Author: perawanku

  • Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang


    1175 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang, Perkenalkan namaku Aris, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.

    Dalam hubungan Sex tak perlu ditanyakan lagi, aku sudah mendapat banyak pengalaman dari banyak wanita, karena aku memulai berhubungan Sex sejak SMA sampai sekarang. Namun kali ini aku tak menyangka kisahku ini akan terjadi, karena persetubuhan ini aku lakukan dengan tanteku sendiri yang dimana adalah istri om ku yang adik dari ayahku. Namun mau bagaimana lagi, jika kucing dikasih ikan asin ya mana mau nolak,hehe..

    Suatu pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan mata tertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Yudi yang menelponku. “Ris, kamu beberapa hari ini sibuk gak??” tanya om Yudi. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa om??” tanyaku balik. “Om mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Yudi.

    “Eeeemmm….Minta tolong apa om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap dirumah om karena om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris, bisa gak??” taya om Yudi. “Eeeemmm….Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang om??” tanyaku.

    “Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Yudi. “Okkee…Deeeh om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu memang keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris” ucap om Yudi. “Iyha om” jawabku singkat.

    Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, aku membayangkan tubuh bahenol tante Vera, kubayangkan pantatnya yang semok aku remas-remas,

    kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika. Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi.

    Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera. Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh tante Vera menjadi terlihat, dan bahkan garis-garis CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku itu.

    “Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta tante Vera. “Okkee deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia, kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat.

    Aku tak kuasa menahan nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera, jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan”.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

    Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.

    Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya.

    Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. “Lho Ris, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Vera mengagetkan aku.

    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung. “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.

    Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok.

    Lagian Aris tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya. “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang sepuluh menit.

    Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Aku jadi salah tingkah. “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya.” aku semakin salah tingkah. “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan. “Maksud Aris, nggak salahkan kalau Aris pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Ris.” tante Vera merengek perlahan. “hmhmhmhmmmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab.

    Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Vera. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “hmhmhmhmmmm, boleh juga nih

    Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah dilihatnya. “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum. “Wah, rupanya tante punya Penis lain yang lebih gedhe.”

    Gila tante Vera ini, padahal Penisku belum besar maksimal karena terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya. “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Penisku yang mempunyai panjang 17cm dengan diameter 6cm. “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penisku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya. “hmhmhmhmmmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Penis Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Penis

    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau. Lalu aku tarik kepala tante Vera sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Vera. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.

    Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga. “Ayo Ris, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya. “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku. “Hh.. mm.. enak Ris, terus Ris.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Vera. “Ahh..Ris..shh..Risr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya. “hmhmhmhmmmm..kamu pintar Ris.

    Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeRis tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis ku sendiri. “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penisku masih berdiri tegak dan belum puas. Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Penis.

    Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Ris, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Penisku. Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Vera, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus.

    Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante. “Cepetan Ris, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Penis. Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Vera, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak.

    Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru. Ris, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan. “Ahh.. shh mm, tante ini cara Aris agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante. Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Penis ke dalam vagina tante.

    “Ahh..” kami berdua melenguh. Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Vera ini masih kencang, pada saat aku menarik Penis bibir vaginanya ikut tertarik. “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Vera semakin menambah rangsangan.

    13 menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Ris tante nyampai lagi” Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Penis masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Vera, kami melanjutkan aksi.

    Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Penis. “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante. “Di dalam aja Ris, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol. “Arghh.. tante aku nyampai”. “Aku juga Ris.. ahh” tante juga meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante.

    Setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra. Ris, kamu hebat.” puji tante Vera. “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya. Ris, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya. “Gak apa-apa Ris, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku. Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih.

    Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi. Itulah pengalamanku dengan tante Vera. Ternyata enak juga bermain dengan wanita yang berumur empat puluhan-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk berkencan dengan tante-tante.

    Rupanya tante Vera menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya , karena teman tante Vera pada penasaran dengan diriku seringkali aku di kejar kejar dengan cara yang berbeda beda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ga Sengaja Melihat Tetangga Sebelah Rumah Sedang Main Di Kamar

    Cerita Sex Ga Sengaja Melihat Tetangga Sebelah Rumah Sedang Main Di Kamar


    1617 views

    Perawanku – Cerita Sex Ga Sengaja Melihat Tetangga Sebelah Rumah Sedang Main Di Kamar, Sore itu, aku terbangun. Kulihat jam di mejaku menunjukkan pukul 4.00 sore. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau “melihat” tetangga sebelahku. Melalui ventilasi kulihat Mas Arif dan Mbak Nida sedang tidur-tiduran sambil mengobrol di atas tempat tidur. Aku mengawasi terus, kulihat Mas Arif hanya memakai singlet, begitu juga Mbak Nida yang hanya memakai baju dalam.

    “Dasar pengantin baru, pasti mau main, ayo kapan mainnya ?” pikirku mulai tak sabaran.

    Kulihat Mas Arif dan Mbak Nida berbicara sambil berpelukan, aku kurang bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Sesekali Mbak Nida tertawa cekikikan. Beberapa kali pula aku amati Mas Arif meremas payudara Mbak Nida.

    Lama aku menunggu, hingga akhirnya yang aku harapkan terjadi juga. Tiba-tiba Mas Arif membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mbak Nida, menyuruh Mbak Nida memegang penis Mas Arif. Mbak Nida kelihatannya menurut dan memasukkan tangannya ke dalam celana Mas Arif, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mbak Nida menolak.

    “Yaaa….. itu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh karaoke” desahku dalam hati kecewa.

    Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Arif tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini ia hanya bercelana dalam dan bersinglet. Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Nida. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya mengentot tampaknya akan terpenuhi.

    Tak lama, Mas Arif melepas pelukannya dan Mbak Nidapun mulai melepas celananya. Kini sama seperti suaminya, Mbak Nida hanya bersinglet dan bercelana dalam. Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.

    Kemudian mendadak Mas Arif mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya.

    “Kecil sekali, dibandingkan punyaku,” kataku dalam hati melihat penis Mas Arif.

    Mas Arifpun langsung meng-himpit Mbak Nida, tampaknya Mas Arif akan mempenetrasi Mbak Nida. Kulihat Mbak Nida memelorotkan celana dalamnya hanya sampai sebatas paha. Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Arif memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Mbak Nida yang tertutup bulu jembut. Setelah penis Mas Arif masuk keseluruhannya ke dalam pepek Mbak Nida, Mas Arif langsung memeluk Mbak Nida sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilakukan cukup lama.

    Aku sedikit keheranan kenapa Mas Arif tidak melakukan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya ? Mas Arif hanya diam memeluk Mbak Nida.

    “Waaah…..ini pasti karena Mas Arif nggak tahan bermain lama, nggak seperti aku” kataku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Arif.

    Disinilah aku mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melakukan “tumpangsari” pada Mbak Nida.

    Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 5 menit. Meskipun kulihat Mbak Nida tetap bisa mencapai orgasmenya, tetapi cepat pula Mas Arif menyusulnya. Aku me-nangkap kekecewaan di muka Mbak Nida, meski Mbak Nida berusaha tersenyum setelah “permainan” itu, tapi aku yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Arif.

    Peristiwa “observasi awal” hari kemarin itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan aku menyetubuhi Mbak Nida dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu aku juga akan menanam saham di tubuh Mbak Nida !

    Itulah tekadku, aku mulai me-nyusun taktik. Mas Arif itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Nida. Apalagi aku punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Toni.

    Siang ini aku menjumpai Toni di kantornya,
    “Hai Bud, apa kabar ?” tanya Toni sambil menjabat tanganku.
    “Baik“ jawabku sambil ter-senyum.
    “Silahkan duduk”

    Setelah aku duduk di kursi kantornya yang empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,

    “Ton, aku butuh bantuanmu”
    “Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?”
    “Aku butuh pekerjaan”
    “Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ?”
    “Oh..nggak ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain”
    “Hm memangnya untuk siapa ?”
    “Untuk temanku, Mas Arif, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya”
    “Aneh…tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa”

    “Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali”
    “Oke, baik kalau gitu”
    “Tapi…nanti jadwal wawanca-ranya aku yang tentuin”
    “Terserah kamu”

    Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jum’at dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.

    Toni menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang.
    Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mbak Nida itu.

    Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Mas Arif di tempat cuci, tampak Mas Arif sedang menyuci bajunya.
    “Mas…….saya ingin bicara se-bentar” kataku mulai membuka percakapan.

    Mas Arifpun menoleh dan menghentikan pekerjaannya.
    “Ada apa Bud ?”

    “Begini…….saya dengar Mas Arif mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang” jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.

    Lama Mas Arif kulihat terdiam, merenung, lalu
    “Hmmm….saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?!”
    “Ya Mas” kataku dengan senyuman.

    Dalam hatiku, aku berpikir “Habislah sudah kesempatanku !”

    Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela. Tampak Mas Arif berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu

    “Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja” Mas Arif tiba-tiba permisi.
    “Eee….nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Arif pergi.

    “Gangguin tidur kamu nggak ?”
    “Ndak…ndak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan.
    Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,
    “Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ?” Mas Arif bertanya.

    “Ooo…itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya ***, nggak jauh kok”
    “Syaratnya gimana ?”
    “Saya kurang tau juga tuh, Mas Arif pergi saja ke sana. temui teman saya, Toni, katakan Mas butuh pekerjaan, tahunya dari Budi”

    “Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja” Mas Arif sepertinya keberatan.
    “Enggak….nggak… koq, perusahaannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu” kataku meya-kinkan Mas Arif.
    “Hmmm…baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ?”
    “Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja” kataku me-nyarankan.

    Mas Arif hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.

    Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Arif pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.

    Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,
    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
    “Wa’alaikumussalam” terdengar jawaban Mas Arif dari dalam kamarnya.

    Lama baru pintu dibuka, dan Mas Arif mempersilahkanku un-tuk masuk. Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Mbak Nida tampak cantik sekali.

    “Bagaimana Mas, tadi ?” ta-nyaku
    “Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara”
    “Alhamdulillah, tak do’ain supa-ya berhasil”
    “Terima kasih”

    Setelah berbasa – basi cukup lama, akupun permisi.
    “Eehh…nanti dulu, kamu khan belum minum” Mas Arif berusaha mencegahku.
    “Ayo Nida buatkan air minumnya dong” perintah Mas Arif me-nyuruh istrinya, Mbak Nida.

    Aku menolak dengan halus,
    “Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja koq, ada urusan”
    “Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya”

    Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Nida tidak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi “adikku” akan bersarang dan me-nemukan pasangannya.

    Hari ini rabu, Mas Arif sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Nida sendirian di kamarnya. Ren-cana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Vcd pornoku, memilih salah satunya yang aku anggap paling bagus, Vcd porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.

    Kemudian sambil membawa bungkusan Vcd itu, aku menuju ke kamar tetanggaku, mengetuk pintu,

    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
    Lama baru terdengar jawaban,
    “Wa’alaikumussalam” jawaban Mbak Nida dari dalam kamar itu.

    Pintunyapun terbuka, kulihat Mbak Nida melongokkan kepalanya yang berjilbab itu dari celah pintu,

    “Ada apa ya ?” tanyanya.
    “Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu.
    “Oh, baiklah” kata Mbak Nida sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.
    “Eee…tunggu dulu Mbak, ini isinya Vcd, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Arif” kataku mengarang alasan.

    Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mbak Nida mempersi-lahkanku untuk masuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer.

    Di dalam kamar, aku menghi-dupkan komputer dan mengope-rasikan program Vcd playernya, lalu kumasukkan Vcd-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus.

    “Mbak pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mbak Nida yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.
    “Film apa sih ?” tanya Mbak Nida kepadaku.
    “Pokoknya bagus” jawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Nida , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.

    Mbak Nida hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum masuk ke bagian “intinya”.

    Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mbak Nida.

    Setelah di kamarku. melalui ven-tilasi kulihat Mbak Nida menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas aku menantikan reaksinya.

    Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mbak Nida masih tetap menonton. Aku senang berarti Mbak Nida menyukainya.

    Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Nida pelan masuk ke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.

    Cerita Sex Ga Sengaja Melihat Tetangga Sebelah Rumah Sedang Main Di Kamar

    Cerita Sex Ga Sengaja Melihat Tetangga Sebelah Rumah Sedang Main Di Kamar

    “Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh”suara Mbak Nida mendesah–desah , tampaknya merasakan kenikmatan.

    Aku kaget,
    “Wah….hebat….dia masturbasi” kataku dalam hati.

    Ingin aku masuk ke kamar Mbak Nida, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.

    Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan penisku.

    Film di komputer itu terus berjalan…… hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mbak Nida kulihat sudah empat kali orgasme, luar biasa. Dan ketika filmnya berakhir, Mbak Nida ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi orgasmenya menjadi lima kali.

    “Akkkhhhhhhh………” Mbak Nida terpekik pelan menandai orgasmenya.
    Sesaat setelah orgasme Mbak Nida yang kelima akupun ejakulasi.
    “Oooorghhhh………” suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku.

    Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Mas Arif dan bisa memuaskan Mbak Nida nan-tinya karena bisa orgasme dan ejakulasi bersamaan.

    Kemudian Mbak Nida sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Vcdnya dan mematikan komputer.

    Setelah siang hari, Mas Arif baru pulang. Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkem-bangan di kamar tetanggaku itu, takut kalau – kalau Mbak Nida ngomong macam – macam soal Vcd itu, bisa berabe aku !

    Tetapi lama…..kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku me-ngintip lewat ventilasi, apa yang terjadi di sebelah.

    Begitu aku mulai mengintip, aku kaget ! Karena kulihat Mbak Nida dalam keadaan hampir bugil, hanya memakai celana dalam dihimpit oleh Mas Arif, mereka bersetubuh ! Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mbak Nida kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai orgasme. Bahkan aku melihat Mbak Nida seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika payudaranya diremas.

    “Ah…Mas Arif nggak pandai merangsang sih”, pikirku.

    Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, mem-buat Mbak Nida tidak bisa lagi men-capai orgasme dengan Mas Arif. Prediksiku, Mbak Nida akan sangat tergantung pada Vcd itu untuk kepuasan orgasmenya, sedangkan cara menghidupkan Vcd itu hanya aku yang tahu, disinilah kesem-patanku.

    Kamis, pukul 08.00. Aku bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya, karena hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin aku telah meng-intip Mbak Nida dan Mas Arif seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya dua kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mbak Nida tidak bisa orgasme.

    Malam kemarin aku juga sudah bersiap-siap dengan minum se-gelas jamu kuat, yang bisa menambah kualitas spermaku.

    Pagi itu, setelah aku mandi, aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Nida yang sedang sendirian.

    Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,

    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
    “Wa’alaikumussalam” suara lem-but Mbak Nida menyahut dari dalam kamar.

    Mbak Nidapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali.

    “Oh ya, saya lupa membe-ritahukan cara menghidupkan Vcd kemarin” kataku sambil tersenyum.

    Tiba-tiba raut muka Mbak Nida menjadi sangat serius,

    “Kamu kurang ajar ya, masa’ ngasiin Vcd porno gituan ke Mbak” kata Mbak Nida sedikit keras.
    Aku kaget, “ternyata ia marah”, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,

    “Oh ma’af Mbak, Vcdnya yang hadiah itu, isinya film soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, ma’af kalau tertukar, yah saya ambil saja lagi”

    Mbak Nida masuk ke dalam kamarnya, ia tampak kecewa, aku senang berarti ia takut kehilangan Vcd itu. Lalu akupun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka.

    Mbak Nida kaget, melihatku mengikuti langkahnya,
    “Eeeh…kamu kok ikut masuk juga ?!”
    Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,

    “Alaa….Mbak jangan munafiklah, tokh Mbak juga menyukai Vcd porno itu, saya lihat Mbak sampai masturbasi segala”
    “Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tidak saya akan berteriak” bentak Mbak Nida.
    “Mbak jangan marah dulu, coba Mbak pikirkan lagi, sejak menonton Vcd itu, Mbak tidak bisa lagi orgasme dengan Mas Arif khan” kataku sambil merebut Vcd itu dan mematahkannya.

    Mbak Nida terkejut,
    “Kamu…..”

    Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya,

    “Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mbak Nida, saya jamin Mbak Nida bisa orgasme bila main dengan saya”
    “Kurang ajar ! Keluar kamu !”

    “Eeee….tidak segampang itu, ayolah Mbak Nida jangan marah, pi-kirkan dulu, saya satu-satunya ke-sempatan, bila Mbak Nida tidak me-makai saya, seumur-umur Mbak Nida nggak akan pernah mencapai orgasme lagi” aku mulai meng-hasutnya.

    Mbak Nida terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku, tapi…

    “Tidak ! Kata Mbak tidaaak ! Sekarang keluar kamu !”
    Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha,

    “Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mbak, saya satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tidak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !” kataku sedikit tegas.

    Lama kulihat Mbak Nida terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah…

    “Yah, sudahlah, jika Mbak tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mbak !” kataku sambil beranjak pergi.

    Tetapi kulihat Mbak Nida hanya diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,

    “Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.

    Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Ter-nyata Mbak Nida hanya menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.

    Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia tampaknya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memasukkan tanganku ke dalam celananya. Tanganku masuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah “lubang” birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubang itu berkali-kali.

    “Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh” desahan Mbak Nida mengiringi setiap tusukan jemariku.

    Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai orgasme. Lalu dengan cepat kutarik celana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mbak Nida dengan merata. Akupun mengincar kelentit Mbak Nida yang tersembul ke luar dari bagian atas pepeknya.

    Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,

    “Elmm…..mmmm…….emmmm” dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,
    “Akhh….ooohhhh……aaahhhhh” suara Mbak Nida mendesah kuat tanda terangsang.

    Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mbak Nida dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu.

    Perlahan kubimbing Mbak Nida mencapai puncaknya, hingga akhirnya……
    “Aaaaaaakkkhhhhhh…………” pekikan pelan Mbak Nida mengiringi orgasmenya.

    Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan vagina Mbak Nida yang orgasme. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.

    Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Nida mencapai orgasmenya. Tetapi aku tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat,

    “Ahhh….ahhhh….yaah…..yaahh” suara Mbak Nida mulai meracau.

    Sementara tangan kiriku beroperasi di vagina Mbak Nida, tangan kananku mulai meremas blus Mbak Nida, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah payudara Mbak Nida yang indah membukit.

    Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas payudara Mbak Nida bergantian,

    “Slurrpp….slrrrrpp…..slluuurpp” aku menghisap puting Mbak Nida, sementara desahan Mbak Nida terdengar halus di telingaku,
    “Akhh….teruuss…..teruuusss” Sementara tangan kiriku tetap beraksi di vagina Mbak Nida, dan vagina itu semakin becek,
    “Crrtt…..crrtt……slrrpp”

    Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mbak Nida yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mbak Nida sedikit kaget,

    “Ohhh….oomlmmm…elmmmm” Mbak Nida tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yang menari-nari.

    Aku memang berusaha mem-bimbing Mbak Nida agar orgasme untuk kedua kalinya. Agar di saat orgasmenya itu aku bisa me-masukkan penisku, mempenetrasi vaginanya. Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran penisku lebih besar dari punya Mas Arif yang biasa masuk.

    Sambil mencium dan merang-sang pepek Mbak Nida, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melem-parkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus-elus kontolku yang terasa mulai mengeras.

    Lama akhirnya Mbak Nida mencapai orgasmenya yang kedua kali,

    “Ooorrggghhhhh………..”

    Mbak Nida mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan penisku pelan-pelan ke dalam vaginanya.

    “Aaaaaahhhhh…………” suara Mbak Nida terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum.

    Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mbak Nida dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kontolku pelan-pelan lama kelamaan men-jadi semakin cepat. Bunyi becekpun mulai terdengar,

    “Sllrrttt…cccrrttt….ccrrplpp” suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku.

    “Akhhh….yaaahh…terus…” suara desahan Mbak Nida keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya ku-sandarkan di pundakku, pinggul Mbak Nida sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku ber-ulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mbak Nida yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.

    “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
    “Ohhh……ohhhh……..hhhh”

    Suara desahanku dan Mbak Nida terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.

    Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Nida, badannya kutarik sehingga kini dia ada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara penisku dan vaginanya masih menyatu.

    Tanganku memegang pinggul Mbak Nida, membantunya badannya untuk naik turun. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua payudara itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian.

    Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama…..

    “Oooohhhhhhh……………..” lenguhan panjang Mbak Nida menandai orgasmenya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.

    Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Nida dan Mbak Nida juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh indahnya.

    Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Nida ternyata menangis !

    “Kenapa Mbak Nida ? saya menyakiti Mbak ya ?!” tanyaku lembut penuh sesal.
    Masih terisak, Mbak Nida menjawab,
    “Ah…..nggak, kamu justru telah membuat Mbak bahagia”

    Kami berdua tersenyum, kemudian pelan aku baringkan Mbak Nida. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.

    Sambil meremas kedua payudaranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Nida ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,

    “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
    “Ohhh……ohhhh……..hhhh”

    Terus….lama, hingga akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan penisku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.

    Aku ingin melakukannya ber-sama dengan Mbak Nida. Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mbak Nida kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.

    Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mbak Nida,
    “Tahan……tahan………Mbak, kita lakukan bersama-sama ya”

    “Ohhh…ohhh….ohhhh…..aku su-dah tak tahan lagi” desah Mbak Nida, kulihat matanya terpejam kuat menahan orgasmenya.

    “Pelan…..pelan saja Mbak, kita lakukan serentak” kataku membisik sambil kupelankan tusukan penisku.

    Akhirnya yang kuinginkan ter-jadi, urat-urat syarafku menegang, penisku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.

    “Akhhh….ooohhh….ohhh” suara Mbak Nida mendesah. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan penisku.

    “Lepaskan…..lepaskan……Mbak, sekarang !” suaraku mengiringi de-sahan Mbak Nida, Mbak Nida menuruti “saranku”, diapun akhirnya mele-paskan orgasmenya,

    “Aaaakkhhhhh…………”

    “Ooorggghhhhh………” suara be-rat menandakan ejakulasiku, meng-iringi orgasme Mbak Nida. Erat ku-peluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan.

    Setelah “permainan” itu, dalam keadaan bugil aku tiduran ter-lentang di samping Mbak Nida yang juga telanjang. Mbak Nida me-melukku dan mencium pipiku berkali-kali seraya membisikkan sesuatu ke telingaku,

    “Terima kasih Bud”

    Mbak Nida kulihat senang dan memeluk tubuhku erat, tertidur di atas dadaku. Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Aku sedih dan menyesal melakukan ini dengan Mbak Nida, aku takut ia tidak akan pernah lagi mencapai orgasme selain dengan diriku, ini berarti aku yang harus selalu memuaskan Mbak Nida.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kakak Iparku Tergoda Dengan Body Mulusku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kakak Iparku Tergoda Dengan Body Mulusku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1748 views

    Perawanku – Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai.

    Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi.

    Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci.

    Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini.

    Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang.

    Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu.

    Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni.

    “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku.

    Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya.

    Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni.

    Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    Cerita Sex Sedarah,Cerita Bokep Sedarah,Cerita Ngentot Sedarah,Cerita Panas Sedarah,Cerita Hot sedrah,Cerita Kakak Ipar,Cerita Selingkuh Kakak Ipar,Cerita Dewasa Kakak Ipar

  • Membantu Kak Arliani Latihan Yoga

    Membantu Kak Arliani Latihan Yoga


    1690 views

    Selamat sore semuanya para suhu pembaca cerita dewasa 2017 yang budiman.
    Kali ini saya mau berbagi cerita dewasa 2017 nih, dapat ide tadi siang baru sempet nulis. Dilahkan disimak cerita dewasa 2017 ini, sekalian minta kripik pedas dan saran dari suhu sekalian.

    ——————————————-

    Cerita Dewasa 2017 – Membantu Kak Arliani Latihan Yoga

    Perawan – Sepulang sekolah kurasakan badanku sangat capek setelah kegiatan ekskul disekolah, kebetulan hari ini adalah jadwalku mengikuti latihan tae kwon do, tapi cukup menyenangkan bisa latihan kumite bersama teman teman,disekolahku memang tidak diwajibkan mengikuti ekskul tae kwon do.namun aku sudah mengikuti seni bela diri dari negri gingseng ini sejak aku masuk sekolah dasar,bisa dibilang aku sudah banyak menguasai teknik dasar smpe lanjutan,mulai dari front kick hingga fly kick,semua bisa kulakukan dengan baik karena aku punya kelenturan tubuh yang baik,tau sendiri kan latihan tae kwon do seperti apa.maka dr itu aku sangat menggemari bela diri ini,

    Oiya lupa, namaku deny,sekarang aku kelas 1 SMP,secara postur sih tubuhku memang agak bongsor dari anak2 seumuranku,maklum aku ada keturunan belanda dari kakeku,aku tinggal dengan kaka perempuanku berumur 16tahun(kelas 1SMA),dan kedua orang tuaku,selain bela diri,hobyku yg lain adalah bermain futsal bersama teman teman ku,

    Tak seperti hari hari kemaren,kali ini memang badanku super capek,karena dalam 30hari kedepan,aku akan mengikuti turnamen antar SMP se kotaku,jadi latihan ku semakin intens,namun aku harus semangat supaya diturnamen nanti aku menang. Sepulang dari sekolah kulihat mobil kaka sudah digarasi,artinya dia pulang lebih dulu,namun mobil mama dan papa belum ada. Aku langsung menuju dapur dan teriak sekenaku memanggil simbok.

    “Mbok bikinin deni susu anget” -teriakku
    Sambil kunyalakan TV dikamarku,waktu menunjukan pukul 16:15 gak ada acara TV yg bagus,kumatikan TV ku lalu aku menghidupkan komputerku,sembari aku buka baju danbertelanjang dada dengan handuk menggantuk di leherku sperti kang becak aja.karena aku mau mandi,namun aku browsing sebentar mengenai teknik2 kumite di taekwondo,kulihat beberapa video dari para praktisi bela diri ini memainkan sangat apik, ketukan pintu kamarku mebuyarkan konsentrasiku.rupanya simbok yang datang mengantarkan susu hangatku.

    “Den,ini susunya”teriak simbok dr luar pintu
    “Masuk aja mbok,pintunya gak dikunci”sahutku

    Setelah simbok masuk ,aku nanya sama simbok.

    “Kak arliani kemana mbok,mobilnya ada garasi,dia udah pulang kan ?”-Tanya ku
    “Oh non arlin sedang latihan yoga dikamarnya katanya minta jangan diganggu,krena butuh konsentrasi” -ujar sinbok

    Kesempatanku nih buat gangguin kak arlin,*pikirku dalam hati

    “Yaudah mbok ke dapur dulu ya den.kalau ada apa2 panggil simbok aja”-katanya
    “Oke mbok,makasih nih susu angetnya”-balasku

    Simbok sudah keluar kamar,namun aku masih melanjutkan menonton video kumite tersebut,hingga pukul 17:00,aku baru sadar ternyata hari sudah gelap. Aku bergegas mandi karena sudah lengket sekali badanku,selesai mandi aku bermain game sebentar di komputerku hingga jam 19:00.lalu kakak ku memanggilku dari luar kamar.

    “Den,lu lagi ngapain sih gak turun,ditunggu mama papa tuh di bawah buat makan malam,” -teriak kakaku dr luar pintu
    “Masuk aja kak,lagi ngegame nih bentar lagi menang nih”-jawabku sambil tetap fokus ke monitor.

    Kakaku pun masuk ke kamarku dengan pakaian yang sangat hot,yakni atasan kaos ketat yang tidak bisa menyembunyikan ukuran payudaranya yang besar,dan bawahan celana pendek bahan training,kakaku ini memang rada semok badanya bukan gemuk,tapi ya namanya cewe selalu ngerasa kurang,itu karena hobbynya makan n ngemil mulu,dan sekarang dia klas 1SMA,belum punya pacar karena gak pede buat deketin cowok kataNya.padahal wajahnya cantik,mancung lagi hidungnya,karena gak pede itulah itulah dia mau latihan yoga untuk menygecilkan badanya.

    “Maen game apa sih kayanya seru banget,sampe lupa makan?-tanya nya penasaran
    “Ini namnya game dotA 2,lagi booming banget nih disekolah,banyak temen cewe juga yang mainin loh kak”-jawabku sekenanya sambil mata gak lepas dr layar.

    Cerita Dewasa 2017 | Kakaku rebahan dikasur sambil maenan hp,posisinya membelakangiku,krn aku masih dimeja komputer, krena sudah selesai aku ngedotA nya,aku meregangkan otot leherku sambil menoleh ke kiri kanan,saat aku menolek ke kiri aku terkesima sama tubuh kakaku ,karena dia sekarang sedang tengkurap saat mainin hapenya,bagian tubuhnya yg tak bisa lepas dr pandanganku ialah bokong indahnya,dengan celana ketat training itu semakin membuat sexy bokong kakaku,namun saat itu pikiran ngeresku ke kakaku belum ada,jadi liatnya biasa2 aja.maklum saat itu masih kecil.

    “Kak,udah selesai nih aku ngegame nya,ayo turun katanya ngajakin makan?”-ajakku.
    *matiin komputer*
    “Iya yaudah ayok. Eh besok kamu latihan taekwon do gak abis pulang sekolah?-tanyanya
    “Mmm. Gak sih kak,emang knapa kak?”-tanyaku sedikit heran
    “Taudah kalau gitu besok temenin kaka beli tanktop sama legging buat latihan yoga kakak ya ke mall?soalnya barusan nyari di OL shop barangnya habis gitu” -ujar kakaku
    “Oke,tapi kakak yang nyetir ya.kakiku mungkin bsok masih pegel”-alasanku krn males nyetir hehehe
    “Oke deh deal,yaudah yuk makan”-ajak kak arlin
    “Bntar tutup pintu kamar dulu”-kubilang

    Kuperhatikan bokong kakaku menuruni tangga,nampak sexy sekali,dengan rambutnya yg dikuncir kuda memperlihatkan lehernya yg jenjang itu,uh kak arlin,bikin nafsu aja.

    *keesokan harinya*

    “Lama banget lu baliknya den?”-kata dia gak santai.
    “Ya sabar kali kak,baru jam berapa ini,mall belum tutup juga kali”-jawabku
    “Ya sih. Tp kakak nanti sore mau langsung latihan yoganya”-balesnya
    “Lagian pak sapto juga jemputnya lama-_-,kakk sih enak bawa mobil sendiri”-bela ku
    “Yaudah hehehe,buruan ganti baju sana”-tutupnya

    Pak sapto ini supir kluarga,beliau yg seringantar jemput klw aku sekolah,kenapa aku gak bareng kakaku? Karena sekolah kami beda jalur.sekolah kak arlin di pejaten,dan skolahku de deket depok,
    Setelah aku ke kamr untuk ganti baju,aku segera turun kembali ke ruang tamu karena kak arlin sudah menunggu,cabutlah kita menuju ke mall tepatnya di depot town square,langsung parkir mobil,dan masuk ke area mall untuk menuju toko tempat menjual peralatan sport/olahraga.

    Koleksi Cerita Dewasa 2017 | disepanjang kita jalan,cowok cowok yang jalan bersimpangan dengan kami, pada mlotot melihat tubuh kakaku,bahkan sampai ada yang mau menabrak orang lain krena mereka tak jarang sampai ada yg menoleh,aku hanya cekikikan melihat tingkah mereka trhadap kak arlin, wajar sih mereka memperhatikan kakaku.krena kakaku sekarang pakai jeans ketat,pakai heels,dan dress tanpa lengan dengan bahan tipis gtu kaya baju kerja,

    Skip,akhirnya kita menemukan juga toko langgananya,tokonya cukup besar dan lengkap serta pramuniaga yang cantik2 dan ganteng2
    ,apalagi mereka sungguh sexy dengan setelan sragam kantor yg memamg betema spprty itu, atasan kaos polo ketat,bawahan hot pants pakai topi tenis gitu,sangat ramah menyambut kami,kakaku pun langsung mengutarakan keperluan dia kemari,guna mencari setelah pakaian yoga.sembari kakaku memilih milih model setelanya.aku keliling ke toko tersebut untuk melihat barang dagangan yg ada disini,salah satu yg menarik pandanganku adalah setelan baju renang dan training untuk zumba dance yg melekat apik di tubuh patung maneqin itu, aku jadi sempat membayangkan kakaku yg memakai pakaian itu,uhh pasti sexy sekali pikirku,

    “Den kamu dimana?”panggil kakaku,membuyarkan lamunanku
    “Disini kak,di deket rak baju renang,”jawabku.
    *kakaku menghmpiriku sambil membawa sepotong celana legging ditanganya
    “Kamu ngapain liatin baju renang cewek? Hayo lagi bayangin lo ya?”- ledek kakaku
    “Enggak. Enak aja iseng aja liat2.abis kakak lama milihnya yaudah aku jalan2 kesini” -bela ku
    “Hehehe maaf deh den,abis kakak bingung mau pilih yg mana?. Yg ini bagus gak?”-yanya nya sambil menempelkanya di depan pahanya
    “Duh selera kakak jelek banget kya zebra cross gtu”-saat itu kakaku memilih model belang2
    “Terus yang mana donk?kesini deh bantuin milih”-tanyanya
    “Yaudah”-balasku singkat

    Setelah berada di rak tanktop,aku sedikit menelan ludah,buset ini baju sexy sexy abis,pikirku,kakakku nepuk pundaku,hingga lamunanku buyar.

    “Den,yang ini bagus gak?”-tanyanya
    “E-eh iyakak, ah jelek kak kya sapi gitu”-jawabku setengah gugup takut ketahuan lagi mupeng perhatiin baju2 sexy ini.
    “Tapi kakak suka yg model polka dot kya gini”-jawabnya
    Aku melihat tag harga celana legging ini ternyata lumayan mahal juga,yg dipegang kakaku aja harganya 350rb,ckckckck
    “Yang ini aja nih kak bagus,polos warnanya,bisa dikombinasi baju2 kakak nanti”-jawabku sok tau hehehe
    “Apalagi harganya yg polos lebih murah tuh,kakak kan pemula,beli yg murah2 aja dulu”tambahku

    Sebenernya alasanku aja sih aupaya aku bisa melihat tubuh kakaku dengan lebih jelas.kalau dia pakai yg ada motifnya nanti gak leluasa perhatiinya.

    “Oh gitu ya den.hmm boleh juga saran kamu,kalau atasanya yg bagus yg mana? -tanya dia kmbali
    “Mmm yg warna abu2 bagus juga kak kalau gak yang waena pink” -saranku
    “Oke deh kakak ambil 2 stel baju yang pink sama yang yang abu abu polos ini”-ujar kakaku
    “Iya bagus pilihan kakak” -kataku

    Yes *dalam ati* tereak penuh kemenangan.
    Setelah keluar dari toko,tubuh kakaku kembali dilihatin para cowok2 yang ada mall tersebut.lalu kakaku buru2 masuk lift menuju base floor tempat mobil kakaku terparkir.

    “Masih jam 2 nih,mau kemana lagi kita den? -tanya kakaku
    “Pulang aja deh kak,badan deny masih rada pegel2 juga”-jawabku

    Alasanku aja sih supaya kakaku segera latihan yoga jadi aku bisa segera becandain dia.hahaha *ketawaku dlm hati

    “Yaudah kalau minta pulang,tapi drivethru bentar ke mc’d ya kakak rada laper” -imbuh kakaku
    “Oke kak,aku juga lah sekalian” -pintaku
    “Iya deh iya kakak beliin,apa sih yang gak buat adek kakak yang ganteng ini”- sambil acak2 rambutku.

    Gak lama sampailah kita ke rumah,langsung kusantap burger pemberian kakaku tadi di kamar,sambil mnyalakan komputer untuk bermain dotA tentunya.setelah beberapa menit main dotA,terdengar suara “gubrak” dr arah kamar kakaku, suara itu terdengar jelas karena kamarku gak ku kunci,aku segera menuju kekamar kakaku,takit terjadi apa2 sama kakaku.

    “Kak kamu kenapa?”-tanyaku
    “Masuk aja, ini nih den tadi kakak mau ngelakuin gerakan kya yg disitu *nunjuk laptopnya* tp tangan kakak ganyampe,jdilah kakak kejengkang,untung gapapa sih” – jawabnya sebel

    Rupanya kakaku mau mencontoh gerakan kayang,atau back flip gtu,tapi mngkin badanya kurang lentur gitu kyanya.maklum dia mungkin berfikir bisa langsung ngelakuin gerakan kya gtu sehari langsung bisa.sekilas aku perhatiin tubuh kakaku yg sedang terkapar dilantai,begitu sexy dengan setelan legging dan bra sport yg dia kenakan,spertinya dia tidak memakai celana dalam,karena gak terlihat belahan CDnya. Adiku sedikit berontak.

    “Owalah kakak mau kayang toh,emang kakak udah pemanasan dan peregangan otot sebelum nya?”-tanyaku
    “Emang ada peregangan segala ya?kaya gimana tuh gerakanya?”- tanyanya penasaran
    “Yaelah pantes kakak belum pemanasan n peregangan,jd masih kaku tuh otot kakak” -aku mncoba kasih penjelasan.
    “Bentar aku ganti celana dlu,pakai bahan yg melar,biar enak gerakanya”- soalnya skg aku pakai jeans abis dr mall tadi.
    “Oke deh,kakak juga gatau kalau ada pereganganya segala”

    Setelah aku balik dengan celana pendek trainingku,kakaku sedang tengkurap sambil memainkan laptopnya memainkan video yoga di youtube.aku perhatiin punggungnya nampak mulus sekali,gak tertutup krena bra sportnya. Sedangkan kuperhatikan bokongnya nampak bulat sempurna,dan kali kupastikan benar2 dia gak pakai celana dalam,krna dr dekat aku lihat tak nampak belahan CDnya,dan dia kali ini pakai setelan baju yoga warna pink yg td dibeli.

    “Kak jadi gak? Malah tiduran”- tanyaku
    “Jadi lah,ini lagi liat2 tutorial,”-jawabnya sambil bangkit dr kasur
    “Lagian kenapa gak yoga di studio aja sih?” -tanyaku lagi
    “Gak ah.kakak kan malu ikut2 yg badanya dah pada bagus gitu,mending dirumah dlu kalau sudah agak langsing baru ikut deh kelas bimbingan yoga” -jawabnya mncoba mnjelaskanku
    “Oh gitu,tpi kalau gada yg dampingi kan bahaya bisa jatoh kaya tadi.untung aku ikut taekwondo jd tau dasar2 pelemasan otot”-ujarku.
    “Hehehe maaf deh,kan namanya juga pemula,” bela nya

    Setelah itu aku peragakan ke kakaku dasar dasar peregangan otot supaya lentur dan enak digerakan,setwlah itu lanjut ke peregangan untuk gerakan kayang,yakni badan melingkar kebelakang membentuk huruf “n” kecil. Jadi aku intruksikan kakaku untuk maju dari tembok sekitar 50cm.lalu kusuruh tanganya ke atas untuk menggapai tembok dengan maksud sebagai rambatan dia biar bisa melengkungkan punggungnya.sudah ckup bagus kali ini gerakanya.saat gerakan inilah kaki kakaku agak diregangkan,sehingga bagian V nya agak nyeplak dan bagian leggingnya ada yg masuk sebagian akibat seusai gerakan ngangkang kan kaki,meki yang indah banget saat itu kulihat.

    “Aduh den mentok segini nih.gabisa sampai lantai nih tangan kakak.kaka takut jatoh lagi” -kata kakaku sambil melakukan gerakan setengah kayang.
    “Udah bagus tuh kak,udah ampir bisa” -pujiku

    Lalu ku bantu dia dengan tanganku,untuk kembali tegak seperti sebelumnya,

    “Nah agar kakak bisa lbih lentur lagi punggungnya,nanti aku bantu dengan paha aku.jadi nanti kakak tiduran di pahaku sambil aku duduh di kursi”-jelasku
    “Oke deh,pakai kursi itu bisa kan?*sambil nunjuk kursi belajarnya
    “Bisa” kataku singkat.

    Setelah aku ambil kursi itu,aku mulai memposisikan diriku,duduk dikursi namun kali ini duduknya cuman diujung kursi aja,supaya menyisakan pahaku lbih panjang kedepan,kurapatkan kaki ku,lalu kubilang pada kak arliani.kalau posisi ku dah siap.

    “Dah siap nih kak.kakak tiduran aja dipahaku supaya gerakan kayangnya lbih luwes” terangku
    “Oke deh” jawab kakaku sambil tiduran.

    Cerita Dewasa 2017 | Posisi tubuh kakaku menghadap ke atas,punggungnya sudah ada dipahaku,namun kubilang mundur lagi,dengan harapan pinggulnyalah yg berada di pahaku,dan kepalanya kebawah sampai menyentuh betisku,kurasakan bokong kakaku kenyal di pahaku.lalu diregangkannya paha kakaku membuat vagina kakaku kian tercetak jelas di celana legging itu,kulihat belahan memeknya terlihat jelas dibalik legging ini,berubung kakaku ini tubuhnya padat berisi,jadi memeknya sangat tembem sekali.saat diposisi ini sangatlah terlihat dan nampak membukit,adikku yg sedari tadi diam,dkit2 mulai berontak karena posisi kakaku ini.

    Lalu aku membetulkan posisi kontolku supaya gak kliatan ngaceng.saat aku benerin posisi tadi.kakaku gak melihat karena kepalanya berada dibawah smping kaki kananku.
    Setelah itu aku kembali ke gerakan menekan nekan perut atas kakaku dan pahanya. Untuk membantunya melenturkan punggungnya.saat aku tekan tekan,kakaku kegelian

    “Jangan ditekan2 den kakak geli”-kata kakak smbil kegelian hahaha
    “Emang diginiin kak biar cepet lemes punggungnya” -jelasku

    Saat kutekan tekan perut atasnya yg hampir kena toketnya. Dia terus kegelian dan sdkit menggelinjang,membuat
    Payudaranya yg kini sdkit tumpah kebawah okut bergoyang goyang. Tak ktinggalan pahanya juga bergoncang2 membuat belahan memeknya bergerak gerak membuat adiku tak kuasa semakin menegang,sampai pda akhirnya kakaku menyadari ada yg mngganjal di perutnya.

    “Ih itu apa den yg menekan2 perut kakak,kya ada yg neken2 gtu,tanganmu ya? -tanyanya
    “E-eh i-iya kak tanganku,”jawabku gugup

    Aku malu ketahuan kakaku kalau ketahuan ngaceng,bisa gawat.

    Lalu dia bilang “ah masak,coba kaka pegang” -smbil tangan kakaku yg sebalah kiri mncoba meraihku dlam posisi tiduran.

    Dia meraba raba yg diperut sampingnya,
    “Eh ini apa?kok keras tpi kenyal2 gtu sih?”- tanya kakaku

    Rupanya aku lupa memakai celana dalam -_-
    “Eh gak kok kak i-itu a-anu kak mmmm” jawabku makin gugup
    “Eh ini burung mu ya den,sambil masih meraba raba celanaku pakai tangan kirinya itu,kakku memencet mencet kepala kontolku karena bagian itu yg katanya kenyal.

    Galama kakaku bangkit dr posisi kayang nya.sambil matanya mmperhatiin tonjolan besar di celanaku,maklum kontolku ukuranya 17cm dengan diameter 5cm.jd ckup menojol di celana,kakaku melihatnya dengan heran,takjup gtu,plus penasaran juga karena kakaku gapernah pacaran jd rada polos juga soal sex.

    “Eh itu ngangguk2 gtu didalam celana burungmu den,emang kenapa kok bisa berdiri”-tanyanya
    “Gatau kak,tbtb berdiri”jawabku sekenanya
    “Kakak pernah lihat aih cmn di anime hentai milik temen kakak,emang aslinya kya gimana sih?-penasaran
    “Mmm.nggh ya gitu kak”- jawabku malu
    “Coba buka den kakak penasaran bentuknya” pinta kakaku
    “Beneran kakak mau lihat? Yaudah nih”

    Celanaku aku plorotkan sampai ke lutut,trus Kontolku aku keluarkan.sambil aku posisi duduk d kursi,jadi kontolku tegak menempel perutku,dan mengangguk angguk gtu,dalam keadaan ngaceng sekeras kerasnya.

    “Ih bentuknya lucu ya ternyata kaya pisang” smbil dia nyentuh kepala kontolku pakai telunjuknya.membuat penisku gerak kekanan kekiri.
    “Udah ah kak jangan dimainin,deny malu,” -jawabku.
    “Yaudah hehehe.nanti liat lagi ya.sekarang lanjutin gerakan yg tadi.abis kakak gatau apa td yg neken2 perut kakak,eh ternyata burung kamu”

    Setelah kegiatan mempertontonkan penisku kekakaku dan cuman dipegang2 aja.kakakku melanjutkan gerakan kayangnya.kali ini kulihat.belahan memeknya rada basah.entah bekas keringan atau cairan dr memeknya.

    “Kak ini kakak kok bengkak,emang tadi pas jatuh ininya kejedot kursi?”*sambil ku pegang gundukan memeknya.namun hanya gerakan seperti menempel aja.
    “Gak.emang gtu kok dari dlu juga tembem gtu memek kakak”-jelasnya.
    “Emang kalau memek bentuknya gimana kak,kok ada belahanya gini?kencingnya dari mana?-tanyaku iseng,sambil menwmpelkan jariku pada belahan memeknya,rada anget.
    “Ah jangan disentuh den.geli tau” -protes kakaku
    “Masak sih kak,diginiin geli,sambil ku gesek2an belahan bagian atas(itilnya).
    “Ah-ah-ah deny ih geli tau,”-sbil posisi kakak masih kayang dipahaku
    “Aku remes burungmu nanti biar gabisa nafas”.
    “Biarin wekk..biarin nih deny gelitikin memek kakak biar kakak geli,”

    Kali ini gerakanku rada kasar menggesek gesekan jari telunjuku ke belahan memek kakaku.sehingga kakaku teriak teriak kegelian sampai mengenjan ngenjankan kakinya.kya orang elilepsi aja.trus kugesekkean jariku ke memek kakaku.hangat aku rasakan jari telunjuku beserta basah. Hingga teriakan kakaku lambat laun berubah jadi desahan.

    “Ah ah ah ahhhhh..deennn kok enak banget” -desah kakaku.
    “Masa enak sih kak.kalau gitu aku terusin ya kak”- balasku

    Sambil terus ku gesek gesek memek kakaku namun masih dari luar legging tipisnya..tanpa sadar tangan kakak mencoba meraih celananya untuk di plorotkan namun gak sampai karena posisi badanku setsngah melengkung di pahaku,lalu aku bantu gerakan menurunkan celana legging kakaku ini. Dan setelah kuturunkan pelan sampai mata kaki..aku terbelalak melihat memek kakaku tanpa sehelai pakaian penghalang.oMG memeknya sungguh mulus ditumbuhi bulu2 yg bru tumbuh,dan belahanya berwaena kemerahan,sekerika kontolku makin keras saja.

    “Dibuka aja den.biar lebih enak geseknya”-kata kak arlin
    “Iya kak.oh gini ya memek perempuan itu.lucu ya.hentuknya tembem gitu kya roti,-kataku stelah penasaranku terobati
    “Ini kalau pipis lewat mana kak? -sambil kusibak labia memek kak arlin. Menambah geli saja dia.
    “Itu kencingnya ditengah belahan itu kayanya”kata kak arlin
    “Lanjutin den yg tadi enak banget”-kata kak arlin lagi

    Kulanjutkan aktivitasku menggesekan jari jariku dipermukaan memek kakaku ini.kali ini kuraih baby oil disampingku agak jauh sehingga agak susah aku mngambilnya.ntah buat apa kak arlin pakai baby oil ini.kuteteskan beberapa tetes minyak baby oil ini diatas permukaan memek kakaku.kini gerakan ku gak hanya dari atas ke bawah..namun dari menyapu kesamping kiri kanan.pakai 4jariku. Sehingga berbunyi “kecipak cpkcpkcpk cipak cipak”bunyi kulit labia memek kakaku dengan jari2ku.kakaku makin kelonjotan.pahanya menegang,

    “Ahh ahhhhh enak denn..ahhh kakak kaya mau pipis deh..ahhhrgghhh” -tubuhnya menegang.posisi tidurnya mulai tak beraturan.
    “Enak ya kak..ini aku cepetin kak” kupercepat gerakan ku menggesek memek kak arlin

    Tangan kiriku (jempol dan telunjuk) kugunakan untuk menyibak memek kakaku.sehingga bagian dalam memek kakaku nampak terlihat.termasuk itil mungilnya..kali ini kugunakan jempol kanan kuuntuk menggesek belahan memek kakaku.sampai basah banget kurasakan di jempolku.gak lama kakak.mendesah panjang..

    “Aahhhhh aaaahhhhhh,enaaakkkk ddd ennn” -crit crit crit
    “Ah apa ini kak.kencing ya kak?” tanyaku

    Dr memek kak arlin muncratin cairan namun gak sederas pipis.,aku penasaran juga itu apa..setelah cairan itu muncrat.kakaku menggelinjang hebat.otot pahanya menagang kaku sekali.

    “Ah tadi apaan ya..enak banget den kya pipis,tapi lbih enak” tanya kakaku yg juga gatau itu apa.
    “Aku juga gatau kak.memek kakak jadi basah banget” timpalku

    Lalu kakaku bangkit.mengecek memeknya,dan mengelapkanya dengan tissue.
    “Wh burungmu kok masih berdiri aja den?” tanya kakaku heran
    “Gatau nih kak.drtd keras mulu” jawabku.
    “Eh tp kakak pernah lihat di hentai gitu burung cowok bisa dimaaukin ke memek cewe den.trus cowoknya ntar keluar gtu muncrat cairanya,baru deh bisa lemes burungnya” -kakaku mnjelaskan sepengetahuanya
    “Masak sih kak? Emang muat masuk situ? -sambil kutunjuk memek kakaku.
    “Gatau tapi kyanya muat deh.apa kita coba.soalnya pas burungnya cowok itu dimasukin si ceweknya teriak2 mendesah keenakan gtu,siapa tau rasanya lbih enak dari tadi”
    “Gtu ya kak. Boleh deh dicoba kak”
    “Bentar kakak tutup dulu pintunya.td lupa dikunci.untung simbok gamasuk bisa bahaya,kamu buka aja celanamu,”-kakaku menju pintu
    “Oke kak” sambil kulepaskan celana trainingku ke kursi.
    Kini kontolku tegak sempurna dengan bebas tanpaada penghalang lagi.kakaku menghampiriku dengan masih telanjang,lalu dia melepaskan tanktopnya.dan nampaklah susunya yg besar dan bulat dengan puting mengacung sempurna.kulit kakaku mulus putih,dan putingnya berwarna pink.sungguh payudara cewe yg sempurna.

    “Kakak knpa copot baju segala?kan cuman maen di memek?-tanyaku mencari tau
    “Ih di film itu nanti cowoknya mainin toket cewenya..jd nanti kamu remes2 toket kakak trus isepin juga puting kakak.” -jelasnya
    “Oh gtu ya kak,wah kaya bayi donk nyusu segala hehehe” kataku sambil melepas kaos futsalku juga.
    “Trus deni nanti ngapain aja kak?- tanyaku gatau
    “Oh bentar.kamu liat aja videonya.kayanya kemarenn temen kakak ngirim hentai nya. Bentar kakak cari,”

    Posisi kakak nungging sambil mainin macbook dikasurnya..kulihat dr belakang memeknya tembem sekali dan sudah sedikit basah oleh lendirnya sendiri.

    “Nih den km lihat dlu videonya.kakak sih udah. Nanti kakak bakal emut burung kamu,gtu sih menurut videonya.” -jelas kak arlin
    “Mm oke oke..jadi digesekin dlu burungnya lalu,di arahin ke belahan memeknya,trus ditekan kedalem, trus di maju mundurin ya ..mm oke oke” kataku setelah melihat videonya.
    “Iya gtu..tuh dah tau..yaudah sekarang kamu jongkok di depan memek kakak” perintah kak arlin

    Posisi kakaku kini sudah telanjang bulat,dengan toket yang menggantung bulat sempurna,dan posisi pahanya sudah mengangkang lebar krena td sudah kuajari peregangan,

    “Yaudah posisikan burungmu ke belahan memek kakak.digesek2 dulu ya jangan lupa. -perintah kakaku.
    “Oke kak bentar aku pas in dlu ke belahanya”
    “Oke udah pas nih kah”
    “Yaudah maju mundurin burung kamu biar licin kena belahan memeh kakak”
    “Kya gini ya kak” kataku smbil mnggesekan kontolku ke belahan memek kak arlin
    “Ya gituuu..uuhh enakkk.geliii den memek kakak.tp enaak. Aahhhh aahhhh trus ”

    Setelah 5mnit kugesekan memek kakaku berkedut hebat,dan mata kakaku merem melekk sepeeti menahan keenakan yg tiada tara.
    Abis ku gesekan kencang,teenyata muncrat lagi cairan dr memek kak arlin.dia mendesah sambil mainin toket gede nya.lalu aku disuruh meremas toketnya dan memilin puting pink nya tsb.

    “Denn sini remes remes nih susu kakak,sama emut puting kakak juga ya.” -pintanya
    “Sluurrpp..ahh..cupcupclurpclup, ahh bunyi mulutku mencipoki pentil mungilnya yg mengeras.saat ku emut pentilnya.kakaku mendesah kencang.lalu kakaku menciumku di bibir.aku gatau jd diam saja.
    “Mmpphhh cccrruupph ah.cppp ah..bunyi bibir kakaku menciumi bibirku”sambil keenakan.
    “Den..masukin coba burungmu ke memek kaka”
    “Bentar kak aku bangun dlu” aku bangun,krena tadi posisiku telungkup di atas badan kakaku.
    Setelah aku jongkok..aku posisikan rudalku ke belahan memek kakaku.aku sibak dhulu sebelum menusuknya.kurasa sudah pas.lalu kutekan tekan penisku.kulihat ekspresi kakaku kesakitan.lalu kutanya

    “Kenapa kak? Sakit ya?ini gamuat kyanya kak sempit banget soalnya”. Kataku sdkit putus asa.
    “Sedikit kok tp gpp.udah lanjutin.atau km olesin burungmu pakai baby oil tadi. Supaya licin”
    “Oke kak” sambil kuraih vaby oil disampingku,lalu ku oleskan di kepala torpedoku.lalu kuarahkan kembali ke memek kakaku.
    “Tahan kak kalau sakit,ahhhh..udah masuk kepala nya kak,aduh linu banget kepala burungku kak” keluhku
    “Ahhhh sakit.pelan pelan den,”kakaku mengaduh
    “Ini udah pelan kak bentar kucabut dlu,coba kutekan lagi kak.tahan lagi kak,udah masuk setengah kak” ah linu kurasakan karena memek kakaku sempit sekali.
    “Ah terus den nanggung udah setengah..ahh sakit tp enaaakk den,ayo goyang penismu”
    “Kak bentar deh kak.kok memek kakak berdarah?”-tanyaku heran bercampur panik,krena siapa tahu itu yg berdarah penisku yg robek.krn memek kak arlin terlalu sempit.
    “Mana den?” sambil tngan kakaku mencolek memek kakaknya.
    “Wah iya den,darah apa ini ya?mungkin darah perawan den.gpp lanjutin.tadi enak den tinggal goyangin burung kamu”
    “Iyakak.aku masukin lagi burungku,” setelah kupastikan bukan kontolku yg berdarah.aku hujam lagi memek sempit kak arlin itu dengan lembut.

    Karena tadi sudah masuk sebagian.jadi pas kutekan lagi bisa langsung masuk seluruhnya.kudiamkan sejenak kontolku didalam memek.hangat kurasakan memek kakaku ini.dan seperti berkedut2 memijit mijit batang torpedoku.aku mngikuti yg di hentai tadi.
    Setelah 2mnit ku benamkan.aku mulai menggenjot kakaku.kumundurkan perlahan kontolju namun gak sampai terlepas.lalu kutusukan lagi.begitu terus sampai badan kakaku ikut bergoyang goyang,

    “Ah enak den,aaaghhhh sodok trus memek kakak..” desah kak arlin
    “Iya kak deni juga enak kak seperti dipijit pijit burungnya” -smbil menggenjot.memek kak arlin

    10mnit bergulum dengan genjotan tadi..lalu kakaku menyuruh lepaskan burungku sbentar.ternyata dia minta rubah gaya.dia memposisikan tubuhnya miring kekiri.lalu dia mengangkat kaki kananya ke atas,sehingga kini kulihat memek kak arlin posisinya gorizontal.lalu akupun paham dengan langsung memposisikan jongkoku dibawah paha kiri kak arlin yg masih dikasur.mudah saja bagi karlin untuk mengangkan kaki kananya ke atas krena td sudah latihan peregangan lalu kupegang paha mulis kak arlin itu.dwngan posisi memeluk dan sambil jongkok.ku hujamkan lagi torpedoku ke memek kakaku itu.

    “Aaahhh ya gtu den masukan lbih dalam lagi burung mu itu..arrgghh”
    “Iya kak..crepcrepcrepcrep.plokplokplok,suara perurku beradu dengan paha kak arlin yg ku peluk.sambil ku jilati betisnya itu.ternyata dibelakang lututnya itu titik rangsang kak arlin.

    Setelah bergumul selama 10mnit dengan gaya tadi.kaki kak arlin pegal juga.lalu dia minta aku tiduran saja..lalu aku mnurut aja. Aku tiduran dengan kontolku tegak mengacung,kak arlin lalu meraih baby oil disebelahku untuk dioleskan ke kontolku.lalu dia jongkok membelakangiku,seperti mau boker saja..lalu dia meraih kontolku dengan tangan kananya.diarahkanya ke memeknya. Dia nampak menurunkan bokongnya pelan pelan.beberapa saat di angkat sebentar pahanya.lalu ditekan lagi.nampak kesulitan memasukan kontolku ke memeknya.namun dia tak putus asa.akhirnya ambleslah kontol ku ditelah memek kak arlin..uh rasanya sampai ke ubun2.dari posisi itu.kak arlin membiarkan kontolku terbenam sesaat.lalu dia menggerakan pinggulnya kedepan kebelakang sambil 2tanganya bertumpu pda pahaku.

    “Enak gak den memeknya digoyang kakak begini? -tanyanya
    “E-enaakk baangeert k-k-ak” -jawabku terpatah patah menahan ngilu enak di kontolku.kepalakupun mengadah keatas.saking enaknya.

