Author: perawanku

  • Pengalaman Sex Angan-angan seorang Suami – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Angan-angan seorang Suami – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1426 views

    Perawanku – Namaku Mia, karyawati sebuah bank swasta terkenal, yang semenjak beberapa lama aku mengalami frigiditas dalam persetubuhan, terutama sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku dibawa suamiku ke dukun yang bernama Ki Alugoro yang bermukim di desa kecil di luar Jakarta untuk menyembuhkan frigiditasku.

    Sejak itu, setelah sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu-gebu, mungkin karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku).
    Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh.
    Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan pura-pura belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula-mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi setelah kupikir-pikir lagi kok gengsi juga ya? Masak seorang istri baik-baik datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku untuk bersetubuh memuncak habis.
    Sering-sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam tempikku.
    Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari. Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya. Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki Alugoro tempo hari.

    Setelah beberapa lama dia menceritakan angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius.

    Dia jawab, ”Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam-diam dia mengocok-ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.)
    Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, kontolpun tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu. Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.
    Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.
    Rupanya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar angan-angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan angan-angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan?).

    Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain? Dia bilang sama sekali tidak.
    ”Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab waktu itu.
    ”Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut.
    Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk mensetubuhiku.
    ”Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu” jawabku waktu itu.
    Akhirnya di suatu hari suamiku berbisik padaku, ”Aku telah mengundang Edo untuk menginap di sini malam ini”
    Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Edo teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar. Terus terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat oke.

    Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo. Walaupun Edo adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia. Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA.
    Ketika Edo datang, aku sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Tubuhku memang ramping dan berisi.

    Susuku yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki-laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik. Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru tersadar, pantas saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat mungkin.
    Setelah mematut-matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri.

    Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Edo saja di rumah. Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.
    Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku, ”Aku telah bicara dengan Edo mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini.
    ”Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku!” bisik suamiku selanjutnya.
    ”Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.
    Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam hatiku gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura-pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima.

    Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal (kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?).
    Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur.
    Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo kelihatan terpana untuk beberapa saat.
    Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan suamiku langsung berkata, ”Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.
    Di kamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.
    Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur. Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH.

    Akan tetapi kupikir aku harus berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Edo dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa kemahirannya.
    Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan gesekan-gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan-angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Edo mulai mengambil alih permainan selanjutnya.

    Aku langsung ditelentangkan di pinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai mengeras.
    Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Edo. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.
    Kini Edo mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.
    Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri.
    Kulirik Edo penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.
    Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan kehadirannya.
    Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain, kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.
    Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Edo.
    Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kontol Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini kelihatan karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar.

    Aku mengira-ngira seberapa besar kontol Edo ini. Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kontol Edo yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Edo yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.
    Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus-elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain.
    Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Edo pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku.
    Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus-elus kontol Edo, tiba-tiba Edo berdiri dan membuka celana beserta celana dalamnya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Setelah membuka seluruh pakaiannya, kini Edo benar-benar bertelanjang bulat.
    Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Edo dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. kontol Edo ini mencuat lurus ke depan agak mendongak ke atas, sedang kontol suamiku jauh lebih kecil, agak tunduk ke bawah dan miring ke kiri. Aku betul-betul terpana melihat kontol Edo yang sangat besar dan panjang itu.

    kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar kontolnya, karena aku agak malu-malu dan setengah sadar). Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut-rambut keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel-kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat.
    Kemudian dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.
    Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asyik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus-elus kontolnya, karena melihat aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu. Aku sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi untuk menunjukkan pada Edo, aku agak tidak enak hati.
    Tapi entah kenapa, tanpa kusadari tiba-tiba aku telah duduk di tepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat-erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu dihadapan suamiku.
    Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati adegan ini, malah kali ini bukan hanya mengelus-elus, tetapi malah sambil mengocok kontolnya sendiri, yaitu adegan istrinya yang penuh nafsu birahi sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu.

    Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Edo, kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap-hisap dengan nafsu birahi yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.
    Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Edo yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu-unguan.. Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Edo yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki.

    Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut-denyut hebat hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner.
    Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Edo tidak tahan lagi. Tiba-tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur.
    Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar.
    ”Do…” kataku pelan dan aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa.
    Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya diantara pahaku, Edo berbisik, ”Ssttt…………!” bisiknya sambil kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku. Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku tambah berdenyut-denyut dan terasa sangat nikmat.

    Dan makin lama aku makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.
    Beberapa saat Edo melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya.

    Aku benar-benar menanti puncak permainan ini. Edo menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti tusukannya.
    ”Oocchh.. Ddoo, please..” pintaku memelas.
    Sebagai wanita di puncak birahi, aku betul-betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Edo dan kontolnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg-deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar dan lebih panjang.
    ”Ooouugghhh……” batinku yang merasa tak sabar benar untuk menunggunya.
    Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Edo mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku..
    Aku mulai gemetar hebat, karena tidak mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak dulu.
    Perlahan-lahan Edo mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku.
    Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil.
    Tangan Edo yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.
    Pada saat Edo mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis-desis, ”Sssshhhhh…… Eddooo…… ppelan-ppelan Ddooo… ssshhhh…… desisku gemetar. Edo lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Edo melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kontolnya.

    Setelah itu kontol Edo mulai terasa mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap di dalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Edo sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.
    Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang tempikku.
    Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Edo ketika hampir seluruh kontolnya itu amblas masuk.
    Aku sendiri tidak mengira kontol sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang kecil. Walaupun belum seluruh kontol Edo masuk ke dalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.
    Ketika hampir seluruh batang kontol Edo telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku, tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Edo. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Edo seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut.

    Aku terlonjak bukan karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Edo memang terasa lebih istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.
    Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita.

    Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Edo erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Edo. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Edo menarik kontolnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada di luar tempikku, tiba-tiba dia menghujamkannya lagi dengan kuat.
    Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.
    Begitulah beberapa kali Edo melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat sangat ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Edo yang seperti kabel-kabel yang menjalar-jalar itu.

    Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Edo melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.
    Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu.
    Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut-denyut hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.
    Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Edo.
    Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Edo sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah BF.

    Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Edo, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan-angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.
    Tiba tiba Edo semakin mempercepat hunjaman-hunjaman kontolnya ke dalam lubang tempikku.
    Tentu saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai-sampai mataku terbeliak-beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul pinggulnya kuat-kuat. Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol Edo yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak-kuak lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya kontol Edo. .
    ”Ooukkhhss.. sshhh.. Ddoo ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Ddoo… mmmmhhhh…!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat ditempikku. .
    ”Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..” Edo mulai mengeluarkan kata-kata vulgar yang malah menambah nafsu birahiku mendengarnya.
    Gejolak birahi Edo ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku dan dirinya juga, batang kontol Edo terus menyusupi lubang tempikku sehingga akhirnya betul-betul amblas semuanya.
    ”Aarrggccchhhhhh…!!” aku melenguh panjang, kurasakan badanku merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona.
    Mataku memandang Edo dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu meminta diberi rasa nikmat yang sebesar-besarnya.
    Edo kelihatan betul-betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi sensasional itu. Kemudian Edo tambah aktif lagi bergoyang menarik ulur batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah dilumuri cairan kawin itu terasa tambah banjir dan licin.
    Wajahku semakin lepas mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun tempikku disetubuhi oleh Edo, tanpa kusadari aku mulai berceloteh di luar sadarku, ”Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii… kkontolmu Ddoo…!! Oougghh.. terusshh…. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan mengerang sepuas-puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku bukanlah suamiku sendiri.

    Yang ada di benakku hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan.
    Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait dan saling menyedot, saling bergumul.
    Edo mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkanganku yang semakin terbuka lebar, akupun mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya, pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Edo masuk seluruhnya dan menggesek syaraf-syaraf kenikmatan di rongga tempikku, akibatnya Edopun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak-decak crot… crot… seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu di dalam tempikku
    Edo melihat ke arah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah membanjir penuh dengan lendir pelumas putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutku yang tidak terlalu lebat maupun bulu-bulu jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang semakin tambah mengeras.
    Edo mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas saja. Mata Edo terlihat lapar menatap susuku yang putih montok dikelilingi bulatan coklat muda di tengahnya dan pentilku yang besar dan sudah begitu mengeras karena birahiku yang sudah demikian memuncak, maka tanpa menyia-nyiakan kesempatan Edo langsung menyedot pentil susuku yang begitu menantang itu.
    Tubuhku menggelinjang hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan ke kiri dan ke kanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya.
    Desahan penuh birahi langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Edo yang basah dan agak kasar itu menggesek pentil susuku yang peka.
    Edo begitu bergairah menjilati dan menghisap susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini.
    ”Oouugghhss.. oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Ddooo…” aku makin meracau tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing di dalam pusaran kenikmatan, terseret di dalam pergumulan persetubuhan dengan Edo, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.
    Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun terutama sekali di sekitar tempikku.
    Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Edo erat sekali sambil menjerit-jerit kecil tanpa sadar.
    ”Aaaaccchhh…… Dddooo… mmmmmhhhhhh… konnttolmmmuuu… aakkkuu…… kkeeelluuaaarrrr……” jeritku keenakan.
    Badan telanjangku terasa berputar-putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang orgasme.

    kontol Edo masih terus menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Edo menyetubuhiku tanpa henti, aku makin lama makin terseret di dalam kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan.
    Tubuhku akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi cairan kawinku untuk kesekian kalinya bersamaan dengan Edo yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi dan……
    ”Aaacchhh….. oooccchhh… Mmiiaaa… teemmpiikkmmuuu…… nniikkkmaattttt… sseekkalliiii… adduuhhh…… aaakkuu.. kkekkeeeluaarrr…” erangnya sambil menyemburkan pejunya di dalam tempikku
    Kemudian untuk beberapa saat Edo masih membiarkan kontolnya menancap di dalam tempikku.
    Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari tempikku.
    Setelah agak beberapa lama, Edo mengeluarkan kontolnya yang ternyata masih berdiri dengan tegar walaupun sudah orgasme di lubang tempikku. Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya, Edo menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia sudah bertelanjang bulat.
    Suamiku dengan segera menggantikan Edo dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya yang kecil itu ke dalam lubang tempikku.
    Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Edo, maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku, kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku sebagaimana ketika kontol Edo yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar lubang tempikku.

    kontol suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.
    Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh pejunya agak di luar lubang tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyup dengan peju suamiku.
    Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku. Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Edo yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak orgasme lagi dengan disetubuhi oleh Edo. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali.
    Oleh karena itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamar tidur untuk membersihkan cairan-cairan bekas persenggamaan yang melumuri selangkangan dan tubuhku.
    Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Edo yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Edo menusukkan kontolnya ke dalam tempikku dari belakang dengan garangnya.
    Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang-goyangkan pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan.
    Hal ini membuat Edo semakin bernafsu menghujam-hujamkan kontolnya ke dalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang-layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini.
    Tak berapa lama tubuhku mengejang dan…
    ”Dddooo…… oooccchhhh… aacchhh… Ddooo… akk… aakkuu… mmaaauu… kkkeelluuuaaaarrrrrr……” rintihku sambil mencengkeram pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak persetubuhan terlebih dahulu.
    Begitu aku sedang mengalami puncak orgasme, Edo menarik kontolnya dari lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami.

    Namun walaupun sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan ini. Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Edo yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku.
    Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Edo ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu.
    Kemudian Edo melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyedot-nyedot pentilnya yang mancung itu sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.
    Kali ini rupanya Edo ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula-mula Edo membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya.
    Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Edo dan memandunya ke arah lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Edo dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil, ”Occhhh… oocchhh… acchhh… sssshhhh…” desahku dibuai kenikmatan.
    Sementara itu Edo dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil, ”Oocchhh… oocchhh… Mmiiaaaa… ttteeemmpppiikkmuuu… mmmhhhhh…”
    Akupun semakin cepat menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Edo dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.
    Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat.
    ”Ooooccchhhhh…… mmmmhhhhhh… ooocccchhhh…… mmmmhhhhhh……” pekikku keenakan dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Edo.
    Tapi ternyata Edo belum sampai pada puncaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang telah basah kuyup oleh lendir kawin tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Edo mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan garang.
    Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Edo mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku. Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kontol Edo yang semakin lama semakin cepat merojok-rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku.
    Aku merasakan betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Edo yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya.
    Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Edo yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah seksual tertinggi wanita)
    Akhirnya, bersamaan dengan orgasmeku yang entah ke berapa kali aku tak ingat lagi, kulihat Edo tiba juga pada puncaknya.
    ”Mmmiiiaaaa… ooocchhh…………… ooocccchhhhhh… Mmmiiiiaaaaaaaa…………………… ttteeemmmppikkkmmmuuu… ooccchhhsss… aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr……” rintihnya dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut-nyebut namaku sambil mengeluarkan kata-kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak ejakulasinya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya di dalam tempikku dalam waktu yang amat panjang.
    Sementara itu kontolnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh pejunya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan.
    Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kontol Edo masih tetap terbenam dalam tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku.
    Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Edo mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan.
    Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.
    Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali.
    Kulihat kontol Edo mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Edo segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku kembali.

    Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.
    Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Edo sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu di dalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat sangat.
    Edopun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak persenggamaan kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami orgasme secara bersama-sama dengan pasangan bersetubuh!
    Rasanya tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.
    Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang-bayang kehebatan Edo. Tetapi entah kenapa suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal angan-angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Edo. Kuakui malam itu Edo memang hebat.

    Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Edo aku merasakan orgasme berkali-kali, sedang dengan Ki Alugoro cuma sekali. Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Edo masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Edo masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum-kagum.

    Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu.
    Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari, dengan diam-diam aku masih menjalin hubungan dengan Edo tanpa sepengetahuan suamiku. Awalnya di suatu pagi Edo berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi.
    Mulanya aku pura-pura ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi ke sekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku di rumahku sendiri.
    Hubungan sembunyi-sembunyi itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri. Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Edo semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Edo sering melakukan persetubuhan tanpa diketahui oleh suamiku.

    Pernah kami melakukan persetubuhan yang liar di luar rumah, yaitu di taman dibelakang rumah, sambil menatap awan-awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan kenikmatan yang ambooii.
    ”Mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan persetubuhan di tempat terbuka, asal tidak terdapat unsur paksaan!” anganku saat itu.
    Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan di tempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh!
    Sampai di suatu hari, Edo membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama.
    Mula-mula aku agak kaget dibuatnya, tetapi aku pikir-pikir boleh juga ya, hitung-hitung buat menambah pengalaman dalam bersetubuh.
    ”Wuih, pasti lebih seru nih” pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi sambil melihat juga Edo bersetubuh dengan cewek lain.
    ”Eh, tapi.. aku cemburu nggak ya? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami” pikirku lagi.
    Aku malah menambahkan usul kepada Edo, bagaimana kalau dilakukan di taman belakang rumah, habis asik sih! Lagipula aku memang punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku dengan Ki Alugoro maupun dengan Edo, keliatannya dia bernafsu banget dan pengin ikut-ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri sendiri, katanya.
    Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian di rumahnya yang besar itu.
    Ketika hal itu aku katakan pada Edo, dia langsung setuju dan menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan?
    Tentu saja aku jawab secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja di salah satu mall aku mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut.
    Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan sebuah syarat, yaitu itu dilakukan di taman di tepi kolam renang di belakang rumahnya.

    Cerita Sex Suami,Cerita Seks Selingkuh,Cerita Dewasa,Cerita Hot Sex,Cerita Mesum Panas,Cerita Bokep Terbaru

  • Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh

    Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh


    1492 views

    Perawanku – Saya seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda dari saya. Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.

    Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya.

    Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

    Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan.

    Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya. Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan.

    Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Yeni. Kedua kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya  berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

    Mbak Maya, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Maya menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Maya sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Maya sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Maya sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah   orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh.

    Seringkali saat Mbak Maya datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Maya, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Maya menemani saya makan.

    Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Maya. Tapi mustahil. Mbak Maya tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Maya mendadak membuka pintu.

    “Kopinya Dik Andy.” Saya terkejut, dan Mbak Maya buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Maya melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang?

    Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil. Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami.

    Sejak peristiwa Mbak Maya membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Maya masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Rosi yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

    “Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya. Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih. Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya.

    Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Maya. Rosi lebih terbuka, lebih manja. Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. Saya mencoba melupakan Mbak Maya.

    Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Rosi. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah.

    Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. Mungkin si Rosi langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan.

    Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Maya di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar.

    Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Maya, Rosi dan kakak Rosi, Mayang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Maya memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Maya. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Maya pun demikian.

    Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami.

    “Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Maya mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat.

    Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Maya. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

    “Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.” “Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

    “Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Maya memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

    Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Maya seperti kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Maya mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Maya kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai  bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Maya. Tapi Mbak Maya menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. “Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Maya tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Maya berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi.  Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar.

    Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Maya. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. “Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Maya segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Maya ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek.

    Mbak Maya mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Maya hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

    Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Maya membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Maya menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Maya mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak. “Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget. “Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil. Mbak Maya mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Maya. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Maya..

    “Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Maya mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Maya tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Maya. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur.

    “Hm,” Mbak Maya menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Maya merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. “Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Maya.  Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Maya adalah kamar mertua saya.

    Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Maya. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib.

    Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Maya. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur.

    Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Maya. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

    Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Maya. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Maya benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

    Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Maya. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks. Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Maya sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain. Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur.

    Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Maya atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang. Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

    Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu. Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami. Setelah kamar Mayang, kakak Rosi, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Rosi yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

    Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Rosi selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng. Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Rosi yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.

    Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Rosi untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa. Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Rosi. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Rosi.

    Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng. Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

    Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Rosi. Ada sekitar 15-an orang. Saya membiarkan Rosi berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Rosi memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Maya, baru Yeni, istri saya. Mayang yang terjelek. Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu.

    Sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu. “Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut. “Nggak enak liat Mas Andy mencangkung sendirian,” kata Rosi duduk di sebelah saya. “Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Rosi kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang. Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya. Sesekali tangan Rosi memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Rosi menuju meja untuk minum.

    Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Rosi pulang. Saya segera mengajak Rosi pulang juga. “Bentar dong Mas Andy, please,” kata Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Andy gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.” “Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi. Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Rosi jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

    Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Rosi mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

    Sungguh menyenangkan. Rosi yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Rosi mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk.

    “Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang. “Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih suka coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga. “Saya horny Ros.” “Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

    Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya. “Pacaran ama Rosi mau nggak?” kata Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.” “Kalau ama Mas Andy dijamin Ibu gak marah.” “Sok tahu.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan. Begitu duduk. Langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku.

    “Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya saya. “Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari  payudara. Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan. Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya.

    “Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Rosi terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya.

    Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?” Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya.

    Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Maya. Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya. Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya. “Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja. Saya mulai dihinggapi kecemasan.

    “Ros..” “Yaa” “Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.” Saya menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? Ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” Dia mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” Saya kembali menjalankan motor. “Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya. Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. Saya benar-benar takut akibatnya. Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya.

    Saya hanya menikmati Rosi di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Yeni. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Maya.

  • Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1972 views

    Perawanku – Namaku Edi saat ini aku menjalin hubungan serius dengan salah satu wanita yang sudah lama menjadi pacarku. Sebut namanya Linda, dia masih berumur 20 tahun sedangkan aku berumur 31 tahun. Beda banyak dengan calon istriku itu, tapi dia begitu baik dan perhatian padaku. Mungkin karena hubungan kami di landasi saling suka tanpa ada kata yang namanya perjodohan.

    Tapi meskipun aku begitu mencintainya, bukan tidak sanggup aku menghianati cintanya bahkan aku menghianati dia dengan seseorang yang sangat dekat dengannya. Aku pernah melakukan hal seperti cerita sex dengan mamanya Linda, meskipun sejak awal kami tidak ada keinginan untuk melakukan hal ini. Tapi yang namanya nafsu jika sudah memenuhi otak kita termasuk aku, hingga jadilah aku bercinta dengan Mama Linda.

    Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengan calon mertuaku itu, ketika aku datang untuk menemui Linda. Karena Linda tidak bekerja ataupun masuk kuliah, jadi meskipun setiap hari aku kerumahnya dia pasti ada. Linda tipe gadis yang nggak suka neko-neko dia begitu pendiam bahkan jarang keluar dari rumahnya, dan hal itu menambah nilai plus bagiku.

    Tapi siapa sangka aku harus menghianatinya, pas di depan matanya juga. Hari itu aku pergi menemui Linda di rumahnya, tapi Linda tidak ada di rumah dan hanya mamanya yang menemuiku sore itu. Kemudian dia menyuruhku untuk menuggu LInda di dalam rumahnya, sempat aku melihat majalah yang di bawa masuk calon mama mertuaku, yakni majalah cerita sex.

    Dia langsung membawa masuk majalah itu,hingga beberapa saat kemudian dia datang dan membawakan aku sebuah minuman. Langsung saja aku minum dan mengobrol dengan Mama Linda waktu itu, tidak terasa hampir satu jam aku mengobrol dengannya. Akhirnya aku melihat mama mendekat, aku masih belum paham maksudnya karena selama ini Mama Linda begitu sopan padaku.

    Tapi begitu dia mencium pipiku aku jadi salah tingkah, mau menepisnya takut kurang sopan, mau membiarkannya dia mama dari pacarku. Tapi karena Mama sudah begitu sange akhirnya aku membiarkannya malah aku semakin menikamti permainan lidahnya yang menjilat seluruh wajah dan leherku setelah itu bermain di dada bidangku, yang sempat di buka beberapa kancing bajuku.

    Aku begitu menikmatinya apalagi di tambah dengan elusan halus dari tangannya. Membuat adik kecilku ikut bangun dari tidurnya, terasa tangan mama menyusuri pangkal pahaku. Begitu dia pegang kontolku tanpa menunggu lama dia kocok kontolku dengan remasan hangat dari tangannya, Aku hanya menatap wajah cantik Mama Linda dan beralih melihat toketnya yang lebih besar dari toket Linda.

    SEjenak aku hanya melihatnya tapi ketika toket itu seakan meminta untuk di pegang. Dengan satu tanganku akhirnya aku remas toket Mama mertuaku, layaknya dalam cerita sex dia mendesah sambil memandang ke wajahku. Seakan dia meminta lebih untuk segera aku puaskan nafsunya. Mama mengulum kontolku kedalam mulutnya karena sudah tidak muat akhirnya dia mainkan lidahnya.

    Meski hanya di ujung kontol yang lebih terasa tapi itu sudah membuatku merasa nikmat juga ” Ooogggghhh… pe… lan….Ma… ooouuugghh… ” Mama tidak mendengar desahan permintaanku, malah dia semakin asyik memainkan adik kecilku itu. Akupun menggoyangkan pantatku di depan mulutnya. Dengan memasukkan dan mengeluarkan kontolku membuat mulut Mama semakin sibuk saja.

    Karena tidak mampu atau tidak tahan akhirnya aku mendorong tubuh Mama hingga terlentang di kursi panjang ruang tamu itu. Sambil menggoyang tubuhnya aku meremas-remas teteknya ” OOoggghhh… ooouuuggghh… aaaaggghhh… aaaaggghhh… uuuuuuuuuuugghhhhhhh… ” Desahan Mama seperti dalam pemein cerita sex, dia meliuk-liukkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Memek Mama terasa mengapit kontolku di dalamnya. Bahkan seperti ada yang memberikan sentuhan berbeda pada kontolku, aku semakin cepat menggoyangnya dan semakin cepat pula mama mengimbangi permainanku. Karena aku sudah terlihat capek, mama menyuruhku untuk rebahan di bawah tubuhnya, bagai anak ayam aku mengikutinya, saat itulah dia menunggangi tubuhku.

    Setelah itu aku melihat Mama menuntun kontolku, untuk dapat masuk kedalam memeknya. Begitu kontolku menancap dia langsung menggerak-gerakkan tubuhnya. Bagai ular yang meliuk-liuk sesekali Mama memutar pantatnya. Jika dia lakukan hal itu aku menjadi mengerang ” OOouuwwww… ooouuwwwww… ooouuwwww… aaaaagghhh… aaaagghh… ” Menahan sesuatu yang terasa nikmat.

    Tubuh bugil Mama begitu menggoda. Kulitnya begitu mulus dengan warna putih cerah, beda denga Linda yang memiliki kulit kuning langsat. Karena yang aku tahu Papanya memang turunan Jawa asli. Lama mama bermain kuda-kudaan di atas tubuhku, akupun meremas teteknya yang begitu sintal dan begitu besar dengan puting lumayan gede juga. Puas aku memainkan tetek itu.

    Mama sudah hampir mencapai klimaks, dia semakin cepat bergoyang di atas tubuhku. Bahkan tubuhnya sudah sedikit licin oleh keringat. Ketika aku hendak memegangnya terasa licin kulitnya ” Oouugghh… Edi… mama Nggak kuat sayang… ooouuuggghh…. ooouuuggghhh…. aaagghh… ” Dia menggelinjang di atas tubuhku sambil memejamkan matanya, menikmati klimaks dari dalam memeknya.

    Gerakannya melambat tapi aku langsung membalikkan tubuhnya, begitu aku menindihnya dan tertancap dengan pasti kontolku pada memeknya. Saat itu juga gerakkan pantatku dengan begitu keras menghujam memek Mama yang sudah basah ” OOuugghh…. aaaaaggghhh… ooouuuuggghh… Mama… Edi juga Ma…. ooouuuggghhh… ” Aku bergerak tidak lagi beraturan di atas tubuh Mama.

    Diapun seakan mengerti kalau aku akan mencapai organsme, begitu aku tekan lama kontolku yang menyemburkan lendir hangat dalam memeknya. Saat itu dia mendekap tubuhku yang lemas tak bertenaga. Akupun melingkarkan tanganku poda pinggangnya. belum sempat aku merapikan diri dari cerita sex ini, tiba-tiba dari arah pintu terdengar orang memekik dan setelah terbunyi bruuk.

    Setelah aku lihat ternyata Linda baru datang dan pingsan seketika melihat kami berdua melakukan cerita sex di ruang tamu itu. Kamipun panik dan mengambil baju yang berserakan di lantai. Saat itu juga aku mengangkat tubuh Linda dan berusaha menyadarkannya, setelah agak lama Linda pingsan akhirnya dia terbangun, namun begitu melihatku dan Mamanya kembali dia pingsan.

  • Belajar Seks Dari Mama Dan Tante

    Belajar Seks Dari Mama Dan Tante


    1721 views

    Cerita Sex ini berjudulBelajar Seks Dari Mama Dan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini adalah kisah nyata dari pengalaman sex aku dengan mama dan tante aku. Cerita ini dimulai ketika aku berusia 20 tahun.

    org Saat itu tante Rina datang dan menginap selama beberapa hari di rumah karena suaminya sedang pergi keluar kota. Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. Tante Rina berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.

    Aku suka lihat tante Rina kalau sudah memakai celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, merangsang. Tante Rina adalah adik kandung Papa aku.

    Waktu itu hari aku tidak masuk kuliah. Aku diam di rumah bersama mama dan tante Rina. Pagi itu, jam 10, kulihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dari kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pahanya yang putih mulus. Mama berusia 38 tahun. Sangat cantik.

    Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya.

    Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati pintu, lalu aku intip dari lubang kunci. Terlihat mama sedang membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat menggairahkan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

    Secara otomatis tangan aku meraba kontol dari luar celana, lalu meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keindahan tubuh merangsang mama. Karena sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil membayangkan menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku orgasme.

    Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

    “Roy!” panggil mama.

    “Ya, Ma” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

    “Ada apa, Ma?” tanya aku.

    “Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya” kata mama sambil tengkurap.

    “Iya, Ma” jawab aku.

    Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai memijit kaki mama dari betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku. Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih” tanya aku.

    “Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

    “Seluruh badan mama,” jawab aku.

    “Ya sudah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

    “Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

    “Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku. Fontana99

    “Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

    Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

    “Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

    “Mm.. Roy takut mama marah” jawab aku.

    “Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

    Karena sudah mendapat angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dari luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. kontol aku sudah mulai mengeras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku. Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

    Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam. Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.

    Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai bergoyang agak cepat.

    “Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

    “Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

    “Roy tidak tahan menahan nafsu…” kataku lagi.

    “Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

    “Sini berbaring dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

    “Sini berbaring Roy,” ujar mama lagi.

    “Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

    “Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemudian aku berbaring di samping mama.

    Mama menatapku sambil membelai rambut aku.

    “Kenapa bernafsu dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

    “Mama marahkah?” tanya aku.

    “Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

    “Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

    “Berarti anak mama sudah mulai dewasa,” kata mama.

    “Kamu benar-benar mau sayang?” tanya mama.

    “Maksud mama?” tanya aku.

    “Dua jam lagi Papa kamu pulang…” hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dari luar celana.

     kaget sekaligus senang. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

    “Buka pakaian kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

    Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.
    “kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

    “Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, sayang?” tanya mama.

    Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, entah apa artinya.

    Lalu mama menarik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya.

    Hisapan dan permainan lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

    “Enak sayang?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

    “Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

    “Sini sayang. kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menarik tanganku.

    Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

    “Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

    Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

    “Enak, Roy?” tanya mama.

    “Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

    “Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama kelihatan berkaca-kaca.

    “Karena mama sayang kamu, Roy…” jawab mama.

    “Sangat sayang…” lanjutnya.

    “Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

    Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

    “Roy juga sangat sayang mama…” ujarku.

    “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

    “Mama mau keluar…” desah mama lagi.

    Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

    “Ohh.. Enak sayangg…” desah mama lagi ketika dia mencapai orgasme.

    Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dari kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

    “Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil memeluk tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

    “Keluarin sayang…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

    “Keluarin di dalam aja sayang biar enak…” bisik mama mesra.

    Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

    “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

    “Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

    “Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi pulang!” kata mama.

    Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.
    Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante Rina masih nonton TV. Tante Rina memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu.

    Tiba-tiba tante Rina bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya tante Rina.

    “Hayo, ngapain..?” tanya tante Rina lagi sambil tersenyum.

    “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

    “Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam,” tanyanya lagi.

    “Curigaan amat sih, tante?” kataku sambil tersenyum.

    “Tante hanya merasa aneh saja waktu tante denger ada suara-suara yang gimanaa gitu…” ujar tante Rina sambil tersenyum.

    “Kayak suara yang lagi enak…” ujar tante Rina lagi.

    “Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah…” ujarku sambil bangkit.

    “Maaf dong, Roy. Tante becanda kok…” ujar tante Rina.

    “Kamu mau kemana?” tanya tante Rina.

    “Mau tidur,” jawabku pendek.

    “Temenein tante dong, Roy,” pinta tante.

    Aku kembali duduk dikursi di samping tante Rina.

    “Ada apa sih tante?” tanyaku.

    “Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab tante Rina.

    “Kamu sudah punya pacar, Roy?” tanya tante Rina.

    “Belum tante. Kenapa?” aku balik bertanya.

    “Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum punya pacar?” tanya tante lagi.

    “Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

    “Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya tante Rina pelan sambil wajahnya didekatkan ke wajahku. Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

    “Ni tante lagi horny kayaknya…” pikir aku.

    Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante Rina. Tante Rinapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono tante Rina. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya.

    “Mmhh..”

    Suara tante Rina mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Rinapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. kontolku langsung tegang.

    “Roy, pindah ke kamar tante, yuk?” pinta tante Rina.

    “Iya tante…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar tante Rina.

    Setiba di kamar, tante Rina dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua pakaian di tubuh aku.

    “Ayo Roy, tante sudah gak tahan…” ujar tante Rina sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

    Aku segera menindih tubuh telanjang tante Rina. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap puting susu tante Rina sambil meremas buah dada yang satu lagi.

    “Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah tante Rina sambil tangannya memegang kepala aku.

    Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Rina segera melebarkan kakinya mengangkang. memek tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante Rina terutama bagian kelentitnya.

    “Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus sayang…” desah tante Rina sambil badannya mengejang menahan nikmat.

    Tak berapa lama tiba-tiba tante Rina mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

    “Oh, Roy.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah tante Rina.

    Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek tante Rina, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. Tante Rina langsung membalas ciumanku dengan mesra.

    “Isep dong kontol Roy, tante…” pintaku.

    Tante Rina mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah tante Rina dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya. Tante Rina langsung menghisap dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghisap dan menjilat kontolnya lebih pintar dari mama.

    “Udah tante, Roy udah pengen setubuhi tante…” kataku.
    Tante Rina melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

    “Ayo, Roy.. Tante sudah tidak tahan…” bisik tante Rina.
    Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. kontolku keluar masuk memek tante Rina.

    “Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.

    “Ah, biasa saja, tante…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.
    Selang beberapa lama, tiba-tiba tante Rina mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

    “Roy, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.
    Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

    “Tente udah keluar, sayang…” bisik tante Rina.

    “Kamu hebat.. Kuat…” ujar tante Rina.

    “Terus setubuhi tante, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

    Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.

    “Roy mau keluar, Tante…” kataku.

    “Jangan keluarkan di dalam, sayang…” pinta tante Rina.

    “Cabut dulu…” ujar tante Rina.

    “Sini tante isepin…” katanya lagi.

    Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. Tante Rina lalu menghisap kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut tante Rina banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut tante Rina.

    Tante Rina dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan tante Rina.

    Aku segera berpakaian. Tante Rina juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

    “Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante Rina.

    “Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya tante sambil memeluk aku.

    “Kapan saja tante mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

    “Terima kasih, sayang,” ujar tante Rina.

    “Roy kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur,” kataku.

    “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

    Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

    “Roy, semalam kamu ngapain di kamar tante Rina sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

    Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

    “Iya, Ma.. Roy suka tante Rina,” jawabku.

    “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.

    “Kalian hati-hatilah…” ujar mama lagi.

    “Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

    “Karena mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

    “Terima kasih ya, Ma…” kataku.

    “Roy sayang mama,” kataku lagi.

    “Roy, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

    “Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

    “Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

    “Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

    “Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

    Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan tante Rina kalau ada kesempatan. Walau sudah agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di rumah tante Rina kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di hotel.

    Sedangkan dengan mama, aku sudah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan hanya 2 kali. Itulah pengalaman kisah nyata aku. Aku tuliskan dengan sebenarnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • 6 jam Bercinta Di Kota Bogor

    6 jam Bercinta Di Kota Bogor


    1188 views

    Kisah Seks Abg Berjudul ” 6 jam Bercinta Di Kota Bogor ” Cerita Seks,Cerita Hot,Cerita Bokep Cerita ngentot Terbaru 2017.

    Perawan – Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari 2010, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Bogor dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini sekian tahun yang lalu. Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.

    Cerita Sex 6 jam Bercinta Di Kota Bogor


    Sampai di Bogor saya bingung ingin kemana dulu sebab setelah sampai, ada rasa rindu di dada untuk mengetahui lebih lama tentang perubahan kota ini. Setelah berkeliling Kebun Raya saya merasa penat, akhirnya saya mampir ke pusat jajan di Mal Pasar Bogor. Pikiran saya menerawang jauh ke masa lalu, sambil berjalan saya mengamati banyak orang lalu lalang di sekitar mal tersebut.Dalam hati mudah-mudahan ketemu teman, jadi kan enak bisa ada yang temani.

    Ketika saya menuju sebuah tempat duduk di pusat jajan saya berpapasan dengan seorang wanita, yah sekitar 25 tahun dengan berpakaian rapi seperti karyawati umumnya. Dengan tersenyum saya menyapa, “Hai,” masalahnya wanita itu telah tersenyum duluan dengan saya. Perlu diketahui saya memang kuper bila berhadapan dengan wanita, saya tidak berani bicara dahulu tanpa didahului.“Rasanya saya pernah kenal dengan.. Mas..”Wah saya dipanggil “Mas”, tapi tidak apa deh, dengan senyum lagi saya jawab,“Dimana..”Dengan sedikit basa-basi akhirnya saya perkenalkan diri saya dan saya ajak makan bersama, kebenaran saya sedang lapar, eh dia juga mau.

    Sambil menikmati makanan, saya banyak diam sebab saya takut, jangan-jangan saya dijebak oleh sesuatu yang saya tidak tahu kemudian saya diperas, pikiran tersebut selalu menghantui saya.Tapi lama-kelamaan saya mulai memahami situasi. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Nadia yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi.Dengan sedikit berhati-hati saya memberanikan diri untuk mengajak Nadia untuk beristirahat, sebab dari pembicaraan antara saya dengan dia saya simpulkan Nadia juga sedang sumpek pikirannya, dia sedang mencari luapan emosi yang mendera di hatinya. Dengan sedikit halus Nadia menolak ajakan saya, sebab katanya dia takut saya berbuat jahat. Wah pikirannya sama dengan saya. Terus saya pikir lagi, mungkin wanita ini perempuan yang tidak benar (maaf.. WTS), tidak tahunya wanita benar-benar wanita karier, tapi belum menemukan karier yang jelas.

    Dari gaya bicaranya Nadia suka dengan saya, kemudian saya melanjutkan lagi diskusi sampai hampir sejam lebih. Dengan sedikit ragu saya ajak kembali, akhirnya dengan senyum dia menyetujui tapi dengan syarat, katanya bahwa saya jangan macam-macam. Wah saya jadi gemetar, tapi naluri seorang laki-laki normal saya katakan, saya tidak akan macam-macam apabila dia tidak mecam-macam juga.

    Oke, sepakat kami menuju sebuah tempat di daerah pinggiran kota Bogor, tempatnya mendukung untuk sepasang yang sedang gundah gulana untuk mengemukakan perasaan yang lebih jauh. Saya pesan sebuah ruangan paviliun yang terdiri dari kamar mandi, kamar tidur dan ada teras di dalam dengan nuansa alami. Yah di situlah saya melanjutkan kisah cerita dari hati ke hati. Saya mendengarkan dengan sabar tapi sesekali saya berikan pandangan yang luas tentang arti hidup, mamang kata teman-teman saya, saya dapat memberikan rasa nyaman bila bicara, itu kata teman-teman saya (khususnya yang wanita) saya sendiri tidak merasa demikian, wah GR nih.

    Kurang lebih setengah jam berlalu tanpa saya duga sambil bercerita Nadia menangis sambil merapatkan kepalanya di lengan saya, wah saya jadi gerogi tapi saya tahan untuk terus memberikan dorongan moril. Tapi sekali lagi sebagai laki-laki normal saya tidak bisa menahan gejolak kelaki-lakian saya, saya usap rambutnya sambil membelai-belai, tak lama kemudian tangisnya reda. Kami saling berpandangan sekian detik.Detik selanjutnya Nadia memeluk erat tubuh saya, wah saya semakin tidak karuan dibuatnya. Dengan bisikan halus saya mengingatkan jangan macam-macam, terus Nadia malah mempererat pelukannya dan berkata sepertinya kami memang sudah macam-macam, wah tantangan nih saya pikir. Saya balas pelukannya dengan sedikit perlahan-lahan dan saya kecup keningnya, dengan refleks Nadia mencium bibir saya, yah saya layani dengan sedikit hati-hati, saya takut hatinya masih rapuh dan terbawa emosi saja.

    Semakin lama ciuman kami semakin panas, saya mulai melakukan aksi menjalankan kewajiban sebagai seorang Bani Adam memberikan kenikmatan kepada seorang Bani Hawa. Dengan pasrah dibiarkannya buah dadanya saya usap-usap terus saya remas dengan sepenuh perasaan. Sedikit demi sedikit saya lepaskan baju kerjanya yang terdiri dari beberapa kancing. Akhirnya terlepas sudah baju dengan tangan kanan saya letakkan di atas meja sedang tangan kiri terus bergerilia antara “Gunung Sahari” hingga ke “Gunung Agung”.Sementara lidah kami terus bergelora saling melilit sesamanya. Semakin ganas saja rupanya tanpa sedikit sabar kameja saya direnggutnya, saya maklum gelora nafsunya semakin naik, dia lepaskan bibirnya kemudian menjilat-jilat leher saya. Wah saya tidak tinggal diam, saya telusuri dengan lidah di balik telinga terus merayap ke leher dengan sedikit gigitan kecil, lalu saya kulum ujung payudaranya yang sedikit kecoklatan, semakin mengejang payudaranya.

    Saya gigit-gigit kecil, “Ahh.. hh.. Mass.. tekann teruss..”Tanpa saya sia-siakan, saya gotong tubuh setengah bugil ke atas tempat tidur dan saya rebahkan, kemudian saya lepas roknya, terlihatlah seonggok daging yang masih terlapisi sehelai bahan tipis yang tembus pandang. Saya terpana sejenak dengan pemandangan yang sangat indah yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Terus saya buka perlahan-lahan sambil saya jilati dari pangkal paha sampai ujung kaki, saya buat Nadia seperti mimpi. Tanpa saya perintah celana panjang saya dilepasnya hingga CD saya pun dilepaskan.

    Wah “adik” saya itu rupanya sudah menggeliat dengan sangat elegans. Diusapnya dengan belaian halus sambil sesekali dipijit, “Aahh.. ahh,” saya melenguh semakin nafsu. Tiba-tiba dihisapnya ujung batang kemaluan saya, “Aahh.. ahh.. jangann!” dengan reflek saya angkat kepalanya, saya memang belum pernah dihisap kemaluan saya oleh siapapun. Saya takut kena penyakit, kata orang-orang pintar.

    Tapi tindakan saya malah membuat matanya semakin syahdu, liar, nafsu, campur aduk. Ditepisnya tangan saya, dikulumnya lagi sambil bergerak maju mundur. Pikir saya, biarin deh saya yakin dia wanita bersih. Saya merasakan dunia ini berputar, “Nikmatt.. ahh.. ahh terus yang kencang sedotnya.. ahh.. ahh..” tangan saya terus meremas-remas rambutnya yang terurai bebas lepas seperti nafsu manusia bila lepas kendali. Samaikn lama ujung kemaluan saya berdenyut-denyut menandakan saya hampir klimaks.Saya sadar, kemudian saya minta lepaskan untuk memberi peluang istirahat, dengan sedikit merenggangkan kedua pahanya, saya usap dengan jari tengah bibir kemaluannya yang sudah basah dengan lendir kewanitaan. “Ahh..” lenguhan panjang terdengar, saya teruskan dengan menjilati hutang kemaluan di sekitar liang kemaluan.“Eehaacckk.. aahh.. aahh..” pantatnya digerakkan semakin liar dengan kedua tangan menyanggah tubuhnya.

    Sedikit saya gigit ujung klitorisnya dia bergelinjang hingga terlepas dari jangkauan lidah saya. Saya berusaha menghampiri lagi tapi.. “Maass.. jangan terusskan.. ahh..” sambil tangannya menggenggam batang kemaluan saya dan ditariknya menuju liang kemaluannya yang sudah siap untuk dimasuki benda tumpul.Dengan susah saya tekan, tidak berhasil akibat licinnya landasan kemaluannya dan sempitnya lubang surganya. Tapi tanpa kehilangan kontrol akhirnya saya berhasil masuk, “Aahh.. ahh..” Saya diamkan beberapa detik di dalam kemudian saya gerakkan perlahan-lahan sambil meresapi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekkan antara dua kutup yang saling membutuhkan. Sepuluh menit berlalu kami saling cengkram, saling gigit, saling goyang, dan seterusnya akhirnya saya berinisiatif untuk di bawah agar kenikmatan ada pada wanita.

    Tanpa membuang waktu Nadia menggerakkan pantatnya turun naik sambil berputar putar mencari titik kenikmatan yang sangat dasyat dengan beberapa gerakan tertentu. Saya merasakan Nadia semakin nikmat bila pergerakan sedikit menekan ke arah samping kanan, mungkin disitulah letak syaraf yang sangat sensitip bahkan super sensitip untuk dinikmati oleh seorang wanita yang tengah dirasuki nikmat yang luar biasa. Suara kami saling bertalu seirama dengan gerakan yang semakin dasyat. “Aakhh..” dengan menghimpitkan kedua pahanya Nadia melenguh dengan kencang dan kejang. Wah, sudah orgasme rupanya sang betina. Saya semakin nafsu dibuatnya.

    Beberapa saat saya balikkan tubuhnya, saya tekan dengan kemaluan saya yang menurut ukuran sedikit di atas normal dan berurat-urat. Hal itu dikatakan oleh Nadia sebelum kami bertempur tadi. Saya tekan dari belakang, “Aahhk..” saya pikir masuk ke liang dubur kok sempit sekali tapi tidak tahunya benar-benar di liang kemaluannya, yang konon katanya bila dimasukkan melalui belakang, dinding kemaluan semakin rapat sehingga dapat menyedot benda-benda yang ada di sekitarnya.“Teruss.. teruss tekan.. ahkk,” tangan saya tak lepas dari pentil payudaranya. Semakin lama ujung kemaluan saya berdenyut keras, menandakan akan ada badai dasyat. Saya hentikan tekanan kemaluan saya dalam lubang kemaluannya. Saya balikkan lagi tubuhnya dengan sangat perlahan tapi pasti. Saya ambil bantal untuk mengganjal pantatnya yang seksi agar ruang gerak kemaluan saya dapat masuk ke lembah yang lebih dalam dan dasyat lagi.

    Benar juga, setelah saya lepaskan “torpedo” saya, Nadia bergelinjang sangat dasyat, “Ahhk.. ah.. akk.. Mass.. kamu kok.. hbff..” wah tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkan secara normal. Begitu pula saya dengan sedikit sisa tenaga yang ada, saya tekan sekuat perasaan. Beberapa detik kemudian saya sadar akan bahaya bagi Nadia.  bisikan beberapa kata, “Yang.. saya.. tumpahkan.. dimaanaa..” dengan tersenyum dan mata yang telah hilang hitamnya didekapnya saya sangat erat sambil berucap, “Te.. terussin.. Maass..” dengan ucapan demikian saya mempercepat gerakan tapi pasti, akhirnya..“Aahhk.. aohh.. nnff.. ahh..”“Crott.. crott.. crott.. crot..”Saya dekap tubuhnya dengan sangat erat, saking dasyatnya permainan ini hingga saya takut kehilangan momentum yang tidak pernah saya dapati ini.Saya dan Nadia saling peluk. “Terima kasih.. Mass.. karena telah.. memberikan semangat lahir dan batin,” sambil mengecup kening saya. Saya hanya tersenyum penuh arti. Akhirnya saya berpisah dan hingga saat ini saya tidak pernah bertemu lagi. Jika dipikir-pikir hal itu bagai mimpi, tapi itu kenyataan adanya. Sering saya melamun, akankah hal itu dapat terjadi lagi? jawabnya ada pada kenyataan alam.

    Oke, bagi rekan-rekan yang ingin mengoreksi atau mengomentari atau berteman atau lebih dari itu, saya hanya manusia biasa yang dapat menerima dengan ikhlas. Layangkan ke e-mail saya. Hanya orang dewasalah yang akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Sahabatku

    Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Sahabatku


    1687 views

    Perawanku – CerCerita Sex Bercinta Dengan Adik Sahabatku, Sebut saja namaku Rio. Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket. Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga. Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah. Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan. aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku. ”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati “tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh.” Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan. Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar. “Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini. Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya.. Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella. Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya. Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja. Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.” Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit. Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok” Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm. Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali. Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu. “Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya. Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini. “Coba donk masukkan ke mulut Sella“ “ takut kak”… ” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku “ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya “ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..” Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata “Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya. Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali … Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya. Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya.. Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya. “Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..” Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme. Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya.. “Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit” “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.” Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku. Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya. Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku.. “Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella.. Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu. Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini.. Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi.. Mulai pada saat itu kami sering melakukan hubungan intim di mana saja kita ketemuan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1404 views

    Perawanku – Kejadian cerita seks ini berawal pada pertengahan bulan Mei tahun 2010, pesta seks yang aku lakukan dengan beberapa wanita abg ini sungguh mengesankan dan tidak pernah aku lupakan pengalamanku ini. Sungguh cerita panas dan cerita dewasa yang aku rasakan kali ini membuat gairah dan gelora jiwa mudaku bergejolak. Diawali dengan phone seks, masturbasi dan terjadilah kenikmatan ngentot memek dan pepek-pepek wanita abg yang yahud ini.

    Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,

    “Hey.. kok.. melamun?” katanya.
    Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
    “Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
    “Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
    “Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
    “Kemana Tante?” tanyaku.
    “Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

    Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

    Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,

    “Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
    “Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.

    Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

    “Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.
    “Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.
    “Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.
    “Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,
    “Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi
    “Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

    Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. “Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

    Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.
    “Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
    Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

    “Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”
    Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
    “Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”
    Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
    “Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.

    Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
    “Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”
    “Kenapa Tante?”
    “Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”
    “Ooohh..?” jawabku.
    “Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.
    Selang beberapa menit,
    “Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”
    “Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”

    Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
    “Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
    “Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.

    “Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.
    Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”
    “Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”
    Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
    “Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”
    “Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”
    Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
    “Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.

    Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
    “Ada apa Mbak?” tanyaku.
    Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
    “Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”
    Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
    “Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.
    “Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang,” dia mempertegas.

    Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
    “Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.
    “Sakit Mbak?” tanyaku.
    “Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”
    Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
    “Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
    “Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”

    Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
    “Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.

    Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
    “Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”
    “Ii.. ittuu.. ada..?”
    “Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
    “Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”
    Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.
    “Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.
    “Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.
    “Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.
    “Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.
    “Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
    “Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”
    “Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.
    “Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”

    Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
    “Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.
    “Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”

    Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

    Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
    “Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
    “Mau sekali Kak..?” jawabnya.
    “Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?” jawab polosnya.

    Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
    “Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
    “Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”
    Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
    “Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.
    “Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
    “Enak.. sekali.. Kak Dewa..”
    “Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
    “Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.

    Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
    “Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.
    “Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi

    “Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.
    “Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
    Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
    “Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”
    “Bleess.. Bless.. Bleess..”

    “Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
    “Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
    “Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.
    Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
    “Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.
    Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
    “Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”

    Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
    “Aku mau keluar nih?”
    “Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”
    Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
    Crott.. Croott..
    “Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.
    “Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.
    “Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”
    “Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.
    “Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”
    Ccrroott.. Crroott.. Crott..
    Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

    Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

  • Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1671 views

    Perawanku – Aku ini termasuk jauh dari keluarga yang berada di kota lain, siswa kelas 2 SMUN ini berjuang menuntut ilmu di kota yang dahulu banyak orang menjulukinya kota kembang nan indah dan permai tetapi sekarang sudah berubah total menjadi kota mall dan factory outlet, panas dan gersang. Aku sementara tinggal bersama keluarga Pak Sis yang sudah menganggapku anak sendiri, karena beliau memang sudah sedemikian lama memiliki hubungan baik juga dengan orangtuaku.

    Pak Sis sendiri merupakan salah seorang pimpinan perusahaan yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah karena tuntutan tugasnya, tetapi tidak sama halnya dengan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga yang baik dan setia terhadap suaminya dan selalu siap di rumah untuk mengurus segala keperluan rumah tangga. Ibu dan bapak Sis mempunyai dua orang anak perempuan yang cantik-cantik, mereka bernama Tia yang baru berusia 7 tahun dan Sonya yang berusia 11 tahun. Aku sangat akrab dengan keduanya dan aku selalu berusaha untuk menyayangi dan melindungi mereka.

    Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR. Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa sih acAara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu?

    Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya. “Ah.. biarlah orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi”, nuraniku berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap berusaha keras. Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia punya film seks Indonesia yang judulnya BLA dan yang mainnya mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi top.

    Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang sekolah kita tonton rame-rame. Siang itu, kami berbondong-bondong menuju rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan VCD player. Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.

    Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat mereka sedang duduk di sofa, menghadap kamera dan saling berciuman mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk, sementara si pria yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali. “Ahh.. yang itu sih biasa”, begitu terdengar temanku berkata dan ia pun mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.

    Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah. “Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu” kataku. “Uuh.. itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!” kudengar temanku si Ucok menyahut. “Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!” begitu kata teman yang lain. “Beres.. pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah selesai kalian wajib nonton!” janji Ucok, lalu kita semua tertawa mendengar bualannya itu.

    Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat! Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya, sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada mobil Honda CRV milik Pak Sis, “kok tumben Pak Sis sudah pulang siang hari gini?” pikirku. Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan. “Ibu mau ke mana?” tanyaku bingung. “Ooh.. ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari” jawab ibu Sis. “Lho, apa Tia juga diajak?” tanyaku. “Oh.. iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan” jawab Pak Sis. “Iih.. papa curang! Masa Sonya ngga diajak! Sonya kan juga pengen ke Dufan!” tiba-tiba Sonya keluar dari kamarnya. “Sonya sayang, nanti kalo Sonya sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak” jawab Pak Sis meyakinkan Sonya. Pak Sis kemudian memberikan Sonya sebuah boneka beruang. “Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong” kata Pak Sis membujuk Sonya.

    Sonya lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata “papa janji ya, jangan lupa lho!” kata Sonya. “Iya sayang, papa janji!” jawab Pak Sis sambil mencium kening Sonya. “Sonya sayang, mama juga berjanji akan mengajak Sonya bersenang-senang di Dufan kalau Sonya sudah libur” kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan dan kiri Sonya. “Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?” tanya Pak Sis pada pembantunya. “Sudah semuanya pak” jawab si Was. “Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?” tanyaku. “Iya untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat, bapak dan ibu titip Sonya dan rumah padamu, jaga Sonya dan bantu dia dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?” begitu pesan Ibu Sis yang disampaikannya padaku. “Baik bu” jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Sonya yang ada di rumah.

    Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Sonya kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera membantu Sonya mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah murni karya anak bangsa ini sendirian.

    Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa Sonya sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya kubesarkan Sonya tidak akan terbangun. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku anggap syuur untuk kunikmati kembali. Setelah puas menonton segera kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur. “Baang.. abaang.. bangun udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?” sayup-sayup kudengar suara Sonya yang berusaha membangunkan aku. Hah! Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Sonya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.

    Setelah siap, aku segera mengantarkan Sonya ke sekolahnya dan setibanya di sekolah Sonya kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu, saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum kukeluarkan, apabila Sonya sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan menyetelnya sendiri. Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya. Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Sonya yang sudah berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.

    Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan Sonya sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya, “S.. Sonya kok udah pulang?” tanyaku gugup. “Eh abang, iya nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Sonya dianterin ibunya Ani pulang” jawab Sonya. “Ooh begitu.. eh, Sonya sedang nonton film apa?” tanyaku lagi. “Film kartun” jawab Sonya. Ahh.. lega perasaanku tapi tiba-tiba Sonya berkata, “ini film VCD punyanya abang ya?” pertanyaan Sonya ini membuatku terkejut setengah mati tak bisa menjawab. “Tadi Sonya nonton filmnya, iih ada laki dan perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?” Sonya kembali bertanya.

    Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad, “itu film seks Sonya, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh menonton” jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya. “Tapi papa mama bilang kalau Sonya sudah besar sekarang, jadi Sonya boleh dong nonton film itu” kata Sonya. “Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen” jawabku. “Iya Sonya udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?” Tanya Sonya. “Okelah abang akan kasih tahu Sonya tapi Sonya harus berjanji sama abang, janji pertama Sonya tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan mama Sonya bahwa abang yang mengajari Sonya berhubungan seperti di film itu, mau ngga?” tanyaku. “Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?” Sonya bertanya.

    Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta siang hari bolong aku langsung menjawab, “Karena kalau Sonya kasih tau papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, Sonya ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang nanti tinggal di panti asuhan kan?” Kembali aku bertanya. “Engga mau bang.. iih Sonya takut, Sonya kan sayang sama papa mama kalau begitu Sonya janji engga mau bilang siapa-siapa” terlihat ekspresi wajah Sonya berubah menjadi sedikit ketakutan. “Sonya juga harus janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau melawan agar Sonya mudah mempelajari seperti yang Sonya tonton di film tadi, janji?” kataku seraya memajukan jari kelingking kananku. “I.. iya bang, Sonya janji” jawab Sonya sambil mempertautkan kelingkingnya dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua. “Fiuhh.. gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu” pikirku. “Sonya, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam ini” kataku. “Tapi Sonya siap belajar sekarang bang” Sonya mulai protes. “Iya abang tau, tapi sebaiknya sekarang Sonya ganti baju dan istirahat sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya cantik” jawabku.

    Kulihat Sonya merengut, tapi ia menurutiku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk istirahat, sementara aku menyendiri di kamarku, merenung. Terjadi perang batin dalam jiwaku apakah yang harus aku lakukan, hal ini sangat gila dan beresiko tinggi dan bisa menghancurkan seluruh masa depanku dan Sonya. Aku yang sudah sangat dipercaya oleh keluarga ini akankah menjadi penghancur? Akankah aku juga akan menjadi salah satu aktor realita yang membintangi berita-berita pemerkosaan anak kecil? Apa yang harus kuperbuat dengan Sonya nanti malam? Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan aku harus pergi ke luar untuk membeli makan malam untuk kami berdua. Kulihat Sonya masih tertidur, dan setelah kukunci semua pintu aku berangkat untuk membeli makan malam dan setelah itu aku menuju ke rumah temanku untuk meminjam film porno barat yang ia miliki, setelah itu aku pulang. Sesampainya di rumah, kulihat Sonya sudah bangun, dari rambutnya yang sebatas bahu kulihat agak basah pertanda ia baru mandi. “Abaang.. dari mana, kok Sonya ditinggalin sendirian, takuut nih!” kata Sonya manja. “Aduuh Sonya sayang, abang baru beli makan malam buat Sonya dan abang juga pinjam film baru buat Sonya belajar nanti” kataku. “Liaat doong baang!” kembali sonya berkata dengan manja yang membuat darahku berdesir. “Ssst.. liatnya nanti aja sekarang kita makan dan setelah itu Sonya kerjakan dulu semua tugas rumah untuk sekolah besok!”perintahku. “Yaah abaang!” kata Sonya kecewa. “Eeeit, inget lho Sonya harus nurut sama abang soalnya kalau tidak, abang tidak jadi deh ngajarinnya” jawabku sambil mengibas-ngibaskan keping VCD porno itu. “Iya deh bang, Sonya mau nurut kok!” jawab Sonya sambil merengut. “Nah, begitu dong Sonya cantik!” jawabku sambil tersenyum. Selama makan malam aku masih terus berpikir, jantungku berdegup kencang, aku merasa kebingungan..apa yang harus aku lakukan. Setelah makan aku menemani Sonya di ruang tengah untuk membantunya mengerjakan tugas rumahnya dan aku juga mengerjakan tugas rumahku, tapi aku benar-benar tidak bisa konsentrasi.

    Sekitar pukul 19.45 tiba-tiba, Sonya bertanya padaku, “Bang incest itu apa sih?” “Hey, dari mana kamu dapat kata-kata itu?” tanyaku terperanjat. “Dari TV, kalo perkosaan itu apa bang?” kembali Sonya bertanya. Ini pasti pengaruh tayangan TV itu, pikirku. “Wah, akan abang jelaskan saat belajar nanti, tapi yang jelas perkosaan punya pengaruh yang sangat buruk bagi anak perempuan dan abang harap tidak boleh sampai terjadi sama Sonya ataupun Tia, eh ngomong-ngomong sudah selesai belum tugasnya?” tanyaku. “Sudah bang, dan sekarang Sonya siap belajar seperti yang di film” kata Sonya meyakinkanku. “Eeh.. ehm.. iya, s.. sekarang beresin dulu semua bukunya sementara abang nyiapin filmnya” jawabku dengan suara yang bergetar menahan nafsuku yang sudah mulai meningkat. Sejujurnya, aku sangat menyayangi Sonya dan Tia sehingga tidak pernah terpikir untuk berhubungan seks dengan mereka, tapi.. setelah lama aku berpikir tentang kejadian yang memang salahku pada awalnya ini, sudah kepalang basah.. aku harus melakukannya dengan sangat hati-hati.. Segera aku membawa film yang tadi kupinjam, bantal serta guling ke ruang tengah lalu kutaruh di karpet di depan TV agar menontonnya jadi lebih nyaman dan segera kunyalakan film pornonya. “Sonya, ini film yang baru kamu harus perhatikan baik-baik nanti kalau sudah selesai kita sambung ke film yang udah Sonya liat tadi siang, setuju?” tanyaku. “Setuju bang” jawab Sonya.

    Kuminta Sonya untuk duduk diatas guling yang kusediakan di depan TV untuk dapat memperhatikan setiap adegan di film itu dengan baik sementara aku duduk persis di sampingnya untuk memberikan pengertian dari film yang ia lihat. Adegan awal dari film diperlihatkan dua orang wanita bule yang cantik yang sudah telanjang bulat saling berciuman dengan mesranya, saling menghisap lidah pasangannya. Aku melirik ke arah Sonya yang begitu serius memperhatikan adegan indah tadi lalu pada adegan berikutnya salah seorang wanita itu membenamkan wajahnya diantara selangkangan wanita pasangannya.

    Pengambilan gambarnya cukup bagus karena adegan tadi di close-up sehingga Sonya dan aku dapat melihat jelas apa yang dilakukan oleh wanita tadi dengan selangkangan pasangannya. Ia dengan lahapnya menghisap dan menjilati vagina pasangannya. Adegan itu aku pause untuk menjelaskan pada Sonya, “Ini namanya oral sex atau kita singkat “os”, rasanya nikmaat sekali, kalau Sonya mau, bilang sama abang bahwa Sonya mau di “os”, mau coba Sonya?” tanyaku. Sonya terlihat mengangguk pelan sambil tersipu tetapi kemudian dia bertanya,”Bang, kenapa kok yang mainnya cewek sama cewek?” tanya Sonya antusias. “Pertama, itulah yang disebut lesbian dan kedua, karena indah dan aman” jawabku. “Indah? Maksudnya?” tanya Sonya kembali. “Menurut Sonya cewek-cewek di film itu cantik atau jelek?” tanyaku. “Cantik!” jawab Sonya. “Yak betul, cantik seperti Sonya.. ingatlah bahwa kecantikan perempuan itu sangatlah indah” jawabku. Kembali Sonya tersenyum, “lalu kenapa aman?” tanya Sonya lagi. “Jawabannya setelah kita nonton adegan selanjutnya ya!”kataku.

    Adegan pun berlanjut dengan tak lama kemudian ada seorang laki-laki besar muncul dihadapan kedua wanita tadi. Ia segera membuka seluruh pakaiannya dan memperlihatkan burungnya yang besar itu pada kedua wanita tadi. Wanita-wanita itu terlihat saling berebutan untuk menghisapi burung laki-laki itu. Laki-laki itu kemudian merebahkan seorang wanita tadi di kasur dan memasukkan burungnya ke dalam vagina si wanita sementara wanita yang satu lagi menciumi bibir si wanita yang tengah di garap itu.

    Aku kembali mem-pause adegan itu dan Sonya bertanya padaku, “Abang apa itu, kok burungnya di masukin ke..” aku segera memotong kata-kata Sonya, “lubang vagina itu namanya Sonya, Sonya juga punya dan inilah yang dinamakan hubungan seksual yang indah itu Sonya” “Apa nanti burung abang akan dimasukkan ke vagina Sonya? Sakit ngga bang?” tanya Sonya. Aku mulai melihat ada mimik kecemasan di wajahnya. “Tenang Sonya, tentu saja tidak sakit, malahan terasa nikmaat sekali buat abang dan buat Sonya, nanti kita praktekkan, sabar ya sayang” kataku meyakinkannya.

    Aku agak mempercepat adegan itu sampai pada adegan di mana laki-laki itu akan berejakulasi, dengan cepat ia mengeluarkan burungnya yang basah oleh cairan vagina wanita yang ia garap dan mengarahkannya ke wajah kedua wanita yang telah siap menunggu dengan mulut menganga. “Bang laki-lakinya mau ngapain?” tiba-tiba suara Sonya memecah kesunyian. “Perhatikan baik-baik Sonya!” jawabku. Pada adegan itu terlihat wanita yang hanya menciumi teman wanitanya yang tengah digarap tadi, mengocok batang burung si lelaki sambil mulutnya menghisapi kepala burung tersebut, dan tak berapa lama.. croot.. croot.. croot.. menyemburlah cairan putih kental dari burung si lelaki kearah wajah dan mulut wanita tadi. Cairan sperma yang meleleh dari wajah wanita yang sedang menyedotnya juga tumpah sebagian kewajah dan mulut yang menganga serta lidah yang menjulur keluar dari wanita yang digarap laki-laki tadi.

    Setelah semprotan spermanya habis, wanita yang menyedot sebagian besar sperma di dalam mulutnya tadi segera membaginya dengan wanita pasangannya dengan cara melelehkan cairan kental putih itu tumpah keluar perlahan dari mulutnya agar jatuh tepat di lidah dan dalam mulut wanita itu. Aku kembali menghentikan adegan tadi agar Sonya dan aku bisa membahas dan melihatnya dengan lebih jelas lagi. “Iih.. bang, kok cewek-cewek itu mau sih dikencingin sama laki-laki itu?” Sonya bertanya. “Sonya, itu bukan sembarang kencing sayang, itu sperma namanya dan sangat dibutuhkan dan disukai oleh banyak wanita, rasanya kalau kata teman-teman cewek abang sangat enak dan harganya mahal kalau dijual. Cewek-cewek di film itu beruntung dikasih yang gratis sama laki-laki itu, entar Sonya juga kalau mau pasti abang kasih gratis ngga usah takut, soalnya abang sangat sayang sama Sonya” kembali gadis mungil yang cantik dan sexy itu tersenyum manis. Adegan pesta bagi-bagi sperma antar wanita tadi aku putar ulang 3 kali, agar Sonya bisa lebih menikmatinya.

    Adegan selanjutnya ternyata adegan sado masochist di mana laki-lakinya membawa cambuk dan mencambuki si wanita yang tengah digagahinya. Dengan cepat aku langsung mematikan VCD itu karena teriakan-teriakan si wanita yang kesakitan tadi sangat mempengaruhi Sonya yang segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Setelah kumatikan TV dan playernya aku langsung memeluk Sonya untuk menenangkannya.

    “Sonya jangan takut ya manis, itulah sebabnya mengapa abang bilang kalau hubungan sex sesama wanita itu indah dan aman karena banyak sekali laki-laki yang jahat dan yang kamu lihat barusan itu adalah pemerkosaan, kamu mengerti sekarang cantik?” kulihat ia mengangguk. “Abang memperlihatkan kejahatan tadi pada Sonya agar setelah Sonya belajar seks sama abang, Sonya tidak lalu mencari teman laki-laki apakah pacar Sonya atau siapapun dia untuk lalu Sonya ajak main seks karena hal itu sangatlah berbahaya bagi gadis cantik sepertimu, mereka bisa memukulimu, menyakitimu, membuatmu hamil lalu meninggalkanmu begitu saja” kataku. “Apa? hamil Bang?” tanya Sonya. “Iya sayang, karena itulah abang tidak ingin kamu berhubungan seks dengan laki-laki manapun sebelum kamu menikah, supaya Sonya tidak disakiti dan jika pacar Sonya nanti mengajak Sonya untuk main seks padahal Sonya dan dia belom menikah atau hanya memberi Sonya janji-janji menikah sebaiknya putuskan saja sebelum Sonya disakitinya seperti yang sudah Sonya lihat” kataku lagi. Aku melihat jam di dinding dan ternyata menunjukkan pukul 22.00. Aku bertanya pada Sonya, “Abang lihat Sonya sudah cape, sekarang Sonya mau istirahat atau mau terusin belajar praktek main seksnya?” tanyaku. “Kayaknya besok aja ya bang, soalnya Sonya ngantuk banget” jawab Sonya. Dengan tersenyum aku mencium bibir Sonya dengan lembut, sementara tanganku masuk ke dalam celana piyamanya meraba bagian kemaluan Sonya yang masih ditutupi celana dalamnya yang ketika kusentuh dengan jariku.. wah sudah basah yang berarti ia terangsang hebat saat menonton tadi.

    Sentuhanku membuat Sonya agak terkejut, lalu aku berkata, “Abang lepas saja celana dalammu ya soalnya sudah basah” Sonya menolak pada awalnya, “ah abang, Sonya khan malu” kemudian kujawab, “Sonya tidak perlu malu sama abang, khan di sini tidak ada siapa-siapa lagi”. Saat celana dalam putih itu sudah kulepas, darahku kembali mendidih.. ingin rasanya langsung kuterkam dan nikmati gadis kecil yang cantik dan menantang ini, tapi sekuat tenaga aku menahan nafsuku itu dan akhirnya dengan susah payah aku berhasil memakaikan celana dalam yang masih bersih untuknya dan celana piyamanya lalu kugendong dia ke tempat tidur. Aku duduk di sampingnya setelah menyelimutinya sambil membelai lembut rambutnya. Tak berapa lama ia pun tertidur dengan pulasnya.

    Aku memperhatikan wajahnya, uuhh.. cantik sekali! Setelah itu akupun keluar untuk membereskan ruang tengah setelah itu ke kamar mandi untuk.. biasa, soalnya jika tidak kukeluarkan, bisa gila aku dibuatnya.. lalu tidur.Keesokan paginya setelah sarapan dan bersiap, aku mengantar Sonya ke sekolahnya lalu berangkat ke sekolahku. Sepulang sekolah aku membeli persiapan makan siang serta makan malam biar sekalian. Sesampainya di rumah kudapati Sonya telah berada di ruang tengah sambil menonton film kartun kesukaannya. Melihatku pulang, ia menyambutku dengan ceria dan dengan manja berkata, “Abang kok baru pulang, Sonya sudah menunggu abang dari tadi”. “Maaf ya, abang telat tapi ini abang bawakan makan siang, kita makan yuk!” ajakku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk ganti baju dan tidur siang supaya nanti malam ia sudah segar dan siap mengerjakan PR-nya.

    Malam harinya, selepas makan malam kembali aku menemaninya mengerjakan tugas rumahnya dan setelah selesai aku segera masuk ke kamarku dan menutup pintunya sementara Sonya masih membereskan buku-bukunya. Aku sengaja meninggalkannya karena sebenarnya aku tidak ingin mempraktekkan apa yang aku ajarkan padanya kemarin secara lebih jauh dan aku berharap dia juga merasa begitu agar semuanya tetap aman dan damai. Aku juga merasa yakin bahwa Sonya akan memegang janjinya untuk tetap merahasiakan hal ini.

    Kira-kira 15 menit aku berada di kamarku, tak lama terdengar ketukan dan suara Sonya memanggilku, “Abaang.. abang kok udah tidur sih?” Segera aku menuju ke pintu dan membukanya, “Eh.. ada apa Sonya?” tanyaku. “Abang kan janji mau nerusin pelajaran yang kemarin yaang “os” itu lho” katanya dengan pelan sambil agak menunduk. “Apa boleh buat.. kalau sudah begini, terpaksa harus kuhadapi!” pikirku. Aku kemudian mengangkat dagunya perlahan agar ia bisa menatapku, “Apa Sonya sudah siap?” tanyaku. Sonya mengangguk pelan. “Apa Sonya pernah melakukan seperti yang Sonya lihat di film sebelum ini?” Tanyaku lagi. Ia menggeleng. “Waah.. hebat, masih sangat murni nih cewek” pikirku. “Baik, kita mulai tapi Sonya harus selalu menepati janji-janjinya yaa!” pintaku. Ia kembali mengangguk. “Nah, coba julurkan lidahmu seperti ini!” kataku mencontohkan.

    Kulihat ia agak bingung tapi ia ikuti juga menjulurkan lidahnya. Setelah lidahnya menjulur keluar aku segera menempelkan ujung lidahku dengan lidahnya. Sonya agak terkejut tapi lalu ia tersenyum. Segera kuangkat dengan gemas tubuh gadis kecil nan cantik itu ke atas tempat tidurku, lalu kuminta ia membuka baju dan celana piyamanya kecuali celana dalamnya yang kali ini berwarna pink itu. Kurebahkan ia di tempat tidurku dan kuatur posisi pinggulnya agar lebih terangkat dengan meletakkan guling di bawahnya.

    Dihadapanku kini terlihat seorang gadis kecil yang cantik dengan rambut sebahu tersenyum malu-malu padaku dengan lesung pipit yang indah, bibir yang tipis, kulit yang putih bersih, payudara yang belum tumbuh besar tetapi sangat sexy, betis dan paha yang indah serta bagian surganya yang paling misterius kerana masih tertutup oleh celana dalam pinknya yang tipis itu sehingga secara samar aku bisa melihat belahan kemaluannya yang putih bersih dan sangat feminin itu. “Sonya, kamu cantik sekali malam ini sayang” kataku. Ia hanya tersenyum malu dan agak menunduk. “Apakah kamu pernah melakukan hubungan seperti di film yang kamu liat sebelum ini sayang?” tanyaku. Sonya menggeleng. “Waah.. gadis ini benar-benar masih murni, belum mengenal seks sama sekali” pikirku.

    Setelah juga melepas baju serta celanaku dan hanya menyisakan celana dalamku aku berkata padanya, “Sonya, sekarang Sonya tenang dan nikmati pelajaran “os” yang akan abang berikan dan kalau Sonya merasa mau pipis, pipiskan saja jangan ditahan-tahan, mengerti cantik?” tanyaku sambil membelai lembut pipinya. “Hmmh, mengerti bang!” jawabnya dengan napas yang sudah mulai memburu.

    Inilah yang paling aku sukai, berhubungan seks dengan seorang gadis yang masih muda, murni belum tersentuh oleh siapapun dan tentunya kemaluannya yang masih “bersih” sama sekali belum ditumbuhi bulu membuatku sangat bergairah. Aku segera menciumi daun telinga kirinya, memainkan lidahku menggelitiki lubang kupingnya sambil tanganku mengusap lembut perutnya lalu perlahan naik ke arah payudaranya.

    Sonya merasa geli sehingga ia agak menjauhkan kepalanya agar daun telinganya terlepas dari sedotan dan jilatan lembutku. Ciumanku kemudian bergerak ke arah pipi kirinya, dagunya, lehernya yang jenjang kemudian naik ke bibirnya yang tipis menggemaskan. Kusentuh bibirnya yang masih menutup itu dengan bibirku, lidahku bermain-main mengikuti belahan horizontal bibirnya yang sedikit demi sedikit semakin membuka. Perlahan lidahku merayap ke dalam mulutnya dan Sonya pun megerti apa yang kuinginkan, ia segera menghisap lidahku sehingga membuat kami bisa saling mempertautkan lidah. Kadang kusedot lidahnya ke mulutku bergantian dan bisa kurasakan hangat nafas gadis kecil cantik ini menerpa wajahku yang membuat burungku berdiri tegang sekali di balik celana dalamku.

    Kedua tangan Sonya memegang kepalaku seakan tak mau mengakhiri ciuman indah ini, sementara tangan kananku mulai mengusap-usap paha kanan dalam yang putih mulus milik Sonya itu. Lidahku yang sedang dihisap kutarik ke atas secara perlahan hingga terpisah dari mulut Sonya dengan masih tetap kujulurkan, Terlihat Sonya mengejar lidahku dengan menaikkan kepalanya, dan ketika lidahku mulai tersentuh oleh bibirnya, kembali kutarik ke atas hingga terlepas lagi dan akhirnya Sonya pun menyerah dan merebahkan kembali kepalanya. Aku tersenyum melihat dirinya yang sudah mulai bangkit gairah birahinya. Selepas itu aku segera menciumi, menjilati kembali lehernya lalu turun ke dadanya. Terasa detak jantung gadis kecil ini berdebar cepat ketika aku memainkan lidahku di puting payudara kirinya yang masih belum tumbuh sempurna, tetapi sangat kusukai itu. “Sssh.. aah.. g.. geli baang! E.. enak!” desahnya.

    Beberapa kali aku menghisap dan menjilati sepasang payudara “rata” tetapi sangat sexy milik gadis kecil cantik ini. Setelah puas dengan payudaranya, ciuman dan jilatan lidahku pun turun ke arah perutnya dan bermain-main di sekitar pusarnya. Tanganku yang mengusapi bagian paha dalamnya, kali ini mulai menyentuh bagian kemaluannya yang masih tertutup celana dalam pink itu. Ketika menyentuh bagian vaginanya, kurasakan tubuh Sonya agak tersentak sedikit tapi kurasakan juga bahwa kain celana dalamnya sudah basah yang berarti dia sudah terangsang hebat.

    Mengetahui hal itu aku segera menggigit karet celana dalam pinknya itu dan menariknya ke bawah dengan perlahan. Kedua tanganku menopang pinggul Sonya agar Celana dalam itu bisa kulepaskan dengan mulutku. Perlahan tapi pasti, celana dalam pink itu pun bisa bergeser terbuka dan semakin ke bawah, mulai terlihat belahan vertikal dari daerah yang paling rahasia dan paling feminin bagi seorang gadis. Sementara menarik celana dalam itu dengan mulutku, aku menyentuhkan ujung hidungku dengan lembut menyusuri daerah belahan vertikal yang masih gundul itu turun-naik. Hal itu membuat Sonya agak merapatkan kedua pahanya.

    Kali ini aku sangat menikmati harum alami semerbak kemaluan seorang gadis perawan kecil cantik ini dan setelah kulepas celana dalamnya, segera kubuka lebar kedua paha Sonya sementara kedua tanganku berada di bawahnya. Tangan kiriku yang melingkari paha kirinya dari bawah kuarahkan ke pangkal pahanya agar dapat membuka bibir vagina Sonya sementara tangan kananku memainkan payudara kanannya.

    Kini terlihat jelas di hadapanku vagina seorang gadis kecil yang berwarna merah muda, lalu dengan klitoris sebesar biji kacang hijau dan lubang vagina kecilnya yang basah dan terlihat mengeluarkan cairan bening. Tidak kusia-siakan kesempatan emas untuk merasakan seorang gadis perawan, segera kuarahkan mulutku ke lubang vaginanya yang hangat dan basah untuk kujilati, kuhisap lalu kutelan seluruh cairan kenikmatannya, “srruup.. sruup.. srrup!” Terdengar suara rintihan Sonya!

    “Aaah.. e.. enak.. aah.. abanghh!” bersamaan dengan rintihan itu kurasakan Sonya menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dengan keras tanda ia benar-benar menikmati permainanku. Walau kepalaku terjepit aku tetap meneruskan permainanku kemudian hisapanku kuarahkan ke “kacang kecilnya” yang kini seolah – olah berdiri menantang, sambil menghisap lidahku juga sibuk “mengelus” klitorisnya.

    Hal ini membuat Sonya menggelinjang-gelinjang tak terkontrol sehingga terkadang hisapanku jadi agak mengendor. Aku segera menahan goyang pinggul Sonya yang seksi itu agar permainan jilatan dan hisapan intensku bisa lebih dirasakannya. Setelah goyangan pinggul Sonya berhasil kuredam, kudengar ia mendesah keras, “Baang.. geli bangeet.. Sonya ngga kuat, rasanya mau pipiis!” mendengar itu kuarahkan kembali hisapanku ke lubang vaginanya sementara jari jempol kiriku tetap memainkan klitorisnya agar rangsangan terhadap Sonya tetap konstan sementara Sonya dengan kedua tangannya menekan kepalaku agar tidak terlepas dari kemaluannya dan.. “A.. aah.. aah.. S.. Sonya pi.. pipis baanghh..!”

    Dapat kurasakan cairan hangat yang keluar dari lubang vagina Sonya banyak sekali dan hal ini juga membuat aku terangsang hebat. Kurasakan beberapa kali tubuh Sonya tersentak-sentak karena mengalami orgasme hebat. Orgasme hebat Sonya ditandai dengan banyaknya cairan kenikmatannya yang keluar langsung menuju mulutku, aku sangat menyukai dan menikmatinya.

    Aku, yang juga terangsang hebat, mencoba sekuat tenaga untuk bertahan agar tidak ikut “pipis” sekarang karena ini bukan saat yang tepat. Setelah aku rasakan jepitan kedua paha Sonya sudah mulai merenggang dan tangannya juga sudah terlepas dari kepalaku, aku segera membuka celana dalamku yang juga sudah agak basah, berlutut dengan dada Sonya berada dia tengah kedua lututku, kemudian kuraih tangan kanan Sonya yang walau terlihat lelah tapi juga terkejut melihat tingkahku lalu dengan bantuan tanganku kubuat tangan Sonya mengocok burungku yang sudah sangat tegang sekali.

    “Aaah.. Sonya.. kamu cantik sekali!” erangku sambil semakin cepat menggerakkan tangan Sonya untuk mengocok burungku. “Aaah.. a.. aah.. crroot.. croot.. crroot” Akhirnya spermaku pun muncrat dan sebagian mengenai wajah dan bibir Sonya dan sebagian lain jatuh di dadanya. “Aaah” desahku puas. Aku pun lalu merebahkan diri di sampingnya dan kulihat Sonya saat itu sedang dengan perlahan mencoba mengeluarkan lidahnya untuk merasakan nikmatnya spermaku. “Emmh.. Bang, kok agak asin ya rasanya?” tanya Sonya. “Tapi Sonya suka kan? Mau ngga ngerasain langsung dari burung abang seperti yang di film?” tanyaku.

    Ia hanya tersenyum. “Ah, mungkin lain kali ya sayang, soalnya abang lihat kamu sudah lelah sekarang” kataku yang lagipula aku memang tidak ingin memaksanya karena aku sangat menyayangi gadis kecil cantik ini, nanti kalau dia sudah siap dan memintanya baru aku beri. Setelah selama beberapa saat kupeluk dan kubelai dirinya aku segera turun dari tempat tidurku lalu mengambil tissue untuk membersihkan badan Sonya yang terciprat oleh spermaku. Setelah badannya bersih kubantu Sonya untuk berpakaian kembali dan sebelum menggendong ke kamarnya aku bertanya,”Bagaimana Sonya sayang, apa Sonya suka dengan pelajaran “os” tadi?” Ia mengangguk sambil tersenyum terlihat rona mukanya yang cantik itu sedikit memerah. “Bagaimana rasanya sayang, sakit nggak?” tanyaku lagi. “Emmh.. enggak kok bang, malahan terasa enak sekali, tapi yang paling enak waktu Sonya pipis, maaf ya Bang abis Sonya udah nggak tahan” jawabnya jujur. “Ooh, ngga pa pa kok, justru abang pengen nyobain pipisnya Sonya, agak asin gurih rasanya tapi enak sekali buat abang, abang sampe jadi pengen lagi nih!” kataku menggodanya sambil memperagakan seolah lidahku sedang menjilati kemaluannya.

    Mendengar jawabanku dan melihat tingkahku, kulihat ia tersenyum malu sambil sedikit menunduk. “Nah, sekarang abang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Sonya tentang kenapa abang perlihatkan filmnya yang main seks cewek sama cewek” kataku. “Oh iya, kenapa tuh bang?” tanya Sonya antusias. “Sonya sekarang sudah tau bagaimana enaknya di kasih “os” sama abang tapi mungkin suatu saat abang tidak akan ada di sini bareng keluarga Sonya terus karena abang mungkin tidak lama lagi harus pisah dengan Sonya dan Tia. Kalau abang tidak ada dan Sonya pengen minta “os” kan jadi susah, iya kan?” tanyaku. “Iya bang, apa lagi ngga boleh ada yang tau selain abang!” jawab Sonya. “Betul, apalagi Sonya ngga boleh minta tolong sama laki-laki siapapun dia kecuali kalau dia sudah menikahi Sonya ingat kan Sonya?” tanyaku kembali. “Iya bang, Sonya ngga mau disakitin kayak lalu ditinggalin kayak di film itu!” Sonya menjawab dengan semangat. “Karena itulah sekarang abang mau minta ijin Sonya supaya abang juga boleh ngajarin main seks ke Tia supaya nanti kalau abang udah ngga ada Sonya bisa minta tolong sama Tia, lagipula abang yakin kalau Tia juga pasti suka di kasih “os” seperti Sonya” bujukku. “Sama Tia, bang?” tanya Sonya terkejut. “Iya kalau Tia sudah pandai main seks kaya Sonya sekarang, Sonya ngga akan repot cari orang yang bisa tolong Sonya, Iya kan cantik?” aku ingin melihat reaksinya.

    Ia terdiam sejenak lalu berkata, “kalau begitu Tia juga harus jaga rahasia nanti ya bang?”tanya Sonya. “Iya dong sayang, gimana, setuju ngga?” “setuju deh bang!” jawab Sonya. “Naah, begitu dong cantik!” jawabku gembira. “Oh ini satu lagi jawaban pertanyaan Sonya” aku menambahkan. “Apa tuh bang?” tanya Sonya. “kalau nanti Sonya dan Tia sudah main seks bersama itu dinamakan incest” jelasku. “maksudnya?” tanya Sonya. “Maksudnya hubungan seks antara Sonya kakaknya Tia dengan Tia adiknya Sonya atau keluarga sedarah begitu, mengerti kan?” tanyaku. “Iya bang, Sonya ngerti sekarang!” jawabnya.

    Sambil tersenyum, kugendong Sonya dan kubawa ke kamarnya untuk istirahat. Setibanya di kamar Sonya, sebelum kurebahkan dia di tempat tidurnya, aku kembali bertanya padanya untuk menegaskan, “Sonya, sebelum tidur abang minta Sonya untuk selalu mengingat dan menepati janji Sonya ya!” Kulihat ia tersenyum dan berkata, “Iya Bang Sonya janji soalnya kan Sonya sayaang sama papa mama!” Aku tersenyum senang, “Abang percaya sama Sonya”

    Ia pun tersenyum dan menjulurkan lidahnya yang maksudnya untuk mengikat janji kami. Sambil tersenyum aku pun menjulurkan lidahku dan mempertautkan lidahku dengannya. Ciuman hangat itu mengakhiri pelajaran yang kuberikan padanya hari itu.Keesokan harinya, aku masih sempat mengabulkan permintaan Sonya dengan memberinya “os” sore itu sebelum kedua orang tua Sonya pulang malam harinya. Aku juga sudah berjanji pada diri sendiri dan dengan sekuat tenaga berusaha untuk selalu menepatinya, untuk tidak memasukkan burungku ke vagina Sonya ataupun Tia supaya tidak merusak keperawanan maupun masa depan gadis-gadis muda cantikku ini.

    Awalnya aku sempat gelisah kalau-kalau orang tuanya mengetahui hubungan kami tetapi ternyata Sonya benar-benar menepati janjinya. Sonya juga bahkan sudah mulai mendekati adiknya Tia dan memberitahunya untuk belajar “sesuatu” dariku tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Mungkin pada kisah selanjutnya aku bisa berkesempatan untuk menceritakan bagaimana indahnya hubunganku dengan kedua gadis kecil kakak beradik yang cantik itu.

  • Cerita Bokep – Karyawati Magang Cantik

    Cerita Bokep – Karyawati Magang Cantik


    1255 views

    Perawankubentuk bibir yang sensual, dihiasi lesung pipit di kedua pipinya, membuat semua yang ada didirinya terlihat sempurna. Hari demi hari kami terlihat semakin akrab, bahkan banyak teman-temanku yang menyangka kalau aku sedang PDKT dengannya.

    Semua anggapan temanku, tidak terlalu aku pikirkan, karena aku merasa, Muti disini sedang belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolahnya, dan sebagai seorang karyawan di PT. BT, aku hanya sekedar membimbing dan membantu, jika seandainya ada sesuatu hal yang dia belum mengerti. Hampir 2 minggu aku mengenalnya, ternyata sikap dan kelakuannya semakin membuat aku terpesona.

    Ketika aku mendengar gurauan dari seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada Muti, jika Muti mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin care sama si Muti. Timbul perasaaan cemburu ketika mendengar gurauan itu.

    Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan Muti, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa. Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secantik itu, jika memang Muti memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per 2 jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cantik).

    Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Emma, Muti menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Muti juga bertanya tentang no.HP ku, alasannya sih biar gampang saja, kalau nanti dia mau nanya sesuatu. Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba,

    “buukkk..” tanpa sengaja, tangan Emma menyenggol buku yang aku simpan disisi meja.

    Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok. Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, 2 pasang paha mulus terpampang didepan wajahku.

    Bukan hanya itu, karena posisi kaki Muti ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku. Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya.

    Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi.

    Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di PT. BT kepada Muti dan Emma. Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku. Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Muti bertanya.

    “Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..”. Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Muti dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

    Bukannya malu, Muti malah tersenyum mendengarnya.
    “Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran”, goda Muti.

    Emma yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami. Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Muti, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu.

    Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun, di PT. BT ini, aku harus JAIM (Jaga Imej), agar aku tidak mendapatkan masalah. Bel istirahatpun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang.

    Baru saja aku selesai makan, Muti mendekatiku dan berbisik “besok Bapak saya tunggu di Hero sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM”. Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. BT libur.

    Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?. Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan motorku dan beralasan lembur kepada kedua orang tuaku. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di Hero, jam baru menunjukkan angka 07.30,

    Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-. Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si Muti, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Muti hanya mengenakan kaos dan celana jeans ketat.

    “Udah lama ya Pak? Kan Muti janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45, Muti tidak salah khan?”,
    “Jangan panggil aku Bapak dech Mut, aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab”.
    “Ok deh Pak, eh Fik”, sambil tersenyum Muti langsung menggandeng tanganku.
    “Fik, enaknya kita ke mana yach”, tanya Muti.
    “Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget”.
    “Ngga juga, Muti seneng saja kalau deket ama Fik, kenapa ya?” “Mau tahu jawabannya”, candaku.
    “Ngga usah Fik, Muti juga udah tahu, Muti rasa Muti menyukai Fik”, jawab Muti polos.

    Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi Muti, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, Muti mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang.

    Akhirnya kami memutuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, Muti akhirnya menyanggupinya.

    Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office hotel BI, dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas TV dan AC. Dengan agak ragu Muti memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya. Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya.

    “Enak juga ya Fik, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain”. Muti langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik.

    Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romantis, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami. Lewat Iphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Aku mendekati Muti yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi Muti langsung bangun dan bertanya.

    “Fik, apakah Muti salah bila Muti mencintai Fik, Muti sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Muti takut kalau Fik tidak mengetahui apa sebenernya yang Muti harapkan.

    Maafin Muti yach, Muti udah ngerepotin Fik, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Muti malah meminta Fik menemui Muti”. Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.

    Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat Muti berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali.

    Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku “konak”, sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).

    Kedua payudaranya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Muti, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual tanah (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pantatnya, he.. he.. he..). tanganku mulai berusaha membuka kaosnya, karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua payudaranya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan.

    Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payudaranya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali.

    “Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fik.. geli.. tapi nick..maaattt.. teeeruuus.. aaccchhh..” Muti terus meracau menikmatinya.

    Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Muti mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri. Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya.

    Setelah jeansnya terlepas, tangan Muti berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Muti hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.

    Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya.

    Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini. Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya.

    Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Muti sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan, bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati , dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam .

    Dengan keharuman yang khas, itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya. Muti terus mendesah dan meracau tak karuan.

    “Aacchhhh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzsss.. lebih ke dalam lagi Fik.. teruuzzss.. yacchhh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. accchhh”. Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku.

    Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi Muti, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Muti makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.

    Melihat Muti sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya Muti. Aku segera mencium dan menjilati “lubang surga” itu, agar Muti bisa merasakan apa yang namanya multi orgasme.

    Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang. Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Muti kembali merasakan kenikmatan itu. Karena beberapa kali mengalami orgasme, Muti terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan.

    Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum penisku. Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Muti.

    Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala penisku. Gila.. ternyata Muti bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Muti mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya.

    Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku, namun kenyataannya, semua spermaku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar. Tanpa perasaan jijik, Muti menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati yang masih ada sisa-sisa spermanya.

    “Fik, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..”, kata Muti memuji.

    Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Muti yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya. Kuperhatikan lagi “lembah” yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.

    “Makasih ya Mut..”, kataku sambil menciumi .
    “Fik, boleh tidak kalau Muti minta Muti di jilatin lagi, abis enak banget sih..”, tanya Muti sambil memohon.
    “Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik masukin ke itu Muti, soalnya Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam Muti. Boleh yach?”
    “Muti takut Fik, kata temen-temen Muti, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?”, tolak Muti.

    “Pokoknya Muti rasain saja nanti, Fik apa temen Muti yang salah”, kataku sambil mulai menjilati Muti.

    Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Muti membantu melebarkan agar mempermudah ku di dalam mencumbui . Kujilati klitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima.

    Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.

    “Fik.. enak sekali sayang.. acchhh.. ooohhhh..” Muti menggelepar menahan birahinya yang semakin besar.

    Kulihat jari lentik Muti mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam. Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Muti yang sedang asik mengeluar masukan jarinya.

    Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah , Muti langsung menggenggam dan mengocoknya. Setelah agak lama, aku meminta Muti agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring. Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku.

    Sengaja aku menggesek-gesekan diantara lubang , ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Muti makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan ke bagian luar .

    Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Muti, aku berusaha mengarahkan agar bisa memasuki lubang. Muti terus menggerakkan dan menggesekan, dan tanpa disadarinya, ternyata kepala mulai bergerak memasuki ketika dia menggerakan pantatnya dari atas ke bawah.

    Terasa lembut sekali ketika kepala menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian berada di dalamnya.

    Seperti kesetanan, Muti terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan ke dalam lubang meki nya. (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).

    Secara reflek Muti langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya. Namun karena aku belum orgasme, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku.

    Dengan sedikit santai, aku terus menggerakan “junior”ku, namun karena tubuh Muti yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya.

    Akhirnya spermaku keluar di dalam kehangatan lubang mekinya.

  • Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku

    Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku


    1069 views

    Perawanku – Cerita Sex Terkagum Kagum Dengan Tubuh Mulus Tetanggaku, Kisah ini bermula saat aku kuliah di Jakarta,dimana saat itu aku masi berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Aji.aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah hanya sebuah kamar dan langsung kamar mandi didalam dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini.

    Karena yang tinggal rata2 para pekerja shift kadang aku jarang berjumpa dengan mereka.ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Tari yang usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia.

    Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk dan kaos dalam,menghabiskan sebatang rokok dan menunggu mba Tari lewat pulang kerja.Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.

    “Sore mba Tari,baru pulang kerja mba ?” tanyaku ramah.
    “Iya Aji” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.
    “koq keliatannya cape banget mba ? lagi banyak kerja ya ?”
    “iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget,badannya pada pegel”
    “Mmmh,ntar mau beli makan bareng ga mba ?”
    “Engga kayanya Aji,aku boleh nitip aja ya ?”
    “Ya boleh mba.apa sih yang ga buat mba hehehee..”

    Sebelum masuk kekamarnya mba Tari memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu.tok tok tok

    “Mba Tari…..”

    Karena ga ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati mba Tari terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur.tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur.

    Perlahan mba Tari membuka matanya dan tersenyum padaku
    “Kamu baik banget Aji” katanya dengan nada pelan.
    ”Ah gapapa mba,kasian aja mba nya kecapean,kalo mba mau aku pijitin kakinya ya ?”
    “Ga usah,nanti ngerepotin kamu Aji”

    Aku ga dengerin omongannya,seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya,memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutu dan baju kaos rumahan.aku mulai pijit jari-jari kaki mba Tari sampai ketumit.baru sebentar kayanya mba Tari udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.

    “Aduh Aji maaf ya mba ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya aga malu.
    “hehehee iya donk,kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya.
    “iihh kamu bisa aja,ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya ?”
    “iya mba biar mba bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja,kalo mba mau aku pijitin betisnya sekalian ya ?” Tanya ku pada mba Tari.
    “Kamu yakin gapapa ?”
    “iya mba gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin mba,lagian mba Tari juga enak mijitnya kulitnya halus banget”

    Mba Tari hanya tersenyum dan langsung membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal,dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu.saat itu aku ga tau mba Tari memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri,sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya.dan mulai tengkurap lagi.

    Aku berfikir kayanya mba Tari udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan leluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu.baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan langsung aja seketika celanaku menjadi sempit karena si otong udah berdiri duluan.

    “kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Aji ?”

    Seketika aja aku jadi kaget dia ngomong gitu,baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan.

    “ Eh oH iya iya bisa mba Tari”jawabku gelagapan.
    “Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih”katanya lagi.
    “iya mba Tari aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga”

    Aku duduk menyamping disebelah mba Tari.Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju mba Tari keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun.

    Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya.saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya,

    mba Tari seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu.aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi.

    Cerita Bokep, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Seks Dewasa, cerita sex, Cerita Sex Bergambar, cerita sex dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Tante, cerita sex terbaru 2020

    Cerita Bokep, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Seks Dewasa, cerita sex, Cerita Sex Bergambar, cerita sex dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Tante, cerita sex terbaru 2020

    Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mba Tari yang bohai seperti orang menunggang kuda Aku mulai acupressure punggung mba Tari dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.

    tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang.bukanya marah mba Tari mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku.aku tau dia udah mulai terangsang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.

    “mmmh oohhh enak Aji terusss ditekan lagiiii”

    Seketika mba Tari membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas.tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya.kamipun berciuman .tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.

    “Aji aku mau kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini sayang”katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya.
    “Iya mba Tariku sayang”kataku juga sambil membuka semua pakaianku.

    Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya.mba Tari keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 14 cm dan diameter 4 cm.

    Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi mba Tari masi dibawah,aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya,tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya,itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.

    “ooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang”desah mba Tari.

    Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yg kecil bewarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan.seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya.

    Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Tari yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan.

    bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku.mba Tari tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan,badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar,mulutnya mengoceh tidak karuan.

    Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah,mba Tari menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.

    “oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh”satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya mba Tari orgasme tepat dimulutku .

    Sekarang mba Tari mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya.tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku,

    saat mba Tari mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali,tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus.dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya.

    Saat yang dinanti datang mba Tari duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya,aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret.

    saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa,tapi mba Tari yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua.

    mba Tari meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya,aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mba Tari mendongak keatas menahan nikmat,aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya,saat itu juga mba Tari berteriak kecil “Ooouucchhh” dengan mata terpejam.

