Author: perawanku

  • Cerita Seks Bercinta Dengan Cewe Pakai Jilbab

    Cerita Seks Bercinta Dengan Cewe Pakai Jilbab


    1072 views

    Perawanku – Cerita Seks Bercinta Dengan Cewe Pakai Jilbab, Nama gua gunawan,umur gue sekarang 21 thn, Gue ingin cerita tentang pengalaman seks gue sewaktu kelas 2 sma, Bokap gue seorang bisnismen,super sibuk deh.Nyokap gue adalah ibu rmh tangga,dan mama yg menjaga kedai kami yg berada di depan rumah.Nyokap gue lumayan cantik,tapi sayang kecantikanya itu ditutupi jilbab yg melekat dikepalanya. Umurnya waktu itu 36thn,teteknya lumayan gede,kalau kesekolah banyak kawan2 gue yg bilang nyokap gue cantik dan montok.Baiklah aku mulai aja ceritanya.

    Pagi itu disekolah aku sakit kepala, karena sudah tidak tahan aku permisi pulang.Ahkirnya aku diijinkan plg.Ku gas motorku dengan sangat kencang.Sampai didekat rumahku rasa sakitku mulai hilang. Kupelankan motorku,sampai didepan rumah kedai kami yang biasanya sudah buka masih tertutup rapat.Lalu kuparkirakan motorku dibalik pohon depan kedai.Perlahan aku masuk,pas di depan pintu masuk aku melihat sepasang sepatu hitam yg bukan milik papa.Dan pintu rumah tdk tertutup rapat.

    “apa yg mama lakukan?”tanyaku dalam hati. Dengan hati-hati aku masuk,ada secangkir kopi dan tas yang nampaknya punya pak johan,rt kami.Trus aku mendengar suara seperti cewek mendesah.Dan suara itu berasal dari kamar mama.Langsung saja aku jongkok dan mengintip dr lubang yg ada dibawah pintu.enar dugaanku,ternyata pak rt sedang asyik mendogie style mama.Badan mereka sdh bugil dan basah.Rambut mama juga kusut.Yg paling asyik lihat tetek mama yg gede itu bergoyang. Baru kali ini aku melihat mama ngentot didepan mata,biasanya aku hanya mendengar desahan mama lg main sama papa.Ashhhh..oh…desahan mama.

    Beberapa saat kemudian,,,

    “pak saya mau kelu..ar..”
    “sama-sama di..dalam..”jawab johan.

    Beberapa saat kemudian mereka teriak bersamaan.Lalu pak johan menindih mama.Wajah mama terlihat kecapaian dan nafasnya masih tdk beraturan. Kemudian pak johan bangkit dan memakai kembali seragamnya.
    “nikmat ya bu..besok-besok kita main lagi ya..”kata pak johan yg telah selesai pake baju.
    Dia tidak langsung kluar melainkan menutupi tubuh mamaku dengan baju daster mama.Mama masih terlentang kecapaian.Aku langsung lari masuk kekamar dan kututup pintu kamar. Setelah mendegar
    pintu depan tertutup. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur. Membayangkan tubuh mama yg molek tadi. Dan aku juga membayangkan mama aku kentot.

    Jam 10 pagi,aku mendengar suara pintu kamar mama terbuka. Aku langsung keluar dan memberi tahu mama aku sdh plg.

    “loh gun,kok dah plg..”
    “ia ma tadi gun pusing..baru 5mnt gun nyampek..”jawabku.
    “oh..ya udah bantuin mama buka toko..”kata mama sambil menungging mengambil gelas pak rt tadi, kontolku langsung tegang seketika melihat pantat mama yg ditutupi clana katun putih itu.Aku juga melihat cd hitam mama yg ada di balik celana putih itu. Aku langsung masuk kekamar dan meremas-remas kontolku.
    “Andai saja aku dapat menikmati tubuh mama”gumanku.

    Jam 10.30 aku ingin mengambil hpku yg ketinggalan di toko. Aku berjalan keluar dari pintu depan. Sampai didepan pintu belakang toko,aku mendengar”bukalah bhnya dek..”. Aku langsung mengintip dari balik jendela disamping pintu. Ternyata pak sobar(ketua ronda)yg menyuruhnya melepas bh. Tangan mama mencoba melepas kaitan bh dari luar balik baju putihnya itu.Tetek mama langsung menyembul di balik baju dan jilbab putih itu.Kemudian mama menaruh bh itu dilaci uang.Pak sobar langsung berdiri dan hendak memegang tetek mama,pak sobar sempat mencoleknya sebelum mama menyuruhnya pindah duduk disamping mama.
    Pak sobar dengan cepat pindah disamping mama. Tanganya langsung meremas kedua tetek mama dengan penuh nafsu.Mama hanya mendesah kecil sh…oh..Sesekali mulut pas sobar mencium tetek mama dari balik baju. Tangan mama pun bergerilya dengan kontol pak sobar yg tegang dari balik celana hitam. Adegan itu berlangsung sekitar 15mnt sebelum hp pak sobar berbunyi. Kulihat pak sobar memberi mama 1 lembar 100rb.Kemudian mama kembali memasang bhnya.

    Aku membuka pintu dan mengagetkan mama.

    “gun..knapa dah biar mama aja yg jaga kamu istirahat..”
    “ia gun mau ambil hp gun…”kataku.

    Lalu aku kembali masuk ke kamar,di kamar penisku udah ngaceng berat.JAm 11,rita asisiten mamaku yg biasa jaga toko datang. Jam 1an,setelah makan siang mama hendak istirahat. Terpikir olehku utk memperkosa mama,lagian aku sdh 2 minggu gak ngocok. Setelah rita selesai membersikan meja makan,dia keluar utk menjaga toko. Langsung saja kukunci pintu depan. Kubuka pintu kamar mama dengan pelan2. Nafsuku semakin bangkit melihat mama yg tidur terlentang. Setelah kukunci pintunya,aku melepaskan baju dan celana pendekku,aku hanya tinggal cd abu2 yg menutupi kontolku. Lalu aku naik ketempat tidur.Kuelus paha mama yg mulus dari balik celana putih. Lalu tanganku melepas kancing jilbabnya dileher. Tanganku mengelus tangan mama.

    Ketika mau mencipok mama,mama terbangun”gun apa yg kamu lakukan..”kata mama.

    Tanganku langsung menutup mulut mama.Mama mencoba melawan. Kakinya trus menendang-nendang tempat tidur. Tanpa pikir lagi,mulutku langsung mencium bibir mama. Kucipok mama dengan
    ganas,tanganku masih memegang kedua tangan mama.prediksi bola

    Ciumanku mampu meredakan mama. Setelah kurasa mama sdh tenang,kulepaskan tangan mama dari genggamanku. Tanganku melepaskan jilbabnya dan melemparnya jauh2. Kulepaskan bibirku dari mulut mama. Kulihat mama memejamkan matanya. Kemudian kutarik baju mama keluar,tetek mama yg gede itu berontak keluar dari bh hitam mama. Kulepaskan kaitan bh hitam itu. Lalu kuremas tetek mama dan kujilati pentilnya. Mama trus menggoyangkan tubuhnya sambil mendesah. Kugigit pentil mama dan tanganku sesekali memplintirnya hingga merah. Kemudian kuturunkan celana putih mama.Cd hitam merekat menutupi kemaluan mama. Kuturunkan dengan pelan2,jembut mama yg rapi membentuk suatu segitiga dan mulut vagina mama berwarna merah dan membuat setiap org yg melihatnya semakin bernafsu.

    Lidahku langsung bermain di vagina mama.Kujilati vagina mama dan kukulum itilnya.Tanganku pun ikut menusuk2 vagina mama.Kulihat vagina mama sedikit berair. Kuisap air itu,mama teriak kecil akhhhh…Permainanku tdk berhenti sampai disitu, lidahku trus bermain dimemek mama sedangkan tanganku menusuk-nusuk vagina mama. Tangan mama pun meremas-remas rambutku. Setelah puas bermain dimemek mama. Kukeluarkan penisku dari cd abu2ku dan kutaruh didepan mulut mama. Mama langsung merespon hal itu mulutnya bermain di batang penisku,oh…nikmat banget…Lidah mama yg bermain dikepala kontolku membuatku semakin tdk tahan. Dan kocokan tanganya yg halus membuat batang penisku semakin tegang.Blum lagi wajahnya yg menampakan wajahnya yg cantik uhhh semakin tdk tahan ku dibuatnya.

    Setelah itu,kucabut penisku dari mulut mama.Mama terlentang di tempat tidur dan nampaknya hanya pasrah. Kuarahkan penisku kemulut vaginanya,kegesekan di mulut vagian mama. Dengan perlahan kumasukan penisku.

    “oh..plan2 say..ang..oh..”katanya.

    Dengan pelan2 penisku ahkirnya masuk seluruhnya divagina mama. Kupompa mama dengan tempo yg lumayan cepat. Dia hanya mendesah kecil ah..sh..ah..Lama klamaan pompaanku semakin kuat. Mama trus mendesah tanpa henti dan gerakan nafasnya yg tdk beraturan.Keringat pun mengucur diwajh mamaku. Setelah itu aku mengganti posisi,mama berada diatas ku dan wajahnya berada tepat dibahuku. Mama kembali ku pompa. Kali ini aku memompanya dengan penuh nafsu dan sangat cepat.Bibirnya yg mendesah kini lengket dibibirku.matanya trus merem menikmati goyanganku.

    “say..mama…ma..u kl..uar..akh..”katanya.

    Beberapa saat kemudain kurasakan ada cairan yg membasahi penisku,mama orgasme utk pertama kalinya. Aku kembali merubah posisi,ku dogie style mama. Kurasakan otot2 vagina mama oh…nikmat abis…Dan vagina mama seperti memijit penisku. Badanku dan badan mama telah basah kuyup. Lama klamaan aku tdk dapat menahan maniku.

    “ma..gun…klua.r.yach..”
    “sama…sam..a.nak..di..dalam..”jawab mama.

    Mama menghentikan goyangku.Kutembakan spermaku divagina mama. Oh..nikmat..banget..rasanya. AKu menembakan spermaku didalam tempat aku dulu dikandung oh…Aku dan mama terlentang diatas tempat tidur,penisku yg sudah mengecil kucabut dari vagina mama.
    Lalu aku bisikan mama”makasih ya..ma..sdh mau ngelayanin gun..”
    Nonton Video Bokep

    “gak papa kok sayang..mama senang..tapi lain kali gak usah main paksa ya..”
    “ya ma.”jawabku.
    “mama gak akan hamilkan..”
    “gak sayang…lagi masa tdk subur..”jawabnya.

    Kemudian mulutku menjilat leher mama yg basah.Lalu aku memakai kembali bajuku,mama masih bugil di tempat tidur.

    “jgn bilang sama papa ya…”
    “ia ma..”jawabku.

    Trus mama menyuruhku mengambilkan bhnya dan jilbabnya di lantai. Trus aku disuruhnya memakaikan bhnya. Aku tdk menolaknya. Setelah membantu mama memakaikan bh,aku kekamar dan tidur.Jam 3sore,mama membangunkanku dan memberi ku segelas teh.Mama memakai daster dan jilbabnya hanya digantungkanya dibaju,tapi pake bh.

    “loh ma,kok gak dipake jilbabnya?”
    “panas gun,lagian kan gak ada papa..papa menyuruh mama pake jilbab..”
    “ma..penis gun sama papa..mana enakan.”
    “ya kamu donk gun..”jawabnya sambil tersenyum.

    Lalu aku dan mama mandi bersama.Di dalam kamar mandi,aku ditugaskan membuka bhnya dan cdnya. Melihat tetek dan memek mama,aku jadi tegang.Lalu kusabuni punggung sampai pantat mama.Kemudian lehernya sampai pada bagian jembutnya.”gun..geli..ah.”katanya ketika kugosokan tanganku divagina mama.Tanpa pikir lagi,kucipok mama. Mama membalasnya dengan ganas. “gun..ntar aja..mama mau pergi keacara bu rini..”katanya.

    Setelah selesai mandi,Kutelentangkan badanku di kamar mama hanya memakai clana pendek. Aku melihat mama memakai baju.Mama memakai jubah selutut dan celana panjang katun yg agak ketat. Sedangkan utk daleman,mama memakai tanktop tanpa bh dan bawahanya hanya cd.

    “ma ntar puting mama nampak donk..”
    “gak sayang..kan ditimpa jilbab..”jawabnya.

    Kemudian aku mengantarnya sampai depan,aku menawarkan utk kuantar,mama menolak katanya sambil olah raga. Aku masuk kekamar,aku mencurigai mama mungkin saja dia gak kerumah bu rt. Karena rasa itu,aku langsung mengganti baju dan menyusul mama dengan naik sepeda. Di jalan aku ketemu kawanku,dino. Katanya dino melihat mama sama pak udin masuk kedalam rumah pak udin. Kebetulan rumah pak udin hanya 3rmh.

    Sampai didepan rumah,kebetulan lagi gak ada yg lewat.Kutaruh sepedaku dibalik pohon dan tak terlihat dari jauh. Kupanjat pager yg hanya 1m. Rumah pak udin sangat sepi seperti tdk ada yg terjadi. Perlahan aku menyusuri jalan yg menjadi perbatasan antara rumah dan garasi pak udin. Kemudian aku harus memanjat 1tembok lagi yg tingginya 1m. Disebalahkanan tembok ada sebuah kaca yg mengarah keruang tengah.Kebetulan ada sedikit celah dari jendela yg tdk tertutup korden. Kujongkokan badanku dan mengintip. Aku melihat tas mama diatas karpet dan pak udin lagi menyetel kameranya. Kemudian mama masih berpakaian lengkap seperti sebelumnya keluar dari kamar.

    “ada film baru pak..”kata mama.
    “ada…ceritanya tentang anak yg tergila-gila sama nyokapnya,mengajak kawanya memperkosa ibunya…nah yg ini ustazah di malaysia dikentot sama muridnya dan guru cowok diasrama”kata pak udin.

    Setelah mama menaruh kaset itu ditasnya. Mama membuka kaitan jilbabnya dan membuka jubahnya. Mama hanya tinggal tanktop dan celana katunya. Kemudian pak udin membuka celana pendeknya, kini ia hanyan tinggal singlet dan cd. Pak udin langsung mencipok mama. Tanganya meremas-remas ke2 payudara mama. Kemudian tanganya menyusup ke tanktop mama. Diturunkanya kebawah tanktop mama.Kemudian mulutnya berpindah menjilati tetek mama dengan penuh nafsu. AH…sh…sh..desahan mama dan membolak-balikan kepalanya. Kulihat tangan pak udin sangat agresif meremas dan memplitir tetek mama.akhhhh..desahan mama ketika pak udin menggigit tetek mama. Setelah puas. Pak udin menurunkan cdnya. Kontol pak udin yg lebih kecil dariku tapi diameternya gedean pak udin dijilati mama.

    Mulut mama dapat menampung seluruh penis pak udin. Pak udin terus memejamkan matanya menikmati isapan mama. Belum lagi kocokan tangan mama yg halus.Kemudian pak udin mencabut mulutnya dari mulutmama.Kemudian dijepitnya kontolnya di belahan payudara mama. Kemudian dipompanya. Kulihat pak udin terus mendesah,sedangakan mama terus menggoyangkan teteknya. Dan croot….croot…penis pak udin menembakan maninya didada mama. Kemudian mereka bersandar disofa.beberapa saat kemudian mama kembali memakai tanktop,jubah dan jilbabnya.

    “pak..saya minta daster yg cantik donk…”
    “ambil saja dikamar yg masih diplastik..”katanya.

    Pak udin adalah guru sd,ia blum menikah,adiknya adalh pedagang pakaian wanita.Kemudian mama mendaruhnya dikamar. Lalu pak udin mengantar mama sampai depan. Tanganku mengambil 3keping cd dari balik jendela yg tdk tertutup rapat. Setelah mendengar pintu depan terkunci aku langsung melompat keluar. AKu kembali mengikuti mama dari kejauhan.
    Nonton Video Bokep

    Di depan rumah pak karman,pak karman berada didepan pintu dan mendekati mama. Pak karman adalah teman papa dari sma,ia merupakan komisioner. Tangan pak karman mencolek payudara mama,mama tdk melakukan perlawanan,hanya tersenyum. Lalu mama kembali berjalan kearah
    rumah. Sekitar 2rmh dari rumah kami Eno,mamat,ryan duduk didepan pagar. Mama tersenyum sama mereka. Kulihat mereka ber3 memandang dengan tajam payudara dan pantat mama.Setelah mama melewati mereka,eno meraba kontolnya.

    Sampai dirumah mama dan rita menjaga warung kami yg kebetulan lagi ramai. Aku blg sama mama aku baru jalan2. Sampai dikamar langsung kutonton 3keping kaset yg kucuri dari pak udin.Ke3 kaset itu berjudul seks at kompelks,janda binal,dan yg 1nya tdk ada nama. Kubuka seks at kompleks. Filmnya bercerita tentang,ibu2 yg lagi jalan pagi ngentot sama satpam. Janda binal,bercerita tentang janda yg umurnya kira2 50thn diperkosa sama anak smu. Yg tidak ada judul,berisi foto2 mulai dari ibu rini(bu rtkami)sedang mandi dan bugil. Ada lagi bu ami(istri pak karman) dikentot sama pak sobar.Dan video mama lagi mandi dan pake baju. Semoga tdk ada lagi file yg ini(harapku).

    Jam 6an mama sedang menyiapkan makan malam didapur.Kupeluk dia dari belakang. Dan tanganku mencolek-colek teteknya dan kugesekan penisku dipantat mama.

    “sayang…”kata mama.
    “ma ntar malem..papa plg jam brapa…”
    “bentar lagi plg..trus katanya dia pergi gak tdr disini,papa tdr dirumah kawanya dipuncak,katanya kebun tehnya sdh mau panen..”
    “ntar malem kita tdr sama bareng ya ma..”kataku sambil mencium pipi mama.
    “ya..ntar abis papa pergi anter mama ya ke rmh bu rani…mama mau cerita2 sm dia..”kt mama. Aku menjawab ia dan nonton tv diruang tengah.Beberapa saat kemudian papa datang.

    Singkat cerita kami telah selesai makan malam dan mengantarkan papa sampai depan pagar. “gun..jaga mama ya..”

    “yoi.pa…kapan papa plg?..”
    “2 atau 3hr lagi..”jawabnya dan masuk kemobil.

    Setelah papa pergi aku masuk kekamar mama. Aku kembali melihat mama ganti baju.Aku pun tak segan2 lagi merokok didepan mama.”ayo..anak mama sdh belajar merokok..jgn banyak2 entar gak kuat ngelayanin mama..”kata mama.

    Mama memakai daleman bh merah bunga2 dan cd cream. Mama kembali memakai jubah sutra sepaha dan rok katun setumit. Dan jilbabnya pun sutra. Lalu kuantar mama kerumah bu rani naik motorku,kebetulan rmh bu rani hanya 1km dari rumahku. Sampai didepan rmh bu rani jam8. Mama langsung masuk dan mengetuk pintudepan bu rani.”dah..plg..gun..ntar mama telpon..”kata mama.Setelah pintu terbuka,pak salim(suami bu rani) menyuruh masuk.

    Aku pun pergi.Diperjalanan aku sedikit curiga,kenapa tadi pintunya tertutup dan langsung dikunci, trus biasanya pembantunya yg membukakan pintu. Lalu aku tanya sama org ronda. Mereka blg bu rani pulang kampung. Kutitip kan motorku dironda,kebetulan cuma 5rmh dari rmh bu rani. Aku blg sama org ronda aku mau cari topiku yg jatuh didepan rmh bu rani. Melihat situasi aman,aku masuk kedalam halaman. Lalu aku menyusuri gang disamping rumah yg mengarah pada kolam renang.

    Sampai diblakang gang,ada sebuah kaca yg mengadap pada ruang dapur dan tembus sampai ruang tamu.Mama masih berpakaian lengkap duduk dikursi kayu disamping pintu kamar bu rani dan pak salim. Kemudian pak salim keluar dari kamar dan mengelus kepala ibuku. Karena kacanya yg tertutup rapat,aku tdk dpt mendengar perkataan mereka. Pak salim duduk disamping mama.20 mnt kemudian
    pak udin datang dengan membawa tas yg nampaknya berisi kamera. Lalu mengobrol bertiga.

    Sekitar 10mnt(jam 20.40) irfan(adik pak salim) datang naik mobilnya.Irfan masih muda,sekitar 25-30thn.Ia mempunyai jabatan tinggi general manager sebuah butik di kawasan menteng. Wajahnya putih bersih,berisi dan tinggi:170cm.Dia datang membawa sebuah plastik yg sepertinya berisi pakaian. Irfan menyalami mereka 1per1,salaman yg plg lama adlh sama mama. Sepertinya mama yg menahan salaman itu. Irfan duduk disamping mama.

    Sesaat setelah mereka berbincang sesaat,pak udin mengeluarkan handycam dari tasnya. Pak udin merekam mama yg sedang asyik berbincang dengan irfan diatas sofa yg pjgnya 1,8mtr. Kemudian pak Salim duduk diblakang pak udin.Kemudian mama tersenyum manis kearah handycam pak udin,”pak..kamar mandi dimana..”tanya mamaku.”oh..pake aja yg itu..”jawab pak salim sambil menunjuk kamar mandi yg ada disamping sofa.Kemudian mama masuk kedalam wc. Irfan langsung meraba kontolnya yg kayaknya udah menegang. Pintu kamar mandi terbuka dan mama keluar dari wc dan kembali duduk disamping irfan. Tapi kali ini mama duduk ditepi sofa, Lalu mereka kembali berbincang.

    Pak udin mengarahkan handycamnya kerarah sofa.Mama trus terbawa dengan obrolan irfan, sepertinya dia tdk mengetahui pak udin sedang merekamnya. Irfan mendekatkan tubuhnya ketubuh mama.Tiba2 mama menolehkan kepalanya kearah pak udin,mama mngetahui bahwa pak udin merekamnya dan hanya melemparkan senyum manis kearah handycam itu. TIba2 cupphhh….irfan mengecup bibir mama dengan ganas dan tanganya melingikari perut mama yg dibalut jubah sutra itu. Lidah irfan bermain di mulut mama.

    Mama tdk melakukan perlawanan sedikitpun, mama memejamkan matanya dan sesekali memandang kearah kamera. Irfan menyederkan kepala mama kesofa. Tanganya meremas-remas tetek mama dari luar jubah.Irfan melepaskan bibirnya dari bibir mama, tanganya membuka peniti jilbabmama yg ada dibahu kanan mama,setelah terbuka dilemparnya jilbab mama dan mulutnya langsung bermain dileher putih mama. Tangan mama meremas-remas penis irfan dari luar celana panjang jeans.

    Mama trus menatap atas menikmati lidah irfan yg trus menjilati leher mama. Tangan irfan menarik keatas jubah mama hingga dada,nampaklah kedua gunung kembar mama yg menantang ditutupi bh merah bunga2. Bibir irfan langsung berpindah menjilati belahan tetek mama yg berukuran 36b. Mama melepaskan kaitan bhnya,tangan irfan langsung meremas-remas dan mulutnya menjilati puting tetek mama secara bergantian. Mama trus menggelengkan kepalanya menikmati cumbuan irfan dan tanganya trus meremas kulit sofa. Mulut irfan trus menghisap puting susu mama, sesekali digigitnya. Lidahnya dengan lincah membasahi seluruh tetek mama.

    Kemudian irfan menurunkan resleting rok mama. Nampaklah vagina mama dengan bibirnya yg merah dan ditumbuhi bulu2 halus yg lebat dari balik cd creamnya. Lidah irfan menjilati ke-2 paha mama yg putih mulus. Tangan irfan menurunkan cd mama.Langsung saja diciuminya memek mama mulai dari bulu sampai pas lubang vagina mama.Kemudian irfan menjilati vagina mama dengan penuh nafsu. Mama menikmati sambil memejamkan matanya dan mendesah kecil. Sementara pak udin dan pak salim tdk mengenakan celananya lagi,mereka memegang kontolnya menikmati permainan mama dan irfan. Kemudian irfan mencolok-colok vagina mama dengan tanganya.Akh..oh..desah mama ketika irfan mencolok vagina mama. Lalu irfan mengocok vagina mama dengan tanganya. Ohhhhhhhhhh…………desah mama dan sesekali melirik vaginanya. Setelah itu,irfan membuka celana hitamnya. Menonjol kontol irfan yg panjang dan bersih dari jembut didepan muka mama.

    Tangan mama langsung memegang kontol irfan dan memasukanya kemulut mama. Sangking panjangnya(kira2 20cm,d=5cm) mama kewalahan menyepongnya. Dan penis irfan tdk masuk seluruhnya, hanya 1/2 kontol irfan yg mama sepong. Ah…desah irfan ketika mama mengocok penisnya dengan mulutmama. Setelah itu,mama menelentangkan badanya disofa. Kemudian irfan mengarahkan kontolnya ke vagina mama sambil mulutnya mengkulum bibir mama. Akh….ohk….desah mama ketika kontol irfan mencoba masuk kevaginanya.

    Dan bless…kontol irfan masuk seluruhnya dimemek mama. Mama sempat teriak kecil. Ah…ah…oh..shh…begitulah desahan mama ketika irfan memompa penisnya. Nampaknya irfan menikmati vagina mama sehingga ia tdk menggoyangkan terlalu cepat.MAma terus memejamkan matanya.TAngan irfan tdk diam.Ia terus meremas-remas belahan pantat mama yg kencang.Irfan mengghentikan goyanganya dan menimpa mama.Irfan kembali mencium mama. Kemudian mereka melakukan doggie style. Ahkh….ojkh…..desah mama panjang ketika irfan memompanya dengan sangat cepat. Badan mereka berdua telah dibasahi keringat kenikmatan.

    Pak udin trus merekam adegan itu dengan kameranya,sementara pak salim duduk menikmati adegan itu sambil membakar rokoknya. ohhhhh….desah mama panjang,tandanya mama telah orgasme. Irfan lalu menjilati punggung mama. Mereka kembali ganti posisi. Tanpa mencabut kontolnya,irfan menggendong mama dan duduk disofa.Kemudian ia kembali memompa mama. Tangan meremas-remas tetek mama sambil mulutnya menjilati leher mama.Akh…ohk…desah mama. Tangan mama trus menckaram paha irfan.
    Tiba2 pak salim berlari menuju pintu dan menyuruh irfan trus bermain. Mama mencoba menghentikan
    adegan itu,tapi karena irfan lebih kuat,irfan lalu memeluk perut mama sekaligus dengan tangan mama. Rupanya yg datang adalah melky. Melky adalh tukang tato yg biasa membuat tato buat para anak skolah. Badanya yg agak pendek kurus dan tanganya ditumbuhi tato membuatnya tampak cool. Mama tdk mengetahui kedatangan melky karena wajahnya ditutupi rambutnya. Melky melihat adegan mama dengan irfan.Tiba2 irfran mencabut kontolnya dan memutar badan mama.

    Dan croot…croot…sperma irfan membasahi wajah dan leher mama. Mama mengelap sperma itu dengan tangnya dan dijilatinya tanganya. Lalu mereka kembali berciuman. Irfan bangkit dan duduk didilantai, mama masih terlentang. Kemudian melky menelungkupkan mama. Mama tdk mengetahuinya.Lalu melky mengeluarkan kontolnya dan menggesekanya dipantat mama. Mama menggoyangkan pantatnya. Akhhhhh…teriak mama ketika melky menusuk anusnya dengan penisnya. Lalu melky langsung menindih mama dan menggoyangnya. Ah…oh….desah mama.

    Lalu pak salim mengarahkan kontolnya kemulut mama dan memasukanya denga paksa. Lalu pak salim memompanya.Mama hanya memejamkan matanya. Kemudian pak salim mencabut kontolnya dan memasukanya kevagina mama,sedangkan melky tetap memainkan kontolnya dianus mama.

    Akh…shhhhhhhhhhhh desah mama ketika mereka memompanya.

    Tangan melky pun meremas-remas tetek mama. Mama terus memejamkan matanya sambil mendesah.
    Oh…akh…teriak kecil mama,ternyata melky menembakan spermanya dianus mama. Setelah melky mencabut kontolnya,pak salim kembali memompa mama. Mama kembali mendesah.

    “pak…saya..mau..kluar..akh…”
    “sama..sama…”jawab paksalim. Pak salim memompa mama dengan sangat cepat.

    Akh……..shhhhhhhh..desah mama panjang utk orgasme yg keduakalinya.
    Pak salim menyemprotkan maninya dimemek.

    “oh…nikmat..sayang…”kata pak salim.

    Kemudian pak salim melepaskan kontolnya.Mama masih terlentang bugil dilantai. Setelah pak salim memakai boxernya,mama bangun. Kemdian dimengambil kembali pakaiannya yg berserak dilantai. “eh…nona..pakai yg ini dulu..”kata irfan sambil memberi mama kantong plastik.

    “eh…mau kmana..disini aja..”kata pak udin menarik tangan kiri mama.

    Mama kemudian memakai bh dan cdnya.Lalu ia membuka kantong plastik itu.Ternyata irfan memberinya tanktop coklat dan blouse muslim warna coklat yg cantik.

    “ayo coba sayang..”kata irfan.

    Lalu mama memakainya.Wah cantik sekali mama.Blouse sebetis itu menampakan lekukan tubuh mama.Karena bagian blakangnya agak tipis,jadi cd mama agak nampak.

    “wah..cantik..”kata irfan.

    Lalu irfan menaikan resleting baju mama yg ada dipunggung. Setelah itu,mama langsung memakai jubahnya tanpa melepas blouse itu. Setelah berpakaian lengkap,mama hendak menelponku. “sdh..saya aja..yg antar.”kata irfan.

    Aku lalu berlari keluar rumah. Kugas motorku agar cepat sampai. Setelah sampai dirumah,aku langsung mengintip dari kaca diruang tamu.mama turun dari mobil dan berlari kegarasi.

    “ma…kok gak sms..”
    “udah malem kasihan kamu…”kata mama.
    “gun..tdr sama mama ya sayang”
    “ia ma”jawabku.

    Lalu mama masuk kedalam kamar.Lalu aku mengunci pintu garasi dan masuk kekamar mama. Sampai didalam kamar mama. Mama lagi dikamar mandi,kutelentangkan badanku ditempat tidur.cetek….pintu kamar mandi terbuka.Mama keluar hanya mengenakan kimono tanpa bh. Putingnya menojol dari balik kimononya. Lalu mama menimpaku.Kami berciuman mesra. Tanganku langsung membuka kaitan kimononya. Langsung saja kutarik cdnya. Tanpa basa-basi,langsung saja kubuka cdku dan kumasukan kevaginanya.

    “akh..pe..lan..donk.”kata mama.

    Susana tengang itu berubah ketika kugenjot mama. Mama trus mendesah tanpa henti-hentinya. Pokoknya malam itu aku telah menembakan maniku 5kali divagina mama,mama juga orgasme sebanyak 10x. Kami bermain ditempat tidur,dilantai,sofa dan yg trakhir begitulah kisahnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok

    Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok


    676 views

    Perawanku – Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok, Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu, Tepatnya awal bulan mei 2003, Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu.

    Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi. Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.
    Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku
    jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat.
    Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken.
    “Eh tante Ken. Mau kemana tante?”, sapaku.
    Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
    “Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?”, tante Ken balik bertanya.
    “Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
    “Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho.”
    Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang.
    “Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat”, kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.
    “Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
    Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan
    empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.
    Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.
    “Bisa bicara dengan Roni?”
    “Iya saya sendiri?”, jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
    “Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!”, aku benar-benar kaget bercampur aduk.
    “Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?”, kataku agak gugup.
    “Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
    “Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante”, jawabku. Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
    “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!” Suara lembut tante Ken yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
    Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberapa bulan yang lalu.
    Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh boneka itu.
    “Tante… Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah”, mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.
    Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku umpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.
    “Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang..”
    Kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
    “Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang..”, mulutku meracau ngomong sendiri.
    Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
    Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
    “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang”, gumamku dalam hati.
    Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.
    “Ya, sebentar”, sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.
    Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.
    “Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?”, tanyaku penasaran.
    Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar pertanyaanku.
    “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV”, jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
    Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.
    “Ayo Ron diminum dulu sirupnya”, kata tante padaku.
    Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.
    “Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”, tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
    “Ehm.. Eng.. Nggak tante”, jawabku.
    “Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!”, kata tente Ken seperti mengiba.
    Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.
    “Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok.”
    Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.
    “Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?”, tanya tante Ken yang kali ini sedikit manja.
    “Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin”, jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya.
    Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
    “Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem”, kata tante Ken sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada…
    Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.
    “Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..”, pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
    Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.
    “Kenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?”, tanya tante Ken padaku.
    “E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
    “Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
    “Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..”, aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
    “Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki”, rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.
    Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya.
    “Uuhh… Aah…” Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu.
    Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Sementara tangan kananku mulai menggerayangi “vagina” yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir vagina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
    “Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu”, suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
    Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
    Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan…
    “Aaah…”, suara itu keluar dari mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya.
    Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.
    “Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..”, tante Ken mulai menikmati permainan itu.
    Aku terus mengayuh penisku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir
    tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
    “Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
    “Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..”, akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
    Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
    “Terima kasih Roni. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?”, tanya beliau padaku.
    Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
    “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini”
    Tante Ken tersenyum senang mendengar jawabanku.
    “Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin… Roni temani tante ya.”, kata tante Ken kemudian.
    Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjadi kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga

    Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga


    749 views

    Perawanku – Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga, Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum.

    Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup.

    Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah.

    Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya.

    Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka. Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih.

    Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut. Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku.

    Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain?

    Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual.

    Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut.

    Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

    Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya.

    Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana.

    Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan. Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat.

    Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik.

    Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarkan hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya.

    Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah. Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya.

    Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring.

    Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan.

    Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf. “Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak.

    Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. “Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang.

    Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya. Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu.

    Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

    Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas.

    Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit.

    Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian. “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya.

    Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu. “Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku,” ratapnya.

    Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. “Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu,” bujukku mesra. “Kau bajingan terkutuk,” pekiknya dengan marah.

    Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya.

    Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang. “Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku.” Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti.

    Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

    Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang.
    Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras.

    Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

    Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar.

    Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu.

    Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya. Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu.

    Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

    Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

    Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah.

    Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu.

    Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku.

    Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku.

    Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit.

    Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya. Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. “Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

    “Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak.” Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos.

    Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu. Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya.

    Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.

    Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan.

    Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.

    Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman.

    Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya.

    Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku. “Mas…” bisiknya.

    Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei.

    Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup.

    Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri. Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh.

    Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali.

    Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik.

    Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar. Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu.

    Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku.

    Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

    Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.

    Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana.

    Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex

    Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex


    728 views

    Perawanku – Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex, Kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku, Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah.

    Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

    Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar.

    Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju.

    Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

    Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.
    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.

    Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku.

    Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.

    Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah.

    Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku

    Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku


    772 views

    Perawanku – Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku, Kisah ini melibatkan aqu dan adik kandung aqu, Nama aqu Andy, waktu ini aqu pria berusia 26 tahun, Sedangkan adik aqu bernama Manda, berusia 23 tahun. Kisah ini berawal Waktu aqu berusia 10 tahun, dimana aqu mulai menyukai Kisah-Kisah yg berhubungan dgn sex.

    Pada usia tersebut aqu juga sudah terbiasa melakukan masturbasi. Pada suatu Waktu, aqu melihat berita di sebuah surat kabar tentang hubungan sex antara kakak-beradik. Aqu sudah sudah sering membaca tentang berbagai Kisah sex, tetapi baru kali ini antara sodara sendiri. Ini merupakan Kisah yg sangat menarik. Setiap mengingat Kisah tersebut, aqu menjadi semakin tertarik. Sebab Kisah tersebut, sepertinya dapat diwujudkan.
    Pada waktu itu, aqu menempati ruangan tidur yg sama dgn adikku, Manda. Hanya saja menempati ranjang yg berbeda, tapi jaraknya hanya sekitar 2 meter. Suatu malam sekitar pukul 00.30, aqu terbangun sementara tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.
    Aku lihat Manda juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana dalamnya terlihat. Hal ini membuat aqu menjadi bergairah, apalagi jika mengingat Kisah tentang hubungan sex kakak-beradik.
    Perlahan aqu turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Manda. Aqu ingin memastikan bahwa ia tertidur pulas, dgn menggelitik telapak kakinya. Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, aqu sentuhkan jari-jari aqu ke celana dalam Manda yg menutupi kemaluannya. Semakin lama sentuhan yg aqu berikan semakin keras menekan, dan Manda tetap tertidur.
    Merasa kurang puas, aqu mencoba menyentuh langsung kemaluan Manda dgn memasukkan tangan aqu ke dalam celana dalam-nya melalaui bagian perut. Tangan aqu bergetar cukup keras.Aqu tak perduli, dan akhirnya aqu dapat menggapai kemaluan Manda secara langsung. Aqu remas-remas. Dan jari-jari aqu merasakan celah. Sesudah beberapa waktu, merasa kurang puas, aqu keluarkan tangan aqu dan bermaksud membuka celana dalam yg dikenakan Manda. Dgn kedua tangan, perlahan aqu turunkan celana dalam-nya. Waktu sebagian kemaluan mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak sulit.Dgn usaha lebih tekun akhirnya, aqu berhasil menurunkan celana dalam Manda sampai seluruh bagian kemaluan terlihat.
    Tak tahan lagi, aqu ciumi kemaluan Manda. Kemudian aqu mencoba mencari lubang yg sering aqu dengar, tempat
    melakukan hubungan sex. Aqu pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran aqu selama ini salah. ternyata posisi yg sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali aqu ciumi dan jilati kemaluan Manda sampai pada bagian lubang. Aqu sudah benar-benar tak tahan lagi. Aqu lepaskan celana aqu, dan perlahan naik ke ranjang Manda. Sementara tangan kanan menahan badan, tangan kiri mengarahkan kemaluan ke lubang kemaluan. Tampaknya tak mungkin. Aqu mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.
    Sementara aqu berusaha, tiba-tiba badan Manda bergerak. Sebab takut ketahuan, aqu cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali celana dalam Manda. Mengenakan celana aqu dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur.
    Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada waktu belajar di sekolah. Membuat aqu selalu menunggu datangnya malam, waktu dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam aqu melakukan usaha serupa, tapi selalu gagal Waktu takut Manda terbangun.

    Sampai suatu malam Waktu aqu benar-benar sangat bergairah. Aqu sudah melepaskan celana dalam Manda dan aqu sudah tak mengenakan celana dan baju. Benar-benar bugil. Aqu sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam ini. Perlahan aqu menaiki ranjang Manda. Kedua kaki Manda, aqu rentangkan lebar-lebar. Aqu ciumi kemaluan Manda sepuas hati. Waktu bosan, aqu mulai arahkan kemaluan aqu ke kemaluan Manda. Ternyata tak semudah yg dibaygkan. Sulit sekali mengarahkan kemaluan ke kemaluan. Waktu kemaluan aqu mulai memasuki kemaluan, aqu semakin terangsang. Apapun yg terjadi aqu harus berhasil malam ini. Aqu dorong kemaluan aqu semakin memasuki kemaluan Manda. Pada suatu waktu terasa agak sulit, tapi aqu terus memaksa. Sampai seluruh kemaluan aqu masuk ke dalam kemaluan Manda.
    Semua usaha aqu tersebut, membuat Manda terbangun. Mungkin aqu pikir membuat rasa sakit pada Manda. Ia
    bingung dgn apa yg terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yg aqu lakukan. Tapi aqu berkata kepada Manda, ‘Sst…, jangan berisik dan dimarahin Bunda. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar komentar aqu tersebut, ternyata Manda langsung diam – hanya kadang-kadang merintih menahan sakit.
    Aqu terus menggoyg pinggan aqu, mendorong kemaluan masuk dan keluar dari kemaluan Manda. Sebab baru pertama kali, permainan aqu hanya berlangsung tak sampai 2 menit. Aqu istirahat sebentar. Dan Manda pun sebab lelah, juga kembali tertidur. Sesudah beberapa waktu, kemaluan aqu mulai bangkit lagi. Kembali aku peluk Manda, dan aku arahkan kemaluan aqu ke kemaluan Manda. Kembali kemaluan Manda digesek oleh kemaluan aqu. Untuk permainan kedua, aqu bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya aqu kelelahan lagi. Malam itu aqu melakukan sampai 3 kali. Sesudah itu aqu rapihkan pakaian Manda dan juga pakaian aqu. Dan kembali tidur di ranjang masing-masing.
    Sejak malam itu, hampir setiap malam aqu melakukan hubungan sex dgn Manda. Pada awalnya Manda hanya
    menerima apa yg aqu lakukan, tetapi sesudah setahun tampaknya Manda mulai menyukainya. Sebab Waktu aqu
    tertidur, Manda datang ke ranjang aqu dan memegang kemaluan aqu. Selama 4 tahun, aqu menyebadani Manda dgn leluasa. Tapi Waktu ia menginjak 11 tahun, aqu tak bisa leluasa seperti dulu, sebab salah-salah bisa saja dapat mengakibatkan Manda hamil.
    Waktu aqu berusia 12 tahun (Manda 9 tahun), kita sering mencari kesempatan selain pada malam hari. Waktu hari libur, dimana papi ke kantor dan Bunda ke pasar. Tapi yg paling kita sukai Waktu hari libur, papi dan Bunda pergi mengunjungi sodara atau ada undangan. Sebab bisa seharian kita memuaskan diri melakukan hubungan sex. Bahkan seharian itu, kita sama-sama tak mengenakan pakaian.
    Waktu leluasa, kita melakukan sex di kamar kita (tapi sejak aqu usia 12 tahun, kamar kita terpisah), kamar Bunda-papi, di ruang tamu, ruang keluarga atau bahkan di kebun belakang yg tertutup. Mungkin yg paling menggairahkan adalah Waktu kita bercinta di kebun belakang. Di atas rumput jepang yg hijau rapih. Dgn atap langit, ditiup angin alami. Bahkan kita pernah melakukannya di waktu hujan deras.
    Sampai waktu ini kita tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kita masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kita tetap berlangsung. Jika di rumah tak ada kesempatan kita biasanya melakukannya di sebuah hotel. Rupanya hubungan antara aqu dan Manda, ada orang lain yg mengetahui, yaitu Miska, salah seorang adik aqu. Pada waktu itu aqu berusia 24 tahun, Manda 21 tahun dan Miska 19 tahun.
    Kejadiannya Waktu waktu kedua orang tua kita mengunjungi sodara di luar kota selama 3 hari. Di rumah aqu dan kedua adik aqu. Seperti biasa setiap ada kesempatan aqu dan Manda mempunyai keinginan untuk bercinta. Waktu itu Miska hari Sabtu pukul 8.30 dan Miska masih tertidur. Aqu dan Manda saling berpelukan di ruang keluarga. Aqu ciumi buah dadanya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan aqu melakukan gerilya di balik celana dalam yg dikenakan Manda, menelusuri gunung dan lembah di balik celana dalam.
    Sesudah beberapa lama melakukan pemanasan, aqu mulai melepas daster dan celana dalam yg dikenakan Manda. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara aqu membuka seluruh pakaian aqu, Manda merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok kemaluannya dgn tangannya. Aqu segera peluk Manda dgn penuh gairah, kita saling berpeluk erat dan meraba. Kemaluan, aqu gesek-gesekan pada bagian luar kemaluan Manda. Dada aqu menekan keras pada buah dada. Bibir kita saling memagut, dan lidah kita saling merasakan.
    Waktu cukup lelah kita bergulat, aqu mulai arahkan kemaluan aqu yg berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang kemaluan Manda. Tiba-tiba saja kaki Manda melingkar dan menekan di pinggang aqu. Dimulai dgn perlahan, aqu menggerakan kemaluan masuk dan keluar. Bunyi becek yg kita hasilkan membuat aqu menjadi lebih bergairah. Aqu lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Manda tambah bergairah juga, sehingga ia mendesah dgn suara yg tak bisa dibilang kecil. Kita saling berpelukan, kedua tangan kita masing-masing saling melingkar, menekan punggung. Kaki Manda melingkar di pinggang aqu. Sementara aqu mengambil posisi bertumpu pada lutut yg menekuk. Setiap hentakan pinggul aqu mendorong, selain menghasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan sebab paha aqu dan bokong Manda beradu.
    Tapi aqu berusaha menahan gairah, sebab aqu tak ingin klimaks lebih dulu sebelum Manda. Aqu coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan erangan Manda sudah mulai bermacam dan semakin keras. Waktu aqu harus berkonsentrasi dan Manda sudah hampir mencapai klimaks, aqu menyadari ternyata dua meter dari posisi aqu dan Manda sudah berdiri Miska. Tentu ia tahu apa yg sedang kita lakukan.
    Tentu saja, aqu kaget dan membuat konsentrasi aqu pecah. Kemaluan aqu melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat tanda tanya bagi Manda yg sudah hampir mencapai klimaks. Manda memperhatikan pandangan aqu, dan ia baru menyadari bahwa ada yg memperhatikan aktifitas kita. Tapi sebab Manda sedang pada puncak gairahnya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan nih’, sambil berusaha membangunkan kembali kemaluan aqu.
    Mendengar ucapan Manda, membuat aqu kembali konsentrasi dan membangunkan kembali kemaluan. Aktifitas kembali normal, aqu terus menggoyg Manda. Waktu Manda benar-benar hapir klimaks, tiba-tiba saja ia mendorong badan aqu sehingga aqu terduduk. Sementara kemaluan aqu tetap di dalam kemaluan Manda, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk aqu. Seperti kegilaan, Manda mengangkat dan menjatuhkan badannya di atas kemaluan aqu. Sesudah beberapa detik, aqu merasakan sesuatu yg panas mengalir menyelimuti kemaluan aqu. Rupanya Manda sudah klimaks. Aqu baringkan kembali badan Manda, dan aqu guncang badannya lebih keras. Badannya bergetar hebat sebab hentakan yg aqu berikan. Sesudah satu menit, aqu mulai merasa akan keluar. Aqu benamkan kemaluan aqu dalam-dalam ke kemaluan Manda. ‘Mmmm …’, suara Manda bersamaan dgn waktu sperma aqu membanjiri kemaluannya. Aqu tak khawatir, sebab Manda sudah minum pil. Kita berpelukan beberapa waktu.
    Waktu permainan selesai, ternyata Miska masih tetap di tempat pada waktu aqu melihat dia. Ia masih memandangi kita. Waktu Manda melihat dan menyapanya, tiba-tiba saja Miska lari ke kamarnya.
    Aku dan Manda membawa pakaian kita masing-masing dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kita masih sempat saling memberi sentuhan. Selesai mandi, Manda masuk ke kamarnya dan aqu masuk ke kamar aqu.
    Baru beberapa waktu tiduran di kamar, aqu merasa ada seseorang yg membangunkan aqu. Waktu aqu lihat ternyata Miska. Ia bertanya, ‘Kak Andy, kenapa sih koq dgn Kak Manda ?. Aqu sebenarnya tahu persis apa yg dimaksud. Untuk memastikan aqu bertanya, ‘Apa maksud Miska ?’. ‘Kenapa koq Kak Andy melakukan hubungan sex dgn Kak Manda. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Miska menjawab.
    Aqu agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayg ke Kak Manda dan begitu sebaliknya. Sebab itu Kak Andy dan Manda melakukan hal itu. Sebab sama-sama suka. Kalo Kak Manda ngga suka mana mungkin lah bakal terjadi kaya tadi. Iya kan.’.
    ‘Tapi kan … tapi kan …’, Miska terdiam.
    ‘Mel, Miska ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang Bunda papi ya. Andy yakin, Miska mengerti apa yg dilakukan Andy dgn Kak Manda. Dan itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, aqu mencoba menenangkan suasana.
    ‘Apa, 12 tahun ?’, Miska tampak kaget dgn penjelasan aqu. ‘Jadi Kak Andy sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-Bunda ngga tahu.’, enath mengapa hal ini membuat tampang Miska seperti orang bingung.
    ‘Kalo boleh Mel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan yg untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yg suka juga.’, tiba-tiba saja Miska menanyakan suatu yg membuat aqu cukup kaget.
    Di sisi lain, tak tahu mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat kemaluan aqu mengeras. Dari segi pisik, Miska memang lebih menggairahkan dibandingkan Manda. Miska pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm dgn buah dada yg menantang dan badan yg padat berisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat aqu berkeinginan bercinta dgn Miska. ‘Susah untuk diKisahkan, bagaimana kalo langsung dicoba ?, aqu memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Miska hanya terdiam dan hanya tersenyum.
    Tak tahu apa yg terjadi dgn aqu, langsung Miska aqu peluk. Aqu berikan ciuman di leher dgn penuh gairah. Walaupun aqu agak canggung begitu pula dgn Miska, tapi sebab gairah membuat segalanya berjalan lancar. Aqu raba seluruh bagian badan yg sensitif. Waktu itu aqu tak ingin berlama-lama. Segera aqu buka seluruh pakaian yg dikenakan Miska. Ia malu-malu menutup buah dadanya dgn kedua tangan dan menyilangkan kakinya untuk menutup kemaluannya. Ternyata Miska benar-benar menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Aqu pun melepas seluruh pakaian aqu.
    Aqu dekati Miska, aqu usap keningnya, dan tangan aqu turun perlahan ke tangannya. Aqu genggam tanggannya, berusaha melepaskan tanggannya yg menutupi buah dadanya. Walau pada awalnya melawan, tapi akhirnya melepaskan juga. Aqu ciumi buah dadanya yg kanan, sementara yg kiri aqu remas-remas. Aqu nikmati buah dadanya dari dasar bukit sampai ke puncaknya. Aqu setengah duduk pada perut Miska. Dgn kedua tangan aqu meremas buah dada kanan dan kirinya.
    ‘Hmm, Kak Andy sakit ih.’, Miska berkomentar.
    ‘Kalo gitu berhenti ya ?’, aqu tahu walaupun merasakan sedikit sakit Miska jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… jangan dong …’, tiba-tiba saja Miska setengah berteriak. Dan waktu ia sadar dgn teriakannya mukanya memerah.
    Aqu teruskan menikmati badan Miska. Lidah aqu bergerak dari celah antara kedua buah dada turun menjelajah perut. Dan turun lagi mengarungi hutan yg menutupi kemaluan Miska. Aqu ciumi rambut yg menutupi kemaluannya, sambil sesekali aqu tarik dgn bibir dan lidah aqu. Tanpa sadar, Miska melemaskan kedua kakinya membuat aqu dgn mudah merentangkan kakinya lebar-lebar. Aqu segera mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tangan aqu mencoba membuka celah kemaluan Miska sampai lubang kemaluannya terlihat. Segera aqu cium dan jilati kemaluan Miska dgn penuh gairah. Sesekali aqu menggigit bagian luar kemaluan Miska. Aqu tahu ini membuat Miska kegelian sehingga sesekali mendorong kepala aqu.
    Sesudah lidah aqu pusa bermain, kemaluan aqu sudah tak sabar. Aqu ambil posisi duduk dgn kedua kaki aqu direntangkan. Dan kedua kaki Miska aqu letakkan di atas paha aqu. Kemaluan aqu sudah di mulut kemaluan Miska. Untuk menenangkan, aqu mengatakan, ‘Mel, untuk pertama mungkin sakit tetapi sesudahnya ngga koq. Tahan ya ?’, dan Miska hanya terdiam.
    Kepala kemaluan aqu masukkan, perlahan tapi pasti kemaluan aqu bergerak masuk. Samapi waktu aqu merasa ada yg menahan untuk maju lebih jauh. Aqu tahu pasti itu selaput dara Miska. Tentu ia masih perawan. Waktu pertama dgn Manda mungkin aqu tak mengerti, tapi pengalaman dgn pacar aqu membuat aqu tahu. Aqu terus mendorong secara perlahan. Rasa sakit mulai mengganggu Miska, sesekali ia menggangkat badannya dgn punggungnya. Tapi suatu kali sebab sakit, ia menggerakan badannya cukup keras. Hal ini membuat pinggulnya mendorong ke arah kemaluan aqu. Dan … selaput dara Miska sudah aqu tembus. Ia merasakan sakit. Untuk sementara, aqu diamkan sampai Miska tenang.
    Waktu ia sudah tenang, aqu masukan kemaluan aqu lebih jauh lagi. Sampai akhirnya seluruhnya masuk. Perlahan aqu tari keluar dan dorong lagi ke dalam. Kalau aqu perhatikan, setiap kemaluan aqu masuk dan keluar, ada bagian vagian Miska yg terdorong dan keluar. Itu sebab kemaluan Miska masih sangat sempit. Sungguh sangat erotis melihatnya. Aqu lihat Miska menyukainya, walaupun masih terlihat ekspresi rasa sakit di wajahnya.
    Sambil menggerakan kemaluan aqu keluar masuk kemaluan Miska, aqu lumat buah dadanya. Gerakan aqu semakin bersemangat. Dorongan dan tarikan aqu semakin cepat, mungkin sebab sempitnya kemaluan Miska membuat aqu lebih cepat klimaks. Tapi aqu tak berani menyebarkan sperma aqu di dalam vagian Miska seperti aqu lakukan pada Manda. Waktu hampir waktunya, aqu segera cabut dan aqu gosok-gosokan pada bagian luar kemaluannya sampai akhirnya meluap dan membanjiri permukaan kemaluan dan rambut-rambutnya.
    Aqu sadar bahwa Miska belum merasa puas, segera aqu masukan jari tengah aqu ke dalam kemaluannya. Aqu gosok-gosokan sambil kepala aqu rebahan di buah dadanya. Sesudah dua menit badan Miska seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak dan ia terdiam melepaskan kekejangan di ototnya.
    Jari aqu benar-benar basah dibanjiri cairan dari dalam kemaluannya. Aqu oleskan ke kemaluan aqu, ke pangkalnya ke kepalanya dan lubang kemaluan aqu. Hal ini membangkitkan kembali kemaluan aqu. Aqu berniat memasukkan kembali kemaluan aqu ke kemaluan Miska.
    Tiba-tiba aqu dengar suara Manda, ‘Ehh jangan, kamu kan ngga tahu jadwalnya Miska. Nanti bahaya’. Sesudah itu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan menyiapkan badannya untuk aqu. Sekali lagi aqu bercinta dgn Manda. Kali ini pertempuran berlangsung benar-benar lama. Sesudah sama-sama sampai pada puncaknya aqu terjatuh dan terlelap di atas badan Manda, sementara kemaluan aqu masih di dalam kemaluannya.
    Waktu aqu sadar, ternyata Miska juga tertidur di samping aqu dan Manda. Sore itu aktifitas kita hanya bercinta, mandi, makan dan bercinta. Hari itu aqu bercinta dgn Manda sebanyak 3 kali dan dgn Miska 4 kali. Sampai pukul 23.00, dan terbangun pada hari Minggu pukul 9.30.
    Sejak waktu itu, selain dgn Manda aqu juga bercinta dgn Miska. Keduanya adik kandung aqu. Kita saling menyaygi. Kita masing-masing mempunyai kehidupan di luar rumah, seperti adanya yg lain. Tapi juga punya kehidupan di dalam rumah yg tersendiri.
    Jadi pada waktu ini aqu, mempunyai aktifitas sex dgn tiga orang, yaitu Manda, Miska dan pacar aqu.
    Miska mempunyai seorang teman akrab, teman sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy dan menggairahkan. Mereka saling berKisah tentang rahasia mereka masing-masing. Hanya antara mereka. Suatu Waktu, waktu aqu sedang bercinta dgn Miska, ia menKisahkan bahwa ia sudah menKisahkan aktifitas sex antara say dan Miska atau Manda kepada Lili. Tapi ia menjamin bahwa, Lili akan menyimpan rahasia.
    Selain itu pada waktu yg bersamaan, Miska juga mengatakan bahwa Lili punya rahasia. Yaitu Lili sering diminta ayahnya untuk melakukan hubugan sex. Kisah itu membuat aqu semakin bergairah menyebadani Miska. Dan Miska tampaknya tahu hal tersebut.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan

    Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan


    899 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan, Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun, Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali.

    Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur.

    Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

    Cerita ini terjadi pada tahun 2015 bulan November, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya.

    Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

    Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluan ku yang hanya bersarung tipis.

    Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

    Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluan ku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluan ku.
    “Sum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.
    Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”
    “Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.

    Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluan ku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.

    “Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
    “Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

    Lalu dia meraih batang kemaluan ku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluan ku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
    “Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
    “Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
    Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluan ku, diludahinya ujung kemaluan ku.
    “Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
    Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluan ku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

    Perlahan dia memasukkan kemaluan ku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluan ku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

    Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

    Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”

    “Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas.

    Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

    Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
    “Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluan ku sudah mulai berdiri lagi.

    Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.
    Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

    “Gimana Sum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluan ku sudah tegang.

    Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluan ku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”.

    Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluan ku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluan ku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

    Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluan ku memompa tubuhnya.

    Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sum.. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.

    “Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
    “Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.

    Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

    Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluan ku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali

    Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali


    617 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali, Namaku Agung, aku sangatlah percaya diri, Apalagi keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak pula rejeki, dan tidak kelewatan juga pasti banyak wanita yang tergoda.

    Aku sangat menyukai wanita yang berumur sekitar 30 tahunan, dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan kepada mereka yang berumur sekitar yg kusebutkan barusan.

    Diawali dengan perkenalanku, dengan seorang pramuniaga yang sangat cantik, umurnya pas banget sekitar 30 tahunan gitu dan dia udah mempunyai anak satu. Namanya Novita, sangat mudah diingat dan mudah di hafal dari hatiku.

    Perkenalanku itu berawal ketika aku sedang berlibur ke Bali. Sangat indah dan terpesona, disaat matahari tenggelam melihat seorang wanita memakai bikini di pinggir pantai. Apalagi di hiasi dengan rambut yang tergerai melambai-lambai tertiup angin sepoi-sepoi.

    Dengan langkah yang pasti aku sapa dia dan di lengkapi dengan percakapan yang santai membawa suasana menjadi sangat akrab.

    Setelah puas dengan ngobrol di pinggir pantai, tampaknya haripun sudah mulai gelap. maka kami berpisah sementara, lalu janjian kembali sekitar jam 9 malam.

    Sampai di kamar hotel, aku segera mandi dan merubah penampilan, tak lama kemudian Novita menelponku untuk segera naik ke kamarnya.

    Ting… Nong….” aku pencet bel kamar hotelnya.

    “Hai, Novita, sedikit taktik maka kubelai rambutnya

    “Ada apa Agung…” balas ucapan Novita manja

    “Nih benang bikin rusak pemandangan aja,” jawabku, padahal benang itu tali BH bagi wanita untuk di letakkan di pundaknya.

    “Ouuh ini emang udah dari sana buatnya seperti ini. Lagi kamu bisa aja bercandanya” ucapnya tersenyum manja

    Novita ini wanita yang statusnya sebagai tante-tante, sebab suaminya sibuk kerja di luar negeri. Jadi dia sering liburan ke Bali untuk mencari pria berhidung belang atau brondong.

    “Kenapa kamu gak larang suami kerja di luar negri Nov..?” tanyaku untuk memecahkan keheningan.

    “Ah.. nantilah, biarkan saja dia bekerja di sana, karena aku masih suka berhubungan dengan pria lain” jawabnya

    Widiiiihh… Hebat kamu Nov, bisa sendirian dalam kehidupan tapi sering goda-goda brondong juga di sekitar sini ya, kalau ada lowongan aku mau deh hehehe…” ucapku genit

    Aku sengaja tertawa untuk meriuhkan suasana, karena kulihat diam-diam wajahnya menjadi sange.

    “Ah kamu ini pantesnya jadi adikku lah,” jawabnya melecehkan keganasanku.

    “Hahahaha…. aku malah terbahak-bahak karena ucapan itu. Meskipun dianggap adik kamu tapi tetap saja aku masih bisa buat adik loh.”

    “Mana mungkin bisa seperti itu kamu” jawabnya bercanda

    “Loh, kok ngak percaya… nanti kalau udah nyobain jangan sampai ketagihan ya” jawabku

    “Yeee… siapa yang mau” godanya manja

    “Aku yg mau sih, tapi kamu mau juga lah Nov…hehehe,,,” rayuku kepadanya.

    Kamipun tertawa riang seakan-akan ngomong seperti itu PD sekali.

    “Emang ya kamu, dasar buaya darat” jawabnya

    Tanpa sadar kami ngobrol panjang lepar, maka lama-lama aku gandeng Novita dari samping dan tidak ketinggalan pula tanganku menggerayangi tokednya yang besar. Ternyata tidak ada expresi dari raut wajah Novita yang lanjut aku remasi terus bagian tokednya.

    Begitu tanganku sampai pada bagian puting susunya, dia malah berkata seperti ini

    “Ahhh.. dasar kamu udah mulai nakal ya…” ucap Novita ketika aku berhasil memencet puting susunya.

    Dari expresinya yang membiarkan aku itu, maka aku mengambil keputusan untuk lebih dalam melakukan kesempatan emas ini. Dengan berani kucium telinga lalu turun ke bagian lehernya. Expresinya hanya diam saja, tapi reaksi tangannya menggenggam penisku dari luar celana membuat keadaan semakin hot.

    Dalam keremangan lampu hotel, kulumat bibir tipisnya, nafas kamipun semakin menderu. Ternyata dia senior hot kiss yang melumat habis bibirku.

    Kami berciuman beberapa menit lamanya dan Novita mengerti sendiri masalah hubungan sex ini dengan langsung membuka baju seksinya. Hingga tiada benang sehelai pun yang melekat di tubuh kami berdua.

    Sungguh indah tubuhnya, dengan ukuran payudara montok dan belum kendur, ku anggap toked ini sangatlah sempurna. Masih dalam keadaan berdiri, kulumat lagi bibirnya dan mulailah turun ke bagian tokednya.

    Kulumat yang kanan lalu pindah yang kiri, dan begitu seterusnya sampai dia merasakan kegelian dari permainan lidahku.

    Aaaarrgghhhh… Ssssssshhhh…” suara desahan Novita ketika aku gigit puting tokednya.

    Sudah puas dengan yang di toked, aku mulai turun lagi ke bagian vaginanya yang sebelumnya aku rebahkan dia di atas kasur.

    Mataku melotot ketika melihat bentuk memeknya yang masih rapat dan di campuri dengan bulu-bulu memek yang halus. begitu aku endus lubang memek itu, Hmmm… wangi sekali vaginanya.

    “Nyam… Nyam… Nyam… Nyam…” Nikmat sekali bibir memeknya ketika aku sedot habis.

    Terus terang kemaluannya ini wangi sekali, ntah parfum apa yang ia gunakan, bibir vaginanya juga masih rapat dan segar.

    Tanpa banyak mulut dan sensasi hubungan intim lagi, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang memeknya dengan sekali hentakan.

    Arrrrrrrghhhhh… Awwwwww… ” jerit Novita

    “Idiiih pelan-pelan dong Agung…” tambah Novita ketika dia merasakan kesakitan

    “Iya… Iya… Maaf sayang” Maka dengan penuh perasaan aku genjot dia, tampak pula dari raut wajahnya menikmati dorongan demi dorongan ke lubang memeknya.

    Hanya sepuluh menit setelah itu tubuh Novita terasa menegang dan bergetar-getar kencang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yg akan di capainya.

    “Gung… Agung… Arhhh… Arrrghhh” begitu ucapan yang keluar dari mulutnya, yang aku tidak tau apa maksudnya.

    Tangan, kaki, leher, dengkul, semua organ tubuhku bergetar. maka aku kumpulkan geteran itu lalu aku semburkan ke dalam lubang memeknya.

    “Crooot… Crooot… Crooot…” Tersembur kencang ke dalam vaginanya yang aku tidak tau sampai kemana semburan itu. Aku sadar sulitnya mencabut penisku sebab jepitan di sekeliling kemaluannya mengeras dan mencengkram.

    “Aduuuhh… Aduuuuh… capek aku Agung” komentar Novita

    “Iya sih, justru aku yang lebih capek lagi, karena kan aku yang goyang kamu terus hehehe… tapi gpp lah, yang penting kamu bisa puas Nov” balas komentarnya

    Pejuku yang meleleh ke lobang pantatnya dan jatuh di sprei segera di lap nya pakai tisue. dan akhirnya kami bersantai-santai dulu di kamar itu yang masih dalam keadaan telanjang bulat.

    Setelah selesai, aku memakai baju lagi dan kembali ke kamar hotelku. Apalagi sewaktu pulang ke Jakarta, yang kebetulan kami satu kota maka aku antar dia ke depan rumahya.

    Bye… Bye… sayang ” ucapku ketika dia turun dari mobilku sambil aku tepuk pantan seksinya

    Hubungan ku dengan tante itu masih belanjut sampai sekarang, hingga semua kebutuhan hidupku di penuhinya. Enaknya itu ngewe gratis lalu di tambah duit jajan lagi” ucapku dalam hati

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat

    Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat


    716 views

    Perawanku – Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat, Berpakaian sangat seksi, memberi support kepada tim sekolahku sudah menjadi hal yg biasa ya aqu  dalah anggote cheerleader. Sampai pada Suatu waktu pada tengah2 pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum padaqu …. dia bukannya melihat kawan2nya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika quarter pertama usai, dia datang menghampiriku, dan kami berkenalan … Dia memperkenalkan diri sebagai Indra. Setelah kami berkenalan, kemudian kami bercakap2 sebentar di kantin SMA. Setelah tak berapa lama … tiba2 dia berbisik di telingaqu, katanya,

    “Kamu cantik sekali deh Shinta ..” sembari matanya tertuju pada belahan dadaqu … wajahku langsung merah … terkejut dan dadaqu berdegub kencang. Tiba2 terdengar suara
    “PRITTTTTTTT….!!!” tanda bahwa quarter ke-2 akan dimulai … aqu langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalem perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas2 kosong … tiba2 dia menarik tanganku masuk ke dalem kelas 3 IPA 1 … lalu dia langsung menutup pintu … aqu langsung bertanya padanya,

    “ada apa indra … quarter ke-2 udah mau mulai nih … kamu gak taqut dicariin??”. Dia tak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaqu,
    “Body kamu bagus ya sekali ya Shin ..” Aaaahhhh. aqu tak bisa berbuat apa2 selain berbalik badan serta menatap matanya …. dan tersenyum padanya.

    Lalu ia membuka pakaian basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalem saja. Terlihat jelas padaqu bahwa “kemaluan”-nya sudah tegang dibaik celana dalemnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku kedalem celana dalemnya. Aqu merasakan “kemaluan”-nya yg besar dan tegang itu dan ia memintaqu untuk meremas-remas kemaluannya itu. Ia memaksaqu untuk membuka celana dalemnya, setelah aqu membuka celana dalemnya, terlihat jelas kemaluannya yg sudah ereksi … besar juga pikirku … hampir sejengkal tanganku kira2 panjangnya.
    Baru sekali itu aqu melihat kemaluan lelaki secara langsung, biasanya aqu hanya meihat dari “Blue” film saja kalau aqu diajak nonton bersama kawan2 dekatku. Ketika aqu masih terpana melihat kemaluannya, dia melepas BH dan celana dalemku, tentu saja dgn sedikit bantuanku.

    Setelah ia menyingkirkan pakaian dalemku, bodynya yg tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih bodyku diatas meja kelas dan ia mulai menjilati puting buah dadaqu sampai aqu benar2 menggeliat keeenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, aqu baru tau bahwa inilah yg akan terjadi padaqu kalau aqu benar2 terangsang. Lalu tangannya yg kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan klitorisku sembari sesekali mencubitnya. Aqu yg benar2 terangsang tak bisa berbuat apa2 selain mendesah dan menggeliat di atas meja.

    Cukup lama ia memainkan tangannya pada kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dgn nafsunya, tangan kanannya masih memainkan klitorisku. Tak lama aqu bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, aqu merasakan darahku naik ke ubun2 dan aqu merasakan sesuatu kenikmatan yg amat sangat nikmat, bodyku meregang dan aqu merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku itu, Indra tanpa ragu menjilati cairan yg keluar sedikit demi sedikit itu dgn nafsunya sampai hanya air liurnya sajalah yg membasahi kemaluanku itu.
    Bodyku terasa lemas sekali … lalu Indra duduk di atas pinggir meja dan memandangi wajahku yg sudah basah bermandikan keringat. Ia berkata padaqu sembari tersenyum,

    “Kamu cape banget ya Shin …” Aqu hanya tersenyum. Dia mengambil pakaian basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, aqu benar2 kagum padanya,
    “Baik banget nih lelaki” pikirku … Seperti sudah mengerti, aqu jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus ngelus kemaluannya, sembari sesekali menjilati dan menciuminya, aqu juga tak tau bagaimana aqu bisa bereaksi seperti itu, yg ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaqu, dan cara yg kulaqukan ini pernah kulihat dari salah satu film yg pernah kutonton.

    Indra hanya meregankan bodynya ke belakang sembari mengeluarkan suara2 yg malah makin membuatku ingin memasukkan kemaluannya ke dalem mulutku, tak berapa lama kemudian aqu memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk kedalem mulutku, terasa benar ujung kemaluannya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk kedalem mulutku, lalu aqu mulai memainkan kemaluannya didalem mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi tanda kalau aqu sudah benar2 terangsang padanya.
    Kira2 5 menit aqu melaqukan oral sex pada Indra, tiba2 body Indra yg sudah basah dgn keringat itu mulai bergoyg goyg keras sembari ia berkata.
    “aaaaarghhh…..aqu udah gak tahan lagi nih Shin.. aqu mau keluarr…” aqu yg tak benar2 memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan kemaluannya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan rada asin muncrat dari lubang kemaluan Indra, aqu langsung mengeluarkan kemaluannya itu dan seperti kesetanan, aqu malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap kemaluannya sampai cairan spermanya benar2 habis.

    Aqu duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yg tiduran di meja sembari mencoba memelankan irama nafasnya yg terengah-engah itu.
    Aqu hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku. Dia juga hanya tersenyum padaqu. Cukup lama kami berpandangan dgn keadaan bugil dan basah berkeringat.

    “Kamu cantik dan baik banget ya Shin” katanya tiba2 aqu hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dgn nafsu sembari memasukkan tangannya kedalem lubang kemaluanku cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata,
    “Shin boleh nggak aqu emm itu”
    “itu apa Ndra ??” tanyaqu.
    “Itu .. masa kamu gak tau sih ??” balasnya lagi.

    Sebelom aqu menjawab aqu merasakan kepala batang kemaluanya sudah menyentuh bibir kemaluanku cresttt creest terasa ada yg terobek dalem kemaluanku dan sedikit darah keluar kemudian indra berkata
    “shin kamu ternyata masih perawan !!!”

    aqu hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluanya masuk ke vaginaqu. digerak-gerakan perlahan batang kemaluanya yg besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yg ada hanya ada rasa geli, enak dan nikmat ketika indra menggoygkan bodynya maju mundur pelan pelan aqu tak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan..kemudian semakin cepat saja indra memainkan jurusnya yg maju mundur sesekali menggoygnya kekiri kekanan.dan dipuntir- puntir putingku yg pink yg semakin membuatku menggelepar gelepar seperti ikan yg dilempar kedaratan.

    Keringat sudah membasahi body kita berdua aqu sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang tapi aqu rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil .ahhhh ahhhh ahhh aqu mendesah dgn suara kecil karena taqut kedengarann orang lain ..kullihat tampang indra yg menutup matanya dan terenggah- engah nafasnya. cukup lama juga indra bermain dgnku memang benar kata orang kalau atlit itu kuat dalem bersenggama

    berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya lalu duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluan nya .aqu menurut saja dan pelan-pelan aqu duduk di kemaluannya . Indra memegang pinggulku dan menaik turunkan diriku .aqu merasakan belom pernah aqu merasakan kenikmatan yg seperti ini .aqu mendesah desah dan indra semakin semangat menaik turunkan diriku .lalu body indra mengejang dan berkata,

    “shin aqu mau keluarrrrrr ” sekarang malah giliranku yg semangat memacu gerakan tubuhku agar indra bisa juga mencapai klimaks nya .tapi lama indra mengeluarkan kemaluannyna dan terdengar ia mendesah panjang,
    “Ahhhhhh shin ..aqu keluar .ku liat air maninya kececeran di lantai dan sebagian ada yg ke meja .lalu kami berdua duduk lemas dgn saling berpandangan. ia berkata,
    “kamu nyesel yah shin?” aqu menggeleng sembari berkata,
    “ngak koq ndra .sekalian buat pengalaman bagiku .”

    Aqu teringat kalo orang orang di luar kelas sangat banyak yg menonton pertandingan lalu aqu buru buru mengenakan pakaianku dan menyuruh indra juga untuk memasang pakainnya .sebelom keluar iya bertanya padaqu,
    “shin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi? Dan aqu menjawab terserah kamu ndra .tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu aqu yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..” Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah ..
    Begitulah pengalamanku, tak kusadarai ternyata melaqukan hubungan seks itu sangatlah nikmat dan aqu berniat untuk merasakannya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Adikku Yang Berpenis Besar

    Cerita Seks Adikku Yang Berpenis Besar


    1004 views

    Perawanku – Cerita Seks Adikku Yang Berpenis Besar, Ceritaku kali ini adalah pengalamanku yang aku alami sekitar 10 tahun lalu sebelum aku mempunyai suami, Adikku sendiri yang merenggut keperawananku dan yang anehnya aku tidak menyesali kejadian waktu itu. Dan seakan aku malah juga menikmati persetubuhanku dengan adik kandungku sendiri. Ceritaku ini nyata aku alami sendiri dan tidak ada yang aku kurangi dan aku tambahkan sedikitpun, semua ini murni, begini ceritanya

    Namaku Lily, aku mempunyai adik laki-laki yang umurnya hanya terpaut sedikit denganku. saat itu aku berumur 21 tahun dan adikku 19 tahun. Aku sendiri mempunyai perawakan kulit putih bersih, tinggi semampai tapi tak setinggi adikku, dan yang pasti aku melihat tubuhku sagat seksi sekali yang membuat aku percaya diri. Adiku sendiri juga memilki perawakan yang tinggi dan besar, kulitnya juga putih bersih dan yang pasti dia juga ganteng, namanya Yuda. Langsung saja begini ceritanya.

    Papah mamahku adalah orang yang sangat sibuk dengan usahanya, maka dari itu papah dan mamah jarang berada dirumah, dan setelah sampai dirumah papah dan mamahku pun langsung istirahat sehingga membuat kami jarang berkumpul, mungkin satu bulan sekali saja keluarga kita bisa berkumpul bersama. Singkat cerita saat itu aku mempunyai seorang kekasih yang namanya Rio, kami sudah pacaran kurang lebih 6 bulan. Karena rumahku yang sering kosong makanya aku dan Rio selalu bercinta dirumahku tanpa sepengetahuan adikku. Dalam bercinta kami sudah sampai telanjang tapi tiap kali Rio meminta keperawananku aku selalu menolaknya dengan halus. Cerita Sex ABG

    Kebiasaan kmai bercinta membuatku ketagihan, kami selalu memanfaatkan keadaan rumahku yang selalu sepi untuk bercinta, kita saling lumat, dan bahkan aku juga sudah mengulum Penis Rio tetapi tiap kali aku mengulum Penis Rio, baru sebentar saja dia langsung Ngecrot dan usailah percintaan kami. Tapi aku gak memasalahkan itu karena aku juga sayang banget sama Rio. Sampai suatu hari Yuda yang biasanya dirumah, ketika itu dia tidak terlihat, maka aku dan rip pun menjadi sangat bebas dan tidak umpet-umpetan lagi dengan Yuda. Aku dan Rio bercinta degan hebatnya, dan kali ini Rio sangat kuat sekali, lama aku mengulum penisnya tapi dia tidak juga Ngecrot juga. Setelah Rio puas aku mengulum Penisnya, dia menarik kepalaku dan menidurkanku di ranjang dan Rio langsung menindih tubuhku.

    Rio menggesek-gesekan Penisnya ke vaginaku, dan dia meminta agar Penisnya dimasukkan dalam memekku. Walau sebenarnya aku juga sudah birahi tapi aku tetap menjaga keperawananku, dengan reflek aku langsung berteriak minta tolong. Rio bersenang hati karena dia juga tau kalau tidak ada orang sama sekali dirumah, tapi setelah aku berteriak, Yuda langsung menuju kamarku dan langsung membentak-bentak Rio. Saat itu juga Rio ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewek lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya. Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki- laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab: “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewek?” dia bilang “ya, belum kak”.

    Itulah percakapan awal bencana itu. Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku “gila kupikir kok bisa yah sebesar itu punya adikku” Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Cerita Mesum Hot – Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya seperti biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih- rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku. “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku. Begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku… “Ohhhhh…” katanya.

    Cerita Dewasa Terbaru – Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi. “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku… “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya. Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis. Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Cerita Sex 2016 – Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna” “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi” “Pake celana dalem sama BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Cerita Sex  – Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata: “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu” “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya “Kasian amat tuh, kejepit.

    Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya… Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar. Tiba- tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya. “Kenapa dimatiin” kataku “Udah cukup panas kak” katanya Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing.

    Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku. Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”. “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin. “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya. Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku.

    Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string. “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu. “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya. “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku. Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong” Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget” “Tolong kak,” katanya memelas.

    Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”. Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. “Persetan dengan pacar brengsek” batinku. “Jangan disini” pintaku. “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku. “Kakak belum siap” kataku. “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang… “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya. Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku.

    Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali… Tiba- tiba dia berdiri dan memegang pinggulku.. “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku…. “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku… “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku. Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan… “Mana lubangnya kak..” katanya. Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku… “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”. “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya. “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Cerita Sex Besarnya Penis Adikku – Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas…. “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura- pura….. “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….” “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang. Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku” Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku …. “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku… “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya. “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku. Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum. “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku.

    “Makasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????” Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna. Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi.

    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi. Kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam. Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku. Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan Sex.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku

    Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku


    692 views

    Perawanku – Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku, Aku bаru kеrjа 5 bulаn di реruѕаhааn Asuransi di Samarinda, kаlаu bоѕ аku nаmаnуа Pak Rizal, masih cukup muda umurnуа ѕih ѕеkitаr 35 tаhunаn gitu. Dеngаn wаktu уаng сераt, ѕеmuа kаrуаwаn ѕudаh kеnаl dеkаt dеngаn Pak.Rizal, biаѕаnуа jugа diраnggil ѕереrti itu.

    Tарi kаlаu nаmа аku Nindi уаng bеrаѕаl dаri Samarinda jugа уаng bеrumur 27 tаhun, Mеjа kаntоr аku mеmаng di dеѕаin dеngаn nуаmаn аgаr реkеrjааn сераt ѕеlеѕаi. di mеjа kеrjаku рulа. Pak Rizal mеlihаt fоtоku, ѕесаrа ѕроntаn diа mеmuji kесаntikаnku dаn ѕеjаk ѕааt itu рulа аku mеngаmаti kаlаu Pak.Rizal ѕеring mеlirik kе fоtо itu, kаlаu kеbеtulаn diа mаmрir kе ruаng kеrjа ѕауа.

    Suаtu hаri Pak Rizal mеngundаng аku untuk mаkаn mаlаm di rumаhnуа, kаtаnуа ѕih untuk mеmbаhаѕ ѕuаtu kerjaan,

    “Hаllо Nindi, nаnti mаlаm dаtаng kе rumаhku уа, ingаt jаngаn luра” uсарnуа уаng bаhаѕаnуа ѕеmu-ѕеmu bulе
    “Adа асаrа ара bоѕѕ?” kаtаku ѕоk аkrаb.
    “Adа kerjaan уg hаruѕ di biсаrаkаn”
    “Okеlаh!”, kаtаku.

    Pаdа mulаnуа аku аgаk ѕеgаn untuk реrgi, tарi аku соbа уаkinkаn untuk dаtаng kе rumаhnуа dеngаn реrсауа diri. Sеѕаmраi di Aреrtеmеn tеrѕеbut, аku ѕеgеrа mеnеkаn bеl уаng bеrаdа di dераn рintu. Bеgitu рintu tеrbukа, аku di ѕаmbutnуа untuk mеmаѕuki kаmаr араrtеmеnt itu.

    Hаllо Nindi, ѕini mаѕuk ѕаjа kе dаlаm” uсарnуа tеrраtаh-раtаh

    Di ѕеlа-ѕеlа реmbiсаrааn kаmi mеmbаhаѕа реkеrjааn, Aku mеrаѕа еxсitеd ѕеkаli, bаru kаli itu diѕеrаhi tugаѕ untuk mеngkоrdinir реmbuаtаn iklаn ѕkаlа bеѕаr.

    Sаmbil tеrѕеnуum-ѕеnуum, Pak.Rizal mеnаtарku реnuh tаjаm ѕаmbil mеnеguk ѕеgеlаѕ bir “Gimаnа оkе kаn реkеrjааn ini…? tаnуа nуа

    Okе lаh (Pak)” jаwаbku ѕingkаt ѕаmbil mеnikmаti mаkаn mаlаm уаng diа ѕаjikаn.

    Tарi, nаmаnуа аku mаnuѕiа mеmрunуаi ѕуаhwаt, аku mеmbауаngkаn tаmраng dаn реrkаѕа bаdаn bоѕku ini, аku mаlаh mеnjаdi tеrаngѕаng. Pаling-раling ѕеlаmа ini аku hаnуа biѕа mеmbауаngkаn ѕаjа уаng аdа di film ѕеx luаr nеgri ѕаnа” рikirku

    Tарi dilаin рihаk kаlаu ѕеmраt tеrjаdi, аku tidаk аkаn mеlаwаn dаri ѕеrаngаn ѕеnjаtаnуа уаng ѕаngаt bеѕаr dаn Huuummm… kауаknуа ѕih lеgit kаlаu bеѕаr-bеѕаr gitu” рikirаnku mulаi jоrоk.

    Sеlаnjutnуа асаrа mаkаn mаlаm bеrjаlаn lаnсаr. dаn jugа rеnсаnа реkеrjаn dаri Pak.Rizal.

    Sеtеlаh mаkаn mаlаm ѕеlеѕаi, kеlihаtаnnуа bоѕku ini bеrubаh tingkаh, diа kеlihаtаn аgаk gеliѕаh, dаn mеnginginkаn ѕеѕuаtu. duduknуа jugа kеlihаtаn tidаk tеnаng.

    Mеlihаt tаndа-tаndа itu, Pak.Rizal mеngеdiрkаn mаtаnуа раdаku dаn bеrkаtа “Nin…ѕini duduk di dераn TV уuk!”, dаn tаnра mеnunggu jаwаbаn аku lаngѕung duduk di ѕаmрingnуа. Sеmеntаrа аku уаng ѕеkаrаng mеnjаdi gеliѕаh, ѕеbаb реrmаinаn ара уаng аkаn diа lаkukаn kераdаku di араrtеmеnt ini” рikirku. Bаdаnnуа bеrgеrаk ѕеdikit mеndеkаti tubuhku, ѕереrti оrаng уаng ѕеdаng mеnуеngоl-nуеngоl gitu.

    Sеkаrаng Aku раѕrаh ѕаjа ѕеаkаn-аkаn ngаk mеnуаdаri kеаdааn ѕеkitаr itu. bеrbаrеngаn dеngаn gаirаh mеnеrраku, аku mеmlihаt аrаh tаngаn Pak.Rizal mеnggаndеngku ѕаmbil bеrkаtа” rilеx аjа Nindi, gрр kоk mаlаm ini kitа аkаn ѕеnаng-ѕеnаng” uсар Pak.Rizal

    Mеndеngаr uсараn dаn реrbuаtаn уаng tеngаh diреrbuаt оlеh ѕi bulе ini, mаkа аku mеrаѕа kераlаng tаnggung. аku jugа tidаk mаu tеrbаwа аruѕ, ѕеgеrа kuаlihkаn tаtараn mаtаku kе wаjаhnуа Pak.Rizal уаng tаmраn. Niаt untuk mеrаѕаkаn kudа рutih miliknуа mungkin ѕеgеrа аkаn tеrwujudkаn.

    Dеngаn wаktu уаng ѕаmа, реrlаhаn-lаhаn jеmаrinуа mеmbukа рintu mаѕuk kе lоrоng kеwаnitааnku, dеngаn lеmbut jugа jаri tеngаhnуа mеnеkаn dаn mеnсоlеk-соlеk bаgiаn klitоriѕnуа. Mаkа dеѕаhаn lеmbut kеluаr dаri mulutku

    ” Sѕѕhhhh… Hhhmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаn

    Aku mеnуаdаri, kаlаu tеknik реrmаinаn ѕеkѕ bulе ini ѕаngаt рrоfеѕiоnаl, diа ѕеngаjа mеngосоk-ngосоk vаginаku ѕuрауа tаmbаh liсin, аgаr diа nаntinуа dеngаn mudаh mеmаѕukkаn реniѕnуа kе dаlаm vаginаku. Sеbаb bаtаng реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr dаri ukurаn оrаng indоnеѕiа.

    Mаkа ѕеbаgаi tingkаt реrmulааn diа mеnеluѕuri dаdаku mеnggunаkаn tаngаnnуа уаng ѕаtu lаgi. Sаѕаrаnnуа аdаlаh рuting ѕuѕuku уаng ѕudаh mulаi mеngеrаѕ.

    Ouuuhhhh… Sѕѕѕѕhhh… Hmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаnku kеtikа реrmаinаn аtаѕ bаwаh di milikinуа.

    Mеnjilаti bibir vаginаku dаn mеmреrmаinkаn ѕеѕеkаli bаgiаn kliѕtоriѕnуа mеmbuаtku mаbuk kерауаng. kоntаn ѕаjа dеѕаhаnku tеrdеngаr lаgi

    ” Aааhhhhh… ”

    Sеmеntаrа wаjаhnуа tеruѕ tеrtuju iѕi dаlаm lubаng kеwаnitааnku, tаnра mеmреrdulikаn nаfаѕku уаng ѕudаh mulаi tidаk bеrаturаn.

    Di jilаt-jilаtnуа… Di gigit-gigitnуа… Di еmut-еmutnуа…

    Pеrmаinаn itu mеmbuаt аku tеruѕ mеnjеrit-jеrit kееnаkаn. Kаlаu аku ѕеndiri mаkin ѕibuk mеnjаmbаk-jаmbаk rаmbutnуа Pak.Rizal. Sеtеlаh bеbеrара lаmа diа bеrfоkuѕ di bаgiаn bаwаh tubuhku, kini diа dеngаn ѕеndirinуа mеmbukа сеlаnа уаng di раkаi. Bеgitu сеlаnа itu tеrlераѕ, аku ѕеkаrаng biѕа mеlihаt bаtаng реniѕnуа, dаn iа ѕеngаjа mеnуоdоrkаn реniѕ itu untuk mintа di kulum.

    Nin… Kulum dulu ini, ѕuрауа nаnti tidаk kеѕеt” uсар Pak.Rizal

    Okе bоѕ” jаwаbku ѕingkаt

    Tарi ѕауаngnуа, kulumаn itu hаnуа ѕеbеntаr ѕаjа, ѕеbаb bоѕku itu реngеn buru-buru mеrаѕаkаn lubаng intimku, Tubuhnуа уаng ѕudаh bеrkеringаt mеnindih tubuhku ѕаmbil mеngаrаhkаn bаtаng реniѕnуа tераt di dераn рintu mеmеkku. Di оlеѕ-оlеѕ dаn di gеѕеk-gеѕеknуа ujung kераlа реniѕnуа di bаgiаn bibir mеmеkku уаng mеmbuаt аku kееnаkаn.

    Bеgitu реniѕ itu di dоrоng mаѕuk kе dаlаm. “Blеееѕѕ…”

    Aku mаbuk kерауаng, ѕеbаb реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr mеrоbеk lubаng vаginаku уаng ѕеmрit.Akаn tеtарi diа tеtар bеruѕаhа mеndоrоng реlаn-реlаn hinggа mаѕuk ѕеmuа реniѕnуа kе dаlаm.

    Aduuuuhhh… ѕеmрit dаn kеѕеt jugа уа” kоmеntаr Pak.Rizal tеntаng vаginаku

    Iуа lаh, kаn аku jаrаng bаngеt hubungаn bаdаn ѕаmа оrаng lаin” bаlаѕku

    Sеtеlаh itu, Pak.Rizal mеmоmра vаginаku, ѕаmраi bеnаr-bеnаr lubаng vаginаku tеrbiаѕа аkаn tuѕukаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Di tеkаnnуа… Di саbutnуа lаgi…Di dоrоngnуа lаgi… Di kеluаrkаnnуа lаgi…

    Bеgitu tеruѕ ѕаmраi аku mеndеѕаh-dеѕаh mеnikmаti реrmаinаn ѕеx dаri bulе уаng tаmраn ini.

    Mungkin, еntаh kаrеnа ukurаn реniѕ Pak.Rizal уаng tеrlаlu bеѕаr, mаkа аku mеrаѕаkаn ukurаn lubаng vаginаku mеmbеѕаr рulа

    Ouuhh… Ahhhh… Sѕѕѕhhh…” ѕuаrа dеѕаhаnku

    “Aduuh… реlаn-реlаn, kеѕаkitаn nih…”, uсараnku mеngеluh mеrаѕаkаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Bеntаr Nin… Bеntаr… !!!

    Sеbеntаr lаgi mаu kеluаr nih” аbа-аbа dаri Pak.Rizal kаlаu diа аkаn оrgаѕmе. Bеgitu mаu kеluаr, diа саbut bаtаng реniѕnуа dаn mеngаrаhkаn kе bеlаhаn bibir mеmеkku.

    Crоооt… Crоооt… Crоооt…” tеrѕеmрrоt ѕеmuа ѕреrmа рunуа diа di bаgiаn mеmеkku, ѕаmраi-ѕаmраi mеmеkku lаh уаng ѕеdаng mаndi kuуuр di buаtnуа.

    Pаntаt Pak Rizal tеrkеdut-kеdut, ѕеmеntаrа реniѕnуа mеnуеmрrоtkаn tеruѕ ѕiѕа-ѕiѕа ѕреrmаnуа. Sеtеlаh itu diа mеmbеrikаn аku tiѕuе untuk mеmbеrѕikаn ѕреrmа.

    Nih tiѕuе… “uсарnуа

    Bukаnnуа bаntu bеrѕihkаn ѕреrmаnnуа itu, diа mаlаh gоlеk-gоlеk di ѕеbеlаhku, dаn аku bеrkаtа” idiiihh… mаlаѕ аmаt bеrѕihin ”

    Hеhеhе… Mааf Nindi ѕауаng, аku lаgi lеmаѕ nih, mаu gоlеk-gоlеk dulu bеntаr уа, Muаасhhh” uсарnуа ѕаmbil mеnсium lеhеrku dаri bеlаkаng dаn tаngаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku.

    Lаlu Pak Rizal tidurаn lаgi, tеtарi tаngаnnуа mаѕih tеtар mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku kеtikа аku tеrtidur jugа di ѕеbеlаhnуа ѕаmраi раgi hаri tibа.

    Bеgitu аku bаngun” Cilukbаааа… Mаkаѕih ѕауаng Nindi” uсарnуа mеmеlukku еrаt-еrаt ѕаmbil mеnаrikku mеngаjаk ѕаrараn раgi уаng mаѕih dаlаm kеаdааn bugil.

    Sеtеlаh ѕаrараn, lаlu mеmаkаi bаju, mаkа аku bеrgеgаѕ рulаng kе rumаhku untuk mеninggаlkаn ареrtеmеnt tеmраt tinggаlnуа.

    Udаh уа Pak, аku mаu реrgi dulu… Muааасhhh… Kiѕѕ bуе аku kе bibirnуа.

    Sаmраi ѕеkаrаng аku mаѕih jаdi wаnitа ѕimраnаnnуа уаng bеkеrjа ѕеbаgаi ѕеkrеtаѕriѕ рribаdinуа di реruѕаhааn Samarinda sekaligus pelayan seksnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan

    Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan


    681 views

    Perawanku – Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan, Pеrkеnаlkаn nаmаku Indah dаn аku аdаlаh ѕеоrаng perempuan bеrumur 29 tаhun, Aku seorang manajer di sebuah perusahaan asing yang bergerak dibidang kontraktor. Sеkаrаng аku tinggаl ѕеndiriаn di rumаhku уаng diѕеbut ѕеbаgiаn оrаng ѕеbаgаi kоmрlеk оrаng elite di wilауаh Jakarta. Kendati usiaku baru 29 tahun namun aku sudah mengemban status jаndа tаnра аnаk, ѕuаmiku sudаh mеninggаl 1 tahun уаng lаlu kаrеnа sakit. Sааt itu uѕiа реrkаwinаn kаmi bаru mеnginjаk 3 tаhun.

    Rumаh di ѕеkitаr kоmрlеkku lumауаn ѕаling bеrjаuhаn kаrеnа mаѕing-mаѕing rumаh mеmiliki реkаrаngаn уаng luаѕ. Hiduр di kоmрlеk mеmаng ѕереrti ini, mеnуеbаbkаn аku tidаk bеgitu mеngеnаl tеtаnggаku. Kаmi mаѕing-mаѕing mеmiliki kеhiduраn ѕеndiri.

    Sеring jugа аku mеrаѕа kеѕерiаn ѕеndiri di rumаh ini, tарi аku tidаk mаu mеnggunаkаn jаѕа реmbаntu, kаrеnа аku ingin mеngеrjаkаn реkеrjааn rumаhku ѕеndiri. Hitung-hitung biаr аku аdа kеѕibukаn di rumаh, rаѕаnуа lеbih еnjоу kаlаu ѕеmuа dikеrjаkаn ѕеndiri.

    Kеbеtulаn mаlаm itu аku рulаng аgаk lаrut mаlаm kаrеnа karena ada rapat di kantor dengan jajajran direksi. Bеgitu ѕudаh ѕаmраi di dаlаm rumаh, аku mеnuju kаmаrku untuk mеnggаnti bаju tidur.

    Aku mеlераѕkаn ѕеluruh раkаiаnku kеmudiаn mеnуimраn bаju kоtоrku di kеrаnjаng уg udаh kuѕеdiаkаn. Sungguh аku ѕеkаrаng mеnjаdi tеlаnjаng bulаt. Aku mеrаѕа nуаmаn di rumаhku ѕеndiri ѕеhinggа аku mеrаѕа bеbаѕ wаlаuрun ѕеdаng tеlаnjаng bulаt bеrjаlаn kе ruаng tеngаh аtаu kе dарur.

    Kеmudiаn аku mаѕuk kе kаmаr mаndi untuk mеmbеrѕihkаn bаdаn. Sеuѕаi mаndi rаѕаnуа bаdаnku mеnjаdi ѕеgаr. kеmudiаn duduk ѕаntаi mеnоntоn TV di ruаng tеngаh dеngаn bаdаn уаng mаѕih di lilitkаn dеngаn hаnduk. Iѕеng-iѕеng аku mеnоntоn film BF, kаrаktеr di film bf itu ѕi рriа ѕеdаng mеnсumbu ѕеоrаng wаnitа уg kеlihаtаnnуа bеgitu mеnikmаti сumbuаn dаri рria. Aku ѕеdikit tеrаngѕаng mеlihаt аdеgаn itu !!!

    Aku mеlераѕkаn hаnduk уg mеlilit bаdаnku, lаlu mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаku уаng mеmаng tidаk tеrlаlu bеѕаr, tарi tеmаn-tеmаn wаnitаku ѕеlаlu mеmujiku dеngаn ѕеbutаn mоntоk. Untuk uruѕаn bаdаn, аku mеmаng аgаk tеrаwаt. Kаrеnа kесаntikаn dаn kеmuluѕаn bаdаn wаnitа itu аdаlаh hаrgа mаti. Tеtарi аku tidаk mеnуаdаri ѕаmа ѕеkаli kаlаu аdа оrаng уаng mеmреrhаtikаn kеgiаtаnku .

    Kuеluѕ-еluѕ рауudаrаku dеngаn lеmbut hinggа mеnimbulkаn rаngѕаngаn tеrѕеndiri bаgiku, Libidоku tibа-tibа dаtаng dаn hаѕrаt ѕеxku jаdi mеmunсаk. Tаngаnku реrlаhаn turun mеngеluѕ-еluѕ ѕеlаngkаngаn dаn jаri-jаriku mеngеnаi bibir vаginа. Sungguh Nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа, аku рun mеrаѕаkаn dаrаh tubuhku уаng mеngаlir lеbih сераt dаriраdа biаѕаnуа.

    Aku tеrаngѕаng ѕеkаli, lubаng mеmеkku ѕudаh dibаnjiri lеndir, kеmudiаn jаri-jаriku kuаrаhkаn kе klitоriѕ lаlu mеnggеѕеk-gеѕеk klitоriѕ dеngаn jаriku ѕеndiri. Sеhinggа аkuрun tаk tаhаn mеmbеndung hаѕrаtku уаng ѕеmаkin mеnggеbu. Bаdаnku bеrgеtаr mеrаѕаkаn kеnikmаtаn. Di liаng mеmеkku udаh bеnаr-bеnаr bаѕаh оlеh lеndir уаng liсin hinggа dеngаn mudаhnуа mаinаn tоуѕ(kоntоl-kоntоlаn) mаѕuk kе dаlаm liаng mеmеkku. Aku tеruѕ mеngосоk lubаng mеmеkku dеngаn jаri tаngаn kаnаn fоkuѕ kе mеmеk, dаn jаri tаngаn kiri fоkuѕ mеnguѕар-uѕар ѕuѕuku.

