Author: perawanku

  • Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex

    Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex


    2050 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sesudah , Aqu memarkirkan kendaraanKu , Aqu melihat jam tanganKu pukul 5.00 sore . Kantornya sudah sepi . Memang tadi saat Aqu telpon dari kantorKu , Dia tak mau di jemput , Akan ada meeting sama pimpinan direksinya . Namun Aqu mau memberinya kejutan , Akan mengajaknya makan malam di resto . Aqu menunggu isteriKu di kendaraan .

    Yah , Aqu namaqu Joko Santoso . umurKu 29 tahun . Sedangkan isteriKu bernama Sherly berumur 27 tahun . Kulitnya putih , matanya sipit , cantik sekali . Dan Kami baru menikah 3 tahun . Belom memiliki keturunan . Aqu sangat mencintainya . Aqu tak mau kehilangannya .

    15 menit berlalu , Akhirnya Aqu turun dari kendaraan dan masuk kekantor isteriKu . Semua ruangan kantor rata rata sudah gelap , karena lampu sudah di padamKu . Namun ruang kantor isteriku masih menyala , Jendelanya tertutup tirai . Aqu mendekat dan mendengar suara cekik kikan . Aqu mengitip dari sela sela tirai .

    Kepalaqu seperti di hantam palu besar . Aqu melihat Ganda , sedang menjilati buah dada isteriKu . Dan isteriKu , mengelijing ,dan mendesah

    ” ashh.. Gan… geli….” Suaranya pelan . Pak Ganda adalah GM , yg berarti jabatannya di atas isteriKu . IsteriKu sering menceritakan tentang Pak Ganda . Dan Dia pernah memperkenalkan Ku pada Pak Ganda ini . Namun Aqu tak menygKa…

    Ingin Aqu masuk ke ruangan itu , dan memukuli Pak Ganda . Namun Aqu urungkan , Aqu memilih menonton saja , Aqu mau lihat sampai di mana kelaquan isteriKu . Tak lama sesudah puas Pak ganda menjilati buah dada isteriKu , Pak Ganda membuka celananya . dan dia duduk di meja . kemaluannya terlihat ngaceng . Harus aqu aqui kemaluannya , lebih besar dari Ku .

    IsteriKu tanpa malu malu , langsung menciumi kemaluannya . Lalu menjilati dan mengemotnya . IsteriKu terlihat sangat nafsu , Dia mengocok gagang kemaluannya , dan mulutnya mengemut kepala kemaluannya . Se ingatKu selama tiga tahun menikah dgnnya Sherly tak pernah menservis Ku seperti ini . Aqu melihatnya , dan tanpa Aqu rasa kemaluanku mendaji tegang . Aqu mengelus ngelus kemaluankuKu sendiri , dan membaygkan kalo Sherly sedang menjilati kemaluanKu .

    Sesudah itu , Pak ganda berdiri , lalu melepas seluruh pakaian isteriKu . IsteriKu lalu duduk di meja , hanya memakai celana dalam merah , yg Aqu belikan saat hari Valentine . Pak Ganda lalu menciumi isteriku , dan berbisik .


    ” kamu cantik sekali Sheerly , Aqu ingin menjilati kemaluanmu dan bersetubuh dgn sayg , boleh ya sayg…” . Sherrly menciumnya dan berkata
    ” Boleh aja Mas Ganda….” . Lalu Pak Ganda melepas celana dalam isteriKu .

    Dan menjilati kemaluan isteriku dgn penuh nafsu . IsteriKu mengelijing , matanya terpejam , menikmati jilatan Pak Ganda . Aqu memang tahu , isteriku paling suka di oral . Dan Dia tak akan tahan , pasti sebentar saja orgasme . Pak Ganda dgn raqusnya menjilati kemaluan isteriKu . Aqu mendengar samar samar desahan isteriKu
    ” ahhh mas , ahh udah gatel banget , mas Aqu mau keluarr…..” . Tak lama isteriku mengejang . Tubuhnya bergetar .
    ” Mas masukin sekarang , ayo mas , Gatel nih..” .

    JantungKu berdegup keras , kemaluannya yg besar itu mulai di masukan ke lobang kemaluan isteriku . Dgn kemaluanku yg lebih kecil dari kemaluan pak Ganda saja, Aqu merasa lubang kemaluan nya sempit , Apa lagi kemaluan pak Ganda yg besar . Dan
    ” Ahhh , pelan pelan mas , sakit…” kata isteri Ku .
    Dan pak Ganda mulai bergoyg ,dgn irama birahi yg mengebu , Isteriku mengelijing . Isteriku nampak sangat menikmati kemaluan besar pak Ganda . Kulit pak Ganda yg Hitam , terlihat kontras dgn Sheerly yg putih . Aqu terus saja mengelus elus sendiri kemaluanku yg ngaceng itu .

    Pak Ganda terus saja mengoyg isteriKu dgn nafsu . dan beberapa saat kemudian , Pak Ganda ejaqulasi di lubang kemaluan isteriKu . Dan Aqu juga ejaqulasi , tanganKu basah akibat sspermaqu sendiri . Aqu melihat mereka segera rapi rapi , isteriku melap kemaluan nya pakai tisuue dan , Aqu buru buru lari ke kendaraan .

    Aqu segera meng HP isteriKu .
    ” sayg , aqu di kantormu nih …” . Aqu berkata seakan akan tak tahu apa apa dan tak terjadi apa apa . IsteriKu berkata
    ” Oh ..iya kebenaran Mas , rapatnya juga sudah selesai….” .

    Aqu berpikir , pantas selama ini isteriku selalu memakan obat anti hamil , alasannya belom siap punya momongan . Pikiran Ku kacau , Aqu yakin isteriKu tidak hanya main dgn Pak Ganda .

    Aqu membawa juga isteriKu ke restoran . Dia makan dgn lahap , sedangkan Aqu .. nafsu makanKu menurun . Namun Aqu tetap berpura pura tak tahu apa apa .

    Malamnya saat isteriKu tertidur pulas , Aqu masih terjaga . Aqu perlahan membuka celana dalam isteriKu . Aqu melebarkan kakinya . Menatap kemaluan isteriKu yg tadi habis di goyg sama Pak Ganda . Aqu menguak bibir kemaluannya , terasa sedikit lembab. kemaluanku jadi ngaceng . Aqu memjilati memeknya . Isteriku mengeliat , namun tak bangun .

    Lalu Aqu memasukan kemaluanKu ke lubang kemaluannya . Isteriku mengeliat , namun matanya terpejam . Aqu merasakan memek isteriku tetap sempit . Aqu terus mengoygnya . Aqu merasakan makin lama kemaluannya makin basah .

    Isteriku tetap memejamkan matanya , hanya suara desahan desah lemah , keluar dari bibirnya yg sexy. Aqu terus mengoygnya sampai Aqu ejaqulasi . Aqu memakaikan celana dalamnya lagi , lalu Aqu tertidur .

    Ada juga yg suka dgn cerita jenis ini , ada juga yg jenis pemerkosaan. saya sendiri merasa , saya lebih cocok dgn jenis pemerkosaa . Walau saya juga bisa berimajinasi , menelurkan cerita jenis tukar pasangan . Ini cerita lanjutan saya , kerja tak boleh separoh , harus sampai selesai . Let’s Swing babe .

    Esoknya keadaanku , tak berubah . Aqu terus berpura pura tak tahu apa apa . Berhari hari , selanjutnya setiap kali aqu bercinta , anehnya aqu malah terus membaygkan melihat isteriku bercinta dgn pak Ganda .

    Di kantor aqu jadi lebih pendiam , aqu merasa ada yg berubah pada diriku . Sekarang ini aqu malah sering nafsu , membaygkan isteriku bercinta dgn orang lain , dgn siapa saja , bahkan dgn dua atau tiga lelaki

    Kadang , Aqu berpikir untuk menceraikannya , Namun tidak , Aqu mencintainya , Aqu tak bisa kehilangannya . Aqu harus mengaqui , aqu juga sering jajanan di luar tanpa sepengetahuan isteriKu . Namun bagaimana ini . Aqu mau isteriku berkata jujur padaqu namun apa mungkin .

    Suatu saat weekend Aqu berbicara dgn Sheerly , Aqu bertanya

    ” Sayg , kanapa sih , koq kamu mau menikah dgnKu ..? ” .
    ” Ah Mas gimana sih , yah saya sangat mencintai Mas …” . Aqu tersenyum dan membelai rambutnya yg hitam terurai . Aqu menatap isteriku , cantik sekali dia.

    Lalu Aqu berkata
    ” eh kamu kenal sama si Gatot kan ” . Lalu Sheerly berkata
    ” iyah , kenal teman sekantor kamu yg ganteng itu kan…” .
    ” iyah , benar , Dia itu sering nanyain kamu loh , Dia itu tergila gila sama kamu ..” kataqu .
    ” Masa sih mas …” kata Sheerly bersemangat .
    “Iyah , benar” kataqu. Sheerly diam .
    ” Eh mau gak , kalo misalnya kamu selingkuh dgn dia …. ” kataqu tiba tiba , yg aqu sendiri tak berpikir seperti itu.

    Aqu sendiri tak sadar , mengapa mulutku sampai keluar kata kata itu .

    ” AHH.. Mas gila yah ,.. masak isteri sendiri di suruh selingkuh sama teman sendiri .. ” katanya marah . Dalam hati Aqu berkata
    ” dasar munafik….” . Tanpa Aqu sadari membicarakan ini malah membuatKu birahi .

    Aqu mencari cara , Aqu memaikan kata kata . Aqu berkata

    ” Sheerly , Aqu kan suruh kamu main dgn nya , bukan menikahinya , kalo Aqu suruh kamu menikah itu namanya selingkuh , kan cuma begituan doang sih …” . Dia menatapku , lalu berkata
    ” jadi , kalo Aqu main sama lelaki lain , itu bukan selingkuh , Mas gak marah…?”

    Arah pembicaraan makin mendekat ke sasaran . Aqu berkata
    ” selama Aqu tahu ,kamu main sama siapa , dan Aqu bisa melihatnya , ok ok saja buatKu..” .
    ” ha .. Yg bener Mas , Mas gak marah…? ” tanyanya makin penasaran .

    ” engak , kalo marah buat apa aqu tawari kamu main sama Gatot …” kataqu .
    ” tapi , tapi… Mas…” kata Sheerly . Aqu berkata
    ” tapi ..apa…sayg…..” .
    ” Namun mana mungkin lelaki selingkuhanKu mau di liatin sama Mas , kalo lagi main sama Aqu….” Katanya . Ha , kena loh , tanpa sadar Dia mengaqui punya lelaki selingkuhan .

    Aqu berkata
    ” Mau , asal kamu bilang siapa nama lelaki selingkuhan kamu ..” . Langsung muka sheerly merah padam ,
    ” eh.. aqu … Aqu tak punya lelaki selingkuhan…” . Aqu tak mau membuatnya tak enak suasana hatinya .
    Aqu langsung merubah arah pembicaraan ,
    ” Nah , kalo Gatot itu mau , gimana ” kataqu . Sheerly Diam
    ” Ohhh …” katanya kemudian . Aqu berkata lagi
    ” Nah jadi mau gak main sama Gatot…?” .
    ” Ah.. egak..Mas gila yah…” katanya .

    Kesabaranku habis , lalu Aqu berkata
    ” masa sih kamu cuma mau main sama Pak Ganda…” .
    ” Mas .. apa apa menuduhku sama Pak Ganda …” katanya tak mengaqui .

    Aqu menceritakan semuanya . Sheerly menunduk dan menangis .
    ” Mas , baiklah Aqu salah , Aqu siap kamu cerai Kan …” . Aqu mencium keningnya
    ” Sayg , mana mungkin Aqu menceraikan kamu , kamu tahu Aqu sangat mencintaimu , Aqu tak bisa hidup tanpamu…” kataqu .

    Sheerly tetap menunduk dan menangis , entah apa yg dipikirnya . Aqu berkata lagi
    ” Aqu kan sudah bilang , kamu kan cuma main sama Pak Ganda , namun kau tak cintainyaKan, Kamu tetap cinta sama saya kan sayg…?” . Sheerly menjawab terbata bata
    ” Iya , Mas saya masih tetap mencintai Mas…”

    Aqu mencium keningnya lagi

    ” maaf sayg , aqu sudah membuatMu menangis ..” . Lalu Aqu menceritakan semuanya .
    ” Mas , jadi Mas malah nafsu , melihat saya di main sama Pak Ganda …? ” katanya .
    ” Iya , benar aqu tak bohong , itu sebabnya Aqu mau melihat kamu main sama Gatot , namun kalo kamu tak mau , yah sama siapa deh yg kamu suka…” kataqu lagi .

    Pembicaraan kita makin terbuka , Sheerly mulai berani berkata blak blakan

    ” Bener yah Mas , tidak marah , tidak cemburu dan tidak menceraikan saya …janji..”katanya . Aqu bilang janji.

    Lalu Sheerly berkata ” gimana sama Pak Ganda lagi…” .
    ” Namun dia tak akan mau kalo Aqu tontonin “kataqu . Sheerly berkata dgn genitnya
    ” Mas ngitip aja …” . Sesudah berpikir untung rugi , Aqu setuju , lagian ini kan pertama kali dia selingkuh dgn izin suaminya , jadi biarlah dia yg lead the game ,pikirKu .

    Pas ini week end . Aqu lalu menyewa viila . Aqu cari yg kamarnya dua . dan Aqu mendapatkannya . Karena Villa itu Villa tua dinding terbuat dari kayu . Sudah banyak yg berlubang . Jadi dari kamar sebelah Aqu bisa melihat jelas seluruh kamar yg akan di pakai Sheerly .

    Aqu mengatur , Supaya Sheerly mengudangnya datang ke Villa . Dan dasar Pak Ganda juga mupeng , walaupun sedang beristirahat , sama anak dan isterinya mau juga datang . Akhinrya kendaraan pak ganda tiba , Dan dia langsung masuk ke Villa itu .

    ” Sayg , maaf yah Aqu tak bisa lama lama , isteriku menunggu .. namun aqu akan membuat kamu puas deh ..” katanya . Sheerly pun berkata ” iyah , Mas Aqu juga , paling 2 jam lagi Mas Joko balik , dari kolam pemancingan .. jadi kita cepat saja yah..” . Lalu mereka masuk ke kamar . Aqu menanti dgn deg.. deg..kan.

    Pak Ganda segera melepas seluruh pakaian , tinggal kolor hitannya . Aqu bisa melihat di balik kolornya sudah menyembul kemaluannya yg ngaceng itu . Aqu terus memperhatikannya , Lalu Dia menghapiri isteriKu dan menjilati leher isteriKu . Isteriku mendesah desah . Lalu Pak ganda mulai membuka baju atasanNya . lalu Branya . Dan mulai menjilati tetenya .

    Sheerly mengelijing . Aqu melihatnya dgn menahan nafsuKu . Sheerly mendesah desah , tak peduli padahal dia tahu suaminya sedang mengintip. Pak Ganda dgn lahapnya terus menjilati buah dada ranum isteriKu .

    Pentilnya juga di sedot sedot . Sheerly makin mengelijing. Aqu bisa jelas melihat putting isteriku makin mengacung , yg menandakan dia nafsu berat , dan Aqu yakin kemaluannya sudah banjir .

    Lalu aqu melihat , tangan Pak Ganda mulai menyusup masuk ke rok mini isteriKu . Sheerly mengelijing ” Ahhhhsss .Mas , ahhh Sheerly jadi gatel nih ” . Pak Ganda melepas rok mininya . Lalu jarinya kembali ,bermain di selangkangannya .

    Aqu benar benar penasaran . kemaluanku ngaceng sekali . Aqu mengambil HP Ku . Lalu Aqu SMS dia . Aqu suruh dia ke kamar sebelah sebentar .

    Sesudah Sheerly membaca SMS ku , lalu dia berkata ” Maaf , mas Aqu ke WC dulu , perutku tiba tiba sakit ..” . Tanpa banyak berkata isteriku , meninggalkan Pak Ganda sebentar . Sheerly masuk ke kamar . Aqu langsung melumat bibirnya . Aqu Nafsu sekali . Lalu menyelipkan tanganKu ke celana dalamnya . Aqu meraba kemaluannya , Wah kemaluannya benar benar basah .

    Aqu lalu menyuruhnya kembali ke kamar sebelah . Karena Aqu melihat Pak Ganda mulai gelisah . Dan Begitu melihat Sheerly kembali langsung dia memeluknya lagi .

    ” Sayg isepin k-o-n-t-o-lKu dong ..” katanya . Pak Ganda melepas kolornya , dan berbaring di ranjang . Lalu Isteriku memegang kemaluannya dgn nafsu . Lalu mengulumnya . Kelapa Sheerly kemudian ,mulai naik turun .

    Pak Ganda , mendesah keenakan . Dan IsteriKu terlihat begitu nafsu menyedot kemaluan hitam dan besar milik Pak Ganda . Aqu melihatnya dgn kemaluanKu yg mengaceng tegang. Lama Aqu melihatnya , sampai Pak Ganda berkata ” Ahh.. Aqu sudah gak tahan …” . Lalu Dia merebahKan IsteriKu , melepas celana dalamnya .

    ” Mas , jilatin dulu dong , i-t-i-l sheerly , gatel nih ….” Kata Sheerly . Pak Ganda tersenyum ,” oh mau yah ” , Pak Ganda mulai menjilati kemaluan isteriKu . Dan IsteriKu mengeliat geliat ke enakan . ” Ohhh terus Mas terus gatel banget nih i-t-i-l nya terus….. ” . Dan Pak Ganda , makin Asik terlihat menjilati kemaluan isteriKu .

    Aqu menurunkan resleting celanaqu , dan membiarkan kemaluanku mengantung bebas .Sambil perlahan Aqu memegang gagang kemaluanku sendiri.

    Sheerly makin mendesah desah ” Ahhh.. terus terus , Aqu hampir keluar nih…” . Pak Ganda masih menjilaitnya . Dan ” Ahhh Aqu keluar…..” . Isteriku mengelepar . dan kejang . Pak Ganda yg sudah tak tahan , langsung memasukan kemaluannya . ” Auww , pelan pelan Mas..”kata Sheerly .

    Dan Pak Ganda mengoyg . membuat IsteriKu menjerit jerit mengila ” Aww ohh ngilu ohh ” . Pak Ganda terus mengoygnya . Aqu melihat dari belakang buah zakarnya bergoyg goyg . Terus mengoyg IsteriKu . Dan IsteriKu terlihat mengelijing , dan mengeram . ” Ahh , Mas terus… , terus…mas…” Kata isteriku tak malu malu .

    Kira kira 10 menit lamanya , kemaluan isteriKu di blender kemaluan besar pak Ganda ,dan ” OHHH….. Aqu keluar..Shreely ….” . Tamapak pak Ganda , membenamkan kemaluannya dalam dalam , di lubang isteriku . Perlahan Pak Ganda mencabut kemaluannya . terlihat lelehan spermanya keluar dari lobang kemaluan isteriku .

    ” Mas , sudah mas pergi , nanti suami ku kembali loh ” kata isteriku . Lalu pak Ganda segera , berpakaian , Dia segera pergi . Sedangkan Aqu segera ke kamar isteriKu Isteriku masih terbaring lemas di ranjang .

    Aqu menatap kemaluannya yg membengkak , dan di penuhi sperma pak Ganda .
    ” Wahh , Kamu puas gak sayg…” kataqu . Shreely tak menjawab , namun tersenyum

    Aqu membuka celanaqu , Dan kemaluanKu yg ngaceng itu , Aqu sodorkan di mulutnya . ” Sayg , sedotin yg enak yah , kaya tadi kamu nyedotin k-o-n-t-o-l pak Ganda…” . IsteriKu tersenyum , lalu menyedot kemaluanKu .

    Dia menyedotnya nafsu sekali . Nah ini baru isteriku , kataqu dalam hati . Isteriku terus menyedot kemaluanKu . Ini luar biasa , baru kali ini , isteriku meyedot kemaluanku dgn begitu nafsu .

    KemaluanKu di kocok , di jilat dan di sedot . Nafsu birahi yg Aqu tahan dari tadi Akhirnya terlepas . Aqu keluar , spermaqu muncrat membasahi mulutnya. Rasa nikmat ini luar biasa… ” Sayg , Aqu nikmat sekali…..” kataqu sambil mencium keningnya .

    Sesudah beberapa saat , kemaluanKu kembali bangun . Aqu berkata ” Sayg , mas mau e-n-t-o-t kamu boleh gak ? ” . ” ah Mas , setiap saat , kapan mau mau ” kata isteriku . Isteriku bangkit , ” mas saya cuci dulu yah ” .

    Aqu menarik tangannya , tak usah sayg ,Aqu mulai memasukan kemaluanKu . tanpa merasa jijik oleh sperma pak Ganda yg masih belepotan di kemaluan isteriKu. . Sheerly mendesah ” Ahh , Iya h… terus , Aqu enak , Mas… terus…” .

    Aqu terus mengoygnya . Dan Sheerly terus mendesah desah ” Ahhh teruss enak…enak…” katanya . Aqu terus mengoygnya . kira kira 5 manit , Sheerly mengejang ” Mas , Aqu kelurrr….” . tubuhnya kejang , dan mengelijing… . Wah baru kali ini Dia mencapai orgasme dgn cepat , ketika Aqu bercinta dgnnya

    Aqu bertahan , diam sesaat , membirakan isteriku menikmati orgasmenya , lalu kembali mengoygnya .Dgn ritme yg lembut , dan perlahan ritme itu aqu naikkan. Aqu memcoba bertahan , aqu ingin dia orgasme kembali .

    Setiap kali aqu sudah mendekati puncakku , aqu diam sebeentar , dan bergerak lagi , sampai kembali Sheerly mencapai titik puncaknya . Kembali Sheerly mengejang . Dan Aqu pun juga menyemburkan benihKu dalam lobangnya .

    Sheerly memelukKu ..” Mas , tadi itu Aqu nikmat sekali….” Katanya . Aqu tersenyum , Aqu tahu kataqu dalam hati . ” Mas , benarkan mas tak akan menceraikan Ku ” . katanya. Aqu tersenyum saja . Sheerly menatapku , ada keraguan di hatinya.

    ” mas , kalo mas mua menceraikan saya , saya rela ” katanya . Aqu mencium keningnya . ” sayg , kamu itu wanita yg perfect buatku , aqu sangat mencintaimu , we will be together forever and ever , till death do us part ” .

    Aqu tertidur pulas , tak ada rasa cemburu , tak ada rasa amarah . yg ada hanya rasa puas .

    Hari hari , selanjutnya Isteriku malah jujur samaqu .Dia berjanji tak mau lagi main sama lelaki lain tanpaqu . Jika hasrat , sexnya meninggi dan lagi sangat mood , dia memintaqu ,untuk main seperti itu .

    ” Sayg , masa sih , Ganda terus , memang engak ada lelaki lain.. Aqu aja bosen , masa kamu engak bosen sih… coba k-o-n-t-o-l lain..dong….” kataqu.

    Sheerly berkata ” engak ada mas , benar , selingkuhan ku cuma Ganda…” . Aqu diam . Lalu isteriKu berkata ” ayo dong Mas , atur supaya Aqu bisa main sama Ganda , lalu nanti baru kita n-g-e-n-t-o-t , lagi pengen nih..” .

    ” Gimana kalo dgn Si Gatot .. ” kataqu . ” Aqu kan ngak gitu kenal , mas engak enak…” katanya ragu .

    ” Iyah , namun kan bisa aja kenalan dulu.. emang kamu tak suka. ” kataqu lagi .
    ” Bukannya tak suka , Aqu sih suka , namun nanti dianya yg gak suka sama Aqu …” . ” Aqu kan pernah bilang Gatot itu tergila gila padaMu ..” . IsteriKu diam .
    ” Gimana Aqu atur yah , main bertiga sama Gatot , … kaya di bokep gitu…” .
    ” Ihh… Mas..ah… terserah mas deh…” kata isterikKu lagi .

    Akhirnya Aqu menelpon Gatot temanKu , Aqu atur . Aqu suruh dia Booking hotel dan langsung menunggu di Kamar . Gatot sudah Ok . Lalu Aqu menyuruh IsteriKu berpakaian se sexy mungkin . IsteriKu memakai baju terusan . Baju itu pendek . 10 cm di atas lututnya . Aqu yg melihatnya saja nafsu .

    Sesampainya , Gatot langsung menyalami isteriKu . ” Wah sexy sekali kamu Sheerly ” katanya . Aqu lalu berbisik ” tuh , kan kamu tak percaya…” .

    Lalu Aqu berkata ” Gatot kamu cumbui dulu Sherrly yah , yg mesra..” kataqu . Lalu Gatot membawa Sherrly duduk di ranjang . Sheerly Agak canggung , mungkin baru kenal Gatot . Lalu Gatot segera , membelai belai rambutnya ” rambut halus sekali …” . Dan Gatot melumat bibirnya . Isteriku pun menolak dan membalasnya .

    Mereka saling berciuman . tangan Gatot perlahan mulai bergerilya meraba buah dada nya . Sheerly , mendesah pelan ” Asshhh… ahhh……” . Sheerly tidak memakai BH . Aqu sengaja memang . Tadi Aqu melepas BHnya di kendaraan .

    Karena Gatot merasa Sheerly tak memakai BH maka Gatot terlihat semakin nafsu . Dan dia meraba raba bukit kembar isteriKu dgn nafsu . Dan Sheerly pun makin mendesah ,” asshh….ahhh….ahh….” .

    Sambil bibir mereka tetap menempel , tangan Gatot menyusup masuk ke baju Isteriku . Sheerly pun mengelijing ” ahhhss….ahhh….ahh…..” . Aqu makin konak , kemaluanku rasanya mau mencuat keluar .

    Sheerly terlihatnya sudah bisa menerima Gatot . Lalu perlahan Gatot melepas pakaiannya . Lalu mulaia melumat buah dada isteriku penuh nafsu .
    Sheerly mengelijing dan mendesah kenikmatan
    ” ahhhh….ashh….hh…. ahhh… Mas Gatot.. Aqu nafsu nih jadinya…” . Gatot menyedot nyedot pentilnya . puting isteriKu terlihat keras dan tegang . Aqu lalu mendekat dan duduk di sebelah isteriKu .

    Aqu membuka lebar kakinya . Aqu raba selangkangan celana dalamnya . Celana dalamnya mulai basah . Aqu tak mau keduluan Gatot . Aqu membuka celana dalam isteriKu . Aqu jilati itilnya . Sheerly menjerit kenikmatan ” AHHH. Mas Enak , i-t-i-lnya dong aduh Gatell… ” . Tangannya memegang kepalaqu dan di tekan ke kemaluannya . Sedang Gatot terus memainkan buahdadanya .

    Aqu terus memainkan klitorisnya dgn lidahKu . Lobang kemaluannya Aqu sodok dgn jariKu . Berlendir sekali . dan sebentar saja isteriKu mengejang ” Mas… Aqu tak kuat , ahh udah gatel banget ” . Dia mencapai orgasme dgn dasyat .

    Aqu melepaskannya . Juga Gatot . IsteriKu tergeletak ngos ngosan . ” Gatot , gantian jilati memeknya ” kataqu .

    Lidah gatot langsung bermain di memeknya . Sheerly mengelijing kembali . ” Ahhh… udah , ngilu Mas.. ahh… e-n-t-o-t aja e-n-t-o-t.. aqu….” Pintanya . Namun Gatot terus menjilatnya . Tak peduli isteriku meronta . Gatot menahan paha isteriku ,dan terus membiarkan lidahnya menari di klitoris isteriku , sampai isteriku kembali kejang lagi . Dia orgasme lagi .

    Lalu Gatot membuka pakaiannya , kemaluannya ternyata lumayan besar .Gatot mengarahkan kemaluannya ke mulut isteriku . Sheerly langsung melahap kemaluan itu , dgn nasfu sekali . Menyedotnya . Namun itu tak lama , rasanya Gatot sudah tak sabar , ingin mencicip kemaluan isteriKu .

    Lalu perlahan kemaluannya di tekan masuk lubang sagama isteriKu . ” Ahh ,pelan pelan mas ” ,desah isteriKu . Dan Gatot pun mulai goyg . IsteriKu mulai mendesah desah dalam kenikmatannya .

    Aqu membelai belai rambut isteriku . mencium bibirnya nafsu . ” enak tidak sayg k-o-n-t-o-l Gatot…” kataqu . ” enak , ahh…ahh… enak… k-o-n-t-o-l mas Gatot enak….” Katanya . Kata katanya menbuat Gatot makin nafsu . Gatot lalu mekemaluan*nya makin cepat , dan menekan makin dalam . ” Ahhh.. gila… terus….. aqu gatel aqu gatel banget mas .” .

    Aqu membuka celanaqu . Aqu sodorkan kemaluanku ke mulut isteriku . Dan Sheerly mengemot kemaluanKu nafsu sekali . Yah baru kali ini Sheerly mendapat pengalaman ini , saat dia main dgn lelaki lain , dan mulutnya mengulum kemaluan suaminya . Seperti di film bokep .

    Gatot terus , mengocok kemaluannya dalam lobang kemaluan Sheerly . Dan isteriku pun makin nafsu mengemot kemaluanKu.

    Kemudian Sheerly meleguh ” Auuuwwa, Maas Aqu keluarrr…….” Tubuhnya kejet kejet . Dan melepas kemaluanku dari mulutnya . Aqu mengocok kemaluan yg sedang tanggung Ku dan Sroottt.. spermaqu memuncrat keluar . Dan Gatot mempercepat irama gerakan kemaluannya . Isteriku mengeliat seperti penari ular.

    ” ahhh…ohh…..” Lalu Gatot menembakan spermanya dalam lobang kemaluan isteriku .

    Kami bertiga sama sama lelah . Kami beristirahat , sambil makan . Sambil bercanda dan berbincang bincang . Isteriku , sudah bisa menerima Gatot . dan dari cara bercandanya pun tak jauh dari hal hal porno .

    Kami mulai menjadi nafsu kembali . Gatot yg sudah mulai nafsu . Sambil duduk di sofa dia memperlihatkan kemaluan besarnya mengacung . IsteriKu menatapKu , seperti minta izin sama Aqu . Aqu berkata ” Sedot deh…” .

    Isteriku menungging dan mengemot kemaluanl Gatot yg duduk di sofa .

    Melihatnya kemaluanku juga ikut ngaceng . Pantat isteriKu yg menunging indah sekali Aqu menghapirinya , aqu melebarkan kakinya , Aqu meraba kemaluannya yg basah . Dgn menunduk Aqu membelah pantanya , menjilati klitorisnyanya . IsteriKu mengelijing dan melepaskan kemaluan Gatot dari mulutnya ” Oahhh…ahhhhh…” .

    Gatot bertata ” kenapa sayg……” .
    ” oh…Ashshh… itilku jadi gatel .. di jilati suami Ku… ohh Masss… ” . desah isteriku dgn genit .

    Aqu terus menjilati klitorislnya . Dan Sheerly mengelijing dan terus mengemot kemaluan Gatot . Aqu terus menjilati klitorisnya yg semakin membesar karena nafsu .

    Sheerly tetap asik mengemot dan menjilati kemaluan Gatot . Lalu Aqu mulai mengesek kepala kemaluanKu ke belahan isteriku dari belakang isteriku . Dia mengelijing ” Ahhh ..ahhh masukin aja mas masukin aja….” .

    Aqu tekan kemaluanKu dalam posisi isteriku menunging . Terasa sekali kemaluannya menjepit erat kemaluanKu .

    Aqu terus mengoygnya , dan Sheerly menggelijing dan mendesah desah …” Ahhh , Mas.. terus.. tekan…. ” Dan Aqu terus mengoygnya dgn nafsu . Kira kira 10 menit , Sherrly mengejang ” Ahhh , Mas aqu keluar……” tubuhnya kejang .

    Aqu semakin nafsu , ada kebanggan tersendiri buatku , dapat membuat isteriku orgasme . Aqu terus menggoygnya , sampai Aqu juga keluar . dan Gatot pun keluar . Kita sama sama puas hari itu .

    Aqu suka sekali , banyak yg bilang Aqu gila , namun tak peduli , yg penting Aqu menikmatinya . Sekarang , Aqu dan Isteriku makin terobsesi , untuk bermain dgn cara ini .

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Memperkosa Istri Dokter Sampai Ketagihan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Memperkosa Istri Dokter Sampai Ketagihan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2046 views

    Perawanku – Dalam sebuah seminar sehari di hall Hotel Hilton International di Jakarta, tampak seorang wanita paruh baya berwajah manis sedang membacakan sebuah makalah tentang peranan wanita modern dalam kehidupan rumah tangga keluarga bekerja. Dengan tenang ia membaca makalah itu sambil sesekali membuat lelucon yang tak ayal membuat para peserta seminar itu tersenyum riuh.

    Permasalahan yang sedang dibahas dalam seminar itu menyangkut perihal mengatasi problem perselingkuhan para suami yang selama ini memang menjadi topik hangat baik di forum resmi ataupun tidak resmi.

    Beberapa peserta seminar yang terdiri dari wanita karir, ibu-ibu rumah tangga dan para pelajar wanita itu tampak serius mengikuti jalannya seminar yang diwarnai oleh perdebatan antara pakar sosiologi keluarga yang sengaja diundang untuk menjadi pembicara. Hadir juga beberapa orang wartawan yang meliput jalannya seminar sambil ikut sesekali mengajukan pertanyaan ke arah peserta dan pembicara. Suasana riuh saat wanita pembicara itu bercerita tentang seorang temannya yang bersuamikan seorang pria mata keranjang doyan main perempuan. Berbagai pendapat keluar dalam perdebatan yang diarahkan oleh moderator.

    Diakhir sesi pertama saat para peserta mengambil waktu istirahat selama tiga puluh menit, tampak wanita pembicara itu keluar ruangan dengan langkah cepat seperti menahan sesuatu. Ia berjalan dengan cepat menuju toilet di samping hall tempat seminar. Namun saat melewati lorong menuju tempat itu ia tak sadar menabrak seseorang, akibatnya ia langsung terhenyak.

    “Oh, maaf, Ane tidak melihat anda, maaf ya?”, seru wanita itu pada orang yang ditabraknya, namun orang itu seperti tak mengacuhkan.
    “Oke”, sahut pria muda berdasi itu lembut dan berlalu masuk ke dalam toilet pria.

    Wanita itupun bergegas ke arah toilet wanita yang pintunya berdampingan dengan pintu toilet pria. Beberapa saat lamanya wanita itu di sana lalu tampak lelaki itu keluar dari toilet dan langsung menuju ke depan cermin besar dan mencuci tangannya. Kemudian wanita tadi muncul dan menuju ke tempat yang sama, keduanya sesaat saling melirik. “Hai”, tegur pria itu kini mendahului.

    “Halo, anda peserta seminar?”, tanya si wanita.
    “Oh, bukan. Ane bekerja di sini, maksud Ane di hotel ini”, jawab pria itu.

    “Oh, kalau begitu kebetulan, Ane rasa setelah seminar ini Ane akan kontak lagi dengan manajemen hotel ini untuk mengundang sejumlah pakar dari Amerika untuk seminar masalah kesehatan ibu dan anak. Ini kartu namaku”, kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada pria itu. Lelaki itu mengambil secarik kartu dari dompetnya dan menyerahkannya pada wanita itu.

    “Dokter Miranti Pujiastuti, oh ternyata Ibu ini pakar ilmu kedokteran ibu dan anak yang terkenal itu, maaf Ane baru pertama kali melihat Ibu. Sebenarnya Ane banyak membaca tulisan-tulisan Ibu yang kontroversial itu, Ane sangat mengagumi Ibu”, mendadak pria itu menjadi sangat hormat.
    “Ah kamu, jangan terlalu berlebihan memuji aku, dan kamu, hmm, Edo Prasetya, wakil General Manager Hilton International Jakarta. Kamu juga hebat, manajer muda”, seru wanita itu sambil menjabat tangan pemuda bernama Edo itu kemudian.
    “Kalau begitu Ane akan kontak anda mengenai masalah akomodasi dan acara seminar yang akan datang, senang bertemu anda, Edo”, seru wanita itu sambil kemudian berlalu.
    “Baik, Bu dokter”, jawab sahut pria itu dan membiarkan wanita paruh baya itu berlalu dari ruangan di mana mereka berbicara.

    Sejenak kemudian pemuda itu masih tampak memandangi kartu nama dokter wanita itu, ia seperti sedang mengamati sesuatu yang aneh.

    “Bukankah dokter itu cantik sekali?”, ia berkata dalam hati.
    “Oh aku benar-benar tak tahu kalau ia dokter yang sering menjadi perhatian publik, begitu tampak cantik di mataku, meski sudah separuh baya, ia masih tampak cantik”, benaknya berbicara sendiri.
    “Ah kenapa itu yang aku pikirkan?”, serunya kemudian sambil berlalu dari ruangan itu.

    Sementara itu di sebuah rumah kawasan elit Menteng Jakarta pusat tampak sebuah mobil memasuki halaman luas rumah itu. Wanita paruh baya bernama dokter Miranti itu turun dari sedan Mercy hitam dan langsung memasuki rumahnya. Wajah manis wanita paruh baya itu tampaknya menyimpan sebuah rasa kesal dalam hati. Sudah seminggu lamanya suami wanita itu belum pulang dari perjalanan bisnis keluar negeri. Sudah seminggu pula ia didera isu dari rekan sejawat suaminya tentang tingkah laku para pejabat dan pengusaha kalangan atas yang selalu memanfaatkan alasan perjalanan bisnis untuk mencari kepuasan seksual di luar rumah alias perselingkuhan.

    Wanita itu menghempaskan badannya ke tempat tidur empuk dalam ruangan luas itu. Ditekannya remote TV dan melihat program berita malam yang sedang dibacakan penyiar. Namun tak berselang lama setelah itu dilihatnya di TV itu seorang lelaki botak yang tak lain adalah suaminya sedang berada dalam sebuah pertemuan resmi antar pengusaha di Singapura. Namun yang membuat hati wanita itu panas adalah saat melihat suaminya merangkul seorang delegasi dagang Singapura yang masih muda dan cantik. Sejenak ia memandang tajam ke arah televisi besar itu lalu dengan gemas ia membanting remote TV itu ke lantai setelah mematikan TV-nya.

    “Ternyata apa yang digosipkan orang tentang suamiku benar terjadi, huh”, seru wanita itu dengan hati dongkol.ceritasex istri binal dokter miranti
    “Bangsaat..!”, Teriaknya kemudian sambil meraih sebuah bantal guling dan menutupi mukanya.

    Tak seorangpun mendengar teriakan itu karena rumah besar itu dilengkapi peredam suara pada dindingnya, sehingga empat orang pembantu di rumah itu sama sekali tidak mengetahui kalau sang nyonya mereka sedang marah dan kesal. Ia menangis sejadi-jadinya, bayang-bayang suaminya yang berkencan dengan wanita muda dan cantik itu terus menghantui pikirannya. Hatinya semakin panas sampai ia tak sanggup menahan air matanya yang kini menetes di pipi.

    Tiga puluh menit ia menangis sejadi-jadinya, dipeluknya bantal guling itu dengan penuh rasa kesal sampai kemudian ia jatuh tertidur akibat kelelahan. Namun tak seberapa lama ia terkulai tiba-tiba ia terhenyak dan kembali menangis. Rupanya bayangan itu benar-benar merasuki pikirannya hingga dalam tidurnyapun ia masih membayangkan hal itu. Sejenak ia kemudian berdiri dan melangkah keluar kamar tidur itu menuju sebuah ruangan kecil di samping kamar tidurnya, ia menyalakan lampu dan langsung menuju tumpukan obat yang memenuhi sebagian ruangan yang mirip apotik keluarga. Disambarnya tas dokter yang ada di situ lalu membuka sebuah bungkusan pil penenang yang biasa diberikannya pada pasien yang panik. Ditelannya pil itu lalu meminum segelas air.

    Beberapa saat kemudian ia menjadi tenang kemudian ia menuju ke ruangan kerjanya yang tampak begitu lengkap. Di sana ia membuka beberapa buku, namun bebarapa lamanya kemudian wanita itu kembali beranjak menuju kamar tidurnya. Wajahnya kini kembali cerah, seberkas senyuman terlihat dari bibirnya yang sensual. Ia duduk di depan meja rias dengan cermin besar, hatinya terus berbicara.
    “Masa sih aku harus mengalah terus, kalau bangsat itu bisa berselingkuh kenapa aku tidak”, benaknya sambil menatap dirinya sendiri di cermin itu.

    Satu-persatu di lepasnya kancing baju kerja yang sedari tadi belum dilepasnya itu, ia tersenyum melihat keindahan tubuhnya sendiri. Bagian atas tubuhnya yang dilapisi baju dalam putih berenda itu memang tampak sangat mempesona. Meski umurnya kini sudah mencapai empat puluh tahun, namun tubuh itu jelas akan membuat lelaki tergiur untuk menyentuhnya.

    Kini ia mulai melepaskan baju dalam itu hingga bagian atas tubuhnya kini terbuka dan hanya dilapisi BH. Perlahan ia berdiri dan memutar seperti memamerkan tubuhnya yang bahenol itu. Buah dadanya yang besar dan tampak menantang itu diremasnya sendiri sambil mendongak membayangkan dirinya sedang bercinta dengan seorang lelaki. Kulitnya yang putih mulus dan bersih itu tampak tak kalah mempesonakan.

    “Kalau bangsat itu bisa mendapat wanita muda belia, kurasa tubuh dan wajahku lebih dari cukup untuk memikat lelaki muda”, gumamnya lagi.
    “Akan kumulai sekarang juga, tapi..”, tiba-tiba pikirannya terhenti.
    “Selama ini aku tak pernah mengenal dunia itu, siapakah yang akan kucari? hmm..”.

    Tangannya meraih tas kerja di atas mejanyanya, dibongkarnya isi tas itu dan menemukan beberapa kartu nama, sejenak ia memperhatikannya.

    “Dokter Felix, lelaki ini doyan nyeleweng tapi apa aku bisa meraih kepuasan darinya? Lelaki itu lebih tua dariku”, katanya dalam hati sambil menyisihkan kartu nama rekan dokternya itu.
    “Basuki Hermawan, ah, pejabat pajak yang korup, aku jijik pada orang seperti ini”, ia merobek kartu nama itu.
    “Oh ya, pemuda itu, yah, pemuda itu, siapakah namanya, Dodi?.., oh bukan. Doni?.., oh bukan juga, ah di mana sih aku taruh kartu namanya..”, ia sibuk mencari, sampai-sampai semua isi tak kerja itu dikeluarkannya namun belum juga ia temukan.
    “Bangsat! Aku lupa di mana menaruhnya”, sejenak ia berhenti mencari dan berpikir keras untuk mencoba mengingat di mana kartu nama pemuda gagah berumur dua puluh limaan itu. Ia begitu menyukai wajah pemuda yang tampak polos dan cerdas itu. Ia sudah terbayang betapa bahagianya jika pemuda itu mau diajak berselingkuh.

    “Ahaa! Ketemu juga kau!”, katanya setengah berteriak saat melihat kartu nama dengan logo Hilton International. Ia beranjak berdiri dan meraih hand phone, sejenak kemudian ia sudah tampak berbicara.
    “Halo, dengan Edo, maaf Bapak Edo?”.
    “Ya benar, Ane Edo tapi bukan Bapak Edo, anda siapa”, terdengar suara ramah di seberang.
    “Ah maaf, Edo, Ane Dokter Miranti, kamu masih ingat? Kita ketemu di Rest Room hotel Hilton International tadi siang”.
    “Oooh, Bu dokter, tentu dong Ane ingat. Masa sih Ane lupa sama Bu dokter idola Ane yang cantik”.
    “Eh kamu bisa saja, Do”.
    “Gimana Bu, ada yang bisa Ane bantu?”, tanya Edo beberapa saat setelah itu.
    “Aku ingin membicarakan tentang seminar minggu depan untuk mempersiapkan akomodasinya, untuk itu sepertinya kita perlu berbicara”.
    “No problem, Bu. Kapan ibu ada waktu”.
    “Lho kok jadi nanya aku, ya kapan kamu luang aja dong”.
    “Nggak apa-apa Bu, untuk orang seperti ibu Ane selalu siap, gimana kalau besok kita makan siang bersama”.
    “Hmm, rasanya aku besok ada operasi di rumah sakit. Gimana kalau sekarang saja, kita makan malam”.
    “Wah kebetulan Bu, Ane memang lagi lapar. baiklah kalau begitu, Ane jemput ibu”.
    “Oohh nggak usah, biar ibu saja yang jemput kamu, kamu di mana?”.
    “wah jadi ngerepotin dong, tapi oke-lah. Ane tunggu saja di Resto Hilton, okay?”.
    “Baik kalau begitu dalam sepuluh menit Ane datang”, kata wanita itu mengakhiri percakapannya.

    Lalu dengan tergesa-gesa ia mengganti pakaian yang dikenakannya dengan gaun terusan dengan belahan di tengah dada. Dengan gesit ia merias wajah dan tubuh yang masih tampak menawan itu hingga tak seberapa lama kemudian ia sudah tampak anggun.
    “Mbok..!”, ia berteriak memanggil pembantu.
    “Dalem, Nyaah!”, sahut seorang yang tiba-tiba muncul dari arah dapur.
    “Malam ini ibu ndak makan di rumah, nanti kalau tuan nelpon bilang saja ibu ada operasi di rumah sakit”.
    “Baik, Nyah..”, sahut pembantunya mengangguk.
    Sang dokter itupun berlalu meninggalkan rumahnya tanpa diantar oleh sopir.

    Kini sang dokter telah tampak menyantap hidangan makan malam itu bersama pemuda tampan bernama Edo yang berumur jauh di bawahnya. Maksud wanita itu untuk mengencani Edo tidak dikatakannya langsung. Mereka mula-mula hanya membicarakan perihal kontrak kerja antara kantor sang dokter dan hotel tempat Edo bekerja. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dua puluh menit kemudian mereka telah mengalihkan pembicaraan ke arah pribadi.

    “Maaf lho, Do. Kamu sudah punya pacar?”, tanya sang dokter.
    “Dulu pernah punya tapi”, Edo tak melanjutkan kalimatnya.
    “Tapi kenapa, Do?”, sergah wanita itu.
    “Dia kawin duluan, ah, Emang bukan nasib Ane deh, dia kawin sama seorang om-om senang yang cuma menyenangi tubuhnya. Namanya Rani..”.
    “Maaf kalau ibu sampai membuat kamu ingat sama masa lalu”.
    “Nggak apa-apa kok, Bu. Toh Ane sudah lupa sama dia, buat apa cari pacar atau istri yang mata duitan”.
    “Sukurlah kalau begitu, trus sekarang gimana perasaan kamu”.
    “Maksud ibu?”.
    “Perasaan kamu yang dikhianati, apa kamu masih dendam?”, tanya sang dokter seperti merasa ingin tahu.
    “Sama si Rani sih nggak marah lagi, tapi sampai sekarang Ane masih dendam kesumat sama om-om atau pejabat pemerintah yang seperti itu”, jelas Edo pada wanita itu sembari menatapnya.

    Sejenak keduanya bertemu pandang, Edo merasakan sebuah perasaan aneh mendesir dadanya. Hanya beberapa detik saja keduanya saling memandang sampai Edo tersadar siapa yang sedang dihadapinya.

    “Ah, ma.., ma.., maaf, Bu. Bicara Ane jadi ngawur”, kata pemuda itu terpatah-patah.”Oh nggak, nggak apa-apa kok, Do. Aku juga punya problem yang serupa dengan kamu”, jawab wanita itu sambil kemudian mulai menceritakan masalah pribadi dalam keluarganya. Ia yang kini sudah memiliki dua anak yang bersekolah di Amerika itu sedang mengalami masalah yang cukup berat dalam rumah tangganya. Dengan penuh emosi ia menceritakan masalahnya dengan suaminya yang seorang pejabat pemerintah sekaligus pengusaha terkenal itu.
    “Berkali-kali aku mendengar cerita tentang kebejatan moralnya, ia pernah menghamili sekertarisnya di kantor, lalu wanita itu ia pecat begitu saja dan membayar seorang satpam untuk mengawini gadis itu guna menutupi aibnya. Dasar lelaki bangsat”, ceritanya pada Edo.
    “Sekarang dia sudah berhubungan lagi dengan seorang wanita pengusaha di luar negeri. Baru tadi aku melihatnya bersama dalam sebuah berita di TV”, lanjut wanita itu dengan raut muka yang sedih.
    “Sabar, Bu. Mungkin suatu saat dia akan sadar. Masa sih dia nggak sadar kalau memiliki istri secantik ibu”, ujar Edo mencoba menghiburnya.
    “Aku sudah bosan bersabar terus, hatiku hancur, Do. Kamu sudah tahu kan gimana rasanya dikhianati?

    Dibohongi?”, sengitnya sambil menatap pemuda itu dengan tatapan aneh. Wanita itu seperti ingin mengatakan sesuatu pada Edo.

    Beberapa menit keadaan menjadi vacum. Mereka saling menatap penuh misteri. Dada Edo mendesir mendapat tatapan seperti itu, pikirannya bertanya-tanya.
    “Ada apa ini?”, gumamnya dalam hati. Namun belum sempat ia menerka apa arti tatapan itu, tangannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh, ia terhenyak dalam hati. Desiran dadanya kini berubah menjadi getaran keras di jantungnya. Namun belum sempat ia bereaksi atas semua itu tangan sang dokter itu telah meremas telapak tangan Edo dengan mesra. Kini ia menatap wanita itu, dokter Miranti memberinya senyuman, masih misteri.

    “Edo., kamu dan aku memiliki masalah yang saling berkaitan”, katanya perlahan.
    “Ma, maksud ibu?”, Edo tergagap.
    “Kehidupan cinta kamu dirusakkan oleh generasi seumurku, dan rumah tanggaku rusak oleh kehidupan bejat suamiku. Kita sama-sama memiliki beban ingatan yang menyakitkan dengan musuh yang sama”.
    “lalu?”.
    “Kenapa tak kamu lampiaskan dendam itu padaku?”.
    “Maksud ibu?”, Edo semakin tak mengerti.
    “Aku dendam pada suamiku dan kaum mereka, dan kau punya dendam pada para pejabat yang telah mengecewakanmu. Kini kau menemukan aku, lampiaskan itu. Kalau mereka bisa menggauli generasimu mengapa kamu nggak menggauli kaum mereka? Aku istri pejabat, dan aku juga dikecewakan oleh mereka”.
    “Ane masih belum mengerti, Bu”.
    “Maksudku, hmm, kenapa kita tidak menjalin hubungan yang lebih dekat lagi”, jelas wanita itu.

    Edo semakin penasaran, ia memberanikan dirinya bertanya, “Maksud ibu, mm, ki, ki, kita berselingkuh?”, ia berkata sambil memberanikan dirinya menatap wanita paruh baya itu.
    “Yah, kita menjalin hubungan cinta”, jawab dokter Miranti enteng.
    “Tapi ibu wanita bersuami, ibu punya keluarga”.
    “Ya, tapi sudah hancur, tak ada harapan lagi. Kalau suamiku bisa mencicipi gadis muda, kenapa aku tidak bisa?”, lanjutnya semakin berani, ia bahkan merangkul pundak pemuda itu. Edo hanya terpaku.
    “Ta, tapi, Bu”.
    “Seumur perkawinanku, aku hanya merasakan derita, Do. Aku ingin kejantanan sejati dari seorang pria. Dan pria itu adalah kamu, Do”, lalu ia beranjak dari tempat duduknya mendekati Edo. Dengan mesra diberinya pemuda itu sebuah kecupan. Edo masih tak bereaksi, ia seperti tak mempercayai kejadian itu.
    “Apakah Ane mimpi?”, katanya konyol.
    “Tidak, Do. Kamu nggak mimpi, ini aku, Dokter Miranti yang kamu kagumi”.
    “Tapi, Bu.., ibu sudah bersuami”.
    “Tolong jangan katakan itu lagi Edo”.

    Kemudian keduanya terpaku lama, sesekali saling menatap. Pikiran Edo berkecamuk keras, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Sebenarnya ia begitu gembira, tak pernah ia bermimpi apapun. Namun ia masih merasa ragu.
    “Apakah segampang ini?”, gumamnya dalam hati.
    “Cantik sekali dokter ini, biarpun umurnya jauh lebih tua dariku tapi oh tubuh dan wajahnya begitu menggiurkan, sudah lama aku memimpikan bercinta dengan wanita istri pejabat seperti dia. Tapi”, hatinya bertanya-tanya. Sementara suasana vacum itu berlangsung begitu lama. Kini mereka duduk dalam posisi saling bersentuhan. Baru sekitar tiga puluh menit kemudian dokter Miranti tiba-tiba berdiri.

    “Do, Ane ingin ngobrol lebih banyak lagi, tapi nggak di sini, kamu temui Ane di Hotel Hyatt. Ane akan memesan kamar di situ. Selamat malam”, serunya kemudian berlalu meninggalkan Edo yang masih terpaku.
    Pemuda itu masih terlihat melamun sampai seorang pelayan restoran datang menyapanya.
    “Pak Edo, bapak mau pesan lagi?”.
    “Eh, oh nggak, nggak, aduh Ane kok ngelamun”, jawabnya tergagap mengetahui dirinya hanya terduduk sendiri.
    “Teman Bapak sudah tiga puluh menit yang lalu pergi dari sini”, kata pelayan itu.
    “Oh ya?”, sahut Edo seperti orang bodoh. Pelayan itu mengangkat bahunya sambil berlalu.
    “Eh, billnya!”, panggil Edo.
    “Sudah dibayar oleh teman Bapak”, jawab pelayan itu singkat.

    Kini Edo semakin bingung, ia masih merasakan getaran di dadanya. Antara percaya dan tidak. Ia kemudian melangkah ke lift dan turun ke tempat parkir. Hanya satu kalimat dokter Miranti yang kini masih terngiang di telinganya. Hotel Grand Hyatt!

    Dengan tergesa-gesa ia menuju ke arah mobilnya. Perjalanan ke hotel yang dimaksud wanita itu tak terasa olehnya, kini ia sudah sampai di depan pintu kamar yang ditanyakannya pada receptionis. Dengan gemetar ia menekan bel di pintu kamar itu, pikirannya masih berkecamuk bingung.

    “Masuk, Do”, sambut dokter Miranti membuka pintu kamarnya. Edo masuk dan langsung menatap dokter Miranti yang kini telah mengenakan gaun tidur sutra yang tipis dan transparan. Ia masih tampak terpaku.
    “Do, ini memang hari pertemuan kita yang pertama tapi apakah salahnya kalau kita sama-sama saling membutuhkan”, kata dokter Miranti membuka pembicaraan.
    “Cobalah realistis, Do. Kamu juga menginginkan ini kan?”, lanjut wanita itu kemudian mendudukkan Edo di pinggir tempat tidur luas itu.
    Edo masih tampak bingung sampai sang dokter memberinya kecupan di bibirnya, ia merasakan seperti ada dorongan untuk membalasnya.
    “Oh, Bu”, desahnya sambil kemudian merangkul tubuh bongsor dokter Miranti. Dadanya masih bergetar saat merasakan kemesraan wanita itu. Dokter Miranti kemudian memegang pundaknya dan melucuti pakaian pemuda itu. Dengan perlahan Edo juga memberanikan diri melepas ikatan tali gaun tidur sutra yang dikenakan sang dokter. Begitu tampak buah dada dokter Miranti yang besar dan ranum itu, Edo terhenyak.
    “Oh, indahnya susu wanita ini”, gumamnya dalam hati sambil lalu meraba payudara besar yang masih dilapisi

    BH itu. Tangan kirinya berusaha melepaskan kancing BH di punggung dokter Miranti. Ia semakin terbelalak saat melihat bentuk buah dada yang kini telah tak berlapis lagi. Tanpa menunggu lagi nafsu pemuda itu bangkit dan ia segera meraih buah dada itu dan langsung mengecupnya. Dirasakannya kelembutan susu wanita cantik paruh baya itu dengan penuh perasaan, ia kini mulai menyedot puting susu itu bergiliran.

    “Ooohh, Edo, nikmat Aneng., mm sedot terus Aneng ooohh, ibu Aneng kamu, Do, ooohh”, desah dokter Miranti yang kini mendongak merasakan sentuhan lidah dan mulut Edo yang menggilir kedua puting susunya. Tangan wanita itupun mulai meraih batang kemaluan Edo yang sudah tegang sedari tadi, ia terhenyak merasakan besar dan panjangnya penis pemuda itu.
    “Ohh, besarnya punya kamu, Do. Tangan ibu sampai nggak cukup menggenggamnya”, seru dokter Miranti kegirangan. Ia kemudian mengocok-ngocokkan penis itu dengan tangannya sambil menikmati belaian lidah Edo di sekitar payudara dan lehernya.

    Kemaluan Edo yang besar dan panjang itu kini tegak berdiri bagai roket yang siap meluncur ke angkasa. Pemuda yang sebelumnya belum pernah melakukan hubungan seks itu semakin terhenyak mendapat sentuhan lembut pada penisnya yang kini tegang. Ia asyik sekali mengecupi sekujur tubuh wanita itu, Edo merasakan sesuatu yang sangat ia dambakan selama ini. Ia tak pernah membayangkan akan dapat menikmati hubungan seks dengan wanita yang sangat ia kagumi ini, ia yang sebelumnya bahkan hanya menonton film biru itu kini mempraktekkan semua yang ia lihat di dalamnya. Hatinya begitu gembira, sentuhan-sentuhan lembut dari tangan halus dokter Miranti membuatnya semakin terlena.

    Dengan mesra sekali wanita itu menuntun Edo untuk menikmati sekujur tubuhnya yang putih mulus itu. Dituntunnya tangan pemuda itu untuk membelai lembut buah dadanya, lalu bergerak ke bawah menuju perutnya dan berakhir di permukaan kemaluan wanita itu. Edo merasakan sesuatu yang lembut dan berbulu halus dengan belahan di tengahnya. Pemuda itu membelainya lembut sampai kemudian ia merasakan cairan licin membasahi permukaan kemaluan dokter Miranti.

