Author: perawanku

  • Tergoda Janda Kembang Menawan

    Tergoda Janda Kembang Menawan


    1229 views

    Perawanku.com – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian.

    Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll. Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik.

    Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya. Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam.

    Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu. “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku. Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku. Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya.

    Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur. Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit.

    Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya.

    Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu. Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang. Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat. Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri.

    Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya. Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri.

    Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri. Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat.

    Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu. Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih..”

  • Skandal Seks Dalam Hotel

    Skandal Seks Dalam Hotel


    1285 views

    Perawanku.com – Nama saya denny, sekarang saya bekerja sebagai system engineer suatu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Ceritanya begini. Pada suatu pagi saya ditelepon oleh seorang kawan lama saya yang bernama Herry, yang baru datang dari Bandung untuk suatu keperluan.

    Kebetulan sekali saat itu saya tidak ada kuliah, sehingga dapat bebas pergi ke mana pun. Sesampainya di sana ternyata teman saya telah lama menunggu di kamarnya, dan saya pun masuk, tetapi tidak lama kemudian, Herry pamit kalau dia ada janji mau pergi ke kantor temannya di Jl. Rasuna Said dan saya pun menunggu di kamarnya sampai Herry pulang.

    Ternyata menunggu merupakan suatu yang sangat menjengkelkan, tak terasa telah satu jam kupindah-pindahkan channel televisi dari CNN sampai STAR TV, tapi semua terasa membosankan, sehingga pada suatu ketika bel di kamar berbunyi, ting tong.. ting tong, malas kubuka pintu. Terlihat sesosok tubuh wanita dengan tinggi kurang lebih 167 cm dengan rok span dan pakaian kerja, seksi dengan dada kupikir sekitar 36B.

    “Permisi, mau bertemu Bapak Herry ada?” tanyanya.
    “Mm.. oh Bapak Herry sedang pergi ke Jl. Rasuna Said, ada janji?” tanyaku.
    “Ya.. boleh saya menunggu?” tanyanya.
    “Silakan”, jawabku sambil mengajak dia masuk.
    Wanita itu pun masuk dan duduk di sofa. Jam saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.
    “Mbak ini siapa ya?” tanyaku memberanikan diri.
    “Saya Selly, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Herry ke mari”, jawabnya.
    “Ooo.. perkenalkan saya Denny, teman Herry.”

    Selly memang sosok wanita ideal. Selain anggun, dia juga cantik, kalau dilihat mirip Drew Barrymore. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan Herry belum pulang juga. Aku sudah gelisah juga, soalnya di kamar hotel begini bersama seorang wanita cantik. Perlahan-lahan kuberanikan untuk duduk di sebelah Selly.

    “Mmm.. gimana ya Mbak.. kok belum datang juga Herry”, kataku membuka kebisuan.
    “Ah.. nggak apa kok, kan ada Mas Denny”, jawabnya sambil memegang tanganku.
    Wah lampu hijau nih pikirku. Gila juga nih orang, aku sempat grogi dipegang kayak gitu.
    “Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. di mana sih tempatnya?” tanyanya manja.
    “Di situ tuh”, kataku cuek.
    “Nitip tasnya ya!” katanya lagi, dan Selly pun masuk ke kamar kecil.
    “Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa..” jeritnya dari dalam kamar mandi.
    Kupikir mana mungkin sih di hotel bintang lima macam begini ada kecoa. Tapi aku bangkit juga menuju kamar mandi. Baru sampai di depan pintu kamar mandi Selly sudah menarik tanganku.
    “Masuk.. sini..” katanya sambil menutup pintu. Kulihat Selly sudah melepaskan rok spannya, hanya tinggal CD sama baju saja. Dan dia pun langsung mencium mulutku. Aku yang belum siap mental malah menghindari ciumannya. “Mana kecoanya?” tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali ini sih aku dibegitukan oleh wanita.
    “Ini nih masuk ke dalam celana”, jawabnya cuek.

    Dia terus berusaha menciumi mulutku, lama kelamaan aku terangsang juga. Gantian kuciumi juga mulutnya. Sekitar tiga menit acara pagut-memagut itu pun berlangsung. Kupraktekan cara mencium yang sering kulihat di film porno. Kemudian tanganku pun segera merambah bukit kembarnya dari celah-celah bajunya. Gila benar ini anak, ternyata dia tidak memakai BH. Langsung kumainkan bukit kembarnya dan kupelintir sedikit-sedikit putingnya. Terasa putingnya mengeras, kata orang sih tanda-tandanya sudah terangsang. “Awww.. pelan-pelan dong Den”, protesnya saat kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang jenjang, Selly pun cuma mendesah, “Aah.. hmm.. ahh.. Deenn..” langsung kubuka bajunya dan semakin terpampang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi kedua bukit kembarnya dan kujilat-jilat putingnya, lagi-lagi dia bergumam, “Terus Den.. ahh.. ouchh..” aku melanjutkan menciumi pusarnya, terus ke bawah pusarnya. Terpampang dengan jelas rambut tipis berbentuk segitiga di pangkal pahanya. Kujilati sepuas-puasnya.

    Setelah itu dia kubimbing duduk di samping bathtub dan duduk di situ. Terus dia kusuruh membuka pahanya. Ooh, seperti ini toh liang kemaluan wanita. Soalnya seumur-umur baru kali ini aku melihat langsung yang asli. Langsung saja kulihat dari dekat. “Kok diliatin doang Denn.. dijilatin donk”, kata Selly. Aku diam saja, terus kusibakan bibir kemaluannya dan terlihat di situ daging yang menonjol. Barangkali ini yang disebut klitoris pikirku. Terus dengan iseng kupelintir daging itu pelan-pelan. “Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin klitorisku ahh”, wah benar juga pikirku. Terus perlahan kupegangi dalamnya, kok agak lembab dan basah. Wah rupanya Selly terangsang berat nih. Kulihat lebih dekat lagi, tiba-tiba saja tangan Selly membenamkan kepalaku ke dalam pangkal pahanya. “Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal, gitu dong.. masa cuma diliatin aja”, aku pun terus menjilati kedua bibir kemaluannya. Mmm.. terus kujilati juga klitorisnya dan cairan yang ada di situ rasanya asin-asin nikmat dan baunya itu loh bikin batang kemaluanku semakin mengeras saja. Terus kujilati dengan ganas klitorisnya sambil kugigit sedikit. “Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy.. akkhh.. akkuu.. akkh.”

    Terlihat cairan semakin deras saja yang keluar dan Selly semakin membenamkan kepalaku ke dalam kemaluannya. Wah rupanya Selly sudah klimaks nih, “Ahh.. Denn ouchh.. aku keluarr..” katanya. Kujilati semua cairan yang keluar dari kemaluan Selly. Terus dia pun berdiri dan menuju ke tempat tidur. Wah gila nih perempuan, masa aku dianggurin, pikirku. Aku terus mengikuti dia pergi ke tempat tidur. Rupanya dia duduk di samping tempat tidur. “Sini deh Den.. gantian aku yang mainin kontolmu”, katanya. Aku menurut saja dan aku rebahan di tempat tidur dengan kaki di lantai. Terus Selly mulai memainkan kemaluanku dari luar celana dalam. Dia jilati batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat tegang, terus dibukanya CD-ku pakai giginya. “Wah nih orang pasti kebanyakan lihat film-film gituan”, pikirku. Setelah CD-ku lepas, gantian dia mainkan kantong kemaluanku, dia jilati ke atas dan ke bawah. Rasanya sungguh mengejutkan. Terus dia pegangi batangku dengan kedua tangannya dan dijilat-jilatin kepalanya sambil matanya melihat ke arahku. Langsung dia benamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan dikocok-kocok pakai mulutnya yang mungil. “Oohh.. Selly.. akhh.. uhh”, desahku merasakan nikmat di sekujur batangku. Sambil terus mengulum-ngulum batang kemaluanku, dia pun memijit-mijit buah kemaluanku, rasanya linu-linu nikmat.

    Setelah berlangsung 5 menit, Selly pun mulai bosan dengan permainannya. “Den, kita main beneran yuk”, katanya. Aku pun tanpa berpikir langsung menjawab dengan semangat 45, “Ayoo!” Selly langsung duduk di atas pahaku dan memegang batang kemaluanku sambil diarahkan ke dalam lubang kemaluannya. Bless.. seluruh batang kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya. Terasa lembab dan nikmat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. “Ahh.. mm.. uhh.. aahh..” desah Selly sambil merem melek menikmati pergesekan batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tak lupa tangannya pun ikut-ikutan memegangi kedua buah dadanya. “Ohh.. Denny.. akhh.. uhh.. yeahh.. Dennyy.. ahh.” Aku pun dengan reflek mengimbangi permainannya dengan menaik-turunkan batang kemaluanku, sehingga terdengar bunyi pluk.. pluk.. ketika batang kemaluan dan liang kemaluan berbenturan. “Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh..” desah Selly.

    Selly pun makin menjadi-jadi, dia pun kemudian memegangi rambut kepalanya dan kurasakan gerakannya semakin liar, “Ahh.. uhh.. ahh.” Aku bantu merangsangnya dengan memegangi kedua payudaranya. Tak lama kemudian Selly pun menjerit, “Dennyy.. ahh.. ouhh.. akuu.. mau.. keluar.. ahh..” Di kepala batang kemaluanku pun terasa ada aliran yang tak dapat dibendung lagi, “Kita keluar sama-sama Sell.. ahh.. ouhh..” Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku dan menyebabkan kepala batang kemaluanku tak dapat menahan aliran yang deras dari dalam batang kemaluanku. “Ahh.. aku keluarr.. Selly”, teriakku. “Akuu.. jugaa.. Denny.. akhh.” Kemudian kami pun lemas dan tertidur sampai pukul 5 sore.

    Sampai tiba-tiba terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah gila nih, Herry pulang. Langsung saja kubangunkan, “Selly.. Sell.. Selly.. bangun..” ternyata Selly tidur dengan nyenyaknya. Aku cuek saja soalnya susah kalau membangunkan orang yang tidur dengan berjuta kenikmatan. Akhirnya pintu hotel kubuka, ternyata wanita bule yang mengetuk pintu. “Excuse me.. Is this Mr. John’s Room, 513?” tanyanya. “Oh.. No, I think.. its beside this room”, jawabku sekenanya dan wanita bule itu pun pergi ke kamar sebelah. Setelah dibel berkali-kali ternyata tidak ada orangnya. Dia pun pergi ke arahku lagi. “He is not in his room”, katanya. “Bisa sa.. ya.. tunggu di sini?” katanya. Wah bisa juga dia ngomong Indonesia, pikirku. “Oh.. sure.. tentu”, kataku. “silakan masuk.” Dia pun duduk di sofa. Karena kamar ini termasuk luas, sekitar 7×7 meter, maka Selly yang tertidur di springbed tak kelihatan.

    “Anda dari mana?” tanyaku membuka pembicaraan.
    “Oh.. I come from USA, Nevada”, katanya.
    “Oh.. Las Vegas”, kataku.
    “Anda sudah menikah?” tanyaku lagi.
    “Ya.. saya.. menikah 2 tahun lalu dan saya sudah cerai selama setahun”, katanya lagi.
    Wah kesepian juga nih cewek, pikirku. Kalau dilihat-lihat wanita ini tingginya sekitar 170-an, wajahnya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File, usianya sekitar 30-an. Kalau dilihat bodinya sih mantap juga. Rambutnya sebahu, matanya biru, bibirnya, wah sensual sekali.

    “Can I know your name?” tanyaku.
    “Jessica”, katanya sambil mengulurkan tangan.
    “Denny”, kataku.
    “What is your job Denny?” tanyanya.
    “I’m student”, kataku.
    “What major?” tanyanya.
    “Informatics”, kataku.
    Wah bisa-bisa dua jam cuma nanya masalah sekolah nih pikirku. Harus dihentikan nih. Kuberanikan tanya soal lain. Sambil pindah duduk ke samping Jessica.

    “Can I know something about life?” tanyaku.
    “Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in english”, katanya.
    Wah ketahuan deh modalku, pikirku.
    “Ini agak pribadi, nggak apa-apa?” tanyaku.
    “No problem, cause I think kamu orang baik-baik”, katanya.
    “Kalau udah cerai, gimana kamu memenuhi kebutuhan biologismu?” tanyaku.
    “Maksud kamu seks?” tanyanya.
    “Yes..” kataku mantap.
    “Saya bisa main seks kapan saja, dan dimana saja dengan orang yang kusuka, that’s menyebabkan my husband menceraikan saya.”
    Wah gila juga nih cewek pikirku.
    “Kamu pernah main seks Denny?” tanyanya.
    “No..” jawabku.
    Dia pun tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah ketahuan deh kalau menipu.

    “Siapa dia Denny?” tanyanya.
    “She is my sister”, jawabku sembarangan.
    “Oh.. jadi kamu betulan belum pernah ya.. mau belajar sama saya, Denny?” tanyanya.
    “Wah mau sekali Jessy”, kataku mantap.
    “Sini Denny.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak marah kalau lihat kita Denny?” tanyanya.
    “Nggak apa-apa Jessy”, kataku sambil mendekat ke depannya. Terus dia membuka bajunya. “Sini Denny.. kamu pegang dada saya”, katanya. Terus kupegangi susunya yang ukurannya 36C.
    “And cium bibirku Denny”, katanya.

    Aku tanpa dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami beradu, kulumat bibir yang sensual itu dan lidah kami pun saling berbelit, “Ouchh.. mm..” terus aku langsung turun ke lehernya yang jenjang dan dia pun mendesah, “Aahh.. mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu membuat akuu.. ahh..” Kulanjutkan ke susunya, kulumat kedua putingnya pakai mulut. “Ahh.. ouhh.. shh.. Dennyy.. oo.. kamu memang nakal baby, yeahh.. ahh..” Terus kubuka rok spannya dan CD-nya, langsung kuturun ke pangkal pahanya. Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. “Aahh.. stop Dennyy.. akan kuberikan gaya favoritku kepadamu”, katanya. Padahal sudah basah liang kemaluannya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Langsung saja kulepaskan celana jeans-ku, dan kemudian Jesicca pun membantu melepaskan CD-ku sambil memegang batang kemaluanku yang 7 inchi.

    “Kemaluan yang bagus”, katanya sambil meremas batanganku yang sudah tegang berat. “Coba kamu duduk di kursi ini sayang”, katanya. Aku pun duduk dan terus dia duduk di atas kedua pahaku. Wah asyik juga nih kayaknya. Terus dia memegang kemaluanku yang sudah tegang berat dan dia arahkan ke dalam lubang kemaluannya dan dia pun duduk di atasku, bless.. kemaluanku pun masuk ke dalam liang kemaluan Jesica. Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. “Ouchh.. yeahh.. mm.. oohh.. ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denny”, katanya. “Aakkhh.. oukkhh.” Aku pun mengimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. “Mmm.. akhh.. sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh..” Tiba-tiba saja Jessica teriak-teriak tak keruan dan tak lama kemudian.. “Dennyy.. aku keluaarr..” terasa panas cairan menyembur dari lubang kenikmatan Jessica dan tanpa kulepaskan masih saja kukocok lubang kemaluan Jessica dengan batang kemaluanku. “Yeah.. ouchh Dennyy.. tolong berhenti Denny.. akhh.. ouchh..” masih tetap saja kukocok. Malahan tambah kencang frekuensinya. “Tolong.. hentikan sayang akkhh.. akhh..” Tanggung nih pikirku. Tiba-tiba saja Jessica meronta dan karena sudah diambang klimaks. Begitu Jessica mencabut cengkeraman liang kemaluannya pada batang kemaluanku, langsung saja cairan sperma yang sudah di ujung kepala keluar semua. “Oouchh.. baby..” langsung saja mulut Jesicca menyambar kepala kemaluanku dan dilumatnya habis cairan di kepala kemaluanku.

    Tiba-tiba saja Selly terbangun, “Dennyy.. Dennyy..” aku dan Jessica kaget bukan main. Untungnya aku bisa mengatasi keadaan yang sangat gawat ini.
    “Ada apa sayang? enak ya tidurnya”, kataku tanpa dosa. Untunglah Selly dapat memahami keadaan ini.
    “Denn.. siapa tuh?” tanyanya, dan Jessica pun masih dengan telanjang bulat mendekati Selly dan berjabat tangan.
    “Jessica”, katanya.
    “I’m sorry.. udah ganggu tidurmu ya?” kata Jessica.

    Tanpa berkata apa-apa, Selly malah langsung menciumi Jessica. Wah nggak aku sangka, ternyata si Selly ini biseks dan Jessica mungkin karena terbawa oleh Selly juga mengikuti saja. Kedua wanita itu pun terhanyut dalam permainannya. Aku dari sofa cuma mangamati permainan mereka. Selly kemudian menciumi seluruh leher Jessica dan Jessica pun meraba pantat Selly. Kemudian Selly mencium dan menjilati buah dada Jessica. “Ohh.. uchh.. sshh”, hanya kata itu yang mencuat dari mulut Jessica. Kemudian Selly pun turun ke perut Jessica dan kemudian menjilati dengan rakusnya. Tak lama kemudian Jessica rebah di atas spring bed dan kakinya diletakkan di lantai. Selly kemudian menciumi seluruh permukaan kemaluan Jessica mulai dari bibir-bibirnya. “Kamu memang pemain yang hebat sayang, mm.. ukhh.. ss..” kata Jessica. Selly pun mulai menjilat-jilat dan mengaduk isi kemaluan Jessica tanpa kompromi. Dengan lidahnya dia mulai merangsang seluruh syaraf yang ada di vagina Jessica dan dengan reflek pinggul Jessica pun bergerak-gerak ke atas dan ke bawah mengimbangi jilatan-jilatan yang menimpa pada pangkal pahanya.

    “Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy..” jerit Jessica saat Selly menjilati klitorisnya dan menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Tampak terlihat kemaluan Jessica bertambah basah saja. Tak lama kemudian mereka pun berhenti dan melihat ke arahku. “Wah gawat, bisa jadi pejantan buat mereka berdua nih”, pikirku khawatir.
    “Hey Denny.. mau gabung?” tanya Selly sambil tersenyum nakal.
    “Ah nggak.. aku liat aja.. udah capek”, jawabku.
    Mereka pun melanjutkan aksinya. Sekarang kayaknya mereka mau 69. Eh tapi tunggu dulu, ternyata Jessica mengambil tas hitamnya di atas meja dan mengambil sesuatu. Oh ternyata dia bawa vibrator yang berbentuk batang kemaluan. “Hi.. Selly.. kamu akan lebih nikmat dengan alat ini”, kata Jessy sambil memberi vibrator ke Selly.

    Kemudian Jessica pun kembali duduk di sampingku. Terlihat Selly langsung menghidupkan vibrator tersebut dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya. “Aahh.. ohh.. ujhh.. ss..” jerit Selly kesenangan dengan mainan barunya. “Hai Jessy.. mainan ini bener-bener dahsyat shh.. ohh”, katanya sambil merem-melek. Jessica pun tersenyum di sampingku sambil mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah tidur. “Lebih dahsyat pake ini..” sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentu saja kemaluanku bangkit lagi.

    “Mau lagi Denn?” tanya Jessy.
    “Tidak!” jawabku.
    “Sure?” katanya sambil mulutnya turun mendekati batang kemaluanku dan dia pun nmenjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. “Please relax Denny”, aku pun sambil tiduran menikmati jilatannya. “Ahh.. ouckhh.. shh.. aku hampir keluar Jessyy..” jerit Selly saat dia mencapai orgasme dengan vibrator.

    Jessy pun sudah nggak menghiraukan jeritan Selly. Dia sudah asyik dengan kemaluanku dan dia mulai menjilati kepala kemaluanku dan memainkan lidahnya di ujungnya. Hal ini membuatku sangat geli dan nikmat. “Jessyy.. sshh, uch..” dan Jessy pun mulai memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya dan setelah 10 menit acara kulum batang kemaluan, aku pun menjerit, “Jessyy.. aku mau keluaarr..” dan air maniku pun bercucuran di muka Jessy. “Ah enak sekali”, kata Jessy sambil tersenyum genit. Akhirnya kami bertiga pun tertidur. Sampai akhirnya sekitar pukul 6 pagi terbangun dan kami beriga kembali ke tempat masing-masing.

  • Kado Istimewa Dari Kakakku

    Kado Istimewa Dari Kakakku


    1362 views

    Perawanku.com – Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita kumulai sekarang ya?

    Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).

    Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).

    Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.

    “Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.

    Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?

    Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.

    Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
    “Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
    “Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
    “Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
    “Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
    “Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
    Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.

    Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.

    Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.

    Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
    “Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
    “Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
    “Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
    “Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.

    Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.

    “Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.
    “Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
    “Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
    Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.

    Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.

    Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).

    Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.

    Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?

    Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.

    Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.

    Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.

    “Siapa?” tanyaku.
    “Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
    Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
    “Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
    “Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
    “Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.

    Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
    “Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
    “Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.

    Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.

    “Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal mobilnya.
    “Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
    “Kenapa?” langsung kupotong saja.
    “Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.

    Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.

    Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.

    “Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
    “Janji yah Jon..”
    “Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
    “Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
    “Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
    “Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
    “Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
    “Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
    “Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
    “Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.

    “Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
    “Eh janji dulu..”
    “Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
    “Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
    Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”

    Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.

    Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.

    Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.

    Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.

    Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.

    “Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.

    Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?

    “Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
    “Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.

    “Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?

    “Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.

    Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?

    “Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
    “Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
    “Iya boss..” jawabku.
    “Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.

    Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.

    Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.

    Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.

    “Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
    “Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
    Hah..! Gile bener.. apalagi nih?

    “Elu basahin memekku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
    Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.

    Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.

    “Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
    “Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
    “Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
    Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.

    Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.

    “Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi

    Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.

    Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari pandangan.
    “Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
    “Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!

    “Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
    “Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.

    Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
    “Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
    “Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
    Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
    “Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
    “Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.

    “Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
    “Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
    “Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.

    “Oohhh Jon..”
    “Ya.. Fi..”
    “Oohhh Jon.. Sayang..”
    “Ya.. Fifi sayang..”
    “Jon.. aaahh..”
    “Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
    “Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
    “Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
    “Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
    “Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
    “Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
    “Ya Fi.. lebih enak?”
    “Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
    “Oohhh.. aahhh Joniii..”
    “Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.

    Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.

    Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?

    Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.

    “Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
    “Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.

    “Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih.
    “Gaya nungging yah Fi?”
    “Elu mau gaya begitu?”
    “Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
    “Hayo deh berhubung ini hadiah..”

    Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.

    “Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
    “Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?

    “Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
    “Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.

    Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.

    Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.

    “Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
    “Enak Fi?”
    “Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
    Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).

    Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.

    “Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
    “Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
    “Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
    “Enak nggak Jon hadiahku?”
    “Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
    “Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
    “Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
    Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.

    Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.

    “Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
    “Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.

    “Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita mengeluarkan sperma dong?

    “Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi yang masih ngangkang terus.

    “Oohhh Fifi sayang..”
    “Yah.. Joni adikku sayang..”
    “Hadiah kamu tak ternilai Fi..”

    Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.

    Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.

    Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.

  • Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh

    Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh


    1492 views

    Perawanku – Saya seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda dari saya. Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.

    Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya.

    Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

    Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan.

    Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya. Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan.

    Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Yeni. Kedua kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya  berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

    Mbak Maya, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Maya menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Maya sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Maya sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Maya sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah   orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh.

    Seringkali saat Mbak Maya datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Maya, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Maya menemani saya makan.

    Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Maya. Tapi mustahil. Mbak Maya tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Maya mendadak membuka pintu.

    “Kopinya Dik Andy.” Saya terkejut, dan Mbak Maya buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Maya melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang?

    Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil. Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami.

    Sejak peristiwa Mbak Maya membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Maya masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Rosi yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

    “Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya. Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih. Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya.

    Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Maya. Rosi lebih terbuka, lebih manja. Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. Saya mencoba melupakan Mbak Maya.

    Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Rosi. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah.

    Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. Mungkin si Rosi langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan.

    Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Maya di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar.

    Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Maya, Rosi dan kakak Rosi, Mayang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Maya memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Maya. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Maya pun demikian.

    Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami.

    “Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Maya mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat.

    Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Maya. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

    “Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.” “Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

    “Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Maya memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

    Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Maya seperti kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Maya mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Maya kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai  bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Maya. Tapi Mbak Maya menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. “Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Maya tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Maya berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi.  Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar.

    Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Maya. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. “Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Maya segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Maya ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek.

    Mbak Maya mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Maya hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

    Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Maya membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Maya menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Maya mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak. “Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget. “Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil. Mbak Maya mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Maya. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Maya..

    “Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Maya mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Maya tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Maya. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur.

    “Hm,” Mbak Maya menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Maya merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. “Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Maya.  Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Maya adalah kamar mertua saya.

    Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Maya. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib.

    Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Maya. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur.

    Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Maya. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

    Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Maya. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Maya benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

    Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Maya. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks. Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Maya sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain. Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur.

    Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Maya atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang. Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

    Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu. Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami. Setelah kamar Mayang, kakak Rosi, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Rosi yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

    Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Rosi selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng. Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Rosi yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.

    Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Rosi untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa. Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Rosi. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Rosi.

    Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng. Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

    Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Rosi. Ada sekitar 15-an orang. Saya membiarkan Rosi berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Rosi memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Maya, baru Yeni, istri saya. Mayang yang terjelek. Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu.

    Sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu. “Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut. “Nggak enak liat Mas Andy mencangkung sendirian,” kata Rosi duduk di sebelah saya. “Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Rosi kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang. Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya. Sesekali tangan Rosi memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Rosi menuju meja untuk minum.

    Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Rosi pulang. Saya segera mengajak Rosi pulang juga. “Bentar dong Mas Andy, please,” kata Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Andy gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.” “Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi. Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Rosi jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

    Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Rosi mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

    Sungguh menyenangkan. Rosi yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Rosi mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk.

    “Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang. “Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih suka coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga. “Saya horny Ros.” “Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

    Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya. “Pacaran ama Rosi mau nggak?” kata Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.” “Kalau ama Mas Andy dijamin Ibu gak marah.” “Sok tahu.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan. Begitu duduk. Langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku.

    “Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya saya. “Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari  payudara. Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan. Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya.

    “Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Rosi terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya.

    Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?” Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya.

    Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Maya. Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya. Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya. “Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja. Saya mulai dihinggapi kecemasan.

    “Ros..” “Yaa” “Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.” Saya menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? Ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” Dia mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” Saya kembali menjalankan motor. “Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya. Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. Saya benar-benar takut akibatnya. Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya.

    Saya hanya menikmati Rosi di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Yeni. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Maya.

  • Goyangan Nikmat Wanita Hamil

    Goyangan Nikmat Wanita Hamil


    1377 views


    Perawan – Pada saat kejadian itu status aku sdh mempunyai seorang isteri dan bekerja disalah satu suatu perusahaan swasta di Jakarta. Kemudian pada suatu hari ada seorang cewek cantik dan sexy dari kantor cabang dimutasi ke kantor pusat yakni tempat aku bekerja. Namanya Melda, memiliki kulit putih, tinggi 162 cm, dadanya yg penuh berisi, aku sangat suka curi-curi pandang untuk melihaat mukanya dia yg sangat buat aku bergairah. Awalnya aku tak sadar jika si Melda sedang berbadan dua soalnya dia suka pake baju yg cukup longgar, karena aku tau dia tengah hamil gua malah seneng dan terus kepengen deketin, karena menurut aku cewek hamil itu tambah sexynya lebih gimana gitu!.

    Setelah pendekatan beberapa minggu lamanya, aku mulai berani ajak dia lunch di Ancol, padahal lokasi kantor aku di daerah Sudirman, he he niat bro. Setelah sampai di TKP dan parkir mobil, gua mulai lancarkan niat usaha. aku mendekatkan kearah Melda sembari ngobrol aku elus rambutnya yg sebahu itu, lalu aku pijit halus lehernya pelan dan matanya pun mulai terpejam dan aku mulai berani mencium pipinya Melda, dia kaget akan tetapi diam aja, melihat reasiknya begitu aku lanjutkan mencium bibirnya, trus mulai melumat pelan bibirnya yg aduhai.

    Awalnya Melda tdk membalas, aku rasa karena dia masih malu tp setelah beberapa menit tangannya mulai berani merengkuh leher aku dan mulai membalas sambil bergumam mmhhh!.. wah akhirnya kami pun ber-french kiss ria, dan bibir kami saling berpagut mesra, !.mantap rasanya bro, !..Hari itu hanya ciuman aja, dikarenakan masih saling sungkan atau canggung he he he.

    Beberapa hari setelahnya aku liat si Melda keliatan agak sedih, trus aku nanya” ada apa Mel? Trus dia jawab ada keluarganya yg diopname tp dia belum sempet nengok karena suaminya sibuk terus. Ya udah sini aku anterin kata aku, but aku minta dibayar ya?
    Ih, kok minta bayaran sich? Mau dibayar berapa katanya. Pake bibir Melda ya, dia nya senyum-senyum gitu dengernya.

    aku pergi ama Melda pas lunch time. Singkat cerita setelah selesai besuk, kita meluncur tak tentu tujuan, aku gelisah banget deg deg an. Trus aku nanya pelan ke Melda,
    “hutangnya kapan dibayar? Terserah kamu jawabnya. Enaknya dimana ya gumam aku. Terserah kamu aja jawabnya lagi. Wah udah lampu hijau nih pikir aku. Ya udah mobil aku arahin ke daerah MT Haryono menuju PN. Pas masuk ke pelataran PN, aku liat mukanya gelisah banget, trus aku pegang tangannya dan aku berkata
    ” kalo Melda nggak mau, kita pergi aja”. Melda malah menggelengkan kepalanya dan berkata
    ” I’m ok”.

    Setelah kami masuk ke kamar. aku langsung peluk dia erat dan diapun membalas, kemudian bibir kami saling bertaut, lumayan lama kami berciuman dgn posisi berdiri. Trus tangan aku mulai menjelajahi tubuhnya dari lehernya aku usap trus ke punggung dan pelan-pelan tangan aku mulai meremas toketnya, ugh montok banget, memang cewe kalo lagi hamil, toketnya padat montok banget.

    Ciuman aku udah mulai aku arahin ke telinganya!! aku jilat pelan belakang telinganya Ah!ah trus yg! aku cium lehernya, and Melda tambah mengerang , trus dia mulai mendesis..ssshhhhh!..ketika jari aku udah mulai mengenai niplenya! kakinya mulai melemah, aku langsung tahan badannya biar tak jatuh..Kemudian aku bawa Melda ke arah ranjang dan aku rebahin dia, dan mulai membuka bajunya, Melda sdh pasrah banget, mendesah dan menggumam tak jelas. Akhirnya Melda tinggal memakai bh and cd, wah perutnya seksi banget, hamilnya kira-kira udah 5 bulan. aku cium perutnya yg hamil sambil tangan aku meremas toketnya. Sensasinya bro!..aku nikmatin banget.

    Terus aku mulai buka bh-nya, wow padat banget, dan aku mulai mengulum niplenya, udah keras banget tanda dia udah mulai terangsang. Tangan aku mulai meraba cdnya dan mengusap cd luarnya dgn jari aku, ternyata udah mulai basah cdnya, diapun mulai terengah-engah. Sambil lidah aku masih menjilat niplenya, tangan kanan aku udah berada di dlm cd-nya dan mulai mencari klitorisnya
    Ugh!ugh ugh gumamannya tambah keras sewaktu tangan aku mulai aktif bergerak di daerah memek dia, udah basah banget.

    Trus aku buka cdnya dan lidah aku turun ke meqi dan mulai menjilat pinggiran memeknya, kemudian akhirnya aku menjilat bagian klitorisnya!. wah wanginya beda banget, belum pernah aku mencium wangi yg khas kayak gini, ada gurih-gurihnya lagi!!! lidah aku trus menjilat memek dia sambil tangan aku mengelus perutnya yg hamil.

    Trus yg! trus yg! desahnya , saat itu juga aku masukin jari telunjuk aku ke dlm lubang memek Melda!!..aargghhhhh enak yg!.katanya. aku trus jilatin klitorisnya sambil telunjuk aku keluar masuk meqinnya, perlahan banget temponya karena aku takut ganggu kandungannya, trus yg ada malah si Melda tambah terangsang dan kepala aku mulai diremas-remas lembut saking nikmatnya. Setelah beberapa saat, aku mulai merasa napas Melda tambah memburu dan badannya mulai menegang serta jepitan di meqinya tambah erat trus tempo aku agak percepat!

    jari aku tambah mantap keluar masuk memeknya!..dan akhirnya!!!oh sayang!. aku mau keluar bisiknya. Teriak aja Melda, tak usah disimpan suaranya, teriak yg keras jangan malu!!!, nggak akan ada yg denger kata aku dan Melda pun teriakannya mulai keras!.
    ” ooooggghhhhhh!!..aku mau meledak !sayang!..oooohhhhhh oooohhhhhhh!..akhirnya keluar juga si Melda, tangannya tambah keras menekan kepala aku. Jilatin trus aku lakuin, aku sedot aku minum semua cairan dari memek!.mhhhh nikmat banget rasanya.
    Terus kami berpelukan dan aku cium bibirnya sambil elus-elus perutnya yg sexy, and Melda pun berbisik, aku cium ya adiknya!.
    ” oogghh aku langsung nelen ludah, be my pleasure” kata aku!.

    Dia cium palcon aku sambil megang penis aku, trus lidahnya mulai menari-nari di ujung penis aku sambil tangannya mengocok-ngocok serta berputar2 dari pangkal sampai leher penis aku, gila enak abis, aku sampai mengerang kenikmatan. Aku pegang kepalanya dan aku bilang udah ya mainin adik aku, daripada meledak di mulut kamu” dan dia bilang biar aja, aku pengen rasain punya kamu!” wah tambah senewen aku dengernya. Akhirnya aku angkat juga kepalanya dan aku lumat bibirnya sambil aku raih badannya dan aku bikin dia telentang.

    Trus aku posisikan badan aku diatasnya, dan mulai arahin penis aku ke liang memek Melda, aku pelan2 masukin penis aku, masih seret nih pikir aku, padahal Melda udah punya anak pertama, tp mungkin karena di cesar” jadi masih rapet. Sexy banget badan Melda aku liat dari atas dgn perutnya yg membusung sexy.

    Dgn sedikit usaha akhirnya aku berhasil memasuki meqinya. Tangannya memeluk erat punggung aku, aaahhh trus yg! I’m yours!.kata Melda. penis aku udah masuk semuanya, ah nikmat banget seperti ada yg gigit, mencengkram erat penis aku, sampai aku meringis kenikmatan. Pelan-pelan aku turun naik kayak orang push up, nikmat tp karena agak susah krn kehalang perutnya trus aku bisikin Melda utk ganti posisi, biar lebih leluasa. aku angkat badan Melda dan dia bersandar di bagian kepala kasur dan dibawah pantatnya aku alasin bantal biar lebih tinggi.

    Sambil aku cium bibirnya, aku masukin lagi liang memek ama penis aku. Langsung blesss!!!.ah yg” pas banget posisinya katanya. aku juga merasa demikian karena perutnya jadi tdk menghalangi gerakan aku. Setelah masuk semua, aku diemin beberapa detik, trus yg katanya
    ”kok berhenti? aku pengen nikmatin dulu rasa ini Mel” jawab aku.

    Dan aku mulai gerak perlahan, maju mundur dgn tempo yg aku jaga. Bibir aku melumat niplenya dan tangan aku meremas toketnya dan mengelus perutnya yg sexy. Man!. viewnya sexy banget. Meqinya terasa menjepit erat penis aku. Gila!. enak banget, aku harus atur napas aku untuk menjaga biar aku nggak keluar dulu.

    Dgn tempo yg tetep aku jaga, disertai elusan, rabaan, dan ciuman-ciuman dari aku. Aura nafsu diantara kami semakin kuat, apalagi sesekali aku cium ketiaknya yg putih!..agh agh agh geli yg katanya. Kemudian badan Melda mulai menegang dan tangannya tambah erat cengkram lengan aku tanda dia mau orgasm. Gerakan aku percepat , tambah cepat!..aku juga mulai merasa udah dekat ujung!..yes yes yes honey enak sayang!.aku juga enak Mel!.

    Waktu merasa aku mau keluar, aku langsung lumat bibirnya dan Melda tambah keras mencengkram aku.

    Aahhhhhhh yg!aku mau meledak yg kata Melda. aku juga mau keluar Mel kata aku. Akhirnya meledak lah kami berbarengan, lahar yg aku tahan sejak tadi membasahi dlm meqinya!..rasanya melayg sewaktu aku orgasm. aku lumat dgn nafsunya bibir Melda yg sexy. And aku peluk Melda dan aku cium perutnya. Trus Melda berkata
    ”Sumpah yg, enak banget yg tadi”. I know, aku juga merasa nikmat” kata aku.

    Trus setelah kita puas berpelukan, kitapun mandi bareng. aku sabunin badannya dgn lembut, dan daerah yg paling lama aku sabunin adalah daerah perutnya. aku usap lembut, dgn gerakan memutar, turun naik, aku nikmatin sensasinya. Melda nanya
    ” kamu suka perut ku ya”.
    ” Iya Mel jawab aku polos”. Aku suka ama cewe hamil bisik aku lagi”. Trus kalo aku udah melahirkan, kamu masih suka nggak ama aku tanyanya.

    Aku hanya senyum tak menjawab dan sambil mencium bibirnya, aku basuh badannya dan setelah aku keringan dgn handuk, pake baju and aku ajak dia balik ke kantor.
    Aku itung-itung 5x KALI aku ML ama Melda, sampai kandungannya berusia sekitar 8 bulan. Dan guess what setelah Melda melahirkan, aku ama dia tdk pernah ML lagi, tp hubungan aku sama Melda tetap baik sampai sekarang.

  • Ngentot Perawan Gara-Gara Salah Kamar Hotel

    Ngentot Perawan Gara-Gara Salah Kamar Hotel


    1561 views

    Perawan – Namaku adalah Santoso. Saya bekerja di suatu pabrik di sekitar kota B. Saya bekerja di sana sudah hampir satu tahun. Saya adalah laki laki single berusia 20 tahun dengan tinggi 170cm dan berat badan 65kg. Sebenarnya saya malas menceritakan pengalaman saya tentang sex tapi karena di situs ini banyak cerita yang merangsang, jadi saya sesekali mencoba untuk menulisnya. Setiap tahun pabrik selalu mencutikan karyawan selama seminggu dan inilah saatnya para karyawan berlibur. Aku merencanakan berlibur sendiri di pantai. Jadi aku langsung pulang setelah mendapat gaji dari atasan dan merapikan baju ke koper untuk ke pantai. Aku mengunakan bis untuk pergi ke pantai. Perjalanan sangat cepat setelahhanya memakan waktu 30 menit.

    Setelah sampai di pantai, aku mengambil koperku ke tempat resepsionisdan memesan hotel untuk istirahat. Tapi aku terkejut ketika seseorang bangun dari tempat duduknya. Dia adalah perempuan yang sangat cantik dengan tubuh tinggi sekitar 160cm.Aku agak terbengong sejenak dan tibatiba.. Ada apa pak? tanya cewek itu.
    Eee Saya ingin memesan kamar. Jawabku.
    Mau pesan yang mana mas?, disini ada tiga macam kamar. tanya lagi dengan menunjukan papan harga tiga kamar.
    Aku agak bingung memilih kamar karena aku terpesona oleh kecantikan gadis ini.
    Saya ingin kelas menengah Jawabku setelah berusaha menghilangkan melamunnya.
    Harganya Rpxxx Jawab cewek itu.

    Lalu aku membayar uang tersebut. Pada saat dia mengetik komputer resepsionis, aku sengaja melihat namanya yang menempel di baju sakunya. Lia namanya.
    Aku juga lihat tubuhnya dan aku mengelengkan kepalaku sambil berpikir, Benar benar sempurna. Walaupun dia mengunakan jas seperti layaknya karyawan tapi tubuhnya sangat seksi. Aku terus bengong sambil menunggu dia selesai mengetik. Akhirnya dia mengangkat kepalanya dan mengasih kunci itu sambil berkata Selamat menikmati hotel kami. Aku mengambil kunci itu dan naik ke kamar hotel. Sesampai di kamar hotel, aku berbaring di ranjang dan memikirkan perempuan tersebut. Tapi lama kelamaan aku jadi mulai terangsang dan burungku berdenyut ingin keluar dari sarangnya. Aku ingin berusaha untuk tidak memikirkan yang tidak tidak, tapi burungku terus berontak ingin keluar. Jadi aku melorotkan celana jeans dan celana dalamku sampai ke paha. Muncullah Elang tanpa sayap yang tegak itu.

    Aku mulai memegang penisku sendiri sambil memikirkan perempuan tersebut. Aku tidak tahan dan mulai mengocok penisku sendiri dengan irama pelan. Setelah mengocok lama, aku merasakan kamarku menjadi panas jadi aku berdiri dan berhenti sejenak untuk melepaskan semua pakaian. Aku ingin memulainya lagi tapi tibatiba ada orang yang membuka pintu kamarku. Aku sangat kaget dan berusaha memakai bajuku tapi seseorang terlanjur melihatku. Ternyata perempuan lain yang tak kukenal tapi sangat cantik. Kami saling bertatapan sejenak dan perempuan itu mulai bicara.
    Ap..akah. in..i kamar no.xxx?

    Aku terkejut mendengar perkataannya karena biasanya perempuan langsung menutup pintunya kalau melihat tubuh telanjang lawan jenis. Aku bingung harus menjawabapa karena takut salah. Masih dalam keadaan telanjang,aku memberanikan diri dan menjawab. Tolong anda masuk dan tutup pintunya dulu.
    Aku mulai merasa sangat kacau karena aku tidak tahu apa yang kukatakan benar atau salah. Perempuan itu tersenyum dan masuk ke dalam kamarku. Setelah menutupi pintu kamarku, dia bertanya lagi.
    Apakah ini kamar no.xxx?
    Aku sangat pusing melihat keadaan sekarang dan bermaksud untuk lari tapi aku tidak bisa lari. Aku menghembus napasku dalamdalam dan berkata. Ini.. bukan.. kamar xxx..
    Setelah mendengar jawabanku, dia tidak pergi malah mendekatiku dan berkata.

    Kenapa kau masih dalam keadaan telanjang?
    Setelah mendengar perkataan itu, aku masih bingung sekaligus terangsang seolah ingin cepatcepat bergumul dengannya tapi juga takut karena belum pernah melakukan hubungan dengan lawan jenis.
    Tangan kanan perempuan itu mulai memegang badan badanku dengan usapan kecil. Aku masih belum tahu apa yang harus kulakukan. Tangan kirinya memegang alat vitalku dan bertanya. Apakah kau pernah melakukannya?
    Aku tidak menjawab dan langsung mencium bibir mungil itu secara acak acakan. Dia pun mulai membalasnya. Aku kaget dengan reaksiku sendiri karena aku tidak memerintahkan untuk mencium. Dia mulai mengeluarkan lidahnya dan mencari lidahku. Aku jadi mulai membalasnya.

    Setelah beberapa saat kami ciuman, dia melepaskan ciumannya dan berkata di dekat telingaku. Tenang saja, kita akan bersenang senang.
    Dia membuka semua bajunya dan melempar di lantai. Tampaklah bukit kembar yang lumayan besar dan garis feminimnya dengan sedikit berbulu. Aku menelan ludah setelah melihat tubuh wanita yang begitu indahnya tepat di depan mataku. Dia mendorongku ke tempat ranjang dan aku jatuh terbaring di ranjang. Dia datang dan mulai mengusap elangku. Ahh Gunamku.
    Apakah enak mas? Tanya si cewek.

    En..ahhkk.k
    belum sempat aku menjawab, dia sudah memasukin penisku ke dalam mulutnya. Dia masih mengulum penisku yang membuatku meremmelek dengan napas yang tidak teratur.
    Ahhhkkkkk.
    Ahhhkkkkk
    Ahhhkkkkk.
    Aku mengerang saat lidahnya menjilati lubang penisku. Dia terus menjilati lubang penisku jadi rasanya seperti mau cepat cepat keluar. Setelah beberapa saat, aku mulai gatal dan berdenyut di sekitar penisku.
    A..khhhhu ti.d..ahkkkhh..uu..aaaatttt. Teriakku.