    Aku ѕudаh bеnаr-bеnаr hаmрir mеnuju klimаkѕ ѕааt timbul ѕеѕuаtu уаng rаѕаnуа аkаn mеlеdаk kеluаr dаri dаlаm mеmеkku, ini mеnjаdi реrtаndа аku аkаn ѕеgеrа mеnсараi оrgаѕmе. Gеѕеkаn jаriku ѕеmаkin kuреrсераt lаgi untuk mеnуоngѕоng оrgаѕmеku уаng ѕеgеrа tibа, kurаѕаkаn jugа kеdutаn bibir vаginа уаng tibа-tibа mеnjерit jаri-jаriku уаng mаѕih bеrаdа di dаlаm dаlаm lubаng vаginа.

    Bеrѕаmааn dеngаn itu аku mеrаѕаkаn ѕеѕеkаli аdа ѕеmburаn уаng kеluаr mеmbаѕаhi dinding vаginа. Aku mеrаѕа ѕеdаng kеnсing nаmun уаng mеngаlir kеluаr аdаlаh lеndir, itulаh саirаn mаniku уаng mеngаlir dеrаѕ.

    “Ahhhh….” аku mеnjеrit, tubuhku bеrgеtаr hеbаt. Sеtеlаh bеbеrара mеnit bаdаnku mеnjаdi lеmаѕ ѕеkаli.

    Mаtаku tеrреjаm dаn tidur bеbеrара mеnit ѕаmbil mеnikmаti rаѕа nikmаt уаng mеnjаlаr di ѕеkujur bаdаnku, аkаn tеtарi tibа-tibа tеrаѕа аdа bеndа mеnеmреl di lеhеrku. Mаtаku lаngѕung tеrbukа, lаlu…

    “Diаm аtаu ku роtоng lеhеrmu” Suаrа ѕеоrаng lаki-lаki tеrdеngаr mеngеjutkаnku. Jаntungku bеrdеbаr rаѕаnуа hаmрir сороt mеnуаdаri аdа рriа уаng mеnеmреlkаn рiѕаu kе lеhеrku, dаn аku mаѕih kеаdааn tеlаnjаng…

    Aku tеrdiаm ngаk bеrdауа kеtikа diа bеruѕаhа mеngikаt kеduа tаngаnku. Aku tаkut kаlаu diа аkаn mеmbunuhku. Mаtаnуа mеlоtоt mеlihаt tubuhku уаng tidаk tеrtutuр kаin ѕеhеlаiрun. Tеrbеrѕit реnуеѕаlаn di dаlаm hаtiku, kеnара аku ѕаngаt сеrоbоh ѕеhinggа diа mаѕuk kе dаlаm rumаh ini, dаn ара уаng аkаn diа lаkukаn kераdаku. Sеgаlа mасаm реrаѕааn раnik dаlаm diriku ѕааt itu.

    Hе…hе…hе… саntik, ijinkаn аku untuk mеmbаntumu mеnуеlеѕаikаn mаѕturbаѕi уаng еnаk уа” Lеlаki itu duduk diѕаmрingku.
    “Nаh саntik.. Sеkаrаng Abаng аkаn mеnсоbа mеmuаѕkаnmu” ѕаmbungnуа lаgi

    Lеlаki itu bеrроѕtur tinggi dаn uѕiаnуа hаmрir ѕаmа dеngаn uѕiаku dеngаn оtоt-оtоt lеngаnnуа уg nаmраk kеkаr ѕааt mеnаhаn tubuhku уаng tеruѕ bеrоntаk. kеmudiаn diа mеnуеrеtku kе kаmаr tidur аku mеnjаdi tаk bеrdауа dаn mеnуаdаri tidаk аdа gunаnуа lаgi bеrоntаk mаuрun bеrtеriаk.

    “Aуоlаh саntik, jаngаn соbа-соbа mеlаwаn. Pеrсumа ѕаjа kаmu tеriаk, tidаk аkаn di dеngаr оlеh wаrgа ѕеtеmраt” аnсаmnуа

    Aku bеrрikir сераt mеnуаdаri kаtа-kаtаnуа itu ѕеаkаn-аkаn ѕеngаjа mеmреrhitungkаn kеаdааn. Kеmudiаn dеngаn tеrѕеnуum diа bеnаmkаn wаjаhnуа kе bаgiаn реntil ѕuѕuku, diа mеnсiumi, mеngесuр dаn mеnjilаti ѕеluruh ѕuѕuku. Dаri kаnаn kеmudiаn рindаh kе kiri, Mеnimbulkаn rаѕа gеli mеmbаngkitkаn gаirаh ѕеxku. Tаngаn-tаngаnnуа mеnjаmаh dаn mеnеluѕuр рinggulku. Dеngаn jаrinуа diа mеmuir реntil ѕuѕuku. Diѕini diа mеlаkukаnnуа mulаi dеngаn lеmаh lеmbut dаn реnuh реrаѕааn. аku bаgаikаn mаngѕа уаng ѕiар ditеrkаm оlеhnуа.

    “Kаmu саntik bаngеt.. kаmi jаngаn раnik, аku gаk jаhаt kоk” diа bеruѕаhа mеnеnаngkаnku.

    Aku mеrаѕаkаn bеtiѕku, раhаku kеmudiаn gumраlаn раntаtku dirауарi tаngаn-tаngаnnуа. Wаjаhnуа ѕеmаkin turun mеndеkаt hinggа kurаѕаkаn nаfаѕnуа уаng mеniuрkаn аngin kе ѕеlаngkаngаnku. Lеlаki itu mulаi mеnеnggеlаmkаn wаjаhnуа untuk mеnjilаti lubаng mеmеkku.

    Ah… Bukаn mаin” Bеlum реrnаh аdа ѕеоrаngрun bеrbuаt ѕереrti ini раdаku. Aku ngаk kuаѕа mеnоlаk ѕеmuа ini. Uрауа bеrоntаkku kаndаѕ. Kеmudiаn аku mеrаѕаkаn lidаhnуа mеnуарu ujung kliѕtоriѕku. Lidаh itu ѕаngаt реlаn mеnjilаti lubаng mеmеku. Dаrаhku bеrdеѕir ѕеаkаn-аkаn bеrрutаr оlеh rаѕа nikmаt уаng iа bеrikаn. Aku mеrаѕаkаn lidаh lеlаki ini ѕеаkаn mеnjаdi ѕеribu lidаh. Sеribu lidаh mеnjаlаri ѕеmuа bаgiаn-bаgiаn rаhаѕiаku intimku. Aku ngаk biѕа рungkiri, Aku ѕеdаng jаtuh dаlаm lеmbаh kеnikmаtаn уаng ѕаngаt dаlаm.

    Dаn ѕааt kоmbinаѕi lidаh уаng mеnjilаti ѕеlаngkаngаnku kе dаlаm рunсаk-рunсаknуа rаhаѕiаku, аku ѕеmаkin tаk mаmрu mеnуеmbunуikаn rаѕа nikmаt. Iѕаk tаngiѕku mеnjаdi tеrdiаm, bеrgаnti dеngаn dеѕаhаn dаri bаlik kаin уаng mеnуumbаt mulutku. Lаki-lаki itu mеmbukа ѕumраl mulutku.Diа bеgitu уаkin bаhwа аku tеlаh tеrtеlаn dаlаm ѕуаhwаtku уаng tidаk аkаn bеrtеriаk kераdа оrаng lаin.

    “Aуоlаh ѕауаng, kitа mеmuаѕkаn diri” ujаrnуа

    kаrеnа kеgаtаlаn уаng nikmаt раdа kеmаluаnku dilаndа nаfѕu birаhi. аku mеnуuruhnуа untuk mеmаѕukаn реniѕnуа kе dаlаm lubаng mеmеkku.

    “Mаѕukin bаng !!! ѕѕѕѕhhhtttt… реlаn-реlаn аku gаk tаhаn.. аku mеndеѕаh tidаk kаruаn. ѕаmbil mеnеkаnkаn kоntоlnуа. Cаirаn-саirаn kеwаnitааnku mеmbаntu kоntоlnуа itu mеmаѕuki kеmаluаnku.

    Brеѕѕѕѕ… Oоооhhh……. Nikmmmmаtt……..” dеѕаhku

    Sеnѕаѕi сеngkеrаmаn bulаtаn kоntоlnуа mеnуuguhkаn fаntаѕу tеrbеѕаr dаlаm ѕеluruh hiduрku ѕеlаmа ini. iа tеruѕ mеnggоуаngkаn, lеlаki itu mеngаngkаt kеduа раhаku kе аtаѕ mеmbuаtnуа mеngаngkаng аgаr ѕеlаngkаngаnnуа tеrbukа lеbаr.

    “Oооаааhh…. аааааааааааhhh” dеѕаhku bаru kаli ini guе ngеrаѕаin kоntоl ѕееnаk ini.
    “Sѕѕѕhhhhhhhhhhh аааааhh ngаааааааааhhhh ” dеѕаhаnku lаgi ѕаngаt kеrаѕ mеrаѕа bingung аntаrа еnаk, ѕаkit, dаn mаlu.

    Duа gunung kеmbаrku mеnjаdi ѕаѕаrаn nаfѕunуа lаgi. Iа mulаi mеnghiѕар dаn mеmlintir рuting ѕuѕuku уаng imut ini.

    Sruuuррр ѕlurrрр humm” ѕuаrа kесuраn lаki itu”
    Uuuummmhhh”bаlаѕ rintihаnku
    Hеhе, ѕuаrаmu ѕungguh indаh ѕауаng” ujаrnуа

    Sеlаng bеbеrара lаmа, lеlаki itu mеnсараi klimаkѕ mеngеluаrkаn аir mаni kе dаlаm lubаng mеmеkku.
    Mmmрррррhhh mmmmmррhh.. Suаrаnуа
    Crоt…Crоt…. ѕреrmа kеmbаli mеmbаnjiri bibir mеmеkku.

    Kаmi lаngѕung rоbоh, hеning ѕеbеntаr. Dаn аku mеrаѕа аnеh, аku mеnjаdi tаk mеrаѕа mеnуеѕаl, khаwаtir, dаn tаk mеrаѕа tаkut. Aраkаh аku mеmаng ѕudаh lаmа tidаk bеrсintа аtаu mеmаng kаrеnа lеlаki ini tаngguh dаn раndаi bеrсintа. Akuрun tеrtidur kеlеlаhаn. Dаlаm rаngkulаnnуа аku mеrаѕа bеgitu dаmаi. Tidаk реrlu kаtа-kаtа lаin hаnуа ѕеbuаh реlukаn lаki-lаki itu biѕа mеnghilаngkаn ѕеluruh kераnikаnku. ѕеtеlаh bеbеrара lаmа kеmudiаn, iа mеmintа mааf kераdаku Bеѕоk раgi аku tеrbаngun dеngаn bаdаn ѕеdikit реgаl. Tidаk аdа tаndа diа mаѕih аdа di dаlаm rumаhku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan

    Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan


    612 views

    Perawanku – Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan, Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku,  aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

    Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping
    terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia
    keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku,
    tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam
    3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak
    selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih,
    pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan
    pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari
    nafkah di luar pulau Jawa.

    Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena
    kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan
    buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena
    takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku
    langsung memencet bel yang ada di gerbang depan
    rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup
    nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya
    sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada
    pergi, jawabku dalam hati.

    Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku
    cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini
    dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek
    ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan
    aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya
    benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah,
    yuk!” ajaknya.

    Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di
    karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain
    ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai
    rak majalah di bawahnya.

    “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis
    keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau
    badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja
    dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau
    minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang
    sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

    Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya
    aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah
    meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai
    dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa
    jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan
    sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan
    otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang
    itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu,
    ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar
    tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain
    handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau
    dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya
    untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi,
    karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya
    menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada
    saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

    “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang
    aneh-aneh.”
    “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan
    badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke
    salah satu model cowok di majalah tersebut.
    Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak
    heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus
    dibanding kegantenganku.
    “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
    “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
    “Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
    “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet
    liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan,
    kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum
    mesum.
    “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama
    yang gituan.”
    “Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih
    enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat
    kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

    “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu,
    buktiin dong.”
    Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat
    grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
    “Iya sih katanya, tapi khan…”
    Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
    “James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng
    banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya
    sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa
    menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang
    aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu,
    dia benar-benar ahli.

    Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku
    dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya,
    kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia
    mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai
    ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok.
    Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti.
    “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung
    saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul
    menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu
    mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena
    aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia
    sempat terdiam sejenak.

    Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”,
    pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah
    bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju
    mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia
    menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat
    dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan
    tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang
    liang kewanitaannya yang mulai basah.

    Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar
    sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati
    lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung
    saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah
    klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku
    merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah
    panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat
    cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat
    merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

    “James, maen beneran yuk?” ajaknya.
    “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
    Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main,
    langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan
    celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan
    kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai
    kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu.
    Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih
    keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.”
    Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang
    kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku
    menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan
    badanku ke depan dan ke belakang.

    Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
    “Tuh enak kan”, kataku.
    “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong
    James.”
    Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah..
    ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
    Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
    “Sama”, balasku.
    “Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”,
    bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan
    seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang
    kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu.
    Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan
    darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih
    perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

    Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang
    kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter
    3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah
    mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku
    berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di
    kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian
    batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya
    aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku
    dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia
    hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak
    sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

    Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang
    tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata
    sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi
    bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku
    disuruhnya menginap, karena malammya kita mau
    mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan
    saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam
    ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu
    rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

    Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita
    tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah
    sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan
    senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami
    mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya
    lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju.
    Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita.
    Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih
    asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita
    lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian
    kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata.
    Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang
    kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah
    enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang
    senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau
    keluar.

    “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan
    spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura
    belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia
    langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan
    batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ”
    desahnya, “Gini lebih enak James..”

    Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang
    begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai
    spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti
    sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya
    tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas
    badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku
    terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga
    terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi
    di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian
    karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas
    mengambilnya karena sudah capek.

    Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama,
    sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu
    kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya
    berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang
    menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma
    rahasia kita berdua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi

    Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi


    732 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi, Suatu hari saat di Bandung, aku menyempatkan diri untuk fitness, menjaga kondisi tubuhku, Aku kerja di Jakarta, di sebuah event organizer ternama. Hampir setiap dua hari sekali sehabis pulang kerja aku fitness di sebuah hotel, dengan peralatan fitness yang lengkap.

    Maklum, pekerjaanku membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung halaman, aku tidak pernah melewatkan olahragaku yang satu ***** O ya, aku Aryo, biasa dipanggil Ary. Usiaku 30 tahun, dan belum menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.

    Sebenarnya tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat wanita-wanita sexy berpakaian ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku terbentuk, hingga membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku ngeceng wanita berpakaian sexy tidak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum air.. he he hee.

    Ok, akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aku membiasakan tidak langsung pulang ke rumahku. Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.

    Hari itu masih sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aku cek in dan beristirahat sebentar, kumanfaatkan fasilitas fitness gratisku. Aku mulai mengganti bajuku dengan celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.

    Ketika aku memasuki ruang fitness, aku melihat sekeliling, masih agak kosong. Hanya ada beberapa pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil berjalan menuju sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan beralih ke beberapa alat lainnya.

    Sepuluh menit menjelang pukul lima sore, satu, dua wanita masuk. Ok, this isn’t my unlucky day after all. Aku makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa wanita lainnya, yang tentunya berpakain senam, warna-warni, ada yang memakai celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants dan atasan model sport bra, menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa di antara mereka ada yang duduk, ada yang ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat. Oh, mungkin mereka mau ber-aerobic, pikirku.

    Betul saja ketika seorang wanita berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape compo, dan terdengarlah suara musik house dengan tempo cepat. Masing-masing mereka menyusun barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi gerakan mereka ikuti. Masih pemanasan.

    Tiba-tiba seorang wanita masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira, rambut panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat warna krem dengan model tank top dan g-string di pantatnya.

    Bongkahan pantatnya tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sehingga menyerupai warna kulit tangannya yang kuning langsat hingga kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu. Woow, sangat seksi. Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yang menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dengan alat yang kupakai.

    Tonjolan putingnya terlihat jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yang kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu akhirnya mencari barisan yang masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaku berdegup kencang pada saat dia melirik walaupun hanya sedetik.

    Gerakan demi gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan hingga gerakan cepat melompat-lompat sehingga bongkahan payudaranya bergerak turun naik. Batangku mulai membengkak seiring dengan lincahnya gerakan si dia. Mataku terus tertuju pada si dia.

    Posisiku kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa beruntungnya diriku. Hingga akhirnya dia melakukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi bajunya, tercetak jelas di punggung dan dadanya, sehingga tonjolan puting itu terlihat jelas sekali, ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.

    Hingga akhirnya aku dibuat malu. Ketika aku memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat pantulan kaca cermin yang berada di depannya ketika aku mengalihkan pandangang ke kaca. Dia tersenyum kepadaku lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia memandangku sebelum aku sadar dipandangi. Aku langsung memalingkan muka dan beranjak dari alat yang kupakai.

    Aku segera berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua atau tiga balikan kucoba berganti gaya hingga akhirnya balikan ke empat gaya punggung, kepalaku menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air.

    Sama-sama kami berbalik dan setelah berbalik ku sadar yang ku tabrak adalah pantatnya si dia yang telah berganti pakaian renang, potongan high cut di pinggul dengan warna floral biru yang seksi. Kini tonjolan putingnya tersembunyi dibalik cup baju renangnya, membuatku sedikit kecewa.

    “Eh, maaf Mbak, nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataku meminta maaf.
    “Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.
    Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.

    “Kenalan dong, aku Aryo, biasa dipanggil Ary”, kataku sambil menyodorkan tangan.
    Dijabatnya tanganku sambil berkata”Linda, lengkapnya Melinda”, jawabnya.
    Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.

    “Baru disini Mas?”, Linda mulai lagi membuka pembicaraan.
    “Iya, tapi jangan panggil Mas, Ary aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes***** Aku kerja di Jakarta. Kamu Lin?”, ku balik bertanya.
    “Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, duahari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.

    Pembicaraan kami berkembang dari hal kerjaan mengarah ke hal-hal yang lebih pribadi. Linda baru putus dengan pacarnya, kira-kira dua minggu yang lalu. Keluarga pacarnya tidak setuju dengan Linda dan pacarnya dijodohkan dengan orang lain pilihan keluarganya. Agak sedih Linda bercerita hingga..

    “Lin, balapan yuk ke seberang, gaya bebas”, ajakku.
    “Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.
    Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Linda sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..

    “Ari, kamu curang, kamu curang”, rengeknya sambil memukul-mukul tanganku.

    Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Linda. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan. Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.

    Kami saling pandang, kemudian Linda memelukku kembali. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan dengan balas memeluknya. Udara Bandung yang dingin pada sore yang beranjak malam tersebut, menambah kuatnya pelukan kami.

    Batangku yang sedari tadi mengeras menyentuh perut bagian bawahnya Linda, atau tepatnya diatas kemaluan Linda sedikit. Pantat Linda bergerak mendorong, hingga batangku geli terjepit antara perut Linda dan perutku. Berulang-ulang Linda melakukan itu, sehingga darahku berdesir.

    “Emhh.”., Linda bergumam.
    Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.

    “Lin, mending kita sauna hotel yuk!”, ajakku menetralkan suasana.
    Linda terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.
    “Oke!”, jawabnya singkat.

    Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna hotel yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Linda saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Linda selanjutnya.

    “Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna hotel.
    Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami berdua lewat jendela kecil pintu sauna hotel.
    “Lin.”., belum sempat aku bicara, Linda menciumku di bibir.

    Bibir kami saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Linda di mulutku, menunjukkan dia sangat berpengalaman. Tangan Linda memegang dadaku, kemudian mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari tadi. Linda meremas batangku yang masih terbungkus celana renang, sementara kuremas dua gunung montok. Betapa kenyal dan kencang sekali payudaranya.

    Temperatur ruang sauna hotel menambah panasnya hawa disana. Kubalik Linda membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Ary.. ahh”, Linda melenguh. Ku susupkan tanganku ke payudaranya, dari celah baju renangnya. Ku pilih putingnya, dan membuat Linda sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya ruangan sauna hotel kedap suara.

    “Ary, aku butuh kamu Ry, .. malam ini saja.. ahh.”., Linda berbisik di telingaku, sambil masih kumainkan putingnya.
    “Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
    Punggung Linda menjauhi badanku dan berbalik.
    “Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
    “Bukannya kamu.”.
    “Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.
    Akhirnya kujelaskan alasanku.
    Satu-satu kami keluar dari ruang sauna hotel. Linda bergegas ke ruang ganti. Begitupun diriku. Setelah siap, Linda menenteng tasnya dan kami pun berjalan bersamaan. Kami berjalan sambil memeluk pinggang masing-masing, layaknya sepasang kekasih yang sudah lama pacaran. Stelah mengambil key card dari recepsionist, kami naik ke kamarku di 304.

    Setelah masuk, pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Untung ku pilih tempat tidur sharing. Linda masih memakai baju seragam banknya, lengkap dengan blazer, sepatu hak tinggi dan stocking hitam menggoda. Seksi sekali!

    Linda di bawah sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan telinganya. Linda meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka blazernya. Dari blouse putih tipis yang masih menempel, terlihat jelas puting berwarna coklat menerawang.

    Hmm, sengaja tidak memakai bra pikirku. Kubuka kancingnya satu persatu. Kujilati dadanya. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil namaku berkali-kali. Sesekali kugigit putingnya.

    Roknya kusingkapkan, ternyata dibalik stocking hitamnya itu, Linda tidak memakai CD lagi. Ku jilat kemaluan Linda yang masih terhalang stocking. Noda basah di bibir vagina tercetak jelas di pantyhosenya. Linda semakin mecarau dan menggelinjang. Ku gigit sobek bagian yang menutupi vaginanya yang basah. Kujilati labia mayoranya. Perlahan kusapu bibir vagina merah merekah itu. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di sana.

    Linda mengejang hebat, tanda orgasme pertamanya.
    “Emhh Arryy.. ahh”, Linda sedikit berteriak tertahan.
    “Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
    “Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Linda merengek sambil cemberut.
    “Oke, tapi puaskan dulu aku Lin, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.

    Linda kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Vagina basah Linda terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.

    Linda kembali menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya, membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga sampai ke batang penisku yang tegak. Linda mengocoknya perlahan.

    Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Linda. Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Linda.

    “Ohh..!” aku pun tak luput meracau.
    Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong linda menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Linda.

    “Masukkin Ry, fuck me please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Linda berteriak seiring dengan masuknya batang penisku sedikit-demi sedikit lewat celah stocking yang kugigit tadi.
    “Bless.”..Pantat Linda bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.

    “Oh.. ooh.. ahh.. ahh.. God, .. fuck me harder.. Aaahh.. Ary.. yes”, begitulah kalinat tak beraturan meluncur dari mulut Linda, bersamaan dengan semakin capatnya gerakanku.
    Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Linda menjilati jari-jarinya sendiri.
    “Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Linda yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.

    Kemudian kami berganti posisi. Aku berbaring dan Linda berada di atasku. Linda mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam vagina basahnya. Linda terlebih dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir vaginanya. Aku makin kelojotan dengan perlakuan Linda. Centi demi centi penisku dilahap vagina Linda.

    “Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap vaginanya.

    Linda bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.

    “Errgh.. erghh.. ahh.”., Linda mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.

    Kini kutarik tubuh Linda sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Linda teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Linda berteriak meracau.

    “Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
    Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.

    5 menit dengan posisi seperti itu, Linda mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh.. Ary.. aaihh.”., tanda dia mencapai orgasme.

    Terlepas penisku dari vaginanya tatkala Linda ambruk di sisiku. Linda ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Linda. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu.

    Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Linda, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.

    “Please.. Ary.. not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya ketika mendapat perlakuanku.

    Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Linda, karena kulihat lubang anus Linda agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.

    “Lin, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
    “Apa.., mau apa Ry.. kamu ma.. AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Linda bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.

    Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Linda pasrah, dan meracau tak karuan.

    “Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. lin..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Linda seksi nan aduhai.
    “Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.

    10 menit aku memompa batang penisku di anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di ujung kepala penisku. Buru-buru kutarik keluar penisku, dan kubalik Linda menghadapku. Sambil kukocok, spermaku muncrat di muka Linda.

    Linda yang tidak siap menerima spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga spermaku membasahi rambut dan pipinya. Hingga akhirnya mulutnya terbuka, dan sisa semprotan spermaku masuk di mulutnya. Setelah spermaku habis, dia mengulum penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa oragasme panjangku.

    “God.. Thank you dear.. Linda.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Linda.
    “Curang lagi kamu Ry, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Linda cemberut menjawabnya.
    Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.

    Akhirnya Linda memutuskan untuk bermalam di kamarku. Kami masih melakukannya beberapa kali hingga subuh. Toh, hari itu akhir pekan dan Linda memang libur di hari Sabtu. Pertemuan pertama itulah pula yang membuat kami berpacaran selama 6 bulan hingga akhirnya kami putus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Birahi Muda Mudi

    Cerita Seks Birahi Muda Mudi


    830 views

    Perawanku – Cerita Seks Birahi Muda Mudi, Nama aku Herman, aku berusia 23 tahun dan saat ini aku kuliah dan bekerja, Cerita ini bermula pada saat aku jalan-jalan dgn kawan-kawan aku di suatu kawasan di Jakarta yg memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.

    Saat aku sedang melintas di jalan Sudirman aku melihat seorang perempuan dan aku menghentikan kendaraan aku lalu kita pun berkenalan.

    Perempuan tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dgn tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dgn ukuran bra sekitar 36 C akhirnya aku menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kita jalan pulang tanpa ada apa-apa.
    Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi aku via HP aku

    “Hallo, Herman ya?”
    “Siapa nih?”, tanya aku
    “Nia, masa lupa yg semalam kenalan..”
    “Oh, iya.. lagi dimana nih.”
    “Lagi di Blok M, kamuh ada acara nggak hari ini?”
    “Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab aku
    “Bisa jemput?”
    “Ya udah dimana?”
    “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00”
    “Ok”

    Singkat cerita langsung aku meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kita ngobrol sejenak lalu kita memutuskan untuk pergi.

    “Mau kemana nih?” tanya aku
    “Terserah kamuh aja..”
    “Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?”
    “Ok”, jawabnya dgn santai.
    “Ga takut?”, tanya aku
    “Takut apa?”
    “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dgn santainya menjawab,
    “Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku. Kemudian aku bertanya,
    “Bener nih?” Dia menjawab,
    “Siapa takut?”

    Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yg memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kita duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.
    “Bener nih nggak takut diperkosa?”
    Dia malah menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya sambil membusungkan dadanya yg montok itu.

    Aku tak tahu siapa yg memulai tiba-tiba bibir kita sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.

    Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.
    “Ahh.. esst.. terus yg..”, Nia udah mulai meracau tak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.
    Lidah aku terus menjalar di buah dadanya namun tak sampai pada pentilnya.
    Nia mendesah-desah, “Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep Man..”
    Namun aku tak memperdulikannya dan masih be……rmain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya buah dadanya ke mulutku.
    “Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man..”
    Akhirnya mulutku menghisap buah dada sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas buah dada sebelah kanannya.
    “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yg keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.

    Sambil kusedot buah dadanya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.
    Nia pun tak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah ‘kemaluanku’ yg sudah berdiri tegak itu dan Nia terpana.
    “Gila gede banget Man punya elo..”
    Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yg mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.
    “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menahan nikmat yg luar biasa.
    Akhirnya aku berinisiatif dan memutar badanku sehingga posisi kita menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kemaluannya Nia mendesah.
    “Ah.. enak Man esst.. terus Man..”
    Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

    “Ahh.. Man aku sampai Man..” sambil mulutnya terus mengelum kemaluanku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada kemaluanku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kemaluanku.
    “Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..”
    “Barengan ya..”
    Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kemaluanku dan akhirnya..
    “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali kemaluanku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sehingga kitapun keluar secara bersamaan. Agen BandarQ
    Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kemaluanku hingga bersih.
    “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..”, kata Nia
    “Emang suami kamuh kemana?”
    “Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue”
    “Lho kamuh dah punya anak?”
    “Udah umur setahun, Man”

    Kemudian Nia memeluk aku dgn eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memegang kemaluan aku yg masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Nia menaiki badan aku lal……u menjilati habis seluruh badan aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.
    “Ach..” desahku sejalan dgn jilatan di badanku.
    Kemudian Nia mengulum kemaluanku terlihat jelas dari atas bagaimana kemaluanku keluar masuk mulutnya yg mungil itu.
    “Ah. sst.. enak Sayg terus sedot Sayg achh..” desahanku semakin mengeras.
    Lalu kuputar badanku sehingga posisi 69 dgn Nia diatas badanku lalu aku menjilati kemaluan Nia dan kuisep klitoris Nia.
    “Ahh.. enak Man terus Sayg, aku Sayg kamuh achh..” desah Nia meninggi.

    Kemudian Nia memutar badannya kembali dan dia memegang ‘adikku’ yg sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kemaluan setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan-lahan masuklah kemaluan aku ke liang senggama Nia
    “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamuh yg” lirih Nia.
    “Punya kamuh juga sempit banget Yg, enak.. ah..” kataku.
    Perlahan-lahan aku tekan terus kemaluanku ke dalam kemaluannya yg sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kemaluan aku seperti disedot-sedot. Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Yg, ahh..” racaunya.
    Setelah itu badan dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik badannya tanpa melepas kemaluanku yg ada di dalam kemaluannya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia mengalami orgasme yg ketiga kali dalam waktu yg singkat ini.
    “Ahh.. Sayg aku keluar lagi Sayg ahh..” Desah Nia.
    “Kamuh lama banget sih Sayg” desah Nia sambil terus menggoygkan pinggulnya memutar.
    “Ahh terus Sayg sstt enak Sayg terus..” racaunya.
    “Iya aku juga enak Sayg terus Sayg ahh.. enak Sayg mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya.
    Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yg mendesak ingin keluar dari bagian kemaluanku.

    “Sayg, aku mau keluar Sayg”
    “Mau di dalam atau diluar Sayg?” kataku.
    “Bentar Sayg aku juga mau keluar lagi nih ahh..” desah Nia.
    “Di dalem aja Sayg biar aku tambah puas” desah Nia lagi.
    “Ahh.. sst.. Sayg aku keluar Sayg ahh..” racauku
    “Barengan Sayg aku juga sampai ah.. ahh.. oh..” desah Nia.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Sayg ahh.. sst.. ohh..” desahku.
    “Aahh” menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.
    “Emmhh..” saat itu juga si Nia mengalami orgasme….”Makasih ya Sayg” kata Nia sambil mencium bibirku mesra.

    Setelah itu kita langsung membersihkan diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi pun kita sempat ‘main’ lagi ketika kita saling membersihkan punya pasangan kita masing-masing tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tak tahan menahan gejolak yg ada maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dgn posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kemaluannya kedalam kemaluannya.

    “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayg ahh..” racaunya mulai menikmati permainan.
    Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dgn posisi seperti itu maka aku suruh memutar badannya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kemaluanku dan aku suruh Nia menungging dgn berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yg mengayun-ayun.

    “Ah.. Man aku mau keluar Man..” desahnya.
    “Man aah..”, terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi kemaluanku.
    Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kemaluanku dan Nia melanjutkannya dgn mengulum kemaluanku hingga akhirnya..
    “Ni aku mau keluar Sayg.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kemaluanku sehingga terlihat kemaluanku amblas semua ke mulutnya yg mungil itu.

    Dan ketika Nia menyedot kemaluanku maka.. “Ah.. Ni..” akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan semua spermaku tanpa ada yg tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kemaluanku dgn menjilati sisa-sisa seluruh sperma yg ada.
    Setelah itu kita saling membersihkan badan kita masing-masing dan kita kembali ke kamar dgn badan yg sama-sama telanjang bulat dan kita tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yg menutupi badan kita dan kita saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

    Tanpa terasa kita sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kita mengenakan baju kita masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kita masih sering melakukan hubungan intim.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Aku Diperkosa Mbak Lala

    Cerita Seks Aku Diperkosa Mbak Lala


    877 views

    Perawanku – Cerita Seks Aku Diperkosa Mbak Lala, Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan, Tenaga, pikiran, semuanya terkuras, Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan. Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend.

    Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘sini’, kadang di ‘sana’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”.

    Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana. Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya…di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka.

    Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak.

    Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

    Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD.

    Usia Mas Adit 40 tahun dan mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini. Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon

    Setelah makan siang, aku telepon mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.

    Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan…! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh…darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias.

    Rupanya mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun.

    Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

    Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh… betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

    “Ndrew, mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
    “Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
    “Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
    “Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”

    “MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
    “Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
    “Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
    “Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
    “Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.

    Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

    Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

    Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..

    Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH… “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan… Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String.

    Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

    Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan… tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.

    Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.

    Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk.

    HH… hangat rasanya.. sempit.. tapi licin… seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit.

    Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott… ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

    “Mmmhh… kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
    “Gantian dong..aku juga pengen..”

    Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.

    “Wah.. celaka..”, pikirku.

    “Ketahuan, nich…” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.

    “Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
    “KELUAR KAMU…!”

    Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser… malunya aku.

    Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..

    “Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
    “Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
    “Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
    “Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..

    “Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

    Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya.

    Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

    “SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.

    “Itilnya.. dong… Ndrew.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”

    Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

    “Mbak… mau keluar nih…” kataku.

    Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

    “Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.

    Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.

    Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.

    “Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.

    Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless… sshh…

    “Aduhh… Ndrew… tititmu keras banget yah…” rintihnya.
    “kok bisa kayak kayu sih…?”

    Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus.

    Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

    “MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…”

    Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan.

    Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan… Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.

    “Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.

    Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.

    “SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh… oohh…” rintihnya.
    “Masukin aja, yang… jangan siksa aku, pleeaassee…” rengeknya.

    Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bernafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar.

    Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

    Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

    Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr… ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.

    “Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
    “Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin ****** kamu… aku hampir sampaaii..” erangnya.

    Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat. Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..

    “NDREEWW… AKU KELUAARR… OOHH… SAYANG… MMHH… AAGGHH… UUFF…”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.

    Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..

    “Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
    “Keluarin sayang… ayo sayang, keluarin di dalem… aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi…” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.

    Seketika itu juga.. Jrruuoott… jrroott… srroott..

    “Mbaakk.. MBAAKK… OOGGHH… AKU MUNCRAT MBAAKK…” aku berteriak.

    “Hmm.. ayo sayang… keluarkan semua… habiskan semua… nikmati, sayang… ayo… oohh… hangat… hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh…” desah Mbak Lala manja menggairahkan.

    Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

    “Ndrew, makasih ya… kamu bisa melepaskan hasrat ngesex ku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
    “He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.

    “Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen ngesex dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”

    “Waahh.. kurang ajar juga kau ya…” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
    “Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”

    “Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh ngesex dan menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.

    “Kamu pengalaman ngesex pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak ngesex dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.

    “Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
    “Ini pertama kalinya aku ngesex sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak ngesex sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”

    “Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny ingin ngesex lg..” aku tersenyum.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Pegawai Yang Ganas

    Cerita Seks Pegawai Yang Ganas


    788 views

    Perawanku – Cerita Seks Pegawai Yang Ganas, Awal mula saya mengerti tentang seks yang mengenang sejak usia saya menginjak 17 tahun yang silam. Jadi sudah terpaut 9 tahun dari sekarang.

    Saat itu saya sudah menginjak di bangku SMA. Nah saat itu saya juga mengenal seorang laki-laki yang lumayan bersih tubuh nya , meskipun wajah nya kurang begitu ganteng sich…dan nama nya adalah Umar, dan saya sering memanggilnya Kak Um.

    Kak Um adalah salah satu pegawai dari bokap yang tinggal satu rumah dengan saya.
    Jadi di bagian belakang rumah ada kamar kosong yang tertinggal , nah itu kamar nya yang berada di belakang deket bagian dapur sih…dengan posisi rumah yang memanjang kebelakang.

    Dan sering nya nya bokap yang pergi ke luar kota terus, jadi Kak Um tinggal dengan saya sekaligus untuk memantau saya kalo terjadi apa2 dan untuk menjaga rumah.

    Saya dan Kak Um terpaut usia kisaran 10 tahun pada saat itu , dan sekarang usia nya sih masih terpaut 10 juga ,hehehe, …yang saat itu usianya Kak Um 27 tahun.

    Lah,,,,pada saat itu, sejarahnya terjadi pada jam pagi ya, jam2 hampir mau jam siangan lah. Sewaktu cabut dari sekolah pada jam pulang cepat ,kebetulan jam di sekolah ku ada acara ,jadi saya memutuskan untuk pulang saja ke rumah daripaada kelayapan di luar.

    Setibanya udah sampe rumah, saya menuju ke kamar mandi utnuk membilas bagian tubuh saya yang basah akibat keringat dan setelahnya mandi , saya bergegas untuk berganti pakain. Setelah itu saya membuka tas sekolah buat ngerjain tugas yang di berikan di sekolah tadi akibat pulang lebih awal tadi.

    Kebetulan yang keberadaan kamar syaa yang berada di lantai atas, saya kok tiba2 jadi tersa ketakutan gini ya ,

    padahal sudah lama saya tinggal di lantai atas tak mempunyai firasat buruk apa2, tapi kali ini kok sedikit merinding gak kayak biasanya. Jadi saya memutuskan untuk ngerjain di lantai bawah , diruang tengah tempat biasa nya ngumpul untuk nonton tivi.

    Oia, sya lupa dengan kondisi saya sekarang yang sedang memakai pakaian minim , dengan rok pendek aja danbaju tipis , biasa kalo di rumah seperti ini, dan saat itu kondisi rumah pada gak ada orang sama sekali kecuali KAk Um aja.

    Nyokap kebetulan ikut bokap ke luar kota sedangkan adek2 ku udah berada di rumah kakek , buat berlibur.

    Dan saya emang rencanan nyusul adek ke tempat Kakek setelah pulang dari sekolahan sebab memang besok hari minggu pada saat itu.sekalian ikut liburan ke tempat Kakek.

    Namun sebelumnya saya ngerjain tugas dari sekolahan, saya ngerjain tugas2 dulu setelah itu baru deh liburan . rencana tuh seperti itu dari awalnya , namun tiba2 ada Kak Um yang menyapa dan mengajak berbincang2,

    yah jadi gagal fokus buat ngerjain tugas dech ….???

    Eh hampir lupa , kenalin nama saya Berta . Salam kenal ya Guys….

    Kak Um : Berta sedang sibuk apaan nih..??

    Saya : iya , nih Kak Um ,gi ngerjain tugas aja nih saya. Lumayan banyak !!! UHh…!!

    Saya : saya ngerjain disini aja, lagian di lantai dasar adem , di lantai atas kok tadi rasa2 merinding kok KAk UM??

    Kak Um : masak sihhh..?? Takuut ya..??

    Saya : iya Kak Um , sedikit sih .tapi tersa aneh kok ?gak biasanya.

    Kak um : Ada hantu nya kali Berta..??

    Saya : husssh , ngawur aja kamu KAk Um !!!

    Lalu saya segera mengerjakan tugas , meskipun sedikit tidak fokus dengan apa yang akan saya kerjakan karena sayaa abis ini mau menyusul adek2 ke rumah Kakek, dan untuk ke sana nya saya meminta tolong juga kepada KAk Umar untuk nganterin saya ke rumah Kakek.

    Saya : Saya jadi takuut nih…!!

    Haduh saya kok jadi penakut gini ya kalo rumah sedang sepi kayak gini , untung aja masih ada KAk Um.

    Dan Kak UM saat ini sudah berada di samping saya untuk menemaniku buat ngerjain tugas yang akan saya buat. Lalu Kak Um ngajakin ngobrol lagi

    Kak Um : Berta , tangan kamu kok bisa alus gitu sih , berbulu lagi !

    Saya : Ah , biasa aja kok KAk UM ..Kak UM bisa2 aja deh..!!

    Dan saat itu tangan nya KAk UM meraba raba tanganku , jadi nya bulu yang ada di tanganku sedikit berdiri deh…gak tau napa bisa jadi gini ,apa barang kali aku merinding akibat ketakutan tadi ya ., pikir saya.

    Dan itu saya menepis tangan nya Kak Um , buat membelai belai tangan saya. Saat mula sayya sedikit risih sekali dengan adanya tangannya KAk Um memegang tanganku. Lalu KAk Um seperti nya berulah kembali .

    KAk Um : hmmm. ….harum sekali ya dirimu Berta, pasti pakai minyak banyak ya..??heheheh..

    Saya : uh,,,,udah deh godain nya KAk Um ..? saya mo ngerjain tugas dulu ya Kak Um.

    Namun secara tiba2 Kak Um , malah sepertinya mengendus- ngendus aroma tubuh Q yang saya semprot minyak wangi tadi.

    Namun saya seakaan-akan terasa pasrah banget deh, karena KAk Um memberanikan untuk mencumbuiku dengan lembut , so saya diem aja dan menikmati nya dulu ciuman yang lembut itu.

    Uuhhh….terasa di awang-awang ajaaa deh..dan saya gak tau mau apa lagi , karena saya baru merasakan ciuman yang mesra seperti ini , dan baru pertama kalinya saya merasakan ciuman seperti ini. Dan tiba2 Kak Um berkata,

    KAk Um : kamu baru pertama kalainya ya berta ciuman seperti ini . Seketika saya jadi maluu dengan tergutan dari KAk Um.

    Saya : iya KAk Um . Dan saat itu saya hanya pasrah dan bengong aja , gak tau mo ngapa2in lagi.

    KAk Um : Oke deh , kalo gitu kamu ngerjaion tugasmu sekolah dulu ya Berta.

    Lalu Kak Um menuju ke kamarnya untuk persiapan entar buat nganter saya ke rumah Kakek. Dan pada akhirnya saya sudah gagal fokus buat ngerjain tugas2 yang dari sekolahan tadi.

    Kak Um : lhooo kok udah di tutup bukunya , apa udah selesai tugas2 nya berta??

    Saya : heheh,,,lha KAk Um mau apa lagi ini sekarang???

    Saya sedikit taakut dan gemeteran jadinya,

    Kak Um : aku mau cium kamu Berta .

    Saya : haaah…Kak UM mau cium Berta lagi..???

    KAk UM : kalo iya kenapa Berta ??huuuu….hahahhha….berta masih anak2 ingusan..

    Sialaaan , !!! seakan-akan saya di remehin kayak anak kecil oleh Kak UM..!!

    Saya : Berta bukan anak2 tau ??? Berta udah dewasa tau KAk Um !!

    KAk Um : MAsa sihh..?? aku kok gau tau ya?? Lagian punya nya Berta, dadanya keliatan kecil tuuh..??

    Dan hal yang paling saya benci , kalo saya di katain masih anak2 ingusan !!

    Saya : huuuh …enak saja kamu bilang Kak Um , saya udah pake BH ko >>>> sedikit sebal !!

    KAk UM : masa..??mana buktinya kalo gitu /?? Kakak mo lihat juga kalo gitu ?? boleh..??

    Sepertinya Kak UM mau sengaja memancing saya untuk membuka BH, dan saya pun kena dengan omongannya KAK UM untuk buka pakaian saya dan terlihat BH yang saya kenakan.

    Saya : nih,, udah kan , udah liahat kan ??kalo Berta udah make BH kak UM..??

    Kemudian Kak Um mencoba mendekati saya lagi,

    Kak Um : Iyaaa, udah pake Bh ternyata ! namun alangkah baiknya kalo Berta gak usah make BH lagi .

    Kak Um : ntar biar tetek nya tambah gede lagi , biar kagak kayak anak2 lagi..>>>sambil merayuu.

    Dan saya pun bengong mendengar ucapan dari Kak UM, dan dia juga memegangi kedua pipi ku , dan segera saya di cumbunya kembali sambil meraba rambut yang saya ikat ke atas.

    Seketika jantungku berdebar kencang dan tak bisa saya berulah kembali untuk menolak ajkana nya, karena saat itu begitu bleng otak saya. Saat mencium saya , lidah Kak Um menjulur julur ke dalam mulut saya dan memainkan lidah nya dengan beradu dengan lidah saya.

    Dan tangan KAk UM segera beraksi pula dengan meredmas remas kedua payudara saya, padahal tetek saya sudah begitu kenceng nih…

    Dyuuuhh…Dyuuuhhh…!!!!

    Dan tak tersa BH yang saya kenakan sudah terlepas ternyata, DAMN.

    Saya : Kak UM , saya malu banget ih …

    Dengan seketika saya sedikit untuk menutupi tetek saya, lalu KAk Um , segera melepaskan genggaman tangan nya yang tadi berada di tetek saya. Dan Kak Um , menyamping beberapa jarak dari saya.

    KAk UM : kenapa kamu mesti malu Berta , santai aja , lagian gak ada orang selain kita kok Berta..??

    Segeralah saya di angkat di atas sofa yang kebetulan berdekatan dengan posisi duduk ku semula.

    KAk UM : Tetek kamu, bagus seklai kok Berta , jadi kamu jangan malu ya..?? setelah ini pasti bisa gede kok .OK ..!

    Seketika KAk UM , mulai beraksi kembali menyerbu payudara ku , dan saya merasa kegelian tapi saya tak bisa untuk melepasnya. Payudara saya di remas2 nya dengan tangan nya dengan lembutnya,

    dan kemudian mulutnya mencumbu q lagi daria mulut turun ke leher q sampai2 menuju ke arah tetek q.

    kemudian mulutnya mulai memilin putting q dengan mulut nyta dan di permainkannya dengan lihai dan cekatan ..

    UUHhhh……………. Mmmhhhhh…Hmmmmmmm…

    terasa nikmat kembali rasa yang tak bisa saya gambarkan. Kedua putting saya mulai di sedot2 secara bergantian, dan tangan nya mulai meremas-remas di bagian pantat saya.

    Lalu bagian vital saya mulai di jamah nya dan mulai di elus2 secara perlahan sampai titit saya mulai kedodoran dan mulai basah. Saya bener2 merasakan fantasi yang luar biasa dasyaat nya oleh perlakuan KAk UM.

    Lalu Kak Um segera melorotkan Rok yang saya kenakan dan CD ku juga terlepsas juga. Seketika saya ternyata suadh bugil beneran tanpa halangan apapun.

    Dan…Titit q mulai di elus2 kembali .

    KAk UM : Berta , aku tak lepas pakain bentar ya.

    Dan saya melihat tubuh Kak Um, saat dia mulai membuka baju dan celana nya. Dan pada akhirnya sama2 bugil bersama. Sya sedikit agak kaget, saat kontolnya mengarah di hadapan q.

    beberapa detik kemudian KAk Um kembali menyentuk TITIt q lagi .

    dan Kak UM mencoba untuk membuka selakangan q untuk melebarkan nya lagi. Lalu segera dengan cepat kepala nya KAk Um mengarah menuju ke bagian Titit q dan mulai menjilati dengan seksama dan telaten menyapu bulu2 yang berada di titit q.

    Saya : Uhhhh……Enaaaaakk KAk Umm…teruuusss…teruuss

    Saya : Geli bangett KAk Umm…

    Kak UM : iya , di tahan ya Berta, …

    saat itu , titit q sudah banjir oleh cairan yang saya keluarkan dan cairan itu terasa di sedot2 dan di telan sama Kak UM.

    Uhh….Aahhh…rasa nikmat sekali yang saya rasakan.

    Saya : Ahhhh…ohhhh……Uhhhhhhh……..

    Dan tanpa basa basi dan perkataan kepada q, kontol nya Kak Um langsung di tancapkan ke arah titit q.

    Saya : AAAHHhhh..UUUUhhhhhhhh……..mmmmmmmhhhh….!!

    Saya : sakit Kak Um…..!!! Arrggghhhhh…..

    Saya begitu kesakitan saat kontolnya sudah mau menerjang vital q, tapi di samping itu saya pun tersa ke enakan saat di sodok sodok dengan kontolnya yang begitu angeeett !!!!

    KAk Um : Enak kan Berta ??
    Setelah itu Kak Um segera bergoyang dengan pantat nya dan kami melakukan aktifitas dengann gaya dan posisi yang sama ,

    dengan saya duduk di atas sofa sambil mengankang dan kak Um sentengah berdiri menyesuaikan tinggi sofa dan dengan menyodokkan kontol nya ke dalam titit q.

    saya : Kak Um,,,enaaak ,, kak teruuusss…terusussss…

    Saya : Mhhhhhhhh….arghhhhh…uhh..yaaaaaaaaaaaa….