    Ia menghentikan gerakannya sejenak, lalu dengan perlahan sang dokter membaringkan tubuhnya dan membuka pahanya lebar hingga daerah kemaluan yang basah itu terlihat seperti menantang Edo. Pemuda itu terbelalak sejenak sebelum kemudian bergerak menciumi daerah itu, jari tangan dokter Miranti kemudian menarik bibir kemaluannya menjadi semakin terbuka hingga menampakkan semua isi dalam dinding vaginanya. Edo semakin terangsang, dijilatinya semua yang dilihat di situ, sebuah benda sebesar biji kacang di antara dinding vagina itu ia sedot masuk ke dalam mulutnya. Hal itu membuat dokter Miranti menarik nafas panjang merasakan nikmat yang begitu hebat.

    “Ohh, hmm, Edo, Aneng, ooohh”, desahnya mengiringi bunyi ciplakan bibir Edo yang bermain di permukaan vaginanya.
    Dengan gemas Edo menjilati kemaluan itu, sementara dokter Miranti hanya bisa menjerit kecil menahan nikmat belaian lidah Edo. Ia hanya bisa meremas-remas sendiri payudaranya yang besar itu sambil sesekali menarik kecil rambut Edo.
    “Aduuuh Aneng, ooohh nikmaat, Aneng, oooh Edo, ooohh pintarnya kamu Aneng, ooohh nikmatnya, ooohh sedooot teruuusss, ooohh enaakkk, hmm, ooohh”, jeritnya terpatah-patah.

    Puas menikmati vagina itu, Edo kembali ke atas mengarahkan bibirnya kembali ke puting susu dokter Miranti. Sang dokterpun pasrah saja, ia membiarkan dirinya menikmati permainan Edo yang semakin buas saja. Daerah sekitar puting susunya tampak sudah kemerahan akibat sedotan mulut Edo.

    “ooohh, Edo Aneng. Berikan penis kamu sama ibu Aneng, ibu ingin mencicipinya”, pinta wanita itu sambil beranjak bangun dan menggenggam kemaluan Edo. Tangannya tampak bahkan tak cukup untuk menggenggamnya, ukurannya yang super besar dan panjang membuat dokter Miranti seperti tak percaya pada apa yang dilihatnya. Wanita itu mulai mengulum penis Edo, mulutnya penuh sesak oleh kepala penis yang besar itu, hanya sebagian kecil saja kemaluan Edo yang bisa masuk ke mulutnya sementara sisanya ia kocok-kocokkan dengan telapak tangan yang ia lumuri air liurnya. Edo kini menikmati permainan itu.
    “Auuuhh, Bu, ooohh, enaakk aahh Bu dokter, oooh nikmat sekali, mm, oooh enaknya, ooohh, ssstt, aahh”, desah pemuda itu mulai menikmatinya.

    Sesaat kemudian, Dokter Miranti melepaskan kemaluan yang besar itu lalu membaringkan dirinya kembali di pinggiran tempat tidur. Edo meraih kedua kaki wanita itu dan langsung menempatkan dirinya tepat di depan selangkangan dokter Miranti yang terbuka lebar. Dengan sangat perlahan Edo mengarahkan kemaluannya menuju liang vagina yang menganga itu dan, “Sreett.., bleeesss”.
    “Aduuuhh, aauuu Edooo, sa.., sa.., sakiiittt, vaginaku robeeek aahh, sakiiit”, teriak dokter Miranti merasakan vaginanya yang ternyata terlalu kecil untuk penis Edo yang super besar, ia merasakan vaginanya robek oleh terobosan penis Edo. Lebih dahsyat dari saat ia mengalami malam pertamanya.
    “Edo Aneng, punya kamu besar sekali. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, Aneng?”, pintanya lalu pada Edo.
    “Ouuuhh, ba.., ba.., baik, Bu”, jawab Edo yang tampak sudah merasa begitu nikmat dengan masuknya penis ke dalam vagina dokter Miranti.

    Kini dibelainya rambut sang dokter sambil menciumi pipinya yang halus dengan mesra. Pemuda itu mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina dokter Miranti dengan perlahan sekali sampai beberapa menit kemudian rasa sakit yang ada dalam vagina wanita itu berubah menjadi nikmat, barulah Edo mulai bergerak menggenjot tubuh wanita itu dengan agak cepat. Gerakan tubuh mereka saling membentur mempertemukan kedua kemaluan mereka. Nafsu birahi mereka tampak begitu membara dari gerakan yang semakin lama semakin menggairahkan, teriakan kecil kini telah berubah menjadi desah keras menahan nikmatnya hubungan seks itu.

    Keduanya tampak semakin bersemangat, saling menindih bergilir menggenjot untuk meraih tahap demi tahap kenikmatan seks itu. Edo yang baru pertama kali merasakan nikmatnya hubungan seks itu benar-benar menikmati keluar masuknya penis besar itu ke dalam liang vagina sang dokter yang semakin lama menjadi semakin licin akibat cairan kelamin yang muali melumasi dindingnya. Demikian pula halnya dengan dokter Miranti.

    Ia begitu tampak kian menikmati goyangan tubuh mereka, ukuran penis Edo yang super besar dan terasa merobek liang vaginanya itu kini menjadi sangat nikmat menggesek di dalamnya. Ia berteriak sejadi-jadinya, namun bukan lagi karena merasa sakit tapi untuk mengimbangi dahsyatnya kenikmatan dari penis pemuda itu. Tak pernah ia bayangkan akan dapat menemukan penis sebesar dan sepanjang milik Edo, penis suaminya yang bahkan ia tahu sering meminum obat untuk pembesar alat kelamin tak dapat dibandingkan dengan ukuran penis Edo. Baru pertama kali ini ia melihat ada kemaluan sebesar itu, panjang dan keras sekali.

    Bunyi teriakan nyaring bercampur decakan becek dari kedua alat kelamin mereka memenuhi ruangan luas di kamar suite hotel itu. Desahan mereka menahan kenikmatan itu semakin memacu gerakan mereka menjadi kian liar.
    “Ooohh, ooohh, ooohh, enaak, oooh, enaknya bu, ooohh nikmat sekali ooohh”, desah Edo.
    “mm, aahh, goyang terus, Do, ibu suka sama punya kamu, ooohh, enaknya, Aneng ooohh, ibu Aneng kamu Edo, ooohh”, balas dokter Miranti sambil terus mengimbangi genjotan tubuh pemuda itu dengan menggoyang pinggulnya.

    Lima belas menit lebih mereka melakukannya dengan posisi itu dimana Edo menindih tubuh sang dokter yang mengapit dengan pahanya. Kini saatnya mereka ingin mengganti gaya.

    “Ouuuhh Edo Aneng, ganti gaya yuuuk?”, ajak sang dokter sambil menghentikan gerakannya.
    “Baik, Bu”, jawab pemuda itu mengiyakan.
    “Kamu di bawah ya Aneng? Ibu pingin goyang di atas tubuh kamu”, katanya sambil menghentikan gerakan tubuh Edo, pemuda itu mengangguk sambil perlahan melepaskan penisnya dari jepitan vagina dokter Miranti. Kemudian ia duduk sejenak mengambil nafas sambil memandangi tubuh wanita itu.
    “uuuh, cantiknya wanita ini”, ia bergumam dalam hati lalu berbaring menunggu dokter Miranti yang sudah siap menungganginya.

    Kini wanita itu berjongkok tepat di atas pinggang Edo, ia sejenak menggenggam kemaluan pemuda itu sebelum kemudian memasukkannya kembali ke dalam liang vaginanya dengan perlahan dan santai. Kembali ia mendesah merasakan penis itu masuk menembus dinding kemaluannya dan menerobos masuk sampai dasar liang vagina yang terasa sempit oleh Edo.
    “Ooouuuhh”, desahnya memulai gerakan menurun-naikkan pinggangnya di atas tubuh pemuda itu.
    Edo meraih payudara montok yang bergantungan di dada sang dokter, sesekali ia meraih puting susu itu dengan mulutnya dan menyedot-nyedot nikmat.

    Keduanya kembali terlibat adegan yang lebih seru lagi, dengan liar dokter Miranti menggoyang tubuh sesuka hati, ia tampak seperti kuda betina yang benar-benar haus seks. Ia yang baru kali ini menikmati hubungan seks dengan lelaki selain suaminya itu benar-benar tampak bergairah, ditambah dengan ukuran kemaluan Edo yang super besar dan panjang membuatnya menjadi begitu senang. Dengan sepenuh hati ia raih kenikmatan itu detik demi detik. Tak semili meterpun ia lewatkan kenikmatan penis Edo yang menggesek dinding dalam kemaluannya. Ia semakin berteriak sejadi-jadinya.
    “Aahh, ooohh, aahh, ooohh, ooohh, enaak, ooohh, nikmaatt, sekali, Edo Aneanngg, ooohh Edo, Do, enaak Aneng ooohh”, teriaknya tak karuan dengan gerakan liar di atas tubuh pemuda itu sembari menyebut nama Edo. Ia begitu menyukai pemuda itu.
    “Ooohh Bu dokter, ooohh, ibu juga pintar mainnya, ooohh, Bu dokter cantik sekali”, balas Edo.
    “Remas susu ibu, Do. ooohh, sedot putingnya Aneng, ooohh pintarnya kamu, oooh, ibu senang sama punya kamu, ooohh, nikmatnya Aneng, ooohh, panjang sekali, ooohh, enaak”, lanjut sang dokter dengan gerakan yang semakin liar. Edo mengimbangi gerakan itu dengan mengangkat-angkat pantatnya ke arah pangkal paha dokter Miranti yang mengapitnya itu. Ia terus menghujani daerah dada sang dokter yang tampak begitu disenanginya, puting susu itupun menjadi kemerahan akibat sedotan mulut Edo yang bertubi-tubi.

    Namun beberapa saat kemudian sang dokter tampak tak dapat lagi menahan rasa nikmat dari penis pemuda itu. Ia yang selama dua puluh menit menikmati permainan itu dengan garang, kini mengalami ejakulasi yang begitu hebat. Gerakannya berubah semakin cepat dan liar, diremasnya sendiri buah dada montoknya sambil lebih keras lagi menghempaskan pangkal selangkangannya pada penis Edo hingga sekitar dua menit berlalu ia berteriak panjang sebelum kemudian menghentikan gerakannya dan memeluk tubuh pemuda itu.

    “Ooohh, ooohh, aauu, aku keluarr, Edo, aahh, aah, aku, nggak kuat lagi aku, Do, ooohh, enaaknya, Aneng, ooohh, Edo Aneng, hhuuuh, ibu nggak tahan lagi”, jeritnya panjang sambil memeluk erat tubuh Edo, cairan kelamin dalam rahimnya muncrat memenuhi liang vagina di mana penis Edo masih tegang dan keras.
    “Ooohh nikmat bu, ooohh punya ibu tambah licin dan nikmat, ooohh, nikmat Bu dokter, ooohh, semakin nikmat sekali Bu dokter, ooohh, enaak, mm, ooohh, uuuhh, ooohh, ooohh, nikmat sekali, uuuhh, Bu dokter cantik, aauuuhh, ssshh nikmat bu”, desah Edo merasakan kenikmatan dalam liang vagina sang dokter yang tengah mengalami ejakulasi, vagina itu terasa makin menjepit penisnya yang terus saja menggesek dinding vagina itu. Kepala penisnya yang berada jauh di dalam liang vagina wanita itu merasakan cairan hangat menyembur dan membuat liang vagina sang dokter terasa semakin nikmat dan licin.

    Pemuda itu membalas pelukan dokter Miranti yang tampak sudah tak sanggup lagi menggoyang tubuhnya di atas tubuh Edo. Sejenak gerakan mereka terhenti meski Edo sedikit kecewa karena saat itu ia rasakan vagina sang dokter sangat nikmat. Ia berusaha menahan birahinya yang masih saja membara dengan memberi ciuman mesra pada wanita cantik itu.
    “Oh Edo Aneng, kamu kuat sekali mainnya Aneng, aku puas sekali, ibu betul-betul merasa seperti berada di tempat yang paling indah dengan sejuta kenikmatan cinta. Kamu betul-betul jago”, katanya pada Edo sambil memandang wajah pemuda itu tepat di depan matanya, dipeluknya erat pinggang Edo untuk menahan goyangan penis di selangkangannya.

    Sejenak Dokter Miranti beristirahat di pelukan pemuda itu, ia terus memuji kekuatan dan kejantanan Edo yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan sekalipun dari suaminya. Matanya melirik ke arah jam dinding di kamar itu.
    “Edo..”, sapanya memecah keheningan sesaat itu.
    “Ya, bu?”, jawab Edo sambil terus memberi kecupan pada pipi dan muka sang dokter yang begitu ia senangi.
    “Sudah satu jam lamanya kita bermain, kamu hebat sekali, Do”, lanjutnya terheran-heran.
    “Ane baru sekali ini melakukannya, Bu”, jawab Edo.
    “Ah masa sih, bohong kamu, Do”, sergah dokter Miranti sambil membalas ciuman Edo di bibirnya.
    “Benar kok, Bu. Sumpah Ane baru kali ini yang pertama kalinya”, Edo bersikeras.
    “Tapi kamu mainnya kok hebat banget? Dari mana kamu tahu gaya-gaya yang tadi kita lakukan”, lanjut sang dokter tak percaya.
    “Ane hanya menonton film, Bu”, jawab pemuda itu.

    Beberapa menit mereka ngobrol diselingi canda dan cumbuan mesra yang membuat birahi sang dokter bangkit untuk mengulangi permainannya. Dirasakannya dinding vagina yang tadinya merasa geli saat mengalami ejakulasi itu mulai terangsang lagi. Edopun merasakan gejala itu dari denyutan vagina sang dokter. Edo melepaskan pelukannya, lalu menempatkan diri tepat di belakang punggung sang dokter, tangannya nenuntun penis besar itu ke arah permukaan lubang kemaluan dokter Miranti yang hanya pasrah membiarkannya mengatur gaya sesuka hati. Pemuda itu kini berada tepat di belakang menempel di punggung sang dokter, lalu perlahan sekali ia memasukkan penis besarnya ke dalam liang sang dokter dari arah belakang pantatnya.

    “Ooohh, pintarnya kamu Edo, oooh ibu suka gaya ini, mm, goyang teruuuss, aahh, nikmat do, ooohh, sampai pangkalnya terusss, ooohh, enaak..tarik lagi Aneng ooohh, masukin lagii ooohh, sampai pangkal nya Edo, ooohh, Aneng nikmat sekali, ooohh, oohh Edo, ooohh, mm, Edo, Aneng”, desah sang dokter begitu merasakannya, atas bawah tubuhnya merasakan kenikmatan itu dengan sangat sempurna. Tangan Edo meremas susunya sementara penis pemuda itu tampak jelas keluar masuk liang vaginanya. Keduanya kembali terlihat bergoyang mesra meraih detik demi detik kenikmatan dari setiap gerakan yang mereka lakukan.

    Demikian juga dengan Edo yang menggoyang dari arah belakang itu, ia terus meremas payudara montok sang dokter sambil memandang wajah cantik yang membuatnya semakin bergairah. Kecantikan Dokter Miranti yang sangat menawan itu benar-benar membuat gairah bercinta Edo semakin membara. Dengan sepenuh hati digoyangnya tubuh bahenol dan putih mulus itu sampai-sampai suara decakan pertemuan antara pangkal pahanya dan pantat besar sang dokter terdengar keras mengiringi desahan mulut mereka yang terus mengoceh tak karuan menikmati hebatnya rasa dari permainan itu.

    Sekitar dua puluh menit berlalu tampak kedua insan itu sudah tak dapat menahan lagi rasa nikmat dari permainan mereka hingga kini keduanya semakin berteriak keras sejadi-jadinya. Tampaknya mereka ingin segera menyelesaikan permainannya secara bersamaan.
    “Huuuh, ooohh, ooohh, aahh, ooohh, nikmat sekali Do, goyang lagi Aneng, ooohh, ibu mau keluar sebentar lagi Aneng, ooohh, goyang yang keras lagi Aneng, ooohh, enaknya penis kamu, ooohh, ibu nggak kuat lagi oooh”, jerit dokter Miranti.
    “Uuuhh, aahh, ooohh, mm, aah, Ane juga mau keluar Bu, ooohh, dokter Miranti Aneang, ooohh, mm, enaakk sekali, ooohh, ooohh, dokter Aneng, ooohh, dokter cantik, ooohh, enaakk, dokter dokter Aneng, ooohh, vagina dokter juga nikmat sekali, oooh”, teriak Edo juga.
    “Ooohh enaknya Aneng, ooohh, pintar kamu sanyang, ooohh, kocok terus, oooh, genjot yang keraass, ooohh”.
    “Ooohh dokter, susunya, ooohh, Ane mau sedot, ooohh”, Edo meraih susu sang dokter lalu menyedotnya dari arah samping.
    “Oooh Edo pintarnya kamu Aneng, ooohh, nikmatnya, ooohh, ibu sebentar lagi keluar Aneng, ooohh, keluarin samaan yah, ooohh”, ajak sang dokter.
    “Ane juga mau keluar Bu, yah kita samaan Bu dokter, ooohh, vagina ibu nikmat sekali, ooohh, mm, enaknya, ooohh”, teriak Edo sambil mempercepat lagi gerakannya.

    Namun beberapa saat kemudian dokter Miranti berteriak panjang mengakhiri permainannya.
    “Aauuuwww, ooohh, Edooo, ibu nggak tahan lagiii, keluaar, aauhh nikmatnya Aneng, ooohh”, jeritnya panjang sambil membiarkan cairan kelaminnya kembali menyembur ke arah penis Edo yang masih menggenjot dalam liang kemaluannya. Edo merasakan gejala itu lalu berusaha sekuat tenaga untuk membuat dirinya keluar juga, beberapa saat ia merasakan vagina sang dokter menjepit kemaluannya keras diiringi semburan cairan mani yang deras ke arah penisnya. Dan beberapa saat kemudian ia akhirnya berteriak panjang meraih klimaks permainan.
    “Ooohh, aahh, oooww,aahh, dokter, Miranti, sayyaang, oooh, enaak sekalii, ooohh Ane juga keluaarr, ooohh”, jeritnya panjang sesaat setelah sang dokter mengakhiri teriakannya.
    “Edo Aneng, ooohh, jangan di dalam Aneng, ooohh, ibu nggak pakai alat kontrasepsi, ooohh, sini keluarin di luar Edo, Aneng berikan pada ibu, oooh, enaknya, cabut Aneng. Semprotkan ke Ibu, ooohh”, pintanya sembari merasakan nikmatnya denyutan penis Edo. Ia baru sadar dirinya tak memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Didorongnya tubuh Edo sambil meraih batang penis yang sedang meraih puncak kenikmatan itu.

    Kemudian pemuda itu mencabut penisnya dengan tergesa-gesa dari liang kemaluan sang dokter dan, “Cropp bresss, crooottt.., crooott.., creeess”, cairan kelamin Edo menyembur ke arah wajah sang dokter. Edo berdiri mengangkang di atas tubuhnya dan menyemburkan air maninya yang sangat deras dan banyak ke arah badan dan muka sang dokter. Sebagian cairan itu bahkan masuk ke mulut sang dokter.
    “Ohh, Aneng,terus ooohh, berikan pada ibu, ooohh, hmm, nyam, enaknya, ooohh, semprotkan pada ibu, ooohh, ibu ingin meminumnya Edo, ooohh, enaakkknya Aneng, oooh, lezat sekali”, jerit wanita itu kegirangan sambil menelan habis cairan mani pemuda itu ke dalam mulutnya, bahkan belum puas dengan itu ia kembali meraih batang penis Edo dan menyedot keras batang kemaluannya dan menelan habis sisa-sisa cairan itu hingga Edo merasakan semua cairannya habis.

    “Ooohh Bu dokter, ooohh dokter, Ane puas sekali bu”, kata Edo sembari merangkul tubuh sang dokter dan kembali berbaring di tempat tidur.
    “Kamu kuat sekali Edo, sanggup membuat ibu keluar sampai dua kali, kamu benar-benar hebat dan pintar mainnya, ibu suka sekali sama kamu. Nggak pernah sebelumnya ibu merasakan kenikmatan seperti ini dengan suami ibu. Dia bahkan tak ada apa-apanya dibanding kamu”, seru sang dokter pada Edo sambil mencium dada pemuda itu.
    “Ane juga benar-benar puas sekali, Bu. Ibu memberikan kenikmatan yang nggak pernah Ane rasakan sebelumnya. Sekarang Ane tahu bagaimana nikmatnya bercinta”, jawab Edo sekenanya sambil membalas ciuman dokter Miranti. Tangannya membelai halus permukaan buah dada sang dokter dan memilin-milin putingnya yang lembut.
    “Tapi apakah ibu tidak merasa berdosa pada suami Ibu, kita sedang berselingkuh dan ibu punya keluarga”, sergah Edo sambil menatap wajah manis dokter Miranti.
    “Apakah aku harus setia sampai mati sementara dia sekarang mungkin sedang asyik menikmati tubuh wanita-wanita lain?”.
    “Benarkah?”.
    “Aku pernah melihatnya sendiri, Do. Waktu itu kami sedang berlibur di Singapura bersama kedua anakku”, lanjut sang dokter memulai ceritanya pada Edo.

    Edo hanya terdiam mendengar cerita dokter Miranti. Ia menceritakan bagaimana suaminya memperkosa seorang pelayan hotel tempat mereka menginap waktu ia dan anak-anaknya sedang berenang di kolam hotel itu. Betapa terkejutnya ia saat menemukan sang pelayan keluar dari kamarnya sambil menangis histeris dan terisak menceritakan semuanya pada manajer hotel itu dan dirinya sendiri.
    “Kamu bisa bayangkan, Do. Betapa malunya ibu, sudah bertahan-tahun kami hidup bersama, dengan dua orang anak, masih saja dia berbuat seperti itu, dasar lelaki kurang ajar, bangsat dia itu”, ceritanya pada Edo dengan muka sedih.
    “Maaf kalau Ane mengungkap sisi buruk kehidupan ibu dan membuat ibu bersedih”.
    “Tak apa, Do. Ini kenyataan kok”.
    Dilihatnya sang dokter meneteskan air mata, “Ane tidak bermaksud menyinggung ibu, oh..”, Edo berusaha menenangkan perasaannya, ia memeluk tubuh sang dokter dan memberinya beberapa belaian mesra. Tak disangkanya dibalik kecantikan wajah dan ketenaran sang dokter ternyata wanita itu memiliki masalah keluarga yang begitu rumit.
    “Tapi Ane yakin dengan tubuh dan wajah ibu yang cantik ini ibu bisa dapatkan semua yang ibu inginkan, apalagi dengan permaian ibu yang begitu nikmat seperti yang baru saja Ane rasakan, bu”, Kata Edo menghibur sang dokter.
    “Ah kamu bisa aja, Do. Ibu kan sudah nggak muda lagi, umur ibu sekarang sudah empat puluh tiga tahun, lho?”.
    “Tapi, Bu terus terang saja Ane lebih senang bercinta dengan wanita dewasa seperti ibu. Ane suka sekali bentuk tubuh ibu yang bongsor ini”, lanjut pemuda itu sambil memberikan ciuman di pipi sang dokter, ia mempererat pelukannya.
    “Kamu mau pacaran sama ibu?”.
    “Kenurut ibu apa yang kita lakukan sekarang ini bukannya selingkuh?”, tanya Edo.
    “Kamu benar suka sama ibu?”.
    “Benar, Bu. Sumpah Ane suka sama Ibu”, Edo mengecup bibir wanita itu.
    “Oh Edo Aneng, ibu juga suka sekali sama kamu. Jangan bosan yah, Aneng?”.
    “Nggak akan, bu. Ibu begitu cantik dan molek, masa sih Ane mau bosan. Ane sama sekali tidak tertarik pada gadis remaja atau yang seumur. Ibu benar-benar sesuai seperti yang Ane idam-idamkan selama ini. Ane selalu ingin bermain cinta dengan ibu-ibu istri pejabat. Tubuh dan goyang Bu dokter sudah membuat Ane benar-benar puas”.
    “Mulai sekarang kamu boleh minta ini kapan saja kamu mau, Do. Ibu akan berikan padamu”, jawab sang dokter sambil meraba kemaluan Edo yang sudah tampak tertidur.
    “Terima kasih, Bu. Ibu juga boleh pakai Ane kapan saja ibu suka”.
    “Ibu Aneng kamu, Do”.
    “Ane juga, Bu. oooh dokter Miranti”, desah pemuda itu kemudian merasakan penisnya teremas tangan sang dokter.
    “Oooh Edo, Aneng..”, balas dokter Miranti menyebut namanya mesra.

    Kembali mereka saling berangkulan mesra, tangan mereka meraih kemaluan masing-masing dan berusaha membangkitkan nafsu untuk kembali bercinta. Edo meraih pantat sang dokter dengan tangan kirinya, mulutnya menyedot bibir merah sang dokter. “Oooh dokter Miranti, Aneng, ooohh”, desah Edo merasakan penisnya yang mulai bangkit lagi merasakan remasan dan belaian lembut tangan sang dokter. Sementara tangan pemuda itu sendiri kini meraba permukaan kemaluan dokter Miranti yang mulai terasa basah lagi.
    “ooohh, uuuhh Edo Aneng, nikmat.Aneng, ooohh Edo, Ibu pingin lagi, Do, ooohh, kita main lagi Aneng, ooohh”, desah manja dan menggairahkan terdengar dari mulut dokter Miranti.
    “Uuuhh, Ane juga kepingin lagi Bu dokter, ooohh, Ibu cantik sekali, oooh, dokter Miranti Aneng, ooohh, remas terus penis Ane Bu, ooohh”.
    “Ibu suka penis kamu Do, bentuknya panjang dan besar sekali. ooouuuhh, baru pertama ini ibu merasakan penis seperti ini”, suara desah dokter miranti memuji kemaluan Edo.

    Begitu mereka tampak tak tahan lagi setelah melakukan pemanasan selama lima belas menit, lalu kembali keduanya terlibat permainan seks yang hebat sampai kira-kira pukul empat dini hari. Tak terasa oleh mereka waktu berlalu begitu cepat hingga membuat tenaga mereka terkuras habis. Dokter Miranti berhasil meraih kepuasan sebanyak empat kali sebelum kemudian Edo mengakhiri permainannya yang selalu lama dan membuat sang dokter kewalahan menghadapinya. Kejantanan pemuda itu memang tiada duanya. Ia mampu bertahan selama itu, tubuh sang dokter yang begitu membuatnya bernafsu itu digoyangnya dengan segala macam gaya yang ia pernah lihat dalam film porno. Semua di praktikkan Edo, dari ˜doggie style™ sampai 69 ia lakukan dengan penuh nafsu. Mereka benar-benar mengumbar nafsu birahi itu dengan bebas. Tak satupun tempat di ruangan itu yang terlewat, dari tempat tidur, kamar mandi, bathtub, meja kerja, toilet sampai meja makan dan sofa di ruangan itu menjadi tempat pelampiasan nafsu seks mereka yang membara.

    Akhirnya setelah melewati ronde demi ronde permainan itu mereka terkulai lemas saling mendekap setelah Edo mengalami ejakulasi bersamaan dengan orgasme dokter Miranti yang sudah empat kali itu. Dengan saling berpelukan mesra dan kemaluan Edo yang masih berada dalam liang vagina sang dokter, mereka tertidur pulas.

    Malam itu benar-benar menjadi malam yang sangat indah bagi keduanya. Edo yang baru pertama kali merasakan kehangatan tubuh wanita itu benar-benar merasa puas. Dokter Miranti telah memberinya sebuah kenikmatan yang selama ini sangat ia dambakan. Bertahun-tahun lamanya ia bermimpi untuk dapat meniduri istri pejabat seperti wanita ini, kini dokter Miranti datang dengan sejuta kenikmatan yang ia berikan. Semalam suntuk penuh ia lampiaskan nafsu birahinya yang telah terpendam sedemikian lama itu di tubuh sang dokter, ia lupa segalanya. Edo tak dapat mengingat sudah berapa kali ia buat sang dokter meronta merasakan klimaks dari hubungan seks itu. Cairan maninya terasa habis ia tumpahkan, sebagian di mulut sang dokter dan sebagian lagi disiramkan di sekujur tubuh wanita itu.

    Begitupun dengan dokter Miranti, baginya malam yang indah itu adalah malam pertama ia merasakan kenikmatan seksual yang sesungguhnya. Ia yang tak pernah sekalipun mengalami orgasme saat bermain dengan suaminya, kini merasakan sesuatu yang sangat hebat dan nikmat. Kemaluan Edo dengan ukuran super besar itu telah memberinya kenikmatan maha dahsyat yang takkan pernah ia lupakan. Belasan kali sudah Edo membuatnya meraih puncak kenikmatan senggama, tubuhnya seperti rontok menghadapi keperkasaan anak muda itu. Umur Edo yang separuh umurnya itu membuat suasana hatinya sangat bergairah. Bagaimana tidak, seorang pemuda tampan dan perkasa yang berumur jauh di bawahnya memberinya kenikmatan seks bagai seorang ksatria gagah perkasa. Ia sungguh-sungguh puas lahir batin sampai-sampai ia rasakan tubuhnya terkapar lemas dan tak mampu bergerak lagi, cairan kelaminnya yang terus mengucur tiada henti saat permainan cinta itu berlangsung membuat vaginanya terasa kering. Namun sekali lagi, ia merasa puas, sepuas-puasnya.

    Sejak saat itu, dokter Miranti menjalin hubungan gelap dengan dengan Edo. Kehidupan mereka kini penuh dengan kebahagiaan cinta yang mereka raih dari kencan-kencan rahasia yang selalu dilakukan kedua orang itu saat suami dokter Miranti tidak di rumah. Di hotel, di apartement Edo atau bahkan di rumah sang dokter mereka lakukan perselingkuhan yang selalu diwarnai oleh hubungan seks yang seru tak pernah mereka lewatkan.

    Terlampiaskan sudah nafsu seks dan dendam pada diri mereka masing-masing. Dokter Miranti tak lagi mempermasalahkan suaminya yang doyan perempuan itu. Ia bahkan tak pernah lagi mau melayani nafsu birahi suaminya dengan serius. Setiap kali lelaki itu memintanya untuk bercinta ia hanya melayaninya setengah hati. Tak ia hiraukan lagi apakah suaminya puas dengan permainan itu, ia hanya memberikan pelayanan sekedarnya sampai lelaki botak dan berperut besar itu mengeluarkan cairan kelaminnya dalam waktu singkat kurang dari tiga menit. Ingin rasanya dokter Miranti meludahi muka suaminya, lelaki tak tahu malu yang hanya mengandalkan uang dan kekuasaan. Yang dengan sewenang-wenang membeli kewanitaan orang dengan uangnya. Lelaki itu tak pernah menyangka bahwa istrinya telah jatuh ke tangan seorang pemuda perkasa yang jauh melebihi dirinya. Ia benar-benar tertipu.

  • Ngentot Ibu Guru Janda

    Ngentot Ibu Guru Janda


    2046 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Ibu Guru JandaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku –  Saat aku kelas 1 SMA yang membenak kepalaku sampai sekarang adalah guru matematika beliau jika mengajarkan soal selalu sabar dan enak jika ngasih bimbingan dengan teman sekelas, namanya ibu Maya umurnya kirakira 30 tahun, ibu Maya orangnya cantik dan seksi sekali tapi kasihan sudah 4 tahun menikah ditinggal suaminya yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

    Yang paling aku senang jika ibu Maya mengajar adalah ia sering lupa kalo bagian atasnya agak terbuka sehingga tali BH yang berwarna hitam itu terlihat diantara celah celah baju seragamnya, jika waktu pelajaranya aku sering meminta duduk dibagian depan bukan karena sok pintar tapi ya itu aku ingin melihat jelas tubuh ibu Maya secara keseluruhan.

    Pagi itu sekitar jam 8 lewat kami sudah dipulangkan karena akan ada rapat guru. Aku agak kesal karena pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat temanku.

    Aku masih tak tahu aku akan mendapat rezeki nomplok. Sekitar jam 9 lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat bu Maya sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya.

    Mari saya antar bu ajaku tanpa berharap dia mau

    Tapi rumah ibu agak jauh kok ia mencoba menolak

    Gak papa kok bu, gak enak sama guru PPKN candaku setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau

    Iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari montor

    Silahkan bu setelah itu aku menjalankan montorku dengan kecepatan sedang. Tangan bu Maya yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apa lagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang. Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumahrumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk disofa empuk bu Maya bicara.

    Ibu ganti baju dulu ya do setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepalaku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip kedalam.

    Didalam sana aku bisa melihat bagaimana bu Maya sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat nafasku memburu karena aku bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak keluar.

    Karena terlalu asik pintu itu pun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karena ketakutan, bahkan penisku langsung mengkerut, melihat aku bu Maya tidak terlalu kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka, setelah itu ia mendekati aku kamu sering ngelihat BH ibukan.

    tanya didekat telingaku iya bu jawabku ketakutan. Agen Bola Terbaik

    kalau gitu ibu kasih kamu hukuman lalu ia menariku dan didudukan ditepi tempat tidur sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

    Aku pun menurut karna merasa bersalah, lalu ia membuka resleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

    Auh Uhh.. Uhhhhh rintihku menahan kenikmatan sementara bu Maya sibuk dengan aktivitasnya ah mhhhh bu stop bu rintihku karena aku merasa seperti mau meledak dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur menjadi satu. Bu Maya lalu berdiri dan tersenyum Gimana.. lebih enak dari pada cuman liat kan? sambil kedua tanganya menjambak rambutku iya bu enak sekali jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur, kami berpelukan dan bu Maya kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tanganya menanggalkan seluruh pakaianku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami samasama tanpa pakaian.

    Bedanya aku telanjang bulat sementara bu Maya masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak kulepas. Bu Maya melepaskan ciuman bibirku lalu mengarahkan kepalaku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BHnya dan mulai meremas remas dadanya, sekalikali aku putir putingnya sehinga ia melenguh panjang.

    Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung puting sambil digigit gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali bu Maya bergoyang sambil meracau dengan katakata yang tidak jelas.

    Setelah itu bu Maya berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu. Setelah itu bu Maya merebahkan diri di ranjang tanganya mendekap kepalaku pahanya dibuka.

    Sehinga memudahkan aku menjilat dan memasukan lidahku kedalam vaginanya dan menggigitgigit bagian daging yang merah jambu, sehingga tubuh bu Maya semakin mengejang hebat ssshhhaaahhh terus do pintanya diikuti desah nafasnya.

    Sekitar lima menit kusapu vaginanya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku masukan ya do udah gak tahan katanya dengan teregah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tak pernah lagi merasakn penis semenjak suaminya meninggal.

    Aku merasakan kenikmatan yang lebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya, slepslepslep kuputarputar didalam sambil mengikuti goyangan pantat bu Maya, sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekalikali memuntir putingnya.

    uhahmmmshhhterus do..mmmhhh desahnya sambil meremas pantatku. Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijat penisku, tak terasa sudah 10 menit kami bergoyang.

    ohhhh.mmmmhhhaaaahhhhh udah gak kuat biarin aja disitu do mmmhhh rintih bu Maya terpejam. Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karena juga merasakan sesuatu yang akan keluar, ssshhhaaaaarrrrrgggghhhhh jeritnya sambil mencengkram punggungku, aaaaahhhhaahhhhhh desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot dua puting susunya kuatkuat secara bergantian. Air maniku mucrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.

    Kami menikmati puncak orgasme sampai betulbetul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring disebelahnya sambil meremas dadanya pelanpelan. Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya

    gimana hukuman dari aku do?

    enak bu hukuman terenak didunia makasih ya bu

    ibu yang berterimakasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya sambil meciumku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehknik dan gayagaya berbedabeda. Tak terhitung beberapa kali aku melakukanya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Cewek Simpanan Papaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Cewek Simpanan Papaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2042 views

    Perawanku – Aku bernama Sandy, ini pertama kali aku mengenal seks, tetapi saat aku berada di tempat kos milik tetangga. waktu itu aku berumur 19 tahun , papa ku adalah seorang pengusaha ternama yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan, salah satunya ada di sebelah rumahku. yang menarik adalah penghuni kostnya salah satunya adalah mbak marisa , dari semua penghuni kost disana dialah yang paling cantik plus baik umurnya kira-kira 22 tahun. sering kali aku diundang masuk ke kamarnya hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa. jujur aku sdh suka padanya. bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku (dari kecil aku memang sdh suka membacanya) yang pasti montok lah, tinggi 170 berat badanya pun aku tafsir sekitar 50 an dan dadanya berukuran 34B (hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya mirip sekali dgn model majalah itu. Dia suka sekali meluk-meluk aku, nggak tau kenapa mungkin karena aku cubby dan polos. jadi semakin aku pasrah di dalam pelukan gemasnya padahal aku juga merasakan betapa kenyal dadanya yang menghimpit erat tubuhku. enak sekali rasanya. pernah sekali aku karena napsunya, aku yang memeluknya dan menghujamkan kepalaku di dada montoknya sembari kugeleng2kan kepala. dia hanya tertawa.

    Obrolan pun berlanjut, mba udah punya pacar . hihihi hihi. belum lev, kenapa kok tanya-tanya . enggak biasanya kan kalo udah gede punya pacar . dia hanya membalas dgn tawa. hari ini memang sangat special, mba marisa hanya menggunakan kaos t-shirt longgar dan panjang tanpa menggunakan celana, dibiarkannya pahanya yang putih mulus membuatku menelan ludah, memang hari ini dia libur ku dan berencana beres-beres kamar, ketika dia meletakan sesuatu di atas lemari. shiutttttt T-shirtnya naik ke atas sehingga aku bisa melihat celana dalamnya yang berwarna putih polos ditambah melihat bongkahan pantatnya yang padat dan montok sekali. sdh nggak tahan aku, aku ingin melihatnya telanjang bulat. aku di kagetkan dgn suara handphone mbak marisa, seperti biasa dia tak pernah mengangkat telepon di depanku, pasti dia keluar kamar. pertama-tama aku memang gak curiga. tetapi gerangan siapa yang mengganggu masa puber ku. Hal ini membuatku sebal dan curiga. akhirnya mbak marisa masuk kamar lagi lev maaf yha mbak mau pergi dulu nieh, lupa tadi mbak ada janji. siapa sih mbak yang telpon, penting yha mbak aku berusaha untuk menahan dia pergi . Hmm. mau tau aja kamu lev, yang jelas dia penting buat mbak. kalo enggak penting, mana bisa mbak tidur di kost mewah kayak gini dia tertawa kecil. aku nggak tau maksudnya apa.

    Pertemuan hari ini cukup sekian, aku diusir secara halus oleh mbak marisa. aku menunggu dia di depan rumah kost. sekedar ingin tau dewi cantikku ini menggunakan baju apa. perlahan dia melangkah keluar kost, dgn senyuman lembut, rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang jeans berwarna biru ketat memperlihatkan pahanya yang berisi, bokongnya yang padat, .dia menggunakan kaus putih, berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung, BH yang dikenakannya adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku dapat dgn jelas mengintip warna Bra-nya talinya berwarna merah jambu. seksi sekali. dadah lev . mba jalan dulu dia meninggalkanku. Semakin aku nafsu saja. aku tau pasti kebiasaan mba marisa, dia orangnya pelupa. jadi dia selalu menyimpan kunci di bawah pot sebelah kamar. aha . segera aku masuk menggunakan kunci tadi. di dalam kamarnya aku hanya bisa tersengal-sengal, jantung rasanya udah gak karu-karuan takut sekali. aku juga bingung, bagaimana aku bila ketauan nanti kalau aku berada di kamar, bakal ditanyain macem-macem nih. tapi itu tak berlangsung lama. karena kudapati celana dalam yang mba marisa tadi pakai. tiba-tiba saja aku langsung menyaut celana dalam tadi. aku endus-endus pas bagian vaginanya. memang agak berbau amis semi-semi pesing.

    Kain di sekitar selangkangan nya agak basah mungkin keringat. wah aku semakin gila dan semakin nggak nahan. segera aku masuk ke dalam lemari kuciummi celana dalamnya sembari aku kocok penisku hingga tanpa sadar aku pun tertidur lemas di sana. kreekkkk . suara pintu terbuka, hal itu juga yang membangunkanku, loh kok nggak kekunci, tadi perasaan marisa udah ngunci deh sayub-sayub suara mba marisa terdengar. aku semakin gelagepan, bingung sekali . tiba-tiba dasar kamu say, cantik-cantik kok pelupa ada suara seorang laki-laki, aku akrab sekali dgn suara ini. yha ini mirip suara papa. perasaan takutku berubah seketika. aku curiga apa yang dilakukan papa ku di kamar mba marisa. Ih iyha kuncinya masih di dalam. om . agh . om slur p slurrrrp aku mendengar suara mba marisa mendesah. agh . owww . om . !!!, marisa sayang slurrrp. slurrp aku semakin penasaran saja. aku berusaha mencari celah untuk mengintip kejadian di luar. aku buka resleting lemari yang terbuat dari kain itu sehingga bisa leluasa mengintip keluar. . alamak aku mengintip mba marisa sedang di cumbu oleh papaku. papaku dgn ganasnya menciumi bibir mba marisa. mba marisa hanya bisa pasrah saja. tangan besar papa meremas-remas payudara mba marisa. marisa kamu wangi sekali . erangan papaku saat dia menghisap-hisap leher mba marisa

    Om. agh . aku mengintip mba marisa tampak menikmati setiap kecupan papa, jujur aku sangat marah bagaimana mungkin, papaku orang yang selalu aku hormati melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu. aku sempat hampir kalap ingin segera kulabrak mereka, tetapi niat itu ku urungkan. karena aku juga ternyata mulai menikmati Live performance ini . dgn kasarnya papa menyingkap kaos t-shirt mbak marisa, sehingga sekarang yang tampak adalah BH mba marisa yang membungkus payudara indahnya, papa mulai melepaskan kemeja nya begitu jari lentik mba marisa melepaskan benik-benikya, sembari terus menyambar dan menghisap bibir papa mba marisa mengelus-ngelus dada penuh bulu milik papa. aku semakin penasaran saja. kejadian erotis apa yang akan terjadi. ciuman itu membuat mereka saling berpagutan hampir 5 menit lebih. tiba-tiba mbak marisa mendorong papaku hingga tersungkur di kasur. Om liat marisa yah. sembari mbak menyalakan cd dgn remot. dia mulai meliuk-liukan tubuhnya. wow. ternyata mba marisa mau menyuguhkan tarian erotis nya aku semakin tak sabar saja. dgn liukan tubuhnya yang sintal, mba marisa mulai membuka celana jeans nya. hingga dia hanya menggunakan BH yang mengait di leher dan celana dalam berwarna hitam transparan. walaupun suasananya agak redup, tetapi aku bisa mengintip dgn jelas betapa seksinyanya mba marisa,

    Dgn gemulainya mba marisa mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dgn tangan nya sendiri. dari sedikit-dikit dia remas payudaranya sendiri dgn lembut tapi pasti, dihimpitkan kedua belah payudaranya, membuat tubuhku juga tubuh papa semakin memompa adrenalinnya, wajahnya yang cantik dan putih agak semu kemerahan mungkin akibat pengaruh alkohol dgn lihainya menunjukan mimik sensual sekali. kadang kadang mba marisa menjilat bibirnya yang sdh terpoles lip-gloss sehingga tampak basah dan ingin segera di hisap. mba marisa kini membelakangi papa. Dan dgn erotis nya dia mulai membuka BH nya dan membungkuk sehingga pantatnya dgn leluasa memperlihatkan vaginanya yang tampak mengembul dan kenyal. montok sekali vaginanya. kembali dia menghadap papa dan memang luar biasa, payudara yang selama ini aku sangat ingin dekap terlihat dgn sintalnya. bentuknya membulat penuh dan kenyal sekali, pentilnya tampak bundar imut dgn warna merah muda. aku juga mengintip jejak-jejak kecupan papa dan remasanya di seluruh tubuh mba marisa sehingga meronakan merah tubuh sintalnya. marisa . Om udah nggak tahan sayang sini. papa menarik tangan mba marisa dgn cepat. mba marisa sempat kaget dan terjatuh. memang dasar papa. dia segera menangkap tubuh mba marisa.

    Dan mengarahkan arah jatuhnya sehingga payudaranya yang kenyal itu menghujam terlebih dulu ke mukanya. di hisap nya pentil mba marisa dgn ganas. tangan kanan papa mulai menuju pantat mba marisa diremas-remas nya pantat kencang tersebut, aku mengintip muka mba marisa yang semakin tampak terangsang. papa lalu melorotkan celana dalam hitam mba marisa sehingga kini mba marisa sdh bugil tanpa sehelai kain pun. Dan papa pun kembali bergerilya mulut dan tangannya tak terus menghisap seluruh jengkal tubuh sintal mba marisa marisa . kamu . enak banget . papa terus meracau sembari terus menikmati setiap jengkal tubuhnya. tangan mba marisa dgn sigap membuka celana papa. aku sempat terkejut dgn barang milik papa. hitam dan besar mengacung-ngacung di perut mba marisa. dgn sayangnya mba marisa memegang dan mengocok batang kejantanan papa. ditariknya pantat mba marisa. dari posisi mba marisa berada di atas papa. kini pantat mba marisa tepat diatas kepala papa. kulihat mba marisa dgn lihainya mengocok-ngocok penis papa dan di masukan kedalam mulut. mba marisa tampak menikmatinya ketika dia gosok-gosakan bibir manisnya di penis hitam papa.

    Papa pun tampak luar biasa girangnya. dihapannya kini ada sebuah vagina yang sangat-sangat indah. aku bisa leluasa mengintip karena memang posisi lemari tepat persis di belakang kasur. vaginanya berwarna merah merekah, bentuknya gemuk dan mengembul keluar papa langsung menghisap-hisap lubang kebahagiaan milik mba marisa, sembari dia geleng-gelengkan kepala. mereka bener-bener sangat terangsang sehingga suasana semakin hot saja. kini mba marisa sdh di bawah. papa lalu membalikkan badan dan lagi-lagi mulai menghisap bibir mba marisa, tangan papa yang tadinya bergerilya kemana-mana akhirnya menghentikan pencariaanya di vagina mba marisa, di benggangnya paha mba marisa lebar-lebarnya. sehingga vagina mba marisa semakin terlihat merekah merah. papa lalu menunggangi mba marisa. tampak tangan mba marisa memegang penis gagah papa dan menggerakaanya menuju masuk liang surga. aku melihat memang beberapa kali penis papa tergelincir keluar tapi lagi-lagi tangan mba marisa membenarkan posisinya. blesss akhirnya masuk juga penis papa, dan gilanya, aku bisa melihat bagaimana vagina montok mba marisa mencengkeram erat penis papa.

    Penis itu masuk dgn gagahnya. papa mulai mendesah man da . man . enak banget memek kamu man . peret . , sembari dgn pelan-pelan pantat papa memompa pantat mba marisa sehingga penisnya bisa masuk dan keluar dgn nikmat. om . ampun . om . burung om kok . perkasa gini . agh . marisa . gak tahan entah kenapa ketika mba marisa mendesah mba marisa tampak semakin erat memeluk tubuh papa dan tubuhnya bergetar-getar seperti kita saat menahan pipis. pompaan papa pun semakin di percepat dan diperganas. aku melihat penis papa di penuhi buih-buih putih yang mungkin keluar dari vagina montok mba marisa. vagina mba marisa pun memerah dan semakin membuatnya indah. kini papa melepaskan pelukannya dari mba marisa. dan dgn masih menancapnya penis di vagina mba marisa. dianggkatnya tubuh sintal itu dan dihimpitkan di tubuh tersebut di tembok. papa semakin perkasa saja mengoyang-goyang pantatnya maju mundur- sedangkan mba marisa hanya mendesah dan kadang-kadang menatap sayu papa. marisa . om mau keluar neh . aku mau keluarin di dalem aja yah , sebelum mba marisa menjawap, papa semakin memasukan penisnya ke vagina mba marisa dgn frekwensi yang sangat cepat,

    Suara gesekan antara keduanya yang tadi terdengar berirama kini mulai tak karuan. ja ja . ja . ngan om . nanti marisa . suara desahan mba marisa belum berakhir tapi papa sdh menghentikan pompaannya di titik terdalam penisnya mampu menjangkau vagina mba marisa, terlambat sayang hehe. om puas banget neh dilepaskan pelukan papa dan mba marisa lalu langsung terhuyung lemas di kasur. segera papa membereskan dirinya, diambil tisu basah yang dia sdh persiapkan dan dibersihkan penisnya lalu papa kembali mengenakan pakaian, sedangkan mba marisa hanya bisa pasrah di sudut kasur, dia menatap kosong. napasnya pun tersengal-sengal, aku mengintip vagina mba marisa mengeluarkan cairan putih, mungkin itu sperma papa yang dgn sadisnya disemprotkan kesana. marisa sayang makasih yah jangan kuatir kayak gini cukuplah buat lo tinggal semester depan mba marisa hanya menatap kosong. masih dgn telanjang dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. papa pun sdh selesai berpakaian dan kini dia berpamitan dgn mba marisa.

  • Cerita Sex Bergambar Istri Yang Selingkuh

    Cerita Sex Bergambar Istri Yang Selingkuh


    2040 views

    Perawanku Cerita Sex Bergambar Istri  Gara-gara terjebak nafsu untuk berselingkuh, malah membuatku ketagihan. Dulu aku puas ngeseks hanya dengan satu pria. Sekarang, aku lebih puas dengan ngeseks ramai-ramai. Bukan lagi dengan satu pria tentunya, melainkan lima pria sekaligus, aku baru puas.

    Aku seorang wanita berumur 30 tahun, ibu dari dua orang anak. Tentunya statusku nikah dengan seorang suami. Kami telah terikat perkimpoian selama tujuh tahun. Aku nikah setelah berhasil meraih gelar kesarjanaanku di kota Bandung. Cerita Sex Bergambar Istri 

    Suamiku normal-normal saja, demikian juga dengan hubungan seksku. Aku melakukannya sekitar 2 atau 3 kali seminggu dengan suamiku. Namun semuanya berubah ketika aku mengalami suatu hal yang tidak kuduga sebelumnya pada tiga bulan yang lalu. Ternyata kemampuan seksku lebih dari yang kuduga sebelumnya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Aku biasa dipanggil Ratih. Tinggi badanku sekitar 156 cm dengan berat 49 kg. Ukuran BH-ku 34C, pinggulku yang agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dengan pinggangku yang hanya 58 cm itu. Walaupun dari rahimku telah terlahir dua orang anakku, bodyku sih oke-oke saja. Hampir tidak ada perubahan yang mencolok.

    Kembali pada kejadian yang gila. Mula-mula aku bertemu temanku, Maria saat aku sedang berbelanja di sebuah mall. Ia adalah sobatku sewaktu di SMA dulu. Saat itu ia bersama dua orang teman laki-lakinya, yang langsung dikenalkannya kepadaku. Mereka bernama Fredy dan Andi. Mereka ternyata adalah teman-teman yang enak diajak bicara. Akhirnya kami pun menjadi akrab. Siang itu kami melanjutkan obrolan sambil makan di sebuah restoran.

    Setelah pertemuan itu, ternyata Fredy sering menelepon ke rumahku walaupun ia sudah tahu bahwa aku ini seorang istri dengan dua orang anak. Dalam pembicaraan telepon, ia memang sering mengeluarkan rayuan gombalnya kepadaku tapi tetap ia menjadi teman bicara yang enak.

    Ia berusaha mengajakku makan siang dengan gigihnya. Hal itu yang membuatku menyerah juga. Akhirnya aku menyetujuinya juga. Syaratnya, makan siangnya harus ramai-ramai.

    Aku, Maria, Fredy, dan Andi bertemu di tempat yang sudah kami sepakati bersama. Bersama kedua teman cowok kami, ikut serta pula tiga orang teman mereka yang lain: Eko, Halim, dan Adi. Mereka semua rata-rata berusia delapan tahun lebih tua daripada aku dan Maria.

    Cerita Sex Bergambar Istri Yang Selingkuh

    Cerita Sex Bergambar Istri Yang Selingkuh

    Kami makan siang bersama di sebuah restoran yang ada fasilitas karaokenya. Kami makan dengan ramainya sambil berkaraoke. Memang aku pun senang berkaraoke.

    “Ayo, Rat… nyanyi lagi…,” mereka menyemangatiku kala aku melantunkan lagu. Ternyata kelima cowok keren itu merupakan teman yang enak untuk gaul. Wawasan mereka luas dan menyenangkan. Akhirnya kami cepat menjadi akrab. Ternyata, baru kusadari nanti bahwa inilah kekeliruanku….

    Seminggu kemudian aku diundang lagi, kali ini oleh Andi, untuk makan siang dan berkaraoke lagi. Tanpa pikir panjang dan tanya-tanya lagi, aku pun langsung menyetujuinya. Aku bolos masuk kantor setelah makan siang, lalu pergi ke tempat karaoke bersama mereka.

    Nah, di saat itulah terjadi sesuatu yang tidak kuduga. Ternyata aku dibawa ke tempat karaoke yang khusus untuk berkaraoke saja. Bukannya sebuah restoran. Tempatnya berupa sebuah kamar tertutup dengan kursi panjang. Kali ini Maria pun tidak ikut. Jadi hanya aku dengan kelima cowok itu.

    Karena sudah telanjur masuk ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri. Walaupun aku agak deg-degan juga pada awalnya. Kenyataannya, akhirnya suasana menjadi seru ketika secara bergantian kami berkaraoke.

    Aku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku jadi hangat. Akhirnya mereka meminta berdansa denganku saat salah satu di antara mereka bernyanyi. Saat melantai itulah, lama-kelamaan mereka berani merapatkan dadanya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek payudaraku.

    Anehnya, aku malah diam dan mencoba menikmati apa yang mereka perbuat kepadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.

    “Ratih, badanmu hot sekali,” ujar Fredy berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku, membuatku merinding nikmat… Tangannya lalu tanpa malu-malu lagi meremas payudaraku. Aku pun terangsang hebat….

    “Aahhh… jangaaannnn…,” kataku ketika Fredy dengan beraninya membuka kancing blusku dan menyusupkan tangannya ke dalamnya… Tangannya meremas dan memilin puting payudaraku dengan semakin hotnya… Aku sebenarnya masih menyimpan sedikit rasa malu karena semua aksi kami ditonton oleh yang lainnya dengan tatapan penuh nafsu….

    Anehnya, seperti dibius, tubuhku tidak berontak. Tanganku sama sekali tidak berusaha melepaskan tangan Fredy yang terus menggerayangi payudaraku yang kini terbuka lebar…

    “Mmmhhh…,” rintihku penuh kenikmatan. Hanya itu yang ternyata sanggup keluar dari bibirku…

    Fredy akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa.

    Aku benar-benar lupa diri ketika jari-jemari Fredy bergerilya di dalam celana dalamku. Ia terus menggelitik bibir lubang vaginaku yang sudah basah dan rasanya menebal itu.

    Spontan yang lainnya pun ikut-ikutan. Dengan liar akhirnya kelima cowok itu mengerubuti tubuhku.

    Akhirnya, tahu-tahu tubuhku sudah bugil tanpa sehelai benang pun dan digeluti bersama oleh mereka. Fredy lah yang lebih dahulu menusukkan senjatanya ke dalam lubang kemaluanku. Lalu Adi memasukkan senjatanya ke dalam mulutku. Andi mengisap puting kiri payudaraku sambil membimbing tangan kiriku untuk mengelus-elus senjatanya. Sementara itu Eko mengisap puting yang sebelahnya sambil melakukan hal yang sama pula terhadap tangan kananku. Terakhir, Halim menggosok-gosokkan senjatanya ke wajahku.

    “Aacchhh….,” aku mendapat orgasme pertama ketika Fredy sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku. Spontan, kedua tanganku meremas penis Andi dan Eko yang ada dalam genggamanku dengan keras…. Aku sendiri tak bisa mengeluarkan lenguhan kenikmatanku secara lepas karena penis Adi yang hangat itu dengan serunya terus bermain di mulutku.

    Adi yang tahu aku baru saja orgasme hanya menyeringai kepadaku. Tampaknya ia pun semakin semangat memompa mulutku….

    “Ratiih…,” desah Fredy menggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam lubangku. Hangat dan terasa kental memenuhi lubang kemaluanku. Dipegangnya pantatku erat-erat supaya semua spermanya masuk ke dalam tubuhku…. Adi tambah semangat mengocok senjatanya di dalam mulutku.

    Setelah Fredy selesai, posisinya langsung diganti Halim yang sejak tadi hanya mengosok-gosokkan senjatanya yang panjang dan besar di wajahku.

    Langsung ditancapkannya ke dalam lubangku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan cairan milik Fredy. Halim begitu semangatnya menyetubuhiku.

    “Mmmmphh, aghhh….,” tubuhku bergetar menggeliat.

    Bayangkan… payudaraku dihisap putingnya oleh Eko dan Andi seperti dua bayi besar. Sementara lubang kemaluanku mulai dihunjam oleh senjata Halim dengan ganasnya. Di mulutku, Adi akhirnya menyemprotkan cairannya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat.

    “Aaaacchhh….,” air mani Adi yang terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk ke dalam tenggorokanku.

    Bersamaan dengan itu, Halim juga menyemprotkan maninya di lubang vaginaku. Multiorgasme…. Aku sudah mendapakannya tiga atau empat kali dan masih ada Eko dan Andi yang belum kebagian menyemprotkan cairannya.

    Tubuh Adi dan Halim berkelojotan dan akhirnya terhempas.

    Andi menggantikan posisi Adi. Penisnya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku.

