Author: perawanku

  • Cerita Sex Ada Maksud Lain

    Cerita Sex Ada Maksud Lain


    1354 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Ada Maksud LainCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Keluarga kami sungguh bahagia karena bagiku sudah sempuran aku mempunyai suami yang menyayangi diriku dan anak yang sudah besar, anakku sudah ada yang masuk SMA dimana umurku yang sekarang berkepala 4 , anakku yang SMA namanya Andri , temannya sering diajak maen kesini kadang juga ada yang menginap dirumahku, ada satu temannya yang paling rapat dengan anak saya, namanya Miko.

    Mereka sekelas dan dari SMP kelas 1 memang sudah berteman. Miko ini sangat sopan kepada saya, dia selalu panggil saya Tante. Saya juga kenal baik ibu Miko yang rumahnya satu condo dengan saya. Walau Andri sedang keluar, Miko masih tetap suka juga datang dan ikut nonton TV, atau malah numpang istirahat di kamar Andri.

    Walau Miko sangat sopan, tetapi saya juga maklum, bahwa di usia yang abg ini, dia mesti sedang mekar-mekarnya dan mencari tau mengenai lawan jenis. Saya kadang-kadang bercanda juga sama dia mengenai soal punya pacar, tetapi dia cuma nyengir dan senyum malu.

    Katanya kalau anak-anak perempuan SMA sih payah, tidak menarik. Kalau udah gitu kita jadi saling bergurau, walau tetap sopan. Di rumah saya biasa pakai daster panjang yang sampai di bawah lutut. Sopan deh pokoknya.

    Yang saya tak menyadari adalah Miko memiliki perasaan tertarik ke saya. Mungkin karena kita sering ngobrol di apartemen, ada Andri atau tidak ada Andri, Miko dan saya tetap saja masih juga ngobrol. Entah ya, mungkin dia pikir tingkah laku dan cara saya ngomong elegan gitu (maklum kan ibu-ibu mesti elegan). Dia sangat memperhatikan saya. Saya sih senang saja diperhatikan.

    Walau saya awalnya tidak curiga bahwa perhatian Miko itu ada makna yang lain. Tetapi lama-lama saya rasa dia sering memperhatikan gerak gerik saya dari ekor matanya, dan kalau saya pandang balik, dia pura-pura melihat ke arah lain. Apa dia mulai memperhatikan tubuh saya? Agen Judi Bola Terpercaya

    Walau saya sangat terhormat di lingkungan kami, dan di antara ibu-ibu. Tiada orang yang tahu bahwa saya sangat suka browse internet dan terutama membaca cerita-cerita yang erotik. Jadi kalau untuk member-member DS sih mesti udah maklum dak kebayang deh bagaimana imajinasi dan lamunan saya akibat didikan DS. Di DS, yang saya suka itu baca cerita seru dan kadang-kadang es-lilin.

    Balik pada cerita saya, saya pun mulai juga mikirin si Miko ini, dan menebak-nebak apa yang ada di dalam pikiran dia. Nah, episode yang berikut ini menyadarkan saya apa yang tengah terjadi.

    Suatu hari Miko main ke rumah dan biasa ngobrol dengan Andri dan saya di ruang tamu. Saya kebetulan minta Andri pergi untuk beli sesuatu keluar. Walau diajak, Miko menolak untuk ikut dengan alasan males badan lagi capek. Jadi sambil beresin rumah, saya ngobrol dan bergurau dengan dia. Lagi-lagi terasa betapa intensnya cara dia ngomong ke saya dan juga cara dia memandang.

    Sekitar pukul 5 sore, sesuai dengan kebiasaan harian, setelah beres-beres saya mandi. Kebetulan saja saya mandi di kamar mandi dekat dapur, bukan di ruang tidur utama (istilahnya master bedroom). Tiba-tiba selintas saya melihat kelebat bayangan di celah pintu kamar mandi yang retak kecil pada sambungan papan di pintu bagian bawah.

    Rasanya ada yang mengintip. Kalau ada yang ngintip mungkin bisa keliatan kaki saya bagian bawah sampai lutut dan paha bagian bawah saya. Tapi siapa? Bukankah di rumah hanya ada Miko, lagi pula dia kan pemuda yang sopan.

    Ah, mungkin hanya kebetulan. Saya balik lagi meneruskan mandi. Saya bersihkan seluruh tubuh. Tiba-tiba saya melihat lagi bayangan tadi. Ah, ini pasti Miko. Tetapi hendak apa dia? Apakah dia sedemikian ngebetnya ingin buang air hingga menantiku dengan tidak sabarnya? Tiba-tiba bayangan cerita-cerita di DS menerpa, ah apakah memang dia tertarik pada saya dan menyimpan nafsu tersendiri? Apa ini bukan pertama dia mengintip saya sedang mandi. Atau jangan-jangan dia mengintip saya juga di kamar, atau tempat lain?

    Selesai mandi saya lihat Miko sedang duduk membaca majalah. Saya ke kamar, bukan untuk ganti baju, tetapi hanya menyisir di depan cermin saja. Lagi-lagi saya merasa diperhatikan dari balik pintu yang memang tidak saya tutup.

    Gerakan Miko di balik pintu tampak dari cermin saya. Saat saya keluar kamar ternyata Miko di sofa dan saya yakin dia hanya pura-pura saja baca majalah. Tiba-tiba saya teringat ada janji mau ketemu tetangga di condo, ada titipan dari kawan yang mesti saya ambil. Saya beri tahu Miko, saya akan ke tempat ibu Susi, dan balik kira-kira sejam, jadi tolong titip rumah.

    Sampai di apartemen bu Susi, ternyata terkunci karena sedang ke luar. Wah bisa-bisanya janjian tapi ditinggal pergi begini. Terpaksa saya balik lagi ke rumah, yang semula maunya balik sesudah 1 jam, ini baru 15 menit sudah sampai rumah lagi.

    Walau pintu dikunci, saya tau Miko ada di dalam. Andri pastilah belum sampai rumah lagi. Saya buka dengan kunci saya sendiri pelan-pelan, dan masuk ke dalam. Karena di ruang tamu tidak ada orang, saya yakin Miko mesti di kamar Andri anak saya, mungkin main computer seperti kebiasaan mereka.

    Di luar pintu kamar, saya mendengar suara menderit-derit krek, krek, krek, berulang-ulang. Saya jadi ingin tahu, saya buka perlahan pintu kamar Andri. Kamar-kamar di tempat saya memang tidak berkunci, kecuali pintu masuk dan pintu master bedroom.

    Pintu terbuka sedikit dan saya bisa melihat ke dalam dari celah sempit itu. Dan di dalam Miko sedang duduk di bangku computer. Celana panjangnya telah turun dan teronggok di lantai dibawah bangku. Celana dalamnya tak tampak lagi. Posisi Miko menyamping dari saya tapi karena jaraknya yang sangat dekat ke pintu, saya dapat melihat semua dengan jelas.

    Sekarang ini mata Miko tertutup rapat dan bernafas berat, dengan kaki membuka, dan tangannya mencengkeram erat batang anunya yang sedang tegak berdiri. Suara krik krik krik bangku terdengar karena irama tangannya yang mengocok batang keras itu berirama.

    Selain dari gambar es lilin di internet, selain milik suami, saya tidak melihat lagi lelaki telanjang secara langsung. Dan tiba-tiba sekarang saya melihat pemuda abg yang sedang terangsang berat. Batang tegang Miko yang tengah dia remas keras-keras itu tampak panjang, kira-kira 12-13 cm berukuran langsing, dan tampak agak melengkung sedikit.

    Kulit batangnya tampak kemerahan karena Miko memang putih kulitnya. Kedua kulit kantung telurnya tampak bersih tidak berambut. Ada sedikit rambut halus dan jarang di daerah pubicnya. Saya bisa melihat kepala batangnya berlumuran dengan air mazi bening, dan tampak merah keras berkilat.

    Dari tempat saya mengintip, saya bisa melihat sedikit pada layar computer dan melihat gambar seorang perempuan bule yang sudah dewasa (ibu-ibu) sedang melakukan oral sex mengisap penis pemuda bule. Batang pemuda bule itu sudah tampak tidak tegang lagi dan diisap seperti lollipop.

    Muka wanita bule itu berlumuran mani si pemuda. Saya heran, kenapa Miko onani dengan melihat perempuan dewasa dan bukannya perempuan muda. Tiba-tiba terbukalah pikiran saya. Selama ini Miko tak menyukai anak perempuan SMA karena dia lebih mengagumi perempuan dewasa. Dan itu sebabnya dia sangat memperhatikan saya.

    Terdengar oleh saya, Miko menggumam sambil terus meremas dan mengocok batangnya. Walau tidak jelas yang dibisikkan, tapi sepertinya dia menggumam,

    “Auh tante, jilat terus, remes dan jilat. Isep sampai Miko keluar mani tante”.

    Saya kurang pasti, apa yang dikatakan, karena memmang nggak jelas. Saya lihat pinggulnya mulai naik turun di atas bangku yang diduduki. Sebagai wanita dewasa yang sudah berpengalaman, saya tahu dia mesti sudah hamper-hampir memancurkan air maninya.

    Saya rasa sedikit tak enak hati mengintip macam ini, tapi saya tidak sanggup untuk mengalihkan pandangan mata saya dari batangnya yang merah dan basah ujungnya karena remasan-remasan yang kencang itu. Saya merasa daerah kemaluan di antara kedua paha saya mengecup-kecup dan kegatalan muncul di daerah itu. Saya yakin, kebasahan mulai terjadi di sana. Sama dengan efek yang terjadi masa saya membaca cerita di DS.

    Miko mulai terdengar mengerang keras. Dia onani dan berfantasi dengan bebas tak menyangka kalau saya sudah balik ke rumah dan menyaksikan pemandangan yang indah ini.

    Erangannya terdengar jelas, “Ya ya tante, isep air maninya, isep kepala kontolku tante, isep airnya ….. ahhhh…”.

    Sambil mengerang demikian, tiba-tiba dia muncrat dan memancar aliran ke atas. Pancrutan itu naik ke atas dan akhirnya jatuh lagi memancur ke bawah mengenai seluruh bagian perut dan daerah kemaluannya. Saya tidak pernah melihat pancrutan air mani yang demikian kencang. Tapi memang ini pertama kali saya melihat onani abg yang sedang mengeluarkan air maninya.

    Saat itu saya sudah panas dingin, kepala saya terasa mengambang. Meki saya terasa berdenyut dengan kegatalan yang melanda. Saya juga merasa bagian dalam lubang kenikmatan saya mulai mengembun dan menerbitkan kebasahan yang sangat. Tetapi pemandangan yang saya saksikan tak membuat saya beranjak pergi.

    Luar biasa sekali, walau telah mengeluarkan air mani, batang Miko tak juga menyurut lunak. Batang itu masih tampak keras dan diselimuti oleh kebasahan mani dan mazi yang ditumpahkan. Miko masih mengurut-urut lembut batangnya.

    Dia tampak merubah gambar di layar komputer, dan kini terpampang gambar lain lagi. Seorang pemuda Cina (atau Jepang) berbaring, dan seorang wanita dewasa (Jepang juga atau Cina) jongkok di atasnya dan memposisikan mekinya dan anusnya di atas muka pemuda yang tampaknya seperti sedang menjilati.

    Bagian mulut dan hidung pemuda tadi tampak tenggelam di dalam kerimbunan rambut memek si wanita. Sambil jongkok wanita tadi yang tampak sedang kenikmatan, juga memegang batang kemaluan pemuda tadi.

    Kembali Miko mengocok batangnya yang berlumuran mani itu. Batang itu sama sekali tidak mereda kekerasannya, panjangnya tetap tegar sepanjang 13 cm. Dan tampak berkilat karena cairan putih yang menyelimuti. Kepala batangnya tampak semakin merah. Miko mengocok sambil menjilati bibirnya, sedikit mani ia oleskan dari batangnya ke bibir.

    Sambil terus mengocok dan mengecap bibir Miko mengerang “Gimana jilatan Miko tante..? Enak tante? Aduh ah Miko mau liat memek tante? Jembutnya lebat mesti ya punya tante…? AH kocok juga punya ku tante?”

    Saya panas dingin dan tak kuasa menahan birahi, sedemikian dahsyat imajinasi pemuda ini. Sampai-sampai dia membayangkan meki saya seperti apa. Tak terasa jari-jari saya sudah menyelinap masuk ke dalam celana dalam. Kebasahan yang sangat terasa di sana.

    Jariku mulai membelai lipat-lipatan bibir bawah, menyebarkan kebasahan kearah kelentit yang terasa sangat sensitive dan gatal. Sambil jari tengah menggosok-gosok dan menekan celah-celah bibir bagian dalam meki, jempolku menekan dan menggosok-gosok batang kelentit.

    Birahi saya tak terbendung lagi. Kegatalan itu terus memuncak menimbulkan kenikmatan yang sangat di bagian dalam lubang memek. Saya terus onani sambil memandang onani yang tengah dilakukan Miko. Bau air mani terasa kuat dari batang berlumuran yang terus dikocok kencang.

    Puncak kenimmatan Miko dan saya datang hamper bersamaan. Saya mesti menutup mulut saya dengan tangan takut erangan dan desisan keluar dari mulut saya. Ledakan nikmat melanda, dan badan saya kaku sejenak menikmati terpaan-terpaan rasa nikmat bersumber dari dalam sepanjang lubang kenikmatan saya, menuju kelentit dan meyebarkan kenyamanan di seluruh tubuh. Terasa cairan merembes keluar dari dalam lubang saya. Ah kenikmatan yang luar biasa.

    Disusul kemudian oleh Miko yang tampak badannya menegang “Ah remes tante batang Miko…”, membayangkan aksi seperti di layar komputer.

    “Ah …. eh….”, dan kemudian tampak cairan sperma merembes ke luar dari lubang di ujung batangnya. Ada juga puncratan, tetapi tak sebanyak dan sekeras tadi.

    Saya buru-buru dengan perlahan ke luar dari rumah, menguncinya dari luar dan berdiri di luar pintu menenangkan diri. Saya turun dengan lift ke lantai bawah dan duduk di bawah untuk menenangkan diri. Untung juga saya tak menjumpai orang yang saya kenal. Saya mesti tampak pucat. Walau orang tak tahu, saya merasa pangkal paha saya lengket karena cairan meki yang keluar tadi sudah melai mengering.

    Sesudah ada lima menitan di bawah saya naik lagi ke atas. Memencet bel di pintu. Agak lama menunggu, akhirnya Miko membuka pintu dari dalam.

    “Ah tante sori lama, tadi Miko pas lagi di kamar mandi”, katanya nyengir sambil muka dia agak terlihat pucat. Ini mesti pucat karena capek onani tadi, saya mengatakan di dalam hati.

    “Sudahlah biar, tapi tante capek, mau istirahat”, saya cari alasan masuk ke kamar, takut dia melihat ada perubahan-perubahan penampilan saya.

    Miko juga pamit pulang karena sudah terlalu lama di apartemen saya.

    Di ranjang saya berbaring letih. Peristiwa tadi benar-benar mengganggu, baik fisik maupun mental. Saya mulai berpikir, mungkin Miko telah lama onani demikian sambil membayangkan saya. Semua erotisme yang terjadi tadi terus bermain di benak saya. Agen Sbobet Terpercaya

    Tapi kenikmatan dan ketegangan itu tak dapat meninggalkan pikiran saya. Apakah benar yang saya lakukan, kenapa saya malah menikmati peristiwa tadi, dan bukannya tersinggung dan marah. Mungkin terlalu banyak baca cerita erotik telah merubah saya.

    Ah sudahlah, biarkan yang telah terjadi tetap terjadi. Saya tak tahu bagaimana nanti kalau berjumpa lagi dengan Miko setelah melalui peristiwa ini dan tahu apa yang dipikirkan Miko tentang saya. Biarlah itu urusan nanti.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngecrot Sama Pembantu Yang Jago Mijit

    Cerita Sex Ngecrot Sama Pembantu Yang Jago Mijit


    1332 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngecrot Sama Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Cerita Sex Ngecrot Sama Pembantu Yang Jago Mijit

    Cerita Sex Ngecrot Sama Pembantu Yang Jago Mijit

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP

    Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP


    812 views

    Perawanku – Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP, Ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

    “Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

    “liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.

    “Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

    “Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

    “Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

    “Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.
    “Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.

    “Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

    ” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.

    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
    “punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

    “berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

    “Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

    “Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
    Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.

    “Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

    “Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

    “…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

    “akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.

    “Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

    “kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.

    “Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

    “Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.

    “Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

    “Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.

    “Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

    “Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.

    “Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

    “Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

    “Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

    “Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.

    Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Hubunganku Dengan Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Hubunganku Dengan Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1222 views

    Perawanku – namaku Eric, pangilan akrabku kuanggap bagus dan selalu membawa kehokian yg baik dan ditunjang dgn postur tubuhku yg sangat atletis, tinggi 167 cm dgn berat badan 58 kg sangatlah membantuku dalam segala kegiatan. Keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak rejeki dan tdk kelewatan pula pasti banyak wanita yg tergoda.

    Dgn formasi yg begitu, tentu anda tahu seleraku. Aku sangat menyukai wanita yg berumur sekitar 30 hingga 37 tahun dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan wanita yg sempurna bila mereka berumur sekitar yg kusebutkan di atas. Aku bekerja di perusahaan R (edited) yg sangat syarat berhubungan langsung dgn pelayanan masyarakat dgn posisi yg lumayan strategis.

    Diawali dgn perkenalanku dgn seorang pramuniaga yg sangat cantik, umurnya sekitar 33 tahun dan mempunyai anak satu. Cika namanya, sangat mudah diingat dan sangat enak terdengar di telinga. Perkenalanku berawal ketika aku sedang berlibur ke Kalimanatan (Banjarmasin).

    Perkenalan itu sangat indah dan romantis, disaat matahari tenggelam tertelan air laut di atas dek ferry kulihat seorang wanita bersandar di tiang besi dgn rambut yg tergerai melambai-lambai tertiup sepoi-sepoi angin laut, sungguh cantik dan s3xy lekuk tubuh dan dadanya membusung ke depan, sweter unggu serta span warna hitam tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya.

    Dgn langkah yg pasti kuhampiri dgn sedikit sapaan dan percakapan yg sopan mulailah ia terbawa oleh obrolanku yg sedikit humor dan kadang menimbulkan gelak tawa yg memunculkan lesung pipinya, ya ampun cantik betul mahluk ini.

    Setelah puas dgn ngobrol ini itu dan matahari pun malu menampakkan wajahnya ternyata sdh pukul 19:00 WIB, tak terasa sdh perkenalan yg begitu lama di atas dek dan kami memutuskan untuk kembali ke bangku masing-masing. Kami berjanji akan bertemu kembali jam 21:30 di tiang besi saksi perkenalan kami.

    Setelah mandi dan merapikan diri, tak sadar handphone-ku berdering, alarm yg sengaja kupasang telah memanggilku untuk segera naik ke dek karena sdh waktunya kujemput bidadariku di atas dek.

    “Hai Eric..” sapa merdu Cika menyapaku dgn menepuk punggungku saat aku memandang lautan.
    “Hai, Cik..” sedikit taktik, kubelai rambutnya.
    “Maaf Cik..” kataku mesra.
    “Ada apa Eric..” balasnya manja.
    “Nih benang bikin rusak pemandangan,” jawabku, padahal benang itu sejak tadi ada di tanganku.
    “Oh kamu ini bisa aja Ric..” bisiknya manja.

    Cika sdh bercerai 3 tahun yg lalu dikarenakan suaminya suka berjudi dan mabuk-mabukan yg membuatnya banyak dililit hutang dan kehidupan rumah tangganya selalu tak terhindar akan keributan.

    “Kenapa kamu tak cari suami lagi, Cik..” tanyaku untuk memecahkan keheningan.
    “Ah.. nantilah,” jawabnya, “Aku masih suka sendiri dan masih kunikmati peran gandaku sebagai ibu dan ayahnya Ranny (anaknya, red) toh masih cukup gajiku untuk membiayainya.”
    “Hebat kamu Cik, bagitu tegar dalam keadaan begitu. Kurang apa coba.. kamu mandiri, cantik, s3xy dan masih muda lagi, akupun mau mendaftar kalo masih ada lowongan.. ahahaha..” aku sengaja tertawa untuk meriuhkan suasana karena kulihat dia diam dgn wajah agak memerah.
    “Hahahhaa..” ternyata dia tertawa,
    “Ah kamu ini pantesnya jadi adikku,” jawabnya melecehkan.
    “Hahahaha.. aku malah,” terbahak-bahak karenanya, “Lho meskipun adik tp bisa buat adik untuk si Ranny lho.”
    “Mana mungkin,” jawabnya.
    “Lha kok nggak percaya.. jangan ketagihan ya nanti,” jawabku.
    “Yee.. siapa yg mau,” godanya manja.
    “Aku yg mau,” jawabku.
    Kamipun tertawa riang.
    “Dasar buaya,” jawabnya.

    Tanpa sadar kapal bergoyang dan angin semakin kencang dan Cika sdh ada di pelukanku, karena terombang-ambing kapal kudekap tubuh sintalnya dan tak luput kupengang buah dadanya yg besar, ternyata diapun diam saja. Kutahan goyangan kapal dan tak kulewatkan kesempatan itu dgn sedikit fantasiku goyangkan pantatku dan..,

    “Ah.. nakalnya kamu..” ternyata diapun menyadari makin nekadnya aku mengambil kesempatan dalam kesempitan sambil mencubit pinggangku,
    “Menggoda ya..” bisiknya.
    “Ah masa, tp suka kan,” jawabku.
    “Hahahaa..” gelak tawapun tak terhindarkan lagi.
    “Cik, turun yuk, bahaya nich.. kayaknya angin semakin kencang dan goyangan kapal semakin garang kalo aku yg goyang kamu sich nggak masalah, lha ini kapal yg goyang.. hehehe..” ajakku mesra.
    “Dasaar.. dasaar, bener-bener buaya kamu Eric,” balasnya manja.
    “Upsssss.. bukan buaya tp biawak.. hahahha..” balasku.

    Kamipun menuju anak tangga, satu persatu anak tangga kami lalui dgn tangan yg melingkari perutnya dan diapun melingkarkan tangannya di pinggangku. Dgn berani kucium telinganya, dia diam saja hanya reaksi tangannya saja yg menggenggam perutku dan kamipun sdh sampai di depan pintu yg bertuliskan staff only lalu kutarik pinggangnya untuk masuk, diapun tdk menolak. Dgn luas ruangan 2 X 4 m2 sangatlah luas bagi kami berdua. Dalam keremangan lampu kulumat bibir tipisnya, nafas kamipun semakin menderu. Ternyata dia pengalaman sekali dalam french kiss.

    Kami berciuman 5 menit lamanya dan dia mulai membuka sweternya sedang aku membuka jaket kulitku dan kami jadikan alas hingga tiada benang sehelaipun yg melekat di tubuh kami berdua. Sungguh indah tubuhnya, dgn ukuran payudara 36B dan belum turun kuanggap sangatlah sempurna. Dalam keadaan berdiri, kulumat bibirnya dan mulailah turun ke tengguk hingga payudaranya dgn puting yg merah muda,

    “Seperti masih ABG saja,” pikirku.
    Kulumat yg kanan dan kupiin-pilin yg kiri membuat suaranya,
    “Hmm.. ach.. hmm.. sppt.. Eric teruskan Ric.. aacch, enak Ricc..”

    Kepalaku pun ditekannya ke dadanya, tak kupedulikan dia, kuhisap, kugigit-gigit kecil putingnya hingga ia makin menjambak rambutku. Dgn jenggot yg baru kucukur 2 hari yg lalu kugesek-gesekan daguku di gunung kembarnya.

    “Oooh Ericcc.. please masukin dong.. sstt..” Tak kupedulikan ocehannya hingga kulumat perutnya, pusarnya dan akhirnya sampailah di gundukan surga dunia, sungguh indah.SAKONG

    Mataku terbelalak ternyata tdk ada sehelai rambutpun di sekelilingnya, harum dan wangi yg khas. Wajahnya yg cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yg paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

    “Ohh.. apa yg akan kau lakukan.. akh..” desahnya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yg dirasakannya.
    Beberapa saat kemudian tangannya malah mendorong kepalaku semakin bawah dan,
    “Nyam-nyam..” Nikmat sekali kemaluan Cika.
    Oh, bukit kecil yg berwarna merah merangsang birahiku. Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan,
    “Cleeekk..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yg sdh sejak tadi becek.
    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras.

    Terus terang kemaluannya adalah terindah yg pernah kucicipi, bibir kemaluannya yg merah merekah dgn bentuknya yg gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Secara bergantian, kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dgn mulutku.

    “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Eric..” lirih Cika.
    “Eric, udah dong Ric, masukin aja.. Ericc oohh.. aku udah nggak tahan nich, please setubuhi aku..” pinta Cika lirih.
    Tanpa banyak mulut kumasukkan batang kemaluanku yg panjang dan tegak itu, dia tersentak,
    “Ach pelan dong Say.. sstt..” Kugenjot dgn penuh perasaan, sementara tanganku tdk tinggal diam, kupilin-pilin puting susunya yg mungil.
    Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Cika terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yg akan segera diraihnya.
    “Ericccc.. aahh.. aku nggaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..” desahnya tertahan.
    “Tahan Cik.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya.. tahan dulu.. jangan keluarin dulu..” Tp sia-sia saja, tubuh Cika menegang kaku, tangannya mencengkram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

    Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, mungkin karena lamanya ku-oral kemaluannya yg enak itu.
    “mmmppphhhh.. ooohhhhh.. aahh.. Eric sayang.. Eric.. ooh enaak.. aku kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu.

    Aku merasakan jepitan kemaluannya di sekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkram erat sekali, sementara itu batang kemaluanku masih tegak berdiri sedangkan dia sdh 4 atau 5 kali orgasme.

    “Eric, ayo dong Say aku udah nggak tahan nich.. Ericc keluarin dong.. aku hisap aja ya, biar cepat keluar..” Tanpa kusuruh dia sdh melumat dan menyedot kemaluanku.
    “Astaga..” kurasakan tekanan dari dalam batangku sepertinya akan keluar.
    “Cik.. CIk.. stop Cik.. aku mau keluar nich..” desahku tertahan.
    “Ya udah Eric, masukin aja ke mekiku.. aku jg ingin merasakan pejumu membajiri mekiku.. aku kangen, udah lama nggak ada yg membanjiri mekiku dgn peju..” balas Cika dgn nada manja dan sedikit genit.
    “Aach.. Cik, aku mau keluar nich Cik.. ach.. achh..” aku lemas lunglai tak berdaya di atas tubuh Cika yg s3xy itu.
    “Makasih ya Eric..” Kamipun tertidur dan aku terkejut ketika terbangun sdh pukul 05:00, untung saja tdk ada yg memergoki perbuatan kami.
    Setelah merapikan diri, kamipun kembali di kursi masing-masing dan kami berjanji akan bertemu kembali di kota, kebetulan kami satu kota. Sampai saat ini kamipun masih sering berhubungan dgn komitmen kebebasan yg menghargai serta menjunjung seks yg sehat.

  • Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri

    Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri


    1175 views

    Perawanku – Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri, Hampir 8 tahun ibuku meninggal dunia, akupun sudah terbiasa tanpa kehadiran sesosok ibu dalam hidupku, Tapi tidak bagi ayahku, dia merasa sangat kesepian, ayah selalu saja meminta izin padaku untuk menikah lagi dan dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan dari ayahku.

    Karena aku juga kasian pada ayah bagaimana perasaan batinnya tanpa kehadiaran seorang istri sebagai pelengkap hidupnya.

    Selang beberapa bulan setelah mendapat izin dariku untuk menikah lagi, akhirnya ayah memberanikan diri mengajak calon ibu tiriku ke rumah, Sebut saja namanya Anisa. Umurnya sekitar 40 tahun lebih muda dari ayahku 7 tahun.

    Tubuhnya agak berisi dan wajahnya terlihat masih muda. Dia bekerja sebagai staff di kantor ayahku. Aku memanggilnya dengan sebutan tante Anisa.

    Saat tante Anisa main ke rumah, aku sering melihat ayah dan tanet Anisa berpelukan saat sedang menonton tv, terkadang tangan ayah dengan nakalnya mengelus buah dada tante Anisa dengan penuh gairah.

    Bagaimana tidak bergairah, tubuh tante Anisa sangat semok dan mempunyai buah dada yang besar bak gunung. Semenjak ayah sering membawa tante Anisa ke rumah, aku menjadi hobi coli dengan membayangkan tanta Anisa.

    Pada hari minggu pagi aku bangun karena kaget mendengar suara gelas pecah di dapur, saat kulihat ada tanet Anisa sedang membersihkan serpihan kaca.

    “Awas jangan mendekat ada banyak pecahan kaca, tadi tak sengaja aku menjatuhkan gelas dan pecah…” katanya sambil jongkok mengambil serpihan kaca.

    Aku yang masih sedikit mengantuk dengan sekita mataku jadi terbuka lebar karena melihat pemandangan pantat yang besar tante Anisa yang saat itu memakai daster tipis.

    “Kak, tolong deh tante diambilkan sapu…” ujarnya memerintahku.
    “Baik tante akan aku ambilkan, tunggu sebentar…” kataku lantas berjalan mencari sapu yang ada di halaman depan.

    Sembari berjalan aku membayangkan bulatan empuk yang kulihat tadi, kontolku pun langsung menegang dibalik celana kolor yang kupakai. Saat sudah mendapatkan sapu dan berjalan kembali ke dapur, tanganku mengelus-elus kontolku dari luar celana kolorku.

    “Ini tan sapunya…oya ayah mana tan?” tanyaku.
    “Ayahmu sudah berangkat kerja dari subuh tadi, dia dapet tugas mendadak dan harus ke kantor pusat yang ada di Jakarta, tante disuruh diem disini nemenin kamu dan disuruh memasak juga…oya kamu mau dimasakin apa biar nanti tante masakin…” katanya sambil menyapu serpihan kaca.
    “Aku mau nasi goreng aja tan…” kataku dan lalu aku berjalan menuju kamar mandi.

    Aku semakin bernafsu ketika kulihat lagi pantatnya yang bergoyang ketika sedang menyapu, ditambah buah dadanya yang ikut bergoyang mengimpangi pantatnya. Di kamar mandi aku langsung saja coli seperti biasa tanpa sabun dan saat sudah mencapai punjak aku langsung mandi.

    Usai mandi dengan hanya melilitkan handuk seperti rpok wanita aku menuju dapur bermaksud menanyakan apakah nasi goreng pesananku sudah jadi apa belum. tapi ketika sampai di dapur aku malah melihat pemandangan lain yang lebih indah, kulihat bongkahan pantat tante Anisa yang terlihat menggairahkan ketika sedang masak.

    Entah kemasukan setan dari mana, aku memberanikan diri memeluk tante Anisa dari belakang, kuelus pantatnya dan kuciumi lehernya dari belakang. Tanta Anisa mencoba berontak, tapi aku semakin brutal.

    “Iiihhh…kakak ngapain sih…jangan perkosa tante donk…aku ini calaon ibu tirimu…” katanya.
    “Udah diam aja tante… kamu gak cocok jadi ibuku… kamu cocoknya jadi pelucur ayah…” kataku geram.
    “Kamu ngomong apa sih kak… aku mohon hentikan kak…” katanya semakin pelan sepertinya dia sudah terangsang juga karana lehernya terus kuciumi.

    “Tante diam aja ya… nurut sama aku… aku lagi nafsu banget nih… lagian di rumah cuma ada kita berdua ja kog… oya aku juga tau kalau tadi malem tante habis ngentot sama ayah kan… aku dengar erangan ayah tapi aku sama sekali tak mendengar erangan tante, pasti tante gak terpuaskan oleh ayah ya?” bisikku pelan di telinganya sambil terus kuelus pantat dan buah dadanya dari belakang.

    “Aku mohon kak, lepasin tante…” pintanya memohon sambil mengerang dan menolak elusanku.
    Tak kupedulikan omongan tante. aku terus saja mencumbu tante Anisa. Aku tahu kalau tante Anisa sangat liar kalau ngentot hanya saja saat ini dia belum begitu nafsu, hanya butuh waktu sebentar saja untuk membangkitkan gairah nafsunya.

    Terus saja kuciumi dan kujilati lehernya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang. Setan yang merasukiku menginginkan aku lebih dari sekedar meremas dan menciuminya saja.

    Secara naluri aku segera membuka dasternya dengan cara mereboknya dari belakang. Dan terlihatlah punggungnya yang putih mulus, juga pantatnya yang saat itu tak memakai CD membuatnya menjadi semakin cantik dan otomatis membuat kontolku semakin mengeras.

    Tak berlama-lama, kupaksa dia untuk menungging, dia terus saja meronta memberikan perlawanan. Tapi aku tak memperdulikannya dan malah membuatku semakin liar. Kumulai memasukkan kontolku dari belakang.

    “Hentikan kak…aku calon ibumu…” jaritnya lagi.
    “Sudah diam saja tante… kamu belum jadi ibuku…” kataku sambil menyodokan kontolku dan kupegang punggungnya agar kontolku bisa masuk lebih dalam.

    Kurasakan memek tante Anisa belum terlalu basah, nampaknya dia belum begitu terangsang dengan apa yang sudah kulakukan tadi. Kemudian kucabut kontolku lalu kuposisikan badanku berjongkok dari belakang pantatnya dan kujilati memeknya dari bawah.

    “Aahhh… mau kamu apain lagi…” katanya dengan suara khas wanita yang sedang menahan nikmat.

    Kujilati memeknya seperti layaknya anjing yang sedang kehausan. Aku mencium bau memek yang khas. Aku bisa merasa kalau dia sudah mulai bernafsu, dia tak lagi berontak bahkan dia malah berpegangan ke meja kompor menahan nikmat karena jilatanku yang liar. Dam akhirnya dia pun ikut kerasukan setan.

    Dia semakin menunggingkan pantatnya dan mengoyangkannya kearah mukaku. Aku benar-benar menikmatinya apa yang dia lakukan, sesekali kujilati bongkahan pantatnya yang bulat seksi.

    “Aku menyerah kak, kalau niatmu ingin menikmati tubuhku dan memuaskan aku, aku persilakan tapi tolong jaga rahasia ini ya… jangan sampai ayahmu tahu… aku sayang ayahmu… aku tak mau pernikahan kita batal, aku mau tetap mau jadi ibu tirimu…tapi aku minta ini hanya sekali ini saja ya… aku tak mau mengkhianati ayahmu…” keluhnya.

    Kemudian tante Anisa membalikan badan dan aku berdiri dihadapannya sambil kutatap tajam matanya. Tak kusangka dia tiba-tiba menciumi bibirku dengan liarnya seolah tak ada hari esok lagi.

    AKupun lantas membalas ciumanya sambil meremas buah dadanya. Tak lama setelah itu langsung saja menganngkat tubuhnya kududukkan diatas meja makan, lalu aku mulai memasukan kontolku ke dalam lubang memeknya.
    “Sssttthhhh… aaahhh… nikmat kak… kontolmu benar-benar besar dan keras beda sama punya ayahmu…” rancunya keenakan.
    Genjotankupun semakin ganas. Hampir 10menit aku menggenjotnya hingga akhirnya dia meraih orgasme. Tapi aku belum juga mencapai klimaksku.

    “Tante aku belum bisa keluar….” keluhku padanya.
    Seperti orang kelaparan dia langsung turun dari meja dan menjilati kontolku dengan ganasnya. Dia benar-benar mahir sponge kontol. Kontolku hampir habis ditelannya. Tak lama kemudian kutekan kepalanya dan…

    “Ooooohhh…tanteee aku keluaaaarrr….aahhh…” erangku. Kumuntahkan semua spermaku ke dalam tenggorokannya.

    Singkat cerita diapun akhirnya menikah dengan ayahku juga. Aku sangat senang sekali karena hampir sebulan sekali aku selalu mengajaknya ngentot diapun mau karena menurutnya aku yang bisa memuaskannya. Katanya kontolku ayahku tak sekeras kontolku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ngentot Anak Majikan Sensasi Beda

    Ngentot Anak Majikan Sensasi Beda


    10000 views

    Cerita Panas ini Berjudul ”Ngentot Anak Majikan Sensasi Beda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,.Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Perawanku –  Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Umar. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD saja di kampungku. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota jakarta, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.

    Cerita Sex Ngentot Anak Majikan Sensasi Beda

    Ibu umar pernah berkata kepadaku bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangga dirumahnya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota besar ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tidak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.

    Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang lumayan cantik, berbeda dengan para gadis desa di kampungku. Pantas saja jika Ibu umar berkata begitu terhadapku.

    Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan anak majikanku Mas Anto terhadapku. Mas Anto adalah anak bungsu keluarga Bapak umar. Dia masih kuliah di semester 4, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Anto baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi aga segan bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di hatiku. Jika aku ke pasar, Mas Anto tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak Enak. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas anto hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Anto justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Sarni. Biar aku saja, ngga apa-apa kok..”

    “Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.

    Tiba-tiba Mas Anto menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Sarni. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”

    Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Anto kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Anto menegurku.

    “Sarni, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”

    Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Umar sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Anto memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.

    “Kamu cantik, Sarni.”
    Aku cuma tersipu dan berucap,
    “Teman-teman Mas Anto di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
    “Tapi kamu lain, Sarni. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”
    “Ah.. Mas Anto ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
    “Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
    “Iya.. nggak tahu deh, Mas.”

    Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Anto bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.

    Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Anto memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.

    “Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
    “Belum, Mas.”
    “Ibu.. pergi..?”
    “Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”

    Mas Anto yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas anto memanggilku. Kembali aku menghampirinya.

    “Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Anto sembari bangkit dari tempat duduknya.
    “Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
    “Maksud Mas Apa bagaimana?”

    “Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas Anto padaku.

    Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Anto dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Anto meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Anto yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

    Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Anto menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan MasAnto merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan.

    menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di bagian dadaku. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

    Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Anto. Semakin saja Mas Anto memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.

    Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Anto ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Anto mulai mereteli pakaian yang dikenakan, iapun telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Anto dan terdengar merintih.

    Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Anto. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Anto menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

    Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Anto. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Sarni. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Sarni. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.

    Mas Anto menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Anto akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”

    Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu umar seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Anto mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

    Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Anto, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja.

    rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Anto. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu umar namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Anto untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

    Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Anto, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Anto malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Umar mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Anto selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Sarni.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Anto, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Anto tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

    Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Anto mulai gugup dan panik atas kejadian ini.

    “Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
    “Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga..”
    “Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Anto sudah berjanji akan menikahi Sarni?”
    “Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu..”

    Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Anto selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

    Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak umar. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Anto. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.

    Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Umar.

    Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak umar, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Anto mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Sarni untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.

    Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Anto itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Anto suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Anto pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Anto pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.

    Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum

  • Cerita Dewasa Birahi Gadis

    Cerita Dewasa Birahi Gadis


    1543 views


    Perawanku – Aku ialah seorang pegawai suatu perusahaan di Aceh. Aku telah menikah semenjak tahun 2014, dengan seorang wanita mempunyai nama Wulan. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita mempunyai nama Rini yang menjadi rekan selingkuh ku untuk sejumlah waktu.

    Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah bila diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, dapat diambil benang merah apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, rekan selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, tetapi “teman” dari software media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya tidak sedikit banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya darurat ikut perintah suaminya. Rini (Dalam sebuah kesempatan, Rini bertemu dan langsung memohon supaya hubungan kami tidak boleh disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang laksana itu. Sampai kini kami belum berkomunikasi lagi)

    Pertengkaran dengan istriku tidak dapat dielakkan. Aku melulu mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali, dan meyakinkan itu melulu coba2 dan tidak bakal pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak dapat dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah family besar.

    Akupun darurat pindah ke lokasi kos sebab istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan laksana ini, aku pun berjuang mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di lokasi tinggal mereka.

    Adalah teman kerjaku semenjak tahun 2016 kemarin, mempunyai nama Putri, seorang perempuan kelahiran medan berdarah batak. Putri ini seorang alpha-woman-type, dengan kata lain keras kepala dan ingin egois. Awal awal kehadirannya saja telah langsung nyuruh2 orang beda jelasin peraturan/SOP ke dia, sebenarnya jelas orang lain tersebut (aku) jauh lebih lama bekerja disini.

    Soal perawakan, Putri tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus justeru di unsur depan. Parahnya, putri lebih senang guna tidak menggunakan make-up bahkan dalam kondisi formal sekalipun. Makanya di umur nya yang memasuki 30 tahun ini, aku paham mengapa pacarnya mutusin dia. Padahal bila memakai make up, Putri bisa kelihatan lebih menarik.

    Kami telah setim nyaris 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun hal personal sudah tidak jarang kami bahas. Makanya saat dia tahu aku cekcok dengan Wulan, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau telah pake gaya begini, mendingan dibalas dengan serius atau langsung cabut, sebelum disuruh debat yang ujungnya ngabisin energi.

    Akupun menjelaskan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun terbit dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya dapat tersenyum meringis, menginginkan bahwa teman kerja ku pun akan memusuhiku (aku memahami kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku mengisahkan kasusku, ialah hari dimana Putri sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak tidak sedikit dan dapat kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, sebab urusan kantor memang jangan bercampur dengan hal pribadi. Sangat memprovokasi output dan kinerja.

    Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, mudah saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya guna tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, paling tidak teman kerjaku tidak memusuhiku.

    Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi tersebut merepet dan memaki ku atas perbuatan ku untuk Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya hingga bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya dapat bilang maaf berulang kali. Siangnya, keadaan sudah mulai berubah sebab dia mulai bertanya di mana aku tinggal.

    “sesekali di kantor” jawabku. “hah, istirahat dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 tersebut kalo dijejer dapat buat lokasi tidur. Yang urgen punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo bermukim di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede tersebut menyenangkan. Kami juga kembali konsentrasi ke kerjaan masing2.

    Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya pulang menghangat. Tapi tidak memanas, melulu interogasi kecil yang hendak dituntaskannya.

    Putri (P): Kok dapat lah kau gituin dia rud?
    Aku (A): bah, masih belum puas?
    Putri (P): bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian kek ga terdapat puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
    Aku (A): Ini inginkan digimanain lagi coba? Aku kan dah mohon maaf juga. Penyesalan kan tidak jarang kali datang telat, kalo di mula kan namanya pendaftaran.

    Berkat ucapan cuek ku, aku sukses membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin sebab aku belum “menyentuh” wanita sekitar 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Putri menciptakan nafsuku tidak stabil. Wanita teman kerjaku sekitar ini yang kuliat biasa saja, bahkan ingin tidak unik perhatianku, menciptakan insting pria ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya seraya tersenyum.

    Putri kaget dan langsung unik tangannya. Aku kembali menerbitkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berbicara apa2. Putri langsung merespon “segitu pengennya ya?” yang langsung kujawab “udah nyaris sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Putri langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku lokasi pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh put. Bukan pelampiasan, kau lokasi aku melimpahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, bercita-cita ini tidak jadi pembantaian umum.

    Putri langsung membalas “sama aja kampret” dan pulang menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebetulnya aku telah di zona selamat karena sukses mengalihkan pembicaraan permasalahan ku ke mesumku. Namun, kini otakku diisi pikiran mesumku. Aku hendak bersetubuh. Tepatnya, aku hendak memasukkan perangkat kelaminku ke lubang kesenangan Putri. Kupandangi tubuhnya khususnya di unsur payudara. Sadar aku menyimak dirinya, Putri balas menatap tajam dan tidak banyak membentak “apa?”

    Pikiranku langsung cepat bereaksi. Putri ialah seorang alpha-type, dia ga bakal segampang tersebut peduli, meskipun untuk rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Putri telah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku mesti mencoba, batinku berkata.

    “Enggak. Aku cuma inginkan pijet2 badanmu aja” sergahku sambil menunjukkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Putri tidak banyak berteriak “apaan seh?” seraya menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Putri langsung melotot tajam sambil berbicara “Rud, aku marah. Lepasin”.

    Taruhanku kelihatannya salah. Tapi otakku masih diisi pikiran mesum. Dengan tidak banyak tercekat, aku menerbitkan kata2 “Put, bantu aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk mencungkil tangannya. Putri membalas tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan sarat harap seraya tetap memegang tangannya.

    Putri terdiam sejenak. Disaat laksana ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin pun kau deh” seraya menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, tidak banyak membelai, bercita-cita semoga rangsangan ini sampai. Putri tidak berbicara apa2. Putri diam, laksana terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan mendekap putri seraya berbicara “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang hendak segera kutuntaskan. Putri berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode guna mengikutiku ke ruang kesehatan.

    Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, melulu ada lokasi tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering digunakan untuk lokasi istirahat ataupun lokasi kongkow. Dan laksana biasa, kunci ruangan ini tidak jarang kali tertinggal di dalam. Mungkin memang terdapat pegawai atau pejabat beda yang menggunakan nya laksana yang bakal kulakukan. Tapi tersebut bukan urusanku.

    Putri juga masuk. Aku langsung mengunci pintu dan memeluk dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku mengelus area perempuan nya dari luar celana hitamnya. Kali ini putri tidak dapat terdiam. Suara lirihan kecil mulai tersiar di telinga kiriku. Putri langsung mengembalikan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berjuang memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau pun menginginkan urusan ini. Kau pun merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.

    Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Putri mulai tak tertata dan terlepas. Desahan tertahan terbit dari mulutnya, yang memancing ku guna meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, sampai bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku kini bergerak di leher kiri Putri, tangan kananku memilin dan meremas apa yang bisa di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku diisi dengan nafsu. Aku yakin putri telah lupa dengan janji ku janji yang mana? hahaha

    Kudorong pelan Putri ke arah meja kerja dokter. Putri memahami dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Putri, kulepaskan celana dalamnya sampai-sampai liang kesenangan yang telah basah tersebut terpampang di hadapanku. Putri terkangkang pasrah di hadapanku, melulu kemeja yang tersingkap separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya ketika ini. Kumajukan kepalaku guna melekatkan mulutku ke vagina Putri. Sepertinya Putri pun mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku saat cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangunkan gairahku.

    Aku menurunkan celanaku. Kuhisap pulang lidah Putri sambil mencungkil Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?” Putri menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Putri akan menolong ku terbit kali ini. Tangannya menggenggam k0ntolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku mesti menolong Putri juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku diisi kenikmatan keduniaan itu. Kudorong terus hingga melekat kelamin kami. Kutatap mata Putri, kami pulang berciuman, dan Putri pulang menggigit pundakku.

    Kami saling menahan dan mengkait saat aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dijawab dengan baik oleh goyangan Putri. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi bilamana kami ketahuan. Putri pun kelihatannya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Putri aku rasa bisa menjelaskan suasana kami pada orang yang barangkali sedang tepat terdapat di luar ruangan. Aku tidak peduli. Putri kini terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu pulang tempo tadi. Putri semakin belingsatan. Tangan kiriku mengurangi klitorisnya. Gerakan putri semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.

    Kenikmatan ini ekstasi untuk kami. Putri sepertinya keletihan setelah batangku dipijat vaginanya sejumlah kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya sambil kembali menghentakkan batangku. Aku nyaris keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Putri sudah laksana kehabisan napas, deritan meja kian keras, aku mulai teriak, teriak kesenangan yang kulepaskan mendadak cairanku memenuhi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kesenangan yang masih ada.

    Putri bangkit duduk dan merangkul leher ku, menghirup ku, dan berbicara “Enak sayang”. Aku juga tersenyum dan membalas “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku menggunakan kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung memungut tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Putri. Putri tidak banyak merasa geli saat kusentuhkan tisu tersebut ke vaginanya.

    “Padahal tadi niatnya hanya pake tangan. Aku justeru mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot pun kita ya” Ujarnya seraya tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berbicara “Lain kali di lokasi tidur yok put. Mau?” Putri melulu tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas menggunakan pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat empiris kesatu kami, dengan disertai rasa was was dan teliti supaya tidak terdapat bukti yang tertinggal.

  • Bidan Perawan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Bidan Perawan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1461 views

    Perawanku – Ini berawal dari pengalaman pribadi, Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar, temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

    Setelah Itu Berlanjut Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

    Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

    Ditambah senyumannya yg manis membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku , a a a,..

    Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

    Aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku.

    Pasti enak. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini.

    Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov.

    Keadaan Ini Menjadi-jadi Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

    Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu wow saya kaget banget , aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

    Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

    Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, Dengan Tidak sengaja  ini Menjadi Terbaru di Dumay dan Lanjut Ku bilang aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

    Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

    Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok. seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

    Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata. Mendapatkan gadis Perawan, dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

    Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

    Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas.

    Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, pakainku di lucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

    Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

    Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

    Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita …

    Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

    Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

    Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

    Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

    Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme (sama sama menguntungkan)?

    Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

    Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

    Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll.

  • Cerita Sex Selingkuhan Yang Indah

    Cerita Sex Selingkuhan Yang Indah


    865 views

    Perawanku – Aku yang berprofesi sebagai dokter sekarang sedang mewakili proyek perbaikan gizi yang mana tempatanya di kepulauan, jarak dari aku tempati ke prakter membutuhkan waktu 2 jamman, aku sudah mempunyai suami.
    Sepeninggalku, ternyata suamiku menunjukkan dirinya sebagai gay. Dia mempunyai pemuda simpanan teman tidur dan pemuas sex. Selama aku dinas di kepulauan, pemuda itu beberapa kali dibawa pulang menginap di rumah.

    Untuk menyembunyikan sikapnya, sehari-hari teman gaynya disimpan di luar, disewakan rumah. Kejadian ini memukul perasaanku. Segala upaya untuk menyadarkan suamiku ternyata tidak membawa hasil.

    Aku membawa kedukaanku di pulau dengan cara melayani masyarakat setempat. Untuk mengisi kekosongan waktu, aku buka praktek sebagai dokter umum. Suatu hari ketika jam praktek hampir usai, seorang pasien laki-laki tegap berkumis dan bercambang datang minta agar diperiksa. Ia memperkenalkan namamanya Fredo. Keluhannya sering pusing.
    Silakan Pak Fredo naik ke tempat tidur biar saya periksa, Segera aku memeriksa pernafasan, tekanan darah dan lain-lainnya. Ketika tanganku memegang tangannya yang berbulu lebat, ada perasaan canggung dan geli. Sewaktu Pak Fredo pamit, dia meninggalkan amplop biaya pemeriksaan. Ternyata isinya melebihi kewajaran tarip seorang dokter umum.

    Hari berlalu, ketika suatu malam saat aku akan mengunci kamar praktek, dihadapanku telah berdiri Pak Fredo.

    Dokter, apakah masih ada waktu untuk periksa saya ? Maaf saya datang terlalu malam karena ada pekerjaan tanggung

    Aku kaget karena kehadirannya tanpa aku ketahui. Dengan senyum geli aku membuka kembali ruang praktek sambil mempersilakan masuk.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Dok, saya tidak mempunyai keluhan. Hanya saya ingin tahu apakah tekanan darah saya normal
    Demikian Pak Fredo mengawali pembicaraan.

    Saya bisa tidur nyenyak setelah makan obat dokter

    Sambil memerika, kami berdua terlihat pembicaraan ringan, mulai dari sekolah sampai hobi. Dari situ aku baru tahu, Pak Fredo telah dua tahun menduda ditinggal mati istri dan anak tunggalnya yang kecelakaan di Solo.

    Sejak saat itu hidupnya membujang. Ketika pamit dari ruang praktekku, Pak Fredo menawarkan suasana santai sambil menyelam di kepulauan karang.
    Dok, panoramanya sangat indah, pantainya juga bersih lho

    Aku setuju atas tawaran itu dan Pak Fredo akan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
    Dalam speed boath yang menyeberangkan kami, hanya berisi aku, Pak Fredo dan pengemudi kapal.

    Sesampainya disana, aku merasa canggung ketika harus berganti pakaian selam di hadapan laki-laki. Tapi aku juga belum tahu cara mengenakan pakaian selam jika tanpa bantuan Pak Fredo. Terpaksa dengan pakaian bikini aku dibantu Pak Fredo memakai pakaian renang. Tangan kekar berbulu itu beberapa kali menyentuh pundak dan leherku. Ada perasaan merinding.
    Tanpa terasa kegiatan menyelam menjadi kegiatan rutin. Bahkan pergi ke tempat penyelaman sering hanya dilakukan kami berdua, aku dan pak Fredo. Semakin hari jarak hubungan aku dengan Pak Fredo menjadi lebih akrab dan dekat.

    Cerita Sex Selingkuhan Yang Indah

    Cerita Sex Selingkuhan Yang Indah

    Kami sudah saling terbuka membicarkan keluarga masing-masing sampai dengan keluahanku mengenai suamiku yang gay. Dia tidak lagi memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaku, dik Nastiti.
    Musim barat hampir tiba, kami berdua di tengah perjalanan ke tempat penyelaman.

    Tiba-tiba datang hujan dan angin sehingga gelombang laut naik-turun cukup besar. Aku mual, sehingga kapal dibelokkan Pak Fredo ke arah sisi pulau yang terlindung. Kami turun ke pantai, duduk di bangunan kayu beratap rumbia tempat para penyelam biasa istirahat sambil menikmati bekal. Hanya ada dua bangku panjang dan meja kayu di tempat itu.

    Angin kencang menyebabkan tubuh kami basah dan dingin. Aku duduk mepet ke Pak Fredo. Aku tidak menolak ketika Pak Fredo memelukku dari belakang. Tangan berbulu lebat itu melingkar dalam dada dan perutku.

    Dekapan itu terasa hangat dan erat. Aku memejamkan mata sambil merebahkan kepalaku di pundaknya, sehingga rasa mabuk laut mulai reda.
    Sebuah kecupan ringan melekat di keningku, kemudian bergeser ke bibir, aku berusaha menolak, tapi tangan yang melingkar di dadaku berubah posisi sehingga dengan mudah menyusup dalam BHku.

    Tiba-tiba badanku terasa lemas saat jari tangan itu membuat putaran halus di puting susuku. Bibir berkumis lebat itu menjelajah ke bagian sensitip di leher dan belakang telingaku. Persasaan nikmat dan merinding menjalar dalam tubuhku.

    Bibir itu kembali bergeser lambat menyusur dagu, bergerak ke leher, pundak dan akhirnya berhenti di buah dadaku. Aku tidak tahu kapan kaitan BH itu terbuka. Dorongan kuat muncul di vaginaku, ingin rasanya ada benda bisa mengganjal masuk.
    Tangan kekar itu akhirnya membopongku dan meletakkan di atas meja kayu. BHku telah jatuh di atas pasir, mulut dan tanggan Pak Fredo bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri.

    Aku bagaikan melayang, kedua tanganku menjambak rambut Pak Fredo. Kepalaku tanpa terkendali bergerak ke kanan dan kiri semakin liar disertai suara eluhan nikmat.

    Oooohhhhhaaoohhhha ooooohhhhaaaauuhhhhhh. Kedua tangannya semakin kencang meremas buah dadaku. Mulutnya bergeser perlahan ke bawah menelusur pusaraa.. terusa.vaginaku. Ahhhaa husssaa. ahhaa aahhhhhh.

    Ketika mulut itu menemukan klitorisku, jeritanku tak tertahan Auh..haha aahhha.. husssa.. sebuah benda lunak menyeruak bibir vaginaku. Bergerak perlahan dalam usapan halus serta putaran di dinding dalam, membuatku semakin melayang.

    Tanpa terasa eranganku semakin keras. Untuk menambah kenikmatan, aku angkat tinggi pantatku ke atas. Ingin rasanya benda itu masuk lebih dalam.

    Tapi aku hanya memperoleh dipermukaan. Ooohhhhaa..haahhaa haaahhahuuuaaaaa. t..earaua.sa..se..se..se..dikitaatas. Ooohhhaa.aahhh aaa.. Sebuah hisapan kecil di klitorisku memperkuat cengkeraman tanganku di pinggir meja.

    Hisapan itu semakin lama semakin kuata. kuat dan kuata.. menjadikan kenikmatan tak terhinggaa. memuncul denyutan orgasme.

    Otot-otot disekitar vaginaku mengejang nikmat dan nikmat sekali. Sesekali nafasku tersengal aaaaaa..hhhhhhaaaaahuuuaaaa..aahhhhha.aahhhhaaa aaaahhhhhhhhaa. ahhhhaa huhhhhhhhaehhhhhh.

    Denyut itu menjalar dintara pangkal paha dan pantat ke seluruh tubuh. Orgasme yang sempurna telah aku dapatkan. Puncak kenikmatan telah aku rasakan.
    Lemas sekujur tubuhku, aku ingin dipeluk erat, aku ingin ada sebuah benda yang masih tertinggal dalam vaginaku untuk mengganjal sisa denyutan yang masih terasa. Tapi aku hanya menemukan kekosongan.

    Tangan-tangan berbulu itu dengan pelan membuka kembali pahaku. Kedua kakiku diangkat diantara bahunya. Kemudian terasa sebuah benda digeser-geser dalam vaginaku. Semula terasa geli, tapi kemudian aku sadar Pak Fredo sedang membasahi penisnya dengan cairan kawinku.

    Seketika aku bangun sambil menutup kedua kakiku. Aku mendorong badannya, dan aku menangis. Sambil membuang muka aku sesenggukan. Kedua tanganku menutup dada dan selangkangan. Pak Fredo tertunduk duduk dibangku menjauhi aku.

    Ia sadar aku tidak mau dijamah lebih dari itu. Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tetahan. Pak Fredo mendekati dan dengan lembut ia membisikkan kata permintaan maaf. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku.

    Aku tetap menangis sambil menutup muka dengan kedua tanganku. Akhirnya pak Fredo pergi menjauh menuju kapal mengambil bekal.
    Kami duduk berjauhan tanpa kata-kata. Sekali lagi Pak Fredo mengajukan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulang kejadian itu. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaku.
    Maafkan aku dik Nastiti, aku khilaf, aku telah lama tidak merasakan seperti ini sehingga aku khilaf. Aku minta maaf yah, aku harap kejadian ini tidak mengganggu persahabatan kita. Yuk kita minum dan makan siang, terus pulang
    Aku merasa iba pada Pak Fredo. Ternyata dengan tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaku.

    Kesadaranku mulai pulih, emosiku mereda. Aku mulai berpikir pada kejadian tadi, bukankah aku telah terlanjur basah saat ini ? Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak Fredo ?

    Bukankah tubuhku yang paling sensitif telah dinikmati Pak Fredo ? Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Bukankah aku tidak pernah menikmati rasa seperti ini dengan suamiku ? Bukankah aku telah kawin dengan seorang gay ? Yah aku telah diusir dari rumahku oleh teman gay suamiku.

    Tapi itu bukan salah suamiku. Ia terlahir dengan kelainan jiwa. Ia menjadi gay dengan menanggung penderitaan. Ia terpaksa memperistri aku hanya untuk menutupi gaynya. Aku ingin merasakan kenikmatan, tapi aku tidak ingin jadi korban, aku tidak ingin punya anak dari hubungan ini dengan Pak Fredo.

    Keberanianku mulai muncul. Aku melompat dan memeluk Pak Fredo. Kelihatan Pak Fredo ragu pada sikapku sehingga tangannya tidak bereaksi memelukku. Aku bisikan kata mesra.

    Pak, aku kepingin lagi, seperti tadi, tapi aku minta kali ini jangan dikeluarkan di dalam
    Maksud dik Nastitia..

    Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, tanganku meraba ke penisnya. Kemudian tanganku menyusup dalam celana renangnya. Sebuah benda yang tidur melingkar, tiba-tiba bangun karena sentuhanku

    Tapi jangan dikeluarkan di dalam ya Pak.

    Terima kasih.

    Senyum Pak Fredo berkembang. Kembali aku didekap, aku dipeluk erat oleh kedua tangan kekar. Aku benamkan mukaku di dada bidang berbulu.

    Tanpa komando aku duduk di atas meja sambil tetap memeluk Pak Fredo. Aku diam, mataku terpejam ketika pelan-pelan aku direbahkan di atas meja.

    Satu persatu pengikat BHku lepas sehingga tampaklah susuku yang masih sangat padat lengkap dengan putingnya yang berwarna coklat kemerahan dan sudah berdiri dengan pongahnya. Kedua tangannya meraih dadaku, mulut hangat menyelusur gunungku, perlahan-lahan bergeser ke bawah, semakin ke bawah gerakkannya semakin liar.

    Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang. Aku pasrah ketika celana dalamku ditarik ke bawah lepas dari kaki sehingga kini aku sudah benar-benar bagaikan bayi yang baru lahir tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

    Mulut hangat itu kembali bermain lincah diantara bibir bawahku yang ditutupi rambut-rambut kemaluan yang berwarna hitam legam dan tumbuh dengan lebatnya disekeliling lubang kawinku dan clitorisku terasa sudah mengeras pertanda aku sudah dilanda nafsu kawin yang amat menggelegak.

    Kenikmatan kembali menjalar di rahimku. Auha.e.e.e.e.e.e.ea..haaahahaaahahaah. Auhhhhsssaa aku mengerang. Pak Fredo sambil berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan keras di klitorisku.

    Aaaahhhha..uhhh.. jeritan kecil tertahan mengawali dorongan penis Pak Fredo menyusup vaginaku. Pantatku diangkat tinggi dengan kedua tangannya ketika benda itu semakin dalam terbenam. Tanpa hambatan penis Pak Fredo masuk lebih dalam menjelajah vaginaku.

    Dimulai dengan gerakan pendek maju mudur berirama semakin lama menjadi panjang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan. Aaaha.ahha..ahhaa.haaaaaaaaaaaa..haassssaa
    Entah berapa lama aku menerima irama gerakan maju mundur benda keras dalam vaginaku. Aku telah merasakan denyut orgasme. AuuuuuuuuhhhhhJeritan dan cengkeraman tanganku di pundak belakang penanda aku mencapai puncak orgasme.

    Gerakan benda itu dalam vaginaku masih tetap berirama, tegar maju mundur dan membuat gesekan dengan sudut-sudut sensitif. Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepata.. suara eluhan Pak Fredo terdengar dan otot vaginaku kembali ikut menegang, yaha aku mau kembali orgasmea aaahhhhhhhhhhhhaa. aahhhha.

    Tiba-tiba benda dalam vaginaku ditarik keluar. Semprotan cairan hangat mengenai pahaku dan meleleh di atas meja. Pak Fredo mencapai puncak kenikmatan. Pak Fredo memenuhi janjinya, tidak mengeluarkan cairan mani dalam vaginaku. Aku lemasa..lemas sekali seperti tidak bertulang.

    Aku didekap lembut dan sebuah ciuman di kening menambah berkurang daya kekuatanku.
    Tiga tahun kemudian setelah kejadian di pulau itu, aku telah menikmati hari-hari bahagiaku. Aku sekarang telah menjadi nyonya Fredo.

    Di pelukanku ada si mungil Indri, buah hati kami berdua. Setelah perceraian dengan suamiku, satu tahun kemudian aku menikah dengan Pak Fredo. Mantan suamiku mengirim berita ia sekarang sekolah di Australia.

    Tapi aku tahu semua itu hanya kamuflase, seperti dalam pengakuannya lewat telepon, mantan suamiku menetap di Sydney agar dapat memperoleh kebebasan menjadi kaum gay.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Nikmatnya Dientotin Oleh Guruku

    Nikmatnya Dientotin Oleh Guruku


    2041 views

    Satu lagi koleksi cerita nafsu birahi terbaik untuk anda nikmati malam ini. Begini ceritanya:

    Cerita Nafsu Birahi  – Nikmatnya Dientotin Oleh Guruku

    Perawan – Aku Inez, ketika masi skolah aku suka banget ma satu guru pelajaran matematika, orangnya ganteng, badannya tinggi kekar, sebut aja namanya pak A. Suatu hari waktu istirahat aku berjalan ke kantin mau beli minum. Tiba-tiba Pak A keluar dari kantor dan menabrakku, “Maaf Nez, aku tadi gak sengaja”.

    “Iya Pak, gak pa-pa tadi Inez jalan juga gak lihat-lihat kok pak dan Inez keburu-buru. “Sebagai permintaan maafku aku traktir kamu di kantin deh ya”. aku tidak menolak ajakannya. aku sengaja mau menggodanya, aku berpura-pura memperbaiki tali sepatuku, karena rok seragamku pendek, kuliat dia senyum2 saat meliat pahaku. Di kantin kami ngobrol aja selama waktu istirahat. Waktu aku mo kembali ke kelas, dia berbisik, “Nez, paha kamu mulus banget ya”. Aku senyum2 aja gak komentar apa2. “Kapan2 ngobrol dirumahku yuk”. Wah to the point banget ni guru, pasti gak pengen cuma ngobrol tu.

    Cerita Nafsu Birahi | Sabtu jelang sorenya aku berkunjung ke rumahnya. Ketika aku sampai dia baru mandi rupanya. Cukup lama aku ngebel di pintu pagernya, akhirnya aku di bukain pintu. “Lama ya nunggunya, gi mandi sih aku. Masuk deh”, dia mempersilahkan aku masuk. “Maaf rumahku berantakan”. “Kok sepi banget rumahnya pak?” “aku ngontrak rumah disini sendirian”. “Mangnya keluarga bapak dimana”. “Aku dah pisah ma istri Nez, anakku ikut ma ibunya di kota lain”. Kami ngobrol2 aja soal pelajaran di sekolah, gak kerasa waktu berjalan terus dan dah deket magrib. “Udah laper belom Nez?” “Hehehehe lumayan sih Pak.” “Kamu tunggu disini bentar ya, aku mau beli makan dulu ke warteg. “Oh ya pak, maaf ngrepotin lho.” “Gak pa-pa. ”

    Sewaktu dia beli makanan, aku melihat-lihat kondisi rumah kontrakannya dan sampai kebelakang. pintu kamarnya terbuka dan aku ngelongok ke dalam. Kulihat buku-buku koleksi buku matematika di meja kamarnya. Ternyata ada juga beberapa majalah dewasa di atas kasurnya lalu aku buka-buka melihat majalah itu. ternyata isi majalah itu gambar-gambarnya cewek-cowok bugil lagi ngentot. Aku tidak mengira ternyata dia juga suka koleksi seperti itu. tiba-tiba aku mendengar suaranya dari belakangku, “Ngapain kamu di kamarku Nez? Ayo makan dulu, nanti keburu dingin nasinya malah gak enak.” aku kaget banget tapi kelihatannya dia gak marah, lalu majalah kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap sambil grogi, malu, deg-degkan, “Maa..aa..aaf ya Pak, Inez sudah lancang masuk kamar Bapak.” “Iya gak papa. Kamarku berantakan. Kita makan aja yuk,” jawabnya sambil tersenyum. Lalu kami makan, “Koleksi majalahnya banyak ya Pak.” “Ya, buat iseng-iseng kalau tidak bisa tidur.” “Kok, majalahnya yang begituan pak?”. “Yang begituan gimana maksudnya”. “Emm.., Ya, yang begituan, Majalah porno pak”. “Hehehe itu pengasih teman saya yang dari Batam. Mau diliat lagi ya Nez, yuk kekamarku”. Akupun tidak menolaknya, aku segera ikut ke kamarnya dan kuambil majalah dewasa tadi yang berada di atas tempat tidurnya. “Suka ya liatnya Nez”. Aku terangsang juga meliat gambar2 orang ngentot di majalah itu.

    Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku dengan bibirnya. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku diam aja, mataku terpejam. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. “aahh…pak”, aku merintih pelan. saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku. Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup.

    Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. “Oooh paaak”. “Enaak ya Nez diusap-usap begini”. “hh… iiyyaa paaak”. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. “aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.

    Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… pak sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

    “Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget. “Eeehh kenapa pak?” “Aahh anu … kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDnya dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, besar dan panjang. dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, “nez sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ke kamar mandi yang ada didalem kamarnya. Aku masih terduduk di atas ranjangnya ketika dia keluar dari kamar mandi kuliat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “kontol bapak besar sekali, segede yang di majalah pak.” “Blon perna liat yang kaya punyaku ya Nez”.

    Cerita nafsu Birahi | Dia meraih kedua tanganku dan diarahkan ke kontolnya. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Pertama kali aku hanya memegang dengan kedua jemariku. “Diremes Nez”. “Iiih… keras sekali pak”. aku bukan cuma menggenggam tapi malah meremas kuat. “Ooouhh….” dia melenguh nikmat. jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas batangnya. dia hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…nes… terusss … ssshh”, lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, “nez… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr”. aku melepaskan remasan tanganku, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

    Dia berdiri dan meraih tubuhku sehingga aku ikut berdiri. dipeluknya aku dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya.

    Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Inez geli digesekin kaya gitu. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi.

    Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… nez… ”. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya pak…” Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. “Gerah nih Nez, aku buka baju dulu ya”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

    Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur. “kamu suka yaa sama kontolku”. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka banget pak… gede panjang, dah gitu keras banget kayak kayu”. “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa…”. dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu.

    Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan kaitan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya.

    Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…paaak” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

    Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat. “Oohh.. nez, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali Nez”. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang. Dengan penuh nafsu dia segera merebahkan tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang.

    Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu Nez, aku ingin mengentotimu sekarang”. “Paaak…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. “Pelan-pelan pak, gede banget soalnya”. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya ditekannya untuk menelusup ke dalam liang memekku.

    Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan medesah2 kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku. “sempit sekali memekmu Nez, jarang kemasukan kont0l ya”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku.

    Karena agak susah dia memasukan kont0l jumbonya ke memekku dan untuk menambah rangsangan buat aku dia melepaskan kontolnya dari jepitan memekku dan melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas.

    Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian.

    Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Paaak, geli”. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya.

    Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww… pak”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas.

    Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.

    Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu Nes..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… paak”, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei. Dia memandangi memekku yang ditumbuhi jembut . Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. Selanjutnya dia menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas.

    Cerita nafsu Birahi 2017 | Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku.

    Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku.

    Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku kemudian disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, itilku, bagian paling sensitif dari memekku.

    Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku merasakan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Nez… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat.

    Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, “Pak… iiih.. gelii.. aah”. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Aku hanya memejamkan mata rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku. Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya sehingga kontolnya masuk makin ke dalam. dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa.

    Cerita nafsu Birahi Terbaru | Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya , toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan, dia mengusap wajahku. “Pak… bagaimana rasanya”. “Enaak Nez.. dan nikmaat… selangit pokoknya. Baru sekali aku ngerasain memek abg sesempit kamu punya Nez.” “Abisnya kont0l bapak gede banget si, Inez baru sekali ini kemasukan yang jumbo kaya gini”. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya.

    Tapi dia tak peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh paaak…ngilu”n. “Maaf Nez… aku mainnya kasar yaah? bisnya memek kamu nikmat banget si. aku nggak tahan lagi Nez…. aahhgghghh, pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

    Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. “Enak banget Nez. Terus diemut Nez”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku.

    Koleksi Cerita nafsu Birahi | Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “PAk, nikmat banget deh, Inez sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

    DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya. “Nez, malem ini kita tidur disini aja ya, gak papa kan”. “Gak papa pak, Inez ngekos kok”. “aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Pak enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya.

    Dia ganti dengan posisi 69. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif unt menancapkan kontolnya di memekku.

    Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. “biar masuknya dalem banget Nez, nanti kamu juga ngerasa enaknya”. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo pak cepat, Inez sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Nez, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget”.

    Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya pak”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua.

    Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Pak enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak pak, lebih enak katimbang dijilat tadi”, lenguhku. “Aku juga mau keluar Nez”, jawabnya. Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh pak, Inez juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Nez emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya kapan2?”. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku.

    “Nez, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. dengan pelan dimasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluar masukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku.

    Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot, “Pak, terus yang cepet ngenjotnya pak, rasanya Inez udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh, “Nez aku ngecret, aah”, erangnya. “PAk, Inez nyampe juga pak, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga
    nyampe. Kembali aku terkapar kelelahan.

    Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. ”Paak, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya.

    Cerita Nafsu Birahi | Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras.

    Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…pak”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku Nez”, pintanya sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku.

    Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. “Nez, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya.

    Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh pak”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Nikmat banget pak”, kataku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya.

    Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, “Nez, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Pak”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Nez, aku udah mau ngecret”, erangnya lagi.

    Cerita Nafsu Birahi | Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Pak, Inez nyampe juga pak”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget ngentot bersama dia.

  • CERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKAN

    CERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKAN


    1450 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Singkat cerita, aku balik ke Jakarta dan aku janjian sama Tante Sarah buat mencari rumah. Kujemput dia di rumah salah satu tanteku, dan kami jalan.

    Kemana nih kita Tante? tanyaku.
    Enaknya kemana ya Ron, Tante dan Oom pengen yang suasananya tidak terlalu rame, yang tenang gitu, dan kalau bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.
    Wah kalau gitu di deket tempat Iwan saja Tante, di Cibubur kan banyak perumahan, apalagi di seberang toll.
    Ya sudah, kita kesana saja.

    Kuarahkan mobilku ke arah toll menuju lokasi. Caricari seharian akhirnya Tante Sarah menaksir di salah satu kompleknya Ciputra Group.

    Gimana Ron menurut kamu?
    Ya terserah Tante dong, bagusnya Tante tanya Oom dulu.
    Iya deh nanti malem Tante tanyaain. Kuantarkan Tante Sarah pulang.
    Entar Tante hubungi kamu ya Ron, soalnya kalau jadi rumah yang mau over kredit tadi, kita kayaknya kudu nyari furnitur dan kelengkapan rumah, tidak ganggu kamu kan ?
    Enggaklah Tante, lagian kuliah juga masih kosong.
    Makasih ya, jawab si tante sambil sun pipiku, serr.

    Pagi jam 7 telepon berdering dan Tante Sarah mengabarkan kalau suaminya setuju dengan rumah pilihan kemarin, dan dia mengajak cari peralatan rumah tangga, karena akad jual beli baru dilaksanakan Senin minggu depan. Kami jalan ke arah Jl. Fatmawati, karena di sana memang banyak toko dan show room meubel. Siangnya kami makan siang sambil ngobrolngobrol.

    Gimana Tante menurut penilaian Tante? tanyaku.
    Gimana ya, bagusbagus semua sih, tapi kan Tante sudah pegang referensinya, jadi kalau nanti Tante mutusin pilih, Tante tinggal telepon.
    O.., jawabku singkat.
    Ron, Jumat besok kamu ikut weekend ya, soalnya Tante Een ngajakin, refreshing katanya, ajak Iwan juga.
    Boleh juga tuh Tante, tapi kalau Iwan diajak di rumah kelamaan kosong Tante, khawatir!
    Terserah deh kamu atur saja.

    Besoknya kami berangkat ke Puncak buat weekend. Iwan ditinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar, halaman luas. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk ke dalam dan di bukit itu membuat suasana asyik banget. Jam 10 malam selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa. Aku pakai jacket, sambil merokok, aku duduk di teras belakang. Tidak lama muncul Tante Sarah pakai kimono handuk, habis mandi kelihatannya.

    Dingindingin gini kok mandi sih Tan? tanyaku.
    Iya, habis lengket sih, lagian kan ada water heater. katanya sambil mengeringkan rambutnya, dia angkat satu kakinya dan dinaikan ke kakinya yang lain.

    Ala mak, aku bisa melihat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya, Tante Sarah masuk, aku mengikuti di belakangnya. Aku ke dapur buat bikin kopi. Setelah bikin kopi kubawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar Tante Sarah aku melihat pemandangan yang sangat aduhai.

    Pintunya yang terbuka sedikit bikin aku bisa mengintip, benarbenar yang kuceritakan tadi di atas, dia yang lagi siapsiap pakai baju, baru pakai CD sementara dadanya masih terbuka membuat payudaranya yang gede bebas terpampang. Buruburu aku berlalu, dan bergabung sama Tante Een dan Oom Bambang serta anakanaknya yang lagi menonton TV.

    Ngobrol sebentar Tante Een minta izin buat ngelonin anakanaknya, sementara Oom Bambang minta izin buat istirahat. Wal hasil tinggal aku yang menonton TV, aku pindah duduk ke kursi panjang yang tadi diduduki sama Oom Bambang dan Tante Een biar aku nontonnya tidak miring.

    Kirakira 5 menit aku nonton sendiri, Tante Sarah keluar sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di sampingku. Mhh, aroma wangi Tante Sarah segera menyeruak memenuhi seisi ruangan. Tante Sarah saat itu pakai kimono sutra warna merah cerah, yang bikin aku horny adalah dadanya nampak tidak pakai apaapa di dalamnya. Kirakira jam 12 malam aku pamit istirahat.

    Ya sudah, di matiin saja TVnya, Tante juga mau istirahat. Kami jalan beriringan menuju kamar masingmasing, kamarku depandepanan sama kamar Tante Sarah di bagian belakang, kamarku di belakang kamar anakanaknya Tante Een sementara Tante Sarah di belakang kamar Tante Een.

    Pas melewati kamar Tante Een terdengar suarasuara aneh. Aku menoleh ke arah Tante Sarah, dan Tante Sarah menaruh telunjuknya di depan bibirnya.

    Sssttttt, jangan berisik, kamu ambil kursi organ kesini, kita intip. Katanya sambil senyum.

    Aku menganggukan kepala. Kuambil kursi itu dan kutaruh perlahanlahan di depan pintu kamar. Tante Sarah di luar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan apa yang tengah berlangsung, dan aku yang di bawah dengan jelas dan gamblang menyaksikan kemulusan betis Tante Sarah plus bulubulu halusnya yang lebat. Kemaluanku tidak kuat dan pelan tapi pasti mulai tegang.

    Tante Sarah tidak lama mulai meletakkan tangannya di depan permukaan selangkangannya dan mengusapusapkan telapak tangannya di sana . Melihat gelagat begitu aku tidak buangbuang kesempatan, kuraba betis indahnya, dan di luar dugaan Tante Sarah tidak bereaksi, malahan dia merenggangkan kakinya dan kulihat tangannya mulai dengan agak kasar mengusap permukaan selangkangannya sambil mulutnya mengeluarkan suara desisan,

    Ssshh.

