Author: perawanku

  • 17 Foto Ekpresi Wanita Lagi Sange Di Masukin Kontol

    17 Foto Ekpresi Wanita Lagi Sange Di Masukin Kontol


    1988 views

    Perawanku – Pernah kah anda mengentot ? Tentunya anda sudah melihat Ekpresi pasangan anda merasakan kenikmatan ketika disodok oleh kontol anda bukan. Dengan Ekpresi yang berbeda-beda pula wajah kenikmatan itu di perlihatkan.

    Disini 139.99.33.211 akan memberikan Ekpresi -Ekpresi wanita yang lagi di kentot bos ku, semoga makin mempertambah, makin membuat para bos ku bergairah dengan pasangannya ya ? dan bagi  yang jomblo sudah bisa ambil lotion nya untuk bahan coli nya :

  • Galeri Foto Ngentot Karyawan Baru – Foto Ngentot Jepang Terbaru 2018

    Galeri Foto Ngentot Karyawan Baru – Foto Ngentot Jepang Terbaru 2018


    1988 views

    Perawanku – Tes buat karyawan baru yang super cantik, Sebelum di terima di suatu pekerjaan pastinya ada sesuatu interview untuk mengenal seluk beluk seorang pelamar pekerjaan.

    Namun di galeri ini Bos yang kurang ajar memanfaat kan hal tersebut dengan mengerjai seorang pelamar gadis yang super sexy dengan nenenya yang Mulus :

  • Cerita Sex Janda Yang Baru Ku Kenal

    Cerita Sex Janda Yang Baru Ku Kenal


    1986 views

    Perawanku – Cerita Sex Janda Yang Sebut saja namaku Wawan dan usiaku saat ini 23 tahun. Sekarang ini aku masih kuliah di sebuah universitas dikotaku. kisah seks

    nyata yang akan ku ceritakan kali ini terjadi sekitar 3 bulan yang lalu.

    Malam itu, aku ada kuliah malam dikampusku yang memaksaku untuk pulang sampai larut malam. Jarak rumahku dengan kampusku juga

    lumayan jauh, sekitar 10km. Setelah kuliah malam selesai, aku pun langsung bergegas pulang. Ditengah-tengah perjalanan aku terasa

    kebelet kencing, dan langsung menghentikan laju motorku dan aku langsung kencing di pinggir jalan di balik pohon besar.

    Selesai kencing, aku pun langsung melanjutkan perjalananku. Namun baru baru beberapa meter saja dari kejauhan aku melihat ada

    sesosok seorang perempuan yang berdiri sendirian di pinggir jalan seperti menunggu angkutan umum. Semakin kudekati sosok perempuan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    tersebut semakin jelas. Dan aku pun menghentikan motorku dan kutanyalah si perempuan tersebut.

    “Malam mbak, lagi nunggu siapa mbak??”. Namun perempuan tersebut tidak menjawabku.

    “Tenang mbak, aku orang baik-baik kok mbak, aku nggak mungkin ngapa-ngapain mbak kok, perkenalkan namaku Wawan” ujarku sambil

    mengulurkan tanganku.

    Kemudian perempuan tersebut menatapku dan barulah dia mau berbicara

    “Aku Ida, kalau jam segini apa masih ada angkot lewat sini? tanyanya.

    “Duh mbak ngajak bercanda aja, jam segini ya nggak mungkin ada angkot lewat sini mbak, emang mbaknya mau kemana?” tanyaku balik.

    Cerita Sex Janda Yang Baru Ku Kenal

    Cerita Sex Janda Yang Baru Ku Kenal

    “Mau ke xxx, Mas” dia menyebutkan sebuah daerah yang dimana kebetulan aku tau tempatnya.

    “Owhh… disitu mbak, aku tau tempatnya kok mbak, kalau aku anter mbak mau nggak?” tawarku.

    “Emmm.. Tapi aku nggak diapa-apain kan mas?” tanyanya seakan ragu.

    “Sumpah mbak, mbak pasti aman kok” jawabku.

    Akhirnya dia mau aku antarkan dengan membonceng pakai motorku dan aku langsung menuju tempat tujuan yang di maksud sama mbak Ida.

    Sepanjang perjalanan aku juga mengajaknya mengobrol tentang dari mana asalnya dan kenapa kok bisa berhenti di tengah jalan seperti

    tadi, dan di situlah aku mengetahui kalau mbak Ida adalah seorang janda muda yang cantik.

    Mbak Ida juga memiliki bentuk tubuh yang ideal untuk seorang perempuan dengan tinggi badan 165cm. badan langsing dengan berat

    badan kira-kira 55kg dan juga bentuk dan toket yang sangat indah. Toketnya berukuran kira-kira 36b, sungguh mantap sekali. Karena

    waktu aku mboncengin mbak Ida, punggungku terasa menempel gundukan empuk yang aku rasakan begitu besar. Sempat saja kemaluanku

    merasakan getaran sehingga membuatnya menjadi agak mengeras, namun aku berusaha mengendalikan diri.
    Hampir 20 menit perjalanan akhirnya sampailah di tempat tujuan yang dimaksudkan mbak Ida, dan aku pun berhenti.

    “Mbak sudah sampai, Betul ini kan rumah yang mbak Ida cari?”

    “Iya mas betul, makasih banyak ya mas, ini mas buat beli bensin” ujarnya sambil mengulurkan uang 100ribuan kepadaku.

    “Ahh nggak usah mbak, aku ikhlas kok mbak, tapi aku boleh kan minta kontak bb dan juga nomer hp nya?

    Cerita Lainnya: Aku Di entot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B
    “Iya Boleh mas, tapi ini uangnya juga di terima ya mas” kata mbak Ida.

    “Udah mbak nggak usah, ini aku masih ada uang kok” jawabku.

    “Ini mas pin bb ku dan juga nomer hape ku.

    Lalu aku langsing invite pin bb nya dan aku langsung bergegas pulang, tapi sebelum pulang aku berkata,

    “Aku pulang dulu ya mbak, kapan-kapan bisa ketemu lagi kan?” tanyaku

    Mbak Ida hanya mengangguk dengan seyuman manisnya, dan aku pun langsung melajukan sepeda motorku meninggalkan mbak Ida.

    Esok harinya aku sempat lupa kalau aku tadi malam dapat kenalan janda baru, namun setelah aku membuka hp aku mendapati di recent

    updtae mbak Ida mengganti foto profilnya dengan fotonya yang terlihat sangat sexy. Di foto profilnya saat itu mbak Ida mengenakan

    tengtop yang menutup tubuh bagian atasnya tanpa menggunakan Bra. Sehingga terlihat toket mbak Ida yang montok dan nampak masih

    padat di luar baju tengtopnya di mbak Ida kenakan.

    Aku pun langsung mencoba iseng-iseng menggodanya lewat chat bb mbak Ida

    “Wow.. seksi banget mbak?” kataku.

    Dia pun langsung membalas,
    “Aaahhh… nggak kok mas,, biasa aja kok mas” jawabnya
    “Beneran kok mbak…, maaf itu mbak apa nggak pakai Bra ya?? Kok toketnya mbak terlihat begitu besar”tanyaku.
    “Hehe iya mas, aku dah biasa begini kok mas kalau dirumah”
    “Waahhhh… asikk ya mbak kalau maen kerumah mbak, bisa lihat mbak Ida nggak pakai Bra” candaku.
    “Ihh.. genit banget sih kamu, emang nggak pernah lihat yang begituan ya??” tanya mbak Ida
    “Hhehe.. pernah sih mbak, tapi cuma di film, tapi kalu lihat langsung aku belum pernah mbak” jawabku.
    “Kamu pengen lihat yang langsung?” tanya mbak Ida.
    “Emang kalau mau lihat yang langsung lihat punya siapa mbak??? lihat punya mbak Ida boleh?” jawabku sambil tertawa
    “Kalau kamu mau main kesini sekarang, rumah yang tadi malam kamu nganterin mbak, mbak tunggu mumpung ini mbak juga lagi kesepian

    di rumah sendiri” katanya
    “Wkwkwkwkwkwk… beneran nih mbak” tanyaku seakan nggak percaya.
    “Iyaa buruan, nggak pakai lama” jawabnya singkat.

    Aku pun langsung bergegas meluncur ke rumah mbak Ida, dan tak sampai 45 menit aku sudah sampai di depan rumah mbak Ida. Terlihat

    rumah mbak Ida sangat sepi, pintu rumahnya pun terlihat juga tertutup. Namun dari arah jendela depan rumahnya, terlihat mbak Ida

    melambaikan tangannya kepadaku. Aku pun langsung turun dari sepeda motorku dan langsung menuju pintu depan rumah mbak Ida.

    Tanpa menunggu lama, mbak Ida langsung membukakan pintu dan langsung mempersilahkanku masuk. Sampai didalam rumah aku dilihatkan

    pemandangan yang sangat indah mempesona sekali. Aku disuguhi penampilan mbak Ida yang sangat seksi dengan hanya mengenakan tengtop

    tanpa bra yang membungkus sebuah gundukan di dalamnya.
    “Mau santai apa mau cepet” ucap mbak Ida membuka obrolan dengan nada yang erotis.
    “Aaa.. aakuuuuu… ngikut mbak Ida aja” jawabku dengan tersendat-sendat sambil terus melihat tubuh mbak ida.

    Tanpa menjawab lagi Mbak Ida langsung mendorongku ke kursi sofa yang berada didalam ruangan tengah rumahnya. Aku pun terlentang

    dan mbak Ida pun langsung menindihku dari atas. Tanpa bisa menolak lagi, aku pun mengikuti permainan mbak Ida.
    Dilumat habis mulutku oleh mbak Ida dan aku pun berusaha mengimbanginya dengan pengalaman dari film xxx yang sering aku tonton.

    Terus kami salng berpagutan hingga suara bibir kami pun terdengar, yang membuat nafsuku bertambah melambung. Hingga aku tak kuasa

    menahan, tanganku mulai memegang toket mbak Ida. Aku elus-elus, hingga aku meremas-remas toketnya yang montok dan kenyal itu.

    Nafsu kami berdua makin lama makin menggila, aku membalikkan tubuh mbak Ida hingga sekarang aku berada diatas tubuh mbak Ida. Aku

    mulai melepas tengtop mbak Ida dan keluarlah dua gundukan yang kencang dan montok tersebut.
    “Sekarang kamu sudah lihat kan Wan, gimana menurutmu Wan? tanya mbak Ida dengan wajah binalnya.
    “Wow… bener-bener mantap mbak, boleh aku jilatin ya mbak??” tanyaku.
    Namun tanpa menunggu mbak Ida menjawab, aku langsung memainkan toketnya. Aku jilati puting susunya yang berwarna kecoklatan itu.

    Sambil terus menjilati puting susunya, mbak Ida mendesah di sebelah kupingku yang membuatku tambah bernafsu.

    Sambil terus menjilati puting susu mbak Ida tanganku juga meremas-remas toket satunya. Terus sampai kujilati juga lehernya yang

    putih mulus.
    Ooohhhhh.. Waannnn, kamu bikin mbak nafsu Wan,, terussss Wann… oohhhh..” desah mbak Ida.
    Setelah puas memainkan toket dan leher mbak Ida, sekarang aku mulai menjilati perut mbak Ida naik turun, hingga sampai di

    kemaluannya yang masih terbungkus CD nya. Desahan dan erangan terus keluar dari mulut mbak Ida. Aku yang juga semakin tak kuasa

    langsung melepas celana dalam mbak Ida yang masih terpakai.
    Dan waooowww,,, rambut kemaluan mbak Ida terawat sekali terlihat dari bentuk rambut kemaluanya dan juga selangkanganya yang sangat

    bersih. Kemaluan mbak Ida juga sangat menawan dengan masih berwarna merah menantang. membuatku sangat ngiler dan tanpa menunggu

    lama lagi, aku langsung melahap bibir kemaluan mbak Ida.
    “Slllrrruupppppp………Sllllrruuppppp…..” suara jilatanku ke kemaluan mbak Ida yang membuat tubuh mbak Nurul menggelinjang-gelinjang

    keenakan.
    “Oohhhhh… uuuhhhhhh… oooohhhhh…. Wannn… benar-benar nikmat Wannn… ooohhhh” desahan keenakan yang tak kunjung henti dari mulut mbak

    Ida ketika aku menjilati kemaluanya.

    Lidahku terus bergerilya di klitoris mbak Ida, dan jari tengahku pun kutusukkan ke dalam lubang memeknya. Pelan.. pelan..

    pelaannnn… dan semakin cepat jari tengahku menusuk-nusuk lubang kemaluan mbak Ida hingga tubuh mbak Ida menggelinjang-gelinjang

    tak karuan. Hampir 5 menit aku memainkan kemlauan mbak Ida dan mbak Ida pun menahan tanganku dan kemudian dia bangkit.
    “Wann sekarang giliran mbak ya” ujar mbak Ida
    Mbak ida melepaskan celana dalamku yang masih aku kenakan, dan keluarlah batang kemaluanku yang sudah tegang mengeras tersebut.
    “Gede juga ya Wan K0ntolmu, kecil-kecil tapi kontolnya gede” kata mbak Ida.
    Aku hanya tersenyum dan mbak Ida langsung menjilati kepala kemaluanku. Lidah mbak Ida membuat tubuhku bergetar hebat.
    “Ooohhhhh… mbaakkkk” desahku.
    “Slruuuppp… slrruupppp…” suara bibir mbak Ida menyepong batang kemaluanku.
    Aku pun terus mendesah mengerang mendapat sepongan yang super nikmat dari mbak Ida. Mbak Ida menjilati seluruh batang kemaluanku

    sampai ke buah pelerku juga nggak luput dari lahapanya. Aku hanya bisa berkata dalam hati ‘ janda cnatik ini sungguh liar sekali,

    sambil terus menikmatinya’.

    Kurang lebih empat menit mbaik Ida menyepong batang kemaluanku, aku sudah nggak sabar, dan aku langsung menarik tanganya dan aku

    balikkan tubuhnya. Mbak Ida pun tak berkata dan menurut dengan perlakuanku. Dan tanpa menunggu lama lagi, langsung ku tempelkan

    kepala kemaluanku di bibir kemaluan mbak Ida lalu ku gesek-gesekkan sebentar dan akhirnya dengan mudah ” shhleeeebbbbbbb…’ batang

    kemaluanku masuk dalam lubang kemaluan mbak Ida.
    Ku genjot lubang kemaluan mbak Ida dari belakang dengan posisi nungging dengan tempo pelan. Desahan pun terdengar dan aku yang

    bersemangat terus menggenjot lubang kemaluan mbak Ida yang makin lama makin cepat hingga terdengar suara benturan kami ‘plookk..

    plookk.. plokkk…’ dan juga desahan mbak Ida,
    “Ooohhhhhh….. aaahhhhhhhhh… enakkkk Wannnn…. ooohhhh…. terussss Wann bikin mbak puas”

    Sampai hampir 10 menit aku menggenjot lubang kemlauan mbak Ida, aku merasakan kalau aku akan sampai mencapai puncak. Aku coba

    mengontrol permainan agar aku nggak cepat keluar. Kemudian kami berganti posisi. Aku balikkan tubuh mbak Ida dan aku meminta mbak

    Ida sekarang diatasku. Aku pun terlentang dan mbak Ida pun yang sudah berpengalaman, dia langsung jongkok di atas batang

    kemlauanku, memegangnya dan langsung mengarahkannya ke lubang kemaluanya, dan kembali..
    “Slhhheeebbbbbbbb…” mbak Ida berhasil memasukkan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluanya
    Mbak Ida bergoyang dengan binalnya, dia menaik turunkan tubuhnya dan memaju mundurkan pantatnya. Aku hanya pasarah dan menikmati

    permainan binal mbak Ida janda cantik ini hingga kurang lebih empat menit dia menggoyangku dan aku tak kuasa menahan lagi,
    “Ooohhhhh…. aaakk… aakkkkuuuuu…. mauu keluaarrr mbaakkkkk” desahku.
    Dan mbak Ida segera melepas batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluanya dan langsun mengulumnya dengan liarnya. Dan beberapa

    saat,
    “Creeett… creetttt… creetttt… cretttt…” lendir kenikmatanku menyembur dengan derasnya liang bibir mbak Ida.
    Aku rasa lendir kenikmatanku menyembur sangat banyak sekali, dan mbak Ida pun tidak mengeluarkan dari mulutnya tapi dihisapanya

    sampai habis.
    Aku dan mbak Ida kemudian tergeletak lemah bersampingan dengan masih keadaan bugil. Sambil aku membelai rambut mbak Ida,
    “Kamu puas Wan??” tanya mbak Ida
    “Sangat puas sekali mbak, mbak hebat sekali, kapan-kapan Wawan boleh minta lagi nggak mbak?” tanyaku balik.
    “Boleh kok, tapi nanti kalau mbak yang pas pengen kamu juga harus mau lho ya?” ucap mbak Ida
    “Iya mbak, pasti Wawan mau mbak, Wawan akan berusaha muasin mbak Ida kapan aja dan kapanpun mbak Ida mau” jawabku sambil mengecup

    kening mbak Ida.

    Setelah kejadian itu kami bersitirahat sebentar sambil ngobrol sana sini dalam masih keadaan bugil. Hingga tak terasa waktu sudah

    sore, aku dan mbak Ida ngentot sekali lagi dengan bermacam gaya sex yang di ajarkan mbak Ida. Lalu setelah selesai aku baru

    pulang. kejadian itu tak berlangsung sebentar karena aku dan mbak Ida akhirnya akhirnya berpacaran dan kami berdua sering

    melakukan fantasi seks lagi yang lebih gila dan menantang.
    Makasih mbak Ida ku sayang. makasih atas pengalamannya. makasih atas kepuasannya. makasih atas semuanya mbak Ida.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • 13 Foto Pak Guru Terpaksa Melayani Nafsu Muridnya – Foto Ngentot Terbaru 2018

    13 Foto Pak Guru Terpaksa Melayani Nafsu Muridnya – Foto Ngentot Terbaru 2018


    1982 views

    Perawanku –  Apa yang  terpikir dibenak anda semua ketika harus nya  kita mengajarkan hal yang positif terhadap seseorang membagi ilmu kita bagi masa depan mereka tetapi malah sebalik nya terjadi.

    Seperti yang kami sajikan buat anda para bos ku Perawanku.com  Ketika Pak Guru mengajarkan kepada muridnya tentang masa depan malah sebaliknya anak murid menujukan Masa kenikmatan kepada gurunya  :

     

  • Pose Model Jepang Di Perkosa Bikin Horni Banget

    Pose Model Jepang Di Perkosa Bikin Horni Banget


    1978 views

    PerawankuNah, buat kamu yang pengen ngocok maka Perawanku.com sudah mengumpulkan Pose Pose Model Jepang Di Perkosa Bikin Horni Banget, tangannya di ikat dengan wajah memelas semakin geram untuk di entot bukan :

  • Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Oleh Para Kuli Dengan Nafsu Birahi Besar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Oleh Para Kuli Dengan Nafsu Birahi Besar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1978 views

    Perawanku – Sudah dua jam lebih Upit menunggu lewatnya bus jalur 6A yang biasanya mengantarkannya pergi pulang sekolah. Ya, hanya bus rakyat itulah satu-satunya sarana transportasinya dari Godean ke SMP Negeri favorit di bilangan dekat perguruan tinggi negeri. Tapi sejauh ini, bus itu belum nongol-nongol juga.

    Padahal kakinya sudah semutan terus berdiri di depan proyek bangunan berlantai tiga yang rencananya untuk restoran ayam goreng terkenal dari Amerika itu. Upit yang kelas satu dan belum sebulan ini masuk sekolah barunya, melirik sekali lagi jam tangannya hadiah dari kakaknya yang kerja di Batam. Pukul lima siang lewat sepuluh menit. Inilah arloji hadiahnya jika masuk SMP favorit. Gadis 12 tahun bertubuh imut tapi tampak subur itu memang pintar dan cerdas. Tak heran jika ia mampu menembus bangku sekolah idamannya. Agen Judi Online

    Cuaca di atas langit sana benar-benar sedang mendung. Angin bertiup kencang, sehingga membuat rambut panjang sepinggangnya yang lebat tapi agak kemerahan itu berkibar-kibar. Hembusannya yang dingin membuat gadis berkulit kuning langsat dan berwajah ayu seperti artis Paramitha Rusady itu memeluk tas barunya erat-erat untuk mengusir hawa dinginnya. Berulang kali bus-bus kota lewat, tapi jalur yang ditunggu-tunggunya tak kunjung lewat juga. Sejenak Upit menghela nafasnya sambil menebarkan pandangannya ke seluruh calon penumpang yang berjejalan senasib dengannya. Lalu menengok ke belakang, memperhatikan pagar seng bergelombang yang membatasi dengan lokasi pembangunan proyek tersebut. Tampak puluhan pekerjanya yang tengah meneruskan kegiatannya, walaupun cuaca sedang jelas hendak hujan deras. Hilir mudik kendaraan yang padat kian membuat kegelisahannya memuncak.

    Mendadak hujan turun dengan derasnya. Spontan saja, Upit dan tiga orang calon penumpang bus kota yang di antaranya dua pasang anak SMA dan seorang bapak-bapak secara bersamaan numpang berteduh masuk ke lokasi proyek yang pintunya memang terbuka dan di sana terdapat bangku kayu serta teduh oleh tritisan beton. Sedangkan belasan orang lainnya memilih berteduh di depan toko fotocopy yang berada di sebelah bangunan proyek itu. “Numpang berteduh ya, Pak!” pinta ijin bapak-bapak itu disahuti teriakan “iya” dari beberapa kuli bangunan yang turut pula menghentikan kerjanya lalu berteduh di dalam bangunan proyek. Tapi dalam beberapa menit saja, bapak tua itu telah berlari keluar sambil berterima kasih pada para kuli bangunan setelah melihat bus kota yang ditunggunya lewat.

    Tak sampai lima menit kedua anak SMA itupun mendapatkan bus mereka. Kini Upit sendirian duduk menggigil kedinginan.
    “Aduh..!” kaget Upit yang tersadar dari lamunannya itu tatkala sebuah bus yang ditunggunya lewat dan berlalu kencang. Tampak wajah gelisah dan menyesalnya karena melamun.
    “Mau pakai 6A, ya Dik?” tanya seorang kuli yang masih muda belia telah berdiri di sampingnya Upit yang tengah mondar-mandir di depan bangku.
    Upit sempat kaget, lalu tersenyum manis sekali.
    “Iya Mas. Duh, busnya malah bablas. Gimana nih?!”
    “Tenang saja, jalur 6A-kan sampai jam tujuh malam. Tunggu saja di sini, ya!” ujarnya sambil masuk ke dalam.

    Upit hanya mengangguk ramah, lalu duduk kembali di bangkunya, yang sesekali waktu dia menengok ke arah timur, kalau-kalau terlihat bus jalur 6A lewat. Setengah jam lewat. Tak ada tanda-tanda bus itu lewat. Upit melihat ke dalam gedung yang gelap itu, tampak sekitar lima puluh kuli sedang istirahat. Sebagian asyik ngobrol, lainnya merokok atau mandi di bawah siraman air hujan. Lainnya terlihat terus-menerus memperhatikan Upit. Perasaan tak enak mulai menyelimuti hatinya.

    Belum sempat otaknya berpikir keras untuk dapat keluar dari lokasi proyek, mendadak sepasang tangan yang kuat dan kokoh telah mendekap mulut dan memiting lehernya. Upit kaget dan berontak. Tapi tenaga kuli kasar itu sangatlah kuat, apalagi kuli lainnya mengangkat kedua kaki Upit untuk segera dibawanya masuk ke dalam bangunan proyek.

    “Diam anak manis! Atau kami gorok lehermu ini, hmm!” ancam kuli yang telanjang dada yang menyekapnya itu sambil menempelkan sebilah belati tajam di lehernya, sedangkan puluhan kuli lainnya tertawa-tawa senang penuh nafsu birahi memandangi kemolekan tubuh Upit yang sintal padat berisi itu. Upit hanya mengagguk-angguk diam penuh suasana takut yang mencekam. Tak berapa lama gadis cantik itu sesenggukan. Tapi apalah daya, suara hujan deras telah meredam tangis sesenggukannya. Sedangkan tawa-tawa lima puluh enam kuli usia 16 sampai yang tertua 45 tahun itu kian girang dan bergema sembari mereka menanggalkan pakaiannya masing-masing.

    Upit melotot melihatnya.
    “Jangan macam-macam kamu, ya. Hih!” ancamnya lagi sambil membanting tubuh Upit di atas hamparan tenda deklit oranye yang sengaja digelar untuk Upit. Tas sekolahnya diserobot dan dilempar ke pojok. Upit tampak menggigil ketakutan. Wajahnya pucat pasi menyaksikan puluhan kuli itu berdiri mengelilingi dirinya membentuk formasi lingkaran yang rapat.
    “Tolong.. tolong ampuni saya Pak.. jangan sakiti aku.. kumohon.. toloong, ouh.. jangan sakiti aku..” pinta Upit merengek-rengek histeris sambil berlutut menyembah-nyembah mereka.

    Tapi puluhan kuli itu hanya tertawa ngakak sambil menuding-nuding ke arah Upit, sedangkan lainnya mulai menyocok-ngocok batang zakarnya masing-masing.
    “Buka semua bajumu, anak manis! Ayo buka semua dan menarilah dengan erotisnya. Ayo lakukan, cepaat!” perintah yang berbadan paling kekar dan usia sekitar 30 tahun itu yang tampaknya adalah mandornya sambil mencambuk tubuh Upit dengan ikat pinggang kulitnya.
    “Cter!”
    “Akhh.. aduh! Sakit, Pak.. akhh..!” jerit kesakitan punggungnya yang kena cambuk sabuk.
    Tiga kali lagi mandor itu mencabuk dada, paha dan betisnya. Sakit sungguh minta ampun. Upit menjerit-jerit sejadinya sambil meraung-raung minta ampun dan menangis keras. Tapi toh suaranya tak dapat mengalahkan suara hujan.

    “Cepat lakukan perintahku, anak manja! Hih!” sahut mandor sambil melecutkan sabuknya lagi ke arah dada Upit yang memang tumbuhnya belum seberapa besarnya, bisa dikatakan, buah dadanya Upit baru sebesar tutup teko poci. Upit kembali meraung-raung.
    “Iya.. iya Pak.. tolong, jangan dicambuki.. sakiit.. ouh.. ooh.. huk.. huuh..” ucap Upit yang telah basah wajahnya dengan air mata.
    Ucapannya itu disahuti oleh gelak tawa para kuli yang sudah tak sabar lagi ingin menikmati makan sore mereka.
    “Aduuh, udah ngaceng nih, buruan deh lepas bajunya.”
    “Iya, nggak tahan lagi nih, mau kumuntahkan kemananya yaa?”
    Perlahan Upit beranjak berdiri dengan isak tangisnya.
    “Sambil menari, ayo cepat.. atau kucambuk lagi?” desak mandor mengancam.
    Upit hanya mengangguk sambil menyadari bahwa batang-batang zakar mereka telah ereksi semua dengan kencangnya.

    Upit perlahan mulai menari sekenanya sambil satu persatu memreteli kancing seragam SMP-nya, sedangkan para kuli memberikan ilustrasi musik lewat mulut dan memukul-mukulkan ember atau besi. Riuh tapi berirama dangdut. Sorak-sorai mewarnai jatuhnya bajunya. Upit kian pucat. Kini gadis itu mulai melepas rok birunya. Kain itu pun jatuh ke bawah dengan sendirinya. Kini Upit tinggal hanya memakai BH dan CD serta sepatu. Sepatu dilepas. Upit lama sekali tak melepas-lepas BH dan CD-nya. Dengan galak, mandor mencabuk punggungnya.

    “Cter!”
    “Auukhh.. ouhk..!” jerit Upit melepas BH dan CD-nya dengan buru-buru.
    Tentu saja dia melakukannya dengan menari erotis sekenanya. Terlihat jelas bahwa Upit belum memiliki rambut kemaluan. Masih halus mulus serta rapat. Tepuk tangan riuh sekali memberikan aplaus.

    Sedetik kemudian, rambut Upit dijambak untuk dipaksa berlutut di depan mandor. Upit nurut saja.
    “Ayo dikulum, dilumat-lumat di disedoot.. kencang sekali, lakukan!” perintahnya menyodorkan batang zakarnya ke arah mulut Upit.
    Upit dengan sesenggukan melakukan perintahnya dengan wajah jijik.
    “Asyik.. terus, lebih kuat dan kencang..!” perintahnya mengajari juga untuk mengocok-ngocok batang zakar mandor.
    Upit dengan lahap terus menerus menyedot-nyedot batang zakarnya mandor yang sangat keasyikan. Seketika zakar itu memang kian ereksi tegangnya. Bahkan mandor menyodok-nyodokkan batang zakarnya ke dalam mulut Upit hingga gadis itu nyaris muntah-muntah karena batang zakar itu masuk sampai ke kerongkongannya.