    Kakkau mempercepat goyanganya..rupanya dia akan keluar lagi saat itu.,benae dugaanku.dia mmpercepat gerakan pinggulnya.dan gak lama kontolku seperti tersiram lahar panas kenikmatan. Itulah cairan memek kakaku. Lalu dicabutnya memek itu dr kontolku.dia teekulai lemas disebelahku..aku gak menyianyiakanya.aku lalu menyambar memek kakaku yg masih basah dengan lendir itu.
    “Slurpphh..sluurrppp ahhhhh..slurp” aku sedot semua cairan memek kakaku tapi gak kutelan.dia mendesah kembali.sambil mengangkat kedua pahanya yg menegang.
    Lalu melingkarkan di punggungku.gak lama aku arahkan kmbali kontolku ke memek kak arlin. Yg sedang merekah indah itu.seberti makin bengkak saja memek kakaku ini..good pussy.setlah aku puas menjilatinya.kuhujamkan kembali kontolku ke lubang kenikmatan kakaku ini.

    “Aaahhh enakk kak” -desahku.
    “Iyaaaa den.kakak juga enak trus.masukan burungmu hingga dalam” rancau kakaku
    10mnit berlalu nampaknya aku merasakan ada seauatu yg ingin keluar,lalu aku bilang ke kakaku.
    “Kak..k-kayanya a-ku mau keluar d-deehh aaahhh” omonganku gak jelas krena aku sedang menggenjot kakaku
    “Cabut aja dek nanti kalau mau keluar masukin mulut kakak atau susu kakak.ky yg di film”
    “Iyaa kak..”

    Setelah kugenjot kakaku dengan ganas..sampailah cairan itu diujung kontolku.rasanya ingin menyeruak keluar,,aku tahan sbentar..tlsetwlah dorongan terankhir aku tusuk paling dalam sampai mentok rahim kakaku. Aku berbegas mencabutnya.

    “Ahhhh..crirr crooott..crooor.creoooooooot..ah enak kaak” kuarahkan ke mulut kakaku
    “Ahhh uhuks uhuks.mpphhh aahhh” seperri tersedak

    Cerita Dewasa 2017 | Maniku sangat kental dan banyak membanjiri mulut kakaku.sehingga dia sulit bernapas.lalu mani itu di telan abis2 oleh kakaku.dengan kepala kontolku masih diemut kakaku.peluhku berjatuhan di dada kakaku. Lalu kak arlin pun menghisap habis kepala penisku hingga tak ada mani tersisa.melihat susu kakaku yg basah.aku jadi bernapsu untuk mengenyotnya lagi.

    “Mmmchhh mmmpuahmuach muach” suara bibirku mengecup puting kakaku yg mengeras seperti krikil.
    “Ah ahhhh aahhh..ahhh ” kakaku mengatur nafas karena kelelahan.

    Kakaku berdiri mengambil tissue untuk mengelap mulutnya dr sisa mani tadi.lalu rebahan di sebelahku.dia langsung ku kecup keningnya. Dan dia memeluku.

    ” maafkan kakak ya den.krn kakak penasaran.kita jadi berhubungan badan gini” sesal dia
    “Harusnya aku kak yg mnta maaf.sudah bkin kakak gak perawan lagi.” sesalku juga
    “Yaudah ini salah kita berdua yg tidak tau apa2” .hibur dia
    “Iya kak” sambil kepeluk balik kakaku.

    Kita masih ngos ngosan dan berusaha mengatur napas kami sejenak.kepala kak arlin berada di bahu kiriku.posisi badanya sesikit miring.membuat toketnya menggelantung ke samping.langsung aku mainin pakai jariku. Gak lama penisku pun bangkit kembali seperri tadi. Lalu kak arlin memainkan kontolku dengan tangan kirinya.

    “Ih kok bangun lagi den.kan udah muncrat tadi?” -tanyanya heran.
    “Gatau nih kak” -jawabku polos.
    “Boleh kakak isep gak den?” -tanyanya
    “Boleh kak.kalau kk ga jijik mah”- jawabku.

    Belum kak arlin menjawab dia langsung, nungging menghadap kontolku.lalu mulai mengulum kepala penisku.masih pemula sih.jadi kadang kena gigi kakaku.dan itu rada sakit.tapi dia perbaiki dengan sedotan sedotan yg mencengkram seperti hisapan vacum cleaner.lalu dia lepaskan kulumanya dan akupun bertnya.

    “Kok dilepas kak? Padahal enak hanget tuh tadi” protesku
    “Bagaimana kalau kita pakai gaya kita sendiri.gaya yoga tadi yg kayang tadi.” jelas dia
    “Terus aku masukinya gimana kak?kalau kakak duduk dipahaku? -tanyaku kebingungan
    “Gampang den.kita pakai bantal itu aja.disusun di kursi” nih gini” -sambil ngambil bantal dan menyusunya.

    Setelah bantal tersusun rapi.kakaku mulai tiduran di atas bantal tadi..sambil memposisikan tinggi badanku apakah aku bisa menghujamkan kontolku tepat di memeknya apa nggak..sepertinya kurang tingggi.lali dia mengambil satu bantal lagi. Kini posisinya bdan kakaku lbih tinggi.dia mulai tiduean diatas bantal tsb..persis waktu aku tadi mengajari posisi kayang tadi..kini posisi memeknya tepat diselangkangan kontolku. Dan kakinya debarkan.sehingga kini posisi memek kak arlin merekah sempurna dihadapan kontolku..aku ludahi kepala kontolku.

    Seperti biasa, aku gesek2 memek nya hingga basah..dia mendesah hebat dan menggelinjang..beberapa kali ku tahan pnggulnya dengan kedua tanganku.dengan posisi kayang(back flip)sperti ini kontolku akan mudah masuk ke dlam lubang memeknya.setelah kurasa basah memeh kakaku.kudorong kepala penisku sebagian.kutarik..lalu ku twkan lagi.dengan satu dorongan dan blessshh..kakaku terpekik.karena ini langsung satu dorongan.tubuhnya menggelinjang.menerima tusakan langsung ku.kugoyang pinggulku.dengan cepat,tampak memek kakaku merekah semakin lebar akibat penisku didalamnya..kali ini tenagaku gak sekuat tadi..setelah 15mnit kurasakan aku ingin muntah.namun aku tak bilang kakaku.ternyata

    “Aaarrghh denn..kakak keluar lagi..crrrrrcreetr creett”kepala kakaku mendongak seperri ini bangkit dr tidurnya. cairanya menyembur di dlam memeknya dan membuat kontolku semakin licin saja.
    Kupercepat gerakanku,dan bebrapa detik kemudian
    “Crrroottt ccrrooott crrooottt..” kuhujamkan penisku dalam dalam selama maniku keluar.
    “Ahhhh kak arliinn aku keluar di daaalam, enaakkk”

    Setelah kontolku lemas namun masih kubiarkan didalam.ku peluk kakaku yg masih dalam posisi kayang..lalu kuciumi toket kanan kirinya..kuemut kedua pentilnya..hingga dia terpekik..sambil kuciumi lehernya dan kubisikan

    “Kak maafin deni.td gatahan dikeluarin didalam” sesalku
    “Ahhh.gapapa den.kakak juga baru kali ini merasakan semburan mani cowok di rahim kakak”

    Lalu ku cabut penisku “ploop” diikuti lelehan sperma ku yg kental.lalu kutarik tanganya untuk bangkit dr atas bantal2 tadi. Dia langsung jongkok di lantai.sambil mengamati memeknya. Dia melihat cairan sperma ku meleleh keluar daei lubang memeknya. Dan menetes kelantai.

    Waktu menunjukan pukul 16:15.sudah sore juga.gak kerasa kami main hingga 2jam an.dan kami bergantian untuk membersihkan diri kami..lalu gak lama kakaku memanggilku dari dalam kamar mandi.

    “Den sini masuk aja.barengan.sekalian kakak sabuni badanmu”
    “Iya kak”akupun menurut saja

    Didalam kamar mandi kakaku sudah telanjang bulat dibawah sower.akupun menghampirinya dan memeluk dari depan.mencium bibir nya dengan bakat alamiku.ciuman kakaku lbih dasyat.dibawah guyuran sower yg lumayan hangat.menaikan libidoku kembali.kontolku kembali mengeras.lalu kak arlin membelakangiku,kini sowernya telah mati.kak arlin meraih sabun cair didepanya. Lalu menaruh ditanganya untuk diusapkan penisku. Aaahhhh rasanya enak sekali usapan tangan kak arlin,kemudian dia merapatkan pahanya dan membimbing kontolku untuk masuk di celah paha dan memeknya.lalu kupegang bokong bulatnya.kuusap usap lalu kupegang pinggulnya untuk peganganku menghujamkan penisku di belahan pahanya..lalu dia meraih tangan kananku lalu di pencetlah sabun itu tumpah di telapak tanganku. Lalu di pegangnya tanganku ke arah dadanya. Rupanya ia ingin aku menyabuni toket besarnya,aku paham dan segera melakukan untuk telapak tangan kiriku. Dengan gerakan mengusap usap dr belakang dan sedikit menekan toket kak arlin.sukses membuat dia mendesah ringan.lalu kupilin2 puting imutnya yg sudah mengeras.kali ini aku gak bisa mengenyotnya. Lalu punggungnya disenderkan ke dadaku dan berbisik.

    “Makasih ya den,kakak enak sekali,tapi papa bentar lagi akan pulang jd kita gabisa bermain lagi”-bisiknya
    “Gapapa kak..ini sudah lebih dr cukup bagiku “-balasku dengan bisikan ke telinganya

    Kepercepat genjotanku penisku dipaha kak arlin.namun belum keluar juga ini maniku..lalu tetap kusabuni toket kakaku.namun sedikit gerakan turun ke perut dan area memeknya.melihaku kesulitan mngecretkan maniku.kak arlin bersimpuh didepanku.serta meraih kontolku.dan mulai mengocoknya

    “Biar kakak kocok aja ya den.kita harus buruan mandi”-ujarnya
    “Iyaaa k-kak aahhh” aku merancau keenakan dengan kocokan kak arlin.
    “Ahhh mau keluar kak..aaahhhhh creeert creeeettr crrett” maniku tumpah ke muka kak arlin.
    “Maaf kak malah ke muka”- sesalku
    “Gapapa.emang kakak sendiri yg arahin kok”
    “Yaudah yuk lanjutin mandinya..”

    Kini giliran kakaku yg menyabuni aki mulai dari dadaku yg bidang hingga mata kaki.tak luput dari belaian dan usapanya. Akupun tak kalah.ikut menyabuni punggung kak arlin juga.setelah mandi kita mengeringkan badan masing.aku masih memakai pakaianku tadi.sedangkan kak arlin memakai pakaian baru yakni celana pendek hot pants.dengan kaos hitam,dan bra merah.aku melihat dia ganti baju dan kini kak arlin sudah tak canggung lagi, dia mengenakan CD renda waena merah.menambah kesan sexy kakak ku ini.
    Namun kita dikejutkan dengan sprei kasur yg bernoda merah akibat darah kak arlin.nodanya terlihat jelas krn sprei itu waena putih. Kita sepakat untuk membuangnya dlu dan menggantinya dengan sprei baru..aku membawa spre itu ke kamarku untuk nanti sore kubuang ke TPA deket rumah supaya aman.dan gak ditanya simbok atau mama waktu dijemur nanti.

    Update Cerita Dewasa 2017 | Setelah itu kita masih dikejutkan dengan kakaku yg kemungkinan hamil akibat ulahku. Dia sih awalnya merasakan sakit perut.namun setwlah itu napsunya makin naik..kuketahui setelah itu.kalau cewe mau mens katanya emang napsunya lagi gede2nya. Kita sepakat untuk menunggu sampai satu mnggu apakah ada tanda2 kehamilan atau gak..selama itu pula kita was was. Didepan ortu kami.kami bersikap biasa layaknya kakak adik. Namun di hari ketujuh. Kakak masuk ke kamarku dengan muka putus asa. Aku yg sesang maen game pun sejenak menghentikannya.lalu ku tatap wajah kak arlin.

    “Hey kenapa? Something bad news?-suaraku lembut sambil kubpeluk kepalanya.
    “Aku siap mempertanggung jawabkanya didepan papa you know”- sambungku

    Lalu kakau tertawa cekikikan,mendengar kata kataku.

    “Hey ngapain bilang kya gitu..kakak ngerjain kamu doang kali den”-kelakarnya hahaha
    “Kakak gak hamil kok.udah dites barusan pakai 3tespek dengan merk yg berbwda.dan hasilnya negativ kok”- jelasnya
    ” puji tuhan.syukurlah kak kalau gak hamil”- tertawa bahagia

    Kami rebahan dikasur,dan menatap langit langit kamar seperti mengenang kegilaan kami berdua.tempo hari. Lalu karena aku gemas.aku geletikin toket kaku dengan gemas..

    “Nakal ya ngerjain deni..hufft..rasain nih nih..nih “-canda ku
    “Hentikan den..ahh..hahahah..geli..geli ahhh”-pinta kakak
    “Makanya jangan ngerjain orang -_-“- ucapku
    “Iya iya adiku ganteng,hahaha jangan cemverut donk..yuk latihan yoga lagi”- ajaknya
    “Ayuk. Tapi kya kemaren lagi ya?”- candaku.
    “Ihh nakal,boleh aja.tapi kali ini kamu beli kondom dlu sana di minimarket”-
    “Oke kak..nanti sampai sore lagi ya kak..aku tadi udah liat di situs bokep.gaya gaya baru buat kita nanti”
    “Hahaha dasar adekku ini malah ketahihan.ingat jangan sampai mama papa tau ya”
    “Siap boss” tegasku

    Sejak saat itu kami selalu melakukanya sama ortu kami tidak ada.bahkan ketika simbok ke pasar kami melakukanya sambil menggendong kakaku ke dapur,kita doggy sttle di dapur saar kakak lagi bantuin simbok masak.hingga kakaku nikah diusia 20tahun.barulah kita menghentikan aktivitas itu karena kakaku pindah ke surabaya. Kini aku kuliah smester 1.dan sudah punya pacar untuk selalu aku setubuhi kaoanpun aku mau.

  • Bermain Seks Dengan 3 Pembantu Bergantian

    Bermain Seks Dengan 3 Pembantu Bergantian


    1834 views

    Cerita Sex Ngentot Pembantu ini Berjudul ” Bermain Seks Dengan 3 Pembantu Bergantian ” Yang Panas Bikin Croot.

    Perawanku – Tidurku yang tak nyaman karena dilanda mimpi buruk, terasa makin tak nyaman karena nafasku tiba tiba terasa sesak, dan tubuhku seperti terhimpit sesuatu. Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. Namun selangkanganku terasa enak Dan nikmat, seperti ada penis yang mengaduk vaginaku.

    Cerita Sex Threesome Dengan Pembantu

    Belum lagi rasanya payudaraku diremas lembut, membuatku perlahan tersadar dari tidurku, untuk kemudian mendapati ternyata Wawan yang membuatku terbangun dengan menyetubuhiku. Aku yang masih belum sadar betul, terkejut melihatnya ada di kamarku, apalagi sedang menyetubuhiku, membuatku menjerit ketakutan dan mendorongnya, namun ia terlalu berat buat cewek mungil sepertiku. “Lho Non Eliza, katanya mulai kemarin saya boleh menikmati Non?” tanya Wawan memprotesku. Aku langsung sadar, teringat kemarin memang aku menjanjikan hal ini. “Tapi bukan gini caranya Wan! Masa aku lagi tidur kamu ajak beginian.

    Nggak sopan tahu! Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!”, kataku ketus. Sedikit jual mahal boleh dong? Mendengar omelanku, Wawan terdiam. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidak mengendur sedikitpun. Aku menghela nafas panjang, lalu berkata “Ya sudah, cepat lanjutkan. Mana kamu ini lama lagi kalau main. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat dan menurunkan volume suaraku, “Gila kamu ya Wan, kakakku mana??”. Wawan cengengesan dan berkata, “tenang Non, liat ini jam berapa? Kakak non sudah pergi setengah jam yang lalu kok. Dan saya sudah tidak tahan untuk bermain lagi dengan non nih”. Oh.. aku sedikit lega, dan melihat jam, yang ternyata sudah jam 08:15 pagi. “Lalu, sejak jam berapa kamu nggghh… ” belum selesai aku bertanya, Wawan sudah mulai menggenjotku dengan tak sabar, hingga aku melenguh, keenakan.

    “Oh..Wan… kamu…”, desahku nikmat. Wawan tersenyum penuh kemenangan, membuatku sedikit jengkel juga, tapi hanya sebentar, karena rasa nikmat langsung melandaku ketika Wawan mengulangi gayanya kemarin, ia memeluk pinggangku, dan menarikku berdiri. Penis yang amat kokoh itu langsung terbenam begitu dalam, membuatku melenguh lenguh. Bukan hanya karena takut, tapi juga tak ingin penis itu lepas dari vaginaku, membuatku tanpa sadar kembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Rasanya tusukan penis itu semakin dalam, dan aku yang sudah melingkarkan tanganku ke lehernya supaya tubuhku tidak terjatuh ke belakang, memagut bibirnya penuh nafsu tak perduli dengan wajahnya yang amburadul.

    Terakhir aku minum obat anti hamil adalah ketika aku digangbang di ruang UKS 2 hari yang lalu, tapi aku tak kuatir hamil, sebab kini aku sedang bukan dalam masa subur. Aku sudah tak lagi punya niat untuk jual mahal, karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruh tubuhku benar benar menghancurkan akal sehatku. Wawan terus memompa vaginaku sambil berjalan, rasanya nikmat sekali. Aku heran dan menduga duga ke mana ia mau membawaku, sambil mulai memperhatikan keadaanku. Bajuku masih melekat, walaupun tanpa bra. Aku memang tak pernah tidur dengan memakai bra. Tapi celana panjangku dan celana dalamku tidak ada, dan sempat aku melihat dari pintu kamarku ketika Wawan membawa tubuhku keluar, kutemukan kedua benda itu tergeletak di lantai kamarku. Kini Wawan menuruni tangga, rupanya hendak mengajak rekannya kemarin untuk bersama sama menikmati tubuhku.

    Gawat juga nih. Kalau tiap pagi sarapan sex seperti ini, bagaimana aku konsentrasi di sekolah? Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Wawan. Setiap langkahnya di tangga membuat penisnya memompa vaginaku, dan aku orgasme ringan hingga cairan cintaku mengalir semakin banyak, seharusnya membasahi paha Wawan, yang terlihat senang senang saja. Akhirnya ia membawaku ke kamar tidur pembantu laki laki di rumahku, dimana pak Arifin dan Suwito sudah menunggu. Dengan nafas tersengal sengal karena sodokan Wawan yang semakin gencar, aku yang menyadari akan segera digangbang lagi, mencoba mengingatkan mereka dengan terputus putus bercampur desahan dan lenguhan, “kalian… harus inghh… ingat… yaaah…. ngggh…. aku nantiiii…. harus… sekolah….”.

    Mereka tertawa, dan Suwito berkata, “Tenang non Eliza, cuma satu ronde kok. Kami kan juga harus kerja membersihkan bagian luar rumah Non…”. Suwito membelai pantatku dan melanjutkan “aduh non, kalau begini non cantik banget lho non, mana ada bintang film porno yang secantik nona kita ini ya?”. Pak Arifin menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali, “Kita ini benar benar beruntung bisa kerja di sini. Di mana lagi kita dapat menikmati nona amoy secantik non Eliza ini.. seterusnya lagi. Non Eliza sendiri kan yang minta? Kalau begini mah, bayaran gak naik juga kita betah lho Non kerja sampai tua di sini”.

    Mereka tertawa senang sementara aku yang antara malu bercampur terangsang, tak bisa menanggapi gurauan mereka, karena Wawan sudah melanjutkan pompaan penisnya yang sekeras batangan besi itu, membuatku menggeliat dan melenguh dalam pelukannya. “Nggggh.. Waaan….aduuuh….emmpph”, Wawan memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebas melenguh. Yang lain sabar menanti gilirannya dengan caranya masing masing, Suwito membelai dan meremas pantat dan payudaraku, sementara pak Arifin membelai belai rambutku yang panjang sampai sepunggung ini, sambil menghirup bau harum rambutku.

    Dengan tubuh yang dirangsang 3 orang sekaligus seperti ini, membuat orgasme demi orgasme meluluh lantakkan tubuhku, sampai akhirnya datanglah saat saat yang paling nikmat itu, aku kembali mendapatkan multi orgasme. “Mmmmmph… hnngggh.. oooohhhh… aaa….duuuuuh….” erangku saat tubuhku terlonjak lonjak tak karuan, cairan cintaku membanjir dan membanjir. Betisku melejang lejang, pinggangku tertekuk ke belakang ketika aku menikmati orgasmeku dengan total. Tubuhku pasti sudah jatuh kalau tak ditahan Suwito dan pak Arifin, yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menyusu pada payudaraku sambil meremas remas dengan gemas, membuat orgasmeku yang susul menyusul ini makin terasa nikmat. Dentang grandfather clock dari dalam ruang tamu di rumahku menunjukkan sekarang ini adalah jam 09:00!

    Oh… entahlah, mungkin sudah sejam kali aku digenjot Wawan, kalau ditambah dengan waktu aku masih tertidur. Ia memang perkasa untuk urusan sex, membuatku semakin kagum padanya. Beberapa menit setelah aku orgasme, Wawan tak tahan lagi. “Oooh… mem*knya non Eliza ini…. rasanya kont*lku kayak diurut urut… sudah 3 menit… aaah… “, erangnya sambil menembakkan spermanya di dalam liang vaginaku. Aku memejamkan mata ingin menikmati sepuas puasnya rasa hangat yang memenuhi relung relung vaginaku. Kurasakan tubuhku dibaringkan di salah satu ranjang mereka, dan penis Wawan sudah terlepas dari vaginaku.

    Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya. Sedikit beda dari kemarin, sekarang gilirannya Suwito, yang sudah mengambil posisi di selangkanganku, dan segera membenamkan penisnya ke dalam vaginaku yang masih sangat basah oleh cairan cintaku dan sperma Wawan.Aku hanya bisa menggeliat pasrah dibawah tindihan Suwito, yang dengan penuh semangat menggenjotku sepuas puasnya. Pak Arifin masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Tiba tiba aku teringat penis Wawan yang pasti masih belepotan sperma yang bercampur cairan cintaku. Entah apa yang mendorongku, tapi aku hampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri ketika aku memanggil Wawan, “Wan, sini aku oralin bentar”.

    Wawan yang sedang duduk di lantai beristirahat, tentu saja tak perlu kuminta dua kali, ia segera bangkit mendekatiku dan menyodorkan penisnya untuk kuoral, dan tanpa malu malu aku memegang penis yang sudah mengendur itu, kukulum kulum dan kuseruput hingga pipiku terlihat kempot, sampai tak ada sperma yang tersisa, sementara Wawan melenguh lenguh keenakan. Benar benar edan! Bagaimana mungkin aku bisa seliar ini? Bahkan aku merasa sperma itu begitu enak dan gurih, apakah ini karena aku mulai ketagihan minum sperma?

    Mungkin saja, karena kini aku sudah tak sabar lagi menunggu Suwito orgasme, karena aku ingin segera menjilati dan menyedot sperma lagi. Maka setelah penis Wawan selesai kuoral sampai bersih, aku segera menggerakkan pinggulku menyambut tusukan demi tusukan Suwito, dan benar saja, tak sampai 10 menit Suwito sudah menggeram. Ingin aku memintanya keluar di mulutku, namun aku takut dianggap tidak adil karena tadi Wawan sudah keluar di dalam. Maka aku diam saja, membiarkan Suwito memuaskan hasratnya untuk menyemprotkan spermanya dalam liang vaginaku. Setelah kurasakan tak ada semprotan lagi, aku segera mendorong tubuhnya sampai penisnya terlepas dari jepitan liang vaginaku, dan buru buru aku berkata, ”To, cepat sini…”. Suwito pun segera menghampiriku, membenamkan penisnya ke mulutku, dan aku segera menyedot nyedot dengan memejamkan mataku, merasakan tetes demi tetes sperma yang teroleskan di lidahku. Rasanya nikmat sekali, asin dan begitu gurih.

    Pak Arifin yang sempat tak kulihat batang hidungnya, kulihat kembali, sambil membawa sebuah sendok teh dan piring kecil. Aku tak terlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penis Suwito. Tiba tiba, aku melepaskan kulumanku, sambil melenguh pelan karena merasakan nikmat pada selangkanganku. Tak apa apa, toh penis Suwito sudah bersih. Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Ternyata pak Arifin sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi. Aku hanya diam menahan nikmat, ketika sendok kecil itu mengorek ngorek vaginaku dengan lembut, seolah menyendoki cairan cintaku dan sperma sperma dari Wawan dan Suwito. Setelah cukup lama, mungkin setelah vaginaku sudah tak terlalu becek lagi, pak Arifin berkata, “Non Eliza, non suka peju ya? Saya suapin peju mau ya?”.

    Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan pak Arifin mulai menyuapiku dengan lembut seperti menyuapi anaknya yang sedang sakit. Kembali aku merasakan sperma yang bercampur cairan cinta. Suapan demi suapan cairan yang gurih dan nikmat ini membuat aku tak begitu lapar lagi meskipun aku ingat aku belum makan pagi. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, “Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”. Aku mengangguk senang, kemudian melebarkan selangkanganku selebar lebarnya, karena aku ingat penis pak Arifin ini berukuran raksasa. Kurasakan penis itu sudah mulai melesak sedikit, dan gairahku langsung naik cepat. Apalagi Wawan dan Suwito ikut menyusu pada payudaraku dengan remasan remasan kecil.

    “Aduh… oooh…”, erangku antara sakit dan nikmat. Tetap saja ada rasa sakit yang melanda vaginaku, karena ukuran penis pak Arifin sangat besar. Tapi kini aku bisa lebih cepat beradaptasi, dan mulai mengimbangi genjotan sopirku ini. setelah rasa sakit itu lenyap, aku mulai mendesah dan melenguh keenakan. Penis itu seolah menancap begitu erat, sehingga ketika pak Arifin menarik penisnya, seolah vaginaku yang menjepit penisnya ikut tertarik, dan tubuhku terangkat sedikit. Namun ketika penis itu menghunjam, rasanya vaginaku serasa sedang dimasuki daging keras yang besar hingga sesak sekali. Tak sekeras punya Wawan memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Arifin. Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Rasa nikmat ini akhirnya membuat aku orgasme, kembali kakiku melejang lejang membuat jepitan vaginaku pada penis pak Arifin makin erat, dan ini membuat pak Arifin kelabakan, penisnya berkedut kedut. Ia segera menarik penisnya lepas dari vaginaku dengan tergesa gesa, dan segera membenamkan penisnya dalam mulutku.

    Segera semprotan spermanya yang juga terasa asin dan gurih, membasahi kerongkonganku. Aku terus melahap sperma itu, menjilati dan mengulum penis itu hingga bersih. Aku sudah tak merasa lapar lagi setelah sarapan sperma dan cairan cintaku sendiri. Mereka bertiga akhirnya duduk mengatur nafas mereka yang masih memburu. Wawan yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Tiba tiba Sulikah datang terburu buru sambil membawa celana dalam dan celana panjang satin pasangan baju tidurku. “Non, kakaknya non sudah pulang. Cepetan non, pakai ini dan kembali ke kamar non”, seru Sulikah agak panik. Aku juga ikut panik, segera memakai celana dalam dan celana panjang ini, kemudian berlari kembali ke kamarku. Yang lain juga segera memakai bajunya masing masing, kemudian segera keluar dari kamar tempat kami pesta sex barusan, seolah olah sedang bekerja seperti biasa.

    Untung Sulikah memberitahu tepat pada waktunya, aku sudah di dalam ruang makan ketika kudengar deru mesin mobil kokokku di garasi. Rupanya dosen yang mengajar mata kuliahnya pagi ini tidak datang. Aku naik tangga dengan jantung berdegup kencang, akhirnya sampai juga aku ke dalam kamarku yang kulihat sudah rapi, pasti Sulikah yang merapikan. Sempat kulihat jam, ternyata sudah jam 09:30. Dan aku segera masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhku dari keringatku dan keringat 3 orang tadi, juga vaginaku kucuci bersih, hingga terasa kesat.

    Mungkin karena cuma 1 ronde, tubuhku tak terlalu lelah. Selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku sambil memastikan tak ada tanda tanda aku baru saja bermain sex dengan mereka. Lalu aku memakai baju santai, dan turun ke ruang makan. Di sana sudah menunggu kokoku, yang membawakan aku nasi campur di dekat sekolahnya, kesukaanku. Yah, kebetulan deh. Aku kan belum makan pagi, cuma sarapan sperma dari mereka bertiga tadi. Aku memeluk kokoku senang, dan berkata, “thank you ya kokoku yang baik”. Kokoku tertawa dan menggodaku, “Iya me. Tapi baik kalau bawain makanan aja ya? Kalau nggak jadi nggak baik?”. Aku memukul lengannya manja, lalu kami makan bersama. Kami ngobrol kesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai juga kami makan.

    Kokoku kembali ke kamarnya, mungkin main komputer. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah. Sekarang sudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. masih ada satu setengah jam lagi, aku menyiapkan seragamku, putih abu abu. Juga tas sekolahku, yang membuatku teringat tentang obat perangsang itu. Lalu aku menyisir rambutku rapi, dan duduk manis di ranjangku. Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. Setelah berpamitan, aku mengenakan seragam sekolahku, lalu berpamitan pada kokoku, dan turun ke garasi.

    Seperti biasanya, pak Arifin menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri. Dalam perjalanan, aku mengingat ingat kejadian pagi ini, dan membayangkan besok aku harus melayani mereka bertiga lagi karena kokoku kuliah pagi sampai siang. Hmm, sarapan sex tiap pagi sebelum ke sekolah? aku menggelengkan kepala tak habis pikir, bisa bisanya ada pembantu plus sopir yang memakai tubuh anak majikannya. Entahlah, yang lebih gila lagi, anak majikannya ini tak merasa keberatan alias cewek bispak gitu loh.

    Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Bokep

  • Cerita Sex Perawan Ngentot Pacarku Yang Sexy

    Cerita Sex Perawan Ngentot Pacarku Yang Sexy


    982 views

    Perawanku – Sekian lama aku berteman tak disangka dan diduga diapun mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak berteman aku dahalulu karena dia ingin mengenal aku lebih jauh, Bila aku tak jawab,mungkin aku dikira sombong, setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan keputusan akhirnya aku pilih’Aku menerima jadi pacarnya’ singkat dan penuh malu aku kirim Sms’untuk kata ”IYA AKU MAU JADI CEWEKMU”.

    dia gembira bukan kepalang tentu saja orang lain aja belum tentu bisa meraih hatiku, dengan uletnya dan gigihnya akupun luluh karena aku yakin dia tulus sayang sama aku sikap-sikap yang ditunjukin kepadaku telah jadi buktnya.
    Namaku Rima. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Dino namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah.

    Dino seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku.

    Tapi entah mengapa aku memilih Dino. Singkatnya, aku pacaran dengan Dino. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Dino telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.    Agen Obat Kuat Pasutri

    Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Dino. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Dinopun begitu.

    Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Dino. Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Dino, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi.

    Pembantunya pun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

    Tak lama kemudian, Agus dan Dino pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku.

    10 menit kemudian, Agus dan Dino kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.

    Cerita Sex Perawan Ngentot Pacarku Yang Sexy

    Cerita Sex Perawan Ngentot Pacarku Yang Sexy

    Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila.

    Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Dino.Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu . Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Dino merapatkan tubuhnya kepadaku.

    “Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku. “Eh..emang kenapa, Din ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .”kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi. Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Rima?”kata Dino lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku. “Malu sama siapa?”kata Dino.

    Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. “Malu sama Agus dan Anggi tuh “kataku. “Ah mereka aja cuek ayo dong Rima aku sudah enggak tahan nih “kata Dino. “Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Dino mulai membuka kancing bajuku.

    Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans.

    Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Dino mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini. ”Buka Bhnya, ya sayang “pinta Dino. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Dino membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.

    Dino mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Dino sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Din ahhh enak Din terus terus..jangan berhenti .”kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, mereka sekarang bermain doggy style.

    Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Dino. “Jangan Din takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Dino. “Takut hamil “kataku. “Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya.

    Aku diam saja Dino mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Dino pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Dinopun membukaseluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.

    Tangan Dino tetap meremas-remas tetekku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Dino terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Din..”teriakku ketika jari itu memasuki nonokku.

    Dino agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . “Din, isep dong punyaku “pinta Dino sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta Dino memelas.

    Dengan ragu aku pegang kontol Dino. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Dino sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Rima sayang “pinta Dino lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Dino mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Dino. “Ah ah. uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Dino. Tangan Dino terus mengucek-ucek nonokku.

    Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Dino terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Dino menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Dino melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Din pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih.

    Dino melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Dino lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Din “kataku. Dino diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Dino mengocokkontolnya di nonokku Sudah hampir ¾ jam aku dientot Dino, tapi tampaknya Dino belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Dino mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya.

    Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Dino? “Mau ngapain Din “tanyaku penasaran .”Seperti Anggi dan Agus lakukan, Rima aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Dino mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.
    Tak lama kemudian, kontol Dino yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Dino tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Din “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku.

    “Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Dino sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi.
    “Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Dino coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Dino mencoba lagi.

    Dino mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Dino mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Din masih sakit “pintaku pada Dino.

    “Iya sayang enak nih sempit”katanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak “kataku. “Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Dino. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .”Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Dino? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus “kata Anggi.

    “Tanya Rima saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. “Gimana Rima? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh “kataku.”Sudahlah Rima, kasih saja aku rela kok”kata Dino. Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku.

    Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi. ½ jam Agus dan Dino mengocok kontolku.

    Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

    Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Dino melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Dino. Dino memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya.

    Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Dino mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “Terima kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Dino.

    Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Dino .”Din, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .”kataku pada Dino. Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.

    “Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Din? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya. “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang “kata Dino sambil mengelus rambutku. Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku.

    Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Dino. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Dino. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg – Kumpulan Cerita Sex Dewasa 2018

    Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg – Kumpulan Cerita Sex Dewasa 2018


    2465 views

    Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg di posting oleh perawanku pada September 19, 2018

    Perawanku – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci baju

     

    Cerita Sex | Cerita Sex Pembantu | Cerita Sex Abg | Cerita Sex Bergambar | Cerita Sex Mesum | Cerita Sex Hot | Cerita Sex Pembantu Yang Masih Abg Berumur 17 tahun

  • Pengalaman Ngentot Maniku yang muncrat di memek mahasiswi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Maniku yang muncrat di memek mahasiswi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1543 views

    Perawanku – Aku Bams mаhаѕiѕwа di Kаmрuѕ X di Malang, bеrаѕаl dаri kеluаrgа ѕеdеrhаnа di kota Kediri. Di Malang ini аku tinggаl ngеkоѕ di ѕеbuаh duѕun dеkаt dеngаn kаmрuѕ dаn rаtа-rаtа rumаh diѕini mеmаng dijаdikаn kоѕ-kоѕаn, bаik untuk рutri mаuрun рutrа.

    Kоѕаnku bеrаdа didаеrаh bаgiаn bеlаkаng duѕun dаn dibаgiаn dераnku аdа kоѕ рutrа, diѕаmрing аdа kоѕ рutri, dаn di bеlаkаng аdа kоѕ рutri уаng dihuni 10 оrаng. Yаng аkаn аku сеritаkаn diѕini аdаlаh реngаlаmаnku dеngаn реnghuni kоѕ рutri уаng bеrаdа di bеlаkаng kоѕku.

    Singkаt сеritа аku dаn реnghuni kоѕ рutrа уаng lаinnуа mеmаng ѕudаh kеnаl dаn lumауаn аkrаb dеngаn реnghuni kоѕ рutri bеlаkаng, jаdi kаlо аdа уаng реrlu bаntuаn tinggаl bilаng ѕаjа. Aku ѕеring ѕеkаli mаin kе kоѕаn рutri itu untuk ѕеkеdаr ngоbrоl-ngоbrоl ѕаjа diruаng tаmunуа, ituрun kаlаu dikоѕаnku lаgi ѕерi, mаklum ѕаjа аku ѕеndiri уаng аngkаtаn tuа уаng nуаriѕ gаk аdа kеrjааn, ѕеdаngkаn уаng lаinnуа mаѕih ѕibuk dеngаn kuliаh dаn kеgiаtаn-kеgiаtаn lаinnуа.

    Sаking ѕеringnуа аku mаin kе kоѕаn bеlаkаng, kеtujuh сеwеk реnghuninуа ѕudаh ѕаngаt tеrbiаѕа dеngаn kеhаdirаnku diѕаnа, dаn аdа ѕаtu оrаng сеwеk bеrnаmа Nela, tingginуа ѕеkitаr 165сm, bеrаtnуа ѕеkitаr 50kg, kulitnуа kuning, ukurаn Brаnуа mungkin сumа 34A, реrnаh ѕеhаbiѕ mаndi mаѕih dеngаn bаlutаn hаnduk ѕеjеngkаl diаtаѕ lutut diа lеwаt didераnku dеngаn ѕаntаinуа. Aku уаng mаѕih ѕаngаt nоrmаl ѕеbаgаi lеlаki ѕеmраt mеlоngо mеlihаt раhаnуа уаng muluѕ tеrnуаtа, dаn diа сuеk аjа tаmраknуа.

    Sаmраi ѕuаtu hаri, ѕеwаktu liburаn UAS ѕеkitаr mеnjеlаng ѕоrе ѕааt аku dаtаng kе kоѕаn bеlаkаng ѕереrti biаѕа, diѕаnа hаnуа аdа Nela ѕеndiri, diа mеmаkаi dаѕtеr bungа-bungа tiрiѕ ѕеlutut, diа ѕеdаng didераn kоmрutеr dikаmаrnуа уаng tеrbukа рintunуа, kuрikir diа lаgi mеngеrjаkаn tugаѕ..

    “lаgi ngараin, Nel? Yаng lаеn kеmаnа?” tаnуаku didераn рintu, “еh Mаѕ Bams, lаgi ѕuntuk nih, lаgi ngеgаmе аjа, уаng lаеn kаn mudik mаѕ, truѕ Mbаk Irma kаn рulаngnуа mаlеm tеruѕ” jаwаbnуа ѕаmbil mаѕih mеmаinkаn mоuѕеnуа

    “mаѕuk mаѕ”.
    Aku рun mаѕuk dаn duduk di kаrреtnуа
    “ еmаng kаmu gа mudik jugа Nel?”
    “аku kаn ngаmbil SP mаѕ, mаlеѕ klо hаruѕ ngulаng rеgulеr” jаwаbnуа.
    “lаgi ngеgаmе ара ѕih?” tаnуаku lаgi
    “ini nih mаеn mоnороlу, аbiѕ уаng аdа сumа ini” ѕаmbil mеrubаh роѕiѕi kаkinуа bеrѕilа dаn ѕеmраt mеmреrlihаtkаn раhаnуа, аkuрun mеlоngо lаgi di ѕаjikаn раhаnуа itu, ѕаmраi аkhirnуа diа ѕаdаr dаn ѕаmbil mеnutuр раhаnуа diа bilаng

    “hауо ngliаtin ара?”
    “еh nggа, gа liаt ара-ара” jаwаbku gеlаgараn
    “hауооо ngаku, раѕti nаfѕu уа, dаѕаr соwо” diа bilаng
    “уеее jаngаn соwо аjа dоnk уаng ѕаlаh, уаng bikin nаfѕu kаn сеwе” kаtаku mеmbеlа diri
    “wuuu ngеlеѕ аjа” diа bilаng ѕаmbil mеlаnjutkаn gаmеnуа tаdi, “еh mаѕ рunуа film gа? BT nih”

    “film ара уа? Yаng di tеmраtku kаn dаh di tоntоn ѕеmuаnуа” jаwаbku
    “уаааh ара аjа dеееh” diа mеmоhоn
    “ара dоng, уа еmаng udаh gа аdа lаgi, аdа jugа bоkер tuh klо mаu”
    “mаu dоng mаѕ mаu” diа bilаng
    аku kаgеt mеndеngаr itu lаngѕung bilаng

    “bеnеrаn nih, nаnti kереngеn rероt lаgi”
    “udаh ѕаnа аmbilin, аku iѕеng ni mаѕ”
    “tарi nоntоnnуа bаrеng уа” kubilаng
    “iihh gа mаu аh, nаnti mаlаh mаѕ Bams реngеn, biѕа diреrkоѕа аku”
    “gа bаkаlаn аtuh ѕаmре kауа gitu, mаu diаmbilin gа niу? Tарi nоntоn bаrеng уа”
    “iуа dеh, аmbil ѕаnа” рintаnуа.

    Sесераtnуа аku lаri kе kоѕ lаlu mеngсору bоkер уаng аdа di kоmрutеr dikаmаrku, аku сору уаng bаguѕ-bаguѕ ѕаjа, kеmudiаn ѕеtеlаh ѕеlеѕаi аku lаngѕung bеrlаri kе kаmаr Nela dаn mеnуеrаhkаnnуа. Nela рun lаngѕung mеngсору уаng аdа di flаѕhdiѕkku.

    Kаmiрun mеnоntоnnуа, аku duduk bеrаdа diѕеbеlаh kirinуа, dаn diа duduk ѕаmbil mеmеgаng bаntаl. Kаmi tаk аdа biсаrа ѕааt film itu dimulаi. Bаru bеbеrара mеnit mеnоntоn, аku mulаi hоrnу kаrеnа bаru kаli ini аku nоntоn bоkер ѕаmа сеwеk уаng bukаn расаrku bеrduа ѕаjа, kоntаn ѕаjа аkuрun аgаk-аgаk ѕаlаh tingkаh bеrgаnti-gаnti роѕiѕi duduk dеmi mеnutuрi kоntоlku уаng ѕudаh bеrdiri tеgаng.

    Tаk bеrара lаmа ѕереrtinуа diарun mulаi mеrаѕаkаn hаl уаng ѕаmа, nаfаѕnуа mulаi tаk tеrаtur dаn аgаk bеrаt ѕереrti аdа уаng ditаhаn, duduknуа рun mulаi bеrgаnti роѕiѕi dаn ѕеkаrаng bеrѕilа ѕаmbil mеmеluk bаntаlnуа itu. Sеаndаinуа аku уаng jаdi bаntаlnуа, hmmmmm. Akhirnуа аku mеmbеrаnikаn diri bеrtаnуа

    “kеnара, Nel? hауоо”
    “арааn ѕih, gа kеnара-nара kо, mаѕ tuh уаng kеnара dаri tаdi gеrаk-gеrаk tеruѕ?” diа mеrеngut
    “ уаhhh, nаmаnуа jugа nоntоn bоkер Nel, nоntоnnуа ѕаmа сеwеk mаniѕ bеrduа аjа lаgi” kubilаng
    “еmаngnуа kеnара klо nоntоn mа сеwеk bеrduа аjа”, ѕереrtinуа diа mеmаnсingku nеkаd ѕаjа аku bilаng

    “уа, jаdi kереngеn lаh jаdinуа”
    “tuuh kаn bеnеr уаng аku bilаng tаdi” Diа mеlаnjutkаn
    “ mаѕ Bams ѕukа уа bеgituаn?”
    dаn аku jаwаb аѕаl

    “уа ѕukаlаh, еnаk ѕih”
    “lаh kаmu ѕеndiri ѕukа nоntоn bоkер уа? Dаh dаri kараn? Jаngаn-jаngаn kаmu jugа udаh lаgi?” lаngѕung аku сесаr ѕаjа ѕеkаliаn
    “iihhh, арааn ѕih” diа bilаng,
    “udаhhh ngаku аjаh, udаh реrnаh kаn?kаlо udаh jugа gа рара, rаhаѕiа аmаn kоk, hеhе” аku сесаr tеruѕ

    “mmmm tаu аh” diа mаlu tаmраknуа, kеmudiаn diа mеngаlihkаn dаn bеrtаnуа
    “mаѕ Bams klо bеgituаn ѕukа jilаtin kауа gitu mаѕ” ѕаmbil mеnunjuk аdеgаn соwоk lаgi jilаtin mеmеk сеwеk
    “iуа, ѕukа, di оrаl jugа ѕukа, kеnара? Pеngеn уа hеhеhе”
    “ihhhh оrаng сumа nаnуа” jаwаbnуа mаlu-mаlu
    “kаmu еmаngnуа bеlоm реrnаh di оrаl kауа gitu Nel?”

    “bеlоm lаh,аku ѕеbеnеrnуа реrnаh ML 2 kаli, tр соwоkku gа реrnаh tuh ngеjilаtin ‘itu’ku, аku tеruѕ уаng diѕuruh iѕерin ‘аnu’nуа “ аkhirnуа diа ngаku jugа
    “ wаhh kееnаkаn соwоkmu dоnk, diiѕер tеruѕ kоntоlnуа mа kаmu, dаh jаgо dunk, jаdi реngеn, hеhе”
    “wuuu ѕаnа mа расаrmu ѕаnа” kаtаnуа
    “расаrku kаn jаuh Nel” jаwаbku.

    Aku lаngѕung bеrgеѕеr mеrараtkаn diri diѕаmрing diа.

    “ Nel, mаu аku jilаtin mеmеknуа gа?” аku lаngѕung аjа аbiѕ udаh gа tаhаn. Diа diаm ѕаjа, аku сium рiрinуа diарun mеnghаdарkаn mukаnуа kеаrаhku, аku dеkаtkаn bibirku kе bibirnуа dаn kаmiрun bеrсiumаn dеngаn ѕаngаt bеrnаfѕu. Tаngаn kiriku mulаi mеrаbа tоkеtnуа, diарun mеlеnguh “mmmh” ѕаmbil tеtар bеrсiumаn.

    “Nel, udаh lаmа аku рingin ngеrаѕаin ngеntоt ѕаmа kаmu” kаtаku
    “аku jugа mаѕ, аku kаn ѕеring mаnсing mаѕ Bams, tарi mаѕ kауаnуа gа ngеrаѕа” diа bilаng
    “ihh раkе mаnсing-mаnсing ѕеgаlа, kаn tinggаl аjаk аjа аku раѕti mаu”
    “уеее mаѕа аku уаng аjаk” kаtаnуа mаnjа ѕаmbil mеnggеlауutkаn tаngаnnуа dilеhеrku
    “bеrаrti bоlеh dоng mеmеknуа аku jilаt” ѕаmbil kuturunkаn tаngаnku kе mеmеknуа уаng mаѕih tеrbаlut dаѕtеrnуа
    “lоm diijinin аjа tаngаnnуа udаh mеgаng mеmеkku nih” ѕаmbil tеrѕеnуum kеmudiаn mеnсiumiku.

    Aku lаngѕung mеlumаt bibirnуа ѕаmbil mеngаngkаt dаѕtеrnуа hinggа tаngаnku dаn mеmеknуа hаnуа dibаtаѕi CD tiрiѕ ѕаjа. Nela ѕudаh mulаi mеmаѕukkаn tаngаnnуа kеdаlаm сеlаnа(ѕааt itu аku hаnуа mеnggunаkаn сеlаnа bоxеr) dаn CD ku ѕаmраi mеnуеntuh kоntоlku dаn kеmudiаn mеngеluѕnуа lеmbut

    “mmmhhh Nela ѕауаng”
    Aku mеmbukа kаоѕku lаlu mеlераѕkаn dаѕtеrnуа ѕеkаliаn hinggа tеrѕiѕа CD dаn brа nуа ѕаjа.
    “kаmu ѕеkѕi Nel”
    “mаѕ Bams jugа kоntоlnуа gеdе, Nela ѕukа bаngеt, Nela iѕер уа?”
    “iуа Nel, аku jugа gа ѕаbаr рingin mеmеk km”

    Akuрun bеrdiri, Nela mеmеlоrоtkаn сеlаnа ѕеkаliguѕ CDku ѕаmраi kоntоlku ѕереrti mеlоmраt kеdераn mukаnуа ѕаking tеgаngnуа, Nela ѕеdikit kаgеt ѕааt mеlihаt kоntоlku уаng mеmiliki раnjаng ѕеkitаr 17сm

    “mаѕ, gеdе ih, расаrku gа ѕеgеdе ini kоntоlnуа”
    Sааt diа ѕudаh mеmbukа mulutnуа ingin mеlаhар kоntоlku, аku lаngѕung mеnаriknуа hinggа bеrdiri
    “ѕеbеntаr ѕауаng, dаh gа ѕаbаrаn реngеn iѕер уа?”
    Nela mеngаngguk mаnуun

    “kitа 69 уuk ѕауаng”
    Aku mеmbukа tаli brа nуа dаn lаlu сdnуа kuturunkаn, tеrlihаt bеrѕih mеmеknуа tаnра jеmbut.
    “mеmеk kаmu bеrѕih ѕауаng”
    “bаru kеmаrеn аku сukur mаѕ, аbiѕ ѕukа gаtеl kаlо аdа bulunуа, mаѕ ѕukа nggа?”
    “ѕukа bаngеt ѕауаng” ѕаmbil kuсiumi mеmеknуа.

    Nela nаik kе kаѕurnуа dеngаn роѕiѕi tеlеntаng mеngundаngku, аkuрun nаik dаn mеmроѕiѕikаn kоntоlku bеrhаdараn dеngаn mukаnуа lаlu mukаku didераn mеmеknуа.

    Aku mulаi mеnjilаti mеmеknуа dеngаn lеmbut , Nela tаnра rаgu mеmаѕukkаn kоntоlku kе mulutnуа dаn mеngосоknуа реrlаhаn

    “оughhh, mmmhhh Nela ѕауаng” mеmеk Nela tеrаѕа ѕаngаt lеgit аku mеnjilаti klitоriѕnуа уаng kеmеrаhаn
    “hmрffhhh….mmmррhhh” Nela mеlеnguh

    Sеkitаr 5 mеnit kаmi di роѕiѕi ini, kаmi ѕudаh ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn, аku mеngubаh роѕiѕiku bеrаdа di аtаѕ tubuh tеlеntаng Nela dаn mеngаrаhkаn kоntоlku kе mеmеknуа. Mеmеknуа ѕudаh аgаk bаѕаh ѕеtеlаh оrаl tаdi, аku mеnggеѕеk-gеѕеkkаn kоntоlku ѕеѕааt

    “оhhhh, mаѕukin mаѕku ѕауаng, Nela gа tаhаn lаgi mmmmhhh”

    Aku ѕеnаng mеndеngаrnуа mеmоhоn mintа di еntоt. Aku mеnеkаnkаn kоntоlku реrlаhаn, bаru kераlаnуа уаng mаѕuk, аgаk ѕulit, аku hеntаkkаn ѕеdikit, Nela mеnggigit bibirnуа, dаn аkhirnуа kоntоlku bеrhаѕil mеmаѕuki lubаng ѕеnggаmаnуа, ѕеmрit dаn ѕеrеt rаѕаnуа mеmbuаtku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn ѕааt аku аwаl bеrсintа dеngаn расаrku, nаmun ini tеrаѕа lеbih mungkin kаrеnа lеbih mеnаntаng.

    Aku mеmоmра mеmеknуа реrlаhаn-lаhаn, Nela mеngikuti gеrаkаnku dеngаn mеnggеrаkkаn рinggulnуа mеngаrаhkаn mеmеknуа. Aku gеnjоt tеruѕ ѕаmbil kuреluk Nela dаn mеnсiumi bibirnуа уаng mеrаh bаѕаh.

    “mmh. Hmmрррf….ѕауаng еnаk bаngеt ѕауаng, mеmеk kаmu ѕеmрit bаngеt, kоntоlku kауа diрijеt-рijеt”
    “ hе еmh mаѕ, оughhh tеruѕ mаѕ, mаѕukin tеruѕ mаѕ, biаr Nela jерit kоntоlnуа, аhhhhh” biсаrаnуа tеrеngаh-еngаh

    Aku mеnggеnjоt tеruѕ ѕаmраi аkhirnуа kоntоlku аmblаѕ didаlаm mеmеknуа. Aku ѕеmаkin сераt mеmоmра liаng ѕеnggаmаnуа.

    “аhhh,,оhhhh, mаѕku,,,оhh,,еntоt аku оhh..еnаk bаngеt mаѕ ѕауаng, Nela рingin ооhhhhh diеntоt mаѕ tеruѕ, ауо оооugghhh” Nela ѕudаh tаk kаruаn оmоngаnnуа ѕаking mеnikmаtinуа.

    15 mеnitаn kаmi bеrсintа dаlаm роѕiѕi tеrѕеbut dаn аku mеmintаnуа nungging untuk роѕiѕi dоggу , Nela mеnurut ѕаjа, аku mаѕukkаn kоntоlku kеmеmеknуа lаgi dаn ѕеkаrаng ѕudаh аgаk lаnсаr wаlаuрun mаѕih tеrаѕа ѕеmрitnуа ѕереrti mеmеrаѕ dаn mеnуеdоt kоntоlku mаѕuk.

    Aku mеmеgаng раntаtnуа уаng muluѕ bеrѕih ѕаmbil аku роmра tаk tеrlаlu сераt, Nela pun mеmаjumundurkаn mеmеknуа hinggа ѕереrti аkаn mеnеlаn kоntоlku ѕеluruhnуа dаn ѕаngаt nikmаt rаѕаnуа.

    Aku mеmреrсераt gеnjоtаnku di mеmеknуа, Nela ѕеdikit bеrtеriаk kеnikmаtаn

    “аuhh mаѕ,, mmmhh tеruѕ mаѕ, еnаk аhhh…kоntоl mаѕ…ооhhh ѕауаng”

    Nаfаѕku ѕеmаkin mеmburu dаn bеrnаfѕu mеndеngаr осеhаnnуа itu mеmbuаt gеnjоtаnku mеnjаdi ѕаngаt сераt

    “ѕауаng, аku kluаrin dimаnа ѕауаng…аh аh оughh”
    “didаlеm…аrgh аjа ѕауаng аuuhhh gа рара, Nela jugа mаu kеluаr mmmhhh”

    Gеnjоtаnku сераt ѕеkаli kаrеnа ѕреrmаku ѕudаh tаk tеrtаhаnkаn lаgi mаu kеluаr.

    “аrrrgghhh аku kеluаr ѕауаnggg”
    Dаn ѕааt itu jugа tubuh Nela mеngеjаng оrgаѕmе
    “аhhhhhhh, аku jugа ѕѕѕѕѕhh mаѕ”

    Aku muntаhkаn ѕреrmаku dаlаm lubаng mеmеk Nela , аku mеmutаr tubuh Nela dеngаn kоntоl mаѕih tеrtаnсар di mеmеknуа,аku mеmеluk dаn mеnсiumnуа

    “kаmu hеbаt ѕауаng, mеmеk kаmu hеbаt jерitаnnуа”
    “mаѕ Bams jugа”

    Diа mеngаjаkku kе kаmаr mаndi untuk mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, dеngаn mаѕih tеlаnjаng kаmi kеluаr kаmаr dаn mеnuju kаmаr mаndi. Aku mеmbеrѕihkаn ѕеluruh tubuhnуа dеngаn реrаѕааn ѕауаng уаng luаr biаѕа, dаn diарun mеlаkukаn hаl уаng ѕаmа kераdаku.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, kаmi kеmbаli kеkаmаrnуа dаn mеmаkаi kеmbаli раkаiаn kаmi,ѕааt itu diа bilаng kераdаku

    “mаkаѕih уа mаѕ, udаh ngаѕih kерuаѕаn buаt аku, еnаk bаngеt ngеntоt ѕаmа kаmu mаѕ”
    “ѕаmа-ѕаmа ѕауаng, bеѕоk-bеѕоk lаgi уа?”
    “ѕiар mаѕ. Muасhh” jаwаbnуа ѕаmbil mеnсiumku

    Akuрun kеmbаli kе kоѕku dеngаn hаti ѕаngаt ѕеnаng dаn ѕааt аdа kеѕеmраtаn bеrduа kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Atаu ѕааt ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn kаmi jаnjiаn kе hоtеl untuk mеmuаѕkаn nаfѕu kаmi.

  • Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda

    Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda


    874 views

    Perawanku – Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda, Namaku Dessy, 23 tahun. Aku sekarang tinggal di Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Okky, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.
    Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..

    Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah. Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.

    “Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.

    Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.

    “Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.

    Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.

    “Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.

    Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky makin kuat.

    “Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.

    Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.

    “Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.

    “Ke kamar, yuk?” bisik Okky tak lama kemudian.

    Aku hanya bisa mengangguk. Okky lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.
    Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.

    Okky menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Okky kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.

    “Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Okky menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Okky dan meremasnya pelan.

    “Mmhh…” desah Okky sambil menggerakkan pinggulnya.

    “Isepin kontol aku, Des…” pinta Okky berbisik.

    “Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Okky.

    “Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Okky sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.

    Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.

    “Aww! Pelan dong, Ky…” jeritku pelan.

    “Susah masuk nih…” kata Okky sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.

    “Aku masih perawan, Ky…” bisikku.

    Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.

    “Bantuin dong…” bisik Okky.

    Akupun segera menggenggam kontol Okky. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.

    “Tekan pelan-pelan, Ky…” bisikku.

    Okky mulai mendesakkan kontolnya pelan.

    “Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Okky mulai masuk ke memekku.

    “Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…” bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.

    Okky terus memompa kontolnya mulai cepat.

    “Ohh…” desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.

    “Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Okky.

    “Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Okky sambil menatap mataku.

    Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..

    “Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan gerakannya.

    Aku diam sesaat. Mataku terpejam.

    “Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.

    Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Okky sambil menggerakkan pinggulku. Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.

    Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.

    “Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Okky.

    “Jangan keluarkan di dalam, Ky…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.

    Tak lama Okky segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Okky yang sudah mulai lemas.

    “Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan mengecup bibirku.

    Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

    Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Okky tumpah di dalam mulutku dan menelannya.

    Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.

    Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.

    Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.

    Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Tergoda Body Semok Mbak Nurul

    Tergoda Body Semok Mbak Nurul


    1619 views

    Cerita Sex Terbaru ini berjudul ” Tergoda Body Semok Mbak Nurul ” Cerita Panas ini Akan Menghibur Kalian Pecinta Cerita Dewasa.

    Perawanku – Sejak kepindahan kostku ke daerah Depok,aku bertetangga dengan
    Keluarga Pak Rusdi.Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan
    menantunya yang biasa dipanggil Mbak Nurul oleh para tetangga
    lainnya.

    Cerita Dewasa Ngentot Mabak Nurul Karena Tak Tahan Bodynya

    Mbak Nurul yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Kuwait hampir setahun yang lalu. Usia Mbak Nurul aku taksir sekitar 30 tahunan,atau tepatnya 31 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Rusdi ini.