    Melihat Tante Sarah mulai naik tidak cuma tanganku yang mengusap betis indahnya, tapi juga bibir dan lidahku. Kutelusuri betisnya turun ke bawah, sampai punggung kakinya, kupindahkan ke kakinya yang lain dan aku jelajahi juga. Desisan Tante Sarah mulai berubah jadi erangan, dan tangannya nggak cuma beraksi di permukaan selangkangannya, tapi juga tangannya yang lain mulia meremas payudaranya sendiri.

    Sementara aksiku tidak cuma di betis, kepalaku sudah mulai menyusup ke balik kimononya, jadilah aksiku sekarang menelusuri daerah pahanya. Setelah aksi bibir dan lidahku mendekati daerah selangkangannya, tangan Tante Sarah yang tadi dipakai menggosok selangkangannya sekarang pindah ke kepalaku. Dia tekan kepalaku dan mengusapusap rambutku, sesekali dia jambak rambutku sambil merapatkan kakinya.

    Kujilati buah pantatnya yang ranum sambil kedua tanganku beraksi meremas buah pantatnya yang lain sementara tanganku satunya lagi kupakai buat membelai daerah selangkangannya. Kupindahkan aksiku buat menggarap buah pantatnya yang lain. Kusibakan CD mini Tante Sarah, kurenggangkan kakinya, dan kunikmati belahan pantatnya.

    Setelah kumulai sesak napas dan kegerahan kukeluarkan kepalaku dari balik kimononya. Kugeserkan kaki Tante Sarah supaya dia bisa geser, dan aku naik. Sejurus kemudian terpampang di depan mataku pemandangan yang membikinku semakin horny. Tante Sarah di bawah lagi megapmegap sambil menariknarik rambutnya sendiri, dia angkat kedua kakinya di pundak Oom Bambang, sementara Oom Bambang asyik memompa Tante Een dari atas sambil mulutnya menikmati payudara Tante Een yang lumayan bagus, meskipun sudah punya anak dua.

    Aku tidak mau tinggal diam, kulingkarkan tanganku ke pundak Tante Sarah, dan langsung kuusapusap bagian dadanya. Tidak lama tanganku yang kiri menyusul, kususupi ke balik kimononya dan segera kudapatkan segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tanganku, dan Tante Sarah balas dengan menggigitgigit kupingku. Lagi asyik mentune puting payudara kiri Tante Sarah, Tante Sarah beranjak turun.

    Dan ternyata yang dilakukan Tante Sarah adalah melepaskan ikat pinggangku, melapas kancing celana jeansku dan menurunkan zippernya. Dia tarik jeansku selutut, tapi cuma jeansnya doang. Tidak lama terasa hangat permukaan CDku, dan terasa juga lidah bermain di permukaan CDku naik turun, terasa juga kemaluanku digigiti naik turun, kayak Oppi Andaresta main harmonika. Sudah itu terasa CDku diturunkan juga, sementara di dalam kamar posisi sudah berganti, Tante Een memegang kendali naik turun sambil kedua tangannya memegang tangan Oom Bambang yang lagi asyik meremas payudara Tante Een.

    Hangat dan lembab terasa di kepala penisku, pas pandanganku diturunkan ternyata Tante Sarah lagi asyik menjilati kepala penisku, terus turun ke batang penisku naik turun, dan akhirnya biji kemaluanku dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji kemaluanku. Ada perasaan mulas sewaktu kedua biji kemaluanku diemut sama Tante Sarah, habis mulut Tante Sarah itu mungil banget, jadi kalau disekaligusi jadi beradu satu sama lainnya.

    Bosan mengulum biji kemaluanku, Tante Sarah memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, diemutnya, disedotnya kencang banget. Lalu Tante Sarah maju munduri mulutnya, sambil tangan kirinya memainkan biji kemaluanku, sementara tangan kanannya meremas buah pinggulku.

    Tante Sarah melepaskan hisapannya, tapi kepala penisku langsung jadi sasaran, kali ini kepala penisku digarukgaruk pakai gigi atasnya. Waduh, rasanya sangat luar biasa! geli, gatal, dan lainlain rasa nikmat semuanya campur jadi satu. Dari dalam kamar Tante Een dan Oom Bambang mengerang sangat keras, dan rupanya mereka baru saja mencapai puncak gunung bersamasama.

    Tidak kuat aku kelamaan berdiri, kuangkat kepala Tante Sarah, aku turun dan kubenarkan posisi celanaku, kutarik Tante Sarah, kudekap dia di pelukanku dan langsung kuserbu bibir mungilnya yang sudah merekah menantang buat digasak. Tante Sarah membalas serbuanku dengan tidak kalah semangatnya. Lidah kami menjelajah rongga mulut masingmasing lawan. Waktu lidah Tante Sarah menjelajah rongga mulutku, lidahnya kugigit, begitu juga sebaliknya.

    Ternyata Tante Sarah sudah kecapaian dari tadi,

    Ron, kita pindah ke kamar yuk! ajaknya.

    Aku sih menurut saja. Kuserbu lagi bibirnya, kuangkat tubuhnya kugotong ke kamarnya. Kutaruh dia di atas kasur, dan tanpa buang waktu kulucuti pakaianku sendiri. Selanjutnya setelah aku bugil, aku naik ke ranjang dan bibir Tante Sarah kembali kunikmati.

    Tangan Tante Sarah tidak tinggal diam, digenggamnya penisku sambil diusap dan dikocok perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memelukku. Begitu juga aku tidak mau kalah, sementara tangan kiriku menyanggah beban tubuhku, tangan yang kanan kuajak buat jalanjalan di atas dada Tante Sarah.

    Di dalam kamar baru kutahu bahwa Tante Sarah adalah jenis manusia yang senang melepaskan perasaan hornynya dengan sebebasbebasnya. Buktinya sewaktu payudaranya kuremas dan putingnya kupilin dari mulut yang masih kukulum, gumamannya terdengar sangat keras.

    mmhh.. mmhhgg. Apalagi sewaktu lidahku bermain di belakang telinganya, erangannya semakin menjadi.

    Tante Sarah dengan tangannya membimbingku untuk menikmati permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Kujilat dan kukecup bagian leher Tante Sarah sampai tidak ada jengkal yang tersisa,

    Uuhh .. sshh.. mmhh. Sekarang gantian.

    Tangan kananku dipakai menyangga tubuhku sementara tangan kiriku kupakai untuk membelai, meremas dan memilin bukit Tante Sarah yang munjung dan sudah keras dari tadi. Sekarang sasaranku adalah pundak Tante Sarah, dan kedua sikuku kupakai buat menahan berat badanku, supaya kedua payudara Tante Sarah bisa kuremas bareng.

    Pada saat jelajah lidahku sudah sampai di ujung selepetan bimanya, aku sibak kimono Tante Sarah bagian dadanya, dan.. engingeng, jelaslah sekarang di depan mataku sepasang payudara terindah yang pernah kulihat, karena sebelumnya buah dada pacarpacarku kalah bagus sama payudara Tante Sarah. Aku tidak sabar, aku langsung gigit putingnya yang sebelah kanan dan Tante Sarah berteriak,

    aahhkk.. sshh.. aadduuhh.. eenhaakhh. Kusedot pentil itu dengan keras, semakin keras kusedot semakin menjadi erangan dan teriakan Tante Sarah.

    Habis sudah kedua permukaan payudara Tante Sarah kugarap, Tante Sarah mendekap kepalaku di belahan payudaranya, sementara kedua lengannya menyanggah payudaranya, hal ini membuat mukaku tenggelam diselasela payudaranya yang indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu aku bikin cupang di bawah puting kiri Tante Sarah, Tante Sarah berteriak sambil menjewer kedua kupingku.

    Hah.. oohh.. gghh.. uss.. aahh. sehabis itu jelaslah bekas cupanganku di payudaranya.

    Setelah puas kugarap kedua buah payudaranya, Tante Sarah menurunkan kepalaku, kujilati permukaan perutnya, pas sampai pusar kukecup dan kujilat pusarnya sementara kedua tanganku kususupi di belakang pinggulnya dan segera kuremas habis kedua bongkah pantatnya.

    Adduuhhhhh Ron.. kamu kok kayaknya uudaahh peengalamann banget ssiihh, begitu erangan Tante Sarah kirakira sewaktu kukecup dan kujilati pusarnya.

    Jilatanku terus turun ke bawah, sebelum mulutku sampai di selangkangannya, CD mini Tante Sarah kuturunkan pakai kedua tanganku, kutarik lepas CD itu. Ya ampun, rumput yang tumbuh di situ begitu lebatnya, sehingga aku nyaris tidak bisa melihat belahan vaginanya.

    Cerita Dewasa Tanteku Yang Menggairahkan

    Yang pertama kali adalah aku merumput di situ, kujilati rambut kemaluan itu sampai rapi, karena dari fakta yang kulihat sepertinya Tante Sarah adalah salah satu jenis manusia yang senang membiarkan rambut kemaluannya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan dari luar.

    Setelah rambut kemaluan itu rapi, aku kuakkan rambut kemaluan yang berada di sekitar bibir vagina Tante Sarah, barulah sekarang kulihat belahan bibir vagina Tante Sarah. Bibir vagina itu ternyata masih bersih, belum menghitam. Melihat pemandangan kayak begitu, kontan tangan dan bibirku kompakan buat mengerubuti Tante Sarah punya vagina.

    Aahh.. adduuhh.. sshh.. aagghh.. yyeess.. ttruusshhgghh. Tante Sarah teriakteriak sewaktu kumasukan jari tengahku ke vaginanya dan ibu jariku menggesek clitorisnya dan lidahku menjilati permukaan bibir vaginanya.
    Uuhh.. uuhh.. yyaa.. sshh.. desahan dan erangan Tante Sarah semakin menjadi ketika dengan ganas kugigitgigit clitorisnya.

    Dan dengan tidak kalah ganas Tante Sarah menjambak rambutku, dia desaki ke selangkangannya, sementara pinggulnya diangkat tinggitinggi sambil membuat gerakan memutar.

    mmhhyymm.. sshh.. yyaa.. begitu terus dan terus Tante Sarah berputar dan berteriak.
    Ron.. hh.. sini titit kamu kasih Tante.. pintanya dan terjadilah pertempuran 69 yang sangat seru, karena Tante Sarah dan aku samasama rakus.

    Setelah 8 menitan bertempur 69 Tante Sarah mengejan dan berteriak dengan sangat keras,

    Ron.. aahh.. aadduuhh.. Tantee.. tidak.. kuatth.. jeritan Tante Sarah disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakarcakarnya buah pantatku.

    1 1/2 menit Tante Sarah menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terkulai, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina Tante Sarah.

    Ron sudah sayangghh.. Adduhh.. gelii..

    Tante Sarah manjatuhkan diri dan telentang pasrah sambil menarik nafas panjang, pandangan matanya menerawang ke langitlangit kamar.

    Ron, kamu sudah sering melakukan yang kayak begini ya? tanyanya sambil melirikku.
    Ah, nggak juga Tante, mungkin sudah dari sononya kali, jawabku sekenanya.
    Tidak mungkin, buktinya penis kamu Tante sedot kenceng banget koq penis kamu tenangtenang saja, sanggahnya.
    Oh jadi Tante pengen saya cepet nyampe klimaks?
    Ya nggak juga sih, Ih kamu nakal ya! katanya sambil memiringkan badan dan menggelitikiku. Lama kami bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capai, kita berdua masingmasing diam sambil tarik nafas dalamdalam.

    Melihat Tante Sarah telentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, aku yang memang sudah kesetanan tidak tahan, kukangkangi dia dan langsung kuarahkan rudalku ke lubang vaginanya, kumasukkan penisku, kuselipkan diselasela bibir vaginanya, perlahanlahan kutusuk dan..

    Oouuuhhgg.. ehh.. penisku perlahan tapi pasti mulai amblas.

    Setelah amblas seluruhnya kutarik nafas dalamdalam dan kembali bibir Tante Sarah kulumat, sambil kugrepe kedua payudaranya. Setelah tenang kumulai angkat perlahanlahan batang penisku, pas tinggal kepalanya doang yang tersisa kutekan lagi,

    Uuhh.. kembali Tante Sarah mendesah.

    Lamalama kayuhanku semakin lancar, maju mundur, kadangkadang kuputar seperti orang lagi mengebor, dan Tante Sarah mengerang keras,

    Hhmm.. oouughh, rupanya dia menyukainya.

    Aku terus bergoyang, pas aku capai, Tante Sarah ambil inisiatif. Dia peluk aku eraterat dan berguling ke sisi kanan. Sekarang dia naik turun di atasku,

    Oohh.. adduuhh Tanntthh.. teerruuss, erangku sambil tanganku meremas payudaranya keras banget.
    Uhh.. uuhh.. uhh.. yyeess.. yyess, jeritnya sambil kedua tangannya menjambakjambak rambutnya sendiri.

    Lelah naik turun Tante Sarah memelukku sambil menciumku, kulingkarkan tanganku ke belakang, kujamah bongkahan pantatnya dan aku mulai tusuk dia dari bawah.

    mmhh.. mmhh, kutusuk terus. Tidak lama Tante Sarah bangkit dan kembali naik turun.

    Dia cengkeram lenganku kencang sekali, melihat keadaan seperti begitu, aku langsung proaktif, aku juga tidak mau kalah, tusukanku dari bawah kutambah frekuensinya, dan hasilnya.. tidak lama Tante Sarah menggenjot pantatnya dengan gila sambil teriakteriak,

    aahh.. oohh.. oohh.. Tante mau ssaammpp.. belum selesai ngomong begitu Tante Sarah tekan keraskeras pantatnya ke bawah, terasa otototot vaginanya berkontraksi dengan sangat keras, dia jatuhkan diri di atas badanku.

    Dengan nafas masih memburu dia kecup dan lumat bibirku,

    Huuhh, kamu hebat banget sih Ron, sama cewek kamu atau sama perek kamu biasanya hah?
    Enggak koq Tante, ya baru sama Tante saja sekarang.
    Alah, sama setiap cewek yang kamu tidurin juga jawabannya pasti sama, katanya sambil ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersihbersih Tante Sarah masuk lagi ke kamar.

    Di depan pintu kamar mandi kusergap dia, kuangkat satu pahanya dan kutusuk sambil berdiri. Aduh kok ganas banget sih kamu! katanya setengah membentak. Aku tidak mau tahu, kudorong dia ke dinding kuhajar terus vaginanya dengan rudalku. Mulutnya kusumbat, kulumat dalamdalam. Setelah Tante Sarah mulai terdengar lenguhannya, kugendong dia sambil pautan penisku tetap dipertahankan.

    Kubawa dia ke meja rias yang berbentuk Consol, kuletakkan pantatnya di atas meja itu. Sekarang aku bisa lebih bebas bersenggama dengan dia sambil menikmati payudaranya. Sambil kuayun, mulutku dengan sistematis menjelajah bukit di dadanya, dan seperti biasanya (dan ini juga yang biasanya dilakukan wanita) dia tekan belakang kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis emang nikmat dan nikmat banget.

    aahh.. sshh.. oohh.. uugghh.. mmhh, Tante Sarah terus meracau.

    Bosen dengan posisi begitu kucabut penisku dan kusuruh Tante Sarah menungging. Sambil kedua tangannya memegang bibir meja. Dalam keadaan menungging begitu Tante Sarah kelihatan lebih aduhai! Bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu yang bikin aku tidak tahan. Kupegang penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya. Kugesekkan ke clitorisnya, dan dia mulai mengerang nikmat. Tidak sabar kutusukkan sekaligus. Langsung kukayuh, dan dalam posisi ini Tante Sarah bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit.

    Aahh Ron Taanntee mmoo.. kkeelluuarr laggi.. racaunya. Tante Sarah goyangannya menggila dan tidak lama tangan kanannya menggapai ke belakang, dia tarik pantatku supaya menusuk lebih keras lagi.

    Kulayani dia, sementara aku sendiri memang terasa sudah dekat. Tante Sarah mengerang dengan sangat keras sambil menjepit penisku dengan kedua pahanya. Aku tetap dengan aksiku. Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan agak kasar kuurut payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras.

    Eengghh.. oohh.. ohh.. aahh, tidak lama setelah itu bendunganku jebol, kutusuk keras banget, dan spermaku menyemprot lima kali di dalam.

    Dengan gontai kuiring Tante Sarah kembali ke ranjang, sambil kukasih cumbuancumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ketika kulihat jam di dinding menunjukan jam 02.07. Wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi, kupikir.

    Tante, Tante, vagina dan permainan Tante ok banget! pujiku.
    Makasih juga ya Ron, kamu juga hebat, suatu pujian yang biasa kuterima!f

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku

    Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku


    824 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku, Namun setelah kami sama2 menikah, kami menjauh, bahkan linA sangat menjaga jarak denganku. Jujur aku sendiri masih menyimpan hayal dengannya, tubuhnya memang kurang berisi, payudaranya juga tidak besar, tapi permainan sex nya luar biasa, libido yang besar membuatku sering terbayang dirinya.

    Sering pada suatu saat aku berusaha menggodanya, tapi sulit. lina dan suaminya (kakak istriku) tinggal mengontrak sebuah rumah kontrakan yang kecil tepat di seberang sebelah rumah mertuaku yang juga mertua dia.

    Ketika aku berkunjung k rumah mertua ku otomatis aku juga pasti bertemu dengannya dan suaminya.

    Suatu Ketika aku sedang berkunjung ke rumah mertuaku, tentunya dengan istri dan anakku, karena rumah mertuaku berada di luarkota tempat aku tingal, otomatis biasanya aku menginap. Hari Minggu kami disana, Aku bertemu dengan lina, kami salam dan berbasa basi seperti biasa, aku masih saja terpesona melihatnya, apalgi dia hanya pakai celana pendek dan kaos oblong tipis, aku berusaha berlama-lama bersalaman dengannya, tp dia buru2 melepasnya. Aku berhasrat sekali dengannya tapi segera kubuang jauh2 pikiran itu karena keluarga sedang berkumpul tidak mungkin itu trjadi.

    Esok hari, subuh2 sekali istriku, kakaknya (suaminya lina), dan adik2nya, sudah bersiap2 berangkat acara keluarga sekaligu ziarah ke makam leluhurnya, mereka berangkat dengan Pamannya, Ibu dan seluruh keluarga. Hanya Aku putuskan tidak ikut karena masih cape dan malas. jadi hanya AKu dan Kakak Perempuan ibu mertua yang sudah sangat tua dan sulit berjalan yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga tidak ikut karena dia hari itu tidak libur. Sial sekali pikirku, kukiran pagi ini bisa melihat alin dan ada kesempatan untuk menggodanya.

    Pagi itu keadaan rumah sudah sepi, semua sudah berangkat, kecuali aku dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk dari pintu belakang dari arah kontrakannya.

    bertanya pada uwa “wa, saklar di kontrakan rusak wa, jadi air sama lampunya ga bisa nya nyala, mana lina harus kerja lagi, si mas sama yng lain udah berangkat lagi gada yang bisa dimintain tolong”.

    Mendengar itu ingin rasanya aku segera beranjak dari ruang tengah menawarkan bantuan, tapi sebelum aku bicara uwa sdh menimpali

    “Tuh ada ada Yonar, dia ga ikut, minta tolong aj ya”, mendengar itu aku langsung menimpali ” Udah sini Lin aku coba liat sapa tau bisa” ” Ngga usah ngerepotin” jawab lina sambil berbisik ” ntra macem2 lagi”.

    Pikirku tau aja dia kalau aku punya niat macem2, tapi demi jaga gengsi aku bilang “Ada-ada aja, gini aj deh, selagi aku betulin saklar dikontrakan mu, lina disni aja dulu sampe beres, mandi disni aja”

    Dari gerakgeriknya dia hendak menolak namun Uwa buru2 bilang ” ya udah sekarang cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu”

    Membawa Peralatn listrik, obeng, gunting dsb, lina menuntunku ke kontrakannya, sekaligus dia membawa perlengkapan mandinya untuk mandi di rumah mertua. Setelah Lina menerangkan masalahnya aku pun segera memperbaiki saklar kontraknya, dimana saklar ini sebagai penghubung listrik induk dengan listrik rumahnya, sementara Lina mandi di rumah mertua.

    Sekitar 15 Menit sudah aku memperbaiki saklar di kontrakannya, Lina Pun belum juga selesai mandi. Sesekali aku bolak balik ke rumah mertua untuk mengambil beberapa keperluan, suatu kali ketika aku bolak balik, aku penasaran, jiwa nakal ku muncul, Hayalku membayangkan Lina yang sedang Bugil, tanpa sehelai benang pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya dibasuh sabun, payudara dan vaginanya, pikiranku pun smkn nakal aplg setauku pintu kamar mandi disini tidak bisa tertutup sempurna sehingga ada bnyk celah untuk mengintip.

    .. Uuh.. ku intip Uwa sedang dikamarnya, mungkin tidur, maka hayalku memberanikan untuk Mengintip Lina yang sedang mandi, dari balik celah pintu yang rusak,.

    Perlahan kuintip, wow kulihat lina menyamping, bugil seluruh tubuhnya dipenuhi busa – busa sabun, tangannya yang lentik mengusap perlahan toketnya, oh.. dia meremas2 toketnya sambil memejamkan mata, melihat ini kontolku tak kuasa makin menegang, aplagi kemudian aku dikagetkan dgn adegan berikutnya: Lina Mengusap vaginanya, memasukkan jarinya kedalam vaginanya, ah apakah dia sedang masturbasi? pikrku..

    terus dia mengocok vaginanya sebari mendesah tak karuan, aku semakin tegang melihatnya, kontolku tak kuasa menegang, andai saya aku dapat menyetubuhinya.. . Sedang asik bermain dgn kelamin masing2, terdengar suara dari Dalam Ruang tengah: ” Liinn, kalau sudah mandinya, kesini dulu bentar ya..” lina yang sptnya sedang asik memainkan vagina terkaget lsg menjawab ” Iya Wa..” Begitupun dengan aku buru2 aku beranjak dari intipan ku dan segera kembali ke kontrakan lina meneruskan memperbaiki saklar.

    Fyuhh.. benar2 tontonan yang membuat nafsu memuncak.. Pikiranku tidak bisa konsen memperbaiki saklar, pdhl aku sudah mau selesai. Ah kucoba hilangkan pikiran kotor itu dan kembali ke tugasku semula.

    beberapa saat kemudian lina masuk ke rumah, habis mandi dengan (sayangnya) sudah menggunakan kaos dan celana pendek, padahal harapku dia hanya memakai handuk saja.

    Seketika dia bertanya padaku ” belum selesai juga memperbaikinya? lama bnr” .. Aku jawab ” ya iyalah kan harus hati2, emangnya mau kalo nyetrum dan kebakaran”.. msh terbayang bagaimana adegan tadi kulihat di kamar mandi, maka muncul hasrat ku untuk menggodanya, menyetubuhi, atau bahkan memperkosanya.

    Kulanjutkan tanyaku “udah mandinya Lin?” dgn agak sinis khasnya dia menjawab ” ya udah lah ngapain juga lama2″,

    aku : “udah tuntas ya aktifitasnya di kamarmandi”

    Lina: ” maksudnya? ya udah lah dah tau udh keluar kamar mandi berarti udah donk”

    Aku: “yaa kirain aj ada yang masih nanggung”

    Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah cepetan benerin listriknya, aku mau ganti baju ni, susah kamarku kan gelap”

    Aku: gelap bukan berarti ga bisa ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh anakmu waktu gelap2 kan? hahahaha.. udah tuh dicoba listriknya, coba aj lampu ama airnya ..

    LIna: iya aku coba..

    sebari dia coba satu persatu stopkontak, lina melanjutkan pembicaraan ” iya dulu gelap2an enak si sebelum ada si Tina (anaknya) , sekarang ..uuhh.. dah bosen kali si angga (suaminya – kaka istriku) udah jarang, eh YOnar udah oke nih semua lampunya”

    Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa sendiri atau cari bantuan lah… Syukurlah kalau sudah ok, dicoba juga airnya nyalain trs ganti baju kerja gih, ntr telat”

    Lina: ahh alternatif apaan maksudnya yo… (sebari melirik nakal kearahku), bosennya jg kali kalau sendiri,, dah aku ke kamar mandi cek dulu,

    Lina berlalu menuju kamar mandi diujung belakang kontrakannya, sebari aku mengikutinya dari belakang,

    kalimat terakhir dari mulutnya membuat hasrat ku makin bergetar, “bosen sendiri” dalam hatiku, hayalku trs bermunculan, apakah aku perkosa saja ketika dia di kamarmandi? kubekap dari belakang meremas toketnya, memaksanya .. tapi kalau ketauan gmn? kalau lina berteriak kencang gmn, sedang dinding pemisah antar kontrakan di tempatnya tidak tebal, tak tahan rasanya ingin menjilat lehernya yang lnjang, menikmati langsing tubuhnya..

    Hayalku sejenak terhenti oleh teriakan lina ” aduuhh yoo.. basah kuyup.. dah jalan lagi nih airnya.. tapi nyemprot banget..untung belum pake baju kerja..”

    dengan segera aku menghampirinya ” ya bagus donk,, berarti dah jalan lagi, gada masalah lagi kan, baru disemprot sama air, gmn kalau semprotan yang kental..” goda ku..

    Lina menjawab ” yaa kalau itu enak donk.. ” sebari dia membalikkan badan kea arah ku dan membuat mataku terbelakak,, air yang membasahi kaosnya, membuat lekuk tubuh dan payudaranya tercetak sempurna, dan yang membuatku menelan ludah adalah lina belum memakai bra!! ternyata sejak tadi dia hanya memakai kaos saja.. badanku makin gemetar.. kontolku makin ngaceng tak tertahan dibalik celana tidurku..

    “heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo… udah mau ganti baju kerja sekalian, tuh beresin tuh yang dalam celana di kamar mandi” sebari tertwa kecil keluar dari kamar mandi. dengan malu aku masuk kamar mandi segera beresin celana, ku keluarkan kontolku, sudah ngaceng sekali kontolku, tak tahan rasanya, apa aku onani saja pikirku, ah tidak, masa sih aku menyia-nyiakan kesempatan dengan lina, tak ada orang disni.. pikirku mengalir liar, sampai tanpa sadar, ternyata lina memperhatikan aku dari balik lubang pintu kamar mandi yang memang tidak tertutup, ..

    “hayyo kenapa lin.. susah ni mau dituntasin, bantuin donk..” secepat itu aku langsung bicara sebari mengusap2 kontolku, dgn kelagapan lina beranjak pergi sebari bicara ” apaan sih, sendri aja gih, atau minta sama istrimu, udah ah ganti baju dulu ah udah mau kerja nih”

    aku pun mngikutinya berjalan menuju kamar, kulihat dari luar, dikamarnya dia dudukdi ranjangnya spt termenung, dia hendak membuka bajunya tapi terhenti ketika tangannya menyentuh payudaranya sendiri, dia usap2nya, mungkinkah dia juga sebenarnya terangsang dan sedang ingin bercinta tapi dia gengsi untuk jujur padaku..

    aku beranikan maksud ke kamar tidur kecilnya yang hanya cukup untuk satu ranjang dan sedikit ruang itu, dari belakang kubisikkan ditelinganya “aku kangen ih masa-masa kita dulu, aku kangen banget sama kamu, dah lama mendam rasa ini Lin”, dengan nada tinggi dia bilang ” Kamu masuk kamar orang ya ga sopan, ngomongnya ngawur ah, males ah, kita tuh udah sama2 nikah, dah punya anak lagi, inget tuh,..”

    aku: kalau perasaan susah Lin (kupegang bahunya ku balikkan tubuhnya sehingga menghadapku), “aku sayang banget sama kamu lina, sering aku terbayang dirimu yang jadi istriku”..tak kuasa aku memandangnya wajahnya dan memandang kaos basahnya yang setengah terbuka, tercetak jelas payudara mungilnya

    Lina: “inget .. kita udah … ”

    belum selesai dia bicara aku langsung kecup bibirnya, kulumat bibirnya kuat2.. aku berusaha mendekap tubuhnya, sebelum lina mendorongku, duduk menjauh dari aku, berusaha unutk menamparku namun dengan segera ku pegang tangannya, “aku sayang banget lin sama kamu, sekalian lah bantuin aku tuntasin ya..”

    kuberanikan diri mendekatinya lagi tanpa melepas genggaman tanganku padanya, sebelah tanganku membelai rambut lurusnya, kurebahkan kepalaku, mulutku di telinganya, kubisikan “i luv u so much lin, please.. sekali ini aja, aku janji gakan jadi panjang, ..”

    kukecup langsung daun telinganya, kujilat, lina menggelinjang, dia memejamkan mata, tanpa perlawanan, kuanggap itu tanda setuju atas permintaanku. kuciumi kujilati telinganya, kuberanikan menjalarkan lidahku tak hanya di sekitar telinga, menjalar ke pipinya menuju bibirnya, sekali lagi aku kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali ini tanpa perlawanan, meski dia masih tak menggerakan bibirnya, aku terus melumat bibirnya, nafsu sudah membara sejak tadi, kusogokkan lidahku kedalam mulutnya yg masih rapat, kupaksa masuk kedalam mulutnya, tak lama dia menyerah juga, kumainkan lidahku didalam mulutnya, menyentuh lidahnya, menjilati lidahnya, kurasakan dera nafasnya semakin kencang, kucekatkan tubuhnya, kulumat terus bibirnya yang mulai terbuka, sesekali membalas ciumanku perlahan.

    aku mulai melepaskan genggaman tanganku, kupegang kepalanya sebari tetap menciuminya, sementara tanganku yang satu mengusap, menyentuh2 lehernya punggungnya, memainkan telinganya,

    Ciuman itu berlangsung cukup lama, lama kelamaan lina mulai membalas ciumanku, dia mulai memainkan lidahnya, beradu dgn lidahku, mulutnya mulai berani melahapku, ciuman lahap dan kasarnya mulai nampak, desahan desahan nya mulai terasa trdengar ..Hmmm Hhh hsthhh… itu yang aku suka dan aku rindu darinya.. ciuman kami semakin panas, kedua tangannya mulai memelukku, satu tangannta mengacak2 rambutku, tubuhku mulai menempel dgn tubuhnya yang masih terbalut kaos yang basah.

    Tanganku mulai berani menelusup kebalik kaosnya yang basah dan setengah terbuka, kuraih toketnya yang sedari tadi tercetak dibalik kaosnya, kuremas toketnya, AKKHHHHHHHHHH OOKHHHHHHH….OoHHhhhdsthh, erangan keras keluar dari mulutnya ketika ku remas toketnya, ku mainkan putingnya yang sudah mengeras,

    Kubuka kaosnya yang basah, tanpa kesulitan, kutau sejak awal dia sudah tidak memakai bra, kujalarkan lidahku kelehernya, uhh HHsshtstthh.. lina tak hentinya mendesah tak karuan.. kulanjutkan juluran lidahku bibirku menciumi sampai toketnya lina yg masih terduduk di ranjang dan aku yang sudah setengah jojok di lantai, sebelah toketnya kujilati perlahan, sebelah kuremas dengan tanganku.. Hhhhhsthh.. kujilat toketnya perlahan memutar dari pinggir toketnya memuncak ke puting .. kutarik kencang2 putingnya, semua kulakukan bergantian kanan kiri, yang makin membuat lina nafsu nya membesar, kulanjutkan petualangan lidahku keperutnya

    ku perosotkan celana tidurnya, ahhh … darahku serasa makin mendesir melihat langsung pemandangan tanpa CD, langsung kulihat vaginanya, Memeknya yang tadi hanya kulihat dari intipan di kamarmandi, kini didepana mataku dgn lina yang sudah berbugil ria. segera saja petualangan bibirku berlanjut di bibir memeknya lina.

    .OOhhh sedap sekali, aromanya semerbak habis mandi dicampur aroma cairan dari memeknya yang sudah becek sekali.. kulahap habis memeknya, kuciumi sekitarnya, kujulurkan lidahku masuk kedalam liang memeknya yang memang sudah longgar, kusogoh habis2n liang memeknya, lina menjerit kuat ” AHHHH oohhh… ughhh.. dibenamkan nya wajahku sedalam-dalamnya ke liang memeknya, tangannya benar2 mengacak-acak rambutku, mendorong kepala ke memeknya, sesekali mejenggut rambutku.. oohh uhh..

    sedang asik memainkan memek lina, tiba2 tangannya mendorong kepalaku keluar “Lina udah ga tahan banget yon mau orgasme nih, tp gamau sekarang ya ” dia bilang. Aku hanya mengangguk dan berkata “apapun mau kamu sayang”

    Lina mengangkat tubuh yang setengah jongkok untuk duduk disampingnya diranjangnya, “sekarang giliran lina” ucapnya, segera dgn kasarnya dia membuka kaosku, dikecup dan dilumatnya bibirku dgn liar, dipegangnya kepala erat2 dijilatinya pipiku bibirku, seluruh wajahku, telingaku dijilatinya kanan kiri, digitnya,, Akkhhhhhhhh Lin enak banget,, ughh,,,,,,, tanganku pun meraih toketnya meremas2nya, sebari bibir lina menjamahi wajahku, telingaku, leherku nyaris saja di cupangnya, sebelum aku melarangnya khawatir ketauan istriku.

    Lina menjamahi tubuhku dengan liar, dadaku, perut buncitku, dia tarik puting susu ku yang berbulu, tangannya liar menjamahku, membuka celana pendekku, memerosatkannya berikut dgn CD ku, ko0ntolku sudah sangat , menegang kencang dan memerah.. Ahhh senyum liarnya lina sebari menatap liar padaku, dia menjulurkan lidahnya memainkan kepala kontolku. Akhhhh Linnn.. enak banget.. dia mengocok2 kontolku sebari menjilati ujung kontolku, dia berjongkok dilantai, memainkan kontolku, menghisapnya, naik turun, makin kencang makin kencang.. Ohh aku tak tahan lagi.. dijilatinya kontolku..

    Dia kemudian mencabut mulutnya dari kontolku, dia berdiri menghadapku yang masih terduduk, kesempatan ini kupakai unutk menjilat lagi memeknya yang sudah sangat becek, meremas toketnya kuat2.. ahh indah sekali pemandangan ini tubuh lina berdiri dihadapanku, seolah dia sedang stripsis, bergerak menggelinjang karena rangsanganku ke dlm memek dan toketnya..

    baru sebentar kumenikmati itu, lina mendorongku keras, sampai aku terlentang diranjangnya, ranjang tempat biasa dia bersetubuh dgn suaminya.

    ucapnya ” Lina udah ga tahan yon’..

    dia menaiki tubuhku diranjang, diarahkan memeknya kearah kontolku, Bleesss,,, aakhhhh Ugghhhhhhhhhh kami mengerang bersama-sama..

    Lina menindihku.. women on top,, digerak2n tubuhnya… kami berciuman liar.. berulang kali dia berkata “udah gakuat lina ih..” .. aku berusahan membanting tubuhnya, membalik posisi, kali ini dia dibawah.. aku kocokkan kontolku semakin cepat dan kencang.. erangan lina udah tak tertahankan lagi.. “trs.. ayo dong…” ucapnya.. dia trs menggelinjang menggerakan bokongnya.. ” aku juga ga kuat lin” .. ayo dong kit bareng lagi..” tenaga lina begitu kuat mendorong kembali terguling mebalikkan posisi.. dia kembali diatas, kali ini dia duduk berkuda.. menggerak-gerakan pantatnya, tubihku bangun meraih toketnya.. darahku mendesir.. sekecap saja aku sedot toketnya.. meremas toketnya.. lian sudah tak kuasa hendak keluar.. AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss……. uughhhhhhhhhhhhhhh ” lina keluar.. Ohhhhhhhhhhhh… Peluk erat 2 yon, gigit puting lina,” suaranya mengacau tak karuan..”‘akhhhhhhhhh… kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr…”””” … lina orgasme” tubuhnya semakin kuat mendekap, memeknya basah…

    “Kamu curang yon… ga bareng” lina berbicara kacau sebari orgasme.. tubuhnya mulai melemas… kesempatanku membalikkan lagi tubuhnya.. kali ini kukocokkan kuat2 kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin… “kucabut dan kubasahi tubuhn dan mulutnya…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Di Cumbu Seniorku

    Di Cumbu Seniorku


    888 views

    Cerita Sex ini berjudulDi Cumbu SeniorkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam terbuka.

    Menjelajah, mendaki gunung, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.

    Umurnya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan mempunyai 2 anak. Namanya Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di arena kegiatan.

    Beliau sangat berwibawa, melindungi dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan lain kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang sebagai senior tetapi aku pendam dalamdalam saja perasaan itu karena aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada kawankawanku.

    Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.

    Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan untuk kegiatan pengembaraan melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami tertinggal.

    Isengiseng aku mengacungkan tangan sambil berkata

    Saya siap, Kak. Kak Dani melihat padaku lalu bertanya
    Kamu gak kan rewel nanti di jalan, Er ?.
    Siap, saya janji gak kan rewel dan aku disoraki oleh temantemanku.

    Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua dengannya.

    Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju Sindangbarang.

    Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.

    Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.

    3 kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan.

    Temannya sempat menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung, untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani kembali ke Bandung.

    Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta. Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tibatiba saja hujan turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan. Kesanalah kami tuju untuk berteduh.

    Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.

    Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuhtubuh kami serapat ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras sungguh aku merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya.

    Nafasnya terasa hangat menerpa wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tibatiba saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh . Dia menciumku. Mula mula hanya nempel lalu perlahanlahan lidahnya berusaha masuk ke mulutku.

    Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat.

    Tangannya yang tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku sehingga aku terus menggelinjang .

    Kaaaakkkk . Ooohhhh . Hanya itu yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan.

    Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilinpilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras karena kenikmatan yang melandaku.

    Tangannya bermain lincah di kedua dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejangkejang nikmat. Aku sudah tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.

    Tibatiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata

    Er, kamu baru ngalami ini ?

    Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.

    Maafkan Kakak sudah nakal yaa sambil dia kecup pipiku lalu merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari lubangnya.

    Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku sambil tersenyum . duh, senyumnya, aku membatin.

    Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alatalat ke ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati air teh yang hangat.

    Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ? tanyanya memecah keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab Tidak Kak, Er tidak apaapa.
    Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ? katanya lagi sambil memandang jenaka padaku. Aaaahh .. kakak . kataku sambil memukul bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.

    Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku tergetar, jantungku kembali berdebar .. tapi kemudian Kak Dani bilang Sebentar lagi hujan reda yuk, kita siapsiap. Mau ganti baju dulu dengan yang kering ? tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.

    Setelah hujan benarbenar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.

    Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?

    Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor jadi kalau boleh, Er ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ? jawabku.
    Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal, jawabnya.

    Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.

    Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.

    Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2 gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi dan masak ringan.

    Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lamalama karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat kebersihan lalu mandi.

    Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan ku bangunkan dia

    Kak kak sambil ku goyanggoyangkan lengannya.

    Dia terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin. Tibatiba terdengar suaranya memanggilku

    Er maaf, ambilkan kaos oblong sama sarung Kakak di ransel

    Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan sarung lalu pintu tertutup lagi.

    Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
    Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.