    Lalu segera Kak Um mempercepat gerakannya dan tibaa tiba kak Um segera mencabut kontolnya dari dalam titiq ku dan mengarahkan cairan pejuhnya ke bagian tubuh q.

    lalu saat itu saya begitu lemas sekali dengan aktifitas yang kami kerjakan tadi , dan yang saya rasakan saya begtitu puaas dengan hal yang di lakukan Kak Um kepada q.

    Kak Um : Gimana Berta , enak kan…???

    Lalu Kak Um sambil memandangi dan menatap ke arahku dan sambil membelai wajahku yang sendu.

    Saya : Hhmmm, kak Um. Jangan menatapku seperti itu donk ..??

    Kak Um : Hhmm , emang nya kenapa , paa gak boleh ?? kamu cantik ko Berta.

    Saya: Aahhh, Kak Um bisa aja deeehh..??

    Kak Um : bisa aja gimana Berta..?? kamu terlihat sangat menawan dan cantik sekali kok Berta tanpa busana, karena tubuh mu yang anggun .

    Kemudian Kak UM mencium saya kembali dengan rasa yang mesra seperti tadi.

    Kak Um : Berta , yuyk mandi yuk, abis itu kak Um anter ke rumah kakek.

    Saya : iya deh Kak Um . berta minta di gendong donk sampai kamar mandi /?? Kita mandi bareng yuk KAk Um.

    Nah kemudian setelah berada di kamar mandi , kami saling memandikan tubuh secara bergantian dan saling siram-siraman bermaian air.

    Dan setelah dari kamar mandi kami berpakain kemblai dan berbusana rapi , untuk di antarkan saya ke rumah kakek untuk menyusul adek2 dan berlibur disana .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Masa Kanak Kanak

    Cerita Seks Masa Kanak Kanak


    1434 views

    Perawanku – Cerita Seks Masa Kanak Kanak, Kami anak anak, waktu itu kalau nggak salah ingat aku masih kelas 6 SD kalau menghabiskan waktu bermain di sawah, dirumah kadang-kadang berenang di sungai. Cari ikan, cari buah-buahan ya apa saja. Kalau malam kami sering main di halaman rumahku yang luas. Kebetulan halaman rumahku seperti memiliki alun-alun kecil di samping rumah, jadi tempat itu dijadikan pusat bermain anak-anak di sekitar rumahku.

    Soal bermain-main rasanya tidak usaha dibahas panjang lebar. Ada satu permainan yang mengesankan dan sampai sekarang masih terus ku ingat , sehingga akhirnya aku tuturkan dalam cerita ini . Kami jika selepas magrib sering berkumpul, anak laki-laki dan perempuan. Umumnya usia kami sebaya antara kelas 5 dan kelas 6 SD.

    Pada usia segitu, kami belum merasa berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Jadi tidak ada rasa risi misalnya aku laki-laki bermain dengan anak perempuan. Hanya saja mainan khas anak perempuan, kami yang laki-laki tidak memainkannya. Namun ada mainan yang laki perempuan berbaur. Permainan itu adalah main umpet-umpetan atau bersembunyi. Aturan mainnya tidak usah aku jelaskan, karena nanti jadi nglantur. Kuanggap semua pembaca udah tau lah

    Permainan umpet-umpetan biasa kami mainkan selepas waktu magrib sampai sekitar jam 9. Kuingat benar waktu itu aku merupakan anak yang pandai bersembunyi sehingga aku jarang ditemukan. Ketika giliran aku bersembunyi aku segera berlari ke belakang rumah yang agak gelap. Kebetulan di situ ada lemari yang baru setengah jadi. Posisinya tidak terlalu rapat ke dinding. Diantara celah itulah aku bersembunyi. Rupanya Ida mengikutiku mencari persembunyian. Ketika aku menyelip diantara lemari dengan dinding dia memaksa ikut pula bersembunyi disitu. Celahnya tidak begitu besar, tetapi untuk dua anak sekecil kami masih bisa muat, tapi ya harus berdiri berhimpitan. Ida memaksa bersembunyi bersamaku, sehingga badan kami berhimpitan di sela-sela lemari itu. Dia membelakangiku sehingga aku seperti memeluk Ida dari belakang. Pantatnya yang agak tonggeng menekan bagian kemaluanku. Kami berusaha tidak menimbulkan suara sehingga berdiri mematung. Namun penisku yang tertekan pantat Ida rupanya memberi rangsangan. Tanpa aku sengaja, penisku jadi menegang.

    “Apaan sih ini keras-keras,” kata Ida merasa risi, karena penisku menekan pantatnya.

    “Jangan berisik nanti ketauan,” kataku.

    Ida akhirnya diam, dan aku merasakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhku.

    Mungkin karena naluri, aku memeluk Ida lebih rapat. Padahal pada waktu itu aku belum pernah merasakan nafsu kepada perempuan. Namun karena dorongan naluri saja mungkin maka aku memeluk Ida lebih rapat, agar kemaluanku lebih tertekan. Ida diam saja.

    Mungkin sekitar 5 menit sampai terdengar Udin berteriak menyerah baru kami keluar dari persembunyian. Berikutnya aku kembali sembunyi di tempat tadi. Ternyata Ida kembali mengikutiku. Posisinya sama lagi seperti tadi. Aku kembali memeluk Ida rapat-rapat, karena rasanya nikmat sekali penisku tertekan pantat Ida.

    Aku tidak ingat benar asal muasalnya, tetapi ketika tanganku memeluk, aku menyentuh dada Ida. Ada setumpuk daging empuk. Kemaluanku makin mengeras dan aku gesek-gesekkan. Ida rupanya risih karena tanganku menyentuh teteknya yang baru tumbuh dan penisku menekan-menekan pantatnya. Tanganku ditepisnya dari wilayah dada dan dia kelihatannya tidak suka aku pegang tetek kecilnya. Kuingat betul waktu itu Ida hanya mengenakan kaus oblong dan seperti singlet dilapisan dalamnya. Aku lalu mengingatkan Ida agar tidak berisik. Dia kemudian menurut dan diam, tapi tanganku berusaha disingkirkannya dari susu kecilnya. Tapi aku suka memegang susu kecilnya rasanya kok enak, empuk-empuk gitulah. Dia lalu aku ancam, kalau tanganku tidak boleh memegang dadanya dia akan kutinggal bersembunyi di tempat lain. Ida yang penakut akhirnya menahan agar aku tidak pergi. Dia akhirnya membiarkan tanganku meremas-remas teteknya. “Jangan keras-keras mas, sakit,” katanya.

    Aku meremasnya pelan=pelan sambil menikmati keempukan tetek kecilnya.

    Lama-lama aku bosan meremas dadanya dari luar. Aku ingin tahu bagaimana sesungguhnya bentuk teteknya. Aku berusaha memasukkan tanganku dari bawah. Belum kesampaian maksudku, Ida sudah mencegah. Aku kembali mengancam akan meninggalkannya. Dia yang penakut akhirnya menyerah dan membiarkan aku menjulurkan tanganku dari bawah kausnya.

    Ketika aku jamah masih terasa ada penghalang kaus singletnya. Aku lalu menyuruh Ida untuk mengeluarkan kaus singletnya. Ida menuruti dan aku segera menggapai buah dada kecil. Waktu itu kurasa lucu sekali, ada daging empuk nyembul sepasang dan ujungnya agak mengeras kecil. Ida diam saja kuremas-remas, dia hanya mengingatkanku agar jangan terlalu keras meremasnya.

    Kepala Ida kemudian malah disandarkan ke bahuku. Aku heran, dia bernafas seperti kecapaian habis lari-lari. Aku waktu itu sungguh tidak mengerti.

    Setelah puas, aku mengakhiri meremas-remas dada Ida. Kami pun lalu kembali berkumpul dengan anak-anak lainnya. Malamnya aku tidak bisa tidur, memikirkan perasaan nikmat meremas tetek si Ida. Timbul di pikiranku untuk lain waktu melihat bentuknya.

    Kesempatan itu akhirnya datang ketika suatu hari aku bersama Ida mencari kayu bakar di hutan. Hutan kecil letaknya agak jauh di belakang rumahku. Kami jalan berdua melintasi sawah yang habis dipanen. Di hutan , yang sebetulnya bukan hutan lebat, kami mengumpulkan ranting-ranting kering. Setelah cukup banyak dan diikat agar mudah membawanya kami pun istirahat. Di situ kebetulan ada pohon seri. Kami mengambil buah-buah seri yang sudah merah dan segera melahapnya. Lumayan juga untuk mengatasi haus. Di bawah pohon seri itu cukup bersih karena tidak ada rumput. Tanahnya seingatku ditutupi oleh guguran daun kering, sehingga kami bisa istirahat duduk di bawah kerindangannya.

    Aku teringat oleh keinginanku melihat dada Ida. Keinginan itu aku sampaikan ke Ida, tanpa basa-basi. Maklumlah anak-anak tidak mengerti soal merayu dan basa basi. Ida serta merta menolak keinginanku sambil menutup kedua tangannya ke dadanya. Ah sialan pikirku, bertingkah amat si Ida. Aku lalu mengeluarkan jurus ancaman. Kalau dia tidak mau memperlihatkan teteknya maka aku tidak mau menemaninya lagi mencari kayu bakar. Kayu bakar memang hanya ada dihutan ini. Kami warga desa umumnya memasak dengan kayu bakar, sehingga jika Ida tidak mencari kayu bakar dia akan dimarahi ibunya.

    “Ya udah, tapi jangan lama-lama ya aku malu, tau,” katanya yang kuingat waktu itu.

    Ida lalu kusuruh membuka atasannya.

    Dia membuka atasannya, tapi menutup dadanya dengan baju yang sudah terbuka. Aku tentu saja protes karena tidak bisa melihat. Dibukanya sebentar lalu ditutup lagi. Aku kurang puas dengan melihat sepintas lalu. Aku mau melihatnya sepuas-puasnya.. Kemaluan ku sudah mengeras dari tadi. Setiap aku mengingat dada Ida aku selalu begini.

    Ida akhirnya membiarkan aku melihat sepuasnya. Aku bahkan kemudian meraba dan menekan-nekan dada montok tapi masih kecil. Kulihat bentuknya lucu dengan ujung lancip berwarna agak gelap. Puting susunya kelihatannya masih sama besarnya dengan punyaku. “Pelan-pelan mas, sakit kalu diremas kuat-kuat.

    Aku meremas-remas sepuasku dan memperhatikan tetek kecil Ida dari depan. Tiba-tiba Ida memelukku dari depan. Aku tidak tahu kenapa dia jadi begitu. Aku protes karena jadi susah melihat dan memegang teteknya, tapi Ida malah makin erat memelukku. Penisku jadi tertekan perutnya, sehingga rasanya jadi makin keras aja.

    Ida kubaringkan dikakiku pada posisi bersila. Dia melemas dan mengikuti kemauanku. Mungkin karena tidak sengaja roknya terangkat agak tinggi. Aku lalu menyingkap roknya. Tapi tangan ida segera mencegah dan menurunkan kembali roknya.

    Aku waktu itu minta agar Ida memperbolehkan aku melihat sebentar saja. Mungkin karena dia sudah agak terangsang atau karena takut tidak aku temani cari kayu bakar akhirnya aku boleh menyingkap roknya.

    Ida mengenakan celana dalam dari katun yang agak longgar, sehingga sebagian kemaluannya terlihat dari samping. Ini membuatku penasaran untuk sekalian melihat kemaluannya. Tanpa bilang apa apa aku berusaha menguak bagian samping celananya untuk melihat bentuk kemaluan Ida. Ida terkejut dan tangaku dipegangnya. Aku bilang aku ingin liat sebentar saja. Agak lama akhirnya dia baru melepas tanganku. Aku menguak celana dalamnya . kelihatan belahan memeknya dengan benjolan kemaluan. Aku ingat waktu itu Ida belum memiliki jembut,ajdi masih pelontos. Diantara belahan itu seperti ada daging tumbuh menyembul. Aku makin penasaran sehingga ingin menguak belahan memeknya. Namun karena celah celana dalamnya tidak begitu besar jadi agak susah melihat celah memek Ida.

    Aku kemudian menurunkan celana dalamnya. Meski Ida berusaha menahannya, tetapi akhirnya aku berhasil melepas celana dalamnya.

    Setelah terlepas aku duduk diantara kedua pahanya yang dikangkangkan. Aku puas melihat belahan memek Ida yang warnanya memerah. Sembulan daging yang muncul diantara memek Ida tadi rupanya adalah bibir memeknya. Aku baru tau kalau memek perempuan itu adanya dibagian bawah. Tadinya aku kira berada di depan seperti kemaluan laki-laki. Bentuk memek perempuan lucu banget, belahannya terus menyambung sampai ke pantat. Aku lihat dengan melebarkan lipatan memeknya ada lubang kecil. Aku kira disitulah lubang kencing perempuan.

    Ida protes ketika memeknya aku sibak-sibak, sakit katanya.

    Setelah puas aku mengakhiri permainan itu dan kami kembali pulang menggendong kayu bakar. Ida menjadi patner tetapku mencari kayu bakar. Jika ada anak lain yang mau ikut kami larang. Sebabnya setiap kami mencari kayu bakar aku selalu membuka memek Ida. Rasanya kok menyenangkan melihat memeknya berkali-kali. Jadi setiap kali sudah melihat, rasanya seperti lupa jadi ingin lihat lagi keesokan harinya.

    Aku terbiasa melihat memek Ida, dan ida pun sudah tidak lagi mencegah jika aku ingin melihat memeknya. Kami sudah bebas. Satu kali Ida protes karena dia belum pernah melihat kemaluanku. Aku waktu itu benar-benar malu, untuk menunjukkan kemaluanku ke Ida. Ida kemudian mengancam tidak mau lagi membuka baju dan celananya kalau aku tidak memperlihatkan burungku.

    Aku akhirnya menyerah dan memelorotkan celanaku sebentar memperlihatkan burungku yang ngacung lalu buru-buru menutupnya lagi. Ida tentu saja protes. Akhirnya kami berdua sepakat untuk bersama sama membuka celana. Dengan hitungan 1,2,3 celana kami buka. Ida tertawa geli melihat burungku. Aku waktu itu sudah sunat, sehingga ada bentuk topi baja di ujung penisku. Mulanya aku tidak mau burungku dipegang Ida, Tapi karena dia bilang tidak adil. Akhirnya aku menyerah dan membiarkan dia memegang burungku. Burungku dipencet agak kuat. Aku kaget dan menarik tubuhku, karena sakit. Aku minta Ida memegangnya jangan ditekan kuat-kuat. Akhirnya Ida memegang agak lembut. Ada rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku.

    Kuajari Ida agar menggengam penisku dengan lembut. Dia menuruti dan aku merasa makin nikmat. Mungkin juga karena naluri aku menggenggam tangan Ida yang sedang menggenggam penisku dan melakukan gerakan mengocok. Padahal aku waktu kelas 6 SD belum tahu soal onani. Rasanya nikmat sekali dikocok tangan Ida. Dia kuminta melakukan terus sementara aku berusaha memegang teteknya lalu memeknya. Tiba-tiba knikmatan luar biasa menjalar kelseluruh tubuhku. Aku merasakan denyut-denyut nikmat dan Ida kuminta menghentikan kocokan. Diujung penisku keluar cairan bening kental, tetapi mungkin cuma 2 tetes. Aku pada waktu itu belum mengalami mimpi basah.

    Kami kemudian sering melakukan adegan seperti itu ketika mencari kayu bakar. Aku bahkan sudah membuat tempat khusus untuk kencan kami, yaitu ditengah semak dan di situ kami gelar lembaran tikar bekas dan dibawahnya dilapisi daun-daun kering. Tempatnya agak jauh ke dalam hutan.

    Suatu kali aku teringat anjing melakukan hubungan kelamin, ketika kami sedang bercumbu. Tapi aku takut memasukkan penisku ke dalam lubang memek Ida, karena takut tidak bisa lepas seperti anjing yang sering aku lihat. Aku hanya ingin menempelkan ujung penisku ke lubang memek Ida . Ketika kucoba pertama kali rasanya lebih nikmat. Aku menggeser-geser penisku di memek Ida sampai aku puas.

    Percumbuan kami terus mengalami kemajuan, sampai akhirnya aku mencoba menutup lubang memek Ida dengan kepala penisku. Berkali-kali kepala penisku meleset, seperti tidak bisa ditempatkan di memeknya. Aku pun berkali-kali berusaha , sampai akhirnya dengan menguak belahan memek Ida kepala penisku bisa menutup lubang memek Ida. Aku tekan-tekan, rasanya nikmat sekali, semakin aku tekan rasanya semakin nikmat. Sementara itu Ida protes karena dia katanya merasa sakit dan perih. Tapi aku yang dikuasai nafsu tidak perduli, sampai aku mencapai kepuasan.

    Acara mengocok penisku dengan tangan sekarang sudah lagi tidak dilakukan. Aku selalu berusaha menutup kepala penisku ke belahan memek Ida. Aku mendapat akal agar mudah menutup kepala penisku di lubangnya memek ida maka kepala penisku kulumuri ludah. Dengan begitu rasanya lebih mudah bagiku menempatkan kepala penisku sehingga tidak kepeleset kemana-mana. Aku merasa sangat nikmat dan mungkin karena rasa nikmat itu aku menekan penisku makin keras. Aku tidak ingat akan anjing yang kelaminnya tidak bisa lepas sehabis kawin. Rasa nikmat itu membuatku menekan keras dan memaju mundurkan. Rasanya waktu itu aku bisa maju mundur sedikit-sedikit di memek Ida sampai aku mencapai kepuasan.

    Sudah berapa kali aku dan Ida melakukan posisi seperti itu sampai akhirnya Ida tidak terlalu merasa sakit lagi. Anehnya Penisku bisa lebih mudah menancap di memek ida meski hanya kepalanya saja. Memek Ida jika aku tekan-tekan lama-lama seperti mengeluarkan lendir sehingga jadi licin.

    Itulah sebabnya suatu kali aku tidak sengaja menekan terlalu keras ketika melakukan maju mundur sehingga penisku kejeblos ke dalam memek Ida. Ida menjerit dan dia menangis kesakitan. Aku pun terkejut, karena merasa penisku tenggelam di memek Ida. Tapi kok rasanya lebih nikmat. Tiba-tiba aku ingat soal anjing yang penisnya lengket. Buru-buru aku cabut. Ternyata bisa. Kulihat penisku berdarah, meski tidak banyak. Kuperhatikan memek Ida tidak ada darah meleleh. Aku lalu berpikir mungkin penisku lecet sehingga berdarah. Aku menyekanya dengan lap handuk yang selalu aku bawa untuk menyeka keringat. Kecermati penisku tidak terluka dan tidak ada rasa sakit. Sementara Ida mengeluh bahwa memeknya terasa perih.

    Aku menduga mungkin memek Ida yang lecet karena aku terlalu dalam tadi membenamkan penisku. Dia mengambil sapu tangan handuknya dan melap celah memeknya. Terlihat disitu ada sedikit warna merah muda.

    Aku kali itu mengakhiri permainan sebelum aku mencapai kepuasan. Aku terpaksa membopong kayu bakar Ida, karena katanya dia agak sakit kalau berjalan. Jalannya pada awalnya agak aneh, tetapi lama-kelamaan jadi normal.

    Lebih dari seminggu aku tidak mengulangi adegan menancapkan penisku, meskipun aku punya keinginan kuat. Ida beralasan memeknya perih.

    Mungkin 10 hari kemudian akhirnya Ida mau kembali melakukan adegan itu. Penisku agak mudah dimasukkan ke memek Ida, meski Ida mengernyit masih agak sakit katanya. Tapi aku merasa kenikmatan luar biasa ketika penisku terasa dicengkam oleh memek Ida. Aku melakukan gerakan maju mundur berkali-kali sampai akhirnya puas. Penisku sampai melemah di dalam memek Ida.

    Setelah sekitar 5 kali permainan pada hari-hari berikutnya akhirnya aku lebih mudah memasukkan penisku ke memek Ida. Ternyata penisku lebih nikmat jika dijepit memek Ida daripada hanya digenggam-gengam.

    Aku jadi terbiasa melakukan persetubuhan dengan Ida dan akhirnya menjadi kecanduan. Ida pun tampaknya sudah mulai menikmati persetubuhan karena pantatnya bergoyang-goyang ketika aku tusuk dengan penisku. Kami biasanya melakukan sampai 2 ronde di dalam hutan. Bahkan malam-malam kami melakukan lagi di bale-bale belakang rumah yang gelap.

    Kami merahasiakan hubungan kami itu, meskipun aku rasanya ingin menceritakan pengalamanku yang mengasyikkan kepada teman-temanku. Tapi aku takut ketahuan, karena teman-temanku bisa saja tidak menjaga rahasia itu.

    Sekitar setahun kemudian keluarga Ida pindah ke kota, sehingga aku kehilangan patner. Tetapi aku bisa membujuk teman cewekku yang lain untuk melakukan hubungan itu. Rita yang badannya lebih besar dari Ida berhasil aku setubuhi. Dia mulanya merasa sakit, tapi lama kelamaan dia juga bisa menikmati seperti halnya Ida.

    Dari pelajaran biologi aku mengetahui kemudian bahwa jika sperma masuk ke dalam memek perempuan bisa menyebabkan kahamilan, aku kemudian membatasi tidak melepas spermaku, ketika suatu kali aku mulai memiliki sperma.

    Ada sekitar 3 cewek yang sudah kusetubuhi di kampungku sampai aku akhirnya meneruskan sekolah di kota meneruskan SMA.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Perselingkuhan Dengan Mantan

    Cerita Seks Perselingkuhan Dengan Mantan


    673 views

    Perawanku – Cerita Seks Perselingkuhan Dengan Mantan, Kali ini aku menjalin hubungan dengan Naya gadis cantik dari kota yang sama denganku, Sedangkan Sofi, pacarku sebelum Naya masih saja sering menghubungi aku, walau sering juga aku tidak mengangkatnya.

    Karena aku benar-benar kecewa dengan sikapnya padaku, hampir satu tahun aku menjalin hubungan dengannya dan akupun sudah serius dengan hubungan ini, tapi dengan mudahnya Sofi si mantan memutuskan aku.

    Awalnya aku tidak mengetahui alasannya. Namaku Deni usiaku 27 tahun dan sudah bekerja di perusahaan swasta, selama satu tahun aku menjalin hubungan dengan Sofi gadis yang beda kota denganku, meskipun begitu aku sering menemuinya jika ada waktu.

    Bahkan terkadang setiap weekend aku pergi ke rumahnya, dan bukan hanya itu saja sudah banyak waktu yang aku korbankan untuknya.

    Begitupun hal seperti hubungan dewasa yang sudah sering kami lakukan. Tapi karena Sofi si mantan yang berubah sikapnya bahkan dia rela memutuskan aku karena dia memutuskan akan menikah. Dengan orang yang telah di pilih orang tuanya.

    Tapi belum juga terjadi pernikahan , rencana itu gagal karena ternyata calon suami Sofi bukan seorang pengusaha sukses tapi seorang penipu.

    Hari ini aku menunggu Naya di depan kantornya, karena dia bekerja di perusahaan yang berbeda denganku. Di cafe itu aku dapat melihat kalau Naya keluar dari kantornya. Dari balik kaca aku melihatnya setelah setengah jam aku menunggu, kulihat Naya bergegas masuk kedalam cafe tersebut. Dia tersenyum padaku dan berkata

    ” Lama nunggunya …maaf ya…” Kata Naya padaku.

    Akupun menjawab ” Kok telat katanya pulang agak siangan ..” Dia memegang tanganku dan berkata

    ” Tadi ada rapat kilat sayang…” Kamipun langsung menyantap makanan yang kami pesan, begitu manis dan baik Naya ini.

    Walau belum genap 2 bulan hubunganku, tapi aku tahu kalau dia gadis baik-baik. Karena selama berhubungan denganku saja dia tidak pernah mau di ajak melakukan.

    Paling kami hanya berciuman mesra. Walaupun seorang laki-laki yang pernah melakukan hal itu tapi aku dapat menahannya selama ini, mungkin karena aku tidak lagi mengukur hubungan serius dari cara seseorang pernah melakukan hubungan dewasa. Tapi belum lagi menginjak 3 bulan hubunganku, akhirnya ada sesuatu yang tidak aku duga sebelumnya.

    Aku menyelingkuhi Naya, gadis cantik yang selama ini setia dan begitu perhatiannya padaku. Apa mungkin karena dengannya aku tidak pernah melakukan hubungan dewasa, hingga aku dengan gampangnya melakukan perselingkuhan itu.

    Cerita itu bermula ketika minggu lalu, aku mendapat telpon dari Sofi si mantan, sebenarnya aku sudah tidak pernah mengangkatnya tapi hari itu.

    Aku mengangkat telpon dari Sofi si mantan, dan dia ingin bertemu denganku karena dia ada di kota ini. Dengan mengendarai mobilku, sepulang dari rumah Naya aku bilang kalau aku ada keperluan, dan tidak lama di rumahnya.

    Dengan senyum yang biasa menghiasi wajahnya Naya mengantarku sampai di depan rumahnya. Padahal waktu itu aku terus ke tempat janjian dengan Sofi, mantanku.

    Seperti yang sudah di tentukan kami bertemu di sebuah cafe, ketika aku sampai aku sudah dapat melihat Sofi si mantan duduk sendirian di cafe itu. Langsung saja aku mengahmpiri dan berkata

    ” Sudah lama nunggunya… ” Diapun menjawab singkat
    ” Baru saja… ” Katanya sambil menunduk, mungkin dia tidak berani memandang wajahku.

    Di sana aku melihat wajah Sofi si mantan yang semakin kurus saja.

    Mungkin karena rasa simpatiku itu, aku menurut saja ketika dia bilang dia mau ke rumahku. Sebenarnya aku sudah mempunyai sebuah rumah minimalis yang aku hasilkan sendiri dari hasil pekerjaanku.

    Dan Sofi si mantan memang sudah mengetahui hal itu, kamipun sampai di rumahku. Di sana aku langsung masuk dalam kamar untuk berganti baju, sedangkan Sofi masih berada di ruang tamu.

    Di saat aku keluar terlihat Sofi si mantan melihat ke arahku.

    ” Maaf..Deni..aku telah membuatmu kecewa..” Katanya dengan muka sedihnya
    ” Sudahlah Sof..aku benar-benar melupakan hal itu kok…” Tapi dengan tiba-tiba Sofi si mantan memeluk tubuhku, dengan eratnya dia dekap tubuhku.

    Saat itu juga aku membalas pelukannya dan tangankupun membelai rambutnya seperti kami masih pacaran dulu.

    Dengan muka sedihnya Sofi menengadah dan menatapku deangan tatapan yang sulit aku gambarkan. Namun yang pasti saat itu kami langsung berciuman, kami saling melumat bibir kami masing-masing. Malah lidah Sofi si mantan menjulur bermain di dalam mulutku.

    Dengan begitu lihainya karena sudah biasa aku dengannya melakukan hal ini, Sofi membuka bajuku tapi masih dengan bibir di kulum.

    Saat itulah aku sudah tidak lagi memakai baju. Dengan pelan tapi pasti Sofi si mantan merosot di depanku, hingga dia berada pas di depan penisku yang masih lemas. Dan dengan lahapnya dia masukkan penisku kedalam mulutnya, dia kulum dan di lumatnya penisku.

    Bahkan ketika penis itu sudah menggeliat membesar dan semakin tegang, Sofi langsung bermain dengan tangannya.

    Dengan lembut dia kocok penisku dengan menggunakan tangannya, sesekali dia kulum lagi dan dia hisap sampai mulutnya menyedot keras penis itu hingga aku mendesah panjang

    ”ouuggghhhh… ooouugghh… ooouugghhh… aaaagghh…aaagghh… E..nak…Sof..terus…Sof….ooouuuggghh… ” Mataku sudah terpejam menikmati permainan mulut Sofi, bahkan aku tidak dapat menahan keseimbangan kakiku.

    Di saat itulah aku terjatuh dan duduk di kursi panjang ruang tamu itu. Sofi si mantan membuka bajunya sambil terus menatapku dengan penuh nafsu. Ketika bajunya sudah terbuka kembali dia melumat penisku dalam mulutnya

    ” Su..dah …Sof…aku sudah..tidak..ta..han..lagi..ooouugghh…aaagghhh….aaagghh…. ” Aku tarik tubuh bugil Sofi hingga dia menindihku.

    Karena sudah biasa kami melakukan hubungan dewasa selama ini, diapun dengan lihainya menggoyang tubuhku dari atas . Bagai penunggang kuda Sofi menghentak-hentakan penisnya padaku.

    ” Oouugghh…aaggh..aaghhh…aaaggghhh…aaagghh…aaagghh..ya..ya..ya…” Begitu terus Sofi mendesah, bahkan sesekali dia memutar pantatnya di atas penisku.

    Di saat seperti itu aku sudah tidak dapat menahannya.

    ” Aaaauuugghhh…..oouugghh…aaagghh…aku..nggak..ku..at..Sof…oouugghh… ” Kemudian aku balik tubuh Sofi yang berada di atasku.

    Dengan sekuat tenaga aku tancapkan penisku dan menggoyangnya dengan penuh semangat

    ” Aaaauuuwww…Mas…Sof…am..su..dah…aaaagghhh… ” Dia merengkuh tubuhku dengan eratnya.

    Akupun mencapai klimaks seperti yang baru saja Sofi si mantan alami, dengan menekan penisku lebih dalam dan Aaaaagghhhh semua tumpah dalam vagina Sofi. Diapun memejamkan mata sambil terus mendekap tubuhku. Kemudian aku terkulai dan lunglai di sampingnya.

    Dengan penuh mesra Sofi memeluk tubuhku, malam itu dia menginap di rumahku, bahkan kami sering melakukannya.

    Walau hal itu tak bisa aku hindari, tapi sungguh aku takut kalau sampai Naya mengetahui perbuatanku. Dan hingga saat ini dia belum mengetahuinya, karena aku simpan rapat tentang hal ini.

    Tapi aku tahu kalau Sofi mengetahui hiubunganku dengan Naya, karena itu selama ini dia tidak pernah menuntut apapun dariku. Walau sekarang dia yang lebih sering ke sini untuk menemuiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua

    Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua


    1182 views

    Perawanku – Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua, Namaku Irma tapi biasa dipanggil I’in oleh orang di rumah, Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 dan Dita 3 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan tetekku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu,  seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau “tamu” wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya.

     

    Salah satu tempat yang sangat berkesan olehku adalah saat kami berdua melakukannya di rumah orang tuaku. Itu semua berawal dari keberangkatan kedua orang tuaku kekota Bpp karena ada keluarga yang akan menikah, rencananya mereka akan menginap satu malam di sana. Atas permintaan Tita, aku dan kedua anakku diminta bermalam karena dia takut kalau harus sendirian. Selain itu atas izin ayah kami, Hasan diminta Tita untuk bermalam dan keberadaanku di sana bertindak untuk menjaga kalau sampai mereka kelepasan.

    Ternyata Hasan memiliki kejutan yang dia persiapkan begitu mendengar kalau aku juga akan ikut bermalam di sana. Malam itu sekitar jam 20:10, kami baru saja selesai makan malam. Setelah menyikat gigi, aku menidurkan kedua anakku di kamar yang dulu kutempati. Setelah 10 menit aku yakin kalau kedua anakku telah tertidur pulas, aku mematikan lampu dan keluar pelan-pelan dari kamar itu. Saat sampai di depan TV aku mencari Tita, tapi dia tidak ada di sana sementara Hasan sedang asyik di sofa sambil tidur-tiduran di sana. Lalu aku mencarinya di dapur, kuketuk pintu WC, di sana tidak ada juga. Akhirnya aku kembali ke ruang tengah.

    “Geser dikit San. . Kamu lihat Tita nggak. . ?” tanyaku padanya.

    “Sudah tidur Kak. .” jawab Hasan sambil duduk.

    “Tumben sudah pulas jam segini. . Biasanya juga jam 10? komentarku.

    Hasan tersenyum mendengar perkataanku, lalu dia merapatkan posisi duduknya ke tubuhku. Sementara matanya menatap tajam ke arahku dari atas sampai ke bawah. Walau tahu sedang dipelototi aku pura-pura cuek sambil menonton TV.

    Malam itu aku mengenakan T-shirt tipis tanpa lengan yang lebih mirip singlet warna putih dengan dalaman BH warna hitam. T-shirt itu agak longgar, tapi tidak dapat menyembunyikan bentuk lekukan yang menonjol di dadaku. Tipisnya kain T-shirt dan BH yang kupakai membuat bentuk puting tetekku secara samar bisa terlihat. Dengan belahan dada T-shirt yang rendah membuat kedua tetekku akan terlihat dengan jelas jika sedang membungkuk sedikit saja.

    Bawahanku adalah celana ketat selutut yang juga warna putih. Celana ketat itu memamerkan keindahan garis tubuhku pada bagian bawah. Lekukan pinggul dan pantatku yang sekal tercetak secara nyata di celana yang kukenakan saat itu. Sebenarnya aku memakai semua itu untuk menyenangkan Hasan, tapi aku tak mau mengatakannya karena aku sengaja ingin membuatnya menjadi panas dingin. Selain itu aku tak ada rencana untuk bercinta dengannya karena kondisi yang kurang mendukung, apa mau dikata rencana tinggal rencana.

    “Kakak seksi banget malam ini. . Aku jadi terangsang nih” bisik Hasan di telingaku sebelah kiri.

    “Jangan San. . ini di rumah ayah. .” aku menolak sambil mendorong dadanya dengan kedua tanganku.

    “Nggak apa Kak. . Toh mereka juga nggak bakal tahu. .” kata Hasan sambil meremas tetekku.

    “Mmmh. . Tapi. . Ada. . Tita di kamar. . Kalo dia. . Akkh. . Bangun. . Gimana. . ?” ujarku sambil mencoba menahan kedua tangannya yang mencoba menelusup ke dalam T-shirt yang aku kenakan.

    “Tenang aja Kak. . Aku udah masukin obat tidur ke dalam teh yang dia minum tadi. . Kalo kakak nggak mau. . Aku tidur sama Tita aja dah. .”

    Mendengar perkataannya itu, aku kaget bukan kepalang. Selain masalah obat tidur, aku takut kalau Hasan akan benar-benar meniduri Tita malam ini. Selang beberapa waktu aku tenggelam dalam pikiranku,  dan saat aku sadar ternyata tubuhku bagian atas tinggal tertutup oleh BH yang kaitannya telah

    terlepas.

    “Oke San. . Kakak mau. . Tapi jangan disini. .” pintaku pada Hasan.

    “Terserah kakak aja. .” kata Hasan sambil menghentikan kegiatannya.

    “Setengah jam lagi kamu masuk ke kamar. . Kakak mau siap-siap dulu. .”

    Hasan mengangguk, lalu mengangkat tubuhnya yang sedang menindihku yang sudah setengah telanjang.

    Setelah mengenakan kembali BH dan T-Shirt yang tadi dipreteli oleh Hasan, aku langsung berdiri. Saat hendak melangkah, tiba-tiba Hasan merangkul pinggulku, kepalanya langsung tenggelam di pangkal pahaku sementara kedua tangannya meremas pantatku. Aku mendesah saat merasakan lidahnya yang menusuk-nusuk celana tipis yang kukenakan. Selang 5 menit kemudian Hasan melepaskan tubuhku dan membiarkan aku berjalan ke kamar.

    Masuk ke kamar orang tuaku, pintu langsung kututup dan kulepaskan semua kain yang melekat di tubuhku kemudian dengan setengah berlari aku masuk ke toilet yang terdapat di kamar tersebut. Kuambil sabun sirih khusus untuk membersihkan alat vital wanita lalu kubersihkan kelaminku dengan sabun itu.

    Sekitar sepuluh menit kemudian aku keluar dan langsung duduk di meja rias ibuku. Kuperhatikan tubuhku di cermin, sepasang tetek berukuran 34B yang montok dan kenyal menggelantung indah dan menggairahkan. Kuturunkan mataku ke bawah, memekku yang merah terlihat dengan jelas tanpa terganggu oleh rambut kemaluan yang baru tumbuh pendek. Itu karena beberapa hari yang lalu rambut itu telah dicukur habis oleh suamiku.

    Kuambil parfum khusus wanita milik ibu dan kusemprotkan ke beberapa bagian tubuh. Seluruh bagian leher, ketiak, tetek, perut dan paha. Semua itu adalah bagian tubuh yang biasa dijilat Hasan jika sedang mencumbuku. Tanpa mengenakan dalaman, kukenakan kimono tidur milik ibuku dan mengikat tali di pinggangnya. Kukecilkan volume cahaya kamar agar menjadi lebih romantis. Saat akan bercinta dengan suami saja aku tak pernah melakukan persiapan seperti saat itu, Hasan benar-benar telah membiusku.  Setelah itu aku naik ke atas kasur. Kupeluk guling sambil menunggu Hasan masuk, aku merasa deg-degan seperti saat melalui malam pertamaku dengan suami.

    Selang beberapa waktu kemudian kudengar pintu kamar diketuk, kupejamkan mata sambil bergulung ke arah kanan. Kemudian terdengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahku. Hasan memanggil-manggil namaku, tapi aku pura-pura tertidur dan tak menjawabnya.

    Kurasakan kasur agak bergerak, rupanya Hasan sudah naik ke atasnya. Tangannya menyentuh bahuku dan menggoyangnya, aku masih berpura-pura tertidur. Kemudian dia mengubah posisi tubuhku dengan menelentangkannya, guling yang sedang kupeluk diambilnya. Setelah itu terasa tali kimonoku ditariknya, dan saat Hasan membuka kimono yang kukenakan, hawa dingin ruangan menyengat tubuhku bagian depan. Tak ada gerakan setelah itu, tapi aku yakin kalau saat ini Hasan sedang memandangi tubuhku bagian depan yang sudah terbuka lebar.

    Selama beberapa saat aku tidak merasakan ada gerakan, ini membuatku hendak membuka mata karena penasaran. Tiba-tiba aku merasakan angin hangat pada pangkal pahaku, kubuka mataku sedikit, ternyata angin hangat tadi disebabkan oleh Hasan yang bernafas di selangkanganku. Pasti dia sedang menikmati wangi sabun sirih yang kupakai barusan. Hembusan nafas dari hidungnya bertiup ke arah pintu liang memekku. Ini menimbulkan sensasi nikmat tersendiri dalam tubuhku.

    Hasan terus menghembuskan nafasnya di bagian bawah perutku, rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu dan merangsang tubuhku. Aku mencoba bertahan dan melawan kenikmatan yang terus menyerang, tapi tubuhku berkata lain. Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir keluar dari memekku,  padahal Hasan hanya menghembuskan nafas saja tanpa melakukan penetrasi yang lain.

    Seiring keluarnya cairan hangat dari memekku, udara hangat dari hidung Hasan mulai naik ke atas. Udara itu berputar-putar sejenak di lubang pusar, kemudian menjelajahi setiap jengkal kedua tetekku, bergerak ke atas lagi hingga ke leher. Di sini dia bergerak bolak-balik dari kanan ke kiri. Semua perbuatan Hasan itu membuatku semakin terangsang dan hampir saja kehilangan kontrol,  berkali-kali aku ingin mengerang saat hidungnya menggesek-gesek puting tetekku.

    “Sampai kapan mau tidur Kak. . ?” bisik Hasan di telinga kiriku sementara salah satu tangannya memelintir puting tetekku sebelah kanan.

    “Aucch. . Sshh. . Ampuun Saan. . Aku dah banguunn” erangku sambil membuka kedua kelopak mata.

    Astaga ternyata Hasan sudah hanya mengenakan CD. Wajah Hasan tampak jelas sekali di hadapanku, ada senyum nakal penuh kemenangan di sana. Kubalas senyumnya dan dengan penuh hasrat kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kutarik wajah Hasan lebih mendekat ke arahku sampai bibir kami berdua bertemu dan langsung beradu.

    Bibir Hasan langsung saja melumat bibirku seakan ingin menelannya, lidahnya menusuk ke dalam rongga mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku tak mau kalah, kujulurkan lidahku untuk menggelitik rongga mulut Hasan, ia terpejam merasakan seranganku. Tapi dia tak membiarkan aku mengendalikan permainan kami malam itu, dia melepaskan ciumannya dari bibirku dan menciumi wajahku sesuka hati. Sesekali dia mengulum bibirku, lalu menjilati wajahku. Aku semakin mengeratkan rangkulan tanganku pada lehernya. Ingin rasanya aku menjerit sekeras mungkin saat merasakan cumbuannya yang semakin liar saja, setelah menggerayang ke leher bibirnya terus turun hingga sampai ke atas tetekku. Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di seputar tetekku. Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit sepasang tetekku yang sekal dan menggairahkan.

    Nafas Hasan menderu semakin kencang disertai suara kecipak mulutnya yang dengan penuh hasrat melumat tetekku yang montok seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya.

    Dari bibirku meluncur desisan dan rintihan nikmat, sementara tanganku meremas rambut Hasan dan menekan kepalanya ke dadaku. Rangsangan maha dahsyat menghajar tubuhku manakala bibir Hasan mulai menjilat dan mengulum puting tetekku yang telah mengeras. Dengan lihai lidahnya menyapu seluruh permukaan putingku secara bergantian, aku mengerang halus tiap kali bibir Hasan berhenti di salah satu puting tetekku. Kemudian ia mulai menyedot-nyedot putingku yang malang itu sebelum mengakhirinya dengan sebuah gigitan halus dan menariknya perlahan dengan giginya yang putih.

    Saat Hasan melakukan itu, puting tetekku yang lain tidak dibiarkannya menganggur begitu saja. Dengan nakal jari-jari tangan Hasan memilin dan memelintir puting tetekku ini. Dan jika dia telah menggigit salah satu di antaranya, maka tangannya akan memencet puting yang lain dan menariknya dengan penuh gairah. Dan itu dilakukan Hasan bergantian kepada kedua puting tetekku secara berulang-ulang.

    Perbuatannya itu makin membuatku lupa daratan dan serasa melayang-layang di awan di Rumah Orang Tuaku 2

    “Saann. . !” Jeritku lirih memanggil namanya saat untuk yang kesekian kali, puting tetekku disedotnya kuat-kuat.

    Aku menggelinjang kegelian. Hisapan itu nikmat luar biasa. Selangkanganku semakin basah dan meradang. Tubuhku menggeliat-geliat bagai ular kepanasan mengimbangi permainan lidah dan bibir Hasan di tetekku yang terasa semakin menggelembung keras.

    “Oohh Kak. . Teteknya bagus banget. . Mmphh. . Wuih. . Montok banget. .” rayu Hasan sambil terus memainkan sepasang tetekku.

    Tubuhku terus menyambut hangat setiap kecupan mesra bibirnya. Badanku melengkung dan dadaku kubusungkan untuk mengejar kecupan bibir Hasan. Lalu kudorong kepala Hasan ke bawah menyusur perutku. Dia mengerti dengan apa yang kuinginkan saat ini. Dengan nafas menggebu-gebu, ia mulai bergerak. Kedua tangan Hasan menyelusup ke bawah tubuhku dan mencekal pinggang, mengangkat pinggulku dan meloloskan kimono yang tersangkut di bawah kemudian mencampakkannya entah ke mana. Kini aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menghalangi. Kulirik Hasan yang terpesona memandangi ketelanjanganku. Gairahku semakin meletup melihat tatapan penuh birahi Hasan,  membuatku begitu bangga dan tersanjung. Walau sudah sering melihatnya, tetap saja Hasan terkagum- kagum jika melihatku dalam keadaan telanjang seperti ini. Mataku melirik ke bawah melihat tonjolan keras di balik CD-nya. Dadaku berdegup, selangkanganku berdenyut dan semakin membasah oleh gairah membayangkan kontol keras dibalik CD-nya.

    “Saann. . Nnghh. . Jangan diliatin aja. . Dingin nih. .” rengekku manja dengan gaya yang genit. Hasan seperti tersadar dari lamunannya, dan mulai beraksi lagi.

    “Abisnya badan kakak seksi banget sih. . Gak bosen aku ngeliat ni badan kalo lagi telanjang. .” katanya seraya melepaskan CD hingga kini kami sama-sama telanjang.

    Kulihat kontolnya yang keras itu meloncat keluar seperti ada pernya begitu lepas dari kungkungan CD. Mengacung tegang dengan gagahnya, besar dan panjang. Terlihat olehku otot-otot melingkar di sekujur kontol itu. Aku sudah tak sabar lagi ingin merasakan kekerasannya dalam genggamanku. Yang dimiiki Hasan ini membuat punya suamiku seperti milik anak kecil saja. Segera kusambut tubuh Hasan yang menindih badanku lagi.

    Aku langsung menyambut hangat ciuman Hasan sambil merangkulnya dengan erat. Ciuman itu benar-benar membuatku terhanyut oleh gairah yang semakin meninggi. Terlebih lagi saat kurasakan kontol Hasan yang keras menggesek-gesek perutku, gairahku semakin meledak-ledak dibuatnya. Hasan kembali menciumi tetekku, kurasakan dan kuresapi setiap remasan dan hisapannya dengan penuh kenikmatan. Aku tak mau berdiam saja diwanja seperti itu.

    Dengan nakal tanganku menggerayang ke sekujur tubuh Hasan, bergerak perlahan namun pasti ke arah kontolnya. Hatiku berdesir kencang saat merasakan kontol nan keras itu dalam genggamanku,  kutelusuri mulai dari ujung sampai ke pangkalnya. Jemariku menari-nari lincah menelusuri urat-urat yang melingkar di sekujur kontolnya. Kudengar Hasan mengeluh panjang. Kuingin dia merasakan kenikmatan yang kuberikan. Ujung jariku menggelitik moncongnya yang sudah licin oleh cairan. Lagi-lagi Hasan melenguh, kali ini lebih panjang.

    Tiba-tiba saja dia membalikkan tubuhnya, kepalanya persis berada di atas selangkanganku sementara miliknya persis di atas wajahku. Kulihat kontol Hasan bergelantungan, ujungnya menggesek -gesek wajahku hingga dengan refleks mulutku langsung menangkap kontol itu. Kukulum pelan-pelan dengan penuh perasaan. Hasan sepertinya tidak mau kalah dengan gerakanku yang agresif.

    Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir memekku.

    Hal ini membuatku terkejut, tubuhku bergetar seakan diserang listrik. Kurasakan darahku berdesir kemana-mana, sementara lidah Hasan bermain semakin lincah. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga rahimku. Ini membuatku seperti melayang-layang di atas awan. Nikmatnya sungguh tidak terkira,  pinggulku tak bisa diam mengikuti kemana jilatan lidah Hasan berada. Tubuhku seperti dialiri listrik berkekuatan tinggi. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku. Aku semakin tak tahan menerima berbagai kenikmatan yang dibuat oleh lidah Hasan. Perutku mengejang,  kakiku merapat, menjepit kepala Hasan. Seluruh otot-ototku menegang, dan jantungku serasa berhenti berdetak. Sekuat tenaga aku bertahan sampai akhirnya tubuhku tak mampu lagi menahan kenikmatan gelombang orgasme yang meledak-ledak.

    Diiringi jeritan lirih dan panjang, tubuhku menghentak berkali-kali mengikuti semburan cairan hangat dalam memekku. Aku terhempas di atas ranjang dengan tubuh lunglai tak bertenaga. Lagi-lagi puncak kenikmatan orgasme yang kuraih bersama Hasan terasa dahsyat dan luar biasa.

    “Oohh. . Ssann. . Nghh. . Enak sekali. .” rintihku tak kuasa menahan diri.

    Mengapa kenikmatan seperti ini tak bisa lagi kudapatkan dari suami yang sangat kucintai, yang ada hanya rasa menggantung jika sedang bercumbu dengannya. Semenatara Hasan memberikan kenikmatan tak terhingga setiap kali kami bercinta. Sambil menetralisir nafasku yang naik-turun tak karuan, kulihat Hasan tersenyum di bawah sana. Dia pasti sangat bangga dengan kehebatannya bercinta karena selalu mampu membuatku mencapai puncak kenikmatan orgasme yang sejati.

    Hasan tahu bahwa suamiku tidak dapat memuaskan tubuhku seperti saat dia mencumbuku. Aku tak bisa berbuat banyak, karena kuakui kalau aku sangat membutuhkannya saat ini. Membutuhkan apa yang sedang kugenggam dalam tanganku ini, benda yang berulang kali telah memberikan kenikmatan lebih daripada apa yang kurasakan barusan. Hasan masih menjilati sisa-sisa cairan yang keluar dari memekku.

    Jemariku meremas-remas kembali kontolnya. Kukocok perlahan lalu kumasukkan ke dalam mulutku, kukulum dan kujilat-jilat. Kurasakan tubuh Hasan meregang dan dari mulutnya keluar rintihan kenikmatan. Aku tersenyum melihatnya seperti itu, aku ingin memberi kepuasan pada Hasan seperti dia telah memuaskan tubuhku. Kulumanku semakin panas, lidahku melata-lata liar di sekujur kontolnya.

