Author: perawanku

  • Cerita Dewasa Teman Kosku Penuh Dengan Wanita Binal Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Teman Kosku Penuh Dengan Wanita Binal Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2339 views

    Perawanku – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.

    Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan seks, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Sari. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.
    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.

    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.
    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.
    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Cerita Bokep – Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.
    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
    “Oohhh Sari Uhh Sariii.., Saarrii. Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Cerita Sex – Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.

    Pembaca, itulah pengalamanku dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

  • Celah Dinding Antar Kontrakan Tetangga

    Celah Dinding Antar Kontrakan Tetangga


    1616 views

    Cerita Sex Tetangga ini Berjudul ” Celah Dinding Antar Kontrakan Tetangga ” Kisah Seks Mengintip ini Bikin Sange.

    Perawanku – Larsih, 26 tahun dan suaminya Tono, 32 tahun, tinggal di rumah petak kontrakan di samping kanan kamar pasangan suami isteri Mas Diran, 38 tahun dan Murni, 28 tahun. Dan disamping kirinya tinggal Mak Sani, janda tua 64 tahun, yang tinggal sendirian karena anak-anaknya sudah pada menikah dan berada di tempat lain.

    Cerita Sex Ngentot Tetangga Waktu Mengintip


    Pasangan Larsih dan Tono serta para tetangganya itu tinggal di deretan petak-petak rumah kontrakan di bilangan kota Bekasi. Ada sekitar 3 atau 4 rumah petak lain yang sejenis juga tersebar di sekitar rumah yang ditempati Larsih dan Tono itu.

    Rumah-rumah itu rata-rata berbentuk bangunan panjang sederhana dengan deretan petak ruang-ruang kamar ukuran 3 X 6 m2.
    Dalam ruang yang sempit itu para penghuninya melakukan berbagai kegiatan rumah tangganya. Fungsi dapur, kamar tidur dan ruang keluarga atau ruang tamu saling silih berganti sesuai kebutuhan.

    Antara petak satu dengan lainnya hanya dibatasi oleh dinding tipis yang terbuat dari tripleks. Dinding itu telah banyak mengelupas di sana-sini. Pada beberapa bagiannya bahkan juga ada lubang-lubang sehingga bukannya tidak mungkin tetangga yang satu mengintip tetangga lainnya.

    Secara berkala Larsih dan Tono menempelkan kertas koran di sana sini pada dindingnya untuk menutupi bolong-bolong itu sebelum mereka mengecatnya. Dengan dinding macam itu, untuk saling tegur sapa antar tetangga mereka tak perlu secara khusus berhadapan atau keluar rumah. Mereka sudah terbiasa lempar omongan diantara dinding-dinding itu. Sambil melakukan kegiatan sehari-hari mereka bisa saling bicara dari tempat masing-masing. Mereka ini memang orang-orang yang mudah dengan cepat menyesuaikan diri dan terbiasa menghadapi hidup yang serba kekurangan di tengah kota besar macam Bekasi itu.

    Akan halnya keluarga Larsih, Tono suaminya bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan angkutan. Hampir setiap hari dia berangkat kerja dari pukul 6 pagi hingga pulangnya pada pukul 7 malam. Maklum dia menggunakan kendaraan umum yang apabila kesiangan di pagi hari akan kena macet di jalanan sehingga berakibat terlambat sampai di kantor. Sebaliknya pada saat pulang tidak mudah mendapatkan tempat di bus kota yang berjubel itu. Dan tentu saja hampir setiap hari pula Larsih harus sibuk sendirian di rumah. Sesekali dia ngobrol sama Mak Sani atau tetangga lain untuk sekedar membuang rasa bosan.

    Adapun tetangga samping kirinya, Mas Diran dan istrinya Murni, adalah juga orang-orang yang sibuk. Mas Diran bekerja sebagai Satpam di kompleks pergudangan Bekasi. Dia bekerja bergilir, seminggu tugas malam, dari pukul 6 malam hingga pulangnya pukul 6 pagi, kemudian seminggu berikutnya tugas siang dari pukul 6 pagi hingga pulangnya pukul 6 malam. Istrinya, Murni bekerja sebagai perawat di rumah sakit bersalin di bilangan kecamatan tidak jauh dari rumahnya.

    Jadi pada waktu-waktu tertentu di siang hari rumah Mas Diran dan Murni kosong selama satu minggu karena Mas Diran kebetulan kena giliran jaga di siang hari. Dan pada minggu lainnya sesekali Larsih melihat Mas Diran yang sedang santai di rumahnya karena kebagian gilir jaga di malam harinya.

    Begitulah kehidupan per-tetangga-an mereka selama berbulan-bulan hingga.. Terjadilah peristiwa dan cerita ini..

    Peristiwa dan cerita yang penuh nafsu syahwat birahi, yang akan merubah suasana dan situasi kehidupan mereka yang tinggal di deretan rumah kontrakan sederhana itu. O, ya.. Aku lupa. Perlu aku jelaskan bahwa untuk keperluan mandi, mencuci dan kakus pada mereka tersedia tempat dan fasilitasnya untuk digunakan bersama. Secara bergantian tentunya. Dan di situlah terjadi saling ketemu, saling tegur dan saling pandang antar tetangga satu sama lainnya.

    Dan dari sini pulalah awal dari segala peristiwa dan cerita ini..

    Larsih adalah perempuan yang suka sibuk. Dia tidak mau diam. Selalu ada yang dia kerjakan. Disamping setiap hari dia membersihkan dan merapikan rumahnya yang kecil itu Larsih juga senang memasak dan mencuci pakaiannya atau pakaian suaminya. Hampir banyak waktunya dia habiskan di dapur dan tempat mandi dan cuci.

    Dan tentu saja tetangganya, dalam hal ini Mas Diran justru sering melihat dan berjumpa Larsih di tempat ini. Pada saat dia kena gilir jaga malam se-siang hari Mas Diran yang sendirian karena istrinya lagi kerja banyak keluar masuk di tempat mandi dan cuci ini. Karena seringnya bertemu berdua saja, mau tidak mau seringlah terjadi saling tegur sapa antara Larsih dan Mas Diran. Tidak bisa dipungkiri bahwa Larsih yang baru 26 tahun itu memiliki daya tarik seksual yang lumayan. Ibarat kembang Larsih ini sedang mekar-mekarnya dan ranum.

    Semerbak bau dan tampilan tubuhnya bagaikan madu yang mampu membuat mabok para kumbang dan kupu-kupu. Tubuhnya yang nampak ‘getas’ dengan tingkahnya yang gesit membuat dia demikian mudah memancing syahwat para lelaki normal yang melihatnya. Dan tentu saja syahwatnya Mas Diran yang juga lelaki normal itu. Diam-diam selama ini Mas Diran memang selalu memperhatikan sosok Larsih. Dia cukup ‘kesengsem’ dengan istri tetangganya itu.

    Dan dari waktu ke waktu Mas Diran sering dan semakin merasa sepi saat tidak bisa menyaksikan Larsih berada di tempat mandi dan cuci. Dia jadi gelisah. Mondar-mandir atau mengintip ke belakang di tempat mandi cuci itu. Tak dipungkiri bahwa Mas Diran suka membayangkan betapa nikmatnya kalau bisa berasyik masyuk dengan Larsih.

    Dia melihat banyak kelebihan Larsih dari istrinya Murni. Dia melihat dan mambayangkan betapa Larsih akan sangat ‘panas’ saat berada di ranjang. Dia bisa merasakan bagaimana perempuan dengan betis kecil dan dada yang bidang macam Larsih itu akan menjadi kuda betina liar yang terus meringkik kehausan saat bergelut di ranjang. Mas Diran juga membayangkan bagaimana susu Larsih yang belum melahirkan anak itu akan menjadi kenyal saat mendapatkan sentuhan atau sedotan dari lidah atau bibir lelaki. Susu yang pada saat kena sentuhan birahi akan membuat putingnya naik terangkat dan mencuat ke depan. Warnanya yang merona merah akan sangat menantang seseorang untuk mendekatkan bibirnya dan menghisapinya.

    Cerita Sex Tetangga – Mas Diran tidak bisa mengelakkan penisnya yang selalu ngaceng saat membayangkan pesona Larsih yang istri tetangganya itu. Akan halnya Larsih sendiri, dia menyadari dan tahu bahwa dirinya termasuk seorang perempuan yang memilik pesona seksual. Banyak lelaki dan khususnya Mas Diran yang tetangganya itu sering kepergok saat memperhatikan tubuh indahnya.

    Beberapa kali, atau sering kali dia mencuri pandang dan melihat bagaimana Mas Diran melotot matanya melihat tampilan dirinya. Sebagai perempuan muda, Larsih tidak menutupi kebanggaannya saat ada lelaki, siapapun dia, yang menunjukkan ketertarikan atau kekaguman pada dirinya atau pada tubuhnya. Bukankah itu merupakan semacam pengakuan dari para lelaki bahwa dirinya cantik, menarik dan pantas dikagumi? Dan Larsih termasuk perempuan yang selalu haus pengakuan macam itu.

    Walaupun Tono suaminya tak pernah berhenti memuji kecantikannya dia masih juga senang saat ada lelaki lain yang memperhatikan dengan penuh nafsu pada bagian-bagian sensual tubuhnya. Dia tahu Mas Diran suka memperhatikan tulang pipinya yang tinggi dan membuatnya nampak manis itu. Dia tahu Mas Diran sangat suka mempehatikan bibirnya saat dia sedang berbicara apa saja. Dia tahu Mas Diran suka memperhatikan lehernya yang jenjang dan bahunya yang lebar, seakan menunggu kesempatan kapan untuk bisa mendaratkan lidah dan bibirnya di atasnya.

    Dia tahu Mas Diran suka memperhatikan celah di antara buah dadanya. Dia tahu Mas Diran suka memperhatikan ketiaknya saat menjemur pakaiannya. Dia tahu Mas Diran suka memperhatikan pantatnya yang seksi saat dia nungging menyapu lantai tempat mencuci. Dia juga tahu bagaimana mata Mas Diran berusaha menembusi celah roknya saat dia jongkok di tempat cucian. Dia juga tahu dan merasakan betapa Mas Diran pengin melihat bagian-bagian tubuhnya yang sangat rahasia.

    Dan Larsih sangat menikmati bagaimana Mas Diran memuaskan matanya untuk menikmati pesona tubuhnya. Dia sangat senang saat melihat mata Mas Diran yang melotot seakan hendak menelanjangi dan melahap tubuhnya. Dan Larsih akan kesepian dan gelisah pada saat tak ada Mas Diran. Pada saat Mas Diran kena giliran jaga siang hari, hati Larsih menjadi kosong dan merasa sendirian.

    Larsih menjadi malas berbuat apapun. Malas masak, malas nyuci, malas mandi dan malas lain-lainnya. Dia merasa kehilangan pengagumnya. Dan dia juga seakan kehilangan semangat hidupnya.

    Begitulah hingga pada suatu pagi..
    Lokasi di rumah kontrakan pagi ini nampak sunyi. Murni sudah berangkat kerja. Tono sudah berangkat kerja pula. Kebetulan Mak Sani juga sedang pergi nginap di tempat anaknya di Serang. Nampak Larsih dengan cuciannya yang menggunung, karena baru saat ini pengin nyuci sesudah 4 hari bermalas-malasan. Dia nampak sibuk dengan memilah-milah dan menggilas pakaian-pakaiannya. Pagi ini dia menunjukkan semangatnya kembali. Dia tahu mulai hari ini Mas Diran untuk selama satu minggu ke depan akan selalu berada di rumah pada siang hari. Dia kena tugas jaga di malam hari selama seminggu.

    Sesudah satu minggu menunggu dalam sepi, hari ini Larsih sudah bertekad akan banyak nyuci atau masak yang membuatnya bisa mondar-mandir di tempat mandi dan cuci ini. Dia sudah rindu akan mata hausnya Mas Diran yang seakan menelanjangi dan hendak menelan tubuhnya itu. Dia sudah rindu akan pandangan penuh birahi Mas Diran yang bisa membakar semangat kerjanya pula. Dia merasakan betapa dari setiap pandangan mata Mas Diran pada bagian-bagian tubuhnya membuat dirinya sangat bangga dan tersanjung.

    Pagi ini Larsih lebih dari sekedar nyuci. Pagi ini Larsih sengaja berdandan khusus untuk Mas Diran. Dia memakai baju atas yang memperlihatkan belahan dadanya lebih membelah, disamping lebih menunjukkan keindahan bahu dan ketiaknya. Baju atasnya itu hanyalah sepotong kain yang membungkus sebagian kecil dadanya dengan tali kecil yang nyangkut ke bahunya. Dengan baju macam itu Mas Diran akan lebih bisa menikmati keindahan tubuhnya, ketiaknya dan belahan dadanya.

    Larsih juga mengenakan rok yang sangat pendek. Dia ingin menunjukkan betisnya yang ranum bak padi bunting serta membuat lebih banyak menampakkan bagian dengkul hingga naik ke sedikit pahanya. Pada saat jongkok, bukan tidak mungkin Mas Diran juga berkesempatan melihat secercah celana dalamnya. Jantung Larsih berdesir saat mengkhayalkan bagaimana nanti Mas Diran terpukau pada saat menyaksikan bagian-bagian tubuhnya yang sensual dan sangat rahasia ini.

    Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Larsih sudah tak sabar menanti kehadiran Mas Diran. Mas Diran memang biasa bangun siang sesudah tugasnya yang hingga pagi hari itu. Biasanya dia baru keluar untuk mandi sekitar pukul 10 pagi.

    Tetapi untuk pagi ini, mungkinkah dia keluar lebih awal..?

    Hati Larsih melonjak girang sekaligus deg-degan saat mendengar gerendel pintu rumah Mas Diran dibuka. Dengan hanya bercelana kolor dan kalung handuk Mas Diran keluar dari rumahnya.

    “Pagi, Dik Larsih. Sudah rajin nih, ya. Bagaimana kabarnya. Dik Larsih dan Mas Tono sehat?”, sapa ramah Mas Diran.

    Dengan muka berona kemerahan karena menahan desirnya jantung dan hati, Larsih menjawab, “Pagi Mas Diran. Baik. Baru bangun ya?!”, sambil menebar senyuman dan matanya menatap tubuh Mas Diran.

    “Iya, nih. Semalam benar-benar begadang karena ada satu teman yang absen. Saya mesti menggantikannya. Ss.. Saya kk.. Kehilangan giliran tidurnya, dd.. D.. Dik”, kali ini jawabannya agak tersendat. Mas Diran menyaksikan betapa Larsih nampak sangat membangkitkan birahinya dengan pakaiannya yang banyak terbuka itu.

    Sepertinya Larsih langsung tahu. Dia gembira hatinya karena tujuannya tercapai. Kemudian sambil pura-pura membetulkan ikatan rambutnya, Larsih mengangkat tangannya hingga ketiaknya yang mulus dan indah itu nampak terbuka lebar. Bak seorang penari yang sekaligus koreografer, dia juga menggerakkan bagian-bagian tubuh lainnya dengan harapan Mas Diran bisa menikmati keindahan leher lehernya, belahan dadanya dan juga bibir sensualnya.

    Dia menyahut omongan Mas Diran dengan sedikit melempar umpan,

    “Yaa.., khan ada Mbak Murni, Mas. Tentunya khan ada dong.. Sambutan di pagi hari.. “, sambil sedikit melepas senyuman dan lirikan matanya yang menggoda. Seperti gayung bersambut, Mas Diran merespon dengan penuh pemahaman dan dorongan untuk’jemput bola’. Dengan gaya ‘lelaki yang penuh derita’ dia menjawab,

    “Ah.., nggak koq, dik. Setiap pagi saya datang, setiap pagi itu pula Murni siap berangkat. Jadinya yaa.. Selalu selisiban, begitu”.

    Mas Diran juga sempat mikir, kenapa kali ini Larsih ini kok demikian beda. Pakaiannya beda. Duh.., tuh lihat.., belahan dadanya.., dan ituu.., ketiaknyaa.. Huuhh.. Indah banget, sih.. Pasti wanginyaa.. Dia memang tahu, Dik Larsih ini seneng kalau diperhatikan. Apalagi kalau saat memperhatikan menampakkan pandangan kekagumannya. Tetapi kali ini..

    Dan omongannya lebih berani. Bukankah omongannya tadi banyak mengandung godaan dan pancingan-pancingan? Adakah Larsih dilanda rasa sepi? Adakah Mas Tono, yang suami Dik Larsih kurang memberikan makanan batin? Mungkinkah Larsih ini kesepian dan sengaja menunggu sentuhan-sentuhan birahinya.., ah.., jangan terlalu jauh.. Kasihan Dik Tono, begitu pikir Mas Diran.

    Tetapi tak perlu dipungkiri, penis Mas Diran ngaceng juga. Rasa sepi hati Larsih telah sedikit terobati. Dia sudah menyaksikan kembalinya sang pengagum dirinya. Persiapan yang sungguh-sungguh untuk disuguhkan kepada pengagumnya juga sudah dia lakukan. Dia sudah memakai baju yang paling menarik.

    Dengan berpura-pura membetulkan ikatan rambutnya dia sudah menyuguhkan pesona ketiaknya, leher jenjangnya dan belahan dadanya pada Mas Diran dengan cara yang sangat atraktip dan mendebarkan hati. Dia juga sudah sudah membuka omongan dengan omongan yang tak biasanya. Omongan yang nyata-nyata bisa menjadi umpan pancingan. Omongan yang mengandung goda. Sebenarnya dia juga nggak tahu, kenapa omongan itu keluar begitu saja dari mulutnya?!

    Bukankah omongan macam tadi bisa menimbulkan pertanyaan aneh dan menggoyahkan hati serta pikiran Mas Diran?! Ah.., Mas Diran nampak beranjak untuk mandi. Sepintas Larsih mengikuti dengan ekor matanya hingga Mas Diran masuk dan menutup kamar mandinya. Dia melihat betapa tubuh Mas Diran itu demikian kekar sehat. Dia melihat sepintas betapa dadanya penuh otot. Mas Diran bisa merawat tubuhnya. Tidak seperti dada Mas Tono yang kerempeng itu.

    Larsih juga memperhatikan betapa dengan tubuh jangkungnya Mas Diran, ada kali sekitar 175 cm, sungguh membuatnya tampil sebagai lelaki yang jantan dan tegap. Dd.. Dan, seandainya kepalaku jatuh bersandar pada dada ituu.. Ahh.., jangan terlalu jauh.

    Ada Mbak Murni.., jangann.., begitu lamunan Larsih yang langsung membuat wajahnya memerah. Begitulah, nampaknya hari ini telah tumbuh sebuah komunikasi yang beda antara Larsih dan Mas Diran. Komunikasi yang terasa bernuansa romantis walau yang tak ter-ucapkan dalam kata-kata vulgar. Komunikasi dua insan manusia yang selalu haus akan penyaluran naluriah syahwatnya.

    Komunikasi yang membuat hati keduanya berdesir-desir. Komunikasi yang kemudian membuat dan menggelisahkan batin mereka berdua. Sejauh ini komunikasi itu memang masih bersifat ‘cara mata memandang serta ucapan pameo’ yang bisa mengandung banyak makna. Komunikasi itu memang masih diluar jangkauan akan makna ‘hubungan’. Makna ‘hubungan’ yang bisa lebih konkrit mengarah dalam bentuk komunikasi fisik.

    Tetapi komunikasi yang terjadi antara Larsih dan Mas Diran hari ini sudah memungkinkan berkembang ke arah ‘bahaya’, mengingat pada Larsih ada Tono dan pada Mas Diran ada Murni, pasangan-pasangan hidup mereka.

    Bukan tidak mungkin mereka terseret ke komunikasi yang menyentuh hati. Dan lebih jauh lagi menjadi komunikasi yang menebar panggilan birahi, seperti serbak bunga pada kumbang. Atau nyanyian angsa jantan untuk menarik angsa betina. Atau aroma kemaluan serigala betina yang menebar hingga tercium serigala jantan. Dan akan lebih berbahaya lagi apabila komunikasi itu bergeser dan berubah menjadi ‘hubungan’ yang bersifat fisik.

    Yang telah terjadi saat ini adalah, kalau tadinya antara mereka hanya saling curi pandang, kini baik Mas Diran maupun Larsih sudah berani langsung saling pandang. Saling melirikkan matanya, saling mengangkat alis sebagai pertanda pada hal-hal yang belum mungkin terucapkan. Saling menggoda dan menyindir pada hal-hal yang mengarah ke erotisme.

    Tetapi bagaimanapun baik Larsih maupun Mas Diran masih memperhitungkan adanya tetangga yang tinggal di rumah petak yang lain di sekitarnya. Mereka sangat menjaga jangan sampai terlanjur mengundang perhatian tetangga mereka itu. Kalau hal itu terjadi akan berbahaya bagi kehidupan rumah tangga mereka dan akan sulit bagi mereka untuk bisa melangsungkan komunikasi selanjutnya.

    Tetapi yang namanya panggilan syahwat dan birahi tak pernah putus akal. Dewa-dewa cinta yang sangat kreatip selalu mengirimkan berbagai akal bulusnya. Gagasan dan akal bulus para dewa cinta itu dengan gampang merasuki keduanya. Lihatlah..

    “Dik Larsih, kemarin Mas Tono bawa koran Kompas, khan? Aku pinjam dong. Aku pengin baca berita Pemilu 2004, nih,” terdengar suara Mas Diran dari balik dinding rumahnya yang penuh bolong itu.
    “Ada, Mas. Aku antar ke depan rumah ya,” jawab Larsih.
    “Nggak usah. Lewat sini saja dik. Dari arah bangku Dik Larsih ini khan ada bolongan. Cukup untuk nyeploskan koran. Gulung saja dulu, dik,” usul Mas Diran yang sangat unik, menggunakan bolongan dinding mereka untuk mengirimkan koran Kompasnya.

    Dan sejak itu banyak dan beragamlah pemanfaatan lubang dinding dekat bangku Larsih itu. Dari kiriman sambel kecap untuk makan siang, pisang goreng, pinjam ballpen, pinjam buku dan sebagainya. Lubang yang letaknya kira-kira sepinggang di atas lantai itu terjadi karena triplek dinding yang telah keropos.

    Semula sudah ditutup koran-koran yang ditempel dengan lem sagu. Tetapi ya, mudah lepas. Dilem lagi, lepas-lepas lagi. Dan akhirnya setengah dibiarkan. Lubang itu tidak tepat berbentuk bulatan. Dari atas turun memanjang hingga sekitar 12 cm dengan lebarnya yang 3 cm. Tetapi kalau diperlukan, lubang itu bisa direnggangkan sedikit sehingga bisa untuk nyeploskan botol kecap yang besar itu atau lainnya.

    Pada saat lain lubang itu kembali menyempit sehingga tidak menarik perhatian siapapun termasuk Tono suami Larsih maupun Murni istri Mas Diran. Dengan lubang macam itulah akal bulus para dewa cinta bisa memanggil-manggil birahi dan syahwat manusia kapan saja. Dengan adanya lubang pada dinding itu komunikasi erotis antara Mas Diran dan Larsih berkembang dengan sangat pesat.

    Dari waktu ke waktu panah dewa cinta dengan pasti menembus dan membutakan mata dan hati mereka.
    Kata-kata yang saling ejek dan goda dengan seling tawa saling dilontarkan antara Larsih dan Mas Diran melewati dinding rumah mereka. Dan ucapan-ucapan mereka dengan cepat berkembang semakin bebas, semakin panas serta semakin vulgar. Kini nampak keduanya sedang ber-asyik masyuk dengan saling berbisik antar dinding.

    Larsih secara khusus menarik bangku plastik untuk kemudian duduk mendekat ke dinding dan lubang itu. Demikan pula Mas Diran. Dia menarik kursi makannya untuk mendekati dinding dengan lubangnya itu pula.

    “Gede donk, punya Mas Tono?,” bisik Mas Diran melontarkan godaan ‘hot’-nya.
    “Ah, jangan mengejek lho. Dosa tuh. Memangnya seperti punya Mas Diran, bisa buat pentungan kalau lagi jaga malam?,” balas Larsih disertai tawanya yang menderai tertahan.
    “Ya, tapinya banyak loh yang pengin kena pentunganku,” ganti Mas Diran yang ketawa.
    “Ya, sudah. Sana cari yang suka pentungan Mas Diran!,” ketus Larsih bernadakan cemburu.
    “Eh, eh, eh.. Jangan marah.., ayolah say..,” buru-buru Mas Diran membujuk Larsih.

    Justru cemburu Larsih kian membara. Dia menganggap Mas Diran juga mengobral goda pada perempuan lain. Dia merasa seakan Mas Diran punya perempuan simpanan. Mukanya cemberut. Dia tidak menjawab bisikkan Mas Diran.

    Sesudah beberapa kali berusaha memancing omongan Larsih, bisikkan Mas Diran tetap tak mendapatkan respon, Sekali lagi dewa cinta perlu ikut campur.

    “Ya, sudaahh.., aku mau tidur sajaa..,”
    “Eeii.. Tunggu. Kembalikan dulu koranku. N’tar dicari yang punya,”
    Kemudian Larsih menuju lubang di dinding, “Mana?,” permintaan ketusnya.
    “Nih, ambil sendiri?,” jawab Mas Diran dari balik dinding sambil menunjukkan koran di tangannya..
    “Ceploskan saja!,”
    “Nggak, ah, nanti robek. N’tar aku dimarahin Mas Tono, lagi!,”

    Cemburunya yang masih membakar akhirnya kalah. Larsih takut nanti suaminya mencari korannya. Dan apa katanya kalau ternyata koran itu ada di tempat Mas Diran. Akhirnya dia mengasongkan tangan kanannya masuk ke lubang itu untuk mengambil korannya.

    Melihat tangan yang indah dan lembut itu Mas Diran tak mampu menahan pesonanya. Saat itulah Mas Diran kontan meraih tangan Larsih. Larsih kaget dan serta merta berusaha menarik tangannya. Tetapi mana kuat melepaskan diri dari pegangan kokoh Mas Diran. Sambil meronta-rontakan tangannya dia berteriak-teriak dalam bisikkan,

    “Lepaskan. Lepaskan. Aduh.. Lepaskaann..!,”

    Tetapi Mas Diran justru lebih menggoda. Dengan memegang pada tangan kanannya, tangan kirinya mengelusi jari-jari Larsih. Elusan yang cepat berkembang menjadi urutan-urutan. Dan rontaan tangan Larsih itu pelan-pelan mereda. Cemburu Larsih padam. Dia menikmati elusan tangan Mas Diran. Sesaat hening. Yang terdengar nafas-nafas dua insan yang terpisah oleh dinding tripleks.

    Tiba-tiba Larsih disergap perasaan merinding. Dia seakan jatuh dari ketinggian tetapi tak pernah menyentuh tanah. Dia merasakan ke-lengang-an yang nikmat pada saat jatuh itu. Ketinggian itu seakan tanpa batas. Elusan tangan Mas Diran pada tangannya telah menyentuh sanubari dan membangkitkan nikmat. Larsih seperti terlempar dan jatuh melayang ke awang-awang.

    Akan halnya Mas Diran. Sebenarnya dia tidak sengaja dan merencanakan hadirnya tangan Larsih itu. Tetapi ketika dia menyaksikan tangan lembut nyeplos dari lubang dindingnya, refleksnyalah yang meraih tangan itu. Yaa, macam inilah hasil kerjanya dewa cinta..

    Dan saat tangan lembut itu meronta, dia tak ingin melepaskannya lagi. Dia sungguh mengagumi kelembutan tangan itu. Itu bukan macam tangan Murni yang kasar. Dia langsung terdorong untuk mengelusi kelembutan tangan Larsih itu. Duh, punggung tangan inii.., betapa indahnya.. Duh, jari-jari inii.., betapa lentiikk..

    Dan tiba-tiba hadir sebuah dorongan yang sangat kuat. Mas Diran mendekatkan tangan Larsih itu ke mukanya. Dia menciumi tangan itu. Dan kemudian lebih jauh lagi dengan menjilat dan mencaplok. Mas Diran mulai mengulum jari-jari Larsih yang lentik itu. Siirr.. Jantung Larsih terasa berdesir. Sebuah badai birahi mendera langsung ke sanubarinya. Larsih seperti tersengat listrik ribuan watt saat ujung-ujung jarinya merasakan adanya sentuhan lunak kehangatan.

    Dia memastikan Mas Diran sedang mencium dan memasukkan jari-jari tangannya kemulutnya. Sengatan listrik itu merambati seluruh bagian tubuhnya. Larsih merasakan seakan hendak pingsan. Dia cepat berpegang pada dinding dan tanpa sadar dia merintih,

    “Dduuhh.. Mas Diraann.., j.. Jj.. Jangaann.. ,” tangannya kembali meronta kecil.

    Kata ‘jangan’ yang keluar dari desah Larsih itu tanpa disertai upaya sungguh-sungguh untuk menarik lepas dari kuluman bibir Mas Diran. Lumatan Mas Diran pada jari-jari Larsih disertai dengan sedotan-sedotan. Dia isep-isep jari-jari itu dengan sepenuh perasaannya. Dia merasakan betapa lembut tangan Larsih di ujung bibirnya.

    Dia juga menjilati telapak tangan Larsih yang terasa membasah karena keringat dinginnya. Larsih menggelinjang hebat. Dan tanpa sepenuhnya disadari tangan kiri Larsih mulai bergerak meraih kemudian merabai buah dadanya sendiri. Badai birahi itu telah membuat Larsih tenggelam dalam samudra nikmat.

    Dia bergetar dan menggigil merasakan kuluman mulut Mas Diran pada jari-jarinya. Dia merasa nafsu birahinya seketika terdongkrak dan terpacu keluar. Buah dadanya terasa sangat menggatal sehingga tangan kirinya serta merta meremasinya. Jari-jarinya memijit-mijit pentil-pentilnya. Dia juga meracau..

    “Mmaass.., Mass.., Maass.. Jangaann.. Ampun Maass.. ,” ucapan yang penuh paradoks dari bibir mungil Larsih.

    Kata ‘.. Jangaann.. ‘ itu semakin jauh dari makna sejatinya. Kata itu justru untuk mengukuhkan kuluman Mas Diran pada tangan dan jari jemarinya. Larsih semakin memperkeras pijitan pada pentil-pentilnya.

    Mas Diran semakin terbakar mambara. Nafsunya yang tidak banyak tersalurkan pada istrinya kini pengin ditumpahkan pada Larsih. Tetapi apa mau dikata. Mereka berada di ruangan terpisah. Yang mereka bisa lakukan hanyalah berbisik atau seperti sekarang ini, merabai dan menciumi tangan Larsih.

    Dan nampaknya Larsih telah menyerah dalam kendali Mas Diran. Dia tengah tenggelam dalam birahi syahwatnya. Mas Diran jadi kini pengin tahu, adakah Larsih juga merindukannya?

    Adakah Larsih juga ingin menyalurkan dorongan birahinya?

    Adakah Larsih akan memberikan respon balik sesudah tangan dan jari-jarinya kini dalam kulumannya?

    Pelan-pelan dia kendorkan pegangannya pada tangan Larsih. Dia pengin tahu, apakah Larsih akan langsung menarik tangannya ke balik dindingnya.

    Ternyata tidak.

    Justru kupingnya menangkap desah lirih dari mulut Larsih yang mengesankan betapa haus perempuan yang istri tetangganya itu untuk dipuaskan syahwatnya. Justru jari-jari Larsih kini meruyak-ruyak dalam mulutnya. Sesaat Mas Diran tetap mengkulum dan menggerakkan lidahnya pada jari-jari indah itu sebelum akhirnya menarik lepas tangan itu dari mulutnya dan meraih tangan itu untuk mengembalikan ke balik dindingnya.

    Larsih mengikuti apa yang menjadi kehendak Mas Diran. Tangan Mas Diran terus menggamit tangannya untuk dikembalikan nyeplos melalui lubang dinding itu. Tetapi ternyata tangan Mas Diran terus ikut nyeplos. Lubang itu melebar ditembusi oleh tangannya yang kekar. Tangan penuh otot yang coklat kehitaman, yang nampak banyak didera oleh kehidupan yang kasar dan keras itu kini berada di depannya.

    Larsih berdesir terpana melihat tangan Mas Diran itu. Mau apa dia?

    Tangan itu bergerak menggapai-gapai. Larsih memastikan Mas Diran ingin meraih dirinya. Dia memang tak akan bergerak dari tempat duduk bangku plastiknya. Dan tangan itu berhasil menyentuh pahanya yang hanya memakai rok pendek. Nampak dengan jari-jarinya yang kasar tangan itu merabai dan mengelusi pahanya.

    Cerita Sex Tetangga – Apa yang kini terlihat dan dirasakan Larsih sungguh suatu hal yang penuh sensasi. Selama ini tak pernah satu orang lelakipun yang pernah menyentuh tubuhnya apalagi pahanya macam yang Mas Diran lakukan dengan tangannya ini. Tetapi kini sebuah tangan lelaki yang berotot dan kasar itu datang nyeplos dari lubang dinding untuk mengelusi pahanya. Kembali jantungnya langsung berdesir. Dan kembali badai birahi menderanya. Kembali nuraninya serasa disengat listrik ribuan watt.

    Darah Larsih yang tersirap membuat wajahnya serasa terbakar memerah. Matanya tak lagi mem-fokus ke arah manapun. Pelupuk matanya setengah tertutup. Larsih terbawa arus birahi yang sangat nikmat. Elusan-elusan yang sering juga diseling sedikit cakaran dari tangan Mas Diran mengaduk-aduk nuraninya dan membuahkan erang dan rintih nikmat yang penuh iba.

    “Oohh.. Mmaass Diraann..,” sambil tangannya seakan mau menahan gerak dan laju tangan Mas Diran.
    “Maass.. Mass..”.

    Sementara itu tangan Mas Diran itu mulai menggeser sentuhannya menuju ke arah pangkal pahanya. Larsih membiarkan tangan itu bergerak kemana maunya. Dia seperti sedang melayang. Kenikmatan birahi ini membuatnya ngambang di atas bumi. Hingga terjadilah.

    Tangan Mas Diran kini merabai bagian tubuh Larsih yang paling peka. Tangan Mas Diran mengelus-elus pangkal paha dan selangkangan Larsih itu. Tangan dan jari-jari Mas Diran meremas celana dalamnya untuk menggelitiki vagina Larsih. Larsih menggelinjang dengan hebat. Nafasnya tersengal. Tangan-tangannya mencari apapun untuk bisa dia pegang. Mulutnya merasa sangat haus.

    Tangannya akhirnya memegang meremasi tangan Mas Diran. Larsih merintih dengan diikuti tubuhnya menggoyang-goyang maju mundur hendak menjemput rabaan tangan Mas Diran itu. Begitulah perempuan. Dia menikmati antara ‘ya’ dan ‘jangan’, untuk membiarkan semuanya berjalan tanpa kendalinya.

    Jari-jari ituu.., aacchh, uucchh..

    Jari-jari itu meretas tepian celana dalam. Jari-jari itu menyentuhi bibir vaginanya. Jari-jari itu berusaha merogoh vaginanya. Tangan Larsih mencekalnya lebih erat. Bukan untuk menghambatnya.
    Tangan Larsih mencekal untuk mengkokohkan posisi tangan Mas Diran. Larsih ingin jari-jari Mas Diran mengorek-orek lebih jauh kemaluannya. Larsih sangat merasakan kegatalan pada vaginanya.

    vagina Larsih telah basah oleh cairan birahinya. Larsih minta jari Mas Diran mengoboki lebih dalam lagi. Tetapi tangan itu tak akan berhenti di sana. Tangan Mas Diran masih mau menjerlajah. Tangan itu melepaskan vagina Larsih yang telah membasah. Tangan itu meninggalkan siksa kepada Larsih. Tangan dan jari-jarinya itu terus memanjati tubuh Larsih. Ke perutnya sesaat, kemudian meluncur ke buah dadanya yang memang telah setengah terbuka sejak awal tadi.

    Kini kenikmatan yang beda kembali melanda Larsih. Tangan Mas Diran dengan liar meremasi buah dadanya. Jari-jarinya memelintir puting-puting susunya. Bagaimana mungkin menghentikan desah dan rintih dari mulutnya,

    “Ammpuunn, Maass.. Maass.. Maass.. ‘, hanya itulah kata-kata yang berkali dan berulang disuarakan.

    Tetapi Mas Diran belum juga menghentikan gerak panjat tangannya. Dia menjamah dan mengelusi leher Larsih sesaat kemudian meluncur ke atas lagi hingga jari-jarinya menyentuh sepasang bibir Larsih. Jar-jari itu bermain di celah bibir dan menyentuh gigi Larsih. Jari-jari itu seakan merangsek ke mulut Larsih.

    Dan tanpa komando serta tanpa sadar sepenuhnya, Larsih membuka mulutnya dan langsung mencaplok kemudian mengulum jari-jari Mas Diran. Ini memang salah satu terminal birahi yang ingin dia rambah. Kini dia tahu dan percaya bahwa Larsih memang merindukannya dengan penuh dendam.

    Mas Diran merangsang terjadinya respon Larsih untuk melumati jari-jarinya. Kini dia juga semakin tahu. Istri tetanganya ini memang perempuan yang sangat lapar dan haus. Mas Diran ingin menjawab lapar dan hausnya Larsih itu. Dia biarkan Larsih. Dia memberikan kesempatan Larsih untuk memuaskan dulu lumatannya atas jari-jarinya.

    Larsih yang kini telah histeris. Jari-jari dan tangan Mas Diran telah dibuat kuyup oleh bibir, lidah dan ludahnya. Larsih dengan setengah membungku, juga melatakan lidahnya itu hingga ke lipatan lengan Mas Diran. Maunya sih lebih jauh lagi.

    Tetapi dinding rumah kontrakan itulah yang mengatur semuanya. Larsih juga membawa tangan dan jari-jari itu kembali merabai leher dan buah dadanya. Larsih masih ingin buah dadanya berada dalam cengkeraman tangan kasar itu. Tetapi dari balik dinding, Mas Diran punya mau ada beda.

    Pelan-pelan dia tuntun dan gamit kembali tangan Larsih untuk dibawa nyeplos kembali ke ruangannya. Disana telah ada yang menunggu jamahan tangan Larsih. Mas Diran telah menyiapkan kejutan bagi Larsih. Terus terang seluruh tubuh Mas Diran saat ini juga telah dikobarkan oleh nafsu syahwatnya. penisnya sudah ngaceng dan menyesakkan celananya. Bagaimana nih, jalan keluarnya?!

    “Dik Larsih, Mas nggak tahaann, niihh..,” rintih Mas Diran. Terdengar suaranya agak serak.
    “Dik Larsih, Mas nggak tahaann.., niihh..,”
    “Dik Larsiihh.., tolong Mas diikk..”.

    Rintihan Mas Diran itu semakin memacu nafsu birahi Larsih. Dia juga tidak tahu harus bagaimana. Pada Larsih dan Mas Diran ada batasan-batasan yang tak mungkin diterjangnya. Masing-masing tak mungkin saling mengundang atau saling bertandang. Apa kata tetangga nanti.

    Tetapi Larsih sendiri juga semakin tertekan oleh kehendak syahwatnya. Larsih juga memerlukan penyaluran gejolak nafsu birahinya. Larsih juga telah ditelan badai syahwat yang menggelora. Dia diombang-ambingkan oleh prahara libidonya.

    Pada vaginanya sudah dia rasakan ada cairan yang tak terbendung. Cairan birahinya telah membuat celana dalamnya basah kuyup. Sementara jari-jari tangan kirinya tak henti-hentinya memijat dan memilin-milin puting susunya sendiri.

    Ternyata diam-diam Mas Diran telah mengeluarkan melepaskan celana kolornya. Dan kemaluannya yang gede panjang itu telah lepas keluar melalui tepian celana dalamnya yang nampak setengah kumal itu. Dan tak bisa dia tahan, tangan kanannya kini nampak meijat-mijat dan mengelusi kemaluannya itu. Tersirat ‘precum’-nya yang bening meleleh dari lubang kencingnya.

    “Dik Larsih, Mas nggak tahaann, niihh..,” kembali rintihan Mas Diran mengiang di telinga Larsih. Kali ini Larsih nampak iba. Bagaimana dia menolong Mas Diran.
    “Diikk, aku nggak tahaann..,” sekali lagi rintih serak Mas Diran,

    Syahwat birahi Larsih-lah yang kini menjawabnya dalam bisik,

    “Gimana dong, mass.. Larsih mesti ngapaiin..? Gimanaa..?,”
    “Dd.. Dik Larsih mm.. Mau b. Bantu Mass.., yaa..??,”
    “Gimanaa..??,” suara Larsih yang bernada desah dan rintih pula.

    Itu bukan suara orang bertanya. Maksud ucapan itu adalah untuk mendorong tindakan Mas Diran. Terserah Mas Diran, mau kemana nikmat bersama ini akan dibawa.

    Tiba-tiba Mas Diran menuntun tangan Larsih. Dari balik dinding ini Larsih tidak melihat apa yang telah terjadi pada Mas Diran. Dia tidak tahu kalau Mas Diran sudah melepasi celana kolornya. Dan Larsih juga tidak melihat kalau kemaluan Mas Diran sudah lepas keluar dari celana dalamnya.

    Tangannya pasrah mengkuti tuntunan Mas Diran. Darahnya berdesir dan jantungnya memukul-mukul dadanya. Kemana tangannya akan dibawa? Larsih menunggu dalam harapan yang cemas.. Tiba-tiba dirasakannya Mas Diran kembali menciumi telapak tangannya. Ah, hanya itu.., demikian sesaat pikir Larsih sedikit menyiratkan kecewa.

    Tetapi tunggu.., ternyata ciuman Mas Diran ini tak lama. Tangan itu kembali dituntunnya. Mas Diran juga merubah posisi pegangannya. Dia buka telapak dan jari-jari Larsih untuk kemudian dengan cepat digenggamkannya kembali. Pada saat itulah Larsih baru menyadari dan merasakannya.

    Sebuah bulatan batang yang panjang dan hangat kini berada dalam genggamannya. Oohh, ini khan.. Kk.. K.. Kemaluan.. Mas Diran?! Larsih terpekik kecil.

    Dia sangat kaget. Dia tidak menduga Mas Diran akan membawa tangannya untuk menggenggam kemaluannya. Tetapi ada yang lebih mengejutkan. Dan ini sama sekali tidak pernah dibayangkan Larsih sebelumnya. Kemaluan Mas Diran ini demikian kerasnya, hangatnya serta gede dan panjangnya. Larsih setengah tidak percaya akan apa yang sedang terjadi hingga Mas Diran membantu tangannya meremas-remasi batang penisnya itu.

    “Ayyoo Dik Larsihh.. Bantuin Maass..,” rintihan penuh iba Mas Diran sambil tangannya menekan-nekan genggaman tangan Larsih untuk meremas lebih keras kemaluannya.

    Prahara birahi benar-benar telah membakar syahwat Larsih. Telah memporak porandakan statusnya selaku istri Tono. Menghancur leburkan naluri setia seorang perempuan pada suaminya. Juga telah membutakan segala akal sehatnya selaku Larsih yang masih istri Tono.

    Dalam keadaan begini dia sama sekali tak ingat lagi akan suaminya. Tak ingat lagi akan batasan kewajiban dan larangan. Tak ingat lagi apa yang boleh dan tak boleh sebagai seorang istri. Larsih kini lebur dan larut dalam genggaman nafsu syahwatnya sendiri yang menggelegak tak terkendalikan lagi. Tubuhnya oleng kehilangan daya. Dengan tetap menggenggam kencang penis Mas Diran Larsih jatuh terduduk di lantai bertumpu pada kedua lututnya.

    “Dik Larsih, tolong Diikk.., di peres-peres gitu, lohh.. Ayoo..,” bisik Mas Diran yang tidak tahu keadaan Larsih sambil mencontohkan pada tangannya untuk meremasi penisnya.

    Larsih yang masih dalam keadaan ‘shock’ itu belum mampu mencerna apa maunya Mas Diran. Walaupun dia tidak melepaskan genggamannya tetapi dia belum bisa mendengarkan bisikan dari balik dinding itu.

    “Ayyoo, Dik Larsihh.., bantu mass.., ayo dipijit-pijit gituu.. Mas gatel banget, niihh..”. Dan akhirnya memang Larsih tahu. Dan apa mau dikata, rasanya bagi Larsih tak ada yang harus dipilih.

    Dia juga dilanda rasa gerah dan gatal pada bagian-bagian pekanya. Disamping situasi erotiknya yang semakin memanas, udara panas ruangannya juga ikut membuat keringatnya berkucuran dari seluruh tubuhnya.

    Pakaiannya juga sudah setengah awut-awutan. BH-nya sudah terlepas hingga buah dadanya itu nampak telanjang. Rasa gatal pada pentilnya membuat Larsih menjadi sangat histeris. Dia tarik-tarik ujung pentil itu untuk dia sedoti. Tetapi betapa susahnya. Mulutnya tak bisa menjangkaunya.

    Dan saat kupingnya mendengar suara penuh iba dari Mas Diran membuat Larsih menjadi semakin merana. Permintaan dalam rintihan dan desah berbisik itu benar-benar membuat Larsih larut dalam gelombang syahwat yang menenggelamkannya.

    Yang melanda Larsih kini adalah sebuah ‘sensasi syahwat birahi’. Bisa dikatakan sensasi karena Larsih belum pernah mengalami hal seperti yang sekarang sedang berlangsung ini.

    Memang dia pernah meremas-remas. Tetapi meremasi kemaluan Tono suaminya berbeda banget dengan apa yang kini dalam genggamannya. Ditangannya kini ada batang gede, panjang dan hangat. Dia seakan sedang memegang lontong gede isi oncom yang baru keluar dari dandangnya.

    Dan saat ngaceng seperti ini penis Mas Diran ini bukan main kerasnya. Batang itu mendenyut-denyutkan uratnya yang beraliran darah. Denyutnya terasa teratur seperti saat dia memegang urat nadinya. Sensasi syahwat birahi ini telah membuat Larsih merinding dan gemetar hebat.

    Dia tak lagi kuasa untuk menolak nikmat macam ini. Dia mulai menggerakkan jari-jarinya. Dan mulailah tangan cantik dan lembutnya Larsih itu melumat-remasi kemaluan Mas Diran. Kini Larsih mulai merasakan betapa mantapnya menjamah dan menggenggam penis gede macam ini.

    Dan akhirnya bukan hanya meremas dan memijit. Larsih juga mengelus dan mengurut-urut kemaluan Mas Diran dari ujung hingga ke pangkalnya. Larsih juga merabai betapa lebat jembut Mas Diran itu. Dia rasakan adanya rimba yang tebal pada pangkal kemaluan Mas Diran. Tangannya menarik dan jambaki gelimang rambut kemaluan itu.

    Dia juga mengelusi dan memijit halus bijih pelir Mas Diran. Jari-jarinya merabai bijih itu dan saat datang geregetannya dia sedikit memjit sehingga Mas Diran berteriak kecil merasakan ngilunya.

    Dia rabai kepala yang mirip topi baja tentara Nazi itu. Larsih bisa merasakan betapa licin dan mengkilatnya kepala penis Mas Diran yang sangat mengeras itu. Jari-jarinya seakan mengelusi pucuk terong ungu yang licin besar.

    Kemudian jari-jari itu merabai seputar lingkar leher penis itu untuk kemudian bergerak lagi merabai kepala serta lubang kencing kemaluan Mas Diran itu. Jangan dikata nikmat yang dirasakan Mas Diran dari permainan jari-jar lentik dan rabaan tangan lembut Larsih ini.

    “Duuhh.. Dikk, teerruuss.. Enak bangeett.. Dik Larsihh..”.

    Hati Larsih dirambati semacam perasaan tersanjung dan puas saat mengetahui Mas Diran menerima kenikmatan remasan tangannya. Mas Diran mulai maju mundur menggoyang-goyangkan pantatnya. Dia berharap Larsih mengocoki batangnya pula. Goyangan maju mundur pantat Mas Diran menandakan dia tak mampu menahan derita kenikmatan itu.

    Mendengar rintihan yang keluar dari mulut Mas Diran, Larsih membayangkan.. Seandainya penis Mas Diran yang segede ini menembusi vaginanya, rintihan macam bagaimana yang akan keluar dari mulutnya itu. Dan.. Betapa nikmat pula yang akan diraih dan didapatkan Larsih.

    Kembali vaginanya menggatal dan terus melelehkan cairan birahinya hingga celana dalamnya semakin kuyup. Permainan tangan Larsih itu memang bukan untuk menghilangkan kegatalan birahi kemaluan seorang lelaki. Lumatan, pijatan dan urutan tangan Larsih itu justru mendongkrak syahwat Mas Diran untuk lebih dipuaskan lagi.

    Kenikmatan remasan tangan Larsih membuatnya serasa terbang ke awang-awang. Nikmat itu kini mulai mencari terminal transitnya. Nikmat itu harus ada saat terminalnya sebelum nyambung ke nikmat berikutnya. Mas Diran merasakan air maninya mendesak-desak untuk keluar dari saluran penisnya.

    “Ach.. Ww.. Uuch.. Aacchh,” terdengar ah uh Mas Diran merasakan desakan nikmatnya.

    Air mani ini tentu akan sangat pekat karena telah lebih sebulan tak pernah tersalurkan. Murni istrinya tak pernah punya waktu untuk berasyik masyuk melepas kerinduan dengan Mas Diran. Dan kini ada Larsih perempuan ‘hot’ istri tetangganya yang dengan tangan lembutnya sedang mempermainkan saraf-saraf peka di sekujur batang tubuh penisnya yang gede panjang itu.

    Dan lebih-lebih lagi mulut Larsih yang memperdengarkan desahan-desahan erotis itu yang semakin memacu syahwat birahinya,

    “Enak ya maass.. Tangan Larsih?? Terus ya Maass?? Mas Diraann.. Larsih juga senaanng sekali bisa memuaskan Maass..”.
    “Enak, maass..?,” tanya dalam desah Larsih berulang-ulang.

    Tak pelak lagi pantat Mas Diran semakin tak terkendali maju mundurnya. Rasanya air maninya tak akan mampu ditahan lagi. Mas Diran kembali menghiba,

    “Diikk Larsiihh.. Kencengin dong remasannyaa.. Cepetin.. Kocok-kocookk.. Yang cepeett..,”
    “Ayyoo, Ddikk, Mas Diran mau keluarr, nniihh..”.

    Dengar ucapan terakhir Mas Diran, Larsih tanggap. Dan lebih dari itu memang Larsih telah sangat menunggunya. Dia ingin penis Mas Diran menyemprotkan pejuh-nya. Dia ingin tangannya kena semprotan air mani Mas Diran yang pasti sangat hangat itu. Larsih juga ingin menyaksikan betapa air mani Mas Diran akan tumpah sangat banyak dan kental.

    Larsih ingin merabai air mani kental itu. Mungkin juga akan dia jadikan lulur untuk dadanya, bahkan untuk lulur wajahnya.. Mungkin juga Larsih akan menciuminya atau menjilati air mani itu.
    Larsih nggak tahu kenapa dan bagaimana keinginan seperti itu tiba-tiba hadir dari dalam dirinya.
    Keinginan seperti itu bahkan tak pernah muncul saat berhubungan badan dengan suaminya selama ini.

    Larsih terlampau merasa jijik saat air mani Tono kesenggol tangannya sekalipun. Dan biasanya dia cepet-cepet cebok sesudah bersebadan dengan Tono. Dia ingin selekasnya terbebas dari cairan yang menjijikkannya dalam liang vaginanya.

    Tetapi dengan Mas Diran ini, justru dia mendapatkan dorongan nafsu birahi yang beda. Rasanya Larsih Ingin melahap apapun yang keluar dari tubuh Mas Diran. Dipercepetnya kocokkan tangannya. penis Mas Diran terasa semakin menegang dan semakin keras dalam genggaman tangannya. Larsih merasakan pegal menggenggam penis segede itu.

    “Yaa.., yaa.., teruss Dik Larsihh.. Enakk bangeett diikk.., Larsiihh, oohh Larsiihh, Larsiihh,” Mas Diran menyongsong puncak nikmatnya sambil meracau memanggil manggil nama Larsih. Pantatnya semakin kuat dan cepat maju mundurnya.

    Ah.. Akhirnya datanglah..,

    Dengan meremasi tangan Larsih dan juga menahan agar tangan itu terus mijat-mijatnya Mas Diran menunggu air maninya tumpah,

    “Ampuunn.. Dik Larsihh.. Ampuunn.. Dik Larsiihh, .. Enak banget Dik Larsihh..”.

    Diawali dengan meregang-regang sesaat penis Mas Diran menyemprotkan sperma dengan kerasnya.
    Genggaman tangan Larsih merasakan sebuah kedutan yang sangat keras. Urat besar penis Mas Diran mengedut dan memompa keluar muncrat cairan putih kental. Air mani Mas Diran deras terpompa keluar. Mungkin ada sekitar 8 atau sembilan kedutan besar yang memompa dan memuncratkan cairan putih kental itu.

    Tangan Larsih merasakan cairan hangat berlumuran pada sekujur lengannya. Telapak tangannya merasakan ada pelumas hangat kental yang memperlicin genggamannya. Air mani Mas Diran telah berlelehan pada tangan dan lengan Larsih.

    Untuk sementara Mas Diran merasakan kelegaan yang sangat mendalam. Kehausan syahwatnya telah mendapatkan saluran keluar dengan muncratnya spermanya. Kini dia membiarkan saat tangan Larsih mengendorkan dan melepaskan remasan pada kemaluannya. Mungkin Larsih ingin menyaksikan sperma yang berlumuran di tangannya.

    Dia menarik lengannya. Dia memang ingin melihat bagaimana air mani Mas Diran kini belepotan di tangannya. Dia juga ingin sekali hidungnya mendekat untuk mengendusi baunya. Dan saat tangannya keluar nyeplos dari lubang dinding itu Larsih langsung menyaksikan betapa air mani Mas Diran telah belepotan pada telapak, jari-jari dan lengan tangannya.

    Mata Larsih melihat tangannya menjadi lebih indah dan sangat menggairahkan dengan sperma yang berserakan itu. Saat mendekatkan tangannya yang berlepot itu ke wajahnya, hidungnya menangkap bau yang khas. Bau air mani. Air mani yang keluar dari penis Mas Diran. Pelan dan dengan lembut, Larsih mengusap-usapkan tangannya ke wajahnya. Dia gunakan cairan kental yang keluar dari penis Mas Diran sebagai masker untuk mempercantik wajahnya.

    Kemudian dia juga lulurkan sebagian lainnya ke leher dan kemudian dadanya. Dia pencet-pencet dan lumur buah dada dan puting susunya dengan air mani itu. Dia tak perlu malu pada Mas Diran. Karena dengan sedikit menjauh dan menepi ke dinding, Mas Diran tak akan bisa melihat apa yang dia lakukan.

    Sebatas untuk melumuri bagian tubuhnya, Larsih telah memuaskan dirinya dengan air mani Mas Diran itu. Memang Larsih belum tega hatinya untuk menjilat sperma itu. Perasaan jijiknya masih menguasainya.

    Hingga sore hari tak ada bisikkan antar dinding yang terdengar. Mas Diran tergolek lemas di ranjangnya. Dia langsung tertidur. Dan Larsih sibuk menunggu air mani yang dilulurkan di seantero tubuhnya mengering sendiri. Dia menikmati sensasi erotik dari cara itu.

    Rasanya Larsih ingin membiarkan sperma kering itu tetap nempel pada tubuhnya sampai kapanpun.
    Saat suaminya pulang, bekas-bekas lulur sperma Mas Diran di wajah dan lehernya telah ngelotok dan lepas. Tono tidak lagi melihat sesuatu yang aneh di wajah dan lehernya itu.

    Sementara pada dadanya Larsih telah menutupinya dengan kaos oblong yang memang dipakai sehari-harinya. Dengan membiarkan kering dan ngelotok sendiri sperma Mas Diran yang dilulurkan ke tubuhnya Larsih mendapatkan semacam kepuasan erotis. Sesekali bau khas air mani itu masih menyirat pada hidungnya.

    Malam itu, sebagaimana malam-malam yang lain Tono makan bersama istrinya. Secangkir kopi dan sepiring pisang goreng telah melengkapi kegiatan makan malam mereka. Sesekali tanpa sepengetahuan suaminya, Larsih melirik ke lubang nikmat di dinding itu. Hatinya berdesir saat mengingat betapa lewat lubang itu tangannya telah menggenggam dan meremasi penis Mas Diran yang gede, keras dan hangat milik Mas Diran.

    Larsih masih terkesan saat penis Mas Diran berkedut dengan kerasnya yang kemudian disusul dengan muncratnya air mani yang berlepotan di tangannya. Sementara itu di rumah sebelah, Murni sedang sibuk merangkai bunga kering yang menjadi hobi utamanya. Setiap ada kesempatan dia mampir di toko depan tempat bekerjanya untuk membeli bahan-bahan bunga kering.

    Secara sambilan dia juga menjual hasil karyanya kepada siapa yang berminat. Banyak teman-teman atau tetangganya yang membeli hasil karya Murni. Mas Diran, suaminya mendukung hobi istrinya yang juga terbukti bisa menghasilkan tambahan uang untuk dapurnya ini. Walaupun terkadang dia harus sedia berkorban.

    Sering Murni lupa membuatkan kopi saat suaminya hendak berangkat kerja. Bahkan dalam pemenuhan konsumsi libido seksnya selaku suami istri, Murni juga kurang memberikan perhatian kepada Mas Diran. Tadi sore mereka nggak sempat ketemu lama karena begitu Murni pulang, Mas Diran sudah siap hendak tugas jaga malam.

    Murni juga nggak terlampau perhatian pada dinding rumahnya yang bolong-bolong itu. Sesekali nampak suaminya menambal dengan kertas koran untuk kemudian disapu dengan cat dinding. Sebelum berangkat menuju tugas malamnya, Mas Diran memastikan bahwa lubang tempat masuk tangan Larsih saat meremasi penisnya tadi tidak menarik perhatian istrinya. Ah.. Indahnya lubang itu.

    Masih terkenang betapa lewat lubang itu tangan lembut Larsih telah memberikan nikmat melalui remasan-remasannya. Dia ingin sepulang kerja besok bisa mengulangi kenikmatan itu. Dia akan memberikan kejutan bagi Larsih. Sore itu Mas Diran berangkat ketempat kerjanya dengan membawa penisnya yang ngaceng sepanjang jalan.

    Sepanjang malam itu Larsih tak bisa nyenyak tidurnya. Dia masih menyimpan obsesi birahinya. Keasyikan ber-asyik masyuk dengan Mas Diran tadi siang belum memberikan akhir nikmat yang tuntas. Memang dia merasa cukup puas saat mendengar bagaimana Mas Diran mendesah dan merintih karena remasan serta lumatan-lumatan tangannya.

    Dia juga sangat puas bisa melulur wajahnya, lehernya dan dadanya dengan air mani Mas Diran. Tetapi vaginanya sendiri yang sempat basah dan sangat gatal tadi belum menerima sentuhan apapun untuk menyalurkan syahwatnya.

    Larsih nampak gelisah dalam tidurnya. Obsesi birahinya sempat terbawa dalam mimpi. Dia melihat Mas Diran sedang menyetubuhi istrinya Murni. Dia menyaksikan betapa Murni menjerit nikmat saat kemaluan Mas Diran yang gede panjang itu menusuki vaginanya.

    Kemudian dilihatnya pula bagaimana Murni nungging dan Mas Diran memasukkan senjatanya dari arah belakang. Dia melihat bagaimana Murni mengaduh dan merintih merasakan hebatnya kenikmatan syahwat yang diraihnya. Belum lagi usai mimpinya Larsih terbangun. Udara rumah kontrakannya yang sempit itu serasa sangat panas. Dia perlu turun dari ranjang untuk minum untuk mengobati tenggorokannya yang kehausan.