    Eko menepis Halim dari atas tubuhku. Untuk yang ketiga kalinya, lubang vaginaku dimasuki oleh orang yang berbeda…. Ternyata senjata milik Eko lah yang paling panjang dan besar. Aku khawatir kalau penis Eko agak susah untuk masuk ke dalam vaginaku. Syukurlah, ternyata tak sesulit yang kubayangkan karena lubang vaginaku telah penuh dengan cairan dari dua orang yang terdahulu.

    Benar saja, terasa sangat mantap dan nikmat ketika senjata Eko menggesek lubangku yang sudah terasa panas dan semakin tebal rasanya. Napasku sampai terengah-engah dibuatnya…

    “Rat…. iseeepp yang kuaaattt….,” ternyata Andi tidak kuat dengan isapan mulutku. Ia akan segera mencapai klimaks. Aku pun segera mematuhi perintahnya dengan mengisapnya lebih kuat lagi….

    Penis Andi pun memuncratkan cairan maninya di dalam mulutku. Terasa air mani Andi lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental, dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku. Aku sampai agak gelagapan karena mulutku jadi penuh dan hampir tersedak…. Namun aku berusaha untuk tenang… Pelan-pelan kutelan sperma Andi yang membludak. Sementara bibirku tetap mencengkram penis Andi supaya tak lepas…. Setelah penis Andi kering benar dan mulai mengkerut, barulah aku melepaskannya…. Ia pun lalu tergeletak di atas kepalaku.

    Sekarang tinggal aku dan Eko…. Eko pun lalu mengubah posisinya menjadi ‘missionary position’. Sambil penisnya terus mengocok kemaluanku, tubuhnya pun menindih tubuhku. Wajah kami pun berhadap-hadapan dekat sekali… Sambil terus beraktivitas, Eko tersenyum padaku.

    “Rat, kamu hebat sekali…,” katanya.

    Aku pun tersenyum malu.

    “Oh, Eko…,” bisikku. Lalu seperti sepasang kekasih, kami pun saling berciuman bibir.

    Tak lama kemudian, Eko juga menggeliat menyemburkan cairannnya ke dalam lubang kemaluanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya cairan Eko. Eko semakin mendorong pangkal pahanya ke pangkal pahaku supaya cairannya masuk semua ke tubuhku… Rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko menggelepar dan terbaring tepat di samping tubuhku. Kami pun lalu berbaring telentang sambil berpelukan dan menikmati hasil persetubuhan kami….

    Selesailah pertempuran besar antara aku dan kelima cowok siang itu di ruang karaoke. Walaupun ber-AC, namun udara saat itu tetap terasa panas. Badan kami bercucuran keringat. Apalagi aku, karena selain basah oleh keringatku sendiri, juga bercampur dengan keringat kelima cowok yang barusan menyetubuhiku…. belum lagi dengan tumpahan air mani mereka yang berceceran di seluruh bagian tubuhku….

    Setelah itu, semuanya terdiam. Tak ada satu pun di antara kami yang saling bercakap. Beberapa cowok tertidur karena kelelahan. Akhirnya, beberapa puluh menit kemudian, kami pun berbenah-benah.

    Celakanya, di kamar itu tidak ada kamar mandi. Akhirnya, aku hanya mengelap cairan kelima lelaki yang memenuhi lubang vaginaku dan menetes ke pahaku dengan bra dan celana dalamku saja. Lalu aku memakai bra dan celana dalamku yang agak basah dan lengket itu. Disusul dengan blouse, rok serta blazer yang tadinya bertebaran di lantai. Yang membuatku senang, Eko ikut membantuku berpakaian. Paling tidak, aku merasa dihargai dan tidak sekedar menjadi pemuas nafsu mereka…. Mereka pun segera memakai kembali baju dan celananya.

    Jam lima sore, kami keluar dari karaoke itu. Berarti empat jam sudah kami berada di dalamnya karena kami masuk pada pukul satu siang. Sedangkan aku sendiri digilir oleh mereka lebih kurang selama satu setengah jam non-stop. Waah, aku kagum juga dengan daya tahanku…. walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu. Begitu juga selangkanganku dan mulutku….

    Waktu melewati kasir rasanya aku malu juga. Walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tapi wajahku tetap merasa memerah. Make up ku telah berantakan dan rasanya minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani….

    Mungkin kasir wanita itu bisa mengendus baunya… atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang baru saja kualami. Sementara itu, di paha dan kakiku terasa mani mereka merembes mengalir keluar dari lubang vaginaku.

    Untung sesampainya di rumah, suamiku belum pulang… Cepat-cepat aku ke kamar mandi membersihkan tubuh dan pakaianku.

    Ternyata, malamnya suamiku menagih jatahnya juga… Untung aku sudah membersihkan badanku dan menyemprotkan minyak wangi untuk menghilangkan aroma sperma kelima cowok itu…

    Walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga….

    “Rat, punyamu kok rasanya lain banget… tebel…,” bisik suamiku di telingaku…

    “Terima kasih, ya… Enak…,” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan cairannya beberapa menit kemudian. Lalu ia tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu sudah jadi orang keenam hari itu yang memuncratkan cairannya untukku.
    Anda Telah Istri Yang Selingkuh masih tahan dengan Cerita Sek dewasa bergambar dan Foto Memek Bugil dari TerMulus.com jangan lupa bila suka dengan Istri Yang Selingkuh jangan lupa untuk menyimpan halaman ini dengan menekan ctrl + D. Terima Kasih Telah datang Istri Yang Selingkuh.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pengalaman Sex Indah Menikmati Persetubuhan

    Pengalaman Sex Indah Menikmati Persetubuhan


    2039 views

    Foto Sex ini berjudul ” Pengalaman Sex Indah Menikmati Persetubuhan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nama saya Indah. Orang biasa memanggil “Iin” atau “Indah”. Aku sekarang baru lulus dari sebuah Universitas di Jakarta. Dan aku tertarik sekali ingin memberitahukan pengalaman hidup yang satu ini kepada . Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badan saya 171 cm, berat 53 kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym, jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum, Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan saya ceritakan ini terjadi!

    Saya tadinya seorang wanita yang normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita lainnya, senang sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa saya adalah seorang biseksual!

    Siang itu aku seperti biasa, jalan dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar, ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30 sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).

    Terus, siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang! Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku! Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah sih aku menyewa 6 film!

    Sorenya ketika aku mau menonton film pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Mira (dia hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak semester satu.

    “Halo.., ini Indah ya..? Ini aku, Mira..!” katanya.
    “Halo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Mir..!” jawabku.
    “Gini, Ndah.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku, padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
    “Duh, Mir.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng. “Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
    “Ya tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem, katanya sih gitu..!” Mira memang nadanya waktu itu lagi kesal dan bingung.
    “Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Ndah.. masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas. HokiJudi99

    Rumahnya si Mira sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.
    “Oke deh, Mir.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Mir..!” tukasku ringan.

    Aku menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Mira datang, waktu itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini, tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit, penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit sampai sepaha).

    Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong! Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Mira awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka (secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik masing-masing.

    Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam 19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya, artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.

    Awalnya kami sih kaget dan agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Mira, lalu kutatap dalam-dalam tubuhnya.

    Ternyata dia yang selama ini kuanganggap biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!) membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Mira tidak merespon, dia hanya balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan pandangan yang terus terang sangat menggodaku.

    Nafsu seksualku semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya mengelus-elus tangan Mira dan sesekai rambutnya yang cantik itu. Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak dia agak terkejut, sungguh! Wajah Mira membuatku sangat naksir padanya, baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.

    Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Mira mengucapkan kata-kata indah kepadaku.
    “Ya ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Ndah! Bodymu juga sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat menggebu.
    Mulailah kututup mulut Mira dengan jemariku, tanganku yang satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan, kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Mira akhirnya juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.

    Serentak kami pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan, “Aku.. aku sungguh suka sama kamu Mira, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”
    Dan tampaknya serentak itu pula Mira mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak pernah!).

    Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami berciuman, Mira perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Mira hanya mengenakan Bra dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah terkena hujan.

    Dia mencium leherku terus dan menjilati telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu sesukaku, sungguh kulit yang sangat indah dari yang penah kurasakan.
    Lalu kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar kegelian dan berkata, “Ohh, Indaahh.. uhmm, terus sayang.. oohh..!” desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.
    Suara Mira benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.

    Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.
    “Ohh, kamu betul-betul bidadari, Mira sayangku..!” tukasku.
    Tak hanya itu, Mira pun membalas dengan membuka restleting daster di punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan menghisap-hisap leher belakangku.

    Dia melepas bra-ku, terus dia ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan pantatku, kurasakan sangat nikmat.
    “Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Miraa..!”
    Sungguh kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Mira lantas membalikkan tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.

    Mira sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras akibat tindihan tubuh Mira yang yang sungguh sensual. Tangan Mira satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.
    “Miraa, oh Mira sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”

    Hampir satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami berputar posisi, sepertinya Mira lebih sering nonton film BF dan membaca buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang memberi kenikmatan.
    “Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
    Aku sungguh tergoda ketika selangkangan Mira di hadapanku, kucium-cium dan kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku semakin terangsang.

    Mira melakukan sesuatu yang membuatku sangat merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan datang ketika Mira menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.
    “Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan.
    Walaupun vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Mira tetap menjilati dan melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!

    Aku memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar vaginaku, jadi hal itu memudahkan Mira menjalankan aksinya. Begitu juga Mira, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Mira sampai-sampai berkata, “Uuhmmf.. sayang.. oh.. Indaah aahh..!”
    Mira dan aku sungguh sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Mira.

    Tubuh kami berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami sedikit lelah, Mira berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya, lagi kami berciuman. Aku dan Mira bersetubuh (kendati sesama wanita) dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.

    Mulai jam 10 malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati kedua Nipples-nya..
    “Ooh payudaramu benar-benar indah, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.
    Kalau aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Mira tak berhenti mencumbu kening, pipi, serta bibirku.

    Ketika terjaga saat jam 4 pagi, kulihat Mira tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku menghadapnya, kucumbui lagi Mira.., sungguh dia terlihat sangat anggun dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!
    “Oh Miraa, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.

    Pagi harinya Mira terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7, tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Mira sedang bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.

    Aku berkata, “Mira sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Mir, sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil memandangi matanya.
    “Ah sudahlah, Indah sayanng.. aku ngga menyesal kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta, sama kamu lagi!
    “Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Mira berkata itu, tapi aku sungguh senang.

    Kini kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Mira! kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Mira yang sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering berkata, “Sayang, sayang, dan sebagainya!”
    Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.

    Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Indah

     

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tumbal Pengasihan Genderuwo

    Tumbal Pengasihan Genderuwo


    2036 views

    Catatan: (a) Sebagian tokoh dalam cerita seks birahi ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll.) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita seks birahi ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata. (b) Semua tokoh dalam cerita seks birahi ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan.

    Cerita Sex Birahi: Tumbal Pengasihan Genderuwo

    Perawan – Malam yang sangat gelap mencekam mengiringi kedatangan sebuah mobil Toyota Kijang memasuki suatu desa yang cukup terpencil. Desa itu bernama desa Cimani Gunderowo, yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Sperma Gunderewo. Suatu nama yang tak lazim untuk suatu desa. Desa itu terletak di suatu pedalaman hutan kota Banten. Kurang lebih 150 KM ke arah barat dari pusat kota. Sangat jauh dari hiruk pikuknya kendaraan, dan sangat jarang terjamah oleh orang luar.

    Terbukti dari akses jalan yang masih sangat minim untuk menuju ke sana. Sandra, Gisti, dan Gilang. Mereka adalah reporter dari salah satu stasiun televisi lokal. Mereka diberi tugas untuk meliput desa tersebut. Karena ada beberapa laporan masyarakat yang masuk pada pihak redaksi tentang desa tersebut.

    Cerita Sex Birahi | Setelah sekian lama berkendara, mereka pun menepikan mobil mereka ketika telah menemukan tempat yang mereka cari. Mereka akhirnya tiba di desa Cimani Gunderewo. Desa itu terlihat sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon besar tumbuh mengelilingi desa tersebut. Lolongan anjing sayup-sayup terdengar di dalam kelebatan hutan, memecah keheningan malam. Sungguh, semakin membuat ngeri tempat itu.

    “Lang, anter dong. Gue kebelet pipis nih.” ucap Sandra kepada Gilang.

    “Yaelah, elu. Yaudah deh, yuk gue anter.” balas Gilang.

    “Terus gue gimana guys?” ucap Gisti.

    “Elu diem aja disini Ti. Lu jagain mobil. Siapa tau ada warga yang lewat, lu kan bisa minta ijin sekalian tempat tinggal sama mereka.” ucap Gilang.

    “Tapi gue takut sendirian disini.”

    “Udah tunggu aja Ti. Bentar doang kok.”

    “Ayoo cepetan Lang, gue udah kebelet.” lanjut Sandra seraya menarik tangan Gilang memasuki hutan.

    Mereka pun mulai menghilang di balik pepohonan, meninggalkan Gisti sendirian di dalam mobil. Di suatu desa yang sangat menyeramkan. Gisti, gadis kelahiran Bandung 21 tahun yang lalu. Dia memiliki paras yang cantik khas mojang kota kembang, dengan kulit yang berwarna putih bersih. Gadis ini memiliki tinggi 159 cm dan berat 42 kg. Payudaranya berukuran 36 B, juga pinggul yang semok membuat dia sangat menarik setiap kaum Adam yang memandangnya. Gisti memiliki seorang tunangan yang sudah ia pacari semenjak ia duduk di kelas 2 SMA. Umur mereka terpaut 5 tahun. Namun Gisti sangat mencintai tunangannya saat ini, karena dia tak pernah mau merenggut keperawanan Gisti semenjak mereka pacaran dulu. Paling banter mereka hanya melakukan piting dan Blow Job saja. Pria itu sangat menghormati Gisti sebagai perempuan, dengan tetap menjaga keperawanan gadis ini.

    20 menit sudah Gisti duduk termenung di dalam mobil sendirian. Dia sudah mengerti lagi dengan kelakuan kedua temannya tadi. Mereka pasti tengah bersetubuh di dalam hutan itu. Karena bosan, Gisti pun mencoba untuk berbaring di sana. Namun belum lama dia berbaring, terdengar suara ketukan di kaca samping mobilnya. Dan Gisti pun segera menoleh ke asal suara. Dia mendapati sesosok pria paruh baya tengah berdiri di luar mobilnya. Ki Samad, panggil saja begitu. Lelaki ini berusia sekitar 86 tahun. Seluruh wajahnya penuh dengan kerutan.

    Dia memiliki tinggi sekitar 152 cm dan berat 60 kg. Namun dia masih bisa berdiri tegap dalam usianya yang hampir satu abad itu. Akhirnya Gisti pun menghampiri kakek itu. Dia mengemukakan maksud kedatangan nya dan kedua teman-temannya pada ki Samad.

    Gisti pun meminta sebuah tempat tinggal sementara untuk mereka tinggali selama beberapa hari di desa tersebut. Ki Samad pun mengangguk mengerti, dan mengajak Gisti ke suatu rumah milik warga tak jauh dari mobil mereka. Gisti mengunci pintu mobilnya, kemudian mengikuti ki Samad memasuki sebuah rumah. Meskipun hanya sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu, rumah itu cukup nyaman dan layak untuk ditinggali. Akhirnya Gisti pun berterima kasih kepara ki Samad. Sebuah senyum terlukis indah di bibir tipisnya.

    “Eh maaf Ki, teman-teman saya sudah lebih dari 1 jam memasuki hutan disana. Kalo aki ketemu sama mereka, tolong beri tahu mereka kalo saya ada disini ya ki. Mereka memakai baju yang sama seperti yang saya pakai ini ki. Mohon maaf sebelumnya kalo merepotkan.” ucap Gisti pada ki Samad.

    Ki Samad hanya mengangguk mengerti, seraya menyuguhkan makanan pada Gisti. Lelaki ini tahu kalau Gisti sedang lapar. Dan mereka pun makan bersama malam itu. Meski hanya sekedar makanan yang sederhana, namun cukup membuat Gisti merasa kenyang. Setelah makan, Gisti pun mulai mengambil hand phone nya dan menyeting recorder. Dia ingin mengorek informasi desa ini pada ki Samad. Gisti pun melayangkan beberapa pertanyaan pada kakek itu.

    “Eh ki, maaf sebelumnya. Saya dari stasiun tv XXX dateng kesini untuk mencari informasi dari desa ini. Kalo boleh tau, kenapa desa ini dikasih nama Cimani Gunderewo yaa ki?” tanya gadis itu.

    “Oh itu, jadi ceritanya gini neng. Dulu, banyak orang yang dateng kesini untuk pengasihan. Pengasihan Gunderewo tepatnya. Jadi, setiap orang yang mau kaya dateng ke sini sambil bawa perawan sebagai tumbal.” ucap ki Samad bercerita.

    “Nah, terus perawan itu dibawa ke gua di hutan sebelah sana. Gua itu dipercaya tempat tinggal nya Gunderewo neng.” lanjutnya.

    “Oh gitu ki. Terus para perawan itu di apain lagi ki? Apakah gunderewo itu menampakan diri sama warga disini? Terus, para perawan yang dijadikan tumbal, apakah mereka terlihat kembali?” Tanya Gisti memberondong.

    “Yaa, para perawan itu di letakan di suatu ruangan di dalam gua itu. Terus tumbal itu di ikat kedua kaki dan tangannya membentuk huruf X dalam keadaan telanjang, diatas batu persembahan.” jawab ki Samad Serius.

    “Gunderewo itu gak pernah menampakan diri sama sembarangan orang neng. Dia hanya menampakan diri ke kuncen ataupun gadis tumbalnya saja. Mereka yang dijadikan tumbal pengasihan Gunderewo tak pernah terlihat keluar lagi dari gua itu neng, warga sini percaya kalo gadis yang ditumbalkan itu dijadikan gundik sama Gunderewo disana.” lanjutnya seraya menatap nanar ke Gisti.

    “Oh, iyaa ki. Aki sendiri pernah melihat sosok Gunderewo itu gak?” Tanya Gisti lagi.

    Ki Samad hanya mengangguk, sambil pandangan matanya tak pernah lepas dari tubuh seksi Gisti. Membuat Gisti merasa risih dibuatnya.

    “Kalo saya boleh tau, gimana rupa dari Gunderewo itu ki?”

    “Kenapa neng nanyain hal itu?” jawab ki Samad galak.

    “Maaf ki. Ini info yang sangat penting dalam liputan saya. Hal ini akan jadi berita yang sangat penting buat masyarakat luas. Jadi saya mohon maaf kalo aki merasa terganggu dengan pertanyaan saya barusan.” jawab Gisti tertunduk.

    “Kalo neng bener-bener ingin tahu rupa dari Gunderewo itu, neng harus masuk ke gua itu. Soalnya saya tau kalo neng ini masih perawan kan. Gunderewo itu pasti dengan senang hati menampakan wujudnya sama neng.” ucap ki Samad seraya tersenyum pada Gisti, menampakan susunan giginya yang telah menghitam.

    Gisti nampak terkaget dibuatnya, dia bergidik ketakutaan. Namun tak lama kemudian, Gisti merasa pusing dikepalanya. Seluruh pandangan nya mulai mengabur, dan dia pun jatuh pingsan. Ki Samad tersenyum melihat itu. Semua rencananya berhasil.

    ########################

    Kedua tubuh sedang bergumul di dalam rimbunnya semak-semak. Mereka sedang saling tindih dalam keadaan yang telanjang. Yaa, kedua sosok itu merupakan Sandra dan Gilang. Gilang sedang memacu tubuh montok Sandra dalam keadaan missionaris. Kedua kaki Sandra berada di bahu Gilang, membuat vaginanya terangkat menghadap Gilang. Hal ini membuat penis besarnya keluar masuk dengan lancar divagina Sandra.

    “Aagghh, terus lang. Aggghh, kontol lu enak banget. Agghh,, ogghhh,, yaa terus.. Aggghh..” desah Sandra menikmati genjotan Gilang.

    “Aggghhh, iyaa dra. Memek lu juga enak banget.. Agghhh… Kontol gue berasa di pijet di dalam memek lu.. Agghhh…” jawab Gilang sambil mempercepat genjotannya.

    Sandra hanya mendesah dan mengerang dibuatnya. Kedua matanya terpejam, menikmati gesekan antara kelamin mereka. Sandra seakan terbang ke langit ke tujuh dibuatnya.

    “Aaggghhh,, dra, gue mau keluar.. Aaggghhh… Ooggghh..” ucap Gilang sambil mulai menciumi payudara Sandra.

    Sandra kelojotan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian, dia merasakan cairan hangat yang muncrat di dalam vaginanya. Ternyata Gilang telah mendapat orgasmenya yang kedua malam itu.

    Tubuh Gilang pun ambruk menimpa tubuh Sandra. Sandra masih terpejam menikmati denyutan penis Gilang di dalam vaginanya. Dia memeluk tubuh Gilang dengan erat. Namun dia pun menjerit ketika membuka matanya. Dia melihat ada beberapa sosok yang mengelilingi mereka berdua, Sandra hitung ada sekitar tujuh orang.

    Sandra pun segera membangunkan Gilang, namun tak ada respon darinya. Dia pun menggulingkan tubuh Gilang ke samping, dan memcoba memungut pakaiannya untuk menutupi ketelanjangannya. Sandra menjerit kembali ketika dia melihat kedua tangannya yang berlumuran darah segar. Dia sapukan pandangannya ke arah Gilang, dan menemukan luka sayatan di tubuh Gilang. Ternyata Gilang telah mati di tangan para penduduk setempat.

    “Aaaarrrggghhhh! Siapa kalian?” jerit Sandra.

    “Biadab kalian! Kalian telah membunuh Gilang. Dasar manusia biadab kalian!” Lanjutnya memaki para penduduk tersebut.

    Namun ke tujuh sosok yang mengelilingi Sandra tak mengeluarkan sekecap katapun. Mereka hanya menatap Sandra dengan tatapan lapar. Sebuah senyuman kemenangan mengembang di wajah mereka semua, lalu secara bersamaan mereka menyerang tubuh telanjang Sandra.

    “Tidak! Mau apa kalian semua biadab? Tolong! Tolong! Aarrgghh, lepas kan! Tolong! Tolong!” jerit Sandra ketakutan.

    Namun jeritannya tak berpengaruh apapun pada mereka semua. Dengan sangat bernafsu, mereka mulai menggerayangi tubuh telanjang Sandra. Mereka meremas payudara Sandra dengan sangat kasar, dua orang dari mereka mengoreki vagina Sandra dengan sangat kasar juga. Setiap lekuk tubuh Sandra tak ada yang terlewat dari jamahan tangan nakal mereka. Satu persatu dari mereka mulai melepas semua baju mereka. Dan tujuh batang besar mulai terpampang jelas di hadapan Sandra, minta untuk di puaskan.

    Sandra bergidik ketakutan melihat ukuran penis mereka. Dia tak sanggup membayangkan apa yang akan segera menimpa tubuh seksinya sebentar lagi. Satu per satu mereka mulai mendekati tubuh telanjang Sandra. Dan tanpa menunggu lama lagi, sebuah penis besar menembus vagina Sandra dengan sangat kasar. Sandra menjerit kesakitan. Vaginanya serasa disayat oleh silet. Namun jeritannya tak keluar lama, setelah satu penis besar telah menembus bibir tipisnya. Sandra merasa sangat tersiksa dibuatnya.

    Satu demi satu penis besar telah keluar masuk divagina dan mulutnya. Satu penis yang keluar setelah menyemburkan sperma, segera digantikan dengan penis besar lainnya. Tidak memberi Sandra waktu untuk sekedar menarik nafas. Dia sangat lemah kesakitan dibuatnya. Vaginanya mengeluarkan bercak darah, penis besar para penduduk setempat itu telah merobek vaginanya.

    Sandra mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan mulai berontak, ketika dirasa ada sesuatu yang menggesek lubang duburnya. Sebuah penis besar tengah mencoba untuk menembus lubang duburnya dari belakang. Sandra menjerit memohon, berharap mereka akan sedikit tiba pada dirinya. Namun usahanya sia-sia saja. Para pemerkosanya itu sama sekali tak peduli pada Sandra.

    “Mmmhhh,, jangan! Mmmhhh.. Ampun! Mmhhh…” jerit Sandra disela kulumannya.

    Dan “aaarrrrggghhh!” Sandra menjerit, dia melolong kesakitan. Sebuah penis raksasa menembus paksa lubang duburnya yang masih perawan dalam satu sentakan kasar.

    Sandra tak mampu menerima lagi semua itu. Tubuhnya telah mendapat titik maksimal dalam menerima rasa sakit, dia pun jatuh pingsan. Para penduduk masih terus melakukan aktifitas mereka diatas tubuh Sandra. Mereka sama sekali tak peduli pada keadaan Sandra saat itu. Mereka terus menggenjot dan meremasi tubuh Sandra secara brutal. Seluruh lubang di tubuh Sandra terus menerus dijejali penis raksasa mereka tanpa jeda sedikit pun.

    Mereka berniat untuk memberikan luka permanen pada tubuh Sandra. 4 jam kemudian mereka baru selesai dengan tubuh Sandra. Seluruh tubuh Sandra dipenuhi dengan bercak sperma yang mengering. Lelehan sperma masih merembes dari dalam mulut, lubang vagina dan lubang duburnya yang menganga lebar. Bercak darah pun masih nampak jelas di kedua lubang tersebut. Setelah puas dengan tubuh Sandra, mereka pun mengenakan pakaian mereka kembali.

    Tubuh telanjang Sandra yang sudah sangat mengenaskan mereka ikat di pohon pinus. Tak lupa mereka menaruh madu di seluruh tubuhnya, dan menjejalkan bunga pinus di lubang vagina dan duburnya. Sedangkan mayat Gilang, mereka buang ke sungai. Setelah semuanya selesai, mereka pun kembali ke desa. Meninggalkan Sandra yang masih pingsan di dalam rimbunnya hutan sendirian.

    #################################

    Gisti terbangun setelah mencium bau yang sangat menyengat hidungnya. Dia sama sekali tak ingat dengan kejadian yang dia alami kemarin, kepalanya masih sangat pusing. Dia pun membuka matanya dengan perlahan.

    “Wahai Gunderewo, terimalah tumbal dari kami semua. Dan berikan kami hasil panen yang berlimpah.” ucap seorang lelaki.

    Mendengar itu, Gisti segera mengerjapkan matanya yang masih mengabur. Tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakan. Dia pun mulai melihat kesekeliling, mengamati keadaan. Gisti menjerit sejadi-jadinya, ketika dia tau keadaan nya saat ini.

    “Sadar juga kamu neng.” ucap suara yang tak asing bagi Gisti.

    “Ki Samad! Apa yang aki lakukan sama saya? Saya mau diapakan ki? Tolong! Tolong!” teriak Gisti.

    “Percuma geulis, gak akan ada orang yang bakalan denger kamu disini. Kamu bakalan aki jadikan tumbal untuk Gunderewo.” ucap Ki Samad.

    “Tidak! Apa salah saya ki? Tolong! Saya gak mau jadi tumbal. Tolong!” teriak Gisti.

    Namun tak ada satu pun yang menolongnya. Ki Samad terlihat khusu melanjutkan mantera pemanggilan Gunderewonya. Mulutnya komat-kamit merapalkan mantra. Dan tak lama kemudian, kepulan asap mulai memenuhi ruangan gua tersebut. Gisti meronta, dia mencoba untuk melepas kan dirinya.

    Gadis cantik itu tengah terbaring di atas sebuah batu yang datar. Kedua tangan dan kaki nya di ikat ke setiap sudut batu itu. Tubuh seksinya itu tak tertutupi sehelai benangpun, ia telah telanjang. Vagina dan payudaranya terpampang dengan sangat jelas. Membuat orang ingin segera menyantap dan menjamah bila melihatnya.

    “Siapa yang berani membangunkanku?” sebuah suara geraman menggema di gua tersebut.

    “Ampun Gunderewo. Saya ki Samad.” jawab ki Samad sambil membungkuk.

    “Ah, ki Samad!”

    “Apa gerangan kamu sampai berani mengganggu tidur lelapku? Huh?” lanjut Gunderewo itu.

    “Ampun. Saya bawa tumbal baru buat Akang. Saya cuman minta ditukar dengan hasil panen yang melimpah 2 tahun ke depan.”

    Gunderewo itupun mengalihkan pandangan nya pada batu persembahan. Dia tersenyum lebar ketika melihat sosok gadis perawan berparas ayu terbaring di atasnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat menggema.

    “Hahaha… Tumbal yang bagus Samad. Haha… Baiklah, akan ku buat panen warga desa melimpah untuk dua tahun ke depan. Hahaha…”

    “Sekarang pergi lah! Biarkan aku menikmati tumbal ku!” lanjut Gunderewo itu seraya mendekati tubuh Gisti.

    Ki Samad pun meninggalkan gua itu dengan segera. Dia tidak ingin mengganggu prosesi yang akan di lakukan Gunderewo itu pada Gisti. Dia sudah terlalu senang dengan apa yang akan dia dapat di ladangnya untuk dua tahun ke depan.

    Sesosok mahluk tinggi besar menghampiri tubuh Gisti. Tingginya sekitar 2 meter lebih. Badannya berwarna hitan legam, dengan bau yang sangat menyengat tercium di seluruh tubuhnya. Bulu hitam kasar menghiasi seluruh tubuh mahluk itu. Sepasang mata merah yang menyala menatap nanar pada Gisti. Taring tajam pun menghias di bibir tebalnya. Gisti terbelalak tak percaya melihat sosok di hadapannya sekarang.

    Dia berontak lebih keras, mencoba untuk melepaskan ikatan di tubuhnya. Gisti menjerit sejadinya. Meminta pertolongan kepada siapa pun yang bisa mendengarnya. Namun semua usahanya itu nihil. Tak ada seorang pun yang berani masuk ke gua tersebut. Melihat mangsanya terikat tak berdaya, membuat penis Gunderewo itu menyembul keras. Batang penisnya sangat besar dan panjang. Diameternya mencapai 15 cm, dan panjangnya hampir 35 cm. Sungguh penis raksasa.

    Gisti menggidik ketakutan melihat penis Gunderewo itu. Dia tak sanggup membayangkan bila benda sebesar itu menembus liang vaginanya yang masih perawan. Gisti mulai menangis karena saking takutnya pada mahluk itu. Gunderewo itu mulai tak sabar ingin segera menikmati tubuh Gisti. Dia mulai menjamah tubuh telanjang gadis itu.

    Tangannya segera menggerayangi tubuh seksi Gisti dengan perlahan. Mahluk itu mulai merangsang setiap titik sensitif di tubuh Gisti dengan sangat intens. Tangan besar nya meremasi payudara gadis itu dengan perlahan. Sedang kan mulutnya mulai menjilati wajah cantik Gisti. Mahluk itu mencoba mencium bibir mungil Gisti. lidahnya yang panjang dia coba untuk menelusup masuk ke dalam bibir Gisti.

    Namun Gisti tak pernah mau membuka mulutnya. Gisti terpejam, dia tak sanggup melihat sosok menyeramkan di depannya itu. Hidungnya mencium bau yang sangat menyengat di depannya. Dia sampai ingin muntah dibuatnya. Bibirnya dia katupkan dengan sangat keras. Dia tak mau berciuman dengan mahluk jelek nan bau ini.

    Takan pernah! Karena geram, Gunderewo itu pun mencubit puting kiri Gisti dengan sangat keras. Membuat Gisti membelalak kesakitan. Mulutnya terbuka, menjerit sejadinya. Dan pada saat itu lah, Gunderewo ini menesulupkan lidahnya ke dalam bibir tipis Gisti. Mahluk itu mulai mencium bibir gadis itu. Mendapatkan serangan seperti itu, Gisti merasa sangat mual. Ada rasa aneh yang sangat tidak mengenakan di dalam mulutnya.

    Air liur mahluk itu juga berbau menyengat di dalam mulutnya. Dia sampai muntah dibuatnya. Kedua matanya mulai menangis semakin deras. Lidah panjang mahluk itu menggelitik setiap rongga mulut Gisti. Dia ingin membuat Gisti terbiasa dengan rasa dari liurnya itu. Tangan kanannya meremasi payudara kiri Gisti, Sesekali memilin puting payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. Sedangkan tangan kirinya, dia gerakan menuju vagina Gisti. Gisti merasakan sesuatu yang sangat kasar menggeseki lubang vaginanya.

    Mencoba untuk men stimulus daerah istimewanya tersebut. Gisti mencoba menahan mati-matian setiap rangsangan tersebut. Namun dia pun hanya wanita biasa. Menerima serangan yang intens, lubang vaginanya pun membasah di jari-jari kasar sesosok Gunderewo. Mengetahui mangsanya sudah mulai terangsang, Gunderewo itu pun segera menurunkan ciuman bibirnya semakin ke bawah. Dia jilati setiap lekuk tubuh Gisti. Mulai dari wajah, telinga, leher, perut, dan kedua bongkahan payudaranya Gisti. Tak ada bagian yang terlewat dari jilatan lidah panjangnya itu.

    Cerita Sex Birahi Terbaru | Ketika pagutan mahluk itu terlepas di bibirnya, Gisti meludah terus menerus. Dia ingin membuang semua air liur mahluk itu yang selalu terasa menempel di rongga mulutnya. Dia juga mencoba untuk menahan setiap rangsangan di tubuhnya dengan sangat kuat. Namun sia-sia saja semua usahanya itu. Gisti pun mulai mendesah dan mengerang, ketika lidah panjang mahluk itu mulai menjilati lubang vaginanya. Gunderewo itu menjilati setiap inchi vagina Gisti dengan sangat telaten. Sesekali dia coba untuk memasukan lidah panjangnya itu ke dalam lubang sempit dihadapannya.

    Lidah itu pun mulai keluar masuk lubang vagina Gisti bak seekor ular. Gunderewo itu menjilati seluruh rongga di dalam vagina Gisti. Menerima itu semua, membuat desahan Gisti semakin menjadi. Mulutnya tak berhenti mengerang dan mendesah. Gunderewo itu sungguh sangat pintar merangsang setiap titik sensitif di tubuhnya.

    Tak lama berselang, Gisti pun merasakan sesuatu yang sangat enak di vaginanya. Sebuah perasaan yang tak pernah dia rasa kan sebelum nya. Ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari dalam vaginanya. Semakin dia tahan, semakin kuat dorongannya. Dan tanpa bisa dicegah lagi, Gisti pun mendapat kan orgasme nya yang pertama selama hidupnya itu. Cairan bening nan lengket menyembur deras dari dalam vaginanya. Dan langsung masuk ke dalam mulut Gunderewo itu semuanya. Yaa, Gunderewo itu menghisap habis setiap cairan yang keluar dari dalam liang vagina Gisti. Mahluk itu menelannya habis, tak bersisa. Tubuh Gisti masih mengejang sambil mengejat-ngejat. Dia sungguh sangat tenggelam oleh kenikmatan yang baru dia dapat hari itu. Matanya terpejam, sedang kan mulutnya membuka lebar. Melihat kesempatan itu, Gunderewo segera mencoba untuk memasukan penis raksasanya itu ke dalam mulut mungil Gisti. Dia mendorongnya dengan kasar, membuat Gisti sangat terkejut. Ukuran penisnya yang terlalu besar, tak muat ke dalam bibir Gisti. Hanya sebatas kepalanya saja yang dapat masuk, itu pun tak muat. Hal itu membuat Gisti sangat tersiksa. Mulutnya dipaksakan untuk menganga sampai ukuran maksimal.

    Koleksi Cerita Sex Birahi  | Penis raksasa itu memaksa mulut Gisti untuk membuka sampai ukuran yang sebelum nya belum pernah bisa dia capai. Penis Gunderewo itu seakan ingin merobek mulut Gisti. Kesal karna penisnya tak bisa muat ke dalam mulut Gisti, Gunderewo ini pun mulai memposisikan posisi nya diatas tubuh Gisti. Dia gesekan penis raksasa nya yang bersisik itu tepat di depan lubang vagina Gisti yang masih perawan. Dia menggesek-gesekan nya untuk beberapa saat. Dan saat dirasa sudah tepat di depan vaginanya, dia dorong penisnya merobek vagina mungil Gisti dalam satu hentakan kasar. ‘Breeeettt’ Gisti yang awalnya terbuai oleh rangsangan di vaginanya itu mulai menjerit sejadi-jadinya. Dia merasakan perih yang teramat sangat di lubang kelaminnya itu. Tubuhnya mengejang keatas, menahan rasa sakit yang tak terkira itu.

    Dan Gisti pun jatuh pingsan, tak kuat menerima rasa sakit. Melihat mangsanya sangat lemah, Gunderewo itu sangat marah. Dia mulai menggerakan penisnya itu dengan sangat kasar di lubang vagina Gisti. Dia menggenjot vagina mungil Gisti dengan sangat brutal. Mahluk itu memaksakan vagina Gisti untuk bisa menerima seluruh batang penisnya yang sangat besar dan panjang itu. Dia hentakan pinggulnya dengan sangat keras, seakan ingin mendobrak dinding rahim Gisti.

    Setelah beberapa hentakan yang sangat kuat di dalam vagina Gisti, akhirnya seluruh penis Gunderewo itu pun masuk seluruh nya. Penis yang berdiameter 15 cm, dan panjang 35 cm itu pun bersarang dengan manis di dalam vagina mungil Gisti. Sampai vagina Gisti mengembung dibuatnya. Seluruh otot vagina Gisti seakan meremasi setiap bagian penis Gunderewo itu. Mahluk itu merasa sangat dimanjakan dibuatnya. Dia pun mulai mempercepat genjotannya di dalam vagina Gisti. Penis mahluk itu menghentak dengan sangat kuat mendobrak vagina Gisti. Kemudian dia cabut penisnya dengan sangat perlahan, menikmati setiap gesekan antara dinding vagina Gisti yang lembut dan Penis nya yang bersisik itu. Mahluk itu melakukannya terus menerus, sampai membuat Gisti sadar dari pingsannya.

    “Aaaaawwwhhh,, sakiiitt… Berhentiiii… Sakiiitt,, aku mohon! Awwwhhh…” ucap Gisti mengiba.

    “Diam kau sundal! Mulai detik ini tubuhmu adalah milik ku. Kau sama sekali tak berhak lagi atas seluruh tubuhmu ini.” ucap Gunderewo itu sambil mempercepat genjotannya.

    “Kamu itu sudah dijadikan tumbal untuk ku. Jadi mulai saat ini, kamu adalah budak birahiku. Hahaha…” lanjutku mahluk itu sambil tertawa.

    “Tidak! Aku tidak sudi! Lepas kan aku dasar mahluk menjijikan!” maki Gisti sambil meludah ke arah mahluk yang sedang menggagahinya itu.

    “Dasar kurang ajar kak sundal! Lihat, aku akan menyetubuhimu dengan sangat ganas dari sekarang. akan kubuat kau bertekuk lutut pada kontolku ini.” ucap mahluk itu geram.

    Pompaan di dalam vagina Gisti makin cepat dan kuat saja. Mahluk itu ingin membuat Gisti merasakan multiple orgasme. Gunderewo itu ingin membuat Gisti tak bisa lepas ataupun menolak penis raksasanya lagi. Mahluk itu mulai menyetubuhi Gisti dengan sangat menggila. Penisnya mengeluarkan precum di dalam lubang vagina Gisti.

    Cairan itu mengandung semacam bakteri, yang akan membuat vagina korbannya merasa sangat gatal dan geli dibuatnya. Precum yang Gunderewo itu keluar kan dalam dosis yang cukup banyak di dalam vagina becek Gisti. Rupanya mahluk itu ingin membuat Gisti tak bertingkah lagi. Gisti merasa ada yang aneh di dalam vaginanya. Dia merasakan ada sesuatu yang sangat panas di dalam vaginanya. Gadis itu merasakan vaginanya sangat gatal dan sangat geli, sehingga tanpa dasar dia pun mendesah-desah menerima setiap sodokan penis raksasa Gunderewo itu.

    Mengetahui kalau rencananya berhasil, mahluk itu pun menghentikan gerakan nya di dalam vagina Gisti. Dia mencabut keluar penisnya dalam satu tarikan kuat. ‘Plooop’ suara ketika penisnya keluar. Lubang vagina Gisti nampak menganga sangat lebar. Bercak darah masih menetes dari dalam sana. Gisti tersadar dari lamunannya. Dia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam vaginanya.

    Lubang vaginanya terasa sangat gatal minta digaruk. Namun benda yang sedari tadi keluar masuk di vaginanya itu telah hilang. Sedang kan kedua tangan dan kakinya terikat dengan keras, membuatnya tak bisa melakukan apapun selain menggesek-gesekan kedua pahanya. Gunderewo itu hanya tersenyum melihat perilaku Gisti. Dia merasa puas dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim tersebut. Rupanya dia telah berhasil untuk merubah sifat Gisti, dan membuang semua rasa malu gadis itu. Gunderewo itu telah berhasil membuat Gisti bertekuk lutut pada penisnya. Mahluk itu telah berhasil membuat Gisti menjadi budak sexnya.

    “Aaaaggghhhh… Hmmm… Aggghhh…. Ssshhhh… Aggghhh….” desah Gisti.

    “Kenapa kau menggeliat seperti cacing seperti itu manusia? Huh?”

    “Apakah memekmu gatal ingin di garuk? Apakahmemek mu rindu sama batang penis besar ku? Huh? Jawab!” ucap Gunderewo itu sambil menatap tajam ke arah Gisti. Sebuah tatapan yang seakan merendahkan derajat Gisti sebagai seorang wanita alim.

    “Aaaagghhh,, iyaa tuan… Aggghhh… Tolong berikan kontol besarmu itu… Aggghhh…”

    “Tolong garuki memek gatalku ini tuan… Aaaagghhh…. Setubuhi aku tuan… Aggghhh… Aku adalah budak sex tuan…. Ooouuuuuggghhh….” ceracaunya Gisti makin tak jelas.

    Mendengar itu semua Gunderewo hanya tersenyum dengan bangga. Predikatnya sebagai mahluk bau, jelek, dan menjijikan namun tetap bisa menaklukan wanita muda yang amat cantik tetap melekat pada dirinya. Dia pun tersenyum lebar, kemudian melepas ikatan di kedua pergelangan kaki dan tangan Gisti. Gisti yang merasa bebas, segera mengarahkan tangannya menuju lubang vaginanya. Dia langsung menggeseki vaginanya dengan cepat dan bernafsu. Gisti mulai memasukan satu demi satu jarinya ke dalam vagina nya yang sudah sangat basah itu sambil terpejam. Ternyata semua jarinya mampu masuk ke dalam lubang vaginanya itu. Sekarang dia mengeluar-masukan kepalan tangan nya menggaruki dinding vaginanya yang sangat gatal itu. Gunderewo tertawa dengan sangat keras dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim ini. Dia sangat puas melihat Gisti menggeseki vaginanya sendiri dengan susah payah. Gisti terlihat sangat bernafsu saat itu. Dia mencoba segala yang dia bisa untuk menghilang kan rasa gatal di dalam vaginanya. Namun semuanya sia-sia saja. Rasa gatal di vaginanya tak pernah hilang, namun bertambah gatal saja setiap detiknya.

    Frustasi, Gisti pun menangis. Dia merasa sangat tersiksa dengan rasa gatal di vaginanya itu. Dia terlihat sangat tersiksa karena ulahnya sendiri pada vaginanya. Karena kasihan, Gunderewo itupun berbisik pada Gisti.

    “Rasa gatal di vaginamu itu hanya bisa hilang dengan gesekan kontolku saja wahai budak manusia. Rasa gatal itu hanya akan mereda bila bersentuhan dengan sisik di penisku ini. Apa kau mengerti?” bisik mahluk itu ditelinga Gisti.

    “Aaaaghhhh,,, iyaa tuaaan.. Tolong berikan itu pada hamba… Aggghhh….” ucap Gisti sambil terisak.

    “Ada syaratnya!” ucap mahluk itu menatap Gisti tajam.

    “Aaapp,, apa syaratnya tuaann? Aaagghhhh…” ucap Gisti sambil terus mendesah.

    “Kau harus membuatku orgasme terlebih dahulu dengan mulut dan tanganmu itu. Kamu harus menelan habis spermaku terlebih dahulu.”

    “Ba,, baik lah Tu,,, aaagghhhh… Baik lah tuan…. Sssshhh..”

    “Lakukanlah sekarang dasar budak!”

    “Ba, baik tuan.” Ucap Gisti sambil menyerbu tubuh mahluk itu.

    Gisti mulai menggenggam penis raksasa Gunderewo dengan kedua tangannya. Diameternya tak muat dalam genggaman tangan nya itu. Dia kemudian menjilati penis bersisik itu dengan sangat bernafsu. Sesekali Gisti mencoba untuk memasukan benda itu ke dalam mulutnya. Namun sekeras apapun dia mencoba, benda itu tak pernah bisa masuk ke dalam mulutnya yang terlalu mungil itu. Gisti menjilati setiap inchi penis dari mahluk yang paling menjijikan itu dengan sangat telaten. Dia menjilati penis dari mahluk yang telah membuat nya muntah beberapa jam yang lalu. Gisti telah kehilangan akal sehatnya. 15 menit sudah Gisti menjilati penis besar bersisik Gunderewo itu, namun sama sekali belum terlihat jika benda itu akan segera memuntahkan sperma nya. Sedangkan rasa gatal di dalam vaginanya telah mencapai level maksimal. Gisti akhirnya menangis. Dia lalu mencoba memasukan benda besar itu kedalam liang vaginanya dengan sangat bersusah payah.

    ‘Bleeeeesss’ akhirnya penis besar itu menembus liang vaginanya yang sudah sangat basah.

    Benda besar itu langsung menggaruk rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya. Gisti pun menggoyangkan pinggulnya dengan sangat cepat diatas tubuh mahluk itu. Gisti memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang batang penis mahluk itu tengah berikan pada vaginanya.

    “Aagggghhh… Enak nya… Ooohhh,, ahhhhhh….” desah Gisti sambil mempercepat goyangan vaginanya.

    Gunderewo itu hanya bisa tertawa dengan sangat lantang melihat aksi Gisti saat itu. Gisti sedang menggerakan tubuh seksinya itu dengan sangat lincah di atas tubuh nya. Gadis cantik itu tengah menunggangi penis raksasanya dengan bersusah payah. Namun wajahnya memancarkan rona kenikmatan yang sangat dahsyat. Wajahnya mendongak ke atas, kedua matanya terpejam, sedangkan mulutnya membuka lebar. Hal itu sungguh sangat membuat mahluk itu terangsang. 15 menit menggenjot penis besar Gunderewo, vagina Gisti pun mulai berdenyut menandakan dia akan segera mendapatkan orgasme kembali. Gadis itu mempercepat goyangan pinggulnya, menghentak penis Gunderewo itu makin keras. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat. Kuncir rambutnya telah terbuka sehingga rambut panjangnya terurai bebas dan dahinya juga bercucuran keringat

    “Aaaaaggghhh,, tuan,, kontol tuan nikmat bangeett… Aaagghhhh,, hamba, orgasme lagi tuannnn… Agggghhhh…” jerit Gisti sambil melepas orgasmenya yang kedua hari itu.

    Cairan hangat menyembur dengan sangat deras di liang vaginanya. Gisti bahkan mengalami squirting. Vaginanya mengeluarkan cairan dengan sangat derasnya. Seluruh tubuh Gisti mengejang untuk beberapa saat, lalu ambruk menimpa tubuh besar Gunderewo. Gisti sangat menikmati orgasmenya Kali itu, hingga dia lupa pada tugasnya untuk memuaskan Gunderewo. Gunderewo itupun marah pada Gisti. Dia lalu mengeluarkan kembali cairan precumnya didalam vagina Gisti dengan cukup banyak. Hal ini langsung membuat vagina Gisti sangat gatal dibuatnya. Gisti bahkan sampai menjerit kaget dibuatnya. Dan tanpa menunggu lama lagi, dia pun kembali menggoyangkan pinggulnya menggesek penis besar Gunderewo. Tak beberapa lama kemudian, Gisti mengalami orgasme nya kembali. Lagi, seluruh otot di tubuhnya mengejang lalu ambruk tak bertenaga. Hal ini kontan membuat Gunderewo itu sangat marah. Akhirnya mahluk besar ini mengeluarkan precumnya yang sangat beracun di dalam vagina Gisti. Precum ini mengandung bakteri yang sangat ganas.

    Bakteri yang akan terus menggigiti dinding vagina Gisti, menimbulkan rasa gatal yang teramat sangat. Bakteri ini takan berhenti menggigit seluruh rongga di dalam liang vagina Gisti, meskipun dia telah mendapatkan orgasme. Bakteri ini hanya bisa hilang oleh cairan sperma Gunderewo saja. Gisti sangat tersiksa dibuatnya.

    Vaginanya makin terasa gatal saja, padahal dia baru saja mendapatkan orgasme. Gisti pun mulai memaksakan tubuhnya untuk bergerak, sehingga kelamin mereka saling bergesekan kembali. Namun gesekan antara kelamin mereka itu hanya membuat vaginanya makin gatal saja. Vagina Gisti sudah sangat membanjir dibuatnya. Peluh beserta keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Ntah sudah berapa Kali dia mendapatkan orgasme dan squirting hari itu. Namun rasa gatal di vaginanya tak pernah berhenti.

    Gisti sudah sangat lemah, seluruh tenaganya sudah habis terkuras. Namun dia tetap memaksa pinggulnya tetap menggoyang, meskipun tubuh bergetar hebat. Tak lama berselang, Gisti pun mendapatkan orgasmenya kembali untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya mengejang dengan sangat dahsyat, lalu dia pun jatuh pingsan kembali. Melihat mangsanya tergeletak tak sadarkan kembali, Gunderewo itu hanya menatap puas. Dia mencabut penisnya dengan satu tarikan kuat. Mahluk itu lalu merebahkan tubuh Gisti mengangkang. Dia lalu menjilati vagina gadis itu dengan sangat bernafsu. Vagina Gisti yang sudah sangat membasah dijilatnya dengan sangat rakus.

    Lidahnya segera keluar masuk di dalam vagina Gisti dengan sangat lincah. Mahluk itu memasukan lidah panjangnya sangat jauh ke dalam vagina Gisti. Sehingga masuk kedalam rahim Gisti. Mahluk itu lalu menjilatinya gemas. Gisti hanya bisa mendesah lemah dibuatnya. Dia sudah tak memiliki tenaga sedikit pun hanya sekedar untuk membuka mata. Namun vaginanya tak pernah berhenti mengalami orgasme. Cairan cintanya yang bercampur dengan air kencing menyembur setiap kali dia orgasme. Muncrat membasahi lantai gua yang pengap dan lembab itu.

    Setelah puas menjilati vagina gadis tersebut, Gunderewo itu kembali memasukan penis besar nya itu ke dalam liang vagina Gisti yang sudah sangat melar. Mahluk itu kembali menghentak kan penisnya dengan sangat kuat dan keras di dalam vagina gadis itu, membuat tubuh Gisti terlonjak-lonjak. Karena jepitan vagina Gisti sudah sangat melemah, Gunderewo pun membalikan tubuh mangsanya tersebut. Mahluk itu mulai memposisikan tubuh Gisti untuk menungging.

    Lidah panjangnya segera menjilati dan mengoreki liang dubur Gisti. Membuat Gisti kembali menggeliat. Sesekali dia masukan lidah panjangnya itu ke dalam sana, mencoba membuat lubang itu sedikit melebar. Ketika dirasa sudah cukup basah, Gunderewo pun memposisikan penis besarnya di depan lubang dubur Gisti. Dan dengan satu sentakan keras, amblas lah seluruh penis besar nya itu merobek anus Gisti. Gisti menjerit dengan sangat keras. Seluruh otot di tubuhnya bergetar merasakan sakit yang amat sangat. Gisti pun pingsan kembali.

    Cengkraman otot dubur Gisti seakan mencekik penis Gunderewo itu. Mahluk itu kembali merasakan nikmat nya tubuh gadis itu. Sekarang Gunderewo itu sudah tak perduli lagi dengan keadaan Gisti. Dia hanya ingin segera mencapai orgasmenya.

    Dia mulai menyetubuhi dubur Gisti dengan sangat kasar. Tak lama berselang mahluk itu pun mendapat orgasme nya yang pertama saat itu. Dia menggeram sambil menyembur kan sperma panasnya memenuhi liang dubur Gisti. Tangan besarnya meremas kuat payudara Gisti, gigi-gigi tajamnya menggeremet. Dan seluruh tubuhnya mengejang, lalu ambruk menimpa tubuh kecil Gisti dengan penis yang masih menancap di liang dubur gadis itu. Setelah mendapatkan orgasme nya itu, penis besar Gunderewo mengecil dengan sendiri nya. Lalu benda itu keluar dari dalam dubur Gisti secara perlahan. Mahluk itu tersenyum dengan sangat lebar.

    Rona kepuasan tergambar jelas di wajahnya. Mahluk itu pun menghilang ntah kemana. Meninggalkan Gisti sendirian dalam kondisi yang sangat mengenaskan di gua tersebut. Tinggallah Gisti sendiri di gua lembab nan pengap itu. Tubuhnya sudah sangat mengenaskan, dalam posisi yang menungging. Lubang vagina dan dubur nya menganga sangat lebar, bercak darah masih jelas terlihat di kedua lubang tersebut. Gisti mati dengan kedua lubang yang sangat basah oleh lendir dan oleh cairan sperma Gunderewo yang berwarna hitam pekat. Namun roh Gisti dibawa oleh sang empunya sperma ke alam nya. Yaa, roh Gisti dijadikan gundik oleh sang Gunderewo itu di alamnya.

    ######################

    Cerita Sex Birahi  2017 | Dan sejak hari itu, ketiga reporter tersebut tak pernah kembali dari desa tersebut. Di mulai hari itu, Sandra, Gisti, dan Gilang tak pernah terlihat keluar dari desa itu. Yaa, mereka bertiga telah tewas dengan sangat mengenakan di desa Cimani Gunderewo itu. Tanpa ada seorang pun yang mengetahui kejadian itu, kecuali para penduduk setempat. Rahasia dari desa Cimani Gunderewo pun masih terjaga dengan sangat rapat….

    The end

     

  • Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal


    2033 views

    Perawanku – Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal, Melihat berita di TV tentang pulangnya para TKI dari Malaysia dengan kapal-kapal besar, aku jadi teringat kisahku yang juga terjadi di kapal besar semacam itu. Sekitar lima tahun lalu aku mendapat telegram dari anak perempuanku y ang hendak melahirkan anak pertamanya sebulan lagi.

    Sudah hampir setahun ia ikut suaminya yang kerja di Irian Jaya dan ia sangat berharap aku dapat menungguinya saat dia melahirkan. Suaminya akan menjemputku dalam waktu 1-2 minggu itu setelah selesai urusan kantornya. Benar saja, dua minggu kemudian menantuku, Bimo, datang. Ia sedang mengurus pekerjaan di Jawa Timur sekitar dua minggu. Setelah selesai, ia menjemputku dan masih sempat menginap selama tiga hari sebelum kapal berangkat dari pelabuhan Tanjung Perak.

    Hari H pun tiba. Pagi-pagi diantar anak bungsuku kami berangkat ke Tanjung Perak yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari kota kami. Sejak suamiku meninggal memang aku jadi sering pergi berkunjung ke anak-anak yang tersebar di beberapa kota. Untuk anakku yang di Irian Jaya ini merupakan kunjunganku yang pertama, maklum jaraknya jauh sekali. Menurut menantuku, lama perjalanan laut sampai 3 hari 2 malam.

    Sampai di pelabuhan Bimo segera mengurus tiket yang sudah dipesannya. Kemudian kami naik ke kapal besar itu. Penumpang kapal yang ribuan jumlahnya membuat para pengantar tidak bisa ikut naik, termasuk anak bungsuku. Baru sekali itu aku naik kapal laut. Sungguh mengejutkan karena penumpangnya ribuan orang dan sebagian hanya duduk di dek atau lorong-lorong kapal.

    Sebagian lagi menempati bangsal seperti kamar asrama dengan tempat tidur raksasa yang muat ratusan orang. Kuikuti langkah Bimo melewati mereka, bahkan terpaksa melangkahi beberapa orang, hingga sampai di bagian ujung kapal yang merupakan deretan kamar. Hanya sekitar 1 0 kamar, itupun ukurannya Cuma sekitar 3×3 meter. Ini kuketahui setelah Bimo membuka pintu kamar dan kami memasukinya.

    “Ini kamar kita, bu,” kata Bimo sambil masuk lalu menaruh seluruh bawaan kami. Dengan canggung aku masuk. Yang nampak memenuhi hampir separuh ruangan adalah ranjang kayu yang muat dua orang serta meja kecil pendek. Perlahan aku duduk di ranjang dan menyibak gorden di atasnya. Nampak air laut di kaca bulat dan tebal itu. Iiih ternyata kami berada di bawah permukaan laut.

    “Maaf, bu, harga tiket kamar di atas mahal sekali, terpaksa saya pilih yang di sini,” ujar Bimo merasakan kegalauanku.

    “Ah, tak apa-apa Bim, daripada harus tidur di dek kapal,” sahutku.

    “Sebaiknya kita sekarang mandi dulu saja, bu. Kalau terlambat nanti antrinya lama sekali.”

    Benar kata Bimo, sewaktu sampai di deretan kamar mandi (ada 6) sudah ada antrian sekitar 2-3 orang di setiap kamar mandi. Mandi pun harus buru-buru dan biar praktis aku langsung pakai daster saja.

    Sekitar jam 2 siang kapal mulai bergerak. Setelah puas melihat-lihat suasana kapal yang dijejali ribuan orang, persis seperti pengungsi, akupun kembali ke kamar. Bimo masuk ke kamar sambil membawa beberapa makanan dan minuman. Sekitar jam 5 sore terdengar bel dibunyikan oleh awak kapal.

    “Itu pertanda kita harus antri makan malam, bu,” jelas Bimo. Dan sekali lagi kami harus berbaris antri mengambil nasi dengan lauk sayur dan sedikit ikan laut. Nampan, piring dan sendok aluminium yang kami pakai mengingatkanku akan para napi di penjara. Ternyata beginilah pelayanan kapal laut kita. Selewat jam 7 malam makanan tidak disediakan lagi. Membayangkan bagaimana ribuan nampan, piring dan sendok itu dicuci dengan air yang sangat terbatas aku jadi sulit menelan makanan yang sudah di mulut.

    Bimo mengembalikan peralatan makan sementara aku ke kamar mandi untuk cuci dan pipis. Cape sekali hari itu dan aku perlu segera tidur malam itu. Kapal yang bergoyang-goyang karena ombak besar membuat kepalaku pening.

    “Silahkan ibu tidur dulu. Saya masih perlu menyiapkan laporan untuk kantor,” kata Bimo sambil membuka berkas-berkasnya di meja kecil sambil duduk di lantai kapal yang berkarpet. Aku pun naik ke ranjang mengambil posisi mepet ke dinding kapal. Sekilas terlintas di benakku, “Aku, janda usia 45 tahun, tidur seranjang dengan menantuku?” Tapi segera kutepis mengingat ini dalam keadaan terpaksa dan sopan santun Bimo selama ini. Untuk menyuruhnya tidur di lantai kapal aku tak tega.

    Entah berapa lama terlelap, aku terbangun karena merasa ada sesuatu yang memelukku. Saat kubuka mata, kamar gelap sekali, sementara posisi tubuhku sudah telentang. Segera aku menduga Bimo mau berbuat yang tidak senonoh padaku dan aku siap berontak. Tapi beberapa saat kurasakan tidak ada gerakan dari tubuhnya dan malah terdengar dengkur halusnya. Ternyata Bimo tertidur.

    Bagaimana ini? Apa aku harus menyingkirkan tangannya dari atas perut dan dadaku (yang tak berbeha seperti kebiasaanku kalau tidur) serta kakinya yang menindih paha kananku? Aku tak tega membangunkannya dan jadi serba salah dengan posisi yang demikian itu. Aku tak bisa menyalahkannya karena ia tertidur dan ranjang kami termasuk berukuran pas-pasan untuk dua orang. Akhirnya aku pilih diam saja dan bertahan pada posisi itu meski dari gesekan kulit akhirnya kuketahui kalau Bimo saat itu bertelanjang dada. Dan persentuhan paha kami juga menandakan bahwa Bimo tidak memakai celana panjang. Mungkin dia hanya memakai celana pendek atau justru celana dalam saja, pikirku. Aku dag -dig-dug membayangkan dia tidur telanjang.

    Kupejamkan mata dan berusaha tidur lagi sambil berharap Bimo melepas pelukannya sehingga aku bisa berguling ke dinding kapal memunggunginya. Namun sampai terkantuk-kantuk harapanku tak terkabul. Sampai aku terlelap lagi tangan dan tubuh kekar Bimo masih menelangkupi dadaku dan pahanya menindih pahaku. Mungkin ia tengah membayangkan tidur dengan istrinya, pikirku. Aku semakin bisa memaklumi dan tidak begitu peduli lagi dengan posisi tidur kami.

    Beberapa lama kemudian, aku menggeliat dan terbangun lagi. Kini tubuh kekar Bimo ternyata sudah ada di atasku, menindihku. Bahkan terasa pahaku dikangkangkannya sehingga celana dalamnya tepat di atas celana dalamku karena dasterku sudah tertarik ke atas. Tonjolan penisnya yang tegang terasa sekali. Remasan tangannya di payudaraku, meski masih tertutup daster, membuatku meronta.

    “Bimo! Apa-apaan ini? Aku ibu mertuamu, Bim!” Ucapku setengah berteriak takut terdengar kamar sebelah sambil tanganku menolakkan dada telanjangnya.

    “Ugh, maaf bu, kukira tadi aku tidur dengan istriku. Sudah hampir sebulan aku puasa, bu?”

    “Iya, tapi jangan dilampiaskan ke aku dong,” kataku jengkel sambil menepis tangannya yang nakal. Sementara selangkanganku tak berkutik terpaksa menerima dan merasakan tekanan penisnya yang terbalut celana dalam.

    “Ak.. aku cuma ingin memeluk-meluk saja kok, bu. Tidak sampai itu?” jawabnya polos.

    “Aku kuatir kamu lupa diri” lalu memperkosaku?” belaku sambil berusaha menyingkirkan pahanya tapi tenagaku tak cukup kuat.

    “Sumpah, bu. Aku cuma ingin memeluk-meluk saja dan tidak bakalan memperkosa. Kalau aku mau pasti dari tadi celana dalamku dan ibu sudah kulepas?” balasnya.

    Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata-katanya. Benarkah ini terjadi hanya karena dia sedang bernafsu setelah sebulan tidak ketemu istrinya.Egh.. ugh, kini bukan hanya remasan, tapi malah gigitan kecil yang terasa di putting kananku yang masih tertutup daster. Puting kiriku terasa dipelintir kecil. Greeeng, kurasakan nikmat sesaat. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini. Ada keinginan untuk berontak namun ada juga dorongan untuk menikmati kemesraan ini.

    “Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam?” tantangku.

    “Iya, bu, aku janji tidak akan mencopot celana dalam kita?”

    Hshhh…. hsshh…. perlahan aku semakin menikmati cumbuannya. Rasanya ingin mengulang kenikmatan saat suamiku masih ada. Meski agak canggung, pelan-pelan tanganku malah memeluk punggung Bimo yang menaikkan posisinya hingga kepala kami sejajar. Ia mulai mengecup-ngecup wajahku. Aku berusaha melengos tapi tangannya sudah memegang kedua pipiku dan bibirnya mendarat di bibirku. Ufh… bibirku disedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula-mula aku pasif, tapi lama-lama ikut aktif juga bersilat lidah. Kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.

    “Bu, dasternya dilepas saja ya,” mendadak Bimo berkata setelah kami lelah berciuman.

    “Ingat janjimu, Bim..” kataku.

    “Aku kan janji tidak melepas celana dalam kan, bu?” jawabnya sambil perlahan tangannya menari k dasterku ke atas. Entah kenapa aku tak mampu menolak dan hanya pasrah ketika daster itu dilempar entah kemana, dan kami tinggal berbalut cd. Yang kulakukan kemudian hanya memejamkan mata ketika tubuh kekar itu memelukiku, menghisapi susuku kiri kanan dan menekan-nekan selangkanganku, menjilati sekujur tubuh. Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya. Oooh… aku malah terlena. Tubuh kami basah mandi keringat.

    Pantatku mendadak terangkat ketika salah stau jari Bimo mengelus bibir vaginaku yang masih tertutup cd.

    “Bim, jangan?”

    “Aku hanya mengelus dari luar kok, bu?”

    “Nanti aku jadi terangsang, Bim?”

    “Nggak apa-apa kan, bu. Saat ini kita saling memuaskan saja deh, bu. Aku akan bikin ibu orgasme tanpa membuka cd ibu?”

    Benar saja, sejurus kemudian sensasi hebat kurasakan ketika gesekan dan pijatan jemari Bimo di bawah perutku semakin liar. Aku segera merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari vaginaku.

    “Ibu sudah basah ya?” Tanya Bimo nakal. Aku jadi malu dan pilih diam saja sambil terus menikmati rabaan gila itu. Ya, aku memang sudah hampir orgasme dan Bimo tahu itu. Serta merta ia memutar posisi tubuhnya hingga mulutnya dapat menjilati cd di bagian selangkanganku. Kakiku dinaikkannya dan tubuhku agak diseret turun, sementara bagian cd-nya tepat di depan wajahku.

    Uh… uh… sambil memegang kedua pahaku Bimo memainkan lidahnya sedemikian hebat. Menjilati paha, perut lalu semakin turun hingga tepat di bibir vaginaku. Ia tak canggung menggigit-gigit cd ku dan menekannya dengan lidah sehingga masuk.. Aku semakin basah. Banjir. “Ooh… Bim… Bim..” Aku mulai mengejan berkejat-kejat, menumpahkan semuanya sampai merembesi cd dan Bimo menghisapinya kuat.

    Tangan kananku dipegang Bimo dan ditaruhnya di gelembung cd-nya yang berisi penis tegang itu. Tanganku diremas-remaskannya di benda tumpul lunak-keras yang panjangnya sekitar 17 cm itu. Aku yang semula canggung jadi makin terbiasa, malah akhirnya terbawa nafsu untuk menciuminya meski dari luar cd. Bimo mendesis ketika barangnya kujilat dan kukocok-kocok dari luar.

    “Ak… aku mau keluar juga, bu?” erangnya ketika tanganku bergerak lebih kuat dan sekejap kemudian kurasakan penisnya menekan kuat bergetar-getar memuncratkan isinya di dalam cd. Barang itu terus kuperas habis sampai akhirnya melemas dan tubuh Bimo menggelosoh kecapaian dan dagunya diletakkan di vaginaku. Satu sama! Dia ejakulasi sekali, aku juga orgasme sekali.

    “Cape ya, bu?” tanyanya sambil memelukku. Dengan manja aku menyorongkan kepala ke dadanya yang berbulu. Tangannya segera meremas susuku lagi.

    “Sudah dulu, Bim?” bisikku sambil menghentikan remasannya.

    “Berarti nanti lagi ya, bu?” Aku tak menjawab dan cuma memberinya remasan kecil dipenisnya yang telah mengecil. Oh, nikmatnya seks….

    “Ini jam berapa, Bim?”

    “Paling masih sekitar jam 12 malam, bu. Masih dua hari lagi kita sampai. Aku akan puasi ibu selama dua hari ini. Kita tidak perlu keluar kamar?”

    Gila, pikirku! Selama 2 hari 2 malam main seks dengan Bimo? Apa aku bisa tahan untuk tidak melepas celana dalam? Mungkin aku masih tahan, tapi Bimo? Namanya juga laki-laki, kalau nafsunya naik pasti main paksa. Bagaimana kalau aku jadi hamil? Sudah lama aku tak minum pil KB lagi. Aku merinding manakala membayangkan dihamili Bimo. Tapi aku tak mau lepas juga dari pelukannya. Tak peduli tubuh kami bersimbah keringat dan seprei ranjang acak-acakan.

    Malam pertama itu kami ulangi tiga kali lagi pergumulan nikmat itu. Beruntung malam itu kami masih kuat bertahan tak lepas cd, meski cd yang kami pakai sudah kuyup terkena air mani berkali-kali. Kami tak dengar lagi bel makan pagi karena saat itu masih terlelap. Bangun sekitar jam 10 siang kudapati tubuh kami masih berpelukan. Susuku yang berbeha nomor 36 menempel lekat di dadanya. Cahaya remang-remang dari jendela kaca membuat wajahku memanas, malu. Kalau semalam kami tak saling melihat wajah karena gelap aku masih bisa menahan malu, maka siang ini kami harus bertatap muka.

    Kuperhatikan Bimo yang terpejam. Gila! Tubuhnya benar-benar seperti Bima dalam pewayangan. Besar, kekar agak hitam dengan rambut di dadanya. Dadaku berdesir setiap kali rambut itu menerpa putingku. Perlahan kulepaskan diriku dari pelukannya dan dia kudorong sampai telentang. Tonjolan di balik cd-nya dan helai-helai rambut yang mencuat dari cd itu menjanjikan suatu kenikmatan yang… ah, mestinya tak boleh kubayangkan. Dan beruntung memang semalam aku belum merasakannya kecuali dari luar cd. Aku tak bisa membayangkan barang itu menusukku. Perlahan aku menuruni ranjang.

    “Mau kemana, bu?” Mendadak Bimo terbangun dan menarik tubuhku kembali dalam pelukannya.

    “Mau mandi, Bim,” jawabku.

    “Nanti sajalah, bu, agak sore saja. Hari ini aku mau kita di ranjang ini saja. Kalau ibu lapar bisa makan roti yang sudah kubeli.” Aku tak berdaya ketika Bimo menggulingkan tubuhku kembali ke ranjang. Menelentangkanku lalu memanjat dan menunggangikuku lagi. Ufhh… lagi-lagi tetek montokku jadi bulan-bulanan mulutnya, demikian pula tekanan-tekanan pada vaginaku membuat pahaku semakin terkangkang lebar. Sedikit demi sedikit gairahku meletup lagi, terlebih setelah merasakan tonjolan zakar Bimo menggesek-gesekku dengan ketat.

    “Bim, lama-lama aku nggak kuat kalau dirangsang begini terus?” bisikku.

    “Kalau nggak kuat ya tinggal dikeluarin saja to, bu,” jawabnya sambil mencucup putingku dan menyedotnya.

    “Maksudku, aku takut nanti jadi kepingin buka cd…. egghh….. jangan keras-keras, Bim?” desahku. Bimo mengurangi tekanan di vaginaku.

    “Aku kan sudah janji tak akan buka cd ibu. Tapi kalau ibu dengan sukarela buka sendiri ya bukan salahku lho…. hehehe?” guraunya sambi mencium bibirku.

    “Untuk variasi, coba deh ibu di atas…. tolong diisepin tetekku dong, bu?” pintanya manja. Aku mandah saja ketika ia memelukku lalu menggulingkan tubuhnya hingga telentang dan aku menindihnya. Dibimbingnya kepalaku ke putingnya. Pelan kujilat-jilat lalu kuisap.

    “Yang kuat, bu?”erangnya sementara tangannya bergerak turun ke arah pantatku. Meremas dan menekan-nekannya sambil mengayun zakarnya ke atas sehingga bertemu dengan vaginaku meski masih terbungkus cd. Sejenak kemudian pahaku dibukanya dengan dua tangan lalu tangan itu mulai mengobok-obok daerah sensitifku itu. Sebentar saja aku kembali basah.

    “Bim, oh Bim.. aku mau keluar,” desisku tak tahan. Namun Bimo mendadak menghentikan gerakan tangannya sehingga aku blingsatan.

    “Teruskan, Bim,” pintaku sambil meletakkan tangannya di memekku lagi, tapi ia tetap diam.

    “Jangan buru-buru, bu. Makin lama makin nikmat kan?” godanya membuatku tak sabar. Nafsuku yang sudah di ubun-ubun minta penuntasan segera tapi Bimo sengaja menggodaku. Entah dapat kekuatan dari mana tiba-tiba aku jadi beringas. Kududuki perut Bimo lalu kuambil tangan kanannya, kupilih telunjuknya lalu kubawa ke arah vaginaku. Kusisipkan jari itu di sela-sela cd ku dan segera kumasuk kan ke liang vagina.

    “Bim, tolong kau puasi aku dengan jarimu…. Aku nggak tahan lagi?” Kutusuk-tusukkan jari Bimo dalam-dalam. Dan setelah kurasakan ia mulai menggerakkan jarinya keluar masuk, aku lalu meneletangkan tubuh ke belakang, sampai kepalaku bertumpu pada pahanya. Ugh… egh… kunikmati kocokan jari Bimo di vulvaku. Kurasakan cairanku menderas. Mataku membeliak menikmati surga dunia itu. Gilanya, kemudian aku merasa pahaku ditarik ke atas dan sekarang bukan lagi jari Bimo, melainkan lidahnya yang yang menusuk-nusuk memasuki vaginaku. Ia memang tidak membuka cd-ku, hanya menyibakkan bagian bawahnya lebar-lebar.

    “Seeer… cret…. suuur?” aku sampai ke klimaks. Pantatku berkejat-kejat mengejan gemetaran dan Bimo menelan semua maniku sampai aku lemas. Ia terus menyedot dan menjilat-jilat. Sungguh edan! Tubuhku terjelepak di pahanya dengan nafas ngos-ngosan. Namun kurasakan jemari Bimo menggantikan lidahnya menusuki lubang memekku. Tidak hanya satu jari, tapi 2 kadang 3 jari masuk bareng!

    “Cukup, Bim..” pintaku.

    “Belum, bu,” jawabnya sambil terus merangsang klitorisku, “wanita biasanya bisa mencapai orgasme berkali-kali. Aku mau buktikan itu,” katanya.

    Tak menunggu lama, ucapan Bimo terbukti. Syahwatku memuncak lagi dan cairanku mengucur lagi. Bimo mengerjaiku dengan cara itu sampai aku empat kali orgasme. Apa ia juga melakukan hal ini pada istrinya, anakku?

    “Nah, sekarang terbukti aku lebih kuat kan, bu. Aku belum sekalipun buka cd tapi ibu malah memaksaku mengocok vagina ibu?”

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    “Aku benar-benar tak kuat, Bim. Sudah bertahun-tahun aku tak pernah merasakan kenikmatan dan sekarang kamu merangsangnya terus sejak semalaman. Siapa bisa tahan?”

    “Apa itu berarti ibu tidak mau pakai cd lagi?”

    “Aku tetap pakai dan kamu juga. Aku takut hamil?”

    Setelah empat kali orgasme berturut-turut, tulang-tulangku seperti dilolosi. Pelan kugeser tubuhku turun dari ranjang mengambil cd baru dari tas lalu tanpa sungkan kupakai di depan Bimo.

    “Kamu juga harus ganti cd baru, Bim, kan sudah bau bekas sperma kemarin kan..”

    `”Iya, iya, bu” sekalian aja nanti waktu mandi. Sekarang aku ingin ibu ganti memuaskanku?”

    Tangan Bimo menggapaiku dan mendudukkan pantatku tepat di atas zakarnya. Kugoyang-goyang pantatku sampai Bimo mendesis-desis sambil meremasi tetekku. Kupercepat rangsanganku pakai tangan. Kugenggam zakar di balik cd itu dan kukocok-kocok sampai 15 menit barulah kemudian Bimo memelukku erat-erat sambil menyemburkan sperma di dalam cd nya. Setelah habis kuperas, ia memelukku dan menggulirkan tubuh kami ke ranjang. Kami terdiam. Kudengar nafasnya agak memburu. Kami benar-benar capai berpacu dalam birahi.

    Bel makan siang berbunyi tapi kami tetap tak beranjak keluar kamar. Kami hanya makan roti dan minum minuman kaleng yang dibeli Bimo, entah apa tapi rasanya agak hangat di badan. Selama ini kami masih bertahan pakai cd.

    “Aku akan berusaha sampai ibu buka cd sendiri,” tekadnya sambil mengecup dan menggigit-gigit telingaku, mengecupi wajahku, menciumi bibirku, menjilati dagu, leher, dada, menyedoti tetekku kiri-kanan, turun terus sampai aku menggelinjang ketika lidahnya sampai di perutku, pusar dan terus turun. Menyelip-nyelip di cd di daerah selangkanganku. Menyentuh-nyentuh lubang vagina, menerobos sampai klitorisku dapat diemut dan dimainkan dengan lidahnya.

    Uuffgghh…. kurasakan nikmat mengalir dari selangkangan sampai ke kepalaku. Kutekan kepala Bimo keras-keras. “Aa…. aku nggak kuat, Bim… hsshh…. hsshhh.. enaaak banget…. nikmaaat?” tanpa sadar tanganku beralih ke cdku dan cepat melepasnya. Bimo membantuku melepas cd itu setelah melewati paha. Kini aku bugil gil dengan paha ngangkang dijilati menantuku! Suur… cret….cret…. aku orgasme lagi dengan paha ngangkang berkejat-kejat. Mungkin ini yang ke-10 kali sejak kemarin. Dan lagi-lagi Bimo melahapnya dengan ganas, menyedot, mengisapku sampai kering.

    “Terbukti, kan, ibu sudah buka cd sendiri,” bisiknya sambil menaikiku lagi hingga bibirnya mencapai bibirku dan selangkangannya menekan vaginaku. “Sekarang ibu akan kupaksa membuka cdku juga?” desisnya samibl menekan-nekan dan memutar-mutar tonjolan cdnya ke vaginaku. Batang besar yang tercetak di cd itu sekarang masuk memanjang di bibir vaginaku. Digesekkannya naik turun membangkitkan birahiku lagi. Remasan di tetekku dan mungkin pengaruh minuman kaleng tadi mempercepat syahwatku naik lagi.

    “Ja….jangan, Bim. Jangan perkosa aku…. nanti hamil?” erangku sambil memelukkan pahaku ke pahanya dan tanganku ke punggungnya, tak kuat merasakan rangsangan yang melanda.

    “Tidak, bu…. tapi ibu sendiri yang bakal minta kuperkosa. Ibu ingin zakarku masuk ke memek ibu, kan?”

    “Jang…. jangan, Bim….. eegghhh?” aku harus mengejan lagi hendak mengeluarkan mani. Namun mendadak Bimo berbalik dan membuat posisi 69. Lidahnya kini bebas memasuki vaginaku tanpa halangan cd, sedangkan tonjolan besar zakarnya tepat di depan wajahku yang mau tak mau terpaksa kupegang supaya tidak menekan wajahku terlalu kuat. Berdenyut-denyut benda tumpul kenyal itu di genggamanku. Kukocok-kocok dan, karena ukuran cdnya yang kecil, membuat kepala zakar itu sekarang muncul di perutnya.

    “Jilat, bu…. isep….” pintanya sambil mengarahkan tonjolan itu ke mulutku. Aku yang sudah tak mampu berpikir jernih perlahan tapi pasti menuruti permintaan gilanya yang belum pernah kulakukan pada suamiku sekalipun. Ufh.. kukulum-kulum kecil ujung penisnya dan membuat benda panjang itu semakin keluar dari cd, seperti ular. Kupegang batang ular itu sementara kepalanya masuk ke mulutku semakin dalam. Semakin dalam dan semakin bergelenyar, berkejut-kejut di mulutku. Agar lebih leluasa, cdnya semakin kuturunkan dan sekejap kemudian tanpa sadar cd itu sudah kulepas dari pahanya!

    Lagi-lagi Bimo membuktikan keampuhan rangsangannya pada tubuhku. Kocokan zakarnya di mulutku semakin cepat, cepat dan craaat croot crooot! Spermanya kontan memenuhi mulutku, ada yang tertelan, ada yang meleleh keluar dari bibirku. Sementara bibir bawahku pun memancarkan maninya lagi bertubi-tubi…. disambut oleh mulut Bimo yang menampungnya sampai tuntas. Tuntas tas, sampai kami berdua terjelepak kecapaiannya di ranjang. Gemuruh dada dan sengal-sengal nafas kami memenuhi udara kamar mesum itu.

    “Thanks ya bu. Ibu sudah buka cdku, berarti aku boleh melakukan apa saja dengan penisku pada ibu kan?” tanyanya menggodaku.

    “Ta…tapi jangan kau hamili aku, Bim?”

    “Memang ibu masih bisa hamil?”

    “Masih, Bim…. meski sudah 45 tahun aku masih mens?”

    “Ya, nanti kita atur sajalah, bu…. yang penting aku boleh masukkan penis ke sini kan?” rajuknya sambil mengelus vaginaku dan membawa tanganku memegang penisnya.

    “Tap…. tapi pelan-pelan saja ya Bim dan jangan dikeluarkan di dalam?” akhirnya aku memenuhi desakan nafsunya.

    “Thanks, bu,” katanya lagi sambil mengecupku dan menunggangiku lagi. Mengangkangkan pahaku lagi lalu memacuku. Bagai joki tak kenal lelah. Aku pun rela jadi kuda pacu lagi. Terlebih setelah merasakan barang panjang itu berkembang lagi bergerak-gerak di selangkanganku. Menusuk-nusuk mencari jalan masuk.

    “Bim, egh, Bim…jangan masukkan Bim..” aku masih takut-takut. Tapi Bimo tak peduli dan tetap mengarahkan kepala zakarnya ke vaginaku. Menggosok-gosok pintu lubang, menjujut-jujut mau masuk. Kurapatkan paha, tapi tangan Bimo cepat membukanya lagi, menekan ke kiri-kanan dan bleess….. zakar panjang itu ambles ke dalam memekku yang licin penuh lendir mani.

    “Bim, gila kamu!” Badanku melenting ke atas memeluknya, merasakan sensasi gila di selangkangan. Yah, akhirnya sambil duduk kunikmati kocokan zakar Bimo yang memaju-mundurkan pantatku. Sakit, nikmat, nafsu syahwat campur jadi satu.

    “Bim…. Bim…. jangan keluarkan di dalam?” aku mengingatkan tapi Bimo malah tambah rapat memeluk pantat belakangku dan menggerakkan pantatnya sendiri maju-mundur, keluar masuk.

    “Aku mau sampai tuntas, bu..” bisiknya di sela-sela deru nafasnya.

    “Aku bisa hamil, Bim!”

    “Aku tak percaya.”

    “Serius, Bim!”

    “Sekarang kita nikmati saja, bu…. hamil urusan nanti.” Gocohannya tambah keras dan aku malah semakin menggigil merasakan nikmat syahwat itu sampai ke ubun-ubun. Ketakutan akan kehamilan pun jadi terlupakan.

    Bimo mendorongku telentang ke ranjang dan dia lalu jadi joki piawai. Mengolah gerakan pantatnya, zakarnya keluar masuk, naik turun, mencangkul, menusuk, mengobrak-abrik memekku sampai akhirnya dia menekan sangat keras dan crooot… crooot… crooot…. cruuut… cruut…. cret…!! Sperma hangat mengaliri rahimku dan akupun mengejan berkejat-kejat lagi menumpahkan mani. Memeluk punggung dan pahanya erat-erat. Kami mencapai puncak bersamaan. Dan ini kali pertama zakarnya bersarang di vaginaku tanpa bisa kularang karena aku juga menginginkan. Resiko hamil kujadikan urusan belakang.

    Kenikmatan itu terus kami reguk setelah mandi dan makan malam. Semalaman lagi kami bergumul memanjakan syahwat hingga terdengar sirene kapal memberitahukan bahwa pelabuhan tujuan sudah kelihatan. Namun untuk mencapai pelabuhan itupun masih perlu waktu dua jam lagi dan itupun terus kami gunakan mereguk madu nafsu di kapal itu. Kami biarkan penumpang lain turun lebih dulu supaya mereka tidak melihat tubuh dan wajah kami yang kusut masai pucat pasi kehabisan mani.

    Setelah itu dua bulan aku menemani anakku di Irian Jaya, dan dua bulan itu pula kami secara sembunyi-sembunyi terus berzinah. Demikian pula sewaktu Bimo mengantarku pulang ke Jawa Timur, kami memilih naik kapal laut lagi, bahkan kami sempat menginap tiga hari di hotel Surabaya sebelum pulang ke rumah.

    Tahun depan, aku berharap Bimo mau menjemputku untuk menengok anakku lagi. Setelah merasakan kelelakian Bimo, rasanya aku jadi tak kuat “puasa” berlama-lama. Aku tak mau dengan laki-laki lain. Dan kukira aku harus segera sterilisasi untuk mencegah kelahiran anakku sekaligus cucuku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Polisi Ngentot Sama Tahanan Di Lapas

    Foto Polisi Ngentot Sama Tahanan Di Lapas


    2032 views

    Perawanku – Buat para lelaki, pasti malah pengen masuk penjara kalau bisa ngentot sama petugasnya ya , kami memberikan imajinasi buat anda penggemar kumpulan foto-foto porno dan bos bisa sange dengan sendirinya , jangan terlalu di kocok kali ya bosku santai saja kocoknya biar ada kesannya bosku , kuy  scrool kebawah bosku :

    Masih belum cukup nikmat untuk croot? kunjungi halaman utama 139.99.33.211 karena banyak foto ngentot, foto bugil dan cerita sex bergambar yang update setiap harinya lohhh

  • Model Jepang Foto Bugil Di Kamar Mandi

    Model Jepang Foto Bugil Di Kamar Mandi


    2030 views

    PerawankuBerikut ini perawanku rekomendasikan Foto Model Jepang ini lagi bugil di kamar mandi , dengan tubuh mulusnya menunjukan pantat putih montoknya membuat para bos ku semua pengen nyorong dari belakang, Nah langsung saja yang sudah tidak pada sabar  :

  • Pengalaman Ngesek Ibu Teman – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngesek Ibu Teman – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2024 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Tommy seorang lelaki berusia 18 tahun dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa sebuah universitas swasta ternama di Jakarta. Ini adalah pengalaman yang paling hebat tentang berhubungan badan. Datang dari keluarga yang kurang bahagia, kedua orang tua saya telah bercerai sejak saya masih berusia 6 tahun. Sejak saat itu saya ikut tinggal bersama dengan ayah saya. Suatu ketika, ayah saya ada tugas ke luar negri dan saya akhirnya saya tinggal di rumah teman ayah saya.

    Teman ayah saya adalah seorang ibu yang cantik dan memiliki bodi ideal, bak gitar spanyol. Anaknya adalah teman saya tapi sekarang sedang menempuh pendidikan diluar kota. Singkat cerita, ibu teman saya ini selalu membuat saya berfantasi liar. Hampir setiap hari saya melakukan masturbasi karena tidak tahan terhadap gejolak seks untuk melihat kemolekan tubuh ibu teman saya.

    Setelah 3 minggu saya tinggal bersama mereka, timbul nafsu saya untuk bercinta dengan ibu teman saya. Bagaimana tidak terangsang melihat wajah cantik orang dewasa serta tubuh seksi yang luar biasa. Setiap ibu temanku mandi, aku selalu meluangkan waktu untuk mengintipnya. Sambil mengawasi aku melakukan masturbasi hinga orgasme dan semprotan spermaku berceceran di depan pintu kamar mandi.

    Di situlah setiap hari saya melakukan aktivitas ini tanpa takut tertangkap oleh ibu teman ku atau pembantu yang ada di rumah. Terkadang jika saya tidak punya waktu, saya tidak membersihkan sisa sperma tersebut karena takut ia keburu keluar dari kamar mandi. Saya tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.

    Pagi harinya ibu temanku menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan sambil menunggu sarapan tiba. Saat itu pembantu sudah berangkat ke pasar. Saya melihat ibu teman saya hanya mengenakan celana dalamnya, sedangkan bagian atas dia hanya mengenakan kaus oblong, jadi tonjolan dadanya terlihat begitu menantang nafsu saya untuk menggaulinya. Mungkin dia tidak nyaman berpakaian jadi karena di rumah biasanya hanya wanita, tapi saya yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku mendesis.

    “Say .., celana kamu kenapa ..?” Dia bertanya.

    Memang pada saat itu batang ketegangan saya yang sudah ngaceng terlihat jelas dari luar celana. Saya sangat terkejut bertanya, gelas yang saya minum tumpah, untung tidak sampai pecah.

    “Kalau kamu minum perlahan dong, sayang..” katanya sambil mendekati aku dan menyeka tumpahan air di bajuku.

    Begitu dia mendekat, aku merasa sudah cukup. Aku langsung berdiri dan memeluknya dan mengisap lehernya. Pada saat itu otak saya sudah di penuhi akan nafsu birahi dan tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, yang saya inginkan hanya bersetubuh dengan nya.

    “Awalnya dia berkata , tidak … aku ibu temanmu ..” hanya itu yang dia katakan, tapi dia tidak berkelit sedikitpun, malah membiarkan aku membuka bajunya agar tubuhnya yang putih mulus itu terlihat dengan jelas oleh ku.

    Aku mulai membelai seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar dan mengisapnya seperti saat aku masih bayi, dan tanganku juga aktif untuk memijat payudaranya dan memeluknya.

    Setelah itu daerah erotis di tubuhnya langsung menjadi sasaran nafsu ku, seperti dada, ketiak, sampai akhirnya saya duduk tepat di depan celana dalamnya. Saya melihat bahwa CD itu basah kuyup, lalu saya menarik CD ke bawah dan segera saya melakukan oral seks di lubang vagina ibu teman saya ini. Saat itu ada bau khas seorang wanita yang sangat tidak menyenangkan, namun baunya adalah bau paling indah yang pernah saya cium karena nafsu saya telah memuncak.

    Aku mencium permukaan kemaluannya saat lidahku menari di daerahnya yang paling sensitif, jilatanku membuatnya menggelijang keenakan seperti sedang tersengat listrik .

    “Cukup Tom, hentikan .. aah ..” katanya tapi tangannya terus menahan kepalaku tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk terus menjilatnya lubang surganya .

    Saat lidahku menjilat klitorisnya dengan lembut, tidak lama setelah itu tubuh ibu teman saya bergetar keras, dan napasnya semakin kencang. Saya tidak peduli lagi dan terus menjilat alat lubang nikmatnya dan akhirnya jebol juga sehingga menyembur cairan kental menggiringi orgasme pertama yang di dapatkan. Aku mengisap semua cairan keluar, meski rasanya aneh di lidah tapi tidak setetespun tersisa.

    Lalu ibu temanku yang tampak lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Saya segera berdiri dan melucuti pakaian saya. Dia tampak terkesan melihat pangkal paha besar saya dengan batang kejantanan sekitar 16 cm dan diameter 4 cm. Ketika saya mendekat, ibu teman saya mendorong saya jadi saya duduk di kursi makan dengan sisa energi lemasnya. Kupikir ibu temanku menolak dan akan marah, tapi dia langsung berlutut ke di depan saya. Mulutnya begitu dekat dengan batang kejantanan ku tapi dia tidak mengatakan apapun. Saya yang tidak tahan langsung mendorong kepalanya ke arah batang penisku.

    Ibu teman saya langsung mengisap senjata saya dengan penuh nafsu. Itu terlihat dari kuluman liar dan ritminya, tangannya menggosok pangkal pahaku. Saat melakukannya, saya membelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak terukur dan tak terlukiskan. Sampai akhirnya saya merasa tidak bisa lagi, air saya muncrat di mulut ibu teman saya.

    Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di kejantanan saya dengan mulutnya. Melihat batang laki-laki saya masih tegang, dia langsung naik ke pangkuan saya dan membimbing burung saya ke sarang. Akhirnya tenggelam semua batang selangkangan saya ke dalam lubang senggamanya. Gila .., rasanya luar biasa. Meski saya sering bercinta, tapi saya akui lubang kenikmatan ibu teman saya terasa lebih menakjubkan dari pada yang lain.

    Dia mulai naik turun sambil menggosok batang kejantanku saat dia memeluk kepalaku aku benar berada di sisi payudaranya. Hal tersebut tidak aku sia siakan, langsung kushisap dan kulum puting susunya yang menggairahkan itu .

    Akhirnya dia berada di puncak orgasme dan langsung mengerang kenikmatan. Aku mulai tak mampu bertahan dengan goyangan liarnya, dan akhirnya menyemburkan air mani untuk kedua kalinya di lubang senggamanya. Kami kemudian saling berciuman. Kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

    Pada waktu itu saya menyadari bahwa saya telah meniduri ibu teman saya sendiri, terus terang saya sangat merasa bersalah kareana kebaikannya saya balas dengan meniduri ibu nya, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi.

  • Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan


    2023 views

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan –  Karen aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Cerita Sex Munggilnya Memek Keponakan | Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.
    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,
    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.
    “Aku kakak bokapnya Ana”.
    “Kok beda ya om”.
    “apa bedanya?”
    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.
    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.
    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.
    “Om suka kan ngeliatnya”.
    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.
    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.
    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”
    “Depan cowokku om”.
    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.
    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.
    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.
    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.
    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,
    “om, nakal ih”.
    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.
    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.
    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”
    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.
    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,
    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,
    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.
    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.
    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.
    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.
    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.
    “Om, Ayu males pulang deh”.
    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.
    “Mangnya ortu kemana”.
    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.
    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’
    “Bole om”.
    “Gak takut ma aku”.
    “Mangnya om mo makan Ayu”.
    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.
    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.
    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.
    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.
    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.
    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.
    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.
    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.
    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.
    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.
    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.
    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.
    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.
    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.
    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.
    “om suka kan”, jawabnya.
    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.
    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.
    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.
    “Suka banget Yu”.
    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.
    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.
    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.
    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.
    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.
    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.
    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.
    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.
    “Haah, berkali2 lagi”.
    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.
    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.
    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.
    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.
    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.
    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.
    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.
    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.
    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.
    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.
    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.
    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.
    “Ayu tapi masi mo disini om”.
    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.
    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.
    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.
    “Kalo gak pake apa2?”
    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.
    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.
    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.
    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”
    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.
    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.
    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.
    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.
    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.
    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.
    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.
    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.
    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.
    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.
    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.
    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.
    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.
    “Udah om, om dah makan”.
    “Ya udah dong sayang”.
    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.
    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.
    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.

    Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.
    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.
    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,
    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.
    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.
    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    Setelah bebersih, kita meninggalkan motel dan aku mengantarkan Ayu pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku nggelutin Ayu seharian, tapi nikmatnya top markotop.

  • Aku Dihamili Anak Tetangga (II)

    Aku Dihamili Anak Tetangga (II)


    2022 views

    Cerita Erotis Terbaru – Aku Dihamili Anak Tetangga (II)

     

    Perawan – Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah.

    Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak.

    Cerita Erotis Terbaru | Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala.

    Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku.

    Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan.

    Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit.

    Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    “Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    “Belum, Bu”
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    “Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu.

    Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil.

    Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    “Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
    “Gak papa, kok”
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malu-malu melihat perutku.
    “Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    “Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
    Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    “Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku.

    Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    “Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
    “Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    “Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
    “Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
    “Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
    “Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
    “Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku.

    Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu.

    Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
    “Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    “Kamu suka punya anak?” tanyaku.
    “Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.

    Cerita Erotis Terbaru 2018 | Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    “Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
    “Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
    “Kenapa?”
    “Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
    “Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
    “Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    “Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    “Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
    “Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
    Indun belingsatan.
    “Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
    “Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    “Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    “Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
    “Iya bu.. Mau banget”
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.

    “Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    “Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
    “Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    “Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    “Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    “Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    “Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.

    Koleksi Cerita Erotis Terbaru | Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    “Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
    “Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
    Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    “Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    “Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    “Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
    Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    “Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
    “Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
    “Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
    “Hmmm…. ” aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    “Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
    “Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
    “Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
    “Mana aja deh”
    “Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
    “Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    “Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    “Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
    “Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
    “Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan.

    Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan.

    Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan.

    Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya.

    Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    “Ohhh”, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu.

    Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    “Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
    “Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    “Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    “ohhhhh…”
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    #################

    Cerita Erotis Terbaru | Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    “Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    “Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
    “Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
    Kami berpandangan.
    “Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
    “Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
    Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
    “Ndun, kamu punya pacar?”
    “Belum, bu”
    “Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
    “Iya bu, gak mungkinlah”
    “Aku takut kamu rusak karena aku”
    “Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
    “Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
    “Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    “Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    “Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
    Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    “Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.

    “Ayo, Ndun, sodok yang kuat”

    “Iyyyaaa.. Bu”

    “Terusss… Cepat”

    Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    “Ohhh…”
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.

    “Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
    Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang.

    Cerita Erotis Terbaru | Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    ######################
    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    “Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    “Biasa aja Bu”
    “Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
    “Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
    “Aku takut menganggu sekolahmu”
    “Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
    “Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
    “Iya Bu”
    “Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
    “Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
    “Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    “Aku mau jadi pacar Ibu”
    “Lho aku khan sudah bersuami?”
    “Ya gak papa, jadi apa saja deh”
    “Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
    “Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
    “Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.

    #######################
    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    ####################

    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun.

    Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    “Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
    “Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
    “Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
    “Ada Bu, sebentar ya Bu”
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    “Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
    “Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
    “Terus kamu pakai kondom kamu…”
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku.

    Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.

    “Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
    “Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
    “Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
    Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    “Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
    “Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”

    Cerita Erotis Terbaru | Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami. (Bersambung)

  • EKSIBISIONIS KAK DEWI

    EKSIBISIONIS KAK DEWI


    2021 views

    Cerita Sex ini berjudulEKSIBISIONIS KAK DEWICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang wanita berusia 24 tahun, tinggal di Yogya, sudah menikah dan punya satu anak lelaki yg September ini genap 3 tahun usianya.

    Akhirakhir ini aku merasakan ada sedikit kelainan seksual dalam diriku. Kalau dibilang aku itu seorang eksibisionis kupikir kurang tepat juga walaupun Aku terkadang suka memamerkan bagianbagian tubuhku.

    Dikatakan kurang tepat karena kelakuanku mempertontonkan tubuh hanya pada kondisi khusus dan hanya kepada lelaki tertentu saja. Selain itu, aksiku ini bermanfaat bagi kehidupan seksual bersama suamiku tercinta.

    Anda jangan ketawa dulu soal manfaat tadi. Begini, setelah menjalankan aksi eksibisi itu aku merasakan menjadi bersemangat untuk kemudian aku jadi panas dalam melayani suamiku di ranjang, sehingga akan berdampak pada tercapainya kepuasan yang sangat luar biasa pada kami berdua dalam berhubungan sex. Suamiku sampai terheranheran terkadang aku begitu bersemangat di ranjang, padahal pada umumnya berjalan biasabiasa saja.

    Bahkan terkadang agak malas melayani. Semangat tadi muncul karena ada pemicunya yaitu sebelumnya aku telah melakukan eksibisi seksual. Tentu saja suamiku sama sekali tdk tahu kelakuanku yg rada menyimpang ini. Tapi Aku berpikir, sepanjang kelakuan anehku itu berguna bagi kami berdua, finefine saja bukan ?

    Yg kumaksudkan kondisi khusus itu ialah peristiwa eksibisi terjadi begitu saja tanpa perencanaan. Ide untuk melakukan pameran tibatiba saja timbul setelah aku mendadak menemukan kesempatan untuk melakukan. Kesempatan itu ada karena ada pemicunya (kalau Anda kurang menangkap apa yg kumaksud dalam kalimatkalimat pada alinea ini, nanti akan menjadi jelas setelah Aku menceritakan peristiwanya, mohon bersabar dulu). Joker888

    Tadi aku menyebutkan memamerkan tubuh hanya kepada lelaki tertentu, karena memang tdk kepada setiap lelaki yg menarik perhatianku, misalnya karena dia ganteng, macho, atau lainnya. Sasaranku bisa lelaki manapun asal sudah terkondisi dan masih usia remaja ! Ya, hanya kepada anak lelaki belasan tahun. Bukan karena aku seorang pedofil ataupun penggemar brondong, Aku punya alasan yaitu demi keamanan.

    Kalau aku memamerkan payudaraku misalnya kepada seorang lelaki dewasa, aku khawatir akan diartikan berbeda. Dalam pikiranku, lelaki itu akan punya sangkaan bahwa aku menginginkannya. Lebih celaka lagi kalau dia akan menganggapku sebagai perempuan murahan.

    Tentu saja aksi pamer diri ini kulakukan seolaholah secara tak sengaja. Aku tak mau lelaki sasaranku tahu bahwa aku sengaja mempertontonkan tubuhku. Aku adalah tipe perempuan setia, selama ini aku hanya berhubungan seks dengan suamiku seorang.

    Kalau misalnya ada pertanyaan bagian tubuhku yg mana yg paling kusukai, tanpa ragu aku akan menjawab payudara dan kakiku. Aku bangga dengan bentuk payudaraku yg membulat dan mulus, meskipun tak begitu besar. Blouse atau kaus yg ngepas di badan akan makin mempertegas kebulatannya.

    Bila aku sedang jalanjalan di mall misalnya, setiap lelaki yg berpapasan denganku selalu tertangkap oleh mataku sedang menatapi dadaku. Selain dada, aku baru menyadari memiliki sepasang paha yg bulat setelah suamiku mengatakannya sewaktu kami pacaran.

    Engga ah, mayan panjang gini dibilang bulat bantahku.
    Maksudku, penampangnya. Kalo dipotong di sini (sambil merabai paha atasku), penampangnya berbentuk lingkaran nyaris sempurna. Semuanya makin diperindah karena memang dasarnya kulitku yg langsat.

    Bila sedang bertelanjang, ketika mandi atau ganti pakaian di kamar, tak puaspuasnya aku mengagumi tubuhku sendiri di depan cermin. Mungkin ini jenis kelainan lagi? Semacam narsis atau apa gitu?

    Ada banyak aksi eksibisi yg pernah kulakukan, tapi aku hanya menceritakan dua peristiwa saja yg paling mengesankan bagiku dan punya efek paling besar pada aksi ranjang bersama suamiku. Peristiwa pertama mengesankan karena itu adalah pertama kali aku pamer tubuh, dan peristiwa kedua adalah memang benarbenar mengesankan

    Siang agak sore itu aku terjaga dari tidurku karena terdengar suara ribut dari ruang tengah. Kudengar suara percakapan adik bungsuku bersama paling tdk dua anak lainnya. Oh ya, ada empat orang yg tinggal di rumah. Aku dan suami (siang itu masih di kantor, tentu saja), adik lelakiku, si bungsu yg masih kelas dua SMP, dan seorang pembantu. Dengan malas Aku bangkit dari tempat tidur, ingin ke kamar kecil.

    Aku keluar kamar, di ruang tengah memang ada adikku dan dua orang temannya, semuanya masih dengan seragam putih biru. Adikku sedang di depan desk top mengetik sementara seorang kawannya berada di samping dia, dan seorang lagi sedang duduk nonton TV.

    Udah pada makan belum? sapaku.
    Udah jawab mereka berbarengan, lalu mereka kembali asyik dengan kegiatannya masingmasing. Aku berjalan menuju kamar mandi di belakang.

    Selesai dari kamar mandi aku ke ruang tengah lagi menuju mini bar yg letaknya di samping ruang makan dan agak berdekatan dengan letak pesawat TV. Ruang tengah dan ruang makan memang tak ada penyekatnya. Aku membuat minuman teh manis panas kesukaanku setelah terasa agak kedinginan karena AC kamar tidur yg aku stel suhu rendah sebelum aku tidur tadi.

    Selesai bikin teh aku duduk di salah satu dari dua kursi tinggi di dekat mini bar, menikmati teh. Kebiasanku menikmati teh masih dalam keadaan panas, aku seruput sedikit demi sedikit. Teh manis panas berkhasiat menyegarkan tubuh yg sedang lesu, begitulah paling tdk pengalamanku selama ini.

    Ngetik apa tanyaku sambil menikmati teh pada adikku.
    Ada tugas kelompok, Kakjawabnya.

    2 anak sedang asyik di depan komputer sementara seorang lagi santai, matanya tak lepas dari TV. Nonton TV? Tdk juga rupanya. Ketika aku mengalihkan pandangan ke anak yg santai ini, ternyata matanya tak sedang ke TV tapi menatapi kakiku. Tapi secepat kilat matanya kembali ke TV setelah tertangkap olehku. Kelihatannya anak ini dari tadi menatapiku, ketika sedang membuat teh tadi aku merasa ada sepasang mata yg memperhatikan gerakanku.

    Aku baru sadar telah membuat kesalahan. Bangun tidur tadi aku tak mengganti pakaian tidurku. Pakaian tidur yg tipis, pendek pula dan berkancing di dada, sehingga ketika Aku duduk di kursi bar yg tinggi, hampir seluruh pahaku dan kakiku yg jenjang terbuka. Bahkan mungkin pandangan anak ini bisa menerobos ke selasela pahaku untuk menatapi celana dalamku.

    Celana dalam? Kadang Aku tak mengenakan pakaian dalam ketika tidur. Aku melirik, untunglah Aku mengenakannya, juga bra. Kuletakkan gelasku ke meja bar, aku turun dari kursi dan ke kamar hendak berganti pakaian. Ekor mataku menangkap anak itu terus menatapiku sewaktu aku berjalan menuju kamar.

    Kulepas baju tidurku dan kuambil daster dari lemari pakaian. Seperti biasa sebelum mengenakan pakaian aku mengagumi tubuhku di depan cermin. Payudaraku yg masih bulat tegak ke depan walaupun aku menyusui anakku (dan suamiku hehe), sepasang pahaku yg mulus dan berpenampang nyaris lingkaran sempurna, sepasang kakiku yg panjang dan mulus dengan ditumbuhi bulubulu halus.

    Mendadak ada perasaan aneh menyelinap, dadaku berdesir, teringat akan adegan film VCD Private Teacher yg dibintangi oleh Sylvia Kristel, bintang seksi yg juga main dalam film serial Cerita tentang anak lelaki umur 12 tahun yg suka ngintip perempuan dewasa yg sedang berganti pakaian.

    Suatu saat perempuan itu menangkap basah si pengintip. Bukannya dia marah tapi malah menyuruh anak itu masuk ke kamarnya disuruh duduk. Mulailah perempuan itu mencopot branya dan memamerkan payudaranya. Hari berikutnya tak hanya bra yg dilepas, tapi celana dalamnya juga. Lalu kesempatan berikutnya dia jadi guru yg mengajarkan anak polos itu bagaimana caranya berhubungan seks, lengkap dengan praktikum.

    Ingatan pada adegan film itu menjadikan Aku untuk berbuat rada nekat. Aku tak jadi berganti pakaian. Dengan tetap berbaju tidur aku keluar kamar menenteng majalah dan duduk di kursi tadi, purapura membaca. Dari balik majalah aku menangkap anak tadi menatapi pahaku.

    Inilah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya eksibisi seksual. Aku terrangsang justru ada lelaki lain yg matanya menikmati tubuhku. Kusilangkan kakiku sehingga membuat bagian bawah pakaian tidurku semakin naik dan makin banyak pahaku yg terpampang. Melakukan gerakan tadi dengan mataku tetap tertuju pada majalah. Aku tak perlu khawatir adikku dan kawannya yg sedang di komputer akan menyaksikan pameranku, sebab mereka duduk membelakangiku.

    Duduk di kursi bar yg tinggi dengan posisi kaki menyilang begini mustinya celana dalamku terlihat sedikit. Tapi aku tak yakin. Aku ingin dia bisa melihat celana dalamku juga. Untuk meyakinkannya aku menurunkan kakiku yg menyilang, duduk biasa dengan paha sejajar.

    Lalu beberapa saat kemudian aku menggoyanggoyangkan kaki kananku, layaknya dilakukan orang kalau sedang asyik membaca. Gerakan yg membuat pahaku membuka dan menutup bergantian dengan cepat. Dengan begitu anak itu bisa mengintip celana dalamku sekelebatan tapi berulangulang. Nah pas lagi posisi membuka Aku menghentikan goyangan pahaku.

    Kuberi kesempatan kawan adikku itu menikmati pangkal pahaku lebih leluasa. Dari tepi majalah kuintip sekejap mukanya. Benar, pandangan matanya lurus ke arah pangkal pahaku. Wajah itu merah padam. Usahaku berhasil .

    Mendadak suatu aliran hangat menyebar ke seluruh tubuhku. Kurasakan mukaku juga menghangat, dadaku berdesir. Beberapa saat kemudian seluruh tubuhku terasa panas. Aku mengenali perubahan tubuhku yg seperti ini adalah ketika aku terrangsang.

    Ini sungguh suatu reaksi yg tak kuduga sama sekali. Aku jadi terangsang ketika sedang beraksi memamerkan tubuhku kepada anak lelaki remaja. Selangkanganku membasah. Aku begitu menikmati kondisi seperti ini. Ingin rasanya aku mencopoti pakaianku sekarang juga di depan anak itu. Untunglah, Aku masih mampu mengendalikan diri. Ada adikku di situ.

    Dalam keadaan terrangsang begini kadang muncul bermacam ide nakal. Aku tak ingin anak itu hanya melihat celana dalamku, Aku ingin dia bisa melihat lebih. Membuka kaki lebarlebar? Ah, akan kelihatan sekali pamernya. Kuingin aksi pamer ini terjadi seolaholah Aku tak sengaja. Masuk kamar dulu, lepas celana, dan duduk lagi di sini ? Ini juga akan terkesan sengaja. Jadi bagaimana? Aha!

    Pahaku tetap membuka sedikit dan Aku tetap purapura membaca. Tangan kanan memegang majalah sementara tangan kiriku mulai membuka kancingkancing di dada. Gerakan tanganku membukai kancing ini tentu saja tak terlihat oleh anak itu karena sengaja kututupi majalah. Hanya dua biji kancing yg kubuka, dan hanya satu sisi belahan baju saja yg kuturunkan, agar memberi kesan tak sengaja. Walaupun begitu payudara kiriku cukup terbuka dengan sedikit penampakan pinggiran bra. Siap eksyen.

    Kuturunkan majalah dan kuletakkan ke pahaku untuk tetap membaca, sehingga tubuhku sedikit membungkuk. Ini akan memperjelas penampakkan sebelah payudaraku kepada anak itu. Sebenarnya aku ingin melihat wajahnya untuk menangkap reaksi atas aksiku ini, tapi tak usahlah, biarkan saja dia menikmati suguhanku.

    Lagilagi kurasakan desiran di dada serta aliran hangat yg menjalar ke seluruh tubuh. Kali ini rangsangannya lebih hebat. Ingin rasanya Aku bertelanjang bulat sekarang juga di depan anak itu. Ada yg meledakledak di dalam tubuhku. Aku ingin kelembaban di bawah sana bisa diselesaikan.

    Anehnya, aku tak ingin anak itu yg menyetubuhiku. Aku menginginkan suamiku! Ah kemanakah dia? Masih lamakah dia pulang kantor? Tak tahan Aku bila membara terus seperti ini. Akupun gelisah. Aku turun dari kursi.

    Tanpa kusengaja tepi pakaian tidurku ada yg nygkut di kursi sehingga sewaktu kakiku mendarat di lantai seluruh tubuh bagian bawahku terbuka, di depan anak itu! Cepatcepat aku tutup kembali pakaian yg tersingkap itu. Mataku refleks menatap anak itu, dan dia tertangkap sedang melotot fokus ke celana dalamku yg tadi seutuhnya terbuka.

    Aku melangkah masuk kamar. Aku ingin tahu apa saja yg telah terlihat oleh anak itu. Kusingkap pakaianku di depan cermin. Kirakira tadi tersingkap sebatas ini, berarti anak tadi sempat melihat sebagian perutku yg putih, dan tentu saja termasuk celana dalamku yg membasah di bagian bawahnya yg membuat isinya tercetak jelas. Aku tak tahu gimana reaksi anak itu. Yg jelas justru sekarang aku yg horny

    Dalam kondisi yg gelisah dan megapmegap begini apalagi yg bisa aku harapkan selain kedatangan suami. Setiap terdengar suara mobil yg mendekat rumah, aku berharap itu mobil suamiku. Kalau kemudian ternyata itu bukan dia makin membuatku gelisah. Akhirnya penantian berakhir ketika suara mobil diikuti dengan suara terbukanya pintu garasi.
    Aku langsung memeluknya kencang begitu suamiku masuk kamar.

    Eheh ada apa nihserunya.

    Aku tak menjawab, langsung merabaraba selangkangannya. Batang itu terasa memanjang. Kulepas ikat pinggangnya dan kubuka rits celananya, lalu kupelorotkan sekalian celana dalamnya. Batang itu sudah keras mengacung.

    Tubuhku didorongnya sampai rebah ke ranjang. Dengan sekali renggut baju tidurku terlepas. Dengan bernafsu diciuminya payudaraku. Aku senang suamiku menjadi buas begini. Inilah yg dari sejam lalu kutunggu. Dipelorotkan celana dalamku untuk menciumi isinya, lalu dijilatinya. Inilah yg Aku suka dari suamiku. Tubuhku berkelojotan bagai ular diganggu.

    Masukin . sekarang . Mas .desahku.

    Dia taruh palkonnya ke pintu liangku lalu digesekgesekkan gerak vertikal, kebiasaanya memang begitu sebelum penetrasi. Memang sedap sih, tapi Aku sekarang ini butuh diisi, bukan stimulasi lagi.

    Pas sapuan palkon sampai dipintu, aku tarik pantatnya, masuklah kepalanya. Lalu dia mulai menusuk sampai mentok, dan merebahkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Dah gak tahan lagi ya say.bisiknya.
    Pertanyaannya kujawab dengan menggoyang pinggulku

    Jumat pagi, suamiku yg sedang mengikuti seminar di Bandung menelepon, Aku disuruh nyusul ke Bandung. Gembira aku mendengarnya sebab memang Aku sudah lama mengimpikan jalanjalan ke kota berhawa sejuk itu. Banyak yg bilang belanja pakaian di Bandung harganya murah dan banyak pilihan.

    Segera Aku menelepon kesanakemari untuk mendapatkan tiket. Pesawat Yogya Jakarta memang banyak dan harga bersaing, tapi yg ke Bandung hanya satu, dan dengan tarif normal pula, tiga kali lipat dibanding harga tiket YogyaJakarta. Aneh, padahal YogyBandung lebih dekat. Naik KA, ada 3 pilihan, aku kirim SMS ke suamiku tentang transportasi ke Bandung.

    Kalo yayg mau lebih baik pake KA, sebab sore cuaca jelek. Okay, Aku putuskan naik KA Mutiara Selatan saja.

    Aku sering takut kalau mendarat dengan cuaca buruk. Berangkat jam 12 tengah malam, tiba di Bandung pukul 07 pagi, begitu yg tertulis di tiketnya. Suamiku akan menjemputku di stasiun Bandung.

    Kukemas dua stel pakaianku ke dalam travel bag ukuran sedang supaya aku mampu mengangkatnya sendiri, plus baju hangat menjaga kalaukalau AC di KA terlampau dingin. Untuk perjalanan kupilih blouse warna cream berkancing dari bahan katun supaya nyaman, dipadu dengan celana panjang casual warna coklat muda. Aku mematut diri di depan cermin. Paduan warna atas dan bawahan membuatku tampil cerah, kulitku tampak makin putih. Model blouse dan celana yg ngepas di badan membuat tonjolantonjolan seksi, terutama di dada dan pinggulku.

    Baju hangat yg kupilih adalah model menyerupai blazer tapi lebih santai, bahan casual juga dan dan berwarna senada dengan celanaku. Terbayang, suamiku nanti pasti akan mengomentari,

    Yayg seksi banget , lalu diikuti dengan ciuman dan rabaan nakal, perlucutan pakaian satu persatu dan diakhiri dengan hubungan seks yg bersemangat dan menyenangkan. Terbayang pula berpasangpasang mata lelaki yg akan melotot mengikuti kemana aku bergerak, seperti selama ini kualami ketika Aku keluar dari rumah. Membayangkan seperti itu cukup membuatku bergairah Aku berangkat ke stasiun Tugu diantar oleh adikku.