    Di belakang Upit dua kuli mendekat sambil jongkok dan masing-masing meremas-remas kedua belah buah dadanya Upit sembari pula mempintir-plintir dan menarik-narik kencang puting-puting susunya itu.
    “Ouuhk.. hmmk.. aauuhk.. hmmk..!” menggerinjal-gerinjal mulut Upit yang masih menyedot-nyedot zakar mandor.
    Tak berapa lama spermanya muncrat di dalam mulut Upit.
    “Creeot.. cret.. croot..!”
    “Telan semua spermanya, bersihkan zakarku sampai tak tersisa!” perintah galak sambil menjambak rambut Upit.
    Gadis itu menurut pasrah. Sperma ditelannya habis sambil menjilati lepotan air mani itu di ukung zakar mandor sampai bersih.

    Mandor mundur. Kini Upit kembali melakukan oral seks terhadap zakar kuli kedua. Dalam sejam Upit telah menelan sperma lima puluh enam kuli! Tampak sekali Upit yang kekenyangkan sperma itu muntah-muntah sejadinya. Tapi dengan galak mandor kembali mencambuknya. Tubuh bugil Upit berguling-guling di atas deklit sambil dicambuki omandor. Kini dengan ganas, mereka mulai menusuk-nusukkan zakarnya ke dalam vagina sempit Upit. Gadis itu terlihat menjerit-jerit kesakitan saat tubuhnya digilir untuk diperkosa bergantian. Sperma-sperma berlepotan di vagina dan anusnya yang oleh sebagian mereka juga melakukan sodomi dan selebihnya membuang spermanya di sekujur tubuhnya Upit. Upit benar-benar tak tahan lagi. Tiga jam kemudian gadis itu pingsan. Dasar kuli rakus, mereka masih menggagahinya. Rata-rata memang melakukan persetubuhan itu sebanyak tiga kali. Darah mengucur deras dari vagina Upit yang malang.

  • Cerita Ngentot Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1973 views

    Perawanku – Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?’.

    Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Sherly’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Galih’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Sherly. Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

    Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja. Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

    Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini, ‘Galih, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau

    sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

    Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Sherly. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Sherly. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga. Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Galih, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

    Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?’. Tiba-tiba saja Sherly menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

    Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Sherly terus memandangiku. Sherly menggigit bibir bagian bawahnya.

    Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang, ‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Sherly diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

    Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Sherly keluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

    Sherly tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Sherly sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, ‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Sherly mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

    Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan. Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

    Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’. Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Sherly terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Galih.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

    Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Galih.., Galih.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Sherly berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Sherly mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Sherly terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

    Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’. Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

    Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Sherlypun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Sherly memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

    Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’. Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Galih.., keluarin semuanya..’, pinta Sherly.

    Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Sherly langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Sherly sayang sama Galih’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

    ‘Galih juga sayang sama Sherly’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Sherly resmi pacaran.

  • Cerita Sex Sedarah Ternyata Adikku Mengandung Benihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sedarah Ternyata Adikku Mengandung Benihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1973 views


    Perawanku – Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan pembantu juga lagi nggak ada. Adek gua lagi pergi. Gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak gangguan pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang sex antara adek dan kakak.

    Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati.

    Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt.Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi.

    Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu.Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia.Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya.

    Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut.Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake.Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang.


    Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar.Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar.Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi.

    Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya.Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua.Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut.

    Eh, tiba-tiba dia bangun!!“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan.Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung.Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua.

    Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede.Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″ “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong.


    Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener.Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu.

    Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.“Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja.

    Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya.Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar.Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya.


    Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau.Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya.Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas.

    Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

  • Cerita Bergambar Ngentot Bohay Penuh Gairah

    Cerita Bergambar Ngentot Bohay Penuh Gairah


    1972 views

    Cerita Bergambar Ngentot Bohay Penuh Gairah

    Perawanku –  Pengalaman ini kualami baru 2 bulan yang lalu, dan ini merupakan pertama kalinya aku melakukan hubungan badan dengan seorang wanita. Tepatnya dengan seorang tante, panggil saja namanya tante Lin, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umur tante Lin sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masi kecil.

    Dia sebenarnya sering sekali datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah jakarta, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya Fandri, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebih muda dariku dua tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.

    Perkenalanku dengan tante Lin, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh Fandri, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. Fandri berjanji untuk bertemu tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi.

    Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan seksi. Mukanya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm. Dadanya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yg dibuka, sampai buah dadanya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.

    Pantatnya yg bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya.

    Setelah itu kami saling berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Lin orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Lin. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya.agen poker

    Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante lin sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante lin sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Lin lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

    Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Lin.. dan tante Lin mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Lin tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya.

    Malam itu, aku dan tante Lin duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai paling atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.
    Karena aku dan tante Lin sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”.

    “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Lin..
    sebelumnya tante Lin tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya, “Nakal juga kamu ya..”
    “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
    “hahaha.. kalau tante bole.. aku mau menghibur tante..”, candaku lagi.

    “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.
    “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama
    posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.
    “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik. Dan kami pun masuk kedalam.

    Tante Lin memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Lin masih berdiri di sana. Kami saling bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Lin memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya.

    Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.

    Tante Lin langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

    “Tunjukin ke tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku. Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga.

    Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Lin ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Lin ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.

    Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Lin sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Lin.

    “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

    Ketika sekali-sekali tante lin mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Lin mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

    Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

    “ahhh….”, teriakannya kecil.

    Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

    Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang

    sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

    Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya.

    Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.
    Setelah cukup lama kami berciuman, tante Lin melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Lin mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

    Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Lin itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar. Adikku sudah mencapai 80%.

    “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Lin hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.

    Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air ludah kenikmatan bersama-sama tante Lin. Tiba-tiba tante Lin menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku.

    Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Lin mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin. Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Lin.

    Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Lin sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,
    “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira.

    Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Lin dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

    “aaahh..”, desahnya.. Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin. Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

    “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.


    Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Lin tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
    Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya.

    Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.

    “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Lin menjambak rambutku.

    Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

    Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

    “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Lin sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.
    “jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…”

    Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Lin seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

    “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Lin, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.

    “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

    Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Lin terlihat seperti orang yang sudah KO.

    “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Lin dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Lin, akhirnya kulakukan juga. Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Lin sudah kecapekan.

    Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

    “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya terengah-engah.
    “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.

    Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga melingkat dan melipat di punggungku.

    Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

    “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante..”, kata tante Lin memjuaku.
    “jadi gimana.. tante puas ga..”, tanyaku.
    “puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
    “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

    Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua.

    “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Lin masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

    Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Lin sudah kembali.

    Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.

    Tante Lin mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Lin diatas.

    Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Lin menegakkan badannya. Tante Lin pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

    Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Lin memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Lin menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

    “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.
    “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante buat kamu

    kecapekan..”, setelah itu, tante Lin mulai mengecup kepala penisku.

    Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.

    “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

    Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Lin dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Lin menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.

    Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Lin. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

    Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Lin, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

    Cukup lama tante Lin bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

    “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang.


    Mendengar seperti itu, tante Lin makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Lin tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Lin menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar.

    Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Lin terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

    “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Lin.
    “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku.

    Kami berpelukan diranjang, saling meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Lin mengelus-elus perut dan dadaku. Kami saling bertatapan dan saling memuji.

    “enak sekali tante.. tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
    “kamu juga hebat.. tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.

    Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Lin, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.

    Tak banyak bicara, tante Lin mengecup dahiku.

    “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.
    “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku.

    Tampak tante Lin tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Lin yang sudah sangat kecapekan.

    Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, saling menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Lin seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Lin mengelus-elus pahaku.

    Aku merasa senang sekali mesikpun aku tidak puas malam itu.

    Mulai dari keesokan harinya, aku merasa tante Lin menjadi semakin sayang padaku. Ia memenuhi semua kebutuhan dan keperluanku. Dalam 2 bulan terakhir ini, kami telah melakukan hubungan sex lagi sekitar 10 kali dan kami lakukan setiap ada kesempatan. Pernah kami lakukan ketika didalam mobil, dikamar mandi, dikamar anaknya bahkan sempat diatas ranjangnya, ranjang tempat dimana tante Lin dan almarhum suaminya tidur.

  • Foto Ngentot Gadis Jepang Ngentot Di Toilet – Foto Bugil Telanjang Ngentot Bikin Horny 2018

    Foto Ngentot Gadis Jepang Ngentot Di Toilet – Foto Bugil Telanjang Ngentot Bikin Horny 2018


    1964 views

    Perawanku – Berbagai tempat bisa kita lakukan untuk mengentot, Ketika anda lagi sange dimana pun anda berada ketika lagi pingin pasti anda lakukan bersama pasangan anda.

    Dan ketika anda lakukan rasa senang dan gembira bisa melakukan hubungan sex ditempat yang kita sukai atau pun tempat yang tidak terduga. Seperti Gadis ini ngentot di Toilet karena sudah sangat sange mengelus – elus kontol sang pacar :

  • 18 Foto Gaya Bercinta Pasangan Jepang – Foto Ngentot Jepang Terbaru

    18 Foto Gaya Bercinta Pasangan Jepang – Foto Ngentot Jepang Terbaru


    1962 views

    Perawanku – Dimasa Kini gaya pacaran anak sekarang bukan lagi hal yang tabu atau bukan hal yang harus di tutupi melainkan diumbar atau di tunjukan di oleh masyarakat luas,Sudah biasa . Ciuman, Pelukan sudah hal yang lumrah bagi anak jaman sekarang atau Kids Zaman Now.

    Begitu juga dengan Produk Jepang, Booking Hotel pulang sekolah atau kerja dengan pasangannya sudah hal yang biasa mereka lakukan sehari-hari.

    Langsung kita lihat saja untuk para bos ku Perawanku.com Gaya bercinta mereka di Ranjang :

     

     

  • Cerita Sex Aku Menikmati Pemerkosaan Akibat Berteduh Saat Hujan

    Cerita Sex Aku Menikmati Pemerkosaan Akibat Berteduh Saat Hujan


    1962 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Menikmati Pemerkosaan Akibat Berteduh Saat Hujan, Bu Misye dalam perjalanan pulang dari tempat ia bekerja terpaksa berteduh karena dia tidak membawa jas hujan. Bu Misye berteduh di sebuah bangunan yang belum jadi namun sudah beratap. Setelah menyandarkan motornya Bu Misye mencari tepat duduk dan ternyata ada sebuah kursi panjang.

    Pakaian yang dikenakan suadah basah semua, Bu Misye sebelumnya berniat untuk tidak berteduh namun karena hujannya semakin lebat dan disertai angin dan petir maka ia memutuskan untuk berteduh, walaupun dalam hatinya cemas karena hari sudah menjelang gelap namun tanda-tanda hujan akan reda belum muncul.

    Belum lama duduk datang seorang pemuda tanggung yang juga akan berteduh. Setelah menyandarkan Tiger yang dipakainya, pemuda itu cepat-cepat masuk ke bangunan yang belum jadi tersebut. Bu Misye pertama agak khawatir dengan pemuda tersebut namun akhirnya kekhawatirannya akhirnya hilang karena melihat penampilannya juga keramahannya. Bu Misye melempar senyum dibalas dengan senyum oleh pemuda tersebut.

    Pemuda tanggung tersebut berkulit putih bersih dan wajah yang diakui oleh Bu Misye memang tampan. Pemuda tersebut duduk di kursi panjang agak berjauhan letaknya dengan Bu Misye.

    “Cuma sendirian Bu?” pemuda tersebut memulai pembicaraan.

    “Iya Dik” Bu Misye menjawab.

    “Adik dari mana?” lanjutnya.

    “Dari rumah teman, sedang Ibu sendiri dari mana?” pemuda itu menyambung.

    “Dari tempat kerja Dik” Bu Misye menjawab.

    “Koq sampai sore Ibu, memang tidak dijemput oleh suami atau putra Ibu?” pemuda tersebut kembali bertanya.

    “Ndak Dik.. walau udah tua Ibu berusaha sendiri lagian anak-anak Ibu udah berkeluarga semua” Bu Misye menyahut.

    “Eh Adik masih kuliah kelihatannya, nama Adik siapa biar enak kalau manggilnya” lanjut Bu Misye, walau dalam hatinya dia agak bingung kenapa harus bertanya namanya.

    “Iwan Ibu, masih kuliah semester pertama, nama Ibu?” jawab pemuda tersebut.

    “Misye” jawab Bu Misye.

    “Ibu umurnya berapa koq ngakunya sudah tua?” Iwan bertanya.

    “Udah hampir limapuluh Dik Iwan” jawab Bu Misye.

    “Koq masih keliatan lebih muda dari usia Bu Misye lho?” lanjut Iwan.

    Pembicaraan terhenti sebentar. Baju yang dipakai oleh Bu Misye yang basah secara jelas mencetak buah dadanya yang sekal terbungkus oleh BH hitam yang keliatan sangat menantang di usianya. Rambutnya yang teruarai lurus sebahu tampak basah juga. Kulitnya yang putih tampak titik air yang masih membasahinya. Iwan terus memandangi tubuh yang Bu Misye.

    Cerita Sex Aku Menikmati Pemerkosaan Akibat Berteduh Saat Hujan

    Cerita Sex Aku Menikmati Pemerkosaan Akibat Berteduh Saat Hujan

    “Tubuh Ibu masih bagus lho, Bu Misye tentu sangat bisa merawat tubuh” tiba-tiba Iwan memecah kesunyian.

    Bu Misye agak kaget dengan pertanyaan Iwan. Dia agak tersinggung dengan pertannyan itu apalagi mata Iwan yang tidak lepas dari dadanya. Anak ini ternyata agak kurang ajar.

    Belum lagi keterkejutannya hilang, Iwan berkata lagi, “Tentu suami Ibu sendiri sangat sengan dengan istri yang secantik dan semolek Bu Misye” Iwan berkata sambil meremas-remas kemaluannya yang masih dibungkus celananya.

    Melihat situasi yang kurang baik itu, Bu Misye tidak menjawab, dia langsung berdiri menuju ke motornya walaupun hujan tampaknya semakin menjadi-jadi. Namun tangan Iwan lebih dulu menyahut tangan Bu Misye. Bu Misye semakin marah.

    “Kau mau apa haa?” hardiknya.

    “Hujan masih lebat, sedang kita cuma berdua.. saya menginginkan Ibu” sahut Iwan dengan santainya sambil merangkul Bu Misye dari belakang.

    “Menginginkan apa?” Bu Misye agak berteriak sambil berusaha melepaskan pelukan Iwan.

    “Menginginkan tubuh Ibu..” Iwan berkata sambil tangannya beraksi menggerayangi tubuh Bu Misye dari belakang.

    “Jangan Dik Iwan.. apa kamu nggak merasa umurku.. sebaya dengan ibumu” Bu Misye berusaha untuk mengingatkan.

    “Justru itu saya suka” Iwan menyahut.

    Tangan kirinya merangkul Bu Misye dari belakang, tangan kananya berusaha menyingkap rok yang dipakai Bu Misye setelah tersingkap ke atas Iwan mengeluarkan penisnya yang sudah keras berdiri. Tak ketinggalan CD yang dipakai oleh Bu Misye dipelorotkan ke bawah.

    Tangan Iwan meraba-raba memek Bu Misye yang ditumbuhi oleh jembut yang rimbun. Jarinya berusaha masuk ke lubang kenikmatan Bu Misye.

    “Dik Iwan.. To.. long.. hentika.. ka.. ka.. ka.. mu nggak se.. harusnya mela.. kuka.. ini.. Dik Iwan Iwan..” Bu Misye berusaha mengingatkan lagi dengan terbata-bata.

    “Ah.. Jangan.. Dik Iwan.. Ibu.. sudah tua.. ingat..” tambahnya lagi.

    Iwan tidak menggubris kata-kata Bu Misye jarinya sudah masuk ke vagina Bu Misye dan bermain-main di dalamnya. Kemudian Iwan berusaha membalikkan tubuh Bu Misye, setelah itu dengan kasar Iwan mendorong tubuh molek itu sehingga jatuh terjerebab ke tanah. Dengan posisi duduk mengkangkang Bu Misye berusaha bangkit lagi dari duduknya. Pahanya yang mulus tersingkap sampai ke pangkalnya. Pakaian bagian atas acak-acakkan tampak sebagian kutang warna hitam yang seolah tak mampu menahan volume buah dada indah Bu Misye.

    Belum sempat berdiri Iwan berkata sambil melepaskan celana dan bajunya, “Bu Misye, anda berteriakpun tak akan ada orang yang mendengar.. tempat ini agak jauh dari rumah penduduk sebaiknya Bu Misye tidak usah macam-macam”

    “Aku tak kan sudi melayani kamu.. anak muda” Bu Misye setengah berteriak.

    “Sudah jangan banyak bicara lepaskan pakaianmu.. cepat.. daripada aku menyakiti Ibu” sahut Iwan sambil melepaskan celana dalamnya, tampak batang kontolnya yang sudah mengacung keras.

    Airmata Bu Misye mulai berlinang. Dia merasa sangat ketakutan dan galau hatinya. Dia merasa tak berharga dihadapan anak muda yang pantas menjadi anaknya. Dia juga merasa menyesal berteduh di tempat itu, dia merasa juga menyesali pakaian kerja yang sering ia kenakan.

    Rok yang terlalu tinggi dan baju yang transparan yang memperlihatkan BHnya yang seakan tidak muat menahan buah dadanya, sehingga membuat para lelaki yang menatapnya seolah menelanjanginya. Namun dalam hatinya berkata juga bahwa baru sekarang dia melihat kemaluan lelaki yang besar, ****** suaminya tidak sebesar itu. Darahnya berdesir kencang.

    Belum hilang keterpanaannya sudah dikejutkan oleh suara Iwan lagi, “Cepatt! Sudah nggak tahan nih..”

    Karena dilanda ketakutan, dengan perlahan tangan Bu Misye melepas satu persatu kancing bajunya. Tampaklah payudaranya yang dibungkus oleh BH hitam.

    “Cepat lepas kutangmu!” bentak Iwan.

    Dalam hati Bu Misye berkata anak muda memang nggak sabaran. Setelah melepas BHnya, tumpahlah payudara Bu Misye yang masih tampak sekal dan menggairahkan, puting susunya yang coklat kehitam-hitaman tampak menantang sekali.

    Iwan jongkok di dekat Bu Misye tangannya mulai menggerayangi payudara Bu Misye.

    “Uh.. ah.. ah..” rintih Bu Misye ketika tangan Iwan memilin milin putingnya.

    Tidak puas memilin-milin mulut Iwan mulai mendarat di pucuk anggur itu. Lidahnya menari-nari dan ketika dihisap keras-keras Bu Misye hanya bisa menggigit bibir bagian bawah dan memejamkan matanya. Setelah puas dengan buah dada Bu Misye Iwan bangkit kemudian mendekatkan kontolnya yang besar tersebut ke mulut wanita paruh baya yang lemah itu.

    “Hisap.. Bu Misye” perintahnya.

    “Cepatt!” bentak Iwan ketika Bu Misye belum juga melakukan apa yang ia kehendaki.

    Akhirnya Bu Misye mengulum batang zakar. Pertama dia melakukan hampir saja dia muntah karena selama hidupnya dia baru melakukan beberapa kali dengan suaminya. Bu Misye seakan tidak percaya apa yang dia lakukan sekarang, dia di tempatnya bekerja adalah orang yang dihormati sedang di kampungnya dia juga orang yang disegani Ibu-Ibu. Namun pada saat ini dia sedang melakukan hal yang jorok hingga tentu kehormatannya sebagai wanita hilang sama sekali.

    Iwan dengan kasar memaju mundurkan kontolnya sehingga terdengar suara nyaring menggairahkan. Setelah puas Iwan bangkit lagi kemudian di mengambil posisi ditengah-tengah di antara kaki mulus Bu Misye.

    Sambil mengelus-elus kontolnya yang sudah sangat keras, Iwan berkata, “Bu Misye lebarkan lagi agar lebih mudah”

    Hal yang sangat mendebarkan bagi Bu Misye akan terjadi dengan perlahan Bu Misye membuka lebar kakinya sehingga tampaklah memeknya yang tampak merekah dengan bibirnya yang agak menggelambir. Perlahan dan pasti Iwan menuntun kontolnya memasuki lobang kenikmatan Bu Misye.

    Iwan merasakan kehangatan memek Bu Misye dan kekencangannya seakan meremas rudal Iwan. Sebaliknya Bu Misye yang sedari tadi dengan berdebar menantikan hal tersebut seakan terhenti detak jantungnya ketika ia mulai ditusuk oleh anak muda ini. Seakan merobek barang paling berharga yang dimilikinya.

    Ketika Iwan mulai mempercepat genjotannya tampaknya Bu Misye juga sudah mulai melambung ke awan. Sementara diluar hujan seakan belum mau berhenti. Iwan semakin mempercepat genjotannya.

    Buah dada Bu Misye tergoncang-goncang kesana-kemari. Bu Misye yang semula pasif sedikit memberi perlawanan dengan menggoyangkan pantatnya. Tangannya mengepal memukul lantai, kepalanya bergoyang menahan hawa birahi yang semakin meninggi.

    Akhirnya Bu Misye tidak kuat menahan cairan yang semula ia bendung-bendung, lobang memek Bu Misye mengerut kencang ketika dia mencapai puncak. Bu Misye malu kenapa dia bisa orgame padahal ia tidak menginginkan itu. Yang lebih membuat dia bertambah malu adalah Iwan seakan mengetahui hal tersebut.

    Iwan tersenyum sambil terus mempercepat genjotannya. Dalam hatinya dia berkata ternyata kau juga merasakan kenikmatan juga. Dan tampaknya Iwan juga akan sampai ke puncak. Dan terdengar lenguhan panjang Iwan ketika batang kontolnya ia tancapkan dalam-dalam sambil merangkul erat Bu Misye keluarlah cairan sperma membanjiri lobang memek Bu Misye.

    Iwan terkulai lemas diatas tubuh telanjang Bu Misye jiwa mereka seolah melayang sejenak.

    Setelah itu Iwan bangkit dan mengambil pakaiannya sambil berkata, “Bu Misye berpakaianlah, tampaknya hujan sudah mulai reda, memek Ibu ueenak sekali, terima kasih ya Bu Misye”.

    Bu Misye menatap Iwan dalam hatinya bercampur antara marah, gundah, galau. Namun satu hal yang dia tidak pungkiri bahwa dia juga menikmati perkosaan yang dilakukan Iwan.

    Akhirnya Bu Misye memunguti pakaian kemudian mengenakannya kembali. Mereka berjalan ke arah motor mereka tanpa bersuara.

    Tampaknya hujan sudah reda. Bu Misye menghidupkan mesin motornya, namun ia dihentikan lagi oleh Iwan.

    Iwan berkata, “Bu Misye saya minta maaf akan kelancangan saya, saya tidak bisa menahan gejolak nafsu saya..”

    Bu Misye tak menjawab. Ia hanya menatap wajah Iwan dengan mata yang berkaca-kaca. Iwan diam kemudian Iwan mendekatkan wajahnya dan ciuman hangat ia daratkan ke bibir Bu Misye.

    Pertama Bu Misye diam namun akhirnya Bu Misye membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bertautan. Sejenak kemudian Bu Misye tersadar dan melepaskan ciuman tersebut kemudian melajukan kendaraannya.

    Iwan hanya terdiam terpaku kemudian menaiki kendaraannya ke arah yang berlawanan. Bu Misye menerobos hujan rintik-rintik dengan perasaan yang sebenarnya terpuaskan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu


    1957 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu, Gua tertarik untuk ceritain pengalaman gua ini, setelah ngebaca punya temen-temen yang udah ngirim duluan. Soalnya pengalaman ini yang tau ya cuman gua ama yang bersangkutan (adik sepupu gua).

    Singkat cerita, gua udah 2 taun nggak ketemu ama adek sepupu gua yang
    satu ini, sebut aja namanya Nita, umurnya 19, lulus SMA tapi nggak
    kuliah, tinggi kira- kira 168 cm beratnya nggak tau tapi yang pasti
    proporsional, rambutnya hitam panjang agak bergelombang, kulit putih
    mulus, Chinese Menado soalnya, ukuran bra 34C (gua tau deskripsi ini
    penting, kalo nggak susah ngebayanginnya, hehe). O iya, ukuran bra ini
    gua taunya belakangan lho, dulu- dulu ya nggak tau.
    Gua terakhir ketemu dia summer 96 waktu gua pulang dari Vancouver buat
    liburan. Sekarang gua udah kerja kira-kira 4 bulan di satu perusahaan
    swasta. Dari sejak gua SMA, Nita ini adek sepupu yang paling deket ama
    gua, apa aja pasti diceritain ke gua termasuk pengalaman-pengalaman dia
    ama co-conya.Memang si Nita ini anaknya agak-agak nakal dan berani, jadi
    nggak heran kalo perawannya ilang waktu masih umur 15. Dan sekarang aja
    daripada kuliah dia lebih milih jadi model freelance (sempet masuk
    semifinalis di satu majalah ce), tapi belon prof masih amatir lah. Sejak
    gua balik dari Vancouver Nita sering jalan-jalan ama gua entah nemenin
    gua lunch ato nonton, kalo yang nggak kenal gua pasti nyangkain kita ini
    pacaran. Diem-diem gua sih sering juga tergoda ama penampilan fisik Nita
    yang sekarang makin bohai aja, dan dia udah punya co sih, seorang
    pengusaha muda (bakal nikah ama ce lain). Inilah yang jadi masalah buat
    Nita, sering dia stress mikirin co nya yang udah dijodohin ama ce lain
    dan ngadu ke gua. Satu malem dia nelfon ke rumah gua and ngajak gua ke
    tempat kos dia, katanya lagi kesepian soalnya co nya lagi ada kerjaan di
    luar kota. Gua sih sebagai kakak kasian juga, and kebetulan lagi nggak
    ada kerjaan jadi ya gua iyain, rencananya sih mau gua ajak ke cafe
    ngobrol-ngobrol.
    Sampe di tempat kos Nita ternyata dia males keluar, terus ya udah gua
    ngobrol-ngobrol aja di kamarnya. Lagi ngobrol-ngobrol eh tau-tau dia
    keluarin seperangkat alat yang biasa dipake buat mengkonsumsi salah satu
    jenis drugs yang populer di kalangan anak muda (nggak usah gua sebutin
    deh apa namanya, yang pasti makenya agak repot dan nariknya bisa PP kalo
    nafasnya panjang). Gua sih emang bukan pemake tapi juga nggak asing ama
    barang-barang gituan, jadi waktu diajak make bareng ama Nita ya ok-ok
    aja. Cukup banyak kita berdua make barang itu sambil becanda- becanda.
    Sambil ketawa-ketawa and ngobrol-ngobrol tiba-tiba si Nita ngelepas
    T-shirtnya dengan alasan kegerahan, gua sih agak kaget tapi pura-pura
    tenang, tapi terus terang dalam keadaan under influence kaya gitu gairah
    kelaki-lakian gua jadi bangkit dengan luar biasa, ngomong pun jadi
    enteng. Baru sekali itu gua ngeliat betapa bagusnya buah dada Nita,
    nggak terlalu gede tapi keliatan kenceng dan menantang untuk diremas.
    Sekali-kali tanpa disadari dia kalo gua merhatiin, Nita melakukan
    gerakan-gerakan seperti menekan teteknya itu, mungkin dia bener- bener
    enjoy.
    Akhirnya dia sadar kalo dari tadi gua ngeliatin dia, dan tampaknya
    pandangan mata co kalo lagi nafsu itu nggak bisa ngeboongin. Nita
    tersenyum sambil mendekatkan badannya dan peluk gua. Gua pun peluk dia
    juga, hmm kerasa kenyal banget tetek dia, and putingnya yang ternyata
    udah keras itu kerasa di dada gua. Saat itu juga kontol gua langsung
    ereksi abis. Nita mendekatkan wajahnya ke gua dan lidahnya dimainin di
    bibir gua yang masih terkatup karena kaget dan seneng yang belon ilang.
    Gua pun berinisiatif ngebalas permainan lidah dia dengan lidah gua, kita
    pun saling mengulum dengan penuh nafsu.
    Nita berbisik,” Kak…Nita udah nggak tahan dari kemaren…puasin Nita ya
    Kak..”
    Gua pun mengangguk dengan antusiasnya. Abis mendesah di kuping gua tadi
    Nita melanjutkan permainan lidahnya di mulut gua, sementara tangan gua
    pun mulai ngelepasin tali BH. Dia…sadar kalo BHnya sedang gua copot,
    Nita dengan tanpa berhenti nge-kiss gua ngelepasin celana pendeknya.
    Damn!! dalam hati gua kagum juga ama adek gua yang satu ini, jam
    terbangnya pasti udah tinggi. Gua ngelepasin mulut gua dari mulut Nita
    buat ngeliat dengan jelas teteknya yang dari tadi gesek-gesek dada gua.
    Bener-bener indah! gua remas sejadi- jadinya sambil gua mainin ujung
    lidah gua di putingnya.
    Nita mendesah, ” Aduhhh kak…sshhhh..aduhhh h..”. Cuman itu yang keluar
    dari mulutnya.
    Sementara itu gua terusin permainan lidah gua ke arah perutnya yang rata
    itu, gua berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil
    ngeremes bokongnya yang padat, kedua tangan gua selipin ke bokongnya dan
    pelan-pelan gua lucutin celana dalemnya ke bawah. Detik berikutnya
    tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya. Nita ternyata
    tipe ce yang suka ngebiarin jembutnya tumbuh dengan lebat tanpa
    tersentuh alat cukur….. Gua elus-elus paha dalemnya dan naik sampe ke
    pinggir sisi kiri kanan bibir luar vaginanya. Gua elus-elus vaginanya
    dengan dua jari bergerak dari arah bawah ke atas. Sementara itu Nita
    meremas-remas sendiri teteknya sambil merem, keliatan banget kalo dia
    sangat menikmati permainan ini.
    Pelan gua sibak bibir vaginanya dengan jempol dan telunjuk ke arah atas
    sampe kelentitnya nongol keluar, terus gua jilatin deh kelentit Nita
    pelan-pelan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus sambil tangan gua
    yang satunya mainin puting susunya.
    Nita makin mendesah, “Iya kak…shhhhh…disit u kak…enak kak..shhhh.”
    Tampak keningnya berkerut tanda kenikmatan yang dia alami makin naik ke
    level yang lebih tinggi. Gua nerusin permainan lidah gua dengan
    jilatan-jilatan panjang dari lubang anusnya sampai ke kelentitnya.
    Terasa di ujung idung gua yang sekali-kali nyentuh, vagina Nita mulai
    basah, bahkan sebagian cairan vaginanya mengalir sampai ke lubang
    anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar dibarengi erangan Nita yang makin
    keras. Gua pun segera memutar badan gua ke posisi “69”. Walaupun celana
    panjang gua belon lepas, gua yakin pasti Nita dengan cekatan melepasnya
    dan bener!!