    Dilihatnya suaminya begitu lelap tidurnya. Mungkin karena bekerja seharian, Tono langsung tertidur begitu selesai makan malam tadi. Begitulah yang sering ditemui Larsih dalam kehidupan suami istrinya.

    Hingga pagi hari, praktis Larsih tak bisa benar-benar memejamkan matanya. Ingatan akan peristiwa yang terjadi bersama Mas Diran kemarin siang benar-benar membuatnya menyimpan dendam syahwat yang memerlukan saluran keluar.

    Betapa kemaluan Mas Diran itu demikian menggoda sanubarinya. penis yang demikian gede dan tegar itu pasti akan membuat setiap perempuan yang kehausan birahi siap bertekuk lutut kepada Mas Diran. Dan mimpinya tentang Murni istri Mas Diran yang nampak demikian nikmat menerima tusukkan penis suaminya!?

    Mungkinkah dia meniru Murni seperti dalam mimpinya? Mungkinkah dia nungging di depan lubang itu dan Mas Diran mau menusukkan kemaluannya dari sebelah dinding yang lain? Cukup lebarkan lubang itu untuk kemaluan Mas Diran? Bisakah hal itu terjadi padanya?

    “Ahh.. Bagaimana aku mesti menyampaikan keinginanku ini pada Mas Diran?,” demikian pikir Larsih. Ah, bagaimana nanti sajalah.

    Dari ranjangnya Larsih sempat mengamati lubang di dinding itu. Lubang yang telah memberikan nikmat siang hari tadi dan akan memberikan nikmat-nikmat yang lain pada siang hari nanti.

    Sesudah menemani suaminya sarapan pagi dan kemudian melepaskannya untuk berangkat kerja Larsih kembali menyibukkan dirinya membereskan rumahnya. Saat menyapu di depan, dia sempat menyaksikan Murni istri Mas Diran berangkat kerja pula. Pada kesempatan itu Mas Diran yang melepas istrinya mengedipkan matanya. Itulah bahasa teguran di pagi hari yang langsung membuat hati Larsih berdesir.

    Sesudah diperhitungkan cukup jauh Tono maupun Murni meninggalkan rumah masing-masing, mereka berdua, Larsih dan Mas Diran bergegas mendekat ke lubang kenikmatan kemarin itu.

    “Dik Larsihh..,” panggil Mas Diran dalam bisikkan dari sebelah dinding.
    “Mas kangen banget niihh..,” sambungnya.
    “Mas nggak bisa tidur semalaman. Mas pengin menyentuh Dik Larsih seperti kemarin itu”.
    “Sama Mas, aku juga nggak bisa tidur.. Aku mimpi Mas Diran bermesraan dengan Mbak Murni, loh”.
    “Asyik banget. Sampai Mbak Murni jerit-jerit karena kenikmatan,” cerita Larsih tentang mimpinya.
    “Ah, masa sih. Tapi Dik Larsih nggak marah toh?,” goda Mas Diran.
    “Ya, nggak toh. Khan sama istrinya sendiri,” begitu goda balik Larsih.

    Tiba-tiba dilihatnya Mas Diran memberikan kejutan. Tangan kirinya berhasil menguak lebih lebar lubang dinding itu dengan cara melipat triplek itu ke samping hingga tangan kanannya kini lebih leluasa untuk bergerak. Lubang itu menganga kira-kira selebar ubin 20 X 20 cm.

    Larsih jadi ingat kembali mimpinya. Tetapi..? Mungkinkah membuat lubang yang lebih leluasa lagi? Agar dia bisa nungging di depan lubang itu??

    Tetapi dengan adanya lubang itu untuk sementara telah cukup membuat situasi dan hubungan menjadi lebih berkembang. Tanpa saling berkesepakatan Larsih dan Mas Diran langsung melongok ke lubang. Mereka bisa saling pandang. Dalam pandangan penuh kehausan kedua insan saling mengamati wajah lawannya.

    Dalam saling pandang itu Larsih dan Mas Diran semakin saling mendekatkan wajahnya. Mata-ketemu mata dalam pancaran pandang yang sangat dalam. Mereka juga saling mengamati pipi, dagu, hidung dan bibir lawannya dengan penuh kehausan.

    Mereka masing-masing ingin mendapat tetapi sekaligus juga memberi. Yang terjadi kemudian wajah-wajah itu saling mendekat. Mendekat. Mendekat. Hingga nafas masing-masing saling menghembus wajah lawannya. Hingga Larsih maupun Mas Diran bisa saling merasakan dan menangkap kehangatan wajah lainnya. Mereka saling menyentuh dan berciuman.

    Ah.. Betapa kalau dua pasang bibir yang penuh dendam birahi berjumpa. Saling sedot dan lumat lidah untuk menghapus dahaga. Setiap bibirnya serasa ingin meneguk sebanyak-banyak ludah pasangannya.

    Desah-desah yang dalam saling bersambut. Kecipak bibir yang terkadang lepas dari gigitan atau sedotannya sering nyaring terdengar. Kedua wajah haus itu saling memilin berputar sedikit untuk meraih posisi nikmat.

    Cerita Sex Tetangga – Mas Diranlah yang memulai melepas pagutan. Dia sedikit undur dari lubang nikmat itu. Dia susulkan tangan kanannya menerobos dinding. Mas Diran mengulang kenikmatan kemarin. Kembali meremasi buah dada Larsih.

    Larsih sedikit merana karena lepasnya bibir Mas Diran tetapi dia tidak protes. Dia kini menyambut tangan Mas Diran pada susunya. Dia juga ingin kembali merasakan apa yang telah dia dapatkan kemarin. Dia ingin rasakan kembali remasan tangan tangan Mas Diran pada bagian-bagian peka pada tubuhnya. Dia bahkan menuntun tangan Mas Diran untuk menyentuhi puting susunya.

    Uhh, jari-jari kasar inii.. Langsung memberikan nikmat dengan menyentuhku, demikian desah Larsih sambil matanya merem melek merasakan remasan jari-jari kasar Mas Diran pada kulit buah dadanya yang lembut dan mulus itu. Kemudian saat jari-jari itu memilin putingnya,

    “Aduuhh.., maass.. Aku nggak tahan mass.. E.. Ee.. Nak bangett, maass.., amppuun..”.

    Mas Diran sangat menyenangi jeritan siksaan nikmat dari mulut Larsih itu. Pilinan pada putingnya semakin di putar-putar dan pelintir kecil. Terdengar nafas Larsih yang sangat memburu. Mas Diran tahu betapa nikmat yang kini melanda syahwat Larsih. Tangan Mas Diran juga merabai ketiaknya,

    “Dik Larsih, Mas pengin menciumi ketiak Dik Larsih inii.., Mas pengin menjilati susu Dik Larsih..”.
    “Mas pengin menggigit-gigit pentil inii diikk.., Mas pengin melumat-lumat ketiakmu, Diikk..,” demikian erang dan rintih Mas Diran yang berkesinambungan.

    Larsih sangat tersanjung dan nikmat mendengar suara Mas Diran itu. Gelora nafsunya terbakar hebat. Rasa haus yang sangat tiba-tiba menyerang tenggorokkan Larsih,

    “Aku haus, Maass.., akuu hauss.., Mas Diran..,”

    Dia renggut tangan Mas Diran dari remasan susunya. Dia kembali mengulum jari-jari kasarnya itu dengan penuh nafsu. Larsih juga mulai menggigit penuh gereget pada batang-batang jari itu. Entah dalam bayangan erotis macam apa, batang-batang jari kasar milik Mas Diran itu ternyata memberikan saluran akan obsesi syahwatnya. Lidah dan ludah Larsih melumat dan membuat kuyup jari-jari itu.

    Mas Diran merasakan betapa semakin histeris perempuan yang istri tetangganya ini. Sementara itu dia juga merasakan penisnya semakin menuntut untuk dipuaskan. Nalurinya melihat dan mengatakan bahwa Larsih bisa memberikan jalan menuju kepuasan itu.

    Seperti mengalir begitu saja, tiba-tiba Mas Diran ingin bangun berdiri. Dia seakan tahu apa yang diinginkan Larsih. Dia tarik cepat tangannya dari mulut Larsih dan keluar dari lubang itu. Seperti rasa haus anak bayi yang belum tersembuhkan, tetapi botol minumannya telah direnggut dari mulutnya, begitulah perumpamaan bagi Larsih yang kembali kecewa saat tangan dan jari-jari Mas Diran di tarik dari kulumannya,

    “Aacch, Maass.., Mass, toloong, Mas Diraann.., aku hauuss bangeett Maass..,” Larsih merana seperti hendak menangis sambil mengasongkan wajah dan bibirnya ke arah lubang nikmat itu. Tidak lama, tiba-tiba tangis dan iba Larsih mendapatkan sentuhan. Jari-jari kasar Mas Diran kembali menyentuh hendak meruyak bibirnya. Bibir haus Larsih langsung mencaploknya. Tetapi kenapa jari-jari ini jadi cepat membengkak?

    Dan, aahh.. Kok ada bau lelaki yang sangat kuat.., sepintas bau yang mengingatkan saat bersebadan dengan Tono suaminya..

    Dengan sedikit heran Larsih mundur sesaat dari celah nikmat itu. Dia kaget saat mengetahui apa yang barusan dicaploknya. Sebuah batang dengan ujung berbentuk bongkahan licin mengkilat dan berwarna merah kecoklatan. Dan.. Larsih langsung tahu bahwa itu adalah kemaluan Mas Diran. Edaann..

    Larsih tidak menduga kalau Mas Diran akan mengasongkan penisnya untuk dia kulum ke mulutnya. Tetapi itulah rupanya yang Mas Diran inginkan.

    “Iseplah Dik Larsih.., aku pengin banget Dik Larsih mengisep inii.., ayyoo, dikk, Mas pengin merasakan mulut Dik Larsih..,”

    Aah.. Bagaimana aku bisa menolak permintaan Mas Diran. Aku sendiri sangat kehausan untuk menyalurkan keinginan seksku, demikian suara batin Larsih. Dia mencoba mengamati batang dan kepala penis Mas Diran. Duh, bukan main.. Kemaluan lelaki itu sangat mempesonanya. Mata Larsih yang indah itu belum pernah menyaksikan kemaluan lelaki selain kecuali milik suaminya. Matanya belum pernah melihat penis segede dan setegar itu.

    Kenapa kepalanya sebegitu mengkilat seakan menahan tekanan yang sangat kuat dari dalamnya..? Bukankah karena Mas Diran sangat mendendam birahi padanya??

    Dan itu, lubang kencingnya yang besar menganga, nampak ada cairan bening yang meleleh keluar. Itukah yang namanya pelumas? Cairan yang hanya keluar saat birahinya terangsang??

    Larsih masih terbengong saat Mas Diran kembali mengasong-asongkan kemaluannya dan minta agar Larsih mengulum dan mengisepnya,

    “Ayyoo, Dik Larsih.., Mas pengin Dik Larsih menciumi dan menjilati inii.., ayoo, diikk..”.

    Bisik rintih dari balik dinding yang berulang-ulang diperdengarkan oleh Mas Diran. Merasa terdorong oleh rasa iba, tanpa sadar sepenuhnya tangan Larsih langsung meraih batang gede dan hangat itu untuk digenggamnya. Ah, bagi tangannya batang ini tak begitu asing. Bukankah kemarin siang Larsih telah mengurut-urut dan mengocokinya hingga cairan kentalnya tumpah.

    Tetapi kini, oohh, .. Lihatlah, dengan matanya betapa Larsih bisa melihat urat-urat kasar melingkar-lingkar di sekujur batang itu. Dan lihatlah betapa kencang dan mengkilat kepalanya karena mendendam birahi.

    Lihatlah betapa sangat mempesona dan menantang lubang kencing ini. Tak pelak lagi, Larsih menjadi histeris menyaksikan apa yang kini dalam genggamannya. Dengan histeris pula, sambil setengah menutup matanya mukanya kedepan dan mengusapkan ujung kemaluan Mas Diran itu ke wajahnya.

    Ujung kemaluan yang melelehkan lendir pelumas itu diusapkannya ke pipinya. Sepintas hidungnya juga mengendus untuk menangkap aroma kemaluan Mas Diran itu. Ooohh, .. Sedap sekali.

    Ahh, Mas Dirann.. Biarlah aku memuaskan kehendak syahwatmu. Biarlah aku ciumi dan kulum kemaluanmu yang mempesonakan ini. Biarlah aku jilat dan bikin kuyup dengan ludahku batang yang tegar dan panas ini. Sinilah, biar kuisep-isep dengan sepenuh nikmat birahiku..

    Dan.. Genjotlah maju mundur penismu ke dalam mulutku. Goyangkan pantatmu, Mas Diran. Begitulah racau batin Larsih yang mengalir berkesinambungan. Larsih semakin lupa diri. Sambil jari dan tangannya memilin-milin dan memijit batang kemaluan itu, mulutnya yang kini terisi penuh oleh ujung penis yang gede dan berkilatan itu nampak bergerak memompa. Larsih melakukannya dengan merem melek.

    Kemudian ganti, lidahnya bergerak menjilat dari pangkal batangnya hingg ujung lubang kencing kemudian dengan bibirnya yang mengecup-ecup. Dia merasa seperti terbang ke awang nikmat yang tak bertara. Larsih menemukan dambaan dan obsesinya. Larsih larut dalam prahara nafsu seksualnya.

    Jangan tanyakan bagaimana Mas Diran dilanda gamang syahwat dari celah dinding rumah kontrakannya yang disebabkan isepan mulut mungil Larsih itu. Jangan tanyakan bagaimana Mas Diran langsung terlempar ke pucuk-pucuk kepuasan libidonya. Jangan tanyakan betapa Mas Diran merasa mendapatkan jawaban atas keresahan dan impian erotisnya pada Larsih selama ini.

    Dan walaupun ada dinding pembatas, tetapi kini Larsih impiannya itu ada di depannya. Larsih, istri tetangganya yang meresahkan syahwatnya selama ini sedang meciumi, menjilati dan mengulum penisnya. Dan itu tak seberapa lama..

    Kenikmatan tak bertara itu langsung mendongkrak nafsu birahi Larsih dan Mas Diran. Larsih yang menjadi sangat histeris menjilat, mencium, mencaplok, mengulum dengan penuh gereget kemaluan Mas Diran. Dan sebaliknya Mas Diran yang mendapatkan limpahan histeris birahi Larsih hingga syahwatnya menjadi terpacu. Kandungan spermanya terangsang untuk cepat menyemprotkan air maninya keluar.

    Saraf-saraf peka di seputar selangkangan Mas Diran berinteraksi dan tak mampu bertahan. Urat-urat yang menyalurkan sperma dari kandangnya mulai berdenyut memompa keluar. Mas Diran merasakan air maninya mau muncrat. Pada Larsih dia teriak dalam bisiikan,

    “Dik Larsih.., a.. Ak.. Kku.. Mm.. Mauu.. Keluaarr.., niihh. Booleehh..”.
    “Ayyoo, Mass.., inilah yang kutunggu..,” demikian suara batin Larsih.
    “Bantuin Dik. Tolong sambil dikocok-kocok.., tolong Dik Larsihh..”.

    Kemudian serta merta Larsih meningkatkan rangsangannya pada kemaluan Mas Diran. Tangannya mengocok dan menguruti batangnya sambil ditusuk-tusukkannya ujung ludahnya pada lubang kencing kemaluan itu. Kemudian disapunya kepala yang mengkilat itu dengan lidahnya hingga menyentuh seputaran lehernya.

    Tak mungkin lagi dipertahankan. Mas Diran merasakan seluruh saraf-saraf di seputar kemaluannya mulai meregang untuk menjemput muncratnya air mani. Tangannya kini memerlukan ada yang dipegang. Tetapi tak ada pada dindingnya yang bisa diraih oleh tangan Mas Diran. Akhirnya dialihkannya pegangan pada sandaran kursi di dekatnya. Tangannya memerlukan sandaran itu untuk menahan getaran kenikmatan yang semakin datang menderanya. Tak mungkin lagi..

    “Aacchh.., Dik Larssihh.. Dik Larsihh.. Keluaarr..,” teriakan penuh nikmat dari mulut Mas Diran.

    Larsih merasakan seperti kemarin. Bedanya, kalau kemarin tangan kanannyalah yang merasakan kedutan besar penis ini, kini rongga mulutnyalah yang menanggung kedutan itu. Beda yang lain adalah, kalau kemarin sperma Mas Diran tumpah terserak ke segala arah, termasuk melumuri tangannya, maka kini sebagian besar kedutan-kedutan itu untuk memompa air mani yang akan muncrat dalam rongga mulut Larsih. Dan selebihnya yang dibiarkan lepas jatuh ke lengan dan tangannya, Larsih ingin kembali melulur wajah dan tubuhnya dengan air mani itu. Untuk awet muda, katanya.

    Mas Diran langsung rubuh terpuruk. Spermanya yang nyemprot keluar demikian banyaknya. Tenaga Mas Diran tersedot habis. Kini dia terbaring telanjang di ranjangnya sambil menariki satu-satu nafas panjangnya.

    Dia tidak pernah menyangka bahwa Larsih istri tetangganya itu akan minum atau makan spermanya. Selama ini dengan Murni sekalipun, Mas Diran tak pernah mau menyuruh menjilati kemaluannya. Apalagi menampung sperma di mulut macam Larsih ini.

    Tetapi Larsih ini memang terlampau ‘panas’. Dia bukan sebagaimana perempuan biasa lainnya. Larsih ini termasuk perempuan luar biasa. Benar juga kata orang, perempuan yang tampilannya macam Larsih ini akan sangat kuat dan liar saat bermain di ranjang. Perempuan yang tidak mudah dipuaskan.

    Larsih masih menyibukkan dengan lulurnya. Air mani Mas Diran telah meratai leher dan dadanya. Dia heran kenapa bisa melayani lelaki macam Mas Diran. Apapun yang Mas Diran mau dengan rela dia memberikannya. Yang masih tetap heran, kenapa akhirnya dia tanpa merasa jijik bisa minum sperma Mas Diran. Ternyata rasa sperma itu tak beda dengan telor putih ayam kampung yang sering dia dan suaminya minum sehabis mereka melakukan kewajiban suami istrinya.

    Ahh.. Aku jadi pengin minum lebih banyak, begitu pikir Larsih.

    Pada malam harinya kembali sebagaimana biasanya, Larsih menemani suaminya Tono saat makan malam.
    Secangkir kopi, kesukaan suaminya dan sepiring kacang rebus menyertai mereka bercengkerama di depan tevisi-nya. Larsih menyandarkan kepalanya pada bahu Tono. Nampak seakan tak ada hal yang serius dalam kehidupan mereka, khususnya sepanjang hari itu.

    Tono tidak melihat hal-hal yang aneh di rumah tangganya. Larsih mencoba mengamati lubang yang kini bisa terkuak lebih lebar itu. Tak ada hal yang mengkhawatirkan. Sesaat hatinya berdesir ketika ingat apa yang telah berlangsung melalui lubang itu di siang hari tadi.

    Pada pagi hari esoknya, hal-hal rutin kembali berjalan. Larsih mengantarkan hingga ke pintu depan saat melepas suaminya berangkat kerja. Demikian pula Mas Diran, melepas Murni sambil menutup pagar halamannya.

    Ketika mereka perhitungkan Tono maupun Murni sudah cukup jauh dari rumah, kembali mereka bergegas menuju ke lubang dinding. Dialog yang menembus dinding antara Larsih dan Mas Diranpun dimulai.

    “Dik Larsiihh.., Mas kangen banget nihh..,”
    “Mana pipi indahmu?? Mana bibir indahmu??,” rayuan Mas Diran mengalir.

    Dengan hanya bercelana pendek ‘hot pant’, Larsih mendekat ke dinding.Mereka kembali saling pandang melalui lubang itu kemudian berpagutan. Bermenit-menit mereka saling gigit, sedot dan jilat. Mereka saling minum ludah lawannya. Segala gaya dan cara sebatas kemungkinan yang bisa dilakukan melalui lubang itu, mereka lakukan.

    “Mass.., lubangnya bisa lebih gede lagi, nggak, siihh..,”
    “Aku pengin lebih lebar lagi. Jadinya kita bisa puaass.. Banget,” rajuk Larsih pada Mas Diran.

    Mas Diran tahu, itu adalah isyarat hausnya syahwat Larsih. Mas Diran tahu, dengan lubang yang lebih lebar hubungan antar kelamin bisa dilakukan lebih maksimal. Dia juga menginginkan hal yang sama. Mas Diran mencoba mengamati dinding itu.

    “Sana Dik Larsih bikin kopi dulu buat Mas, nanti aku cari akal supaya lubang ini lebih leluasa tanpa kelihatan oleh orang,” Mas Diran sudah terbiasa menyuruh Larsih. Entah yang bikin kopi, atau nggoreng nasi, atau bikin sambel kecap dan sebagainya.

    Kemudian dia mencari peralatan di kotak raknya. Dia patahkan lembaran dinding itu lebih ke kanan, tanpa membuatnya lepas dari ikatannya. Dia tempelkan sedikit kertas dengan lemnya sehingga bisa berfungsi seperti engsel pintu. Dia tunjukkan pada Larsih patahan itu dan kemudian membuka lubangnya. Wwoo.., ini mah macam pintu saja, demikian surprise yang dirasakan oleh Larsih.

    Sebuah lubang dinding selebar kurang lebih berukuran lebar 40 cm dan tinggi 30 cm dengan mudah dibuka maupun ditutup tanpa kelihatan menyolok oleh siapapun. Tetapi mereka sepakat, setiap sore akan menutup dengan tempelan koran untuk menghilangkan jejak sama sekali. Memang jadi sedikit repot, tetapi biarlah, yang penting aman.

    Mereka langsung mencoba perdana lubang itu. Kini kepala Larsih atau kepala Mas Diran bisa nyeplos ke kamar sebelahnya. Mereka tertawa senang. Kini Mas Diran bisa melihat betapa Larsih sangat seksi dengan ‘hot pant’nya.

    “Sini, Dik.. Aku mau sun ini, ya..,” dia raih pinggul Larsih untuk didekatkan ke depannya. Kemudian wajahnya berusaha melekat ke selangkangan istri tetangganya itu.

    Larsih tertawa tertahan karena kegelian. Dia menggelinjang. Tetapi Mas Diran tidak berhenti disitu. Kini tangannya bisa meraih dan melepasi kancing-kancing ‘hot pant’ Larsih. Dan ditariknya turun ‘hot pant’ itu hingga tinggal celana dalamnya saja yang tinggal. Mas Diran langsung kembali melekatkan wajahnya ke celana dalam itu. Dia mencoba mengendusi vagina Larsih.

    Hidungnya menangkap semburat bau kencing pada vagina itu yang membuat birahinya langsung bangkit. Larsih sangat tersanjung. Bibir dan dagu Mas Diran yang menyentuhi pangkal pahanya membuat nafsu birahinya terdongkrak. Dia meremas kepala Mas Diran sambil mendesah berat,

    “Duuhh.. Mmaass.. Maass..”.

    Mas Diran belum puas juga. Ditariknya hingga celana dalam itu hingga lepas dari tempatnya.
    Kini nampak vagina Larsih yang diselimuti bulu-bulu lembut itu. Kembali diraihnya pinggul Larsih. Dan dibenamkannya wajahnya ke selangkangannya. Kini lidahnya menjulur untuk menjilat-jilat.

    Larsih merasakan jilatan Mas Diran pada kemaluannya. Dia tidak pernah membayangkan Mas Diran mau dan rela menjilati vaginanya yang tentu bau pesing itu. Sekali lagi dia sangat tersanjung. Suaminya, Tono tak pernah mau melakukan itu.

    Rasa nikmat saat lidah menyentuhi bibir vaginanya membuat nafsu birahi Larsih langsung membara di pagi hari itu. Dia ingin Mas Diran mau menjilat untuk lebih merangsangnnya lagi. Dia tarik kursi plastik di sampingnya. Dia angkat satu kakinya ke atas kursi itu. Selangkangan Larsih langsung terbuka dan memudahkan Mas Diran lebih merasuk ke dalamnya.

    Kenikmatan yang melanda membuat tangan Larsih langsung kembali meremasi kepala dan rambut Mas Diran. Dia mendesah sambil menggoyang pantatnya, mendorong-dorong menjemput jilatan dan sedotan bibir Mas Diran.

    Mas Diran merasakan betapa legit vagina Larsih. Mungkin Tono jarang menikmati vagina istrinya ini. Urat-urat bibir vagina itu masih sangat kencang. Dan saat terlanda birahi vagina ini menunjukkan betapa kerasnya remasan dinding vaginanya. Walaupun cairan birahinya terus mengalir, ternyata lidah Mas Diran tak mampu menembusinya. Penis Mas Diran ngaceng. Dia membayangkan betapa nikmatnya kalau kemaluannya bias menembusi vagina istri tetangganya ini.

    Mas Diran mulai melakukan ancang-ancang. Dia ingin Larsih benar-benar menggelinjang hingga pada akhirnya dia minta agar Mas Diran memasukkan kemaluannya ke liang vaginanya. Tangan Mas Diran mulai menyertai bibirnya mengolah saraf-saraf peka pada vagina itu.

    Dengan lidahnya lebih memusatkan jilatan pada kelentit atau klitoris Larsih, jari-jari tangannya yang kukuh mulai melakukan penetrasi pada lubang vagina Larsih. Jari-jari yang gede dan kasar itu sangat menggelitik saraf-saraf dinding vagina yang memang telah lama menantinya. Larsih merasakan betapa dinding-dinding lubang vaginanya mencengkeram erat-erat jari-jari Mas Diran. Duuhh.. Rasaya aku nggak tahan banget, niihh.., begitu desah pelan Larsih. Saat jari-jari itu mengocok-ocok kemaluannya Larsih berteriak histeris,

    “Mas Diran, Mas Diran, Mas Diran.. Ampuunn.. Larsih nggak bias tahaann.. Aammppuunn..”.

    Merasa upayanya nampak berhasil Mas Diran semakin mempercepat kocokkan sekaligus membuat variasi dengan juga mengaduk putar jari-jarinya hingga seluruh dinding kemaluan Larsih tersedak jari-jari kasarnya itu.

    Tak ada ampun lagi. Larsih cepat melakukan perubahan posisi. Dia tarik lepaskan jari Mas Diran dan kemudian dengan kedua tangannya dia menggeret meja makan untuk dipepetkan ke lubang dinding itu,

    “Mas Diran, aku pengin banget merasakan yang lebih gede.. Aku pengin penis Mas Diran menusuki vaginaku. Ayyoo, maass..,” Larsih tak mampu memilih kata-kata lagi. Keinginannya dia lontarkan secara vulgar kepada Mas Diran sambil dia naik dan kemudian telentang ke meja makan itu.

    Dia mengangkat kedua kakinya sambil menghadapkan vagina dan pantatnya tepat pada arah lubang dinding itu. Dia melipat kakinya hingga pahanya menyentuh dada. Dari balik lubang dinding, kini Mas Diran menyaksikan citra 3 dimensi melalui lubang ukuran 40 cm X 30 cm. Citra 3 dimensi itu adalah vagina Larsih yang muncul dengan mulus dan sangat menantang sanubari dan birahinya. Vagina itu nampak basah. Tetapi walau basah rupanya tak mampu untuk menutupi hausnya tusukkan penisnya. Vagina Larsih yang tampak macam ini sangat membakar syahwat Mas Diran. Dan inilah puncak dari usahanya.

    Larsih yang istri tetangganya itu kini telah benar-benar menyerahkan kekayaannya yang paling rahasia. Larsih kini benar-benar menyerahkan kehormatannya padanya. Larsih telah menyerahkan vaginanya untuk memuaskan penisnya. Dengan penuh pengendalian tempo dan perasaannya, Mas Diran mendekatkan bibirnya.

    Dia ingin Larsih benar-benar tersiksa oleh prahara syahwatnya. Dia ingin istri tetangganya itu benar-benar memohon agar penisnya menembusi gua garbanya. Menembusi liang vaginanya dan menggaruk-garuk dinding-dindingnya.

    Mas Diran melumati kemaluan Larsih. Dia mencium dan menjilat kemaluan yang menantangnya itu, seperti saat dia sedang mencium dan melumati bibirnya. Bibir vaginanya dia rasakan seperti bibirnya. Klitorisnya menjadi lidahnya. Dan cairan birahi yang mengalir deras itu dia anggap ludahnya. Dia lahap semua dengan penuh kerakusannya.

    Larsih histeris. Mas Diranlah yang membuat Larsih histeris. Larsih tak berdaya. Tangannya tak bisa menjadi sarana untuk melampiaskan kegatalan nikmat yang kini bak puting beliung melemparkan dan menenggelamkan dirinya ke dalam lautan nikmat yang tak bertara. Tangannya menggapai angin mencari sesuatu yang bisa diremas-remas atau di cabik-cabik. Yang akhirnya dia bisa raih adalah buah dadanya sendiri.

    Larsih dengan sepenuh emosi syahwatnya nampak seakan-akan hendak merobek atau mencabik-cabik susunya. Seakan-akan dia ingi mencopoti puting-putingnya. Kegatalan yang luar biasa itu membuat dia kelabakan dan memohon dalam tangisannya,

    “Ampunn, Mass.., ampuunn.., ayoolahh Mass.. Cepat masukiinn.., ampunn..”.

    Tangisan itu belum juga menyentuh hati Mas Diran. Tetapi keindahan sensual yang memancarkan nafsu syahwat luar biasa dari vagina Larsih ini sangat sayang untuk dilewatkan. Bibir dan lidahnya masih menikmati pancaran sensual itu.

    Bahkan lidahnya kini berusaha menembusi lubang sempit vagina Larsih. Lubang yang menebar aroma vagina dari seorang perempuan yang istri tetangganya itu. Tangisan Larsih justru menambah semangat birahinya untuk melanjutkan jilatan dan sedotannya.

    Tangan Mas Diran kembali melakukan rangsangan. Kalau tadi jari-jarinya menusuki lubang vagina, kini jari-jari itu mulai merambah lubang anus Larsih. Dia memang belum menusukkan ke anus itu. Tetapi elusan-elusan kulit kasarnya mengakibatkan Larsih tak lagi mampu mengendalikan desahannya. Dia tak lagi membisik. Desahan yang keluar dari mulutnya bukan tak mungkin terdengar dari ruang Mak Sani. Untungnya sampai saat ini Mak Sani belum pulang dari rumah anaknya.

    Penis Mas Diran benar-benar telah menegang dalam ukurannya yang maksimal. Pada saat birahinya ada di puncak tertinggi macam sekarang ini, penis itu tegak kaku mengarah naik sekitar 60% mencuat ke atas. Batangnya bergeligir penuh dengan otot yang memompa darahnya. Otot itu melingkar-lingkat sejak dari batas leher hingga ke pangkal kemaluannya.

    Kepala penisnya berkilat-kilat seakan hendak meledak menahan desakan birahi dari dalamnya. Lubang kencingnya yang sangat menantang untuk jilatan lidah para perempuan terus menerus mengalirkan cairan birahi yang siap untuk melumasi vagina Larsih yang telah siap ditembusinya.

    Dibawah batangnya bijih pelirnya nampak menggelantung, dengan bungkus kulitnya yang membulat dengan penuh kerur-kerut bak bundaran bijih salak muda yang baru dipetik. Siapapun yang melihatnya pasti tergoda untuk memainkan kuluman bibir atau jilatan lidah pada bijih pelir Mas Diran itu.

    “Amppuunn, Mass.., Larsih bisa jantungan Maass.., masukin Maass.. Aku rindu penismu Mas Diran.., mana penismu.. Mana penismuu..??,” Larsih sudah semakin tak mampu lagi menahan kata-kata vulgarnya. Dia benar-benar telah berada di ambang kritis yang harus diatasi oleh Mas Diran.

    Dan Mas Diran kini memahami. Dia juga puas mendengar ucapan Larsih terakhir itu. Mas Diran menikmati betapa Larsihlah yang minta agar kemaluannya merasuki gua garba penuh kenikmatan yang dimiliki istri tetangganya itu.

    Larsihlah yang memohon agar penisnya menusuk vaginanya.

    Kini Mas Diran bergerak pasti. Bibir dan lidahnya meninggalkan sedot dan jilatannya. Dia bangun dan mengatur posisinya. Dia sedikit bergeser ke depan sambil mengarahkan penisnya yang ngaceng kaku itu ke lubang kemaluan Larsih. Dia tuntun ujung penisnya yang berkilatan itu untuk menyentuh vagina Larsih yang sudah demikian haus menunggunya.

    Bibir vagina itu nampak menegang dan juga memancarkan sedikit kilatan yang disebabkan dorongan darahnya yang menekan ke arah permukaannya. Saat kepala itu menyentuhnya, Larsih terlonjak. Dia tahu situasi di balik dinding itu telah berubah. Dia tahu Mas Diran telah siap menusuki lubang vaginanya. Dia tahu bahwa sebentar lagi kenikmatan yang tak terkirakan akan melandanya.

    Dia tahu dan telah siap apabila Mas Diran akan menonjok-nonjokkan kemaluannya pada bibir vaginanya untuk bisa mulus menembusinya. Dan itulah yang terjadi. Kepala penis Mas Diran terasa mulai menekan. Bibir vagina atau gerbang vaginanya yang sudah demikian menanti seakan kini menjual mahal. Bibir itu tidak demikian saja mengijinkan penis Mas Diran masuk. Bibir itu seakan merapatkan barisan untuk menahan serbuan penis.

    Bibir itu merapat dan membuat lubang vagina menyempit. Itulah kenikmatan luar biasa yang mengawali penetrasi seorang Mas Diran ke vagina Lastri istri tetangganya yang binal ini. Berkali-kali tonjokkan penis itu dilakukan. Berkali-kali serbuan penis dilancarkan hingga akhirnya mulai terkuak. Lubang vagina Larsih mulai memberi kesempatan dan melepas sedikit demi sedikit cengkeramannya. Gerbang vagina memberikan ruang hingga kepala penis Mas Diran melesak masuk hingga batas lehernya.

    Bagi Mas Diran hal ini sudah sangat cukup. Upaya berikutnya tak terlampau sulit. Dikocok-kocokkannya kepala penisnya pada ruang sempit itu hingga cairan birahi Larsih tak lagi terbendung. Kocokkan-kocokkan itu menghasilkan dinding pertahanan vagina jadi sangat licin. Dan kondisi licin macam itulah yang membuat vagina Larsih benar-benar tak mampu menahan desakan penis Mas Diran.

    Dari balik dinding Larsih seperti kemasukan setan. Tangan-tangannya yang terus membetoti susunya dan menarik-nark serta memilin puting-putingnya kini disertai kepalanya yang terus bergoyang kekanan dan kekiri. Goyangan kepalanya itu demikian histeris hingga rambut-rambutnya awut-awutan terlempar sana-sini.

    Tonjokkan penis Mas Diran telah membuat Larsih sama sekali kehilangan kontrol diri. Dia tak mampu lagi membendung banjirnya cairan pelumas pada bibir vaginanya. Dia kini merasakan betapa senti demi senti batang kemaluan Mas Diran menembus gerbang vaginanya.

    Dia kini merasakan betapa dinding-dinding vaginanya mulai mencengkeram dan menghambat setiap senti batang penis Mas Diran untuk bergerak maju menembus lubangnya. Larsih merasakan betapa cengkeraman dinding vaginanya itu membuahkan nikmat syahwat yang tak terhingga. Saraf-saraf peka yang menebar di seluruh permukaan dinding itu melakukan interaktif dan menjemput nikmat dengan remasan-remasannya.

    Mas Diran yang merasakan cengkeraman vagina Larsih terkadang justru melambatkan atau menghentikan sama sekali dorongan penisnya untuk menembus lebih ke dalam. Dia ingin menikmati betapa cengkeraman itu menjadi empotan yang meremas.

    Saat saraf-saraf itu berusaha menahan, terjadilah pegangan erat pada batangnya. Tetapi itu hanya sesaat. Berikutnya pegangan itu pasti kendor dan melemah sebelum kembali memegang erat. Siklus itulah yang membuat rasa empot-empot pada batang penis Mas Diran.

    Tetapi semua itu hanyalah sebuah ‘awal’ atau ‘pembukaan’. Penis Mas Diran akan terus bergerak maju. Dan vagina Larsih akan terus menghisap masuk bak rahang ular piton yang menelan mangsanya dan tak mungkin melepaskannya. Pantat Larsih menggoyang untuk menjemput dan melahap ‘mangsa’-nya itu.

    Pantat Larsih juga menggoyang untuk mengurangi derita nikmat yang melandanya. Pantat itu menggoyang seirama dengan gerak laju penis Mas Diran yang terus bergerak menembus vaginanya. Dan apabila ‘pembukaan’ itu telah lewat, maka yang dirasakan Larsih kini adalah sebuah benda panas dan sangat kenyal memenuhi rongga vaginanya. Tak ada celah kosong sejak gerbang hingga mentok ke dinding rahimnya. Batang itu dengan sesak menembusi lorong penuh nikmat milik Larsih.

    Sesak itu terjadi karena ada dua arah penyebabnya, yanitu batang kemaluan Mas Diran yang sangat gede dan dinding vagina Larsih yang mencengkeram, menyempit dan menjepit. Tetapi anehnya tak ada satupun yang merasa dirugikan. Mas Diran dan Larsih justru menemukan nikmat dari apa yang kini sedang berlangsung itu.

    Kini kembali Mas Diran membuat kemaluannya diam tanpa gerak dalam kepadatan ruang vagina Larsih. Ujung penisnya merasakan dinding batas. Itulah dinding rahim Larsih. Kemudian vagina Larsih itu dengan cepat mengempot-empot meremasi batang penisnya. Larsih kembali lagi mengoyang-goyang pantatnya. Dia dilanda rasa gatal yang sangat. Dia ingin penis Mas Diran mulai menarik dan mendorong. Dia ingin merasakan pompaannya kemaluan gede dan panjang milik Mas Diran itu. Dia ingin merasakan gosokan atau gesekan batang penis dengan dinding-dinding lubang vaginanya.
    Dan terjadilah. Mas Diran mulai pelan menarik. Hanya setengahnya. Kemudian kembali mendorong hingga mentok ke dinding rahim.

    Kemudian diulanginya route itu berkali-kali. Setiap kali Mas Diran menambah kecepatan. Dan pada setiap tusukkan maupun tarikan desah dan rintih Larsih menyertai dengan penuh iba derita nikmat.
    Dan saat penis Mas Diran mulai memompa dengan ritmis dan tempo yang semakin sering, kedua orang itu saling memperdengarkan desahan dan nafas-nafasnya yang memburu.

    Dan saat pompaan semakin sering dan cepat yang mengakibatkan meja makan Larsih berderit-derit, serta dinding penuh syahwat pembatas kamar mereka berderak-derak, mulut Larsih dan Mas Diran memperdengarkan suara konser desah dan rintih penuh irama. Jangan tanya lagi tentang racauan. Semua kata-kata vulgar tumpah berserakan mengalir dari kedua mulut yang asyik masyuk itu.

    Pada ghalibnya semua yang ada ‘pembukaan’ memang harus diikuti dengan ‘akhiran’. Dan siapa atau apapun saat menyongsong titik ‘akhiran’ itu selalu berusaha menumpahkan semua beban-beban agar pada ‘pemberhentian’ nanti bisa berlangsung lunak, menyeluruh dan tuntas.

    Saat Mas Diran merasakan betapa air maninya tak mungkin bisa terbendung, dan kini tengah merambati saraf-saraf disekitar kemaluannya untuk muncrat, dia menengadahkan wajahnya ke langit-langit. Dia memusatkan seluruh dirinya untuk menyambut muncratnya spermanya. Dia merasakan betapa nikmat dan legitnya vagina Larsih yang kini sedang dalam pompaannya.

    LarsiHPun menghadapi kenyataan yang sama. Kerinduan berbulan-bulan yang ditanggungnya, kemudian pula limpahan birahi tak tertahankan selama hari-hari terakhir ini menggiring dirinya untuk menapaki orgasme yang memang jarang dia dapatkan. Dia merasakan sebuah sensasi erotik yang luar biasa saat penis Mas Diran merasuki ruang sempit lubang vaginanya.

    Dia merasakan betapa dinding-dindingnya yang penuh saraf peka begitu mencengkeram untuk merasai betapa penis itu memberikan nikmat tak bertara pada dirinya. Dia kini merasakan tonjokkan yang semakin cepat dari kemaluan Mas Diran. Dia merasakan bahwa Mas Diran sedang mendekati muncratnya air maninya ke haribaan kemaluannya.

    Dia merasakan betapa desahan Mas Diran tak lagi mampu menahan puncratan itu. Bak kuda betina yang sangat binal dan liar Larsih berusaha menggantikan atau mempercepat pompaan Mas Diran. Meja makannya terdengar berderit-derit menahan gerakan Larsih yang menerima dorongan Mas Diran maupun karena goyang yang dia buat.

    Larsih ingin air mani Mas Diran nyemprot di dalam vaginanya. Larsih merindukan sperma yang panas melaburi dinding vaginanya. Larsih menginginkan Mas Diran melampiaskan dendam birahinya dalam sekapan lubang vaginanya dan menyirami dinding rahimnya. Mas Diran merasakan saat puncak itu tak jauh lagi. Dia merasakan betapa air maninya mengaliri dan merambati otot-ototnya menuju pintu akhir untuk tumpah. Ahch, aacch.., akhirnya..

    Tangan-tangan Mas Diran menggapai dinding-dinding datar itu. Dia cakar-cakar tambelan koran-koran yang berkelupasan. Dia remasi serpihannya. Air mani Mas Diran muncrat tak terbendung.
    Penisnya berkedutan memompa keluar cairan kentalnya. Dia berteriak tertahan. penisnya lebih dia benamkan dengan menekannya kuat-kuat ke dinding rahim Larsih.

    Sementara Larsih menerima apa yang berlangsung dengan tampilan lebih histeris. Orgasmenya sendiri ternyata hadir membarengi semprotan air mani Mas Diran. Kedutan penis Mas Diran dalam kemaluannya disambut dengan semprotan hangat cairan birahinya. Betotan tangannya pada buah dadanya mengencang seakan hendak mencopot susunya dari tempatnya.

    Bibirnya menggigit bibirnya sendiri hingga terluka dan mengalirkan darah kecil. Pantatnya berputar-putar seakan ingin menelan seluruh kemaluan gede Mas Diran itu. Cairan birahi Larsih terus bertumpahan. Dia mengalami apa yang sering orang sebut sebagai ‘orgasme beruntun’. Setiap tusukkan kemaluan Mas Diran disertai pula dengan muncratnya cairan birahi Larsih. Setiap kedutan pompa sperma Mas Diran dia timpali dengan erang dan rintih nikmat orgasmenya. Mungkin Mas Diran menyemprotkan 6 atau 7 kali air maninya. Dan sebanyak itu pula Larsih mengalami orgsame beruntunnya.

    Dan..
    Mereka langsung jatuh tersungkur begitu segalanya usai. Tubuh Larsih merosot lunglai kelantainya. Mas Diran telentang di lantainya pula. Keduanya hanya memperdengarkan nafas-nafas berat dan panjangnya sambil keringatnya yang mengucur deras untuk menyalurkan kelelahan yang tak terhingga. Nampak lubang di dinding itu menggapai-gapai kena angin dari jendela. Serpihan kertasnya yang hampir lepas melambai.

    Lubang, jendela dan serpihan kertas rumah kontrakan itu menjadi saksi betapa Mas Diran dan Larsih telah bersama-sama merengkuh nikmat syahwat yang paling nikmat sepanjang pengalaman mereka.

    Larsih masih merasakan apa yang baru saja usai. Penis Mas Diran yang demikian sesak masih meninggalkan pedih. Tetapi bukannya sesal. Dia masih ingin bangkit untuk kembali merasakan kenikmatan luar biasa itu. Kenikmatan syahwat yang belum pernah dia alami sebelumnya itu.

    Mas Diran tergolek. Dia belum bisa sama sekali melepaskan ingatan nikmat yang barusan dia alami. Masih terasakan pada batang kemaluannya, betapa vagina Larsih memijit-mijit dan mencengkeram demikian hebatnya hingga spermanya penuh tumpah pada lubang nikmat itu. Mas Diran ingin bangkit lagi untuk merasai kembali kenikmatan tak bertara itu.

    Beberapa saat kemudian..
    Larsih mengajak Mas Diran makan. Dia telah menyimpan makanan untuk makan siang berdua. Larsih telah memasak untuk suaminya yang bisa disimpan beberapa hari. Melalui lubang itu Mas Diran bersama Larsih saling bersuapan. Terkadang Larsih mengigit sepotong makanan untuk disuapkan ke gigitan Mas Diran.

    Mereka juga melaksanakan makan siang bersama dari lubang syahwat yang sama. Hari itu mereka mengulangi kenikmatan-kenikmatan yang pernah diraihnya. Mereka melakukan berbagai macam jalan nikmat yang pernah meraka lakukan melalui lubang dinding itu. Mas Diran sempat memuncratkan air maninya hingga 4 kali sampai dekat ke jam 5 sore hari itu. Sementara Larsih sudah tahu bagaimana mendapatkan ‘orgasme beruntun’.

    Entah berapa kali pula orgasme beruntun datang menerpa dan berhasil diraihnya. Sesudahnya, sesuai kesepakatan sebelumnya mereka menambal lubang dinding dengan kertas koran yang ada.
    Larsih mengembalikan letak meja makan sebagaimana sebelumnya. Meja makan dimana sebentar lagi dia akan makan malam bersama Tono suaminya.

    Demikianlah kisah ini. Selama Mas Diran kebagian gilir jaga malam, selama beberapa hari ini hingga genap satu minggu, menghabiskan waktu siangnya untuk berasyik masyuk bersama Larsih istri tetangganya.

    Hal itu kemudian berulang pula pada setiap 2 minggu berikutnya. Lubang kenikmatan itu mereka rawat dengan baik hingga tak seorangpun, baik itu Tono suami Larsih maupun Murni istri Mas Diran mencurigainya. Keadaan itu terhenti saat ada peristiwa baru. Peristiwa yang menunjukkan betapa bumi dan kehidupan di atasnya terus berputar.

    Karena prestasi kerjanya Tono ditunjuk menjadi kepala cabang kantor angkutannya di Sampang, Madura. Dalam tempo 1 minggu keluarga Tono dan Larsih sudah menempati rumah baru di Sampang. Sebuah rumah batu, lengkap dengan perabotan, kamar mandi sendiri dan kendaraan kijang bekerja. Pada saat liburan pasangan Tono dan Larsih sering berekreasi meninjau kota-kota atau tempat-tempat bersejarah yang banyak tersebar di pulau Madura.

    Dengan cepat Larsih menyesuaikan keadaan. Dia kini menjadi lebih matang. Dia mulai tahu bahwa kenikmatan bisa diraih dalam berbagai cara. Bahkan dia sering menuntun Tono menapaki kepuasan ranjang pengantin mereka.

    Setahun setelah tinggal di Madura, pasangan Tono dan Larsih dikaruniai anak perempuan yang secantik ibunya. Tono ingin anaknya nanti bisa meneruskan sekolah bapaknya hingga mencapai sarjana.

    Akan halnya Mas Diran. Dia kini diangkat menjadi pegawai administrasi dan koordinator keamanan gudang tempat dia bekerja. Mas Diran tidak perlu lagi kerja malam. Dari kantornya Mas Diran diberi kesempatan untuk mendapatkan rumah yang layak dengan kredit lunak dari bank.

    Sejak itu Mas Diran dan Murni selalu bisa menonton TV bersama, makan malam bersama dan berlibur bersama dalam suasana keluarga yang lengkap, utuh dan penuh kegembiraan.

    Akhirnya Murni hamil. Seorang bayi lelaki yang kuat dan tampan telah lahir untuk pasangan Mas Diran dan Murni. Mas Diran tidak ingin mewarisi tugas bapanya yang hanya Satpam itu. Dia ingin anaknya nanti bisa jadi Caleg dari partai favoritnya.

  • Cerita Panas Selingan Ranjangku Part 13 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Cerita Panas Selingan Ranjangku Part 13 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1559 views

    Perawanku – Beberapa jam sebelum berangkat ke hotel Shantika yg disewakan oleh teman istriku untuk kegiatan tukar guling yg akan kami lakukan, aku kembali duduk pada kursi di depan TV sambil membaca kembali yg menjadi larangan yg tidak boleh dilakukan dan intinya adalah sesuai kesepakatan antar pasangan, jadi semacam larangan yg ada bisa tidak berlaku kalau pasanganku mau melakukan. namun yg cukup digaris bawahi adalah diantaranya BDSM seperti dalam film 50 Shades of Grey, kekerasan, pemaksaan dan memperlakukan pasangan bukan seperti istri sendiri baik kekerasan verbal yg menyakiti hati mapun kekerasan fisik. Selain itu yg lainnya adalah intinya atas persetujuan pasangan masing-masing. aku masih berharap tidak melewati batas saja, karena jika ada yg sampai mengandung karena kegiatan ini maka akan jadi tanggungjawab suami sahnya.

    Waktu sudah menunjukkan pukul 18.20 malam, janjian berkumpulnya adalah pukul 19.30 di private lobby hotel Shantika, katanya nanti tanya pada resipsionis untuk diarahkan ke private lobby. kencan akan dimulai malam ini hingga selesai pada hari minggu, 2 malam yg bakal panas. istriku sedang berdandan di dalam kamar, entah apa saja yg dia lakukan, akupun penasaran untuk melihatnya.
    “wangi banget sayang”, ujarku sambil mencium lehernya.
    “hehe apaan sih mas”, ujarnya sambil dia memegangi pipiku dari depan, “kamu kok belum siap-siap”, lanjutnya.
    “perlu bawa ganti gak sih”, tanyaku. Situs Judi Online
    “kamu bawa dong buat jaga-jaga, kalau malas bawa tas, ditaruh di mobil aja, kalau butuh baru diambil, aku bawa tas ini, lumayan muat beberapa”, terangnya, yg aku tak melihat apa saja yg dia bawa.
    setelah istriku selesai berdandan, dia cukup cantik dan anggun, pakaian yg dia gunakan atasan lengan panjang sedikit longgar dan celana jeans ketat dan katanya akan menggunakan highheelsnya yg berwarna krem. lalu istriku ke dapur untuk berbicara dengan kedua pembantuku memberi instruksi terkait selama kami berdua tidak dirumah, kedua anakku justru malah senang karena bisa bermain bebas.
    aku berdandan layaknya akan bertemu my worst enemy, itu tips yg diberikan bosku saat akan bertemu dengan orang yg baru untuk memberikan kesan wow saat first impression. aku memilih menggunakan pakaian lengan panjang dan celana chinosku ditambah sepatu kulit buaya berwarna hitam kehijauanku. parfum Bvlgari aku semprotkan pada leher dan kedua ketiakku, tak lupa aku membawa parfum Bvlgariku yg lain yg berukuran travel size.

    Setelah berpamitan pada kedua pembantu dan anakku, istriku duduk pada kursi penumpang dan aku menyalakan mobil C-Classku serta memasukkan tas kecilku ke dalam bagasi dan kuarahkan jalan keluar komplek, namun sebelumnya aku berhenti pada pos satpam mengingatkankan mereka bahwa aku akan pulang hari minggu karena ada tugas diluar.
    “pak, saya dan istri ada keperluan luar kota, pulang minggu. anak-anak dan pembantu dirumah, mohon diawasi lebih ya”, ujarku sambil membuka jendela.
    “siap, ndan!!”, balasnya dengan memberi hormat.
    “pak, ini buat beli kopi dan rokok untuk kalian berempat”, ujarku sambil memberikan 5 lembar uang bergambar proklamator kita.
    lalu mobil kuarahkan pada hotel yg kami tuju, istriku hanya diam saja, begitupun juga aku, rasanya seperti akan pertama kali berkencan.
    “diem aja yang”, ujarku memecah keheningan.
    “hehe nervous mas”, balasnya singkat, yg lalu aku memegang tangannya sangat dingin, “nervous karena pertama kali aja”, lanjutnya.
    lantas setelah beberapa menit, kami tiba pada hotel yg dimaksud. hotel dengan khas warna pencahayaannya dengan berwarna kekuning-kuningan dimaksudkan agar terlihat mewah. aku memarkirkan mobilku pada basement dan berjalan menuju lobby.

    pada lobby terlihat beberapa orang lalu lalang, lalu kita disambut oleh temannya yg aku tak tau namanya, dia wajahnya sangat oriental dan badannya langsing namun payudaranya sangat besar dan menarik. turut ada disebelahnya lelaki berkacamata dengan bertubuh tegap.
    “kenalkan Mario”, ujarnya sambil mengulurkan tangannya dengan memberi senyum.
    “Heri”, balasku dengan bersalaman menggunakan kedua tangan dengan tangan kiriku diatas kedua tangan kami saat berjabat tangan, artinya adalah persahabatan.
    “Claudia”, ujar wanita yg ada didepanku tadi bernama Claudia yg tak lain adalah istri dari Mario.
    lalu beberapa saat kemudian satu pasangan lagi hadir juga, kali ini seorang pria dan istrinya yg juga berhijab, dia memperkenalkan dirinya sebagai Petra, dan aku tak berkenalan dengan istrinya. lalu Claudia, istriku dan istrinya Petra berjalan duluan untuk menuju ruangan yg dimaksud diawal. sedangkan kami bertiga berjalan beberapa langkah dibelakangnya. saat kami masuk, ternyata semua sudah ada didalam, dan semuanya sudah lengkap. akupun lantas berkenalan dengan sesama pria dan sedikitpun tidak berkenalan dengan para wanitanya, namun aku diam-diam mengamati para wanita itu. menurutku yg paling menggairahkan adalah Claudia.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    “oke ladies and gentlement, selamat datang, nerveous yah atau excited”, ujar Claudia memecah keheningan, “jadi disini saya dan suamiku yg akan membacakan beberapa rules of the game yg sepertinya sudah kalian baca semua”, terangnya dengan jelas. lantas dia sibuk membaca semua peraturannya yg isinya persis dengan yg aku baca tadi sebelum berangkat.
    “jadi untuk pembagian kamarnya….ini bagian yg paling seru”, ujar Claudia dengan sangat excited, “ini ada 12 kunci, 1 kamar ada 2 kunci, yg kunci sebelah kiri akan diambil oleh para wanita, dan yg kanan adalah para pria”, terangnya.
    “jadi nanti yg wanita akan mengambil dulu, lalu berjalan ke kamar masing-masing, baru nanti yg pria giliran ngambil”, ucapnya.
    dalam pikiranku sudah gak bisa tenang, kira-kira siapa yg akan menjadi teman tidurku untuk 2 malam kedepan, dan tentunya siapa yg akan meniduri istriku. wajahnya yg sungguh kalem dan hanya senyum-senyum disana, aku tak bisa membayangkan jika ada pria yg menumpahkan spermanya pada wajahnya selain aku.

    aku berdiri dengan para pria sambil kami sedikit berbasa-basi terkait latar belakang kita dan kenalan tentunya. namun aku bersyukur bahwa para pria ini nampaknya cowok yg lurus-lurus dan bukan tipe cowok yg doyan ngeseks atau selingkuh selain dengan istrinya.
    “hmmm tanya dong mbak, bagaimana untuk memastikan bahwa itu bukan istri sendiri?”, tanya pria yg berbaju putih polo itu, yg lalu kuketahui namanya Tama.
    “oh iya ya, bagaimana pah?”, ujar Claudia yg lalu berbisik dengan suaminya. lalu kami semua pada saling berbicara mencarikan solusi.

    “hmm gini saja ya, kalau gitu, nanti wanita ngambil satu per satu, ngambil kartu lalu ditunjukin pada suaminya kamar berapa. setelah wanita ngambil semua, gantian si pria ngambil, kalau dapat nomor yg sama, maka nanti minta tukar kartu. ingat yah, hanya ditunjukin pada suami, setelah ditunjukin pada suami, langsung jalan menuju kamar yah”, terang Claudia dengan jelas, yg lalu kami ikuti dengan manggut-manggut kepala kita, “nah, nanti aku terakhir aja, berarti cowok yg dapet kamar kosong, berarti dapat aku hihi, gitu yah paham?”, lanjut Claudia dengan sangat jelas.
    “ini dilakukan biar gak tau suaminya siapa tidur dengan istri siapa, biar tetap anynomous”, terang Mario yg sekarang aku paham.

    “oh iya hampir lupa, nanti yg wanita bawa tas itu yak”, lantas Claudia mengambil salah satunya dan mengeluarkan isinya, “isinya kondom 3 pack, 1 pack-nya isinya 6 kondom, dan tiap packnya jenis kondomnya beda-beda, ada yg biasa, adanya super tipis dan ada yg dotted. lalu ada durex pelicin, lalu obat perangsang dan obat kuat. obat perangsang ini yg warnanya pink, bisa bikin basah dan hot haha dan yg obat kuat bisa bikin keras cukup lama walau udah keluar”, lanjutnya.
    “woooooo hahhhaa”, lalu diiringi dengan riuh tawa dan canda kami semua.
    “hahaha tenang-tenang, udah jam setengah 9 nih, gimana udah siap??”, tanya Claudia pada kami semua.
    “udaaaaaaaaahhh”, teriak para pria.
    “haha yg pria semangat sekali ya”, ujar Claudia sambil tertawa lepas.

    “yauda yuk ladies, silahkan ambil kartunya dan tasnya itu”, ajak Claudia, lalu majulah wanita yg wajahnya putih kecil dan imut tak berjilbab itu, dan dia mengambil kartu yg disediakan lalu dia berjalan kearah suaminya sambil menunjukkan nomor kartunya sambil meminta cium di pipi. setelah itu, dia berjalan keluar untuk menuju kamarnya. lalu satu per satu semua wanita melakukan hal yg sama, termasuk istriku. dia menggambil kartu dan tas, lalu dia berjalan kearahku sambil memelukku meminta cium, dia menunjukkan nomer kamarnya yaitu kamar 207. hingga akhirnya semua wanita mendapat kartu dan berjalan ke kamarnya, hanya tersisa mbak Claudia.
    “mas Mario, kamu pertama sini”, lalu Mario mengambil kartu dan istrinya hanya tersenyum dan memberi ciuman. dan berjalanlah Mario menuju kamarnya.

    “siapa yg mau ngamar sama aku haha”, ujar Claudia sambil berwajah genit.
    “haha udah aku aja mbak!”, teriak salah satu pria itu dan akhirnya kami semua pada mau.
    “kasian dong yg lainnya nunggu dan gak kunjung datang pasangannya haha”, terangnya sambil tertawa.
    badan Claudia ini sungguh sempurna, paha yg tebal, perut rata, wajah cantik dan payudara yg besar, suara yg imut jadi membayangkan jika dia berada dibawahku dengan kontol tebalku mengobok-obok vaginanya.
    “yuk para pria, buruan ambil kartu”, perintah Claudia, “ingat ya yg dapet kamar kosong, udah pasti aku hihi”, ujarnya genit.
    “ddduuhhh semoga aku nih”, ujar pria yg tadi bertemu denganku di lobby.
    lalu semua pria berjalan kedepan dan mengambil kartu yg dimaksud, setelah mengambil semua berdiri dan membuka kartunya apakah nomornya sama dengan istrinya.
    “nomornya bagaimana, beda semua?”, tanya Claudia.
    “beda sih”, ujarku lalu disetujui oleh para pria yg lain.
    “yauda, havefun boys, boys will be boys, udah sana hush hush”, ujar Claudia.
    “lho mbak Claudia mau kemana?”, ujar salah satu pria.
    “mau ke resiptionis sebentar mengembalikan kunci ini”, ujarnya sambil berjalan kearah yg berlawanan dengan kami.
    lalu satu per satu para pria berjalan menuju kamarnya, ada memegangi kartuku dengan berdebar kira-kira siapa yg akan aku tiduri, yg jelas bukan istriku. aku mendapat nomor 611, entah siapa yg ada didalamnya, yg jelas bukan cowok.

    aku menuruni lift yg berada di lantai 6, aku berjalan menuju nomor kamar berdasarkan arahan di dinding dimana letak nomor kamar 611, yaitu belok kanan setelah keluar dari lift. dengan pikiran yg campur dam jantung berdebar, rasanya seperti pertama kali melakukam hubungan seks. rasanya sungguh excited dan sedikit takut.
    aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
    “KNOCK KNOCK KNOCK”, suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
    “yaaaaaaaaa”, balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
    “ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia”, pikirku dalam hati.
    dan pintu itu dibukanya dari dalam..