    Benar saja, di stasiunpun entah sudah berapa lelaki yg melototiku. Dulu sih Aku merasa risih, tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa, dan selalu bersikap acuh, seolah tak menyadari kalau banyak pasang mata sedang mengamati dadaku. Bahkan akhirakhir ini aku justru menikmati kalau menyadari bahwa banyak mata menontoni tubuhku. Di dalam keretapun begitu. Sewaktu Aku jalan di gang mencaricari nomor tempat dudukku, hampir semua lelaki yg kursinya kulewati menatapiku. Seperti biasa Aku acuh saja seolah tak tahu.

    Kutaruh tasku di bawah saja supaya Aku nanti tak repot kalau mengambil baju hangat. Nomor seatku memang di dekat jendela yg sengaja kupilih agar aku bisa tidur nanti. Aku berharap kereta segera berangkat sebab sementara ini tempat duduk di sebelahku kosong sehingga nanti Aku bisa berselonjor kaki. Tapi rupanya harapan tinggal harapan, seorang ibu datang menanyakan apakah benar ini nomor 5 B.

    Benar, Busahutku.
    Sini, Le kata Ibu itu melambaikan tangannya.

    Datanglah seorang anak muda yg tergopohgopoh meletakkan tas lumayan besar ke rak di atas lalu duduk di sebelahku. Ibu tadi lalu membuka obrolan basabasi denganku. Dikatakan anak muda ini adalah anak pertamanya yg baru saja lulus SMU, akan berangkat ke Bandung untuk kuliah. Dia suruh anaknya berkenalan denganku. Lalu ketika terdengar pengumuman kereta segera berangkat, Ibu tadi bilang, Titip anak saya ya Mbak Titip ? Memangnya Aku mirip Ibu panti asuhan ?

    Iya Bubasabasi saja.

    Aku masih berusaha untuk mencari tempat duduk yg kosong supaya bisa tidur lebih nyaman. Ketika kereta berangkat Aku bangkit.

    Permisi ya Dik

    Anak itu menggeser kakinya memberiku jalan. Tadinya anak itu menunduk menatap lantai, tapi begitu Aku melewatinya, matanya langsung melotot ke arah dadaku. Karena memang ketika Aku bergeser mau keluar dari kursi, dadaku berada tepat di depan hidungnya. Aku jalan ke belakang sambil meneliti kursi mana yg kosong. Tak kupedulikan tatapan mata lelakilelaki. Tak ada yg kosong. Memang ada 3 kursi yg hanya berisi masingmasing seorang.

    Seandainya Aku punya keberanian untuk meminta salah satu penghuni kursi yg sendirian itu untuk bergabung ke penghuni sendirian yg lain, Aku akan dapatkan kursi kosong. Tapi Aku tak berani. Atau anak itu saja yg kusuruh pindah ? Ah, sungguh Aku tak enak. Apa boleh buat, terima saja apa adanya. Aku kembali ke tempatku. Lagilagi mata anak muda itu memelototi tubuhku. Dan masih saja tak melepas tatapannya meskipun Aku sudah kembali duduk.

    Sering dia mencuricuri pandang. Menoleh kesamping menatap wajahku, lalu turun ke dadaku, dan kembali kedepan. Kalau Aku melongok keluar melalu jendela, dia seolah punya kesempatan untuk menatapi tubuhku.

    Tingkahnya inilah yg membuatku punya ide nakal. Anak ini akan kuberi pelajaran, seperti yg pernah kulakukan pada teman sekolah adikku. Kalau memungkinkan malah seperti Sylvia Kristel di film Private Teacher. Dadaku berdesir membayangkannya. Mulailah kulakukan pendekatan, ajak ngobrol basabasi. Rupanya anak ini pendiam, hanya bicara kalau ditanya. Mungkin pemalu dia.

    Aku memikirkan rencana apa yg akan kulakukan dalam showoff ini. Dia tertarik dengan dadaku, okay akan kuberi Dik. Tapi nanti ya, setelah penumpang lain pada tidur dan masmas pembawa makananminuman itu tak lagi lewat. Sementara ini Aku akan purapura tidur dulu. Ternyata Aku tertidur beneran

    Aku terbangun karena kereta berguncang berhenti mendadak dengan suara rem berdenyit. Refleks aku menoleh kesamping ke teman tidurku si anak muda baru lulus SMU. Gotcha ! Mata anak itu baru saja beralih dari dadaku ! Ketangkap basah elo ! Tapi justru Aku yg kaget. Kulihat kancing blouseku yg paling atas sudah lepas. Bagian dadaku begitu terbuka sehingga menampakkan sebagian bulatan dadaku. Pantes saja anak ini memilih tak tidur karena mendapatkan pemandangan yg (mungkin) lebih indah dari mimpinya kalau dia tidur. Matanya yg segar tdk memerah menandakan dia belum tidur.

    Rasa dingin AC menyergap tubuhku. Kuambil baju hangat dari tasku dan memakaikannya. Segala gerakanku dari mengambil baju sampai mengenakannya tak lepas dari lirikan curicuri matanya. Aku coba mengingatingat kembali sebelum tidur tadi. Aku yakin sekali tadi tdk melepas kancingku. Apakah lepas sendiri ? Rasanya tdk mungkin. Lubang kancing ini masih kuat, tdk longgar. Apakah anak ini yg melepasnya ? Inilah satusatunya kemungkinan. Seberani itukah Si pemalu ini ? Mungkin saja. Dibalik sifatnya yg pemalu mungkin saja sesungguhnya anak ini nakal. Kalau benar demikian, aha Aku merasa mendapat tantangan ! cerita sex

    Kereta berhenti cukup lama, sunyi, bukan berhenti di stasiun. Pandangan ke luar gelap gulita. Jam menunjukkan pukul dua lebih seperempat. Rasanya semua penumpang sudah tertidur, tak terdengar obrolan hanya samarsamar terdengar dengkuran yg bersahutan. Rasanya semua penumpang sudah tertidur, kecuali anak di sebelahku ini. Show time !

    Eksi

    Sengaja aku membiarkan kancing blouseku tetap terlepas, hanya mengatupkannya saja. Sedangkan baju hangat hanya menutupi kedua lengan dan bahuku saja, bagian dada tetap terbuka. Aku bersandar dan mulai memejamkan mata, purapura tidur sebenarnya untuk membuktikan sangkaanku tentang kenakalan anak ini. Agen Joker888

    Kereta belum juga jalan, keadaan masih senyap sehingga dengan mengeluarkan suara dengkuran halus cukup untuk mengelabui anak ini. Cukup lama aku mendengkur belum ada kejadian (memangnya aku mengharapkan kejadian apa?). Tapi tunggu dulu serasa ada yg menyentuh blouseku. Aku degdegan, tapi tetap purapura mendengkur. Benar. Terasa olehku ada yg membuka belahan blouse yg tadi kukatupkan. Siapa lagi kalau bukan anak nakal di sebelahku ini. Aku makin berdebar, membuat dadaku makin naikturun. Rasanya belahan blouseku sudah terbuka lebar, lalu Aku menunggu aksi dia berikutnya.

    Perkiraanku dia akan menyusupkan telapak tangannya kedalam blouse yg sudah terbuka. Aku menunggu, dengan dada yg berdegup. Kalau benar dia akan merabai payudaraku, apa reaksiku ? Menampik tangannya diikuti dengan kemarahan besar atau justru membiarkannya ? Let see. Tapi aksi itu tak kunjung muncul. Penasaran aku dengan amat hatihati membuka sedikit mataku. Benar. Dari selasela bulu mataku Aku bisa melihat blouseku sudah terbuka lebar, bulatan payudara kiriku hampir seluruhnya tampak. Mengetahui keadaan ini tubuhku menghangat, darahku serasa lebih cepat mengalir. Aku mulai gelisah.

    Sampai kereta jalan lagi tak terjadi apaapa. Anak ini hanya ingin melihat saja rupanya, silakan Dik, nikmati buah ranum kebanggaanku ini. Rasanya Mbak akan keberatan bila engkau ingin merasakan kehalusan kulit dadaku, atau ingin merasakan sintalnya buah kembarku ini dengan meremasnya. Aku ingin engkau tahu bahwa putingku sudah mengeras silakan. Tapi sekian menit Aku menunggu lagi, keberanianmu tak muncul juga Atau engkau akan membuka kancing blouseku lagi ? Lakukan saja. Aku akan diam tak berreaksi.

    Sayangnya aku memakai celana panjang. Bila saja aku memakai rok, tak segan aku akan mengangkat kakiku hingga tersibak dan engkau akan tahu Aku memiliki sepasang paha yg selain putih mulus juga berpenampang bulat. Lampu ruangan kereta yg cukup terang mungkin cukup buat kamu untuk mengamati bulubulu halus di pahaku. Khayalanku buyar ketika kurasakan sentuhan di dadaku. Berdebar aku menunggu apa yg akan diperbuat oleh anak yg tampaknya alim tapi ternyata nakal ini. Tapi aku tetap memperdengarkan dengkuran halusku.

    Nah. kamu nekat juga akhirnya. Bisa kurasakan kain blouseku tertariktarik. Sedang apa dia? Perasaanku dia sedang membukai kancing, meneruskan pekerjaan yg tadi tertunda. Ayo, setelah terbuka kancingku satu lagi, apa yg akan kamu lakukan Ternyata tak ada apapun. Dinginnya AC kereta menyapu ke dadaku yg 3 kancingnya terbuka. Setelah beberapa saat tak ada sentuhan apapun, kubuka ujung kelopak mataku sedikit.

    Belahan blouseku memang telah tersibak ke kanankiri, sebagian braku tampak, juga belahan dan bagian bulatan kedua payudaraku. Selain itu, ada juga bayangan yg menerpa wilayah dadaku.

    Perkiraanku, anak nakal ini duduknya lebih mendekat ke arahku sedang menikmati hasil usahanya. Artinya, Aku telah berhasil mencapai tujuanku mempertontonkan tubuhku kepada remaja ini. Silakan, nikmati sepuasmu, Nak Seperti yg pernah terjadi, kondisi seperti ini membuatku gerah, yaitu awal dari perasaan terrangsang.

    Dan, kurasakan sentuhan di dada kiriku. Aku mengintip melalui selasela bulu mataku. Tampak jarijari anak ini menyentuh payudaraku. Awalnya hanya jari telunjuk, kini keempat jarinya sudah mengusapi payudaraku. Kegerahanku mulai merambat naik, kurasakan di bawah sana mulai melembab.

    Aku bimbang, akankah anak ini kubiarkan terus menjamah payudaraku atau aku stop dengan elegan ? Entah kenapa kali ini aku tak keberatan jika anak ini nantinya akan meremasi payudaraku. Cuma yg aku khawatirkan, dalam kondisi yg telah terangsang begini tentu saja puting dadaku telah mengeras. Lulusan SMU ini kemungkinan besar telah tahu arti mengerasnya puting payudara. Aku tak mau dia tahu bahwa Aku telah terrangsang.

    Sementara ini masih kubiarkan dia mengelusi payudaraku di wilayah yg terbuka saja. Kalau nanti dia berani menyusupkan jarijarinya ke balik bra, baru Aku akan bertindak. Tapi . kini ujung jarinya telah menyentuh pinggiran cup braku. Harus ada tindakan sekarang.

    Bagaimana caranya supaya tak kelihatan aku sedang purapura tidur? Okay, kupejamkan mataku, lalu kupalingkan kepalaku sedikit ke arahnya. Berhasil. Dia menarik tangannya dari wilayah dadaku. Rupanya dia tak berani lagi menjamah, setelah sekitar seperempat jam kemudian tak ada lagi tangan dia. Kuperkirakan dia sekarang hanya berani memelototi saja.

    Beberapa saat berikutnya kurasakan kursi kereta ini berguncangguncang kecil dan teratur. Aku yakin ini bukan guncangan gerbong kereta, tapi gempa lokal. Dan epicentrum gempa ada di sebelahku, tdk puluhan kilo di bawah permukaan laut tapi hanya beberapa senti di atas permukaan kursi kereta. Ukuran gempa tak sampai satu skala Richter.

    Apa yg sedang dia lakukan sekarang dengan nafasnya yg memburu? Tak sampai dua menit gempa tibatiba berhenti. Lalu beberapa detik berikutnya hidungku menangkap aroma khas, aroma yg sama ketika suamiku menginginkan variasi oral dengan diakhiri membasuh mukaku.

    Aku jadi penasaran ingin meyakinkan sangkaanku. Kalau sangkaanku ini benar, alangkah beraninya anak ini. Kubuka kelopak mataku sedikit seperti tadi. Ternyata perkiraanku benar. Samarsamar kulihat penis tegang anak ini nongol dari rits celananya, dan di ujung batang yg membasah ini telapak tangan kirinya sedang menampung tetesantetesan akhir pancaran cairan yg beraroma khas tadi Kututup mataku sebelum dia menoleh.

    Gerakangerakan tubuhnya menunjukan dia sedang sibuk berberes. Lalu sunyi, tak ada gerakan apaapa. Kubuka lagi kelopak mataku, dia tak ada. Mungkin sedang ke toilet. Aku tersenyum penuh kemenangan .

    Aku berberes sedikit, hanya mengatupkan sibakan blouse tdk mengancingkannya. Belahan blazer masih teribak. Lalu aku mengubah posisi duduk dan purapura tidur lagi. Setelah kurasakan dia kembali duduk, aku purapura terbangun dan mengatupkan blazer dan menoleh ke arahnya. Lagilagi dia tertangkap mata mengamati dadaku. Aku tak merapikan kancingkancing blouseku yg terbuka sebab aku harus tetap bersikap seolah tak terjadi apaapa. Nanti akan kurapikan di toilet saja. Aku bangkit.

    Permisi ya
    Oh. silakan, Tante

    Kakiku melewati ujung dengkulnya dengan sedikit membungkukkan tubuhku. Tentu saja dadaku melewati hanya beberapa senti di depan hidungnya. Dengan blouse yg belum terkancing, dia bisa menikmati payudaraku dari jarak yg amat dekat. Nikmati sepuasmu, ini adalah sajian terakhir, kataku dalam hati. Di toilet Aku merapikan blouseku, terlihat putingku masih menegang.

    Di stasiun suamiku sudah menunggu sejam, keretanya memang terlambat. Aku menolak semua usul suamiku untuk mampir ke FO atau ke restoran.

    Langsung ke hotel aja, mo mandi dulukataku. Padahal sebetulnya Aku ingin cepatcepat sampai di hotel agar penis suamiku bisa langsung mengisi di bawah sana yg masih lembab dan megapmegap.

    Begitu kamar pintu hotel tertutup, Aku langsung menubruk suamiku, kupeluk eraterat, sangat kencang.

    Katanya mo mandi dulu..katanya.
    Engga, mo ini dulukataku sambil menjamah selangkangannya. Batang yg dari semalam kurindukan mulai memuai.
    Aku juga pengin banget.katanya.

    Suamiku langsung melepas seluruh pakaiannya dengan cepat sampai telanjang bulat. Aku baru sempat melepas celana panjang dan CDku saja ketika suamiku membopong tubuhku dan melemparkannya ke ranjang. Ditindihnya tubuhku. Dirabanya kelaminku.

    Uh. dah basah.katanya.

    Dia bangkit, bertumpu pada kedua lututnya dan lalu menusuk masuk. Aku menikmati pompaannya. Tubuhku serasa melayglayg Tak sadar Aku merintih dan melenguh lebih keras dari biasanya sampai suamiku menutup mulutku .
    Suatu persetubuhan yg sungguh begitu nikmat.

    Kami baru menyadari bahwa ternyata pintu kamar belum tertutup rapat. Entah ada orang kebetulan lewat atau tdk ketika kami tadi bersetubuh. Yg jelas suara rintihanku tadi pasti nyampai ke manamana.
    Dia bangkit hendak menutup pintu. Aku cegah sehingga kelamin kami masih bertautan.

    Biarin ajalah, Maskataku.
    Entar ada yg lewat ..
    Sayang mo dilepaskataku.

    Sebelum mandi kami melakukan lagi, maklum sudah 3 hari tak ketemu. Juga dengan pintu yg kubiarkan tak rapat tertutup, tanpa suamiku tahu. Dasar eksibisionis ..

    Malemnya, Aku diajak ke suatu pertemuan reuni kawan sekolah suamiku di suatu ballroom di hotel Jalan Asia Afrika. Tak kusangka, Aku ketemu dengan kawan lama, Lina namanya, yg datang bareng suaminya. Mereka tinggal di Jakarta.
    Dia masih cantik seperti dulu, dan kulitnya tambah putih saja. Setelah ngobrolngobrol lama,

    Udah berapa anakmu?tanyaku.
    Belum .
    Tapi masih rajin bikin kan ?
    Iya dong .
    Perasaan elo jarang keluar kota deh.kataku.
    Iya, sekarang kan ada keponakan suami yg tinggal di rumah, jadi gue bisa bebas kemana aja. Kayanya elo tahu deh keponakan suamiku. Yg dulu gue kenalin waktu gue nikah

    Yg mana ya.Aku coba mengingatingat.
    Didin, yg kekar itu
    Oh iya, gue inget. Anaknya Kang Sastra kan?
    Yup
    Gimana sekarang dia?tanyaku.
    Masih kekar, tinggi lagi. Sekolah di SMU XX
    Tambah ganteng dong dia
    Pasti . kuat lagikatanya sambil mengedipkan mata penuh arti.

    Aku sih maklum saja. Aku tahu gimana Lina, selalu haus .

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • FULL Album Foto Model Seksi SISILA – Foto Model Indo Bugil Terbaru 2018

    FULL Album Foto Model Seksi SISILA – Foto Model Indo Bugil Terbaru 2018


    2018 views

    Perawanku –   Indonesia ? Begitu anda mendengar kata Indonesia, Anda akan langsung berpikir tentang  Pariwisatanya Bukan ?  yang begitu kental dengan Iklim tropis yang begitu hangat. Tidak hanya sekedar pariwisatanya,  Indonesia juga memiliki Gadis- Gadis yang Menawan Rupawan  dengan body yang sexy kulit sawo matang sangat Tropis sekali bukan. Wanita Indonesia memiliki segudang kecantikan dan keseksian yang ingin lagi dan lagi.

    Kali ini kami menunjunkan salah satu model Indonesia yang cukup terkenal dengan kepemilikan tubuh nya yang indah, sexy nan sintal tidak lupa juga dengan wajahnya yang Menawan :

     

     

  • Koleksi Foto Gadis Jepang Imut-Imut Telanjang

    Koleksi Foto Gadis Jepang Imut-Imut Telanjang


    2016 views

    PerawankuNah buat bos ku  yang sudah lagi sange tetapi tidak memiliki pasangan kami sudah siapkan bahan coli buat bos ku, bos tinggal ambil lotion dan lihat Foto Gadis jepang ini  yang imut-imut lagi pada telanjang bikin crot pastinya  :

  • Foto Model Bugil Jepang, Pamer Body Sexy Aduhai di Rumah Kosong

    Foto Model Bugil Jepang, Pamer Body Sexy Aduhai di Rumah Kosong


    2014 views

    Perawanku – Model Bugil memang memiliki aura sensual tersendiri bagi pecintanya. Sama halnya dengan model keturunan jepang yang
    sedang unjuk kebolehan di rumah kosong satu ini. Tubuhnya yang
    montok dan seksi seakan mengajak anda untuk membelainya sampai
    terangsang.

    Model bugil jepang seperti ini bukanlah hal baru di dunia maya, tapi tentunya yang
    ini lebih hot dibanding yang sudah pernah kamu lihat. Model seksi gadis ini terlihat begitu mempesona sembari memamerkan puting payudara yang memiliki puting warna masih muda tersebut.
    Berikut adalah galeri model jepang bugil yang masih gadis dan menggoda tersebut.

  • Cerita Sex Kenikmaran ML Sama Gadis Masih Pelajar SMP

    Cerita Sex Kenikmaran ML Sama Gadis Masih Pelajar SMP


    2013 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenikmaran ML Sama Gadis Masih Pelajar SMP, Cerita Sex abg kesempatan ini diawali saat satu hari ada aktivitas belajar dengan gadis abg yang masih tetap hot, serta narasi panas ini cuma untuk sharing dengan rekan-rekan semuanya yang suka pada narasi abg yang memanglah payudara serta memeknya masih tetap perawan-perawan, mungkin saja narasi panas kesempatan ini berlainan dengan narasi panas abg bispak terlebih dulu sebab di narasi kali abg nya benar-benar sangat liar serta hot sekali dalah hal bercinta,

    Narasi Sex Oke kita mulai saja narasi dewasa abgnya……. Saat tengah belajar dengan, saya cobalah pancing nafsu Sari lewat cara kududuk di samping Rina. Saya rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya serta kuraba dadanya. Rina waktu itu menggunakan kaos tanpa ada BH. Rina membalasnya. Lantas kudorong dia supaya tiduran di karpet. Kami sama-sama bergumul. Lihat hal tersebut, Sari kaget juga. Dia menutupi berwajah.

    Karna sampai kini kami terkait diam-diam. Tidak sempat dengan terang-terangan. Kali itu kami melakukan perbuatan seakan-akan tak ada orang yang lain terkecuali kami berdua, untuk memancing nafsu Sari. Perbuatan kami makin memanas. Karna Rina telah telanjang dada. Lantas Rina turunkan celana pendeknya. Dia segera bugil karna tidak menggunakan celana dalam.

    Saya juga tidak tinggal diam, kulepas semuanya bajuku. Kugeluti dia. Lantas kami ambil tempat 69. Rina diatas. Kami sama-sama mengisap.
    “Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs… Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..! ” desah Rina dibesar-besarkan.
    “Ohhh.. Riiinnn… hisap yang kuaattt Riinnnn..! ” desahku juga.
    Kulihat Sari telah tidak menutupi berwajah sekali lagi.

    Kurang lebih lima menit sama-sama mengisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku serta mengarahkan ke liang senggamanya yang telah tidak perawan sekali lagi. Turunkan pantatnya dengan perlahan-lahan.
    “Bless..! ” segera masuk semuanya.
    “Aaahhhh… Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..! ” desahnya.

    Lantas dengan perlahan-lahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan-lahan. Semakin lama makin cepat.
    “Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh… Iiihhh..! ” erangnya. Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Kelihatannya dia telah terangsang berat. Karna berwajah merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Pergerakan Rina makin tidak teratasi. Pantatnya berputar sembari naik turun. Kurang lebih 10 menit, saya rasakan liang kewanitaan Rina telah berkedut-kedut. Dia ingin hingga klimakasnya. Serta pada akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.
    “Aaahhh.. Masss… Akuuu… sammmpppeee.. Maasss..! ”
    “Syuuurr… syurrr.. ” kehangatan menyelimuti kepala senjataku.

    Dia segera terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya serta berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Saya memanglah tidak demikian menghayati permainan ini, karna fikiranku senantiasa ke Sari. Jadi pertahananku masih tetap kuat. Saya bangkit dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karna saya menghampirinya masih tetap dengan bertelanjang bulat.

    Segera kupeluk dia. Kuciumi semua berwajah. Tak ada penolakan darinya, namun juga tak ada reaksi apa-apa. Betul-betul masih tetap polos. Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walaupun lidahnya belum juga bereaksi. Kuusahan semesra mungkin saja saya mencumbunya. Serta pada akhirnya mulutnya buka sedikit bersamaan dengan desahannya.

    “Aaahhh.. Maasss..! ” nafasnya mulai memburu.
    Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan. Dia juga membalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Merasa putingnya telah mengeras di bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanya bertukaran.
    “Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs…” desahnya.

    Kulepas ciumanku. Kupandangi berwajah sembari tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja. Terlepas telah kaosnya, saat ini tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih tetap diam saja. Pada akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti umum, untuk menaklukan seseorang perawan, tidak dapat tergesa-gesa. Mesti sabar serta dengan kalimat yang pas. “Bukan maaiinnn. Susumu sangat bagus Sar..! ” kataku sembari memandangi bukit kembarnya.

    Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Saya elus perlahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang telah menonjol. Tiap-tiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang. Kutidurkan dia ke karpet. Lantas kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas. “Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh… aaa..! ”

    Bertukaran kiri kanan. Terkadang ciumanku turun ke arah perutnya, lantas naik sekali lagi. Tangan kananku telah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih tetap menggunakan celana panjang katun. Terkadang kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai buka pahanya. Disamping itu Rina telah pergi ke kamar mandi. Karna kudengar nada guyuran air.

    Sesudah saya percaya dia telah di puncak nafsunya, kupandangi berwajah sekali lagi. Berwajah telah memerahkarena nafsunya. Ini waktunya. Lantas tanganku mulai buka pengait celananya, retsletingnya, serta turunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tak ada penolakan. Bahkan juga dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu. Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Nyaris sama juga dengan milik Titin dahulu.

    Mungkin saja karna keduanya sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan ke-2 tangannya. Kutarik tangannya perlahan-lahan sembari kudekatkan wajahku. Awalnya tangannya tutup agak keras, namun lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh.., fresh sekali harumnya. Kuulangi sekian kali. Tiap-tiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas sembari mendesah. “Aaahhh… Masss.., mmm.. sshshshs…” Batang kejantananku yang barusan telah agak lemas, mulai mengeras sekali lagi.

    Lantas kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Telah basah. Kutelusuri semua liangnya dengan jariku, lantas lidahku. Dia makin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Sesudah bisa, kujilat-jilat secara cepat sembari agak kutekan-tekan. Reaksinya, gelinjangnya semakin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri serta ke kanan. “Adduuuhhh… Maasss… aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..! ” Kuangkat ke-2 kakinya, kutumpangkan ke pundakku, hingga liang kewanitaannya makin buka.

    Kupandangi belahan kewanitaannya. Begitu indah liangnya. Hangat serta berkedut-kedut. “Saarr.., memekmu bagus benar.. Wangi lagi…” Kembali kuhisap-hisap. Dia makin keras mendesah. Kurang lebih 5 menit lalu, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali. Serta, “Syurrr… syurrr…” menyemburlah cairan kenikmatannya.

    Kuhirup semua. Manis, asin, gurih jadi satu. Aaasshhh… segarnya. Kakinya telah melemas. Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke liangnya sembari kupandangi berwajah. “Boleh Sarr..? ” tanyaku memohon persetujuannya. Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia cuma mengangguk.
    “Pelan-pelan yaa Mass..! ”
    Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya. Lantas kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sembari menghimpit perlahan-lahan.

    “Aaahhh.. Maasss… Ooohhh..! ” dia mendesah.
    Lantas kutekan dengan sangat perlahan-lahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikan kemaluannya menggembung karna menelan kepala keperkasaanku. Ketekan sedikit sekali lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatku sedikit dengan sangat perlahan-lahan. Lantas kudorong sekali lagi. Demikian berkali-kali hingga dia tidak meringis.

    “Ayooo… Masss.. aaahhh.. ooohhh.., ssshhhshshhh..! ”
    Lantas kudorong sekali lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis sekali lagi. Kutahan sebentar, kutarik perlahan-lahan, lantas kudorong sekali lagi. Merasa kepala batang kejantananku tentang selaput tidak tebal. Nah inilah selaputnya.
    “Kok tidak dalam..? Belum juga masuk setengahnya telah terkena..! ” batinku dalam hati.
    “Sar.., tahan sedikit yaa..! ”
    Lantas kucium bibirnya. Kami berciuman, sama-sama mengulum. Serta dengan mendadak kutekan batang keperkasaanku dengan keras.
    “Pret..! ” kemaluanku menabrak suatu hal yang segera sobek.

    Narasi Dewasa 2018 Dia ingin menjerit, namun karna mulutnya kusumpal, jadi tak ada nada yang keluar. Kudiamkan sebentar kejantananku supaya liang keperawanannya ingin terima benda tumpul asing. Lantas kutarik ulur perlahan. Sesudah tampak dia tidak terasa kesakitan, kutekan lebih dalam sekali lagi. Kutahan sekali lagi. Kuangkat perlahan-lahan, kutekan sedikit sekali lagi. Demikian berkali-kali hingga senjataku masuk semua. Dia tetaplah tidak dapat bicara karna mulutnya kulumat. Kutahan kemaluanku didalam, kulepaskan ciumanku. Liang senggamanya menjepit semua batangku di semuanya bagian. Rasa-rasanya bukanlah main enaknya.

    “Gimana Sar..? ”
    “Sakiittt Masss… Periiihhh… Mmmm..! ”
    “Tahan saja dahulu, sebentar sekali lagi ilang kok…” sembari kucabut begitu perlahan-lahan.
    Kutekan sekali lagi hingga menyentuk ujung rahimnya. Demikian berkali-kali. Saat kutarik, kulihat kemaluan Sari agak tertarik hingga terlihat agak menggembung, serta bila kutekan, agak mblesek menggelembung. Sesudah 5 atau 6 kali saya turun naik, merasa agak mulai licin. Serta Sari juga tidak tampak kesakitan sekali lagi.
    “Sar.., memekmu sempit banget. Ooohhh enak sekali Sar..! ” bisikku sembari percepat pergerakanku.

    Dia kelihatannya telah terasa nikmat.
    “Aaahhh… eennnaaakkk… Masss… aaahhh.. shshshshsh…” desahnya. Kupercepat selalu.
    “Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh.. aaaddduuuhhh… ooohhh..! ” pantatnya mulai bergerak menyeimbangi pergerakanku. Kurang lebih 5 menit, dia mulai tidak teratasi. Pantatnya bergerak liar. Mendadak dia menekuk, ke-2 kakinya menjepit pantatku sembari mengangkat pantatnya. Bibir kemaluannya berkedut-kedut.
    Serta, “Sysurrr.. syuurrr.. ” 2 x kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya.
    Karna saya dari barusan telah ingin keluar serta kutahan-tahan, jadi kupercepat pergerakanku.
    “Masss… Uuudddaaahhh.. Mmasss.. Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..! ” teriaknya.
    Saya tidak perduli. Keringatnya telah seperti orang mandi. Kupercepat selalu pergerakanku, pada akhirnya, “Crooot… cruuuttt.. ” 3x saya menembakan cairanku di liang kenikmatannya.
    Lantas saya ambruk di sampingnya.

    Mendadak, “Plok.. plok.. plok.. ” terdengar nada tepukan.
    Rupanya Rina telah dari barusan memerhatikan kami berdua.
    “Mas hebat… Sari.. selamat yaa..! ” tuturnya sembari mencium pipi Sari.
    Sari cuma dapat tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih tetap ngos-ngosan.
    “Enak Sar..? ” tanyanya sekali lagi.
    Sari cuma dapat mengangguk lemah. Lantas saya memeluk Sari.
    “Sari. Terima kasih yaa..! ” kataku sembari mengecup pipinya.
    “Sari juga terima kasih Mas.. Enaakkk banget ya Mass..! ”

    Saya bangun ambil baju-bajuku yang berantakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercak-bercak lendir kemerahan.
    “Aaaahhh… Saya dapet perawan sekali lagi..! ” batinku.
    Lantas saya ke kamar mandi. Usai kumandi, gantian Sari yang mandi. Sesudah semuanya usai, kami cuma mengobrol saja sembari minum teh hangat yang dibuatkan Rina.

    Bercerita pengalaman yang dirasa oleh masing. Saya lemas karna dalam 2 jam hingga 3 kali main. Mulai sejak waktu itu, Sari senantiasa datang jam 3 sore. Serta sebelumnya belajar, kami senantiasa memulainya dengan pelajaran biologis. Serta Rina kelihatannya ketahui serta mengerti bila punyanya Sari lebih oke, jadi dia mengalah senantiasa bisa giliran ke-2.

    Serta mereka juga sama-sama sharing. Sama-sama coba serta mengajari. Saya yang jadikan alat uji coba mereka menurut saja. Setelah enak sich. Sesudah pembagian raport, nyatanya yang nilainya naik banyak cuma Sari. Namun keduanya naik kelas dengan nilai diatas rata-rata. Demikianlah narasi dewasa pengalamanku dengan gadis-gadis SMP.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ngentot Pembantu Bikin Ketagihan

    Ngentot Pembantu Bikin Ketagihan


    2012 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Pembantu Bikin KetagihanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita dewasa ngentot ini berawal ketika ane di mutasi perusahaan ke daerah Bgr karena kinerja ane di tempat asal kurang bagus..ane sempet putus asa dan yg lebih sedih ane harus pisah ma bokin yg ane sayangi. Tapi karena kebutuhan akhirnya ane ambil juga itu keputusan untuk mutasi.

    Sesampai di Bgr ane dapet fasilitas kontrak rumah dari perusahaan,dan ane dapet di daerah pinggiran kota,lumayan lah type 36,ada 2 kamar plus perabotan udah ada di sana.. Setelah 1 bulan berlalu ane kewalahan ngurusi itu rumah,maklum ane berangkat pagi,pulang malam,minggu pulang ke Bdg ketemu bokin ya jadinya itu rumah acak2an dan kotor banget..

    Ane ngerasa ga nyaman,dan ane mutusin untuk nyari orang buat ngurusi rumah. Ane sempatkan datangi salah satu yayasan penyalur di kota Bgr,ane pilih 1 orang yg ane pikir bisa kerja,orangnya biasa aja,masih muda,umur 20 tahun,aslinya dari daerah di jw tngh,dan 1 yg bikin ane pilih dia,dia keliahatan cekatan saat ane melihat cara praktek di beberapa orang yg di tawarkan.. Sebenarnya kalau ane emang niat macem2,ane bisa aja pilih yg genit,karena ada beberapa orang yg matanya tuh menunjukan kalo pilih gw aja dan sedikit centil.. lanjut..

    Ane minta Susi (sebut aja bgitu) di antar ke rumah hari sabtu,karena ane pikir hari minggu ane akan pergi dan ane minta susi untuk bersihin rumah.. Hari sabtu malam orang yayasan datang mengantar susi,dan ane lunasi biaya administrasi,lalu jadilah susi bekerja di rumah ane.. Hari minggu ane tinggal dia di rumah,untuk bersih2 dan cuci baju ane yg udah menggunung..

    Hari senin pagi ane datang ke rumah,ane seneng banget rumah udah bersih,rumput2 di bersihin depan rumah..baju ane pun udah pada wangi di setrika ma doi.. Karna ane puas,ane kasih doi uang jajan 50 ribu,dia seneng banget,ane bilang itu di luar gaji dan uang makan..ane kasih dia uang makan karena ane ga pernah makan di rumah,jd di rumah gak pernah masak..

    hari2 berlalu,ane emang tidak pernah memandang status orang dari pekerjaannya,walaupun susi adalah pembantu,tp dia sering cerita tentang pribadi,tentang orang tua di kampung dll..

    Dari situ ane tau bahwa ortu susi cerai,dan susi di paksa bekerja untuk menghidupi keluarga,ane juga tahu bahwa susi di kampung punya pacar,dan pacarnya itu sering telp tiap hari,susi kadang mengeluh juga karena pacarnya ini sering minjem duit tp ga di bayar..

    Ane sering nasihati dia supaya lebih hati2 dalam pacaran,lebih2 cowok kayak gitu..dan dia pun mengangguk.. Kami tiap malam nonton tv bareng,kadang becanda,bahkan ke mall bareng untuk belanja sabun dsb..kadang kalau ane lagi ada duit ane beliin dia baju karen aane tahu bajunya itu2 aja.. skip..

    tak terasa sudah 3 bulan susi kerja di rumah,dan kelihatan dia sangat betah,terlihat dari badan dia yg sekarang jd lebih gemuk di banding saat pertama datang..tp hal itulah yg mengganggu pikiran ane..body nya justru bikin ane gusar..toketnya yg dulu kelihatan kecil tp sekarang malah kelihatan nyembulbokongnya yg dulu biasa aja sekarang jd menarikhaduhane pikir bahaya ni..tp ane buang jauh2 perasaan itu..

    Diam2 ane suka ngintip dia kalo habis mandikadang ane juga curi2 pandangan ke arah pahanya kalau dia lg pake baju daster dan duduk sembarangan Suatu hari ane dapet tugas dari kantor untuk mengurus proyek di kalimantan,ane pun harus pergi selama 2 minggu..ane pergi dan sebelumnya ane pamit ke susi berpesan supaya hati2 jaga rumah selama ane pergi..

    Di kalimantan ane sms menanyakan kabar,dan ane beranikan untuk sms yg bernada memancing..seperti km udah mandi belum susi manis?dan dia pun membalas dengan udah aa sayang Dan ane pancing2 dia denga sms bahwa sebenarnya ane suka ma diatp takut di tolak karena susi udah punya cowok..

    Tak di sangka susi membalas dengan sms yg sangat mengagetkan aa kenapa ga bilang,susi juga suka banget ma aa,tp susi takut,susi kan cuma pembantu.. wah..ini yg ane tungguane tlp dia..dan kita pun ngobrol panjang lebar tentang seringnya ane curi2 pandangdll

    Ane pun pulang ke Bgr,ane langsung menuju rumah..susi menyambut dengan senyuman maluane pun mencubit lengannya..tanda kangen.. Ane beranikan mengajak susi ngobrol malam itukami pun ngobrol..tp terlihat sekali susi sangat kaku dan tidak seperti biasanyaane bertanya kenpa susga apa2 a susi menjawab.. Ane duduk mendekati susi..

    dia sangat terlihat gelisah..ane dekatkan bibir ane ke bibir susi..susi sedikit menghindar..tp ane udah pengen banget mencium susi..ane sedikit memaksa dan kami pun berciumanane mainkan lidah ane di di bibir susikami pun bergumul mesra dengan hangatnyadi temani hujan bibir kami saling bermain Malam itu tak terjadi apa2..

    ane ga ingin buru2 melakukan sesuatu..ane takut susi akan minta pertanggungan jawab bila ane exe dia malam itu.. esok hari nya sepulang kerja ane langsung mandikami pun ngobrol..sudah mulai coolsuasananya udah mulai seperti biasa lg..susi nonton tv,ane di sebelahnya,yg berbeda adalah sekarang susu udah berani duduk dekat2 nempel ke ane..

    Ane membuka pembicaraan..ane bertanya tentang hubungan susi dengan pacarnya di kampung sejauh apa hubungan yg mereka lakukan.. Susi bercerita bahwa mereka memang sering berciuman..dan susi juga pernah pegang punya cowoknya..begitu pula sebaliknyasambil berpura2 cemburu aku pun pergi ke kamar..

    Susi mengejar ane ke kamar..dia minta maaf..dan bilang bhwa susi masih perawan Ane bilang gak percayakarena blm membuktikannya..kami pun sedikit ngadu argument..dan ane minta pembuktian kalo susi memang masih benar perawan.. Tak di sangkan susi langsung membuka daster yg di pakainyasusi akan buktikan kalau susi memang masih perawan..

    kata susi jangan sus,aku ga berani tanggung jawab kalo sampai terjadi sesuatuane bilang begitu aa ga usah mikirin tanggung jawab,yg penting susi kan buktikan kalau memang susi masih perawn,susi mendekati ane hanya mengenakan BH dan CelDam Ane konak ganga tahan..melihat secara langsung apa yg selama ini ane inginkanoh shitane bingung..

    di tengah kebingungan ane,bibir susi sudah melumat bibir anekita berciuman di pinggir tempat tidurtangan ane secara replex mulai bergerilya menuju gunung kembar susiane ga kuaaaaaat (dalam hati ane menahan nafsu ini).. Ane terus belai toket susiane buka bra yg membungkusnya..

    ane rebahkan susi di ranjang..susi tersenyumm..oh.. ane mulai melumat pentil susunyatangan ane mulai bergerilya di paha susisusi pun melenguh ohhh tangan ane menuju selangkangan susibermain si pinggiran celana dalam yg masih membungkus meki susi..ane terus benjilati puting susu susi yg mulai kerastangan ane pun membuka celana dalam yg di pkai susisusi melenguh kembali..oooohhhh.

    Ane secara cepat membuka celana pendek dan kaos aneane pun membuka CD yg ane pakai kembali ane lumat bibir susitangan ane mulai mengelus pinggiran meki susisusi pun men desah aaaaahhhh Tangan ane mulai menyibak meki susi yg di tumbuhi bulu yg tidak terlalu tebaljari ane menari2 mengelus klitoris susisusi pun tambah mendesah AAAAAAHHHH

    Jari ane bermain2 di bibir lobang meki susibibir ane bermain di toketnyadan tangan susi pun mulai mengeleus2 konto ane yg udah keras n panas aa..punya aa gedee susi berbisik.. Ane tersenyum sambil kembali melumat bibir susi dan memainkan jari di mekinya

    Bibir ane pindah ke toketnya.lalu turun menjilati perutnyadan sampailah di pertigaan selangkangan susi Ane buka perlahan belahan paha susiane pun mulai merunduk

    ane sibak kedua belahan meki susidan lidah ane mulai bermain di bibir meki susiooohmantapnya meki perawan AA..AAAAAhhh..susi mendesah ketika bibir mekinya ane jilatilidah ane mulai menusuk2 lobang mekinyadan sekali2 lidah ane bermain di klitoris susi aaooooooughhhh….

    susi mendesah semakin keras ane menjilati mekinya 15 menit..ane pun kembali melumat toket susi.pentilanya ane jilati melingkar..jari ane terus bermain di bibir meki susi yg mulai basah di bajiri cairan kenikmatan

    Susi terus mendesah..ouwgh..aaouwgh..aadia memanggil ane dalam desahannya.. Tak menunggu lama,ane siapkan rudal konti ane yg udah keras bangetane arahkan ke meki susi yg udah basahane lebarkan pahanyaane taptkan di lobangnya..dan ane tekan pelan2. Agen Bola Online

    aaouwghsusi mendesah.aasakit.ouwghsusi sedikit meringis ketika konti ane mulai masuk ke mekinyakonti ane semakin dalamaasakitoughwwhhh..susi mndesah sambil menutup matanya. Ane cabut pelan2ane tekan lagiane cabut lagiane tekan lagidan seterusnya.

    owgh..aaoeghowghoooooohdesahan susi semakin terdengar Ane pun mengenjot konti ane di mekinyadan tiba2 keluarlah darah keperawanan dari lobang meki susi. ane genjot lagi lebih cepatdarah semakin banyak.ane genjot terusaasakiiiiiit.owwwuuuuuuuggggghhh.. .susi mendesah sambil terpejam matanya..

    Ane genjot terussabar sayangbentar lagi sakitnya hilangane menimpali sambil terus menggenjot.. konti ane keluar nasuk di meki susi.sampai darah perawannya tak lagi keluar

    Ane goyang2 di dalam mekinyaane hujam lebih dalamoooooooooooowwwwwwwghhhhhhsusi menjeritmekinya semakin licinmenandakan susi udah mendapatkan Odan ane pun memepercepat genjotan ane.OOOOOOOOOOOOOOOOOOWWWWWWGGGGGGGGGGGGHHHHHH HHHHHHH.

    susi menjerit kenikamatansusi mencengkeram pundak ane..tangannya mencakar bokong anedan croooooooot.ane pun orgasme..sperma ane memenuhi lobang meki susi. Ane memeluknyadan susi pun tersenyumpercaya kan kalo susi masih perawan? tanya susi pada ane iya aku percayaane pun tersenyumdan kami pun berpelukan

    Ane minta susi supaya kencing duludan membersihkan mekinyaane pengen malam ini 5 ronde..hehehe kami pun bermain hingga pagi hariesoknya ane ajak susi ke bidan yg jauh dari rumah aneane minta susi untuk KBsusi pun KB suntikdan kami pun hingga sat ini masih berhubungan..

    1 yg membuat ane ga bisa lepas dari susimekinya wangidan nikmat banget saat di oralbeda dengan bokin ane yg kadang ada bau tak sedapnya Ane jd jarang pulang ke bdg,ane malah tiap minggu menghabiskan waktu bermain sex seharian bareng susisemua gaya udah kami mainkanbahkan anal sudah kami praktekan

    Susi tak pernah minta ane menikahi dia..karena dia pun tak mungkin memutuskan hubungan dengan pacarnya di kampung yg sudah di jodohkan oleh ortunyaentah sampaia kapan kami beginitp jujur..nikmat sex bukan karena status..

    tp karena baranghehehe Buat agan2 yg suka maen ma pembokatnya,saran dari ane,pembokat juga manusia,yg butuh kasih sayang dan materi,selain gaji 750rb ane kasih tambahan 1 jt perbulan buat susi plus uang jajan 50 rb tiap hari agar meki yg mantap itu di jaga dan di rawat demi kepentingan bersama..dan satu lagi,buatlah komitment agar sang pembokat tidak menuntut anda menikahinya..dan ini adalah hal yg paling penting!!!

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ngentot Janda Muda Pengobat Rindu

    Ngentot Janda Muda Pengobat Rindu


    2011 views


    Perawan – Dalam cerita seks ini dikisahkan seorang janda muda cantik dan seksi berbuat mesum dengan cowok yang bukan suaminya bagaimana kisah selanjutnya dari kisah ini? berikut adalah cerita dewasa berjudul Ngentot Janda Muda Pengobat Rindu , semoga terhibur!

    ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.

    Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

    Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

    Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

    Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

    Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.

    “Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

    Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”

    “Aqu Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

    Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

    “Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.

    “Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.

    “Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.

    “Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”

    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

    Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Aqu menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

    Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

    Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

    Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.

    “Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”

    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan.
    Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku.
    Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

    Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

    Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

    Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

    Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

    Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

    “Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

    “Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

    Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

    Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke

    buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

    Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

    Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

    Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

    Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.

    Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

    Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

    “Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

    “Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

    Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

    “Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”

    “Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”

    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

    Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

    Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

  • Hadiah Dari Suami Yang Sangat Berkesan

    Hadiah Dari Suami Yang Sangat Berkesan


    2009 views

    Sebenarnya belum terlalu lama aku berhubungan dengan situs perawanku ini, kurang lebih baru sekitar 3 bulan yang lalu, itu juga karena diperkenalkan oleh suamiku. Oleh karena itu aku mau kirim pengalaman pribadiku ini, supaya fair kali ya, selama ini kan aku hanya membaca kisah dari orang lain, sekarang gantian aku mau bercerita.

    Aku dan suamiku baru menikah sekitar 8 bulan, bagiku suamiku adalah guru sexku yang paling luar biasa, terkadang aku sampai kewalahan menghadapi gairahnya yang begitu tinggi. Sebelum menikah mungkin aku adalah gadis yang lugu, sex adalah hal yang tabu bagiku, tetapi begitu merasakan nikmatnya sex, aku begitu merindukannya setiap waktu.

    Suamiku seorang yang inovatif dalam urusan ranjang, dari aku yang lugu menjadi aku yang liar dan haus sex dibuatnya. Terkadang dalam bersetubuh kami menggunakan alat bantu, kami mempunyai beberapa alat bantu seperti butterfly, kondom sambung dan vibrator. Dari semua alat bantu tersebut semuanya memberikan kenikmatan yang berbeda-beda, tetapi favoritku adalah vibrator.

    Wah sambil menulis ini aku jadi membayangkan kontol silikon itu maju mundur didalam vaginaku. Kelebihan dari vibrator itu selain bisa maju mundur secara otomatis tetapi juga dapat memberikan sensasi luar biasa menjelang aku orgasme karena sambil maju mundur vibrator itu dapat disetel bergetar. Bagi para istri coba deh, apalagi sekarang alat bantu sex mudah sekali diperoleh. Terkadang kalau lagi “on” aku juga suka masturbasi dengan alat bantu. Suamiku sangat senang melihat aku bermasturbasi. Sebenarnya dia yang pertama kali mengajarkan masturbasi kepadaku, dan dia tidak keberatan apabila aku bermasturbasi didepan dia, malah katanya aku sangat seksi dan merangsang, kalau sudah begitu masturbasiku pasti berganti dengan persetubuhan yang liar dan panas.

    Selain menggunakan alat bantu, kami juga suka bersetubuh ditempattempat yang tidak lazim, bosan kalu ditempat tidur terus kata suamiku. Kami pernah bersetubuh di taman depan rumah dimana tingkat ketahuan sama orang lainnya sangat tinggi. Seru sekali nikmat sambil degdegan. Selain itu kami pernah bersetubuh diatas balkon sebuah apartemen terkemuka di Jakarta, kalau penghuni kamar sebelah ke balkon juga, wah gimana jadinya, tetapi itulah kenikmatannya. Kami juga pernah bersetubuh dikolam renang salah satu hotel di Bali dan hampir ketahuan, ternyata enaklo bersetubuh didalam air, sensasinya sungguh luar biasa.

    Sebenarnya bukan itu yang mau aku ceritakan. Aku mau bercerita tentang hadiah ulang tahun yang diberikan oleh suamiku bulan yang lalu, tepat pada usiaku yang ke-28. Pada waktu itu kami sepakat merayakan disebuah hotel, hanya aku dan suamiku. Hotelnya ada di kawasan Slipi, kami menyewa salah satu kamar yang ada dilantai 21. Memang dari rumah aku sudah menduga bahwa ada kejutan yang sangat merangsang yang akan diberikan oleh suamiku, tetapi aku tidak menduga betapa luar-biasanya kejutan tersebut.

    Saat makan malam suamiku memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku.

    “Selamat ulang tahun Sayang”.

    Kemudian dia mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah kotak hitam kecil dan membukanya di hadapanku. Wah sebuah kalung dari emas putih bermatakan berlian, aku senang sekali karena walaupun buas diranjang suamiku sangat romantis.

    “Sini aku pakaikan” kata suamiku seraya memakaikan kalung tersebut.

    “Terima kasih ya Mas” kataku.

    “Itu masih hadiah pembukaan Sayang, masih ada paket hadiah yang lainnya” katanya.

    “Apaan tuh Mas, jangan main rahasia-rahasiaan dong” kataku lagi.

    “Sekarang kita selesaikan makam malamnya nanti hadiah utamanya diberikannya di dalam kamar” katanya genit.

    Rasanya aku tahu apa hadiah utamanya kataku dalam hati, pasti dia memberikan sex toys baru lagi. Tak lama kami menyelesaikan makan malam kami, setelah berjalanjalan sebentar melihatlihat pemandangan di lobby, suamiku mengajakku kembali ke kamar.

    “Mau lihat hadiah utamanya nggak?” katanya, aku hanya tersenyum.

    “Bikin penasaran orang aja” kataku.

    “Aku kan mau memberikan sesuatu yang beda, Sayang” katanya lagi.

    Tak lama sampailah kami di kamar. Suamiku menyalakan TV dan aku masih bertanyatanya dalam hati mengenai kejutan dari suamiku.

    “Siap untuk kejutannya, Sayang” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.

    Itulah suamiku, dia sangat tahu bagaimana memperlakukan perempuan. Kamipun mulai berciuman, ternyata ini toh kejutannya kataku, tetapi masa cuma ini sih, yang seperti ini kan tiap hari kami lakukan.

    Saat aku sedang terbuai ketika payudaraku dicumbu oleh suamiku, bel kamar berbunyi kembali, suamiku memintaku untuk membuka pintu.

    “Selamat malam, Mbak’ apakah ini kamar Pak Indra?” seorang pemuda bertanya kepadaku.

    “O iya benar, ayo masuk. Pak Indranya ada kok di dalam” dalam hati aku mengomel kok datang di saat yang nggak tepat sih, orang lagi mau asik diganggu.

    “Halo Ivan, ayo silakan duduk jangan sungkan, perkenalkan ini Lia istri saya”.

    “Ivan”, kata pemuda tersebut sambil menyodorkan tangannya.

    “Lia”, kataku singkat.

    “Bawa pesanan saya Van?”, tanya suamiku.

    “Bawa Mas”, katanya sampil menyerahkan sesuatu kepada suami saya.

    Rupanya sebotol champagne.

    “Hari ini Mbak Lia ulang tahun Van, kita harus memberikan hadiah yang khusus, sekarang tolong persiapkan dong”, kata suamiku meminta si Ivan menyiapkan minuman tersebut.

    “Baik Mas” kata Ivan sambil tersenyum.

    Tak lama Ivan datang dengan 3 gelas champagne.

    “Mari kita bersulang”, kata suamiku sambil membagikan gelas.

    “Demi kebahagiaan kamu, Sayang” kata suamiku lagi.

    Kami menghabiskan isi gelas tersebut. Setelah itu kami ngobrol tentang bebagai hal, dari politik sampai ke lelucon porno, tetapi ketika ngobrol aku kok merasa begitu horny, aku terangsang sekali.

    Nafasku turun naik seolaholah tidak mampu menahan birahi dan apabila aku menggeser pantatku dari tempat tidur. Sedikit gesekan pada vagina saja memberikan rangsangan yang sungguh luar biasa, aku tak tahan lagi tetapi aku masih sadar karena aku melihat masih ada Ivan di situ.

    “Mas”, kataku lirih sambil menahan gejolak birahi, maksudku agar menyuruh Ivan pulang dan kami dapat melanjutkan pertempuran yang tertunda.

    Tapi suamiku malah berkata, “Siap buat hadiahnya Sayang?”.

    Tangan suamiku meremas perlahan payudaraku dan bibirnya melumat bibirku. Sekarang aku sudah lupa diri, setiap remasan pada payudaraku membuat aku tidak peduli lagi bahwa ada orang lain dikamarku. Satu demi satu kancing bajuku terlepas.

    Suamiku terus mencumbuku, karena sudah tidak tahan aku juga merespon rangsangan suamiku, malam itu setiap sentuhan maupun remasan rasanya lebih nikmat satu juta kali dibading biasanya. Aku telanjang bulat sekarang, aku terus merasakan nikmatnya remasan di payudaraku, suamiku meminta aku telentang kemudian dia membuka kedua pahaku dan menjilati seluruh kemaluanku.

    “Aaaccrhh..”, aku menggelinjang nikmat.

    Klitorisku distimulasi dengan sedemikian nikmatnya. Sambil merasakan nikmat pada vaginaku, aku meremas payudaraku sendiri, suamiku rupanya mengerti sambil menjilati vaginaku tangannya membantu meremas payudaraku dan memilin putingku. Mataku terpejam nikmat, hebat sekali suamiku malam ini, lebih hebat dari biasanya.

    Dari vagina sekarang dia menjilati seluruh payudaraku dan putingku, aku hanya bisa terpejam nikmat. Antara sadar atau tidak sadar aku merasa saat memegang rambut suamiku rasanya kok berbeda. Betapa terkejutnya aku ketika aku membuka mataku bukannya suamiku yang ada didepanku tetapi si Ivan yang sudah telanjang bulat juga, aku terkejut, aku mau marah tetapi tidak bisa, kenikmatandemi kenikmatan yang kuperoleh mengalahkan segalanya. Kulihat suamiku duduk di kursi di samping ranjang sambil menguruturut kontolnya.

    “Mas, kamu..”, kataku tak sanggup meneruskan katakataku karena menahan nikmat.

    “Nikmati saja hadiahnya Mas”, katanya.

    Akupun melihat diapun sudah dikuasai nafsu melihat istrinya dicumbu sedemikian rupa. Akupun memutuskan untuk menikmati saja malam ini karena aku tidak dapat berhenti lagi dan sudah terlanjur. Ivan memintaku untuk berjongkok, kemudian mengarahkan kontolnya kemukaku, aku mengerti dengan segera saja kusambar dan kumasukan kedalam mulutku, kuhisap dan kunikmati sedemikian rupa. Ivan menggelinjang sedemikian rupa, menahan nikmat.

    “Teruus Mbak Lia, teruuss..”, katanya meracau.

    Kontol Ivan ukurannya sama seperti suamiku hanya lebih banyak uratnya dan kepalanya lebih besar. Kalau ditaksir umurnya mungkin baru sekitar 18atau 19 tahun. Sambil terus meng-oral kontolnya si Ivan aku merasa payudaraku ada yang meremas dari belakang, ternyata adalah suamiku. Aku tambah tidak karuan saja menahan serangan nikmat dari dua laki laki.

    “Masukan sekarang Van, masukan sekarang..”, pintaku.

    Dengan lembut Ivan memasukan kontolnya ke dalam vaginaku, setiap pergerakan mili demi mili dari kontol Ivan memberikan sensasi yang tidak tertahankan. Ivan terus memompa kontolnya didalam vaginaku, sementara itu suamiku mengarahkan kontolnya ke dalam mulutku, jadilah vagina dan mulutku dientot oleh dua lakilaki. Hanya sekitar 5 menit aku diperlakukan demikian aku segera mendapatkan orgasmeku.

    “Aku mau sampai”, kataku dengan mulut masih penuh oleh kontol suamiku.

    Akhirnya, “Aaarrcchh ..”, Aku mengejan hebat, aku merasakan seluruh otot kewanitaanku berkontraksi, pandanganku menjadi gelap rasanya.

    Setelah itu kami masih terus mencoba gaya ini dan itu karena kedua lakilaki ini mempunyai keperkasaan yang luar biasa di ranjang, baru setelah orgasmeku yang keempat suamiku memuntahkan spermanya didalalam vaginaku dan tak lama Ivan memuntahkan spermanya juga didalam vaginaku. Setelah itu kami pun tertidur kelelahan. Saat aku tidur terasa ada yang menciumku.

    “Selamat pagi Sayang, gimana hadiahnya semalam?”, ternyata suamiku membangunkanku.

    “Mas kok tega sih, aku kan istrimu, kok rela sih istrinya ditiduri orang”, kataku.

    “Kamu menikmatinya nggak?”, dia balik bertanya.

    Jujur dalam hati belum pernah aku mendapatkan kenikmatan sedemikian rupa, satu kontol aja sudah enak apalagi dua. Aku hanya terdiam.

    “Ya sudah kalau kamu marah aku minta maaf”, kata suamiku.

    “Mas, aku kok bisa terangsang banget sih semalam, memangnya yang diminum apa sih?”, tanyaku.

    “Cuma segelas champagne kok, tetapi di gelas kamu ditambah dengan beberapa tetes spanish fly”, katanya sambil tersenyum.

    Pantas, umpatku dalam hati, aku begitu terangsang, mungkin kalau dalam kondisi normal aku belum tentu mau ber threesome ria seperti semalam. Kulihat Ivan masih tertidur pulas.

    “Ivan itu siapa sih” tanyaku pada suamiku.