    Terampil sekali dia ngebuka celana gua dan celana dalem gua
    sekaligus dengan satu gerakan dan langsung masukin kontol gua yang udah
    tegang dari tadi ke mulutnya yang hangat itu, shit!! kalo gua nggak
    bisa kontrol dikit aja…pasti deh gua bakal keluar dalam satu menit,
    kuat banget isepan si Nita dan gerakan ujung lidahnya begitu lincah di
    bagian bawah palkon gua, kebayang deh geli-geli enaknya…. tapi gua
    segera fokus ke jilatan-jilatan gua di vagina Nita yang makin basah aja
    apalagi waktu gua masukin dua jari ke lubang vaginanya, saat udah masuk
    semua, gua sedikit bengkokin jari gua ke arah atas supaya bisa kena
    “G-Spot” dia dengan tekanan yang cukup.

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Bener!!!…Nita sedikit menjerit dan pantatnya nyentak ke atas sampe
    jari-jari gua yang tadinya di dalem kelepas dan bagian jembutnya
    menghantam muka gua. Gua segera kembali masukin dua jari gua dan
    melakukan gerakan yang sama…. tapi kali ini gua juga mainin lidah gua
    di kelentit Nita yang tampak semakin menonjol hingga gampang dirasakan
    untuk diisep, gua isep pelan sambil mainin lidah gua. Nita makin kenceng
    and hot aja ngisep- isep kontol gua…duhh Nita… Nita….
    Tiba-tiba dia ngelepas isepannya dan mendesah dengan suara yang
    tertahan, ” Kak…..Nita udah nggak nahaannn….masukin
    kak…shhhhhhh…..s ekarang kak!!…shhhhhh.&quo t;
    Tanpa perlu mendengar ” perintah” tersebut untuk kedua kalinya gua dengan
    secepat kilat memutar badan gua, gua tekuk kaki Nita ke atas dan tanpa
    ampun gua tusukin kontol gua ke lobang vagina Nita yang udah banjir
    itu…..
    Nita teriak, ” ADUHH KAKK….!!!! Ahhhhhh…” sambil menarik kepalanya ke
    belakang dan menggigit bibirnya.
    Gua masuk keluarin kontol gua dengan gerakan pelan tapi panjang-panjang,
    uhhh enak bener meki Nita ini, basahnya itu bener-benar kerasa hangat di
    dalem. Makin lama gua makin cepet gocek kontol gua karena gua sendiri
    udah nggak nahan tarik keluar masuk pelan-pelan kaya gitu. Nita
    mengerang sejadinya, gerakan pinggulnya mengikuti irama kocokan gua,
    sesekali tangan gua mainin kelentitnya, gua usap-usap dengen gerakan
    yang sama cepetnya dengan kocokan kontol gua. Pada tahap ini erangan
    Nita udah nggak terdengar tapi mulutnya kebuka segede tuh mulut bisa
    ngebuka sambil merem kenceng-kenceng, gua bener-bener nggak tahan liat
    ekspresi muka adek gua yang imut ini, gua pelanin kocokan gua dan
    rebahin badan gua ke depan buat ngelumat bibir dia yang kebuka itu….
    Begitu Nita kerasa bibirnya kesentuh lidah gua langsung dilumat abis
    bibir gua dan diisep- isepnya lidah gua sampe sedikit kerasa sakit…
    Nafasnya bener-bener kaya kuda….gua sendiri juga….dan gua tau nggak
    bakal bisa nahan sampe paling lama 2 menit lagi.
    Nita mengerang di mulut gua dan detik berikutnya ngelepas ciumannya
    sambil menjerit, ” HAADUUHHHHHH……… ADUUUUHHH KAAAK!!…”
    Rupanya Mita telah mencapai klimaks, kerasa banget cairan vaginanya
    menyemprot dengan lembut di kontol gua beberapa kali dibarengin dengan
    kontraksi vaginanya, nggak sampe dua puluh detik setelah itu gua pun
    ngerasa bakal keluar…… Segera gua cabut kontol gua yang basah kuyup
    dengan cairan vagina Nita itu keluar, gua arahin kontol gua ke lantai,
    nggak tega gua nyemprotin sperma gua ke badan adek gua tersayang
    itu….. Ada mungkin 5 kali lebih gua nyemprotin air mani gua ke lantai,
    nggak selalu gua klimaks seperti itu….dari 5 kali making love mungkin
    sekali yang kaya gitu. Gua segera ngebersihin kontol gua dan juga
    tentunya tumpahan mani gua yang di lantai itu. Gua liat Nita udah
    tergeletak lemas dengan mata terpejam….rupanya klimaksnya begitu kuat
    sampe dia tertidur. Gua bersihin vaginanya pake tissue pelan-pelan dan
    melap keringetnya pake anduk.Gua segera pake baju karena gua juga
    ngerasa capek banget dan nggak mungkin gua tidur di situ. Setelah gua
    mengenakan pakaian, gua tengok lagi adek gua tersayang itu dan gua kecup
    keningnya dengan penuh kasih sayang… Perasaan gua waktu ngecup
    keningnya berbeda dengan kalo gua setelah making love dengan ce-ce lain.Perasaan sayang gua tetep sebagai sayang seorang kakak ke adek, nggak
    ada perasaan ingin memiliki sebagai pacar (jangan sampe deh). Gua belai
    kening dan pipinya…. Sekali lagi gua kecup pipinya dan gua tarik
    selimut buat nutupin tubuhnya yang polos tanpa selembar benangpun itu.
    Dalam perjalanan dari kamar Nita ke tempat parkiran mobil gua ngelewatin
    beberapa orang yang mungkin aja temen si Nita, mereka ngeliatin gua
    dengan tatapan penuh curiga… Mungkin aja mereka denger-denger
    dikit…ah gua cuek aja, kagak ada yang tau kalo gua kakaknya ini..pikir
    gua. Dalam perjalanan pulang gua segera ngebayangin ce gua, berusaha
    ngerasain kalo gua abis making love ama dia, bukan adek gua… Ternyata
    bisa walau agak sulit karena ce gua nun jauh di negeri seberang….oh
    iya…udah ex tuh… Tapi sempet juga gua berpikiran nakal untuk
    ngelakuin itu lagi ama Nita..(dasar co ya).. Tapi hmmm dia kan adek
    gua….. Apakah terulang lagi??? Tunggu gua ceritain pengalaman gua
    selanjutnya….
    Nb: kalo niatnya cuman ngeledekin ato caci maki gua mending batalin aja
    deh, kagak bakalan gua tanggepin. Kalo yang pengen sekedar kenalan aja,
    gua tunggu..ok

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Galeri Foto Ngentot Gadis Jepang Toge

    Galeri Foto Ngentot Gadis Jepang Toge


    1956 views

    Perawanku – Nah, buat kamu yang pengen ngocok maka kami sudah mengumpulkan Foto Ngentot Gadis Jepang Toge dengan tubuh yang sexy aduhai pantat yang montok dan dada yang membusung di jamin bos ku yang melihat foto ngentot ini terasa ingin langsung masuk dan ingin ngentotin wanita tersebut :

     

  • Koleksi Foto Bugil Jepang Nafsuin – Foto Bugil Jepang Hot Bikin Sange

    Koleksi Foto Bugil Jepang Nafsuin – Foto Bugil Jepang Hot Bikin Sange


    1956 views

    Perawanku – Membayangkan berbagai bentuk memek sambil coli memang rasanya nikmat tiada tara. Buat teman-teman yang pengen coli sambil membayangkan yang mulus-mulus tentu akan mencari seperti yang ada di galeri ini. Beruntung jika kamu menemukan halaman ini, karena disini terdapat  Koleksi Foto Bugil Jepang Nafsuin Yang Bugil telanjang sexy pantat bohai dengan kulit putih mulusnya ,  Aura lembut penuh birahi benar-benar terpancarkan melalui pose-pose wanita cantik ini.

    Yang tentu saja seakan mengomando tangan kalian untuk mengocok-ngocok batang kemaluan kalian dengan sendirinya. Berikut Foto Bugil Jepang yang bikin nafsuin ini  : Starbet99

  • Cerita Hot Wanita Jilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Wanita Jilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1953 views

    Perawanku – Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (35 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Magelang. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (45 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku. Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya.

    Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton (26 tahun) asal kotaku adalah Surabaya. Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun.

    Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi. Selain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar. Agen Nova88

    Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.

    Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya.

    Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya. Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.

    Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang.

    Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya. Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.

    { NONTON JUGA FILM DEWASA DISINI -” NONTON BOKEP “ }
    Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.

    Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.

    Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.

    Setelah beberapa lama perkiraanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti.

    Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz…. Slepp kontolku menancap sempurna. Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vegynya, seperti yang dilansir Kumpulan Dewasa Terkini.

    Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi.

    Oh… Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh. Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.

    Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalamkamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik.

    Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik. Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.

    Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja. SItus Nova88

    Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang. Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.

    Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL . Di rumahnya aku memiliki tempat favorit yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu karena lebih santai dan penuh sensasi. Sampai saat ini aku terus melakukan perselingkuhan ini.

  • Cerita Sex Party Bersama Tante Dan Anaknya

    Cerita Sex Party Bersama Tante Dan Anaknya


    1952 views

    Perawanku – Cerita Sex Party Bersama Tante Dan Anaknya, Pesta Seks Bersama Tante dan Anaknya. Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
    Hey.. kok.. melamun? katanya.
    Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
    Eee.. Ditanya kok masih diam sih? wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
    Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?
    Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?
    Kemana Tante? tanyaku.
    Gimana kalau ke rumah Tante aja yah? karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.
    Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.
    Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,
    Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam? yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
    Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai, kata Mbak Hanny.
    Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing-masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.
    Nah dewa sekarang tinggal kita berdua, katanya.
    Memangnya ada apa tuh Tante? kataku heran.
    Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak, begitu timbalnya.

    Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki, sambil memeluk aku dan memohon,
    Yah sayang? Mau kan? katanya lagi
    Ii.. Yaa, mau.. Tante? jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.
    Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah? gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.
    Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh.. desahku.
    Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta, kata Tante Mey.
    Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.
    Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?
    Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
    Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?
    Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
    Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta? Tante Mey meringis memohon.

    Lihat Juga:  Atik pembantuku

    Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
    Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?
    Kenapa Tante?
    Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?
    Ooohh..? jawabku.
    Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis, katanya.
    Selang beberapa menit,
    Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?
    Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?
    Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
    Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang? lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
    Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..? ceracaunya.
    Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan? timbalku.
    Tiba-tiba, Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?
    Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?
    Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
    Tante aku mau keluar nih..? kataku, Dimana nih keluarinnya..?
    Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?
    Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
    Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..? erangku.
    Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
    Ada apa Mbak? tanyaku.
    Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
    Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..
    Dia mempertegas, Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak, sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
    Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku, jawabku vulgar.
    Kita entotannya dilantai karpet aja yah? kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang, dia mempertegas.

    Lihat Juga:  Cerita Dewasa Pijat Plus-Plus Untuk Melepas Penat Karena Lembur

    Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
    Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..? erangnya.
    Sakit Mbak? tanyaku.
    Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?
    Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
    Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..? sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
    Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?
    Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
    Iiihh.. Kakak lagi ngapain? mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.
    Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
    Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?
    Ii.. ittuu.. ada..?
    Ada apa? katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
    Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!
    Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang? kata Mbak Hanny.
    Kak aku ingin ngerasain dientot yah? tanya Shelly sama kakaknya.
    Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa, timbal poppy.

    Iyah kan Kak? tanya poppy pada Shelly.
    Iyah nih.. Gimana sih..? timbal Shelly.
    Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut? terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
    Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?
    Sini jangan ribut.. kata Kakaknya lagi, Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis Tanya kakaknya.
    Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..
    Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
    Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..? erangan Mbak Hanny.
    Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali
    Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.
    Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
    Benar nih, vagina kamu mau aku masukin? tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
    Mau sekali Kak..? jawabnya.
    Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia? jawab polosnya.
    Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
    Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..? sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
    Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?
    Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
    Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak? katanya.
    Iyah Shelly sayang, gimana enak kan? tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
    Enak.. sekali.. Kak Dewa..
    Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi? lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
    Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh.. eranganya.

    Lihat Juga:  Di gilir 8 Berandalan

    Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
    Sudah dong kak..? kataku pada Mbak Hanny.
    Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini? kataku lagi
    Iyah Kak Hanny, sudah dong kak? kata Poppy.
    Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali? katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
    Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
    Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.
    Bleess.. Bless.. Bleess..
    Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh.. Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
    Sakit yah? tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
    Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut, katanya.
    Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
    Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah.. ceracaunya.
    Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
    Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..
    Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
    Aku mau keluar nih?
    Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..
    Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
    Crott.. Croott..
    Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..? eranganya.
    Makasih.. Yah kak..? sambil dia tersenyum.
    Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.
    Aku mau keluar nih, dimana sayang? tanyaku.
    Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..
    Ccrroott.. Crroott.. Crott..
    Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.
    Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Galeri Foto Cewek Toket Gede Yang Imut

    Galeri Foto Cewek Toket Gede Yang Imut


    1950 views

    Perawanku – Ini dia yang bisa buat mata melotot terus ya guys , cewek ini memiliki toket yang sangat gede dan padu sekali , pasti anda para penggemar toket gede ingin meremas dan menghisap toketnyakan ???  selain wajahnya yang sangat cantik ditambah toketnya yang super pasti pingin kali entotin dia ya guys . 

    Ettsss jangan nafsau dulu ya , berikut kami sajikan foto-fotonya untuk bahan coli kalian semua guys :

  • Foto Hot Cewek Jepang Telanjang Sexy Bikini

    Foto Hot Cewek Jepang Telanjang Sexy Bikini


    1950 views

    Perawanku – Kaki yang jenjang, tubuh yang mulus, tempik tembem membuat wanita satu ini menjadi primadona tiap pasang mata yang melihat. Bila kamu tak percaya, langsung saja kamu liat Foto hot cewek jepang ini yang lagi telanjang Sexy menggunakan BH saja  :

     

  • Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1948 views

    Perawanku – Namaku Edi saat ini aku menjalin hubungan serius dengan salah satu wanita yang sudah lama menjadi pacarku. Sebut namanya Linda, dia masih berumur 20 tahun sedangkan aku berumur 31 tahun. Beda banyak dengan calon istriku itu, tapi dia begitu baik dan perhatian padaku. Mungkin karena hubungan kami di landasi saling suka tanpa ada kata yang namanya perjodohan.

    Tapi meskipun aku begitu mencintainya, bukan tidak sanggup aku menghianati cintanya bahkan aku menghianati dia dengan seseorang yang sangat dekat dengannya. Aku pernah melakukan hal seperti cerita sex dengan mamanya Linda, meskipun sejak awal kami tidak ada keinginan untuk melakukan hal ini. Tapi yang namanya nafsu jika sudah memenuhi otak kita termasuk aku, hingga jadilah aku bercinta dengan Mama Linda.

    Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengan calon mertuaku itu, ketika aku datang untuk menemui Linda. Karena Linda tidak bekerja ataupun masuk kuliah, jadi meskipun setiap hari aku kerumahnya dia pasti ada. Linda tipe gadis yang nggak suka neko-neko dia begitu pendiam bahkan jarang keluar dari rumahnya, dan hal itu menambah nilai plus bagiku.

    Tapi siapa sangka aku harus menghianatinya, pas di depan matanya juga. Hari itu aku pergi menemui Linda di rumahnya, tapi Linda tidak ada di rumah dan hanya mamanya yang menemuiku sore itu. Kemudian dia menyuruhku untuk menuggu LInda di dalam rumahnya, sempat aku melihat majalah yang di bawa masuk calon mama mertuaku, yakni majalah cerita sex.

    Dia langsung membawa masuk majalah itu,hingga beberapa saat kemudian dia datang dan membawakan aku sebuah minuman. Langsung saja aku minum dan mengobrol dengan Mama Linda waktu itu, tidak terasa hampir satu jam aku mengobrol dengannya. Akhirnya aku melihat mama mendekat, aku masih belum paham maksudnya karena selama ini Mama Linda begitu sopan padaku.

    Tapi begitu dia mencium pipiku aku jadi salah tingkah, mau menepisnya takut kurang sopan, mau membiarkannya dia mama dari pacarku. Tapi karena Mama sudah begitu sange akhirnya aku membiarkannya malah aku semakin menikamti permainan lidahnya yang menjilat seluruh wajah dan leherku setelah itu bermain di dada bidangku, yang sempat di buka beberapa kancing bajuku.

    Aku begitu menikmatinya apalagi di tambah dengan elusan halus dari tangannya. Membuat adik kecilku ikut bangun dari tidurnya, terasa tangan mama menyusuri pangkal pahaku. Begitu dia pegang kontolku tanpa menunggu lama dia kocok kontolku dengan remasan hangat dari tangannya, Aku hanya menatap wajah cantik Mama Linda dan beralih melihat toketnya yang lebih besar dari toket Linda.

    SEjenak aku hanya melihatnya tapi ketika toket itu seakan meminta untuk di pegang. Dengan satu tanganku akhirnya aku remas toket Mama mertuaku, layaknya dalam cerita sex dia mendesah sambil memandang ke wajahku. Seakan dia meminta lebih untuk segera aku puaskan nafsunya. Mama mengulum kontolku kedalam mulutnya karena sudah tidak muat akhirnya dia mainkan lidahnya.

    Meski hanya di ujung kontol yang lebih terasa tapi itu sudah membuatku merasa nikmat juga ” Ooogggghhh… pe… lan….Ma… ooouuugghh… ” Mama tidak mendengar desahan permintaanku, malah dia semakin asyik memainkan adik kecilku itu. Akupun menggoyangkan pantatku di depan mulutnya. Dengan memasukkan dan mengeluarkan kontolku membuat mulut Mama semakin sibuk saja.

    Karena tidak mampu atau tidak tahan akhirnya aku mendorong tubuh Mama hingga terlentang di kursi panjang ruang tamu itu. Sambil menggoyang tubuhnya aku meremas-remas teteknya ” OOoggghhh… ooouuuggghh… aaaaggghhh… aaaaggghhh… uuuuuuuuuuugghhhhhhh… ” Desahan Mama seperti dalam pemein cerita sex, dia meliuk-liukkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Memek Mama terasa mengapit kontolku di dalamnya. Bahkan seperti ada yang memberikan sentuhan berbeda pada kontolku, aku semakin cepat menggoyangnya dan semakin cepat pula mama mengimbangi permainanku. Karena aku sudah terlihat capek, mama menyuruhku untuk rebahan di bawah tubuhnya, bagai anak ayam aku mengikutinya, saat itulah dia menunggangi tubuhku.

    Setelah itu aku melihat Mama menuntun kontolku, untuk dapat masuk kedalam memeknya. Begitu kontolku menancap dia langsung menggerak-gerakkan tubuhnya. Bagai ular yang meliuk-liuk sesekali Mama memutar pantatnya. Jika dia lakukan hal itu aku menjadi mengerang ” OOouuwwww… ooouuwwwww… ooouuwwww… aaaaagghhh… aaaagghh… ” Menahan sesuatu yang terasa nikmat.

    Tubuh bugil Mama begitu menggoda. Kulitnya begitu mulus dengan warna putih cerah, beda denga Linda yang memiliki kulit kuning langsat. Karena yang aku tahu Papanya memang turunan Jawa asli. Lama mama bermain kuda-kudaan di atas tubuhku, akupun meremas teteknya yang begitu sintal dan begitu besar dengan puting lumayan gede juga. Puas aku memainkan tetek itu.

    Mama sudah hampir mencapai klimaks, dia semakin cepat bergoyang di atas tubuhku. Bahkan tubuhnya sudah sedikit licin oleh keringat. Ketika aku hendak memegangnya terasa licin kulitnya ” Oouugghh… Edi… mama Nggak kuat sayang… ooouuuggghh…. ooouuuggghhh…. aaagghh… ” Dia menggelinjang di atas tubuhku sambil memejamkan matanya, menikmati klimaks dari dalam memeknya.

    Gerakannya melambat tapi aku langsung membalikkan tubuhnya, begitu aku menindihnya dan tertancap dengan pasti kontolku pada memeknya. Saat itu juga gerakkan pantatku dengan begitu keras menghujam memek Mama yang sudah basah ” OOuugghh…. aaaaaggghhh… ooouuuuggghh… Mama… Edi juga Ma…. ooouuuggghhh… ” Aku bergerak tidak lagi beraturan di atas tubuh Mama.

    Diapun seakan mengerti kalau aku akan mencapai organsme, begitu aku tekan lama kontolku yang menyemburkan lendir hangat dalam memeknya. Saat itu dia mendekap tubuhku yang lemas tak bertenaga. Akupun melingkarkan tanganku poda pinggangnya. belum sempat aku merapikan diri dari cerita sex ini, tiba-tiba dari arah pintu terdengar orang memekik dan setelah terbunyi bruuk.

    Setelah aku lihat ternyata Linda baru datang dan pingsan seketika melihat kami berdua melakukan cerita sex di ruang tamu itu. Kamipun panik dan mengambil baju yang berserakan di lantai. Saat itu juga aku mengangkat tubuh Linda dan berusaha menyadarkannya, setelah agak lama Linda pingsan akhirnya dia terbangun, namun begitu melihatku dan Mamanya kembali dia pingsan.

  • Cerita Sex Terangsang Oleh Gadis Yang Biasanya Alim

    Cerita Sex Terangsang Oleh Gadis Yang Biasanya Alim


    1947 views

    Perawanku – Cerita Sex Terangsang Oleh Gadis Yang Biasanya Alim, “Shit…, si botak udah ngasih tugas kelompok lagi, padahal baru aja selesai ulangan”
    Di sekolahan emang ada guru biologi botak yang ngeselin banget, setiap abis ulangan pasti doi langsung ngasih tugas kelompok.

    Alesannya sih, biar ngebantu nilai ulangan kalo nanti hasilnya jelek. Udah gitu, dapet kelompok bareng anak-anak yang males lagi. Tapi masih untung sih ada satu ceweknya yang pinter dan rajin. cerita seks.

    Singkat cerita sekarang gw dengan amat sangat terpaksa ngerjain tuh tugas. Ngerjain tugasnya di rumah Sinta.

    Dan bener firasat gw, anggota kelompok gw yang lain pada gak dateng. Dan sekarang nih tugas yang ngerjain cuma gw sama si Sinta. Kita berdua belajar kelompok di rumah Sinta yang pada waktu itu lagi sepi gila, dan ngerjainnya di kamar Sinta.

    Sinta adalah salah satu cewek alim yang paling rajin dan pintar di sekolah. Wajahnya sih lumayan cantik, kulitnya putih bersih, dan bodynya kaya cewek-cewek SMA seumurannya. cerita seks.

    Sinta bukan termasuk cewek yang modis, tapi dia ngoleksi semua aksesoris cewek yang warnanya pink. Kamarnya pun rapih banget dan di penuhi dengan banyak aksesoris dan pernak-pernik yang serba pink. Di sandaran kasurnya tergantung banyak sabuk yang tentunya berwarna pink.

    Tanpa banyak basa-basi lagi tugas biologi pun kita kerjain di laptopnya Sinta. Kebetulan tema tugasnya adalah tentang sistem reprodusi manusia.

    Tidak seperti di sekolah, Sinta yang alim dan berpakaian tertutup, hari ini memakai celana pantai yang pendek dan longgar dan sebuah tanktop ‘you can see’ minim yang berwarna pink. cerita seks.

    Pakaian yang di pakai Sinta sungguh membuat gw jadi suka salah tingkah dan membuat penis gw jadi suka tegang. Karena, setiap posisi kakinya suka di ubah-ubah, CD nya Sinta suka keliatan dari sela-sela celana Sinta yang longgar.

    Belum lagi karena minimnya celana yang dipakai Sinta, pahanya sinta yang putih dan jenjang ngebuat gw suka nelen ludah terus.

    Udah gitu, kalo dia lagi ngetik sambil badannya agak membungkuk, belahan payudaranya suka keliatan. Payudara Sinta sudah terbentuk, warnanya putih mulus, dan sangat terlihat kenyal. cerita seks.

    Selama ngerjain tugas, Sinta banyak ngajarin gw tentang sistem reproduksi. Dari mulai bentuk alat kelamin manusia sampai proses untuk membuat bayi. Akhirnya setelah 3 jam lebih, tugas kita selesai juga.

    Karena merasa keringetan setelah ngerjain tugas, Sinta nyuruh gw ngoreksi lagi hasil tugasnya, dan selagi gw ngoreksi tugas, sinta ingin nyegerin badan dengan mandi.

    Denger kata-kata Sinta ingin mandi di tambah di depan gw banyak gambar tentang alat kelamin manuia, pikiran kotor gw pun timbul. cerita seks.

    Setelah Sinta masuk ke kamar mandi, gw langsung buru-buru jalan ke depan pintu kamar mandi mencari lubang untuk mengintip Sinta mandi.

    Dan sungguh beruntung, pintu bawah kamar mandi yang terbuat dari triplek bolong lebar banget, mungkin karena sudah rapuh kena air. Dan gw pun dengan semangat ngintip Sinta mulai dari dia buka baju. cerita seks.

    It’s show time. Yang paling pertama di lakukan Sinta adalah ngebuka tanktop pinknya yang sexy itu, dan terlihat buah dadanya yang masih dibalut bra itu terlihat sangat menggoda.

    Lalu Sinta membungkukkan badannya untuk melepas celana pantainya. Terlihat pantat yang masih di balut celana itu indah mengembang. Dan kini celana Sinta sudah terlepas. cerita seks.

    Terlihat jelas pantat Sinta yang putih padat, dan kemaluannya yang masih tertupi oleh G-String yang sangat sexy. Dan juga terlihat bulu-bulu halus Kemaluan sinta yang keluar dari sela-sela G-String mini nya.

    Namun, kini G-String itu pun luluh di pelorotkan Sinta. Kemaluan Sinta terlihat agak menggembung kedepan, dan di tumbuhi oleh bulu-buluh halus yang tidak terlalu lebat yang membuat belahan vaginanya terlihat.

    Kini tinggal bra nya yang masih melekat. Dengan lembut Sinta pun melepas branya, kontan saja setelah bra itu terlepas, payudara Sinta menyumbul keluar. cerita seks.

    Payudara Sinta begitu indah, warnanya putih mulus dengan punting kecil yang berwarna pink. Saat Sinta bergerak menuju shower, payudaranya bergerak kenyal naik-turun beraturan.

    Dan saat berhenti dari langkahnya, payudara sinta naik-turun dengan cepat dan terlihat sangat kenyal.

    Sinta mandi di pancuri shower yang mengalir indah menjelajahi seluruh lekuk tubuh Sinta.
    Dan air shower yang dingin, membuat Sinta sesekali menggelinjang yang membuat seluruh tubuhnya bergetar juga termasuk payudaranya yang kenyal ikut bergetar. cerita seks.