    (POV HERI)

    aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
    “KNOCK KNOCK KNOCK”, suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
    “yaaaaaaaaa”, balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
    “ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia”, pikirku dalam hati.
    dan pintu itu dibukanya dari dalam……….
    terlihatlah sosok wanita yg berhijab, wajahnya putih dengan kemerahan dipipinya hasil dari makeup yg dia kenakan, bodi badannya yg lebih berisi dari istriku dan tinggi badannya yg hampir setinggi diriku karena menggunakan highheels tinggi berwarna merah tua dengan model tertutup layaknya sepatu yg digunakan karyawan kantoran. highheels tidak hanya berhak pada bagian tumit, namun juga pada bagian depannya.
    “silahkan masuk mas”, ujar dia sambil mempersilahkan aku masuk. memasuki kamar hotel, bentuknya sama seperti hotel pada umumnya, setelah pintu utama, sebelah kanan terdapat pintu kamar mandi, namun lorong hingga menuju kamar panjangnya berbeda dengan hotel umumnya, maka aku menafsirkan hotel ini menawarkan kamar mandi yg luas. saat melewati dirinya, sangat terasa bau parfum yg dia gunakan, sungguh wangi. dia menutup dan mengunci pintunya saat aku sudah melewati dirinya. pada ruang utama terdapat kasur double yg cukup besar, disebelah kanan kirinya ada meja lampu dan tepat diatas kasur ada kaca yg cukup besar yg melintang sepanjang lebar kasur.

    “terimakasih mbak. hmm maaf dengan mbak siapa ya, belum kenalan tadi?”, ujarku sambil mengulurkan tanganku.
    “hmm Stella, mas. kalau mas?”, balasnya dengan sedikit malu-malu.
    “Heri”, balasku dengan singkat.
    “oh iya, hmmm silahkan duduk mas”, mintanya kembali.
    “oh iya heehe”, aku merasakan awkward sekali, sambil berjalan melihat di jendela dan melihat-lihat ruangan dan Stella hanya berdiri di pojokan di depan lorong pintu masuk sambil bingung akan bagaimana, “maaf mbak, saya akward hehe”, lanjutku sambil melihat dia.
    “hehe sama mas”, balasnya dengan tawa yg awkward.
    “sama mbak, hmmm kalau boleh tanya mbak, jadi mbak juga setuju dengan kegiatan ini?”, tanyaku.
    “hmm hehe iya mas”, balasnya dengan singkat yg diiringi dia berjalan dan duduk diatas kasur, “mas sudah pernah melakukan seperti ini selain dengan istri?”, lanjutnya.
    “belum mbak, mbak sendiri?”, tanyaku berusaha memecah keheningan, sambil aku duduk di kursi didepan kasur.
    “belum mas, pertama kali ini, nanti pelan-pelan ya mas”, ujarnya sambil menunduk.
    “iya mbak, saya juga masih amatir kok”, balasku, “udah punya momongan mbak?”, lanjutku.
    “sudah mas 2, mas sendiri?”, tanyanya.
    “sama mbak”, balasku.

    aku merasa sangat aneh, dan bingung bagaimana harus memulai, secara mbak Stella sungguh pasif dan diam saja, mungkin aku harus memancingnya dengan obrolan yg nakal.
    “hmm mbak, sebelum mulai hehe ada pantangan gak, misal enggak suka apa atau apa?”, tanyaku mulai nakal.
    “hmm apa ya mas hehe enggak ada nampaknya”, balasnya dengan malu-malu.
    lalu setelah beberapa saat melewati awkard, aku berdiri dan berjalan mendekat kearahnya dia duduk, aku mengulurkan tanganku, dia menerima tanganku dan aku ajaknya berdiri. aku memeluk badannya dengan melingkarkan tanganku pada pinggangnya, pinggul kami saling bergoyang kiri dan kanan layaknya sedang berdansa. mata kami saling pandang, kepala kami saling mendekat, dan bibir kami bersentuhan.
    “smooooccccchhhhh”, bibir lembutnya menyentuh bibirku. kami saling berciuman dengan mersa, dia sedikit membuka mulutnya, mata kami terpejam menikmati ciuman ini. lidah kami saling bertemu, nafas dia mulai bersuara. tanganku meremas pantatnya dengan nakal, namun bibir kami tak saling lepas.

    dia lalu sedikit mendorong badanku dan aku terduduk di kursi tadi. Stella berdiri tepat didepanku dengan tatapan mulai sange, dalam hatiku liar juga dia. lalu dia bertulut di depanku, dan mulai sibuk melepaskan ikat pinggangku dan celanaku, dia menarik kebawah celanaku beserta celana dalamku lalu terbukalah penisku yg sudah tersimpan.
    “woooaahh mas, ini gede banget”, ujarnya terkaget sambil tertawa kecil. aku tak menjawab apapun, lalu dia membuka mulutnya dan mulai memasukkan penisku pada mulutnya.
    “wooahh mbak Stella ahhh”, desahku saat kontolku masuk ke dala mulutnya. dia dengan lembut memainkan kontolku beserta tangannya mengurut-urut dengan lembut. setelah beberapa kali dorongan dengan memainkan lidahnya saat kontolku berada didalamnya.

    “mulutku sampai penuh mas”, ujarnya sambil tersenyum padaku
    “enak yah”, ujarku singkat, lalu dia sedikit mengangkat tubuhnya dan berusaha menelan kontolku hingga pangkalnya. mulutnya terbuka dengan maksimal, matanya terpejam berusaha fokus, nafas dari hidungnya sangat terasa di pangkal penisku, namun usahanya tidak membuahkan hasil. dia mengeluarkan kontolku kembali setelah beberapa kali mencoba memasukkan semua hingga akhirnya tersedak.
    “uhuuk..uhuuukk..uhuuukkkk hihi gak muat masuk semua mas”, katanya sambil mulutnya penuh dengan ludah.
    lalu aku memegangi dagunya, dan menariknya kearah bibirku, namun dia berusaha menolak, tapi akhirnya bibir kami bersentuhan, “smoooccchhhhh”.
    “mas, kok mau nyium aku setelah bibirku nyepongin penismu”, ujarnya setelah berciuman.
    “lha emangnya kenapa, kan gapapa”, balasku sembari berdiri dan melepas baju dan celanaku hingga akhirnya aku telanjang bulat, sedangkan Stella masih lengkap dari jilbabnya, baju lengan panjang dan jeansnya yg bewarna hitam ketat membungkus pahanya yg tebal.

    “sini mbak”, perintahku dia mengarahkan pada kasur. kedua tanganku sibuk melepas jilbabnya, terlihatlah rambut bergelombangnya sepanjang punggung bagian atas. lalu aku melepas bajunya, BH berwarna pink itu sungguh cocok menempel dibadannya. dan langsung saja aku melepas celana jeansnya saat dia terbaring dikasur, celana dalam berwarna sama dengan BH nya, model celana dalam seperti celana ini sungguh seksi di badannya. aku menarik celananya namun kesusahan karena ada heelsnya.
    “mas, heelsnya dilepas dulu”, perintahnya.
    “aku pengin kamu pakai heels”, balasku
    “dilepas dulu, nanti dipakai lagi setelah celananya lepas”, ujarnya dan aku langsung melakukannya. setelah terlepas, aku memasang kembali heelsnya, dan aku menjatuhkan diriku diatara pahanya untuk melahap vaginanya yg masih tertutup celana dalam.

    “mas Heri dilepas aja semua, biar tambah enak”, ujarnya genit, dan aku melepas semua yg tersisa dibadannya. aku lalu langsung menyibukkan diri pada vaginanya, dan Stella hanya merancu dan mendesah sambil memegangi kepalaku.
    “oh mas Heri, enak sekali mas”
    “ahh mas terus mas, jilat memek Stella mas”
    “puasin Stella mas, ooh mas enak mas awh awh awhh mas awwh”, desahnya tak karuan, aku menikmati vaginanya yg berbau khas vagina dan bersih dari bulu yg nampaknya sudah dipersiapkan sebelum kegiatan ini. klirotis dan bibir vaginanya tak ada yg luput dari jilatanku. Stella terus mendesah mendesah dan mendesah tanpa malu walau aku bukan suaminya, tangan kirinya sambil meremat susunya, kepalanya sudah khayang dan matanya merem melek keenakan. lidahku bermain pada klitorisnya sedangkan jariku sedikit membuka memeknya, yg aku juga serang bagian pintu menuju surga dunianya. badannya yg sedikit berisi membuatnya nampak sempurna saat dia telanjang ditambah dengan kulitnya yg putih, selain itu wajahnya yg nampak innocent. namun sebenarnya memiliki nafsu yg sungguh tinggi.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    “mas…”, ujar Stella dengan lembut, lalu aku menatap dia dari diantara pahanya, “Stella sudah gak kuat mas, ayo setubuhin aku mas”, ujarnya dengan nakal.
    lalu aku langsung bangkit dan bersiap untuk memasukkannya namun sebelumnya aku kembali melahap bibirnya.
    “mas, aku gak biasa pakai kondom, enak gak?”, tanya dia dengan polos.
    “aku juga belum pernah mbak”, balasku dengan jujur.
    “lha ini gimana pakai gak?”, tanya dia.
    “pakai aja mbak, biar aman”, balasku, lalu aku mengambil tas kecil yg dibagikan tadi, lalu mengambil kondom yg superthin dan aku gunakannya.
    tanpa menunggu, aku langsung mengarahkan penisku pada bibir vagina Stella. dia hanya memejamkan matanya saat ujung penisku menyentuh bibir vaginanya dan perlahan memasuki tubuhnya. dia menggerutkan dahinya saat seluruh tubuh penisku memasuki tubuhnya.
    “awwhhhh bentar mas, jangan di goyang dulu”, desah Stella sambil terus memejamkan matanya dan menggigit bibir bagian bawahanya. hampir 30 detik dia memintaku untuk diam, “ayo mas, pelan-pelan”, lanjut dia, lalu aku mulai memajumundurkan pinggulku dengan sangat pelan. aku menarik kontolku hingga ujung kepalanya dan memasukkan hingga sangat dalam.
    “awwhh panjang banget awwhhhh”
    “ehhmm enak banget mass”
    “iya mas pelan-pelan saja”
    aku menjatuhkan tumpuanku, dada kami saling bersentuhan dan Stella memelukku melingkarkan kakinya pada pinggulku.
    “mas ahhh kerasa banget sampai rahimku ahhh mass, mas agak kencengan mas…”, minta dia, lalu aku kembali bertumpu pada telapak tanganku dan masuk pada gigi 5.

    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    “awhh mass awhh mas ahh enak mass ahhh yaampun enak banget siihh ahhh ahhh ahhh”, teriak dia sungguh liar, aku terus memompa dia tanpa henti hingga pinggangku mulai mati rasa, aku terus maju dan mundur, hingga berpikir kok dia gak segera orgasme, bisa-bisa aku duluan ini.
    “masih jauh mbak Stella?”, tanyaku sambil terus memompa.
    “enggak mas, gitu terus mas ahh ahhh ahhh whhh ahhh ahh”
    aku masih pada kecepatan yg sama, Stella mulai merancu semakin kencang dan dia mulai meremas remas susunya sendiri sambil merem melek, vaginanya mulai terasa hangat dan memijat pijat. pinggul bergerak maju dan mundur layaknya piston mesin yg sedang dipacu, keringat sudah mulai keluar dari dalam pori-pori badanku. aku memandangi Stella yg innocent sedang keenakan dan aku juga ingin segera memuaskan diriku dengan memandangi dan menikmati istri sementaraku.

    beberapa saat kemudian, badannya mulai meregang, dia mulai bergeliat seperti cacing kepanasan, ototnya semakin mengencang, kakinya yg melingkar semakin mencengkramku, wajahnya jadi super sange dan akhirnya dia meledak.
    “AWWWHHHH MASSSS AWWHHHH YAAMPUUUNN AHH AKU GAK KUAAAT AHHHH AHHHH OOOWHHH AHHHH”, teriakan yg sangat keras beserta badan yg seperti kerasukan.
    “awwhhhhh Stellaaaaa ahhhhh jepitanmu enak bangeeett”, aku juga turut mendesah karena vaginanya meremas remas dengan kencang.
    “ahh hossh hoosh hoosshh istirahat bentar mas, maaf dicabut dulu ya mas”, ujar dia memintaku untuk mencabut.
    dia lalu hanya terbaring di kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal.
    “mbak, aku ambilkan minum ya”, ujarku sambil berusaha membuka bantalnya.
    “makasih mas, aku malu mas, bisa teriak sampai seperti tadi hehe”, balasnya.
    “dashyat banget ya mbak”, candaku sambil mengulurkan air padanya.
    “aku meledak mas hahahha gila, jangan cerita siapa-siapa ya mas, malu”, mintanya.
    “aman mbak, yg terjadi disini tetap disini”, balasku sambil aku mendekatkan bibirku pada keningnya.

    “mau posisi gimana mas?”, ucap dia saat dia sudah kembali mendapatkan tenaga untuk kembali bersenggama, hubungan tanpa obat kuat maupun perangsang ini ternyata juga cukup menggairahkan jika kedua insan manusia saling bisa menikmati indahnya bercinta.
    “tengkurap aja mbak, sampai aku keluar ya”, mintaku pada Stella, lalu dia tengkurap pada dadanya. dan aku memasukkan kontolku dari posisi belakang, dan kali ini Stella bisa melihat dirinya dan diriku melalui kaca yg ada di atas kasur kami.
    setelah penisku masuk, aku lalu memompanya tanpa ampun. Stella hanya memejamkan mata dan kadang melihat dirinya sedang dipompa oleh cowok yg baru dia kenal beberapa saat lalu, dia tidak mendesah, namun terus menggigit bibirnya pertanda keenakan.
    aku masuk posisi gigi sedang, udah tak mampu pada gerakan tertinggi, pinggulku sudah mau copot, keringat pada tubuhku terus bercucuran, dan Stella juga turut berkeringat. aku terus mempompanya hingga entah berapa menit, kontol tebalku ditambah lapisan tipis ini berhasil menunda aliran pejuh yg seharusnya harus segera keluar. aku sudah tak kuat dengan pinggul dan badanku, aku terus konsentrasi agar segera keluar. akhirnya yg ditunggu sudah mengantri untuk keluar.
    badanku mulai menegang, ototku jadi lebih kencang, penisku jadi semakin tebal dan Stella mengetahuinya, dia lalu melihatku yg akan orgasme melalui kaca.

    CROOT CROOT CROOT CROOOT CROOOOT CROOOT CROOOTT
    “ARRGGHHHHH ARRRGGHHHH AHHHHWWWWHHH OOWWHHHHH AWWHHH AWRRGGHHHHH”, desahku sambil bertumpu pada tanganku, aku terus menggerutu dan memompa penisku dengan perlahan hingga tetes terakhir yg tertampung pada kondom.
    “haha sampai menggerutu gitu ya mas”, tanya Stella sambil tersenyum.
    “iya mbak, pas mau keluar vaginamu malah semakin njepit”, ujarku.
    “iya mas enak yah hihi”, candanya, yg lalu aku menimpa badannya dan menciumi lehernya. lantas aku melepas kondomku yg menampung beberapa cc benih cintaku, Stella memintanya yg memainkan untuk beberapa saat dengan mencium baunya dan memasukkan jarinya pada kubangan pejuhku.
    “tadi mending di crootin dibadanku aja mas”, ujarnya dengan innocent.
    “haha next time lah, mana tau kalau kamu doyan”, balasku sambil duduk di kasur dengan wajah sedikit terlelah dan penuh dengan kerigat walau ruangan kamar ini sudah ber-AC.

    setelah selesai dengan obrolan ringan pasca seks perdana, aku memberesi kondomku dan merapikan baju kami yg tercecer untuk dilipat, Stella berada di kamar mandi untuk mencuci vaginanya dan badannya. kami berdua lalu tiduran di dalam selimut sambil pelukan diatas kasur dengan tanpa baju satu helaipun, dan mengobrolkan masalah yg ringan-ringan. hingga pada malam itu kami melanjutkan untuk nambah satu ronde lagi hingga kami baru tertidur pukul setengah 12 malam.

    keesokan harinya setelah selesai sarapan dan aku telah menyelesaikan mandi sebelum Stella. aku hanya duduk diatas kasur hanya menggunakan celana dalamku sambil nonton TV channel luar negeri menunggu Stella sedang mandi.
    setelah beberapa saat, lalu dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan semacam lingerie.
    “kok pakai baju gituan, ntar aku nafsu lho”, ujarku memuji badannya yg sungguh seksi.
    “hehe hanya bawa baju kemarin dan ini mas, masa mau telanjang”, pembelaannya. lalu dia duduk diatas kasur berada disebelahku.
    “mas, apa yg membuatmu mau ikutan ini?”, tanya Stella memecah keheningan selain suara TV.
    “diajak istri dan hmm jarang berhubungan juga mbak, istriku kurang menikmati penisku yg gede ini, kalau mbak?”, tanyaku kembali setelah menjawab.
    “sama sih mas, udah bosan mungkin aku dan suami haha, lhaah yaampun penis segede itu idaman wanita lho”, balasnya, “katanya karena apa mas?”, lanjutnya.
    “katanya kurang menikmati aja”, balasku padanya.
    “yaampun, mungkin istrimu belum tau caranya menghandle penis besar mungkin hihi”, ucapnya sambil tertawa kecil.
    “emang caranya gimana mbak?”, tanyaku penasaran.
    “seperti aku kemarin hehe di diemin dulu mas, biar memeknya penyesuaian sama biar basah dulu, penis suamiku gak sebesar kamu mas, tapi aku punya dildo yg gedenya segitu mas, tapi jangan bilang-bilang lho, awalnya juga sakit, tapi karena tau tehniknya, jadi enak banget”, terang Stella yg membuatku berpikir bahwa walau dia hijaber, namun cukup nakal juga sampai punya dildo, “ya karena bosan itu sih mas, akhirnya aku memberanikan diri beli toys seks untuk memuaskan hasrat terpendam, kadang main sendiri sampai orgasme beberapa kali hingga badan lemas hihi, tapi emang lebih enak dengan yg nyata seperti malam ini hihi”, lanjutnya dengan polos.

    pada hari sabtu ini, kami terus saling pompa dan bersenggama hingga tak dihitung lagi Stella orgasme berapa kali dan juga aku. dikarenakan volume pejuh yg keluar semakin dikit dan dikit hingga akhirnya hanya berupa tetesan saja, maka kami berani untuk tidak menggunakan kondom agar lebih intim karena kulit kontolku dan dinding rahim Stella bersentuhan. mulai posisi yg biasa hingga yg tak biasa kami lakukan dan kami eksplore. Stella wanita yg nampaknya pendiam dan pemalu, namun saat sudah diberi daging yg bernama kontol, dia seakan berubah menjadi sosok yg super liar dan nakal. pengalaman pertama berhubungan selain dengan istriku sungguh luar biasa, hubungan ini bisa melupakan sesaat apa yg dilakukan istriku pada pasangan mesumnya.

    saking tak ingin terbuang waktu untuk bercinta, untuk makan siang dan malam kami order fastfood yg diantarkan oleh Gojek, bahkan pakaian kami terus tertanggal, agar tak masuk angin, kami tak menggunakan AC namun membuka balcony selebar mungkin agar udara bisa masuk dengan bebas. keringat demi keringat, pejuh demi pejuh terus membasahi badan kami. teriakan demi desahan kami keluarkan dari mulut kami untuk menggambarkan betapa nikmatnya kegiatan tukar guling ini. selain untuk menghilangkan kebosanan namun juga untuk mengeluarkan binatang buas yg tersimpan pada tubuh kami.

    “AHHHHHHH MBAK STELLAAAA AHHHH NIKMAT BANGEEET AWWHHH OWWHHH”
    “MAS HERIII AHHHH PEJUHIN AKU TERUS DENGAN KONTOLMU YG JUMBO AHH MASSSS”, desah panjang kami menutup adegan seks terakhir pada hari sabtu, pukul 23.17 malam dengan pejuh yg tak lagi menetes dan Stella yg orgasme yg seperti harimau yg sudah tak diberi daging bertahun-tahun, lalu memakan daging. sungguh buas dan liar. aku dan Stella terbaring diatas kasur dengan telentang, badan Stella dan aku penuh dengan cairan kelamin, kontolku terlemas diantara pahaku. Stella menaruh kepalanya di pundakku dan kami mulai tertidur.

    bangun keesokan harinya, setelah selesai sarapan, kami berdua mulai untuk beres-beres sebelum dikembalikan pada pasangan masing-masing. seperti pada kesepakatan saat sebelum kami memasuki kamar masing-masing bahwa kegiatan ini akan berakhir pada hari minggu jam 10 pagi dan berkumpul di private lobby. seperti saat kami mulai, para wanita terlebih dulu berjalan ke lobby setelah 10 menit baru yg para pria ke lobby, untuk menyembunyikan siapa tidur dengan siapa biar tidak ada kecemburuan. ide yg brilian.

    Stella masih di kamar mandi dengan pintu terbuka sudah menggunakan bajunya lengkap, sama denganku juga, aku sudah duduk di kasur menunggu Stella bersolek. namun penisku berkata lain, dia masih ingin bersarang pada memek Stella sebelum kami berpisah. karena sudah lumayan tegang, aku berjalan menuju kamar mandi.
    “hi mbak, masih berdandan”, tanyaku saat dia sedang merapikan jilbabnya.
    “udah nih, yuuk”, ujarnya sambil akan berjalan keluar karena sudah mendekati pukul 10.
    “mbak, quicky yuk bentar aja”, ajakku.
    “yah mas, udah rapi ini, ntar berantakan lagi aku”, ujarnya sambil menolak. tapi aku sudah memegangi pinggulnya.
    “jeansnya aja diturunkan dikit, yg penting bisa masuk”, ujarku.
    “hmm yauda yuuk, ambil pelicinnya mas, belum basah ini, langsung masukin aja”, ajaknya dan aku berjalan menuju kamar menggambil pelicin.
    Stella sudah memposisikan diri dengan sedikit nungging, lalu dari belakang, tanganku meraih kancing jeansnya, melepasnya. dan menariknya kebawah hingga sebatas paha. lalu aku gantian melepas celanaku aku turunkan hingga bawah karena longgar.
    penisku aku beri pelicin dan langsung kuarahkan pada memek Stella.
    “shhhhh ahhhhh, langsung aja mas”, perintahnya yg aku langsung bergerak maju mundur dengan kecepatan sedang. Stella terlihat sedang merem melek keenakan dan mengigit bibirnya, terlihat jelas dari kaca yg besar ini. lalu agar sama-sama segera keluar, aku menaikkan tempo sodokanku.

    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    Stella memegangi dengan erat wastafel hotel ini, matanya terpejam, punggungnya sudah maju kedepan, memeknya sungguh terasa sedang memijat pijat dan mulai hangat, mulai terasa badannya akan orgasme, namun dia hanya diam saja.
    “ssshhhhhhhhhhhhh ehhhmmmm shhhhhhhh ehhmmmm shhhhhhh”, dia bergetar cukup hebat namun tak mengeluarkan desahnya, hanya menggegam dengan erat wastefel itu.
    “mbak, orgasme yah hehe”, ujarku dengan canda.
    “hehe mas, buruan”, balasnya dengan memintaku lebih cepat. lalu aku ngentotin dengan tempo cepat dan setelah beberapa kali sodokan, akhirnya akan terasa pejuh yg sudah kutunggu.
    “ahh aku mau keluar, keluar dimana mbak?”, tanyaku mengingat aku tak menggunakan kondom.
    “di dalem aja mas gapapa, paling gak banyak”, ujarnya sambil terus menahan desah sambil mengigit bibirnya.
    badanku lalu merasa menegang dan otot penisku semakin terasa mengembang.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    CRIIT CRIIT
    “arrghhhhhh aooowhhhhh arrgggghhhhh”, desahku sambil mencengkram pantat Stella yg bulat itu. aku istirahat sejenak di dalam vaginanya yg lalu aku mengambil tisu yg berada d sebelah Stella. lalu aku mencabut penisku diikuti dengan membersihkan vagina Stella dengan tissue itu. setelah cukup bersih, Stella menarik celana jeansnya naik ke atas.
    “tadi dikit yah mas”, tanyanya sambil berkaca dan merapikan bajunya.
    “iya dikit banget mbak”, balasku.
    “wiih udah jam 10, aku turun sekarang ya mas”, ujarnya sambil melihat jam di lengannya.
    “yahh, ntar kalau aku kangen bagaimana mbak hehe?”, tanyaku sambil bercanda dan membetulkan celanaku.
    “semoga bulan depan, dapet kamu lagi mas, penismu jelas nagih hehe”, ujarnya sambil meraih kedua pipiku dan mendekatkannya pada bibirnya, “SMOOCCHHH, love you mas, bye”, ujarnya. “love you too, mbak”, balasku singkat.
    dia melambaikan tangannya sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar kamar.

    aku kembali memasuki kamar untuk last check apakah ada yg tertinggal, kuperhatikan kondom dan obat-obatnya tidak ada, mungkin dibawa oleh Stella untuk digunakan lagi pada tukar pasangan selanjutnya. aku menunggu hingga 10 menit, lalu aku keluar dari kamar dan berjalan menuju lift. di dalam lift aku bertemu dengan seorang pria yg turut ikut kegiatan ini, namun aku lupa namanya.
    “eh mas, haha, gimana?”, tanyaku pada pria itu.
    “dahsyat mas, mantab banget, kamu gimana?”, ujarnya dengan sambil memberiku tepukan di punggung.
    “haha rasanya seperti mengeluarkan binatang buas mas”, balasku.
    “hahaa bener-bener”, lanjutnya lagi sambil tertawa bebas.
    tibalah kami pada lantai Ground, keluar dari lift dan berjalan menuju di private lobby. tiba disana sudah ada istriku, Stella atau lebih tepatnya semua wanita. beberapa langkah setelah aku masuk, pria lainnya juga baru saja tiba. kami tutup pintu lobby dan aku bersalaman dengan semua pria yg ada disana, dan menebak-nebak mana yg meniduri istriku, dan bagaimana sikap istriku selama didalam dengan pria itu. tapi tebakanku tidak membuahkan hasil, mereka menutup rapat-rapat dengan siapa mereka tidur.

    “hello, ladies and gents hehe, gimana masih mau lagi?”, canda Claudia memulai.
    “hahaha massiiiiihhhhhhhhh”, ujar lantang para pria yg diikuti tawa dari semuanya.
    “wah yg cowok pada mau nambah ini ladies, gimana?”, canda Claudia, lalu diiringi dengan tawa dan canda dari kita semua.
    “hmmm kegiatan hmmm apa ya…tukeran haha..pertama udah berakhir, semoga tidak ada yg kapok dan bisa mengikuti kegiatan ini lagi bulan depan, hati-hati dijalan dan jangan lupa bawa pasangan sahnya haha thankyou”, ujar Claudia menutup acara tukar guling perdana yg berjalan sesuai dengan rencana, intinya sukses.
    lalu semua berpamitan dan istriku datang kearahku memberi peluk dan cium. lalu dari sebelah mataku aku melihat Stella yg turut menyambut suaminya. masing-masing pasangan sah lalu meninggalkan ruangan itu, begitu pula denganku.
    “gimana yang haha”, basa-basiku dengan istriku saat berjalan menuju mobilku yg terparkir di basement.
    “apaan sih mas, nanti aja tanya-tanyanya, masa tanya di tempat seperti ini”, candanya sambil menjiwit lenganku.
    lalu kami memasuki mobilku, menunggu untuk panas dan mengarahkan mobil berjalan menuju rumah. ada rasa awkward sedikit dengan istriku namun aku berusaha untuk membuat santai dan tidak baper dengan apa yg baru saja kita lakukan. semoga selingan ini membawa keutuhan dan semakin erat keluarga masing-masing..

  • SASHA, KARENA ULAH SUAMI

    SASHA, KARENA ULAH SUAMI


    1241 views

    Cerita Sex ini berjudulSASHA, KARENA ULAH SUAMICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sasha adalah seorang seorang eksekutif muda berusia 26 tahun yang sudah lumayan lama bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan multinasional. Sikapnya yang ramah dan lembut membuat ia disukai oleh rekan-rekannya di kantor.

    Sasha memiliki wajah yang amat cantik khas wanita oriental yang sering dibanding-bandingkan dengan wajah artis-artis Jepang, hal itu wajar karena ayah Sasha adalah orang Jepang asli yang merantau ke Indonesia, sehingga Sasha berdarah Jepang campuran.

    Salah satu daya tarik Sasha adalah rambut hitam panjangnya yang lurus dan indah yang ikut menyempurnakan kecantikan wajahnya selain tubuh Sasha yang proporsional dengan tinggi 160 cm yang juga merupakan nilai tambahnya.

    Sebagai keturunan Jepang, Sasha juga diberi nama Izumi Toyama oleh ayahnya, namun ia lebih suka memakai nama Sasha karena lebih familiar dilingkungan kantornya yang mayoritas adalah orang-orang Indonesia asli. Kecantikan Sasha juga menarik perhatian para laki-laki di kantor itu. Sasha sering dijadikan bahan obrolan dan fantasi mereka sehari-hari.

    Sayangnya, mereka tidak bisa berharap terlalu banyak karena Sasha sudah memiliki seorang suami bernama Aldy yang menikahinya 3 tahun lalu. Apalagi Sasha telah dikaruniai seorang putri yang berusia 2 tahun bernama Alyssa hasil dari pernikahannya dengan Aldy.

    Aldy sendiri bekerja di bagian keuangan perusahaan itu dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan perpajakan. Tak heran, banyak juga laki-laki yang seringkali iri dengan keberuntungan Aldy yang berhasil memperistri wanita secantik Sasha. Namun, walaupun Sasha telah berstatus sebagai istri Aldy, hal itu tidak mengurungkan niat beberapa lelaki di kantornya untuk mengincar Sasha.

    Mereka merasa Sasha bagaikan intan yang begitu berkilau dan amat sayang untuk dilepas. Termasuk diantaranya adalah Pak Anton, seorang direktur cabang sekaligus supervisor Sasha yang telah lama mengincar anak buahnya itu. Berbagai cara telah dilakukan Pak Anton untuk mendekati Sasha namun Sasha selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindar dari Pak Anton.

    Apalagi Sasha sudah berkeluarga dan ia amat mencintai suaminya. Sikap Sasha ini juga dinilai wajar oleh para pegawai kantor itu karena selain sikap ngototnya dan usianya yang sudah nyaris berkepala lima, tubuh Pak Anton yang tambun dan kepalanya yang agak botak membuatnya tidak begitu disukai para pegawai perempuan yang cenderung menjauhinya, apalagi Pak Anton terkenal genit dan sering menggoda pegawai perempuan di kantornya. Mungkin itulah sebabnya Pak Anton masih melajang seumur hidupnya walaupun ia amat kaya.

    Suatu hari, kantor Sasha diminta oleh kantor pusat untuk menyiapkan dokumen-dokumen kontrak yang harus dikirim ke luar negeri besok harinya, sehingga Sasha terpaksa harus lembur dan mempersiapkan dokumen-dokumen itu dalam waktu sehari penuh. Kebetulan, pak Anton juga ikut lembur sebagai supervisor Sasha yang harus memeriksa dokumen-dokumen yang dipersiapkan oleh Sasha.

    Sementara itu, Aldy sudah terlebih dulu pulang dari sore karena tidak ikut lembur hari itu. Saat pulang, Aldy sudah meminta Sasha untuk pulang sendirian karena mobil mereka belum selesai diperbaiki di bengkel.

    Akhirnya, setelah bekerja seharian penuh, semua dokumen itupun berhasil terselesaikan oleh Sasha. Waktu di jam dinding telah menunjukkan pukul 11.20 malam.

    Sasha pun merasa amat lelah dan mengantuk, walau demikian, ia masih harus mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sasha pun segera mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sesampainya di ruangan itu, Sasha segera menuju ke meja Pak Anton. Walaupun sebenarnya ia juga merasa malas untuk bertemu atasannya yang terkenal genit itu.

    “Pak, ini semua dokumennya sudah saya kerjakan. Sisanya tinggal diperiksa saja sebelum dikirim ke pusat.” ujar Sasha sambil menyerahkan dokumen-dokumen itu ketangan Pak Anton.

    “Oh, iya! Bagus sekali Sasha. Bagaimana dengan surat-surat perjanjian kontrak, sudah kamu kerjakan juga?” tanya Pak Anton.

    “Sudah Pak. Baru saja saya faks ke kantor pusat. Besok mungkin konfirmasinya akan kita terima.”

    “Baguslah kalau begitu.”

    “Terima kasih, pak. Apa masih ada yang perlu saya siapkan?” tanya Sasha. Sasha sudah tidak sabar untuk pulang karena ia merasa lelah sekali setelah bekerja dari pagi. Apalagi ia cemas kalau ia tidak bisa pulang karena sulit untuk mendapatkan transportasi untuk pulang pada waktu tengah malam seperti itu.

    “Oh, tidak. Kamu boleh pulang sekarang. Terima kasih, Sasha.” jawab Pak Anton.

    “Sama-sama, Pak.” Sasha menjawab dengan riang, akhirnya ia terbebas dari beban pekerjaannya. Sasha segera beranjak keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Oh ya, Sasha!” belum sempat kenop pintu ruangan itu dipegang Sasha, tiba-tiba Pak Anton memanggilnya dari belakang.

    “Ada apa, Pak?” ujar Sasha dengan nada agak kecewa.

    “Malam minggu ini kamu ada waktu? Bagaimana kalau kita makan malam di Kemang? Saya dengar masakan disana enak-enak!” ajak Pak Anton pada Sasha. Sasha menghela nafas menahan kesabarannya.

    Hari ini masih hari Selasa, namun ini sudah keempat kalinya Pak Anton mengajaknya untuk makan malam. Memang supervisornya yang satu ini lumayan ngotot dan perlu kesabaran ekstra untuk mengatasinya. Kalau saja Pak Anton bukan direktur cabang, sudah pasti Sasha akan melaporkannya ke atasan.

    “Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa.” Tolak Sasha dengan halus.

    “Kenapa?”

    “Kebetulan saya harus pergi ke rumah mertua saya hari Sabtu ini.” Kilah Sasha.

    “Oh ya? Kamu sepertinya sibuk sekali. Dua hari ini saya ajak makan siang kamu juga menolak. Atau, kamu memang tidak mau makan bersama saya?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam dan dahi yang mengrenyit.

    “Tidak, Pak. Soalnya minggu ini kita memang sibuk sekali, hari ini saja saya harus lembur padahal saya tidak ikut makan siang tadi…” Sasha berusaha memberi alasan yang masuk akal pada Pak Anton dengan harapan atasannya itu mau mengerti, walaupun dalam hatinya ia memang tidak mau pergi bersama Pak Anton.

    “Ya sudah kalau begitu. Mungkin kapan-kapan kita bisa makan bersama kalau kamu sempat.” Ujar Pak Anton.

    “Ya Pak” jawab Sasha. Sasha merasa agak lega karena tampaknya ia berhasil meloloskan diri dari permintaan Pak Anton untuk sementara. Walaupun ia tahu bahwa Pak Anton pasti tidak akan menyerah begitu saja. Sasha segera keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Huff…” Sasha menghela nafas sejenak dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.

    “Eh, kenapa Sha?” terdengar suara wanita yang memanggilnya. Sasha menoleh ke arah suara itu dan ia melihat rekannya, Sherly, sedang berdiri disampingnya sambil memegangi dokumen-dokumen lainnya.

    “Ah, nggak apa-apa, Sher.”

    “Yakin tuh? Mukamu kelihatan lelah banget!” tanya Sherly dengan raut wajah khawatir.

    “Iya, soalnya aku dari pagi harus mengetik dokumen untuk Pak Anton. Akhirnya kelar juga deh…” ujar Sasha sambil menghela nafas.

    “Yaah… Kamu sih, supervisornya Pak Anton. Terus bagaimana tuh? Kamu diapa-apain nggak?” tanya Sherly seraya melirik ruangan Pak Anton.

    “Diajakin makan bareng lagii…” jawab Sasha sedikit kesal.

    “Heeh?! Udah yang keberapa kali tuh minggu ini?” tanya Sherly seolah tidak percaya. Sasha menaikkan tangannya dan mengacungkan 4 jari-jari lentiknya dihadapan Sherly dengan raut wajah masam.

    “Udah, sabar aja dulu! Siapa tahu nanti dia dimutasi ke cabang lain? Lagian kamunya juga sih! Siapa suruh cantik?” goda Sherly sambil tersenyum dan mencubit pipi Sasha.

    “Aduuh! Dasar usil!” protes Sasha sambil melepaskan cubitan Sherly di pipinya.

    “Oh iya! Sha, ini ada titipan dari Pak Leo ke Aldy. Tolong kamu serahkan sesegera mungkin karena katanya penting!” ujar Sherly sambil menyodorkan sebuah disket ke Sasha.

    “Memangnya apa sih isinya?” tanya Sasha sambil menerima disket itu.

    “Tahu deh? Mungkin data keuangan yang diperiksa Pak Leo.” Jawab Sherly ragu-ragu.

    “Ooh, iya deh. Nanti kuserahkan ke Aldy!” ujar Sasha.

    “Ya sudahlah! Kamu sudah mau pulang kan? Cepat bereskan barang-barangmu sana! Nanti dipanggil Pak Anton lagi lhoo…” ejek Sherly.

    “Nggak mauu! Ya sudah! Aku pulang dulu ya, Sher!” seru Sasha yang segera berlalu ke mejanya. Sasha segera mengemas barang-barang di mejanya kedalam tasnya. Mungkin karena terburu-buru, Sasha lupa memasukkan disket untuk Aldy kedalam tasnya. Tanpa sempat memeriksa barang-barangnya lebih lanjut, Sasha segera berlari keluar dari kantornya menuju halte bus secepat mungkin karena ia mengejar bus terakhir malam itu.

    Sementara itu, Sherly baru melihat disket titipan Pak Leo yang tertinggal di atas meja Sasha. Sherly dengan buru-buru membawa disket itu Sasha dan segera berusaha mengejar Sasha. Namun dalam perjalanan keluar, Sherly berpapasan dengan Pak Anton yang baru keluar dari ruangannya.

    “Lho, ada apa Sherly? Kok buru-buru?” tanya Pak Anton.

    “Saya mau menyusul Sasha, Pak! Ada disket titipan Pak Leo untuk Pak Aldy yang tertinggal!”

    “Oh, kalau begitu, serahkan saja disket itu ke saya. Besok akan saya serahkan ke Sasha.” Usul Pak Anton.

    “Tapi Pak…”

    “Sudah, tidak apa-apa! Sasha mungkin sudah pulang sekarang kan? Lagipula saya supervisornya, jadi besok saya pasti bertemu dengannya. Atau, kamu tidak percaya dengan saya?” tanya Pak Anton sambil melirik tajam kearah Sherly.

    “Ti…tidak Pak! Ini disketnya. Tolong diserahkan ke Sasha atau Pak Aldy besok.” Jawab Sherly yang kalah dengan kengototan Pak Anton sambil menyodorkan disket itu.

    “Nah, begitu dong!” Pak Anton tersenyum sambil menerima disket itu dari tangan Sherly. Pak Anton lalu berlalu masuk kembali ke dalam ruangannya. Meninggalkan Sherly yang masih kebingungan.

    Beberapa saat kemudian, Pak Anton akhirnya menyelesaikan pemeriksaan dokumen-dokumen yang diketik oleh Sasha. Ia merasa puas dengan hasil kerja anak buahnya itu. Pak Anton segera beranjak untuk pulang. Namun sebelumnya, ia merasa penasaran akan isi disket yang ditujukan ke Aldy. Maka Pak Anton kembali menyalakan komputernya dan memasukkan disket itu. Selama beberapa saat, Pak Anton membaca isi disket itu. Ia tersenyum lebar saat mengamati data-data dalam disket itu.

    “Hmm… menarik! Benar-benar menarik!” ujarnya sambil tersenyum menyeringai.

    Sementara itu, Sasha akhirnya tiba di rumahnya. Sesampainya di ruang tamu, Sasha segera disambut oleh Aldy yang sudah menunggunya dari tadi

    “Met malam, sayang. Bagaimana lemburnya?” tanya Aldy sambil tersenyum pada Sasha.

    “Aah… capeek…” jawab Sasha sambil melemaskan otot-ototnya.

    “Ya sudah, ayo cepat tidur. Sudah hampir jam 1 lho…”

    “Iya, iyaa… maunya juga begitu, Aldyy…” Sasha menjawab dengan nada malas.

    “O iya, tadi Pak Leo menitipkan disket untukku, tidak?” tanya Aldy tidak sabaran.

    “Idiih… dasar!! Yang ditungguin rupanya disket itu ya? Bukan aku ya?” balas Sasha dengan raut wajah merengut.

    “Bukan begitu. Aku juga nungguin kamu kok, Sha! Cuma isi disketnya penting sekali, rahasia perusahaan.” Terang Aldy.

    “Tenang saja. Ada kok di tasku!” jawab Sasha tersenyum sambil merogoh tasnya untuk mencari disket itu, namun ia panik karena tidak bisa menemukan disket itu dimana-mana.

    “Eh, kok nggak ada?!” seru Sasha dengan panik. Anehnya, Aldy tampak lebih panik lagi.

    “Yang benar, Sha? Kamu beneran bawa pulang kan?” tanya Aldy dengan wajah pucat.

    “Aduuh! Pasti tertinggal di mejaku deh! Soalnya aku tadi kan buru-buru!”

    “Astagaa! Kok bisa sih, Sha?” seru Aldy dengan bingung. Sasha makin penasaran dengan sikap Aldy yang begitu mencemaskan sebuah disket biasa.

    “Besok kuambil deh! Memangnya isinya apaan sih? Kok kamu panik begitu?” tanya Sasha penasaran.

    Aldy menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Ia lalu berbisik pelan ke telinga Sasha untuk menjelaskan isi disket itu. Sasha menyimak penjelasan itu dengan baik. Namun lama kelamaan matanya membelalak seperti terkejut saat mendengar penjelasan Aldy lebih lanjut.

    “Ya ampun Aldyyy!!!” sontak Sasha berteriak setelah mendengar seluruh penjelasan Aldy.

    “Kamu… kamu menggelapkan pajak?! Pak Leo juga?!” tanya Sasha dengan nada tinggi penuh emosi pada Aldy.

    “Ssst! Jangan keras-keras, Sha!” bujuk Aldy pada istrinya yang mulai panik itu.

    “Kenapa sih kamu sebodoh itu?! Untuk apa kamu menggelapkan pajak? Bagaimana kalau ketahuan?!! Kita bisa dipecat dan kamu bisa dipenjara tahu!!” seru Sasha.

    “Iyaa… aku tahu! Tapi kita butuh uang untuk keperluan sehari-hari.”

    “Itu bukan alasan! Kita kan masih punya gaji!! Bagaimana kalau ada yang tahu?!” tanya Sasha penuh kepanikan.

    “Ya sudahlah, kamu tenang saja, Sha. Besok kamu ambil saja disketnya di mejamu dan langsung saja serahkan ke aku! Lagipula disketnya cuma bisa dibuka oleh pegawai supervisor keatas. Jadi kita bisa tenang sementara” jawab Aldy berusaha menenangkan Sasha.

    Sasha hanya menghela nafas pelan. Ia tidak mau berbicara lebih lama lagi dengan Aldy, lagipula ia sudah amat kelelahan dan kepalanya sudah penuh dengan rasa penat dari tadi pagi. Persoalan Aldy semakin menambah masalahnya saja dan Sasha sudah tidak mau berpikir lebih lama lagi.

    Sasha segera beranjak pergi ke kamar tidurnya dan tidur dengan keadaan galau tanpa bicara sepatah katapun ke suaminya itu. Tidak jauh berbeda dengan Sasha, Aldy juga terpaksa tidur dengan perasaan kacau. Mereka berdua hanya bisa berharap kalau disket itu tidak ditemukan oleh siapapun hingga diambil oleh Sasha esok harinya.

    Esoknya, Sasha segera berangkat ke kantornya pagi-pagi sekali dengan penuh kecemasan. Semoga saja tidak ada yang sempat melihat isi disket itu sebelum ia tiba dikantor. Sesampainya di kantor yang masih dalam keadaan sepi, Sasha tidak menyia-nyiakan waktu lagi.

    Segera dicarinya disket itu di atas mejanya beserta dengan tumpukan berbagai dokumen yang sekarang tersusun diatas mejanya. Sasha semakin panik dan bingung saat ia tidak berhasil menemukan disket itu. Padahal ia sudah mencari di tiap jengkal meja kerjanya, namun hasilnya nihil. Sasha yakin kalau disket itu terakhir kali ditaruhnya di atas meja kerjanya itu.

    “Pagi, Sasha!” tiba-tiba suara panggilan dari seorang pria mengejutkan Sasha. Sasha menoleh dan ia melihat Pak Anton sudah berdiri dibelakangnya. Perasaan Sasha makin kacau dengan munculnya pria yang paling tidak ingin ditemuinya saat itu. Namun Sasha berusaha mengontrol emosinya.

    “Pa…pagi, Pak!” jawab Sasha gagap.

    “Wah, kenapa pagi-pagi begini sudah rajin?” tanya Pak Anton sambil tersenyum pura-pura tidak mengetahui masalah Sasha.

    “Eh… tidak pak! Kemarin ada yang ketinggalan!”

    “Apa yang ketinggalan, Sasha? Disket?” tanya Pak Anton dengan santainya. Sasha bagaikan disambar petir mendengar pertanyaan Pak Anton itu. Berarti ada kemungkinan bahwa benda yang paling ingin dirahasiakannya malah sekarang berada di tangan orang yang paling berbahaya di kantor itu. Apalagi Pak Anton termasuk orang yang bisa mengakses isi disket

    “Ba… bapak, disketnya di tempat bapak?!” tanya Sasha seolah tidak percaya.

    “Hmm… Begini saja, bagaimana kalau kamu sekarang ikut ke ruangan saya?” ujar Pak Anton yang segera berjalan masuk ke ruangannya dengan diikuti oleh Sasha yang gelisah. Sasha tidak bisa menyembunyikan rasa tegang dan kegelisahannya yang terpancar jelas di raut wajahnya

    “Sasha, kenapa kamu gelisah begitu? Sayang lho wajah cantikmu jadi muram begitu.” Goda Pak Anton dengan santainya. seraya merebahkan dirinya di kursi kerjanya sementara Sasha duduk perlahan-lahan di hadapan Pak Anton. Sasha berusaha untuk tidak menghiraukan godaan Pak Anton, sekarang ia hanya fokus untuk mendapatkan kembali disket itu dan menjaga rahasia Aldy.

    “Kamu tahu, Sasha? Kemarin saya baru mengetahui kalau perusahaan kita bemasalah!” Sasha terhenyak mendengar perkataan Pak Anton itu. Apa mungkin Pak Anton sudah mengetahui rahasia Aldy? Perasaan Sasha kian berkecamuk, namun ia tetap berusaha untuk menenangkan diri.

    “Ma… masalah apa, Pak?” tanya Sasha berusaha untuk menutupi kegalauannya.

    “Begini, saya baru tahu kalau bagian keuangan perusahaan ini rupanya tidak beres! Padahal saya merasa kalau Pak Leo adalah orang yang jujur dan cermat. Rupanya pendapat saya salah!”

    “Maksud… Bapak?”

    “Disket yang kamu cari itu berisi bukti-bukti penggelapan pajak oleh Pak Leo yang dibantu oleh suamimu, kan?” seketika itu juga tubuh Sasha terasa lemas mengetahui kenyataan bahwa rahasia Aldy sudah diketahui oleh Pak Anton. Kepala Sasha sudah tidak bisa berpikir lagi karena kepanikannya dan rasa putus asa yang menyelimuti tubuhnya dengan pekat.

    “Tidak… pak…”

    “Jangan berkilah Sasha, kamu tahu tentang penggelapan ini kan? Ini berarti kamu terlibat dalam kasus ini! Buktinya, hari ini kamu sengaja datang ke kantor pagi-pagi sekali untuk mengambil disket itu!” ujar Pak Anton menakut-nakuti Sasha.

    “Tapi…” jawab Sasha dengan nada panik, kini ia malah ikut terlibat dalam kejahatan suaminya itu. Padahal tadinya ia sama sekali tidak bersalah dalam perkara ini.

    “Kamu tahu, kalian bisa dipenjara karena penggelapan ini! Lihat, jumlah uang yang digelapkan sudah sejumlah 530 juta rupiah! Disini juga ada bukti transfer uang ke rekening suamimu oleh Pak Leo.” ujar Pak Anton sambil menunjukkan angka-angka dan perincian di komputernya pada Sasha.

    Memang Sasha bisa melihat didalam disket itu tertulis lengkap aliran dana penggelapan itu dan termasuk di dalamnya beberapa nama yang bertanggung jawab. Sasha tertegun melihat jumlah nominal 85 juta rupiah yang ditujukan ke rekening Aldy. Bagaimana mungkin Ia tidak menyadari uang sebanyak itu masuk kedalam rekening suaminya? Sasha semakin menyesali sikapnya yang tidak pernah mengontrol kegiatan Aldy sehari-hari.

    “Nah, sekarang kita masuk ke pokok permasalahannya!” ujar Pak Anton dengan raut muka serius. Ia tahu kalau ini adalah kesempatan emasnya untuk menaklukkan Sasha, incarannya dari dulu itu. Namun, terlebih dahulu, ia harus memastikan bahwa Sasha dalam keadaan tidak bisa menolak permintaannya lagi.

    “Saya tidak bisa berdiam diri melihat adanya tindakan penggelapan yang merugikan perusahaan ini. Bagi saya, ini adalah sesuatu yang tidak boleh dibiarkan, apalagi sekretaris saya terlibat! Apa boleh buat, saya terpaksa melaporkan kalian ke aparat kepolisian!” ancam Pak Anton.

    “Tapi… tapi Pak…” Sasha mulai menangis sesunggukan. Ia merasa amat takut mendengar ancaman Pak Anton. Apalagi saat mendengar kata “polisi”. Sasha takut apabila mereka dipenjara. Siapa yang akan menjaga Alyssa, buah hati mereka yang masih kecil? Lagipula mereka tidak bisa lagi memperlihatkan muka mereka karena rasa malu akibat kasus ini belum lagi rasa malu yang akan ditanggung Alyssa kelak.

    “Tolong Pak… Saya akan berusaha untuk mengembalikan semua uang itu sesegera mungkin… Saya… saya juga baru tahu soal penggelapan ini dari Aldy kemarin malam…” jelas Sasha dengan suara terbata-bata.

    “Ini bukan masalah uang, Sasha! Ini masalah integritas! Kalaupun kamu mengembalikan uang itu, tidak ada jaminan kalau hal ini tidak akan terulang lagi!!” seru Pak Anton sambil melabrak mejanya dengan keras sehingga Sasha terkejut dan semakin gemetar ketakutan.

    Dalam hati, Pak Anton tersenyum melihat reaksi Sasha yang semakin ketakutan. Pak Anton semakin gencar menakut-nakuti Sasha, apalagi dilihatnya raut wajah penuh keputusasaan Sasha seolah sudah pasrah menerima nasibnya.

    “Pak… saya mohon!! Tolong jangan laporkan kami Pak… Saya bersedia melakukan apapun… asal bapak tidak melaporkan kami! Pak… Anak saya dirumah masih kecil… Kalau kami dipenjara, siapa yang akan merawatnya?” pinta Sasha dengan penuh keputusasaan.

    Akhirnya! Seru Pak Anton dalam hati, itulah kata yang dari tadi ia tunggu-tunggu keluar dari mulut Sasha. Sekarang Pak Anton memperoleh kesempatan langka untuk mendapatkan incarannya sejak lama itu.

    “Hmm… yah, saya bisa mengerti perasaanmu sebagai seorang ibu bagi anakmu. Saya bisa saja mendiamkan kejadian ini, tapi tentunya saya harus mendapat imbalan yang setimpal. Karena sebenarnya saya melanggar prinsip kejujuran dan integritas saya kalau saya menolong kalian.” Kata Pak Anton pongah.

    “Apa saja pak… apapun yang bapak minta, pasti saya lakukan… tapi tolong jangan laporkan kami…” ujar Sasha.

    “Kalau begitu, saya boleh minta kamu melakukan apapun?! Apa kamu serius?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam untuk memastikan takluknya Sasha.

    “Iya Pak… Saya serius…” Sasha hanya mengangguk pelan dan tertunduk pasrah menjawab pertanyaan Pak Anton itu.

    Pak Anton segera beranjak dari kursinya begitu mendengar pernyataan “kekalahan” Sasha itu. Ia lalu berjalan mendekati Sasha yang masih terduduk di kursinya dalam keadaan tertunduk lesu. Pak Anton mengamati tubuh Sasha secara seksama.

    Betapa gemasnya dirinya melihat Sasha, si cantik yang sudah lama diincarnya terduduk tanpa daya di kursi itu. Tangan Pak Anton tidak sabar lagi menjamah tubuh mulus Sasha dan menikmati kelembutannya.

    Tapi Pak Anton berusaha menjaga kesabarannya, tentu saja Ia masih menyimpan dendam dengan Sasha yang seringkali tampak menghindarinya dan tentu saja Sasha harus dihukum atas perbuatannya itu. Namun hukuman apa yang cocok untuk Sasha? Tiba-tiba, Pak Anton teringat dengan berita di pagi itu yang bertajuk

    “Kontroversi UU Nikah Siri”. Pak Anton tertawa lebar dalam hati. akhirnya ia berhasil menemukan cara yang sangat tepat untuk mempermalukan wanita cantik seperti Sasha.

    “Ehm… Sasha!” Pak Anton mendehem sejenak dan memanggil Sasha.

    “I…iya Pak…” jawab Sasha pelan.

    “Begini. Saya baru saja memutuskan untuk menjaga rahasia kalian berdua! Tapi tentu saja ada syaratnya!”

    Mendengar pernyataan Pak Anton, sejenak rasa gelisah di hati Sasha terlepas. Sekarang ia tidak perlu lagi khawatir akan rahasia Aldy yang terbongkar. Sasha berpikir bahwa syarat dari Pak Anton tentunya hanyalah untuk mengembalikan dana yang digelapkan, sehingga Sasha merasa kini ia hanya perlu mengembalikan uang itu.

    “Terima kasih, Pak Anton! Terima kasih! Saya akan menuruti kemauan bapak! Uang itu akan segera saya kembalikan!” ujar Sasha dengan lega.

    “Eeh? Tunggu dulu! Siapa yang menyuruh kamu untuk mengembalikan uang itu?” tanya Pak Anton dengan raut wajah mengrenyit.

    “Ma…maksud Bapak?” tanya Sasha yang kembali kebingungan.

    “Uang itu boleh kalian simpan! Saya tidak butuh uang kalian. Saya akan menganggap penggelapan ini tidak pernah terjadi dan bahkan disket ini akan saya kembalikan dengan satu syarat yang harus kamu penuhi sendiri dan tentunya itu tidak berkaitan dengan uang kalian!”

    “A… apa Pak?” Sasha semakin penasaran dengan syarat Pak Anton.

    “Saya minta kamu untuk menikah siri dengan saya!” jawab Pak Anton dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun. Seketika itu pula Sasha serasa tersambar petir mendengar ucapan Pak Anton. Ia amat terkejut hingga tidak percaya akan syarat yang diucapkan Pak Anton barusan.

    “Apa…?!”

    “Wah, ternyata belum jelas ya?”, Pak Anton menggelengkan kepalanya sejenak. “Saya minta agar kamu menikah siri dengan saya! Kawin kontrak!” tegas Pak Anton sekali lagi.

    Perasaan Sasha terguncang hebat saat kembali mendengar ucapan Pak Anton itu. Ia merasa dihina dan direndahkan sekali saat diberikan syarat seperti itu. Lagipula, ia sudah bersuami dan tidak mungkin ia memenuhi permintaan nikah siri Pak Anton yang juga berarti ia mengkhianati cinta suaminya itu.

    “Tidak… tidak mungkin, Pak! Saya tidak mau!” Sasha segera beranjak pergi menuju pintu keluar ruangan itu. Namun belum sempat ia keluar, kembali terdengar suara Pak Anton dari belakang.

    “Baiklah kalau begitu, saya rasa kalian harus siap menitipkan anak kalian di panti asuhan untuk sementara!” mendengar suara Pak Anton itu, sekujur tubuh Sasha terasa lemas dan tenaganya menghilang. Apalagi saat mendengar nasib yang menunggu anaknya itu.

    “Pikirkan lagi, Sasha. Kamu bisa menjaga rumah tanggamu dan menyimpan uang kalian tanpa kurang sepeserpun dengan memenuhi syarat dari saya! Lagipula, kamu hanya akan menikah siri, dan mas kawin kita bisa kamu simpan! Tentu saja, hal ini akan jadi rahasia kita berdua saja. Aldy dan orang lain tak perlu tahu! Saya bisa menjamin kerahasiaan pernikahan kita!” bujuk Pak Anton. “Sasha, ingat kalau masalah ini adalah akibat ulah Aldy! Untuk apa kamu tetap setia padanya?! Dia yang membuatmu mendapat masalah seperti ini, bukan?!” tambahnya.

    Mendengar bujukan Pak Anton, membuat Sasha merasa tidak punya pilihan lain lagi.

    “Kapan… pak?!”

    “Hm?!”

    “Kapan… bapak mau menikahi saya?” tanya Sasha dengan terbata-bata. Pak Anton tidak bisa menyembunyikan kegirangannya lagi. Akhirnya mimpinya sejak lama terwujud juga! Sasha, idola para lelaki di kantor akan segera menikah dengannya.

    “Erhm! Kalau begitu, saya minta kamu untuk menyiapkan diri. Minggu depan, saya akan meminta Pak Leo untuk mengadakan perjalanan keluar kota dengan Aldy selama seminggu penuh, saya yakin dia tidak akan menolak saya dengan posisinya sekarang! Kamu sendiri, tolong siapkan keperluanmu untuk pernikahan kita nanti. Saya akan menjemputmu dan anak kalian begitu Aldy lepas landas!” terang Pak Anton.

    Sasha hanya mengangguk pelan mendengar instruksi Pak Anton. Pak Anton lalu mengembalikan disket itu ke Sasha setelah mengcopy isi disket itu ke komputernya.

    “Ini untuk jaminan.” ujar Pak Anton sambil tersenyum memuakkan saat mengcopy isi disket itu. “Kalau kamu macam-macam, kamu tahu akibatnya!” ancamnya kembali pada Sasha. Sasha hanya tertunduk lesu saat mengambil kembali disket itu.