    Aku langsung menyemburkan cairan kejantananku ke dalam mulut perempuan itu. Cairan yang kukeluarkan sangat banyak tapi sepertinya perempuan itu menelan sebagian spermaku. Badanku langsung terasa lemas dan serasa ingin tidur.
    Mas jangan tidur dulu dong mas!! teriak cewek itu sambil menepuk dadaku.
    Aku terbangun dan ingat bahwa aku sedang melakukan hubungan.
    Ak..u be..nar be..nar di..buat kamu pingsan,
    eh ngo..mong ngomong kamu siapa? Aku berbicara setelah ingat bahwa aku ingin tahu siapa dia.
    Kalo mas ingin tahu siapa aku, kau harus melakukannya sekali lagi, setuju tidak? tantang cewek itu.

    Iya deh. jawabku dengan lebih percaya diri dan langsung bangun dari tempat tidur untuk melakukan seksual. Aku membalikkan badan cewek itu menjadi tidur berbaring dan langsung menjilat payudaranya mulai dari kiri dan menekan
    jari telunjuk ke punting kanan cewek itu.
    Ahh.. Gunam cewek itu.
    Aku terus menjilat puting kirinya cewek itu dengan lembut dan menghisap sambil mengoyangkan jari telunjuk kiri ke punting kanannya. Ini membuat dia meremmelek dan
    Ahhhhgeli. geeelliiiii ahhh. Masssss rintih cewek itu dengan suara menggoda.

    Aku yang tadinya sudah kecapean mulai terangsang lagi setelah mendengar suara merdu yang mengoda. Aku terus menjilati kadang kadang mencium, menghisap dalamdalam supaya ingin merasakan nikmat punting susu seorang wanita.
    Setelah puas dengan yang punting kiri, aku menghisap yang kanan. Ini kulakukan berulang kali sampai payudaranya basah penuh oleh cairan ludahku. Tangan kananku mulai menurun dan memegang bagian feminim wanita tersebut. Aku mencoba memegangnya dengan seluruh tangan tetapi wanita tersebut menolaknya dengan mengrapatkan kedua pahanya. Aku ingin berusahanya tetapi dia mengatakan sesuatu diiringi dengan rintihan.

    Mas s ja ngan. duuullluuuuu..mas
    Sayyaaa. massiihhh.. pe..rrraaaa.wwa.aannn kata cewek itu.
    Aku tidak perduli dengan rintihan tersebut dan mencobanya dengan mencium bibirnya dengan tangan kiriku memijit bagian kanan punting wanita tersebut. Setelah mencium bibir tersebut aku menulusuri leher wanita tersebut. Gellllliiiiii.. ahhhhh. ngillluuuu rintih wanita tersebut.

    Aku ingin sekali rasanya untuk cepat cepat menghabisinya tetapi aku masih bingung harus merangsangkan bagian mana lagi supaya dia terangsang. Jadi aku mendekatkan kuping wanita itu dan mengatakan sesuatu. Sayang, saya ingin sekali mencicipi keharuman feminim mu.
    Tuunnnnngggguuuuu. Masssssss.. Ahhhh. Jawab Cewek itu.
    Tetapi kata kata tersebut mulai melemah dan pada saat tangan kananku mulai membuka bagian paha cewek itu, dia sepertinya tidak menolak. Dia membuka pahanya dan aku mulai merasakan kehangatan bagian bawah cewek tersebut.
    Aku mulai memegangnya dengan telapak penuh dan mengerakannya naik turun dengan irama pelan.


    ShhhhhShhh Cewek itu merintih.
    Hhhhhh.hhhhhh Aku memberanikan diri dan mulai mengosokkan vaginanya dengan agak cepat sambil menghisap puntingnya sangat dalam. Ini membuat dia tambah terangsang dan aku mulai merasakan lembab vagina perempuan tersebut.Aku melepaskan ciuman tersebut dan langsung menurun ke bagian feminim tersebut. Aku mengendus dan merasakan keharuman yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku pun memulainya dengan jilatan kecil di permukaan vagina yang membuat napasnya tidak teratur.

    Hhhhh.hhhhhh A..ku.ahhhhhhssssshhhh Cewek itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi aku tidak memperdulinya dan menjilatinya dengan lebih cepat. Aku menjilatinya terusmenerus sampai aku mulai merasakan ada sesuatu yang seperti bola kecil mencuat keluar. Aku tidak mengerti dan coba untuk menjilatinya tapi tibatiba.
    Ahhhhkkkkk.. Ge..lllllliiiiii.. niiikkkAhhhhh.mat ahh..
    Cewek itu merintih lebih keras seolah olah ingin minta tolong pada seseorang. Aku pun mengerti ternyata dia merasa nikmat kalau dijilat di daerah situ. Dia mulai menjambak kepalaku yang membuatku kesakitan tapi aku tidak raguragu lagi dan mulai menjilatinya terusmenerus sampai tiba tiba aku mendengar sesuatu.

    Ahhhhh.. kk. Akuuuu iiiiinnngggiiinnn. kkkkeeeelllluuuuaarrr
    Bersamaan dengan suara itu, aku merasa ada cairan yang keluar sangat deras. Kepalaku pun dijepit eraterat yang membuatku tidak bisa bergerak. Aku merasa sesak napas karena tidak ada ruangan yang bisa buat bernapas. Aku diam sejenak untuk mengetahui apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, tangan yang memjambakku mengendor dan kaki yang menjepitku pun melepas. Aku mengangkat kepala dan lihat matanya mulai terbuka.
    Ma..sss.kamuhebbaattt. Ujar cewek itu.
    Kamu juga hebat sayang. Jawabku.

    Masss, kau.. tahu.tidak. bahwa. kau. sala.h kam..ar? Tanya cewek itu dengan suara lemas.
    Aku agak bingung dan berbicara kembali. Ini kan kamar yyy.
    Tidak, Ini kam..arxxx tutur cewek itu.
    Aku kaget setengah mati dan baru mengerti bahwa akulah yang salah.
    Nama kamu siapa sayang? Aku tanya dia setelah tenang dengan memegang pipinya.

    Ak.u ada..lah Cellia. Jawabnya.
    Apakah kau mau jadi istri saya? Tanyaku.
    Kau be..narbe..nar nak..al. Jawabnya.
    Setelah menjawab itu, aku langsung mencium bibirnya dan memulai permainannya lagi. Aku mengeluarkan lidahku dan mencari lidahnya untuk dimain. Dia pun membalasnya dengan penuh nafsu.
    mmm..mmmmm.. itulah suara yang dikeluarkan waktu lidah kamiberadu. Aku terus memainkan lidahnya sambil kuangkat setengah badannya. Keadaanku sekarang lebih tenang dibanding yang tadi jadi aku melepas ciumannya dan dengan santai menjilati lehernya naik turun.

    Hhhhhhh..hhhhh.. itulah suara cewek yang lagi mendesah. Permainan di leher sudah cukup untukku dan aku bermaksud untuk mulai lagi di bagian dadanya. Aku turun dan mulai menghisap payudara kirinya. Aku menyedot, mencium, mengendus payudaranya. Sedangkan tanganku mulai lagi memijit kanan payudara indah itu. Aku menghisap terus menerus sampai payudara kirinya basah kuyup dan aku pun berpindah lagi menghisap ke punting kanan. Aku mengulang terusmenerus dari kirike kanan, dan kanan ke kiri.
    Ahhhh Ahhhhh Ahhhhh. geeee.llliiii. ngillluuuu. Itulah kata-kata yang terulang terus menerus.

    Maaaassssss. co.bbbaaa.. mm..aa..sssuuuukkkiiiinnn. mmm..aaaa..ssss.. Akkkuuuuu suuu..dd..ahhh siiiaaappppAkhh.Sepertinya kata itu mulai muncul ketika aku mengigit kecil di punting kanan wanita itu.Aku masih belum ingin menancap gas karena pikiranku sudah agak tenang, aku ingin dia merasakan kehebatan permainanku. Tetapi dia sangat ganas. Dia membalikan tubuhku dan menindihnya di atas tubuhku. Aku tidak bisa apaapa dan mengikuti permainannya. Dia menunduk dan menjilati puntingku.
    Ahhhkk.Ahhhh.

    Desahku sambil berusaha mengangkat kepalanya. Tetapi dia melarang dan menepis kedua tanganku. Setelah menjilat sebentar puntingku, dia duduk memegang penisku dan berusaha memasukinya ke dalam liang vaginanya. Astaga, ini perempuan masih perawan tapi berani memasukinya, benar benar lihai. pikirku. Saat memasuki ke dalam liang vaginanya, aku mengalami kesulitan. Aku merasa susah sekali memasukinya. Dia mulai menekan sedikit demi sedikit dan akhirnya masuk setengah. Setelahmemasukinya, dia mulai mengenjot dengan irama pelan.

    AhhhAhhh. Kami berdua mendesah secara bersama. Aku merasa sepertinya ada sesuatu yang menyentuh seperti dinding di dalam vaginanya tetapi aku tidak tahu apa itu karena yang kurasakan saat itu hanyalah nikmat. Aku mulai
    mengangkat pinggulku untuk menusuknya lebih dalam.
    Ahhhh.Ahhhh. Kami terus mendesah tidak beraturan. Permainan yang menyenangkan ini kuteruskan dengan irama agak cepat tapi sepertinya cewek itu agak kesakitan.
    A.dduu..hhh sssaakkkkk..iiiitttt Say..,
    ke..na..pa? Tanyaku.
    Akuuu suudddaahh.Ahhhhh. Jawabnya
    terhenti. Ke..na..pa? Tanyaku penasaran.

    ttiiiddaakkkperaawwa..nnn Lanjutnya lagi. Pada saat bersamaan dengan teriakan itu, aku merasakan seperti menembus sesuatu dan aku sadar pada saat darah mengalir di daerah perutku. Ternyata aku telah meregut keperawanan gadis itu. Celaka, aku tidak sadar bahwa dia masih gadis karena saya terlalu keasyikan bermain. Pikirku. Pada saat yang sama, pikiranku juga merasakan menyesal sekaligus nikmat. Mau gimana lagi, nasi sudah jadi bubur!
    Aku diam sejenak untuk menenangkan situasi. Setelah agak tenang, perempuan itu melihat ke arahku dengan agak merangsang sambil menekan dadaku dan mulai mengenjotnya lagi. Aku pun tersenyum dan mengetahui bahwa dia tidak menyesal kehilangan kegadisannya.

    AhhhAhhhhhh. Kami mulai lagi mendesah hebat ketika enjotannya semakin cepat.
    A.yooo.. masss. Dia mengatakan itu sambil mendesah.
    massuuukkkiinn. ahhh ke.. daaaalaam. Dia terus berusaha mengatakan sesuatu.
    akkk.uuuu in.giiin mera.a..saa..kan elangaahhhh.. bbeee..sss..aaa..rrr.
    Aku tidak begitu jelas apa yang dia katakan, tetapi saya tahu bahwa dia menikmatinya karena dia terus mengenjotnya dengan irama lumayan cepat dibanding tadi. Marathon yang melelahkan masih terus berlanjut, permainan ini kurasakan sangat lama sampai aku mulai merasa ada yang berdenyut lagi di sekujur burungku.

    Celliiaa, akkkkuuu..ahh iinnngggiinnnkkkeee..lllluuaaarrr..
    Aku berbicara sambil memegang pinggul perempuan itu.
    Sayyaa jjjuuu.gggaaa ttiiiddaakkk.aahhhhh ttaahhaaannn. Suara histeris perempuan itu mulai kencang. Tibatiba aku merasakan ada cairan banyak yang keluar dari liang tersebut dan memuncratkan di penisku. Cairan ini membuat permainanku ingin cepat berakhir karena sangat licin dan.
    Ahhhhkkkkkkkk..Ahhhkkkkkk

    Aku teriak sekencang kencangnya sambil menaikturunkan pinggul perempuan itu dengan sangat cepat.
    CrooottttCrooottttt. Burungku akhirnya mengeluarkan cahaya putih yang sangat banyak. Kurasakan bahwa aku menyemburkannya 7 kali didalam liang vagina perempuan tersebut. Setelah beberapa saat, tanganku mulai berhenti dan melepaskannya. Aku pun terasa sangat lemas. Aku memejamkan mataku dan aku pun tertidur. Di detik terakhir, aku hanya merasakan bahwa perempuan itu tertidur di pangkuan dadaku. Setelah matahari terbit di pagi hari, aku pun pelanpelan membuka mataku. Aku masih bingung apakah kemarin aku bermimpi atau tidak. Aku pun menengok kiri dan kanan untuk mengetahuinya. Ternyata aku tidak mimpi dan aku melihat ada wanita sedang merapikan bajunya dan siap untuk pergi. Aku memanggilnya tapi.

    Sayang, kau mau ke mana? Tanyaku.
    Dia hanya tersenyum dan pergi keluar.
    Aku pun tidur lagi karena aku benar benar kecapean. Sejak kemarin aku selesai kerja, aku tidak istirahat. Aku bangun lagi setelah segar dan memakai kembali pakaianku. Setelah selesai, aku pun keluar dengan bagasiku.
    Aku melihat pintu nomor yang ditempel di pintu dan ternyata aku benarbenar salah. Ruanganku ada di sebelah. Aku taruh barangbarang di kamarku dan keluar. Pada saat aku keluar dan berjalan di lorong, aku melihat ada pembersih ruangan berjalan menuju ke sini. Aku pun mengsenyum pagi ke pembersih laki-laki itu. Aku melewati pria itu dan mendengar suara pintu terbuka. Aku menengok sebentar dan aku kaget karena pintu yang dibuka adalah ruangan yang aku tidur bersama perempuan kemarin. Aku bergegas kembali ke sana dan menghentikannya.

    Tunggu dulu pak, jangan dibersihin ruangan ini. Ah?
    Pria itu sepertinya bingung. Ruangan ini kan sudah check out tadi pagi. Lanjut pria itu.
    Emangnya ini ruangan bapak? Lanjut lagi dengan pertanyaan.
    Aku bingung sekaligus kaget karena wanita yang bersetubuh denganku pergi begitu saja tanpa pemberitahuanku.
    Tidak pak, aku pikir itu ruangan saya. Aku jawab setelah mengetahuinya.
    Aku pun keluar hotel dengan menyesal dan pergi makan siang. Sisa liburanku hanyalah hampa karena aku sendiri di dalam hotel sambil menyedih hati berbaring di ranjang. TAMAT

  • Gara- Gara Ranjang Sempit

    Gara- Gara Ranjang Sempit


    2017 views

    Kisah Seks Sedarah ini Berjudul ” Cerita Seks Mertua ” Gara- Gara Ranjang Sempit ” Cerita Bokep,Cerita Skandal Seks Paling Panas 2018.

    Perawanku – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.

    Cerita Panas Mertua ” Gara- Gara Ranjang Sempit “


    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.

    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.
    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.

    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.

    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.

    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .
    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.

    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.
    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.
    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.

    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.
    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dinya, kusodorkan ku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.

    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan ku makin kedalam nya sampai kepangkalnya, kutekan ku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.
    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok ku makin cepat.

    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh mu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”
    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya knya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.

    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

  • Kisah Seks Istriku Yang Di Rayu

    Kisah Seks Istriku Yang Di Rayu


    1413 views

    Cerita panas istri ini berjudul ” Kisah Seks Istriku Yang Di Rayu ” Cerita Bokep,Cerita mesum,Cerita Ngentot,Cerita Dewasa Terbaru 2018.

    Perawanku –Nama saya Diana. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya yang baru saya hadapi baru-baru ini.
    Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Saya menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hidup berkecukupan. Niko adalah seorang pengusaha yang sedang meniti karir.

    Cerita Bokep Kisah Seks Istriku Yang Di Rayu


    Karena kesibukannya, dia sering pergi keluar kota. Dia kasihan kepada saya yang tinggal sendiri dirumah bersama anak saya yang berusia 2 tahun. Karenanya ia lantas mengajak adiknya yang termuda bernama Roy yang berusia 23 tahun untuk tinggal bersama kami. Roy adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga saya bahagia, hingga peristiwa terakhir yang saya alami.

    Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut saya normal saja. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Memang di SMA saya mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja. Saya tidak tahu apa yang dinamakan orgasme.

    Saya memang menikmati seks. Saat kami melakukannya saya merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami saya mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit. Kemudian kami berbaring saja. Selama ini saya sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.
    Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya saya yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Roy. Roy adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami saya. Suatu ketika saat saya membersihkan kamar Roy, tidak sengaja saya melihat buku Penthouse miliknya. Saya terkejut mengetahui bahwa Roy yang saya kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.

    Lebih terkejut lagi ketika saya membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Saya seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.

    Saya tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, saya sering secara diam-diam masuk ke kamar Roy untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.

    Suatu ketika saat saya sibuk membaca majalah itu, tidak saya sadari Roy datang ke kamar. Ia kemudian menyapa saya. Saya malu setengah mati. Saya salting dibuatnya. Tapi Roy tampak tenang saja. Ketika saya keluar dari kamar ia mengikuti saya.

    Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyadari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.

    Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

    Ia kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang sangat lain.

    Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian anak saya menangis, saya meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak saya. Barulah ia melepaskan pegangannya. Saya berlari menemui anak saya dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.

    Ketika saya kembali dia hanya tersenyum. Saya tidak tahu harus bagaimana. Ingin saya menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa saya pada awalnya. Tetapi niat itu saya urungkan. Toh ia tidak memperkosa saya. Saya lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama saya berdiam diri.

    Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa saya adalah seorang wanita baru. Ya, saya memang merasakan bahwa saya seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan saya bahagia bila tidak mengingat suami saya. Ia katakan bahwa perasaan yang saya alami adalah orgasme. Saya baru menyadari betapa saya telah sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami saya.

    Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami saya pergi keluar kota lagi dan anak saya sedang tidur. Saya akui saya mulai merasa bersalah karena sekarang saya sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.

    Saya duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Saya lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya. Saya kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar.

    Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Ketika saya permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak saya ngobrol. Saya duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.

    Tidak saya sadari mungkin karena saya lelah seharian, saya sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan saya sambil bicara. Saat itu pikiran saya mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu.

    Melihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Saat saya sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha saya, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan saya. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini saya tidak melawan sama sekali. Saya menutup mata dan menikmati momen tersebut.

    Nafas saya semakin memburu saat saya merasakan bahwa saya mendekati klimaks. Tiba-tiba saya merasakan kepalanya terangkat. Saya membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat saya menutup mata tadi.

    Tidak tahu apa yang harus dilakukan saya hanya menganga saja seperti orang bodoh. Saya lihat ia sudah tegang. Oh, betapa saya ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh saya.

    Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster saya. Saya telanjang bulat kini kecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya. Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.

    Saya mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa saya tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat saya membuka kutang saya, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa. Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh saya kembali dan mulai mengisapi puting susu saya sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan saya dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan saya.

    Selama kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Saya merasakan diri saya bagaikan mutiara dihadapan Roy.

    Kemudian Roy mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh saya terasa panas sekarang. Kemudian saya rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bersemangat.
    Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada saya. Saya hanya bisa memejamkan mata saya. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan saya pada lehernya. Saya membuka mata saya. Ia menatap mata saya dengan sejuta arti. Kali ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat saya, bibirnya lantas kembali memagut.

    Oh, saya merasakan waktunya telah tiba. Kedua tangan saya menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi saya saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Kemudian saya mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan saya merasakan kemaluan saya dipenuhi cairan hangat.

    Sejak saat itu, saya dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami saya pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, saya selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada saya. Tanpa itu, saya tidak dapat hidup lagi. Saya benar-benar memerlukannya.
    Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada saya. Saya benar-benar merasa sangat dihargai olehnya.

    Ceritanya dulu suami saya Niko punya komputer. Kemudian oleh Roy disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami saya setuju saja. Pernah Roy melihat saya memandangi Niko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu.

    Niko yang mendengar lalu menyuruh Roy untuk mengajari saya menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang mengerti mau ngapain lagi.

    Saat itulah Roy lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca saya terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru dua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur saya walaupun dalam keadaan sedih.

    Saya tidak mengerti program ini. Hanya Roy ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin saya sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.

    Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Roy kepada saya.

    Suami saya tidak pernah curiga sebab Roy tidak berubah saat suami saya ada di rumah. Tetapi bila Niko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaimana istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya menolak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana saya dan Niko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

    Saya katakan dengan tegas kepada Roy bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya mengangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. Saya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah.
    Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar terkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas ‘alat’nya. Saya menolak, tetapi dia terus memaksa saya. Karena saya tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.

    Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.

    Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangkan beban pikiran.

    Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semampu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.

    Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri perhatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu.
    Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati saya.

    Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.

    Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Niko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya melihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.

    Tetapi Roy sendiri menurut saya sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Roy selain ganteng juga pintar menurut saya. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.

    Saya merasa saya ditinggalkan. Roy tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hubungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur.

    Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Roy masuk ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat.

    Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan bahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah saya menyentuhnya. Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah saya.

    Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, kenapa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih.

    Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak higienis.

    Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kemauannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bukan pada liang senggama saya.

    Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.

    Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. Saya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.

    Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut kalau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.

    Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.

    Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya saya jadi tidak ambil pusing lagi.

    Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak bisa membayangkan untuk memakainya.

    Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu. Saya bilang “No way”. Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ saya setiap saya akan bercinta dengannya.

    Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seksi. Saya menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga saya menggunakan pakaian jeans di luar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan saya. Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.

    Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.

    Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Niko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak. Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Roy.

    Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga lebih membangkitkan selera.
    Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Roy kepada saya. Saya merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang saya cintai. Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan saya dan Roy.

    Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang ini.
    Suatu ketika, Roy pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Roy memperkenalkan temannya kepada saya yang ternyata bernama Bari.

    Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Saya mulai menganggap Bari sebagai teman.

    Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Niko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.

    Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, saya merasa sangat seksi.

    Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Roy lantas menyarankan agar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Roy lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Roy dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.
    Kata Roy, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya. Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Roy mulai melucuti pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tidak membawa hasil apa apa.

    Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Roy mulai membuka pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya. Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya.

    Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau saya tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya diangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.

    Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.

    Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan saya lupa diri.

    Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Roy juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama tampaknya.

    Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.

    Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Saya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan saya. Saya tidak ingin’mesin’ saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Roy.

    Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lutut saya diatas tempat tidur.

    Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehingga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya memaksa. Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.

    Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh saya. Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, saya tidak peduli, sebab saya merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

    Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya. Kini saya dapat melihat bahwa Roy berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan saya.

    Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah… Saya menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya dan menahan saya untuk berdiri. Sementara itu Roy memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah ingin menangis saja.
    Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus.

    Roy bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Bari menekan saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.

    Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan saya melambung di luar batas imajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.

    Tetapi Roy tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada ‘dog style position’. Roy menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Roy memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.

    Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Saya hampir tersedak. Roy yang tampaknya mengerti kesulitan saya mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.

    Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan pergi ke kamar saya.
    Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas sambil mengangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada selangkangan saya.

    Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Roy tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.
    Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepada Roy. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya menjebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Saya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Roy.

    Hingga pada suatu kesempatan, Roy berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak saya. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan ’someone special’.

    Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. Saya tidak peduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.
    Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat saya duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap.

    Itu adalah ‘candle light dinner’ saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu harus bagaimana.

    Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya ke kamar tidurnya.

  • Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a

    Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a


    1101 views

    Cerita Sex Panas ABG ini Berjudul ” Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a ” Yang Akan Membuat Birahi Seks anda Naik Bikin Sange Gan / Sis.

    Perawanku – Suatu hari telepon di kantorku berbunyi. Saat kuucapkan “halo”, terdengar suara merdu dari seberang sana. “Siang, bisa bicara dengan Pak Vito?” “Ya, saya sendiri, dengan siapa saya bicara?” “Oh, ini Pak Vito? Pak, ini Herlin dari toko *** ” Aku hanya mengiyakan, aku tahu itu adalah sebuah toko handphone di mall ini.

    Cerita Sex Ngentot ABG berpayudara Kecil


    Aku mengira dia pasti akan membicarakan masalah operasional, atau komplain tentang pengelolaan gedung ini. Ternyata dugaanku meleset. “Ada yang bisa saya bantu Bu Herlin?” Aku biasa memanggil semua orang dengan sebutan Bu, baik masih muda ataupun sudah berumur, sekedar untuk formalitas. “Saya dengar-dengar cerita tentang Bapak, saya ingin bertemu dengan Bapak, kapan Bapak ada waktu?” “Saya selalu ada waktu Bu, silakan datang kapan saja Anda suka.”

    10 menit kemudian, gadis muda berusia 22 tahun ini telah ada didepanku dan menceritakan segala keluhannya. Dia merasa tidak PD dan minder dengan penampilannya, padahal menurutku dia sudah dalam segala hal, dari wajahnya yang cantik, ukuran tubuhnya sangat proporsional, kulitnya yang kuning langsat tanpa noda, hanya saja dadanya kecil, tapi paling tidak nilai totalnya 8 (menurutku). “Apa yang membuat Ibu berpikir demikian? Saya rasa Ibu sudah memiliki segalanya. Saya yang gemuk gini aja PD kok” Dia tersipu sambil berbisik, “Maaf Pak, tolong jangan panggil saya Ibu, saya masih single, panggil saya Herlin.” Aku mengangguk.”Dan jangan panggil aku Pak, panggil aja Vito.” Dia mengangguk. “Dan.., kamu bisa menyimpan rahasia ngga Vito?” Aku memastikan hal itu kepadanya. Kemudian dia menceritakan, bahwa dia minder dengan dadanya yang berukuran hanya 34A.

    Aku cukup kaget, karena sebelumnya aku tidak pernah menjumpai “pasien” yang mempunyai keluhan seperti ini. “Herlin, jujur saja aku baru pertama kali menghadapi keluhan seperti ini. Kamu pasti tahu kan, kalau selama ini aku hanya menangani pasien pasien dengan keluhan yang ‘lumrah’, Aku ngga tau bisa berhasil atau tidak. Lagipula aku punya istri, gimana aku harus menjelaskan ke istriku?” Herlin mengangguk dan tersenyum, “Aku tidak akan menceritakannya kepada siapapun, aku juga malu kalau sampai orang tahu. Dan aku harap kamu mau mencobanya dulu, kita ngga tau hasilnya kalau belum mencoba dulu kan?” Aku berpikir keras sebelum aku menyanggupinya. Herlin tersenyum dan memberikan kartunamanya kepadaku. “Aku tunggu kamu di rumahku malam ini jam delapan.”

    Jam delapan lewat lima menit aku sudah berada di rumah Herlin. Rumahnya tidak begitu besar tapi terasa nyaman dan sejuk.
    “Kamu tinggal sendiri di sini?” tanyaku. “Ngga, sama temen-temen, tapi pada punya acara sendiri-sendiri ama pacarnya. Makanya aku nyuruh kamu datangnya hari ini, biar dirumah ngga ada orang. Yuk cepetan, nanti keburu temen-temen pulang” Aku mengangguk dan mengikuti Herlin yang melangkah ke kamarnya.

    Kamarnya didominasi warna pink muda, dingin hembusan angin dari AC terasa di kulitku, membuatku merinding. Dengan malu-malu Herlin membuka kaos dan branya, dan aku menyuruhnya tidur terlentang. Sejenak aku agak grogi karena baru pertama kali melihat tubuh wanita selain istiku setengah telanjang, tapi bagaimanapun aku harus melaksanakan kewajibanku. Aku mulai terapi dengan memijit titik-titik darah yang berada di pundak dan dada atasnya. Setelah kurasa darahnya telah mengalir lancar, aku mulai memijit payudaranya dengan pijitan yang lembut.

    Payudaranya kecil tetapi terasa kencang. Herlin memejamkan matanya dan sesekali mengeluarkan lenguhan dan erangan saat tanganku menyentuh putingnya yang berwarna coklat muda itu. Tak kusadari, adikku mulai berdiri. Bagaimanapun juga, aku sebagai manusia normal tetap bisa terangsang, apalagi berada dalam satu ruangan dengan wanita muda yang cantik setengah telanjang dan aku sedang memijit payudaranya. “Vito.., jangan disitu terus dong mijitnya, geli..” Aku terkejut, tanpa kusadari pijitanku lebih sering berada di daerah sekitar putingnya. “Ha? ehm.. iya.. maaf.” Herlin mungkin melihat wajahku yang memerah, dia tertawa dan berkata, “hi..hi..hi.., kenapa? Kamu terangsang ya..? Ngga pa pa deh, aku juga suka kok.. Cuma agak geli aja..” kata-katanya membuatku semakin gugup. “eh.. kayaknya hari ini cukup dulu deh Lin, mungkin besok bisa diterusin..” jawabku. Herlin semakin ngakak, “Vito.. kamu kok lugu banget sih? Nggak pa pa.. terusin aja.. Kenapa? takut ketahuan istri kamu ya?”

    Herlin merengkuhku dalam pelukannya dan mencium bibirku dengan lembut. Aku terhenyak, tapi dia kembali menarikku dan memagut bibirku dengan penuh nafsu. Dalam kebingunganku dia berbisik, “Vito.., sudah lama aku menantikan hal ini.., begitu lama aku memendamnya.., aku sayang kamu Vito.. Bercintalah denganku Vito..” Aku cuma bisa duduk diam kayak orang bego. “Aku pikir kamu salah orang Lin.. Kalau kamu pikir aku bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. Aku gemuk, eemm.. barangku kecil.. terus.. ekonomiku pas-pasan, dan yang terutama, aku sudah punya istri dan anak.. Kamu becanda.. Kamu pasti becanda kan?” tanyaku tak percaya. Herlin tersenyum manis dan berkata, “Vit, biar kujelaskan dulu.., dari dulu aku memang suka dengan pria yang bertubuh gemuk. Aku ngga peduli barangmu kecil atau apa.. kamu lihat juga dong, susuku kan kecil juga. Aku rela jadi istrimu yang kedua, dan lagian aku kan kerja juga, jadi kamu ngga usah bingung masalah perekonomian..” Jelasnya panjang lebar. Herlin menatap mataku dalam-dalam, seakan ingin menunjukkan ketulusan hatinya. Kupeluk dia erat-erat, Herlin menciumi seluruh wajahku, dan kubalas ciumannya dengan tak kalah bernafsu.

    Herlin membuka satu persatu kancing kemejaku lalu tangannya membelai dada dan perutku dengan lembut. Kurasakan bulu ?bulu halus di sekujur tubuhku berdiri. Sentuhan tangannya begitu lembut. Herlin tidak berhenti, dia memelorotkan celana panjang dan celana dalamku, lalu dengan sigap dia memegang adikku yang sudah berdiri tegak. Barangku memang tidak panjang, bahkan bisa dikatakan ukuran mini. Herlin mulai mengelus-elus adikku dan mengocoknya dengan lembut. Jari-jarinya yang lentik terasa dingin saat menyentuh batang kemaluanku. Aku tak mau kalah, kulepaskan celana pendek yang dia kenakan, dan terlihat dia memakai CD semi transparant sehingga terbayang rerimbunan bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Kuelus bukit kemaluannya dari luar CD yang ia kenakan, Herlin melenguh, “oouuhh.. Vito.., aku milikmu..” Aku hisap puting susunya yang telah mengeras, lalu aku mainkan dengan lidahku, kupuntir-puntir dengan bibirku sementara tangan kiriku meremas-remas payudaranya yang satu lagi, dan tangan kananku menyelusup masuk di balik CDnya dan membelai bukit kemaluannya. Perlahan kubuka belahan vaginanya, terasa sekali vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar terus menerus dari vaginanya.

    Kumainkan kelentitnya dengan jari tengahku, Herlin mengerang dengan sangat keras, merasakan kenikmatan yang dia terima saat ini. “aauuhh..aahh.. oohh teruuss Viit, teruuss.. Aaahh..” Aku terus memainkan kelentitnya sambil terus menyusu padanya, sementara tangannya masih terus mengocok-ngocok kemaluanku dengan lembut, dan sesekali pegangannya agak mengencang, apabila dia merasakan kenikmatan. Aku tak sabar lagi, jari tengahku aku masukkan sedikit demi sedikit ke dalam lubang vaginanya, spontan dia berteriak dan menarik tubuhnya, “jangan..”

    Aku memandangnya dengan perasaan heran, kemudian dia berbisik di telingaku, “I’m still virgin.., aku ngga mau perawanku hilang oleh jari, aku ingin dengan ini,” katanya sambil mengelus kemaluanku.” Lagi-lagi aku terkejut. Aku tidak menyangka masih ada gadis sekarang yang bisa menjaga keperawanannya sampai usia yang cukup matang. Dan lagi-lagi kebimbangan hadir dalam pikiranku, masa aku harus memerawaninya? “Lin, kamu masih perawan?” tanyaku tak percaya. Dia mengangguk. “Aku ingin memberikan mahkotaku ini kepada orang yang ku cintai. Aku sudah bilang, aku rela menjadi istri kedua. Toh nanti pada akhirnya aku akan memberikannya padamu juga, jadi untuk apa kita tunggu lama-lama?” Herlin mengatakan hal ini dengan mantap.

    Sejenak kemudian dia merebahkan dirinya diatas kasur sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Aku siap untuk menerimamu sayang..” Setelah ia mengatakan ini, aku langsung berlutut di depannya dan kupeluk dia erat-erat. Dia menciumi wajahku dan aku memulai mneggesek-gesekkan batang kemaluanku di lipatan vaginanya. Terasa sekali banyaknya cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    Perlahan-lahan kutusukkan penisku ke vaginanya, Herlin memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Sedikit-sedikit kudorong penisku, dan kurasakan ada yang sedikit mengganjal, lalu kudorong sekuat tenaga, bleess.. “hheegghh..aauuhh..” Herlin menjerit tertahan, dan terasa ada cairan hangat yang membasahi penisku, mengalir keluar ke pangkal pahaku. Lalu aku perlahan mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan terasa jepitan vagina Herlin di penisku. Herlin mulai merasakan nikmat, terlihat dari nafasnya yang memburu dan desahan-desahannya yang membuat suasana bertambah merangsang. “mmhh..mmhh..aauuhh..oohh.. Vitoo.. teruuss.. auuhh..
    Aduh.. Pelan dikit Vito.. ”
    “Herlin.. oohh.. enak banget sayang.. oouuh.. goyangin pantatnya Lin..”
    “Ooouuhh.. aku ngga tahan Vito.. enak banget.. terus.. aahh.. uuhh.. aku.. aku.. ngga tahan lagi.. aahh..Vito..”
    “Jangan ditahan Lin.., keluarin aja.. ”
    “Vitoo.. Auuhh.. aku sayang kamu Vitoo..”
    seerr..seerr..serr.. terasa hangat di penisku saat Herlin mengalami orgasme.
    Aku tetap menggoyangkan pantatku maju mundur semakin cepat sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian akibat gesekan penisku dengan vagina Herlin.
    Creep..creep..creek..clopp.. creek..
    Herlin terkulai lamas merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan, aku pun merasa akan mencapai klimaks, “Lin, aku.. mau.. keluaarr..”
    “iyaa.. Keluarin aja.. di daleem..” beberapa detik kemudian, aku memuncratkan seluruh energiku di dalam vaginanya
    creett..creett.. cruutt.. creett.. Beberapa kali spermaku menyemprot di dalam vagina Herlin.

    Aku merebahkan diri di samping Herlin, dan selintas kulihat spermaku bercampur darah perawan Herlin mengalir keluar dari vagina Herlin. Kulihat wajah Herlin begitu damai dengan nafas yang masih agak memburu. Beberapa saat kemudian Herlin membuka matanya dan tersenyum kepadaku, sambil memelukku ia berkata, “Vito, jangan tinggalkan aku yah.. Aku sayang banget sama kamu..” Aku hanya mengangguk pelan, walau di hatiku masih terdapat kebimbangan. Sampai aku menulis cerita ini hubunganku dengan Herlin masih tetap berjalan tanpa ada orang yang mengetahuinya.

    Istriku sempat curiga denganku, tetapi setelah kujelaskan bahwa Herlin adalah rekan kerja, dia percaya dan tidak pernah lagi menanyakan hal ini lagi. Untuk para netters yang ingin berbagi pengalaman dengan saya, silakan kirim imel. Begitu juga bagi para netters yang ingin berkonsultasi mengenai pengobatan alternatif, juga dapat menghubungi saya via imel atau telepon langsung. Terima kasih.

  • Sari Mojanga Bandung Doyan Seks

    Sari Mojanga Bandung Doyan Seks


    1191 views


    Perawanku – Beberapa tahun lalu ketika perusahaan tempatku bekerja mendapatkan kontrak suatu proyek pada sebuah BUMN besar di Bandung, selama setahun aku ngantor di gedung megah kantor pusat BUMN itu. Fasilitas di gedung kantor ini lengkap. Ada beberapa bank, kantor pos dan kantin. Kantorku di lantai 3, di lantai 1 gedung ini terdapat sebuah toko milik koperasi pegawai BUMN ini yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, mirip swalayan kecil. Ada 3 orang pegawai koperasi yang melayani toko ini, 2 diantaranya cewek. Seorang sudah berkeluarga, satu lagi single, 22 tahun, lumayan cantik, putih dan mulus, mungil, sebut saja Sari namanya.

    Awalnya, aku tak ada niat “mengganggu” Sari, aku ke toko ini karena memang butuh makanan kecil dan rokok. Sari menarik perhatianku karena paha mulusnya “diobral”. Roknya selalu model mini dan cara duduknya sembarangan. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Sari ternyata genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”. Niatku makin menggebu setelah Sari tak menunjukkan kemarahan ketika beberapa kali aku menjamah paha mulusnya dan bahkan sekali aku pernah meremas buah dadanya. Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya. Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian.

    Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Ternyata pada pagi hari ketika toko baru buka atau sore hari menjelang tutup adalah waktu-waktu “aman” untuk mengganggunya. Kenakalanku makin meningkat. Mulanya hanya mengelus-elus paha, kemudian meremas buah dada (masih dari luar), terus menyusupkan tangan ke BH (kenyal, tak begitu besar sesuai dengan tubuhnya yang sedang), lalu menekan-nekan penisku yang sudah tegang ke sepasang bulatan pantatnya yang padat. Bahkan Sari sudah “berani” meremas penisku walau dari luar. Entah kenapa Sari mau saja kuganggu. Mungkin karena aku memakai dasi sehingga aku dikiranya manager di BUMN ini, padahal aku hanya staf biasa di perusahaanku. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien.

    Aku makin penasaran. Aku harus bisa membawanya, menggeluti tubuhnya yang padat mulus, lalu merasakan vaginanya. Mulailah aku menyusun rencana. Singkatnya, Sari bersedia kuajak “jalan-jalan” setelah jam kerjanya, pukul 5 sore. Tentang waktu ini menjadi masalah. Walaupun jam kerja resmiku sampai pukul 17, tapi aku jarang bisa pulang tepat waktu. Seringnya sampai jam 19 atau 20. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Tak bisa, terlalu malam kena marah mamanya, katanya. Okelah, nanti cari akal mencuri waktu. Pada hari yang telah disepakati, Sari akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki.

    Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. Kulihat Sari berdiri di tepi jalan, tapi tak sendirian. Bu Maya (sebut saja begitu) kawan sekerjanya yang telah berkeluarga ada di sampingnya. Celaka. Tadi Sari bilang sendirian. Kalau bawa orang lain bisa terbongkar belangku oleh kawan kantor. Hal ini sangat kuhindari.
    “Bu Maya cuma mau nebeng sampai halte”, kata Sari seolah mengetahui kekhawatiranku. Syukurlah. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu.
    “Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Sari”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti.

    Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Kalau sudah ada cewek duduk di sampingku, seperti biasa mobilku langsung cari hotel, wisma, guest-house, atau apapun namanya yang bertebaran di daerah Setia Budi. Daerah yang sudah beken di antara para peselingkuh, sebab sebagian besar tempat-tempat tadi menyediakan tarif khusus, tarif “istirahat” antar 3-6 jam, 75 % dari room-rate.

    Sari membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang makin terbuka ketika duduk di mobil. Penisku mulai bangun membayangkan sebentar lagi aku bakal menggeluti tubuh mulus padat ini.
    “Ke mana Mas..”, tanya Sari ketika aku menghidupkan lampu sein ke kanan mau masuk ke Hotel GE.”Kita cari tempat santai..”, jawabku.”Jangan ah. Lurus aja”.
    “Ke mana..”, aku balik bertanya.
    “Kata Mas tadi mau jalan-jalan ke Lembang..”.
    Aku jadi ragu. Selama ini Sari memberi sinyal “bisa dibawa”, tapi sekarang ia menolak masuk hotel. Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Memang pada waktu yang bersamaan aku menyalip motor dan si pembonceng sempat melihat kelakuan tanganku.

    Kami sampai di Lembang. Aku bingung. Tadi sewaktu aku mau belok kiri ke Hotel “Kh” lagi-lagi Sari menolak. Mau ngapain di Lembang? Ke Maribaya? Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik.
    “Kita minum dulu ke sini, ya..?”, ajakku untuk mampir di tempat minum susu segar yang biasa ditongkrongi anak-anak muda.
    “Mau minum susu? Engga.., ah. Mendingan minum susu Sari aja..”. Aku tak heran, bicaranya memang suka “nyrempet”.
    “Boleh..”, kataku sambil memindahkan tanganku dari paha ke belahan kemejanya, menyusup ke balik BH-nya, meremas. Tak ada penolakan. Daging bulat yang ‘mengkal’. Tak begitu besar tapi padat. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Celanaku terasa sesak. Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Kanan kembali ke Setia Budi. Kiri ke arah Tangkuban Perahu. Kulepas tanganku dari “susu segar” Sari, aku belok kiri. Tangan Sari kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Berbahaya sebenarnya. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.

    Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli Sari? Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap.
    “Mau makan jagung?”, tanyanya.
    “Iya”, jawabku. Makan “jagung”-mu.

    Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Gelap dan sepi. Segera kurebahkan jok Sari sampai rata, kuserbu bibirnya. Sari menyambut dengan permainan lidahnya. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling.
    “Jangan khawatir.., aman”, kataku.
    “Mau minum susu..?”, tawarnya. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. Sari menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Dengan gemas kulumat habis-habisan buah dadanya. Sekarang tonjolan putingnya lebih jelas, karena mengeras. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Rambut kelaminnya yang tak begitu lebat itu kuusap-usap. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya.
    “aahh”, desahnya.
    Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Ia meremas.
    “Buka kancingnya Sar..” Sari menurut, dengan agak susah ia membuka kancing, menarik ritsluiting celanaku dan “mengambil” penisku yang telah keras tegang.

    Beberapa menit kami bergumul dengan cara begini. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami. Sari cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Sementara aku kembali ke tempatku. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. Toh tidak akan kelihatan. Kami berlagak “alim” sampai kedua orang itu lewat. Kembali kami bergumul. Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. Pintu vagina Saripun sudah basah. Saatnya untuk mulai. Kupelorotkan CD Sari. Tapi, masa kutembak di mobil? Rupanya Sari berpikiran sama.
    “Jangan.., Mas.., banyak orang..”
    “Makanya.., kita cari tempat, ya..”
    Sari berberes sementara aku menstart mobil. Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang.
    “Si joni udah engga tahan ya..”, goda Sari.
    “Iyyaa.., sini..”, kuraih tangannya menuju ke penisku. Dielus-elus.

    Tempat terdekat yang sudah kukenal adalah Hotel “Kh”, sedikit di bawah Lembang. Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh.
    “Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya.
    “Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Sari diam saja.
    “Di sini aman, deh Sar..”.
    “Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali.
    “Ayolah.., Sar, sebentar aja, sekali aja..”.
    “Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sekarang udah kemaleman. Saya takut dimarahin Mama”, Aku diam saja, jengkel.
    “Bener.., Mas. lain kali saya mau..”, katanya lagi meyakinkanku.
    Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan. Aku kembali menuju Bandung. Kira-kira 100 m sebelum hotel GE, kembali aku membujuk Sari untuk mampir. Lagi-lagi Sari menolak sambil sedikit ngambek. Aku terus tak jadi mampir.