    Terdengar suara kuluman mulutku, sementara Hasan terus merintih-rintih keenakan. Dia menggerakkan tubuhnya di atasku seperti sedang bersenggama, hanya saja saat itu kontol kelaminnya menancap dalam mulutku. Kuhisap dan kusedot kuat-kuat, tapi dia belum memperlihatkan tanda-tanda akan segera mencapai klimaks. Mulutku mulai terasa kaku karena kelelahan sementara gairahku mulai bangkit kembali, memekku sudah mulai mengembang dan basah lagi. Sementara kontol Hasan masih tegak dengan gagah perkasa, bahkan lebih keras.

    “Udah Kak. . Ganti posisi aja ya. .” kata Hasan seraya membalikkan tubuhnya dalam posisi umumnya bersetubuh.

    Dasar pejantan tangguh pujiku dalam hati. Hasan memang piawai dalam bercinta, padahal baru sebulan kami berhubungan, dia sudah sepandai ini, batinku. Dia tidak langsung memasukkan kontol kelaminnya dalam lubang memekku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir memekku. Dengan sengaja ia menekan seperti hendak dimasukkan, tetapi kemudian di gesekan kembali ke ujung atas bibir memekku hingga menyentuh itil. Ngilu, enak dan entah apa rasanya.

    “Saann. . Aduuhh. . Aduuhh saann! Sshh. . Mmppffhh. . Ayo saann. . Masukin aja. . Nggak tahann. .” pintaku menjerit-jerit tanpa malu.

    Aku hampir mencapai orgasme lagi saat membayangkan betapa nikmatnya saat kontol Hasan yang perkasa itu mengisi memekku yang masih rapat dan singset terawat.

    “Udah nggak tahan ya. . Kak. .” candanya hingga membuatku blingsatan menahan nafsu.

    Aku gemas sekali melihatnya menyeringai seperti itu. Aku langsung menekan pantat Hasan dengan kedua tanganku sekuat tenaga. Hasan sama sekali tak menyangka akan hal itu, ia tak sempat lagi menahannya.

    Maka tak ayal lagi kontol Hasan melesak ke dalam memekku. Aku segera membuka

    kedua kakiku lebar-lebar, memberi jalan seleluasa mungkin bagi kontol kelamin perkasa itu. Terasa kontol itu sangat sesak sehingga membuat memekku terkuak lebar-lebar.

    Kulihat wajah Hasan terbelalak tak menyangka akan perbuatanku. Ia melirik ke bawah melihat seluruh kontolnya telah terbenam dalam memekku. Aku tersenyum menyaksikannya, Hasan balas tersenyum.

    “Kakak nakal ya. . Awas. . Ntar aku bikin mati keenakan.”  ujarnya.

    “Mau doongg. .” jawabku genit sambil memeluk tubuh kekarnya.

    Hasan mulai menggerakkan pinggulnya, pantatnya kulihat naik turun dengan teratur. Kadang-kadang digoyang-goyangkan sehingga ujung kontolnya menyentuh seluruh relung-relung memekku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi.

    Efeknya luar biasa, Hasan memuji-muji goyanganku. Dia belum pernah melihat aku begitu bergairah sampai bisa bergoyang sehebat ini.

    Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot memekku. Ini membuat Hasan merasa kontolnya seperti dikulum-kulum dalam jepitan memekku.

    “Akkhh. . Kaa. . Eennaakkhh. . , hebaathh. . Uugghh. .” erangnya berulang-ulang. Sementara tangan Hasan semakin kuat meremas-remas dan memilin-milin puting tetekku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, Hasan semakin mempercepat irama tusukannya, kurasakan kontolnya yang besar keluar masuk memekku dengan cepatnya. Aku berusaha terus mengimbangi kecepatan gerak pinggul Hasan, dan harus kuakui permainan Hasan sangat luar biasa. Aku bisa merasakan bagaimana rasa nikmat yang berawal dari memekku mulai menjalari seluruh tubuhku, tanda bahwa puncak orgasme mulai merasuki tubuhku.

    Sementara Hasan nampak berusaha keras untuk bertahan, padahal tubuhnya juga mulai mengejang-ngejang tak karuan. Aku merasa kalau dia juga hampir mencapai klimaks. Pinggulku meliuk-liuk semakin liar,  sementara pantat Hasan mengaduk-ngaduk kewanitaanku semakin cepat. Semakin cepat tak beraturan,  sehingga aku yakin kalau dia akan segera mengeluarkan sperma hangatnya dalam memekku.

    Tetapi secara tiba-tiba saja aliran kencang berdesir dalam tubuhku. Nampaknya tubuhku juga sudah hampir tidak tahan menerima rangsangan Hasan terus-menerus. Memekku terasa merekah semakin lebar, kedua ujung puting tetekku semakin mengeras, mencuat berdiri tegak. Bibir Hasan langsung menangkapnya, dan menyedot kuat-kuat kemudian menjilatinya dengan penuh nafsu. Aku membusungkan dadaku sebisa mungkin dan oohh. . Rasanya aku tak kuat lagi bertahan.

    “Ssaann. . ! Cepat keluarin doonng. . !” teriakku sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar kontolnya lebih masuk ke selangkanganku.

    Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi oleh gelombang rasa nikmat tak terhingga saat cairan hangat menyembur dari memekku. Bersamaan dengan itu, tubuh Hasan bergetar keras yang diiringi semprotan cairan hangat dari kontolnya di dalam memekku.

    Hasan langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan aku membalas pelukan itu. Kami lalu bergulingan di ranjang merasakan kenikmatan puncak permainan cinta ini dengan penuh kepuasan. Kami merasakan dan meresapinya bersama-sama, peluh yang membasahi tubuh kami berdua menjadi satu dan tak kami pedulikan lagi. Bantal dan guling berjatuhan ke lantai. Sprei berantakan tak karuan terlepas dari ikatannya.

    Eranganku, jeritan nikmatku saling bersahutan dengan geraman Hasan. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman-ciuman lembut. Aku masih bisa merasakan kedutan-kedutan kontol Hasan yang perkasa menggesek

    dinding memekku. Nikmat sekali permainan cinta yang penuh dengan gelora nafsu birahi ini.

    Aku termenung merasakan sisa-sisa akhir kenikmatan ini. Tak kusangka kalau aku akan berhubungan badan dengan Hasan di kamar orang tuaku. Dia memang seorang laki-laki jantan yang selalu memberi kejutan setiap kali kami bercinta. Setelah itu kami berdua tertidur dengan posisi aku menindih tubuhnya, sementara kontolnya masih menancap di dalam memekku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik

    Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik


    734 views

    Perawanku – Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik, Malam itu sekitar jam 11 lebih, cuaca sangat tidak bersahabat, Sejak jam sebelasan tadi hujan udah turun dengan derasnya disertai angin kencang dan petir.

    Di depan pintu kamar periksa itulah ada aku berada, aku menghabiskan waktu dengan membaca buku. aku bernama Dokter Maman berusia 35 tahun, dalam usia segitu masih tampak ganteng dan gagah. Sudah hampir sepuluh tahun aku bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini, kalau istriku masih muda sekitar berumur 30 tahun dengan 2 anak.

    Kesepian hari udah menjadi temanku sehari-hari apabila aku dapat tugas jadi dokter malam, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya udah ngak membuatku merinding lagi. Istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu.

    Sungguh, malam itu menjadi malam panjang bagiku, suasana hujan yg dingin mudah membuai orang menjadi ngantuk. Tetapi aku masih terus membaca buku yg sengaja aku bawa dari rumah.

    Tak lama datanglah seorang gadis cantik menghampiriku.

    “Permisi, Pak” sapa suster padaku dengan tersenyum manis.

    “Ouuhh.. Suster…! ya ada apa sus malem-malem ke sini” balasku.

    “Anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu” ucap suster tersebut

    Aku menjadi bingung sebab ngak tau kalau suster ini kebagian jaga malam juga. Maka aku bertanya,

    “Tapi aku kok rasanya baru pernah liat Suster disini ya…?” tanyaku heran

    “Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit sebelah jawabnya, “jadi sekalian mau kenal sama keadaan disini juga” ucap Suster cantik

    “Ooohh… pantesa aja aku baru liat” kataku memecahkan suasana hening

    “Emang bapak kira aku siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku dan duduk di sebelahku.

    “Wow, oke juga nih” kata hatiku kegirangan.

    “Aku malah kira kamu suster ngesot loh, hahaha” timpalku mencairkan suasana lagi

    “Ya ngak lah pak, aku kan suster cantik Hahahaha…” sambung Suster tersebut untuk menghangatkan suasana.

    Malam itu dokter aku merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Hena, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum padaku atau sekedar memberi salam basa-basi saja. Maklumlah mereka semua tau kalau aku udah beristri dan punya dua anak.

    Di malam itu kami berdua terlibat obrolan ringan, sehingga aku itu tidak lagi mempedulikan buku bacaan dan mengalihkan perhatian kepada suster Hena yang cantik itu.

    Sejak awal pula aku udah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yg tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, di tambah rambut hitamnya dan body nya yang seksi.

    Kalau Suster Hena berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Hena sebenarnya ngak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan body nya yg montok dan padat, tentu pasti banyak lelaki yang mau dengannya.

    Tapi sejauh ini belum ada pria yg cocok di hati Suster Hena. Sebagai wanita alim berjilbab dia sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat ke tampananku.

    Seolah-olah aku bisa membaca hati kecilnya, menerawang dari tingkah lakunya yang rilex ketika kami ngobrol dan canda tawa. Tetapi Aku sengaja mendekatkan duduknya ke gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya.

    Suasana malam yang dingin membuat nafsuku pun mulai bangkit, apalagi aku udah seminggu ngak ngentot dengan istriku karena dia lagi datang bulan. Semakin lama maka semakin berani aku menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yg menjurus ke porno.

    Suster cantik itu sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolanku yg lumayan jorok itu.

    “Terus terang deh Sus, sejak Suster datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kataku sambil meletakkan tangan di lutut Hena dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok sedikit demi sedikit.

    “Ehh… jangan gitu dong Pak…?!” Hena protes, tapi kedua tangannya tetap di meja tanpa berusaha menepis tanganku yang mulai kurang ajar.

    “Ahh Suster galak deh, masa pegang gini aja ngak boleh, lagian disini kan masih sepi, dingin lagi” kataku makin berani, tapi tanganku makin naik ke atas paha yang mulus itu.

    “Pak, nanti aku bisa marah nih, lepasin gak, bapak kan udah punya istri, aku itung sampai tiga” wajah Hena kelihatannya BT, matanya menatap tajam ke wajahku.

    “Jangan marah dong Suster cantik, mendingan kita seneng-seneng aja yuk?” sahutku mencoba mengajaknya damai

    Sejenak Hena diam dan tidak berkata apa-apa ketika aku ucapkan itu, Expresinya pun santai saja ketika tangaku masih terus mengelus paha mulusnya. Tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.

    “Satu…” suster itu mulai menghitung namun aku makin kurang ajar, dan tanganku makin nakal menggerayangi pahanya

    “dua…!” suaranya makin seriu.

    “Ti…” sebelum dia selesai menghitunganya, maka aku udah lebih dulu mencium bibirnya.

    “Mmm… Hmm… !” suster itu berontak dan mendorong-dorongku untuk berusaha lepas dari dekapanku namun tenaganya tentu kalah dari tenaga laki-laki, belum lagi aku sudah mengangkat roknya lebih tinggi. Maka Hena merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah terangkat.

    “Aahh… jangan pak… !” Hena berhasil melepaskan diri dari cumbuanku,  tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas maka bibir mungil itu kembali menjadi santapanku.

    Lalu tanganku juga meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab lebarnya, Aku dapat merasakan kalau toked suster ini masih alami dan padat, bahwa ini pertanda belum pernah dijamah oleh lelaki lain.

    Sementara tanganku satunya tetap mengelus paha indahnya yg menggiurkan. Hena terus meronta, tapi hanya sia-sia.. sebab pakaian bawahnya semakin terangkat dan jilbab lebar perawat itu nyaris copot.

    Lama-lama perlawanan suster Hena melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Mungkin birahinya bangkit, apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yg masih mengguyur. Ditambah lagi aku sudah seminggu ngak ngentot.

    Di tengah ketidak berdayaan nya melawan tenagaku, Hena semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tanganku menjelajah semakin dalam, aku belai pahanya hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.

    “Kita ke dalam aja biar lebih enak yuk” Ajakku.

    “Bapak emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin aku !” Hena masih memperingatkan tingkah laku kurang ajarku.

    “Udahlah Suster cantik, kita senang-senang aja malam ini OKE… ? !” ajakku lagi sambil narik lengan suster itu bangkit dari kursi.

    Aku mengajaknya ke ruang periksa pasien tempat kami berjaga. Aku suruh dia duduk di atas ranjang lalu aku menjilati memeknya sambil jongkok.

    “Hmmm… Sshhh…!” desah Hena keluar ketika lidahku menelusuri gundukan klistorisnya. Lidahku bergerak liar menjilati seluruh lubang memeknya tanpa ada yang terlewat. Setelah basah semua, aku kenyot lendir vagina itu.

    Srruuut… !!! lidahku menyuruput lendir kewanitaan Suster Hena. dagingnya terasa kenyal sekali bikin aku tambah gemes aja” pikirku dalam hati

    “Aahh… Aaahhh… !” tubuh Hena tersentak-sentak akibat rangsanganku. Maklum aku udah pengalaman merangsang wanita. Jadi aku tau seluk beluknya organ intim wanita yang pas.

    Akibatnya Hena merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menjilat klistoris, tanganku juga mengobok-obok tokednya, supaya daerah itu semakin hot ketika sedang terangsang full.

    “Aku coba masukin sekarang yah, udah gak tahan nih kataku kepadanya

    “Suster Hena hanya mengangguk.”

    Maka aku langsung menempelkan penisku ke bibir vagina itu. Begitu penisku sudah berhasil masuk, terdengar pula desahan sensualnya yang menikmati penisku menekan semakin dalam.

    “Uuhh… sempit banget Sus, masih perawan gak sih ini sus ?” Tanyaku

    Hena tidak menjawab, tetapi dia menjerit kesakitan dan mencengkram kuat ranjang yang kami tiduri itu.

    “Weleh-weleh, enak banget sus, legit lagi rasanya” komentarku mengenai lubang vaginanya.

    Sebagai jawabannya, Hena  malah menarik wajahku lalu mencium bibirku yang berarti mengajak cipokan, agaknya dia ngak berniat menjawab pertanyaan itu.

    Sambil cipokan, sambil aku goyangkan juga pinggulku mendorong ke arah lubang memeknya. Yang semakin lama semakin bertenaga menghantam lubang itu. Lumayan juga sih sudah hampir beberapa menit kami berhubungan intim.

    Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar ngak terlalu cepat kehabisan tenaga. dengan berkata

    “Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar aku yg gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.

    Aku tersenyum mendengar permintaan suster itu. Maka akupun bertukar posisi, Aku tiduran telentang dan Hena di atas menaiki penisku. Bersamaan dengan penis yg terbenam dalam vaginanya. Mataku terpejam menikmati goyangan dari Hena

    “Sssshhh… Ouuhh… Aaahh… Aahh !” aku mendengar suara Hena mendesah ketika mataku masih tertuput.

    Begitu aku buka, Sungguh suster Hena ini memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya masih bulat dan tidak lonjong yang kebanyakan seperti buah dada wanita yang tidak mengurusnya. Perutnya rata dan bodynya langsing.

    “Ayo Sus.. Goyang terus… Terus… Terus…! panduku di saat aku akan mencapai orgasme

    Sebab aku tidak tahan lagi, maka aku semprotkan air mani itu ke dalam lubang memeknya. “Croot… Crooot… Crooot..”

    “Aduuuh… Apa itu pak ?” ucap Hena

    “Itu bapak barusan keluarin air maninya sayang” ucapku mesra

    “Yaaahh… padahalkan air maninya pengen aku letakkan di muka, kata orang sih biar tambah awet pak, makanya aku tadi menyesal. Lagian bapak ngak kasih kabar sih” ucap Hena

    “Waduh… kalau begitu udah terlanjur sayang, Ya udah kapan-kapan kalau kita main lagi, nanti bapak kasih ke wajah kamu ya” ucapku kembali tersenyum

    Walau kewalahan seperti ini, tidak ada dari raut wajah Hena yang menyesal. Berarti dapat diartikan Suster cantik ini sangat menyukai permainan seks ku yang mantap….!!!

    Setiap kali kami ada jadwal piket bersama, kami selalu berhubungan badan. Aku juga bermaksud menjadikan Suster Hena yang berjilbab ini sebagai istri kedua, oleh sebab itu aku sering tidak memakai kondom. Karena aku ingin dia sampai hamil, hingga terpaksa mau menikah denganku sebagai istri keduanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks perselingkuhan oknum Pegawai

    Cerita Seks perselingkuhan oknum Pegawai


    690 views

    Perawanku – Cerita Seks perselingkuhan oknum Pegawai, Aku bekerja di satu resto steak yang menyediakan salad bar juga disebuah mal,  Beberapa minggu terakhir ini, ada seorang customer, bapak2, yang rajin berkunjung ke resto tempat aku bekerja. Ketika makan, matanya selalu memandangiku. Kalo aku lewat dekat mejanya, selalu dia senyum, dia berusaha mengajak aku berkomunikasi tetapi belum pernah berhasil karena ketika dia makan di resto itu, suasana sedang rame, sehingga aku dan juga waiter/waitress lainnya menjadi sangat sibuk melayani tamu.

    Suatu hari, dia berkunjung lagi ke restoku. Kebetulan kali ini tamu yang makan cuma sedikit, sehingga ada kesempatan bertegur sapa. Dia menanyakan namaku siapa, kujawab namaku Aku. Dia bertanya lagi, hari ini aku kerja sampe jam berapa. Ketika aku nanya kenapa dia bertanya seperti itu dia bilang mau kasi aku surprise. aku nanya lagi karena penasaran, surprisenya apa. Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise namanya. Terus dia bilang akan nunggu aku sekitar jam 6 sore. Selesai kerja, aku mengganti pakaian dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketku yang juga besar mengintip keluar, dan celana jeans ketat. Dia menunggu gak jauh dari resto. Tepat ketika aku menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku. Dia memandangiku yang sedang menerima telpon temanku. Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya, “Dari siapa Nes, cowok kamu ya”. “Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin aku jalan”.

    “Terus”, tanyanya lagi. “Kan udah janjian ama bapak, ya Aku tolak ajakannya”. Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus. “Cowok pak”, jawabku. “NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi. “Dua2nya pak”, jawabku sekenanya sambil tertawa. “Katanya mau kasi surprise?”, tagihku. Dia lalu mengajakku ke toko hp. “Nes, hp kamu dah kuno, aku beliin yang baru ya”. Kaget juga aku mendengar tawarannya. Tanpa menunggu jawabanku, dia minta ke spg nya, hp triji terbaru. Sepertinya duit beberapa juta enteng buat dia. Aku menduga pasti ada ujungnya, gak mungkin kan lelaki mau ngasi hp mahal begitu aja. Aku sih gak perduli kalo aku harus meladeni napsunya, aku tertarik juga sama si bapak, setelah jumpa beberapa kali di resto. Orangnya belum tua, tapi yang pasti bukan abg lah yao. Ganteng, dada bidang, seperti tipe lelaki idealku lah. “Ma kasih ya pak, bapak baik amat sih mau beliin Aku hp baru, triji lagi”. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan. “Kamu besok kerja jam brapa Nes”, tanyanya. “Besok Aku off pak. emangnya kenapa”. “Aku mo ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru2 pulang”. “Jalan kemana pak”, aku sudah menduga apa jawabannya. Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu.

    “Wow.., mobilnya keren banget pak. Sama kaya orangnya” kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus2 paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku. Dia membawaku ke apartmentnya. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya. Tak lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir nonok ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya. Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya.

    Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya. Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. “Ines buka dulu ya pak” kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal berCD, dan tampak kontolnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD. “Kontol bapak gede banget, panjang lagi” kataku sambil mengelus-elus kontolnya dari balik CD. Akupun kemudian membuka CD nya, dan kontolnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya. “Gila.. Gede banget.. Bikin Ines nafsu..” kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum kontolnya. Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. “Nes.. Enak banget Nes..” desahnya, aku terus menjilati kontolnya. “Ih.. pak, gede banget..”. “Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?” “Belum pak.. Punya cowok Ines nggak sebesar ini.

    ” jawabku. “Arghh.. Enak Nes.” erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya kukocok sambil sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar masukkan kontolnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap kontolnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan gemas diremasnya toketku. “Nes.., jepit pakai toketmu ” pintanya. Aku langsung meletakkan kontolnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot kontolnya diantara toketku. “Enak banget sshh..” Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali kontolnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu.

    Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolnya ke nonokku. Aku menurunkan tubuhku dan kontolnya mulai menerobos nonokku yang sempit. “Ooh.. besar banget nih kontolnya pak.. Ahh..” desahku ketika kontolnya telah berhasil memasuki nonokku. “Tapi enak khan..” tanyanya menggoda “Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku lagi ketika dia mulai menggenjot nonokku dari bawah. Dia memegang pinggangku sambil terus mengenjot nonokku. Sementara aku menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku.

    “Pak.. Gimana pak.. Enak khan ngentotin Ines?” tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku. Dia pun terus mengenjot nonokku dari bawah, sambil sesekali tangannya meremas toketku yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot kontolnya keluar masuk nonokku sambil menciumi wajahku. “Ehmm.. Sstt.. pak.. Enak.. Ohh. kontol bapak gede banget, nonok Ines sampe sesek rasanya pak, gesekan kontol bapak terasa banget di nonok Ines. Mau deh Ines dientot bapak tiap malam,” Aku melenguh keenakkan. “Ayo isap pentil Ines pak” perintahku. Diapun kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot nonokku. Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa nonokku berkedut2. “Nes, enak banget, kontolku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan nonok kamu”. Dia mengeluarkan kontolnya dari nonokku dan aku kusuruh menungging membelakanginya. Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari belakang. “Aduh.. pak.. kuat banget.. Ohh..” erang ku ketika dia mengenjot nonokku.

    “Gila.. nonokmu enak banget Nes..” katanya. Dia memegang pinggul ku, terkadang meremas pantatku yang membulat. Aku pun menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan mengarahkan kontolnya ke dalam nonokku. Dia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun. Tangannya sibuk meremas toketku. “Ahh.. Ahh.. Ahh..” erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya. Terkadang erangan itu terhenti saat disodorkannya jemarinya untuk kuhisap. Beberapa saat kemudian, dihentikannya goyangan badannya dan dicondongkannya tubuhku agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketku. Dengan gemas dilahapnya bukit kembarku dan sesekali pentilku dijilatinya. Eranganku semakin keras terdengar, membuat dia menjadi kembali bernapsu. Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan kontolnya kembali ke dalam nonokku. “Ahh..” erangku kembali ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku. Langsung dia mengenjot dengan ganas.

    Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang. “Pak.. Ines hampir sampai pak.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu. Dia mulai lagi mengenjot nonokku sambil sesekali meremas toketku yang bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam nonokku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas.

    Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik nonokku dengan jemarinya. “Ehmm..” erangku saat itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang. “Pak kuat banget sih , baru ngecret sudah mau ngentot lagi” ucapku lirih. “Iya habis pengen diempot nonok kamu lagi, nikmat banget rasanya” bisiknya. Desahanku kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di atas pentilku yang sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung kembarku hingga membuat tubuhku menggelinjang nikmat.

    “Gantian dong Nes” bisiknya setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali berciuman sementara aku meremas kontolnya yang mulai membengkak. Aku pun kemudian mendekatkan wajahku ke kontolnya, dan mulai mengulum kontolnya. Sambil menghisap kontolnya, aku mengocok perlahan batangnya. Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut kontolnya. Dia sudah ingin ngentot lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia mengarahkan kontolnya kedalam nonokku. “Ah..” desahku ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot kontolnya dalam jepitan nonokku. Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku. “Ah.. Terus pak.. Ines mau nyampe..” desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun semakin cepat menggenjot kontolnya. “Ahh..” erangku nikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa nonokkua berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan nonokku, kontolnya dicabut dari nonokku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan nonokku.

    Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan kontolnya kedalam nonokku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir nonokku hingga menyentuh itilku. “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh pak! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo pak.. Masukin aja.. Nggak tahann..” aku menjerit-jerit tanpa malu. “Udah nggak tahan ya.. Nes, cepat banget sudah napsu lagi..” jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga.

    Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kontolnya langsung melesak ke dalam nonokku. Kontolnya kembali menyesaki nonokku yang sempit itu. Dia mulai mengenjotkan kontolnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang nonokku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan nonokku kembali terasa. “Nes, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, katanya terengah. Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot nonokku. “Akkhh.. Nes.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh..” erangnya berulang-ulang.

    Dia semakin kuat meremas2 dan memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha mengimbangi keluar masuknya kontolnya didalam nonokku dengan goyangan pantatku. Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum aku nyampe lagi. Kontolnya terus mengaduk2 nonokku semakin cepat lagi. Nonokku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2 kemudian dijilati dengan penuh nafsu.

    “Pak..! Lebih cepat lagi doonng..!” teriakku sambil menekan pantatnya kuat2 agar kontolnya lebih masuk ke nonokku. Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari nonokku. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejunya ke dalam nonokku. Aku pun mengerang tertahan. Dia langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan. Aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan nonokku. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Berpacu dalam nafsu

    Cerita Seks Berpacu dalam nafsu


    632 views

    Perawanku – Cerita Seks Berpacu dalam nafsu, Tak lama kemudian ketika Pak Reza sedang keras kerasnya menyodokku, kembali aku dibuat iri pada Lisa saat Pak Edwin dan.

    Andi bertukar tempat, Lisa sudah mendapat kocokan Andi untuk kedua kalinya, kepalanya mendongak dan tubuhnya menggeliat ketika Andi memasukkan kembali penisnya tapi tak lama setelah itu dia sudah mulai mengulum penis Pak Edwin. Pak Reza kembali meremas remas buah dada Lisa sambil mengocokku tapi Andi tak mau melakukan hal itu padaku, dia tetap serius mengocok Lisa sampai berulang kali dia menggeliat ketika Andi mengocoknya dengan keras. “Lisa sudah mendapatkan tiga penis, di mulut maupun vagina, tapi aku baru dua, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.

    Kupandangi wajah Andi ketika mengocok Lisa begitu ganteng dan cool, expresinya tidak berubah seperti biasa saja kecuali keringatnya yang menetes membasahi tubuhnya yang atletis itu sehingga makin sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah dia mau menghukumku atau karena segan, aku tak tahu.

    Kuhibur diriku dengan berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, aku tak mau tersiksa terlalu lama mengharapkan Andi, maka kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bergerak semakin liar dan akhirnya tak bisa bertahan lama, maka menyemprotlah spermanya ke vaginaku dengan kencangnya, kurasakan denyutan yang keras dari penisnya di dalam vaginaku seakan menghantam dinding rahimku. Bersamaan dengan semprotan Pak Reza, ternyata Pak Edwinpun menyemprotkan spermanya di muka Lisa, sperma itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah dan sebagian ke rambutnya.

    Pak Reza menarik penisnya yang sudah lemas begitupun dengan Pak Edwin, aku belum mencapai orgasme, hanya satu penis yang masih berdiri yaitu Andi, akhirnya aku harus mengalahkan gengsiku yang dari tadi mencegahku.
    Kuhampiri Andi yang sedang menyocok Lisa, dari belakang kupeluk dia hingga tubuh telanjangku menempel di punggungnya, keringat kami menyatu, aku elus dadanya yang bidang berbulu. Sesaat dia menghentikan gerakannya tapi kemudian dilanjutkan kembali dengan lebih keras.

    Merasa belum mendapat respon darinya, aku bergeser ke depan, kujilati puting dadanya sambil mengelus kantung bolanya, Andi masih tetap tak mau menyentuhku malah makin cepat mengocok Lisa, maka kupegang tangannya dan kuletakkan di buah dadaku, kugosok gosokkan, barulah dia mulai merespon dengan remasan halus tanpa berhenti mengocok Lisa, lalu kucium bibirnya, tanpa kuduga dia langsung memegang kepalaku dan diciumnya bibirku dengan penuh gairah, full of passion, seperti orang melepas rindu berat, mungkin dari tadi Andi memang menginginkanku tapi tidak berani.

    Ciuman pada bibirku yang penuh nafsu tak menghentikan kocokan pada Lisa, lalu turun ke leherku sebagai sasaran selanjutnya dan berhenti di kedua putingku.
    Dengan penuh nafsu dan dengan liarnya dia mengulum, menjilat, menyedot dan meremas remas puting dan buah dadaku. Ouuhh aku menggeliat dalam kenikmatan yang indah.

    Konsentrasiku terganggu ketika kudengar teriakan dari Lisa yang sedang mencapai kenikmatatan tertinggi, dia mengalami orgasme dengan hebatnya, terlihat badannya bergetar hebat dan kepalanya digoyang goyangkan seperti orang yang kesetanan, beberapa detik kemudian tubuhnya melemas di atas kursi dengan napas terputus putus. Bersamaan dengan ditariknya penis dari vagina Lisa, dia mendorong tubuhku ke bawah lalu disodorkannya penis besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tapi kemudian tanpa membuang waktu lebih lama kukulum juga penis anak buah kepercayaanku itu, seperti dugaanku ternyata aku tak mampu mengulum penis itu semuanya, lalu kukocok pelan, aroma dari vagina Lisa tercium olehku tapi tak kupedulikan, Andi memegang kepalaku dan mengocokkan penisnya di mulutku dengan liar, hampir aku tak bisa bernafas.

    Lisa sudah duduk di antara Pak Edwin dan Pak Reza, kemudian Andi memintaku duduk di kursi, dipegangnya kedua kakiku dan dipentangkannya, kuraih penis besar yang dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir vaginaku dan kuarahkan masuk, ternyata Andi tak mau terlalu lama bermain main di luar, dengan keras di sodoknya penis besar itu masuk ke vaginaku.

    “OOUUGGHHh” teriakku spontan lalu kututupi mulutku dengan tangan sambil melotot ke arahnya.
    Vaginaku terasa penuh hingga aku tak berani menggerakkan tubuhku, tapi Andi seperti tak peduli, langsung mengocokku dengan cepat dan keras, kurasakan penisnya menggesek seluruh dinding dan mengisi semua rongga di vaginaku, begitu nikmat hingga seakan aku melayang layang dalam kenikmatan birahi yang tinggi. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dengan keras kedua buah dadaku dan memilin ringan putingku sambil mencium bibirku dengan ganasnya.

    Begitu liar dan ganas dia mencumbuku seakan menumpahkan segala dendam yang lama tesimpan, kocokannya yang keras seakan mengaduk aduk vaginaku. Kulawan gerakannya dengan menggerakkan pinggulku secara acak, dan aku mendapatkan kenikmatan yang bertambah.

    Entah sudah berapa lama kami bercinta di kursi hingga dia memintaku untuk rebah di karpet lantai ruangan, lalu segera dia menyetubuhiku, tubuh atletisnya menindih tubuhku sambil pantatnya turun naik mengocok vaginaku, ciumannya sudah menjelajah ke seluruh wajah dan leherku tanpa sedikitpun bagian yang terlewatkan.

    Aku mengagumi kekuatan fisik Andi yang begitu kuat, dinginnya AC tak mampu mencegah peluh kami sudah bertetesan di seluruh tubuh. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari setiap gerakan Andi di atas tubuhku.
    Selanjutnya kami bergulingan, kini Andi telentang dan aku duduk di atasnya, secepatnya kugoyangkan pantatku mengocok penis Andi, goyanganku kubuat tidak aturan dan banyak variasi hingga dia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, lalu dia kembali meremas buah dadaku dengan kerasnya, tanpa kusadari ternyata Pak Reza sudah berdiri di sampingku dan menyodorkan penisnya ke mulutku, kugapai dan langsung kukulum dengan gairahnya sambil tetap menggoyang pantatku. Pak Reza ternyata tak mau diam saja, dia ikut mengocokkan penisnya di mulutku sambil memegangi kepalaku. Tak mau kalah Andi kemudian ikutan menggoyangkan pinggulnya hingga kami seolah berpacu meraih kenikmatan birahi.

    Andi lalu duduk hingga tubuhku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sambil tetap menggoyangkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada penis Pak Reza, Andi menjilati seluruh leher dan dadaku, disedotnya putingku dengan keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di sekitar buah dada dan putingku tapi tak kuperhatikan.

    Akhirnya kurasakan tubuh Andi menegang dan sedetik kemudian kurasakan kepala penisnya membesar memenuhi rongga dalam vaginaku lalu menyemprotkan spermanya, sementara gigitan dan sedotan di dadaku terasa semakin kuat, denyutannya membuat aku terbang melayang tinggi hingga ke puncak kenikmatan, maka akupun orgasme saat penis Andi sedang berdenyut dengan hebatnya di vaginaku, kami sama sama menggapai orgasme dalam waktu yang relatif bersamaan, tubuhku sudah mulai melemas tapi penis Pak Reza masih di tanganku, maka kukeluarkan kemampuanku untuk segera mengakhiri kemauan Pak Reza sambil masih tetap duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dengan lembut kedua buah dadaku, tapi konsentrasiku hanya tertuju ke Pak Reza, tak lama kemudian berdenyutlah penis Pak Reza di mulutku, tak kurasakan cairan sperma keluar dari penis itu, hanya denyutan denyutan ringan hingga melemas dengan sendirinya.

    Aku terkulai lemas di atas tubuh Andi, anak buahku itu, dan dia membalas dengan ciuman dan elusan di punggung telanjangku, beberapa saat kemudia aku tersadar dan berdiri menjauhinya, duduk kembali di kursi.
    Lisa memberikan teh hangat, kami semua masih telanjang, masih kurasakan seakan penis Andi masih mengganjal vaginaku.

    Baru aku sadari ternyata ada empat titik memerah bekas gigitan Andi pada dada dan sekitar buah dadaku, kulirik Andi tapi dia tidak memperhatikan.
    Jarum jam menunjukkan pukul 13:30, ketika kami menandatangani kontrak itu dalam keadaan telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu dan di atas pangkuan Pak Reza pula aku menandatanganinya. Sementara Pak Edwin sebagai saksi, ikut menandatangani kontrak itu sambil memangku Lisa yang masih telanjang.

    “Alangkah asiknya kalau kita bisa makan siang bersama sambil telanjang” usul Pak Edwin
    Aku hanya tersenyum menanggapi usulan nakal Pak Edwin, kukenakan kembali pakaianku meski tanpa celana dalam karena diminta Pak Edwin yang masih bujangan itu.
    Tak lama kemudian kami semua sudah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yang berserakan di lantai maupun meja dan kuberikan semuanya ke Andi.
    Dan selesailah official meeting hari ini.

    Sebenarnya aku tak mau mencampur adukkan antara bisnis dan kesenangan seperti ini, baru pertama kali terjadi. Awal bisnis yang di awali seperti ini terus terang membuat aku takut, tapi apa bedanya dengan para bisnisman lainnya yang memberikan wanita cantik untuk dapat mendapatkan proyek, toh proyek itu jalan juga.

    Setelah makan siang, aku dan Andi mengantar mereka hingga ke lobby dan disanalah kami berpisah, Aku dan Andi naik ke atas, tak ada pembicaraan sepanjang jalan ke kamar meskipun di lift Cuma kami berdua, suasana menjadi kaku, hal seperti inilah yang tidak aku inginkan.
    “Andi apapun yang telah terjadi adalah tidak pernah terjadi, tolong camkan itu demi kebaikan kita semua” kataku pada Andi sambil mengecup bibirnya, sebelum dia masuk kamarnya.

    Dan kami kembali ke Jakarta sebagai mana tidak terjadi sesuatu kecuali kenangan indah.

    Aku tidak pernah bisa memenuhi kata kataku sendiri seperti yang aku pesan di atas, karena bercinta dengan Andi terlalu nikmat untuk di tinggalkan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat

    Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat


    817 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat, Tidak tahu mengapa hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, padahal ini hari minggu, Istriku sudah dua hari pulang menengok orang tuanya yang sedang sakit dikampung, sedangkan pembantuku juga dari hari sabtu cuti, karena setiap akhir minggu ia pulang ke Bekasi mengunjungi keluarganya, praktis hanya tinggal aku sendiri dirumah. Aku dan isteri belum dikaruniai anak walaupun sudah dua tahun kami menikah.

    Aku berjalan keluar rumah, baru jam 6.30, wah sayang sekali aku bangun terlalu pagi, padahal sepanjang minggu aku memimpikan hari minggu supaya bisa tidur siang. Akhirnya aku duduk diteras depan rumah dan membaca koran. Lagi asyik baca koran aku mendengar bunyi bel, aku bangun untuk melihat siapa yang memencet bel pagi2 begini.Aku membuka pintu gerbang dan didepanku berdiri seorang wanita berusia kurang lebih 28 tahun dengan rambut digelung asal2an tersenyum padaku.
    Wajah wanita itu cukup manis dengan pipi berisi dan kemerahan, kulit wajahnya halus sekali dan ia memakai sarung serta menggendong bakul jamu, selendang yang mengikat bakul jamunya melintang didadanya dengan ketat sehingga menojolkan payudaranya yang kulihat sungguh amat indah dan menantang, mungkin ukurannya 36, pokoknya aku sungguh terangsang sekali dengan kemontokan tubuh wanita itu, aku melihat ada sedikit keringat didahinya, make up yang dipakainya tipis sehingga yang terlihat adalah wajah alami yang terpelihara.
    “Ibu ada pak?” Tanya wanita itu. Cepat2 aku tersenyum semanis mungkin.”Wah sedang pulang kampung tuh, mbak” Jawabku sambil tersenyum. Tukang jamu itu kelihatan kecewa.”Memangnya istri saya suka minum jamu?” Tanyaku.”Iya…dua hari sekali saya disuruh kesini sama ibu” Katanya.”Wah sayang sekali….tapi bagaimana kalau saya juga minum, mbak?” Aku sebenarnya tidak pernah minum jamu dan aku tak tahu jamu apa yang cocok buat laki2. Mbak itu tersenyum senang dan segera hendak menurunkan bakulnya, tapi aku buru2 menahannya.”Masuk saja mbak….jangan disini, didalam saja ya” Kataku, hatiku mengatakan tindakanku mengarahkan aku kesesuatu.
    Wanita itu berjalan masuk mengikutiku. Sampai diteras ia lagi2 mau menurunkan bakulnya, tapi aku lagi2 menyuruhnya masuk kedalam ruang tamu. Ketika ia berjalan masuk tadi kuperhatikan terus bokongnya yang bergoyang2 terbungkus kain sarung ketat, aku sampai menelan ludah, bokongnya sunggu indah dan besar, tubuhnya betul2 sexy….”Saya nggak mau ada orang yang lihat saya minum jamu lho” Kataku ketika kulihat ia agak ragu masuk kedalam rumahku.
    Ia terkikik lalu berjalan masuk mengikutiku dan ia segera menurunkan bakul jamunya, aku memperhatikan setiap gerakannya, oh….sungguh aku merasa terangsang sekali.”Memangnya jamu apa yang untuk laki2, mbak?” Tanyaku. Mataku tidak lepas dari belahan buah dadanya yang sesekali terkuak dan menampilkan bh warna hitam. Kemaluanku mulai mengeras.”Maunya untuk apa pak?””Biasanya jamu apa yang diminum laki?” Tanyaku lagi.”Macam2 pak…biasanya sih jamu kuat” Jawabnya, kulihat ia mengeluarkan sapu tangan lalu mengeringkan keringat diwajahnya. Sungguh manis wajahnya.”Kuat buat apa sih?” Tanyaku pura2. Ia melirik agak genit, mulutnya cemberut.”Ah pura2 aja bapak ini””Lho sungguh….aku kan nggak pernah ngejamu, mbak””Ah bisa aja…” Jawabnya, matanya kembali melirik, aku amkin horny.”Ya terserah mbak aja deh…aku taunya minum” Kataku. Ia lalu menuangkan entah apa aku tak tahu, dicampur2.
    “Mbak…biasanya kalau minum jamu minumnya untuk apa?” Tanyaku sambil menerima gelas yang telah berisi jamu.”Ada deh….” Eiit….mulai menunjukkan hasil nih, pikirku. Kayaknya tambah genit nih si mbak.”Kasih tahu doong…” Rengekku. Ia mengerling genit lagi sambil memonyongkan mulutnya.”Yaa…tanya ibu saja ah” Jawabnya. Aku merasakan pahit dilidahku dan aku makin memperlambat minumku, aku nggak tahan, mau muntah rasanya.”Saya mau tahunya dari mbak kok….””Yaaa…kalau perempuan ya minum jamu supaya seger, awet muda dan macem2 deh””Memangnya jamu sari rapet buat apa mbak?” Manteraku mulai keluar. Ia mendesis sambil melotot.”Hussh…kok tanya aku? Tanya ibu lho…””Kan pulang kampung…..aku bingung, apanya yang rapet kalo minum jamu sari rapet…nanya boleh kan?” Kataku makin berani.”Ya itunya yang jadi sempit, bukan rapet lho….” Jawabnya perlahan sekali, ia menunduk, kulihat sedikit rona merah dipipinya.”Apanya yang sempit mbak?” Kelihatannya ia mulai kesal.
    “Itunya lho…tempiknya, ah sudah ah….genit amat sich” Semburnya sambil mengerling marah. Aku tersenyum lagi.”Tempik itu apa sih?” Godaku lagi.”Nggak tahu ah…sudah belum? kok lama banget minum jamu aja?””Habis pahit….mbak belum jawab pertanyaan saya””Tempik itu…..memek lho, masak nggak tahu sih…dasar genit bapak ini” Eh tangannya mencubit pahaku. Aku pura2 kesakitan, tanganku kuulurkan untuk membalas, ia menjerit kecil sambil cekikikan menghindari tanganku.”Lho aku kan mau membalas, cuma nanya kok pahaku dicubit?””Habis ceriwis sih””Mbak minum sari rapet juga dong?” Tanyaku.”Nggak tahu ah””Kalau begitu gelas ini nggak akan habis2 isinya””Iya, iya…aku juga minum….setiap perempuan minum kok””Memangnya mbak sudah punya suami?””Ya sudah dong…tapi ada dikampung””Lho sama dong…isteriku ada dikampung juga” Ia diam saja.”Jadi tinggal kita berdua nih….” Sambungku.”Tapi aku nggak percaya, dengan minum sari rapet terus tempik….eh memek bisa rapet” Ia tersipu2.
    “Eee…sungguh lho…sudah terbukti dari dulu kok” Jawabnya.”Bohong…””Sungguh…””Kalo gitu boleh dong aku minta bukti””Bukti apaan?” Ia kelihatan agak bingung.”Bukti….bahwa memek mbak sempit” Aku nekat berkata. Kemaluanku sudah keras sejak tadi. Jantungku juga berdebar2 menahan gejolak nafsu.”Idiih amit2!!” Desisnya lalu ia bangun melemaskan kakinya yang dari tadi jongkok.”Mbak….””Yaaa….””Aku naksir nih….boleh nggak aku minta cium” Aku berbisik pelan. Ia melotot, mulutnya cemberut.
    “Iih….udah ah…genit amat sih” Ia jongkok lagi membereskan barang2nya. Kudekatkan wajahku kewajahnya. Ia mengangkat wajahnya dan memandangku dengan pandangan melotot, tapi bibirnya setengah terbuka, seolah2 menantang keberanianku dan kami sangat dekat sehingga aku bisa mencium bau tubuhnya yang terus terang saja membuat nafsuku makin melonjak. Tanpa pikir panjang kusambar mulutnya, kupeluk sehingga ia jatuh tertindihku dilantai ruang tamu. Mulutku melumat bibirnya dengan liar, ia meronta, tapi sepertinya rontaan setengah hati. Tanganku meremas buah dadanya, betul juga dugaanku, buah dadanya betul2 kencang dan mantap sekali, kenyal dan besar, wah aku benar2 terangsang.”Aduh….genit bapak ini….auuu….nggak mau…aduh, aku nggak bisa napas” Ia mendesah2 ditindihku.
    “Paak….aduh malu ah…jangan disini….nanti dilihat orang….aku malu ah….” Kulumat lagi mulutnya yang hangat, kali ini ia membalas dengan lumatan yang liar juga. Lidah kami saling membelit lidahnya terasa sungguh nikmat, hangat dan begitu liar didalam mulutku, sungguh aku tak pernah menduga perempuan desa sepertinya bisa berciuman begitu panas. Aku tak mau kalah, kujepit lidahnya lalu kuhisap2 dengan penuh nafsu, lalu lidahku bermain dalam mulutnya, kujelajahi seluruh rongga mulutnya dan napas kami sama2 memburu kencang, napasnya terasa panasenyembur dan aku juga menyukai bau napasnya yang lembut, mungkin memang semua tukang jamu tahu bagaimana merawat diri dan kesehatannya, pokoknya kami benar2 tenggelam dalam gelora nafsu, tanganku menggerayangi seluruh lekuk tubuhnya dan baju hijau yang dipakainya sudah tak keruan terbuka, tanganku berusaha menyingkapnya dan kuremas buah dadanya serta kucoba menariknya keluar dari bh yang begitu kencang membungkus buah kembar itu.
    Ia mendesah2 tangannya seperti hendak menyingkirkan tanganku namun usahanya tidak dengan sepenuh hati, sebelah tangannya meremas2 rambutku, mengacak2nya dengan gemas, air liur kami begitu lama saling bertukar, oh tidak pernah aku merasakan sensasi seperti ini.Akhirnya aku berhasil menarik keluar sebelah buah dadanya dari balik bh yang dikenakan mbak itu. Ia menggumam dalam mulutku. Kuremas payudara kenyal itu, kuraba puting susunya yang rasanya cukup besar, aku mencoba memandang tapi mbak itu begitu erat mendekap kepalaku sehingga mulut kami tidak bisa terlepas, ia menciumku begitu liar dan penuh nafsu, napasnya seperti lokomotif.Aku memaksa menciumi lehernya yang berkeringat, kujilati keringatnya dan terasa asin, aku tak perduli, kuangkat kedua tangannya lalu kucium2 ketiaknya yang basah oleh keringat juga. Baunya sungguh sedap dan ia mengerang keenakan waktu kugigit2 ketiaknya dengan lembut.
    Sekarang aku bisa melihat buah dadanya yang berkulit kuning dan menyembul sebelah, pemandangan ini membuatku makin bernafsu, puting susunya berwarna merah tua dan besar, kupencet2 pelan, ia merintih2, kepalanya terangkat keatas dan suaranya membuatku makin terangsang.
    “Pak…aaahhh…..ada susunya pak….pencet kerasan lagi…ooohhhh” Ia mendesah. Kupencet lebih keras, benar saja ada cairan kental keputihan perlahan muncul dari puting susunya, lalu ketika keperkeras pencetanku maka cairan itu menyembur pelan dan membasahi tanganku. Segera kucelucupi dan kujilat puting susunya, mbak yang belakangan kutahu bernama Warsih itu membantuku meremas buah dadanya, dan kulihat ia pandai sekali mengeluarkan susunya agar aku dapat menikmati cairan itu, tangannya mengurut payudaranya dengan keras dan memencetnya sehingga cairan itu menyembur keras masuk dalam mulutku, tidak ada rasa atupun bau, kusedot2 putingnya sepertibayi.
    “Uughhh….jangan terlalu keras pak, sakit…..uuughhhh” Aku memelankan kegemasanku menyedot.
    Tanganku sibuk melepaskan kancing2 baju yang tersisa dan menariknya sehingga Warsih hanya memakai kutang dan sarung saja. Bh hitamnya terangkat sebelah keatas dan kontolku sampai sakit karena kerasnya ketika melihat pemandangan didepanku.
    Tubuh Warsih sungguh mulus, kuning langsat walaupun baru bagian atasnya saja yang kulihat.”Paaakkk……enak…duh….pak…jangan disini…malu pak….aakkhhh” Ia merengek, suaranya serak.”Dikamarku saja…” Bisikku. Kuajak ia masuk dalam kamarku, sebelumnya kukunci pintu depan. Sampai dalam kamar kami bergumul diatas ranjangku. Tubuhnya betul2 padat dan kenyal. Kulepaskan bhnya sehingga ia sekarang hanya memakai sarung saja, aku terbengong melihat buah dadanya yang begitu sempurna dan besar, puting susunya sungguh kontras dengan warna kulitnya. Kubuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat dan ia menjerit kecil melihat kontolku yang berdiri dengan tegak penuh urat menonjol, tangannya menutupi mulutnya.”Auu…serem!” Jeritnya. Kudekati ia dan ia beringsut mundur menggodaku. Aku menerkam dengan kekuatan penuh, kembali ia menjerit sambil memelukku, kami bergumul lagi, kali ini ia menciumi dadaku dengan penuh nafsu.”Kontolnya kok kecil sih pak” Bisiknya. Sialan…”Jangan lihat kecilnya mbak…rasakan tusukannya nanti” Bisikku juga.
    “Idiihh….takuut” Ia merengek lagi. Kukemot payudaranya lagi, lalu kujilat dan kugigit2 ketiaknya yang ditumbubi bulu lebat, oohh sungguh merangsang sekali baunya. Warsih menjerit2 kecil kegelian, tapi ia menikmatinya.Tiba2 aku mundur lalu dengan cepat aku menyusup kedalam sarung yang masih dikenakannya, ia menjerit tertahan sambil berusaha mendorong kepalaku keluar dari dalam selangkangannya. Tapi aku tidak perduli, kukecupi pahanya yang kurasakan halus sekali. Kuhisap2 kecil, ia terlonjak2 kegelian sambil mengerang2 manja.”Jangaan pak….bau….jijik ih…nggak mau aku…ooohhh” Dorongan tangannya berubah remasan, kepalaku sudah mencapai puncak pahanya, aku merasakan kehangatan kepalaku didalam sarungnya dan tercium bau memek yang membuat kontolku kembali sakit saking tegangnya.
    Kuciumi celana dalamnya yang lembab dan agak lengket, kujilati lalu kuhisap2 memeknya yang tertutup celana dalam hitam, aku bisa merasakan bulu memeknya yang keluar dari balik lipatan celana dalam, kujilati semuanya lalu kuporoti celana itu, tiba2 sarungnya menjadi kendur, ternyata Warsih membuka ikatan setangennya sehingga sekarang ia bisa melihat kegiatanku didalam sarungnya. Ia menurunkan sarungnya, aku menariknya sampai terlepas. Kini aku terpaku sesaat melihat memeknya yang hitam tertutup bulu2 lebat yang ikal.
    Kulihat ada cairan bening menempel dibulu2 itu, mata Warsih lekat memandangku, aku tak tahan lagi dengan bau yang begitu merangsang. Kubenamkan wajahku dilembahnya, kucium dengan penuh perasaan bau memeknya, oohhh….sungguh enak sekali. Dengan jari2ku kusibakkan bulu memeknya dan kukuak bibir kemaluannya yang berwarna merah tua, ia mengerang2, tangannya mencengkram sprei dan menarik2nya. Aku bisa melihat bagian dalam memeknya yang banjir oleh cairan keputihan, menempel pada dinding dan bibir memeknya, aku tak tahan lagi, kuserbu memeknya dengan lidahku, kujelajahi dan kusapu seluruh cairan itu, terasa asin, nikmatnya sungguh gila.
    “Aaaaa…….enaaaakkkk……mmmhhhh….sssshh hhh” Pinggulnya terangkat naik menekan mulutku dan aku makin lahap menjilati dan mengemut itinya. Ia mengerang2 sebelum akhirnya mengangkat pinggulnya dan tangannya menekan kepalaku, dan aku terbenam dalam memeknya. Hidungku menekan itilnya dengan keras dan kurasakan ia menggosok2kannya dihidungku, mulutku masuk dalam liang memeknya, lidahku kuputar dan kutusuk dalam liang itu, ia menjerit agak keras seperti rintihan panjang.”Oooohhhhhh……..aku..aku….keluaaarrr paaakk…..uuuuuhhhhhh” Kurasakan hentakan2 keras menekan wajahku dan kurasakan liang memeknya menghangat dan tercium bau khas yang enak sekali, lidahku menjilati lubang kencingnya yang kecil dan merah, Warsih meronta kecil dan mulutnya tak henti melolong. Tiba2 kurasakan kontolku ditariknya, aku mengikuti irama tarikannya, ternyata sesaat kemudian kontolku terbenam dalam mulutnya yang hangat, aku gemetar tak kuasa membendung nikmatnya kuluman Warsih dikontolku, aku berusaha sekuat tenaga menahan dan membendung supaya jangan sampai keluar begitu cepat.
    Kualihkan jilatanku perlahan2 kelubang duburnya yang berwarna hitam dan ada lendir yang berasal dari liang memeknya. Kelihatanya ia terkejut sesaat tapi kemudian tiba2 ia berontak dan berguling sehingga aku terbawa dan kusadari aku sudah tergencet dibawah tubuhnya, posisi kami menjadi 69 dan ia menekuk lututnya sedemikian rupa sehingga aku bisa dengan leluasa menjelajahi liang duburnya, ia bergetar hebat dan mengguman dengan kontolku dalam mulutnya.”Paakk…terus pak, terus, terushh….jilat terus, masukin lidahnya paaakk…aku paling nggak tahaaann” Ia merintih panjang ketika lidahku kutusuk menerobos liang duburnya. Aku tak perduli dengan perasaan jijik orang lain, karena aku menikmati sekali liang duburnya yang bersih dan tak berbau. Tubuh Warsih kembali terhentak2 dan ia menekan pantatnya sehingga aku sulit bernapas, aku berusaha memuaskannya dengan lidahku terus mengorek2 lubang itu dan ia melolong2 pendek seperti wanita hendak melahirkan.
    Sampai akhirnya akupun tidak kuat menahan semburan kontolku, aku tak mau kalah, kubalikkan tubuhnya sehingga aku diatas dan ia seperti tahu apa yang akan terjadi karena ia mempercepat sedotannya dan aku memompa mulutnya dengan cepat pula, tangannya mengocok2 pangkal kontolku dengan cepat, aku menjerit sambil memandangnya……cairan air maniku menyembur dalam mulutnya dan kulihat mulutnya mengemot kontolku tiada henti, perutku kejang menahan nikmat yang menyusup seperti gelombang dashyat. Air maniku seperti tidak ada habisnya dan tak setetespun keluar dari dalam mulutnya, ia begitu ahli menikmati kontolku sampai aku merasa denyutan2 nikmat berlangsung begitu lama, aku terduduk lemas diwajahnya, kubiarkan ia menjilati kepala kontolku dan menyedot buah zakarku, perasaanku tidak keruan ketika lidahnya mulai menelusuri lubang duburku juga, geli campur meriang yang kurasakan, tapi aku sangat menikmatinya.
    Lidahnya menjelajahi lubang duburku dengan liar, kontolku dalam sekejap mulai mengeras dan kulihat ia terkikik kesenangan, tangannya kembali mengocok kontolku dengan lembut.Aku juga tak mau kalah, kujilati lagi sisa2 lendir diliang memeknya, seluruh bulu memeknya sudah basah oleh jilatanku, kulihat memeknya berkilat2 dan cairan memeknya begitu nikmat dan hangat, oohhh aku akan sangat merindukannya.Setelah kontolku mengeras, Warsih segera berjongkok diatasnya dan mengarahkan kontolku keliang memeknya. Lalu ia mengeluh panjang ketika kontolku amblas dalam lubang hangat itu. Ia mulai memompa dan aku mengikuti iramanya, ia manarik tanganku dan menaruhnya dipayudaranya, aku segera meremasnya.”Remas yang kuat paak…aduh…enak sekali kontol bapak…uuuhhhh” Ia memompa dengan buah dadanya menggelinjang dalam remasanku. Aku meremas dengan keras dan ia merintih dengan keras pula.
    Kulihat tanganku berlumuran air susunya yang selalu keluar setiap kuremas. Sungguh mati wanita ini sangat pandai bersetubuh, aku tak tahu dari mana ia memperoleh keahlian seperti itu dan terlintas dalam benakku untuk menjadikannya isteri keduaku, aku merinding membayangkan penghianatan cintaku kepada isteriku….tapi sungguh aku tergila2 dengan Warsih.Kontolku seperti disedot2 dalam memeknya, aku berusaha mati2an agar kami dapat mencapai kenikmatan bersama, setiap berhasil kubendung maka sesaat kemudian kontolku kembali tak kuat menahannya, aku menjadi tersiksa oleh kenikmatan memeknya, ia tersenyum senyum dan sesekali menjulurkan lidahnya menjilati wajahku, lidahnya hangat dan liar, setelah itu kami kembali saling lumat, ulekan memeknya membuatku seperti melayang2.”Warsih….aku hampir nggak kuat lagi nih….” Desahku. Ia terkikik….”Barengan yok…uuhh…..ayo pak, pompa memekku….aaahhhh….terus, terus, ssshhhh” Ia mulai merengek dan aku mulai nggak kuat menahan.
    “Aku..aku…aku ngak kuat lagiii!” Aku berteriak. Warsih memonyongkan mulutnya, matanya meredup dan merem melek kenikmatan, tiba2….ia berterriak…”Mati akuuu…..” Ia mengulek dan menekan dengan keras sehingga kontolku benar2 seperti diputar dan disedot oleh mesin pembuat nikmat. Ia memelukku dan mulutnya memangut bibirku dan menghisapnya dengan keras, tubuh kami kejang2 dan bergetar hebat, kontolku memuntahkan air mani kembali, dan ia mengulek kontolku sehingga perutku seperti hendak keram oleh kenikmatan yang diberikan memeknya. Kuremas pantatnya dengan keras, napasnya panas memburu diwajahku, lidah kami saling membelit dan kami memangut seperti ular berbisa. Lama sekali sensasi kenikmatan yang kami rasakan, sampai akhirnya ia terkulai dalam pelukanku dengan kontolku masih terhujam dalam memeknya. Kami diam tak berkata2, aku juga lemas, kubiarkan tubuhnya yang hangat dengan buah dadanya yang besar menekan dadaku. Fantasiku melayang2, membayangkan andaikan ia adalah isteriku…..”Kamu hebat sekali….betul2 hebat” Bisikku. Warsih terkikik kecil dalam pelukanku.
    “Dari mana kamu belajar?” Tanyaku. Ia tersenyum memandangku, keringatnya jatuh diatas bibirku, kujilat keringat itu.”Aku ini orang Madura lho…” Jawabnya.”Ah nggak setiap wanita Madura begitu hebat” Jawabku.”Tapi aku hebat kan?” Bisiknya. Ia mengecup bibirku dengan lembut.”Aku takluk nih….” Bisikku pula. Ia bangun dengan cepat dan berbalik terlentang, dengan sarung ia menutupi memeknya dan berjalan cepat kekamar mandi, aku mengikutinya dan didalam kami mandi sama2, lagi2 kami melakukan persetubuhan sekali lagi atas inisiatifnya, ia nungging dan kutusuk dari belakang seperti anjing sedang berahi, dibawah siraman shower.Akhirnya aku mengajaknya tidur bersama hari itu, aku mengatakan ia tak usah berjualan jamu lagi. Ia akan kukontrakkan rumah dan akan kuberikan uang belanja setiap bulan.
    Warsih menyetujuinya, tapi ia memilih tinggal di Bandung, aku mengijinkannya. Ia memberiku celana dalam dan bh bekas dipakainya padaku, ia berkata kalau aku rindu padanya maka ciumi saja celana dalamnya dan nikmati baunya. Ooh sungguh perempuan yang tahu memanjakan laki2…..Selama empat tahun aku memelihara Warsih sampai akhirnya kami resmi sebagai suami isteri setelah aku dan isteriku bercerai tanpa anak. Dan itulah saat2 terindah dalam hidupku sampai kini. Celana dalam yang pertama kali diberikannya padaku menjadi benda kenangan kami dan sering kali kami keluarkan dan menikmatinya bersama…ooohh Warsih.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas,  cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Ketauan nyontek di hukum ngentot dengan guru