    “O.. dia gigolo, aku menyewanya untuk kamu, tenang, dia bersih kok”, jawab suamiku.

    Pantas goyangan dan pompaannya begitu professional.

    “Tapi kamu puas kan sama hadiahnya?”, tanya suamiku lagi.

    Aku hanya tersenyum, aku nggak mau munafik semalam aku sangat menikmatinya dan mungkin suatu saat rindu untuk mengulanginya lagi. Jujur aku merasa menjadi wanita sejati semalam.

    “Ya sudah kalau kamu menikmatinya, aku ke bawah dulu mau cari rokok, ini sisa pembayaran buat si Ivan, nanti serahkan saja ke dia”, kata suamiku sambil pergi meninggalkan kamar.

    Di dalam kamar aku termenung mengingat kejadian semalam, sungguh luar biasa, sungguh fantastis. Tibatiba mataku tertuju kepada Ivan dalam hati aku memuji ganteng juga, badannya sangat atletis. Dalam hatiku terbersit keinginan untuk menikmati Ivan saat suamiku tidak ada, bukankah nggak masalah kalaupun suamiku sampai tahu, bukankah semalam si Ivan juga sudah menikmati vaginaku di depan suamiku.

    Untuk memuaskan penasaranku bagaimana bersetubuh dengan gigolo maka dengan lembut aku membangunkan si Ivan dengan cara menghisap kontolnya yang masih kecil, perlahanlahan kontol itupun menjadi besar, gagah, berotot dan menjulang. Ivan terbangun, aku minta dipuaskan Ivan dengan cara gigolo yang paling profesional, kami mengulanginya dua kali ditempat tidur dan dikamar mandi, kami mandi bersama. Sekali lagi aku sangat puas. (nggak usah dibahas mengenai gayanya ya.. karena sama seperti cerita yang lain ya begitubegitu juga, yang berbeda cuma nikmatnya aja)

    Sampai saat ini aku masih terkenang dengan kejadian itu, tetapi aku tidak pernah lagi berhubungan seks dengan lelaki lain, biar bagaimanapun bagi wanita seks harus didukung dengan cinta, yang aku lakukan dulu juga karena aku mencintai suamiku. Tetapi kalau di kemudian hari suamiku mengajakku ber-threesome lagi, tentu saja aku tidak keberatan. Malahan sekarang terlintas di benakku bagaimana jika melakukan foursome atau gangbang sekalian. Walau begitu kenangan tersebut akan kupakai untuk berfantasi saat bersetubuh dengan suamiku ataupun bermasturbasi.

    Demikian kisahku, mohon komentarnya, mohon maaf kalau tulisannya nggak begitu bagus buat dibaca, habis ini tulisan pertamaku sih. Kalau ada komentar silakan hubungi aku, aku nggak membatasi lakilaki atau perempuan, boleh kok semuanya menghubungiku. (terutama buat perempuan yang sudah jenuh sama permainan seksnya selama ini, mari kita sharing, aku punya beberapa tips yang ingin kubagikan).

  • Karma Sang Kades Cabul

    Karma Sang Kades Cabul


    2008 views

    PROLOG CERITA EROTIS: Tergesa-gesa pak Tholil menaiki motornya dan memacunya dengan kecepatan tinggi menuju puskesmas yang terletak diujung desa berlawanan arah dari rumahnya. Semua acara resmi hari itu telah diserahkannya kepada wakilnya, karena ia ingin membantu jururawat baru yang kemarin dahulu tiba didesa terpencil itu untuk merapihkan puskesmas baru yang belum lama dibuka.

    Belum terlalu banyak perlengkapan yang ada, sehingga dokter muda yang selesai bertugas setahun digedung puskesmas lama merasa tak betah dan akhirnya dengan segala macam alasan meninggalkan puskesmas lama itu sebelum ada penggantinya. Secara wajar dan menurut UU berlaku maka tak boleh seorang dokter muda yang sedang tugas didaerah ketika baru saja selesai berhenti begitu saja. Namun di negara antah berantah ini “semuanya dapat diatur” – apalagi kalau si dokter muda ini anak dari pejabat penggede di pusat dan mempunyai uang bukan lagi jutaan melainkan milyard.

    Cerita Erotis Terbaru 2017: Karma Sang Kades Cabul

    Perawan – Permohonan demi permohonan diajukan pak Tholil ke pemerintah daerah, bahkan sekali juga ke pemerintah pusat untuk menugaskan lagi seorang dokter didesa itu – sampai kini belum ada hasilnya. Sementara itu wabah penyakit dimusim hujan mulai banyak meminta korban jiwa – terutama malaria dan demam berdarah, namun semua tenaga ahli dalam segala bidang tak ada minat untuk bertugas didaerah tanpa infra-struktur yang baik. Tanpa ada sarana yang baik sukarlah bagi tenaga ahli dalam bidang apapun untuk menetap di pedalaman : tak ada hiburan, tak ada pusat perbelanjaan, tak ada sekolah lanjutan berkwalitas untuk anak anak mereka yang meningkat dewasa, tak ada hubungan internet, tak ada provider yang dapat menangkap signal dari dan ke daerah terpencil itu. Akhirnya setelah menunggu sekian lama tibalah kabar tak terduga bahwa sementara belum ada dokter muda bersedia bertugas disitu, maka untuk sementara seorang jururawat telah bersedia akan menangani sejauh mungkin masalah kesehatan yang paling mendesak. Dengan malas-malasan pak Tholil kemarin sore membuka pintu kantornya karena mendengar bahwa sang jururawat dari ibukota telah sampai, dan meminta kunci puskesmas karena ingin segera memakai fasilitas yang ada disitu, termasuk pavilyun kecil disebelahnya dengan 2 kamar tidur yang biasa dipakai oleh dokter muda bertugas.

    Cerita Erotis Terbaru 2017 | Mata pak Tholil terbelalak ketika melihat sosok wanita dihadapannya, bukan sekedar perawat yang kumuh dengan pakaian lusuh setelah menempuh perjalanan sedemikian jauh, melainkan seoraang wanita muda elok menarik. Pak Tholil yang baru beberapa menit lalu masih mendumal dan ngomel karena merasa anak buahnya malas dan meninggalkannya sendiri dikantor dengan alasan anak sakit, kini merasa beruntung bahwa ia kini hanya berdua saja dengan wanita cantik dari kota. Hujan angin yang mengguyur desa itu sepanjang hari mengalahkan lindungan payung yang dipakai wanita ayu-manis dihadapannya itu, terbukti dengan basahnya baju yang dipakainya. Ketika bersalaman untuk kenalan pak Tholil merasakan betapa halus kulit telapak tangan digenggamannya, sebaliknya telapak tangan pak Tholil terasa kasar tak menyenangkan bagi sang jururawat, yang memperkenalkan dirinya dengan nama amat sederhana :

    “Saya Yanti, jururawat dari ibukota yang selama 3 bulan akan membantu bapak disini”. Suara lemah lembut sedemikian merdu terdengar ditelinga pak Tholil, yang kemudian menawarkan apa yang dapat diperbuatnya saat itu sebagai kepala desa.

    “Kalau boleh saya ingin pakai kamar mandi atau WC sebentar untuk menukar pakaian saya yang basah, karena takut sakit jika terus-terusan baju basah ini melekat dibadan”, demikian ujar Yanti.

    “Oh, tentu saja bu, jangan malu-malu memakai kamar belakang, dan saya akan buatkan minuman hangat untuk ibu”, demikian jawab pak Tholil sambil matanya tak puas-puas melirik badan sintal menggairahkan dihadapannya.

    Badan sexy yang saat itu tak dapat disembunyikan karena baju yang dipakai basah melekat seolah “mencetak” liku-liku kewanitaan sang jururawat. Yanti mengucapkan terima kasih dan dengan gerakan gemulai melangkah menuju kearah belakang kantor sang kepala desa, dimana ada petunjuk “air bersih untuk sholat, kamar mandi, WC”. Pak Tholil menelan ludah dan jakunnya turun naik menyaksikan betapa goyangan bongkahan pantat padat Yanti seolah-olah mengundang setiap tangan laki-laki meraba, mengusap, meremas dan mencubit dengan gemas. Tergesa-gesa pak Tholil membuka kaleng kopi tubruknya : kosong !! , dengan memaki-maki dalam hati karena anak buahnya selalu lalai untuk mengisi kembali kaleng kopi itu jika telah menghabiskan kopi diwaktu pagi maupun tengah hari. Bungkusan kopi instant pun ternyata kosong – hal yang sama dengan kantong plastik hijau muda yang biasanya terisi teh giju.

    “Sialan ! “, demikian umpat pak Tholil dalam paniknya, apa yang dapat ditawarkannya pada bidadari yang pasti masih kedinginan itu ? .

    Matanya yang masih tetap mencari-cari terbentur disudut laci dengan dua bungkusan lusuh dengan tulisan sudah hampir tak terbaca teh jahe dan sekoteng

    “Maafkan bu, saya kehabisan kopi – yang ada hanya teh jahe dan sekoteng, apakah ibu mau ?”, teriaknya kearah belakang.

    “Wah, jangan repot-repot pak, seadanya saja, semuanya juga saya minum, asal jangan isi alkohol, nanti takut mabuk”, jawaban Yanti dari arah kamar mandi.

    “Baiklah bu, saya masak air dulu nih”, balas pak Tholil yang lalu memasang kompor kecil elpiji disudut kamar dan menaruh panci kecil berisi air bersih dari keran wastafel.

    Rasa ingin tahu dan naluri kelaki-lakiannya mendorong pak Tholil berjalan kearah kamar mandi dan WC, dan ia tahu bahwa ada celah kecil di pintu yang mungkin tak diketahui orang lain. Celah itu tak dapat dipakai untuk mengintip pada siang hari karena terletak tepat pada pantulan sinar matahari, namun hari ini memang sudah rejekinya : sang surya tertutup seluruhnya oleh awan berisikan hujan. Dengan sangat perlahan dan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, didekatkan matanya ke celah itu dan apa yang dilihatnya membuat jantung pak Tholil langsung berdebar. Yanti telah menukar bajunya yang basah dan kini sedang berjongkok untuk buang air kecil, bagian tubuh atasnya telah tertutup kembali dengan blouse jingga muda serasi dengan kulitnya, namun saat itu justru auratnya yang paling intim mulai dari pusar kebawah terbuka lebar menjadi santapan mata pak Tholil.

    Mulut pak Tholil terasa sangat kering menyaksikan perut sedemikian datar, bukit kecil terhias bulu halus yang terawat dan dicukur sangat rapih, ditengahnya terpampang belahan merah muda membangunkan nafsu didampingi kiri kanannya oleh bibir sedikit merah tua kecoklatan. Dari belahan merah muda itu pak Tholil masih sempat melihat dua tetes terakhir sebelum Yanti membersihkannya dengan air jernih kemudian disapu dan dikeringkannya dengan tissue parfum dari saku roknya yang masih tersingkap, namun segera di turunkannya – sehingga tertutuplah semua panorama firdaus yang sempat beberapa detik dapat dinikmati pak Tholil. Segera pak Tholil kembali kebelakang meja tulisnya – dituangnya air panas kedalam dua cangkir : sebuah dengan isi teh jahe dan sebuah lagi berisi sekoteng. Terserahlah apa yang akan dipilih oleh Yanti nanti, saat itu benak pak Tholil telah dipenuhi oleh rayuan dan bisikan iblis : lupakanlah tiga istrimu saat ini, jadikanlah Yanti istrimu ke-empat, apapun cara dan jalannya, ah perduli apakah si perawat ini mempunyai pacar atau bahkan tunangan.

    Setelah kembali keruangan kerja pak Tholil, Yanti ternyata memilih teh jahe – dan menanyakan pak Tholil apakah dan dimana ia dapat membeli makanan seadanya untuk malam itu. Buru-buru pak Tholil menawarkan jasa baiknya untuk membelikan gado-gado lontong dan sate ayam, dan setengah jam kemudian mereka makan bersama diruangan kantor si kades yang saat itu merasakan sangat beruntung seperti kejatuhan duren ranum dan lezat. Sebagai tambahan setelah makanan utama, pak Tholil juga membelikan air kelapa muda, manggis dan pisang ambon yang kebetulan cukup besar dan sedang musim didesa itu. Amat tercengang pak Tholil, ketika Yanti secara malu-malu menanyakan dan meminta piring kecil dan pisau untuk makan pisang ambon : apa gunanya piring untuk memakan pisang, pikir si kades. Ternyata Yanti tidak memakan pisang itu dengan langsung setelah kulitnya setengah terbuka seperti pada umumnya, melainkan mengupas kulit seluruhnya, lalu pisang itu di- potong-potong kecil dan diletakkan dipiring yang dimintanya tadi.

    Pak Tholil yang mengharapkan dapat melihat bagaimana mulut dan bibir mungil Santi mengatup dan beberapa detik mengulum pisang sebelum digigitnya menjadi kecewa, namun dalam benaknya yang kotor menduga bahwa Yanti benar-benar masih perawan murni dan amat lugu. Yanti rupanya belum biasa atau setidaknya segan melakukan segala sesuatu yang dapat di-interpretasikan salah oleh setiap pria dihadapannya. Otak Tholil kembali dipenuhi dengan hasrat birahi tak terkendali : biarlah bibir manis itu tak dapat kulihat mengatup pisang, tapi pasti tidak lama lagi bibir merekah itu akan kupaksa membuka selebar-lebarnya untuk menerima kejantananku, ooooh betapa ku-ingin melihat rontaan putus asa kepala Yanti terjepit diantara pahaku, ku-ingin melihat reflex ingin muntah mulut perawan ini ketika sedikit demi sedikit menerima perkosaan alat kemaluanku yang akhirnya dapat mencapai rongga hangat terdalam. Betapa hangatnya rongga mulut Yanti dalam khayalan Tholil – dan setelah perawan itu tak berdaya dan berhenti meronta-ronta akan kupaksa lidahnya yang juga pasti sebasah dan seharum bibirnya itu untuk menjilat tandas kepala penisku.

    Cerita Erotis Terbaru 2017 | Ke tiga istriku saja sampai saat ini amat segan dan menyatakan jijik untuk melakukan oral sex, uuuh dasar perempuan kampung, umpatnya dalam hati, biarlah nanti bidadari dari kota ini akan kuajari bagaimana memuaskanku dengan mulutnya, akan kuajari minum “yoghurt” alamiah yang hanya dapat dibuat dalam kantong zakarku, demikian Tholil melamun sambil menatap Yanti. Perawat yang telah letih dengan perjalanan seharian akhirnya memohon dengan sopan dan halus untuk dapat beristirahat dan tidur, karena esok hari akan dimulai tugas beratnya didesa yang masih amat minim sarana kesehatan dan segalanya itu. Dengan berat hati Tholil mengabulkan permohonan itu – dan mengantarkan Yanti ke tempat permukimannya selama tugas didesa itu dan letaknya tak terlalu jauh dari Puskesmas tempat kegiatannya sehari hari nanti. Kebetulan hujan mulai agak mereda namun dapat menyebabkan pakaian basah , sehingga Tholil menawarkan Yanti untuk ikut bonceng dengan motornya. Kedua koper dan tas kecil Yanti dijanjikannya akan dibawakan langsung setelah yang empunya sudah aman sampai ditempat penginapannya.

    Mula mula Yanti menolak karena itu membuat Tholil harus dua kali bolak balik, namun akhirnya mengalah karena selain Tholil bersikeras untuk menolongnya, juga Yanti yang tak biasa digonceng dibelakang motor tak sanggup memegang kedua koper kecil dan tas-nya sekaligus. Selama perjalanan yang hanya beberapa menit itu Tholil telah merasakan betapa empuk dan kenyalnya kedua bukit penghias dada Yanti yang menempel ke punggung Tholil. Dengan sengaja Tholil mengendalikan motornya secara hati hati dan setiap ada kesempatan yang bagaimana kecil pun dipakainya untuk ngerém, sehingga kedua buah dada Yanti melekat dan tertekan kepunggungnya. Sesuai dengan janjinya maka setelah mengantarkan Yanti, lalu Tholil kembali lagi dan membawakan kedua koper kecil serta tas Yanti , kemudian dipersilahkannya Yanti beristirahat.

    Setelah itu Tholil pulang kerumahnya, namun sikapnya sangat berbeda tak seperti biasa – sama sekali tak ada perhatian pada orang-orang dirumahnya, anak-anaknya tak digubrisnya, ketiga istrinya juga tak diacuhkannya – bahkan satupun tak ada yang disentuhnya malam itu, berbeda dengan biasanya dimana paling sedikit salah satu istrinya harus memuaskan nafsu birahinya yang selalu menggebu-gebu. Ketiga istrinya menjadi terheran-heran, namun mereka tak mempedulikannya juga, bahkan merasa untung malam itu tak perlu melayani sang suami yang seringkali buas dan tak jarang sadis ketika merajah sang istri.

    ###########################

    Di pagi hari berikutnya Tholil menjemput dan mengantarkan Yanti dari asrama ketempat kerjanya di Puskesmas. Sepanjang jalan menuju ke asrama pegawai Puskesmas itu Tholil mengasah otaknya dan mencari jalan terbaik dan terpendek untuk dapat menjebak Yanti agar dapat menyerah untuk dikuasai serta ditaklukinya menjadi istrinya yang ke-empat. Waktu yang dimilikinya tak banyak, karena Yanti hanya bermukim didesa itu selama 3 bulan. Masa yang sedemikian pendeknya harus dipakai menjebak perawan bahenol yang kini telah menjadi obsesinya.

    Ia akan berusaha selama 3 bulan itu sebanyak mungkin mendampingi si perawat bahenol dalam tugas sehari-hari. Ia akan berusaha menarik simpati Yanti yang masih lugu itu dengan memberikan perhatian kepada penduduk yang sakit, jika perlu ia akan mengantarkan Yanti ke rumah-rumah penduduk berjauhan dan terpencil, asal saja ia memperoleh kesempatan berdekatan dan berdua dengan sang dewi idamannya. Masakan sih dalam waktu 3 bulan tak ada kesempatan untuk dapat mencicipi kehangatan tubuh Yanti ?

    Apakah Yanti memang masih utuh perawan ? Banyak berita-berita yang selalu mengatakan bahwa perempuan dikota besar susah mempertahankan keperawanannya setelah memasuki usia tujuh-belasan. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya dengan pasti – yaitu dengan men-chek-nya sendiri ! Dibayangkannya geliatan dan ronta mati-matian Yanti jika dipaksa membuka paha mulusnya, dipaksa mempersembahkan bagian dalam vaginanya – apakah selaput daranya yang tipis namun amat peka berbentuk bulan sabit masih utuh dan terpaksa diserahkannya kepada kejantanan Tholil yang telah berpengalaman memerawani sekian banyak gadis di desa itu.

    Aaaah, betapa nikmatnya menindih tubuh mulus Yanti yang menggeliat-geliat mencoba mengelak nasib tak terelakkan lagi. Tak ada kepuasan lebih besar daripada melihat semua usaha Yanti sia-sia : kedua tangannya direjang erat disamping kepala yang menoleh kekiri kekanan menghindarkan ciuman ganas dari bibir tebal dan mulut yang berbau tak enak, air mata ibarat tetesan embun pagi hari mulai mengalir di pipi halus pada saat dirasakan celah kewanitaannya mulai dibelah.

    Matanya ibarat bintang kejora memelas memohon belas kasihan, dan sesaat kemudian membuka dengan kaget ketika dirasakan ngilu dan perih tak terkira dibelahan kewanitaannya. Desahan demi desahan, rintihan demi rintihan mulai memenuhi ruangan memacu setiap telinga pria yang mendengar – dan terganti dengan jeritan panjang memilukan minta ampun menyayat hati. Semuanya tak akan mengendurkan sama sekali semangat pria yang ibarat sedang kerasukan untuk melakukan jarahan lebih dalam lagi…! Lamunan Tholil buyar ketika akhirnya sampai dirumah sederhana tempat penginapan pegawai Puskesmas.

    Koleksi Cerita Erotis | Rumah itu sebenarnya dapat untuk menampung 6 orang karena mempunyai 6 kamar tidur yang terpisah, sebuah dapur dan 2 kamar mandi. Selain itu ada pula 2 toilet yang terpisah untuk wanita dan pria, namun karena pada umumnya yang bermukim sementara disitu hanya pria, maka akhirnya WC untuk wanita jarang dipakai dan akhirnya kurang terawat. Ruang tempat duduk bersama juga tak teratur, disana sini terlihat bekas kopi atau teh yang tumpah dimeja dan jika tak langsung di- lap memang semuanya akan meninggalkan bercak yang sukar di bersihkan lagi. Selain itu diatas meja duduk bertebaran surat kabar tua dan majalah yang umumnya disenangi kaum pria karena banyak terisi gambar celebriti dengan busana sengaja menonjolkan belahan dada atau paha sang wanita yang berpose merangsang.

    Tholil dengan perlahan mengetuk pintu depan dan tak ada satu menit kemudian di buka oleh Yanti. Jururawat muda ini ternyata sudah siap menunaikan tugasnya dan telah berpakaian rok putih menutup lututnya, pergelangan kaki dan betisnya yang terlihat demikian mulus langsung mengundang mata Tholil. Yanti tak memakai make up sama sekali, semua terlihat kecantikan asli : wajah berseri dengan kulit pipi begitu halus, mata seindah bintang kejora, bibir yang tipis berwarna merah tanpa lipstik terlihat basah sedikit terbuka dan hidung mungil bangir mancung – semua hasil karya ciptaan alam murni tanpa polesan artifisial seperti wanita modern di kota kota besar zaman sekarang.

    “Selamat pagi, silahkan masuk dulu pak”, ujar Yanti berbasa-basi disertai senyum manisnya sehingga terlihat lesung pipit kecil di pipi yang dihias sedikit warna rona merah asli.

    “Ooh, tak usah dik, saya sudah harus bertugas sebentar lagi”, jawab Tholil berpura-pura sementara matanya tak jemu menikmati bidadari dihadapannya, membuat Yanti mulai merasa kurang nyaman karena pandangan mata sang penguasa desa itu seolah ingin menelanjanginya.

    “Mari saya antarkan adik sekarang ke Puskesmas sebelum saya ke kantor saya”, demikian tawaran pak kades Tholil.

    Sebenarnya Yanti ingin menolak, namun dilihatnya dari jendela betapa jelek jalan di depan tempat penginapannya, kotor berlumpur karena kemarin terguyur hujan seharian. Selain itu meskipun jaraknya tak terlalu jauh namun Yanti masih kurang ingat arahnya kemana karena kemarin ketika diantarkan sudah gelap menjelang malam. Biarlah sekali ini aku mau diantarkan, akan kuperhatikan jalannya secara seksama dan dihari hari berikutnya aku akan jalan sendiri dan tak perlu tergantung dari pak kades ini, demikian bisikan dalam hatinya. Sementara Yanti mulai bertugas di Puskesmas itu perhatian Tholil untuk burung merpati yang akan dijebaknya itu tetap tak berkurang, disuruhnya anak buahnya untuk membawakan buah buahan segar yang dipetik dari kebun milik sendiri, juga tak lupa minuman segar dari buah buahan yang juga diperasnya sendiri. Tengah haripun dibawakannya masakan dengan lauk pauk lezat, dan kesempatan makan siang bersama dipakainya pula untuk dapat bercakap-cakap dengan calon mangsanya itu. Akibat keluguan Yanti dan pandainya Tholil mengatur kata kata ketika bercakap cakap itu akhirnya diketahuinya bahwa Yanti telah bertunangan dan tunangannya itu masih kuliah kerja di negara tetangga untuk memperoleh gelar S3. Akibat tempat tinggal berjauhan itu maka Yanti hanya bertemu sekali dua setahun dengan tunangannya itu – sekitar lebaran dan juga sekitar pertukaran tahun.

    Karena tahun lalu kebetulan hari lebaran berdekatan dengan peralihan tahun, maka pertemuan dengan tunangannya itu hanya sekali saja. Tholil semakin naik birahinya ketika membayangkan bahwa tubuh wanita muda secantik Yanti itu tahun lalu hanya sempat beberapa hari saja menikmati usapan dan belaian tangan pria, betapa “gersang”nya tubuh bahenol itu dan pasti mendambakan jari jari kasar lelaki yang sanggup menaklukinya dan membuatnya mengeluh menjerit kenikmatan. Betapa “gersang” rahim si gadis cantik campuran Sunda Jawa dengan sedikit cipratan darah Minang , pasti sudah tak sabar menunggu siraman air mani jantan yang akan menanamkan benih kehidupan baru.

    Tholil mulai memikirkan cara terbaik untuk menjerat mangsanya, dan untuk melancarkan rencananya Tholil akan memakai bantuan tenaga yang sudah pasti tak dapat ditolak. Diingatnya bahwa ada 2 orang buruh perkebunan yang mempunyai hutang belum terbayar sejak hampir setahun, Warso si buruh perkebunan karet , dan Wahyudin alias Udin si mandor perkebunan yang sama. Sudah sering Tholil menagih pengembalian hutang itu kepada Warso namun karena memang upah seorang buruh perkebunan sangat sedikit, dan itu pun telah habis terus menerus untuk membiayai ibunya yang tua dan sangat sering sekali sakit, maka pengembalian hutang itu selalu tertunda. Tholil memutuskan untuk menawarkan semua biaya obat-obatan ibu Warso yang penyakitan itu di Puskesmas maupun di apotik luar secara gratis selama setahun asal saja Warso sedia membantunya melaksanakan niatnya dalam beberapa minggu mendatang.

    Tentu saja Tholil dapat menjanjikan biaya obat obatan di apotik luar karena ada tanaman modalnya disitu, dan salah satu pegawai wanita disitu pun dimasukkan kerja atas perantaran Tholil setelah ia menyerahkan keperawanannya semalaman. Udin mempunyai hutang karena terjebak rayuan janda muda yang menjadi “simpanannya” ketika masih bekerja sebagai sopir dikota besar. Si janda muda itu bekerja sebagai pembantu RT sementara Udin menjadi sopir di keluarga kaya yang sama, dan si janda muda selalu mengancam akan menceritakan semuanya kepada istri Udin – Suminah – yang selalu alim dan rajin bekerja sebegai pemetik teh.

    Tholil pernah menawarkan Udin untuk menghapus semua hutangnya sekaligus, jika ia bersedia “meminjamkan” Suminah selama 3 malam. Suminah yang masih ada hubungan keluarga dengan istri Tholil ketiga pernah mendengar sendiri betapa buas dan sadisnya Tholil jika sedang menjarah istrinya, dan hal intim itu pernah diceritakannya kepada Udin suaminya.

    Oleh karena itu Udin tak pernah sampai hati membayangkan betapa istrinya Suminah menderita di cengkraman Tholil selama 3 malam meskipun itu akan menghapus hutangnya. Tholil merasa pasti bahwa Udin akan gembira dan langsung setuju untuk membantu rencana kotornya jika sebagai imbalan hutangnya akan di hapuskan begitu saja, tanpa harus mengorbankan Suminah istrinya.

    Kini harus dicari saat yang paling tepat untuk melaksanakan rencananya itu – harus dipilih kesempatan dimana penduduk desa yang jumlahnya tak terlalu banyak itu sedang “lengah” karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatian. Tholil memutar otak sekerasnya namun tetap tak dapat menemukan kesempatan dalam kesempitan. Waktu semakin mendesak karena tak terasa sudah lewat satu bulan Yanti bekerja di Puskesmas dengan dedikasi yang boleh dijadikan teladan oleh setiap jururawat muda atau bahkan dokter sekaligus.

    Yanti selalu ramah tamah, di tempat kerja sangat telaten menolong pasien mulai dari yang bayi maupun orang tua renta. Bahkan banyak pria muda datang dengan alasan dicari cari demi sekedar mendapat kesempatan melihat dan disentuh jari perawat cantik. Memang dasar iblis sedang meraja lela didunia ini – tak terkecuali pula di desa pemukiman Tholil : ternyata didesa tetangga yang terletak sekitar 15 km akan diadakan pesta khitanan besar besaran oleh penduduk terkaya disitu. Pesta itu akan disertai dengan acara sehari semalaman dengan artis ratu goyang ngebor pinggul dari kota : Imul Laracitra beserta seluruh orkes dan pengamennya.

    Berita yang tersebar dari mulut kemulut itu tentu saja langsung masuk ke setiap telinga penduduk desa desa disekitar situ. Sejak saat itu semua orang hanya menantikan dengan tak sabar malam minggu yang tentunya akan heboh dengan acara panggung musik dangdut dan juara ngebor goyang pinggul. Kesempatan yang muncul tak terduga ini seolah olah telah diatur oleh iblis dan tentu saja tak akan di-sia siakan oleh Tholil. Ia mengutarakan rencananya kepada kedua kaki tangannya : Warso dan Udin. Selain mengutarakan bebas keduanya dari hutang yang sedang mereka pikul dan agaknya sukar sekali untuk dilunasi, Tholil juga menjanjikan ada kemungkinan keduanya diberi kesempatan untuk ikut melihat tubuh bidadari kota yang bugil.

    Mereka tentu saja dilarang untuk mencicipi badan mojang yang telah sering dilihat oleh mereka dan dijadikan bahan masturbasi di kamar mandi, namun paling sedikit mereka akan diberikan kesempatan untuk meraba, mengelus, meremas, mencium dan mungkin mencupangi daerah diatas pusar. Keduanya tentu saja setuju dengan bonus extra ini dan diaturlah cara terbaik untuk menjebak Yanti yang tentu saja menduga sama sekali bahwa nasibnya akan berubah tak lama lagi.

    Warso mengusulkan agar pagi hari sebelum pesta di malam minggu itu ia diberikan tugas membersihkan Puskesmas oleh Tholil, kemudian secara tersembunyi akan dimasukkannya obat tidur penenang di teh jahe yang memang sangat di sukai oleh Yanti. Selain itu di Tholil akan membawakan makanan tahu gejrot ala Cirebonan yang diketahuinya juga merupakan salah satu makanan kesenangan Yanti , di samping itu rujak cingur yang di campurkan sedikit obat urus urus agar Yanti akan merasakan mulas disamping ngantuk sehingga akhirnya segan untuk pergi ke pesta desa.

    Untuk lebih meyakinkan berhasilnya rencana itu Tholil juga mengatur dan memerintahkan Warso maupun Udin untuk membersihkan, mengecat, mengapur dinding , selain itu memperbaiki, mengganti genteng Puskesmas yang memang disana sini telah bocor justru di hari sama dengan pesta dangdut di desa tetangga. Keduanya ikut bermain sandiwara dan berpura pura marah, mengomel dan ribut mulut dengan Tholil yang secara sengaja dilakukan dihadapan beberapa pasien di Puskesmas dan tentunya juga dihadapan Yanti, yang tentu saja tak senang ribut ribut lalu berusaha menengahi pertengkaran itu.

    “Pokoknya saya tak mau tahu, kalian sudah lama menjanjikan renovasi Puskesmas ini, dan selalu ada saja alasan selama ini untuk menghindarkan pekerjaan ini. Apa kalian tak malu dengan perawat Yanti yang sudah datang jauh dari kota untuk membantu – kalau tak dilakukan sekarang sampai ia kembali lagi juga belum diselesaikan !”, hardik Tholil dengan mimik seolah olah sedang marah besar.

    “Sudah lah pak, pasti semuanya akan mereka kerjakan, mungkin mereka masih sibuk dengan tugas lainnya”, Yanti berusaha menenangkan suasana yang dirasakannya tak pantas ditampilkan dihadapan beberapa pasien.

    “Memang kalo memerintah seenaknya aja, emangnya kita tak ada kerjaan yang lain, Puskesmas kan bukan punya dia tapi punya negara”, demikian gerutu Warso yang juga diimbali oleh Udin yang mengeluarkan kata kata serupa.

    Pertengkaran ketiga lelaki itu dengan sengaja mereka lanjutkan sebentar diluar gedung Puskesmas, bahkan ditambah dengan gerakan kaki tangan sambil menuding ke wajah mereka saling bergantian, dan itu disaksikan oleh Yanti. Akhirnya mereka bubar bertengkaran dan ngeloyor pergi kearah yang berbeda satu sama lain.

    Jam dinding sudah menunjukkan jam lima sore, dan Yanti masih memeriksa tiga anak kecil yang panas dan batuk di sertai oleh ibu mereka yang juga terlihat agak pucat. Rupanya mereka terkena wabah flu yang memang sedang muncul sejak minggu lalu, namun pada umumnya demam yang di derita anak anak itu akan mereda dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.

    Yanti berusaha menerangkan dan menenangkan sang ibu, bahwa tak perlu diberikan antibiotika pada saat itu karena manfaatnya merupakan tanda tanya kalau memang penyebabnya virus bukan bakteri. Yanti merasa lega bahwa akhirnya semua pasien telah selesai di rawatnya, karena ia sendiri merasa aneh : sedikit mulas dan pusing , juga tak seperti biasanya ia telah menguap tiga kali dan matanya dirasakan berat ingin ditutup. Ini belum pernah dialaminya, bahwa sebelum jam tujuh malam badan telah terasa lelah, penat, mata ngantuk ingin di tutup saja. Betapapun dicoba untuk tetap sadar namun sukar sekali, rasa mulasnya pun tidak berkurang sehingga akhirnya di putuskannya untuk pulang saja ke asramanya dan tidur sebentar sebelum pergi ke pesta di desa lain itu.

    Ketika Yanti sedang bebenah dan telah tukar pakaian putihnya dengan pakaian bebas dan mulai menutup pintu ruangan periksa pasien di Puskesmas itu dirasakannya matanya semakin berat untuk dibuka, juga rasa mulasnya mulai muncul lagi. Dengan tergesa gesa Yanti keluar dan menutup pintu Puskesmas sambil matanya mencari ojekan motor yang mungkin lewat setelah mengantarkan langganan ketempat tujuannya. Justru pada saat itu bagaikan dipanggil oleh suara iblis muncullah Tholil disudut jalan dengan motornya dan langsung berhenti di depan Puskesmas.

    “Koq kelihatannya pucat amat dik Yanti, mungkin mau sakit ?”, demikian tanya Tholil berpura pura. “Sudah mau ke pesta didesa seberang, sekarang sih masih agak kepagian, belum begitu rame”, sambung Tholil kembali.

    “Iya nih pak, rasanya agak pusing dan ngantuk, mungkin hanya kecapaian saja”, ujar Yanti yang merasakan serba salah, disatu fihak tak begitu senang untuk di bonceng Tholil yang dirasakannya semakin cunihin, dilain fihak mulas yang makin tak tertahan membutuhkan solusi cepat untuk mencapai kamar asramanya.

    “Ya, saya sebetulnya ada urusan lain ke jurusan berbeda, tapi kalau dik Yanti mau ikut sudahlah saya antarkan dulu”, lanjut Tholil yang melihat bahwa calon mangsanya telah semakin terjerat jebakannya.

    Dengan masih agak ragu dan tubuh terasa limbung akhirnya Yanti menerima tawaran Tholil dan duduk di boncengan motor sambil tangannya memeluk pinggang Tholil.

    “Pegangan yang kencang ya dik, maklum jalanan desa banyak rusak berlubang, nanti jatuh bisa cedera, siapa yang akan merawat pasien kalau bukan dik Yanti”, celoteh Tholil bersopan santun sambil mulai menjalankan motornya.

    Yanti berpura pura tak mendengar kalimat Tholil terakhir, ia hanya mempunyai tujuan satu yaitu secepatnya pulang ke asrama dan merebahkan diri. Perjalanan yang sebenarnya hanya lima menit dengan motor itu dirasakannya seabad tak kunjung berakhir, dan selama itu kembali Tholil merasakan betapa lembutnya gundukan dada Yanti yang lekat dengan punggungnya.

    Ketika akhirnya sampai didepan asrama Yanti merasa sedemikian pusing sehingga hampir jatuh ketika turun dari boncengan, dan kesempatan ini tentu saja dipakai oleh Tholil yang segera menyanggahnya. Tholil meletakkan tangan kiri Yanti di pundaknya sementara tangan kanan Tholil dilingkarkan ke pinggang Yanti yang langsing. Yanti berusaha membuka pintu masuk asrama namun dirasakannya sukar memasukkan kunci ke lubangnya sehingga akhirnya Tholil mengambil alih tugas itu, sambil tangan satunya sengaja melingkar semakin erat di pinggang Yanti. Akhirnya pintu terbuka, dan Tholil terus memapang Yanti menuju salah satu kamar tidur yang berada disebelah kiri, tak berapa jauh dari kamar mandi, toilet dan juga dapur tak seberapa besar.

    Cerita Erotis 2017 | Sejenak sebelum Yanti akhirnya dapat menghempaskan dirinya ke ranjang masih sempat dilihatnya bh dan cd string berwarna merah jambu muda yang kemarin dicucinya masih terletak di sandaran kursi karena belum kering sekali di pagi hari ketika ia akan bertugas ke Puskesmas. Tentu saja “pemandangan” yang khas intim wanita itu tak lolos dari tatapan mata Tholil sementara Yanti merasa wajah dan terutama telinganya merona merah karena malu, di sesalkan dirinya sendiri mengapa tak menggantung penutup auratnya itu di dalam lemarinya sendiri.

    Tapi masa bodohlah apa yang dipikirkan si Tholil ketika melihat penutup auratku itu, yang penting kini aku sudah di asrama, kini aku akan istirahat, ingin tidur sebentar, ingin memulihkan tenaga, sesudah itu barulah menyegarkan diri dan mandi serta keramas sepuasnya, sebelum pergi melihat gaya berjoget si Imul Laracitra. Selama ini Yanti hanya bertanya tanya terhadap dirinya sendiri mengapa goyang pinggul dangdut Imul begitu populer terutama di kalangan pria. Padahal menurut seleranya sendiri gaya pinggul ngebor menghentak hentak kasar begitu tidaklah sebagus dan erotis jika dibandingkan dengan goyangan yang lemah gemulai. Sebagai wanita dewasa tentu saja Yanti sering pula berdiri dihadapan kaca sendirian, lalu melenggang lenggokkan pinggulnya se-erotis mungkin sambil membayangkan apa yang akan dirasakan oleh suaminya nanti jika diwaktu bersanggama dirangsang dengan goyangan seperti itu.

    “Sudah ya dik, bapak permisi dulu, semoga dapat istirahat dan segar kembali. Kita ketemu lagi di pertunjukan pesta panggung nanti malam ya dik”, ujar Tholil sambil setengah menutup pintu kamar dan menuju ke arah pintu keluar.

    Yanti tak menjawab lagi karena telah begitu penat dan hampir terlelap tidur, dalam waktu beberapa menit terdengar dengkuran amat halus menandakan bahwa Yanti telah masuk kedunia mimpi. Bunyi azan maghrib sayup sayup tidak dapat membangunkan Yanti, sementara udara mulai menggelap dan penduduk desa mulai berbondong bondong pergi ke desa tetangga untuk menikmati acara yang telah lama mereka tunggu. Sekitar jam delapan malam desa itu sepi bagai telah di tinggalkan manusia sama sekali, disana sini hanya terlihat lampu redup dari rumah penduduk yang telah ditinggalkan penghuninya. Dalam kesunyian dan kepekatan malam itu hanya terdengar disana sini bunyi jangkrik dan serangga, tiada kegiatan yang terlihat dijalan atau di warung rokok atau ruko yang biasanya masih ada yang buka untuk menjual makanan kecil atau jajanan seadanya. Bagaikan didalam adegan film ninja atau film horror secara samar samar dari jauh terlihat tiga titik lampu diserta suara motor berjalan perlahan. Ketiga titik lampu itu semula hanya samar samar ibarat kunang kunang yang semakin lama semakin mendekat dan terlihat jelas para pengemudinya : Tholil dengan didampingi oleh Warso dan Udin. Sekitar limapuluh meter dari gedung asrama jururawat dan dokter Puskesmas mereka mematikan motor mereka dan kemudian mendorongnya memasuki halaman depan asrama. Rupanya mereka tak mau ada suara motor mereka akan menarik perhatian penduduk sekitarnya dan terutama tentunya si penghuni asrama sendiri. Ketiganya mendorong motor mereka melewati samping gedung asrama itu dan akhirnya di parkir di tempat yang biasanya untuk sepeda. Tholil sebagai penguasa desa tentu saja mempunyai kunci loper alias kunci umum yang pas untuk semua pintu gedung milik pemerintah daerah situ. Dengan hati-hati hampir tanpa suara sedikitpun Tholil membuka pintu belakang asrama itu dengan kunci lopernya.

    Ketiganya tahu benar bahwa setelah dokter muda terakhir meninggalkan asrama itu sekitar tujuh minggu lalu tak ada penghuni lain selain jururawat cantik Yanti yang malam ini akan dijarah oleh Tholil. Dengan langkah ibarat binatang buas menghampiri mangsa yang belum tahu ada bahaya ketiganya memasuki koridor dimana ke enam kamar tidur serta kamar mandi dan kiri kanan WC masing masing untuk pria dan wanita. Semua celah bawah pintu kamar terlihat gelap terkecuali yang terdekat dengan kamar mandi dan WC wanita, dan kamar tidur itu pula yang selama ini diingat oleh Tholil dan diidamkannya akan menjadi saksi bisu pergulatan pertamanya dengan sang bidadari Yanti idamannya.

    Untuk lebih pasti lagi Tholil menyalakan lampu senter yang dibawanya untuk menyuluhi label nama didepan pintu kamar itu dan memang terlihat nama Yanti R. – bahkan Tholil mengenali tulisan tangan yang bagus itu memang tulisan Yanti. Tholil mendekatkan dan bahkan merapatkan telinganya ke pintu kamar untuk mendengarkan apakah ada suara yang menandakan si penghuni telah sadar dan misalnya mungkin sedang mendengarkan lagu dari radio. Ternyata tak ada suara sama sekali sehingga Tholil memberikan tanda jari telunjuk didepan bibirnya kepada Warso dan Udin agar tidak berisik lalu ia memberanikan diri membuka pintu kamar tidur Yanti perlahan lahan. Karena selama ini memang Yanti hanya tinggal sendirian di asrama itu maka ia merasa cukup aman sehingga jarang mengunci pintu kamarnya.

    Kelalaian yang sebenarnya tak boleh terjadi ini sangat membantu Tholil dan kedua komplotannya dan tanpa bunyi sedikitpun terbukalah pintu kamar tidur Yanti. Ranjang dipan yang biasanya berdempetan langsung ke dinding telah digeser agak ketengah oleh Yanti, karena meja kecil tempat menaruh lampu kecil untuk membaca, serta wekker kecilnya justru diletakkannya berdempetan dengan tembok sehingga terdapat ruangan antara dinding dan ranjang dipan yang di tidurinya. Apa yang terlihat di hadapan mata ketiga lelaki setengah baya itu tak dapat dipungkiri dapat menggoda seorang nabi, inilah apa yang disebut kecantikan alamiah seorang wanita langsung turun dari firdaus.

    Tholil memberikan tanda kepada Warso untuk berdiri dekat dinding disamping bagian kiri , Udin disamping kanan , sedangkan Tholil sendiri berdiri diujung kaki ranjang sehingga kini Yanti sempurna di kepung dari tiga jurusan. Ketiga lelaki setengah baya itu mengawasi calon mangsanya, sementara Yanti masih tidur dengan nyenyak. Rupanya kepenatan seharian bekerja ditambah dengan obat tidur penenang yang di campurkan oleh Tholil ke makanan siang tahu gejrot masih menunjukkan khasiatnya. Yanti tidur terlentang agak miring kekanan, kedua lengannya terbuka dan berada disamping kepalanya yang terhias dengan rambut bergelombang tergerai.

    Ia masih memakai baju blus dan rok putih sepanjang bawah lutut sebagaimana seragam jururawat sehari hari. Hanya seragamnya itu acak acakan dan terbuka disana sini : dua kancing atas blouse-nya terbuka mungkin karena merasa panas, sedangkan roknya pun dibagian perut terbuka kancingnya, mungkin setelah menggosok perutnya yang tadi siang mulas. Karena itu terlihat kulit dadanya yang putih kuning langsat dimana belahan dan lekuk diantara buah dadanya tampak jelas. Perutnya terlihat datar dengan pusar sempurna tanpa tambahan piercing atau atribut apapun.

    Namun yang membuat ketiga lelaki itu menjadi blingsatan adalah karena rok putih biasanya menutup lutut Yanti saat bekerja kini terbuka penuh menyingkapkan kaki begitu sempurna, betis langsing ibarat padi membunting dan paha putih mulus terbuka sampai belahan selangkangan yang tertutup celana dalam kecil berwarna ungu muda sangat amat serasi dengan kulitnya. Bagaikan para dukun dan ahli sihir di zaman purbakala yang akan memulai upacara persembahan agung ketiga pria yang mengelilingi tubuh Yanti itu mulai perlahan lahan membuka jaket mereka, kemudian kemeja dan celana panjang serta kaos penutup torso atas mereka.

    Cerita Erotis | Terlihatlah kini tubuh Warso yang tinggi kurus namun cukup berotot, sementara Udin memiliki tubuh paling kekar atletis dihiasi dengan beberapa cacat luka yang diterimanya akibat liku hidupnya yang penuh dengan perkelahian. Tholil memiliki tubuh sedikit gemuk dengan hiasan kebanggaannya yaitu bulu lebat yang menutupi tangan kaki maupun dadanya yang bidang. Ketiganya kini hanya tinggal memakai celana dalam yang telah terlihat menonjol dibagian depannya akibat ketegangan birahi yang mulai memuncak……….. (bersambung)

     

  • Cerita Hot Nikmatnya Memek Tentanggaku Ibu Yetty

    Cerita Hot Nikmatnya Memek Tentanggaku Ibu Yetty


    2008 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Ridwan umur saya 23th ,kulit putih. Saya akui bahwa saya mengidap penyakit sexual yakni lebih suka kepada wanita yang lebih tua ,apalagi kalau saya sedang melihat ibu2 yang senam wahhh saya langsung bergairah melihat pantat mereka dan payudara mereka yang menurut saya sangat indah. Nah berikut adalah pengalaman gairah sex saya dengan istri tetangga saya yang bernama ibu Yetty. Dia berumur kurang lebih 42th dan sudah memiliki 2 orang anak ,tetapi body nya sangat menggoda. Dengan toket berukuran 36c serta pinggul dan pantatnya yang sangat menggoda ,kulitnya juga putih dan tinggi badannya tidak beda jauh dengan saya.

    Kejadian ini terjadi sekitar akhir tahun 2008 , nah waktu itu malam minggu saya lagi nggak kemana-mana karena cewek lagi ada urusan keluarga di rumah sodaranya. Waktu itu jam 11 malam tepatnya, saya melihat bu Yetty masih duduk di teras rumahnya dan seperti orang yang sedang menunggu sesuatu.
    Lalu saya hampiri dia,

    “loh bu Yetty tumben jam segini belom tidur,lagi nungguin siapa bu ?” tanyaku
    “saya lagi nunggu mas Edy wan , kok tumben ya dia belum pulang. saya jadi cemas.”jawabnya
    “oh pak Edy belum pulang bu ,oya si Andi dan Wiwid mana bu ?” saya menanyakan anak-anaknya.
    “itu di dalam wan ,mereka juga belum tidur masih main playstation dari tadi.”

    Lalu kedua anak bu Yetty melihat saya dan mereka memanggil saya untuk main playstation dengan mereka.

    “mas Ridwan ayo mas kita main ps, sini mas..” kata Wiwid si bungsu
    “sudah sana wan main ps sama anak-anak gpp.” kata bu Yetty
    “iya bu.”

    saya pun masuk ke dalam rumahnya bu Yetty dan gabung dengan kedua anak bu Yetty. Dan tak lama saya pun mendengar suara motor pak Edy ,ternyata memang benar pak Edy telah pulang.

    “maaf bu aku tadi ada kerjaan mendadak ,jadi aku pulang agak telat.” kata pak Edy pada istrinya

    “oh ada nak Ridwan toh.” kata pak Edy

    “iya pak saya di nemenin Andi dan Wiwid main ps ,saya juga heran kok tumben mereka berdua belum tidur. ya sudah saya mampir saja dan main ps di sini.” jelas ku

    “pak…mas Ridwan nginep aja yah ,supaya Andi ada temen main ps.”tegas Andi anak pertama bu Yetty yang sudah kelas 3 sd itu.

    “loh bapak terserah mas Ridwan mau apa nggak ,gimana mas Ridwan ?”tanya pak Edy
    “ya sudah deh ,lagian besok saya ga ada acara pergi kemana-mana.”jawabku

    Lalu pak Edy dan bu Yetty masuk ke dalam kamar. dan saya pun melanjutkan main ps dengan kedua anak bu Yetty. Sekitar jam 2 malam akhirnya kedua anak ini tidur dan saya pun sudah lelah main ps ,akhirnya saya matikan tv dan lampu ruang tengah tapi saya tidak tidur. Saya lihat pintu kamar bu Yetty terbuka dan yang keluar adalah bu Yetty ,wow saya benar-benar kagum melihat pakaian tidur bu Yetty dengan tali kecil di pundaknya dan yang bikin saya kaget adalah bentuknya yang sangat sexy dan transparan.

    “loh kamu belum tidur wan ?” tanya bu Yetty
    “belum bu ,pak Edy sudah tidur bu .” tanyaku
    “sudah ,wan bantuin saya ya pindahin anak ke kamarnya. tuh kamu gendong Andi nah aku si Wiwid.” peritah bu Yetty
    “iya bu.”

    Saya dan bu Yetty membawa Wiwid dan Andy ke kamar mereka. Setelah sampai di kamar sayapun menaruh Andy di tempat tidurnya ,akan tetapi pada saat bu Yetty menaruh Wiwid di kasurnya ,entah kenapa bu Yetty terjatuh dan saya lihat daster bu Yetty tersingkap sampai paha bu Yetty terlihat. Bu Yetty pun meringis kesakitan dan saya pun tidak tega lalu menghampiri bu Yetty.

    “yang mana yang sakit bu ?”tanyaku sambil sesekali melihat ke arah paha bu Yetty
    “ini wan kaki saya.”

    lalu saya mengurut kakinya dan dia pun menyadari kalau saya melihat pahanya terus dan dengan perlahan dia menutup pahanya. Pijatan saya pun lama-lama ke atas pahanya dan saya menyingkap daster bu Yetty tapi tentunya saya izin dulu dengan dia.

    “bu dasternya tolong singkap sebentar supaaya saya bisa urut paha ibu ,karena kalau tidak di urut nanti paha ibu jadi keram.” hahaha padahal itu hanya akal-akalan saya saja

    Saat saya memijit pahanya ,saya lihat nafasnya jadi lebih cepat dan saya betul ngaceng melihat payudara bu Yetty yang besar. Dan pijatan saya pun berubah menjadi elusan dan pada saat saya mengelus pahanya ,diapun mendesah sambil matanya terpejam dan itulah yang membuat saya semakin berani mengelus pahanya lebih ke atas.

    “ahhh…” desah bu Yetty saat elusan saya semakin ke atas.
    Wah saya betul sudah lupa diri waktu itu ,yang saya pikirkan adalah saya harus berhasil menyetubuhi bu Yetty. Lalu saya angkat tangan bu Yetty dan saya arahkan ke tongkol saya yang sudah sangat tegang ,tetapi dia sempat tersadar.

    “Ridwan apa yang sudah kita lakukan ,kita tidak boleh seperti ini.” kata bu Yetty
    saya sudah tidak perduli lagi dengan kata-kata dia ,lalu dengan tenang saya mendekat ke arahnya dan mengelus rambut bu Yetty sambil merayunya.

    “sudah lah bu ,di sini cuma ada kita kok.” rayuku
    “itu dosa Ridwan.” jawabnya
    “ayo lah bu ,saya sudah lama ingin berdua seperti ini dengan bu Yetty yang cantik.” haha gombal sekali saya

    “aku takut suami ku bangun wan.”
    “sudah ibu tenang saja ,pak Edy biar saya yang mengawasi nanti ,yang penting malam ini saya ingin berdua dengan ibu.” kataku

    “tapi jangan di sini .kita ke ruang tamu saja supaya dapat melihat suamiku kalau bangun.
    lalu kami pun berjalan ke ruang tamu ,setelah di sana kami duduk di sofa dan saling menatap dengan penuh arti. Dan tak lama kami akhirnya berciuman ,ternyata bu Yetty ini sangat lihai dalam melakukan ciuman bahkan kami pun melakukan french kiss.

    “mmmphhhh…,mmmmpphhh..” begitulah suara kami saat berciuman.

    Tangan ku pun mulai meraba payudaranya bu Yetty dan berhasil masuk ke dalam daster bu Yetty ,saya dapat merasakan bra merah berenda itu begitu sesak menampung payudara bu Yetty yang besar. Kemudian tangan saya pun mengeluarkan payudaranya dari dalam branya ,dia melenguh saat jari saya memilin putingnya.

    “ohh…Ridwan ayo langsung masukkan saja kontol mu ,nanti mas Edy curiga kalau saya tidak ada di kamar.” kata bu Yetty.

    Bu Yetty lalu mengangkat dasternya dan tidur di atas sofa dengan mengangkang. Saya dengan cepat melepas celana dan cd saya ,bu Yetty juga menurunkan tali dasternya dan mengeluarkan payudaranya ,dan dia pun melepas cd nya juga. Lalu saya arahkan penis saya ke vagina bu Yetty ,dia merintih pelan saat kepala penis saya mulai masuk ke vaginanya.

    “arrgghhh…. pelan-pelan ya wan,,uhhhhh…” rintihnya
    bleeesssssss…..masuklah semua penis saya ke vagina bu Yetty ,dan saya langsung menindih bu Yetty. Oh sungguh luar biasa vagina ibu dari 2 orang anak
    ini masih begitu nikmat ,bu Yetty memeluk saya dengan erat seolah tak mau terlepas pelukannya.

    “ayo goyang dong wan ,kocok memek saya cepat.”bisik bu Yetty di telinga saya
    “iya sayang,,ohhhh…ohhh”desah saya ketika saya mersakan sedotan vagina bu Yetty di penis saya
    “ahhh,ahhh,ahhh,iya teruuss,,Ridwan ,,aduuhh,aduuuhh besar banget sih punya kamu sayang,,ahhh,,ahhh.” racau bu Yetty tak karuan ketika saya sudah mulai memompa penis saya maju mundur.

    Saya kadang2 mengisap payudaranya dan kadang saya mencium dengan gemas bibirnya sehingga dia melenguh tertahan. Lama2 goyangan kami semakin cepat dan saya sudah mau merasakan ejakulasi sebentar lagi ,begitu pula dengan bu Yetty yang goyangan pantatnya makin liar.

    ploookk,cllebbb.slleebbb…,slleebbbb,pllaakk,plak kk. itulah bunyi peraduan kelamin kami yang sedang asik bertemu.

    “ahhh,ahh,Ridwan aku mau keluarrrr,,ya,ya,ya,,terruss gooyaangg…sayang ahh,ahh..” rintih bu Yetty yang sudah mau orgasme.
    “iya sayang aku juga sebentar lagi ,ahh,ahh.” balasku

    “oohhhh akkuu kkeelll,kkellluarrr ,,arrrggggghhh….”desah bu Yetty panjang saat orgasmenya datang dan kakinya membelit di pinggang saya lalu pantatnya menekan ke atas agar vaginanya tertusuk dengan dalam oleh penis saya.

    saya pun sudah tidak tahan lagi dan,,CROOOTTT,JROOOTTT,CROOOTT,CRRIITTTT….
    begitu banyak sperma saya menyembur dalam memek bu Yetty,

    “ohhhh….niikkkmmaatttttt saaaaaaayyyyyannggg……ahhhhhh…”desahku begitu panjang karena saking nikmatnya ,dan tekan dalam2 penis saya ke vaginanya.

    “aduuh mentok sayang..”bisik bu Yetty

    Lama juga kami berpelukan dan mengatur nafas ,kemudian saya cabut penis saya dan membersihkan di kamar mandi ,dan bu Yetty langsung masuk ke kamarnya dan mencuci vaginanya di dalam kamar mandi yang biasa bu Yetty dan suaminya gunakan. saya kembali ke ruang tengah dan tertidur karena lelah habis gempur dengan bu Yetty yang sexy ,oh pak Edy saya telah mencoblos memek istri anda yang tolol itu hahaha.pikir ku dalam hati.

    Besoknya ketika saya terbangun ,saya melihat bu Yetty dan pak Edy sedang ngobrol di teras depan. Wah saya bangun siang juga sekitar jam 11 ,maklum semalaman habis tempur dengan bu Yetty.

    “eh Ridwan baru bangun kamu.”tanya bu Yetty yang bersikap biasa saja di depan suaminya, padahal

    semalam sudah saya tusuk vaginanya dengan penis saya.

    “iya nih bu,maaf ya pak Edy dan bu Yetty saya bangun siang2.”
    “ohh nggak apa-apa nak Ridwan.”kata pak Edy
    “bu ,pak saya pamit pulang ya ,makasih saya sudah boleh nginep di sini.”kata ku
    “oh iya sama2.”kata pak Edy.”

    “lain kali kalo mau nginep di sini silahkan kok Ridwan.”kata bu Yetty sambil tersenyum ke arahku dengan penuh arti

    haha rupanya bu Yetty ketagihan ku entot. kataku dalam hati.
    “iya bu .saya pulang ya.permisi.” kata ku

    Dan semenjak itu saya dan bu Yetty sering melakkukan hubungan sex saat suaminya tak di rumah, sekian cerita dari saya dan lain waktu saya berjanji akan menceritakan pengalaman saya yang lain.

  • Kumpulan Foto Ngentot Cewek Jepang Bertubuh Chubby

    Kumpulan Foto Ngentot Cewek Jepang Bertubuh Chubby


    2006 views

    Perawanku – Berikut ini adalah Kumpulan Foto Ngentot Cewek Jepang Bertubuh Chubby dengan wajah yang rupawan membuat para bos ku berimajinasi tinggi ketika sambil coli dan melihat Foto Berikut ini yang sudah kami siapkan , Langsung saja :

     

  • Kumpulan Foto Ngentot Yui Nishikawa Yang Montok

    Kumpulan Foto Ngentot Yui Nishikawa Yang Montok


    2003 views

    Perawanku – Tentu kalian sudah tidak asing lagi dengan model jepang JAV yang satu ini bukan ?yahh benar perempuan montok ini adalah Yui Nishikawa.