    Sampai di jalan lurus menjelang terminal Ledeng, macet sekitar seratusan meter. Tempat ini memang biasa macet. Selain keluar/masuknya angkot, juga ada pertigaan jalan Sersan Bajuri. Iseng mengantre, kuambil tangan Sari ke penisku yang masih belum “kusimpan”, Sari menggosoknya. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Sari memberi tawaran yang nikmat.
    “Mau dicium..?”.
    “Dengan senang hati”.
    Segera saja Sari membungkuk melahap penisku yang sudah tegang lagi. Kepalanya naik turun di pangkuanku. Nikmatnya.., Baru kali ini aku menyetir sambil dikulum. Aku memperlambat jalan mobilku, menikmati kulumannya sambil mata tetap mengawasi kendaraan lain. Sementara rasa nikmat menyelimuti bawah badanku, deg-degan juga dengan kondisi yang “aneh” ini. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Situasi ramai. Kuminta Sari melepas kulumannya, banyak orang lalu-lalang. Lepas dari kemacetan kembali Sari memainkan lidahnya di leher penisku. Ada untungnya juga jalanan macet. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Oohh.., sedapnya lidah itu mengkilik-kilik leher dan kepala kelaminku. Nikmatnya bibir itu turun naik menelusuri seluruh batang penisku. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.

    Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling.
    “Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah.
    “Hampir Cihampelas”, jawabku.
    “Mampir ke Sultan Plaza.., ya Mas..”.
    “Mau ngapain?”.
    “Mama tadi pesan”.
    Okey, mendadak aku ada ide untuk melepaskan ketegangan selepas-lepasnya tanpa terpecah konsentrasi. Aku masuk ke Plaza, cari tempat parkir yang aman, di belakang bangunan. Sengaja kupilih tempat yang gelap. Kucegah Sari membuka pintu hendak turun.
    “Oh ya.., sini Sari rapiin”. Kutarik kepala Sari begitu ia membungkuk akan merapikan celanaku.
    “Terusin.., Sar..”, perintahku.

    Sari bangkit lagi. Kukira ia mau menolak, tahunya hanya melihat sekeliling. Aman. Kembali kepala Sari turun-naik mengulum penisku. Kini aku bisa konsentrasi ke rasa nikmat di ujung penis. Sari memang pintar berimprovisasi. Kelihatannya ia sudah biasa ber-oral-seks. Lidahnya tak melewatkan seincipun batang kemaluanku. Kadang ditelusuri dari ujung ke pangkal, kadang berhenti agak lama di “leher”. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Terkadang nakal dengan sedikit menggigit. Aku bebas saja mendesah, melenguh, atau bahkan menjerit kecil, tempat parkir yang luas itu memang sepi. Ketika mulutnya mulai melakukan gerakan “hubungan kelamin”, perlahan aku mulai “naik”, rasa geli-geli di ujung sana semakin memuncak. Saatnya segera tiba.
    “Dicepetin.., Sar..”. Sari bukannya mempercepat, malah melepas.
    “Uh, pegel mulut saya..”.
    “Sebentar lagi.., Sar..”.

    Kembali ia melahap. Kali ini gerakan kepalanya memang cepat. Aku menuju puncak. Sari makin cepat. Sebentar lagi.., hampir..! Sari mempercepat lagi, sampai bunyi. Hampir.., hampir.., dan “Creett”, Kusemprotkan maniku ke dalam mulut Sari. Aku melayang.
    “Uuhh” Sari melepaskan kulumannya, “Crot..”, kedua dan seterusnya ke celana dan perutku.
    “Iihh.., engga bilang mau keluar.., jijik..”, katanya sambil mencari-cari tissu.Aku rebah terkulai. Sementara Sari membersihkan mulutnya dengan tissu.
    Beberapa saat kemudian.
    “Yuk.., Mas.., turun”.
    “Entar dong..”, Aku bersih-bersih diri. Celaka, noda yang di celana tak bisa hilang.
    “Kamu sendiri deh”.
    “Sama Mas dong..”.
    “Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu.
    “Bajunya engga usah dimasukin”, sarannya. Betul juga.
    Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Aku diminta ikut belanja karena maksudnya memang itu. Aku juga memberinya uang dengan harapan agar lain kali bisa kusetubuhi.

    Esoknya ketika aku membeli rokok, Sari kelihatan biasa saja tak berubah. Masih genit dan sedikit manja. Peristiwa semalam tak mengubah prilakunya. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya. Pernah suatu pagi sekali tokonya belum buka tapi Sari sudah datang sendirian sedang merapikan barang-barang, kukeluarkan penisku yang sudah tegang karena sebelumnya meremas dadanya. Kuminta Sari mengulumnya di situ.
    “Gila..! entar ada orang”.
    “Belum ada.., ayo sebentar aja”.
    Diapun mengulum sambil was-was. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. Kuluman sebentar, tapi membuatku exciting.
    Setiap ada kesempatan untuk pulang jam 5, aku selalu mengajak Sari. Beberapa kali ia menolak. Macam-macam alasannya. Sedang mens, mau ngantar adik, ditunggu mamanya. Sayang sekali, sampai Sari pindah kerja aku tak berhasil menidurinya.

    Tapi kemarin, setelah hampir 2 tahun, aku ketemu Sari di BIP berdua dengan teman cewek. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House. Jelas aku mencatat nomor teleponnya. Letak tempat kerjanya tak jauh dari kantor itu. Hanya, kemungkinan ketemu kecil, sebab proyekku di kantor itu telah selesai. Aku penasaran!

  • Perawanku Pecah Di Dokter

    Perawanku Pecah Di Dokter


    1391 views


    Perawanku – Namaku Rini, usiaku sekarang 23 tahun, aku bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN besar di Jakarta. Oh ya, kata temen-temen sih aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku ingin menceritakan pengalaman seksku yang pertama justru dari teman baik ayahku sendiri. Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 2 SMP, ketika aku masih tinggal di Yogya. Teman ayah itu bernama Om Bayu dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu wajahnya sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Om Bayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap dengan dada yang bidang.

    Kejadian ini bermula ketika liburan semester. Waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om Bayu tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri karena katanya tidak ada order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja.

    Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, “Rin… kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung gratis”.

    Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.

    “Ayoo…”, sambutku dengan polos tanpa curiga.

    Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu.

    “Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang”.

    Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.

    “Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.

    Namun Om Bayu bilang, “Lho… BH-nya sekalian dibuka dong.. biar Om gampang meriksanya”.

    Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.

    “Wah… kamu memang benar-benar cantik Rin…”, kata Om Bayu.

    Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku dan aku hanya tertunduk malu.

    Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Mula-mula ditempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.

    “Waah… kulit kamu halus ya, Rin… kamu pasti rajin merawatnya”, katanya.

    Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu. Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar terasa lembut. Dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya.

    Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih… baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku kira… yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tom Bayu bergerak ke arah kakiku.

    “Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah yah…”, katanya.

    Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.

    “Ih… Om kok celana dalam Rini dibuka…?”, kataku dengan gugup.

    “Lho… kan mau diperiksa.. pokoknya Rini tenang aja…”, katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

    Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii… aku jadi merinding rasanya.

    “Ooomm…”, suaraku lirih.

    “Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa nikmat…”, katanya sambil tersenyum.

    Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.

    “Aahh… Oooomm…”, jeritku lirih.

    “Sssstt… hmm… nikmat.. kan…?”, katanya.

    Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat kesana kemari.

    “Ssstthh… aahh… Ooomm… aahh…”, eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.

    Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku. Aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah.

    Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii… rasanya jadi makin geli… apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.

    Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh… gila… tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap diantara kedua kakiku yang otomatis terkangkang. Kepalanya berada tepat di atas kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku. Kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.

    “Aaa… Ooomm…!”, aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun jilatannya itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku. Namun Om Bayu yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait kesana kemari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.

    “Aahh… Ooomm… jaangan… jaanggann… teeerruskaan… ituu… aa… aaku… nndaak… maauu.. geellii… stooopp… tahaann… aahh!”.

    Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku diantara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari namun Om Bayu tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan. Vaginaku sudah benar-benar banjir dibuatnya. Hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku sangat kuat, membuatku jadi semakin kelonjotan.

    Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya lalu dijilatnya clitorisku.

    “Aahh…”, tentu saja aku menjerit keras sekali. Aku merasa seperti kesetrum karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap-hisapnya.

    “Aa… Ooomm… aauuhh… aahh… !”, jeritku semakin menggila.

    Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.

    “Ooomm… aa… !”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya. Disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.

    Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga sekarang dia hanya memakai CD saja.

    Aku agak ngeri juga melihat badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD-nya, mencuat ke depan. Kedua tangan Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.

    Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena terkejut melihat benda yang berada diantara kedua paha atas Om Bayu. Benda tersebut bulat, panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara. Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 20 cm dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna merah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku dengan kemaluannya itu.

    Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu.

    Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang batang kemaluannya. Kemudian Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-lahan. Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku terasa mulai mengembung. Aku agak menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Bayu itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu makin terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.

    “Gimana Rin… nikmat kan…?”, bisik Om Bayu mesra di telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.

    Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah memegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku. Hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang besar menyentuh bibir kemaluanku. Aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om Bayu, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada, aku mencoba mendorong badan Om Bayu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku.

    Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke dalam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang vaginaku. Gerakan ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Bayu akan memasukan penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan olehnya. Sodokan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang dan sedikit sakit. Seluruh kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam lubang kemaluanku dan selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi. Perasaan nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat kemaluanku serasa penuh dan besar.

    Tanpa sadar dari mulutku keluar suara, “Ssshh… ssshh… aahh… ooohh… Ooomm… Ooomm… eennaak… eennaak… !”

    Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun menjerit karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Bayu yang terasa membelah kemaluanku.

    “Aadduuhh… saakkiiitt… Ooomm… sttooopp… sttooopp… jaangaan… diterusin”, aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om Bayu, tapi sia-sia saja.

    Om Bayu mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku. Tapi karena tangan Om Bayu menahan pundakku maka aku tidak dapat menghindari masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.

    “Om… kenapa dimasukkan semua… kan… janjinya hanya digosok-gosok saja?”, kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum saja.

    Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara, “Ssshh… ssshh… ooohh… ooohh…”

    Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku. Bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku. Sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku. Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik. Terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.

    Melihat keadaanku, Om Bayu makin terangsang. Dengan ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat sehingga seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya. Dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan.

    “Ooohh… Riiinn… Riiinnn… aakkuu… maau… keluar!.. Ooohh… aahh… hhmm… ooouuhh!”.

    Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian… cret… crett… crett… spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.

    “Aahh…”, Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega.

    Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.

    “Terima kasih sayang…”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu.

    Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang. Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi. Memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya. Aku hanya pura-pura ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.

  • Menikmati Tubuh Pacarku Beserta Adiknya

    Menikmati Tubuh Pacarku Beserta Adiknya


    1365 views


    Perawanku – Pada suatu hari pacar saya (Ana usia 26 tahun) yg di Jakarta, memberi kabar bahwa dia mau datang bersama adiknya (Irene umur 22 tahun). Setelah mereka berdua tiba, mereka menginap di kontrakanku. Tetapi Ana pacarku tdk bisa lama, karena Ana hanya diberi ijin oleh kantornya tiga hari. Selama 3 hari saya dan Ana selalu ngumpet-ngumpet dari cicinya utk bercinta, dan sialnya kita hanya bisa melakukan hubungan sex sekali (kami dulu telah biasa melakukannya sewaktu saya tingal di Jakarta), karena kesempatan utk itu susah sekali.

    Setelah Ana pulang, tinggal saya dan Susan yg masih mau liburan di bali. Pada hari minggu saya ajak dia jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, pulangnya dia langsung ingin istirahat karena kelelahan. Karena saya belum merasa ngantuk, saya ke ruangan tamu utk nonton TV, sedangkan dia masuk kamar tidur tamu utk istirahat.

    Setelah acara yg saya sukai selesai, saya melihat jam, ternyata sdh jam 1 pagi, tiba-tiba muncul ide isengku utk memasuki kamar tidur Irene, dgn perlahan-lahan saya berjalan mendekati pintu kamarnya, ternyata tdk dikunci, saya masuk dan melihat Irene tidur terlentang dgn kedua lengan dan paha terbuka, saya langsung mengambil tali plastik dan perlahan-lahan saya melucuti pakaiannya semua, mungkin karena dia terlalu lelah sehingga tidurnya sangat nyenyak sampai tdk tahu apa yg sedang saya lakukan, setelah semua pakaiannya kubuka, saya langsung mengikat lengan dan kakinya ke sudut-sudut ranjang.

    Tiba-tiba dia terbangun, dan terkejut karena tubuhnya bugil dan terikat di ranjang.

    “Ko lepasin saya”, suaranya gemetaran karena shock.
    “Cepat lepasin Ko!” Irene mengulangi perintahnya, kali ini lebih keras suaranya.

    Tubuh bugilnya telah mambiusku. Aku segera mencopot celana dan cd ku dgn cepat.

    “Ko!” Irene memekik.
    “Mau ngapain kamu?” Irene terkesiap melihat batang k0ntolku yg sdh mengeras.

    Kusentuh toket montoknya dgn kedua tanganku, rasanya dingin bagai seonggok daging.

    “Koooo gila luu yah!” Aku merasakan sensasi aneh melihat toket dan lubang memek adik pacarku ini.

    Jelas beda dgn waktu-waktu dulu kalau mengintip dia ganti baju di kamarnya. Sekarang aku melihatnya dgn cara yg berbeda.

    “Kooo, gua khan adik Ana!” Aku menyentuh lubang memeknya dgn tanganku, lalu mencium dan menjilatinya.

    Setelah puas segera kuletakkan batang k0ntolku di gerbang lubang memek Irene.

    “Ko jangaan !” dia memohon-mohon padaku.
    “Diam luuu.. cerewet!” aku menjawab dgn sembarangan.

    Sekali batang k0ntolku kudorong ke depan, tubuhku sdh menjadi satu denganya.

    “Iiih.. shiit!” dia mengumpat tp ada nada kegelian dari suaranya itu.

    Aku menggoyangkan pinggangku hingga batang k0ntolku mengocok-kocok liang kemaluannya.

    “Akhh.. shiit! akh shiit! Ko hentikan!” Semakin dia mamaki ku dgn ekspresi judesnyaitu, semakin terangsang aku jadinya.

    Sambil mengocok lubang memeknya aku menghisap puting-puting toketnya.

    “Mmpphhhh.. udah jangan Ko!” Irene masih berteriak-teriak memintaku berhenti.
    “Lu diam aja jangan banyak ngomong”, ujarku cuek.
    “Okhhhh shiit!” ujarnya mengumpat.

    Dia menatapku dgn tatapan yg bercampur antara kemarahan dan kegelian yg ditahan. Sejenak aku menghentikan gerakanku. Kasihan jg aku melihatnya terikat seperti ini. Dgn menggunakan cutter yg tergeletak di meja samping ranjang aku memotong tali yg mengikat kedua kakinya. Begitu kedua kakinya terlepas dia sempat berontak. Tp apa dayanya dgn posisi telentang dgn tangan masih terikat. Belum lagi posisiku yg sdh mantap di antara kedua kakinya membuat dia hanya bisa meronta-ronta dan kakinya menendang-nendang tanpa hasil.

    “Aaaahhhhhh Ko hentikan dong.. udah Ko.. gue khan adik Ana”, dia memohon lagi tp kali ini suaranya tdk kasar lagi dan terdengar mulai berdesah karena geli.

    Nafasnya pun mulai memburu. Aku menciumi lehernya dia melengos ke kiri dan ke kanan tp wajahnya mulai tdk mampu menutupi rasa geli dan nikmat yg kuciptakan.

    ” Aaaahhhh sshh Ko udah doong.. mmhh.. sshhhhh!” suaranya memohon tp makin terdengar mendesah lirih.

    Kedua kakinya masih meronta menendang-nendang tp kian lemah dan tendangannya bukan karena berontak melainkan menahan rasa geli dan nikmat. Aku menaikkan tempo dlm memompa sehingga tubuhnya semakin bergetar setiap kali batang k0ntolku menusuk ke dlm lubang memeknya yg hangat berulir serta kian basah oleh cairan kenikmatannya yg makin membanjir itu. Kali ini suara nafas Irene kian berat dan memburu,

    “Uchhh.. Uchhh.. mmmpphhhhh.. shiit Koo.. ooogghhh mmmppphhh oo.. oooohhh!” Wajahnya semakin memerah, sesekali dia memejamkan matanya sehingga kedua alisnya seperti bertemu.

    Tp tiap kali dia begitu atau saat dia merintih nikmat, selalu wajahnya dipalingkan dariku. Pasti dia malu padaku. Lubang memeknya mulai mengeras seperti melumat batang k0ntolku. Pantatnya mulai bergerak naik turun mengimbangi gerakan batang k0ntolku keluar masuk lubang memeknya yg sdh basah kuyup. Saat itu aku berbisik

    “Gimana, lu mau udahan?” Aku menggodanya.

    Cerita mesum terbaru, Sambil mengatur pernafasan dan dgn ekspresi yg sengaja dibuat serius, dia berkata,

    “I.. iiyaaaa.. udah.. han yah Ko”, suaranya dibuat setegas mungkin tp matanya yg sdh sangat sayu itu tdk dapat berbohong kalau dia sdh sangat menikmati permainanku ini.

    “Bener udahan?” godaku lagi sambil tetap batang k0ntolku memompa lubang memekknya yg semakin basah sampai mengeluarkan suara agak berdecak-decak.
    “Bener nih lu mau udahan?” godaku lagi. -cerita hot-

    Tampak wajahnya yg merah padam penuh dgn peluh

    “Jawab dong, mau udahan ngga nih?” aku menggodanya lagi sambil tetap menghujamkan batang k0ntolku ke lubang memeknya.

    Sadar aku sdh berkali-kali bertanya itu, dia dgn gugup berusaha menarik nafas panjang dan menggigit bibir bagian bawahnya berusaha mengendalikan nafasnya yg sdh ngos-ngosan dan menjawab,

    “Mmpphhh.. iya.. hmm.” Aku menghentikan gerakan naik turunku yg semakin cepat tadi.

    Ternyata pantatnya tetap bergerak naik turun, tak sanggup menghentikanya. Soalnya lubang memeknya sdh semakin berdenyut dan menggigit batang k0ntolku.

    “Mmmmppphhhh!” Irene terkejut hingga mengerang singkat tp tubuhnya secara otomatis tetap menagih dgn gerakan pantatnya naik turun.

    Ketika aku bergerak seperti menarik batang k0ntolku keluar dari lubang memeknya, secara refleks tanpa disadari olehnya, kedua kakinya yg tadinya menendang-nendang pelan, tiba-tiba disilangkan sehingga melingkar di pinggangku seperti tdk ingin batang k0ntolku lepas dari lubang memeknya.

    “Lho katanya udahan”, kata-kataku membuat Irene tdk mampu berpura-pura lagi.

    Cerita mesum hot, Mukanya mendadak merah padam dan setengah tersipu dia berbisik,

    “Ooohhh shiit Koo.. oohhh.. oohhh.. sumpah nikmat banget.. pleasee terusiin yeeass!” belum selesai ia berkata aku langsung kembali menggenjotnya sehingga ia langsung melenguh panjang.

    Rupanya rasa malunya telah ditelan oleh kenikmatan yg kuberikan kepadanya.

    “Ooohh iya.. iiya.. di situ mmmpphhhh aah!” tanpa sungkan lagi dia mengekspresikan kenikmatannya.

    Selama lima belas menit berikutnya aku dan dia masih bergumul. 3 kali dia orgasme dan yg terakhir betul-betul dahsyat kerena bersamaan dgn saat aku ejakulasi. Air kenikmatanaku menyembur kencang sekali bertemu dgn semburan-semburan cairan kenikmatannya yg membanjir. Susan pasti melihat wajahku yg menyeringai sambil tersenyum puas. Senyum kemenangan. Aku melepaskan ikatannya. Dia kemudian duduk di atas kasur. Sesaat dia seperti berusaha menyatukan pikirannya.

    “kamu hebat banget sih Ko, sering yach ngesex sama Ana”
    “Ngga jg koq!”
    “Alaaaah, sama setiap cewek yg kamu tidurin jg jawabannya pasti sama”
    “Keperawanan lu kapan diambil?” tanyaku -cerita hot-
    “Dulu waktu pacarku ingin pergi ke Amerika utk kuliah, saya hadiahkan sebagai hadiah perpisahan”

    Kemudian dia bangkit dan ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersih-bersih Irene kembali lagi ke kamar.

    Di depan pintu kamar mandi kudekap dia, kuangkat satu kakinya dan kusodok sambil berdiri.

    “Aaaahhhhh kok ganas banget sih Lu!” katanya setengah membentak.

    Aku tdk mau tahu, kudorong dia ke dinding kuhajar terus memeknya dgn k0ntolku. Mulutnya kusumbat, kulumat dlm-dlm. Setelah Irene mulai terdengar lenguhannya, kugendong dia sambil pautan k0ntolku tetap dipertahankan. Kubawa dia ke meja, kuletakkan pantatnya di atas meja itu.

    Sekarang aku bisa lebih bebas ngesex dgn dia sambil menikmati toketnya. Sambil kuayun, mulutku dgn sistematis menjelajah toketnya, dan seperti biasanya, dia tekan belakang kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis emang enak dan enak banget.

    “ooohhhh.. mmpphhhh.. ooocchhhh.. oohhhhh.. mmmppphhhh”, Irene terus meracau.

    Bosen dgn posisi begitu kucabut k0ntolku dan kusuruh Irene nungging. Sambil kedua tangannya memegang meja. Dlm keadaan nungging Irene kelihatan lebih aduhai! Bongkahan pantatnya yg mulus itu yg bikin aku tdk tahan. Kupegang k0ntolku dan langsung kuarahkan ke memeknya. Kugesekkan ke itilinya, dan dia mulai mendesah nikmat. Tdk sabar kutusukkan sekaligus. Langsung kugoyang, dan dlm posisi ini Irene bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit.

    “Ooohhhh Koo Akuu maaauuuu.. kkeelluuarr laggi..” racaunya.

    Irene goyangannya menggila dan tdk lama tangan kanannya menggapai ke belakang, dia tarik pantatku supaya menusuk lebih keras lagi. Kuturuti dia, sementara aku sendiri memang terasa sdh dekat. Irene mengerang dgn sangat keras sambil menjepit k0ntolku dgn kedua pahanya. Saya tetap dgn aksiku. Kuraih badannya yg kelihatan sdh mulai mengendur. Kupeluk dari belakang, kutaruh tanganku di bawah toketnya, dgn agak kasar keremas toketnya dari bawah ke atas dan kuremas dgn keras.

    “Mmmmpphhhh.. aaahh.. aaahhh.. aahh”, tdk lama setelah itu bendunganku jebol, kusodok keras banget, dan air kenikmatanku menyembur enam kali di dlm.

    Dgn gontai kuiring Irene kembali ke ranjang, sambil kukasih cumbuan-cumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ketika kulihat jam di dinding menunjukan jam dua. Wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi, kupikir.

    “San, memek dan permainan kamu hot banget!” pujiku.
    “Makasih jg ya Ko, kamu jg hebat”, suatu pujian yg biasa kuterima!

    Setelah itu kami saling berjanji utk tdk memberi tahu cici dan pacarnya yg sedang kuliah di Amerika. Selanjutnya kami selalu melakukannya setiap hari sampai dia pulang ke Jakarta.

  • Abg SMU Pengen Ngerasain ML

    Abg SMU Pengen Ngerasain ML


    1313 views


    Perawanku – Sebelumnya kuperkenalkan dulu siapa diriku. Namaku Nunu, seorang mahasiswa semester pertama di universitas JS di kota P dan nama pacarku Rirrie, sekolah di SMU Negeri 1 kelas III di kota P juga. Wajahnya cantik walaupun tidak secantik bintang sinetron, manis tepatnya. Punya alis mata yang hitam tebal yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Dengan hidung yang mungil lucu plus bibir “dower” yang selalu merah dan dihiasi dengan gigi yang sedikit tidak teratur tetapi justru giginya itu yang menjadi daya tarikutamanya. Tingginya sekitar 155 cm, berat 47 kg. Badannya mungil tapi montok. Bahu yang datar dan badan yang tegap dihiasi dengan sepasang payudara indah berukuran 32B yang proporsional sekali dengan tubuhnya. Pantat yang terbentuk rapi disertai sepasang kaki yangindah, terutama betisnya. Pinggang yang ramping, perut yang datar dan pinggul yang tidak terlalu besar. Tapi sungguh, dengan keadaan tubuh seperti itu, tidak ada pria yang bisa menahan napsunya jika melihatnya sedang telanjang bulat. Tentu saja.Kejadian ini kualami kalau tidak salah hari Kamis tanggal 7 Desember1998. Aku barus saja menjemputnya pulang sekolah jam setengah dua siang. Biasanya sich dia bawa motor sendiri, cuman hari itu entah kenapa dia berangkat sekolah naik becak. Jadinya saat pulang sekolah dia menelponku minta dijemput. Panas sekali hari itu. Saat sampai di rumahnya aku tidak langsung pulang. Aku mampir sejenak buat sekedar menghilangkan rasa haus. Aku duduk di ruang tamu, di sofa yang panjang, sementara dia mengganti baju sekolahnya dengan gaun santai. Entah model apa bajunya, yang jelas dia memakai kaos dengan celana pendek yang berbahan kaos juga. Dia tampak seksi sekali dengan dandanan seperti itu. Dia balik sambil membawa segelas sirup dingindan kemudian tiduran di sofa dengan posisi kepalanya di pangkuanku.

    Kami pun berbasa-basi, saling menanyakan kabar masing-masing. Karena memang kita sudah lama tidak ketemu. Aku barusan pulang dari Jogja, tinggal di sana beberapa hari. Dia orangnya memang gampang sekali kangen sama pacarnya. Ditinggal beberapa hari saja sudah sepertisebulan hebohnya. Dan kalau dia sedang kangen, rugi aku kalau tidak ada di sisinya. Tau maksudnya kan?

    Lalu kami mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama ini sambil sesekali saling mencumbu, berciuman dan berpagutan mesra. Saling memainkan lidah. Kubiarkan mulutnya melumat bibirku. Kubiarkan giginya menggigit lembut bibirku. Kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutku. Napasnya yang lembut mendera wajahku. Oh ya, aku paling suka “kissing” dengannya saat dia sedang makan coklat. Rasanya jadi tambah enak. Dan seperti biasa kalau kami sedang berasyik masyuk, kedua belah tanganku selalu menari-nari di tubuhnya. Selalu! Orang dianya sendiri yang minta buat dijamah.

    “Pokoknya kalau kamu sedang mencumbuku, sekalian dech tangan kamu ngerjain tubuhku. Biar tidak nanggung. Tapi harus di bagian yang sensitif. Seperti di daerah sini, sini dan di sini!” katanya kepadaku suatu waktu sambil tangannya menunjuk leher, dada dan bawah perutnya. Enak katanya. Akunya sich oke-oke aja. Siapa yang bakal menolak ditawarin kerjaan seperti itu.

    Mulailah pekerjaanku. Kudekatkan kepalaku ke lehernya, kukecup perlahan leher itu kemudian kugigit perlahan. Dia mendongakkan kepalanya tanda dia merasa kegelian. Kucium daerah telinganya dan kukulum bagian telinga yang menggelambir. Dia mendesah perlahan dan kemudian melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Tangan kananku pun berusaha menopang punggungnya agar tubuhnya sedikit tegak dan tangan kiriku segera kumasukkan ke balik bajunya, mengakibatkan kaosnya terangkat sampai ke perut. Tanganku menyentuh kulitnya yang halus. Menyusup ke punggungnya untuk melepas tali BH-nya. Dan mulailah tanganku menjelajahi bukit barisan itu. Kuremas payudaranya, terasa lembut sekali, diapun merintih. Kupilin putingnya, dia mengerang.

    Kutarik puting itu dan diapun mendesah. “Ahh..!” Kuputar-putar jariku di sekitar puting itu “Sshhh..!” Dia mengerang merasakan kenikmatan itu. Kuremas-remas buah dada itu berulangkali, kucubit bukit itu. Rasanya kenyal sekali. Nggak bakalan bosan walaupun tiap hari aku disuruh menyentuhnya.

    Lalu tanganku pun turun menyusuri perutnya, menuju hutan tropis. Masuk ke dalam celana dalamnya yang terbuat dari kain satin dengan sedikit renda pada bagian vaginanya. Kutemukan tumpukan kecil daging yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kugunakan jari telunjuk dan jari manisku untuk membelah labianya yang masih terasa liat sementara jari tengahku kumasukan sedikit ke dalam liang senggamanya. “Mmhhh…” Dia kegelian. Kedua kakinya nampak terjulur lurus, sedikit menegang.

    Kucari seonggok daging kecil diantaranya. Bagian yang mampu mengantarkan seorang wanita merasakan apa arti hidup yang sesungguhnya. Setelah kutemukan mulai tanganku memainkannya. Kusentuh klitoris itu lembut sekali, namun akibatnya sungguh luar biasa.

    Tubuhnya menggelinjang hebat dengan kedua kaki terangkat ke atas menggapai-gapai di udara. Dia melenguh dengan mata terpejam dan lidah yang menjilati bibirnya. Langsung kulumat mulutnya. Dia pun membalas dengan ganas. “Uuhhhh…” Lalu tangan kiriku berusaha menarik klitorisnya, kupencet, kusentil, kupetik, kugesek dengan jari tengahku. Dia memang paling suka disentuh klitorisnya. Dan kalau sudah disentuh, bisanya seperti orang sakau. Mendesah, mengerang, dan menggigil.

    Pernah suatu ketika aku ditelpon supaya datang ke rumahnya cuma untuk “memainkan” klitorisnya. Ya, ampuun… setelah puas bermain api, kami pun mencari air untuk menyiramnya. Ehh.. sorry, ngelantur. Tak lama kemudian dia mengajakku ke lantai dua.

    “Mas, naik ke atas yuk?” “Mo ngapain?” tanyaku.
    “Ke kamarnya Mbak Dian, di sini panas. Ada AC di sana.” “Boleh!” aku setuju.

    Kami pun naik ke lantai dua. Satu persatu anak tangga itu kami lewati dan kami pun masuk ke kamar Mbak Dian. Aku langsung tiduran di tempat tidur, sementara dia menyalakan AC-nya. Lalu dia rebah di sampingku. Kami bercerita lagi dan bercumbu lagi. Kali ini kulepas kaosnya, setumpuk daging segar menggunung di dadanya yang tertutup BH semi transparan seolah ingin melompat keluar. Waw, menantang sekali dan kemudian dengan kasar kusentakkan BH itu hingga terlepas, lalu terhamparlah pemandangan alam. Nampak Sindoro Sumbing yang berjejer rapi. Bergelanyut manja di dadanya. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan kokoh tegak ke atas mengerling ke arahku menantang untuk kunikmati. Payudaranya betul-betul indah bentuknya, terbungkus kulit kuning langsat tanpa cacat sedikitpun, yang tampak membias jika terkena cahaya, yang menandakan payudara itu masih sangat kencang. Maklum payudara perawan yang rajin merawat tubuh. Namun dengan payudara seperti itu, jangankan menyentuh, cuma dengan memandangnya saja kita akan segera tahu kalau payudara itu diremas akan terasasangat lembut di tangan.

    Kudekatkan wajahku ke dadanya. Mulutku kubuka untuk menikmati kedua payudaranya. Bau harum khas tubuhnya semerbak merasuk ke dalam hidungku. Kuhisap salah satu putingnya, kugigit-gigit kecil. Lidahku bergerak memutar di sekitar puting susunya. Dia mengejang kegelian. Menjambak rambutku dan ditekankan kepalaku ke dadanya. Wajahku terbenam di sana. Kugigit sedikit bagian dari bukit itu dan kusedot agak keras. Nampaklah tanda merah di sana. Puas kunikmati dadanya, mulailah ada hasrat yang menuntut untuk berbuat lebih. Tampak juga di wajah Rirrie. Matanya menatapku sayu. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Kalau dia dalam keadaan seperti ini, dapat dipastikan diasedang terangsang berat. Dan aku yakin kemaluannya pasti sudah basah.

    Aku bertanya padanya, “Rie, sekali-kali kita ngewek yuk!” “Ah, tidak mau ah!” dia menolak.
    “Kenapa?” tanyaku. “Aku malu,” jawabnya.
    “Malu sama siapa?” tanyaku lagi.
    “Aku malu diliat bugil. Aku malu kamu liat anuku.” terangnya.
    “Lho, kamu ini aneh. Masa hampir tiap hari kupegang memek kamu, cuma ngeliat malah tidak boleh?” tanyaku keheranan.
    “He..” dia tertawa manja. Otakku bekerja mencari akal.
    “Atau gini aja, kamu ambil selimut buat nutupin tubuh kamu. Ntar kita cari gaya yang bikin memek kamu nggak keliatan,” usulku sembarangan, nggak taunya dia setuju.
    “Iya dech Mas”

    Aku girang setengah mati. Lalu dia pun turun ke bawah mengambil selimut. Tak lama kemudian dia sudah ada di hadapanku lagi dengan sebuah selimut batik di tangannya. Lalu selimut itu diserahkannya kepadaku.

    “Nah, sekarang kamu lepas semua pakain kamu!” perintahku.
    Dia pun segera melepas semua pakaiannya. Sungguh anggun cara dia melepas pakaian. Perlahan namun pasti. Apalagi saat dia mengangkat kedua tangannya untuk melepas penjepit rambut yang menyebabkan rambutnya terurai indah menutupi sebagian pundaknya. Oh, cantik sekali dia. Berdiri telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Layaknya seorang bidadari. Dengan payudara yang kencang mengantung indah, dengan bulu halus yang tertata rapi menghiasi bagian bawah perutnya. Dan ketika sadar dirinya telanjang bulat, secepat kilat dia merampas selimut yang ada di tanganku dan digunakanya untuk menutupi tubuhnya. Kusuruh dia untuk naik ke atas tempat tidur dalam posisi merangkak membelakangiku. Aku segera melepas seluruh pakaianku. Dia menengok ke belakang dan tak sengaja menatap penisku yang sudah tegang berat dan langsung memalingkan wajah. Jengah. Sambil merajuk manja. “Ihhh…”

    Walaupun kami sering bercumbu tapi kami belum pernah saling mempertontonkan alat vital masing-masing. Kalau saling pegang atau sekedar nyentuh sich sering. Makanya jangan heran kalau dia jengah waktu melihat penisku. Dan lagi dia itu orangnya pasif.

    Penginnya “dikerjain” melulu, tapi kalau disuruh “ngerjain” suka ogah- ogahan. Padahal sebenarnya dia senang sekali kalau disuruh memegang penisku. Tapi itulah dia, dia yang seorang Rirrie yang penuh dengan tanda tanya. Yang aku pun masih suka bingung untuk mengikuti jalan pikirannya.

    Aku pun segera mendekat membawa seluruh amunisi yang kupunya. Siap dalam duel berdarah. Kuangkat sedikit selimut yang menutupi pantatnya dan harum birahi yang amat kusukai dari vaginanya menyebar. Tanganku pun masuk ke balik selimut itu. Mencari daerah jajahan yang harus dikuasai. Meraba-raba sampai akhirnya kutemukan gundukan itu. Terasa benar bulu kemaluannya di jariku.

    “Aowww… iiihhh! Mas nakal!” Dia protes ketika aku berusaha mencabut beberapa helai bulu kemaluannya. Sebelumnya buat para pembaca, aku melakukan ini semua tanpa melihat ke arah vaginanya. Bayangkan, bagaimana sulitnya. Soalnya aku belum pernah menatap langsung vagina sekarang ini. Mulai kupusatkan perhatianku di daerah selangkangannya. Vaginanya terasa basah. Pasti dia sudah sangat terangsang. Dan kucari letak lubangnya dengan jariku.

    “Ah, geli Mas!” dia tersentak ketika tak sengaja tanganku menyentuh klitorisnya.
    “Hore ketemu…!!!” aku teriak kegirangan.

    Akhirnya kutemukan lubang itu. Kumasukkan seperempat jari telunjukku ke dalam vaginanya. Sebentar kuputar-putar disana. Pinggulnya bergerak-gerak tanda dia kegelian. Lalu kutarik kembali dan kini pelan-pelan kusorongkan rudalku untuk mencoba menembus dimensi itu. Saat pertama penisku menyentuh vaginanya, secara refleks dia mengatupkan kedua kakinya.

    “Dasar perawan..” kataku di dalam hati.
    Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.

    “Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin.”

    Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir vaginanya. Terasa hangat di situ.

    “Aduh Mas, aku deg-degan nich” “Udah kamu tenang aja dech!”

    Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak vagina itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan penisku. “Bless!” Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman.

    “Aduh, Mas, sakit nich!” dia merintih.

    Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit. “Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok.” Kasihan juga sich melihat dia begitu. Tapi demi kenikmatan itu apa boleh buat.

    Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk vaginanya, terasa ada energi yang sangat kuat dari dalam vaginanya mencoba untuk menyedot penisku agar masuk ke dalam vagina itu. Sampai pinggulku tertarik maju membuat seluruh penisku melesak ke dalam lubang itu.
    “Sleep…”
    “Ah, Mas sakit nich!” “Tapi kok enak ya Mas?”
    “Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!” kataku.
    “Enak tapi kok aneh ya Mas? Kayak ada yang ngganjel,” dia ngomong sekenanya. Aku pun tertawa.
    “Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu.”

    Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yang belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Penisku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yang hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh vaginanya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman. Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kugenjot penisku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat genjotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam- dalamnya ke lubang vaginanya sampai dia menjerit, “Mas.. Mas aduh yang ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yang keras Mas!” Rirrie memohon.

    Langsung saja kuturuti permintaannya. penisku bergesekan dengan dinding vaginanya yang membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yang mengiringiku menuju sejuta kenikmatan. Tidak lama kemudian Ririe mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas- remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.

    “Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya,” rintih Rirrie. Kuturuti kemauanya.
    “Uh!” nikmat sekali rasanya.

    Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar penisku juga merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu. Kutampar perlahan pantat Rirrie. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke depan menyambar payudaranya yang menggelantung tak berdaya. Manggut- manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Payudaranya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia sedang dalam kondisi terangsang puncak.

    Kuremas-remas dengan kasar. Kupilin-pilin putingnya dan, “Plop…” ya ampun puting itu terlepas. Rambutnya yang panjang melambai-lambai mengikuti irama genjotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar- sebentar terpejam. Hingga akhirnya…

    “Adduuhh.. Rirrie tidak kuat lagi Mas..” “Rirrie pengen pipis..”
    “Masss.. aaakhh..”

    Kurasakan dia menekan vaginanya sedalam mungkin sambil menggoyang- goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yang membuat penisku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru makin menambah nikmat gesekan yang kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.

    “Masss.. enak sekalii.. Hmmm..”

    Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dengan tubuhnya. Intensitas denyutan vaginanya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yang menyebabkan penisku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi genjotanku. Dan akhirnya…

    “Ohhh… aaakhhh.. ouch… Mas enak!”

    Teriakannya keluar seiring orgasme yang dicapainya. “Seerrr…” cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tapi Rirrie masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba untuk menyerap segala kenikmatan yang baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yang dialaminya berakhir, dia pun terkulai lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Dalam posisi nungging. penisku terlepas dari vaginanya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk vaginanya bagus sekali.

    Vaginanya yang berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Vagina itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar dari dalam vaginanya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia untuk mengatur detak jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yang secara mendadak dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama.

    “Mas… yang barusan itu enak sekali.” Dia berbisik sambil menatapku dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dalam posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.

    “Ayo sayang buka kembali surga kamu,” pintaku.

    Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku untuk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Rirrie membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang untuk memasukkan kembali penisku. Satu.. dua.. tiga.. dan, “Bleess…” dengan mudahnya penisku menembus vaginanya. Tanpa permisi dan karena sudah tidak sabar langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.

    “Rie, Mas mau keluar nich..” “Gantian Ya?”
    “Iya Mas, dienak-enakin lho!”

    Rirrie berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan untuk memberi kekuatan di daerah perutnya yang mengakibatkan otot-otot di sekitar vaginanya kembali mencengkeram kuat. Semakin kupacu genjotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik penisku keluar dari vaginanya dan langsung kubalikan tubuh Rirrie dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok penisku. Kutarik kepalanya mendekati penisku. Penisku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku pun menyembur kencang dalam genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur. Air maniku sepertinya tidak mau berhenti. Tanganya yang lembut terus mengurut penisku dengan cepat, mengusap-usap kepala rudalku dengan ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.

    “Enak Mas?” tanya Rirrie. Aku mengangguk.
    “Belum pernah aku merasakan yang se.pertii.. ini,” jawabku terbata- bata.

    Aku merasa tubuhku lelah sekali. Lemas tak berdaya. Rirrie mendekatkan wajahnya ke rudalku, dan dengan sangat-sangat lembut dikecupnya kepala rudalku berkali-kali sambil berkata, “Kamu benda kecil tapi bisa bikin orang gede kepayahan.”

    Aku tersenyum mendengar ucapannya. Rirrie memandangku dengan mesra sambil menebarkan senyum penuh pesona. Aku langsung roboh di atas tubuhnya. Menindih tubuhnya. Kugigit perlahan lehernya. Kujilat dagunya. Kukecup lembut bibirnya. Rirrie memeluk aku sambil mengecup lembut pundakku.

    “Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?” pintanya.
    “Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yang lainnya,” jawabku perlahan.
    “Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich,” aku memohon. “Iya dech Mas,” balasnya.
    “Mas.. Rirrie tambah sayang dech sama Mas.”

    Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dalam sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang penisku yang sudah lembek dan meremas-remasnya dengan lembut sampai dia terlelap. Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dengan berjuta perasaan yang ada. Dengan sisa kekuatan yang ada, kuangkat badanku dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut vagina itu. Kujilat sedikit lendir yang membasahinya. Kunikmati sebentar pesona vaginanya dengan mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami.

  • Reni Mesum Di Tangga Darurat

    Reni Mesum Di Tangga Darurat


    1179 views


    Perawanku – Perkenalkan namaku Wendy. Aku biasa dipanggil Wen. Aku bekerja di sebuah bank di daerah Sudirman. Aku sudah bekerja di bank ini selama hampir 2 tahun. Di bank ini, aku bertemu dengan seorang wanita yang begitu sexy dan menarik bagiku. Namanya Reni. Reni bekerja di lantai 35 dan aku bekerja di lantai 30. Aku pertama kali mengenalnya karena ada project yang melibatkan kami bersama. Singkat cerita kami menjadi begitu dekat dan sangat akrab. Kami sering berkirim pesan singkat dan bersenda gurau ketika jam makan siang. Aku mengagumi kecantikannya dan kemandiriannya sebagai seorang wanita. Dia sering bercerita kepadaku bahwa dia ingin memiliki sosok seorang lelaki yang mampu membuatnya merasa dipimpin dan nyaman. Perasaan tersebut dia temukan di dalam diriku.

    Sejenak aku terdiam dan tatapan matanya menyatakan seolah-olah aku pria idamannya. Aku pun menyukainya. Project yang kami lakukan memiliki deadline 2 bulan. Kami sering lembur bersama sampai pagi di kantor. Dia dan saya adalah dua orang yang begitu “workaholic”. Aku menyukai hasil kerjanya dan kecantikannya yang luar biasa. Kulitnya yang putih mulus dengan kakinya yang jenjang dibalik rok hitam pendek yang biasa dipakainya ke kantor membuat darahku berdesir kencang. Aroma tubuhnya yang begitu menggoda ditambah dengan buah dadanya yang menyembul di balik kemejanya membuat aku ingin melakukan hubungan intim bersamanya.