    Sinta menyabuni tubuhnya dengan perlahan dan dengan menyenandungkan lagu-lagu yang keluar dari bibir mungilnya.

    Sesekali Sinta menyabuni vaginanya dengan lembut perlahan dan menggosokan tangannya dengan lembut di belahan vaginannya.

    Lalu tangan Sinta merambat ke atas untuk menyabuni payudaranya. Sinta menyabuni payudaranya dengan mengusap kesuluruhannya dan sesekali meremasnya dan memainkan putingnya.

    Sungguh pemandangan indah saat melihat Sinta mandi. Sebelum membersihkan badannya dari busa sabun, Sinta melakukan hal yang membuat penis gw semakin tegang dan memacu adrenalin gw.

    Sinta memainkan payudaranya dengan mengusap-ngusapkan tangannya ke payudaranya. Dan bahkan ia menggesek-gesekan payudaranya ke tembok kamar mandi. cerita seks.

    Setelah itu ia meremas-remas payudaranya dengan sangat nikmat, dan juga tak lupa ia memutar-mutar pentingnya dengan nakal. Dan Sinta mengakhiri permainannya dengan penuh nafsu.

    Yaitu ia membelai-belai belahan kemaluannya, dan sesekali memasukkan jari kelingkingnya maju-mundur ke vaginanya dengan penuh irama.

    Dan setelah itu ia membersihkan seluruh badannya yang mulus dari sisa-sisa busa sabun.

    Tanpa gw sadarin, sinta telah menyudahi mandinya dan ingin membuka pintu kamar mandinya.

    Kontan gw dengan tergesa-gesa langsung kembali ke laptop agar tidak di curagai. Saat itu penis gw lagi sangat tegang dan keras, dan sepertinya seluruh darah dan adrenalin gw memuncak. cerita seks.

    Sekarang gw jadi gak berani ngeliat sinta. Gw takut kalo dia tau perbuatan gw tadi. Dan sekarang gw jedi bener-bener takut banget karena dia ada di depan gw dan lagi mandangin gw.

    “Hei, kenapa gelisah sampe keringetan gitu? Wah.., lw tadi abis ngintipin gw mandi ya…?”

    “Mampus gw ketauan. Aduhhh… gimana nih???” gusar gw dalam hati

    “Eh enggak kok. Gw cuma bercanda. Kok lw jadi malah tambah gelisah gitu sih!”

    “Tugas nya udah lw cek kan? Gw mau pake baju dulu nih, soal nya tadi gw lupa bawa baju ganti ke kamar mandi. Tapi awas lho, jangan di intip.” ucap sinta sambil menggigil.

    Waduh, gawat nih. Pikiran gw lagi bener-bener kacau banget. Yang ada di otak gw Cuma Sinta yang lagi mandi. Pikiran gw lagi kotor banget nih. cerita seks.

    Apalagi, sekarang Sinta lagi di hadapan gw. Sinta sekarang bikin gw jadi horny banget. Badan nya yang habis mandi harum banget.

    Dan juga sekarang Sinta cuma pake sehelai handuk yang ketat dan agak pendek. Belahan dada nya keliatan banget mengkilat basah. Udah gitu pahanya juga seksi banget. Gw udah gak tau lagi mau berbuat apa.

    Saat Sinta sedang berbalik ingin memakai baju. Nggak tau kenapa gw teriak manggil namanya. Dan kontan aja Sinta langsung nengok dan berbalik. cerita seks.

    Gw gak tau setan apa yang lagi mempengaruhi gw, gw berdiri dan buru-buru nyamperin Sinta. Pas sampe di depan Sinta, tanpa aba-aba lagi gw langsung ngedorong pundak Sinta sampe Sinta jatoh pas tepat di atas kasur nya. Dapet prilakuan kaya gitu, Sinta langsung pengen bangun.

    Tapi sebelum Sinta sempet bangun, gw langung loncat ke arah kasur dan nibanin Sinta.

    Gw langsung tindihin badannya Sinta dan mencium Sinta. Kerena di tindihin dan di cium sama gw, Sinta langsung berontak dengan sekuat tenaga dan mukul-mukulin gw. cerita seks.

    Dan kerena Sinta nggak bisa diem, gw mutusin untuk ngiket kedua tangan Sinta di masing-masing ujung kasur nya dengan sabuk-sabuk kepunyaan Sinta.

    Tanpa menunggu basa-basi lagi gw kembali mencium-cium Sinta. Tapi sekarang malah kaki Sinta yang berontak-berontak nendangin gw.

    Merasa terus dapet perlawanan dari Sinta, gw pun ngiket kedua kaki Sinta di ujung masing-masing kasurnya. Alhasil, sekarang Sinta terbaring telentang lebar dengan kedua kaki dan tangan di ikat. cerita seks.

    Setelah gw bisa nanganin Sinta, gw dengan paksa melumat habis-habisan mulut mugnil Sinta. Tapi Sinta malahan menutup rapat-rapat mulutnya. Karena kesal nggak mau buka mulut nya.

    Gw remes-remes aja payudaranya sampe Sinta mengerit, trus langsung gw lumat bibirnya. Karena sedikit capek, gw istirahat sebentar sambil ngumpulin tenaga. cerita seks.

    Setelah gw amatin, karena Sinta terus berontak, jadi ngebuat handuknya agak naik. Karena melihat paha mulus nya Sinta, gw tanpa sabar langsung ngeraba-raba pahanya Sinta.

    Namun Sinta terus berontak dan semakin membuat handuknya ketarik keatas.

    Karena gw merasa risih sama handuknya, akhirnya gw buka aja iketan handuknya yang cuma dililitin doang. Sungguh pemandangan yang sangat indah saat handuknya Sinta kebuka lebar. cerita seks.

    Badan Sinta yang putih keliatan mulus banget tanpa di tutupin sehelai benangpun. Takjub akan payudara Sinta yang kenyal dan sudah mengembang. Gw langsung jilat-jilat sama gw isep-isep payudara sebelah kanannya.

    Dan payudara sebelah kirinyanya gw remes-remes sampe Sinta ngejerit-jertit kesakitan. Kerena satu tangan gw gak ngapa-ngapain, akhirnya gw berhasil juga ngusap-ngusap vaginanya Sinta.

    Saat belahan vaginanya gw belai-belai, terasa ada cairan yang keluar dari lubang vaginanya. Mungkin ini yang di sebut mani, yang waktu bikin tugas di jelasin sama Sinta. cerita seks.

    Udah puas ngejilat sama ngeremes payudaranya Sinta dan sekaligus ngorek-ngorek vaginanya Sinta. Sekarang gw ikut bugil bareng Sinta. Abis telanjang bulet, gw sodorin penis gw ke mulut Sinta.

    Gw pengen ngerasain penis gw di isep-isep sama cewek. Namun Sinta nggak mau ngebuka mulutnya. Karena nggak di kasih lubang atas, gw langsung mau nyoba ke lubang yang bawah. cerita seks.

    Pas gw gesek-gesek sama belai-belai vaginanya Sinta pake penis gw. Vaginanya Sinta ngeluarin cairan lagi dan membuat Sinta jadi menggelinjang.

    Sekarang kepala penis gw tepat di atas lubang vaginanya Sinta dan siap untuk di masukkin. Pertama-tama gw paksa masukkin, tapi gak bisa masuk-masuk juga, mungkin karena vaginanya Sinta yang masih kecil dan sempit.

    Akhirnya gw coba buka dulu aja bibir vaginanya Sinta pake tangan gw, biar penis gw lebih gampang masuknya. Tapi setelah dicoba-coba, Cuma kepala penis gw aja yang masuk ke lubang vaginanya Sinta. cerita seks.

    Pas penis gw masuk ke lubang vaginanya Sinta, vagina Sinta yang agak menggembunh keluar, jadi ikut ketarik masuk. Dan saat gw keluarin penis gw, vaginanya Sinta ikut ketarik ke atas, menjadi menggelembung lagi.

    Sekarang gw pengen nyoba masukinnya dengan sekuat tenaga, tapi ternyata masih susah juga. Akhirnya sambil gw terus berusaha, gw coba ngeremes lagi payudara Sinta, biar Sinta berontak dan maju-mundurin pinggang nya, biar bisa ngebantu gw masukkin penis gw ke lubang vaginanya Sinta. cerita seks.

    Dan ternyata Usaha gw sudah lumayan berhasil, sekarang hampir setengah batang penis gw sudah masuk di lubang vaginanya Sinta.

    Karena baru setengah batang penis gw yang masuk, gw coba ngocok penis gw di lubang vaginanya Sinta biar lebih dalam lagi masuknya.

    Setelah bebapa menit gw kocok batang penis gw di vaginanya Sinta, Sinta tiba-tiba menggelinjang dan kembali mengeluarkan cairan maninya. cerita seks.

    Ternyata setelah cairan maninya keluar, penis gw lebih gampang masuk keluar di vaginanya Sinta. Beberapa menit kemudian penis gw sudah masuk semua ke vaginanya Sinta dan dapat terus mengocoknya dengan perlahan dan berirama.

    Setelah penis gw leluasa masuk di vaginanya Sinta. Gw nyoba untuk mompa penis gw lebih cepet dan lebih keras di vaginanya Sinta.

    Kurang lebih gw ngocok dengan hardcore di vagina Sinta selama setengah menit. Badan Sinta menggelinjang dengan hebat dan mengeluarkan cairan lebih banyak dan lebih kental. cerita seks.

    Namun ada yang beda dengan cairan mani Sinta kali ini, warnanya lebih ke merah mudaan. Oh, ya ampun. Barusan itu adalah darah perawannya Sinta, dan gw baru aja ngerenggut kesucian Sinta.

    Karena gw ngerasa sedikit iba, dan kayanya mani gw juga udah mau keluar. Gw cabut penis gw perlahan dan ngeluarin mani gw di atas vaginanya Sinta.

    Pas gw bilang ke Sinta kalo sekarang dia udah gak perawan lagi. Sinta langsung lemes dan nangis. Sekarang gw jadi kasian sama Sinta, tapi gw juga masih pengen nikmatin lagi badannya Sinta. cerita seks,

    Akhirnya gw sama Sinta bikin kesepakatan. Karena Sinta sekarang sudah nggak perawan, di mau nerusin sex oral kami. Tapi kali ini ia ingin menikmatinya dan ingin iketan kedua tangan dan kakinya di lepas.

    Dan ternyata Sinta benar-benar memenuhi kesepakatan kami. Sinta menjadi sangat menikmati kegiatan sex ini, tanpa ada perlawanan.

    Bahkan setelah beberapa jam, Sinta menjadi mahir membuatku merasakan nikmatnya dunia. Bahkan di akhir permainan sex kami, Sinta menjadi sangat liar dan tidak terkendali.

    Terimakasih Sinta. Karena sudah mengajariku pelajaran biologi tentang sistem reproduksi manusia. Bahkan, aku juga dapat langsung mempraktekkannya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1946 views

    Perawanku – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia. “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh. “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir. Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras, aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun agak kusut.

    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku. Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. MarkasJudi

    Isteriku sudah sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana. “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras. Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.

    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras “Baik Bunda…” Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras di rumah.

    Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku. Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.

    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku. “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri” “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya kuliah disini.” Jawabku.

    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.” Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.

    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.

    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku. “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba.

    “Boleh. Kenapa?” “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh… Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.

    “Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi. Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya. “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju, sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”

    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.

    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.

    Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.

    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.

    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.
    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”

    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”

    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.

    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.

    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.

    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.

    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”

    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.

    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.

    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.

    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.

    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.

    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.

    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.

    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya

    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

  • Ngentot Mantan Murid – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Ngentot Mantan Murid – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1944 views

    Perawanku – Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

  • Cewek Hypersex Ketagihan Kontol Dan Sperma

    Cewek Hypersex Ketagihan Kontol Dan Sperma


    1943 views

    Cerita Sex ini berjudulCewek Hypersex Ketagihan Kontol Dan SpermaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cewek Hyper Seks Ketagihan Kontol Dan Sperma Setelah sebelumnya ada cerita seks bergambar Mengajarkan Oral Seks Kepada Shanti Seorang Karyawan Restoran. selamat membaca.

    Namaku Mei, umur 19 tahun, tinggal bersama dua orang pembantuku, yang satu bernama Siti, dan yang satunya lagi bernama Jono. Kami tinggal di sebuah rumah kontrakan. Aku seorang siswi SMU swasta di Surabaya, aku memang tidak terlalu cantik, tetapi kulitku putih mulus. Kedua orang tuaku tinggal di Jakarta dengan kedua adikku. Kebetulan saat ini adalah liburan sekolah, jadi aku sama sekali tidak punya kegiatan.

    Liburan kali ini aku sedang malas pulang. Aku mempunyai kebiasaan yang agak aneh, yaitu aku suka apabila ada orang, apalagi dari golongan tukang becak, tukang sampah, tukang bangunan, maupun para penjual makanan dan minuman, memperhatikan payudaraku.

    Dan untuk ukuran anak seusiaku, ukurannya terlalu besar, yaitu 40C, tetapi agak menggantung, dengan puting berwarna merah kecoklatan, karena sering kupelintir-pelintir. Ada saja caraku menarik perhatian mereka. Kalau aku memanggil bakso, aku sengaja tidak memakai BH, sehingga putingku menonjol dari balik kaosku. Orang belakang rumahku sedang membangun rumah, sehingga banyak tukang di sana.

    Aku sengaja berolah raga lompat tali tanpa memakai BH di halaman belakang, sehingga payudaraku bergoyang kesana-kemari, dan tentu saja hal ini diperhatikan oleh tukang-tukang itu. Setelah puas berolah raga, kaosku menjadi basah oleh keringat, sehingga payudara dan juga putingku terlihat jelas dari balik kaos. Aku memanggil seorang penjual minuman keliling.

    Tentu saja itu membuat dia tercengang, karena melihat payudaraku yang besar ini dengan jelas dari balik kaosku yang basah. Setelah selesai minum, aku bertanya, “Berapa mas?” tanyaku, dia tidak menjawab, hanya terdiam dan mengagumi keindahan payudaraku. Lalu aku pura-pura menjatuhkan uang dan mengambilnya.

    Spontan saja payudaraku ini bergelantungan dengan indahnya, dan terlihat sebagian dari lubang leher kaosku. Sesaat kemudian dia menjawab, “Mbak, kalo dibayar pake itu gimana?” katanya sambil dengan agak ragu-ragu menunjuk payudaraku.

    Masih dalam posisi menunduk dan sebagian payudaraku terlihat, aku berkata “Apa, pake ini?” sambil kutarik lubang leher kaosku ke bawah, sehingga payudara besar milikku terlihat seluruhnya.

    Dia hanya bisa menelan ludah, lalu kemudian menjawab “Iya.” Aku kemudian berdiri tegak lagi. Sambil pura-pura berpikir, aku menyilangkan tangan dan menjepit kedua payudaraku dengannya, tidak ada pilihan lain bagi payudaraku selain mencuat ke depan dengan indahnya, dengan kedua puting berwarna kecoklatan yang semakin mencuat keluar.

    Hal ini membuat penjual minuman itu semakin terangsang dan tak sabar menunggu jawabanku. Lalu kujawab “Iya deh Mas.” Lalu kami berdua masuk setelah penjual minuman itu memasukkan barang dagangannya. Setelah berada di dalam ruang tamu, aku bilang begini “Mas, netek dulu ya?”

    Kepalanya langsung kutuntun untuk masuk ke dalam kaosku. Dengan ganasnya dia kulum kedua putingku bergantian, dan kadang-kadang digigitnya. Sambil mengulum putingku dia meremas-remas payudaraku, dan terkadang dia menarik-narik putingku dengan gigitan giginya. “Aaahh”, lirihku. Kunikmati kuluman-kulumannya.

    Sesaat kemudian kusuruh dia untuk berhenti sebentar. Kubuka baju dan celana beserta celana dalamku, dan kuambil tali rafia. Kuikat kedua pangkal payudaraku, sehingga payudaraku terjepit dan semakin terdorong ke depan. Hal ini membuat darah tidak dapat mengalir ke payudaraku, sehingga warnanya berubah menjadi agak kebiru-biruan. Lalu kusuruh dia untuk mengulum putingku lagi.

    Aku tidak dapat merasakan kuluman-kulumannya. Tetapi rasanya lain jika kulihat dia mengulum dengan ganasnya, meskipun aku tidak dapat merasakannya. Sesaat kemudian aku disuruhnya bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Dia membuka celananya dan menyuruhku untuk mengulumnya.

    Batang kemaluannya berwarna coklat gelap, dan bentuknya lucu, agak tertunduk dan miring ke kanan. Tanpa ragu kukulum batang kemaluannya. Kusedot sambil kugigit-gigit, “Hmmphh”, kupermainkan batang kemaluannya dengan mulutku, sebentar saja spermanya sudah keluar, langsung saja kutelan sampai habis. Tapi aku tak peduli, setelah kukeluarkan sebentar, langsung kumasukkan lagi kemaluannya ke mulutku, dan kusedot lagi, “Mmpph.. aahh..”

    payudaraku yang sejak tadi bergelantungan, terus menerus diremas oleh penjual minuman itu, kedua putingnya ditarik-tarik seperti sedang memerah susu, hanya bedanya dia sedang memerah susu Mei, bukan susu sapi (iya kan?). Ikatan tali rafia tadi dilepasnya, sehingga darah kembali mengalir ke payudaraku, dan aku dapat merasakan kembali remasan-remasannya.

    Untuk kedua kalinya spermanya keluar ke dalam mulutku. Sebelum kutelan, kutunjukkan kepadanya sperma yang ada di mulutku. Dia menghentikan remasannya sejenak. Melihat spermanya ada di mulutku membuatnya lebih terangsang.

    Setelah menelan spermanya, aku bertanya, “Mas, tidak pingin ngerasain anusku?” Tanpa ragu dia langsung menyuruhku untuk tengkurap dengan pantat diangkat tinggi. “Sebentar Mas, aku ambil mentega dulu, ya?”

    Sebelum anusku disodok, aku memintanya untuk melumuri seluruh badanku dengan mentega, dari atas sampai ke bawah, termasuk lubang anusku. Melihat tubuhku yang mengkilat oleh mentega, dia menjadi semakin tidak sabar dan langsung menyodok anusku.

    Sambil merasakan nikmatnya batang kemaluannya di dalam duburku, aku meremas-remas payudaraku yang menjadi licin oleh mentega. Sekitar 10 menit kemudian, kurasakan spermanyanya keluar di dalam duburku. Dia tampak puas sekali. Kami berdua tergeletak di atas karpet.

    “Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tidak?” “Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?” “Wah, nggak kuat Mbak.” “Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tidak?” “Minta tolong apa sih?” tanyanya.

    Aku beranjak dari karpet dan pergi ke halaman samping, dan mengajak anjing herder yang selama ini setia menjagaku. Setelah sampai ke ruang tadi, aku bilang, “Mas, aku mau tanya, payudaraku besar tidak sih?” “Wah, kalo itu sih bukan payudara lagi, tapi udah tuueeteek..” “Iya? Makasih loh Mas atas pujiannya.

    Tapi aku masih ngerasa kalo payudaraku ini kurang besar. Mas mau tidak tiap hari mijetin payudaraku ini, biar tambah besar lagi, ya?” “Iya deh, tapi Mbak juga harus mau ngemut kontolku tiap hari, biar tambah panjang.” Karena aku memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yang dia berikan sama sekali tidak membuatku keberatan, sehingga aku menjawab, “Boleh, siapa takut?” “Oh ya, ini anjingku, temen main setiaku.”

    Mungkin karena tidak tahu maksudku, dia bertanya, “Temen main apa Mbak?” “Main ini..” kataku sambil menidurkan anjingku. Aku melirik ke arahnya, kemudian pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang. “Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin payudaraku”, kataku.


    Dia mulai meremas-remas payudaraku sambil tetap menunjukan pandangannya ke arahku yang mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu. “Mas, tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku. Dia menuju ke dapur, dan kemudian segera kembali dengan terong yang lumayan besar. Tanpa membuka mulutku, karena masih keenakan menghisap, salah satu tanganku menunjuk ke arah anusku.

    Dia rupanya mengerti. Karena masih ada sisa-sisa mentega dan peju, maka tak sulit baginya memasukkan terong itu ke dalam anusku, lagi pula aku memang sering melakukannya. Satu tangan penjual minuman itu meremas-remas payudaraku secara bergantian, sedangkan tangan yang satunya lagi memainkan terong itu di dalam anusku. Keluar, masuk, keluar masuk, “Aaahh”, enak rasanya.

    Aku semakin giat mengulum batang kemaluan anjing tersayangku. Sesaat kemudian anjingku mengeluarkan air maninya di dalam mulutku. “Hmmhh”, kumainkan spermanya di mulutku, seperti orang yang sedang berkumur. Penjual minuman tadi masih melakukan tugasnya dengan giat. Dengan isyarat tanganku, aku memintanya untuk berhenti.

    Aku berbalik ke arahnya, menunjukkan air mani anjingku yang masih ada di dalam mulutku. Dia bertanya, “Mbak mau telan itu?” Dengan tersenyum kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia hanya terpaku melihat tingkahku itu. “Mas, aku mau tidur dulu ya? Tolong pijetin payudaraku, ya?” kataku.

    Lalu aku menuju ke sofa dan tidur. Aku mulai tertidur sambil merasakan remasan-remasan tangannya. Saat aku membuka mataku, penjual minuman itu masih memijat-mijat payudaraku. “Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa. Dia menghentikan kegiatannya.

    “Mbak, yang Mbak bilang tadi jadi tidak?” “Yang apa?” “Katanya aku disuruh mijetin payudaranya Mbak tiap hari?” “Ooh itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya sebentar lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”, alasanku, kalau tidak begitu dia tidak pulang-pulang.

    “Ya deh Mbak, besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku. Kupakai lagi celana dan kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar. Aku masuk lagi ke rumah, lalu aku mandi. Payudaraku agak memar, mungkin karena dari tadi diremas-remas oleh penjual minuman itu.

    Masih dalam keadaan telanjang bulat dan basah, aku keluar mencari anjingku, rupanya anjingku masih ada di ruang tamu. Kuajak anjingku masuk ke dalam kamar mandi.

    Kunyalakan shower-nya, di bawah pancuran shower itu aku bercinta lagi dengan anjingku. Kutidurkan dia, tanpa pikir panjang kukulum lagi kemaluannya sambil kukocok, kusedot-sedot, dan kadang-kadang agak kugigit-gigit, anjing kesayanganku itu kelihatannya sangat menikmati sedotan-sedotanku.

    Beberapa saat setelah itu, kurasakan spermanya mulai muncrat di dalam mulutku. Kupercepat kocokan tanganku dan kemaluannya kusedot dengan lebih kuat, sampai akhirnya spermanya keluar semua di dalam mulutku.

    Aku berdiri sebentar untuk mematikan shower-nya. Aku duduk di lantai kamar mandi, dan memandangi kedua payudara indahku. Sperma anjingku yang masih ada di mulut, kukeluarkan dan kutumpahkan ke atas payudaraku. Kuratakan sperma anjingku ke seluruh payudaraku, sampai payudaraku kelihatan mengkilat dan licin.

    Kuremas-remas payudaraku, dan kadang-kadang kutarik-tarik putingku. Karena payudaraku besar, aku bisa mengulum putingku sendiri, kujilat-jilat payudaraku, kurasakan nikmatnya sperma seekor anjing yang melumuri sepasang payudara berukuran 40C ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kenikmatan Gadis Berjilbab Penjaga Toko – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kenikmatan Gadis Berjilbab Penjaga Toko – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1941 views

    Perawanku – Suatu hari, aku bertemu dengan rekan sesama hunter yang sedang berkunjung dikota aku. Ternyata pengalamannya mencari gadis gadis berjilbab sangat banyak, apalagi gadis2 penjaga toko yang berjilbab, namun bisa dipakai (bispak).

    Akhirnya aku diajak oleh Doni, rekan aku itu untuk diajari cara mencari gadis bispak berjilbab. Katanya, yang penting kita berani kenalan. Kalo mereka udah mau diajak kenalan, dan juga mau diajak pulang bareng, sudah jelas mereka adalah gadis yang bisa dipakai. Akhirnya kami langsung menuju ke daerah barat kotaku, dimana banyak pertokoan.

    Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja aku menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya. Waktu aku lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler.

    “Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku. Si Mbak berjilbab itu pun mencarikan jeans yang aku maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak berjilbab itu mencari dengan membungkukkan badan. Karena roknya yang agak ketat, pantatnya yang semok terlihat jelas didepanku, sampai terlihat alur celana dalamnya. “Wah gile bener nih.. semok banget.” Pikiran aku jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan aku.

    “Yang ini Mas?”, tanyanya.

    “Oh.. ya..”, jawabku.

    Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

    “Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.

    “Afi”, katanya.

    “Andre”, kataku sambil mengulurkan tanganku.

    “Ini Mas bonnya”, katanya.

    “Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.

    “Ntar jam 9.30?, jawabnya.

    “Ada yang nganter?” tanyaku lagi.

    “sendirian, cuman dekat mas” tanya Afi menantang.

    “Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.

    “emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab aku.

    Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan aku pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku.

    “Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.

    “Wah, kalau nunggu wanita secakep Afi sih rasanya sangat lama”, kataku.

    “Ah mas bisa aja..” kata Afi sambil tersipu malu.

    Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.

    “Emang Afi rumahnya di mana?” tanyaku.

    “Aku di Jalan XXX”, katanya.

    “Oohh, okelah!” jawabku.

    Kami pun menuju tempat parkir dan aku starter Genio tahun 90-an yang sudah menemani aku selama 5 tahun ini.

    “Mas, aku turun di sini Mas..” kata Doni saat mobil melewati panti pijat di Jalan
    Dan mobil pun kuhentikan, Doni turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.

    “Itu sudah deket kok Mas, kost Afi”, kata gadis berjilbab itu.

    “Yah kiri, di situ.” katanya lagi.

    Kami pun turun, saat di tempat kos, penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Afi memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu.

    “silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.

    Lalu Afi pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamarnya ukurannya 3 X 4 meter, di dalam hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya.

    Pas aku lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.

    “Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.

    “Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.

    “Nin.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.

    “emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bingung. “Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nonton film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu. Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.

    “mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .

    “Yah, gapapa…” kata Afi.

    Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Afi sambil kelabakan.

    “udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku. Akhirnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping aku. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya doggy.

    “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.

    Afipun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV. Pelan kutarik Afi duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Afi diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.

    “Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir aku. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut kedalam kemaluannya.

    “Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya aku beranikan diri untuk memegang dada Afi, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi. Aku remas dadanya, “jangan mas..” rintih Afi pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja. Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibirnya, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu.

    Akhirnya aku dan Afi terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan. Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung aku menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.

    Kemudian Afi pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian aku buka kaitan bra Afi dengan gigi aku dan terpampang di depan mata aku gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung aku jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya.

    “Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..”

    hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok.

    Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, aku turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar aku jilati lagi.

    “Wah tubuhmu memang lezat, , mmh.. slurpp”, kata aku sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya.

    “Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Afi.

    Kemudian aku mulai menyibak rok panjang Afi keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, aku langsung turun ke daerah selangkangan Afi.

    Posisinya sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan aku duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu.

    “Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. aku jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian aku menuju ke bibir kemaluan Afi. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh…. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.

    Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Afi. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku.

    “Ohh…. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat aku jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

    Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Afi dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir aku. Langsung saja aku korek-korek daerah itu. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali,

    “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas … ahkkh..” jerit Afi semakin nggak jelas.

    Aku semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian,

    “Ohh.. Mas.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluannya. Kemudian ku keluarkan tangan aku dari cengkeraman kemaluan nya dan menciumi Gadis berjilbab itu. “Sudah puas belum?” tanya aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih terbalut jilbab terlihat sangat puas.

    Kemudian karena aku juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Afi duduk, aku langsung melepaskan celanaku dan duduk di sofa, pelan aku tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan penis aku yang telah tegak perkasa.

    “ayo, jilat ..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Afi agar wajahnya semakin mendekat ke penis aku. dan Afi pelan2 menjulurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan aku. Gadis berjilbab itu aku tuntun menjilati kantung kemaluan aku. Matanya sekali-kali melirik ke arahku, seolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan aku. Kemudian Afi menjilati batangan ku yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Aku cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan aku.

    Afi pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan aku yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan aku pun semakin tegang saja, dan kemudian Afi mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluanku di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek aku maju mundurkan kemaluan aku sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Aku cukup merasa puas mengerjai wajah dan mulut Afi, segera dengan sedkit kasar aku hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.

    Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Afi sempat tertawa mengikik. “lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya. Afi terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M. kugesek2kan kepala penis aku untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah,?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk. “dasar..” kataku,

    Langsung aku masukkan kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir aku. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang aku ke dalam cengkraman kemaluan Afi. Aku dorong keluar masuk kemaluanku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu.

    “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh…. Mas.. ahh..” desah Afi semakin tak beraturan.

    Kemudian aku berhenti, kemaluan aku di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis. “Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Afi ganti membalasnya dengan perlakuan seperti aku. Saat Afi melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan aku secara periodik, dan membuat aku tak bisa mengendalikan diri.

    Kemudian aku genjot lagi kemaluan aku dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Afi, “Ahh.. oohh.. Mas.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Afi menikmati sungut lele dan ia pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat aku memasuk-keluarkan kejantanan aku di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.

    Setelah 15 menit kemudian Afi mendesah, “Mas.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Afi membuat batang kemaluan aku panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluanku yang membuat aku tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan aku pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Aku biarkan kemaluan aku di dalam kemaluan Afi sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu.

    Kemudian kukeluarkan kemaluan aku dan aku lepas kondom dan aku berikan ke Afi. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.

    Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, seorang gadis penjaga toko berjilbab.

  • Kenangan Ngentot Dengan Kakak Sendiri

    Kenangan Ngentot Dengan Kakak Sendiri


    1936 views

    Cerita Sex ini berjudulKenangan Ngentot Dengan Kakak SendiriCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Sapto, Ceritanya ini tentang pengalamanku semasa sekolah, hidup dan menumpang di rumah ayah angkatku Pak Rochim, Pegawai Dinas Pertanian di ibukota kabupaten tempat aku lahir di pulau Sumatera. Di rumah itulah aku mulai mengalami fantasi fantasi liar tentang dunia sexualku.

    Pak Rochim dan ibu sangat baik padaku. Saat itu aku mulai menumpang tinggal dan hidup di rumah Pak Rochim sejak duduk dibangku 1 SMP, dan aku tidur di sebuah kamar kecil dengan pembantunya, seorang gadis berumur sekitar 21 tahun. Namanya Tina, gadis Bali berkulit hitam berwajah manis. Dia sudah lama tinggal dengan Pak Rochim. Orangnya tidaklah cantik, tapi tubuhnya bagus.

    Aku memanggilnya Kak Tina. Dia orangnya baik dan suka membantuku. Ternyata dia pernah bersekolah sampai tamat SMP. Kerjanya membersihkan dan membereskan rumah Pak Rochim yang tidak terlalu besar, mencuci pakaian, dan memasak. Hanya itu. Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Dia suka membaca. Terkadang novel-novelnya Freddy S, Abdullah Harahap, dan Motinggo Busye. Juga Nick Carter.

    Aku tidak diijinkannya membaca novel-novel stensilan itu. Dia hanya memberikan Kho Ping Hoo untukku. Aku tak protes. Mulai saat itu aku menyukai Pendekar Mata Keranjang dan sejenisnya. Setiap siang sepulang sekolah, sambil mengembalakan tiga ekor sapi milik Pak Rochim, aku membaca Kho Ping Hoo.

    Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu. Rasa penasaranku makin bertambah.

    Suatu siang sepulang sekolah, rumah tampak sepi. Kak Tina tidak ada di rumah. Sedang disuruh mengobras kain, kata Bu Rochim. Akupun makan. Setelah makan, aku beristirahat di dalam kamar. Saat mataku melihat lemari Kak Tina yang terbuka (biasanya selalu dikunci), aku tergerak untuk mencari novel yang disembunyikannya.

    Beberapa buah novel ada di situ. Kuambil Nick Carter. Kubaca bagian depannya, aku memutuskan untuk tidak tertarik membacanya. Kubolak-balik halamannya, ada bagian yang ditandai. Aku tergerak untuk membacanya.

    Degh! Jantungku berdebar kencang. Membaca halaman itu. Tertulis di sana cerita tentang Nick Carter yang sedang menyetubuhi seorang wanita Rusia (sayangnya aku lupa judulnya). Aku terus membacanya, jakunku yang mulai tumbuh bergerak-gerak menelan ludah.

    Aku yang masih bocah terus membacanya. Muka dan kepalaku memanas. Tanpa sadar tanganku menggosok bagian kelaminku. Mengelus-elus si kecil yang telah bangun. Aku mulai merasakan kenikmatan.

    Tiba-tiba terdengar suara sepeda yang disandarkan ke dinding.

    Kak Tina! Aku segera menyudahi keasyikanku. Kumasukkan kembali novel-novel itu. Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. Pantas, Kak Tina tak mengijinkanku membacanya, pikirku. Jahat, masak cuma dia yang boleh tahu hal-hal semacam itu. Akupun keluar kamar, menyongsong dirinya.

    Kak Tina tampak kepanasan. Keringatnya mengucur, bau badannya tercium begitu menyengat. Bau yang membuat kejantananku langsung bertambah kencang. Bau tubuh Kak Tina memang aneh, agak-agak sangit.

    Tapi entah kenapa, sangat mengundang gairah lelakiku saat itu. Besok-besoknya aku tak pernah memiliki kesempatan untuk menggerayangi lemarinya. Kak Tina tak pernah lupa mengunci lemarinya. Aku tak punya keberanian untuk membongkar paksa.

    Pada suatu malam, setelah aku kelas 3 SMP, setelah hampir 2 tahun di rumah Pak Rochim, aku sedang tidur dengan Kak Tina di sebelahku. Aku saat itu masih berumur hampir 15 tahun. Saat tidur aku merasa ingin pipis. Aku terbangun, tak tahunya tanganku ada di atas dada Kak Tina, sedang tangannya menimpa tanganku itu.

    Gadis itu sedang tidur dengan nyenyaknya. Pasti dia tak sadar kalau tanganku tanpa sengaja telah terlempar ke tubuhnya. Dapat kurasakan kehangatan dada perawannya. Jantungku berdebar-debar. Kejantananku yang semakin matang terasa mengeras, apalagi karena aku memang ingin pipis.

     

    Ingat kalau aku ingin pipis, maka aku dengan perlahan mengangkat tangan Kak Tina dan menarik tanganku. Saat itulah kurasakan puting susu Kak Tina mengelus punggung tanganku. Ternyata Kak Tina tidak mengenakan bra. Seerr, darahku semakin berdesir. Segera saja aku berlalu ke kamar mandi untuk pipis.

    Waktu kembali ke kamar, posisi tidur Kak Tina telah berubah. Kakinya terbuka lebar, sedang kain yang dikenakannya tersingkap. Pahanya, yang walaupun sedikit gelap namun mulus itu terpampang jelas di mataku. Samar-samar, dari sinar lampu templok dapat kulihat pangkal pahanya yang tertutup celana dalam putih.

    Samar-samar kuamati ada sekumpulan rambut di sana. Aku baru kali ini melihat hal seperti ini. Jantungku berdebar kencang. Lama kupandangi selangkangan Kak Tina sampai dia mengubah posisinya. Aku naik kembali ke tempat tidur.

    Tapi aku sudah telanjur tidak dapat tidur. Bolak-balik saja aku di samping Kak Tina. Memandanginya. Dadanya yang membusung turun naik ketika dia menarik nafas. Sepasang putingnya melesak di balik daster tipisnya. Entah ide dari mana, pelan-pelan tanganku menyentuh dadanya. Mataku kupejamkan, berpura-pura seperti orang tidur.

    Ternyata Kak Tina tidak terpengaruh. Dia tetap tenang. Perlahan kutekan dadanya, tetap tidak ada reaksi. Aku semakin berani. Kusentuh lagi dadanya yang satu lagi. Benda lembut sebesar apel itu terasa lebih hangat.

    Kejantananku menegang. Kuingat cerita Nick Carter yang kubaca beberapa waktu yang lalu. aah, aku semakin deg-degkan. Suatu sensasi yang aneh. Antara rasa takut akan ketahuan dan kenikmatan meletakkan tanganku di atas dada seorang dara. Inilah pertama kali aku menyentuh dada seorang gadis, sepanjang umurku.

    Aku tetap memegang dadanya, sampai aku tertidur dengan damai. Dalam tidur aku bermimpi. Aku dan Kak Tina berpelukan telanjang bulat di atas ranjang kami.

    “Bangun! Sapto! Sudah pagi”, Guncangan di bahuku membuat aku terbangun.

    Memang aku harus bangun pagi. Mengeluarkan sapi dan menambatkannya di kebun belakang rumah, lalu kemudian mengisi bak mandi. Karena selalu mengisi bak mandi, badanku jadi berisi.

    Kak Tina selalu membangunkan aku setelah dia memasak air. Aku memicingkan mata, menguceknya dengan tanganku.

    “Huuaah” Aku menguap panjang, mengeluarkan bau naga.

    “Bau, tahu?! Sana urus sapi”, Kak Tina menepuk bahuku sebelum dia bilang,

    “Astaga.., kamu ngompol ya, Sapto?”.

    Aku kaget! nggak mungkin, nggak mungkin aku ngompol! Aku memegang celana pendekku di daerah depan. Astaga, memang basah! Aku ngompol? Aku tak percaya. Tapi memang celanaku basah sekali. Hanya saja, rasanya lengket. Baunyapun beda, seperti bau akasia.

    “Udah besar ngompol. Bikin malu saja”, Kata Kak Tina. Aku bersemu merah.

    “Atau..”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”.

    “Mimpi basah?”.

    “Iya. Tanda kamu sudah dewasa”. Dengan tangannya Kak Tina merasakan kain celanaku. Aku agak risih saat tangannya menyentuh kejantananku.

    “Benar. Ini memang mani” Kata Kak Tina. Lalu hidungnya mencium tangannya, aku agak heran.

    “Mimpi apa kamu, Sapto?”.

    “Mimpi..” Aku ingat mimpiku, tapi lalu ingat bahwa aku mimpi dengannya, “Gak mimpi apa-apa”.

    “Ya sudah. Yang pasti ini menandakan kamu sudah besar. Sudah bisa dapat anak”.

    “Emangnya..?” tanyaku heran.

    “Sudahlah, Nanti juga kamu tahu sendiri”. Aku berlalu menuju kamar mandi, membersihkan diri. Saat aku kembali ke kamar, Kak Tina menggodaku.

    “Mulai sekarang, hati-hati bergaul” Katanya. Aku tersipu malu.

    “Dan, kamu tak boleh lagi tidur denganku”, Katanya lagi.

    “Iya Kak”, Jawabku pasrah.

    “Cuma bercanda. Masih boleh kok. Kak Tina percaya. Kamu masih kecil dan polos”, Katanya.

    Siang itu aku pulang cepat dari sekolah, karena guru sedang rapat. Aku segera pulang. Sesampainya di rumah keadaan memang sangat sepi. Aku baru ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Anak-anaknya dibawa semua. Aku menuju kamar. Saat menyimpan sepatu di samping kamar, aku mendengar suara perempuan mengerang, mendesah-desah, yang keluar dari dalam kamarku. Aku mengintip dari kaca nako.

    Ya ampun! Yang kulihat di sana sungguh luar biasa, dan tak akan pernah kulupakan. Di atas tempat tidur, Kak Tina sedang mengenakan baju kaos warna jingga. Hanya itu saja. Tanpa apa-apa. Baju kaos itupun tersingkap bagian atasnya, menampakkan dadanya yang kemarin malam aku sentuh.

    Langsung saja kemaluanku membesar, meradang di balik celana seragamku. Aku melihat Kak Tina memegang novel dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya menggosok-gosok bagian rahasia tubuhnya.

    Dapat kulihat bulu-bulu yang tumbuh lebat di sana. Mata Kak Tina mendelik-delik, nafasnya terengah-engah. Aku melihat judul novel yang dibacanya. Sampai saat ini masih kuingat. Judulnya Marisa, pengarangnya Freddy S.

    Kak Tina masih terus menggosok kemaluannya. Saat tangannya beralih meremas payudaranya, terbukalah kewanitaannya. Saat itulah aku pertama kali melihat vagina wanita dewasa. Seerr, kejantananku sakit sekali rasanya. Reflek kuelus sendiri kemaluanku. Rasanya nikmat, nikmat sekali. Suatu rasa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.

    Aku masih terus mengintip, sampai akhirnya Kak Tina tampak terlonjak-lonjak dari tempat tidur. Erangannya berubah menjadi jerit tertahan. Aku semakin takjub. Saat gerakan liarnya selesai, aku merasakan sesuatu keluar dari kemaluanku. ooh, cairan berwarna putih kental keluar dari kepala kejantananku.

    Banyak sekali, mengotori celanaku. Aku menyumpah-nyumpah. Saat itu sikuku menyenggol rak sepatu. Sepatu-sepatu terjatuh menimbulkan suara berisik. Tempat tidurku terdengar berderak. Kak Tina pasti sedang merapikan dirinya. Aku terdiam terpaku.

    “Siapa itu?”, Tak lama kemudian terdengar suaranya.

    “Aku, Kak.., Aku”, Jawabku.

    “Kau sudah pulang, Sapto?”.

    “Ya, Kak.., Guru-guru rapat”

    Kak Tina keluar dari kamar. Telah memakai kain sarung. Aku menutup bagian depan celanaku yang basah dengan tas sekolahku.

    “Barusan ya?”.

    “Iya Kak”.

    Tampak raut wajah Kak Tina berubah. Kelihatannya dia lega aku tak memergokinya.

    “Ya sudah, ganti pakaian dan makan.., Aku siapkan dulu”

    Aku masuk kamar, lalu mengambil celanaku. Sedang Kak Tina ke dapur. Kulihat novel itu ada di atas meja. Kak Tina lupa menyembunyikannya. Setelah aku mengganti celana, aku meraih novel itu. Membolak-baliknya. Saat kudengar langkah Kak Tina, segera kuletakkan di tempatnya. Celana seragamku aku rendam di kamar mandi.

    Aku menuju dapur, lalu makan bersama Kak Tina. Setelah makan, seperti biasa aku dan Kak Tina menuju kamar kami. Kak Tina mengambil novelnya, hendak menyimpannya di dalam lemari.

    “Kak, Saya bisa pinjam nggak?”.

    “Ini? Ini bacaan orang besar”.

    “Tapi kan saya ingin tahu. Kelihatannya bagus. Saya belum pernah Kak Tina ijinkan membacanya”. Kak Tina menatapku. Lalu berkata,

    “Baiklah. Kita baca sama-sama”.

    Aku nyaris tak percaya. Kamipun duduk di pinggir tempat tidur. Mulai membaca.Ceritanya mengenai seorang wanita bernama Marisa, yang liar dan haus seks. Ceritanya benar-benar vulgar. Kak Tina nafasnya tak teratur saat membaca bagian yang menceritakan permainan cinta Marisa dengan beberapa laki-laki. Aku memandangnya. Mukanya yang sedikit hitam bertambah gelap. Nafsunya kurasa.

    “Sapto. Sulit ya membacanya?” Memang kami duduk berdampingan, dengan buku dipegang Kak Tina.

    “Ya”

    “Kalau begitu, duduklah di pangkuanku”

    Aku kaget, tapi tanpa berkomentar aku lalu duduk di atas pahanya. Badanku belumlah terlalu besar. Beratkupun saat itu belum sampai 40 kilo. Walau sedikit kesulitan, Kak Tina terus membaca. Aku? Otakku sudah tak mampu lagi membaca. Pikiranku mendadak kosong, ketika punggungku menyentuh dadanya. Dapat kurasakan kehangatan yang dihantarkannya.

    Kak Tinapun kurasakan menggosokkan tubuhnya ke tubuhku, saat halamannya sudah sampai ke bagian seru. Aku menikmati saja. Kejantananku meronta di balik celanaku, yang saat itu belum terbiasa memakai underwear.

    Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku. Terkadang mengelusnya, terkadang mengusap sampai ke pangkal pahaku. Aku membiarkan saja. Kurasakan detakan jantung Kak Tina kencang, seirama dengan detak jantungku.

    “Berdiri sebentar, Sapto”. Aku pun berdiri. Kak Tina membuka lebar pahanya.

    “Capek, Kamu makin lama tambah berat. Duduk di sini saja”. Dia menunjuk tepi tempat tidur, di antara pahanya yang terkangkang.

    Kami terus membaca. Kali ini sensasi yang kurasakan tidak hanya dada Kak Tina yang menekan punggungku, juga sebentuk gundukan hangat di pangkal pahanya menyentuh pantatku. Otakku terbakar! Tangan Kak Tinapun tetap meraba pahaku. Dengan ragu-ragu, kuletakkan pula kedua tanganku di pahanya

    . Dia tidak melarang. Aku coba mengusapnya, seiring dengan usapannya di pahaku. Dia tidak melarang. Naluriku menyuruhku untuk menekan punggungku ke dadanya. Dia tak melarang. Malah tangannya mulai menyentuh kejantananku, memegang batangnya. Aku menahan nafas.

    Tangan Kak Tina tetap mengelus dan meremas kejantananku dari balik celana. Tanganku pun bereaksi lebih berani, meremas pahanya yang kiri dan kanan. Tekanan dada Kak Tina, beradu dengan tekanan punggungku. Saat ini aku merasakan puber yang sebenarnya.

    Saat tangan Kak Tina mencoba meraih ritsluiting celanaku, terdengar suara motor bebek memasuki halaman rumah. Bu Rochim pulang.
    Serentak kami berdiri. Berpandangan. Aku salah tingkah. Kak Tina merapikan bajunya.

    “Sana, Urus sapi”, Usirnya kepadaku.

    Aku pun menurut. Waktu mengambil rumput sapi aku memikirkan semua yang terjadi, segalanya begitu fantastis. Pengalaman yang tak pernah kudapat sebelumnya. Aku mengharapkan segalanya akan terulang kembali. Tapi Kak Tina tak pernah mengajakku membaca bersama lagi. Aku tak berani bertanya kepadanya. Malu.

    Namun pengalamanku hari itu dengan Kak Tina membuat aku tambah penasaran mengenai seks. Aku ketagihan. Malam-malam, kalau Kak Tina tidur, aku menjelajahi tubuhnya. Dan untungnya, Kak Tina itu kalau tidur seperti orang pingsan. Sulit sadarnya. Jadi aku bisa bebas menyentuh dada dan kewanitaannya. Walaupun masih terhalang oleh pakaiannya. Tapi aku cukup puas.

    Sekali waktu, dengan berpura mengigau, aku merangkak di atas tubuhnya. Hati-hati sekali aku tiarap di atasnya. Mukaku tepat di antara bukit kembarnya, sedang kejantananku tepat di kewanitaannya. Aku menikmati saat itu.

    Sensasi yang kurasakan bertambah dengan rasa takut ketahuan. Kejantananku menekan kemaluannya, tergadang kugosok-gosokkan. Kak Tina tetap tak sadar. Setelah belasan menit melakukan itu, kejantananku menyemburkan spermaku. Membasahi celanaku, juga sedikit membekas di daster Kak Tina.

    Paginya aku takut-takut, kalau Kak Tina tahu ada sisa sperma di dasternya. Untung sisanya telah mengering. Sejak malam itu, setiap malam aku melakukan hal itu. Terkadang kupikir Kak Tina tahu, tapi dia membiarkan saja.

    Masalahnya aku pernah merasa bagian bawah tubuhnya berdenyut-denyut saat kutimpa, dan tangannya merangkulku, dan detak jantungnya keras dan cepat. Karena dia tidak pernah menyinggung hal itu, aku biarkan saja.

    Sampai satu hari kudapati Kak Tina muntah-muntah di kamar mandi. Bu Rochim mencemaskan keadaannya. Dengan segera Bu Rochim membawanya ke dokter. Kabar yang dibawanya dari dokter membuat seisi rumah tersentak.

    Kak Tina hamil dua bulan. Bukan, bukan aku yang melakukannya. Mana bisa. Kami tak pernah bersetubuh. Lalu siapa? Pak Rochim? Bukan, beliau orang baik (sampai sekarang aku selalu mengingatnya, ayah angkatku itu). Jadi siapa?

    Ternyata yang melakukannya pacar Kak Tina, seorang tukang becak yang sering mengantarnya kalau pergi pasar. Rupanya, kalau Pak Rochim bekerja dan Bu Rochim ada acara Dharma Wanita, si Otong itu selalu datang.

    Dan akhirnya Kak Tina pun menikah, lalu berhenti kerja. Tinggallah aku sendiri. Pak Rochim tak pernah mengambil pembantu lagi. Tiada lagi teman tidurku. Hanya aku dapat warisan dari Kak Tina. Apalagi kalau novel-novel erotiknya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA SEDARAH KENANGAN MALAM INDAH DENGAN IBUKU

    CERITA SEDARAH KENANGAN MALAM INDAH DENGAN IBUKU


    1936 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEDARAH KENANGAN MALAM INDAH DENGAN IBUKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita Sedarah Kenangan Malam Indah Dengan Ibuku – Namaku toni adi nugroho, umurku 17 tahun, aku sekolah d salah satu SMA di surabya. Aku anak tunggal di keluargaku, kadang rasanya sepi karna tidak mempunyai saudara. ayahku kerja di salah satu rumah sakit d surabaya, dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku ingin berbagi cerita tentang aku dan ibuku, umur ibuku 38 tahun, dia adalah ibu terbaik di dunia ini. di usia ibuku yang 38 tahun dia masih terlihat cantik.

    Cerita Mesum Kenangan Malam Indah Dengan Ibuku – Awalnya aku gak ada pikiran ingin melakukan hal gila kepada ibuku, semua berawal ketika aku gak sengaja melihat ibuku yang sedang mandi, waktu itu aku pulang lebih cepat dari biasanya karna guru-guru di sekolah ada rapat. mungkin karna ibuku mengira bahwa di rumah gak ada siapa-siapa jadi dia gak menutup pintu kamar mandi dengan rapat.

    Ketika melihat pintu kamar mandi yang sedikit kebuka jadi muncul pikiran untuk mengintip ibuku yang sedang mandi. tubuh ibuku yang putih mulus dan buah dada yang besar serta bokong yang montok membuat kontolku menjadi tegang. karna terlalu fokus pada tubuh ibu, tanpa sengaja aku mendorong pinntu kamar yang gak tertutup rapat itu sehingga aku tersungkur masuk kedalam kamar mandi tempat ibu mandi, ibu yang lagi asik mandi pun terkejut.

    “toni, kamu ngapain??” tanya ibu dengan ekspresi bingung.
    ”enggak mah, ini tadi ada tikus trus mau toni usir” karna bingung jadi aku asal menjawab.

    kemudian aku pun langsung lari ke kamar. di dalam kamar aku masih terus memikirkan tubuh ibuku yang seksi itu, aku pun coli dengan membayangkan tubuh telanjang ibu yang kulihat tadi.. beberapa jam kemudia ibu memanggilku.
    “toni… cepet turun makan dulu” teriak ibuku dari bawah..

    aku pun langsung turun untuk makan siang, karna tenagaku habis untuk coli aku jadi sangat lapar. aku pun makan bersama ibu. ketika lagi asik menyantap makan siangku ibu melontarkan pertanyaan yang mengagetkanku.

    ” toni tadi km ngapain d kamar mandi pas mamah lagi mandi ? km ngintip mamah ya?” tanya ibu padaku.
    mendengar pertanyaan ibu aku pun jadi kaget dan tersedak.
    “uhuk,, egak kog mah, tadi itu ada tikus masuk rumah gede banget terus mau toni usir,eh toni malah kepleset jadi masuk deh ke kamar mandi.” kataku berusaha mencari alasan.
    ”kamu tuh pinter cari alasan, sebernya tadi km ngintip mamah mandi kan? Hayo ngaku” tanya ibuku denga nada yang leibih keras.
    “iya toni tadi ngintip mamah lagi mandi” jawabku dengan perasaan takut.
    “km nakal ya.. berani ngintip mamah mandi”
    “abisnya mamah sih pintu kamar mandi gak di tutup rapat, kan jadi kelihatan mamah lagi mandi” jawabku.
    “ya kan tadi mamah kira gak ada orang di rumah, lagian kamu gak seperti biasanya pulang cepet”. Kata ibuku.
    “iya ini tadi guru-guru di sekolah ada rapat, jadi pulangnya cepet”
    “lain kali jngan ngintip mamah lagi ya” jelas ibuku
    “iya mah, oya mah tadi itu tubuh mamah seksi bnget” sindirku kepada ibuku.
    “heh.. km ngomong apa, masih kecil udah ngomong seksi-seksi.” Balas ibuku.
    “yeee mamah, aku udah 17 tahun kali mah, udah gede” jawabku dengan cemberut.
    “oohh anak mamah ternyata sekarang udah besar ya…… uadah tau yang seksi-seksi”
    “hehehehe…. iya dong mah’’

    Setelah selesai makan akupun keluar karna sudah ada janji dengan temanku untuk menemaninya membeli kaset DVD dan aku juga membeli satu.

    Setiap malam aku selalu menyempatkan diri untuk belajar ya walaupun terkadang cuma membolak balik buku aja hehehehe. Kemudian aku teringat dengan kaset DVD yang baru aku beli tadi siang. Aku mengambil bungkusan yang sejak tadi siang aku letak kan di atas meja. Aku membeli film horor, judulnya “pocong pocong srigala”.

    Aku pun berfikir untuk menonton bersama ibuku, “kayaknya asik nih nonton sama mama” pikirku dalam hati, kemudian aku pun pergi kekamar ibuku untuk mengajaknya nonton film horor bersamaku. Sampainya di depan pintu kamar ibuku aku mendengar suara ibuku yang sedang mendesah keenakan seperti yg sering aku lihat di film-film bokep, kemudian aku mengetuk pintu kamar ibuku.

    “mah, mamah…. aku boleh masuk?” tanyaku dari luar kamar ibuku.
    “sebentar toni, mamah lagi ganti baju” jawab ibuku.
    Setelah beberapa saat ibuku pun menyuruhku masuk kedalam kamarnya.
    “ada apa?” tanya ibuku.
    “ini, toni baru beli film horor mah, mau gak nonton bareng sama toni?” jawabku
    ‘’iya boleh, sini nonton bareng sama mamah” jawab ibuku

    Kemudian aku memasukan kaset ke DVD player yang ada di kamar biuku, setelah memasukkan kaset tersebut kemudian aku pun naik ke tempat tidur ibuku, aku duduk di saping ibu. Kami berdua asik menonton film yang sangat2 tidak menegangkan itu sampai tiba-tiba ada adegan yang mengejutkanku, spontan aku pun langsung memeluk ibuku dan ibuku hanya tertawa melihat aksiku itu.

    “iiihh… mamah kog ketawa sih.” Kataku dengan agak kesal
    “kamu lucuh sih, udah besar kok masih takut. Hehehe” jawab ibuku sambil tertawa kecil.
    “mamah kan tau sendiri aku paling takut sama pocong” kataku
    “ya udah, sini duduk di depan mamah, biar mamah peluk biar kamu gak takut lagi” kata mamku sambil menarik tanganku untuk duduk di depanya.
    “apaan sih mah, kayak anak kecil aja” jawabku dengan sedikit kesal.
    “udah gak apa-apa, kan kamu emang masih kecil. Hehehe”

    Aku pun menuruti perkataan ibuku dan duduk di depannya. Dia memelukku dari belakang, pelukannya benar-benar terasa hanngat, sudah lama aku gak merasakan di peluk ibuku seperti ini. Harum tubuh ibuku, susunya yang besar seperti mengganjal d punggungku membuatku jadi memikirkan hal yang aneh-aneh di tambah ibuku hanya memakai piyama dan terlihat paha nya yang putih mulus karena tidak tertutupi piyama yang ibuku pakai.

    Aku jadi tidak konsen menonton filmnya, pikiranku semuanya benar-benar telah tertuju pada sosok perempuan yang sedang memelukku, tanpa sadar tanganku mulai bergerak mengelus-elus paha ibu yang putih dan mulus itu, ibuku pun kaget, mungkin dia merasa geli kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya, tapi tanganku tetap kembali mengelus paha ibuku.

    “toni.. kamu ngapain sih, geli tau..” kata ibuku
    “paha mamah halus, jadi enak klw di elus-elus” jawabku

    Ibu kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya lagi, tpi setiap tanganku di singkirkan dari pahanya tanganku pun kembali lagi sampai akhirnya ibu membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang mulus itu. Di tambah lagi ada adengan panas di film horor tersebut yang membuat pikiranku membayangkan hal-hal yang bukan-bukan. Ketika tanganku sedang asik mengelus-elus paha ibuku dan mataku fokus ke layar tv tiba tiba tangan ibuku menutupi mataku.

    “anak kecil gak boleh ngelihat yang kayak gini” kata ibuku sambil menutup mataku.
    “apaan sih mah, aku kan udah besar mah.” Jwabku sambil berusaha menyingkirkan tangan ibuku.
    “kamu udah pernah ya nonton adegan kayak gitu?” tanya ibuku.
    “udah dong mah”jwabku.
    “hahahahahahaha”
    ‘’kog mamah malah ketawa sih?” tanyaku
    “gak apa-apa. Itu berarti anak mamah udah besar, udah tau yang kayak begituan” jawab ibuku sambil menunjuk adegan di film horor yang kami tonton.
    “tapi jangan sering-sering ya nonton film kayak gitu” lanjut ibuku.
    “iya mah. Kataku

    Cerita Ngentot Kenangan Malam Indah Dengan Ibuku – Kami pun melanjutkan menonton film horor itu, susu ibuku yang besar yang menempel di punggungku membuat kontolku semakin tegang dan ingin rasanya memegang susu ibu yang indah itu.

    “mah, susu mamah kog besar banget sih.” Kataku sedikit usil
    “hahaha, kamu nih toni bisa aja, kebanyakan nonton film begituan sih jadi pikiran km jorok” celetus ibuku sambil tertawa kecil.
    “tapi susu mama beneran besar, tersa banget di punggung toni’’
    “toni mau pegang susu mamah?” tanya mamaku

    Aku kaget mendengar apa yang barusan di katakan ibu kepadaku.

    “beneran mah boleh pegang?” tanyaku untuk memastikan.
    ‘’iya boleh, kan dulu waktu kamu masih kecil sering kamu pegang”kata ibuku
    “ya itu kan waktu aku masih kecil” kataku, walaupun aku sebernya gk ingat kalau pernah megang susunya ibuku waktu masih kecil, mungkin ketika aku masih bayi.
    “mau pegang apa egak?” kata ibuku lagi
    “i iya mah, mau”

    Aku pun menggerakan tanganku agar bisa sampai ke gunung kembar yang sangat indah itu, ketika tanganku menyentuh susu ibuku jantungku jadri berdetak kencang, susu ibuku benar-benar lembut dan kenyal enak banget rasanya ketika di pegang dan membuat kontolku semakin tegang..

    “mah, eeeemmmm boleh gak aku lihat susu mamah’’pintaku

    Ibuku tidak menjawab dia langsung membuka piyamanya dan membuat susu ibuku yang indah itu terlihat dengan jelas, aku pun meremas-remasnya, ibuku juga terlihat menikmatinya, aku gak nyangka bakalan bisa merasakan hal yang seperti ini.

    ‘’toni..”panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil trus meremas-remas susu ibuku.
    “kamu boleh kog nyusu sama mamah lagi kalau kamu mau” katamamu.

    Aku kembali terkejut mendengar perkataan ibuku, bisa merasakan memegang susunya aja aku sudah seneng banget dan sekarang aku boleh menyusu padanya.

    “beneran mah?” tanyaku lagi
    “iya sayang” kata ibukut

    Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyusu pada ibuku, aku mengemut-emut punting susnya yang berwarna sedit merah jambu itu, aku menjilat-jilatinya. Ibuku sangat menikmati aksiku itu

    “oohh… toni… trus sayang. Trus…”
    “iya mah. Iya, susu mamah enak bnget” kataku smbil trus menjilati punting susu ibuku

    Tanganku yang satunya pun sepertinya tidak sepertinya juga tidak mau diam saja, aku mengarahkan tanganku yang kiri untuk sampai ke tengah-tengah selangkangan ibuku, sampai akhitnya aku menyentuh sesuatu yang lembab dan lengket, mungkin itu cairan yang keluar dari dalam memek ibuku.

    “toni!! “ triak ibuku
    “iya mah, maaf mah” aku kaget sambil menyingkirkan tanganku dari memek ibuku.
    “gak apa-apa sayang, trusin aja kalau kamu mau, gak apa-apa”
    “iya mah” aku pun meruskan aksiku memegangi memek ibuku
    ‘’ooohhh. Sssss aahhhh enak sayang. Masukin jari kamu sayang kedalam memek mamah”

    Aku menuruti permintaan mamah dan memasukan jariku kedalam memeknya, sambil terus menjilati punting susu ibuku.

    “mah, boleh gak toni cium bibir mamah” tanyaku
    “boleh sayang.”kata ibu

    Aku langsung mencium bibir ibuku, rasnya sungguh nikmat hangat dan lembut, lidah kami pun beradu dan air liurku dan ibuku bercampur menjadi satu, ibuku benar-benar kisser yang handal, dia menguasai permainan ciuman ini, aku pun tidak ingin kalah dan membalas keganansan ciuman ibuku dengan penuh semangat dan nafsu.

    Mungkin ciuman itu berlangsung sekitar 3 menit dan kemudian ibuku berhenti menciumku dan dia langsung memelukku. Pelukan ibu benar-benar tersa sangat hangat. Ibu mendekatkan bibirnya keteingaku dan berbisik kepadaku.

    “sayang, kamu mau gak puasin mamah malam ini, mamaf udah gak tahan ingin di puasin malam ini, mamah ingin ngentot sama kamu sayang” kata ibuku

    Mendengar bisikan ibu membuat ku semakin bernafsu dan kontolku semakin tegang dan mengeras.

    “iya mah, toni mau muasin mamah malam ini, toni akan berikan yang terbaik untuk amamh dan mamah pasti akan puas.” Jawabku.

    Sesaat kemudian ibuku melepaskan pelukanya, kemudian dia membuka piyamanya. Tubuh ibu yang putih mulus dan sexi yang aku lihat tadi siang ketika ibu lagi mandi kini berada di depanku dan telihat dengan jelas betapa indahnya wanita di depan hadapanku ini.

    Dua buah susu yang menggantung dan memek tembem yang di tumbuhi bulu halus membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Tanpa di komandoi ibuku aku langsung menciumi memek ibuku, menjilati klitoris ibuku. Rasanya sangat nikmat, terasa asin dan gurih hehe.

    “oohhhh. Aaahhhh enak sayang. Trusin sayang .. ooohhhhh” kata ibu sambil mendesah menikmati permainan mulutku.
    “sayang kamu kog pinter banget sih, kamu udah pernah ML ya. Ohhh sssssttt ahhhh” tanya ibuku sambil mendesah dan menjambak rambutku.
    “hehehe. Iya mah” jawabku sambil nyengir.
    “enak bnget sayang. Trusin sayang, masukin jari kamu sayang di kocok yang kenceng sayang” kata ibu

    Aku pun menuruti perintah ibuku, ibu terlihat sangat menikmati tubuhnya bergerak-gerak karna gerakan tanganku di dalam memeknya. Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksiku karna aku gak mau ibu orgasme duluan sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memeknya yang tembem itu.

    “mah, emutin kontolnya toni dong” pintaku
    “iya sayang, sini mamah emutin” jawab ibuku

    Kemudian aku membuka baju dan celanaku, kontolku yang selama itu terkurung di balik celanaku akhirnya bisa keluar dan bebas. Aku berdiri d depan ibuku.

    “kontol kamu besar banget toni, kontol papah aja kalah, hehe” kata ibuku
    “iya mah, dengan kontol ini toni akan puasin mamah” balasku

    Kemudian ibu langsung menjilati ujung kontolku dan memasukkannya kedalam mulutku, aku baru kali ini merasakan kontolku di emut oleh perempuan, ya walupun sering ML sama pacarku tapi dia gak mau ngemuti kontolku, rasanya sungguh nikmat,

    “ahh. Enak mah, sambil d kocok mah kontolku” kataku
    “iya sayang” balas ibuku

    Ibuku pun melakukan apa yang aku perintahkan. Ibu sangat pintar dalam hal menyepong kontol, mungkin karna sering melakukanya dengan papah. Sekitar 4 menit ibuku mengemuti kontolku yang lumayan besar ini ya walaupun gk sebesar kontol orang barat. Hehe

    ‘’sayang masukin dong kontol kamu ke memek mamah, mamah udah gak tahan sayang” pinta ibuku.
    “iya mah, toni masukin”jawabku

    Aku pun mundur sedikit kebelakan, posisi ibuku tidur terlentang sambil kedua kaki di buka (mengkangkang, gak tau d tempat kalian bahasanya apa). Aku mulai memainkan kontolku, aku tepuk-tepukkan kontolku kememek mamah, aku gesek gesekan kontolku ke klitorinya, mamah semakin bernafsu, nafasnya semngakin terengah-engah.

    “sayang cepetan di masukin, jngan buat mamah menunggu lama sayang” kata ibuku

    Aku pun memasukkan kontolku ke memek ibuku, walaupun ibu berumur 38 tahun tapi memeknya masih sempit, mungkin karna ibu sering melakukan perawatan terhadap memek nya, setelah berusaha sedikit keras akhirnya kontolku pun bisa masuk kedalam memek , ibuku, rasa hangat yang menyelimuti kontoku, rasa basah becek yang aku rasakan ketika kontolku masuk kedalam memek ibu membuatku semakin bernafsu, sambil menggenjot ibuku, akupun meremas-remas kedua buah susu ibu yang sangat besar itu,

    “ahhhh.. ssssss ohhhhhh enak bnget sayang, trus genjot yang kenceng sayang, yang kenceng ahhhh. “ desahan yang sangat erotis membuatku semakin bersemangat.

    PLOK PLOK PLOK PLOK. Begitulah kira kira suara ketika kontolku beradu dengan memek ibu.

    “mah enak gak mah, nikmat gak mah, mamaf puas gak?”tanya ku sambil terus menggenjot memek ibu.
    “aaaahhh,, iya sayang, enak banget, nikmat banget, puasin mamah trus sayang. Ahhhh oohhh ssssstt aahhh..” kata ibuku sambil tak henti-hentinya mendesah.
    “iya mah, malam ini akan menjadi malam terindah untuk mamah, toni akan puasin mamah sampai maksimal” kataku

    Setelah beberapa menit aku menggenjot dan mulai kluar kringan d tubuhku dan tubuh ibuku, aku pun berhenti dan meminta ibu untuk bertukan posisi. Kali ini aku minta posis WOT.

    “mah capek nih, tukar posisi dong, mamah diatas ya, gantian mamah yang genjot”kataku
    “iya sayang.”kata ibu

    Kemudian ibu bangun dari tidur terlentangnya dan aku yang gantian tidur terlentang. Ibu mulai menaikiku dan memasukkan kontolku kedalah memeknya.

    “aahhhh.. sayaaaanggg…” desah ibuku sambil nenggenjot.
    “enak mah, terusin mah. Enak” kataku

    Mamah sangat bersemangat, dia menggenjot kontolku dengan penuh nafsu.

    “enak sekali sayang, aaahhhhh ohhhhhhhh. Kamu bner-bener pinter muasin mamah sayang”kata ibu sambil trus menggenjot dan mendesah.
    “iya dong mah, kan toni udah janji akan muasin mamah malam ini”

    Sudah sekitar 16 menit kami ML dan kamu belum juga mencapai puncak, ternyata ibuku juga tahan berlama-lama. Mungkin dia tidak ingin mengakhiri kesenangan dan kenikmatan ini dengan cepat begitupun aku, aku berusah untuk tetap tahan dan tidak keluar duluan, karna aku masih ingin trus menikmati memek ibu yang tembeh nan indah itu, sambil ibu menggenjot akupun sambil meremas-remas susunya.

    Karna ibu terlihat sudah capek kamipun berganti posisi seperti semula, ibu d bawah dan aku yang menggenjot. Kali ini kontolku bisa masuk dengan mudah ke dalam memek ibu karna memek ibu suadah sangat basah dan ada sedikit ledir yang keluar dari dalam memek ibu

    “sayang, genjot yang cepet sayang.aaaaaaahhhh.. trus sayang, bentar lagi mamah mau kluar” kata mamah sambil mendesah tanda bahwa dia sangat menikmati permainan ini
    “iya mah, toni juga udah mau keluar.” Kataku

    Akhirnya setelah 20 menit kami melakukan permainan ini, buku pun orgasme

    “mamah keluar duluan sayang. Ahhhhhhhh ooohhhhh sssssssttttt” desahan ibu terdengar lebih keras tanda dia sudah keluar, tangannya mencengkram bantak yang ada di sampingnya denga kuat dan tubuh ibu menggeliat.

    Semprotan cairan dalam memek mamah menerpa kontolku, begitu hangat dan nikamt membuatku juga sampai ke puncak permainan

    “mah toni mau keluar juga nih, toni keluarin di dalam memek mamah ya” kataku
    “iya sayang keluarin, keluarin di dalam memek mamah yang banyak sayang” kata ibu
    “mah aku kluar, aku kluar, ahhhhhhh”

    Akhrinya spermaku menyembur keluar masuk kedalam memek mamah dan menembus rahimnya, rasanya nikmat sekali ketika menyemburkan sperma kedalam memek. ibu pun menggeliat ketika semburan spermaku menusuk di dalam memeknya. Aku pun menarik keluar kontolku dan ketika aku menarik keluar kontolku mengalir sedikit lelehan spermaku yang aku keluarkan di dalam memek ibuku.

    Ibu terkapar lemas dengan nafas berat dan terengah-engah. Aku juga terkapar di samping tubuh ibu, aku mencium bibir ibu dengan lembut dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut juga

    “makasih ya sayang, mamah bener-bener puas malam ini” kata ibuku
    “iya mah, toni juga puas banget” jawabku.

    Beberapa saat kemudian aku memakai bajuku dan ibu juga memakai piyamanya kembali, tanpa sadar ternyata film horor yang kami tonton sudah berakhir, laku aku keluar dari kamar ibu sambil membawa kaset film horor yang kam tonton setenganya tadi. Sebelum sempat aku keluar kamar, ibu memanggilku.

    “toni..” panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil menoleh ke arah ibu
    “kejadian malam ini jangan bilang papah ya sayang.” Kata ibuku
    “iya mah, toni janji akan jaga rahasia” kata ku
    “makasih sayang, mamah puas sekali, mmuuaaacchh.” Kata mamaku sambil memberikan kiss bye

    Aku hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar ibu. Sampainya di kamarku aku terdiam sejenak dan berfikir

    “kenapa ibu tadi bisa ML sama aku ya” pikirku dalam hati, ah sudah lah mungkin ibu merasa kesepian karna papah slalu pulang larut malam yang penting malam inia ku puas dan menjadi malam terbaiku…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Sicantik Pengen di Gol-in Memeknya

    Foto Sicantik Pengen di Gol-in Memeknya


    1931 views

    Perawanku – Sicantik dengan toket gede yang lagi kesepian tidak ada teman bermainnya , buat para bosku temeni main dong , udah lama ni nggak di Golin bosku , berikut kami sajikan foto-fotonya ya bosku : 

  • Foto Cewek Sexy Cantik Alisa Rattanachawangkul dari Thailand Bikin Kepanasan – Foto Sexy Terbaru 2018

    Foto Cewek Sexy Cantik Alisa Rattanachawangkul dari Thailand Bikin Kepanasan – Foto Sexy Terbaru 2018


    1930 views

    Perawanku – Kumpulan Foto Cewek Cantik Asli Thailand (bukan jadi-jadian guyss) terbaru paling update di bulan ini dengan berbagai gaya busana mulai dari yang casual, sampai dengan gaya sex able ini bisa kalian lihat dalam artikel ini. Koleksi gambar wanita Thailand tercantik dan imut serta manis ini menjadi banyak idaman lelaki khususnya kamu mungkin yang masih jomblo dan ingin mengoleksi aneka gaya dan fose terbaik dari koleksi foto wanita paling cantik di Thailand di tahun 2018 ini.

    Sebelumnya juga sudah admin share kumpulan foto gadis manis dan mempesona dengan kecantikan yang sungguh menawan dan enak di lihat yang bisa kamu bandingkan dengan teman teman kamu. Ya, wanita adalah salah satu mahluk tuhan yang paling indah dan sempurna maka kasihanilah ia, dan jaga dia seperti kamu dengan tulus mencintainya sepenuh hati dan jiwa raga. (Tapi buat bahan ngocok enggak masalah mungkin ya hihi)
    Langsung aja nih mimin 139.99.33.211 sediakan foto cewek Thailand dijamin jadi basah seluruh badan lihatinnya :

  • Kini, Semua Mulai Menikmati

    Kini, Semua Mulai Menikmati


    1929 views

    Cerita Panas Bergambar – Kini, Semua Mulai Menikmati

    Ema Salima Salsabila

    Crreeetts…. Crreeetts … Seeeeeeerr…. Eehmp…. Crrreetsss…. Seeeeerrr…..

    Perawan – Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga. Aaahk… Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.

    Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku kini berada dekat denganku.

    Tinggal dua langkah lagi, maka semuanya berakhir, Suamiku akan dapat melihat Ujang yang sedang berada di belakangku. Dan perselingkuhankupun terbongkar, sebentar lagi aku akan resmi menjadi seorang Janda.

    Deg… Deg… Deg… Deg… Deg… Deg…

    “Abii…”

    Langkah Suamiku berhenti, lalu ia menoleh kearah putriku. “Iya sayang, ada apa?” Sahut Suamiku memandang putrinya.

    Dan pada saat bersamaan gamisku di tarik turun, lalu dengan gerakan persekian detik sebelum Suamiku kembali menoleh kearahku, Ujang menyembunyikan tubuhnya di bawah kolong wastafel sehingga Suamiku tidak dapat melihatnya.

    Aku mendesah pelan, sedikit beban tanpa berkurang dari pundakku.

    “Masih lama Umi nyucinya?” Tanya Suamiku.

    Aku berdehem pelan, perasaan tegang membuatku merasa gugup. “Iya Bi… kenapa?” Tanyaku gugup, sungguh aku sangat ketakutan.

    “Abi kangeen!” Aahkk… Ternyata Suamiku minta di layani malam ini.

    “Iya Abi, nanti kalau nyucinya selesai Umi… Aahkk… Eehmm… Akan nyusul Abi keatas.” Siaaal… Ujang udah benar-benar gila, kurasakan jemari Ujang membelai betisku.

    “Kamu kenapa Umi? Ada yang sakit?” Tanya Suamiku panik. “Kok wajah Umi pucat?” Sambungnya sambil membelai pipiku.

    Ujang pleasee… jangan naik lagi, Aahkk… Jemarinya semakin tinggi naik atas pahaku, hingga akhirnya menyentuh kemaluanku. Dia menggesekkan jarinya kebibir vaginaku, membuat birahiku kembali naik.

    Aaah… Tidak, ini bukan saat yang tepat untukku terangsang seperti ini. Fokuuus…. Fokuuss… Kamu pasti bisa Emaa…

    “Ini mendadak perutku mules Bi!” Kataku mengringis sambil menurunkan tanganku memegang perutku, lalu turun menuju tangan Ujang yang sedang memanjakan vaginaku.

    “Ya udah, Abi tunggu di kamar ya?”

    “Iya Bi, Umi nanti menyusul.” Jawabku, sembari menarik nafas lega.

    Kemudian Suamiku melangkah pergi menjauh dariku, aku baru bisa bergerak ketika Suamiku benar-benar menghilang dari pandanganku. Buru-buru aku menepis tangan kurang ajar Ujang dari vaginaku, dia sudah sangat keterlaluan.

    Kalau tadi sampai ketahuan, bisa-bisa riwayatku tamat sampai di sini.

    “Gila kamu Jang!” Kataku emosi, tapi tetap menjaga suaraku agar putri semata wayangku yang sedang menonton tv tidak mendengar suaraku.

    “Tapi Ibu Ema sukakan?”

    “Saya mohon, jangan ganggu saya lagi…! Dan tolong berhenti sampai di sini saja.” Melasku tapi dengan nada tegas.

    Perbuatannya barusan sungguh sangat beresiko, bagaimana kalau tadi Suamiku melihat? Aku tidak ingin menjadi janda, apa lagi janda karena di ceraikan Suami yang memergoki Istrinya selingkuh, aku tidak siap untuk hal itu.

    Ujang menarik tanganku, memaksaku merunduk seperti dirinya.

    Kemudian dia membuka celananya, mengeluarkan senjata pamungkasnya yang gemuk dan panjang, membuat nafasku memburuh, kejadian tadi pagi kembali menguasaiku.

    “Ayo Bu, biar cepat selesai.”

    “Jangan gila Jang, masih ada anakku di sana, gimana kalau dia melihat kita?” Kataku panik, tapi dia malah menarik tanganku.

    “Gampang Bu, tinggal kita ajak!”

    “Iblis kamu Jang…” Kesalku, sembari merangkak kepangkuannya, kusibak kesamping celana dalamku lalu keraih penisnya, dan kugesekan dengan bibir vaginaku.

    Aaahkk… Rasanya nikmat sekali, apa lagi ketika kepala penisnya menggesek clitorisku.

    “Hahaha… Ayo masukan sekarang Bu!”

    Kutatap bola matanya, lalu dengan perlahan kucoba menduduki penisnya. “Jleepps…” Oohk… Kepalaku mendongak keatas, menatap langit-langit dapur rumahku.

    Dalam sekejap untuk kedua kalinya hari ini aku membiarkan penis pria lain bersarang kedalam vaginaku yang suci, yang seharusnya kupersembahkan untuk Suamiku tercinta, tapi kali ini tanpa ada paksaan berarti aku malah menuruti kemauan pria lain.

    Dosakah aku? Aahkk… Ini dosa besar, tapi dosa yang paling nikmat yang perna kubuat.

    Tanpa di minta aku mulai menggoyang pinggulku naik turun diatas penisnya yang begitu besar, jauh lebih besar dari milik Suamiku, dan tentunya lebih keras dan berotot.

    Jujur saja, pelecehan yang ia lakukan barusan tepat dihadapan Suamiku membuatku langsung memutuskan untuk pasrah, menerima kalau nantinya ia ingin menyetubuhiku lagi, dan ternyata benar dia kembali memperkosaku.

    Ujang meletakan tangannya di bagian belakang kepalakku, laku kumiringkan wajahku, menyambut bibir tebal Ujang.

    Kami berpagutan mesrah, lidah kami saling membelit, dan kami saling berbagi air ludah. Entalah… Apa ini masih bisa di sebut pemerkosaan, tapi yang pasti aku sangat menikmati dirinya yang sedang memperkosa diriku.

    Plookkss…. Ploookkss… Plookss…. Plookkss…. Plookkss….. Ploookkss….

    Pinggulku bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara erangan-erangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan… Aahkkk… Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.

    Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, dia… menuntunku terlentang, dengan posisi ia menindih tubuhku.

    Kemudian giliran ia yang bergerak maju mundur menyodok memekku, sembari tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukanku. Sementara aku harus berjuang mati-matian agar tidak mengeluarkan suara.

    “Memek Bu Ema sempit bangeet, rasanya enaaak Bu, ngejepit gitu…” Dia menyingkap lebi tinggi gaun tidurku hingga sebatas leherku, lalu dengan satu tarikan kebawah, cup braku melorot dan memperlihatkan sepasang gunung kembarku yang indah dan masih sangat kencang.

    Sembari menggenjot memekku, dia meremas payudarahku dengan memainkan puttingku. Mau tidak mau, aku semakin terangsang di buatnya.

    “Ujaaang… Aahkk… pelan-pelaaan!” Pintaku.

    “Aduh Bu, Maaf gak bisa pelan, soalnya memek Ibu kayak perawan, enaaak bangeeet….”

    Perawan…? Oohh Ujang, kamu pinter sekali memujiku, padahal usiaku saat ini sudah tidak muda lagi… Bahkan aku sudah melahirkan, seharusnya memekku sudah kendor, tapi katamu aku masih perawan? Aahkkk… Enaaak….

    Dia semakin mempercepat sodokannya, sementara kedua pahaku ia buka semakin lebar.

    Saat kedua bola mata kami bertemu, kurasakan getaran halus merayap di dadaku, apa lagi ketika ia tersenyum puas melihatku yang tersentak merasakan benda pusakanya yang mengaduk-aduk liang peranakanku.

    “Aku mau keluaaar Jang…”

    “Keluaarin Bu, nikmatin kontol saya di dalam memek Ibu.” Bisiknya, yang seakan diriku ini memang haus akan sebuah kenikmatan.

    Maafkan aku Suamiku, tapi aku berjanji ini yang terakhir kalinya, semoga kamu mau memaafkanku sayang…. “Aaaaarrhkk…” Lidahku terjulur seiring dengan cairan cintaku yang meledak-ledak.

    Plooppss….

    Dia menarik kontolnya dari dalam memekku, membuat nafasku kembali memburu dan aku merasa seperti ada yang kosong di bawah sana.

    “Kulumin kontol saya dulu ya Bu, baru nanti kita lanjut lagi…”

    Aku menganguk pelan, lalu kuikuti tarikan tangannya, aku bersujud di depan kontolnya yang mengacung di depanku. Lama aku mengamati kontol Ujang yang memang besar.

    Kugenggam kontolnya dengan telapak tanganku, Ouw… telapak tanganku tak mampu menggenggam kontolnya.

    Dengan perlahan kukocok kontolnya naik turun, kuperhatikan cincin emasku yang melingkar di jari manisku, membuatku kembali teringat bagaimana dulu aku mengikat janji suci kepada Suamiku. Tapi malam ini, dengan di saksikan mas kawinku, aku mengingkari janji suciku.

    Maafkan aku Mas, aku mencintaimu selamanya…

    Kutundukan wajahku, kujilati kepala kontol Ujang, yang tak lain hanyalah seorang pembantuku. Uuhkk… rasanya nikmat banget, lidahku bergetar menjilati kontolnya yang besar.

    Tidak hanya kepala kontolnya, batangnyapun tak luput dari jilatanku.

    Sementara jemariku meremas lembut kantung telurnya, dan bibirku membuka, menyambut kontolnya kedalam mulutku. Kepalaku bergerak maju mundur mengocok kontolnya yang sekeras batu itu sambil menatap matanya.

    “Aaoohkk… Enak Bu, Aahkk… kuluman Ibu enak, Aahkk… hisapannya mantab bangeet Bu…” Ujar Ujang, matanya merem melek.

    Kurasakan belaian telapak tangannya diatas kepalaku yang masi tertutup kerudung.

    Aku semakin bersemangat mengulum kontolnya, menghisap dan mengitari kepala kontolnya dengan lidahku. Entah kenapa ada perasaan senang melihat ia keenakan.

    ———–

    Rasanya aku mau gila, bagaimana mungkin aku menikmati pemerkosaan yang kualami saat ini, seharusnya aku marah, mengutuk setiap sentuhan darinya, bukan malah menginginkan dirinya menyentuh dan menikmati diriku.

    Dia menahan kepalaku, lalu dia memintaku naik kembali kepangkuannya.

    Tanpa melakukan penetrasi, dia melumat bibirku, memelukku dengan sangat erat. Kuangkat sedikit pantatku ketika ia membelai bongkahan pantatku yang sekal. Lalu kurasakan jemari tengahnya membelai anusku.

    “Ouuhhkk… Jang!” Kurasakan jemari tengahnya tenggelam dianusku.

    Sembari membalas pagutannya, kurasakan anusku di korek-korek oleh jemari tengahnya. Aku berani bersumpah demi apapun, kalau saat ini aku sangat menikmati penjelajahan jemari tengahnya di dalam liang anusku yang kemarin telah di ambil perawannya oleh mereka.

    Aku semakin menggila, kedekap kepala Ujang, sambii menghisap lidahnya dengan rakus. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Istri, dan Ujang sebagai pembantuku.

    Yang aku mau hanya dirinya yang menyetubuhiku seperti kemarin, membuatku tak berkutik menikmati setiap sodokan kontolnya yang besar di dalam vaginaku ini. Aahkk… Aku menginginkanmu Ujang… Aaahkk….

    Sluuooppsd…. Sluuuppss… Sluuppss….

    Dia menuntunku berdiri, satu kakiku diangkat, dan kemudian “bleess…” Kontolnya kembali melesat masuk kedalam memekku.

    Kukalungkan kedua tanganku di lehernya Ujang, untuk menjaga keseimbangan tubuhku agar tidak terjatuh ketika kontolnya mengaduk-aduk memekku dengan cepat.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….”

    “Kenapa Bu?” Tanyanya, kedua tangannya turun meremas pantatku.

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Aku merintih semakin keras, jujur aku takut anakku tau kalau saat ini aku sedang di setubuhi oleh Ujang.

    Bukannya melambat Ujang malah semakin menggila, ia menyodok memekku tanpa ampun, membuatku kesulitan untuk tidak mengerang, karena rasanya terlalu nikmat.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…” Bisik Ujang, dia menghentak-hentak selangkanganku.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….”

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Uhkk… Ujang, dia tau dari mana kalau anakku tidak akan mendengar teriakanku.

    Tiba-tiba mataku diikat oleh seutas kain, aku sempat ingin melepasnya tapi Ujang menahan tanganku yang ingin menarik lepas penutup mataku, karena aku terganggu dengan adanya penutup mataku.

    Dia memutar tubuhku, menghadap kearah Putriku yang tadi sedang menonton tv.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanyaku heran.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Jelas Ujang, dia meraih payudaraku dari luar gaun tidurku, dan meremas-remas dadaku.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pati gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan hatiku.

    Duh kenapa dengan diriku ini, semakin lama aku semakin suka dengan caranya menikmatiku. Membuatku serba salah, antara menerima perlakuannya atau malah mengutuknya.

    Perlahan kurasakan belaian kontolnya di belahan memekku, lalu naik keanusku.

    Kujatuhkan dadaku diatas tempat biasa aku menyiapkan bumbu masakan, di samping wastafel. Kemudian kedua tanganku terjulur kebelakang, lalu dengan perlahan kubuka lebar kedua pipi pantatku memperlihatkan anusku.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Tanya Ujang menempelkan ujung kepala penisnya di lobang anusku yang merekah.

    Aku mengangguk malu, jujur saja aku tidak bisa melupakan nikmatnya ketika diriku di sandwich oleh para pembantuku tadi pagi, dan aku ingin kembali merasakannya, menikmati ketika anusku di sodok kasar oleh kontol Ujang yang besar.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…”

    Aku mendengus. “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mengatakan hal tersebut kepada Ujang.

    Lalu dengan perlahan kurasakan kepala jamur Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. Aaaaaahkk…. Anusku berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya sungguh sangat nikmat.
    (Kok ngegantung? Sngaja gan, bukan untuk bkin warga smprot kentang, tpi ini bagian dri crta)
    ###

    Saat aku masuk kedalam kamar, kulihat lampu kamar kami sudah meredup dan terlihat Suamiku sudah tertidur lelap.

    Maafkan aku ya Mas… Aku sudah membuatmu menunggu begitu lama, sampai kamu ketiduran seperti ini… Seharusnya aku melayanimu, bukan malah bermain gila di belakangmu, sumpah Mas aku sungguh menyesal.

    Aku bukanlah Istri yang baik, tega menyakitimu yang begitu setia kepadaku. Tapi Mas harus percaya kalau aku sangat mencintaimu.

    Aku berjanji Mas, kejadian malam ini tidak akan terulang lagi, ini yang terakhir kalinya.

    Aku merebahkan tubuhku di samping Suamiku Mas Tio, kupeluk erat tubuhnya yang kokoh, yang selama ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhanku dan anakku. Terimakasi Mas sudah menjadi kepala keluarga yang baik untuk kami.
    ###

    Delapan
     
    Asyfa Salsabila

    Apa yang kulihat saat ini tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Sanking shoknya, aku hanya bisa diam membeku.

    Aku yang tadi lagi seru-serunya menonton televisi, tiba-tiba aku mendengar suara yang aneh dari balik dapur rumahku. Awalnya aku tak begitu menghiraukannya, karena suaranya yang terdengar sama-samar. Tapi entah kenapa pada akhirnya suara tersebut mengundangku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

    Oh Tuhaaan…

    Kulihat Umi yang sedang berdiri membelakangiku sedang berpelukan sambil berpagutan dengan seorang yang juga kukenal sangat baik.

    Dia adalah Kang Ujang! Ya… aku memanggilnya Akang karena ia berasal dari bandung, orangnya baik dan enak diajak mengobrol, tapi siapa yang menduka ternyata ia menjalin efair dengan Ibu kandungku.

    Tentu saja aku marah, aku hendak melabrak mereka, sungguh sangat menjijikan melihat apa yang mereka lakukan saat ini.

    “Ssstttt….” Kang Ujang meletakan jari telunjuknya di bibirnya.

    Langkahku terhenti, entah kenapa mendadak aku jadi ragu untuk melabrak mereka berdua, walaupun emosiku sudah sangan memuncak dan bersiap untuk kuledakan.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….” Kudengar suara Ibuku yang mendesah

    “Kenapa Bu?”

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Tolak Umi, sembari mengerang-erang.

    Sungguh aku tidak menyangkah kalau Umi bisa bermain gila di belakang Abi.

    Apa salah Abi Umi? Kurang baik apa Abi selama ini kepada kita, apa yang kita butuhkan selalu ia penuhi, bahkan ia sangat mencintai kita lebih dari apapun, tapi kenapa Umi membalasnya dengan perselingkuhan.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss…. Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…”

    Kedua tangan Kang Ujang mencengkram pantat Umi, sambil menggerakan pinggulnya turun naik menyodok vagina Umi. Kulihat banyak cairan vagina Umi yang meleleh keluar, turun hingga kemata kakinya.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….” Rengek Umi.

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Kang Ujang tersenyum kearahku, lalu dia menunjukan tangannya yang tergenggam dengan jari jempol terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya. (Kode ngentot)

    Kemudian Kang Ujang mengambil kain yang tergantung, lalu mengikat mata Umi.

    Kang Ujang memutar tubuh Umi menghadap kearahku, sehingga aku dapat melihat wajah Umi yang merah padam. Oh Tuhan, raut wajah Umi mengisyaratkan kalau ia sangat menikmati perselingkuhannya.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanya Umi keheranan.

    Tapi aku bersyukur Umi tidak membuka penutup matanya, kalau tidak, ia akan tau kalau aku anaknya saat ini sedang menonton perselingkuhannya dengan pria lain.

    Dan yang lebih menjijikan lagi, pria itu tak lain adalah pembantu di rumah kami, sungguh tidak selevel dengan Umi.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Kang Ujang menyeringai, lalu kulihat tangan kurang ajarnya meremas payudarah Umi.

    Rasanya aku ingin memukul wajah seringai Kang Ujang, tapi tatapannya entah kenapa membuat nyaliku menjadi ciut.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pasti gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan Umi yang panik.

    Kemudian Kang Ujang memberi isyarat kepadaku agar mendekat. Dengan langkah yang ragu aku berjalan menuju dapur.

    Kututup mulutku saat kembali melihat pemandangan yang menakjubkan. Di hadapanku saat ini kulihat benda besar yang nan gemuk mengacung tepat di depan pantat semok milik Umi.

    Ya Tuhaaan… Ampuni dosaku yang membiarkan Umi berzina.

    Kulihat tangan Umi membuka kedua belah pantatnya, sehingga aku dapat melihat lobang anus Umi yang kemerahan. Sebenarnya apa yang di inginkan Umi? Kenapa Umi bisa berbuat sejauh ini.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Kulihat kepala penis Kang Ujang di tempelkan kelobang anus Umi yang merekah.

    Anal? Astaga Umi…. apa yang ada di pikiran Umi? Sadar Umi… Aku mohooon…

    Kepala Umi mengangguk, menandakan kalau ia ingin Kang Ujang menganalnya.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…” Kembali Kang Ujang menatapku.

    Sepertinya Kang Ujang sengaja ingin memberi tahukanku kalau Umilah yang menginginkan dirinya, bukan dia yang menginginkan Umi, membuatku rasanya jijik melihat Umi yang terlihat sangat nakal malam ini.

    Tapi kenapa Umi bisa seperti ini? Di mana Umi yang kukenal dulu? Orang yang selalu menjadi panutanku, yang mengajarkanku banyak kebaikan, tapi kini malah mempertontonkan perbuatan yang tidak senono di hadapanku.

    Umi membuang nafasnya “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mendentar Umi meminta Kang Ujang untuk menganalnya.

    Lalu dengan perlahan kulihat kepala jamur Kang Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. “Aaaaaahkk” Umi memekik, ketika Anusnya berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya tubuhku melemas melihatnya.

    Dengan gerakan teratur kuperhatikan Kang Ujang memompa anus Umi.

    Hancur sudah kepercayaanku terhadap Umi yang baik. Seorang Ibu yang selama ini mengayomiku, menyayangiku dengan caranya yang luar biasa.

    Aku terduduk lemas, sambil memperhatikan mereka berdua yang sedang berzina.

    Dari belakang sambil melihat kearahku Kang Ujang menyodok anus Umi, sesekali ia menampar pantat Umi yang semok hingga meninggalkan bekas merah.

    “Ooooo… Jaaang! Aaahkk… Aahkk….” Rintih Umi, dia terlihat seperti pelacur saat ini.

    Tak sadar aku meneteskan air mataku, aku sedih, hatiku hancur tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan Ujang yang sedang menganal Umi. Mempermalukan Umi di hadapanku.

    Sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ibunya, aku hanya pasrah melihat Umi yang sedang melayani Kang Ujang.

    “Anus Ibu enak bangeet, kontol saya seperti di pijit-pijit… Aahkk… Enaknyaaa….” Erang Ujang, tak melapas pandangannya kearahku. Membuatku malu dan membuang muka sejenak, menghilangkan rasa jengah yang kurasakan saat ini.

    “Aaahkk… Jang… Ooohk… Lebih cepaat Jang, sayaaa mau nyampeee….!”

    Nyampee…? Apa maksudnya? Aaahk… aku tidak mengerti, dan tidak mau mengerti aku berharap pemandangan ini segera berakhir, karena ini sangat menyakitkanku.

    Tapi… tapi… kenapa aku di sini? Cuman mau melihat Umi selingkuh? Atau pengen melihat Umi bersetubuh? Jangan-jangan Aku suka melihat Umi dan Kang Ujang bersetubuh? Ah… tidak… Aku tidak suka, aku benci….

    Aku benci saat mendengar suara Umi yang mengerang nikmat, aku benci saat melihat Umi yang malah ikut merangsang dirinya sendiri dengan cara menggesek-gesekan vaginanya dengan jemarinya.

    “Maang… Aku keluaaar!”

    “Aku juga Bu…. Aahkk….” Crreettz…. Creerrs…. Tubuh mereka berdua, kulihat terguncang-guncang, lalu tampak cairan putih keluar dari sela-sela anus Umi.

    Ujang mencabut penisnya lalu menghadap kearahku, memametkan senjatanya yang besar, membuat nafasku memburu.

    “Ikat matanya boleh aku buka?” Tanya Umi.

    Mang Ujang memberi isyarat kepadaku, agar aku segera pergi.

    Tanpa di minta untuk kedua kalinya, aku kembali ketempatku di depan tv. Aku pura-pura menikmati acara televisi yang sedang menayangkan film india.

    “Sayang…!” Deg… Umi memanggilku.

    Aku menoleh kebelakang, melihat tampilan Umi yang tampak urakan. “Ya Umi…” Jawabku senormal mungkin.

    “Tidurnya jangan malam-malam ya nak.”

    “Iya Umi, sebentar lagi Adek tidur.” Kataku, sembari memaksa bibirku tersenyum.

    Kemudian Umi berlalu meninggalkanku, menuju kamarnya. Sementara aku, entalah, dadaku masih bergemuru, aku masih sangat marah dengan kelakuan Umi yang tega mengkhianati kami.

    Aku sendiri bingung, tidak tau harus bersikap seperti apa setelah melihat kejadian barusan.

    Biarlah besok menjadi besok, malam ini aku ingin memejamkan mataku sejenak, melupakan apa yang terjadi malam ini.

    Aku melangkah gontai menuju kamarku, rasanya semangatku hilang. Kulihat Kang Ujang sedang tersenyum melihatku melangkah menuju kamarku.

    Kemudian ia menghampiriku, lalu mendorongku hingga menabrak dinding.

    “Akang mau apa?” Kataku dengan sisa-sisa kemarahanku kepadanya.

    Dia tersenyum dan tanpa mengatakan apapun, dia menyusupkan tangannya masuk kedalam celana piyamaku, aku kaget hendak berontak tapi ia menahanku, hingga jemarinya menyentuh bibir kemaluanku.

    “Sudah basah… “Bisiknya.

    Aku mendelik kesal, sambil menahan pergelangan tangannya.

    “Enak gak di giniin?” Jujur rasanya enak. “Sama, Umi juga keeanakan waktu akang entotin memeknya….” Jelas Kang Ujang, jemari telunjuknya menggesek-gesek vaginaku.

    Apa coba maksudnya mengatakan hal tersebut kepadaku? Dia ingin merayuku dan akan memperkosaku? Tidak akan kubiarkan dia melakukannya, aku yakin teriakanku cukup untuk membangunkan seisi rumah.

    Aku memalingkan wajahku, sumpah aku malu karena kedapatan menikmati sentuhan jemarinya di vaginaku.

    “Non sayang sama Umi?” Aku mengangguk jujur, karena aku sangat menyayangi Umi lebih dari siapapun. “Kalau gitu Non gak boleh marah sama Umi, apa lagi ngaduhin apa yang di lakukan Umi sama Akang.”

    “Kenapa Umi ngelakuin itu sama Akang?”

    “Karena Umi sayang sama Non! Tapi lebih jelasnya Akang belum bisa kasi tau, tapi nanti Akang pasti kasi tau Non.” Jelas Kang Ujang, lalu Kang Ujang mengecup keningku.

    “Kapan?” Lirihku.

    “Esssrt…. Non nikmatin aja dulu ya, biar adil kayak Umi tadi.” Bisiknya, dia memeluk tubuhku, dan kubenamkan wajahku di dadanya yang bidang.

    Aku diam, meresapi, menikmati sentuhan jemarinya di bibir vaginaku, sementara itu tangan satunya menyelinap masuk kedalam pantatku, meremas pantatku, menelusuri belahan pantatku.

    Kugigit bibirku saat merasakan getaran halus yang berasa nikmat.

    Ternyata ini yang di rasakan Umi barusan, pantesan Umi bisa mengerang sekencang itu, di sentuh saja sudah begini nikmatnya apa lagi kalau sampe di masukan. Aahkk… Apa yang aku pikirkan.

    Tubuhku terasa memanas, dadaku sesak, dan nafasku memburu nikmat. Beberapa detik kemudian aku merasa ingin pipis dan akhirnyaa…. Seeerr… Seerr… Oh rasanya nikmat sekali.

    Kang Ujang menarik kedua tangannya, dia memperlihatkan jemarinya yang berlendir.

    “Enakkan? Ini belum seberapa…” Ujarnya, sembari membelai wajahku. “Sekarang Non tidur ya, nanti besok kesiangan… Ingat pesan Akang, gak boleh benci Umi.” Aku mengangguk pelan.

    Setelah nafasku kembali teratur, aku berlari meninggalkan Kang Ujang dengan berjuta pertanyaan yang memenuhi otakku.

    ###

    Emi Sulia Salvina

    Selesai menunaikan shalat subuh, aku kembali di sibukkan dengan rutinitasku sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah merapikan mukennaku, aku berjalan menuju kamar putraku.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar putraku, kulihat ia masih tertidur lelap.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, kubelai lembut keningnya. “Bangun nak, mandi dulu… nanti kamu telat kesekolah!” Panggilku lembut sambil memandangi wajah polos putraku yang sedang terlelap.

    Entah kenapa aku menjadi menyesal karena kemarin sempat membentaknya. Tapi aku melakukannya bukan karena aku marah, apa lagi sampai membencinya, aku hanya sekedar ingin mendidiknya agar menjadi anak yang lebih baik, yang nantinya bisa aku banggakan.

    Perlahan ia membuka matanya, terlihat sedikit kemarahan di sudut matanya saat memandangiku. Maafkan Bunda ya Nak, ini demi kebaikan kamu.

    “Bangun yuk…” Ajakku.

    Dia bangkit, duduk diatas tempat tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya.

    Biasanya ia akan memelukku, bermanjaan sebentar sebelum ia pergi kekamar mandinya, tapi kini tidak ada lagi pelukan dari putraku tersayang, mungkin dia marah karena kemarin aku tidak membelanya.

    Aku mendesah pelan, lalu berjalan meninggalkannya.

    Maafkan Bunda ya nak…
    ###

    Sembilan
     
    Emi Sulia Salvina

    Kulambaikan tanganku melepas kepergian putraku kesekolah pagi ini, walaupun tidak ada respon darinya aku tetap menyemangatinya seperti biasanya selama ini.

    Aku berjalan masuk kedalam rumahku, aku yakin Toni hanya butuh waktu untuk mengerti maksud tujuanku menghukumnya.

    Tok… tok… tok…

    “Masuk Bunda!”

    Kubuka perlahan pintu kamar Irwan, kudapatkan anak itu sedang berbaring lemas, dengan kompresan di keningnya. Ya… Irwan mendadak demam, aku sendiri tidak mengerti apa penyebabnya ia bisa jatuh sakit seperti ini.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, lalu mengganti kompresan di keningnya.

    “Gimana keadaan kamu Wan?” Tanyaku.

    “Agak mendingan Bunda, cuman masih sedikit pusing saja.” Jawabnya, sembari memamerkan senyumannya kepadaku.

    “Mendingan kita ke dokter aja Wan, untuk memastikan penyakitmu.”

    Dia mendesah lirih. “Gak perlu Bun, palingan besok juga sudah sembuh kok! Toni udah berangkat kesekolah Bun?” Tanya Irwan, aku senang karena ia masih sangat perhatian terhadap putraku, setelah apa yang di lakukan Toni kepadanya.

    “Iya sudah dari tadi.”

    “Semoga Toni pulangnya gak kayak kemarin ya Bunda… Aku cuman merasa khawatir Bun.” Lanjutnya sembari menatapku.

    “Insya Allah dia baik-baik saja.” Jawabku, membelai rambutnya. “Bunda mandi dulu ya, soalnya udah bauk asem ni.” Kataku tertawa renyah, lalu aku hendak pergi meninggalkannya tapi dengan cepat Toni menahan pergelangan tanganku.

    “Bun…”

    “Kenapa Wan?”

    “Irwan boleh ikut mandi gak? Soalnya Irwan juga mulai merasah gerah ni Bun, kalau gak mandi.” Jelasnya, duh… aku jadi bingung.

    “Tapi… Bunda….”

    “Boleh ya Bun… kan Bunda sudah saya anggap seperti Ibu kandung sendiri.” Ya… tapi tetap saja beda Wan, semalam kamu hampir saja membuat Bunda lepas kontrol, untung cepat di akhiri.

    “Ya sudah… kamu bisa jalan sendiri?”

    “Bisa kok Bu.” Jawab Irwan.

    Lalu dia turun perlahan dari tempat tidurnya, sambil berpegangan denganku, kami melangkah menuju kamar kamar mandi.
    ###

    Elvina Yuliana

    Tubuhku menggeliat diatas tempat tidurku, kulihat sinar mentari menyambut pagiku menyusup masuk di balik hordeng kamarku. Kembali aku menggeliat, merentangkan kedua tanganku. “Eehmpp… ” Aku bangkit dari tempat tidurku.

    Berjalan sempoyongan menuju kamar mandiku. “Sial…!” Airnya mati.

    Dengan terpaksa aku mengambil kerudungku, keluar menuju kamar mandi utama. Dengan satu tarikan aku menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan dengan perlahan kuturunkan celana piyamaku berikut celana dalamnya, lalu duduk diatas closet.

    Seperti biasanya, setiap pagi sebelum beraktivitas, aku menuntaskan hasratku terlebih dahulu. “Seeerrr…. Seeeerrr…..” Uuhkk… rasanya nikmat sekali buang air kecil pagi ini.

    Treeeaak…

    Deg… Ya Tuhan…. perlahan pintu kamar mandinya terbuka, tampak sosok seorang pria paruh baya masuk kedalam kamar mandi yang sedang kupakai, dia melihatku, tatapan kami berdua bertemu, ia tampak kaget tapi sedetik kemudian ia mampu mengendalikan dirinya, sementara aku hanya diam terpaku.

    “Maaf Vi, Bapak tidak tau kamu lagi make kamar mandinya.” Ujar Mertuaku tidak bergeming selangkahpun, membuatku sedikit panik.

    “I… iya Pak, soalnya air di kamarku gak mau hidup Pak, sepertinya harus di perbaiki.” Bodoh… bodoh… seharusnya aku mengusirnya dari dalam kamar mandi bukan malah mengajaknya ngobrol.

    Dia tersenyum kearahku, dan pandangannya itu… Deg… Deg… Deg… dia menatap kearah selangkanganku yang terbuka.

    Sumpah aku malu… aku gak tau gimana caranya menyembunyikan selangkanganku ini, apa lagi rambut pubikku sangat lebat, dia pasti bisa membedakan mana vagina mana paha mulusku. Aku menunduk sembari menggigit bibirku.

    “Ba… bapak mau mandi?” Tanyaku lagi.

    “Enggak Vi, Bapak cuman mau kencing, kamu masih lama ya? Bapak kencing di sini aja ya?” Eh… Aku mengangkat wajahku, tapi sudah terlambat, dia membuka celananya lalu mengeluarkan senjatanya yang semalam berhasil membuatku nyaris tidak bisa tidur karena memikirkannya.

    Kulihat benda besar itu dengan perlahan mengeluarkan air bening yang mengucur deras seperti air pancuran.

    Aku menarik nafas lega, setelah aku menyelesaikan hajatku, buru-buru aku membasuh vaginaku dan berdiri menghadapnya hendak mengenakan kembali celanaku, tapi baru sebatas lututku, tiba-tiba tanganku terhenti.

    “Suami kamu kapan pulang?”

    “Se… semalam… dia bilang katanya masih ada urusan di kota!” Kataku gugup, tubuhku gemetar saat melihat Mertuaku yang telah menyelesaikan hajatnya tapi tidak juga menutup penisnya.

    Mertuaku mengehala nafas. “Anak itu, dari dulu kalau urusan pekerjaan selalu saja lupa waktu.” Katanya tenang, setenang air yang dalam.

    “Isya allah aku bisa mengerti Pak!” Kataku gugup.

    Sumpah aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku, aku tau ini salah dan dia Mertuaku hanya sekedar berbasi-basi, membangun suasana seakan tak terjadi apapun diantara kami berdua, dan bodohnya aku malah mengikuti permainan gilanya.

    Ingin rasanya aku mengusir perasaan tak menentu yang kurasakan saat ini, tapi aku tidak mampu melakukannya, apa lagi setelah melihat senyumannya yang damai.

    Kutarik nafas dalam, aku harus mengakhiri kegilaan ini, mengobrol sambil memamerkan kelamin masing-masing.

    Aku menunduk, kuletakan jemariku di kedua sisi celana dalamku, lalu dengan perlahan aku menarik celanaku, butuh sedikit lagi maka semuanya akan tertutup rapat. Tapi entah kenapa, diakhir aku mulai merasa ragu dengan apa yang kulakukan saat ini.

    Dan… “Hari ini kamu kerja nduk?” Satu pertanyaan cukup membuat kedua tanganku berhenti tepat ketika celana dalamku menututpi sedikit vaginaku.

    Kuangkat kepalaku memandangnya, ah… tidak, aku memandang kaca yang ada di belakang Mertuaku, melihat pantulan diriku.

    Sungguh aku terlihat sangat memalukan, celana yang tadi kutarik menggantung diantara kedua pahaku, sedikit menutupi ujung vaginaku, tapi hanya sedikit, karena sisanya terekpose sangat jelas, mempetlihatkan rambut pubikku.

    Saat mata kami kembali bertemu, dia tersenyum penuh arti kepadaku. Oh Tidak… Mertuaku saat ini sedang mengurut penisnya seperti semalam sambil memandangi vaginaku.

    “I… iya Pak, saya kerja jam 8!” Kutegakan kembali tubuhku seperti semula.

    “Kalian berdua sama saja, gila kerja… kalau begini terus kapan kalian akan memberi saya cucu?” Tanyanya sambil menggelengkan kepala.

    Ah Pak! Anda sangat cerdas sekali, raut wajah anda sangat berbeda dengan apa yang anda lakukan saat ini.

    Obrolan kami mengalir begitu saja, tapi tatapan kami sama, satu arah, kearah kelamin kami masing-masing, aku menatap nanar kearah penisnya yang semakin lama semakin membesar dan terlihat sangat keras sementara dia menatap vaginaku dengan tatapan tenang seakan dia tidak terpengaruh dengan apa yang dia lihat.

    Tapi sejujurnya aku tau dia pasti sangat terangsang, apa lagi semalam aku mendengar bagaimana ia memanggil-manggil namaku, seakan dia sangat menginginkanku.

    “Maafkan kami Pak, tapi saya janji, kami akan segera memeberi cucu untuk Bapak!” Kataku dengan suara berdecit.

    “Bapak tunggu janji kamu ya?”

    Aku mengangguk, lalu kembali aku membukuk mengenakan celanaku yang sempat tertunda, tapi kali ini sepertinya beliau tidak mau menghentikanku, ada perasaan lega sekaligus kecewa saat celana itu sudah berada di tempat semestinya, menyembungikan vaginaku.

    Aku berjalan melewatinya dan hendak membuka pintu kamar mandi.

    Dan tiba-tiba pergelangan tanganku ia tarik, menghentikan langkahku yang hendak keluar dari dalam kamar mandi.

    Apa dia hendak memperkosaku?
    ###

    Emi Sulia Salvina

    Dengan lembut aku menggosok punggungnya dengan spon yang ada di tanganku, jujur… ini kali pertama aku memandikan seorang anak remaja yang lebih tua beberapa tahun dari anakku, bahkan anakku sendiri tidak perna kumandikan.

    Tapi entah kenapa, dia berhasil membujukku untuk memandikannya dengan alasan dia sedang sakit.

    Apa karena dia sakit terus aku harus memandikannya? Kurasa tidak juga, ini hanya akal-akalannya saja seperti semalam. Tapi demi menebus kesalahan anakku, aku harus melakukannya agar ia tidak pulang kekampung halamannya dan menceritakan semuanya kalau anakkulah yang membuatnya meninggalkan rumah.

    Bisa-bisa hubungan baik Suamiku dengan keluarga besarnya yang ada di kampung bisa renggang karena kelakuan anaknya.

    “Terimakasi ya Bun, sudah mau memandikan Irwan, jadi makin betah tinggal di rumah ini.” Ujarnya, sambil memandangku dengan tatapan bahagia karena aku mau menuruti kemauannya.

    Kubalas ia dengan senyuman….

    Saat ini kami berada di dalam kamar mandi, dia sedang duduk kursi kecil, sementara aku berlutut di belakangnya sambil menyabuni punggungnya.(Kalau kalian biasa nonton JAV jepang kalian pasti tau posisi ini, maaf klau saya menggambrkannya krang detail)

    Tanganku berpindah kedadanya, lalu turun kepahanya, dan pada saat bersamaan mataku terpaku kearah penisnya yang sudah mengancung keras di depan mataku.

    Gleek… Aku menelan air liurku, menahan nafasku agar bisa tenang.

    Ternyata dia terangsang, padahal hanya dia yang telanjang sementara aku masih berpakaian utuh, bahkan kerudungkupun tidak kulepas.

    Saat tanganku berada di bagian paha dalamnya, aku tidak sengaja menyentuh batang kemaluannya, dan… punyanya sangat keras, bahkan lebih keras di bandingkan milik Suamiku.

    Astaga… Apa yang kupikirkan, aku harus segera, secepat mungkin menyelesaikan mandinya, agar pikiranku tidak ngelantur kemana-mana, bisa gawat kalau aku sampai terbawa suasana seperti semalam, bisa-bisa aku lepas kontrol seperti semalam dengannya.

    “Ayo berdiri!” Kataku.

    “Tapi Bun….”

    “Kenapa Wan?” Tanyaku bingung, tapi entah kenapa ada rasa takut di dalam diriku.

    Dia tersenyum. “Ini kontolnya aku kok gak di sabunin juga Bun?” Ya Tuhaaan… dia memintaku membersihkan kemaluannya, jangan gila Wan, mana mungkin Bunda melakukannya.

    “Kamu bisa sendirikan?”

    “Tanggung Bun!” Dua menarik tanganku, lalu dia mengarahkannya kearah penisnya.

    Aku menepisnya, maaf aku tidak segila itu, memandikannya saja sudah membuatku merasa seperti wanita nakal, apa lagi kalau harus membersihkan penisnya? Tidak Wan kamu salah menilai Bunda.

    Kejadian semalam, karena aku mengira kamu sama lugunya seperti anakku, tapi ternyata aku salah menilaimu.

    Mata kami berpandangan lalu tiba-tiba dia mencium bibirku. Mataku terbelalak dan hendak melepaskan diri darinya, tapi Irwan dengan cepat mendorong tubuhku hingga terlentang, belum sempat aku berdiri, dia sudah mendudukiku.

    “Wan… Apa yang…” Suaraku terputus ketika dia melumat bibirku dengan rakus.

    Tangannya menyelinap masuk kedalam gaun tidurku, lalu dengan satu sentakan dia berhasil membuka celana dalamku. Aku yang panik berusaha melawan sekuat tenagaku, tapi aku gagal karena tenaganya jauh lebih kuat dariku.

    Dia menarik gaun tidurku hingga sobek, menampakkan payudaraku yang mengembung seperti balon.

    “Jangan ngelawan, atau Toni yang akan menanggung akibatnya…?” Bisiknya di telingaku.

    Toni… Apa maksud dari ucapannya? Dia mengancamku dan Toni? Ya Tuhan, berarti apa yang di katakan Toni kemarin benar, selama ini Irwanlah yang telah memukul dirinya hingga babak belur? Tidaaak… kamu bohongkan Wan? Ya Tuhan, aku memarahi anakku demi membela orang yang telah menyelakainya…

    Maafkan Bunda nak…

    “Bajingan kamu Wan!”

    “Hehehe… Kalau Bunda kepingin Toni hidup, lebih baik Bunda menuruti perintah saya.” Ancamnya kembali sambil menciumi payudarahku.