    Dimulailah permainan kami,aku menggenjot vagina mba Tari kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan,aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya,cairan vaginanya yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis.kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak.mba Tari mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.

    “Badan kamu bagus sayang,pasti stamina kamu kuat” katanya.
    “Iya donk sayang,aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.
    “ooouuchhhh puasin aku sayang”
    “pasti sayangku,sepuas yang kamu mau sayang”

    mba Tari mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.

    “ooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh” erangan keluar dari mulut mba Tari disertai lagi dengan orgasme keduanya.

    Aku mencabut penisku dari vagina mba Tari yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku.mba Tari udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku.

    dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat,lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.aku arahkan kepala penisku kevaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan.

    sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mba Tari membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.

    “oouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg” katanya.

    Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya mba Tari udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top.aku menurutinya sambil berbaring dan mba Tari lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku kevaginanya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kevaginanya,

    dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk divaginanya,goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku.rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya.

    Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.
    “Oouuucchhh mbaaa a a a akuuu ma ma mauuu kekekeluaarrr jugaaaa”kataku terbata-bata.
    “iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh”kata mba Tari.

    Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Tari dan croott crooott croott croottt……. Spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan mba Tari pun sama orgasme,cairannya keluar membasahi penisku.seketika mba Tari lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya,tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.

    “Terimakasih banyak sayangku,aku puas banget malam ini”kataku pada mba Tari.
    “Aku yang seharusnya terimakasih sayangku,kamu udah memenuhi keinginan ku minta dipijit sampai tuntas sama kamu,bukan itu aja kamu gentle banget setelah main langsung memelukku,mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia” kata mba Tari.

    “Wanita secantik mba pantas mendapatkan yang terbaik,dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”
    “Ooohh Aji ku sayang,beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu,ga kaya cowok aku, main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur”
    “Ah mba,ga perlu repot-repot mencari wanita itu,karena dia sekarang ada dalam pelukanku”

    Mba Tari hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur. Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu,lagi dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngentot Digoyang Teman Kenalan di Kampung – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Digoyang Teman Kenalan di Kampung – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1196 views

    Perawanku – Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.

    Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul
    5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.
    “hai neng cantik.” celetuk seorang yang sepertinya preman.
    Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.
    “yah cantik-cantik kok sombong sih neng ” katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang.

    Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan.
    “huhh untung aja gak ngikutin.” pikirku
    Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya.
    Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman.

    Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.
    “aaww..”aku teriak kesakitan
    Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia.

    “tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.”
    “saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya.” sambil terisak menangis
    “aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.

    Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg k sofa.
    “jangann pak aku mohon..”
    “tenang aja neng enak kok.” dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato d sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.
    “lepas kan paak..” aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.
    “Emmhhh mhh” aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka
    “ehmm mhh..”
    “hsmmm..”

    Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku.
    Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan.
    Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.
    “hmmm ssshh.”
    Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.

    “Hmm gimana enak kan neng ciumannya..”
    Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.
    “auuuh..” aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing.
    “makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku.” membawaku ke sofa lg.

    Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.
    “oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.”
    aku semakin ketakuan. “hi hihi.. iya pak.” Dengan sedikit menahan air mataku.
    “ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik”
    “hiks.. Na nama saya Nia mas”
    “wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya.” preman itu membelai pipiku
    “hiks hiks hiks” aku terus menangis.

    “udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi
    lagi”
    “eh eh iya mas” aku berusaha menahan air mataku.
    Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik.
    Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum.
    “wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih” katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.
    “wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih.” lanjutnya
    tertawa.

    “shh hhh..” preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.
    “huhh mas udaahh hhh”
    “udah apanya sayang.”
    “itu tangannya.”
    “emang knp tanganku?”
    “remas hhh geli masss”
    “tapi enakkan”
    Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.
    Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.
    “eh eh tangannya awas apa km mau pisau”
    Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku.

    “ukuran berapa nih neng” preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.
    “hhh gatau mass”
    “ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny”
    “shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.”
    “wah mantep nih apa lg klu di kenyot.” Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar denag puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.
    “eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?”

    Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.
    “jawab dong kalau aku tanya!!” perintahnya
    “ehh ii iya bang”
    “iya apanya”
    “shhhh iya enak mas” dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.

    “nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan
    Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan.
    Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.
    Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagai mana caranya.
    Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya.

    Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.
    “wah kok takut gitu gak pernah liat ya”
    Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.
    “sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok”
    Aku terus mengocoknya
    “sekarang ciumin!” perintahnya.

    Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.
    ” ayo sekarang hisap”
    Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.
    “uhhhkk” aku kaget dan bingung.

    “hisap!”
    Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya.
    Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.

    “shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo.”
    Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya
    “ahh ahh terus say”
    Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.
    “ahh nia gue kelau ahss..”

    Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku
    “telan semua awas kalau ada yang lo keluarin”
    Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.
    “glekk glekk”.
    Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.
    “wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.”
    Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.
    “wah wah lo basah juga ya.”
    “kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya” dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.
    “wah mememku cantik bener nih”

    aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya.
    Dia menciumin pahaku pangkal paha dan d sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.
    “ahhhh sshhh..”
    Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu.
    Di ciumi dan di jilati tempat itu
    “slurrrp sllurrpp”
    “ahhhss udah bangg hhh..”

    Dia terus menjilatinya dan memasukan jari k vaginaku dan mengocoknya.
    “ohh bang udah bangg hh aku udahh”
    Aku meracau tak karuan
    Dan akhirnya. “aaaahhhhh.
    Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.
    Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.
    Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku
    “huhh ooohhhh..”

    tubuhku langsung terkulai lemas.
    “wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?”
    tanyanya smbil tertawa
    Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut.
    Tiba” preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.

    “ahh bang udah bang”
    “apanya yg udah an neng”
    “itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”
    “wah wah jadi km udah pngen ya oke deh”
    dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk
    “aahhh bangg..”
    mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*
    “aaaaww.. Sakittt”
    Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga.

    Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut.
    “udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas.
    Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.
    “ahhh aww ohh…”
    Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan
    kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.

    “ahh ahh hahh”
    dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman.
    “huhh bener” makjos deh memek lu”
    “sshhh hhh terus bang hhh”
    “ahh kenapa enak ya”
    “ooohhss iya bang terus ahh”
    aku ikut menggerakkan pinggulku.

    Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style.
    “plokk plokk plookk.” suara hentakan pahanya dengan pantatku.
    Dan semakin terasa nikmat.
    dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.
    “ahhh bang ayo bang truss ahhh…”

    entah kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya
    “assshh bang hh aaahhh..” aku sekali lagi keluar dengan hebatnya.
    “aaaaahhh ahh aku juga sayaang”
    Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.

  • Cerita Sex Pengalaman Hangat Ngentot Threesome

    Cerita Sex Pengalaman Hangat Ngentot Threesome


    596 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengalaman Hangat Ngentot Threesome, namaku Aryo, biasa dipanggi Ari. Usiaku 29 tahun belum menikah, belum punya pacar, saat ini. Asli Bandung namun aku mengontrak rumah kecil, dekat yang dengan kantorku di bilangan Gatot Subroto. Penghasilanku lumayan, hasil tabunganku 4 tahun bekerja di 3 perusahaan periklanan, dapat membeli mobil yang kuidamkan, sebuah Mercy Tiger tahun 1986, warna hitam dan gaya custom pelek lebar 18 inch, body ceper gaul, dan audio dengan sound quality yang memanjakan telinga. Cukup cocok mendukung pekerjaan dan penampilanku. Setidaknya orang dapat menilaiku seorang eksekutif menengah di sebuah perusahaan.

    Senin pagi itu aku ada janji bertemu dengan Brand Manager U******r, untuk produk shampo terkenal, berkaitan dengan pitching event shampo tersebut yang cukup menyita waktu istirahatku. Berangkat pagi pulang subuh, selama dua minggu walau diselingi dugem di HR atau di daerah Kemang sebagai pelepas penat.

    “Selamat siang, ada yang bisa dibantu?” gadis manis receptionist menyapa dengan senyum ramah di wajahnya.
    Lumayan, agak menurunkan tensi, karena terus terang hari itu aku merasa tegang sekali berkaitan dengan proposal event yang sempat aku presentasikan seminggu yang lalu.

    “Bisa bertemu dengan Ibu Silvy? Saya ada janji bertemu dengan beliau, Saya Ari, dari I*****”, sambil menunjukkan name tag-ku.
    “Mohon ditunggu sebentar, Ibu Silvy sedang ada tamu”, sambil mempersilahkan duduk, Cinthya tersenyum kembali.
    Kutahu namanya dari name tag-nya.
    “Revi kemana Mbak?” tanyaku menanyakan receptionist yang pernah kutemui saat aku presentasi.
    “Dia sudah resign, persis satu minggu yang lalu”.
    Ooo.. berarti ketika aku presentasi, hari itu adalah hari terakhirnya Revi.

    Imut sekali. Lebih cantik dari Revi Tidak terlalu tinggi, tapi terlihat manis dengan blazer coklat, blouse krem dan rok sepaha, yang cukup lumayan tinggi, hingga kulit pahanya yang mulus terlihat dengan jelas. Sepatu hak tinggi menambah seksi kaki mungil cinthya. Usianya kira-kira 24 atau 25 tahun. Ah,.. sudahlah, setidaknya dengan melihat Cinthya pikiran ku agak sedikit rileks, berhubung minggu lalu aku dibantai habis-habisan oleh Ibu Silvy, mulai dari konsep event hingga budget yang kuajukan. Berbeda dengan brand manager produk lainnya, Ibu Silvy agak sedikit dingin namun kritis sekali dalam menilai sebuah proposal. Pertanyaan yang bertubi-tubi pada saat presentasi menandakan beliau sangat berpengalaman sekalidalam menghandle produk. Saat fantasiku melayang memikirkan Cinthya dengan lingeries (dasar cowok), tiba-tiba suara Cinthya memecah konsentrasiku..

    “Pak Ari, silakan, ditunggu di ruang kerja Ibu Silvy”, sambil berdiri dekatku yang duduk di sofa ruang tunggu.
    Bau Cool Water women tercium harum sekali menambah tajamnya fantasiku tentang Cinthya, yang kusimpan dulu sementara untuk dilanjutkan setelah bertemu Ibu Silvy. Cinthya jalan didepan mengantarku menuju raung kerja Ibu Silvy. Roknya cukup ketat, hingga menampilkan garis CD yang tidak biasanya ku lihat.. G-String! Woow.. Kalau aku Ryo Saeba (City Hunter) tentunya aku telah dibuatnya mimisan. Tamu Ibu Silvy terlihat keluar dari ruangan Ibu Silvy. Sososk yang tidak mungkin kulupakan, Hendra! bajingan itu mencuri konsepku dua tahun yang lalu ketika sama-sama kerja di B**O. Kurang ajar.. ngapain dia ketemu Ibu Silvy? Apakah dia mengerjakan proyek yang sama seperti aku tangani sekarang? Diakah musuh pitchingku? Who cares! Ketika saling papasan kami hanya saling pandang sebentar dan berlalu begitu saja..

    “Ibu, pak Ari dari I*****”, Cinthya memberitahu Ibu Silvy yang sedang duduk menghadap jendela kaca.
    Begitu membalik, Ibu Silvy sedang memegang proposalku dan melemparnya ke meja dihadapan beliau. Glek!.. This could be the end of the world.. Perasaanku semakin tidak enak, karena pengalamanku selama mengerjakan 19 proposal proyek event atuapun Integrated Marketing Communication, hanya 2 yang ditolak, itupun kalah pithcing denga agensi lain. Berarti ini yang ketiga dari 20.. que sera sera.. what ever will be, will be.

    “Duduk Ri,..” seiring pintu ditutup Cintya dari luar.

    Kira-kira 3 menit ruangan itu hening. Terus terang aku semakin grogi dibuatnya. Tidak terpikirkan satu katapun untuk diluncurkan membuka kebekuan ini. Ibu Silvy melihat proposalku sambil sesekali melirik padaku. Gilaa.. Aku semakin salah tingkah dibuatnya.. tidak pernah sebelunya aku merasa setegang ini dan menjadi tidak pede.

    “Ha.. ha.. ha.. ha.. nggak usah tegang gitu deh Ri!” sambil berdiri dan berjalan ke lemari es kecil di samping sofa di ruangannya.
    “Mau minum apa Ri..?” sambil membuka lemari beliau berkata.
    Puihh.. tensiku sedikit menurun.

    “Ehm.. anything you drink.. same as you I guess”, masih beku lidahku, walaupun di lemari es itu kulihat Vodka Cruiser, minuman kegemaranku.
    Beliau mengambil 2 Coke kaleng dingin. Satu ditaruhya di depanku setelah sebelumnya beliau buka.

    “Honestly.. I do like your proposal.. very much!” sambil kemudian meneguk Coke dari kalengnya.
    Sedikit mengibaskan rambutnya sebelum minum, leher jenjangnya terlihat putih, sangat seksi..

    Hampir loncat dari kursi aku mendengarnya dan berteriak hore.. Namun tidak kulakukan.. Jaim.. jaim Ri..

    “O ya..? How could you posibbly like my proposal? Perasaan aku bikinnya nggak begitu pede bu,” kataku merendah, sambil kumundurkan badanku menyentuh sandaran, hingga merasa rileks.

    “Oo.. jadi kalo pede, mungkin lebih bagus lagi yaa..? Ah, lu bisa aja deh Ri”, sambil sedikit tertawa.
    Hari itu Ibu Silvy yang kukenal ketika pertama kali presentasi sangat berbeda. Imageku tentang Bu Silvy langsung berubah 180 derajat. She’s so lovely today.

    “Mmm, sini deh Ri..!” kembali berdiri dan berjalan menuju sofa.
    Sedari tadi baru sekarang aku penampilan Ibu Silvy yang begitu menggairahkan, karena konsentrasiku masih tertuju pada proposal. Blouse putih, tipis ketat, menampilkan garis bra hitam yang begitu menggoda. Rok tinggi hitam dan stocking hitam tipis membungkus kakinya, ditambah sepatu hak tinggi bergaya stilletto semakin menambah beliau seksi.

    Aku berjalan mengikuti beliau duduk di sofa. Beliau duduk di one piece sofa sedangkan aku duduk di sofa besarnya. Aku duduk agak di tengahnya dan beliau duduk di sofa sebelah sofaku dan membentuk sudut 90 derajat kira-kira.

    “I like the idea about hair test.., hal itu dapat membangkitkan ketergantungan konsumen pada produk S*****k. I mean, we can find the reason why people must use certain variances..”, kulihat semangat di matanya, pertanda proposalku diterima. Bahasanya campur aduk Inggris-Indonesia, lu gue, dan segala kosa kata yang masih kumengerti.

    Percakapan itu semakin hangat. Gestur Ibu silvy semakin santai dengan bermacam posisi. Sekali-kali bersandar, kemudian maju lagi. Seringkali menyilangkan kakinya bolak-balik, membuat aku sedikit melirik ke arah pahanya dan memikirkan apa yang ada di balik roknya, membuatku semakin tidak enak duduk, karena burungku sudah ingin lepas dari sangkarnya. Apalagi beliau sering sekali menepuk pahaku, walaupun aku sudah berusaha untuk menjauh sedikit, karena ingin menjaga imageku. Hingga akhirnya dudukku semakin ketengah sofa, yang otomatis membuat jarak duduk cukup satu orang di sampingku. Konsentrasiku semakin terpecah, ya mendengarkan Ibu Silvy, sambil sesekali membalas percakapan, dan melihat beberpa bagian tubuh Ibu Silvy, muali dari kancing atas blousnya yang tidak tertutup, yang dengan jelas memperlihatkan dua bukit tertutup bra berlace hitam, dan ke arah bagian paha hingga dalamnya rok atasnya.

    “But, before I accept this proposal, ada beberapa hal yang pengen gue omongin sama elu”, sambil menarik badannya bersandar pada sofa.
    Jarak duduk dia yang agak jauh dengan senderan sofa, membuat dia agak sedikit berbaring. Kedua pahanya terbuka, membuat aku semakin penasaran daerah yang tadinya gelap. Tanggannya menarik sedikit roknya ke atas. Jantungku sedikit berdegup keras, sambil menelan ludah mataku terkonsentrasi pada daerah tadi.

    “Gue dari tadi merhatiin elu liatin badan gue.., lu suka khan..?” sambil senyum sedikit menggoda.
    “Eehhm.. mm.. mmaksud Ibu..?” tergagap aku mendengar pertanyaan itu.
    “Gak usah panggil gue Ibu, panggil gue Silvy”, sambil berpindah posisi duduknya di sebelahku.
    Gila.. mau ngapain nih si Ibu? Pikirku dalam hati. Terus terang, hasrat kelelakianku makin kuat.
    “Don’t be so naive.. Ini khan yang lu tunggu..?” bibirnya mendekati mukaku.

    Kontan aku menyambutnya. Hilang sudah perasaan sungkanku pada beliau. Yang ada hanya nafsu yang ingin kupuaskan, setelah 2 minggu puasa kebutuhan biologis, mengerjakan proposal proyek ini. Bibir kami bersatu, lidah kami saling menyeruak masuk ke dalam rongga mulut. Sambil mendorong badanku hingga akhirnya tiduran di sofa panjang itu, Silvy, begitulah kupanggil namanya sekarang tanpa atribut Ibu, semakin agresif meraba burung yang masih dalam sangkar namun sudah berdiri tegak. Rasa pegal di burung akhirnya hilang ketika kusadari Silvy telah membuka celanaku, dan mengeluarkan penis yang berdiri tegak, mencari sangkar hangat.

    “Jika lu mau proyek ini goal, puasin gue sekarang.. ngerti? Gue gak ragu-ragu untuk menunda atau menolak porposal lu, kalo lu gak puasin gue hari ini..”, ancaman itu terdengar menantang sekaligus anugrah yang tak terkira.
    Kemejaku telah terbuka, Silvy menjilati dan mencium leherku, kemudian turun menjalar ke bawah, centi demi centi dadaku, hingga akhirnya menjilati dan menciumi putingku. Putingku digigitnya, menimbulkan sensasi luarbiasa. Aku berusaha melepas baju yang dipakai Silvy, hingga akhirnya kulempar entah kemana. Tinggallah silvy hanya menggunakan bra hitam seksi, sambil masih menjilati tiap centi dadaku.

    “Oooh.. Sil.. god.. mmh” aku meracau menikmati permainan lidahnya.
    Silvy begitu buas menjilati dadaku yang ditumbuhi sedikit bulu. Tanganku meraih pengait bra, dan terlepas. Kulepaskan dan kulempar lagi entah kemana. Kini dua daging kembar itu menyentuh perutku. Semakin Silvy bergerak kebawah, terasa gumpalan daging itu memijat penisku dan semakin memberikan sensasi luar biasa. Tiba-tiba, Silvy menghentikan kegiatannya, dan berdiri.

    “Tunggu, gue punya kejutan tambahan buat lo..”, sambil berjalan menuju telepon.
    “Cin, ke ruangan ku sebentar,.. gantiin tugas mu sama Marini. Minta sama dia, Gue gak mau terima telepon, gue gak terima tamu hari ini sampe jam 5. Is that clear?” jawaban Cinthya di speaker phone mengakhiri permintaan Silvy.
    Aku kaget setengah mati, dan buru-buru mengancingkan kemejaku dan berusaha merapikan celanaku.

    “Ri, nggak perlu deh lu rapiin, .. ..”, ujar Silvy, seraya pintu dibuka oleh Cinthya.
    Cinthya tersenyum ke arahku, sambil mengunci pintu dari dalam dan lalu menghampiri Silvy yang masih berdiri dekat meja. Kekagetanku bertambah, ketika mereka berpelukan dan saling cium ala french kiss. Cinthya meremas payudara Silvy, sambil berciuman.

    “Cin, mau kan nemenin aku muasin diriku bareng Ari?” tiba-tiba Silvy berubah jadi romantis.
    Cinthya mengangguk tanda setuju dan tersenyum ke arahku. Fantasiku jadi kenyataan, akhirnya aku dapat menikmati tubuh Cinthya.

    Mereka berdua menghampiriku. Silvy kembali menciumku, bibir kami saling berpagut. Sementara Cinthya mengeluarkan batang penisku, yang kemudian dihisapnya. Woow sensasi luar biasa.

    Gantian kuhisap payudara Silvy, dan dia pun melenguh.
    “Eughh.. hmm.. Ari.. ahh..”, ceracau Silvy, sambil kuremas pantatnya.Kusingkapkan roknya, dan ternyata Silvy memakai pantyhose, stocking celana. G-String hitam membayang menambah gairah. Sementara Cinthya masih sibuk dengan penisku. Hisapan sangat enak, pertanda dia pun pengalaman. Sambil membuka satu-persatu pakaiannya, Cinthya menjilati zakarku, ujung penisku pun tak luput dibikin geli olehnya, hingga akhirnya tinggal g-stringnya yang masih menempel.

    Aku akhirnya berbaring di sofa panjang, gantian Silvy menjilat dan menghisap penisku, sementara vagina Cinthya berada di atas mukaku. Kujilati vagina yang sudah mulai becek dari sela g-string yang masih menempel.

    “Ahh, .. Ehm.. nikmath sekalihh.. uhh..”, lidahku menari di vagina Cinthya.
    Cinthya membungkuk hingga akhirnya kami membentuk posisi 69, bergabung dengan Silvy yang tengah menghisap penisku. Bergantian mereka menjilat dan menghisap penisku, dan kadang mereka saling menjilat lidah masing-masing, ataupun berciuman.

    “Slurp.. Slurp.. mmcup.. ahh.. slurp..”, bunyi hisapan bercampur air liur mereka yang membasahi penisku.

    “Aaach.. Arii.. ohchh.. aahh”, Cinthya berteriak, tanda orgasme.
    Mulutku pun belepotan oleh cairan vagina Cinthya. Cinthya beranjak dari mukaku dan duduk di sofa satunya lagi.

    “Sekarang giliranmu Sil”, kataku mulai berani untuk mengimbangi permainannya.
    Rasa sungkan itu hilang seiring munculnya nafsu menggebu untuk turut menikmati vagina Silvy. Silvy berbaring di sofa panjang. Terlihat noda basah di sekitar pantyhose yang menutupi g-string dan vaginanya.

    Kujilati perlahan pantyhosenya, menambah lebarnya noda basah tersebut. Kuakui, akhirnya aku menyukai wanita dengan pantyhose terpasang seperti Silvy. Silvy menggelinjang keenakan. Kugigit hingga sobek pantyhosenya, hingga membuat lubang dan dengan jelas menampakkan CD hitam seksinya. Kusingkapkan ke pinggir, hingga celah vagina Silvy terlihat. Peduli amat aku harus ganti atau tidak pantyhosenya. Seribu pantyhose pun yang dia minta pasti kuganti.. mercy aja aku bisa beli apalagi yang begituan.

    Penetrasi lidahku semakin buas, membuat Silvy mengerang kenikmatan, dan sesekali berteriak. Kutahu pasti ruangan itu kedap suara, karena pintunya pun sangat tebal, duakali tebal pintu biasa kali. Sementara itu Cinthya yang masih kelelahan, memainkan vaginanya dengan jari, sambil menikmati permainanku dengan Silvy.

    Erangan kuat Silvy menandai dia telah mencapai puncaknya, semakin besar pula lah, noda basah di pantyhose sekitar vaginanya.

    “Ari.. aku puas banget, Ri sungguh..”, Silvy memuji permainan lidahku.
    “Just wait ladies, you haven’t seen it all..”, kataku sambil melepaskan kemeja yang sudah terlepas kancingnya.
    Kuturunkan juga celana lea permanent pressku dan cdnya.

    Perlahan ku hampiri Silvy yang masih terbaring. Kuraih kaki indah yang masih terbungkus pantyhose hitam. Kujilati ujung kakinya, sambil sesekali kukgigit perlahan, menimbulkan rasa geli yang tak dapat ditahan Silvy, hingga tubuh indah Silvy bergerak ke kanan dan ke kiri. Kaki Silvy menimbulkan bau harum khas yang menambah naiknya libidoku ke ubun-ubun. Ku sususri betis hingga paha dengan lidahku, hingga akhirnya sampai pada vagina basahnya. Sekitar lima menit kujilati, lalu aku berdiri tegak. Bagai pedang terhunus, ku dekatkan penis tegak ini ke vagina Silvy. Lewat lubang pantyhose yang kubuat dan celah g-string yang tersingkap, ku mainkan penisku, mengusap labia mayora Silvy yang sudah becek.

    “Masukin.. Ri.. Ayoo.. Masukin sayang, aku udah nggak tahan.. jangan sikhsa akuhh Rii.. Ingat proposalmu sayang.. ohh..” dalam keadaan terangsangpun Silvy masih bisa mengancam.

    “Siap ya sayang..,” dan perlahan centi-demi centi batang penisku amblas di vagina hangat dan sempit ini.
    Bless.. seluruh batangku dilahap vagina Silvy. Rasa hangat dan geli semakin terasa. Apalagi vagina Silvy seperti memijat penisku. Perlahan kucabut dan kumasukkan kembali dengan tempo yang semakin cepat. Tangan Silvy merangkul leherku. Gerakan pantatku maju mundur dengan irama yang makin cepat.

    “Oh.. Oh.. Oh.. Good.. ah.. aa.. aahh” kata-kata itu muncul seirama dengan keluar masuknya penisku di vagina Silvy.
    Smentara itu Cinthya yang sedari tadi memainkan vaginanya, menghampiri Silvy. Bibir mereka saling berpagut, kemudian lidah Cinthya menjalar ke leher hingga payudara Silvy. Dihisapnya puting Silvy sambil sesekali digigitnya.

    “Damn it, You fuck me ghhoodd.. occhh.. .Shit!” Silvy kembali meracau.
    “I wanna cum.. I wanna cumm.. AAHH.. Shit.. You’re really good honey..”.
    Tidak percuma aku merawat tubuhku di Gym hotel Mulia Senayan. In fact, aku juga punya langganan tetap penyaluran hasratku di sana. Seorang Instruktur aerobic cewek.

    Kucabut perlahan penisku dari vagina Silvy. Aku menghampiri pantat Cinthya yang masih sibuk menjilat puting payudara Silvy. Kuturunkan CD-nya, dan kulepas dari kakinya. Kuciumi sebentar, dan aromanya membuat libidoku semakin meledak. Kugigit g-string warna krem tadi sambil kuarahkan penisku, mencari lubang anus Cinthya. Kubasahi penisku dengan ludahku sendiri. Cinthya tampak agak keberatan karena pantatnya bergerak-gerak terus kiri kanan. Namun sekali kesempatan kupegangi kuat-kuat pantanya. Kumasukkan perlahan. Cinthya menjerit. Pertama akupun merasa perih, namun lama-lama, seiring dengan banyaknya ludah kuoleskan di penis, semain licin pula jalan masuk. Cinthya pun merasa keenakan, mendapat sensasi baru ini.

    “Ari.. Achh.. Nikmat sekali.. aduuhh.. Ari.. cepetin dong.. achh” racau Cinthya.

    “Yes, fuck her in the ass baby!”, seru Silvy sambil mengubah posisi dengan vagina menghadap muka Cinthya.
    Cinthya tidak melepaskan kesempatan untuk menjilat vagina Silvy. Permainan tetap berjalan bertiga. Sesekali kutampar pantat Cinthya, membuat Cinthya melenguh kesakitan, namun suaranya menambah sensasi.

    Geli di ujung penisku semakin kuat. Tak berapa lama ku cabut batang penisku. Cinthya membalik menghadap penisku sambil duduk di sofa. Begitu pula Silvy. Kukocok cepat penisku, sementara mulut mereka telah siap menerima spermaku.

    “Give it to me darling.. yes.. shake it..! seru Silvy menyemangati kocokanku.
    “Ayo Ri.. aku udah lama nggak minum sperma.. c’mon Ri”, Cinthya pun turut menyemangati pula bersahut-sahutan dengan Silvy.

    “I’m Cumming.. oh.. oh.. oh.. AARGHH..!”, teriakku, seiring dengan keluarnya sperma, menyemprot muka mereka berdua silih berganti.
    Cinthya dan Silvy menjilati leleran spermaku di mukanya, sesekali mereka juga saling menjilat. Oooh, pengalaman pertama orgyku yang hebat.

    Aku terduduk lemas, mereka menghampiriku sambil kemudian menjilati batang penis yang masih penuh dengan sisa-sisa sperma. Tentunya perbuatan mereka membuatku menggelinjang.

    “Ok, Ri, .. you’re the best fucker I’ve ever know.. and proposal lu juga gue terima”, kata Silvy sambil duduk di samping kananku.
    Sementara Cinthya berada di samping kiriku. Kenikmatan ganda yang tiada duanya.
    “Ri, thank you very much”, ujar Cinthya sambil kemudian melumat bibirku

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid


    843 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Mantan Murid, Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi, Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Ngentot ABG Keenakan di Entot – Foto Ngentot September 2018

    Foto Ngentot ABG Keenakan di Entot – Foto Ngentot September 2018


    2937 views

    Perawanku – Cewek mana sih yang tak geli-geli keenakan kalau itil nya dientot dengan keras? Semua cewek pasti akan merasakan nikmatnya liang surgawinya diobok-obok penis pria yang sudah berdiri tegak menantang. Wanita dengan memek rapat memang memiliki pesona tersendiri bagi pria-pria. Wanita seperti ini terkesan natural, namun tetap liar dan bergairah ketika itil nya digenjot sekeras mungkin di ranjang. Nah, untuk membuktikan hal tersebut, kamu bisa saksikan sendiri pada foto-foto itil berikut ini

    Selain foto itil diatas, sudah ada juga lho bray koleksi lainnya. Di cek yuk di halaman utama kami. Ada Cerita Sex + Foto ngentot juga loh..

  • CERITA SELINGKUH NIKMATNYA NGENTOT TUKERAN ISTERI

    CERITA SELINGKUH NIKMATNYA NGENTOT TUKERAN ISTERI


    1047 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SELINGKUH NIKMATNYA NGENTOT TUKERAN ISTERICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Semua telah dirancang dengan teliti.Bukan mudah hendak mendapat peluang dan kesempatan melihat isteri main dngan lelaki lain.Ini adalah pertama kalau kalau jadi aku akan dapat melihat dengan mata kepala sendiri isteri main dengan lelaki lain.

    Cerita Mesum Nikmatnya Ngentot Tukeran Isteri – Isteri aku pernah main dengan lelaki lain sebelum ini tapi aku tak dapat melihatnya sendiri.Pertama kali itu aku jugak yang rancangkan.

    Dari perkenalan dalam internet aku dapat pasangan yang sama2 sealiran.Kami berjanji di satu Hotel dan bila bertemu kami hanya book satu bilik saja.Entah macam mana,kami bersetuju masuk bilik secara bergilir2.

    Nak buat macam mana,terpaksalah aku setuju sebab ini pertama kali dalam sejarah hidup.Jadi setelah dipersetujui aku pun masuk lah bilik dulu bersama pasangan baru aku tu.Tak banyak yang dapat aku ceritakan kerana aku tak berapa bersungguh untuk main dengan pasangan baru aku tu kerana aku lebih ghairah memikirkan isteri aku akan main dengan pasangan barunya nanti.

    Aku terpancut cepat ketika main dengan pasangan aku tu.Aku tak puas.Pasangan aku pun aku rasa tak puas jugak tentunya.Selepas kami selesai lalu kami pun turun ke lobi untuk berjumpa isteri aku dan suami pasangan aku tu.

    Mereka tersenyum bila melihat kami.”cepat” kata mereka.Apa yang dapat kami katakan.Aku terpaksa mengaku yang aku tak tahan sangat nak buat macam mana.Kini tibalah pulak giliran isteri aku mengikut lelaki itu kedalam bilik.Dia agak keberatan,maklumlah tak pernah buat kerja semacam tu sebelum ini. nomor jitu

    Terpaksalah aku pujuk kerana kata ku aku dah dapat isterinya,hendak tak hendak terpaksalah dia pula kena main dengan suaminya pula.Isteri dengan berat hati dan dalam keadaan terpaksa ikut lelaki itu naik kebilik.Setelah isteri aku hilang dari pandangan mata aku bila pintu lif tertutup,tak dapat aku nak luahkan dengan kata2 bagaimana perasaan aku ketika itu bila memikirkan yang isteri aku akan main dengan lelaki lain sekejap lagi.

    Takut,berdebar,ghairah dan entah apa2 perasaan lagi pun aku tak dapat nak ceritakan.Sesak nafas aku dibuatnya.Tak terkeluar sepatah kata pun aku waktu itu walaupun pasangan baru aku yang baru saja aku setubuhi ada bersama aku ketika itu.

    Apa yang aku fikirkan dan bayangkan ketika itu ialah isteri aku yang telah aku kahwini selama ini sedang berada dalam bilik bersama lelaki lain yang baru kami temui.Masa terasa amat lambat berlalu.Fikiran aku bercelaru.

    Gemuruh tubuh aku,gementar pun ada dan sebenar nya aku tak dapat nak gambarkan perasaan aku waktu itu.Bercelaru dan buntu.Ada rasa takut,ada rasa ghairah dan entah apa2 rasa lagi yang aku sendiri tak tahu.Mengelabah dan tak senang duduk aku dibuatnya.

    Setelah lama dan puas aku menunggu,pintu lif terbuka dan tersembul lah wajah mereka yang aku tunggu2 selama ini.Mereka berjalan beriringan dan masing2 nampak ceria dan tersenyum.Hati aku lega benar bila mereka dah selesai semuanya.Kami berbual sebentar dalam suasana yang amat mesra dan selepas itu kami pun berpisah.

    Dalam kereta menuju balik kerumah aku tak sabar2 bertanyakan isteri aku apa yang berlaku antara mereka.Isteri aku pun sama.jadi aku pun ceritalah apa yang berlaku antara aku dengan pasangan aku tu.Aku cerita dulu sebab aku tak sabar2 nak mendengar ceritanya pulak.

    Isteri aku berkata apabila sudah berada dalam bilik,dia duduk dihujung katil dan lelaki itu duduk sebelahnya.Mereka berbual sebentar dan faham lah lelaki itu bahawa ini adalah kali pertama bagi isteri aku main dengan lelaki lain setelah kami berkahwin.Isteri aku pada waktu itu masih rasa keberatan untuk buat hubungan sex dengan lelaki itu.Kalau boleh biarlah mereka berbual dan lelaki itu tak jadi sentuhnya apatah lagi main dengannya.Lelaki itu pandai memujuk.

    Katanya dia akan buat isteri aku gembira malam itu dan dia tidak akan lakukan apa2 yang isteri aku tak suka.Sambil membisikan kata2 sayang ketelingga isteri ku dia pun mula mencium isteri aku.Kemudian mereka bercium mulut dan saling menghisap lidah.Mencium pipi,leher dan tangannya mula memainkan peranan.

    Isteri aku mengaku dia mula hanyut dan dah mula terasa sedap dan nikmatnya disentuhi dan dicumbui oleh lelaki lain.Maklum lah dengan aku suaminya ini dah bertahun kami main dah tak terasa kelainannya lagi.Dah tak ada apa yang istimewanya lagi. Isteri aku sudah di buai nimat akibat di perlakukan oleh teman baru nya itu.

    Mata isteri aku terpejam kerana keasyikan yang tak terhingga bila teman nya mecium leher dan tangannya mengusap dan meramas2 payu dara nya(masih berpakaian lengkap).Temannya sedar isteri aku telah lemas dan rela diperlakukan apa saja,dia pun mula menanggalkan baju isteri aku.Tinggallah bra dan kain nya saja.Dia terus mencium dada isteri aku dan isteri aku tak tahan dan terpaksa baring.

    Temannya mengiringkan badan isteri aku dan dia membuka butang branya dan tersembul lah payu dara isteri aku.Isteri aku sendiri merasa teramat terangsang dan ghairah sekali bila temannya membuka baju dan branya.

    Maklumlah ini kali pertama dia bersama lelaki lain selain daripada aku.Isteri aku mengaku dia amat terangsang dan merasa ghairah sangat pada waktu itu.Dalam hatinya dia mahu lelaki itu teruskan aktivitinya meraba,mengusap,mecium dan mengomolinya.

    Temannya sudah berpengalaman dan tahu keadaan isteri aku waktu itu dengan melihat mata dan reaksi isteri aku.Dia tersenyum kerana isteri aku dah mengalah dan sekarang menyerah tubuhnya sepenuhnya kepadanya.

    Temannya tak melepaskan peluang terus menghisap dan sebelah tangan meramas2 payu dara yang sebelah lagi.Sebelah tangan lagi mengusap2 perut dan turun ketundun isteri aku.Mata isteri aku terpejam,nafasnya kencang,dadanya sesak menikmati kepuasan.Isteri aku mengaku dia terpancut dan pantatnya berair ketika lidah temannya menghisap puting teteknya dan tundunnya diraba dan diusap.

    Isteri aku dah hilang kewarasan,dia merenggek2 kecil,mengetap bibir dengan mata yang terpejam.Temannya bertindak membuka kainnya.Mencium paha dan sekitar pantatnya.Isteri aku lupa diri dan lupa segalanya.Kenikmatan menguasai diri.Temannya melurut turun pantiesnya yang lembap akibat air isteri aku yang dah banyak keluar.

    Nah sekarang isteri aku berbogel terbaring diatas katil bersama teman barunya.Isteri aku tak dapat menceritakan betapa nikmat dan dirinya benar2 hanyut bila teman nya mencium dan menjilat pantatnya.Air nya keluar lagi.Setelah puas temannya mencium dan menjilat indah isteri aku,dia pun membuka semua pakaiannya.

    Agak mengambil masa juga bila dia membuka pakaiannya sendiri tanpa pertolongan isteri aku.Dengan masa rehat sekejap itu isteri aku pun membuka mata kembali dan terlihat lah dia dengan mata nya sendiri dihadapannya berdiri seorang lelaki lain yang sedang berbogel.Terlihatlah dia kepada konek lelaki itu.Keras terpacak.Kata isteri aku koneknya kecil sedikit berbanding aku punya tetapi kerasnya lain macam.Ternampak benar2 keras.

    Temannya merangkak keisteri aku yang sedang berbaring.Isteri aku faham sekarang tiba pula giliran dia memainkan peranan.Isteri aku yang sudah hanyut dalam keghairahan itu mencapai konek teman nya dan terus menghisapnya dengan penuh romantis sekali.

    Aku sudah berpesan padanya supaya hisap konek lelaki dengan perlahan dan penuh romantis.Jangan nampak gelojoh.Isteri aku terus menghisap konek temannya sambil tangannya memainkan telurnya.Temannya mendengus dan mengerang kecil,air mazinya terkeluar dan isteri aku mengaku dia dapat merasakan nya dan dia terus hisap dan menelannya.

    Mungkin temannya tak tahan diperlakukan begitu oleh isteri aku,dia pun menarik cepat2 koneknya dari mulut isteri aku.Dia mencium dan menjilat pula indah isteri aku.Isteri aku berair lagi dan pantatnya memang kebasahan betul.

    Lelaki tadi sudah tak dapat tahan agaknya dia terus menindih isteri aku,memegang koneknya dan menusuk kelubang indah isteri aku.Isteri aku benar2 hanyut.Tenggelam dalam nikmat nafsu yang bergelora.Lupa dia pada segala2nya.Lupa dia yang sebelum ini dia keberatan untuk terjerumus dalam aktiviti sebegini.Diri dia sudah dikuasai nafsu sepenuhnya.

    Isteri aku tak dapat ceritakan sebenar nya apa yang berlaku bila temannya mula mula menusuk koneknya kepantat isteri aku kerana dia benar2 hanyut dalam keghairahan dan tak sedar apa yang berlaku.Setelah menyorong tarik ,masuk dan keluar indah isteri aku,teman nya dah tak tahan benar dan dia benar2 hendak terpancut dan dia berbisik ditelingga isteri aku.

    Katanya,”sayang,abang dah nak keluar ni,nak lepas kat mana?”Isteri aku yang sedang dalam kegahirahan yang amat sangat itu menjawab,”lepas kat dalam,bang”.(Isteri aku baru lepas period dan waktu itu adalah waktu selamat).

    Temannya puas mendengar jawapan isteri aku dan menambahkan kelajuan tusukannya.Dua2 sudah lupa segalanya.Masing2 dalam rasa keghairahan yang teramat sangat.Nafsu telah menguasai mereka berdua.Mereka dipuncak kepuasan yang teramat sangat.

    Akhirnya lelaki itu membenamkan koneknya sedalam mungkin kedalam indah isteri aku dan melepaskan pancutannya.Isteri aku tersentak dan terangkat punggungnya menahan kesedapan yang tak terhingga.Teman nya rebah menindih isteri aku dan mereka berkucup kepuasan.

    Temannya kebilik air membasuh dan isteri aku terus memakai panties nya.Aku dah berpesan dari awal lagi,kalau dia sanggup main dengan lelaki lain dan sampai pada tahapnya bila lelaki itu hendak terpancut air maninya dan pada ketika itu jika isteri aku sanggup membiarkan lelaki itu terpancut didalam pantatnya,dia tidak boleh membasuhnya.Biarkan didalam dan terus pakai panties.

    Cerita Porno Nikmatnya Ngentot Tukeran Isteri – Kerana aku ingin lihat buktinya.Nampak nya isteri aku ingat akan pesanan aku itu.Temannya keluar dari bilik air dan bertanya dengan hairan mengapa isteri aku tak pergi membasuh.Dia dengan selamba menjawab,”nak bawak balik buahtangan untuk suami”.

    Temannya tersenyum mendengar jawapan itu.Itu lah kisah pengalam pertama kami>Kali pertama aku main dengan isteri orang dan kali pertama juga isteri aku main dengan lelaki lain.Sayangnya aku tak dapat melihat aksi mereka.

    Aku dan isteri sanggup membuat aktiviti ini hanya semata2 kerana terpengaruh kepada adegan2 dalam vcd lucah yang pernah kami tonton.Aku ingat lagi pertama kali bila aku menyuarakan niat aku hendk melihat isteri aku main dengan lelaki lain.Tentulah dia membantah.Lama kelamaan aku berjaya memujuknya untuk mencuba.Itu lah ceritanya bagaimana kami boleh terjerumus dalam hubungan sex sebegini.

    Isteri aku akhirnya mengaku dia pun sedap dan puas bila main bersama teman nya itu.Aku pun mencadangkan pada nya untuk main lagi dengan syarat kali ini aku nak lihat sendiri.Dia setuju dan ini lah yang sebenarnya yang hendak aku ceritakan disini bagaimana kami boleh sampai hingga kesini.

    Balik kepada mukadimah diatas tadi,maka sampailah hari dan saat yang ditunggu2.Peluang melihat isteri main dengan lelaki lain.

    Aku kenal lelaki ini didalam internet juga.Setelah aku pasti dia boleh dipercayai dan merupakan calon yang sesuai aku pun berikan nombor talipon kami untuk dia hubungi dan berkenalan dulu dengan isteri ku.Mereka saling berhubung talipon selepas itu dan topik perbualan mereka sudah termasuk soal2 sex.Nampaknya merka(isteri ku dan temannya)mesra dan serasi.

    Aku pun merancangkan dengan teliti.Masa dan tempat yang sesuai harus ditentukan dulu.Setelah semuanya beres aku berpesan pada isteri aku bagaimana dan apa kah yang boleh dan tak boleh dilakukan semasa bersama nanti.Aku merancangkan supaya mereka berdua dapat bersama semalaman.

    Aku membeli baju tidor,bra dan panties baru untuk isteri aku bagi meraikan malam yang penuh istimewa ini.Baju tidor putih yang tentunya jarang dan amat seksi sekali dengan satu set bra dan panties warna hitam.

    Tibalah hari dan saatnya.Lelaki tadi sudah book satu bilik dan menunggu didalamnya.Seperti yang dijanjikan aku sampai dibilik nya jam 8.20 malam.Sampai dihadapan pintu bilik aku menekan loceng.Isteri aku sembunyi dibelakang.

    Dia merasa gementar dan amat berdebar untuk bertemu teman barunya.Maklumlah selama ini hanya berbual melalui talipon saja.Belum pernah tengok muka.Entah macam mana orangnya.Takut dan berdebar.

    Pintu dibuka dan nampak lah lelaki tadi.Isteri aku terkejut dan terkedu kerana tak seperti yang dibayangkannya.Walau apa pun kami berjalan masuk.Aku terus duduk dikerusi dan isteri di atas katil.Oh ya,kami saling bersalam dan memperkenalkan diri sewaktu dimuka pintu tadi.

    Kami berbual2 sebentar.Aku diatas kerusi dan mereka berdua diatas kati berdua.Seperti dirancangkan isteri aku membawa beg yang dibawanya

    kebilik air.Dalam beg itu lah ada pakaian tidornya yang baru dibeli itu.Isteri aku ingat rancangan awal kami dan terus memangil teman barunya kebilik air.Terdengar suaranya memanggil dari bilik air,”bang,mari kejap”.Aku pura2 tanya,”abang yang mana?”.Isteri menjawab,abang yang baru la”.Aku tersenyum dan teman nya berjalan kebilik air.Aku tak tahu apa yang sebenarnya berlaku.

    Tetapi rancangan awal aku ialah bila didalam bilik air aku mahu mereka bercium dulu sepuas2nya dan akhirnya meminta temannya membuka semua pakaiannya.Setakat itu saja dan kemudian temannya akan keluar semula dimana isteri aku menggenakan pakaian tidornya.

    Aku tak tahulah apa sebenarnya yang berlaku diantara mereka.Tetapi yang aku tahu aku kerasa amat terangsang dan ghairah sekali bila membayangkan apa yang mereka berdua sedang buat.Sekejap lepas itu lelaki itu pun keluar semula dan kami berbual2 lagi.Selepas itu keluarlah isteri aku dengan pakaian tidor nya yang teramat seksi pada pandangan aku.

    Baju tidor berwarna putih dan jelas terlihat didalamnya bra dan panties yang berwarna hitam.Nafsu aku teramat2 terangsang hingga tak tahu nak cerita bagaimana perasaan aku waktu bila melihat isteri aku dengan pakaian tidornya yang seksi dilihat oleh teman barunya dan aku memahami benar isteri aku ini akan disetubuhi sepuas2nya oleh teman barunya ini.

    Terkeluar kata2 dari mulut aku,”ni yang abang tak tahan ni.Rasa nak bawak balik rasanya.Jealous abang macam ni”.Isteri aku dengan selamba terus duduk betul2 disebelah temannya dan berkata,”ha…jangan mengarut.Dah janjikan nak bagi peluang pada kami,saya tak kira,malam ini saya adalah hak abang baru saya ini.

    Abang yang rancangkan semua ini.”Isteri aku berani cakap macam tu sebab mereka dah berhubung lama dengan talipon dan sudah berjanji akan main puas2 bila dapat bersama nanti.

    Sebenarnya dalam hati aku yang waras ,memang aku jealous,tapi kerana nafsu aku turutkan jugak rancangan asal kami.

    Kami terus berbual2.Sambil itu isteri aku sudah rasa keghairahan agaknya terus memegan tangan temannya dan megusap2nya.Aku dah tak sabar lagi nak lihat isteri aku main dengan temannya terus berkata,”abang nak kena balik ni,kalau boleh abang nak tengok la apa yang selama ini abang nak tengok”.Isteri aku faham dan ingat rancangan asal kami.

    Dia mulakan langkah dengan mencium pipi temannya.Temannya juga faham dan sememangnya dia kena lakukan juga aksi sek dengan isteri aku supaya lagi cepat selesai lagi cepat lah aku boleh balik dan dapat lah mereka berdua saja menikmati masa bersama hanya mereka berdua saja.

    Mereka sekarang bercium,berkucup mulut,saling bertukar dan menghisap lidah.Aku dapat saksikan sekarang didepan mata aku sendiri aksi sek isteri aku.Mereka berkucup begitu kusyuk sekali maklumlah dah pernah membuat phone sex sebelum ini agaknya.Temannya membaringkan isteri aku dan terus menggomolinya dengan penuh bernafsu sekali.

    Apa yang aku ingin sangat lihat dah berlaku didepan mata aku.Isteri aku seperti jatuh cinta dengan teman baru nya ini.Sungguh asyik dia melayani adengan2 sex dari temannya tanpa sedikit pun dia menoleh kepada ku.Adakah dia benar2 dalam keadaan bernafsu atau pun dia sudah jatuh hati pada teman barunya ini dan dah tak hiraukan aku lagi atau pun dia ingin membalas dendam kerana aku yang ingin sangat lihat dia main dengan lelaki lain dan sekarang masanya dia benar2 main tanpa pedulikan aku lagi.Aku masih diatas kerusi.

    Mereka masih bergomol dan bergumpal.Agak ganas juga aksi mereka.Habis satu kati mereka berpusing.Sekejap isteri diatas dan sekejap isteri dibawah pula.Adengan mereka setakat ini hanyalah berkucup,meraba ,menghisap dan meramas. Aku yang melihat terasa pedih konek kerana konek aku sudah tegang didalam seluar.