    Sampai suatu malam aku tidak dapat membuka pintu menuju kantorku di lantai 30 karena ID card ku tertinggal di dalam ruangan. Saat itu sekitar jam11 malam. Lift sudah berhenti beroperasi, sehingga aku terpaksa menggunakan tangga darurat menuju ke lantainya.

    Aku menelponnya untuk membukakan pintu kantornya agar aku dapat mengakses folder-ku dari komputernya. Ternyata setelah aku naik 5 lantai, aku mendapatinya sedang berdiri menatapku sambil tertawa kecil di tangga darurat itu.

    Dia berkata, “Kamu pasti sudah tua ya Wen. Masa lupa sama ID Card sendiri .. Hahaha …” Walaupun kami tau bahwa kami seumuran, aku membalasnya dengan berkata,
    “Mungkin nih aku sudah tua. Tapi pinggang ke bawah masih muda … ” Kemudian dengan tanggannya bertolak di pinggang dan gayanya yang manja dia berkata,
    “Ah masa sih … Aku ga percaya.” Saat itu juga gairahku bangkit dan berusaha untuk membuktikannya.

    Lalu aku mulai merangkul pinggangnya dan berbisik di telinganya,

    “Akan aku buktikan kepadamu sayang.” Lalu aku menyibakkan rambutnya dan mencium daun telinganya.

    Lalu aku mencium lehernya dan terus ke arah bibirnya. Aku pun menyandarkan dia di dinding. Lalu kami saling berciuman dengan lidah kami saling berpagutan. Lalu aku membuka kancing kemejanya perlahan-lahan. Aku melihat dua gundukan di balik kemejanya. Dengan bra merah yang bermotif bunga dan sedikit transparan aku bisa melihat pentil payudaranya di balik motif bunga yang ada.

    Dia pun mulai menarik kemejaku ke atas. Aku membuka kemejanya dan totally aku melihat bra merah dengan buah dada yang begitu menggairahkan. Kulit putihnya yang mulus membuatku merasa semakin bernafsu dibuatnya. Kemudian aku pun membuka kemejaku sambil menciuminya di daerah leher dan berciuman bibir sambil memainkan lidah kami.

    Lalu aku membuka kaitan branya dan membuatnya topless tanpa sehelai benangpun menutup buah dadanya yang mulus. Sesekali aku mendengar rintihan darinya ..

    “Ahhhh Ehhhh” Dia pun mulai memegang ikat pinggangku dan kubantu untuk melepaskannya dan membuka kaitan celanaku dan menurunkan resleting celanaku.

    Aku coba meraba buah dadanya yang begitu menggairahkan dan sembari memainkan pentilnya yang begitu kencang. Kemudian aku membuka kaitan roknya yang ada di belakang dan menurunkan resletingnya. Aku membuka roknya dan mendapati ia memakai celana dalam hitam dengan motif transparan. Aku bisa melihat jembutnya di balik celana dalam itu.

    Lalu aku menurunkan celana dalamnya dan membuatnya bugil di hadapanku. Kemudian sambil meliuk-liuk dan turun ke bawah ia memegang kontolku yang menegang keras.

    Ia berkata, “Wen, let me suck your dick”. Dan aku berkata,
    “Yes baby, please suck my dick”. Lalu tanpa aba-aba dia pun menurunkan celana dalamku dan melihat kontol yang begitu besar dan panjang di depan mukanya.

    Tanpa ragu-ragu ia langsung menjilat dan menghisap kepala kontolku, sambil berbalik dan aku bersandar di dinding, ia menghisap kontolku dalam posisi jongkok. Aku hanya bisa mendesah keenakan.

    “Ahhh baby … Yeah baby … Ahhh” Akupun menikmati setiap kuluman yang ia berikan terhadap kontolku.

    Ia menarik kepalanya ke depan dan ke belakang untuk mendapatkan semua kontolku di dalam mulutnya. Sambil mengocok kontolku, ia menghisap kembali kontolku. Dan aku hanya bisa keenakan dan berkata

    “Oh baby …. ya baby”

    Setelah beberapa saat ia menghisap kontolku, ia berkata,

    “Kamu belum ngecrot juga Wen” dan aku berkata

    “Belom honey ..” Aku pun mengangkatnya ke atas dan membalikkan tubuhnya sehingga kedua buah dadanya menempel ke dinding.

    Sambil menahan kedua tangannya di tembok ala polisi amerika menangkap penjahat. Aku pun memegang kontolku dan memasukkannya ke lubang kenikmatan nya. Sambil memegang kedua tangannya di dinding aku terus memompa penisku ke dalam vaginanya.

    Sambil membisikkan beberapa kata-kata kotor ke telinganya membuat dirinya semakin bergairah. Dia hanya bisa mendesah menikmati setiap hujaman penisku

    “Ehhh …. Ehhh …. Ahhh …..Ahhhh …. Ehhh” Kemudian aku membalikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya ke pingganggku sambil memasukkan penisku ke vaginanya. Kedua tangannya merangkul bagian belakang leherku sambil sesekali menjambak rambutku. Aku terus menghujami vaginanya dengan penisku namun dengan gerakan yang semakin cepat. Ia pun menggelinjang keenakan sambil cucuran keringatnya menetes dari dahinya. Dengan buah dadanya yang bergerak setiap kali aku mendesakkan penisku ke vaginanya membuatku semakin bernafsu untuk menghujamnya dengan penisku.

    Setelah beberapa saat aku merebahkan punggungnya di atas tumpukan pakaian kami yang tergeletak di bawah, kemudian aku mengangkat kedua kakinya ke bahuku dan aku memasukkan penisku perlahan ke lubang vaginanya. Ia pun menggelinjang keenakan. Sambil memejamkan matanya ia mendesah dan berkata,

    ” Aaaahhhhh faster Weeennn …. aaaahhhhhhh …. aaaahhhhh.. Weenndddyyy Faster….” Aku pun mempercepat gerakanku dan membuatnya semakin menggelinjang.

    Kemudian aku membuka kedua kakinya sehingga aku dapat melumat bibirnya, meremas-remas buah dadanya, sambil menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya. Dia begitu merasakan kenikmatan yang aku berikan.

    Kemudian aku membantunya berdiri dan sambil membungkuk dan memegang pegangan di tangga darurat, aku pun mulai kembali memasukkan penisku ke vaginanya. Sambil meremas kedua buah dadanya dan sesekali memainkan putingnya yang mengeras aku menggerakkan penisku di dalam vaginanya. Ia merasa benar-benar kenikmatan yang ada.

    “Uuhhh … aahhhh …. uuuhhhhhh … ahhhh” desahnya ketika penisku bergerak maju mundur.

    Sampai akhirnya aku merasakan cairan panas keluar dari vaginanya. Dan tidak selang beberapa lama aku pun mulai mengecrotkan spermaku di dalam vaginanya. Setelah itu kami saling berpelukan dan berciuman mesra.

    Untungya malam itu kantor begitu sepi dan hanya kami berdua di tangga darurat. Sejak saat itu kami sering melakukan hubungan seks sampai project kami habis pun kami tetap melakukan hubungan seks dengannya di berbagai tempat, seperti di hotel, di villa ketika kami berlibur berdua, dan berbagai tempat lainnya. Kami sangat menikmati petualangan seks yang kami lakukan.

  • Tyas Gadis Glamor Penuh Sensasi Seksual

    Tyas Gadis Glamor Penuh Sensasi Seksual


    1274 views


    Perawanku – Hidup sekarang ini beriringan ditengah kemajuan teknologi membuat gue serasa jadi org paling beruntung, dimana gue bisa tau awal kemajuan teknologi & internet. Yap, gue idup di zaman teknologi lagi berkembang. gue kelahiran 1987, tinggi ya standar 170cm, BB 60kg, badan biasa aja ga atletis ga gendut. cuman gue rajin olahraga dan kadang fitnes juga (tapi kalo lagi ga mager itu juga), penampilan gue perfeksionis, muka bisa dibilang cukup diatas pas – pas an, yang pasti gue pinter mainin kata” alias gombal. lumayan lah bwt bikin beberapa cewek baper. hha

    sebut saja gue aril (nama samaran), yap sebut saja begitu tapi jgn samain sama ariel yang itu ya. ini cuman samaran. ppfftt

    cerita gue banyak sih klo tentang hal per exe an, cuman yang masih gue inget tuh ada beberapa dan gue mo ceritain satu” nih. siapin rokok sama kopi bosku, kali aja menarik nih cerita gue.

    klo ga salah di tahun 2012 nih, tepatnya ketika facebook lagi booming, lo bisa cari temen, relasi, main game bahkan cari jodoh. karena gue technology holic banget jdi gue pinter klo masalah teknologi komputasi and internet.
    kebetulan sodara gue punya warnet waktu itu, dan gue sering banget online di warnet dia ketika waktu senggang. sekedar googling, youtube, kadang buka link porn dan lain lain. hahaa

    skip with that, yang pasti gue online sambil buka fb. yakali gue bisa stalking dan hunting cewek” cakep di fb. ada beberapa cewek yang cakep yang gue kenal di fb, dan yang bikin gue penasaran tuh cewek dengan nama tyas (nama samaran juga) di friendlist gue, wawww.. tyas cakep banget bro, lo tau lah standar cewe cakep, glamour dan gemesin di social media spt apa. cewe kelas atas menurut gue, secara pergaulan dia traveling terus keliatannya. gue stalking profile dia dan foto” dia, glamour banget bro, liburannya dalam negeri dan luar negeri, gue bisa liat dia foto di merlion singapore, malaysia, dan tempat” elit lainnya. tak sedikit gue liat foto” seksi dia lagi clubing dan pemotretan, dengan baju minim yang memperlihatkan body semoknya, mata gue ga lepas dari belahan dadanya yang montok dan paha mulusnya. ajibbb bener lah ni cewe bikin gue berimajinasi.

    fakk gue bilang dalam hati jauh banget mana bisa deketin cewek se glamour dia, sedangkan gue cuman cowok biasa aja.

    jurus pertama gue cari perhatian dari dia yaitu like postingannya, karena gue sadar ga mungkin dia respon kalo gue langsung personal chat, siapa elo? artis? yang ada dikacangin seumur hidup.

    gue like terus status” dia, bahkan uploadan foto”nya, bwt sekedar nyadarin dia aja kalo ada gue yang slalu update bwt mantengin postingannya. enek enek dah ga peduli gue. namanya jg gue lagi caper. iya ga?

    kadang gue komen postingan & uploadan dia, awalnya ga di bales tapi lama kelamaan dia risih kali ato mungkin penasaran sama gue. al hasil kita sering bales komenan, tapi gue blm berani personal chat. gue tahan dulu bosku.
    selang beberapa hari dia mulai nih nge like postingan” gue, nah loh udh kena umpannya nih. dari situ kita mulai intense mantengin beranda masing”, yang gue rasa dia cukup terhibur sama komen” gue yang aga sedikit ke arah lucu dan cuek. yap, itu jurus gue bosku, jadi cowo lucu dan cuek. itu kunci gue deketin cw, jaim lah dikit. hahaa
    selang beberapa bulan gue mulai berani personal chat sama tyas, ngobrol ini itu ga karuan dan gue berlagak so tau pokonya, tapi dia terlihat nyaman sama gue. karna dia udh mulai bisa curhat sama gue dan minta pendapat tentang sesuatu ke gue. gue seneng saat itu, seneng banget malahan, ga nyangka gue bisa chat intense sama cw cakep & glamour di fb. katro ya gue. wkwk

    obrolan kita berlanjut di BBM bahkan telpon, tapi kita blom ketemu karna gue gamau rusuh bwt ngajak ketemuan. batin gue tambah nyeksrek klo telponan sama dia, suaranya sexy banget, manja” basah gitu. jujur gue jatuh cinta sama dia, ato bisa dibilang ambisi bwt dapetin dia.

    tyas ini emang cewe high class, dia jujur klo dia emg matre, dan pilihan banget klo sama cowo. pergaulan dia bebas dan ga ayal dia bilang pernah pake narkoba jg. tapi bisa gue bilang dia cewe baik hati dan fair, karna kebaikannya dia sering banget dia dimanfaatin dan dikhianati sama temen temennya. jadi gue kenal sama dia pas ria mau tobat, jauhi pergaulan dan hidup lebih baik. itu sih yang gue baca dari obrolan kita selama ini.

    pagi yang cerah gue bangun dan seperti biasa gue cek inbox BBM gue, dan seperti biasa juga ada BBM tyas yang ucapin selamat pagi. bahagia banget gue, otak dan otong menggebu” klo mikirin tyas. dan yang bikin gue bahagia banget banget banget ketika baca BBM dia “ril, ntar sore temenin aku lari yuk, pengen olahraga nih”. JACKPOT bosku, umpan udah kena telak, gue bisa ketemu cw idaman gue. gue ngelamun liat chat dia, gue cuman bisa bales “ayok” saking ga percayanya gue diajak ktemu sama tyas.

    “kamu bisa kerumah jam brp? bareng aja perginya pake motor kamu, motor aku dipake adek, mobil jg di bengkel” yap dia cw bermobil dan udh punya rumah sendiri gais.
    “siang aja aku berangkat, sekitar jam 1, kasi tau aja alamatnya” padahal gue pgn brangkat secepatnya gais. haha

    jam menunjukan pukul 12.00, gue siap” pake baju keren dan ga lupa parfum andalan gue semprot ke badan gue biar wangi dan berharap tyas nyaman sama cowo wangi kaya gue. dan gue pun bergegas memacu motor kurusku, dalem hati gue bilang apa gabakalan ilfeel tyas liat pake motor kurus kaya gini? wkwk. tapi kadang gue suka heran, ko cewe sekelas dia ramah banget ya, ga jutek, ga sombong, dan nyambung kalo diajak ngobrol. biasanya kan cewe kelas atas suka jual mahal. tapi yang gue rasain ko ngga ya. hmm

    tanpa kendor gue gas sepeda motorku, dengan alamat di tangan gue nanya kesana kesini bwt cari alamat, karna waktu itu gue gapake google maps.
    sedikit bingung juga sih cari rumahnya karena dia tinggal di perumahan, al hasil gue telpon tyas bwt nuntun gue kerumahnya.

    “halo yas sebelah mana rumahnya, aku bingung nih”
    “kamu dimana?”
    “depan komplek yas”
    “lurus aja ada pos belok kiri, lurus ada lapangan belok kanan, aku tunggu di depan rumah”
    berkat panduan tyas gue sampai di depan rumahnya, gue standarin motor sambil mata terbelalak. akhirnya gue bisa liat cewe idaman gue.

    tyas berdiri di balik gerbang pendek hitam yang masih tertutup sambil tersenyum melihatku. dengan memakai hotpants jeans dan kaos longgar putih, gue bisa liat paha mulus dan toket ukuran 38, buset gede banget toketnya ga nyangka gue. dia cukup tinggi untuk standar cewe, ya sekitar 168cm lah, BB 55kg, rambut panjang item sepunggung, kulit putih kuning langsat, wajah ouval dagu lancip belah, bibir tipis, dan yang bikin sange mukanya tuh menantang banget gan. haduhh menggoda banget pokonya. pasti tiap cowo ga akan lepas pandangan dari cewe kaya tyas. gue gugup disitu, gue cuman autofokus betapa cakep dan montoknya tyas.

    tyas pun membuka gerbang rumahnya dan menyuruhku masukin motor. rumah sederhana tipe 36 yang sangat nyaman, sungguh cewe glamour.

    gue turun dari motor dan membuka helmku.

    “ayo masuk” ajak tyas

    aku cuman bisa berjalan dibelakang dia sambil liat rambut panjang extension dan pantatnya yang bulat. ughhh seneng banget gue.

    pekarangan kecil udh gue lewati dan masuk ke pintu coklat dan gue liat ruang tengahnya kosong.

    “ril ke kamar aja sini, di ruang tamu ga ada kursi”
    “kursinya kemana? kamu jual?” candaku
    “ngga, dipindahin ke rumah mama, kan rumah ini mau aku jual”
    “nah terus?”
    “udh ga nyaman aku dirumah ini, pgn pindah”
    “oh” dalem hati gue bilang, enteng banget ni cewe mw ganti rumah

    gue masuk ke kamar tyas di kiri ruang tamu, aroma wangi khas kamar wanita membuat hati gue terasa tenang dibuatnya, gue liat kamar luas dengan kasur pendek beserta furnitur lainnya. dan ada kamar mandinya jg di dalem. beuhh dalem otak gue mulai ngeres, abis exe gampang nih bwt bersih”. haha

    “mw minum apa?”
    “bebas yas” gue sambil duduk di karpet sebelah kasur
    “ambil aja tuh di kulkas klo haus” tunjuk tyas ke kulkas dipinggir tv
    “oke yas”
    “jadi kita mw lari jam brp nih?” tanya tyas sambil nyalain marlboro menthol di tangannya dan duduk di kasur di sebelah gue
    “jam 4 aja deh, biar ga panas, kasian kulit mulus km kalo kebakar matahari” canda gue
    “hahaa, bisa aja. oke deh, eh km bawa baju bwt larinya?
    “ada nih di tas” jawab gue

    waktu masih panjang, sekitar 3 jam lagi menuju jam 4. kita cuman ngobrol ngelantur dengan dihiasi candaan yang bikin tyas terlihat terhibur dengan candaan yang keluar dari mulut gue. dan gue cuman bisa fokus ke bibirnya yang tipis imut dan toket ukuran 38 nya, otak gue udh ngebayangin megang toket itu, pasti gede dan kenyal banget haduhhh. gue duduk sebelahan sama dia, gue ngadep tv, tyas duduk di kasur duduk aga miring ke arah gue.
    ga kerasa waktu begitu cepat dan jam menunjukan udh pukul 3 sore, tapi saat itu cuaca sangat mendukung, tiba” mendung banget, gelap diluar udh pasti bakalan ujan.

    “ril, mendung banget, gmn kalo ujan?” tanya panik tyas
    “iya nih, bahaya kalo ujan”
    “gajadi lari deh klo ujan, kasian km udah jauh dateng kesini”
    “gpp yas, yang penting aku bisa ketemu kamu, itu sih intinya. haha” candaku
    “ihhh bisa aja, emang kamu ngebet ya pgn ketemu aku?” tanya tyas
    “emmhh.. gmn ya? ya pgn ketemu lah, masa tiap hari ngbrol lewat telpon dan BBM aja, kan ga seru” jawabku
    “ahh bisa aja km ril” sambil cubit bahu gue

    dan ya turunlah ujan yang sangat lebat, dalem hati gue bilang “yes ujan, ga jadi lari” haha
    ga tau kenapa cuaca hari itu sangat mendukung, hujan sampe jam 8 malem ga berhenti dan hasilnya kita ga jadi lari.

    “duhh ujannya ga mendukung banget, masa iya ujan ampe jam segini, ga jadi deh larinya kita”
    “gpp lah yas, daripada kita keujanan pas lari kan brabe”
    “iya juga sih, eh kamu laper ga?”
    “laper sih”
    “ywd kita cari makan yuk kedepan, aku ga masak soalnya”
    “emg kamu bisa masak?” candaku
    “helooww… bisa lah, jago aku kalo masak”
    “lain kali masak bwt aku ya?”
    “boleh” tegas tyas

    sitmenn.. dari jawaban itu negasin klo dia ga bosen bwt ktemu gue lagi.

    “ywd yu kita cari makan”

    tyas beranjak dan membawa sweater abu beserta dompet, gue jg bawa tas kecil gue lah. masa iya gue ga bawa dompet. kan gengsi.
    meluncurlah kita dengan motor kurusku, sepanjang jalan gue ngrasa bangga bisa bonceng cewe cakep kaya tyas, dan

    pastinya gue bisa ngerasain toketnya yang gede nempel” di punggung gue. ugghhh anget dan kenyal banget asli. otak gue udh ngeres bawaannya. dan yang bikin baper tuh si tyas duduknya nempel ke gue mulu, bikin gue makin gugup. asemm ni cewe, bisa banget bikin sange.

    “makan apa ril?” tanya tyas
    “bebas yas, yang enak apa disini?
    “ada nasi goreng kambing yang enak banget tuh di depan, cobain deh”
    “sip” nasi goreng kambing bosku, bisa bikin libido naik nih. waduhh bahaya

    2 bungkus nasi goreng kita pesan, kalo ga salah total harga tuh 40 ribu. ahh enteng bosku cuman 40rb ini. gue keluarin dompet di tas kecil gue.

    “berapa bang?”
    “semua jadi 40rb mas” jawab si tukang nasi goreng
    “ril mw ngapain?” selang tyas
    “bayar lah, masa iya ga dibayar yas” sanggah gue
    “uda udah ihh gue yang bayarin” tegas tyas
    “masa km yang bayar yas? ngga ah” gue ngerutin alis gue
    “udah aku yang bayar arieeeellll.. km kan tamu aku, laen kali deh km yang bayarin aku makan kalo diluar” bujuk tyas
    “ohh ok deh” sempet terbesit apa dia mancing bwt jalan sama gue nanti? apa gue mw diporotin sama tyas?

    secara kan cewe seperti tyas rata rata doyan matrein cowo dengan modal kecantikannya. ahhh tapi gue kesampingin pikiran itu, yang penting gue harus beresin misi gue hari ini, yaitu puas puasin berduaan bareng dia. kapan lagi kan bisa berduaan sama cewe se kece dia. jajan di tukang nasi goreng aja banyak banget yang fokus liatin tyas, mata para cowo mata kranjang yang gatel. wkwk.. iyalah, badan tinggi tegap dengan dada dan pantat menonjol diikuti gerak tubuhnya yang sexy abis layaknya model, siapa yang ga tergoda coba. bahkan liat cara dia berjalan pun udh bikin mata melongo.

    dan kita pun balik ke rumah. sesampainya dirumah kita makan bareng sambil nonton tv. sbenernya aga jaim juga sih gue makan depan cw cakep. tapi dia mah cuek aja.

    selesai makan kita lanjut ngobrol ngelantur, sementara aku masih duduk ditempat yang sama dan tyas tiduran di kasur. makin keliat aja tuh toket nonjol gede banget. imajinasi gue udh liar di badan tyas.

    “eh yas km ga bete tinggal sendiri di rumah?” tanyaku sambil nyalain roko marlboro merah
    “bete sih, tapi klo lagi bosen dirumah ya paling kerumah mama di blok depan”
    “cari suami aja udah biar ga kesepian” iseng aku tanya
    “ga ada calonnya” jawab tyas
    “ini ada”
    “mana? kamu? ihhhh”
    “hahaa” malu gue disitu gais, asli malu, gendok banget sama ekspresi dia
    “idihhhhhh.. yakali baru jg ketemu sekali”
    “tapi nyaman kan ngobrol sama aku?”
    “yaaa.. iya nyaman sih ril” nada lembut dengan tatapan sayu ke arah gue

    makin berdegup aja ni jantung srasa mw loncat.

    “ehh km emang ga kmana mana yas? ga maen kmana gitu” gue pnasaran
    “ngga, aku lagi males kmana mana juga, bosen maen mulu, malah abisin duit ga jelas ril” terang tyas sambil bangun dan duduk disertai ikut ngeroko
    “iya juga sih, tapi kan happy klo liburan terus”
    “happy sih, tapi yaaa.. pengeluaran membengkak ril, blm bayar rumah, cicilan mobil, motor, dll”
    “emg kamu kerja apaan si yas?” makin pnasaran gue, karna gue blm prnh nanya kerjaan dia sebelumnya karna gue takut dia gamau negasin ttg kehidupannya.
    “aku jualan online sih, baju, kosmetik, tas, semua deh perlengkapan cewe cowo. tapi biasanya sih dulu suka dikirimin duit tiap bulan sama pacar aku”
    nah loh pacar? pikiran gue udh mulai macem macem, apa dia cewe simpanan ato koleksi para gadun? hmm gue curiga
    “ohh bagus dong, skr masih jualannya?”
    “masih ril, tapi ya aga sepi juga sih, tapi lumayan sih kalo bwt jajan, cuman suka repot jg bwt cicilan rumah dan mobil, biasanya kan dibantu sama pacar aku, beli rumah ini juga kan ide aku sama pacar aku, cuman ya gitu dehhh” jawab tyas lemes
    “ohhh.. jadi terus pacar km kmn yas? kepo banget gue
    “udah putus, dia selingkuh ril, emang brengsek, salah pilih aku, tadinya cuman mau matrein dia tapi malah aku beneran suka, eh pas sayang malah putus, kan nyesek”

    dalem hati gue bilang wahh apa bisa gue deketin dia? haha

    “ihhh matre ya kamu” nada gue bercanda
    “iya aku emg matre ril, tapi liat liat juga kalo matrein cowo, kalo yang patut di matrein ya matrein, kalo ngga ya ngga, ngapain jg kan matrein cowo yang kere” tegas tyas sambil hembusin asep rokonya
    “wahh bisa di matrein juga ni aku” tegas gue sambil ketawa
    “hahaa.. ya ngga lah ril, emg km mau dimatrein sama aku? berani biayain aku berapa per bulan?” nada iseng tyas terucap
    “hahahahaa.. gamau lah, lagian apa yang mw di matrein dari aku” jawabku aga sedikit nyesek juga kala itu

    ngobrol ngelantur ga karuan dan ga kerasa udah jam 11 malem, what?!! cepet banget ni waktu, gue masih pengen disini, pengen berduaan sama tyas. ughhh kesel gue waktu itu sama jam. akhirnya gue harus pamit.

    “yas aku pulang skarang ya, udah malem”
    “pulang sekarang? udah malem ril, jam 11 ini, gelap loh di jalannya”
    “ya makanya aku harus pulang udah malem ini ga enak juga sama tetangga, keenakan ngobrol jadi gatau waktu nih, sory ya”
    “nginep aja ril, gpp ko.. aku seneng ada temen ngobrol, lagi bete juga aku” tegas tyas dengan tatapan yang bikin gue mencair
    “hah? yas serius? kalo nginep ntar ketauan ortu mu loh, kan rumahnya deket” jawabku dengan harapan tyas kasih jawaban yang bisa yakinin gue bwt nginep
    “iya serius ril, nginep aja gpp, lagian mama ku jarang kesini, paling adek aku yang sering kesini”
    “gmn kalo ketauan adek km ada cowo nginep?” tanyaku ingin tahu
    “gpp kali dia mah santei, ga akan bawel ngadu ke ortu aku”
    “yakin nih aku nginep?”
    “iya ihh bawel amat, santei aja kali, dulu juga pacar aku sering nginep disini”

    yessss.. dan dari situ gue putusin buat nginep!!! seneng banget gue. hahaa otak gue udah mikir macem macem, kapan lagi gue bisa nginep bareng cewe cakep montok seperti tyas. haduhh prasaan campur aduk ga karuan.

    “huufff.. aku ganti baju dulu ya sambil cuci muka, diem loh jangan ngintip, haha” tawa kecil tyas sambil beranjak ke toilet

    waduhhh pengen banget gue intip dia, toiletnya kan ga ada pintunya. tapi gue harus tahan, berharap ada keajaiban nanti malem. hahaa

    tyas pun keluar dari toilet dengan memakai celana pendek 20cm diatas lutut dengan tengtop longgar putih dan terlihat putingnya kecetak di kiri kanan dadanya. haduhh otak gue panasssss banget.

    “ril ganti baju gih, km kan bawa baju olahraga di tas, ganti gih di toilet” tanya tyas
    “ooo.. ohh oke yas” gugup gue jawabnya

    gue pun ambil baju ganti di tas dan beranjak ke toilet, selang ganti baju gue cuman bisa pegangin otong gue biar tenang jgn bangun secara tiba tiba. wkwk.. gue pipis tuh dan sambil bilas bersih otong gue ya siapa tau nanti ada kejadian di atas kasur. ngeres banget kan otak gue.

    “kalo mw tiduran sini aja ril di kasur” tegas tyas yang lagi tiduran
    “oke yas” jawabku cepet

    gue pun tiduran disamping dia, kecium banget aroma parfum khasnya yang sangat wangi. kita tiduran berdua sambil nonton tv dan ngobrol panjang lebar. gue gugup, ga karuan, pengen banget gue nerkam badan dia dan lumat abis tiap jengkal badannya yang sexy dan wangi. uugghhhhh

    tyas bangun dan berjalan kearah dinding untuk matiin lampu. dan kita hanya diterangi oleh tv malam itu. wahh romantis banget, makin ga tahan gue dibuatnya.

    jam menunjukan pukul 00.30, dan gue gabisa ngantuk. pikiran gue ngeres bawaannya, tiap menit gue selalu curi cara bwt liatin toket dia yang gede dibalik tengtop longgarnya. jelas banget terlihat belahan dan mulusnya toket tyas ketika tiduran disamping gue. bikin otong gue ga karuan.

    gue tiduran di pojok dket tembok, soalnya tyas ga suka tidur di deket tembok, dia pgn bebas gerak kayanya. gue selalu mastiin apakah tyas udh tidur ato belum karena waktu itu dia seketika tidak bersuara. ternyata dia fokus nonton tv, gue pgn tau apa yang ada dipikiran tyas kala itu, apa dia mikirin nidurin gue ato ngga? haha

    ide iseng gue muncul ketika lihat guling di samping kiri tyas, sengaja gue lingkarin tangan kanan bwt ambil tu guling dari sisi tyas. seetttt..

    “ihhh ariel, ini guling akuu.. aku gabisa tidur kalo ga ada gulinggggg” rengek tyas
    “sama aku juga yasttt” tegasku
    “ihhh gamau ahh sini” narik guling yang gue pegang
    dari situ kita tarik menarik guling sambil tertawa kecil.
    “guling km aku aja yastt” celoteh gue reflek
    “iihhh kamu curang” tangan kiri tyas bertengger di perut gue yang wkt itu tiduran menghadap gue

    sekitar 10 detik kita bertatapan, tyas dengan wajah polosnya menatap gue dalam, begitupun gue dengan tatapan so perhatian. dan gue beranikan diri bwt tempatin tangan kanan gue di pinggang tyas. tyas diam ga ada respon apapun. dengan wajah lurus aku mendekati wajah tyas yang ada di depanku. gue memberanikan diri tempelin bibir gue di bibirnya. bodo amat kala itu gue fikir, paling gue kena tampar, yang pasti gue udh ga tahan sama suasana kamar malam itu.

    tyas pun tetap diam ketika bibir gue menempel di bibirnya, mungkin dia jg terbawa suasana malam itu. selang beberapa detik gue ngerasa bibir tyas mulai terbuka dan wahh artinya dia bisa nerima ciuman gue. dari situ gue mulai bermain, gue cium lembut bibir tyas, bibir atas gue emut begitupun bibir bawahnya. tyas pun membalas ritme ciuman gue. anget banget, lembut banget, dan gue bisa rasain cairan mulut tyas yang hangat. tyas berciuman sambil menutup matanya, kerasa desahan lembut tanda dia menikmati ciuman gue, nafas tersengal makin berat. sepertinya dia mulai sange, karena tangan dia mulai bersarang di pinggang gue.

    sekitar 5 menit kita berciuman hebat, tyas yang udah horny dengan lidah nakalnya yang melumat seluruh isi mulut gue. gue dorong badan tyas perlahan sampe dia rebahan, gue terus serang bibir tyas tanpa henti. bisa terasa kaki dia gerak pelan ga karuan. gue fikir gede banget ni cewe nafsunya. tangan kanan gue kala itu ada di pinggang kiri tyas, tangan kiri tyas nempel di pipi gue. perlahan gue usap perut tyas dengan lembut dan memberanikan diri bwt geser tangan kanan gue ke toket kirinya. tangan gue hanya diam ketika berada di toket tyas, gue pgn tau reaksi dia. ternyata dia diem dan malah menambah laju ciumannya. dari situ gue mulai gerakin perlahan jari jemari gue yang posisinya tepat di toketnya, ugghhh terasa banget toket gede ukuran 38 yang masih kenyal padet dibalik bajunya. ga salah emang perawatan ga bakalan bohong.

    tyas menikmati jari jari gue yang menari lembut di toketnya. gue masukin tangan gue kebawah bajunya dan mulai pegang erat toketnya dibalik baju. sontak nafas tyas semakin tersengal, “ehhmmmm” gue terus maenin toketnya sambil gue usap lembut putingnya. tangan kanan tyas yang berada dibawah badan gue kerasa mencengkram seprei seakan menahan nafsu birahinya. ciuman gue turunin ke leher kirinya, gue kecup gue jilat lembut leher tyas tanpa sisa, nafas tyas semakin tersengal sembari kepala menggelinjang ga karuan. gue abisin seluruh centi lehernya, tak lepas gue jilat lembut telinganya.

    “emmhhhh… ahhhhh..” desah lembut dari mulut tyas yang menganga, tangan kanan tyas meremas rambut belakangku seolah memapahku utk tidak melewatkan satu bagian pun dari lehernya. desah tyas semakin ekspresif kala itu, waktunya gue tarik baju tyas keatas. terlihat jelas toket besarnya keluar dari balik baju, sungguh bulat, putih, dengan puting sedikit cokelat. mata gue semakin terbelalak sementara tyas hanya bisa menutup mata sembari mendesah lembut. tangan gue memijit toket kiri tyas ditambah dengan kecupan lembut di dadanya. lidah gue bermain di pinggir puting tyas yang gede. sungguh nikmat, hangat, lembut, kenyal. dan aromanya sungguh khas.

    “emmhhh.. ahhhh.. ril, emmhhh”. gue jilat putingnya dan isap perlahan diselangi gigit lembut. tangan tyas semakin liar, tangan kanan menjambak rambut dan menekan kepalaku utk terus nempel di toketnya, sementara tangan kiri tyas yang dibawah badanku lebih liar lagi, tangan tyas mencari kontiku yang udah ngaceng dan berair. grekkkk kerasa tangan tyas mencengkram kontiku dibalik celana tipisku, remasan lembut liar diselingi usapan lembut terasa banget. kepala gue semakin panas, gue semakin bernafsu. dan dari situ gue yakin tyas udh profesional banget masalah exe an.

    tanpa jeda gue libas toket tyas, kiri kanan udah gue lumat semua tanpa sisa. desahan tyas semakin menjadi ketika lidah gue mulai bermain di perut, pinggang dan pusernya.

    “emmhhh.. owhhh..” hanya desahan itu yang terus menerus gue dengar.

    tangan kanan gue selipin diantar kedua paha tyas, dan dengan pasrah tyas membuka lebar kedua pahanya, seolah mempersilahkan tangan gue utk bermain di selangkangannya. gue usap lembut selangkangan mulusnya, dan gue usap meki dia dibalik celananya.

    “emhhh ril….” bisa terasa ada yang basah dibalik celana tyas, dia udah sange berat gue rasa.

    gue udh ga tahan, gue angkat baju tyas dan tyas pun bangun dari tidurnya, begitupun tyas yang menarik keatas baju gue. posisi kita udh gapake baju skarang, tyas menancapkan ciuman ke bibir gue, kita ciuman sambil duduk, tangan gue liar di punggung tyas. begitupun tyas. sontak kaget ketika tyas memutar dan mendorong badanku dan dia menindihku, tyas liar bermain di leherku, ughhhh sangat hangat lidahnya bergoyang lembut melumat tiap jengkal leherku. mahir banget gue pikir ni cewe, servisnya sangat luarbiasa. bagian yang bikin gue gabisa tahan yaitu ketika dia emut dan jilat puting gue, aarrgghhh.. skarang gue yang ga karuan, gue reflek mendesah dengan permainan lidah tyas di puting gue. geli, enak, hangat, semua bercampur, getarannya sampe ke lulut gue. terasa lemas banget badan gue. edan ni cewe.. parah gue pikir. tanpa henti tyas melumat seluruh badan gue, dan tangannya yang bersarang di konti gue, dia gesek gesekan seolah dia ngocok konti gue dibalik celana. nafsuku udah berada di puncak, kepala gue udah panas, tyas pun yang udah sange berat mulai menarik celana dan cd gue barengan, spertinya dia udh ga tahan pgn nikmatin konti gue. sreettt.. clana gue udah lepas dan konti gue yang udah berdiri hebat ngaceng maksimal di depan wajah tyas, konti gue ga gede.. standar asia, cuman kelebihannya konti gue bisa dibilang panjang, sekitar 2 kepalan tangan org dewasa.

    “ariell… panjang banget kontimu??!!” tyas kaget
    “panjang gitu? ahh biasa aja prasaan” nada gue yang berharap bakalan di oral sama tyas
    “ihh ini panjang banget tau” sambil mengusap konti gue
    “suka ga?” tanyaku
    “heeh suka” tersenyum ngocok pelan kontiku

    tyas mulai menjilati kontiku dengan lembut, dia melumat seluruh bagian kontiku, cairan pelicin yang keluar dari lubang konti pun dia lumat abis seakan dia adalah cewe yang haus. tyas mulai melumat biji pelirku, jilat dan memasukan ke mulutnya. owhhh parah, kaki gue gabisa diem ketika tyas lakuin hal itu. dia memasukan kontiku perlahan ke mulutnya sambil menatap nantang ke arahku. kepala kontiku terasa hangat masuk ke mulut tyas, rasa hangat melaju ke batang kontiku. tyas mulai mengoral kontiku perlahan, tak ayal dia mencoba memasukan semua batang kontiku ke mulut dia, tapi dia tak berhasil malah selalu tersedak karena kontiku udh mentok di pangkal tenggorokannya.
    kita sedikit tertawa ketika melihat usaha tyas ingin memasukan selurih bagian kontiku.

    “hahaa.. gabisa masuk semua” celoteh tyas sambil tertawa
    “jangan maksain yas, haha.. masukin lagi” jawabku ga tahan
    “emhhhh” desah tyas

    mulut tyas maju mundur diikuti tangan kanan mengocok pangkal kontiku, “clokk clokk clokkk..” ughhh parah, pinter banget tyas, dia oral sambil isep kenceng kontiku di mulutnya. serasa beneran ada di dalam meki pikir gue.
    cukup lama gue di oral, karna gue takut keluar duluan kan sayang nih. gue angkat kepala tyas dan menarik wajahnya utk gue cium, bodo amat gue pikir bibir dia bekas konti gue ini, gue lumat abis bibir dia sambil gue balikin badan dia untuk bergantian. tyas skr udah rebahan, karna gue tetep ga tahan liat toketnya, gue kembali isep putingnya secara bergantian sembari gue masukin jari gue ke balik celananya. basah banget jari gue ketika mengusap belahan meki dia, ga ada satu helai pun bulu jembut di meki dia, waduhh otak gue semakin brutal, udah kaya di film bokep nih cewenya ga ada jembut, gue mainin jari gue di belahan meki dia, gue teken klitorisnya yang membuat desahan tyas kembali terdengar “emhhh ril.. emhh.. buka aja celana aku sayang”. what?? sayang, gue ga bisa lupa momen pertama dia manggil gue sayang, bodo amat karna nafsu juga yang penting gue dipanggil sayang sama tyas.

    dengan semangat gue tarik celana tyas dibantu tyas yang mengangkat pantatnya biar gue gampang buka celana dia. dan iya gue liat meki tembem bersih dengan bulunya yang lembut, gue makin bernafsu gue mainin jari gue di luar lubang mekinya. astagaa ni meki bersih amat, pgn gue jilat abis ni meki. gue buka perlahan kaki tyas sehingga terlihat jelas lubang mekinya, dia udah ga perawan sih, tapi untuk ukuran cewe ga perawan, meki dia terlihat rapih dan lubangnya pun aga rapet. kebrutalan bibir gue mulai bermain di paha dan selangkangan tyas, nafas berat tyas semakin terdengar jelas ketika lidahku mendekati mekinya.

    “owhhh ril… geli ril…” tyas menggelinjang ga karuan. gue tempatin lidah gue di klitoris tyas sambil menghisap pelan. “AAWWWW…!!!” teriak tyas sambil bangun dan bergeser ke belakang.
    “kenapa yas?” gue kaget.
    “km apain meki aku ril?” duduk menekuk kaki menutupi meki
    “barusan aku jilat klitoris km yas, kenapa?” tanyaku cemas
    “ngga.. itu.. ko rasanya aneh ya?”
    “aneh knapa? emg kamu belum pernah dijilat itunya?”
    “belum, aku ga suka karna aku ga kuat ril.. paling dimasukin jari aja, kalo di isep gitu ga pernah”
    “cobain deh, tahan aja dan rasain” harap gue tegas
    “iya tapi aku gakuat ril, aku bisa teriak klo gitu”
    “udah sini aku bakalan pelan ko sayang” gue tarik kedua kaki tyas
    “pelan ya, kalo aku tiba tiba teriak tanggung jawab loh”
    “oke, udah sini cepet rebahan lagi”
    “ihh kamu sange yaaaa..” gurau tyas tersenyum
    “hahaa.. iyalah sange, udh di oral sama km juga, skr giliran aku yang puasin kamu”
    “yakin bisa puasin aku?
    “nantang nih?” gue semakin bernafsu
    “coba aja kalo bisa” kembali tyas merebahkan badan semoknya
    “toket km gede banget yas, ukuran brp sih?”
    “38, kadang pake BH ukuran 40 jg sih”

    what?? gila ni toket, bisa abis nafas klo tu toket nemplok di muka gue.

    “jadi pake jari aja nih?” tanyaku sambil ngarahin jari gue ke mekinya
    “iya jari aja, ga kuat klo dijilatin”

    jari tengah gue mulai bermain di belahan meki tyas, gue usap lembut bersama cairan meki tyas dan ludah gue yang bercampur. gue masukin perlahan ke dalem lubang kenikmatannya, hangat dan lembut banget.

    “owhhh rill” tangan tyas sambil mengusap puting gue

    birahi gue semakin naik, gue naikin kecepatan jari gue mengocok lubang meki tyas.

    “ahhh.. ahhh.. ahhh.. emhhh..”

    tyas kembali menggelinjang dengan menggelengkan kepala ke kiri dan kanan. gue tau apa yang dirasain tyas, pasti enak banget. gue mulai cari Gspot di mekinya dan gue teken halus kemudian kenceng.

    “emmhhh ril, apa itu.. enak banget yang.. mmmhhhh.. aaa.. aku jadi pgn pipis ril.. ahhh ariell.. emmhhh” tangan tyas meremas bahu gue.

    sepertinya tyas udh mulai mau orgasme. sontak gue memposisikan diri utk menjilat klitorisnya lagi, bodo amat dia mw teriak yang pasti gue udah gelap mata pengen puasin dia.
    gue jilat dan hisap kembali meki tyas sembari mengocok mekinya.

    “aahhh.. sayanggg.. ahhh.. ngga.. ahhh” erangan tyas yang ga kuat tapi nikmat, badannya seakan pgn mundur tapi tertahan karna rasa nikmat dari oral yang gue kasih.
    “AHHHH.. emmhhhh” teriakan keras tyas terdengar dan mulai pelan karena dia tutup mulut dengan tangannya
    “emhhh.. rill.. dikit lagiiiii”.. ahh.. ahhh.. aaahhhhhh..aaaaaa !!!!” tyas mengerang badan tyas bergetar dan pinggang dia naik turun, tangan kanannya menggenggam erat kepala gue. terasa ada cairan licin keluar dari lubang meki tyas, rasa aga asem dan khas di lidah gue, spertinya tyas udh orgasme. gue berenti oral meki tyas utk memberikan jeda biar tyas bisa narik nafas.
    “hhh..hh.hhh” suara nafas tyas kecapean
    “apa itu ril, rasanya enak banget, aku ampe lemess” tanya tyas dengan nada ngos ngosan
    “km keluar ya? enak?”
    “iya enak banget ril”

    tyas yang masih rebahan dengan kaki yang terbuka, gue mendekati bibir dia dengan posisi meniduri badan semoknya. gue cium pelan bibirnya, tangan tyas merangkul kepala gue. dengan pelan gue mulai gesekin konti gue di permukaan meki tyas. lidah tyas mulai kembali liar di mulut gue. gue arahin konti gue ke lubang meki tyas, gue masukin pelan kepala konti gue tiba tiba tyas melepaskan ciumannya.