    Begitu pulang, Sasha menyerahkan disket pada Aldy itu sambil menahan perasaannya seolah tidak terjadi apapun di kantor hari itu. Bagaimanapun juga, Sasha berusaha menjaga rahasia barunya itu demi keutuhan rumah tangganya dan juga untuk masa depan Alyssa.

    Beberapa hari kemudian, semua yang dikatakan Pak Anton terjadi. Aldy dan Pak Leo terbang ke Sulawesi untuk urusan dinas. Tentu saja, Pak Leo terpaksa berangkat karena perintah Pak Anton yang merupakan atasan tertinggi di kantor itu, ditambah dengan sedikit “paksaan” berkaitan dengan penggelapan pajak itu. Namun baik Aldy maupun Pak Leo sama sekali tidak tahu apa tujuan Pak Anton sebenarnya. Sasha yang sudah tahu akan peranannya mempersiapkan dirinya sebaik mungkin.

    Pagi-pagi sekali, Pak Anton tiba dirumah Sasha dengan sedan berwarna putih sekitar jam 8 pagi. Pak Anton tersenyum melihat Sasha yang sudah menunggu di pekarangan rumahnya dengan menggendong Alyssa dan membawa sebuah koper besar.

    “Wah, sudah lama ya menunggu? Ayo masuk!” ujar Pak Anton tersenyum sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Sasha dan Alyssa masuk.

    Sasha segera menuruti perintah Pak Anton tanpa bicara sepatah kata pun. Koper Sasha dimasukkan ke bagasi dan mobil itu pun segera melaju ke daerah Puncak. Perasaan Sasha kacau balau dalam perjalanan itu. Kepalanya dipenuhi berbagai macam pikiran yang terus menyiksanya, apalagi kalau mengingat ia sedang mengkhianati Aldy saat ini.

    Pikiran Sasha terasa buntu karena kelelahan dan ia pun tertidur dalam perjalanan. Akhirnya, mobil itu sampai di sebuah villa besar yang kemudian diketahui merupakan villa milik Pak Anton. Waktu saat itu menunjukkan pukul 12 siang saat itu. Mobil itu langsung diparkir masuk kedalam garasi dan Sasha dibawa masuk melalui pintu samping villa yang megah itu.

    “Nah, Sasha. Kamu boleh bawa Alyssa untuk beristirahat di kamar lantai atas. Saya akan menunggu kamu diruang tamu.” Ujar Pak Anton sambil memberikan kunci kamar untuk Sasha.

    Sasha mengambil kunci di tangan Pak Anton dan menidurkan Alyssa di kamar itu. Setelah memastikan kalau Alyssa sudah tidur, Sasha segera beranjak keruang tamu untuk menemui Pak Anton. Pak Anton tersenyum lebar saat melihat Sasha turun dari lantai atas.

    “Bagaimana, Alyssa sudah tidur?” tanya Pak Anton.

    “Sudah pak…” jawab Sasha pelan.

    “Bagus! Ingat, selama kamu ada di villa saya, kamu harus menuruti semua perintah saya tanpa menolak sedikitpun! Kalau kamu menurut, saya jamin kamu tidak akan menyesal, tapi kalau sekali saja kamu membangkang, saya akan memastikan kalau nasib rumah tanggamu hancur sama sekali! Kamu mengerti?!” ancam Pak Anton dengan suara keras.

    Sasha hanya mengangguk pelan. Sasha sudah tahu kalau sekarang ia sudah didalam cengkraman kekuasaan Pak Anton dan tidak mungkin lagi baginya untuk mundur. Sekarang ia hanya memasrahkan dirinya untuk menuruti kemauan Pak Anton. Pak Anton segera beranjak berdiri dan mendekati Sasha. Pak Anton lalu berjalan berputar mengelilingi Sasha yang berdiri di tengah ruangan itu sambil mengamati tubuh molek Sasha.

    Senyum Pak Anton yang memuakkan tampak jelas saat melihat-lihat kulit putih mulus Sasha, pantat Sasha yang bulat dibalik celana jins yang dipakai Sasha maupun dada Sasha yang tampak membusung karena sempitnya blouse putih yang dipakai Sasha. Pak Anton merasa amat beruntung karena akan segera mendapatkan “istri” secantik Sasha. Wajah Pak Anton bagaikan anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru dan tidak sabar untuk memainkan mainan itu.

    “Hmm… Pak penghulu baru bisa datang jam 4 sore nanti. Sekarang baru jam setengah 2. Kita punya banyak waktu untuk bersiap-siap!” gumam Pak Anton.

    “Ayo, ikut saya!” Pak Anton menarik lengan Sasha dan membimbingnya ke kamar mandi. Sasha hanya mengikuti Pak Anton tanpa memberontak.

    Sasha tertegun sejenak saat melihat luasnya kamar mandi villa itu yang dilengkapi bathtub marmer seperti sebuah kolam kecil. Pak Anton tidak lupa memberi wewangian lavender sehingga aroma lavender terpancar dari kamar mandi itu. Pak Anton lalu memutar keran air sehingga air hangat memancar dari keran dan mengalir memenuhi bathtub itu. Sambil menunggu air hangat memenuhi bathtub itu, Pak Anton segera melepaskan semua pakaiannya sehingga tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

    Sasha takjub saat melihat ukuran kemaluan Pak Anton yang sudah mengacung keras. Penis yang gemuk dan panjang itu berukuran jauh lebih besar daripada penis Aldy, sekitar 20 cm. Tonjolan otot urat kemaluannya terlihat jelas dan berkilat menantang.

    “Ayo, kamu juga! Lepaskan semua bajumu!” perintah Pak Anton yang segera dituruti Sasha.

    Mula-mula Sasha menurunkan celana jinsnya sehingga terlihatlah sepasang jenjang kaki yang mulus dan indah. Paha Sasha yang padat dan bulatan elok pinggulnya tampak begitu indah dipadukan dengan pinggangnya yang ramping dan elok. Sebuah celana dalam putih masih terpasang melindungi daerah selangkangan Sasha.

    Pak Anton berdecak kagum melihat bayangan pantat Sasha yang bulat dan padat dibalik celana dalam putih itu. Jarang sekali dilihatnya wanita dengan pantat sebagus itu. Sasha kemudian melepas blousenya sehingga tubuhnya kini hanya tertutup oleh sebuah bra berwarna putih berenda dan celana dalam putihnya.

    Tubuh putih mulus Sasha tampak terawat dengan sangat baik. Payudaranya yang berukuran sedang namun padat tampak serasi dengan ukuran tubuh Sasha dan semakin mempercantik bentuk tubuhnya, walaupun dada cantik itu masih tertutup oleh mangkuk bra Sasha. Sasha berhenti sejenak melepas pakaiannya, wajahnya tampak memerah karena malu dan keraguan terpancar jelas dari raut wajahnya.

    “Lho? Kenapa ragu-ragu? Ayo, lepas semuanya! Atau kamu mau saya yang melepaskan?” hardik Pak Anton, namun Sasha hanya diam terpaku.

    “Ya sudah kalau begitu!” Pak Anton mendekati tubuh Sasha.

    Tangan Pak Anton segera melepas kait bra Sasha sehingga bra putih berenda itu pun terlepas dan jatuh ke lantai, menampakkan kedua payudara Sasha yang kini menggantung indah di dadanya. Otomatis kedua tangan Sasha bereaksi cepat menutupi payudaranya. Namun Pak Anton sudah memegang kedua sisi pinggiran celana dalam Sasha dan melorotkannya dengan cepat melewati jenjang kaki mulus itu.

    Sasha tampak kebingungan untuk menutupi wilayah-wilayah vitalnya tapi Pak Anton langsung menarik turun tangan Sasha yang menutupi payudaranya. Akhirnya tubuh Sasha terpampang jelas, telanjang bulat dihadapan Pak Anton. Pak Anton tidak henti-hentinya berdecak kagum melihat keindahan dan kemolekan tubuh Sasha itu.

    Kewanitaan Sasha tampak terawat dan hanya tampak sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yang rapi. Mata Pak Anton langsung jelalatan melihat indahnya bentuk tubuh Sasha, yang bahkan tidak pernah dilihatnya di film-film porno

    “Waduh… benar-benar badan yang bagus sekali!” puji Pak Anton. Sasha hanya memalingkan mukanya yang memerah karena malu. Baru kali ini ada orang yang melihat tubuh telanjangnya selain Aldy, suaminya itu.

    PLAAK! “Aduh!” Sasha menjerit saat tangan Pak Anton menepuk keras bongkahan pantatnya yang mulus.

    “Ayo, masuk ke bak mandinya!” perintah Pak Anton sambil mendorong pantat Sasha ke depan. Sasha pun terpaksa memasuki bathtub itu. Pak Anton lalu menyusul masuk dan merebahkan dirinya di sudut bathtub itu. Sasha hanya terduduk kebingungan dihadapan Pak Anton.

    “Sha, ayo ke sini!” ujar Pak Anton seraya melambaikan tangannya. Sasha dengan patuh mendekatkan dirinya ke tubuh Pak Anton. Pak Anton segera merangkul Sasha sehingga tubuh mereka berdua berhimpitan.

    “Ayo, kamu menyandar di badan saya!” kata Pak Anton seraya menyandarkan tubuh lembut Sasha kedadanya.

    Sasha berusaha untuk menyamankan dirinya dengan bersandar di perut buncit Pak Anton yang kenyal seperti bantal itu, walaupun bulu-bulu lebat di dada Pak Anton terasa mengganggu punggungnya.

    Sasha berusaha menghilangkan pikirannya yang sedari tadi terus berkecamuk dengan cara menikmati air hangat itu. Selama beberapa saat, Pak Anton meresapi nikmatnya berendam di air hangat sambil ditemani seorang wanita secantik Sasha.

    Sesekali Pak Anton menciumi rambut panjang Sasha yang wangi ataupun memeluk erat tubuh Sasha, seolah meresapi kelembutan tubuh wanita cantik itu. Pak Anton tersenyum mensyukuri keberuntungannya. Sasha, si pujaan para lelaki di kantor itu kini sepenuhnya miliknya; akhirnya ia telah mendapatkan intan yang amat berharga itu.

    “Sasha. Ayo kamu berdiri di tengah, sayang!” perintah Pak Anton sambil melepaskan pelukannya ditubuh Sasha.

    Sasha segera bergerak menuju ketengah bathtub itu dan berdiri mematung disana. Dengan air hangat setinggi lutut itu, tubuh Sasha tampak terpampang jelas. Kilatan air yang membasahi tubuhnya juga menimbulkan kesan sensual apalagi dengan uap-uap disekitar permukaan air yang seolah menciptakan panorama indah bagi pemandian seorang bidadari yang cantik seperti Sasha.

    Pak Anton sendiri tak hentinya terkagum-kagum melihat pemandangan itu. Pak Anton segera beranjak keluar dari bathtub itu dan mengambil sebuah baki kayu yang berisi sabun, sponge, shampoo dan berbagai peralatan mandi. Pak Anton lalu kembali masuk ke dalam bathtub itu dan berjalan mendekati Sasha.

    “Nah, Bapak mandikan ya, Sasha?” tanya Pak Anton sambil tersenyum cengengesan.

    Sasha sendiri sudah tahu tujuan Pak Anton pasti berbeda dari hanya sekedar “memandikan” dirinya, namun Sasha juga tidak tahu apa rencana Pak Anton sesungguhnya. Bahkan Aldy sendiri yang tak lain merupakan suami Sasha tidak pernah bercinta dengannya di kamar mandi, sehingga Sasha masih belum berpengalaman tentang percintaan di kamar mandi.

    “Hyaa?” Sasha menjerit kaget saat merasakan cairan sabun beraroma mawar yang sejuk dan licin itu dituangkan ke pundaknya sehingga meluber ke punggungnya yang mulus.

    Pak Anton mulai beraksi, tubuhnya ditempelkan di punggung Sasha dan digosokkannya sabun itu ke tubuh Sasha lewat tubuhnya seperti sebuah sponge.

    Sasha merasa agak risih karena tubuh Pak Anton yang berbulu lebat itu bergesekan dengan tubuhnya yang mulus, apalagi saat merasakan penis Pak Anton yang besar itu sesekali bersentuhan dengan pantatnya seiring dengan gosokan tubuh Pak Anton. Pak Anton sendiri berusaha untuk meresapi kelembutan tubuh Sasha yang digosok-gosok dengan badannya yang gemuk.

    Pak Anton tidak cepat puas, ia lalu menuangkan sabun cair itu ketelapak tangannya dan segera meremas dada cantik milik Sasha dari belakang sambil sesekali mengusapkan sabun itu ataupun memencet puting susu Sasha dengan pelan, sehingga punggung dan dada Sasha kini dipenuhi dengan busa sabun.

    “Achh…” desah Sasha pelan saat Pak Anton memencet puting susunya sambil mengocok-ngocok payudaranya. Sasha bisa merasakan kalau penis Pak Anton terasa agak sedikit membesar saat “memandikan” tubuhnya itu.

    Perlahan-lahan, jangkauan tangan Pak Anton semakin turun kebagian bawah tubuh Sasha. Dengan pelan diusapkannya sabun itu ke perut ramping Sasha, jari kelingkingnya tiba-tiba mencolek pusar Sasha sehingga Sasha mengaduh pelan. Setelah menyabuni perut Sasha, Pak Anton lalu melanjutkan aksinya dengan menyabuni pinggang Sasha dengan pelan, seolah meresapi keelokan lekuk tubuh Sasha di telapak tangannya.

    “Nah, saya juga harus membersihkan tubuhmu di sini juga!” ujar Pak Anton sambil membelai pantat Sasha. Kembali sabun cair itu dituangkan Pak Anton, namun kali ini ke bongkahan pantat Sasha. Pak Anton lalu mulai memijat pelan pantat Sasha dengan kedua telapak tangannya.

    “Aah… ehmm…” Sasha merasa agak rileks dengan pijatan itu.

    Pak Anton juga memijat pinggang Sasha dan menekan pinggul wanita itu, sehingga muncul gelombang rasa geli yang mulai mendera tubuh Sasha dari pantat dan pinggangnya. Lama kelamaan, Sasha pun mulai merasa gairah seksualnya terbangkitkan oleh rasa nyaman dan nikmat dari pijatan itu.

    “Kya… Haah!” desahnya pelan saat Pak Anton menekan tulang pinggangnya.

    “Sasha, lebarkan pahamu dan menungginglah!” perintah Pak Anton yang dituruti dengan patuh oleh Sasha.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Skandal Sex Dari Memperkosa Pembantu Kini Menjadi Selingkuhanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Dari Memperkosa Pembantu Kini Menjadi Selingkuhanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1759 views

    Perawanku – Gila, hanya kata itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku.

    Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
    “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”

    Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,

    “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,

    “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
    Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,

    begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak

    untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    ####

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar

    Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,

    tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
    “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”

    Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,

    “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,

    “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku

    Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
    “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,

    “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,
    “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.

    “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,

    “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,

    “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
    “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,
    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku

    Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,

    “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,

    “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,
    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,

    “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,

    Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,

    “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,

    “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,

    Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,

    “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,

    “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,
    “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,

    “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
    “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
    Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,

    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
    “pak, saya mohon cepat lakukan,”

    “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?”
    Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,

    “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,

    pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,

    “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
    “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,

    “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
    “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
    “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
    Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,

    “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,
    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,

    “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,

    “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,

    “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,

    “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
    “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
    “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,

    Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,

    ********
    Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,

    “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
    Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,

    “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
    “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,

    “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,

    setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
    “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,

    Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,

    “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,

    “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku
    “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”

    Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,

    “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi,
    “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.

    “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
    “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,

    “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,

    Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,

    “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,

    Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,

    “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
    “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya.

    Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,

    “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,

    “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
    suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
    “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
    “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
    Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

    Cerita Panas Sex,Cerita Mesum Seks,Cerita Ngentot Seks,Cerita Dewasa Seks

  • Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi

    Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi


    1083 views
    Perawanku – Sebut saja Elly. Usiaku sekitar 23 tahun. Aku sudah sudah menikah dengan suamiku yang kini berusia sekitar 25 tahun, dan kini aku termasuk ibu yang masih muda, dikaruniai seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama Michel. Mulai dari pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suamiku sering pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman temanku. Aku memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuhku telah kembali ramping lagi dan indah seperti pujian suamiku, kendatipun aku baru melahirkan setengah tahun yang lalu.
    Kelihatanya hal itu karena aku rajin mengikuti olahraga senam aerobik, dan memang aku mengontrol pola makan supaya badanku tak semakin melar, dan aku sedikit banyak bangga sekali karenanya. Aku sendiri tak bekerja diluar, dikarenakan suamiku memiliki nafkah yang lebih dari lumayan. Dan memang suamiku kepingin aku menjadi ibu rumah tangga yg baik saja, hanya tinggal di rumah buat rawat anak kami dengan baik.
    Suamiku memang lelaki perkasa diatas ranjang, dan aku sungguh menikmati sekali kehidupan sex dengan suamiku karena kontol gede suamiku. Kini kalau suamiku tak ada dirumah, aku hanya berdua sama anakku sendiri, juga pembantu kami yang kupanggil bi siti, satpam kami yang bernama Adrian, dan tukang kebun kami yang bernama pak marno, dan juga sopir kami yang bernama anton. Di usiaku yang sekarang ini, nafsu sex tentu sedang tinggi sekali.
    Ditinggal seorang suamiku bekerja seperti ini, kadang terlintas aku amat merindukan bermain cinta dengan nya. Demikian sekilas akan keadaanku serta keluargaku.Pada Siangsabtu itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh sekali. Aku dapatkan hadiah suatu mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingat aku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian seperti demikian.
    Cerita Sex Tante Perkosa Dengam santainya aku coba berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, namun saya tidak akan pernah mentransfer uang sepeserpun untuk pajak atau yang lain”.Dan orang itu berkata blablabla… panjang lebar, “Ibu Elly, kami maklumi jika ibu berhati hati, memang kami tidak memungut biaya sepeserpun, hal ini dikarenakan semuah pajak hadiah di tanggung oleh pihak kami. Kami akan mengantarkan langsung hadiahnya kerumah ibu sekitar 1 jam lagi. Agen Maxbet
    Cerita Sex Tante Perkosa Gratis ibu, tak sepeserpun dipungut biaya apapun. Ibu bisa mencoba nya, bilamana ternyata mobil nya bermasalah kami segera akan mengganti dengan yang anyar langsung. Tapi hal tersebut tidak akan terjadi sama ibu, mengapa demikian di karenakan kami telah coba pemeriksaan terhadap mobil ini”.
    Mendengar hal seperti demikian ini, aku hanya bisa mengangkat bahu terus berkata, “Ya. . . terserah bapaknya sajalah. Maaf, dg bapak siapa saya bicara ?”.Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak johan, Ibu boleh langsung saja hubungi kantor dinomer kantor kami di ******. Aku mengiyakanya saja dan kemudian memutus pembicaraan tadi. did alam hatiku merasa aneh jg, namun ya kalau gratis, ngk ada salahnya juga?
    Kulihat waktu ini adalah perkiraan jam 1 siang. Baru saja selesai makan siang aku menyusui dan menidurkan anakku, agar kelak nanti ketika aku pergi aku tidak lagi begitu kuatir. Dan memang selang waktu 1jam kemudian aku dengar bel yang berbunyi, lalu ketika aku keluar membuka pintu rumah, aku melihat suatu mobil Kijang Innova keluaran paling terbaru, dengan cat yang mulus serta kinclong. Dibelakangnya ada sebuah mobil Kijang. Mungkin untuk mereka yang antar mobilku ini pulang nantinya.
    Aku amat sangat terkejut, berarti mungkin ini benar aku dapat hadiah mobil. Seseorang turun dari mobil pickupnya didepan rumah, sementara orang yg sudah berdiri didepan pintu rumah menyapa aku. “dengan Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yg bernama Anto itu sambil mengulurkan tangan nya.
    Aku menjabat tangan nya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.
    Orang tersebut memang penampilannya rapi. akan tetapi wajahnya agak seram. Aku mencoba menghilangkan semua pikiran negatifku. Dan kemudian temanya yg tampangya cukup lumayan, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tangan aku.
    “Seto”, katanya. Aku berjabat tangan dan menjawab, “Elly”.
    Cerita Sex Tante Perkosa Sehabis acara kenalan yang menurutku hanya formalitas kami saja, kami duduk diteras rumah, serta aku juga di sodori formulir yang aku baca dibagian awal dan penutupnya saja, untuk memastikanya saja aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah tersebut. Lalu Anto mengajak untuk coba mobil itu, hal itu dikarenakan nantinya aku harus mengisi formulir buat memberikan ‘penilaian’ tentang perihal mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan dilakukan Aku setuju” saja.
    Aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk kedalam mobil tersebut, joknya masih terbungkus plastik semuanya, serta untuk baunya juga khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, dan lalu aku mulai mencoba mobil tersebut.Semua baik saja, sampai tiba tiba disebuah gang yang sepi sekali didekat rumah, Anto yang duduk dikursi depan menarik handbrake. Aku sangatlah terkejut sekali, sampai abaikan menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada kebelakang mobil, tapi belum sempat aku tanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya.
    Kurasakan sebuah aroma yang menyengat, dan tidak lama kemudian semuanya terasa gelap mataku. Perlahan lahan aku mulai tersadar. Aku mengeluh perlahan, waktu itu aku tidaklah sanggup menggerakkan kedua tanganku yang terlentang. Sakit rasanya, Dan Aku coba mengerti apa yang sudah terjadi. Ternyata kedua pergelangan tanganku yg terlentang ini, terikat sangat erat pada semacam pilar diruangan. Sedangkan aku sendiri sudah terbaring di atas matras. yg membuatku tercekat, aku sudah bugil. kedua Kakiku memang masih bebas, tapi apa arti semua ini? Aku kini sudah tak berdaya dg tangan yang terpasung dengan di bulat tali. Aku pejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup bayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku mulai menyesali kebodohan ku tadi, mengapa bisa terjebak dg iming iming hadiah mobil.
    Tiba tiba pintu diruangan ini terbuka, lalu dibukanya dan masuk seseorang yang membuatku ternganga tidak percaya pada pengelihatanku sewaktu itu.
    “ Arman? ”, seruku tidak percaya akan ini yg terjadi. Agen Bola Maxbet Terpercaya
    “Halo bu Elly… lama tak jumpa… yaa… bagaimana kabar nya?”, kata Arman dengan senyum yang buat hatiku dingin seperti di siram dengn air es. Aku takut sekali saat itu.
    “Arman… apa yang kamu lakukan sekarang? ” Cerita Sex Pemerkosaan “ Ingatlah Arman, aku ini kakak iparmu. Tolong lepas kan aku dari ikatan ini..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan sebuah hal yang sia”. Memang Aku sudah tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku di kenalkan Albert pada keluarga nya. Arman adalah salah satu dari adik Albert yang kini berusia 23 tahun. Wajahnya memang cukuplah menarik tampan buat aku. Dan sejak itu mengenalku, ia sudah beberapa kali mencoba untuk mendekatiku, tapi tentu saja aku tak pernah sekalipun memberinya respon. Suatu ketika aku berkunjung ke rumah Albert saat itu dia masih tinggal bersama keluarga nya, Arman nekat sekali dan nyaris hampir saja berhasil memperkosa aku saat itu. Untungnya saja sewaktu itu kepulangan Albert menyelamatkan u, dan semenjak saat itu aku tahu aku harus menghindari arman. Tapi kini aku sudah jatuh kedalam tangannya. Mendengar kata”ku, Arman hanya tertawa saja. dia mendekatiku dan ‘krek…’. Arman merenggut braku hingga tali talinya terputus.
    Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi

    Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi

    “Aduh. . . . ”, aku mengeluh kesakitan, sedikit sakit bagian tubuhku yang tertekan tali braku saat ditarik Arman. Aku memejamkan kedua mataku, malu sekali rasanya payudaraku terlihat oleh laki” selain selain suami ku. “Elly… Elly… kamu pikir aku segoblok itu sudah bersusah menjebakmu seperti ini dan akan melepaskan kamu begitu saja ? Haha . . . aku tidak gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengeri kan saat aku menatap nya dengan marah bercampur rasa ketakutan.”
    “Arman, kamu memang gila… lepaskan aku ! ! ”, aku mulai panik sekali serta membentak nya.
    Lalu Arman dengan merenggut robek celana dalam ku, hingga kini aku sudah telanjang bulat tanpa sehelai pakaian.
    Cerita Sex Tante Perkosa Aku menjerit kecil. sekarang ini aku cuman bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia telah melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba berontak kepada arman, namun tidak ada hasil sama sekali sebab aku benar” ngak bisa gerakkan tanganku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk segera menimpaku, dan perlahan aku menangis.
    “Lho kak kok nangis sih ? Tenang saja, sebentar lagi kakak juga akan keenakan kok”, ejek Arman yg sudah bersiap diselangkanganku.
    Aku semakin ngeri melihatnya, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolonglah kakak jangan macam” sama aku ini aku kakakmu iparmu… masa kamu tega sekali berbuat begini padaku…”. Arman tertawa dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu sudah merendahkanku selama ini. Kamu selalu menolakku. Kamu tidak pernah sekali menghargai aku”.
    Aku memang sadar kalau aku memang sering menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan sekarang memang semuanya terbukti kan?, Dan sambil merenggangkan kedua pahaku ngangkang, Arman melanjutkan, “Kamu tidak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tidaklah layak pergi berdampingan bersamamu. Benar” perempuan sombong ! Karena itu smua sekarang rasakan pembalasan ku!”.
    Arman menempel kan kepala penis nya ke bibir vagina ku. Aku makin menjadi panik dan coba berusaha menggerakkan pinggulku menghindari hunjaman kontol gede Arman saat Arman mulai memajukan pinggul dia.
    Berhasil, kontol gede dia tak sampai melesak masuk menerobos vagina ku.Tapi rupanya dia marah dengan tingkahku, ia menamparku keras, sampai sampai aku mengaduh, menangis kesakitan. “Jangan coba-coba” lagi Elly, atau setelah aku kamu akan kuberikan pada dua temanku didepan itu!”, ancam Arman nada suara yang galak. Melihat dia begitu aku langsung pasrah saja, disela tangisanku, aku hanya bisa merintih, “ Kau gila. . .Arman ”.
    Cerita Sex Tante Arman hanya tertawa dan aku bisa membiarkan kepala kontol gede Arman menemukan bibir vagina ku, dan sesaat kemudian aku jadi mengerang sakit saat vagina ku tertembus batang kontol gede Arman. Aku mulai menangis saat dia memompa vagina ku. meskipun aku sudah pernah punya anak, tapi berkat senam serta ramuan khusus, vagina ku kembali sempit. ”
    Konsekuensi nya, kini aku merasa kesakitan karna vagina ku dipompa kontol gede Arman. Aku memalingkan wajahku agak tidak lihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil menjamah tubuhku yang montok dan vagina sempit ku. Ia meremas kedua payudara montok ku dengan gemas, seolah dia melampiaskan segala nafsu nya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuhku sejak dahulu. Sedangkan aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan menikmati kontol gede arman. “Elly vagina kamu legit rapet banget”, erang Arman dengan tatapan penuh gairahnya kontol masuk vagina ku.
    Rasanya aku ingin menampar nya, tapi kedua tanganku tidak mampu kugerakkan. Aku hanya bisa merelakan liang vagina sempet ku ditembusi kontol gede oleh laki laki yang harusnya memperlakukanku sebagai kakak ipar nya. Tapi Arman memang sudah kesetanan, dia mulai mencumbui ku dengan sangat buas sekali. Bibirku dilumat nya dg ganas, sementara kedua payudara montokku diremas nya dengan kuat.
    Cerita Sex Tante Perkosa Perlahan aku mulai terangsang menikmati kontol gede adik ipar ku ini, rasa terhina karena diperkosa mulai berganti dg rasa nikmat yang melanda selangkangan ku dan juga sekujur tubuhku. Rupanya vagina sempit ku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran kontol gede Arman yg tadinya terasa sangat menyiksaku. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyi kan wajahku yang terasa panas ini. Tapi tentu saja hal itu tidak mungkin bisa kulakukan, maka aku hanya dapat pasrah namun mati matian berusaha menahan diri supaya agar tidak kelihatan menikmati kontol gede arman.
    Tapi sayang, tubuhku terlalu jujur dengan perlahan tanpa mampu kucegah, pinggangku terangkat saat aku menahan nikmatnya kontol gede arman itu yang luar biasa. Kurasakan kontol Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam vagina sempit ku, membuatku menggeliat keenakan seperti cacing kepanasan.
    Arman tertawa sinis dan mulai menghinaku “Ternyata kamu menikmati kontol gede ku juga yaa Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok kalau sudah vagina dimasukin kontol gede gini, toh kamu keenakan juga..”.
    Sambil menghinaku Arman terus memompa vagina sempit ku dengan buasnya. Aku sudah tidak tahu apalagi yang harus kulakukan saat itu, karena perlahan tapi pasti aku sedang diantar menuju orgasm.
    “Armann…. oohh… sudaah… ampn uchhhh”, aku mulai mendesah dan melenguh kenikmatan.
    “ Kenapa El ? Enak ya? ”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa vagina sempit ku.
    “Kamu..” aku tak lagi bisa menjawab, tubuhku menggigil, selangkanganku serasa akan meledak.
    Aku terus mengerang merintih dan melenguh, sampai akhirnya aku orgasme hebat, kepalaku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasm.
    “Oh ternyata kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang menunjuk kan tanda” akan orgasm yang sangat dahsyat, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasm yg amat berkepanjangan ini, dan nikmat nya selangkanganku yang terus dipompa Arman semakin menjadi.
    Cerita Sex Tante Perkosa Namun rasa ngilu mulai menghampiri vagina ku, dan makin lama rasa itu makin menderaku vagina ku. Aku sudah tidak kuat lagi arman, dan berteriak “Armaaan… aaah… hentikaan… amppuuun…”. Dia benar” pria perkasa seperti suamiku yang kuat dan kontol gede, hanya saja suamiku bisa lebih pengertian, membiarkan aku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaan ku, dia hanya mencari kenikmatan nya sendiri.
    Aku makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang ini terlepas semua dari sambungan nya, sementara tubuhku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yg terus menerus mengeliat. Entahlah cairan cintaku sudah membanjir berapa banyak yang keluar, aku mulai pening dan tak lagi mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa vagina ku, sampai akhir nya ruangan ini rasanya berputar, semua nya gelap.
    Ketika aku mulai bangun dari tidurku, kurasakan ada lagi perasaan kedua puting payudara ku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuatnya. Vagina ku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak lagi terasa sesak, yang punya arti Arman sudah selesai memompa vagina ku. Becek sekali rasanya vagina ku, aku tahu si brengsek ini pasti mengeluarkan spermanya didalam sana. Untungnya saja aku telah fase dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil karena pemerkosaan ini
    Cerita Sex Tante Perkosa Tapi kini aku sudah sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting payudara montokku, yang berarti ada seseorang selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka ber2 ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku. “Jangaaaan”, aku menjerit keras.
    Aku tidaklah lagi bisa berbuat apapun lagi”, kedua tanganku yg terentang ini tak lagi bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka ber2 dg santai meneruskan perbuatan mereka.“Lepaskan aku… Armaaan kamu emang bajingan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku. Dan kudengar tawa yang membuatku merinding ketakutan. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang handycamnya. dan dIa merekamku ! Merekamku yang sedang pasrah tak lagi berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya. “Biadab kamu Arman… Kamu kan sudah janji.”, aku langsung terdiam. Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa”
    “Kenapa Elly? Kok diam ? Apa aku salah ? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tidak akan kuberikan pada mereka bukan ? Haha haa…”, Arman tertawa dengan memuakkan.Aku hanya bisa menangis. Habislah aku sekarang ini, aku sudah dalam cengkeraman si Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya lagi. Sementara kedua kacung Arman ini tertawa senang dengan adegan gangbang, dan mereka kembali menghisap dengan ganasnya kedua puting susuku dengan bersemangat sekali, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku. Beberapa saat kemudian,dengan gaya yang menjijikkan buatku, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera.“Wow.. air susu Elly ”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua kacung nya.
    Kedua pria itu menelan air susuku. “Bagaimana rasanya Anto bilangnya ? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.
    “nikmat dan legit banget bos, susu amoy gini”, kata Anto.
    “Lebih enak dari susu apa aja”, sambung Seto.
    Memang Kurang ajar sekali mereka, Dan Arman terlihat penasaran, lalu ia menaruh handycam nya.
    “Aku juga ingin mencoba”, gumannya.
    Ia mendekati payudaraku, dan setelah mereka memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau aku merasa terangsang, tiba” dia sudah menghisap puting payudaraku. Beberapa sedotan dilakukann ya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.
    “Bos, susunya diremas”, kata Anto. ”
    “Bisa tambah buanyak sekali keluarnya”, Seto menyambung.
    Maka Arman menyedot puting payudara sambil meremasi payudaraku dengan ganasnya. Aku sedikit menggeliat kesakitan. dIa terus melakukan nya sampai puas, sementara aku cuman bisa menggigil menahan kenikmatan kontol mereka.
    “ Susu yang enak, Elly ”, kata Arman dengan nada puas.
    “Nanti aku minta tambah lagi”, sambungnya sambil balik lagi mengambil handycamnya.
    “Lanjutkan”, perintah Arman ke Anto dan Seto.
    Mereka ber2 yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi menghisap bagian puting susu ku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan. Handycam itu balik lagi merekamku. Kini Anto dan Seto hendak memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka kocok kontol mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi kontol mereka. Melihat ukuran kontol mereka berdua ini, aku semakin takut melihatnya. Baik panjang maupun diameter nya semuanya lebih dari ukuran kontol Arman. Aku bergerak dengan mematikan semua perasaanku. Kini aku di jamahi oleh 2 kacung Arman. Kedua selengkanganku dilebarkan Anto. Aku masih terlalu lemas buat mencoba menghindar.
    Akibatnya…., bless… kembali vagina dimasukin kontol gede lagi.
    Aku menggigit bibir dan menahan semua perasaan malu dan sakit ini, air mata ku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menerus menyorot ke arah vagina ku yang sedang dipompa oleh Anto. Muka ku rasanya panas sekali membayang kan aku sedang membintangi film porno amatir.
    Dengan perlahan Arman mengarahkan sorotan handycamnya kearah tubuhku dibagian atas, dan sempat diam agak lama ketika menyorot kedua payudara ku. Seto sempat meremasi kedua payudaraku serta semua itu di sorot oleh Arman. Sementara itu tubuhku harus terus terusan menggeliat karna menerima rangsangan dua orang sekaligus. Vagina ku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudaraku diremas dengan buasnya oleh Seto. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Vaginaku masih belum bisa beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran KONTOL GEDE Anto, tapi sudah mendatangkan nikmatnya yang membuat ku serasa melayang tinggi.
    “Sudah… hentikaan…”, aku mengerang, mulai mengerang, karna kurasakan vagina dimasukin kontol gede lagi.
    Anto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat sekali saat menyodok vaginaku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.
    Tubuhnya berkelojotan diatasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras sekali didalam sana. Beberapa semprotan sperma hangat kurasakan membasahi vaginaku, dan Arman segera bergerak ketempat yg bagus untuk menyorotan handy camnya kearah vaginaku. Kurasakan Anto mencabut kontolnya perlahan, lalu Arman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu kali. Gejolak yang sempat membuat ku hampir orgasme kini mereda. Tapi gila sekali, Seto langsung bersiap menggilirku, dia sudah mengarahkan kontol nya ke liang vaginaku. Aku memang tak lagi bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan vaginaku ter tusuk oleh penis nya Seto. Hanya saja sekarang rasanya tak lagi begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot mukaku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulutku. “Elly, ayooo kulum”, perintah Arman.
    Cerita Sex Tante Perkosa Aku hanya bisa menurut mereka, toh aku sudah tak lagi ada gunanya lagi membantah. Dari pada aku mendapat tamparan atau siksaan yang lain, aku lebih baik mengikuti kemauan mereka. Perlahan kubuka mulut ku, dan kontol Anto yg masih belepotan sperma, cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulut. Rasanya amis, asin, membuatku ingin muntah. Akan tetapi aku berusaha tak lagi memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesai kan tugasku. Aku terus mengulum kontol si Anto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa sperma nya dan cairan cintaku sendiri. Anto yg sudah tak lagi tertahan lagi mengerang panjang dan menarik kontolnya dari mulutku.
    Penderitaanku belum selesai.
    “Buka mulutmu, Elly”, perintah Arman sambil menyorot kan handycamnya ke mulut ku.
    “Perlahan!”, perintah nya lagi. Aku mulai membuka mulutku dengan perlahan, dan Arman terus menyorot mulutku.
    “Bagus”, katanya dengan puas.
    Aku malu sekali, pasti aku terlihat layak nya seorang wanita nakal didalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuh ku terguncang habis, rupanya Seto mulai menikmati vagina ku. Dengan bersemangat ia menggenjot vagina ku, sementara aku tidak lagi tahu bagaimana sekarang raut wajah ku saat menahan malu dan nikmat dan disorot dg handycam milik Arman. Panas sekali wajah ku terasa, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian vagina ku yang basah. Kini aku tinggal memusatkan perhatian ku pada Seto.
    ”Diam” aku melakukan gerakan menahan buang air kecil, sambil berpura-pura merintih keenakan, agar Seto cepat keluar dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapan ku, tak lama kemudian si Seto yang terangsang habis, melolong lolong dan meneriak kan namaku.
    “Aaaaarrrhh… Ellyyyyy…”, jerit nya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana vaginaku dibasahi lahar panasnya. Arman dengan giat terus menyorot vagina ku yang tentunya tak lagi mampu menampung sperma ke2 pemerkosaaan yang kualami. Jari tangan nya ditusukkan ke vaginaku mengorek sisa sperma Anto, Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu dia mau menagih jatah lagi oral dariku jg. Seperti tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handy camnya ke wajah ku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuat ku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menuruti, walaupun dengan hati sedih. Sehabis semua itu selesai, Arman mematikan handy camnya.
    “Arman, sudah cukup lepaskan, tolong”, aku memohon.
    Tapi Arman tidaklah mengubris sedikitpun juga, malah ia dengan bernafsu melihat kearah payudaraku.
    Aku langsung tersadar lalu teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susu ku lagi.
    Dan memang benar, Arman segera melumat puting susu ku, mengenyot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah mengerang keenakan, memang rasanya nikmat ketika puting ku di jilat arman dan itu amat merangsangku. Aku nikmati dan menggigit bibir, apalagi Anto ikutan yang sama pada puting payudara yang sebelah. Kini 2 orang tersebut memainkan kedua putingku pada kedua payudara layanya seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata dan menikmati mereka memainkan kedua putingku.
    Aku melamun kan suami ku… maafkanlah aku sayang… aku bahkan sempat orgasme ketika di perkosa adikmu.
    Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas memainkan putingku, dan akhirnya ikatan ku dilepaskan. Lega rasa nya, meskipun terasa sakit pada bekas ikatan dikedua pergelangan tanganku. Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tangan aku, dan aku melihatnya Arman dengan rasa benci sekaligus takut, karna dengan rekaman handy cam itu, dia pasti akan menggunakan nya untuk mengancam ku agar menurutinya kelak kalau dia menginginkan tubuhku lagi. dIa tersenyum dg penuh kepuasan bersama dua kacungnya itu asyik melihat hasil rekaman film porno yg mereka buat tadi.
    Aku amat malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luar ku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku di gangbang 3 pria tadi.
    “ Sudah puaskan kalian menghujam aku ? ”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis.
    Aku memakai pakaian ku tanpa bra, celana dalam. Ke2nya memang sudah tidak lagi bisa aku pakai karena tadi di renggut paksa dari tubuhku hingga tersobek. Mereka tertawa kadang beberapa saat lama nya mereka menonton rekaman pemerkosaan diriku tadi, kemudian Arman mematikan handycam yang dibawanya. Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku. Aku menarik wajah ku kebelakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, selanjutnya aku menampar nya, keras.
    “Bajingan kamu ya Arman! Kamu sungguh sangat tega sekali sama kakak ipar mu… sekarang antarkan aku pulang!”, kata ku lirih menangis.
    Arman mengelus pipi nya yang baru kutampar keras dan memandangku dengan wajah yg aneh. Aku bergidik di tatap oleh Arman seperti itu. kemudian Arman melangkah kearah luar di ikuti oleh kedua kacung nya. Aku ikuti mereka, dan dg tegang aku masuk ke dalam mobil pembawa mala petaka itu. Aku duduk dikursi penumpang yg depan, Arman yang menyetir, sementara Anto, Seto duduk dibelakang.
    Dalam perjalanan, kami semua terdiam, sedangkan aku sendiri masih merasakan ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosa ku. Tapi mereka tak lagi melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah kerumahku. Ketika aku turun, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi ya, kapan kapan kita main main lagi yaaa”.
    Dengan muak sekali aku membanting pintu mobil, kemudian aku segera masuk kedalam rumah sambil menahan tangis.Aku segera melihat anakku. Agak lega melihat nya masih tertidur pulas. Aku segera mandi, keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bangsat, yang sudah tega sekali menyerahkan ku pada dua kacung nya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu dengan suami ku sendiri bukan dg arman, bukan dg mereka bertiga. Apalagi di perkosa seperti tadi, sakit sekali rasanya di dalam hati ini. Tanpa sadar aku kembali lagi menangis.
    Aku tahu hari ini adalah hari yg pertamaku mengalami penghinaan, dan ini bukan hari terakhir.Terbukti dua hari kemudian, aku dapat kiriman DVD dari Arman, yang isinya rekaman pemerkosaan terhadap ku oleh dua kacung nya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu yaa, kamu pasti akan lebih menikmati permainan kita kelak nanti”.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku

    Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku


    1192 views

    Perawanku – Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku, Kisah ini bermula saat aku kuliah di Jakarta,dimana saat itu aku masi berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Aji.aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah hanya sebuah kamar dan langsung kamar mandi didalam dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini.

    Karena yang tinggal rata2 para pekerja shift kadang aku jarang berjumpa dengan mereka.ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Tari yang usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia.

    Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk dan kaos dalam,menghabiskan sebatang rokok dan menunggu mba Tari lewat pulang kerja.Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.

    “Sore mba Tari,baru pulang kerja mba ?” tanyaku ramah.
    “Iya Aji” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.
    “koq keliatannya cape banget mba ? lagi banyak kerja ya ?”
    “iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget,badannya pada pegel”
    “Mmmh,ntar mau beli makan bareng ga mba ?”
    “Engga kayanya Aji,aku boleh nitip aja ya ?”
    “Ya boleh mba.apa sih yang ga buat mba hehehee..”

    Sebelum masuk kekamarnya mba Tari memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu.tok tok tok

    “Mba Tari…..”

    Karena ga ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati mba Tari terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur.tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur.

    Perlahan mba Tari membuka matanya dan tersenyum padaku
    “Kamu baik banget Aji” katanya dengan nada pelan.
    ”Ah gapapa mba,kasian aja mba nya kecapean,kalo mba mau aku pijitin kakinya ya ?”
    “Ga usah,nanti ngerepotin kamu Aji”

    Aku ga dengerin omongannya,seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya,memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutu dan baju kaos rumahan.aku mulai pijit jari-jari kaki mba Tari sampai ketumit.baru sebentar kayanya mba Tari udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.

    “Aduh Aji maaf ya mba ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya aga malu.
    “hehehee iya donk,kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya.
    “iihh kamu bisa aja,ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya ?”
    “iya mba biar mba bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja,kalo mba mau aku pijitin betisnya sekalian ya ?” Tanya ku pada mba Tari.
    “Kamu yakin gapapa ?”
    “iya mba gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin mba,lagian mba Tari juga enak mijitnya kulitnya halus banget”

    Mba Tari hanya tersenyum dan langsung membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal,dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu.saat itu aku ga tau mba Tari memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri,sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya.dan mulai tengkurap lagi.

    Aku berfikir kayanya mba Tari udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan leluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu.baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan langsung aja seketika celanaku menjadi sempit karena si otong udah berdiri duluan.

    “kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Aji ?”

    Seketika aja aku jadi kaget dia ngomong gitu,baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan.

    “ Eh oH iya iya bisa mba Tari”jawabku gelagapan.
    “Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih”katanya lagi.
    “iya mba Tari aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga”

    Aku duduk menyamping disebelah mba Tari.Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju mba Tari keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun.

    Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya.saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya,

    mba Tari seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu.aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi.

    Cerita Bokep, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Seks Dewasa, cerita sex, Cerita Sex Bergambar, cerita sex dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Tante, cerita sex terbaru 2020

    Cerita Bokep, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Seks Dewasa, cerita sex, Cerita Sex Bergambar, cerita sex dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Tante, cerita sex terbaru 2020

    Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mba Tari yang bohai seperti orang menunggang kuda Aku mulai acupressure punggung mba Tari dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.

    tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang.bukanya marah mba Tari mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku.aku tau dia udah mulai terangsang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.

    “mmmh oohhh enak Aji terusss ditekan lagiiii”

    Seketika mba Tari membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas.tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya.kamipun berciuman .tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.

    “Aji aku mau kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini sayang”katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya.
    “Iya mba Tariku sayang”kataku juga sambil membuka semua pakaianku.

    Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya.mba Tari keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 14 cm dan diameter 4 cm.

    Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi mba Tari masi dibawah,aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya,tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya,itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.

    “ooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang”desah mba Tari.

    Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yg kecil bewarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan.seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya.

    Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Tari yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan.

    bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku.mba Tari tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan,badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar,mulutnya mengoceh tidak karuan.

    Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah,mba Tari menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.

    “oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh”satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya mba Tari orgasme tepat dimulutku .

    Sekarang mba Tari mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya.tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku,

    saat mba Tari mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali,tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus.dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya.

    Saat yang dinanti datang mba Tari duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya,aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret.

    saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa,tapi mba Tari yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua.

    mba Tari meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya,aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mba Tari mendongak keatas menahan nikmat,aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya,saat itu juga mba Tari berteriak kecil “Ooouucchhh” dengan mata terpejam.

    Dimulailah permainan kami,aku menggenjot vagina mba Tari kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan,aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya,cairan vaginanya yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis.kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak.mba Tari mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.

    “Badan kamu bagus sayang,pasti stamina kamu kuat” katanya.
    “Iya donk sayang,aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.
    “ooouuchhhh puasin aku sayang”
    “pasti sayangku,sepuas yang kamu mau sayang”

    mba Tari mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.

    “ooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh” erangan keluar dari mulut mba Tari disertai lagi dengan orgasme keduanya.

    Aku mencabut penisku dari vagina mba Tari yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku.mba Tari udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku.

    dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat,lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.aku arahkan kepala penisku kevaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan.

    sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mba Tari membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.

    “oouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg” katanya.

    Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya mba Tari udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top.aku menurutinya sambil berbaring dan mba Tari lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku kevaginanya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kevaginanya,

    dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk divaginanya,goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku.rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya.

    Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.
    “Oouuucchhh mbaaa a a a akuuu ma ma mauuu kekekeluaarrr jugaaaa”kataku terbata-bata.
    “iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh”kata mba Tari.

    Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Tari dan croott crooott croott croottt……. Spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan mba Tari pun sama orgasme,cairannya keluar membasahi penisku.seketika mba Tari lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya,tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.

    “Terimakasih banyak sayangku,aku puas banget malam ini”kataku pada mba Tari.
    “Aku yang seharusnya terimakasih sayangku,kamu udah memenuhi keinginan ku minta dipijit sampai tuntas sama kamu,bukan itu aja kamu gentle banget setelah main langsung memelukku,mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia” kata mba Tari.

    “Wanita secantik mba pantas mendapatkan yang terbaik,dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”
    “Ooohh Aji ku sayang,beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu,ga kaya cowok aku, main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur”
    “Ah mba,ga perlu repot-repot mencari wanita itu,karena dia sekarang ada dalam pelukanku”

    Mba Tari hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur. Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu,lagi dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Selingkuh Dengan Daun Muda

    Cerita Sex Kisah Selingkuh Dengan Daun Muda


    810 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Selingkuh Dengan Daun Muda, Sudah dua puluh tahun lamanya aku berumah tangga namun belum juga memiliki momongan, sebagai manusi biasa sebenarnya aku ingin memiliki keturunan. Sempat terbesit dalam hatiku untuk mencari pasangan lain tapi aku tidak tega pada istriku yang telah mendampingi aku selama ini. Saat ini usiaku sudah 45 tahun namaku Andi sedangkan istriku Farida.

    Kami menjalani pernikahan dengan bahagianya karena memang kami menikah dengan melalui proses pacaran dulu. Dan kami di takdirkan untuk bersama dalam ikatan pernikahan namun Tuhan masih menguji kami dengan tidak hadirnya anak di antara kami, berbagai macam cara telah kami lakukan mulai dari melakukan adegan seperti dalam cerita sex daun muda dengan banyak posisi.

    Hingga akhirnya istriku berhenti dari pekerjaaanya demi mendapatakn momongan yang kami idamkan. Namun hasilnya nihil hingga saat ini, hingga akhirnya aku mendapatkan kenalan seorang wanita yang tidak sengaja aku bertemu dengannya di sebuah pantai ketika aku edang menyendiri tanpa ada istriku. Dia yang mendekat duluan hingga akhirnya kamipun mengobrol lalu saling tukar nomor.

    Sebagai pria dewasa sebenarnya sudah sejak dulu aku di dekati oleh banyak wanita, tapi aku memang tidak pernah meladeni merka tapi dengan yang satu ini. Aku memang agak tergoda entah karena hatiku yang galau saat ini atau memang wanita ini memiliki kharisma yang lain dengan wanita lainnya. Namanya Elsa dia masih 27 tahun dan bekerja di salah satu perkantoran d daerahku juga.

    Layaknya sepasang orang yang kasmaran dalam cerita sex, kami sering berhubungan dan aku tidak mengalami kesulitan jika harus menghubungi Elsa. Karena dia sudah tahu kalau aku sudah memiliki istri, sejak hari pertama kali bertemu dengannya aku sudah berterus terang tentang keinginanku untuk memiliki momongan sedangkan istriku belum juga menunjukan hasilnya hingga saat ini.

    Tanpa ada kata romantis bahkan lebih jelasnya aku menembaknya, kamipun jalan dengan kemesraan layaknya orang pacaran. Seperti hari ini aku menunggu Elsa di pantai yang sama kita pertama kali bertemu dulu “Hei.. om dah lama nunggunya..” Kata Elsa mengejutkan lamunanku “Iya.. lumayan kamu sendiri kok baru datang darimana saja..” Dia tersenyum sambil menjawab “Macet lah pastinya…”.

    Kami makan disana dan seperti biasa kami mengobrol panjang lebar dan tidak ketinggalan pula candaan lucu Elsa yang bikin aku lupa dengan semunya, usiaku dan juga istriku “Elsa.. kalau om ajak Elsa ke sana mau..” Kataku sambil melihat ke arah penginapan yang ada di pantai itu, Elsa melihatku kembali dan dia menatapku “Om.. Elsa bukan wanita murahan..”.

    Dengan cepat aku berkata “Maafkan om Elsa..” Tapi dia menutup mulutku dengan jarinya “Tapi Elsa juga menyanyi Om.. kalau om mau bertanggung jawab pada Elsa.. kapanpun Elsa mau..” Diapun merebahkan kepalanya pada bahuku, akupun membelai rambutnya. Begitu terus terangnya wanita yang satu ini. Kamipun menuju penginapan yang aku tunjuk tadi dan segera memesan satu kamar.

    Di dalam kamar itu Elsa memelukku dengan mesranya di pinggangku, dia melihat kewajahku “Om..kalau di lihat-lihat om masih cakep.. nggak kalah dengan cowok 20an ..” Aku memeluknya juga “Semoga ini bukan candaan kamu ya..” Kataku sambil mendaratkan bibirku pada bibirnya yang langsung dia balas dengan lembutnya, kamipun bermesraan dengan kecupan yang kami lakukan.

    Layaknya sepasang pemain dalam adegan cerita sex kamipun bergumul di atas tempat tidur setelah pakaian kami terlepas semuanya “Oouuuugggghh… Elsaaa… sayaaang.. Om.. mencintaimu sayaaang…” kataku sambil terus mencumbunya, aku lihat tubuh Elsa begtu mulus dan masih kenyal teteknya yang sebesar buah mangga, aku benamkan wajahku pada teteknya itu.

    Seperti bayi yang kehausan aku melumat putingnya bahkan aku jilat-jilat dengan lembutnya “OOOoouuggghhh.. Oooommm… oooouugghhhh…. aaaaaagggghhhh… aaaaaaggggghhhh.. aaaaaggggghh.. teruuuuus… saayaaang… aaaaaggggghhh… aaaaggggghhh…. “. Akupun semakin kebawah hingga kudapati memek yang masih indah dengan bulu halus di sekitarnya.

    Dengan penuh kelembutan aku mendaratkan bibirku pada memek itu “Ooouuuggggghhhhhhh….. Ooomm…. nikmaaaat … aaaaaggghhh… aaaaggggghhh.. ooouuwwww… terusss.. aaaggghhh… aaaggggghhh… aaaagggghhh… ” Hingga akhirnya akupun naik ke atas tubuh Elsa dan langsung aku masukkan kontolku ke dalam kemaluannya yang begitu hangat aku sempat tertegun sebentar.

    Saking nikmatnya kehangatan memek Elsa yang aku rasakan. Kemudian akupun bergoyang dengan perlahan “OOouugghhh… aaaaggggghhh… ooouuugggghh… aaaaaaggggghhh… ooouuuggghhh… aaaaggghhh.. aaaagggghh… aaaaggghh.. aaaggghhh..” Desahan Elsa seirama dengan gerakan tubuhku menggenjotnya diapun membelai punggungku dan juga tubuhku yang lain.

    Hingga akhirnya akupun semakin cepat menggoyang tubuhnya dan giliranku yang mengerang kenikmatan dengan kerasnya “OOuuuuuwwww…. aaaaagggghh… aaaaggggghhh… aaagggghhh… aaaagggghhhh.. aaaggggghh…” Elsa mendekap tubuhku yang bergetar dan sesuatu yang kental tumpah dalam memeknya serasa hangat juga, dan akupun terkulai di sampingnya.

    Aku tidak pernah menduga kalau akan melakukan adegan seperti dalam cerita sex daun muda dengan wanita selain istriku. Aku kecup pipi Elsa yang memeluk tubuhku, dengan mesra aku bisikkan sesuatu padanya “Om akan tanggung jawab sayang.. aku akan jadikan kamu istri kedua om..tentu saja kalau kamu mau..” Dia memelukku semakin erat lagi dan kamipun tertidur di dalam kamar penginapan tersebut.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • CERITA DEWASA BERCINTA DI WARTEG

    CERITA DEWASA BERCINTA DI WARTEG


    929 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA BERCINTA DI WARTEGCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nama saya Heru, saat itu saya berumur 25 tahun, telah berkeluarga dengan istri bernama Meri, serta telah dikaruniai dua orang anak yang pertama berumur 3 tahun dan kedua berumur 1 tahun. Cerita ini bermula dari kebiasaan saya yang sering nongkrong di warteg di komplek tempat saya tinggal pada waktu santai.

    Pemilik Warteg itu adalah sepasang pengantin baru yang baru 7 bulan menikah. Penjaganya adalah istri dari pengantin baru tersebut yang bernama Diana, sedangkan suaminya adalah seorang sopir bus AKAP, yang sering bertugas sampai berharihari baru pulang dan bernama Juanda. Saya dan istri sayapun kenal baik dan akrab dengan mereka.

    Pada suatu hari yang telah saya lupa tanggalnya saya kembali nongkrong di Warteg itu yang pada saat itu suasana sudah mulai sepi karena hari sudah menjelang malam. Pada saat itu Diana sedang berkemaskemas untuk menutup wartegnya. Saya lalu mengajak Diana mengobrol sambil dia berkemaskemas.

    Kok sendirian Yan? tanya saya. (Saya memanggilnya Dian/Yan)

    Iya nih Kak, Kak Juandanya tadi pagi baru berangkat!

    Kemana?

    Katanya hari ini tujuan Jakarta, dan sampai 8 hari baru bisa pulang, katanya.

    Oh ya Kak saya tinggal dulu ya, mau mandi, habis dari tadi rame sih belum sempat mandi, katanya lagi. Lalu Diana masuk ke dalam rumahnya untuk mandi. Joker118

    Setelah setengah jam Diana keluar lagi dengan rambut yang masih basah, dan memakai daster yang membuat saya menahan napas karena kalau kena lampu kelihatan BH dan CDnya yang menerawang dari balik daster yang dipakainya, serta membawa secangkir kopi untukku, dan duduk di kursi yang ada di depanku.

    Harum sabun mandi yang dipakai saat mandi masih tercium saat Diana duduk, dan ini membuat nafsu saya agak tergugah dan tongkol saya mulai ngaceng.

    Diminum Kak kopinya, katanya mempersilakan.

    Terima kasih, jawabku sambil menghirup kopi yang disuguhkan.

    Apa enggak takut ditinggal sendirian, tanyaku memulai obrolan.

    Ya enggaklah, kan tetangga di sekitar sini baikbaik Kak? jawabnya.

    Lalu obrolan kami terus berlanjut dan haripun bertambah malam. Karena suasana yang mulai sepi saya mencoba memancingnya dengan obrolan yang dapat membangkitkan gairah.

    Yan kamu nggak kesepian ditinggal suamimu berharihari gini?

    Mau gimana lagi Kak, namanya juga tuntutan pekerjaan

    Kasihan! Masa pengantin baru ditinggal kedinginan kaya gini

    Ih, siapa lagi yang kedinginan? jawabnya agak centil.

    Merasa ada respon sayapun tambah semangat.

    Ya kan kasihan, orang pengantin baru itu biasanya kan kalau tidur selalu berpelukan biar tidak kedinginan

    Siapa bilang kalau pengantin baru itu kalau tidur selalu berpelukan?

    Buktinya kakak semasa pengantin baru selalu tidur berpelukan.

    Enak dong Mbak Meri selalu tidur dipeluk kakak

    Ya begitulah, kalau kamu mau, saya juga mau tidur pelukin kamu, kata saya sambil bercanda.

    Ih kakak ini Piktor (pikiran kotor) deh

    Emang Mbak Meri boleh kakak tidur pelukin cewek lain? sambungnya.

    Ya jangan ketahuan dong, jawabku, sambil aku memandang wajah cantiknya dan menanti responnya.

    Diana lalu memandangku dengan tatapan yang menggoda.

    Kalau kakak tidur pelukin saya dan ketahuan Mbak Meri gimana hayoo?

    Nggak mungkin ketahuan kalau kamu mau, pancingku sambil bergeser duduk disampingnya, dan kugenggam tangannya yang tampak bergetar, dan ternyata Diana diam saja.

    Jangan disini Kak nanti ada orang lihat, katanya. Link Alternatif Depobos

    Karena mendapat angin aku mengajak Diana masuk ke dalam rumahnya. Begitu masuk ke dalam rumahnya saya langsung menutup pintu dan memeluk Diana dari belakang. Semula dia menolak dengan alasan takut ketahuan.

    Aku yang sudah dikuasai nafsu terus merayu Diana yang masih ragu. Aku sudah tidak peduli apaapa lagi kecuali menikmati tubuh Diana yang cantik ini. Aku membalikkan tubuh Diana dan langsung melumat bibirnya yang sexy itu.

    Mmhh, desah Diana.

    Aku terus menyerangnya dengan bergairah. Tangankupun tak tinggal diam, aku meremas buah dadanya yang montok dari balik dasternya.

    Mmhh Kak, desahnya yang mulai terangsang.

    Aku lalu membopong tubuh Diana ke kamarnya yang ditunjuk Diana dan merebahkannya di ranjang yang merupakan ranjang pengantin Diana. Lalu aku berdiri dan membuka baju dan celana panjangku agar tidak kusut, dan yang tertinggal hanya celana dalamku.

    tongkolku yang dari tadi ngaceng tampak menonjol di balik CDku. Lalu aku mendekati Diana yang terbaring diranjang sambil memandangku. Aku kembali mengulum bibirnya yang sexy itu sambil tanganku mengelusi pahanya yang putih.

    Diana menyambut ciumanku dengan bernafsu. Setelah puas aku melanjutkan ciumanku ke lehernya yang jenjang dan secara perlahanlahan aku membuka dasternya, dan dilanjutkan dengan BH dan CDnya.

    Kini tubuh Diana yang mulus terpampang pasrah di ranjang. Kemudian aku menciumi buah dadanya yang kiri sedangkan tanganku meremas buah dadanya yang kanan.

    Aww geli Kak, rintihnya yang membuat aku tambah bersemangat.

    Buah dada kamu bagus Yan kataku.

    Emang punya Mbak Meri jelek ya? tanyanya menggodaku.

    Bagusan punya kamu kataku merayunya.

    Aahh enak Kak, terus Kak, isap Kak yang kuaat rintihnya.

    Setelah puas dengan buah dadanya ciumanku aku lanjutkan ke bawah menyusuri perutnya yang ramping terus ke bawah hingga menyentuh bulu bulu halus diatas memiawnya. Lalu aku mulai menjilati memiawnya yang telah basah oleh cairan birahi.

    Aahh enak Kak, diapain Kak memiawku, rintihnya.

    Terus Kak aahh!! Enak sekali Kak, Kak juanda tidak pernah mau begini Kak aahh!! rintihnya lagi.

    Sesaat kemudian Diana menekan kepalaku semakin dalam di memiawnya, dan ternyata dia mendapat orgasmenya yang pertama. Kemudian aku naik untuk mencium bibirnya kembali dan disambut dengan buas oleh Diana.

    Enak nggak Yan? tanyaku.

    Enak sekali Kak, jawabnya

    Emang Juanda nggak pernah ya?

    Enggak Kak, jijik katanya

    Tolol sekali dia, batinku.

    Buka dong Kak CDnya

    Diana dong bukain

    Ih Kak Heru manja deh, katanya sambil membuka CDku.

    tongkolku yang sudah tegang dari tadi langsung meloncat keluar begitu CD ku diturunkan oleh Diana. Tampak Diana terbelalak melihat tongkolku.

    Besar sekali Kak, katanya kaget.

    Emang punya suamimu kecil ya? tanyaku.

    Paling setengah dari punya kakak, katanya sambil meremas tongkolku.

    Aahh enak Yan desahku

    Enak nggak Kak tongkol sebesar ini masuk dimemiawku nanti? tanyanya.

    Aku tersenyum sambil mengangguk.

    Jilati Yan pintaku.

    Lalu Diana menunduk untuk mencium tongkolku yang super menurutnya.

    Aahh enak, enak Yan jilati terus Yan aahh!! rintihku.

    Lalu Diana memasukkan tongkolku ke dalam mulutnya, dan mengulum tongkolku. Tampak Diana kesusahan mengulum tongkolku yang besar didalam mulutnya. Setelah beberapa saat aku menarik Diana keatas dan membaringkannya secara telentang. Diana mengerti dan segera membuka pahanya lebar lebar. Aku segera mengarahkan tongkolku dan menyentuh lobang memiawnya yang semakin banjir oleh cairannya.

    Lambatlambat Kak, aku belum pernah dimasuki tongkol sebesar itu pintanya.

    Aku tersenyum memandangnya sambil mengangguk.

    Aaww Kak, sakit Kak aahh!!

    Aku menghentikan dorongan pantatku dan mendiamkannya sejenak. Setelah Diana tenang kembali aku mendorong laju tongkolku ke dalam memiawnya.

    Aaww Kak enak!! Terus Kak enak, tongkol kakak enak Kak, aawwuuhh enak tongkol kakak besar enak, erangnya dengan liar.

    Mendengar itu aku tambah bersemangat untuk memompa tongkolku didalam memiawnya. Kemudian aku memeluknya sambil berbisik ditelinganya,

    Enak nggak tongkol kakak?

    Oohh enak sekali Kak, tongkol kakak enak sekali, besar panjang sampai sesak memiaw diana racaunya dengan Vulgar.

    Mendengar itu aku terpancing untuk melayani racau Vulgarnya.

    Enak mana tongkol kakak dengan tongkol suamimu? tanyaku.

    Lebih enak tongkol kakak, tongkol kakak tiada duanya oohh!! Aahh rintihnya.

    memiaw kamu juga enak, legit juga sempit sepeti perawan kataku.

    Mendengar itu Diana lalu bertanya,

    Enakan mana memiaw Diana dengan memiaw Mbak Meri aaww!! Oohh!!

    Sama sama enak, tapi lebih enak punya Diana karena masih sempit, jawabku sambil terus memompa tongkolku.

    Tak lama kemudian aku merasa akan segera meledak begitu juga dengan Diana. Agen Joker118

    Aahh aku mau keluar Yan

    Diana juga Kak

    Kita keluarkan sama sama Yan, aahh!! Oohh keluarkan dimana Yan?

    Keluarkan didalam saja Kak aahh, jerit panjang Diana, lalu akupun menyusul.

    Aahh!! jeritku sambil memeluk erat Diana.

    Kemudian kami berdua terkulai lemas setelah pertempuran panjang itu. Aku mencium kening Diana lalu mengecup bibirnya.

    Terima kasih Yan

    Samasama Kak

    Lalu aku segera turun dari ranjang dan berpakaian karena tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sebelum pulang aku kembali menghampiri Diana yang masih tergolek lemas di ranjang dan melumat bibirnya, sambil berjanji untuk mengulanginya.

    Setelah dirumah ternyata istri dan anakanak telah tidur.

    Dan pada saat suami Diana tak ada di rumah kamipun kembali melakukannya, baik di rumahnya maupun di hotel, sampai suami Diana berhenti dari pekerjaanya, karena Diana telah melahirkan bayi dan harus merawat bayinya.

    Sampai saat ini saya dan Diana masih tidak dapat memperhitungkan sebenarnya bayi yang dilahirkannya itu merupakan benih dari siapa, apakah benih dariku atau suaminya, karena kalau dilihat secara teliti wajah sang bayi sangat mirip suaminya tetapi badan si bayi sangat mirip denganku. Namun demikian masalah ini sampai sekarang tidak pernah dipermasalahkan oleh suami Diana sehingga perselingkuhanku dengan Diana tidak pernah terbongkar dan kami dua keluarga tetap bersahabat dan tetap akrab.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menunggu Rumah Berhadiah Ngentot

    Cerita Sex Menunggu Rumah Berhadiah Ngentot


    782 views

    Perawanku – Cerita Sex Menunggu Rumah Berhadiah Ngentot, Peristiwa ini berlangsung beberapa bulan yang lalu di awal 2012. Di Sabtu malam yang cerah aku terpaksa menunggu rumah sendirian. Keluarga semua pergi ke Jakarta menghadiri acara pernikahan saudara sepupuku.

    aku perkenalkan diri dulu. Namaku Reno, 28 tahun. Tampangku biasa-biasa aja dengan kulit sawo matang. dengan tinggi 170 cm dan berat 70 kg. Pembaca mungkin menyangka aku gendut. Itu sama sekali tidak tepat karena aku rajin fitness hingga otot2ku pun terbentuk walaupun tidak sekekar Ade Rai . aku bekerja di satu perusahaan swasta di kotaku. aku tinggal di kota kecil di bagian Barat pantura Jawa Tengah. Dan sekarang aku masih menyandang predikat jomblo. Namun aku selalu enjoy menjalaninya.

    Sabtu malam itu tidak seperti biasanya. Teman-temanku yang sebagian jomblo juga (mungkin aku perlu bikin perkumpulan Jomblo Merana, hehehe…) tidak keliatan batang hidungnya. aku yang nungguin rumah sendirian akhirnya cuma bisa duduk sambil mengisap rokok putih di teras depan rumah sambil cuci mata pada cewe-cewe yang lewat di jalan depan rumahku. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Rasa kantuk sudah mulai menyerang. aku pun bergegas masuk ke rumah. Begitu tanganku hendak meraih gagang pintu, aku dikejutkan suara becak yang direm mendadak. Spontan aku liat ada yang terjadi. Ternyata seorang wanita kira2 berumur 40 tahunan turun dari becak kemudian membayar ongkos ke abang becak. aku masih terpaku melihat apa yang akan dilakukan oleh wanita dengan kulit sawo matang dan berwajah sensual itu. Tingginya kira-kira 160 cm dan beratnya mungkin 60 kg dengan payudara yang besar kira2 36C dan pantat yang besar pula serta perut yang sudah tidak rata lagi. Wanita itu memakai baju terusan dengan rambut digelung ke atas menambah kesensualannya. Tanpa dikomando penisku lagi berdiri tegang.

    “Permisi…”, suara lembutnya membuyarkan lamunanku. “Eh…iya, Bu…”, jawabku sekenanya. “Pak Atmonya ada?”

    aku jadi bingung karena nama orang tuaku bukan Atmo. Dengan cepat aku baru sadar kalo rumah yang aku tempati sekarang dulu adalah milik Pak Atmo yang sekarang sudah pindah di kota di provinsi Jawa Tengah bagian Selatan.

    Akhirnya aku jelaskan padanya tentang keadaan saat ini. Dia pun bingung hendak ke mana karena tidak ada sanak sodara di kota ini. Kemudian aku persilakan masuk wanita itu ke dalam ruang tamu. Setelah melalui percakapan singkat dapat kuketahui kalo wanita itu bernama Tuminah, sepupu Pak Atmo dari Boyolali dan aku tahu kalo dia telah hidup menjanda selama 10 tahun semenjak kematian suaminya.

    “Dik Reno, ibu saat ini bingung mau tidur di mana. Lha wong sudah malam begini. Mau melanjutkan perjalanan sudah tidak ada bis lagi,” kebingungan meliputi dirinya. “Sudahlah Bu Minah…Ibu sementara bermalam di sini dulu. Besok Ibu bisa ke tempat Pak Atmo,” aku coba menenangkannya sambil mataku mencuri-curi pandang ke arah gundukan di dadanya yang membusung itu.

    Mengetahui hal itu Bu Minah jadi salah tingkah sambil tersenyum penuh arti. Akhirnya Bu Minah setuju untuk bermalam di rumahku. aku persiapkan kamarku untuk tidur Bu Minah. Tak lupa aku buatkan teh panas untuk menyegarkan tubuhnya. Kemudian aku persilakan Bu Minah untuk membersihkan badan dulu di kamar mandi.

    aku menunggu dengan menonton tivi di ruang tengah. Bayangan tubuh montok Bu Minah menjadikan burungku jadi makin berdiri keras. Ditimpali suara kecipakan air di kamar mandi terdengar dari tempatku.
    “Mas Reno…” aku dikejutkan panggilan Bu Minah dari kamar mandi. “Iya Bu… Ada apa?” aku bergegas menuju ke kamar mandi. “Ibu lupa tidak bawah handuk. Ibu boleh pinjem handuk mas Reno?” terdengar suara Bu Minah dari balik pintu kamar mandi. “Boleh kok, Bu. Saya ambilkan sebentar, Bu”, aku ambil handukku di jemuran belakang.

    “Ini Bu handuknya” perlahan pintu kamar mandi dibuka oleh Bu Minah. aku sodorkan handuk ke tangan Bu Minah yang menggapai dari balik pintu. Tak kusangka sodoran tanganku terlalu keras sehingga mendorong pintu terbuka lebar hingga badanku terhuyung ke depan ikut masuk ke kamar mandi. aku menubruk badan Bu Minah. aku peluk tubuh bugil Bu Minah agar aku tidak jatuh. Bu Minah pun memeluk tubuhku erat-erat agar tidak terpeleset. “Aahhh…”, Bu Minah menjerit kecil. aku rasakan buah dada bu Minah yang besar itu dalam pelukanku. Penisku langsung tegang mengenai perus Bu Minah. Beberapa detik kami terdiam.
    “Ih, mas Reno kok meluk aku sih…” katanya manja tanpa melepas pelukannya padaku. Wajahku merah padam. aku tidak bisa menyembunyikan hasratku yang meletup-letup. “Kaalauu…akkuu lepass …nantii akku liat ibu Minah telaanjaang donggg..”, jawabku terbata-bata dengan nafas tersengal menahan gejolak birahi. aku tekan-tekan penisku yang masih terbungkus celana ke perutnya.

    “Aacchh…sungguh nikmat sekali,” batinku karena aku baru pertama kali ini memeluk wanita dalam keadaan telanjang bulat. “Burung mas Reno nakal…” katanya manja sambil tangannya merogoh penisku dari balik celana training yang aku pakai. Dielus dan dikocoknya perlahan penisku. “Ouuugghhh…” aku hanya bisa mendesah. “Burung Mas Reno besar sekali…” aku tidak tahu apakah dengan panjang 16 cm dan diameter 4 cm itu penisku termasuk besar, entahlah mungkin Bu Minah sebelumnya hanya tahu penis dibawah ukuranku. Dan aku pun tidak tinggal diam. aku remes-remes teteknya yang gede itu sambil aku emut putingnya.

    “Mmmhhh… enak banget mas…”
    Tangan kiriku langsung turun ke vaginanya yang mulai basah itu. aku gesek-gesek dengan jariku dan aku mainkan klitorisnya…

    “Mas….” hanya itu yang bisa Bu Minah ucapkan dengan mata sayu sementara tangannya masih mengocok penisku dengan pelan. “Mas…Mas Reno….aku wis ora kuat….” suaranya parau “Masukin sekarang ya, Mas….”

    aku jadi bingung karena belum pernah ml sebelumnya. Dengan malu-malu aku pun beranikan diri bertanya, “Bu, caranya gimana?” Bu Minah tersenyum genit. “Oh mas Reno masih bujang tong-tong to?” Kemudian Bu Minah membalikan badannya dengan berpegangan pada bak mandi Bu Minah mengambil posisi nungging. aku yang udah gak sabar langsung mengarahkan penisku ke vagina yang merah merekah dengan rambut kemaluan yang tercukur rapi tapi gagal karena aku tidak tahu lubang kenikmatan itu. “Sini mas Reno biar aku bantu…” Bu Minah yang mengerti keadaanku langsung menyamber batang penisku kemudian diarahkannya ke lubang vaginanya.

    Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya. Oouugghhh… sungguh kenikmatan yang luar biasa yang baru aku rasakan. Kemudian aku dorong penisku ke dalam vagina Bu Minah. Agak susah memang. “Mas…pelan-pelan. aku udah lama tidak kaya gini…” suara Bu Minah terdengar lirih tertahan. aku majukan lagi penisku hingga tinggal setengahnya yang belum masuk ke lubang kenikmatan. Bu Minah memaju mundurkan pantatnya berulang-ulang. Dan… Slleeepppp…. penisku seperti tertelah semuanya oleh vagina Bu Minah. aku maju mundurkan penisku dengan cepat seperti yang aku liat di BF.

    “Ooohhhh….masss….mmmhhhh….” hanya itu yang keluar dari mulut Bu Minah. aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa…

    Dan belum ada 30 kocokan aku merasakan akan memuntahkan spermaku.”Bu…. aku mau keluar…” aku percepat sodokan-sodokan penisku ke vagina Bu Minah. Dengan gerakan yang luwes Bu Minah memutar-mutar pantatnya mengimbangi sodokanku. Melihat goyangan pantat Bu Minah yang erotis itu aku semakin tidak sanggup menahan laju spermaku. aku percepat sodokanku…. dan… “Ooouuugggghhhh…..” aku tekan kuat2 penisku hingga menyentuh dasar rahim Bu Minah. “Crrootttt…..ccrrrooottt….cccrrottt….” penisku menyemburkan sperma sebanyak 15 kali ke vagina Bu Minah.

    Goyangan-goyangan erotis pantat Bu Minah mengiringi siraman spermaku. “Oooohhhhh….” aku terkulai lemas. aku peluk tubuh Bu Minah dari belakang dengan tangan meremas2 tetek Bu Minah yang besar walopun sudah agak kendur. Sementara penisku yang masih tegang tenggelam dalam vagina Bu Minah yang enak itu. Nafas kami masih tersenggal-senggal. Lama kami terdiam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dilalui.

    “Mas Reno….” Bu Minah lirih memanggilku. “Udahan dulu ya Mas.., aku capek banget. aku mau istirahat dulu”. aku bisa memahami kondisi tubuh Bu Minah setelah melakukan perjalanan panjang.

    Akhirnya aku tidur bareng Bu Minah di kamarku. Dan tentunya masih ada kejadian2 kenikmatan yang kami lakukan berdua setelah itu. Nanti akan aku ceritakan buat pembaca semua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel


    835 views

    Perawanku – Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel, Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Putri setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.

    Akupun memiliki suami mas Ronny yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.

    Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.

    Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.

    Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Putri suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.

    Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan cerita sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.

    Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.

    Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.

    Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Putri.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.

    Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.

    Cerita Dewasa – Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.

    Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.

    Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.

    Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.

    Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.

    Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Gejolak Birahi Liar Sang Ayah Mertua

    Gejolak Birahi Liar Sang Ayah Mertua


    3225 views

    Satu lagi cerita saru terbaru 2017 untuk bacaan anda malam ini. Berikut adalah cerita saru tersebut:

    Cerita Saru – Gejolak Birahi Liar Sang Ayah Mertua

    Perawan – Aku Sintia, baru ja menikah, suami sangat workaholik, jadi aku dijadiin istri keduanya, dia lebi seneng menggumli kerjaannya katimbang aku, jadi lama2 bete juga. Bayangan nikmatnya menikah kaya gelas jatuh ke batu. Kami tinggal di satu apartment, memang si suami dari segi materi berlimpah jadi apa yang dia mau dia bisa beli, termasuk aku hihi. Maksud aku ya ku tergiur karena melimpahnya materi yang dia kasi buat aku sehingga gak berlama2 ku trima ja waktu dia ngelamar aku.

    Pesta pernijahan digelar mewah sekali, itu pertama kali ku ketemu dengan ayah mertua, lelaki paro baya yang masi nampak keren, gagah, atletis badannya dengan rambut setengah memutih. Tapi kliatannya ayah mertua masi sehat luar dalem tu, dia rajin berolah raga merawat badannya sehingga masi nampak perkasa di usianya yang dah menginjak kepala 5. matanya gak lepas dari memandangi aku selama resepsi berlangsung. memang si kerna dah merasa cukup umur, suami gak ngenalin aku ma bapaknya, bapaknya cuma dia suru dateng pas hari nikahnya aja. Bapaknya memang tinggal dikota laen menekuni usahanya yang dirintisnya dari bawah sampe sekarang. Ku sampe tersipu2 ja melihat si ayah mandangi aku kaya orang kesasar di padang gurun ngeliat air dingin, gitu, maklum ibu mertua dah lama meninggal dan ayah gak nikah lagi. lo kawin ya ku gak tau deh.

    Satu hari suami ngasi tau kalo untuk sementara waktu si ayah mo tinggal bersama kami, usahanya mengalami kemunduran, jadi si ayah mo cari partner usaha baru aja untuk mengmebangkan lebi lanjut usahanya. Ku siapin ja satu dari 2 kamar laen untuk si ayah. Ku tanya kegemaran makanan dan minumannya apa, itu kusediakan supaya si ayah bisa feel at home biar gak persis sma dirumahnya sendiri. Setelah di tinggal bersama kami, kehidupan berjalan seperti biasa, ayah mencoba mengkontak beberapa orang yang perna punya hubungan kerja dimasa yang lalu. sampe satu hari…..

    Jelang magrib aku baru pulang beraktivitas, apartment gelap, kukira gak da orang dirumah . aku langsung ja masuk ke kamar dan mandi, seger rasanya badan cape gini mandi pake air dingin. memang aku jarang mandi pake air panas. Bis mandi aku cuma belitin anduk dibadan, kluar kamar dan menuju ke pantry buat niapin makan malem, paling gak buat aku dan si ayah yang mungkin bentar lagi akan pulang, begitu pikirku. Pintu kamar si ayah terbuka dan lampu tidak menyala, ku kaget banget ketika lewat kamar si ayah, rupanya dia ada dirumah, tertidur dan telanjang bulet.

    Cerita Saru| Yang mempesona adalah barang diantara selangkangannya besar banget, jau lebi besar dari punya suami. AC juga tidak dinyakalan, sehingga kerna gerah mungkin dia tidur telanjang bulet gitu. Tanpa sengaja aku nyenggol kursi sehingga dia terbangun. Dia membelalak melihat aku hanya mengenakan anduk. “Maaf yah, jadi kebangun deh, kok ayah tidur telanjang gitu”, kataku, naek juga napsu memandang senjatanya yang perkasa banget, yang masi tergeletak lemas. “Oh maaf deh Sin, gerah jadi aku telanjang aja”. “Napa gak masang ac yah”. “hemat enersi”, jawabnya tersenyum, dia gak risi sama sekali bugil didepanku. “Sintia mo nyiapin makan dulu ya yah”.

    Aku beranjak keluar kamar, tapi dengan cepat dia bangun dan menarik tanganku masuk dalam pelukannya. Aku kaget dengan agresifitasnya tapi aku juga diem aja. Dia mencium pipiku, “kamu cantik sekali Sin, palagi cuma pak anduk gini”. Kemudian ia mulai mencium leherku, tempat yang cukup sensitif di badanku. andukku diurainya sehingga aku telanjang dalam pelukannya. Dia manerikku ke ranjang, dibaringkannya aku diranjang. Kembali dia mencium pipiku, kemudian perlahan dia mengecup bibirku. Tangannya menyentuh pentilku, digesek2nya pake tangannya , geli banget rasanya, napuku mulai memucak, aku sudah gak mikir lagi siapa dia, dikepalaku dia lelaki perkasa yang mau memberi aku kenikmatan yang jarang sekali kudapet dari suami workaholik itu. Kupeluk dia sambil menyambut ciumannya, dia mencoba membuka bibirku dengan lidahnya, segera lidah kujulurkan kearah lidahnya dan langsung ja lidahku dikulumnya, elusan di tetekku sudah berubah menjadi remasan penuh napsu. Ciumannya kemudian dialihkan ke tetekku, pentilku yang dah mengeras mulai dijilat, kemudian diemutnya perlahan sambil terus meremas tetekku. “Kamu sungguh cantik Sin”, dia mengulangi pujiannya lagi. Seneng aku mndengarnya, jarang sekali suami mengucapkan kata2 seromantis ini. “Kamu merangsang banget deh bugil gini”. Aku tau dia dah napsu sekali, tapi biar aja, prempuan mana si yang gak seneng disanjung2 gini. Tubuhku memang sexy, paling gak begitu kata temen2ku ketika masi sekolah dulu.

    Tetekku gak besar tapi juga gak bisa dibilang kecil, kenceng pula dihiasi sepasang pentil yang masi imut, jarang digarap suami si selama ini. Perutku masi rata sekali dan pantat yang menghiasi pinggulku cukup menarik perhatian ketika ku berjalan karena goyangannya memabukkan lelaki yang lagi piktor. matanya menatap nanar ke arah selangkanganku yang dipenuhi bulu jembut hitam lebat, kontras dengan warna kulitku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

    Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kon tolnya ditempelkan pada bibir me mekku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa geli bercampur nikmat. Cairan me mekku yang mulai merembes keluar membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepalanya mulai menggesek-gesek itilku yang sudah menegang. Dia menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya. “Sin, layani aku ya, aku dah lama gak ngeliat perempuan secantik kamu sayang, bole ya aku nidurin kamu”, wah sekarang gak pake basa basi, dah gak nahan rupanya dia.

    Aku diem aja, menggangguk. Perasaanku campur aduk antara malu dan pengen segera dimasukin barang yang geda panjang dah suka keras banget. Terus terang aku sangat kagum dengan keperkasaan kon tolnya. Aku heran kenapa suamiku punya jauh lebi kecil dari punya ayahnya, tapi aku juga gi terangsang gini, mana kepikiran untuk menemukan jawabannya. “Masukin aja yah”, desahku diantara gesekan bertubi2 antara kepala kontolnya dan me mek serta itilku. “Kamu dah pengen juga ya Sin, kayanya kamu jarang dipake anakku ya”, dia tersenyum sambil terus aja menggesekkan kepalanya di memekku. Dia senang kerna telah berhasil menaklukkan diriku. Aku menunggu cukup lama gerakan kon tolnya masuk dalem me mekku. Serasa gak sampai-sampai. Selain besar, kon tolnya panjang juga. Aku sampai menahan napas saat batangnya terasa mampat di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernapas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.

    Dia mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kon tolnya keluar masuk dengan lebih mudah. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku kepala kon tolnya mencapai bagian-bagian peka di dalam me mekku. Dia sepertinya tahu apa yang kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran.

    Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batangnya mengisi penuh seluruh me mekku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa sekali di seluruh dinding me mekku. “Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..”, aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.
    aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari ini gak seharusnya kulakukan. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami. Nikmat banget, “yah, nikmat banget yah, enjotin yang keras dan cepet yah, aaaaahhhh”… Dia bergerak semakin cepat. Kon tolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitif di me mekku. Aku meregang tak kuasa menahan perasaan nikmat yang diberikannya. Sementara dia dengan perkasanya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya. Batang kon tolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Kulihat tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku meraih tubuhnya untuk mendekapnya, memeluknya dengan erat.

    Cerita Saru 2017 | Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-otot badannya yang masih keras. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami. “oohh.., Yaahh..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.

    “Sayang nikmat ya kamu”, bisiknya dengan mesranya. Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. “Banget yah, Sintia sekarang diatas ya, Sintia mo bikin ayah nikmat juga”. Dia mencabut batangnya dari me mekku dan telentang disebelahku. Aku langsung menindihnya dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. kugarap batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Kuliat dia merem melek keenakan. Belum sempat ia mengucapkan sesuatu, aku langsung jongkokdengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhnya.

    Selangkanganku berada persis di atas batangnya. “Akh sayang!” pekiknya tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang me mekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya itik bergetar dan entah gaya apalagi. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangannya mencengkeram kedua tetekku, diremas dan dicubit2.

    Dia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi pentilku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara kamar yang ACnya gak dinyalakan. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lekat satu sama lain. Aku berkutat menggoyang pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya.

    Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Bantal guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan dia mulai memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, akupun merasakan desakan yang sama. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeria. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kurasakan tubuhnya mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Aku pun merintih kenikmatan. “Eerrgghh.. oouugghh..!” dia berteriak panjang, tubuhnya menghentak-hentak liar.

    Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung me mekku, begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatanku.

    Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang, baeknya ranjang gak terlalu tinggi dan ada bantal guling yang terjatuh dari ranjang sehingga gak sampe menyakitkan. Dia tersenyum memandang aku, “sayang, kamu liar sekali sampe jatuh gini, baeknya gak patah2”. Aku cuma senyum. “kamu jarang dipake ya Sin, kasian banget, kalo tau aku dari dulu sering maen2 kemari deh”. Dia menciumku mesra sekali. “nikmat banget maen ma kamu Sin”. “Sintia juga yah, nikmat banget digeluti ayah barusan”. “Ya dah selama aku disini kita berbagi kenikmatan aja ya”. Aku cuma menggangguk aja.

    Sejak dia ngen totin aku, ayah sering menggarap aku kalau suamiku gak dirumah. Suamiku selalu ngasi tau waktu kapan aja dia akan ngerjain bisnisnya keluar kota, jadi aku bebas aja ngen tot dengan ayahnya. Ku dah gak perduli bahwa dia ayah mertuaku, dimataku dia adalah lelaki perkasa yang sanggup memuaskan napsuku yang sekian lama diabaikan suamiku.

    Sampe satu hari, ayah ngajak aku ikut party dengan temen bisnisnya. Aku seneng ja diajak party gitu.

    Seblon brangkat, aku masih mengkaitkan bra ku ketika ayah masuk ke kamar, “Lon beres Sin”. “Bantuin ngaitin bra ku dong Yah”, kataku sambil berdiri memunggungi ayah dan menghadap cermin. Ayah berdiri di belakangku dan kedua tangannya meraih kedua ujung kaitan braku. Bukannya memasangkan, ayah malah melepaskan bra tersebut dan kedua tangannya meraup kedua tetekku. “Aihh….” jeritku kaget. “Gemes Sin”, katanya sambil meremes2 tetekku dengan penuh napsu. “Aahh..

    Udah dong Yah, nanti dah dijemput aku lon siap”, kataku sambil melepaskan kedua tangannya. “Iya.. aku gemes si kalo liat tetek kamu Sin, kaya ngundang minta diremes”, jawabnya sambil memasang kaitan braku dan kemudian meremes pantatku.

    Aku memang bertubuh langsing, pinggang ramping tapi mempunyai pinggul yang lebar dan pantat bulat yang menonjol bikin ayah nafsu untuk meremasnya, aku memakai mini dress warna hitam yang sedikit menunjukkan belahan tetekku. Mobil jemputan sudah dateng, aku dan ayah duduk dibelakang, dan mobil meluncur meninggalkan rumahku menuju ke rumah partner bisnis ayah, om Ahmed, keturunan timur tengah yang tinggi besar. Ternyata rumahnya besar juga untuk ukuran ditinggali sendirian oleh om Ahmed. Ternyata yang dibilang party oleh ayah adalah makan malem bertiga saja. Makanannya enak dan banyak macamnya. Om Ahmed ramah sekali ke aku, dia ngajak aku ngobrol terus ketika kami santap malem sedang ayah hanya senyum2 saja melihat om Ahmed berusha akrab dengan aku, dia menawarkan untuk mengambilkan lauk yang tersedia macam2 di meja makan, sampe kenyang banget aku jadinya. Aku bingung juga kerna om Ahmed kan partner bisnis ayah tapi mreka gak ngobrolin sama sekali urusan bisnis malah om Ahmed berusaha akrab dengan ku sepanjang acara makan, wah jangan2….

    Cerita Saru Terbaru | Sehabis makan, om Ahmed menyuguhkan bir untuk ayah dan aku, mreka mulai ngobrol2 ringan berdua sambil minum bir, aku gak suka minum bir tapi untuk menghormati tuan rumah aku minum juga sedikit dengan gelas kecil. Walaupun cuma meneguk sedikit bir, alkohol mulai membuat aku menjadi lebih gairah, aku mulai bisa mengimbangin banyolan om Ahmed yang sudah mengarah ke hal yang vulgar. Aku mulai terbiasa dengan bir itu dan gak terasa aku nambah lagi segelas dan segelas lagi.

    “Toiletnya dimana om”, tanyaku. Om Ahmed menunjukkannya. 3 gelas bir rupanya membuat ginjalku aktif bekerja sehingga aku jadi pengen pipis. Selesai menuntaskan pipisku aku kembali ke ruang makan. Mereka sudah gak ada disitu, “Sin, terdengar panggilan om Ahmed dari ruang sebelah. Ternyata ayah dan om Ahmed sedang main bilyar di tempat yang seharusnya ruangan keluarga. “Ikut main Sin”, ajak om Ahmed. Aku gak bisa main bilyar, tapi pengaruh alkohol masi kuat pada diriku sehingga aku ikut aja maen. Dalam sekejap permainan tersebut menjadi berantakan karena ulahku yang memang tidak bisa main bilyar. Ketika sodokanku yang ketiga membuat bola putihnya terbang ke ujung ruangan, om Ahmed terbahak aja melihatnya. Dia mengambil bola putih dan becandain aku, “Kamu gak bisa nyodok bolanya ya Sin, terbiasa disodok si ya”.

    “Uu-uhh.. Apaan sih om,” jawabku agak tersipu sambil beranjak mengambil bola putih dari tangan om Ahmed. “Kamu terusin maen ma om Ahmed ya Sin, ayah mo liat berita di TV”, kata ayah sambil meninggalkan ku berdua dengan om Ahmed.

    “Baiknya aku ajarin dulu deh cara nyodoknya ya Sin”, kata om Ahmed mengarahkan tangannya untuk memegang stik bilyar dengan cara yang benar. “Biar kamu bisa lihat arah bola putih dengan baik, kamu harus nunduk Sin, paling bagus punggung kamu jadi sejajar dengan tongkat. Kaki lebarin dikit biar seimbang” jelasnya. Aku pun membungkuk, dan membungkuk lebih dalam lagi karena dia menekan punggungku sehingga tetekku lebih mendekati meja lagi. “Gini bener ya om?” tanyaku. Dua detik kemudian dengan agak kaget dia baru menjawab, “Eh iya, bener. Nah sekarang coba sodok bola putihnya perlahan saja.

    Tempatkan ujung stik ditempat yang kamu mau. Bidik tengah aja dulu.” jelasnya panjang lebar. Aku tidak tau bahwa
    perhatiannya sempat teralih sejenak tadi karena begitu aku membungkuk, mini dressku ikut terangkat dan dia sekilas melihat dua bongkah pantat putihku dan segaris tipis bentuk tali merah ditengahnya. Aku memang mengenakan gstring merah malem itu. “Wah.. bolanya lurus larinya” jeritku gembira. “Tapi pelan om” kataku sambil berbalik ke om Ahmed yang rupanya masih terpengaruh dengan pemandangan sekejap pantatku. “Oh iya, jelas pelan. Posisi tangan kamu masih ga nyaman pas megang stiknya. Dan kaki kamu kurang lebar, jadi posisi kamu kurang kokoh”, jawabnya. “Ayo aku bimbing kamu”, katanya sambil memegang kedua tanganku dan meletakkan di posisi stik bilyar yang tepat. Aku membungkukkan badannya sejajar dengan meja, membuka kakiku lebih lebar. “Gini bener om?” tanyaku. “Bentar..” katanya sambil melangkah dari samping kebelakangku, rupanya dia pengen ngeliat dengan jelas bagaimana setengah bongkah pantatku dan gstring merah yang membelah pantatku. Dia sedikit membungkukkan badannya. “Kaki kamu lebarin dikit lagi Sin. Pokoknya sampe kamu ngerasa kokoh posisinya” tambahnya lagi dengan suara rada bergetar, rupanya napsunya mulai naik. “Aku bantu arahin tangan kamu.”

    Dia membungkuk di atas tubuhku dan memegang stik di belakang tanganku, sedang satunya memperbaiki posisi tangan kiriku. “Wah bisa gepeng ni Sintia ketindih badan om”, kataku manja. Dia ketawa aja mendengar kata2ku, “ya gak lah Sin”.

    Dengan dipandu tangannya, aku menyodok bola putih lagi. Kali ini karena dibantu power dan arahan om Ahmed, bola putih melaju dengan lurus dan cukup kencang untuk membentur bola sasarannya. Bunyi benturan bola membuat aku tertawa puas.

    “Berhasil om,” jeritku senang sambil mengangkat kedua tanganku. Dia ikut terkekeh puas. “Ayo kita coba lagi om, pokoknya sampe Sintia bisa” ajakku yang disambut gembira oleh om Ahmed. Aku mencoba lagi dan lagi untuk menyodok sementara om ahmed membantuku memperbaiki posisiku sambil mengambil kesempatan untuk membelai dan meremas pelan tubuhku.

    Remasan om Ahmed di pantatku untuk meminta aku merendah sedikit, dan sentuhan agak lama di paha dalamku untuk meminta aku melebarkan sedikit pahaku, mulai membuat me mekku berkedut-kedut gatal. Jantungku mulai berdebar lebih keras dan nafasku sedikit tersengal. Aku mulai horny. “Nah, kita coba lagi ya”, kata om Ahmed. “Ya om”, jawabku sambil mengambil posisi membungkuk. Dan kembali om Ahmed terkesiap melihat pemandangan tersebut. “Lebarin kaki kamu dikit lagi Sin” katanya sambil memegang dan meremas kedua paha dalamku. Aku nyaris mendesah karena sentuhan tiba-tiba di bagian tubuhku yang sensitif itu. Aku menggigit bibir ketika tangannya yang besar menekan dan meremas pantatku untuk sedikit diturunkan. Kali ini remasan dipantatku terasa lebih lama dari seharusnya. Dia kembali menempatkan tubuhnya diatas tubuhku, dan kedua tangannya memperbaiki posisi kedua tanganku. Bedanya kali ini dia sudah tidak tahan lagi. Dia menempelkan selangkangannya ke gundukan pantatku. Aku agak terhenyak kaget ketika merasakan tonjolan kon tolnya yang menekan pantatku.

    Aku sedikit bingung mau menyentak agar dia menyingkirkan batangnya dari pantatku, tapi tuntutan birahi di sekujur tubuhku menginginkan agar dia menekankan batangnya lebih dalam lagi. saat dia menekankan selangkangannya, dia masih ngomong tentang posisi tanganku yang kurang tepat dalam megang stik. Sambil terus menyeracau tentang posisi tangan yang tepat untuk pegang stik, dia mulai menggoyangkan pantatnya dan menekankan selangkangannya lebih keras lagi di pantatku. “Rendahin dikit lagi badan kamu Sin”, katanya agak bergetar sambil tangan kirinya menekan punggungku agar lebih rendah. “

    Bener, segini?” tanyaku tanpa prasangka. Sambil tetap menahan punggungku dengan tangan kiri, tangan kanan Ian menyasar pantatku lagi. “Rendahin sedikit lagi pantat kamu Sin.” Aku menuruti tekanan tangannya pada pantatku untuk sedikit direndahkan. Tapi, beberapa detik kemudian aku sadar bahwa tangan kanannya tidak berpindah dari pantatku, bahkan mulai meremas-remasnya. “Ehhhh… ngapain tuh tangan om”, pekikku tapi tangan besarnya menahan punggungku semakin menempel pada meja bilyar.

    Om Ahmed rupnya gak bisa menahan dirinya lagi, “Aku napsu banget liat bokong kamu Sin. Semok banget,” ujarnya dengan suaranya yang mulai serak karena birahi. “Aku mau lihat pantat kamu ya Sin,” ujarnya sambil langsung mengangkat mini dressku sampai naik ke pinggang. “Aihh…. om,” pekikku. Kaget, dan merasakan hembusan dingin AC menerpa kulit pantatku yang nyaris tidak tertutupi karena menggunakan gstring. Dengan gemas jemarinya yang besar meremas bergiliran kedua bongkahan putih kenyal pantatku yang sedang menungging tak berdaya itu. Aku mulai merasakan rangsangan yang diakibatkan ulahnya hanya tinggal bisa mendesah saja, ” aaaaahhhh…. om…” Dia sudah dikuasai nafsu birahi, malah semakin semangat meremas-remas pantatku. Bahkan kini jemarinya sesekali menyerempet selangkanganku. “om…….”, desahku lagi ketika dengan tiba-tiba jemari dia meremas gundukan memekku. Dia semakin semangat meremas-remas gundukan me mekku.

    Aku makin geliat dan mendesah ketika tiba2 kurasakan ada sesuatu yang memasukin me mekku. Jemarinya dengan mudahnya menyingkirkan secarik tipis g string yang memisahkan jari-jarinya dengan lubang me mekku. Dengan sedikit memaksa, jari tengahnya yang besar menyelusup ke jepitan bibir me mekku sampai langsung 2 ruas. “Ohh.. dah basah ni Sin, “katanya lagi. “Ahhhh… ouuhhhh…”, desahku yang tidak tertahankan karena jari tengahnya digerakkan keluar masuk mengocok me mekku yang sudah basah. Aku berusaha menahan desahan dengan menggigit bibir bawahku, tapi tetap saja suara tersengal keluar dari mulutku karena dia juga sudah membenamkan jari tlunjuknya ke dalam me mekku dan berputar-putar, mengobel-ngobel me mekku. “Hmmppfffh… hmpfffh… Haaahhhh….ooommm,” desahku, mataku merem melek karena kenikmatan melanda badanku. Dengan gemasnya dia menggigit-gigit bongkahan pantatku sambil terus mengerjai lubang memekku dengan kedua jarinya, sampai pantatku mengejang-ngejang menahan kenikmatan yang melanda. “Kalo mo keluar kasitau ya Sin”, katanya ketika melihat aku mulai mengejang-ngejang. Dan benar, setengah menit kemudian jemarinya merasa diremas-remas oleh dinding me mekku, dan lenguhanku terdengar, “Oooommm….Sintia….kheluuarrr….hhhaahhhh…”.

    Mengejang-ngejang sedikit, lalu aku mulai membuka mata dan menatap om ahmed. Dia masih ja terus menghujamkan ke 2 jarinya dalam-dalam ke me mekku, yang membuat aku memekik kaget “Aiiihhh…”. Tapi kocokan dan diselingi gesekan intens di g-spot ku membuat gelombang birahi kembali melandaku. Rasa gatal disekeliling me mekku menggila lagi dan menuntut untuk digaruk, digesek, dan dikocok dengan cepat. Bunyi kecipakan me mekku yang banjir, ditingkahi oleh desahan dan lenguhanku yang keras membuat nafsunya semakin diubun-ubun. tangan kirinya yang tadi menahan punggungku sibuk meremas-remas toketku. “Hahhh…… shhhhhhh…… ouuhhh..” ceracauku tidak karuan. Dia makin tidak tahan lagi. Sambil terus tangan kanannya mengocok me mekku yang banjir habis sampai tetesan cairannya membasahi pahaku dan jemarinya, tangan kirinya sibuk melepaskan gesper dan risluiting celananya. Tidak sampai 3 menit dari orgasme pertama, aku merasakan gatal di me mekku semakin memuncak, mengumpul di ujung itilku. Semakin dikocok, rasa gatal tersebut semakin terasa menyiksa, menuntut untuk digesek lebih cepat lagi. Akhirnya rasa gatal itu meledak dan menyemburkan arus kenikmatan dari selangkangan ke seluruh kujur tubuhku. “Ooaaahhhhh……hhhaahhhh …. Sintia kheeluuuarrr…” pekikku dengan mata yang membeliak dan tubuh bergetar-getar mengejang penuh kenikmatan. “hah.. hah.. hah..”, aku memejamkan mata sambil berusaha mengatur nafas yang memburu setelah terpaan orgasme yang kedua. Tubuhku tertelungkup lemas di atas meja bilyar dan kakiku mangangkang menapak tidak kokoh di lantai.

    Om Ahmed sudah berhasil mengeluarkan kon tolnya yang panjang besar dari balik risluitingnya. Dia tidak menurunkan celananya, hanya mengeluarkan kon tolnya dari celah risluitingnya. Pelan-pelan dia memelorotkan gstringku. Aku yang masih di awang-awang sensasi kenikmatan, tanpa sadar menurut saja ketika kaki kiriku diangkat untuk meloloskan gstringku.

    Gstringku kini hanya tergulung tidak rapi di pergelangan kaki kananku. Me mekku terkespos jelas. Bibir me mekku yang merah basah sudah agak terbuka akibat serangan pertama, seperti siap menyambut serbuan berikutnya. Dia sedikit menarik pinggulku agar lebih menungging dan memposisikan me mekku tepat di depan kon tolnya yang sudah keras banget.

    Koleksi Cerita Saru | Aku baru sadar dia mo ngen totin aku ketika kurasakan ada desakan benda tumpul besar yang menyibak bibir memekku. Aku berusaha membalik, tapi lagi-lagi tangan besar Ian mencegah hal itu. Dia semakin menekan pinggulnya dan berusaha membenamkan kon tol jumbonya ke belahan memekku. Karena dinding-dinding me mekku sudah basah kuyup, kepala kon tolnya mudah menerobos masuk. Aku menggeliat2 sehingga batang kon tolnya melesak makin dalam. Diiringi mengerang dia menekan dalam-dalam pinggulnya “Hhrrrrrhmmm….”. me mekku sesek banget keisi kon tol jumbo yang dah ambles semuanya. Gede banget rasanya, lebi gede lagi dari kontol ayah. Bener dugaanku di awal, ayah ngajak ku ketemu om Ahmed supaya om Ahmed bisa ngen tiotin aku demi lancarnya kerja sama bisnisnya, Aku dah gak perduli soal itu, yang penting sekarang aq sedang menikmati sodokan kontol om Ahmed yang gede banget itu.

    “Hoouuuhhhhh….” lenguhku. Sambil tetap menahan punggungku, dia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ditarik perlahan, kemudian dilesakkan lagi dalam-dalam. Tarik perlahan-lahan lagi, lalau dibenamkan lagi sampai mentok. Aku merasakan setiap senti dinding me mekku digesek perlahan oleh kon tolnya yang keluar masuk. Me mekku makin banjir, membuat suara berkecipakan ketika dikocok. Dia mempercepat tempo genjotannya. “huhh..me mek kamu sempit banget Sin… enakk banget..”, desahnya penuh nafsu menggenjot me mekku sambil meremas-remas pantatku. Aku melenguh kenikmatan sambil menggoyang pinggulku berusaha mengimbangi dia. “Ouhh…. Hhahhhh….terus oooommm….…,” lenguhku binal.

    “Woaa… lagi pada asyik rupanya” tiba-tiba terdengar suara ayah. om Ahmed gak peduli dan tetap menggenjot me mekku semakin semangat. “Kamu duduk manis aja ya disitu. Nonton aja. Mantu kamu nikmat banget deh di en totnya”, katanya pada ayah yang nyengir aja melihat aku lagi di dogi penuh semangat oleh om Ahmed. Gocekan kon tol om Ahmed membuat aku mendesah kembali, “hahhhhh… shhhhhh….”, Kulirik ayah yang senyum2 aja melihat aku kelonjotan penuh kenikmatan di depan matanya. Tangan ayah reflek membelai selangkangannya. Tidak sampai 5 menit digenjot, aku mulai merasakan bahwa desakan orgasme mulai meningkat. Lenguhan dan teriakanku semakin tidak terkendali seperti halnya goyangan pinggulku.

    “Ouhh.. ouhh.. Kocok makin cepat.. om…” ceracauku yang sudah diambang klimaksnya. Dia menanggapi requestku dengan semakin cepat memompa me mekku. Akhirnya, “Hiaaahhhhh…. Ouughhhhhh….Shhhhhhhhh…Sintia keluar oooommmm….”, lenguh orgasmeku membahana lagi.

    Om Ahmed yang belum orgasme, mengangkat tubuhku yang masih lemas karena orgasme yang terakhir. Membopongku dan merebahkan aku ke sofa besar. Aku pasrah saja melihat dia melucuti kemeja dan celananya, dan berdiri telanjang bulat dengan kon tol yang masih tegak mengacung, berkilatan basah karena cairan me mekku. “Buka baju kamu Sin”. Aku langsung menyanggupinya. Ketika aku melepaskan mini dressku, om Ahmed membelalak memandangi tubuh molekku. “Buka BeHanya Sin.” Tanpa diperintah dua kali, tanganku langsung bergerak ke belakang pungggungku melepas kait braku. Belum lagi aku meloloskan bra dari tanganku, kedua tangan om Ahmed yang besar sudah menyergap kedua bongkah daging kenyalku.

    “Ahhhhhh…!!!” desahku, tidak menduga dia senapsu itu ngeliat tetekku yang proporsional dengan badanku, gak besar tapi juga ga bisa dibilang kecil. kedua tangannya yang besar dengan penuh nafsu jemarinya meremas, menekan, memilin kedua toketku. Lalu dengan rakusnya mulutnya menelan dan melumat pentilku. “UUhhhhhh….. hhhhmmpfffff…” aku mendesah kesakitan sekaligus keenakan. Toketku, terutama pentilnya, adalah salah satu titik tersensitif tubuhku. Reaksinya nyaris instan. Bibir memekku mulai berkedut-kedut gatal lagi meminta dipuaskan.

    Aku menggenggam kon tol om Ahmed yang masi keras banget, kutarik dan ku arahkan ke bibir me mekku yang sudah merekah. Dia yang merasakan genggaman hangat tanganku, langsung paham maksudku dan menggerakkan pinggulnya maju sehingga kon tolnya menempel di bibir me mekku. Dengan satu sentakan keras, Kon tol ukuran jumbo itu langsung amblas dan menyipratkan cairan me mekku keluar. “AAGHHHH..” jeritku tanpa sadar karena desakan tiba-tiba pada lubang memekku.Tanpa buang waktu lagi dia langsung menggenjot aku dalam cepet. Slepp… sleppp.. sleppp… kecipakan bunyi kocokan terdengar lagi. Mataku membeliak karena berbagai rangsangan yang kuterima. G-spot dan dinding me mekku tergesek-gesek oleh kon tolnya yang berurat. Toketku diremas-remas, diunyel-unyel penuh nafsu. Ditambah lagi sedotan-sedotan di pentil dan jilatan lidah kasarnya di sepanjang leherku. “HHaaaahhh… … Ouugggghhh….….Enakk ooommm..” lenguhku penuh birahi.

    “Hoohh.. hohh..iya sayang…” tanggapnya tak kalah nafsunya. Aku merangkulkan kedua kakiku dibalik punggungnya dan memeluknya kuat-kuat, aku dah nerasa sebentar lagi akan nyampe lagi. Dia juga sudah tidak kuat lagi menahan napsunya.
    Kakiku semakin erat merangkulnya. Diiringi lenguhan keras, dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam dan menyemprotkan pejunya kuat-kuat ke dalam me mekku sampai berlelehan keluar. “HUAAHHHHHH…. Hahhhh… Hahhhhh…” desahnya penuh kepuasan sampai tubuhnya mengejang-ngejang. Selama beberapa saat dia masih menindihku menikmati sisa terpaan gelombang orgasmenya. “Makasi ya Sin,” bisiknya sambil melumat bibirku. Pelan dia mencabut kon tolnya yang mulai mengecil.

    Membawa banjir peju keluar membasahi bibir me mekku dan mengalir turun. Lalu dia beranjak mengambil tisu dan membersihkan kon tolnya. Ditawarkannya tisu tersebut ke aku yang masih tergeletak mengangkang di sofa dengan lelehan peju di sekujur selangkanganku. Aku menerimanya tanpa banyak bicara. Pelan kebersihkan peju om Ahmed dari selangkanganku.

    “Kamu lon kluar ya sayang”, tiba2 ayah menghampiriku, dia membantu membersihkan leleran peju om Ahmed diselangkanganku, Kuliat ayah dah bugil, sekarang rupanya gilirannya untuk menggarap aku, kerna aku lon kluar pada permainan terakhir ya ku diem aja waktu ayah memasukkan kedua jarinya dengan ke me mekku. aku melenguh tertahan Jemari ayah dengan ahlinya mengocok me mekku. Bibirnya juga langsung melumat bibirku sampe aku terengah-engah. Puas melumat bibirku ayah menjelajahi pipi, leher dan menuju toketku dengan bibirnya. Jarinya menghentikan aktivitasnya di area selangkanganku, dan mulai menjamah tetekku. Ayah menelungkup diatas aku, kedua tangan meremas-remas tetekku.

    Ketika dia mulai memilin dan menjepit pentilku, aku mulai mendesah napsu, “Sshhhh… ahhhhh….” Ayah sudah tidak tahan lagi, maka diangkatnya pantat ku dan diarahkan ke kon tolnya yang sudah keras banget. Ketika kon tolnya terbenam ke dalam memekku, kembali aku mendesah, “Aiiihhhhh….”. Sambil menahan pinggulku, ayah memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh semangat. Kedua tangannya mencengkram kuat-kuat kedua tetekku dan semakin mempercepat kocokannya. Tidak sampai 5 menit orgasme aku meledak dan membanjiri me mekku dengan cairan. “NGAhhhHhhhhhh…. Houuuuuhhhhh… Sintia kluarrrr…”, desahku. Pinggulku mengelinjang selama beberapa saat sampai terpaan gelombang klimaksnya mengendur.

    “Hahh.. enak banget.. .. akhirnya sampe juga” desahku sambil menyapu keringat dari wajahku.

    “Sin, nungging ya”. Langsung aja ayah menghajar aku lagi Boris dengan doggie style. Aku melenguh kenikmatan. Kedua tetekku mengayun bebas akibat goncangan dan benturan paha ayah pada pantatku. Aku semakin blingsatan ketika tangan ayah meraih tetekku dan meremasnya kuat-kuat. Om Ahmed duduk diseberang ruangan, minum bir sambil menikmati life show aku ma ayah.

    Doggie style membuat g-spot ku dihajar kon tol ayah terus2an, sehingga gelombang gatal yang nikmat itu menyeruak lagi di area memek dan selangkanganku. Meluas ke perut, ke tetekku, ke pentilku dan sampai ke ujung jemari kakiku. Ledakan orgasme yang ke-lima ini betul-betul dahsyat sampai membuat aku mencengkram jok sofa kuat-kuat dan mendeah, “OUUUUUGGHHHHHHHH…. Gahhhhhhhh…… Sintia kluaarrrrrrr…”. Ayah mengecup pundak dan punggungku.

    Kontolnya masih di dalam me mekku, tapi tidak dikocoknya. Ditunggunya aku sampai tenang sedikit dari nafas yang tersengal-sengal karena terpaan orgasme. Sementara itu, menyaksikan orgasmeku yang dahsyat, om Ahmed horny lagi. Kon tolnya ngaceng lagi. “Maen dikamar aja yuk, kita garap Sintia bareng” ujarnya sambil membopong tubuhku. Ketika dibopong aku berbisik, “Sintia haus om”. “Tolong bawain minum buat Sintia”, kata om Ahmed ke ayah. Ayah Boris kembali dengan sebotol kecil bir dingin yang langsung kutenggak abis. Selanjutnya gak usah diceritain terus ya, dah pada tau kan bahwa aku bakal digarap ma ayah dan om Ahmed barengan, padahal aku dah lemas dihajar 5 orgasme berturut-turut.

  • Cerita Sex Berpacaran Dengan Janda Montok Yang Sudah Punya Tiga Anak

    Cerita Sex Berpacaran Dengan Janda Montok Yang Sudah Punya Tiga Anak


    1002 views

    Perawanku – Cerita Sex Berpacaran Dengan Janda Montok Yang Sudah Punya Tiga Anak, Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga.

    Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana.

    Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang ku stop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, “Mas, mau ke Pulo Gadung ya?” tanyanya, “Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich.”

    Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung.

    Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.

    Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain.

    Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta.

    Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. “Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. “Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya.

    Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. “Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul.

    Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata,

    “Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, “Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal.”

    Cerita Sex Berpacaran Dengan Janda Montok Yang Sudah Punya Tiga Anak

    Cerita Sex Berpacaran Dengan Janda Montok Yang Sudah Punya Tiga Anak

    Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi.

    Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, “Mas kontolnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, “Mas, aku mau keluaarr..”

    “Cret.. cret.. cret..”
    Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar..”
    “Crot.. crot.. crot..”
    Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi.

    Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya.

    Dewi mendesah panjang, “Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?” Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. “Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu.

    Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak.

    Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, “Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar..” Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, “Jonathan.. aku.. keluaarr..” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.

    Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, “Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi..” kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, “Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil memujinya.

    Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Yang Sakit Itu Nikmat

    Cerita Sex Yang Sakit Itu Nikmat


    1838 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Yang Sakit Itu NikmatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai kenalan cewek namanya Fahrani di amasih kelas 3 SMU dia keturuanan chineses jadi anda bisa bayangkan wajahnya pastinya cantik putih rambut hitam tubunya langsing dan bokongnya yang padat itu membuat mata lelaki selalu memandangnya, awal cerita begini saat dia maen ketempatku untuk meminjam DVD film deadpoll, aku perbolehkan tapi entar malam aku suruh dia datang.

    Malamnya, aku tuh lupa mau pinjamin dia film, tapi malah nonton BF yang barusan kupinjam tadi siang dari temanku. Kubuka pakaianku sampai telanjang bulat, karena badanku jadi panas atas bawah karena BF.

    Dengan posisi duduk, kukocok pelan-pelan penisku yang sudah berdiri tegak, sambil nonton BF. Dalam film tersebut, diperlihatkan, cewek bule cakep sedang mengoral penis lawannya dengan sangat menggairahkan dan sangat menikmatinya, seperti makan ice cream.

    Sedang asyik-asyiknya mengocok, tiba-tiba kamarku terbuka dan Fahrani, dengan sedikit berteriak

    “Mana filmnya? Ihh gila, ngapain Ko? Jorok banget”Kontan aku langsung terloncat dari dudukku sambil menutupi penisku yang berdiri,

    “Akh..aku aku..” kataku tergagap.Fahrani langsung masuk kamarku dan menguncinya,

    “Hayo, nonton BF kok sambil telanjang? Ngapain saja tuh?”Kataku

    “Akh, kegiatan rutin cowok kok”Lalu dengan cueknya dia juga akhirnya ikutan melihat film BF, sementara pinggang ke bawahku kututupi selimut.

    Tontonan BF saat itu yaitu 2 manusia berlawanan jenis sedang mengoral kelamin lawannya. Lalu Fahrani tanya padaku,

    ”Ko, emang enak gituan? Kok mereka tidak jijik ya?”Jawabku,

    ”Kamu pernah terangsang belum? Masa belum pernah?”.

    “Pernahlah, aneh kamu Ko”, katanya.

    “Lalu rasanya seperti apa?

    Apakah kamu merasakan sensasi aneh dibagian-bagian tertentu tubuhmu? Pernah tidak masturbasi?”, tanyaku.

    “Ya ada rasa geli-gelinya, masturbasi? Maksa keluar sel telur wanita? Belum pernah tuh, sakit kan?”, jawabnya.

    “Gila, justru tidak sakit, tapi malah sangat nikmat, itulah salah satu hal yang paling nikmat di dunia, namanya sex! Apapun bentuknya, masturbasi, onani, oral, anal, senggama, dll.”

    “Lalu diantara semua kegiatan tadi, yang paling enak yang mana Ko?”

    “Ya, kalau dari urutan terbawah, masturbasi/onani karena sendirian melakukannya, lalu oral sex dan yang paling nikmat tiada tara adalah senggama”, jawabku dengan enteng.

    “Aku yakin Ko Tedi pernah senggama kan? Ngaku aja deh!” protesnya.

    “Sayang sekali tebakanmu salah, justru belum pernah! Milikku hanya kuberikan untuk istriku kelak, yee!” balasku dengan bangga,

    “Tapi kalau oral sex sih pernah, dengan Leni.”

    “Hah? Dengan Ci Leni? Teman satu kost kan? Masa sih? Kapan? kok aku tidak pernah tahu, gila loe, lalu kamu ambil kesuciannya dan tidak tanggung jawab?”

    “Masa aku main dengan Leni harus omong sama kau? Lagipula dia sudah tidak perawan karena pernah senggama dengan pacarnya waktu SMA. Kami melakukannya atas sama-sama saling suka kok, kami tidak senggama lho, cuma oral sex.

    Hampir tiap hari kami melakukannya, enak lho, nikmat sekali, lagipula aman karena tidak merusak selaput dara cewek, nyesel deh kamu tidak pernah merasakannya,” godaku.

    “Emang bener nikmat? Serius nih tidak sakit atau selaput daraku, eh mak.. maksudku selaput dara tidak pecah?” tanyanya dengan malu karena salah ucap. Aku mengangguk mengiyakan, aku yakin sekali, Fahrani pasti mau diajak oral sex.

    Film BF yang kupause tadi lalu kuresume lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang putih itu, kelihatan bahwa dia mulai terangsang, napasnya berat dan wajahnya memerah. Penisku yang setengah tegang, akhirnya jadi tegang lagi.Kami dalam keadaan duduk saat itu.

    Kupeluk Fahrani dari belakang pelan-pelan lalu kugerai rambut yang menutupi pipi kanannya dan kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Fahrani masih tegang karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yang sudah ereksi dari tadi, menempel di pantatnya, walau pinggangku masih terlilit selimut.

    Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi, leher, dan telinganya.“Ohh..sstt” desisnya. Aku cium bibirnya yang mungil, pelan saja dan dia mulai menanggapinya.

    Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk).

    Dengan cukup cepat, kuganti film BF tersebut, dengan lagu mp3 barat yang romantis. Kupeluk mesra dia, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. Aku sangat suka pantat cewek, begitu menggairahkan, apalagi yang padat berisi, ingin rasanya meremas dan menciuminya.

    Penisku yang tegak lurus terkadang kugesekkan keperutnya. Bingung dia harus memperlakukan penis seperti apa. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian penis dan kedua bijinya.

    Memang kalau cewek yang pegang penis, sungguh berbeda jauh nikmatnya apalagi sudah beberapa minggu penisku ini mendambakan kocokan dan emutan cewek lagi.Kurebahkan Fahrani pelan-pelan, bibirku semakin bergerilya di bibirnya, leher dan telinganya.

    “Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu. Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, dia mulai menggeliat (geliatnya sangat sexy).

    Wah gila, kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya. Tanganku mulai masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Fahrani kegelian.

    Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan.

    Fahrani mulai sering medesah,“Sst.. ahh.. ohh” Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku kulingkarkan ke belakang punggungnya.Kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.

    Bajunya kusingkap keatas, wah indah sekali dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya.

    Fahrani mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya bugil semua. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan.

    Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah, ruangan kamarku menjadi semakin hangat saja. Dengan adanya lagu yang sedang mengalun rada keras, kami memberanikan diri mendesah lebih keras.

    Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari lengan atas, naik ke pundak dan leher, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya.

    Tiba-tiba lidahku menempel ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Fahrani semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek,inginnya nyusu terus deh.

    Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya.Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, dengan satu jariku, kugesek-gesekkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya.

    Kedua kakinya langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.“Ah gila..uhh hmm”, geliatnya sambil meremas bantalku.

    Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup kedalam celananya, menguak CD-nya, meraba vaginanya. Fahrani semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi.

    Tak lama kemudian dia mendesis panjang dan mengejang, lalu vaginanya berdenyut-denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Fahrani lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, mungkin tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering“Lebih enak dan gurih, perawan mungkin memang paling enak,” kata hatiku.

    “Koko nakal, ” katanya sambil memelukku erat. Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat.

    Posisiku berbaring di bawah dan Fahrani mulai menyerbu tubuhku sambil tetap memijat penisku, mencium dan menjilat dadaku, putingku, perutku dan akhirnya sampai tepat didepan tonjolan penisku. Fahrani lalu membuka balutan selimut yang melingkari pinggangku, dan penisku melompat keluar.

    Kaget dan tertawa tertahan Fahrani melihat penisku.“Ih lucu deh, gemes aku jadinya, harus digimanain lagi nih Ko?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.

    Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.

    Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.Mulai dimasukkan penisku ke mulutnya dan “Ahh Fahrani, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”

    “Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku. Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.

    “Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan naik turun kepalanya.“Ko, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menunjuk ke zakarku.

    “Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.

    “Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin meneka

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Tewasnya Gadis Yang diperkosa

    Cerita Sex Tewasnya Gadis Yang diperkosa


    852 views

    Perawanku – Cerita Sex Tewasnya Gadis Yang diperkosa, Daerah Lippo Karawaci ( Tangerang ) adalah kota yg sedang berkembang & terlihat sebagi jaminan investasi properti yg menjanjikan selain daerah serpong untuk daerah Tangerang ketika tahun 2000.

    Akibatnya tidak sedikit orang yg mau mencoba bekerja mencari nafkah sebagai broker properti termasuk Ibu rumah tangga maupun para gadis – gadis yg cantik.

    Nonik ( 26 tahun ) akhirnya melamar juga menjadi broker di salah satu kantor franchise broker properti Lokal setelah ia berhenti bekerja di developer karna target yg tidak tercapai setelah 3 bulan. Targetnya tidak pernah tercapai karna permainan Marketing kepada Client dalam developer tersebut sungguh memuaskan ( Full service ) seperti miske ( 28 tahun ) seorang ibu rumah tangga yg pandai bersolek, cantik, supel & juga adalah rekannya di developer selalu men ” servive ” para investor / clientnya di discotik atau hotel.

    Nonik berparas cantik, dalam darahnya ada campuran Ibu cina benteng & ayah Sunda. Wajah & kulitnya putih bersih & matanya bulat bersinar hidup dgn tubuh sintal padat.. Pkl. 14.00 WIB

    Sepasang bola mata Nonik yg indah terbelalak & Ia terduduk lemas ketika Meiske membisikkan kata-kata itu.

    ” Lin, kamu mau Jualan Kan ? Service donk pembeli kamu ! Zaman sekarang modal senyum manis udah ga laku, pembeli mau yg lain ! Inilah rahasia mbak banyak closing di kantor kita ”

    ” Apakah Mbak Miske ga takut ketahuan suami ? ” Akhirnya Nonik bertanya setelah beberapa saat terdiam.

    ” Suami mbak gajinya hanya 750 ribu, dia hanya bisa menjadi supir pribadi..
    itupun kerjanya sampai malam karna harus antar Bossnya ke tempat Simpanan, bahkan kadang sampai menginap…
    lagipula Klien – klien mbak jarang ada yg jelek wajahnya, jadi kenapa engga ? ”

    Nonik masih terdiam, dia bimbang karna tadi dia baru saja menolak ajakan client untuk makan bersama nanti malam sambil membicarakan properti yg akan dibeli..

    ” Lin, terus terang mbak kasian liat kamu. Kamu ulet & rajin tapi tidak beruntung.Sebentar lagi kamu akan dipecat karna sudah 3 bulan kamu baru jualan 1 unit! Nanti sore ikut mbak propekting client, nanti mbak kasi kamu bagian kalau mereka ambil banyak unit ! ” Kata Miske

    Nonik masih terdiam..

    PKl. 17.00 WIB

    Sebuah mobil Land Cruiser Hitam menepi di kantor developer, nampak beberapa orang berlarian membuntuti mobil tersebut & membukakan pintu..
    Terdengar suara-suara ” Ko, apartment kita bagus untuk diinvest ! dsb… ”
    Ternyata mereka adalah marketing yg stand by di tepi jalan.

    Bpk. William hanya tersenyum & berkata ” Saya sudah janji dgn Miske. Terima Kasih ”
    Miske berlarian kecil keluar dari dalam kantor dibelakangnya..terlihat Nonik mengiringi dgn terburu2.

    PKL. 21.00 WIB

    Ketika Pintu dibuka.. Dentuman musik dari musik disko menghentak-hentak, Remang – remang di sekitar, Asap rokok membaui ruangan, Orang2 hilir mudik sambil menggeleng2kan kepala & Nonik hanya tertegun menatap pemandangan ini

    Akhirnya mereka sampai di room yg dipesan oleh Bpk. William, & ia juga adalah salah satu pemegang saham diskotek ini.

    Setelah mereka duduk mengapit disamping Bpk. William, mereka mulai memesan minuman ber-alkohol tampak miske amat gembira malam itu & memaksa Nonik yg enggan untuk minum ..

    2 jam telah berlalu, kepala Nonik mulai pusing akibat sedikit minum tadi.
    Purchasing Contract telah ditandatangani, tapi Nonik kesal melihat Miske yg tak juga kunjung mengakhiri perbuatan ini & juga sesekali perlakuan nakal Bpk. William kepadanya. Dalam remang – remang ia melihat tangan Bpk. William menyelusup dalam blus Miske, & meremas2 dada Miske
    sambil berciuman panjang.
    Miske melepaskan ciumannya, lalu duduk dipangkuan sambil memeluk tubuh Bpk. William dgn erat kepalanya miring menempel ke pipi Bpk. William & Nonik tidak jelas entah ia berbisik sesuatu atau sedang menjilati telinga Bpk. William.

    Miske melepaskan pelukannya, ia berbalik menatap, sembari menjilat bibirnya ia lalu mengerling, tertawa ke arah nonik dan……. Oh Tuhan, dalam keremangan room diskotek itu, Nonik tidak percaya apa yg dia lihat !!Tangan Miske turun meraba-raba sesuatu di celana Bpk. William… Bpk. William merebahkan tubuhnya kesandaran sofa, menikmati rabaan Miske di kelaminnya, wajah Miske mulai turun ke arah celana Bpk. William & terdiam lama disana.. lalu kepala miske mulai bergerak maju mundur di selangkangan Bpk. William.

    Pintu room tiba-tiba terbuka, seorang waitress tiba-tiba masuk untuk mengecek minuman… & sewaktu ia sedang mengecek minuman senternya terjatuh, tampaknya ia kaget melihat perbuatan tidak senonoh Miske & Bpk. William.

    Sadar akan hal itu, Bpk. William mengangkat wajah Miske, lalu ia merogoh kantongnya & mengeluarkan dua lembar seratus ribu rupiah & ia memanggil waitres perempuan itu, lalu berkata di telinganya sebelum menyelipkan uang di kantong waitres muda tersebut.

    ” Ini pegang, lain kali kalau kerja hati-hati. Jangan sampai tamu terganggu oleh tingkah kamu ! “. Waitres itu hanya mengangguk, ia melihat ke arah Miske yg duduk di lantai di bawah sofa Bpk.William. Miske tersenyum sambil tertawa kecil ke arah waitres muda tersebut & ia mengocok kembali kontol Bpk. William di depan waitres tersebut.

    Perempuan itu lalu keluar tanpa membalas senyuman dari Miske.

    Nonik terbelalak melihat kontol Bpk.William yg keluar mengacung dari lubang reslreting celananya, ia merasakan takut & asing dgn benda tersebut. Baru pertama kali ia melihat kelamin pria dewasa secara langsung.

    Miske menghisap kontol itu dgn rakus, menciuminya lalu menjilat-jilat.. ahhh si gendut Bpk. William tampaknya menyukai perlakuan Miske pada kontol kecilnya..

    ” Ahhhh, Miskeeee !! ” Tangannya turun ke arah dada Miske meremas, Teriakan Bpk. Willliam dapat terdengar menandingi suara speaker musik house di room tersebut.

    Miske tiba-tiba mundur dgn mulut belepotan sperma, sambil mengurut-urut dadanya..Ia memuntahkan sperma Bpk. William di asbak, & pergi mencuci mulutnya di kamar mandi. ” Pak William, tadi remasannya kuat sekali sakit nich dada Miske ! ” Miske terlihat bernonikng air mata..

    ” Sori, sayg sedotan kamu kenceng banget sich ! ”

    Nonik muak melihat semua pemandangan ini lalu ia minta izin untuk berdansa di Hall. Ia berbisik kepada Miske yg dijawab dgn anggukan lalu melemparkan senyum kepada si gendut tua itu..

    ” Aku harus keluar dari tempat ini. ” berkata Nonik dalam hati.

    Nonik keluar dari Diskotik itu, sesampainya di parkir ia bertemu dgn supir Bpk. William. Supir itu menyapa Nonik “ Non, mau kemana? Tuan masih didalam ya, non?“ “ Iya, Mas. Aku mau beli sesuatu sebentar di luar. “ jawab Nonik. Supir itu mengajukan diri untuk membelikan “sesuatu” itu yg ia kira adalah ecstasy,

    Nonik dgn halus menolaknya dgn beralasan bahwa mungkin sewaktu-waktu Bpk. William akan memanggilnya. Lalu ia pun bergegas keluar & memanggil taksi kemudian pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ibunya heran anak perempuannya pulang selarut ini, ia mengadu kepada ibunya menangis menceritakan pengalaman yg baru saja ia alami.

    Keesokannya Nonik resign dari kantor developer itu diiringi tatapan sinis dari Miske, ia didekati perempuan itu “ Lin, kalau ga bisa jadi sales jangan jadi sales. Nyesel gua kemarin ngajak, bikin malu gua aza di depan klien besar gua. Dasar cewek sok suci..!!! “ Nonik hanya bisa membalas dgn senyuman, sebenarnya hatinya bergejolak marah tapi diurungkan niatnya teringat niat baik Miske yg hendak memberikannya prospek

    Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi di kantor tempatnya mengundurkan diri, Hp Nonik berbunyi, terdengar suara di ujung sana “ Hai, Lin. Apa kabar nih? Aku syamsul. Kamu masih kerja di developer ga? Aku mau lempar klien nih, ada yg cari barang developer.

    Tahun ini broker lumayan nih, banyak rezeki! Mau bagi-bagi rezeki ke kamu lah..“ Nonik tertawa kecil, bad moodnya seketika hilang karna ada sahabatnya yg me-nelp. Nonik pun memotong dgn menceritakan kesusahan yg dialaminya bekerja sebagai marketing. & ia ditawari kerja untuk menjadi broker properti oleh syamsul karna kantornya yg masih membutuhkan tenaga broker. “

    Singkat cerita, Nonik pun mulai bekerja sebagai broker properti. Ia pun belajar bisnis broker properti listing, selling, co-broke, hanya dalam waktu 1 bulan ia telah menerima komisi sebanyak 30 juta Rupiah.. & nama Nonik langsung terangkat sebagai salah satu broker handal di daerahnya.

    Pada hari itu Nonik sedang Floortime, “Krrrriinnnng….Krrrinnnnnggg !! “

    telepon di meja marketing berbunyi. “ Selamat pagi, Reyblack. Dgn Nonik disini, ada yg bisa saya bantu?! “. “ Halo, Ibu Nonik. Nama saya Faizal. Saya sedang mencari sebuah apartment….iya…luas kira-kira 100m2. Ibu Nonik dapat mereferensikan unit yg cocok untuk saya? “ Lalu percakapan berakhir, dgn janji untuk inspek apartment yg dimaksud.

    Nonik menyalakan semua AC didalam apartment, bell berbunyi dgn cepat Nonik membukakan pintu. Diluar terlihat Faizal ditemani temannya yg berjumlah 3 orang. “ Mari, silahkan masuk! “ sapa Nonik ramah. Faizal & temannya masuk ke dalam apartment, setelah inspek mengelilingi seluruh ruang apartment tersebut.

    Teman Faizal pulang karna kantornya memanggil, kini mereka duduk diruang tamu, berbincang menegosiasikan apartment tersebut. Dari perbincangan tersebut, Nonik tahu bahwa Faizal adalah warga Malaysia yg berkerja di salah satu perusahaan minyak international.

    Namun, ia tidak menyadari bahwa kakinya sedikit terbuka hingga samar-samar terlihat celana dalam berwarna hitamnya yg dikenakan ketika ia sedang berbincang dgn Faizal. Ketika itu Nonik mengenakan tank top ditutup blazer, dipadukan rok mini berwarna hitam. Kontras sekali dgn kulitnya yg putih, & wajahnya yg cantik mulus.

    Faizal tinggal di Indonesia belum lama, ia baru bekerja sekitar 1 bulan. Ia senang bekerja dinegara ini karna di negara asalnya semua perempuan berpakaian sopan & tertutup, kecuali orang Chinesenya. Disuguhi pemandangan indah tersebut, jakunnya bergerak naik turun menelan ludah.

    Tak dapat menahan berahinya, ia bangkit & berkata kepada Nonik “ Ibu Nonik, Saya setuju dgn harga yg diajukan. Tapi saya ingin tes semua key yg ada di apartment ini untuk alasan keamanan, apakah semua kunci ini dijamin tidak diduplikat oleh pemilik lama?! “.

    Sebenarnya Nonik malas melayani pembeli yg banyak mau seperti ini, tapi ia berharap bahwa teman-teman Faizal juga ikut membeli karna tadi mereka juga tertarik dgn apartment gedung ini.

    Nonik memberikan kunci apartment, ia meninggalkan Faizal lalu ia minta izin ke kamar mandi hendak buang air kecil. Nonik menutup pintu, melepas rok & celana dalamnya kemudian duduk di closet. “ Cretek Suara pintu kamar mandi yg terkunci terdengar dibuka seseorang, jantungnya berdebar dgn keras !

    Ia lupa bahwa kamar mandi yg terkunci itu dapat terbuka dgn kunci yg baru ia titipkan ke Faizal! Dgn cepat ia bangun tanpa merapihkan celananya & menempelkan tubuhnya untuk menahan pintu yg hendak dibuka, urinenya berceceran di paha. “ Pak Faizal, ada apa ini? Saya sedang didalam, jangan dibuka. “

    Brukk…. Nonik terpental karna Faizal mendobrak dgn paksa.

    Ia takut dgn amat sangat, melihat Faizal didepannya tanpa mengenakan celana. Kontolnya mengacung dgn tegak, & Oooohhh… ukurannya besar sekali..& bulunya lebat sekali…!!!

    Faizal langsung menjambak nonik, menyeretnya ke ruang tamu berteriak-teriak dalam bahasa Malaysia & dalam bahasa Indonesia.

    Kamu sebagai perempuan harus tahu bagaimana kesopanan dalam berpakaian ! Dasar perempuan nakal, biarlah saya menghukummu agar engkau tidak seperti wanita binal dalam berpakaian & bertingkah laku !“.

    Faizal membanting Nonik ke sofa di ruang keluarga, Nonik mencoba kabur dgn memanjat sofa. Namun Faizal menerjang & menindihnya hingga sofa itu terguling, dgn cepat ia mencoba memasukkan kontolnya yg besar itu ke dalam memek Nonik.

    Nonik meronta, menampar Faizal dgn sekuat-kuatnya. Namun lelaki malaysia ini seperti kebal oleh nafsu tidak merasakan cakaran maupun tamparan Nonik ke tubuhnya.

    Nonik menangis sambil terus memukuli Faizal yg mencoba memasukkan kontolnya ke tubuh Nonik.

    Creeeettt… “ kontol itu akhirnya masuk kedalam.

    Aaaaaahhhhhkkkkk!!!!!! ” Nonik terpekik tertahan & matanya melotot ke arah Faizal, tubuhnya melengkung menahan sakit.

    Kontol itu baru masuk setengah, Faizal mendorongnya masuk sehingga amblas semua ke tubuh Nonik.

    Ahkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk……!!! “

    Darah mulai berceceran dari selangkangan Nonik, Memeknya robek karna kontol Faizal yg berukuran besar dipaksakan masuk walaupun memek masih kering. Faizal melakukan koitus dgn kasar sekali sampai tubuh Nonik terguncang-terguncang, ia merasakan perih yg tidak terkira. Darah terus mengucur dari selangkangan Nonik, ia terus melakukan serangan kepada Faizal.

    Namun serangan itu makin melemah karna darah yg terus keluar & rasa sakit yg tidak tertahan, “ Breeettttt !!!! “ blazer & Tank Top diroberk, Faizal semakin bernafsu melihat toket Nonik yg menggunung dgn indah & terlihat kenyal itu digigitnya BH nonik hingga lepas, terlihat putik susu nonik berwarna merah digigitnya putik susu itu dgn rakus.

    Semua perlakuan kasar itu terpaksa diterima Nonik bukan tanpa perlawanan, tapi apalah daya seorang perempuan dibandingkan dgn kekuatan lelaki.

    Putik susu itu digigitnya dgn rakus & kasar, menyebabkan putik susu Nonik berdarah. Setelah berdarah, Faizal jijik untuk menghisap & mengigitnya kembali. Ia menggigit tangan, jari, kuping sungguh kasar perlakuan lelaki ini. “Aaargggghhhh !!!! “

    Faizal hampir mencapai puncaknya, ia lalu menggigit bibir Nonik sampai bibir perempuan itu berdarah
    Ooohhh…Mmmmm ! “.

    Faizal menghentikan pompaannya, ia melihat Nonik pingsan. & darah banyak sekali keluar dari selangkangannya. “ Dasar perempuan Indon.. mati sajalah kau ini ! “ “ Cuihhh!!! “ ia meludah ke tubuh Nonik yg terbaring tak berdaya di lantai, & menendang kepala Nonik.

    Hidung Nonik mengeluarkan darah, & tak lama ia terbatuk-batuk dalam pingsannya & memuntahkan darah. Faizal mengenakan pakaiannya & bergegas kabur melihat akibat dari perbuatannya…

    10 hari kemudian, tetangga mulai mencium bau busuk dari apartment no. 101 di lantai 10. Polisi dikerahkan untuk mendobrak paksa pintu itu.. di lantai terlihat jasad Nonik membujur kaku dgn bercak darah yg telah mengering.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG

    Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG


    719 views

    Perawanku – Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG, Jam Sudah menunjukan pukul 13.00 wib setempat aku masih berkutat dengan laporanku dari pagi hinga jam siang aku belum makan siang seiang karena masih meyelesaikan proyek dari temenku, karena nominalnya cukup besar aku segera menyelesaikan dengan secepatnya, tebayang setelah selesai menyelesaikan proyekku terbayang akan berlibur di Bali atau Lombok hehehe…

    Karena perut sudah keroncongan aku langsung segera mengambil kunci mobilku dan pergi untuk mencari makan siang, aku mampir di mall daerah Jakarta Utara, langsung aku mencari KFC di sekitar tempat tersebut.

    Seperti biasa memang tujuan lain dari makan adalah mencuci mata cari yang seger seger..setelah makan sudah kenyang aku lanjut untuk mampir ke studio 21 untuk memnonton film terbaru, memang rencannya hari ini ada film action yang aktornya aku fans. Dan untuk merefreshinhkan pikiranku setelah berkutat dengan proyekku.

    Memang Saat memasuki lobby setelah melewati lorong yang dipergunakan untuk bermainvideo-game kulihat seorang gadis manis sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya Aku seperti merasakan deja vu Teringat olehku pengalaman beberapa waktu lalu saat mau menggoda seorang gadis sendirian di lobby studio 21 yang ternyata membawa cowoknya Tetapi tak mengapa aku sok nekat saja duduk di sebelahnya sambil tersenyum Dia juga membalas tersenyum sambil kemudian kembali sibuk dengan hpnya

    Memang Ren lo ada dimana sih ? Cepetan dong gue udah di lobby nih katanya
    Dan ya udah cepetan deh ujarnya lagi

    Hingga Sedang nunggu pacar ya ? tanyaku sok akrab
    eemm Nggak kok mas Teman sahutnya singkat sambil tersenyum
    dan Mas sendirian aja ? tanyanya lebih lanjut
    Memang Wah agresif juga nih cewek pikirku Iya sendirian aja Mau nemenin? Jalan yuk tanyaku nakal
    Memang Mau ngajak kemana ? tanyanya
    Memang Jalan-jalan aja sahutku Dia tersenyum lagi menambah manis wajahnya yang berbibir tipis itu
    Dan Aku punya perasaan dia ini ABG nakal yang sering nongkrong di mal-mal mencari mangsa
    Oh ya namanya siapa ? tanyaku
    Namaku Nita sahutnya sambil mengulurkan tangannya
    Aku Wawan kataku menyambut uluran tangannya Kuperhatikan penampilan Nita gadis manis ini Rambutnya sebahu dgn wajah yang manis Berpakaian kaos ketat dipadu celana jeans Buah dadanya tampak menonjol ranum di balik kaos ketat yang dipakainya Terbayang nikmatnya bila aku bisa merasakan kenyalnya buah dada ranum ABG manis ini

    Nggak sekolah ? tanyaku lebih lanjut
    Nggak sedang bolos Males sih
    Emang sekolah dimana ?
    Dan Dia kemudian menyebutkan salah satu SMU Negeri di wilayah Jakarta Barat

    Lalu Hey sori ya gue telat Tiba-tiba seorang gadis menyapa
    eeh Sialan lo gue udah nunggu lama tau sahut Nita pada sang gadis
    Lalu Kulihat si gadis yang baru datang dan mataku terkagum-kagum melihat penampilannya Wajahnya sangat cantik dengan rambut panjang mirip dengan Ratu Felisa bintang sinetron remaja yang terkenal itu

    Ren ini kenalin teman gue katanya mengenalkanku
    Lalu Kami segera berkenalan Kemaluanku semakin berontak saat jemarinya yang halus sedikit kuremas saat kami berjabat tangan Ternyata namanya Yuni Tanktopnya yang seksi semakin menambah hot penampilannya Tetapi kulihat buah dadanya tidak sebesar kepunyaan temannya Lalu Akan tetapi kulit tubuhnya yang putih mulus menyebar aroma seksual yang tinggi

    Lalu Mau kemana nih mas ? Kita makan dulu aja yuk ? ajak Nita
    Akhirnya kami bertiga pergi ke sebuah restoran fast food Saat kami berjalan banyak cowok yang memperhatikan tingkah laku kedua ABG ini dengan pandangan bernafsu Terutama kepada Yuni yang memang sangat cantik itu KaYuni sudah makan aku hanya memesan minum saja untukku sementara mereka menikmati makan siangnya Sambil menikmati pesanan masing-masing kami berbincang-bincang Kupancing-pancing mereka agar aku yakin mereka bisa kuajak check-in nanti Lalu Aku tidak mau kecele setelah mengeluarkan uang banyak untuk mereka ternyata mereka tidak bisa dinikmati hehe

    Ingin segera aku merasakan kehangatan dan kemulusan tubuh belia mereka Akan tetapi ternyata tidak semudah itu Banyak proses yang harus dilalui alias ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu Sesudah makan mereka minta dibelikan pulsa HP terus belanja baju dll Tetapi tak apalah pikirku Kebetulan baru minggu lalu aku menerima pembayaran dari salah seorang klienku. Memang kalau mau barang bagus ada harga yang harus dibayar Apalagi terbayang nikmatnya apabila aku bisa menyetubuhi kedua gadis ABG ini secara bersamaan

    Yuk jalan Pusing nih di mal terus kataku setelah mereka selesai berbelanja Memang aku sudah menentukan limit pengeluaran bagi mereka Disamping itu aku sudah tidak tahan ingin segera menikmati tubuh seksi Nita dan wajah cantik Yuni

    Mereka akhirnya setuju dan kami menuju tempat parkir Kukebut mobilku menuju hotel jam-jaman langgananku

    Singkat cerita kami telah berada di dalam kamar hotel Tak menunggu lama lagi langsung kuraih wajah cantik Yuni dan kulumat bibirnya Leher dan pundaknya yang putih mulus segera kucium dan kujilati Setelah itu wajah manis Nita menjadi sasaranku Saat kuciumi bibirnya yang tipis kuremas buah dadanya dari balik kaosnya yang ketat

    Buka dulu aja mas bisik Yuni saat aku masih sibuk menikmati menciumi dan meremasi tubuh temannya
    Bukain ya kataku

    Aku menghentikan ciumanku pada wajah manis Nita dan mereka berdua kemudian melucuti pakaianku

    Tak lama aku telah berdiri hanya dengan mengenakan celana dalam saja Keadaan itu tidak berlangsung lama kaYuni jemari lentik Yuni segera menarik celana dalamku Kemaluanku yang telah menegang segera berdiri dengan gagahnya di depan kedua ABG ini Mata mereka agak sedikit kaget melihat ukuran kejantananku

    Besar sekali mas Yuni suka kata si ABG cantik sambil tangannya mulai mengocok-ngocok penisku perlahan Sementara Nita tidak berkomentar hanya bibirnya yang tipis sedikit terbuka Lalu Matanya memandang kemaluanku dengan gemas Mereka berdua telah berjongkok di depanku

    Rasa hangat segera menjalari kemaluanku saat Yuni mulai memasukkan batang kejantananku ini ke dalam mulutnya yang mungil Kepalanya mulai dimaju mundurkan menikmati kelelakianku Kupandang ke bawah tampak wajah cantik gadis ini dengan pipi yang sedikit menonjol disesaki alat vitalku Sementara Nita menciumi dan menjilati pahaku menunggu giliran

    Sesaat kemudian Yuni mengeluarkan penisku dari mulutnya dan Nita langsung meraihnya dengan bernafsu Dijilatinya terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya dan perlahan dia mulai menghisap kemaluanku Terkadang gadis seksi ini bergumam gemas saat menikmati kejantananku

    Aku tarik tubuh Yuni sehingga dia berdiri di sebelahku Kemudian kembali dengan gemas kuciumi wajah cantiknya Yuni dengan bergairah membalas pagutanku Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke puting dadaku Sementara kemaluanku masih menjejali mulut Nita temannya yang seksi

    Wajah cantik Yuni yang sedang menjilati puting dadaku membuatku semakin gemas ingin menyetubuhinya

    Ayo buka pakaiannya dong sayang kataku
    Yuni menurut Dibukanya tanktop dan BH yang dikenakannya Tak ketinggalan juga celana jeans ketatnya Dia tampak semakin cantik dengan hanya memakai celana dalam hitam berenda
    Biarin aja Ren kamu lebih seksi pakai itu kataku saat dia ingin membuka celana dalamnya

    Segera kutarik kembali Yuni kedalam pelukanku Kujilati puting buah dadanya Memang buah dadanya tidak terlalu besar tetapi bentuknya yang mencuat dengan puting merah mudanya sangat merangsang sekali

    Ahh…ssstt… erangan nikmat keluar dari mulut Yuni Erangan ini semakin keras terdengar saat jemariku mengusap-usap liang nikmatnya Desahan Yuni diselingi dengan gumaman nafsu Nita yang masih berjongkok menikmati kemaluanku

    Jemariku merasakan vagina Yuni telah lembab oleh cairan nafsu Wajahnya yang sangat cantik tampak menggairahkan saat dia mengerang-erang nikmat disetubuhi jemariku Puting payudaranya juga telah mengeras kaYuni jilatan lidahku Ingin segera kusetubuhi ABG cantik ini

    Sebentar ya Lis kataku sambil mencabut penisku dari jepitan bibir tipis Nita Setelah itu kutarik Lalu Yuni menuju tempat tidur Kusibakkan celana dalamnya dan kuarahkan penisku ke dalam liang nikmatnya

    Pelan-pelan ya mas desahnya perlahan
    Kemaluanku mulai menerobos alat vital ABG cantik ini Erangannya semakin menjadi Tangannya tampak meremas sprei ranjang Mulutnya setengah terbuka dan matanya terpenjam

    Ahhhh…ahhhh desah gadis cantik ini saat aku mulai menggenjot kelaminku di dalam alat vitalnya Lalu KaYuni sempitnya kelamin gadis cantik ini baru setelah beberapa kali genjotan penisku berhasil menerobos lebih dalam walau mungkin hanya dua pertiga batang kemaluanku yang berhasil masuk Ranjang mulai mengeluarkan deritan-deritan seirama dengan goyangan tubuhku menikmati sempitnya liang vagina Yuni Tubuh mulus Yuni mengelinjang-gelinjang merasakan hujaman penisku yang menyesaki liang vagina gadis belia ini Sementara Nita temannya yang seksi dengan bergairah menonton adegan kami

    Kamu buka juga dong Lis kataku Nita kemudian membuka kaos ketatnya dan celana jeansnya
    Lalu Biarin aja pakaian dalamnya Lis ujarku lagi saat dia ingin membuka BHnya Nita kemudian kuminta mendekat

    Kuhentikan hujaman penisku di kelamin Yuni sejenak dan kuminta dia merubah posisi Aku segera berbaring di tempat tidur sementara si cantik Yuni menaiki tubuhku Diarahkannya kembali kelaminku ke dalam vaginanya

    Ahhhh… erangnya kembali saat penisku menerobos liang nikmatnya Dia kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmati kejantananku Kuraih wajah manis Nita yang ada di sebelahku dan kami langsung berciuman dengan bergairah Kuremas buah dadanya yang besar dan kuangkat daging kenyal ranum ini sehingga keluar dari cup BHnya Tampak luar biasa seksi Nita saat itu dengan wajahnya yang manis dan kedua payudaranya yang mencuat keluar Puting susunya yang kecoklatan segera menjadi santapanku
    Sstttthhhh… sstttt erangnya saat kujilati dan dengan gemas kuhisapi buah dadanya yang kenyal itu

    Sementara Yuni temannya yang cantik masih menggoyang-goyangkan tubuhnya yang mulus di atas selangkanganku Matanya terpejam dengan wajah yang memerah menambah ayu wajah cantiknya Tanganku memilin-milin puting buah dadanya Sementara Nita mulai menjilati puting dadaku

    Ahhhhh…… erang Yuni panjang saat dia mengalami orgasmenya Tubuhnya mengejang beberapa saat kemudian lunglai di atas tubuhku Kuciumi pundaknya yang putih halus beberapa saat sebelum kugulingkan tubuhnya kesebelahku

    Giliranmu Lis kataku Nita langsung menghentikan hisapannya pada puting dadaku dan dengan bergairah dia menggantikan posisi Yuni Disibakkannya celana dalamnya dan diarahkannya kelaminku ke liang surganya

    Ihhh gede banget…iihhhh desahnya saat penisku menerobos vaginanya Ranjang kembali berderit keras saat dengan bernafsu Nita menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmatiku Buah dadanya yang kenyal berguncang-guncang menggemaskan saat ia menyetubuhiku Terkadang kaYuni gemas kutarik tubuhnya agar aku bisa menghisapi puting payudaranya

    Bosan dengan posisi ini kuminta Nita menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang Kusodokkan penisku kembali ke dalam bagian tubuhnya yang paling vital dan erangan Nita kembali terdengar ditimpali dengan suara derit ranjang

    Ihh ihh desahnya saat kusetubuhi dia dari belakang Pantatnya yang montok terlihat sangat merangsang Sementara kulihat Yuni tak berkedip melihat temannya sedang disetubuhi secara doggy-style

    Sini Ren panggilku Saat dia menghampiriku langsung kembali kuciumi wajahnya yang sangat cantik itu Sementara itu tanganku memegang pinggang Nita temannya sambil sesekali menepuk-nepuk pantatnya yang padat

    Ihh ihh Nita sampai mas…ihhhh erang Nita saat mencapai orgasmenya Kulepaskan penisku dari dalam vaginanya Sementara itu aku masih sibuk melayani ciuman Yuni Penisku yang masih tegang sehabis menikmati vagina temannya langsung diraih dan dikocok-kocoknya perlahan

    Sesaat kemudian kubalikkan tubuh Nita dan kunaiki tubuhnya Kujepitkan kemaluanku di antara gunung kembarnya yang besar Kugoyangkan tubuhku menikmati kekenyalan buah dada Nita Sementara Yuni menyodorkan payudaranya ke mulutku untuk kunikmati

    Rasa nikmat yang luar biasa menjalari syaraf kemaluanku Aku merasa sudah tak tahan lagi membendung orgasmeku Kulepaskan pagutanku dari buah dada Yuni dan semakin cepat kugoyangkan tubuhku menikmati jepitan buah dada Nita Tak lama kemudian aku menjerit nikmat saat berejakulasi di buah dada ranumnya

    Setelah membersihkan diri kami bertiga tiduran sambil istirahat di atas ranjang Nita di sebelah kiriku dan Yuni di sebelah kanan Aku masih telanjang sementara mereka hanya mengenakan celana dalam saja Nita telah melepas BHnya yang basah kaYuni ejakulasiku

    Mas mainnya hebat banget … kata Yuni sambil tersenyum manis
    Iya kita berdua aja dibuat kewalahan… sahut Nita sambil mengusap-usap dadaku

    Habis kalian cantik-cantik sih Jadi nafsu nih jawabku asal
    Pasti ceweknya si mas puas banget ya Lis kata Yuni pada temannya

    Yang gemesin ini lho gede banget ukurannya Coba cowokku segede ini kata Nita sambil mulai mengusap-usap kemaluanku
    Iya Rahasianya apa sih mas ? Biar nanti Yuni kasih tahu cowok Yuni supaya bisa bikin Yuni puas Tangannya yang halus juga mulai merabai kemaluanku yang mulai menegang kembali

    Mas buat kenang-kenangan Yuni video ya ujar Yuni tiba-tiba sambil bangkit mengambil HPnya
    Jangan ah Udah nggak usah tolakku
    Ah nggak apa mas Habis mr happy-nya gemesin banget deh Yuni nggak ambil mukanya kok sahutnya
    Awas bener ya Jangan kelihatan mukanya lho kataku
    Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas Terus elo isepin Lis Ntar gantian katanya bak sutradara kawakan

    Kuturuti kemauannya Aku bangkit dan berdiri di samping ranjang Nita kemudian berjongkok di depanku dan mulai menjilati kemaluanku

    Hingga Rambut lo Lis jangan nutupin kata Yuni sambil mulai merekam adegan itu

    Kini Kubantu Nita menyibakkan rambutnya dan dia mulai mengulum kemaluanku Kunikmati jepitan bibir tipis Nita di batang kemaluanku Tangannya yang halus mengelus-elus buah zakarku

    Yuni merekam adegan kami dengan antusias Aku mengerang nikmat sambil tanganku membantu menyibakkan rambut Nita yang sedang sibuk menikmati kemaluanku Cukup lama gadis ABG seksi ini menyalurkan nafsunya

    Sementara tampak Yuni sangat terangsang melihat temannya menikmati penisku

    Hey Lis gantian gue dong katanya beberapa saat kemudian
    Tuh Hpnya diserahkan ke Nita dan gantian Yuni sekarang yang berjongkok di depanku Disibakkannya rambutnya kesamping agar temannya dapat merekam adegan dengan jelas Dijilatinya perlahan seluruh batang kemaluanku Lubang kencingku digelitik dengan lidahnya kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan batang kemaluanku

    emm Jangan pakai tangan Ren kata Nita yang sedang merekam adegan kami
    Yuni kemudian melepas tangannya yang memegang batang kemaluanku dan ia memaju mundurkan kepalanya menikmati jejalan penisku di mulutnya Sesaat kemudian dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan tetap dengan tanpa memegang penisku menjilatinya sambil bergumam gemas Kemudian dihisapnya kembali kemaluanku dengan bernafsu

    Mendapat perlakuan seperti ini bergantian dari kedua gadis belia aku merasa tak lama lagi akan mencapai kepuasan

    Arrghh hampir sampai nih erangku
    Mas yang ambil ya kata Nita sambil menyerahkan hp padaku Dia kemudian berjongkok bersama dengan Yuni Diambilnya penisku dari mulut temannya dan dikocok-kocoknya

    Aku tak tahan lagi Sambil merekam adegan aku berejakulasi membasahi wajah manis kedua gadis ABG ini

    Setelah beristirahat sejenak aku memesan minuman Sambil menunggu pesanan datang aku meminta hp Yuni Aku ingin memastikan wajahku tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil

    Kami mengobrol beberapa lama di kamar hotel itu sebelum beranjak pulang menjelang malam Dan Kuantar mereka kembali ke mal tempat aku bertemu dengan mereka Kuberi mereka uang taksi secukupnya

    Ohh Makasih ya Mas Sering-sering telpon kita ya ujar Yuni saat turun dari mobil
    hehe Ok daaggh kataku pada mereka berdua

    Aku segera menjalankan mobilku kembali menuju tempat kost Sehabis makan malam aku melanjutkan mengerjakan proyek dari klienku Pikiranku telah menjadi fresh kembali setelah diservis oleh Yuni dan Nita ABG Mal yang cantik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal

    Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal


    2472 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal, Saat ini aku tinggal dengan istriku yang sudah dua tahun aku nikahi, tapi menginjak dua tahun ini kami belum di karuniai seoranbg keturunan. Dengan alasan sibuk meniti karir istriku memang sengaja menunda untuk mendapatkan momongan padahal aku kepingin banget mempunyai seorang momongan dan memang aku impikan sejak dulu tapi aku tidak berani mengutarakannya pada istriku.

    Karena jika di lihat dari segi penghasilan dia memanag jauh lebih besar penghasilannya dari pada aku. Kami memang bertemu dari sebuah biro perjodohan dan dia memang lebih tua 5 tahun dari umurku saat ini aku berusia 27 tahun sedangakn istriku sudah 32 tahun. Tapi sejak awal aku tidak mempersoalkan masalah itu sampai akhirnya diapun lupa akan tanggung jawabnya sebagai istri.

    Akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan proyek barunya sehingga lupa pada kewajibannya sebegai seorang istri untuk melayani suaminya. Bukan hanya lewat perhatian masakan atau apa tapi kami jarang seklai melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita dewasa, istriku sering pulang malam bahkan terkadang dia tidak pulang dan beberapa hari menginap di luar kota.

    Dengan alasan kerja yang membuatnya sibuk, hingga akhirnya sebagai laki-laki tulen akupun melakukan perselingkuhan darinya. Aku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa dengan pembantuku, dia memang sudah bekerja pada kami sejak kami menikah dan kami merekrutnya dari jasa penyalur rumah tanggga. Dan istriku sendiri yang memilihnya.

    Dia masih beummur 20 tahun dengan alasan tidak tega melihat pembantu rumah yang sudah berusia lanjut. Namanya Ina dengan tubuh yang masih seperti remaja lainnya dia aterlihat begitu seksi apalagi dia memang memiliki kulit kuning langsat yang membuat aku jatuh hati padanya ketika melihat dia tersenyum nampak lesung pipit di kedua pipinya yang menambah daya tariknya.

    Aku tidak langsung mengajaknya untuk melayani aku melakukan adegan sepetrti dalam cerita dewasa, tapi aku pancing dia dengan seringnya memberi hadiah yang berupa oleh-oleh dengan cara bermacam cara. Dan aku lihat Ina senang dengan semua itu dan terus terang tanpa sepengetahuan istriku tentunya karena bisa berabe jika dia sampai tahu dan aku mesti pintar-pintar menyembunyikannya.

    Hingga pada suatu hari seperti biasa istriku pamit untuk keluar kota dengan alasan ada kerjaan di luar kota. Dan akupun hanya bisa mengizinkannya tanpa bisa membantah apalagi ada sesuatu yang akan aku lakukan tanpa ada dirinya. Setelah satu hari dia berada di luar kota akupun melancarkan aksiku merayu Ina pembantuku yang memang sudah aku incar selama beberapa hari ini.

    Setelah selesai makan malam akupun menyuruhnya untuk memijat kakiku, dengan sengaja aku tidak menggunakan celana dalam yang ada hanya celana longgar yang aku kenakan. Dan benar saja setelah Ina memijat bagian pahaku perlahan kontolku ikut menegang daan membuat Ina atersipu malu melihatnya, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya akupun kembali mencari cara agar dia mau memegangnya.

    Dengan perlahan akupun bilang ” In.. yang itu di lemesin juga dong….. ” Akupun memegang tangan Ina dan meletakkannya pada batang kemaluanku, awalnya Ina merasa malu atau risih akupun tidak mengerti, sampai akhirnya diapun mengelusnya perlahan dan aku memejamkan mata seolah menikmati permainan tangan Ina padahal aku masih sanggup menahannya tapi itu adalah salah satu cara untuk memancingnya.

    Dengana cepat aku tarik tubuh Ina untuk aku peluk diapun terjatuh pada dada bidangku yang memang tidak memakai baju. Ina tidak berusaha untuk melepas dari pelukanku tapi dia meraba-raba dadaku dengan lembutnya ” Kamu mau jadi pacarku… ” Aku coba merayunya diapun menjawab ” Tapi pak .. gimana kalau ketahuan ibu… ” Aku membelai rambutnya dan berkata ” Kita rahasiakan dulu hubungan ini… ” Dia menatapku sambil tersenyum.

    Aku tahu kalau hal itu menyiratkan kalau dia setuju. Perlahan namun pasti akupun menggauli tubuh mulusnya aku cium teteknya yang masih terlihat ranum, Ina mendesah ” Aaaaggghh… aaaaggghh.. pak… eeeeuuummmppphh…….. eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh… ” Katanya sambil terus menjambak rambutku dan aku memnbiarkannya dia melakukan hal itu pada rambutku.

    Kemudian aku tidak menunggu waktu lama untuk memasukkan kontolku dalam lubang kemaluannya, awalnya agak sulit tapi akhirnya kontolku dengan muluss menyeruak dalam memeknya ” ooouugghhhh… aaaaaggghhh.. Pak.. sa.. kit… pak…. aaaaggghhhh… aaaaaagggghhhh… pak… ” Akupun perlahan melambatkan gerakan di atas tubuhnya karena aku tahu kalau Ina baru pertama kali.

    karena dapat aku lihat kalau dalam memeknya mengalir darah segar, Ina masih menjaga keperawanannya dan aku yakin itu karena dia memang berasal dari kampung yang memang masih memegang teguh tentang hal itu. Karena sudah lama juga aku bergerak akupun semakin mempercepat goyangan pantatku dan Ina terus mendesah di bawah tubuhku sambil memejamkan matanya.

    Kini akupun merasakan kontolku seakan hendaak mengeluarkan sesuatu dari dalam, dan benar saja aku tidak tahan juga menahannya. Dengan mengerang lebih kuat lagi akupun mendekap tubuh Ina dengan eratnya, saat itulah aku menumpahkan lendir hangat dari dalam kontolku, dan aku merasa puas dengan hal itu begitu juga Ina yang terlihat begitu menikmatinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dengan Adik Kelas Yang Menawan

    Cerita Sex Dengan Adik Kelas Yang Menawan


    1421 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Adik Kelas Yang Menawan, Kejadian ini terjadi waktu gw masih 3 SMP di daerah jakarta…wow!! dan beneran terjadi tanpa rekayasa

    Kenalin dulu..nama gw Hadyan Rolansyah gw emang tipe idaman para wanita…jujur aj..gw ganteng,tinggi,kaya,badan gw atletis secara gw anak basket n kontol gw gede.hehe

    Trus di skolah gw ada adek kelas yg paling bikin gw ngaceng.namanya Adinda Reviana..begh ni cewe putih,semampai,montok pantat&toketnya n yg terpenting…dia cantiiik skale!

    Ok kita langsung to the point aj..Waktu itu gw ad sparing basket d skolah gw sm angkatan di bawah gw..selesai yang cowo2 maen giliran yg cewe…waktu itu gw sengaja ngeliat yg cewe2 maen karena dinda juga jd tim basket sekolah gw padahal temen2 gw yg laaen uda pada balik..pas dinda maen waah toketnya gundal-gandul gak keruan pas dia lari apalagi..bikin gw ngaceng baru ngeliat gitu doang..soalnya dari semua adek kelas gw yg keliatan paling “mateng” cuma dinda seorang…selesai maen gw basa-basi dikit laah..waktu itu gw ngincer bgt buat jd cowonya..

    2 minggu berlalu..abis lama PDKT gw jadian sama dia..YES!dlm hati gw udah mikirin mau gw apain nih cewe…sabtu pertama jalan sama dia gw bikin target:cipokan (ciuman bibir). oke tnpa basa-basi pagi2 dia gw telpon “yang,ntar jalan yuk!..tapi berdua aj yah” “boleh..tapi kmana?” katanya pake suara bikin ngaceng “kita nonton aj mau ga?” “waah mau bgt aku uda lama ga nonton” “yaudah ntar jam 5an kta jalan ya..” “sip de..aku tunggu lhoo..bye honey..love you.” “love you too” bales gw..
    jam stngah 5 dia gw jemput.. hari itu dia keluar cuma pake baju t-shirt superman sama celana pendek ketat yg nampol bgt

    jam 7 kita masuk bioskop..gw sengaja pilih film anak2 yg ga mutu supaya makin asik gw ciuman di dalem..hehehe..baru sekitar 15 menit filmnya mulai gw udah bisik2 ke dia”beib…aku sayaaang bgt sama kamu” “aku juga kok”katanya..setelah itu gw pegang mukanya n gw arahin k muka gw.mukanya dr deket cantiik bgt..muka putih mulus tanpa jerawat n tai lalat…langsung aj gw deketin bibir gw k bibirnya..ternyata dia juga terbawa suasana n ikutan ngedeketin bibir gw..ga lama bibir kita beradu dan saling bertukar liur..gw terus cium bibirnya pake kombinasi lidah supaya dia lebih terangsang..gw jilat langit2 tenggorokannya gw gigit kecil bibirnya sambil tangan gw ngeraba toket 32Bnya..keliatan bgt kalo dia keenakan gw plintir2 pentilnya sambil bibir gw ga lepas dari bibir merah nan manis punyanya.gw terus nyium dia sampe bibir gw sama bibirnya basah gara2 liur gw jilat2 bibirnya dia bales jilat lidah gw.sekitar 10 menitan gw cipokan sampe ada suara “EHM!! nak kalo mau mesum jgn disini!! ini tempat umum” kata bapak2 yg bawa anaknya yg duduknya d sebelah gw pas.

    Akhirnya gw keluar bioskop trus dinda merayu pake suara centil gitu “yaaang..lanjutin yuk di mobil kamu..kamu uda ngaceng kan?”kata dia sambil ngliatin titit gw yg emang udah ngaceng berat..tanpa pikir panjang langsung gw iyain aj ajakannya….sampe d mobil kita duduk d jok blakang dan mulai “bermain”..gw ngelanjutin cipokan yg d bioskop versi lebih buasnya..hahaha..kedua tgn gw uda megang kendali di toketnya..gw remes2 pelan sambil gw puter ke kanan-kiri..bibir dia juga ga lepas dari bibir gw dia masukin liurnya ke mulut gw pake lidahnya..gw kulum bibir merahnya dalem2 di bibir gw trus gw gigit bibir bawahnya sampe turun ke lehernya trus gw cupang sampe lehernya merah…ga kerasa tangan gw uda masuk k dalam BHnya dan ternyata tgn dinda juga sibuk ngelepas celana pendek gw..tangan gw ngeraba toketnya secara langsung..kulitnya mulus banget..ga lama celana beserta boxernya uda copot..dinda langsung megang tangan gw dari toketnya dan bilang “gantian kali saay..” bibirnya pun terlepas dari kuasa bibir gw dan dinda langsung menunduk ke arah titit gw yang uda mengeras “anjrit gede banget!!” katanya “rasain dong..jgn ngemeng mulu” bujuk gw.. dia ngliat gw pake tatapan nakal ala miyabi..dan gak pake babibu langsung di liurin titit gw pake liurnya supaya licin trus diemut dlm2 titit gw sama dinda sambil dikocok2 pelan penis gw trus dikulum naik turun sama dinda n kepala titit gw dijilatin..aagh rasanya maknyus bgt..diulang lagi gerakan meengulum titit khas dinda trus diakhiri pake ciuman di kepala titit..di dalem titit gw rasain ada yg mau keluar..”yaang mau keluar nihh..kamu keluarin dong”gw bilang..”ahaha..kamu mau ya?mau aku jilat apa cokilin aj?”tnya dinda “dua2nya aj”kata gw lg..lngsung aj dikulum lagi titit gw sambil dikocok kenceng2 sama dinda..ga lama kmudian..croot crooot..sperma gw membasahi mukanya yg lucu..abis itu dia bersihin sperma2 yg nempel di kepala titit gw pake mulutnya…ahhh enaknya malam ini
    3 hari setelah kejadian di atas..gw berencana ML sama dia..di rumah gw bokap lg bisnis k beijing n nyokap lg pergi sama adek n tante gw ke singapore..d rumah cuman ada pak supir,satpam n pembokat yg gw pikir ga bakal jd masalah..pulang sekolah dinda nyamperin gw “gimana?jadi ga k rumah kamu?” tanyanya dengan centil..”jadi doong..pas bgt lagi sepi..”kata gw..langsung aja gw ke mobil n langsung on the way ke rumah gw..di tngah jalan dinda bilang “yakin nih gapapa ga pake kondom say?” “enakan alami lagi” kata gw yang disambut dgn tawa sama dinda “ahahaha..oke deh..cepetan dong makanya..aku uda ga sabar niih..”katanya sambil agak2 mendesah..smpe rumah gw langsung ngasi duit 500rb ke pembokat gw..gw suru dia shopping sampe jam 7 malem kalo balik sebelum jam 7 ntar gw ancem pecat..hahaha..hal yg sama berlaku buat satpam n supir gw..dua2nya gw kasi 500rb juga..

    Akhirnya d rumah ini tinggal gw sama dinda berdua..langsung aja di ruang tamu gw cium dgn penuh nafsu..gw buka roknya dia buka celana gw..gw buka kemejanya dia buka kemeja gw gw cabut BH nya n gw liat secara jelas toket n pentilnya yg agak2 berwarna merah muda..kita trus saling membuka2 sambil cipokan penuh cinta n nafsu..gw gendong dia ke kamar gw yg di atas..di kamar gw..gw langsung gigit kecil pentilnya sambil tangan gw berusaha melepas celana dalem berwarna krem punya dinda..abis celana dlmnya lepas gw liat vagina merahnya yg sdikit diselimuti bulu2 halus..langsung gw jilat2 vaginanya ”oooohhh…ennak saayyy..”teriak dinda..setelah itu kedua tangan gw nyoba ngeraba toketnya..gw plintir2 lg pentilnya..trus gw gigit klitorisnya “emmmm…aaaakkhh..parraah..en nak..emmm”katanya keenakan..gw gigit agak kencang klitorisnya sampe dia mengerang kesakitan…stelah itu gw berdiri n menurunkan celana dlm gw pas d dpan mukanya
    ..titit gw langsung berontak keluar celana dlm n begitu keluar langsung disambut pake mulutnya dinda..ga kerasa kita berdua udah telanjang full..
    dinda mengulum titit gw dlm2 smbil dikocok2 kecil..abis itu gw cabut mulutnya dr titit gw dia gw suruh tiduran trus gw masukin titit gw k vaginanya “eemm..AAAAAAKKKHHHH” jeritnya waktu titit gw menerobos masuk seliput daranya..bless..setelah itu titit gw masuk penuh ke vaginanya diiringi pake darah yg keluar dr vaginanya..dinda menatapku dan bilang “i love you beib” “i love you too” kata gw.. abis itu gw cipokan lg sama dinda..gw jilat2 bibirnya kita juga beradu lidah..tangan gw masih nempel d toketnya..abis itu dia gw suruh nungging buat bergaya doggy..ku keluar masukkan titit ku di vaginanya.. lalu ganti gaya lagi..dinda berada di atas dan menindih gw..badanya naik turun ngikutin irama “aahhh..bangsaaatt..uuuuuuuukh h..”katanya keenakan..lalu dia gw dorong sampe dia berada di bawah gw dan gantian gw yg diatasnya…sambil gw ciumin toketnya..penis gw juga bekerja…gak lama rasanya d titit gw ada bsah2..taunya dinda udah lebih dulu orgasme..gak lama sperma gw juga membanjiri liang surganya..

    Cerita Sex Dengan Adik Kelas Yang Menawan

    Cerita Sex Dengan Adik Kelas Yang Menawan

    “oooohhh..”kata dinda keenakan..di berdiri dan langsung mencium gw berulang2…”makasi ya dear” katanya..”aku juga makasi..”kata gw..waktu itu kita uda mau selesai sampe birahi gw naik lagi waktu ngeliat dinda nungging mau ngambil celana dalemnya…gw pegang pinggunlnya n gw masukin penis gw k vaginanya “ooh..mauuu lg yaaa?”katanya..gw g jwab..gw terus konsentrasi maju mundurin penis gw sendiri,,makin lama makin kenceng gw dorong titit gw k dlm vaginanya..”AAAKKKHH..EMMMKH.. OOOOKKHHH…aaakh..aaakh..ookh ” desahnya waktu sperma gw ngebanjirin vaginanya lg…”kamu emang d best yaang”pujinya…

    setelah kejadian ini gw sama dinda masi sering ngelakuinnya di wc sekolah waktu sepi,mobil jazz penuh dosa punya gw,rumah gw,rumah dia,d tempat dugem,hotel b*******r,hotel *ik** sampe skarang..gw skarang kelas 2 di SMA swasta dan dia 1 SMA di SMA negeri d jakarta..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mengandung Anak Temanku

    Cerita Sex Mengandung Anak Temanku


    1218 views

    Perawanku – Cerita Sex Mengandung Anak Temanku, Yantoo aku hamil !!!” Teriakku di telepon kepada sahabatku Yanto yang sedang ada di rumah mertuanya di Jakarta. Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa. Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Yanto akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Yanto baru menginjak bulan ke-3. Namaku Lani, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG. Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya. Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot). Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman. Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Yanto. Aku dan Yanto sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Yanto memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Yanto, bahkan kedua anak kami juga bersahabat. Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Yanto, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Yanto menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Yanto adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku. Komunikasiku dengan Yanto sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku. Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Yanto yang sebagai anak seorang dokter Yanto memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka. Hingga pada suatu siang aku mengajak Yanto untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Yanto tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing. Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan “perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Yanto juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi. Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Yanto berkeliling rumah. Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin. Di sana Yanto kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa. “Mmmmpppphhhh ……” Yanto tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut. Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku. Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan. “Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Yanto menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum. Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Yanto lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya. Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Yanto langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa. Tangan Yanto mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku. Bibir Yanto juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Yanto itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain. Aku saat itu sudah sangat berharap Yanto segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Yanto kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri. “To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Yanto menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Yanto sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Yanto membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah. Yanto sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Yanto di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Yanto mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah.. “Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Yanto memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Yanto juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Yanto semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar. Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Yanto kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Yanto mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak. Melihat Yanto memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Yanto lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Yanto membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi. BLESSSSSS ……kurasakan penis Yanto meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku. “Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun. “Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Yanto sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda. “Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Yanto langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku. Yanto mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya. “Yantooo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …yantooo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Yanto sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Yanto sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut. Posisi ini membuat sodokan penis Yanto lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya. “Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Yanto kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Yanto. Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku. “Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Yanto merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri. Yanto memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Yanto lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini. “Lani, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku “Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Yanto dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku. “Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut. Aku lihat penis Yanto masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku. Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya. “Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Yanto padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi. Aku rasakan Yanto medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut. Kurasakan penis Yanto mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Yanto juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya. “Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Yanto. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka. “Neng Lani … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya. Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya. “Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Lani nih …” Kudengar Yanto menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami “Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil “Aa..aduh punten Neng Lani … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Lani seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya. “Ya sudah pak, Neng Lani juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Yanto “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Yanto. “Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Yanto kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh “Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Yanto. Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Yanto bisa mengatasinya dengan tenang. “Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Yantoo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Yanto mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh …. Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Yanto malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil. Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Yanto yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Yanto menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan. Mungkin Yanto akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua. “Lan… Lani…sepertinya aku sudah akan keluarrrr …. “ Kata Yanto dengan sedikit tertahan “T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Lani juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Yanto ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri. “Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Yanto mencabut tangannya dari liang duburku Yanto sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang. “LANIIIIII …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Yanto mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrrr…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil. Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua. “Yantooo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Yanto masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Yanto membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku. Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Yanto tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri. Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Lani, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Yanto berbisik di telingaku “Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut “ Terima kasih ya To” Yanto membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Yanto mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan. Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya. “To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Yanto melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin. Yanto rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Yanto yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama. “Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Yanto menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku. Yanto ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Yanto aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme. Yanto bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Yanto kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya. Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku. Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Yanto bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Yanto bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku. Yanto balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi. Ternyata memang diameter penisnya Yanto sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya. Sedangkan Yanto sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Yanto kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Yanto langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes. Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Yanto kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Yanto belum juga mendapat ejakulasinya . Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Yanto menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya. Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Yanto untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan. Yanto tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu. Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Yanto mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina. Sekarang aku mengerti kenapa Yanto mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Yanto belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku. Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Yanto tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan …. CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Yanto mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Yanto hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku. Ketika aku bangun dari pangkuan Yanto, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Yanto yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Yanto yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang. Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Yanto memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering. Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Yanto memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Yanto jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup. Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Yanto terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Yanto belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal. Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Yanto tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Yanto akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota. Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Yanto mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks. Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Yanto tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga

    Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga


    907 views

    Perawanku – Cerita Seks Perkosaan Seorang istri oleh tetangga, Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum.

    Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup.

    Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah.

    Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya.

    Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka. Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih.

    Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut. Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku.

    Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain?

    Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual.

    Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut.

    Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

    Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya.

    Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana.

    Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan. Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat.

    Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik.

    Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarkan hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya.

    Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah. Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya.

    Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring.

    Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan.

    Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf. “Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak.

    Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. “Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang.

    Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya. Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu.

    Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

    Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas.

    Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit.

    Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian. “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya.

    Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu. “Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku,” ratapnya.

    Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. “Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu,” bujukku mesra. “Kau bajingan terkutuk,” pekiknya dengan marah.

    Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya.

    Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang. “Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku.” Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti.

    Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

    Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang.
    Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras.

    Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

    Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar.

    Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu.

    Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya. Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu.

    Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

    Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

    Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah.

    Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu.

    Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku.

    Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku.

    Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit.

    Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya. Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. “Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

    “Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak.” Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos.

    Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu. Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya.

    Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.

    Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan.

    Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.

    Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman.

    Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya.

    Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku. “Mas…” bisiknya.

    Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei.

    Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup.

    Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri. Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh.

    Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali.

    Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik.

    Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar. Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu.

    Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku.

    Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

    Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.

    Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana.

    Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex ML Dengan Suster – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex ML Dengan Suster – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1426 views

    Perawanku – July adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Jakarta. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika July melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua July sangat keberatan dan ia mengupayakan agar July ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

    Anthony adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah tempat kuliah, selain itu ia anak dari sahabat ayah July. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.

    Setelah melalui perjalanan yang melelahkan July dengan diantar ayahnya dan Anthony didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 hari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu July di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah July resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Anthony pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti July untuk berhati-hati.

    Hari pertama ia bertugas July dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. July menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Anthony. Pak Anthony amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada July untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan July saat July ingin ke desa sebelah. Bagi July keberadaan Pak Anthony ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.

    Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh July telah membuat pak Anthony menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada July yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Anthony. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. July merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Anthony.

    Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Anthony mempercepat kendaraannya , secara otomatis July memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Anthony dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada July dengan nyata. Lalu mereka sampai di kediaman July yang merupakan juga rumah milik pak Anthony. Sesampai didalam rumah, July masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak Anthony ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.

    Saat July berganti pakaian tadi pak Anthony mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh July seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
    “Wah, hujannya deras sekali pak.” kata July,
    “Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
    “Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Anthony.
    “Baiklah pak…” jawab July.
    Lalu July kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Anthony.
    “Pak, ini kopinya ..”.
    “Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
    “O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hangat?” jawab July.
    “Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah July.

    Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Anthony terpaksa nginap di rumah itu. July terus menemani paka Anthony ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Anthony mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada July. July tak enak hati jika ia meninggalkan pak Anthony sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat July yang mulai ngantuk itu lalu pak Anthony menyuruh July tidur duluan.
    “Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
    “Wah saya nggak enak ni pak masa pak Anthony saya tinggal.” July memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.

    Dari tadi pak Anthony terus memperhatikan July karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap July dengan tidak menampakkan keinginannya.
    Padahal saat itu tanpa di sadari July pak Anthony telah duduk disamping July.
    “Bu… July.., dingin ya buk..” kata pak Anthony.
    “Ya pak…,” sahut July.. dengan pasti pak Anthony, meraih tangan
    July…
    “Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Anthony.

    Julypun membiarkan pak Anthony meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Anthony melingkarkan tangannya di bahu July dan mengelus balik telinga July, padahal itulah daerah sensitif July. Kepala July lalu rebah di bahu pak Anthony dan seperti sepasang kekasih pak Anthony terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu July.

    Julypun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat July membiarkan tindakan Anthony itu. Pak Anthony lalu berdiri, dan menarik tangan July hingga berdiri. July menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan July berbaring.

    “Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Taba.
    “Ya pak..” kata July.
    Pak Anthony keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar July kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli July yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.

    Pak Anthony berjalan kearah July, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
    “Pak.. koq di kunci?” tanya July.
    “Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal pak Taba.
    “Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
    “Iya pak…” angguk July.

    “Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Anthony
    “Silahkan pak…” jawab July.
    Lalu July duduk membelakangi pak Anthony dan pak Anthonypun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk July. Padahal yang dilakukannya adalah meransang July kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Taba untuk menaklukkan July, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.

    Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga July.
    July … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Anthony. Dari dekat pak Anthony dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit July. Beberapa saat lamanya pijitan Anthony itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran July kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Anthony jatuh dan sempat dilihat pak taba bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak taba lalu meremas payudara July. July sadar dan menahan gerakan tangan Pak Anthony..

    “Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.

    Pak Anthony kaget dan ia memandang mata July, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar July, kembali bisa ia kuasai.

    “Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata pak Anthony.
    July diam saja. Sedang saat itu pak Anthony hanya selangkah lagi bisa mengusai July. Lalu pak Taba berjalan keluar dan ia tinggalkan July. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping July, pakaian July saat itu acak-acakan.

    “Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
    “Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang July.
    Pak Anthony manggut-manggut mendengar perkataan July.

    Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Anthony mengerti jika July khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu July harus bisa ia gauli.

    Dalam kebiusan sikap July saat itu, pak Anthony kembali meraih tangan July dan menciumnya, July diam membisu, lalu pak Anthony memeluk July dan tidak ada penolakan dari July, Rupanya July saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Anthony. Dijari July memang melingkar cincin tunangan dan pak Anthony tidak memperdulikannya.

    Dengan kelihaiannya, kembali July larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono July, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak July.Dengan penuh nafsu pak Anthony memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh July dan membuatnya pasrah kepada pak Anthony.

    Sebelah tangan Anthony turun dan merongoh cd July dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh July ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina July yang tertutup oleh sedikit bulu halus.

    Pak Anthonypun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Anthony amat panjang dan besar. July saat itu tidak tahu apa-apa lagi.

    Pak Anthonypun lalu membuka kedua kaki July dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina July.

    Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki July yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.

    “Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit July. Pak Anthony lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…

    “Auuuuuggggkkkk…” jerit July.
    “Sebentar bu…” kata Pak Anthony.
    “Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.

    Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu July merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Anthony telah berhasil merobek selaput dara July, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus July saat itu dan membasahi sprey yang kusut.

    Tangan pak Anthonypun terus memilin payudara July dan kembali menahan pinggul July. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina July sedang July telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim July. lalu ia tetap diam diatas tubuh July. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus July berada dibawah tubuh pak Anthony yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah July. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata July ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.

    Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak Anthony. Hingga menjelang pagi pak Anthony kembali mengulang permainan sex itu dengan July, hingga July merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Anthony tidak ia ingat lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak Anthony.

  • Ngentot Dengan Calon Skretaris – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ngentot Dengan Calon Skretaris – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1552 views

    Perawanku – Cerita ini tentang pria berkluarga dan WL nya , aku sudah berkluarga,Tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku ‘bercinta’ dengan wanita lain. Akhirnya tibalah pengalaman kami ini. Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan ‘istriku’ kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.

    Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.

    Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, “Kamu ngapain kerja di sini?”
    “Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba.”
    “Ya, boleh aja”, jawab istriku.
    “Gimana mau?” tanyaku kepada gadis itu.
    “Mau.. mau Mas”, katanya.
    Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.

    Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.

    Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika ‘bercinta’.

    “Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak istriku.

    “Nih kamu pakai kimono satunya”, kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
    Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.

    “Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya”, kata istriku.

    “Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Rini malu-malu.

    Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.

    Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.

    Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
    Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan.

    Ia mendesah, “Eeehhh..” Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali. Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa.

    “Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku.

    Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya. Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.

    Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.

    Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.

    Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., “Blesss….” seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.

    Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. “Eeehhh…” desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh…” erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.

    Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.
    Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.

  • Cerita Cewek Bookingan Profesional – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Cewek Bookingan Profesional – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1306 views

    Perawanku – Kenalkan namaku Santi. Umurku 22 tahun. Statusku bersuami dengan 2 orang anak. Pekerjaanku cewe bokingan. Tetapi nanti dulu, jangan mencemoohku dulu. Saya bukan cewe bokingan kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya.

    Saya seorang cewe bokingan profesional. Oleh karena itu tarip pemakaian saya juga tidak murah. Untuk “short play” sebesar US$ 200, dengan uang muka US$ 100 dibayar saat pencatatan pesanan dan kekurangannya harus dilunasi sebelum pengguna jasa saya sebelum menaiki tubuh saya.

    Jelasnya, sebelum kunci kamar tempat berlangsungnya permainan dikunci. “Short play” berlangsung 1 jam, paling lama 3 jam, tergantung stamina customer. Kalau sesudah 1 jam, sudah merasa capai, dan tidak memiliki lagi kekuatan untuk ereksi, apalagi untuk ejakulasi, artinya permainan sudah usai.

    Semua kesepakatan ini tertulis dalam tata cara pemakaian tubuh atau jelasnya lagi tata cara persewaan kemaluan saya. Ini sudah penghasilan bersih, sudah merupakan “take home pay”. Saya tidak mau tahu soal sewa kamar, minum, makan malam dan sebagainya.

    Semua aturan ini saya buat dari hasil pengalaman menjadi cewe bokingan selama 3 tahun (saya berniat berhenti menjadi cewe bokingan dua tahun lagi, bila modal saya sudah cukup). Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Pokoknya ada uang kemaluan saya terhidang, tak ada uang silakan hengkang.

    More money more service, no money no service. Biasanya para langganan yang sudah ngefans betul pada saya masih memberi tips. Setelah persetubuhan selesai, saya akan menanyakan, “Bapak (atau Mas) puas dengan layanan saya?” Jawabnya bisa macam-macam. “Luar biasa!” mengatakan demikian sambil menggelengkan kepalanya.

    Atau ada yang menganggukkan kepala, “Biasa!”. Tetapi ini yang sering, tanpa berkata sepatahpun memberikan lembaran ratusan ribuan dua atau tiga lembar. Untuk tarip “long-play atau “all night, tergantung kesepakatan saja, namun tidak akan kurang dari enam ratus dolar. Itu tentang tarip.

    Sekarang tentang service. Saya akan menuruti apa saja yang diminta oleh pelanggan (customer) selama hal itu tidak merusak atau menyakiti tubuh saya atau tubuh pelanggan. Dengan mulut, oke, begitu juga mandi kucing atau mandi susu yaitu memijati tubuh pelanggan dengan buah dada saya yang putih dan montok, juga oke-oke saja. Tetapi bersetubuh sambil disiksa, atau saya harus menyiksa pasangan saya, saya akan menolak.

    Tiga tahun menjadi cewe bokingan telah memberikan pengalaman hidup yang besar sekali dalam diri saya. Saya mempunyai buku catatan harian tentang hidup saya. Saya selalu menulis pengalaman persetubuhan saya dengan bermacam-macam orang, suku bangsa bahkan dengan laki-laki dari bangsa lain (Afrika, India, Perancis, dan lain-lain).

    Tetapi kalau selama tiga tahun saya menggeluti profesi saya itu lahir dua orang anak manusia, (masing-masing berumur 2 tahun 3 bulan dan satunya lagi 1 tahun), tentunya saya tidak bisa bahkan tidak mungkin mengetahui siapa bapak masing-masing anak itu. Cobalah dihitung, kalau dalam seminggu saya disetubuhi oleh minimal 10 orang, dalam 1 bulan ada 30 orang yang memarkir kemaluannya di kemaluan saya (1 minggu saat menstruasi, saya libur).

    Tetapi ini tidak berarti anak itu tanpa bapak. Resminya anak itu adalah anak Pak Fahri (nama samaran). Dia adalah boss tempat saya secara resmi bekerja. Seorang notaris dan sekarang sedang merintis membuka kantor pengacara. Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya adalah cewe bokingan) ini cocok dengan pendidikan saya. Saya, mahasiswa tingkat terakhir Fakultas Hukum salah satu universitas swasta, jurusan hukum perdata.

    Tetapi nantinya saya kepingin menjadi notaris, seperti Pak Fahri ini. Sebetulnya saya ditawari Pak Fahri untuk menangani kantor pengacara yang akan didirikannya tadi. Tetapi saya tidak mau. Menurut persepsi saya (mudah-mudahan persepsi saya salah) dunia peradilan di negeri kita masih semrawut.

    Mafia, nepotisme, sogok, intimidasi masih kental mewarnai dunia peradilan kita. Dari yang di daerah sampai ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Tetapi sudahlah itu bukan urusan saya. Lalu darimana saya kenal dengan Pak Fahri? Itu terjadi pada tahun pertama saya menjadi cewe bokingan.

    Waktu itu saya hamil 2 bulan. Kebetulan Pak Fahri mem-booking saya. Setelah selesai menikmati tubuh dan kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Itu terjadi waktu saya bangun pagi. Dia bertanya apa saya hamil. Saya jawab iya. Lalu dia bertanya siapa bapaknya. “Ya entahlah”, jawab saya. Waktu itulah dia menawari pekerjaan untuk saya, kesediaan untuk secara resmi menjadi suami saya dan tentunya melegalisir bayi yang akan saya lahirkan.

    Saya tidak tahu bagaimana dia mengurus tetek bengeknya di kantor catatan sipil dan bagaimana dia dapat menjinakkan isterinya. Yang jelas setelah itu tiap hari Selasa dan Kamis saya berkantor di kantor Pak Fahri. Lalu apa keuntungan Pak Fahri? Ya pasti ada. Tiap hari Selasa dan Kamis, dia akan sarapan kedua.

    Mulai dari menciumi, meraba-raba badan dan buah dada, dan terakhir menyutubuhi. Kadang-kadang saya malah tidak sempat bekerja karena selalu dikerjai oleh suami saya tersebut. (Bangunan yang dipakai sebagai kamar kerja Pak Fahri dan saya terpisah dengan bangunan untuk ruang kerja stafnya).

    Wajah saya memang cantik. Tinggi dan berat serasi, bahkan berat badan di atas angka ideal, namun terkesan seksi. Buah dada cukup besar, tetapi tidak kebesaran seperti perempuan yang menjalani operasi plastik dengan mengganjal buah dadanya dengan silikon.

    Kata orang saya cukup seksi tetapi dari sikap dan penampilan sehari-hari juga terkesan cerdas. Singkat kata, kalau ada perempuan laku disewa Rp 1,6 juta sekali pakai, bayangkan sendiri bagaimana penampilan, penghidangan dan rasanya. Baiklah terakhir saya ceritakan tentang pengawal saya, atau bodyguard saya.

    Namanya Yuda. Saya biasa memanggilnya Dik Yuda, karena memang usianya baru 21 tahun, tiga tahun lebih muda dari saya. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer.

    Konon katanya, sehabis lulus SLTA Yuda pernah mengikuti tes masuk di AKMIL, tetapi jatuh pada tes psikologi tahap 2. Orangnya sopan (asli dari Klaten, Jawa Tengah) dan disiplin, dia juga sangat loyal pada saya (saya sudah sering mengetes kesetiaannya tersebut). Yuda sudah saya anggap adik sendiri.

    Menjadi sopir pribadi, mengurus pembayaran kontrak, mengatur waktu kerja, melindungi dari berbagai pemerasan oknum keamanan dan sebagainya, pokoknya seperti sekretaris pribadi. Hanya saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Saya kontrakkan dekat dengan rumah saya. Selain itu dia masih mengikuti kuliah di Universitas Terbuka, Fakultas Hukum. Lalu berapa gajinya? Itu rahasia perusahaan.

    Tetapi yang jelas, sebagai seorang penjaga putri cantik, atau penjaga “kebun wisata”, sekali waktu dia saya beri kesempatan untuk mencicipi atau menikmati keSantian “kebun” itu. Mula-mula dia memang menolak.

    Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah. Dia saya panggil, saya minta dia memijati badan saya. Dia menurut. Saya hanya mengenakan gaun malam tipis dengan celana dalam dan BH yang siap dilepas. Mula-mula kaki saya dipijatnya pelan-pelan, enak sekali rasanya.

    Rasanya tangannya berbakat untuk memijit. Kemudian naik ke betis, yang kiri kemudian yang kanan. “Dasternya ditarik ke atas saja Dik Yuda”, kata saya waktu dia mulai memijat bokong. Saya sengaja memancing nafsu seksnya sedikit demi sedikit.

    Sementara nafsu saya sudah mulai terbangun dengan pemijatan pada bokong tadi. Bokong saya diputar-putar, dan nafsu seks saya semakin bertambah. Terus pemijatan pada pinggang, lalu punggung. Pada pemijatan di punggung kancing BH saya lepas, sehingga seluruh punggung dapat dipijat secara merata tanpa ada halangan.

    Waktu Yuda memijat leher, dia terlhat sangat berhati-hati. Setelah saya membalikkan badan, Yuda akan memulai memijat dari kaki. Tetapi saya mengatakan agar dari atas dulu. Rupanya dia bingung juga kalau dari atas mulai darimana kepala atau leher, padahal dada saya sudah terbuka sehingga kedua bukit kembar yang putih dan kekar itu terbuka dan merangsang yang melihatnya. Belum sampai dia menjawab pertanyaan saya, saya sudah mengatakan,

    “Dik Yuda, Mbak Santi dicium dulu yach!”
    “Ach enggak Mbak jangan.”
    “Lho kenapa? Dik Yuda nggak sayang sama Mbak ya?”

    Tanpa menunggu jawaban, saya sambar leher Yuda, saya peluk kuat-kuat, saya cium bibirnya. Dengan kedua kaki saya, tubuhnya saya telikung, saya sekap. Dia terlihat gelagapan juga. Lama leher dan kepala Dik Yuda dalam dekapan saya. Rasanya seperti mengalahkan anak kecil dalam pergulatan karena Dik Yuda ternyata diam saja. Baru setelah lima menit, Dik Yuda memberikan perlawanan. Pelukan saya lepaskan.

    Dia mulai mencium lembut pipi saya, turun ke dagu, lalu dada, di antara kedua buah dada saya. Disapunya dengan bibirnya semua daerah sensitif di sekitar mulut, dada dan leher. Saya menikmati benar ciuman ini. Apalagi setelah bibirnya turun ke bawah di sekitar pusat, pangkal paha dan sekitar kemaluan saya.

    Tanpa saya sadari tubuh saya meliuk-liuk, mengikuti dan menikmati rangsangan erotis yang mengalir di seluruh tubuh. Kemaluan saya mulai basah, menanti sesuatu yang akan masuk. Setelah puas diciumi, saya berbisik, “Dik Yuda, masukkan sekarang kemaluannya ya! Saya sudah nggak tahan…” Dia lalu berdiri dan mulai melepaskan, baju, celana, kaus baju dan terakhir celana dalamnya.

    Kini penisnya terlihat utuh putih kehitaman, dengan semburat urat-urat kecil di sekitar pangkalnya. Ujungnya seperti ujung bambu runcing, lebih panjang bagian bawah. Penis itu mencuat ke atas, membentuk sudut lebih kurang 30 derajat dengan bidang horisontal.

    Pelan-pelan penis itu mulai ditelusupkan di antara bibir kemaluan saya. Setelah itu ditarik secara pelan-pelan. Kemaluannya dan kemaluan saya dapat diibaratkan dua kutub magnit, pergesekannya membangkitkan arus listrik yang merambat dari kemaluan keseluruh tubuh, juga dari kemaluannya dan memberikan rasa nikmat yang sangat kepada pasangan yang sedang ber-charging tersebut. Gosokan kemaluan Yuda yang semakin cepat membuat seluruh tubuh saya seperti terkena listrik.

    Kemaluan saya terasa berdenyut meremas kemaluan Yuda. Saya orgasme, dan ini terulang lagi beberapa kali, multi orgasme. Makin lama rangsangan itu semakin meningkat. Bersetubuh dengan Yuda memang saya rasakan agak lain.

    Biasanya saya bersikap meladeni kepada para pelanggan, tetapi dengan Yuda saya seperti diladeni, dipuaskan rasa haus saya. Gerakan keluar-masuk kemaluannya yang lambat, ciuman disekitar buah dada yang terkadang diselingi dengan menghisap-hisap putingnya, dan reaksi menggeliat-geliatnya tubuh saya, seperti suatu pertunjukkan “slow motion” yang mengasyikkan.

    Dan ketika saraf tubuh saya tak lagi kuat menampung muatan listrik itu, saya berbisik, “Dik Yuda, tembak sekarang ya!” Dan Yuda mempercepat gesekan kemaluannya, sampai pada puncaknya kakinya mengejang. Bersama itu pula saya peluk kuat-kuat tubuh Yuda.

    Inilah puncak persetubuhanku dengan Yuda. Teman-teman, sekian dulu perkenalan saya yang panjang lebar.

  • Cerita Masturbasi Merupakan Caraku Satu-Satunya untuk Meredam Nafsu Birahi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Masturbasi Merupakan Caraku Satu-Satunya untuk Meredam Nafsu Birahi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1337 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Ditta aku akan menceritakan cerita masturbasi yang pernah kualami, aku hidup sendirian dengan cara yang jauh lebih sederhana daripada ketika masih bersama orang tuaku. Sebagian besar gajiku habis untuk makan sehari-hari dan membeli pakaian.

    Sewaktu masih tinggal bersama keluarga, aku tidak begitu peduli dengan pakaian, sehingga tak banyak membelinya. Kini, setelah bekerja, aku memerlukan pakaian-pakaian yang sesuai. Selain itu, aku juga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris. Setiap akhir bulan, hanya sedikit yang bisa kusisakan untuk menambah tabungan.

    Paviliun tempat tinggalku tertata apik. Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepi sekali rasanya hidup sendirian pada bulan-bulan pertama. Tetapi entah kenapa, aku menyukai kesendirian itu. Terlebih lagi, baru kali ini aku merasa mengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasa remaja sampai menikah pun hidupku selalu diintervensi orang lain. Kini aku bebas, dan ternyata melegakan!

    Kehidupan seks-ku kini muncul kembali, setelah lama tak tersentuh. Aku tidak mempunyai teman khusus pria, dan perlahan-lahan kebutuhan seks kupenuhi secara mandiri. Betul-betul lengkap rasanya kesendirianku, tak ada suami pemberi nafkah, tak ada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja.

    Jika birahiku datang, pada saat sendirian menonton televisi, aku akan menutup semua korden. Volume TV kubesarkan, lampu kumatikan. Duduk di sofa, kuangkat kedua kakiku, bersandar santai ke jok yang empuk. Di dalam rumah, aku tak pernah memakai pakaian dalam, dan daster longgar adalah satu-satunya pembalut tubuhku. Dengan kaki terkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan dan jariku sendiri.

    Aku biasanya mulai dengan mengelus-elus daerah sekitar kewanitaanku yang terasa hangat. Telapak tanganku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempat bulu-bulu halus yang menghitam lebat. Pada saat seperti itu, kedua tanganku aktif di bawah sana. Yang satu mengusap-usap bagian atas, yang lain meraba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh-nyentuh bagian dalam yang cepat sekali menjadi basah.

    Dengan pangkal ibu jari, kutekan-tekan pula klitoris-ku, yang selalu tersembunyi di balik kulit kenyal. Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu seperti tergelincir ke kiri ke kanan akibat perlakuan tanganku. Dengan cepat, rasa hangat menyebar ke seluruh tubuhku, dan cairan-cairan cinta terasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaanku.

    Mataku akan terpejam, menikmati kegelian itu. Kadang-kadang aku membayangkan almarhum kekasihku, tetapi akhir-akhir ini semakin sulit rasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, atau bintang film pujaanku, atau sama sekali seorang yang tak pernah kutemui. Seseorang yang hanya ada dalam khayalanku.

    Tak berapa lama, bibir kewanitaanku terasa menebal, dan saling menguak seperti bunga yang merekah. Dengan jari tengah dari tangan yang lain, kutelusuri celah-celah kewanitaanku. Aku tidak pernah memelihara kuku hingga panjang, karena selain menghalangiku mengetik dengan cepat, juga karena aku malas merawatnya. Cerita masturbasi.

    Tanpa kuku, jari tengahku dapat leluasa menimbulkan geli dan gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai mendekati lubang pelepasanku, lalu naik lagi, melewati liang senggamaku yang mulai berdenyut-denyut lemah, melewati lubang air seni, terus.. naik lebih tinggi, bertemu telapak tanganku yang lain yang masih mengusap-usap klitoris-ku. Oh.. betapa nikmat permainan yang perlahan-lahan dan sepenuhnya dalam kendaliku ini.

    Terkadang jauh lebih nikmat daripada dilakukan orang lain!

    Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari kumasukkan ke dalam liang kewanitaanku. Aku memutar-mutar kedua jari itu di dalam, agar dinding-dinding kewanitaanku mendapat sentuhan-sentuhan. Mula-mula sentuhan itu cukup ringan saja.

    Tetapi lalu aku mulai mengerang, karena geli-gatal semakin memenuhi seluruh tubuhku, dan rasanya ingin digaruk dan diurut di bawah sana. Terutama di dinding bagian atas, tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya.

    Bagian itu membuat tubuhku mengejang jika tersentuh jari. Ke sanalah jari tengahku menuju, mengurut-urut dan menekan-nekan. Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasa perlu mengangkat pinggulku, membuat posisi dudukku semakin terkangkang.

    Pada saat seperti itu, tak ada yang bisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan.

    Kalau pun ada yang mengetuk pintu, barangkali juga akan kudiamkan (tetapi belum pernah ada tamu pada saat seperti ini!). gempa bumi pun tak kan mampu mengehentikanku. Tanganku bergerak dengan cepat dan keras. Mataku terpejam erat, mulutku tak berhenti mengerang, karena itu aku perlu mengeraskan volume televisi.

    Lalu klimaks akan datang dengan cepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liang kewanitaanku, tempat kedua jariku (kadang-kadang tiga jari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagi sanggup berada di atas klitoris, karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidak ingin jatuh bergelimpangan ke lantai.


    Klimaksku selalu menggelora, selalu membuatku mengejang dan menggelinjang hebat. Kedua kakiku akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti hendak melompat. Tubuhku berguncang. Nafasku memburu. Kenikmatanku tak mudah tergambarkan kata-kata.

    Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal dan geli belum hilang. Maka biasanya aku langsung mematikan TV dan pergi ke kamar tidur. Di ranjang, aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kali ini dengan bantuan bantal guling. Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus dan licin. Kugesek-gesekan kewanitaanku di sana, sehingga seringkali bungkus bantal harus kucuci keesokan paginya.

    Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali kumasukkan jari-jari tanganku. Dengan cepat jari-jari itu membawaku mencapai klimaks yang berikutnya, yang seringkali lebih nikmat daripada yang pertama, apalagi karena kulakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkat sampai kedua lutut menyentuh payudaraku.

    Barulah kemudian aku tertidur dengan rasa letih yang nyaman. Otot-otot tubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, lalu dipijat seorang yang ahli. Nyaman dan damai sekali tidurku, dengan senyum kepuasan membayang tipis di bibirku.

    Biasanya aku baru terbangun di pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku.

  • Cerita Sex Terbaru Memek Becek Fanny Bikin Ketagihan

    Cerita Sex Terbaru Memek Becek Fanny Bikin Ketagihan


    1362 views

    Perawanku – Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

    Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus

    Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.

    Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

    Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

    “Udah punya pacar Fan?”, godaku sambil menatap Fanny.
    “Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. “Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.
    “Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
    “Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. “Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?”, lanjutku.

    “Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.
    Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

    Cerita Sex Terbaru Memek Becek Fanny Bikin Ketagihan

    Cerita Sex Terbaru Memek Becek Fanny Bikin Ketagihan

    “Sudah Kak”, suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
    “Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan “, pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

    Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

    Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

    “Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan”, kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata. Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

    Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

    Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

    Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

    “Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

    Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

    Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

    “Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

    “Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

    Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

    “Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya. “Dadamu sangat indah Fan”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

    “Aaahh”, Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

    Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. “Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

    Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

    “Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

    Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

    “Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

    Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

    Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

    Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
    “Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

    Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

    Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

    Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

    “Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

    Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”
    Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
    “Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

    Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
    “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

    “Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

    “Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

    “Aaahh”, Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

    “Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

    “Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Fanny merintih rintih kenikmatan.

    Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

    Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

    Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

    Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

    Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

    Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

    Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.

    “Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

    Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. “Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

    Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

    “Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

    Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.
    “Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

    Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. “Bagaimana kalau Fanny hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

    Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

    Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

    Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Hukuman Nikmat Karena Melihat BH Guru Matematika – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Hukuman Nikmat Karena Melihat BH Guru Matematika – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1423 views

    Perawanku – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.

    Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
    ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko ”
    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya

    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Cerita Sex – Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Cerita Dewasa – Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.

    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.


    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi. END

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy

    Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy


    953 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy, Pada saat itu, aku sedang mengendarai motor di jalan Soekarno-Hatta. Aku tidak memakai helm karena aku terburu-buru pergi ke tempat pacarku. Apesnya, aku dicegat sama polisi. Polisi itu naik mobil, tiba-tiba memotong jalanku, aku kaget hampir saja kutabrak mobil polisi itu. Aku rem motorku, karena terjadi hentakkan, jadi tubuhku hilang keseimbangan lalu aku jatuh dari motorku.

    Aku terguling-guling di jalan. Tapi syukurlah hanya lecet biasa. Pada saat aku masih dalam keadaan telungkup, aku lihat pintu mobil polisi itu terbuka. Tapi anehnya, aku sepertinya kok melihat kaki seorang wanita. Kakinya yang putih mulus dan indah itu kini berada tepat di wajahku, kutegakkan kepalaku. Betapa kagetnya aku, mataku seperti melihat “hutan belantara” di antara kedua kaki yang jenjang itu.

    Setelah kuperhatikan baik-baik, ternyata dia seorang polisi wanita, pangkatnya Letnan Dua dan di dada kirinya tertulis namanya, LILIS. Dia sangat cantik dan ohh.., body-nya mirip gitar Spanyol. Aku jadi bengong, dan, “Plaaakkk..!” sebuah tamparan mendarat di pipiku. “Hei, apa yang Kamu lihat..? Ayo sekarang serahkan SIM dan STNK cepet..!” bentaknya. Aku jadi kaget dan segera kuambil dompetku, lalu kuambil SIM dan STNK, lalu kuserahkan padanya. Sementara dia melihat suratku, aku pandangi lagi dia ohh.., betapa cantik polisi cewek ini. Aku duga umurnya paling masih sekitar 25 tahun, seumur dengan kakakku.

    Samar-samar di dalam mobil ada cewek satu lagi, dia seumur dengannya tetapi pangkatnya lebih rendah, kalau tidak salah sersan dua. Kakinya putih tetapi tidak semulus polwan yang tadi. Lalu tanpa kusadari, Letnan Lilis mengambil sesuatu dari dalam mobil, dia berjalan menuju hidung mobil, lalu dia membungkukkan badannya untuk menulis sesuatu. Pada posisi nungging, aku lihat lagi body-nya yang wuih selangit deh… Tanpa kusadari, “adik kecilku” membengkak perlahan. Setelah itu dia tegakkan badannya, terus berkata, “Eee.. saudara Sony, Anda Kami tilang karena Anda tidak memakai helm dan ngebut.

    Sidang akan dilaksanakan besok lusa. Jangan lupa Anda harus hadir di persidangan besok. Oke..?” “Tapi Bu, besok lusa Saya tidak bisa hadir, soalnya pada hari itu Saya harus mengantar pacar yang akan diwisuda. Jadi Saya minta tolong sama Ibu, bagaimana dech baiknya agar persoalan ini selesai..?” Lalu dia bilang, “Do you have some money..?” “Aduh, maaf sekali Bu, Saya sama sekali tidak membawa uang sepeser pun.” jawabku. “Baiklah, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nanti malam Kamu harus pergi ke rumah Saya. Dan ingat..! Kamu harus datang sendiri. Oke..? Ini alamatku. Jangan lupa lho, Aku tunggu jam 19:00.” Dia pergi sambil mengerdipkan matanya kepadaku. Aku kaget, tetapi happy banget, pokoknya senang dech. Aku sampai di rumahnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci.

    Tidak lama kemudian, Ibu Lilis muncul dari dalam dan sudah tahu aku akan datang malam itu. “Ayo Son.., masuk. Aku sudah lama nunggu lho, sampai basah dan bau keringat pantatku duduk terus dari tadi..” sapanya. “Akkhh.. Ibu bisa saja…” jawabku. “Sorry.., pintunya sudah digembok, soalnya Aku tinggal sendiri, jadi harus hati-hati.” sambutnya. “Oh.., jadi Ibu belum menikah too..? Sayang lho..! Wanita secantik Ibu ini belum menikah..” kataku merayu. “Aaaa.. Kamu merayu ya..?” tanyanya. “Enggak kok Bu, Saya berkata begitu karena memang kenyataannya begitu. Coba Ibu pikir, Ibu sudah mapan hidupnya, cantik luar-dalam, dan sebagainya dech…” jelasku. “Ehhkk.. Aku cantik luar-dalam, apa maksud Kamu, Aku cantik luar-dalam..?” tanyanya lagi. “Waduh.., gimana ya, malu Aku jadinya..?” jawabku.

    “Kamu nggak perlu malu-malu mengatakannya, Kamu ingin SIM Kamu kembali nggak..?” ancamnya.”Eee.. sekarang gini aja, Kamu udah punya pacar khan..? Sekarang Saya tanya, kenapa Kamu memilih dia jadi pacar Kamu..?” tanyanya lagi. “Eee.. jujur aja Bu, dia itu orangnya cantik, baik, setia dan cinta sama Saya, that?s all..” “Kalau seumpama Kamu disuruh milih antara Saya dan pacar Kamu, Kamu pilih Saya atau pacar Kamu sekarang..? Bandingkan aja dari segi fisik, Oke.. Saya atau Dia..?” tanyanya memojokkanku. “Eeee… Anu.. anu… eee..,” aku dibuat bingung tidak karuan. “Ayo.. jawab aja..! Kalau Kamu tidak jawab, SIM Kamu tidak kukembalikan lho..!” ancamnya lagi. “Waduhhh.., gimana ya..? Ehmmm.., baiklah, Saya akan jawab sejujurnya. Saya tetap akan memilih pacar Saya sekarang.” jawabku.

    “Wow.., kalau begitu dia lebih cantik dan semok dong dari Saya..?” jawabnya lirih. “Eeee.. bukan begitu Bu, Saya memilih pacar Saya walaupun Dia sebetulnya kalah cantik dari Ibu, dan segalanya dech..!” jawabku. “Akhh… yang benar, jadi Aku lebih cantik dan semok dari Dia..?” tanyanya lagi. “Jujur saja.., ya.. ya.. ya..” jawabku mantap. “Ohhh.., Aku jadi tersanjung dan terpikat dengan jawabanmu tadi..,” katanya girang, “Wah.. jadi lupa Aku, Kamu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mau ambil SIM Kamu di kamar.., Oke..?” pintanya. Lalu aku menuju ke ruang tengah, kuputar TV. Secara tidak sengaja, aku melihat tumpukan VCD. Aku tertarik, lalu kulihat tumpukan VCD itu, lalu, ohhh astaga, ternyata tumpukan VCD itu semuanya film “XXX”, aku terkejut sekali melihat tumpukan film “XXX” itu.

    Sebelum aku melihat satu-persatu, terdengar bunyi pintu dibuka. Lalu, ohhh, aku terkejut lagi, Ibu Lilis keluar dari kamarnya hanya menggenakan daster pink transparan, di balik dasternya itu, bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi putting susunya yang menyembul bak gunung Semeru. Begitu ia keluar, mataku nyaris copot karena melotot, melihat tubuh Ibu Lilis. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas. “Kenapa..? Ayo duduk dulu..! Ini SIM Kamu.. Aku kembalikan..” katanya. Wajahku merah karena malu, karena Ibu Lilis tersenyum saat pandanganku terarah ke buah dadanya. “SIM Kamu, Aku kembalikan, tapi Kamu harus menolong Saya..!” Ibu Lilis merapatkan duduknya di karpet ke tubuhku, aku jadi panas dingin dibuatnya. “Sonnn..?” tegurnya ditengah-tengah keheninganku. “Ada apa Bu..?” tubuhku bergetar ketika tangan Ibu Lilis merangkulku, sementara tangannya yang lain mengusap-usap daerah “XXX”-ku.

    “Tolong Ibu Lilis ya..? Dan janji, Kamu harus janji untuk merahasiakan hal ini, kalau tidak aku DOR Kamu..!” pintanya manja. “Tapi… Saya.., anu.., eee..” “Kenapa..? Ooooo.. Kamu takut sama pacar Kamu ya..?” katanya manja. Wajahku langsung saja merah mendengar perkataan Ibu Lilis, “Iya Bu…” kataku lagi. “Sekarang Kamu pilih disidang atau pacar Kamu..?” ancamnya. Dia kemudian duduk di pangkuanku. Bibir kami berdua kemudian saling berpagutan. Ibu Lilis yang agresif karena haus akan kehangatan dan aku yang menurut saja, langsung bereaksi ketika tubuh hangat Ibu Lilis menekan ke dadaku. Aku bisa merasakan puting susu Ibu Lilis yang mengeras. Lidah Ibu Lilis menjelajahi mulutku, mencari lidahku untuk kemudian saling berpagutan bagai ular. Setelah puas, Ibu Lilis kemudian berdiri di depanku yang dari tadi masih melongo, karena tidak percaya pada apa yang sedang terjadi.

    Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos tanpa sehelai bnenangpun seakan akan menantang untuk diberi kehangatan olehku. “Lepaskan pakaiannmu Sonnn..!” Ibu Lilis berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya. “Ayooo.. cepat dong..! Aku udah gatel nich.. ohhh..” Ibu Lilis mendesah tidak sabar. Aku kemudian berlutut di sampingnya. Aku bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena malu. “Sonnn.. letakkan tanganmu di dadaku, ayo ohhh..!” pintanya lagi. Dengan gemetar aku meletakkan tanganku di dada Ibu Lilis yang turun naik. Tanganku kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Ibu Lilis yang super montok itu. “Oohhh… enakk.., ohhh… remas pelan- pelan, rasakan putingnya menegang..” desahnya. Dengan semangat aku melakukan apa yang dia katakan.

    Lama- lama aku jadi tidak tahan, lalu, “Ibu.. boleh Saya hisap susu Ibu..?” Ibu Lilis tersenyum mendengar pertanyaanku, dia berkata sambil menunduk, “Boleh Sayang… lakukan apa yang Kamu suka..” Tubuh Lilis menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulutku yang sekarang mulai garang itu di susunya. “Oohhh… jilat terus Sonnn..! Ohhh…” desah Ibu Lilis sambil tangannya mendekap erat kepalaku ke payudaranya. Aku lama-lama semakin buas menjilati puting susunya, mulutnya tanpa kusadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapanku semakin keras, bahkan tanpa kusadari, aku menggigit-gigit ringan putingnya yang ohhh. “Mmm… nakal Kamu…” Ibu Lilis tersenyum merasakan tingkahku yang semakin “Jozzz” itu. Lalu aku duduk di antara kedua kaki Ibu Lilis yang telah terbuka lebar, sepertinya sudah siap tempur. Ibu Lilis kemudian menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangya.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy

    Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy

    “Ayo, sekarang Kamu rasakan memekku..!” ia membimbing telunjukku memasuki liang senggamanya. “Hangat, lembab, sempit sekali Bu…” kataku sambil mengucek kedalaman liang kenikmatannya. “Sekarang jilat ‘kontol kecil’-ku..!” katanya. Pelan-pelan lidahku mulai menjilat klitoris yang mulai menyembul tinggi sekali itu. “Terus.. ooohhh.. ya.. jilat.. jilat. Terus.. ohhh…” Ibu Lilis menggerinjal-gerinjal keenakan ketika kelentitnya dijilat oleh mulutku yang mulai asyik dengan tugasnya. “Gimana.., enak ya Bu..?” aku tersenyum sambil terus menjilat. “Oohh.. Soonnn…” tubuh Ibu Lilis telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

    Lidahku semakin berani mempermainkan kelentit Ibu Lilis yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanannya akan segera jebol. Dan aku akan unggul 1-0, ee… emangnya main bola. Lalu, “Oooaaahhh… Sooonnn..!” Tangan Ibu Lilis mencengkeram pundakku yang kokoh bagaikan tembok raksasa di China, sementara tubuhnya menegang dan otot- otot kewanitaannya mulai menegang, dan muncratlah ‘lahar’Ibu Lilis di mulutku. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah kuberikan. Hmmm… Kamu sungguh lihai Soonnn… Sekarang coba gantian Kamu yang berbaring…” katanya. Aku menurut saja.

    Batang kejantananku segera menegang ketika merasakan tangan lembut Ibu Lilis yang mulai mempermainkan senjata keperkasaanku. “Wah.. wahh… besar sekali. Oh my god… Ohhh…” tangan Ibu Lilis segera mengusap-usap batang keperkasaanku yang telah mengeras tersebut. Segera saja benda besar dan panjang itu mulai berdenyut-denyut dan dimasukkan ke mulut Ibu Lilis. Dia segera menjilati batang kemaluanku itu dengan penuh semangat. Kepala kejantananku itu dihisapnya keras-keras hingga aku jadi merintih keenakan. “Ahhh… enakkeee.. rekkk..!” aku tanpa sadar menyodokkan pinggulku untuk semakin menekan senjata keperkasaanku agar makin ke dalam mulut Ibu Lilis yang telah penuh oleh batang kejantananku.

    Gerakanku makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Ibu Lilis. “Ooohhh Bu.. oohhh.. mulut Ibu memang sakti.. ohhh.. I?m coming… ohhh…” Muncratlah laharku di dalam mulut Ibu Lilis yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.. tas.. tas.. plass. “Hmmmm… agak asin rasanya Son punyamu.., tapi enak kok…” Ibu Lilis masih tetap menjilati kemaluanku yang masih tegak bagaikan tugu Monas di Jakarta, menara Piza di Italy, menara Eiffel di Paris. “Sebentar ya.., Aku mau minum dulu..” katanya setelah selesai menjilati batang kejantananku. Ketika Ibu Lilis sedang membelakangiku sambil menenggak air putih dari kulkas. Aku melihat body yang wuih dan itu ohhh, pantat yang bulat. Aku memang suka pantat yang bulat dan menantang.

    Aku tidak tahan cuma melihat dari jauh, lalu aku berdiri dan berjalan menghampirinya, lalu mendekapnya dari belakang. “Sonnn.. jangan nakal dong, biar Ibu minum dulu..!” katanya manja. “Aku tidak tahan melihat pantat ibu yang bulat dan menantang itu.” kataku tak sabaran. “Kamu suka pantatku, kalau gitu Kamu tentu mau kalau nanti pantatku mendapat giliran untuk Kamu obok-obok, bagaimana Son..? Mau ngobok- ngobok pantat Ibu..?” tanyanya. Aku terima tantangannya. “Ohhh.., memang benar- benar wuihhh…” aku berkata sambil mengelus-elus pantat Ibu Lilis. Lalu aku jongkok agar dapat jelas melihat, kusentuh lembut pantat itu dengan tanganku. Terus kucium, kuelus lagi, kucium lagi terus kujilat, lalu kubuka belahan pantat itu.

    Ohhh.., terhampar pemandangan indah dengan bau yang khas, lubang yang sempit, lebih sempit dari yang di depan dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu yang lumayan lebat. Lalu kujulurkan jari telunjukku ke lubang yang sempit itu. Waktu aku coba memasukkan jariku ke lubang itu, terdengar jeritan kecil Ibu Lilis. “Son.., jangan keras-keras ya, nanti sakit.. lho…” Lalu aku mulai memasukkan step by step. Waktu jariku menembus lubang itu sepertinya tanganku mau disedot masuk ke dalam. “Lubang Ibu nakal juga ya, masa jariku mau dimakan juga..?” “Akhhh… Kamu nakal dech.., ohhh Son.. coba sekarang Kamu jilat ya..?” pintanya. Lalu kutarik jariku dari dalam lubang itu, lalu aku mulai menjilati lubang itu ehhmm.., lumayan juga rasanya, asin-asin gurih. Sementara itu, Ibu Lilis terdengar merintih keenakan.

    Lama-lama aku tidak sabar, dan terus kuberdiri dan tanpa basa-basi, aku langsung membalikkan badannya. Terus kulahap gundukan-gundukan daging di dada Ibu Lilis dengan nikmat. Sementara itu, Ibu Lilis mulai mendesah-desah dan menggelinjang. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam. Goyangan- goyangan lidahku yang terus menjilati puting susu Ibu Lilis yang tinggi dan lancip begitu bertubi-tubi tanpa henti. Ibu Lilis menggerinjal-gerinjal dengan keras. “Aaahh… uuuhhh… uuuhhh…” desahan- desahan kenikmatan semakin banyak bermunculan dari mulut Ibu Lilis.

    Geliat- geliatan tubuhnya semakin menjadi-jadi karena merasa sensasi yang luar biasa akibat sentuhan-sentuhan mulut dan lidahku pada ujung syaraf sensitif di payudaranya. Urat-urat membiru pun mulai menghiasi dengan jelas seluruh permukaan payudara yang super montok itu. Masih dengan mulutku yang tetap berpetualang di dada Ibu Lilis yang juga masih menggelinjang, aku membopong Ibu Lilis ke kamar. Kujatuhkan tubuh Ibu Lilis di atas kasur spring bed yang sangat empuk. Saking keras jatuhnya, tubuhnya yang aduhai itu sempat terlontar-lontar sedikit sebelum akhirnya tergolek pasrah di atas ranjang itu.

    Setelah itu, Ibu Lilis tetelentang di kasur dengan kaki-kakinya yang jenjang terjulur ke lantai. Tubuh bugilnya yang putih dan mulus beserta payudara yang montok dengan puting susu nan tinggi yang teronggok kokoh di dadanya, memang sebuah pemandangan yang amat menawan hati. Lalu aku berlutut di lantai menghadap selangkangan Ibu Lilis. Kurenggangkan kedua kakinya yang menjejak di lantai. Dengan begitu aku dapat memandang langsung ke arah selangkangannya itu. Bulu-bulu kemaluan yang tumbuh di padang rumput tipis yang menghiasi wilayah sensitif itu begitu menggelora nafsu birahiku. Aromanya yang segar dan harum membuat nafsuku itu kian meninggi. Kudekatkan mulutku ke bibir vaginanya dan kujulurkan lidahku untuk mencicipi lezatnya lubang itu.

    Tubuh Ibu Lilis terlonjak keras ketika kucucukkan lidahku ke dalam liang senggamanya. Kukorek-korek seluruh permukaan lorong yang gelap itu. Begitu hebat rangsangan yang kubuat pada dinding lorong kenikmatan tersebut, membuat air bah segera datang membanjirinya. “Ooohhh… uuuhhh… aaahhh…” terdengar rintihan Ibu Lilis dari mulutnya yang megap-megap setengah membuka. Kemudian aku berdiri. Dengan tangan bertumpu ke atas kasur, kucoba mengarahkan ujung penisku ke lubang vagina yang lumayan sempit yang tampak licin dan basah milik Ibu Lilis. Berhasil. Perlahan-lahan kuhujamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggama itu. Tubuh Ibu Lilis berkejat- kejat dibuatnya merasakan nikmat penetrasi yang sedang kulakukan saat ini. “Aaahhh… ooohhh…” tak ayal jeritan- jeritan mengalir dari mulutnya.

    Akhirnya batang keperkasaanku amblas semua ke dalam liang gelap yang berdenyut-denyut milik Ibu Lilis diiringi dengan jeritannya. Kenikmatan ini kian bertambah menjadi- jadi setelah aku melakukan penetrasi lebih dalam dan intensif lagi. Gerakan memompa dari batang kejantananku di dalam kemaluan Ibu Lilis semakin kupercepat. Terdengar suara kecipak-kecipak dan lenguhan kami berdua karena terlalu asyiknya kami bersenggama. Seiring dengan tangan yang kembali meremas- remas perbukitan indah yang menjulang tinggi di dada Ibu Lilis, batang kejantananku terus melakukan serangan- serangan yang tanpa henti di dalam lubang senggamanya yang bertambah kencang denyutan-denyutannya.

    Vagina memerah yang terus berdenyut-denyut dan amat licin akibat begitu membanjirnya cairan- cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya, terasa menjepit bnatang kejantananku. Demikian sempitnya ruang gerak penisku di dalam lorong gelap itu, menjadikan gesekan-gesekan yang terjadi begitu mengasyikkan. Ini merupakan sensasi sendiri bagiku yang merasakan batang keperkasaanku seperti merasa diurut-urut oleh seluruh permukaan dinding vaginanya. Mulutku pun tak henti-hentinya menyuarakan desahan-desahan kenikmatan tanpa bisa dihalangi lagi. “Oiiihhh… Sooonnn… ohhh…” Ibu Lilis menjerit-jerit tidak karuan, sementara tubuhnya juga melonjak-lonjak dengan keras. Sekuat tenaga kuhujam-hujam penisku dengan lebih ganas lagi ke dalam liang senggamanya.

    Rasanya hampir habis tenaga dan nafasku dibuatnya. Tetapi nafsu birahi yang begitu menggelora tampaknya membuatku lupa pada kelelahanku itu. Ini dibuktikan dengan sodokan kejantananku yang berusaha menusuk sedalam-dalamnya. Bahkan berkali-kali ujung batang kejantananku sampai menyentuh pangkal liang tersebut, membuat Ibu Lilis menjerit keenakan. “Soonnn… Soonnn… Aku… mau… keluar…” Ibu Lilis melenguh kencang. Ia merasakan sudah tidak bisa menahan klimaksnya lagi. Akan tetapi, aku belum merasakan klimaks sedikit pun. Langsung kutambah kecepatan genjotan-genjotan batang kejantananku di dalam liang senggamanya. Begitu buasnya sodokan-sodokanku itu, membuat tubuh Ibu Lilis bergoyang-goyang hebat, dia merintih… merintih… dan merintih. Akhirnya saat yang diharapkan itu tercapai.

    Aku melenguh panjang merasakan laharku muncrat, menyusul Ibu Lilis yang sudah terlebih dahulu memperoleh orgasmenya. Begitu nikmatnya orgasme yang kurasakan itu sehingga membuat laharku bagaikan air bah menerjang masuk ke dalam liang senggama Ibu Lilis. Kami berdua mengejang kencang saat titik-titik puncak itu tercapai. Tapi kenapa batang kejantananku tidak mau istirahat, dan masih terlihat perkasa. Dengan segera aku berlutut di atas ranjang. Kuminta Ibu Lilis untuk berlutut juga membelakangiku dengan tangan bertumpu di kasur, jadi dalam posisi doggy style. Kemudian Lilis kudorong sedikit ke depan, sehingga pantatnya agak naik ke atas, yang lebih memudahkan batang kejantananku untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang senggamanya.

    Setelah itu langsung kusodok kemaluan yang sekarang sudah terlihat agak merekah itu dengan batang keperkasaanku dari belakang. Tubuh Ibu Lilis terhenyak hingga hampir terjungkal ke depan akibat kerasnya sodokanku itu, sementara mulutnya menjerit keenakan. Dalam sekejap, senjata-ku itu seluruhnya ditelan oleh vagina itu dan langsung menjepitnya. Jepitan liang senggama Ibu Lilis yang berdenyut-denyut menambah gairah birahiku yang memang sudah menggelora. Dengan cepat, kutarik kejantananku sampai hampir keluar dari dalam liang senggamanya, lalu kutusukkan kembali dengan cepat. Kemudian kutarik dan kusodok lagi, seterusnya berulang- ulang tanpa henti. Doronganku yang keras ditambah dengan sensasi kenikmatan yang luar biasa membuat Ibu Lilis beberapa kali nyaris terjerembab.

    Namun itu tidak menjadi masalah sama sekali. Bahkan sebaliknya, membuat permainan kami berdua menjadi kian panas. Lalu, “Aah… ah… ah… ah…” nafasku terengah-engah. Kurasakan sekujur tubuhku mulai kehabisan tenaga. Tenagaku sudah begitu terkuras, tetapi aku belum mau berputus asa. Kucoba mengeluarkan sisa-sisa tenaga yang masih ada semampuku. Dengan sedikit mengejang, kugenjot batang kejantananku kembali ke dalam luabng kenikmatannya sekuat-kuatnya. Ibu Lilis pun tidak mau kalah, dia maju-mundurkan tubuhnya dengan ganasnya. Akhirnya, Ibu Lilis melenguh panjang, muncratlah lahar-nya, disusul beberapa detik kemudian oleh kemaluanku. Lalu secepat kilat kukeluarkan penisku dari dalam lubang kenikmatan Ibu Lilis dan langsung jatuh terkapar di kasur.

    Lalu, Ibu Lilis langsung meraih batang kejantananku itu dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Ibu Lilis mengocok penisku itu di dalam mulutnya yang memang agak kecil. Namun Ibu Lilis berhasil melumat batang keperkasaanku dengan nikmatnya. Gesekan-gesekan yang terjadi antara kulit kemaluanku yang sensitif dengan mulut Ibu Lilis yang basah dan licin ditambah dengan gigitan-gigitan kecil yang dilakukan oleh giginya yang putih karena pakai “Smile-Up Man”, membuat aku tidak dapat menahan diri lagi. Muncratan-muncratan lahar kenikmatan yang keluar begitu banyaknya dari batang keperkasaanku langsung ditelan seluruhnya, hampir tanpa sisa oleh Ibu Lilis. Sebagian meleleh keluar dari mulutnya dan jatuh membasahi kasur.

    Belum puas sampai disitu, ia masih menjilati sekujur batang kejantananku sampai bersih total seperti sediakala. Bukan main! Lalu kami berdua tergolek di atas tempat tidur dengan tubuh telanjang yang dibasahi oleh keringat dan lahar kami. Kemudian aku tertidur. Tiba-tiba, “Aaauuuwww..,” kepalaku sakit sekali, terus aku terbangun tetapi samar-samar aku melihat 3 orang sudah berada di sekelilingku. Semuanya memakai seragam putih-putih. Satu cowok dan 2 cewek. Setelah itu penglihatanku mulai jelas, dan benar dugaanku, aku sekarang berada di rumah sakit. Tapi bagaimana bisa..? Terus apa yang kulakukan tadi itu gimana..?

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan


    2173 views

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan –  Karen aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan | Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.
    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,
    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.
    “Aku kakak bokapnya Ana”.
    “Kok beda ya om”.
    “apa bedanya?”
    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.
    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.
    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.
    “Om suka kan ngeliatnya”.
    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.
    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.
    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”
    “Depan cowokku om”.
    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.
    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.
    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.
    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.
    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,
    “om, nakal ih”.
    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.
    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.
    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”
    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.
    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,
    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,
    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.
    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.
    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.
    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.
    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.
    “Om, Ayu males pulang deh”.
    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.
    “Mangnya ortu kemana”.
    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.
    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’
    “Bole om”.
    “Gak takut ma aku”.
    “Mangnya om mo makan Ayu”.
    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.
    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.
    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.
    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.
    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.
    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.
    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.
    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.
    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.
    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.
    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.
    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.
    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.
    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.
    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.
    “om suka kan”, jawabnya.
    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.
    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.
    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.
    “Suka banget Yu”.
    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.
    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.
    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.
    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.
    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.
    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.
    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.
    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.
    “Haah, berkali2 lagi”.
    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.
    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.
    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.
    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.
    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.
    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.
    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.
    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.
    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.
    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.
    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.
    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.
    “Ayu tapi masi mo disini om”.
    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.
    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.
    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.
    “Kalo gak pake apa2?”
    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.
    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.
    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.
    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”
    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.
    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.
    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.
    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.
    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.
    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.
    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.
    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.
    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.
    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.
    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.
    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.
    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.
    “Udah om, om dah makan”.
    “Ya udah dong sayang”.
    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.
    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.
    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.

    Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.
    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.
    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,
    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.
    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.
    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    Setelah bebersih, kita meninggalkan motel dan aku mengantarkan Ayu pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku nggelutin Ayu seharian, tapi nikmatnya top markotop.

  • Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu

    Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu


    829 views

    Perawanku – Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu, ini melibatkan aku serta adik kandung aku. Nama aku Andy, sekarang ini aku pria berusia 26 th.. Sedang adik aku bernama Rindy, berusia 23 th.. Narasi ini bermula saat aku berusia 10 th., di mana aku mulai suka pada beberapa narasi yang terkait dengan sex.

    Pada usia itu aku juga telah punya kebiasaan lakukan masturbasi. Disuatu saat, aku lihat berita di satu surat berita mengenai jalinan sex pada kakak-beradik. aku sudah seringkali membaca mengenai beragam narasi sex, namun baru kesempatan ini pada saudara sendiri. Ini adalah narasi yang begitu menarik. Tiap-tiap mengingat narasi itu, aku jadi makin tertarik. Karna narasi itu, kelihatannya bisa diwujudkan.

    Ketika itu, aku tempati ruang tidur yang sama juga dengan adikku, Rindy. Cuma saja tempati ranjang yang berlainan, tetapi jaraknya cuma sekitaran 2 mtr.. Satu malam sekitaran jam 00. 30, aku terbangun sesaat nampaknya kebanyakan orang dirumah ini telah tertidur.

    Aku saksikan Rindy juga tertidur nyenyak. Selimutnya terungkap beberapa di bagian paha. Sesaat ke-2 kakinya membentang, hingga celana dalamnya tampak. Hal semacam ini buat aku jadi bernafsu, terlebih bila mengingat narasi mengenai jalinan sex kakak-beradik.

    Perlahan-lahan aku turun dari tempat tidur, serta mendekati ranjang Rindy. Aku menginginkan meyakinkan kalau ia tertidur nyenyak, dengan menggelitik telapak kakinya. Serta nyatanya ia tertidur nyenyak. Tidak tahan sekali lagi, aku sentuhkan jari-jari aku ke cd Rindy yang menutupi vaginanya. Makin lama sentuhan yang aku beri makin keras menghimpit, serta rindy tetaplah tertidur.

    Terasa kurang senang, aku coba menyentuh segera vagina Rindy dengan memasukkan tangan aku kedalam cd-nya melalaui sisi perut. Tangan aku bergetar cukup keras. Aku tidak peduli, serta pada akhirnya aku bisa meraih vagina Rindy dengan segera.

    Aku remas-remas. Serta jari-jari aku rasakan celah. Sesudah sebagian waktu, terasa kurang senang, aku mengeluarkan tangan aku serta punya maksud buka cd yang dipakai Rindy. Dengan ke-2 tangan, perlahan-lahan aku turunkan cd-nya. Saat beberapa vagina mulai tampak, usaha untuk turunkan lebih jauh sedikit susah. Dengan usaha lebih telaten pada akhirnya, aku sukses turunkan cd Rindy hingga semua sisi vagina tampak.

    Tidak tahan sekali lagi, aku ciumi vagina Rindy. Lalu aku coba mencari lubang yang seringkali aku dengar, tempat lakukan jalinan sex.

    Aku fikir berada di sisi depan, nyatanya fikiran aku sampai kini salah. nyatanya tempat yang sesungguhnya berada di sisi bawah. Kembali aku ciumi serta jilati vagina rindy hingga di bagian lubang. Saya telah betul-betul tidak tahan sekali lagi. Saya bebaskan celana aku, serta perlahan-lahan naik ke ranjang Rindy.

    Sesaat tangan kanan menahan badan, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Nampaknya mustahil. Saya coba memasukkan dari depan, walau sebenarnya lubang berada di bawah.

    Sesaat aku berupaya, mendadak badan Rindy bergerak. Karna takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali cd Rindy. Kenakan celana saya serta kembali pada ranjang. Serta kembali tidur.

    Pengalaman saat malam itu, terkenang senantiasa. Bahkan juga ketika belajar di sekolah. Buat saya senantiasa menanti datangnya malam, waktu di mana kebanyakan orang tertidur. Sepanjang sebagian malam saya lakukan usaha sama, tapi senantiasa tidak berhasil saat takut Rindy terbangun.

    Hingga satu malam saat saya betul-betul begitu bernafsu. Saya telah melepas cd Rindy serta saya telah tidak kenakan celana serta pakaian. Betul-betul bugil. Saya telah bulatkan kemauan untuk mengerjakannya malam hari ini. Perlahan-lahan saya menaiki ranjang Rindy. Ke-2 kaki Rindy, saya rentangkan lebar-lebar.

    Saya ciumi vagina Rindy sepuas hati. Saat jemu, saya mulai tujukan penis saya ke vagina Rindy. Nyatanya tidak semudah yang dipikirkan. Susah sekali mengarahkan penis ke vagina. Saat penis saya mulai masuk vagina, saya makin terangsang. Apa pun yang berlangsung saya mesti sukses malam hari ini. Saya dorong penis saya makin masuk vagina Rindy. Disuatu waktu merasa sedikit susah, tetapi saya selalu memaksa. Hingga semua penis saya masuk kedalam vagina Rindy.

    Semuanya usaha saya itu, buat Rindy terbangun. Mungkin saja saya fikir buat rasa sakit pada Rindy. Ia bingung dengan apa yang berlangsung. Ia merintih serta mulai protes apa yang saya kerjakan. Tetapi saya berkata pada Rindy, ‘Sst…, janganlah berisik serta dimarahin mami. Jika malam-malam berisik kelak dijewer lho’. Mendengar komentar saya itu, nyatanya Rindy segera diam – cuma terkadang merintih menahan sakit.

    Saya selalu menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk serta keluar dari vagina Rindy. Karna baru pertama kalinya, permainan saya cuma berjalan tidaklah sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Serta Rindy juga karna capek, juga kembali tertidur.

    Sesudah sebagian waktu, penis saya mulai bangkit sekali lagi. Kembali saya peluk Rindy, serta saya tujukan penis saya ke vagina Rindy. Kembali vagina Rindy digesek oleh penis saya. Untuk permainan ke-2, saya dapat bertahan hingga 3 menit – hingga pada akhirnya saya kelelahan sekali lagi. Malam itu saya lakukan hingga 3 kali. Kemudian saya rapihkan baju rindy dan baju saya. Serta kembali tidur di ranjang semasing.

    Mulai sejak malam itu, nyaris tiap-tiap malam saya lakukan jalinan sex dengan Rindy. Awal mulanya Rindy cuma terima apa yang saya kerjakan, namun sesudah satu tahun nampaknya Rindy mulai menyenanginya.

    Karna saat saya tertidur, Rindy datang ke ranjang saya serta memegang penis saya. Sepanjang 4 th., saya menyetubuhi Rindy dengan leluasa. Tapi saat ia memijak 11 th., saya tidak dapat leluasa seperti dahulu, karna salah-salah mungkin bisa menyebabkan Rindy hamil.

    Saat saya berusia 12 th. (Rindy 9 th.), kami seringkali mencari peluang terkecuali saat malam hari. Saat hari libur, di mana papi ke kantor serta mami ke pasar. Tapi yang paling kami gemari saat hari libur, papi serta mami pergi berkunjung ke saudara atau ada undangan. Karna dapat sepanjang hari kami memuaskan diri lakukan jalinan sex. Bahkan juga sepanjang hari itu, kami keduanya sama tidak kenakan pakaian.

    Saat leluasa, kami lakukan sex di kamar kami (tapi mulai sejak saya usia 12 th., kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruangan tamu, ruangan keluarga atau bahkan juga di kebun belakang yang tertutup.

    Mungkin saja yang paling menggairahkan yaitu saat kami bercinta di kebun belakang. Diatas rumput jepang yang hijau rapi. Dengan langit atap, ditiup angin alami. Bahkan juga kami sempat mengerjakannya di waktu hujan deras.

    Hingga sekarang ini kami tetaplah mengerjakannya dengan kontinyu. Walaupun kami semasing memiliki pacar, namun jalinan kami tetaplah berjalan. Bila dirumah tak ada peluang kami umumnya mengerjakannya di satu hotel. Rupanya jalinan pada saya serta Rindy, ada orang yang lain yang ketahui, yakni Melly, salah seseorang adik saya. Ketika itu saya berusia 24 th., Rindy 21 th. serta Melly 19 th..

    Peristiwanya saat waktu ke-2 orangtua kami berkunjung ke saudara diluar kota sepanjang 3 hari. Dirumah saya serta ke-2 adik saya. Seperti umum tiap-tiap ada peluang saya serta Rindy memiliki hasrat untuk bercinta.

    Waktu itu Melly hari Sabtu jam 8. 30 serta Melly masih tetap tertidur. Saya serta Rindy sama-sama berpelukan di ruangan keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut serta lehernya dengan begantian. Disamping itu tangan saya lakukan gerilya dibalik cd yang dipakai Rindy, menelusuri gunung serta lembah dibalik cd.

    Sesudah sebagian lama lakukan pemanasan, saya mulai melepas daster serta cd yang dipakai Rindy. Ia terlentang dalam tempat tanpa ada baju. Sesaat saya buka semua baju saya, Rindy melebarkan kakinya lebar-lebar serta menggosoki vaginanya dengan tangannya. Saya selekasnya peluk rindy dengan penuh nafsu, kami sama-sama berpeluk erat serta meraba. Penis, saya gesek-gesekan di bagian luar vagina Rindy. Dada saya menghimpit keras pada payudara. Bibir kami sama-sama memagut, serta lidah kami sama-sama rasakan.

    Saat cukup capek kami bergulat, saya mulai tujukan penis saya yang memiliki ukuran 15 cm serta diameter 1, 25 inch. Perlahan-lahan masuk liang vagina Rindy. Mendadak saja kaki Rindy melingkar serta menghimpit di pinggang saya. Diawali dengan perlahan-lahan, saya menggerakan penis masuk serta keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan buat saya jadi lebih bernafsu.

    Saya lebih percepat sekali lagi pergerakan masuk serta keluar. Hal semacam ini buat Rindy lebih bernafsu juga, hingga ia mendesah dengan nada yg tidak dapat disebut kecil. Kami sama-sama berpelukan, ke-2 tangan kami semasing sama-sama melingkar, menghimpit punggung. Kaki Rindy melingkar di pinggang saya.

    Sesaat saya ambil tempat bertumpu pada lutut yang menekuk. Tiap-tiap hentakan pinggul saya mendorong, terkecuali hasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karna paha saya serta pantat Rindy beradu.

    Tetapi saya berupaya menahan nafsu, karna saya tidak mau orgasme lebih dahulu sebelumnya rindy. Saya cobalah konsentrasi. Sesaat bunyi desahan serta erangan rindy telah mulai berbagai serta makin keras.

    Saat saya mesti berkonsentrasi serta Rindy telah nyaris menjangkau orgasme, saya mengerti nyatanya dua mtr. dari tempat saya serta Rindy sudah berdiri Melly. Pasti ia paham apa yang tengah kami kerjakan.

    Sudah pasti, saya kaget serta buat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, serta buat pergerakan masuk serta keluar terganggu. Hal semacam ini buat sinyal bertanya untuk Rindy yang telah nyaris menjangkau orgasme.

    Rindy memerhatikan pandangan saya, serta ia baru mengerti kalau ada yang memerhatikan kegiatan kami. Tetapi karna Rindy tengah pada puncak nafsunya, ia cuma berkata, ‘Biarin saja, mari dong terusin. Ngga tahan nih’, sembari berupaya membangunkan kembali penis saya.

    Mendengar perkataan Rindy, buat saya kembali konsentrasi serta membangunkan kembali penis. Kegiatan kembali normal, saya selalu menggoyang Rindy. Saat Rindy betul-betul hapir orgasme, mendadak saja ia mendorong badan saya hingga saya terduduk. Sesaat penis saya tetaplah didalam vagina Rindy, ia juga ambil tempat duduk serta tetaplah memeluk saya.

    Seperti kegilaan, Rindy mengangkat serta menjatuhkan badannya diatas penis saya. Sesudah sebagian detik, saya rasakan suatu hal yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Rindy telah orgasme. Saya baringkan kembali badan Rindy, serta saya guncang badannya lebih keras.

    Badannya bergetar hebat karna hentakan yang saya beri. Sesudah satu menit, saya mulai terasa juga akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Rindy. ‘Mmmm …’, nada Rindy berbarengan dengan waktu sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak cemas, karna Rindy telah minum pil. Kami berpelukan sebagian waktu.

    Saat permainan usai, nyatanya Melly tetap masih ditempat ketika saya lihat dia. Ia masih tetap memandangi kami. Saat Rindy lihat serta menyapanya, mendadak saja Melly lari ke kamarnya.

    Saya serta Rindy membawa baju kami semasing serta menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi juga, kami masih tetap pernah sama-sama berikan sentuhan. Usai mandi, Rindy masuk ke kamarnya serta saya masuk ke kamar saya.

    Baru sebagian waktu tiduran di kamar, saya terasa ada seorang yang membangunkan saya. Saat saya saksikan nyatanya Melly. Ia ajukan pertanyaan, ‘Kak Andy, mengapa sich koq dengan Kak Rindy?. Saya sesungguhnya tahu persis apa yang disebut. Untuk meyakinkan saya ajukan pertanyaan, ‘Apa maksud Melly? ’. ‘Kenapa koq Kak Andy lakukan jalinan sex dengan Kak Rindy. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sich. ’, Melly menjawab.

    Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Rindy serta demikian demikian sebaliknya. Karenanya Kak Andy serta Rindy lakukan hal tersebut. Karna keduanya sama sukai. Jika Kak Rindy ngga sukai tidak mungkin lah akan berlangsung kaya barusan. Iya kan. ’.

    ‘Tapi kan … tapi kan …’, Melly terdiam.

    ‘Mel, Melly ngga ingin kan ada keributan dirumah. Janganlah katakan mami papi ya. Andy percaya, Melly tahu apa yang dikerjakan Andy dengan Kak Rindy. Serta itu telah berjalan lebih dari 12 th.. ’, saya coba menentramkan situasi.

    ‘Apa, 12 th.? ’, Melly terlihat kaget dengan keterangan saya. ‘Jadi Kak Andy telah mengerjakannya mulai sejak kecil. Serta papi-mami ngga tahu. ’, enath kenapa hal semacam ini buat tampang Melly seperti orang bingung.

    ‘Kalo bisa Mel tahu, bercinta itu rasa-rasanya kaya apa sich? Tuturnya jika gituan yang untung hanya cowok. Tapi koq banyak cewek yang menyukai juga. ’, mendadak saja Melly bertanya satu yang buat saya cukup kaget.

    Di bagian beda, tak tahu kenapa mendadak saja pertanyaan itu buat penis saya mengeras. Dari sisi pisik, Melly memanglah lebih menggairahkan dibanding Rindy. Melly pada umur 19 th. mempunyai tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang serta badan yang padat diisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, buat saya berkemauan bercinta dengan Melly. ‘Susah untuk dikisahkan, bagaimana jika segera dicoba?, saya membulatkan tekad untuk menyebutkan segera. Melly cuma terdiam serta cuma tersenyum.

    Tak tahu apa yang berlangsung dengan saya, segera Melly saya peluk. Saya beri ciuman di leher dengan penuh nafsu. Meskipun saya agak canggung demikian halnya dengan Melly, tapi karna nafsu buat semuanya jalan lancar. Saya raba semua sisi badan yang peka. Waktu itu saya tidak mau terlalu lama. Selekasnya saya buka semua baju yang dipakai Melly. Ia malu-malu tutup payudaranya dengan ke-2 tangan serta menyilangkan kakinya untuk tutup vaginanya. Nyatanya Melly betul-betul menggairahkan dalam tempat tanpa ada baju. Saya juga melepas semua baju saya.

    Saya dekati Melly, saya usap keningnya, serta tangan saya turun perlahan-lahan ke tangannya. Saya genggam tanggannya, berupaya melepas tanggannya yang menutupi payudaranya. Walaupun awal mulanya melawan, tetapi pada akhirnya melepas juga. Saya ciumi payudaranya yang kanan, sesaat yang kiri saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari basic bukit hingga ke puncaknya. Saya 1/2 duduk pada perut Melly. Dengan ke-2 tangan saya meremas payudara kanan serta kirinya.

    ‘Hmm, Kak Andy sakit ih. ’, Melly berkomentar.

    ‘Kalo gitu berhenti ya? ’, saya ketahui meskipun rasakan sedikit sakit Melly jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… janganlah dong …’, mendadak saja Melly 1/2 berteriak. Serta waktu ia sadar dengan teriakannya mukanya memerah.

    Saya lanjutkan nikmati badan Melly. Lidah saya bergerak dari celah pada ke-2 payudara turun menelusuri perut. Serta turun sekali lagi mengarungi rimba yang menutupi vagina Melly. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya, sembari kadang-kadang saya tarik dengan bibir serta lidah saya. Tanpa ada sadar, Melly melemaskan ke-2 kakinya buat saya dengan gampang melebarkan kakinya lebar-lebar. Saya selekasnya ambil tempat diantara ke-2 kakinya. Ke-2 tangan saya coba buka celah vagina Melly hingga lubang vaginanya tampak. Selekasnya saya cium serta jilati vagina Melly dengan penuh nafsu. Kadang-kadang saya menggigit sisi luar vagina Melly. Saya ketahui ini buat mell

    Sesudah lidah saya pusa bermain, penis saya telah tidak sabar. Saya ambillah tempat duduk dengan ke-2 kaki saya direntangkan. Serta ke-2 kaki Melly saya tempatkan diatas paha saya. Penis saya telah di mulut vagina Melly. Untuk menentramkan, saya menyebutkan, ‘Mel, untuk pertama mungkin saja sakit namun selanjutnya ngga koq. Tahan ya? ’, serta Melly cuma terdiam.

    Kepala penis saya masukan, perlahan-lahan tetapi tentu penis saya bergerak masuk. Samapi waktu saya terasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya ketahui tentu itu selaput dara Melly. Pasti ia masih tetap perawan. Saat pertama dengan Rindy mungkin saja saya tidak tahu, tapi pengalaman dengan pacar saya buat saya ketahui. Saya selalu mendorong dengan perlahan-lahan. Rasa sakit mulai mengganggu Melly, kadang-kadang ia menggangkat badannya dengan punggungnya. Tapi satu kali karna sakit, ia menggerakan badannya cukup keras. Hal semacam ini buat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Serta … selaput dara Melly sudah saya tembus. Ia rasakan sakit. Untuk sesaat, saya diamkan hingga Melly tenang.

    Saat ia telah tenang, saya input penis saya lebih jauh sekali lagi. Hingga pada akhirnya semuanya masuk. Perlahan-lahan saya tari keluar serta dorong sekali lagi kedalam. Bila saya cermati, tiap-tiap penis saya masuk serta keluar, ada sisi vagian Melly yang terdorong serta keluar. Itu karna vagina Melly masih tetap begitu sempit. Benar-benar begitu erotis memandangnya. Saya saksikan Melly menyenanginya, meskipun masih tetap tampak ekspresi rasa sakit di berwajah.

    Sembari menggerakan penis saya keluar masuk vagina Melly, saya lumat payudaranya. Pergerakan saya makin semangat. Dorongan serta tarikan saya makin cepat, mungkin saja karna sempitnya vagina Melly buat saya lebih cepat orgasme. Tapi saya tidak berani menebarkan sperma saya didalam vagian Melly seperti saya kerjakan pada Rindy. Saat nyaris waktunya, saya selekasnya cabut serta saya gosok-gosokan di bagian luar vaginanya hingga pada akhirnya meluap serta membanjiri permukaan vagina serta rambut-rambutnya.

    Saya sadar kalau Melly belum juga terasa senang, selekasnya saya input jari tengah saya kedalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sembari kepala saya rebahan di payudaranya. Sesudah dua menit badan Melly seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak serta ia terdiam melepas kekejangan di ototnya.

    Jari saya betul-betul basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya berikan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya serta lubang penis saya. Hal semacam ini menghidupkan kembali penis saya. Saya punya niat memasukkan kembali penis saya ke vagina Melly.

    Mendadak saya dengar nada Rindy, ‘Ehh janganlah, anda kan ngga tahu jadwalnya Melly. Kelak bahaya’. Kemudian ia melepas semua bajunya serta mempersiapkan badannya buat saya. Lagi saya bercinta dengan Rindy. Kesempatan ini pertempuran berjalan betul-betul lama. Sesudah keduanya sama hingga pada puncaknya saya terjatuh serta terlelap diatas badan Rindy, sesaat penis saya masih tetap didalam vaginanya.

    Waktu saya sadar, nyatanya Melly juga tertidur di samping saya serta Rindy. Sore itu kegiatan kami cuma bercinta, mandi, makan serta bercinta. Hari itu saya bercinta dengan Rindy sejumlah 3 kali serta dengan Melly 4 kali. Hingga jam 23. 00, serta terbangun pada hari Minggu jam 9. 30.

    Mulai sejak waktu itu, terkecuali dengan Rindy saya juga bercinta dengan Melly. Keduanya adik kandung saya. Kami sama-sama menyayangi. Kami semasing memiliki kehidupan diluar tempat tinggal, seperti ada yang beda. Tapi juga miliki kehidupan didalam tempat tinggal yang sendiri.

    Jadi pada sekarang ini saya, memiliki kegiatan sex dengan tiga orang, yakni Rindy, Melly serta pacar saya.

    Melly memiliki seseorang rekan akrab, rekan sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy serta menggairahkan. Mereka sama-sama menceritakan mengenai rahasia mereka semasing. Cuma pada mereka. Satu saat, waktu saya tengah bercinta dengan Melly, ia bercerita kalau ia sudah bercerita kegiatan sex pada say serta Melly atau Rindy pada Lili. Tapi ia menanggung kalau, Lili juga akan menaruh rahasia.

    Diluar itu ketika yang berbarengan, Melly juga menyebutkan kalau Lili miliki rahasia. Yakni Lili seringkali disuruh ayahnya untuk lakukan hubugan sex. Narasi itu buat saya makin bernafsu menyetubuhi Melly. Serta Melly nampaknya tahu hal itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1929 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari sekolah tinggi. Untuk memperkenalkan diri, nama saya Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya seks yang sebenarnya. Pada saat itu saya bercinta dengan Ms Yuni yang usianya sekitar 10 tahun lebih tua dari saya.

    Wajahnya kulit manis dan putih. Ms Yuni adalah anak tetangga nenekku di daerah desa ?? Cilacap berpartisipasi dengan keluarga saya di Semarang sejak SMP. SD waktu dia sekolah desa, setelah itu ia mengundang keluarga saya di kota untuk menghadiri sekolah dan membantu keluarga saya terutama merawat saya. Kami sangat akrab bahkan terlalu sering ngeloni aku. Ms Yuni pergi dengan keluarga saya sampai ia lulus dari sekolah tinggi atau sekolah dasar aku kelas 2 dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi saya tidak punya apa-apa merasa terhadapnya.Setelah bahwa kita jarang melihat, paling banyak, hanya satu atau dua kali setahun. Tiga tahun kemudian ia menikah dan saya kelas delapan ketika saya harus pindah luar Jawa, Kota Makassar mengikuti ayah pindah tugas.

    Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya menyentuh melalui surat dan kabarnya ia sekarang memiliki seorang putra. pada saat aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat untuk menemukan sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Sesampainya di rumah nenek aku tahu bahwa Ms Yuni sudah punya rumah sendiri dan hidup dengan suaminya di seberang desa. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Ms Yuni. Setelah diberitahu rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi sekitar pukul tiga sore dan berniat untuk tinggal. Dari sini cerita ini berawal.Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya saya sampai di rumah yang karakteristiknya mirip dengan yang dikatakan nenek. Saya menyaksikan sejenak tampaknya tenang, dan kemudian saya mencoba untuk mengetuk pintu. “Ya sementara ..” datang jawaban dari wanita itu.

    Segera datang seorang wanita dan saya masih tahu wajah yang bahkan lama tidak bertemu. Ms Yuni terlihat manis dan kulit putih seperti sebelumnya. Dia tampaknya tidak mengenali saya. “Cari Siapa ini?” Tanya Ms Yuni. “Kamu Mbak Yuni bukan?” Saya bertanya. “Ya benar, Anda yang ya dan tidak perlu apa-apa?” Tanya Ms Yuni kembali kelurusan mencoba mengingat. “Masih ingat sama saya tidak ya? Aku Aris Mbak, masak lupa tentang saya,” kata saya. “Kamu anak Aris Pak Tono?” Kata Ms Yuni setengah tidak percaya. “Ya ampun Ris, saya tidak ngenalin lagi. Berapa tahun apakah kita mencoba untuk tidak bertemu.” Kata Ms Yuni memeluk saya dan mencium wajah saya. Saya terkejut, hanya saja kali ini aku mencium seorang wanita. Saya merasa payudaranya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul pada waktu itu. “Melihat kedatangan, dengan siapa” Mbak Yuni mengatakan, melepas pelukannya. “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” Saya bilang. “Eh iya datang di dalam, saya lupa, mari kita duduk.” Dia mengatakan hambatan tanganku.Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil ngobrol sana-sini, panjang disarankan untuk tidak tetemu.

    Ms Yuni duduk berhimpitan dengan saya. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit gembira karena ini, tapi saya mencoba untuk menghilangkan pikiran ini karena Ms Yuni sudah saya anggap sebagai keluarga. “Eh iya lupa buatin Anda minum, Anda pasti haus, sebentar ya ..” kata Ms Yuni di tengah pembicaraan. Segera ia datang, “Mari kita minum”, kata Ms Yuni. “Bagaimana kesepian, di mana Mbak?” Saya bertanya. “Oh kebetulan Mas Heri (Ms Yuni suaminya) pergi ke rumah orang tuanya, ada kebutuhan, kembali rencana besok dan (anak Ms Yuni) Dani berpartisipasi” kata Ms Yuni. “Tidak memiliki adik laki-laki dan Mbak Mbak Yuni mengapa tidak datang?” Aku bertanya lagi. “Tidak ada Ris tapi sudah ingin tahu .. tetapi kegagalan oleh tua mungkin ya, seperti yang pertama Dani.

    Ms Yuni mengurus rumah sehingga saya dapat berpartisipasi” katanya. “Eh kamu nginep disini, kan? Ya tahu mereka merindukanku!” Katanya lagi. “Ya Bu, sudah mengucapkan selamat tinggal kok” kataku. “Anda mandi di sana, ntar semakin dingin” kata Suster Yuni.Lalu aku pergi mandi di belakang rumah, dan setelah selesai saya melihat di sekitar kolam ikan di belakang rumah dan melihat Ms Yuni ternyata mandi. Sekitar lima belas menit, Ms Yuni selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk melilit tubuhnya. Aku yakin dia tidak mengenakan bra dan mungkin CD juga karena saya tidak melihat tali bra tergantung di pundaknya. “Sayangnya ikan Ris masih kecil, tidak dapat membuat lauk” kata Ms Yuni sambil melangkah ke arahku dan kami berbicara untuk sementara tentang kolam ikan. Aku melihat payudaranya sedikit menonjol dari pembungkus handuk dan tubuhnya ditambah bau manis membuat saya terangsang. Tak lama setelah itu ia meninggalkan akan berubah. Mataku tidak lepas melihat tubuh Ms Yuni dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang paha putih mulus membuat berdiri burung saya terlihat jelas.

    Saya ingin off handuk dan meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk selangkangannya dengan burung saya seperti porno yang sering saya lihat. Untuk sesaat aku membayangkan kemudian mencoba untuk menghilangkan khayalan itu.Haripun berubah senja, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami menonton televisi sambil ngobrol banyak, sampai sudah ada sembilan. “Ris kemudian Anda tidur dengan saya ya, ya tahu ngeloni merindukanmu” kata Ms Yuni. “Apa Mbak?” Saya mengatakan terkejut. “Ya .. Anda akan tidur dengan aku sendiri. Jangan ingat sekali sebagai anak saya sering ngeloni Anda” katanya. “Ya Bu saya ingat” jawab saya. “Sekarang mari kita pergi tidur, Suster sudah mengantuk nih” kata Ms Yuni, naik langkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya, pikiran saya melamun ngeres. tidur dikamar sampai aku masih ragu-ragu untuk masuk ke tempat tidur. “Mari kita tidak tidur?” Tanya Ms Yuni. Lalu aku naik dan berbaring di sampingnya. Saya senang. Kami masih berbicara dengan 10:00. “Tidur ya .. ya sudah sangat mengantuk” kata Ms Yuni. “Ya Bu” kataku meskipun aku tidak mengantuk karena pikiran saya semakin ngeres hanya ingat pemandangan jelas menarik sore ini, apalagi sekarang Ms Yuni berbaring di sampingku, aku merasa burung saya mengeras.

    Aku Ms Yuni melirik dan melihat ia tertidur pulas. Dadaku berdebar lebih dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya ingin masturbasi karena tidak tahan, saya juga ingin memeluk ya Yuni dan menikmati tubuhnya, tapi itu pikiran tidak mungkin. Saya mencoba untuk menghapus pikiran kotor, tapi aku tidak bisa sampai 11. Lalu aku pecah hak untuk melihat Ms Yuni paha sementara aku masturbasi karena kebingungan dan sudah memiliki cukup. Dengan dada berdebar saya membuka selimut yang menutupi kakinya, lalu perlahan-lahan saya mengungkapkan roknya hingga celana hitam tampak, dan melihat bagian depan sepasang paha putih mulus beitu dekat dan jelas. Pada awalnya saya hanya ingin melihat dia sendirian dan masturbasi sambil berfantasi, tapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana menyentuh paha seorang wanita tapi aku takut jika ia terbangun. Aku merasa burung saya melompat naik dan turun seolah-olah untuk melihat apa yang membuatnya terbangun.

    Karena itu adalah nafsu akhirnya aku putus asa, kapan lagi kalau bukan sekarang pikirku.Dengan hati-hati aku mulai meraba-raba paha Ms Yuni dari atas lutut dan di atas, terasa halus sekali dan kemudian saya melakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran saya mencoba untuk meraba-raba celana dalamnya, tapi tiba-tiba terbangun Ms Yuni. “Tom! Apa yang kau lakukan!” Says Ms Yuni kejutan. Dia kemudian ditutup pahanya dengan rok dan selimut dan duduk, menampar pipiku. Sakit yang parah. “Anda benar-benar berani melakukan kurang ajar pada Ms Yuni. Ngajari Siapa kau?” Tanya Ms Yuni marah. Aku hanya bisa diam dan tampak ketakutan. burung saya itu begitu kuat sehingga saya merasa seolah-olah hilang menyusut segera. “Saya tidak pernah berpikir Anda bisa melakukan itu padaku Perhatian. Kemudian kulaporkan Anda untuk nenek dan ayah saya” kata Ms Yuni. “Ja .. jangan ya” aku takut. “Mbak Yuni juga salah satu” kataku membela diri. “Apa maksudmu?” Tanya Ms Yuni. “Mbak Yuni masih menganggap saya anak, ketika aku tidak sudah Mbak besar, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Ms Yuni masih memperlakukan aku seperti ketika aku masih kecil, aku ngeloni pakai semuanya. Kemudian sore ini, juga , kelelahan Ms Yuni mandi hanya mengenakan handuk hanya di depan saya. saya adalah pria normal Mbak “Mbak jelasku.Kulihat Yuni hanya diam, dan aku berniat untuk keluar dari ruangan. “Mbak .. maaf, biarkan aku tidur di kamar sebelah” kataku sambil turun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Ms Yuni hanya diam saja. Sampai kamar sebelah saya merebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang melakukan bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.

    Sekitar 15 menit kemudian aku mendengar ketukan di pintu. “Ris .. kau masih terjaga? Mbak tidak diperbolehkan dalam?” Ms. Suara Yuni dari luar. “Ya Bu, silakan” kataku, memikirkan apa yang dia. Ms Yuni ke kamar saya dan kami duduk di tempat tidur. Aku melihat wajahnya tidak lagi marah. “Ris .. maaf ya ya menampar Anda” katanya. “Saya harus meminta maaf untuk itu kurang ajar sama Ms Yuni” kataku. “Tidak Ris, Anda tidak salah, setelah ya berpikir, apa yang Anda katakan adalah benar. Karena lama tidak bertemu, ya masih berpikir Anda adalah seorang anak kecil seperti yang pernah pengasuh Anda. Mbak tidak menyadari bahwa Anda sekarang besar “kata Ms Yuni.

    Aku hanya menutup hati saya lega Ms Yuni tidak marah lagi. “Ris, Anda ingin Bener Mbak sama?” Tanya Ms Yuni. “Maksud Mbak?” Saya terkejut, melihat wajahnya yang terlihat bagitu manis. “Ya .. Mbak ini sudah tidak muda lagi, ‘neraka yang Anda masih tertarik padaku?” Katanya lagi. Aku terdiam, takut dengan cara yang salah dan membuatnya marah lagi. “Mbak .. Maksudku, jika Anda ingin Bener Mbak sama, aku bersedia untuk benar-benar melakukannya dengan Anda” katanya lagi. Mendengar itu saya lebih terkejut, jika tidak percaya. “Apa Mbak” Saya terkejut. “Bukan apa-apa Ris, Anda tidak berpikir sama bisbol-enggak Mbak. Ini hanya untuk membuat ya bahwa Anda telah tumbuh dan lain kali tidak menganggap Anda seorang anak kecil lagi,” kata Ms YuniLagi lagi, aku hanya diam-diam , seakan tidak percaya. Saya ingin mengatakan ya, tapi rasa takut dan malu. Mau menolak tapi saya pikir ketika kesempatan lain seperti ini yang selama ini saya hanya bisa membayangkan. “Bagaimana Ris? Tapi sekali aja ya .. dan kau harus berjanji ini menjadi rahasia kita” kata Ms Yuni. Aku hanya mengangguk tanda kecil yang saya inginkan. “Kau tidak pernah, kan?” Kata Ms Yuni. “Tidak Bu, tapi tidak pernah terlihat di film” kataku. “Lalu aku tidak membutuhkanmu lagi ngajari” kata Ms Yuni Yuni.Mbak kemudian melepas kemejanya dan melihat payudara putih mulus berbalut bra hitam, aku diam, menonton, birahiku mulai naik.

    Kemudian Ms Yuni melepas roknya dan membelai paha mulus yang saya telah melihat. tangannya diarahkan ke bahu belakang dan BH naik terpisah, sepasang payudara berukuran sedang terlihat sangat indah dikombinasikan dengan puting mencuat ke permukaan. Ms Yuni kemudian melepas CD hitamnya dan sekarang dia telanjang. Ayam tegang karena ini adalah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang langsung di depan saya. Dia naik ke tempat tidur dan membaringkannya di punggungnya. Saya sangat kagum, bayangkan ada seorang wanita telanjang berbaring di tempat tidur dan membiarkan pergi tepat sebelum saya. Aku tertegun dan merasa bebas untuk melakukannya. “Ayo Ris .. apa yang kamu tunggu, Mbak Udak siap pula, jangan takut, saya akan membantu ya” kata Suster Yuni.Segera aku melepas semua pakaian saya karena sebenarnya saya tidak bisa tahan lagi. Aku melihat Ms Yuni melihat saya berdenyut burung, aku naik ke atas tempat tidur. Karena tidak sabar, aku baru saja mulai. Segera, saya mencium bibirnya, bibir kulumat-lumat, ia merasa kurang menunggu di bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi aku tidak memperhatikan, dan kemudian aku lumat bibirnya.

    tangan Sementara itu kuarahkan ke dadanya. Saya menemukan bukit-bukit sekitarnya, dan aku membelai dan meremas payudaranya sambil sesekali memutar putingnya. “Ooh .. Ris .. apa yang kamu lakukan .. .. sshh ergh ..” Mbak Yuni mulai mendesah tanda nafsu mulai meningkat, kadang-kadang merasa ia menelan ludah yang mulai menebal. Setelah puas dengan bibir, mulut sekarang kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengisap payudara. Sejenak aku melihat payudaranya sekarang tepat di depan saya, ooh benar-benar indah, putih mulus tanpa cacat sedikit pun, seperti orang yang belum dimanfaatkan. Aku menjilat langsung dari tanah dan kemudian ke puting, sementara payudara kanannya tetap kuremas menambahkan kenyal dan diperas begitu keras. “Emmh oh aarghh” Mbak Yuni mendesah hebat ketika saya menggigit putingnya. Aku menatap wajahnya dan matanya tampak rem melek dan gigi menggigit bibir bawahnya. Sekarang kuarahkan saya ke selangkangannya. Saya merasa tidak ada rumput yang tumbuh di sekitar vagina. jari saya kuarahkan ke dalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia benar-benar terangsang. Kupermainkan jari saya sambil melihat klentitnya. Aku pindah jari saya masuk dan keluar dari lubang di semakin licin. “Eemhh Aargghh .. .. .. mu ngapainn Ris kam oohh ..” kata Ms Yuni karuan cadel, kakinya menjejak-jejak MENGELIAT sprei dan tubuh-peregangan. Tidak peduli kata-katanya. Ms Yuni tubuh semakin mengelinjang dikendalikan oleh nafsu.

    Ms Yuni Kuarasakan tubuh menegang dan aku melihat wajahnya memerah keringat, aku pikir dia akan klimaks. Gerakan jari kupercepat di vagina. “Ohh .. arghh .. oohh ..” kata Ms Yuni dengan mengi dan tiba-tiba .. “Oohh aahh ..” Mbak Yuni mendesah hebat dan mengangkat pinggulnya, mengguncang beberapa kali, Terasa cairan hangat memenuhi vagina. “Ohh .. ohh .. emhh ..” Mbak Yuni masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru dicapai. “Ris apa yang Anda lakukan benar-benar seperti ini bisa Mbak” tanya Ms Yuni. “Kenapa emangnya Mbak?” Saya bilang. “Baru kali ini saya merasa seperti nikmat ini, luar biasa” kata Ms Yuni. Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa selama ia dan suaminya tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar cinta menggoda dan suaminya menetap cepat. “Mbak giliranku” bisikku di telinganya, Ms Yuni mengangguk kecil. Aku mulai membelai lagi. Saya lakukan seperti itu, mulai dari bibir kulumat, dan payudara yang saya nikmati, jangan lupa jari-jari saya di kupermainkan vaginanya. “Aarghh .. emhh .. ooh ..” Mbak terdengar desahan-desahan Yuni mulai lagi tanda ia telah terangsang, Setelah saya merasa cukup, saya ingin merasakan apa itu didorong masuk ke dalam vagina burung saya.

    Aku menyelaraskan diri di atas dan Ms Yuni tahu, ia kemudian mengangkang pahanya dan saya kuarahkan burung vagina. Setelah di depan saya ragu-ragu untuk melakukannya. “Ayo Ris jangan takut, cukup masukkan” kata Ms Yuni. Perlahan-lahan aku masukkan sementara aku menikmati burung saya, memberkati terasa baik pada saat itu. burung saya hanya memasuki vagina karena itu sangat basah dan licin. Sekarang mulai saya pindah pinggul saya naik dan turun perlahan-lahan. Ohh sukacita. “Lebih cepat Ris arghh .. emhh” kata Ms Yuni terputus-putus dengan rem mata-mata. Aku mempercepat gerakan dan suara memukul-mukul vagina. “Ya .. begitu .. aahh ter .. .. .. arghh rrus ..” kata Mbak Yuni tak karuan. keringat menetes deras sekali. Aku melihat wajahnya semakin memerah. “Ris, ya mau .. buruk lagi .. oohh .. ahh .. aahh .. ahh ..” Mbak Yuni berkata dengan napas panjang, tubuhnya bergetar dan saya merasa vagina diisi dengan hangat menyiram cairan penisku.

    Remasan vagina dinding begitu kuat, saya akan mempercepat gerakan dan croott .. .. .. aku akan mencapai aahh klimaks, membiarkan air keluar di cum vagina. Aku merasa nikmat yang luar biasa, banyak kali lebih lezat daripada ketika saya masturbasi. Aku memeluknya erat-erat, mencium putingnya menikmati kenikmatan seks nyata aku hanya merasa pertama kalinya dalam hidup saya. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burung dan tubuhku terbaring di sampingnya. “Mbak Yuni, terima kasih ya ..” bisikku lembut di telinganya sambil mencium pipinya. “Mbak juga baru kali ini Ris .. ya merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Ms Yuni dan mencium bibirku. Kami berdua pergi tidur karena pukul kecapaian.Kira 3 pagi aku bangun dan merasa haus, saya ingin mencari minum. Ketika saya baru saja hendak keluar dari tempat tidur, Ms Yuni juga terbangun. “Kau akan di mana Ris ..” katanya. “Saya ingin minum air, aku haus. Yuni mau ya?” Kataku. Dia hanya mengangguk sedikit. Aku mengambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku pergi ke dapur dan aku mengambil sebotol air. “Ini Mbak minum” kataku kaca kusodorkan air.

    Aku duduk di tepi tempat tidur menatap ya Yuni yang tubuhnya ditutupi dengan air minum selimut yang aku menyerah. “Apa Ris, mengapa kamu menatap ya” katanya. “Ah tidak Papa. Mbak cantik” kataku genit sedikit. “Ah kamu Ris, bisa aja, Mbak ini Ris sudah tua” kata Ms Yuni. “Bener-benar, Mbak bahkan lebih indah sekarang,” kataku sambil mencium bibirnya. “Ris .. ya seharusnya tidak meminta apa-apa” kata Ms Yuni. “Tanyakan apa Mbak?” Aku bertanya, penasaran. “Tidakkah kau tahu itu ..” kata Ms Yuni berhenti. “Jika apa Mbak?” Aku bertanya-tanya. “Jika .. erm .. jika Anda melakukannya lagi,” kata Ms Yuni malu-malu, melihat ke bawah, melihat pipi memerah. “Yah .. katanya tadi, pernah menulis itu Ris .., tapi kenapa sekarang?” Aku menggoda. “Ah kamu, yang Mbak terakhir tidak akan berspekulasi seperti ini” dia manja seperti dia mencubit lenganku. “Dengan senang hati aku akan melayani Ms Yuni” kataku.Sebenarnya Saya hanya ingin bertanya lagi, e .. bahkan dia dulu.

    Ternyata Ibu Yuni juga doyan. Memang benar bahwa jika seorang wanita tidak pernah puas, ia sendiri akan bertanya. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini saya ingin menikmati dengan konten jantung. Ingin aku menikmati setiap inci tubuhnya, karena sekarang aku tahu Ms Yuni benar-benar ingin. Seperti sebelumnya, pertama-tama saya menikmati bibirnya. Dengan kelembutan I bibir melumat-lumat Yuni.Aku berani Mbak, saya menggunakan lidah saya untuk membagi bibir, lidah kupermainkan. Ms Yuni mulai berani, lidahnya juga dimanipulasi sehingga lidah kami saling beradu, hanya membuat saya lebih nyaman untuk berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti sebelumnya, beroperasi di dada, meremas dadanya kuremas kenyal mulai dari lembah sampai ke puncak dan kemudian saya memutar putingnya sehingga membuat menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar dan bahkan kemudian mengeras.

    Dia menggigit bibir saya ketika puting kupelintir. Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mengisap mulut saya dan hancur payudaranya. Dengan sigap lidahku menari di sebuah bukit putih mulus. Tanganku masih meremas-remas payudaranya benar. Aku melihat mata Ms Yuni sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis. “Oohh .. arghh .. en .. ennak emhh Ris .. ..” kata Ms Yuni mendesah mendesah. Tiba-tiba, tangannya memegang tanganku yang meremas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku mengerti apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku bermain-main dengan vagina. Jari-jarikupun segera pergi di vagina. Aku pindah jari saya dan membelai kuelus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan. “Ya .. .. emmhh aargghh terruss .. .. lezat .. oohh ..” Mbak mulut Yuni meracau. Setiap kali Ms Yuni terasa seperti klimaks, saya menusuk saya jari berhenti vagina, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi vaginanya, saya melakukan beberapa kali. “Emhh Ris .. ayo .. Anda tidak begitu jahat oohh ..” kata Ms Yuni mengemis, Mendengar itu membuat saya merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah saya lihat di bokep.

    Segera menavigasi mulut untuk selangkangannya. Aku melempar vagina hitam rumput-rumpuat sekitar dan melihat vagina merah dan mengkilap basah, itu adalah indah untuk pertama kalinya untuk melihatnya. Saya agak ragu-ragu untuk melakukannya, tetapi rasa ingin tahu saya seperti apa sih rasanya lebih besar menjilati vagina. Segera aku menjilat lubang, saya terjebak lidahku. “Ris .. apa yang kamu lakukan .. arghh itu jik emhh ji .. ..” kata Ms Yuni. Dia terkejut saya menggunakan mulut untuk menjilat vagina, tapi aku tidak peduli kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh klitorisnya, dia menghela napas dan tubuh menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram seprai dan mulut saya penuh dengan cairan yang keluar dari liang perempuan. “Ohmm .. ennak Ris emhh .. .. .. aahh” kata Ms Yuni saat ia klimaks. Setelah Ms Yuni selesai menikmati kenikmatan yang diperoleh, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan. “Mbak Gantian di atas ya sekarang,” kataku. “Bagaimana Ris Aku tidak mengerti” kata Suster Yuni.Daripada saya menjelaskan, segera saya berlatih. Aku sedang tidur di punggungnya, dan Ms Yuni saya tell menginjak burung saya, tampaknya ia mulai mengerti.

    Tangan memegang burung saya adalah ketegangan besar kemudian perlahan-lahan menurunkan pinggang dan vagina diarahkan ke burung saya dan langsung kehilangan burung saya memberkati vagina. Ms Yuni mulai gerakan naik turun, ia mengangkat timnya, dan ketika sampai di kepala penisku ke bawah lagi. Pertama dia perlahan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.Kulihat wajahnya penuh keringat, matanya berkaca-kaca dengan merem melek dan sesekali ia menatapku. Mulutnya mendesis-desih. Ini wajah wanita sangat seksi ini sedang dibanjiri nafsu dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah ms Yuni terlihat sangat cantik seperti yang apalagi ditambah rambut sebahu yang tampak gerakan kepala terhuyung-huyung acak-acakan. Payudaranya terguncang dan meremas tangan-meremas saya. Mendesah lebih keras ketika jari-jari saya memutar putingnya. “Oh ya emhh .. ohh ..” itulah kata-kata keluar dari mulut Ms Yuni. “Saya tidak kuat lagi Ris ..” kata Ms Yuni sambil berhenti bergerak tubuhnya, aku tahu ia segera mencapai klimaks. tubuh Kurebahkan dan saya segera dipompa vagina dan tak lama setelah itu Ms Yuni klimaks.

    Aku berhenti gerakan saya untuk membiarkan Ms Yuni menikmati kesenangan yang diperoleh. Setelah itu saya tarik penisku dan aku kirim ya Yuni menungging kemudian saya menempatkan burung saya dari belakang. Ms Yuni terlihat hanya pasrah diri untuk apa yang saya lakukan padanya. Dia hanya bisa mendesah kenikmatan. Setelah puas dengan posisi ini, saya katakan ya Yuni berbaring lagi dan lagi saya menaruh burung dan memompa vagina lagi karena saya ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Ms Yuni ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari. “Ahh .. oh .. ya mau lebih enak arrghh Ris .. ahh ..” kata Ms Yuni. “Tunggu Mbak, kami ki dengan saya hampir” kataku. “Mbak belum tahan Ris .. ahh ..” kata Mbak Yuni sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar, pinggulnya diangkat. cairan hangat menyiram burung saya dan saya merasa seolah-olah dinding vagina menghisap penisku begitu kuat dan akhirnya aku tidak akan kuat dan croott .. aku akan mencapai klimaks, oh Tuhan yang luar biasa kesenangan saya. Lalu kami berpelukan erat menikmati kesenangan baru saja kita tercapai.

  • Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1304 views

    Perawanku – Saat ini aku masih jomblo tapi aku sudah bekerja jadi karyawan perusahaan, dimana aku satu ruang dengan wanita yang cantik dia adalah atasanku, kalau di kantor dia selalu berpakaian seksi apalagi bodynya yang montok membuat biarahiku di dalam ruangan selalu naik dan berpikiran yang menghayal dengan atasanku tersebut.

    Nggak heran dia punya hobby ngesex. Aku juga punya hobby yang sama. Tapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia ngesex dengan cowok yang disenanginya, bahkan aku sering diajak ‘Anu’ sama dia.

    Disamping aku senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, aku juga tidak berani menolak perintahnya.. pokoknya “A.I.S”-lah.. itu..tuu.. Asal Ibu Senang. Dan aku dijanjikan naik pangkat dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

    Dia orangnya cantik meskipun umurnya jauh diatas aku. Karena dia selalu suka pakai rok ‘super’ mini warna putih transparan. Maka aku tahu kalau dia tiap hari nggak pernah pakai CD. Yang aku heran ama dia, pas dia ada di luar ruang kerja dia selalu pakai rok biasa bahkan pernah pakai celana.

    Tapi pas ada di ruang kerja kita dia selalu pakai rok ‘super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan dia selalu minta tolong aku yang ngurus. Meja kerjanya yang berada di depan aku, jadi aku bisa melihat apa yang dikerjakannya.

    Tiap menit dia selalu memancing nafsu aku. Dia sering pura-pura lihat suasana diluar jendela, padahal dia ingin memeperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja aku sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya.. lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH.

    Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi.. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi aku. Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan memeknya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

    Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin lagi terus nungging lagi.. lagi.. lagi.. Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas..lalu dia renggangkan kakinya sehingga memeknya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga aku nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja aku deketin dia terus aku obok-obok ‘anu-nya’.. Dan ternyata.. apa yang terjadi.. ohh..

    Dia menikmati sentuhan-sentuhan aku. Saat ini aku bekerja dengan lidah aku. Aku jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak samapai dua menit udah tampak ada cairan bening di memeknya. Karena ****** aku udah nggak tahan, lalu aku masukin ****** aku ke memeknya.

    Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang aku putar. Dia bener-bener hebat, setelah aku agak pasif dalam gerakan aku karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

    Sementara aku makin berat nahan orgasme aku, akhirnya..

    “Bu boleh keluarin di dalam..?”kataku.

    “Boleh aja sayang, emang sudah hampir.. ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.

    “Ya, bu”kataku.
    “Kita sama-sama ya, hmm..ohh..”.

    Dengan sisa tenaga aku goyang lagi sampai aku terasa enak bener karena orgasme aku udah sampai deket pintu helm “NAZI”. Lalu aku peluk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan cret.. cret.. cret. cret, air mani aku muncrat didalam lubang memeknya.

    Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang.. Rupanya dia klimaks juga. Dengan ****** dan memek masih bersatu aku tetep peluk dia dari belakang.

    Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama aku peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh.. akhhgg dan lalu di dinding memeknya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma aku tadi. Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci memeknya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.

    Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

    Malamnya aku diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, aku ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya.

    Aku bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri.. mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, aku istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri aku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam..

    tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan aku sehingga nafsu aku untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman aku dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.

    Lama kami berciuman dan aku mulai meremas teteknya yang agak kenyal.. lalu kubuka resleting bajunya..kemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya.. sambil terus berciuman.

    Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai.. BH.. CD.. tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam.. meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian memeknya.. oi.. jembutnya yang menggoda.. lezatnya..

    Memeknya telah banjir akibat otot memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari aku.. tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam memeknya ..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don’t stop..aahh..

    Terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang .. sshh.. aahh.. dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi memeknya dengan dua jari.. sshh.. aahh..oohh my goodd..sshh ..

    Dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.. dan mulai menghisap kontolku .. mulai dari kepala .. sshh .. aahh.. buu.. aahh.. sshh .. perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh ..hhmm.. kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam memeknya sshh.. aachh..

    Tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya.. sshh.. hhmm.. aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir memeknya yang banjir.. perlahan lahan kudorong kontolku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya..

    Kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan lahan.. sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..

    Terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku .. sshh.. buu.. saya mau keluar buu..sshh.. keluarin di dalem aja sayang..ohh aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh.. aahh..

    Tiba-tiba dia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. ternyata dia sudah keluar.. aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memeknya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..

    Kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar memeknya.. dan keluarlah pejuku ke dalam liang memeknya.. sshh.. bbrr.. saat terakhir pejuku keluar.. akupun lemas tetapi tidak aku cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam memeknya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda..

    Kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh.. aahh.. aku mulai mengayunkan kembali kontolku.. biar agak ngilu aku paksakan..kapan lagi.. sshh.. aahh.. hhmm.. aku meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam memeknya..

    Kontolku terasa dipelintir oleh memeknya.. terus kugenjot lagi ..sshh dan.. sshh.. dia mendorong pantatnya dan aachh.. lebih cepet honey ..sshh.. dia sudah keluar lagi

    Aku masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi aku biarkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. akupun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar memeknya.. kami berdua sama lemas..

    Dia ambil sebatang rokok.. dinyalakannya dan dia hisap itu rokok.. persis seperti saat dia ngesex dan menghisap ****** aku.. kami duduk dan sama menikmati permainan ngesex tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing..

    Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur.. kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu.. aku putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya aku mau pulang..

    Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku.. meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi..

    Pada kesempatan lain aku datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.

    “Oh kamu sayang.. ayo cepet masuk..ehhmm”katanya sambil nutup pintu.

    “Iya bu, saya cuma mau ngantar suratini “kataku.

    Terus aku minta pamit pulang.. tapi.. “Aduh koq buru-buru amat sih.. ibu mau minta tolong lagi.. boleh khan ..”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, aku udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich.

    Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung aku diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Aku lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing aku untuk ngesex . Aku sih “A.I.S” saja.

    Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu memeknya aku raba-raba, dan kelentitnya aku diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD aku diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras.

    Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai aku mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke memeknya yang sudah basah dan merekah itu.

    Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga.

    Dia terus naik turun dan aku juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya aku dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.

    Pokoknya ngesex-nya nikmat banget, dan badan aku juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri..

    Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah aku.. sehingga memeknya terlihat merekah.. ohh. Aku melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah aku cuek aja. Yang penting aku sudah ngesex dengannya.

  • Terapi Seks yang Kulakukan pada Teman Kerjaku yang Sudah Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Terapi Seks yang Kulakukan pada Teman Kerjaku yang Sudah Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1597 views

    Perawanku – Dari beberapa teman aku yang sering memanfaatkan kebiasaan aku ada satu yang senantiasa selalu menghubungi aku diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karier, berumur kurang lebih 28 tahunan, pernah menikah kemudian cerai dan belum dikaruniai anak.

    Soal materi Reni tidaklah kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya sudah lebih dari cukup. Awal mula pertemuan aku dengannya melalui teman wanita aku yang pernah aku terapi seks dan memberitahu kepada Reni bahwa aku bisa membantu membuat wanita merasa hidup kembali jauh dari stress dan kejenuhan hidup keluarga.

    Suaru sore aku mendapat SMS dari Reni yang mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan aku di salah satu kedai minuman di Mall, karena aku tak ada acara aku segera berangkat dan menunggu beberapa menit sambih menikmati jus buah kesukaan aku.

    Tak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari sesuatu, aku berpikir sejenak dan dengan berani aku beri kode, ternyata benar ia adalah Reni, wanita yang sedang aku tunggu. Dengan santai kami berbicara panjang lebar dan aku banyak mendengarkan beberapa keluhan yang belakangan ini dirasakannya.

    Setelah hidangan yang tersedia habis aku berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privasi agar aku dapat berkonsentrasi terhadap apa yang menjadi ganjalan-ganjalan dari hidupnya.

    Di suatu tempat dibilangan pinggiran Jakarta kami menyewa sebuah kamar mungil yang sangat bersih dan alami. Terapi seks pun aku lakukan dengan tidak melakukan pelecehan-pelecehan, aku berusaha untuk selalu professional dalam melakukan kerjaan sampingan aku ini.

    Kurang lebih satu jam terapi seks aku lakukan kemudian kami beristirahat, tanpa sengaja Reni menghidupkan TV yang berada di kamar tersebut, setelah menganti beberapa chanel ada satu chanel yang menggambarkan adegan-adegan seks (Film Blue) atau filem bokep.

    Reni tertegun sejenak tapi dengan terus menatap dan dengan sedikit bernafsu, hal itu aku bisa rasakan dari gerakkan tubuh dan matanya. Sebagai laki-laki normal aku tidak munafik aku genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya akan tetapi Reni memandang mata aku dengan penuh arti dan birahi, bibir kami bertemu saling mengisap,

    tangan aku mulai bergerilya mencari sasaran, buah dadanya yang masih sekel aku remas dengan penuh perasaan dan dengan sedikit keberanian aku susupkan melalui belahan baju dan BH, aku pilin-pilin putingnya sehingga Reni mendesis, dengan tenang aku buka satu persatu kemeja kerjanya yang tinggal hanya Cdnya yang berwarna pink.

    aku terus memilin-milin putingnya sambil sesekali aku rengkuh buah dadanya, sementara bibir aku terus saling berciuman dengan hotnya. Lidah aku mulai menciumi lehernya yang jenjang, terus turun ke buah dadanya bolak balik aku isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..

    “Teruss gigit Mass…”

    Tangan aku mencari sasaran yang lain yaitu kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang tertata rapi kriting, tanpa dikomando Cdnya aku lepaskan dengan mengaitkan jempol kaki yang kemudian diperosotkan kebawah. Reni semakin mendesis,

    “Mass puaskan Reni Mass… Reni sudah lama tidak merasakan kenikmatan seperti ini Mas.. Terus Mas masukan jarinya Mas..”

    Jari aku menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menimbulkan cairan bening yang hangat. aku cari letak G-spotnya aku mainkan jari aku dengan mencubit-cubit kecil, tak lama kemudian Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher aku, sakit aku dibuatnya. Jari dan bibir aku terus menari-nari seolah-olah tidak kenal lelah.

    Beberapat saat kemudian Reni membuka semua pakaian dan celana sehingga aku telanjang bulat, dilemparkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari sasaran kebawah, setelah Reni melihat kemaluan aku.

    “Waww.. Kok besar sekali”

    Beberapa saat Reni terbengong-bengong dengan lembut aku dorong kepalanya sehingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang diinginkannya, dijilatnya batang kemaluan aku dari ujung atas sampai kebuah pelir lalu diisapnya ujung batang sambil dikemot-kemot seperti makan es lilin dan tangannya mempermainkan biji pelr aku. Perasaan aku melayang-layang nikmat dan hampir lepas kontrol.

    aku dorong kepalanya ke belakang, gantian aku menjilati kemaluannya, aku putari bongkahan luar sambil menggigit kecil lalu aku isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karena darahnya sudah turun ke bawah yang menandakan nafsu birahinya sudah memuncak, aku mainkan ujung lidah didalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sambil mendesis dan teriak kecil..

    “Mas ayo Mas aku tak tahann.. Ayo Mas masukin Mas”

    Melihat keadaan seperti itu lidah aku turun kebawah sampai ke duburnya aku jilati dengan penuh perasaan, mungkin aku juga sedang birahi sehingga tidak ada rasa jijik atau mencium bau yang tak sedap yang pasti uueennakk tenan. Reni mengalami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala aku dengan pahanya yang mulus dan terawat sambil tangannya menjambak rambut aku sambil bibirnya bersuara.

    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my..” Merancaulah dia dengan edannya.

    Selang beberapa menit baru aku arahkan kemaluan aku keliang surganya dengan posisi kedua kakinya diletakkan dipundak aku sehingga bibir kemaluannya nongol dan menyempit sedikit-demi sedikit aku gerakkan betang kemaluan aku maju mundur sambil tangan aku meremas kedua belah buah dadanya yang semakin kencang.

    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasanya punyaku ini”

    aku tetap melakukan kegiatan maju-mundur dan Reni berteriak-teriak kecil sambil tangannya menarik-narik ujung sprei. Kemudian aku balik tubuhnya yang indah agar tengkurap, aku angkat sedikit pantatnya agar nungging, karena bibir kemaluannya nongol aku jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,

    barulah aku tembak dengan meriam si jagur yang menjadi idaman-idaman para wanita yang telah merasakan kenikmatan dengan aku karena kemaluan aku mempunyai ciri khas kepalanya besar kemudian ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menimbulkan sensasi bila digesekkan didalam kemaluan wanita, itupun berdasarkan pengakuan mereka.

    aku gerakkan maju mundur sambil sesekali aku tepok pantatnya saking nikmatnya. Napsu aku semakin bergelora terasa kedutan diujung batang kemaluan yang menandakan akan menumpahkan lahar yang panas.

    “Ohh.. aku mau keluaarr”


    Tanpa jawaban Reni semakin menggoyangkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar oohh.

    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..

    Menyemprotlah lahar kenikmatan, dunia ini seolah-olah melayang-layang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sambil kugigit punggungnya sehingga menimbulkan warna merah yang nyata. Beberapa saat kami ambruk ke samping sambil tetap memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sejenak.

    aku terbangun setelah terdengar suara gaduh yang ditimbulkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin kucing tersebut juga birahi kali. Kami membersihkan diri masing-masing, belum sempat aku memakai baju dan celana aku ditubruk kembali oleh Reni,

    batangku di oralnya dengan posisi jongkok dan aku berdiri, aku berpikir biarkan Reni mencari kepuasan sendiri agar menemukan jati dirinnya dan lepas dari segala beban dipikirannya, tangannya menari-nari di lubang anus dan seputar biji kemaluan ku yang mengakibatkan mata aku merem meleh tak tertahankan..

    “Oohh, terus sayang terus sayang buat aku melayang jauh ke dunia lain, dunia yang penuh mesteri kenikmatan, oohh”

    Semakin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sambil meremas-remas menahan kenikmatan yang sangat, dikulumnya kedua biji aku smbil matanya menyorot sendu ke wajah aku, ooh bidadariku terasa ingin terbang.

    Posisi aku duduk karena tak tahan berdiri sambil menimati kenikmatan sampai dengkul ini terasa lemas tak bertulang. Beberapa menit kemudian aku tak tahan dan kedutan diujung kemaluan aku mulai terasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan aku muntahkan lahar panas aku di dalam rongga mulutnya yang seksi, sampai semburan terakhir, ditelannya habis dan bersih, dan Reni berkata.

    “Enak Mas, spermamu gurih biar aku awet muda.. Ohh my baby”

    Memang sperma bisa menjadikan wanita awet muda dan dapat menghilangkan bercak-bercak pada kulit muka bila dilumuri bagian yang berbecak. Sperma tidak menjadi racun karena sperma adalah sama seperti telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, tapi untuk menikmatinya perlu birahi yang sedang naik agar tidak merasa jijik dan geli.

    Dari pertemuan itu aku beberapa kali melakukan terapi seks, tapi sekarang Reni dipindahkan diseberang pulau sehingga kecil kemungkinan untuk bertemu. Yang pasti kunci dari kenikmatan bersetubuh adalah keiklasan satu sama lain jangan ada dusta diantara kita bila ingin ngesek yang indah.

    Dari beberapa pertemuan yang telah aku lakukan selain Reni memang mempunyai ciri khas tersendiri, semua memang hampir sama tapi kenikmatan berbeda, aku lebih suka ngentot dengan wanita setengah baya, karena rata-rata mereka tidak tabu dan juga munafik,

    bila hasratnya ingin melakukan yah melakukan tanpa berpura-pura dan yang paling aku suka adalah kedewasaan jadi dapat menyimpan rahasia walaupun itu sulit dilakukan dan yang paling berkesan wanita setengah baya sudah tahu apa yang harus dia perbuat bila pasangannya sudah mulai naik, dan tak segan-segan melakukan oral bila perlu tanpa dipaksa ataupun disuruh.

    Sampai saat ini kadang aku merasakan betapa nikmatnya terapi seks dengan wanita yang mengisi rongga dunia lelaki, dan yang pasti semua yang diucapkan wanita yang berkencan dengan aku berkomentar.. Waw besar bangett sih punyamu seperti terong bule.

    aku tidak keberatan bila ada yang ingin berkenalan dengan aku atau ingin terapi seks, setelah itu terserah anda.