    Aku lihat temannya berbisik sesuatu ditelingga isteri aku dan isteri aku kelihatan tersenyum.Dia bangun dan duduk diatas katil itu.Teman nya menarik baju tidornya dari kaki dan terus melurutnya keatas kepala untuk menanggalkannya.Sekarang isteri aku sudah tidak berbaju lagi.Temannya terus membaringkan dan mereka sambung semula aksi mereka.Kali ini teman nya lebih bebas menerokai tubuh isteri aku kerana dia hanya tinggal bra dan panties saja.

    Inilah kali pertama dapat aku lihat lelaki lain mencium,mengusap,meramas,menghisap mulut,pipi,leher,dada,paha dan perut isteri aku.Sebenarnya temannya ini meratah hampir keseluruhan tubuh isteri aku.Aku rasa aku dah terpancut didalam seluar melihat aksi mereka.

    Isteri aku bangun dan membuka sendiri tali branya dan mencampakkannya ketepi katil.Temannya yang melihat terus turun katil,berdiri dan membuka habis pakaiannya tanpa bantuan isteri aku.Sekarang isteri aku tinggal panties saja lagi manakala temannya berbogel habis.Isteri aku dan aku sendiri terus fokuskan pandangan ke konek temannya.

    Tegang teramat tegang tetapi saiznya kecil daripada aku.Dalam hati aku terasa juga bangga kerana dah dua lelaki bersamanya tetapi dua2 konek kecil daripada aku.Temannya naik semula kekatil dan menghampiri isteri aku.Isteri aku memegang konek temannya dan terus memasukkan kemulut sambil temannya duduk berlutut.

    Sungguh menghairahkan permandangan ketika itu hingga tak dapat nak aku luahkan dengan kata2 melihatkan isteri aku dengan penuh romantis membelai,mengucup dan menghisap konek temannya.Aku sesungguhnya hilang pertimbangan dan tak dapat berfikir lagi kerana diri sudah dikuasai nafsu hanya dengan melihat aksi isteri aku dengan temannya.

    Sepanjang adengan mereka dari mula hinggalah saat itu,tidak sekali pun isteri aku menoleh kepada aku,hanya teman nya saja sesekali menoleh meminta kepastian.Dan setiap kali dia memandang aku akan membalas dengan senyum dan memberi isyarat yang bermakna “go ahead..carry on”.

    Isteri aku nampaknya bernafsu sekali menghisap konek temannya.Nampak penuh bernafsu dan kelihatan seperti gelojoh dan rakus.Sudah lupa dia pada pesan aku supaya hisap dengan penuh romantis.Tahulah aku yang isteri aku sudah benar2 hanyut tenggelam dalam keghairahan nafsu sexnya.

    Temannya mengambil giliran memainkan peranan dan membaringkan isteri aku.payu dara isteri aku ditujuinya .Diusap,diramas,dicium dan dihisapnya.Sesekali mereka berkucup mulut dan kelihatan pada aku sesekali ada juga temannya membisikan sesuatu ketelingga isteri aku.

    Mereka benar2 hanyut dan lupa diri.Tenggelam dalam nafsu yang bergelora.Temannya menarik panties isteri dan melurutnya turun kekaki perlahan2 dan sambil itu mulutnya ikut turun mencium perut,pusat dan terus ketundun indah isteri aku.Panties isteri aku sudah ditanggalkannya,dipegangnya dan diciumnya panties itu sebelum mencampakkannya ketepi.Isteri aku tersenyum padanya.

    Temannya melihat dan memfokuskan pemandangannya kepantat isteri aku.Ditenungnya lama juga,mungkin menikmati keindahannya kerana sekarang dia sudah benar2 dapat merasainya setelah sekian lama hanya berhubung dengan talipon sahaja.

    Dia ternampak tak sabar dan terus mencium tundun indah isteri aku.Dibawa lidahnya turun kealur indah isteri aku.Mata isteri aku dah terpejam dan kepala nya kelihatan berpaling sekejap kekiri dan sekejap kekanan.Dengan keadaan isteri aku yang terbaring terlentang itu,temannya bebaslah menerokai segenap inci tubuh isteri aku.Habis satu tubuh isteri aku dicumbuinya dan diciumnya.

    Tibalah masa dan saat yang ditunggu2.Temannya menindih tubuh isteri aku.Kedudukan mereka tidak bersesuaian dengan kerusi yang aku duduk waktu itu.jadi aku tak boleh nampak konek temannya mengesel2 indah isteri aku.Jadi aku pun bangun dan berjalan ketepi katil berdiri betul2 dibahagian kaki mereka.

    Dengan itu dapatlah aku lihat nanti konek temannya memasuki indah isteri aku.Mereka suda tak pedulikan aku lagi.Mereka mungkin tak sedar pun aku berdiri dihujung kaki mereka kerana mereka berdua sememangnya benar2 hanyut dan tenggelam dalam nafsu yang menggila.

    Temannya memegang koneknya dan menggesel2kan kelubang indah isteri aku.Aku dekatkan kepala aku sehampir mungkin kelubang indah isteri aku dan konek temannya itu.Baru lah aku nampak yang indah isteri aku benar2 teramat basah dan kembang sekali.

    Aku rasa nak terpancut dalam seluar waktu itu.Puas menggesel2kan dan bermain2 disitu dia terus meletakan koneknya betul2 didepan pintu lobang indah isteri aku.Setelah itu dimasukkan nya perlahan.

    Nampak mudah sekali kerana indah isteri aku terlalu berair dan terlalu kembang kerana keghairahannya yang amat sangat.Isteri aku sendiri aku tahu lah pada waktu itu pantatnya berair dan kembang sekali.Mudah lah bagi temannya masuk.Ditujahnya indah isteri aku dengan laju sekali.Isteri aku menggerang tanpa segan silu lagi.Terpancul dari mulutnya,”sedap bang…laju lagi bang.”Temannya memang hebat.Koneknya keras sekali dan dia boleh bertahan lama(makan ubat aku agak).

    Puas diatas,mereka bertukar posisi dengan isteri aku pulak diatas.Waktu ini isteri aku dan temannya dah tak kisah lagi aku berada dimana.Mereka hanya asyik dengan aksi mereka saja.Puas isteri aku diatas,mereka buat 69 pulak.Masing2 mencuci senjata pasangan masing2.

    Puas mencuci dan melayani pasangan masing2 mereka buat doggie pulak.Lama mereka bermain.Memang lama betul.Handal betul teman isteri aku ni.Entah berapa kali isteri aku terpancut pun tak tahu.Yang aku tahu setiap kali temannya menujah pantatnya mesti kedengaran bunyi yang biasa kita dengar bila indah yang basah benar ditujahi oleh konek lelaki.

    Agaknya kerana lama dan dah tak tahu lagi apa aksi yang hendak dibuat,temannya menoleh kepada aku dan bertanya,”tak nak join ke?”.

    Aku pun apa lagi,terus membuka semua pakaian aku dengan gelojoh sekali dan terus naik kekatil bersama mereka.Isteri aku nampaknya tak berapa gembira bila melihat aku nak join mereka.Agaknya aku ni kacau daun agaknya.

    Kami sama2 menggomoli isteri aku hingga tercunggap dia kami buat.kami bekerjasama membuat apa saja untuk memenuhi kepuasan isteri aku.Aku dah tak tahan sangat terus mengambil posisi dan memasukan konek aku ke lobang indah isteri aku yang dah longgar kerana terlalu kembang.

    Tak lama,sekejap saja aku dah terpancut atas perut isteri aku.Bila dah terpancut aktiviti terhenti dengan sendirinya kerana isteri aku terpaksa kebilik air untuk memcuci.Nampak benar dia tak berapa suka jadi begitu.Temannya masih hebat.Koneknya masih tegang.

    selesai isteri aku membasuh,aku pula kebilik air untuk mencuci.Setelah siap aku kenakan pakaian dan duduk diatas kerusi semula.Isteri dan temannya masih diatas diatas katil berbogel.

    Aku terasa seperti merosakan kegembiraan mereka lalu meminta diri untuk pulang.

    Sebelum pulang aku mencium dulu isteri dan berpesan padanya yang aku akan datang ambilnya semula jam 7.30 pagi esok.Isteri aku mungkin sedar sepenuhnya dan kembali waras terus mencium aku balik dan berkata,”terima kasih abang kerana membenarkan saya bermalam bersama abang baru ni”.

    Saya senyum dan berpesan pada temannya,”tolong jaga isteri saya dengan baik,she’s yours tonight,please take good care of her and enjoy your night”.Dengan itu aku pun berjalan keluar bilik dan selepas pintu ditutup kedengaran ia dikunci.Entah apa yang akan berlaku seterusnya…

    bersambung lagi….bila aku sampai keesokan paginya dan cerita dari mulut isteri aku bagaimana mereka menghabiskan masa semalaman bersama.

    Malam yang menyeksakan berlalu juga akhirnya.Aku bergegas semula ke Hotel penginapan mereka.Tepat jm 7.30 pagi aku membunyikan loceng pintu.Teman lelaki nya berpakaian biasa membuka pintu dan tersenyum menyambut aku.Aku berjalan kedalam dan ternampak isteri sedang menyandar dihujung katil dengan hanya berkemban tuala.Ternampak juga pada aku dia memakai panties hitam bila dia mengubah kakinya.

    Aku bertanya pada teman lelakinya bagaimana semalam yang mereka berdua lalui.Dia hanya tersenyum puas dan mengatakan “very great”.Isteri pula menyampuk,”best bang.Puas hati”.Aku kekatil dn mendapatkn isteri aku dan memeluknya,cium sepuas2nya.Aku peluk kemas2 dan ku cium dia lagi.

    Nafsu aku tiba2 terangsang kerana aku telah memendam perasaan bergelora semalaman mengenangkan mereka berdua yang aku tinggalkan betul2 menikmati kebebasan melakukan apa saja demi memuaskan nafsu pasangan masing2.

    Aku buka tuala yang membaluti tubuh isteri aku.Temannya duduk di kerusi berdekatan melihat aksi aku pula.Aku cium seluruh tubuh isteri aku Dia juga telah lemas mungkin krana masih terasa keghairahan bersama temannya semalaman dan temannya itu sekarang sedang menyaksikan permainannya pula.

    Aku cium dan kuhisap dan jilat indah isteri aku.Basah dan kembang sekali.Aku menoleh pada temannya dan mempelawa dia join sekali.Tapi pendek saja dia membalas,”go ahead,I dah cukup puas semalam,dah tak larat lagi”.

    Dengan itu aku terus menindih tubuh isteri aku dan aku pun mula mendayung.Menojah keluar masuk lubang indah isteri aku yang telah puas di gunakan oleh teman baru nya yang sesekarang sedang memerhati kami pula.Aku lakukan berbagai aksi dan akhirnya kami pun sampai.

    Aku terpancut kepuasan diatas dada isteri aku.Isteri bangun kebilik air dan aku hanya mengesatkan saja dengan tuala yang dipakai oleh isteri tadi.Isteri keluar dari bilik air sambil berbogel dan aku tolong lapkan seluruh tubuhnya.

    Aku dapatkan branya dan aku tolong pakaikan.Aku juga tolong pakaikan pantiesnya.Sememangnya biasa bagi aku memakaikan isteri aku pakaian dalamnya.Aku juga dapatkan baju dan kainnya dan aku tolong pakaikan juga.Setelah siap isteri aku hanya sikatkan rambut dan kenakan make-up rengkas saja.

    Aku beritahu temannya kami terpaksa berpisah sekarang.Isteri aku dapatkan temannya dan mereka terus berpeluk dengan penuh emosi sekali.Ternampak seakan isteri aku enggan melepaskannya.Aku nampak kelopak mata isteri bergenang dengan air mata.Mereka berkucupan sepuas2nya seakan tak mahu berpisah.

    Aku katakan pada isteri sudah sampai masa berpisah.Jika ada kesempatan kita akan berjumpa lagi.Aku pimpin tangan isteri dan membawanya keluar.Sambil berjalan keluar dari pintu dia menoleh memandang temannya dengan pandangan yang sayu sekali.Temannya melambai tangan dan mengukir senyum tawar.

    Dalam kereta menuju pulang aku tak bertanya apa2 pada isteri kerana aku lihat dia termenung sayu memandang keluar cermin kereta.Aku tahu dia masih teringatkan temannya itu.Aku terpaksa sabar untuk mendengar ceritanya apa yang telah mereka lakukan sepanjang malam itu.

    Sepanjang perjalanan pulang isteri aku tertidur.Letih agaknya dia kerna teruk dikerjakan oleh temannya itu atau dia letih kerana menggerjakan temannya itu.Kasihan pula aku melihat dia….timbul perasaan sayang pada isteri aku yang amat mendalam.Sayang sesungguh hati.Aku benar2 sayang dan mencintainya.

    Dia telah membuat aku merasa begitu bahagia dan puas sekali.Aku sedar dan aku akui yang aku benar2 menyayangi dan mencintai isteri aku itu dengan sepenuh jiwa raga aku.

    Malam itu dia menceritakan kepada aku semua kejadian antara mereka berdua.Selepas aku meninggalkan mereka didalam bilik mereka menyambung hubungan sex mereka.Temannya betul2 handal.Dia benar2 melakukan apa2 saja demi memuaskan isteri aku.Dia tetap gagah dan berjaya menahan dirinya dari terkeluar lagi.Dekat jam 12.00 tgh.

    malam mereka keluar untuk makan.Temannya memimpin tangan isteri aku seperti sepasang kekasih.Selesai menikmati makan dikedai mereka tak buan masa dan balik kebilik.

    Masuk kebilik mereka menyambung aktivi sex mereka sehingga lah isteri aku dah tak tahan dan minta temannya keluarkan air maninya.Temannya betul2 bertanya pada isteri aku samada betul dia dah puas dan ingin berhenti.Isteri aku menjawab ya dan serentak itu temannya melakukan aksi akhir dan memancutkan maninya keatas tubuh isteri aku.Jam mungkin sekitar 2.00 pagi waktu itu.Mereka tidor berpelukan dan nyenyak benar.

    Isteri aku terbangun sebelum jam 5.00 pagi tapi kelihatan temannya masih nyenyak terlena.Isteri bertindak nakal.Dia bermain dengan konek temannya.Dibelai.diusap dan dihisapnya konek temannya itu.Konek itu tegang.Entah temannya sedar atau tidak isteri aku benar2 tak tahu.

    Isteri aku berdiri dan mengangkangkan kakinya diatas tubuh temannya.Dia dudukkan diri betul2 diatas konek yang tegang itu.isteri memasukkan sendiri konek temannya kedalam pantatnya dan dia bermain2 sendiri mengangkat indah keatas dan menurunkannya semula.

    Mengeluar dan memasukkan konek temannya kedalam pantatnya.Dilakukan nya dengan lembut dan perlahan dengan penuh romantis.Isteri aku benar2 menikmati setiap saat dan setiap saat konek temannya masuk dan keluar dari lobang pantatnya.Sungguh nikmat dan ghairah sekali akui isteri aku.

    Setelah lama juga temannya terjaga dan terus dibalikkan tubuh isteri aku melentang.Mungkin kerana terlalu terangsang dan ghairah diperlakukan begitu oleh isteri aku,dia terus memasukan koneknya semula kedalam indah isteri aku dan mula memainkan perana mendayung keluar dan masuk indah isteri aku.

    Habis semua aksi dan posisi mereka lakukan dan akhir nya isteri aku juga yang meminta temannya keluarkan maninya kerana dia benar2 sudah tak tahan lagi.Dia sudah puas benar dan letih sekali.

    Temannya akur dnga permintaan isteri dan dia pun berusaha keras membuat berbagai aksi bagi mengeluarkan maninya.Akhirnya tamatlah permainan.temannya mengeluarkan maninya kali kedua sepanjang mereka bersama dari semalam.Mereka berdua benar2 puas.Puas sepuas-puasnya hingga tiada kata yang dapat gambarkan kepuasan yang telah mereka berdua nikmati dan rasai.

    Hari hampir cerah ketika mereka selesai bermain tadi.Mereka bergilir mandi dan selepas itu menunggu kedatangan aku untuk mengambil kembali isteri aku seperti yang dijanjikan.

    Isteri aku memberitahu bahawa temannya betul2 telah membuatnya puas dan dia merasa bahagia dan seronok sekali.Isteri aku memeluk aku dan mengucapkan terima kasih dan meluahkan sayang nya yang tak terhingga kepada aku kerana memberi kesempatan pada nya bermalam dengan teman lelakinya yang aku sendiri carikan untuknya.

    Aku pun dah tak ingat.Agak2nya beberapa bulan selepas peristiwa bermalam bersama temannya itu,temannya datang bertandang kerumah.Isteri amat gembira dan berkobar2 sekali menyambut temannya itu.

    Biasalah masing2 dah pernah main jadi selepas berbual sebentar saja isteri aku meminta izin aku untuk main dengan temannya itu.Aku setuju saja.Dihadapan aku waktu itu juga isteri aku terus membaringkan temannya diatas lantai rumah dan membuka zip seluar temannya.

    Terkeluarlah konek temannya yang keras menegang.Terus isteri aku menghisapnya dengan penuh romantis sekali.Seluar dan underwear temannya tidak ditanggalkan terus.Hanya dilurutkan turut sikit sahaja.tak sampai pun kelutut.

    Isteri aku menindih tubuh temannya yang sedang terlentang itu.Sebelum itu dia telah menanggalkan kain yang dipakainya.Baju tak ditanggalkannya,dibiarkan begitu.Mereka berkucupan dengan indah isteri aku mengesel2 konek temannya yang menegang itu.

    Puas berkucup,bercium dan memainkan indah dan konek,isteri aku menoleh kepada aku dan meminta aku ambil condom.fahamlah aku isteri aku mahu temannya memakai condom kerana dia baru lepas period.Takut masih ada darah kotor lagi.Aku pun cepat2 kebilik dapatkan condom.

    Aku kembali kepada mereka dan aku lihat mereka masih diposisi yang sama dengan isteri diatas dan temannya barin terlentang.Isteri masih lagi mengesel2kan pantatnya keatas konek temannya yang sedia menegang.

    Melihatkan itu kerana tak mahu ganggu keasyikan mereka berdua,aku koyakkan plastik condom itu dan aku keluarkannya.Aku dekatkan dir kepada mereka dari bahagian kaki mereka jadi mereka tak lah nampak aku kerana mereka sedang asyik berpeluk dan berkucup.

    Dengan condom yang tesedia ditangan aku,aku pegang konek temannya,aku sendiri memasangkan condom itu kekonek temannya.Aku pasangkannya dengan baik dan kemas.

    Tidak seorang dari mereka pun memberi sebarang reaksi kepada tindakan aku itu.mungkin mereka rela dengan pertolongan aku itu.Melihatkan itu aku terus pegang lagi konek teman nya itu yang sudah siap terpasang condom dan aku halakan kelubang indah isteri aku.

    Sebelah tangan aku memegang koneknya dan sebelah tangan lagi aku pegang bahagian atas bontot isteri aku dan aku tariknya supya jatuhkan bontotnya.Bila dia menurut maka jatuh lah lubang pantatnya betul2 diatas konek temannya itu.terasa konek temannya isteri aku terus merapatkan lagi pantatnya hingga kepangkal konek temannya.

    Isteri aku memainkan peranan mengeluarkan dan memasukkan konek temannya kedalam pantatnya.Aku masih berada disitu kerana menikmati sepuas2nya permandangan konek temannya memasuki dan keluar dari indah isteri aku.Aku betul2 menghayati permandangan itu,aku dekat muka aku sehampir mungkin.

    Ada sesekali tu tercabut juga konek itu datri indah isteri aku.Setiap kali tercabut aku lah yang memasukkannya kembali.Mereka berdua relax betul.Dan aku amat puas kerana mereka berdua amat menghargai pertolongan yang aku berikan. Temannya tidak keluar mani.Isteri aku dah puas.Kurang selesa sikit keadaan pada masa itu kerana itu lah pertama kali dalam sejarah hidup kami isteri main dengan lelaki lain dalam rumah kami sendiri.

    Waktu itu sudah hampir tengahhari dan sekejap lagi anak2 akan balik dari sekolah.Dengan sebab itulah isteri cepat puas kerana dia rasa tak selesa.Dia minta berhenti dan temannya berhenti disitu tanpa mengeluarkan maninya.Isteri aku memimpin tangan temannya kebilik air.Aku pun turut sekali.

    Aku lihat isteri aku bertindak mengeluarkan kembali condom yang dipakai tadi dan diberikan kepada aku.Isteri aku menyabun dan mencuci konek temannya.nampak mereka berdua sungguh mesra dan serasi.Aku bahagia dan gembira sekali melihat isteri aku gembira dengan apa yang berlaku sekejap tadi.Selesai mengenakan pakaian kembali,temannya minta diri dan pulang.

    Itulah kali terakhir isteri aku membuat hubungan sex dengan temannya itu.Mereka tak pernah berjumpa hingga kini.

    Masa berlalu dan aku ingin merasai kembali nikmat melihat dan membenarkan isteri membuat hubungan sex dengan dengan lelaki lain.Aku akhirnya bertemu dengan calon yang sesuai.Bagi memudahkan cerita biar aku namakannya S.

    S datang ketempat kami dan tinggal disatu resort.Aku membawa isteri kebilik S.Dalam perjalanan isteri membuat janji supaya aku duduk diluar(beranda)dan biarkan mereka berdua saja berbual dulu bagi menambahkan kemesraan antara mereka.

    Sesampai dibilik,isteri aku duduk dihujung kati dan aku terus keberanda diluar.Aku tarik langsir dan aku tutup sikit pintu.Aku dapat lihat sikit saja dalam bilik itu dari kerusi yang aku duduk itu.Aku langsung tak nampak isteri aku.S boleh juga aku nampak sikit2 ,itu pun kalau aku bongkok kan sikit badan aku kedepan.Mereka berbual tapi aku tak dengar apa2 langsung.

    Aku mencuri pandang dan aku nampak S sudah merapatkan tubuhnya dekat isteri aku.Tubuh mereka dah bergesel sambil berbual.Masa berjalan dan entah tiba2 aku terpandang S bangun dngan hanya berseluar sahaja.Bila pula dia menanggalkan bajunya.tak jadi ni,aku pun nak lihat juga.Tak terlepas peluang melihat isteri aku membuat aksi2 sex dengan S.

    Bila aku masuk saja ,aku lihat baju isteri aku dah terbuka habis butangnya.Aku duduk atas kerusi dan melihat aksi mereka seterusnya.Aku berani masuk dan melihat kerana isteri aku tak melarang atau tidak ada sebarang perjanjian antara kami yang aku tak boleh masuk.Perjanjian awal hanyalah tinggalkan mereka berdua untuk berbual2 saja.

    S mula menanggalkan kesemua pakaian semua pakaian isteri aku.Dia juga bertindak membogelkan dirinya sendiri.Dua2 sudah berbogel habis.Pertama kali S dapat memandang tubuh isteri aku tanpa pakaian.

    Dibaringkannya isteri aku dan terius digomol dan diterokainay setiap inci dan pelusuk tubuh isteri aku.Ternampak dia begitu rakus sekali.Ghairah sungguh dia agaknya mendapat tubuh isteri aku. Mereka bertindak bergilir2 memuaskan pasangan masing2.Isteri aku pun sudah memegang,mengusap,membelai,menjilat dan menghisap konek S.

    Lama juga selepas itu baru S memandan pada aku dan memberi isyarat agar aku join nya sekali.Aku tanpa berlengah membuka semua pakaian aku dan naik kekatil.Aku dan S melakukan apa saja yang terdaya dan termampu kami lakukan,kami berusaha bersungguh dan secara bersama memuaskan isteri aku.

    Hasil nya ternyata memberangsang sekali.Isteri aku lemas kepuasan diperlakukan begitu oleh kami berdua secara serentak.kami tak beri peluang pada isteri aku untuk bernafas.Kami menyerang dan menggomolinya secara serentak.

    Kalau S dibahagian atas aku dibahagian bawah.Kami bergilir.Bayangkanlah ada empat tangan yang merayap kesetiap inci tubuh ister aku dan ada dua mulut dan lidah yang menjalar kesetiap pnjuru nikmat ditubuh isteri aku.terkejang2 iteri aku menahan kesedapan dan kenikmatan yang tak terhingga.Pantatnya basah tak terkta.

    tak tahan dan terus menindih tubuh isteri aku dan cuba masuk kedalam tapi tak dibenarkan oleh isteri aku.Aku tak tahu mengapa.Kami tak rancangkan supaya jadi begitu.Itu adalah keputusan isteri aku sendiri.Aku sememangnya tak akan memaksa isteri aku melakukan apa2 yang tak disukainya.

    Aku akan biarkan isteri aku lakukan hanya apa yang dia sendiri hendak lakukan.Bukan melakukan sesuatu kerana terpaksa.Isteri memberitahu S yang dia tak mahu masuk.S akur dan minta isteri bantunya keluarkan maninya.Isteri aku hisap sebentar dan kemudian melancapkannya.

    S menggigil kesedapan dan terpancut akhirnya atas payu dara isteri aku.Melihatkan itu aku pula menindih tubuh isteri aku dan melancapkan sendiri konek aku diatas dada isteri aku.S sudah kebilik air membasuh.Isteri hanya terpejam mata menahan kesedapan.

    Sebelah tangan aku ,aku lancap konek aku sendir.Sebelah tangan lagi aku bermain2 dengan air mani S yang dipancutkan atas tetk isteri aku.Aku lomorkan seluruh payu dara isteri aku.Aku mainkan air mani S diputingnya.Aku sapu dan lomurkan disekeliling payu dara isteri aku.Itu yang buat dia terpejam mata itu.Aku tak tahan dan aku pancutkan dimana S pancutkan tadi.Air mani kami bercampur dan bertambah banyak.Aku perahkan habis2 air mani ku dari konek aku.

    Air mani yang banyak tu aku lomurkan dan sapukan lagi ditetek isteri aku sampai ia kelihatan beku dan hampir kering .Selepas itu aku memimpin tangan isteri kebilik air dan kami membasuh seluruh tubuh isteri aku.Aku mandikan dia dan aku cucikan dia sebaiknya.Selesai kami keluar dan sekali lagi aku pakaikan satu persatu pakaian isteri aku bermula dari panties,kemudian bra dan seterusnya kain dan bajunya.

    Kami meminta diri dan mereka berpelukan dulu dan bertukar kucupan dan ciuman.Aku berkata pada S yang aku harap dia puas walaupun tak dapat masuk indah isteri aku.S sporting dan mengatakan tak apa mungkin lain kali ada rezeki pulak.Kami keluar meninggalkan S didalam bilik.

    Lebih kurang dua bulan lepas tu S datang lagi.Aku membawa isteri kedalam bilik S.Semasa dalam perjalanan isteri aku dah memberi amaran pada aku.kali ni dia langsung tak benarkan aku campur tangan atau ambil bahagian dalam aksi sex mereka berdua nanti.Sebenarnay isteri aku marah pada aku kerana akusengaja tak melayan nafsu sejak dua minngu dah (S maklumkan pada aku dia nak datang 2 minggu sebelum itu).jadi aku pun plan kan supaya isteri benar2 kehausan dan dahaga semasa bertemu S nanti.sengaja aku buat begitu kerana aku kasihankan S yang datang dari jauh dulu tak dapa main indah isteri aku.Jadi kali ini plan kan supaya isteri dalam keadaan terdesak dan amat memerlukan konek untuk memuaskannya.Plan aku berjaya.

    Isteri aku bukan membuat perjanjian dengan aku tetapi sebenarnya memberi amaran sebenarnya.Dia memang tak benarkan aku join mereka nanti.Tak boleh sentuhnya langsung.Boleh tengok dari jauh saja.Tak boleh bersuara dan tak boleh join. Sebenarnya isteri aku terpaksa membenarkan aku berada bersama dalam bilik dengannya kerana bila aku ada sama dia berasa lebih confident dan selamat.Dengan kata lain aku ni hanya sebagai body guard saja la.

    sampai dalam bilik terus mereka berpelukan memang isteri aku nak membalas dendam dan menunjuk2 pada aku yang S akan puaskannya walaupun aku gagal puaskan dia dua minggu lepas.Isteri aku tak tahu yang aku senggajakan perkara itu kerana apa yang aku hajatkan sudah berhasil dan hasil nya ada terserlah didepan mata aku sekarang.

    Isteri aku tak membuang masa terus membuka seluar S dan mnghisap koneknya dengan gelojoh sekali.S membuka sendiri bajunya.Isteri aku benar2 menghisap konek S seperti orang kebuluran dan seperti tak hendak melepaskannya langsung.

    S tak tahan ,didirikannya isteri aku dan ditanggalkannya habis pakaian isteri aku dengan pertolongan isteri aku sendir.nampak sangat dia ingin cepat sangat bogel.S membaringkan isteri aku dibirai katil.Dia cium,jilat dan hisap bibir indah dan biji indah isteri aku.Mata isteri aku terpejam.Bunyi S menjilat indah isteri aku kerana indah isteri aku dah keluar air yang teramat banyak.Maklum lah dah dua minggu aku tak gunakannya.S bangun dan memandang aku dan aku beri isyarat padanya supaya masuk.S tersenyum.

    Dari posisi dibirai katil itu,S renggangkan kaki isteri aku dan menghalkan koneknya tepat kelubang indah isteri aku.Dengan mudah dia menolak masuk serapatnya kerana indah isteri aku sudah basah benar dan kembang teramat sangat kerana terlalu ghairah.

    Mereka bekerjasama terus bermain bebagai posisi.Akhirnya S membisikan sesuatu ditelingga isteri aku dan dan isteri aku membalasnya.

    Serentak dengan itu S mencabut koneknya dan merangkah berlutut keatas dada isteri aku.S menggunakan tangannya melancap sendiri koneknya dan menghalakan arah pancutannya kecelah lurah dada isteri aku dn dia akhirnya terpancut.Maninya bertaburan atas dada isteri aku.S terus kebilik air.Aku bangun dapatkan isteri aku kerana projeknya dah selesai.

    Aku tak tahan tengok air mani S atas dada isteri aku.Aku pegang dan aku lumurkannya diatas dada isteri aku sambil sebelah tangan aku aku bukakan zip seluar aku.Aku keluarkan konek aku dan aku lancapkan atas dada isteri aku dan sekejap saja dah terpancut.Aku hlakan dan campurkan air mani kami berdua.Aku sapukan kedua2 air mani kami keserata tubuh isteri aku.Selepas itu baru aku pimpin isteri aku kebilik air.Seperti biasa aku mandikannya dan aku bersihkannya.

    Cerita Lendir Nikmatnya Ngentot Tukeran Isteri – Kami keluar bilik air dan aku lapkan tubuh isteri sehingga kering.Kemudian seperti biasa aku pakaikan satu persatu pakaian ketubuh isteri aku. Aku memeluk dan menciumnya.Ternyata isteri aku amat puas sekali bermain dengan S.S berjaya memuaskan nafsu isteri aku yang sengaja aku biarkan kehausan selama dua minggu kerana menunggu kedatangannya.

    Seperti biasa juga,mereka berpelukan dan saling berkucupan sebelum kami berpisah.S nampak tersenyum puas kerana berjaya dapat menerokai lubang indah isteri aku. Inilah kisah benar aku dan isteri aku.Sejak mula disetubuhi oleh lelaki pertama didalam bilik Hotel dalam tahun 2000 dulu dan hingga S berjaya menikmati lubang nikmat isteri aku dalam tahun 3003 ini,itu lah sahaja tiga(3) orang lelaki yang berjaya menikmati tubuh isteri aku .Sehingga aku menulis cerita ini ini lah saja pengalaman yang telah kami lalui.

    Kehidupan sex kami amat memberangsangkan selepas pengalaman isteri aku bersama lelaki lain.Lebih hangat dan lebih hebat yang tak pernah kami rasakan sebelum ini.Kami benar2 menikmati hubungan sex sekarang berbanding waktu dulu sebelum aktiviti ini terjadi.

    Percaya lah aku sehingga saat ini kerana terlalu ghairah terhadap isteri sendiri akan mencium pussy isteri semasa akan keluar bekerja dan sebaik pulang dari bekerja.Aku akan pastikan yang aku akan mencium pussy isteri aku setiap hari.Aku juga sehingga saat ini akan tolong memakaikan pakaian dalam isteri aku bila aku ada kesempatan berbuat demikian.Demikian lah hebatnya hasil pengalaman yang telah kami lalui.

    Aku benar2 sedar dan akui bahawa aku sememangnya amat dan teramat sayang dan menyintai isteri aku.Orang yang tak memahami aku mungkin tidak akan faham bagaimana seorang suami yang sanggup membenarkan isterinya ditiduri oleh lelaki lain berkata yang dia amat menyayangi isterinya itu.Tapi itu lah kebenarannya.Aku lebih menyayangi dan menyintai isteri aku selepas pengalaman dia ditiduri oleh lelaki lain.

    Cerita Saru Nikmatnya Ngentot Tukeran Isteri – Aku bukanlah semudah itu membenarkan isteri aku ditiduri oleh sebarang lelaki.Aku sendiri yang memilih calonnya.Lelaki yang sudah berjaya meniduri isteri aku adalah merupakan calon2 yang terpilih.Aku meletakan beberapa kriteria dalam membuat pilihan.Antaranya ialah rahsia kegiatan kami mesti terjamin 100%,bersih dari sebarang penyakit kelamin (sebab itu aku lebih suka kepada suami orang yang sudah mempunyai anak2),bekerja yang baik(tentunya dia akan lebih bertanggung jawab kerana tak mahu kerjayanya tergugat),berterusterang dan ada rasa saling hormat menghormati.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Dosen – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Dosen – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1484 views

    Perawanku – Cerita panas dewasa ini bermula pada saat aku duduk dibangku kuliah semester III di salah satu PTS di Yogyakarta. Pada waktu itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima. Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.

    Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Vivin namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Vivin bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”

    “Itu apanya Bu?” tanyaku.
    Memang dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,

    “Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.
    “Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Vivin.

    Begitu dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.

    Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.
    “Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
    “Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.
    “Habis sakit Bu”, kataku.
    “Sakit apa sakit?” goda Ibu Vivin.

    “Ah.. Ibu Vivin bisa aja”, kataku.
    “Sudah makan belum?” tanyanya.
    “Belum Bu”, kataku.
    “Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.

    Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

    “Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.
    “Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.
    “Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.
    “So pasti dong”, katanya.
    “Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.
    “Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.

    Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.

    “Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin”, kataku.
    “Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.
    Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Vivin”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.

    Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
    “Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya!
    Kubisikkan Ibu Vivin, “Vivin kita ke kamarku aja yuk!”.

    Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Vivin tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.

    Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Vivin juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Vivin mengerang. “Aku juga enak Vivin”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Vivin terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.

    Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Vivin, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Vivin.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku. Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.” Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi pacar gelapku.

  • Mencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang Merawatnya

    Mencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang Merawatnya


    1314 views

    Cerita Sex ini berjudulMencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang MerawatnyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Kepulan asap dari sebatang rokok ketengan menemani lamunanku siang itu. Deru kendaraan lalu lalang di antara alunan lagu dangdut dari TV pemilik warteg di mana aku menumpang duduk sambil ngopi tak mampu menggugah pikiranku yang melayang entah kemana.

    Ngelamun aja lo, kangen bini ya?, tegur Bejo, rekan sesama tukang ojek tempat kami bersama mangkal. Aku hanya membalas dengan senyuman. Bukopi satu, ujarnya kepada pemilik warung. Catur , Den? ujarnya.halahbosen, dari pagi main sama si Ujang, entar situ kalah lagi, Bejo hanya nyengir mendengar jawabanku. Siang ini memang pikiranku tengah galau, mengenang peristiwa tadi malam dan pagi hari ini.

    Aku tinggal menumpang mertua di sebuah rumah sederhana di kampung perbatasan jakarta. Kami berasal dari keluarga dengan ekonomi paspasan. Isteriku terpaksa menjadi TKI di Arab Saudi untuk memperbaiki keadaan.

    Motor kreditan yang aku pakai untuk mengojek ini juga hasil jerih payahnya.Kondisi mertua juga sama saja, ayah isteriku adalah tukang bangunan yang lebih sering keliling dari satu proyek ke proyek lain daripada dirumahnya sendiri, kadang berbulanbulan tidak pulang.

    Bapak, demikian aku memanggilnya, dulu sangat keras menolak pernikahan kami, ya wajar, sudah susah kok dapat mantu yang juga susah. Sementara ibu mertua kebalikannya, ia sosok ibu yang lembut dan baik hati. Mau bagaimana lagi kalau memang sudah jodohnya. Dulu aku sempat bekerja di pabrik sebelum akhirnya bangkrut dan aku kena PHK. Pernikahan kami menghasilkan seorang anak usia 2,5 tahun yang kini diasuh neneknya, ibu mertuaku.

    Malam itu hujan sangat deras menghujam bumi. Aku tengah lesehan di atas tikar lusuh menonton TV ketika tibatiba ibu mertua tergopohgopoh keluar dari kamarnya menuju kamar mandi , lalu terdengar suara seperti orang muntah. Aku menyusulnya,ada apa Bu? Masuk angin?, ia mengangguk lemah. Saya panggilkan Teh Nining sebelah ya bu? Tawarku.

    Gak usah, den, gak enak udah malam beginimana hujan lagi, jawabnya. kalau gitu saya bikinin teh panas ya bu, saya juga masih punya obat neh, ibu mengangguk lalu berjaan menuju kamarnya. Setelah mengantarkan teh dan obat flu, kembali aku berbaring di ruang tamu sederhana itu sampai akhirnya aku terlelap.

    Jam dinding kusam itu menunjukan pukul 1.30 malam ketika aku mendadak terbangun karena kembali ibu muntahmuntah di kamar mandi. Dengan segera aku menyusulnya,Ibu muntah lagi?, tanyakuia mengangguk lemah dan berkata , Ibu kalau belum dikeroki biasanya belum mempan, tapi mau bagaimana lagi, jawabnya pasrah.

    Entah muncul ide darimana, ya udah, biar saya yang ngeroki bu, ibu tunggu aja di kamar, jawabku dan ibu sepertinya tidak menolak kecuali ia menginginkan muntahmuntah lagi.

    Aku bergegas menuju dapur, mencari piring kecil alas gelas dan menumpahkan sedikit minyak goreng, tinggal 1 koin seratusan lama yang kebetulan aku masih menyimpan beberapa. Agak sedikit kaget setibanya aku di kamar, mendapati ibu telah berganti pakaian yang semula daster panjang kini kain kemben batik yang warnanya telah lusuh.

    Namun bukan itu yang membuat aku menelan ludah, tapi kemben sebatas dada itu telah menampakan bahu ibu yang ternyata kuning bersih, ditambah ketatnya kain itu menampakan lekak lekuk tubuhnya yang masih menampakan keindahan di usianya yang 45 tahun itu. Namun pikiran kotor segera kusingkirkan, bagaimanapun ia adalah orang tua isteriku yang harus kuhormati.

    Mulailah aku mengeroki punggungnya dalam posisi ibu duduk membelakangiku di atas ranjang tua di mana anakku juga tengah tertidur di atasnya. Selesai,di bagian pangkal leher dan bahunya, kini gilirang punggung bagian tengah,maaf bu, kainnya bisa diturunkan sedikit?, pintaku karena kain kemben itu menghalangi.

    Ibu mengangguk pelan dan membuka ikatan kain tersebut namun karena kurang hatihati kain itu melorot hingga pantatnya yang dibungkus celana dalam putih lusuh, dan yang membuat sesuatu di balik celanaku tak bisa diajak kompromi adalah karena sekilas sisi payudaranya terlihat. Ibu segera membenahinya dan mendekap sarung batik itu didadanya, dan aku seolaholah tak melihat pemandangan indah itu kembali melanjutkan kerokan ku.

    Peluh mulai bercucuran di dahi ku, bukan hanya karena mengeluarkan tenaga tetapi juga menahan hasrat yang terpendam, setelah setahun berlalu tanpa sentuhan isteriku. Paling maksimal aku hanya bisa melakukan masturbasi untuk sekedar pelampiasan.

    Ibu kalau capek, baring aja, pintaku dan ibu menuruti dengan berbaring tengkurap sehingga aku bisa melanjutkan mengeroki punggung mulusnya itu, yang tampak berkilauan terkena sinar redup lampu kamar, belangbelang merah bekas kerokan tak bisa menghilangkan keindahannya. Keringat dingin mulai keluar dari poripori kulitnya.

    Aku terus bekerja sampai kemudian kudengar dengkuran halus keluar dari mulutnya, ibu tertidur. Dan entah kenapa aku tak serta merta menghentikan kerokan, seolaholah ingin lebih lama menikmati pemandangan sensual tubuhnya. Khawatir ibu terbangun tibatiba, kini aku hanya memijatmijat pelan pinggangnyaterus ke bawah hingga tumpukan daging kenyal pantatnya yang membusung itu.

    Mulamula tanganku gemetar, namun menyadari ibu seolaholah kian tenggelam di alam mimpi, aku makin memberanikan diri. Entah setan mana yang mengendalikanku, usai berlamalama menjamah pantatnya, kini kucoba pelorotkan sarungnya ke bawah.

    Mataku nanar menyaksikan bayangan belahan pantatnya dibalik celana dalam lusuh yang menipis akibat keseringan di cuci itu, mana berlubang di sanasini menampakan kulit di belakangnya, desakan batang kontolku kian mendesak celana pendek yang kupakai, menciptakan semacam tenda kecil di antara selakanganku.

    Dengan tangan gemetar ku pelorotkan celana dalam ibu secara perlahan, hubungan mertuamenantu ke depan dipertaruhkan dalam aksi nekat itu. Gerakanku terhenti ketika tepi paling atasnya tiba di pangkal paha ibu mertua yang agak merapat itu.

    Tentu saja bentuk pantat bahenol itu, bayangan hitam lubang anusnya dan tumpukan rambut hitam di bawahnya membuat aku kehilangan kontrol. Ku oleskan sebagian minyak goreng itu di atas pantat ibu, sambil meremasremasnya, dan kini berkilauan sebagaimana punggung ibu tadi.

    Dengan jantung berdegup, ku turunkan celana pendekku, lalu merangkap di atas tubuh tengkurap ibu yang sangat nyenyak tertidur, namun kuupayakan tidak menindihnya. Ku selipkan batang kemaluanku yang sedari tadi sangat mengeras di antara belahan pantat ibu, lalu mulai menggosokgosokannya pelan, sehatihati munkin agar ia tak terbangun. Tapi sensasi yang kurasakan sangat luar biasa, anda akan paham jika lama tak merasakan kenikmatan tubuh wanita.

    Mataku menyaksikan wajah ibu yang damai dalam tidurnya, ia cukup manis walau munkin jarang tersentuh make up, ingin rasanya kuciumi pipinya tapi tentu beresiko. Dan tak menunggu lama ketika aku mengejang lalu semburan demi semburan sperma hangat ..dan sangat banyak, hingga di pantat, punggung, bahkan leher ibu. Lama aku mematung hingga denyutandenyutan orgasmeku hilang dan kemaluanku mulai mengerut.

    Baru kemudian aku beranjak.kepanikan kecil melandaku melihat lelehan benihku di atas tubuh ibu. Ku lepaskan kaus kumal yang kupakai, dan kugunakan sebagai lap menghilangkan jejakjejak tindakan mesum yang kulakukan malam itu. Dengan terburuburu kurapikan kain kemben ibu, dan bergegas keluar kamar. Usai dari kamar mandi kembali kubaringkan tubuh, apa yang kau lakukan, pikirkunamun akhirnya terlelap juga.dengan rasa puas.

    Seperti biasa, pukul setengah enam pagi aku terbangun, usai sekedarnya membersihkan rumah, ku sempatkan mengintip kamar ibu. Ia masih tertidur, kain kembennya sudah terikat di dada, namun agak tersingkap di bagian paha, membuat aku kembali menelan ludah. Di sebelahnya, anakku telah terbangun, tengah asyik memainkan mobilannya sambil berbaring. Aku kemudian mandi, sedikit tertegun melihat kaus kumal tadi malam, lalu aku mencucinya.

    Buibu,, panggilku mencoba membangunkannya sambil sedikit menepuk pundaknya. Matanya mulai membuka. Sudah jam setengah delapan bu, ibu sudah enakan?..ia mengangguk pelan, tapi masih lemas Den, linulinunya belum ilang, Ari mana? tanya Ibu.Sedang main di luar bu, sudah saya mandikan dan kasih sarapan, tadi saya belikan bubur ayam di depan, ibu sarapan ya?, jawabku sambil menawarkan bubur ayam.

    Ibu bangkit perlahan dan duduk di tepi ranjang, semangkuk bubur dan segelas teh kuletakan di atas meja kecil di dekat ranjang. Aku meninggalkannya. Dan tak lama kemudian kembali aku memasuki kamarnya dan menyerahkan obat, lho..kok gak habis bu?, tanyaku melhat bubur itu masih separuh tersisa.

    Masih pahit Den, jawabnya. Ya udah, ibu minum obat air panas udah saya siapkan di kamr mandi, ibu lalu meminum obat dengan perlahan,ibu masih pegal Den, mau istirahat lagi, ntar aja deh mandinya, jawabnya. ehmmkalau gitu saya kompres aja ya bu, tawarkugak usah repot, belum usai kalimatnya aku sudah setengah berlari ke dapur, mengambil handuk kecil dan baskom kecil lalu menuangkan air hangat ke dalamnya.

    Ibu sudah terbaring di kamar ketika aku masuk. Aku mengambil kursi kayu lalu duduk disampingnya, meremas handuk dan mulai secara lembut mengusap wajahnya. Ibu jadi gak enak nih Den, jadi ngerepotin kamu, katanya.

    ahibu kan sudah seperti ibu saya sendiri, jawabku sambil terus melapi leher, pundak hingga dada atasnya. Lalu kedua lengannya hingga ketiaknya yang putih dan sedikit ditumbuhi bulu itu, membuat senjata biologisku mulai berulah. Ibu bisa tengkurap sebentar?, pintaku pada ibu. Namun ibu justeru duduk membelakangiku untuk mempermudah melapi pungunggnya.

    Usai belakang leher hingga bahu sampai batas kain ,bisa turunin dikit kainnya bu?, tanpa berkatakata ibu melepaskan ikatan sarungnya, dan kembali kunikmati punggung yang kini berbelang merah sampai batas pinggang itu, dengan lembut ku usap seluruh permukaan kulitnya dengan handuk basah hangat tadi, dan butiran keringat mulai muncul dari poripori kulitnya. Aku hanya bisa nyengir menyaksikan beberapa bercak sprema kering yang mengerak di kulit punggung ibu dan segera ku lap.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta


    710 views

    Perawanku – Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta, “Hallo Nia..”
    “Iya Man pa kabar?”
    “Baik, kamu ada dimana?”
    “Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya
    “Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.
    “Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”
    “Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
    “Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
    “Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
    “Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
    “Siapa takut..”, jawabku sekenanya

    Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.

    “Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku
    “Ok aku keluar ya, sabar..”

    Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

    “Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
    “Firman ya..”, kata dia.
    “Iya”, kataku.
    “Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
    “Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

    Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

    Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya,

    maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly.

    Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

    Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

    Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman. Sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku.

    Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

    Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..

    Bless.., “Aah..”, desah Nia.

    Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.

    “Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.
    “Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
    “Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

    Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

    “Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.

    Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

    “Ahh.. Man aku keluar Man ah..”

    desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

    Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

    Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

    “Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

    Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

    “Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.

    Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya

    “Ohh yess ohh like it honey oh..” desah Ayu.

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

    “Ahh.. pelan-pelan Man sakit”

    Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu

    “Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.

    Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada tetesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

    “Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.

    Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

    Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.

    “Man aku keluar Man ohh.. Man..”

    Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

    Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

    “Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.

    “Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
    “Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’.

    Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata,

    “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
    “Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.
    Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
    “Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

    Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.

    Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”

    Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

    Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

    “Ahh.. esst enak Man ah..”

    Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.

    “Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”
    Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”

    Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya.

    “Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran.
    “Kontol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan nanti lagi ya” katanya.

    Aku hanya tersenyum dan memeluk dia. Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian.

    Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1183 views

    Perawanku – Saat ini aku masih jomblo tapi aku sudah bekerja jadi karyawan perusahaan, dimana aku satu ruang dengan wanita yang cantik dia adalah atasanku, kalau di kantor dia selalu berpakaian seksi apalagi bodynya yang montok membuat biarahiku di dalam ruangan selalu naik dan berpikiran yang menghayal dengan atasanku tersebut.

    Nggak heran dia punya hobby ngesex. Aku juga punya hobby yang sama. Tapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia ngesex dengan cowok yang disenanginya, bahkan aku sering diajak ‘Anu’ sama dia.