    Makasih Er, duduklah . dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.

    Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar guyonannya.

    Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
    Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.

    Er kamu pegal ndak badannya ? tanyanya sambil menutup buku catatannya.
    Iya Kak jawabku singkat.
    Mau sama Kakak dipijetin ? dia bertanya lagi.
    Mau Kak tapi Kakak juga cape kan ? jawabku sambil balik bertanya.
    Ya gantian dong jawabnya sambil berjalan ke arahku.

    Mulamula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu

    Er, ada body lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya katanya.

    Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.

    Er kaosnya Kakak angkat yaa ? tanyanya. Deg aku kaget tapi benar juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
    Tapi Kakak janji gak kan nakal jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
    Ya, kakak tidak akan nakal . asal dia potong katakatanya.
    Asal apa hayo ?? jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
    Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu .. jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.

    Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
    Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya

    Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju ? Kakak buka yaa bajunya . Sambil dia membuka bajuku dan aku yang masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat tanganku agar bajuku mudah terlepas.

    Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
    Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan dan terasa pengait bhku dilepaskan olehnya

    Kakkk . janji gak kan nakal . ucapku tanpa melihat wajahnya.
    Iya ndak, Kakak gak akan nakal jawabnya.

    Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak menyenggolnyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.

    Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ? tanyanya.
    Erni takut Kak . jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan pantatku.

    Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget karena tubuhku sudah telanjang.

    Kakaaakkkk . ?!! aku segera mengambil bantal menutupi dada dan kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang.

    Aku panik, malu dan bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.

    Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ? dia bertanya sambil mendekatiku.

    Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk juga dalam pelukannya.

    Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.

    Er, jangan takut . Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka. Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar tetap baik. Dah jangan takut lagi yaa ? tanyanya sambil mengecup rambutku.

    Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku menjadi miring terhalangi oleh bantal.

    Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
    Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jarijarinya bermain di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku jarinya bergerak ke tengkukku aku menggelinjang dan mendesah kegelian.

    Kkkaaakkkkk .. akhirnya desahku keluar.

    Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya. Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku karena merasakan kenikmatan jemarinya.

    Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh bibirku.

    Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti lidahku.

    Getarandemi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku.

    Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.

    Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami.

    Ciumannya lalu mulai bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian yang mampu membuatku terkejangkejang nikmat sehingga dari mulutku keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku.

    Aku sudah tidak bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.

    Sekarang .. oooohhhhh . Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku .

    Addduuuhhhh . Kakkkaaaakkkkk .. oooohhhhh . racauku. Setelah menelentangkan tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama .. aaaaahhhhhhh . aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang disodorkan oleh seniorku.

    Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku terkejangkejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak terkira berkecamuk di dalam dadaku.

    Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak terlalu lebat.

    Mulamula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak rambutnya, menariknarik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan ..

    Kakkkkkaaaaakkkkkk oooooouuuuuhhhhhh aku mengejan untuk menahan itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah bahkan banjir

    Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh aku tak bisa mengungkapkannya.

    Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah, dia hanya menggunakan celana dalam saja entah kapan dia membukanya. Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai rambutku.

    Sakit Er .? tanyanya sambil menatapku.
    Tidak Kak tapi .. aaahhhh, Kakak .. Er maluuuu .. lalu ku peluk tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya.

    Kurapatkan dadaku ke dada bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu perhatikan.

    Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh pasanganpasangan yang memadu asmara katanya saat aku rebahkan kepalaku di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
    Er merasa aneh Kak . koq begitu sih rasanya kataku.
    Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut orgasme jelasnya.
    Or .apa Kak tanyaku karena bahasa asing ini.
    Orgasme, Sayang katanya sambil mengecup bibirku.
    Er takut Kak . kataku
    Takut kenapa ?
    Takut . Eeeeuuuu . Hamil jawabku ragu.

    Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata

    Er . Er . mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu kamu gituu deh kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena malu dan lega.
    Eh aduh, sakit Er tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
    Kakak dah ingkar janji . Kakak ternyata nakal kataku sambil menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
    Tapi kamu suka kan ? jawabnya sambil mencium bibirku.

    Ku sambut ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu lagi.

    Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.

    Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk memegang batang kemaluannya aku sempat menggeleng tapi karena bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.

    Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.

    Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik turun naik turun dan lamaama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang kemaluannya lebih cepat.

    Tenang Er, jangan keraskeras. Perlahan saja . bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.

    Ada desiran lagi saat tangannya membelaibelai punggungku dan meremas bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.

    Kali ini Kak Dani suka terkejangkejang sambil sesekali menyebut namaku perlahan di selasela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin merasakan kenikmatan yang tadi lagi.

    Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar

    Kak . Jangan . Jangan Kak aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
    Er ndak apaapa, Kak cuma ingin melakukan petting saja . Gak apaapa Kakak tidak akan mencelakaimu .. ayolah jawabnya dengan nafas memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.

    Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.

    Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku, menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan berulangulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.

    Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya membelaibelai belahan kemaluanku.

    Sadar atau tidak, pinggulkupun kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya aku kembali mengejang seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa nikmat tadi kembali terulang.

    Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang kemaluannya dan .. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan nikmat tidak bisa berbuat apaapa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan itu.

    Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya mulai mengendur ketegangannya.
    Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu.

    Gak apa Kak . Er senang melihat Kakak seperti tadi jawabku sambil mengecup bibirnya.

    Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.

    Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya

    Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya


    825 views

    Perawanku – Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya, Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan.

    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra
    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri
    “Belum, Bu!”

    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya
    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya

    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan
    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat

    “Terima kasih”, jawabnya singkat
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat

    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama

    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur

    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan

    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Fantasi Sex Pemerkosaan Bersama Octa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Fantasi Sex Pemerkosaan Bersama Octa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1619 views

    Perawanku Liana berjumpa pertama kalinya dengan Octa dua belas bulan yang lalu. Dia adalah kakak seorang teman dan mereka bertemu di sebuah pesta ulang tahun temannya. Ada daya tarik seksual langsung antara dua dari mereka. Octa memiliki kulit putih yg mulues serta rambut gelap, mata hijau besar, bahu lebar, Dia sangat seksi dan mempesona mata lelaki yang melihatnya sedangkan Liana , bahu rambut panjang cokelat, mata cokelat besar, dan penuh, bibir lemak yang cocok wajahnya sempurna. dia sangat feminin dengan payudara sempurna dan alami. Dia mengalir seks dan memiliki kehadiran seksual yang kuat, meskipun tidak selalu sengaja.

    Liana dan Octa mulai berbicara segera setelah Liana tiba di pesta, dan ketika mereka berbicara mereka minum dan main mata beberapa jam mereka tidak mampu menjaga tangan mereka dari satu sama lain dan memutuskan untuk menyelinap ke kamar mandi. Liana itu menyerbu ke kencing jadi dia bilang Octa dia akan pergi ke kamar mandi dan melakukan apa yang dia harus lakukan dan dia bisa menunggu di luar pintu dan dia akan membiarkan dia di saat dia dilakukan. Dia menarik celana jeans-nya turun di pergelangan kaki dan celana dalam pink berlutut dan merasakan besar menyembur saat ia marah untuk pertama kalinya malam itu. Merasa sangat lega untuk membebaskan kandung kemih penuh, Liana tidak melihat gagang pintu berputar dan sebelum ia tahu itu Octa berada di kamar mandi dengan dia.

    Tidak yakin apa yang sedang terjadi Liana tidak tahu apakah dia harus berhenti kencing atau tidak, tapi dia tidak benar-benar berpikir ia bisa berhenti jika ia berusaha jadi dia biarkan saja.Yang mengejutkan, membungkuk Octa mendekat dan meletakkan tangannya di vagina, sementara dia kencing. Liana melompat, itu adalah kejutan bahwa dia akan menyentuhnya, tapi rasanya begitu baik seperti dia mengelus vagina nya sambil kencing mengalir keluar. Ia selesai kencing dan dalam beberapa menit telah meraba untuk orgasme, tapi Octa tidak dilakukan. Ia berlutut dan menarik celana jins dan celana Liana off, mendorong kakinya sejauh kembali ke dalam tubuh saat mereka akan pergi dan ia mulai menjilati basah, berdenyut-denyut vagina. Liana itu bucking sekitar seperti kuda liar, berusaha keras untuk tidak jatuh toilet tetapi masih sangat sensitif dari orgasme pertamanya. Octas lidah hampir tak tertahankan. Hampir.

    Liana merasakan kenikmatan intens terburu-buru datang dan ia berhenti menolak lidahnya. Dia meraih kepalanya, mendorong sejauh ke dalam vagina basah karena bisa pergi dan dalam beberapa menit, seperti Octa menjilat dan mengisap klitorisnya dan meraba lubang nya, Liana datang lagi. Dia sekarang bergetar sebuah, berantakan basah duduk di kursi toilet.Octa hanya menatap, senyum lebar dia di wajahnya, bibir dan dagunya basah dengan jus-nya dan bikin dia. Liana berdiri dan memberinya panjang, penuh gairah, lidah mencium, mengecap dirinya seluruh mulutnya. Dia tidak bisa berbicara, hampir tidak bergerak dan tidak tahu apakah dia akan bisa berjalan, tapi ia yakin sebagai kotoran tahu dia ingin lebih dari Octa.

    Liana diatasi dirinya sebagai Octa berjalan keluar dari kamar mandi. Dia mengatakan hanya satu hal selama pertemuan seluruh kamar mandi. Saat ia pergi, ia mencium leher Liana dan berkata, “Mari kita pergi ke tempat saya.”

    Itu adalah pertemuan pertama seksual Liana dan Octa. Mereka terus sampai larut malam di rumahnya dan sekarang, dua belas bulan kemudian, mereka telah melakukan apa saja. Bukan pasangan seperti itu, tetapi hanya teman-teman bercinta yang menikmati masing-masing perusahaan. Mereka telah melihat dan melakukan itu semua. Mereka mencintai pesta pora, dan Liana telah geng menggedor. Mereka adalah pelanggan tetap di klub-klub berbagai swingers. Octa mencintai mengikat Liana Facebook, menggigit, mengikat, mencubit, mengisap dan memar besar puting sebelum menyusui dari mereka selama berjam-jam. Pada dasarnya tidak ada yang terlarang. bermain Anal adalah kejadian biasa dan diperlukan dan Liana telah menjadi agak dari dubur pelacur. Octa mencintai Liana berbagi dengan teman-temannya dan mereka sering akan menghabiskan seluruh akhir pekan menjilati, fucking, mengisap dan melahap satu sama lain dan lain-lain.

    Octa sering penutup mata Liana, manset dia orgasme menara dan jam tangannya selama berjam-jam saat dia akan cum lagi dan lagi, menyemprotkan dan kencing di mana-mana. Dia akan bergantian jari-jarinya masuk dan keluar dari pantatnya ketika dia hendak untuk mencium dan menyemprotkan dan kencing di gelas dan memaksanya untuk minum. Dia akan membuat masukkan ke bokongnya dan memakainya sepanjang hari, kadang-kadang di tempat kerja, dan meskipun bagaimana dihidupkan dia ia tidak diizinkan untuk masturbasi.

    Octa menjadi kepribadian seksual yang dominan, Liana menjadi permainan asiknya untuk bercinta dan ia menyukainya. Mereka berbaring berdampingan, keduanya terengah-engah karena mereka pulih dari apa yang sesi fuck raksasa. Octa beban perlahan-lahan merembes keluar dari bajingan miskin disalahgunakan Liana ketika ia bertanya Liana apakah ada sesuatu yang ia tidak dilakukan, baik dengan dia atau sebelum bertemu, bahwa ia ingin lakukan?Liana ingin menjawab langsung, ada satu hal yang ia sakit untuk dilakukan, tetapi membuatnya tampak seolah-olah dia perlu waktu untuk berpikir tentang pertanyaan itu.

    “Aku punya fantasi pemerkosaan,” Liana agak gugup berkata kepada Octa.

    Ok berlanjut ke Cerita Dewasa Ngentot Fantasi Sex Pemerkosaan ini Mereka berdua memiliki pengalaman seksual yang luas dan beragam dan meskipun Liana tidak benar-benar berpikir Octa akan panik di dalam keinginannya, fantasi gelap untuk diperkosa, ia gugup mengucapkan kata-kata kepadanya.

    “Benarkah?” Octa kata. “Hmmm …”

    Liana agak malu-malu berkata, “Apakah Anda pikir Anda bisa memenuhi fantasi itu untuk saya, Octa?”

    Octa berdiri, menyambar handuk dan menuju ke pintu kamar tidur, sebelum berkata, “Saya akan memikirkannya.”

    Dia mendengar pancuran, dan bertanya-tanya, singkat, persis apa yang “Aku akan memikirkannya” sebenarnya berarti. Tidak satu untuk memikirkan hal-hal seperti, Liana masih horny dan cum mengalir keluar brengsek-nya tidak membantu dia mengatasi Horny nya. Dia melakukan apa yang pelacur dubur baik lakukan, ia meletakkan dua jari di bajingan dan bermain dengan cum Octa saat ia jari memaksakan dirinya untuk orgasme lain, menjilati semua jari-jarinya pada kedua tangan ketika ia dilakukan. Seminggu telah berlalu sejak Liana mengatakan Octa dia punya fantasi pemerkosaan dan bertanya apakah ia bisa membantu memenuhi hal itu, dan ia masih belum benar-benar menjawab pertanyaannya. Dia semakin kesal pada penolakannya untuk menjawab, tapi ia tidak berani menunjukkan Octa bagaimana marah dia.

    Liana sedang bersiap-siap untuk malam di kota dengan teman-temannya ketika Octa mengetuk pintu. Dia tidak mengharapkan dia, atau perusahaan apapun dalam hal ini, saat ia bergegas untuk membuka pintu hanya dibungkus handuk. Octa masuk dan langsung pergi ke dada mainan Liana dan mengeluarkan butt plug pink dan sebotol pelumas, dan mengatakan Liana untuk mendapatkan tangan dan lutut. Dia lubed up butt plug saat ia menyebar pipi pantatnya lebar untuk masuk lebih mudah. Octa membanting butt plug di keledai saat ia menjerit tertahan.

    Dia kemudian membuka ritsleting celananya dan memaksa kontolnya ke bawah tenggorokan Liana tenggorokannya sampai ia meniup beban hangat ke bawah bagian belakang mulutnya. Liana duduk telanjang di tempat tidur saat Octa menarik celananya kembali, mencium leher dan berkata, “Saya sudah berpikir tentang hal itu, jawabannya adalah ya . “

    Wajahnya bersinar dengan kegembiraan, akhirnya dia akan memiliki terdalam dia, fantasi tergelap menyadari ..

    Jika Octa akan melakukan hal ini harus ada aturan. Dia langsung tahu dia akan mengatakan ya, ia hanya perlu untuk memastikan dia bisa mewujudkannya dengan cara yang ia ingin hal itu. Dia tidak ingin seluruh pengalaman menjadi kekecewaan kepada salah satu dari mereka dan ia memerlukan bantuan untuk mewujudkannya cara dia dibayangkan.

    Octa mengatakan Liana bahwa kadang-kadang dalam beberapa minggu ke depan itu akan terjadi, itu akan ketika dia paling tidak diharapkan dan ia akan menyukainya. Dia ingin dia tahu bahwa jika pada suatu titik dia merasa lebih takut hanya untuk mengucapkan kata dan ia akan berhenti.

    Sementara itu dia pergi tentang kehidupan seperti biasa, tetapi mereka tidak akan bertemu lagi sampai tiba waktunya. Liana tidak berhubungan seks dengan orang lain, dia memakai plug butt sesering mungkin dan mengirim gambar dari plugs butt di keledai untuk Octa, setidaknya sekali sehari. Liana diizinkan masturbasi sekali sehari juga. Tidak lebih.

    Dia meraih ke bawah dan mulai untuk menggosok vagina sekarang basah kuyup Liana saat ia masih duduk di sana telanjang di tempat tidur. Dia sekarang terlambat untuk bertemu teman-temannya tapi dia tidak peduli, rasanya sangat baik saat Octa menggosok vagina. Dia hanya santai dan membiarkan hal itu terjadi.

    Octa kemudian meraih pelumas yang baru saja digunakan pada butt plug dan menuangkannya seluruh tangannya. Liana sedang pusing dengan kegembiraan, ia akan mendapatkan mengepalkan! Dia mulai dengan dua jari, lalu tiga, saat ia berbaring dan rileks. Sebagai Octa dibangun hingga empat jari dia menyuruhnya merangkak. Liana tidak pernah kikir dari belakang sebelumnya, tapi ia yakin sekali akan mencobanya.

    Octa bekerja kelima jari ke dalam vagina basah kuyup dan dia mengeluarkan desahan keras. Dengan lima jari Octa sekarang di dalam dirinya, Liana mulai bolak-balik, membantu seluruh tangan di dan sebelum ia tahu itu vagina penuh tangan Octa. Dia adukan hal itu dalam dirinya begitu keras, buah dadanya yang bergoyang di mana-mana, pasang pantatnya ingin keluar dan vagina berbaring secara maksimal.

    “ohhhhhh pelacur!” Octa berteriak Liana saat ia bekerja sampai klimaks. “Ayo kamu pelacur!!” Liana bisa merasakan orgasme datang saat ia ditumbuk nya lebih keras dan lebih keras. Seluruh tubuhnya mulai bergetar saat ia berteriak keras dan lebih keras dan dengan satu besar menyembur dia menyemburkan seluruh tangan Octa saat ia datang. “Owwwwwhhhhhoooohhh!” Teriak Liana saat ia roboh ke tempat tidur, di perutnya. Octa menyelinap tangannya keluar dari vagina. Liana tidak bisa bergerak sebagai Octa mengambil tangannya dan membuat menjilat Liana semua jari-jarinya dan tangan bersih. Dia mencium penuh gairah di bibir dan berkata “Lain kali aku melihatmu, aku akan memperkosa kamu, kamu lagi

    Cerita Dewasa diatas merupakan Cerita Ngentot yang penuh dengan teka teki apabila kalian bisa menyambungkan Cerita Sex Tersebut baru kalian akan mengerti alur cerita dewasa sebenarnnya

  • Cerita Sex Horny Jilatan Dan Emutan Di Kos an

    Cerita Sex Horny Jilatan Dan Emutan Di Kos an


    949 views

    Perawanku – Setelah kejadian kemarin yang aku share kepada pembaca dewasa “mesum didalam mobil” saat itu aku
    sedang makan di kantin bersama Sinta, kami bercanda sambil gosipin menunggu jam kuliah masuk, saat itu
    pukul 13.00 bisa kebayang jam seperti itu kantin pasti penuh, saking asyknya kita bercanda aku
    dikagetkan dengan seseorang yang menpuk pundakku

    “Helo girls, gabung yah, penuh nih !” sapa orang itu yang ternyata si Dimas, salah satu playboy
    kampusku yang dua minggu lalu terlibat ML denganku (baca mesum didalam mobil)

    “Penuh apa alasan buat bisa deketin kita, heh ?” goda Sinta padanya.

    “Iya nih, dasar, itu tuh disana aja kan ada yang kosong, hus…hus..!!” kataku dengan nada
    bercanda“Maunya sih…cuma kalo gua disana takutnya ada yang merhatiin gua, jadi mendingan gua deketin
    sekalian” kelakarnya dengan gaya khas seorang playboy.“Gila ga tau malu amat, jijay lo !” sambil
    kucubit lengannya

    Kami bertiga menikmati makan dan obrolan kami semakin seru dengan datangnya pemuda ini. Harus kuakui
    Dimas memang pandai berkomunikasi dengan wanita dan menarik perhatian mereka. Dalam empat sekawan
    geng-ku saja dia sudah pernah menikmati petualangan sex dengan tiga diantaranya (termasuk aku),
    tinggal si Indah yang belum dia rasakan.

    “Kuliah jam berapa lagi nih kalian ?” tanyanya“Gua sih masih lama, jam tiga nanti, pulang tanggung”
    jawabku“Kalo gua sih sebentar lagi jam satu masuk, BT deh kuliahnya Bu Dinah yang killer itu” jawab
    Sinta sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

    “Halo Ci….hai Nana (Sinta) !” sapa Indah yang tiba-tiba nongol dari keramaian orang lalu duduk di
    sebelah Sinta.

    Hari itu Indah tampil dengan penampilan barunya yaitu rambutnya yang panjang itu dicat coklat sehingga
    nampak seperti cewek indo. Dia terlihat begitu menawan dengan baju pink yang bahunya terbuka dipadu
    celana panjang putih.

    Kuperkenalkan Dimas pada Indah, berbeda dengan kami bertiga yang dari fakultas yang sama, Sastra
    Inggris, Indah berasal dari Fakultas Ekonomi sehingga dia belum mengenal Dimas. Begitu kenal dengan
    Indah, Dimas langsung beraksi dengan kata-kata dan pujian gombalnya.

    Dengan sifat Indah yang gaul itu mereka cepat akrab dan omongannya nyambung.“Dasar aligator darat”
    begitu gumamku dalam hati sambil menyedot minumanku.Tak lama kemudian HP Sinta berdering lalu dia
    pamitan karena ada janji mau mengerjakan tugas kelompok dengan temannya di perpustakaan.

    Jadi sekarang tinggallah kami bertiga.“Ngapain yah enaknya sambil nunggu, bosen kan disini terus ?”
    kata Indah setelah menghabiskan kentang goreng dan minumnya. Ternyata dia sedang menunggu kuliah jam
    tiga juga.

    “Ke kost gua gimana ? gua sih dah beres ga ada apa-apa lagi” usul DimasKami pun mengiyakan daripada
    menunggu dua jam lebih di kampus, di kostnya kan banyak film jadi bisa nonton dulu. Kami pun berjalan
    ke gerbang samping yang menuju ke kostnya setelah membayar makan.

    Hanya dalam lima menit kami sudah tiba di tujuan. Kostnya cukup besar dan bagus karena termasuk kost
    yang mahal di daerah sini, terdiri dari dua tingkat dengan kamar mandi di kamar masing-masing.

    Penghuninya campur pria-wanita, tapi menurut Dimas lebih dari setengahnya wanita, makannya dia betah
    di sini.“Welcome to my room, sori yah rada berantakan” dia membukakan pintu dan mempersilahkan kami
    masuk ke kamarnya di tingkat dua.

    Ini bukan pertama kalinya aku ke sini, aku bahkan pernah ML disini saat one night stand dengannya.
    Pada temboknya terpampang beberapa poster pemain sepak bola, juga ada sebuah poster anime Kenshin.
    Foto pacarnya yang kuliah di luar negri dipajang diatas meja belajarnya yang sedikit acak-acakan.

    Kami ngobrol-ngobrol sambil menikmati snack hingga akhirnya obrolan kami mulai menjurus ke masalah
    seks. Dimas tanpa basa-basi menawarkan nonton film bokep koleksinya, dipilihnya salah satu vcd bokep
    Jepang favoritnya.

    Aku tidak ingat judulnya, yang pasti adegannya membuatku merinding. Kami bertiga hening menatapi layar
    komputer seakan terhanyut dalam adegan yang pemerkosaan masal seorang wanita oleh beberapa pria,
    sperma pria-pria itu berhamburan membasahi si wanita.

    Darahku serasa memanas dan selangkanganku mulai basah. Indah di sebelahku juga mulai gelisah, dia
    terlihat menggesek-gesekkan kedua pahanya. Dan, si Dimas….oh dia meremas-remas tangan Indah, dia juga
    mulai berani mengelus lengannya.

    Melihat reaksi Indah yang malu-malu mau dan sudah terangsang berat, Dimas makin berani mendekatkan
    mulutnya ke pundak Indah yang terbuka. Indah menggelinjang kecil merasakan hembusan nafas Dimas pada
    leher dan pundaknya.

    Karena sudah merasa horny, ditambah lagi Dimas dan Indah mulai beraksi, akupun tidak malu-malu lagi
    mengekspresikan nafsuku pada Indah yang duduk paling dekat denganku. Tanganku merayap lewat bagian
    bawah bajunya dan terus menyelinap ke balik bra-nya.

    Aku dapat merasakan putingnya makin mengeras ketika kumain-mainkan dengan jariku. Mulutku saling
    berpagutan dengannya, lidah kami saling beradu dan bertukar ludah. Sementara di sebelah sana, Dimas
    mulai menjilati leher dan pundaknya, disibakkannya rambut panjang itu lalu dihirupnya wangi tubuhnya
    sebelum cupangannya berlanjut ke leher dan belakang telinganya.

    Indah mendesah tertahan menikmati perlakuan ini, tangannya mulai bergerak meraih penis Dimas yang
    masih tertutup celana jeansnya, diraba-rabanya benda yang sudah mengeras itu dari luar. Ciuman Dimas
    menurun lagi ke bahu Indah sambil menurunkan pakaian dengan bahu terbuka itu secara perlahan-lahan,
    suatu cara profesional dan erotis dalam menelanjangi seorang wanita.

    Aku juga ikut menurunkan pakaian Indah dari sebelah kiri sehingga pakaian itu sekarang menggantung di
    perutnya. Dengan cekatan Dimas menurunkan cup BH kanannya dan langsung melumatnya dengan rakus.

    Indah melenguh merasakan payudaranya dihisap kuat oleh Dimas. Aku sekarang melepaskan pakaianku
    sendiri hingga bugil lalu mendekati Dimas yang sudah merebahkan tubuh Indah di ranjangnya. Kupeluk
    pinggangnya dari belakang dan melepaskan sabuknya disusul resleting celananya.

    Dimas berhenti sejenak untuk membiarkanku melucuti dirinya, disaat yang sama Indah juga melepasi
    pakaiannya. Kini kami bertiga sudah telanjang bulat. Kami menyuruh Dimas rebahan di ranjang agar bisa
    menservis penisnya. Penis yang sudah mengeras kukocok dan kujilati, lalu kumasukkan ke mulutku.

    Bersama dengan Indah, kami bergantian melayani ‘adik’ Dimas dengan jilatan dan emutan. Indah melakukan
    aktivitasnya dengan terngkurap diatas tubuh Dimas dengan kata lain mereka dalam posisi 69, jadi Dimas
    bisa menikmati vagina Indah sementara kami berdua menikmati penisnya.

    Dimas sangat menikmati vagina Indah, hal ini nampak dari cara dia menjilat dan menyedot liang itu,
    terkadang suara hisapannya terdengar jelas sehingga membuat Indah mengerang pendek. Beberapa menit
    kemudian Indah mengerang lebih panjang dan suara seruput Dimas terdengar lebih jelas, ternyata Indah
    sudah mencapai orgasme pertama.

    Dimas mengganti posisi, Indah disuruh telungkup di ranjang dan pantatnya diangkat menungging, Dimas
    sendiri mengambil posisi di belakangnya dan mengarahkan senjatanya ke vagina Indah. Indah merintih
    sambil meremas sprei menikmati penis Dimas melesak masuk membelah bibir bawahnya.

    Ketika penis itu masuk sebagian, Dimas menghentakkan pinggulnya dengan bertenaga sehingga penisnya
    amblas seluruhnya dalam vagina Indah. Tubuhnya tersentak pelan dengan mata membelakak diikuti dengan
    erangan nikmatnya.

    Dimas memompa Indah dengan gerakan-gerakan yang mantap dan erotis sehingga Indah tidak sanggup berkata
    apa-apa selain mengap-mengap keenakan. Kedua tangannya menjelajahi payudara Indah yang berukuran
    sedang tapi padat, kedua putingnya dipencet-pencet atau dipelintir.

    Aku sendiri yang tidak tahan hanya menonton mengambil posisi berselonjor di depan Indah, kedua pahaku
    kubuka lebar dan kudekatkan ke wajah Indah.“Dah…jilatin punya gua yah…ga tahan nih !”Indah mulai
    menjilati paha dan vaginaku, lidahnya menari-nari menggelikitik klitorisku yang sudah menegang
    sementara tangannya meraih payudaraku dan mencubit-cubit putingku.

    Lidah Indah memberi rangsangan tak terkira pada kemaluanku sehingga aku tidak tahan untuk tak
    mendesah. Desahan kami bertiga pun terdengar memenuhi kamar ini. Kami berganti posisi menjadi woman on
    top, Indah bergoyang di atas penis Dimas dan aku naik ke wajah Dimas berhadapan dengan Indah, kini
    vaginaku dilayani oleh Dimas dengan lidahnya.

    Sambil terus bergoyang aku berciuman dengan Indah, aku kembali menikmati lidah sesama jenisku, kami
    bercipokan sambil mengeluarkan desahan-desahan tertahan. Ciuman Indah terus turun ke leherku hingga
    berhenti di payudara kananku, sebuah gigitan kecil disertai hisapan pada daerah itu membuatku
    menggeliat, disusul tangan Dimas menjulur dari bawah mencaplok yang kiri.

    Ooohh…sepertinya bagian sensitifku diserang semua, lidah Dimas yang dikeraskan itu melesak masuk lebih
    dalam dan bergoyang menggelikitik dinding kemaluanku, tangannya yang satu meremas dan sesekali menepuk
    pantatku yang sekal.

    Cerita Sex Horny Jilatan Dan Emutan Di Kos an

    Cerita Sex Horny Jilatan Dan Emutan Di Kos an

    Aku semakin erat mendekap Indah sambil satu tanganku meremas payudaranya. Tak lama kemudian aku merasa
    sesuatu yang mendesak keluar dari bawah sana, ahh…aku tak sanggup lagi menahan cairan cinta yang mulai
    membasahi vaginaku.

    Hal yang sama juga dialami Indah tak lama kemudian, dia melepas emutannya pada putingku, nafasnya
    makin memburu dan dia menaik-turunkan tubuhnya dengan lebih cepat.

    Tubuh kami berdua mengejang hebat dan erangan klimaks keluar dari mulut kami. Dimas menusuk-nusukkan
    jarinya ke vaginaku membuat cairan itu makin membanjir dan tubuhku makin tak terkendali, aku mendesah
    panjang tanpa mempedulikan rasa sakit dari kuku Indah yang mencakar lenganku.

    Cairanku diseruput Dimas dengan rakusnya, vagina Indah juga mengeluarkan banyak cairan sehingga
    menimbulkan bunyi kecipak air. Goyangan kami mulai mereda, kami berpelukan menikmati sisa-sisa orgasme
    barusan, kami menghimpun nafas kami yang kacau balau, keringat seperti embun membasahi dahi dan tubuh
    kami.

    Akhirnya kujatuhkan diriku ke samping dan Indah jatuh di dekapan Dimas. Dimas menoleh ke samping
    bertatapan muka denganku lalu mengembangkan senyum, nampak mulutnya masih basah oleh cairan cintaku.
    Hebat juga dia, bisa membuat dua wanita klimaks dalam waktu hampir bersamaan, begitu pujiku dalam
    hati.

    “Gimana girls, ready for next round ? gua belum keluar nih” katanya sambil mengelus rambut panjang
    Indah.

    “Hhhh…lu duaan aja dulu deh, gua kumpul tenaga dulu. Heh sialan lu Ndah, pakai cakar-cakaran segala
    sakit tau, nih !” omelku memperlihatkan bekas cakaran di lengan kiriku yang sedikit berdarah sambil
    mencubit lengannya.

    “Hihihi…sory dong Ci, tadi kan kita lagi lupa daratan lagi, yang penting kan enjoy juga” jawabnya
    santai sambil tersenyum kecil.Sebentar kemudian Dimas sudah membalikkan tubuh Indah menjadi telentang
    dibawahnya, lalu kembali penisnya dimasukkan ke vagina Indah diiringi desahannya.

    Ranjang ini sudah mulai bergetar lagi oleh goyangan tubuh mereka. Sambil menggenjot Dimas meraih
    payudaraku dan memencetnya lembut sebagai sinyal mengajakku segera bergabung.“Ntar yah, gua mo minum
    dulu nih, haus” kataku sambil bangkit berdiri dan mengambil sebuah gelas, aku membuka kran dispenser
    yang terletak di dekat jendela untuk mengisi air.

    Ketika sedang meneguk air tiba-tiba aku mendengar suara kresek-kresek di pintu. Kutajamkan
    pendengaranku dan melihat ada seperti bayangan di celah bawah pintu, pasti seseorang mengintip kami
    pikirku.

    Aku tadinya bermaksud memberitahu mereka, tapi sebaiknya kuselidiki sendiri karena mereka sedang sibuk
    berpacu dengan nafsu sampai tidak begitu menghiraukanku. Kusingkap sedikit tirai jendela untuk melihat
    siapa di luar sana, ada seseorang pria sedang menempelkan telinganya pada pintu, dia juga berusaha
    mencari-cari lubang untuk mengintip, tapi wajahnya tidak jelas.

    Dalam pikiranku terbesit sebaiknya kuajak saja dia untuk meramaikan, mumpung aku daritadi belum
    dimasuki penis karena Dimas sedang asyik menggumuli Indah. Maka sebelumnya aku melihat dulu sekeliling
    apa ada orang lain lagi selain dia, letak kamar ini cukup strategis agak ujung dan jauh dari
    keramaian,

    Setelah yakin tidak ada siapapun lagi selain pengintip ini kuberanikan diri membuka pintu
    mengejutkannya. Pelan-pelan gagang pintu kuputar dan…hiya…orang itu terdorong masuk karena sedang
    menyandarkan tubuhnya pada pintu, dengan cekatan pintu kembali kututup. Orang itu benar-benar
    terkejut, bingung, dan terangsang melihat sekelilingnya bugil dan ada yang bersenggama pula.

    Dimas dan Indah yang sedang berasyik-masyuk kontan ikut terkejut, Indah menyambar guling untuk
    menutupi tubuhnya dan menjerit kecil. Belakangan aku tahu dia adalah kacung di kost ini, namanya
    Dadan, usianya masih 17 tahun, anaknya tinggi kurus dan berkulit sawo matang.

    Tadinya dia cuma mau mengambil barang di gudang yang kebetulan harus lewat kamar ini, ketika itu lah
    dia mendengar suara-suara aneh dan terpancing untuk mendengar dan mengintipnya. Dia langsung
    tertunduk-tunduk minta maaf berkali-kali karena dimarahi Dimas yang merasa gusar diintip olehnya.

    Namun ketika Dimas merenggut kerah baju pemuda itu dan hendak memukulnya buru-buru aku mencegah dan
    menenangkan si Dimas yang bertemperamen tinggi.

    “Ehhh…udah-udah, dia kan ga sengaja tadi, kita juga yang salah terlalu keras suaranya…udah lu sana aja
    terusin pestanya sama Indah, biar dia gua yang urus, lagian di sini kurang cowoknya” bujukku
    mengedipkan sebelah mata pada Dimas.

    Kuelus-elus dada Dimas dan berusaha menenangkannya, setelah kubujuk-bujuk akhirnya dia mundur
    juga.“Tenang Mas, lu orang terusin aja, biar gua urus yang ini”

    Akupun tersenyum padanya mencoba mengajak bicara sambil memegangi kedua lengannya, kurasakan tubuhnya
    masih agak gemetar dan tertunduk, entah karena tegang, kaget, atau malu.

    “Nama lu Dadan ya ?” tanyaku dengan lembut dan dijawab dengan anggukan kepalanya.“Lu tadi udah ngeliat
    apa aja Dan ?” tanyaku lebih lanjut

    “Belum liat apa-apa kok Non, sumpah…saya cuma denger suara-suara terus saya cari tau” jawabnya
    terbata-bata

    “Terus kamu tau apa yang kita kerjain barusan itu ?” dijawab lagi dengan anggukan kepala“Kamu pernah
    ngerasain ngentot sebelumnya ?”

    “Nggak pernah Non, paling cuma liat di VCD sambil coli”

    “Ya udah Dan, berhubung kamu udah disini gimana kalau mbak ajarin kamu soal gituan” aku tersenyum lagi
    dan mengangkat wajahnya yang tertunduk, walaupun gugup tapi matanya terus ke arah tubuhku yang polos,
    sebentar-sebentar juga melihat ke arah Indah

    “Sini Mbak bukain bajunya, biar enakan, ayo…jangan malu-malu disini semua bugil kok !” kulucuti
    pakaiannya tanpa menunggu responnya, dia masih malu-malu menutupi penisnya dengan tangan.

    Kutepis tangannya dan kugenggam penis yang masih setengah tegang itu, aku berlutut di depannya dan
    mulai menjilati benda itu, kemasukkan bagian kepalanya ke mulutku dan kuemut pelan. Aku melirik ke
    atas melihat reaksi wajahnya dengan mata merem-melek dan menelan ludah memperhatikan aku mengoralnya.

    Makin kukocok benda itu terasa makin keras dan besar, memang ga jumbo size sih, namanya juga ABG, tapi
    kerasnya lumayan.“Hmmmhhh…Mbak…geli mbak !” erangnya gemetaran.“Udah jangan cerewet, dikasih enak
    gratisan malah bawel, nanti juga ketagihan kok” jawabku.

    Tiba-tiba terdengarlah suara musik heavy metal mengalun di kamar ini, sambil terus menyepong
    kulirikkan bola mataku ke arah suara. Ternyata si Dimas menyalakan MP3 di komputernya dan menyetel
    volume suaranya untuk meredam suara kami.

    Kemudian mereka yang tadinya melongo memperhatikanku mengerjai anak muda sudah mulai lagi dengan
    kesibukan mereka. Kini Dimas menaikkan kedua tungkai Indah ke bahunya dan kembali melesakkan penisnya
    ke vaginanya.

    Setelah beberapa kumainkan dalam mulutku, penis itu mulai berkedut-kedut, pemiliknya juga mendesah
    makin tak karuan. Akupun semakin dalam menelan benda itu hingga menyentuh daging lunak di
    tenggorokanku.

    “Mbak…ohhh…enakk banget mbak…aahhh !” desahnya panjang bersamaan dengan spermanya yang ngecret di
    dalam mulutkuPipiku sampai kempot mengisap dan menelan cairan itu dengan nikmat, tak setetes pun
    tertinggal. Kemudian akupun bangkit berdiri sambil tetap menggenggam penisnya yang masih ngaceng tapi
    agak berkurang tegangnya.

    “Gimana Dan, pernah diginiin ga sama cewek sebelumnya, rasanya gimana ?” tanyaku dengan senyum
    nakal.“Baru pertama kali mbak…he-eh emang enak banget” katanya masih dengan nafas terengah-engah.

    “Ini baru pemanasan Dan, masih banyak yang lebih enak kok, yuk sini deh !” kataku seraya menaikkan
    pantat ke meja belajar dan mekangkangkan kedua belah paha mulusku.Kubimbing penisnya ke arah vaginaku
    yang terkuak lebar, setelah tepat sasaran kusuruh dia menggerakkan pinggulnya ke depan.

    Blesss….terbenamlah penis itu ke dalamku diiringi desahan nikmat kami. Tanpa kuajari lagi dia mulai
    menggerak-gerakkan pinggulnya maju-mundur, sodokannya walaupun terasa makin mantap tapi rasanya masih
    ada yang kurang yaitu dia tidak memberi rangsangan pada bagian sensitifku lainnya, maklumlah namanya
    juga perjaka, masih amatiran.