    Cerita Seks Ketauan nyontek di hukum ngentot dengan guru


    1011 views

    Perawanku – Cerita Seks Ketauan nyontek di hukum ngentot dengan guru. Rina adalah seorang guru sejarah di smu, Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak, Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.

    Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

    Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anto?”, Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Rina, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Rina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Rina kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Rina mendesah tidak sabar.

    Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rina yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

    Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

    Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rina segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rina. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rina masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

    Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rina berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.

    Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

    Setelah kejadian dengan Anto, Rina masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rina adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

    Ketika Rina berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Rina salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto.”Langkah Rina terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Rina.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rina langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Rina agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Rina bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Rina benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Rina.Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Rina dan memasukkan penisnya ke mulut Rina.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Rina, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rina, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Rina, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Rina tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Rina juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Rina, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Rina.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Rina menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Rina hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Rina menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rina. Rinapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Rina…, Rinnaa”.Rina segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Rina masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Rina, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Rina mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Rina dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Rina mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”Bu Rina nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Rina tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Rina, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Rina menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Rina terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Rina yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Rina sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Rina kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Rina…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Rina kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Rina tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Rina berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Rina bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Rina dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Rina menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Rina.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Rina. Rina yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Rina memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”

    Anto kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Rina bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Rina, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.

    Kaki Rina kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Rina yang becek.”mm…”, Rina menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rina mempermainkan puting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Rina yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina rina.”Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Rina, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Rina merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Rina, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

    Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rina.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Rina, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rina. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Rina.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rina dan tembok. Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Rina mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Rina berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Rina. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum

    Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum


    680 views

    Perawanku – Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum, Singkat cerita, ketika hari pertama aku ketemu dengan teman kuliahku itu, rasanya kami langsung akrab karena memang sewaktu kami sama-sama duduk di bangku kuliah, kami sangat kompak dan sering tidur bersama di rumah kostku di kota Bone. Bahkan seringkali dia mentraktirku. “Nis, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang sehari atau dua hari di rumahku?” katanya padaku sambil merangkulku dengan erat sekali. Nama teman kuliahku itu adalah “Nasir”.

    ”Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku sangat bersukur kita bisa ketemu di tempat ini. Mungkin inilah namanya nasib baik, karena aku sama sekali tidak menduga kalau kamu tinggal di kota Makassar ini” jawabku sambil membalas rangkulannya. Kami berangkulan cukup lama di sekitar pasar sentral Makassar, tepatnya di tempat jualan cakar.

    “Ayo kita ke rumah dulu Nis, nanti kita ngobrol panjang lebar di sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya sambil menuntunku naik ke mobil Feroza miliknya. Setelah kami tiba di halaman rumahnya, Nasir terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri lalu mempersilakan aku turun.
    Aku sangat kagum melihat rumah tempat tinggalnya yang berlantai dua. Lantai bawah digunakan sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sementara lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal bersama istri. Aku hanya ikut di belakangnya.

    “Inilah hasil usaha kami Nis selama beberapa tahun di Makassar” katanya sambil menunjukkan tumpukan beras dan ruangan kantornya.

    “Wah cukup hebat kamu Sir. Usahamu cukup lemayan. Kamu sangat berhasil dibanding aku yang belum jelas sumber kehidupanku” kataku padanya.
    “Lin, Lin, inilah teman kuliahku dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya” teriak Nasir memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.

    “Alina”, kata istrinya menyebut namanya ketika kusalami tangannya sambil ia tersenyum ramah dan manis seolah menunjukkan rasa kegembiraan.

    “Anis”, kataku pula sambil membalas senyumannya.
    Nampaknya Alina ini adalah seorang istri yang baik hati, ramah dan selalu memelihara kecantikannya. Usianya kutaksir baru sekitar 25 tahun dengan tubuh sedikit langsing dan tinggi badan sekitar 145 cm serta berambut agak panjang.

    Tangannya terasa hangat dan halus sekali. Setelah selesai menyambutku, Alina lalu mempersilakanku duduk dan ia buru-buru masuk ke dalam seolah ada urusan penting di dalam.

    Belum lama kami bincang-bincang seputar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Alina di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu beserta kue-kue bagus dihidangkan oleh Alina di atas meja yang ada di depan kami.

    “Silakah Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” ajakan Alina menyentuh langsung ke lubuk hatiku. Selain karena senyuman manisnya, kelembutan suaranya, juga karena penampilan, kecantikan dan sengatan bau farfumnya yang harum itu.

    Dalam hati kecilku mengatakan, alangkah senang dan bahagianya Nasir bisa mendapatkan istri seperti Alina ini. Seandainya aku juga mempunyai istri seperti dia, pasti aku tidak bisa ke mana-mana
    “Eh, kok malah melamun. Ada masalah apa Nis sampai termenung begitu? Apa yang mengganggu pikiranmu?” kata Nasir sambil memegang pundakku, sehingga aku sangat kaget dan tersentak.
    “Ti.. Tidak ada masalah apa-apa kok. Hanya aku merenungkan sejenak tentang pertemuan kita hari ini. Kenapa bisa terjadi yah,” alasanku.

    Alina hanya terdiam mendengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tapi sesekali ia memandangiku dan menampakkan wajah cerianya.

    “Sekarang giliranmu Nis cerita tentang perjalanan hidupmu bersama istri setelah sejak tadi hanya aku yang bicara. Silahkan saja cerita panjang lebar mumpun hari ini aku tidak ada kesibukan di luar.
    Lagi pula anggaplah hari ini adalah hari keistimewaan kita yang perlu dirayakan bersama. Bukankah begitu Lin..?” kata Nasir seolah cari dukungan dari istrinya dan waktunya siap digunakan khusus untukku.
    “Ok, kalau gitu aku akan utarakan sedikit tentang kehidupan rumah tanggaku, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sambil memperbaiki dudukku di atas kursi empuk itu.
    “Maaf jika terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya kedatanganku di kota Makassar ini justru karena dipicu oleh problem rumah tanggaku. Aku selalu cekcok dan bertengkar dengan istriku gara-gara aku kesulitan mendapatkan lapangan kerja yang layak dan mempu menghidupi keluargaku.

    Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan rumah guna mencari pekerjaan di kota ini. Eh.. Belum aku temukan pekerjaan, tiba-tiba kita ketemu tadi setelah dua hari aku ke sana ke mari. Mungkin pertemuan kita ini ada hikmahnya. Semoga saja pertemuan kita ini merupakan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan rumahtanggaku” Kisahku secara jujur pada Nasir dan istrinya.

    Mendengar kisah sedihku itu, Nasir dan istrinya tak mampu berkomentar dan nampak ikut sedih, bahkan kami semua terdiam sejenak. Lalu secara serentak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mereka saling menatap dan menutup kembali mulutnya seolah mereka saling mengharap untuk memulai, namun malah mereka ketawa terbahak, yang membuatku heran dan memaksa juga ketawa.

    “Begini Nis, mungkin pertemuan kita ini benar ada hikmahnya, sebab kebetulan sekali kami butuh teman seperti kamu di rumah ini. Kami khan belum dikaruniai seorang anak, sehingga kami selalu kesepian.
    Apalagi jika aku ke luar kota misalnya ke Bone, maka istriku terpaksa sendirian di rumah meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya untuk menemani selama aku tidak ada, tapi aku tetap menghawatirkannya. Untuk itu, jika tidak memberatkan, aku inginkan kamu tinggal bersamaku.
    Anggaplah kamu sudah dapatkan lapangan kerja baru sebagai sumber mata pencaharianmu. Segala keperluan sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Nasir bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.

    “Maaf kawan, aku tidak mau merepotkan dan membebanimu. Biarlah aku cari kerja di tempat lain saja dan..” Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nasir memotong dan berkata..
    “Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tidak menganggapku lagi sebagai sahabat. Kami ikhlas dan bermaksud baik padamu Nis” katanya.

    “Tetapi,” Belum kuutarakan maksudku, tiba-tiba Alina juga ikut bicara..
    “Benar Kak, kami sangat membutuhkan teman di rumah ini. Sudah lama hal ini kami pikirkan tapi mungkin baru kali ini dipertemukan dengan orang yang tepat dan sesuai hati nurani. Apalagi Kak Anis ini memang sahabat lama Kak Nasir, sehingga kami tidak perlu ragukan lagi.

    Bahkan kami sangat senan jika Kak sekalian menjemput istrinya untuk tinggal bersama kita di rumah ini” ucapan Alina memberi dorongan kuat padaku.

    “Kalau begitu, apa boleh buat. Terpaksa kuterima dengan senang hati, sekaligus kuucapkan terima kasih yang tak terhingga atas budi baiknya. Tapi sayangnya, aku tak memiliki keterampilan apa-apa untuk membantu kalian” kataku dengan pasrah.

    Tiba-tiba Nasir dan Alina bersamaan berdiri dan langsung saling berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sebagai tanda kegembiraannya. Lalu Nasir melanjutkan rangkulannya padaku dan juga mengecup pipiku, sehingga aku sedikit malu dibuatnya.

    “Terima kasih Nis atas kesediaanmu menerima tawaranku semoga kamu berbahagia dan tidak kesulitan apapun di rumah ini. Kami tak membutuhkan keterampilanmu, melainkan kehadiranmu menemani kami di rumah ini.

    Kami hanya butuh teman bermain dan tukar pikiran, sebab tenaga kerjaku sudah cukup untuk membantu mengelola usahaku di luar. Kami sewaktu-waktu membutuhkan nasehatmu dan istriku pasti merasa terhibur dengan kehadiranmu menemani jika aku keluar rumah” katanya dengan sangat bergembira dan senang mendengar persetujuanku.

    Kurang lebih satu bulan lamanya kami seolah hanya diperlakukan sebagai raja di rumah itu. Makanku diurus oleh Alina, tempat tidurku terkadang juga dibersihkan olehnya, bahkan ia meminta untuk mencuci pakaianku yang kotor tapi aku keberatan.

    Selama waktu itu pula, aku sudah dilengkapi dengan pakaian, bahkan kamar tidurku dibelikan TV 20 inch lengkap dengan VCD-nya. Aku sangat malu dan merasa berutang budi pada mereka, sebab selain pakaian, akupun diberi uang tunai yang jumlahnya cukup besar bagiku, bahkan belakangan kuketahui jika ia juga seringkali kirim pakaian dan uang ke istri dan anak-anakku di Bone lewat mobil.

    Kami bertiga sudah cukup akrab dan hidup dalam satu rumah seperti saudara kandung bersenda gurau, bercengkerama dan bergaul tanpa batas seolah tidak ada perbedaan status seperti majikan dan karyawannya.

    Kebebasan pergaulanku dengan Alina memuncak ketika Nasir berangkat ke Sulawesi Tenggara selama beberapa hari untuk membawa beras untuk di jual di sana karena ada permintaan dari langgarannya.
    Pada malam pertama keberangkatan Nasir, Alina nampak gembira sekali seolah tidak ada kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan kepada suaminya itu kalau ia tidak takut lagi ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya karena sudah ada yang menjaganya, namun ucapannya itu dianggapnya sebagai bentuk humor terhadap suaminya. Nasir pun nampak tidak ada kekhawatiran meninggalkan istrinya dengan alasan yang sama.

    Malam itu kami (aku dan Alina) menonton bersama di ruang tamu hingga larut malam, karena kami sambil tukar pengalaman, termasuk soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan kami masing-masing.
    Sikap dan tingkah laku Alina sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Alina membuat kopi susu dan menyodorkanku bersama pisang susu, lalu kami nikmati bersama-sama sambil nonton. Ia makan sambil berbaring di sampingku seolah dianggap biasa saja. Sesekali ia membalikkan tubuhnya kepadaku sambil bercerita, namun aku pura-pura bersikap biasa, meskipun ada ganjalan aneh di benakku.
    “Nis, kamu tidak keberatan khan menemaniku nonton malam ini? Besok khan tidak ada yang mengganggu kita sehingga kita bisa tidur siang sepuasnya?” tanya Alina tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun.
    “Tidak kok Lin. Aku justru senang dan bahagia bisa nonton bersama majikanku” kataku sedikit menyanjungnya. Alina lalu mencubitku dan..

    “Wii de.. De, kok aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, jangan ulang kata itu lagi deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya.
    “Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf jika tidak senang, aku hanya main-main. Lalu aku harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
    “Terserah dech, yang penting bukan majikan. Tapi aku lebih seneng jika kamu memanggil aku adik” katanya santai.

    “Oke kalau begitu maunya. Aku akan panggil adik saja” kataku lagi.
    Malam semakin larut. Tak satupun terdengar suara kecuali suara kami berdua dengan suara TV. Alina tiba-tiba bangkit dari pembaringannya.
    “Nis, apa kamu sering nonton kaset VCD bersama istrimu?” tanya Alina dengan sedikit rendah suaranya seolah tak mau didengar orang lain.

    “Eng.. Pernah, tapi sama-sama dengan orang lain juga karena kami nonton di rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang tiba-tiba dan sedikit aneh itu.
    “Kamu ingat judulnya? Atau jalan ceritanya?” tanyanya lagi.
    “Aku lupa judulnya, tapi pemainnya adalah Rhoma Irama dan ceritanya adalah masalah percintaan” jawabku dengan pura-pura bersikap biasa.

    “Masih mau ngga kamu temani aku nonton film dari VCD? Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam. Terserah yang mana Anis suka” tawarannya, tapi aku sempat berfikir kalau Alina akan memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan biasanya khusus ditonton oleh suami istri untuk membangkitkan gairahnya.
    Setelah kupikir segala resiko, kepercayaan dan dosa, aku lalu bikin alasan.
    “Sebenarnya aku senang sekali, tapi aku takut.. Eh.. Maaf aku sangat ngantuk. Jika tidak keberatan, lain kali saja, pasti kutemani” kataku sedikit bimbang dan takut alasanku salah. Tapi akhirnya ia terima meskipun nampaknya sedikit kecewa di wajahnya dan kurang semangat.

    “Baiklah jika memang kamu sudah ngantuk. Aku tidak mau sama sekali memaksamu, lagi pula aku sudah cukup senang dan bahagia kamu bersedia menemaniku nonton sampai selarut ini.

    Ayo kita masuk tidur” katanya sambil mematikan TV-nya, namun sebelum aku menutup pintu kamarku, aku melihat sejenak ia sempat memperhatikanku, tapi aku pura-pura tidak menghiraukannya.
    Di atas tempat tidurku, aku gelisah dan bingung mengambil keputusan tentang alasanku jika besok atau lusa ia kembali mengajakku nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut selalu menghantukiku.
    Mungkin dia juga mengalami hal yang sama, karena dari dalam kamarku selalu terdengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup serta air di kamar mandi selalu kedengaran tertumpah.

    Setelah kami makan malam bersama keesokan harinya, kami kembali nonton TV sama-sama di ruang tamu, tapi penampilan Alina kali ini agak lain dari biasanya. Ia berpakaian serba tipis dan tercium bau farfumnya yang harum menyengat hidup sepanjang ruang tamu itu.

    Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah mencari alasan untuk menolak ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku untuk mengikuti kemauannya lebih besar dari penolakanku. Belum aku sempat menemukan alasan tepat, maka

    “Nis, masih ingat janjimu tadi malam? Atau kamu sudah ngantuk lagi?” pertanyaan Alina tiba-tiba mengagetkanku.

    “O, oohh yah, aku ingat. Nonton VCD khan? Tapi jangan yang seram-seram donk filmnya, aku tak suka. Nanti aku mimpi buruk dan membuatku sakit, khan repot jadinya” jawabku mengingatkan untuk tidak memutar film porn.

    “Kita liat aja permainannya. Kamu pasti senang menyaksikannya, karena aku yakin kamu belum pernah menontonnya, lagi pula ini film baru” kata Alina sambil meraih kotak yang berisi setumpuk kaset VCD lalu menarik sekeping kaset yang paling di atas seolah ia telah mempersiapkannya, lalu memasukkan ke CD, lalu mundur dua langkah dan duduk di sampingku menunggu apa gerangan yang akan muncul di layar TV tersebut.

    Dag, dig, dug, getaran jantungku sangat keras menunggu gambar yang akan tampil di layar TV. Mula-mula aku yakin kalau filmnya adalah film yang dapat dipertontonkan secara umum karena gambar pertama yang muncul adalah dua orang gadis yang sedang berloma naik speed board atau sampan dan saling membalap di atas air sungat.

    Namun dua menit kemudian, muncul pula dua orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang sama, akhirnya keempatnya bertemu di tepi sungai dan bergandengan tangan lalu masuk ke salah satu villa untuk bersantai bersama.

    Tak lama kemudian mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, lalu saling merangkul, mencium dan seterusnya sebagaimana layaknya suami istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dengan niat kemauanku.

    Kami tidak mampu mengeluarkan kata-kata, terutama ketika kami menyaksikan dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati kemaluannya, bahkan saling mengadu alat yang paling vitalnya. Kami hanya bisa saling memandang dan tersenyum.
    “Gimana Nis,? Asyik khan? Atau ganti yang lain saja yang lucu-lucu?” pancing Alina, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang.

    “Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu?” giliran aku bertanya, tapi Alina hanya menatapku tajam lalu mengangguk.

    “Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Alina keluar dari mulutnya.
    “Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis?” tanya Alina ketika salah seorang wanitanya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan kontolnya dari belakang lalu mengocoknya dengan kuat.
    “Tidak, belum pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang.

    “Maukah kamu mencobanya nanti?” tanya Alina dengan suara rendah.
    “Dengan siapa, kami khan pisah dengan istri untuk sementara” kataku.
    “Jika kamu bertemu istrimu nanti atau wanita lain misalnya” kata Alina.
    “Yachh.. Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku.
    “Nis, apa malam ini kamu tidak ingin mencobanya?” Tanya Alina sambil sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya.
    “Dengan siapa? Apa dengan wanita di TV itu?” tanyaku memancing.

    “Gimana jika dengan aku? Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang tahu. Mau khan?” Tanya Alina lebih jelas lagi mengarah sambil menyentuh tanganku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku.

    Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apalagi ia menyentuhku. Aku tidak mampu lagi berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu.
    Aku tidak akan mungkin mampu menolak dan mengecewakannya, apalagi aku sangat menginginkannya, karena telah beberapa bulan aku tidak melakukan sex dengan istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tangannya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali.
    “Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau kenyataan?” Tanyaku amat gembira.

    “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Alina melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi.
    Tentu aku tidak mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Alina sudah ingin segera membuktikan dengan melepas sarung yang dipakainya, tapi aku belum mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.
    Pergumulan kami dalam posisi duduk cukup lama, meskipun berkali-kali Alina memintaku untuk segera melepaskan celanaku, bahkan ia sendiri beberapa kali berusaha membuka kancingnya, tapi selalu saja kuminta agar ia bersabar dan pelan-pelan sebab waktunya sangat panjang.

    “Ayo Kak Nis, cepat sayang. Aku sudah tak tahan ingin membuktikannya” rayu Alina sambil melepas rangkulannya lalu ia tidur telentang di atas karpet abu-abu sambil menarik tanganku untuk menindihnya. Aku tidak tega membiarkan ia penasaran terus, sehingga aku segera menindihnya.

    “Buka celana sayang. Cepat.. Aku sudah capek nih, ayo dong,” pintanya.
    Akupun segera menuruti permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Alina menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tapi ia tak berhasil karena aku sengaja mengangkat punggungku tinggi-tinggi untuk menghindarinya.

    Ketika aku mencoba menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas lalu ia sendiri melepaskannya, aku kaget sebab tak kusangka kalau ia sama sekali tidak pakai celana. Dalam hatiku bahwa mungkin ia memang sengaja siap-siap akan bersetubuh denganku malam itu.

    Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dengan cahaya TV yang semakin seru bermain bugil, aku sangat jelas menyaksikan sebuah lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun.

    Tampak menonjol sebuah benda mungil seperti biji kacang di tengah-tengahnya. Rasanya cukup menantang dan mempertinggi birahiku, tapi aku tetap berusaha mengendalikannya agar aku bisa lebih lama bermain-main dengannya. Ia sekarang sudah bugil 100%, sehingga terlihat bentuk tubuhnya yang langsing, putih mulus dan indah sekali dipandang.

    “Ayo donk, tunggu apa lagi sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti ini” pinta Alina tak pernah berhenti untuk segera menikmati puncaknya.
    “Tenang sayang. Aku pasti akan memuaskanmu malam ini, tapi saya masih mau bermain-main lebih lama biar kita lebih banyak menikmatinya”kataku
    Secara perlahan tapi pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang kenikmatannya sehingga membuat pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis.

    “Nikmat khan kalau begini?” tanyaku berbisik sambil menggerak-gerakkan lidahku ke kiri dan ke kanan lalu menekannya lebih dalam lagi sehingga Alina setengah berteriak dan mengangkat tinggi-tinggi pantatnya seolah ia menyambut dan ingin memperdalam masuknya ujung lidahku.

    Ia hanya mengangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.
    “Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tak mampu dikurangi ketika aku gocok-gocokkan secara lebih dalam dan keras serta cepat keluar masuk ke lubang kemaluannya.
    “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya” katanya dengan suara yang agak keras sambil menarik-narik kepalaku agar lebih rapat lagi.
    “Bagaimana? Sudah siap menyambut lidahku yang panjang lagi keras?” tanyaku sambil melepaskan seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun sama-sama bugil.
    Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami.

    “Iiyah,. Dari tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Alina tergesa-gesa sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kiri kanan kedua bibirnya untuk memudahkan jalannya kemaluanku masuk lebih dalam lagi.

    Aku pun tidak mau menunda-nunda lagi karena memang aku sudah puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi keduanya sangat basah. Aku lalu mengangkat kedua kakinya hingga bersandar ke bahuku lalu berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang sejak tadi menunggu itu. Ternyata tidak mampu kutembus sekaligus sesuai keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, padahal Alina sudah bukan perawan lagi.

    “Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Alina ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras. Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi juga belum berhasil amblas.
    Aku turunkan kedua kakinya lalu meraih sebuah bantal kursi yang di belakanku lalu kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya lalu kudorong penisku agak keras sehingga sudah mulai masuk setengahnya.

    Alinapun merintih keras tapi tidak berkata apa-apa, sehingga aku tak peduli, malah semakin kutekan dan kudorong masuk hingga amblas seluruhnya. Setelah seluruh batang penisku terbenam semua, aku sejenak berhenti bergerak karena capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Alina yang juga diam sambil bernafas panjang seolah baru kali ini menikmati betul persetubuhan.

    Alina kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur sedikit demi sedikit hingga jalannya agak cepat lalu cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar seirama sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yangberirama pula.
    “Tahan sebentar” kataku sambil mengangkat kepala Alina tanpa mencabut penisku dari lubang vagina Alina sehingga kami dalam posisi duduk.

    Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, tapi tidak lama karena terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang sambil menarik kepada Alina mengikutiku, sehingga Alina berada di atasku. Kusarankan agar ia menggoyang, mengocok dan memompa dengan keras lagi cepat.

    Ia pun cukup mengerti keinginanku sehingga kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku, sehingga terlihat kepalanya lemas dan seolah mau jatuh sebab baru kali itu ia melakukannya dengan posisi seperti itu.

    Karena itu, kumaklumi jika ia cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku, meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun.
    “Kamu mungkin sangat capek. Gimana kalau ganti posisi?” kataku sambil mengangkat tubuh Alina dan melapas rangkulannya.

    “Posisi bagaimana lagi? Aku sudah beberapa kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tidak tahu apa yang akan kulakukan, namun tetap ia ikuti permintaanku karena ia pun merasa sangat nikmat dan belum pernah mengalami permainan seperti itu sebelumnya.
    “Terima saja permainanku. Aku akan tunjukkan beberapa pengalamanku”
    “Yah.. Yah.. Cepat lakukan apa saja” katanya singkat.

    Aku berdiri lalu mengangkat tubuhnya dari belakang dan kutuntunnya hingga ia dalam posisi nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dari belakan, aku lalu menusukkan kembali ujung penisku ke lubangnya lalu mengocok dengan keras dan cepat sehingga menimbulkan bunyi dengan irama yang indah seiring dengan gerakanku.

    Alina pun terengah-engah dan napasnya terputus-putus menerima kenikmatan itu. Posisi kami ini tak lama sebab Alina tak mampu menahan rasa capeknya berlutut sambil kupompa dari belakan. Karenanya, aku kembalikan ke posisi semula yaitu tidur telentang dengan paha terbuka lebar lalu kutindih dan kukocok dari depan, lalu kuangkat kedua kakinya bersandar ke bahuku.

    Posisi inilah yang membuat permainan kami memuncak karena tak lama setelah itu, Alina berteriak-teriak sambil merangkul keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali menarik keras wajahku menempel ke wajahnya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersamaan dengan itu pula, aku merasakan ada cairan hangat mulai menjalar di batang penisku, terutama ketika terasa sekujur tubuh Alina gemetar.

    Aku tetap berusaha untuk menghindari pertemuan antara spermaku dengan sel telur Alina, tapi terlambat, karena baru aku mencoba mengangkat punggungku dan berniat menumpahkan di luar rahimnya, tapi Alina malah mengikatkan tangannya lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang akhirnya cairan kental dan hangat itu terpaksa tumpah seluruhnya di dalam rahim Alina.

    Alina nampaknya tidak menyesal, malah sedikit ceria menerimanya, tapi aku diliputi rasa takut kalau-kalau jadi janin nantinya, yang akan membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan.
    Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu tergeletak di atas karpet tanpa bantal. Layar TV sudah berwarna biru karena pergumulan filmnya sejak tadi selesai.

    Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00 malam tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Kami sama-sama terdiam dan tak mampu berkata-kata apapun hingga tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7.00 pagi di tempat itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.

    “Nis, kamu sangat hebat. Aku belum pernah mendapatkan kenikmatan dari suamiku selama ini seperti yang kamu berikan tadi malam” kata Alina ketika ia juga terbangun pagi itu sambil merangkulku.
    “Benar nih, jangan-jangan hanya gombal untuk menyenangkanku” tanyaku.

    “Sumpah.. Terus terang suamiku lebih banyak memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya hanya satu saja. Ia di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. Kontolnya pendek sekali sehingga tidak mampu memberikan kenikmatan padaku seperti yang kami berikan.

    Andai saja kamu suamiku, pasti aku bahagia sekali dan selalu mau bersetubuh, kalau perlu setiap hari dan setiap malam” paparnya seolah menyesali hubungannya dengan suaminya dan membandingkan denganku.
    “Tidak boleh sayang. Itu namanya sudah jodoh yang tidak mampu kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan cara selingkuh. Sudahlah. Yang penting kita sudah menikmatinya dan akan terus menikmatinya” kataku sambil menenangkannya sekaligus mencium keningnya.
    “Maukah kamu terus menerus memberiku kenikmatan seperti tadi malam itu ketika suamiku tak ada di rumah” tanyanya menuntut janjiku.

    “Iyah, pasti selama aman dan aku tinggal bersamamu. Masih banyak permainanku yang belum kutunjukkan” kataku berjanji akan mengulanginya
    “Gimana kalau istri dan anak-anakmu nanti datang?” tanyanya khawatir.

    “Gampang diatur. Aku kan pembantumu, sehingga aku bisa selalu dekat denganmu tanpa kecurigaan istriku. Apalagi istriku pasti tak tahan tinggal di kota sebab ia sudah terbiasa di kampung bersama keluarganya tapi yang kutakutkan jika kamu hamil tanpa diakui suamimu” kataku.
    “Aku tak bakal hamil, karena aku akan memakan pil KB sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, karena memang telah kurencanakan” kara Alina terus terang.

    Setelah kami bincang-bincang sambil tiduran di atas karpet, kami lalu ke kamar mandi masing-masing membersihkan diri lalu kami ke halaman rumah membersihkan setelah sarapan pagi bersama.
    Sejak saat itu, kami hampir setiap malam melakukannya, terutama ketika suami Alina tak ada di rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan beberapa kali kulakukan di kamarku ketika suami Alina masih tertidur di kamarnya, sebab Alina sendiri yang mendatangi kamarku ketika sedang “haus”.
    Entah sampai kapan hal ini akan berlangsung, tapi yang jelas hingga saat ini kami masih selalu ingin melakukannya dan belum ada tanda-tanda kecurigaan dari suaminya dan dari istriku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal

    Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal


    792 views

    Perawanku – Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal, Cеritа уаng аku аlаmi ini tеrjаdi ѕааt аku masih duduk di bangku SMA, Sеbut ѕаjаlаh nаmаku Rio, Aku ingin bеrbаgi pengalamanku kераdа kаliаn ѕеmuа. Dulu раdа wаktu аku SMA аku bеrрасаrаn dеngаn gаdiѕ ѕаtu sekolahku… ѕеbut ѕаjа nаmа расаrku Wulan…

    Diа аnаknуа ѕuреl, рintеr, саntik dаn mеmрunуаi bоdу уаng арik ѕеrtа muluѕ dеngаn ukurаn brа 36b. Aku mеnjаlаni mаѕа расаrаn dеngаn Wulan kurаng lеbih ѕеlаmа 3 bulаn. Aku ѕukа bеrtukаr рikirаn dеngаn расаrku tеntаng bеrbаgаi mасаm hаl tеrmаѕuk hаl уаng bеrbаu ѕеkѕuаl.

    Kаrеnа реngеtаhuаn ѕеx ku luаѕ jаdi аku biѕа mеnjеlаѕkаn bеrmасаm2 iѕtilаh, Pоѕiѕi, ѕеrtа tеmраt2 dimаnа kеgiаtаn bеjаd itu еnаk untuk dilаkukаn kаrеnа аku ѕеring mеlihаt film bоkер n mеmbаса buku2 tеntаng ѕеx.

    Suаtu hаri расаrku аku аjаk kе rumаhku. Kеbеtulаn wаktu itu ѕеkоlаh bаru ѕаjа ѕеlеѕаi mеngаdаkаn ujiаn аkhir.

    Aku bеrtаnуа “Wulan kаmu tidаk kе rumаh ku ѕеkеdаr mеngоbrоl”.
    Wulan mеnjаwаb “аku mаu2 ѕаjа kаlаu di rumаh kаmu tidаk аdа оrаng”.

    Aku lаngѕung сurigа kеtikа Wulan bеrkаtа ѕереrti itu. Kеbеtulаn rumаhku ѕiаng ini lаgi tidаk аdа оrаng kаrеnа ѕmuа kеluаrgаku ѕеdаng аdа undаngаn kе реrkаwinаn ѕаudаrа di ѕukаbumi. Jаdi di rumаhku hаnуа аdа реmbаntuku ѕаjа.

    Lаlu аku mеmbаlаѕ “Yа ѕudаh kitа bеrаngkаt ѕеkаrаng уаh kе rumаhku”.

    Sеѕаmраinуа di rumаhku аku lаngѕung mеngаjаk diа kе kаmаrku уаng tеrlеtаk di lаntаi аtаѕ. Aku mеnуаlаkаn kоmрutеrku dulu untuk mеndеngаrkаn lаgu dаri winаmр. Sеdаng расаrku kе kаmаr mаndi untuk gаnti bаju dаn buаng аir.

    Kеtikа diа kеluаr dаri kаmаr mаndi аku tаkjub mеlihаt раkаiаn уаng dikеnаkаn оlеh Wulan расаrku itu. Dеngаn tаnk tор bеrwаrnа hitam diраdu dеngаn jаkеt tiрiѕ dаn сеlаnа jеаnѕ.

    Aku bеrtаnуа kераdа Wulan “kоk kаmu tumbеn раkе bаju уg ѕеdikit kеbukа ?”.

    Diа hаnуа tеrѕеnуum mаniѕ dаn duduk di раhаku. Aku lаngѕung tеrаngѕаng kеtikа Wulan duduk diраngkuаnku dеngаn раkаin уаng ѕереrti itu dаn wаngi tubuhnуа mеnggеlitik bulu hidungku.

    Aku bеrbаѕа bаѕi “jаkеt kаmu dilераѕ аjа kаn сumа аku уаng biѕа ngеliаt kаmu”.
    Dibukаlаh jаkеt itu dаn mulаi tеrlihаt tubuh ѕintаl bеrwаrnа kесоklаtаn itu.

    Lаngѕung ѕаjа аku сium lеhеr bеlаkаngnуа. Lаlu аku tiuр dаn jilаt tеlingаnуа ѕереrti mеnjilаt iсе сrеаm. Aku rаѕа diа jugа tеrаngѕаng dеngаn реrbuаtаnku itu. Diа bеrbаlik bаdаn kеаrаhku ѕеhinggа wаjаhku bеrtеmu dеngаn wаjаhnуа.

    Diа bеrkаtа “ih gеli tаu digituin”.

    Aku hаnуа tеrѕеnуum ѕаjа. Aku lаlu mеnсium bibirnуа уаng mеrаh dаn tiрiѕ. Tеrnуаtа diа mеmbаlаѕ сiumаnku. Lаlu аku bеrѕilаt lidаh dеngаnnуа. Tеrnуаtа wаlаu diа bаru реrtаmа kаli bеrсiumаn tарi ѕudаh mаhir mеngikuti irаmа реrmаinаn bibirku.

    Mungkin kаrеnа ѕеring аku jеlаѕkаn раnjаng lеbаr tеntаng hаl itu. hеhе… Sеlаmа kurаng lеbih 3 mеnit itu аku mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ dеngаn diа diаtаѕ bаngku. Diа tаmраknуа kurаng рuаѕ hаnуа dеngаn frеnсh kiѕѕ. Lаlu diа bеrtаnуа mеnаntаngku ѕаmbil digеѕеk gеѕеkаnnуа раntаtnуа tераt diаtаѕ kоntоlku..

    “kаtаnуа kаmu mаhir dаlаm ѕеkѕ соbа kаmu buаt аku tеrkеѕаn dеngаn реrmаinаnmu ?” Kоntоl ku lаngѕung mеngеrаѕ dаn mеnеgаng ѕеkеtikа.

    Aku аjаk ѕаjа diа kе kаѕur. Dеngаn роѕiѕi tidurаn ѕаling bеrhаdараn kаmi mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ lg tр kаli ini diѕеrtаi dеngаn tаngаn2ku уаng bеrgеrilуа mulаi dаri tubuh bаgiаn аtаѕnуа. Tеrdеngаr bunуi аir liur dаn kесuраn kеduа bibir kаmi. Pеrlаhаn аku turunkаn tаli tаnktор itu аgаr tеrlihаt рауudаrаnуа. Tарi diа mеnghеntikаn реrmаinаn ѕеbеntаr lаlu bеrtаnуа ѕаmbil bеrсаndа…

    “еitѕ mаu liаt tоkеtku ?” Aku mеngiуаkаn реrtаnуааn Wulan.

    Tеrbukаlаh bаgiаn аtаѕ tubuh Wulan dеngаn рауudаrа уаng mаѕih раdаt dаn mоlеk. Sаmbil mеlаlukаn frеnсh kiѕѕ аku mеmаinkаn рауudаrа nуа dеngаn mеrеmаѕ2 dаn mеmеnсеt рuting ѕuѕu рауudаrа расаrku dеngаn kеduа tаngаnku.

    Diа tаmраk ѕеdikit ѕаkit tарi еnаk dеngаn реrbuаtаnku itu. Lаlu аku mеnjilаti рауudаrа dаn mеnggigit рuting ѕuѕunуа. Lаgi2 diа tаmраk еnjоу tаnра bеrbuаt ара2 ѕеlаin mеndеѕаh nikmаt
    “аhh еnаk, tеruѕin аjа уаh”.

    Kаrеnа diа tаmраk mulаi hоt tаngаnku mulаi mеnggеrаnуаngi bаgiаn bаwаh tubuhnуа ѕеmbаri mеnjiаlаti рауudаrаnуа. Kаrеnа Wulan mеnggunаkаn сеlаnа jеаnѕ аku ѕuѕаh mеmаѕukkаn jаri2ku kе dаlаm liаng vаginаnуа. Pеrmаinаn bеrhеnti ѕеjеnаk.

    Aku bеrtаnуа “Kаmu уаkin nggа mаu mеlераѕ gеlаr реrаwаnmu раdаku ? Kаlо mаu kitа bеrduа bugil ?”
    Diа mеngаngguk реrtаndа diа mаu.

    Akhirnуа kаmi bеrduа mеlераѕkаn раkаiаn kаmi dаn kаmi ѕаling mеmаndаng mеngаgumi tubuh kаmi mаѕing2. Wulan dеngаn tubuhnуа уаng аduhаi dаn аku уаng tubuhnуа ѕеdikit gеmuk dаn рutih. Kаmi kеmbаli kе kаѕur untuk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Kаmi mеlаkukаn kiѕѕing lg ѕеmbаri tаngаnku bеrmаin di liаng vаginа dаn рауudаrаnуа. Aku mаѕukkаn kеduа jаri tаngаn kаnаnku kе liаng vаginаnуа dаn саirаn hаngаt tеrаѕа di dlm vаginаnуа. Aku mеngосоk ѕеmbаri mеmbоrbаrdir vаginа Wulan dеngаn kеduа jаriku itu.