    Disamping aku senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, aku juga tidak berani menolak perintahnya.. pokoknya “A.I.S”-lah.. itu..tuu.. Asal Ibu Senang. Dan aku dijanjikan naik pangkat dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

    Dia orangnya cantik meskipun umurnya jauh diatas aku. Karena dia selalu suka pakai rok ‘super’ mini warna putih transparan. Maka aku tahu kalau dia tiap hari nggak pernah pakai CD. Yang aku heran ama dia, pas dia ada di luar ruang kerja dia selalu pakai rok biasa bahkan pernah pakai celana.

    Tapi pas ada di ruang kerja kita dia selalu pakai rok ‘super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan dia selalu minta tolong aku yang ngurus. Meja kerjanya yang berada di depan aku, jadi aku bisa melihat apa yang dikerjakannya.

    Tiap menit dia selalu memancing nafsu aku. Dia sering pura-pura lihat suasana diluar jendela, padahal dia ingin memeperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja aku sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya.. lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH.

    Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi.. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi aku. Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan memeknya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

    Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin lagi terus nungging lagi.. lagi.. lagi.. Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas..lalu dia renggangkan kakinya sehingga memeknya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga aku nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja aku deketin dia terus aku obok-obok ‘anu-nya’.. Dan ternyata.. apa yang terjadi.. ohh..

    Dia menikmati sentuhan-sentuhan aku. Saat ini aku bekerja dengan lidah aku. Aku jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak samapai dua menit udah tampak ada cairan bening di memeknya. Karena ****** aku udah nggak tahan, lalu aku masukin ****** aku ke memeknya.

    Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang aku putar. Dia bener-bener hebat, setelah aku agak pasif dalam gerakan aku karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

    Sementara aku makin berat nahan orgasme aku, akhirnya..

    “Bu boleh keluarin di dalam..?”kataku.

    “Boleh aja sayang, emang sudah hampir.. ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.

    “Ya, bu”kataku.
    “Kita sama-sama ya, hmm..ohh..”.

    Dengan sisa tenaga aku goyang lagi sampai aku terasa enak bener karena orgasme aku udah sampai deket pintu helm “NAZI”. Lalu aku peluk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan cret.. cret.. cret. cret, air mani aku muncrat didalam lubang memeknya.

    Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang.. Rupanya dia klimaks juga. Dengan ****** dan memek masih bersatu aku tetep peluk dia dari belakang.

    Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama aku peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh.. akhhgg dan lalu di dinding memeknya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma aku tadi. Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci memeknya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.

    Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

    Malamnya aku diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, aku ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya.

    Aku bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri.. mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, aku istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri aku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam..

    tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan aku sehingga nafsu aku untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman aku dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.

    Lama kami berciuman dan aku mulai meremas teteknya yang agak kenyal.. lalu kubuka resleting bajunya..kemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya.. sambil terus berciuman.

    Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai.. BH.. CD.. tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam.. meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian memeknya.. oi.. jembutnya yang menggoda.. lezatnya..

    Memeknya telah banjir akibat otot memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari aku.. tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam memeknya ..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don’t stop..aahh..

    Terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang .. sshh.. aahh.. dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi memeknya dengan dua jari.. sshh.. aahh..oohh my goodd..sshh ..

    Dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.. dan mulai menghisap kontolku .. mulai dari kepala .. sshh .. aahh.. buu.. aahh.. sshh .. perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh ..hhmm.. kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam memeknya sshh.. aachh..

    Tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya.. sshh.. hhmm.. aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir memeknya yang banjir.. perlahan lahan kudorong kontolku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya..

    Kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan lahan.. sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..

    Terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku .. sshh.. buu.. saya mau keluar buu..sshh.. keluarin di dalem aja sayang..ohh aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh.. aahh..

    Tiba-tiba dia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. ternyata dia sudah keluar.. aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memeknya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..

    Kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar memeknya.. dan keluarlah pejuku ke dalam liang memeknya.. sshh.. bbrr.. saat terakhir pejuku keluar.. akupun lemas tetapi tidak aku cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam memeknya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda..

    Kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh.. aahh.. aku mulai mengayunkan kembali kontolku.. biar agak ngilu aku paksakan..kapan lagi.. sshh.. aahh.. hhmm.. aku meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam memeknya..

    Kontolku terasa dipelintir oleh memeknya.. terus kugenjot lagi ..sshh dan.. sshh.. dia mendorong pantatnya dan aachh.. lebih cepet honey ..sshh.. dia sudah keluar lagi

    Aku masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi aku biarkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. akupun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar memeknya.. kami berdua sama lemas..

    Dia ambil sebatang rokok.. dinyalakannya dan dia hisap itu rokok.. persis seperti saat dia ngesex dan menghisap ****** aku.. kami duduk dan sama menikmati permainan ngesex tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing..

    Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur.. kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu.. aku putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya aku mau pulang..

    Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku.. meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi..

    Pada kesempatan lain aku datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.

    “Oh kamu sayang.. ayo cepet masuk..ehhmm”katanya sambil nutup pintu.

    “Iya bu, saya cuma mau ngantar suratini “kataku.

    Terus aku minta pamit pulang.. tapi.. “Aduh koq buru-buru amat sih.. ibu mau minta tolong lagi.. boleh khan ..”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, aku udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich.

    Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung aku diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Aku lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing aku untuk ngesex . Aku sih “A.I.S” saja.

    Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu memeknya aku raba-raba, dan kelentitnya aku diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD aku diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras.

    Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai aku mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke memeknya yang sudah basah dan merekah itu.

    Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga.

    Dia terus naik turun dan aku juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya aku dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.

    Pokoknya ngesex-nya nikmat banget, dan badan aku juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri..

    Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah aku.. sehingga memeknya terlihat merekah.. ohh. Aku melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah aku cuek aja. Yang penting aku sudah ngesex dengannya.

  • Cerita Hot Bergambar Perintah Mbak Lia – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Bergambar Perintah Mbak Lia – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1445 views

    Perawanku – Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Theo, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.
    “Theo, salahkah dugaanku?”
    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.
    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.
    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”
    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.
    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”
    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.
    “Kompensasinya apa?”
    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”
    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”
    “Betis yang indah itu!”
    “Hanya sebuah ciuman?”
    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”
    “Deal, my lady!”
    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Theo. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.
    “Kau tidak ingin memeriksanya, Theo?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Theo, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.
    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.
    “Suka, Theo?” Aku mengangguk.
    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Theo?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.
    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Theo?”
    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Theo?”
    “Hmm.. Hmm..!”
    “Jawab!”
    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Theo,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Theo?”
    “Hmm.. Hmm..!”
    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Theo! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Theo?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.
    “Hm..!”
    “Haus?”
    “Hm!”
    “Jawab, Theo!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.
    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Theo!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.
    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.
    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.
    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.
    “Kau pandai memanjakanku, Theo. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.
    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Theo! Theoo!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..
    “Theo, nikmat sekali sayang.. Theoo! Ooh.. Theoo!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Theo, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Theoo! Hisap Theoo!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Theo,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.
    “Theo.”
    “Hm..”
    “Tatap mataku, Theo.” Aku menatap bola matanya.
    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”
    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.
    “Jangan menunduk, Theo. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Theo?”
    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

  • Baru Kenal Minta Ditidurin

    Baru Kenal Minta Ditidurin


    1054 views

    Cerita Sex ini berjudulBaru Kenal Minta DitidurinCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebut saja nama saya Ari (cover). Sekarang saya belajar di semester YK pertengahan. Saya memiliki wajah tampan dan memiliki berat badan yang setara dengan tinggi badan, sekitar 171 cm. Dan penis yang ukurannya bisa mengerang nafsu para cewek gila SEX. Saya orang gila seperti ngesex, sering saya melakukan masturbasi (baik dengan sabun, body lotion, tangan kosong), tapi saya mengaturnya sedemikian rupa sehingga saya tetap fit.

    Hobi saya sedang menonton BF sambil membelai penis yang tidak sabar untuk menghilangkan sperma. Setiap hari ayam saya harus diolah dengan cara membelai dan mengocok lembut dan lancar (jangan sampai keluar) agar tetap dalam kondisi ready stock.

    Saya mengeluarkan sperma biasanya pada saat menonton BF, saya telanjang saat berbaring, penis saya di usia menjadi tegang dan seimbang dengan goyangan lembut di batang penis saya, biasanya penisku di antara telapak tangan dan kawan saya – bolak-balik. Arah kanan dan kiri berbeda arah.

    Wow .. sangat bagus, dan saat aku sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di cowok di lantai bawah, dan cewek itu dengan liar memutar vaginanya ke ayam anaknya. Lalu aku sampai di atas dan aku mempercepat kocokan itu dan datang, “Crooottt .. ah .. ccrroot ..”

    Spit sperma saya sampai 4-5 kali, dan wow .., tubuh saya lemas, dan saya tertidur telanjang, dan sperma di mana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

    Pemandangan seks yang mengesankan bagi saya, saat saya meminjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya. Pinjam CD BF ini rutin saya seminggu sekali, dan pinjam minimal 5 VCD (puas nek ..). Saat aku memasuki persewaan, terlihat seorang penjaga menaiki cowok dan cewek, lalu aku mendatangi cowok itu (mengetahui apakah cewek itu kucingnya agak pemalu).

    “Mas .., penuh ..” kataku sambil melepas helmnya dan duduk di kursi yang sudah disiapkan.

    “Oh ya..,”

    Tak lama kemudian pria itu mengambil sebuah folder merah yang berisi pilihan gambar CD BF dengan nomor pesanan.

    Sejenak aku mengambil BF dari halaman pertama, sambil mencuri tatapan gadis yang sedang membaca novelnya, tahu itu sepi, jadi mereka bisa santai, kulihat gadis di sana yang masih muda. Ya sama dengan saya, mungkin tingginya tidak terlalu tinggi, sekitar 158 ?? cm, dan berat badannya sekitar 54 kg. Yang membuat saya kehilangan pandangannya adalah ukuran dadanya yang cukup besar dan menggantung dengan bebas di bawah kaos ketat. Nah .., ini adalah pepaya besar dan kenyal dan empuk jika mengisap putingnya, hanya tahu ukuran 36B, yang terus jika penis ini tidak naik.

    Ayam saya lagi pemanasan, ya .. tegang-agak tegang selain dari hasil picky CD dengan gambar bugil plus anugerah susu gemuk itu.

    Tiba-tiba pria itu berkata, “Yang mana Mas?”

    Saya menjadi kaget, mengganggu perhatian saya terhadap susu gemuk, “Oh .., iya .. ini nomor 27, Mas ..”

    “O .., Rin .. nomor 27 ..”

    Segera gadis itu berdiri dan berpaling untuk mencari CD BF no. 27.

    Wow .., ternyata dia punya pinggul yang oke, tidak kalah bokong super menonjol. Aku terus mengamati celah keledai gadis itu sehingga aku tahu nama Rina. Lubang pantat Rina terlihat jelas, saat ia memakai celana ketat.

    “Oh .. tidak, kelurar ..” kata Rina sambil duduk kembali.

    Lalu aku tidak malu untuk duduk di dekat Rina biar ku jelaskan nomor berapa yang ingin aku pinjam.

    “Tunggu Mbak .., nomor 13 ini bukan ..?”

    “Saya mencari sebentar ..”

    Rina lalu berdiri lagi dan memunggungi saya. Dia mencari dari atas ke bawah, setelah dipijat panjang, dia menemukan nomor 13.

    “Ah .. Mas ini benar-benar ..”

    “Oh ya..,”

    Saya kemudian memeriksa CD-nya, saya melirik susu gemuk itu. Memang jika semakin dekat tonjolan susu rina ini semakin jelas, putingnya tampak menonjol di tengah gundukan payudaranya. Rina mengerti bahwa aku memperhatikan susu itu.

    “Mas .., dimana lagi .. Kok begitu tertegun ..!”

    “O .. ini Mbak .., nomor 40,” Saya kaget tiba-tiba diingatkan seperti itu.

    Dengan sengaja saya memerintahkan nomor yang diikatnya, sehingga Rina bisa membelokkan belakangku. Rina berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari barisan paling tengah, otomatis dia sedikit menungging. Wow .., pemandangan baru ini tak kalah mendebarkan deh .. Pantat dan belahan Rina benar-benar asli dan oke sama sekali, melihat selkangannya agak menjorok ke gundukan tempat vagina berhenti. Wow .. ayam saya tidak sadar akan pengaruh tegak setengah lurus pantat Rina yang gemuk.

    “Ini Mas .., nomor 40 ..”

    “Oh .. iya .. mbak semua 45, 50, 49 deh …”

    Biarkan dia menunggu sebentar, dan aku bisa menikmati belahan otak Rina yang kental, dan melihat sekilas vagina yang ditutupi oleh celana ketat Rina.

    “Ini Mas .., 45, 50, 49 sana lagi.”

    “Ini cukup Mbak ..”

    Aku cek, mungkin CD itu tergores atau tidak.

    “Masnya sering pinjem BF disini ya ..?”

    “Ya .. lumayan sih .., kalau gak semingggu dulu baru disini ..”

    “Emmhmm .. rutin ya .. suka nonton BF ya .. Mas ..?”

    “Iya .., kalau lebih perlu idle aja, lagi bete nih ..!”

    “Seberapa keren .. kenapa ..?”

    Saya mulai bergaul dengan Rina, dan jika saya tidak memiliki beruang lagi, saya yakin dia sudah mengerti masalah seksnya.

    “Ya .. kalau gak dikeluarin bisa pusing ya ..!”

    “Ha .. ha .. nih .. outin aja ..!” Kata pria yang berada di sebelah Rina, ternyata dia mendengar pembicaraan saya dengan Rina.

    “Lah .. iya .., makan saja aku pinjam BF ini, stimulator ..”

    Setelah itu saya pulang ke rumah dan menyalakan komputer dan nonton BF, jangan lupa saya telanjang dan siapkan handuk kecil untuk sperma saya kemudian menyembur dan body lotion sebagai pelumas. (Khayalan pangkal paha di vagina gadis itu) Dan pada hari itu saya menghabiskan waktu dengan pesta masturbasi di kamar saya, enak dan puas.

    Kemudian keesokan harinya saya mengembalikan CD BF. Sesampainya di depan rental X ini, tampilannya sangat sepi, lalu saya masuk dan ternyata saya hanya melihat orang-orang yang berjaga-jaga.

    “Mas, ini CD!”

    “I .. iya .. Se .. blah ya .., tang .. gung ..” sambil terengah-engah terengah-engah.

    Saya menduga orang ini mengapa, dia duduk dan tangannya memegang kursi dengan kencang dan dia melihat ke bawah.

    “Ya .., tung .. gu ya .. Mas .. Ah .. ye .. ter .. kita ..” tidak lama pria itu bergetar, dan, “aku .. untuk .. keluar .., ah. . Ah ah .. ”

    Setelah itu tak lama kemudian keluar seorang gadis dari bawah kursi pria itu, nah .. ternyata Rina. Penampilan sperma ada di mulut Rina dan sebagian rambutnya.

    “Halo Mas .., CD backin ya ..?” Rina menyapa dengan santai.

    “E … saya .. iya.”

    Rina lalu menuju ke kamar mandi yang terletak di belakang rental X. Rina masih berpakaian lengkap, oo .. ternyata dia hanya mengkaraoke barang kelamin pria.

    “Ya Mas, apa yang bisa saya bantu ..?” Katanya pria baru yang puas dengan Rina melalui mulut binalnya, sambil berdiri dan meletakkan penisnya masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

    “Yeah .. inilah CDnya.”

    “Oh .., sebentar, Mas ..”

    Orang ini sedang memeriksa CD jika ada yang tergores atau tidak.

    Lalu aku mencoba menanyai sesuatu tentang mas ini, aku menjadi yakin bahwa rental ini benar-benar xxx.

    “Mas maaf iya .. mau tanya.”

    “Ya kenapa..?”

    “Itu …” sebelum aku selesai berkata, “Oh .., itu Rina tanya sama sama kontol ini, kok kok biasa kok, nih nyantai aja.”

    “O .., jadi siapapun bisa ya ..?”

    “Bisa aja, kalau cuma lisan, kocok kontol, emut dick dan coax aja.”

    “Kalo .., maaf ya Mas .., kalo nge-sex benarkah bagaimana ..?”

    “Ya, tanya aja ama rina, temennya banyak kok, dia sangat senang berhubungan seks ya .. kanenak sih kok.”

    “Jadi kalau masturbasi disini bisa ya ..?” “Kalau itu pelanggan BF sering Mas Si Rina tuh yang sering ngocokin cowok kontol ya .., kalau Rina tidak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

    Dan tak lama kemudian Rina kembali dari kamar mandi, sepertinya dia hanya mengecat rambutnya, mengetahui sperma yang menusuk pria penjaga sewaan itu.

    “Halo Mas Pinjem BF lagi ..?”

    “Oh tidak.”

    “Rin .., ini mas mo kenalan ama kamu lebih dalam ..” kata pria rental X itu.

    Saya kaget kalau orang bilang seperti itu, “iya mbak .., mungkinkah ..?”

    “Ini Rin .., Mas mo ini mengalahkan binalmu, kamu mau gak ..?”

    “Bisa ..” kata Rina sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “Iya .. aku sudah diajak ke atas aja Rin .., biar aku tunggu rentalnya.”

    Wow .., saatnya untuk menguji bujukan saya, penis saya belum lama bertemu dengan teman terbaik vagina.

    Lalu Rina dan aku menaiki tangga ke lantai dua, dan Rina membawa CD BF dari rental. Sesampainya di sebuah ruangan, Rina mengajak saya duduk di tempat tidur yang cukup besar juga. Rina kemudian mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan memutar CD BF dengan volume yang cukup keras. Segera terdengar erangan nafsu, dan adegan bug yang telanjang, ini membuat adu tidak sabar saya melihat tindik tubuh Rina. Rina kemudian membuka lebar jendela lebar, sehingga suasananya lebih alami.

    “Gimana Mas, e .. namamu siapa sih ..?”

    “Aku Ari, kamu pasti Rina ke ..?”

    “Bagaimana Anda tahu..?”

    “Ya .. tau dong ..,”

    Tidak lama setelah Rina mendekati saya, dan duduk di sampingku, dan tangan kanan Rina tidak lagi memegang pangkal pahaku yang masih terbungkus celana celana, dibelai dan kadang diremas.

    “Ari suka seks ya ..?”

    “Ya, Ah .. kamu pintar seks ..!”

    “Ah .., siapa bilang ..?” Sambil masih mengocok pangkal pahaku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Rina.

    “Ya, ah .., hemmm .., kata Mas di bawah.”

    “Ooo, Mas Ucok sih ..,”

    Sekarang Rina duduk di depanku, dan berjongkok, tangannya masih menggoyang pangkal paha tegangku.

    “Ar .., sudah buka ya ..? Biarkan penismu tidak disiksa oleh CD mu, biar ngacengnya sempurna.”

    “Ya .., sudah .. buka saja ..”

    Rina perlahan membuka celanaku dari ikat pinggangku sampai aku membuka ritsletingnya, setelah celana saya terbuka, aku mengangkat pantatku untuk memudahkan Rina melepaskan celananya, dan sekarang aku hanya menggunakan CD biruku, dan bajuku masih ada. menggunakan. Lemparkan celana di kursi dan Rina mulai duduk kembali di pangkuanku, dan aku masih duduk di tepi tempat tidur X.

    “Hemmm .., ah … kontol kamu nampak besar juga Ar ..,” kata Rina saat ia membelai naik turun penisku masih terbungkus CD.

    “Ah .. iya .. hem .. oughg .. kamu ..” erangan itu tidak bisa goyah lagi, ditambah erangan dari CD BF yang dinyalakan oleh Rina pun menambahkan suasana panas di ruang rental X.

    Rina perlahan membuka CD-ku, dan ada selada pangkal pahaku yang menunjukkan seperti sebuah rudal yang siap lepas kendali.

    “Wah .., Ar … penismu juga nih ..” sambil masih tersendat naik turun temanku, “kamu nekat nih .. bagaimana banget banget .. susah banget ..,”

    “Ah .., te .. rus .. rin .. don .. berhenti ..!”

    Rina mulai gemetar keras, cepat, dan tiba-tiba perlahan, nyaring, perlahan lagi. Wow .. ini membuat saya jadi gangguan, ternyata ahli Rina juga membuat pria mengambang, hampir saya keluar tapi saya tetap bertahan.

    Kemudian Rina mulai mengocok pangkal pahaku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya membelai telur itu. Wa .., ini enak, lucu bagaimana ya ..! Terkadang ia menusuk anusku dengan telunjuk kanannya.

    “Ah .. nih .. te .. rus .. Rin .. kamu .. ahlinya deh ..!”

    Sekarang Rina mulai dengan mulutnya, perlahan memasukkan penisku ke mulut binalnya.

    Saat memasuki mulutnya, “Ah .., hemmm .. kamu .. ah …”

    Aku mengangkat pantatku sedikit, geli dan baik, yang lain melakukan masturbasi.

    Perlahan Rina mengibaskan penisku dengan mulut dan lidahnya yang hidup.

    “Ha .., ough .., ehmm .., kamu .. te .. rus ..” Aku memegangi rambutnya, aku menarik kepalanya untuk mengatur kocokan mulutnya di penisku.

    “Ehhmm .., Eh .. em ..,” suara Rina penuh dengan batangku.

    Segera dia menarik napas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

    “Ah .., hemm .., kamu sangat kuat Ar .. Biasanya anak laki-laki kalau diatung sedikit dikit sudah keluar ..”

    Kemudian dia terus menghirup telur saya, dan melepaskannya sampai dia berkata, “Ploks .. ploks …”

    Tarian lidah Rina di kepala penisku dan sampai anus saya juga tidak tertinggal dari nafsu seksnya. Dan setelah beberapa menit, saya bisa bertahan dari tarian lidah Rina di penisku, saya mulai merasa tidak nyaman menahan sperma saya.

    “Ah, Rin .., aku .. mo .. ah .. kamu .. keluaarrr ..!”

    Dan Rina mulai meletakkan semua penisku di mulutnya, dan mengocoknya dengan cepat dan keras.

    Tidak lama kemudian, “Ahh .. crrooot … crroottt .. ah .. kamu .. iya ..!”

    Rina menutup mulutnya dengan erat agar sperma tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik ia terus mulutnya tetap pada penisku, dan meyakinkan saya untuk tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari penisku, dan menelan semua sperma saya meskipun seseorang keluar sedikit dari mulutnya.

    Aku lemas dan terbaring di tempat tidur dengan dasar telanjang, dan aku merasa panas dan aku melepaskan semua pakaianku. Sekarang saya telanjang, telanjang tanpa benang di depan Rina yang menikmati sperma saya.

    “Anda cukup baik Ar … Bisa bertahan beberapa menit.”

    “Ah .. normal aja tuh ..!”

    “Kamu pakai obat ..? Irex kali ..?”

    “Ah … tidak juga.”

    “Baiklah .., kamu istirahat dulu aku mo bersihkan mulutku .. Eh, terima kasih spermanya lho .. gurih ..!” Katanya sambil terseyum.

    Dia pergi ke kamar mandi di dalam kamar. Ternyata dia menggosok giginya, biarkan aku tidak mencium waktu.

    Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Rina keluar dari kamar mandi. Disertai dengan CD BF yang belum selesai, tambahkan batang pria saya tidak mau tidur, penis saya masih tegak meski tidak sekeras sebelumnya. Tidak lama setelah Rina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaus ketat dan celana ketat. Rina mendekatiku lagi terbaring telanjang di tempat tidur, dia duduk di sampingku.

    “Kenapa .., kontol kamu benar-benar tidak turun dan turun neraka ..?”

    “Ya .., itu terlihat BF dimana bisa turun, apalagi susu montokmu itu menggoda penisku.”

    “Ah .., kamu bisa melakukannya.” Dia bercanda saat tangan kanannya mengocok adonan saya yang setengah tegak.

    Perlahan dia menundukkan kepala dan mencium bibirku dengan bibirnya yang tebal. Aku segera meremukkan bibirnya, lidah Rina cukup mahir, dan aku langsung saja dengan lidah yang tak kalah ahli.

    Kira-kira beberapa menit kami memainkan ciuman dan ciuman, dan Rina terus menggoyangkan penisku, aku mulai menjelajah susu montoknya, meremasnya dengan tanganku yang terasa gatal. Terasa kenyal dan lembut begitu susu Rina, kuelus-coax dan kugesek-gesekan halus putingnya dari luar kemeja. Sekarang Rina melepaskan bibirnya, dan mengerang merasakan tanganku menari di susunya.

    “Ah .., kamu .. em .. bagus .. ar .. te .. rus .. iya .. itu .. ough ..” tangan rina masih shuffle-ngocokku dan aku mencoba melepaskan t-shirt rina dan dia Segera membantunya dengan melepas T-shirt ketatnya sendiri.

    Nah .., sekarang plester susu Rina tutup BH 36 itu.

    “Rin .. aku buka ya .. ayo lihat gratis ..”

    “Buka aja aja ..”

    Rina lalu mengangkat tangannya untuk memudahkanku melepas kaitan bra di belakang, susu gemuk Rien terpampang bebas di depan wajahku, dan aku hanya melahap susu Rina yang sangat besar. Kusedot, peras dan putar putingnya.

    “Ah .. kamu .. oke .. hem .. te .. rus .. Ar ..!” Mulai tidak jelas apa kata Rina.

    Kami mulai duduk tatap muka, dan Rina mulai terbuka lebar, dan saya duduk di antara keduanya, jadi saya merasa puas bermain dengan susu gemuk Rina.

    Aku memegang kedua puting susu Rina yang menonjol, dan memelintirnya.

    “Ah .. kamu .. ah .. aow .. iya .. tidak .. ough ..”

    Kepala Rina bergerak keluar dari tangan, kanan ke kiri. Aku memutar Rina dan kududuk di perutnya, aku menunjuk penisku ke susu Rina, dan aku mendapatkan susu besar Rina untuk menjepit penisku dan aku mencabut penisku.

    “Ah .. Rin .. su .. su .. ah .. ye .. em .. puk enak ..” aku mulai mengocok susu Rina sampai susu Rina berwarna merah.

    Ternyata Rina menikmati ini, dan aku tidak sabar untuk menikmati vagina gadis ini.

    Aku mulai turun dan membelai vagina Rina dari luar celana ketatnya, rasanya seolah vaginanya sangat becek dari panasnya. Kukatakan pada Rina untuk menyalakan perutnya, dan tampak celana berritsleting masih tertutup. Aku mulai menurunkan ritsletingnya, Rina sedikit mengangkat pantatnya untuk memudahkanku melepaskan celananya, dengan posisi menungging ini pantat Rina terlihat lebih montok dan bahenol. Tidak lama aku melepaskan celana ketat Rina. Wow .., ternyata Rina benar-benar terangsang sekali. CD bagian bawah berwarna kuning tipis, dengan posisi menungging potongan vagina ini semakin terlihat, apalagi Rina membentang selakangannya. Aku membelai potongan itu dengan jari telunjukku, Rina sedikit mengangkat pantatku karena rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Rina otomatis bolak-balik dengan sendirinya.

    Lalu aku melepas CD tipis tipis Rina perlahan, dan Rina memberi sensasi dengan memutar-mutar pantatnya, wowo .. woo .., ini model seks dan super seks, dia sangat pintar untuk meningkatkan seks nasf lawannya. Meski sudah ada CD Rina, tampilan butt-free putih mulus mulus dan vagina memerah basah dan memiliki rambut yang rapi. Aku mulai membelai permukaan keledai Rina.

    “Ah .. Ar .. ehmmm .. ouhghhh .. ah .. kamu .. langsung aja Ar .., aku .. tidak .. terus … oh .. ye ..” saat pengereman Rina menahan nafs nya.

    Segera saya menutup wajah saya di pantat Rina, dan segera hancurkan vagina Rina dengan posisi menungging.

    “Ah .. kamu .. di .. Ar .. ough .. kamu .. oh .. ye ..” sambil memutar tubuh semoknya itu Rina mengerang bukan karuan, karena aku memainkan klitoris Rina dengan lidahku.

    Bawa saya ke atas dan ke bawah lidah saya di mangkuk daging. Pembelahan vagina Rina cukup kental, dan warnanya merah di vaginanya dan beceks satu kali. Beberapa saat kemudian saya memasukkan kedua jari saya, yang saya masukkan ke dalam vagina Rina dan yang lainnya saya masukkan ke dalam anusnya.

    Perlahan aku masuk, “Hemmah .. lambat .. pelan .. Ar .. ya .. te .. rus in .. kit .. lagi .. ough ..” Rina mengangkat pantatnya sebagai reaksi jari di vagina dan anusnya. .

    Perlahan kukocok anus dan vina Rina dengan jariku.

    “Yac .. ah .. le .. bih .. cepat .. Ar, oh .. ye .. oh .. tidak .. kamu .. ya .. oug .. hemmh .. cepet ..!”

    Aku mulai mempercepat kocokanku di dua tempat kenikmatan Rina. Sementara itu, saya tidak membuang-buang susu tanpa gantung. Dalam posisi ini aku bisa melihat dengan leluasa menggerakkan tubuh Rina yang halus dan gemuk. Kuradia dan putingnya bengkok.

    “Ah .. Ar .. aku .. kee .. untuk .. lu .. ar .. nggaa .. kuuu .. at ..”

    Saya merasa Rina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, saya mempercepat kocokan tangan saya di vagina dan anus Rina. Tidak lama setelah Rina menjerit dan mengangkat tubuhnya dengan gemetar, dan merasakan cairan hangat dari dalam vagina Rina.

    “Serrr .. serrr …” cukup banyak untuk keluar dari permukaan vagina Rina.

    Rina capek dan lemas lemas di tempat tidur dengan posisi telungkup telanjang. Lalu saya menarik tangan saya dari vagina dan anus Rina, cairan terlihat yang cukup kental dan putih di jari saya, lalu gosok ke pria saya sebagai pelumas. Kukocok-goyangkan dengan lembut dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak berdiri.

    Sementara itu Rina telanjang dan membelakangi saya, lalu saya membalikkannya.

    “Rin, orgasme hebatmu kok ..”

    “Oh .. ah .. goyangkan jarimu itu hebat, kamu belajar dimana sih .. bagaimana dengan kelemahanku ..?” Sambil terus mengguncang penisku.

    “Ya .. nonton BF aja sudah pengalaman.”

    “Ah .. kamu bisa aja.” Katanya sambil mengganti tangan saya untuk menggoyang batangku yang ingin keluar lagi.

    “Rin, bolehkah aku coba vagina kamu ini ..?” Sedangkan kuelus-coax vagina.

    “Bisa..”

    Lalu aku menyebarkan Rina, dan yang lebih rendah adalah dengan lisan di vaginanya. Lidahku menurunkan vaginanya dari atas ke bawah dan naik lagi dan seterusnya. Rina mulai mendesah kenyamanan.

    “Ehhmm .. ah .. ye .. Ar .. sekarang aja kontolmu enterin deh ..!”

    Lalu aku pegang kedua paha Rina, lalu aku angkat, terlihat jelas vagina Rina yang sudah terbuka lebar dan berlumpur. Perlahan letakkan pangkal paha saya ke vagina Rina.

    “Ouhg .. hemm .. ah .. kamu ..” erangan Rina menerima poke pertama penisku.

    Aku mulai menusuk penisku perlahan.

    “Oh .. kamu .. shiit .. ah .. kamu ..” telingaku

    Memang benar vagina Rina, dindingnya berdenyut-denyut. Saya mulai mempercepat kocokan saya, dan lebih cepat.

    “Ah .. Ar .. iya … oh .. tidak .. ough … hemm .. ya .. ya .. te .. rus .. ar .. in ..” kepala rina tidak berhak ke kiri Dan benar

    Kuvariasi kocokanku dengan perlahan, lalu tiba-tiba sangat cepat, lamban lagi lagi dan seterusnya, biasanya saya memutar pantat saya agar penisku diputar di vagina Rina.

    “Ya .. ini .. ok .. Ar .. te .. rus .. ough .. ye .. hem ..” Rina suka memutar gerakan dari pantatku.

    Kira-kira 3 menit gerakan ini terjadi, saya membalikkan Rina dengan posisi menungging, dan saya menendang penisku lagi di vagina Rina dari belakang. Dengan dudukan pinggang Rina, aku segera melesat.

    “Oh .. ye .. Rin .. vagina kamu oke ..”

    “Penismu .. ouhg .. hemmm .., bagus .. ar .. te .. rus .. da .. lam ..!”

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba, “Ah .. Ar .. aku akan, aku .. untuk .. diluar ..!”

    “Ta .. han .., tahan ya! Kamu .. hemm ..!”

    Merasa aku ada di sana, aku menyuruh Rina duduk di atas tubuhku, dan dia memeluk penisku, dan memasukkannya ke dalam vaginanya.

    “Ouh .. iya .. Rin .. kamu .. hebat ..!”


    “Ya .. Ar .., cepet ya .. aku keluar … ah .. hemm ..!”

    Lalu rina mempercepat gerakannya dengan liar, dia memelukku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok tangkai jantanku dengan cepat.

    “Oh .. Ar .. aa .. aku .. senjata .. k .. pegang .. keluar .. hah ..!”

    “Ki .. ta .. sama .. aku .. keluar .. juga ..”

    Dalam tiga detik, “Crroot .., crroott .. ah .. ah .. kamu ..”

    “Seerrr .., sreerrr ..” kumuncratkan sperma saya ke dalam rahim Rina, dan merasakan semprotan cairan hangat Rina di kepala penisku.

    Rina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang telanjang.

    Setelah beberapa jam istirahat, aku terbangun, rupanya Rina tidak ada disampingku. Lalu aku mengenakan pakaianku dan pergi ke tempat persewaan, dan ternyata Rina ada di sana.

    “Mas Ari sudah bangun ya .. jangan mandi dulu ..?”

    “Oh, bukan Rin, terima kasih.”

    “Jangan pinjam BF lagi ..?”

    “Ah .. belum lagi. Itu lagi buas besar di atas.”

    Rina tersenyum, lalu aku pulang ke rumah kosku dan aku mandi. Besok-besok aku pergi ke rental X adalah untuk menggoyang penis Rina yang sama.

    Setelah beberapa bulan aku tidak di sana, aku tahu Rina sudah tidak ada lagi. Saya tanya sama mas guard di rental X dimana Rina itu, ternyata Rina ke Jakarta. Wow .., maaf ya ya .. mulai ya .. tidak ada kepuasan seks selain deh masturbasi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Hot Calon Sekretaris Haus Seks

    Cerita Hot Calon Sekretaris Haus Seks


    1245 views


    Perawanku – Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.

    “Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”
    “Hmmm… suruh masuk.” Perintah Irwan tanpa menoleh kepada bawahannya.

    Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.

    “Masuk…”
    “Siang pak…”

    “Hmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Irwan tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Irwan memang sedang asik membaca berita berita fresh news.
    “Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Irwan yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.

    “Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

    Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Sarah.agen poker

    Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya.

    Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Sepintas Irwan tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.

    Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.

    “Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah menyadari tatapan Irwan yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

    “Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Irwan yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.

    “Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Irwan yang terus menatapnya.

    “Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

    “Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”

    Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Irwan, dengan menampilkan paras muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Irwan dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Irwan dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.

    Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Irwan dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Irwan.

    Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Irwan pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.

    Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Irwan melepaskan genggaman buah dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Sarah sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.

    Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Irwan kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.

    Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Irwan mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.

    Sarah duduk di atas meja kerja Irwan dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Irwan yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.

    Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Irwan yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.

    Tak ingin berlama lama memandangnya. Irwan langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang kemaluan Sarah yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.

    Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Irwan.

    “Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.

    Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Irwan yang sedang menikmati.

    “Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Irwan memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Irwan tanpa memperdulikan bahwa Irwan adalah atasannya saat itu.

    Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Sarah, hingga tak sanggup lagi Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.

    Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Irwan kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.

    Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Irwan yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Sarah. Akhirnya Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.

    Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Irwan membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.

    Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.

    Irwan mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Sarah yang telah basah bercampur liur Irwan dan mani Sarah yang tadi keluar.

    Perlahan Irwan menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Sarah yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Irwan. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Irwan yang memandangnya. Dengan dibantu Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Irwan untuk segera menerobos masuk.

    “Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Sarah yang mengigit bibir sensualnya.

    “Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.

    Sarah hanya mengangguk kecil kepada Irwan yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.

    Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Irwan, Sarah menahan dorongan Irwan yang terus berusaha.

    Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Irwan tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Sarah yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Sarah terhadap batang kemaluannya.

    Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Irwan semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.

    Pelan pelan Irwan menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Irwan kepada liang kewanitaannya.

    “Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Irwan semakin cepat memompa vaginanya.

    Setiap tekanan yang dilakukan Irwan terhadap vagina Sarah, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.

    Merasa Vagina Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Irwan pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Sarah.

    Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.

    “Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.

    “Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

    Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Irwan pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Irwan ingin mengakhiri dengan bersama sama.

    “Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Irwan yang semakin genjar memompa vagina sarah yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.

    Akhirnya….

    “Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Irwan yang bersamaan dengan erangan sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

    Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Irwan atasan barunya. Tak lupa Sarah mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Irwan didalam liang kewanitaannya.

    Sepulang kerja Irwan menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

    Setibanya Sarah dan Irwan didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal yang membuat Sarah untuk meninggalkan Irwan sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.

    Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Irwan untuk menunggunya di rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.

    Dengan spontan Irwan menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Irwan pun tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Irwan tawarkan.

    Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.

    Postur tubuh Anita membuat Darah muda Irwan kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.

    “Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Irwan dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi didalam ruangannya.

    “yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.

    “Nama saya Irwan Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Sarah. Panggil saja kak Irwan.” Ujar Irwan buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang membuat mata Irwan terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

    “Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Irwan.” Ujar Anita yang panjang lebar.

    “Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Irwan kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Irwan.

    Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Sarah.

    Merasa haus… Irwan berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.

    Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Irwan kembali dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.

    Begitu indah pemandangan yang sekarang Irwan saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.

    Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Irwan kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

    “Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita setelah melihat tatapan Irwan yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

    “Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Irwan dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

    “Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Anita sambil mengoda Irwan yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.

    Dengan agak gugup Irwan menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Irwan.

    “Trus setelah itu…”

    “Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”

    Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Sarah.

    “Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.

    “Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Irwan masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Irwan nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

    “Iya… kak Irwan masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.

    “Anita ingat yah… kak Irwan adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Irwan malam ini disaat ia tak ada disana.

    “Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.

    “Awas kamu kalau macam macam yah…”

    “Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Irwan yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.

    “Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.

    “Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Irwan yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

    “Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Irwan menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.

    “Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Irwan.” Seru Anita sambil memegang batang kemaluan Irwan diluar celana panjangnya.

    Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Irwan mulai meraba halus paha Anita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.

    Antara bibir Irwan dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.

    Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Irwan mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Irwan membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

    Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Irwan dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Irwan.

    Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.

    Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Irwan saat Anita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

    “Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Irwan dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.

    Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Irwan menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.

    Dengan gencar Irwan menyapu vagina Anita yang sama sama nikmatnya dengan Sarah. Namun vagina Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Irwan semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Irwan.

    Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Irwan, kemudian dengan leluasa lidah Irwan bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.

    Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Anita berada.

    Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Anita. Batang kemaluan Irwan berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Sarah.

    Sesaat ketika batang kemaluan Irwan telah tertancap penuh didalam vagina Anita.

    “Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”

    “Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Irwan sendiri di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak Irwan yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Irwan yang mengaduk liang kewanitaannya.

    “kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Irwan yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.

    Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Sarah saat pertama kali Irwan menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

    “uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Irwan yang berbulu itu.

    “Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Anita.

    Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Irwan mengendong Anita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.

    Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala bersenggama dengan Irwan, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak Irwan hingga bertanda…

    Hingga tiba pula didalam kamarnya… Irwan merebahkan tubuh Anita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Irwan dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Anita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.

    “plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Irwan menyodok vagina Anita bertubi tubi.

    “Kak… truuus… beri Anita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Sarah…”

    “uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Irwan.

    Irwan tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Anita di atas ranjang. Irwan ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.

    Seakan Irwan tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Irwan terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Irwan.

    Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.

    Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Irwan yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

    “Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Irwan yang kekar itu.

    Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Irwan tetap terus menhantam vagina Anita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…

    Namun tak lama kemudian Irwan merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Irwan pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Irwan membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya.

    Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita. Karena Irwan menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Irwan tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Anita. Meski Irwan sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.

    Tak terasa Irwan melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpu.

  • Cerita Ngentot Dengan Dokter Cantik

    Cerita Ngentot Dengan Dokter Cantik


    1145 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Ngentot Dengan Dokter CantikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Mamaku itu memang hebat. Di usianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan Mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan Papaku setahun yang lalu.

    Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan, mana bisa memenuhi kebutuhanku yang doyan hurahura. Jangankan membelikanku mobil, sepeda motor aja Papa enggak bisa. Dua orang adikku juga memilih tinggal bersama Mama. Sama sepertiku, mereka juga doyan hurahura. Ngabisin duit Mama yang aku enggak tahu gimana caranya, selalu saja ada. Apa yang kami minta selalu bisa dipenuhinya.

    Namaku Tomi. Semester enam fakultas ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta yang beken di Jakarta. Adikku Mimi. Juga kuliah di fakultas ekonomi satu kampus denganku. Tapi dia masih duduk di semester dua. Adikku yang paling kecil, Toni. Dia masih kelas tiga SMU. Bukti Transfer Poker

    Dari kecil selalu hidup bergelimang harta, dari penghasilan Mamaku, membuat kehidupan glamour sangat melekat pada diri kami. Masingmasing kami dibelikan Mama mobil sebagai alat transportasi. Uang jajan tak pernah kurang. Karena itu aku dan adikadikku tak pernah protes dengan apapun yang dikerjakan oleh Mamaku.

    Aku dan adikadikku selalu kompak membela Mama. Termasuk saat bercerai dengan Papa. Padahal sebab perceraian kedua orangtuaku itu adalah jelasjelas karena kesalahan Mama. Papa menangkap basah Mama sedang pesta sex dengan tiga orang gigolo muda di hotel!

    Meski begitu, aku dan adikadikku tetap aja kompak membela Mama. Soalnya belain Papa juga enggak ada untungnya. Lagian kelakuanku dan adikadikku juga enggak bedabeda amat sama Mama. Aku dan Toni pernah bawa perek ke rumah. Si Mimi tahu tentang hal itu dan dia sih santaisantai aja. Soalnya dia juga sering bawa cowok ganteng ke kamarnya.

    Setelah bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil aja deh. Mama, aku, Mimi, dan Toni, rutin bawa partner sex kemari. Karena kami sama gilanya, jadi asyik. Kalau waktu ada Papa enggak asyik. Papa suka rese. Meski tak bisa memarahi kelakukan binal anakanaknya, tapi Papa suka ngomel atau ngasih nasehat. Huh, menyebalkan aja Papaku itu.

    Dari banyak cowok, si Willy yang paling sering dibawa Mama ke rumah. Dia tuh, kayak suami baru Mama aja jadinya. Hampir tiap hari dia ada di rumah. Paling kalau Mama lagi bosen dan ingin cari variasi pasangan lain, barulah dia ngibrit dari rumahku, balik ke kostnya.

    Karena seringnya si Willy di rumah, aku dan adikadikku jadi akrab dengan dia. Apalagi usianya enggak jauh dariku. Dia juga masih kuliah. Umurnya hanya lebih tua dua tahun dariku. Obrolan kami nyambung.

    Tentang apa saja. Otomotif, sport, musik, dan pasti ngesex. Hehe. Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung.

    Si Mimi paling senang dengan keberadaan Willy di rumah. Piaraan Mama itu dimanfaatinnya juga buat muasin nafsunya yang binal.

    Habisnya si Willy itu ganteng banget sih. Macho. Mana bodinya oke banget lagi. Belum lagi kontolnya. Gede banget Tom. Ngesexnya gilagilaan. Pantes aja Mama paling demen ama dia dibandingin ama gigolonya yang lain, kata Mimi padaku suatu hari. Dasar nakal. Dasar maniak tuh si Mimi.

    Mendengar cerita si Mimi tentang kontolnya si Willy membuatku penasaran juga. Eits. Jangan salah sangka dulu men. Aku bukan gay. Jelasjelas aku cowok straight. Cuman, dengar ukuran kontol orang sampai 28 sentimeter kan jelas bikin penasaran. Jangankan aku, cowok lain pasti juga penasaran. Gila aja kontol bisa segede itu!

    Selama ini kupikir kontolku sudah paling gede. Panjangnya sekitar delapan belas senti. Susahsusah lho, cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Ternyata punya si Willy malah lebih gila. sampai 28 senti men, selisih sepuluh senti dari punyaku. Ambil penggarisan deh, liat dari titik 0 senti sampai 28 senti, panjang banget kan ukuran segitu.

    Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Gila aja. enggak usah ya. Pernah kepikiran buatku untuk ngintip dia saat ngentot dengan Mamaku atau si Mimi. Tapi males ah. Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. enggak ada seruserunya. Entar aku jadi incest lagi. Bikin berabe aja.

    Namun, yang namanya rezeki memang enggak kemana. Waktu itu malem hari. Hampir dini hari malah. Aku baru pulang. Biasalah, ngabisngabisin duit Mama. Semua orang sudah tidur kayaknya. Kerongkonganku rasanya kering banget. Haus. Aku langsung ke dapur, ingin ngambil minuman dari lemari es.

    Pas aku nyampe di dapur aku terkesima. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami. Pakaian atasannya terbuka memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan besar.

    Sementara bagian bawah tubuhnya tak menggenakan penutup apaapa. Sekitar memeknya yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Banyak banget. Mama tak sadar dengan kehadiranku, karena saat itu ia sedang memejamkan matanya sambil mendesahdesah.

    Ngg.. Enak banget Will, katanya dengan suara mendesis. Rupanya dia baru aja dientot sama si Willy di atas meja makan itu.

    Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Entah kenapa, kok aku rasakan aku kayaknya terangsang. Bisa berabe nih. Pandanganku kualihkan ke lemari es.

    Saat menatap ke arah sana aku kembali kaget. Disana berdiri si Willy. Dia tak menggenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Badannya yang tinggi dan kekar berotot itu polos. Dia sedang menenggak coca cola dari botol.

    Mataku langsung menatap ke arah kontolnya. Gila men. Si Mimi enggak bohong. Di selangkangannya kulihat sebatang kontol dengan ukuran luar biasa. Sedang mengacung tegak ke atas mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Panjang banget.

    Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur melewati pusarnya. Batang gemuk itu penuh uraturat. Aku sampai melotot melihatnya. Kupandangi kontol itu dengan teliti. Ck.. Ck.. Ck.. Sadis.

    Baru pulang Tom? kata Willy menegurku.

    Ia sudah menyadari kehadiranku rupanya. Aku segera menolehkan pandanganku dari kontolnya. Gawat kalau ia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu.

    He eh. Iya, sahutku sambil mengangguk.

    Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. kalau terang benderang, pasti Willy bisa mengetahui kalau wajahku sedang bersemu merah saat itu. Malu.

    Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tibatiba melompat bangun. Ia sibuk mencaricari roknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka.

    Eh, Tomi. sudah lama kau datang? kata Mama dengan ekspresi malu.

    Baru aja ma, sahutku.

    Aku beraksi seperti tidak terjadi apaapa disitu. Segera kuambil minuman dingin dari lemari es. Tubuh Willy yang berkeringat tepat disampingku. Saat mataku melirik ke arah dalam lemari es, mencari minuman, kusempatkan untuk melirik sekali lagi ke arah batang kontol Willy. Kali ini aku bisa melihatnya lebih jelas. Karena ada bantuan penerangan dari lampu lemari es. Gila! Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku.

    Setelah mendpatkan minuman dingin, aku segera meninggalkan dapur. Tinggallah Mamaku dan Willy disana. Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau tidak. Yang pasti sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Willy yang luar biasa itu.

    Gila! Gila! rutukku dalam hati.

    Kok aku bisa mikirin kontol punya cowok lain sih? Ada apa denganku ini? Rasanya malam itu aku susah untuk tidur. Setelah membalikbalikkan badan beratus kali di atas ranjangku yang empuk, barulah aku bisa tertidur. Itupun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Sebentar lagi pagi menjelang.

    Berjumpa dengan Willy keesokan harinya aku jadi radarada grogi. Entah kenapa. Mataku jadi suka mencuri pandang ke arah selangkangannya. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan diselangkangan itu, memang beda dengan punyaku. Jauh lebih menonjol kayaknya. Gila! Gila! Rutukku lagi dalam hati. Kok aku jadi mikirin itu aja sih?!

    Si Willy sih enggak ada perubahan. Ia tetap cuek aja seperti biasanya. Ia tak merasa ada yang aneh dengan kejadian semalam. Sepertinya ia tak perduli kalao aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku. Kayaknya, buatnya itu hal yang lumrah saja. Dasar gigolo profesional dia.