    Wajah wanita ini  yang manis body yang montok sangat di gandrungi oleh para kaum adam. Langsung saja yang suka dengan Yui Nishikawa ini berikut bahan coli nya  dibawah ya bos ku  :

  • Cerita Sex Selamat Datang Gadis Belia

    Cerita Sex Selamat Datang Gadis Belia


    2002 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Selamat Datang Gadis BeliaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – saya yang merantau sendirian ini memang sedikit kesulitan keuangan. Sebatang kara tinggal di sebuah kamar kost yang hampir saja aku tak mampu membayar uang sewanya. Untungnya sebulan lalu, saya bertemu dengan teman-teman yang mengerti keadaanku.

    Mereka adalah Andi, Herman, Tono, Mamat dan Syamsul. Terutama Herman, anak seorang boss beras yang cukup kaya raya, terakhir dia meminjamkan motor ninja 150RR nya kepadaku, agar aku bisa berkeliling menaruh surat lamaran.

    Sudah lama saya menunggu kabar panggilan interview, tapi tak ada kabar. Untungnya untuk menyambung hidup, saya terkadang membantu Andi di kios temannya yang selain menjual bensin eceran juga melayani tambal ban. Kadang Herman juga memberikan sedikit uang kepadaku, dia juga sering mengajak kami berkumpul dan berpesta dengan biaya yang dia tanggung.

    Hingga hari ini tiba, Herman ingin mengajak kami berbisnis, ia mengajak kami berkumpul di cafe tempat biasa kami berkumpul. Tepat jam 19.00 saya sudah sampai di tempat yang dimaksud. Andi, Mamat dan Syamsul sudah menunggu kami, seperti biasa, penampilan mereka seperti preman, baju sobek dengan badan gelap penuh tatto. Sambil menunggu yang lain, kami hanya berbicara ringan sambil menghabiskan rokok.

    Tak lama menunggu, mobil Suzuki APV hitam milik Herman sudah parkir depan cafe, Herman dan lainnya pun turun dari mobil.

    “Loh, Tono mana man?”, tanyaku kepada Herman karena hanya melihat Herman dan beberapa orang tak dikenal yang turun dari mobil. “Dia jemput teman-teman lain… Ini teman saya juga, perkenalkan ini Iskandar, ini Marwan, ini Eko dan ini Budi”, Herman memperkenalkan teman-temannya.

    Kamipun kemudian berbincang dan menjadi akrab. Sambil menunggu yang Tono, Herman memesan beberapa pesanan untuk menemani kami. Bir Guinness dan rokok Marlboro selalu tak terlupakan jika kami berkumpul.

    Sekitar 30 menit menunggu akhirnya Tono tiba dengan mobil Kijang Krista milik Herman. Mobil ini nganggur di rumah, jadi Herman meminjamkannya untuk Tono, karena menganggap Tono sudah seperti saudara sendiri.

    Saya sedikit kaget melihat Tono turun dari mobil bersama tiga gadis belia. Wajah mereka lumayan cantik, tubuh merekapun langsing dan sexy. “Ayu…”, salah satu gadis memperkenalkan dirinya kepada kami sambil berjabat tangan.

    Disusul dengan dua gadis lainnya yang ikut masuk cafe di belakang Tono. Dua gadis tersebut bernama Lisa dan Widya. Senyum mereka manis sekali, kulit mereka walaupun sedikit gelap tapi terawat, rambut mereka panjang terurai di punggung, wangi parfum mereka pun seolah menggodaku.

    Akhirnya Herman menjelaskan semuanya, para gadis itu adalah teman baik mereka, mereka sudah berteman baik sejak masa SMP, walaupun tak satu sekolah. Selama ini Herman lah yang membiayai hidup mereka.

    Para gadis ini selama ini tidak bekerja, hanya menghabiskan uang Herman untuk merawat diri. Oleh karena itu, para gadis itu pun tak mau terlalu merepotkan Herman lagi. Sebenarnya mereka yang menyarankan Herman untuk membuka usaha, oleh karena itu Herman pun mengajak kami join.

    Lama membincangkan masa lalu mereka dan persahabatan mereka, Herman pun akhirnya menjelaskan bisnis apa yang akan mereka jalankan. “Jadi, saya mau buka sebuah tempat pijat-pijat… Karena usaha ini adalah usaha “plus-plus”, maka saya butuh karyawan-karyawan pemberani seperti kalian…”.

    Saya tahu maksud Herman, dia akan membuka tempat prostitusi dengan wanita penghibur adalah gadis-gadis tersebut, dan teman-teman yang lain selain sebagai staff juga untuk jaga-jaga. Mamat dan Syamsul memang lah preman, mereka pasti bisa menjaga usaha Herman. Fontana99

    Aku sebenarnya kurang setuju, tapi apa boleh buat, gelar S1-ku tidak menjamin kehidupanku, aku sudah lama menganggur, hitung-hitung selain membantu dan membalas jasa Herman, aku bisa memperoleh penghasilanku sendiri.

    “Ruko milik papa ku yang di komplek mall sudah lama tak dipakai, jadi saya yang akan memfungsikannya, masalah surat ijin biar saya yang urus…”, kata Herman. Semua ternyata menyetujui ide Herman, dan akhirnya kami pun berangkat menuju ruko kosong milik papanya Herman itu. Sesampai di sana kami semua bergotong royong untuk membersihkannya.

    Ruko ini ada tiga tingkat, di lantai bawah kami sengaja kosongkan sebagai tempat parkir, lantai dua terdiri dari beberapa sekat kamar, dihitung-hitung ada sekitar 10 kamar, lantai tiganya hanya ada dua kamar kosong dan satu ruangan yang sangat luas.

    Sepuluh kamar di lantai dua dijadikan tempat praktek, sedangkan lantai tiganya untuk tempat kami berkumpul. Herman memintaku untuk mempergunakan satu kamar sebagai tempat tinggalku, dia tidak ingin aku terbebani dengan biaya sewa kost yang semakin mahal.

    Tempat sudah siap, walaupun dengan tenaga seadanya, kami tetap semangat. Dua hari setelah pembukaan, tempat kami masih sepi, tidak ada satupun pelanggan yang datang, mungkin karena kami masih baru, apalagi usaha kami tanpa plang nama.

    Herman pun belum berani memberitahukan papanya tentang usaha “plus-plus” nya ini. Herman pun yakin bahwa papa nya pasti akan sangat menentang usahanya ini, oleh karena itu Herman ingin mengelolanya sendiri tanpa dicampuri orang tuanya. candusex

    Sudah hari ke-3 belum juga ada pria hidung belang yang masuk. Apa tidak ada yang tahu tempat ini? Saking sepinya, teman-teman lain malas untuk berjaga di sini. Andi malah memfokuskan kios bensin dan tambal ban milik temannya, Syamsul dan Mamat pun membantu Andi di sana.

    Sedangkan teman Herman yang lain belum menampakkan hidungnya, kata Tono mereka sedang mempromosikan usaha ini ke teman-teman lain. Usaha ini telah Herman percayakan kepadaku, sebelum berangkat ke luar negeri Herman sudah pesan ke Tono untuk bekerja sama mengambil keputusan. Herman berlibur ke Singapura, tapi saya dengar dari Tono ini bukan sekedar liburan, Herman mengurus masalah pribadinya.

    Aku sedang berada di ruang kumpul, asyik berkaraoke ria bersama Ayu, Lisa dan Widya. Lantai bawah hanya dijaga oleh Tono. Berhubung sepi, kami hanya gunakan waktu untuk bersenang-senang. Tapi kesenanganku tiba-tiba terganggu oleh sura dering telepon.

    “Man, ada yang mau lamar kerja nich, gimana?” tanya Tono dari telepon lantai bawah. “Wah, usaha belum lancar uda ada yang lamar kerja…” aku juga binggung mesti bagaimana, sedangkan kami di sini belum ada pemasukan. “Nangis-nangis mohon kerja nich, gue suruh ke atas aja ya…” kata Tono langsung menutup telpon.

    Tak lama kemudian sesosok perempuan masuk ke ruangan kami. Ayu langsung mengecilkan suara musik. Cewek ini putih, gadis keturunan kayaknya, rambutnya panjang, dan masih muda. “Pak, saya butuh kerja…” tiba-tiba gadis itu mendekatiku dan berlutut di depanku.

    Raut wajahnya sangat memelas, pantas saja Tono tak mampu meladeninya. Matanya masih bengkak karena menangis. “Kami tidak menerima karyawan lagi.. Usaha kami saja stagnan..” jawabku sambil menyuruhnya berdiri. “Saya benar-benar butuh kerja pak…” tangisannya makin kencang.

    “Kita saja masih nganggur di sini sis…” sindir Ayu dengan sinis. “Saya tahu usaha kalian, dan saya rela bekerja apa saja…” jawab cewek itu.

    “Apa saja?” jawab Ayu, sedangkan Lisa dan Widya hanya diam duduk di sebalah ku.

    “Kita di sini jadi perek loh, emang lu mau?” tanya Ayu. “Maa.. mau…” jawab gadis itu dengan air mata yang masih terus mengalir.

    Gadis ini cantik, tubuhnya langsing dan seksi, masih muda dengan umur yang saya kira-kira mungkin baru 17 tahun, kulitnya pun putih. Seandainya dia di sini, saya yakin Ayu dan teman-temannya akan tersaingi. “Coba kamu perkenalkan diri…” pintaku ingin mengetahui sedikit latar belakang gadis ini.

    “Namaku Fenny, umur 18tahun, belum menikah, belum pernah bekerja.” jawabnya memperkenalkan diri. “Lalu kenapa kamu ingin bekerja di sini?” tanyaku lagi.

    “Saya butuh uang…” jawabnya sambil menundukkan kepala. “Hahaha… Kamu kan cantik… Kenapa takut ga ada uang?… Cari saja pria-pria kaya untuk jadikan suami…” ejek Ayu yang sepertinya sedikit iri dengan kecantikan Fenny.

    “Aku mohon…” Fenny kembali memohon sambil berlutut di depanku. “Aku bukan bos di sini, tapi kalau bos ku sudah pulang nanti ku kabari ya…” jawabku karena tidak mau melangkahi Herman. “Aku akan terus menunggu di sini…” jawab Fenny.

    “Oke, kalau begitu coba kamu praktekkan apa yang kamu tahu dengan kerjaan di sini?” Ayu memotong pembicaraanku. “Yu…” aku coba mengingatkan Ayu kalau kami tidak punya hak merekrut karyawan.

    “Tenang saja man, Herman pasti setuju, palagi kalau kamu dan Tono sudah bilang oke…” bisik Ayu di telingaku dengan sedikit gaya centilnya. Fenny tiba-tiba bangkit berdiri, tubuhnya cukup tinggi kira-kira ada 175cm layaknya seorang model.

    Kemudian dia melepaskan kaos putih yang dia kenakan sehingga tubuh atasnya hanya mengenakan bra warna hitam yang membalut payudaranya. Sayang saja, payudaranya tidak besar, tapi aku suka itu, payudara yang tidak begiti besar lebih terlihat alami, apalagi kulitnya yang putih memperlibatkan ke ranuman payudaranya.

    Kemudian dia juga menurunkan celana jeans nya hingga lepas, celana dalamnya warna pink. Tubuhnya sekarang hanya terbalut bra hitam dan celana dalam pink. Aku tertegun dan sedikit menelan air ludah, sungguh indah pemandangan ini.

    “Cuma begini???” tanya Ayu yang kurang puas. Sepertinya Fenny keberatan untuk melepaskan semua pakaiannya, aku tidak tahu apa yang menyebabkannya mau bekerja di sini, pasti ada sesuatu yang telah terjadi.

    “Fen, tak perlu dipaksakan, pekerjaan ini tidak bagus, sebaiknya kamu pulang saja…” pintaku agar Fenny tidak ikut terjerumus dalam usaha kotor ini. Lalu Fenny kembali berlutut di depan ku, sepertinya dia ingin memohon lagi kepadaku.

    Tapi ternyata ia mendekatiku yang sedang duduk di sofa empuk ruang berkumpul ini. Ia berlutut dan menjulurkan tangan ke arah pinggangku. Ia dengan sedikit malu-malu mencoba menurunkan celanaku.

    Karena aku memakai celana pendek sebatas lutut yang terbuat dari kain tanpa mengenakan ikat pinggang, menjadikan usaha Fenny berjalan dengan mulus. Fenny berhasil membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sudah ngaceng gara-gara melihat tubuh putih Fenny.

    Tanpa ragu-ragu Fenny langsung mengulum penisku. Waw, aku langsung terdiam dengan nikmat yang kurasakan ini. Ayu, Lisa dan Widya tersenyum dan mereka kembali mengeraskan suara speaker untuk berkaraoke ria.

    “Sama-sama karaoke nich…” ejek Ayu ke Fenny. Aku sebenarnya sedikit iba, Fenny yang masih meneteskan air mata terus mengulum penisku yang sedang dalam tegangan tinggi. Sangat bersalah sekali kalau tidak menerima Fenny yang sudah memohon seperti ini, tapi sangat berdosa sekali telah menjerumuskan dia juga ke usaha seperti ini.

    Lima belas menit mungkin sudah berlalu, penisku masih saja dikulum oleh Fenny, sepertinya dia takut untuk ke tahap yang lebih lanjut. Melihat demikian, Ayu dan teman-teman sepertinya bosan, mereka berhenti berkaraoke dan hanya membiarkan musik berlantun keras.

    Mereka menghampiri Fenny dan coba mengerjainya. Fenny kaget dan melepaskan kulumannya dari penisku. Kemudian Ayu menggantikan posisinya untuk mengulum penisku. Walaupun sudah berhari-hari mengenal mereka, tapi aku belum pernah ‘menggunakan’ mereka.

    Kuluman Ayu lebih asyik, sepertinya Ayu sudah sangat profesional. Lisa dan Widya memegangi Fenny agar Fenny belajar cara mengulum yang benar. Tidak sampai lima menit aku sudah merasakan aku akan mencapai klimak, benar-benar kuluman maut, sebentar saja aku sudah merasa melayang. Kemudian aku pun menyemprotkan sperma di dalam mulut Ayu yang hangat.

    “Begini saja mau diajarin…” sindir Ayu yang kemudian bangkit dan mendekati Fenny. Tiba-tiba Ayu langsung menyambar bra yang dipakai Fenny hingga lepas. Sungguh indah payudara Fenny, payudara ABG yang masih ranum dengan puting susu yang masih merah muda, sungguh cewek yang sangat perfect menurutku.

    Lisa dan Widya yang sedang menangkap Fenny pun segera memplorotkan celana dalam Fenny dengan cepat. Fenny yang tiba-tiba diperlakukan begitu sedikit kaget dan berontak. “Munafik banget lu jadi cewek, tadi bilang mau jadi perek, sekarang kok berontak?” tanya Ayu sambil memegang dagu Fenny.

    Bulu-bulu vagina Fenny pun masih jarang namun rapi. Sungguh indah, membuatku tak mampu menahan konak. “Sini aku ajarin…” kata Ayu yang langsung meremas buah dada Fenny yang kenyal. Aku yang sudah terbawa nafsu juga tidak mau kalah, aku minta bagi dengan Ayu, kukulum langsung buah dada sebelahnya Fenny.

    Tampaknya Fenny tidak melawan, dia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Tubuh putih mulusnya diraba kami, para gadis lain seperti cewek lesbian saja, tak henti mengerjai Fenny. Puting merah muda nya sangat menawan, dengan ukuran payudara yang tidak terlalu besar, aku sangat bernafsu menyedot dan sedikit menggigitnya.

    Sedang asyik menikmati payudara Fenny, penisku yang masih terpampang tanpa penutup langsung kembali dilumat Ayu. Kali ini aku sangat konak dengan ditemani empat cewek cantik.

    Puas mengulum penisku, Ayu memerintahkan Fenny kembali mengulum penisku. Akupun merebahkan badanku ke sofa membiarkan para gadis itu melayaniku. Lisa dan Widya tidak melakukan apa-apa, mereka hanya menangkap tangan Fenny agar dia tidak berontak. Ayu dari belakang mengelus bokong Fenny.

    “Sepertinya masih sempit nih..” kata Ayu sambil menjelajahi sekitar pantat hingga ke vagina Fenny. Aku biarkan apa yang mereka buat, aku hanya menikmati kuluman Fenny, yang sesekali aku menjambak rambutnya agar lebih menikmati sensasi ini. Fenny sudah tidak menangis, tapi mata nya masih merah dan sedikit bengkak, membuat aku berimajinasi sex ini sebagai aksi perkosaan.

    Tiba-tiba aku tersentak, kutarik rambut Fenny agar menjauh dari penisku, hampir saja dia menggigit penisku. “Kau mau membunuhku ya?” teriakku spontan sambil menampar Fenny. Fenny pun tersungkur dan kemudian memandang ke arah belakang, ternyata Fenny terkejut dengan sesuatu yang masuk ke dalam lubang vagina nya.

    “Akh, sakit…” Fenny merintih ketika Ayu memaksakan kepala microphone masuk ke dalam vagina Fenny. “Hahaha, sempit banget…” puji Ayu yang terus memaksa masuk microphone karaoke tersebut.

    “Jangan mbak… Sakit….” Fenny coba memelas. Ayu kelihatan kesal karena usahanya gagal, “Oke deh, tar lebarin dulu baru test kataoke…”.

    Ayu kemudian menusukkan jari telunjuknya ke lubang vagina Fenny, tak puas dengan itu Ayu pun menggunakan dua jari untuk mengobok-ngobok vagina Fenny. Aku semakin nafsu dan kemudian menarik rambut Fenny agar kembali mengulum penisku.

    Melihat Fenny sudah tidak berontak, Lisa dan Widya merenggangkan cengkraman mereka. Malahan mereka menghampiriku dan membantuku menanggalkan pakaian atasku.

    Baju kaosku ditarik mereka ke atas hingga lepas. Kemudian Widya mendekatkan wajahnya untuk berciuman denganku, wangi sekali, wajahnya manis tak nampak sebagai gadis nakal. Sedangkan Lisa malah menciumi dadaku bahkan menyedot putingku, sungguh geli sekali.

    Fenny pun sudah mulai mahir mengulum penisku. Lisa dan Widya memperebutkan putingku, sungguh nikmat dilayani beberapa gadis cantik. Sedangkan Ayu masih sibuk mengobok-ngobok vagina Fenny.

    “Wah, senang-senang kok gak bagi-bagi?” tiba-tiba terdengar suara seorang pria di depan pintu.
    “Tono?… Kok gak jagain bawah?” tanya Ayu yang juga kanget melihat Tono berjalan masuk. “Tuh, barusan Marwan dan Iskandar datang, gue suruh jagain bawah aja, hehehe…” jawab Tono yang seakan sudah tahu apa yang kami lakukan di sini sebelumnya.

    “Wah, kasihan tuh Marwan sama Iskandar…” kata Ayu yang kemudian mengajak Lisa dan Widya untuk menggantikan Marwan dan Iskandar yang berjaga di luar. “Siapa tahu di bawah ada pelanggan…” sambung Ayu dan kawannya menuju ke lantai bawah.

    Karena tidak mau didahului Tono, saya segera memeluk tubuh Fenny dan menariknya ke pangkuanku. Dengan posisi membelakanginya ku lesapkan rudal yang sudah ngeceng ini ke lubang vagina Fenny, “jleeppp…” suara lubang vagina Fenny yang tertembus rudalku.

    Karen posisiku membelakangi Fenny, memberikan ruang bagi tubuh Fenny yang putih dan mulus untuk dijamah Tono. Payudara Fenny menjadi mainan bagi Tono yang sedikit hypersex. Ku naik turun kan Fenny dari pangkuan agar vaginanya terus mengocok batang kemaluanku

    Sedangkan Tono sedikit kesulitan menikmati payudara Fenny karena goyangan kami. Bukan hanya mengulum puting susu Fenny yang masih berwarna merah muda, tetapi Tono juga mencubit dan memilin puting itu dengan jarinya. Raut wajah Fenny masih terlihat sedih, mungkin dia sedikit keberatan dengan perlakuan seperti ini, tapi apa boleh buat, keputusan telah diambilnya.

    Sedang asyik menggenjot Fenny, tiba-tiba Marwan dan Iskandar pun datang. Mereka tidak perlu di bawah lagi karena Ayu dan kawan-kawan sudah menggantikan tugas mereka. Tono yang merasa jatah ini akan direbut Marwan dan Iskandar, maka ia segera menelanjangi dirinya segera.

    Aku sudah tahu bahwa Tono adalah orang yang sangat mudah terangsang, ia segera menjambak rambut Fenny dan menarik kepalanya menunduk hingga ke bawah agar Fenny bisa mengulum penisnya. Melihat posisi Fenny sedikit menyakitinya, saya pun merangkul pinggul Fenny dan berpindah ke lantai tanpa mau melepaskan penisku dari cengkraman vaginanya.

    Muka Fenny sedikit pucat, dia mungkin tidak menyangka akan melayani lebih dari satu pria. Pipinya masih basah dengan air mata dan mulutnya sibuk mengulum penis Tono. Ku lihat gerakan Tono sedikit kasar, dia menjambak rambut Fenny dengan keras dan memaju mundurkan kepala Fenny dengan paksa.

    Melihat semangat Tono yang menggebu-gebu membuat aku semakin menantang untuk mempercepat tempo permainan ini. Marwan dan Iskandar melepaskan pakaian mereka dan menunggu giliran sambil bercanda ria.

    Aku merasa penisku akan segera menumpahkan sperma, segera ku cabut dan meminta ganti posisi dengan Tono. Tono sudah mengerti dan segera bangkit, ia tidak menggantikan posisi ku, tetapi malah ke luar dari ruangan, aku tahu dia pasti punya rencana lain.

    Dan sampailah saya di tingkat menuju alam nikmat, kuluman Fenny membuat penisku bergejolak dan memuncratkan sperma dalam mulut Fenny. Fenny mencoba untuk membuangnya tetapi aku tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya hingga dia terpaksa menelan habis sperma yang ku keluarkan.

    Setelah menyalurkan nafsu birahiku ini, ku cabut segera penisku dari mulut Fenny yang masih tersisa sedikit lelehan sperma. Marwan dan Iskandar segera mendekat dan mengambil posisi masing-masing. Aku sedikit capek sehingga hanya bisa memandangi aksi mereka sambil menikmati musik yang sedari tadi telah dimainkan.

    Marwan meminta jatah dari mulut Fenny sedangkan Iskandar meminta jatah dari vagina Fenny. Fenny terlihat kelelahan dan tidak banyak bergerak, dia mungkin tidak mampu lagi melayani genjotan-genjotan dari Marwan dan Iskandar.

    Lagu ‘Hapus Aku’ nya Nidji akhirnya ku putar untuk berkaraoke sambil menemani teman-teman ku yang sedang asyik bercinta. Lagu belum selesai ku nyanyikan ternyata Tono sudah kembali, tapi dia tidak sendiri, dia datang bersama Budi dan Eko. Entah bagaimana Budi dan Eko bisa tahu ada pesta di sini.

    Ku lihat mereka berlima mengerumuni Fenny, entah apa yang akan mereka lakukan, yang jelas ku lihat Tono membawa sebuah kantong yang entah berisi apa. Fenny kemudian menyerah dengan keputusannya, ia mulai memohon dan ingin menghentikan semua, “jangaannn mas… saayyaa suudahhh takk sangguuppp…” Ia terlihat kelelahan dan tertatih-tatih saat memohon.

    Sambil memutar lagu selanjutnya aku melihat kelima temanku tidak menghiraukan permintaan Fenny. Tono malah mengeluarkan seutas tali dari kantong yang dibawanya.

    “Sayaa caapppeee maasssss…..” rintihan Fenny yang hampir tidak terdengar karena suara lagu karaoke ku yang lebih keras. Mereka tidak menghiraukan rintihan Fenny, melainkan mereka mengikat Fenny hampir di sekujur seperti di adegan film bokep jepang yang ber-genre bondage.

    “Cuukkkuuppppp…. Saayyyyaaaaa ggaak kuuaaattttt laggiiiii……” Fenny memohon agar aksi mereka dihentikan. Bukannya merasa iba, mereka malah menjadi lebih brutal, Fenny diikat tak berdaya, dan mereka pun berebutan ingin menyetubuhinya.

    Aku hanya meneruskan karaoke ku sambil sesekali melihat aksi mereka yang saling bergantian posisi, bahkan sampai Fenny digantung dan kemaluannya disodok dengan sextoy semacam penis karet yang dapat bergetar kencang. Sudah satu album rasanya ku nyanyikan lagu favoritku ini, tapi mereka masih belum lelah juga beraksi, hingga saatku lihat mereka kembali bosan dengan tema bondage, mereka pun kembali melepaskan ikatan Fenny.

    Bosan terus-terusan berkaraoke, saya pun kembali mendekati Fenny, mencoba meminta sedikit jatah lagi. Tapi belum sempat berbuat apa-apa ketika Fenny yang sudah lunglai, tiba-tiba ada beberapa orang masuk ke ruangan.

    “Kok gak jagain bawah?” tanyaku heran ketika melihat Ayu, Lisa dan Widya kembali ke ruangan. “Sepi… Jadi kami tutup saja… Hehehe…” jawab Ayu yang kemudian menyambung, “Lihat, apa yang kami bawa…” sambil tersenyum dan berhenti melangkah, Ayu mempersilahkan orang di belakangnya untuk mendahului. Ternyata mereka tidak bertiga, mereka bersama Andi, Syamsul dan Mamat.

    “Mari kita pesta…” seru Andi sambil menunjukkan sesuatu yang dia bawa, beberapa botol bir Guinesse dan beberapa slop rokok Marlboro. “Wah, anggota baru nich?” tanya Mamat yang melihat Fenny, seakan air liurnya akan menetes ke luar.

    Belum sempat menjawab, Mamat dan Syamsul sudah seperti kesetanan, mereka langsung melepaskan pakaian dan segera mendekati Fenny, berebutan dengan lima teman lainnya. Melihat ramai begitu, saya pun tak berniat lagi menyicipi Fenny, terlalu ramai menjadi sulit berbagi. Aku dan Andi kemudian hanya menikmati bir Guinesse bersama Ayu, Lisa dan Widya.

    Sedikit iri atau ketidakpuasan belum cukup menikmati Fenny sehingga aku terus memandang aksi mereka bertujuh yang mengerjai Fenny. Sambil meremas-remas penisku yang sudah kembali ngaceng, aku memperhatikan mereka dengan seksama, kelihatannya Fenny sudah tak sadarkan diri, rambutnya yang lurus panjang sudah acak-acakan, mukanya yang manis dengan tipe oriental sudah penuh dengan cairan sperma, dan tubuhnya yang langsing dan sexy penuh dengan cupangan, terutama di payudara nya yang tidak begitu besar namun bulat.

    Ku nyalakan sebatang rokok untuk menemaniku menunggu giliran, menunggu ketika teman-teman lain sudah lelah dan aku bisa menggantikan mereka. Aku terkejut ketika penisku diraba seseorang, ternyata Lisa sedang menyentuh penisku.

    “Biar saya saja mas, tar tangan mas cape…” kata Lisa yang ingin membantuku mengocok penisku. Dan ketika ku melihat ke samping, ternyata Andi sudah sedang asyik bercumbu mesra dengan Ayu dan Widya.

    Melihat mereka semua sudah pada sibuk sendiri, akhirnya aku membiarkan Lisa memberikan service terbaiknya padaku. Sepongannya sungguh nikmat, Lisa ternyata sangat profesional, mungkin selama ini Lisa dan kawan-kawannya sengaja dipelihara Herman hanya untuk sekedar pemuas nafsu.

    Aku dan Lisa tidak hanya sampai di sini, kami pun kemudian melakukan hubungan badan layaknya sepasang suami istri. Lisa sangat agresif, aku benar-benar merasakan nikmat tiada tara. Wajahnya tidak terlalu cantik, tapi senyumannya manis, tubuhnya sedikit mungil dengan kulit sawo matang layaknya pribumi lainnya, yang aku suka adalah buah dadanya, ranum, tidak besar tidak pula kecil, layaknya ABG yang baru tumbuh susunya, memang selera saya seperti itu. Sedangkan Andi masih di-service Ayu dan Widya, dan tujuh teman lainnya masih asyik berebutan menikmati tubuh Fenny yang tak berdaya.

    Hampir satu jam memadu cinta dengan Lisa, aku kembali bosan setelah sperma ku keluar dan ditelan habis oleh Lisa. Aku coba menyalakan rokok untuk men-charge kembali tenagaku. Beberapa teman juga sepertinya sudah lelah.

    Aku lihat Fenny dan Lisa sudah tidak dikerumuni lelaki, mereka berdua sedang istirahat, tapi kondisi Fenny lebih parah, ia sepertinya sudah benar-benar kehabisan tenaga, terkapar dengan nafas yang terputus-putus.

    Hanya aku, Tono, Marwan dan Iskandar yang beristitahat sambil nge-bir dan merokok. Andi, Eko, Budi, Mamat dan Syamsul saling bergantian menyetubuhi Ayu dan Widya. Pesta perekrutan anggota baru yang benar-benar sangat menyenangkan.

    Dua batang rokok sudah kuhabiskan, aku merasa sedikit bersemangat kembali, maka aku pun bangkit dan menuju ke arah Fenny yang terbaring lemas, aku ingin mencicipinya sekali lagi. Fenny yang telah kehilangan kesadarannya tidak berkutik disetubuhiku.

    Andi, Eko, Budi, Mamat dan Syamsul akhirnya pun terkapar lelah. Tiga teman baik (Ayu, Lisa dan Widya) pun terlentang capek mencoba menarik nafas untuk mengistirahatkan badan. Tetapi mereka sepertinya kurang beruntung, karena Tono, Marwan dan Iskandar telah bangkit dan mengambil jatah masing-masing, satu orang satu.

    Pesta perekrutan ini pun berlangsung hingga pagi hari. Non stop berpesta, dengan bergantian beristirahat. Saling berganti pasangan, berganti posisi dan berganti gaya. Hingga esok harinya, usaha kami diliburkan satu hari karena kami kelelahan. Tapi jelas tidak mengecewakan, karena kami telah menambah teman baru. Selamat datang Fenny.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Laras Jilbab Yang Haus Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Laras Jilbab Yang Haus Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2001 views

    Perawanku – Hal ini merupakan kegiatan keseharianku pada waktu ngampus. Dengan menunggu kelas yang sedang di pakai untuk mata kuliah lain. Aku dengan teman-teman bercandaan sambil menunggu mata kuliah berikutnya. Begitu agak membosankan sekali dan lama menunggu di sepanjang lorong pintu depan. Dengan mata kuliah yang aku ambil ini , kebanyakan dengan jurusan yang banyak mahasiswi nya ketimbang mahasiswa nya. Akan tetapi dengan ada nya begitu terlihat gak ngebosenin, ya memang terlihat agak aneh dengan perkumpulan yang banyak wanita nya dan aku berkumpul dengan para wanita. Takutnya ntar di bilang bencong. Tapi sebenarnya gak dan masih perkasa. Bagaimana lagi aku yang sekarang Cuma bisa ngliatin doang tapi gak bisa ngrasain cewek-cewek yang sliweran dan pada ngumpul, mana cakep-cakep lagi. Dan saat itu aku sedang bertemu dengan Si Laras.

    Oiya. . .Saat di kampus aku biasa di kenal sebagai Boy, yang merupakan mahasiswa lumayan cakep. Saat ini aku sudah menginjak sememster 5 jurusan manajemen di kampus yang ternama di daerah Semarang. Dan aku puya temen yang begitu akrab ,dia bernama Laras. Laras merupakan cewek yang berhijab, tapi dengan cara bepakaiannya yang begitu modis dan enak lah jika di pandang. Tiap hari nya kalo ngampus di sering berpakaian mengenakan hijab yang di balut dengan celana ketat dan baju yang ketat sehingga terlihat dengan keindahan bentuk tubuhnya yang langsing itu. Begitu pula dengan lekukan buah dada nya yang menonjol dengan cara berpakain hijab di slempangkan ke belakang saja sehingga sangatlah nampak bejolan itu. Dan aku pun satu jurusan dengan Laras. Karena kita sering berkumpul dan bercanda jadi kita tidak begitu canggung. Kadang untuk tiap harinya aku menahan nafsu melihat cara berpakaiannya yang membuat birahi ku meluap-luap, ketika melihat payudaranya yang menantang ke depan dengan lantangnya. Tak peduli lah kata temen-temen seperti apa aku berkumpul dengan dia, cueek aja. Laras merupakan mahasiswi yang asik dan enak ketika di ajak buat ngobrol dan bercandaan dan dia juga pintar. Akan tetapi denger-denger dari gosip yang beredar, Laras pernah melakukan adegan seks dengan kakak tingkata nya di kelas. Laras di genjooti dengan kakak tingkatnya dengan memakai BH yang gak terlepas di dadanya dan sambil meremas-remas toket nya Laras. Dan sambil mendesah memeknya di genjotin dengan kakak tingkat nya, masih dengan memakai kerudung yang dia kenakan . Dari kabar sepertinya Laras begitu menikmati adegan seksualnya dengan toket yang erhimpit oleh BH dan menggantung bergoyang mengikuti ritme adegan seks nya.

    Pada ketika saat kita pulang bersama usai ujian mata kuliah , Laras yang menggunakan model hijab yang minim sekali dan ketat seperti biasanya terlihat berklakuanlayak nya cewek nakal. Mungkin karena Laras menggunakan hijab smata karena mengikuti tren saja kalo menurutku. Pada saat ujian materi pelajaran, Laras yang mengenakan kaos ketat yang berwarna hijau muda berlengan panjang dengan belahan baju yang sedikit lebar di bagian dadanya di kombinasi dengan celana panjang berbahan kain berwarna putih, sehingga terlihat alur dari segitiga CD nya. Dan saat itu yang begitu sangat menonjol di bagian dadanya karena dengan ukuran payudara Laras yagn gede itu. Selepas dari ujian materi pelajaran , Laras pun mengajak aku untuk jalan-jalan. Karena dia begitu stress saat menghadapai ujian tadi. Nah , di ajaklah aku untuk nonton film yang katanya ada film baru. Setelah acara nonton selesai, Laras pingin bergeas untuk cabut katanya sudah jenuh. Dan kemudian aku menuju kea rah parkiran untuk mengambi mobil. Selama perjalanan berlangsung kita sambl berbincang-bincang.

    “Oiya Boy. . ., sepertinya tonotonan nya kurang seru dech. . .??” ucap Laras
    “Lha memang nya kenapa Ras. . ??
    tadi kan ngejubel rame gitu ..??”jawabku.
    “Dihhh…rame apanya. . ??
    kayak gitu doank mah ceritanya. . ?”jawabnya.
    “masak sih…??”jawabku .
    “Ah,,yauda deh..!” sahut Laras.
    “Oiya Boy. . .”ucap Laras.
    “Iya , kenapa Ras. . . ???”jawabku.
    “Akuuuu. . . ..”ucap Laras.
    “Ada apa sih Ras. .. ??”jawab ku lagi .
    “Gak papa deh , lanjutin aja nyetir nya Boy. .
    aku pingin ngomong juga ke kamu . . .??” ucap Laras

    Kemudian aku pacu mobilku menuju rumah dia di kawasan banyumanik. Belom sampai ke banyumanik, mungkin kisaran daerah ungaran. Tiba-tiba Laras bertindak semaunya sendiri dengan mengarahkan tangannya ke pahaku dan mulai sedikit demi sedikit menuju ke arah penis ku. Dan mulailah Laras mengerayangi Penisku dan meremas-remas penisku. Spontan dia berkata

    ”Boy. . .aku kok suka banget sama kamu yach…”
    “lha emangnya kenapa Laaraass. .. ?”jaawabku.
    “Kmu baik dan ganteng kok …”.jawabnya.
    “Aku hawanya nafsu kalo berdekatan dengan mu dan melihat kamu . . ?”ucap Laras.
    “Kalo kamu kuliah nerima materi –materi pelajaran , aku liat kamu itu ngegemesiiin hawanya. . “ucap Laraas.
    “apa lagi saat aku tahu kamu sedang ngocok atau meremas-remas penismu sendiri, pas aku intipin punyamu gedeeee banget!!”
    “Sepertinya enak banget deh. . .senjata kamu Boy. . ?”ucap Laras.
    “Waduuh…waduuh. . .,Ras…Ras. ..sama donk..!!”jawabku . “Kalo boleh jujur aku juga suka sama kamu , seneng liatin kamu dengan pakain mu yang seksi itu.”sahutku.

    Kalo tiap kali sedang liat cara pakainamu atau kamu, hawa nya pingin remesin tuh tetek kamu yang seksi itu. Palagi pas kuliah Makro ekonomi itu , kamu yang menggunakan setelan baju daleman aja yang di kombinasi dengan blazer mu itu. Terlihat sekali belahan payudaramu itu Ras.. Rasanya pingin nubruuk kin kamu dari arah belakang Ras. Dengan spontan aja aku bilang seperti itu.

    “Boy. . . .” “Iya Larasss. . .”jawabku .
    “Boleh aku nyepong punyamu itu . . .?”
    dan kamu focus aja sambil nyetirnya ya..”?
    “Dan kalo ada penginapan, cari motel buart kita ya Boy. . .??” ucap Larass.
    “Besok kita kan libur, dan aku akan ngabarin mamah bilang kalo mau berkunjung ke rumah dosen.“ ucap Larass.
    “Boleh…Cocok. . .”jawabku.

    Saat itu aku mengemudikan tak karuan rasanya. Nyetir mobil sambil merintih keenakan ketika penis aku disedot-sedoot sama Laras. Aku pikir Laras ini emang lihai banget, kayaknya dia sangat pengalaman. Kuluman demi kuluman ke penis aku sangat enak aku rasain. Kepala penisku dijilat dengan lembut dan lumayan brutal. Tak nyampe 10 menit aku mulai nggak tahan.

    Aku bilang “Sayang, aku kayaknya mau ngecrooot nih,,,” ucapku.
    “Ya keluarin di mulut aja sayang gakpapa. . . ..”.jawab Laras.
    “Aku pengen nikmatin pejuh mu Boy. . .”.ucap Laras.

    Dan saat itu…

    “Crottt… Jrooooot. .. . Cruuuuoooot. . . . “Pejuhku yang keluar di mulutnya Laras yang manis dan seksi. Rasanya nikmat banget.
    Dan aku bertanya: “Gimana rasanya sayang. . . .?”
    “Uhh enak banget sayang, pejuh kamu kamu manis dan wangi, apa Kamu sering berolah raga ya?”
    “Iya Larasss sayang. . . , hehe”.

    Dan saat itu ketika sudah nyampe, dan memessan kamar. Kamarnya lumayan luas dan bersih, ada TV, AC, toilet yang bershower. Berhubung kita di sini memang gak lama jadi kita minta ke pelayan motel cuma nginep 1 malam saja. Setelah membuka kamar aku langsung seketika meangkul Laras dan melumat bibirnya dengan ganas. Dia balas kuluman bibirnya dengan lumayan liar. Aku pillin pilin putingnya dibalik kerudungnya yang menyibak dadanya. . . Buseeeet. . . .teteknya gede banget. Tanganku sepertinyaa gak muat buat nampung teteknya Laras. Pemanasan lumayan lama, ada 15 menit aku remas-remass sama kulum bibirnya Laras aja. Lalu kurebahkan dia ke ranjang.

    “Sayang buka bajunya ya. . . ” kataku.
    “Iya sayang. . . “jawab Laras.

    Terbukalah tetek Laras yang besar masih mengenakan BH berenda warna putih transparan. Aku ciumin dadanya dan dia geli keenakan, terus aku suruh dia lagi

    “Buka lagi celananya ya sayang. . . ”

    lalu dia membuka celana panjang ketat putih yang dia pakai tadi. Dan aku pun semakin bernafsu buat ciumin memek dia yang masih tertutup daleman warna putih.

    “Kalau kerudungnya jangan di lepas ya laras sayaang. . .?”
    “Aku nafsunya kalau liatin kamu pakai kerudung hehe. . . .”.

    Dan seketika itu aku lepasin semua pakaian, dengan sigapnya Laras menerkam penis ku untuk pemanasan lagi. Karena nikmat dan keenakannya gak nyampe sepuluh menit aku keluar lagi. Lalu aku coba buat fantasi lagi buat Laras, tapi pertama aku bilang.

    “Sayang. . . akan lebih enak deh kalau penisku aku dijepitin tetek kamu, Soalnya tetek kamu itu gede banget aku suka”.
    “Boleh kok sayaang aku lepasin BH dulu ya ”

    Dengan sigap aku langsung arahin penis aku ke teteknya yang besarnya 36 A itu. Pertama pelan pelan aku genjot penis aku di teteknya dia. Ternyata dia juga keenakan, gesekan penisku dengan tetek besarnya membuat aku semakin bernafsu buat menggenjot penisku. Lalu aku bilang,

    “SaYaaang, aku mau ke luar nih”
    “Iya sayaaang keluarin ajaaa” ucapnya.

    Ketika itu Pejuhku nyembur di kerudungnya dia dan berhamburan sampai hidung dan mata Enggak ada rasa jijik-jijiknya dan Laras pun langsung menjilati spermaku, lalu bilang

    “Makasih ya Sayang. . . . Enak banget !!”.

    Setelah itu akupun mencoba merangsang klitoris Laras, namun dia melorotin CD-nya dulu. Aku cobain buat fingering. Dari luar memeknya sampai nemu titik rangsangannya. Aku tekan-tekan sampai dia mendesah keenakan. Enggak sampai 10 menit dia bilang:

    “Sayaang aku mau keluaaarr”

    dengan seketika cairan dari klitorisnya muncraaaat hingga membuat sprei di hotel itu basah karena saat itu Laras ngeluarin banyak banget cairan dari klitorisnya. Setelah 30 menit lebih kita pemanasan. Aku coba-cobain buat ngentotin Laras, aku cobain buat pelan pelan masukin penisku ke lobang vaginanya Laras. Dia bilang

    “Pelan pelan aja ya sayang”

    dan dengan pelan aku masih menggosok gosokan penisku ke klitorisnya. Setelah perlahan menggosok lalu aku memasukkan penisku ke liang dasyaaat Laras. Tak sampai setengah jalan aku masukin penis aku Laras dengan merintih keenakan bilang:

    “Saaaayaang punyamu gede banget, aku enggak kuat aahh.. aaahh..”

    Lalu dengan cara memaksa aku masukin semua penis aku ke dalam vaginanya dan Jleeeeeeb. . …! Semua penisku masuk ke vaginanya.  Ah rasanya nikmat sekali, dengan perlahan aku memaju mundurkan penisku yang berada di liang dasyaatnya. Laras terlihat kesakitan dia bilang

    “Aduh. . . .Boy. . .sayaaaaanngggg…

    kontolmu enak bangeeetttt.. Terusin dong genjot aku sayaaanggg. . . . ”

    Lalu aku menggenjot vaginya Laras dengan perlahan namun nikmat. Terlihat setelah 15 menit bersenggama Laras ingin keluar.

    “Sayaaangg aku ingin muncraaaat. . . ”.

    Dengan seketika Laras menikmati orgasme keduanya sedangkan aku masih belum tetap menemui orgasme. Setelah itu aku punya ide, bagaimana kalau dia di atas buat posisi ngentotnya.

    Aku : “Saaayang kamu di atas aja ya, aku pengen liatin tetek kamu yang indah itu naik turun ngentot ama aku”
    Laras : “Oke sayaang. . . ”.

    Setelah percakapan tadi dia terus cium bibir aku lalu kita berganti posisi jadi dia yang di atas. Bongkahan dada Laras begitu menggoda dan aku liat waktu nyobain gaya di atas dengan sedikit jilbab yang menutupi dada bagian tengahnya. Dengan pelan Laras memasukkan memeknya ke penisku yang sudah berdiri namun masih tetap belum keluar. Dengan pelan dia menggenjot penisku sampai saat itu aku bersemangat dan memegang dua bongkahan tetek nya sambil tetap memompa. Frekuensi semakin lama dan semakin cepat, ekspresi Laras pun berubah dengan drastis dan terlihat dia sangat menikmati permainan. Akupun sama, apalagi dengan melihat perempuan berjilbab dengan ber tetek besar dan dadanya naik turun saat mompa penisku. Lalu saat itu tiba, pejuuh yang tersedia ini ga bisa aku tahan lagi. Begitu pula dengan Laras. Terus aku bilang

    “Sayaaang, aku mau keluaaaarrr. “
    “Aku keluarin di dalem aja yaaa”
    “Iyaaaa boleh kok sayaaaaanggg . . “
    “EMhhhhh.. . . . .. . “
    Aku lagi ga masa subur kok. “Mmmmaaaghhhhhh. . . ”
    “Pakai kodee yaaa”
    “oke sayaaaangggg, , , , , , ,”
    “Satuuuu…duaaaa..ttiiiiiggggggggggggggggggaaaaaa . . “
    “MMMhhhhhhhhhhh. . . ”
    “Ccrot .. . crot. .. crot.. . . .”

    Pejuuh dan cairan kami bersatu kala itu dan WOOW rasanya nikmat sekali. Klimaks banget. Setelah itu aku cium kening Laras dan bibirnya, setelah itu kami mandi dan bersiap buat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 8 Pagi. Hari itu hingga saat ini aku dan Laras masih melakukan hubungan tersebut di manapun kami ingin, walaupun di dalam ruang kelas atau pun di dalam toilet kalau sedang dalam keadaan yang aman dan sepi.

  • Cerita Sex Enaknya Ngentot Sama Ponakan Bos Yang Montok

    Cerita Sex Enaknya Ngentot Sama Ponakan Bos Yang Montok


    1996 views
    Perawanku – Cerita Sex Enaknya Ngentot Saya kerja di satu perusahaan exim. Bosku miliki keluarga di negaranya Obama, tuturnya sich kakaknya. Mungkin saja si kakak ini menolong usaha si bos di amrik sana. Sehari bos manggil saya, “Ponakanku mo berlibur ke bali.
    kamu urusin semua sesuatunya ya. Jika ke sana sekalian saja kamu urus kerjaan dari kancab di sana. Budgetnya demikian (dia mengatakan angkanya, untuk aku sich besar sekali tu angka) ”. Saya kaget juga, si bos royal sangat, buat ponakan libur saja dia ingin keluar dana sebesar itu. Namanya bawahan, ya diem saja, jadi beneran kan saya dapat turut libur disana meskipun masih tetap tetep saja disuru kerja. “Kamu tentukan hotel yang bagus saja, kamu bole nginep di sana juga.
    Buat Ayu hepi ja”, Wah rupanya ponakan bos yang mo dateng prempuan toh, lebi asuk sekali lagi deh. Pada harinya Ayu landing di airport, ya akulah yang ngejemput. Ayu baru saja lulus high svhool di sana, baru saja masuk kuliah, tingkat freshman (pakai arti sekolah sana untuk taun pertama) tuturnya. Anaknya cantik juga, tentunya masih tetap abege lah. Toketnya lumayan montok, terlihat dari benjolan ranum didadanya di balik kaos ketat yang dipakenya. Bodinya langsing, pantatnya montok juga, merangsang jika lihat pantatnya ngegeyol sesuai sama irama jalannya. Kebetulan dia pakai jins ketat juga.
    Dia cantik meskipun kulitnya **********. Anaknya asyik serta gampang akrab dengan saya. Maklumlah saya memanglah umum ngerayu cewek2 abege, dia seneng kelihatanyya saat saya gombali. “Ay, kapan mo brangkat ke balinya”. “Lusa deh om”. Wah di panggil om neh, ya biarkanlah, saya memanglah tambah lebih tua dari dia. “Kata om …. (dia nyebut nama bosku), om kelak yang atur semua buat ayu ya”.
    “Iya tu, saya yang disuru. Ayu maunya bagaimana di sananya, kelak arrangement sesuai dengan hasrat Ayu”. “Di amrik kan aty tinggal di Denver, Colorado. Itu di rocky mountain ruang, jadi surroundingnya hanya gunung saja serta ada ski resort di aspen, terkenal disana”. “Jadi…”, saya memotong perbincangannya, dia crita juga saya tidak dapat bayangin, blon sempat kesana. “Jadi ya om janganlah arrange pergi ke gunung2. Ayu ingin di beach aja”. “Oke, gini saja.
    Gunung di bali kan lain ma di colorado, di bali malah kebudayaannya berada di gunung. Maka dari itu dah jauh2 libur ke bali masak tidak simak kebudayaannya. Lusa kan baru Kemis, saya juga harus mengurus kerjaan kantor juga. Mungkin saja Ayu ikut-ikutan tur simak kebudayaan Bali dahulu satu hari atau dua hari. Kelak jika dah weekend, saya dapat nemenin Ayu enjoy di beach. Atau jika mo ke Lombok juga bisa, di sana beachnya lebi bagus dari di bali”. “Oke deh, om yang atur saja. Ayu mesyi sowan ke om … (bosku) dahulu kan barang satu hari, baru brangkat ke bali.
    Berdua saja om brangkatnya”. “Ya enggaklah,
    Cerita Sex Enaknya Ngentot ramean”. “Sama sapa lagi”. “Kalo terbang hanya berdua itu namanya naek pesawat pribadi, ini kan kita naek airlAyu (saya katakan namanya, tidak ditulis di sini agar tidak disebut promosi terselubung).
    Jika hanya nerbangin kita berdua apa tidak bangkrut tuch airlAyu”. Ayu terpingkal mendengar guyonanku,
    “Ih si om jail, tuturnya sambil mencubit pinggangku.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Eh brani ya cubit2, baru juga kenal”.
    “Kalo memprotes kelak Ayu laporin ke om lo”.
    “Jangan nanti saya di pehaka, tidak kasian ma aku”
    “Becanda kok om”. Demikianlah sambil becanda, mobil yang kukendarai sampailah di kantor. Ayu selekasnya bercipika cipiki dengan om nya. Saya selekasnya meng arrange hotel serta ticket untuk Ayu serta saya, dan minta approval untuk pengeluaran dana untuk Ayu. Itu masalah orang finance lah yang mengatur pengurusan pengeluaran uangnya.
    Lusanya, Ayu dah siap pada saatnya. Ticket pesawat, voucher hotel dah siap, dana dapat disuruh di kancab bali. Perjalanan kesana tidak problem, Ayu telah ku check in kan di hotel, saya dah menggarange tur dari hotel, hingga untuk 2 hari ini saya tidak butuh pusing mengurusin dirinya. Cost tur kelak ditagihkan dengan bill hotel ke kancab bali. Saya dapat konsentrasi dikerjaanku.
    Rupanya tournya tidak ingin merugikan tamunya, acara baru usai sesudah usai acara malemnya yang berbentuk dinner sembari nonton tari barong yang sakral itu. Sampai di hotel Ayu dah teler berat, “Gimana Ay”. “asik si om, tempat yang didatengin bagus2 deh, makanannya enak ya, Hanya padet banget, Ayu mo bobo neh”. “Besok satu hari sekali lagi Ay, baru kamu dapat enjoy on the beach”.
    Hari ke-2 juga padet acaranya, ya tidak apalah. saya juga ngebut ngerjain semuanya kerjaan yang harus saya kerjain di kancab agar weekend ini saya tidak diganggu kerjaan sekali lagi.
    Cerita Sex Enaknya Ngentot Sama Ponakan Bos Yang Montok