    “ril mw ngapain?” kaget nada tyas
    “masukin” tegasku
    “jangan, aku takut hamil, ga ada kondom juga disini, kamu bawa kondom ga?” tanya tyas
    “ngga lah yas, ngapain jg aku bawa bawa kondom”
    “jangan deh, ntar aku hamil gimana?” tyas panik
    “yas, aku ga bakalan jail ko, percaya deh”
    “beneran? km ga bakalin keluar di dalem kan?”
    “ngga yas, suerr.. aku ga bakalan jail”

    rasa takut terhalang sama rasa nikmat, tyas kembali mencium gue, dan gue lanjutin usaha gue bwt masukin konti gue. semakin erat rangkulan tyas ketika kepala konti gue berada di mulut mekinya, gue pegang dan dorong perlahan konti gue masuk ke meki tyas, tyas mulai menggigit bibir gue ketika kepala konti gue udah masuk ke mekinya.

    “emhhhh.. pelan sayang.. oohhhh”
    setengah kontiku udh masuk ke meki tyas, terasa hangat, licin dan lembut banget dinding mekinya.
    “ahhhhh.. emhhhh” tangan tyas mulai mencakar pelan punggung gue

    gue berusaha bwt masukin semua konti gue, tapi ketika gue udah mw masuk semua tyas terkejut.

    “aaahhh ril ahhh.. udh mentok itu.. ahhhhhh”

    konti gue gabisa masuk semua dengan posisi missionari, al hasil gue mulai genjot pelan konti gue. masih kerasa remasan
    dinding meki tyas di konti gue, walopun licin karna tyas udh orgasme tapi kontiku terasa dipijat di dalam mekinya. nikmat banget

    “oohhhhh.. emmhhhh” desah tyas dengan nafas tersengal

    sungguh erat pelukan tyas, kepala gue ampe diem di leher dia dan gabisa gerak. gue cuman bisa kecup leher dia dan jilat leher dan telinganya. gue pacu lebih kenceng, dan kepala tyas semakin menggelinjang, sempat pula dia menggigit telingaku. nafsunya sangat besar, mata dia merem melek menikmati mekinya dihajar sama konti panjang gue.
    darah udh ampe ubun ubun, gue tambah greget, gue genjot meki tyas dengan kecepatan super, konti gue yang mentok terus nyelusup sampe bisa masuk semua.
    desahan tyas berubah menjadi erangan.

    “aaaaa.. rill.. aaaaa.. terus rilll.. emmhhh.. owhh” kedua tangan tyas memegang pantat gue, kakinya melingkar di pinggang gue

    tak sedikit gue denger jeritan kecil spt di bokep jepang, erangan seakan mw nangis. imajinasi gue ga berhenti disitu, gue rangkul badan tyas dengan kedua tangan gue, gue balikin badan dalam posisi konti masih menancap dalem di meki dia. skr posisi tyas ada diatas. gue bisa liat jelas wajah meringis engap karena konti gue masuk semua di mekinya.
    wajah cantik dengan rambut terurai ada di atas gue, wajah tyas yang sexy meringis keenakan sungguh membuat gue bangga kala itu. toket gede menggantung bulat berkeringat memacu adrenalin gue. perlahan tyas mengatur goyangan pinggulnya, karna pasti kerasa aga sakit konti panjangku menancap semua di mekinya. wajah meringis kesakitan tapi berujung enak terlihat dari matanya, kita saling bertatapan mata dan tak ayal tyas melempar senyum manis seakan mengatakan

    “aku sungguh menikmati ini, terima kasih ariel”

    tyas mempercepat goyangan pinggulnya, dan ahhh konti gue serasa makin diremas di dalam. gerakan maju mundurnya sangat profesional, gue gamau momen ini habis, gue pengen terus melihat momen ini. rasa nikmat di sekujur tubuh, lutut gue terasa lemas ketika tyas bermain di atas.

    “eee eemmhh.. ee emmhh.. ahhhh” erang tyas

    gue menikmati goyangan tyas dengan meremas kedua payudaranya diikuti tangan tyas yang menggenggam jemari gue di toketnya.

    tyas mw orgasme, dan gue membantu laju konti gue seiring goyangannya. terdengar erangan kenceng dipinggir telinga gue. gue percepatan genjotan dan erangan tyas smakin menjadi.

    “arrgghhh.. ahhhh.. ahh haaa.. rill… emhhhh”
    “aaaaaaaaa… ” tyas melonggarkan pelukannya, tanda dia sudah mencapai orgasme
    serentak gue berhenti, kasian tyas membutuhkan space untik bernafas dan menikmati kenikmatan yang dia dapatkan.

    tyas berbisik dengan lemas “ril.. enak banget sayang” lalu mengecup pipi kiri gue

    “kamu belum keluar kan ril?” tanya tyas
    “belum yas”
    “kuat banget km, lama loh kita ini”

    entah ada angin apa malem itu, badan gue terasa fit banget, sudah stengah jam gue exe tyas tapi gue blom mencapai orgasme. emg waktu itu gue rajin olahraga sih, mungkin gara” itu kali ya jadi badan gue kuat.

    “yokk lanjut yas”
    “heeh”
    “nungging ya”

    tyas pun membalikan badannya dan nungging depan gue, wuuhhh pantat bulatnya terlihat menggairahkan, dan meki yang merah merekah memanggil konti gue bwt nyelem lagi disana.

    dengan hati hati gue arahin konti gue masuk ke mekinya, blessss.. posisi DS bisa membuat semua kontiku masuk dengan gampang.

    gue mulai genjotannya sambil memegang kedua pinggul tyas. erangan kmbali terdengar, kepala tyas kembali menggelinjang.

    “plokkk plokkk plokk” suara paha gue menabrak pantat tyas yang bulat

    keringet gue udh bercucuran, begitupun tyas, badannya menjadi licin membuat suasana lebih hot. sungguh nikmat banget malam itu, tangan gue gabisa diem mengusap seluruh bagian belakang badan tyas, sungguh mulus banget kulitnya, greget banget seolah olah gue pengen memiliki tiap inci bagian tubuhnya.

    pinggang gue kerasa panas banget karna pegel, keringet udah ga karuan, sial gue pikir ko lama banget orgasmenya. nafsu ga berimbang sama stamina nih.

    gue percepat laju genjotan, “plokk plokk plakk plakkk” tyas yang mulai ngerasa lemas hanua bisa nungging dengan kepala berada di bantal. wajah dia yang cantik hanya bisa merem dengan mulut menganga sambil mengeluarkan desahan sexy.
    udah sejam lebih gue hajar meki tyas, tapi tak kunjung mencapai orgasme. gue gatau tyas udh orgasme berapa kali. ini real, gatau knapa tiba” stamina gue kuat banget. gue lemes tapi ngerasa bangga bisa ngalahin tyas.

    posisi skr tyas udh terkulai lemas tanpa perlawanan, dengan gaua missionary gue terus genjot meki tyas. tyas hanya bisa merem dan lemas.

    “ril, cepet keluarin, lama banget.. aku udh lemess banget, ampun ril” keluh tyas dengan muka lemasnya
    “iya sayang.. bentar lagi”

    seprai kasur udh basah karna keringet kita, berbagai gaya udh kita cobain. tyas kalah telak malam ini.
    akhirnya setelah hampir 2 jam gue ngerasa gatel di kepala konti gue, ugghhh akhirnua gue mw orgasme. gue buka lebar kaki tyas dan gue genjot kenceng sekenceng kencengnya. gue pegang kedua pinggung tyas.

    “plakk plakkk plakkk plakkk”
    “ahhh.. ahhh. ahhh..” wajah tyas ga beraturan, dia hanya bisa merem dan balik balik kepala ga karuan
    “aku mau keluar yas!!!”
    “cepet sayang!!! keluarin!!! aku gakuat!!!” rintih tyas
    semakin cepat ku genjot.. ughhhh rasa gatel di kepala konti semakin kerasa banget.
    “keluarin di luar ril.. ouhhh.. mmhhh”
    “ahhhh.. yas.. emhhh.. ” racaukuuu

    kerasa banget getaran dari otak dan lutut berakhir di kepala kontiku, segera gue cabut konti dan gue arahin di toket tyas. dengan reflek tyas pegang konti dan ngocok kenceng. dia udah tau apa yang harus dilakuin.

    “clokkk clokk clokk clokkkk”
    “ahhh yas.. ahhhh..terus yastt!!!”
    “keluarin sayang cepettt…” tangan tyas ngocok dan meremas lembut bijiku
    “CROOTTT..CROTTT..CROTTTT”

    entah berapa miliar sel sperma yang gue keluarin di toket tyas, seluruh toket tyas terlapisi sperma gue, begitupun dagu dan mulut dia kena semprot cairan kejantanan gue.

    ahhh akhirnya gue bisa mencapai orgasme, gue terlentang dipinggir tyas dengan lemas. kita berdua hanya bisa melihat keatas dan mencoba mengatur nafas. sungguh malam yang panas dan basah.
    sekitar 2 menit kita mengatur nafas tanpa berbicara.

    “kamu kalah yas”
    “hh.. hhh.. hhh.. kamu curang, kamu pake obat ya?” sindir tyas
    “yeehhh.. obat apaan, mana ada pikiran pake obat, kepikiran bwt ML sama km aja ga ada”
    “iya juga sih.. tapi ko bisa lama banget ya, aku baru ML selama ini, ampe lemes banget tubuhku”
    “puas kan?” tanya gue
    “iya puas banget.. tapi lemes.. meki aku ampe lecet nih, perih ril, jahat kamu” nada manja tyas sambil nyubit konti gue
    “haha.. duhh aku bisa tidur nyenyak nih”
    “hehh.. bersih bersih dulu lah” sentak tyas
    “iya iya tuan putriiiii…”

    tyas bangun dan berjalan ke kamar mandi, gue bisa liat dia berjalan lemas dengan kaki aga ngangkang. hahaa pasti dia telak banget ML sama gue.

    dan akhirnya malam yang indah bersama cewe glamour udh gue rasain, gue merasa bersyukur dan bangga banget.
    kita pun tidur berpelukan mesra layaknya suami istri.

    esoknya kita bangun kesiangan, dan its oke emg hari ini kita ga ada kegiatan. gue membuka mata dan gue liat tyas udh duduk di depan tv sambil ngeroko. dengan rbut terikat keatas membuat dia terlihat makin cakep.

    “hey udah bangun?” tanya tyas
    darisitu gue ngrasa malu dan kaku, anjirrr apa yang terjadi.. gue serasa ga prcaya gue ada di kamar tyas.
    “duhhh.. lemes banget badan aku yas” gue bangun dan duduk
    “iyalahh lemes.. 2 jam lebih km nyiksa aku” ledek tyas
    “ihhh.. nyiksa apa coba, haha”
    “taukk ahh.. perih nih aku” dengan muka cemberutnya
    “tapi enak kan? lagi?” iseng gue bcanda
    “ya ampunn rill.. ini aja masih lecet, masi tega kamu nidurin aku?” sambil melotot tapi dihiasi senyuman
    “ya kali aja masi nantang” haha
    “ogahh.. kalah aku sama kamu” ketus tyas

    gue pun beranjak ke toilet untuk cuci muka dan merapikan mukaku yang kusut akibat bangun tidur. malu dong masa gue kusut dihadapan tyas.
    keluar dari toilet tyas langsung menyapa.

    “makan yuk, aku udh masak”

    busettt gue pikir, udh gue dapet ngentot, skr dibikinin sarapan, bahagia banget gue.. haha. dan kita lanjut sarapan lalu ngobrol sejenak. setelah aga siang gue pulang kerumah dengan rasa bangga.
    dan tau ga? darisitu gue fix pacaran sama dia, kerasa percaya ga percaya gue bisa macarin dia. tapi berita buruknya gue hanya bertahan 1 bulan jadi pacar dia. tapiiiii ada kabar baiknya juga.. kita putus ga sekedar putus, kita sering berhubungan dan ketemu juga. malah bisa dibilang TTM.

  • Pesona Seksi Dan Mulus Adik Iparku

    Pesona Seksi Dan Mulus Adik Iparku


    1305 views


    Perawanku – Perkenalkan namaku Bayu, aku mempunyai seorang istri yang lumayan cantik. Rambut hitam panjang dan lurus, kulitnya putih mulus, matanya kecoklatan. Ukuran toketnya lumayan gede 36B. Aku pertama kali jatuh cinta sama istriku gara-gara kepencut sama toketnya. Tapi Dicerita ini, aku akan bercerita tentang adik istriku atau adikm iparku yang gak kalah mulus sama istriku. Namanya Ayu, umurnya 25tahun. Kalau dilihat dari bodynya sih hampir mirip tapi masih lebih montok adik iparku.

    Waktu itu aku pulang kerja agak malam. Istriku yang penakut mengajak adiknya untuk tidur di rumah kami untuk menemaninya (tapi itu tanpa sepengetahuanku). Aku sampai rumah pukul 23.00 WIB. Rasa penat dengan pekerjaan ditambah udara dingin buat aku horni berat. Aku langsung saja mandi. Pintu kamar mandi sengaja kubuka lebar dan aku menikmati air hangat untuk melepas lelahku. Karena aku sudah horni berat, aku memutuskan untuk ngocok kontolku. Tapi pada saat sedang asyik-asyiknya ngocok dan kontolku lagi tegang maksimal.

    Ayu : Lho mas Bayu sudah pulang…kog gak kedengeran suara mobilnya.

    Aku sangat kaget banget mendengar suara Ayu, spontan saja aku langsung balik badan.

    Aku : Ayu…kamu nginep sini ya?

    Ayu : Iya mas, mba Yuyun yang nyuruhku untuk nginep disini soalnya dia takut di rumah sendiri katanya mas pulang malem. Oya mas mandi kog pintunya gak ditutup sih…

    Aku : Maaf habisnya udah kebiasaan sih…lagian aku kira gak ada kamu

    Ayu : Oh…ih tuh burung mas goyang-goyang hahahaaa…

    Aku : Ini bukan burung lagi ini kontol namanya

    Ayu : Hahaaaa…habisnya lucu sih geleng-geleng kayak burung cari makan…hahahaaa

    Aku : Hahahaa…bisa aja kamu Yuk..oya tengah malem gini bangun mau ngapain?

    Ayu : Kebelet pipis mas…kan kamar mandinya cuma satu aja…minggir mas aku mau pipis dulu.

    Aku : Gak lihat apa aku mandi aja belum selesai…ya udah pipis di toilet aja.

    Ayu : Tapi mas, aku kalau pipis kebiasaan harus lepas celana biar gak basah

    Aku : Ya udah lepas aja gitu aja kog repot lagian aku juga gak ganggu pipismu kog.

    Ayu : Entar kamu lihat memek aku lagi…

    Aku : Kalau cuma memek setiap hari aku juga lihat memek kakak kamu dah biasa.

    Ayu : Kalau memekku beda mas,special edition, masih seret belum pernah dimasukin kontol bengkak kayak punyamu.

    Aku : Jelas aja kamu mainnya sama brondong yang kontolnya kecil hahahaaa.

    Dan karena sudah kebelet banget Ayu pun melepas celananya dan terlihatlah memek mungilnya. Aku pun melihatnya cara dia pipis.

    Aku : Jadi itu ya memek specialnya, Spesial empuk maksudnya.

    Ayu : Ih mas gangguin aja, tuh liat kontolmu yang keras kayak batang kayu. Kasian ya udah horni, tapi mbak Yuyunnya udah tidur, gak bisa tersalurkan akhirnya ngocok deh..hahahhaa…

    Aku : Dasar Ayu…

    Ayu : Mau Ayu bantuin mas?

    Aku : Bantuin apa?

    Ayu : Ya buat bantuin biar ketegangan dikontol mas reda…tapi jangan bilang sama mbak Yuyun ya mas….janji…

    Aku : Beres jangan khawatir…ayo Yuk buruan…keburu kakak kamu bangun.

    Dan tanpa disuruh tangan imut Ayu langsung meremas dan mengocok kontolku yang sudah sangat menegang.

    Ayu : Ukuran kontolmu gede juga ya mas, pantes mbak Yuyun hobi ngentot sama kamu mas. Bukanya dulu pas masih pacaran kamu pernah mengirim gambar kontolmu ke hp dia.

    Dia samapi kanget dan melempar Hpnya. Karena aku penasaran akhirnya aku mengambil Hpnya dan melihat gambar kontolmu. Dan sekarang gak nyangka kalau bakal megang langsung kontol kakak iparku sendiri. Hampir 10 menit Ayu mengocok kontolku, bukannya keluar tapi malah bikin kontolku makan tegang dan keras.

    Ayu : Lho mas, udah 10 menit aku mengocoknya bukanya keluar malah tambah besar dan keras kan jadi pegal tangaku.

    Aku : Kalau tanganmu pegal gantian aja pakai mulutmu.

    Ayu : Maksudmu aku suruh nyepong kontolmu gitu?

    Aku : Iyalah..biar cepet keluar dan kamu gak pegal lagi.

    Ayu : YA udah buruan siram dulu tuh kontolmu masih bnayak sabunnya

    Setelah kusiram air, Ayu pun langsung melahap kontolku dengan liarnya.

    Aku : Pinter juga kamu nyepong…kontoku rasanya nyut-nyutan Yuk… Enak banget deh…kamu pasti sering nyepong pacarmu ya?

    Ayu : Udah jangan banyak omong mas nikmatin aja. Emang aku dulu sering nyepong mantan-mantanku mas. Dan baru kali ini aku nyepong kontol yang usianya paling tua.

    Aku : Biarpun tua tapi besar dan mantab kan Yuk…hahahaha

    Ayu : Bisa ja kamu mas, udah ah diam jadi gak fokus nih nyepongnya

    10 menit sudah Ayu nyepongin kontolku tapi tetep aja aku belum bisa keluar.

    Ayu : Mas aku kog jadi horni gini ya…habisnya daritadi mainin kontolmu terus sih…memekku jadi basah deh.

    Aku : Coba sini aku pegang

    Aku langsung meraba memek Ayu dan ternyata benar memeknya sudah basah. Tanpa panjang lebar lagi langsung saja jari tengaku kumasukkan dalam lubang memeknya. Kukocok memeknya dan Ayu pun mendesah pelan.

    Ayu : Ssthhhh..aaaahhh…enak banget mas…kocokanmu nikmat sekali…kocok terus maasss…aaaahhhh….aku mau keluar maaasss…

    Aku : Tahan dulu Yuk, aku yang daritadi aja belum keluar masa kamu yang gitu aja udah mau keluar.

    Ayu : Ya udah kalau gitu masukin ja kontolmu ke dalam lubang memekku…Aku juga horni berat nih mas…

    “Sleeeppp…bleeesss….” akhirnya kontolku masuk ke dalam lubang memek Ayu.

    Aku : Benar katamu Yuk…memekmu benar-benar spesial…spesial seret kayak masih perawan..aaahhh…

    Ayu : Hehehe…ternyata enakan sama kontol gede ya mas…aaahhh…genjot terus maaasss…aaahhh….aku mau keluar maasss…

    Aku : Kita keluarin bareng ya Yuuukk…keluarin dimana Yuk?

    Ayu : Diluar aja mass…takut hamil

    Aku dan Ayu : Aaahhhh…yeessss…ooohhh….. (kita berdua meraih orgasme bersamaan.


    Cairan spermaku pun berceceran diperut Ayu semua, setelah itu aku basuh spermaku yang menempel pada perutnya dan kucebokin memek Ayu

    Ayu : Enak banget mas, jadi ketagihan. Sekarang maunya sama kontol gede aja ga mau sama kontol kecil lagi…sini mas kubersihin kontolmu.

    Aku dan Ayu mandi bareng. Setelah selesai kami berdua berbenah. Aku langsung masuk ke kamar tidur di samping istriku, sedangkan Ayu masuk ke kamar sebelah. Aku jadi khilaf karena melihat memek adik iparku sendiri. Khilaf yang membawa kenikmatan.

  • Kania ABG Bertubuh Mulus Dan Haus Seks

    Kania ABG Bertubuh Mulus Dan Haus Seks


    1389 views


    Perawanku – Awalnya aku tidak pernah menduga kalau akhirnya aku akan melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot, di saat usiaku baru menginjak 18 tahun. Saat ini aku masih duduk di kelas 3 bangku SMU, namaku Bima dari dulu aku memang banyak di dekati cewek baik di sekolah maupun di lingkungan rumahku. Namun aku tidak pernah menanggapi mereka karena aku tidak suka untuk menjalin hubungan.

    Pikirku dengan pacaran tidak akan membawa apa-apa, apalagi aku seorang gamer hampir setiap ada kesempatan aku selalu di depan gadgetku. Untuk main game dan itu adalah hobiku sejak aku masih SMP hingga saat ini, meskipun penampilanku memakai kaca mata namun tidak membuatku terlihat cupu karena dengan tinggi badan yang profesional di tambah bentuk tubuh yang lumayan atletis.

    Akupun terlihat keren dan bukannya membanggakan diri sendiri, tapi memang sejak dulu aku sering di dekati cewek. Namun hatiku belum terbuka untuk melkaukannya, hingga akhirnya akupun sering membuka situs dewasa, dengan seringnya membaca cerita sex abg dan lainnya membuat aku terkadang ingin menikmatinya tapi aku masih belum bisa melakukannya karena aku masih malu.

    Pernah sekali aku membawa teman cewek ke kamarku, saat itu memang tidak ada orang di rumah. Tapi aku hanya mencium pipinya dan melihat dia tertunduk malu akupun menjadi tidak berani melanjutkannya, apalagi aku dengar dari temanku si Beni kalau kita akan melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot mengalir saja tanpa harus ada yang memaksa itu baru nyaman dan begitu terasa.

    Sampai akhirnya akupun mengenal sosok cewek yang lebih tua dariku, Kania namanya dia sudah duduk di bangku kuliah. Sebenarnya akupun tidak begitu menyukai Kania namun karena dia begitu agresif akupun tergiur padanya, tidak jarang Kania menyentuhku dengan cubitan kecil “Iiihh..lucunya kamu Bim..” Katanya ketika kami bertemu di sebuah cafe tempat kami biasa makan.

    Perkenalan kamipun berlanjut dan membuat aku semakin mengenalnya lebih dekat lagi, hingga pada suatu hari aku di ajak Kania ke rumah temannya. Sampai di sana ternyata ada empat orang cewek termasuk Kania, dan cuma aku cowok diantara mereka. Kania dengan manja memperkenalkan aku sebagai pacarnya akupun hanya tersenyum di depan mereka, dan ada salah satu temannya yang mengodaku.

    Tapi aku berlagak seperti cowok yang sudah dewasa, padahal aku belum pernah sekalipun melakukan adegan seperti dalam adegan cerita sex ngentot abg. Hingga akhirnya aku di bawa masuk kedalam kamar teman Kania “Di dalam aja yuk BIm.. bentar lagi cowok mereka pada datang..”Malas juga kalau harus ngbrol dengan teman cowok Kania, yang notabene bukan teman selistingku.

    Akupun masuk ke dalam kamar teman Kania, rupanya rumah itu memang di tempati cewek yang tadi dia perkenalkan padaku. Di dalam kamar itu Kania sibuk dengan gadgetnya karena merasa di kacangin akhirnya akupun merampas gadget yang dia pegang, ternyata Kania sedang membaca cerita ngentot. Kini aku yang menjadi salah tingkah di depannya tanpa tahu harus berbuat apa, akupun mengembalikan hpnya.

    Dia mendekat lalu memelukku dari belakang “Kenapa..emangnya Bima belum pernah membaca hal ginian..” Akupun menjawab “Kata siapa..itu mah.. biasa dah aku baca..” Kataku dengan sombongnya “Kalau gitu Bima tahu dong caranya..” Glek.. mati aku, pikirku ketika Kania berkata seperti itu, diapun mendekat dan wajahnya pas berada di depan wajahku.

    Perlahan dia lepas kaca mata yang aku pakai, kemudian dia mendaratkan bibirnya pada bibirku “Bima.. aku sayang kamu..” Kembali dia melumat bibirku dan kamipun berciuman dengan mesranya di dalam kamar itu, meski terdengar suara candaan teman Kania dari luar aku tidak perduli. Aku benar-benar terbuai dengan lumatan bibir Kania yang menggairahkan.

    Tangannya mulai meraba-raba tubuhku hingga dia temukan kontolku, perlahan namun pasti menggeliat juga kontolku di remasnya “Oooouuuggggggghhhhhh…… oooouuugggghhh… aaaaggggggghh… Kaniaaaaa… aaaagggghh…” Aku tidak berbuat apa-apa kecuali menikmati sentuhan tangannya pada kontolku, seperti dalam adegan cerita ngentot yang sering aku baca.

    Ketika kontolku membesar dan semakin panjang diapun menyuruhku untuk berbaring di atas tempat tidur. Bagai kerbau yang sudah jinak aku mengikuti perintahnya, dan aku lihat Kania naik ke atas tubuhku dan dia mencoba memasukkan kontolku ke dalam memeknya, dan tidak butuh lama untuk melakukan hal itu, aku terbelalak ketika pantatnya mulai bergoyang di atas tubuhku.

    Aku begitu menikmatinya “Ooouuuuuggggghhh… aaaaaaaagggggghh…. aaaaaggggghh… Kaaaniiiiaaaa… aaaggghh.. teruuuuusss… sayaaaang…. aaaggggghhh..” Rasanya tidak dapat aku bayangkan, ternyata seperti ini kenikmatan yang di ceritakan Beni padaku, Kania semakin bergelinjangan bahkan dia memutar-mutar tubuhnya dan juga semakin dalam kontolku dalam memeknya.

    Diapun mendesah panjang sambil terus berpegangan pada dadaku “OOoouuggggghh… aaaaaaaggggghhh… ooooouuugggghh… aaaagggggghh.. sayaaaaang… aaaaagggghh..” Desahnya membuat aku semakin tidak dapat menahan kenikmatan, aku berusaha menahannya dengan cara memejamkan mataku. Karena dari tad aku tidak tahan juga melihat tubuh mulus kania yang terus bergoyang di atasku.

    Tubuhnya sudah bersimbah keringat namun dia tetap seperti kuda binal yangterus bergerak layaknya dalam adegan cerita ngentot “Oooouuuggggggghhhh… aaaaagggghh…. ooouuuggggghh.. aaaggghh..” Tiba-tiba aku merasa selangkanganku tidak dapat menahan kenikmatan, kontolku semakin mengeras dan akhirnya memuncratkan sesuatu yang terasa hangat dari dalam.

    Kania tsenyum ambil berbisik lirih di telingaku “OOoouuugggghh.. Bimaaa.. sayaang… aku puas…. sayaaang….” Dia tidak lag bergerak namun tetap di atas tubuhku, dan aku mendekapnya dengan erat, seakan tidak ingin melepasnya. Aku tahu kalau di luar teman-temannya pasti tahu apa yang kami lakukan, tapi aku tidak takut kalau sampai mereka menggoda kami, karena aku benar-benar terpuaskan oleh kania.

  • Basahnya Vagina Tante Nella

    Basahnya Vagina Tante Nella


    1420 views


    Perawanku – Saya bekerja di salah satu perusahaan komunikasi di Ibukota, sebelumnya saya sering bolak balik dari rumah ke kantor hampir membutuhkan waktu 2 jam man lebih untuk sampai kantor , dan saya rasakan lelah sekali kalau dirumah hanya tidur terus paginya berangkat lagi, seperti itulah siklus kehidupanku, oya perkenalkan dahulu nama saya Rizal.

    Rupanya saudaraku mempunyai apartemen yang letaknya juga tak jauh dari kantor, sehingga saya memutuskan untuk menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga ia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.

    Hari pertama saya menghuni saya lapor dengan Ketua Perhimpunan Pengurus Apartemen dimana saya tinggal beliau kebetulan tinggal di lantai 12 sedangkan saya di lantai 11. Sesudah melapor saya dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal di sebelahku yaitu Tante Nella.

    Hari kedua saya mencoba untuk berkenalan dengan Tante Nella, ternyata beliau tak terlalu tua, kelihatannya sekitar 38 – 40 tahunan. Orangnya ramah & baik sekali. Yang saya heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena saya melihat mobilnya ada dua yaitu Toyota Alphard & Toyota Camry.

    Tante Nella begitu saya memanggilnya memiliki 2 pembantu & seorang sopir yang telah melayani beliau selama 3 tahun di Apartemen itu.

    Berikut adalah pengalamanku diwaktu tak terduga dimana saya dititipkan kunci Apartemen oleh beliau karena semua pembantu & sopirnya cuti lebaran, sehingga beliau tinggal di rumah kakaknya di lantai 12,

    Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Nella.

    “eh ya ada apa tante” kataku sambil membuka pintu.

    “Ngga Rizal ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?” jawan tante Nella.

    “Sepertinya ngga ada tante” jawabku

    “Eh saya numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin ia udah kebelet pips he he he.

    “silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.

    ” Ngga apa apa” jawabnya.

    baru saya sadar bahwa si tante Nella memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.

    “Abis lari ya tan” tanyaku

    “Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi” ujar tante Nella sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

    Sambil jalan ke dapur saya berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan saya lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati aku ketahuan dah sama tante Nella. Ah bodo amat bodo amat kaya ia ngga pernah muda aja.

    Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku.

    “Hayo kamu tadi lagi ngapain Rizal? tanya si tante.

    “Ngga ngapa-ngapain kok tan” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing.

    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba ia mencekal tangan saya.

    “Rizal..” katanya tiba-tiba & terlihat agak sedikit ragu-ragu.

    “Ya Tante..?” Jawab saya.

    “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.

    “Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-rasayannya.

    “Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.

    “Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.

    “Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.

    “Terus pake sabun ya ? he he he kata tante Nella sambil tertawa

    “Iya tan, udah ah saya tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.

    “Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab tante Nella.

    “Eee.. mau dibantuin Tante nggak..? sambungnya

    “Maksud tante? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.

    ” Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan tante Nella ke selangkangan ku.

    “sana ambil laptop mu”

    Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling saya berlari kekamar mandi & membawa keluar laptop itu. Kemudian saya setel lebih dulu film yang tadi saya tonton & belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Nella duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training & kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena ia tak memakai Bra.

    Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras & kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai ia duduk tepat di sebelahku, & ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

    “Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya ia memberi komentarnya.

    “Dari kapan Rizal mulai nonton film beginian..? tanyanya.

    “Udah dari dulu Tante..” kataku.

    “Mainnya juga bagus & tak kasar. Rizal udah tahu rasanya belum..? tanya ia lagi.

    “Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster”

    “wah enak dong lagi sakit di servis suster”

    “Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.

    “Ah Rizal ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.

    “Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

    Tak lama berselang, tiba-tiba Tante Nella menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula saya langsung membara. Tapi saya hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Nella sudah mulai mengusap-ngusap tempat tubuhku sekitar dada & perut .

    Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat saya nervous karena itu adalah kali pertama saya diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

    Kemudian Tante Nella mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di tempat dada, ia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan & kiri. Tangan kanan Tante Nella juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, & mulai mengusap-usap kejantananku.

    Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, saya mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang ia pakai. saya remas toketnya dari luar tanktop, & saya remas-remas, terkadang saya juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Rizal..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”

    Tiba-tiba ia memaksa lepas celana pendekku, & diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. & ia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku.

    Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang saya pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat & agak lembab. saya melepaskan celana dalam Tante Nella.

    Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. ia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di tempat seputar klitorisnya. Lama kelamaan saya masukkan satu jariku, lalu jari kedua.

    “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Rizal.. terus..” bisik Tante Nella.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Rizal.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Nella.

    Seketika itu pula ia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. saya merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru saya tahu bahwa ia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Nella yang terlihat sangat lemas di sofa.

    “Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.

    “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Nella.
    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, saya dekati toketnya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas toket yang satunya.

    Sehingga rupanya Tante Nella juga tak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan & desisan dari mulutnya yang seksi. saya usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas.

    Sehingga kemudian dengan terpaksa ia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

    Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Nella. “Ssshh..” rasanya benar-benar tak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Nella mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam & pelan-pelan.

    “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja saya sudah tak tahan, lalu Tante Nella mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin & basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tak dipergunakan.

    Namun Tante Nella tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Rizal ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Nella.

    Lalu Tante Nella mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang & mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, & makin lama Tante Nella terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat ia berteriak & mengerang dengan sejadi-jadinya karena tak kuasa menahannya. & tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Nella, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali.

    Aduuh.. kalau begini saya makin tak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, & makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Nella, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. & akhirnya Tante Nella terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena saya belum apa-apa. Tangan kananku meremas toketnya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya & kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang toket kirinya kuhisapsambil menyapu ujungnya dengan lidahku.

    “Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. saya memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. saya mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti.

    Kepala Tante Nella agak menengok ke belakang & matanya melihat mataku dengan sayu, sambil ia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit saya coba untuk menekannya lebih dalam.

    Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Nella, lalu saya mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnyayang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan & erangannya lebih keras, tak seperti gaya konvensional yang tadi.

    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas toketnya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang & seksi.

    “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Rizal.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Nella terus mengerang.

    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Nella merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, & tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.

    Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. & saya merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut & saya memberitahukan hal tersebut padanya, tapi ia tak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan & erangan kecil, sehingga saya tak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Nella dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Nella.

    Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Sesudah kami berdua merasa agak tenang, saya melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Nella.

    Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Nella membalikkan tubuhnya & duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.

    “Wah kok ngga ditarik sih Rizal, nanti saya hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.

    “Maaf tan saya lupa abis keenakan sih” jawabku

    “Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut & dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.

    “I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.

    “tenang saja zal, tante juga sudah minum obat “kata tante, ternyata tante sudah mahir dalam urusan sex , kemudian saya dan tante saling berpandang pandangan kemudian memeluk dan mengulangi kegiatan ngentot lagi di kamar mandi.

    Tidak sampai di situ, kisah seks ku dengan tante nella berlanjut hingga tidak ada satupun orang yang mengetahui hubunganku dengan tante nella. Hingga Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami di pelaminan. Karena kami mengganggap jika kami sudah menikah kami akan puas untuk melakukan segala macam gaya seks yang akan kami lakukan.

  • Ngentot Kakak Ipar Setiap Ada Kesempatan

    Ngentot Kakak Ipar Setiap Ada Kesempatan


    1474 views

    Kisah Seks panas ini berjudul ” Ngentot Kakak Ipar Setiap Ada Kesempatan ” Yang Suka Cerita Sex Sedarah Bisa Merapat gan / sis.

    Perawanku – Aku punya seorang kakak ipar, Ery Puspadewi namanya. Usianya sudah 36 tahun, lebih tua 5 tahun dari istriku.
    Mbak Ery, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mbak Ery berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.

    Cerita Sex Ngentot Kakak Ipar Setiap Ada Kesempatan


    Rumah Mbak Ery tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Ery biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mbak Ery dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.

    Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Ery. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Ery, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mbak Ery sedang tidak ada di rumah.

    Sampai di rumah Mbak Ery, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mbak Ery, dan seperti sudah kuduga, Mbak Ery tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

    Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Ery. Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Ery. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.

    Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Ery bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila.

    “Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya.
    “Baru mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

    Mbak Ery memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Ery akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.

    Setelah minum teh, Mbak Ery masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, he3x…

    Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Ery memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

    Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Ery tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.

    Penisku semakin mengeras melihat Mbak Ery menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Ery tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Ery benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.

    Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.

    Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.

    “Farhan… kamu…”, Mbak Ery menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.
    “Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.
    “Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.

    Mbak Ery menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku.

    Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.

    Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Ery hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya.

    Dugaanku betul, Mbak Ery akhirnya dengan malu2x memegang batang penisku.

    “Besar banget punya kamu Farhan”, serunya.
    “Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.
    Mbak Ery tersenyum manja,”Gila kamu!”
    “Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

    Mbak Ery semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.

    “Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.
    “Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.
    “Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.

    Mbak Ery masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas.

    Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.

    Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Ery yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya.

    Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasmu, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa….

    “Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.
    “Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.
    Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.
    “Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa2x ya!”, serunya perlahan.
    “Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.
    “Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.
    “Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.

    Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga.

    Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu…

  • Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot

    Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot


    1589 views

    Kisah Seks Bergambar ini Berkisah ” Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Ngentot.

    Perawan –ini bermula pada saat aku duduk dibangku kuliah semester III di salah satu PTS di Yogyakarta. Pada waktu itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot


    Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Yuni namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Yuni bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”“Itu apanya Bu?” tanyaku.Memang dalam kesehari-harianku, ibu Yuni tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,“Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Yuni.Begitu dekatnya aku sama Ibu Yuni sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Yuni. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.“Eh Ibu Yuni, nggak ngajar Bu?” tanyaku.“Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.“Habis sakit Bu”, kataku.“Sakit apa sakit?” goda Ibu Yuni.“Ah.. Ibu Yuni bisa aja”, kataku.“Sudah makan belum?” tanyanya.“Belum Bu”, kataku.“Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.Dengan cekatan Ibu Yuni memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Yuni nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas de ngan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

    Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.“Oh kalau gitu Ibu Yuni masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.“So pasti dong”, katanya.“Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.“Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Ibu Yuni agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.Dengan sedikit agak gugup Ibu Yuni kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Yuni”, kataku.“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Yuni terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Yuni”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku.Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Yuni aja ya!Kubisikkan Ibu Yuni, “Yuni kita ke kamarku aja yuk!”.Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten.Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Yuni tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Yuni juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69.

    Kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Yuni mengerang. “Aku juga enak Yuni”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Yuni terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Yuni, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Yuni.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.”

    Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Yuni hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Yuni menjadi pacar gelapku.

  • ML Dengan Pacarku Yang Masi Perawan

    ML Dengan Pacarku Yang Masi Perawan


    1117 views


    Perawan – Saya seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Cerita ini merupakan kisah nyata saya yang sampai saat ini masih berlangsung meskipun saya akui saya jenuh dan ingin mencari pengalaman lain dengan wanita yang berbeda pula.

    Cerita berawal dari kisah pacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berbeda kampus dengan saya. Setelah saya berpacaran dengannya selama dua bulan, barulah Mia menampakkan sisi kehidupan aslinya, bahwa dia penganut seks bebas. Keadaan itu saya ketahui dari perkataannya sendiri ketika saya selesai makan dengannya di sebuah warung mahasiswa khas Yogyakarta. Ketika itu dia cerita kalau selama tiga bulan dia tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya. Maksudnya tentu saja merasakan kenikmatan seksual yang selama ini dipenuhinya dari mantan pacarnya yang terdahulu sebelum saya. Kontan saya kaget berat mendengar hal itu. Batang kemaluan saya langsung tegak dan seakan ingin loncat keluar.

    “Kenapa kamu tiba-tiba jadi horny begini..?” tanya saya.
    “Aku tiga hari ini habis nonton BF bareng temen- temen kosku..,” jawabnya, “Ayolah.., kamu mau ya..?” pintanya.

    Aku semakin tidak karuan mendengar permintaannya itu sambil menggelayut di lenganku dengan manja. Akhirnya kuputuskan untuk meladeninya, meskipun aku belum pernah melakukannya sama sekali dengan wanita manapun. Dia tampak senang sekali mendengar kesediaanku meladeninya malam itu. Di kepalaku mulai timbul pikiran-pikiran yang kotor sambil berfantasi dengan kemolekan tubuhnya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya berukuran 34 A, kira-kira segitu deh). Seketika saja motorku langsung kubawa ke arah tempat kost-nya yang memang bebas, dan laki-laki boleh masuk, karena memang tetangga sekitar berjarak agak berjauhan dengan rumah itu. Sampai di kost-nya, aku memarkirkan motorku dan langsung digandeng masuk ke dalam kamarnya.

    Teman-teman satu kost-nya langsung saja mengejek kami ketika kami baru saja masuk, “Waaahh, sudah kebelet ya.. abis yang kemarin itu..?” kata salah seorang dari mereka dan langsung disambut sorakan yang lainnya.

    Aku hanya diam saja, sedang Mia tertawa kecil sambil berkata, “Biarin..! Orang gue juga kepengen kok..!”

    Sesampainya di kamar, Mia bergegas mengunci pintu dan langsung menubrukku sampai aku tersungkur di kasurnya. Dia mulai menerkam bibirku dengan ciumannya yang penuh nafsu. Aku sudah tidak ada pikiran untuk menghentikan tindakannya itu. Aku langsung meladeni ciumannya yang ganas itu dengan ganas pula. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang masih tertutup celana. Aku tidak mau kalah juga, kusergap payudaranya dengan remasan yang lembut sambil kulepaskan satu persatu kancing bajunya.

    Akhirnya dia pun berdiri karena melihatku mulai bernafsu dan sudah mulai membuka bajunya. Dia mulai membantuku membuka bajuku hingga celana dan sekaligus celana dalamku terlepas dari tubuhku dan dilemparkannya saja ke tepi ranjangnya. Begitu juga sebaliknya, kulucutkan pakainnya hingga kami sama-sama telanjang bulat. Tanpa pikir panjang, aku direbahkannya di atas kasur dalam posisi duduk, dan kini wajahnya sudah berada tepat di depan batang kejantananku yang sudah tegak berdiri.

    “Aku kangen sama kemaluan lelaki..!” katanya sambil mengocok-ngocok lembut batang kemaluanku.

    Aku semakin menggeliat. Baru pertama kali batang kemaluanku dikocok sama cewek. Kocokannya semakin terasa dan aku semakin mendesah hebat. Tidak sampai dua menit dia mengocok, tiba-tiba mulutnya diarahkannya ke batang kejantananku dan ia pun mulai mengulumnya. Gila..! Sensasi yang luar biasa. Aku terkesan dengan permainan mulutnya, sesekali dihisap, dimainkan menggunakan gigi, dikulum, dijilat dan banyak lagi deh.

    Setelah agak lama dan aku juga sudah mulai sangat terangsang, kuangkat dia ke sebelahku dan sekarang aku yang berlutut di lantai, sedang Mia yang sekarang duduk di kasur. Aku sudah tidak tahan ingin mencoba merasakan menjilati miliknya yang gundul tanpa ada selembar bulu pun itu, karena tampaknya Mia sudah mencukurnya. Aku memulai dengan mempermainkan vaginanya terlebih dahulu menggunakan jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya ketika jariku mulai memasuki daerang liang senggamanya.

    Aku mulai mempermainkan nafsunya dengan jari-jariku, dia mulai meronta dengan mengangkat-angkat pantatnya. Tidak lama setelah itu aku mulai menjilati dengan segala macam cara di lembah yang gersang itu, mulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia semakin meronta bagaikan orang yang kerasukan birahi. Sekitar 10 menit aku memainkan liang senggamanya, Mia mulai tidak tahan.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukin aja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sambil mengangkat-angkat terus pantatnya, sedangkan kepalaku masih ditekannya, seakan dia minta jangan dilepaskannya lidahku pada lembahnya.

    Aku tidak mempedulikan rintihannya hingga suatu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang hebat merasakan orgasmenya. Liang kemaluannya tetap tidak kubiarkan menganggur, aku masih mempermainkan liangnya itu dengan jariku. Mia masih meronta. Langsung dia sergap batanganku, dikocoknya dan dikulumnya dengan penuh semangat. Aku sedikit meronta karena seakan Mia membalas perlakuanku padanya.

    Akhirnya aku langsung saja merebahkannya dalam posisi telentang, aku mulai membimbing batang kejantananku yang masih tegang hebat itu ke liang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Ketika rudalku itu masuk penuh, Mia merintih, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja kata-katanya, aku mulai menggoyang pinggulku dan menyodok- nyodok lubang kenikmatannya dengan batang kejantananku.