    Sebulan berlalu. Dan selama rentang waktu itu, aku jadi pengamat selangkangan Willy jadinya. Entah kenapa, aku selalu berharap akan punya kesempatan lagi untuk ngelihat perkakas gigolo itu. Tapi tak juga pernah kesampaian. Sampai suatu hari.

    Aku ingin berenang pagipagi di kolam renang yang ada di halaman belakang rumahku. Ketika aku sampai di kolam renang mataku langsung menangkap sebuah tontonan cabul. Si Mimi sedang ngentot dengan Willy. Dasar nekat si Mimi. Padahal Mama kan masih ada di kamarnya pagipagi begini.

    Adikku yang cantik dan sexy itu sedang nungging di tepi kolam renang. Dibelakangnya Willy asyik menggenjot kontolnya dalam lobang vagina adikku itu. Genjotannya liar dan keras. Menghentakhentak. Tubuh si Mimi sampai terdorongdorong ke depan karena hentakan itu.

    Kelihatannya si Mimi keenakan banget. Bibir bawahnya digigitgigitnya dengan giginya. Ia menggelinjanggelinjang sambil merem melek menikmati hajaran kontol Willy yang luar biasa itu di memeknya.

    Aku terangsang hebat. Celana renang segitiga yang kukenakan, tak lagi bisa menampung kontolku yang membengkak. Aku tak tahu. Aku terangsang karena apa? Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena serius mengamati kontol besar Willy yang keluar masuk vagina si Mimi itu. Entahlah.

    Tanganku langsung mengocok batang kontolku yang sudah kukeluarkan dari celana renangku. Kukocok sekuat tenaga. Cepat. Aku ingin segera menumpahkan spermaku.

    Eh, Tom. Ngapain luh? tibatiba kudengar suara Mimi menegurku.

    Mataku yang sedang merem melek langsung menatapnya. Kulihat ia menolehkan wajahnya yang cantik memandangku yang sedang berdiri mengangang sambil ngocok. Willy tersenyum memandangku. Mereka tak menghentikan permainan mereka.

    memang lo enggak bisa liat, gue lagi ngapain, jawabku cuek. Willy tertawa kecil mendengar jawabanku.
    Gila lo, kata Mimi. Setelah itu ia kembali asyik menikmati genjotan Willy.

    Akhirnya akupun orgasme sambil memandangi Mimi dan Willy yang terus bercinta. Tak lama setelah itu si Willy yang orgasme di mulut Mimi. Sebelum spermanya sempat mencelat dari lobang kencingnya, Willy menyempatkan menyabut kontolnya yang gemuk dan panjang itu dari vagina Mimi. Lalu disuruhnya Mimi membuka mulutnya lebarlebar menyambut tumpahan sperma Willy yang deras.

    Aku benarbenar terbius birahi melihat detikdetik Willy menumpahkan spermanya di mulut adikku itu. Entah kenapa nafsuku terasa menggelegak melihat kontol itu menyemburkan spermanya yang deras berulangulang. Kupelototi setiap detik orgasme Willy itu tanpa berkedip sama sekali. Aku tak ingin kehilangan momen yang indah itu sedetikpun.

    Gila lo. Adik sendiri ngentot ditonton, kata Mimi padaku.

    Saat itu kami bertiga berbaring di tepi kolam renang kelelahan. Kalau orang melihat kami saat itu, mereka tidak mengetahui kalau kami baru saja orgasme tadi. Yang melihat pasti hanya mengira kami sedang berjemur menikmati cahaya matahari di tepi kolam renang.

    Habisnya elo berdua sama gilanya sih. Masak pagipagi ngentot disini. Ketahuan Mama gimana? sahutku.

    Cuek. Mama enggak bakalan bangun. Sebelum ngentotin gua, Mama habis dihajar sama si Willy. Jadi Mama pasti sedang ngorok kecapaian, jawab Mimi yakin.

    Benar Wil? tanyaku.

    Yap, sahut Willy singkat.

    Dasar si Willy. Habis ngentot dengan Mama, masih sanggup ngentoti si Mimi sebinal tadi. Benarbenar profesional nih cowok, pikirku. Itu pengalaman keduaku melihat kontol si Willy.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kenikmatan Gadis Muda Saat Belajar Renang

    Kenikmatan Gadis Muda Saat Belajar Renang


    1370 views

    Cerita Sex ini berjudulKenikmatan Gadis Muda Saat Belajar RenangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku kerja sebagai trainer berenang di salah satu sport hall yang berada di kawasan perumahan elit yang mayoritas penghuninya warga keturunan.

    Perumahannya mewah, rumahnya gak banyak tapi besar-besar. Sport Hallnya lengkap, lapangan tenis, gym, kolam renang, malah disediakan juga lapangan basket merangkap volley dan bulu tangkis. Kalo peralatan untuk tenis meja ada didepan gym.

    Aku bekerja sebagai pelatih renang. Asik juga ngajarin renang disitu karena yang ikutan belajar renang banyakan amoy, cantik, putih, mulus dan sexy lagi. Salah satu yang ikutan belajar renang dengan aku adalah Fang-fang. Amoy yang satu ini imut, tinggi 165, berat 47, toketnya 32C kayanya. kalo les dia pake baju renang yang terusan, model celana pendek dan blus lengan pendek, sehingga paha mulusnya gak bisa dilihat sampe selangkangannya. tapi dengan baju renang seperti itu, bodinya Fang-fang tetap paling menarik diantara amoy laennya yang belajar denganku.

    Dia belum kuliah, masih sekolah katanya, baru kelas 1 lagi, masih ABG banget. Kalo ngajarin renang, salah satunya adalah bagaimana bisa berlatih meragakan gerakan renang yang benar, sehingga aku menahan badan mereka di kedua tanganku. Karena didalem air, jadi gak terlalu berat menahan badan mreka dengan kedua tanganku yang kurentangkan kedepan.

    Ketika mereka melatih gerakan renangnya, badannya tentunya terguncang-terguncang, aku sering memanfaatkan kesempatan itu untuk meremas pelan toket mereka, tanganku tepat berada dibagian dada dan selangkangan. Tangan satunya cuma bisa meremas paha saja.

    Toket Fang-fang terasa kenyal ketika kuremas pelan, ketika itu sedang gilirannya melatih gerakan renangnya.Sehabis selesai, dia cuma tersenyum saja memandangiku, senyuman yang penuh arti, aku merasa dia tahu bahwa aku memanfaatkan kesempatan itu untuk memerah toketnya walaupun pelan.

    “Om tadi grepe-grape Fang-fang ya”, bisiknya pelan sambil tersenyum.
    Aku kaget juga mendengar bisikannya, tapi melihat dia tersenyum ya keterkejutanku ilang dengan sendirinya.

    “Montok kamu Fang”, jawabku.

    “Ih si om genit”, katanya sambil mencubit perutku.

    “Ih nyubit diperut, ntar nyenggol lagi”, kataku.

    “Om mau disenggol? ntar fang-fang senggol deh”, katanya sambil mengelus selangkanganku.

    aku memang memakai celana renang model celana pendek yang longgar. Kaget juga ketika dia mengelus selangkanganku.

    “Om gede dan keras banget, om horny ya grepe2 Fang-fang”, katanya sambil senyum. Binal juga ni amoy pikirku.

    “Om, disini rame, om mau gak ngajarin Fang-fang renang dirumah”.

    “Jadi private dong”.

    “Gak apa, Fang-fang bayar tarif private om deh”.

    “Gak usah, dengan segala senang hati, om mau kok ngajarin Fang-fang dirumah. ada kolam renangnya dirumah?”.

    “Ada om, tapi gak sebesar disini, separuhnyalah”.

    “Trus Fang-fang mo ajak sodara”.

    “Gak om, Fang-fang sendiri”.

    “Mangnya bole ma ortu belajar dirumah”.

    “Ortu di spore kok om, kalo libur Fang-fang kesana”.

    “O itu”, pantes binal pikirku, bebas sendirian disini dan pastinya gak pernah kekurangan uang.

    “Trus kapan mo mulainya”.

    “Tiap ari juga boleh om”.

    “Hah, tiap ari”.

    “Iya biar cepet bisa, juga kalo dirumah kan lebih bebas ketimbang disini rame”. Aku menduga ada udang dibalik bakwan ni dari ucapannya barusan.

    “Kalo tiap ari om susah ngatur jadwalnya ma disini. Bisanya cuma kalo om gak ngajar disini”.

    “Gitu juga boleh om, hari apa aja”. Kita buat kesepakatan hari belajar renangnya.

    Karena di sport hall aku ngajar 4 hari, makanya tinggal 3 hari sisanya.

    Pada hari yang sudah dijanjikan, aku kerumah Fang-fang, besar rumahnya. Dia membuka sendiri gerbang rumahnya, aku diajaknya masuk kedalam. Mobil bututku jadi ngerusak pemandangan indah di halaman rumahnya. Fang-fang langsung mengajakku ke dalem, rumahnya besar, jadi ruangannya juga serba besar dan mewah, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan serba besar dengan perabotan lengkap. Yang aku heran rumahnya sepi.

    “Kok sepi rumahnya Fang”.

    “Iya om, Fang-fang sendirian dirumah ini”.

    “Gak ada pembantu?”

    “ada tapi di counter mereka aja, mereka gak masuk kedalem rumah kalo gak perlu”.

    “O gitu, jadi bebas dong gak ada yang ganggu”.

    “Iya om jadi bebas grepe2 nya ha ha”, dia tertawa lepas.

    “O mau toh di grepe2?.

    “Fang-fang tuker baju dulu ya, tuh kolamnya di halaman blakang”.

    Aku menuju ke halaman blakang, Halaman tertutup tembok tinggi, ada pool kecil, tapi cukuplah untuk melatih gerakan tangan dan kaki. Untuk memperlancar ketrampilannya renangnya lebih efektif dikolam besar sesuai standard. Aku melepaskan pakaianku, tinggal hanya memakai celana gombrongku. Aku langsung nyemplung ke pool, semeter dalemnya.

    Fang-fang keluar hanya berbikini. aku sampe menelen ludah melihat pemandangan yang sangat merangsang. Bodinya yang seksi hanya ditutupi bikini minim, branya model ditaliin kebelakang, kayanya kekecilan untuk menampung toketnya yang ranum.

    CD nya model g string, tidak dapat menutupi jembutnya yang lebat.

    “Wah Fang, aku horny banget ni liat kamu pake bikini minim gini”.

    “apa lepas aja ya om”.

    “Nantilah, yang dikasi liat dikit2 kan lebih horny lagi”. Memang sempurna Fang-fang dilahirkan sebagai prempuan.

    Wajah cantik dengan mata yang mencipit dihiasi dengan hidung yang mancung dan bibir yang mungil, sangat mengundang untuk dikulum. Rambutnya dipotong pendek seperti lelaki tetapi sangat serasi dengan wajahnya yang tirus itu, menambah kecantikannya. Kulitnya putih mulus, bodinya seksi banget.

    Selain toketnya yang membusung, pinggang ramping, perutnya rata dengan puser yang berbentuk garis keatas, Pantatnya yang bulet tidak tertutup apa2, karena dia mengenakan cd model gstring dimana bagian blakangnnya menyelip ke belahan pantatnya. Pantatnya bergoyang kekiri dan kanan mengikuti ayunan langkahnya. kontolku langsung meronta2 disuguhi pemandangan yang memabokkan itu.

    Dia pun ikutan nyemplung ke kolam dan langsung latihan. Aku menganjurkan latihan tangan dan kaki dilakukan sendiri2 sembari berpegangan ke pinggir kolam. Mula2 latihan kaki, aku membetulkan kalo gerakannya keliru. Cukup melelahkan karena dia latihan sendiri, sehingga gak ada jeda karena harus gantian dengan orang laen.

    Habis latihan kaki, sekarang latihan tangan dengan mencantolkan kaki pada pegangan dipinggir pool, ini lebih berat lagi karena sekalian sambil latihan mengambil napas. Sebentar latihan saja, dia dah kelelahan.

    Aku mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia mengulanginya lagi setelah jeda sebentar. Setelah itu latihan meluncur dengan gerakan kaki saja, dilanjutkan dengan gerakan tangan saja. Karena lebar kolam gak jauh, maka meluncur dengan gerakan kaki saja dengan mudah dilakukannya.

    Setelah benar, mulai meluncur dengan gerakan tangan saja, sedikit lebih berat karena daya luncurnya lebih lambat dengan hanya gerakan tangan dibanding dengan hanya gerakan kaki. Dia sebentar saja sudah kelelahan. aku kembali mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia untuk melakukannya lagi.

    Aku sengaja tidak menyentuh tubuhnya supaya napsuku tidak menggelegak naek, walaupun kontolku tetap saja menunjuk ke arah utara.

    “Wah om, cape banget ya latihan sendiri”.

    “Ya lah, kan jedanya lebih dikit, Tapi kan dengan waktu yang sama kamu bisa latihan lebih lama, lebih efektif. Di sport hall gerakan kamu gak bener2, sekarang baru sekali latihan aja dan bener kok. Memperlancarnya dikolam besar aja ya”.

    Dia tersenyum saja,

    “Capek om, istirahat ya”.

    Tanpa menunggu jawabannya dia keluar pool, aku hanya memandangi gerakan pantatnya yang sangat merangsang itu ketika dia menghilang kedalam rumah. Dia keluar lagi dengan membawa makanan dan minuman kaleng. Dia langsung telungkup di dipan dibawah payung. Aku segera keluar dari pool dan duduk disebelahnya.

    “Om, badan Fang-fang kok pegel2 ya, om sadis sih ngelatihnya”. Aku merasa dia mengundang aku untuk mulai beraktivitas.

    “Aku pijitin ya”.

    “Mangnya om bisa mijit, biasanya ngeremes”.

    “Dua2nya juga aku ahli”. Aku mulai memijit pundaknya, punggungnya, pinggangnya, pantatnya dan pahanya.

    Kembali ke pundak dan punggungnya.

    “Om kalo mengganggu branya dilepas aja”. Wah undangan to the point neh.

    Langsung aja kuurai ikatan bra yang dileher dan dipunggung, aku lebih leluasa memijat punggungnya, tanganku mulai menurun kesamping punggungnya, memijat dan sambil menyentuh toketnya.

    Fang-fang menoleh dan tersenyum, dia mengangkat punggungnya sehingga tanganku bisa menyelip kedadanya dan meremas2 toketnya yang ranum, pentilnya kuplintir2, ini menyebabkan dia melenguh,

    “om…”. Dengan gemas aku meremas2 toketnya,

    “Kamu berbalik deh Fang”.

    Dia membalikkan badannya, branya terlepas jatuh, aku menunduk kemudian perlahan aku mencium bibirnya. Dia menyambut ciumanku dengan mengemut bibirku juga. tanganku kembali mengarah ke toketnya, langsung saja kuremas dan kuplintir pentilnya.

    Aku melepas bibirku dan mulai menciumi telinganya dan terus ke lehernya. telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhnya. Dia mulai melenguh menikmati ulahku, pentilnya mengeras karena terus kuplintir2.

    “om, …” lenguhku.

    “Kenapa Fang, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” kataku sambil tersenyum.

    “Jembut kamu lebat ya Fang, pasti napsu kamu besar ya”, kataku sambil mengemut2 pentilnya dan meremas toketnya. “Toketmu kenceng ya Fang, pentilnya gede, sering diemut ya.”

    Sambil menikmati remasanku, dia juga tidak tinggal diam, diremasnya kontolku dari luar celanaku.

    “om, ngacengnya sudah keras banget”, katanya.

    “Besar banget lagi”.

    “Mangnya kamu belon pernah ngerasin yang besar ya Fang?”.

    “kontol cowok Fang-fang gak segede om punya”.

    “Sering ngerasain kontol cowok kamu ya”.

    “enggak kok om, baru 4 kali”.

    “wah masi peret dong nonok kamu ya”.

    “La iyalah, kontol om sgitu gedenya, pasti sesek deh nonok Fang-fang kemasukan kontol gede om”.

    “Kamu kok ngajakin aku ke rumah napa si?”

    “Kata temen Fang-fang, maen ma om2 lebi nikmat, makanya Fang-fang jadi penasaran pengen nyoba”.

    “Mangnya ma cowok kamu gak nikmat”.

    “Nikmat si om, tapi kata temen Fang-fang sensasinya beda banget kalo ma om2, lebi nikmat gitu deh. Om kan beken diantara cewek yang om ajarin brenang”.

    “Apa katanya”. “Kata mereka om tu keren, macho banget,jangan ge er ya om”.

    “Macho? Mantan cowok?”

    “Ih, dibilangin bener2 malah becanda”, katanya sambil tersenyum. aku tidak menanggapinya Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi.

    Aku melepaskan celana pendekku, sehingga menyembullah kontolku sudah ngaceng dengan penuh.”Gedenya om”,katanya. Aku berbaring disebelahnya, dipannya cukup lebar untuk 2 orang berbaring bersebelahan. bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan sambil meremas2 toketnya dan memlintir2 pentilnya.

    “Isep dong om..” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku.

    Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati.

    “Ohh..Sstt..” erangnya keenakan.

    Aku mulai mengelus jembutnya yang nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir nonoknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. nonoknya langsung berlendir.

    “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku satunya untuk terus meremas-remas toketnya.

    “om, Fang-fang udah gak tahan nih”.

    CDnya kudorong kebawah sampai terlepas dari kakinya. Dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku meloloskan penutup terakhir tubuhnya. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus nonoknya.Aku menyelipkan jari ke belahan nonoknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam nonoknya. “om..! Aduuh! Fang-fang sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya.

    Bukannya langsung memenuhi permintaannya, jariku beralih menggosok-gosok itilnya.

    “Aduuh! om..nakal!” serunya.

    Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali. toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong om dimasukin, Fang-fang sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi.

    Kemudian kumasukkan jariku ke dalam nonoknya yang sudah basah kuyup. nonoknya langsung kukorek2,dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang nonoknya kumainkannya dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku.

    Aku menelungkup diselangkangannya dan mulutku langsung mengulum bibir nonoknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih kembali kukulum bibir nonoknya.

    Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulutku. Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam nonoknya, dia benar-benar hampir pingsan karenanya.Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan nonoknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat nonoknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali.

    Nonoknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali.

    “Terus om..Enak..” desahnya.

    “Ayo dong om.. Fang-fang udah nggak tahan”. Tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.

    Dia kunaiki dan segera kuarahkan kontolku ke nonoknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku.

    “Enak om..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke nonoknya yang sempit.

    nonoknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih, kontol mulai kuenjot keluar masuk. “Terus om.. kontol om enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot nonoknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku.

    Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama kuenjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas Diarahkannya nonoknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus.

    “om.. kontol om besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhnya.

    “Enak Fang?” “Enak om.. entotin Fang-fang terus om..”

    Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, “Fang-fang nyampe om” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

    Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari nonoknya. Dia kutelentangkan dan aku naik ke atasnya. Kembali nonoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit nonoknya lebih menganga, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah nonoknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itilnya.

    Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari nonoknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir nonoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam nonoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan nonoknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya.

    Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di itilnya dan bibirku tetap mengulum bibir nonoknya sambil lidahku terus mengorek nonoknya. Dia tak kuasa membendung napsunya.

    “Oocch! om.. Teruu.. Uus! Fang-fang nyampe lagi om”, suaranya semakin parau saja.

    Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan nonoknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis.

    Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke nonoknya. Dia merasakan sentuhan ujung kontolku di nonoknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk nonoknya.

    Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam nonoknya. Walau kontolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot nonoknya berdenyut, cairan yang membasahi nonoknya membuat kontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam nonoknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.

    Begitu merasa kontolku sudah memasuki nonoknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas, tubuhnya, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk nonoknya, dia meremas- remas kedua toketnya.

    Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi dia diatas karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian nonoknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, gelengan kepalaku menahan nikmat.

    “Fang, aku dah mau ngecret, boleh didalem Fang”.

    “Ngecretin didalem aja om, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..om”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya.

    “Aa..Aacch!” diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan aku, bibir nonoknya berkedutan hingga meremas kontolku.

    Pejuku dan lendir nonoknya bercampur menjadi satu membanjiri nonoknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas. Posisinya tengkurap disampingku yang terkulai telentang.

    “om, pinter banget sih ngerangsang Fang-fang sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya.

    “nonokmu juga nikmat sekali Fang, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sambil memeluknya.

    “Beda sama cewek2ku”.

    “Wah om ceweknya banyak ya, dan semuanya udah om entot”.

    “La iya lah, kalo pacaran gak ngentot mana asik”.

    “Om kalo ngentotin pacar om dimana?”.

    “Dirumahnya atau di tempat kosnya. Aku suka nginep kalo ngentotin mereka”.

    “Asik dong om, terus maennya berapa kali”.

    “3 kali, kadang kalo aku lagi napsu banget sampe 4 kali”.

    “Wah nikmat dong, Fang-fang mau deh dientot sampe 4 kali om”. Karena cape abis kugarap diapun tertidur di kursi.

    Setelah beberapa lama tertidur, dia terbangun karena toketnya kuelus2.

    “Cape ya Yang, sampe ketiduran gitu”.

    “Om manggil Fang-fang apa?”.

    “Yayang, kan kita lagi sayang2an. Juga jangan manggil aku om dong”.

    “Abis mesti manggil apa, kan biasanya Fang-fang manggilnya om”.

    “Panggil papah aja, biar mesra, Kekamar aja yuk Yang”, kataku sambil menarik tangannya. Dia menggandengku masuk kerumah setelah menyantap makanan dan minuman yang tadi dia bawa ke pool.

    “Mo lagi ya Pah”, tanyanya ketika sudah berada dikamarnya.

    Bibirnya langsung kucipok. Dia menyambut ciumanku. toketnya langsung mengeras.

    “Pah, aah”, napsunya mulai bangkit.

    Sambil meremas toketnya, aku menjilati toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Dia segera berbaring diranjang. Kakinya kubuka sambil kuelus2, tangan satuku masih meremas toketnya. Setelah itu selangkangannya kujilati,

    “Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngentotin abg yang jembutnya lebat, apalagi toketnya ranum seperti kamu”.

    “Napa Pah”, tanyanya terengah.

    “Cewek yang jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dientot”.

    “Bukannya binal Pah, tapi menikmati”, jawabnya.

    Bibir nonoknya tetep kujilati, lidahku masuk ke nonoknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah terdongak keatas. kontolku sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan tangannya.

    “Dikocok Yang”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan gemas.

    “Yang diemut dong”, kataku keenakan.

    Aku berdiri disamping ranjang dan dia duduk sambil mengarahkan kontol yg ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah karena besar sekali, jadi dijilatinya dulu kepala kontolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala.

    “Kenapa pah”.

    “Enak banget, terus Yang, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan.

    Dia jilatin kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin. Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. Gerakanku semakin lama semakin cepat.

    Tiba2 aku menghentikan gerakanku. kontol kukeluarkan dari mulutnya. Aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke toketnya,

    “Yang, aku mau ngerasain kontol ku kejepit toket kamu yang montok ya”. dia kemudian menjepit kontolku di antara toketnya.

    “Ahh.. Enak Yang”. Aku terus menggoyang kontolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya.

    Sampai akhirnya

    “Aduh Yang, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”.

    “Jangan pah, di nonok Fang-fang saja, kan lebi nikmat”, jawabnya.

    Aku mengarahkan kontolku ke nonoknya. Aku memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke nonoknya. Pantatnya semakin didorong2, sampai dia merem melek keenakan ngerasain nonoknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dinonoknya yang sempit itu.

    Secara naluri dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan kontolku di nonoknya. Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja.

    Dia kusuruh nungging, dan kusodokkan kontolku dari belakang ke nonoknya.

    “Enngghh…” desahnya tak keruan.

    Sambil menggoyang pantat maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, dia merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot nonoknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe,

    “Pah, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya.

    Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam nonoknya ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’

    Dia merasa nonoknya agak membengkak akibat disodok 2 kali oleh kontolku yang besar itu.

    “Yang, nonok mu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Yang. Kerasa sekali gesekannya dikontol ku”, kataku sambil terengah2.

    Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya

    “Gimana Yang? enak kan?”.


    “Enak sekali pah, rasanya nikmat sekali, nonok Fang-fang sampe sesek kemasukan kontol Papah, abis gede banget sih”, jawabnya.

    Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari nonoknya. kontolku berlumuran peju dan cairan nonoknya. Dia yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian dia tertidur lagi.

    Ketika dia bangun, aku dikamar mandi yang berada didalam kamarnya. Aku sedang membasuh muka biar segeran. Melihat dia masuk kamar mandi, aku segera memeluknya. kontolku udah ngaceng lagi.

    “Pah, kuat amat si, dah ngecret 2 kali masi ja ngaceng lagi, Belon puas ya pah”. sambil meremas2 toketnya, Lehernya kuciumi dengan penuh napsu.

    Itu membuat napsunya juga bangkit dengan cepat. Aku segera duduk di toilet dan dia kupangku dalam posisi memunggungiku. Kuarahkan kontolku ke belahan bibir nonoknya. kugesek-gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir nonoknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini nonoknya kembali mengeluarkan cairan bening.

    Kemudian kontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam nonoknya. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam nonoknya karena posisi itu.

    Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam nonoknya yang dibantunya dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan kuangkat kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku amblas semua ke dalam nonoknya.

    Dengan posisi begini membuat dia yang harus aktif mengocok kontolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga nonoknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam nonoknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras nonoknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. nonoknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku dalam nonoknya sudah tidak sesesak tadi.

    Akhirnya diapun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam nonoknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku.

    Kedua tanganku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan.

    “Aduuh..! Yang, hebat banget empotan nonok kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama pah” sahutnya sambil mempercepat goyangannya.

    Aku sudah benar-benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku sambil berpegangan ke wastafel, tetapi kontolku masih menancap di dalam nonoknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk nonoknya dalam posisi doggy style.

    “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. pejuku langsung muncrat keluar memenuhi nonoknya.

    Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonoknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah nonoknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu.

    Kami pun mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. Aku segera memakai pakaianku, aku pamit untuk memulai aktivitas rutinku. Dia tersenyum sangat manis mengiringi kepergianku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menghajar Memek Aku

    Cerita Sex Menghajar Memek Aku


    1779 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menghajar Memek AkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Haduh aku mendapat hukuman dari Ibu Neni gara gara aku tidur di dalam kelas, aku disuruh ke sawaah untuk mencari tomcat dan disuruh untuk meneliti berpa kadar racun yang ada di dalam tubuh tomcat, awalnya aku menolak tapi mau gimana lagi ya….ya udaha aku lakasanakan.

    ‘coooooTt akkh loo… Kalo ga ada sawahhh,, mana bisa lojadi montok kaya’ gni…. Hahaha..’ canda Adam sambil nepak pantat aku.

    ‘lagiankan lo sendiri yang salah… Tidur dikelass,, coba dikamar akua… Hheheehe…’ kan… Candaan ngeresnya mulai nge.On neh.

    ‘PrEttt akkh… Udahhlahh… Cepetan cariin tomcat itu yannnkk.. Biar kita bisa cepett cepet pulangggg gatelll bangett taoo dsini…’ titah aku ke Adam, ohhh iya cinters,,, kenalin.. Adam ini cowo baru aku (suwiiiiiitttt….suwiiiiiitttttt) dua minggu yang lalu aku nemu dia diemperaaann… Hehhehe*becanda yachh begokK… Pisss..

    ‘iyaaaa.. Iyaaa…ini juga lagi ngawas2 taoo dimana itu si tomcat berada’ jawabnya sambil celingak-celinguk.Suasana hening sejenak, ada kesan romantis yang timbul jadinya, ditambah pemandangan persawahan yang membentang luass..

    Mungkin kaya’ gini kali yaaa suasana nenek ama kakek aku pacarannn duluu.. Ciaaaa… Ciaaaaa…Ga lama kemudian, pencarian aku tampaknya ga sia2, mata aku menangkap bayangan serangga berwarna hitam belang kuning diantara tumpukan padi2 yang kaya’a habis diketam.

    ‘ayaaaaaank… Ono ada tomcatnyaaa…’ aku teriak ngasih tau Adam sambil lari2 kearah tumpukkan padi tsb.

    ‘HatI2 sayaank… Disituu liciiinn..’ jawab Adam sambil ikut2an berlari ngejer aku.Tapi… Tiba2 tanah yang aku injek amblas, jadi.

    .’BruuuuaaakkK… Grusuuuukk… JebuurrR…’ hampir seluruh badan aku kcuali kepala nyebur kedalem kubangan lumpur…

    ‘AhHHH…. Ayaaaaankkk.. Hiiiikkkzzzzzzz…..’ antara malu dan kagga aku nangis didepan Adam dengan bdan yg penuh lumpur.

    ‘addduuuhh … Yaaaank,, kamu begok sihh.. Udah dibilang ati2 malah lari2… Otak lo setengahnya kemana sih..???’ Adam marahin aku sambil ngelingkerin lengan aku dan naekkin badan aku kepunggungnya.

    ‘aaaaahhh lo mahh..bukannya ngasih perhatian malah marah2in akuaaa..’ jawab aku ngambek.

    ‘yaudahlah.. Ini kita kesaluran irigasi yaa.. Kita bersihin badan lo…’ adam ngegendong aku kesluran irigasi.Sesampainya disaluran irigasi, Adam ngebasuh seluruh badan aku,ngusap2 kaki aku sampe paha terus ngebersihin lumpur yang ada dilengan aku.

    ‘tapi ga da yang keseleo kan say…?’

    ‘ga….’ jawab aku judessss…

    ‘deeh elahhh… Segitunyaaa.. Jangan ngambek dunk yankk… Sini.. Buka bajunya,,’

    ‘ga maooo…’ masih jawab judes. Agen Bola Terpercaya

    ‘cepetann buka… Mau dibersihin ga sssih…’Dengan rada memaksa, Adam menarik lepas kaos oblong yang melekat dibadan aku, tadinya smpet aku cegah, soalnya aku g pake lapisan apa2 lagi selain kaos itu,,.. Tapi karena aku klah tenaga sama dia, jadi dengan mudahnya baju aku dia rebut…

    ‘tapi lo ga pa2 kan yank…. Gada yang lecet kan….?’ tanya adam sok perhatian sambil ngusap2 dada aku, padahal aku tau bnget dia udah cenat-cenut ngeliat dada aku yang ngegantung ini, apalagi ditambah sama tangannya yang gatel ngusap2

    ‘ga apa2 koq… Siniin baju aq nya…. Ntar qmu malah nge-On lageee…’ jawab aku sambil coba ngerebut balik kaos aku yang dia pegang, tapi ga khabisan akal, dia lemparin baju aku entah kemana..

    ‘Begooookk… Masa’ aku telanjang gini cobaaa….’ aku berjalan kearah dia ngelempar kaos aku, tapi dia halangin, tanpa rasa bersalah, bukannya nyariin kaos aku, dia malah ngeremes2 pantat aku.

    ‘ngeliat lo lumpuran gni bkin aku tegang yankkk… Seksi tau…’ tangan Adam masih mremas2 pantat aku sementara lidahnya bermain diputing aku.

    ‘uuuugghhh.. Hhhmmzzz… Yankk, jangan sange disini dunkkkK… Pleaseeeee…’ aku mencoba buat nyegah permainannya Adam, walopun sebenernya aku juga menikmatinya.

    ‘ga bisa yannkk… Dah On bngetttt niiihhh…’ Adam meremas2 tetek aku, lalu menggendong tubuh aku ketumpukan padi yang tadi habis diketam, lalu menghempaskan tubuh aku disana.

    ‘ayaaankk… Gilaaa lhooo,,, bisa2 gatel2 semuaaa badan aku’ aku dorong badan Adam dan mencoba bangkit, tapi lagi-lagi aku kalah kuat, badan aku serasa ga berdaya dia tindihin kaya’ gitu.

    ‘aaaaahhhss… Yannnkk… Heeemzz…. Apa ga bisa dirumah jaa….?’ tangan Adam masuk kedalem kolor yang aku pale, llu mengorek2 selangkangan aku,dengan sedikit tenaga yang trsisa, aku masih bersikeras nolak perbuatan Adam itu keaku.

    ‘udhlahhh yankk… Nikmatin jaaaa… Suasana baru ini….’ Adam melucuti kolor beserta cangcut yang aku pake gitu aja, trus dengan jari telunjuknya dia gesek2 itil aku.

    ‘Widiiihhh … Dah banjir yannkK.. Ternyata loo keenakan juga yaaa… Hehehe..’

    ‘hmmmppthh..’ aku berusaha nhan desahan supaya ga terlalu kentara kalo sebenernya aku nikmatin permainannya.

    ‘yaaaa.. Koq masihh belumzz ngedesahh seehh sayyy.. Masih kurang enak yaaa…?’ kemudian Adam membuka selangkangan aku lebar2 lalu menjilat bagian itil aku, tangannya juga ga tinggal diem aja, dia pilin2 pentil nenen aku bikin aku ga kuaaaaaaatttT…

    ‘AcChhss… Hhmmzzz… Lo nakal bangettT yank… Hhhmmnnggk…’ ikt2an nge_on, aku raba2 anunya Adam yang udah keras dari luar kolornya.

    ‘hehehe… Pengenn jugaa kan lo yankk,,cobaa… Mohonn dulu ke aku…’ Sialaaann.. Dia malahh ngegoda aku..

    ‘Ogaaaahh…’

    ‘benerr…?… Ga nyeseeelllL….? Ya udh,, aku balikk ya.. Dahhh…’

    ‘Eeett… Mao kemanaaaa… Yaaaaannkk…’

    ‘baliiikkk…’

    ‘Yaaaank,,, jangannn… Aku pengeenn nehh,,..’

    ‘pengenn apa…’

    ‘pengennn ngentot ama qmuuuuuuU…’Aku tarik tangan Adam jadi gantian dia yang telentang, aku lempar kolornya lalu dengan rakus aku isep kontolnya.

    ‘aahhh yaannK..’Adam cekikikan kegelian waktu aku kenyot biji tititnya, aku ambil posisi diatas tititnya, aku gesek2 bentar tititnya dimemek aku dan BleeeesssSsS… Tititna pun amblesSs kedalem memek aku,..

    ‘ooOwwhh YaaaaannKk..’ tangan adam meremas2 nenen aku, matanya merem melek menikmati goyangan pinggul aku.

    ‘AAccchhhSss… aAaaaccchhHss..’ aku semakin erotis sewaktu Adam menarik badan aku kedalem pelukannya, dengan liarnya dia cupangi seluruh leher aku. Dan yang bikin aku ga kuaattT tangannya jail bangett nyolok2 lobang pantat aku.

    hhhuuupp.. Hooopppp… Bllllppp… Bluuupppp.. Cleeeeeebbb.. Cleeeeebbbb…’ Adam ikut menggoyangkan pinggulnya berlawanan dengan arah goyangan pinggul aku, tangannya yang jail masih asyik nyolok2 pantat aku.

    ‘tidurannnN yankkk…’

    ‘aaaakkhhh… Enggghhhkk… Ngiiiikkk…’ Adam menarik tubuh aku lalu menelentangkannya, tangannya mengusap-usap dada aku dan meremas2, dia buka paha aku lebar2 dan dia hujamkan benda pusakanya kedalam liang aku.

    ‘aaawww…. Yaaaannkk,,, owwhh..ohhh… Ahhhhh..’ aku gigit bibir bawah Adam menahan rasa nikmat, nafas Adam terasa begitu hangat berhembus dihidung aku.
    ‘OOOOwwhh yeeeaahhh… Ayaankkk,,, terussssS…’ aku menengadah menahan nikmatnya kocokkan Adam, permainan semakin seru saat Adam menjilat dan mengecup leher dan dada aku.

    ‘tahan yaaaannk….’ Adam mengangkat tubuhnya lalu membelai rambut aku, dia kecup pipi dan bibir aku, dia tatap mata aku sejenak, lalu tersenyum dengan manis dihadapan aku, bikin aku serasa dilindungi dan disayangi.

    ‘uuuugghh… Kocokk ajee yank yg kencenggg…’ aku dekap badan Adam erat2, trus aku gigit2 kupingnya, Adam menyeringai kegelian bikin kocokkannya tambah kenceng. Aku kempit2in meki aku saking geregetannya pengen cepet keluar.

    ‘Ayaaaaaaannkk… Udh ga tahaaaaaannn…’ rintih aku sambil ngigit kupingnya.’

    sabarrr ya sayaaankk… Adamm belom nehh..’ jawabnya sambil jilat2 ketek aku, badan aku jadi ngegeliat kegelian olehnya.

    ‘gaya guk guk yankkk….’ Adam membalik badan aku dan menarik pantat aku supaya tegak, dengan 2 jarinya, dia kocok2 dulu selangkangan aku sebelum sosisnya yang jadi hidangan, hehehe..

    ‘udaahh siapp yankk….? Aq colok yaaacchhh….’aku cengkram batang2 padi yang menguning didepan aku sementara Adam membobol gawang aku, dengan posisi ini, aku bisa lebih menikmati gesekkan kontolnya Adam.

    ‘Aaaawwwwhhhh yaaaaannkkk… Aaahhhh .. Ahhhh… Ahhhhh…’ aku ngejerit2 saat Adam maju mundurin titinya dengan brutal, telapak tangannya yang lebar kaya’ gemess nampar2 pantat aku sampe pedess rasanya.

    ‘ayaaaannnkkk pelan2 duuunnkkk… Sakiitt begooo…. Aaahhhh..’ aku redam kebrutalan Adam dengan goyangan pinggul aku, bnerr aja.. Adam juga ngerespon aku dengan goyangan jadi aku bisa lebih nyaman menikmati kontolnya dia.

    ‘Aaaaahhh..aq dah mauuuU keluaaar nehh yaaaannkk…’ aku merintih sembari mempercepat goyangan,tangan adam gerayangan ngusap2 punggung dan pantat aku. candusex

    ‘ayaaaaannnkkk…kocoookk laaaagiii…. Aaaaaahhh’ Adampun kembali mengocok pake kontolnya yang tegangnya awet, aku maju mundurin pantat aku berlawanan supaya nancepnya lebih mantep, sesaat kmudian lutut aku serasa lemass,, badan aku mengejang,,. DaanN….

    ‘aaaaahhhhhsssssssSss,,, oooowwwwhhh yaaaaaaannnnkk… Hhhhhh…’ cairan kenikmatan meluber keluar dari rahim aku. Akupun menggelepar kecape’an.

    ‘Yaahhh…. Koq lo lemess sihh begoo… Aku belum ngecroottT nehhh…..’ Adam membalik badan aku yang udh menggelepar, dia taro kaki sebelah kanan aku ke bahunya terus dia hajar lagi meki aku.

    ‘aaahhh… Ahhhh… Ahhh… Ssssshhhhh….’ aku udah ga ada daya lagi ngadepin dia, jadi aku cuman bisa pasrah nerima perlakuannya dia.

    ‘OOOOhhhh yaaaannnkkk… TahaaannN bentarr lagiii…’ adam mengocok memek aku,tiap 3 kocokkan dia cabut kontolnya lalu memasukkannya lagi, sementara bibir kami saling berlumatan, tangannya memilin milin pentil aku.

    ‘AyAaaaaaaaaaannnnkkk….’ adam tarik badan aku yang udah lemes kedalem pelukkannya, dia hentak2an kontolnya kedalem meki aku, keringat udah sepenuhnya membasahi tubuh dan wajahnya, aku usap keringat yang ada dijenongnya aku lumat bibirnya terus aku goyangin meki aku nolong dia meraih puncak kenikmatan…Hentakkan kontol Adam semakin kencang, dia peluk badan aku erat2, lalu dia lesakkan batangnya dalam dalam…

    CROOOOOOOTTTTtT.. CrooooOooT… CrroooOooT….

    ‘OOOOwwwhhh yaaaaannkkkk…’ badan Adam mengejang hebat,.. 3 semprotan sperma hangat memenuhi liang rahim aku, Adam kecup lembut bibir aku, lalu memanjakan aku dg plukannya.

    ‘dasarr begooo… Malahh gini jadinya..’ kata aku manja sambil menyentil tititnya yang udah lemesss…

    ‘hehehe… Sorry ya yaaaaannk… Kamu menggoda sihh.. Hehehe…’

    ‘wooyy… Ada sapa disituuuuu…..?’ tiba2 suara seorang lelaki tua mengagetkan kami, aku dan Adampun panik,.. Aku ambil baju Adam yang berserakan terus dia tarik tangan aku grasak grusuuuk ngumpet didalem areal sawah yang rada rimbun dan landaiii…. Yaaaa….untung ajee Dewi Fortuna sama Dewi Sri temen baikk… Jadinya aku bisa nemuin 3 tomcat sambil sembunyiii… Wkekekekekeek…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • BERPACU DALAM RINTIK HUJAN

    BERPACU DALAM RINTIK HUJAN


    774 views

    Cerita Sex ini berjudulBERPACU DALAM RINTIK HUJANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nama aku Melda, aku bekerja disebuah toko milik seorang keturunan yg kaya di kota S, bos aku bernama Liem, bertubuh gendut tapi kekar, orangnya bermata sipit dan selalu melirik kearah tempat dimana aku duduk menunggu didepan rak barang.

    Mbelor adalah lelaki yg sering datang ketoko membeli barang dan selalu menggoda aku, walaupun dia tak membeli apaapa, bahkan sesekali dia membeli pembalut wanita dan kemudian memberikannya kepadaku.

    Akhirnya dia datang juga dibawah hujan rintik tepat pada pukul 21.00, tepat ketika toko mau tutup, dia langsung menuju kearahku, menatap dan berkata kalem,

    Aku mau beli kondom dengan wajah kalem, kemudian dia tertawa kecil melihat wajahku yg memerah.
    memangnya buat siapa mas Mbelor? jawabku ,
    Buat kamu dong.. sahutnya langsung.

    Wajahku langsung memerah saat itu juga sembari mencubit tngannya yg berada diatas tanganku. Aku langsung berjalan cepat ke arah meja bosku dan mengambil tas kecilku sembari pamit untuk pulang.

    Aku menarik dan menggandeng tangan Mbelor, dan mengajaknya ke motor yg dia parkirkan didepan parkiran kami, motornya mas Mbelor adalah motor sport, Tiger 2000, tempat duduknya licin sekali sehingga kalau Melda dibonceng selalu saja terpeleset ke bawah.

    Hari ini Mbelor kelihatan kalem sekali, rambutnya diklimis menarik dan senyumannya yg penuh arti seakan memiliki rencana kejutan, apa lagi hujan grimis yg membasahi wajahnya membuatnya terlihat gagah dan menggairahkan hari ini. Agen Poker Terpercaya

    Mbelor menghidupkan mesin dan aku naik keatasnya, seperti biasanya dalam perjalanan aku selalu memegang ke belakang supaya tak terpeleset kedepan tapi hari ini entah kenapa aku tak lagi berpegangan dan membiarkan tubuhku terseret kebawah sehingga pantat kami beradu menjadi satu dan dadaku menempel erat dipunggungnya.

    Ih mas Mbelor, kapan kapan tempat duduknya digantiin sama yg nggak licin aja, habis Melda kan cape kalo pegangan kebelakang terus, seruku rada merengek.
    sapa yg suruh pegang ke belakang .ha ah ah katanya sembari tertawa. Mbelor memang orangnya periang, dan sering tertawa bahkan terbahak jika mendengar sesuatu yg lucu.

    Akhirnya kuberanikan melingkarkan tanganku di pinggangnya sembari mempererat tekanan didadaku, entah kenapa hari itu aku ingin sekali memeluk mas Mbelor, terasa hangat disuasana yg gerimis dan dingin itu.

    Aku kos dikota S begitu pula dengan mas Mbelor, dia juga anak kos, bahkan keakungan ibu kosnya sehingga tak direlakan pindah walaupun mas Mbelor sekarang sudah mapan kerjanya. Hari sudah larut malam, kami tiba di kos pukul 22 malam, maklum mas Mbelor nyetirnya pelan lagi pula gerimis bikin takut tergelincir.

    Waduh kosnya mas Mbelor udah Dikunci nih, katanya sembari melihat Jam tangan Akhirnya kutawarkan untuk tidur di kosku saja, karena memang ibu kos tak tinggal di tempat kos kami, sembari menggandeng mas Mbelor dari parkiran ke dalam kamar kostku.
    Stt bisik ku ketika mas Mbelor hendak mengucapkan kata.
    Semuanya pada tidur entar tergangu kataku kemudian.

    Kubuka kunci dan kami pun berada didalam kamar kosku yg berukuran cukup luas, tak ada kamar mandi didalamnya akhirnya akupun berjalan dengan tubuh basah kuyub menuju lemari dan mengambil selembar handuk bersih dan melemparkannya ke arah mas Mbelor kemudian ke ranjang dan merapikannya.

    Betapa kagetnya ketika kurasakan ada dua belah tangan tibatiba mendekap pinggangku dari belakang, dan kurasakan wajahnya menempel di leherku dan mengeluarkan nafas hangat yg menyapu selasela telingaku. Aku hanya bisa membetulkan pakiaku sembari mendesah
    mass..

    Tanpa kusadari aku menatap ke cermin didepanku kudapatkan memang ternyata badanku telah benarbenar basah kuyub sehingga bentuk tubuhku tercetak melekat pada baju menonjolkan buah dadaku yg berukuran 34B dan mancung kedepan.

    Tiba tiba pula dia mengangkat tubuhku sehingga bisa kulihat cahaya matanya yg berkilat dengan butiran2 air yg ada diwajahnya, benarbenar mempesona dan membiusku sehinga aku tak memberotak sedikitpun ketika dia mulai membawa dan membaringkanku diatas ranjang kamarku.

    Dia berdiri sembari menatapku sedangkan tangannya telah berusaha membuka kancing kemeja yg kugunakan, tangan kirinya membelai pipiku dan sesekali menyingkirkan ranbutku yg sepanjang bahu dari leherku.

    Akhirnya ketakberdayaanku semakin membuat dia berani menurunkan wajahnya dan mengecup lembut bibirku, kemudian menciumi leherku membuat tubuhku mengelinjang pasrah.

    Dan setelah beberapa saat tanpa kusadari dia telah berhasil melepaskan kancing kemejaku dan kemudian terasa tangannya masuk kedalam baju dalamku dari arah pusar membuka keatas baju dalam yg kugunakan sampai keleherku dan kemudian dia meremasremas kedua buah dadaku sembari terus menjelajahi permukaan leherku membuat darahku berdesir kencang dan panas mengalir disekitar kemaluanku.

    eh..hhhh.., desahku yg disambut dengan kuluman bibir mas Mbelor.

    Tak terasa basah sudah seluruh tubuhku menahan gejolak dari rangsangan mas Mbelor, sedang kakiku sudah tak tahan saling menggesekgesekkan untuk menenangkan gejolak pada bagian kemaluanku yg terasa sedikit gatal dan jengah karena tak disentuh sedikitpun olehnya.

    Sampai akhirnya terasa sebuah tangan kekar menyelusup diantara celana dalamku dan menggesekgesekkan kemaluanku dengan lembut, sementara dia melepaskan pangutan dibibirku membuat lenguhan ku kini bisa terdengar Agen Poker Terpercaya

    Oh.., teriakku kecil begitu tangan kekar itu berhasil menemukan tonjolan kecil klitorisku.

    Terasa ingin melonjak begitu kemaluanku yg dari tadi dianak tirikan kini akhirnya terjamah juga oleh tangan mas Mbelor.

    Mas . bisikku sembari memegang erat tangannya sembil menatap wajahnya,

    Ouww, teriakku begitu dia menggesek keras dibibir kemaluanku, kucubit kecil tangannya sembari menatap wajahnya yg menatap pandangan pasrah wajahku, tak terasa BHku telah terlepas dan mulutnya sekarang bergantian mengulum kedua buah dadaku, dan terus menerus merangsangnya dengan menggigitgigit kecil di ujungnya, membuat pinggangku turun naik melengkung menerima rasa geli yg sangat, sampai akhirnya kekagetanku terkuak begitu kurasakan aliran darahku semakin mendesir desir dikepalaku dan lagi kulihat di cermin pemandangan mas Mbelor sedang mengocok sendiri kemaluannya sembari terus merangsang kemaluan dan mengulum buah dadaku.

    Aduh massss..hhhmmm, aku sudah tak tahan lagi seakan mau meradang seluruh tubuhku. mataku terbelalak begitu mendadak kurasakan dua buah jari mas Mbelor masuk keliang kemaluanku dengan cepat, membuat aliran darahku terhenti sejenak menjawab kegelisahanku sedari tadi.

    masukiinn .mass jawabku pasrah atas pebuatan mas Mbelor itu,

    sementara mas Mbelor menurunkan rok ku dan menurunkan celana dalam sampai lutut, dia bergerak naik keatas ranjang kami, kulihat kemaluan mas Mbelor sekitar 16 cm dengan dia meter 2 ukuran ibu jari, dia mengarahkan pada kemaluanku yg telah banjir dan memerah itu, sembari memandang kearahku, aku hanya menutupkan mataku sembari merasakan detikdetik benda panjang itu mulai memasuki gerbang kewanitaanku, merangsek maju perlahan memenuhi sekuruh rongga udara dan memompa udara dalam kemaluanku terus menuju kedalah rahimku, sampai.