    Aku harus terus berinisiatif mengajarinya, maka kutarik kepalanya mendekati payudaraku yang membusung,
    kusuruh dia mengeyotnya sepuas hati. Barulah dia mulai berani menjilati dan mengulum payudaraku,
    bahkan tangan satunya kini aktif menggerayangi payudaraku yang lain.
    Entah karena terlalu nafsu atau kelepasan dia gigit putingku yang kanan dengan cukup keras, sampai aku
    menjerit.“Aakkhh…Dan sakit, jangan keras-keras dong !”Di seberang sana Indah sudah dibuat orgasme
    entah yang keberapa kalinya.

    Tak sampai lima menit berikutnya Dimas pun mendesah panjang mencapai klimaksnya, dia mencabut penisnya
    dari vagina Indah dan menumpahkan isinya diatas perut rata Indah. Merekapun roboh bersebelahan, Indah
    mengusap-ngusapkan sperma itu ke tubuhnya dan menjilati sisi-sisanya di jari.

    Dadan masih terus menyodokku dari depan, gairahku makin memuncak saja, vaginaku terasa makin panas
    akibat gesekan dengan penisnya, suara erangan kami terlarut bersama dengan dentuman musik rock dari
    komputer.

    Bosan dengan posisi ini, dia memintaku ganti gaya. Sekarang kami melakukannya dengan gaya berdiri, aku
    berpegangan pada tepi meja sambil disodok dari belakang, dengan posisi demikian tangannya lebih bebas
    menggerayangi payudaraku yang bergantung, putingku dipencet dan dipilin-pilin terkadang agak kasar
    sampai benda itu mencuat tegang.

    “Dan…tambah cepet dong…mbak udah mau nih…!!” aku mengerang lirih saat kurasakan klimaks sudah
    diambang.

    “Ooohhh…ahhh…saya juga….kok rasanya tambah…enak mbak” sahutnya dengan menambah goyangannya

    “Keluarin di…dalam….jangan cabut kontol lu…ahh” kataku dengan suara bergetarKamipun mencapai orgasme
    bersama, tubuhku menggelinjang hebat, aku berteriak seolah mengiringi lagu di komputer, kepalaku
    terangkat dan mataku merem-melek.

    Si Dadan juga mendesah nikmat merasakan orgasme pertamanya bersama seorang wanita. Spermanya menyembur
    banyak sekali di dalam rahimku, cairan hangat dan kental itu juga membasahi daerah selangkanganku
    serta sebagian meleleh turun ke pahaku.

    Tubuhku lemas bersimbah peluh dan jatuh terduduk di kursi terdekat. Kubentangkan pahaku lebar-lebar
    agar bagian itu mendapat angin segar, soalnya rasanya panas banget setelah begitu lama bergesekan.
    Liang kenikmatanku nampak menganga dan sisa-sisa cairan persengamaan masih menetes sehingga membasahi
    kursi di bawahnya.

    “Saya mau lagi dong Mbak, abis memek Mbak legit banget sih, lagi yah Mbak !” pintanya sambil
    menggenggam penisnya yang masih tegang itu di dekat wajahku.“Iyah, tapi nanti yah, Mbak istirahat
    sebentar” jawabku sambil mengelap keringat di wajahku dengan tisu.

    Kulihat Dimas bangkit dan mendekatiku, senjatanya sudah dalam posisi siap tempur lagi setelah cukup
    istirahat. Dia belai rambutku dan meraih tanganku untuk digenggamkan pada penisnya.

    “Yuk, Cit…sambil kumpulin tenaga, kasih senjata gua amunisi dulu dong !” pintanyaAkupun memijati benda
    itu diselingi jilatan. Melihat si Dadan yang bengong aku pun menarik tangannya menyuruh berdiri di
    sisi kananku.

    Maka dihadapanku sekarang mengacunglah dua batang senjata yang saling berhadapan dan masing-masing
    kugenggam dengan kedua tanganku. Kugerakkan tangaku mengocok keduanya, mulutku juga turut melayani
    silih berganti.

    Merasa cukup dengan pemanasan, Dimas menyuruhku berhenti, dan menyuruhku bangun dulu, lalu dia duduki
    kursi itu baru menyuruhku duduk lagi di pangkuannya (sepertinya mau gaya berpangkuan deh).

    Dengan agak kasar dia menyuruh Dadan menyingkir“Heh, sana lo….kali ini giliran gua tau, jangan ganggu
    lagi !”

    “Eee…udah jangan galak ah, gitu-gitu juga dia kan yang bantu-bantu lu orang di sini” sahutku mengelus
    lengan Dimas.“Dan lu minta mbak yang itu aja buat ngajarin lu” lanjutku “Dah mau yang ajarin dia
    bentar kan, masih pemula nih”

    Sekarang Dadan tidak segrogi saat pertama main denganku barusan, dia menindih tubuh Indah yang masih
    terbaring. Indah mengajarinya teknik berciuman, nampaknya Dadan cepat dalam mempelajari teknik-teknik
    bercinta yang kami ajarkan,

    Sebentar saja dia sudah nampak beradu lidah dengan panasnya bersama Indah, tangannya juga kini lebih
    aktif menjelajahi lekuk-lekuk tubuh Indah memberi rangsangan. Indah yang gairahnya sudah bangkit lagi
    merespon dengan tak kalah hebat.

    Dia berguling ke samping sehingga dia kini di atas Dadan, lidahnya tetap bermain-main dengan lidah
    lawannya sementara tangan lembutnya meraih penis pemuda tanggung itu serta mengocoknya, Dadan
    mendesah-desah tak karuan menghadapi keliaran Indah.

    Indah membimbing penis itu memasuki vaginanya, dengan posisi berlutut dia turunkan tubuhnya hingga
    penis itu melesak masuk ke dalamnya. Kemudian mulailah dia menaik-turunkan tubuhnya dengan gencar
    membuat pemuda tanggung itu kelabakan. Kedua tangan Dadan mencengkram kedua payudara Indah dan
    meremasinya dengan bernafsu.

    Di tempat lain aku sedang asyik menggoyangkan tubuhku di pangkuan Dimas. Vaginaku dihujam penisnya
    yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi makin cepat memijati miliknya.

    Tangannya yang mendekapku dari belakang terus saja menggerayangi payudaraku dengan variasi remasan
    lembut dan kasar. Kutengokkan wajahku agar bisa berciuman dengannya, lidah kami saling membelit dan
    beradu dengan panasnya.

    Beberapa menit kemudian mulutnya merambat ke telingaku, dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku
    merinding dan makin terbakar birahi. Mulutnya terus mengembara ke tenguk, leher, dan pundakku
    meninggalkan bekas liur maupun bercak merah.

    Tanpa terasa goyangan tubuh kami semakin dahsyat sampai kursinya ikut bergoyang, kalau saja bahannya
    jelek mungkin sudah patah tuh kursi. Posisi ini berlangsung 20 menit lamanya karena kami begitu
    terhanyut menikmatinya. Selama itu terdengar dua SMS yang masuk ke ponselku namun tak kuhiraukan agar
    tak merusak suasana.

    Akhirnya akupun tak bisa menahan orgasmeku, tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa
    berkunang-kunang. Mengetahui aku akan segera keluar, dia makin bergairah, tubuhku ditekan-tekan
    sehingga penisnya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremasi payudaraku.

    “Aaaahhkkkk….!” jeritku bersamaan dengan lagu mp3 yang hampir berakhirKugenggam erat lengan Dimas dan
    menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang
    mengalir hangat pada selangkanganku.

    Akupun akhirnya bersandar lemas dalam dekapannya, penisnya tetap menancap di vaginaku, nafas kami
    tersenggal-senggal dan keringatpun bercucuran dengan derasnya. Kemudian dia angkat tubuhku hingga
    penisnya tercabut, tangan satunya menyelinap ke lipatan pahaku.

    Diangkatnya tubuhku dengan kedua lengan, aku menjerit kecil saat dia tiba-tiba menaikkanku ke
    lengannya karena kaget dan takut jatuh. Dibawanya aku ke ranjang lalu diturunkan di sana, nafasku
    belum teratur sehingga nampak sekali dadaku turun naik seperti gunung mau meletus.

    Tepat disebelah kami Dadan sedang menindih tubuh telanjang Indah dengan gerak naik-turun yang cepat.
    Indah hanya bisa menggelinjang dan mendesah, rambut panjangnya sudah kusut tak karuan, matanya menatap
    kosong pada kami.

    “Lagi yah Ci, dikit lagi tanggung gua belum keluar nih” pinta Dimas sambil merenggangkan kedua
    pahaku.Aku hanya pasrah saja mengikuti apa maunya. Dengan lancar penisnya yang sudah basah dan licin
    itu meluncur ke dalam vaginaku, aku mendesis dan meremas sprei saat dia hentakkan pinggulnya hingga
    seluruh penisnya masuk.

    Lagu dari komputer entah sudah berganti berapa kali, kali ini yang mengalun adalah lagunya Aerosmith
    yang dipakai soundtrack film ‘Armageddon’nya Bruce Willis. Lagu ini mengiringi permainan kami dalam
    babak ini. Perkasa juga si Dimas ini, dia masih sanggup menggenjotku dengan frekuensi tinggi sampai
    tubuhku terguncang hebat, padahal sebelumnya dia sudah membuatku dan Indah orgasme, kekuatannya jauh
    lebih meningkat dibanding ketika pertama kali one night stand denganku setahun lalu.

    Aku menggenggam tangan Indah dan bertatapan wajah dengannya“Udah berapa kali Ndah ?” tanyaku
    bergetar“Nggak tau…udah aahh…keenakan…ga hitung…lagi” jawabnya dengan mata merem melek.

    Aku makin tak terkontrol, kepalaku kugelengkan ke kiri-kanan, sesekali aku menggigit jari saking
    nikmatnya kocokan Dimas.

    Dia mempermainkan birahiku dengan sengaja tidak menyentuh payudaraku membiarkannya bergoyang-goyang
    seirama badanku, sehingga aku sendiri yang berinisiatif meraih tangannya dan meletakkannya di
    payudaraku, barulah dia mulai memencet-mencet putingku membuatku semakin terbakar.

    Akhirnya akupun sudah tidak kuat lagi, perasaan itu kuekspresikan dengan sebuah erangan panjang dan
    menarik sprei di bawahku hingga berantakan.“Udah dulu dong, Mas…gua gimana bisa kuliah ntar !” pintaku
    dengan terengah-engahTubuhku basah seperti mandi saja, habis AC kamarnya lagi rusak sih, sementara ini
    cuma ada kipas angin berukuran sedang, sedangkan iklim di Jakarta tau sendiri kan seperti apa
    gerahnya.

    Paham dengan kondisiku, dia biarkan aku beristirahat, dikecupnya bibirku dengan lembut disertai
    sedikit kata-kata manis dan pujian, setelah itu dia beralih ke Indah untuk menuntaskan hajatnya yang
    tinggal sedikit lagi. Kuseka dahiku yang bercucuran keringat lalu kulirikkan arlojiku, 20 menit lagi
    jam tiga, harus segera siap-siap kembali ke kampus.

    Indah yang sedang dalam posisi dogie digarap dari dua arah oleh mereka. Dadan yang menyodoknya dari
    belakang akhirnya klimaks, dia mengeluarkan penisnya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantat
    Indah.

    Si Dimas yang sedang menyetubuhi mulut Indah juga tak lama kemudian menyusul, dia mengerang sambil
    menahan kepala Indah pada penisnya. Indah sendiri hanya bisa mengerang tertahan dan matanya merem
    melek menerima semprotan sperma Dimas, nampak cairan putih itu meleleh sedikit di pinggir bibir
    mungilnya.

    Dimas ambruk di sisiku dengan memeluk Indah yang menyandarkan kepalanya ke dada bidangnya, si Dadan
    terduduk lemas di bawah ranjang (karena ranjang sudah penuh sesak). Setelah tubuhku cukup stabil,
    pelan-pelan aku bangkit menuju kamar mandi dengan langkah gontai.

    Disana aku mencuci muka, dan membersihkan ceceran sperma di tubuhku dengan air. Indah masuk ketika aku
    sedang duduk di toilet buang air kecil.

    “Huh…ngagetin aja lu Dah, rambut acak-acakan kaya kuntilanak gitu lagi !” ujarku“Kuntilanak bajunya
    putih oi, ga bugil gini” jawabnya asal, lalu menyalakan kran wastafel.

    Setelah selesai berbenah diri, kami mengenakan kembali pakaian kami untuk kembali kuliah. Saat itu jam
    sudah menunjukkan hampir pukul tiga, maka itu kami agak terburu-buru sampai aku melupakan ponselku
    sehingga pulang kuliah aku harus balik lagi ke sini untuk mengambilnya.

    Kami berlari-lari kecil ke kampus, mana ruang kuliahku di lantai tiga lagi, aku sampai ke kelas
    terlambat lima menit, untung belum melebihi toleransi keterlambatan. Di kelas pun aku tidak bisa fokus
    karena selain masih lelah, dosennya, Pak Iwan ngomongnya juga slow motion, bikin ngantuk saja sehingga
    beberapa kali aku menguap.

    Temanku di sebelah bahkan bertanya“Baru bangun tidur lu Ci ? kok kusut gitu” karena make up ku memang
    agak luntur waktu cuci muka tadi“Iyah nih masih ngantuk tadi di kost temen belum cukup tidurnya”
    jawabku tersenyum dipaksa Lelah sekali hari itu sehingga begitu sampai di rumah aku langsung tiduran
    dan bangun jam tujuh malam, baru mandi untuk bersiap-siap menunggu jemputan Verna dan lainnya untuk
    nge-dugem malam itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hanya Bisa Mendesah

    Cerita Sex Hanya Bisa Mendesah


    1118 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Hanya Bisa MendesahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dengan warna kulitku yang putih dan wajah yang lumayan cantik denga tubuh langsing padat bibir tipis yang sensual, rambut panjang hitam, ukuran payudaraku juga lumayan besar dan pantatku yang padat, aku tergolong orang yang supel dan disekolah aku banyak teman dari kelas dati sampai kelas 3, sekarang aku masih kelas 2 SMA banyak yang suka denganku perempuan maupun laki laki.

    Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.

    Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Lilik (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

    Ketika Pak Lilik mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

    “Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Lilik menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Lilik tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.

    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Lilik.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Lilik dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku.

    Ketika tiba di rumah Pak Lilik, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Lilik hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Lilik tanya, “Udah laper, Et?”.

    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Lilik pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Lilik pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

    Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main.

    Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Lilik tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Lilik hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

    Syukurlah Pak Lilik tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.
    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Lilik menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Lilik bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Lilik dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Lilik bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Lilik semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Lilik pun naik dan bertanya.

    “Enak, Et?”

    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Lilik mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna.

    Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta.

    Pak Lilik berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Et?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Lilik menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Lilik agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Lilik memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”.

    Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Lilik sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Lilik tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Lilik mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”.

    Pelukan kedua tangan Pak Lilik semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Lilik semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Lilik kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww..,

    Pak Lilik semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Lilik agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku,

    “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.

    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
    Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.

    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Lilik juga tertidur.

    Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Lilik dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Lilik hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

    Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Lilik masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Lilik menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

    Setelah semua selesai, Pak Lilik membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Lilik memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

    Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Lilik untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Lilik walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.

    Pernah Pak Lilik menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Skandal Seks Dalam Hotel

    Skandal Seks Dalam Hotel


    1407 views

    Perawanku.com – Nama saya denny, sekarang saya bekerja sebagai system engineer suatu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Ceritanya begini. Pada suatu pagi saya ditelepon oleh seorang kawan lama saya yang bernama Herry, yang baru datang dari Bandung untuk suatu keperluan.

    Kebetulan sekali saat itu saya tidak ada kuliah, sehingga dapat bebas pergi ke mana pun. Sesampainya di sana ternyata teman saya telah lama menunggu di kamarnya, dan saya pun masuk, tetapi tidak lama kemudian, Herry pamit kalau dia ada janji mau pergi ke kantor temannya di Jl. Rasuna Said dan saya pun menunggu di kamarnya sampai Herry pulang.

    Ternyata menunggu merupakan suatu yang sangat menjengkelkan, tak terasa telah satu jam kupindah-pindahkan channel televisi dari CNN sampai STAR TV, tapi semua terasa membosankan, sehingga pada suatu ketika bel di kamar berbunyi, ting tong.. ting tong, malas kubuka pintu. Terlihat sesosok tubuh wanita dengan tinggi kurang lebih 167 cm dengan rok span dan pakaian kerja, seksi dengan dada kupikir sekitar 36B.

    “Permisi, mau bertemu Bapak Herry ada?” tanyanya.
    “Mm.. oh Bapak Herry sedang pergi ke Jl. Rasuna Said, ada janji?” tanyaku.
    “Ya.. boleh saya menunggu?” tanyanya.
    “Silakan”, jawabku sambil mengajak dia masuk.
    Wanita itu pun masuk dan duduk di sofa. Jam saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.
    “Mbak ini siapa ya?” tanyaku memberanikan diri.
    “Saya Selly, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Herry ke mari”, jawabnya.
    “Ooo.. perkenalkan saya Denny, teman Herry.”

    Selly memang sosok wanita ideal. Selain anggun, dia juga cantik, kalau dilihat mirip Drew Barrymore. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan Herry belum pulang juga. Aku sudah gelisah juga, soalnya di kamar hotel begini bersama seorang wanita cantik. Perlahan-lahan kuberanikan untuk duduk di sebelah Selly.

    “Mmm.. gimana ya Mbak.. kok belum datang juga Herry”, kataku membuka kebisuan.
    “Ah.. nggak apa kok, kan ada Mas Denny”, jawabnya sambil memegang tanganku.
    Wah lampu hijau nih pikirku. Gila juga nih orang, aku sempat grogi dipegang kayak gitu.
    “Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. di mana sih tempatnya?” tanyanya manja.
    “Di situ tuh”, kataku cuek.
    “Nitip tasnya ya!” katanya lagi, dan Selly pun masuk ke kamar kecil.
    “Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa..” jeritnya dari dalam kamar mandi.
    Kupikir mana mungkin sih di hotel bintang lima macam begini ada kecoa. Tapi aku bangkit juga menuju kamar mandi. Baru sampai di depan pintu kamar mandi Selly sudah menarik tanganku.
    “Masuk.. sini..” katanya sambil menutup pintu. Kulihat Selly sudah melepaskan rok spannya, hanya tinggal CD sama baju saja. Dan dia pun langsung mencium mulutku. Aku yang belum siap mental malah menghindari ciumannya. “Mana kecoanya?” tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali ini sih aku dibegitukan oleh wanita.
    “Ini nih masuk ke dalam celana”, jawabnya cuek.

    Dia terus berusaha menciumi mulutku, lama kelamaan aku terangsang juga. Gantian kuciumi juga mulutnya. Sekitar tiga menit acara pagut-memagut itu pun berlangsung. Kupraktekan cara mencium yang sering kulihat di film porno. Kemudian tanganku pun segera merambah bukit kembarnya dari celah-celah bajunya. Gila benar ini anak, ternyata dia tidak memakai BH. Langsung kumainkan bukit kembarnya dan kupelintir sedikit-sedikit putingnya. Terasa putingnya mengeras, kata orang sih tanda-tandanya sudah terangsang. “Awww.. pelan-pelan dong Den”, protesnya saat kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang jenjang, Selly pun cuma mendesah, “Aah.. hmm.. ahh.. Deenn..” langsung kubuka bajunya dan semakin terpampang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi kedua bukit kembarnya dan kujilat-jilat putingnya, lagi-lagi dia bergumam, “Terus Den.. ahh.. ouchh..” aku melanjutkan menciumi pusarnya, terus ke bawah pusarnya. Terpampang dengan jelas rambut tipis berbentuk segitiga di pangkal pahanya. Kujilati sepuas-puasnya.

    Setelah itu dia kubimbing duduk di samping bathtub dan duduk di situ. Terus dia kusuruh membuka pahanya. Ooh, seperti ini toh liang kemaluan wanita. Soalnya seumur-umur baru kali ini aku melihat langsung yang asli. Langsung saja kulihat dari dekat. “Kok diliatin doang Denn.. dijilatin donk”, kata Selly. Aku diam saja, terus kusibakan bibir kemaluannya dan terlihat di situ daging yang menonjol. Barangkali ini yang disebut klitoris pikirku. Terus dengan iseng kupelintir daging itu pelan-pelan. “Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin klitorisku ahh”, wah benar juga pikirku. Terus perlahan kupegangi dalamnya, kok agak lembab dan basah. Wah rupanya Selly terangsang berat nih. Kulihat lebih dekat lagi, tiba-tiba saja tangan Selly membenamkan kepalaku ke dalam pangkal pahanya. “Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal, gitu dong.. masa cuma diliatin aja”, aku pun terus menjilati kedua bibir kemaluannya. Mmm.. terus kujilati juga klitorisnya dan cairan yang ada di situ rasanya asin-asin nikmat dan baunya itu loh bikin batang kemaluanku semakin mengeras saja. Terus kujilati dengan ganas klitorisnya sambil kugigit sedikit. “Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy.. akkhh.. akkuu.. akkh.”

    Terlihat cairan semakin deras saja yang keluar dan Selly semakin membenamkan kepalaku ke dalam kemaluannya. Wah rupanya Selly sudah klimaks nih, “Ahh.. Denn ouchh.. aku keluarr..” katanya. Kujilati semua cairan yang keluar dari kemaluan Selly. Terus dia pun berdiri dan menuju ke tempat tidur. Wah gila nih perempuan, masa aku dianggurin, pikirku. Aku terus mengikuti dia pergi ke tempat tidur. Rupanya dia duduk di samping tempat tidur. “Sini deh Den.. gantian aku yang mainin kontolmu”, katanya. Aku menurut saja dan aku rebahan di tempat tidur dengan kaki di lantai. Terus Selly mulai memainkan kemaluanku dari luar celana dalam. Dia jilati batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat tegang, terus dibukanya CD-ku pakai giginya. “Wah nih orang pasti kebanyakan lihat film-film gituan”, pikirku. Setelah CD-ku lepas, gantian dia mainkan kantong kemaluanku, dia jilati ke atas dan ke bawah. Rasanya sungguh mengejutkan. Terus dia pegangi batangku dengan kedua tangannya dan dijilat-jilatin kepalanya sambil matanya melihat ke arahku. Langsung dia benamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan dikocok-kocok pakai mulutnya yang mungil. “Oohh.. Selly.. akhh.. uhh”, desahku merasakan nikmat di sekujur batangku. Sambil terus mengulum-ngulum batang kemaluanku, dia pun memijit-mijit buah kemaluanku, rasanya linu-linu nikmat.

    Setelah berlangsung 5 menit, Selly pun mulai bosan dengan permainannya. “Den, kita main beneran yuk”, katanya. Aku pun tanpa berpikir langsung menjawab dengan semangat 45, “Ayoo!” Selly langsung duduk di atas pahaku dan memegang batang kemaluanku sambil diarahkan ke dalam lubang kemaluannya. Bless.. seluruh batang kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya. Terasa lembab dan nikmat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. “Ahh.. mm.. uhh.. aahh..” desah Selly sambil merem melek menikmati pergesekan batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tak lupa tangannya pun ikut-ikutan memegangi kedua buah dadanya. “Ohh.. Denny.. akhh.. uhh.. yeahh.. Dennyy.. ahh.” Aku pun dengan reflek mengimbangi permainannya dengan menaik-turunkan batang kemaluanku, sehingga terdengar bunyi pluk.. pluk.. ketika batang kemaluan dan liang kemaluan berbenturan. “Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh..” desah Selly.

    Selly pun makin menjadi-jadi, dia pun kemudian memegangi rambut kepalanya dan kurasakan gerakannya semakin liar, “Ahh.. uhh.. ahh.” Aku bantu merangsangnya dengan memegangi kedua payudaranya. Tak lama kemudian Selly pun menjerit, “Dennyy.. ahh.. ouhh.. akuu.. mau.. keluar.. ahh..” Di kepala batang kemaluanku pun terasa ada aliran yang tak dapat dibendung lagi, “Kita keluar sama-sama Sell.. ahh.. ouhh..” Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku dan menyebabkan kepala batang kemaluanku tak dapat menahan aliran yang deras dari dalam batang kemaluanku. “Ahh.. aku keluarr.. Selly”, teriakku. “Akuu.. jugaa.. Denny.. akhh.” Kemudian kami pun lemas dan tertidur sampai pukul 5 sore.

    Sampai tiba-tiba terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah gila nih, Herry pulang. Langsung saja kubangunkan, “Selly.. Sell.. Selly.. bangun..” ternyata Selly tidur dengan nyenyaknya. Aku cuek saja soalnya susah kalau membangunkan orang yang tidur dengan berjuta kenikmatan. Akhirnya pintu hotel kubuka, ternyata wanita bule yang mengetuk pintu. “Excuse me.. Is this Mr. John’s Room, 513?” tanyanya. “Oh.. No, I think.. its beside this room”, jawabku sekenanya dan wanita bule itu pun pergi ke kamar sebelah. Setelah dibel berkali-kali ternyata tidak ada orangnya. Dia pun pergi ke arahku lagi. “He is not in his room”, katanya. “Bisa sa.. ya.. tunggu di sini?” katanya. Wah bisa juga dia ngomong Indonesia, pikirku. “Oh.. sure.. tentu”, kataku. “silakan masuk.” Dia pun duduk di sofa. Karena kamar ini termasuk luas, sekitar 7×7 meter, maka Selly yang tertidur di springbed tak kelihatan.

    “Anda dari mana?” tanyaku membuka pembicaraan.
    “Oh.. I come from USA, Nevada”, katanya.
    “Oh.. Las Vegas”, kataku.
    “Anda sudah menikah?” tanyaku lagi.
    “Ya.. saya.. menikah 2 tahun lalu dan saya sudah cerai selama setahun”, katanya lagi.
    Wah kesepian juga nih cewek, pikirku. Kalau dilihat-lihat wanita ini tingginya sekitar 170-an, wajahnya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File, usianya sekitar 30-an. Kalau dilihat bodinya sih mantap juga. Rambutnya sebahu, matanya biru, bibirnya, wah sensual sekali.

    “Can I know your name?” tanyaku.
    “Jessica”, katanya sambil mengulurkan tangan.
    “Denny”, kataku.
    “What is your job Denny?” tanyanya.
    “I’m student”, kataku.
    “What major?” tanyanya.
    “Informatics”, kataku.
    Wah bisa-bisa dua jam cuma nanya masalah sekolah nih pikirku. Harus dihentikan nih. Kuberanikan tanya soal lain. Sambil pindah duduk ke samping Jessica.

    “Can I know something about life?” tanyaku.
    “Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in english”, katanya.
    Wah ketahuan deh modalku, pikirku.
    “Ini agak pribadi, nggak apa-apa?” tanyaku.
    “No problem, cause I think kamu orang baik-baik”, katanya.
    “Kalau udah cerai, gimana kamu memenuhi kebutuhan biologismu?” tanyaku.
    “Maksud kamu seks?” tanyanya.
    “Yes..” kataku mantap.
    “Saya bisa main seks kapan saja, dan dimana saja dengan orang yang kusuka, that’s menyebabkan my husband menceraikan saya.”
    Wah gila juga nih cewek pikirku.
    “Kamu pernah main seks Denny?” tanyanya.
    “No..” jawabku.
    Dia pun tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah ketahuan deh kalau menipu.

    “Siapa dia Denny?” tanyanya.
    “She is my sister”, jawabku sembarangan.
    “Oh.. jadi kamu betulan belum pernah ya.. mau belajar sama saya, Denny?” tanyanya.
    “Wah mau sekali Jessy”, kataku mantap.
    “Sini Denny.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak marah kalau lihat kita Denny?” tanyanya.
    “Nggak apa-apa Jessy”, kataku sambil mendekat ke depannya. Terus dia membuka bajunya. “Sini Denny.. kamu pegang dada saya”, katanya. Terus kupegangi susunya yang ukurannya 36C.
    “And cium bibirku Denny”, katanya.

    Aku tanpa dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami beradu, kulumat bibir yang sensual itu dan lidah kami pun saling berbelit, “Ouchh.. mm..” terus aku langsung turun ke lehernya yang jenjang dan dia pun mendesah, “Aahh.. mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu membuat akuu.. ahh..” Kulanjutkan ke susunya, kulumat kedua putingnya pakai mulut. “Ahh.. ouhh.. shh.. Dennyy.. oo.. kamu memang nakal baby, yeahh.. ahh..” Terus kubuka rok spannya dan CD-nya, langsung kuturun ke pangkal pahanya. Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. “Aahh.. stop Dennyy.. akan kuberikan gaya favoritku kepadamu”, katanya. Padahal sudah basah liang kemaluannya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Langsung saja kulepaskan celana jeans-ku, dan kemudian Jesicca pun membantu melepaskan CD-ku sambil memegang batang kemaluanku yang 7 inchi.

    “Kemaluan yang bagus”, katanya sambil meremas batanganku yang sudah tegang berat. “Coba kamu duduk di kursi ini sayang”, katanya. Aku pun duduk dan terus dia duduk di atas kedua pahaku. Wah asyik juga nih kayaknya. Terus dia memegang kemaluanku yang sudah tegang berat dan dia arahkan ke dalam lubang kemaluannya dan dia pun duduk di atasku, bless.. kemaluanku pun masuk ke dalam liang kemaluan Jesica. Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. “Ouchh.. yeahh.. mm.. oohh.. ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denny”, katanya. “Aakkhh.. oukkhh.” Aku pun mengimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. “Mmm.. akhh.. sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh..” Tiba-tiba saja Jessica teriak-teriak tak keruan dan tak lama kemudian.. “Dennyy.. aku keluaarr..” terasa panas cairan menyembur dari lubang kenikmatan Jessica dan tanpa kulepaskan masih saja kukocok lubang kemaluan Jessica dengan batang kemaluanku. “Yeah.. ouchh Dennyy.. tolong berhenti Denny.. akhh.. ouchh..” masih tetap saja kukocok. Malahan tambah kencang frekuensinya. “Tolong.. hentikan sayang akkhh.. akhh..” Tanggung nih pikirku. Tiba-tiba saja Jessica meronta dan karena sudah diambang klimaks. Begitu Jessica mencabut cengkeraman liang kemaluannya pada batang kemaluanku, langsung saja cairan sperma yang sudah di ujung kepala keluar semua. “Oouchh.. baby..” langsung saja mulut Jesicca menyambar kepala kemaluanku dan dilumatnya habis cairan di kepala kemaluanku.

    Tiba-tiba saja Selly terbangun, “Dennyy.. Dennyy..” aku dan Jessica kaget bukan main. Untungnya aku bisa mengatasi keadaan yang sangat gawat ini.
    “Ada apa sayang? enak ya tidurnya”, kataku tanpa dosa. Untunglah Selly dapat memahami keadaan ini.
    “Denn.. siapa tuh?” tanyanya, dan Jessica pun masih dengan telanjang bulat mendekati Selly dan berjabat tangan.
    “Jessica”, katanya.
    “I’m sorry.. udah ganggu tidurmu ya?” kata Jessica.

    Tanpa berkata apa-apa, Selly malah langsung menciumi Jessica. Wah nggak aku sangka, ternyata si Selly ini biseks dan Jessica mungkin karena terbawa oleh Selly juga mengikuti saja. Kedua wanita itu pun terhanyut dalam permainannya. Aku dari sofa cuma mangamati permainan mereka. Selly kemudian menciumi seluruh leher Jessica dan Jessica pun meraba pantat Selly. Kemudian Selly mencium dan menjilati buah dada Jessica. “Ohh.. uchh.. sshh”, hanya kata itu yang mencuat dari mulut Jessica. Kemudian Selly pun turun ke perut Jessica dan kemudian menjilati dengan rakusnya. Tak lama kemudian Jessica rebah di atas spring bed dan kakinya diletakkan di lantai. Selly kemudian menciumi seluruh permukaan kemaluan Jessica mulai dari bibir-bibirnya. “Kamu memang pemain yang hebat sayang, mm.. ukhh.. ss..” kata Jessica. Selly pun mulai menjilat-jilat dan mengaduk isi kemaluan Jessica tanpa kompromi. Dengan lidahnya dia mulai merangsang seluruh syaraf yang ada di vagina Jessica dan dengan reflek pinggul Jessica pun bergerak-gerak ke atas dan ke bawah mengimbangi jilatan-jilatan yang menimpa pada pangkal pahanya.

    “Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy..” jerit Jessica saat Selly menjilati klitorisnya dan menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Tampak terlihat kemaluan Jessica bertambah basah saja. Tak lama kemudian mereka pun berhenti dan melihat ke arahku. “Wah gawat, bisa jadi pejantan buat mereka berdua nih”, pikirku khawatir.
    “Hey Denny.. mau gabung?” tanya Selly sambil tersenyum nakal.
    “Ah nggak.. aku liat aja.. udah capek”, jawabku.
    Mereka pun melanjutkan aksinya. Sekarang kayaknya mereka mau 69. Eh tapi tunggu dulu, ternyata Jessica mengambil tas hitamnya di atas meja dan mengambil sesuatu. Oh ternyata dia bawa vibrator yang berbentuk batang kemaluan. “Hi.. Selly.. kamu akan lebih nikmat dengan alat ini”, kata Jessy sambil memberi vibrator ke Selly.

    Kemudian Jessica pun kembali duduk di sampingku. Terlihat Selly langsung menghidupkan vibrator tersebut dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya. “Aahh.. ohh.. ujhh.. ss..” jerit Selly kesenangan dengan mainan barunya. “Hai Jessy.. mainan ini bener-bener dahsyat shh.. ohh”, katanya sambil merem-melek. Jessica pun tersenyum di sampingku sambil mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah tidur. “Lebih dahsyat pake ini..” sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentu saja kemaluanku bangkit lagi.

    “Mau lagi Denn?” tanya Jessy.
    “Tidak!” jawabku.
    “Sure?” katanya sambil mulutnya turun mendekati batang kemaluanku dan dia pun nmenjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. “Please relax Denny”, aku pun sambil tiduran menikmati jilatannya. “Ahh.. ouckhh.. shh.. aku hampir keluar Jessyy..” jerit Selly saat dia mencapai orgasme dengan vibrator.

    Jessy pun sudah nggak menghiraukan jeritan Selly. Dia sudah asyik dengan kemaluanku dan dia mulai menjilati kepala kemaluanku dan memainkan lidahnya di ujungnya. Hal ini membuatku sangat geli dan nikmat. “Jessyy.. sshh, uch..” dan Jessy pun mulai memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya dan setelah 10 menit acara kulum batang kemaluan, aku pun menjerit, “Jessyy.. aku mau keluaarr..” dan air maniku pun bercucuran di muka Jessy. “Ah enak sekali”, kata Jessy sambil tersenyum genit. Akhirnya kami bertiga pun tertidur. Sampai akhirnya sekitar pukul 6 pagi terbangun dan kami beriga kembali ke tempat masing-masing.

  • Cerita Sex Menggelinjang Kegelian

    Cerita Sex Menggelinjang Kegelian


    1679 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menggelinjang KegelianCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sekali ini memegang punya kemaluan laki laki, tak aku sangka ternyata bisa mengeras dan berdiri tegak, rodalnya Deny sudah membengkak rupanya waktu aku pegang, “terusin Hesty sayang enak” pinta Deny , tanpa ragu lagi kontolnya Deny dimasukkan ke mulutku, setelah masuk dalam mulutku aku diamkan dan aku rasakan kehangatan berdenyut “”Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Deny mengajariku.

    Aku seorang pelajar SMP kelas II, namaku Hesty. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Deny namanya.

    Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah. Deny seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer.

    Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku. Tapi entah mengapa aku memilih Deny. Singkatnya, aku pacaran dengan Deny. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya.

    Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Deny telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.

    Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Deny. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah.

    Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Denypun begitu. Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Deny.

    Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Deny, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi. Pembantunyapun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan.

    Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

    Cerita Dewasa – Tak lama kemudian, Agus dan Deny pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun.

    Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 10 menit kemudian, Agus dan Deny kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.

    Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.

    Rasa..hangat merinDenyg di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu.

    Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila .Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Deny.

    Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu .

    Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Deny merapatkan tubuhnya kepadaku.

    “Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku.

    “Eh..emang kenapa, Deny ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .

    “kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi.

    Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Hesty?”kata Deny lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku.

    “Malu sama siapa?”kata Deny. Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya.

    “Malu sama Agus dan Anggi tuh “kataku.

    “Ah mereka aja cuek ayo dong Hesty aku sudah enggak tahan nih “kata Deny. “Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Deny mulai membuka kancing bajuku.

    Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans. Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita.

    Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Deny mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini .

    “Buka Bhnya, ya sayang “pinta Deny. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Deny membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.

    Deny mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Deny sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Den ahhh enak Den terus terus..jangan berhenti .”kataku.

    Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, merekasekarang bermain doggy style. Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Deny.

    “Jangan Den takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Deny. “Takut hamil “kataku. “Enggak Den, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya.

    Aku diam saja Deny mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Deny pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil.

    Denypun membukaseluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat .Tangan Deny tetap meremas-remas tetekku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .

    Deny terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Den..”teriakku ketika jari itu memasuki nonokku. Deny agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah .

    “Den, isep dong punyaku “pinta Deny sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta Deny memelas.

    Dengan ragu aku pegang kontol Deny. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Deny sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Hesty sayang “pinta Deny lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa.

    Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Deny mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .

    Kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Deny. “Ah ah .uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Deny. Tangan Deny terus mengucek-ucek nonokku. Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkinsudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Deny terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Deny menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah

    Dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Deny melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Deny pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih .

    Deny melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Deny lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Deny “kataku.

    Deny diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Deny, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Deny mengocokkontolnya di nonokku. Masih terasa perih sedikit kocokkan Deny semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali “Terus Deny Terus ahhhh ah .enak .”kataku. Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi.

    Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .”Deny ah.ah .aku aku .”entah apa yang aku ingin ucapkan.

    Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa “Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .”kata Deny. “Ahh iya Deny aku mau keluar ..”tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonokku .

    Deny terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. “Satu nol, sayang”kata Deny tersenyum. Deny mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa “Kenapa dicopot Deny..”tanyaku. “Kita coba doggy style, sayang “jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing.

    Deny menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Deny tampak belum apa-apa dia terus mengocok kontolnya di memekku.

    Sudah hampir ¾ jam aku dientot Deny, tapi tampaknya Deny belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Deny mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Deny? “Mau ngapain Deny “tanyaku penasaran .

    “Seperti Anggi dan Agus lakukan, Hesty aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Deny mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.

    Tak lama kemudian, kontol Deny yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Deny tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Deny “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku.

    “Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Deny sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi. “Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku.

    “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Deny coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Deny mencoba lagi.

    Deny mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Anggi.

    Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Deny mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Deny masih sakit “pintaku pada Deny. “Iya sayang enak nih sempit”katanya.

    Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak “kataku.

    “Ayo Deny, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Deny. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .

    “Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Deny? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus “kata Anggi.

    “Tanya Hesty saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku.

    “Gimana Hesty? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh

    “kataku.”Sudahlah Hesty, kasih saja aku rela kok”kata Deny.

    Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku. Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku.

    Jadilah aku dientot dan disodomi . ½ jam Agus dan Deny mengocok kontolku. Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

    Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Deny melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Deny.

    Deny memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Deny mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “TeHesty kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan.

    Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Deny.

    Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Deny .”Deny, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .”kataku pada Deny. Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.

    “Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Deny? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya.

    “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang “kata Deny sambil mengelus rambutku.Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati.

    “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Deny. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Deny. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Hot Kenikmatan Malam Pertama – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Kenikmatan Malam Pertama – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1559 views

    Perawanku – Saya Nisa, Statusku sekarang sudah mempunyai teman hidup. Setelah sekian lama kita menjalin relasi tanpa tanda yang formal dari KUA akhirnya cepat tadi lebih kurang pukul 08. 00 disaksikan orang tua, dua saksi sah dan ratusan orang daripada pihak mempelai pria ataupun waNisa, abdi telah formal menjadi serasi suami perempuan yang telah nyata, resmi, & bebas untuk melakukan tumpuan seks saat saja yang mana saja indah siang, silam, dikamar, didapur, dikamar membasuh, ditengah wisma, sambil intensif, sambil nonton TV, terpangkal kata peti penghulu tadinya bilangnya lepas sebebasnya usul sesuai secara aturan kepercayaan yang kita anut.

    Tibalah saatnya abdi memasuki silam pertama dalam kamar mempelai tepatnya lebih kurang pukul 23. 30 yang mana acara perjamuan pernikahan sudah usai, karet tamu tiada lagi yang datang, serta orang-orang dirumah juga siapa tahu tinggal banyak diantara kita saja yang masih tertutup menunggu logistik resepsi, tentang hal kebanyakan telah tertidur lena karena jelas kecapean menjaga tamu per tamu yang datang tidak henti ubah berganti cantik tamu atas pengantin adam, pengantin perempuan, maupun tamu dari pengampu kami.

    Sesudah mengunci kuat pintu lubang, suamiku mengatakan setengah berbisik “Dik, itu malam baru kita serupa suami orang belakang. Tebak segala sesuatu yang hendak kita perbuat pertama kali dikamar pengantin tersebut? ” Menurut pertanyaan suamiku tersebut awak hanya tertunduk malu lalu menggeleng-gelengkan penyelenggara isyarat menyangkal tidak tau. Padahal sesungguhnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun sebab aku segan jadi cuma bisa teringa-inga tanpa mampu berkata-kata.

    Sewaktu-waktu kulihat roman suamiku yang tak jeda menatap wajahku sambil tersenyum hingga walhasil dia memakai telunjuknya untuk menganggat daguku agak tidak terus tertunduk. Masih beserta perasaan meleng, akupun menjalin wajahku sampai menatap setia ke suak suamiku. Kulihat suamiku balik tersenyum yang reflek kubalas senyuman suamiku itu secara senyuman segan.

    “Abang kendi sekarang sudah biasa menjadi teman hidup adik, tidak perlu meleng seperti itu sedang dong! Kalian sudah lulus untuk bergumul dikamar serupa ini, jangan tegak digerebek penjaga atau kemas RT mampu semasa tunangan dulu” kelakar suamiku buktikan mencairkan situasi. Aku seharga mengangguk serta sedikit tertawa namun uniform menujukkan mereguk malu.

    & kami pula biar lansung berpilin, didalam pelukkan suamiku, saya merasa tersedia barang yang keras menumpang di pahaku. ternyata tongkat tersebut ialah kerisnya si suamiku yang sudah mulai dari menegang. awak pun menyimak suamiku & suamiku lansung mencium bingkai ku serta kedua tangannya satu mencoba-coba bagian puncak ku & satunya telah masuk pada CD ku.

    Terasa amat bila suamiku memengang miss V ku, ia beserta lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat saya tidak dapat mengontrol vitalitas birahi yang mulai menajam ini. Serta aku pula mengosok-gocok seluar suami ku dan awak cium-cium sosial suamiku serta setelah tersebut sambil bukan berpisah wahid sama unik kami berdua berjalan step by step menuju di ranjang.

    Sehabis sampai diranjang suamiku sepertinya sudah menyerana bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia lansung menggagas semua bajuku dan bajunya. Ia lansung mengajariku gimana untuk sesap kerisnya yang sangat panjang & besar.. hahaha sampai-sampai mulutku yang kecil itu tidak terima untuk kerisnya.

    Aku pula biar berusaha agar tidak meniadakan suamiku, saya jilat serta hisap lembut keris suamiku kadang awak melirik karakter suamiku yang sedang mereguk serviceku yang amatir tersebut. Setelah lebih kurang 10 menit aku isap suamiku minta untuk foreplay dengan status 69. Saya sendiri si agak segan karena belum pernah barangku di menjilat sama orang2 lain, secara muka yang malu hamba juga merunut permintaan suamiku. Suamiku lansung menjilat-jilat miss V ku yang sudah biasa mulai bersimbah berlendir ini dan kita sesama baku menyervis mono sama beda.

    Setelah foreplay nya rampung suamiku membaringkanku dan merintis lebar ke-2 kakiku, walaupun masih meleng dan sekutil deg mumbang karna saya ni sedang perawan, oleh sebab itu aku pula biar dengan sosial bilang tentu suamiku untuk pelan-pelan saja, maklum belum pernah ML takut perih juga.

    Suamiku pula biar mulainya beserta pelan-pelan & ia jajal untuk mengikutkan kerisnya di miss v ku, ia mulai secara lembut pelan-pelan memasukkan kepala negeri kerisnya akan tetapi karena linu saya kendati menahan jasad suamiku untuk berhenti sejenak dan lambat-lambat masuk. Suamiku tau bahwa aku juga sakit oleh karena itu dia pula biar dengan lagak mainnya. Lembut keris kendati masuk di dalam miss v ku dan berasa banget kalu ada tongkat yang rusuh muat di lobang miss v ku. dan sentimen itu rumit untuk disebut “sakit aduk enak”.

    Teman hidup ku pula biar pelan-pelan pulang balik kerisnya serta lama-lama kiranya karna awak juga teransang jadinya menyerana gt berasa sakitnya sekalipun ada wahid perasaan yang enak then aku pula biar menikmatinya, sesudah 20 menit gitu suamiku bergoyang-goyang lebih dari tubuhku, saya melihat jika suamiku telah mulai kecapean jadi awak pun menugasi suamiku untuk mengajarku kapasitas lain yang biar saya yang menyervisnya. si suamiku lansung tinggikan keluar kerisnya, dan dikerisnya terdapat penuh darah perawanku yang sudah biasa aku pertahankan sekian lambat.

    Dan suamiku lansung menyemayamkan diranjang & menyuruh awak untuk menaikinya “ya sumbuk lagi nunggang kuda” suamiku menyuruh saya untuk bergerak dan dia menempatkan tangan ku pada dada nya untuk jari-jariku bisa tampil sama klitoris nya. Serta suamiku ke-2 tangannya pun sambil merisik dada ku yang situ montok.

    Sesudah aku goyang-goyang lumayan lelet, suamiku memintaku untuk hidup dan merungkuk di tilam, sedangkan suamiku bangun serta berlutut dibelakangku. ia membawa pinggulku & menusuk daripada belakang. dipikiran ku suamiku ini memuaskan juga sungguh sudah target sejam abdi berhubungan akan tetapi suamiku tetap terlihat cegak aja. & suamiku pula dorong-dorong awak dari besok.

    Makin didorong terasa kesebatan dorongannya bertambah cepat, lekas, cepat, serta makin segera, habis tersebut suamiku lansung ambil tampak kerisnya & lansung melegarkan badanku untuk berbaring serta menyemprot maninya di mukaku. Maninya yang menetes lalu ku berasa panas & ada lumayan bau. Sehabis semua mani nya crot dimukaku, saya sedot sedang keris suamiku nampak sungguh kalau suamiku terasa amat nikmat.

  • Cerita Sex ABG deketin Adiknya Dapat Kakaknya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex ABG deketin Adiknya Dapat Kakaknya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1384 views

    Perawanku – Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.

    Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.“Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.

    “Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.“Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.“Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.“Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.“Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.“Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa.

    “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”“Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.“Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.“Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.“Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.“Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.“Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah.

    Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.*****Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’.

    Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.Wajah Mbak Indah sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Indah ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Indah ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.“Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.“Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.“Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.“Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.

    “Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diamsambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Indah itu betul.“Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Indah yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.“Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku.“Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.“Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.“Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Indah makin naik, wajahnya sedikit memerah.“Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.“Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.

    Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Indah seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.“Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.“Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah sudah mulai normal kembali.“Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.“Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.“Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.

    Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Indah jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.“Baca di rumah,” bisiknya.***Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.“Sori terlambat.

    Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.“Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “

    Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.***Yang disebut kamar kos oleh Mbak Indah ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.“Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Indah langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.“Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.“Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.“Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar.

    Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.“Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”“Ih, maunya .. “ Mbak Indah menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.“Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas.

    Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cekatan Mbak Indah melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.“Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.“Sakit Mbak,” aku meringis.“Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.

    Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.“Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.Mbak Indah tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Indah itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam.

    Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Indah itu.Mbak Indah langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …“mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi.

    Kemudian kurasakan Mbak Indah melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku, berpindah-pindah. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi. Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Indah seperti melawan.

    Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.Kuangkat kepala Mbak Indah, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan.

    Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya.

    Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.“Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu. Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata.

    Aku menurut dan memejamkan mataku.Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.

    Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Indah berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.“Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengangkat kepala dan membuka matanya.

    Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Indah sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku sambil berbisik pelan.“Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita.

    Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Indah.“Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncratmembasahi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.“Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Indah mengucapkan kata-kata itu.***Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan

    “Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Indah dan hanya dari Mbak Indah, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.“Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Indah memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.

    Cerita Sex Terbaru ABG | Cerita Sex Abg Mesum | Cerita Abg Adik Kakak

  • Baru Kenal Minta Ditidurin

    Baru Kenal Minta Ditidurin


    1167 views

    Cerita Sex ini berjudulBaru Kenal Minta DitidurinCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebut saja nama saya Ari (cover). Sekarang saya belajar di semester YK pertengahan. Saya memiliki wajah tampan dan memiliki berat badan yang setara dengan tinggi badan, sekitar 171 cm. Dan penis yang ukurannya bisa mengerang nafsu para cewek gila SEX. Saya orang gila seperti ngesex, sering saya melakukan masturbasi (baik dengan sabun, body lotion, tangan kosong), tapi saya mengaturnya sedemikian rupa sehingga saya tetap fit.

    Hobi saya sedang menonton BF sambil membelai penis yang tidak sabar untuk menghilangkan sperma. Setiap hari ayam saya harus diolah dengan cara membelai dan mengocok lembut dan lancar (jangan sampai keluar) agar tetap dalam kondisi ready stock.

    Saya mengeluarkan sperma biasanya pada saat menonton BF, saya telanjang saat berbaring, penis saya di usia menjadi tegang dan seimbang dengan goyangan lembut di batang penis saya, biasanya penisku di antara telapak tangan dan kawan saya – bolak-balik. Arah kanan dan kiri berbeda arah.

    Wow .. sangat bagus, dan saat aku sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di cowok di lantai bawah, dan cewek itu dengan liar memutar vaginanya ke ayam anaknya. Lalu aku sampai di atas dan aku mempercepat kocokan itu dan datang, “Crooottt .. ah .. ccrroot ..”

    Spit sperma saya sampai 4-5 kali, dan wow .., tubuh saya lemas, dan saya tertidur telanjang, dan sperma di mana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

    Pemandangan seks yang mengesankan bagi saya, saat saya meminjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya. Pinjam CD BF ini rutin saya seminggu sekali, dan pinjam minimal 5 VCD (puas nek ..). Saat aku memasuki persewaan, terlihat seorang penjaga menaiki cowok dan cewek, lalu aku mendatangi cowok itu (mengetahui apakah cewek itu kucingnya agak pemalu).

    “Mas .., penuh ..” kataku sambil melepas helmnya dan duduk di kursi yang sudah disiapkan.

    “Oh ya..,”

    Tak lama kemudian pria itu mengambil sebuah folder merah yang berisi pilihan gambar CD BF dengan nomor pesanan.

    Sejenak aku mengambil BF dari halaman pertama, sambil mencuri tatapan gadis yang sedang membaca novelnya, tahu itu sepi, jadi mereka bisa santai, kulihat gadis di sana yang masih muda. Ya sama dengan saya, mungkin tingginya tidak terlalu tinggi, sekitar 158 ?? cm, dan berat badannya sekitar 54 kg. Yang membuat saya kehilangan pandangannya adalah ukuran dadanya yang cukup besar dan menggantung dengan bebas di bawah kaos ketat. Nah .., ini adalah pepaya besar dan kenyal dan empuk jika mengisap putingnya, hanya tahu ukuran 36B, yang terus jika penis ini tidak naik.

    Ayam saya lagi pemanasan, ya .. tegang-agak tegang selain dari hasil picky CD dengan gambar bugil plus anugerah susu gemuk itu.

    Tiba-tiba pria itu berkata, “Yang mana Mas?”

    Saya menjadi kaget, mengganggu perhatian saya terhadap susu gemuk, “Oh .., iya .. ini nomor 27, Mas ..”

    “O .., Rin .. nomor 27 ..”

    Segera gadis itu berdiri dan berpaling untuk mencari CD BF no. 27.

    Wow .., ternyata dia punya pinggul yang oke, tidak kalah bokong super menonjol. Aku terus mengamati celah keledai gadis itu sehingga aku tahu nama Rina. Lubang pantat Rina terlihat jelas, saat ia memakai celana ketat.

    “Oh .. tidak, kelurar ..” kata Rina sambil duduk kembali.

    Lalu aku tidak malu untuk duduk di dekat Rina biar ku jelaskan nomor berapa yang ingin aku pinjam.

    “Tunggu Mbak .., nomor 13 ini bukan ..?”

    “Saya mencari sebentar ..”

    Rina lalu berdiri lagi dan memunggungi saya. Dia mencari dari atas ke bawah, setelah dipijat panjang, dia menemukan nomor 13.

    “Ah .. Mas ini benar-benar ..”

    “Oh ya..,”

    Saya kemudian memeriksa CD-nya, saya melirik susu gemuk itu. Memang jika semakin dekat tonjolan susu rina ini semakin jelas, putingnya tampak menonjol di tengah gundukan payudaranya. Rina mengerti bahwa aku memperhatikan susu itu.

    “Mas .., dimana lagi .. Kok begitu tertegun ..!”

    “O .. ini Mbak .., nomor 40,” Saya kaget tiba-tiba diingatkan seperti itu.

    Dengan sengaja saya memerintahkan nomor yang diikatnya, sehingga Rina bisa membelokkan belakangku. Rina berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari barisan paling tengah, otomatis dia sedikit menungging. Wow .., pemandangan baru ini tak kalah mendebarkan deh .. Pantat dan belahan Rina benar-benar asli dan oke sama sekali, melihat selkangannya agak menjorok ke gundukan tempat vagina berhenti. Wow .. ayam saya tidak sadar akan pengaruh tegak setengah lurus pantat Rina yang gemuk.

    “Ini Mas .., nomor 40 ..”

    “Oh .. iya .. mbak semua 45, 50, 49 deh …”

    Biarkan dia menunggu sebentar, dan aku bisa menikmati belahan otak Rina yang kental, dan melihat sekilas vagina yang ditutupi oleh celana ketat Rina.

    “Ini Mas .., 45, 50, 49 sana lagi.”

    “Ini cukup Mbak ..”

    Aku cek, mungkin CD itu tergores atau tidak.

    “Masnya sering pinjem BF disini ya ..?”

    “Ya .. lumayan sih .., kalau gak semingggu dulu baru disini ..”

    “Emmhmm .. rutin ya .. suka nonton BF ya .. Mas ..?”

    “Iya .., kalau lebih perlu idle aja, lagi bete nih ..!”

    “Seberapa keren .. kenapa ..?”

    Saya mulai bergaul dengan Rina, dan jika saya tidak memiliki beruang lagi, saya yakin dia sudah mengerti masalah seksnya.

    “Ya .. kalau gak dikeluarin bisa pusing ya ..!”

    “Ha .. ha .. nih .. outin aja ..!” Kata pria yang berada di sebelah Rina, ternyata dia mendengar pembicaraan saya dengan Rina.

    “Lah .. iya .., makan saja aku pinjam BF ini, stimulator ..”

    Setelah itu saya pulang ke rumah dan menyalakan komputer dan nonton BF, jangan lupa saya telanjang dan siapkan handuk kecil untuk sperma saya kemudian menyembur dan body lotion sebagai pelumas. (Khayalan pangkal paha di vagina gadis itu) Dan pada hari itu saya menghabiskan waktu dengan pesta masturbasi di kamar saya, enak dan puas.

    Kemudian keesokan harinya saya mengembalikan CD BF. Sesampainya di depan rental X ini, tampilannya sangat sepi, lalu saya masuk dan ternyata saya hanya melihat orang-orang yang berjaga-jaga.

    “Mas, ini CD!”

    “I .. iya .. Se .. blah ya .., tang .. gung ..” sambil terengah-engah terengah-engah.

    Saya menduga orang ini mengapa, dia duduk dan tangannya memegang kursi dengan kencang dan dia melihat ke bawah.

    “Ya .., tung .. gu ya .. Mas .. Ah .. ye .. ter .. kita ..” tidak lama pria itu bergetar, dan, “aku .. untuk .. keluar .., ah. . Ah ah .. ”

    Setelah itu tak lama kemudian keluar seorang gadis dari bawah kursi pria itu, nah .. ternyata Rina. Penampilan sperma ada di mulut Rina dan sebagian rambutnya.

    “Halo Mas .., CD backin ya ..?” Rina menyapa dengan santai.

    “E … saya .. iya.”

    Rina lalu menuju ke kamar mandi yang terletak di belakang rental X. Rina masih berpakaian lengkap, oo .. ternyata dia hanya mengkaraoke barang kelamin pria.

    “Ya Mas, apa yang bisa saya bantu ..?” Katanya pria baru yang puas dengan Rina melalui mulut binalnya, sambil berdiri dan meletakkan penisnya masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

    “Yeah .. inilah CDnya.”

    “Oh .., sebentar, Mas ..”

    Orang ini sedang memeriksa CD jika ada yang tergores atau tidak.

    Lalu aku mencoba menanyai sesuatu tentang mas ini, aku menjadi yakin bahwa rental ini benar-benar xxx.

    “Mas maaf iya .. mau tanya.”

    “Ya kenapa..?”

    “Itu …” sebelum aku selesai berkata, “Oh .., itu Rina tanya sama sama kontol ini, kok kok biasa kok, nih nyantai aja.”

    “O .., jadi siapapun bisa ya ..?”

    “Bisa aja, kalau cuma lisan, kocok kontol, emut dick dan coax aja.”

    “Kalo .., maaf ya Mas .., kalo nge-sex benarkah bagaimana ..?”

    “Ya, tanya aja ama rina, temennya banyak kok, dia sangat senang berhubungan seks ya .. kanenak sih kok.”

    “Jadi kalau masturbasi disini bisa ya ..?” “Kalau itu pelanggan BF sering Mas Si Rina tuh yang sering ngocokin cowok kontol ya .., kalau Rina tidak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

    Dan tak lama kemudian Rina kembali dari kamar mandi, sepertinya dia hanya mengecat rambutnya, mengetahui sperma yang menusuk pria penjaga sewaan itu.

    “Halo Mas Pinjem BF lagi ..?”

    “Oh tidak.”

    “Rin .., ini mas mo kenalan ama kamu lebih dalam ..” kata pria rental X itu.

    Saya kaget kalau orang bilang seperti itu, “iya mbak .., mungkinkah ..?”

    “Ini Rin .., Mas mo ini mengalahkan binalmu, kamu mau gak ..?”

    “Bisa ..” kata Rina sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “Iya .. aku sudah diajak ke atas aja Rin .., biar aku tunggu rentalnya.”

    Wow .., saatnya untuk menguji bujukan saya, penis saya belum lama bertemu dengan teman terbaik vagina.

    Lalu Rina dan aku menaiki tangga ke lantai dua, dan Rina membawa CD BF dari rental. Sesampainya di sebuah ruangan, Rina mengajak saya duduk di tempat tidur yang cukup besar juga. Rina kemudian mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan memutar CD BF dengan volume yang cukup keras. Segera terdengar erangan nafsu, dan adegan bug yang telanjang, ini membuat adu tidak sabar saya melihat tindik tubuh Rina. Rina kemudian membuka lebar jendela lebar, sehingga suasananya lebih alami.

    “Gimana Mas, e .. namamu siapa sih ..?”

    “Aku Ari, kamu pasti Rina ke ..?”

    “Bagaimana Anda tahu..?”

    “Ya .. tau dong ..,”

    Tidak lama setelah Rina mendekati saya, dan duduk di sampingku, dan tangan kanan Rina tidak lagi memegang pangkal pahaku yang masih terbungkus celana celana, dibelai dan kadang diremas.

    “Ari suka seks ya ..?”

    “Ya, Ah .. kamu pintar seks ..!”

    “Ah .., siapa bilang ..?” Sambil masih mengocok pangkal pahaku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Rina.

    “Ya, ah .., hemmm .., kata Mas di bawah.”

    “Ooo, Mas Ucok sih ..,”

    Sekarang Rina duduk di depanku, dan berjongkok, tangannya masih menggoyang pangkal paha tegangku.

    “Ar .., sudah buka ya ..? Biarkan penismu tidak disiksa oleh CD mu, biar ngacengnya sempurna.”

    “Ya .., sudah .. buka saja ..”

    Rina perlahan membuka celanaku dari ikat pinggangku sampai aku membuka ritsletingnya, setelah celana saya terbuka, aku mengangkat pantatku untuk memudahkan Rina melepaskan celananya, dan sekarang aku hanya menggunakan CD biruku, dan bajuku masih ada. menggunakan. Lemparkan celana di kursi dan Rina mulai duduk kembali di pangkuanku, dan aku masih duduk di tepi tempat tidur X.

    “Hemmm .., ah … kontol kamu nampak besar juga Ar ..,” kata Rina saat ia membelai naik turun penisku masih terbungkus CD.

    “Ah .. iya .. hem .. oughg .. kamu ..” erangan itu tidak bisa goyah lagi, ditambah erangan dari CD BF yang dinyalakan oleh Rina pun menambahkan suasana panas di ruang rental X.

    Rina perlahan membuka CD-ku, dan ada selada pangkal pahaku yang menunjukkan seperti sebuah rudal yang siap lepas kendali.

    “Wah .., Ar … penismu juga nih ..” sambil masih tersendat naik turun temanku, “kamu nekat nih .. bagaimana banget banget .. susah banget ..,”

    “Ah .., te .. rus .. rin .. don .. berhenti ..!”

    Rina mulai gemetar keras, cepat, dan tiba-tiba perlahan, nyaring, perlahan lagi. Wow .. ini membuat saya jadi gangguan, ternyata ahli Rina juga membuat pria mengambang, hampir saya keluar tapi saya tetap bertahan.

    Kemudian Rina mulai mengocok pangkal pahaku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya membelai telur itu. Wa .., ini enak, lucu bagaimana ya ..! Terkadang ia menusuk anusku dengan telunjuk kanannya.

    “Ah .. nih .. te .. rus .. Rin .. kamu .. ahlinya deh ..!”

    Sekarang Rina mulai dengan mulutnya, perlahan memasukkan penisku ke mulut binalnya.

    Saat memasuki mulutnya, “Ah .., hemmm .. kamu .. ah …”

    Aku mengangkat pantatku sedikit, geli dan baik, yang lain melakukan masturbasi.

    Perlahan Rina mengibaskan penisku dengan mulut dan lidahnya yang hidup.

    “Ha .., ough .., ehmm .., kamu .. te .. rus ..” Aku memegangi rambutnya, aku menarik kepalanya untuk mengatur kocokan mulutnya di penisku.

    “Ehhmm .., Eh .. em ..,” suara Rina penuh dengan batangku.

    Segera dia menarik napas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

    “Ah .., hemm .., kamu sangat kuat Ar .. Biasanya anak laki-laki kalau diatung sedikit dikit sudah keluar ..”

    Kemudian dia terus menghirup telur saya, dan melepaskannya sampai dia berkata, “Ploks .. ploks …”

    Tarian lidah Rina di kepala penisku dan sampai anus saya juga tidak tertinggal dari nafsu seksnya. Dan setelah beberapa menit, saya bisa bertahan dari tarian lidah Rina di penisku, saya mulai merasa tidak nyaman menahan sperma saya.

    “Ah, Rin .., aku .. mo .. ah .. kamu .. keluaarrr ..!”

    Dan Rina mulai meletakkan semua penisku di mulutnya, dan mengocoknya dengan cepat dan keras.

    Tidak lama kemudian, “Ahh .. crrooot … crroottt .. ah .. kamu .. iya ..!”

    Rina menutup mulutnya dengan erat agar sperma tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik ia terus mulutnya tetap pada penisku, dan meyakinkan saya untuk tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari penisku, dan menelan semua sperma saya meskipun seseorang keluar sedikit dari mulutnya.

    Aku lemas dan terbaring di tempat tidur dengan dasar telanjang, dan aku merasa panas dan aku melepaskan semua pakaianku. Sekarang saya telanjang, telanjang tanpa benang di depan Rina yang menikmati sperma saya.

    “Anda cukup baik Ar … Bisa bertahan beberapa menit.”

    “Ah .. normal aja tuh ..!”

    “Kamu pakai obat ..? Irex kali ..?”

    “Ah … tidak juga.”

    “Baiklah .., kamu istirahat dulu aku mo bersihkan mulutku .. Eh, terima kasih spermanya lho .. gurih ..!” Katanya sambil terseyum.

    Dia pergi ke kamar mandi di dalam kamar. Ternyata dia menggosok giginya, biarkan aku tidak mencium waktu.

    Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Rina keluar dari kamar mandi. Disertai dengan CD BF yang belum selesai, tambahkan batang pria saya tidak mau tidur, penis saya masih tegak meski tidak sekeras sebelumnya. Tidak lama setelah Rina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaus ketat dan celana ketat. Rina mendekatiku lagi terbaring telanjang di tempat tidur, dia duduk di sampingku.

    “Kenapa .., kontol kamu benar-benar tidak turun dan turun neraka ..?”

    “Ya .., itu terlihat BF dimana bisa turun, apalagi susu montokmu itu menggoda penisku.”

    “Ah .., kamu bisa melakukannya.” Dia bercanda saat tangan kanannya mengocok adonan saya yang setengah tegak.

    Perlahan dia menundukkan kepala dan mencium bibirku dengan bibirnya yang tebal. Aku segera meremukkan bibirnya, lidah Rina cukup mahir, dan aku langsung saja dengan lidah yang tak kalah ahli.

    Kira-kira beberapa menit kami memainkan ciuman dan ciuman, dan Rina terus menggoyangkan penisku, aku mulai menjelajah susu montoknya, meremasnya dengan tanganku yang terasa gatal. Terasa kenyal dan lembut begitu susu Rina, kuelus-coax dan kugesek-gesekan halus putingnya dari luar kemeja. Sekarang Rina melepaskan bibirnya, dan mengerang merasakan tanganku menari di susunya.

    “Ah .., kamu .. em .. bagus .. ar .. te .. rus .. iya .. itu .. ough ..” tangan rina masih shuffle-ngocokku dan aku mencoba melepaskan t-shirt rina dan dia Segera membantunya dengan melepas T-shirt ketatnya sendiri.

    Nah .., sekarang plester susu Rina tutup BH 36 itu.

    “Rin .. aku buka ya .. ayo lihat gratis ..”

    “Buka aja aja ..”

    Rina lalu mengangkat tangannya untuk memudahkanku melepas kaitan bra di belakang, susu gemuk Rien terpampang bebas di depan wajahku, dan aku hanya melahap susu Rina yang sangat besar. Kusedot, peras dan putar putingnya.

    “Ah .. kamu .. oke .. hem .. te .. rus .. Ar ..!” Mulai tidak jelas apa kata Rina.

    Kami mulai duduk tatap muka, dan Rina mulai terbuka lebar, dan saya duduk di antara keduanya, jadi saya merasa puas bermain dengan susu gemuk Rina.

    Aku memegang kedua puting susu Rina yang menonjol, dan memelintirnya.

    “Ah .. kamu .. ah .. aow .. iya .. tidak .. ough ..”

    Kepala Rina bergerak keluar dari tangan, kanan ke kiri. Aku memutar Rina dan kududuk di perutnya, aku menunjuk penisku ke susu Rina, dan aku mendapatkan susu besar Rina untuk menjepit penisku dan aku mencabut penisku.

    “Ah .. Rin .. su .. su .. ah .. ye .. em .. puk enak ..” aku mulai mengocok susu Rina sampai susu Rina berwarna merah.

    Ternyata Rina menikmati ini, dan aku tidak sabar untuk menikmati vagina gadis ini.

    Aku mulai turun dan membelai vagina Rina dari luar celana ketatnya, rasanya seolah vaginanya sangat becek dari panasnya. Kukatakan pada Rina untuk menyalakan perutnya, dan tampak celana berritsleting masih tertutup. Aku mulai menurunkan ritsletingnya, Rina sedikit mengangkat pantatnya untuk memudahkanku melepaskan celananya, dengan posisi menungging ini pantat Rina terlihat lebih montok dan bahenol. Tidak lama aku melepaskan celana ketat Rina. Wow .., ternyata Rina benar-benar terangsang sekali. CD bagian bawah berwarna kuning tipis, dengan posisi menungging potongan vagina ini semakin terlihat, apalagi Rina membentang selakangannya. Aku membelai potongan itu dengan jari telunjukku, Rina sedikit mengangkat pantatku karena rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Rina otomatis bolak-balik dengan sendirinya.

    Lalu aku melepas CD tipis tipis Rina perlahan, dan Rina memberi sensasi dengan memutar-mutar pantatnya, wowo .. woo .., ini model seks dan super seks, dia sangat pintar untuk meningkatkan seks nasf lawannya. Meski sudah ada CD Rina, tampilan butt-free putih mulus mulus dan vagina memerah basah dan memiliki rambut yang rapi. Aku mulai membelai permukaan keledai Rina.

    “Ah .. Ar .. ehmmm .. ouhghhh .. ah .. kamu .. langsung aja Ar .., aku .. tidak .. terus … oh .. ye ..” saat pengereman Rina menahan nafs nya.

    Segera saya menutup wajah saya di pantat Rina, dan segera hancurkan vagina Rina dengan posisi menungging.

    “Ah .. kamu .. di .. Ar .. ough .. kamu .. oh .. ye ..” sambil memutar tubuh semoknya itu Rina mengerang bukan karuan, karena aku memainkan klitoris Rina dengan lidahku.

    Bawa saya ke atas dan ke bawah lidah saya di mangkuk daging. Pembelahan vagina Rina cukup kental, dan warnanya merah di vaginanya dan beceks satu kali. Beberapa saat kemudian saya memasukkan kedua jari saya, yang saya masukkan ke dalam vagina Rina dan yang lainnya saya masukkan ke dalam anusnya.

    Perlahan aku masuk, “Hemmah .. lambat .. pelan .. Ar .. ya .. te .. rus in .. kit .. lagi .. ough ..” Rina mengangkat pantatnya sebagai reaksi jari di vagina dan anusnya. .

    Perlahan kukocok anus dan vina Rina dengan jariku.

    “Yac .. ah .. le .. bih .. cepat .. Ar, oh .. ye .. oh .. tidak .. kamu .. ya .. oug .. hemmh .. cepet ..!”

    Aku mulai mempercepat kocokanku di dua tempat kenikmatan Rina. Sementara itu, saya tidak membuang-buang susu tanpa gantung. Dalam posisi ini aku bisa melihat dengan leluasa menggerakkan tubuh Rina yang halus dan gemuk. Kuradia dan putingnya bengkok.

    “Ah .. Ar .. aku .. kee .. untuk .. lu .. ar .. nggaa .. kuuu .. at ..”

    Saya merasa Rina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, saya mempercepat kocokan tangan saya di vagina dan anus Rina. Tidak lama setelah Rina menjerit dan mengangkat tubuhnya dengan gemetar, dan merasakan cairan hangat dari dalam vagina Rina.

    “Serrr .. serrr …” cukup banyak untuk keluar dari permukaan vagina Rina.

    Rina capek dan lemas lemas di tempat tidur dengan posisi telungkup telanjang. Lalu saya menarik tangan saya dari vagina dan anus Rina, cairan terlihat yang cukup kental dan putih di jari saya, lalu gosok ke pria saya sebagai pelumas. Kukocok-goyangkan dengan lembut dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak berdiri.

    Sementara itu Rina telanjang dan membelakangi saya, lalu saya membalikkannya.

    “Rin, orgasme hebatmu kok ..”

    “Oh .. ah .. goyangkan jarimu itu hebat, kamu belajar dimana sih .. bagaimana dengan kelemahanku ..?” Sambil terus mengguncang penisku.

    “Ya .. nonton BF aja sudah pengalaman.”

    “Ah .. kamu bisa aja.” Katanya sambil mengganti tangan saya untuk menggoyang batangku yang ingin keluar lagi.

    “Rin, bolehkah aku coba vagina kamu ini ..?” Sedangkan kuelus-coax vagina.

    “Bisa..”

    Lalu aku menyebarkan Rina, dan yang lebih rendah adalah dengan lisan di vaginanya. Lidahku menurunkan vaginanya dari atas ke bawah dan naik lagi dan seterusnya. Rina mulai mendesah kenyamanan.

    “Ehhmm .. ah .. ye .. Ar .. sekarang aja kontolmu enterin deh ..!”

    Lalu aku pegang kedua paha Rina, lalu aku angkat, terlihat jelas vagina Rina yang sudah terbuka lebar dan berlumpur. Perlahan letakkan pangkal paha saya ke vagina Rina.

    “Ouhg .. hemm .. ah .. kamu ..” erangan Rina menerima poke pertama penisku.

    Aku mulai menusuk penisku perlahan.

    “Oh .. kamu .. shiit .. ah .. kamu ..” telingaku

    Memang benar vagina Rina, dindingnya berdenyut-denyut. Saya mulai mempercepat kocokan saya, dan lebih cepat.

    “Ah .. Ar .. iya … oh .. tidak .. ough … hemm .. ya .. ya .. te .. rus .. ar .. in ..” kepala rina tidak berhak ke kiri Dan benar

    Kuvariasi kocokanku dengan perlahan, lalu tiba-tiba sangat cepat, lamban lagi lagi dan seterusnya, biasanya saya memutar pantat saya agar penisku diputar di vagina Rina.

    “Ya .. ini .. ok .. Ar .. te .. rus .. ough .. ye .. hem ..” Rina suka memutar gerakan dari pantatku.

    Kira-kira 3 menit gerakan ini terjadi, saya membalikkan Rina dengan posisi menungging, dan saya menendang penisku lagi di vagina Rina dari belakang. Dengan dudukan pinggang Rina, aku segera melesat.

    “Oh .. ye .. Rin .. vagina kamu oke ..”

    “Penismu .. ouhg .. hemmm .., bagus .. ar .. te .. rus .. da .. lam ..!”

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba, “Ah .. Ar .. aku akan, aku .. untuk .. diluar ..!”

    “Ta .. han .., tahan ya! Kamu .. hemm ..!”

    Merasa aku ada di sana, aku menyuruh Rina duduk di atas tubuhku, dan dia memeluk penisku, dan memasukkannya ke dalam vaginanya.

    “Ouh .. iya .. Rin .. kamu .. hebat ..!”


    “Ya .. Ar .., cepet ya .. aku keluar … ah .. hemm ..!”

    Lalu rina mempercepat gerakannya dengan liar, dia memelukku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok tangkai jantanku dengan cepat.

    “Oh .. Ar .. aa .. aku .. senjata .. k .. pegang .. keluar .. hah ..!”

    “Ki .. ta .. sama .. aku .. keluar .. juga ..”

    Dalam tiga detik, “Crroot .., crroott .. ah .. ah .. kamu ..”

    “Seerrr .., sreerrr ..” kumuncratkan sperma saya ke dalam rahim Rina, dan merasakan semprotan cairan hangat Rina di kepala penisku.

    Rina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang telanjang.

    Setelah beberapa jam istirahat, aku terbangun, rupanya Rina tidak ada disampingku. Lalu aku mengenakan pakaianku dan pergi ke tempat persewaan, dan ternyata Rina ada di sana.

    “Mas Ari sudah bangun ya .. jangan mandi dulu ..?”

    “Oh, bukan Rin, terima kasih.”

    “Jangan pinjam BF lagi ..?”

    “Ah .. belum lagi. Itu lagi buas besar di atas.”

    Rina tersenyum, lalu aku pulang ke rumah kosku dan aku mandi. Besok-besok aku pergi ke rental X adalah untuk menggoyang penis Rina yang sama.

    Setelah beberapa bulan aku tidak di sana, aku tahu Rina sudah tidak ada lagi. Saya tanya sama mas guard di rental X dimana Rina itu, ternyata Rina ke Jakarta. Wow .., maaf ya ya .. mulai ya .. tidak ada kepuasan seks selain deh masturbasi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nafsu Rinelda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Nafsu Rinelda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3325 views

    Perawanku – Cerita ku ini bermula ketika aku sedang memenuhi panggilan interview pekerjaan di pusat kota Surabaya, meski lulusan sebuah perguruan tinggi yang cukup ternama di Malang namun berpuluh kali aku mengikuti interview namun tak satu pun mengangkatku menjadi salah satu pegawainya.

    Aku menginap di rumah tetangga kampung yang pindah ke Surabaya namun sudah ku anggap saudara sendiri karena mereka cukup baik pada keluargaku dan sudah kuanggap sebagai keluarga dan aku memanggil mereka PakDhe dan BuDhe, hari itu kebetulan aku sedang mengikuti interview di hotel Tunjungan Plasa Surabaya.

    Oh ya.. namaku Rinelda. 24 tahun. Aku pernah menjadi Finalis Putri sebuah kontes kecantikan di malang, Aku pernah menikah tapi belum mempunyai anak karena usia perkawinanku baru berjalan 4 bulan dan sudah 3 bulan ini menjanda karena suamiku sangat pencemburu akhirnya ia menceraikan aku dengan alasan aku terlalu mudah bergaul dan gampang di ajak teman laki-lakiku.

    Dari teman dan suami aku mendapat pujian bahwa aku cantik, tubuh yang cukup sintal dengan tinggi 173 cm mulus dan 2 bongkahan Susu yang tak terlalu gede tapi untuk ukuran seorang janda tak mengecewakanlah, cocok dengan body ku yang cukup atletis. Soal sexs, dulu setiap ber “ah-uh” dengan suamiku aku merasa kurang, mungkin karena gairah sex yang kumiliki sangat kuat sehingga kadang-kadang suamiku yang merasa tak mampu memuaskan tempikku, meski aku bisa orgasme tetapi masih kurang puas!

    Kulihat jam di tangan ku sudah menunjukan pukul 16.15 menit, aku sedikit dongkol karena seharusnya aku sudah dipanggil sejak pukul 15.00 tadi, padahal aku sudah datang sejak pukul 14.30 tadi. “He..eh” aku pun Cuma bisa menggerutu sambil mencoba untuk memahami bahwa aku butuh kerja untuk saat ini.