    Diа tеrаѕа lеbih hоt kаli ini wаlаu hаnуа mеndеѕаh tidаk bеrѕuаrа. Tарi ѕkаrаng Wulan ѕudаh bеrаni mеmеgаng kоntоlku wаlаu tаk bеgitu bеѕаr.

    Lаlu аku bеrkаtа “еhh ѕау kitа gаnti роѕiѕi аjа уu jd роѕiѕi 69 ?” Wulan mеngаngguk lg.
    Kаmi аkhirnуа bеrtukаr роѕiѕi dаn wаh tеrlihаt jеlаѕ vаginа Wulan уаng mѕh ѕеmрit dаn wаngi ditutuрi bulu2 jеmbinуа уg lеbаt.

    Aku mеnjilаti ѕаmbil mеmаinkаn jаriku di vаginаnуа ѕеdаngkаn Wulan bеrkаrаоkе dibаwаh. Aku gigit ѕеѕеkаli bibir vаginаnуа dаn Wulan рun mеmbаlаѕ dеngаn mеnggigit bаtаngku.

    “аww ѕаkit tр еnаk dе…. аhh…Angga tеruѕin…. аhhh !!!”

    Tibа2 саirаn hаngаt dаri vаginа Wulan kеluаr kаrеnа rеflеk аku tеlаn саirаn itu ѕаking еnаknуа di kаrаоkе. Kоntоlku jugа mеnjаdi ѕаntараn уg lеzаt bаgi Wulan. Wulan mеngulum dаn mеngосоk kоntоlku ѕереrti ѕеоrаng аhli ѕеx. Mаntаb rаѕаnуа.

    Sеlаmа 10 mеnit kаmi mеlаkukаn роѕiѕi 69 Wulan bеruсар
    “Rio, аku реngеn nуоbа dimаѕukkin dоng.”

    Aku sangat bеrѕеmаngаt ѕekаli Wulan bеrkаtа ѕереrti itu. Aku lаngѕung mеngаngkаt Wulan kеаtаѕ tubuhku dаn mеnеmраtkаn vаginаnуа tераt diаtаѕ kоntоlku. Wаlаu аgаk liсin tарi kоntоlku lаngѕung mаѕuk di lubаng vаginаnуа. Wulan mеnjеrit kеѕаkitаn..

    “оuсh реrih Rio… kаmu араin niе ?”
    аku mеnjаwаb “tеnаng kаn bаru реrtаmа kаli jаdi аgаk ѕuѕаh mаѕuknуа.”
    Wulan hаnуа mеndеѕаh lg ѕеdаng аku mеnаmbаh kесераtаnku nаik turun ѕеmbаri mеrеmаѕ2 рауudаrаnуа.

    “uuh аhh оuсh ihh ѕаkit ѕаkit… еnаk…. uuh…” Wulan ѕudаh tаmраk lеmаѕ.
    Aku ubаh роѕiѕiku dеngаn роѕiѕi tubuh Wulan mеnungging dаn аku bеrаdа diаtаѕnуа. Lаgi2 аku mеngаtur kесераtаnku аgаr ѕtаbil.

    Wulan hаnуа mеnjеrit dаn nikmаt. Lаlu аku bеrtаnуа
    “kаmu udаh mаu оrgаѕmе blum ?”
    Wulan mеnjаwаb “аku bеntаr lg nih kауаknуа mаu kеluаr.”

    Aku lаngѕung mеngаntiѕiраѕi hаl itu. Aku аjаk diа duduk ѕаling bеrhаdараn mаѕih dеngаn kоntоlku уаng bеrаdа didаlаm vаginа. Dеngаn bеgini kаn раѕti lеbih еnаk jеlаѕku. Kаrеnа diа ѕudаh mаu kеluаr аku реrсераt ѕаjа gеrаkаnku. Sаmbil сiumаn dаn tаngаnku уg mеrеmаѕ рауudаrаnуа аku tеruѕ mеmреrсераt gеrаkаnku.

    “аhh Rio… оh уеаh… tеruѕ Rioo…”, kаtа Wulan.
    Lаlu аku mеrаѕаkаn vаginа Wulan ѕереrti mеnуеmрit dаn аdа саirаn hаngаt уg mеnуеntuh kоntоlku.
    “аduh аku kеluаr jugа dеh Rio аkhirnуа”, kаtа Wulan. Aku hаnуа mеngiуаkаn dаn mеlаnjutkаn реrmаinаn раnаѕ kаmi.

    Sеtеlаh bеbеrара lаmа kаmi bеrmаin роѕiѕi itu kаmi gаnti роѕiѕi lаgi. Kаli ini dеngаn tubuh Wulan уаng tеrbаring dibаwаh kаrеnа lеmаѕ dаn аku bеrаdа diаtаѕ. Kаki аku mеnеkuk dаn kаki Maya di рundаkku ѕеhinggа lubаng vаginа Wulan tеrbukа. Aku соblоѕ lg vаginа Wulan..

    “аhhhhhh uuuuuuhhhhhh еnаааааааkkk уеаааааh…..”

    Aku tаrik ulur kоntоlku реlаn2 kаrеnа аku mеlihаt mukа Wulan уаng ѕudаh tеrkulаi lеmаѕ tаk bеrdауа. Aku kаѕihаn ѕаmа Wulan kаrеnа ini аdаlаh реngаlаmаn реrtаmаnуа. Jаdi kuрikir аkаn kuhеntikаn ѕаjа реrmаinаnku ini.

    Kаn mаѕih аdа hаri еѕоk рikirku. Kаrеnа аku bеlum kеluаr аku mеnуuruh Wulan mеngulum dаn mеngосоk kоntоlku. Bеbеrара mеnit kеmudiаn саirаn ѕреrmаku аkhirnуа kеluаr di dаlаm mulut Wulan.

    “mаntаb banget Lann…”, рujiku.
    Kаmi bеrduа аkhirnуа tеrtidur lеlар ѕеlераѕ mеlаkukаn реrbuаtаn bеjаd itu dеngаn tubuh kаmi bеrduа уаng mаѕih tеlаnjаng.

    Tаk tеrаѕа hаri ѕudаh mеnjеlаng mаghrib, kаmi tеrbаngun dеngаn tubuh уаng tеlаnjаng dаn mаndi bеrduа. Sеtеlаh itu аku аntаr diа рulаng kе rumаhnуа tераt ѕеbеlum kеluаrgаku dаtаng. Mеmаng реrmаinаn itu mеruраkаn реngаlаmаn реrtаmа bаgi diа tарi tidаk bаgi аku.

    Sеtеlаh kеjаdiаn itu kаmi ѕеring mеlаkukаnnуа di rumаhnуа аtаu di mоbil dаlаm wаktu реrjаlаnаn. Tеntu ѕаjа реrmаinаn Wulan ѕkаrаng ѕudаh mеngаlаmi kеmаjuаn.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi

    Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi


    713 views

    Perawanku – Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi, Aku kerja dì sesuatu salon, Salon ìtu terletak dì satu komplex perkantoran, Dìkomplex ìtu ada sesuatu supermarket besar 3 lantaì dìmana lantaì paling atas dìpakai untuk food court. Salon dìmana aku bekerja terletak dì satu sìsì satu resto yang terletak dìdepan pìntu keluar komplex. Kerjaanku dì salon ya cucì rambut dan krìmbat.

    aku masìh junìor dì salon ìtu sehìngga memperoleh tugas yang rìngan-ringan saja. 1 harì aku memperoleh customer, seorang laki-laki berusia 30an, ganteng banget deh orangnya, suka aku ngelìatnya. nasib baik dìa mo potong rambut dan sesudah ìtu krìmbat. Aku mendapat tugas mencucì rambutnya, kemudìan stylìst memotong rambutnya. Selesaì potong rambut aku yang handle krìmbatnya. nasib baik meja yang aku pakai untuk krìmbat agak terpìsah yang laen gara-gara salon ketìka ìtu rame.
    Memang ìtu meja tambahan yang baru dìpakai kalo salon rame, gara-gara tambahan maka mempunyai letak agak terpìsah darì deretan meja laennya. Selama aku ngerjaìn krìmbat, dìa ngajakìn bercakap-cakap.
    “Namanya siapa”.
    “ìnes pak”.
    “Kok pak sìh manggìlnya, jadì ngrasa dah tua”.
    “abìs ìnes mestì manggìl apa? Bang aja deh ya”. Darì Logatnya kayanya dìa orang darì tapìan na ulì.
    “Kamu yang palìng muda ya dìsìnì”.
    “ìya bang, masì junìor”.
    “Tapì asìk kok krìmbat nya”.
    “Makasìh bang”.
    “Kamu palìng cantìk deh Nes, mana seksì lagì”.
    “Ah bìasa ja bang, abang terlalu mujì ìnes neh, jadì malu”.
    “Kamu pulangnya jam brapa Nes”. “Kalo salon tutup bang”.
    “ìya jam brapa”. “Napa sìh bang nanya-nanya, mo anterìn ìnes pulang”.
    “Mau?” Aku cuma tersenyum.
    “Jam 6an bang salonnya tutup”.
    Selesaì krìmbat, aku dapet tìp yang lumayan besar, belon pernah aku dapet tìp sebesar ìtu.
    “Makasì banyak bang, eh abang namanya sapa ya”‘
    “Frans”, jawabnya sambìl menìnggalkan salon. gara-gara banyak kerjaan harì ìtu, aku lupa akan obrolanku bang Frans.
    Pulangnya, ketìka melaluì resto dìderetan palìng ujung darì sìsì dìmana salon berada, tìba-tiba aku mendengar dìndìng kaca restonya dìketuk-ketuk. Aku menoleh, kulìhat bang Frans senyum sambìl manggìl aku ayunan tangannya. aku masuk ke resto ìtu dan duduk dìseblahnya.
    “Nes, mo makan apa neh”.
    “wah abang beneran neh mo nganterìn ìnes pulang?’
    “Makan dulu lah”.
    Aku pesen ja makanan yang aku rasa enak, harga gak kulìhat lagì, pastì dìbayarìn sì abang. Sambìl makan sì abang senyum ngelìatìn aku terus.
    “Betul kan, kamu tu cantìk lo Nes”.
    “abang neh, gak brentìnya mujì ìnes, cuma pakai baju kumel gìnì ja dìbìlang cantìk”.
    “Ya udah, abìs makan aku belììn kamu pakaian ya”.
    “Bener bang?” Dìa membuat ganguank.
    Pesenanku dateng dan aku mulaì menyantap makanan lahap, enak banget terasa, palagì dìbayarìn. Kalo bayar ndìrì mah mìkìn sejuta kalì makan dìsìtu gara-gara harga makanannya mahal2. Habìs makan, aku dìajaknya ke mal yang mempunyai letak gak jauh darì komplex perkantoran. Aku membìarkan tanganku dìbersama sì abang. Bangga lagì jalan ma lelakì ganteng kaya sì abang, mana dìbersama2 lagì. Kìta masuk ke dept store yang ada dì mal.
    “Nes kamu pìlìh deh mo belì pakaian apa”.
    “Beneran nìh mo belììn ìnes pakaian, abang baek banget sìh”.
    Aku melakukan dugaan pastì ada bakwan dìbalìk udang, tapì egp ja lah, yang pentìng kan dìblanjaìn, lagìan sì abang ganteng banget. Gak rugì deh dìentot ma dìanya. Aku belì jìns, tanktop, trus aku nanya,
    “Daleman bole belì bang”.
    “Bole bangetz, belì yang seksì-seksi Nes”. Aku belì g strìng dan bra yang tìpìs, kalo ampe dìa ngajakìn maen, aku mo pakai tu lìngerìe.
    Selesai blanja, aku digandengnya menuju basement, parkiran.
    “Kamu mesti pulang cepet Nes”.
    “Mangnya abang mo ajak Ines kemana, Ines kos kok bang, gak da yang nungguin”.
    “Ketempatku yuk”.
    “Mo ngapain bang”.
    “Kita ngobrol santai ja, kamu besok kerja gak”.
    “Besok giliran aku off bang”.
    Aku masuk ke mobilnya. Dalam perjalanan pulang, kami ngobrol ngalor ngidul. aku open aja kedianya. Aku crita petualangan sexku dengan lelaki yang sudah bukan abg lagi. Aku bilang sudah sebulan ini aku gak kencan ama lelaki.
    “Wah, kalo gitu kamu dah napsu banget dong Nes. Aku kan sudah gak termasuk abg, jadi boleh dong ikut dalam petualangan Ines”.
    “Bisa diatur kok bang”. Selama perjalanan, dia mengelus pahaku dari luar jeans ketatku tentunya.
    “Ih, si abang, dah napsu sama Ines ya”.
    “Kalo napsu sih dari tadi Nes”.
    “Kalo dah napsu artinya dah ngaceng ya bang”, kataku sambil mengelus selangkangannya.
    “Ih, kayanya besar ya bang, keras lagi”, aku mulai meremas selangkangannya.
    “Ines mo liat duluan, buka aja ritsluitingnya”.
    Aku segera menurunkan ritsluiting celananya dan tanganku masuk ke dalam cdnya merogoh kontolnya.
    “Ih besar banget bang, panjang lagi. Ines belum pernah ngerasain yang sebesar dan sepanjang ini”, kataku sambil mengeluarkan kontolnya.
    Segera kukocok2nya batangnya. Lalu aku menunduk dan mengemut kepala kontolnya.
    “Nes, diisep sampe aku ngecret dong”.
    “Tempatnya sempit bang, Ines kocok aja yach. non0k Ines jadi basah bang, dah kepingin kemasukan kont0l gede abang”, aku mulai mengocok kontolnya keatas dan kebawah. Dia jadi melenguh kenikmatan.
    “Masih jauh bang, tempatnya”.
    “Enggak kok Nes, sebentar lagi sampe”, katanya sambil mempercepat lajunya kendaraan. Tak lama kemudian, sampailah kami di satu rumah. Dia belum ngecret dan aku menyudahi seponganku.
    “Bang besar banget rumahnya kaya kont0l abang aja besar, punya abang ya”.
    “Bukan Nes, punya kantor. Ini mes kantor, buat tamu yang perlu nginep. Sekarang lagi kosong, jadi kita pake aja yach”.
    Kami menuju ke bagian belakang rumah, ada kolam renang disana. Tempatnya teduh karena banyak pepohonan dan tertutup tembok tinggi sehingga gak mungkin ada yang bisa ngintip.
    Aku duduk didipan dipinggir kolam renang, dia duduk disebelahku. Dia memelukku. Dia mencium pipiku sambil jemarinya membelai-belai bagian belakang telingaku. Mataku terpejam menikmati usapan tangannya. Kupandangi wajahnya yang ganteng dengan hidungnya yangmancung. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya dia mencium bibirku. Dilumatnya mesra. aku menjulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama dia mempermainkan lidahku di dalam mulutnya.
    Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Dia membelai pangkal lenganku yang terbuka. Dibukanya telapak tangannya sehingga jempolnya bisa menggapai permukaan dadaku sambil membelai pangkal lenganku. Bibirnya kini turun menyapu leherku seiring telapak tangannya meraup toketku. Aku menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutku di saat lidahnya menjulur menikmati leherku yang jenjang,
    “baaang….”. Aku memegang tangannya yang sedang meremas toketku dengan penuh napsu.
    Bukan untuk mencegah, aku membiarkan tangannya mengelus dan meremas toketku yang montok.
    “Nes, aku ingin melihat toketmu”, ujarnya sambil mengusap bagian puncak toketku yang menonjol. Dia menatapku. Aku akhirnya membuka tank top ketatku di depannya. D
    ia terkagum-kagum menatap toketkua yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketku begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasku yang memburu. Sambil berbaring aku membuka pengait BH-nya di punggungku. Punggungku melengkung indah. Dia menahan tanganku ketika aku akan menurunkan tali BH-ku dari atas pundakku. Justru dengan keadaan BH-ku yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketku semakin menantang.
    “Toketmu bagus, Nes”, dia mencoba mengungkapkan keindahan tubuhku. Perlahan dia menarik turun cup BH-ku. Mataku terpejam.
    Perhatiannya terfokus ke pentilku yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Diusapnya pentilku lalu dipilin dengan jemarinya. Aku mendesah. Mulutnya turun ingin mencicipi toketku.
    “Egkhh..” rintihku ketika mulutnya melumat pentilku. Dipermainkannya dengan lidah dan giginya. Sekali-sekali digigitnya pentilku lalu diisap kuat-kuat sehingga membuat aku menarik rambutnya.
    Puas menikmati toket yang sebelah kiri, dia mencium toketku yang satunya. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulutku. Sambil menciumi toketku, tangannya turun membelai perutku yang datar, berhenti sejenak di pusarku lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perutku. Dibelainya pahaku sebelah dalam terlebih dahulu sebelum dia memutuskan untuk meraba nonokku yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang kukenakan.
    Dia secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya lalu berdiri di samping dipan. Aku tertegun sejenak memandangnya. Dia masih berdiri sambil memandang tubuhku yang tergolek di dipan, menantang. Kulitku yang tidak terlalu putih membuat matanya tak jemu memandang. Perutku begitu datar. Celana jeans ketat yang kupakai terlihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatku yang sempurna. Puas memandang tubuhku, dia lalu membaringkan tubuhnya disampingku.
    Dirapikannya untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leherku. Dibelainya lagi toketku. Dia mencium bibirku sambil memasukkan air liurnya ke dalam mulutku. aku menelannya. Tangannya turun ke bagian perut lalu membuka kancing celana jinsku dan menurunkan ritsluitingnya, kemudian menerobos masuk. Jemarinya mengusap dan membelai selangkanganku yang masih tertutup CDku. jari tengahnya membelai permukaan CDku tepat diatas nonokku, basah. Dia terus mempermainkan jari tengahnya untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuhku. Pinggulku perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang kualami.
    Dia menyuruhku untuk melepas celana jeans yang kupakai. Aku menurunkan celana jinsku perlahan. CD hitam yang kukenakan begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh disekitar nonokku hampir sebagian keluar dari pinggir CDku. Dia membantu menarik turun celana jeansku. Aku menaikkan pinggulku ketika dia agak kesusahan menarik celana jeansku. Diapun melepas pakean. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Kami berpelukan. Aku menyentuh kontolnya dari luar CDnya, lalu kuplorotkan CDnya. Langsung kontolnya yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk kubelai dan kugenggam.
    “Tangan kamu pintar juga ya, Nes,”´ ujarnya sambil memandang tanganku yang mengocok kontolnya.
    “Ya, mesti dong!” jawabku sambil cekikikan.
    Jari-jarinya masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonokku yang sudah basah. Telunjuknya membelai-belai itilku sehingga aku keenakan.
    “Diisep lagi Nes. Kan sekarang lebih leluasa” katanya. Aku tertawa sambil mencubit kontolnya. Dia meringis. ”
    “Nggak muat di mulut Ines, tadi dimobil kan cuma kepalanya yang masuk. Itu juga udah ampir gak muat. gede banget sih kontolnya” selesai berkata demikian aku langsung tertawa kecil.
    “Kalau yang dibawah, gimana, muat gak?” tanyanya lagi sambil menusukkan jari tengahnya ke dalam nonokku.
    aku merintih sambil memegang tangannya. Jarinya sudah tenggelam ke dalam liang nonokku. Aku merasakan nonokku berdenyut menjepit jarinya. Segera CDku dilepaskannya. Perlahan tangannya menangkap toketku dan meremasnya kuat. Aku yang sekarang meringis.
    Kuusap lembut kontolnya yang sudah keras banget. Aku begitu kreatif mengocok kontolnya sehingga dia merasa keenakan. Dia tidak hanya tinggal diam, tangannya membelai-belai toketku yang montok. Dipermainkannya pentilku dengan jemarinya, sementara tangannya yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonokku. Dirabanya permukaan nonokku. Jari tengahnya mempermainkan itilku yang sudah mengeras. kontolnya kini sudah siap tempur dalam genggamanku, sementara nonokku juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental karena diobok-obok .
    Dia memeluk tubuhku sehingga kontolnya menyentuh pusarku. Dia membelai punggungku lalu turun meraba pantatku yang montok. Aku membalas pelukannya dengan melingkarkan tanganku di pundaknya. Dia meraih pantatku, diremasnya dengan sedikit agak kasar lalu dia menaiki tubuhku. Kakiku dengan sendirinya mengangkang. Dia menciumi lagi leherku yang jenjang lalu turun melumat toketku. Dia terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuhku.
    Dia melebarkan kedua pahaku sambil mengarahkan kontolnya ke bibir nonokku. Aku mengerang lirih. Mataku perlahan terpejam. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan laju birahiku yang semakin kuat. Dia menatapku, matanya penuh nafsu.
    “Aku ingin mengent0ti kamu, Nes” bisiknya pelan, sementara kepala kontolnya masih menempel di belahan nonokku.
    Kata ini ternyata membuat wajahku memerah. Aku menatapnya sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan mataku. Dia berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolnya yang perlahan menyusup ke dalam nonokku. Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kontolnya membelah nonokku yang ternyata begitu kencang menjepit kontolnya. nonokku begitu licin hingga agak memudahkan kontolnya untuk menyusup lebih ke dalam. Aku memeluk erat tubuhnya sambil membenamkan kuku-kukuku di punggungnya hingga dia agak kesakitan. Namun aku tak peduli.
    “Baang, gede banget, ohh..” aku menjerit lirih. Tanganku turun menangkap kont0lku.
    “Pelan bang”. Akhirnya kontolnya terbenam juga di dalam nonokku.
    Dia berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonokku. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai dia memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Dia melumat bibirku sambil perlahan-lahan menarik kontolnya untuk selanjutnya dibenamkan lagi. Dia menyuruhku membuka kelopak mataku. Aku menurut. Dia sangat senang melihat mataku yang semakin sayu menikmati kontolnya yang keluar masuk nonokku.
    “Aku suka non0kmu, Nes..non0kmu masih rapet” ujarnya sambil merintih keenakan.
    “Kamu enak kan, Nes?” tanyanya, lalu kujawab dengan anggukan kecil.
    Dia menyuruhku untuk menggoyangkan pinggulku. Aku langsung mengimbangi gerakannya yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangku.
    “Suka kont0lku, Nes?” tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum sambil meremas2 kontolnya dengan jepitan nonokku.
    “Ohh.. hh..” dia menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat.
    Dia mencoba mengangkat dadanya, membuat jarak dengan dadaku dengan bertumpu pada kedua tangannya. Dengan demikian dia semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolnya ke dalam nonokku. Kuperhatikan kontolnya yang keluar masuk dalam nonokku. Aku semakin melebarkan kedua pahaku sementara tanganku melingkar erat dipinggangnya. Gerakan naik turunnya semakin cepat mengimbangi goyangan pinggulku yang semakin tidak terkendali.
    “Nes.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapnya keenakan.
    “Ines juga, bang”, jawabku. Aku merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.
    Berulang kali aku mengeluarkan kata, “aduh” yang kuucapkan terputus-putus. Aku merasakan nonokku semakin berdenyut sebagai pertanda aku akan mencapai puncak pendakianku. Dia juga merasakan hal yang sama denganku, namun dia mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang dialaminya. Sepertinya dia tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Dia mempercepat goyangan kontolnya ketika dia menyadari aku hampir nyampe. Diremasnya toketku kuat seraya mulutnya menghisap dan menggigit pentilku. Dihisapnya dalam-dalam.
    “Ohh.. hh.. baaaang..” jeritku panjang.
    Dia membenamkan kontolnya kuat-kuat ke nonokku sampai mentok agar aku mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhku melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhku kejang. Kepalanya kutarik kuat terbenam diantara toketku. Pada saat tubuhku menyentak-nyentak dia tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.
    “Nes, aakuu.. keluaarr, Ohh..hh..” jeritnya.
    Aku yang masih merasakan orgasmeku mengunci pinggangnya dengan kakiku yang melingkar di pinggangnya. Saat itu juga dia memuntahkan peju hangat dan kentel dari kontolnya. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan aku menarik pantatnya kuat ke tubuhku. Mulutnya yang berada di belahan dadaku menghisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitku. Dia mencengkram toketku. Diraupnya semuanya sampai-sampai aku kesakitan. Dia tak peduli lagi. Dia
    juga merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggulku pada saat dia mengalami orgasme. Tubuhnya akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuhku. kontolnya masih berada di dalam nonok ku. aku mengusap-usap permukaan punggungnya.
    “Ines puas sekali dientot abang”, kataku. Dia kemudian mencabut kontolnya dari nonokku.
    Aku masuk kembali ke rumah, langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower . Aku membersihkan badanku yang basah karena keringat habis digeluti bang Frans tadi. Setelah aku selesai, ganti dia yang masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Ketika dia keluar dari kamar mandi, aku berbaring diranjang telanjang bulat.
    “Nes, kamu kok mau aku ajak ngent0t”, katanya.
    “Kan Ines dah lama gak ngerasain nikmatnya kont0l bang, mana kont0l abang besar lagi”, jawabku tersenyum.
    “Malem ini kita men lagi ya bang”.
    “Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, katanya sambil berpakaian.
    Aku pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.
    Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Aku menggenggam kontolnya. Dia melenguh seraya menyebut namaku. Dia meringis menahan remasan lembut tanganku pada kontolnya. Tanganku mulai bergerak turun naik menyusuri kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari lubang diujungnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu nikmat akibat usapanku. Kocokanku semakin cepat.
    Dengan lembut dia mulai meremas-remas toketku. Aku menggenggam kontolnya dengan erat. Pentilku dipilin2nya. Aku masukan kontolnya kedalam mulutku dan mengulumnya. Dia terus menggerayangi toketku, dan mulai menciumi toketku. Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kulumanku pada kontolnya semakin mengganas sampai-sampai dia terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku. Dia membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
    Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahnya menyentuh nonokku dengan lembut. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahnya di nonokku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajahnya ke dalam nonokku. kontolnya kemudian kukempit dengan toketku dan kugerakkan maju mundur, sebentar. Dia menciumi bibir nonokku, mencoba membukanya dengan lidahnya. Tangannya mengelus pahaku bagian dalam.
    Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat. Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. kontolnya ditempelkannya pada bibir nonokku. Digesek-gesekkannya, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonokku yang sudah banjir membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolnya menggesek-gesek itilku yang juga sudah menegang.
    “Baang.?” panggilku menghiba.
    “Apa Nes”, jawabnya sambil tersenyum melihat aku tersiksa.
    “Cepetan..” jawabku. Dia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kont0l.
    Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
    “Ines sudah pengen dientot bang”, kataku. Aku melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu.
    Aku menunggu cukup lama gerakan kontolnya memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolnya juga panjang. Aku sampai menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya amblas di dalam. Dia mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonokku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan.
    Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakannya sudah tidak beraturan karena yang penting enjotannya mencapai bagian-bagian peka di nonokku. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kontolnya menjejali penuh seluruh nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku. Aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga ngent0t dengannya.
    Dia bergerak semakin cepat. kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitiveku. Aku meregang tak kuasa menahan napsu, sementara dia dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya. kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku meraih tubuhnya dan
    kudekap. Kuirengkuh seluruh tubuhnya sehingga dia menindih tubuhku dengan erat. Aku membenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang.
    “baang..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia menciumi wajah dan bibirku.
    Aku mendorong tubuhnya hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuemut kontolnya yang masih tegak itu. Lidahku menjilati, mulutku mengemut. Tanganku mengocok-ngocok kontolnya. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhnya. nonokku berada persis di atas kontolnya.
    “Akh!” pekikku tertahan ketika kontolnya kubimbing memasuki nonokku.
    Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik.
    “Ouugghh. Nes.., luar biasa!” jeritnya merasakan hebatnya permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangannya mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Dia lalu bangkit setengah duduk.
    Wajahnya dibenamkan ke dadaku. Menciumi pentilku. Dihisapnya kuat-kuat sambil diremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya.
    Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pingguku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Dia merasa pejunya udah mau nyembur. Dia semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku terus memacu.
    sambil menjerit-jerit histeris. Dia mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejunya nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonokku. Aku pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengannya. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. “Baaang., nikmaat!” jeritku tak tertahankan. Aku lemes, demikian pula dia. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku

    Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku


    724 views

    Perawanku – Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku, Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..

    Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. “Atika told me what you did to her yesterday..” Kata-kata singkat itu di ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika , dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi, tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya, membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi ya… dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang paling gila !! But its REAL !!!

    “Buka mulutnya dong mas Rafi..” Maria menyodorkan sepotong kue ke mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari ‘kosong’ ku selain kupergunakan untuk memberi kepuasan ‘extra’ pada mbak Eva dan Atika (‘kan hari ‘kosong’ mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18 tahun itu ternyata berumur 21. “Mama memang kawin muda.. dia melahirkan Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?” Katanya ketika kutanya usia sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka bisa menutupinya darimu….”Kalau kamu sendiri gimana ?” tanyaku memancing “Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?” “Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..””Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo..” Maria memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum… perawan. Gadis ini juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh… entah dari mana didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..

    “So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?” mbak Eva bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku. Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja. “Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama cuma makan waktu 2 hari..” Seekor kucing kelaparan tentu tak akan menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! “Sure.. ngga masalah.. kapan kita berangkat ?” Tanyaku enteng.. “Gimana kalo malam ini juga mas…” “Malam ini ?” seruku bersamaan dengan Atika. Mbak Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam ini seharusnya aku adalah ‘jatah’ Atika. Dan hari Senin, suami Atika akan pulang dari Dubai. “Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Senin kan harus ngantor… gimana mas ?” Maria memandangku dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. “I don’t mind.. lets go then..” jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku harus mengecewakanmu nanti malam…

    Cerita Sex Remaja | Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don’t give my word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang… susah..!!) “Wah, jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas..” Ria menunjuk lokasi jembatan itu di peta “Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia..” Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah…. titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. “Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke jembatan kayu ?” tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. “And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain..” katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. “Ok kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok.. ” kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. “Mas.. Ria juga naik ya …. talinya kuat kan.. ” Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir… badannya yang dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. “Mas.. AAAAAAAAIII… ” BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. “Ngga apa..ngga apa..its OK.. you’re save now..” Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day… aku melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. “Maria.. disitu ada gubuk” kataku riang “ayo kita kesana..” kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria di atasnya “ahhhh…” terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya tersenyum “mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin…” Aku balas tersenyum “its OK non.. lain kali lebih hati-hati ya ..?” Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil…. pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat… kebawah lagi… dan berhenti di tonjolan di balik celana pendekku … Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya… tiba-tiba kulihat Maria terbelalak melihat pahaku “adduhh mas.. ada LINTAH !!” serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. “sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua..” lalu dengan serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas..”nah.. ada satu lagi mas..hhhhh” mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai “Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?” Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar mengarah ke pusar. “Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga belum ‘ngeh’ akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi ‘opportunity’ … masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu “Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. sebaiknya kamu periksa dulu..” Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya… my god… model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya. Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya yang bergelayut itu… Ou what the hell… kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku “Sini kubantu Ri..” tanganku menarik bajunya hingga terlepas. “Sorry Ria.. ini supaya cepat..” kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya “Ahhhh… mas Rafi…” desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk. Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya… yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana… saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin… atau karena suasana… “Ria..” bisikku dengan serak.. “jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya dan..”Iiiiiiih… mas… jijik.. buangin dooongg..” “ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh kamu..” Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya… di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. “Perawani !!”. Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke bawah…melewati pinggang.. pantat… buah pantat kanan.. “mas…apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli..” ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan… atau..stop..!! “biar yakin aja Ria.. ” kataku sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah.. melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di vaginanya “Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah nih..” Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari tangannya..”mas Rafiiii… kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. “Oke..Oke.. begini caranya… lintah ini akan kita taburi garam.., lalu kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang masuk.. is that clear..?” Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang — terus terang — cuma didasari oleh logika “ngeres” itu. Aku mengambil garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel di dada kirinya.. “Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. ” Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu.. ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan… tassss.. terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang. Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. “sssss… mau diapain mas..?” bisiknya mendesis geli..” supaya garamnya ngga kemana-mana..” jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. “mmass..” Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang…. Maria meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat.. “perih Ria..?” tanyaku.. “ehhhh.. g..geli..” rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat.. “Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?” rengeknya sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat… dan…. “AUUUUUUWWW… !!!”

    Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! “Ehhh…hhhhhh…ssssss masss.. ” desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba…….kukecup dan kusedot-sedot..

    Cerita Sex Remaja | “AAAAHHH…ssss…MASSS” jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan aktifitasku..”mas..please..MAS RAFI..PLEASE… j..jangan mass.. nanti Ria keterusan… OUUUHHH..” lenguhnya ketika tanpa menghiraukan kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk…Kaki Maria mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan.. Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya membisikkan kata-kata mesra.. “Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik sekali..” kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku.. masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan…… kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan.. ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal ia mendesah “mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria takuut… Ria belum siaap…” Aku mengecup kening dan pipinya dengan penuh kasih sayang..”sh..sh..sh..sh..sh…. jangan takut sayang.. ibumu mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia ngga menyesal kan?” “Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta.. setuju??” Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya.. akhirnya… Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan telanjang bulat… Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris “Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww..” .. terutama bila kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu.. Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya yang….ya ampuuun…sudah sangat bengkak itu… tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku…ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan kegiatanku “Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di kakiku..” Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping “Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa..” “Kamu ngerasa asyik Ria ?” tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ? Pancingku lagi.. c’mon Fi.. cut it out.. it’s none of your business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss…. to be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri… yesss .. (dasar laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan. Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas… sejenak ia berhenti di urat di bawah kepala penisku dan menggigitnya..”Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya.. belajar dari mana kamu..?” “movie..” jawabnya pendek dan seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku ke dalam mulutnya… sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam mulutnya… besar sekali.. Kemudian ia menaikkan kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat lagi..lebih cepat lagi… aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak tanganku..”Mmmmhhh..Emhhhhh…Emhhhhhhh” ia menjerit-jerit sambil terus mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya… tiba-tiba aku berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan… kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria.

    Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu namanya… Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. “mas.terus masss…” aku mulai memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi centi… 7 cm.. “aaaaahh…..” 10 cm… “aaaAAAHH…” dan…16 cm ..”AAAAAAAAHHHHH…”BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang merasakan kesakitan… buah dadanya yang bergeletar kesana kemari kuremas dan kusedot… tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar masuk vagina Maria.. “aaahhhh..mas…aduh enaknyah..aduh enaknyahhh..aaaahhhh..” Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat…Juga pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku… “RIIIAAAAAA…” “mmas RAFIII…AAAAAAHH…” crat..crat..crat..crat…crat….. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya. Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. “Ria bahagia mas…Ria puas..” Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum kembali ke rumah.

    Cerita Sex Remaja | Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at least mbak Eva dan anaknya Maria… juga Atika bila suaminya berlayar.. Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun, suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan tantenya…dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di sisiku..at least sampai hari ini… entah besok, atau lusa..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Ngentot dengan Silvi Sepupuku

    Cerita Seks Ngentot dengan Silvi Sepupuku


    945 views

    Perawanku – Cerita Seks Ngentot dengan Silvi Sepupuku, Ini cerita pengalamanku bercinta dengan saudara sepupu sendiri, namaku Bram, tinggiku 176cm, wajahku menarik kata orang sih, tapi kalo menurutku lumayan tampan juga sih, hehehehe……(narsis dikit).tapi aku belom mau pacaran gara2nya begini, ini kisah nyata.

    Ceritanya dimulai saat aku diterima di sebuah PTN di Surabaya, aku sendiri tinggal di Bogor karena kebetulan aku punya saudara di sana yaitu pak de kakak kandung dari ibu, oleh orang tua ku daripada kos aku di suruh tinggal di rumah pak de, dan ternyata pak de ku juga setuju,alasannya di rumah pak de ngga ada anak laki-laki, di rumah pak de cuman ada empat orang, pak de dan istrinya mbak via trus ama silvi keponakan bu de, pak de anaknya cuman satu yaitu mbak via,kalo umurnya sih lebih tua dari aku sekitar 3 tahunan, udah lama juga sih aku ngga ketemu dia seingat ku mbak via itu orang nya cantik,.

    Singkat cerita setelah beberapa bulan tinggal di rumah pak de aku mulai betah dan kerasan, semua pekerjaan rumah kita bagi ber tiga mbak via, silvi dan aku soalnya ngga ada pembantu padahal pa de orangnya cukup mampu, alasanya mendidik kita supaya bertanggung jawab dan mandiri aku sih ngga masalah. pak de maupun bude baik sama aku, ditambah pula mbak via akrab banget sama aku dan keliatan kalo dia sayang dan perhatian sama aku, maklum sih dia mungkin udah nganggep aku seperti adiknya sendiri bahkan sering juga sih manja sama aku, kemana-mana selalu minta diantar sama aku kalo kebetulan dia ngga pergi sama pacarnya, kalo silvi sendiri masih smu kelas satu, anaknya manis imut lagi dia anaknya penurut, dan manja banget sama aku, aku sering bantuin dia kalo lagi kesulitan ngerjain tugas atau pr dari sekolahnya tapi sering aku godain dia, kalo ada temennya cowok main ke rumah, begitu temennya pulang aku godain pacaran mulu, silvi langsung malu dan langsung jawab ngga kok cuman temen kak, lagian siapa yang mau pacaran, silvi mau konsentrasi belajar dulu kok, sambil mukanya keliatan ngambek gitu, kalo udah gitu langsung aku acak-acak rambutnya sambil ngomong masa sih sambil ketawa ngakak aku.

    silvi langsung nyubitin lenganku aku berusaha menghindar tapi silvi terus aja nyubit sambil ngomong biar kapok kakak ngga godain silvi lagi, kalo udah gini aku peluk dia sampai ngga bisa bergerak, bandel yah silvi udah berani ama kakak, dianya jawab abis kakak godain mulu, kadang saking gemesnya sering juga silvi aku ciumin pipinya sampe merah mukanya karena malu. Kalo udah gitu dia pasti teriak-teriak minta tolong sama mbak via, Mbak via kak Bram nih nakal ganguin silvi terus, tapi aku cuek aja malah aku terusin nyium pipinya kiri kanan abis enak sih meluk cewek imut, kalo mbak via dateng aku baru berhenti nyium pipinya silvi dan ngelepasin pelukan ku, mbak via dateng langsung ngomong anak dua ini bercanda mulu dari tadi, silvi langsung lari ke mbak via trus ngadu, mbak kak bram loh godain silvi terus, tapi anehnya silvi ngga pernah cerita ke mbak via kalo aku sering nyiumin dia, aku jadi penasaran.

    Hari minggu pagi aku habis selesai bersih-bersih rumah dan lagi istirahat, pak de ngomong ke aku mau keluar kota ngajak istrinya mau jengguk saudara yang sakit, beliau titip rumah sama aku katanya kalau aku mau keluar rumah jangan lama-lama dan cepat pulang, karena pak de pulangnya nanti mungkin agak malam.aku meng iyakan lagi pula aku ngga ada acara mungkin aku ngga keluar rumah kok pak de begitu aku bilang ke pak de. Ngga berapa lama pun pak de berangkat. Waktu mau mandi aku ber papasan dengan mbak via dia keliatannya mau pergi, waktu lewat di samping ku tercium harum parfumnya, iseng aku godain dia, hmm…wangi banget nih….pasti mau nge date yah…, pagi-pagi udah pacaran….kataku sambil lalu, mbak via pun langsung nyubitin pinggangku, sambil ngomong dasar kamu bram makanya cari pacar sana jangan di rumah mulu…, aku cuek aja sambil bales jawab aku mau cari pacar kalo cantik dan seksi nya kaya mbak via, enak aja.. mbak kan udah punya cowok bram, aku jawab lagi kalo gitu selingkuh aja sama aku mbak…, aku mau kok …sambil cengar-cengir. Huss kamu itu..udah sana mandi bau tahu mbak mau berangkat nih, ternyata pacarnya udah nunguin di ruang tamu, trus dia ngesun pipi ku, emang udah kebiasaan sih mbak via nge sun pipiku kalo aku godain gitu aku sih seneng-seneng aja, cuman aku gak berani bales ngesun dia.

    Dari belakang aku perhatiin mbak via emang cewek sempurna badan nya tinggi langsing mungkin karena dia sering senam dan berenang kali yah perfect pokoknya deh susah gambarinnya, kalo tingginya sih 168 cm cukup tinggi loh buat ukuran cewe’ kulit nya putih mulus, ditambah wajahnya yang cantik, kapan aku bisa punya cewe kaya dia yah..,pikirku,aku pun masuk kamar mandi tapi pikiranku mulai mikir yang jorok-jorok dan yang aku bayangin ngga lain dan ngga salah siapa lagi kalo bukan mbak via, aku pun mulai ngebayangin lekuk tubuh mbak via, otak ku pun berfantasi lagi enak-enaknya tiba-tiba pintu kamar mandi di gedor,ternyata silvi sambil teriak-teriak dia, kak gantian dong kamar mandi nya silvi mau pup nih…,sialan batin ku, aku tanya ke silvi kenapa ngga pakai kamar mandi di atas aja sih…., kebetulan kamar mandi ada dua di rumah ini, ngga ah males kebelet banget nih soalnya silvi males naik ke atas jawabnya sambil gedor-gedor pintu kamar mandi, cepet dong…, iya iya… jawab ku, ngga jadi enak deh…padahal udah separuh jalan, aku pun akhirnya cuman cuci muka aja trus keluar dari kamar mandi, langsung aja silvi nylonong masuk ke dalam sambil meringis dia nahan pup nya, kasihan juga aku.

    Begitu pintu kamar mandi di tutup aku ganti teriak awas kamu silvi ntar kakak bales, biarin ngga takut weeek…jawab silvi dari dalam. Aku akhirnya jadi males mandi trus ke meja makan buat sarapan yang udah disiapin silvi, silvi emang jago masak dia puji ku dalam hati. Selesai sarapan aku cuci piringku di dapur, kemudian ke ruang tengah mau nonton tv , ternyata silvi sudah ada di sana duduk di sofa , langsung aja iseng ku muncul aku acak-acak rambutnya, dasar anak manja kamu…,ah kakak silvi minta maaf yah…..katanya melas…, aku pun kemudian duduk di sampingnya aku perhatiin dia ternyata imut banget adik sepupuku yang satu ini, cantik juga kulitnya ngga seputih mbak via, tiba-tiba pikiranku yang tadi sempet ilang muncul lagi, aku pun senyum-senyum sendiri ternyata silvi tahu kalo aku perhatiin, trus dia nanya dengan curiga.
    Ngapain kak bram senyum-senyum sendiri sih sambil ngeliatin silvi…., kak bram mau bales silvi yah…, silvi ngaku salah deh kak….,

    Mukanya itu kalo lagi memelas gemesin banget deh. Langsung aku peluk dari belakang dia mulai deh aku ciumin pipinya,silvi diam aja tumben ngga berontak. Lalu aku nanya ke dia, kamu udah pernah di cium cowok…? blom pernah kak, cuman kak bram yang pernah cium silvi…..jawab silvi sambil tertunduk wajahnya, dan pipinya bersemu merah.
    Kok silvi ngga marah di cium sama kakak….? tanya ku lagi.
    Ngga tahu…, jawab silvi sambil nunduk.
    Kok ngga tahu sih…?kata ku sambil terus nyiumin pipi silvi.dan aku mulai menikmati permainan ini, mumpung ngga ada orang.
    Kakak sayang sama silvi, bisikku di telinga silvi, kemudian aku mulai ciumin belakang telinganya dengan lembut trus aku lanjutin ke arah tengkuknya aku gigitin pelan lehernya. Nafas silvi mulai ngga beraturan dan dia diam saja, aku tahu dia menikmatinya juga kadang agak tersenggal dia dan semakin terdunduk kepala sementara matanya terpejam, badannya mulai di sandarin ke dadaku. Aku makin asik nyiumin lehernya, kadang aku jilatin, aku hisap pelan, aku gigit kecil, sengaja aku lama-lamain sampai di terangsang, ciuman ku mulai pindah ke leher depannya, nafas silvi mulai semakin ngga beraturan, dan matanya semakin rapat terpejam, aku udah merasa silvi sudah pasrah aku apain aja, sementara posisiku masih duduk dibelakangnya silvi,aku berhenti sebentar buat ambil nafas,kemudian aku ngelepasin pelukanku sambil menarik silvi kepangkuanku, silvi nurut aja, aku elus rambutnya aku ciumin dahinya semua aku lakuin dengan lembut.
    Aku tanya lagi ke silvi, silvi kok diam aja sih…?
    silvi marah ya sama kakak…? kataku lagi. Silvi membuka matanya, dia mengelengkan kepalanya.
    Kakak sayang sama silvi…, kataku sambil nyium dahi dan matanya yang terlihat sayu itu.

    Silvi juga sayang sama kakak…..,bisiknya pelan. Aku pegang tanganya. Aku mulai lagi cium leher depannya sengaja aku ngga cium bibirnya dulu padahal sebenernya aku tuh udah pingin banget ngelumat bibir mungilnya, tapi aku nunggu sampai silvi pasrah pasti lebih enak pikirku. Kepala silvi bersandar di bahu kiriku, wajahnya semakin bersemu merah, tangannya mulai meremas tanganku,ciuman ku mulai turun agak ke bawah lehernya aku jilatin,hisap dan gigit-gigit kecil,tangan silvi semakin kuat meremas-remas tanganku, ini dia pikirku langsung aja aku kecup pelan bibirnya, aku mulai ciumin bibir mungil itu tanpa ada perlawanan bibir silvi masih terkatup rapat,aku kulum perlahan-lahan bibir nya silvi. Karena posisiku yang kurang nyaman aku berhenti ciumin silvi, aku angkat kepala silvi dari bahuku, lalu aku angkat badannya dari sofa trus aku rebahin di karpet,sementara tv aku matiin,dan silvi sama sekali ngga mau membuka matanya sama sekali mungkin malu aktau gimana aku ngga tahu dan ngga mau tahu kayanya yang penting aku bisa nikmatin silvi. Aku ambil bantal di sofa kemudiaan aku bantail ke kepala silvi, aku ambil posisi di samping kiri silvi sambil setengah rebahan aku elus wajah silvi sambil berbisik ke telinganya,
    kamu cantik sekali silvi,….kakak sayang sama kamu, rayuku.

    Lalu aku kecup keningnya,matanya,hidungnya,ak u terusin kecup bibirnya yang mungil itu, aku mulai gigit pelan bibir bawah silvi,aku hisap bibir bawahnya aku jilatin pelan,aku lakuin itu semua dengan penuh perasaan, ternyata silvi mulai menikmati permainku dia mulai membuka bibirnya meskipun belum membalas ciumanku, mungkin belum bisa karena dia kan blom pernah di cium cowok katanya, aku ngga perduli aku semakin menjadi-jadi langsung aku aku lumat bibir silvi aku masukin lidahku,aku sedot bibirnya pokoknya aku puasin diriku.nafas silvi semakin ngga karuan, sementara itu tanganku mulai merabai tubuh silvi,tangan kananku mulai masuk ke dalam kaosnya perut silvi aku elus jariku memainkan pusarnya, kemudian sengaja aku senggolin pelan ke payudara silvi yang masih tertutup bra nya, tangan ku sudah leleluasa merabai perut silvi kemudian dadanya, terasa sekali di telapak tangan kananku degub jantung silvi yang semakin kencang di dadanya yang terasa mulus dan lembut itu.silvi hanya diam dan pasrah dan aku tahu dia menikmati banget sensasi yang baru pertama dia alami ini.

    aku semakin bernafsu, tangan ku mulai meraba payudara kiri silvi, silvi tersentak kaget tapi tetap memejamkan matanya, tangan kirinya memegang tanganku yang sudah berada di balik kaosnya tetapi tidak berusaha menghentikan atau menghalangi ku cuman memegangi tanganku, aku mulai menekan payudara silvi dengan tidak terlalu keras,kemudian meremasnya perlahan-lahan,lalu aku susupkan tanganku kedalam branya aku gunakan jariku untuk memainkan payudara silvi yang terasa kenyal dan lembut di tanganku itu, badan silvi mulai mengeliat-liat, aku tambah bernafsu,aku tekan perlahan aku main putingnya yang kecil tapi terasa mengeras di jariku, sementara tangan silvi masih memegangi tanganku bahkan mulai meremas-remas tanganku. Aku sudah ngga tahan pingin ngelihat bentuk payudaranya, aku lepasin ciuamku dari bibir silvi, silvi ngelenguh pelan dan hampir seperti berisik, agh….. kepalanya tergolek lemah kadang digoyangkan kearah kiri dan kanan,sementara matanya masih tertutup rapat, bibirnya sedikit terbuka kadang mengeluarkan suara setengah tertahan agh……setiap aku remas dengan lembut payudaranya atau saat aku mainin putingnya. Aku angkat ke dua tangan silvi, aku sejajarin dengan kepalanya,silvi nurut aja,dan dia ngga mau membuka matanya sedikit pun semetara dadanya naik turun mengikuti nafasnya yang semakin cepat.