    Rintihan demi rintihan bergantian keluar dari mulut kami. Sampai akhirnya Mia semakin menggelenjang tidak menentu, aku tahu kalau dia sudah mau orgasme lagi. Melihat gejala itu, langsung saja kupercepat gerakanku sampai akhirnya, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kenikmatan itu dari liangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. dicabut Mas..! Biarin aja..” pintanya. Aku pun tidak mencabut kemaluanku dan seketika kurasakan batang kejantananku dihisap-hisap liang vaginanya, gilaa..! nikmat sekali. Tidak lama kemudian aku dibaringkan ke kasur dengan posisi telentang. Kini posisi Mia ada di atas dalam keadaan duduk sambil mengocok batanganku dan membimbing lagi ke arah liang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. liangmu enak banget Say..!” kataku.
    “Punya kamu juga bikin aku gila Mas..!” katanya sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya bergantian sambilkumulai meremas bergantian tanpa berhenti. Rontaan Mia semakin hebat dan semakin kelojotan dia. Aku pun mulai tidak tahan, karena posisi inilah yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak akan berhenti hinggap di bagian tubuh wanita yang paling kusukai, yaitu payudara. Setelah sekitar 15 menit kami saling menggenjot birahi, akhirnya rasanya aku tidak dapat lagi menahan keinginanku meledakkan laharku.

    “Saayy… aku maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Tunggu aku Massss… ntar keluarnya aku kocokin aja..!” kata Mia yang membuatku kaget setengah mati dan langsung membayangkan bagaiamana nikmatnya dikocokin tangannya ketika mau orgasme.

    Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan jepitan pangkal paha Mia semakin keras, dan rontaannya semakin tidak beraturan, sedangkan aku juga sedikit mulai merasakan mau keluar. Seketika batang kemaluanku merasakan adanya cairan yang mengguyur dari dalam rahimnya sambil Mia terlihat kelojotan tidak beraturan. Aku belum merasakan mau keluar juga saat itu.


    “Mia, keluarin aku juga dong. .!” pintaku merintih sambil meremas buah dadanya yang ranum itu. Seketika dia sudah mengocok batang kejantananku dan langsung membasahinya dengan ludahnya,dihisapnya dan dikulumnya layaknya sedang makan es krim. Tidak ada semenit aku sudah menumpahkan air maniku ke lehernya sambil kocokannya terus jalan tidak berhenti. Setelahitu dia membersihkan batang rudalku dengan jilatannya.

    “Aku ntar malem pengen lagi ya..?” pintaku.
    “Aku juga pengen lagi kok Mass..!” katanya dengan disertai ciuman lembut di bibirku.

    Sejak saat itu aku mulai ketagihan hubungan seks dan kami berdua tidak pernah sungkan-sungkan lagi kalau lagi ingin melakukan hubungan seks. Pernah kami melakukannya sehari tiga kali. Bahkan kami pernah hanya melakukan 10 hari dengan oral seks saja, mengingat saat itu Mia baru menstruasi. Namun petualangan seksku belum berhenti sampai disitu.

    Pernah suatu ketika, permainan hubungan seks kami diintip Ibu kost Mia dan dua orang teman kost-nya. Hingga saat Mia sudah lulus dan kembali ke kota asalnya, aku masih tetap main ke kost Mia karena setelah kepergian Mia, aku jadi simpanan Ibu kost Mia dan seorang teman kost Mia yang juga pernah mengintip kami melakukan hubungan seks itu sampai sekarang

  • Berawal Dari Chatting Bisa Ngentot

    Berawal Dari Chatting Bisa Ngentot


    1295 views


    Perawan – Pada kesempatan ini aku ingin menceritakan pengalaman bercintaku yang tidak terlupakan. Aku adalah seorang mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Namaku Valentino dan saat ini usiaku 22 tahun. Menurut temanku meski wajah Chinese-ku ini biasa-biasa saja tapi aku punya daya tarik seks yang cukup tinggi. Tinggi badanku hanya 173 cm dengan berat 71 kg. Aku juga suka olahraga dan wajar saja jika fisikku cukup prima.

    Kejadian ini terjadi pada waktu liburan natal 2000 yang lalu. Waktu itu untuk melepaskan kesuntukan karena tidak ada aktivitas, aku memutuskan untuk chatting di warnet di dekat kost. Aku masuk ke channel favoritku yaitu Bawel. Selang beberapa lama ada nick yang invite aku masuk ke channel dia. Dan aku pun masuk aja, cuek.. siapa takut. Ternyata setelah kami ngobrol beberapa lama, dia adalah seorang cewek kampus yang gaul banget. Dari pembicaraannya sepertinya dia bukan orang yang kuper.

    Namanya Michelle, dan kuliah di PTS juga dan usianya pun sama denganku. Dia mengaku sedang ditinggal pacarnya dan dia masih merasa sedih. Aku berusaha menghiburnya, dan aku pun minta no teleponnya. Dan akhirnya kami saling tukar no telepon.

    Esok harinya, aku bangun siang sekali karena kemarin aku chatting sampai jam 1 pagi. Tiba-tiba di kost-ku ada yang manggil, katanya ada telepon untukku. Aku juga bingung siapa yang menelepon, dan setelah kuangkat. Oh, rupanya Michelle yang meneleponku.

    Hari itu sih hari minggu, dan kebetulan aku lagi tidak ada acara. Michelle mengajakku untuk janjian bertemu dan aku pun menyanggupinya. Kami bertemu di Mall Ciputra, tepatnya di Pizza Hut. Rupanya di sana dia tidak sendirian, dia ditemani tantenya yang cantiknya aduhai dan teman satu kampusnya yang juga tidak kalah cakepnya. Ternyata Michelle ini cantik sekali, tingginya kira-kira 170 cm dan kutebak ukuran branya pasti 36B, sama seperti tantenya.

    Kami pun berkenalan. Michelle menyapaku, “Kenalin ini Tante gue.. Ratna dan ini temen gue Shinta..” Kami pun saling berjabat tangan dan terasa tangan mereka sungguh lembut. Setelah itu kami memesan pizza ukuran besar dan sambil menunggu aku terus menatap Michelle, dan dia agak membungkuk sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yang membuat kemaluanku mulai menegang ditambah lagi melihat pahanya yang mulus tanpa cacat juga bibirnya yang ranum dan merekah.

    “Kamu lagi liburan kan Val?” tanya Tante Ratna.
    “Iya nih.. lagi suntuk, abis gak ada yang bisa dikerjain waktu liburan.” jawabku sekenanya.
    “Mmm, gimana kalau kita bertiga ngerjain kamu, kan katanya kamu gak ada kerjaan?” kata Shinta sambil tertawa menggoda.
    “Iya nih, mau gak.. kita bermain-main sedikit?” sambung Michelle.
    “Ah kalian bisa aja, bukannya aku yang ngerjain kalian ntar?” godaku.
    “Ihh.. kamu bisa aja deh..” bisik Tante Ratna.
    “Ya udah, daripada banyak omong, gimana kalau malam ini kita nginap di hotel aja, tuch di seberang resepsionis hotel sudah nunggu kita tuch..” ajak Shinta.

    Akhirnya kami sepakat untuk membooking kamar di Hotel Ciputra dan Tante Ratna yang bayar. Kami masuk ke kamar dan aku pun merebahkan badanku ke ranjang, untuk melepas lelah. Aku sempat memejamkan mata sesaat, dan tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus sekitar selangkanganku dan ternyata itu si Michelle yang sudah tidak sabar lagi. Dipelorotkannya reitsleting-ku dan dia pun mulai membedah CD-ku yang isinya sudah membengkak karena adikku yang sudah tidak tahan lagi untuk menerobos. “Val, aku mau dong nyobain ngulumin pisang kamu yang cakep ini, boleh kan?” pinta Michelle manja.

    Tanpa komando langsung dijilatnya ujung kepala kemaluanku. “Ahh.. nikmat sekali..” Belum sepuluh menit, tiba-tiba Tante Ratna sudah telanjang bulat dan mengarahkan kemaluannya ke wajahku. Dan tanpa ragu-ragu kujilat vaginanya yang masih cakep itu. Sementara itu Shanti yang dengan luwesnya setelah selesai mandi mulai naik ke ranjang juga dan meraih kedua bukit Tante Ratna yang sudah menegang putingnya itu karena terangsang oleh jilatanku pada area kewanitaannya.

    “Ahh.. enak sekali rasanya bisa dikerjain mereka bertiga. Michelle dan Tante Ratna dengan buah dada 36B, serta Shanti dengan buah dada 34D, sungguh membuatku tidak bisa berkata-kata selain, “Uh.. oh.. uh.. oh..” Aduh sungguh nikmat. Penisku yang panjangnya 16 cm ini rasanya sudah nikmat sekali dan panas sekali dihisap secara bergantian oleh mereka bertiga. Dan aku pun keluar setelah 20 menit, dikocok dan dijilat secara bergantian. Aku mengeluarkannya di mulut Michelle yang mungil sedangkan Tante Ratna dan Shanti juga tidak ketinggalan membersihkan cairan spermaku yang cukup banyak ini.

    Setelah itu Tante Ratna datang dan memijat penisku yang sudah mulai loyo hingga berdiri lagi. Ah, belum 2 menit adikku sudah naik lagi akibat pijatan lembut Tante Ratna, sementara itu Shanti dan Michelle bermain berdua, karena mereka ternyata lesbian dan juga biseks.

    Tante Ratna kemudian memasukan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah penuh cairan cinta itu. Memang sih awalnya agak susah, dan rupanya meski sudah punya suami, Tante Ratna ini kemaluannya tetap sempit dan membuat adikku seolah dipijat dan diremas-remas oleh dinding kemaluannya yang kuat sekali. Sementara itu selang waktu 15 menit, Michelle menghampiriku lagi dan menempatkan vaginanya di atas wajahku untuk dijilat.

    Dengan posisi berhadapan dengan Tante Ratna, Michelle membantu menjilat puting susu Tante Ratna yang berwarna pink itu. Sementara itu Shanti juga tidak tinggal diam, diarahkannya jariku ke dalam lubang kemaluannya kemudian aku pun mulai tahu maksudnya. Kuobrak-abrik kemaluannya dengan kedua jariku, hingga Shanti menjerit-jerit keenakan.


    Akhirnya 10 menit kemudian Tante Ratna berteriak, “Val.. oh.. enak Val.. Tante mau keluar nih..”
    “Tunggu Tante aku juga mau keluar, aku keluarin di dalem aja yah? Abis masih ada Mich!Michelle sama Shanti sih, gak bisa bergerak nih..” erangku.
    “Ya udah, keluarin di dalem aja.. ohh.. Tante keluar..” desah Tante Ratna.
    Akhirnya kami pun keluar bersama-sama. Dan kemudian kami terus mencoba gaya lainnya lagi sampai kurang lebih sudah setengah dua pagi.

    Keesokan harinya jam tujuh pagi aku terbangun dan ternyata mereka sudah membuatkan sarapan untukku. Wah tanpa pakaian mereka menyuapiku untuk sarapan dan minum susu. Tapi aku lebih tertarik pada susu mereka. Dengan nafsu mereka menyuapiku dalam keadaan telanjang. Serasa dunia ini seperti di sorga. Michelle mulai menatapku penuh nafsu. “Val, aku pengen lagi nih, habis kemarin belum puas sih.. boleh gak?” tanya Michelle. “Oh.. why not, my soul is your mine.. just do it..” balasku mesra.

    Akhirnya Michelle mulai menjilati putingku sembari menciumku dan membelaiku. Aku sungguh merasakan kenikmatan dan kelembutan tangannya. Dan di adik kecilku sudah ada Tante Ratna dan Shanti yang tangannya bergerilya dengan penuh nafsu dan membuatku merem melek. Oh.. betapa indahnya dunia.

    Kemudian Tante Ratna memijat adik kecilku dengan kedua bukit susunya yang sungguh menakjubkan. Aduh enak sekali dipijat dengan tetek ini rasanya. Aku tidak sanggup lagi untuk menahan semua gairahku. Sementara itu Michelle juga tidak mau tinggal diam lagi. Segera diarahkannya vaginanya ke wajahku dan aku pun menjilat vaginanya yang sudah memerah itu. Dan mulailah suara desahan terdengar dan berpadu membentuk suatu paduan suara yang menggairahkan, birahiku semakin tinggi.

    Setelah selang 15 menit aku mulai mencoba merubah posisiku dan Michelle kubaringkan sementara Tante Ratna dan Shanti asyik bermain berduaan. Kutumpahkan susu sarapanku ke mulut vagina Michelle dan kujilat-jilat vaginanya yang kini sudah menjadi rasa susu itu. Dan Michelle pun mengerang keenakan, “Val, masukin dong.. aku udah basah nih.” Dan tanpa ragu-ragu lagi kuhujamkan dengan keras penisku yang 16 cm ini sedalam-dalamnya ke lubang keperawanan Michelle yang merah merekah itu. Aku terus-menerus memompa tanpa henti meski tubuhku dan tubuh Michelle sudah berkeringat semua. Suara desahan demi desahan terus saja keluar dan semakin menggelora semangat dan nafsuku di pagi itu. “Uh.. uh.. uh..” suara-suara itu terus mendesah dan keringat kami terus menetes membuat tubuh kami seperti berkilat keemasan ditimpa seberkas sinar matahari.

    Tante Ratna pun yang meski sudah cukup berumur tapi tetap saja bugar dan segar. Mungkin semakin tua semakin berpengalaman kali yah? Sedangkan Michelle yang masih muda terus saja menampakkan semangat mudanya dengan jeritan-jeritan orgasme yang sungguh semakin membuatku merasa beruntung, sepertinya sekali mendayung 3 gunung kembar terlampaui. Aku benar-benar dibuat kecapekan. Sungguh liburan yang semula membuat bete menjadi liburan yang penuh kenangan.

    Bagi para cewek, atau tante yang mau melampiaskan nafsunya hubungi saja aku via e-mail. Aku sangat senang bisa membantu kalian agar terpuaskan, mau mengalami seperti cerita tadi lewat permainan group juga kuterima. Mau 2 cowok dan 4 cewek juga tidak masalah. Aku sangat terobsesi sekali akan seks sejak pengalamanku. So, sekarang siapa yang selanjutnya mau mendapatkan pengalaman seks yang indah dan tak terlupakan bersamaku, jangan ragu-ragu hubungi e-mailku. Aku senang bisa memuaskan teman-teman cewek sekalian. Bagi yang belum berpengalaman, setelah kita bersama pasti akan menjadi suatu pengalaman yang mengesankan selama hidup. So tunggu apa lagi, kalau ada yang tertarik silakan hubungi aku via e-mail dan segera dapatkan pengalaman menarik bersamaku.

  • Di Gauli Bos Kontraktor

    Di Gauli Bos Kontraktor


    1441 views


    Perawan – Saya tersentak bangun waktu kudengar jam wekerku berdering dengan nyaring. “Uhh.. Jam berapakah ini..! ” gumamku perlahan sembari berupaya buka mataku, saya masih tetap malas serta menginginkan kembali tidur, tapi tiba tiba saya teringat kalau hari ini saya mesti cepat-cepat berkemas serta pergi, bila tidak, saya juga akan ketinggal pesawat.

    Hari ini saya juga akan pergi ke luar kota, bank swasta tempatku bekerja memberikan tugasku untuk ikuti sebagian program pendidikan di kantor cabang satu diantara kota di daerah Jawa Tengah.

    Namaku Melinda tapi rekan-rekan umum menyebutku Linda. Saya dilahirkan dari keluarga yang serba berkecukupan serta saya cuma memiliki satu saudara kandung lelaki, praktis semuanya keinginan serta kebutuhanku senantiasa dipenuhi oleh ke-2 orang tuaku. Saya benar benar begitu di manja oleh mereka. Ayahku datang dari negeri Belanda, sedang ibuku datang dari Menado, saya bersukur karna seperti gadis peranakan biasanya, saya juga tumbuh jadi gadis yang wajahnya cukup cantik.

    Sekarang ini usiaku 24 th., wajahku cantik serta kulitku putih mulus, rambutku lurus serta panjang hingga dibawah bahu, badanku juga termasuk juga tinggi serta langsing dipadukan dengan ukuran buah dada yang termasuk juga besar untuk ukuran gadis seusiaku, ditambah sekali lagi, saya begitu rajin menjaga badanku sendiri agar penampilanku bisa selalu terbangun.

    “Wah.. Saya belum juga pernah potong rambut nih.. ” gumamku sembari selalu mematut diri dimuka cermin sembari kenakan bajuku. Hari ini saya menggunakan setelan rok coklat tua serta baju putih berkerah, lantas saya gabungkan dengan blazer coklat muda. Saya terasa tampak semakin cantik dengan baju kesayanganku ini, buat saya lebih yakin diri.

    Singkat cerita , saya sudah tiba di kota tempatku juga akan bekerja. Saya segera menuju kantor cabangku karna saya mesti selekasnya melapor serta merampungkan pekerjaan. Sesampai dimuka kantor suasananya tampak begitu sepi, di lobby kantor cuma tampak dua orang satpam yang tengah bertugas, mereka menyebutkan kalau semua karyawan tengah ada kursus di gedung samping. Serta mereka juga berkata kalau saya telah dinanti oleh Pak Bobby di ruangnya di lantai dua, Pak Bobby yaitu pimpinan kantor cabang di kota ini.

    “Selamat siang..! Anda Melinda kan..? ” sambut Pak Bobby ramah sembari mempersilakan saya duduk.

    “Iya Pak.. Tapi saya umum di panggil Linda.. ” jawabku sopan.

    Pak Bobby lalu memajukan sebagian pertanyaan kepadaku, sembari kadang-kadang bertanya kondisi beberapa pegawai di kantor pusat. Cukup lama juga saya bicara dengan Pak Bobby, nyaris lima belas menit, walau sebenarnya, saya mesti ke gedung samping untuk ikuti diklat, tapi Pak Bobby selalu saja menahanku dengan mengajakku bicara.

    Sebenarnya saya sedikit risih lewat cara Pak Bobby memandangku, mulutnya memanglah memajukan pertanyaan kepadaku, tapi matanya selalu memandangi badanku, tatapannya seperti akan menelanjangiku. Dia memerhatikanku dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala, kadang-kadang pandangannya tertumpu di sekitaran paha serta buah dadaku.

    Saya agak menyesal karna hari ini saya kenakan rok yang agak pendek, hingga pahaku yang putih jadi susah untuk kusembunyikan. Basic mata keranjang, sungutku dalam hati. Baru tidak berapakah lama lalu perbincangan kami juga usai serta Pak Bobby beranjak ke arah pintu mempersilakanku untuk ikuti diklat di gedung samping.

    “Terima kasih Pak.. Saya permisi dahulu.. ” jawabku sembari beranjak ke arah pintu.

    Perasaanku segera lega karna dari barusan saya sangatlah risih dengan pandangan mata Pak Bobby yang seperti akan menelanku bulat bulat. Pak Bobby membukakan pintu untukku, saya juga berterima kasih sembari jalan melalui pintu itu.

    Tapi saya kaget bukanlah kepalang waktu tiba tiba rambutku dijambak serta ditarik oleh Pak Bobby, hingga saya kembali tertarik masuk ke ruang itu, lantas Pak Bobby mendorongku dengan keras hingga saya jatuh terjerembab diatas sofa tempat barusan saya duduk serta bicara dengan Pak Bobby.

    “Apa yang Ayah kerjakan..?? Ingin apa Ayah..? ” jeritku 1/2 bergetar sembari memegangi kepalaku yang sakit karena rambutku dijambak sesuai sama itu.

    Pak Bobby tidak menjawab, dia jadi mendekatiku sebelumnya setelah tutup pintu ruangnya. Sedetik lalu dia sudah menyergap, mendekap serta menggumuliku, nafasnya mendengus menghembus di sekitaran wajahku waktu Pak Bobby berupaya menciumi bibirku

    “Jangan.. Jangann..! Lepasskan.. Ssaya..! ” jeritku sembari memalingkan wajahku hindari terkaman mulutnya.

    “Diam..!! ” bentaknya meneror sembari mempererat pelukannya pada badanku.

    Saya selalu meronta sembari memukulkan ke-2 tanganku ke atas pundaknya, berupaya melepas diri dari dekapannya, tapi Pak Bobby selalu menghimpitku dengan erat, nafasku hingga tersengal sengal karna tertekan oleh badannya. Bahkan juga saat ini Pak Bobby sudah mengangkat badanku, dia menggendongku sembari tetaplah mendekap pinggangku, lantas dia menjatuhkan dianya serta badanku diatas sofa dengan tempat saya berada di sisi bawah, hingga saat ini badanku terhimpit oleh badannya.

    Saya selalu menjerit serta meronta, berupaya keluar dari dekapannya, lantas pada satu peluang saya sukses menendang perutnya dengan lututku sampai buat badannya terjajar ke belakang. Dia terhenyak sembari memegangi perutnya, kupergunakan peluang itu untuk lari ke arah pintu.

    Saya nyaris hingga di pintu keluar waktu badanku kembali tertarik ke belakang, rupanya Pak Bobby sukses meraih blazerku serta menariknya sampai lepas dari badanku, tidak lama kemudian saya telah ada didalam dekapannya kembali.

    “Bajingann..! Bebaskan saya..! ” jeritku sembari memakinya.

    Tenagaku telah mulai habis serta suaraku juga telah mulai parau, Pak Bobby masih tetap selalu memelukku dari belakang sembari mulutnya berupaya menciumi leher serta tengkukku, sesaat tangannya menelikung ke-2 tanganku, buat tanganku tertekan serta tidak bisa bergerak.

    “Jangann..! Biadab.. Bebaskan sayaa..! ” saya kembali menjerit parau.

    Air mataku telah meleleh membasahi pipiku, waktu tangan Pak Bobby membetot keras baju putihku, buat semua kancingnya lepas serta berjatuhan diatas lantai. Saat ini badan sisi atasku jadi 1/2 terbuka, mata Pak Bobby makin melotot lihat buah dadaku yang masih tetap terlindung dibalik bra hitamku, kemudian, dia menarik baju yang masih tetap melekat di bahuku, serta selalu menariknya hingga menuruni lenganku, hingga pada akhirnya Pak Bobby menggerakkan tangannya, melemparkan baju putihku yang sudah lepas dari badanku.

    “Lepasskann..!! ” jeritku waktu satu tangannya mulai bergerak meremasi samping payudaraku.

    Tubuhku mengelinjang hebat menahan ngilu di buah dadaku, tapi dia tidak berhenti, tangannya jadi makin keras meremas buah dadaku. Semua badanku bergetar keras waktu Pak Bobby menyelinapkan tangannya ke balik bra hitamku serta mulai kembali meremas payudaraku dengan kasar, sembari kadang-kadang menjepit serta mempermainkan puting buah dadaku dengan jarinya, sesaat mulutnya selalu menjilati leherku dengan buas.

    Pak Bobby telah juga akan menarik terlepas bra yang kukenakan, waktu ketika yang berbarengan pintu depan ruangnya terbuka, serta keluar seseorang lelaki dengan muka yang terlihat kaget.

    “Ada apa nih Pak Bobby..? ” serunya, sembari memandangi badanku.

    “Lepaskan saya.. Pak..! Tolong saya..! Pak Bobby juga akan memperkosa saya..! ” jeritku memohon pertolongan dari orang itu.

    Perasaanku sedikit lega waktu lelaki itu keluar, saya mengharapkan dia juga akan menolongku. Tapi perkiraanku nyatanya salah..

    “Wah Pak.. Ada barang baru sekali lagi nih. Cantik juga..! ” seru lelaki itu sembari jalan mendekati kami, saya segera lemas mendengar kata-katanya, nyatanya lelaki ini sama bejatnya dengan Pak Bobby.

    “Ada pesta kecil..! Cepat Han.!! Lu pegangi dia..! Cewek ini binal banget” jawab Pak Bobby sembari tetaplah mendekap badanku yang masih tetap selalu berupaya meronta.

    Sedetik lalu lelaki itu telah ada di depanku, tangannya segera meraih serta merengkuh pinggangku merapatkan badannya dengan badanku, saya betul-betul tidak bisa bergerak, tertekan oleh lelaki itu serta Pak Bobby yang ada di belakangku, lantas tangannya bergerak ke arah bra-ku, serta dengan sekali sentak, dia sukses merenggut bra itu dari badanku.

    “Tidak.. Tidak..! Janganlah kerjakan..!! ” jeritku cemas.

    Tangisku meledak, saya demikian ketakutan serta putus harapan sampai semua bulu kudukku merinding, serta saya makin gemetar ketakutan waktu lelaki yang nyatanya bernama Burhan itu mengambil langkah ke belakang, sedikit menjauhiku, dia diam sembari memandangi buah dadaku yang sudah terbuka, pandangannya seperti akan melahap habis payudaraku.

    “Sempurna..! Besar serta padat.. ” gumamnya sembari selalu memandangi ke-2 buah dadaku yang menggantung bebas.

    Kemudian dia kembali beranjak mendekatiku, mendongakkan kepalaku serta melumat bibirku, sesaat tangannya segera mencengkeram buah dadaku serta meremasnya dengan kasar. Nada tangisanku segera berhenti waktu mulutnya menciumi bibirku, kurasakan lidahnya menjulur didalam mulutku, berupaya meraih lidahku. Saya tercekat waktu tangannya bergerak ke arah selangkanganku, menyelinap ke balik rokku, saya segera tersentak kaget waktu tangannya merengkuh vaginaku. Kukumpulkan sisa-sisa tenagaku lantas dengan sekuat tenaga kudorong badan Pak Burhan.

    “Tidak.! Tidak..! Bebaskan saya.. Bajingan kalian..! ” saya menjerit sembari menendang-nendangkan kakiku berupaya menghindari lelaki itu dari badanku.

    “Ouh.. Ssakit..!! ” keluhku waktu Pak Bobby yang ada di belakangku kembali mendekapku dengan lebih erat. Kutengadahkan kepalaku, kutatap muka Pak Bobby, saya memohon agar dia melepaskanku.

    “Tolonngg.. Hentikann Pak..!! Saya.. Mohon.. Bebaskan saya.. ” ucapku mengharap belas kasihannya.

    Kondisiku waktu itu telah betul-betul berantakan, badan sisi atasku telah betul-betul telanjang, buat ke-2 payudaraku tampak menggantung serta tak akan tertutup oleh apa pun. Saya begitu takut, mereka semakin lebih bernafsu sekali lagi lihat kondisi badanku yang telah 1/2 telanjang ini, terlebih sekarang ini badanku tengah ditelikung oleh Pak Bobby dari belakang sampai tempat itu buat dadaku jadi terdorong ke depan serta automatis buah dadaku juga turut membusung.

    Sebagian waktu lalu Pak Bobby tiba tiba mengendorkan dekapannya pada badanku serta pada akhirnya dia melepaskanku. Saya nyaris tidak yakin kalau Pak Bobby ingin melepaskanku, walau sebenarnya waktu itu saya sangatlah putus harapan, saya sadar saya nyaris mustahil lolos dari tekanan ke-2 lelaki itu.

    Tidak ingin menyia-nyiakan peluang itu, saya segera lari secepat-cepatnya ke arah pintu, tapi bebrapa sekali lagi saya kalah cepat, Pak Burhan telah menghambat di depanku serta segera menghunjamkan pukulannya ke arah perutku.

    “Arghh..!! Sshh.. Ouhh.. ” saya mengeluh kesakitan.

    Kupegangi perutku, saat itu juga, saya segera jatuh terduduk, nafasku tersengal-sengal menahan sakit yang tidak terkira. Belum juga hilang rasa sakitku, mereka berdua segera menyerbu ke arahku.

    “Pegangi tangannya Han..!! ” seru Pak Bobby sembari mendorong badanku hingga saya jatuh terjengkang diatas lantai.


    Saat itu juga Pak Burhan telah ada diatas kepalaku serta mencengkeram ke-2 tanganku, sesaat Pak Bobby ada dibawah badanku, mendekap ke-2 kakiku yang berupaya menendangnya. Dia telah seperti kemasukan setan, melepasi sepatu hak tinggiku, merobek stokingku serta mencabik cabik rok yang kukenakan serta pada akhirnya dia merenggut dengan paksa celana dalamku, melolosinya dari ke-2 kakiku serta melemparkannya ke lantai.

    “Lepasskann..! Lepasskan..! Tolongg.. Janganlah perkosa sayaa..! ” jeritanku semakin keras di sela-sela keputusasaan.

    Saya telah tidak mampu sekali lagi menahan mereka yang kelihatannya makin bernafsu untuk memperkosaku, air mataku semakin deras mengalir membasahi ke-2 pipiku, kupejamkan mataku, bulu kudukku segera bergidik, saya tidak mampu memikirkan bila hari ini saya juga akan diperkosa oleh mereka.

    “Jangann.. Ahh.. Tolongg..! ” saya menjerit histeris waktu Pak Bobby melepas pegangannya pada ke-2 kakiku.

    Dia berdiri sembari melepas bajunya sendiri dengan begitu tergesa-gesa. Saya sadar, lelaki ini sebentar sekali lagi juga akan menggagahiku. Saat itu juga kurapatkan ke-2 kakiku serta kutarik ke atas sampai menutupi beberapa dadaku, sesaat ke-2 tanganku tetap masih di dekap erat oleh Pak Burhan. Tiba tiba Pak Bobby berjongkok, dia segera menarik ke-2 kakiku, merenggangkannya serta lalu memposisikan badannya diantara ke-2 pangkal pahaku.

    “Jangann..!! ” keluhku lemah serta putus harapan, sembari bertahan untuk tetaplah merapatkan ke-2 kakiku, tapi tenaga Pak Bobby tambah lebih kuat di banding dengan tenagaku.

    Saya terhenyak waktu Pak Bobby mulai menindihku, membuatku jadi sesak serta susah untuk bernafas, buah dadaku tertekan oleh dadanya, sesaat perutnya melekat diatas perutku.

    “Arghh..!! Jangann..! Sakiitt..!! ” rintihku sembari berupaya menggeser pinggulku ke kiri serta ke kanan, waktu kurasakan kemaluannya bergesekan dengan bibir kemaluanku.

    “Sakiitt..! ” saya kembali mengerang waktu kepala penisnya mulai masuk kedalam liang vaginaku.

    Berbarengan dengan itu, tangan Pak Bobby bergerak, menjambak rambutku serta menariknya hingga kepalaku terdongak, lalu Pak Bobby dengan kasar melumat bibirku sembari selalu mengutamakan badannya ke arah selangkanganku. Kurasakan kesakitan yang mengagumkan didalam liang vaginaku waktu batang penisnya selalu melesak masuk menghunjam kedalam lubang kemaluanku.

    “Ahh..! Jangann..! Sakiitt..! ” saya kembali menjerit dengan keras waktu batang penisnya menembus serta merobek selaput daraku.

    Badanku melenting ke atas menahan sakit yang sangat begitu. Kuangkat kakiku serta kutendang-tendangkan, saya berupaya tutup ke-2 kakiku, tapi tetaplah saja batang penis itu tenggelam didalam vaginaku. Saya benar-benar tersiksa dengan kesakitan yang menimpa vaginaku. Kuhempaskan wajahku ke kiri serta ke kanan, buat beberapa wajahku tertutup oleh rambutku sendiri, mataku membeliak serta semua badanku mengejang hebat. Kukatupkan mulutku, gigiku bergemeretak menahan sakit serta ngilu, nafasku seperti tercekat di tenggorokan serta tanpa ada sadar kucengkeram keras tangan Pak Burhan yang tengah memegang ke-2 tanganku.

    Saya masih tetap selalu merintih serta menangis, saya selalu berupaya menendang-nendangkan ke-2 kakiku waktu Pak Bobby menarik batang penisnya hingga tinggal kepala penisnya saja yang ada didalam liang vaginaku, lantas menghunjamkannya kembali kedalam liang rahimku. Pak Bobby telah betul-betul kesetanan, dia tidak perduli melihatku yang demikian kesakitan, dia selalu bergerak dengan keras didalam badanku, memompaku dengan kasar sampai buat badanku turut terguncang turun naik ikuti pergerakan badannya.

    “Ahh.. Sshh.. Lepaskann..! ” jeritanku melemah waktu kurasakan pergerakannya semakin cepat serta kasar didalam liang kemaluanku, buat badanku semakin terguncang dengan keras, buah dadaku juga turut mengeletar.

    Lalu Pak Bobby mendaratkan mulutnya di buah dadaku, menciumi serta mengulum puting payudaraku, kadang-kadang dia menggigit puting buah dadaku dengan giginya, buat saya kembali terpekik serta melenguh kesakitan. Lalu mulutnya bergerak menjilati belahan dadaku serta kembali melumat bibirku, saya cuma dapat diam serta pasrah waktu lidahnya masuk serta menari-nari didalam mulutku, kelihatannya dia begitu senang karna sudah sukses menggagahi serta merenggut keperawananku.

    Perlahan dia hentikan pergerakannya memompa badanku, melesakkan kemaluannya didalam liang vaginaku serta menahannya disana sembari tetaplah memelukku dengan erat. Kemudian dia turunkan mulutnya ke sekitaran leher serta pundakku, menjilatinya serta lalu menyedot leherku dengan keras, buat saya melenguh kesakitan. Cukup lama Pak Bobby menahan penisnya didalam liang kemaluanku, serta saya bisa rasakan kemaluannya berdenyut dengan keras, denyutannya menggetarkan semua dinding liang vaginaku, lantas dia kembali bergerak memompa diriku, memperkosaku perlahan pelan, lantas cepat serta kasar, demikian berulang ulang. Kelihatannya Pak Bobby begitu nikmati pemerkosaannya pada diriku.

    Saya meringis sembari tetaplah pejamkan ke-2 mataku, tiap-tiap pergerakan serta hunjaman penisnya merasa begitu menyiksa serta menyakiti semua badanku, hingga pada akhirnya kurasakan mulutnya semakin keras menyedot leherku serta mulai menggigitnya, saya menjerit kesakitan, tapi tangannya jadi menjambak serta meremas rambutku. Badannya semakin rapat menyatu dengan badanku, dadanya semakin keras menekan buah dadaku, membuatku semakin susah bernafas, lantas dia mengatupkan ke-2 kakiku serta menahannya dengan kakinya sembari selalu memompa badanku, kemaluannya bergerak semakin cepat didalam vaginaku, lalu dia merengkuh badanku dengan kuat hingga betul-betul menyatu dengan badannya.

    Saya sadar Pak Bobby juga akan berejakulasi didalam badanku, mendadak saya jadi demikian cemas serta ketakutan, saya tidak ingin hamil karna pemerkosaan ini, fikiranku jadi demikian kalut waktu kurasakan batang kemaluannya semakin berdenyut-denyut tidak teratasi didalam liang rahimku.

    “Jangann..! Janganlah.. Didalam..! Lepasskan..!! ” jeritku histeris waktu Pak Bobby menghentakkan penisnya sekian kali sebelumnya pada akhirnya dia membenamkanya didalam liang kemaluanku.

    Semua badannya menegang serta dia mendengus keras, berbarengan dengan itu saya meraskan cairan hangat menyemprot serta membasahi liang rahimku, Pak Bobby sudah orgasme, menyemburkan sperma untuk sperma kedalam vaginaku, buat dinding vaginaku yang lecet semakin merasa perih.

    Saya meraung keras, tangisanku kembali meledak, kutahan nafasku serta kukejangkan semua otot-otot perutku, berupaya mendorong cairan spermanya supaya keluar dari liang vaginaku, hingga pada akhirnya saya menyerah. Berbarengan dengan itu badan Pak Bobby jatuh terbaring lemas diatas badanku sesudah semua cairan spermanya isi serta membanjiri liang rahimku.

    Mataku memandang kosong serta hampa, menerawang langit-langit ruang itu. Air mataku masih tetap mengalir, fikiranku kacau, saya tidak paham sekali lagi apa yang perlu kuperbuat sesudah peristiwa ini, kesucianku sudah terenggut, ke-2 bajingan ini sudah merenggut kegadisan serta masa depanku, tapi yang lebih menakutkanku, bagaimana bila kelak saya hamil..! Saya kembali terisak meratapi penderitaanku.

    Tapi rupanya penderitaanku belum juga selesai.
    Pak Bobby bergerak bangun, melepas himpitannya dari badanku, saya kembali merintih, menahan perih waktu batang kemaluannya tertarik keluar dari liang kemaluanku. Kuangkat kepalaku, kulihat ada bercak darah bercampur dengan cairan putih di sekitaran pangkal pahaku. Saya menangis, pandanganku nanar, kutatap Pak Bobby yang tengah jalan menjauhiku dengan pandangan penuh dendam serta amarah.

    Semua badanku merasa begitu lemah, kucoba untuk bangun, tapi Pak Burhan telah ada di sampingku, dia menggerakan tangannya, menggulingkan badanku serta mulai menggumuli badanku yang menelungkup, saya diam tidak bergerak waktu Pak Burhan menciumi semua punggungku, tidak lama kemudian dia bergerak ke arah belakang badanku, merengkuh pinggangku serta menariknya ke belakang. Saya terhenyak, badanku terbawa ke belakang, lantas Pak Burhan mengangkat pinggulku ke atas, buat tempatku jadi 1/2 merangkak, kutopang badanku dengan ke-2 tangan serta lututku, kepalaku menunduk lemas, rambut panjangku tergerai menutupi semua wajahku, kepanikan kembali melandaku waktu kurasakan batang penisnya melekat serta bergesekan dengan bibir vaginaku.

    “Linda..! Anda memang sungguh-sungguh cantik serta seksi.. ” gumam Pak Burhan sembari tangannya meremasi pantatku, sesaat batang penisnya selalu menggesek-gesek di bibir vaginaku.

    “Ahh.! Sakiitt..! Sudahh.. Telah..! Hentikann..!! jeritku menahan sakit waktu kemaluannya mulai melesak masuk kedalam liang vaginaku.

    Kuangkat punggung serta ke-2 lututku, hindari hunjaman batang penisnya, tapi Pak Burhan selalu menahan badanku, memaksaku untuk tetaplah membungkuk. Semua otot di punggungku menegang, tanganku mengepal keras, saya betul-betul tidak kuasa menahan perih waktu penisnya selalu melesak masuk, menggesek dinding vaginaku yang masih tetap luka serta lecet karena pemerkosaan pertama barusan, kugigit bibirku sendiri waktu Pak Burhan mulai bergerak memompa badanku.

    “Lepasskan..! Telah..! Hentikaann..!! ” jeritku putus harapan.

    Nafasku kembali tersengal sengal, tapi Pak Burhan selalu memompaku dengan kasar sembari tangannya meremasi pantatku, kadang-kadang tangannya merengkuh pinggulku, menahan badanku yang berupaya merangkak menjauhi badannya, semua badanku kembali terguncang, terombang ambing oleh pergerakannya yang tengah memompaku.


    Tiba tiba kurasakan wajahku terangkat, kubuka mataku serta kulihat Pak Bobby berjongkok di depanku, mencapai daguku serta mengangkatnya, Pak Bobby tersenyum menatapku dengan muka penuh kemenangan, memandang buah dadaku yang menggantung serta menggeletar, meremasnya dengan kasar, lantas Pak Bobby mendekatkan berwajah, menyibakkan rambutku yang tergerai, tidak lama kemudian, mulutnya kembali melumat bibirku, mataku terpejam, air mataku kembali meleleh waktu mulutnya dengan rakus menciumi bibirku.

    “Ahh..!! ” saya terpekik perlahan waktu Pak Burhan menyentakkan badannya serta menekanku dengan kuat.

    Batang penisnya merasa berdenyut keras didalam lubang kemaluanku, lantas kurasakan cairan hangat kembali menyembur didalam liang rahimku, saya menyerah, saya telah tidak miliki kemampuan sekali lagi untuk melawan, kubiarkan saja Pak Burhan menyemburkan serta isi liang kemaluanku dengan cairan spermanya.

    “Periihh..!! ” rintihku perlahan.

    Pak burhan masih tetap pernah menghunjamkan kemaluannya sekian kali sekali lagi kedalam liang vaginaku, menggunakan sisa sisa ejakulasinya didalam liang rahimku sebelumnya pada akhirnya dia menariknya keluar melalui bibir vaginaku yang makin merasa perih.

    Sedetik lalu satu kepalan tangan mendarat di wajahku. Saya terlempar ke samping, pandanganku berkunang kunang, lantas gelap. Saya jatuh pingsan. Waktu siuman saya dapatkan bebrapa photo telanjangku berantakan di samping badanku dengan satu pesan..

    “Pastikan..! Cuma Kita Bertiga yang Tahu..!! ”

  • Ngeseks Saat Macet

    Ngeseks Saat Macet


    1688 views

    Perawan – Sepasang kekasih Mesum yang sebut saja namanya Robby dan Arhin. Mereka yang bosan dengan jalan tol yang macet, pada akhirnya mereka-pun melakukan hubungan sex didalam mobil ketika jalan Tol macet parah. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

    Hey guest aku akan menceritakan cerita sex nyata yang pernah aku alami sendiri dengan pacarku tercinta. Panggil saja aku Robby, usiaku saat ini baru 24 tahun, dengan tertulisnya cerita sex nyatayang pernah aku alami ini semoga bisa menjadi fantasi sex bagi para maniak sexs. Aku adalah seorang pria single yang bekerja di sebuah perusahaan penyewaan alat berat di Jakarta.

    Berbicara masalah gaji bisa dibilang gajiku lumayan besar, perngasilanku rata-rata perbulan bisa 12-15 juta rupiah. Dari gaji yang aku kumpulkan selama bekerja 2 tahun pada akhirnya aku-pun bisa membeli sebuah mobil city car yang harganya 100 juta keatas. Sebagai seorang pria single yang mempunyai gaji yang terbilang fantastis dan memiliki sebuah mobil city car pastinya aku tidak sulit untuk mendapatkan pacar.

    Aku sering berganti-ganti pacar selam ini, yah bisa dibilang aku playboy sih. Nah disini aku akan menceritakan kisah sex yang aku alami dengan pacarku yang sebut saja namanya Arhin. Arhin ini adalah seorang gadis yang bekerja sebagai SPG kosmetik disalah satu Mall di Jakarta. Tau sendirikan SPG kosmetik, pastinya dia sangat cantik, body menarik dan mempunyai kulit tubuh yang putih mulus.

    Suatu ketika saat aku dan Arhin libur aku bermaksud untuk mengajaknya membeli TV untuk dikontrakanku, yah kebetulan Tv dikontranku sudah rusak. Ketika itu aku menjemput Arhin dirumah yang letaknya di pondok kelapa, jaktim. Aku menjemputnya sekitar jam 9 dirumahnya. Pagi itu Arhin terlihat sangat sexy sekal.

    Dia mengenakan dress ketat terusan yang panjangnya hanya 20 cm diatas lututnya dan Dressnya tanpa lengan baju. Rambutnya panjang hitam yang terurai membuat semakin sexy saja, belum lagi dress ketat itu membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas diamataku. Sungguh fresh sekali mataku, pagi-pagi seperti itu sudah dihadapkan dengan tubuh sexy pacarku.

    Payudara dan pantatnya yang sedang namun kencang juga terlihat jelas dari balik Dressnya itu. Pacarku yang berjalan berlenggak lenggok seperti model itu-pun segera menuju kemobilku yang sudah parkir di depan rumahnya,

    “ Pagi sayang, kamu hot banget sih pagi ini, ” ucapku sembari membuka pintu dari dalam mobil.
    “ Kayaknya kamu setiap hari bilang gitu deh sama aku, hhe… Aku bernampilan ginikan biar kamu terangsang sayang, hha…, ” ucapnya dengan senyuman manisnya lalu masuk kedalam mobilku.
    “ Tahu aja deh kamu sayang kalau aku selalu terangsang kalau lihat kamu,hhe… Yaudah yuk kita jalan, ” ucapku.
    “ Okey sayang, ” jawabnya.