    “Hallo!” suara perempuan mengagetkan ku dari lamunan.
    “Ya !” jawabku sambil berdiri. Sejurus aku memandang kearah perempuan itu, Cantik!
    “Nona Rinelda ?” dia bertanya sambilmengulurkan tangan mempersilahkan aku kembali duduk.

    Beberapa saat kami berbicara dan ku tahu namanya adalah Rifda, dia memakai jam gede di tangan kanannya, dengan nama dan pakaian yang lumayan seksi mengingatkan ku pada teman SMP ku di Malang, ternyata dia mengaku seorang pengusaha yang memiliki banyak perusahaan dan sedang mencari model, setelah berbicara tentang diriku panjang lebar akhirnya dia berkata bahwa aku cocok untuk menjadi salah satu Modelnya. Akhirnya aku mendapatkan kepastian esok hari aku akan bekerja, aku pun berjalan pulang dengan langkah seolah lebih ringan dari biasanya.

    Sesampainya di jalan sebelum rumahku , sekedar anda tahu bahwa sejak aku mencari kerja aku tinggal di rumah BuDhe Tatik saudara dari Ibu ku. Ada beberapa anak muda bergerombol, ketika aku lewat di depannya, mereka menatapku dengan mata yang seolah-olah mengikuti gerakan pantatku yang kata teman-teman ku memng mengundang mata lelaki untuk meremas dan mendekapnya.
    “Wuih, kalau aku jadi suaminya ga tak bolehin dia pake celana dalam !” Ucap salah satu dari mereka namun terdengar jelas di telingaku.
    “Rai mu ngacengan!” timpal temannya, disambut tawa teman-teman lainya.

    Sampai di rumah pukul 18.30. aku langsung mandi untuk mengusir kepenatan dan panas yang hari itu kurasa sangat menyengat.
    “Gimana hasil kamu hari ini Rin?” ku dengar suara BuDhe Tatik dari dalam kamarnya.
    “Besok aku sudah mulai kerja BuDhe” jawabku.” kerja yang benar jangan melawan sama atasan terima saja perintah atasan karena mencari pekerjaan itu sulit dan yang penting kamu suka dan menikmati apa yang kamu kerjakan” kata-kata dan wejangan dari orang tua pada umumnya namun ada poin tertentu yang terasa ganjil menurutku. Sosok BuDhe Tatik adalah Wanita yang dalam berbicara cukup seronok apalagi jika berbicara dengan pemuda di kampungnya sekitar 38 tahun an, cukup seksi dalam penampilannya, suaminya adalah seorang PNS di KMS, dia pun juga tak kalah ngawur kalau berbicara yang berbau saru dengan BuDhe atau teman-temannya. Tak berapa lama setelah ngobrol aku pun beranjak ke kamar,

    Kamarku sendiri adalah bekas ruang tamu yang dipasang sekat dari triplek. Sekitar pukul 22.30 an aku mendengar suara aneh bercampur derit kursi seperti didongong atau ditarik berulang-ulang dari ruang tamu depan kamarku persis, sejenak kuperhatikan secara seksama suara tersebut dan aku penasaran dengan suara tersebut.

    Sedikit kubuka pintu kamarku, betapa kaget setelah mengetahui BuDhe sedang duduk di kursi sambil mengakangkan kakinya sementara PakDhe di depannya sambil memegang kedua kaki BuDhe pada pundak sedangkan pantat nya bergerak maju mundur..

    “Och…u..o..” suara yang keluar dari mulut BuDhe. Seolah menikmati apa yang dilakukan oleh suaminya, badanku terasa panas dan pikiran yang tak tahu harus bagaimana karena baru kali ini aku benar-benar melihat hal ini live di depan mataku. Selama kurang lebih 10 menit kedua orang itu melakukan sambil duduk akhirnya PakDhe menarik kontolnya dari dalam Tempik BuDhe, Yak ampun ternyata kontol nya lumayan gede lebih gede dari pada milik mantan suamiku yang biasa mengocok isi tempikku, akhir-akhir ini aku sering nonton BF saat PakDhe dan Budhe sedang kerja, pernah sekali aku hampir kepergok oleh PakDhe saat aku sedang nonton BF sambil mempermainkan liang nikmatku, namun ternyata PakDhe tidak peduli dan mungkin mengetahui bahwa aku seorang wanita yang butuh kesenangan pada salah satu bagian tubuhku, namun saat itu PakDhe hanya tersenyum sambil mengambil sesuatu dari dalam kamarnya yang mungkin tertinggal dan segera pergi lagi.

    Kusaksikan BuDhe mengambil posisi menungging dengan kedua tangan nya memegang kursi di hadapannya “ayo mas cepet keburu tempiknya kering” pinta BuDhe dengan suara yang pelan mungkin agar orang luar tidak mendengar dan mengetahui tapi kenyataanya aku malah menyaksikan dan memperhatikan secara detil apa yang mereka perbuat. Kulihat kali ini PakDhe mengeloco kontolnya sebelum dimasukkan ke tempik yang sudah minta di jejeli tersebut.

    “Ach…ack…sh” suara yang keluar dari mulut laki-laki tersebut. akhirnya kulihat lagi adegan itu dari belakang karena mereka menmbelakangi kamarku. Ada yang berdenyut pada tempikku tanpa terasa tangan ku masuk ke dalam celana dalam yang kupakai, ku tekan pada itilnya “ahk” terasa geli dan benar terangsang tempikku kali ini. Aku tersenyum mendapatkan pengalaman ini.
    “Tempikmu… ue.nak .Tik pe… res… kontol ku” kata kata terputus dari Pakdhe seolah tak kuasa menahan nikmat yang dirasakannya.
    “Lebih cepat… mas… cep… at!” BuDhe pun seakan mengharapkan serangan dari suaminya lebih hebat lagi.
    “A… ach… aku keluar ma… s!” suara BuDhe terdengar setengah berteriak.Wanita itu terlihat melemas tapi PakDhe tetap menggenjot dengan lebih giat kali ini tangan nya memegang pantat BuDhe yang bulat mulus itu dan akhirnya laki-laki itupun menekan kontolnya lebih dalam kearah tempik didepannya tersebut. Sambil menahan sesuatu. Ketika konsentrasiku tertuju pada kontol dan tempik yang sedang beradu tersebut tanpa kusadari sambil digenjot BuDhe menoleh ke arah pintu kamarku dan tersenyum, “hek” aku kaget setengah mati segera ku tutup pelan-pelan pintu kamar dan kembali ke tempat tidurku, beribu pikiran menyeruak dalam benakku antara bingung dan takut karena mungkin kepergok saat mengintip tadi. Aku kecewa karena tidak melihat bagaimana raut muka PakDhe ketika mencapai puncak kepuasan.

    Terasa ada yang basah di selangkanganku saat aku menyaksikan adegan tadi, “yah aku terangsang” terakhir kali aku merasakan nikmatnya berburu nafsu dengan suamiku adalah hampir 4 bulan yang lalu.

    Memang aku mudah terangsang jika melihat hal-hal yang berbau porno. Sering kali aku melakukan masturbasi dengan membayangkan laki-laki yang kekar dan memiliki batang kontol yang kokoh tegak berdiri dan akhirnya aku memasukkan sesuatu ke dalam tempikku yang seolah lapar akan terjangan kontol laki-laki, tapi terkadang aku merasa ada yang kurang dan memang aku butuh kontol yang sebenarnya, Tanpa kupungkiri aku butuh yang satu itu. Kulihat jam didinding kamarku menunjukan pukul 11.35, ya ampun besiok aku kan mulai kerja! Sialan gara-gara kontol dan tempik perang diruang tamu akhirnya aku tidur kemalaman! Emang dikamar kurang luas apa? “ah sialan!” umpatku dalam hati.

    Pukul 04.30 aku terbangun, ketika akan membuka pintu kamar aku teringat akan kejadian yang baru aku saksikan semalam, pelan-pelan kubuka ternyata tak kulihat orang diluar, aku langsung menuju dapur untuk memulai aktivitas pagi, terkadang aku harus membantu memasakkan sarapan pagi dan menyapu lantai sebelum menjalankan altivitasku sendiri, aku merasa adalah suatu vyang lumrah karena aku menumpang disini.

    Aku berjalan melewati depan pintu kamar BuDhe yang terbuka lebar, sekali lagi aku terhenyak kali ini aku menyaksikan dua orang sedang tidur tanpa memakai baju sama sekali, kulihat senyum di bibir Budhe Tatik, tanda kepuasan atas perlakuan suaminya tadi malam mungkin.

    Di kamar mandi aku kembali memikirkan kejadian semalam yang membuatku “terus terang cukup terangsang” apalagi jika mengingat kontol yang gede milik PakDhe. “ahh” rupanya tangan ku sudah berada di sela-sela pahaku yang mulus dan bulu hitam yang tampak olehku cukup lebat meski tak terlalu banyak diantara garis melintang ditengahnya, tiba-tiba nafasku berburu kala kuteruskan untuk menggosok bagian atasnya, “sialan!” pikirku dalam hati. Kusiram tubuhku untuk mengusir nafsu yang mulai mengusik alam pikiran ku.

    Sebelum berangkat kerja di hari pertamaku, kusempatkan untuk sarapan pagi siapa tahu nanti aku harus kerja keras di kantor.
    “Jaga diri baik-baik Rin” kata BuDhe sambil menepuk pundakku,
    “Eh.. iya.. BuDhe Rinel tahu kok” kataku sambil ngangguk. Kulihat BuDhe baru keluar kamar dengan mengenakan handuk pada bagian susu sampai atas lulutnya wajahnya tampak masih berseri meskipun tampak kecapean.
    “Edan udah jam 7!” pekikku dalam hati.
    “BuDhe aku berangkat dulu” pamit ku.
    “Yo ati-ati Nduk ingat ikuti dengan baik perintah atasan lakukan dengan baik tanpa banyak kesalahan” katanya sambil tersenyum padaku, senyum itu penuh makna sama seperti tadi malam.
    “Enggeh BuDhe… ” aku pun keluar rumah menuju tempat kerjaku yang baru.

    Dari depan kantor itu aku berjalan menuju pos sekuriti,
    “Permisi” aku mendekati seorang sekuriti,
    “Ada yang bias saya Bantu mbak?” Tanya nya dengan sopan. Tubuh yang lumayan atletis tangan yang kekar serta tonjolan di bawah perutnya cukup menantang dibalut celana yang agak ketat di bagian pahanya.
    “Ruangan Ibu Rifda dimana ya?” tanyaku.
    “Bu Rifda Miranti? pasti sampeyan mbak Rinelda!” terlihat senyum dibibirnya masih dengan ramah dan sopan. Aku cuma mengangguk.
    “Tunggu sebentar mbak” sambil mengangkat intercom di depannya, ketika dia berbicara dengan seseorang aku melihat suasana sekeliling “Kok sepi ya?” tanyaku dalam hati.
    “Sebentar lagi karyawan Ibu Rifda akan menemui mbak, silahkan menunggu” katanya sambil menunjuk kursi sofa di tengah ruangan yang cukup besar. Ketika aku baru akan meletakkan pantatku aku melihat sesuatu yang ganjil di lingkungan perkantoran ini, tak terlalu banyak orang yang biasa ada pada sebuah perkantoran, kuperhatikan sekuriti tadi kulihat dia berbicara dengan temannya tersenyum-senyum sambil memandang kearahku, tak berapa lama kudengar namaku dipanggil seorang wanita
    “Rinelda?”
    “Saya” jawabku sambil memalingkan muka kea rah datangnya suara tadi,
    “Hai, kamu mau kerja disini?” tanyanya lagi.
    “Lho Agatha, kamu kerja disini ya?” kataku sambil kenbali bertanya
    “Tadi aku disuruh sama bu Rifda untuk menemui kamu, ayo ikut aku!” sambil ngobrol kami pun berjalan menaiki tangga menuju ruangan Bu Rifda.
    “Tunggu sebentar ya” kata Agatha. Pintu di ruangan itu sedikit terbuka ketika dia masuk kulihat didalamnya ada 3 wanita yang menurutku cantik, berbusana mahal dan seksi. Itu mungkin beberapa model yang dimilikinya.
    “Masuk Rin” Agatha membuka pintu lebih lebar. Ternyata didalam ada 2 laki-laki yang sedang melihat 3 wanita didepannya “ nah ini dia cewek baru yang aku dapatkan kemarin di Tunjungan, namanya Rinelda” kata bu Rifda sambil menunjuk ke arahku pada ke dua laki-laki itu.

    “Rin, mas-mas ini dari Jakarta mereka akan menguji kemampuan kamu dalam memakai barang mereka” aku segera mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah desainer atau rekan kerja bu Rifda. Aku mendekat dan berjabat tangan dengan keduanya,
    “Rif, kami perlu kerja di dalam studio” kata laki-laki yang sedari tadi melotot melihat 3 wanita dihadapannya sambil menenteng kamera. Lelaki itu berjalan diikuti oleh ketiga gadis.
    “Tunggu sebentar ya Rin” kata bu Rifda sambil mengajak lelaki yang satunya serta Agatha. Aku terdiam sebentar sambil melihat ruangan yang cukup besar tersebut, ketika melewati ruangan yang baru di masuki oleh tiga gadis dan seorang lelaki tadi aku mendengar suara tertawa wanita kegelian dari dalamnya, ku coba untuk mendekat pada ruangan itu, aku semakin penasaran lerja macam apa kok suaranya seperti… Yah aku ingat suara itu mirip desahan BuDhe Tatik semalam! Kucoba lebih dekat untuk mengetahuinya tapi… “Rin?” tiba-tiba Bu Rifda sudah berada di sampingku.

    “Ada yang mau aku tunjukan padamu” katanya sambil berjalan ke ruangan pribadinya, tertulis didepan pintu ruangan tersebut.
    “Mana Agatha? Sama lelaki yang tadi?” tanyaku dalam hati. Didalam ruangan itu terdapat banyak Foto diatas meja.
    “Duduk Rin” katanya mengetahui aku sedang menunggu dipersilahkan.
    “Bu, maaf kamar kecil dimana? Saya kebelet pipis” tanyaku sambil nyengir menahan sesuatu dibawah selakangku. “ah..ya..” dia menunjuk kearah belakangnya. Aku langsung bergerak ke sana, masuk kamar kecil itu aku langsung melorotkan celana dalam yang kupakai dan Chessh….” Suara khas air
    yang keluar dari tempikku, saat ku jongkok aku mendengar samara-samar suara laki-laki.
    “Aah….uh…ya …ayo..terus …sedot…ah nah gitu dong…” setelah itu terdengar suara wanita tertawa, segera lu ceboki tempikku, kuangkat kembali CD, sebentar aku terdiam sambil mencari asal suara tadi, setelah yakin tak kudengar lagi akupun keluar dan menuju ke meja bu rifda sambil bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya pekerjaan disini, saat ku berjalan mendekati meja bu Rifda kulihat wanita itu sedang berganti pakaian, kulihat tubuh yang sangat seksi dan mulus, pahanya yang putih dan pantatnya bulat putih cukup memberi bagiku untuk berkesimpulan bahwa dia adalah wanita yang sempurna.

    “Maaf bu” kataku,
    “Oh tidak apa-apa kok Rin, bisa tolong ambilkan itu” katanya sambil menunjuk kearah kursi kerjanya, “ini bu?” kulihat sebentar ini adalah baju yang sering dipakai oleh bintang film luar negri “ah” aku teringat saat aku melihatnya di sebuah film BF. Aku berikan padanya dan dia memakainya dengan cekatan terlihat bahwa ia sudah terbiasa mengenakan pakaian model itu.
    “Kita bekerja dengan scenario dan harus tampil cantik serta se-seksi mungkin karena target penjualan kita adalah kaum Pria” kata nya sambil membenahi pakaianya,

    “Hari ini adalah saat dimana kamu akan menjadi seorang entertainer seperti gadis-gadis diluar tadi” , aku mendengarkannya sambil mengira-ira apa kerjaku sebenarnya;
    “Maaf sebelumnya Agatha di sini sebagai apa bu?” tanyaku,
    “Kenapa?” dia balik bertanya,
    “Kamu mau tahu tugas dia?” katanya sambil mengambil sebuah remote control di laci mejanya,
    “Tugas dia adalah menjamu para tamu dan melayani mereka sebelum mereka memulai kerja yang sebenarnya” katanya sambil menunjuk sebuah televise berukuran raksasa di belakangku, betapa kaget aku melihat apa yang terpampang dihadapanku, ternyata Agatha sedang bergumul dengan laki-laki di
    sebuah ruangan kosong yang hanya di lapisi karpet tebal diseluruh ruangan itu, setengah tak percaya kembali kulihat kea rah bu Rifda, dia hanya tersenyum sambil matanya berbinar-binar seolah bernafsu karena melihat kejadian di layer tersebut, aku segera mengetahui apa yang sedang dan akan kualami maka aku berjalan menuju pintu keluar, tapi apa yang ku dapat pintu itu terkunci! Aku menoleh kearah wanita itu tapi wanita itu hanya tersenyum sambil matanya tetap menyaksikan adegan Agatha dan laki-laki itu dihadapanya.

    “Kamu bisa berteriak kalau kamu mau tapi itu tak akan berguna karena seluruh ruangan disini telah kedap jadi tak akan ada yang mendengar” katanya.
    “Duduklah maka tidak akan terjadi sesuatu padamu atau jika tidak aku panggilkan satpam didepan agar membuatmu diam” kali ini nadanya terdengar sedikit mengancam. Aku pun telah paham bahwa aku tak bias berbuat apa-apa, saat terduduk aku dihampiri oleh wanita itu dan tanpa kusadari dia telah menarik tangan ku kebelakang dan mengikatnya dengan tangkas, aku berontak tapi tak bisa karena kursi yang ku duduki besar dan berat, akhirnya aku terdiam.

    “Sudah kita nikmati saja tontonan yang disuguhkan teman SMP kamu itu” katanya, sialan rupanya Agatha telah bercerita banyak tentang aku, Agatha adalah temanku saat duduk di bangku SMP di Malang, dia adalah type cewek yang cukup berani tampil seksi dan punya teman cowok yang cukup banyak, dan dia pun telah kehilangan keperawanannya saat perayaan kelulusan di suatu acara yang diadakan oleh teman-temannya,
    “Kurang ajar, kenapa aku harus melewati hari yang seperti ini?” kataku dalam hati.

    Dari layer raksasa dhadapanku kulihat Agatha sedang duduk di atas pria itu sambil menaik-turunkan pantatnya yang bahenol.
    ‘Oh… oh… ouh… ha… enak maass?” tiba-tiba suara Agatha terdengar sangat keras, rupanya Bu Rifda menikan volume pada remote controlnya.
    “Ga seru kalau tidak ada suaranya ya Rin?” kata wanita itu namun aku tak mempedulikan kata-katanya. Aku menunduk tak mau melihat apa yang ada dilayar TV besar itu, tapi suara yang menggoda nafsu itu tetap terdengar.
    “Setiap aku kesini… kurasa… tempik kamu masih… ouckh… tetap… keset… Th..ah” suara laki itu tersendat-sendat.
    “Tapi kontol mas….kok rasanya.. tam.. baa.. ah… aha…” suara Agatha tak terselesaikan.
    “Jangan munafik Rin kamu past terangsang kan?” lagi suara Rifda terdengar tak kupercaya wanita yang kemarin kutemui ini terlihat anggun dan sopan kini…
    “Perempuan macam apa kamu Rif?” kataku tapi tak kudengar jawaban darinya yang kudengar hanya suara dia sedikit tertawa.

    Tak berapa lama kembali kudengar Agatha berteriak
    “Ack… a… yah… terus… tete… rus… sentak lagi… mas!” kali ini aku mengangkat kepalaku untuk melihat apa yang saat ini dilakukan laki-laki itu pada Agatha, kulihat Agatha sudah nungging dengan bertumpu pada lututnya sementara laki-laki itu menekan-nekan kontolnya yang besar itu maju-mundur ke arah tempik Agatha yang tampak menganga dan berdenyut-denyut itu, cukup lama mereka saling mengimbangi gerakan maju mundur itu satu sama lainnya, akhirnya…
    “Aku… ke… luar… mas… aih… ya… ah!” nampak Agatha telah mencapai puncak orgasme tubuhnya terlihat sedikit melemah namun si lelaki itu terus mengocok kontolnya yang masih menegang itu sambil tangannya memegang bongkahan pantat Agatha, aku sendiri terangsang melihat semua ini dan merasa ada yang mulai membasah di tempikku, seandainya tanganku tidak di ikat pasti aku sudah memegang itil kecil ku.

    “Ackh… sh… oh… sh… ” nampaknya laki itu sudah memuntahkan pejunya di dalam tempik Agatha. Tiba-tiba Rifda mematikan layer tersebut dan berkata
    “Gimana Rin, apa yang kamu rasakan pada Tempikmu?” seolah mengetahui apa yang aku rasakan.
    “Lepaskan! Aku mau keluar dari tempat ini!” teriakku menutupi rangsangan yang aku rasakan.
    “Keluar? sebentar, ada yang mau aku perlihatkan sama kamu!” lalu dia menekan kembali remote di tangannya kea rah layer raksasa di dan… “ya ampun!” ternyata BuDhe Tatik!
    Mengenakan baju berwarna merah menantang seperti yang dipakai oleh Rifda, dia sedang sibuk mengulum kontol seorang laki-laki disebuah ruangan yang hanya terdapat sebuah ranjang yang cukup bagus, ku lihat Pria itu memegang kepala BuDhe agar lebih cepat emutannya, sementara tangan kiri
    BuDhe mempermain kan tempiknya sendiri.
    “Eh… eh… e… gm… emph… !” suara wanita dilayar itu seperti menikmati kontol yang panjang dan besar di dalam mulutnya.
    “Itu di rekam 2 hari yang lalu” kata Rifda seperti sedang menerangkan sesuatu padaku.
    “Maksudmu?” tanyaku,
    “Lihat dulu baru komentar sayang!” aku pun kembali menyaksikan adegan di depanku itu, belum pernah aku menyaksikan orang yang aku kenal berbuat dengan orang lain seperti yang dilakukan oleh BuDhe dan Agatha.

    “Kontol mu hot banget mas… besar pa… njang… aku… akua… suka… !” kali ini BuDhe nampak gemas memegang kontol besar itu dengan kedua tangannya, kontol Pria itu memang sangat besar dibanding dengan milik PakDhe yang kulihat semalam kelihatan kokoh berdiri dan lebih berotot apalagi kepala kontol Pria ini nampak besar dan mengkilap karena sinar dari kamera, nampak sekali bahwa pria itu sangat menikmati emutan mulut BuDhe, mendengar suara Budhe dan laki-laki itu saling ah..uh.. membuat aku jadi terangsang, aku jadi salah tingkah karenanya, ku toleh ke arah Rifda ternyata wanita itu sedang sibuk memasukan sesuatu kebawah tubuhnya kutahu dia sedang mencari kenikmatan di tempiknya mengetahui aku melihatnya wanita itu mendekati aku dang menunjukan sebuah tongkat kecil yang mirip… kontol!

    “Kamu akan suka dengan yang seperti ini sayang” katanya sambil menarik kedua kakiku hingga aku terlentang di atas kursi besar itu.
    “Tenang Rin, cari nikmatnya dulu ya” aku diam dan tak terlalu banyak bergerak aku tak tahu mengapa aku diam dengan perlakuan Rifda di hadapanku kali ini, Rifda mengosok-gosokkan kontol mainan itu ke arah selakanganku, aku menggelinjang geli karenanya, aku tahu apa yang akan dilakukannya, dan benar! Dia membuka resleting celanaku, sekali lagi aku diam aku terangsang terasa tempikku berdenyut-denyut menginginkan sesuatu. Dengan tangkas Rifda sudah menarik ke bawah celana yang kupakai, diringi suara desahan nikmat yang disuarakan BuDhe Tatik dari layer didepanku

    “Oh… yaa… ya… be… nar… yang situ enak… mas… sh… ah!” kali ini kulihat laki-laki itu sedang menciumi tempik BuDhe yang mengakang memberi ruang yang bebas pada laki-laki itu, terdengar pula suara mulut laki-laki itu berkecipak. Nampak bokong BuDhe yang bulat itu diangkat agar mulut laki-laki itu dapat masuk lebih jauh mempermainkan lidahnya. Tanpa kusadari paha dan selakangan ku terasa dingin ternyata Rifda telah sukses melepaskan CD ku.
    “Wah ternyata Jembut kamu tebal juga Rin” kata Rifda kemudian tangannya menyentuh mulut tempikku, terasa hangat tangannya, kutatap matanya seolah ingin kubiarkan apa yang dilakukannya, sudah kepalang basah kubiarkan apapun yang dikerjakannya,

    Saat Rifda sedang sibuk meng emek-emek tempikku dari depan, tiba-tiba lampu ruangan mennjadi sangat terang, dan kulihat ada dua orang laki-laki masing memegang kamera dan mengabadikan suasana di ruangan ini. Tak kusadari ada sentuhan tangan pada pundakku.
    “Rin, rupanya kamu sudah merasakan kenyamanan di ruangan ini” ternyata aku kenal suara laki-laki dari belakangku yah itu suara PakDhe! tanganku berusaha menutupi bagian bawahku yang menganga karena ulah Rifda.
    “Sudah nikmati saja, toh aku tahu kamu butuh yang seperti ini” kata Pakdhe sambil menempelkan sesuatu yang hangat lunak dan membesar ditanganku yang masih terikat kebelakang. Kupegang dan tahu apa yang aku pegang namun terasa makin hangat dan memanjang.

    Aku diam memikirkan semua rentetan dan semua orang yang ada disekitar ku saat ini, saat kuterdiam ternyata Rifda berdiri di depanku dengan menggerakan lidah ke bibir sambil memainkan celah tempiknya dan matanya menatap ke arah PakDhe, laki-laki itu tahu apa yang dinginkan Rifda dan segera berdiri mendekat dengan tangan memegang pantat Rifda.
    “Ayoh, kita bikin janda muda ini tersiksa dan memohon agar tempiknya di isi sesuatu yang hangat! Ha… ha… ha… !” kata Rifda sambil melihatku, tangannya yang cekatan dan terampil mulai mengurut-urut kontol PakDhe yang sudah mulai kembali menegang, sementara tangan PakDhe meremas-remas susu Rifda yang Cuma terbuka pada putingnya sementara aku tetap menatap mereka berdua seolah tak percaya.

    “U… uh” kata Rifda gemas mengocok kontol di tangannya.
    “Sudah, langsung aja masukin kontolmu pak!”
    “Lho Rin, tempik Rifda sudah basah! Kamu ga pengin niih?” Kata PakDhe yang mempermainkan tangannya di sekitar tempik Rifda. Kusaksikan gerakan Rifda membalikkan badannya memnbelakangi tubuh PakDhe, dengan cukup sigap pakDhe segera menggiring batang kontol yang dipegangnya kearah tempik Rifda yang berada ditengah bongkahan pantat mulus Rifda yang sudah menganga karena bibir tempiknya di kuak sendiri oleh tangan kanannya sementara tangan kirinya menggosok itil yang sedikit menonjol di bagian atasnya.
    “Hrm ouch… masukin… te… rus… ah sampai men… tock pak!” kata Rifda sambil menarik pantat PakDhe agar segera menekankan kontolnya lebih dalam.

    Kali ini mereka merubah posisinya menyampingiku sehingga tampak susu Rifda bergerak-gerak karena gerakan tubuhnya sementara kontol PakDhe yang sedang berusaha memasuki liang sempit itu semakin didorong kedepan.
    “Ah….” kontol itu sudah tenggelam kedalam tempik rifda PakDhe kemudian menarik kontolnya pelan-pelan tampak olehku buah pelir kontol itu menggelantung.
    “Sabar ya Rif, sebentar… ” kata pakDhe sambil menoleh kea rah ku sambil mengedipkan mata kirinya seolah berkata.”Tunggu giliranmu”.
    “Betapa nikmat kalau kontol itu bersarang pada tempikku” kembali aku sudah dirasuki hawa nafsu yang sedari tadi menghinggapi pikiranku yang mulai tak terkontrol. Aku mulai menggepit paha agar tempikku yang terasa gatal dan membasah tak diketahui oleh mereka, andai tangan ku tak terikat mungkin aku sudah melakukan sesuatu yang nikmat!

    “Eh… ah… mpffh… yang cepat dong… genjot… terus… pak!” teriakan nikmat Rifda sambil menggerakan bongkahan pantatnya kekiri –kanan mengimbangi sentakan PakDhe.
    “Plak… plak… ” suara benturan paha kedua orang didepanku serta kecipak tempik Rifda yang diterjang kontol gede itu seolah bersorak senang. Saat ku sedang memperhatikan mereka ikatan pada pergelangan tanganku terasa melonggar sedikit kutari tangan kananku dan terlepas! Sebentar aku bingung apa yang harus kulakukan, namun diluar kesadaran ku saat itu ternyata aku tidak mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri lagi pula disitu ada 2 pria berkamera yang pasti akan mennghentikan ku, yah otakku mungkin sudah dirasuki nafsu. Aku butuh keprluan biologis itu! Aku butuh kontol yang hangat dengan terjangan yang sesungguhnya bukan seperti yang selama ini kudapatkan dengan masturbasi! Semakin kuperhatikan secara seksama apa yang dikerjakan PakDhe dab Rifda didepanku, Rifda nampak sangat menikmati genjotan PakDhe dari arah belakang.

    ‘Ay… o.. pak… ayo… terus… kerasin… sentakanmu pak… !”
    “Tempik nakal… nakal… nakal… ” kata PakDhe setiap kali si kontol menerobos tempik Rifda.
    Kulihat tongkat mainan persis kontol yang diletakkan dimeja oleh Rifda, tak kuhiraukan 2 orang berkamera yang sedang mengabadikan setiap gerakan dan erangan nikmat PakDhe dan Rifda, kuambil mainan wanita itu dan mulai kugesekkan pada tempikku, tak kuhiraukan segalanya!
    Aku tersenyum karena aku merasa tak tersiksa sama sekali dengan keadaanku saat ini, kali ini aku bermaksud memasukkan kontol mainan lembut ini pada liang tempikku dan…
    “Eh… auch… ” bersamaan dengan sodokan PakDhe pada tempik Rifda setiap PakDhe menarik kontolnya kutarik pula mainan ini dari tempikku.Saat aku sedang menikmati tontonan didepanku tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan masuk seorang laki-laki yang tadi bergumul dengan Agatha menghampiriku sambil tersenyum, sambil berjalan dia melepas satu persatu kancing baju dan membuka resleting celananya. Kukeluarkan pelan-pelan kontol mainan dari dalam tempikku.

    Aku membayangkan isi didalam celana itu adalah kontol besar seperti yang dirasakan oleh Agatha tadi, yang pasti akan memberi kenikmatan pada tempikku yang sangat merindukan kontol, kutatap matanya seolah aku memberinya ijin untuk segera menyerang tubuhku, aku sadar bahwa semua perbuatanku saat ini akan direkam dan disebar luaskan, aku tak pedulikan itu aku Cuma butuh laki-laki saat ini yang bisa membuatku menggelepar penuh kenikmatan! Ketika Rifda mengetahui laki-laki itu lewat didepannya tangan kanannya memegang kontol laki-laki itu.
    “Tempikku… masih… cukup… ah..ah… untuk… kontolmu… auh… Rudi… say… ang… eh… ” Rifda berkata sambil menikmati sodokan PakDhe. Sebentar laki-laki itu berhenti dan memasukan kontolnya kemulut Rifda.
    “Ech… mpfh… Rud… empfh… di..kont… tol… ” tampak mulut Rifda seperti kewalahan menelan sebuah Pisang yang besar, aku segera bangkit dan menghampiri mereka, yaah aku tak rela jika kontol dihadapanku ini akan di telan juga oleh tempik Rifda dan aku lagi-lagi jadi penonton, Rifda dan PakDhe tidak terlalu kaget melihatku.
    “Oh… rupanya kamu baru bisa lepas dari tali tadi ha… ha… ha!” Rifda tertawa setelah kontol dimulutnya terlepas setelah laki-laki bernama Rudi itu membalikkan diri padaku tampak kontol besar setengah mengacum itu mengarah padaku.
    “Wao… ” Tanpa kuhiraukan si Rudi aku langsung jongkok didepannya dan bersiap mengulum Kontol idamanku itu.
    “Lihat pak… ah… si… ja… ech… janda… tak tahan… juga… a yes… !” kata Rifda
    seolah senang dengan apa yang kuperbuat, kumasukan kedalam mulutku dan kepalaku mulai bergerak maju mundur, kurasa sesuatu yang besar sedang berdenyut-benyut di dalam mulutku,
    “Ach… ternyata pandai juga kamu mempermain kan kontol dengan mulut.
    “Oh… !” tangan Rudi mulai meremas pentil susuku yang mulai mengeras.
    Aku memang pandai melakukan oral sex hal itu pun diakui oleh mantan suamiku dulu bahwa mulutku sangat hebat dal;am hal ciuman bibir dan mengulum kontolnya bahkan sering kali saat oral sex suamiku mengeluarkan spermanya di mulutku.
    “Ehm… ehm… ehm… ” Aku sangat senang dan sangat merindukan batang hangat dan kenyal ini! “Oh… oh… ya… ouh… ” Rudi tampak sangat menyukai kulumanku kupermainkan lidahku pada kepala kontolnya, sambil memberikan Rudi kenikmatan kulihat PakDhe semakin mempercepat genjotannya, tak lama kemudian.
    “Arch… a… ah… aku… sudah… kel… luar… pa… ak… a… ” kata Rifda, matanya
    merem-melek menahan sesuatu yang keluar dari dalam tempiknya. Saat Rifda mulai sedikit lemas ternyata PakDhe mengeluarkan kontolnya dan melihat kearah Rudi seolah mengetahui maksud PakDhe Rudi pelan-pelan menarik kontolnya dari mulutku, yah PakDhe menuju kearahku sedang Rudi menuju tubuh Rifda, aku ragu apakaha aku akan melakukannya dengan orang yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku ini, namun PakDhe ternyata langsung menarik pantatku hingga tuibuhku telentang pada kursi besar di belakangku dan kontolnya berada tepat didepan tempikku, mengetahui aku sudah terangsang dengan sekali tekan kontol PakDhe segera menerobos lobang tempikku sesaat terasa sakit

    “Adu… h… pelan-pelan… dong PakDhe… !” Teriakku.
    “Ah sorry Rin, lupa aku, tempik kamu sudah lama tak terisi ya! Tahan sebentar ya… kamu tahu ini ..enak..” kata PakDhe sambil menarik kontolnya dari dalam tempikku, aku merasa seluiruh isi tempikku tertarik.
    “Pelan-pelan… ” kataku lagi, tapi ternyata Pakdhe langsung menggenjot kontolnya itu keluar masuk. Tiba-tiba rasa sakit yang kurasakan menjadi rasa geli dan nikmat
    “Ah… a… ayou… lagi PakDhe… terus… sh… haa… ” yang kurasakan tempikku jebol
    luar dalam namun ennaak sekali, sudah cukup lama bagiku waktu 4 bulan menanti yang seperti ini, aku tak peduli meski ini kudapat dari seorang yang selama ini menampungku. Saat sibuk menikmati sodokan kontol di tempikku sempat kulihat Rudi memompa pantatnya sementara Rifda mulutnya terbuka menahan nikmat yang akan dia dapat untuk kedua kalinya dengan posisi miring dan kaki kirinya terangkat sehingga memudahkan kontol gede milik Rudi mengobrak abrik isi tempiknya, tak berapa lama Rifda sudah memekik…

    “Sudah Rud… aku… ah… !” tampak Rifda sudah mengalami orgasme yang keduanya. sementara kulihat muka PakDhe memerah menahan sesuatu
    “Rin… torok… kamu… serr… et… aku tak… tahan… ah” PakDhe rupanya sudah mendapatkan ganjaran karena berani memasukan kontolnya ke milikku yang memang masih peret, dia menarik kontolnya dan mengeluarkan pejunya pada Susuku dan wajahku
    “Ah… ah… ” teriak PakDhe setiap kali cairan itu keluar dari kepala kontolnya.
    “Ya… PakDhe… !” kataku kecewa, aku belum merasa orgasme! Tak kuhiraukan PakDhe sibuk dengan kontolnya yang mulai mengecil, saat kumandang Rudi yang mengocok kontolnya sendiri dia tersenyum padaku dan akhirnya kontol yang cukup gede itu datang padaku, tangan Rudi memegang pantatku, aku tahu dia ingin posisi anjing nungging, kubalik tubuhku menghadap sandaran kursi sedang kedua lututku tersangga pinggiran kursi, tak nerapa lama kontol Rudi sudah digesekgesekkan pada pantatku yang putih mulus,
    “Ayoh Rud kamu mau merasakan seperti yang di rasakan PakDhe?” kataku nakal, aku tak tahu dan tak mau tahu apa yang kulakukan yang pasti aku mendapatkannya saat ini, akhirnya Rudi pun memasukan kontolnya ke dalam tempikku.
    “A… euh… ah… em… ya… ” kontol yang menerobos di bawahku memang terasa sangat gede seolah menyentuh rongga-rongga di dalam tempikku. Pantas Rifda mulut Rifda tak bersuara apa-apa ternyata ini yang dirasakannya.

    “Eh… eh… eh… ” Rudi menekan maju mundur kontolnya sementara tangannya meremas susuku dan bibirnya mencium punggungku, cukup lama Rudi menggenjot tubuhku dari belakang, kini dia memintaku untuk berdiri menghadap tubuhnya dengan mengangkat kaki kiriku dia memasukan kontolnya dari depan
    “Ya… h… he… he..lagi… lagi… ” nafasku terengah-engah menahan serangan Rudi yang belum pernah ku lakukan dengan mantan suamiku dulu. Sensansi yang luar biasa aku dapatkan dari laki-laki ini, sentakannya sangat mantab dan sodokkan kontolnya sangat luar biasa
    “Rud… puaskan… puaskan… a.. ku… kontol… Ter… us… sh… ” kata-kataku tak terkontrol lagi karena tempikku merasakan hal yang sangat luar biasa dan belum pernah aku merasakan yang seperti ini. Akhirnya aku merasa kebelet pipis dan geli bercampur menjadi satu…
    “Aku… ae… kelu… ar Rud… ah..” Puas, aku puas! Jeritku dalam hati ini kontol yang aku harapkan setiap masturbasi, sementara Rudi tetap mengocok kontolnya sambil menahan tubuhku yang terasa lemas agar tak terjatuh,
    “Pepek kamu… mem… mang… enak… ach” akhirnya Rudi menarik kontolnya dari tempikku dan menyemprotkan Spermanya ke mukaku.
    “Ah… hangat… enakkan… Rud?” tampaknya tempikku memuaskan Rudi.

    Cahaya terang dari kamera yang merekam semua tadi tampak meng-close up muka ku yang tampak ceria!

    Akhirnya, aku menikmati semua ini, semua kulakukan dengan senang hati. Karena BuDhe adalah ketua dari semua pekerjaan ini dan Rifda dan Agatha adalah Teman SMPku, sehingga aku bekerja menjadi pemain film blue seperti yang dulu sering kulihat di keping VCD.