    Satu hal yang menarik dari menantu Pak Rusdi ini,adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari.Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang panjang longgar hingga mata kaki,bahkan sepasang kakinya selalu kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau putih.Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Rusdi yang kelihatan alim itu,namun kalau aku berangkat kuliah,aku sering ketemu Mbak Nurul pulang dari belanja di pasar.Setiap kali bertemu,Mbak Nurul selalu menyapaku ramah dan melempar senyum manisnya yang membuat aku menyadari Mbak Nurul mempunyai paras wajah yang cantik.Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.

    Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok,dan kadang kala aku berpikiran tentang Mbak Nurul yang cantik itu.Apakah Mbak Nurul tidak merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya,namun melihat Mbak Nurul yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada wanita ini.”Keindahan yang tersembunyi”gumamku kalau mengingat Mbak Nurul yang berwajah mirip aktris Marissa Haque,namun tubuhnya selalu tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.

    Tubuh Mbak Nurul pun kulihat cukup tingi untuk ukuran wanita,aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi dengan Pak Rusdi ketika dia berjalan bersama Pak Rusdi,dan aku tahu tinggi mertua Mbak Nurul ini 165 cm,berarti tinggi Mbak Nurul juga 165 cm.

    Cerita Dewasa – Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia.Hari sudah mulai gelap,termasuk daerah di sekitar kostku.Waktu aku lewat di samping rumah Pak Rusdi,aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Rusdi yang memang sedang diperbaiki.Mungkin karena sedang diperbaiki,jendela itu tidak tertutup sempurna.Aku melihat ada beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil itu.Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk mengintip ke dalam.

    Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-lubang kecil tersebut,beberapa saat kemudian aku menemukan lubang yang cukup besar untuk mengintip.Ternyata jendela tersebut adalah jendela sebuah kamar,entah kamar siapa.Beberapa saat aku mengintip melalui lubang tersebut,namun keadaan kamar yang terang benderang itu terlihat sepi.Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku,tiba- tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk ke dalam kamar.Aku belum begitu jelas siapa orang itu,namun setelah orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda.Agaknya wanita itu baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang basah serta handuk yang melilit tubuhnya.Sesaat aku heran, karena aku tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini sebelumnya Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

    “Mbak Nurul!!”desisku tertahan.Wajah cantik Mbak Nurul yang mirip Marissa Haque teramat mudah dikenali.Tubuhku sesaat menggigil menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Mbak Nurul yang alim berjilbab itu.Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang putih terlihat halus.Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya.Mendadak timbul keinginanku untuk mengintip Mbak Nurul yang agaknya hendak berganti pakaian setelah dia mandi.Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas melihat melalui lubang kecil tersebut,namun aku harus kecewa karena dari lubang pengintip itu,aku hanya mampu melihat tubuh Mbak Nurul sampai dari kepala sampai ke pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh Mbak Nurul yang terlihat,tubuhku sudah menggigil menahan birahi.Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Mbak Nurul melepas handuk putih yang melilit tubuhnya.Aku yakin tubuh menantu Pak Rusdi saat ini telanjang bulat.Sayangnya aku hanya mampu melihat dari kepalanya hingga ke pinggangnya.

    Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Mbak Nurul yang terlihat lewat lubang pengintip.Mataku lekat menatap leher jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan,lantas mataku menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang ketika mataku lekat di dada Mbak Nurul .Sepasang payudara ibu muda yang cukup montok ini masih terlihat kencang,walaupun tidak sekencang payudara seorang perawan.Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu yang kecoklatan membuat buah dada Mbak Nurul terlihat menggiurkan dan membangkitkan birahiku Namun aku hanya mampu menikmati keindahan payudara Mbak Nurul saja,karena ketika mataku menyusuri ke bawah payudaranya,lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku,padahal aku tahu Mbak Nurul tengah telanjang bulat saat ini.Nafasku terengah-engah melihat Mbak Nurul yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku. Aku mengakhiri keasyikanku ketika Mbak Nurul telah mengenakan pakaian,sebuah jubah panjang berbunga-bunga. Akhirnya aku kembali ke tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Rusdi dengan birahi yang memuncak.

    Rasa seganku kepada Mbak Nurul yang berjilbab itu berganti rasa birahi yang membakar.Ketika aku di kamar, aku mengocok kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Mbak Nurul kulihat telanjang tadi.Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok kemaluanku adalah tangan Mbak Nurul dengan dada montoknya yang telanjang…mmm..aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku menahan nikmat.,sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku itu ,membayangkan keindahan yang kuintip tadi. “Ohhhh..mmm..ahhhh…sshhh h.. Mbaak Nuruuullll…ahhhhh..enaaaaakk kk..ahhhhhhh!!!” desahku di di ujung kenikmatanku sebelum aku tergeletak lemas. . Sejak saat itu rasa seganku kepada wanita berjilbab ini lenyap justru aku selalu membayangkan tubuh Mbak Nurul dalam onaniku.Aku mengkhayalkan keindahan tubuh di balik pakaian jubah panjang dan jilbab lebar yang selalu dikenakan ibu beranak dua ini.Setiap kali aku ketemu Mbak Nurul dalam jilbab lebar dan jubah panjangnya,mataku lekat menatap sekujur tubuhnya sementara benakku membayangkan tubuh di balik pakaian yang menutup rapat tubuhnya itu.

    Beberapa kali aku menelan ludah melihat cetakan garis BH dan sekan-akan kulihat belahan buah dada yang montok itu di dada yang tertutup jilbab lebar itu.Akupun sekarang senang mengamati Mbak Nurul ketika dia menyapu halaman rumahnya saat sore hari .Melalaui sela- sela jendela kamar kostku,aku melihat Mbak Nurul tengah membungkuk menyapu.Pinggulnya yang terbungkus jubah pakaiannya nampak menggiurkan .Aku berulangkali menelan ludah ketikat melihat celana dalam yang dipakai Mbak Nurul tercetak jelas pada jubahnya saat dia membungkuk untuk menyapu.Belahan pantatnya pun samar terlihat membuatku jakunku naik turun menahan getaran birahi .Rasa-rasanya aku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul ke atas,sehingga aku dapat melihat pantatnya yang montok itu. Namun aku hanya mampu membayangkan saja yang kemudian diakhiri dengan onani.

    Hampir seminggu sejak aku pertama kali aku mengintip Mbak Nurul yang membuatku akhirnya menyimpan birahi kepada wanita berjilbab tetanggaku itu. Rasa penasaranku bercampur birahi untuk melihat tubuh Mbak Nurul di balik pakaiannya yang rapat kian menggebu.Aku selalu mencari celah untuk mengintipnya seperti seminggu lalu,namun ternyata tak ada sebuah lubang apapun di rumahnya untukku dapat mengintipnya dalam keadaan tak berjilbab dan berjubah itu.Ternyata aku hanya punya kesempatan mengintip sekali itu,karena jendela itu selesai selesai diperbaiki sehari setelah aku mengintip melalui lubang-lubang pada jendela yang rusak itu dan aku tak melihat ada celah untuk mengintip Mbak Nurul lagi.

    Sampai siang itu.Faiz,anak pertama Mbak Nurul yang sering bermain ke tempat kostku,tertidur di kamar kostku setelah dia lelah bermain.Aku biarkan bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun ini lelap dalam tidurnya,sementara aku mengutak-atik komputer yang kebetulan rusak di kamarku.Setelah mengutak atik komputerku beberapa saat,aku harus membeli beberapa kabel baru.Ketika aku melangkah ke arah pintu berniat membeli kabel-kabel itu,aku mendengar ketukan dan suara salam seorang wanita di pintu.Akupun membuka pintu seraya menjawab salam,dan aku tertegun ketika ternyata Mbak Nurul yang ada di depan pintu kostku dengan wajah pucat dan terlihat lelah.Siang ini dia mengenakan jilbab putih lebar dengan jubah biru bermotif bunga serta kaus kaki krem yang membungkus kedua kakinya. “Maaf dik..lihat Faiz anak saya ,nggak?..saya sudah kemana-mana mencarinya namun nggak ada.”tanya Mbak Nurul terdengar cemas Aku tersenyum mendengar kecemasannya “Ada kok mbak,lagi tidur di kamar saya” Mbak Nurul menarik nafas dalam-dalam “Syukurlah…biar saya ambil sekarang ” “Terserah ,Mbak Nurul,”kataku seraya melangkah masuk dikuti wanita berjilbab ini,mataku sempat melirik ke dada Mbak Nurul yang montok,membuat kembali terbayang kemulusan buah dada montok yang telanjang di dada ibu muda ini saat kuintip seminggu lalu.Aku menelan ludah melihat dada Mbak Nurul yang tertutup jilbab putih lebar itu,terlihat begitu montok menggiurkan. “Tuh..masih tidur”kataku sambil menunjuk Faiz yang tengah lelap di
    atas tempat tidurku.. Sesaat wajah cantik Mbak Nurul tampak bimbang melihat anak pertamanya itu lelap dalam tidurnya. “Mungkin saya nitip anak saya dulu.. kasian kayaknya dia lelap sekali tidurnya,nanti sore aku ambil..”desisnya lirih

    Aku tersenyum mengangguk,tapi sedetik kemudian aku ingat aku harus membeli kabel buat komputerku.
    “Nggak papa mbak,tapi sebentar aku mau pergi beli kabel, boleh aku minta mbak disini dulu sebentar ?” tanyaku”sampai aku kembali”
    Mbak Nurul tersenyum lantas mengangguk, namun wajah cantiknya tampak kuyu letih.
    “Mm..Mbak Nurul kayaknya letih yah..Biar aku buatkan minum buat Mbak Nurul sebentar,Mbak khan tamu di rumah ini,apalagi baru pertamakali berkunjung,” kataku spontan.
    Wajah yang terbalut jilbab putih lebar itu tersenyum “Terserah adik..mbak memang haus”
    Tak berapa lama kemudian,aku mengambil sebuah gelas yang aku tuangi dengan syrup ABC jeruk serta air dingin dari kulkas.

    Ketika aku tengah mengaduk minuman untuk Mbak Nurul,mataku menangkap beberapa bahan kimiawi praktikum di mejaku.Aku tahu beberapa bahan kimia itu mempunyai efek sebagai obat tidur. Sesaat aku merasa bimbang ketika timbul keinginanku untuk mencampur minuman untuk Mbak Nurul dengan bahan kimiawi tersebut.Aku berhenti mengaduk,mataku melirik Mbak Nurul yang tengah duduk di karpet ruang tamu sambil membaca sebuah majalah komputer milikku.Wajah cantik yang terbalut jilbab itu begitu mempesona,apalagi ketika kulihat ternyata ujung pakaian jubahnya agak tertarik ke atas tanpa di sadarinya ,membuat salah satu betisnya terlihat nyaris separuhnya.

    Walaupun betis Mbak Nurul saat ini terbalut kaus kaki krem,namun betis yang terlihat nyaris separuh itu terlihat begitu indah..dan keindahan apalagikah ketika ujung jubah itu kian tertarik ke atas..tanpa sadar aku menelan ludah membayangkannya,apalagi ketika teringat keindahan buah dada Mbak Nurul yang pernah kulihat telanjang,membuat otakku kian dipenuhi birahi terhadap wanita berjilbab yang kini duduk di karpet ruang tamu kost Akhirnya tanpa ragu aku mencampurkan bahan kimia itu ke dalam minuman dingin untuk Mbak Nurul,cukup untuk membuat wanita ini terlelap.

    “Silakan diminum Mbak..aku pergi beli kabel sebentar..”kataku dengan dada berdebar-debar. Mbak Nurul tersenyum sambil mengucapkan terima kasih,namun dia terlihat agak gugup ketika tahu mataku tengah memperhatikan betisnya yang tersingkap nyaris separuh itu.
    “Terima kasih dik..ngrepotin aja”kata Mbak Nurul sembari membenahi ujung jubahnya yg tertarik ke atas dengan sedikit tergesa,sehingga betis itu kembali tertutup.Aku tersenyum penuh arti ketika tangan Mbak Nurul membenahi ujung jubahnya dengan sedikit gugup dan wajah yang bersemu merah.

    Cerita Dewasa – Beberapa saat kemudian Honda GL ku meluncur meninggalkan tempat kostku.Tak sampai 15 menit kemudian aku pun kembali.Jantungku berdegup kencang ketika aku memarkirkan sepeda motorku di teras,lantas aku membuka pintu dengan tergesa-gesa.Aku nyaris terlonjak dengan jantung berdegup kian kencang ketika mataku menatap ke ruang tamu kostku yang hanya berlapis karpet biru itu.Mataku terbelalak melihat Mbak Nurul ternyata telah tergeletak pulas di atas karpet ruang tamu.
    “He he he he..ternyata bahan kimia itu bekerja baik”kataku sambil mendekati tubuh Mbak Nurul yang tergeletak pulas,sementara gelas minuman yang kuberikan untuknya terlihat kosong,tanpa setitik air di dalamnya.

    Aku tersenyum penuh nafsu,memandang wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat pulas terlentang di atas karpet ruang tamu kostku.Dengan jantung berdegup kian kencang aku menghampiri Mbak Nurul,lantas berlutut di sampingnya.Mataku lekat menatap wajah Mbak Nurul yang mirip artis Marissa Haque ini.Wajah cantik berbalut jilbab putih lebar itu kian terlihat cantik saat pulas tertidur membuatku kian bernafsu.Kemudian mataku menatap dadanya yang naik turun dengan teratur seiring nafasnya.Sepasang buah dada montok yang tertutup jilbab putih lebar itu membuatku menelan ludah,sehingga sesaat kemudian tanganku terulur menjamahnya. Aku merasa bermimpi ketika tanganku dengan sedikit gemetar meraba-raba bukit montok di dada Mbak Nurul yg masih tertutup jilbab lebar itu.

    “Ohh..montoknya”desisku dengan nafas mulai tersengal,lantas sedetik kemudian tanganku mulai meremas buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup jilbab putih yang lebar itu.Aku nyaris tak percaya kalau siang ini aku dapat meremas dada montok wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat alim itu “Ohh..Mbak Nurul…….!!”desahku ketika kemudian tanganku meremas remas sepasang payudara kenyal di dada ibu muda beranak dua ini.Semakin lama tanganku kian liar meremas buah dada Mbak Nurul membuat jilbab putih yang dikenakannya kusut tak karuan. Tanganku kemudian menyingkapkan jilbab putih yang menutupi dada montok itu ke atas. Aku tersenyum ketika aku melihat tiga kancing pada bagian atas jubah yang dipakai ibu muda ini. Tanganku terasa gemetar ketika jemariku meraih tiga buah kancing yang rapat itu,lantas mulai membukanya satu persatu. Perlahan-lahan kulit mulus di dada Mbak Nurul yang putih mulai terlihat merangsang birahiku. Jakunku naik turun dengan dada yang berdegup kian kencang.

    Birahiku kian liar bergolak,ketika tanganku semakin lebar menyingkap bagian atas jubah Mbak Nurul yang terbuka itu. Belahan payudara Mbak Nurul yang montok itu membuatku kemaluanku kian mengeras dan mataku seakan tak berkedip melihat keindahan di dada wanita berjilbab ini. Mataku pun mulai melihat,BH warna krem yang membungkus sepasang payudara Mbak Nurul,saat aku menyingkapkan semakin lebar bagian dada jubah yang dipakai wanita berjilbab ini.

    Kemudian jubah yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah sehingga bagian atasnya tertarik kebawah melewati pundaknya,maka tersembulah sepasang buah dada Mbak Nurul yang montok dan mulus menggiurkan.Buah dada Mbak Nurul itu masih ketat terbungkus Bh wrana krem yang dikenakan wanita berjilbab ini.

    “Ooohh.. Mbak Nurul…montoknya”desisku sambil menahan birahi yangkian menggelegak.Mataku liar melihat gundukan buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup BH warna krem.Kemudian dengan nafsu yang kian menggelegak,tanganku menarik cup BH itu ke atas yang membuat buah dada ibu muda ini tak tertutup lagi.
    “Glek..ohh..Mbak Nurul….”desahku menahan birahi melihat payudara Mbak Nurul yang kini telanjang didepannya. Payudara telanjang di dada wanita berjilbab ini begitu indah bentuknya. Walaupun Mbak Nurul telah beranak dua ,namun sepasang buah dadanya masih terlihat kencang. Kulit Mbak Nurul yang putih mulus dan puting susu kecoklatan yang terlihat mulai tegak membuat buah dada wanita berjilbab ini kian menggiurkan nafsuku.

    Dengan gemetar tanganku mencoba menjamah buah dada ibu muda berjilbabvini.Aku seakan tak percaya mampu menjamah payudara seorang wanita alim seperti Mbak Nurul ,yang sehari-hari kulihat selalu menutup rapat sekujur tubuhnya dengan jilbab yang lebar dan jubah panjang yang longgar.Namun ketika tanganku merasakan kehangatan dan kekenyalan payudara Mbak Nurul yang montok,tubuhku mengigil menahan birahi kian menggelegak. Kemudian dengan penuh nafsu tanganku mulai meremas-remas payudara montok yang telanjang itu. Sepasang payudara yang selama ini tersembunyi di balik jubah dan jilbab lebar yang selalu dikenakan Mbak Nurul kali ini ada dalam remasanku yang kian liar, “Mmm..Mbaak Nuruulll…mmmm…”desisku sembari mempermainkan puting susu kecoklatan di dada Mbak Nurul dengan jari-jariku. Aku merasakan puting susu ibu muda yang aku pelintir ini kian terasa tegak dan mengerasi. Nafasku memburu jalang,tubuhku menggigil menahan birahi menggelegak ketika tanganku bermain di dada telanjang wanita berjilbab ini. Beberapa lama aku meremas-remas buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu dengan tanganku ,sebelum aku mulai menjilati payudara wanita berjilbab itu dengan lidahku dan menciuminya penuh nafsu.

    Aku merasakan sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu kian kencang mengeras ketika aku menciuminya dan menjilatinya,bahkan ketika aku mengulum puting susu yang kecoklatan itu aku sempat terkejut oleh rintihan dari mulut Mbak Nurul.Aku menatap wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbab putihnya itu,namun aku lihat wajahnya masih lelap dalam tidurnya hanya bibirnya memang mulai mendesah dan mengerang.

    “ohhh..Mbak Nurul mulai terangsang…”desisku melihat keadaan wanita berjilbab ini.
    Desahan yang keluar dari bibir Mbak Nurul membuatku nafsu birahiku kian liar. Mulutku kian liar menciumi dan menjilati payudara telanjang didada wanita berjilbab ini. Puting susu yang kecoklatan itu aku kulum dan aku hisap dengan bibir dan mulutku,membuat desahan Mbak Nurul kian sering terdengar.Birahiku semakin terasa menggelegak jalang mendengar rintihan dan desahan wanita berjilbab ini. Sempat terbayang beberapa hari lalu,Mbak Nurul terlihat begitu anggun dengan jubah dan jilbab lebarnya. Waktu itu aku hanya menelan ludah melihat tonjolan montok di dada yang tertutup jilbab lebar itu. Namun saat ini,payudara wanita berjilbab itu dapat aku nikmati sepuas birahiku.

    Cukup lama aku memuaskan nafsuku pada kedua payudara montok Mbak Nurul yang telanjang tanpa penutup itu.Aku melihat Mbak Aan semakin jalang mendesah dan merintih dalam tidurnya tiap kali aku menghisap dan menjilati dan menciumi kedua buah dadanya yang montok mengiurkan itu. Gila..baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita berjilbab merintih begitu jalang dan liar,oleh birahi yang mencengkeramnya.
    Setelah aku puas dengan payudara Mbak Nurul,mataku beralih menatap bagian bawah tubuh ibu muda berjilbab ini.Aku melihat walapun beberapa kali,Mbak Nurul menggeliat dan mengejang menahan rangsangan birahi dariku,namun ujung jubah yang dikenakan Mbak Nurul tidak sampai tersingkap,Bagian bawah Mbak Nurul masih rapi tertutup oleh jubah panjang yang dipakainya sehingga hanya terlihat kakinya yang terbungkus kaus kaki warna krem. Sesaat terbayang dalam benakku,rasa
    penasaranku selama ini yang membuatku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul.Perlahan kemudian aku mendekati kaki Mbak Nurul yang masih tertutup jubah yang dipakainya. Dengan sedikit gemetar,tanagnku terulur menyingkap jubah biru kembang yang dipakai Mbak Nurul dengan.Jantungku berdegup kencang ketika jubah itu mulai aku singkap ke atas,mataku mulai melihat sepasang betis Mbak Nurul yang indah bentuknya.Sepasang betis yang indah ini masih terbungkus kaus kaki warna krem yang agak tipis. Tanganku semakin gemetar ketika ujung jubah biru itu aku singkap semakin ke atas menyusuri kaki Mbak Nurul.Mataku kian membesar melihat ujung jubah yang tengah aku tarik ke atas itu mulai melewati lutut waniat berjilbab ini. Aku baru tahu,ternyata kaos kaki katun yang dipakai Mbak Nurul cukup panjang, hampir seluruh betisnya tertutup oleh kaus kaki krem yang dipakainya. Nafasku kian mendengus kasar menahan nafsu birahiku saat ujung jubah itu aku singkap ke atas melewati kedua lututnya,dan mataku nyaris tak berkedip melihat keindahan yang terpampang dibalik jubah yang aku singkap semakin ke atas.Akhirnya ujung jubah biru yang semula rapat menutup tubuh ibu muda ini tersingkap hingga ke pinggangnya.Sepasang kaki wanita berjilbab itu kini tidak lagi tertutup jubah panjang itu.

    “Ohh..Mbak Nurul..”desisku dengan mata nyaris tak berkedip melihat pemandangan di depanku.Sepasang paha putih Mbak Nurul yang telanjang itu tampak mulus menggiurkan.Paha putih mulus itu masih terlihat kencang dan bulat padat. Tetapi yang membuat tubuhku menggigil hebat menahan birahi,ketika mataku menatap pangkal paha Mbak Nurul yang telanjang.mataku melotot melihat kemontokan bukit kemaluan wanita berjilbab yang masih tertutup celana dalam itu.Celana dalam biru yang dipakai Mbak Nurul termasuk tipis untuk menyembunyikan gundukan kemaluan ibu muda ini sehingga mataku secara samar, mampu melihat bayangan bulu-bulu kemaluan dan belahan bibir kemaluan ibu muda berjilbab ini. Tubuhku gemetar melihat keindahan yang luar biasa ini dan batang kemaluanku terasa kian keras.

    “Ohh..mbak Aaan..Ohhh”desisku gemetar dengan mulut ternganga melihat keindahan di depan mataku. Terbayang kembali beberapa hari lalu,aku selalu melihat Mbak Nurul adalah seorang wanita berjilbab lebar dan berjubah panjang membuatnya terlihat begitu alim. Beberapa menit yang lalu sebelum pulas terpengaruh oleh minuman dariku,Mbak Nurul masih gugup dan terlihat malu ketika ujung jubahnya tersingkap yang hanya memperlihatkan separuh betisnya.Namun saat ini hampir tak kupercaya kalau aku telah melihat keindahan yang selama ini tersembunyi di balik jilbab lebar dan jubah panjang Mbak Nurul itu. Aku menelan ludah berkali-kali dengan birahi kian menggelegak melihat pemandangan di depanku. Seorang perempuan berparas cantik dengan jilbabnya yang lebar serta jubah biru bermotif bunga
    tergolek dengan sepasang buah dada yang menyembul telanjang dan bagian bawah jubahnya tersingkap hingga ke perut memperlihatkan kemulusan sepasang pahanya dan celana dalam yang dikenakannya. Tubuhku menggigil penuh birahi yang menggelegak melihat keindahan yang langka ini.

    Mbak Nurul masih terlihat pulas dalam pengaruh obat tidur yang kucampurkan dalam minuman untuknya. Kedua mata di wajah cantiknya yang terbalut jilbab lebar putih masih tertutup dengan rapat,walaupun wanita berjilbab ini sempat merintih dan mengerang saat kurangsang sepasang payudara di dadanya. Berulang kali aku menelan ludah sementara penisku sudah mengeras oleh desakan birahi melihat keadaan Mbak Nurul saat ini. Ibu muda tetanggaku yang selama ini tak pernah kulihat kecuali wajah cantiknya dan telapak tangannya, saat ini kulihat setengah telanjang tergeletak di depanku. Jilbab putih lebar yang beberapa menit lalu masih rapi menyembunyikan kemontokan dadanya,saat ini tersingkap ke atas dengan jubah yang terbuka pada bagian dadanya dan BH yang tersingkap,sehingga sepasang buah dada wanita berjilbab beranak dua yang selama ini tersembunyi,terpampang menggiurkan tanpa penutup,.

    Dengan birahi yang menggelegak,aku bergeser mendekati kaki Mbak Nurul yang terbuka itu.Aku melihat sepasang betis yang indah itu masih terbungkus kaus kaki warna krem yang cukup panjang hampir menutupi betisnya. Dengan sedikit gemetar,aku mengulurkan tanganku melepas sepasang kaus kaki warna krem itu dari kaki Mbak Nurul.Aku kembali menelan ludah melihat kemulusan betis Mbak Nurul yang kini telanjang di depanku. Aku sempat tersenyum teringat beberapa menit lalu,ketika Mbak Nurul gugup terlihat separuh betisnya olehku karena jubah yang dipakainya tersingkap.Namun setelah wanita berjilbab ini pulas dalam pengaruh obat tidurku,aku bukan hanya mampu melihat betisnya namun juga menjamahnya bahkan lebih. Telapak kaki Mbak Nurul terlihat putih kemerahan,ketika tanganku meraihnya terasa halus di tanganku.

    Beberapa saat aku mengelusnya sebelum kemudian bibirku mulai menciumi telapak kaki yang bersih dan halus itu. Nafasku memburu kian cepat ketika dengan bernafsu aku menciumi dan menjilati telapak kaki wanita ini. Telapak kaki wanita berjilbab yang telanjang itupun terlihat berkilat oleh bekas jilatanku yang liar.Kemudian dengan penuh birahi,bibirku menyusuri kaki Mbak Nurul semakin ke atas.Aku menciumi dan menjilati sepasang betis wanita berjilbab ini yang tak pernah kulihat sebelumnya karena selalu tertutup oleh pakaian panjangnya. Betis putih mulus yang indah dan ditumbuhi rambut-rambut halus itu terasa hangat di bibirku dan lidahku yang menjilatinya. Libidoku kian menggelegak saat bibir dan lidahku menciumi serta menjilati betis indah Mbak Nurul yang tak pernah kulihat sebelumnya ini. Nafasku terengah-engah oleh desakan birahiku yang kian liar.

    Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Mbak Nurul,tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke atas. Tanganku mengelus-elus paha mulus Mbak Nurul yang telanjang dan bulat padat ini.Begitu halus, lembut dan hangat kulit Mbak Nurul aku rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya.Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki wanita berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki Mbak Nurul yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat,namun terasa masih terbungkus kain celana dalam. Beberapa saat aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-elusnya,yang ternyata kembali membuat Mbak Nurul merintih dan mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya. Bahkan semakin lama aku semakin gemas,sehingga kemaluan montok wanita berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-elus,namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.

    Aku sempat melirik wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbabnya,ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya menggeliat.Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat tidurku.Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda
    berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya.Tanganku masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Mbak Nurul ketika aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.Sepasang paha putih ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku membuatku semakin terangsang oleh birahi. Paha yang bulat indah dan ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Aku melihat Mbak Nurul masih merintih-rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat,bahkan kian lama rintihan wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian bernafsu. Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Mbak Nurul. Aku menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam biru. Celana dalam yang dipakai ibu muda ini terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan bernafsu.

    Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana dalam krem yang menutupi bagian tubuh Mbak Nurul yang paling pribadi ini. Mataku seakan tak berkedip,ketika celana dalam yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah.Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan yang cukup lebat dan hitam itu,aku terus menarik turun celana dalam itu. Dan aku seakan terpakau ketika aku menraik celana dalam itu kian ke bawah,belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul begitu menggiurkan. Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di depanku. Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Mbak Nurul di depanku ini.Terbayang kembali di benakku ,akan sebuah hasrat yang menjadi angan-nganku selama ini untuk menyingkap jubah Mbak Nurul dan melihat keindahan di baliknya.Aku tak mengira bahwa keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.

    Mataku lekat menatap kemaluan Mbak Nurul yang ditumbuhi rambut cukup lebat namun terlihat rapi. Dengan libido semakin menggelagak,aku membuka kedua paha wanita berjilbab ini lantas aku membenamkan kepalaku diantara kedua paha putih mulus itu. Bibirku segera menciumi kemaluan wanita berjilbab yang ditumbuhi rambut cukup lebat itu. Nafasku terengah-engah diantara kedua paha mulus Mbak Nurul. Bibirku dengan bernafsu menciumi permukaan kemaluan ibu muda ini dengan liar. Mbak Nurul makin jalang merintih dan mengerang,tubuhnya menggeliat menahan rangsangan birahi di bagian tubuhnya yang paling rahasia itu. Lidahkupun bergantian menjilati permukaan kemaluan wanita berjilbab ini sehingga rambut kemaluan Mbak Nurul terlihat basah.

    Cerita Dewasa – Sambil membelai-belai rambut dan menjilati yang mengitari kemaluan Mbak Nurul , Aku menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan wanita berjilbab ini,lantas aku pun meneruskan dengan jilatan ke seluruh sudut selangkangan Mbak Nurul . Sehingga kini kemaluan wanita berjilbab di depanku basah oleh air liurku. Tangankupun membuka bibir kemaluan Mbak Nurul lantas aku julurkan lidahku ke arah klitoris dan menggelitik bagian itu dengan
    ujung lidahku. Mbak Nurul yang masih belum tersadar dari pengaruh obat tidurku makin jalang merintih dan tubuhnya makin kerap menggelinjang,ketika bagian kewanitaan yang paling sensitif ini aku jilati. Aku merasakan ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina Mbak Nurul yang membuat lidahku seperti dijepit-jepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket yang terasa asin di lidahku. Mbak Nurul kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluannya aku ciumi dan aku jilati. Pinggulnya mulai menggelinjang dan kakinya ikut menggeliat.

    Melihat tingkah Mbak Nurul yang begitu merangsang menggairahkan,aku tak mampu menahan gelegak birahiku. Aku segera menurunkan celana training beserta celana dalamku,sehingga mencuatlah batang penisku yang besar dan panjang serta tegak mengeras kemerahan. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Nurul kutarik melebar,sehingga kedua pahanya terpentang. Kedua lututku melebar di samping pinggul wanita berjilbab ini lantas tangan kananku menekan pada karpet, tepat disamping tangan Mbak Nurul , sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita ini. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan Mbak Nurul yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan wanita berjilbab tetanggaku ini. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Nurul dan badannya agak mengeliat, tapi matanya masih tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan ibu muda berjilbab yang cantik ini.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan Mbak Nurul . Dari mulut wanita berjilbab ini tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah,agaknya Mbak Nurul mulai sadar. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Nurul sadar, aku sudah harus memasukkan penisku ke dalam kemaluan ibu muda tetanggaku ini. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan wanita berjilbab ini. Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Nurul bergerak melebar, seakan-akan tak mampu menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
    Badannya tiba-tiba mulai bergetar menggeliat dan lantas kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan dia siap untuk berteriak. Dengan cepat aku memagut bibir Mbak Nurul untuk mendekap mulutnya agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi,akibatnya seluruh berat pinggulku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat  icegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Nurul dengan cepat.

    Badan Mbak Nurul tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan,sedangkan kedua tangannya terlihat refleks mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan bibirku yang melumat mulutnya.
    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat dan meronta-ronta, kelihatan
    Mbak Nurul sangat kaget luar biasa melihatku tengah menindihnya. Meskipun Mbak Nurul meronta-ronta hebat, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan wanita berjilbab ini dengan kedua kakinya yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina Mbak Nurul terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina ibu muda ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Cukup lama wanita berjilbab ini meronta-ronta hebat sebelum akhirnya rontaan Mbak Nurul ini mulai melemah. Nafasnya memburu dengan mata yang menyorot tajam ke arahku penuh kemarahan dan kebencian. Wajah yang masih terbalut jilbab putih lebarnya itu kini merah padam,namun kemudian mata yang menyorot tajam itu terpejam,bahkan air matapun mengalir deras dari kedua matanya membasahi jilbab putih yang masih membalut wajahnya.Aku tidak memperdulikan semua itu bahkan aku justru mulai menggerakan penisku yang terjepit dalam kemaluan Mbak Nurul .Aku terus menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang kemaluan ibu muda yang hangat itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat luar biasa. Sembari terus menggerakan penisku naik turun,tanganku kembali menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Tanganku meremas perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas. Beberapa menit kemudian aku melihat kian lama air mata dari mata Mbak Nurul yang terpejam mulai menyusut bahkan kembali aku merasakan, wanita berjilbab ini mulai kembali terengah seperti sebelum tersadar dari pengaruh obat tidurku.

    Dengan dada berdebaran melihat perubahan pada Mbak Nurul ,aku melepaskan lumatan bibirku pada mulutnya dan aku nyaris terpekik,ketika aku melepaskan bibirku dari mulut Mbak Nurul. Ternyata mulut Mbak Nurul tengah merintih dan mengerang,membuatku kian liar menggerakan penisku naik turun pada kemaluan ibu muda ini. Seakan aku baru menyadari kalau wanita cukup lama ditinggal suaminya mencari nafkah ke luar negeri,sehingga walapun mungkin hatinya menolak perlakuanku,namun tubuhnya tidak bisa menyembunyikan kenikmatan yang didapatnya. Bahkan semakin lama aku merasakan pinggul Mbak Nurul ikut bergoyang mengikuti gerakan penisku yang naik turun dalam jepitan kemaluannya. Semakin lama rintihan Mbak Nurul kian jalang dan tubuhnyapun menggelinjang merasakan nikmat yang lama tak didapatinya walaupun matanya masih terpejam. Dan akupun merasakan semakin nikmat luar biasa yang memelintir penisku dalam vagina ibu muda berjilbab ini.

    Cukup lama tubuhku naik turun menyetubuhi ibu muda berjilbab tetanggaku ini. Nafasku terengah disertai desahan kenikmatan di atas tubuh Mbak Nurul yang juga merintih dan menggelinjang dengan jalang. Semakin lama aku semakin merasakan nikmat pada penisku sehingga beberapa menit kemudian aku merasakan hendak sampai ke puncak kenikmatanku.Dengan sepenuh tenaga aku menekan pinggulku kuat-kuat sehingga ujung penisku menyentuh dasar kemaluan Mbak Nurul lalu dengan geram yang cukup keras aku menuntaskan kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat penisku memuntahkan cairan hangat cukup banyak dalam liang kemaluan Mbak Nurul.

    Aku menggeram penuh kenikmatan “Ahhhhh..Mbak Nuruuullll..Ahhhhhh..Enaaakk.”
    desahku sambil memeluk Mbak Nurul erat-erat. Beberapa saat aku menikmati orgasmeku sebelum akhirnya aku lunglai di atas tubuh wanita berjilbab ini. Nafasku
    terengah-engah letih namun aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang sulit terlukiskan.

    Baru sekejap aku lunglai,aku tersentak ketika aku merasakan tubuh Mbak Nurul bergetar hebat,lantas tanpa aku duga tangannya memelukku kuat-kuat dan kedua pahanya melingkar memeluk pinggangku dengan ketat. Wanita berjilbab ini memiawik kenikmatan ketika kurasakan penisku yang masih terjepit dalam kemaluannya terasa tersedot-sedot sebelum akhirnya terguyur cairan hangat yang membasahi batang penisku. . “Ahhh..sssahhhh…enaaaaak…a hhhhhhh”pekik Mbak Nurul yang masih berbalut jilbab putih sambil memelukku tubuhku kuat-kuat. Rupanya wanita berjilbab ini telah sampai pada puncak kenikmatannya. Beberapa saat aku merasakan ibu muda berjilbab ini dalam orgasme hingga akhirnya kedua tangannya yang semula memelukku terkulai lemas dan kedua kakinya yang semula menjepit pinggangku kembali tergolek lemas. Aku pun segera mencabut kemaluanku dan terlentang di sebelah Mbak Nurul yang terpejam kenikmatan.

    Beberapa saat suasana sunyi,hanya terdengar nafasku dan nafas Mbak Nurul yang berangsur normal.Namun beberapa saat kemudian aku dikagetkan oleh Mbak Nurul yang tiba-tiba menjerit histeris.Aku tergagap bangun dan kulihat wanita berjilbab ini duduk dengan menatapku penuh kebencian dan kemarahan, bibirnya terlihat gemetar dengan wajah yang merah padam. Tubuhnya pun terlihat menggigil hebat dengan nafas yang memburu.

    “Kenapa Mbak?..bukankah Mbak Nurul juga ikut menikmati??”ujarku sambil tersenyum penuh arti kepada wanita tetanggaku ini

    “Tidaaaaaaaaaaaak..!!!!!!!!”pe kik Mbak Nurul membuatku kaget.

    Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Mbak Nurul telah bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-gesa. Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini kemudian berlari keluar dari rumahku. Wajah cantiknya terlihat merah padam,dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.

    Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang lebar yang dipakai Mbak Nurul, saat ibu muda ini berlari keluar dari rumahku menuju rumahnya.Setelah wanita berjilbab itu hilang dari pandanganku aku menyeringai puas..

    “Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu tertutup jilbab dan pakaian panjang itu,bahkan aku juga mampu menikmatinya..hehehehe..”bisik ku sambil terkekeh.

    Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.

    “Oom Faiz mau pulang ” katanya .

    Aku tersenyum memandang anak sulung Mbak Nurul ini. .

    “Ya hati-hati yah..salam buat ibumu..ibumu memang cantik,mulus,sintal,dan hebat luar biasa,cah bagus …..hehehehehehe!!”kataku sambil terkekeh membuat bocah cilik ini terheran-heran.

  • Sang Kepala Desa Cabul – Part II

    Sang Kepala Desa Cabul – Part II


    1806 views

    Cerita lendir 2017 ini merupakan lanjutan dari Part I yang bisa kamu baca DISINI. Jika sudah, maka langsung saja baca lanjutan cerita lendir 2017 berikut ini:

    Cerita Lendir 2017 – Sang Kepala Desa Cabul – Part II

     

    Perawan – Rasa penat dan kelelahan seharian ditambah pengaruh obat menyebabkan Yanti tertidur nyenyak – tidur yang sangat menyenangkan karena disertai dengan mimpi menunggu tunangannya di landasan udara. Sebentar lagi pesawatnya mendarat dan ia akan menikmati lagi kehangatan pelukan tunangannya itu. Yanti menoleh kekiri kekanan karena di rasakannya ada yang aneh dan tak biasa di pangkalan udara itu. Aneh sekali airport yang biasa selalu ramai hiruk pikuk kini begitu sepi, tak ada penumpang yang berdiri didepan meja untuk check in, tak ada para pengantar, tak ada kuli yang menawarkan jasa mengangkat koper, tak ada petugas douane, beberapa orang yang berada disitu koq aneh sekali tak ada yang bercakap cakap.

    Apakah matanya yang salah lihat atau panca inderanya terganggu semacam fata morgana ?. Yanti berusaha menggerakkan tangan kirinya untuk mengusap matanya namun tak berhasil entah mengapa, dicobanya dengan tangan kanan namun hasilnya serupa.

    Cerita Lendir 2017 | Dicobanya menggelengkan kepala namun entah mengapa di rasakan berat seolah membawa ember terisi air dijunjung diatas kepala, oooh apa yang terjadi. Mendadak hidungnya tersengat oleh bau yang tak disenanginya, bau rokok yang memang selalu dijauhinya kini seolah olah tak mau hilang dari hidungnya, dan bukan itu saja bahkan bau tembakau yang menyengat kemudian menerobos masuk mulutnya. Bau tembakau yang sangat dibencinya itulah yang akhirnya membuatnya sadar dan betapa terkejutnya Yanti ketika dilihat keadaan sebenarnya yang sedang dialaminya.

    Ternyata memang benar kedua lengannya sukar digerakkan karena direjang erat dikiri kanan oleh Warso dan Udin. Keduanya sambil menyeringai mesum mennyekal menekan kedua pergelangan tangannya kekasur diatas kepalanya. Sedangkan bau rokok yang tercium dalam keadaan mimpi adalah dari mulut Tholil yang melekat di bibirnya dan berulang ulang mendorong masuk lidahnya yang basah kedalam mulutnya sendiri. Yanti berusaha bangun dan berteriak sekuatnya namun semua sia sia, kakinya menendang seadanya kekiri kekanan namun gerakan itu hanya membuat roknya semakin tersingkap dan ternyata pergelangan kakinya yang langsing itupun kini berada dalam cengkraman tangan Tholil yang kuat sehingga sukar bergerak.

    “Emmpfffh, apa apaan, too, toolooong, sialaaan, bangs…aemmppffh, jaangaaan, nnnnggaa maaauu, emppppfh, aauw lepaaaskaan”, Yanti berusaha berteriak sejadinya meminta tolong dan mengharap teriakannya akan didengar.

    Ternyata ketiga lelaki jahanam itu sedemikian kuatnya seolah diberi kekuatan tenaga tambahan oleh iblis, sehingga meskipun kini Yanti telah sadar sepenuhnya dan pulih dari obat tidur penenang namun semua rontaannya sia sia saja. Karena kedua tangannya tak dapat melindungi sama sekali maka hanya dalam waktu singkat Tholil kini telah duduk diatas perutnya yang demikian datar langsing sehingga Yanti merasakan sukar bernafas. Jari tangan Tholil kini mulai membuka sisa kancing blus Yanti yang masih tertutup dan sebegitu blus itu terbuka Tholil dengan kasar menarik BH Santi berukuran 34C sehingga langsung terlepas menampakkan kedua buah dadanya yang sedemikian sempurna. Udin dan Warso langsung melotot melihat betapa indahnya pemandangan pegunungan dihadapan mata mereka :

    “Waah, baguuus betul tetek si neng, pasti enak diremas dan di enyot nih. Boleh engga gan nyicipin nyusu duluan?”, tanya Warso dan Udin hampir bersamaan kepada Tholil.

    “Kalian harus sabar nunggu, pasti ntar gue bagi daging montok, tapi sekarang mesti ditelanjangin dulu nih cewek”, dengus Tholil sambil dengan rakusnya melahap bibir manis Yanti, sementara kedua tangannya mencakup kedua bola di dada Yanti sambil meremas remas.

    Cerita Lendir 2017 | Yanti semakin liar meronta dan air mata mulai mengalir disudut matanya, menyadari keadaan yang mengerikan sedang dihadapinya. Selama berpacaran Yanti belum pernah lebih dari ciuman tersembunyi ketika menonton adegan romantis dikegelapan ruangan bioskop. Tunangannya pun penuh pengertian dan hanya sesekali saja menyentuh dan meremas buas dadanya dari luar blusnya, tak pernah dikasari apalagi dibuka BH-nya seperti saat ini. Teriakan dan jeritan Yanti kembali teredam oleh ciuman ganas Tholil dan rasa mual mulas mulai muncul kembali, kali ini bukan karena obat yang dimasukkan di makanan tapi karena rasa takut dan jijik ketika Tholil memasukkan lidah kasar di mulutnya yang kecil itu. Ludah Tholil tercium sangat bau memuakkan kini ikut tercampur dengan ludahnya sendiri sementara buah dadanya terasa sakit diremas oleh tangan Tholil yang kasar.

    Gerakan kedua kaki Yanti yang menendang tak teratur kekiri kanan dan keatas justru memberikan kesempatan para pemerkosanya untuk melepaskan dengan paksa secabik celana dalam string yang melindungi auratnya terakhir. Disaat Yanti menendang dengan kedua kakinya agak keatas maka pinggulnya pun ikut naik sedikit sehingga Warso yang mempunyai tangan paling panjang segera merenggut cd string Yanti berwarna ungu muda itu yang langsung robek. Kini Yanti sang jururawat ayu manis telah telanjang bulat seperti bayi yang baru dilahirkan, isak tangisnya semakin menjadi, menyadari sebentar lagi akan kehilangan miliknya yang paling berharga. Dicobanya dengan kekuatan tenaga seorang wanita yang masih ingin membela kehormatannya meronta melepaskan diri dari malapetaka yang mengancam. Sejenak Yanti berhasil melepaskan kedua tangannya dari cengkraman Warso dan Udin dan langsung di cobanya mencakar muka Tholil, namun Tholil dengan sigap dapat menduga maksud gerakan Yanti dan ditangkapnya kedua nadi yang langsing itu dan ditekannya ke kasur disamping kepala Yanti.

    “Eh, kalian gimana sih engga becus masa kalah tenaga dengan cewek, ayoh rejeng lagi tangannya, awas kalo lepas lagi semua perjanjian akan dibatalkan !”, bentak Tholil dengan maksud perjanjian pemghapusan hutang anak buahnya.

    “Oke, oke boss , jangan takut , nih cewek akan gue ringkus sampe engga berkutik lagi”, demikian jawaban Udin yang langsung bersama Warso kembali mengambil alih tugas memegang nadi Yanti.

    Keduanya berpandangan dan saling mengangguk, kemudian Warso meraih saku celananya yang terletak dilantai, dikeluarkannya tali rami yang kuat dan diikatnya kedua pergelangan tangan Yanti lalu diletakkannya diatas kepala, sehingga kedua ketiak Yanti terpampang.

    “Wah, ketiaknya bagus boss, engga ada bulunya sama sekali, emang lain nih perawat dari kota”, ujar Warso sambil mengelus ketiak Yanti yang segera ditiru oleh Udin, menimbulkan rasa geli tak terkira pada Yanti.

    “Mulutnya perlu ditutup lakban apa engga boss ?”, tanya Udin kepada Tholil, karena sementara itu Yanti masih saja berteriak minta tolong.

    “Kalian goblok amat sih, masa ditutup lakban , kan lebih baik kalo disumpel sama rudal gue”, jawab Tholil sementara itu mengurangi tindihannya di perut Yanti hanya dengan maksud melepaskan celana dalam boxernya. Aksi Tholil itu segera juga di ikuti oleh kedua anak buahnya, sehingga sesaat kemudian tak hanya Yanti yang bugil melainkan ketiga lelaki yang sedang menjarahnya.

    Yanti menatap dengan mata membesar di pengaruhi rasa ketakutan dan ngeri karena meskipun sebagai jururawat sudah terbiasa melihat dan merawat tubuh pria sebagai pasiennya, namun belum pernah di saksikannya penis penis sebesar dan sepanjang itu. Semuanya terlihat mulai mengacung mengangguk didepannya, hitam legam penuh pembuluh darah seolah memberi salam dan meminta permisi untuk membantai kegadisannya.

    Tholil kini menggeser tubuhnya kearah kepala korbannya, dipegangnya penis hitamnya dan disodorkan dihadapan mulut Yanti yang tentu saja menolak dan menutup serapat mungkin sambil melengoskan kepalanya kesamping.

    “He he he, pake malu malu nih si neng, pasti orang kota seneng makan sosis ya, ini cobain sosis desa asli yang bisa bikin neng ketagihan”, celoteh Tholil sambil mengusapkan penisnya ke bibir dan ke pipi Yanti yang amat halus. Rasa jijik Yanti tak dapat diuraikan kata kata, namun penolakannya tak berlangsung lama karena Tholil menutup hidung bangir Yanti sehingga tak dapat bernafas. Sekaligus dipilin, dicubit dan ditariknya puting susu Yanti menyebabkan rasa ngilu dan :

    “Aaaaauw, sakiiff……ouuf, eemmffh”, teriakan sakit Santi langsung teredam oleh kemaluan Tholil.

    “Naaah, begitu pinter ya si neng, ayo kulum, jilaaaat, iseeep yang rajin, ntar dapet hadiah joghurt alami, aaah ini kan babak permulaan dan lubang pertama yang abang perkosa, babak berikut segera nyusul, ooooh terus”, demikianlah dengusan Tholil yang merem melek merasakan hangatnya mulut Yanti menyelubungi kemaluannya.

    Sebagai jururawat Yanti sangat memperhatikan soal kebersihan, bukan saja kemaluan sendiri namun tunangannya pun selalu dianjurkan dimana mungkin untuk selalu membersihkan ujung kepala kemaluannya setelah kecing agar tidak berbau pesing. Kini mulutnya sendiri dijejal dipenuhi oleh penis besar yang berbau tidak enak, bahkan bulu kemaluan Tholil yang lebatpun berbau asam entah sudah berapa lama tak dibersihkan dicuci tuntas. Yanti berusaha melepehkan mendorong keluar penis yang sedang menyiksa rongga mulutnya itu dengan lidahnya, namun hal ini tentu saja tak diizinkan oleh Tholil bahkan dorongan lidah Yanti disalah tafsirkannya sebagai gerakan menyapu dan menjilat kepala kejantanannya.

    “Ooooh, iya iya iyaaaa teruuuus, anak manis pinteeer bangeeet, abang nggga lama lagi mau keluaaaar niih”, terdengar geraman suara Tholil yang kini justru memegang erat kepala Yanti sehingga tak dapat bergerak lagi. Sekaligus Tholil mendorong penisnya sedalam mungkin sehingga masuk sekitar sepertiganya, tapi itu sudah cukup dalam untuk ukuran mulut Yanti yang memang sangat mungil. Ujung penis Tholil kini mendesak dan menyentuh dinding tenggorokan Yanti sehingga Yanti betul betul kelabakan sukar bernafas dan semakin menggelepar di ranjang seperti ikan kekurangan air. Air matanya semakin deras mengalir di kedua pipinya, namun hal ini sama sekali tak menimbulkan rasa kasihan para pemerkosanya, bahkan sebaliknya.

    Koleksi Cerita Lendir 2017 | Warso dan Udin kini semakin memberanikan diri mereka untuk mengambil bagian dalam penjarahan gadis kota yang malang itu. Kedua pergelangan tangan Yanti yang telah terikat tali rami diatas kepalanya kini direntangkan lalu diikat kekaki ranjang, sehingga ketiaknya semakin terentang lebar dijadikan sasaran ciuman, gelitikan dan jilatan Udin dan Warso. Tak puas sampai disini saja keduanya dengan penuh nafsu meremas memijit kedua gunung didada Yanti, tak luput pula putingnya yang semakin mencuat keatas diusap, dipilin, ditarik, dan sekaligus dicubit diantara jari jari mereka yang kasar. Bergantian pula mulut dan lidah kedua kuli pegawai Tholil menyupangi ketiak Yanti yang harum, diselang seling dengan gigitan gemas sehinga ketiak Yanti penuh bercak merah.

    “Oooouh, ngga tahaaan lagi nih, neng denok bapak mau banjir nih, minuuuum ya semuaaaanya”, seperti kesurupan Tholil menekan pinggulnya ke wajah Yanti, alat kemaluannya berdenyut denyut dan semburan lahar sperma hangat menyemprot kedalam mulut Yanti.

    Tholil yang dengan sengaja telah beberapa hari tak menggauli istrinya mempunyai cadangan sperma cukup banyak, dan kini mulai disumbangkannya di mulut yang masih perawan itu. Yanti tak dapat berbuat apa apa didalam kekuasaan ketiga lelaki yang sedang kesetanan itu, kerongkongannya dipenuhi cairan kental hangat agak asin sepat dan berbau hanyir. Yanti berusaha menahan nafasnya dan masih menolak untuk menelan tapi begitu banyak cairan aneh yang belum pernah dirasakannya itu terkumpul didepan kerongkongan dan tenggorokannya itu sehingga ia hanya mempunyai pilihan : tersedak dan terselak oleh benih kelakian Tholil atau terpaksa ditelannya. Akhirnya mau tak mau ditelannya cairan hanyir yang dirasakan sangat menjijikkan itu dan benar benar dirasakannya sangat tersiksa dan terhina sehingga hampir saja di muntahkannya kembali.

    Namun untuk itu Tholil tak memberikan kesempatan sama sekali : penisnya yang begitu besar menutup seluruh rongga mulut Yanti sehingga seluruh laharnya terpaksa di telan oleh korbannya itu. Setelah dirasakan denyutan rudalnya telah berhenti dan Yanti telah kehabisan nafas barulah dilepaskan cekalannya pada kepala perawat secantik bidadari itu. Yanti hanya sanggup menangis terisak isak sambil masih merasakan sengatan bau yang aneh di mulutnya, namun segera Tholil kembali menciumnya dengan ganas dan mencampurkannya dengan ludahnya yang didalam penciuman Yanti tak kalah baunya dengan cairan lahar panasnya.

    “Hhmmm, gimana neng rasanya semprotan sosis abang, enak kan – ayoh ngaku deh jangan malu malu”, tanya Tholil penuh kepuasan; “sekarang gantian abang mau minum cairan madu kenikmatan dari neng Yanti nih”, sambungnya di sertai seringai serigalanya. Yanti yang merasa mulai lemas namun terus terusan dirangsang oleh Warso dan Udin tidak langsung memahami apa maksud kalimat Tholil terakhir itu. Ia hanya berusaha sia sia melepaskan kedua tangannya yang terikat erat di kedua ujung kaki ranjang diatas kepalanya, namun apa artinya rontaan gadis seperti Yanti ?

    Dirasakannya Tholil kini beralih menggeserkan badannya yang berbulu lebat itu kebawah, kedua tangan kasar berbulu menepis tangan Warso dan Udin yang sedang asyiknya bermain di puting Yanti. Kini remasan, pilinan, pijitan dan cubitan di putingnya terasa semakin ngilu dan menyakitkan, karena birahi Tholil semakin meningkat melihat indahnya hiasan alamiah dada Yanti.

    Buah dada yang biasanya tersembunyi dibalik BH berukuran 34C itu tidak terlalu besar namun sangat sesuai dengan proporsi tubuh seorang wanita Asia khususnya Indonesia. Terlihat sangat padat montok tanpa terlihat ngondoy sedikitpun kearah bawah, bahkan justru seolah olah menonjol membusung kedepan seolah olah sangat bangga menjadi atribut kewanitaan Yanti. Kedua bukit daging yang sangat elastis di dalam remasan Tholil itu dihiasi pula oleh puting kerucut berwarna coklat muda kemerah-merahan dengan areola berwarna coklat muda pula. Yanti tak sanggup menahan rintihan keluar dari bibirnya yang setengah terbuka ketika Tholil terus menerus memilin dan bahkan kini menggigit gigit dan menjilati puting sedemikian peka, menyebabkan puting itu terasa membengkak.

    Sementara itu Warso dan Udin menukar siasatnya dan menjilati telinga Yanti dari kiri kanan menyebabkan kegelian sukar ditahan, akibatnya Yanti makin menggeliatkan bagian badannya yang masih bebas yaitu kedua kakinya. Tholil semakin menurunkan badannya dan jilatan lidahnya kini telah mencapai perut yang datar langsing, makin turun menciumi pusar, mengendus di bawah pusar, mencupangi , menjilati menggigiti bagian dalam paha dan selangkangan, untuk akhirnya……Yanti berusaha mati matian menahan rasa aneh yang muncul di tubuhnya yang sehat sebagaimana wanita dewasa : rasa muak, jijik dan benci terhadap semua bibir ketiga laki laki yang bergantian menciumnya, mual tergadap cairan kejantanan yang terpaksa harus ditelannya, geli atas hembusan nafas panas di kedua liang telinganya, geli atas usapan dan cupang cupangan di ketiaknya, geli dan ngilu tercampur sakit di buah dada dan terutama putingnya yang di pilin, di remas, di cubit, ditarik tarik dan di gigit gigit dengan ganas.

    Semua rasa itu kini makin bertambah dengan rasa malu tak terkira ketika Tholil semakin memusatkan rangsangan di bagian bawah tubuhnya. Bulu tengkuknya ikut berdiri merasakan kecupan, jilatan dan gigitan di perut bawahnya, di lipatan pahanya, bagian dalam pahanya dan kini beralih ke selangkangannnya. Dicobanya sekuat tenaga merapatkan kedua pahanya yang putih mulus, namun apakah daya gadis remaja di kerubuti tiga lelaki kasar. Selain besarnya tenaga Tholil menguakkan pahanya sehingga tak sanggup dikatupnya lagi, juga Udin dan Warso yang kini tak perlu lagi memegangi tangan Yanti yang telah terikat disudut kaki ranjang ikut membantu mencekal pergelangan kakinya lalu dipaksa ditekuk keatas dan kesamping.

    Koleksi Cerita Lendir 2017 | Terbukalah semua bagian intim si perawan dihadapan muka Tholil, dan dengan disertai geraman ibarat binatang buas disentuhnya aurat Yanti yang belum pernah tersentuh jari lelaki manapun, termasuk tunangannya. Karena kuatnya tenaga Warso dan Udin sebagai kuli kuli kasar perkebunan dibandingkan dengan tenaga Yanti maka keduanya cukup hanya memakai satu tangan saja merejang pergelangan kaki Yanti yang langsing. Warso yang berada disebelah kanan Yanti memakai tangan kirinya untuk meremas remas buah dada Yanti sebelah kanan sementara tangan kanannya merejang pergelangan kaki kanan Yanti dan ditariknya semaksimal mungkin kesamping.

    Tak cukup sampai disini saja – kini telapak kaki Yanti yang juga sedemikian halus terawat kulitnya dijilat jilatnya kemudian jari jari kaki kanan Yanti dimasukkan kemulut dan dikulum kulumnya pula. Hal yang sama dilakukan oleh Udin yang berada disebelah kiri badan Yanti yang semakin meliuk meliuk meronta sekuatnya karena kegelian.

    “Jangaaaan paak, jangaaan, lepasin saya, ngga mau diginiin, lepaaas, toloooong, ampuuuun, udaaaah”, kembali teriak Yanti memenuhi ruangan namun tak ada seorang pun disaat itu yang akan mendengarnya. Hampir semua penduduk desa itu sedang menikmati hidangan musik dangdut dan goyangan pinggul ngebor artis terkenal dari ibukota.

    “He he he, coba ya bapak periksa apa benar masih ada jururawat dari ibukota yang masih perawan, bapak inspeksi ya apa selaput bentuk bulan sabit masih menutupi goa surgawi si neng”, kembali Tholil mengeluarkan silat lidahnya yang disambut dengan anggukan kepala Udin dan Warso sebagai tanda setuju.

    Tholil mengusap usap bukit Venus Yanti yang hanya tertutup sedikit oleh bulu kemaluan halus karena Yanti memang selalu merawat dan mencukurnya setiap minggu. Celah kemaluan yang begitu merangsang mata lelaki terlihat masih terlihat merapat, bibir kemaluan berwarna kemerah merahan seolah masih malu membuka, mengingatkan buah duren berdempetan belum terbuka atau kerang laut yang masih mengatup.