    Cerita Sex Enaknya Ngentot Sama Ponakan Bos Yang Montok

    Sabtu paginya, saya jumpa Ayu saat breakfast. “Om acara hari ini apa”. “Ya have fun lah di beach. kamu mo apa, bungee jumping, beberapa sama-sama, snorkeling. Jika diving kudu ikut-ikutan pelatihan dahulu, jadi makan waktu”.
    Ya telah om semuanya ja terkecuali diving. Jika snorkeling pakai pelatihan gak”. “Cuma diajari sbentar bagaimana napas lewat mulut saja, kan ngambang pakai pelampung”. “Oke om, siap”. Setelah makan saya mengantarkan Ayu nikmati kesibukan pantainya. Hari itu Ayu menggunakan celana pendek serta tanktop ketat.
    Bodinya yang asyik bener2 mrangsang berahi saya, palagi dia dari kecil tinggal di amrik sono, jadi tidak problem dengan pakai pakean yang serba terbuka. “Kok tidak pakai bikini Ay”. “Kan tidak mo sunbathing kan.
    Jika sunbanthing baru Ayu pakai bikini. Di sini tidak bole topless ya om”. “Di hoetl sich tidak apa kali, jika dipantai dilihat orang kelak. Bule 2 banyak yang topless tuh”. “ah cuek ja”. Ayu have fun bener dengan aktivitasnya, sampe2 dia lupa lunch. Tidak laper tuturnya. saya ya mencari makanan yang dapat saya makan sembari nungguin Ayu melakukan aktivitas. semuanya cost kesibukan saya gesek ja di kartu credit.
    Saya dah minta plafond kartu creditku dinaikkan sesuai sama perkiraanku. sepanjang Ayu ada di bali, saya lampirkan jaminan dari kantor hingga segera di approve. Kelak saya reimburse semuanya pengeluaran di kancab, sesuai sama dana yang telah diapprove kantor pusat. Sorenya kita balik ke hotel.
    Ayu katakan dia mo santaidi kolam renang, dia balik ke kamar untuk ubah pakean yang telah basah kuyup dengan bikini. saya nunggu dia dikolam renang. Karna dah sore, kolam tidak ramai, tapi kita masi bisa pakai kolam renang sampai kapanpun, tanpa ada batas saat.
    Ayu keluar di kolam dengan bikininya. Seksi sekali, toket montoknya dilapis dengan bra bikini yang berupa segitiga serta ditaliin ke belakan lehernya serta punggungnya. Kemontokan toketnya tidak dapat disembunyikan di balik bra bikini yang minim itu.
    Cd bikiniknya juga berupa kaen segitiga yang ditalikan dikirikanan pinggangnya. “ay kamu asyik banget deh bodinya”. “Om sukai tidak ngeliatnya”, “Suka banget Ay, palagi kalo…” Berniat saya tidak nyelesaiin omonganku.
    Cerita Sex Enaknya Ngentot “Kalo apa om”. “enggak ah, nanti Ayu tersinggung lagi”, berniat saya tidak menjawab pertanyaannya untuk buat dia penasaran. Bener saja, “Om jika apa sih”. “Gak ah nanti geram sekali lagi, nanti saya dilaporin ke om kamu, di pehaka jadi akunya nanti”. “enggak deh, mari dong om, jika apa”. “Bener tidak geram”. “Bener, suer deh, mari dong om jika apa”. Ayu semakin merengek manja, seneng saya lihat abege jika dah merengek2 manja gitu, ingin kugelutin saja deh rasa-rasanya.
    “Bener ya janji”, “Iya om, bener, janji, suer”, tuturnya sembari tunjukkan jari tengah serta telunjuknya seperti orang jika disumpah (bukanlah disumpahin lo). “Palagi jika …. Ayu telanjang”. “Ih si om ngeres banget deh”, tuturnya sembari tertawa serta menyubut pinggangku. “Bener mo saksikan Ayu telanjang? ” “Mau banget Ay, dimana”. “Ih segitu ngebetnya sich.
    Mangnya om belon sempat ngeliat prempuan tlanjang? ” “Belon Ay, suer deh, maka dari itu jadi penasaran ingin ngeliat ayu tlanjang”.
    Ayu nyebur kekolam serta brenang mondar mandir. Saya selekasnya menyusulnya. Di tepi kolam kembali saya menekan Ayu, “bener nih saya bisa saksikan Ayu telanjang”. “Ayu hanya senyum2 ja, saat ini ubahan dia yg buat saya penasaran.
    “ayu dah seringkali telanjang depan lelaki ya”. “Om sok tau ah”. “depan cowok kamu ya Ay, bule ya”. Ayu hanya mengangguk. “Enak dong ma bule”. “enak apanya om”, “Kan itunya gede, panjang lagi”. “Gak tau ah”, Ayu meninggalkan saya brenang sekali lagi.
    Saya mulai usil, sekian kali toketnya berniat kugesek dengan lengannya. Ayu kembali tersenyum membiarkan. Saya semakin berani, toketnya jadi dirabanya. “Ay, kamu napsuin deh”, kataku to the point. “Masak sich mas napsu ngeliat Ayu”.
    “Iya lah Ay, toket kamu montok banget, saya ingin ngeremes jadinya”, kataku sembari segera meremes toketnya. “Om…”, keluhnya. Kami main2 dikolam sampai lewat magrib, akupun dengan napsunya meremas2 toketnya selalu. Ayu membalas dengan meremas kon tolku. Merasa kon tolku telah keras sekali di balik celana pendek gombrongku. “Om besar sekali”, bisiknya.
    “Mau merasakan Ay, memangnya miliki cowok bule kamu tidak besar”. “Besar sich om, tapi tuturnya miliki orang Indonesia kecil, nih miliki om gede banget, segede cowok Ayu punya”. Karna telah gelap, kami balik ke kamar masing2, saya turut ke kamarnya yang ada connecting doornya dengan kamarku. Berniat saya pesan 2 kamar dengan connecting door, serta telah kubuka dari kararku, hingga jika connecting door di buka dari kamar Ayu, dapat segera masuk ke kamarku.
    Sepanjang Ayu turut tur saya berniat tidak buka connecting doornya karna dia kan dah cape turut tur sepanjang hari, Saya duduk di balkon kecil yang menghadap ke laut, sesaat ayu mandi. Usai mandi Ayu kenakan celana super pendek serta bra bikini.
    Saya buka connecting door serta masuk kamarku, saya cuma mencuci tubuhku serta ganti celana gombrongku. Karna makan malem diadakan di pantai, jadi tamu bebas pakai pakean apa saja, asal tidak tlanjang. Kita segera menuju ke tempat makan karna perut telah keroncongan. Kami makan malem sambil bercakap serta becanda2.
    Usai makan saya ngajak karaokean. Saya minta private room untuk berdua Ayu saja. Di ruangan karaoke, kami nyanyi2 bertukaran. Saya mengelus2 pahanya selalu. Paha Ayu kukangkangkan. Ayu jadi menggeliat2 karna rabaanku pada paha sisi dalam, “Aah”, erangnya, karna napsuku mulai naik.
    “Kenapa Ay, napsu ya”, tuturnya. “Tangan om nakal sih”, tuturnya terengah. “Abis kamu napsuin sih”, jawabku dengan tetaplah ngelus2 pahanya, elusanku semakin lama semakin naik ke atas. Saat ini tanganku mulai meraba serta meremes selangkangannya dari luar celana pendeknya, Ayu makin terangsang karna tingkahku, “Ayu jadi napsu nih”, bisikna. Bosen karaoke, saya minta dvd bokep sama operator karaoke serta memutarnya. Asyiknya ceweknya tampang melayu, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Dari mulai ngelus, ngeremes, ngemut sampai pada akhirnya ngenjot dalam beragam tempat.
    Saya kembali menggerayangi toketnya. Seetlah sebagian lama saya berbisik, “Kekamar saja yuk Ay”. Ayu turut saja saat tangannya kutariknya, sembari berpelukan kita menuju ke lift, naek kekamar Ayu. Di kamar saya mematikan lampu kamar. Situasi remang2 karna cuma disinari lampu dari kamar mandi. Romantis sekali suasananya karna cuma terdengar demburan ombak dari pintu ke balkon yang kubiarkan terbuka, merasa sekali2 ada angin membelai tubuh.
    Saya serta Ayu berbaring di ranjang. Saya selalu meremas-remas gundukan di selangkangannya. Ayu merespon dengan pergerakan pinggul yang menekan-nekan tanganku. Perlahan celana pendeknya kubuka, Ayu mengangkat pantatnya agar celana itu gampang dilepaskan. jariku mulai menelusuri CDnya. Saya meremas kembali gundukan yang saat ini cuma terlindung oleh cd. Lalu jariku menguak cdnya dari samping. Jari tengahku dengan terampil mencari belahan no noknya.
    Jari tengahku mulai menelusuri kehangatan sekalian kelembapan dibalik jembut keritingnya yang lebat. Hingga pada akhirnya mendarat di it ilnya. Daging kecil itu telah mengeras. Saya selekasnya berkosentrasi di bagian itu. Ayu tidak dapat menahan kesenangan karena gelitikan jariku di it ilnya. Ayu semakin erat memelukku serta saya semakin intensif memainkan jariku di it ilnya. Ayu tidak dapat memprediksi berapakah lama jariku bermain di it ilnya.
    Cerita Sex Enaknya Ngentot Pada akhirnya ayu mengejang. Ayu nyampe. “Om, belum juga apa2 Ayu dah nyampe. Hebat ih permainan jari om. Terlebih kon tol om ya”, kataku terengah. “Mau ya merasakan kon tol om”. “Mau banget om, Ayu ingin merasakan dien tot orang Indonesia.
    Kayanya bakalan nikmat ya om, saat ini ja baru dikilik it il Ayu dah klimax gini, bagaimana jika dien tot”. Saya mengangkangkan pahanya serta mulai menjilati paha itu, dari bawah bergerak perlahan-lahan keatas sembari kugigit2 perlahan. Ayu menggigil menahan geli waktu lidahku menyelisuri pahanya. “Om pinter banget ngerangsang Ayu, telah umum ngerangsang cewek ya”,
    tuturnya terengah. CDnya yang minim itu dengan gampang kulepas, demikian juga bra bikininya serta selang beberapa saat lidahku menghunjam ke no noknyayang sangatlah basah. Ayu cuma pasrah saja atas perlakuanku, ayu cuma dapat mengerang karna rangsangan pada no noknya itu. Lidahku menyelinap kedalam no noknya serta mulai bergerak keatas. Ayu semakin mengejang saat saya mulai menjilati i tilnya. “Ayu telah ingin dien tot”, dia mengerang karena sangat napsunya.
    Saya hentikan aksiku, lalu memeluknya serta mencium bibirnya dengan napsu. Lidahku menerobos bibirnya serta mencari lidahnya, selekasnya ayu bereaksi yang sama hingga lidah kami sama-sama membelit di dalam mulutnya. Pelukanku semakin erat. kon tolku yang telah ngaceng berat, mengganjal diperutnya.
    Tanganku mulai bergerak kebawah, meremas pantatnya, tengah tanganku satunya masih tetap ketat mendekapnya. Ayu menggelinjang karna remasan dipantatnya serta desakan kon tolku yang ngaceng itu semakin merasa diperutnya.
    “Aah”, lenguhnya sesaat bibirnya masih tetap selalu kukulum dengan penuh napsu juga. Lidahkukemudian kukeluarkan dari mulutnya, bibirnya kujilati lalu turun ke dagunya. Tanganku berubah dari pantatnya ke arah no noknya, “Aah”,
    kembali ayu mengerang saat jariku mulai mengilik no noknya. Lidah kuarahkan ke lehernya, kujilati hingga ayu menggeliat2 kegelian.
    Disamping itu jariku mulai mengelus2 no noknya yang sangatlah basah itu serta lalu kembali jadikan i tilnya tujuan selanjutnya. Kugerakkan jari memutar menggesek i tilnya. Ayu jadi lemes dipelukanku. “Ay, jembut kamu lebat sekali, tidak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar saja telah basah begini, walau sebenarnya baru nyampe”, kataku sembari mengangkangkan pahanya sekali lagi.
    Saya buka celana, sekalian dengan cd. kon tolku yang besar serta panjang, berdiri tegak karna telah ngaceng berat. Ayu kutarik bangun lalu diminta menelungkup di tepi ranjang. Saya memposisikan diri dibelakangnya, punggungnya kudorong sedikit hingga ayu jadi lebih nungging. Pahanya kugeser supaya lebih buka. Ayu menggelinjang saat terasa ada yang menggesek2 no noknya. no noknya yang sangatlah licin itu menolong masuknya kon tol besarku dengan lebih gampang.
    Kepala kon tolku telah terjepit di no noknya. Merasa sekali kon tolku sesek mengganjal di selangkangannya. “Aah, gede banget kon tol om”, erangnya. Saya diam saja, jadi selalu mendorong kon tolku masuk pelan2. Ayu menggeletar saat kon tolku masuk semakin dalam.
    Dia rasakan nikmat banget rasa-rasanya kemasukan kon tolku yang besar itu. Pelan2 saya menarik kon tol keluar serta kudorong sekali lagi dengan perlahan juga, pergerakan keluar masuk kon tolku semakin cepat hingga pada akhirnya dengan satu hentakan kon tolku nancep semuanya di no noknya. “Aah, enak banget kon tol om”, jeritnya. “no nokmu juga peret banget Ay.
    Baru sekali saya merasakan no nok seperet no nokmu”, kataku sembari mengenjotkan kon tolku keluar masuk no noknya. “Huh”, dengusnya saat terasa kon tolku nancep semuanya di no noknya. Merasa biji pelerku melekat ketat di pantatnya. no noknya merasa berdenyut meremes2 kon tolku yang nancep dalam sekali karna panjangnya. Tanganku yang semula memegang pinggulnya mulai meremes toketnya dengan gemes. Ayu jadi menggelinjang karena itu, disamping itu enjotan keluar masuk kon tol semakin kupercepat.
    Badannya semakin bergetar rasakan gesekan kon tolku di no noknya. “Enak, enjotin yang keras, aah, nikmatnya”, erangnya tidak karuan. Keluar masuknya kon tolku di no noknya semakin lancar karna cairan no noknya semakin banyak, seolah jadi pelumas kon tolku. Saya menelungkup dibadannya serta mencium kuduknya.
    Ayu jadi menggelinjang kegelian. Toketnya kulepaskan serta saya menarik berwajah supaya menengok ke belakang, lalu bibirnya selekasnya kucium dengan napsunya. Lidahku kembali menyelinap dalam mulutnya serta membelit lidahnya.
    Tanganku kembali melanjutkan tugasnya meremes2 toketnya. Disamping itu, kon tol tetep kuenjot keluar masuk secara cepat serta keras. jembutnya yang kasar serta lebat itu berkali2 menggesek pantatnya saat kon tolku nancep semua di no noknya. Ayu jadi mengerang keenakan berkali2, ini menaikkan semangatku untuk semakin gencar mengenjot no noknya.
    Pantatnya mulai bergerak ikuti irama enjotan kon tolku. Pantatnya semakin cepat bergerak maju mundur menyongsong enjotan kon tolku hingga rasa-rasanya kon tolku nancep lebih dalam sekali lagi di no noknya. “Terus, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot om, lebih nikmat dari dien tot cowokku om”, erangnya. Saya semakin seru saja mengenjot no noknya dengan kon tolku. Ayu tersentak. Perutnya merasa kejang menahan kesenangan yang mengagumkan.
    Bibirnya kembali kulumat, ayu membalas melumat bibirku juga, sesaat gesekan kon tolku pada no noknya tetep saja berlangsung.
    Pada akhirnya ayu tidak bisa menahan rangsangan lebih lama, no noknya mengejang serta “Ayu nyampe aah”, teriaknya. no noknya berdenyut hebat mencengkeram kon tolku hingga pada akhirnya, kon tolku mengedut mengecretkan peju sampai 5 semprotan.
    Merasa banget pejuku yang anget menyembur menyirami no noknya. kon tol selalu kuenjotkan keluar masuk bersamaan ngecretnya pejuku. Napasnya memburu, demikian pula napasku. “Ay, tidak apa2 kan saya ngecret didalem no nok kamu”, tuturnya. “Gak apa2 kok om, Ayu miliki obat agar tidak hamil”.
    kon tolku lepas dari jepitan no noknya hingga merasa pejuku turut keluar mengalir di pahanya. Saya selekasnya berbaring diranjang. “Ay, nikmat banget deh no nok kamu, peret serta empotannya kerasa banget”, tuturnya. “Om seringkali ngen totin abg ya, pakar banget buat Ayu nikmat. “, jawabnya.
    Saya bangun serta masuk kamar mandi. Saya bersihkan diri karna mulai sejak setelah berenang di laut saya hanya basuh tubuh saja, belum juga mandi, sesaat ayu masih tetap saja kemampuanng di dipan nikmati sisa2 kesenangan yang barusan dia rasakan. Saya keluar dari kamar mandi, duduk disampingnyau yang terkapar telanjang bulat. “Kamu bener2 napsuin deh Ay, toket kamu gede serta kenceng, mana pentilnya gede lagi”, kataku. Ayu cuma tersenyum mendengar ocehanku. “Aku paling sukai simak jembut kamu, lebat banget sich. Saya paling napsu ngeliat cewek seperti kamu ini, toketnya gede kenceng serta jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya, ” kataku sekali lagi. Saya berbaring disampingnya serta memeluknya, “Ay, saya ingin sekali lagi deh”, kataku. Ayu kaget juga dengernya, baru saja ngecret telah napsu sekali lagi.
    Saya mulai menciumi lehernya serta lidahku menjilati lehernya. Ayu menggelinjang serta mulai terangsang juga. Bibirnya selekasnya kucium, lidahku kembali menyelinap dalam mulutnya serta membelit lidahnya. Disamping itu saya mulai meremes2 toketnya dengan gemes. Saya melepas bibirnya namun lidahku selalu saja menjilati bibir, dagu, leher serta pada akhirnya toketnya.
    Pentilnya yang telah mengeras kujilati lalu kuemut dengan rakus. Ayu menggeliat2 karna napsunya semakin mencapai puncak juga. “Aah, om napsu banget sich, tapi ayu sukai banget. Cowok ayu jika dah ngecret ya udah”, erangnya. toketnya yang samping sekali lagi kuremes2 dengan gemes. Jari2ku menggeser kebawah, keperutnya. Pusernya kukorek2 hingga ayu semakin menggelinjang kegelian.
    Pada akhirnya jembutnya kuelus2, tidak lama karna lalu jariku menyelinap lewat jembutnya mengilik2 no noknya. Pahanya automatis dikangkangkan untuk memudahkan saya mengilik no noknya. “Aah”, ayu melenguh karena sangat enaknya. Saya membalik tempat hingga kepalaku berada di no noknya, automatis kon tolku yang telah ngaceng ada didekat mukanya. Sesaat saya mengilik no nok serta it ilnya dengan lidahku, kon tolku diremes serta dikocok2nya sampai keras banget. Kepalanya mulai dijilati serta diemut perlahan, lidahku semakin menekan2 it ilnya hingga pantatnya terangkat dengan sendirinya.
    Tidak lama ayu mengemut kon tolku sebab saya selekasnya membalikkan tubuhkudan menelungkup diatasnya, kon tol kutancapkan di no noknya serta mulai kuteken masuk dalam. Sesudah nancep semuanya, saya mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk secara cepat serta keras.
    Bibirnya kembali kulumat dengan penuh napsu, disamping itu merasa banget kon tolku isi semua ruangan no noknya sampai merasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Ayu menggeliat2kan pantatnya menemani enjotan kon tolku itu. Cukup lama saya mengenjotkan kon tolku keluar masuk, tiba2 saya berhenti serta mencabut kon tolku dari no noknya.
    Saya duduk di kursi yang ada didekat ranjang, ayu kuminta untuk duduk dipangkuanku mengangkang di antara ke-2 kakiku. Saya memeluknya dengan erat. Ayu sedikit berdiri agar dia dapat mengarahkan kon tolku yang masih tetap ngaceng itu masuk ke no noknya. Ayu turunkan tubuhnya hingga sedikit2 kon tolku mulai ambles sekali lagi di no noknya. Saya menggeliat rasakan enaknya kon tolku menekan masuk no noknya sampai nancep semua. Jembutku menggesek jembutnya serta biji pelerku merasa menyenggol2 pantatnya. Ayu mulai menaik turunkan tubuhnya mengocok kon tolku dengan no noknya.
    Saya mengemut pentilnya sesaat ayu aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari barusan. “Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangnya sembari selalu alami penurunan naikkan tubuhnya mengocok kon tolku yang terjepit erat di no noknya. no noknya mulai berdenyut sekali lagi meremes2 kon tolku, pergerakannya semakin liar, ayu berupaya menancepkan kon tolku sedalam2nya di no noknya sembari mengerang2.
    Akumemegang pinggulnya serta menolong supaya ayu selalu mengocok kon tolku dengan no noknya. Ayu memeluk leherku agar dapat tetep mengenjot kon tolku, denyutan no noknya semakin merasa kuat.
    saya melenguh karena sangat enaknya, “Ay, empotan no nokmu kerasa banget deh, ingin deh saya ngen tot ama kamu setiap hari”. Pada akhirnya ayu tidak dapat menahan rangsangan lebih lama serta “Ayu nyampe, aah”, teriaknya serta lalu ayu terduduk lemas dipangkuanku. Saya belum juga ngecret juga, ronde ke-2 buat saya dapat ngen tot lebih lama. “Cape Ay”, tanyaku tersenyum sembari selalu memeluknya. “He eh”, jawabnya singkat.
    Perlahan saya mengangkat tubuhnya dari pangkuanku hingga ayu berdiri, kon tolku terlepas dari jepitan no noknya. kon tolku masih tetap keras serta berlumuran cairan no noknya. Kembali ayu kuminta nungging diranjang, suka banget saya dengan doggie model.
    Ayu sich oke saja dengan style apa sajakah karna semuanya style juga nikmat untuk dia. saya menjilati kuduknya hingga ayu menggelinjang kegelian, perlahan-lahan jilatanku turun ke punggung. Selalu turun ke pinggang serta pada akhirnya sampai dipinggulnya.
    Otot perutnya merasa tertarik karna rangsangan jilatan itu. Saya selalu menjilati, sebagai tujuan saat ini yaitu pantatnya, kuciumi serta kugigit perlahan. Terlebih waktu lidahku mulai menyapu daerah sekitaran lubang pantatnya. Dia keGelian.
    Jilatanku turun selalu kearah no noknya, kakiya kukangkangkan agar saya dapat menjilati no noknya dari belakang. Ayu lebih menelungkup hingga pantatnya semakin menungging serta no noknya tampak terang dari belakang. Saya menjilati no noknya, hingga kembali ayu berteriak2 minta selekasnya dien tot, “nakal deh om, mari dong Ayu cepetan dien totnya”.
    Saya berdiri serta memposisikan kon tolku dibibir no noknya serta dienjotkannya dalam dengan keras hingga nancep semuanya dengan sekali enjotan. Saya mulai mengenjot no noknya dengan kon tolku, semakin lama semakin cepat. Ayu kembali menggeliat2kan pantatnya menyeimbangi enjotan kon tolku dino noknya.
    Bila saya mengenjotkan kon tolku masuk, ayu mendorong pantatnya kebelakang hingga menyongsong kon tolku agar nancep sedalam2nya di no noknya. toketnya berguncang2 saat saya mengenjot no noknya. Saya meremes2 toketnya serta memlintir2 pentilnya sembari selalu mengenjotkan kon tolku keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangnya sekali lagi.
    Enjotan jalan selalu, disamping itu ayu ganti pergerakan pantatnya dengan memutar hingga dampaknya seperti meremes kon tolku. Dengan pergerakan memutar, it ilnya tergores kon tolku setiap saat saya mengenjotkan kon tolku masuk. Denyutan no nokku semakin merasa keras, akupun melenguh, “Ay, nikmat banget empotan no nok kamu”.
    Pada akhirnya kembali ayu kalah, ayu nyampe sekali lagi dengan lenguhan panjang, “Aah enaknya, Ayu nyampeee”. Otot perutnya mengejang serta ayu ambruk ke ranjang karna lemesnya. Ayu kutelentangkan di ranjang serta selekasnya saya menaiki badannya yang telah terkapar karna lemesnya.
    Pahanya kukangkangkan serta selekasnya saya menancapkan kembali kon tolku di no noknya. kon tolku dengan gampang meluncur dalam hingga nancep semua karna no noknya masih tetap licin karna cairan yang berhamburan saat ayu nyampe. saya mulai mengenjotkan sekali lagi kon tolku keluar masuk. Ayu cuma dapat terkapar nikmati sisa kesenangan serta rangsangan baru dari enjotan kon tolku. Saya selalu mengejotkan kon tolku secara cepat serta keras. Saya kembali menciumi bibir, leher serta dengan agak membungkukkan tubuh saya mengemut pentilnya.
    Disamping itu enjotan kon tolku tetaplah berjalan secara cepat serta keras. Ayu sedikit susah bergerak karna saya dalam tempat agak menindih tubuhnya, keringatku telah bercampur aduk dengan keringatnya. Tidak tau telah berapakah lama saya mengen totinya mulai sejak pertama barusan.
    Saya menyelinapkan ke-2 tanganku kepunggungnyadan menciumnya sekali lagi. kon tolku selalu saja dienjotkan keluar masuk. Perutnya mengejang sekali lagi, ayu heran juga kok cepet banget dah ingin nyampe sekali lagi dien tot saya. Ayu mulai menggeliatkan pantatnya, diputar2 menyeimbangi enjotan kon tolku. no noknya semakin mengedut mencengkeram kon tolku, pantatnya kadang-kadang terangkat menyongsong enjotanku yang keras, sampai pada akhirnya, “terus om, yang cepet, Ayu telah ingin nyampe lagi”, teriakku. Saya dengan gencarnya mengenjotkan kon tolku keluar masuk serta, “Aah Ayu nyampe lagi”, ayu berteriak keenakan.
    Bersamaan dengan itu merasa sekali semprotan pejuku yang kuat di no noknya. Akupun ngecret serta ambruk di atas tubuhnya. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 ayu karna ayu telah nyampe 3 kali sebelumnya saya pada akhirnya ngecret dino noknya. ” Om kuat banget deh ngen totnya, mana lama sekali lagi. Nikmat banget ngen tot ama om.
    Kapan om ngen totin Ayu lagi”, tuturnya. Saya tersenyum mendengar sanjungannya. “Kalo ada peluang ya saya sich ingin saja ngen totin kamu. no nok kamu yang paling nikmat dari semuanya cewek yang sempat saya en tot”, jawabnya memberikan pujian pada. Saya terkapar telanjang karna nikmat serta tidak lama sekali lagi tertidur.
    Paginya saya terbangun karna saya memeluknya. Kayanya sarapan pagi bakalan merasakan kon tolku sekali lagi keluar masuk no noknya. “Ay, saya ingin merasakan empotan no nok kamu sekali lagi ya, bisa kan”, kataku. saya lantas berbaring kemampuanng di ranjang, lantas ayu mulai jongkok di atasku serta menciumi nya, tanganku mengusap-usap punggungnya.
    Cerita Sex Enaknya Ngentot Bibirku dikulum, “Hmmmhh… hmmhhh…” saya mendesah-desah. Sesudah senang melumat bibir serta lidahku, ayu mulai bergerak ke bawah, menciumi dagu, lantas leherku. Diciuminya dadaku. “Hmmmhhh… aduh Ay enak.. ” rintihku.
    Saya selalu mendesah sesaat ayu mulai menciumi perutku, lantas pusarku, kadang-kadang dia berteriak kecil kegelian. Pada akhirnya, kon tolku yang telah kon tolku yang ngaceng berat dipegang serta dikocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh…” saya hanya dapat mendesah doang. kon tolku segera dikenyot-kenyot, sesaat saya meremas-remas rambutnya karena sangat nikmatnya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin saja sekitaran 5 menitan dia ngemut kon tolku, lalu ayu katakan, “sekarang giliran om yach? ”
    Saya hanya tersenyum, lantas bangkit sedang ayu saat ini yang ubah tiduran. Saya mulai nyiumin bibirnya, lalu lehernya sesaat tanganku meraba-raba toketnya serta kuremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ubah ayu yang mendesah keenakan. Terlebih saat saya menjilati pentilnya yang tidak tipis serta berwarna coklat tua.
    Sesudah senang melumat pentilnya bertukaran, saya mulai menjilati perutnya. Saya segera menciumi no noknya dengan penuh napsu, automatis pahanya mengangkang agar saya dapat gampang menjilati no nok serta i tilnya. “Ahh.. Ahhhh…” ayu mengerang serta mendesah keras keenakan. Kadang-kadang terdengar “slurrp… slurrp…” saya menyedot no noknya yang telah mulai basah itu.
    “Ahhhh… Enak …”, desahannya makin keras saja karna terasa nikmat. Napsunya telah sampai ubun2, saya ditarik untuk selekasnya menancapkan kon tol besarku di no noknya yang telah gatel sekali rasa-rasanya, ingin digaruk pakai kon tol, tuturnya.
    Pelan-pelan saya memasukkan kon tolku dalam no noknya. dengan satu enjotan keras saya menancapkan semua kon tolku dalam no noknya. “Uh… uhhh…. aahh…nikmat banget” desahnya saat saya mulai asik menggesek-gesekkan kon tolku dalam no noknya. Ayu menggoyang pinggulnya selaras dengan keluar masuknya kon tolku di no nokku. Saya percepat pergerakanku. Tidak lama dienjot ayu telah terasa ingin nyampe, “Ah…Ayu kelihatannya mau… ahhh…” saya jadi mempergencar enjotan kon tolku dino noknya, “Bareng nyampenya ya Ay, saya juga dah ingin ngecret”, kataku terengah.
    Enjotan kon tol semakin kupercepat saja, sampai pada akhirnya, “Ayu nyampe aah”, tubuhnya mengejang karna enaknya, merasa no noknya berdenyut2 meremas kon tolku hingga akupun menyodokkan kon tolku dengan keras, “Ay, saya ngecret aah”, merasa semprotan pejuku yang deres dino noknya. saya terkapar lemes di atas tubuhnya, demikian juga ayu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Antara Pacar Ibuku & Tantenya Part 1 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Antara Pacar Ibuku & Tantenya Part 1 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1994 views

    Perawanku – Namaku Donny, umur 18 tahun, wajahku cukup tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka olah raga, tinggi 175 cm. Aku dilahirkan dari keluarga yang mampu. Tapi Aku merasa kesepian karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam, sedang kedua orang tuaku menetap di Bali mengurusi perusahaannya di bidang garment, mereka pulang sebulan sekali.

    Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

    Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.

    Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

    Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

    C

    Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

    Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.

    Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

    Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

    Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

    Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.

    Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

    “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
    “Tante sedang di mana..?” tanyaku.
    “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
    “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
    Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
    “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
    “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
    “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

    “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
    “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
    “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
    “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
    “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
    “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
    “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.

    “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
    “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
    “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

    Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
    “Malem Tante,” sapaku ramah.
    “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
    “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
    Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
    “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
    “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
    “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

    “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
    “Tergantung apa..?
    “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
    “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
    “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
    “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
    “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
    “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.

    “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
    “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
    “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
    “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.“Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.

    “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
    “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

  • Diperkosa Para Kuli Bangunan Dan Mandor

    Diperkosa Para Kuli Bangunan Dan Mandor


    1993 views

    Cerita Sex ini berjudulDiperkosa Para Kuli Bangunan Dan MandorCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ini adalah diceritakan kembali oleh salah seorang korban pemerkosaan. Demi situs Cerita Sex Indonesia ini agar para pembacanya senang. Yuk kita baca aja cerita sex seru yang satu ini. Dijamin deh cerita seks yang kami hadirkan tak pernah ada dalam situs cerita seks manapun .

    Tomi adalah seorang mandor buruh sebuah pabrik yang usianya bisa dibilang sudah paruh baya. Garment di kawasan Bandung. Dia bekerja sebagai seorang pengawas buruh dibagian produksi. Perangainya cukup sangar sikapnyapun tegas terhadap para buruhburuh yang bekerja disitu.

    Dia tidak pelit dengan katakata kasar dan caci maki terhadap para buruh yang melakukan kesalahan. Bagi para buruh tidak ada pilihan lain selain bekerja dibawah tekanan mandor Tomi karena memang mencari pekerjaan lain sangatlah sulit.

    Tomi diangkat oleh perusahaan sebagai seorang mandor karena dia memiliki latar belakang kehidupan yang keras, memang dia adalah seorang preman disebuah kawasan yang rawan kriminal di Bandung. Dengan harapan kedudukan Tomi sebagai mandor buruh, maka para buruh akan segan dan takut terhadap perusahaan.

    Saat ini ada seorang mahasiswi yang kebetulan sedang tugas magang di pabrik itu namanya Ani, usianya masih 19 tahun dan dia adalah seorang mahasisiwi Fakultas Teknik Industri pada sebuah perguruan tinggi negeri yang terkenal di kota Bandung. Ani cukup lincah dalam bekerja. Gadis cantik itu pintar dan rajin dalam melakukan tugastugasnya.

    Dia memiliki wajah yang imutimut dan cantik sekali seperti mojangmojang Bandung umumnya yang memiliki kulit putih bersih. Selama bekerja magang di pabrik itu, Tomi sering memperhatikan Ani. Potongan tubuhnya sintal padat proporsional dengan tinggi tubuhnya yang sekitar 160an cukup membuat Tomi tertarik perhatiannya kepada Ani.

    Penampilan Ani memang lain dibandingkan dengan gadisgadis lainnya. Ani lebih senang menggunakan celana jeans dan baju yang ketat seperti umumnya penampilan seorang mahasiswi sehingga lekuklekuk tubuhnya terlihat jelas.

    Hal itulah yang membuat para lelaki dipabrik itu sering memandangi kemolekan tubuh Ani. Begitu pun dengan Tomi yang selalu mencuricuri pandang melihat keindahan dan kemolekan tubuh Ani. Hal ini tidak disadari oleh Ani karena dia lebih serius untuk menyelesaikan tugastugasnya selama magang di pabrik itu.

    Sesekali Tomi menyempatkan diri untuk memasang muka ramah dan bercakapcakap dengan Ani hanya sekedar menukmati kecantikan wajah gadis tersebut. Padahal dengan karyawati atau buruh wanita yang lainnya boroboro dia memasang muka ramah yang ada selalu tampang sangar yang diperlihatkannya dan ucapanucapan yang jauh dari keramahan. Singkat kata Tomi telah jatuh hati berat kepada Ani, mahasiswi cantik itu. Fontana99

    Pada suatu hari menjelang berakhirnya masa kerja magang Ani di pabrik itu, Tomi memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatinya. Sore hari itu ditemuinya Ani disebuah kantin di pabrik itu, dengan rasa percaya diri dan nekat dia utarakan keinginannya untk menjadi pacar serta pendamping hidup Ani. Namun, pada akhirnya keadaan berubah dan merupakan titik balik perasaan Tomi, dari rasa cintanya kepada Ani berubah 180 derajat menjadi benci.

    Cinta Tomi ditolak mentahmentah oleh Ani. Dengan alasan selain perbedaan agama, usia yang terpaut jauh dimana Tomi saat ini telah berusia 38 tahun sedangkan Ani baru 19 tahun selain itu juga terdapat beberapa sifat Tomi yang tidak cocok dengan Ani. Seperti diketahui latar belakang Tomi adalah seorang preman, pemabok dan penjudi.

    Sejak itu hati Tomi menjadi panas, kesal dan marah atas jawaban dari Ani. Didalam hatinya tibatiba muncul rasa dendam terhadap Ani. Dan diapun merencanakan akan berbuat sesuatu terhadap Ani, Hmmm tunggu tanggal mainnya gadis sombong puih !!! batinnya.

    Seminggu kemudian, pada sebuah Malam disebuah lorong yang gelap tampak sekelompok orang berjalan mengendapendap. Mereka ada Tomi berserta beberapa anggota kelompok premannya. Mereka adalah Asep, Ujang, Cecep dan Afung, tampangtampang mereka lusuhlusuh dan kumalkumal, tampang khas para preman.

    Sstt sebentar lagi dia lewat kesini, bisik Tomi kepada kawankawannya.

    Ok kita tunggu aja boss, balas Ujang.

    Boss gue udah engga tahan nihh udah pingin nyodok tuh cewek, bisik Afung.

    Sstt sabar boy sabarr semua pasti dapat tanda tangan hihihi, balas Tomi.

    Pokoknya gue duluan yang kasih pelajaran tuh cewek, lanjut Tomi.

    Malam itu mereka memang tengah menghadang Ani pada suatu tempat didekat tempat kost Ani. Tempat penghadangan itu memang sepi dan hanya terdapat beberapa rumah kosong saja dan sebuah lapangan luas yang mengelilingi rumah kost Ani. Sehingga Tomi dan kawankawannya merasa cocok dengan tempat itu sebagai lokasi penghadangan.

    Ani memang lebih memilih untuk tinggal disebuah rumah kost yang sepi, agar supaya dia bisa lebih serius dalam belajar. Seminggu lamanya sejak Ani tidak lagi magang di pabrik itu, Tomi menyibukkan diri dengan mencari datadata diri Ani serta mengamati kegiatankegiatan Ani seharihari.

    Termasuk membuntutinya pulangpergi dari kostkostannya menuju kekampus sehingga dia tahu betul kegiatan serta routeroute pulangpergi Ani. Hingga akhirnya dipilihlah tempat itu sebagai tempat yang ideal dalam menghadang korbannya.

    Nah ini dia, ujar Tomi sambil menunjuk kesebuah bayangan yang mendekat kearah mereka berkumpul.

    Tak salah lagi, tepat pukul 7 malam pasti tuh cewek lewat sini lanjut Tomi sambil tersenyum melihat sasarannya mendekat.

    Tapi sejenak Tomi agak bimbang karena bayangan yang mendekat itu ternyata ada dua sosok.

    Tetapi setelah diamati secara mendalam ternyata keduaduanya adalah sosok bayangan wanita dan diyakini salah satu bayangan itu adalah Ani dan satu lagi juga sosok wanita. Maka tanpa keraguan lagi dia pun mulai memutuskan untuk menjalankan operasi penyergapan itu.

    Ah itu dia pengantin wanitaku, gumam Tomi.

    Okjalan kan tugas masingmasing ! awas jangan sampai luput, perintah Tomi kepada temantemannya.

    Ada dua boss, yang satunya gimana nih ?, tanya Asep.

    Ah sikat aja, jawab Tomi.

    Tanpa dikomando lagi Asep, Cecep dan Afung bergerak menuju kearah gadis itu berjalan.

    Merekapun menghadang Ani beserta temannya,

    Anipun nampak kebingungan mendapati dirinya dihampiri oleh empat lelaki yang tidak dikenalnya.

    Tomi hanya mengamati dari jarak sekitar 10 meter, suasanya hening sejenak. Dari tempat Tomi berdiri sayupsayup terdengan pembicaraan serius diantara Asep dan Ani.

    Beberapa detik kemudian suasana berubah, secepat kilat Ani diringkus oleh Cecep dan Afung yang memiliki tubuh tegap. Sedangkan temannya diringkus oleh Asep dan Ujang. Ani serta temannya mencoba melawan dan merontaronta akan tetapi beberapa pukulan dilayangkan oleh Cecep dan Afung dan akhirnya Anipun pingsan. Setelah itu tubuh tak berdaya itu dibopong oleh Cecep.

    Sementara itu teman Ani yang juga meronta ronta dibekap dan dipukuli oleh Ujang hingga akhirnya tak sadarkan diri pula. Lantas tubuhnya digendong oleh Asep.

    Beres semuanya boss, ujar Asep kepada Tomi yang kemudian keluar dari persembunyiannya.

    Good good, ayo lekas kita bawa ke rumah kosong itu, perintah Tomi.

    Penghadanganpun berjalan dengan sukses, sasaran telah dilumpuhkan dan kini siap diproses. Didalam rumah kosong itu tubuh Ani dan temannya dibaringkan disebuah dipan kayu. Kedua tangannya Ani diikat kebelakang.

    Setelah lampu diruangan itu dinyalakan, kelima orang yang telah dirasuki nafsu itupun menggunam terkagumkagum melihat kecantikan dan kemolekan tubuh Ani yang tengah tergolek pingsan. Dia menggunakan kaos lengan panjang serta jeans birunya yang kesemuanya berukuran ketat sehingga kemolekan tubuhnya terlihat jelas. Ternyata Tomi mengenali sosok wanita satunya yang juga ikut dilumpuhkan tadi.

    Ah gue inget ini kan si Dina, temannya Ani wah wah sial sekali nasibnya, ujar Tomi.

    Dina memang teman akrab Ani, usianya lebih muda dari Ani yaitu 16 tahun, dan masih duduk dibangku kelas 2 SMU. Dina adalah keponakan dari pemilik kost dimana Ani tinggal.

    Dina juga memiliki wajah yang manis, tubuhnya mungil namun padat.

    OK jatah gue si Ani ini pengantin gue, yang satunya boleh elo sikat, balas Tomi.

    Ok sekarang eluelu pada nyingkir deh, silahkan elo bikin pesat sendiri sama si Dina itu, dan jangan ganggu malam pengantin gue, OK!, ujar Tomi kepada temantemannya.

    Sip boss kita bikin pesta sendiri, ujar Asep. Dan menyingkarlah ke4 temanteman Tomi sambil membopong Dina.

    Hmmm sayangku mari kita nikmati malam pengantin kita sayang, bisik Tomi kepada Ani yang tengah pingsan.

    Dengan senyum kemenangan Tomi memandangi gadis itu yang tengah tergeletak di sebuah dipan kayu.

    Akhirnya aku dapatkan kau ujarnya dalam hati.

    Kedua tangannya bergerak meraba Payudara gadis itu. Mulanya pelanpelan hingga lama kelamaan semakin keras, bahkan kini kedua tangannya dengan ganas meremasremas payudara Ani yang kalau terlentang terlihat membukit.

    Setelah puas meremasremas payudara Ani, kini Tomi mengeluarkan pisau lipatnya yang memang selalu dibawanya kemanamana sebagai senjata. Dengan kasarnya kemudian Tomi merobekrobek baju kaos lengan panjang Ani, hingga tinggal bh putihnya saja yang menutupi kedua payudaranya.

    Namun akhirnya diputuskannya tali bh itu dan dicampakannya bh itu kelantai sehingga kini terlihatlah kedua gundukan indah payudara Ani. Setelah itu serta merta dengan bernafsu dikulumnya dan dijilatjilatnya kedua payudara itu dengan sesekali digigitgigitnya kedua puting payudara itu.

    Puas dengan bagian payudara kini Tomi melepas celana jeans yang dikenakan Ani, sreett sekali tarik terlihatlah bagian bawah dari Ani dengan celana dalamnya yang berwarna putih. Kedua mata Tomi kembali terbelalak melihat pemandangan indah itu, diusapusapnya kedua paha putih Ani juga gundukan dipangkal pahanya itu.

    Sedang asyik asyiknya mengusapusap gundukan kemaluan Ani, tibatiba terdengar suara kegaduhan dari ruang sebelah. Tomipun menghentikan aktifitasnya lalu bangkit seraya berlari mendekati arah suara itu.

    Sesampainya disuatu ruangan asal muasal suara itu, matanya kembali terbelalak melihat pemandangan erotis yang tengah terjadi diruangan itu. Jantungnya berdetak keras, birahinya memuncak melihat pemandangan diruangan itu. Diruangan itulah Tomi melihat Dina yang rupanya telah sadar tengah dibantai oleh Asep, Ujang, Afung dan Cecep.

    Tubuh Dina yang dengan posisi merangkak nampak tengah disodomi dari belakang oleh Asep yang memiliki badan yang jauh lebih besar daripada Dina. Asep dengan sangat keras dan kasarnya mengocokngocok batang kemaluannya didalam lobang anus Dina.

    Mulamula Dina meraungraung ampunampunan karena kesakitan, namun teriakanteriakannya tidak berlangsung lama karena kemudian dimulut Dina telah tertanam batang kemaluan Ujang. Ujang memposisikan dirinya didepan Dina, setelah berhasil menyumpalkan batang kemaluannya didalam mulut Dina kemudian dengan tangan kirinya yang memegang kepala Dina dia paksa kepala Dina untuk bergerak maju mundur.

    Ujang dan Asep nampak sangat menikmati keadaan itu, mereka mendesahdesah merasakan nikmatnya baginbagian tubuh Dina itu. Tak berapa lama kemudian merekapun berejakulasi. Asep menyemburkan spermanya didalam lubang anus Dina dan sejenak kemudian Ujang memuntahkan cairan spermanya didalam mulut Dina. Nampak Dina megapmegap dibuatnya di saat harus menelan cairan sperma Ujang yang cukup banyak.

    Setelah itu kedua orang tadi menyingkir dan posisinya digantikan oleh Cecep. Cecep ini baru berusia 23 tahun, namun perawakannya besar dan tinggi, batang kemaluannyapun nampak telah mengacung membesar dan siap menelan mangsa. Kini Cecep bersiapsiap menyetubuhi Dina, direntangkannya tubuh Dina yang kepayahan itu dan langsung ditindihnya.

    Oouugghhh, Dina melengking disaat kemaluan Cecep yang besar itu melesak kedalam liang vaginanya. Pemandangan ini sudah cukup untuk membangkitkan birahi Tomi diapun berjalan meninggalkan ruangan pembantaian Dina itu dan kembali menghampiri Ani pasangannya.

    Tibatiba Ani terbangun dan membuka mata. Ani kaget mendapati kedua tangannya terikat dan keadaan tubuhnya hanya tinggal celana dalam. Dan lebih kaget lagi ketika dihadapannya melihat Tomi tertawa terkekehkekeh menyaksikan dirinya yang tak berdaya.

    Rasain deh lu, makanya jadi cewek jangan sombong. Jadi terpaksa elu gua kerjain deh? Tomi berbicara.

    Kepaksa, malam ini elo harus bisa memuaskan gue, kekasih elo lanjutnya.

    Ani semakin takut karena dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya, badannya mulai gentar, mukanya memucat. Air matanya mulai meleleh seiring dengan katakata ampunan yang keluar dari bibirnya.

    Pak Tomi ampun pak jangan sakiti aku, pintanya sambil terisakisak. Permohonannya ini nampaknya semakin membuat Tomi terangsang.

    Satu persatu dilepaskannya baju dan celananya hingga akhirnya telanjang bulat. Badan Tomi nampak gemuk dengan perut yang membuncit, beberapa gambar tatto nampak menghiasi tubuhnya.

    Kemaluannya nampak telah menegang keras, ukuran juga besar dengan ujungnya yang telah basah. Ani semakin merintihrintih ketakutan, dia pejamkan matanya sambil terus menangis. Dia sadar akan diperkosa. Tomi kemudian bergerak mendekati Ani dan meraih kepala Ani. Belum sempat berteriak, mulut Ani tibatiba dijejali dengan batang kemaluannya yang sudah menegang dan membuat gadis itu tersedak.

    Ani berusaha terus menutup mulutnya namun setelah jempol dan jari telunjuk Tomi menutup lobang hidung Ani, diapun membuka mulutnya sebagai reaksi karena kekurangan oksigen. Langsung mendapat kesempatan itu dihujamkannya batang kemaluannya kedalam mulut Ani. Dia tak bisa berbuat apaapa karena Tomi memegang kepala gadis itu.

    Rasa mual membuat Ani hampir muntah dan berusaha melepaskan kemaluan Tomi di mulutnya. Tomi gerakgerakkan batang kemluannya di mulut gadis itu, majumundur dan diputarputar didalam rongga mulut Ani. Selama sepuluh menit Tomi menjejali mulut gadis itu dengan batang kemaluannya.

    Puas dengan itu kemudian Tomi mengeluarkan kemaluannya dari mulut gadis itu. Ani langsung mencoba berteriak tapi Tomi cepatcepat membekap mulutnya dan berkata, Diem lu, jangan berteriak atau gue bunuh kamu?, sambil menempelkan pisau lipatnya. Ani terdiam karena takut ancaman itu. Dan hanya bisa menangis sampai gadis itu kelelahan dan lemas. Setelah sejenak menikmati wajah Ani, kini Tomi menurunkan celana dalam putih Ani dan melemparkannya ke lantai, Anipun hanya bisa pasrah tanpa perlawanan.

    Gile, memek elo bagus banget waw indah sekali? bisik Tomi kepada Ani.

    Memang gadis seusia Ani memiliki kemaluan yang indah, masih perawan, bulubulunyapun tipis dan halushalus tumbuh rapih berjajar disekitar lobang vaginanya.

    Kedua tangan Tomi kembali meremasremas payudara gadis itu. Ani menjeritjerit ketika Tomi memijatmijat putting susunya. Kembali Ani berteriak lagi, kembali pula Tomi ancam Ani Lu bisa diem ngga!?.

    Sekarang, Lu harus nyobain kontol gue inipasti nikmat.? Tomi berkata.

    Kita jadikan malam ini sebagai malam pengantin kita, hahaha, sambungnya.

    Jangaaan pak oouuhh jangaaan, ampuunn pakk ? Ani memelas.

    Tapi Tomi tak peduli dengan ucapan gadis itu.

    Diapun jongkok didepan Ani, dia angkat pahanya dan melebarkannya. Kepala Tomi menunduk memperhatikan kemaluannya Ani yang ditumbuhi bulubulu tipis. Kepalanya bergerak dan mulutnya mulai menjilati kemaluan gadis itu.

    Mendapatkan perlakuan itu badan Ani langsung menggeliatgeliat suaranya terengahengah merasakan kemaluannya kegelian karena dijilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang terdengar, Ehhmmhh engghh ouuhhh oohh dst. Sementara mulut Tomi terus menjilati kemaluan Ani, tangannya bergerak ke atas dan memijatmijat payudara Ani serta mempermainkan putting susu gadis itu.. Ani menggeliat antara sakit, geli dan takut.

    Tibatiba Ani mengangkat pinggulnya dan mendesah lemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina gadis itu keluar cairan. Ketika melihat bibir vagina gadis itu telah basah, cepatcepat Tomi mengarahkan kontolnya yang sudah menegang dan mendekatkannya ke bibir vagina gadis itu. Sambil memegang pinggul gadis itu, Tomi melesakkan batang kemaluannya.

    DanAahhh sssakittt oouughhh a.. ammpunn pak.. oouhhh, Ani merintih tajam tubuhnya menegang kaku menahan rasa sakit dipangkal pahanya. Walaupun dengan susah payah akhirnya Tomi berhasil menanamkan batang kemaluannya masuk amblas ke dalam lubang kemaluan Ani. Ani menjerit kesakitan, badannya meregang kesakitan.

    Sejenak Tomi merasakan kenikmatan hangatnya lobang kemaluan Ani dan merasakan denyutdenyut dinding kemaluan Ani serasa memijatmijat batang kemaluannya.

    Akhirnya Tomipun mulai mengerakkan kemaluannya maju mundur. Tangannya memegang pundak gadis itu sedang mulutnya menciumi bibir dan pipi Gadis itu. Ani mendesahdesah dan mengerangerang membuat Tomi semakin bergairah dan mempercepat gerakan memajumundurkan kemaluannya itu. Oohh oouufffh ooouuh aahh dst, Ani mengerangngerang. Tubuh keduanya telah dibanjiri oleh peluh seolaholah mereka sedang mandi.

    Puas dengan posisi itu kini Tomi mencabut kemaluannya dan membalikkan tubuh Ani. Dan memposisikan tubuh telanjang gadis itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Tomi menghujamkan kontolnya yang kini ke dalam liang dubur gadis itu.

    Aaakhhh!!!, Ani kembali memekik kesakitan, badannya kembali mengejang keras menahan sakit yang teramat sangat ketika liang anusnya dibobol oleh kemaluan Tomi.

    Setelah tertanam, Tomi kembali memompa dengan gerakan yang semakin cepat. Kedua tangan Tomi yang besar semakin kasar meremasremas susu gadis itu. Ani semakin mengerangngerang kesakitan. Tapi Tomi tak peduli. Terus saja Tomi maju mundurkan pinggulnya dengan cepat.

    Sadar dirinya akan mencapai klimaks, Tomi mencabut batang kemaluannya dari lobang dubur Ani. Setelah itu dihempaskannya tubuh Ani hingga kembali terlentang. Kembali Tomi menancapkan batang kemaluannya didalam liang vagina Ani yang telah dibasahi oleh cairan kewanitaannya yang bercampur darah perawannya.

    Blessbatang kemaluan Tomi menghujam masuk tanpa kesulitan, kembali digenjotnya tubuh Ani dengan cepat dan kasar, sampaisampai dada Tomi menghantamhantam wajah Ani yang meringisringis kesakitan. Kini Tomi menggoyang tubuh Ani dengan hebat hingga tubuh Ani terbantingbanting disodok oleh Tomi.

    Sampai akhirnya saat yang ditunggutunggu oleh Tomi, kini tubuh Tomi mengejang, wajahnya menyeringai menengadah keatas, ototototnya mengeras dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di vagina gadis itu, Croottt crrottt crrottt jumlahnya banyak sekali.

    Oogghhh ahh, Tomi memekik puas sambil terus menyemprotkan spermanya memenuhi rongga vagina Ani sambil kedua tangannya mencengkram erat pinggul Ani.

    Anipun tibatiba mendesah panjang ooouuuuhhgggg, sambil menerima tumpahan sperma Tomi yang melimpah ruah itu hingga meluber keluar dari sisisisi rongga kemaluannya badannyapun mengejang dan bergetar, sepertinya diapun mengalami ejakulasi sesuatu yang baru dialaminya seumur hidup.

    Beberapa detik kemudian setelah samasama mengalami orgasme tubuh kedua insan itupun melemas, tubuh Tomi jatuh menindih tubuh Ani. Kini hanya suara nafas kedua insan itu yang saling memburu menghiasi akhir dari pergumulan itu.

    Setelah diam selama 15 menit, Tomi kemudian bangkit dari atas tubuh Ani serta melepaskan kontolnya, Ooohhh, Ani mendesah panjang disaat Tomi mencabut batang kemaluannya yang beberapa menit lamanya mengisi rongga kemaluannya.

    Sayang gimana rasanya ? enak kan ?, tanya Tomi kepada Ani.

    Anipun diam seribu bahasa dan memalingkan wajahnya dari pandangan Tomi.

    Ayo sini sayang ada lagi tugas buat kamu, ujar Tomi serta meraih dan mengangkat kepala gadis itu untuk kemudian memaksa Ani menjilati batang kemaluan Tomi yang masih basah oleh sperma dan darah.

    Anehnya Ani hanya pasrah dan menuruti saja perintah Tomi tadi secara perlahanlahan diraihnya betang kemaluan Tomi yang kembali menegang itu dan kemudian dijilatjilat serta dikulumnya batang kemaluan Tomi bak makan permen sampai bersih.

    Setelah selesai dan merasa puas, Tomi bangkit dan membiarkan tubuh Ani yang telanjang itu terjatuh lemas. Tomi bergerak mendekati Ani yang masih lemah dan membisikkan katakata mesra di telinganya

    Kamu hebat sayang aku cinta sama kamu.

    Karena dilihat Ani terkulai lemas dan sepertinya tertidur karena kecapaian, maka Tomi memutuskan untuk meninggalkannya dulu. Tomi ingin melihat kegiatan di ruangan lain dimana tadi terjadi pembantaian itu.

    Sesampainya dirungan yang ditujunya mata Tomi terbelalak ketika melihat pemandangan yang ada diruangan itu. Temantemannya nampak tidur tiduran sambil melepas lelah setelah membantai Dina yang tubuh telanjang Dina nampak tergeletak dengan posisi telentang dilantai, kedua kakinya mengangkang lebar dengan lutut tertekuk.

    Setelah diamati dari dekat oleh Tomi ternyata kondisi Dina sangat mengenaskan dia telah diperkosa secara buat oleh temantemannya, mulutnya dipenuhi oleh cairan sperma yang mengental sampai meluber disekitar mulut dan pipinya. Rupanya oleh temantemannya Tomi Dina dipaksa melakukan oral sex dan mereka telah menumpahkan spermanya didalam mulut Dina.

    Matanya nampak sayu serta nafasnya terdengar pelan terengahengah. Kuturunkan tatapan mataku keseputar payudaranya yang berukuran tidak begitu besar, disitu terdapat banyak bekasbekas gigitan dan salah satu putingnya nampak berdarah, disitu juga terdapat tumpahan sperma yang telah mengering.

    Dan akhirnya kutatap kemaluan gadis itu, kondisinya rusak parah, kemaluannya sudah memerah dan membengkak, banyak ceceran darah dan sperma didaerah itu. Tomi menggelenggelangkan kepalanya melihat kondisi Dina.

    Tibatiba Asep bangkit dia menyalakan rokoknya dan kemudian menyelipkannya dibibir kemaluan Dina.

    Tomi dan Aseppun tertawa terbahakbahak, Kasihan dia sudah bekerja keras memuasin kitakita orang ini, aku kasih dia rokoklah, ujar Asep.

    Eh sebentar gwe mau kencing dulu, ujar Asep berjalan meninggalkan ruangan pembantaian Dina sambil mengakhiri tawanya.

    Diruangan itu pula Tomi bergerak kearah tumpukan pakaian Dina yang berserakan dilantai, dia rupanya tertarik dengan tas punggung Dina. Dengan rasa penasaran dia bukabuka isi tas Dina, membaca buku hariannya, membukabuka dompet Dina, memerika ponsel milik Dina, kurang lebih 5 menit lamanya dia bukabuka itu semua. Sedang asyikasyiknya dia membukabuka buku Dina, tibatiba dia dikejutkan dengan teriakan diruangan samping. Serta merta dia berlari menuju kearah situ.

    Kembali mata Tomi terbelalak serta menggelenggelengkan kepalanya tatkala melihat Asep ternyata tengah asyik menyetubuhi Ani.

    Sss sorry.. b.. boss.. gwe kagak tahan lihat cewek cantik ini, ujar Asep sambil terus memompakan kemaluannya didalam kemaluan Ani.

    Oouuhhh aaahhh jj jangann kasar kassarr oohh oohh, Ani kembali merintihrintih sambil tubuhnya terhempashempas sebagai akibat sodokansodokan keras Asep.

    D.. diem luh rasain aja.. kontol gue inii aakkhh akhh.. fuck ! ohh fuck!!, ujar Asep sambil terus menggenjot tubuh Ani.

    Akhh oouhhh oh a.. ampunn oohh, Ani merintihrintih dengan tubuh yang terhempashempas wajahnya meringis menahan rasa ngilu diselangkangannya.

    Sepuluh menit lamanya tubuh Ani disetubuhi oleh Asep, hingga akhirnya Asep memuntahkan spermanya di lubang kemaluan Ani.

    Asep terlihat sangat puas sekali dan diapun kemudian menjatuhkan dirinya disisi Ani yang kembali tubuhnya melemas. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam saat mereka tersadar akan waktu yang semakin mepet, tidak terasa sekian lamanya mereka mengerjain kedua gadis itu serasa waktu berlalu cepat.

    Tibatiba birahi Tomi bangkit kembali, didekatinya kembali tubuh Ani yang tertidur kerena kecapaian itu dan dibangunkannya Ani dari tidurnya.

    Hoeii bangunnn, bentak Tomi kepada Ani.

    Oohhh, Anipun terbangun.

    Sayangku layanin aku lagi ya, bisik Tomi dengan tersenyum.

    Pedangku udah bangkit lagi nihgaragara kamu sih yang menggairahkan sekali, lanjutnya.

    Mimik wajah Anipun berubah menjadi cemas, matanya mulai berkacakaca.

    Pak.. Tomi Ani udah engga kuat pak rasanya sakittt sekali jangann pak.. tolong, ujar Ani dengan suara yang lirih.

    Peduli setan , balas Tomi seraya memposisikan dirinya diatas tubuh Ani.

    ooohhh oohh, Ani mendesah panjang tatkala Tomi menanamkan kembali kemaluannya didalam lobang kemaluannya. Kembali tubuh Ani digenjot, disetubuhi secara kasar oleh Tomi.

    Ani hanya bisa pasrah, air matanya berlinangan, tubuhnya lemah hanya mengikuti irama gerakan dari Tomi yang tengah menyodoknyodokkan kemaluannya.

    Dan setelah beberapa menit lamanya Tomi kembali berejakulasi dilobang kemaluan Ani cairan hangatnya menyembur membasahi rahim Ani.

    Rasa puas nampak di raut wajah Tomi, Hahahaakhirnya aku berhasil mendapatkanmu gadis cantik.

    Gue mau tanya ke elu yang terakhir kalinya, mau engga elu jadi istri gue hah ?

    Ani hanya diam membisu sambil menangis.

    Kalo elu engga mau, gue suruh tementemen gue perkosa elu sampai mati !, ancam Tomi.

    Inget memek elu udah gue siram ama peju gue, dan sebentar lagi elu hamil, ujar Tomi.

    Kurang lebih setengah jam lamanya Tomi merayu Ani, kadang terdengar bentakanbentakan, kadang Tomi menampar wajah Ani, kadang dengan katakata halus, yang jelas Tomi terus meneror hati Ani.

    Rupanya bujuk rayu dari Tomi tak membuahkan hasil sementara waktu sudah menunjukkan pukul 2 dinihari.

    Akhirnya Tomi mempersilahkan temantemannya untuk mencicipi tubuh Ani.

    Rasain tuh kontolkontolnya tementemen gue biar mampus elu, cewek sombong !, ujar Tomi dengan mencibir.

    Tanpa membuang waktu lagi keempat teman Tomi mulai menjamah tubuh Ani.

    Mereka mulai memperlakukan Ani seperti Dina. Mulai dengan Afung yang langsung menyodomi Ani setelah itu vagina Ani kembali dihajar oleh kemaluan milik Ujang, juga mulut Ani dipaksa mengulum batang kemaluannya Cecep dan setelah berejakulasi menelan spermanya,

    terakhir ketika Ani telah kepayahan Asep kembali menyetubuhi Ani. Kini keadaan Ani tidak jauh beda dengan Dina, seluruh wajah badan dan kemaluannya yang telah membengkak penuh dengan cairan sperma.

    Kini waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi, seluruh pemerkosa tadi telah berpakaian lengkap dan rapi. Sebelum mereka pergi, mereka menggotong tubuh Ani untuk disatukan dengan Dina. Kedua tubuh yang tak berdaya itu kini tergolek lemah, keduanya diposisikan terlentang sejajar dengan kondisi tubuh mereka yang telanjang bulat.

    Sebelum pergi Tomi mengecup kening Ani dan Asep kembali menyelipkan sebatang rokok yang menyala dikemaluan Ani juga Dina. Dengan diiringi tawa serta canda kelima pemerkosa itu pergi meninggalkan rumah kosong tempat dimana tubuh Ani dan Dina tergolek pingsan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kumpulan Foto Ngentot Bareng Model JAV Haus Sex

    Kumpulan Foto Ngentot Bareng Model JAV Haus Sex


    1992 views

    Perawanku – Model-Model jepang yang lagi sange bayangkan guys jika kamu berada di tengah-tengah wanita tersebut lalu anda di perkosa. Kontol anda di isap secara bergiliran. Pasti itu yang terpikir di benak kamu kan jika sange lagi sendirian  ?

    Nah disini kami punya kumpulan Foto model model yang lagi sange guys, jadi bagi kamu yang lagi sange lagi pengen serta mempunyai imajinasi tersebut bisa menambah imajinasi nya disini ya :

  • Gara- Gara Ranjang Sempit

    Gara- Gara Ranjang Sempit


    1992 views

    Kisah Seks Sedarah ini Berjudul ” Cerita Seks Mertua ” Gara- Gara Ranjang Sempit ” Cerita Bokep,Cerita Skandal Seks Paling Panas 2018.

    Perawanku – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.

    Cerita Panas Mertua ” Gara- Gara Ranjang Sempit “


    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.

    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.
    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.

    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.

    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.

    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .
    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.

    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.
    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.
    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.

    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.
    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dinya, kusodorkan ku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.

    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan ku makin kedalam nya sampai kepangkalnya, kutekan ku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.
    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok ku makin cepat.

    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh mu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”
    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya knya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.

    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.