  • Skandal Sex Perselingkuhan Istri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Perselingkuhan Istri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1637 views

    Perawanku – Jarak umurku pun terpaut paling jauh. Dia jejaka tua dulu menikahi aku dia berumur 38 tahun. Suamiku mempunyai nama Mas Seno, dia sedang di Kalimantan dan aku di Jawa. Aku dulu pernah bermukim di Kalimantan namun tidak kerasan karen jauh dari kota. Aku jenuh dan melulu bertahan 6 bulan di Kalimantan. Suamiku menyadari alasanku tidak mau bermukim disana.

    Setiap bulan Mas Seno menyempatkan masa-masa untuk kembali melepas rindu. Mas Seno sosok lelaki yang bertanggungjawab dan perhatian dengan keluarga. Setiap tanggal muda dia tidak jarang kali mentransfer duit untuk keperluan aku dan anakku. Tidak tidak banyak uang yang Mas Seno kirim, satu bulan dia memberi aku 25 juta. Aku bisa melakukan pembelian barang apa saja yang aku inginkan.

    Perawatan tidak jarang kali menjadi nomor satu, untuk mengawal penampilan sebab aku masih muda. Haru stetap cantik dan segar. Walaupun tubuhku yang sexy ini jarang dijamah suamiku. Mas Seno bahagia banget hidup denganku, aku dapat memberikan kepuasan seks untuknya. Namun Mas Seno tenaganya telah tidak sekuat dulu, gampang loyo dan capek.

    Paling sekali aja udah merasa puas, walaupun sebetulnya aku tidak menikmati kepuasan dari Mas Seno | BandarQ Online |. Rasanya hambar bersangkutan seks dengan Mas Seno, tapi inginkan bagaimana lagi ini telah kewajibanku. Apalagi Cuma satu bulan sekali pulangnya, bagiku kepuasan seksku paling berkurang. Hiburanku melulu bermain dengan teman-teman ngemall dan pergi kemana aja.

    Setiap jalan dengan rekan rasanya ngiri semua kisah tentang suaminya, sementara suamiku jauh disana. Kadang temanku sering mengolok-olok aku , namun yasudahlah itu melulu gurauan sesaat. Pada waktu tersebut Mas Seno tidak dapat pulang sekitar 3 bulan sebab disana sedang menunggui tumbuhan sawitnya. Selama 3 bulan tersebut berasa 3 tahun, melulu meteri yang aku dapat.

    Batinku tertekan sebab selalu jauh keperluan akan seks aku tidak terlampiaskan. Aku suntuk masing-masing hari aku pergi dengan temanku. Temanku mempunyai nama Hendra, dia dulu rekan sekolah aku. Dia masih bujang belum menikah, anda masih tidak jarang WA atau BBM-an. Dan melulu dia yang tidak jarang kali punya masa-masa kosong guna aku. Mungkin kegiatannya melulu berkuliah dan nokrong, namanya anak muda.

    Dia menjadi rekan curhat aku, dia tau seluruh keluh kesah aku. Kadang bila bertemu dengan Hendra aku menyuruh anakku agar tidak memunculkan fitnah. Anakku pun sangat terbiasa dengan Hendra. Paling aku ke kafe atau ke timezone andai putriku ikut denganku. Setiap kali bertemu aku selalu mengisahkan rumah tangga aku dengan Mas Seno.

    Saat tersebut Hendra selalu menyerahkan nasehat supaya aku tidak jarang kali sabar. Memang tidak baik andai berumah tangga namun tidak bermukim serumah. Mau bagaimana lagi aku tidak dapat hidup di Kalimantan. Waktu tersebut Hendra mengajakku pergi nonton, aku bergegas pergi guna meghilangkan penat. Kita nonton film romantic, berasa masih jaman pacaran saja.

    Hendra memang tipical cowok yang romantic tapi sampai saat ini dia masih asyik jomblo. Setelah film usai aku dan Hendra kembali ke rumah. Besok Hendra mengajakku pergi ke puncak dengan anakku. Ya nggak papa sih asal sama anak aku inginkan aja. Sesampainya di lokasi tinggal aku bersiap-siap packing guna besok.

    Keesokan harinya aku telah bersiap guna pergi berlibur ke puncak. Aku telah ijin dengan Mas Senp, namun aku sengaja menutupi andai aku pergi dengan Hendra. Sebenarnya nggak terdapat apa-apa Cuma aku fobia mas Seno berprasangka buruk terhadap ku. Aku, putriku dan Bik Sumi berangkat mengarah ke rumah Hendra. Tampak Hendra sudah menantikan di depan lokasi tinggal dengan membawa tas ransel.

    Penampilan anak muda kece banget aku pun nggak inginkan kalah dong,
    “ayo Hen anda pergi..”
    “Iya Karin tunggu sebentar kameraku tertinggal..”

    Setelah seluruh sudah siap aku dan Hendra mengarah ke puncak, perjalan selama 3 jam dari rumah. Sepanjang perjalanan putriku diam tidak menangis tampaknya dia paling happy. Dia dan Bik Sumi tertidur pulas sebab jalan macet total,mungkin sebab hari libur. Sesampainya di villa tepat jam 1 siang, Hendra memesan kamar 1,

    “loh Hen kok Cuma pesan kamar satu sih..?”
    “kan satu Villa terdapat dua kamar di dalamnya Rin, daripada sewa tidak sedikit kamar kan sayang buang uang..”
    “ Oh gitu yah, yaudah, hhe… ”

    Setelah kunci diserahkan kita berempat mengarah ke kamar. Memang benar apa kata Hendra masuk ke kamar terdapat ruang tamu bed 2. Dan di dalam terdapat ruangan 1 lagi guna Hendra tidur. Aku, putriku dan Bik Sumi istirahat di dua bed depan. Ya okelah, anda siap berlibur 2 hari disini. Udara yang paling dingin menciptakan putriku hanya membisu di kamar ditemani Bik Sumi.

    Aku dan Hendra pergi untuk merasakan pemandangan dan ke kebun teh. Hendra bertingkah laksana suamiku jadi terkenang mas Seno. Jalan ke kebun teh paling jauh keringat mengalir turun membasahi pipiku. Tiba-tiba Hendra mengelus keringatku. Aku terdiam dan memandangi Hendra. Dalam hati berbicara perhatian banget sama aku, pake mengelus keringat dan menggandeng tanganku saat berjalan.

    Aku terbawa keadaan dan merasakan udara yang paling dingin ini. Aku dan Hendra berdiri di warung pinggiran disitu jual minuman hangat serta jagung bakar yang khas. Aku berhenti di warung tersebut istirahat sejenak,

    “kamu telah ijin sama suami anda kan Rin..?”tanya Hendra.
    “sudah..dia mengijinkan kok..”
    “yasudah berarti aman tidak bakal timbul masalah, lama banget Mas Seno nggak pulang Rin..”

    “iya Hen lama banget, kangen sih tapi inginkan gimana lagi. Pengen banget nyusul namun aku kurang sesuai disana, aku mesti bersabar menantikan suamiku kembali dan aku mesti menyangga rasa……..”

    “rasa apa Rin..”
    “enggak kok..Hen biasa suami istri pun butuh bersangkutan layaknya pasangan..”
    “walaupun aku belum menikah aku tahu kok Rin apa yang anda maksud..”

    Dengan tidak banyak malu aku menatap wajah Hendra. Aku curhat tentang pribadiku, dia menyadarinya. Dia membelai rambutku sambil menyerahkan pengertian. Rasanya nyaman banget sedang di samping Hendra. Pas lagi curhat Hendra mendekap ku dengan tiba-tiba, aku paling terkejut. Aku berfikiran mungkin melulu pelukan seorang kawan saja.

    Waktu semakin sore, aku mesti kembali ke villa. Sampai di kamar putriku telah tertidur pulas. Aku mencuci badan mandi supaya terlihat fresh. Dengan mengenakan baju santai laksana rok pendek dan aku bersolek. Setelah mandi aku dan Hendra duduk di ruang Tv anda bercanda. Dia hingga menggelitik aku sampai aku tertawa keras.

    Aku telah mengantuk , aku pergi ke lokasi tidurku. Hendra masih menyaksikan tv, tengah malam Hendra mendekati lokasi tidurku. Ntah malam itu, dia istirahat disampingku unik selimutku. Aku sungguh paling terkejut. Padahal disamping aku terdapat Bik Sumi, aku takut andai mereka terbangun menyaksikan aku istirahat dengan Hendra,

    “Hen, apaan sih kok istirahat disini..”
    “aku pengen merasakan malamku bersamamu Rin,..”
    “jangan Hen aku telah berkeluarga aku nggak barangkali menghianati Mas Seno..”
    “sudahlah tidak boleh menolak aku tahu anda rindu usapan laki-laki kan?”
    Hendra langsung menghirup kening aku lantas bibir aku dia kecup. Padahal samping bed aku terdapat putri dan pembantuku. Rasanya nggak tenang banget,
    “pindah di kamar aku yuk Rin..”

    Tanpa berfikir panjang Hendra menggendong aku mengarah ke kamarnya. Ntah apa yang akan dilaksanakan Hendra aku paling terbawa suasana. Seperti biasa dia berkelakar aku tidak jarang kali digodanya. Layaknya suami istri yang sedang bergurau di ranjang. Kembali mendekap aku dengan erat, aku yang menggunakan lingeri tanpa bra seakan payudaraku menempel di dada Hendra.

    Gairah nafsuku hadir dengan tiba-tiba, Hendra menghirup bibirku dengan paling . Lingeriku tersingkap terlihat pahaku yang mulus. Sangat nafsu ciuman Hendra, aku terbawa dan menjawab ciuman itu. Hendra membuka lingeriku aku melulu mengikuti saja. Payudaraku menggantung kencang Hendra terlihat semakin bersemangat.

    Tangannya siap menerkam payudaraku ini, aku ditidurkan. Tangan Hendra meremas payudaraku, dia berjuang membangkitkan gairah seksku. Mulut menghirup dan mengulum putting susuku. Tangan kanan memainkan jemarinya memutar putting dan meremas-remas,

    “aku horny banget Hen…”
    “tenang aja Rin aku akan puasin anda malam ini..”
    Terus menciptakan ku semakin horny, kedua payudara dia mainkan paling lama. Enak banget permainan Hendra malam ini. Hendra mencungkil payudaraku, dia melepas celananya. Tampak dari dalam celana dalam penis Hendra tegak berdiri,

    “buka sekalian dong Hen…”
    Hendra menuruti perintahku, dan wowww penis yang paling besar berbulu lebat. Hendra membuka celana dalamku, kakiku dia buka lebar. Selakanganku dia jilat sampai tubuhku menggeliat sebab nikmat. Tangannya pulang bermain dimemekku yang besar yang rimbun bakal bulu-bulunya,

    “memekmu menggemaskan..” ucap Hendra
    Pemandangan yang sangat estetis menantang Hendra guna segera memainkannya. Tangannya membuka lipatan-lipatan memekku. Dibuka lebar dan dia berjuang mencari lubang memekku itu. Dia mengairi memekku dengan mengecup ujung luar lubang itu. terus dia kecup sampai aku basah, terbit cairan. Namun Hendra semakin energik cairan itu tidak dipedulikan meleleh ,

    “ahhhh..ahhh…Hend ciumi lagi Hen..kecup lagi lubang memekku” kata-kata tersebut keluar dari mulutku.
    Sangat lama dia memainkan aku, sampai aku tak kuasa. Hendra pulang ketas menghirup bibirku, dadanya bergesekan dengan payudaraku sementara penis bergesekan dengan memekku. Nafsu birahi tersebut terus memuncak. Hingga saatnya Hendra mengupayakan memasukkan Penisnya,
    “akkkhhhh…akkkhhh…masuk lagi terus ke dalam Hen terus….”

    Setengah batang penis masuk , “ohhhhh…ooohhh… lagi Hen terus dorong penismu masuklagi.. “ahhhhhhhhhhhh…..sudah masuk Hen mari Hen mainkan di dalam”

    Hendra mengocok kemaluannya di dalam, maju mundur gerakannya. Keringatku mengalir turun membasahi tubuhku. Hendra menyaksikan payudaraku tampak montok, dia tak kuasa melihatnya. Sambil memainkan penisnya, mulut Hendra mengecup putting susuku yang berwarna kecoklatan,

    “ouughhh nikmat ougghhhh…..” hendra terus menggoyangkan gerakan-gerakan nikmat.
    Aku memeluknya erat dan tak kuasa aku menerbitkan cairan lagi,
    “Hen aku terbit nih..lagi Hen bikin basah lagi..” aku tidak jarang kali meminta lebih Hendra pun tidak jarang kali merespon permintaanku. Aku telah pasrah dan sangat merasakan goyangan penis Hendra di dalam lubang kenimatanku,

    “aku telah nggak tahan keluarin kini ya Rin..”
    “croooottt..crrrrooottt…crroooottt…”

    Hendra menyemprotkan cairan tepat di luar pas didepan lubang memekku. Nikmat banget rasanya udah lama tubuhku ini tak disentuh pria. Hendra mengambil tisu mencuci tubuhku. Aku tergeletak lemas Hendra mendekatiku mencoba menyerahkan selimutnya. Udara yang dingin menciptakan gairahku hadir kembali,

    “Hen lagi dong..”

    Tanpa bersuara Hendra membelai payudaraku, putting dia putar-putar memang sengaja menggairahkanku kembali. “enak banget Hen..kecup dong biar kian nikmat..” mengecup putingku paling lama, di belahan dadaku dia mengecup sampai ada tanda bibir merahnya.

    “aku boleh nggak emut penismu..”
    “boleh Rin apa aja boleh anda sama-sama menikmati..”

    Hendra tergeletak aku yang memainkannya, aku kocok penisnya sembari mulutku mengecup penisnya. Nggak lama menciptakan penis Hendra berdiri, mudah banget deh. Aku mengulum dengan bersemangat, penis yang panjang tersebut tidak masuk sepenuhnya di mulutku,

    “ahhhhh..ahh Rinn” Desahan Hendra sambil mengurangi kepalaku supaya lebih dalam mengulum penisnya.

    Karena paling nikmat Hendra tak kuasa akhirnya terbit kembali sperma itu. “croooottt..crooooott…” mengairi mulutku, tidak sedikit dan tidak banyak asin aku telan sebagian. Kenikmatan tersendiri bagiku menikmati sperma pria. Aku dan dia tak tahan sudah paling capek. Kita istirahat berdua di ranjang dengan posisi masih telanjang.

    Tangan Hendra tidak lepas dari dekapan dia terus memelukku mencengkeram payudaraku seakan tidak inginkan aku tinggalkan. Hingga anda tertidur pulas, alarm berbunyi tepat jam 5. Aku membangkitkan Hendra guna mandi. Aku dan dia mandi bersama di bath up, disitu anda tetap sempet ngeseks di air. Setelah tersebut aku bergegas membangkitkan Bik Sumi guna pulang.

    Jam 8 anda chek in dari villa, aku menyempatkan pergi ke taman biar putriku bermain disana. Waktu semakin senja aku menagajak Hendra pulang. Sepanjang perjalanan kembali aku terus menilik kejadian semalam. Sejak saat tersebut aku menjalin hubungan dengan Hendra. Bik Sumi juga tau hubunganku, sebab Hendra tidak jarang menginap di rumahku. Perselingkuhan berjalan sampai Mas Seno meninggal dunia dan aku menikah sah dengan Hendra.

  • Cerita Dewasa Tante Merry Yang Semok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Tante Merry Yang Semok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1390 views

    Perawanku – Sejak kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Merry yang kupanggil dengan sebutan Tante Merry. Tante Merry orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

    Oh ya, namaku adalah Dharma, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Merry sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Merry mengusap penis omku, sebut saja Om Chandra. Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Merry.

    Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Merry hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Merry untuk menjaga rumahnya.

    Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Dharma, masuk ke kamar..!” teriaknya.
    “Ya Tante..” jawabku.
    Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Merry tahu aku gemetaran.
    Dia bertanya, “Kenapa Dharma gemetaran..?”
    “Enggak Tante,” jawabku.
    Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Dharma, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”
    “Ya Tante.” jawabku.

    Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Merry. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Merry.

    Kira-kita jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Merry langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggallah di rumah aku dan Tante Merry saja.

    Setelah pembantunya pergi, Tante Merry menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.
    Lalu Tante Merry berkata, “Dharma, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”
    Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.
    Tiba-tiba Tante Merry mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Dharma, hisap bibirku..!”
    Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

    Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.
    “Wah punyamu sudah tegang dan besar Dharma,” sahut Tante Merry.
    Lalu Tante Merry berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”
    Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”
    Tante Merry tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”
    Lalu Tante Merry membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar.

    Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.

    Tante Merry mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Dharma.., terus..!”
    Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Merry bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Dharma, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Chandra.”

    Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.

    “Ayo Dharma, cepat hisap punyaku..!”
    Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.
    Tante berkata, “Sabar Dharma, Tante kepingin mencium punya Dharma dulu.”
    Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Merry yang sangat cantik.

    Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.

    Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”
    Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Merry menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

    Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.

    Lalu tante berkata, “Tenang Dharma, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”
    Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.
    “Tante.., aku sayang Tante.”
    Lalu tante berkata, “Ya Dharma, Tante juga sayang Dharma.”
    Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
    “Ayo Dharma.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”
    Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Merry yang sudah licin karena air vaginanya.

    Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.

    Lalu aku berkata kepada Tante Merry, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Dharma bersetubuh dengan Tante..?”
    Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Merry, tante semakin mendesis.

    Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Dharma.., Tante kepengen keluar nih..!”
    Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

    Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.

    Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Dharma masih enak nih..,”

    Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Merry bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

    Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Merry, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Merry, tetapi bagaimana dengan Om Chandra. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Chandra dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Merry tidak dapat ikut karena Om Chandra tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Merry tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Chandra pulang ke Jakarta.

    Atas permintaan Tante Merry, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Merry jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Merry. Tentunya Tante Merry sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya.

    Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Merry sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Merry, tapi nikmat.

    Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku. Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

    Sambil mencium bibir Tante Merry, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”
    Sambil tersenyum tante menjawab, “Dharma.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Chandra Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”
    Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
    Alangkah nikmat rasanya.

    Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Merry yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Merry dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

    Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Chandra pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Merry masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Merry sudah bertambah tua.

  • Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku

    Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku


    820 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku, Aku seorang wanita berusia 32 tahun menjalin hubungan dengan seorang pria muda beumur 23 tahun. hubungan yang kami lakukan sudah berjalan kurang lebih tiga bulan atau kurang karena aku tidak pernah menghitung kapan tepatnya aku menjalin hubungan serius ini. Aku bilang hubungan serius karena kami sering melakukan adegan layaknya dalam cerita seks.

    Namaku Putri dan pria muda yang aku cinta itu biasa aku panggil Yan, sebenarnya aku seorang wanita yang sudah menikah dan Yan adalah laki-laki selingkuhanku. Tapi aku begitu mencintainya tapi saat ini yang aku sesali adalah egonya padaku, masih aku ingat akan janji manisnya yang selalu tergiang di telingaku kalau dia bersedia mengajakku lari jika hubungan kami sampai ketahuan.

    Aku tergiur dengan semua janji manisnya bahkan aku rela menyerahkan semua yang aku punya untuknya, begitu juga dengan hatiku. Sejak kejadian pertama kali kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks dia bersikap seolah punya hak atas diriku, apabila dia memintaku untuk meleyaninya akupun memenuhi keinginannya untuk melakukan hal itu.

    Tidak terkecuali jika kami bertemu di tempat biasa kami melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks. Diapun bersikap dewasa di depanku tapi jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun dia terlalu membesar-besarkannya, tanpa mengerti perasaanku yang hampir setiap waktu selalu memikirkannya dan aku juga ingin selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun.

    Tapi Yan tidak menghargai aku meskipun sering kali kami melkaukan adegan cerita seks itu. Aku bingung dengan sikapnya bahkan aku takut jika dia sampai meninggalkan aku tapi aku harus mencoba belajar kalau suatu saat hal itu akan terjadi juga, dan aku harus bersiap-siap dnegan hatiku tapi kali ini tanpa alasan yang jelas kali ini dia tidak menghubungiku.

    Mungkin kali ini dia benar-benar benci padaku, tanpa dia tahu kalau saat ini aku selalu mengisinya dan terasa sesak dalam hatiku setiap mengenang apa yang telah kami laukan berdua. Sepertinya baru kemaren kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks, meskipun aku merasa kurang puas dengannya tapi aku bersikap seolah aku puas dengan permainan sex yang dia berikan padaku.

    Hari itu seperti biasa aku menemuinya di tempat yang telah kita janjikan. Di sana kami langsung berciuman begitu kami sudah mendekat satu sama lain, dengan mesra juga aku kulum bibir manisnya diapun membalas kulumanku dengan hangat. Semakin bergairah hatiku ketika tangannya meremas tetekku bahkan aku menggelinjang di buatnya akupun merasakan nikmat tiada terkira.

    Dengan penuh kelembutan aku terus memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, diapun melakukan hal yang sama padaku ” Ooouuuggghhh…. oooouuuuggghh….. eeeeuuummmppphhh….. eeeeuuuummmppphh…. aaaaaggghh….. ” Desahku menikmati kuluman bibir manisnya aku begitu bergairah mendapatkan ciuman mesra darinya kini dia berani melakukan hal yang lebih memuaskan padaku.

    Dia benamkan wajahnya untuk menghisap putingku kembali aku mendesah sambil membelai rambutnya ” OOouuuggggghhhhh…. ooouuugggghhh…. oooouuugghh….. aaaaagggghhhh…. aaaaaggghhh…… ” Dengan lebih keras Yan terus memainkan putingku bahkan dia meremas kedua tetekku dengan gemasnya dan aku hanya bisa menikmati permainan tangannya.

    Bagai pemain dalam adegan cerita seks, diapun memintaku untuk menindih tubuhnya. Dengan mencoba mnyibak rokku akupun menuntun kontolnya untuk dapat menyelinap masuk dalam lubang memekku, tapi aku merasa kontolnya masih belum berdiri tegak juga namun Yan mencoba terus memasukan dalam memekku sedangkan aku merasa sudah agak kecewa pada kontolnya.

    Tapi aku bersikap biasa saja di depannya, kasihan juga jika aku harus mengatakan hal itu. Lama kelamaan akhirnya kontol Yan menegang juga saat itulah aku bergerak di atas tubuhnya, kembali aku mendesah karena nikmatnya ” OOOuuuuuuuuuggghhh…. oooouuuggghh….. ooouuggghhh….. aaaaaggghhh…. terus….. aaaaaggghhh… ” Serasa hangat dan nikmat dalam memekku.

    Kini Yan memintaku untuk membalikan tubuhku, dengan posisi dia berada di atas tubuhku akupun terlentang di bawah tubuhnya ” OOouuugghhh….. ooouuugggghh…. aaaagggghhh…. aaaaggggghh…. ” Semakin cepat juga Yan menggoyangkan pantatnya dan aku terus mencoba mengimbanginya dengan cara melebarkan pahaku dari bawah tubuhnya yang terus bergerak cepat.

    Aku merasa ada sesuatu yang nikmat menjalar dari dalam tubuhku, semakin cepat Yan bergerak semakin nikmat rasa yang ada dalam tubuhku. Hingga akhirnya tidak berapa lama kemudian dia menumpahkan lendir kentalnya dalam memekku dan akupun menyuruhnya untuk segera bangun daripada sampai ketahuan orang lain, tapi aku puas dengan adegan layaknya dalam cerita seks yang baru kami lakukan.

    Aku melihat Yan masih terbaring lemas di atas tempat tidur sedangkan aku langsung membersihkan diri pergi ke kamar mandi. Tidak ada rasa sesal sama sekali dalam hatiku tapi jika mengingat apa yang telah dia lakukan pada hatiku ingin rasanya aku hilang di hadapanya tapi aku tidak tahu harus melakukan apa, karena masih ada yang harus aku lakukan yakni merawat anakku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Hot Wanita Jilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Wanita Jilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2098 views

    Perawanku – Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (35 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Magelang. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (45 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku. Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya.

    Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton (26 tahun) asal kotaku adalah Surabaya. Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun.

    Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi. Selain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar. Agen Nova88

    Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.

    Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya.

    Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya. Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.

    Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang.

    Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya. Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.

    { NONTON JUGA FILM DEWASA DISINI -” NONTON BOKEP “ }
    Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.

    Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.

    Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.

    Setelah beberapa lama perkiraanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti.

    Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz…. Slepp kontolku menancap sempurna. Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vegynya, seperti yang dilansir Kumpulan Dewasa Terkini.

    Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi.

    Oh… Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh. Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.

    Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalamkamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik.

    Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik. Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.

    Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja. SItus Nova88

    Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang. Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.

    Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL . Di rumahnya aku memiliki tempat favorit yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu karena lebih santai dan penuh sensasi. Sampai saat ini aku terus melakukan perselingkuhan ini.

  • Kisah ABG Bergambar Kenanganku Bersama Cindy Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah ABG Bergambar Kenanganku Bersama Cindy Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1335 views

    Perawanku – Sangat menjemukan mendengar ocehan guru sejarahku yang membuat aku pusing , karena aku tidak menyukai pelajaran itu apalagi wajah gurunya judes dan sangat terkenal dengan julukan si nyamuk karena badanya yang kurus dan suaranya yang sember seperti nyamuk.

    Kriiiiinnnnggg suara bell berbunyi mendandakan waktu pulang dan itu yang aku tunggu-tunggu , “Cha….elo lewat mana..” suara Cindy tiba tiba nyeletuk dari sebelahku lewat biasa sih..cuman nggak tau nih mau ke menyewa VCD dulu kayaknya…, mau ikut?” jawabku “Boleh…, tapi kerumah gue aja yuk? Gue ada sewa VCD baru nih!” cindy sambil menunjukan VCD yang baru dipinjam di rental sebelah sekolah “film apaan…? Bagus nggak?” sela ku sambil melihat VCD yang dipegangnya.

    “Dijamin deh ..gini gini khan tau film yang ok” jawabnya sambil memasukan VCD nya ke tasnya.

    “Udah yuk sekarang perginya biar nanti nggak kesorean” dengan tidak sabar aku langsung keluar kelas bersama Cindy,sesampainya dirumah ternyata .. “kok sepi banget Cind?” tanyaku “iya..bokap and nyokap pergi ke surabaya , makanya gue berani ajak elo , jarang jarang khan kalo gue ngundang cowok kerumah gue” jawab Cindy sambil membawakan air minum. “Wah enak dong kita bisa ngapa ngapain” jawabku sambil bercanda.

    “Ah elo bisa aja”. “Eh Cha elo udah pernah nonton film blue belon?” tanya Cindy malu malu “udah, kenapa?” tanyaku “nggak tanya aja, kemaren malam gue ngintip bokap gue nonton film gituan dikamarnya, buset satu cewek dua cowok nggak sakit apa yach ceweknya?” tanya Cindy heran “ah elo nanyanya bikin gue ngaceng nih..”

    “Lihat donk Cha..kontol elo… boleh nggak ?”. “Boleh tapi elo mesti buka baju lo juga , biar adil”. “ok, tapi elo yang bukain yach dan gue bukain baju elo!” akhirnya kami saling membuka baju masing masing…. Aku merasakan sentuhan tangan Cindy yang halus apalagi saat ia memegang kontol gue..ah..enak banget. “Cha ? kontol elo gede juga cha…” kata Cindy sambil mengelus kontol gue.

    Gue nggak bisa bilang apa apa karena keenakan dipegang Cindy… “Cind ..isep dong say…gatel nih…” Cindy pun langsung memasukan kontol gue ke mulutnya dan mengisap kedalam mulutnya sampai pangkalnya… ternyata Cindy pintar sekali memainkan lidahnya mengulum kontol gue.. “gantian cha… gue juga gatel nih..” Pinta Cindy sambil langsung berbaring di sofa ruang tamu itu dan mengangkang seolah siap untuk dijilati, akupun langsung menjilati memeknya yang kemerah-merahan itu dengan bulu jembutnya yang tebal sekali.

    Itil Cindy telah mengeras ku jilat-jilat terus pada ujung nya, kuhisap-hisap , cindy mulai mengerang merasakan kenikmatan luar biasa yang baru pertama kali dirasakan “sshhh.. nggkk.. ahhh.. enak Cha.. terusin… Cha aduh.. ssshhhsh…” suara Cindy membuat ku makin menikmati memeknya yang makin memerah dan mengeras basah.

    “Cha masukin dong kontol elo.. nggak kuat nih..” pinta Cindy memelas akupun langsung memasukan kontol ku ke lobang memeknya yang masih sempit dan.. blesss.. kumasukan pelan pelan wah enak sekali hangat memeknya membuat ku makin bergairah.

    “Ngggg.. sshhh.. akhkkhhh.. enak Cha terusin yang dalam Cha….. achhhsss….” kata cindy. Aku mulai mengoyangkan kontolku keluar masuk memeknya terdengar seperti suara becek dibibir memeknya yang sempit itu. ach nikmat sekali kontolku terasa disedot-sedot nikmat, Cindy memutar mutar pinggulnya membuatku semakin bersemangat menggenjot memek nya.

    Tak terasa ternyata kami telah melakukan lebih kurang 45 menit dan sepertinya Cindy sudah mulai mengejang pertanda mau mencapai orgasme.”Cha aku mau keluar nih…” badan Cindy mulai berkelojotan dan.. nggg aaahhhhh keluar banyak cairan dari memek Cindy. Melihat Cindy orgasme akupun menjadi ingin orgasme pula, Cindy terdiam lemas sambil merapatkan kakinya.

    Aku segera mempercepat genjotan kontolku dimemeknya dan ujung kontolku terasa makin geli-geli nikmat acchhhh…… sssrrrr cret cret crettt…..ttt… kuhujamkan kontolku dalam-dalam, air mani ku keluar banyak sekali didalam memek Cindy.

    “Cind aku juga keluar ah eenaakk.. tenan !!!” dengan lemas aku berbaring telentang disebelah Cindy . “Cha kamu hebat, ternyata main sex itu enak sekali ya..” kata Cindy. “Iya Cind kamu juga hebat , aku nggak nyangka kalau kita bisa seperti ini, kamu mau nggak jadi pacar gue Cind ?” pintaku sambil membelai rambutnya Cindy mengangguk menandakan setuju.

    Mulai saat itu kami berdua sering pulang bareng dan bila nafsu kami memuncak , kami sering melakukannnya, sekarang Cindy telah menjadi istriku dan semua itu menjadi kenangan indah yang tak mungkin kami lupakan.

  • Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini


    969 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rini, Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke-30, sekarang umurku sudah mencapai 37. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Ary di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon. Setiba dirumah Ary, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Ary yang bernama Sandra 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    “Mas Ary sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik,” sapa si Sandra.
    “Oh ya..” jawabku singkat.

    Aku disuruh duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan satu cangkir the manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis sembulan kedua belah dada si Sandra yang tidak mengenakan BH. Wach pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Ary tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Ary hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang. Disana aku dilayani oleh seorang ibu, umur kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa ibu tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.

    “Mas mau potong rambut atau creambath nich,” sapa ibu tersebut.
    “Mau potong rambut bu” jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut ibu tersebut yang bernama Rini menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    “Wach pijatan ibu enak sekali” sapaku.
    “Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak” jawabnya.
    “Ibu juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri” jawabnya lagi.
    “Sekarang ibu terasa cape enggak” tanyaku memancing.
    “Memang Mas mau mijitin ibu” jawabnya.
    “Wach dengan senang hati bu, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu?” pancingku lagi.
    “Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas” jawab Bu Rini sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Rini ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata “Bu, ibu khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit ibu diluar salon ini?” pancingku lagi.
    “Mas mau bawa ibu kemana?” tanya Bu Rini.
    “Sudahlah bu.. bila Bu Rini setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten ibu” Ibu Rini mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Ibu Rini mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Bu Rini telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    “Enggak nyusahin nich Mas”
    “Tenang saja bu, enggak bayar koq bu, ini gratis lho.” jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang Bu Rini aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha Bu Rini terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.

    “Bu maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich”

    Kulihat Bu Rini agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Rini hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Rini, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya Bu Rini menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam Bu Rini ke bawah sambil berkata “Maaf Bu yach”.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Rini sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Rini tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Rini hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.

    “Och.. Och..”

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Rini, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Rini dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Rini.

    “Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..”

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Rini. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Rini, perlahan-lahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Rini, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Rini sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    “Och.. Och..”

    Setelah itu aku jilat kuping Bu Rini dengan lidahku sambil berbisik.

    “Aku masukan yach Bu kontolku”

    Ibu Rini hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Rini dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Rini dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Rini.

    Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Rini mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Rini sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini.

    “Och.. Pelan-pelan Mas..” Bu Rini mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Rini, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.

    Setelah itu Bu Rini langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Rini di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Rini saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Rini.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Rini untuk main kembali, Bu Rini memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Rini duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Rini memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Rini dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Rini tampak mendesah agak keras.

    “Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat”

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Rini kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki Bu Rini sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina Bu Rini dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Bu Rini untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Bu Rini, disini kulihat Bu Rini mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Rini, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.

    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Bu Rini. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Bu Rini. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Bu Rini hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Hot Tante Lala Hyper Seks –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Tante Lala Hyper Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1425 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga. Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh. Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku.

    Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku. Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut. Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah. Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih. Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku. Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas. Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.

    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”

    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi. Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya. Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini. Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku. Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku. Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku. Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku. Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng. Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil. Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku. Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku. Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal. Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur. Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio. Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio. Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya. Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku.

    Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama. Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar. Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni. Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini. Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu. Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

  • Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2102 views

    Perawanku – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia. “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh. “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir. Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras, aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun agak kusut.

    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku. Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. MarkasJudi

    Isteriku sudah sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana. “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras. Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.

    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras “Baik Bunda…” Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras di rumah.

    Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku. Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.

    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku. “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri” “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya kuliah disini.” Jawabku.

    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.” Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.

    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.

    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku. “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba.

    “Boleh. Kenapa?” “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh… Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.

    “Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi. Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya. “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju, sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”

    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.

    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.

    Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.

    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.

    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.
    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”

    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”

    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.

    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.

    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.

    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.

    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”

    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.

    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.

    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.

    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.

    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.

    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.

    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.

    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya

    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

  • Cerita Sex Perawan Kampung

    Cerita Sex Perawan Kampung


    803 views

    Perawanku – Cerita Sex Perawan Kampung, Berawal pada saat kami baru pindah mengisi rumah baru di kawasan Bogor Selatan, Pada saat itu kami baru mengisi rumah kurang lebih 1 bulan istriku mengeluh kesepian karena rumah sekitar kami masih banyak yang kosong dan harus mengurus 2 anak lelaki kami yang memang sedang bandelbandelnya.

    Maka kamipun sepakat untuk mencari saudara tau pembantu untuk menemani istriku di rumah serta membantu menjaga ke 2 anak kami. Dan akhirnya istri sayapun berangkat ke kampung halamannya di Ciamis untuk mencari saudara atau pembantu di kampungnya yang bisa menemani dia.

    Singkat cerita akhirnya dapatlah saudara jauh dari istri saya yang bisa di ajak ke rumah baru kami tersebut. Memang sich saudara jauhnya tersebut orangnya manis dan masih lugu sekali. Maklum orang kampung dan baru pertama kali keluar dari kampungnya sendiri dan langsung di bawa ke tempat yang cukup jauh dari lingkungan rumah nya. Tapi kalau masalah pekerjaan memang sudah cukup lihai dari yang namanya mencuci pakaian,piring,masak,ngepel dan lainnya sudah boleh di sebut rapih dech,

    Awalawalnya sich saya tidak ada perasaan apaapa sama si Elis ini (sebut saja seperti itu namanya lah). Tapi setelah waktu berjalan kurang lebih 2 bulan. Si Elis ini bergabung di rumah kami barulah terlihat kalau anak ini sedang lagi segersegernya dan baru mao gede. Maklum umurnya waktu itu masih 16 tahunan dan kalau saya perhatikan setiap gajih yang di kasih ke dia selalu di belikan segala macam keperluan pribadi (kosmetik dll). Dan karena dia suka bersolek diri maka setelah 2 bulan itu dia sudah mulai kelihatan lebih dewasa. Lebih bersih di banding waktu pertama kali dating dari kampungnya di Ciamis.

    Pada suatu hari (kalau tidak salah waktu itu hari Sabtu) Saya pulang kerja setengah hari, jadi waktu sampai di rumah itu kurang lebih sekitar Jam 3.00 sore. Pada saat saya masuk ke dalam ternyata tidak ada suara yang menjawab maka sayapun mencoba cari orang rumah. Ternyata yang ada hanya hanya Elis saja yang sedang tidur di kamarnya yang tidak terkunci.

    Pada saat itulah baru pertama kalinya saya melihat dia dalam keadaan sedang tidur. Dengan hanya mempergunakan daster pemberian dari istri saya. Pada saat itu dasternyapun tersingkap sampai di atas pinggang.  Wowwow suatu pemandangan yang cukup segeeerrr untuk di nikmati maka pada saat itulah timbullah fiktor (fikiran kotor) saya untuk mencoba meraba bagian yang tersingkap tersebut. Secara perlahan saya dekati dia yang masih tertidur lelap di atas kasur gulung /palembang yang kami sediakan untuknya.

    Lalu tanpa ada kesulitan apapun saya sudah mulai mengusap/mengelus bagian kaki. Terus naik kebagian pahanya yang hitam manis itu dengan perlahan dan lembut. Sampai saking asyiknya saya mengeluselus bagian itu secara ga sadar torpedo/junior saya di balik celana mulai mengencang. Karena ini juga akal sehat saya sudah mulai hilang karena rabaanrabaan tangan ini sudah mulai menjalar ke bagian toketnya yang baru mulai merekah

    Emang.. sich saya cuma meraba dari luarny saya tapikan para pembaca bisa membayangkan betapa indahnya bagioan dalamnya kalau di buka. Tapi rabaarabaan itu saya stop karena si Elis menggeliat di tidurnya yang mebuat saya kaget dan langsung lari meninggalkan kamarnya. Tidak lama saya keluar dari kamarnya Elis, istri,anak dan mertua saya datang habis makan Bakso bang kumis yang ada di seberang komplek kami.

    Setelah kejadian hari itu saya selalu mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan untuk menikmati yang indahindah dari si Elis tersebut. Bahkan pada suatu hari waktu saya mendapatkan uang sampingan dari salah satu kolega kerja, saya coba membelikan dia baju tidur terusan. Cawet dan bh yang semua warnanya pink yang di bungkus Koran (supaya istri ga curiga gicu..loh ..maksudnya). Di dalamnya saya kasih sedikit tulis yang bunyinya :

    di pake..ya ..Lis supaya kamu makin betah disini dan jangan sampe ketahuan si ibu. Rupanya pemberian saya itu tidak di tolak sama dia dan langsung ngucapin terima kasih..ya Pak.

    Dan rupanya pancingan saya itu berhasil, kenapa saya bilang berhasil..???, karena si Elis ini rupanya agak sedikit kasih angin ke saya dimana ada kesempatan selalu berlagak genit

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,