    Saat itu-pun aku segera menginjak gas mobilku. Aku yang mengetahui jalan umum yang macet pastinya mengambil inisiatif untuk lewat jalan tol. Setelah beberapa saat aku menginjak gas mobilku akhirnya kami-pun masuk kepintu tol. Aku yang mengira tol itu tidak begitu macet ternyata sama saja macetnya, dari awal masuk pintu tol saja sudah antri lama sekali.

    Setelah kira-kira 10 menit akhirnya aku-pun sudah masuk jalan tol, jakarta, Jakarta mau jalan umum mau jalan tol tetep aja macet, huh. Kemudian aku-pun menyalakan tape mobil untuk menghilangkan kejenuhanku sembari menikmati jalan tol yang macet. Musik instrumental aku nyalakan hingga saat itu suasana di dalam mobil terasa romantic,

    “ Sayang romantis banget yah musiknya, jadi pingin peluk kamu deh sayang, ” ucap Arhin.
    “ yaudah sih peluk aja sayang, lagian kaca film mobilkukan aku kasih yang 80 persen, so kita mau ciuman , mau ML, mau apa aja juga nggk bakal ada yang ngelihat, hha…,” ucapku sembari menyetir.

    Kebetulan mobilku ini adalah mobil matic, jadi ketika macet aku tidak begitu lelah. Dengan satu kaki saja aku sudah bisa mengendalikan mobilku, hhe… pas banget sama kondisi dijakarta pokoknyalah. Sembari menyetir aku memang sudah sering berciuman dan berpelukan didalam mobil bersama Arhin. Saat itu-pun Arhin mulai memeluku dari samping,

    “ Sayang aku sayang banget deh sama kamu, emuuacchh, ” ucapnya.
    Saat itu memeluku sembari mencium bibirku,
    “ Ah sayang kamu tuh kebiasaan deh, pagi-pagi gini kamu Judah bikin aku Horny ah, Tuh lihat kontolaku udah berdiri,hihihi.., ” ucapku sembari melirik Penisku yang tegang didalam celanaku.
    “ Hahaha… mana coba aku lihat, ” ucapnya sembari mengarahkan tanganku pada penis-ku.
    Saat itu jalan tol memang macet sekali baru masuk 100 meter aja sudah macet, bahkan saat itu bisa berjalan 1 meter-pun. Sembari aku memegang setir, Arhin-pun segera mengelus dan meremas penis-ku dari luar celana,
    “ SSsshhh… enak banget sayang, terus remas kayak gitu sayang, ” ucapku.
    “ Iya sayang, daripada aku boring karena macet mendingan aku elus-elus kontol deh sayang, hha…, ” ucapnya sembari mengelus dan meremas penisku dari luar.
    “ Kamu tuh ya nakal banget sih sayang, hha… Sssshhh, ” ucapku merasakan nikmatnya remasan Arhin pada Penis-ku.

    Aku yang yakin jalan Tol akan macet berjam-jam maka aku timbulah fikiran untuk ngesex didalam mobil, yah itung-itung buwat pengalaman sex yang baru. Penis-ku yang sudah tegang maksimal rasanya sakit sekali jika tertahan didalam celanaku. Tanpa banyak bicara aku-pun segera gunakan handrem dan aku netralkan trasmisi mobilku,

    “ Sayang Kita Ml yuk, aku horny banget nih, habisnya kamu pagi-pagi udah bikin kontol aku berdiri, ” ucapku dengan wajah yang udah sangek (horny).
    “ Nggak mau ah, kamu tuh kayak nggak tempat aja, masak kita ML didalem mobil, udah gitu ini lagi dijalan tol lagi, ” ucapnya menolak.

    Mendengar tolakannya aku-pun tanpa menjawab langsung mencium bibirnya, aku tahu Arhin itu orangnya gampang Horny juga seperti aku, yah maklumlah namanya juga anak muda, hhe. Kuraih kepalanya dan aku cium bibirnya dengan penuh birahi sex. Seperti dugaanku dia pasti meladeni hasrat sex-ku. Diapun membalas ciuman-ku dengan penuh nafsu.

    Sembari berciuman Arhin-pun mulai membuka resleting dan kancing celanaku. Aku yang melihatnya agak kesulitan akhirnya membantunya untuk membukanya. Sembari masih berciuman aku-pun membuka kancing celana, resleting sekalin aku mempelortkan celanaku hingga atas lututku. Aku melakukan itu agar dia mudah ketika mengocok penisku.

    “ Sayang udah aku bukain tuh, buruan kocokin kontol aku, ” ucapku melepas ciuman kami sejenak.
    Tanpa menjawab dia-pun segera menciumku kembali, terlihat sekali saat itu dia sudah horny sekali. Disambarlah bibirku, diciumilah bibirku dengan ganasnya, sembari mengocok-ngocok penisku,
    “ Sssssshhh.. Euhhhhh…, ” lenguhku.

    Dikocoknya penisku dengan tangan lembutnya sembari kami terus berciuman. Sensasi sex yang luar biasa bercinta didalam mobil ketika jalanan macet, Ouhhh. Aku yang tidak mau tinggal diam, aku-pun segera emngarahkan tanganku pada vaginanya, mulailah aku selipkan tanganku dari balik dressnya. Akhirnya tanganku menemukan mainan juga, sebuah daging empuk yang menyembul imut.

    Mulailah aku mengelus-elus vagina Arhin yang masih terbungkus celana dalam, beberapa menit saja aku mengelus-elus vagina-nya dari balik celana dalamnya dia sudah basah,

    “ Euhhhhhhh… Enak sayang, Memek aku udah basah sayang, Ouhhh.., ” ucapnya sembari terus memaikan penisku.
    Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, aku dan Arhin saling memberi rangsangan satu sama lain. Arhin menciumi telinga, leher, sembari terus mengocok penis-ku dengan gemasnya. Aku yang juga sudah Horny dari tadi, aku berikan rangsangan kepada Arhin seperti apa yang dilakukannya kepadaku. Aku mengelus-elus memeknya sembari menciumi lehernya.

    Didalam mobil city car-ku yang mempunyai kaca film 80 persen, membuat kami berbuat apa-pun didalam mobil, kami sama sekali tidak terlihat dari luar. Lagian orang juga tidak akan menyangka jika kami berbuat mesum didalam mobil, soalnya mereka pasti stress merasakan kemacetan dan hanya focus saja pada kemacetan.

    Beberapa saat kami-pun sama-sama memberikan rangsangan sex, penisku yang sudah mulai mengeluarkan lendir, menambah nikmat kocokan Arhin karena semakin licin saja ketika dikocok,

    “ Enak sayang terus sayang, Ouhhhh…, Sayang lepas celana dalam kamu dong, biar aku enak mainin memek kamu, ” ucapku dengan manja dan wajah mesum.
    “ Iya sayang, kayaknya kamu bakal perkosa aku deh ini nati,hhaaa…, ” ucapnya sembari melepas celana dalamnya.

    Setelah terlepas dimasukanlah celana dalamnya di dashboard mobilku,
    “ Sekalian BH-nya dong sayang, ntar aku susah dong kalau remas toket kamu, hhe.., ” pintaku.
    “ Iya, iya bawel, ” ucapnya lalu melepas Bh-nya dan dimasukan didalam dasbord juga.
    “ Nah gitu dong, sekarang sepongin aku bentar ya sayang, ” ucapku.
    “ Ihhhhh… banyak maunya deh, Huhhh… yaudah sini, ” ucapnya sedikit sebal namun manja.

    Dengan Birahi sex yang menggebu-gebu Arhin-pun segera meraih penisku didalam mobil saat itu. Posisi Arhin yang tadinya duduk, kemudian dia-pun menungging diatas jog, dengan menghadap padaku. Bisa dibayangkan para pemabaca ??? aku yakin pasti kalian bisa membayangkan. Lanjut kecerita. Dengan posisi-nya yang menungging itu kemudian dikulumlah penisku,

    “ Uhhhhhhhhh… Sssssss… kamu memang selalu bisa buat aku melayang sayang, kuluman kamu semakin hari semakin dahsyat saja, Ahhhhh.., ” ucapku memuji kulumanya.

    Dia yang sibuk mengkulum penisku tidak lagi menanggapi perkataanku. Memang sungguh hebat sekali Arhin dalam berhubungan sex. Dia mengkulum dengan menyedot kuat penisku, Ohhh, rasanya luar basa sekali. Penisku rasanya seperti tersedot oleh vacuum cleaner. Sesekali Arhin melepas kulumanya untuk menjilati batang penis, buah zakar bahkan selangkanganku.

    Kunikmati kuluman demi kuluman Arhin yang luar biasa itu didalam mobil. Aku yang ingin sama sama enak pada akhrnya aku memint Arhin agar mengganti posisi bercinta kami dengan posisi 69. Gila nggak tuh, bercinta didalam mobil dengan gaya sex 69 ketika macet didlam jalan tol, nanti jangan lupa di coba yah pengalaman sex kami para pembaca, hha.

    Lanjut kecerita, Arhin tanpa banyak bicara-pun mengangukan kepalanya, tanda bahwa dia setuju. Aku-pun segera merebahkan tubuhku dari tempat duduku hingga tempat duduk Arhin. Akuyang sudah Horny tidak perduli lagi dengan punggungku yang menimpa handrem mobilku, sebenarnya agak sakit tapi demi sex aku rela kesakitan.

    Aku yang sudah merebahkan tubuhku dan berada di bawah selangakan Arhin segera menyibakan Dressnya hingga keperutnya agar tidak emnggangu ketika aku menjilat dan menyedot vagina Arhin. Saat itu karena didalam mobil aku-pun maka kakiku-pun aku tekuk agar nyaman ketika bercinta. Setelah kami berada dalam posisi sex 69 kami-pun segera memulai percintaan kami.

    Mulailah kami saling mengisap dan menjilati alat kelamin kami,
    “ Ssssshhh… Eughhhh… Ouhhhh…, ” desah kami bersahut-sahutan.

    Memek Arhin semakin basah saja ketika aku menjilati memeknya. Dia mendesah, dan tubuhnya sering mengelincang. Sebaliknya aku juga seperti itu, kuluman Arhin semakinliar saja ketika aku mengimbangi hubungan sex kami dengan menjilati, sesekali menyedot itil-nya. Kami tidak perduli lagi dengan keadaan diluar mobil kami lagi.

    Entah mobil kami bergoyang atau tidak, missal-pun bergoyang-pun tidak masalah, yang penting aku bisa bercinta, hha. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya sex 69, gairah sex kami untuk segera ML-pun semakin tidak tertahan,
    “ Sayang udah yuk 69-nya aku udah pingin ML nih, Aku yang diatas yah, ” ucap Arhin penuh nafsu.
    “ Iya sayang, aku juga udah nggak kuat lagi, Ouhhhh…, ” ucapku.

    Kemudian aku dan Arhin-pun segera merubah posisi kami. Aku bangun dari rebahan lalu aku duduk diatas kursiku lagi,

    “ Oh iya sayang, ambilin kondom didalam dasbord yah, biar aman, hhe…, ” ucapku.

    Tanpa banyak bicara diambilkanlah kondom itu, karena Arhin sangat pengertian dia membuka bungkuskondon dan memakakan sekalian kondom itu. Setelah terpakai, Arhin segera berpindah duduk diatas pangkuanku. Alat kelamin kami sudah samas-sama basah jadi sat itu tidak perlu lagi memberi pelumas untuk alat kelamin kami,

    “ Sayang aku masukan yah, ”ucap Arhin.
    “ Iya sayang, tapi aku mundurkan dulu yah kursinya biar kita ML-nya nyaman, ” ucapku lalu memundurkan kursiku kebelakang.
    “ Jeglekkk… Sreeeeeeekkk… Glek…,” suara kursiku.
    Melihat posisi kami sudah salaing nyaman, Arhin-pun segera memasukan penisku didalam vagina-nya,
    “ Blesssssssssssss….., Ouhhhhhhhhhh… Sssssssssssshhh…, ” desah Arhin.

    Arhin yang sudah Horny sekali lalu segera bergoyang diatas penisku, posisi Arhin saat itu duduk diatas pangkuanku dan wajahnya menghadap pada wajahku. Kuliahat dia bergoyang dengan liarnya mengebor penisku. Penisku serasa diblender didalam memek Arhin. Luar biasa sekali pengalaman sex Arhin. Dia terus bergoyang sembari kedua tangannya berpegangan pada pundaku.

    Dia bergoyang memutar, maju mundur, dan naik turun dengan lincahnya diataspangkuanku. Memeknya benar-benar nikmat sekali. Aku yang memakai kondom saja hampir keok dibuwatnya. Aku yang pengalaman juga dalamberhubungan sex, akhirnya bisa menahan goyangan sex Arhin. Aku atur nafasku dan aku alihkan fikiranku agar aku tidak cepat klimaks.

    Beberpa saat Arhin bergoyang dengan penuh birahi sex. Mata Arhin kadang merem melek sembari terus mendesah,
    “ Ahhhh.. Ouhhhh… Ssssshhh… Ahhhh… Yeah… Eummhhhh…, ” desah Arhin tida karuan.

    Untung saja tape mobil aku besarkan volumenya, jadi saat itu suara desahan dan percintaan kami didalm mobil tidak akan terdengar dari luar, hhe. Saat itu aku Ml sembari mengawasi jalanan untuk memastikan bahwa jalantol masih macet. Karena masih macet aku-pun tenang. Arhin terus saja mengento aku tanpa henti.

    Ketika kurasakan aku tidak lama lagi akan klimaks nih, aduhhh kalah deh Gue, ucapku dalam hati. Namun tiba-tiba saja Arhin mendesah dan menghentikan goyanganya,
    “ Aghhhhhhhhhhh… Uhhhhhh… aku ngecrottt sayang… Ssssshhh.. Uhhhh…, ” ucapnya puas mendapatkan klimaksnya.
    “ Iya sayang, Ayo goyang lagi biar aku keluar…, ” ucapku penuh birahi sex.

    Saat itu Arhin bergoyang lagi dengan liarnya, dia meminta aku meremas payudaranya sembari terus bergoyang diatas tubuhku. Aku remas payudaranya, semakin liar saja dia goyanganya,

    “ Yah sayang seperti itu, terus.. aku bentar lagi keluar, ” ucapku sembari meremas payudaranya.
    Sekitar 1 menit setelah itu aku-pun akhirnya,
    “ Ahhhhhhhhh… Cruttttttttt… Crutttttttttt… Crutttttttttttt, ”
    Meledaklah spermaku didalam kondom itu,
    “ Aku keluar sayang, ahhhh… Nikmat sekali sayang,,, uhhhh…, ” ucapku.
    “ Iya sayang, ternyata mesum didalam mobil seru yah, kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang, ” ucapnya ketagihan.

    Bermaksud menikmati sisa-sisa orgasme tiba-tiba saja jalan mulai lancar, terdengar klakson berbunyi dibelangku dengan kerasnya,

    “ Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… , ” suara klakson berbunyi berkali-kali.
    “ Sialll… uda sana sayang kamu balik ketempat duduk kamu, hhahahaha…, ” ucapku sambil tertawa.
    “ Hahaha.. iya sayang, lagian kamu aneh-aneh sih, masak ML didalem mobil udah gitu pas dijalan Tol lagi ,,,hhha…, ” ucapnya.

    Kemudian Arhin-pun kembali ketempat duduknya dengan posisi memeknya yang masih basah dengan lendir kawinya. Aku yang terburu-buru langsung saja aku majukan kursiku lalu aku injak gas mobilku. Aku tidak sempat mencopot kondon dan menaikan celanaku lagi saat itu. Hahha lucu sekali rasanya. AKhirnya aku injak gas mobilku dengan posisi penisku yang masih terbungkus kondom.

    Arhin saat itu membersihkan vagina-nya seiring berjalanya mobilku lagi. Dibersihkanya dengan tissue lalu dia kenakan lagi BH dan Celana dalamnya. Selesai itu dia-pun melepaskan kondon dari penisku lalu dibasuhnya penisku dengan tissue basah agar bersih. Beberapa saat aku menginjak gas mobilku melihat ada jalur darurat aku-pun menepikan mobilku untuk membenahkan celanaku,

    “ Sayang lucu yah kita tadi, untung aja kita udah ngecrottt, kalau nggak kan bisa pusing kita karena nggak dapetin kepuasan sex kita yah sayang, hha.., ” ucapku.
    “ Iya ya sayang, hhhaaa… kapan-kapan kita coba sensasi sex yang lain yah, hha…., ” ucapnya ketagihan.

    Sejenak kami bercanda sembari membenahkan celanaku. Setelah itu aku-pun segera menginjak gas-ku mobilku lagiuntuk menuju ke cempaka putih untuk membeli TV. Untuk cerita membeli Tv dan seterusnya kayaknya nggk usah diceritakan yah para pembaca, soalnya yang paling pentingkan kisah sex-ku mesum didalam mobil ketika jalan tol macet, hhe.

  • Yanti Wanita Pemuas Nafsu

    Yanti Wanita Pemuas Nafsu


    8226 views


    Perawanku – Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.

    Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.

    Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

    Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

    Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.

    Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.

    Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

    Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

    Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

    Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

    Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

    Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

    Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.

    Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

    Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.

    Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.


    Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

    Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

    Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

    Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.

    Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
    Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

    Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

    Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

    Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.

    Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..

    Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
    Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

    Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

    Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

    Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

    Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

    Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.

    Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

    Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

    Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

    Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

    Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

    Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.
    Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

    Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

    Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

    Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
    Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.

    Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

    Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
    Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
    Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..

    Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..
    Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

    Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

    Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.
    15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

    Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

  • Nikmatnya Keluar Di Dalam

    Nikmatnya Keluar Di Dalam


    1608 views


    Perawan – Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur . Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur… Ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat. Kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…?

    Kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo.

    Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…

    Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku… Aku memang wanita berlibido tinggi.

    Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta… Pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks … beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab… Aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.

    Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…

    Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur…

    Sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya…

    Sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku…

    Mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…

    Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah…

    Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil

    Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua…

    Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…

    Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…

    ” Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah ?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan

    ” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…

    ” Ron, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…

    Percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang…

    Aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…

    ” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku

    ” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…

    ” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku

    ” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat

    Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya…

    Anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku

    Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.

    Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…

    Aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…

    Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…

    Mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…

    Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…

    Tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi…

    Wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…

    ” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…

    ” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…

    ” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk ” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…

    Entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…

    hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!!
    Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…

    Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah

    ” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…

    Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…

    Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent…

    Betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…

    Maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan…

    Walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku…

    Batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut…

    2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang…

    Tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…

    ” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…

    ” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…

    ” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak

    ” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…

    Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian… tapi… entah kenapa kali ini…


    Susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…

    Tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…

    ” Ronnie kamu belum tidur ?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?

    ” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…

    Dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu…

    Tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…

    ” Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki…

    Aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…

    Luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme… tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…

    “Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin

    ” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku

    ” Ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…

    “Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…

    Anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…

    ” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…

    ” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…

    “Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…

    Ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…

    “Aaaahhhkkk… Roonnnie ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…

    “Tante…hhh…hh Ronnie ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini

    ” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…

    Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…

    ” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…

    ” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…

    “ Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…

    Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku… Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas.

  • Gairah Seks Gadis PKL

    Gairah Seks Gadis PKL


    1257 views


    Perawan – Ini ialah benar-benar cerita nyata yang sampai kini tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi selama bulan September dan yang adalah pengalaman kesatu ketika keperjakaan saya hilang

    Saya perkenalkan diri, waktu tersebut saya berusia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho namun memang saya masih hendak bebas. Kata orang, wajah saya lumayan ganteng dengan badan atletis. Bekerja di sebuah instansi pemerintah di kota Surabaya.

    Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan menulis segala kebutuhan dinas atasan ( sektretaris), pun mengetik surat-surat, sebab memang saya lumayan terampil dalam pemakaian komputer yang terkadang memberi pelajaran tentang pengoperasian komputer di luar kantor.

    Seperti biasanya, sebuah instansi pemerintah tidak jarang kali ada siswa-siswi yang mengerjakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang adalah bagian dari kurikulum yang mesti dijalani oleh masing-masing murid.

    Pagi tersebut sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik sebuah nota guna dikirim ke sebuah instansi lain, tiba-tiba saya ditemui oleh 3 siswi menyeluruh dengan seragam sekolahnya.

    Si Devi mempunyai postur tubuh yang agak kurus dengan format wajah bulat dan memiliki format payudara yang nyaris rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek namun mempunyai payudara yang besar, dan yang satu ini mempunyai postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, paling cantik dan sexy laksana bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

    Wah.. benak saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah bersangkutan badan, namun saya tidak jarang nonton BF). Umumnya mereka seluruh mempunyai wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

    Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum terdapat yang PKL, namun akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya, “Nanti, seminggu lagi, bantu adik-adik kesini untuk menantikan jawaban.” lanjut saya seraya tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, kesudahannya mereka pulang.

    Seminggu kemudian, mereka bertiga pulang ke kantor. Setelah tersebut saya sampaikan bahwa mereka dapat PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah tersebut Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sementara Susy, saya suruh menolong pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

    Memang telah saya rancang sedemikian rupa supaya selalu dapat merasakan keindahan tubuh Susy yang saat tersebut kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan beda untuk menolong karyawan yang lain, sementara Susy saya suruh menantikan di ruangan saya. Setelah tersebut saya pulang ke ruangan.

    “Apa yang mesti saya kerjakan, Pak?” tanya Susy saat saya telah kembali.
    “Kamu duduk di depan komputer dan tolong tolong saya mengetik sejumlah nota.” sembari memberikan sejumlah lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong tidak boleh panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya seraya bercanda.
    “Baik Mas Bimo, namun tolong ajarkan saya mengetik, sebab saya belum mahir memakai komputer.”

    Saya mulai memberi arahan tidak banyak tentang teknik mengetik seraya tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya seraya menikmati. Sebentar-sebentar menculik pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas sebab kerahnya agak tersingkap sedikit.

    Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi diperbanyak dengan paha yang paling sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas saat duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana metodenya untuk dapat menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

    Di hari kesatu ini, saya hanya dapat bertanya-tanya mengenai sekolah dan keluarganya dan terkadang berkelakar sambil merasakan keindahan tubuhnya. Ternyata Susy ialah anak yang enak disuruh bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka menunjukkan ke kisah yang porno-porno dan dia hanya tersipu malu.

    Selama itu, saya juga beranggapan bagaimana metodenya untuk merasakan kesenangan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk menciptakan strategi, karena kelak atasan saya bakal dinas ke luar kota sejumlah hari sampai-sampai saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy telah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung sekitar 5 hari. Seperti biasa, dia tidak jarang kali menanyakan apa yang dapat dia kerjakan.

    Inilah peluang saya untuk mengemban rencana yang telah disiapkan dengan benak kotor saya, lagipula ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sampai-sampai dapat tampak jelas celana dalamnya yang berwarna putih salah satu pahanya yang putih mulus.

    Lama-lama, saya pun menyaksikan wajah Susy agak berubah dan tidak banyak gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya kerjakan dengan perlahan untuk menyerahkan rangsangan dan supaya jangan terkesan saya hendak mengambil kesempatan.

    Saya mulai memutarnya dan sejumlah saat tampak adegan seorang perempuan sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si perempuan di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, justeru posisi duduknya mulai telah tidak tenang.

    “Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
    “Belum pernah Mas, hanya gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.

    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti anda marah lagi..” kataku pura-pura sok suci tetapi tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian bikin pelajaran, namun Susy tidak boleh dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
    “Iya.. iya..” kataku guna menyakinkan, sebenarnya dalam hati, si otong telah tidak tahan.

    Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan membelai tangannya, dia diam saja dan tidak ada firasat penolakan. Yang anehnya, dia diam saja saat saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya bikin agak keras terdengar supaya lebih nafsu menontonnya.

    Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, saat kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang paling besar dan panjang, sementara mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan tersiar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

    Tangan Susy tetap sedang di atas paha saya, kemudian tangan kiri saya mulai bertindak membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang saat lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah menciptakan saya semakin bernafsu.
    Saya tetap tidak peduli sebab dia pun tidak menepis tangan saya, justeru agak meremas paha saya.

    Tangan kiri saya pun tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
    “Sus, anda cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sih Mas?” kelihatannya dia terayun dengan bujukan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
    “Bener tuh, masa saya bohong, lagipula payudaranya kelihatannya sama yang di film.”
    “Ih.. Mas bimo dapat aja” katanya malu-malu.


    Adegan film berganti kisah di mana seorang perempuan mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita tersebut sedang dijilati oleh pria lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

    Terasa sekali bahwa Susy pun terangsang dampak saya perlakukan laksana itu, lagipula ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang ditembus vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

    Saya yang telah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan ucapan-ucapan yang dibacakan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebetulnya juga hendak menikmatinya. Tangan kanan saya kian meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

    Kepala Susy mendongak menyangga birahi yang telah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dijawab dengan buasnya oleh Susy.

    Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia guna meraba batang kejantanan saya yang telah menegang dan kencang di balik celana panjang.

    “Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang bakal dia ucapkan sebab mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas seluruh kancing seragamnya seraya tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya sedang di depan, tampak payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas semua payudaranya.

    Hal ini menciptakan susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy unik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. tidak boleh diterusin, Susy ngga pernah melakukan seperti ini.” kelihatannya dia sadar bakal perbuatannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat laksana ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak inginkan meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

    Birahinya mulai bangkit lagi. Susy menjawab ciuman saya dengan buas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman dilangsungkan cukup lama selama 20 menit. Sengaja tangan saya tidak melakukan lebih jauh supaya Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan melakukan jauh.

    Cepat sekali dia belajar. Saya menunduk dan kedua tangan meremas paha Susy, kemudian saya buka kedua belah pahanya, Susy memahami lalu merenggangkan pahanya seraya mengusung pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sampai-sampai nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, telah basah.

    “Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, terlihat mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sampai-sampai tinggal CD-nya yang tersisa, kemudian saya membuka baju sampai-sampai saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia juga membalas.

    Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah menghirup perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.

    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kesenangan yang spektakuler yang baru sekali dialaminya, begitu pun dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga powerful mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
    “Aaahh..” Susy menjangkau klimak yang kedua kalinya.
    Saya hisap seluruh cairan yang terbit dari lubang vaginanya.

    Mata Susy terpejam merasakan kesenangan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berdekapan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

    Besok paginya, Susy datang duluan dan saat saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia dan kecup keningnya kemudian bibirnya. Dia menjawab ciuman tadi. Ah, estetis sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

    Perbuatan kami kemarin bukan menciptakan kami insyaf, kami berdua mengerjakan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, laksana yang pernah kami lihat di film BF.

    Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami tidak jarang melakukannya dari pagi sampai sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan mudah terangsang.

    Benar-benar kesenangan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah berlalu PKL, hubungan kami tetap berlanjut sampai akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.

  • Ternyata Swinger Itu Begitu Nikmat

    Ternyata Swinger Itu Begitu Nikmat


    1478 views

    Kisah Seks Panas ini Berkisah ” Ternyata Swinger Itu Begitu Nikmat ” Cerita Dewasa,Cerita Hots,Cerita Bokep.

    Perawanku – kali ini tentang pengalamanku bercinta dengan wanita lain sedangkan temanku ini bercinta dengan istriku, kata orang-orang sih istilahnya kalau tukar pasangan itu namanya swinger, namun apapun itu yang penting aku sangat menikmati momen ini, walaupun begitu aku tetap sangat mencintai istriku.

    Cerita Sex Panas Ternyata Swinger Itu Begitu Nikmat


    Simak kisah ceritaku kali ini. Mungkin saya termasuk aneh atau punya kelainan. Bayangkan, sudah punya istri cantik masih merindukan wanita lain. Kurang ajarnya, wanita itu adalah kakak ipar sendiri. Kalau dibanding-bandingkan maka jelas istri saya memiliki beberapa kelebihan. Selain lebih muda, di mata saya lebih cantik dan manis. Postur tubuhnya lebih ramping dan berisi.

    Sedangkan kakak ipar saya yang sudah punya dua anak itu badannya sedikit gemuk, tetapi kulitnya lebih mulus. Entah apanya yang sering membuat saya membayangkan berhubungan intim dengan dia. Perasaan itu sudah muncul ketika saya masih berpacaran dengan adiknya.

    Semula saya mengira setelah menikah dan punya anak perasaan itu akan hilang sendiri. Ternyata lima tahun kemudian setelah punya anak berusia empat tahun, perasaan khusus terhadap kakak ipar saya tidak menghilang. Bahkan terasa tambah mendalam. Ketika menggauli istri saya seringkali tanpa sadar membayangkan yang saya sebadani adalah kakak ipar, dan biasanya saya akan mencapai puncak kenikmatan paling tinggi.

    Ketika bertemu saya sering secara sembunyi-sembunyi menikmati lekuk-lekuk tubuhnya. Mulai dari pinggulnya yang bulat besar hingga buah dadanya yang proporsional dengan bentuk tubuhnya. Sesekali saya sukses mencuri lihat paha atau belahan buah dadanya yang putih mulus.

    Jika sudah demikian maka jantung akan berdetak sangat kencang. Nafsu saya menjadi begitu bergelora. Pernah suatu ketika saya mengintip saat dia mandi di rumah saya lewat lubang kunci pintu kamar mandi. Namun karena takut ketahuan istri dan orang lain, itu saya lakukan tanpa konsentrasi sehingga tidak puas.

    Keinginan untuk menikmati tubuh kakak ipar makin menguat. Namun saya masih menganggap itu hanya angan-angan karena rasanya mustahil dia mau suka rela berselingkuh dengan adik ipar sendiri. Namun entah kenapa di lubuk hati yang paling dalam saya punya keyakinan mimpi gila-gilaan itu akan kesampaian.

    Cuma saya belum tahu bagaimana cara mewujudkan. Kalau pun suatu waktu itu terjadi saya tidak ingin prosesnya terjadi melalui kekerasan atau paksaan. Saya ingin melakukan suka sama suka, penuh kerelaan dan kesadaran, serta saling menikmati. Mungkin setan telah menunjukkan jalannya ketika suatu hari istri saya bilang kakaknya ingin meminjam VCD porno. Kebetulan saya punya cukup banyak VCD yang saya koleksi sejak masih bujangan.

    Sebelum berhubungan intim saya dan istri biasa nonton VCD dulu untuk pemanasan meningkatkan gairah dan rangsangan.

    ”Kenapa kakakmu tiba-tiba pengin nonton VCD gituan ?” tanya saya pada istri saya. ”Nggak tahu.” ”Barangkali setelah sterilisasi nafsunya gede,” komentar saya asal-asalan.

    Beberapa keping VCD pun saya pinjamkan. Ini salah satu jalan untuk mencapai mimpi saya. Tetapi harus sabar karena semua memerlukan proses dan waktu agak panjang.

    Setelah itu secara rutin kakak ipar saya meminjam VCD porno. Rata-rata seminggu sekali. ”Dia lihat sendiri atau sama suaminya ?” tanya saya. ”Ya sama suaminya dong,” jawab istri saya. ”Kamu cerita sama dia ya sebelum main kita nonton VCD biru ?” ”Iya …,” jawab istri saya malu-malu. ”Wah rahasia kok diceritakan sama orang lain.”

    ”Kan sama saudara sendiri nggak apa-apa.” ”Eh … kamu bilang sama dia, kapan-kapan kita nonton bareng yuk …” ”Maksudmu ?” ”Ya dia dan suaminya nonton bareng sama kita.”

    ”Huss … malu ah …” ”Kenapa malu ? Toh kita sama-sama suami istri dan seks itu kan hal wajar dan normal …” Sampai di situ saya sengaja tidak memperpanjang pembicaraan. Saya hanya bisa menunggu sambil berharap mudah-mudahan saran itu benar-benar disampaikan kepada kakaknya. Sebulan setelah itu kakak ipar dan suaminya berkunjung ke rumah kami dan menginap. Istri saya mengatakan mereka memenuhi saran saya untuk nonton VCD porno bersama-sama. Diam-diam saya bersorak dalam hati. Satu langkah maju telah terjadi.

    Namun saya mengingatkan diri sendiri, harus tetap sabar dan berhati-hati. Kalau tidak maka rencana bisa buyar. Malam itu setelah anak-anak tidur kami nonton VCD porno bersama-sama. Saya lihat pada adegan-adegan yang hot kakak ipar tampak terpesona. Tanpa sadar dia mendekati suaminya. Beberapa VCD telah diputar.

    Tampak nafsu mereka sudah tak terkendali. Saling mengelus dan meremas. Istri saya juga demikian. Sejak tadi tangannya sudah menelusup di balik sarung saya memegangi senjata kebanggaan saya. ”Mbak silakan pakai kamar belakang,” kata saya kepada kakak ipar setelah melihat mereka kelihatan tak bisa menahan diri lagi. Tanpa berkata sepatah pun kakak ipar menarik tangan suaminya masuk kamar yang saya tunjukkan.

    ”Sekarang kita gimana ?” tanya saya menggoda istri saya. ”Ya main dong …” Kami berdua segera masuk kamar satunya lagi. Anak-anak kami kebetulan tidur di lantai dua sehingga suara-suara birahi kami tak akan mengganggu tidur mereka. Ketika saya berpacu dengan istri saya, di kamar belakang kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Jeritan dan erangan kenikmatan wanita yang diam-diam saya rindukan itu kedengaran sampai telinga saya. Saya pun jadi makin terangsang. Malam itu istri saya kembali saya bayangkan sebagai kakak ipar.

    Saya bikin dia orgasme berkali-kali dalam permainan seks yang panjang dan melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Selanjutnya kegiatan bersama itu kami lakukan rutin, minimal seminggu sekali. Sesekali di rumah kakak ipar sebagai variasi. Dua keluarga tampak rukun, meski diam-diam saya menyimpan suatu keinginan lain. Saat anak-anak liburan sekolah saya mengusulkan wisata bersama ke daerah pegunungan.

    Istri saya, kakak ipar dan suaminya setuju. Tak lupa saya membawa beberapa VCD porno baru pinjaman teman serta playernya. Setelah seharian bermain kesana-kemari anak-anak kelelahan sehingga mereka cepat tertidur. Apalagi udaranya dingin. Sedangkan kami orang tua menghabiskan malam untuk mengobrol tentang banyak hal.

    ”Eh … dingin-dingin begini enaknya nonton lagi yuk,” kata saya. ”Nonton apa ?” tanya suami kakak ipar. ”Biasa. VCD gituan. Kebetulan saya punya beberapa VCD baru.” Mereka setuju. Kemudian kami berkumpul di kamar saya, sedangkan anak-anak ditidurkan di kamar kakak ipar yang bersebelahan. Jadilah di tengah udara dingin kami memanaskan diri dengan melihat adegan-adegan persetubuhan yang panas beserta segala variasinya.

    Sampai pada keping ketiga tampak kakak ipar sudah tak tahan lagi. Dia merapat ke suaminya, berciuman. Istri saya terpengaruh. Wanita itu mulai meraba-raba selangkangan saya. Senjata kebanggaan saya sudah mengeras. ”Ayo kita pindah ….” bisik istri saya. ”Husss .. pindah kemana. Di sebelah ada anak-anak. Di sini saja.” Akhirnya kami bergulat di sofa. Tak risih meski di tempat tidur tidak jauh dari kami kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Bahkan mereka tampak sangat bergairah. Pakaian kakak ipar sudah tak karuan lagi.

    Saya bisa melirik paha dan perutnya putih mulus. Mereka berpagutan dengan ganas sehingga sprei tempat tidur juga awut-awutan. Istri saya duduk mengangkangkan paha. Saya tahu, ia minta dioral. Mulut dan lidah saya pun mulai mempermainkan perangkat kelaminnya tanpa melepas celana dalam.

    ”Ohhhh … terus .. enakkkkkk, Mas ….” lenguh istri saya merasa sangat nikmat. Sementara itu ekor mata saya melirik aksi kakak ipar dan suaminya yang berkebalikan dengan saya dan istri. Kakak ipar tampak amat bergairah mengaraoke penis suaminya. Saya pun melanjutkan menggarap vagina dan wilayah sekitarnya milik istri saya. Lidah saya makin dalam mempermainkan lubang, mengisap-isap, dan sesekali menggigit klitoris.

    ”Ooh … ahhhhh …. ahhhh ……..” istri saya mengerang keras tanpa merasa malu meski di dekatnya ada kakak kandungnya yang juga sedang bergulat dengan suaminya. Satu demi satu saya lepas pakaiannya yang menghalangi. Pertama celana dalamnya, lalu rok bawahnya. Lenguhan istri saya bersahut-sahutan dengan erangan suami kakak ipar. Beberapa saat kemudian posisi berubah. Istri saya gantian mengulum penis saya, sedangkan suami kakak ipar mulai menggarap kelamin istrinya. Erangan saya pun berlomba dengan erangan kakak ipar.

    Setengah jam kemudian saya mulai menusuk istri saya. Tak lama disusul suami kakak ipar yang melakukan hal serupa terhadap istrinya. Lenguhan dua perempuan kakak beradik yang dilanda kenikmatan terdengar bergantian. ”Mas, batangmu enakkk sekali ….”’ bisik istri saya. ”Lubangmu juga enak,” jawabku. Sembari menaikturunkan pinggul tanganku meremas-remas payudara istri saya yang meski tidak terlalu besar tetapi padat dan tampak merangsang. Setelah beberapa saat bertahan dalam posisi konvensional, lalu saya memutar tubuh istri saya dan menyetubuhi dari belakang. Saya melirik ke tempat tidur. Posisi kakak ipar berada di atas suaminya.

    Teriakan dan gerakan naik turunnya sangat merangsang saya untuk merasakan betapa enaknya menyetubuhi kakak ipar. Namun saya harus menunggu saat yang tepat. Kira-kira ketika istri saya, kakak ipar dan suaminya sudah berada di dekat puncak kenikmatannya, sehingga kesadarannya agak berkurang. Sambil menggenjot istri saya dari belakang saya terus melirik mereka berdua. Entah sudah berapa kali istri saya mencapai puncaknya, saya sudah tak begitu memperhatikan lagi. ”Ayo kita ke tempat tidur,” bisik saya pada istri saya.

    ”Kan dipakai …. ” Saya segera menggendong tubuhnya, lalu menelentangkan di tempat tidur di samping kakaknya yang sedang digarap suaminya. Mula-mula keduanya agak kaget atas kehadiran kami. Tetapi kemudian kami mulai asyik dengan pasangan masing-masing. Tak perduli dan tak malu. Malah suara-suara erotis di sebelah kami makin meningkatkan gairah seksual. Di tengah-tengah nafsu yang menggelora saya menggamit suami kakak ipar saya.

    Dia menoleh sambil menyeringai menahan nikmat. ”Ssst … kita tukar ….” ”Hhhh …. ” dia terbengong tak paham. Lalu saya mengambil keputusan. Penis saya cabut dari vagina istri saya, kemudian bergeser mendekati kakak ipar saya yang masih merem-melek menikmati tusukan suaminya. ”Mas sama istri saya, saya gantian dengan Mbak …,”

    kata saya. Tanpa memedulikan kebengongannya saya langsung memeluk tibuh mulus kakak ipar yang sudah sekian lama saya rindukan. Saya ciumi lehernya, pipinya, bibirnya, dan saya kulum puting susunya yang mengeras. Mula-mula kakak ipar saya kaget dan hendak memberontak. Tapi mulutnya segera saya tutup dengan bibir saya.

    Kemudian penis saya masukkan pelan-pelan ke vaginanya yang telah basah kuyup. Setelah itu saya melakukan gerakan memompa naik-turun sambil sesekali memutar. Ternyata vaginanya masih sangat enak. Untuk menambah gairah kedua payudaranya saya remas dan sesekali saya gigit putingnya. ”Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh … shhhh ….,” suaranya mulai tak karuan menahan gempuran hebat saya. Di samping saya, suami kakak ipar saya tampaknya juga tak mau kehilangan waktu percuma. Dia pun menyetubuhi istri saya dengan penuh semangat.

    Tak ada keraguan lagi. Yang ada hanya bagaimana menuntaskan nafsu yang sudah memuncak di ubun-ubun. Saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Impian menggauli kakak ipar kesampaian sudah. Hampir satu jam kami bertempur dengan berbagai gaya. Mulai konvensional, miring, hingga menungging.

    Suami kakak ipar saya lebih dulu menyelesaikan permainannya. Beberapa menit kemudian saya menyusul dengan menyemprotkan begitu banyak sperma ke dalam vagina kakak ipar saya. Rasanya belum pernah saya mengeluarkan begitu banyak sperma sebagaimana malam itu. Kakak ipar pun tampak melenguh puas.

    Vaginanya menjempit penis saya cukup lama. Setelah peristiwa malam itu, kami menjadi terbiasa mengadakan hubungan seks bersama-sama dan bisa ditebak akhirnya kami bergantian pasangan secara sukarela. Tak ada paksaan sama sekali.

  • Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks

    Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks


    1403 views

    Cerita Sex Bokep ini Berjudul ” Cerita Sex Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks ” Cerita Panas,Cerita Hot,Cerita Ngentot,Fantasi Seks.

    Perawan – kejadian pada waktu aku sedang ada masalah dengan pacarku, namanya Gina, tinggi badannya 160 cm, berat 57 kg, kulit putih bersih, bra 36B. Namaku panggil saja Andi. Pacarku itu sangat seksi karena bokongnya menonjol ke belakang dan pinggangnya kecil jadi kata temanku dia sangat montok.

    Cerita Sex Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks


    Masalahnya kami sedang bosan satu sama lain, karena hubungan kami sudah 2 tahun sementara untuk pikiran menikah masih dibahas tidak kunjung selesai karena ada faktor X diantara kami. Untuk menghilangkan kebosanan pada saat kami berhubungan badan dia sering membayangkan yang melakukan hal ini dengan batang kemaluan yang besar dan hot, batang kemaluanku sendiri panjangnya 15 cm dan diameter 2,5 cm, katanya kurang? dan karena saat itu aku sedang sibuk kerja di kantor maka kalau sedang berhubungan badan, biasanya bisa 30 menit di luar pemanasan, pemanasan biasanya 30 menit juga mulai dari atas sampai menjilat liang kemaluan, sekarang pemanasan 15 menit dan hubungan badan 5 menit. Wah, dia protes setiap selesai berhubungan badan, sudah pasti saya keluar duluan sementara dia naik saja belum. Sementara saya juga tidak terpikir untuk menyeleweng dan dia juga menjaga perasaan saya dengan tidak menyeleweng, tapi yang terjadi kami sering berantem kecil-kecilan dan dia kalau diajak berhubungan badan sering malas.

    Ceritanya sendiri kami jalan-jalan malam itu kurang lebih jam 9.00 malam berkeliling di daerah Thamrin. Sambil jalan kami membicarakan masalah hubungan badan, dia protes karena kondisiku yang tidak berubah. Dia bicara begini, Andi, aku bosen nih kamu kalau hubungan sekarang cepet banget, kan Gina belum puas, katanya merengek.
    Habis aku lagi capai sih.. kataku.
    Ah, gitu terus alasannya.. katanya.
    Yaa bukan gitu dong.. tapi lagi bener tidak fit, kataku.
    Tapi aku kan jadi suntuk nih, kepalaku sering nyut-nyutan, aku jadi kepengen banget badanku digerayangin sama cowok lain! Aku pengen gituan yang hot yang lama 2 jam dan batang kemaluannya gede, kata Gina.
    Enak kali ya.. sama bule, katanya menyambung.
    Memang kamu berani Gin.. kataku sedikit cemburu tapi ada perasaan lain ingin menantang dia.
    Yaa, iyalah.. tapi aku kan tidak enak sama kamu, katanya.
    Memang kamu pengen batang kemaluan yang gede dan yang hot? tanyaku.
    Yaa.. habis kamu kalau hubungan sepertinya sudah tidak full lagi tegangnya dan mana cepet lagi. Pusing aku, tahu! katanya.
    Yaa.. sudah kalau gitu sini kamu tiduran biar tidak pusing.
    Kemudian jok kursinya dia mundurkan dan dia rebahan di pangkuanku, tangan kiriku langsung membelai rambutnya.

    Terus kupijat kepalanya dan ternyata dia keenakan, lalu merem pelan-pelan. Tanganku turun ke leher, pundak dan ke dadanya. Kuremas perlahan, dia diam saja, kancing bajunya satu persatu kubuka sambil mobil jalan terus berputar di sekitar Monas dan Sabang. Perlahan tanganku meremas buah dadanya ternyata sudah mengeras. Dadanya montok, bentuknya bulat penuh dengan puting berwarna merah jambu. Ketika kusuruh melepas branya, dia langsung membuka kancing branya dan melepas bra tersebut sehingga buah dadanya yang montok itu menantang keluar kedua-duanya karena bajunya sudah kupinggirkan ke samping. Dengan leluasa tangan dan jari-jariku bermain meremas dan memijat pelan putingnya yang telah mengeras.

    Akkhh.. desah Gina keenakan.
    Mhh.. enak Gin.. tanyaku.
    Iyyaa.. desahnya keenakan.
    Jari tanganku lalu turun ke bawah mengusap perut dan pusarnya, terus ke bawah membuka kancing celana jeans-nya dan menarik reitsletingnya. Srett.. terbuka sudah dan perlahan jari ini menyentuh bulu-bulu halus di atas bibir kemaluannya. Kemudian kuremas perlahan dan kuusap.
    Aakhh.. Andii.. keenakan rupanya dia dan.., Aduuhh, aku pengen batang kemaluan yang gede Ndii.. Wah mulai deh dia ingin berhubungan badan.
    Yang lamaa.. yang hot.. akhh.. desah dia keenakan.

    Jariku naik turun dari dada ke sekitar liang kemaluannya, dengan perasaan cemburu aku bertanya kepadanya, Kamu mau sama yang gede kayak bule Gin..? tanyaku.
    Mauu.. desahnya sambil badannya bergetar.
    Wah, kepalang tanggung nih pikiranku jadi kotor.
    Kamu pengen yang hot yaa? tanyaku lagi.
    Akhh.. aahh iyaa.. katanya.
    Ya sudah kamu cari aja.. kataku penasaran ingin membuktikan kepadanya.
    Pikir-pikir dari pada dia main di belakang lebih baik terus terang kalau memang berani.

    Ketika di jalan sekitar McDonald, kulihat ada bule sendirian di pinggir jalan sedang berdiri, badannya besar dan tinggi. Aku melihat dia sedang mencari bantuan. Ketika kulihat, dia juga melihat. Setelah sekali putar kulihat dia masih di tempat, sementara jariku sedang merayap di sekitar bibir kemaluan Gina, kemudian mobil kupinggirkan. Ehh, bule itu mendekati mobil kami, Gina tidak tahu kalau kaca jendela kubuka. Dia pikir aku ke pinggir karena capai keliling terus, jadi dia biarkan saja dadanya terbuka dengan putingnya yang mengeras dan bulu-bulu halus yang terlihat dari luar. Bule tersebut mendekat dari sisi pintu Gina dan melihat ke dalam sambil berbicara,
    Maukah anda menolong saya.. ups.. maaf.. katanya sambil terbelalak matanya.
    Dia kaget melihat posisi Gina terlihat buah dadanya yang putih mulus keluar dengan puting yang telah mengeras dan bulu halus kemaluan Gina terpampang tepat di wajahnya. Karena badannya menjorok ke dalam pada saat berbicara.

    Gina tidak kalah kaget. Lhoo? dia segera bangkit dari tidurnya dan merapikan kemejanya.
    Kok kamu tidak bilang kalau ada orang sih.. wajahnya merah karena malu.
    Sudah tidak apa-apa.. kataku tersenyum, lalu aku bilang ke bulenya, Maaf, ini pacar saya. Apa yang bisa saya bantu.
    Setelah tenang sedikit sambil melihat ke Gina dia bilang, Mobil saya rusak dan tidak ada bantuan, kata si bule.
    Mobil saya rusak dan saya sudah minta tolong teman saya tapi teman saya sedang pergi jadi saya tunggu di sini, katanya lagi.
    Ya sudah, anda masuk saja ke belakang, kataku.
    Ooh ya, terima kasih.. katanya sambil melirik ke arah Gina.
    Dia naik dan duduk di belakang. Sementara Gina masih kaget sedikit tapi melihat bule itu ganteng (katanya) dia perlahan protes, Aku kan malu.. katanya.
    Katanya pengen bule, kataku berbisik.
    Tapi kan tidak begini dong.. katanya merajuk.
    Kulihat dia tidak marah berarti dia juga kemungkinan suka.

    Aah ya, saya Andi, kataku bersalaman, Dan ini Gina..
    Sambil tersenyum mereka berdua bersalaman dan terus mengobrol basa-basi dari mana dan seterusnya. Setelah basa-basi selesai lalu dia bilang, Kamu punya body bagus Gin..
    Gina mencubit pahaku, Aku kan maluu..
    Terus aku bilang, Katanya kamu pengen tahu Gin, gedenya seberapa, kataku.
    Yaa, aku kan cuma.. kata dia tidak meneruskan karena si bule (namanya Chalued) menyeletuk.
    Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja, katanya sambil tersenyum.
    Tidak apa-apa kok.. kata si bule.

    Aku yang sudah penasaran sejak tadi oleh keinginan Gina terus menimpali, Ya sudah Gin.. kamu ke belakang saja Gin.. kataku.
    Aakhh, tidak ahh. Gila kali.. kata Gina tersenyum.
    Ya tidak, kan cuma lihat saja biar kamu tidak penasaran, kataku.
    Eeh, si bule bilang mengenai hal tersebut tidak jadi masalah kalau di negaranya (Prancis) di sana mereka sudah bebas kalau suka ya bilang suka.

    Kalau kamu penasaran ya lihat saja, katanya tersenyum.
    Karena terus diajak bicara dan Gina antusias mendengarnya akhirnya dia mau juga ke belakang.
    Lihat saja yaa.. kata Gina tersenyum malu.
    Kemudian kujalankan mobil ke jalan Menteng, sementara Chal kulihat segera membuka kancing celananya dan reitsletingnya terus menarik ke bawah celananya. Gina yang duduk di sampingnya melihat keluar jendela sampai Chal mengeluarkan batang kemaluannya yang besar walaupun belum tegang sekali.
    Hai.. lihat ini, katanya sambil tangan kirinya memegang batang kemaluannya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiri Gina.
    Gina melihat batang kemaluan bule itu dan terlihat wajahnya menegang terpaku melihat batang kemaluan yang besar berwarna putih dengan kepala batang kemaluan seperti topi baja. Sementara aku menyetir terus dan dapat melihat melalui spion atas kelakuan mereka berdua di belakang.

    Kamu lihat ini dan pegang saja! kata Chal.
    Wihh takut akhh.. desah Gina dengan suara serak.
    Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi, kata Chal.
    Gina terpaku melihat batang kemaluan Chal di samping tangannya. Chal mengambil inisiatif, langsung dia mencium pipi Gina perlahan, karena Gina diam saja maka wajah Gina dipegangnya dan.. Gila dia mencium bibir Gina dengan perlahan dan perlahan kulihat Gina membalas ciuman itu dengan membuka bibirnya serta merta Chal melumat bibir itu dan memasukkan lidahnya.

    Emmhh.. desah Gina perlahan.
    Kamu suka Gin.. bisik Chal di kuping Gina.
    Melihat reaksi positif dari Gina, tangan kiri Gina diarahkan untuk memegang batang kemaluan besar yang telah menyembul dari atas celananya. Ternyata Chal sudah melepaskan celananya berikut celana dalamnya sampai di paha. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak batang kemaluan itu berikut bijinya yang ditutupi rambut kemaluan. Gina mulai memegang batang kemaluan itu dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jarinya tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O) membuat Gina penasaran dan melihat secara jelas bentuk batang kemaluan bule tersebut dan mendesah, Aakkhh gedee bangeet.. desahnya dengan suara parau dan wajah memerah.

    Wah, kudengar dia sudah birahi, panik juga aku. Kemudian Chal sambil mencium telinga Gina berbisik, Kamu kocokin dong.. desah si bule tidak tahan keenakan.
    Wah sudah lupa mereka berdua, katanya hanya lihat saja, kok minta dipegangi dan dikocok lagi. Eeh, ternyata Gina menuruti permintaan Chal dan perlahan jari-jari tangannya meremas dan mulai mengurut ke atas dan ke bawah dan dalam relatif singkat batang kemaluan bule tersebut berdiri dengan kokohnya di tangan Gina. Panjangnya lebih dari batang kemaluanku atau lebih kurang 22 cm dan diameternya sekitar 4 sampai 5 cm.

    Emmhh.. akhh.. desah mereka berdua di jok belakang.
    Makin lama semakin hot saja mereka berdua, sementara tangan Gina terus mengocok kejantanan Chal. Chal pun dengan nafsunya mengulum bibir Gina dan jemarinya dengan cepat membuka kancing kemeja Gina, karena Gina belum mengancingkan semua kancingnya (sengaja barangkali) maka kemeja tersebut dengan cepat terbuka semua dan dengan sigap tangan dan jari Chal langsung meremas susu Gina yang ternyata telah mengeras dan menonjol.

    Akhh enak Chal.. desah Gina menggelinjang. Baju itu disingkirkan ke samping dan begitu bibir Gina dilepas ciumannya maka mulut Chal langsung mendekat ke dada Gina sambil terus meremas perlahan. Puting Gina dihisap sambil dijilat, gundukan daging dada berganti-ganti sehingga, Akhh.. uuff.. erang Gina keenakan. Wajah Gina sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kirinya terus mengocok batang kemaluan Chal yang besar dan penuh digenggamannya dengan makin cepat, kadang-kadang diremas batang kemaluan itu dengan kuat tanda dia sudah tidak tahan karena rangsangan yang ada pada sekujur tubuhnya dan bergetar badannya.

    Ooohh.. Anndii.. desahnya keenakan lupa kalau yang sedang bersamanya itu si Chal. Tangan kanan Gina menekan kepala Chal ke dadanya sementara tangan kirinya sudah tidak beraturan mengocok batang kemaluan besar dan menariknya ke atas seakan-akan ingin digesekkan atau dimasukkan ke dalam liang kemaluannya sendiri dan seakan-akan memaksa untuk segera dituntaskan semuanya.

    Chal menyadari yang diminta Gina dan tangan kiri Chal segera membuka kancing celana Gina dan menarik ke bawah reitsleting celana Gina. Tahu atau pura-pura tidak tahu Gina membiarkan tangan itu membuka reitsleting dan dengan mengangkat sedikit pantat Gina tangan Chal itu berhasil meloloskan celana panjang berikut celana dalam Gina yang berwarna hitam tipis terbawa tertarik ke bawah. Celana itu tertarik hingga di tengah paha Gina di atas dengkul Gina sedikit. Tersembul sudah batang paha Gina yang putih mulus dan gundukan kemaluan Gina yang ditutupi oleh rambut kemaluannya yang halus berwarna hitam ikal.

    Kamu mulus sekali Ginn.. bisik Chal sambil tangannya mengusap paha jenjang milik Gina.
    Ahh kamuu.. Gina tersenyum keenakan dan mata memerah. Keadaan mereka berdua sudah sama-sama dengan celana yang telah merosot dan posisi celana mereka berdua telah berada di atas dengkul masing-masing. Gina hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulnya sambil merenggangkan paha atasnya ketika jari-jari Chal itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas kemaluan Gina yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan menyebarkan aroma yang khas dari kemaluan Gina. Mereka benar-benar telah tidak memperhatikanku yang membawa mobil dengan perlahan sekali dan terus memperhatikan kelakuan mereka berdua yang sudah seperti orang kepanasan.

    Mereka sama-sama mendesah dan mengerang perlahan.
    Saya suka sekali wanita Indonesia.. desah Chal.
    Wanginya sangat enak sekali, kata Chal sambil mendesah.
    Emmhh.. desah Gina sambil mengerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Sementara batang kemaluanku sendiri sudah kukeluarkan sejak tadi dan perlahan kukocok sendiri, Sialan, makiku dalam hati, cemburu tapi enak juga aku melihatnya serasa menonton film BF beneran di depan mata lagi. Jari bule itu mulai menyentuh belahan kemaluan dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan kemaluan Gina sudah terlihat basah dan menjadi licin di sekitar belahan tersebut dan semakin lama menyebarkan aroma yang membuat Chal dan aku menjadi makin terangsang. Tangan Gina sudah terlepas dari mengocok batang kemaluan itu dan kedua tangan itu terkulai lemas meremas kepala Chal dan kadang-kadang mengusap punggung Chal dengan sangat merangsang sekali. Chal sabar sekali sementara tangan kiri dan jarinya terus membelai belahan kemaluan Gina, tangan kanannya terlihat meremas buah dada Gina, sementara itu mulutnya menghisap puting Gina yang telah mengeras serta menjilati permukaan dari gundukan buah dada Gina atau mengulum bibir Gina dengan emosi yang teratur.

    Kurang lebih 20 menit Chal telah merangsang sekujur tubuh Gina sementara baju Gina telah terlepas membuat dia leluasa menggerayangi sekujur tubuh putih mulus itu. Terlihat Gina tersenyum puas dan memasrahkan diri sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh jari Chal dan Chal pun menciumi seluruh tubuh Gina yang telah polos sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Suatu pemandangan yang eksotik dan luar biasa, kupandangi kekasihku digerayangi dan dilumat habis seluruh badannya dan wajahnya tapi aku tidak cemburu, malah terasa puas dan bernafsu sendiri melihat adegan tersebut.

    Sungguh sensasi luar biasa. Gina sudah bugil setengah badan ke atas tanpa sehelai benang pun di tubuh atasnya terlihat tonjolan buah dadanya yang putih bulat penuh mengeras dengan puting merah jambu dan sementara itu celana panjang Gina telah merosot sampai ke bawah dengkulnya sehingga dengan makin leluasa jemari bule tersebut meremas gumpalan daging kemaluan Gina dan jari tengahnya terus menggesek belahan kemaluan tersebut. Chal terus membelai belahan kemaluan Gina tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam kemaluan Gina yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara Gina telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka atau bisa disebut mengangkangkan kakinya.

    Chal melihat Gina sudah pasrah dan seluruh badannya bergetar seperti menahan sesuatu segera merubah posisi badannya menghadap ke Gina. Dia berlutut di depan Gina yang telah mengangkangkan kakinya sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kaki Gina yang mengangkang lebar dan lubang kemaluannya yang telah terlihat jelas telah basah. Karena posisi yang sempit di belakang mobil maka Chal mendorong dan melipat kursi di sampingku ke depan.

    Wah aku takut juga kalau sampai batang kemaluan Chal yang panjang dan besar itu telah siap-siap mengarahkan ke belahan kemaluan Gina yang telah menantikan dengan mata terpejam dan mulut yang terbuka dengan desahan, Jangan Chal.. desah Gina.
    Takuut.. erang Gina.
    Tidak apa-apa.. sakitnya hanya sebentar, desah Chal sambil mengambil posisi sementara tangannya terus merayap di sekujur tubuh Gina.
    Tapi aku takut tidak muaat.. nanti kemaluanku robeek.. kata Gina sambil ketakutan melihat batang kemaluan Chal yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan kemaluannya.

    Kamu harus mencobanya Gin.. pelan-pelan saja.. desah Chal sambil mulai mengarahkan batang kemaluannya ke lubang kemaluan Gina yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Chal yang terus membelai belahan kemaluan Gina. Rupanya Gina benar-benar takut dan membuatku juga ketakutan. Wah, bahaya nih kalau sampai ada apa-apa aku juga yang ketimpa pulungnya, kami berdua juga nanti menanggung resikonya. Mobil segera kupinggirkan di sisi jalan yang agak gelap dan kuhentikan secara perlahan. Setelah kurasa aman di sekitar jalan aku segera membalikkan tubuhku ke belakang untuk melihat lebih jelas lagi.

    Kamu jangan takut, saya tempelkan saja dahulu batang kemaluan ini sampai kamu nanti mau.. kata Chal merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kuping Gina. Gina yang keenakan lalu membiarkan Chal melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggang Chal dengan kedua kakinya, Gina melihat batang kemaluan Chal yang besar itu ditempelkan tepat di belahan kemaluan Gina yang telah basah hanya setengah ke bawah menempel tepat di lubang kemaluan Gina sedangkan setengah lagi berada di atas belahan Gina, Gina merasa dengan posisi yang aman menerima kuluman Chal dan merasakan batang kemaluan besar milik Chal mulai secara perlahan menggeser di belahan kemaluannya.

    Oohh.. Chal.. enaakk.. emmhh.. erang Gina.
    Uuuff.. desah Chal keenakan.
    Yaa enakk Gin.. kata Chal.
    Teruss digeseek dan ditekan Chal.. pinta Gina.
    Ya sayang.. kata Chal mulai mempercepat gesekan di belahan kemaluan Gina. Dengan cara naik turun posisi badan Chal terlihat seperti ingin naik dan tidak.
    Tekan teruuss Chal.. erang Gina yang makin lama semakin keenakan.
    Enaakk.. oohh.. puasin aku Chal.. ahkk.. desah Gina dengan suara yang telah parau.

    Posisi kaki Gina telah mengangkang dengan lebar membuat Chal lebih leluasa menggerakkan badannya kadang naik-turun dan kadang mendorongkan batang kemaluannya ke depan sehingga lebih menekan belahan kemaluan Gina. Kulihat kemaluan Gina telah terbelah bibir kemaluannya karena tekanan batang kemaluan Chal yang terus bergerak menekan belahan bibir kemaluan Gina, sementara terlihat batang kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah ke atas, batangnya yang menggeser belahan bibir kemaluan Gina dengan sedikit tekanan yang terus menerus. Kepala batang kemaluan Chal mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong klitoris Gina yang telah terbuka.

    Aahh.. aduuhh.. ennaakk.. sshh, desah Gina sementara tangan Gina telah berada di belakang punggung Chal dan sambil menekan pantat Chal, Gina membetulkan arah gerakan batang kemaluan Chal yang terus berusaha mendobrak klitoris Gina.
    Emh.. uff.. erang Chal menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Gina tapi kerena Gina tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya yang telah di kepalanya.

    Chal.. Chal.. eeng.. Gina bergumam, aku tahu kalau Gina telah siap dimasuki oleh batang kemaluan besar itu. Terlihat tangan Gina gerakannya sekarang mendorong dan menarik pantat Chal sedangkan posisi kepala batang kemaluan Chal telah terbenam melewati klitoris Gina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak mengikuti arahan Gina mencoba untuk terus menerobos liang kemaluan Gina yang terasa sempit sekali untuk ukuran batang kemaluan sebesar Chal. Kepala Gina sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutnya terbuka mengerang, Ahhkk.. sakiitt.. ahh.. Chal menahan aksinya dengan mulai menarik kepala batang kemaluannya yang telah terbenam di dalam kemaluan Gina. Dia melihat Gina dan ada perasaan sedikit takut dan ragu untuk meneruskan aksinya.

    Ginaa.. Ginnaa.. akhh, desah Chal meminta kepastian kesiapan Gina apakah seluruh batang kemaluannya dapat menerobos masuk ke dalam kemaluan Gina. Tapi Gina sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutnya hanya dapat menganga terbuka.
    Ekhh.. akkhh.. oohkk, dengan keraguan Chal terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan Chal terus berusaha menekan lubang kemaluan Gina dengan kepala batang kemaluannya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika Gina mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang mengerang kesakitan.

    Uuff.. uff.. uuff.. desah Chal sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat dan terlihat begitu liar gerakan keduanya. Kepala batang kemaluan Chal terus menekan klitoris Gina berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir kemaluan. Akhh.. akhh.. akhh.. engg.. engg.. aakhh.. eengg.. Gina mencengkeram pantat Chal kuat-kuat dan akibat sundulan kepala batang kemaluan, Oohh.. akuu.. keluaarr.. Chal.. uuff.. aahh.. enaak.. erang Gina kelonjotan dan bergetar seluruh badan Gina di dalam pelukan Chal. Chal merasakan siraman air hangat dari dalam lubang kemaluan Gina yang terus mengalir membasahi batang dan kepala batang kemaluannya, membuat batang kemaluan itu menjadi mengkilap dan basah.

    Kamuu.. keluar Giinn.. sayaa.. jugaa mauu.. uuff.. uuff.. aahh.. aahh.. desah Chal dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
    Eeennakk.. oohh akuu.. puaass, Gina terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan dan gesekan batang kemaluan Chal di bibir dan dinding luar kemaluannya. Ternyata hanya sebatas leher kepala batang kemaluan Chal yang dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Gina dan terasa terus menggesek dinding kemaluan Gina terus menerus.
    Teruss.. Chal.. tekan teruuss.. oohh.. oohh.. benar enak.. ahh.. Gina tersenyum puas melihat Chal masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding kemaluannya. Chal melihat Gina tersenyum dan ikut tersenyum puas.
    Kamu puass.. Gin.. enak.. kan.. senyum Chal sambil menjilat bibirnya sendiri dengan lidahnya.
    Biar kamuu.. puaas Ginn.. kata Chal sambil terus menghujamkan sepertiga batang kemaluannya ke dalam liang kemaluan Gina.

    Terdengar bunyi, Sleepp.. ahhkk.. sleepp.. brreet.. rupanya kemaluan Gina terus semakin basah dan semakin licin untuk batang kemaluan Chal yang terjepit di lubang kemaluan Gina.
    Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Ginn.. untuk masuk.. Chal penasaran sekali dengan kemaluan Gina yang terlalu sempit. Gila memang, batang kemaluan Chal yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di lubang kemaluan Gina, posisi Gina sudah ditindih oleh badan Chal. Kulihat mereka berdua telah telanjang bulat saling merapatkan dan menggesekkan badannya. Sementara kulihat juga pantat Chal melakukan irama naik turun dan kadang diselingi gerakan mendorong dan menarik.

    Benar-benar membuat penasaran karena gerakan Chal, aku merubah posisi duduk ke belakang mereka, tanpa mereka sadari aku melihat dengan jelas batang kemaluan Chal yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam kemaluan Gina, sementara gerakan mereka makin lama semakin lincah karena kemaluan Gina terus mengeluarkan cairan yang membuat batang kemaluan Chal terus dapat menerobos dinding kemaluan Gina.

    Aakkhh.. uuff.. eennak.. aahh.. teruuss.. tekan.. sayang.. aahh.. ngg.. aku mau batang kemaluan gedee.. ahh enaak ngentot.. Gina kelojotan dihujami batang kemaluan bule walaupun belum semua batang kemaluan Chal masuk menembus kemaluan Gina. Tangan Gina terus memberikan remasan di pantat Chal dan kadang menekan pantat itu ke bawah.

    Kamuu kuat.. Ginaa.. kemaluan kamu masih sempit.. sayang.. oohh.. nikmatnya.. kemaluan.. kamuu.. enak.. adduuhh batang kemaluan sayaa.. dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak.. Chal tersenyum melihat Gina merem-melek keenakan. Sleep.. poof.. sleep.. poof.. breett.. aahh.. sleep.. breet.. breet.. gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali pada saat posisinya menekan, terlihat pantatnya kempes memberikan tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Gina setelah 2 sampai 3 kali menekan batang kemaluannya ke dalam pada saat menekan terakhir, pantat Chal memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali.

    Gila, Gina sudah tidak sempat lagi bergerak, posisinya hanya mengangkangkan kakinya lebar-lebar terlihat jari-jari kakinya menegang dan tangannya hanya dapat memegang punggung Chal dan sekali menjambak rambut Chal kadang-kadang seperti orang kehilangan pegangan menggapai-gapai mencari pegangan. Sementara nafasnya terdengar tidak beraturan yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang.

    Dengan gerakan itu Chal telah melakukan gerakan menghujamkan kemaluan Gina yang tadinya hanya menggesek-gesek bibir kemaluan Gina, sekarang batang kemaluannya telah masuk menembus dinding kemaluan Gina yang sempit dan basah. Terlihat bibir kemaluan Gina tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan batang kemaluan Chal, tiga puluh menit mereka berdua saling menerima dan memberikan kepuasan. Terlihat keringat telah membasahi badan mereka berdua.

    Kamuu berbalik Gina.. desah Chal, lalu Chal menarik batang kemaluannya, terdengar bunyi Plooff.. dan Gina mengambil posisi menunggingkan pantatnya (gaya anjing) dengan satu kaki di atas jok dan satu kaki di karpet mobil sementara tangannya memegang sandaran jok belakang ini, posisi yang disukai bule dan tentunya kami juga. Melihat bibir kemaluan Gina dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggiran kemaluan Gina yang telah banyak mengeluarkan air kewanitaannya. Sementara klitorisnya terus bergerak mencari sesuatu untuk digesekkan, Chal mengambil posisi tepat di belakang pantat Gina setelah lima kali meremas bongkahan daging pantat Gina dengan remasan penuh nafsu. Sekali menguakkan kemaluan Gina dengan jarinya terlihat daging dalam kemaluan Gina yang berwarna merah karena terlalu lama digesekkan batang kemaluan Chal. Dengan sedikit demi sedikit Chal mulai menempelkan kepala batang kemaluannya dibelahan kemaluan Gina dan terus menggesekkan kepala batang kemaluan tersebut ke atas dan ke bawah belahan kemaluan Gina.

    Aahh.. ennaak.. Chal.. desah Gina terpejam.
    Nikmatnya batang kemaluan kamuu.. enak.. Chal.. setelah delapan gesekan naik turun Gina mendesah.
    Masukin Chal.. aku mau ngentot.. yang enak.. aahhk, dengan sedikit hentakan kepala batang kemaluan Chal mulai menerobos dinding kemaluan Gina. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin terasa gerakan pantat Chal. Terlihat mulai membuat batang kemaluan Chal sebagian tenggelam di dalam kemaluan Gina.
    Ahhk.. aakhh.. uuff.. ahkk.. enaak.. aahh.. oohhkk.. yaa.. teruus.. akhh.. haak! haak! hak! Chal terlihat mengeram dengan nafas yang memburu begitu juga Gina.
    Ookk.. yak.. yak.. Chal mulai dengan gerakan sepenuhnya tangannya memegang pinggul Gina untuk menahan gerakan akibat dorongan batang kemaluan Chal yang menghujam semakin dalam ke dalam kemaluan Gina.

    Hee.. aakhh.. okh.. nafas Chal memburu dengan cepat sementara gerakan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina terus keluar masuk dan kadang berputar seperti mengebor kemaluan Gina.
    Akhh.. aakhh.. eennak.. giila.. gila.. aakhh.. aduh.. duh.. gila.. mentok.. ahh.. batangnya mentook.. aahk ennak mmffhh.. terus.. yaa terus.. erang Gina. Sementara kepalanya terdorong dan berputar menambah makin seksi dilihat oleh Chal.

    Giinaa.. enak.. aahk.. akhh.. gilaa.. masuk.. semuaa.. Ginn.. enaak.. mmffhh aakhh puas, gilaa.. kamu.. kuat aakh.. Chal terus menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke lubang kemaluan Gina. Sementara Gina hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala batang kemaluan Chal mentok di dinding rahimnya.
    Aku keluarr lagi.. Chal.. aahk ah.. ahk enak.. erang Gina terpejam.

    Telah 20 menit Chal memainkan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina, keringatnya telah menetes ke punggung Gina. Sementara punggung Gina telah terdapat lima bekas gigitan Chal, tiga di pundak Gina dua di leher belakang Gina. Sungguh buas si Chal ini kalau sedang bersetubuh, kadang-kadang tangannya meremas buah dada Gina dan meremas serta menarik ke bawah sehingga memberikan dorongan lebih menekan batang kemaluan Chal. Gina benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalanya sudah rebah ke jok mobil, sementara tangannya terkulai lemas, terlihat rambutnya telah basah semua dan badannya telah bermandikan keringat.

    Aahk Chal, aku.. lemes.. gila.. keluarin Chal.. pinta Gina memelas.
    Yaa.. akh yak.. duh.. yaa.. Ginn.. aku keluarin.. huu.. huuf.. aakh.. enaak kemaluan kamu.. akh aku mau keluarr.. aakh akh gila! Enaak.. ahh.. aku mamu keluaar.. aahh.. hak.. haakk.. uuff.. oohk.. kamu hebat Ginn.. Chal melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan batang kemaluannya sampai berbunyi, Cepaak.. cepakk.. beradu pantat Gina dengan paha Gina dan bunyi peraduan kemaluan dan batang kemaluan.
    Breet.. bret.. plooff.. broot.. ploof.. brot.. broot.. poof.. broot.. ahk.. ya.. Gina yang mengetahui Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya dalam-dalam melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat batang kemaluan Chal dengan lubang kemaluannya.
    Akuu juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Chal.. gila.. aahh.. ahh.. keluaar.. haa.. enak.. Chal tersenyum puas sambil tangannya meremas payudara Gina dan mulutnya mencium bibir Gina yang telah terkulai lemas di jok mobilku.

    Keadaan menjadi hening lebih kurang lima menit, Chal tetap dalam posisi memeluk Gina dari belakang kudengar mereka berbisik dan berbicara perlahan sementara batang kemaluan Chal walaupun sudah mengeluarkan maninya di dalam kemaluan Gina terlihat masih berada di dalam kemaluan Gina, belum menyusut mengecil dan terlepas. Setelah saling membersihkan keringat dengan tissue, kami pulang dengan perasaan masing-masing puas telah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.

  • Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih

    Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih


    1258 views

    Cerita Sex ini Berjudul ” Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih ” Cerita Panas,Cerita Sex Bokep,Cerita Seks Mesum,Cerita Ngentot Seks.

    Perawan – Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”.

    Cerita Sex Kehangatan Di Belai Kekasih


    Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya. Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual. Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang aling indah. Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja. Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual.

    Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali. Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku. Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu.

    Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar. Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku. Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri.

    Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya. Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpon kemudian. Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali.

    Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku. Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku.

    Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku. Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam membisu.

    Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu.

    Akhirnya aku menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbaring di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah….rasanya selangit banget !. Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” sementara belum pernah aku merasakan nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut.

    Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku. Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya.

    Semakin terangsang aku. Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap. Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya.

    Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku. Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis. ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula.

    Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini. Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula . Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak tampak sedikit kerja keras.

    Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat kenikmatan. Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya.

    Kutarik dia dan kutuntun kontol ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat. Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin.

    Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kai berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua. Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya.

    Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan.

    Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya. Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting. Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng.

    Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran. Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!! Dalam kesendirianku ini . . . Segalanya bisa berubah .. . Kecuali, Cinta dan kasihku pada Ronad, Aku tetap menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur, mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur, dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah, bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku Ron ?!

  • Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik

    Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    1639 views

    Kisah Seks Panas ini Berkisah Tentang ” Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik ” Cerita Seks,Cerita Sex Stw,Cerita Sex Panas.

    Perawan – Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah.

    Kisah Seks Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya aku yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.

    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.

    ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju. ” Kamu masih kuliah ?” ” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun” sambungku.

    Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” Saya siap Bu.” Jawabku. ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? ” ” Saya siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku. ” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau. ” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.

    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.

    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Setelah satu tahu aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.

    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.

    ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP” ” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ” Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga….setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.

    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.

    ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Aku meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. ” Sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Leman…Ohhh…aku keluar Man….aku kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. ” kamu curang….aku kalah” ujarnya. ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.

    ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?” ” Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah….aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

    ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini ” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin aku ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku.

    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

    Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

  • 6 jam Bercinta Di Kota Bogor

    6 jam Bercinta Di Kota Bogor


    1187 views

    Kisah Seks Abg Berjudul ” 6 jam Bercinta Di Kota Bogor ” Cerita Seks,Cerita Hot,Cerita Bokep Cerita ngentot Terbaru 2017.

    Perawan – Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari 2010, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Bogor dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini sekian tahun yang lalu. Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.

    Cerita Sex 6 jam Bercinta Di Kota Bogor


    Sampai di Bogor saya bingung ingin kemana dulu sebab setelah sampai, ada rasa rindu di dada untuk mengetahui lebih lama tentang perubahan kota ini. Setelah berkeliling Kebun Raya saya merasa penat, akhirnya saya mampir ke pusat jajan di Mal Pasar Bogor. Pikiran saya menerawang jauh ke masa lalu, sambil berjalan saya mengamati banyak orang lalu lalang di sekitar mal tersebut.Dalam hati mudah-mudahan ketemu teman, jadi kan enak bisa ada yang temani.

    Ketika saya menuju sebuah tempat duduk di pusat jajan saya berpapasan dengan seorang wanita, yah sekitar 25 tahun dengan berpakaian rapi seperti karyawati umumnya. Dengan tersenyum saya menyapa, “Hai,” masalahnya wanita itu telah tersenyum duluan dengan saya. Perlu diketahui saya memang kuper bila berhadapan dengan wanita, saya tidak berani bicara dahulu tanpa didahului.“Rasanya saya pernah kenal dengan.. Mas..”Wah saya dipanggil “Mas”, tapi tidak apa deh, dengan senyum lagi saya jawab,“Dimana..”Dengan sedikit basa-basi akhirnya saya perkenalkan diri saya dan saya ajak makan bersama, kebenaran saya sedang lapar, eh dia juga mau.

    Sambil menikmati makanan, saya banyak diam sebab saya takut, jangan-jangan saya dijebak oleh sesuatu yang saya tidak tahu kemudian saya diperas, pikiran tersebut selalu menghantui saya.Tapi lama-kelamaan saya mulai memahami situasi. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Nadia yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi.Dengan sedikit berhati-hati saya memberanikan diri untuk mengajak Nadia untuk beristirahat, sebab dari pembicaraan antara saya dengan dia saya simpulkan Nadia juga sedang sumpek pikirannya, dia sedang mencari luapan emosi yang mendera di hatinya. Dengan sedikit halus Nadia menolak ajakan saya, sebab katanya dia takut saya berbuat jahat. Wah pikirannya sama dengan saya. Terus saya pikir lagi, mungkin wanita ini perempuan yang tidak benar (maaf.. WTS), tidak tahunya wanita benar-benar wanita karier, tapi belum menemukan karier yang jelas.

    Dari gaya bicaranya Nadia suka dengan saya, kemudian saya melanjutkan lagi diskusi sampai hampir sejam lebih. Dengan sedikit ragu saya ajak kembali, akhirnya dengan senyum dia menyetujui tapi dengan syarat, katanya bahwa saya jangan macam-macam. Wah saya jadi gemetar, tapi naluri seorang laki-laki normal saya katakan, saya tidak akan macam-macam apabila dia tidak mecam-macam juga.

    Oke, sepakat kami menuju sebuah tempat di daerah pinggiran kota Bogor, tempatnya mendukung untuk sepasang yang sedang gundah gulana untuk mengemukakan perasaan yang lebih jauh. Saya pesan sebuah ruangan paviliun yang terdiri dari kamar mandi, kamar tidur dan ada teras di dalam dengan nuansa alami. Yah di situlah saya melanjutkan kisah cerita dari hati ke hati. Saya mendengarkan dengan sabar tapi sesekali saya berikan pandangan yang luas tentang arti hidup, mamang kata teman-teman saya, saya dapat memberikan rasa nyaman bila bicara, itu kata teman-teman saya (khususnya yang wanita) saya sendiri tidak merasa demikian, wah GR nih.

    Kurang lebih setengah jam berlalu tanpa saya duga sambil bercerita Nadia menangis sambil merapatkan kepalanya di lengan saya, wah saya jadi gerogi tapi saya tahan untuk terus memberikan dorongan moril. Tapi sekali lagi sebagai laki-laki normal saya tidak bisa menahan gejolak kelaki-lakian saya, saya usap rambutnya sambil membelai-belai, tak lama kemudian tangisnya reda. Kami saling berpandangan sekian detik.Detik selanjutnya Nadia memeluk erat tubuh saya, wah saya semakin tidak karuan dibuatnya. Dengan bisikan halus saya mengingatkan jangan macam-macam, terus Nadia malah mempererat pelukannya dan berkata sepertinya kami memang sudah macam-macam, wah tantangan nih saya pikir. Saya balas pelukannya dengan sedikit perlahan-lahan dan saya kecup keningnya, dengan refleks Nadia mencium bibir saya, yah saya layani dengan sedikit hati-hati, saya takut hatinya masih rapuh dan terbawa emosi saja.

    Semakin lama ciuman kami semakin panas, saya mulai melakukan aksi menjalankan kewajiban sebagai seorang Bani Adam memberikan kenikmatan kepada seorang Bani Hawa. Dengan pasrah dibiarkannya buah dadanya saya usap-usap terus saya remas dengan sepenuh perasaan. Sedikit demi sedikit saya lepaskan baju kerjanya yang terdiri dari beberapa kancing. Akhirnya terlepas sudah baju dengan tangan kanan saya letakkan di atas meja sedang tangan kiri terus bergerilia antara “Gunung Sahari” hingga ke “Gunung Agung”.Sementara lidah kami terus bergelora saling melilit sesamanya. Semakin ganas saja rupanya tanpa sedikit sabar kameja saya direnggutnya, saya maklum gelora nafsunya semakin naik, dia lepaskan bibirnya kemudian menjilat-jilat leher saya. Wah saya tidak tinggal diam, saya telusuri dengan lidah di balik telinga terus merayap ke leher dengan sedikit gigitan kecil, lalu saya kulum ujung payudaranya yang sedikit kecoklatan, semakin mengejang payudaranya.

    Saya gigit-gigit kecil, “Ahh.. hh.. Mass.. tekann teruss..”Tanpa saya sia-siakan, saya gotong tubuh setengah bugil ke atas tempat tidur dan saya rebahkan, kemudian saya lepas roknya, terlihatlah seonggok daging yang masih terlapisi sehelai bahan tipis yang tembus pandang. Saya terpana sejenak dengan pemandangan yang sangat indah yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Terus saya buka perlahan-lahan sambil saya jilati dari pangkal paha sampai ujung kaki, saya buat Nadia seperti mimpi. Tanpa saya perintah celana panjang saya dilepasnya hingga CD saya pun dilepaskan.

    Wah “adik” saya itu rupanya sudah menggeliat dengan sangat elegans. Diusapnya dengan belaian halus sambil sesekali dipijit, “Aahh.. ahh,” saya melenguh semakin nafsu. Tiba-tiba dihisapnya ujung batang kemaluan saya, “Aahh.. ahh.. jangann!” dengan reflek saya angkat kepalanya, saya memang belum pernah dihisap kemaluan saya oleh siapapun. Saya takut kena penyakit, kata orang-orang pintar.

    Tapi tindakan saya malah membuat matanya semakin syahdu, liar, nafsu, campur aduk. Ditepisnya tangan saya, dikulumnya lagi sambil bergerak maju mundur. Pikir saya, biarin deh saya yakin dia wanita bersih. Saya merasakan dunia ini berputar, “Nikmatt.. ahh.. ahh terus yang kencang sedotnya.. ahh.. ahh..” tangan saya terus meremas-remas rambutnya yang terurai bebas lepas seperti nafsu manusia bila lepas kendali. Samaikn lama ujung kemaluan saya berdenyut-denyut menandakan saya hampir klimaks.Saya sadar, kemudian saya minta lepaskan untuk memberi peluang istirahat, dengan sedikit merenggangkan kedua pahanya, saya usap dengan jari tengah bibir kemaluannya yang sudah basah dengan lendir kewanitaan. “Ahh..” lenguhan panjang terdengar, saya teruskan dengan menjilati hutang kemaluan di sekitar liang kemaluan.“Eehaacckk.. aahh.. aahh..” pantatnya digerakkan semakin liar dengan kedua tangan menyanggah tubuhnya.

    Sedikit saya gigit ujung klitorisnya dia bergelinjang hingga terlepas dari jangkauan lidah saya. Saya berusaha menghampiri lagi tapi.. “Maass.. jangan terusskan.. ahh..” sambil tangannya menggenggam batang kemaluan saya dan ditariknya menuju liang kemaluannya yang sudah siap untuk dimasuki benda tumpul.Dengan susah saya tekan, tidak berhasil akibat licinnya landasan kemaluannya dan sempitnya lubang surganya. Tapi tanpa kehilangan kontrol akhirnya saya berhasil masuk, “Aahh.. ahh..” Saya diamkan beberapa detik di dalam kemudian saya gerakkan perlahan-lahan sambil meresapi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekkan antara dua kutup yang saling membutuhkan. Sepuluh menit berlalu kami saling cengkram, saling gigit, saling goyang, dan seterusnya akhirnya saya berinisiatif untuk di bawah agar kenikmatan ada pada wanita.

    Tanpa membuang waktu Nadia menggerakkan pantatnya turun naik sambil berputar putar mencari titik kenikmatan yang sangat dasyat dengan beberapa gerakan tertentu. Saya merasakan Nadia semakin nikmat bila pergerakan sedikit menekan ke arah samping kanan, mungkin disitulah letak syaraf yang sangat sensitip bahkan super sensitip untuk dinikmati oleh seorang wanita yang tengah dirasuki nikmat yang luar biasa. Suara kami saling bertalu seirama dengan gerakan yang semakin dasyat. “Aakhh..” dengan menghimpitkan kedua pahanya Nadia melenguh dengan kencang dan kejang. Wah, sudah orgasme rupanya sang betina. Saya semakin nafsu dibuatnya.

    Beberapa saat saya balikkan tubuhnya, saya tekan dengan kemaluan saya yang menurut ukuran sedikit di atas normal dan berurat-urat. Hal itu dikatakan oleh Nadia sebelum kami bertempur tadi. Saya tekan dari belakang, “Aahhk..” saya pikir masuk ke liang dubur kok sempit sekali tapi tidak tahunya benar-benar di liang kemaluannya, yang konon katanya bila dimasukkan melalui belakang, dinding kemaluan semakin rapat sehingga dapat menyedot benda-benda yang ada di sekitarnya.“Teruss.. teruss tekan.. ahkk,” tangan saya tak lepas dari pentil payudaranya. Semakin lama ujung kemaluan saya berdenyut keras, menandakan akan ada badai dasyat. Saya hentikan tekanan kemaluan saya dalam lubang kemaluannya. Saya balikkan lagi tubuhnya dengan sangat perlahan tapi pasti. Saya ambil bantal untuk mengganjal pantatnya yang seksi agar ruang gerak kemaluan saya dapat masuk ke lembah yang lebih dalam dan dasyat lagi.

    Benar juga, setelah saya lepaskan “torpedo” saya, Nadia bergelinjang sangat dasyat, “Ahhk.. ah.. akk.. Mass.. kamu kok.. hbff..” wah tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkan secara normal. Begitu pula saya dengan sedikit sisa tenaga yang ada, saya tekan sekuat perasaan. Beberapa detik kemudian saya sadar akan bahaya bagi Nadia.  bisikan beberapa kata, “Yang.. saya.. tumpahkan.. dimaanaa..” dengan tersenyum dan mata yang telah hilang hitamnya didekapnya saya sangat erat sambil berucap, “Te.. terussin.. Maass..” dengan ucapan demikian saya mempercepat gerakan tapi pasti, akhirnya..“Aahhk.. aohh.. nnff.. ahh..”“Crott.. crott.. crott.. crot..”Saya dekap tubuhnya dengan sangat erat, saking dasyatnya permainan ini hingga saya takut kehilangan momentum yang tidak pernah saya dapati ini.Saya dan Nadia saling peluk. “Terima kasih.. Mass.. karena telah.. memberikan semangat lahir dan batin,” sambil mengecup kening saya. Saya hanya tersenyum penuh arti. Akhirnya saya berpisah dan hingga saat ini saya tidak pernah bertemu lagi. Jika dipikir-pikir hal itu bagai mimpi, tapi itu kenyataan adanya. Sering saya melamun, akankah hal itu dapat terjadi lagi? jawabnya ada pada kenyataan alam.

    Oke, bagi rekan-rekan yang ingin mengoreksi atau mengomentari atau berteman atau lebih dari itu, saya hanya manusia biasa yang dapat menerima dengan ikhlas. Layangkan ke e-mail saya. Hanya orang dewasalah yang akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.