    Kemudian kedua tanganku mulai meremas payudaranya kiri dan kanan, aku singkap kaosnya sebatas lehernya terlihat kulit silvi yang putih mulus, kemudian aku singkap juga bra nya keatas tersembulah payudara silvi yang mungil ,maklum masih smu kelas satu pula, putih pucat warnanya dan putingnya kecoklatan, langsung aku remas perlahan, aku mainin jari ku di sekitar putingnya kecil tapi terlihat menonjol,kadang aku tekan-tekan lalu aku raba dengan gerakan berputar, silvi semakin mendesah-desah, aghhh……aku semakin ngga tahan aku rebahin tubuhku langsung aku emutin payudara sebelah kanan, aku gigitin pelan, aku jilatin aku hisap putingnya kayanya ngga ada puas-puasnya sementara tangan kananku tetap meremas payudara kirinya kadang aku mainin putingnya. Tangan silvi memeluk kepalaku setiap aku hisap putingnya dan mendesah panjang aghhh………..,kadang rambutku ditarik-tarik,aku semakin menikmati payudara silvi gantian kiri-kanan aku hisap dan sedot putingnya, aku gigitin,ke dua tangan silvi mulai memeluk leherku, dan kadang berbisik

    kakak aduh agh….kak…..akh….h….sss …agh…tangannya meremas-remas pungungku.
    Aku kemudian berhenti aku liat wajah silvi yang menahan kenikmatan.
    Kakak sayang kamu silvi……,kataku, ngga lama kemudian silvi membuka matanya tapi tertunduk
    Silvi juga sayang sama kak bram,…..,tapi silvi malu kak….jawab silvi.Silvi belom pernah kaya gini…,kata silvi, sambil masih tetap memelukku.
    Silvi jangan marah ya sama kakak, kakak udah berbuat ini ke silvi, kataku sambil cium keningnya.
    Silvi diam saja ngga jawab tapi ngga ngelepaisin pelukanku atau pelukannya.
    Kakak cium silvi lagi boleh….., tanyaku.silvi cuman menganggukan kepala.
    Kemudian aku angkat badan silvi keatas badanku,sekarang posisiku berubah aku di bawah sedang silvi di atasku, aku cium bibirnya silvi,
    kok ngga di balas sih ciuman kakak….., tanyaku.
    Ngga bisa kak…silvi blom pernah…….jawab silvi.
    Ya udah ikutin aja kakak yah ………..,kataku
    akhirnya silvi ngikutin aku di balas ciumanku, agak canggung sih tapi lumayan juga….

    tanganku melingkar di leher silvi, sementara silvi kayanya asik sendiri dengan permainan baru nya dia udah mulai nyiumin aku kadang di gigit-gigitnya bibirku, tanganku mengelus punggung silvi, aku buka kaitan bra silvi,dan kayanya silvi udah ngga perduli dia semakin asik aja, setelah terlepas aku coba buka kaos silvi sekalian,agak malu juga sih sih awalnya silvi dia berusaha nutupin payudaranya dengan kedua tangannya tapi aku melakukannya dengan pelan-pelan akhirnya aku angkat tangan silvi aku tarik wajahnya supaya nyium bibirku lagi dia mau akhirnya lepas juga kaos dan bra silvi aku taruh di sampingku, tangan silvi kemudian memeluk leherku, aku kulum bibir silvi dengan lembut, silvi merapatkan pelukanya. Terasa hangat dadaku dihimpit payudara silvi yang mulus hangat, lembut dan kenyal,sudah mulai terangsang lagi dia rupanya. Aku ambil posisi duduk tanpa melepas ciumanku dari bibir silvi, aku bersandar di tepi sofa sementara silvi aku pangku, tanganku mulai merabai payudara silvi lagi yang sekarang sudah tidak ada lagi kain pembatas, buah dada silvi keliatan bergelantung indah, aku lepasin ciumanku dari bibir silvi,sambil ngomong ke silvi, silvi kakak hisap susumu yah….kaya tadi boleh ya….,kataku sambil senyum.

    Silvi nganggukin kepalanya. Langsung aku sedot payudara silvi kiri dan kanan, sementara silvi mendesah-desah keenakan di telingaku,….
    oohh….kaakk…..agh……,se mentara pelukan silvi terasa semakin kencang.
    Kakak……aghh….silvi… geli…ka…agh…….
    kadang dia menggigit leherku karena menahan geli.
    Tangannya menarik-narik rambutku, aku ngga peduli aku terus menghisap payudara silvi, mainin putingnya pakai lidahku, aku jilatin dari atas kebawah kadang berputar-putar, kadang aku hisap semua dari putingnya sampai separuh payudaranya kalo bosan yang kiri aku pindah yang kanan,begitu juga kalo udah bosan yang kanan balik lagi ke payudara yang kiri, silvi terus aja mendesah-desah keenakan.payudara silvi basah karena air ludahku sehingga tampak mengkilat,ada tanda merah bekas gigitan kecil atau bekas kuhisap di payudara silvi,semakin membuatku bernafsu untuk mengeksplorasi tubuh silvi. Sementara tanganku mulai meremas buah pantat silvi, sambil berusaha membuka kaitan roknya,sekalian aku buka resletingnya juga dan kemudiaan aku masukin tanganku kedalam, terasa sekal sekali pantat silvi, sedangkan silvi sendiri kayanya udah ngga sadar. Desahannya membuatku semakin bernafsu dan bernafsu.

    Aghhhhhh….kakak…..uhh…ss ss…agh….
    tangaku akhirnya sampai juga di belahan pantat silvi aku terusin sekalian mengelus vagina silvi dari belakang pertama silvi ngga sadar begitu aku tekan kearah selangkangannya tersentak dia sambil mendesah panjang,
    oouughhhhhhh…..ahh…..kakaa aaak….agh…..
    aku elus-elus daerah kewanitaan silvi, dengan lembut pelan tapi pasti. Silvi pun menggelinjang-gelinjang ngga karuan diatas pangkuanku….tampak dia berusaha menahan rasa itu, sehingga dari mulutnya hanya terdengar, mm…mmmm…..ssss….., aeeegh….sss., uuuhh,kakak….dia berbisik ditelingaku, akhir nya ngga tahan juga dia kayanya. Kemudian aku cium bibirnya, silvi membalas dengan cepat dia mengigit bibirku aku kaget karena silvi menggigitnya terlalu keras. Aku pun akhirnya membaringkan tubuh silvi diatas karpet, silvi terlihat memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Lalu aku mulai lagi menciumi wajah silvi sambil ke dua tanggannya aku angkat sejajar dengan kepalanya sehingga payudaranya nampak membusung sungguh pemandangan yang sangat menggairahkan,tanganku mulai mengelus-elus payudara silvi lagi,meremas-remasnya, lalu aku jilati lagi hisap dan hisap lagi. Silvi pun semakin menjadi-jadi, kepalaku di tekan-tekan kearah dadanya sambil sekali-kali mengelus rambutku kadang seperti menjambak-jambak rambutku dan erangannya kembali terdengar.
    Ohh…kakak…sss……ogh….

    sementara tanganku mulai merabai paha silvi sambil aku tarik rok silvi kebawah pelan-pelan sampai sebatas lutut, kemudian dengan kakiku aku turunin roknya sampai lepas dan sepertinya silvi tidak sadar akan hal itu, mungkin karena aku sibukan dia dengan cumbuanku di payudaranya sehingga dia sudah ngga sadar lagi dengan apa yang aku lakuin,badan silvi sudah basah dengan keringat membuatku semakin bernafsu, kedua paha silvi aku lebarkan sehingga posisinya terlentang dan aku mulai membelai-belai vagina silvi yang masih tetutup cdnya, terasa basah sekali di sana sampai tembus ke cdnya,jariku mulai mencari belahan vaginanya, aku gesek-gesekan jariku naik turun searah belahan vegina silvi,kadang aku tekan-tekan dilibang vaginanya,silvi semakin mengerang-erang dan mendesah-desah .tangan nya mencengkeram erat tanganku.
    Mmmpp…. oogh… ssshhh……..aaahh…..

    dan perut dan pantatnya naik turun mengikuti gerakan tanganku yang mengelus-elus vaginanya, aku merasakan desakan di celanaku yang terasa keras sekali, aku ganti posisi merangkak di atas tubuh silvi sambil terus menciumi payudaranya kiri dan kanan bergantian sementara tanganku tetap memainkan vagina silvi yang terasa semakin basah akhirnya aku masukin sekalian jariku ke dalam cdnya silvi mencengkram tangan ku tapi terlambat jariku sudah menyentuh bibir vaginanya yang basah sekali itu dan silvi pun hanya bisa pasrah, kemudian aku cium bibirnya silvi membalas ciumanku tangannya mendekap badanku yang sekarang berada tepat di atas badannyanya yang masih berguncang-guncang mengikuti belain jari ku di bibir vaginanya yang terasa basah dan lengket. Nafasnya memburu dan desahannya yang semakin merangsang nafsuku, lalu aku jongkok di sampingnya dan mulai membuka cdnya, tangan silvi mencoba menahanku tapi sepertinya dia sudah kehabisan tenaga akhirnya berhasil aku lepas cd silvi dari ke dua kakinya tanpa susah payah, silvi hanya bisa menutupi mukanya dengan ke dua tangannya.

    Tubuh silvi yang putih mulus terpampang dihadapanku kedua payudaranya nampak membusung sedang perutnya yang rata mulus dan vaginanya basah terlihat jelas didepanku, aku pun ambil posisi berjongkok di antara kedua paha silvi yang ku renggangkan setelah itu aku lepas kaos dan celanaku tinggal mengenakan cd aja yang aku pakai,sementara silvi cuman diam dan ke dua tanggannya masih tetap menutupi mukanya mungkin dia sudah pasrah dengan apa yang aku lakukan.tanganku mulai meremas-remas kedua payudaranya sementara bibirku menciumi perut silvi dan terus turun akhirnya sampai ke vagina silvi aku ciumi lubang vaginanya aku jilatin belahan vaginanya, silvi kembali mendesah-desah dan tangannya mencengkeram tanganku kuat sekali, sambil pantatnya naik turun mengikuti permainanku.

    Ssshhh……..sssshh…..mmmmp phh…….oooghh….
    anuku semakin mengeras, aku makin bernafsu kau lepasin tangan silvi kemudian kedua tanganku mengangkat pantat silvi agak keatas sedikit sehingga ciumanku ke vagina silvi jadi lebih mudah,lidah ku bermain-main di sana, kuhisap semua cairan silvi yang mengalir deras aku gigit-gigit kecil bibir kemaluan silvi, aku mainin kelentit dan klitorisnya dengan bibir dan lidahku,lubang kenikmatan silvi aku masuki dengan lidahku aku jilatin dari atas ke bawah, kadang berputar-putar,silvi semakin menggelinjang-gelinjang, badannya bergetar hebat semantara pantatnya naik turun tangannya memegangi kepalaku , dan kepalanya mengeleng-geleng kekiri dan kanan.
    Ssssshhh…..ssshhhh….eeemmm mphhh…….oooughh…….
    nampaknya silvi hampir mencapai klimaksnya, aku masih ragu untuk meneruskan permainan ini sampai dengan menyetubuhinya, tapi anuku sudah ngga tahan lagi,akhirnya aku lepasin cumbuanku divagina silvi aku tindih dia dengan tubuhku dan silvi langsung memeluk tubuh ku erat sambil membuka matanya yang nampak sayu dan menahan rasa kenikmatan yang luar biasa berbisik dia kepadaku.

    Ohh…kakak….
    payudaranya terasa hangat didadaku, silvi semakin erat memeluk tubuh ku, kemudian aku lebarkan kedua pahanya dan aku tekan anuku tepat diatas vaginanya, silvi mengangkangkan ke dua kakinya sehingga pahanya terbuka lebar,kemudian aku berbisik di telinganya.
    Silvi kakak pingin,….kamu ikutin kakak ya……
    Silvi mengangguk pelan, kemudian aku mulai menggesek-gesekkan punya ku ke vagina silvi,meskipun cuma di gesek-gesek aku berusah untuk menikmati, soalnya aku masih ngga tega kalo harus menyetubuhi silvi juga sih,pantatku mulai turun naik,silvi mengikutinya meskipun kadang iramanya tidak sama,pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakanku, silvi kayanya menikmati juga dia mulai lagi mendesah-desah.
    Emmmphhh…..mmmmmphhh…aagh. ….
    kadang aku tekan-tekan anuku ke vagina silvi, dan pantat silvi naik mengikuti gesekan-gesekan anuku di vaginanya. Sambil mendesah. Mmm…..mmmphh…tangannya mengelus-elus punggungku.

    Karena terasa kurang maksimal aku lepasin pelukan silvi dan aku bertopang di ke dua tanganku dan tubuhku aku tarik agak turun kebawah dan terus mengesekkan anuku ke vagina silvi,lumayan enak juga sih aku lakuin semua seperti orang yang sedang bersetubuh cuman bedanya ini cuma sekedar di gesek-gesekin aja tapi cukup lah sementara ini. Silvi semakin melebarkan pahanya vaginanya di gesekin ke anuku kadang dia mengangkat pantatnya tinggi menyambut gerakanku, payudaranya berguncang-guncang badannya semakin basah oleh keringat.
    Kakak…..mmmmpphh oough… sil..vi…mmmph…sssshhh… udah ngga tahan……. tiba-tiba silvi berkata., sambil mendesah.

    Lalu aku balikin badan silvi ke atas badan ku supaya dia lebih leluasa menggesek-gesekkan vaginanya,memang sih tujuanku supaya silvi senang dulu.
    Benar aja begitu silvi di atasku langsungsung ajah dia memelukku sambil tiduran dia menggesek-gesekan vaginanya tepat diats tonjolan cdku yang mulai basah karena cairan vagina silvi, pantatnya bergerak naik turun kadang di goyangin kekiri-kanan, waktu aku berusaha mengangkat tubuhnya supaya aku aku bisa main payudaranya silvi ngga bergeming dia tetap memelukku kuat sambil menggerak-gerakkan pantatya, aku sendiri juga hampir nyampai, kadang ku angkat pantatku ke atas supaya lebih terasa gesekan vagina silvi,
    sssshhh…….sssshhhh…….m mmmmphhhhh……,desah silvi.
    Ngga tahan juga aku, akhirnya aku balikan lagi tubuh silvi, sekarang giliranku kaki silvi aku angkat satu keatas kemudian aku tekan-tekan anuku ke vagina silvi lebih cepat lagi, semakin terasa nikmat, dan silvi semakin mengelinjang-gelinjang, nafasnya semakin tidak beraturan,dadanya naik turun payudaranya bergubcang-guncang,silvi semakin meracau ngga karuan.

    Ooooghh……ka..kak… mmmmphh…sssssshhh…..sssshh …..
    tambah kencang juga aku menekan-nekan anuku ke vagina silvi.tubuh silvi masih mendesah-desah,tiba-tiba bergetar dan pantatnya terangkat tinggi, dia menjerit tertahan.
    Ssshhh…..ssshhh…mmpphhh… .oooougghh……ouuhh…
    lalu tubuh silvi terkulai lemas,silvi sudah klimaks,aku lepas cd ku .Aku rebahin tubuhku diatas tubuh silvi aku peluk erat dia kepalanya agak aku angkat kemudian aku mulai gesekin batang ku ke vagina silvi yang sudah basah kuyup itu tepat diantara belahan vaginanya, kemudian mulai lagi aku gesek-gesekin dan rasanya lebih nikmat silvi sudah terkulai lemas tangannya memelukku aku percepat gesekanku ,dan rasanya sudah mau keluar, aku angkat badanku dan aku arahin ke perutnya dan keluarlah lah seluruh nafsuku disana, aku rebahin tubuhku lagi di tubuh silvi aku peluk silvi erat aku ciumin bibirnya silvi membalas ciumanku, terasa berdenyut denyut di anuku dan terasa hangat di perutku yang menempel di perut silvi yang aku tumpahain cairan ku di sana banyak sekali, silvi mengelus rambut dan punggungku.

    Kemudian aku bisikikan ke telinga silvi.
    Silvi kakak sayang sama kamu….,lalu kembali menciuminya.
    Tiba-tiba terdengar suara bel rumah terdengar nyaring sekali.
    Silvi seperti tersentak dan kaget dia mendorong tubuhku keras dengan kedua tangannya, langsung dia punguti semua pakaiannya dan lari ke dalam masuk ke dalam kamarnya.
    Aku sendiri juga kaget setengah mati, aku langsung masuk kamar mandi, sementara bel rumah masih terus berbunyi, aku ngga perduli…………….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng

    Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng


    713 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng, Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

    Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

    Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
    “Halo Tan, ada apa?”
    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
    “Sekarang?” tanyaku lagi.
    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
    “Sorry ya Wa, Tante lama.”
    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
    “Oom kemana Tante?” tanyaku.
    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.
    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
    “Oke deh!” sahutku dengan girang.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

    Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.
    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Bebas kid jaman now

    Cerita Seks Bebas kid jaman now


    733 views

    Perawanku – Cerita Seks Bebas kid jaman now, Aku sekolah di sebuah SMU swasta favorit di Kota Surabaya, Sudah setengah setahun ini hidupku penuh berisi dengan kesenangan-kesenangan yang liar. Seperti sering Dugem,  ineks dan bahkan ketagian seks bebas.

    Sampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang batas kehancuran.  Terombang-ambing dalam dilema dan serba ketidak pastian.  Aku merasa bingung apa yang kucari.  Aku bingung harus kemana arah dan tujuan hidupku.  Semua yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang positif.  Bahkan aku nyaris gila.

    Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dgn Martin.  Setelah triping gila-gilaan bersama teman-teman,  aku pulang bersama Martin.  Sebenarnya aku malas pulang  krna  masih dalam keadaan on berat.  Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang,  semua jadi kebanyakan ineks.  Badanku terus bergetar tiada henti,  dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan.  dgn eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dirinya.Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar keliling kota.  Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak tega membiarkan aku sendirian di rumah.  Aku sih senang-senang saja.  Kuputar lagu-lagu house music agak kencang,  meski aku tahu akibatnya bisa fatal.Tak sampai lima menit,  lagu house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku menggerak-gerakkan badan,  kepala dan tanganku di bangku sebelah.  Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota! Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.  “Untung kaca film mobilku gelap.  Jadi aku  tidak  perlu takut orang-orang melihat tingkahmu!” ujarnya.  Hahaha..  rasanya ketika itu aku tidak peduli mau dilihat orang,  polisi,  hansip atau siapa pun juga,  aku tidak akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.

    Setelah setengah jam kami putar-putar kota,  akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Martin.  Martin menyarankan agar aku meneruskan tripingku di rumahnya.  Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan seperti itu.  Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi.  Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.  Sampai di rumahnya,  aku langsung diantar ke kamarnya.  Sambil meletakkan kunci mobil,  Martin menyalakan ac dan memutar lagu house music untukku.  Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai pagi! Ok,  Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dgn temperatur paling rendah.  Martin yang sudah drop,  begitu mencium bau ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat tidur.  Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dia goyang lagi.  Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dgn bantal.  Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil.  Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya.  Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.

    Mulanya Martin menolak dgn alasan besok harus kerja.  Namun aku memaksa terus hingga dia tak berkutik.  Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga.  Martin bangun dan duduk didepanku.  Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dgn manja.  “Kalau kamu mau nemenin aku tripinng..  hari ini aku jadi milikmu.” “Milikku sepenuhnya..? Ehm..  I love it!” Balas Martin nakal.  “Ya..ehm..  jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya.  Aku memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian.  Aku terus menggodanya dgn menciumi leher dan bahunya.  Tiba-tiba dia membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil.  Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah,  leher dan telingaku.  Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.

    Lama-lama ciuman Martin semakin turun ke bawah.  Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dgn ganas sambil mendengus-dengus.  Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang hebat.  Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua.  Tidak puas menciumi dadaku,  Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah dadaku tersembul keluar.  “Woow..  aku paling suka payudaramu!” desisnya.  Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji.  Dia mengucapkan kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung.  Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dgn kedua tanganku seakan-akan melarangnya untuk melihat.

    Sedetik setelah itu dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku.  Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang.  Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas,  lalu berhenti dan memandang reaksiku.  Aku memejamkan mata dan mendengus.  Perasaanku melambung sampai ke awang-awang! Ketika kubuka mataku,  dia memandangku sambil tersenyum nakal.  Aku memukulnya.  Setelah itu dia menjilat puting kiriku sekilas.  Aku kembali menggelinjang-gelinjang.  Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin penasaran.  Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.

    Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar memuaskan aku.  Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan putingku ke mulutnya.  Putingku dipermainkan dgn mulut dan lidahnya yang hangat.  Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi.  Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti.  Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat.  Martin sangat terangsang rupanya.  Aku merasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku.  Aku membuka kedua kakiku lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dgn penisnya.  Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya.  Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dgn lagu house music yang memenuhi ruangan.

    Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat.  Aku menatap wajahnya dgn perasaan tak karuan.  Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dgn ganas.  Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku.  Setelah itu turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku.  Dia berhenti seketika sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.  “Martin..  cium anuku please..” pintaku terbata-bata.  “Hehehe..” Desisnya pelan.Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya,  dia mulai merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku.  Setelah itu kakiku dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara pahaku.  Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang merekah.  Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai aksinya.

    Martin menciumi sisi luar kemaluanku dgn perlahan.  Aku mengerang tertahan dan mengerutkan dahi.  Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak ke tengah dan berhenti di klitorisku.  Klitorisku diciuminya lama sekali seperti kalau dia menciumi bibirku.  Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dgn kuat.  Aku mendesah-desah keras sekali.  Tak tergambarkan rasanya.  Lalu ketika lidahnya ikut bermain,  aku tak kuat menahan lebih lama lagi.  Dibukanya bibir kemaluanku dgn jarinya,  lalu lidahnya dimasukan diantaranya.  Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke vaginaku dalam sekali.

    Erangan panjang menandakan kenikmatan yang tiada taranya.  Aku malu sekali ketika orgasme dihadapannya.  Ritme ciumannya pada kemaluanku perlahan-lahan mengendur seiring dgn tekanan yang kurasakan.  Martin memang hebat.  Dia sudah berpengalaman memuaskan ceweq.  Dia bisa tahu timing yang tepat kapan harus cepat dan kapan harus pelan.  Aku jadi curiga apa dia berprofesi sebagai gigolo yang biasa memuaskan Tante-Tante kesepian.  Hehehe..  “Lho kok cepat? Sudah terangsang dari tadi ya?” tanyanya sambil senyum-senyum mesum.  Mukaku memerah ketika aku tak bisa menjawab pertanyaannya.  Aku memukulnya dgn bantal sambil menggodanya.  “Kamu gigolo ya? Kok hebat banget?” “Eh,  gigolo! Kurang ajar! Gua ini memang Don Juan Surabaya ya! Belum pernah ada ceweq yang tidak puas kalau main denganku!” katanya pongah.  “Teman-temanku sampai menjuluki aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya.  “Ngibul! kamu pasti gigolo!” godaku sambil memukulnya dgn bantal lagi.  Kami perang mulut selama beberapa ketika.

    Setelah itu Martin mengakhirinya dgn berkata,  “Enak aja menghinaku! Sebagai balasannya,  nih..” Martin melompat kearahku dan memasukkan kepalanya diantara kakiku.  Dia langsung melumat kemaluanku dgn mulutnya lebih ganas lagi padahal kemaluanku masih berdenyut-denyut geli.  Aku menjerit-jerit  krna nya.  Gelinya luar biasa! Entah apakah kemaluanku sudah sangat basah atau tidak,  aku mendengar bunyi berkecipak di kemaluanku.  Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat.  Aku terhanyut lagi dalam permainan lidahnya.  Aku orgasme untuk yang kedua kalinya.  Badanku rasanya lemas semua.  Malam itu aku mudah sekali orgasme.  Entah apa mungkin itu  krna  pengaruh ineks atau memang aku sudah dalam keadaan puncak,  aku tidak tahu..  Kami break sebentar.  Martin tidur terlentang.  Kulihat penisnya berdiri tegak bagai tugu monas.  Kepalanya yang merah mengkilat  krna  cairan maninya meleleh keluar.  Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras.  “Lho,  sejak kapan celana dalammu lepas? Aku kok  tidak  tahu?” tanyaku.  “Hehehe..  kamu merem terus dari tadi sampe  tidak  tahu kalo burungku sudah menunggu-nunggu ditembakkan ke sasaran!” candanya.

    Aku kasihan padanya.  Kuelus-elus penisnya sambil menggodanya.  Lalu aku naik ke atas tubuhnya dan duduk tepat diatas penisnya.  Martin tampak terangsang melihat tindakanku.  Kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur diatas penisnya sambil kuelus-elus dadanya.  Martin memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan-sentuhan kemaluanku di penisnya.  Aku juga merasa geli-geli nikmat ketika penisnya yang keras dan licin menggeser klitorisku.  Lama-lama Martin tidak kuat menahan rangsangan.  Dia bangkit dan memeluk tubuhku.  Kami berciuman.  Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya,  aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur.  Kemaluanku yang basah semakin memudahkan penis Martin bergesekan diantar bibir kemaluanku.  Gerakan kami makin lama makin liar,  sampai akhirnya pertahananku runtuh!

    Penis Martin mengoyak keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk ke vaginaku.  Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti.  Untuk seketika aku merasa sakit  krna  ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku.  Martin juga berhenti dan hendak mencabut penisnya dari vaginaku.  Namun aku mencegahnya.  Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan.  Kupeluknya erat-erat tubuhnya.  Disamping rasa sakit,  aku merasakan suatu kenikmatan yang lain.  Aku ingin merasakan lebih lama lagi.  Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Martin memenuhi liang vaginaku.  Rasanya sungguh luar biasa! Aku memeluk Martin sekuat tenaga dgn napas terputus-putus.  Kucengkeram punggungnya dgn kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak.  Tak terlukiskan perasaanku ketika itu.  Aku mengerang-erang.  Rasanya seluruh sarafku terputus dan terpusat di kemaluanku saja.  Martin membiarkanku seketika menikmati moment ini.  Dia pasti juga sedang menikmati koyaknya selaput daraku.

    Perlahan-lahan Martin mulai menggoyangkan pinggulnya.  Penisnya bergerak-gerak perlahan dalam kemaluanku.  Aku mendesah mengaduh-aduh menahan nikmat dan geli.  Vaginaku masih sangat sensitif sampai sampai aku tidak tahan ketika penisnya digerak-gerakkan.  Aku menatap sayu pada Martin.  “Kenapa aku  tidak  tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu,  aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau.  Mendengar perkataanku,  seketika Martin hanya memandangku tanpa ekspresi.  Aku tidak dapat menebak apa yang ada dipikirannya.  Lalu dgn pandangan yang menyejukkan,  dia mencium keningku dan pipiku.  Aku menjadi tenang dan damai.  Martin,  aku sayang padamu,  aku sayang padamu,  aku sayang padamu.  Tak ada lagi Andrew dalam kamusku.  Aku hanya sayang padamu kataku dalam hati.  Sex jauh lebih memabukkan daripada extacy! Aku tak bisa berpikir jernih! Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus..  tanpa akhir..

    Martin mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vaginaku.  Mulanya perlahan,  lama-lama semakin cepat.  Rasanya mau mati saking nikmatnya.  Aku tak bisa berkata apa-apa.  Hanya erangan dan desahan yang keluar dari mulutku.  Dorongan penisnya yang menghujam keluar masuk ke dalam vaginaku membuatku tak berdaya.  Malam itu aku orgasme empat kali.  Martin menumpahkan spermanya di perutku dan terkapar disebelahku.  Aku juga terkapar kelelahan.  Saking lelahnya aku sampai tidak kuat untuk bergerak mengambil tissue untuk membersihkan spermanya yang tumpah di perutku.  Ternyata orgasme ketika ML jauh lebih nikmat daripada dgn oral seks.  Sungguh berbeda..

    Setelah terkapar beberapa ketika,  Martin membopongku ke kamar mandi dan memandikan aku.  Aku terus menerus memandang wajahnya dan mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya.  Apakah dia benar mencintaiku atau aku hanya salah satu perempuan koleksinya? Aku terus memeluknya ketika dia membasuh tubuhku dgn air hangat dan membersihkan kemaluanku.  Setelah itu setelah membersihkan diri,  kami tidur kelelahan.

    ***

    Besoknya ketika aku bangun,  Martin sudah tidak ada di sebelahku.  Kulihat jam dinding menunjukkan pukul sembilan.  Detik berikutnya aku baru sadar kalau tidur telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut.  Perlahan-lahan memoriku memutar balik kejadian tadi malam.  Agak susah mengingat kejadian semalam setelah pakai ineks dan minum minuman beralkohol.  Setelah ingat semua,  dgn lunglai aku bangkit dan melihat kemaluanku.  Kuraba dan kupegang kemaluanku.  Rasa nikmat dan geli semalam masih terbayang di pikiranku.  Pikiran jelek mulai menggangguku.  Aku sudah tidak perawan! Aku sudah kehilangan keperawananku di usia ke 16 dgn cowoq yang bukan pacarku maupun suamiku! Edan! Aku lepas kendali! Kata-kata Ling mulai teringat kembali.  Ketika dia kehilangan keperawanannya pertama kali,  dia menangis menjadi-jadi semalaman.  Namun sekarang dia sudah biasa dan malah sering making love.  Aku teringat ketika Ling mengenalkan Martin padaku,  dia memperingatkan Martin agar jangan macam-macam padaku.  Berbagai macam kejadian dari awal aku kenal kehidupan malam sampai ketika ini lalu lalang dalam pikiranku seakan-akan menyindirku.  Sekarang semuanya telah terjadi! Aku tak percaya! Aku jadi seperti Ling!

    Aku ingin menangis menyesali semuanya! Namun sudah terlambat! Apalagi ketika aku melihat setitik noda hitam pada sprei.  Aku langsung menangis menjadi-jadi.  Aku merasa berdosa! Bayangan wajah Papa Mamaku berkelebat berganti-ganti dalam benakku.  Aku merasa berdosa pada Papaku,  pada Mamaku,  pada kakakku,  pada seluruh keluargaku! Aku ke kamar mandi untuk membersihkan diriku! Aku merasa kotor dan hina! Aku bukan Tina yang dulu lagi! Masa depanku hancur! Siapa yang mau sama aku! Cowoq mana yang mau menerima ceweq seperti aku! Ceweq yang sudah tidak utuh lagi! Ceweq murahan! Aku benci diriku sendiri! Aku benci semua orang! Aku menangis lama sekali di kamar mandi.  Kutumpahkan semua perasaanku dalam air mata yang segera tersapu guyuran air hangat.  Hingga akhirnya aku tergeletak lemas di lantai kamar mandi.

    Setelah bosan menangis,  aku segera beranjak dari kamar mandi dan mengenakan pakaian.  Kuambil ponselku dan kukirim SMS pada Ling.  Aku minta dia menjemputku di rumah Martin.  Ling menyanggupi dan berjanji akan menjemput aku sepulang sekolah pukul 13.00 Pukul sebelas Martin pulang ke rumah.  Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk ketika kudengar suara mobil Martin memasuki rumah.  Ada perasaan jengkel yang menggebu-gebu padanya.  “Kok berani-beraninya orang segede dia menjerumuskan anak kecil! Dasar hidung belang!” pikirku jengkel.  Aku duduk di ranjang menghadap pintu sambil menunggu dia masuk.  Kusiapkan wajah sesuram mungkin agar dia tahu kalau aku marah padanya.  Aku sudah mempersiapkan diri untuk mendiamkannya selamanya.  Pokoknya dia harus tahu kalau aku marah! Martin yang sepuluh tahun lebih dewasa tahu bagaimana harus bertindak menghadapi aku.  Dia diam saja ketika aku mendiamkannya.  Lalu mulai mengajakku makan.  Aku menolak.  Dia terus mengajakku bicara dan bercerita kalau dia bangun kesiangan sehingga terlambat kerja.  Dia pura-pura tidak tahu aku marah padanya.  Sejurus setelah itu dia mulai memelukku dan mengatakan kalau dia segera pulang  krna  khawatir aku belum makan atau kesepian di rumah.

    Lama-lama aku kasihan juga padanya.  Dia baik padaku.  Sebenarnya yang salah aku.  Aku yang memaksanya melakukan itu.  Padahal kemarin dia sudah mau tidur,  aku malah merangsangnya habis-habisan.  Yah,  aku yang salah.  Seperti membangkitkan macan tidur.  Aku pun mulai melunak.  Aku mulai menjawab pertanyaannya sepatah-sepatah sampai akhirnya suasana mulai cair.  Mengerti umpannya mengena,  Martin mulai merayuku dan menggodaku.  Aku tidak tahan digoda dan mulai membalas godaannya.  “Martin,  kamu harus bertanggung jawab! Kamu harus kawin sama aku!” serangku.  “Jangan kuatir sayang! Aku ini dari dulu juga suka sama kamu.  Cuma aku takut kamu yang  tidak  mau sama aku  krna  aku terlalu tua.  Hahahaha..” balasnya.

    Aku tidak peduli pikirku.  Toh aku juga merasa cocok dgn Martin.  Dia begitu dewasa.  Dia bisa momong aku.  Masalahnya,  dia sepuluh tahun lebih tua dari aku.  Apa orang tuaku setuju aku menikah dengannya? Pikiranku sudah jauh lebih baik sekarang.  Martin memelukku erat-erat dan menghiburku.  Aku jadi makin sayang padanya.  Akibat kejadian malam itu,  hampir tiap hari aku making love dengannya.  Kami melakukan di rumahnya,  di hotel,  di kamar mandi,  di mobil dan dimanapun kami mau! Berbagai posisi kami lakukan.  Aku benar-benar ketagihan bersenggama! Bahkan kami pernah menginap seharian di hotel dan tidak keluar kamar sama sekali.  Ketika itu aku sampai orgasme sebelas kali waktu making love dengannya! Benar-benar liar dan tak terkontrol!

    Acara tripping selalu dilanjutkan dgn making love.  Kesukaan kami adalah triping sambil telanjang bulat berdua di kamar Martin sambil bercumbu.  Asyik sekali rasanya! Ketika pengaruh ineks menurun,  kami bersenggama atau melakukan oral seks untuk membuat on lagi.  Setelah benar-benar habis,  kami lanjutkan dgn minum minuman keras.  Edan..  Dua bulan terakhir ini aku jarang kontak dgn Martin.  Martin sibuk dgn pekerjaannya,  sedangkan aku sibuk diadili oleh keluargaku.  Mereka marah besar padaku dan mengawasiku dgn ketat.  Ponselku disita sementara.  Telepon untukku disortir sama orang tuaku.  Kemana-mana selalu diantar sopir ayahku.  Pokoknya aku jadi tahanan rumah!

     

    Entah siapa yang salah! Aku tak perlu menyalahkan siapa saja selain diriku sendiri.  Aku sendiri pun menyesal menyadari kondisiku sekarang.  Orang luar pada bingung melihat tingkahku.  Aku hidup di dalam keluarga yang harmonis.  Orang  tuaku sayang dan perhatian padaku.  Tapi kok bisa aku terjerumus jadi seperti ini? Hahaha..  memang bodoh apa yang kulakukan.  Penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi.  Entah sampai kapan aku bisa berhenti dari dunia gila ini?

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang

    Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang


    725 views

    Perawanku – Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang, Sebelum membaca silahkan siapkan tisu terlebih dahulu, selamat menikmati, Matahari bersinar sangat terik hari ini aku ada kuliah, tetapi rasanya udara sangat panas, ruang kuliah yang biasanya sejuk menjadi terasa pengap.

    “Wah enaknya selesai kuliah pergi ke Mall,” pikirku.
    Setelah kuliah yang membosankan selesai, aku langsung berangkat ke Mall PondOk Indah,
    “Seharian suntuk mendengarkan dosen berceloteh, tapi setelah berada disini, ahh.. rasanya segar sekali.”

    Kunikmati berjalan-jalan di PIM dan tanpa terasa perutku sudah merasa lapar, aku berjalan menuju ke food court, setelah duduk dan memesan makanan, tiba-tiba mataku tertuju kepada 3 orang Tante yang berada diseberang mejaku.

    “Sexy dan cantik juga,” pikirku.

    Mataku tidak bisa lepas dari 3 Tante tersebut, terutama yang memakai baju ketat warna merah, kuperkirakan umurnya 35-40 th, tingginya kurang lebih 1.60, rambutnya dicat warna, dengan payudara yang besar serta pantat yang bulat ditunjang dengan tubuhnya sexy.

    “Waduh jadi pusing kepala atas dan bawah, nih,” kataku.

    Setelah selesai makan aku langsung menuju ke tOko buku karena takut tambah ‘pusing’, selesai membaca sebuah buku, aku ingin keluar dari tOko buku. Eh.. ternyata Tante-Tante yang tadi, mau masuk ke tOko buku juga, aku langsung mengurungkan niat untuk keluar dari tOko buku, kulihat Tante berbaju merah itu sedang mencari buku sedangkan teman-temannya sedang memilih buku tulis (mungkin untuk anak-anak mereka) kemudian kudekati Tante tersebut dengan sOk yakin.

    “Halo Tante Mila apa khabar.”
    Tante itu terkejut mendengar suaraku.
    “Maaf ya, kayaknya kamu salah orang.”
    Aku pura-pura terkejut, “Aduh maaf Tante, habis dari belakang persis kaya Tanteku sih.”
    Kemudian Tante itu hanya tersenyum dan berkata,
    “Tante atau Tante?”
    Aku kemudian tersenyum dan langsung kualihkan pembicaraan,
    “Lagi cari buku apa Tante? ee.. saya boleh tahu namanya enggakk?”
    “Tante Dewi,” jawabnya.

    Selanjutnya kami mulai berbincang-bincang, tetapi mataku tidak dapat lepas dari payudaranya yang sangat menantang, sampai tiba-tiba ada suara dibelakangku.

    “Waduh, siapa nih?” ternyata teman-temannya Tante Dewi.
    “Oo.. ini keponakanku, eh.. mau kemana kalian?”
    Sambil tertawa mereka menjawab, “Kita enggak mau ganggu reuni keluarga ah, kamu pulang sendiri aja ya Dew”.

    Tante Dewi hanya mengangguk saja tanda setuju, setelah teman-temannya pergi, Tante Dewi mengajakku ke sebuah restoran. Sambil menikmati minuman, Tante Dewi bercerita tentang dirinya, singkat cerita, Tante Dewi baru saja pulang dari kelas Aerobik bersama-sama temannya (pantas bodynya masih yahud) dan sekalian mampir mencari buku untuk anaknya, selain itu dia juga menceritakan kehidupan keluarganya.

    Tante Dewi mempunyai suami yang berada di Kalimantan, sedang membuka usaha perkayuan sejak 3 tahun yang lalu dan hanya pulang setahun sekali karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan di rumah Tante Dewi hanya ditemani oleh 2 anak laki-lakinya yang berumur 3 dan 5 tahun serta seorang pembantu dan 1 babysister. Mengetahui hal itu aku langsung berpikir,
    “Wah jarang ML dong Tante, kesempatan nih”.

    Tiba-tiba Tante Dewi berkata, “Tante kayaknya enggak bisa lama-lama, harus pulang karena nanti sore ada arisan, jadi Tante mau siapin semuanya dari sekarang biar ada waktu untuk istirahat.”

    “Baik Tante, ini nomor saya kalau Tante mau ketemu lagi sama saya.”
    “Ok, ini nomor HP Tante, tapi jangan telepon dulu ya, biar Tante yang telepon kamu.”
    Akhirnya kami berpisah dan Tante Dewi berjanji akan menelepon aku.

    Seminggu telah berlalu dan selama itu aku sebetulnya sangat ingin meneleponnya tetapi karena sudah berjanji untuk tidak menghubunginya jadi aku hanya menunggu sambil berharap, sore harinya HPku berbunyi, kulihat nomornya.

    “Ternyata Tante Dewi!” dan langsung kujawab,
    “Halo Tante”
    “Halo juga ini Andre?”
    “Iya, ini Tante Dewi kan?”
    “Iya, kamu ada acara nanti sore?”
    “Enggak ada tante, mau ketemu?”
    “Kita ketemu di Mc Donald Thamrin jam 5 sore, bisa enggak?”
    “Ok Tante, kalau gitu aku siap-siap deh, sekarang sudah jam 4.”
    “Ok Andre, sampai ketemu disana ya.”

    Aku sempat bingung, kok kayaknya Tante Dewi terburu-buru dan tiba-tiba langsung mengajak ketemu.
    “Ah, nanti juga tahu kalau sudah ketemu.”

    Tepat jam 5, kami bertemu dan langsung mencari tempat duduk. Tante Dewi yang memulai pembicaraan, “Kamu bingung ya? Kok tiba-tiba sekali Tante ajak kamu ketemu, sebetulnya enggak ada apa-apa. Cuma ingin ngobrol aja sama kamu, abis teman-teman Tante sedang keluar kota.”

    “Untung pada keluar kota, kalau tidak Andre enggak akan ditelepon sama Tante” jawabku.
    “Iya enggak dong say, nomor kamu sempat hilang, jadi Tante cari-cari dulu untung ketemu, jadi Tante bisa langsung hubungi kamu.”
    Kami mengobrol kurang lebih selama 1/2 jam dan Tante Dewi bicara,
    “Ndre, cari tempat istirahat yuk.”

    Aku nyaris enggak percaya mendengar kalimat yang indah itu, dan langsung aku mengangguk mengiyakan, Tante Dewi hanya tertawa kecil,
    “Kamu kaya anak kecil deh,” kata Tante Dewi. Kemudian kami menuju tempat parkir dan pergi dengan mobilnya mencari tempat yang bisa disewa untuk beberapa jam.
    Setelah memesan dan masuk kamar, Tante Dewi langsung membuka bajunya.
    “Ndre, Tante mandi dulu ya, kalau kamu mau mandi, nyusul aja.”

    Mendengar itu aku langsung secepat kilat membuka baju dan berlari ke kamar mandi, disana aku melihat pemandangan yang sangat indah. Tante Dewi sedang membasuh badannya di bawah shower dan terlihat jelas tubuhnya benar-benar terawat. Walau sudah mempunyai 2 anak tetapi tubuh Tante Dewi sangat terjaga, payudara dengan ukuran kurang lebih 36B masih terlihat kencang, pantat yang bulat dan berisi benar-benar membuat penisku langsung bangun dengan cepat.

    Sambil menyabuni tubuhnya Tante Dewi melirik ke arah selangkanganku dan berkata, “Ndre, lumayan besar juga penis kamu.”
    Sebetulnya ukuran penisku biasa saja hanya 12,5 cm tetapi mungkin karena ngaceng berat jadi terlihat besar.

    “Jadi mandi enggak? Kok bengong aja? Sabunin punggung Tante dong..”
    Aku langsung mendekat dan memeluk Tante Dewi, kuciumi lehernya sambil tanganku menggesekkan klitorisnya.
    “Wah besar nih klitoris Tante dan lebat juga jembutnya” kataku dalam hati, dan ini membuat birahiku semakin tinggi dan semakin ganas. Kujilati leher dan punggung Tante Dewi
    “Ndree.. Tante minta disabunin, kok malah diciumi tapi.. ahh.. terus sayang, Ndre isep tetek Tantee..”

    Aku langsung menuju ke teteknya dan dengan rakus kuhisap putingnya sambil lidahku menggelitik. Tante Dewi semakin menggelinjang dan dia menarik-menarik penisku dengan kuat, sempat kaget dan sakit, tetapi lama kelamaan terasa enak. Setelah puas menghisap payudaranya lalu aku pindah menjilati perutnya, pusarnya dan akhirnya tiba dibukit kecil yang lebat hutannya, mulai kujilati bukit itu dan kuhisap klitorisnya sambil sesekali kugigit pelan.

    “Aah..! Gila kamu Ndre..! Diapakan Tante? Enakk.. sekali sayang,” sambil tangannya menjambak rambutku, Tante Dewi terus mendesah. Kuhisap terus klitoris itu, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang besar. Terus kulakukan ‘foreplay’ itu, sampai akhirnya aku berdiri dan kutarik tangannya untuk keluar dari kamar mandi dan menuju ke tempat tidur. Kulanjutkan mengisap klitorisnya dan kumasukkan jariku kedalam vaginanya.
    “Aah.. yess.. Ndre terus say”
    “Ughh.. yang kuat say, Tante rasanya mau keluar!”

    Aku semakin semangat memainkan lidahku di klitorisnya dan tidak lama kemudian terdengar erangan yang panjang,
    “Ahh.. Ndree..! Tante keluar..!”
    Terasa di mulutku cairan yang terasa asin dan langsung kujilat sampai habis.
    “Bagaimana Tante?”
    “Thanks Andre kamu bisa buat Tante puas, rasanya sudah lama Tante tidak merasakan orgasme.”

    Kemudian Tante Dewi berbaring dan aku peluk dengan erat, dia merebahkan kepalanya di dadaku, aku mencium keningnya dan dia membalas dengan menciumi bibirku. Lama kami berciuman dengan penuh gairah dan terasa birahinya mulai timbul kembali.
    “Mana penismu say, Tante mau puasin kamu.”

    Tanpa menunggu lagi kusodorkan ‘adikku’ yang dari tadi sudah lama menunggu untuk digarap, dengan tangan yang mungil, Tante Dewi mulai mengocok penisku dan dimasukkan ke mulutnya.
    “Uh.. enak sekali Tante.”
    “Nikmati ya say, ini baru mulai kokm” kata Tante Dewi.
    Sambil mendesah manja, aku merasa ujung penisku dimainkan oleh lidahnya yang terus berputar dan sambil dihisap.
    “Tante sudah.. nanti aku keluarr..!”

    Tanpa memperdulikan kata-kataku dia terus memainkan penis dan bijiku sampai aku akhirnya tidak tahan dan..
    “Tantee.. aku keluar!”
    Tante Dewi melepaskan penisku dari mulutnya dan mengocoknya dengan kuat sambil mulutnya membuka
    “Croot.. croott..!”

    Keluarlah spermaku yang langsung mengenai muka dan masuk ke dalam mulut Tante Dewi yang langsung ditelan. Sambil membersihkan mukanya yang penuh dengan spermaku, mulutnya sesekali mengisap penisku yang mulai mengecil.

    Kemudian kami beristirahat dalam keadaan bugil, 1/2 jam kemudian birahiku timbul kembali, kucumbui secara perlahan Tante Dewi yang masih tertidur, lama-lama terdengar desahan yang sangat menggairahkan,

    “Mmhh.. uh.. Ndre kamu mau lagi?”
    “Iya Tante, enggak pa-pa kan?” tanyaku
    “it’s Ok honey, I’m ready to make love with u”,

    Kami melakukan 69 style, Tante Dewi melepaskan kocokannya dan berdiri diatas selangkanganku. Lalu ia mulai jongkOk sambil mencari penisku untuk dimasukkan ke dalam lubang vaginanya yang telah basah, setelah posisi kami enak dan penisku telah didalam vaginanya dia mulai naik turun dan mendesah dengan hebat.
    “Aah.. ahh.. Ndre enak sekali!”

    Lalu kami berganti posisi menjadi ‘doggy style’, sambil maju mundur penisku di dalam vaginanya kumasukkan juga jempol tanganku kedalam lubang anusnya.
    “Nghh.. Nddre.. terus masukin jarimu ke anus Tante say.”

    Tidak lama kemudian kulepaskan penisku dan kucoba masukkan kedalam lubang anusnya, auw! sempit sekali pelan-pelan kutekan terus.
    “Say.. terus masukin penismu..!”
    Dan akhirnya masuk semua penisku dan kutarik lagi secara perlahan dan kumasukkan lagi dan terus menerus bergantian antara lubang anusnya dengan vaginanya sampai akhirnya.

    “Tante, Andre mau keluar!”
    “Keluarin dimulut Tante saja”

    Kutarik penisku dan kumasukkan kedalam mulutnya sambil dihisap, tangannya memainkan bijiku dan
    “Ahh! croot.. croot..”
    Keluar semua spermaku ke dalam mulutnya dan dia terus mengisap penisku, ngilu rasanya tetapi nikmat sekali.

    “Andre sayang, kamu enggak nyeselkan make love dengan Tante yang sudah tua ini?” tanya Tante Dewi.
    “Ah tidak Tante, Andre malah bersyukur bisa bertemu dengan Tante karena andre mendapat pengalaman baru.”

    Karena kelelahan kami akhirnya tertidur dan tidak lama kami pulang ke rumah masing-masing setelah sebelumnya membuat janji untuk bertemu kembali. Hingga saat ini, terkadang kami masih bertemu tetapi tidak selalu berhubungan intim karena waktu yang kurang tepat.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,