    Aahkk… “Jangan sakiti Toni Wan, Oohk… Apa salah kami Wan?” Isakku frustasi…

    “Maaf saya hanya menuruti perintah!”

    Dia membuka kedua kakiku, lalu dengan perlahan kurasakan benda tumpul milik Irwan menyeruak masuk kedalam vaginaku. “Aaaahkk…” Lidahku terjulur merasakan benda asing itu menerobos vaginaku yang sudah lama tidak tersentuh.

    Tidaaak… aku sama sekali tidak menikmatinya, ini bukan film ataupun cerita dewasa, ketika seorang wanita yang di perkosa ia merasa keenakan. Aku sama sekali tidak merasakannya.

    Yang kudapatkan hanyalah rasa sakit di liang peranakanku, dia kasar… sangat kasar sekali… sumpah aku mengutuk perbuatannya.

    Dan semuanya mulai terasa gelap….
    ###

    Pov 3

    Seorang pemuda sedang duduk di tepian tempat tidurnya, sambil menghisap lintingan ganja yang ada di tangannya.

    “Halo….”

    “Gimana Wan, berhasil gak…? Mau sampai kapan saya menunggu hasil darimu, kalau kamu sampai gagal, kamu harus tau akibatnya…”

    “Sabar Bos, ini juga udah berhasil kok, tapi dia belum jinak…” Ujar Irwan sambil memandang sesosok wanita yang hanya mengenakan kerudung tanpa mengenakan pakaian, sedang menangis di pojokan tempat tidurnya dalam keadaan terikat.

    ” Ingat ya Wan… jangan main-main sama saya.”

    “Beres Bos, secepatnya saya akan serahkan dia, tapi tunggu dia jinakan dikit ya Bos…”

    “Oke…”

    “Oh iya Bos, barang saya mau habis ni, saya bisa ambil lagikan?” Tanya Irwan sambil menghisap dalam-dalam lintingan ganjanya.

    “Kamu temuin Roni saja di tempat biasa.”

    “Terimakasi Bos…” Tutt… tut… tut…

    Irwan menutup telponnya dan meletakan kembali hpnya di atas meja.

    Dia kembali menghampiri Ibu muda itu sembari membawa suntikan, lalu sembari tersenyum ia memperlihatkan jarum suntik tersebut di depan mata sang wanita.

    Cerita Panas Bergambar | Ibu Muda itu langsung histeris, ia memohon tapi mulutnya yang tersumpal kain tak bisa bicara, dia hanya menatap takut kearah pemuda tersebut yang sedang memamerkan senyuman iblisnya. Kemudian pemuda itu menarik pergelangan tangannya yang terikat.

    “Eeehmmpp…” Pekiknya saat jarum itu menusuk diatatara lipatan siku tangannya.
    ###

    Selamat menikmati….

  • Cerita Sex Aku Di Perkosa Adik Iparku Sendiri Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Adik Iparku Sendiri Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1928 views

    Perawanku – Cerita Sex yang ingin coba aku bagi dalam cerita sex kali ini adalah cerita dewasa yang cukup memilukan hati. Aku telah diperkosa oleh adik iparku sendiri. Sebelum memulai cerita seks ini aku perkenalkan namaku Namaku Elly. Usiaku kini 23 tahun. Aku sudah menikah dengan Albert yang kini berusia 25 tahun, dan kini aku adalah seorang ibu muda, dengan seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama Michael. Sejak pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suamiku sering berpergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman temanku. Aku memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuhku sudah kembali ramping dan indah seperti pujian suamiku, meskipun aku baru melahirkan setengah tahun yang lalu. Mungkin hal itu karena aku rajin mengikuti senam aerobik, dan memang aku menjaga pola makan supaya badanku tak semakin melar, dan aku sedikit banyak bangga karenanya.

    Aku sendiri tidak bekerja di luar, karena suamiku memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Dan memang suamiku ingin aku menjadi ibu rumah tangga yang baik saja, dengan tinggal di rumah untuk merawat anak kami dengan baik. Kehidupan seks kami juga luar biasa. Suamiku adalah lelaki perkasa di tempat tidur, dan aku sungguh menikmati kehidupanku ini. Kini kalau suamiku tak ada di rumah, aku hanya tinggal dengan anakku, juga pembantu kami yang kupanggil bi Iyem, satpam kami yang bernama Adrian, tukang kebun kami yang bernama pak Jono, dan juga sopir kami yang bernama Sarman. Di usiaku yang sekarang ini, nafsu seksku tentu sedang tinggi tingginya. Ditinggal oleh suamiku bekerja seperti ini, kadang aku amat merindukan bermain cinta dengannya. Demikian sekilas tentang keadaanku dan keluargaku.

    Hari itu hari Sabtu. Siang hari itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh. Aku mendapatkan hadiah sebuah mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingatku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian itu.

    Dengan santai aku berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, tapi saya tak akan pernah mentransfer uang apapun untuk pajak atau yang lain”.

    Dan orang itu berkata panjang lebar, “Ibu Elly, kami memaklumi kalau ibu berhati hati, memang kami tak menyuruh ibu membayar apapun, karena pajak hadiah ditanggung oleh kami. Kami akan mengantarkan hadiah itu langsung ke rumah ibu sekitar satu jam lagi. Gratis bu, tak dipungut biaya apapun. Ibu boleh mencobanya, kalau ternyata mobilnya bermasalah kami langsung mengganti dengan yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi bu, karena kami sudah melakukan More…pemeriksaan terhadap mobil ini”.

    Mendengar hal ini, aku hanya bisa mengangkat bahu dan berkata, “Ya terserah bapak. Maaf, dengan bapak siapa saya bicara?”.

    Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak Anto. Ibu bisa menghubungi kantor kami di nomer *** ****. Aku mengiyakan saja dan kemudian memutus pembicaraan. Dalam hati aku merasa aneh, tapi ya kalau gratis, apa salahnya?

    Kulihat sekarang ini adalah jam 1 siang. Aku baru selesai makan siang, maka aku menyusui dan menidurkan anakku, supaya nanti ketika aku pergi aku tak begitu kuatir. Dan memang satu jam kemudian aku mendengar bel rumahku berbunyi, dan ketika aku keluar, aku melihat sebuah mobil Kijang Innova keluaran terbaru, dengan cat yang mulus mengkilap. Di belakangnya berhenti sebuah mobil Kijang pickup. Mungkin untuk mereka yang mengantar mobilku ini pulang nanti. Aku agak terkejut juga, berarti mungkin ini benar. Seseorang turun dari mobil pickup itu, sementara orang yang sudah berdiri di depan pintu rumah menyapaku.

    “Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yang bernama Anto itu sambil mengulurkan tangannya.

    Aku menjabat tangannya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.

    Orang itu memang penampilannya rapi. Tapi wajahnya agak seram. Aku mencoba membuang semua pikiran negatif. Dan kemudian orang satunya yang berpenampilan biasa biasa, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tanganku.

    “Seto”, katanya.

    Aku menjabat tangannya dan menjawab, “Elly”.

    Setelah acara kenalan yang menurutku hanya formalitas ini, kami duduk di teras rumah, dan aku disodori formulir yang aku baca di bagian awal dan akhir saja, untuk memastikan aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah ini. Lalu Anto menawarkan padaku untuk mencoba mobil itu, karena nantinya aku harus mengisi formulir untuk memberikan ‘penilaian’ tentang kondisi mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan dilakukan. Aku setuju saja, dan aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk ke dalam mobil itu, joknya masih terbungkus plastik semua, baunya khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, aku mulai mencoba mobil itu.

    Semua baik baik saja, sampai tiba tiba di sebuah gang yang sepi di dekat rumahku, Anto yang duduk di kursi depan menarik handbrake. Aku terkejut sekali, sampai lupa menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada Anto, tapi belum sempat aku bertanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya. Kurasakan bau yang menyengat, dan tak lama kemudian semuanya gelap…

    Perlahan aku mulai sadar. Aku mengeluh perlahan, ketika aku tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang. Sakit rasanya. Aku mulai mencoba mengerti apa yang terjadi pada diriku. Ternyata kedua pergelangan tanganku yang terentang ini, terikat erat pada semacam pilar di ruangan ini. Sedangkan aku sendiri terbaring di atas matras. Yang membuatku tercekat, aku sudah tak mengenakan apa apa lagi selain bra dan celana dalamku. Kakiku memang masih bebas, tapi apa artinya? Aku kini sudah tak berdaya dengan tangan yang terpasung seperti ini. Aku memejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku mulai menyesali kebodohanku tadi, mengapa bisa terjebak dengan iming iming hadiah itu.

    Tiba tiba pintu ruangan ini terbuka, lalu masuk seseorang yang membuatku ternganga tak percaya pada pengelihatanku.

    “Arman?”, seruku tak percaya.

    “Halo Elly… lama tak jumpa… bagaimana kabarnya?”, kata Arman dengan senyum yang membuat hatiku dingin seperti disiram air es. Aku takut sekali.

    “Arman… apa yang kamu lakukan ini? Ingat Arman, aku ini kakak iparmu. Tolong lepaskan aku..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan hal yang sia sia.

    Aku tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku dikenalkan Albert pada keluarganya. Arman adalah adik Albert yang kini berusia 24 tahun. Wajahnya memang cukup tampan. Dan sejak ia mengenalku, ia sudah beberapa kali mencoba mendekatiku, tapi tentu saja aku tak memberinya respon. Suatu hari ketika aku berkunjung ke rumah Albert saat masih tinggal bersama keluarganya, Arman nekat dan nyaris berhasil memperkosaku. Untung saja waktu itu kepulangan Albert menyelamatkanku, dan sejak itu aku tahu aku harus menghindari orang ini. Tapi kini aku sudah jatuh ke dalam tangannya. Tanpa sadar aku bergidik ngeri.

    Mendengar kata kataku, Arman hanya tertawa. Ia mendekatiku dan ‘krek…’. Arman merenggut braku hingga tali talinya putus.

    “Aduh…”, aku mengeluh perlahan, sedikit sakit rasanya pada bagian tubuhku yang tertekan tali braku saat ditarik Arman. Aku memejamkan mataku erat erat, malu sekali rasanya payudaraku terlihat oleh laki laki lain selain suamiku.

    “Elly… Elly… kamu kira aku segoblok itu sudah bersusah payah menjebakmu seperti ini dan melepaskan kamu begitu saja? Hahaha… aku belum gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengerikan saat aku menatapnya dengan marah bercampur takut.

    “Arman, kamu gila… lepaskan aku!!”, aku mulai panik dan membentaknya.

    ‘breeet… breeet’… seruanku dijawab Arman dengan merenggut robek celana dalamku, hingga kini aku sudah telanjang bulat.

    Aku menjerit kecil. Kini aku hanya bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia mulai melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba meronta, tapi tak ada hasil sama sekali karena aku benar benar tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk akan segera menimpaku, dan perlahan aku mulai menangis.

    “Lho sayang… kok nangis sih? Tenang saja, sebentar lagi kamu juga akan keenakan kok”, ejek Arman yang sudah bersiap di selangkanganku.

    Aku semakin ngeri, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolong jangan begini… aku ini kakakmu… kakak iparmu… masa kamu tega berbuat begini padaku…”.

    Arman tertawa sinis dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu telah merendahkanku. Kamu selalu menolakku. Kamu tak pernah menghargai aku”.

    Aku sadar kalau aku memang selalu menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan kini memang semuanya terbukti kan?

    Dan sambil merenggangkan kedua pahaku lebar lebar, Arman melanjutkan, “Kamu tak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tak layak pergi berdampingan bersamamu. Benar benar perempuan sombong! Karena itu sekarang rasakan pembalasanku!”.

    Berkata begitu, Arman menempelkan kepala penisnya ke bibir liang vaginaku. Aku makin panik dan berusaha menggerakkan pinggulku menghindari hunjaman penis Arman saat Arman mulai memajukan pinggulnya.

    Berhasil, penis itu tak sampai melesak masuk menerobos liang vaginaku.

    Tapi rupanya Arman marah dengan perbuatanku, ia menamparku dengan keras, hingga aku mengaduh dan menangis kesakitan.

    “Jangan coba coba lagi Elly, atau nanti kamu akan kuberikan pada dua kacungku di depan itu!”, ancam Arman dengan suara yang mengerikan.

    Mendengar hal itu aku langsung melemas dan pasrah, di sela tangisanku, aku hanya bisa mengumpat getir, “Kamu gila.. Arman”.

    Arman hanya tertawa dan aku hanya bisa membiarkan kepala penis Arman menemukan bibir liang vaginaku, dan sesaat kemudian aku mengerang kesakitan saat liang vaginaku tertembus oleh batang penis Arman.

    Aku mulai menangis saat Arman memompa liang vaginaku. Walaupun aku sudah pernah melahirkan, tapi berkat senam dan ramuan khusus, liang vaginaku kembali menyempit. Konsekuensinya, kini aku merasa kesakitan karena liang vaginaku dipompa penis Arman yang cukup besar.

    Aku memalingkan mukaku supaya tak melihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil mendapatkan tubuhku. Ia meremasi kedua payudaraku dengan gemas, seolah melampiaskan segala nafsunya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuhku sejak dulu. Sedangkan aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan.

    “Elly… punyamu enaak”, erang Arman dengan tatapan penuh gairah padaku sambil terus menggenjotku.

    Ingin aku menamparnya, tapi kedua tanganku tak bisa kugerakkan. Aku hanya bisa merelakan liang vaginaku ditembusi oleh laki laki yang harusnya memperlakukanku sebagai kakak iparnya. Tapi Arman memang sudah kesetanan, ia mulai mencumbuiku dengan sangat bernafsu. Bibirku dilumatnya dengan ganas, sementara kedua payudaraku diremasnya dengan kuat.

    Perlahan aku mulai terangsang karena perbuatan adik iparku ini, rasa terhina karena diperkosa mulai berganti dengan rasa nikmat yang melanda selangkanganku dan juga sekujur tubuhku.

    Rupanya vaginaku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran penis Arman yang tadinya terasa begitu menyesakkan. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyikan wajahku yang terasa panas ini. Tapi tentu saja hal itu tak bisa kulakukan, maka aku hanya bisa pasrah namun mati matian berusaha menahan diri supaya tak kelihatan menikmati hal ini.

    Tapi sayangnya, tubuhku terlalu jujur, perlahan tanpa mampu kucegah, pinggangku terangkat saat aku menahan nikmat yang luar biasa. Kurasakan penis Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam liang vaginaku, membuatku menggeliat keenakan seperti cacing kepanasan.

    Arman tertawa sinis dan mulai menghinaku, “Ternyata kamu menikmati punyaku juga Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok suci.. hahaha.. kalau sudah kemasukan gini, toh kamu keenakan juga..”.

    Sambil menghinaku Arman terus memompa liang vaginaku dengan gencar. Aku sudah tak tahu apa yang harus kulakukan, karena perlahan tapi pasti aku sedang diantar menuju orgasme.

    “Arman… oohh… sudaah… ampuuun… ennngghh”, aku mulai mengerang dan melenguh.

    “Kenapa El? Enak ya?”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa liang vaginaku.

    “Kamu…”, aku tak bisa menjawab, tubuhku menggigil, selangkanganku serasa akan meledak.

    Aku terus mengerang dan melenguh, sampai akhirnya aku mengejang hebat, kepalaku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasme ini.

    “Oh Elly… kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang tak menunjukkan tanda tanda akan orgasme, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasme yang berkepanjangan ini, dan nikmatnya selangkanganku yang terus dipompa Arman semakin menjadi jadi.

    Namun rasa ngilu mulai menghampiri liang vaginaku, dan makin lama rasa itu makin menderaku.

    Aku sudah tak kuat lagi, dan berteriak “Armaaan… aaaaah… hentikaaaan… amppuuuun…”.

    Ia benar benar perkasa seperti suamiku, hanya saja suamiku lebih pengertian, membiarkanku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaanku, ia hanya mencari kenikmatannya sendiri.

    Aku makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang di dalam tubuhku terlepas semua dari sambungannya, sementara tubuhku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yang terus menerus ini. Entah cairan cintaku sudah membanjir berapa banyak, aku mulai pening dan tak mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa liang vaginaku, sampai akhirnya ruangan ini rasanya berputar, semuanya gelap…

    Ketika aku mulai sadar, kurasakan kedua puting susuku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vaginaku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Arman sudah selesai memompa liang vaginaku. Becek sekali rasanya liang vaginaku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana. Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil. Tapi kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susuku, yang berarti ada orang lain selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku.

    “Jangaaaan”, aku menjerit ngeri.

    Aku tak bisa berbuat apa apa, kedua tanganku yang terentang ini tak bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka.

    “Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku.

    Dan kudengar tawa yang membuatku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang handycam.

    Ia merekamku! Merekamku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya.

    “Biadab kamu Arman… Kamu kan sudah janji..”, aku langsung terdiam.

    Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa apa.

    “Kenapa Elly? Kok diam? Apa aku salah? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tak akan kuberikan pada mereka bukan? Hahahaha…”, Arman tertawa dengan memuakkan.

    Aku hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya. Sementara kedua kacung Arman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susuku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku.

    Beberapa saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera.

    “Wow.. air susu Elly”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua kacungnya.

    Kedua orang itu menelan air susuku.

    “Bagaimana rasanya Anto? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.

    “Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Anto.

    “Lebih enak dari susu sapi”, sambung Seto.

    Kurang ajar sekali mereka ini. Dan Arman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya.

    “Aku juga ingin coba”, gumannya.

    Ia mendekati payudaraku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susuku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.

    “Bos, susunya diremas”, kata Anto.

    “Bisa tambah banyak keluarnya”, Seto menyambung.

    Maka Arman menyedot puting susuku sambil meremasi payudaraku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat.

    “Susu yang enak, Elly”, kata Arman dengan nada puas.

    “Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.

    “Lanjutkan”, perintah Arman pada Anto dan Seto.

    Mereka berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi susuku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan.

    Handycam itu kembali merekamku. Kini Anto dan Seto berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis mereka. Melihat ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik Arman.

    Aku berusaha mematikan semua perasaanku. Kini aku digumuli oleh dua kacung si Arman. Kedua pahaku dilebarkan oleh Anto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba menghindar.

    Akibatnya, bless… kembali liang vaginaku tertusuk oleh sebatang penis.

    Cerita Dewasa -Aku menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mataku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menyorot ke arah vaginaku yang sedang dipompa oleh Anto. Mukaku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir ini.

    Perlahan Arman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuhku bagian atas, dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudaraku. Seto sempat meremasi kedua payudaraku dan semua itu disorot oleh Arman. Sementara itu tubuhku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudaraku diremas dengan gemas oleh Seto. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Liang vaginaku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Anto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang.

    “Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena kurasakan liang vaginaku kembali ngilu dipompa segencar itu.

    Anto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjotku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.

    Cerita Bokep – Tubuhnya berkelojotan di atasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas kurasakan membasahi liang vaginaku, dan Arman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vaginaku. Kurasakan Anto mencabut penisnya perlahan, dan Arman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu sekali. Gejolak yang sempat membuatku hampir orgasme kini mereda. Tapi gilanya, si Seto langsung bersiap menggilirku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan liang vaginaku tertusuk oleh penisnya Seto. Hanya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot mukaku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulutku.

    “Elly, ayo kulum”, perintah Arman.

    Aku hanya bisa menurut, toh aku sudah tak ada gunanya lagi membantah. Daripada aku mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan bedebah ini. Perlahan kubuka mulutku, dan penis Anto yang masih belepotan sperma dan cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulutku. Rasanya amis dan asin, membuatku ingin muntah. Tapi aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugasku. Aku terus mengulum penis si Anto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa spermanya dan cairan cintaku sendiri. Anto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulutku.

    Penderitaanku belum selesai.

    “Buka mulutmu, Elly”, perintah Arman sambil menyorotkan handycamnya ke mulutku.

    “Perlahan!”, perintahnya lagi.

    Aku mulai membuka mulutku perlahan, dan Arman terus menyorot mulutku.

    “Bagus”, katanya dengan puas.

    Aku malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuhku terguncang guncang, rupanya Seto mulai menikmati liang vaginaku. Dengan bersemangat ia menggenjot liang vaginaku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajahku saat menahan malu dan nikmat dan disorot oleh handycam milik Arman. Panas sekali wajahku rasanya, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatianku pada si Seto.

    Diam diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Seto cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapanku, tak lama kemudian Seto yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan namaku.

    “Aaaaarrrrghh… Bu Ellyyyyy…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana liang vaginaku dibasahi lahar panasnya.

    Arman dengan giat terus menyorot liang vaginaku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosaku ini. Jari tangannya ditusukkan ke liang vaginaku mengorek sisa sperma Anto dan Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dariku.

    Seperti tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajahku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuatku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati pedih.

    Setelah semua selesai, Arman mematikan handycamnya.

    “Arman, sudah, lepaskan aku… please”, aku memohon.

    Tapi Arman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudaraku.

    Aku langsung tersadar dan teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susuku lagi.

    Dan memang benar, Arman segera melumat puting susuku, ia menyedot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsangku. Aku menggigit bibir, apalagi Anto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susuku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudaraku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera selesai.

    Aku melamunkan suamiku… maafkan aku Albert… aku bahkan sempat orgasme ketika diperkosa adikmu…

    Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatanku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tanganku. Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Arman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancamku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuhku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno tadi.

    Aku malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luarku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku digangbang tadi.

    “Sudah puas kalian?”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis.

    Aku memakai pakaianku tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuhku hingga robek. Mereka tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diriku, kemudian Arman mematikan handycamnya. Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku.

    Aku menarik wajahku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali.

    “Bajingan kamu Arman! Kamu tega sekali melakukan ini semua… sekarang antarkan aku pulang!”, kataku lirih, sambil menangis.

    Arman mengelus pipinya yang baru kutampar keras itu dan memandangku dengan aneh. Aku bergidik ditatap oleh Arman seperti itu. Lalu Arman melangkah ke arah luar diikuti oleh kedua kacungnya. Aku mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Arman yang menyetir, sementara Anto dan Seto duduk di belakang.

    Dalam perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosaku. Tapi untungnya mereka tak melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah ke rumahku.

    Ketika aku turun dari mobil, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi, kapan kapan kita main main lagi ya”.

    Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan tangis.

    Aku segera melihat anakku. Agak lega melihatnya masih tertidur pulas.

    Aku segera mandi dan keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bejat itu, yang tega menyerahkanku pada dua kacungnya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suamiku sendiri, bukan dengan Arman, bukan dengan mereka ini. Apalagi diperkosa seperti tadi, sakit sekali hatiku rasanya. Tanpa sadar aku kembali menangis.

    Aku tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari terakhir.

    Terbukti dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Arman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diriku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”.

  • NIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKU

    NIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKU


    1927 views

    Cerita Sex ini berjudulNIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter. Kini aku sudah resmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum.

    Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja. Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku.
    Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg.

    Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja. Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adik-adikku.

    Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi. Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baik-baik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu.
    Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian “buka cabang” lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua “gendukan”-nya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu “toge pasar”. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu” yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah “toge pasar” yang menjadi keunggulannya.

    Suatu saat, ketika aku masih kuliah. Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang “dinas” ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya “aspel” – asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    “Eh… ada Mas Kemal..”, serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar.

    “Glek..”, aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubun-ubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangung-tanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya. Mama Winda sehari-harinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung “watering down”… layu sebelum berkembang.

    Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar. ‘Pantas besar seperti pepaya’ pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu.

    Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur. Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya.

    Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu. Kontan birahiku langsung naik kembali.

    “Wow… Mbak Winda cantik sekali”, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    “Huss… kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala”, serunya agak ketus namun tetap ramah.

    “Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah”, pancingku.

    “Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu”, sergah Mama Winda. Nadanya mulai agak tinggi.

    “Hmm… menurut saya sih… dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar”, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    “Oh ya?… “, benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar.

    “Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya”, cerita bohongku berlanjut,”mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka”.

    “Gila bener… pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?”, sergah Mama Winda dengan emosi.

    “Apanya yang gatelan Mbak?”, tanyaku.

    “Ya memeknya…. “, karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,”pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela!”

    “Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?”, tantangku.

    “Pasti dong… saya kan baru punya anak satu”, kilahnya,”…dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO”.

    “Ya lawannya udah tua…, pasti Mbak menang KO terus”, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan.

    “Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    “Sekali-kali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong”, jawabku enteng sambil tersenyum.

    “Welehh… makin berani kamu ya?…”, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya.

    “Enggak berani ya Mbak?”, tantangku semakin berani,”melawan anak muda?”.

    “Gendeng kamu… aku ini kan ibu tirimu”, katanya berdalih.

    “Ibu tiri yang cantik dan seksi”, puji dan rayuku.

    “Gombal kamu”, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena.

    “Mbak Winda…”, aku terus berusaha,”coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda ‘nganggur’ di sini”.

    “Terus?…”, pancingnya.

    “Ya… saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak…”, kataku persuatif.

    “Kamu sudah gila Kemal”, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    “Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar… atau mungkin sedang jilat-jilat memeknya”, aku terus membakar Mama Winda.

    “Huh… Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu..”, sergahnya.

    “Oh ya?… tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela..”, aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelai-belai.

    “Kamu bohong…”, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi.

    “Ih… bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran”, ceritaku.

    “Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk”. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu.

    “Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu…,” pintanya,”Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa?”

    “Eh… maaf ya Mbak… kata Bapak, memek Mbak agak becek…”, kataku bohong,”Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter”.

    “Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu. Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya.

    “Hmm… coba saya cek ya Mbak…”, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya.

    “Crup…”, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah. Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku.

    Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah… dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar.

    “slrupp…. slrupp..”, tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.
    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,”Kamu…kamu bandel banget Kemal….okh… okh…”.

    “Kenapa saya bandel Mbak… slruppp…”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda.

    “Okh…kamu… kamu menjilat memek ibu tirimu…Okhhh….edannn… kamu apakan itilku Kemal…??”, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah.

    “Oooohh…. edannn…. enak Kemal…”, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.
    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut ‘nimbrung’ masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    “Okh….. edannn….aku puassss….okh…..”, tubuh Mama Winda melejat-lejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya.
    Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk. Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat.

    “Enak kan Mbak?”, tanyaku basa-basi.

    “He’eh…”, dia mengangguk dan terus menciumiku.

    “Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak…,” kataku manja.

    “He3x… kamu benar-benar calon dokter yang bandel Kemal…,” dia terkekeh senang,”Kamu mau periksa apa lagi heh?”

    “Periksa yang ini Mbak…”, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra.

    “Ohh… iya tuh… sering nyeri Dok…”, candanya,”minta diremas-remas… he3x…”.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya.

    “Hmmm… slrupp… “, dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang. ‘Pantas Bapak ketagihan’ pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu.

    “Kemal….”, panggil Mama Winda mesra,”Mana kontolmu?… ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x…”.
    Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    “woww… lebih besar punya kamu Mal… daripada punya Bapakmu”, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu.

    “Weleh…. udah kedut-kedut kontolnya… minta memek ya?”candanya,” Sini… masuk memek Mama…”

    Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek. Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin ‘betah’ keluar masuk.

    Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    “Okh… kamu sudah ahli ya Kemal?…. kamu sering ngentot ya…?”, Mama Winda mulai mengelinjang-gelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dinding-dinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    “Mbak… saya semprot di dalam ya?..” tanyaku basa-basi.

    “Semprot Kemal…okh… semprot aja yang banyak…okh….” Mama Winda terus mendesah-desah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak.

    “Okhhh….. ayo…. okh…. semprot Kemal… semprot memek Mama….”, jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    “Yesss…..yess….”, akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku.

    Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.
    “Terima kasih Kemal…,” katanya mesra,”Enak banget, hi3x….”

    “Sama-sama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil…”, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya.

    “Hi3x… enggak apa lagi… tapi peju kamu memang banyak banget nihhh…hi3x…” Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    “Kapan-kapan pakai kondom ya…. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x….” candanya.

    “Yaa… saya kan alim Mbak… he3x…”

    “Ha3x…. bohong banget, kamu jago gitu… pasti udah sering ngentot ya?…”, tanyanya penuh keingintahuan.

    “Pernah sih sekali dua kali… waktu main di Jakarta…” kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta.

    “Jakarta?… heeee…. jangan2x… kamu…. main sama Lela sialan itu, iya???” sorot matanya berubah, agak emosi,”pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar… jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?….”

    “Enggak Mbak…. bukan sama Mama Lela… sumpah!” seruku berkilah.

    “Awas kamu kalau main sama Lela…” serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja.

    “Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah saya…he3x….”, pintaku manja.
    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,”Baik… kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya….”

    “Siip… saya bawa kondom deh…he3x….” kataku girang.

    Kami bermesraan sampai akhirnya “on” kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ‘ngebetnya’, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.