    Ohhh.teruuss mass, bisikkku merasakan kemaluanku telah dipenuhi oleh kemaluan mas Mbelor dan menjadi semakin gerah saja.
    hhh. . suaraku berulang dengan maju mundurnya kemaluan mas Mbelor, terus meracau sembari menutup kedua mulutku supaya tak membangunkan tetangga kos.

    ohhhhmmmm.hsss., desisan ku tak kuat dengan hentakanhentakan kemaluan mas Mbelor yg semakin cepat sampai akhirnya aku
    aduuuhh mass..oooooohhhhhhh., aku bangkit memeluk mas Mbelor dan kakiku bergerak ingin melingkarkan ke pinggang mas Mbelor meminta dia menghentikan genjotannya tapi tertahan oleh rok yg memang sampai dilututku, aku menggelinjang kian kemari, kepalaku tak kuasa menahan aliran kenikmatan itu sampai menggeleng tak tentu arah. Aku orgasme terlebih dahulu dari mas Mbelor,

    Maaf mas, kataku begitu terlepas dari rasa kecamuk diseluruh tubuhku, seprai ranjangku terlihat basah pada bagian bawah kelaminku mengalir cairan orgasmeku, terasa geli kemaluan mas Mbelor di kemaluanku, sampai akhirnya aku mengambil inisiatif untuk melepaskannya dari kemaluanku sembari berbisik, mas biar Melda kocokin ya, kataku sembari mengocok keras kemaluan mas Mbelor, terus sampai dia melenguh tak tertahankan, kutarik mangkuk kecil diatas meja riasku dan kutaruh didepan menyambut semprotan cairan sperma yg keluar berulang ulang dari kemaluannya. Agen Poker Terpercaya

    Akhirnya mas Mbelor dan aku tertidur pulas sembari berpelukan, tentu saja dengan keadaan terakhir kami, rok dan celana dalamkupun masih tetap dilututku sedang baju dalamku telah turun menutupi kembali buah dadaku. Ini memang bukan ML ku dengan Mbelor yg pertama, akan tetapi malam itu adalah peristiwa yg terindah yg aku alami sampai sekarang, dibalik dinginnya gerimis kota dan hentakanhentakan mas Mbelor yg perkasa membuaiku sampai ke negeri awan.

    Keesokan harinya terlihat sepreiku bebercak besar air kenikmatan yg kami buat dikemaluanku semalam.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex University Party

    Cerita Sex University Party


    1539 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex University PartyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ceritaku tahun kemarin, bulan dan tanggalnya lupa. ‘Introducemy self’, panggil saja aku Iyan, waktu itu umurku 19 tahun, 179 cm / 68kg, Sunda-Jepang, aku anak band (yang hobby pergi ke cafe / nite clubpasti tahu bandku deh..) di kota ‘S’ (SUPERMAN) Nama dan tempat pakaiinisial saja yah, jaga privacy. Tapi kalau nama panggilan tetap tidakdirubah kok. “Let’s Taste Another Sensation!

    “Gubrak..! {{{STEREO}}}”

    “Auuuwww..!”

    “Ooopss..!Sorry.. sorry nggak sengaja, kamu nggak pa-pa kan..?” kuambil tas danbuku yang tercecer di pelataran kantor administrasi ST**** (tiiitt..!Top Secret laahh), kampusku.Setelah kulihat ke atas, “Buju buneekk..!”di depanku ada cewek cakep banget (kaya ‘Allien’ deh pokoknya, terlalubanget cakepnya).
    Matanya bulat, kecil, sipit (lucu deh pokoknya tuh mata), kulit kuning halus dan body-nya… woosshh..!

    “Kamu nggak pa-pa kan? Sorry nggak sengaja. Iyan,” langsung kusebut nama sambil kasih tangan ke dia.
    “Irene…” jawab dia singkat tapi cuekin tanganku.

    “Kekantin yuk, waktu makan nih udah siang, pleasee..!””Apa..! Kamu kenapahah..? Udah nubruk, nyerocos sana-sini, terus ngajakin ke kantin? Emangaku mau makan sama kamu?” Astaga, marah nih doi.

    “Aku kan cuma mautebus salahku, tapi kalo kamunya nggak mau, nggak pa-pa, jangan marahgitu dong.. tahu nggak? Suara kamu tuh bikin jebol telinga!”

    Akulangsung pergi dari hadapannya sambil komat-kamit nyumpahin tuh cewek.Sebenarnya sayang juga sih ninggalin cewek ‘Allien’ seperti dia.

    Lagienak-enaknya melumat sendok sama garpu, wee… sebelah ramai sekali,biasa deh cewek kalau ketemu gank-nya kan gosip terus. Aku lirik kegank cewek sebelah.

    Wuiihh..,waktu dia melihatku, langsung kujulurkan lidah ke arahnya. Dia’manyun’, terus balas melet ke aku. Sialan tuh mata sampai’kiyer-kiyer’ (baru kali ini melet penuh penghayatan sampai segitunya,mana temannya ikutan ketawa lagi). Aku rada cuekin dia sih.., habistadi disemprot suara geledeknya.

    Jam 13.30 aku pergi darikampus, harus check sound di ‘C’, salah satu cafe yang terletak dipinggir rawa-rawa, atau apalah (tahu nggak yang ada di kota ‘S’ cafeapaan tuh..?). Sempat senyum-senyum juga sih kalau ingat kejadianbarusan, tapi kalau suara geledeknya yang cempreng itu jadi sewot jugamengingatnya.

    Jam 18.00 (kaya kronologi saja, dari tadi pakaijam terus) aku sudah ‘tongkrongin’ salah satu bangku kampusku.”Gilabener malem gini sempet-sempetnya dosen kasih kuliah tambahan, manasampe jam 20.00 lagi.. huuii males banget, kegiatanku hari ini padetbanget.” kataku dalam hati mengerutu.

    Bel selesai kuliah agak terlambat 5 menit, buru-buru aku lari ke parkiran habis gerah, ingin segera mandi.
    “Gubrak..!{{{STEREO}}}” another shit just happen on me today.”Ya ampuuunn..! kamutuh lari-lari mulu sih dari tadi pagi kaya maling, sekarang mo alesanapa lagi hah..?

    Bisa keropos aku kamu tubrukin seharian, tahu nggakkamu..? Emang nggak ada kerjaan laen lagi apa selaen nubrukin aku..?”

    Gila..,suara geledek yang sempat kukenal tadi siang kedengaran lagi malam ini.Aku tidak merasa kangen sama suara itu, tapi kenapa kedengaran lagimalam ini. Kutubruk dia sekali lagi.. bukan nubruk sih, meluk kayanya(sudah niat kok).

    “Sorry sekali lagi. Oh yah kalo kamutereak-tereak terus, bakalan aku tubrukin terus kamu malem ini, dengernggak kamu?” abis bisikin telinganya, cuek aku langsung pergi.

    Dia diam saja meskipun di situ banyak teman-temannya, tapi semua pada diam waktu kupeluk dia tadi.

    Dansialnya (kena karma kali..), setelah sampai di pelataran parkir,ternyata Estilo-ku ngadat habis nih mesinnya. Ugh..! Turun, lalukutendang ban Estilo sablengku itu. Kulihat keadaan kampus sudahlumayan sepi. Di pelataran parkir hanya ada 7 mobil saja yang parkir.

    “Sukuurrr..!” kudengar suara cekikikan di belakang yang ternyata si suara geledek.

    Laludia masuk ke Charade-CX dua baris sebelah kanan Estilo sablengku. Akulari ke pintu cockpit-nya, jendelanya terbuka (belakangan aku tahunanti kalau dia jalan bakalan ngeledekin aku lagi). Aku ambil cepatkunci mobilnya sambil kubawa pergi ke mobilku. Sambil lari, si ‘Allien’menyusul di belakang, aku tunggu dia sambil duduk di kap mesin mobilku.

    Huuiiihh.., kelihatan tambah sangar wajahnya.

    “Kamutuh jahat banget sama cewek, aku punya salah apa sama kamu..? Kamupikir dong, seharian aku yang kamu rugiin..!” kaya dalang nih cewektidak berhenti nyerocosnya.

    “Balikin kunciku..!” bentak si ‘Allien’ sambil berusaha merebut kuncinya dari genggamanku.
    Reflek aku berkelit dan beruntun membuat kepala si ‘Allien’ jatuh ke dadaku. Waduuhh.., tambah bertumpuk dosaku ke dia.

    “Irene..?”sambil kupegang bahu si ‘Allien’ yang cakep ini, “Maafin aku yah, hariini aku bener-bener nggak sengaja tubruk kamu sampe dua kali, tapi kamujuga marah-marahnya keterlaluan banget.. Oke aku terima aku salah, tapijangan terus-terusan marah dong, apalagi di depan anak kampus gitu, akukan juga punya malu.. But it’s true, aku ngaku kalo hari ini dosakunumpuk ke kamu.. aku bener-bener minta maaf ke kamu.” katakumenjelaskan.

    Kuangkat wajah Irene ke atas, walah.. dia tetap saja pasang wajah sewot.

    Kugandeng tangannya ke arah pintu Estilo-ku, kududukkan dia di jok kulit mobilku, lalu aku jongkok di bawahnya.

    “Irene, maafin aku yah..” sambil tetap tidak merperhatikan aku, dia buang mukanya.

    “Irene,aku nggak bermaksud jahat, aku cuman… (tidak dapat meneruskan yangmau kuomongkan ke Irene nih). Kamu dari tadi marah mulu yah.. pengendeh liat kamu senyum. Now give me your best smile, pleasee..!”

    Kugenggam tangan Irene sambil menyerahkan kunci mobilnya.

    Setelah kunci berpindah tangan ke Irene, “Plaaakk..! {{{STEREO}}}” gila.., pipiku ditampar si ‘Allien’.

    “Iyan…! nama kamu Iyan kan..? Irene juga minta maap yah sama kamu..”

    “Trus kok tampar aku?”

    “Kan tadi minta aku supaya senyum? Nah itu tadi yang bisa bikin aku senyum ke kamu.”

    Irenetersenyum ke arahku, meskipun di pelataran parkir itu gelap, dapatkulihat kok cakepnya nambah pas lagi senyum, apalagi dengan nakalnyadia malah memencet hidungku.

    “Gotcha..!” sambil pencet hidungku dia berdiri.

    “Maafin Irene juga yah Yan..” sambil dia meninggalkanku yang hanya terbengong.

    Udah aahh.., pokoknya malam itu tidak ada apa-apa (nothing special, lha aku sama dia hanya saling maaf-maafan saja).

    Paginya waktu parkir mobil di kampus, Charade-CX-nya ‘Allien’ tidak ada.

    “Waduuh.., nggak kuliah nih hari tuh anak,” pikirku.

    “Hey..! Nggak nubruk lagi, ngelamun aja..!”

    Kaget kudengar suara yang sekarang bikin aku kangen keras kedengaran di belakangku.

    Setelahkulihat ke belakang, “Ya ampuunn..!” tuh ‘Allien’ dengan lucunya sambilmengangkat kayu papan yang gedenya lumayan, “Hihihi…”

    “Itu papan buat apaan..?”

    “Ya kali aja penyakit nubruk kamu kambuh lagi, buat jaga-jaga nih…”

    “Hahaha.. bisa aja kamu. Udah doong papannya ditaruh.., ntar dikira lagi ngomong ama tukang kayu..”

    “Wee.., tukang kayu nggak ada yang cakep kaya gini nih..!” katanya sambil meletakkan papan, si ‘Allien’ mendekatiku.

    “Hayooo..! Sapa kemaren malem yang miss call?” si ‘Allien’ pukul lenganku.

    “Auuuhh..! Sakit Ren..!”

    “Ehtahu yah? Belom tidur? Kamu nggak telephone balik sih? Aku miss callkamu gara-gara nggak enak kan kalo telephone malem, ntar kamunya udahtidur..”

    “Iya juga sih.. tapi emang ada apa sih Yan mo telephone Irene..?”

    “Mau tubruk kamu kali..”

    “Huuu.., Maunya..!” Bibir si ‘Allien’ manyun tuh.

    “Eh yah CX-nya kok nggak ada?”

    “Iya, tadi pagi dipake ama Chie-chie keluar kota, aku cuman numpang berangkat, napa..? Emang mau nganterin apa?”

    “Enak aja..! Emang taksi apa nganterin kamu, mo bayar berapa sih sekali anter?”

    “Neh bayar.. bayar pake ini nih..!” katanya sambil si ‘Allien’ ngepalkan tinjunya ke arah aku.

    “Aku mau masuk dulu yah, yuk Yan..!”

    “Iya ati-ati yah Ren..”

    “Hah..? Ati-ati..? Emang ada apaan..? Kelasku kan nggak di luar kota..”

    “Yah.., biar deket tapi ntar kalo-kalo ada yang tubruk kamu selaen aku..?”

    “Hahaha..bisa aja kamu Yan, di kampus nih yang punya predikat tukang tubruk tuhcuman kamu tahu..!” katan si ‘Allien’ sambil meninggalkanku yang masihsaja ketawa-ketawa.

    Ngobrol sama dia enak juga, dari situ aku mengetahui kalau si ‘Allien’ tuh ternyata satu angkatan di atasku.

    “Huaaa..”tidak terasa ngantuk juga aku pagi ini mendengar dosen lagi ‘in thehoy’ sama spidol dan white board-nya sambil menerangkan Bab VStatistika.

    Karena merasa ngantuk, aku ijin ke belakang mau cucimuka sekalian cari teh hangat di kantin. Waktu sampai depan kelas si’Allien’ (kalau mau ke toilet pasti melewati kelas si ‘Allien’ yang adadi depan toilet) dan lagi enak-enaknya melamun, tidak sadar pintu kelas(di sebelah kanan) terbuka. Dengan setengah kaget aku meloncat ke kiri.

    “Yaampun Iyaaann..! Bener-bener deh kamu tuh tukang tubruk berijazah,belom abis bekas tubrukan kemaren, sekarang mo tubruk aku lagi..!”

    “Huuaaa..!” si ‘Allien’ yang kulamuni sekarang ada di depanku sambil mulai lagi cerewetnya.

    “Ngantuk yah Yan..?” si ‘Allien’ menjewer telingaku.

    “Adududuuhhh… sakit tahu..! Iya nih ngantuk banget, kemaren pulang jam dua pagi Ren, ke kantin yuk..!”

    “Iya yuk, aku juga lagi males di kelas..” sambil kami berjalan ke kantin.

    “Kamu sih ngeluyur sampe jam segitu, rugi kan ama kesehatan kamu..”

    “Enak aja dikatain ngeluyur, aku mah kalo jam segitu bukan ngeluyur, tapi kerja.”

    “Hah..! Jadi kamu… Ich Yan, kamu kok bisa sih jadi gituan..?” sambil dia minum soda dinginnya.

    “Jadi apaan..? Enak aja ngatain gigo..”

    “Nah trus kalo tiap malem kerja..? Apa coba namanya..?”

    “Akukalo malem kudu ngeband di cafe Ren.. Iyan pengen mandiri doong bayarkuliah sendiri trus kalo ntar rada siangan kudu kerja di salah satuProduction House di sini (kota ‘S’), makanya tiap hari bawaannyangantuk mulu. Kemaren contohnya tuh tubrukin kamu..”

    “Ooohh jadi kamu ngeband di cafe, Yan..?” tanyanya.

    Ich.., kurang ‘dugem’ juga nih anak sampai tidak tahu lawan bicaranya calon selebritis (huehehe.. maunya sih).

    “Kamuhebat yah Yan, kuliah bisa bayar sendiri, umur segini juga udah kerja,Irene ngiri deh sama kamu. Hihihi kayanya bangga juga ditubruk amaorang hebat kaya kamu..”

    “Hebat nubruknya..! Huahaha… bisa aja kamu, ntar aku nggak tanggung jawab kalo tiap hari tubrukin kamu..”

    “Coba kalo berani..? Hayoo sekarang juga!” tantang si ‘Allien’.

    “Waduhdi sini mah lagi rame banyak yang ngeliat, kalo berani ke toilet ajasekarang hayoo..!” kujawab tantangan si ‘Allien’ yang bikin kupingpanas.

    “Hah..! Emang kamu mau tubruk apa gebleek..?” jawab si ‘Allien’ sambil ngucek-ucek rambutku.

    “Tubruk ini..” sambil kuletakkan jari telunjukku di bibir Irene.

    “Kamu ini kenapa sih Yan..? Berani-beraninya..!” si ‘Allien’ menghindar waktu jariku menyentuh bibirnya.

    “Tangan kamu kan kotor Yaaaann..!”

    “Emang kalo udah cuci tangan aku boleh cium kamu yah..?”

    “Huuueeekk..! Sapa juga yang mau cium kamu gebleeekk..! Kalo ntar bibirku jadi memble gimana..?”

    “Kita kimpoi aja sekalian, biar memble kamu nggak perlu kuatir lagi kalo ntar nggak laku.. kan udah punya Iyan, yah kan..?”

    “Weee.., sapa juga yang mo kimpoi ama kamu.. udah aah Yan.. yuk..!”

    Tidak ngomong apa-apa lagi, Irene langsung berjalan meninggalkanku yang hanya tersenyum saja melihat dia sewot gitu.

    Sambilmembuang keringatnya si ‘kecil’ (baca: pipis) di toilet karena merasatenggorokanku agak gatal, aku sampai tersedak batuk kencang sekali.

    Huuiii..! Lega deh habis pipis jadi enteng banget deh.

    Sesampainya di luar toilet, “Yan..! Hihihi, aku tahu kalo kamu batuk kamu kenceng banget, sakit yah..?”
    Yiihhaa..! si ‘Allien’ ada di depan toilet cewek sebelah. Senang sekali deh dapat melihat dia lagi.

    “Kamu belom masuk kelas juga Ren..?” tanyaku sambil kudekati dia lagi.

    “Kan tadi udah bilang kalo aku lagi males banget Yan…”

    “Eh yah Ren, gimana jadi nggak?”

    “Jadi apanya?”

    “Tangan Iyan udah dicuci nih..”

    “Trus..?”

    “Aku mo cium kamu,” kataku sambil kucoba mendekati bibir Irene.

    “Iyan… hhmmppff..!”

    “Hhuuaaa..! At last..! Aku bisa cium si ‘Allien’.” kataku dalam hati.

    SebenarnyaIrene kelihatan agak menolak ciumanku, dia pukul-pukul lenganku tapidia tidak berteriak-teriak atau melepaskan ciumanku.

    Tidakberapa lama, dia mulai menjawab ciumanku. Lidah kami saling melumat.Lidahku mengusap rongga mulut atasnya yang bikin kepala si ‘Allien’sampai mendongak ke atas (ciuman khas Iyan) sampai megap-megap. Kutarikdia masuk ke dalem toilet cewek yang ada di belakangnya. Irene sempatmenarik tangannya. Agak memaksa, dapat juga kubawa ‘Allien’ masuk kedalam toilet cewek (maklum lah, tenaga cowok kan lebih kuat).

    “Iyaaann..?”

    Akutidak kasih komentar waktu dia panggil namaku, langsung kulumat lagibibirnya (eh yah kelupaan di dalam toilet cewek nih baunya kan tidakterlalu pesing seperti toilet cowok, semua juga tahu kan kalau toiletcowok sekolahan pasti gitu deh, mulai SMP, betul nggak..?).

    Setelahambil napas sebentar, kutunjuk satu kamar kecil di dalam toilet, Irenegeleng-geleng kepala. Hehehe.. bukan nafsu dong kalau aku tidaklangsung menarik Irene ke salah satu kamar kecil itu.

    Di dalamaku sempat lihat Irene yang hanya melihatku dengan mata kecil sayunyaitu. Aku tersenyum ke dia sambil tanganku mengusap pipinya lembut, dandia malah merem sambil gerakin wajahnya seperti kucing kalau dielus.Kupeluk dan kucium rambut dia kuat-kuat, hmm.. wangi deh.

    Dengansedikit menunduk (tubuhnya 159 cm dan 36B, proporsial dan sexy habis,montok gitu kalau orang yang lagi horny bilang) kembali kuciumbibirnya, sekarang dia malah memelukku sambil ngusap-usap rambutku,hhmm.. good tasted. Aku paling suka kalau pas ciuman rambutkudielus-elus, asal jangan dijambak saja.

    Setelah puas kerjainbibir ‘Allien’, aku turun ke leher jenjangnya itu. Kukecup dan hisaplembut. Sambil tetap mengusap rambutku, Irene mulai respon nihsepertinya, nafasnya mulai agak kedodoran juga waktu kucium lembutmerata leher samping terus ke depan.

    Tanganku yang dari tadi melingkardi pinggangnya mulai pelan naik melewati semua lekuk pinggang, perutdan berhenti di pangkal lingkar buah dadanya yang masih tertutup kaoskerah ketat warna birunya. Kumainkan ibu jariku memutari pangkallingkar bawah payudaranya.

    Kurapatkan pelukan tangan kirikudengan menarik lebih dalam tubuhnya, dan dia merespon sedikit menjauhsaat bagian tubuh bawahnya yang tertutup rok hitam sedikit di ataslutut dengan belahan di pinggir kanan kirinya bersentuhan dengan si’kecil’ yang mulai menggeliat lembut dari tidur panjangnya. Cepatkudorong tubuhnya dengan sedikit agak nafsu (emang nafsu kok) sampaimenyentuh tembok kamar toilet yang ada di belakangnya.

    “Ooohh..!”Yah, hanya satu desahan itu saja yang Irene keluarkan saat tangankananku mulai menyentuh lingkar indah di dadanya itu.

    “So big to lick..!” kataku pelan.

    (Huehehe..,pembaca mau nggak licking payudaranya Irene..? Langkahin dulu mayatdosen Statistikaku, baru kubayar pakai ‘toket’-nya Irene.)

    “WhatThe…!! Apa-apaan nih?” tangan si ‘Allien’ tidak tahu bagaimanamulanya sudah ada di depan celanaku menangkap si ‘kecil’ yang karenapegangannya berubah jadi si ‘bandot’.

    “Irene..?”

    “Hmm..? Kenapa? Surpriseee..! Kamu kudu tanggung jawab Yan..!”

    Hualaaahh..tidak disangka kalimat itu keluar dari bibir Irene sambil dia mulaimembuka zipper celanaku. Setelah si ‘kecil’ lolos dari dalamku, Irenemelorot ke bawah sejajar dengan si ‘bandot’-ku.

    “Huaaa..! Kaya Power Rangers yah Yan..? Hihihi.. lucu, gagah…”

    AstagaIrene, si ‘bandot’ bonggolku disamakan dengan Power Rangers, what agirl.. untung saja tidak dikatakan Tele Tubbies bersaudara, bisa-bisaditaruh di lemari hiasnya dong.

    “Hallo.. nama Chie-chie Irene, kamu namanya sapa..?” baru kali ini kemaluan diajak bercanda seperti Pokemon.

    Belummenjawab candaan si Irene, si ‘Power Rangers’-ku sudah hilang dimakansama salah satu monsternya si ‘Astronema’ (musuh Power Rangers), yah siIrene ini.

    “Huuggghh..! Irenee..!” kaget aku berteriak kecil merasakan sentuhan lidah Irene.
    Lidahnyatidak mau diam, terus menjilati kemaluanku, dan sekali-kali dihisapnyalembut, maju-mundur sambil tangannya mengurut sisa bonggol si ‘bandot’.

    Huaaa.. pokoknya ampuun deh, lembut sekali. Dengan lembut lidahnyamembatasi geliat dari si ‘bandot’. Dengan lembut pula dia mulaimenurunkan celanaku lebih ke bawah (gila celana di bawah lantai toiletkan kotor, nyuci deh nanti) sambil mulai mengelus testisnya.

    KepalaIrene miring sedikit ke kanan dengan mata melihat ke atas ke arahkuyang lagi menunjukkan senyum yang paling horny (pernah tahu nggaksenyuman model gini?). Terasa ngilu di seluruh kemaluanku.

    Aahh..,apalagi waktu lidah Irene mengusap ujung bawah si ‘kecil’-ku, sepertijutaan sengatan listrik lemah mulai merayapi seluruh persendianurat-urat nadi di tubuhku, berpusat di daerah bertuliskan ‘Awas AnjingGalak!’ (baca : kejantananku).

    Meski tidak sepenuhnya masuk, tapi Ireneterus saja memasukkan semua dan berusaha untuk menelannya lambat-lambatsambil lidahnya tidak pernah berhenti menjilati seluruh bagiankejantananku, ditambah lagi pijatan lembut tangannya di bawah testisku.

    Waktuitu wajah Irene sangat bernafsu, matanya dipejamkan, sedikit peluhkeluar dari dahi menuju ke pipinya. Bibirnya yang tipis berusaha selalumeresapi pelan-pelan tiap kali penisku masuk lebih dalam, dan dia akanmenghisap kuat saat dia mengeluarkannya lagi, seperti tidak maumelepaskan si ‘kecil,’ benar-benar bikin cowok gila nih cewek.

    “AaagghhIreneee..! Udah Irene! Udah! Iyan mo sampe Reenn!” ampun deh, akupaling tidak kuat menahan kalau kemaluanku diserang terus-terusan samablow job seorang cewek.

    “Irene! Udah Reeen! Lepasin! Jijik Ren! Udah! Aaahhh..!”

    Denyutdengan kejutan-kejutan statis terasa mulai menerpa semua jalan darahku,mulai dari urat saraf kemaluanku menuju seluruh cabang otak di dalamsetiap tubuhku (aku cocok tidak jadi guru Biologi? Hihihi). Bersamaandengan itu tubuhku pun menegang.

    “Aagghhh..! Ireneee..! Aku dapat Reeen… Aaahhhgg..!”

    Sekitar6-7 kali kedutan diikuti cairan segar kejantananku membanjiri mulutkecil si Irene ini tanpa dapat kulepas dari jepitan mulut dan tangannakal si Irene. Dia tidak mau melepaskan si ‘kecil’ dan testisku dariserbuan bibir sexy-nya, seperti dibetot oleh vacum cleaner dehhisapannya tidak habis-habis, dan lucunya sempat juga terdengar gelegaktenggorokan Irene. “Waduuhh.. bener-bener nih cewek.. ditelen abis..!”kataku dalam hati.

    “Haahh… Hhh…” nafasku waktu itu benar-benar tidak karuan deh.

    Si Irene malah senyum-senyum nih ke arahku sambil berdiri, “Gimana Iyan sayang..? Good tasted..?”
    “God bless my little brother,” sambil kuangkat kepala Irene yang senyum setelah ucapanku tadi.
    “Yourturn my little fella…” setelah cium bibirnya, (huueekk sisa sperma)aku melorot ke bawah masuk ke dalam rok hitam Irene (hih kaya Barongsaiyah?).

    Aku mulai mencium dari betis indah Irene dan menjilatinyabergantian kanan dan kiri. Tanganku? Tanganku tentu tidak hanya diamsaja, melainkan meraba paha Irene. Ciuman dan jilatan itu mulai naik kepaha dalam, terus sampai ke pangkal paha. Kusentuh lembut celanadalamnya yang berwarna maroon (walaah tidak matching banget sama kaosbirunya), kuusap dan gosok pelan bagian bawah lembah indah itu.

    Terangkat-angkat pinggang Irene diikuti rintih dan desis manjanya.Terasa basah dan lengket vaginanya meski hanya dari luar. Pangkalpahanya kuraba dan kuusap sambil lidahku mulai menjilat dan menciumkain penutup pusatnya itu. Nafas yang tersedak dan gelinjang badanIrene tidak dapat membendungku untuk berhenti memperlakukankewanitaanya seperti itu.

    “Hggh..! Haahhh.. Ssshh..!”

    Kupegangcelana dalamnya dan pelan kuloloskan ke bawah, kutarik tubuhnya danlepas sudah penutup terakhir yang ada pada kewanitaan Irene.

    “WhatThe..? Ireene..?” Benar-benar tidak dapat disangka deh kelakuan Irene,bagaimana tidak heran campur tertawa kalau kalian semua punyakesempatan melihat sosok kewanitaan Irene. Bayangkan saja, di sebelahkanan agak ke atas tepat sederetan dangan bulu-bulu pubic-nya yangtipis teratur terjaga rapih itu ada tatto yang benar-benar dapatmembuat kita tertawa deh.

    Tatto-nya itu sebuah rambu larangan seperti’No Smoking’, tapi gambar cigarette-nya tuh diganti dengan tulisan’BOYS.’ Hueheheh.. terserah percaya apa tidak? Ini benar-benar surprisesekali buatku.

    “Surprise is surprise like I said, right my fella..?”

    Akuhanya tersenyum saja melihat gaya si Irene yang goyang dangdut sambiltolak pinggang mengarahkan kemaluannya lebih dalam ke mulutku.

    Kubelaibulu-bulu tipis dan halus yang menutupi daerah paling terjagakepribadiannya itu. Kewanitaan itu keliatan sudah sangat basah danterasa berdenyut-denyut. Saat kucoba sentuh, tubuh Irene langsungterangkat tertahan. Kusentuh lagi dan kugesekkan jariku pelan melewatibelahan kemaluan indah itu. Erangan kecil mengiringi gerak tubuh Irene.

    Kubukalebar-lebar paha Irene, kuberikan bahuku sebagai tumpuan kakinya agardapat lebih leluasa aku menatap liang kewanitaannya. Kudekatkankepalaku ke liang senggamanya. Tidak ada bau yang tidak enak samasekali.

    Kujulurkan lidahku mengusap pelan dan lembut dari atas pubichairnya menuju ke bawah. Kumasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalamlubang kenikmatannya. Bau kewanitaannya semakin kuat tercium. Vaginanyabenar-benar cepat sekali basah.

    Tiba-tiba Irene menjambakrambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di permukaanliang senggamanya dengan cepat dan agak sedikit kasar (nafsu kali diayah?). Lalu dia menegang.

    Dengan jariku, secara terus menerusklitorisnya kusentuh, pelintir, lalu kugosok. Mulutku pun langsungmenghisap liang kewanitaannya, sehingga suara yang dikeluarkan kali iniagak kuat diiringi dengan badannya yang terangkat kejang. Basah dehjariku waktu itu, aku belum sadar juga kalau si Irene ini mau’nge-blow’ (istilah orgasme Iyan).

    “Iyaaannn..! Ouuggfffhh..! Irene dapet Yan.. Irene dapeeettt… Hgggffhh..!”

    Tidak tahu kenapa, aku sangat bernafsu ingin merasakan lendir kewanitaan Irene.

    “Hmm sedap juga..” kuhisap vaginanya.

    Irenehanya merintih manja sambil meliukkan tubuhnya. Aku tidak dapatberpikir, cepat sekali cewek ini jadi basah seperti ini. Irene malahmakin merapatkan kepalaku ke arah vagina basahnya yang lagi berdenyutdan berkontraksi hebat sekali.

    Sambil terus memberikan kecupandemi kecupan, hisapan demi hisapan yang lembut, aku tidak mau momentyang dia dapat hilang cepat begitu saja. Bibir kemaluannya kujilat,kujulurkan lidah dan menusuk ke dalam lubangnya, mengusap habis labiaminoranya.

    Mulutku basah oleh lendir kenikmatan dari dalam liangkewanitaannya. Aku berhenti, dan dengan kain roknya, kuusap mulutkuyang basah karena cairan kewanitaannya (hihi… rasain kamu biar impas,nyuci.. nyuci juga deh kamu Ren).

    Beberapa saat dia kembalimenekan kepalaku di antara pangkal pahanya yang tegang disertai sedikitpinggulnya yang terangkat.

    Kemudian terasa mengendur pegangan tangannyadi kepalaku. Diangkatnya wajahku, walalah… senyuman.., dia melassekali. Kewanitaan nikmat itu kubelai, kucium labianya sambilmenyibakkan lebih lebar lagi dan klitorisnya, kukulum dengan lidahku,kugigit-gigit kecil dengan lembut. Lidahku masuk lagi ke dalam liangnikmatnya yang basah itu. Irene tersentak lemah saat lidahku masuk kedalam liang nikmatnya itu.

    “Yaaann.. udah Yaan, Irene nggak kuat lagii Yaaan..!” desahnya.

    Akuterus mencium kemaluannya dengan lembut. Terangkat punggungnya meskidengan lemah menahan kenikmatan. Dia mendesis pelan sambil menggeliatmanja. Hal ini malah membuat Irene semakin mengerang. Aku mulaimempercepat jilatanku, klitorisnya kuhisap, kujilat semauku.

    Kurasa adacairan yang keluar dari kemaluannya lagi. Karena ingin memuaskan Ireneyang mulai panas lagi, lidahku kembali menuju kewanitaannya. Kuhisapseluruh cairan tersebut dan menelannya.

    Kusibakkan vaginanyayang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memilin clitorisnya.Irene hanya mendesah. Liang kewanitaan Irene semakin memerah. Aku jadisemakin terangsang ketika kembali merasakan cairan berwarna putihkeluar lagi dari lubang vaginanya.

    “Irene is back..!” pikirku.

    Denganmata sayu terpejam, mulut setengah menganga, tangan mengangkat rokhitamnya dan satunya memegangi kepalaku, sambil paha terkangkang lebardi bahuku memberikan kemaluannya yang terkuak bebas untukku.

    “Yaaan..?” Irene merunduk langsung menyambar bibirku.

    Walalah..tidak romantis banget, kalian dapat bayangkan tidak, melakukan FrenchKiss sambil jongkok (huahahaha). Tanganku dipegang lembut oleh Irenedan, “Huuaaa..!” mulai kapan Irene jadi telanjang dada.

    Kuangkattubuh Irene berdiri sejajar denganku. Kulumat lidah dan bibirnya.Ciuman kali ini terasa lain, lebih panas dari yang kami lakukansebelumnya, karena tanganku mulai mengusap lembut payudara indah,mulus, besar dan mantap cengkramannya secara intens dan lembut daribawah ke atas menuju putingnya yang tegak menantang kemerahan itu yangberakhir dalam pilinan ibu jari dan jari telunjukku.

    Desah nafas yangsama-sama lagi kedodoran mulai saling bersahutan. Mulai kucium turunmengusap dagu ke leher. Kukecup mesra dada atasnya sambil meninggalkannoda merah di sekitar dada bagian atasnya.

    “Sluuurrppp..!” kutelusuri puting indah sebelah kiri menantang milik Irene.

    “Hhhmmm..,” rintih Irene yang manja mulai ada saat ku-explore putingnya sambil menjambak rambutku agak kasar.

    Akuberusaha menelan puting Irene, tapi anehnya puting itu sepertinyalemah, tapi kok tidak bisa lepas yak? (Huehehe), nah habis gemes bangetsama lancip putingnya nih. Kuhisap mulai dari hisapan lemah dan condongagak kencang juga.

    Mulut yang sexy sekali itu hanya megap-megap sajatuh. Cium lagi deh bibir Irene yang lagi nganggur, dan ini membuat diakaget juga atas serangan dadakanku ini. Dan belum sempat dia meresapiciumanku langsung kuganti lehernya sebagai sasaran jilatanku, tidaklama juga langsung kuhisap kembali payudaranya terutama puting sebelahkanannya yang tadi sempat kucuekin.

    “Gila kamu… gila kamu Yaaann..!” Irene mengejekku gara-gara serangan beruntunku yang tidak dapat dia duga kemana arahnya.

    Setelahpuas dengan puting kanannya yang semakin merah dan basah akibat Tumis(jilaT, kulUM, ISep), aku turun menjilati perut mulus Irene danberhenti untuk menggelitik pusar Irene yang membuat dia semakin tidakdapat mengontrol liukan perutnya.

    Huaaa… nih anak sempat-sempatnyamelakukan striptease. Tanganku menggapai-gapai buah dadanya denganlincah, kuremas dan kupilin putingnya. Irene membelai rambutku dandipegangnya erat pundakku. Menjilat, mengigigit-gigit kecil, menghisapserta memutar-mutarkan lidah dan berusaha memasukkan ke liang pusarIrene (hihi aneh juga nih cewek, sensitive area kok di pusar).

    Sambilagak miring berdiri bersandarkan bak mandi toilet, mulai kembalikutelusuri silhoutte tubuhnya menuju ke daerah kewanitaannya lagi.

    “Hai kangen nggak sama Abang..?” kubalas candaan Irene di kemaluannya, Irene pun hanya tersenyum kecut.

    Denganberpegangan di bak mandi, tubuhnya bergemetar dan tersentak-sentaksetiap lidahku kembali merangsang bagian paling peka di vaginanya.Dengan kasar vaginanya disorongkan ke depan untuk memaksa lidahku masuklebih dalam ke dalam liangnya.

    Mendadak dia melintir, bergeliat-geliatoleh jilatanku di klitorisnya yang begitu menggelitik seluruh sendiurat kenikmatan yang begitu membuatnya penasaran. Sekitar 3 menit,tiba-tiba cewek ini mulai bergerak gelisah.

    Pahanya mengangkang semakinlebar dan dinaikkan ke bahuku lagi sebagai tumpuannya. Tanganku cepatmenangkap buah dadanya, lalu memeras lebih keras serta menghisapklitorisnya dengan gerakan cepat.

    Tiba-tiba saja, ada suaralangkah kaki menyelonong masuk ke dalam ruang toilet. Refleks Irenelangsung membetot kepalaku jauh dari kemaluannya. Cepat kukulum lagiliang vaginanya sambil tanganku kembali meremas agak kasar payudaranya.Kulihat ke atas kepala Irene geleng ke kanan ke kiri sambil keduatangannya berusaha menolak kepalaku.

    Kedengaran tuh manusiamasuk ke kamar toilet sebelah, dan sepertinya kedengaran juga suarakain yang dibuka, dan tidak seberapa lama, “Sialaaann..!” umpatku dalamhati.

    “Sssrrr… sshh..! {{{STEREO}}}”

    “Nih orang pipis nggaktanggung-tanggung, kaya bendungan ambrol.. kenceng banget walalahhmulai kemaren ga pipis apa? Tuh suara ampe segitunya.” umpatku lagi.

    Sialnya, bersamaan dengan itu tubuh Irene mengejang.

    “Aaaggghhh..!”

    “Waduh nih anak pas ‘nge-blow’..” batinku.

    Segeraaku cepat berpikir bagaimana caranya manusia di sebelah tidak bikingeger kalau tahu ada orang yang lagi ‘ngejen’ juga di sebelahnya. Cepatkuhisap keras kewanitaan Irene, kuhirup semua cairan kewanitaannya yanglagi berdenyut ambrol juga. Setelah kuhirup dan hisap sejenak kutahanhisapanku, dan kusembur dan tiup kencang-kencang.

    “Brrrttt..! Ddrrrgghhh..! {{{STEREO}}}” begitu sepertinya suara akibat semburan hisapanku pada kemaluan Irene.

    Berulangkalikuulang style itu pada vaginanya. Hehehe… kedengaran kompak sekalidengan rintihan dan erangan Irene yang dilanda badai kenikmatan untukkesekian kalinya.

    “Hggghhh… Pppff.. Puuuff.. Aagghh..!” desahnya.

    “Brrrttt..! Ddrrrgghhh.. Jjjrrggg..!” bunyi dari hasil rekayasaku di kemaluan Irene.

    Nada kontras itu terdengar bersahutan selama puluhan hitungan dalam detik.

    Pembacabisa tahu tidak maksudku membuat moment seperti itu tadi? Yah benar,kubuat sedemikian mungkin agar manusia di sebelah mengira kalau kamardi sebelahnya lagi ada orang buang hajat. Lima menit kemudian, setelahsaling berpelukan dengan Irene, akhirnya pergi juga orang itu daritoilet sebelah.

    Kupeluk Irene yang sedikit gontai, kukecup lembut keningnya.

    “Welcome to my sensation world.” kataku.

    Irenehanya tersenyum kecil sambil menyandarkan kepalanya ke dadaku dantangannya memegan si ‘bandot’ yang masih saja menuntut apa yang belumdia dapat.

    “Sabar yah kecil, ntar jatahnya bakalan dapet deh..” katanya lucu.

    Dengan tangan kirinya Irene mendekap leherku erat sekali sambil mengecup dadaku manja, kadang juga dia meraih rambutku.

    “Nakaaall..! Tapi Irene suka ama kamu.. bikin ati tegang aja kamu Yan sampe dapet double (multiple orgasm) barusan.”

    “Irene jadi suka kamu Yaan…” dikecup lembut bibirku.

    “Kamu ntar yah jatahnya, chie-chie capek banget nih..” sempat-sempatnya si ‘kecil’ dibecandain lagi.
    Kubuatrespon otot kemaluan si ‘kecil’ mengangguk-angguk untuk jawab candaandan pegangan Irene,

    “Ok.. Ok..!” teriak si ‘kecil’ sama Boss-nya.

    Cerita Dewasa : Habis memakai baju, sempat kami kissing sebentar sambil bilang sayang. Irenekeluar dari kamar dan toilet.. wee.. kaya security dia kasih kode keaku kalau keadaan aman buat keluar dari ‘losmen neraka’ (baca : toiletcewek) ini.

    “Yan.. aku entar sore ada kuliah tambahan, tungguin yah..!”

    “Iyaaa tuan putriiii..,” sambil kupeluk dan kecup kening Irene.

    “Hhhuuu..! {{{STEREO}}}” walalah.. ada teman yang meledek waktu aku peluk dan cium mesra ke Irene.
    Soalnyadekat dari toilet itu ada markas anak-anak HIMAPALA. Weee sialan,untung saja mereka tidak sempat merekam kejadian di toilet tadi pakaihandycam kebangaan mereka (gimana teman-teman HIMAPALA ST*** yang punyaHandycam? Tahu siapa aku..? Hehehe..).

    Menunggu Irene lumayanlama juga, apalagi sudah jam setengah lima. Akhirnya pintu kelasnyaterbuka juga. Walalah.. dasar dosen. Pergi duluan meninggalkanmahasiswanya. Anehnya, waktu semua pada keluar, aku tidak melihathidung Irene keluar dari kelas, apalagi ‘toket’ indahnya.

    “Yaan..!Nama kamu Iyan kan? Irene sakit tuh, dia masih di dalem kelas, pusingkatanya. Emang abis kamu apain sih tadi? Kamu tubrukin lagi kayakemaren?” ada teman Irene yang ngomong sambil gebukin aku pakai bukutebelnya dia.

    “Weee.. enak aja.. lagian tuh buku kalo udah nggak kepake, jual kiloan aja daripada buat gebukin orang..”

    “Emang bener Irene sakit yah?” sambungku.

    “Iyatuh.. eh yah kamu udah kenalan sama dia yah.. waah cepet banget kamu..Irene tadi pesen ama aku kalo dia minta kamu nemuin dia sekarang. Gilakamu Yan cepet banget. Eh yah namaku Lisbeth..”

    “Cepet apaan?Apa yang cepet banget?” heran juga aku dengan omongannya, tapi nihcewek boleh juga, lebih tinggi dari Irene, langsing, putih, mulus juga,wajahnya manis sekali, rambut sedikit ikal, hmmm.. payudara 34 (tidaktahu cup-nya).

    “Lis, kamu mau juga nggak?”

    “Mau apaan sih?” Lisbeth mencoba mengejar maksud pertanyaanku.

    “Ditubruk ama Iyan..”

    “Sapiii.. dasar tukang tubruk..!” sambil pukulin buku tebelnya lebih kencang ke pantatku.
    “Heee.. pukulnya kok belakang sih?”

    “Emang kamu mau aku pukul yang depan.. hihi..?” gila nih cewek agak bikin aku terangsang juga.

    “Udahah.. aku ke Irene dulu deh.. kamu pulang sana udah malem tuh, diperkosaorang tahu rasa entar..!” jawabku sambil pergi masuk kelas.

    “Ooo arek nggak genah (anak tidak waras: dalam basa Jawa), Nggapleki (salah satu dirty words di kotaku)..!” maki Lisbeth.

    Di dalam kelas, Irene kelihatan pucat sekali wajahnya.

    “Kenapa..?” tanyaku sambil mengelus rambut Irene.

    “Ngak pa-pa, cape aja. Kamu sih bikin aku kaya gini.. nggak bisa jalan jadinya..”

    “Pulang yuk..? Kalo capek kugendong yah sampe parkiran..”

    “Hihi.. kamu gilanya bener-bener deh. Malu dong Yan..?”

    “Nggak pa-pa, biar semua tahu kalo kamu tuh punyaku..”

    “Emang kalo kamu gendong aku mereka semua bisa tahu kalo aku sayang sama kamu..?” tanya Irene.

    “Iya kali. Kita ke HIMAPALA yah..? Kamu istirahat bentaran di sana, trus entar pulang..”

    “Maluuu Yaan.. Irene malu.. Aaahh Iyaaann..!” langsung kuangkat badannya.

    “Ssstt.., nggak usah teriak dong.. deket kuping lagi..” sambil ku bawa badan Irene.

    “Yaan..?”

    “Hmm…? Hmmppfgfgf…” astaga, nih anak walau digendong bisa sambil ciuman juga.

    Akuudukin Irene ke meja dosen (sorry pak dosen..) sambil tetep ngelakuinFrench Kiss. Lidah dia udah langsung nyelonong masuk ke mulutku. Hmmm..feel so good, Irene cium aku lembut banget ga ada napsu cuman sayangaja dari dia.

    Braaaaaakk!!!{{{{{STEREO}}}}”Ya ampuuuuuuuunn!!!..kalian.. kkhh.. kkkaalliiaan???”Huaaaaa pintu kelas kebukaaa.. aku amaIrene jelalatan deh kaget banget tapi weee.. pelukan Irene tetepnangkring di leher. Abiiis.. dia tahu sapa yang di pintu, dia malahnyandarin kepalanya ke dadaku.”Lisbeeth!!.. ngapain masuukk euuyy??”sewot juga liatin si Lisbeth cengar-cengir di pintu.

    “Udah diem kamu!stooop doong ketawanya!” sambil aku gendong Irene ke markas anakHIMAPALA (lumayan deket kok markasnya cuman di belakang kelasaja).Habis melihat Irene yang langsung ketiduran dalam pelukanku dilantai markas anak HIMA, aku merebahkan tubuhnya, kupakai tasku buatbantalan kepalanya. Setelah pesan titip jagain Irene ke anak yangpiket, aku pamit mau beli soft drink. Untung saja yang piket kebetulancewek.

    “Ida aku titip cewekku yah.. aku ada di kantin, laper nih..”

    “Enak aja emang di sini tempat parkir motor apa heh..?”

    “Iyaaku tahu kok, sorrie deh.. dia sakit tuh tidurin sejam aja, ntar akubangunin kalo pulang.. kasian kan..? Eh yah kalo ada cowok mo masuklarang aja yah.. pleaseee?””Iya.. iya udah sana!” usir Ida sambilterusin baca comicnya.Aku lari balik ke kelas untuk ngambil tas danbuku Irene yang ketinggalan.

    “Wee.. kamu masih di sini..? Belom pulang juga..?”

    “Males Yan..” jawab Lisbeth, agak kaget juga kumasuk lagi ke kelas.

    “Nih.. mo ambil tas Irene. Apaan sih liat-liat..?”

    “Nggakkok.. cuman.. eh.. nggak jadi deh Yan..” what’s wrong with her? siLisbeth neh napa juga jadi gagu kaya gini?”Yah udah deh Lis.. akunungguin Irene di HIMA yah.. yuk””Yan…” duuhh neh anak ngerepotin ajabikin brenti pas mo keluar pintu.Lisbeth bangun dari meja dosen yangdia duduki.

    “Ada apa sih..?”

    “Aku.. aakkku.. udah tahu semua Yan..”

    “Tahu apaan..?”

    “Itu.. Yan..”

    “Itu-itu apaan sih..?” duh bikin bingung juga nih cewek.

    “Yan,aku ama Irene udah temenan mulai SMA. Kita berdua selalu cerita yangkami rasain. Irene tadi di kelas nggak konsentrasi Yan.. dia cerita keaku kalo.. kalo.. hhmmm.. kalo.. kalo dia kebayang terus ama.. ama…duuhh jadi nggak enak nih ngomongnya ke kamu..”

    “Apaan sih?” sedikit kubentak Lisbeth yang tidak jelas maunya.

    “PowerRangers.. iya Power Rangers kamu tuh Yan yang dibayangin ama Ireneterus.. dia bilang kalo nggak bisa ngelupain Power Rangers kamu..”

    “JGEEERRR..! {{{STEREO}}}” seperti disambar truck container muatan sapi mendengar si Lisbeth bicara barusan.