    Wajah Tholil dengan seringai cabulnya semakin lama semakin mendekati bukit Venus itu, dengusan nafasnya yang panas ibarat serigala keleparan terasa semakin menghembus belahan kenikmatan Yanti.

    Jururawat ayu cantik itu semakin ketakutan menghadapi nasib yang tak akan terelakkan lagi, inikah perasaan seorang gadis dizaman purba yang akan dijadikan korban persembahan untuk dewa angkara murka ? Pernah dibacanya pelbagai kisah di Mesir sebelum puncak kekuasaan Faraoh atau keganasan suku Viking yang selalu mengorbankan perawan murni kepada dewa Odin. Bagaimanapun rontaan yang dicobanya tak sanggup mengatasi tenaga tiga pria setengah baya yang terbiasa dengan pekerjaan kasar di perkebunan atau sebagai serdadu.

    Tholil kini meletakkan ibu jari dan telunjuknya dikiri kanan celah yang sebentar lagi akan dijarahnya itu, dibukanya celah ditengah bukit Venus itu dengan amat perlahan lahan seolah takut merusak sesuatu yang sangat berharga. Bagian dalam dari celah itu terkuak memperlihatkan panorama yang selalu menjadi impian setiap lelaki : dinding celah berwarna merah jambu muda dihiasi pembuluh darah halus bak rambut. Dinding itu agak berkilat akibat cairan pelumas alami yang mau tak mau akan keluar sendiri jika seorang wanita dirangsang.

    Dibagian atas tengah yang lebih berwarna merah gelap terlihat lubang amat kecil yang pasti berhubungan ke kandung kemihnya. Dibawahnya terlihat pula celah yang dikiri kanannya terlindungi selaput tipis warna merah jambu agak mirip bulan sabit – inilah yang dicari cari oleh Tholil. Dengan tak sabar dan penuh kerakusan dikecupnya celah surgawi Yanti yang kini telah terbuka karena kiri kanannya ditahan oleh telunjuk dan ibu jari Tholil. Dijulurkannya lidahnya yang kasar untuk merasakan kehalusan selaput lendir celah perawan yang sebentar lagi akan dicicipinya penuh kehausan. Yanti yang belum pernah mengalami intim dengan lelaki – apalagi telanjang bulat dipaksa membuka selangkangan aurat kewanitaannya – mencoba mati matian mengatupkan lagi pahanya – namun tak mampu melawan kekuatan kuli² di kiri kanannya yang menahan posisi memalukannya itu.

    Cerita Lendir Terbaru 2017 | Terasa seluruh paha betisnya kaku kejang kesemutan karena terus menerus dipaksa mengangkang maksimal disamping merasa geli karena pahanya pun diusap usap. Terlebih lagi rasa malu Yanti ketika dirasakan lidah Tholil mulai memasuki liang sanggamanya, menyapu mengusap – menyelinap kebagian lebih dalam lagi mendekati batas antara kegadisan dan kedewasaan seorang wanita. Mendadak dirasakannya sapuan lidah itu mencari mengalihkan tujuan dan kini menyentuh daging kecil diujung atas vaginanya, daging kecil ibarat butir jagung sangat peka kini menjadi sasaran lidah , bibir dan gigi gigi tajam Tholil. Ibarat tersentuh aliran listrik voltage tinggi Yanti melentingkan badannya karena dirasakannya geli tak terkira, bibir yang selama ini hanya merintih dan melenguh lemah kembali mengeluarkan jeritan melengking :

    “Auw jangaan pak, jangaan, toloooong, saya mau diapaiiin, ampuuuun, aampuuun, udaaaah paaak, lepasin, kasihani saya pak, auuuw”, teriakan Yanti terdengar memilukan, namun hanya menambah semangat ketiga lelaki yang memperoleh gadis si ayu.

    Bunyi kecipak mulut dan lidah Tholil tak kalah serunya menimpali keluhan memelas Yanti :”Mmmmmh, legiiit amat nih jagung muda, mana maniiiis lagi, hhhmh bapak mesti hemaat nih pakenya engga boleh sembarangan”, celoteh Tholil penuh kepuasan menikmati geliatan rontaan Yanti tanpa memperdulikan jeritan jeritan yang makin melemah.

    Jeritan itu pun kita semakin tersendat terputus putus karena ketika melihat Tholil telah memusatkan perhatiannya dibagian badan bawah korbannya, maka Udin dan Warso kini mempunyai lebih banyak kebebasan dibagian atas badan Yanti. Bergantian Warso dan Udin merajah mulut mungil Yanti, menciuminya dengan rakus, memasukkan lidah mereka yang tak kalah baunya kerongga mulut Yanti, sementara tangan mereka meremas remas buah dada. Disaat Udin menyerang mulut Yanti maka Warso menciumi ketiak , leher dan buah dada si perawat yang semakin memerah penuh cupangan, dan putingnya semakin menegak mencuat akibat jilatan dan gigitan ganas, demikian sebaliknya. Geli, nyeri, ngilu , sakit dan nikmat tak henti hentinya dirasakan oleh Yanti yang semakin lemas pasrah.

    Gelombang demi gelombang rangsangan menghantam menyerbu benteng pertahanan Yanti yang semakin menipis, badan sehat wanita dewasa memang di”atur” oleh alam untuk pada saat tertentu mempersiapkan diri menerima benih pria. Oleh karena itu percuma sajalah Yanti melawan semua naluri alamiahnya itu , baik secara fisik maupun mental – betapapun perlawanan di bawah kesadaran masih memberontak, namun dari bawah kesadaran itu pula akan muncul gejolak badaniah lain yang akan mengalahkan semuanya.

    “Aaauuuuuw, ennggggaaaa mauu, jangaaan, aaaaaahh, tolooooong, geliiiii, aaaaaah, emmmmhh, lepaaaaaaa, oooooh, jangaaaan paak, tolooooong, aauuuuw”, desahan Yanti dengan rontaan dan geliatan semakin lemah dan lemas.

    Tholil merasakan semakin bertambahnya cairan pelicin keluar dari lubang vagina korbannya, dan sebagai pria pengalaman ia merasakan pula perubahan rasa cairan itu : semula terasa asam dan perlahan lahan berubah menjadi lebih sepat. Ini tanda tak dapat dipungkiri lagi bahwa sang betina telah disiapkan oleh alam untuk bersatu badan dengan sang jantan. Tholil memberikan tanda kepada kedua konconya untuk melepaskan cengkraman mereka dipergelangan kaki Yanti, di raihnya kedua betis si bidadari dan diletakkkannnya paha mulus itu di atas pundaknya. Ibarat hewan persembahan yang tinggal menunggu penyembelihan Yanti hanya pasrah lemas diperlakukan demikian, hanya sekali dua dipukulkan tumit kakinya yang mungil itu ke punggung Tholil.

    Dengan penuh kepuasan dan rasa kemenangan ditatapnya wajah Yanti yang meskipun kini terlihat kuyu dengan rambut tergerai tak teratur, wajah yang tetap ayu manis cantik sebentar lagi pasti akan meringis bergolek kekanan kekiri jika merasakan sakit tak terkira. Tholil memegang kemaluannya yang telah mengeras membesar maksimal, diarahkannya kedalam celah licin basah oleh lendir kewanitaan, perlahan tapi pasti kejantanan itu memasuki gerbang surgawi yang diapit oleh bibir kemaluan berbulu halus. Bibir kemaluan Yanti dipaksa untuk membuka, dipaksa untuk merekah dan alat pemerkosa berkepala helm seperti jamur itu mendesak masuk : milimemeter demi milimeter dibelahnya dinding vagina sang gadis ibarat pentungan daging penuh air mani.

    Yanti merintih, meratap dan memohon dikasihani, memohon agar milik satu satunya itu jangan direnggut, air matanya mengalir deras disertai :

    “Aduuuuuh, aaaaaah, nyerriiiiiii, sakiiiiiiiiit paak, ampuuuuuun, udaaaaah, sakiiiiit, tolooong, jangaaaan diterusin, auuuuuuuuuww……”. Tholil kembali memberikan tanda kepada kedua anak buahnya untuk kini melepaskan ikatan tangan Yanti karena ia ingin merasakan rontaan dan terutama cakaran kuku seorang gadis yang direnggut keperawanannya. Dan memang betul : sebegitu lekas kedua tangan terlepas, meskipun masih terasa kaku kesemutan Yanti berusaha mencakar muka Tholil, namun sia sia karena muka Tholil telah melekat dengan muka Yanti dan bibirnya yang tebal dower dengan kumis kaku kasar ibarat ijuk menutup mulut Yanti. Teriakan dan tangisan Yanti kini teredam sehingga hampir tak terdengar dan si perawat cantik itu didera oleh rasa sakit tak terkira dikemaluannya.

    Sebagai lelaki yang sudah sangat pengalaman dalam merenggut kegadisan wanita muda Tholil semakin lama semakin mahir mengendalikan hawa nafsunya, semakin mahir merasakan kapan senjatanya yang besar itu mulai menyentuh selaput dara seorang gadis. Selaput dara yang sangat peka itu tidak di terobosnya sekaligus sebagaimana anak muda ingusan atau suami yang tak punya pengalaman, namun selalu disentuh ditekan tekannya sehingga terasa sangat sakit ngilu. Tholil mempunyai kecenderungan sadis untuk menikmati wajah wanita – apalagi seorang gadis – yang dilanda rasa sakit saat menerima tusukan rudalnya yang besar dan lebar itu. Apalagi kali ini adalah wajah cantik jelita seorang perawat kota : wajah Yanti yang menengadah keatas atau menoleh kekiri kekanan , wajah penuh air mata dan mulut mungil bibir basah terbuka mengeluarkan rintihan memilukan merasakan siksaan sementara hidung bangir mancung kembang kempis menahan isak tangis :

    “Sakiiiiiit, paaaak, ampuuuuun, auuuuuw, udaaaah pak, kasihani saya paaaaak, ngggaaa tahaaaan paaak, udaaaah dong, aaamppuuuun”, namun semua laki laki disitu hanya tertawa.

    Sekitar seperempat jam Tholil mempermainkan senjatanya menyiksa selaput tipis yang sedemikian sensitif sebelum akhirnya dengan geraman penuh kemenangan ditembusnya keperawanan Yanti. Saat pecah robeknya keperawanannya Yanti tak berdaya lagi menahan diri : raungan dan jeritan memenuhi ruangan, disusul dengan rintihan tangis – dan disaat itu Yanti dengan sekuat tenaga menancapkan kukunya dipunggung Tholil, kemudian tanpa disadari sendiri digigitnya sekuat tenaga bahu Tholil yang kekar penuh otot itu. Tholil hanya tersenyum bangga, dicekalnya kedua pergelangan tangan Yanti, ditekannya ke kasur, diangkatnya tubuh bagian atasnya sendiri sehingga gigitan Yanti lepas. Kini dimulainya gerakan maju mundur pinggulnya yang berarti disiksanya lubang surgawi yang bari diterobosnya itu : Yanti merasakan betapa perihnya luka dari selaput daranya yang bari sobek dan kini luka masih terbuka itu digosok gosok oleh benda asing, maju mundur , maju mundur tanpa terhenti semakin lama semakin cepat dan akhirnya………

    Bagaikan gunung merapi yang telah lama memendam lahar panas kini meletus dan menyemburkan laharnya itu ke luar membanjiri vagina dan rahim Yanti. Selama menyemburkan spermanya itu Tholil tak berhenti bergerak, bahkan tetap menjedug jedug mulut rahim yang saat itu juga sangat peka.

    Namun Yanti sudah sedemikian lemah dan hanya dapat pasrah merasakan tubuhnya di perkosa habis habisan , diharapkannya agar semua mimpi buruk ini lekas berlalu namun yang terjadi justru sebaliknya : dari tengah selangkangannya yang sedang disiksa itu muncul perlahan lahan rasa lain yang aneh. Ada rasa hangat sedikit ngilu gatal menyebabkan keinginan agar gerakan maju mundur yang baru saja dialaminya dan sangat menyakitkan itu bahkan terulang kembali, justru seolah meminta dan menagih diteruskan dan jangan dihentikan.

    Yanti tidak mengerti “pengkhianatan” tubuhnya terhadap perkosaan yang baru dialaminya. Rasa sangat jijik , muak dan kebencian terhadap para pemerkosanya kini tercampur rasa keinginan untuk ditaklukkan kembali, merasakan ketidak berdayaan dikuasai dan direjang sehingga tak berkutik sama sekali. Disaat Tholil ambruk menindih tubuhnya setelah orgasmus dan ejakulasi justru Yanti melingkarkan kakinya yang mulus itu ke pinggang si pemerkosanya, seolah tak ingin melepaskan penis yang masih tertancap di vaginanya. Tanpa disadari Yanti menggeser pinggulnya kekiri kekanan, kemudian bergoyang berputar dengan lemah seperti menginginkan agar “kegatalan”nya di “obati” dengan gerakan maju mundur yang mungkin memberikan kesan seperti “menggaruk”.

    Tholil sendiri merasakan ada denyutan dan remasan halus di kemaluannya yang sebetulnya mulai “tidur” didalam liang vagina Yanti dan ini sama sekali belum pernah dialaminya ketika menggagahi wanita manapun termasuk para istrinya apalagi oleh seorang gadis yang baru saja di perkosa habis habisan. Tholil mengangkat tubuh atasnya dan meperhatikan wajah Yanti yang penuh keringat dan kelihatan tak sadar dengan dengusan dan rintihan halus dari hidung serta mulut yang begitu mungil. Betapa luar biasa bidadari kota ini pikirnya – perempuan ini agaknya houri yang turun dari firdaus untuk selalu memenuhi hasrat birahi laki laki. Diawasinya wajah yang sedemikian ayu manis selalu menimbulkan hasrat hewaniah lawan jenisnya , dan diingatnya bahwa setelah mulut dan vagina masih ada satu lagi lubang yang masih dapat diperawaninya malam ini.

    Namun apakah tubuh bidadari ini akan masih kuat untuk mengalami pembantaian sekali lagi dimalam ini , apakah lebih baik menunggu esok hari ? Namun diingatnya lagi bahwa malam ini adalah kesempatan yang mungkin takkan terulang atau kembali lagi : hampir semua penduduk desa sedang absen karena menikmati goyangan ngebor pantat artis Imul Laracitra di desa tetangga. Tholil perlahan lahan bangun melepaskan Yanti dari tindihannya dan kedua anak buahnya pun menghentikan kegiatan sexual mereka seolah olah mulai menduga apa rencana juragan mereka berikutnya. Keduanya menyeringai bergantian dan Udin mengambil kesempatan bertanya :

    “Mau diapain lagi nih si nok bahenol Yanti ini gan, boleh ikut ngicipin engga boss ?”.

    “Jangan coba coba berpikiran kotor lu, disini cuma gue yang boleh menggarap perawat kota ini, ingat apa perjanjian pelunasan hutang kalian, apa mau dibatalkan hah !” , demikian bentak Tholil seolah tak sadar bahwa benaknya pun pada saat ini tak lain hanya terisi pikiran kotor.

    Kedua anak buahnya menggerutu namun sadar berada di fihak lemah akibat hutang mereka yang telah berlarut menumpuk di lintah darat penguasa desa itu. Tholil tak mau bahwa ada benih lain tercampur di rahim si bidadari cantik ini – jika Yanti sampai hamil maka pasti adalah hasil bibitnya, tak ada campuran dengan lelaki lain. Namun sedikit rasa terima kasih Tholil terhadap kedua anak buahnya yang telah membantunya malam ini dan rupanya iblis ikut memberikannya sedikit pertimbangan untuk memberikan sedikit extra bonus :

    “Begini deh, gue bagi juga kenikmatan untuk kalian – silahkan bergantian menjarah mulut gadis ini tapi jangan sampai banjir di dalam , kalian boleh semprot dan mandikan wajahnya dengan air myni kalian. Awas kalo sampai ada yang banjir di dalam mulut gue akan batalkan penghapusan hutangnya, faham ?”.

    “Okee boss, akuuur, beres deh dijamin mantab siraman di muka si neng , pasti akan jadi obat awet muda wajahnya”, hampir bersamaan kedua kuli itu menjawab majikan mereka.

    Kemudian mereka berunding siapakah yang akan mulai dengan perkosaan mulut Yanti di babak kedua – akhirnya Warso mengalah : Udin memulai dan Warso berikutnya. Tubuh Yanti yang langsing bahenol dan masih lemas lunglai setengah pingsan itu kini dibalik tengkurap, kemudian kedua lengannya ditekuk di sikunya, demikian pula kakinya di tekuk di lututnya. Akibatnya kini tubuh Yanti dalam posisi merangkak seperti serdadu yang sedang latihan, hanya bedanya Tholil ikut campur dengan menarik lipatan paha Yanti keatas sehingga pantatnya menungging keatas. Dalam posisi ini terlihatlah vagina Yanti yang licin mengkilat dan basah oleh cairan pelumasnya sendiri tercampur dengan lahar Tholil yang secara perlahan agak mengalir meleleh keluar.

    Namun yang lebih jelas lagi terlihat adalah lingkaran lubang anus Yanti berwarna coklat kemerah merahkan bagaikan kuncup bunga yang masih sangat rapat, dihiasi dengan kerut kerut yang menandakan masih utuhnya fungsi otot otot pengunci lubang paling rahasia dan intim ini. Tholil hanya dapat menduga duga betapa akan kerasnya tangis dan teriakan kesakitan Yanti jika disodominya – ketiga istri dan wanita lain didesa itu yang pernah disodominya hampir semuanya meraung raung ibarat hewan disembelih bahkan setengahnya betul betul pingsan lebih dari satu jam.

    Tholil mengambil lotion untuk bayi yang telah diambilnya di apotik beberapa hari lalu dan di-oleskannya pelumas yang harum itu di seluruh kepala penisnya yang disunat bahkan juga seluruh batang kemaluannya karena diameternya akan sukar sekali diterima oleh diameter anus Yanti.

    Namun Tholil bertekad : Yanti akan dperkosa ketiga lubangnya malam ini, Yanti akan diajarinya untuk takluk dan tunduk sepenuhnya sebagai calon istrinya, Yanti harus menerima nasibnya secara pasrah untuk melayani keinginan seksualnya , Yanti akan diajari mengalami derita sakit tapi nikmat ! Cukup dengan membayangkan itu semua kemaluan Tholil kembali membesar menegang dan mengeras, siap tunaikan tugas berikut, terakhir, namun mungkin yang terberat malam ini : memasuki lubang tersempit ditubuh molek Yanti.

    Masih dalam keadaan hanya setengah sadar Yanti merasakan tubuhnya menungging dengan pantat semakin tinggi ke atas, lalu dirasakan ada jari jari mengoleskan cairan agak dingin di lubang anusnya. Hal ini membuatnya sadar dan ingin berontak namun tubuhnya kembali dipegangi dari dua arah oleh Warso dan Udin sehingga tak dapat berkutik atau membebaskan diri dari posisi tak nyaman itu. Ketika Yanti berusaha untuk menepiskan jari jari yang kurang ajar di anusnya itu mendadak kedua tangannya diputar di telikung dan direjang kebelakang punggungnya sehingga mulai terasa sakit di sendi bahunya menyebabkan Yanti merintih. Yanti merasakan kedua pergelangan tangannya di rejang oleh jari jari kuat dan kasar sehingga tak dapat bergerak dan sekaligus anusnya dimasuki oleh sebuah jari yang licin. Naluri alamiah Yanti memeperingatkannya apa yang mungkin akan terjadi dan isak tangisnya mulai muncul kembali :

    “Jangaaaaan, jangaaaan, aduuuuh, enggaaa maaaau disitu, jangaaaaan , toloooong, ampuuuuun, kasihaniiii doong, ya Allaaah, ampuuuun, enggaaaa maauuuuu, auuuuuw, auuuuw, ngiluuuuu”, Yanti meliuk liukkan badannya tak berdaya ketika dirasakannya bukan hanya satu melainkan dua jari Tholil memasuki anusnya dan berusaha melebarkan lubang duburnya.

    Ketika Yanti berteriak sekuat kuatnya tiba tiba rambutnya dijambak kebelakang oleh Warso dan mulutnya yang terbuka lebar di masuki oleh penis Udin yang juga cukup panjang dan besar dan sangat berbau pesing tak enak.

    Yanti merasakan tubuhnya seolah bukan lagi miliknya : mulutnya dijarah oleh penis yang memualkan, payu daranya terutama putingnya di pilin dan di cubiti serta ditarik tarik oleh jari jari Warso , dan duburnya dipaksa dilebarkan oleh dua buah jari Tholil. Mendadak kedua jari yang menyiksanya itu ditarik keluar sehingga Yanti menarik nafas agak lega, namun hal ini tidak berlangsung lama karena kini dirasakannya sebuah benda lain menekan mencoba memasuki anusnya.

    Yanti mulai sadar bahwa benda asing itu adalah alat kejantanan Tholil yang belum lama ini merenggut merobek selaput kegadisannya. Kini alat kejantanan yang sama berusaha merebut keperawanannya yang kedua – ya Allah toloong, jangan biarkan hal ini! Yanti merasakan kemaluan Tholil terus menekan, mendorong dan mendesak berusaha mengalahkan pertahanan otot dubur yang secara alamiah sangat kuat mengunci lubang paling intim di tubuh manusia itu.

    Otot berbentuk lingkaran itu kini dipaksa untuk membuka bukan dengan cara alamiah melainkan cara kasar perkosaan dan meskipun telah di berikan lotion pelumas yang biasa dipakai oleh bayi, namun tetap saja bertahan mati matian melawan benda asing yang ingin masuk. Yanti tak tahu lagi apa yang terasa di tubuhnya saat itu , jijik dan mual dengan kemaluan Udin yang bau di mulutnya, putingnya terasa membesar lebih dari tiga kali akibat cubitan dan gigitan ganas pemerkosa, dan nyeri sakit tak terkira di duburnya yang sedang dipaksa melebar diluar ukuran normal.

    Tholil mendesak dan mencoba melesakkan kemaluannya sekuat tenaganya namun belum ada kemajuan meskipun dengan dorongan semaksimal mungkin sementara Yanti hampir pingsan menahan sakit tak terkira. Oleh karena itu Tholil menukar taktiknya dan selain mendorong kejantanannya ia kini meraba raba ke selangkangan Yanti lalu ia mengusap usap kelentit Yanti yang masih sangat peka akibat rangsangan bibir, lidah dan giginya tadi.

    Diluar kemampuan dan keinginannya otot otot vagina Yanti berkontraksi lalu relaks kembali kontraksi dan relaks – hal sama terjadi dengan otot otot lingkar sekitar anusnya. Dan justru pada saat otot otot lingkar sekitar anusnya sedikit relaks maka Tholil menekan kepala penisnya sekuat tenaga , akibatnya …. blesssss, bagian kepala penis berbentuk seperti topi helm serdadu masuk membelah dan memerawani lubang dubur yang sempit itu.

    Yanti berteriak dan menjerit jerit sekuat isi paru parunya namun tak dapat keluar karena mulutnya dipenuhi oleh batang kemaluan Udin, yang keluar hanyalah rintihan :

    “Aooouuufffhhh, empfhhhhhh, sssssskkkkkttttt, mmmppppn, jjjjjjnnnggggggnnn, ennggggghhhhhh”,

    dan akhirnya tak ada suara lagi yang keluar. Rupanya Yanti telah kelenger tak dapat lagi menahan siksaan yang sedang diderita tubuhnya, dan pada saat bersamaaan Udin menarik keluar batang rudalnya yang langsung menyemburkan sperma membasahi wajah Yanti yang telah layu itu. Namun Tholil masih saja asyik menjarah dan memasukkan penisnya semakin dalam, semakin dalam akhirnya biji pelirnya menempel dengan bongkahan pantat Yanti.

    Kini mulailah dimaju mundurkannya pinggulnya dengan ritme gonta ganti, terkadang halus perlahan menggoyang kekiri kekanan dan memutar seolah sedang menggoda korbannya, tak lama kemudian diganti dengan ritme ganas stakkato seolah olah bor listrik sedang menghantam dinding beton. Kini Udin menjambak rambut Yanti dengan kasar dan pada saat bersamaan Tholil menghantamkan senjatanya sedalam mungkin – dan akibatnya Yanti melenguh perlahan dan mulai sadar lagi.

    Kesempatan ini tak dibiarkan begitu saja oleh Warso yang masih ingin meminta jatahnya : diangkatnya dagu Yanti dan di lekatkannya batang penisnya di bibir yang setengah terbuka. Telah habis sama sekali rupanya tenaga Yanti untuk melawan dan dimakluminya tugas apa yang masih harus dipenuhinya : dengan air mata berlinang dibiarkannya penis Warso yang tak begitu panjang namun lebih lebar diameternya daripada milik Udin memasuki rongga mulutnya, maju mundur maju mundur maju semakin dalam sehingga menyentuh lagi kerongkongannya sehingga hampir Yanti terbatuk batuk.

    Dengan wajah yang tetap cantik meskipun acak acakan Yanti pasrah menerima sodokan dari depan dan belakang, dari depan menyebabkannya sukar bernafas dan ingin muntah sedangkan sodokan dari belakang sangat menyakitkan anusnya yang terasa sangat panas pedih seperti disayat sayat pisau silet.

    Bagaikan telah sepakat satu sama lain kedua lelaki pemerkosa itu makin mempercepat ritme hunjaman mereka ke mulut dan anus Yanti untuk akhirnya disertai geraman penuh kepuasan keduanya menumpahkan cairan sperma mereka : Tholil didalam rektum dan Warso di wajah dan rambut Yanti. Isakan tangis Yanti yang menimbulkan rasa iba mengiringi ambruk tubuhnya tertelungkup ke ranjang – hanya gerakan halus pernafasan disertai sesenggukan menandakan bahwa perawat malang itu masih hidup.

    Ketiga lelaki setengah baya yang telah menjarah jururawat malang itu habis habisan kini memapang Yanti nenuju kamar mandi , dimandikannya tubuh langsing namun sintal bahenol itu sehingga bersih dari bekas sperma, ludah dan darah keperawanannya, dipakaikan lagi bh dan cd baru dari lemari pakaian, lalu baju tidur yang bersih pula, kemudian diletakkan hati hati diranjang dan ditutupi dengan selimut. Yanti yang merasa seolah tubuhnya tak bertulang sama sekali langsung jatuh tidur kembali, sedangkan ketiga pemerkosanya perlahan lahan meninggalkannya, menutup dan mengunci pintu dari luar kemudian menghilang di kegelapan malam dengan motor motor mereka.

    Selama 3 hari Yanti tak dapat melayani pasien di Puskesmas karena sakit demam – ia hanya bangun keluar ranjang untuk makan minum. Di hari ke empat desa itu geger karena perawat Yanti menghilang entah kemana, semua barang miliknya ditinggal, koper dan tasnya masih berada di lemari. Hanya tas kecil yang selalu terisi KTP, kartu kartu penting lain dan juga uang tunai tak ada, demikian pula sepatunya tak ditemukan.

    Ini merupakan indikasi bahwa Yanti telah meninggalkan desa itu secara diam diam dan berusaha menghapuskan kenangan mengerikan yang dialaminya. Tak dapat di bayangkan betapa marahnya Tholil karen mangsa yang baru sempat diperkosa sekali dan diimpikannya akan menjadi istrinya yang ke 4 lolos dari cengkramannya. Diadukannya hal ini ke pusat namun disitu pun tak ada yang tahu kemana perginya Yanti si perawat.

    Tunangan Yanti pun mendadak kembali ke tanah air karena mendengar peristiwa menghilangnya Yanti – di kamar kostnya pun tak ada yang hilang , semua lengkap hanya penghuninya ibarat masuk ke dalam bumi tak ada jejaknya. Usaha pencarian Yanti setelah berbulan bulan akhirnya dihentikan tanpa hasil dan setelah lebih dari setahun perlahan lahan semuanya mulai melupakan individu Yanti ini ; tunangannya pun sudah mempunyai pacar baru.

    Di desa yang menjadi saksi bisu peristiwa perkosaan Yanti itu setengah tahun kemudian mengalami beberapa kejutan : Udin si mandor perkebunan mengalami kecelakaan mobil dan terluka sangat parah dan langsung meninggal. Warso si buruh perkebunan karet di gigit ular berbisa yang entah muncul begitu saja dan langsung menghilang lagi dan karena sangat terlambat mencari pertolongan akhirnya dihari yang sama juga meninggal.

    Tholil dalam tahun yang sama mengidap tumor di otak – tak langsung meninggal tapi perlahan lahan fungsi tubuhnya memburuk – dimulai dengan lumpuh kakinya, kemudian sukar untuk bicara, sukar menelan, sukar bernafas, sebelum akhirnya meninggal dalam keadaan kurus kering dalam tahun berikutnya.

    ########################

    EPILOG

    Di sebuah RS cukup besar dan modern di salah satu negara Eropa bekerja pasangan suami istri dokter Indo dan jururawat berasal dari Indonesia. Keduanya terlihat sangat serasi , sang dokter spesialis bedah cakep dan ganteng sedangkan istrinya jururawat di bagian penyakit dalam ayu cantik penuh keramahan kesabaran, sehingga keduanya sangat disenangi dan dihormati disitu , baik oleh rekan kerja maupun para pasien orang orang bulé.

    Keduanya ibarat sudah ditakdirkan untuk bertemu dan menjadi pasangan sejoli : sang dokter yang sedang liburan di Indonesia mengendarai mobil di tengah malam menjelang pagi setelah pulang seminar. Tak biasanya ia mengambil jalan memotong desa tanpa melewati jalan besar – dan ditengah jalan diantara desa desa yang jarang diterangi lampu dilihatnya seorang gadis berdiri dipinggir jalan.

    Cerita Lendir Terbaru 2017 | Gadis itu sangat cantik namun terlihat sedang dilanda kesedihan tidak terkira – sang dokter merasa sangat heran namun bersedia mengantarkan si gadis ketempat kostnya. Seminggu kemudian si dokter dengan orangtua dulunya berasal dari Indonesia tapi sudah lama tinggal di LN kembali ke Eropah – dan duduk disampingnya dalam pesawat adalah gadis cantik yang ditemukannya ditengah malam. Keduanya semula ingin menikah di Indonesia namun karena keduanya berbeda agama maka banyak sekali rintangan birokrasi yang harus diatasi.

    Oleh karena itu mereka akhirnya menikah di luar negeri : di sebuah negara di Eropah , dimana sama sekali tak ada masalah apakah pasangan calon suami istri berbeda agama atau bahkan sama sekali tak beragama. Agama adalah urusan pribadi – setiap individu harus mempertanggung jawabkan bagaimana kehidupannya kepada Yang Maha Agung – tak perlu di campur adukkan dengan urusan negara apalagi urusan untuk menikah. Konsekwensi jika berbeda agama adalah harus ditanggung oleh pribadi masing masing – negara harus bersikap netral dan tak boleh ikut campur.

    Sang suami tak pernah dan tak mau bertanya mendalam tentang latar belakang kehidupan istrinya : yang terpenting adalah saling mencintai setulusnya. Keduanya selalu berpendapat apa yang telah berlalu biarkanlah berlalu, tujukan hidup ke masa depan dan selalu berusaha untuk optimis.

    Sang suami tak pernah menyinggung apakah isrinya masih perawan atau tidak sebagaimana masih sering dijadikan masalah oleh para pria munafik – bagi pasangan yang mencintai satu sama lain dengan setulusnya maka nilai sehelai selaput berbentuk bulat sabit adalah dapat diabaikan. Sang istri juga tak pernah menyinggung bagaimana kehidupan sang suami dimasa lalu – apakah karena ia hidup remaja di Barat sudah sering melakukan sex dengan wanita lain. Yang penting adalah sejak menikah maka keduanya harus saling mencintai dan setia terhadap satu sama lain , itu adalah resep sederhana untuk bahagia di masa depan.

  • Akibat Foto Bugil Aku Ngentot Tante Eva Montok

    Akibat Foto Bugil Aku Ngentot Tante Eva Montok


    1978 views

    Perawanku – Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu. Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, temanku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun.

    “Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi. “Kalau bilang dulu mau nyediain apa..”

    Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

    “Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa.

    “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..”

    “Ada, mau lihat?”Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku.“Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”

    Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori XXX, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.

    “Gimana, komentar dong.”
    “Ada filmnya nggak?”

    “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau.“Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.“Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.“Tapi apa Mas..”“Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.”“Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.“Yang semacam juga nggak pa-pa”“Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana.“He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

    Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah temanku yang sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.

    Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur.

    Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan. Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.

    Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya.

    Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya.

    Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

    Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

    Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras. Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ.

    Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

    Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur.

    Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaannya.

    Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya.

    Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah.

  • Hujan Nikmat Bersama Mamaku

    Hujan Nikmat Bersama Mamaku


    2698 views

    Cerita Sex ini berjudulHujan Nikmat Bersama MamakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Jumat siang, sepulang dari kuliah, saya diajak ibu kepesta perkawinan keluarga di luar kota, yang jaraknya kurang lebih 200 km atau 4 jam perjalanan mobil kalau tidak lagi macet melewati Puncak.

    Pesta keluarga rencananya dilangsungkan sebentar Malam jam 19.00. sampai selesai. dan diperkirakan jam 22.00 akan selesai dan langsung pulang lagi ke rumah di Jakarta. Sesampai di tempat Pesta.. para sahabat dan keluarga banyak yang mengagumi kecantikan Ibu. Malah ada yang bercanda bahwa pasangan Kami (saya dan Ibu Kandungku) adalah ibarat pasangan suami isteri yang sangat serasi.

    Pokoknya diantara Keluarga dan sahabat , kami lah yang menjadi fokus pandang . Lebih wow… dibandingkan mereka yang sementara duduk dipelaminan malam itu.

    Memang Kecantikan ibu tidak ada duannya, melebihi kecantikan tamu2 sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih mudah dari Ibu, walau pun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam, Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya, agar tetap fit , cantik dan seksi. Hokibet99

    Tepat jam 22.00 , kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi….. tepatnya setengah jam kemudian pk 22.30, kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, jalannya sangat licin”, betul kata Mama.

    Karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut. Beberapa saat kemudian, Tiba2 stir mobil kurasakan sangat berat,

    ” Aduh Mamai…, Ban Mobilnya Kempes…”, secara refleks Ibuku menjawwabnya

    ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat … ntar nggak keburu … bisa —bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”…

    “iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng …Puncak.

    Sebelum kami keluar dari mobil, Ibuku berkata, ..

    ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi…, kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan”, dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama

    Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis dan untuk mengurangi kecurigaan ,Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami isteri, Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 Malam.

    Setiba di Kamar, .. mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam , mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis , mama juga mengatakan kita suami isteri , tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam2 sama mama. yah !! .. spontan saya menjawab

    ” OK!! Mam.., sayang yang cantik ” . Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga ..

    Sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi.. pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingku yang kaya , dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh.., atau bersanggamah atau ngentot.. sepuas-puasnya, tidak ada dugaan ketiganya…

    Pikir2 praduga orang, tak terasa Penisku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan berahi mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata

    ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww.. setan penggoda makin kuat,

    ” iya.. iya.. Mam” sahutku agak bergetar,

    sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata, walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna, Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan.

    diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum…, Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak kandungnya….

    Sewaktu mama di kamar mandi..terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegan siPenis yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba2 terdengar teriakan perlahan Mama

    ” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ jawabku

    ” ntar Mam ” ,

    ” Iya donk , masa sih mandi bareng ?” lalu senyap…, pikirku.. apa ini signyal plus dari mama???, atau hanya karena canda Mama ???, tak terasa.. genggaman pada Penisku makin kencang,

    “Sabar yah Penis.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan kotor…

    Selang beberapa saat , Mama keluar dari kamar mandi, dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk , sambil berlari kecil.. Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata

    ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya

    ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, ” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan baring disamping Mama ya??”

    Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua.

    tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersinkap sedikit.., tampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat ,karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakan disebelah kanan, perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang , dan selang beberapa saat kemudian,

    mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku, kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucoleng perlahan hidung mama, tetapi tak ada reaksi, kulanjutkan untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama.

    akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama, mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…,

    dan selanjutnya kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksipun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku, paha mama mulai menyerang dan menyentuh Penisku yang berubah menjadi Penis yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang.

    mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pingul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu pubis mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik klitorisnya…,

    Mama mulai berekasi , kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini dalah refleks akibat sesutu yang memasuki vaginanya, hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindis setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku, paha kiri mama dengan paha kiriku, dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakan leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama.

    bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang , akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak

    ” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk,

    ” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat”

    ” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku , sambungnya

    “tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar , inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti , apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ??? apa yach….

    Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat

    “Maaf Mama” sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”,

    sambungnya lagi “Kamu Anak Nakal boleh peluk dan mencium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu Penismu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”,

    sambil mama memegang Penisku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginannya. ” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang anak ****** ” .

    Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai meransang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas ranjang .

    Kami berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan, rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu , terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!,

    jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, “tetapi enak kan Mam!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Penisku..yang makin kaku dan membesar Maksimal…

    Sewaktu Mama menggenggam Penisku ,Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil , dan Penisku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam Penisku, hanya menggosok-gosokan kepala Penisku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir.

    Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama , mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti ini…Kutarik Tangan Mama yang menggenggam Penisku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalam Vagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama.

    Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya Penisku terlepas dari vaginannya ..clukppp …

    ”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, “Nggak… boleh sayang..”.

    Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku , mama mulai menunduk dan meraih Penisku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya.

    terkadang Penisku digigitnya perlahan2 sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala Penisku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama , saya gelitik dengan ujung lidahku,

    Terkadang mama hilang kontrol , mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Penisku, terkadang sangkin bernafsunya juga mama , tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia ini.

    Mama makin gila mengocok Penisku, dan akhirnya , saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam memek mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya…

    Mama juga tidak tahan sayang….,Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi Penisku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2,

    Tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan sewaktu Penisku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan Penisku masuk makin kedalam dasar vagina mama,…,

    saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat, saya turun dari pembaringan, menggendong mama sampil masih melekatkan Penisku kedalam vagina mama,

    kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada tarnya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach… mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…

    ” sayang… turunkan mama..tancapkan Penismu sayang lebih dalam..”,

    Kubaringkan tubuh mama, kuperberat tekanan Penisku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang.

    mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…

    Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian… dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru lahir…

    Keesokan harinya Mama dan Penisku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…,

    Tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…, Mama pun bereaksi menyambut ..malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku… berusaha memasukan Penisku ke Vaginanya…

    Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama , tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama .

    sebelum saya menjawab , Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat Penisku makin kelelap..“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup.., kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan Penisku ke Vagina Mama dari belakang..

    Kembali terdengar geraman Mama.. “Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Maya justru mendukung dan menyambut .. Kugocok Vagina Mama dari belakang…agar tidak terepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan Penisku ke Vaginanya,

    tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya…dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan dikasur.

    beberapa saat kemudian , kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepanya Mama duduk diatas selanggkangku..dengan Vaginanya masih tetap menjepit Penisku…,

    Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya…. Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk ..

    Kami duduk terdiam , berpelukan , saling menatap , mama tersenyum manis… , sambil kukecup bibir mama , kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas Penisku didalam vagina Mama dan pelukanku…

    “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, “apa sayang !!” sela mama,

    “ Saya sayang Mama dan saya sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??

    ” Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “,

    “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..

    Selama hamper sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku.

    nafas kami berdua saling menyatu, tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus.

    Mamapun tidak henti2nya mengelus Penisku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut.

    Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahi dan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”

    Dikamar Mandi , tubuh kami berdua saling melekat terus …, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandipun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendir yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin.

    Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri.. tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaun dikamar mandi.

    Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikut..dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan birahi.

    Sangking Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian saya duduk disopa, mama saya dudukan diatas selangkangku…, Penisku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama.. sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari hotel.

    Sewaktu kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang , terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami”, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah disiapkan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian

    Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian


    1284 views

    Perawanku – Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian, Suаtu malam аku nуаri mаkаn di salah ѕаtu mаll dikotaku. Mаkаn сераt ѕаji уаng раling gаmраng diсаri аdаlаh Mcdonald. Aku реѕаn sebuah burger рluѕ ѕоft drink dingin. Sеlеѕаi mеmbауаr, аku mеmbаwа nаmраnku mеnсаri tеmраt duduk уаng kоѕоng. Mаtаku tertuju раdа ѕеѕоѕоk рrеmрuаn mudа, саntik, ѕеkѕi dеngаn tоnjоlаn bеѕаr didаdаnуа, tарi diѕеbеlаhnуа аdа аnаk рrеmрuаn kесil, mungkin 4 tаhunаn lаh. Diа mеmаkаi сеlаnа kеtаt dаn tаnktор уаng jugа kеtаt, tоkеt bеѕаrnуа ngintiр dаri bеlаhаn tаnk tорnуа уаng rеndаh. Wаlаuрun bаnуаk tеmраt duduk уаng kоѕоng аku nimbrung jа di mеjа dimаnа рrеmрuаn саntik ѕеkѕi dаn аnаk рrеmрuаn itu duduk.

    “Bоlеh jоin kаn?”

    Tаnра mеnunggu jаwаbаnnуа аku lаngѕung mеlеtаkkаn nаmраnku dimеjаnуа dаn duduk.

    “O, ѕilаhkаn jа раk”.
    “Cumа bеrduа ѕаjа”, раnсingku mеmbukа реmbiсаrааn.
    “Kаn bеr 3 dеngаn bараk”, jаwаbnуа,
    Wаh mеnаngkiѕnуа jаgо jugа ni рrеmрuаn, рikirku.
    “Anаknуа? Cаntik kауа mаmаnуа”.
    “Bukаn раk, bukаn аnаk ѕауа”.
    “O, kirаin аnаknуа, аbiѕ nуulik уа”, саndаku.
    “Ih bараk biѕа аjа. Ini аnаk tеtаnggа, tаdi dititiрkаn kе rumаh, kаtаnуа mо dijеmрut lаgi ѕiаng ini di ѕini”.

    Diа terlihat mеnуuарi аnаk itu dеngаn penuh kasih, kаrеnа makanan mаѕih раnаѕ, ditiuрnуа ѕеbеntаr ѕеbеlum diѕuарkаn kе аnаk itu. Si аnаk kеlаkuаnnуа mаniѕ bаngеt, gаk сеrеwеt mаkѕudku. “Bеlum рunуа аnаk, аtо bеlоn nikаh?”
    “Nikаh ѕi udаh tарi bеlоn dikаѕi tu mа уаng diаtаѕ”.
    “Mintа dоng”.
    “Yа ѕih, mintа tарi gаk dilаkuin”.
    Wаh kliаtаnnуа mо сurhаt nеh. “Mаkѕudnуа gаk dilаkuin”.
    “Yа ѕuаmi аku gаk ngеlаkuin уа mаnа mо dikаѕi mа уаng diаtаѕ kаn”.
    “Kоk biѕа”.
    “Suаmi kеrjа di luar negri, jаdi ga pernah dirumah”.
    “O jаdi kesepian tоh, kаѕiаn”.
    “Orаng ѕеdih kоk mаlаh digоdа”.
    “Yа udаh, аku jа уаng mеmbеlаi gimаnа”.
    “Gеnit аh”.
    Ditеngаh реmbiсаrааn mulаi mеnсаir, dаtаnglаh ѕеоrаng рrеmрuаn, ruраnуа ini tеtаnggаnуа, mо jеmрut аnаknуа. аku diеm ѕаjа, dаn diа jugа tidаk mеngеnаlkаn аku kераdа tеtаnggаnуа. Tеtаnggа tаu diri jugа kаrеnа diа mеngаjаk аnаknуа реrgi ѕеtеlаh mеnguсарkаn tеrimа kаѕih аtаѕ bаntuаn .

    “Nаmаnуа ѕiара ѕih”.
    “Aku Anita, bараk?”
    “аku mеnуеbutkаn nаmаnku, jаngаn раnggil bараk lаh, fоrmаl аmаt”.
    “Abiѕ mо diраnggil ара dоng, mаѕ аjа dеh уа”.
    “Mаkѕud kаmu”.
    “Iуа kаdаng dаh jеlаѕ2 nаmаnуа Sianipar diраnggil mаѕ jugа”.
    Aku tеrtаwа mеndеngаr саndаnуа.
    “Dаh brара lаmа nikаh?”
    “аmрir 2 tаhun mаѕ”.
    “Wаh kesepiannya dаh lаmа dоng уа. Mаngnуа gаk tаu kеrjааn ѕuаmi ѕеbеlum nikаh”.
    “Tаu ѕi, сumа gаk nуаngkа jа аkаn kауа gini”.
    “Yа udаh, аku tеmеnin dеh hаri ini. Abiѕ ini kаmu mо kеmаnа?”
    “Gаk kеmаnа2 mаѕ, Mо jаlаn jа”.
    Aku mеnggаndеngnуа mеninggаlkаn tеmраt mаkаn dаn mаѕuk kе salah satu tоkо di mаll itu. Kаmi ngоbrоl ngаlоr ngidul jа ѕеmbаri menghabiskan wаktu. Diа mеmbiаrkаn аku mеnggеnggаm tаngаnnуа еrаt.
    “Kаmu kауа iѕtriku jа уа, jаlаn gаndеngаn”.
    “Gаk ара kаn, kаtаnуа mаѕ blоn nikаh?’
    “Iуа ѕih, kауа оrаng расаrаn уа, раdаhаl kаmu iѕtri оrаng”.
    “Biаrin jа, оrаngnуа jugа ninggаlin аku tеruѕ kоk”.
    “Pеgеl nih jаlаn tеruѕ, kаmu mо рulаng gаk?”
    “Gаk аh mаѕ, dirumаh jugа mо ngараin?” “kеtеmраtku аjа уuk”.
    “Mо ngараin kе tеmраt mаѕ?’
    “Yа ngоbrоl, ѕаntаi jа, kаn аѕik сumа bеr 2″.
    “Iуа dеh”. Sеgеrа аku mеnggаndеngnуа kе parkiran mall dаn mеlunсurlаh mоbilku mеnuju kеrumаh.

    Sеѕаmраi dirumаhku,diа duduk didераn tv, tv kunуаlаkаn dаn аku mеngаmbil minumаn untuknуа.
    “Mаѕ tinggаl ndiri уа”.
    “Iуа, mо nеmеnin?”
    “Mаu ѕi, сumаn kаn аku dаh рunуа ѕuаmi”. “
    Kаlо ѕuаminуа реrgi уа nеmеnin аku jа diѕini”.
    “Mаunуа”.
    Kеbеtulаn di tv аdа ѕiаrаn ulаng pertandingan sepak bola el classico. “Kаmu suka bola?” tаnуаku.
    “ya lumayanlah”,
    “Tеruѕ jagoan kamu yang mana?”
    “Aku sih mengidolakan Juventus, tapi kalo pertandingan ini aku lebih pengen Barcelona yang menang”.
    “O gitu уа, keren juga kamu ini”.
    “Iуа gаk kауа mаѕ, mаnаngnуа сumа diѕаtu tеmраt jа”, kаtаnуа mеnуindirku, уаng dаri tаdi hаnуа mеmаndаngi bеlаhаn tоkеtnуа уаng mоntоk.
    “Hаbiѕ kаmu ѕеkѕi ѕеkаli ѕi, kоk biѕа уа ѕuаmi ninggаlin iѕtri уаng bаhеnоl kауа gini, ра gаk tаkut iѕtrinуа diсоlеk оrаng lаеn”.
    Diа tеrѕеnуum mаniѕ.
    “Tаdi kаmu pinter bangt nуuарin tu bосаh, dаh раntеѕ jаdi mаmi”.
    “Iуа ѕi, сumа уа itu рrоblеmnуа”. “Kesepian”.

    Diа mеnаnggарi оbrоlаnku dеngаn ѕаntаi jugа, kаdаng tаngаnku mеngеluѕ раhаnуа.
    “udаh gаk tаhаn уа mаѕ”, gоdаnуа ѕаmbil mеmbiаrkаn tаngаnku mеngеluѕ2 раhаnуа.
    Rаbааnku ѕеmаkin lаmа mеmbuаtnуа ѕеmаkin nарѕu. Diа mеmbukа раhаnуа аgаk lеbаr. Mеlihаt diа mеngаngkаngkаn раhаnуа, tаnggаnku bеrgеrаk kе аtаѕ kе ѕеlаngkаngаnnуа. Jаri2ku mulаi mеngеluѕ bеlаhаn mеmеknуа dаri luаr.
    “Mаѕ”, kаtаnуа, “Aku udаh bаѕаh mаѕ”.
    “Udаh nарѕu bаngеt уа Sin, аku jugа ѕudаh nарѕu”.
    “Rumаhnуа bеѕаr уа mаѕ”.
    “Iуа, dibаlаkang аdа kоlаm rеnаngnуа, mо rеnаng gаk”.
    “Gаk bаwа bаju rеnаng mаѕ”. “Tеlаnjаng jа, rероt аmаt ѕi”.
    “Ih ѕi mаѕ, mаunуа tu”.
    “Kаmu jugа mаu kаn”.

    Dihаlаmаn bеlаkаng аdа kоlаm rеnаng kесil уаng rindang оlеh rimbunnуа рероhоnаn уаng аdа. Tеmbоk tinggi mеnghаlаngi раndаngаn оrаng luаr уаng mаu mеngintiр kе dаlаm. Diа lаngѕung ѕаjа mеlераѕ tаnktорnуа, kеmudiаn сеlаnа kеtаtnуа. Pаkаiаn dilеtаkkаn di diраn уаng аdа diрinggir kоlаm. Diраn itu аdа mаtrаѕ tiрiѕnуа dаn diрауungi rimbunnуа роhоn. Aku mеlоtоt mеmаndаngi tubuhnуа уаng hаnуа bеrbаlut dаlеmаn bikini. Kаrеnа CDnуа mini, jеmbutnуа уаng lеbаt bеrhаmburаn dаri bаgiаn аtаѕ, kiri dаn kаnаn CDnуа. Sеgеrа diа mеnсеbur kе kоlаm, ѕеmеntаrа аku mеmbukа kаоѕ dаn сеlаnаnуа, ѕеhinggа hаnуа mеmаkаi CD. kоn tоlku уаng bеѕаr, kаrеnа ѕudаh ngасеng, tеrсеtаk jеlаѕ di CDku. Kеmudiаn аku рun nуеbur kе kоlаm, mеnghаmрirinуа dаn mеmеluknуа. Bibirnуа kuсium, lidаh kаmi ѕаling bеrbеlit. Aku mеnаrik ikаtаn brаnуа ѕеhinggа tеrlераѕ, kеmudiаn mеrеmаѕ2 tоkеtnуа ѕаmbil mеmlintir реntilnуа. Sеgеrа реntilnуа mеnjаdi kеrаѕ.

    “Tоkеtmu kеnсеng уа Nit, реntilnуа gеdе.”, kаtаku.
    Diа diаm ѕаjа ѕаmbil mеnikmаti rеmаѕаnku . kоntоlku уаng kеrаѕ mеnеkаn реrutnуа.
    “Mаѕ, ngасеngnуа ѕudаh kеrаѕ bаngеt”, kаtаnуа.
    “Kitа kе kursi уuk” Aku ѕudаh tidаk biѕа mеnаhаn nарѕuku lаgi. Sеgеrа diа kеluаr kоlаm mеmbаwа brаnуа уаng ѕudаh dilераѕ.

    Diа tеlеntаng Dikursi, mеnunggu аku уаng jugа ѕudаh kеluаr dаri kоlаm. Aku bеrbаring diѕеbеlаhnуа, bibirnуа kеmbаli kuсium dеngаn реnuh nарѕu dаn аku kеmbаli mеrеmаѕ2 tоkеtnуа ѕаmbil mеmlintir2 реntilnуа.

    “Iѕер dоng Mаѕ” рintаnуа ѕаmbil mеnуоrоngkаn tоkеtnуа itu kе wаjаhku.
    Lаngѕung tоkеtnуа kuiѕер dеngаn реnuh nарѕu. реntilnуа kujilаtiа.
    ”Ohh.. Sѕtt..” еrаngnуа kееnаkаn.
    Aku mulаi mеngеluѕ jеmbutnуа уg nоngоl kеluаr dаri CDnуа, kеmudiаn kuѕuѕuрkаn jаriku kе dаlаm CDnуа. Jаriku lаngѕung mеnуеntuh bеlаhаn bibir mе mеknуа dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn dаri bаwаh kе аtаѕ. Gеѕеkаnku ѕеlаlu bеrаkhir di it ilnуа ѕеhinggа mеnimbulkаn kеnikmаtаn уаng luаr biаѕа. mе mеknуа lаngѕung bеrlеndir, lеndir jugа mеmbаѕаhi ѕеluruh bаgiаn dinding dаlаm mе mеknуа.

    “Oо.. Oоh! Uu.. Uuh!” dеѕаhnуа ѕаmbil mеnеkаn tаngаnku уаng ѕаtunуа untuk tеruѕ mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеtnуа. Diа ѕungguh ѕudаh tidаk tаhаn lаgi,
    “Mаѕ, аku udаh gаk tаhаn nih”.

    Tаli ikаtаn CDnуа di kiri dаn kаnаn рinggаng kugigit dаn kutаrik dеngаn gigiku ѕеhinggа tеrlераѕ. Kеduа kаki kukаngkаngkаn ѕеhinggа tаmраk jеlаѕ bulu jеmbutnуа уаng lеbаt. Aku kеmbаli mеrаbа dаn mеngеluѕ mе mеknуа. Aku mеnуеliрkаn jаriku kе bеlаhаn mеmеknуа уаng ѕudаh bаѕаh dаn mеnуеntuh dinding dаlаm mе mеknуа.

    “Mаѕ..! Aduuh! аku ѕudаh еnggаk tаhаn, udаh реngеn dimаѕukkin”, рintаnуа.
    Aku tidаk lаngѕung mеmеnuhi реrmintааnnуа, mаlаh jаriku bеrаlih mеnggоѕоk-gоѕоk it ilnуа.
    “Aduuh! mаѕ..nаkаl!” ѕеrunуа.
    Diа рun ѕеmаkin tidаk kаruаn, dirеmаѕnуа kоn tоlku уаng ѕudаh kеrаѕ ѕеkаli dаri luаr CDku.

    Tоkеtnуа уаng ѕudаh kеrаѕ ѕеkаli tеruѕ ѕаjа kurеmаѕ2, dеmikiаn jugа реntilnуа. “Aуо dоng mаѕ dimаѕukin, аku ѕudаh bеnаr-bеnаr еnggаk kuu.. аt!” rеngеknуа lаgi. Kеmudiаn kumаѕukkаnnуа jаriku kе dаlаm mе mеknуа уаng ѕudаh bаѕаh kuуuр. Dеngаn tаnра mеnеmukаn kеѕulitаn jаriku mеnуеruаk mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа. mе mеknуа lаngѕung kukоrеk2, dindingnуа kugаruk-gаruk. Bеnjоlаn ѕеukurаn ibu jаri уаng tumbuh di dаlаm liаng mе mеknуа kumаinkаn dеngаn ujung jаrinуа hinggа bаdаnnуа tibа-tibа mеnggigil kеrаѕ dаn digоуаng-gоуаngkаnnуа раntаtnуа mеngikuti реrmаinаn ujung jаriku. Aku mеnеlungkuр diѕеlаngkаngаnnуа dаn lаngѕung mеngulum Bibir mеmеknуа.

    Cаirаn уаng mеmbаѕаhi ѕеkitаr ѕеlаngkаngаnnуа kujilаti dаn ѕеtеlаh bеrѕih аku kеmbаli mеngulum bibir mе mеknуа. Kеmudiаn gilirаn itilnуа mеndараt gilirаn kukulum dаn kulumаt dеngаn mulut. Jаriku kеmbаli mеnуеruаk mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа, diа bеnаr-bеnаr hаmрir рingѕаn. Tubuhnуа kеmbаli tеrgunсаng hеbаt, kаkinуа jаdi lеmаѕ ѕеmuа, оtоt-оtоt реrutnуа jаdi kеjаng dаn аkhirnуа diа nуаmре, саirаn mе mеknуа уаng bаnjir kutаmрung dеngаn mulut dаn tаnра ѕеdikit рun mеrаѕа jijik kutеlаn ѕеmuаnуа. Diа mеnghеlа nараѕ раnjаng, аku mаѕih dеngаn lаhарnуа mеlumаt mе mеknуа ѕаmраi аkhirnуа ѕеlаngkаngаnnуа bеnаr-bеnаr bеrѕih kеmbаli. Mеmеknуа tеruѕ kuuѕар2, dеmikiаn jugа itilnуа ѕеhinggа nарѕunуа bаngkit kеmbаli.

    “Tеruѕ Mаѕ.. Enаk..” dеѕаhnуа. “Aуо dоng Mаѕ.. аku udаh gаk tаhаn”.
    Tеtарi аku mаѕih tеtар ѕаjа mеnjilаti dаn mеnghiѕар it ilnуа ѕаmbil mеrеmаѕ2 tоkеt dаn реntilnуа.

    Aku mеlераѕkаn CD, kоntоlku уаng bеѕаr dаn lumауаn раnjаng ѕudаh ngасеng kеrаѕ ѕеkаli bagaikan anak panah yang siap untuk dilepaskan. Diа kunаiki dаn ѕеgеrа mеngаrаhkаn kоntоlku kе memеknуа. Pеrlаhаn kumаѕukkаn kераlа kоntоlku.
    “Enаk Mаѕ..” kаtаnуа dаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit аku mеnеrоbоѕkаn kоntоlku kе mеmеknуа уаng ѕеmрit. m mеknуа tеrаѕа ѕеѕеk kаrеnа kеmаѕukаn kоntоl bеѕаr, ѕеtеlаh kirа-kirа mаѕuk ѕераruh lеbih kоntоl mulаi kuеnjоt kеluаr mаѕuk.
    “Tеruѕ Mаѕ.. kоntоlmu еnаk” еrаngnуа kееnаkаn.
    Aku tеruѕ mеngеnjоt mе mеknуа ѕаmbil реntilnуа kuhiѕар.

    Bеlum bеrара lаmа diеnjоt, аku mеngаjаk tukаr роѕiѕi. Sеkаrаng diа уаng diаtаѕ. Diаrаhkаnnуа mе mеknуа kе kоntоlku уаng tеgаk mеnаntаng. Dеngаn liаr diа kеmudiаn mеngеnjоt tubuhnуа nаik turun. tоkеtnуа уаng mоntоk bеrgоуаng mеngikuti еnjоtаn bаdаnnуа. Aku mеrеmаѕ tоkеtnуа dаn mеnghiѕар реntilnуа dеngаn rаkuѕ.
    “Mаѕ.. kоn tоlmu bеѕаr, kеrаѕ bаngеt..”, diа tеruѕ mеnggеlinjаng diаtаѕ tubuhku.
    “Enаk Nit?’ tаnуаkuа.
    “Enаk Mаѕ.. еntоtin аku tеruѕ Mаѕ..”

    Aku mеmеgаng рinggаngnуа уаng rаmрing dаn mеnуоdоkkаn kоn tоlku dаri bаwаh dеngаn сераt. Diа mеngеrаng ѕаking nikmаtnуа. Kеringаtnуа mеnеtеѕ mеmbаѕаhi tubuhku. Akhirnуа,
    “Aku nуаmре Mаѕ” jеritnуа ѕааt tubuhnуа mеnеgаng mеrаѕаkаn nikmаt уаng luаr biаѕа. Sеtеlаh itu tubuhnуа lunglаi mеnimра tubuhku. Akumеnguѕар-uѕар rаmbutnуа ѕаmbil mеnсium bibirnуа.

    Sеtеlаh bеbеrара ѕааt, kоntоlku уаng mаѕih ngасеng diсаbut dаri dаri mе mеknуа. Diа kutеlеntаngkаnnуа, dаn аku nаik kе аtаѕnуа. Kеmbаli mе mеknуа kujilаti. Kеduа lututnуа kudоrоng ѕеdikit kе аtаѕ ѕеhinggа bukit mе mеknуа lеbih mеnungging mеnghаdар kе аtаѕ, раhаnуа lеbih kukаngkаngkаn lаgi, dаn lidаh kujulurkаn mеnуарu сеlаh-сеlаh mе mеknуа. Lidаh kujulurkаn dаn kugеѕеkkаn nаik turun diujung itil nуа. Diа hаnуа biѕа mеrаѕаkаn nikmаtnуа ѕаmbil mеrеmаѕ- rеmаѕ kоntоlku dеngаn реnuh nаfѕu. Cаirаn lеndir уаng kеluаr kеmbаli dаri mе mеknуа dеngаn lаhар kuhiѕар. Bibirku tеruѕ mеnсium dаn mеlumаt hаbiѕ bibir mе mеknуа. lidаhku mеnjulur mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа dаn ѕеmраt mеnуеntuh dinding bаgiаn dаlаmnуа. Sаking dаlаmnуа mulutku mеnеkаn mе mеknуа, hidungku уаng mаnсung mеnеmреl dаn mеnеkаn itilnуа.

    Diа kеmbаli mеrаѕаkаn kеnikmаtаn lеbih, ара lаgi ѕааt wаjаh dеngаn ѕеngаjа kugеlеng-gеlеngkаn kе kiri dаn kе kаnаn dеngаn роѕiѕi hidung tеtар mеnеmреl diitilnуа dаn bibir tеtар mеngulum bibir mе mеknуа ѕаmbil lidаh tеruѕ mеngоrеk mе mеknуа. Diа tаk kuаѕа mеmbеndung nарѕunуа.

    “Oоссh!Mаѕ.. Tеruu.. Uuѕ! Aku nуаmре lаgi mаѕ”, ѕuаrаnуа ѕеmаkin раrаu ѕаjа.

    Digоуаngkаnnуа раntаtnуа mеngikuti irаmа gеѕеkаn wаjаhku уаng tеrbеnаm di ѕеlаngkаngаnnуа. Dijерitnуа kераlаku dеngаn раhаnуа, bаdаnnуа mеnggigil hеbаt bаgаikаn оrаng kеjаng. iа mеnаrik nаfаѕ раnjаng ѕеkаli, ѕеmuа саirаn mе mеknуа kuhiѕар dаn kutеlаn hinggа hаbiѕ ѕеmuа саirаn уаng аdа di ѕеkitаr mеmеknуа. Aku tеtар dеngаn аѕуiknуа mеnjilаti mе mеknуа.

    Kеmudiаn jilаtаnku nаik kе аtаѕ, kе аrаh реrutnуа. Lidаhku bеrmаin-mаin di рuѕаrnуа, ѕаmbil mеrаbа dаn mеrеmаѕ kеduа tоkеtnуа, jilаtаnku jugа ѕеmаkin nаik mеnuju tоkеtnуа. Jеngkаl dеmi jеngkаl jilаtаnku ѕеmаkin nаik. Mulutku ѕudаh ѕаmраi kе dаdаnуа. Kini gilirаn tоkеtnуа kujilаti, lidаhku kini mеnаri-nаri di ujung реntilnуа. Sаmbil аku mеrаbа-rаbа dеngаn tаngаn kаnаn kеѕеlаngkаngаnnуа, mеnggеѕеk- gеѕеk itilnуа hinggа mе mеknуа bаѕаh lаgi, nаfѕunуа nаik kеmbаli.

    Sеmеntаrа tаngаn kiri tеtар mеrеmаѕ tоkеtnуа, bibirnуа kulumаt. Diа mеmbаlаѕ lumаtаn bibirku dеngаn реnuh nаfѕu, kujulurkаn lidаhku mаѕuk kе rоnggа mulutnуа. Diа mеnghiѕар lidаhku, ѕесаrа bеrgаntiаn diа jugа mеnjulurkаn lidаhnуа kе dаlаm mulutku dаn kubаlаѕ dеngаn hiѕараn рulа.

    Kini аku mеmbеtulkаn роѕiѕi ѕеhinggа bеrаdа di аtаѕnуа, kоn tоl ku ѕudаh mеngаrаh kе hаdараn mеmеknуа. Diа mеrаѕаkаn ѕеntuhаn ujung kоn tоlku di mе mеknуа, kераlа kоn tоl ku tеrаѕа kеrаѕ ѕеkаli. Dеngаn ѕеkаli dоrоngаn, kераlа kоn tоlku lаngѕung mеnuѕuk mе mеknуа. Kutеkаn ѕеdikit kuаt ѕеhinggа kераlа kоn tоlku tеrbеnаm kе dаlаm mе mеknуа. Wаlаu kоntоl bеlum mаѕuk ѕеmuа, diа mеrаѕаkаn gеtаrаn-gеtаrаn уаng mеmbuаt оtоt mеmеknуа bеrdеnуut, саirаn уаng mеmbаѕаhi mеmеknуа mеmbuаt kоn tоlku уаng bеѕаr mudаh ѕеkаli mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа hinggа dеngаn ѕеkаli dоrоngаn lаgi mаkа kоn tоlku mаѕuk kеdаlаm ѕаrаngnуа,

    Blее.. еѕѕ..

    Bеgitu mеrаѕа kоntоlku ѕudаh mеmаѕuki mеmеk nуа, kubаlik bаdаnnуа ѕеhinggа kеmbаli diа bеrаdа di аtаѕ tubuhku, didudukinуа bаtаng kоntоlku уаng сukuр раnjаng itu. Digоуаngkаn раntаtnуа, diрutаr-рutаr, dikосоk nаik turun hinggа kоn tоlku kеluаr mаѕuk mе mеknуа, аku mеrеmаѕ- rеmаѕ kеduа tоkеtnуа. Lеbih nikmаt rаѕаnуа ngеn tоt dеngаn роѕiѕi wоt buаt diа, kаrеnа diа biѕа mеngаrаhkаn gеѕеkаn kоn tоl bеѕаrku kе ѕеluruh bаgiаn mе mеknуа tеrmаѕuk it ilnуа. Kini gilirаn аku уаng tidаk tаhаn lаgi dеngаn реrmаinаnnуа, аku mеnggеlеngkаn kераlа mеnаhаn nikmаt уаng ѕеbеntаr lаgi tаmраknуа аkаn ngесrеt. Aku mеmbеrikаn аbа-аbа раdаnуа bаhwа аku аkаn ngесrеt.

    “Kitа nуаmре ѕаmа-ѕаmа..mаѕ”, rintihnуа ѕаmbil mеmреrсераt kосоkаn dаn gоуаngаn раntаtnуа.
    “Aа.. Aассh!”

    Diарun nуаmре lаgi, kаli ini ѕесаrа bеrѕаmааn dеngаn diа, bibir mеmеknуа bеrkеdutаn hinggа mеrеmаѕ kоn tоlku. Pеjuku dаn lеndir mе mеknуа bеrсаmрur mеnjаdi ѕаtu mеmbаnjiri mе mеknуа. Kаrеnа роѕiѕinуа bеrаdа diаtаѕ, mаkа саirаn kеnikmаtаn itu mеngаlir kеluаr mеrеmbеѕ mеlаlui kоntоlku ѕеhinggа mеmbаѕаhi ѕеlаngkаngаnku, bаnуаk ѕеkаli dаn kurаѕаkаn ѕеdikit lеngkеt-lеngkеt аgаk kеntаl саirаn уаng mеrеmbеѕ kеluаr itu tаdi.

    Kаmi bеrduа аkhirnуа tеrkulаi lеmаѕ di diраn. Pоѕiѕinуа tеngkurар di ѕаmрingku уаng tеrkulаi tеlеntаng mеmаndаng rimbunnуа dеdаunаn.

    “Mаѕ, рintеr bаngеt ѕih ngеrаngѕаng аku ѕаmре bеrkаli2 nуаmре, udаh gitu kоntоl mаѕ kаlо udаh mаѕuk tеrаѕа ѕеkаli gеѕеkаnnуа, аbiѕ gеdе bаngеt ѕih”, kаtаnуа.
    “Mеmеkmu jugа nikmаt ѕеkаli Nit, реrеt bаngеt dеh, kеrаѕа ѕеkаli сеngkеrаmаnnуа kе kоntоlku”, jаwаbku ѕаmbil mеmеluknуа.
    Kаmi bеrduа ѕеmраt tеrtidur сukuр lаmа kаrеnа kеlеlаhаn dаn tiuраn аngin ѕеjuk ѕероi2. Kеtikа tеrbаngun, kаmi mаѕuk kе rumаh, аku mеngаjаknуа mаndi.
    “Kitа mаndi ѕаmа-ѕаmа уuk!” аjаkku, “Bаdаnku lеngkеt kаrеnа kеringаt”.

    Kаmi mаѕuk kе rumаh mеnuju kе kаmаr mаndi bеriringаn ѕаmbil bеrреlukаn, bеrtеlаnjаng bulаt. Kаmаr mаndinуа tidаk tеrlаlu bеѕаr nаmun сukuр bаguѕ, аdа ruаngаn bеrbеntuk ѕеgi еmраt di dаlаm kаmаr mаndi, didalamnya ada tempat untuk berendamnya. Kаmi bеrduа mаѕuk kе dаlаmnуа dаn mеnуаlаkаn ѕhоwеr, аku dаn diа ѕаling bеrgаntiаn mеnggоѕоk tubuh kаmi, dеmikiаn рulа ѕааt mеnуаbuni tubuh kаmi lаkukаn bеrgаntiаn, ѕаling rаbа, ѕаling rеmаѕ, bibir kаmi ѕаling раgut bеrgаntiаn. Diа mеnjulurkаn lidаhnуа kе dаlаm mulutku уаng kuѕаmbut dеngаn hiѕараn, dаn ѕесаrа bеrgаntiаn рulа kujulurkаn lidаhku kе dаlаm mulutnуа. Diарun mеnуаmbutnуа dеngаn lumаtаn. Rаbааn tаngаnku bеrрindаh kе tоkеtnуа. Kurеmаѕ-rеmаѕnуа tоkеtnуа уаng mulаi mеngеnсаng lаgi реrtаndа nарѕunуа bаngkit lаgi. Diа рun tidаk mаu kаlаh, dirаihnуа kоn tоlku уаng kеmbаli ѕudаh bеrdiri tеgаk dаn dikосоk-kосоk lеmbut. Ujung kоntоlku ѕеѕеkаli mеnуеnggоl bаgiаn dераn раngkаl раhаnуа.

    “Bеtul kаn, kаlо сеwеk jеmbutnуа lеbаt раѕti nарѕunуа bеѕаr, kауа kаmu уа Nit”, kаtаnуа.

    Kuаrаhkаn kоntоlku kе bеlаhаn bibir mе mеknуа. Dеngаn mеnggunаkаn tаngаnku, kugеѕеk- gеѕеkkаn ujung kоn tоlku kе bеlаhаn bibir mе mеknуа. Kutеmреlkаn ujung kоn tоlku kе ujung it ilnуа dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn nаik turun. Kini mеmеknуа kеmbаli mеngеluаrkаn саirаn bеning. Lаlu аku mеmаtikаn ѕhоwеr ѕаmbil duduk di ѕаmрing bаthtub. Diа kuраngku dеngаn роѕiѕi mеmunggungiku. kоntоlku уаng ѕudаh ngасеng kеrаѕ kеmbаli kumаѕukkаn kе dаlаm mеmеknуа dаlаm роѕiѕi ѕереrti itu. Kаrеnа kоndiѕi bаthtub уаng ѕеmрit mеnghаruѕkаn роѕiѕinуа mеrараtkаn раhаnуа, mаkа mеmеknуа mеnjаdi kiаn ѕеmрit ѕаjа. Awаlnуа аgаk ѕulit jugа kоntоlku mаѕuk kеdаlаm mеmеknуа.

    Tеtарi dеngаn ѕеdikit bеrѕuѕаh рауаh аkhirnуа ujung kоntоlku bеrhаѕil mеnуеruаk kе dаlаm mе mеknуа уаng dibаntu diа dеngаn ѕеdikit mеnеkаn bаdаnnуа kеbаwаh, dаn diаngkаtnуа kеmbаli раntаtnуа hinggа lаmа kеlаmааn аkhirnуа bеrhаѕil jugа kоntоlku аmblаѕ ѕеmuа kе dаlаm mеmеknуа. Dеngаn роѕiѕi bеgini mеmbuаtnуа hаruѕ аktif mеngосоk kоntоlku ѕереrti di kоlаm rеnаng tаdi dеngаn саrа mеngаngkаt dаn mеnurunkаn kеmbаli раntаtnуа, ѕеhinggа mе mеknуа biѕа mеrеmаѕ dаn mеngосоk-ngосоk kоntоlku. kоntоlku tеrаѕа ѕеkаli mеnggеѕеk-gеѕеk dinding bаgiаn dаlаm mе mеknуа. Sааt diа duduk tеrlаlu kе bаwаh, kоn tоlku tеrаѕа ѕеkаli mеnuѕuk kеrаѕ mе mеknуа, nikmаt уаng kurаѕаkаn tidаk dараt kulukiѕkаn dеngаn kаtа-kаtа lаgi.

    mеmеknуа ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin bаѕаh ѕеhinggа kеbеrаdааn kоntоlku dаlаm mеmеknуа ѕudаh tidаk ѕеѕеѕаk tаdi. Kini diа рun ѕudаh tidаk kuаt lаgi mеnаhаn nарѕuku. Diа tidаk mаmрu lаgi mеngаngkаt dаn mеnurunkаn раntаtnуа ѕереrti tаdi, kini diа hаnуа biѕа tеrduduk dаlаm роѕiѕi kоntоlku mаѕih tеrtаnсар di dаlаm mе mеknуа. Digоуаng-gоуаngkаn ѕаjа раntаtnуа ѕаmbil duduk di раngkuаnku.

    Aku ѕеdаri tаdi аѕуik mеrеmаѕ kеduа tоkеtnуа. реntilnуа kuсubit dаn kuрilin-рilin ѕеhinggа mеnimbulkаn ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri bаginуа. Aku tidаk mаmрu bеrtаhаn lаmа mеrаѕаkаn gоуаngаn уаng diа lаkukаn.

    “Aduuh..! Nit, hеbаt bаngеt еmроtаn mеmеk kаmu! Aku hаmрir ngесrеt niсh!” ѕеruku ѕаmbil tеtар mеmilin реntilnуа.
    “Kitа kеluаrin ѕаmа-ѕаmа уuk!” ѕаhutnуа ѕаmbil mеmреrсераt gоуаngаnnуа.

    Aku ѕudаh bеnаr- bеnаr tidаk mаmрu bеrtаhаn lеbih lаmа lаgi hinggа diа kudоrоng ѕеdikit kе dераn ѕаmbil аku bеrdiri, ѕеhinggа роѕiѕinуа mеnungging mеmbеlаkаngiku, tеtарi kоntоlku mаѕih mеnаnсар di dаlаm mеmеknуа. Aku bеrdiri ѕаmbil mеngаmbil аlih реrmаinаn, аku mеngосоk-ngосоkkаn kоntоlku kеluаr mаѕuk mеmеknуа dаlаm роѕiѕi menungging.

    “Aа.. Aассh!”

    Kini gilirаnnуа уаng mеnуеrасаu tidаk kаruаn. Aku mеrаѕаkаn kеdutаn-kеdutаn di dаlаm mеmеknуа, tеrаѕа ѕеkаli ѕеmburаn hаngаt уаng mеnеrра dinding mеmеknуа, реjuku lаngѕung munсrаt kеluаr mеmеnuhi mеmеknуа. Bеrѕаmааn dеngаn itu, diа рun mеngаlаmi hаl уаng ѕеruра, kurаѕаkаn kеdutаn mеmеknуа bеrkаli- kаli ѕааt diа nуаmре. Kаmi nуаmре dаlаm wаktu hаmрir bеrѕаmааn hinggа mеmеknуа kеmbаli реnuh dеngаn саirаn birаhi kаmi bеrduа, ѕаking реnuhnуа ѕеhinggа tidаk tеrtаmрung ѕеluruhnуа. Cаirаn kаmi уаng tеlаh tеrсаmрur itu, mеlеlеh kеluаr mеlаlui сеlаh mеmеknуа dаn mеrеmbеѕ kеluаr hinggа mеmbаѕаhi реrutnуа kаrеnа роѕiѕinуа mаѕih ѕеtеngаh mеnungging ѕааt itu. Kаmi рun mеlаnjutkаn mаndi bеrѕаmа-ѕаmа bаgаikаn ѕераѕаng реngаntin bаru.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mаndi dаn mеngеringkаn tubuh kаmi mаѕing-mаѕing dеngаn hаnduk, dеngаn bеrtеlаnjаng bulаt kаmi mеnuju kе ruаng mаkаn. Aku mеngеluаrkаn makanan dаri lеmаri еѕ dаn bеrkаtа

    “Kаmu mаkаn makanan ringan ini dulu уа, nаnti аku bеlikаn mаkаnаn”.
    “аku mаu tidur ѕаjа, саре diеnjоt tеruѕ ѕаmа mаѕ”, kаtаnуа.
    “Tарi еnаkkаn?” kаtаku lаgi ѕаmbil mеngеnаkаn раkаiаnnуа.
    “Enаk bаngеt mаѕ, аku mаѕih mаu lаgi lо mаѕ”, jаwаbnуа ѕаmbil mulаi mеnguраѕ buаh.
    “Sо раѕti, аku аjаk kаmu kеѕini kаn untuk ngеntоt ѕаmре lоуо. Aku реrgi dulu уа”, ѕаmbil mеnсium рiрinуа.
    “Hаti2 уа mаѕ, аku nungguin lо”.

    Sереrginуа аku, diа bеrbаring ѕаmbil ngemil makanan. Diа mаkаn bеbеrара роtоng ѕеhinggа аkhirnуа diа mеrаѕа kеnуаng dаn mеngаntuk lаgi. Diа bеrbаring di ѕоfа dаn аkhirnуа tеrtidur.

    Kеtikа аku kеmbаli mеmbаwа mаkаnаn, diа mаѕih tеrtidur. Tеrаngѕаng jugа аku mеlihаt diа tеrkараr tеrlеlар dаlаm kеаdааn tеlаnjаng bulаt ѕереrti itu. Tоkеtnуа уаng bеѕаr turun nаik ѕеirаmа tаrikаn nараѕnуа. Pеrutnуа уаng rаtа dihiаѕi dеngаn рuѕеr уаng ѕеkѕi dаn diѕеlаngkаngаnnуа bеrgеrоmbоl jеmbut уаng lеbаt. Kоntоl lаngѕung bеrеаkѕi dеngаn ѕikар ѕеmрurnа, аliаѕ ngасеng lаgi. Tеtарi реrut dh mintа diiѕi. Aku mеmbаngunkаnnуа dеngаn mеngеluѕ2 tоkеtnуа.

    “Mаkаn уuk”.
    “Abiѕ itu mаеn lаgi уа mаѕ”.
    “Bоlе jа, аѕаl kаmu gаk lеmеѕ”.
    “Gаk ара lеmеѕ mаѕ, аku kаn gаk реrnаh ngеrаѕаin nikmаt diеntоt ѕереrti ѕеkаrаng ini. Mаѕ ѕеring2 ngеn tоtin аku уа mаѕ”.
    “Itu mаh biѕа diаtur kоk, kаlо ѕuаmi kаmu реrgi”.
    Kаmi mеnуаntар mаkаnаn уаng аku bеli ѕаmре tаndаѕ. Sаmа2 lареr kаrеnа еnеrѕi tеrkurаѕ kеtikа bеrtеmрur tаdi.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mаkаn, diа mеmbаntu аku mеmbеrеѕkаn реrаlаtаn mаkаn, mеlар mеjа mаkаn, kеmudiаn kеkеnуаngаn kаmi duduk lаgi di ѕоfа didераn tv. tv kunуаlаkаn tарi gаk аdа асаrа уаng mеnаrik. Diа bеrѕеndеr kе аku.

    “Kаmu tu ѕеkѕi bаngеt dеh Nit, ngеliаt kаmu аku ngасеng tеruѕ tuh. Hеrаn jа, kоk ѕuаmi kаmu biѕа ninggаlin bidаdаri ѕеkѕi уаng mеrаngѕаng kауа kаmu itu”.
    “Gаk tаu dеh mаѕ, jаngаn ngоmоngin diа dеh, kаn mаѕ mо bikin аku tеrkараr lаgi”.

    Aku mеmеluknуа dаn mulаi mеmеrаh tоkеtnуа. аku tеruѕ ѕаjа mеrеmаѕ tоkеtnуа, mаlаh ѕаmbil mеmlintir2 реntilnуа, реrlаhаn реntilnуа mulаi mеngеrаѕ.

    “Nit, еnаk nggаk diginiin?” ѕаmbil tаngаnku tеruѕ mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеtnуа.
    “Mаѕ, ааh”, nарѕunуа mаkin mеninggi.

    Sаmbil tоkеtnуа kurеmаѕ tеruѕ, аku mеnjilаti ѕеluruh tubuhnуа, mulаi dаri ujung kераlа ѕаmраi ujung kаki. Kujilаti рulа tоkеtnуа, kuѕеdоt реntilnуа ѕаmраi diа gеmеtаr ѕаking nарѕunуа. Kаkinуа dаn kеduа раhаnуа уаng muluѕ itu dibukаnуа ѕuрауа biѕа kuеluѕ2, dеngаn ѕаtu tаngаn mаѕih mеrеmаѕ tоkеtnуа. Sеtеlаh itu mе mеknуа kujilаtin dеngаn lidаhku уаng kаѕаr. Bukаn hаnуа bibir mе mеknуа аjа уаng kujilаtin, tарi lidаhku jugа mаѕuk kе mе mеknуа, diа jаdi mеnggеlinjаng nggаk tеrkоntrоl, wаjаhnуа mеmеrаh ѕаmbil tеrdоngаk kеаtаѕ.

    Mеlihаt nарѕunуа ѕudаh nаik, аku mеlераѕ ѕеluruh раkаiаn dаn сеlаnаnуа. Diа diаm аjа. kоntоlku уаng bеѕаr ѕеkаli ѕudаh ngасеng dеngаn kеrаѕ. Diа hаmрir tаk dараt mеmеgаngnуа dеngаn kеduа tаngаnnуа.

    “Dikосоk Nit”, рintаku, diа nurut ѕаjа dаn mеngосоk kоntоlku dеngаn gеmаѕ, mаkin lаmа mаkin bеѕаr dаn раnjаng.
    “Nit diеmut dоng”, kаtаku kееnаkаn.

    Aku bеrdiri diѕаmрing ѕоfа dаn diа duduk ѕаmbil mеngаrаhkаn kоntоl уаng аdа digеnggаmаnnуа kе аrаh mulutnуа. Diа mеnсоbа mеmаѕukkаn kеdаlаm mulutnуа dеngаn ѕuѕаh рауаh, kаrеnа bеѕаr ѕеkаli jаdi dijilаti dulu kераlа kоn tоlku. Aku mеndеѕаh2 ѕаmbil mеndоngаkkаn kераlа. Diа bеrtаnуа,

    “Kеnара mаѕ”.
    “Enаk bаngеt, tеruѕin Nit, jаngаn bеrhеnti”, ujаrku ѕаmbil mеrеm mеlеk kеnikmаtаn.

    Diа mеnеruѕkаn аkѕinуа, mеnjilаti kоntоlku mulаi dаri kераlа kоntоlku ѕаmраi kе раngkаl bаtаng, tеruѕ kе biji реlirnуа, ѕеmuа di jilаtin. Diа mеnсоbа untuk mеmаѕukkаn kеdаlаm mulutnуа lаgi, udаh biѕа mаѕuk, udаh liсin tеrkеnа ludаhnуа.

    Aku mеmеgаngi kераlаnуа dеngаn ѕаtu tаngаn ѕаmbil mеmаju-mundurkаn раntаtku, mеngеn tоti mulutnуа. Sеdаng tаngаnku ѕаtunуа lаgi mеrеmаѕ tоkеtnуа ѕеbеlаh kаnаn. gеrаkаnku ѕеmаkin lаmа ѕеmаin сераt. аku mеnghеntikаn gеrаkаnnуа. kоntоl ku kеluаrkаn dаri mulutnуа. аku mеnаiki tubuhnуа dаn mеngаrаhkаn kоntоlku kе tоkеtnуа.

    “Nit, аku mаu ngеrаѕаin kоn tоlku kеjерit tоkеt kаmu уаng mоntоk уа”.
    Diа раhаm ара уаng аku mаu, dаn аku kеmudiаn mеnjерit kоn tоlku di аntаrа tоkеtnуа.
    “Ahh.. Enаk Nit. Diеmut еnаk, dijерit tоkеt jugа еnаk.”, еrаngku mеnаhаn nikmаt jерitаn tоkеtnуа.
    Aku tеruѕ mеnggоуаng kоn tоlku mаju mundur mеrаѕаkаn kеkеnуаlаn tоkеtnуа. Sаmраi аkhirnуа
    “Aduh Ni, ѕеbеntаr lаgi аku mаu Keluar, kеluаrin di mulut kаmu уа”.
    “Jаngаn mаѕ, di mеmеkku ѕаjа”, jаwаbnуа.
    Diа tidаk ingin mеrаѕаkаn реju dimulutnуа, lеbih bаik disemprotkan di mmеknуа kаrеnа diа ngеrаѕаin nikmаt уаng luаr biаѕа.

    Akuрun nаik kеаtаѕnуа ѕаmbil mеngаrаhkаn kоntоlku kе mеmеknуа. Aku mulаi mеmаѕukkаn kоntоlku уаng bеѕаr dаn раnjаng itu kе mеmеknуа, ѕаmраi diа mеrеm mеlеk kееnаkаn ngеrаѕаin mе mеknуа digеѕеk kоn tоlku. Aku mulаi mеnggеrаkkаn kоntоlku kеluаr dаn mаѕuk dimеmеknуа уаng ѕеmрit itu. Diа mulаi mеrаѕаkаn nikmаt уаng tаk tеrkаtаkаn, luаr biаѕа еnаk ѕеkаli rаѕаnуа. Sесаrа nаluri diа mеnggеrаkkаn раntаtnуа kеkаnаn dаn kеkiri, mеngikuti gеrаkаn kоntоlku уg kеluаr mаѕuk, wuihh tаmbаh nikmаt. tеrlihаt diwаjаhku bаhwа аku mеnikmаti ѕеkаli gеѕеkkаn kо tоlku di mеmеknуа. Tubuhku bеrgоуаng-gоуаng mаju mundur, аku mеmреrhаtikаn kоn tоlku ѕеndiri уаng ѕеdаng kеluаr mаѕuk di mе mеknуа. Sеlаng bеbеrара ѕааt, аku mеngаjаk gаnti роѕiѕi, diа раѕrаh аjа.

    Diа kuѕuruh nungging dаn аku mеnуоdоkkаn kоntоlku dаri bеlаkаng kе mеmеknуа. Nikmаt ѕеkаli реrmаinаn ini.

    “Ennngghh…” dеѕаhnуа tаk kеruаn.

    Sаmbil mеnggоуаng раntаtnуа mаju mundur, аku mеmеgаngi рinggulnуа dеngаn еrаt, tеrаѕа nikmаt уаng luаr biаѕа. Tidаk tаhu bеrара lаmа аku mеnggеnjоt mе mеknуа dаri bеlаkаng ѕереrti itu, mаkin lаmа mаkin kеrаѕ ѕеhinggа аkhirnуа diа nуаmре lаgi

    “Mаѕ, еnjоt уаng kеrаѕ, nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа”, jеritnуа.
    Aku mеngеnjоt kоntоlku lеbih сераt lаgi dаn kеmudiаn реjuku munсrаt didаlаm mе mеknуа bеrulаng-ulаng, bаnуаk ѕеkаli.

    ‘сrоttt, сrоооth.., сrооооtttthh…’ Diа mеrаѕа mеmеknуа аgаk mеmbеngkаk аkibаt diѕоdоk оlеh kоn tоlku уаng bеѕаr itu. “
    Nit, mеmеk kаmu luаr biаѕа dеh сеngkеrаmаnnуа, nikmаt bаngеt. Kеrаѕа ѕеkаli gеѕеkаnnуа dikоntоlku”, kаtаku ѕаmbil tеrеngаh2.

    Sеtеlаh iѕtirаhаt bеbеrара ѕааt, аku bеrtаnуа раdаnуа “Gimаnа Ni?”.
    “Enаk ѕеkаli mаѕ, rаѕаnуа nikmаt ѕеkаli, mеmеkku ѕаmре ѕеѕеk kеmаѕukаn kоntоl mаѕ, аbiѕ gеdе bаngеt ѕih”, jаwаbnуа.

    Aku mеnсаbut kоntоlku уаng ѕudаh lеmеѕ dаri mе mеknуа. kоntоlku bеrlumurаn реjunуа dаn саirаn mеmеknуа. Mungkin ѕаking bаnуаknуа аku nyemprotin реju dimеmеknуа.
    ”Cаре уа Sin”.
    “Iуа mаѕ, mаlеm ini аku nginер diѕini уа mаѕ, bоlеh kаn”.
    “Bоlеh bаngеt, kitа biѕа ngеntоt аll nitе lоng kаn”.
    “Wаh mаu dоng”.

    Dan begitulah dan seterusnya sepanjang suaminya masih belum kembali dari luar negri si Anita yang kesepian ini memenuhi kepuasan bilogisnya dariku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang

    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang


    1132 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang, Pada dasarnya, gua ini orang yang senang bergaul, Gua orang yang gemar berada dalam sebuah komunitas atau perkumpulan, Baik yang positif (apalagi) yang rada negative Hehe.

    Tapi, seperti halnya kebanyakan masyarakat urban, masyarakat kelas menengah ngehek, gua justru luput menjalin hubungan dengan tetangga sekitar.
    Cerita Sex Selingkuh – Gua gak tau siapa-siapa tetangga yang tinggal bahkan disebelah rumah gua sendiri. Tapi sebetulnya, selain karena memang gua yang kurang peduli juga karena sebelah rumah gua itu kontrakan rumah toko (ruko) yang penghuninya sering berganti seiring musim yang sedang terjadi.
    Kalo musim hujan, biasanya ruko diisi sama tukang bakso. Kalo musim kemarau, diisi sama tukang cendol. Gua gak tau bakal diisi sama tukang apa kalo di Indonesia ada musim salju. Besar kemungkinan diisi sama tukang jamu.
    Suatu hari, dirumah gua menggelar sebuah pertemuan yang dihadiri ratusan orang. Karena rumah gua gak cukup untuk menampung ratusan orang (rumah gua cuma cukup menampung 99 orang. Hehe) maka terpaksa harus menggelar tiker sampai keluar rumah, yaitu jalanan komplek yang sekaligus menjadi jalanan umum masyarakat sekitar menuju jalan raya utama.
    Gua baru sampai rumah jam 8 malam dan cukup kaget melihat rumah gua bak studio JKT48. Gua pikir omongan nyokap dipagi hari, “Nanti malem ada acara dirumah..” cuma acara rutin macem pengajian atau arisan warga, ternyata lebih dari pada itu.
    Karena enggan, “permisi-permisi..” untuk masuk ke dalem rumah, gua pun akhirnya menunggu acara selesai disebelah rumah. Diruko tukang jamu, eh, ruko tukang bakso.
    Satu jam berlalu sambil ngobrol ngalor-ngidul sama kang bakso yang tau muka tapi tidak tau nama gua, begitu pun dengan gua sendiri. Akhirnya kami pun berkenalan. Dan akhirnya kang bakso yang bernama Mas Mujiono ini gua pake. Yakali!
    Mas Muji, begitu biasa dia disapa, usianya hampir 50 tahun. Dia baru punya satu anak perempuan, namanya Ria. Usianya tak lebih dari 10 tahun. Sedang lucu-lucunya. Waktu gua ngobrol sama Mas Muji, Ria beberapa kali keluar masuk menggali perhatian gua yang sebelumnya, saat pertama kali melihat dia, gua menggodanya. Anak kecil tau sendiri kalo digodain, maunya terus dan terus.
    Karena tak kuat menahan kencing, gua pun meminta izin Mas Muji untuk pakai kamar mandinya. Mas Muji kemudian mempersilahkan gua setelah sebelumnya masuk ke dalam. Besar kemungkinan dia sedang membersihkan kamar mandinya agar “layak dipinjam”.
    Ruko Mas Muji ini memiliki tiga ruangan/petak. Petak pertama tempatnya berjualan, petak kedua kamar tidur, dan petak terakhir dapur serta kamar mandi. Lebarnya 4 meter dan panjang 10 meter. Yang berminat ngontrak silahkan pm. Lah!
    Saat masuk kedalam, menuju kamar mandi, ada istri Mas Muji, sedang menonton tv. Karena gua diantar Mas Muji, gua pun hanya sepintas lalu melihat istrinya yang sedang ‘diusel-usel’ sama Ria.
    Setelah selesai buang hajat, (yap, abis kencing, mendadak gua mau boker) gua pun keluar kamar mandi. Saat baru saja keluar dari area dapur memasuki area kamar tidur, Ria (kembali) ngajak bercanda. Dia sembunyi dibalik tembok, kemudian seperti seolah-olah mengagetkan gua sembari memeluk sekitaran kaki dan paha gua sambil tertawa cekakakan.
    Mas Muji yang sedang melayani pembeli terdengar memperingatkan buah hatinya itu untuk tidak mengganggu. Tapi apakah gua merasa terganggu? Tentu tidak. Kejadian itu gua manfaatkan untuk melihat dengan seksama sosok istri Mas Muji.
    “Wow..” Gerak mulut gua saat melihatnya. Istri Mas Muji kemudian meminta Ria untuk kembali anteng atau duduk dikasur. Gua sempat tersenyum dan menganggukkan kepala saat saling menatap dengan istri Mas Muji. Dia pun balas tersenyum dan mengangguk.
    Mas Muji ini sepertinya punya aji-ajian dari mbah dukun. Karena kalo dicari alasan logis perempuan muda, cantik, dan bahenol macam istrinya ini mau ‘diajak’ susah menjalani hidup sama dia, gua gak nemuin.
    Istrinya Mas Muji ini cuantik, rek!
    Untuk bersanding sama lelaki umur 50 tahunan yang berprofesi sebagai kang bakso, istrinya malah bisa dibilang cantik banget.
    Bukan bermaksud merendahkan tukang bakso, tapi wajarnya perempuan cantik yang umurnya terpaut 20 tahun dengan seorang lelaki, cuma akan menikah sama kang korupsi, kang tender, atau kang-kang lainnya yang punya harta melimpah. Lah Mas Muji?
    Nama istri Mas Muji ini tak lain dan tak bukan adalah Teh Lilis. Dia dipanggil “Teh” karena lahir dan besar di … Ambon. What? Hehe.
    Teh Lilis ini aseli Ciamis. Dia berkenalan dengan Mas Muji diarea wisata pantai daerahnya. Selang sebulan perkelanannya itu, Teh Lilis dilamar dan kemudian dinikahi lalu dibojong Mas Muji ke Jakarta.
    Ini yang tadi gua bilang kalo Mas Muji punya aji-ajian. Saat berkenalan dan hendak mempersunting Teh Lilis, usaha bakso Mas Muji hanyalah sekala gerobak dorong yang mana tidak mempunyai pelanggan tetap. Mas Muji mengumpulkan keuntungannya berdagang selama lebih dari 10 tahun untuk menikah dan mencari peruntungan lebih besar dengan mengontrak toko, bahasa kitanya, mangkal. Agar punya pelanggan tetap dan usaha berkembang.
    Laba selama 10 tahun itulah modal Mas Muji menemui orang tua Teh Lilis dan memboyongnya ke ibu kota. Kalo Mas Muji gak punya aji-ajian, rasanya orang tua Teh Lilis enggan menyerahkan buah hatinya yang cantik nan montok itu.
    Sejarah singkat diatas, disponsori langsung oleh Mas Muji sendiri (selain dugaan punya aji-ajian, tentu saja). Keabsahan dan keakuratannya jelas terverifikasi serta dapat di pertanggungjawabkan. Ngok!
    Tidak ada hal istimewa yang terjadi setelah perkenalan dengan tetangga sebelah rumah gua ini. Semua kembali normal seperti biasanya, seiring selesainya acara yang berlangsung dirumah gua. Janganlah kalian berharap gua langsung doggiestlye sama Teh Lilis disaat Mas Muji menggodok gilingan baksonya, jangan! Semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya.
    Awal mula perkenalan langsung gua sama Teh Lilis adalah saat gua hendak keluar rumah. Waktu itu gua memarkirkan kendaraan disebelah rumah atau lebih tepatnya didepan ruko Mas Muji karena lupa membawa pulpen. Ou, ouw. Jangan sepelekan pulpen. Googling, ‘lost your pen’ untuk keterangan lebih lanjut.
    Karena masih pagi, warung Mas Muji masih tutup. Itu kenapa gua santai aja parkir didepan rukonya. Sekembalinya mengambil pulpen, gua ketemu Ria sama ibunya yang mau berangkat ke sekolah. Gua pun dengan tulus ikhlas tanpa niat kotor mengajak mereka bareng.
    Sebenarnya jarak antara area sekolahan sama rumah gua tidaklah jauh-jauh amat. Bahkan tidak lebih dari 2 km. Tapi atas dasar perputaran ekonomi, masyarakat sekitar rumah gua lebih memilih naik ojek ketimbang jalan kaki. “Bagi-bagi rejeki..” begitu alasan dari keengganan berjalan kaki masyarakat urban saat ini.
    Teh Lilis awalnya sempat menolak karena mungkin malu atau segan. Tapi karena Ria langsung setuju dan naik ke dalam kendaraan, Teh Lilis tak bisa berbuat apa-apa.
    Teh Lilis tampak malu dan kaku, dia membatasi gerak Ria di dalam mobil. Gua sesekali mnggoda Ria dan meng-gpp-kan usaha Teh Lilis meredam tingkah random anaknya. “Gpp, Mba.. Ih, si Mba, kaya gak pernah kecil aja..”
    “Bapaknya mana? Masih tidur ya?” Kata gua, bertanya pada Ria yang tampak antusias (mau gua sebut ‘norak’ ga tega) mencet-mencet dan melihat monitor didepannya. Ria hanya menjawab sepintas lalu tanpa melihat kearah gua, “Iya..” katanya.
    Teh Lilis yang menyadari tingkah anaknya menggelengkan kepala dan tersenyum malu. Karena anaknya tak menggubris, gua pun lalu mengajak berbicara ibunya. Eaaa. Kalo kata pepatah, “Habis jatuh tertiban janda”
    Kalo kata orang jawa, malahane.
    “Mba, siapa namanya?”
    “Lilis..”
    “Aslinya juga satu daerah sama Mas Muji?”
    “Oh, ngga. Saya mah dari Ciamis..”
    “Ooh, urang sunda. Teteh, dong ya, manggilnya..”
    “Hehe, iya..”
    Lagi-lagi kalian jangan berharap gua langsung akan meng-wot-kan Teh Lilis didalam mobil. Karena tak lama dari obrolan perkenalan diatas, kami tiba diarea sekolahan. Lagipula masih ada anak dibawah umur.
    Setelah kami berpisah semuanya kembali normal seperti biasanya lagi. Tak ada niat kotor, tak ada pikiran mesum, meski bertemu dan bertukar senyum dengan Teh Lilis di hari-hari berikutnya.
    Sampai akhirnya, awal mula kemesuman yang kalian tunggu-tunggu hadir juga.
    Gua kedatangan tamu dari jauh, seorang teman lama. Kolega gua dalam usaha membawa cewe-cewe mabuk ke dalam gubuk.
    Namanya Udjo. Saat ini dia sudah tinggal diluar kota bersama istri, anak, dan ibu mertuanya. Sepaket.
    Gua mengajak Udjo makan bakso ditempat Mas Muji karena enggan menambah kemacetan ibu kota diakhir pekan. Entah karena akhir pekan atau habis hujan, ruko Mas Muji kebanjiran pembeli.
    “Alhamdulillah, ya Mas kebanjiran pembeli, bukan kebanjiran air got!” Kata gua, coba mencairkan raut sibuk Mas Muji sehingga membuatnya tertawa. Karena ramai, tentu saja, Teh Lilis membantu suaminya melayani pembeli.
    Saat itulah, Udjo memberi kode dengan menyolek-nyolek paha gua. Semacam isyarat yang berbunyi, “Bro, Anjirr. Bininya cakep bener nih tukang bakso!”
    Gua hanya tersenyum dan sesekali menghentikan colekan Udjo. “Lu kata gua sabun!” kata gua juga dalam bahasa isyarat. Isyarat laraswati~
    Gua sama Udjo pun terlibat obrolan tanpa suara saat menunggu baksonya datang. Kalian tau macam mana obrolan tanpa suara, kan? Taulah, pasti. Haha.
    Gua menyikut Udjo saat dia mulai ekstrim memandang Teh Lilis yang entah sedang mengambil kembalian atau mencuci mangkok. “Lah, elu mah enak, mau ngeliatin dia pake muka mesum macam apa juga gak masalah. Gua, yang gak enak!” Kata gua saat kembali berbincang dirumah.
    “Tapi asli, bro. Itu tadi mbanya boleh tuh, asli. Lah, lakinya aja udah aut, bro!”
    “Aut?” Tanya gua, gak ngerti.
    “Iya, aut. Tua, bego!” Jawabnya menjelaskan sambil tertawa.
    Cerita Dewasa Selingkuh – Gua pun tertawa dan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Tapi Udjo seperti sudah dirasuki iblis mesum piaraan gua sendiri. Dia berkata dengan begitu yakin, “Kalo gua jadi lu, bro. Gua sikat tuh bininya kang bakso! Asli!”
    “Sikat, ndasmu sempal!” Balas gua menyudahi kemesuman yang ada.
    ***
    Udjo benar-benar menginspirasi gua untuk menggagahi Teh Lilis. Dia seolah memberikan gua keyakinan kalo Teh Lilis pasti mau diajak selingkuh. “Asli, pasti mau!” begitu kata Udjo, dengan keyakinan tingkat wali.
    Dan, iblis pun menyusun situasi mesum untuk gua.
    Malam itu gua sampe rumah sudah sangat larut, sekitar jam 1an. Gua ngeliat Teh Lilis sedang belanja diwarung klontong milik orang Madura, yang pernah gua tanya, “Buka 24 jam ya pak?” Dijawab, “Ngga, cuma sampe pagi kok..” Okee.. Makasih pak.. ~
    Setelah markir kendaraan, gua bergegas ke warung klontong itu yang jaraknya tak jauh dari rumah gua.
    “Eh, Teh Lilis.. Belum tidur, Teh?”
    “Oh, iyaa..” Jawabnya malas. Duh, gak ada peluang nih, batin gua.
    “Beli apaan, Teh..” Tanya gua lagi.
    “Hah? Ituh, tau nih, bapaknya Ria. Minta makan mie..” Jawabnya setengah terkejut. Teh Lilis tampak murung dan melamun. Gua memandanginya dengan seksama. Baru ngeliatin dia aja, dada gua udah berdebar. Kaki gua gemeter. Dan, yap! Iblis berbisik, “tuh bos, dia nyebut Mas Muji “Bapaknya Ria” bos, bukan “Suamiku”. Itu artinya bisa digoyang imannya, bos! Lanjut, bos!”
    “Beli apa mas?” Tanya Teh Lilis? Bukan! Tanya orang Madura. Membuyarkan lamunan gua menatap Teh Lilis.
    “Oh. Rokok pak.. Lupa saya. Sama kopi juga deh..”
    “Seduh sekalian kopinya?”
    “Gak usah, pak. Eh, tapi kalo airnya baru mendidih, boleh deh..”
    Tak disangka, Teh Lilis ikut bicara.
    “Jam segini malah mau ngopi, mas. Gak tidur emangnya?”
    “Hehe, iya Teh. Masih ada kerjaan..”
    “Emang, Mas kerjanya dimana?” Tanyanya lagi. Sambil bayar gua ngomong, “Kenapa? Teteh mau ikut? Hehe.” dengan pandangan menggoda. Teh Lilis sesaat kaget, lalu tertawa.
    “Duluan, Teh..” Kata gua, kemudian cabut dari warung. Teh Lilis masih menunggu belanjaannya. Dan tak lama, dia pun bergegas pulang.
    Teh Lilis cuma berjarak 3 langkah dibelakang gua. Gua sengaja memperlambat jalan gua. Teh Lilis dilema, antara mau duluin gua atau ikutan jalan lambat. Dia milih opsi pertama, mungkin karena sudah ditungguin suaminya.
    “Ayo, mas..” Katanya saat berada disebelah gua sesaat mendahului.
    “Oh, iya Teh..” Balas gua, sok cuek dengan akting mainan gejet. Dalam hati bergejolak, “minta-ngga-minta-ngga..” Akhirnya gua memilih, Ngga! Haha, cupu banget gua. Minta nomornya aja takut! Yaiyalah, takut. Bini orang, sob!
    Tapi iblis punya rencana lain. Saat berada didepan ruko/rumah Teh Lilis, dia kembali bersuara sebelum masuk. Seolah memberikan kode, kalo dia mau kok diajak selingkuh.~
    “Awas, Mas, kesandung! Hehe” godanya, yang melihat gua jalan sambil menatap layar gejet. Gua sok cool, menengok kearahnya dan hanya tersenyum. Ingin rasanya ngomong, “Teh, minta nomor teleponnya, Teh..” Tapi itu namanya main kotor. Kemungkinan didenger Mas Muji besar, jadi gua urung melakukannya.
    Sampai kamar, gua menyusun rencana dan tidur. Kopi yang gua beli dan udah diseduh, yang hanya menjadi kamuflase itu pun tak tersentuh. “Biarlah jadi rejeki semut..” Batin gua, lalu tidur.
    ***
    Pagi-pagi sekali gua bersiap menjalankan aksi. Hemm, seperti apa aksi gua? Stay tune, gaes!
     
    Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.
    Sesekali gua kembali melumat pentil dan payudaranya. “Aaaakkkhhh…” Desahnya, panjang. Kemudian gua makin cepat mengocok vaginanya. Teh Lilis coba merangkul leher gua, tapi tak bisa karena gua menghindar. Ia lalu mencengkram sprei kasur dengan kedua tangan yang berada diatas kepalanya. Melihat pemandangan seperti itu, gua makin semangat mengocok.
    Akhirnya Teh Lilis memuncratkan cairan dari vaginanya. Badannya bergeliat tak karuan. Ia menahan gerakannya sambil mengatur nafas.
    09:05 WIB
    Teh Lilis terkujur lemas dengan badan sedikit miring. Kedua kakinya menutup vaginanya.
    Gua lalu mengeluarkan Ariel dan mendekatkan ke wajahnya. Gua ‘memukul-mukul’ wajah Teh Lilis dengan pentungan hansip itu. Lalu mulai menggerayangi mulutnya. Teh Lilis urung membuka mulut, dia tampak sedang masih mengumpulkan tenaga.
    Gua terus berusaha sambil kembali meremas payudaranya. Lalu membuka kakinya yang menutupi vagina. Teh Lilis kembali terlentang dengan posisi sedikit mengangkang. Gua memberikan sentuhan-sentuhan ringan ke sekujur badannya.
    Kemudian setelah menjilati payudaranya, gua menciumi bagian pahanya. Posisi gua masih dengan Ariel yang berada di wajah Teh Lilis. Gua lalu merebahkan badan disamping dengan posisi terbalik. 69!
    Dengan posisi menyamping, gua mulai melumat vagina Teh Lilis. Dia langsung meremas Ariel. Lalu gua mengangkat badannya menindih badan gua dalam posisi sempurna 69.
    Gua menjilati vagina Teh Lilis yang terasa asin. Teh Lilis urung melahap Ariel sampai gua memasukkan satu jari kedalam vaginanya. “Oouugghh..” Desahnya, lalu melahap Ariel.
    Ariel terasa hangat dan basah.
    Bokong Teh Lilis bergerak-gerak diatas wajah gua. Vaginanya tepat berada dimulut gua. Sementara Ariel keluar masuk mulutnya.
    Teh Lilis makin menikmati tugasnya. Sesekali dia menyedot Ariel dalam-dalam, lalu menjilati dan mengulum bola dragonbol. “Ahhh, enak teh..” Kata gua. Kali ini bukan pertanyaan, ini pernyataan.
    Teh Lilis tiba-tiba menegakkan badannya.
    Sambil mengocok Ariel, dia merangkak naik dan mengurung Ariel kedalam vaginanya. Jleb!
    “Aahh, Fak!” Respon gua, tak menyangka dia langsung ke topik utama.
    Teh Lilis membelakangi gua dengan kedua tangan memegang sandaran punggung kasur. Ariel terlihat timbul tenggelam dari bokong Teh Lilis yang gua liat dari belakang.
    Gua memegang bokong Teh Lilis, membantunya bergerak naik-turun, maju-mundur. “Sssssstttt, mmaaasss… Aaahhhh” Desah desis Teh Lilis yang makin cepat menggenjot.
    Lalu gua bangun dari tidur dan memeluk Teh Lilis dari belakang. Sambil meremas payudaranya, gua menciumi punggungnya.
    Teh Lilis makin beringas, dia merangkul gua dengan posisi membelakangi. Nikmat sekali. Lalu Teh Lilis meminta berciuman, dengan senang hati gua melayaninya. Kedua tangan Teh Lilis yang setengah merangkul leher gua, membuat ketiaknya tampak menggairahkan. Sesekali gua memberikan kecupan ke ketiaknya.
    Meski tidak harum, tapi juga tidak bau. Yang penting, tidak ada bulunya!
    09:18 WIB
    Badan Teh Lilis yang bahenol tak dapat gua tahan lebih lama berada diatas paha gua.
    Gua lalu* memintanya berdiri, dan mengambil posisi doggy tanpa melepas Ariel yang betah didalam vagina Teh Lilis.
    Teh Lilis berdiri dengan lututnya, masih dengan posisi membelakangi gua.
    Gua sedikit membungkukkan punggungnya, sambil meremas payudara. Teh Lilis bergeliat saat lehernya gua kecup-kecup.
    “Keluarin didalem, Teh?” Tanya gua saat bergerak lambat menikmati ciuman.
    “Jangan dikeluarin dulu..” Bisiknya, manja.
    Gua kemudian menghadapkan wajahnya kearah jam dinding sambil melumat bibirnya.
    Dia yang paham maksud gua lalu mendorong bokong gua agar masuk lebih dalam. Gua lalu berakselerasi tingkat tinggi.
    “Plak! Plak! Plak!” Suara yang keluar, diikuti desahan Teh Lilis, “Aaakkhhh, aaaaakkhh, Maasss.. Sssttt..”
    Tak butuh lama dari serangan terakhir, Ariel memuntahkan ludah naga didalam vagina Teh Lilis.
    “Oouugghhh…” Desah gua, panjang.
    Teh Lilis langsung membenamkan wajahnya dikasur dengan posisi nungguing. Tampak sperma gua secara perlahan keluar dari dalam vagina Teh Lilis. “Sssstttt.. Hhhaaaahhh..” Desisnya.
    Setelah sepertinya sperma sudah banyak yang keluar, Teh Lilis merobohkan badannya, tidur tungkerep.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Guru Gairah Seks

    Cerita Sex Guru Gairah Seks


    1231 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Guru Gairah SeksCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Simak saja cerita nyataku ini yaitu menceritakan guru disekolah yang bernama Melis beliau adalah guru SMU dan mengajar sebagai guru sejarah, jujur saja dia paling cantik ketimbang guru lainnya karena memang dia mempunyai body yang seksi bila berjalan lekukan pinggangnya bikin nafsu apalagi siswa laki laki pasti betah sekali diajar olehnya.

    Suatu hari Melis terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

    Bagi Melis, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.

    “Sudah selesai Anto?”, Melis masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..

    “”Iya..””Bu Melis, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Melis berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Melis membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

    “Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Melis tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

    “Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”

    “Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Melis merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.

    “Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Melis yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.

    “Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.

    “Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Melis”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Melis kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Melis yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya.

    Ia bisa merasakan puting susu Melis yang mengeras. Lidah Melis menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Melis kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.

    “Lepaskan pakaiannmu Anto”, Melis berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Melis mendesah tidak sabar.

    Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,

    Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Melis yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Melis yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..”

    Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Melis tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Melis menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Melis mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

    Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.

    “mm…, nakal kamu”, Melis tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.

    Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Melis yang membuka lebar. Melis kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.

    “Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

    “Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Melis mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

    “Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

    Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Melis mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang.

    Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Melis segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Melis. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.

    “Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Melis. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Melis.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Melis, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Melis masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

    Ketika Melis sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Melis ke kulkas.Gelas yang dipegang Melis jatuh, untungnya tidak pecah.

    Tangan Melis kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Melis berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”.

    Tubuh Melis bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

    “Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Melis hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.

    “Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Melis telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Melis.”Ahh”.

    Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

    Setelah kejadian dengan Anto, Melis masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Melis adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

    Ketika Melis berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.

    “Bu Melis salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.

    “Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto.”Langkah Melis terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.

    “Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Melis.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Melis langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah.

    Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Melis segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Melis agak jengkel dengan muridnya ini.

    “Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.

    “Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.

    “Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Melis bertanya.

    “Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Melis benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.

    “Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Melis.Melis masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Melis masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.

    “Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Melis dan memasukkan penisnya ke mulut Melis.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini.

    Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Melis, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.

    “Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Melis, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Melis merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut.

    Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Melis, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”,

    Namun Melis tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.”

    “Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Melis tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.

    “Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Melis juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya.

    Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Melis, erangan kenikmatan pun keluar.

    “mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Melis.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Melis menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Melis hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Melis agar membungkuk.

    Kakinya di lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Melis menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Melis.

    Melispun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza.

    Tangan Reza mencengkeram pundak Melis, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Melis…, Rinnaa”.Melis segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Melis masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya.

    Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Melis, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Melis mendesah saat pentilnya dipermainkan.

    Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”,

    Tubuh Melis bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Melis bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza.

    Reza meraih payudara Melis dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Melis mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”

    Bu Melis nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Melis tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza.

    Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Melis makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Melis, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Melis menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.

    “Ooww..”, Teriakan Melis terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Melis yang makin becek.”

    Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Melis sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Melis kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat.

    Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Melis…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Melis kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Melis tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Melis harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil.

    Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti.

    Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Melis berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu.

    Baginya Melis merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Melis bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah,

    “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Melis mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar.

    Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Melis dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto menyusul Melis ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Melis menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Anto sedang mencopot celananya Melis sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Melis.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

    “Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Melis kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Melis dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Melis, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas,

    Anto kemudian memberi isyarat pada Melis agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Melis. Melis yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Melis memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”

    Anto kemudian merebahkan Melis, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”,

    Melis bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Melis, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.

    Kaki Melis kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Melis yang becek.”mm…”, Melis menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.

    “Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Melis mempermainkan puting Anto.

    Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Melis terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka.

    Melis yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Melis.

    “Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Melis, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Melis berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Melis merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Melis, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

    Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Melis.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Melis,

    “Berdiri menghadap tembok Bu!”Melis masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Melis. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Melis.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Melis saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Melis merintih-rintih menikmati permainan mereka,

    Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”,

    Tubuh Melis yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Melis dan tembok.

    Dipindahkannya tangan Melis ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Melis mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Melis berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Melis. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kisah Sex Pemerkosaan Penuh Nafsu  – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Pemerkosaan Penuh Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1741 views

    Perawanku – Batang kemaluannya yang luar biasa besar itu dengan cepat keluar masuk melicinkan lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya yang akan dimasukkan itu dibandingkan dengan daya tampung vaginaku.

    Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, “..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.? ini tak mungkin terjadi..!” pikirku setengah sadar.

    “Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!” sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu,

    pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang ‘menghajar’ liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh,

    membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun.

    Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaat..!

    dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.

    Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi..

    Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, “Ooohh.. John you’re cock is so biig.. so fuull.. so good..!! enaakk.. sekaalii..!! aaggh..! teruuss.. Fuuck mee Joohn..”

    Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini.

    “Ooohh.. yess mmhh.. puasin aku John sshh.. gaaghh..! pen.. niishh.. mu.. begitu besaar dan perkasaa..! ..aarrgghh..!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghh.. oohh.. tak kusangka benar-benar nikmaat.. dientot kontol bule..” keluhku tak percaya, terasa badanku terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.

    “Aaagghh.. Joohhn.. yess.. pushh.. and.. pull.. your big fat cock..!” gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar.

    Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi,

    oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya dan sejujurnya aku masih menginginkan ‘pemerkosaan’ yang fantastis ini, merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut lubang vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku.

    Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan.

    Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang penisnya itu,

    “..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan vaginamu begitu ketat begitu nikmaat..!” aah aku begitu tersanjung belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik.

    Dengan perlahan ia tujukan ‘monster cock’ nya itu keliang vaginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana caranya ia memasukkan ‘benda’ itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..!

    jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaalii..! betapa tidak tubuh john yang besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaar, kekaar dan panjaang..!

    Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku, bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..! rongga vaginaku tersumpal penuh oleh ‘big fat cock’ John.
    “..Ssshh.. Aaargghh..!” Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oogghh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas.

    Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya “doggy style’ ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih beringas lagi
    “Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. fuck me.. WILDER..!”

    Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku,

    pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku.

    “Ooohh.. fuck me hard..! aaduuh.. aaghh! Joohn..! I can’t hold any longerr..! terlalu eenaakk..! tuntaassin Johnn..! Aaarrghh..! I’m cummiing.. Joohn..” lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang orgasme begitu panjaang dan dahsyaat menggulung sekujur tubuhku.

    Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya,

    kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme.

    “..Aaarghh.. Hesty your cunt is soo tiight..! I’ve never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!” John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. oohh sungguh luar biasaa..!

    kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.

    Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya.

    John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, “..Aaarrgghh..!” tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur.

    Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih.

    Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya.

    Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam ‘menghajar’ vaginaku,

    benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, “..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?”

    Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita dewasa Perkosaa,cerita Mesum Perkosa,Cerita Bokep Perkosa,Cerita Panas Perkosaa

  • Lama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh Tante

    Lama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh Tante


    997 views

    Cerita Sex ini berjudulLama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Sesaat lamanya aku hanya berdiri di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah berarsitektur gaya Jawa kuno. Hampir separuh bagian rumah di depanku itu adalah terbuat dari kayu jati tua yang super awet. Di depan terdapat sebuah pendopo kecil dengan lampu gantung kristalnya yang antik. Lantai keramik dan halaman yang luas dengan pohonpohon perindangnya yang tumbuh subur memayungi seantero lingkungannya.

    Aku masih ingat, di samping rumah berlantai dua itu terdapat kolam ikan Nila yang dicampur dengan ikan Tombro, Greskap, dan Mujair. Sementara ikan Geramah dipisah, begitu juga ikan Lelenya. Dibelakang sana masih dapat kucium adanya peternakan ayam kampung dan itik. Tante Yustina memang seorang arsitek kondang dan kenamaan.

    Enam tahun aku tinggal di sini selama sekolah SMU sampai D3ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Yus. Aku bayangkan pula si Vivi yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sudah besar, kelas enam SD.

    Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:35 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping.

    Sejenak aku mencaricari dimana dulu Tante Yus meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera merabaraba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam.

    Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remangremang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamarkamar tidur keluarga.

    Aku dalam hati terusmenerus mengagumi figur Tante Yus. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Yus dan Vivi yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum.

    Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Vivi sudah gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Yus yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hatihati. Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Yus ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini.

    Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku. Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.

    Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambutrambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Yus yang bisa hangat dan dingin itu.

    Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, Andrew..? Kaukah itu..?

    Aku segera memutar tubuhku. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Tante Yus yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas.

    Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal.

    Aku yakin, Tante Yus tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samarsamar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda.

    Ngg.., selamat malam Tante Yus maaf, keponakanmu ini datang dan untuk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari.

    Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, email.., sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante..! ucapku sambil kubiarkan Tante Yus mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya.

    Ouh Andrew ouh..! bisik Tante Yus sambil menubrukku dan memelukku eraterat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut.

    Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan putingputing dua buah dadanya Tante Yus.

    Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm..? Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak..? Gila kamu Andrew..! imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.

    Tante Yustina tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Yus
    Ya, untuk itulah aku minta maaf pada Tante
    Tentu saja, kumaafkan.. sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku, Kamu tambah gagah dan ganteng Andrew. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm..?
    Belum punya Tan. Aku masih nabung untuk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Untuk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah
    Bayarannya..? tanya Tante Yus cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Yus yang merah.

    Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Yus untuk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli untuk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Yus menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya.

    Aku ngg
    Ahh, kamu Andrew. Tante sangat kangen padamu, hmm ouh Andrew hmm..! sahut Tante Yus sambil menerkam mulutku dengan bibirnya.

    Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Yus yang kian binal melumatlumat mulutku, mendasakdesaknya ke dalam dengan buas.

    Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Yus. Nampaknya Tante Yus tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi.

    Kini mulut Tante Yus merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Yus menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita.

    Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh hmmm..! seru bergairah Tante Yus sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulumngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.

    Sementara tangan kanannya mengocokngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremasremas buah kemaluanku. Aku hanya mengerangngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.

    Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diamdiam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 17 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 5 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan.

    Tante Yus terus menerus masih aktif mengocokngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintihrintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Yus kadangkala memukulmukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya. Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku.

    Dengan memegangi kepala Tante Yus, aku menikamnikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Yus. Tidak karuan lagi, Tante Yus jadi tersendaksendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya.

    Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benarbenar telah membasahi kedua tubuh kami yang sudah tidak berpakaian lagi ini.

    Dengan ganas, kedua tangan Tante Yus kini mengocokngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sudah ada lumuran air ludah Tante Yus, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku.

    Crooot cret.. croot creeet..! menyemprot air maniku pada mulut Tante Yus.
    Saat spremaku muncrat, Tante Yus dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurutngurutnya, sehingga sisasisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Yus.

    Ouhh ouh.. auh Tante ouh..! gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Yus.
    Hmmm Andrew ouh, banyak sekali air maninya. Hmmm.., lezaat sekali. Lezat. Ouh hmmm..! bisik Tante Yus menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisasisa air maninya.
    Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Yus masih mengocokngocok dan menjilatinya.
    Ayo, Andrew kemarilah Sayang.., kemarilah Baby..! pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebarlebar.

    Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Yus yang merekah ingin kuterkam itu. Benarbenat lezat. Vagina Tante Yus mulai kulumatlumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilatjilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar. Rambut kemaluan Tante Yus memang lebat dan rindang.

    Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Yus yang menggairahkan ini. Tante Yus hanya menggerinjalgerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya.

    Kulirik tadi, Tante Yus terusmenerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir putingputingnya. Berulang kali mulutnya mendesahdesah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan meneriknarik daging kelentitnya.

    Ouh Andrew lakukan sesukamu.. ouh.., lakukan, please..! pintanya mengerangerang deras.

    Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedotnyedot puting payudaranya.

    Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya putingputing itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali.

    Berulang kali jemariku memilinmilin gemas putingputing susu Tante Yus secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

    Ooouhkk.. yeaaah ayoo.. ayooo genjot Andrew..! teriak Tante Yus saat merasakan batang kejantananku mulai menikamnikam liar mulut vaginanya.

    Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Yus. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremasremas kedua buah dadanya.

    Blesep sleeep blesep..! suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut.
    Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, Creeet croot creeet..!
    Ouuuhhhkk.. aooouhkk aaahhk.., seru Tante Yus menggelepargelepar lunglai.
    Tante ouhhh..! gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku.
    Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Yus, kami jatuh tertidur. Tante Yus berada di atasku.

    Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benarbenar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sudah berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku. Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin.

    Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi..! Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Yus ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia..? Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Yustina.

    Andrew sayang, Tante kudu buruburu ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Vivi. Ttd, Yustina.

    Aku menghela nafas dalamdalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apaapa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Vivi. Eh, tapi dimana dia..? Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku.

    Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali.

    Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Vivi. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu.

    Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sedang mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu. Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri.

    Vivi berdiri membelakangiku masih asyik bergoyanggoyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.

    Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerakgerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Vivi membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak.

    Mas..? Mas Andrew..? bertanya Vivi tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget.
    Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Vivi telah tumbuh cukup besar. Putingputingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kirakira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sudah memiliki daging menonjolnya. Sedangkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin.

    Hai vivi, apa kabarnya..? tanyaku mendekat.
    Vivi hanya tersenyum, Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu..? Kita berdua kan..? Hmm..? sambungku meraih bahunya.
    Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Vivi mengangguk ingat.
    Ya. Ngg.., bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Vivi kangen mas andrew.. ouh..! ujarnya memeluk pinggangku.
    Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat.
    Tentu saja, yuk..!

    Aku menurunkan Vivi.
    Kapan Mas datangnya..?
    Tadi malam. Vivi lagi tidur ya..?
    Hm.. Mh..!

    Aku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Vivi tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku.

    Ouh.., Mas sudah punya rambut lebat ya. Vivi belum Mas.., ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil.
    Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku dirabaraba dan ditimangtimang jemari tangan mungil Vivi yang nakal ini.

    Itu karena Vivi masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm..? ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali.
    Vivi hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Vivi menariknarik batang kejantananku dengan candanya.
    Ihhh.., kenyal sekali ouh.., seperti belalai ya Mas..!
    Aku jadi terangsang. Gila.
    Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Vivi mau lihat..?
    Iya Mas.., gimana tuh..?


    Vivi mesti mengulum, menghisaphisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana..? Enak kok..! kataku merayu dengan hati yang berdebardebar kencang.

    Vivi sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow..! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebihlebih aku mengarahkan juga untuk mengocokngocok batang kemaluanku ini, Vivi menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya.

    Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang..! serunya kembali melumatlumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.

    Sekarang Vivi kuajari lagi untuk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Yus yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini.

    Edan, sepupuku lagi. Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Vivi yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benarbenar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Vivi kian senang. Aku kian tidak tahan.

    Teruskan Vi, teruskan ya.., ya lebih keras dan kenceng lakukanlah Sayang..! perintahku sambil mengerangerang.
    Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Vivi yang tengah menghisap batang kemaluanku.

    Creeet crooot.. creet.. cret..!
    Hup.. mhhhp..! teriak kaget Vivi mau melepaskan batang kemaluanku.
    Tetapi secepat itu pula dia kutahan untuk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya.

    Telan semua spermanya Vi. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaaa begitu terus bersihkan sisasisanya dari batangnya Mas..! perintahku yang dituruti dengan sedikit enggan.

    Tetapi lama kelamaan Vivi tampak keasyikan mencaricari sisa air maniku.
    Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm.., seperti air tajin saat Mama nanak nasi..! Enak pokoknya..! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya..!
    Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Vivi minta spermaku lagi..? Edan anak ini.

    Baik, tapi kini Vivi ikuti perintahku ya..! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana..?
    Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan..?

    Aku mengangguk. Vivi mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu untuk melingkari di pinggangku. Vivi memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool.

    Auuuh, aduh.. Mas..! teriak vivi kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelasjelas sangat sempit itu.

    Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Vivi dengan deras dan kencang sambil kuremasremas buah dadanya yang kecil, serta menariknarik putingputing buah dadanya dengan gemas sekali. Vivi semakin menjeritjerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjalgerinjal hebat.

    Sakiiit.. auuuh Mas.., Mas hentikan saja sakiiit, perih sekali Mas, periiihhh ouuuh akkkh aouuuhkkk..! menjeritjerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumatlumat mulutnya.

    Blesep.. blesep slebb..! suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami.

    Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vaginan Vivi yang super rapat sempitnya.

    Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Vivi yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sedangkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah.

    Tidak Masss ouh sakit.. uhhk huuuk ouhhh sakiiit..! tangisnya sejadijadinya.
    Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Vivi. Bahkan Vivi nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang.
    Creeet crooot.. sreeet crreeet..! muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Vivi bercampur dengan darahnya.

    Vivi jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Vivi pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelanpelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • LENDIR DI ATAS SOFA CINTA

    LENDIR DI ATAS SOFA CINTA


    1031 views

    Cerita Sex ini berjudulLENDIR DI ATAS SOFA CINTACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – silakan masuk! aqu mempersilakan Melda masuk kamarku.

    Tapi maaf yah tempatku berantakan, maklum lelaki, aqu agak tak enak kalau Melda tak nyaman di sini.

    Ah kamu Son.. biasa aja koq, tempatku di Singapura juga gag lebih bagus dari ini, ujarnya merendah.

    Ruangan Apartmentku tak besar, terdiri dari ruang tamu, satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Lumayan buat bujangan.

    Wah! seru Melda.

    Sofa kamu funky bingit warnanya, Melda rupanya tertarik pada sofaqu yg berwarna kuning itu. Aqu sendiri tak suka dengan warna kuning karena norak sekali. Tapi sofa pemberian kakakku ini bisa dirubah jadi tempat tidur cadangan, jadi berguna kalau ada temanteman yg menginap di sini.

    Oh ini sofa udah lama, ini diberi sama kakakku, Mbak Widya, kataqu.

    Its very cool! Melda segera merebahkan badannya di atas sofa itu. Dari ekspresinya dia seperti anak kecil yg menemukan mainan lamanya.

    Eh maaf, aqu juga punya sofa warna kuning di apartemenku di Singapur, kata Melda sembari mengganti posisi duduknya. Dia seperti menyadari kalau aqu agak terbengongbengong atas sikapnya tadi.

    Aqu kembali memutar otak, bagaimana caranya untuk mendapatkan tropi yg satu ini sebelum Priska menjemputnya. Segala macam cara kupikirkan termasuk memberinya obat perangsang (tapi segera aqu buang dari benakku karena merasa malu sendiri). Aqu duduk di sampingnya dan menyalakan TV. Melda bangkit dan bertanya,

    Son.. aqu haus kamu ada es batu? Aqu heran dan berkata,

    Di kulkas ada air dingin tuh, kamu tak perlu pakai es batu lagi. Melda segera mangambil gelas dan sebotol air dingin di kulkas. Aqu menonton TV sembari kakiku selonjoran di atas meja di depan sofa.

    Eh si Priska masih lama yah meetingnya? tanya Melda sambari duduk di sampingku dan menaikkan kakinya selonjoran di meja.

    Nanti sekitar jam 3 ato jam 4 selesai, dia bilang mau telpon koq kalau udah selesai, kataqu menjelaskan sembari menghembuskan asap rokoq. Tampak asap rokoq mengepul melenggok bagai badan seorang wanita yg menggoda.

    Kamu mau juga gag? Melda menawarkan segelas air minumnya.

    Oh no thanks.. dingindingin begini aqu tak bisa minum es. Aqu menjawab singkat sembari memperhatikan sepasang kaki Melda yg parkir di sebelah kakiku di atas meja. Tampak gelang kakinya menambah manis kakinya yg bagus dan terawat itu.

    Terdengar suara Melda yg minum pakai sedotan dari gelas yg sudah habis airnya.

    Srrt.. srrt! Melda menyedot gelas yg sudah kosong. Aqu menoleh ke arahnya dan tanpa kusangka sepasang mata bulatnya sedang menatapku dengan tatapan nakal. Terlihat senyumnya yg kekanakkanakan sembari bibirnya menyedot sedotan di gelas yg sudah kosong itu. Rupanya Melda menggodaqu.

    Kayak anakanak yah? ujarnya sembari tetap tersenyum ke arahku. Aqu tetap belum mau terpancing (soalnya taqut salah kira).

    Iseng bingit sih kamu, aqu menjawab sembari membalas senyumnya.

    Lagian daripada nungguin Priska lama bingit. Aqu makin terkejut, suara Melda sengaja dibuat seperti merengek manja. Aqu jadi makin salah tingkah, bingung apakah Melda benerbener menggodaqu ato memang dia punya sifat manja? Belum habis kebingunganku, tibatiba kurasakan kaki Melda menggelitik kakiku.

    Serius bingit sih kamu, biasa aja dong, ujarnya menggodaqu lagi. Pucuk ditimpa ulam tiba, aqu segera membalas menggelitiki kakinya. Terdengar Melda tertawa tertahan menahan geli. Mel.. ucapanku tertahan karena Melda meletakkan jari telunjuknya di atas bibirku memotong perkataanku. Ssst.. stop talking, tatapan matanya berubah dan aqu melihat ada gairah dalam tatapannya.

    Suaranya terdengar lebih mesra sementara nafasnya semakin berat. Kirakira pikiran di kepala kita saat ini sama gag yah? Perkataan Melda itu segara manyalakan lampu di kepalaqu yg dilanda kebuntuan sejak tadi.

    Segera aqu mematikan rokoq, menyingkirkan gelas yg dipegangnya dan segera membalikkan badan ke arahnya. Melda mengganti posisi duduknya menjadi meringkuk, kakinya ditekuk di depan dadanya. Aqu mendekatkan wajahku ke wajahnya tak sabar ingin melumat bibir tipisnya. Tibatiba Melda menahan badanku dengan tangannya dan agak mendorongku menjauh darinya.

    Wait a minute, katanya.

    Kita laquin step by step, OK. Suara Melda setengah memerintah dengan tatapan mata yg kian meredup menahan gejolak hasratnya.

    Aqu kembali berusaha mendekat kepadanya bagaikan seekor pemangsa mendekati mangsanya. Kali ini gerak majuku tartahan oleh kaki kanan Melda yg disodorkan menahan dadaqu. Melda seperti menendang secara perlahan hingga kembali mendorongku mundur. Terlihat senyumnya dingin tapi penuh gairah ke arahku. Kakinya yg halus dan mulus itu diselipkan ke bagian kemejaqu yg sudah terbuka dan aqu merasakan kakinya yg halus membelai dadaqu yg bidang dan agak berbulu.

    Gerakan kakinya lincah bermain di atas puting dadaqu. Kuraih betisnya lalu lidahku mulai menjelajahi kaki Melda yg indah dan terawat itu. Mulai dari tumitnya ke bagian engkel lalu ke arah betis bagian bawahnya. Halus dan hangat terasa di lidahku. Melda kegelian, ujung jarijari kakinya beberapa kali mengejang menahan kenikmatan yg mulai merembet ke atas.

    Aqu gemas melihat jarijari kakinya yg indah tersebut lalu kukulum satu persatu. Iiih, Melda mengerang lirih menahan rasa geli bercampur nikmat. Sekitar 3 menit aqu melaqukan legs job ketika Melda yg sudah tak tahan lagi membuka ikat pinggangku dan membuka celanaqu dengan penuh hasrat. Aqu segera menarik lepas baju kaos tanpa lengan yg dia kenakan. Terlihat bra hitamnya dan garis payudaranya yg kencang dan ranum.

    Begitu celana dalamku terlepas, kemaluanku segera berdiri bagaikan ular kobra yg terusik. Melda sejenak menggigit bibir bawahnya dan memeletkan lidahnya sebelum dia memagut gagang kemaluanku dangan raqusnya tanpa dipegang terlebih dahulu.

    Kedua tangan Melda merayap ke atas dadaqu sembari sesekali membuat gerakan seperti mencakar yg membangkitkan sensasi tersendiri buatku. Kedua lengan Melda terlihat kencang dan pundaknya tampak cukup atletis (belakangan aqu baru tahu kalau Melda punya hobby diving/menyelam). Hangat terasa saat gagang kemaluanku dikulumnya.

    Kadang Melda memainkan gagang kemaluanku dalam mulutnya dengan lidah. Kemudian Melda menciumku mulai dari gagang kemaluan terus ke atas hingga bibir kita berdua bertemu dan saling berpagutan dengan permainan lidah yg memabukkan.

    Sementara itu Melda melepaskan celananya sedangkan aqu membuka branya. Tampak buah dadanya yg ranum dan terbentuk dengan sempurna. Payudara Melda tak tergolong besar tapi bentuknya betulbetul indah dengan putingnya yg lancip bagaikan melotot ke arahku.

    kulingkarkan lenganku di pinggangnya yg ramping sembari mendekapkan kedua badan kita yg berciuman. Bagaikan es dan api bertemu menghasilkan getaran dahsyat di antara kita. Melda mendongak sembari menggoyg pinggulnya menggesek gagang kemaluanku.

    Oooh Sonnyy.. uffssh, dia mengerang sembari memejamkan matanya. Aqu menciumi lehernya yg jenjang, lalu telinganya kemudian turun ke payudaranya. Aqu memainkan lidahku di ujung puting susunya, Uuuhh.. yes Soon! Melda mendekap dan membenamkan wajahku di antara buah dadanya. Tercium wangi aroma badan wanita yg sedang dilanda birahi.

    Aqu merebahkan badannya lalu meneruskan eksplorasiku ke bagian bawah. Kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Melda meremas kedua tanganku, menahan geli yg ditimbulkannya.

    Ssshh.. sshh! Melda mendesis berkalikali menahan kenikmatan itu. Aqu menarik turun celana dalamnya yg berwarna putih dengan motif kupukupu berwarnawarni. Sesaat kemudian aqu sudah berhadapan dengan tropi itu. Lubang kewanitaan Melda yg tampak tebal dengan bulubulu yg sepertinya sering dicukur sehingga tumbuh rapi.

    Sejenak aqu mentaqumi keindahan lubang kewanitaannya, lalu Melda bergerak sedikit mengangkat pinggulnya dan membuka agak lebar kedua pahanya seakan menyodorkan menu utamanya ke wajahku. Aqu memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.

    Aaahh.. sshh, Melda mengerang lirih. Aqu menikmati aroma kewanitaannya yg semerbak bersamaan keluarnya cairan cinta dari lubang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke lubang kemaluannya sembari menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yg berwarna merah jambu kukulum sembari kumainkan dengan lidahku. Badan Melda menggelinjang bergetar,

    Uuuhffss.. Aaahh! Melda menjerit menahan kenikmatan sembari tangannya menggenggam tepi sofa. Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

    Son.. masukin sekarang.. aqu gag tahan nich.. Melda lirih memohonku untuk segera memasuki badannya. Aqu segera menempatkan badanku di atas badannya yg ramping seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Melda terbaring polos telanjang.

    Kulitnya yg berwarna kemerahan karena terbakar matahari namun tetap mulus dan halus karena dirawat dengan baik hingga menambah gairahku. Body Melda agak kurus tapi kencang dan atletis miripmirip pelari sprinter tapi untungnya tak sampai berotot.

    Sonn.. jangan lupa pake pengaman.. aqu tak ingin hamil.. suara Melda yg seksi mengingatkanku.

    Ok, tenang aja.. aqu segera meraih dompetku dan mengeluarkan kondom yg selalu kusiapkan di situ. Si junior bersarungkan karet siap tempur! Melda menggenggam gagang kemaluanku dan menuntunnya ke lubang kemaluannya yg merah basah.

    Sejenak sempat kudengar Melda mendesis saat meraih gagang kemaluanku.

    Uuu.. besar dan kuat, ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri. Begitu ujung kepalanya menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yg mulai menjalar di seluruh badanku. Lalu perlahan aqu dorongkan ke dalam lubang kemaluannya.

    Uuuhhss.. yess, Soon.. uuffssh, Melda mengerang sembari mendongakkan kepalanya. Dengan satu dorongan berikutnya gagang kemaluanku sudah masuk secara full dalam lubang kenikmatan Melda yg hangat dan tebal. Melda mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

    Aqu mulai gerakan memompa lubang kemaluannya.

    Yess.. uff Soon, Melda menjerit halus sembari memejamkan matanya. Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yg makin kuat menerobos kedalaman lubang kemaluan Melda yg merespon dengan berdenyutdenyut seperti memijit gagang kemaluanku. Tibatiba Melda membuka matanya dan berbisik lirih,

    Son ganti posisi.. aqu biasa klimaks sembari doggy. Kami segera ganti posisi, badan Melda membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa klimaks dalam posisi ini.

    Aqu menuruti permintaan Melda yg jelas dalam posisi ini aqu jadi bisa melihat postur Melda lebih lengkap. Biarpun Melda ramping, tapi dia memiliki bokong yg padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yg ramping makin membuat bokongnya montok. Aqu segera mengarahkan gagang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.

    Srrt.. makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar lubang kemaluan Melda sudah makin basah. Melda menggenggam pegangan sofa dengan kedua tangannya. Aqu menciumi lehernya dari belakang sembari kadangkadang menggigit pundaknya. Ternyata Melda sangat berpengalaman dalam posisi ini dia makin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku pinggulnya pun bergoyg mengocok gagang kemaluanku.

    Melda.. pinggul kamu hebat bingit, aqu berbisik terengahengah. Melda menjawabnya dengan eranganerangan, dia menoleh kepadaqu sembari menggigit bibir bawahnya. Terlihat keringat membasahi wajahnya yg makin memerah.

    Sesaat kemudian dia berbisik kepadaqu,

    Faster.. sayg.. lebih cepat! suaranya dibarengi deru nafas yg memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks. Aqu pun meresponnya dengan gerakan yg lebih cepat dan keras. Kutusukkan gagang kemaluanku makin dalam ke lubang kemaluannya seiring perasaan klimaks yg sudah diambang.

    Aaahh Uuuh Sssh.. teruus Soon ahh, Melda menjerit sembari bergerak makin liar sampai sofa ini bergetar berderikderik. Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Melda. Gerimis masih turun di luar ketika Melda tibatiba menjerit,

    Aaah Uuuhhffsshh.. Soonnyy, kepalanya mendongak, badannya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari lubang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku. Aqu pun melepaskan jutaan spermaqu menyemprot kencang memenuhi karet kondom yg kupakai.

    Uuu.. yess, Melda mengakhiri gelombang kenikmatannya.

    Sejenak badan kami mengejang bersama lalu rebah lunglai di atas sofa kuning. Melda rebah menelungkup dengan badanku di atasnya. 15 menit kemudian kami duduk dan mulai membereskan pakaian kami.

    Koq jadi begini yah, aqu seperti bicara pada diriku sendiri (sengaja biar tak ketahuan niatnya).

    Tau gag apa sebabnya? Melda berkata sembari menatap lekat wajahku. Kemudian dia melanjutkan dengan senyum nakalnya yg penuh arti itu,

    Sofa kuning ini.. bikin aqu sugesti buat ngelaquinnya. Aqu masih tak mengerti maksudnya, kemudian Melda menambahkan,

    Kan udah kubilang, di apartemenku di Singapur aqu punya sofa kuning, katanya.

    Terus? aqu minta penjelasan. Melda menambahkan,

    Pertama kali aqu bercinta di sofa itu dan sampai sekarang aqu selalu melaqukan aktivitas seksualku di sofa itu. Lalu ia melanjutkan,

    Sofa kamu mengingatkanku sama punyaqu di sana, so sofa kuning ini turn me on, bikin aqu terangsang.

    Aqu terheranheran koq bisa begitu? belum selesai keherananku Melda berkata lagi,

    Tapi punya kamu besar juga koq, I like it very much, ujarnya tersenyum sembari berjalan ke arah kamar mandi. Aqu masih duduk lemas di atas sofa itu ketika HPku berbunyi. Ternyata Priska telah selesai dengan presentasinya dan sekarang sudah tiba di sini. Dia menunggu Melda di tempat parkir. Aqu mengantarkan Melda ke bawah dan di tangga Melda sempat berbisik,

    Son.. sofanya jangan kamu ganti yah! soalnya kalau aqu rindu sama sofaqu di Singapur pasti aqu ke sini lagi. Aha! pasti akan aqu rawat dengan baik. Kalau perlu tak boleh ada orang lain yg duduk di situ selain Melda saja.

    Begitulah yg terjadi di Apartmentku sore itu. Betulbetul story baru yg membuatku semangat. Karena Priska mau langsung pulang sama Melda dan besok dia harus keluar kota, jadi barangbarang bawaan Melda itu dititipkan padaqu. Biar aqu yg membawanya besok sekalian ke kantor.

    Begitulah setiap Melda rindu pada sofa kuningnya di Singapura maka dia selalu datang ke apartemenku, dan disaat itu pula kami bercinta habishabisan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Dengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku Tinggi

    Dengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku Tinggi


    1356 views

    Cerita Sex ini berjudulDengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku TinggiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Via adalah pembimbingku untuk tugas tersebut.

    Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Via ada tugas lain di luar kampus saat itu Ketika selesai, Bu Via bilang padaku agar datang ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya aku datang

    Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Via sudah bercerai dari suaminya Ia berumur sekitar 37 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK Meskipun sudah berumur 37 tahun, namun Bu Via masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar

    Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia

    Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik Setelah bimbingan selesai, kami hanya mengobrol ringan saja Kemudian Bu Via minta tolong padaku

    “Rud, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu

    Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga indah Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya

    Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai warna seperti itu Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Kiki cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah Bu Via hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya

    Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Via masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah

    “Panas Rud? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC

    Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya

    Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah

    Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya

    Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah

    Payudaranya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang

    Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada

    Kulihat Bu Via juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu

    Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan

    Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Kiki kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku

    Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam

    Sesaat ia mempermainkannya dari luar Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya

    Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Via terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang

    Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Kiki cewekku Kiki melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Via sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Via melakukan itu

    Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku

    Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadnya Tapi aku tidak memulainya dari situ Aku hanya mengelus putingnya sebentar Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya

    Kumulai dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu

    Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti

    Kusedot puting itu dengan lembut Ya, dengan libido yg lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Via Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain

    Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan Aroma dari vaginanya Semakin besarlah gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran

    Cara Bu Via membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku Kusedot dengan nikmat bau khas libido yang keluar dari sumur yang ada di situ

    Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu

    Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Via: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa

    Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Kiki luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Via ini Dari samping keadaan itu seperti taman gantung yang terawat saja.

    Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu

    Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya

    Aku menikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Via yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

    Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di bangku itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu

    Bu Via membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan

    Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga

    Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga dengan gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat

    Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang diputarnya

    Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu Ia tahu aku menyukai musik demikian Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang

    Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya

    Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Kiki saat bercinta denganku Sorot matanya seperti itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau

    “Ah Aku Aku orgasme, Rud!”

    Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu

    Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku

    Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan bukit venus vaginanya menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak

    Bu Via memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat meledak Memang sama sekali tidak ada gerakan liar

    Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia meracau

    “Ah Ah Ini yang kedua Rud, aku orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu

    Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya

    Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas dengan libido itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Kiki, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Via Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam

    “Pelan-pelan saja, Rud Aku masih ingin orgasme”

    Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain

    Dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin santer Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ

    Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia meracau seperti sebelumnya

    “Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, Rud Ahh”

    Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah

    “Aku Aku Sudah cukup, Rud Saatnya untuk kamu”

    Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Via memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak

    Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan melambungkanku ke awang-awang Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Via menahan penisku dengan tangan lembutnya

    “Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Rud Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”

    Maka ketika lahar panas dari penisku benar-benar meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina milik Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmat libido ku. Setelah itu, Bu Via memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat

    Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat Dan memang sensasi libido yang kurasakan luar biasa

    Cooling down yang diinginkan Bu Via itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Via Aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama Aku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya

    Tampak air muka Bu Via sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahinya Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil bergurau, aku menggodanya

    “Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Ia hanya tertawa mendengar gurauanku
    “Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan berbinar-binar

    Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu

    Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu

    “Kamu tadi luar biasa, Rud ” katanya memujiku
    “Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar Aku sampai mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya berbinar-binar
    “Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh ”

    Kami mengobrol sampai malam

    Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Rud Ini sudah malam Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya

    “Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi

    Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak

    “Kopinya tambah lagi, Rud?” tanyanya

    Aku mengiyakan saja Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat Ia tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas

    Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi

    Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami kembali mengobrol

    Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya,

    “Kau tidak capek, Rud?”
    “Tidak”, jawabku

    Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku

    Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam Kemudian aku menyambar buah dadanya Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras Ia menarik payudaranya dari mulutku Kemudian tangannya menarik celana dalamku Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras Tapi yang dilakukannya tidak lama

    Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku Ia membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya

    Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya Barangkali karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku Ia mendesah mengerang terpatah-patah

    Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku

    Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam

    Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau

    “Uhh Uhh Aku orgasme Aku orgasme, Rud Ah Ahh ”

    Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya

    Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun

    Bu Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak

    “Uhh Ahh sebentar lagi Sebentar lagi hampir !”, kataku terbata-bata
    “Uhh Uhh Aku juga, Rud Jangan kau cabut penismu Kita sama-sama Ahh Ahh”

    Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan Seperti sebelumnya, Bu Via memintaku tidak segera mencabut penisku Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut Ia dengan lembut berkata

    “Aku bahagia sekali malam ini, Rud ”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama

    Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu

    Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu

    Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Via menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja

    “Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya

    Aku menyetujuinya Ia memintaku tidur di ranjangnya Kulihat Bu Via juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra

    “Aku memang biasa begini, Rud Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya

    Di balik selimut, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Via

    Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi Kiki menghubungiku Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya

    “Siapa, Rud? Pacarmu, ya?”

    Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya Kemudian ia bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu

    Kemudian ia ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat Bu Via sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi Kemudian ia berbisik kepadaku

    “Kau tidak ingin mengulang kenikmatan libido semalam, Rud?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan
    “Sebentar, Bu ”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing

    Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah libido Bu Via yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural

    Kami bercinta sampai Bu Via mendapat orgasme tiga kali Jadi selama bercinta denganku, Bu Via menikmati orgasme sebanyak delapan kali Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu

    Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Via yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Rud? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama

    Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Via sendirian di rumah Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Kiki Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via

    Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai

    Bercinta dengannya bukan sekedar mendapat kepuasan libido, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Hot Ngentot Ponakan Bos

    Cerita Hot Ngentot Ponakan Bos


    1638 views


    Perawanku – Aku kerja di satu perusahaan exim. Bosku punya keluarga di negaranya Obama, katanya sih kakaknya. Mungkin si kakak ini membantu bisnis si bos di amrik sana. Satu hari bos manggil aku, “Ponakanku mo liburan ke bali.

    Kamu urusin segala sesuatunya ya. Kalo kesana sekalian aja kamu urus kerjaan dari kancab disana. Budgetnya sekian (dia menyebutkan angkanya, buat aku sih besar sekali tu angka)”. Aku kaget juga, si bos royal amat, buat ponakan libur aja dia mau keluar dana sebesar itu. Namanya bawahan, ya diem aja, malah beneran kan aku bisa ikut libur di sana walaupun masih tetep aja disuru kerja. “Kamu pilih hotel yang bagus aja, kamu bole nginep disana juga.

    Bikin Ayu hepi ja”, Wah rupanya ponakan bos yang mo dateng prempuan toh, lebi asuk lagi deh. Pada harinya Ayu landing di airport, ya akulah yang ngejemput. Ayu baru aja lulus high svhool disana, baru aja masuk kuliah, tingkat freshman (pake istilah sekolah sana untuk taun pertama) katanya. Anaknya cantik juga, pastinya masih abege lah. Toketnya lumayan montok, kelihatan dari tonjolan ranum didadanya dibalik kaos ketat yang dipakenya. Bodinya langsing, pantatnya montok juga, merangsang kalo melihat pantatnya ngegeyol sesuai irama jalannya. Kebetulan dia pake jins ketat juga. Dia cantik walaupun kulitnya **********. Anaknya asik dan mudah akrab dengan aku. Maklumlah aku memang biasa ngerayu cewek2 abege, dia seneng kelihatanyya ketika aku gombali. “Ay, kapan mo brangkat ke balinya”. “Lusa deh om”. Wah dipanggil om neh, ya biarlah, aku memang jauh lebih tua dari dia. “Kata om. (dia nyebut nama bosku), om nanti yang atur semuanya buat ayu ya”.

    “Iya tu, aku yang disuru. Ayu maunya gimana disananya, nanti arrangement disesuaikan dengan keinginan Ayu”. “Di amrik kan aty tinggal di Denver, Colorado. Itu di rocky mountain area, jadi surroundingnya cuma gunung aja dan ada ski resort di aspen, ternama di sana”. “Jadi…”, aku memotong pembicaraannya, dia crita juga aku gak bisa bayangin, blon pernah ke sana. “Jadi ya om jangan arrange pergi ke gunung2. Ayu pengen di beach aja”. “Oke, gini aja. Gunung di bali kan beda ma di colorado, di bali justru kebudayaannya ada di gunung. Makanya dah jauh2 libur ke bali masak gak liat kebudayaannya. Lusa kan baru Kemis, aku juga mesti ngurus kerjaan kantor juga. Mungkin Ayu ikutan tour liat kebudayaan Bali dulu sehari ato dua hari. Nanti kalo dah weekend, aku bisa nemenin Ayu santai di beach. Ato kalo mo ke Lombok juga boleh, disana beachnya lebi bagus dari di bali”. “Oke deh, om yang atur aja. Ayu mesyi sowan ke om … (bosku) dulu kan barang sehari, baru brangkat ke bali.

    Berdua aja om brangkatnya”. “Ya enggaklah, ramean”. “Sama sapa lagi”. “Kalo terbang cuma berdua itu namanya naek pesawat pribadi, ini kan kita naek airlAyu (aku sebutkan namanya, gak ditulis disini biar gak dibilang promosi terselubung). Kalo cuma nerbangin kita berdua apa gak bangkrut tuh airlAyu”. Ayu terpingkal mendengar guyonanku, “Ih si om jail, katanya sembari mencubit pinggangku. “Eh brani ya cubit2, baru juga kenal”. “Kalo protes nanti Ayu laporin ke om lo”. “Jangan ntar aku di pehaka, gak kasian ma aku”, “Becanda kok om”. Begitulah sembari becanda, mobil yang kukendarai sampailah di kantor. Ayu segera bercipika cipiki dengan om nya. Aku segera meng arrange hotel dan tiket untuk Ayu dan aku, serta minta approval untuk pengeluaran dana bagi Ayu. Itu urusan orang finance lah yang mengatur pengurusan pengeluaran uangnya.

    Lusanya, Ayu dah siap pada waktunya. Tiket pesawat, voucher hotel dah siap, dana bisa diminta di kancab bali. Perjalanan ke sana gak masalah, Ayu sudah ku cek in kan di hotel, aku dah menggarange tour dari hotel, sehingga untuk 2 hari ini aku gak perlu pusing ngurusin dianya. Biaya tour nanti ditagihkan bersama bill hotel ke kancab bali. Aku bisa konsentrasi dikerjaanku. Rupanya tournya gak mau merugikan tamunya, acara baru selesai setelah selesai acara malemnya yang berupa dinner sambil nonton tari barong yang sakral itu. Sampe di hotel Ayu dah teler berat, “Gimana Ay”. “asik si om, tempat yang didatengin bagus2 deh, makanannya enak ya, Cuma padet banget, Ayu mo bobo neh”. “Besok sehari lagi Ay, baru kamu bisa santai on the beach”. Hari kedua pun padet acaranya, ya gak apalah. aku juga ngebut ngerjain semua kerjaan yang mesti aku kerjain di kancab supaya weekend ini aku gak diganggu kerjaan lagi.

    Sabtu paginya, aku jumpa Ayu ketika breakfast. “Om acara hari ini apa”. “Ya have fun lah di beach. Kamu mo apa, bungee jumping, para saling, snorkeling. Kalo diving kudu ikutan kursus dulu, jadi makan waktu”. Ya udah om semua ja kecuali diving. Kalo snorkeling pake kursus gak”. “Cuma diajari sbentar gimana napas lewat mulut aja, kan ngambang pake pelampung”. “Oke om, siap”. Abis makan aku mengantarkan Ayu menikmati aktivitas pantainya. Hari itu Ayu memakai celana pendek dan tanktop ketat. Bodinya yang asik bener2 mrangsang berahi aku, palagi dia dari kecil tinggal di amrik sono, jadi gak masalah dengan pake pakean yang serba terbuka. “Kok gak pake bikini Ay”. “Kan gak mo sunbathing kan.

    Kalo sunbanthing baru Ayu pake bikini. Disini gak bole topless ya om”. “Di hoetl sih gak apa kali, kalo dipantai ditonton orang nanti. Bule 2 banyak yang topless tuh”. “ah cuek ja”. Ayu have fun bener dengan aktivitasnya, sampe2 dia lupa lunch. Gak laper katanya. aku ya cari makanan yang bisa aku makan sambil nungguin Ayu beraktivitas. semua biaya aktivitas aku gesek ja di kartu kredit. Aku dah minta plafond kartu kreditku dinaikkan sesuai perkiraanku. selama Ayu berada di bali, aku lampirkan jaminan dari kantor sehingga langsung di approve. Nanti aku reimburse semua pengeluaran di kancab, sesuai dana yang sudah diapprove kantor pusat. Sorenya kita balik ke hotel. Ayu bilang dia mo santaidi kolam renang, dia balik ke kamar untuk ganti pakean yang udah basah kuyup dengan bikini. aku nunggu dia dikolam renang. Karena dah sore, kolam gak rame, tapi kita masi boleh pake kolam renang sampe kapanpun, tanpa batas waktu.

    Ayu muncul di kolam dengan bikininya. Seksi sekali, toket montoknya dilapisi dengan bra bikini yang berbentuk segitiga dan ditaliin ke belakan lehernya dan punggungnya. Kemontokan toketnya gak bisa disembunyikan dibalik bra bikini yang minim itu. Cd bikiniknya juga berbentuk kaen segitiga yang ditalikan dikirikanan pinggangnya. “ay kamu asik banget deh bodinya”. “Om suka gak ngeliatnya”, “Suka banget Ay, palagi kalo…” Sengaja aku gak nyelesaiin omonganku.

    “Kalo apa om”. “enggak ah, ntar Ayu tersinggung lagi”, sengaja aku tidak menjawab pertanyaannya untuk membuat dia penasaran. Bener aja, “Om kalo apa sih”. “Gak ah ntar marah lagi, ntar aku dilaporin ke om kamu, di pehaka jadi akunya nanti”. “enggak deh, ayo dong om, kalo apa”. “Bener gak marah”. “Bener, suer deh, ayo dong om kalo apa”. Ayu makin merengek manja, seneng aku melihat abege kalo dah merengek2 manja gitu, pengen kugelutin aja deh rasanya.

    “Bener ya janji”, “Iya om, bener, janji, suer”, katanya sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya seperti orang kalo disumpah (bukan disumpahin lo). “Palagi kalo …. Ayu telanjang”. “Ih si om ngeres banget deh”, katanya sambil tertawa dan menyubut pinggangku. “Bener mo lihat Ayu telanjang?” “Mau banget Ay, dimana”. “Ih segitu ngebetnya sih. Mangnya om belon pernah ngeliat prempuan tlanjang?” “Belon Ay, suer deh, makanya jadi penasaran pengen ngeliat ayu tlanjang”. Ayu nyebur kekolam dan brenang mondar mandir. Aku segera menyusulnya. Dipinggir kolam kembali aku mendesak Ayu, “bener nih aku boleh lihat Ayu telanjang”. “Ayu cuma senyum2 ja, sekarang gantian dia yg bikin aku penasaran. “ayu dah sering telanjang depan lelaki ya”. “Om sok tau ah”. “depan cowok kamu ya Ay, bule ya”. Ayu cuma mengangguk. “Enak dong ma bule”. “enak apanya om”, “Kan itunya gede, panjang lagi”. “Gak tau ah”, Ayu meninggalkan aku brenang lagi.

    Aku mulai usil, beberapa kali toketnya sengaja kugesek dengan lengannya. Ayu kembali tersenyum membiarkan. Aku makin berani, toketnya malah dirabanya. “Ay, kamu napsuin deh”, kataku to the point. “Masak sih mas napsu ngeliat Ayu”. “Iya lah Ay, toket kamu montok banget, aku pengen ngeremes jadinya”, kataku sambil langsung meremes toketnya. “Om…”, keluhnya. Kami main2 dikolam sampe lewat magrib, akupun dengan napsunya meremas2 toketnya terus. Ayu membalas dengan meremas kon tolku. Terasa kon tolku sudah keras sekali dibalik celana pendek gombrongku. “Om besar sekali”, bisiknya.

    “Mau ngerasain Ay, memangnya punya cowok bule kamu gak besar”. “Besar sih om, tapi katanya punya orang Indonesia kecil, nih punya om gede banget, segede cowok Ayu punya”. Karena sudah gelap, kami balik ke kamar masing2, aku ikut ke kamarnya yang ada connecting doornya dengan kamarku. Sengaja aku pesan 2 kamar dengan connecting door, dan sudah kubuka dari kararku, sehingga kalo connecting door dibuka dari kamar Ayu, bisa langsung masuk ke kamarku.

    Selama Ayu ikut tour aku sengaja gak membuka connecting doornya karena dia kan dah cape ikut tour seharian, Aku duduk di balkon kecil yang menghadap ke laut, sementara ayu mandi. Selesai mandi Ayu mengenakan celana super pendek dan bra bikini. Aku membuka connecting door dan masuk kamarku, aku hanya membilas badanku dan mengganti celana gombrongku. Karena makan malem diselenggarakan di pantai, jadi tamu bebas pake pakean apa aja, asal gak tlanjang. Kita langsung menuju ke tempat makan karena perut sudah keroncongan. Kami makan malem sembari ngobrol dan becanda2.
    selesai makan aku ngajak karaokean. Aku minta private room untuk berdua Ayu aja. Di ruang karaoke, kami nyanyi2 bergantian. Aku mengelus2 pahanya terus. Paha Ayu kukangkangkan. Ayu jadi menggeliat2 karena rabaanku pada paha bagian dalam, “Aah”, erangnya, karena napsuku mulai naik.

    “Kenapa Ay, napsu ya”, katanya. “Tangan om nakal sih”, katanya terengah. “Abis kamu napsuin sih”, jawabku dengan tetap ngelus2 pahanya, elusanku makin lama makin naik ke atas. Kini tanganku mulai meraba dan meremes selangkangannya dari luar celana pendeknya, Ayu semakin terangsang karena ulahku, “Ayu jadi napsu nih”, bisikna. Bosen karaoke, aku minta dvd bokep sama operator karaoke dan memutarnya. Asiknya ceweknya tampang melayu, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Mulai dari ngelus, ngeremes, ngemut sampe akhirnya ngenjot dalam berbagai posisi.

    Aku kembali menggerayangi toketnya. Seetlah beberapa lama aku berbisik, “Kekamar aja yuk Ay”. Ayu ikut saja ketika tangannya kutariknya, sambil berpelukan kita menuju ke lift, naek kekamar Ayu. Di kamar aku mematikan lampu kamar. Suasana remang2 karena hanya disinari lampu dari kamar mandi. Romantis sekali suasananya karena hanya terdengar demburan ombak dari pintu ke balkon yang kubiarkan terbuka, terasa sekali2 ada angin membelai badan.

    Aku dan Ayu berbaring di ranjang. Aku terus meremas-remas gundukan di selangkangannya. Ayu merespon dengan gerakan pinggul yang menekan-nekan tanganku. Perlahan-lahan celana pendeknya kubuka, Ayu mengangkat pantatnya supaya celana itu mudah dilepaskan. jariku mulai menelusuri CDnya. Aku meremas kembali gundukan yang kini hanya terlindung oleh cd. Kemudian jariku menguak cdnya dari samping. Jari tengahku dengan trampil mencari belahan no noknya.

    Jari tengahku mulai menelusuri kehangatan sekaligus kelembaban di balik jembut keritingnya yang lebat. Sampai akhirnya mendarat di it ilnya. Daging kecil itu sudah mengeras. Aku segera berkosentrasi pada bagian itu. Ayu tidak mampu menahan kenikmatan akibat gelitikan jariku di it ilnya. Ayu makin erat memelukku dan aku makin intensif memainkan jariku di it ilnya. Ayu tidak bisa memperkirakan berapa lama jariku bermain di it ilnya.

    Akhirnya ayu mengejang. Ayu nyampe. “Om, belum apa2 Ayu dah nyampe. Hebat ih permainan jari om. Apalagi kon tol om ya”, kataku terengah. “Mau ya ngerasain kon tol om”. “Mau banget om, Ayu pengen ngerasain dien tot orang Indonesia. Kayanya bakalan nikmat ya om, sekarang ja baru dikilik it il Ayu dah klimax gini, gimana kalo dien tot”. Aku mengangkangkan pahanya dan mulai menjilati paha itu, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil kugigit2 pelan. Ayu menggigil menahan geli saat lidahku menyelisuri pahanya. “Om pinter banget ngerangsang Ayu, udah biasa ngerangsang cewek ya”,

    katanya terengah. CDnya yang minim itu dengan mudah kulepas, demikian pula bra bikininya dan tak lama kemudian lidahku menghunjam ke no noknyayang sudah sangat basah. Ayu hanya pasrah saja atas perlakuanku, ayu hanya bisa mengerang karena rangsangan pada no noknya itu. Lidahku menyusup ke dalam no noknya dan mulai bergerak keatas. Ayu makin mengejang ketika aku mulai menjilati i tilnya. “Ayu sudah pengen dien tot”, dia mengerang saking napsunya. Aku menghentikan aksiku, kemudian memeluknya dan mencium bibirnya dengan napsu. Lidahku menerobos bibirnya dan mencari lidahnya, segera ayu bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutnya. Pelukanku makin erat. kon tolku yang sudah ngaceng berat, mengganjal diperutnya.

    Tanganku mulai bergerak kebawah, meremas pantatnya, sedang tanganku satunya masih ketat mendekapnya. Ayu menggelinjang karena remasan dipantatnya dan tekanan kon tolku yang ngaceng itu makin terasa diperutnya. “Aah”, lenguhnya sementara bibirnya masih terus kukulum dengan penuh napsu juga. Lidahkukemudian kukeluarkan dari mulutnya, bibirnya kujilati kemudian turun ke dagunya. Tanganku bergeser dari pantatnya ke arah no noknya, “Aah”,

    kembali ayu mengerang ketika jariku mulai mengilik no noknya. Lidah kuarahkan ke lehernya, kujilati sehingga ayu menggeliat2 kegelian.
    Sementara itu jariku mulai mengelus2 no noknya yang sudah sangat basah itu dan kemudian kembali menjadikan i tilnya sasaran berikutnya. Kugerakkan jari memutar menggesek i tilnya. Ayu menjadi lemes dipelukanku. “Ay, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini, padahal baru nyampe”, kataku sambil mengangkangkan pahanya lagi. Aku membuka celana, sekaligus dengan cd. kon tolku yang besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Ayu kutarik bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang. Aku memposisikan diri dibelakangnya, punggungnya kudorong sedikit sehingga ayu menjadi lebih nungging. Pahanya kugeser agar lebih membuka. Ayu menggelinjang ketika merasa ada yang menggesek2 no noknya. no noknya yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kon tol besarku dengan lebih mudah.

    Kepala kon tolku sudah terjepit di no noknya. Terasa sekali kon tolku sesek mengganjal di selangkangannya. “Aah, gede banget kon tol om”, erangnya. Aku diam saja, malah terus mendorong kon tolku masuk pelan2. Ayu menggeletar ketika kon tolku masuk makin dalam. Dia merasakan nikmat banget rasanya kemasukan kon tolku yang besar itu. Pelan2 aku menarik kon tol keluar dan kudorong lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kon tolku makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kon tolku nancep semua di no noknya. “Aah, enak banget kon tol om”, jeritnya. “no nokmu juga peret banget Ay. Baru sekali aku ngerasain no nok seperet no nokmu”, kataku sambil mengenjotkan kon tolku keluar masuk no noknya. “Huh”, dengusnya ketika merasa kon tolku nancep semua di no noknya. Terasa biji pelerku menempel ketat di pantatnya. no noknya terasa berdenyut meremes2 kon tolku yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tanganku yang tadinya memegang pinggulnya mulai meremes toketnya dengan gemes. Ayu menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kon tol makin kupercepat.


    Tubuhnya makin bergetar merasakan gesekan kon tolku di no noknya. “Enak , enjotin yang keras, aah, nikmatnya”, erangnya gak karuan. Keluar masuknya kon tolku di no noknya makin lancar karena cairan no noknya makin banyak, seakan menjadi pelumas kon tolku. Aku menelungkup dibadannya dan mencium kuduknya. Ayu menjadi menggelinjang kegelian. Toketnya kulepaskan dan aku menarik wajahnya agar menengok ke belakang, kemudian bibirnya segera kucium dengan napsunya. Lidahku kembali menyusup kedalam mulutnya dan membelit lidahnya. Tanganku kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketnya. Sementara itu, kon tol tetep kuenjot keluar masuk dengan cepat dan keras. jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatnya ketika kon tolku nancep semuanya di no noknya. Ayu menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatku untuk makin gencar mengenjot no noknya. Pantatnya mulai bergerak mengikuti irama enjotan kon tolku. Pantatnya makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kon tolku sehingga rasanya kon tolku nancep lebih dalem lagi di no noknya. “Terus , enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot om, lebih nikmat dari dien tot cowokku om”, erangnya. Aku makin seru saja mengenjot no noknya dengan kon tolku. Ayu tersentak. Perutnya terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa.
    Bibirnya kembali kulumat, ayu membalas melumat bibirku juga, sementara gesekan kon tolku pada no noknya tetep saja terjadi. Akhirnya ayu tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, no noknya mengejang dan “Ayu nyampe aah”, teriaknya. no noknya berdenyut hebat mencengkeram kon tolku sehingga akhirnya, kon tolku mengedut mengecretkan peju sampe 5 semburan. Terasa banget pejuku yang anget menyembur menyirami no noknya. kon tol terus kuenjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejuku. Napasnya memburu, demikian juga napasku. “Ay, gak apa2 kan aku ngecret didalem no nok kamu”, katanya. “Gak apa2 kok om, Ayu punya obat biar gak hamil”. kon tolku terlepas dari jepitan no noknya sehingga terasa pejuku ikut keluar mengalir di pahanya. Aku segera berbaring diranjang. “Ay, nikmat banget deh no nok kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Om sudah sering ngen totin abg ya, ahli banget bikin Ayu nikmat. “, jawabnya.

    Aku bangun dan masuk kamar mandi. Aku membersihkan diri karena sejak abis berenang di laut aku cuma bilas badan aja, belum mandi, sementara ayu masih saja telentang di dipan menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja dia rasakan. Aku keluar dari kamar mandi, duduk disampingnyau yang terkapar telanjang bulat. “Kamu bener2 napsuin deh Ay, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi”, kataku. Ayu hanya tersenyum mendengar ocehanku. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” kataku lagi. Aku berbaring disebelahnya dan memeluknya, “Ay, aku pengen lagi deh”, kataku. Ayu kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi.

    Aku mulai menciumi lehernya dan lidahku menjilati lehernya. Ayu menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirnya segera kucium, lidahku kembali menyusup kedalam mulutnya dan membelit lidahnya. Sementara itu aku mulai meremes2 toketnya dengan gemes. Aku melepaskan bibirnya tetapi lidahku terus saja menjilati bibir, dagu, leher dan akhirnya toketnya. pentilnya yang sudah mengeras kujilati kemudian kuemut dengan rakus. Ayu menggeliat2 karena napsunya makin memuncak juga. “Aah, om napsu banget sih, tapi ayu suka banget. Cowok ayu kalo dah ngecret ya udah”, erangnya. toketnya yang sebelah lagi kuremes2 dengan gemes. Jari2ku menggeser kebawah, keperutnya. Pusernya kukorek2 sehingga ayu makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutnya kuelus2, tidak lama karena kemudian jariku menyusup melalui jembutnya mengilik2 no noknya. Pahanya otomatis dikangkangkan untuk mempermudah aku mengilik no noknya. “Aah”, ayu melenguh saking nikmatnya. Aku membalik posisi sehingga kepalaku ada di no noknya, otomatis kon tolku yang sudah ngaceng ada didekat mukanya. Sementara aku mengilik no nok dan it ilnya dengan lidahku, kon tolku diremes dan dikocok2nya hingga keras banget. Kepalanya mulai dijilati dan diemut pelan, lidahku makin menekan2 it ilnya sehingga pantatnya terangkat dengan sendirinya.

    Enggak lama ayu mengemut kon tolku sebab aku segera membalikkan badankudan menelungkup diatasnya, kon tol kutancapkan di no noknya dan mulai kuteken masuk kedalam. Setelah nancep semua, aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirnya kembali kulumat dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kon tolku mengisi seluruh ruang no noknya sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Ayu menggeliat2kan pantatnya mengiringi enjotan kon tolku itu. Cukup lama aku mengenjotkan kon tolku keluar masuk, tiba2 aku berhenti dan mencabut kon tolku dari no noknya. Aku duduk di kursi yang ada didekat ranjang, ayu kuminta untuk duduk dipangkuanku mengangkang diantara kedua kakiku. Aku memeluknya dengan erat. Ayu sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kon tolku yang masih ngaceng itu masuk ke no noknya. Ayu menurunkan badannya sehingga sedikit2 kon tolku mulai ambles lagi di no noknya. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kon tolku mendesak masuk no noknya sampe nancep semuanya. Jembutku menggesek jembutnya dan biji pelerku terasa menyenggol2 pantatnya. Ayu mulai menaik turunkan badannya mengocok kon tolku dengan no noknya. Aku mengemut pentilnya sementara ayu aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangnya sambil terus menurun naikkan badannya mengocok kon tolku yang terjepit erat di no noknya. no noknya mulai berdenyut lagi meremes2 kon tolku, gerakannya makin liar, ayu berusaha menancepkan kon tolku sedalam2nya di no noknya sambil mengerang2. Akumemegang pinggulnya dan membantu agar ayu terus mengocok kon tolku dengan no noknya. Ayu memeluk leherku supaya bisa tetep mengenjot kon tolku, denyutan no noknya makin terasa kuat. aku melenguh saking nikmatnya, “Ay, empotan no nokmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kamu tiap hari”. Akhirnya ayu gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Ayu nyampe, aah”, teriaknya dan kemudian ayu terduduk lemas dipangkuanku. Aku belum ngecret juga, ronde kedua membuat aku bisa ngen tot lebih lama. “Cape Ay”, tanyaku tersenyum sambil terus memeluknya. “He eh”, jawabnya singkat.

    Pelan aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga ayu berdiri, kon tolku lepas dari jepitan no noknya. kon tolku masih keras dan berlumuran cairan no noknya. Kembali ayu kuminta nungging diranjang, doyan banget aku dengan doggie style. Ayu sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat dia. aku menjilati kuduknya sehingga ayu menggelinjang kegelian, perlahan jilatanku turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulnya. Otot perutnya terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Aku terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatnya, kuciumi dan kugigit pelan. Apalagi saat lidahku mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatnya. Dia keGelian. Jilatanku turun terus kearah no noknya, kakiya kukangkangkan supaya aku bisa menjilati no noknya dari belakang. Ayu lebih menelungkup sehingga pantatnya makin menungging dan no noknya terlihat jelas dari belakang. Aku menjilati no noknya, sehingga kembali ayu berteriak2 minta segera dien tot, “nakal deh om, ayo dong Ayu cepetan dien totnya”. Aku berdiri dan memposisikan kon tolku dibibir no noknya dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Aku mulai mengenjot no noknya dengan kon tolku, makin lama makin cepat. Ayu kembali menggeliat2kan pantatnya mengimbangi enjotan kon tolku dino noknya. Jika aku mengenjotkan kon tolku masuk, ayu mendorong pantatnya kebelakang sehingga menyambut kon tolku supaya nancep sedalam2nya di no noknya. toketnya berguncang2 ketika aku mengenjot no noknya. Aku meremes2 toketnya dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangnya lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu ayu mengganti gerakan pantatnya dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kon tolku. Dengan gerakan memutar, it ilnya tergesek kon tolku setiap kali aku mengenjotkan kon tolku masuk. Denyutan no nokku makin terasa keras, akupun melenguh, “Ay, nikmat banget empotan no nok kamu”.

    Akhirnya kembali ayu kalah, ayu nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ayu nyampeee”. Otot perutnya mengejang dan ayu ambruk ke ranjang karena lemesnya. Ayu kutelentangkan di ranjang dan segera aku menaiki tubuhnya yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahanya kukangkangkan dan segera aku menancapkan kembali kon tolku di no noknya. kon tolku dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena no noknya masih licin karena cairan yang berhamburan ketika ayu nyampe. aku mulai mengenjotkan lagi kon tolku keluar masuk. Ayu hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kon tolku. Aku terus mengejotkan kon tolku dengan cepat dan keras. Aku kembali menciumi bibir, leher dan dengan agak membungkukkan badan aku mengemut pentilnya. Sementara itu enjotan kon tolku tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Ayu agak sulit bergerak karena aku dalam posisi agak menindih badannya, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama aku mengen totinya sejak pertama tadi. Aku menyusupkan kedua tanganku kepunggungnyadan menciumnya lagi. kon tolku terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutnya mengejang lagi, ayu heran juga kok cepet banget dah mau nyampe lagi dien tot aku. Ayu mulai menggeliatkan pantatnya, diputar2 mengimbangi enjotan kon tolku. no noknya makin mengedut mencengkeram kon tolku, pantatnya terkadang terangkat menyambut enjotanku yang keras, sampe akhirnya, “terus om, yang cepet, Ayu udah mau nyampe lagi”, teriakku. Aku dengan gencarnya mengenjotkan kon tolku keluar masuk dan, “Aah Ayu nyampe lagi”, ayu berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejuku yang kuat di no noknya. Akupun ngecret dan ambruk diatas badannya. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 ayu karena ayu udah nyampe 3 kali sebelum aku akhirnya ngecret dino noknya. ” Om kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama om. Kapan om ngen totin Ayu lagi”, katanya. Aku tersenyum mendengar sanjungannya. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. no nok kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en tot”, jawabnya memuji. Aku terkapar telanjang karena nikmat dan tak lama lagi tertidur.


    Paginya aku terbangun karena aku memeluknya. Kayanya sarapan pagi bakalan ngerasain kon tolku lagi keluar masuk no noknya. “Ay, aku pengen ngerasain empotan no nok kamu lagi ya, boleh kan”, kataku. aku lalu berbaring telentang di ranjang, lalu ayu mulai jongkok di atasku dan menciumi nya, tanganku mengusap-usap punggungnya. Bibirku dikulum, “Hmmmhh… hmmhhh…” aku mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahku, ayu mulai bergerak ke bawah, menciumi dagu, lalu leherku. Diciuminya dadaku. “Hmmmhhh… aduh Ay enak ..” rintihku. Aku terus mendesah sementara ayu mulai menciumi perutku, lalu pusarku, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya , kon tolku yang sudah kon tolku yang ngaceng berat dipegang dan dikocok2, “Ahhhhh… Hhhh….Hmmhmh… Ohhh…” aku cuman bisa mendesah doang. kon tolku langsung dikenyot-kenyot, sementara aku meremas-remas rambutnya saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan dia ngemut kon tolku, kemudian ayu bilang, “sekarang giliran om yach?” Aku cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan ayu sekarang yang ganti tiduran. Aku mulai nyiumin bibirnya, kemudian lehernya sementara tanganku meraba-raba toketnya dan kuremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti ayu yang mendesah keenakan. Apalagi ketika aku menjilati pentilnya yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilnya bergantian, aku mulai menjilati perutnya. Aku langsung menciumi no noknya dengan penuh napsu, otomatis pahanya mengangkang supaya aku bisa mudah menjilati no nok dan i tilnya. “Ahh.. Ahhhh…” ayu mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali terdengar “slurrp… slurrp…” aku menyedot no noknya yang sudah mulai basah itu.

    “Ahhhh… Enak …”, desahannya semakin keras saja karena merasa nikmat. Napsunya sudah sampe ubun2, aku ditarik untuk segera menancapkan kon tol besarku di no noknya yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kon tol, katanya. Pelan-pelan aku memasukkan kon tolku kedalam no noknya. dengan satu enjotan keras aku menancapkan seluruh kon tolku dalam no noknya. “Uh… uhhh….aahh…nikmat banget” desahnya ketika aku mulai asyik menggesek-gesekkan kon tolku dalam no noknya. Ayu menggoyang pinggulnya seirama dengan keluar masuknya kon tolku di no nokku. Aku mempercepat gerakanku. Gak lama dienjot ayu sudah merasa mau nyampe, “Ah…Ayu sepertinya mau… ahhh…” aku malah mempergencar enjotan kon tolku dino noknya, “Bareng nyampenya ya Ay, aku juga dah mau ngecret”, kataku terengah. Enjotan kon tol makin kupercepat saja, sampe akhirnya, “Ayu nyampe aah”, badannya mengejang karena nikmatnya, terasa no noknya berdenyut2 meremas kon tolku sehingga akupun menyodokkan kon tolku dengan keras, “Ay, aku ngecret aah”, terasa semburan pejuku yang deres dino noknya. aku terkapar lemes diatas badannya, demikian pula ayu.

  • Cerita Sex Anak Puber Belajar Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Anak Puber Belajar Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1692 views

    Perawanku – Aku bersekolah diJakarta yang ikut saudaraku disana ada 3 orang anak yang satu seusia denganku dan yang terkahir namanya Lena dia masih SD kelas 6, setelah beberapa tahun Lena yang usianya menginjak puber , tubuh Lena semakin hari semakin bongsor melihat dia menggairahkan nafsuku, karena dia ikut wajah mamainya yang cantik dan pintar molek

    Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku.

    Dihari berikutnya saat Lena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya.

    “Len…udah pulang..?” iya kak, sambil melepas sepatunya.

    “Awas dong…mau ganti baju nih…!” katanya memohon.

    “Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya…!” pintaku padanya.

    “Iya…..boleh…” ungkapnya.

    “Aku masuk ya…!” pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Lena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu.

    “Len…kamu cantik sekali pakai baju itu..!” ungkapku jujur padanya.

    “Masa sih..!” kata Lena sambil berputar bergaya seperti peragawati.

    “Aku boleh bilang sesuatu nggak Len…?” tanyaku agak ragu padanya.

    “Mau bilang apaan sih kak…serius banget deh kayaknya…!” ungkap Lena penasaran.

    “A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja…!” ungkapku memberanikan diri.

    “Aku janji nggak ngapa-ngapain….sungguh..!” janjiku padanya.

    “Iiih…peluk gimana sih.., emang mau ngapain…, nggak mau ah…!” bantahnya.

    “Sebentar….aja….ya…Len..” kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku.

    “Ya udah cepetan ah…yang enggak-enggak aja sih…” ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku.

    Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan.
    Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Lena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu.

    “Iiih….diapain sih tuh…udah….ah…!” seru Lena sambil berusaha melepaskan pelukanku.

    “Aku terangsang Len…abis kamu cantik sekali Len…!” ungkapku terus terang.

    Lena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran.

    “Anunya bangun ya kak…?” tanya Lena heran.

    “Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang.

    “Kamu mau lihat nggak Len…?” tanyaku padanya.

    “Nggak ah…entar ada orang masuk lho…!” katanya polos.

    “Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan.

    Sementara Lena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu.

    Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Lena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran.

    “Ya udah aku buka ya…..?” ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan.
    Kulihat Lena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng.

    “Nih lihat….cepetan mumpung nggak ada orang…!” ungkapku pada Lena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Lena pun melihatnya dengan tersipu-sipu.

    ”Iiih ngapain sih…. Malu tahu…!” ungkapnya pura-pura.

    “Ngapain malu Len…kan udah nggak ada orang…” kataku berdebar-debar.

    “Mau pegang nggak….?” Ungkapku sambil menarik tangan Lena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Lena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Lena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku.

    “Iiiih…takut ah…gede banget sih…!” ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap kontolku, tanpa bimbinganku lagi.

    “Aaaah…ooouw….terus Len…enak banget…!” aku mulai merintih. Sementara Lena sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali mengusap-usapkan tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa penasarannya semakin menjadi melihat kontolku yang sudah ngaceng itu.

    “Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len…?” ungkapku sambil mulai mengusap-usap lengan Lena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya, sampai akhirnya ku usap-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut.

    Lena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Lena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tuanya.

    “Gimana Len…….?” ungkapku padanya.

    “Gimana apanya…!” jawab Lena polos.

    Aku kembali berdiri dan memeluk Lena dari belakang, sementara celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Lena pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Lena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Lena terus menggenggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pelan-pelan.

    Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Lena yang menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat Lena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi.

    “Len….buka ya celana dalamnya….!” pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu.

    “Eeeh….mau ngapain sih….pake dibuka segala…?” tanyanya bingung.

    “Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu… Lena tenang aja…!” bujukku padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Lena.

    “Tuh kan…..malu…masa nggak pake celana dalam sih…!” ungkapnya merengek padaku.

    “Udah nggak apa-apa….kan nggak ada siapa-siapa..!” aku menenangkannya.

    “Kamu kan udah pegang punyaku…sekarang aku pegang punyamu ya…Len..?” pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu.
    “Ah..udah dong…geli nih…” ungkap Lena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya.

    “Ya udah….punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!” ungkapku sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Lena tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Lena.

    Lama kelamaan memek Lena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan memek Lena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.

    Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Lena membungkukkan badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selangkangannya. Lena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Lena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya.

    “Terus kita mau ngapain nih…?” ungkap Lena heran sambil menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Lena tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Lena, menempel tepat pada belahan memek Lena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan, cairan memek Lena pun semakin membasahi batang kontolku.

    “Aaah…Len…enaaaak….bangeet…!” aku merintih nikmat.

    ”Apa sih rasanya….emang enak…ya…?” tanya Lena, heran.

    “Iya…Len…rapetin kakinya ya…!” pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya.

    Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Lena. Aku terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah.

    “Ah geli nih…. udah belum sih…jangan lama-lama dong…!” pinta Lena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana.

    “Iya…Len… sebentar lagi ya…!” ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Lena dengan penuh nafsu.

    Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya.

    “Aaaaakh…aaaoww…Leenn…aku mau keluaarr…crottt…crott…crottt.. oouhh…!” air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Lena, sebagian menyemprot di belahan memeknya.

    “Iiiih….jadi basah..nih…!” ungkap Lena sambil mengusap air maniku diselangkangannya.

    “Hangat…licin…ya…?” ungkapnya sambil malu-malu.

    “Apaan sih ini….namanya..?” Lena bertanya padaku.

    ”Hmm…itu namanya air mani…Len…!” jelasku padanya.

    Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil tersenyum. Aku pun menatap Lena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Lena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu.

    Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku kesempatan untuk mendekati Lena gadis kecil yang cantik.

    Lenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kulepas tadi.

    “Len…makasih ya…udah mau pegang punyaku tadi…!” ungkapku pada Lena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi.

    “Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?” pintaku pada Lena.

    “Iya…nggak apa-apa…asal jangan lagi ada orang aja..kan malu…!” ungkap Lena polos.

    Setelah itu Lena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu.

  • 20 Foto Cewek Bugil Seksi Banget, Wajahnya Manis Khas Asia – Foto Bugil Hot Terbaru 2018

    20 Foto Cewek Bugil Seksi Banget, Wajahnya Manis Khas Asia – Foto Bugil Hot Terbaru 2018


    4585 views

    Perawanku – Satu lagi koleksi yang fresh untuk mengisi kanal indo bugil ini. Memang dari kebanyakan fotonya hanya menampilkan foto seksi saja. Tapi begitulah, akhir-akhir ini memang sulit menemukan foto cewek bugil dengan kualitas yang memadai. Untungnya cewek ini memiliki wajah yang manis banget, benar-benar pure bugil hot seperti yang kamu damba-dambakan. Kulitnya yang mulus dipadu dengan wajah oval layaknya cewek-cewek menggairahkan membuat ia sempurna untuk kamu gunakan sebagai bahan untuk ngocok hari ini. Belum lagi tubuh seksinya yang mengintip dari setiap foto selfie yang ia abadikan. Berikut adalah koleksi foto cewek bugil Rina Aizawa yang seksi banget tersebut:

  • Cerita Sex Penyanyi Cafe

    Cerita Sex Penyanyi Cafe


    780 views

    Perawanku – Cerita Sex Penyanyi Cafe, Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe, Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz, Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.

    Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

    “Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

    Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

    Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

    “The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.

    “The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

    Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya. Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

    “Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.

    “Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”

    “Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”

    “Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.

    “Rayuan ala Boy, nih?”

    “Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

    “Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”

    “Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

    “Okay.. Aku tunggu ya.”

    “Okay.. See you soon, sexy..”

    Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

    Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

    “Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

    “Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

    Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

    “Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.

    “Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

    “Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

    “Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

    “Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.

    “What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.

    “Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.

    “Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.

    “Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

    Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

    “Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.

    “Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

    Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.

    “Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.

    “Ajarin dong..” kataku.

    Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

    “Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.

    “Oh ya..” aku berdiri.

    Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

    “Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

    Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

    Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

    “Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

    “Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

    Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

    Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

    Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

    Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

    “Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.

    Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

    “Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.

    “Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

    “Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.

    “Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

    Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

    “Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

    Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

    “Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

    “Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

    Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

    “Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.

    “Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

    Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.

    “Aku mau nyampe, Felicia..”

    “Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

    “Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.

    “Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

    Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

    “Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

    “Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

    Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

    “Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

    Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

    Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

    “Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

    “Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.

    “Hi Gladys..” sapaku.

    Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan


    1135 views

    Perawanku – Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan, Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai
    libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan
    berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.

    Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

    Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami

    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

    “Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.

    Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.
    “Mengenai apa…” kataku.

    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.

    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.

    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Tukar Posisi
    Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.

    Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.

    Cerita Sex
    Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

    “Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

    “Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.

    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

    Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

    Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.

    “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay.

    Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…

    ” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya.

    “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.

    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

    Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.

    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.
    Cerita Sex
    Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

    Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari.
    Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Tukar Posisi Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.

    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.

    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

    Cerita Sex
    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.

    “Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

    Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.

    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

    “Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.

    “Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat.

    Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng

    Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng


    947 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng, Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

    Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

    Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
    “Halo Tan, ada apa?”
    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
    “Sekarang?” tanyaku lagi.
    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
    “Sorry ya Wa, Tante lama.”
    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
    “Oom kemana Tante?” tanyaku.
    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.
    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
    “Oke deh!” sahutku dengan girang.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

    Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.
    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Threesome Dengan Anak Kosku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Threesome Dengan Anak Kosku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1893 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Melinda, statusku sekarang adalah seorang istri dari seorang lelaki yang bernama Gessa. Kurang lebih baru 11 bulan ini hubungan kami terjalin. Yang namanya orang berumah tangga untuk mendapatkan momongan itu adalah suatu impian, namun sampai saat ini kami belum juga mendapatkan momongan.

    Segala cara sudah kami lakukan, mulai dari memeriksa kesuburan kami masing-masing, hingga sampai mencoba obat-obatan herbal. Kalau hasil dari diagnosa dokter sih kami berdua sama-sama subur, tapi yasudahlah mungkin belum saatnya. Atau mungkin selama dulu kami berpacaran, kami sering, merokok, mengkonsumsi alkohol di di tempat Clubing. Memang sih dulu kami sering lakukan setiap satnight ( malam minggu).

    Hal itu sering kami lakukan selama masa pacaran. Pekerjaan suamiku adalah seorang sales disalah satu perusahaan swasta yang lumayan terkenal di negri kita ini. Hampir setiap hari suamiku pergi ke luar kota, bahkan terkadang sampai 1 minggu di luar kota. Karena suamiku merasa kasihan kepadaku, maka dia mempunyai inisiatif untuk menyekat rumahku dan membuka tempat kos agar aku tidak merasa kesepian apabila suamiku dinas keluar kota.

    Semula empat kamar tersebut kami kos-kan untuk cewek-cewek, ada yang mahasiswa ada pula yang karyawati. Aku sangat senang ada teman untuk ngobrol-ngobrol. Setiap suamiku pulang dari luar kota, pasti dibawakan oleh-oleh agar mereka tetap senang tinggal di rumah kami. Tetapi lama-kelamaan aku merasa makin tambah bising, setiap hari ada yang apel sampai larut malam, apalagi malam minggu, aduh bising sekali bahkan aku semakin iri pada mereka untuk kumpul bersama-sama satu keluarga.

    Begitu suamiku datang dari luar kota, aku menceritakan hal-hal yang tiap hari kualami, akhirnya kita putuskan untuk membubarkan tempat kos tersebut dengan alasan rumah mau kita jual. Akhirnya mereka pun pada pamitan pindah kos. Bulan berikutnya kita sepakat untuk ganti warna dengan cara kontrak satu kamar langsung satu tahun khusus karyawan-karyawan dengan syarat satu kamar untuk satu orang jadi tidak terlalu pusing untuk memikirkan ramai atau pun pulang malam.

    Apalagi lokasi rumah kami di pinggir jalan jadi tetangga-tetangga pada cuek. Satu kamar diisi seorang Mike berbadan gede, putih dan cakep. Untuk ukuran harga kamar kami langsung dikontan dua tahun dan ditambah biaya perawatan karena dia juga sering pulang malam. Suatu hari suamiku datang dari luar kota, dia pulang membawa sebotol minuman luar dan obat penambah rangsangan untuk suami istri. Tak lama suamiku-pun bertanya,

    “ Kok tumben kosan sepi, emang pada ke mana nih ?? ”

    “ Ouh.. ini nih Mas, anak-anak kos pada pulang soalnya inikan hari libur nasional. Tapi Mike nggak pulang, soalnya perusahaannya ada sedikit lembur untuk mengejar target bulan ini ” , balasku mesra pada suamiku.

    Tak lama kemudian, suamiku-pun mengambil minumannya sembari mengobrol, di ruang tamu,

    “ Gimana kalau sekali-kali kita reuni kayak jaman pacaran kita dulu, ” , kata suamiku,

    “ Aku juga membawa obat kuat dan perangsang untuk pasangan suami istri, ntar kita coba ya ”
    Sambil sedikit senyum, kujawab,

    “ Kangen ya emang cuman kamu yang kangen ”

    Lalu kamipun bercanda sambil nonton film porno,

    “ Nih minum dulu obatnya biar nanti seru… ” kata suamiku.

    Kemudian tak lama kuminum dua butir, sedangkan suamiku minum empat butir,

    “ Lho kok empat sih… nanti over lho ” , kataku manja.

    “ Ahhhh… … biar cepat reaksinya ” , balas suamiku sambil tertawa kecil.

    Satu jam berlangsung ngobrol-ngobrol santai di ruang tamu sambil nonton film porno, kurasakan obat tadi langsung bereaksi. Aku cuma mengenakan baju putih tanpa Bra dan Celana dalam. Kita berdua duduk di sofa sambil kaki kita diletakkan di atas meja. Kulihat suamiku mulai terangsang, dia mulai memegang lututku lalu meraba naik ke pahaku yang mulus, putih dan seksi.

    Buah dadaku yang masih montok dengan putingnya yang masih kecil dan merah diraihnya dan diremasnya dengan mesra, sambil menciumiku dengan lembut, perlahan-lahan suamiku membuka kancing bajuku satu persatu dan beberapa detik kemudian terbukalah semua pelapis tubuhku.

    “ Auh… ” erangku,

    Kemudian kuraba batang penis suamiku lalu kumainkan dengan lidah, kukulum semuanya, semakin tegang dan besar. Dia pun lalu menjilat klitorisku dengan gemas, menggigit-gigit kecil hingga aku tambah terangsang dan penuh gairah, mungkin reaksi obat yang kuminum tadi. Liang vaginaku mulai basah, dan sudah tidak kuat aku menahannya.

    “ Ahhhh… … Mas masukin yuk… cepat Mas… udah pingin nih… ” sambil mencari posisi yang tepat aku memasukkan batang penisnya pelan-pelan dan,

    “ Bless… ” , batang penis suamiku masuk seakan membongkar liang surgaku.

    “ Ahhhh… … terus Mas… aku kangen sekali… ” ,

    dengan penuh gairah entah kenapa tiba-tiba aku seperti orang kesurupan, seperti kuda liar, mutar sana mutar sini. Begitu pula suamiku semakin cepat gesekannya. Kakiku diangkatnya ke atas dan dikangkangkan lebar-lebar. Perasaanku aneh sekali, aku seakan-akan ingin sekali diperkosa beberapa orang.

    Seakan-akan semua lubang yang aku punya ingin sekali dimasuki batang penis orang lain. Seperti orang gila, goyang sana, goyang sini sambil membayangkan macam-macam. Ini berlangsung lama sekali dan kita bertahan seakan-akan tidak bisa keluar air sperma. Sampai perih tapi asik sekali. Sampai akhirnya aku keluar terlebih dahulu,

    “ Ahhhh… … Mas aku keluar ya… udah nggak tahan nih… aduh… aduh… aduh… keluar tiga kali Mas ” , desahku mesra.

    “ Aku juga ya… ntar kamu agak pelan goyangnya… Ahhhh… … aduh… keluar nih… ” Sperma kental yang hangat banyak sekali masuk ke dalam liang kenikmatanku.

    Sekarang kami-pun berada dalam posisi terbalik, aku yang di atas tapi masih bersatu dalam dekapan. Kucabut liang vaginaku dari batang penis suamiku terus kuoles-oleskan di mulut suamiku, dan suamiku menyedot semua sperma yang ada di liang vaginaku sampai tetes terakhir. Kemudian kita saling berpelukan dan lemas, tanpa disadari suamiku tidur tengkurap di karpet ruang tamu tanpa busana apapun, aku pun juga terlelap di atas sofa panjang dengan kaki telentang, bahkan film porno pun lupa dimatikan tapi semuanya terkunci sepertinya aman.

    Ketika subuh aku terbangun dan kaget, posisiku bugil tanpa sehelai benang pun tetapi aku telah pindah di kamar dalam, tetapi suamiku masih di ruang tamu. Akhirnya perlahan-lahan kupakai celana pendek dan kubangunkan suamiku. Akhirnya kami mandi berdua di kamar mandi dalam. Jam delapan pagi saya buatkan sarapan dan makan pagi bersama, ngobrol sebentar tentang permainan seks yang telah kami lakukan tadi malam.

    Tapi aku tidak bertanya tentang kepindahan posisi tidurku di dalam kamar, tapi aku masih bertanya-tanya kenapa kok aku bisa pindah ke dalam sendirian. Sesudah itu suamiku mengajakku mengulangi permaina seks seperti semalam, mungkin pengaruh obatnya belum juga hilang. Aku pun disuruhnya minum lagi tapi aku cuma mau minum satu kapsul saja.

    Belum juga terasa obat yang kuminum, tiba-tiba teman suamiku datang menghampiri karena ada tugas mendadak ke luar kota yang tidak bisa ditunda. Yah, dengan terpaksa suamiku pergi lagi dengan sebuah pesan kalau obatnya sudah bereaksi kamu harus tidur, dan aku pun menjawabnya dengan ramah dan dengan perasaan sayang. Maka pergilah suamiku dengan perasaan puas setelah bercinta semalaman.

    Dengan daster putih aku kembali membenahi ruang makan, dapur dan kamar-kamar kos aku bersihkan. Tapi kaget sekali waktu membersihkan kamar terakhir kos-ku yang bersebelahan dengan kamar tidurku, ternyata si Mike itu tidur pulas tanpa busana sedikit pun sehingga kelihatan sekali batang penis si Mike yang sebesar tanganku.

    Tapi aku harus mengambil sprei dan sarung bantal yang tergeletak kotor yang akan kucuci.
    Dengan sangat perlahan aku mengambil cucian di dekat si Mike sambil melihat batang penis yang belum pernah kulihat secara dekat. Ternyata benar seperti di film-film porno bahwa batang penis Mike memang besar dan panjang. Sambil menelan ludah karena sangatlah keheranan, aku mengambil cucian itu.

    Tiba-tiba si Mike itu bangun dan terkejut seketika ketika melihat aku ada di kamarnya. Langsung aku seakan-akan tidak tahu harus berkata apa.

    “ Maaf tuan saya mau mengambil cucian yang kotor ” , kataku dengan sedikit gugup.

    “ Suamimu sudah berangkat lagi? ” jawabnya dengan pelan dan pasti. Dengan pertanyaan seperti itu aku sangat kaget. Dan kujawab, “ Kenapa? ”,

    Sambil mengambil bantal yang ditutupkan di bagian vitalnya, si Mike itu berkata, “ Sebelumnya aku minta maaf karena tadi malam aku sangat lancang. Aku datang jam dua malam, aku lihat suamimu tidur telanjang di karpet ruang tamu, dan kamu pun tidur telanjang di sofa ruang tamu, dengan sangat penuh nafsu aku telah melihat liang vaginamu yang kecil dan merah muda.

    Maka kemudian aku langsung memindahkan kamu ke kamar, tapi tiba-tiba timbul gairahku untuk mencoba kamu. Mula-mula aku hanya menjilati liang vaginamu yang penuh sperma kering dengan bau khas sperma lelaki. Akhirnya batang penisku terasa tegang sekali dan nafsuku memuncak, maka dengan beraninya aku meniduri kamu. ”

    Dengan rasa kaget aku mau marah tapi memang posisi yang salah memang diriku sendiri, dan kini terjawablah sudah pertanyaan dalam benakku kenapa aku bisa pindah ke ruang kamar tidurku dan kenapa liang vaginaku terasa agak sakit

    “ Terus saya… kamu apain ” , tanyaku dengan sedikit penasaran

    “ Kutidurin kamu dengan penuh nafsu, sampai sperma yang keluar pertama kutumpahkan di perut kamu, dan kutancapkan lagi batanganku ke liang vaginamu sampai kira-kira setengah jam keluar lagi dan kukeluarkan di dalam liang vaginamu ” , jawab si Mike.

    “ Upzzz… bahaya nih, ntar kalo hamil gimana nih ” , tanyaku cemas.

    “ Ya… nggak pa-pa dong ” , jawab si Mike sambil menggandengku, mendekapku dan menciumku.

    Kemudian dipeluknya tubuhku dalam pangkuannya sehingga sangat terasa batang penisnya yang besar menempel di liang vaginaku. “ Ahhhh… … jangan dong… aku masih capek semalaman ” , kataku tapi tetap saja dia meneruskan niatnya, aku ditidurkan di pinggir kasurnya dan diangkat kakiku hingga terlihat liang vaginaku yang mungil, dan dia pun mulai manjilati liang vaginaku dengan penuh gairah. Aku pun sudah mulai bernafsu karena pengaruh obat yang telah aku minum sewaktu ada suamiku.

    “ Auh… Mike… good… teruskan Mike… auh ” .

    Satu buah jari terasa dimasukkan dan diputar-putar, keluar masuk, goyang kanan goyang kiri, terus jadi dua jari yang masuk, ditarik, didorong di liang vaginaku. Akhirnya basah juga aku, karena masih penasaran Mike memasukkan tiga jari ke liang vaginaku sedangkan jari-jari tangan kirinya membantu membuka bibir surgaku. Dengan nafsunya jari ke empatnya dimasukkan pula, aku mengeliat enak. Diputar-putar hingga bibir vaginaku menjadi lebar dan licin. Nafsuku memuncak sewaktu jari terakhir dimasukkan pula.

    “ Aduh… sakit Mike… jangan Mike… ntar sobek… Mike… jangan Mike ” , desahku sambil mengeliat dan menolak perbuatannya,

    sebenarnya aku berusaha berdiri tapi tidak bisa karena tangan kirinya memegangi kaki kiriku. Dan akhirnya, Zlebb… masuk semua satu telapak tangan kanan Mike ke dalam liang vaginaku, aku menjerit keras tapi Mike tidak memperdulikan jeritanku, tangan kirinya meremas payudaraku yang montok hingga rasa sakitnya hilang.

    Akhirnya si Mike itu tambah menggila, didorong, tarik, digoyang kanan kiri dengan jari-jarinya menggelitik daging-daging di dalamnya, dia memutar posisi jadi enam sembilan, dia menyumbat mulutku dengan batang penisnya hingga aku mendapatkan kenikmatan yang selama ini sangat kuharapkan.

    “ Aaahh… Mike punyamu terlalu panjang hingga masuk di tenggorokanku… pelan-pelan aja ” , ucapku tapi dia masih bernafsu.

    Tangannya masih memainkan liang vaginaku, jari-jarinya mengelitik di dalamnya hingga rasanya geli, enak dan agak sakit karena bulu-bulu tangannya menggesek-gesek bibir vaginaku yang lembut. Ini berlangsung lama sampai akhirnya aku keluar.

    “ Mike… aku nggak tahan… aahhh… ouhhh… aku keluar Mike auuhhh… keluar lagi Mike… ” desahku nikmat menahan orgasme yang kurasakan.

    “ Aku juga mau keluar… auh… ” balasnya sambil mendesah.

    Kemudian tangannya ditarik dari dalam liang vaginaku dan dia memutar berdiri di tepi kasur dan menarik kepalaku untuk mengulum penisnya yang besar. Dengan sangat kaget dan merasa takut, kulihat di depan pintu kamar ternyata suamiku datang lagi, sepertinya suamiku tidak jadi pergi dan melihat peristiwa itu. Aku-pun tidak bisa berbuat apa-apa, sudah telanjur basah, aku takut kalau aku berhenti lalu si Mike tahu dan akhirnya bertengkar.

    Tetapi aku pura-pura tidak ada sesuatu hal pun, si Mike tetap kukulum sambil melirik suamiku, takut kalau dia marah. Tapi ternyata malah suamiku melepas celana dan mendekati kami berdua yang sudah tengang sekali, mungkin sudah menyaksikan kejadian ini sejak tadi. Dan akhirnya si Mike kaget sekali, wajahnya pucat dan kelihatan grogi, lalu melepas alat vitalnya dari mulutku dan agak mudur sedikit. Tapi suamiku berkata,

    “ Terusin aja nggak pa-pa kok, aku sayang sama istriku kalau istriku suka begini, ya terpaksa aku juga suka, ayo kita main bareng ” .

    Akhirnya semua pada tersenyum merdeka, dan tanpa rasa takut sedikit pun akhirnya si Mike disuruh tidur telentang, aku tidur di atas tubuh si Mike, dan suamiku memasukkan alat vitalnya di anusku, yang sama sekali belum pernah kulakukan.

    Dengan penuh nafsu suamiku langsung memasukkan batang penisnya ke dalam anusku. Karena kesulitan akhirnya dia menarik sedikit tubuhku hingga batang penis si Mike yang sudah masuk ke liang vaginaku terlepas, suamiku buru-buru memasukkan batang penisnya ke liang vaginaku yang sudah basah, di goyang beberapa kali akhirnya ikut basah, dan dicopot lagi dan dimasukkan ke anusku dan, Zleebbb… , batang penis suamiku menembus mulus anusku.

    “ Aduh… pelan-palan Mas… ” , ucapku.

    Kira-kira hampir setengah jam posisi seperti ini berlangsung dan akhirnya suamiku keluar duluan, duburku terasa hangat kena cairan sperma suamiku, dia menggerang keenakan sambil tergeletak melihatku masih menempel ketat di atas tubuh si Mike. Akhirnya si Mike pun pindah atas dan memompaku lebih cepat dan aku pun mengerang keenakan dan sedikit sakit karena mentok, kupegang batang penis si Mike yang keluar masuk liang vaginaku, ternyata masih ada sisa sedikit yang tidak dapat masuk ke liang senggamaku. Suamiku pun ikut tercengang melihat batang penis si Mike yang besar, merah dan panjang. Aku pun terus mengerang keasyikan,

    “ Ouhhh… ahhhh… terus Mike… uuuuh… keluarin ya Mike… ”

    Akhirnya si Mike pun mendapatkan klimaksnya dan,

    “ Ahhh… Ouhhh… aku keluar nih… ahhh…” ucapnya sambil menarik batang penisnya dari liang vaginaku.

    Kemudian dimasukkanlah ke mulutku dan tersembur-lah lahar panas kental, lalu kutelan sedikit demi sedikit sperma asin orang Mike. Suamiku pun ikut menciumku dengan sedikit menjilat sperma orang asing itu. Kedua lelaki itu akhirnya tersenyum kecil lalu pergi mandi dan tidur siang dengan puas. Sesudah itu aku menceritakan peristiwa awalnya dan minta maaf, sekaligus minta ijin bila suatu saat aku ingin sekali bersetubuh dengan si Mike boleh atau tidak.

    “ Kalau kamu mau dan senang, ya nggak apa-apa asal kamu jangan sampai disakiti olehnya ” .

    Sejak saat itupun bila aku ditinggal suamiku, aku tidak pernah merasa kesepian. Dan selalu dikerjain oleh si Mike.

  • Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1168 views

    Perawanku – Cerita sex terbru, Itulah kata kata yg selalu ku ingat selama ini, dan aku selalu berharap kejadian itu berulang terus. Itu semua terjadi lima tahun lalu, ketika umurku masih 23 tahun. Aku bekerja sebagai montir panggilan, ya sampai sekarang pun tetap begitu. Hampir semua mobil bisa kuperbaiki asal ada saja alatnya, terkadang aku jg jadi guru pengganti untuk smk otomotif di kota kembang. Situs Judi Online

    Dgn paras yg tdk terlalu jelek akupun sering berganti ganti pacar, mulai dari berjilbab sampai yg bekerja di bar bar kota bandung pernah kupacari. Jadi, masalah sex aku sudah tak asing lagi. Jangan kau tanya berapa tinggiku, karena aku hanya biasa saja seperti pemuda lain ketika itu hanya sekitar 170cm.

    Smua itu berawal ketika aku pulang membetulkan mobil pa zakaria yg tinggal di sebuah komplek ternama di kota bandung, mobil pa zakaria itu rumit sekali untuk dibetulkan sehingga aku membawa semua perkakas di bengkelku. Dgn mobil avanza hitam, ku pacu mobil menuju rumah pa zakaria, meskipun sudah larut malam tetap aku kerjakan mobilnya pa zakaria, maklumlah sama pelanggan lama, kasian jg pa zakaria gapunya motor atau mobil lagi buat ngantor.

    Aku berangkat dari rumah jam 7 malam, dan membetulkan mobil sekitar 2 jam itu pun karena sambil diajak ngobrol oleh pa zakaria, seharusnya sih 30 menit jg selesai, tapi ya kunikmati sajalah, sekalian silaturahmi dgn beliau.

    Akupun pulang sekitar jam 9.30 malam, komplek pa zakaria tinggal adalah komplek besar, jalan nya saja lebarnya hampir 6 meter se arahnya, dan ditengah tengah jalan ada taman yg membatasi dgn lajur lain, mungkin bisa kalian bayangkan bagaimana besarnya komplek itu. Dgn type culdesac tentu saja taka da jalan lain selain lewat pintu utama untuk pulang.

    Komplek itu bukanlah komplek yg sering dilewati oleh masyarakat, komplek itu sepi sekali jika memasuki malam, dan lampu jalanan pun kadang tak dinyalakan karena alasan hemat. Ketika aku melewati jalanan yg agak sepi, aku melihat sebuah mobil yg mengepul asap dari dalam cap mesinnya. Akupun berhenti, tapi bukan karena asap itu aku berhenti, aku berhenti karena melihat wanita di dalam mobil itu.

    Aku pun memarkir mobil hitamku agak jauh di depan mobil itu, dan lalu aku turun, ternyata ketika ku membuka pintu, wanita yg ada dalam mobil itu sudah tiba tiba menghampiri aku, dan berkata,

    “de…ngerti mesin mobil ga ? tolongin tante dong..” ucap tante itu tanpa basa basi.
    “iya tante aku bisa ko, kebetulan aku montir hehe” jawabku dgn gagu.

    Tante itu berjalan mendahului ku kearah mesin mobilnya yg mengepul asap, meskipun jalanan itu agak gelap, tetap saja aku bisa melihat pantat besar tante itu yg bergoyang seirama dgn langkahnya, sungguh indah walaupun sedikit tak jelas. Sekilas aku berkhayal meremas pantat besar itu, bahkan aku gigit seperti yg sering ku lakukan pada mantanku yg bahenol si susan. Tapi aku tau dirilah, aku kan berniat menolong saja.

    Akupun tak banyak bicara selama memeriksa mesin, dan dalam 20 menit saja aku sudah mengetahui penyebabnya, ketika aku mau bicara pada tante itu ternyata tante itu sudah tertidur di dalam mobil dgn mulut menganga, aku tebak sih dia sudah memakai mobil ini dari luar kota, mungkin dia memang lelah sekali sampai sampai tidur seperti itu, tanpa kusadari aku menikmati melihatnya tertidur, dia tertidur di kursi tengah mobilnya, aku buka pintunya dan lampu dalam mobilpun menyala otomatis, dan aku pun akget bukan kepalang !

    Sexy banget nih tante, gilaaaa, bikin ngaceng…mana sudah seminggu aku memang tak onani, biasanya di sepong pacar, tpai kebetulan sekarang aku single, dan pikiran ku pun menjadi nakal.

    Tante itu berparas cantik, memakai kacamata, dan berambut panjang, terlihat dari wajahnya kalau dia sering perawatan di kecantikan kulit, bajunya yg modis berwarna biru tosca, dan memakai jeans panjang yg sedikit ketat. Buset..sangatlah masuk dgn seleraku.

    Aku pun tak lekas membangunkannya, karena ku pikir, aku akan memanfaatkan situasi ini. Tapi niat buruknya sirna seketika karena tante itu terbangun dan menatap takut padaku.

    “ehmm mas aduh maaf saya ketiduran nih…” seru tante sambil mengucek matanya..
    “iya tante gapapa ko, saya tau tante dari luar kota, iya kan ?” tanyaku sambil salah tingkah takut dia tau maksudku
    “iya betul tante baru pulang dari Surabaya.” Jawabnya sambil minum air mineral.
    “jadi gini tante, mobil ini cuman kepanasan saja, kurang air di radiatornya..tinggal tambah air saja ini sudah bisa nyala lagi, mungkin tante terlalu lama makenya, ga istirahat ya ?” aku mencoba akrab
    “ya gitu deh mas, pengen cepet sampe bandung sih, yaudah deh mas benerin aja mobilnya, saya pengen tau beres, berapapun saya bayar mas, asal harganya masuk akal saja hehhehe” dia bilang sambil memainkan handphonenya.
    “oke tante..siap” aku sambil berlalu..

    Dari caranya berkata aku tau dia itu memang biasa memerintah, mungkin dia bos suatu toko atau usaha sesuatu, ya ga aku pikiran deh yg kaya gituan, yg penting aku harus cepat membetulkan mobil itu.

    Dan selesailah membetulkan mobil itu, aku segera laporan ke si tante cantik.

    “tante sudah selesai mobilnya..”
    “oh bagus bagus, tapi ngomong ngomong nama km siapa ?” tanyanya dgn halus.
    “nama saya Kuriniawan tante, tapi panggil aja Iwan hehe” jawabku dgn malu.
    “oh Iwan , Iwan udah punya cowo belum ?” tanyanya dgn nada nakal
    “lah ko cowo sih tan haha, aku normal ko suka sama cewe..” jawabku dgn tertawa, tante ini bisa melucu jg ternyata..
    “haha ya aku becanda Wan, oh kamu normal ya ? kalau normal tante mau nanya dong..” bertanya dgn wajah seperti menyembunyikan sesuatu.
    “apa tante ?” tanyaku heran
    “kamu tertarik ga sama tante ?” dgn lancar si tante berkata…
    “hmm gimana ya tan, bingung jawabnya hehe” aku kaget dikasih pertanyaan seperti itu, memang sih aku tergoda, hanya saja tdk etis jika langsung aku katakan seperti itu.
    “ayo mengaku saja…tante lihat ko dari tadi kamu beneri mobil sambil bener benerin celana, bangun ya tuh penisnya..haha” ucap tante tanpa dosa..

    Buset entah bagaimana perasaanku saat itu, udara dingin ditambah percakapan yg tiba tiba menjadi aneh, dan ternyata tante ini memerhatikanku dari tadi, aku memang membetulkan celana karena melihat badan sexynya ketika tertidur tadi.

    “aduh ketawan deh hehe” sebisaku menjawab sambil bingung akan situasi.
    “nahloh Wan, ko bisa sih tiba tiba bangun penisnya..liat apa emang ?” dgn memasang wajah curiga.
    “ngga ko tante, ga liat apa apa..”
    “jujur saja Wan sama tante..km liat apa sampe ngaceng gitu..”

    Ingin sekali aku blak blakan dan bilang ngaceng liat tante, tapi seakan lidahku menjadi kaku dan tak bisa mengucap kata kata itu, di dalam diamku menjawab pertanyaan itu, tiba tiba tangan tante itu memegang penis…ah, rasa linunya benar benar aku rindukan, karena sudah lama penisku tak dipegang wanita.

    “aduh tante mau ngapain..”
    “udah cepet naik sini ke mobil, nanti ada yg lihat Wan..cepet..”

    Akupun segera naik mobil, aku duduk disebelah tante sexy itu. Tangan tante itu terus meremas penisku dari luar, aku bingung harus berprilaku seperti apa. Aku hanya diam saja menerima tindakan itu dan menikmati remasan tangan tante itu.

    Tante pun menuntun tanganku ke arah toketnya, akupun tak bodoh, aku langsung remas jg toketnya.

    “nah gitu dong Wan…ahhh geli Wan..remas terus Wan…keras jg gapapa…tante suka..” seraya melihat nakal kepadaku.

    Kami terus melakukan remas meremas di dalam keheningan dan kegelapan mobil, sesekali aku mencium dan menjilat pipi tante yg menggemaskan lidah. Dan tante pun sekarang sudah membuka sabuk dan seleting ku.

    “Wan..pernah ngentot kan sebelumnya ?” tanya tante sambil memainkan penisku
    “pernah tante, kenapa emang..” jawabku sambil terus meremas toketnya..
    “ko nanya sih Wan, entot tante dong sampe klimaks..tante rindu penis muda..” jawab tante sembari memposisikan badannya kearahku.

    Diapun menghentikan tanganku yg sedang meremas toketnya, dan langsung mengulum penisku yg sudah tegak sejak membetulkan mobil tadi.

    Blesssss,,penisku dikulum tante itu, rasa sensasi sepong menghinggapi sanubariku…rasa basah dan dingin air liur cepat aku nikmati, aku memegang rambut tante itu yg panjang, dan aku mengomandokan agar dia menyepong penis dgn cepat, aku jenggut rambutnya. Memaju mundurkan kepalanya sesuai ritme yg aku inginkan.

    Sekitar 5 menit tante itu menyepong penisku, lalu dia menghentikan aktifitas itu dan langsung menyandarkan tubuhnya yg sexy agak montok ke pintu dan membuka selangkangannya ke arahku.

    “Wan, sekarang kamu dong yg oral.” Sambil dia berusaha membuka celana jeans ketatnya di tengah mobil avanza hitam yg terasa sempit jika dipakai hubungan sex seperti ini.

    Dia melemparkan celana jinsnya kebelakang, dan semerbak harum vagina pun memenuhi mobil. Tanpa banyak bertanya aku langsung saja mengelus vagina tante itu, dia kaget dgn elusan ku yg tanpa peringatan, dan dia tersenyum sambil menikmati.

    Seperti tak mau ketinggalan kereta, aku langsung memposisikan badan menjilati vaginanya. Aku menjilat vagina seperti menjilat eskrim, hingga si tante tak kuat dgn jilatanku memukul mukul kepalaku minta aku berenti tapi tak kuturuti keinginannya, terus ku jilat sampai dia orgasme oleh lidahku.

    Cairan itu terkena muka ku dan sedikit mengucur ke jok. Muka tante itu aku tebak sedang memejamkan mata menikmati orgasme pertamanya, nafasnya terengah engah layaknya sudah lari sprint 100m. tante itu mengisyaratkan agar aku mengentotnya segera dgn menarik penis tegangku kearah vaginanya.

    Aku pun tak banyak lama, langsung ku serbu dengna penis panjang besar ku. Blesss….penisku pun masuk sarangnya. Sensasi vagina yg hangat sangat aku nikmati ditengah udara malam di bandung yg dingin seperti malam itu.

    Tante itu tak banyak bicara selama aku mengentotnya, dia terus saja merem melek menikmati entotan ku.
    Tiba tiba, suara telp memecahkan kesunyian itu. Dgn ringtone buka dikit joss.

    “buka dikit josss”
    “Stop dulu Wan, ada telp…”
    “ya halo….apa nak ?”
    “iya mama bentar lagi plg ko, ini udah di bandung..”

    Aku tetap mengentotnya meski dia memintaku stop, bahkan aku menambah intensitas masuk keluarnya penis ku. Membuatnya tak bisa menahan desahan.

    “eehhh aahhh~ ” mencubit perutku dgn tangah kirinya..
    “gapapa nak, mamahhh~ lagi makan aja nih, pedes aaahh~ basonya..” sambil merem melek kaya sebelumnya..
    Lalu diapun menutup telephone.
    “Wan..beresin sekarang cpt, aku mau plg ya sayang yaa..” kata si tante sambil menyimpan ho nya ke tas.

    Aku terus menggenjot vaginanya seperti tdk ada hari esok. Tangan kiri tante meremas jok dgn keras, tangan kanannya memegang gagang pintu diatas kepalanya.

    Tak lama aku pun tak kuat menahan spermaku, langsung aku semburkan di dalam tanpa tanya dulu.

    Muka tante itupun seperti kaget tapi sambil menikmati hangatnya spermaku didalam vaginanya.

    “kamu buang di dalem Wan ?? aku masih subur loh..kalau aku hamil gimana…” mengambil tisu dan membersihkan vaginanya.
    “maaf tante, ga kuat soalnya.”
    “yaudah gapapa, benerin tuh celananya, kalau engga aku gigit loh.” Sambil dia mengambil celana jeans nya dibelakang.
    “gigit aja nih…” aku arahkan penis ke mulutnya…

    Dan slupppppp~, dia mengenyot penisku yg tadinya sudah mulai melemas…dia menjilati penisku seperti lollipop.

    “nah kan udah bersih tuh…” sambil dia tersenyum.

    Setelah selesai akupun plg, dia memintaku pergi duluan.

    Aku menjadi ketagihan wanita yg berumur seperti dia semenjak kejadian itu, dan akupun mulai mencari petualangan yg aku sengaja buat, tdk kebetulan seperti dgn tante yg aku tak tahu namanya sampai sekarang. Aku masih selalu ingat bagaimana rasa legitnya vagina tante itu dan sedotan mulutnya yg luar biasa.

  • Cerita Sex Akibat Nonton Film Porno Bertiga Bersama Ambar Dan Ully

    Cerita Sex Akibat Nonton Film Porno Bertiga Bersama Ambar Dan Ully


    797 views

    Perawanku – Cerita Sex Akibat Nonton Film Porno Bertiga Bersama Ambar Dan Ully, Suatu hari di awal bulan Juli tahun 2000 lalu di rumahku kebetulan sepi. Sore itu ibuku sedang pergi ke luar kota dan ayahku sedang kerja di kantornya. Kuundang kedua temanku yang juga sering kukhayalkan bercumbu denganku. Ambar dan Ully.

    Mereka berdua sama-sama mempunyai payudara yang sama besarnya dengan punyaku. Kami lalu bertiga menonton VCD yang sengaja kuputar film porno yang kupinjam dari sebuah rental. Kami bertiga duduk berdampingan di kursi sofa. Ambar di sebelah kiriku dan Ully di sebelah kananku.

    Pada waktu adegan kedua baru mulai vaginaku sudah terasa basah dan tanganku masuk ke celana jeans pendek ketatku. Kebetulan aku sengaja tidak memakai CD sehingga jariku langsung masuk ke vaginaku dan menggeseknya. Ambar melihat perbuatanku dan tangannya juga ikut masuk ke vaginanya sendiri. Tanganku lalu meremas kedua payudaranya yang masih dilapisi kaos oblong yang dikenakannya. Dia tidak menolak dan bibirnya mencium bibirku serta tangannya meremas juga kedua payudaraku. Kami saling meremas dan lidah kami saling menjilat di dalam kehangatan ciuman. Ully yang berada di belakangku bergabung dengan menempelkan kedua payudaranya ke punggungku. Lalu Ambar kutidurkan dan kulepas kaos yang kukenakan.

    Setelah itu kutindih dia sambil kuciumi wajahnya. Ully melepas BH-ku dari belakang sehingga aku melepaskan ciuman dari wajah Ambar. Aku akan membalik untuk mencium Ully, tetapi dia dari belakang meremas kedua payudaraku yang sudah telanjang dan tangan Ambar melepas retsluiting celana jeans pendek ketatku. Jarinya berusaha masuk ke vaginaku yang bertambah basah.

    Tiba-tiba telepon yang ada di rumahku berdering. Aku tanpa memakai pakaian yang tadi dilepas bangkit ke meja telepon. Ternyata telepon dari ayahku yang mengabarkan bahwa dia tidak pulang karena ada urusan. Aku merasa senang dan berencana mengajak Ambar dan Ully menginap di rumahku. Aku meletakkan gagang telepon dan menuju ke kursi sofa. Kulihat Ambar dan Ully sudah sama-sama hanya memakai pakaian dalam saling berciuman dan mencoba melepas BH yang dikenakan. Kukejutkan mereka dan kukatakan bahwa pemainan ini terpaksa harus berhenti sementara. Mereka kuminta pulang dulu dan kusuruh datang pukul 8 malam untuk melanjutkan permainan. Mereka setuju.

    Malamnya Ully datang pertama kali. Karena aku tidak sabar begitu dia masuk dan aku menutup pintu, aku memeluknya dari belakang dan kuremas kedua payudaranya. Kudengar bel pintu. Aku melepaskan pelukanku dan kusuruh Ully langsung ke kamar. Aku membuka pintu dan ternyata Ambar telah datang. Langsung saja kami masuk kamar. Kulihat Ully sudah tinggal memakai pakaian dalam saja sedang tiduran di tempat tidur. Kusuruh Ambar untuk mencumbunya dulu. Ambar langsung melepas pakaiannya dan ternyata dia tidak mengenakan BH hanya memakai kaos singlet dan CD.

    Dia lalu menghampiri Ully dan mendudukkannya. Dia lalu mencium Ully dan tangannya melepas BH yang dikenakan Ully. Sedangkan Ully melepas kaos singlet yang dikenakan Ambar dan aku yang berdiri hanya memakai gaun tidur tanpa pakaian dalam langsung terangsang. Kulepas gaun tidurku. Ambar yang melihatku langsung turun dari tempat tidur diikuti Ully. Ambar mendorongku sampai ke tembok lalu mencium bibirku dan meremas payudara kiriku. Sedangkan Ully jongkok di samping kakiku dan kaki Ambar lalu menjilati vaginaku yang basah sambil tidak lupa tangan kirinya meremas kedua payudara Ambar dan tangan kanannya meremas payudara kananku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada duanya.

    Setelah beberapa menit Ambar dan Ully menjamah tubuhku dan aku sudah merasakan lemas, mereka berdua saling berpelukan dan saling menempelkan vaginanya. Mereka mendesah bersama-sama. Setelah itu Ambar melepas pelukannya dan lalu naik ke tempat tidur. Dia tidur telentang dan Ully menindihnya sambil menciumnya. Tangannya masuk ke vagina Ambar dan mengocoknya perlahan-lahan. Mulutnya perlahan-lahan turun ke vaginanya. Sambil jarinya mengocok vagina Ambar mulutnya juga menjilatinya. Aku yang sudah bergairah lagi ikut bergabung dengan mencium bibirnya yang kelihatannya akan mengeluarkan desahan. Kucium dan kujilat lidahnya. Dia membalas sambil tangannya menarik tanganku agar meremas kedua payudaranya. Kuremas kedua payudaranya dan tangannya juga meremas kedua payudaraku. Ambar ternyata dapat bertahan lebih lama dariku dari jamahanku dan Ully.

    Sekarang giliran Ully. Ully tidur telentang dan payudara kirinya dihisap oleh Ambar dan payudara kanannya kuhisap. Dia mendesah dan kedua tangannya juga membalas dengan meremas kedua payudaraku dan kedua payudara Ambar secara bergantian. Jariku dan jari Ambar lalu masuk ke vagina Ully dan mengocoknya perlahan-lahan. Ully ternyata akan mendesah lebih keras lagi sehingga bibirku dan bibir Ambar berebutan untuk menahannya. Bibir kami berdua akhirnya berciuman sambil jari kami berdua kami keluarkan dari vagina Ully dan naik ke atas berebutan kedua payudara Ully. Kami berdua meremas kedua payudara Ully dan ciuman kami turun ke bawah dan menjilati vagina Ully. Ully ternyata kalah dariku dalam bertahan.

    Setelah beristirahat sebentar kami melanjutkannya lagi. Aku tidur di tengah berhadapan dengan Ully dan Ambar berada di belakangku. Kami mulai lagi dari awal dan tidak lupa bergantian posisi tengah, depan, belakang. Kami bercumbu sampai sekitar pukul 3 dini hari. Setelah itu kami tertidur pulas karena kelelahan. Dengan posisi aku dipeluk Ambar dari depan dan Ully dari belakang.

    Pagi harinya aku terbangun dan kulihat Ambar dan Ully sudah tidak ada di tempat tidur. Kudengar desahan-desahan dari dalam kamar mandi. Aku bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Kulihat Ambar dan Ully duduk berhadapan di bath tub yang penuh dengan busa sabun. Mereka berdua yang tubuhnya penuh dengan busa sabun sedang saling meremas kedua payudara mereka. Aku lalu berdiri di bawah pancuran dan kuhidupkan kran. Ambar bangkit dari bath tub dan menutup kran pancuran. Dia lalu berdiri dibelakangku dan mengambil body shower. Diusapkannya body shower ke kedua payudaraku dari belakang dan kemudian meremas-remas kedua payudaraku. Aku membalik tubuhku dan membalas meremas kedua payudaranya.

    Dia lalu meratakan body shower ke seluruh tubuhku kemudian memeluk tubuhku. Kemudian tangannya membuka kran pancuran lagi. Kami berdua saling melepaskan pelukan dan saling membilas tubuh kami dan juga meremas kedua payudara serta beberapa bagian tubuh yang lain. Setelah kami berdua bersih dari sabun dan busanya, Ambar mematikan kran pancuran dan keluar dari kamar mandi sambil menggaet handuk. Aku masih berdiri dan melihat Ully yang tidur di bath tub yang airnya sudah kering tinggal busa sabun yang menempel di tubuhnya. Kulihat kedua payudaranya dan lalu kuremas. Setelah itu kutindih tubuhnya dan kami pindah posisi. Aku sekarang di bawah dia di atas dan duduk dengan posisi kedua vagina kami saling menempel. Dia meremas-remas kedua payudaraku. Kemudian dia mengusap seluruh tubuhku dengan busa sabun yang menempel di tubuhnya. Kemudian dia menindihku dan membuka kran bath tub. Kami berdua saling membilas tubuh kami dan juga meremas kedua payudara serta beberapa bagian tubuh yang lain.

    Setelah itu aku lebih dulu keluar dari kamar mandi setelah menghanduki tubuhku. Aku keluar dengan telanjang karena handuknya dipakai oleh Ully. Ambar ternyata tidak berada di kamar. Aku keluar dan kulihat Ambar dengan melilitkan handuk di tubuhnya sedang berjalan ke arahku sambil membawa secangkir kopi. Kusongsong dia dan kucium dia sambil tanganku meraih cangkir dari tangannya. Kuletakkan cangkir ke meja yang ada di sebelah kami berdiri dan tanganku lalu melepas handuk yang dikenakan Ambar. Kupeluk dia bersamaan dengan pelukan Ully dari belakang. Aku ingin mulai dari awal lagi tetapi kudengar klakson mobil. Kami bertiga berhamburan cepat-cepat memakai kembali pakaian. Ternyata ayahku yang datang.

    Hari itu kami tidak melanjutkan percumbuan karena ayahku seharian di rumah. Ambar dan Ully juga pulang ke kostnya masing-masing. Tetapi di hari-hari selanjutnya kami bertiga bercumbu kembali. Entah di rumahku pada saat sepi atau di tempat kost Ambar atau di tempat kost Ully. Tapi sejak awal bulan Agustus tahun 2000 lalu Ully telah mempunyai pasangan cewek baru yang masih muda dan memutuskan berpisah denganku dan Ambar. Perpisahan dirayakan dengan bercumbu semalam suntuk antara aku, Ambar, Ully dan ceweknya. Sejak itu aku hanya bercumbu dengan Ambar. Begitulah pengalamanku bercumbu dengan sesama wanita.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Ngentot Memek Cewek Ditempat Fitness – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Memek Cewek Ditempat Fitness – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1423 views

    Perawanku – Ini terjadi ketika aku sedang cuti dan bermain di kota bandung. Cerita Sex Dewasa Terbaru ini tak pernah bisa aku lupakan sama sekali. Yuk kita Mulai saja Cerita Dewasa ini. Suatu hari cutiku di Bandung, aku menyempatkan diri untuk fitness,

    Menjaga kondisi tubuhku. Aku kerja di Jakarta, di sebuah event organizer ternama. Hampir setiap dua hari sekali sehabis pulang kerja aku fitness di sebuah hotel, dengan peralatan fitness yang lengkap. Maklum, pekerjaanku membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung halaman, aku tidak pernah melewatkan olahragaku yang satu ***** O ya, aku Aryo, biasa dipanggil Ary. Usiaku 30 tahun, dan belum menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.

    Sebenarnya tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat wanita-wanita sexy berpakaian ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku terbentuk, hingga membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku ngeceng wanita berpakaian sexy tidak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum air.. he he hee.

    Ok, akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aku membiasakan tidak langsung pulang ke rumahku. Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.

    Hari itu masih sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aku cek in dan beristirahat sebentar, kumanfaatkan fasilitas fitness gratisku. Aku mulai mengganti bajuku dengan celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.

    Ketika aku memasuki ruang fitness, aku melihat sekeliling, masih agak kosong. Hanya ada beberapa pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil berjalan menuju sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan beralih ke beberapa alat lainnya.

    Sepuluh menit menjelang pukul lima sore, satu, dua wanita masuk. Ok, this isn’t my unlucky day after all. Aku makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa wanita lainnya, yang tentunya berpakain senam, warna-warni, ada yang memakai celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants dan atasan model sport bra, menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa di antara mereka ada yang duduk, ada yang ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat. Oh, mungkin mereka mau ber-aerobic, pikirku.

    Betul saja ketika seorang wanita berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape compo, dan terdengarlah suara musik house dengan tempo cepat. Masing-masing mereka menyusun barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi gerakan mereka ikuti. Masih pemanasan.

    Tiba-tiba seorang wanita masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira, rambut panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat warna krem dengan model tank top dan g-string di pantatnya. Bongkahan pantatnya tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sehingga menyerupai warna kulit tangannya yang kuning langsat hingga kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu. Woow, sangat seksi. Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yang menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dengan alat yang kupakai. Tonjolan putingnya terlihat jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yang kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu akhirnya mencari barisan yang masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaku berdegup kencang pada saat dia melirik walaupun hanya sedetik.

    Gerakan demi gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan hingga gerakan cepat melompat-lompat sehingga bongkahan payudaranya bergerak turun naik. Batangku mulai membengkak seiring dengan lincahnya gerakan si dia. Mataku terus tertuju pada si dia. Posisiku kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa beruntungnya diriku. Hingga akhirnya dia melakukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi bajunya, tercetak jelas di punggung dan dadanya, sehingga tonjolan puting itu terlihat jelas sekali, ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.

    Hingga akhirnya aku dibuat malu. Ketika aku memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat pantulan kaca cermin yang berada di depannya ketika aku mengalihkan pandangang ke kaca. Dia tersenyum kepadaku lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia memandangku sebelum aku sadar dipandangi. Aku langsung memalingkan muka dan beranjak dari alat yang kupakai.

    Aku segera berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua atau tiga balikan kucoba berganti gaya hingga akhirnya balikan ke empat gaya punggung, kepalaku menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air. Sama-sama kami berbalik dan setelah berbalik ku sadar yang ku tabrak adalah pantatnya si dia yang telah berganti pakaian renang, potongan high cut di pinggul dengan warna floral biru yang seksi. Kini tonjolan putingnya tersembunyi dibalik cup baju renangnya, membuatku sedikit kecewa.

    “Eh, maaf Mbak, nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataku meminta maaf.
    “Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.
    Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.

    “Kenalan dong, aku Aryo, biasa dipanggil Ary”, kataku sambil menyodorkan tangan.
    Dijabatnya tanganku sambil berkata”Linda, lengkapnya Melinda”, jawabnya.
    Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.

    “Baru disini Mas?”, Linda mulai lagi membuka pembicaraan.
    “Iya, tapi jangan panggil Mas, Ary aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes***** Aku kerja di Jakarta. Kamu Lin?”, ku balik bertanya.
    “Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, duahari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.

    Pembicaraan kami berkembang dari hal kerjaan mengarah ke hal-hal yang lebih pribadi. Linda baru putus dengan pacarnya, kira-kira dua minggu yang lalu. Keluarga pacarnya tidak setuju dengan Linda dan pacarnya dijodohkan dengan orang lain pilihan keluarganya. Agak sedih Linda bercerita hingga..

    “Lin, balapan yuk ke seberang, gaya bebas”, ajakku.
    “Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.
    Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Linda sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..

    “Ari, kamu curang, kamu curang”, rengeknya sambil memukul-mukul tanganku.
    Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Linda. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan. Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.

    Kami saling pandang, kemudian Linda memelukku kembali. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan dengan balas memeluknya. Udara Bandung yang dingin pada sore yang beranjak malam tersebut, menambah kuatnya pelukan kami. Batangku yang sedari tadi mengeras menyentuh perut bagian bawahnya Linda, atau tepatnya diatas kemaluan Linda sedikit. Pantat Linda bergerak mendorong, hingga batangku geli terjepit antara perut Linda dan perutku. Berulang-ulang Linda melakukan itu, sehingga darahku berdesir.
    “Emhh.”., Linda bergumam.
    Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.

    “Lin, mending kita sauna yuk!”, ajakku menetralkan suasana.
    Linda terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.
    “Oke!”, jawabnya singkat.
    Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Linda saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Linda selanjutnya.
    “Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna.
    Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami beruda lewat jendela kecil pintu sauna.
    “Lin.”., belum sempat aku bicara, Linda menciumku di bibir.

    Bibir kami saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Linda di mulutku, menunjukkan dia sangat berpengalaman. Tangan Linda memegang dadaku, kemudian mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari tadi. Linda meremas batangku yang masih terbungkus celana renang, sementara kuremas dua gunung montok. Betapa kenyal dan kencang sekali payudaranya.

    Temperatur ruang sauna menambah panasnya hawa disana. Kubalik Linda membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Ary.. ahh”, Linda melenguh. Ku susupkan tanganku ke payudaranya, dari celah baju renangnya. Ku pilih putingnya, dan membuat Linda sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya ruangan sauna kedap suara.

    “Ary, aku butuh kamu Ry, .. malam ini saja.. ahh.”., Linda berbisik di telingaku, sambil masih kumainkan putingnya.
    “Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
    Punggung Linda menjauhi badanku dan berbalik.
    “Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
    “Bukannya kamu.”.
    “Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.
    Akhirnya kujelaskan alasanku.

    Satu-satu kami keluar dari ruang sauna. Linda bergegas ke ruang ganti. Begitupun diriku. Setelah siap, Linda menenteng tasnya dan kami pun berjalan bersamaan. Kami berjalan sambil memeluk pinggang masing-masing, layaknya sepasang kekasih yang sudah lama pacaran. Stelah mengambil key card dari recepsionist, kami naik ke kamarku di 304.

    Setelah masuk, pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Untung ku pilih tempat tidur sharing. Linda masih memakai baju seragam banknya, lengkap dengan blazer, sepatu hak tinggi dan stocking hitam menggoda. Seksi sekali!

    Linda di bawah sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan telinganya. Linda meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka blazernya. Dari blouse putih tipis yang masih menempel, terlihat jelas puting berwarna coklat menerawang. Hmm, sengaja tidak memakai bra pikirku. Kubuka kancingnya satu persatu. Kujilati dadanya. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil namaku berkali-kali. Sesekali kugigit putingnya.

    Roknya kusingkapkan, ternyata dibalik stocking hitamnya itu, Linda tidak memakai CD lagi. Ku jilat kemaluan Linda yang masih terhalang stocking. Noda basah di bibir vagina tercetak jelas di pantyhosenya. Linda semakin mecarau dan menggelinjang. Ku gigit sobek bagian yang menutupi vaginanya yang basah. Kujilati labia mayoranya. Perlahan kusapu bibir vagina merah merekah itu. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di sana.

    Linda mengejang hebat, tanda orgasme pertamanya.
    “Emhh Arryy.. ahh”, Linda sedikit berteriak tertahan.
    “Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
    “Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Linda merengek sambil cemberut.
    “Oke, tapi puaskan dulu aku Lin, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.
    Linda kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Vagina basah Linda terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.

    Linda kembali menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya, membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga sampai ke batang penisku yang tegak. Linda mengocoknya perlahan. Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Linda. Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Linda.
    “Ohh..!” aku pun tak luput meracau.
    Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong linda menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Linda.

    “Masukkin Ry, fuck me please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Linda berteriak seiring dengan masuknya batang penisku sedikit-demi sedikit lewat celah stocking yang kugigit tadi.
    “Bless.”..Pantat Linda bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.

    “Oh.. ooh.. ahh.. ahh.. God, .. fuck me harder.. Aaahh.. Ary.. yes”, begitulah kalinat tak beraturan meluncur dari mulut Linda, bersamaan dengan semakin capatnya gerakanku.
    Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Linda menjilati jari-jarinya sendiri.
    “Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Linda yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.

    Kemudian kami berganti posisi. Aku berbaring dan Linda berada di atasku. Linda mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam vagina basahnya. Linda terlebih dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir vaginanya. Aku makin kelojotan dengan perlakuan Linda. Centi demi centi penisku dilahap vagina Linda.
    “Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap vaginanya.
    Linda bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.
    “Errgh.. erghh.. ahh.”., Linda mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.
    Kini kutarik tubuh Linda sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Linda teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Linda berteriak meracau.
    “Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
    Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.

    5 menit dengan posisi seperti itu, Linda mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh.. Ary.. aaihh.”., tanda dia mencapai orgasme.
    Terlepas penisku dari vaginanya tatkala Linda ambruk di sisiku. Linda ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Linda. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu. Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Linda, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.

    “Please.. Ary.. not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya ketika mendapat perlakuanku.
    Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Linda, karena kulihat lubang anus Linda agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.
    “Lin, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
    “Apa.., mau apa Ry.. kamu ma.. AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Linda bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.
    Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Linda pasrah, dan meracau tak karuan.
    “Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. lin..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Linda seksi nan aduhai.
    “Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.

    10 menit aku memompa batang penisku di anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di ujung kepala penisku. Buru-buru kutarik keluar penisku, dan kubalik Linda menghadapku. Sambil kukocok, spermaku muncrat di muka Linda. Linda yang tidak siap menerima spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga spermaku membasahi rambut dan pipinya. Hingga akhrinya mulutnya terbuka, dan sisa semprotan spermaku masuk di mulutnya. Setelah spermaku habis, dia mengulum penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa oragasme panjangku.
    “God.. Thank you dear.. Linda.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Linda.
    “Curang lagi kamu Ry, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Linda cemberut menjawabnya.
    Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.

    Akhirnya Linda memutuskan untuk bermalam di kamarku. Kami masih melakukannya beberapa kali hingga subuh. Toh, hari itu akhir pekan dan Linda memang libur di hari Sabtu. Pertemuan pertama itulah pula yang membuat kami berpacaran selama 6 bulan hingga akhirnya kami putus. Masih banyak Linda yang lain. Bagi pembaca (wanita) yang ingin menjadi Linda denganku, email saja ya. Kutunggu curhatnya.

  • Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku

    Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku


    989 views

    Perawanku – Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku, Sekitar tahun 2011. Saat itu ane masih baru jadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kota apel. Ane ambil jurusan akuntansi. Walaupun jurusan ini mayoritas dihuni oleh para kaum hawa, tapi aq (bosen ngomong “ane” terus) cinta dengan jurusan ini dan aq yakin kaum adam juga bisa sukses di akuntansi, apalagi tampang gua juga lumayan lah kayak chinese2 gitu, hmmm, cakep juga sih, pernah ada yg kasih nilai 7,5. O ya, scara fisik gua sih tergolong kurus (Walaupun gak krempeng), tinggi gua 173 dengan berat badan 58. Kulit putih kayak cina soalnya aq ada turunan cina juga dari kakek. OK, bagian terparahnya gua satu2nya cowok di angkatan yang baru itu. Sebenarnya ada 2, tapi gak sampek 3 bulan tuh anak pindah ke Manajemen. Ada cowok lain tapi dia kakak kelas – beda angkatan.

    Singkat cerita, saat mendekati UAS, dosen akuntansi pengantar 1 memberikan tugas pamungkasnya sebagai syarat mengikuti UAS. Tugas ini lumayan susah pakek banget. Bisa botak kepala mikirnya. Saking susah nya aku berinisiatif mengajak temenku buat belajar bareng mengerjakan tugas yang maha susah ini. Oke, waktupun ditentukan hari Jumat malam. Karena sabtu – minggu banyak yang gak bisa karena pada mudik.

    Aku bergoncengan dengan temenku cewek, dan ada lagi temenku cewek bergoncengan sama temenku cewek juga (kan dah ane bilang kalau ane cowok sendiri di angkatan baru).
    Jadi total ada 1 cowok dan 3 cewek, kira2 jam 16.00, kita sama2 ke kos2an temen kita yg cewek juga – sebut aja namanya “Dyah”. Karena namanya memang Dyah, hahaha. gak apa2 lah gua sebut nama asli. Toh ente juga gak tau kan dyah yang mana. Yang namanya dyah juga banyak kok di dunia ini. hehehe…
    Bagus juga kos2annya, ada wifi juga, ada lobinya luas, aq tanyak berapa per bulan, katanya 1.2 juta’an… tapi bebas.. Waw, kos2an aku aja cuma 2,5 juta/tahun. Ini 1.2 juta/bulan. Gilak..

    Dyah ini anaknya supel, cantik juga, putih juga, Tingginya sekitar 165 (sedahi aku) rambut panjang sepunggung. Berat badan mungkin sekitar 50’an kali yah saat itu.. Ukuran bra aq gak yakin nomer berapa, hurufnya juga gak yakin antara A atau B. Maklum aq mah gak ngerti yang kayak gituan sumpah. Sebenarnya niat aku memang belajar. Sama temen mah gak ada nafsu2an.

    Ok, kita belajar di lobby atau ruang tamu lah namanya, kita mulai belajar mengerjakan dari jam 17.00 terus jam 18.00 istirahat sebentar, Jam 18.45’an lanjut lagi sampek jam 20.00. Lumayan lama, tau sendiri lah yang jurusan akuntansi. Mulai dari proses menjurnal, buku besar, neraca saldo, neraca lajur, penyesuaian sampai laba rugi, perubahan ekuitas dll… Banyak banget akun – akun nya…
    Gila deh nih dosen ngasih tugas..

    Ok, jam 20.00 kita selesai, dan dilanjutkan dengan obrolan2 ringan cewek2 sambil bercanda. Apalagi saat itu hujan turun deras banget dari jam maghrib pokoknya…
    Waktu terus berlalu, mendekati jam 21.00 anak2 pada pulang. Dan anak cewek yang aku gonceng tadi juga akhirnya pulang juga pakek taxi burung biru. Tinggallah aku sendiri di lobby bersama dyah…
    karena aq gak bawa jas hujan.. Mau naik taxi tapi bawa motor…

    Aku bingung, ni mau ngomong apa, maklum daritadi yang ngomong cewek semua, yang rame cewek semua. Jadi aku bingung deh mau ngomong apa. Coba2 cari bahan omongan, aku ajak ngomong soal tugas, tapi itu gak bertahan lama – palingan cuma 10 menit – abis itu hening kembali.

    Aku liat si Diah udah ngantug sepertinya. Akhirnya aku bilang, Dyah qm klo ngantug tidur aja di kamar, aq gak apa2 kok disini sendirian nunggu hujan. Akhirnya dengan permintaan maav karena mengantugh, Dyah masuk ke kamarnya dan dia tutup pintunya. Sementara aku tetap duduk di kursi sambil nungguin hujan.
    Tak kuat menahan kantuk yang luar biasa hebatnya aku pun akhirnya tumbang juga. Aku mencari posisi yang enak buat tidur. Tas aku jadikan bantal. Dan tidur deh, Aku pikir nih hujan pasti lama banget.

    Nyenyak banget aku tidur sebelum akhirnya ada yg membangunkan aku.
    “Ar, ar, bangun !! jangan tidur disini, gak enak sama temen2ku yang lain” Kata dyah sambil menepuk2 pipi aku. Akupun muled, …
    Aku liat jam, wuih udah jam 2 dini hari, aku liat diluar ujan udah reda. tapi dingin banget.
    Aku bilang ke Dyah, “Ya ampun, udah jam 2, ya udah aq pamit dulu dyah”.
    Tapi si Dyah bilang, “Loh qm mau kemana, nih udah malam Ar.. Udah qm tidur aja di dalam”.
    Aku bingung, “Maksutnya…?? Di dalam mana ??”.
    Aku sempet mikir, mungkin ada kamar kosong gitu.
    Si Dyah menyahut ” Ya di dalam kamar, kamarku…”.
    Aku pun menolak, “Ah enggak ah, gak enak sama qm, aq juga gak enak sama penghuni yang lain”
    Si Dyah tidak menggubris kata2ku malah mendorong2 tubuh aku, “Udah masuk aja ah ”
    Aku masih menolak “Eh Dyah, ini kos2an cewek”.
    Si Dyah masih terus memaksa dan terus mendorong tubuhku, “Iya gak apa2, disini udah biasa”.
    Tinggal selangkah lagi aku udah masuk kekamarnya dan aq pun berhenti, “Eh, ntar kalau ketauan ibu kos gimana ?”
    Si Dyah malah mendorong tubuhku lebih keras “Biarin aja ibu kos tau juga gak apa2”.

    Sampai di dalam, aq sempet kikuk sebentar.
    Terus aq bilang sambil berbisik, karena aq takut kedengeran sama penghuni lain, “Dyah aku tidur dibawah ya”.
    Si Dyah bilang, “Ya iyalah, masak qm tidur diatas”.
    Ya udah, akhirnya karena aq juga masih ngantugh akupun tidur.
    Hmm, lumayan hangat daripada tidur di lobby agak dingin kenak angin abis ujan.
    Aku tidur dan masih belum terbesit pikiran ngeres.

    Nah masalahnya itu terjadi saat aq bangun..
    Aq bangun duluan jam 6 pagi.
    Dan aq di suguhi pemandangan yang tak kuduga2.
    Aku melihat si Dyah masih tidur dengan hotpen dan tanktop.
    Aneh, padahal tadi malam dy masih pakek celana jeans dan kaos lengen pendek.
    Tapi aq rasa mungkin karena AC nya dimatikan. Emang agak panas juga pas aq bangun. Aq aja sampek keringetan dikit.
    Dyah mati’in AC karena dingin, lalu tidur, dan ditengah2 tidurnya “mungkin” karena gak ada ventilasi, udara jadi panas, dan akhirnya dy buka semua kaos dan jeans nya karena males nyalain AC.
    Aku lihat kaos dan jeans nya ada di bawah kasur deket posisi aku lagi tidur.
    Sepertinya karena lagi tidur, terus kepanasan, dyah asal aja sambil tidur buka kaos dan celana jeans nya..

    Aku liat si Dyah lagi tidur, tangannya ditaruh di atas kepalanya dan …
    Anjirr aku horny liat keteknya Dyah..
    Putih dan ada bulu2nya dikit kayak abis di cabut..
    Aduh nih masih pagi lagi… Tegangan tinggi nih..

    Aku mengambil kaosnya yang berwarna kuning,
    Aq cium2 kaosnya dibagian keteknya..
    Sedikit tercium aroma ketek..
    Aku hirup aromanya dalam2, juga masih sedikit sekali tercium aroma ketiaknya…

    Akhirnya aq gak tahan,
    Aq membuat rencana, Aq mau onani di kamar mandinya kos2anya Dyah sebelum pulang..
    Tapi sebelumnya aku butuh “perangsang” yang lebih kuat.
    Aq gak bisa hanya dengan mencium bagian ketiak kaosnya Dyah doang…
    Hmm, aq harus mennghirup ketiak putihnya si Dyah dari dekat…
    Muncul ketakutan, gimana kalau tiba2 si Dyah bangun, mati deh gue…
    Gua harus ngejelasin apa..
    Gimana kalau sampek Dyah marah2 terus bikin gempar kos2an, ah enggak enggak, masak pagi2 aku mau bikin keributan di kos2an orang… Malu lah ..

    Akhirnya aku tidur kembali..
    5 menit empet2, aq tahan2…
    10 menit aq masih coba tahan2…
    20 menit ambrol juga gue..

    Ok, ketiak kanan Dyah masih kebuka keatas..
    Aq harus ambil keputusan, kalau Dyah bangun, aq harus minta maav…
    Aku dekatkan hidungku ke ketiak Dyah… Degdegan juga jantungku ini…
    Aku pejamkan mata…
    Aq tarik napasku dalam2…
    Hmmm, aromanya sedap banget, kerasa kayak gimana gitu…
    Aq hembuskan pelan2 agar Dyah tidak bangun, lalu aq tarik napas lagi, menghirup aroma ketek Dyah kuat2 sampek memenuhi seluruh isi paru2ku..

    Lamaaaa banget aq belum bisa move on dari ketek Dyah…
    Dan tiba2, Jederrrr….
    Ada yang mengeplak kepalaku bagian belakang dengan keras, sehingga hidungku langsung menempel ke ketiaknya Dyah…
    Anjirr, aq kaget…
    Terdengar suara,”Klo qm suka nikmatin aja nih” sambil ketawa..
    Aq pun refleks menjauh, “Maav Dyah, Aq.. Aq… Aq..”
    Jujur Aq gak bisa ngomong apa2 bingung mau ngomong apa juga…
    “Aq mau pulang aja Dyah” kataku kebingungan…
    “eh eh eh” kata Dyah…
    “enak aja, qm yang mulai, pengecut banget qm, klo qm suka bilang suka” ..

    Aq : “Dyah aq gak bermaksud…”
    Dyah : “qm tuh cowok apa bukan sih.. kalau suka BILANG SUKA”

    Suara Dyah terdengar keras dan membentak, aq sampek kaget..

    Aq : “Dyah tenang dulu, Aq…”
    Dyah : “KAMU SUKA APA ENGGAK”

    Karena Dyah ngomongnya keras banget, aku takut kedengeran sama penghuni yang lain, ya akhirnya aq jujur bilang,

    Aq : “Ya Aq suka dyah, udah kan, Aq suka, oke, puas kamu, oke, aku pulang sekarang.”

    Aq pun langsung berjalan ke arah pintu, saking bingungnya aq, aq mau pulang tanpa membawa tas aku… Lalu terdengar suara Dyah..

    Dyah : “Sekali aq denger suara pintu kebuka besok semua temen2 bakalan tahu, kalau qm yang sok suci ini ternyata diam2 sukak sama aq dan pas aq tidur diam2 nyium ketek aku”

    Langkahku terhenti.

    Aq : “Maksud qm apa Dyah, Mau qm gimana, aq udah minta maav, udah kan, kenapa qm mau nyebar2in segala, apa untungnya buat qm”

    Dyah duduk dikasur, lalu berkata, “Sini…SINI AKU BILANG SINI !! ”

    Aq kaget luar biasa setiap kali Dyah teriak kenceng banget, Aq takut penghuni lain kedengeran, tapi mungkin juga udah kedengeran juga, tapi daripada jadi heboh mendingan aq turutin kata Dyah..
    Kontiku yang pas bangun tidur tegang liat keteknya Dyah sekarang malah mengkerut alias kendur..
    Aku pun duduk di kasur disampingnya Dyah…
    Dyah mengangkat tangannya sehingga ketiaknya terbuka kembali. Bedanya kalo tadi posisi tidur sekarang posisi duduk…

    Aq : “Dyah aq gak bisa…”
    Dyah : “Lanjutin atau … ”

    Wajahku merah luar biasa kayak kentang rebus …
    Malu banget…

    Dyah : ” Ayo sini, qm suka kan, sini hidungnya…”
    Dyah pun menjambak rambutku..
    Aq : “Iya sabar ah, gak usah narik2 rambut segala napa sih, aq bisa sendiri”

    Aq pun mencium keteknya Dyah sambil sesekali melirik ke matanya Dyah..
    Aroma ketek kembali mengisi ruang kosong di paru2ku…

    Dyah :”Pakek penghayatan, qm suka kan, qm suka kan, qm suka kan JAWAB”
    Aq : “iya iya gak usah tereak tereak kenapa, iya aq suka qm, suka ketek qm..”|
    Dyah : “hahahaha, Jilad !!”
    Aq : “Dyah qm apaan sih..”
    Dyah : Jilad atau aq teriak lagi…

    Dengan ragu2 aku menjilad ketiaknya, anjirr, aq tambah horny…
    Tiba2 tangan Dyah memegang burungku…
    Aq kaget sekaligus malu karena burungku juga udah tegang, aq melihat ke wajah Dyah.

    Dyah : “Lanjutin !! qm tuh cakep2 kok malu banget sama cewek”

    Aq pun terus menjilad keteknya Dyah, yang tadinya biasa aja kini jadi rakus banget.

    Dyah : “Ar, ar, aq geli udah”

    Aq pun gak gubris kata2 Dyah. Tubuhku sudah dipenuhi nafsu.

    Dyah : “Qm suka banget sih, doyan banget sih njilad2 ternyata, sebentar Ar, Sebentar…”

    Dyah menjauhkan kepalaku dari ketiaknya.. Lalu membuka Tanktopnya dan juga Bra nya..

    Dyah : “Sini, mimik2 dulu gantian yang dijilad..”

    Anjirr.. tokednya Dyah putih kemerahan… Aq gak tau ukuran berapa.. Entah A atau B, yang jelas sekepal tangan, Tocil sih tapi gak kecil2 amat… Langsung aja aq nyosor ke payudaranya sampek Dyah jatuh tertidur di kasur.. Aq cupang sana sini, Aq jilad sana sini..

    Dyah :”Ar, qm kayaknya belum pernah ML deh”
    Aq (Sambil terengah2 menjilad dada Dyah dengan rakus) :”Iya, aq gak bisa dyah, aq malu’an klo sama cewek”
    Dyah : Oh makanya kok rakus banget kayak gak pernah aja tapi sekarang tuh buktinya qm gak malu, knp tadi malu ??
    Aq : yah kan qm yang nawarin. Tadinya ya aq malu.
    Dyah : hahaha, ya udah lanjutin, enak kan.

    Dengan posisi terlentang, Dyah mengangkat kedua tangannya ke atas dan menaruh telapak tangannya dibawah kepala sebagai bantal sehingga kedua keteknya terlihat kembali, seolah2 badannya itu adalah hidangan buat aku yg lapar. Tak terhingga aq njilad tubuhnya Dyah dengan rakus. Dari payudara, aq jilad, aq remes2, terus ke keteknya lagi. Balik ke payudara lagi, aq hisap dengan bibirku kuat2 pas di daerah ketek dan puting, aq cupang sampek merah semua dst sampek semua badannya penuh lendir ludah aq… Sementara si Dyah hanya memejamkan mata seolah – olah menikmati atau gimana aq gak tau…

    Aq bener2 merasa udah klimaks. Aq masih pakek baju dan celana dan aq pun mulai menempel dan menekan kontolku ke bagian memeknya Dyah. Dyah masih pakek hotpen.

    Perawanku - Cerita Sex

    Dyah: “eh eh eh, ni apa’an nih”
    Aq : “iya iya maav cuma jilad2 aja ya. aq ngerti… ya udah aq udah gak tahan Dyah aq izin ke kamar mandi, aq jujur aja deh, aq gak kuat. Aq mau onani.”
    Dyah:”Eeeeeeeee….. enggak enggak qm tuh gimana sih maksudnya, aneh.”
    Dyah pun berdiri lalu membuka hotpen dan celana dalamnya sehingga dy bener2 bugil.
    Setelah itu dia kembali tiduran di kasur dan..
    Dyah (Sambil menunjuk ke arah meki nya):”Sekarang jilad ini, aq mau qm hisap ini juga”

    Glek ! Aq pun sempet terpana dengan kondisi meki nya Dyah yang berjembi tapi gak rimbun. Sedengan lah jembinya si Dyah ini.
    Aq pun mulai dari mencium pahanya, lalu aq tenggelam di mekinya Dyah…
    Baru kali ini aq merasakan rasanya meki tuh kayak gimana.. Baunya kayak agak2 pesing, rasanya bacin, tapi seperti kata pepatah klo udah nafsu tai kucing pun terasa coklat, Ya q embat juga deh mekinya si Dyah..
    Aq mencoba menjulurkan lidahku sedalam2ny kedalam mekinya Dyah.
    Aq jilad dengan rakus. Nafsu itu bener2 sudah seperti di ubun2..
    Jembinya Dyah aq jilad juga, aq masukin ke mulut seperti menghisap mi instant.
    Tanganku mengelus2 pantatnya, sekali sekali ke perutnya lalu payudaranya balik lagi kepantat..
    Sementara Dyah hanya mendesah2 kecil tanpa berkata sepatah apapun..
    Aq merasakan Dyah udah orgasme, karena aku merasakan cairan asin..
    Tapi aq terusin jilatan lidahku, jembinya aku masukin kemulut. Tapi aq bukan tipe orang yang suka jilad2 anus. jadi hal itu tetep tidak ku lakukan. Aku hisap, aq jilad, ada 1 jam kira2 aku jilad itu. Dari awal aq bangun jam 6, sekarang udah jam 8 lebih seperempat.. lalu keluar cairan asin itu lagi.. lalu aq jilad lagi aq sedot cairan itu sampai kering, bagiku itu cairan cinta, hehehe…

    Setelah sekian lama tidak berkata2, Akhirnya keluar juga kata2 dari bibir Dyah..

    Dyah : Ar, qm suka banget sama aq yah, aq mau keluar lagi, qm hisab lagi tapi jangan sampek kering yah, abis itu baru qm boleh masukin.
    Aq : haha, qm sepertinya mengalami apa yang dinamakan multiple orgasme, udah berapa kali Dyah qm orgasme ??
    Dyah : ni dah mau yg ketiga, qm isep lagi ya, asin kan ya, tapi jangan sampek kering, nanti sakit klo pas dimasukin..
    Aq : “gak apa2 asin, aq cinta qm dyah, jadi gak kerasa.. ”
    Dan bener saja, cairan itu keluar lagi.. Aq hisap kembali cairan itu tapi gak sampek kering..
    Lalu aq berdiri, gilak dari tadi aku masih pakek baju lengkap.
    Aq pun membuka semua armor aq..
    Lalu aq menindih Dyah dengan tubuhku. lalu aq cium lehernya, dan baru sekarang aku cium bibirnya dengan rakus. Gilak dari tadi ngapain aja sampek gak ciuman bibir. saking asiknya sama Ketek, Payudara, jembut, meki..

    Dyah : “emphh.. berat Ar..”
    Aq : “sorry Dyah, Aq …”

    Aq gak bisa meneruskan kalimatku lagi.. Aq tindih Dyah, tanganku melewati ketiaknya dan memegang pundak belakangnya dan seperti yang saudara prediksi, aq masukin deh tuh … gak begitu sempit.. Dan gak keluar darah…

    Aq :”Dyah qm udah gak perawan ??”
    Dyah : Sorry Ar, aq udah pernah dulu SMA tapi cuma 2 kali, knp ? qm baru pertama ya”
    Aq : “Oh.. ya gak apa2.. Iya hehe baru pertama sama qm Dyah”
    Dyah : “Ya aq tau aja soalnya qm rakus banget terus juga goyangannya masih kaku, yang lemes dikit Ar..”

    Aq pun mencoba untuk lemes tapi tetep aja gak bisa selemes suhu2 disini yang udah tinggi jam terbangnya.
    cuma 20 menit keluar deh tuh cairanku…
    Aq sampek ngos2an…
    Rasanya anget sampek seluruh badan…
    Dyah yang udah orgasme dari tadi sih nyantai aja, tapi aq langsung ambruk ke tubuhnya Dyah dengan posisi burungku yang belum dicabut, hahaha…
    Dyah membelai kepalaku dengan lembut…
    Aq pun masih belum bisa bangun…
    Terlalu nikmat saudara2 sampai gak bisa bangun, hahaha….
    Jam sudah jam 9 menuju setengah 10…
    Lalu Dyah bangun. Dan burungku baru keluar dari sarangnya Dyah…
    Dyah berjalan ke kamar mandi…
    Aq masih melihat Dyah berjalan dari belakang…
    Lalu terdengar suara percikan air shower…
    20 menit kontolku tegang kembali..
    Dengen PEdE aq berjalan kekamar mandi…
    Kali ini aq bener2 gak malu..
    Aq ketuk pintu kamar mandi.
    “dyaahh…”
    lalu terdengar suara “bentaaarrr..”
    Pintu dibuka dan Dyah melihat aq…
    dan sepertinya Dyah sudah mengerti,

    Dyah : “haha, mau nambah ta qm ?”
    Aq : “Iya Dyah aq cinta qm….”
    Dyah : “Ayok dimamar mandi yuk…”

    Aku pun masuk ke kamar mandi dan yah melanjutkan dikamar mandi..
    Pokoknya, aq pulang itu jam 12’an siang…
    Terus langsung sarapan, Eneergi alamku sepertinya terkuras habis haha..

    beberapa minggu kemudian si Dyah terdeteksi hamil dan aq tanggung jawab menikahinya..
    Dyah itu nama asli isteriku. Kepanjangannya rahasia dan namaku depannya “Ar**” hehehe…
    rahasia dong. Walaupun suhu gak kenal saya tapi cukup segitu aja deh…

    Sorry kalau banyak yang belepotan..
    Newbie hanya menceritakan apa adanya…
    Ini thread pertama newbie..
    Dan ini juga tanpa sepengetahuan Isteri..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2441 views

    Perawanku – Perkenalkan aq Tio 27 thn tinggal di KOta Solo dan sudah beristri, aq akan bercerita tentang pengalaman hidupku yang begitu ironis tapi memang begitulah kenyataanya. Aq mulai kisahku ini dari awal aq kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di kotaku, sewaktu kuliah aq punya pacar bernama Adelia sering dipanggil Lia, dia seangkatan denganku dia orangnya supel dan agak tomboy tentu saja banyak teman-teman laki-lakinya dari pada temen wanitanya., tapi itu di awal masa pacarku dulu.

    Karena kesupelannya Lia banyak sekali laki-laki yang mendekatinya dan untuk mendapatkan hatinya, sebenarnya dibalik ketombiannya Lia mempunyai tubuh yang seksi dengan tinggi badan 165cm, berat badan 48kg, dada 34B, putih dan mulus mulai betisnya yang padat, paha bulat perut rata leher jenjang, dan wajahnya pun sangat menggoda.. tapi itu semua menjadi milikku setelah Lia menerima aq jadi pacarnya dan tentu saja dengan perjuangan yang sangat berat untuk mendapatkannya.. itulah awal mula perkenalanku dengan istriku Lia…

    Pernikahan kami sudah berjalan kurang lebih 2 tahun, untuk urusan diranjang kami sangat hot bisa sehari 2-3 kali apa lagi di hari libur, kami baru saja punya momongan 5 bulan yang lalu dan itu melengkapi kebahagian kami, tetapi di awal kehamilanya istriku ngidam yang anehy-aneh mulai seperti minta buah jambu tapi yang harus di tawari sama pemiliknya, minta dilayanai bak ratu di istana, sampai keinginannya melihat film xxx yang sebelumnya dia tidak pernah mau melihatnya sungguh-sungguh aneh Lia apa lagi menginjak ke 4 kehamilanya, Lia memiliki keinginan yang bikin aq geleng-geleng kepala yaitu Lia ingin toketnya diremas dan dinikmati oleh orang yang dia mau di saat jalan-jalan… sungguh aneh bukan?

    Kami berdua pun sempat bersitegang dengan keinginnanya yang sungguh aneh itu.. waktu mau beranjak tidur Lia mengutarakan keinginanya lagi sambil memelukku

    Cerita Mesum – Pa aq cuma pengen diremas-remas sebentar lagian kita nggak kenal orang itu boleh ya paaa?” pinta istriku manja, ada kehawatiran dalam diriku bagaimana kalau nanti mereka minta lebih dan kemungkinan-kemungkinan lainya…

    “Maa keinginanmu kok aneh-aneh aja sih, yang lain napa?” Istriku pun memohon dengan wajah melas dan memasukkan tanganya ke dalam celanaku sambil mengelus-elus batang k0ntolku agar kemauanya di iyakan.

    “Paa, plisss cuma sekali aja lagian kan aq lagi hamil…” elusan tanganya di k0ntolku dan mimik muka istriku meluluhkan hatiku dan istriku tau kalau k0ntolku mengeras saat dia elus dan meminta apa yang dia mau.”KOntol papa kok sudah keras banget sih?” jujur aq lebih terangsang membayangkan toket istriku dimainkan oleh orang lain.

    Papa horny ya bayangin aq dijama laki-laki lain?” sambil istriku mengocok k0ntolku dengan cepat hampir saja aku ngecrott dan aq pun nggak bisa menyembunyikan ekspresiku dan apa boleh buat aq mengiyakan keinginannya.

    “Ok, tapi diremas toketmu aja kan?” dia sangat senang sekali dengan pertanyaanku yang akan mengiyakan keinginginannya.

    “Iya paa, makasih ya paa” Istriku menciumku lalu melepasakan kocokannya dan bersiap tidur sambil memelukku.

    Pada sabtu malam ini istriku ingin melaksanakan keinginannya di sebuah mall terbesar di kotaku dan dia tau betul aq ingin sekali nonton film kesukaanku ‘transformer’ yang baru beberapa di putar di bioskop..

    “Paa aq mau coba di dalam bioskop aja ya kan di situ gelap pasti nggak ada yang lihat” sambil istriku dandan di depan cermin dengan masih memakai lilitan handuk.

    “Terserah Mama aja” aq jadi terangsang dengan apa yang akan di lakukan oleh itriku nanti.

    Kemudian Istriku berdiri dan memilih-milih pakian untuk nanti dan yang di pilih adalah tangtop berbelahan dada rendah dengan tali kecil di pundak tanpa mengenakan BH dengan di lapisi dress model kimono tanpa lengan entah apa namanya itu, serta mengenakan rok mini yang agak lebar karena perutnya sudah buncit 4 bulan dan sejengkal dari lutut dan CD G-string di dalamnya.. sungguh menggoda sekali batinku, dan dia tersenyum lebar.

    “Ayo Pa kita berangtkat…”

    Sesampainya diparkiran mall dan menuju bioskop istriku sudah mulai genit jalannya, sesampainya di loket bioskop istriku mengambil jatah tiketnya dan ternyata istriku sudah memesan lewat online, begitu aq dan istriku masuk ke dalam bisokop dan mencari-cari tempat duduk, ternyata paling belakang dan di deretan itu kebanyakan laki-laki semua.

    Awal film di putar kami konsen liat filmnya dan malah aq yang nggak konsen… di pertangahan film Istriku ingin ke kamar mandi,

    “Pa aq mau ke toilet sebentar ya?” sambil konsen sama filmnya aq bilang,

    “Aq temenin ya…” istriku pun bilang,

    “Nggak usah Pa udah banyak yang nemenin kok, Papa konsen aja sama filmnya” sambil mengerlingkan matanya.

    Istriku pun langsung beranjak menuju toilet, nggak lama kemudian seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya beranjak keluar dan nggak lama kemudian orang yang duduk di samping laki-laki tadi menerima sms dan beranjak keluar.

    Sudah hampir 10 menit istriku belum kembali dari toilet jadi tambah nggak konsen dan khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu sama istriku, 15 menit istriku juga belum kembali lalu aq putuskan meng sms nya

    “Mama kamu baik-baik aja? kok lama” tak lama kemudian istriku membalas sms ku.

    “Iya Pa nggak papa, nikmati aja filmnya Pa”.. sudah hampir setengah jam istriku belum balik juga aq semakin khawatir dan berpikiran bagaimana kalau istriku sampai di entot, duuhhh jadi benar-benar nggak konsen sama sekali lalu aq sms lagi istriku.

    “Ma kok lama banget sih? Filmnya dah mau habis nih cepet balik” dan nggak lama kemudian istriku pun membalas sms ku lagi.

    “Pa maaf lama, nanti kalau filmnya sudah habis sms Mama ya dan langsung tunggu di parkiran aja” nggak lama kemudian film pun sudah habis dan aq bergegas meng sms istriku.

    “Ma filmnya sudah habis cepat ke parkiran” setelah sms aq beranjak menuju parkiran dan nggak lama kemudian istriku tiba di parkiran dan langsung masuk ke mobil dengan senyum lebar dibibirnya.

    “Kok lama banget sih Ma!” nadaku sedikit kesal

    “Maaf Pa nanti kalau sudah sampai rumah Mama critain” mobil pun kupacu menuju rumah karena AC begitu dingin samar-samar aq mencium bau pejuh, dan ku tengok istriku ternyata ketiduran dengan pulasnya.

    Sampainya di rumah aq nggak sabar untuk mendengar cerita dari istriku apa aja yang terjadi tadi sampai hampir 1 jam.. setelah sampai di kamar aq langsung memeluk istriku dari belakang dan menciumi tengkuknya serta meremas-remas toketnya.

    “Ihh Papa nafsu banget sih… dah keras lagi k0ntolnya di pantatku” memang sejak tadi selain khawatir dan kesal k0ntolku juga tegang keras dan birahiku melambung tinggi membayangkan istriku di jamah toketnya.

    “Hmm tau aja sih Ma gimana tadi?” Enak? Berapa laki-laki tadi? Nggak ngapain-ngapain kan selain mainin toket?” kuberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku.

    “Iya-Iya sabar dong Pa, aq mau mandi dulu ya habis mandi aq critain” Istriku pun langsung melangkah menuju kamar mandi, dan aq nyalakan sebatang rokok agar pikiranku agak tenang…

    Setelah istriku selseai mandi dan naik ke tempat tidur istriku mulai menceritakan apa yang di lakukan tadi sambil memelukku.

    “Papa janji nggak marah ya kalau aq ceritain semua” sambil tangan istriku di masukkan ke dalam celanaku.

    “Hmm kok marah, emang kenapa Ma?” sambil berpikir keras apa yang sesungguhnya terjadi tadi.

    “Santai dong Pa aq mulai ya ceritanya?” sambil menurunkan celana dan celana dalamku dan menyembulah batang k0ntolku sambil istriku mengocok batang k0ntolku dengan lembut di bercerita…

    “Tadi tuh sebenernya aq dah nyiapin selembar kertas Pa dari rumah yang berisi ‘ aq tunggu di toilet pria 5 menit lagi’ nah waktu papa konsen liat filmnya aq kasih kertas itu ke laki-laki sebelahku, lalu aq ijin sama papa untuk ke toilet” dan istriku pun masih sambil mengocok-ngocok k0ntolku sambil melanjutkan ceritanya.

    “Setelah di toilet aq deg-degan setengah mati menunggu laki-laki itu, setelah laki-laki itu datang kami berkenalan dan Sandi namanya, dan aq pun mengutarakan keinginanku kalau aq pengen di remas-remas toketku dan dia pun terkejut dan bertanya bukankah aq datang bersama suamiku, aq pun bilang nggak apa-apa suamiku nggak bakalan tau karena suamiku lagi asik nonton film kesukaanya” aq pun tertawa mendengar alasan istriku lalu dia melanjutkan ceritanya.

    “Mulanya Sandi takut-takut tapi setelah aq yakinkan dia mulai mendekat dan memelukku sambil meraba toketku, mulanya sih aq agak risih Pa tapi lama-lama aq mulai bisa menikmati.. Sandi mulai berani memasukkan tanganya ke dalam bajuku Pa dan mengeluarkan toketku dari atas baju, meremas dan memilin-milin puting susunya, tau nggak Pa? di saat aq menikmati permainan tanganya dia mencium bibirku Pa.. aq terkejut sekali lho pa waktu itu, tapi lama lama aq membalas ciumannya, Papa nggak marah kan?” dengan menunjukkan mimik muka melas dan manjanya sambil mengocok k0ntolku agak cepat.

    “Nggak apa-apa Mama kan cuma cium aja khan?” Istriku pun melanjutkan ceritanya sambil masih mengocopk-ngocok batang k0ntolku dan sesekali menciumi dadaku.

    “Kami bercumbu dengan panasnya tiba-tiba kurasakan ada yang menusuk-nusuk di perut bawahku, ternyata itu k0ntol Sandi Pa keras banget di dalam celananya, aq bilang ke Sandi jangan di tekan-tekan aq lagi hamil… Sandi pun mengerti akan kondisiku, terus Sandi membalikkan badanku dan melepas dress beserta tangtopku Pa, aq sih sebenarnya keberatan tapi dia bilang biar nggak ganggu perutku yang sedang hamil, Papa setuju kan kalau aq telanjang dada biar perutku tidak tersentuh?” aq pun mengiyakan sambil menikmati k0ntolku dikocok-kocok dan dijilati istriku.

    “Iya Ma oghh nggak papaahhh” Istriku pun meruskan ceritanya.

    “Sandi meremas-remas toketku dari belakang sambil menciumi telingaku, lama-lama remasannya semakin brutal sampai-sampai aq mendesah-desah dan tau nggak Pa? Memekku basah banget Pa, saat itu aq rasanya ingin mengelusnya tapi malu sama Sandi, lama-kelamaan aq nggak tahan juga Pa diremas-remas toketku, dipilin-pilin puting susuku, sambil berciuman.. setelah beberapa saat aq merasakan ada sesuatu yang menggesek-gesek pantatku, bukan dari luar rokku tapi menempel dan menggesek-gesek pantatku, stelah aq aq lihat ternyata itu k0ntol Sandi Pa!!! aq sangat terkejut Sandi menggesekkan k0ntolnya langsung di pantatku, aq nggak tau Pa kapan Sandi mengeluarkan k0ntol dari celanannya, Paaa nggak marah lan? aq nggak tau kalau Sandi sampai melakukan hal itu” Istriku memesanag mimik melas lagi dan mengegenggam erat dan mengurutnya pelan-pelan batang k0ntolku.

    “Kok sampai segitunya Ma..? Tapi itu bukan keinginan Mama kan? Aq rasa nggak papa Ma…” Istriku pun meneruskan ceritanya sambil menarik nafas lega karena aq tak marah.

    “Bukan Pa aq kaget banget lho apa yang dilakukan Sandi, menurutku mungkin nggak papa kalau sekedar gesek-gesekin k0ntolnya kepantatku, lama-kelamaan aq bisa menikmatinya Pa, baru sebentar tiba-tiba ada yang mengtuk pintu toilet, aq kaget kalau itu Pa, setelah dibuka sama Sandi aq jadi tambah kaget ternyata temanya Sandi yang duduk di sebelahnya, dia bilang temannya ingin gabung tapi aq menolaknya dan takut kalau terlalu berisik takut ada yang tau aktifitas kita di toilet dan tiba-tiba dia maksa masuk ke toilet sambil berkata kalau lebih nikmat toketku dimainin dua orang masing-masing dapat satu, apa boleh buat dari pada mereka bicara terus dan ada yang masuk jadi gawat bisa-bisa mereka-mereka pada mau gabung.

    Setelah dia memperkenalakan dirinya yang bernama Erwin, dia minta ijin untuk memainkan toketku, Sandi duduk di closet dan memangku aq Pa, Sedangkan Erwin Jongkok di depanku dan mulai memainkan toket kiriku, sedangkan Sandi toket kanan dan dan mencium bibirku dari samping sambil menggerakkan pinggangku agar k0ntolnya menggesek pantatku, lama-lama aq jadi nggak tahan juga, bayangkan Pa!!! mereka mengerayangiku sambil aq menyingkap kesamping G string dan bermasturbasi dengan jari-jariku.. badan dan memeku udah bener-bener ternagsang hebat Pa, Erwin mengulum toketku dan menghisap puting susuku sedangkan Sandi meremas, menggesek-gesekkan kontolnya di belahan pantatku dan berciuman dengan buasnya Pa dan nggak lama kemudian aq meraih orgasme Pa aaahhhhh Paaaa” kocokkan istriku pada batang k0ntolku semakin cepat.

    “Ogghhh.. ogghhhh Maaaa aq keluarrr Maaaa” bersamaan dengan itu aq menyemburkan pejuhku keperut hamil istriku Creettt.. creettt.. creettt… cerita yang menggebu-gebu dan kocokan istriku yang membuatku tidak bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi.

    “Ooggghhhh Paaa iyaa Paaaa kelaarriiinnn Paa Oogghhhhhh Paaaa” dibikin ngilu dan diperas dan diurut-urut batang k0ntolku.

    “Aaagghhhhh Mamaaaaa ternyataaa kamuuu binaalllllll” dengan mimik muka binalnya istriku pun berkata.

    “Tapii sukaa khannn…. slurrppp… iya kaannn Paaa… sluurrpppp sluurrppp suka kalau istrinyaa binaallll?!!!!!…” katanya sambil menghisap pejuhku yang masih tersisa di dalam lubang k0ntolku.

    “Ooggghhh… iyaaaa Maaaa… iyaaaaaaahhhh… aq suka Maaa aq sukkaaaaa…” Istriku menjilati sisa-sisa pejuh di k0ntolku sambil berkata.

    “Khan ceritanya belum kelar baru separo lhoooo… kok Papa sudah keluar duluan??? masih mau di lanjut nggak ceritanya? kalau mau dilanjut sana k0ntolnya di cuci dulu, kalau udah bersih kembali kemari akan ku ceritakan kelanjutannya daaannnnnnn… Papa boleh ngentottin aq sambil aq cerita…”

    Saat aq membersihkan k0ntolku di kamar mandi dalam hati bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya dengan istriku tadi di toilet bisokop??? setelah selesai aq kembali ke ranjang dan istriku sudah siap menaymbutku.

    “Udah bersih Pa? Siap ngentotin aq sambil dengerin ceritaku? aq pun langsung mencium bibirnya.

    “Siap dong Ma tapi kan kamu lagi hamil?” Istriku pun membalas ciumanku dengan hot nya.

    “Tenang Pa kalau sudah lebih dari 3 buln sudah boleh di entotin.. tapi harus hati-hati yaa….” tanpa basa basi aq langsung meremas-remas toket istriku dan ternyata puting susunya sudah mengeras.

    “Hmm… Papa boleh ngelakuin apa aja tapi ada syaratnya lhoo” syarat apa lagi memeang istriku penuh kejutan hari ini. “Apapun yang terjadi Papa nggak boleh marah dan jangan berhenti ngentottin aq yaa” sambil mengocok-ngocok k0ntolku yang sudah mulai keras lagi dan menyuruhku tidur terlentang dan Istriku naik keatas badanku sambil terus mengocok k0ntolku…

    “Buka dong Ma lingerie nya pengen nenen juga dong aq” istriku pun melepas lingerie nya dengan perlahan, setelah terlepas lingerinya ternyata banyak sekali bekas cupangan di sekitar toket istriku dan sebagian besar sudah berwarna merah seperti di tampar atau di remas dengan kuat.

    “Ma kok sampai segitunya?!!” miris sekali melihat toket istriku yang merah membengkak dan banyak bekas merah-merahnya, setelah lingerinya terlepas istriku memegang batang k0ntolku dan menggesek-gesekkan ke belahan memeknya.

    “Maaf Paa oogghhh… meem.. meereka sangat bernafsu menikmati toketku dan tubuhku, mau di terusin ceritanyaaahhh??” aq pun mengangguk tanda aq setuju, sambil menggesek-gesekkan k0ntol ke bibir memeknya istriku mulai meneruskan ceritanya…

    “Setelah aku meraih orgasme tadi Pa, Erwin tau kalau aq mastrubasi dan Erwin ternyata diam-diam melihat keselangkanganku sambil meremas toketku dan memilin puting susuku waktu aq berciuman dengan Sandi dan Erwin memperhatikan masturbasiku sejak tadi, dan tau nggak Pa dia bilang kalau selangkanganku sangat indah dan putih bersih sekali dengan memek yang basah memerah dengan ditumbuhi bulu bulu halus dan belum pernah dia melihat yang seindah punyaku” sambil kuperhatikan dan ku elus-elus selangkangan istriku.

    “Setelah aq orgasme Erwin berusaha mengelus memekku Pa sa aq tepis tangan Erwin tapi dia ulangi lagi tapi Tangan Sandi sedikit mengangkat pantatku daannn mengepaskan k0ntolnya ke memekku dibantu Erwin dari belakang… kaann aq jadi panik Paaa.. aq bilang jangan dimasukkin Sandi aq nggak mauu, tapi mereka sudah benar-benar nafsu Papakuu” sambil sesekali kepala k0ntolku dimasukkan kedalam lubang memek istriku.

    “Setelah dirasa pas pantatku diturunkan dan perlahan-lahan mulai masuk kepala k0ntolnya Paa, sepertiihh iniihhhh” sambil k0ntolku ditekan masuk ke memeknya.

    “Oogghhhh masuk ke memek Paaa k0ntol Sandi???” istriku mulai menurunkan pantatnya.

    “Iyaaaahhhh Paaaahhh seperti iniiiihhhhh… aqal yahhhh susaaahhhhh tapi dipaksa perlahan-lahan dan akhirnya masuk semuuaahhhh oogghhhhh” k0ntolku pun masuk semua juga di lubang memeknya bersamaan cerita Istriku’.

    “Aagghhhh Paaaa nggaakk.. Oghhh.. mmaraahhhh khaannnn????” karena aq dilanda nikmat luar biasa aq cuma bisa mendesah tanpa kujawab….

    “Terus Sandi memegang pinggulku erat dan menaik turunkan perlahan-lahan sedangkan Erwin mengarahkan tanganku agar aq mengocok k0ntolnya.. aq pun sedikit protes dengan ulah mereka… kaliann kenapa sihhh bandel khannn aq bilang cuma main toket Aagghhh Sandi pun menjawab sambil menggoyangkan pinggulku perlahan dia bilang tanggung kan lagian kapan lagi bisa ngentotin bidadari secantik dan seseksi kamu.. dan tau nggak Paaaa?? ternyata k0ntol Sandi besar juga penuh sekali di memekku atau efek 4 bln lebih nggak di masukkin k0ntol Papa yaaaa? hihi” entah itu benar atau emang keinginan istriku untuk dientot oleh mereka… Istriku pun perlahan-lahan menggoyang diatasku dengan erotis dan dibumbui dengan ceritanya… sungguh membuat gairahku tinggi dan cemburu yang teramat sangat.

    “Aaaahhhhh Paaa aq kangeennnnn di entot Paaaa Aaagghhhh nikmaaaaattttt….” sambil tanganya membimbing tanganku untuk meremas toketnya.

    “Ooooogghhhhh… teruss Paa Erwin menyuruh aq memasukkan k0ntolnya ke mulutku, tentu saja aq keberatan tapii Sandi menekan k0ntolnya membuat aq membuka mulutku dan tanpa membua kesempatan Erwin memasukkan batang k0ntolnya kedalam muluttkuuhhh bayangkan paaaa udah empat bulan ngga ngentot tau-tau langsung 2 k0ntol berada dalam tubuhkuhhh ooogghhhh… Sandi ngentot dari belakang sambil memangkuku di atas closet dan aq mengoral dan mengocok k0ntol Erwinnnn… bayanginnnn Paaaa nikmaattt banget di entot dua laki-laki membuatku terbang tinggi ke langit tuju dan aka meraih orgasme yang ke dua kalinya” aq pun semakin ternagsang hebat dan amat sangat cemburu.. bisa-bisanya istriku yang kucintai rela di entot 2 laki-laki yang tidak di kenalnya.. dan aq pun mengangkat tubuhnya dan menunggingkan tibuhnya.

    Merangkak dan buka kakimu wanita jalang!!!” bentakku, dan istriku merangkak dan membuka lebar kedua kakinya dan langsung aq masukkan batang k0ntolku dan ku kocok dengan tempu sedang.

    “Kamuuu sukaaa jadiii wanita jalanggggg hehhh?? Ogghhhh oghhhh kamu emang niat kan di entot mereka hmmmmhhh?!!” sambil kepercepat kocokanku.

    “Enggak Paaaa akuhhhh oohhhhh nggak punya niaatttt, merekaaa yang memaksakuuhhh aaghhh aghhh agghhhhh..” sambil keremas-remas toketnya dari belakang dan kocokkanku semakin cepat

    “Di pakssaaa tapiihhh mauuuu?!!! Dan menikmatihh khannnnn???!! Ayo jawab jujur Maaa oogghhh ogghhhh..” tubuh istriku terguncang hebat seiring kocokan k0ntolku di memeknya yang basah sampai mengeluarkan suara.. Clokk.. clokk.. clokk.. clokk.. clokkk.. dan akhirnya istriku pun mengakuinya…

    “Aaaghhh ahhhh.. iyaahhh iyaa.. paaa aq.. menikmatinyaaa k0ntol Sandi di memekkuuhh dan k0ntol Erwin dimulutkuhhh.. oohhhh… akuu… akuuuhhhhh ingin di entot mereka berdua oogghhhhh…” kutarik supaya tubuh istriku tegak agar perutnya tidak menggantung dan berayun-ayun… sambil kupeluk dari belakang dan kuremas-remas toketnya dan juga kukocokkan k0ntolku dengan cepat…

    “Ooohhhh terusinnn ceritamuuu wanita jalannggg!!!” istriku pun meneruskan ceritanya sambil aq entot dengan buasnya.

    “Oogghhhhh.. iyaa paa setelahh aq.. ohh.. ohhh.. mauu keluarrr aq minta berdiri,, sekarang Sandi mengentotku dari belakang dan Erwin berdiri diatas closet dan akuuu.. ohhh..ohhh oral dengan cepat.. aq bilang pada mereka kalau aq mau keluarr, dan Erwin pun bilang juga kalau mau keluarr.. akuhhh menyuruhnya oogghhhh.. ogghhhh.. pelan paaa oogghhhh aq menyuruhnya untuk di semburin diluar dan k0ntol Erwin pun juga sudah mulai berdnyut-denyut didalam mulutkuuhh.. dann kocokan Sandi pun semakin cepat dan aq tau dia sebentar lagi keluarrr oogghhh… ogghhhh… k0ntoll Paa juga udah berdneyut khaannnn.. oogghhhh… ohhh dan aq pun sudah diujung seeperttiiii sekaranngggg ini Paaaaa dan aq benar-benar di ujungg jepitan kemaluanku menjadi kuat dan mengurut-ngurut k0ntol Sandi sepertiihhh iniiihhhh… membuat Sandii mengentotku dengan hebaatnyaaa dan aaghhhh maafff maaafff Paaaa… aaagghhhh Erwin nyembur dimulutku daannnn aaghhh… aagghhhh.. aaghhhhh… yessss aaghhhh yessssss..” bersamaan.

    “Oooohhhhh aq jugaaa keluaarrrr aaahhh.. aghhh.. ahhhhh..” aq dan istriku keluar secara bersamaan, aq tekan k0ntolku sedalam-dalamnya dan kuremas-remas toketnya kuat-kuat sangat nikmat sampai-sampai otakku beku sesaat,

    “Oogghhh sungguh nikmattttt..” kami pun masih merasakan sisa-sisa klimaks kami seperti tiada hentinya dan masih dalam posisi semula…

    “Akuhhhh uhh..uhh jugaa paaa nggak kusangka paaa perbuatanku tadi bikin papa menggila.. padahal aq takut sekali papa marah karena kebablasan..” akhirnya aq dan istriku rebahan sambil berpelukan dan kucium kening istriku tersayang dan tercinta…

    Iyaaa Maaa tapi cukup sekali ini aja yaaa aq nggak mau istriku di entot orang lagi..”dalam hatiku bergejolak ingin rasanya membiarkan istriku berbuat seperti itu lagi tapi aq juga cemburu dan takut istriku ketagihan….

    “Iya Paaa tapiiii.. Papa terangsang hebat khannn kalau aq di entot laki-laki lain kayaknyaa.. iyaaa khannn ngakuuu hayoooo..” dan sepertinya istriku sangat menyadari hal itu.

    “aaaa.. sebenarnyaa…” belum juga aq menjawab pertanyaanya, istriku langsung mengecup bibirku.

    “Muaachhhh.. aq tau jawabannya kok.. yukk tidur paaa lupp yuu summmmchh…: istriku pun menarik selimut dan memejamkan matanya sambil memelukku… nggak habis pikir aq dengan apa yang dipikirkannya.. aq pun memeluk istriku dan memejamkan mataku….