    “Hah..? Jadiii.. jadi Irene cerita ke kamu..?”

    “Kanudah dibilangin tadi, kalo kita tuh temenan dekat banget Yan.. Kitabedua nggak ada rahasia-rahasiaan lagi Yan. Iya, yang di toilet tadidia juga cerita ke aku waktu ada kelas tadi,” jelasnya.

    “Waduuh.. si sapi (Lisbeth) nih ngejelasin sampe sedetail-detailnya.” batinku.

    “Yaann.. terus terang tadi waktu Irene cerita sempet bikin aku keringetan juga Yan..”

    “Yaann.. Lis.. Lisbeth juga pengen dapet dari kamu Yaann..!” Lisbeth lari mendekatiku, dan langsung memelukku.

    “Lisbeth.. Lisbeth juga suka sama Iyan.. Aku juga pengen dapetin dari kamu.. Lisbeth juga pengen… Power Rangers kamu..!”

    “Hgghh..! Damn..!” habis ngomong Lisbeth langsung menangkap si ‘kecil’.

    “Lis…. hhpppghgghg..!” tidak tahu kenapa, aku jadi merespon bibirnya yang mulai melumat mulutku.

    Kuladenimulai bibir kami bersentuhan sampai akhirnya si Lisbeth melumat lidahkudengan lidahnya di dalam mulutku. Tidak hanya berhenti di situ saja,tangannya dengan aktif malah mengusap lembut si ‘kecil’ yang langsungmenggeliat berubah jadi monster ‘bandot’.

    Dorongan Lisbeth yang semakinagresif membuatku sampai menyentuh ke white board, didorongnya akusambil mulai menurunkan zipper-ku ke bawah, dan mengeluarkan si’bandot’ dari celana dalamku.

    Tidak tahu kenapa, kelakuannyayang agresif ini membuatku menjadi cepat terangsang, dan gilanyaciumannya kini turun ke leherku, lidahnya menyapu semua bagian lehersamping dan depanku. Tangan kirinya lembut mengusap dadaku, dan tidakberapa lama bajuku sudah tidak terkait kancing lagi. Dengan cepatjilatan lidahnya beralih membasahi putingku.

    “Gggffgh..! Kamu sangar Lis.. terusin Lis.. Iyan punya kamu.. ambil semua Lis..!” desahku lucu juga yah..?

    “Weee.. apaan nih..?” Lisbeth memegang tanganku langsung ditujukan ke dalam roknya.

    “Vaginanya… walalahh..”

    “CD kamu mana..?”

    Gila, aku langsung dapat merasakan vaginanya di tanganku. Kuusap pelan klitorisnya, desahannya membuatku sangat nafsu.

    “Iya..iya di situ Yan.. kencengin lagi Yan.. aaah..! CD-ku buat kamu Yan..aaagghh.. vaginaku buat kamu.. aahhh.. perkosa aku Yan.. hhhggg..!”desahnya tidak karuan.

    “Duh, nih anak ribut banget..!” batinku.

    Kusambarbibir Lisbeth, kukulum sambil kuputar badan kami berdua. Kurebahkan diadi meja dosen (benar-benar dosa nih sama dosen), kusingkap roknya, danternyata…

    “Kalian nih bener-bener kompakan yah..? Tatto kalian berdua bikin aku nafsu..”

    Kelakuannya kompak sekali, sampai ke tatto-tatto-nya. Mereka berdua nih memang benar-benar deh.

    Lidahkulangsung menyapu ke dalam kewanitaan Lisbeth sambil kusibakkan melebarlabianya (dosa deh buat semua cowok yang hobbynya bikin kendor labiacewek, merusak vagina saja.. bikin tambah ‘melar’. Hehehe). Kujilativaginanya habis-habisan, ku-explore dengan menghisap klitotisnya.

    “Yaaann.. aku dapet.. Lis dapet Yaaann, terus iseepp kenceng lagi Yan..!”

    “Aaahh.. hhmmppp.. hhhgg..” vaginanya bergetar, berdenyut, dan keluar juga cairan kenikmatanya.
    Jebolpertahanan tubuh Lisbeth oleh orgasme pertamanya. Kuhisap habis semualendir yang keluar dari vaginanya yang terus berdenyut, dan jugakelakuannya lebih over daripada Irene cewekku.

    Tangan dia sampai memukul-mukul meja.

    “Waduh nih kalo ada orang di luar curiga gimana juga..”? batinku.

    Waktukulihat ke atas, duhh.. ternyata itu baju sudah kesingkap kelihatanpayudara yang sudah menjulang tinggi putingnya. Kutangkap tangannya,kuletakkan ke rambutku, dan langsung kuciumi payudara dan puting merahjambunya. Tangan kiriku merambat naik ke arah payudaranya, kutambahkenikmatan Lisbeth dengan remasan dan jilatanku secara merata dipayudaranya.

    Aku juga tidak hanya membiarkan vaginanyamenganggur. Kugesekkan kejantananku mengikuti belahan vaginanya yangmasih berdenyut-denyut seperti menghisap penisku biar cepat memasukkanvaginanya. Nafas Lisbeth tidak karuan lagi waktu kumulai memasukkanpelan kepala penisku ke dalam kewanitaannya.

    “Iyan masukin yah..?” sambil mulai kuturunkan pinggulnya mengikuti meja dosen yang innocent banget.

    “Deeper please Yaan.. aku udah pengen Yan.. ghhh..!”

    Waktumulai kumasukkan kepala ‘bandot’-ku lebih dalam lagi, tiba-tiba sajasebuah tangan kecil halus menahan si ‘bandot’ masuk lebih dalam lagi,dan saat kubangun dari kuluman puting dan payudara Lisbeth,”Ireneee..!” terkejut sekali aku melihat mata Irene yang persis premanterminal yang mau ‘palakin’ duit anak-anak bau kencur (hehe.. abis itumata sangar banget).

    “Ini sekarang udah jadi punya Irene.. nggak adayang boleh ngerasain sebelom Irene.. itu juga termasuk kamu Chie (Irenepanggil Lisbeth.. Chie-chie)..!”

    Aku bingung juga, nih anak mau ‘ngelabrak’ apa mau ikutan sih, habis omongannya meragukan sekali.

    “Iyan ini yang buat kamu tinggalin aku sendiri di HIMA yah..? Udah dapet yang lain..?”

    “PLAAkkk..! {{{STEREO}}}” Waduh nih pipi jadi sasaran tamparan Xena ‘The Princess Warrior’.

    “Chie tega kamu Chie..!”

    Pikirankuwaktu itu harus berputar cepat untuk mengatasi masalah ini. Langsungkudorong Irene duduk di kursi dosen, kusingkapkan rok hitamnya.

    “Hah..? Apa-apaan nih..?” batinku heran juga.

    Vagina Irene juga sudah tidak ada celana dalamnya, dan juga sudah basah sekali.

    “Irene..?” sempat heran juga ketika kutanya soal vaginanya.

    “Itupunya kamu sayang.. udah aku siapin, dari tadi aku udah di dalem kelasngeliat kalian bedua. Hihihi, aku ama Chie udah janjian kerjain kamu,kita bedua dari dulu udah punya commit sayaaang.. satu kudu buatbedua..”

    Heboh juga aku kalau tahu mereka berdua seperti ini. Aneh sekali perjanjian seperti itu.

    “Daritadi aku udah masturbasi di belakang kamu Yan, Chie aja udah tahu aku,kamu aja yang keastikkan dapet barang baru sampe cuekkin keadaan…”kata Irene sambil tersenyum mengejek.

    Mereka berdua hanya tersenyumsaja melihatku yang lagi tertegun tidak tahu mau marah, senang, excitedatau apalah namanya melihat dua cewek yang sama sifatnya, samatatto-nya (hehehe), dan mereka juga sama-sama jadi fans-nya ‘PowerRangers’-ku.

    “Iyan sayang, kamu ambil aja yang jadi punya kamusayang..” kata Irene sambil meraih tanganku dan mengusap-usap vaginanyayang sudah becek sekali.

    Tangannya meraih penisku dan disiapkannya untuk penetrasi di kewanitaannya.

    Kuraihtubuh Irene dalam gendonganku, kusandarkan dia di white board. TanganIrene memeluk leherku sambil aktif mengulum mulut dan lidahku di dalam.Setelah kusingkapkan semua kaos ketat biru lepas dari tubuhnya, sambilmenyangga pantat Irene dengan tangan kiriku mulai kuurut pelan bentuk’cute’ penisku. Kuselipkan di antara pangkal paha Irene, setelah tepat,mulai kudorong pelan masuk ke dalam vaginanya yang tidak tahu kenapaterus-terusan berdenyut-denyut gitu yah?

    “Honneeeyyy..! Aaahhh..!” desahnya.

    “Is this the real of my girl..?” batinku.

    Walalahh..ternyata dia juga tidak kalah agresif dengan temannya Lisbeth. Kukulumbibir dia, kuhisap agak brutal juga sih, nah habis teriakannya jugabahaya sekali kalau tidak diredam. Dia mengerang meregang saat secarapelan meresapi proses penetrasi yang sengaja kubuat lambat. Setelahkepala ‘bandot’-ku masuk, kugesekkan pelan keluar masuk. Kumasukkansedikit lagi, kugesekkan lagi. Sengaja memang kubuat dia makinpenasaran dengan memperlambat seluruh proses penetrasiku.

    “Feel the art, feel the beauty, feel it slowly my dear…”

    “Iyaann,pleasee.. jangan siksa akuu.. aagh.. jahaaatt kamu.. masukkin semuasayang.. hhgg..!” katanya jengkel sambil tangannya menggapai pantatkumemaksa untuk lebih dalam lagi penisku menjelajah vaginanya.

    “Chiiiee.. bantuiiinn agghh..!”

    Weheheh.. kalian pernah tahu tidak, penetrasi minta antuan sama temannya (si Irene nih ada-ada saja deh).

    Dan, “Jjjlleebb..!”

    “Hhhgghh.. aaahhh.. Yaaan..!”

    “Setaaan..!” si Lisbeth benar-benar bantuin temannya, dia langsung dorong pantatku menghantam keras pangkal paha Irene.

    “Aku dapet.. aku.. aaghhh.. Iyaaann..!”

    Meskipunaku lagi terdiam meresapi ‘the beauty of penetration’ yang dirusak olehLisbeth, tapi kok bisa-bisanya si Irene dapat orgasm pertamanya yah.

    Bergerak memutar kumainkan vagina Irene dengan penisku di dalam sambilkutambah sensasi orgasmnya dengan menjilat, menghisap puting danseluruh dadanya diikuti keringat yang membuat tubuhnya licin merangsang.

    “I think this is the coolest sillhoute of Girl’s breast.” batinku.

    “Kamu bikin aku kelabakan terus mulai pertama kenal..?” sambil Irene cium hidungku dan sedikit mengatur nafasnya.

    “Chie kita kerjain nyoo..!” kedip mata Irene dibalas mata sapi si Lisbeth, sepertinya aku akan dikerjai mereka nih.

    “Ready to go honey..?”

    “Mo kemana..?” tanya Irene.

    “Mo ini neh..,” langsung cepat kutekan dalam-dalam kejantananku ke vagina Irene.

    “Yaaann.. aahhh.. ngiluuu Yaann.. stop Yan.. stoop..!”

    “Katanya mo kerjain Iyan? Mana? Kok gantian dikerjain..?” Jelek juga yah.., aku balas dendam seperti ini.

    “Iyahhgg.. abis kamu cepet banget nggak permisi dulu ama yang punya…Aaaagghhh..! Iyaaann..!” selesai ngomong seperti iyu kuhujamkan cepatlagi penisku menerobos vagina Irene.

    “Iyaann.. aah.. sshh.. hhmm.. Iya.. iyaa di situ Yan.. yang kenceng lagi.. nakal.. nakal kamu Yan..!”

    Astaga,aku tidak menyangka si Lisbeth, dia turunkan celanaku sampai habis. Diajongkok di bawah pantat Irene sambil menghisap gantian buah testiskudan vagina Irene bergantian. Sempet senyum juga sih waktu Lis bilang,”Aaduuhh!!.. aduuhh!!”

    Salah sendiri, siapa suruh di bawah kayagitu. Kepala dia sering terbentur pangkal paha Irene yang bergerak liarmerespon gerak intens-ku merojoh dari mulai pelan setengah masuk sampaikuamblaskan semua penisku dengan sekuat tenaga. Huaaa..! mulutku tidakdapat diam mengerjakan dada berkeringat Irene sambil sesekali kubuattanda merah di sekitar puting lancipnya.

    “Honeeyy.. honeeyy..honeeyy..!” bayangkan saja seirama keluar masuknya si ‘bandot’, Ireneteriak dengan suara cemprengnya seperti itu, dan di bawah cuek saja Lisdengan kerjaan barunya.

    Kontras sekali nih suara. Suara cemprengIrene, bunyi kecipak kemaluanku di vagina Irene, dan lucunya ditambahdengan suara aduh-aduh dan kecapan lidah si Lis di testisku.

    Sekitar5 menit aku terus menggempur semua isi vagina Irene dengan kemaluanku,dan sekitar itu pula Lisbeth tidak bosan-bosannya mengulum, menjilatsambil sesekali memijat buah testisku. Hmm.. capek juga ternyata denganmodel berdiri seperti ini. Kurengkuh tubuh Irene tanpa melepas kemaluankami berdua, lalu kurebahkan kembali tubuh mulus berkeringat itu dimeja dosen yang langsung protes dengan jeritnya. “KRRRIIEETTT..!{{{STEREO}}}”

    Kulumat kembali bibir Irene, kukecup juga leherjenjang tak berdosanya, dan langsung turun merambat ke arah payudaraseiring keluar masuknya penisku.

    “Cuu.. rrrang..!” teriak Lisbeth.

    Huahahadengan pindah posisi seperti ini ternyata dia tidak dapat memuaskannafsunya ke testisku. Nah memang ngilu sekali kalau testis dipijatterus seperti itu kan?

    Habis ngomong seperti itu, segera si Lismerapatkan tubuhnya ke punggungku yang agak sedikit condong ke bawahmenjilati puting basah si Irene. Tidak kurang akal Lis menjilati leher,sampai punggungku. Lumayan susah juga dia melakukan itu gara-gara tubuhyang terus tidak berhenti menggoyang tubuh mulus di bawah.

    Gilaaku merasa seluruh kemaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginaIrene. Aku mempercepat tempo goyangan pinggulku, karena aku merasatidak lama lagi Irene akan mendapatkan orgasmenya sekali lagi, dan akuakan mendapatkan menu yang lainnya lagi di atas punggungku hehe…

    Tidakberapa lama kemudian, nafas Irene sepertinya sudah mulai ngos-ngosan.Dia peluk aku erat sekali. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan si’bandot’ dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dan putingkirinya kuhisap dengan kuat. Dia mulai ribut merintih sambilmenggeleng-gelengkan kepalanya, sesekali dia juga mencium bibirku.Kakinya sudah melingkari pinggangku, si Lis sampai hampir ketendang.

    “Ohhh.. Yan terus.. iya.. ohhh.. lebih dalam.. cepetan lage Yaann.. aarrgghh…!” desah Irene.

    Makinlama makin kupercepat gerakanku, membuat gerakan Irene semakin liarmenghajar meja dosen kucel itu. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang,kedua kakinya tambah kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukkuerat-erat, bahkan aku merasa kuku Irene mulai menggores punggungku,waduuhh dapat tatto gratis nih aku.

    “Yan.. sedikit lagi..akhhh.. aku dapet Yaann.. kencengan lagi.. tahan dikit lagi.. OooohhIyaaann…” akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batangkemaluanku disertai teriakkan panjang Irene.

    Tubuh Irenekejang-kejang seperti orang kesetanan, matanya tertutup rapat danmulutnya terlihat setengah terbuka hanya mengeluarkan desisan panjang.Terasa olehku lelehan bahkan pancaran lendir yang keluar dari liangkemaluan Irene menerobos melewati celah-celah sempit di antara dekapandinding dan bibir kemaluannya yang menjepit batanganku, terus menetesdan mengalir sampai jauh. Aku terus menggenjot vagina becek itu denganmulut selalu menghisap puting Irene.

    “Ampuunn Yaann.. ampuunn.. ngilu.. ngilu, udaahh oohh..!” desahnya.

    “Chietolong chie.. chieee..!” belum habis rintihan Irene, sebuah tangankecil menjambak rambutku sehingga aku terdongak bangun dari kulumanputing Irene dan juga sebuah bibir lembut dan basah segera mengulumganas bibirku.

    “You’re mine now.. It’s my turn..!” kata Lisbeth tiba-tiba.

    Tubuhku langsung didorong Lisbeth menduduki kursi dosen yang sudah disiapkan di belakangku.

    Setelah duduk, “Lis.. bentar Liss… aahhh..!” kataku.

    Dipegangnya batangan ‘bandot’-ku dan dihempaskan langsung tubuhnya tanpa kenal ampun melahap semua gagahnya kemaluanku.

    “Aaahhh..Yaann gilaa.. nggak bisa masuk semua.. aahh.. penuh banget Yaann…ngeganjeell.. aadduhh sakit banget Yaann, I like your dick, so big.It’s mine.. it’s mine..!”

    Tiba-tiba saja si Lis langsung mengeluarkan ‘bandot’-ku dari terkaman vaginanya. Sambil jongkok dia kulum penisku.

    “Kamu di atas yah Yan.. sakit kalo aku di atas..”

    Lisbethsegera mengambil celanaku, dan merebahkan tubuhnya (enak saja nih anak,celanaku dikotorin terus sama mereka, tadi di toilet, sekarang dilantai buat alas tidur si Lis). Tapi karena nafsu, aku sudah tidakperduli dengan celanaku lagi. Kulumat bibir Lisbeth, sementarasenjataku kugesek-gesekkan mengikuti alur labia mayoranya.

    Akhirnya,dengan kesabaran yang sudah mulai hilang, tangan Lisbeth meraihpenisku, dimainkan kepala bajanya di area klitorisnya sebentar, dansetelah sampai di pintu kemaluannya, langsung kutekan kuat.
    Denganbelum siapnya Lisbeth menerima cepatnya penisku masuk ke vagianya,langsung dia menggeram sambil teriak-teriak, “Sialan.. bangsat kamu…aahhh… terus-terus.. iyaa.. aduuhhh.. nakal bangeett sih.. oohhhYaaannn..!”

    Celah Lisbeth berbeda dengan Irene, lebih hangat danmenggigit (tentunya aku tidak akan ngomong ke Irene dong, huehee..jahat nih vagina bisa kaya gini menghajar penisku). Kutahan pantatku,aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku.

    Perlahan kutekanpantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Lisbeth tertancap dilenganku saat aku mulai menaik-turunkan pantatku dengan gerakanteratur. Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batangankuterasa sangat nikmat. Kubalikkan tubuhnya ke samping. Senjatakumenghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya dan kutahan denganlututku. Batang senjataku amblas sampai menyentuh di mulut rahimnya.

    Puasdari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat pantat Lisbeth. Dengangerakan elastis, kini aku menghajarnya dari belakang. Tanganku meremasbongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuksemakin cepat. Erangan dan rintihan yang tidak jelas terdengar lirih.Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabutsenjataku.

    “Pllop..!” terdengar suara saat kucabut si ‘bandot’, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Lisbeth yang mencengkram penisku.

    “Achh, kenapa? Kenapa..? Aku sedikit lagi..” protes Lisbeth.

    Dialangsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah. Dengan liarLis meraih penisku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambilberjongkok.

    “Yeeaaahh..!” kini dengan buasnya Lis menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya.

    Sementaraaku di bawah sudah tak sanggup menahan nikmat yang aku dapat dariempotan vagina si Lisbeth, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turundigoyangkan juga diputar-putar, dan sesekali memijat penisku sepertimenahan pipis (nih cewek lebih pengalaman dari Ireneku nih).

    Aku bertahan sekuat mungkin.

    “Aaahh… Lis..!” penisku di dalam kewanitaan Lisbeth berdenyut-denyut tertahan mengeluarkan muatannya.

    “Yaann.. aaahhh.. penis kamu.. penis kamu… aahhh Yaann aku dapeettt..!”

    Selesairintihan Lisbeth, mengalirlah cairan kenikmatannya dan disusul spermakuyang memancarkan air kehidupan, membasahi semua liang yang sempit itu.Ambruk tubuh Lis menimpa dadaku.

    Dengan tenaga yang ada, aku masih aktif memutar pantat Lisbeth sambil meremas lemah.

    “Iyan sayaaang.. You are the doctor.. aahh.. udah Yaann ampun deh kamu.. geli Yaann aahhh..!”

    “Chie-chie..!Chie nggak boleh panggil sayang.. yang boleh panggil sayang cuman akuChie..!” lemah Irene langsung bangkit dari meja dosen sambil tangandiletakkan di pinggangnya seperti orang mau melabrak, tapi aneh,walaupun seperti mau melabrak tapi sambil tersenyum. Lucu kan tuhgayanya.

    Kami saling gantian berciuman, menjilati keringattubuh, bergiliran dan bersamaan. Dan mereka berdua dengan kompaknyasaling giliran menjilati penisku yang meskipun enak banget dihisap dandijilat sama mereka berdua, tapi tetap saja sudah loyo. Lemas sekali,capek kali tuh ‘anak kecil’ huehe…

    Setelah kami mengenakan pakaian, Lisbeth mengeluarkan setumpuk tissue dari tasnya.

    “Lis..please.. jangan Lis, jangan dibersihin.. biar.. jadi kenangan ruanganini.. kalo masih ada bekasnya bakalan seru kan yang ada di ruangan inibesok, tul nggak..?” cegahku ke Lisbeth yang mau melap bekas air cintakami bertiga yang berceceran di meja dosen dan di lantai depan kelasmereka.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus

    Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus


    690 views

    Perawanku – Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus, Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya, Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya.

    Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijit. Tetapi setelah dia tau yang akan memijatnya adalah Dedeh, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tau dapat bonus setelah dipijat.
    Sebelumnya Adi telah melihat Dedeh pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dedeh perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya.
    Dedeh bukanlah pembantu, tugas utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja di Arab. Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dedeh. Jemari tangan perempuan mulai memijati
    betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup bertenaga.
    “Pijatan kamu enak, belajar dimana ?” tanya Adi membuka pembicaraan
    “Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri” jawab Dedeh dengan logat Sunda yang kental.
    “Oh begitu” kata Adi sambil terus merasakan pijatan
    “Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi
    “Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dedeh “sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi”
    ” Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang Sudin suka pulang ?”
    “Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang” jelas
    Dedeh.
    “Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?” tanya Adi memancing
    “Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki” jawab Dedeh yang jemarinya mulai memijati paha
    Adi.
    Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dedeh agak jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya. Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi. “Aduh jangan disodok dong !” seru Adi pura-pura kaget.
    “Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan malu. “Habis aden tidak pakai celana sih” “Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi nakal.
    Akhirnya setelah bagian paha Dedeh pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya. Pijatan Dedeh memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang nya menegang.
    Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dedeh menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan. “Eh bagian depannya juga ya?” tanyanya gugup. “Iya, biar sekalian” jawab Dedeh terdengan merdu di telingan Adi. Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang nya tidak terlihat. Sebenarnya Dedeh tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.
    Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dedeh sambil menatapi wajah Dedeh yang menunduk.Wajah Dedeh cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahliah. Demikian juga dengan tangannya berbulu halus.
    Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga belahan buahdada Dedeh yang putih. Ditambah dengan posisi Dedeh yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buahdadanya dari samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung.
    Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang nya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dedeh mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buahdada itu, juga karena pijatan jemari Dedeh semakin mendekati pangkal pahanya.
    Dedeh juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.
    Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi.
    Mau menerkam dia takut Dedeh berteriak dan menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan.
    Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dedeh yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dedeh memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dedeh sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya. ” Manuknya bangun ya?” tanya Dedeh akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin mengacung. Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dedeh masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.
    “Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis pijitan kamu enak sekali sih.” “Ah masa, tapi itu artinya
    aden normal” kata Dedeh menimpali
    “Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?” tanya Adi
    “Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami” jawab Dedeh makin berani.
    “Oh iya” kata Adi juga semakin berani.
    “Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi.
    “Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya
    aden” jawab Dedeh memancing.
    ” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga
    mencuatlah batang ****** yang telah sepenuhnya ngaceng.
    Dedeh sedikit terkejut tapi dilihat juga batang ****** yang sudah tegang itu.
    ” Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu.
    ” Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma punya
    aden lebih besar dan panjang” jawab Dedeh sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang
    memang berada disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang
    mulai tumbuh subur.
    ” Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede” pancing Adi berani.
    “Ah, kata siapa ” jawab Dedeh tersipu sambil matanya tetap menatap batang ****** pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu.
    Memang batang ****** Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dedeh juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang ****** lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh perempuan.
    ” Ya kata orang, saya juga belum tahu” jawab Adi
    ” Belum tahu. Memang
    aden belum pernah melakukan ?” tanya Dedeh antusias.
    ” Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong” kata Adi semakin berani.
    ” Ah
    aden bisa saja, diajarkan apa sih ?” tanya Dedeh pura-pura bodoh.
    ” Diajarin bagaimana melakukannya ” kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dedeh dan
    mendorongnya agar menyentuh batang nya.
    Dan Dedeh menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu.
    ” Benar
    aden belum pernah?” tanya lagi.
    ” Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ” melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah”
    Dedeh semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang ****** Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buahdada Dedeh dan meremasnya. Dedeh mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki.
    Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dedeh yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.
    Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dedeh yang juga bersimpuh pasrah.
    Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan yang membuat Dedeh semakin bergetar dan tangan Adi terus naik keleher hingga kedagu.
    Diangkatnya dagu itu hingga muka Dedeh menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu.
    Dedeh pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang ****** Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dedeh, segera saja tangannya membuka kancing BH yang membungkus buahdada yang montok itu.
    Maka mencuatlah sepasang gunung montok yang sedari tadi menarik minat Adi. Dedeh secara refleks semakin meremas dan mengocok batang ****** Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin
    bernafsu.Meski belum pernah bercinta dengan perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.

    Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah kedalam mulut Dedeh. Demikian juga dengan Dedeh, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dedeh ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan.
    Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua keraguannya, yang penting hasratnya harus
    tertuntaskan.
    Setelah puas menciumi mulut Dedeh, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dedeh mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buahdadanya yang ranum, terus keputingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi.
    ” Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dedeh.
    Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buahdada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buahdada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.
    Buahdada Dedeh yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan lembut.
    Dedeh dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang nya terus dirangsang remasan tangan Dedeh, secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang nya semakin tegang dan sensitif.
    Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buahdada Dedeh. Batang nya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dedeh yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik . Dedeh mula-mula bingung, tapi kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buahdadanya hingga batang ****** itu terjepit diantaranya.
    Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan batang nya. Demikian juga dengan Dedeh yang baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang ****** lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari lubang nya yang masih terjepit diantara buahdada Dedeh.
    “Ahhhhc…hhhhhggghhh… !” rintih Adi sambil melepaskan hasratnya. Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa detik dirasakan.
    Dedeh terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dedeh baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang ****** itu dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya.
    “Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata Dedeh terkikik melihat batang ****** pemuda itumenumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buahdadanya.
    Tapi jepitan buahdadanya pada batang ****** itu tidak dilepaskan, Dedeh juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan ****** pemuda itu
    “Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi menutupi rasa malunya.
    Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa.
    Keduanya kemudian terduduk. Dedeh sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang nya yang masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya.
    Terutama Dedeh, yang nafsunya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dedeh memang semakin terlihat menggairahkan.
    Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung “konak”. Buahdadanya menggantung padat berisi dengan puting kemerahan dikedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang montok. Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski Dedeh gadis
    desa, terkesan terawat.
    Apalagi ketika Dedeh membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu.
    Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu jembut itu tidak hanya tumbuh diseputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga kesekitar pusarnya.
    Adi menelan ludah, perlahan batang nya mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dedeh untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu.
    “Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan” kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit
    berdiri hingga mereka saling berhadapan.
    Batang ****** Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dedeh dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buahdada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri keselangkangan Dedeh. Dirabanya bulu jembut itu yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih
    menggairahkan.
    Dedeh mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.
    “Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dedeh kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup keselangkangannya dan menyentuh bibir nya yang telah basah.
    Dengan ujung jarinya disusupkan kebelahan Dedeh yang telah merenggangkan kedua pahanya.
    Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dedeh untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dedeh dan selangkangannya diatas kepala Dedeh. Dedeh mula-mula bingung. Didepan mukanya batang ****** yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang ****** itu cuma diremas-remas. Tubuh Dedeh bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir nya
    dengan penuh nafsu.
    Memang Adi mulai merambah lembah dipangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu jembut yang melingkari lubang diselangkangan Dedeh. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah yang putih kemerahan telah basah. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan itu. Harum.
    “Ah…den, geli….” Rintih Dedeh menikmati sentuhan lidah pada nya yang belum pernah
    dirasakan sebelumnya.
    Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan batang ****** kedalam nya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dedeh dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dedeh menikah dia belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme.
    Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dedeh yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali.
    ‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi ketika dirasakannya Dedeh hanya memegang dan meremasi nya saja.
    Dedeh tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang ****** dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu kemulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala ****** yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya.
    ” Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi.
    Dedeh menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala ****** dan mulai menjilati.
    “Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!” desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat.
    Sentuhan lidah Dedeh terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang nya itu semakin masuk kemulut Dedeh. Dedeh menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala ****** yang besar itu masuk semua kedalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala ****** itu yang membuat Adi menggerinjal kenikmatan.
    Dedeh ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang ****** pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dedeh juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang nya.
    Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa.
    Adi yang berencana hanya dua hari dirumah bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini.
    Demikian juga dengan Dedeh, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang ****** dan lubang nya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya.
    “Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam nya berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dedeh menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya.
    “Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa.
    Adi bingung menanggapi kelakuan Dedeh, dia juga sama bodohnya.
    ” Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung melihat Dedeh yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum.
    ” Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua” jawabnya juga bingung.
    “Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme” kata Adi setelah menganalisa jawaban Dedeh.
    “Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dedeh masih bingung.
    ” Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani” jawab Adi.
    ” Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya ?” tanyanya lagi
    ” Itu karena Eceu perempuan, keluarnya didalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan.
    “Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan batang nya yang memang masih tegang. Dedeh tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi segera pengatur posisi diatas tubuh Dedeh. Rupanya Adi ingin segera melakukan hubungan sex yang sebenarnya.
    Dengan berdebar diarahkan batang nya kelubang Dedeh yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala nya menyentuh bibir yang telah merekah.
    “Ahhh..!” desis Dedeh merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala ****** Adi yang besar di lubang nya yang sempit. Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala nya semakin meyelusup kebelahan yang telah basah itu.
    “Ah..den terus masukin” desis Dedeh memberi semangat.
    Telah beberapa bulan lubang nya tidak disinggahi ****** lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.
    Demikian juga dengan Adi, selusuran batang nya pada lubang Dedeh yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang nya menerobos lubang kenikmatan yang paling dalam.
    “Aduh gusti ! ” teriak Dedeh tertahan merasakan hujaman batang ****** yang besar dan keras itu kelubang nya yang sempit.
    Memang batang ****** Adi yang besar cukup seret masuk kedalam lubang Dedeh yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit.
    Untung cairan didalam lubang Dedeh cukup licin hingga membantu masuknya batang ****** itu lebih dalam.
    “Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh batang nya telah tertancap di lubang
    Dedeh yang merasa nyeri sedikit pada lubang nya akibat besar dan panjangnya batang ****** itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang nya keluar masuk lubang nya.
    Dedeh merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang nya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur batang nya di dalam Dedeh betul-betul mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
    Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang nya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih.
    Memang Dedeh yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr.
    “Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis Adi
    “Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dedeh juga tidak mau kalah memberi semangat.
    Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu.
    Adi mendekap tubuh Dedeh dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dedeh diatas.
    “Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif.
    Dan Dedeh yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar.
    pinggulnya seperti orang sedang mengulek.
    Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buahdada montok yang menggantung itu sehingga mendatangka n rangsangan bagi Dedeh.
    Tubuh Dedeh menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan sanggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat.
    Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan terlupakan.
    Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dedeh yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang ****** yang besar dan keras didalam lubang nya telah pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya.
    Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang nya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dedeh yang didalam lubang nya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya.
    ” Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ” teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang nya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang Dedeh.
    “…! …..!…. …!”
    “Ayo den keluarkan semuanya !” teriak Dedeh yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari ****** Adi didalam liang nya. Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.
    ” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika dirasakan otot-otot didalam lubang nya meregang dan terasa berdesir nikmat. Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang ****** didalamnya.
    Tubuh Dedeh ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.
    Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dedeh segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.
    Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dedeh. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung.
    ” Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ” katanya sambil mendekati keduanya.
    ” Eh Iis, ada apa ?” tanya Dedeh gugup sambil terus merapikan pakaiannya.
    ” Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi ” katanya lagi
    Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dedeh, berada dihadapannya.
    ” Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini ?” tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda.
    ” Ini den Adi, keponakannya teteh Karta” jawab Dedeh ” Jangan bilang kang Sudin ya”
    ” Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut ” kata Iis menggoda
    ” Maaf ya den, ini Iis saudara kembar saya saya” kata Dedeh menerangkan.
    “Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas mirip.
    ” Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu.
    ” Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup.
    Dedeh segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dedeh keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi.
    ” Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden” kata Dedeh sambil menunduk.
    ” Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya dimana ?”
    ” Iis janda ” jawab Dedeh
    ” Oh begitu ” kata Adi ragu.
    Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi,pikirnya.
    ” Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak ?” tanya Adi
    ” Itu sih terserah Aden” kata Dedeh
    ” Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata Adi
    ” Maksud aden ?” tanya Dedeh tak mengerti
    ” Iya kita main bertiga” kata Adi lagi
    ” Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dedeh lagi
    ” Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka.
    ” Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya.
    Tidak berbeda dengan Dedeh, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dedeh, bak pinang dibelah dua. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dedeh. Buahdadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan keriting. Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua perempuan kembar sekaligus.
    ” Ah !” desis Adi ketika terasa batang nya bagai dipelintir bila Dedeh memutar
    ” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
    Iis ternyata lebih agresif dari Dedeh. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dedeh yang masih tertegun.
    Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dedeh. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, didepan matanya pula.
    Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.
    Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang ****** besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya terus kepangkal pahanya.
    Adi merem-melek keenakan ketika batang nya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dedeh yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dedeh untuk ikut nimbrung menjilati batang ****** yang semakin tegang mengeras itu.
    Dengan patuh Dedeh, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang ****** itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dedeh bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dedeh melakukan hal yang sama.
    Sehingga batang ****** Adi secara bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.
    Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam lubang yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.
    “Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan.
    Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang ****** yang tegang dan masih dipegang Dedeh.
    “Oyo De arahkan” pintanya Diturunkan pinggulnya dan Dedeh dengan patuh mengarahkan batang ****** Adi yang dipegangnya
    kelubang Iis yang merekah basah. Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala ****** itu telah tepat didepan lubang nya, sehingga dengan lancar batang ****** itu terhujam masuk kedalam lubang kenikmatannya.
    “Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat ketika batang ****** yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang nya yang telah gatal-gatal nikmat. Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dedeh. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.
    Tidak demikian dengan Iis hujaman batang ****** Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat.
    Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dedeh yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati. Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati batang nya yang keluar masuk Iis sambil mulutnya mulai menjilati lubang Dedeh yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang.
    Sementara mulut Dedeh ikut pula melumati puting buah dada Iis yang montok.
    Hujaman ****** Adi di lubang nya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan senggama atau memang karena ****** itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang ****** itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang nya.
    “Duhh…!….ahhhh! ” pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang nya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
    Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dedeh yang masih menjilati buah dadanya.
    “Aduh De enaknya..” desisnya.
    “Sudah keluar Is?” tanya Dedeh yang dijawab Iis dengan anggukkan.
    “”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dedeh tidak malu-malu lagi.
    Iis sebenarnya masih mau melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang ****** Adi yang masih terhujam di lubang nya masih terasa mengacung.
    “Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.
    Memang batang ****** Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dedeh menungging dan disodok dari belakang.
    Pinggul Dedeh yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang nya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang nya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus. Dengan dorongan lembut dimasukan batang nya kedalam lubang itu. terasa sempit karena dengan posisi itu lubang itu terjepit kedua paha.
    “Ah….!” Desis Dedeh ketika dirasakan batang ****** yang besar dan tegang menyelusup kedalam
    lubang nya.
    Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang nya mundur maju dibalam lubang yang masih terasa sempit itu. Dedeh menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang nya didalam lubang
    itu mendatang sensasi yang luar biasa.
    Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dedeh ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.
    “Ah …Den, terussss Den” desis Dedeh semakin bernafsu.
    Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dedeh dengan kepalanya berada diantara paha Dedeh sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dedeh untuk dijilati.
    Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dedeh yang sedang di hujami batang ****** Adi. Sementara Dedeh telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir nya yang ditutupi rimbunan bulu jembut. Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dedeh, dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan untuk melakukannya.
    Maka goyangannya semakin cepat saja.
    Dan Dedeh juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.
    “Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dedeh sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.
    “Gantian De, ku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dedeh faham dan Adi mencabut batang
    nya.
    “Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang nya ke lubang Iis yang telah menganga.
    “Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.
    Kembali keduanya berpacu penggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang nya kedalam liang Iis.
    “Ayo den, tancap terus.” Desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang nya semakin keras dan sensitif.
    Demikin juga dengan Iis, lubang nya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan
    dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.
    Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.
    “….!…..!….!”
    “Ahhhh….ahhh! ” desis Adi
    “Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan.
    Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di pagi itu.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex meki tembem

    Cerita Sex meki tembem


    776 views

    Perawanku – Cerita Sex meki tembem, Mbak Rosa adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP, Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah SMP sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku.

    Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Rosa ikut dengan keluargaku sampai dia lulus sekolah SMA dan dia kembali ke desa. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah SD. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.

    Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa tepatnya ke Kota Makassar mengikuti ayah yang pindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

    Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Rosa sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Rosa. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

    Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yang ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.

    “Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.

    Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Mbak Rosa terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.

    “Cari siapa ya?” tanya Mbak Rosa.

    “Anda Mbak Rosa kan?” aku balik bertanya.

    “Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Mbak Rosa kembali bertanya dengan raut muka yang berusaha mengingat-ingat.

    “Masih inget sama aku nggak Mbak? Aku Rian Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.

    “Kamu Rian anaknya Pak Deni?” kata Mbak Rosa setengah nggak percaya.

    “Ya ampun Rian, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Rosa sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.

    Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.

    “Kamu kapan datangnya, dengan siapa” kata Mbak Rosa sambil melepas pelukannya.

    “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” kataku.

    “Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.

    Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak tetemu. Mbak Rosa duduk berhimpitan denganku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Rosa sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Rosa ditengah pembicaraan.

    Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Rosa.

    “Kok sepi, pada kemana Mbak?” Tanyaku.

    “Oh kebetulan Mas Hendra (suaminya Mbak Rosa ) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangnya dan si Hadi (anaknya Mbak Rosa ) ikut” jawab Mbak Rosa .

    “Belum punya Adik Mbak dan Mbak Rosa kok nggak ikut?” tanyaku lagi.

    “Belum Rian padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Hadi dulu. Mbak Rosa ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.

    “Eh kamu nginep disini kan? Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.

    “Iya Mbak, tadi sudah pamit kok” kataku.

    “Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Rosa.

    Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Mbak Rosa gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Rosa selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.

    Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.

    “Sayang Rian ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Rosa sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.

    Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Mbak Rosa dari belakang. Kulitnya benar-benar putih.

    Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin burungku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dengan burungku seperti dalam bokep yang sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.

    Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.

    “Rian nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Rosa.

    “Apa Mbak?” Kataku terkejut.

    “Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu” katanya.

    “Iya Mbak aku inget” jawabku.

    “Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Rosa sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.

    “Ayo jadi tidur nggak?” tanya Mbak Rosa.

    Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku deg-degan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Rosa.

    “Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Rosa terbaring di sampingku, kurasakan burungku mengeras.

    Aku melirik ke arah Mbak Rosa dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Rosa dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku.

    Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Mbak Rosa sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.

    Dengan dada berdebar-debar aku buka selimut yang menutupi kakinya, kemudian dengan pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas.

    Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun.

    Kurasakan burungku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yang membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.

    Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Rosa dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Rosa terbangun.

    “Rian! Apa yang kamu lakukan!” kata Mbak Rosa dengan terkejut.

    Ia lalu menutupi pahanya dengan rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Rosa. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Rosa dengan marah.

    Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Burungku yang tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.

    “Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Rosa.

    “Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.

    “Mbak Rosa kan juga salah” kataku lagi membela diri.

    “Apa maksudmu?” tanya Mbak Rosa.

    “Mbak Rosa masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Rosa masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Rosa hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.

    Kulihat Mbak Rosa hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.

    “Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.

    Mbak Rosa hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang berbuat bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.

    “Rian.. kamu masih bangun? Mbak boleh masuk nggak?” Terdengar suara Mbak Rosa dari luar.

    “Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.

    Mbak Rosa masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.

    “Rian.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.

    “Seharusnya saya yang minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Rosa ” kataku.

    “Nggak Rian, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yang kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Rosa tidak marah lagi.

    “Rian, kamu bener mau sama Mbak?” tanya Mbak Rosa.

    “Maksud Mbak?” kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yang terlihat bagitu manis.

    “Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku?” katanya lagi.

    Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.

    “Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aku rela kok melakukannya dengan kamu” katanya lagi.

    Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.

    “Apa Mbak” kataku terkejut.

    “Bukan apa-apa Rian, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Rosa.

    Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yang selama ini hanya bisa aku bayangkan.

    “Gimana Rian? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.

    “Kamu pasti belum pernah kan?” kata Mbak Rosa.

    “Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.

    “Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Rosa.

    Mbak Rosa lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Mbak Rosa mencopot roknya dan paha mulus yang aku gerayangi tadi terlihat.

    Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan. Mbak Rosa lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat.

    Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang.

    Aku begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian.. apa yang kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Rosa.

    Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Rosa memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya.

    Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya.

    Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    “Ooh.. Rian.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Rosa mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental.

    Setelah puas dengan bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki.

    Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Mbak Rosa mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.

    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekeliling memeknya.

    Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yang semakin licin tersebut.

    “Aargghh.. eemhh.. Rian kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Rosa meracau tak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat.

    Tak kupedulikan kata-katanya. Tubuh Mbak Rosa semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Rosa menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam memeknya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Rosa dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..

    “Oohh aahh..” Mbak Rosa mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi memeknya.

    “Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Rosa masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    “Rian apa yang kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Rosa.

    “Kenapa emangnya Mbak?” Kataku.

    “Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Rosa.

    Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.

    “Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Rosa mengangguk kecil.

    Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam memeknya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Rosa mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah terangsang.

    Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan burungku ke dalam memeknya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Mbak Rosa tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan burungku ke memeknya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian jangan takut, masukin aja” kata Mbak Rosa.

    Perlahan-lahan aku masukkan burungku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Burungku mudah saja memasuki memeknya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.

    “Lebih cepat Rian arghh.. emhh” kata Mbak Rosa terputus-putus dengan mata merem-melek.

    Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari memeknya.

    “Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Rosa berkata tak karuan.

    Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.

    “Rian, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan memeknya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.

    Remasan dinding memeknya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam memeknya. Kurasakan nikmat yang luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani.

    Aku peluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya yang baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burungku dan merebahkan badanku disampinya.

    “Mbak Rosa , terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    “Mbak juga Rian.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Rosa lalu mengecup bibirku.

    Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.

    Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Rosa juga terbangun.

    “Kamu mau kemana Rian..” katanya.

    “Aku mau cari minum, aku haus. Mbak Rosa mau?” Kataku.

    Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.

    Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Rosa yang tubuhnya ditutupi selimut meminum air yang kuberikan.

    “Ada apa Rian, kok kamu memandangi Mbak” katanya.

    “Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.

    “Ah kamu Rian, bisa aja, Mbak kan udah tua Rian” kata Mbak Rosa.

    “Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.

    “Rian.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Rosa.

    “Minta apa Mbak?” tanyaku penasaran.

    “Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Rosa terhenti.

    “Kalau apa Mbak?” kataku penuh tanda tanya.

    “Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Rosa dengan malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.

    “Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Rian.., tapi sekarang kok?” kataku menggodanya.

    “Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.

    “Dengan senang hati aku akan melayani Mbak Rosa ” kataku.

    Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Rosa juga ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yang akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan dengan sepuas hatiku.

    Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Mbak Rosa juga sangat ingin. Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yang kunikmati. Dengan penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Rosa.

    Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Rosa pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya.

    Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.

    Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kulihat mata Mbak Rosa sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Rian.. emhh..” kata Mbak Rosa mendesah-desah.

    Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan memeknya. Jari-jarikupun segera bergerilya di memeknya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.

    “Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Rosa meracau.

    Setiap kali Mbak Rosa terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk memeknya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi memeknya, kulakukan beberapa kali.

    “Emhh Rian.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Rosa memohon.

    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah aku lihat di bokep.

    Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekeliling memeknya dan terlihatlah memeknya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya.

    Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati memek lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    “Rian.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Rosa.

    Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati memeknya, tapi aku tidak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Rian.. aahh..” kata Mbak Rosa ketika ia klimaks.

    Setelah Mbak Rosa selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.

    “Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.

    “Gimana Rian aku nggak ngerti” kata Mbak Rosa.

    Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Mbak Rosa aku suruh melangkah diatas burungku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang burungku yang tegang hebat lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan memeknya diarahkan ke burungku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan memeknya.

    Mbak Rosa lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan.

    Wajah Mbak Rosa terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Rosa.

    “Aku nggak kuat lagi Rian..” kata Mbak Rosa sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.

    Kurebahkan badannya dan aku segera memompa memeknya dan tak lama kemudian Mbak Rosa mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Rosa menikmati kenikmatan yang diperolehnya.

    Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Mbak Rosa menungging lalu kumasukkan burungku dari belakang. Mbak Rosa terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.

    Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh Mbak Rosa rebahan lagi dan aku masukkan lagi burungku dan memompa memeknya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Rosa ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.

    “Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Rian.. arrghh ahh..” kata Mbak Rosa.

    “Tunggu Mbak, ki kita bareng aku juga hampir” kataku.

    “Mbak udah nggak tahan Rosa .. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik.

    Cairan hangat menyiram burungku dan kurasakan dinding memeknya seakan-akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang baru saja kami raih.

    Hal ini pun sampai sekarang masih kurahasiakan dari siapapun. Setiap saat aku bertemu dengan mbak Rosa, dirinya pasti selalu mengajakku ngentot dan bercumbu menikmati setiap rangsangan yang kuberikan padanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kumpulan Foto Ngentot Teman Kantor Di Rumahnya

    Kumpulan Foto Ngentot Teman Kantor Di Rumahnya


    2151 views

    Perawanku – Wanita karir, Bicara tentang wanita karir membuat anda pastinya ingin crot tidak ?pakaian yang super ketat menunjukan lekuk tubuhnya, ingin rasanya entotin dan memperkosanya.

    Tetapi tidak boleh begitu bos ku, meskipun tidak bisa di rasakan kami sudah menyiapkan foto nya buat para bos ku agar bisa berimajinasi layaknya lagi ngentotin Teman kantor seperti ini bos ku  :

  • Sex Berhayal Ngentot Tante

    Sex Berhayal Ngentot Tante


    1332 views


    Perawanku – Sebelum aku menulis isi dari cerita Sex tante ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

    Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP.

    Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

    Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

    “Halo Tan, ada apa?”
    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku. Cerita Dewasa
    “Sekarang?” tanyaku lagi.
    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
    “Sorry ya Wa, Tante lama.”
    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
    “Oom kemana Tante?” tanyaku.
    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.
    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
    “Oke deh!” sahutku dengan girang.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

    Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.
    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.

    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu.

    Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras.

    Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya.

    Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.

    “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.


    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah.

    Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

  • Cerita Sex Desahan Nikmat Murni Saat Orgasme –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Desahan Nikmat Murni Saat Orgasme – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1543 views

    Perawanku – Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta. Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

    Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
    Baik Mba, saya jagain lah…

    Setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.

    Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.

    ” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.

    Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

    Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi.

    Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.

    Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

    Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

    Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.

    Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

    Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

    Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan.

    Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

    Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
    iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

    Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.

    Adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….

    ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…

    Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……
    aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

    Aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.

    Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.

    Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.
    Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
    Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
    Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.

    Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi. Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.
    Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

    Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
    Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
    Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?

    Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

    Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
    Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
    Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.

    Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.

    Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
    Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
    Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
    Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
    Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
    Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

    Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
    Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

    Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

    Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
    Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
    Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

    Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

    Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.

    Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
    Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
    Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
    Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

    Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

    Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….

    Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,

    Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,

    Si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
    wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

    Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
    Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
    Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
    Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

    Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

    Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

    Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.

    Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

    Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
    Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.

    Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

    Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.

    Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

    Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

    Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu.