Author: perawanku

  • Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot

    Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot


    1715 views

    Kisah Seks Bergambar ini Berkisah ” Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Ngentot.

    Perawan –ini bermula pada saat aku duduk dibangku kuliah semester III di salah satu PTS di Yogyakarta. Pada waktu itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Dosen Hot


    Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Yuni namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Yuni bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”“Itu apanya Bu?” tanyaku.Memang dalam kesehari-harianku, ibu Yuni tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,“Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Yuni.Begitu dekatnya aku sama Ibu Yuni sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Yuni. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.“Eh Ibu Yuni, nggak ngajar Bu?” tanyaku.“Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.“Habis sakit Bu”, kataku.“Sakit apa sakit?” goda Ibu Yuni.“Ah.. Ibu Yuni bisa aja”, kataku.“Sudah makan belum?” tanyanya.“Belum Bu”, kataku.“Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.Dengan cekatan Ibu Yuni memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Yuni nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas de ngan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

    Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.“Oh kalau gitu Ibu Yuni masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.“So pasti dong”, katanya.“Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.“Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Ibu Yuni agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.Dengan sedikit agak gugup Ibu Yuni kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Yuni”, kataku.“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Yuni terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Yuni”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku.Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Yuni aja ya!Kubisikkan Ibu Yuni, “Yuni kita ke kamarku aja yuk!”.Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten.Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Yuni tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Yuni juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69.

    Kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Yuni mengerang. “Aku juga enak Yuni”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Yuni terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Yuni, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Yuni.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.”

    Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Yuni hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Yuni menjadi pacar gelapku.

  • Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Godaan Binal Calon Ibu Mertua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2091 views

    Perawanku – Namaku Edi saat ini aku menjalin hubungan serius dengan salah satu wanita yang sudah lama menjadi pacarku. Sebut namanya Linda, dia masih berumur 20 tahun sedangkan aku berumur 31 tahun. Beda banyak dengan calon istriku itu, tapi dia begitu baik dan perhatian padaku. Mungkin karena hubungan kami di landasi saling suka tanpa ada kata yang namanya perjodohan.

    Tapi meskipun aku begitu mencintainya, bukan tidak sanggup aku menghianati cintanya bahkan aku menghianati dia dengan seseorang yang sangat dekat dengannya. Aku pernah melakukan hal seperti cerita sex dengan mamanya Linda, meskipun sejak awal kami tidak ada keinginan untuk melakukan hal ini. Tapi yang namanya nafsu jika sudah memenuhi otak kita termasuk aku, hingga jadilah aku bercinta dengan Mama Linda.

    Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengan calon mertuaku itu, ketika aku datang untuk menemui Linda. Karena Linda tidak bekerja ataupun masuk kuliah, jadi meskipun setiap hari aku kerumahnya dia pasti ada. Linda tipe gadis yang nggak suka neko-neko dia begitu pendiam bahkan jarang keluar dari rumahnya, dan hal itu menambah nilai plus bagiku.

    Tapi siapa sangka aku harus menghianatinya, pas di depan matanya juga. Hari itu aku pergi menemui Linda di rumahnya, tapi Linda tidak ada di rumah dan hanya mamanya yang menemuiku sore itu. Kemudian dia menyuruhku untuk menuggu LInda di dalam rumahnya, sempat aku melihat majalah yang di bawa masuk calon mama mertuaku, yakni majalah cerita sex.

    Dia langsung membawa masuk majalah itu,hingga beberapa saat kemudian dia datang dan membawakan aku sebuah minuman. Langsung saja aku minum dan mengobrol dengan Mama Linda waktu itu, tidak terasa hampir satu jam aku mengobrol dengannya. Akhirnya aku melihat mama mendekat, aku masih belum paham maksudnya karena selama ini Mama Linda begitu sopan padaku.

    Tapi begitu dia mencium pipiku aku jadi salah tingkah, mau menepisnya takut kurang sopan, mau membiarkannya dia mama dari pacarku. Tapi karena Mama sudah begitu sange akhirnya aku membiarkannya malah aku semakin menikamti permainan lidahnya yang menjilat seluruh wajah dan leherku setelah itu bermain di dada bidangku, yang sempat di buka beberapa kancing bajuku.

    Aku begitu menikmatinya apalagi di tambah dengan elusan halus dari tangannya. Membuat adik kecilku ikut bangun dari tidurnya, terasa tangan mama menyusuri pangkal pahaku. Begitu dia pegang kontolku tanpa menunggu lama dia kocok kontolku dengan remasan hangat dari tangannya, Aku hanya menatap wajah cantik Mama Linda dan beralih melihat toketnya yang lebih besar dari toket Linda.

    SEjenak aku hanya melihatnya tapi ketika toket itu seakan meminta untuk di pegang. Dengan satu tanganku akhirnya aku remas toket Mama mertuaku, layaknya dalam cerita sex dia mendesah sambil memandang ke wajahku. Seakan dia meminta lebih untuk segera aku puaskan nafsunya. Mama mengulum kontolku kedalam mulutnya karena sudah tidak muat akhirnya dia mainkan lidahnya.

    Meski hanya di ujung kontol yang lebih terasa tapi itu sudah membuatku merasa nikmat juga ” Ooogggghhh… pe… lan….Ma… ooouuugghh… ” Mama tidak mendengar desahan permintaanku, malah dia semakin asyik memainkan adik kecilku itu. Akupun menggoyangkan pantatku di depan mulutnya. Dengan memasukkan dan mengeluarkan kontolku membuat mulut Mama semakin sibuk saja.

    Karena tidak mampu atau tidak tahan akhirnya aku mendorong tubuh Mama hingga terlentang di kursi panjang ruang tamu itu. Sambil menggoyang tubuhnya aku meremas-remas teteknya ” OOoggghhh… ooouuuggghh… aaaaggghhh… aaaaggghhh… uuuuuuuuuuugghhhhhhh… ” Desahan Mama seperti dalam pemein cerita sex, dia meliuk-liukkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Memek Mama terasa mengapit kontolku di dalamnya. Bahkan seperti ada yang memberikan sentuhan berbeda pada kontolku, aku semakin cepat menggoyangnya dan semakin cepat pula mama mengimbangi permainanku. Karena aku sudah terlihat capek, mama menyuruhku untuk rebahan di bawah tubuhnya, bagai anak ayam aku mengikutinya, saat itulah dia menunggangi tubuhku.

    Setelah itu aku melihat Mama menuntun kontolku, untuk dapat masuk kedalam memeknya. Begitu kontolku menancap dia langsung menggerak-gerakkan tubuhnya. Bagai ular yang meliuk-liuk sesekali Mama memutar pantatnya. Jika dia lakukan hal itu aku menjadi mengerang ” OOouuwwww… ooouuwwwww… ooouuwwww… aaaaagghhh… aaaagghh… ” Menahan sesuatu yang terasa nikmat.

    Tubuh bugil Mama begitu menggoda. Kulitnya begitu mulus dengan warna putih cerah, beda denga Linda yang memiliki kulit kuning langsat. Karena yang aku tahu Papanya memang turunan Jawa asli. Lama mama bermain kuda-kudaan di atas tubuhku, akupun meremas teteknya yang begitu sintal dan begitu besar dengan puting lumayan gede juga. Puas aku memainkan tetek itu.

    Mama sudah hampir mencapai klimaks, dia semakin cepat bergoyang di atas tubuhku. Bahkan tubuhnya sudah sedikit licin oleh keringat. Ketika aku hendak memegangnya terasa licin kulitnya ” Oouugghh… Edi… mama Nggak kuat sayang… ooouuuggghh…. ooouuuggghhh…. aaagghh… ” Dia menggelinjang di atas tubuhku sambil memejamkan matanya, menikmati klimaks dari dalam memeknya.

    Gerakannya melambat tapi aku langsung membalikkan tubuhnya, begitu aku menindihnya dan tertancap dengan pasti kontolku pada memeknya. Saat itu juga gerakkan pantatku dengan begitu keras menghujam memek Mama yang sudah basah ” OOuugghh…. aaaaaggghhh… ooouuuuggghh… Mama… Edi juga Ma…. ooouuuggghhh… ” Aku bergerak tidak lagi beraturan di atas tubuh Mama.

    Diapun seakan mengerti kalau aku akan mencapai organsme, begitu aku tekan lama kontolku yang menyemburkan lendir hangat dalam memeknya. Saat itu dia mendekap tubuhku yang lemas tak bertenaga. Akupun melingkarkan tanganku poda pinggangnya. belum sempat aku merapikan diri dari cerita sex ini, tiba-tiba dari arah pintu terdengar orang memekik dan setelah terbunyi bruuk.

    Setelah aku lihat ternyata Linda baru datang dan pingsan seketika melihat kami berdua melakukan cerita sex di ruang tamu itu. Kamipun panik dan mengambil baju yang berserakan di lantai. Saat itu juga aku mengangkat tubuh Linda dan berusaha menyadarkannya, setelah agak lama Linda pingsan akhirnya dia terbangun, namun begitu melihatku dan Mamanya kembali dia pingsan.

  • Cerita Ngentot ABG Betapa Nikmatnya Memprawani ABG tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot ABG Betapa Nikmatnya Memprawani ABG tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1624 views

    Perawanku – ini terjadi gara-gara istriku yang pulang kampung. Sementara birahi sex ku yang memuncak dan tak bisa terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah cerita sex tetangga ini. Maklumlah di usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah ngentot sama istriku.

    Daripada ga ada yang dientot ya mending ngentot sama gadis tetanggaku yang masih perawan dan memeknya masih sempit trus legit. Oke ga usah panjang lebar langsung aja aku ceritakan pengalaman seks ku pada kalian semua ya . Selamat menyimak.Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya.Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang.

    Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku. Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda.Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut.Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap.“Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
    belum tersentuh.Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
    “Selamat sore Om. Tante ada?”
    “Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
    “Wah gimana ya..”

    “Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
    “Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang
    tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
    “Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
    “Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya.Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakal.

    “Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dananak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.“Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.

    “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.
    Dia melenguh dan hendak memberontak.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
    hitam.

    “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.Oke Non.Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32.

    Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?”Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang.Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.

    Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..“Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
    “Ouuu enak sekali Om…”

    Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi
    kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting
    dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
    “Hamil”

    Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
    hamil dong”

    Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
    meredakan adik kecilku.“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan


    1022 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan, Sebenarnya ini ceritaku yang baru aja terjadi baru2 ini lebih tepatnya sih bulan Juni 08, Namaku Ariel yah sebut saja begitu, umurku 23 tahun dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang.

    Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku baru2 ini berhubungan dengan pria yang sudah beristri dan lebih gilanya lagi dia adalah salah satu atasanku di kantor. Dan parahnya aku ini masih bisa dibilang anak yang masih dipingit oleh orang tuaku, dan semuanya selalu mengatakan bahwa aku anak yang masih lugu dan polos padahal tidak ada satupun yang menyangka kalau anak seperti aku kadang bisa berbuat nakal atau gila.

    Cerita ini bermula ketika aku putus dari pacarku. Padahal dia sudah berjanji setia bakal menikahiku, ternyata dia malah mengingkari janjinya dengan alasan yang menyebalkan yaitu ‘Bosan’

    Padahal sudah banyak yang kami lakukan. hubungan kami dimulai dari sex, petting, HJ, BJ, dan Oral. Sedangkan Sex dia hanya melakukannya melalui dubur, kami belum pernah melakukannya di vagina. Mungkin karena takut hamil dan lain sebagainya.

    Meskipun begitu aku tetap saja merasa bahwa aku sudah tidak suci lagi meskipun vaginaku belum pernah dimasukkan oleh barang laki2.

    Dan terus terang aku merasa sangat kecewa dan sedih akan perlakuan pacarku itu. Dan ketika aku sedang patah hati itu, moment itu malah dimanfaatkan oleh atasanku sebut saja namanya Riki yang dari dulu memang suka menggodaku di kantor dan aku merasa risih terlebih karena statusnya suami orang. tapi ternyata baru aku tahu kalau aku tidak sebaik yang aku pikir.

    AKu yang dulu sangat dingin, akhirnya mulai mencair juga. Memang tidak ada yang paling mudah menggoda perempuan selain perempuan yang baru patah hati. Hal itu aku rasakan ketika pas pameran aku sudah mau diantar pulang olehnya, dan mw makan bareng ma dia. Hingga suatu hari aku dan rekan sekantorku yang cewek dan dia nonton bareng di bioskop. Di tengah2 film dia memegang tanganku aku diamkan saja, dan dia semakin yakin.

    Hari berikutnya aku diajak makan malam di wisma BNI 46, sekalian makan malam yang diadakan oleh salah satu partner, selama perjalanan dia sudah berani memelukku, menyentuhku dan mencium pipiku.Keesokannya lagi sehabis pulang kantor kami pulang bareng, dan dia mulai berani mencium bibirku, dan kami bercumbu dengan panas dan tangannya sudah mulai meremas2 dadaku. AKu membiarkannya saja karna aku tahu aku memang menginkannya apalagi pas saat aku sedang patah hati dari pacarku yang brengsek itu.

    Aku tahu hal ini akan terus berlanjut dan betul keesokan harinya ketika kantor lagi sepi kami mulai bercumbu dengan panas, lalu biasanya aku naik duluan ke atas dan setelah itu berikutnya dia menyusul lalu bekerja seperti biasanya.

    Aku tahu kadang aku merasa aku sangat nakal, aku sengaja turun ke bawah dan dia pun mengerti tidak lama kemudian pun dia turun ke bawah dan di depan WC kami bercumbu lagi, tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan itu menyentuh tubuhku, memelukku seakan tanpa merasa berdosa. Dia menyentuh kedua dadaku, dan juga vaginaku. Hingga yang membuatku tak percaya dia berani menarik bajuku hingga ia bisa mengisap puting dadaku. AKu sangat menikmatinya, aku tahu aku sangat gila… dan aku tidak bisa menghentikannya, sampai saat ini pun aku masih mengingat betapa atasanku ini sangat pandai dalam hal ini.

    Aku tahu kalau sebagai selingkuhannya aku harus menjalani hubungan rahasia. terlebih di kantor, hanya sahabatku Desi sepertinya sudah tahu akan hal ini, apalagi pas aku dan Desi menginap di salah satu hotel karena dekat dengan tempat pameran… atasanku datang dan seperti biasa kami ngobrol2, ketika desy sedang mandi ke kamar mandi, kami pun bercumbu dia mencium seluruh tubuhku dan hanya sebentar besoknya pun terjadi lagi, kami bercumbu di atas tempat tidur . Sepertinya Desy sudah mengetahui perselingkuhan ku ini tapi dia hanya pura2 tutup mata.

    Ketika itu di hotel, pas Desy juga sedang mandi di kamar mandi, aku dan dia bercumbu lagi seperti biasa dan sayangnya memang kami tidak sampai sex.

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan

    hari berikutnya pun bergulir, atasanku pun resign sebelum dia resign kami pun pergi berdua. tentunya ini jam pulang kantor kami pun bebas. Di perjalanan tol, sambil menyupir dia mencium bibirku dengan panas sambil berusaha melepas bajuku, ya aku setengah telanjang, CD dan celana panjangku lepas hanya bajuku saja yang keangkat ke atas. akhirnya dia mengeluarkan barangnya dan menyuruhku untuk menghisapnya. aku agak merasa risih dan malu, sebenarnya aku dah pernah melakukannya dengan pacarku. akhirnya aku mau juga dan inilah yang aku takutkan aku sangat menikmatinya, mengulum barang pak RIki dengan sangat nikmat dan sengaja aku masukkan sangat dalam dan menjilat ujung kontolnya dan itu terjadi beberapa kali. Ketika masuk ke tol ke pondok kelapa, entah kenapa tiba2 saja aku menyerangnya, aku naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan panas sampai dia berhenti di pinggiran jalan tol jari tengah kanannya pun memasukkan ke vaginaku dan entah sejak kapan tangan ku pun meremas barangnya yang besar itu. hingga dia memaksaku untuk sex dengannya tapi aku tetap tidak mau karena aku tidak mau hamil. akhirnya dia menyerah juga hingga kami mencari apotik yang buka tapi tidak ada. Yah mungkin emang bukan rejeki dia untuk dapetin perawan ku hehe =p
    hingga aku pun sampai di rumah tentunya aku kena marah habis2an karena pulang malam, seandainya ortuku tahu kalau aku tadi aku main gila dengan pria sudah beristri mungkin mereka bakal membunuhku.

    Hingga sampai hari ini, aku tetap menantikannya dan menunggunya di kantor, tapi dia belum jg datang, dia ad sms klw dia bakal datang ke kantor, karena pekerjaannya belum semua selesai dan dia harus menyelesaikannya sebelum dia resign.

    aku sangat sepi dan menantikannya terlebih ketika dia menyentuhku. Pak Riki, tolong jangan biarkan aku seperti ini, aku ingin disentuh lagi oleh bapak.. aku ingin selalu bersama dan aku sangat mencintai bapak apalagi ketika aku tahu kalau bapak resign karena aku, sepertinya sudah ada yang curiga selain Desy yang mengetahui perselingkuhan kami dan mungkin atasan kami berdua pun sudah tahu hal itu.

    aku tidak tahu apakah dia bisa mencuri keperawananku? Yah kita lihat saja nanti…… I dont think so.. hehe.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Perselingkuhanku Terjadi Lagi Dengan Temanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Perselingkuhanku Terjadi Lagi Dengan Temanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1287 views

    Perawanku – Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Azis belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Azis mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dengan istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dengan alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Azis berteriak melarangku dan katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yang saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Azis datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu dan mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hidangan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yang santai dan penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyang dan baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyang sekali. Cerita Sex Perselingkuhan.

    Cerita Sex – Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yang baru saja kulihat sepotong tubuhnya yang mulus dan putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yang mulai miring. Siapa tahu ada setan yang memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.
    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan dan keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil memandangi sudut-sudut ruangannya dan aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi. Ternyata betul, wanita itulah tadi yang berbaring di atas tempat tidur itu, yang di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc.

    Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana kolor tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membayangkan kalau wanita yang baru saja saya temani bicara dan makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yang saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yang main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dengan puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.
    “Wah, itu film kesukaanku, tapi sayangnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dengan cepat dan suara agak lantang.
    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara dan sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit dan masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dengannya. Aku agak malu dan takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening dan serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yang katanya lebih bagus dan lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya dan ingin juga menyaksikannya. Aku cemas dan khawatir kalau-kalau VCD yang ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yang kuharapkan.

    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur dan kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambar pun muncul dan terjadi perbincangan yang serius antara seorang pria dan seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dengan film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan dan berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi dan meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dengan tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yang membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang dan membesar, sekujur tubuhku gemetar dan berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut dan malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau dan suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dengan tenang dan jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton dan praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton dan permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.
    “Suka sekali dan kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka dan tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas dan berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi dan bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan, akupun membalasnya dengan lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya dan sudah sering memegangnya. Tapi kali ini, rasanya lain daripada yang lain, sedikit lebih mulus dan lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yang membuka baju yang dikenakannya, tiba-tiba terbuka dengan lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dengan menantang.

    Cerita Bokep – Akupun memperaktekkan apa yang barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat dan mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Kadang kugigit sedikit dan kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda adanya rasa sakit.

    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat pemandangan yang indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yang dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri dan sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus dan tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat dan merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dengan kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dengan warna agak kemerahan. Ingin rasanya aku telan dan makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dengan lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit dan terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yang kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama memandangnya. Ia langsung serobot saja dan menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian.

    Lalu disusul dengan memasukkan penisku ke mulutnya dan menggocoknya dengan cepat dan berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat. Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dengan kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, dan menjamahnya.

    Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu dan perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan maju dan mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yang bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yang ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yang kakak anggap lebih nikmat dan lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yang agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah dan berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring dan adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goyangannya,” pintaku padanya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak dan sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan dan pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.30 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya dan betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dengan istri teman lamaku itu.

    Namun sayangnya, karena keasyikan dan keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dengan posisi saya di bawah dan dia di atas memompa serta menggoyang kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermaku pun tumpah dalam rahimnya dan diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh dan tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yang mengecam dan pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dengan wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali dan kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri.

    Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu dan langsung pamit dan sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan. Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yang melihatku sehingga saya yakin tidak ada yang mencurigaiku.

  • Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel

    Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel


    777 views

    Perawanku – Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel, Kisah ini berawal dari tahun 2016, saat itu gw masih berusia 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung.

    Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang memanggilnya Teteh.

    Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).

    Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.

    Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.

    “Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.

    Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.

    “Teh … aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.

    “Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”

    “Besok” sahutku.

    “Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”

    Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).

    Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).

    “Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”

    Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).

    Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.

    “Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.

    “Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik. Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.

    “Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak teteh.

    Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.

    Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.

    “Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.

    “Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”

    “OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.

    Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….

    Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.

    “Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”

    Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.

    “ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.

    Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.

    “ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”

    Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.

    “ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”

    Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.

    Sejak saat itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berusaha untuk melupakan teteh.

    Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.

    “apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”

    “Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.

    Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.

    Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.

    Seminar hanya satu hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berharap lebih dari sekedar mengantar.

    “Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.

    “Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.

    Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam, akhirnya teteh mau.

    Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.

    Aktifitas kami berhenti ketika bel lift berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.

    “Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.

    “Nih … ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.

    “Hey… kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.

    Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..

    Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.

    BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.

    10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.

    “Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya

    Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.

    Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan … karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar ……. sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ratih, Adikku Yang Pendiam Memiliki Nafsu Yang Besar

    Cerita Sex Ratih, Adikku Yang Pendiam Memiliki Nafsu Yang Besar


    920 views

    Perawanku – Cerita Sex Ratih, Adikku Yang Pendiam Memiliki Nafsu Yang Besar, Ini adalah kisah pengalamanku yang sengaja aku beberkan untuk pertama kalinya. Sebut saja namaku Arman, aku sendiri tinggal di Bandung. Kejadian yang aku alami ini kalau tidak salah ingat, terjadi ketika aku akan lulus SMA pada tahun 2015.

    Sungguh sebelumnya aku tak menyangka bahwa aku akan meniduri adikku sendiri yang bernama Ratih. Dia termasuk anak yang rajin, sebab dia yang memasak dan mencuci pakaian sehari-hari. Ibuku adalah seorang pedagang kelontong di pasar, sedangkan ayahku sudah lama meninggal. Entah mengapa Ibu tidak berniat untuk menikah lagi.

    Yang ibu lakukan setiap hari adalah sejak jam 4 subuh dia sudah pergi ke pasar dan pulang menjelang magrib, aku pun sekali-sekali pergi ke pasar untuk membantu ibu, itu pun kalau terpaksa sedang tidak punya uang. Sedangkan adikku karena seringnya tinggal di rumah maka dia kurang pergaulan hingga kuperhatikan tampaknya dia belum pernah pacaran. Oh ya, selisih umurku dengan adikku hanya terpaut dua setengah tahun dan saat itu dia masih duduk di kelas 1 SMA.

    Baiklah, aku akan mulai menceritakan pengalaman sex dengan adikku ini. Kejadiannya ketika itu aku baru pulang dari rumah temanku Anto pada siang hari, ketika sampai di rumah aku mendapati adikku sedang asyik menonton serial telenovela di salah satu TV swasta. aku pun langsung membuat kopi, merokok sambil berbaring di sofa.

    Saat itu serial tersebut sedang menampilkan salah satu adegan ciuman yang hanya sebentar karena langsung terpotong oleh iklan. Setelah melihat adegan tersebut aku menoleh kepada adikku yang ternyata tersipu malu karena ketahuan telah melihat adegan tadi.

    “Pantesan betah nonton film gituan” ujarku.
    “Ih, apaan sih” cetusnya sambil tersipu malu.

    Beberapa menit kemudian serial tersebut selesai jam tayangnya, dan adikku langsung pergi ke WC. Kudengar dari aktifitasnya, rupanya dia sedang mencuci piring. Karena acara di televisi tidak ada yang seru, maka aku pun mematikan TV tersebut dan setelah itu aku ke WC untuk buang air kecil. Mataku langsung tertuju pada belahan pantat adikku yang sedang berjongkok karena mencuci piring.

    “Ratih, minggir dulu sebentar pingin pipis nih” sahutku tak kuat menahan.

    Setelah aku selesai buang air kecil, pikiranku selalu terbayang pada bongkahan pantat adikku Ratih. Aku sendiri tadinya tak mau berbuat macam-macam karena kupikir dia adalah adikku sendiri, apalagi adikku ini orangnya lugu dan pendiam. Tetapi dasar setan telah menggoyahkan pikiranku, maka aku berpikir bagaimana caranya agar dapat mencumbu adikku ini.

    Aku seringkali mencuri pandang melihat adikku yang sedang mencuci, dan entah mengapa aku tak mengerti, aku langsung saja berjalan menghampiri adikku dan memeluk tubuhnya dari belakang sambil mencium tengkuknya. Mendapat serangan yang mendadak tersebut adikku hanya bisa menjerit terkejut dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku.

    Aku sendiri lalu tersadar. Astaga, apa yang telah aku lakukan terhadap adikku. Aku malu dibuatnya, dan kulihat adikku sedang menangis sesenggukan dan lalu dia lari ke kamarnya. Melihat hal itu aku langsung mengejar ke kamarnya. Sebelum dia menutup pintu aku sudah berhasil ikut masuk dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.

    “Maafkan.. Aa Ratih, Aa tadi salah”
    “Terus terang, Aa nggak tahu kenapa bisa sampai begitu”
    Adikku hanya bisa menangis sambil telungkup di tempat tidurnya. Aku mendekati dia dan duduk di tepi ranjang.
    “Ratih, maafin Aa yah. Jangan dilaporin sama Ibu” kataku agak takut.
    “Aa jahat” jawab adikku sambil menangis.

    “Ratih maafin Aa. Aa berbuat demikian tadi karena Aa nggak sengaja lihat belahan pantat kamu, jadinya Aa nafsu, lagian kan Aa sudah seminggu ini putus ama Teh Dewi” kataku.
    “Apa hubungannya putus ama Teh Dewi dengan meluk Ratih” jawab adikku lagi.
    “Yah, Aa nggak kuat aja pingin bercumbu”
    “Kenapa sama Ratih” jawabnya.

    Setelah itu aku tidak bisa berbicara lagi hingga keadaan di kamar adikku begitu sunyi karena kami hanya terdiam. Dan rupanya di luar mulai terdengar gemericik air hujan. Di tengah kesunyian tersebut lalu aku mencoba untuk memecah keheningan itu.

    “Ratih, biarin atuh Aa meluk kamu, kan nggak akan ada yang lihat ini” Adikku tidak menjawab hanya bisa diam, mengetahui hal itu aku mencoba membalikkan tubuhnya dan kuajak bicara.
    “Ratih, lagian kan Ratih pingin ciuman kayak di film tadi kan?” bujukku.
    “Tapi Aa, kita kan adik kakak?” jawabnya.
    “Nggak apa-apa atuh Ratih, sekalian ini mah belajar, supaya entar kalo pacaran nggak canggung”

    Entah mengapa setelah aku bicara begitu dia jadi terdiam. Wah bisa nih, gumanku dalam hati hingga aku pun tak membuang kesempatan ini. Aku mencoba untuk ikut berbaring bersamanya dan mencoba untuk meraih pinggangnya. Aku harus melakukannya dengan perlahan. Belum sempat aku berpikir, Ratih lalu berkata..

    “Aa, Ratih takut”
    “Takut kenapa, Say?” tanyaku.
    “Ih, meuni geuleh, panggil Say segala” katanya.
    “Hehehe, takut ama siapa? Ama Aa? Aa mah nggak bakalan gigit kok”, rayuku.
    “Bukan takut ama Aa, tapi takut ketahuan Ibu” jawabnya.

    Setelah mendengar perkataannya, aku bukannya memberi alasan melainkan bibirku langsung mendarat di bibir ranum adikku yang satu ini. Mendapat perlakuanku seperti itu, tampak kulihat adikku terkejut sekali, karena baru pertama kalinya bibir yang seksi tanpa lipstick ini dicumbu oleh seorang laki-laki yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Adikku pun langsung mencoba untuk menggeserkan tubuhnya ke belakang. Tetapi aku mencoba untuk menarik dan mendekapkan lebih erat ke dalam pelukanku.

    “Mmhh, mmhh.., Aa udah dong” pintanya. Aku menghentikan pagutanku, dan kini kupandangi wajah adikku dan rasanya aku sangat puas meskipun aku hanya berhasil menikmati bibir adikku yang begitu merah dan tipis ini.

    “Ratih, makasih yah, kamu begitu pengertian ama Aa” kataku.
    “Kalau saja Ratih bukan adik Aa, udah akan Aa..” belum sempat aku habis bicara..
    “Udah akan Aa apain” bisiknya sambil tersenyum. Aku semakin geregetan saja dibuatnya melihat wajah cantik dan polos adikku ini.

    “Udah akan Aa jadiin pacar atuh. Eh Ratih, Ratih mau kan jadi pacar Aa”, tanyaku lagi.
    Mendengar hal demikian adikku lalu terdiam dan beberapa saat kemudian ia bicara..
    “Tapi pacarannya nggak beneran kan” Katanya sedikit ragu.
    “Ya nggak atuh Say, kita pacarannya kalo di rumah aja dan ini rahasia kita berdua aja, jangan sampai temen kamu tau, apalagi sama Ibu” jawabku meyakinkannya.

    Setelah itu kulihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukan jam 4 sore.
    “Udah jam 4 tuh, sebentar lagi Ibu pulang. Aa mandi dulu yah”, kataku kemudian.

    Maka aku pun bangkit dan segera pergi meninggalkan kamar adikku. Setelah kejadian tadi siang aku sempat tidak habis pikir, apakah benar yang aku alami tadi. Di tengah lamunanku, aku dikejutkan oleh suara Ibuku.

    “Hayoo ngelamun aja, Ratih mana udah pada makan belum?” kata Ibuku.
    “Ada tuh, emang bawa apaan tuh Bu?” aku melihat Ibuku membawa bungkusan.

    Setelah aku lihat ternyata Ibu membeli bakso, kemudian Ibuku memangil Ratih dan kami bersama-sama menyantap Baso itu. Untungnya setelah kejadian tadi siang kami dapat bersikap wajar, seolah tidak terjadi apa-apa sehingga Ibuku tidak curiga sedikit pun.

    Malamnya aku sempat termenung di kamar dan mulai merencanakan sesuatu, nanti subuh setelah Ibu pergi ke pasar aku ingin sekali mengulangi percumbuan dengan adikku sekalian ingin tidur sambil mendekap tubuh adikku yang montok. Keesokannya rupanya setan telah menguasaiku sehingga aku terbangun ketika Ibu berpamitan kepada adikku sambil menyuruhnya untuk mengunci pintu depan. Setelah itu aku mendekati adikku yang akan bergegas masuk kamar kembali.

    “Ehmm, ehmm, bebas nih”, ujarku.

    Adikku orangnya tidak banyak bicara. Mengetahui keberadaanku dia seolah tahu apa yang ingin aku lakukan, tetapi dia tidak bicara sepatah kata pun. Karena aku sudah tidak kuat lagi menahan nafsu, maka aku langsung melabrak adikku, memeluk tubuh adikku yang sedang membelakangiku. Kali ini dia diam saja sewaktu aku memeluk dan menciumi tengkuknya.

    Dinginnya udara subuh itu tak terasa lagi karena kehangatan tubuh adikku telah mengalahkan hawa dingin kamar ini. Kontolku yang mulai ngaceng aku gesek-gesekkan tepat di bongkahan pantatnya.

    “Say, Aa pingin bobo di sini boleh kan?” pintaku.
    “Idih, Aa genit ah, jangan Aa, entar..”
    “Entar kenapa?” timpalku.

    Belum sempat dia bicara lagi, aku langsung membalikkan tubuhnya dan langsung aku pagut bibir yang telah sejak tadi siang membuat pikiranku melayang. Aku kemudian langsung mendorongnya ke arah dinding dan menghimpit hangat tubuhnya agar melekat erat dengan tubuhku. Aku mencoba untuk menyingkap dasternya dan kucoba untuk meraba paha dan pantatnya.

    Walaupun dia menyambut ciumanku, tetapi tangannya berusaha untuk mencegah apa yang sedang kulakukan. Tetapi aku tersadar bahwa ciumannya kali ini lain daripada yang tadi siang, ciuman ini terasa lebih hot dan mengairahkan karena kurasakan adikku kini pun menikmatinya dan mencoba menggerakkan lidahnya untuk menari dengan lidahku.

    Aku tertegun karena ternyata diam-diam adikku juga memiliki nafsu yang begitu besar, atau mungkin juga ini karena selama ini adikku belum pernah merasakan nikmatnya bercumbu dengan lawan jenis.

    Kini tanpa ragu lagi aku mulai mencoba untuk menyelinapkan tanganku untuk kembali meraba pahanya hingga tubuhku terasa berdebar-debar dan denyut nadiku terasa sangat cepat, karena ini adalah untuk pertama kalinya aku meraba paha perempuan. Sebelumnya dengan pacarku aku belum pernah melakukan ini, karena Dewi pacarku lebih sering memakai celana jeans. Dengan Dewi kami hanya sebatas berciuman.

    Kini yang ada dalam pikiranku hanyalah satu, yaitu aku ingin sekali meraba, menikmati yang namanya heunceut (vagina dalam bahasa Sunda) wanita hingga aku mulai mengarahkan jemariku untuk menyelinap di antara sisi-sisi celana dalamnya.

    Belum juga sempat menyelipkan jariku di antara heunceutnya, Ratih melepaskan pagutannya dan mulutnya seperti ikan mas koki yang megap-megap dan memeluk erat tubuhku kemudian menyilangkan kedua kakinya di antara pantatku sambil menekan-nekan pinggulnya dengan kuat. Ternyata Ratih telah mengalami orgasme.

    “Aa.. aah, eghh, eghh” rintih Ratih yang dibarengi dengan hentakan pinggulnya.

    Sesaat setelah itu Ratih menjatuhkan kepalanya di atas bahuku. Aku belai rambutnya karena aku pun sangat menyayanginya, kemudian aku bopong tubuh yang telah lunglai ini ke atas tempat tidur dan kukecup keningnya.

    “Gimana Sayang, enak?” bisikku. Aku hanya bisa melihat wajah memerah adikku ini yang malu dan tersipu, selintas kulihat wajah adikku ini manisnya seperti Nafa Urbach.
    “Gimana rasanya, Sayang?” tanyaku lagi.
    “Aa, yang tadi itu apa yang namanya orgasme?” Eh, malah ganti bertanya adikku tersayang ini.
    “Iya Sayang, gimana, enak?” jawabku sambil bertanya lagi.
    “He-eh, enakk banget” jawabnya sambil tersipu.

    Entah mengapa demi melihat kebahagian di wajahnya, aku kini hanya ingin memandangi wajahnya dan tidak terpikir lagi untuk melanjutkan aksiku untuk mengarungi lembah belukar yang terdapat di kemaluannya hingga sesaat kemudian karena kulihat matanya yang mulai sayu dan mengantuk akibat orgasme tadi maka aku mengajaknya untuk tidur. Kami pun terus tertidur dengan posisi saling berpelukan dan kakiku kusilangkan di antara kedua pahanya.

    Hangat tubuh adikku kurasakan begitu nikmat sekali. Yang ada dalam pikiranku adalah betapa nikmatnya jika aku menikah nanti, pantas saja di jaman sekarang banyak yang kawin entah itu sudah resmi atau belum. Tanpa terasa aku pun sadar dan terbangun dari tidurku, dan kulihat jam di kamar adikku telah menunjukkan jam 9 lewat dan adikku belum juga bangun dari tidurnya. Wah gawat, berarti dia hari ini tidak sekolah, pikirku.

    “Ratih, bangun kamu nggak sekolah?” tanyaku membangunkannya.

    Ratih pun mulai terbangun dan matanya langsung tertuju pada jam dinding. Dia terkejut karena waktu telah berlalu begitu cepat, sehingga dia sadar bahwa hari ini dia tidak mungkin lagi pergi ke sekolah.

    “Aahh, Aa jahat kenapa nggak ngebangunin Ratih” rajuknya manja.
    “Gimana mau ngebangunin, Aa juga baru bangun” kataku membela diri.
    “Gimana dong kalo Ibu tahu, Ratih bisa dimarahin nih, ini semua gara-gara Aa”
    “Loo kok Aa yang disalahin sih, lagian Ibu nggak bakalan tahu kalau Aa nggak ngomongin kan” jawabku untuk menghiburnya.
    “Bener yah, Ratih jangan dibilangin kalau hari ini bolos”
    “Iyaa, iyaa” jawabku.

    Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk mandi bareng. Wah ini kesempatan emas, alasan tidak memberitahu Ibu bahwa dia nggak masuk sekolah bisa kujadikan senjata agar aku bisa mandi bersama adikku.

    “Eh, ada tapinya loh, Aa nggak bakalan bilang ama Ibu asal Ratih mau mandi bareng ama Aa” kataku sambil mengedipkan mata.
    “Nggak mau. Aa jahat, lagian udah gede kan malu masak mau mandi aja musti barengan”
    “Ya udah kalo nggak mau sih terserah” ancamku.
    Singkat cerita karena aku paksa dan dia tidak ingin ketahuan oleh Ibu maka adikku menyetujuinya.

    “Tapi Aa jangan macem-macem yah” pintanya.
    “Emangnya kalo macem-macem gimana?” tanyaku.
    “Pokoknya nggak mau, mendingan biarin ketahuan Ibu, lagian juga itu kan gara-gara Aa, Ratih bilangin Aa udah ciumin Ratih” balasnya mengancam balik.

    Jika kupikir-pikir ternyata benar juga, bisa berabe urusannya, seorang kakak bukannya menjaga adik dari ulah nakal laki-laki lain, eh malah kakaknya sendiri yang nakal. Maka untuk melancarkan keinginanku untuk bisa mandi dengannya, aku pun menyetujuinya.

    Kami berdua akhirnya bangun dari tidur dan setelah berbenah kamar, kami berdua pun pergi menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi kami hanya saling diam dan kulihat adikku agak ragu untuk melepaskan pakaiannya.

    “Aa balik dulu ke belakang, Ratih malu nih” pintanya.
    “Apa nggak sebaiknya Aa yang bukain punya Ratih, dan Ratih bukain punya Aa”

    Tanpa pikir panjang aku menghampiri adikku dan aku cium bibirnya. Agar dia tidak malu dan canggung untuk membuka pakaiannya, aku genggam tangannya dan aku tuntun untuk membuka bajuku. Tanpa dikomando dia membuka bajuku setelah itu kutuntun lagi untuk membuka celana basket yang aku kenakan.

    Setelah keadaanku bugil dan hanya memakai celana dalam saja kulihat adikku tegang, sesekali dia melirik ke arah selangkanganku dimana kontolku sudah dalam keadaan siaga satu. Kini giliranku menanggalkan daster yang ia kenakan.

    Begitu aku buka, aku terbeliak dibuatnya karena ternyata tubuh adikku begitu bohai (body aduhai). Dia lalu berusaha menutupi selangkangannya. Lalu dengan sengaja kucolek payudaranya hingga adikku melotot dan menutupinya. Kemudian aku pun balik mencolek memeknya, hehehe..

    “Idihh, Aa nggak jadi ah mandinya, malu”, rajuknya.

    Adikku lalu mengambil handuk dan melilitkan handuk tersebut kemudian melangkah keluar kamar mandi, tetapi karena aku tidak mau kesempatan emas ini kabur maka aku pegang tangannya dan terus aku peluk sambil kukecup bibirnya, karena ternyata adikku sangat merasa nyaman bila bibirnya aku cium.

    Aku lalu menarik handuknya hingga terlepas dan jatuh ke lantai, dan aku pepet tubuhnya ke arah bak air lalu gayung kuambil dan langsung kusiramkan ke tubuh kami berdua. Merasakan tubuhnya telah basah oleh siraman air, adikku berusaha untuk melepaskan ciuman dan desakan yang aku lakukan, tapi usahanya sia-sia karena aku semakin bernafsu menyirami tubuh kami sambil kontolku aku tekan-tekan ke arah selangkangannya.

    Setelah tubuh kami benar-benar basah, aku bagai kemasukan setan. Selain menyedot bibirnya dengan ganas aku pun langsung mencoba untuk melepaskan celananya. Setelah celana dalamnya terlepas dari sarangnya hingga ke tepi lutut, aku pun menariknya ke bawah dengan kakiku hingga benar-benar terlepas. Sadar bahwa aku akan berbuat nekat, Ratih semakin berusaha untuk melepaskan tubuhnya. Sebelum usahanya membuahkan hasil aku melepas pagutannya.

    “Aa, stop please” rengeknya sambil menangis.
    “Ratih, tolong Aa dong. Ratih tadi subuh kan udah ngalami orgasme, Aa belum..” pintaku.

    Dan tanpa menunggu waktu lagi di saat tenaganya melemah, aku kangkangkan pahanya sambil kukecup bibirnya kembali sehingga dia tidak bisa menolaknya. Di saat itu aku meraih burungku dari CD-ku dan mencoba mencari sarang yang sudah lama ini ingin kurasakan.

    Dalam sekejap kontolku sudah berada tepat di celah pintu heunceut adikku, dan siap untuk segera menjebol keperawanannya. Merasa telah tepat sasaran maka aku pun menghentakkan pinggulku. Dan aku seperti benar-benar merasakan sesuatu yang baru dan nikmat melanda seluruh organ tubuhku dan kudengar adikku meringis kesakitan tapi tidak berusaha untuk menjerit.

    Melihat hal itu aku mencoba untuk mengontrol diriku dan mencoba menenangkan perasaan yang membuatku semakin tak karuan, karena aku merasa diriku dalam keadaan kacau tetapi nikmat hingga sulit untuk diuraikan dengan kata-kata.

    Aku mencoba hanya membenamkan penisku untuk beberapa saat, karena aku tak kuasa melihat penderitaan yang adikku rasakan. Kini pandangan aku alihkan pada kedua payudara adikku yang masih diselimuti BH-nya. Aku mencoba untuk melepaskannya tapi mendapat kesulitan karena belum pernah sekalipun aku membukanya hingga aku hanya bisa menarik BH yang menutupi payudara adikku dengan menariknya ke atas dan tiba-tiba dua bongkah surabi daging yang kenyal menyembul setelah BH itu aku tarik.

    Melihat keindahan payudara adikku yang mengkal dan putingnya yang bersemu coklat kemerahan, aku pun tak kuasa untuk segera menjilat dan menyedotnya senikmat mungkin.

    “Aa, ahh, sakit” rintih adikku.

    Seiring dengan kumainkannya kedua buah payudara adikku silih berganti maka kini aku pun mencoba untuk menggerakkan pinggulku maju mundur, walau aku juga merasakan perih karena begitu sempitnya lubang heunceut adikku ini. Badan kami kini bergumul satu sama lain dan kini adikku pun mulai menikmati apa yang aku lakukan. Itu dapat aku lihat karena kini adikku tidak lagi meringis tetapi dia hanya mengeluarkan suara mendesah.

    “Eenngghh, acchh, enngg, aacchh”
    “Gimana, enakk?” aku mencoba memastikan perasaan adikku.

    Dia tidak menjawab bahkan kini justru tangannya meraih kepalaku dan memapahnya kembali mencium mulutnya. Karena aku tidak ingin egois maka aku pun menuruti kehendaknya. Aku kulum bibirnya dan lidah kami pun ikut berpelukan menikmati sensasi yang tiada tara ini.

    Tanganku kugunakan untuk meremas payudaranya. Gila, kenikmatan ini sungguh luar biasa, kini aku pun mencoba untuk menirukan gaya-gaya di film BF yang pernah kulihat. Adikku kuminta menungging dan tangannya memegang bak mandi.

    Aku berbalik arah dan mencoba untuk segera memasukan kembali kontolku ke dalam memeknya, belum sempat niat ini terlaksana aku segera mengurungkan niatku, karena kini aku dapat melihat dengan jelas bahwa heunceut adikku merekah merah dan sangat indah. Karena gemas aku pun lalu berjongkok dan mencoba mengamati bentuk heunceut adikku ini hingga aku melongo dibuatnya.

    Mengetahui aku sampai melongo karena melihat keindahan heunceutnya, adikku berlagak sedikit genit, dia goyangkan pantatnya bak penyanyi dangdut sambil terkikik cengengesan. Merasa dikerjai oleh adikku dan juga karena malu, untuk mebalasnya aku langsung saja membenamkan wajahku dan kuciumi heunceut adikku ini, hingga kembali dia hanya bisa mendesah..

    “Aahh, Aa mau ngapain.., ochh, enngghh” desahnya sambil mengambil nafas panjang.

    Mmhh, ssrruupp, cupp, ceepp, suara mulutku menyedot dan menjilati heunceut adikku ini, dan aku perhatikan ada bagian dari heunceut adikku ini yang aneh, mirip kacang mungkin ini yang namanya itil, maka aku pun mencoba untuk memainkan lidahku di sekitar benda tersebut.

    “Acchh, Aa, nnggeehh, iihh, uuhh, gelii”, erangnya saat aku memainkan itilnya tersebut.

    Karena mendengar erangannya yang menggoda aku pun tak kuasa menahannya dan segera bangkit untuk memeluk adikku dan memasukannya kembali dengan cepat kontolku agar bersemayam pada heunceut adikku ini. Baru beberapa kocokan kontolku di memeknya, adikku seakan blingsatan menikmati kenikmatan ini hingga dia pun meracau tak karuan lalu..

    “Aa, Ratihh, eenngghh, aahh..”

    Rupanya adikku baru saja mengalami orgasme yang hebat karena aku rasakan di dalam memeknya seperti banjir bandang karena ada semburan lava hangat yang datang secara tiba-tiba. Kini aku merasakan kenikmatan yang lain karena cairan tersebut bagai pelumas yang mempermudah kocokanku dalam heunceutnya.

    Setelah itu adikku kini lunglai tak bertenaga, yang ia rasakan hanya menikmati sisa-sisa dari orgasmenya dan seperti pasrah membiarkan tubuhnya aku entot terus dari belakang. Mengetahui hal itu aku pun kini mengerayangi setiap lekuk tubuh adikku sambil terus mengentotnya, mulai dari mencium rambutnya, menggarap payudaranya sampai-sampai aku seperti merasakan ada yang lain dari tubuhku, ada perasaan seperti kontolku ini ingin pipis tapi tubuh ini terasa sangat-sangat nikmat.

    “Aa, udah.. Aa, Ratih udah lemess..” kata adikku.
    “Tunggu Sayangg, Aa maauu nyampai nih, oohh”

    Kurasakan seluruh tubuhku bagai tersengat listrik dan sesuatu cairan yang cukup kental aku rasakan menyembur dengan cepat mengisi rahim adikku ini. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang luar biasa ini aku memegang pantat adikku dan aku hentakkan pinggulku dengan keras membantu kontolku untuk mencapai rongga rahim adikku lebih dalam. Kami berdua kini hanya bisa bernafas seperti orang yang baru saja berlari-lari mengejar bis kota.

    Setelah persetubuhan yang terlarang ini kami pun akhirnya mandi, dan setelah itu karena tubuhku lemas maka aku tiduran di sofa sambil menikmati acara televisi dan adikku kulihat kembali melakukan aktifitasnya membereskan rumah meskipun tubuhnya jauh lebih lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku

    Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku


    1253 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku, Kisah ini terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih panjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok

    Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh.
    Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.
    Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Mamat sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan).
    Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.
    Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Mamat sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
    “Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya
    Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku.
    Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
    “Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.
    “Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.
    Mamat mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Mamat yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.
    Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.
    Sesaat kemudian, Mamat menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
    “Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.
    Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Mamat yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
    Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Mamat kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan.
    Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
    Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Mamat perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
    Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Mamat melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
    “Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya.
    Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
    “Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
    Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
    “Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya.
    Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
    Mamat memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Mamat lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Mamat yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
    “Oohh.. Non Raras, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah aktivitasnya.
    Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.
    “Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.
    Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.
    Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Mamat meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.
    Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat.
    Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Mamat mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
    Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
    “Oouuhh.. Bang!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
    Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
    Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.
    Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa.
    Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
    Mamat sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku.
    Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
    Sejak saat itu, Mamat sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku.
    Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.
    Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Mamat berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Gairah Nafsu Gila Ibu Rumah Tangga BerJilbab

    Gairah Nafsu Gila Ibu Rumah Tangga BerJilbab


    2329 views

    Perawanku – Mufidah adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 31 tahun. Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul, wanita ini telah dikaruniai dua anak yang masing-masing berusia 3 tahun dan 5 tahun. Selain kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu mengenakan jilbab ini juga cukup aktif di …. demikian juga suaminya.

    Jilbab lebar serta jubah panjang serta kaus kaki sebagai cirinya ada padanya apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang bukan mahromnya, sehingga mengesankan kealiman Mufidah. Sore ini, ibu muda yang alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga terpaksa dia harus mengenakan jilbab lebarnya serta kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor dan baru akan kembali selepas maghrib.

    Dengan jilbab putih yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki berwarna krem, Mufidah menemui tamu suaminya itu bernama Hendri. Seorang laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak tampan namun tubuhnya terlihat tegap dan atletis.Usianya lebih muda dari suaminya ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya dengan sebutan dik Hendri. Sebetulnya Mufidah kurang menyukai laki-laki bernama Hendri itu, karena matanya yang jalang kalau melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Hendri datang bertamu.

    Namun kali ini, Mufidah harus menemuinya karena Hendri ini adalah rekan suaminya, terpaksa Mufidah bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Hendri kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya rumah tamu suaminya ini. Akhirnya Mufidah mempersilahkan Hendri menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Mufidah memang sangat sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Mufidah tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di ruang tamu.Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul Mufidah.

    Mufidah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Hendri tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Mufidah berupaya meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini.Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Mufidah.

    “Maaf, Mbak Mufidah. Mbak Mufidah begitu cantik dan menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Hendri dalam membuat Mufidah tak berkutik. Kilatan belati yang dibawa Hendri membuat wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini Mufidah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat wanita ini lemas ketakutan. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Hendri itu menyusup ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup jubah dan….. Lantas salah satu tangan Hendri lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.

    “Jangaan.. dik Hendrii..”desah Mufidah dengan gemetaran. Namun laki- laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini. Mufidah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.

    “Jangaan.. dik Hendrii….sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Mufidah masih dengan wajah ketakutan dan gelisah. Hendri terpengaruh dengan kata-kata Mufidah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut. dan memang selama sering bertamu di rumah ini Hendri mengetahui tak lama lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji. Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Hendri berlutut di belakang Mufidah.

    Mufidah menggigil dengan tubuh mengejang ketika kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Hendri menyingkap bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang.

    Sementara Hendri justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya. Pertama kali Hendri melihat Mufidah, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Hendri juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Mufidah wajah istrinya nggak ada apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Mufidah adalah istri temannya.

    Cerita Sex Tetangga Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Hendri semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan walaupun Mufidah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar, Hendri dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol. Muka Mufidah merah padam ketika diliriknya, mata Hendri masih melotot melihat tubuh Mufidah yang setengah telanjang. Celana dalam dan rok dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik turun oleh Hendri, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Hendri.

    Belahan pantat Mufidah yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita istri rekannya yang sangat menggiurkan. “Mbak Mufidah..Kakimu direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Hendri masih sambil jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya yang cantik ini. Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Hendri kagum melihat kemaluan Mufidah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.

    “Jangaan..diik..hentikaaan…anak-anaku sebentar lagi pulang ” pinta Mufidah dengan suara bergetar menahan malu. Namun Hendri seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Mufidah dan lidahnya mulai menyentuh anusnya. Mufidah menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya Oh dik jajajangan…. Dengan bernafsu Hendri menguakkan bibir kemaluan Mufidah yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan erangannya Oh yeah…Aaaagggh !, ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya. dan menit-menit selanjutnya Mufidah semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Hendra seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Mufidah belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul suaminya.

    “Hmmm…, memekmu enak…. Mbak Mufidah….” kata Hendrii sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini,dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Mufidah sambil berbisik ketelinga ibu muda itu….

    ”Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku” “Aihhhh…eungghhhh….jangan..ampun” Mufidah mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar,panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang. Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Mufidah meronta lemah disertai desahannya. Dengan buas Hendri menghujamkan batang penisnya

    “Mmmfff..oh oh. enak juga ngentot sama Mbak….. tanpa melepas bajunya ibu muda itu…. Hendri menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Hendri sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.

    Mufidah dapat merasakan penis Hendri yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Mufidah, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya. Mufidah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya yang peka…

    “Ayo Mbak Mufidah….ahhhh…jangan bohongi dirimu sendiri…nikmati…ahh….nikmati saja….” Hendri terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini. Mufidah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Mufidah mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau

    “Oh besar sekali punyamu dik hendri…sakiiiit Oooh ampuuun… yeah ampuuun dik”. Hendri dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu.

    “Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul mbak”, Mufidah mulai meracau kembali seraya mengerang…”ooooh enak punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh….” dan akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul belum pernah Mufidah mendapatkan orgasme sedahsyat ini. Tubuh Mufidah langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Hendri masih terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang Hendri menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini.Kedua tangannya mencengkeram payudara Mufidah yang padat dan montok dengan kuat diremasnya.

    Mufidah yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Hendri yang terasa banyak membanjiri liangnya. Mufidah kembali merintih mirip suara anak kucing, saat dengan perlahan Hendri menarik keluar penisnya yang lunglai. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Mufidah tersadar dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.

    “Sudah, Mbak Mufidah nggak usah nangis! toh mbak Mufidah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita !!” kata kata Hendri dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.

    Cerita Sex Tetangga Mufidah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, dilihatnya Hendri telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Hendri berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib yang menimpanya,namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Mufidah belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang. Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Mufidah sudah tak bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Mufidah merasakan penis suaminya tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan punya hendri yang besar panjang, dan bayangan saat ia diperkosa oleh hendri membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa hendri yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan. Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Hendri, namun semuanya ia pendam sendiri seolah olah tidak ada kejadian apa apa bila berada didepan suaminya.Dua minggu setelah peristiwa itu Mufidah menerima telepon dari Hendri saat suaminya keluar kota.

    “ Halo mbak ! mas Syamsul pergi ke Semarang ya ?” Saya mau bertamu kerumah bolehkan. “ Brengsek kamu dik Hendri !” jawab Mufidah. Lho koq mbak marah…. mbak menikmati juga kejantananku saat itu. Lalu Mufidah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk kedalam kamar, ia khawatir Hendri pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan hendri atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya.

    Tiba tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.Ketika ia membuka pintu tampak seringai Hendri dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Hendri langsung mengunci pintu rumahnya, dan Hendri telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Hendri akan menunjukan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya. Saat Hendri mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Hendri menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Hendri meremas remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Mufidah menggelegak hingga lupa akan segala galanya. Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Hendri sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Hendri melucuti pakaian Mufidah hingga keduanya sama sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Hendri akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Hendri mendudukan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya kewajah Mufidah dan digesekan kehidung perempuan itu.

    “ Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo !.” Saat itu Mufidah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Hendri sedang penis suaminya belum pernah Mufidah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.

    “ Pegang ya mbak, dan gesek gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus terus cium. Aroma batang penis itu mulai merangsang Mufidah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Hendri dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Mufidah sudah bukan Mufidah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang

    ,…mmmfff mmmf……“ Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol besar ya “, dan kata kata kotor Hendri ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Mufidah kian membuncah keubun ubun.

    Dik Hendri puaskanlah mbak….. bawalah mbak masuk kekamar oh dik cepatan…..setubuhi mbak seperti tempo hari…Aaaagggh..Ouuuh”Lalu Hendri membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik keranjang, dan dengan buas Hendri menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Hendri mengulum putting susu yang masih segar dan jari jari Hendri merogoh liang vaginanya.

    Mufidah kian mengejang…. “Ooooh mmmf ampun Dik Hendri jangan….jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf. Ayo dik Hendri berilah mbak nikmat kejantananmu….aaaaaampun.

    “ He heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka ngentotin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak….. “Enak punyamu dik.

    Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul….. Oh dik tolong dik cepat…. Bbbbbesar pppppunya muuu. Lalu dengan gemasnya Hendri menggigit kecil payudara indah milik Mufidah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Hendri. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Hendri keluar masuk vaginanya.

    Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun ubunnya….oh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Hendriiiiiiii oh ampun. Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Mufidah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.

    “ Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu. Baik mbak yang cantik… kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini…mmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya. Dan Tubuh Mufidah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun, biji mata Mufidah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Hendri dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut kedut didinding vaginanya.

    Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air man lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listri ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung keawang awang.Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah. Hendri pura pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Hendri, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan hendri Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar.

    Mufidah berpura pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Hendri ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu. Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Mufidah disetubuhi oleh Hendri disamping suaminya, Mufidah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.Ada sesuatu yang lebih membuat Mufidah amat terangsang nafsunya bila saat Hendri sekali kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Hendri sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Hendri, Mufidah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Hendri menggesek gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Mufidah yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Hendri serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Hendri pindah membelakangi tubuhnya.

    Cerita Sex Tetangga Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Hendri habis habisan. Tubuh Mufidah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Hendri padanya. Karena sudah tak tahan lagi Mufida pergi keruang dapur membuat minuman dan Hendri pergi menuju toilet namun sesungguhnya Hendri ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca Koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis habisan oleh Hendri dengan posisi berdiri.

    “Ooooh Hendri mmmmfff…..ampun dik Hen…, dengan buas Hendri mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang kelangit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Hendri sahabat suaminya, Mufidah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Mufidah saat ia digarap oleh Hendri sementara sang suami berada tak jauh darinya. Oooooh Hendri mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik hendri nanti ketahuan suamiku, namun Hendri tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Hendri memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit,

    “Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya”, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul. Hendri semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Hendri menyemprotkan air maninya kedalam vagina ibu muda itu, Mufidah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Hendri menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Hendri yang besar panjang berkedut kedut diliang memeknya

    …..oooohhh mmmmffff…enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar. Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Hendri sempat berbisik ketelinga ibu muda itu,

    “ Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya, seraya tangan Hendri meremas remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan disumatera, Mufidah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasiltasnya. Mufidah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Mufidah bisa menghindar dari Hendri. Setelah tiga bulan berada dipulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Mufidah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Mufidah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah. Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih.

    Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari hari. Isteri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak. Ketika ia ditawari Syamsul untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu. Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Mufidah ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Mufidah sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Mufidah menanam bunga hingga rasa ketakutan Mufidah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu. Mufidah tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Mufidah sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Mufidah yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam macam pada isteri pak Syamsul yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Mufidah yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Hendri kini Mufidah sangat merindukan kehangatan itu. Suaminya mas Syamsul tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Mufidah frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Mufidah melihat pak Renggo seketika Mufidah langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk.

    Mufidah mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Mufidah memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Mufidah jadi menggelegak nafsu birahinya. Mufidah tidak ingat lagi setatus sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Syamsul, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk aduk dalam vaginanya. Pengalaman Mufidah saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang goyangkan penisnya. Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Mufidah lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi.

    Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimanapun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Mufidah yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat. Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam macam.

    Mata Mufidah terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Renggo terus mengocok ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Mufidah, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot kejendela tempat dimana Mufidah terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Mufidah menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.

    Tubuh Mufidahpun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan akan menyembur kewajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk kedalam rumah dinas itu menuju kamar mandi. Ketika saatnya makan malam tiba mas Syamsul mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Mufidah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Mufidah bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Mufidah selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama. Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Mufidah sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk.

    Malam itu Mufidah gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Mufidah kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Mufidah didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah…belum tidur ya..bu !, “Oh Ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo…gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur”, “Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali kata pak Renggo, atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya. Lalu Mufidah ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Mufidah terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita naglor ngidul. “ Ya pak mungkin saya masuk angin nih…..dan tanpa disuruh oleh Mufidah pak Renggo telah berdiri dibelakang Mufidah seraya berbisik ditelinga ibu muda itu….” Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Mufidah. Mufidah lalu menganggukan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo.

    Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Mufidah ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik keleher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari jarinya yang kasar pada tengkuk Mufidah, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Mufidah dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Mufidah dari balik baju tidurnya, Pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Mufidah akan tetapi juga pak Renggo menggesek gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Mufidah. Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan Tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.

    Mufidah semakin mendesah ketika dengan tiba tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Mufidah…”Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku…., “Ayo bu… bilang aja jangan malu malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini”…dan saya tahu pak Syamsul tidak pernah memuaskan hasrat ibu”, “ Agggh… Mufidah bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Syamsul sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Mufidah sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Mufidah terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu.

    Sekujur tubuh Mufidah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Mufidah mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Mufidah yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya….”Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Mufidah berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Mufidah orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Mufidah memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok obok pak Renggo.

    Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak perduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Mufidah jadi meracau tak karuan….”Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu…cepat pak” “ Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi. Pak Renggo yang situkang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul.

    Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi. Pak Renggo merenggangkan kaki indah Mufidah sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Mufidah kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Mufidah nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Mufidah memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Mufidah mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan…..”Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak”….” Pelan pelan pak…Agggh,,,Ampuuun… “Sakitnya Cuma sebentar koq bu…., ibu saya entot ya”…”Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi ?…”Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu…suka dengan kontol besar ini ?, dan kata kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Mufidah memuncak, kata kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Mufidah yang sempit itu Blesssss…… Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Mufidah dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi.

    Tubuh Mufidah menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan… rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Mufidah dan itu dilakukan pak Renggo berulang ulang kali hingga membuat biji mata Mufidah terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Mufidah melolong histeris…”Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” Ibu muda yang berjilbab bila bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.

    Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Mufidah serasa terbang keawang awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya. ‘ Bagaimana Bu….”enak ya rasa kontol besar panjang…he heee” Ayo bu goyangin pantatnya dong….rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya…..dan kata kata kotor pak Renggo membuat Mufidah semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.

    Mufidah pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Mufidah disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai keubun ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Mufidah orgasme berkali kali. Ouuugh bu….memek ibu sungguh legit…enak rasanya….Ssssaya mauuukeluar juga bu…. “didalam apa diluar nih”……”Oooooh pak….. aaampuuuun…enaaaaknya didalam saja, semburkan…cepaaaat didalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”. “Ibu mau kalau saya hamili….” “Aaaaghhhh…. “ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”.

    Akal pikiran Mufidah telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Mufidah meracau tak karuan. Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Mufidah berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Mufidah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Mufidah yang menggigit lembut…..”Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan “.

    Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Mufidah tak menyangka walau tinggal dipulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Mufidah sehari hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Mufidah sudah bukan Mufidah yang seperti dulu lagi. Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Mufidah adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Akibat Mufidah telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Mufidah merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Mufidah kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Mufidah telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi pak Renggo. Bila mas Syamsul pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Mufidah semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Mufidah merengek rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah, Mufidah sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Mufidah yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu.

    Cerita Sex Tetangga Erangan nikmat Mufidah serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Mufidah kepusaran badai kenikmatannya. Jadilah Mufidah budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Mufidah hingga Mufidah dibuat mengerang…., mengejang…. Ketika dengan liar Mufidah bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas remas payudara Mufidah, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Mufidah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Mufidah bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo…..”Oooooh yeeeeah…tubuh ibu muda itu meliuk liuk bagai penari jalang, Aaaggggh….Ouuuuuph….paaaak…..kontolnya sampai mentoooook,…enak paaaak “. Tubuh Mufidah berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya….Mufidah dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan memek Mufidah semakin basah oleh lender pelicin yang mengalir dari liang vagina.

    Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Mufidah terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Mufidah hingga Mufidah mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar, Ketika Mufidah akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Mufidah melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi….”Ooooouuh, ammmpun…enaaak”, dan tubuh Mufidah berkejat kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna, Mufidah memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gentian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Mufidah mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Mufidah dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya kedalam vagina yang sempit itu, tubuh Mufidah bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk kedalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Mufidah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Mufidah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Mufidah mengejang mengerang histeris…..”Aaammmmpuuuuuun pak….. Ooooh terus pak…..entotin saya yang kuat paaaaak “.

    Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Mufidah dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas remas kontol pak Renggo….”Ouuuuh..Aggghh..”Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Mufidah yang berdenyut denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Mufidah dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Mufidah mengerang …mengejang dan meracau… “Ooooh…enak…enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak” Dan pantat Mufidah bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat…wajah Mufidah menengadah kelangit langit kamar dengan kedua matanya terpejam….menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera. ” Ayooo bu goyang terus !…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuuus,dan buah pantat Mufidah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Mufidah semakin menggebu bagai orang kesurupan Mufidah menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo.

    Cerita Sex Tetangga Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Mufidah dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk…Mufidah mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Mufidah ikut berguncang guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang…..”Aaaaaapuuuuuun pak…Oooooh…”. Mufidah melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Mufidah…lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu…. “ Ibu suka ya kalau saya entotin….Ayoo bilang bu….” “Yaaaa paak…teruuuus…enaaak pak”. “ Nah…artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka ngentot”. Ayoo jawab….manisku….” karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Mufidah menjawab sambil merengek….”Oooooh pak….terus pak….setubuhi saya sesukamu…Aaaaah Ouuuuhggg…saya suka dientot sama bapak”.Tiba tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Mufidah menjerit histeris…..”Ouuuuggh……Ampuuuuuuun saya sampai paaaak….enaaaaak pak….teruuuuus pak entot yang kuat”. Dan tubuh Mufidah menggelosor ambruk ketempat tidur, sementara penis besar pak Renggo masih mengobok obok didalam vaginanya hingga menyentuh dasar rahimnya, sukma Mufidah serasa terbang keawang awang dengan biji mata mendelik dan tubuh berkelojotan Mufidah meresapi puncak kenikmatannya yang sempurna.Pak Renggo lalu mencabut penisnya dan mengangkat tubuh Mufidah agar duduk bersimpuh, penis besar itu kemudian disorongkan kewajah Mufidah…”Ayooo kekasihku…..cepat hisap dan jilati dengan lidahmu”…saya mau ibu dapat merasakan manisnya madu batang kejantananku….dan dengan patuhnya Mufidah melaksanakan perintah pak Renggo…dikocoknya penis berurat itu seraya memasukan kedalam rongga mulutnya keluar masuk…..tubuh Mufidah serasa bergetar ketika sensasi rasa hangat penis pak Renggo berdenyut denyut ditenggorokannya dan liang vagina Mufidah ikut berdenyut.

    Cerita Sex Tetangga “Ouuughhh teruuus bu….rupanya ibu suka juga mengulum penis…” baru tahu rasanya yaaaa bu. He heeee enak juga mulut mungil ibu…saya entot”, “Agggghuuup…..terusin bu…terusss jilat….Ooooooh sebentar lagi madunya keluar” dan tubuh pak Renggo mulai berkejat kejat menahan ejakulasinya yang diambang pintu, dengan kuat kepala Mufidah dipegang oleh pak Renggo sambil kian membenamkan keselangkangannya, biji mata pak Renggo terbeliak keatas dan kakinya bergetar hebat saat lahar panasnya menyembur kedalam tenggorokan Mufidah….dan cairan kental itu sampai meleleh keluar lewat celah bibir mungil Mufidah….”Ayooo bu.. telan semua air pejuhku” Mufidah sampai tersedak…ia rasakan air hangat kental itu kian banyak dalam mulutnya, rasanya seperti putih telur ayam, Mufidah baru tahu bahwa menjilati penis lelaki termasuk kenikmatan yang menggairahkan simpul syarafnya…..dan pengalaman ini hanya Mufidah dapatkan dari pak Renggo yang sangat perkasa diatas ranjang…bermacam posisi bersetubuh telah dipraktekan oleh pak Renggo situkang kebun hingga membuat Mufidah semakin mesra dan manja pada lelaki tua itu….dan dengan rakusnya Mufidah terus menjilati sisa sisa air maninya pak Renggo hingga kering, dan batang hitam itu digesek gesekan oleh pak Renggo pada pipi dan hidung mancung Mufidah, penis itu serasa hangat dan dengan lembutnya Mufidah mengelus ngelus batang kejantanan yang telah memuaskan dahaganya. Dan tiada bosannya Mufidah memandangi penis itu dengan rasa kagum, penis besar panjang yang telah memberikan sejuta kenikmatan untuknya, pak Renggo terus menyetubuhi Mufidah dengan posisi tidur miring, penis besarnya menghujam vagina Mufidah dari arah belakang, tangan kekar pak Renggo selalu meremas remas payudara montok milik Mufidah…Ibu muda itu mengerang manja ketika pak Renggo menjilati belakang telinganya seraya berbisik….”Ooooh saya suka ngentotin ibu…memek ibu enaaaaak teuuunan”, Mufidahpun ikut meracau nikmat “Ouuugggh paaaak setubuhilah saya….entot yang kuat….semprotkan pejuh bapak ke memek sayaaa…ampuuuuun enaaaak”. “ Ooooughhhhh, baik….kekasihku yang jalang…. akan kutaburkan benihku agar kau hamil”, Ibu…mau kalau saya hamili ?, Yaaa paaak setubuhilah saya sampai hamil “.

    Keduanya bersetubuh hingga pagi disaat mas Syamsul sedang ke Jakarta mengurus pekerjaannya, keduanya bagaikan sepasang suami isteri yang sedang berbulan madu hingga Mufidah tertidur pulas dalam dekapan hangat pak Renggo situkang kebun. Selama dua minggu Syamsul berada di Jakarta, selama dua minggu itu pula Mufidah menuntaskan nafsu birahinya kepada pak Renggo. Ibu muda yang selalu berjilbab dan berbaju panjang bila keluar rumah, kini terbuai oleh kejantanan pak Renggo saat berada diranjang. Mufidah tak menghiraukan lagi siapa dirinya, seorang wanita terhormat dari kalangan ningrat dengan latar belakang pendidikan sarjana ekonomi yang telah jatuh kedalam pelukan tukang kebunnya karena didera oleh nafsu birahi, Mufidah mengalami kelainan seks akibat dari perkosaan Hendri sahabat suaminya waktu tinggal di Jakarta dulu. Pak Renggo yang telah berumur 65 tahun telah menjadi kekasih gelapnya disebuah pulau terpencil, dimana sang suami tercintanya ditugaskan oleh pimpinan perusahaannya dipulau terasing itu. Siang hari itu Mufidah sedang mendesah nikmat saat disetubuhi oleh lelaki tua itu dipekarangan belakang rumah, ketika melihat Mufidah pulang dari pasar dengan memakai baju biru panjang dan berjilbab merah membuat darah tua pak Renggo menggelegak naik keubun ubun, kala itu pak Renggo sedang membersihkan rumput dibelakang rumah dinas yang ditempati oleh Mufidah dan suaminya, dan suasana didesa terpencil itu amat sunyi dan jarak rumah dengan rumah yang lainnya sangat berjauhan, itu yang membuat pak Renggo berani menyetubuhi Mufidah dipekarangan belakang rumah dialam terbuka, hanya dengan mengangkat naik pakaian bawah ibu muda itu keatas pinggangnya, pak Renggo menghujamkan penis besarnya kedalam vagina Mufidah dari arah belakang, dan kedua tangan Mufidah bertumpu pada sebatang pohon nangka yang rindang.

    Pemandangan melihat wajah Mufidah meringis mengerang nikmat semakin membuat pak Renggo bernafsu, ibu muda itu disetubuhi oleh pak Renggo masih dengan memakai jilbabnya, sensasi nikmat pak Renggo ingin menyetubuhi Mufidah dengan berjilbab terlaksana sudah….dan pantat gempal Mufidah bergoyang erotis mengikuti irama hujaman penis berurat pak Renggo…..”Uuuuuughhh pak….enaaaak….terus paaaak setubuhi aku dengan kuat….ampuuuun”. Bau keringat pak Renggo yang sengit merangsang syaraf kewanitaan Mufidah, keringat sengit lelaki jantan seperti pak Renggo sungguh menggairahkan nafsu birahinya, tubuh kekar berotot lelaki tua itu begitu mengagumkan sekali saat Mufidah menoleh kebelakang ketika pak Renggo dengan buas menghujami penis besar kedalam vaginanya yang berkedut kedut. Dengan dahi berkerut dan keringat membasahi tubuh telanjangnya, pak Renggo nampak perkasa dalam pandangan Mufidah….”Ooooh enaak teunan memekmu sayang…..memek ibu legit dan sempit”… bisik pak Renggo sambil meremas payudara Mufidah. “Ayooo bilang bu….mana yang besar penisku sama punya suamimu…mana yang enak…ngentot denganku apa dengan pak Syamsul….”Ayoooo jawab lonteku yang jalang”. Racauan pak Renggo kian membuat Mufidah terangsang…..”Ouuuugghhhhh…….Besarnya kontol ini…..Ouuuhh pak ….enaaaaak dientot sama penismu… ampuuuuuun…….tolong, teruuuuus yang kuat masukin penis besarmu…aku suka disetubuhi sama bapaaaaaaaak…Oooooooooh yiaaa…ampun pak.

    Tubuh Mufidah akhirnya berkejat kejat dengan biji mata mendelik keatas dan cengkramannya pada pohon nangka itu semakin kuat saat orgasme menghantam puncak birahinya, dan semburan lahar panas pak Renggo dirasakan Mufidah menghentak sampai keubun ubunnya, lahar panas kental pak Renggo menyembur dengan deras kedasar rahim vaginanya, memek Mufidah berdenyut denyut mencengkram memeras batang penis pak Renggo yang juga berkedut kedut, tubuh pak Renggo menggeletar saat semburan lahar panasnya meledak didasar lembah ibu muda itu, dicengkramnya dengan kuat kuat pantat Mufidah yang bahenol ketika pak Renggo berejakulasi dengan meraung bagaikan seekor serigala liar…”Aaaaaagghhhhh….Houuupsssss…Ooooh Looontee manis enaaaak teunan tempik sempitmu,” dan remasan pada payudara Mufidah semakin kuat hingga membuat tubuh Mufidah ikut mengejang disertai raungan nikmatnya…..”Ooooooh enak enaaaak pak…kontolmu enaaaak….terus terus pak…setubuhilah lontemu.”Mufidah benar benar menikmati sensasi aneh yang menjalari seluruh simpul syarafnya saat disetubuhi oleh pak Renggo dipekarangan belakang rumah, pengalaman pertama disetubuhi oleh lelaki tua dialam terbuka membuat degup jantung Mufidah kian berdebar kencang antara takut dilihat orang bercampur dengan nikmat yang memburu, Mufidah merengek manja minta untuk segera dituntaskan gairah syahwatnya oleh pak Renggo, “Oooooh pak…setubuhilah akuuu…cepaaat paaak..berilah aku..kepuasaaaan pak Renggoooo”.

    Lelaki tua itu sudah sangat paham dengan Susana ditempat terpencil itu, bahwa amat jarang orang yang akan berlalu lalu lalang disekitar rumah dinas itu, maka dibiarkannya Mufidah mengerang histeris…” Ayooo bu…mengeranglah….suara jeritanmu sangat indah…”Ayoo lonte manis..goyangin terus pantat bahenolmu”, Tubuh Mufidah menggeletar berkejat kejat mencapai puncak nikmatnya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas pak Renggo, dan tubuh keduanya menggelosor jatuh kerumput hijau bersimbah keringat syahwat. Penduduk dipulau itu sudah tahu betul siapa pak Renggo yang sebenarnya, pak Renggo adalah bekas seorang narapidana yang semasa mudanya adalah seorang gembong perampok yang amat ditakuti, namun semenjak ia bebas dari penjara, pak Renggo pergi merantau ke Sumatera dan terdampar dipulau terpencil ini.

    Cerita Sex Tetangga Pak Renggo mulai merubah cara jalan hidupnya dengan berkebun dipulau kecil itu, lelaki tua itu tak mau lagi terjun kedunia hitam karena merasa dirinya sudah tua, apalagi kini statusnya adalah seorang duda tanpa anak yang ditinggal mati oleh isteri tercintanya, sudah tujuh tahun lamanya pak Renggo tak pernah merasakan kehangatan tubuh seorang perempuan, saat ia ditawarkan oleh pak Syamsul untuk menjadi tukang kebunnya merangkap penjaga rumah, dirumah itulah pak Renggo dapat melihat kemolekan tubuh serta kecantikan seorang wanita yang bernama Mufidah isterinya pak Syamsul. Awal mulanya Mufidah begitu sangat takut melihat pak Renggo, karena wajah lelaki tua itu begitu seram dan sangar dalam pandangan Mufidah, dengan wajah penuh dihiasi dengan berewok dan dadanya berbulu, pak Renggo nampak seperti seekor Kingkong dengan tubuhnya yang tinggi besar dan kekar berotot, pengalaman kekerasan hidup telah menjadikan pak Renggo nampak menyeramkan. Namun karena pak Renggo sangat rajin dan pandai menempatkan diri dihadapan pasangan suami isteri terpelajar itu, lama kelamaan rasa takut Mufidah hilang dengan sendirinya, bahkan kini sebaliknya Mufidah begitu mengagumi keperkasaan pak Renggo ditempat tidur.

    Karena memang awalnya pak Renggo bekas seorang lelaki dari dunia hitam, dan tentu tidak semua sifatnya bisa berubah total seperti yang diharapkan olehnya. Masih ada saja sifat liarnya ketika suatu malam pak Renggo yang sedang meronda mengeliling sekitar rumah dinas itu, tanpa sengaja pak Renggo mendengar desahan seorang wanita yang sedang bercinta, dan pak Renggo tahu bahwa suara itu datangnya dari kamar pak Syamsul, maka dengan rasa penasaran pak Renggo coba mengintip dari celah jendela dan dengan keahliannya sebagai bekas gembong penjahat maka dengan amat mudah pak Renggo membuat daun jendela itu terkuak tanpa bersuara, dengan jantung berdegup kencang serta jakun naik turun pak Renggo menyaksikan pak Syamsul yang sedang menyetubuhi isterinya, dan pemandangan itu sangat jelas sekali karena sewaktu pasangan suami isteri itu bersetubuh tanpa memadamkan lampu diruang kamarnya, saat itu Syamsul dengan bernafsunya sedang menggumuli isterinya yang cantik itu, namun hanya dalam beberapa kali genjotan Pak Syamsul sudah memuntahkan lahar panasnya kedalam memek isterinya, dan nampak dari kerutan wajah ibu muda itu penuh dengan kekecewaan karena tak mendapatkan puncak kenikmatan sementara sang suami cepat berejakulasi dalam tempo waktu hanya satu menit, Syamsul langsung tertidur pulas setelah melepaskan hajatnya, sementara isterinya masih dengan tubuh telanjangnya coba meraih kenikimatan dengan cara bermasturbasi, dengan tangan kanan meremas remas payudaranya sendiri dan tangannya yang satu mengutil ngutil klitorisnya, pemandangan itu telah membuat nafsu birahi pak Renggo menggelegak dan pak Renggo kembali kekamarnya dengan sempoyongan, dan dikamarnya yang sempit itu pak Renggo melakukan onani sambil membayangkan wajah Mufidah yang cantik bertubuh montok, perbuatan mengintip pasangan suami isteri yang sedang bersetubuh itu kerap dilakukan oleh pak Renggo yang diakhiri dengan beronani dan lelaki tua itu terus berkhayal setiap malam.

    Payudara Mufidah yang indah dan kenyal serta lekuk tubuh moleknya adalah sebagai obyek khayalan pak Renggo saat beronani. Hingga pada suatu saat pak Renggo berhasil mempertontonkan penis beruratnya dengan berpura pura kencing dan batang kemaluannya diacungkan kearah jendela dimana saat itu Mufidah melihat dari balik jendela yang berkaca hitam, tubuh Mufidah bergetar dan ibu muda itu terhipnotis saat melihat penis berurat pak Renggo situkang kebun. Sejak saat itu Mufidah yang berdarah ningrat telah terseret pada pusaran badai birahinya pak Renggo, dan Mufidah yang berjilbab itu selalu merengek rengek minta disetubuhi terus menerus oleh Lelaki tua bernama Reggo Waskito. Dan Mufidah selalu rajin minum pil anti hamil demi untuk mendapatkan kenikmatan badai birahi, meski saat disetubuhi oleh pak Renggo ibu muda itu meracau dan merengek manja minta dibuat menjadi hamil. Racauan kata kata kotor pak Renggo dan racauan Mufidah saat didera kenikmatan adalah bumbu fantasi diatas ranjang birahi mereka. Mufidah tidak merasa canggung lagi bila disetubuhi pak Renggo disembarang tempat, dan untuk mendapatkan sensasi kenikmatan terkadang keduanya bersetubuh dipinggiran sungai dibalik bebatuan besar yang mana air sungai mengalir yang bergemuruh indah bagaikan nyanyian alam, kesanalah pak Renggo sering membawa Mufidah untuk melakukan persetubuhan, dan ibu muda itu selalu menurut saja dengan ajakan pak Renggo untuk mandi disungai yang sunyi itu, keduanya saling melumat sama mendesah didalam air yang bening, tubuh indah ibu muda itu kian menggairahkan dalam pandangan pak Renggo, geliat erotis Mufidah begitu mempesona saat orgasme, wajah ibu muda itu semakin nampak cantik ketika ia menggapai puncak birahinya.

    Hentakan serta hujaman penis pak Renggo tak henti hentinya mengisi liang vagina sempit isteri pak Syamsul yang kian jalang itu. Dan pak Renggo pun kian mengagumi kecantikan dan tubuh molek Mufidah yang membuat pak Renggo tiada bosan bosannya untuk menyetubuhi perempuan yang haus birahi itu hingga berkelojotan dialiran sungai yang bercampur dengan semburan lahar panas pejuh Renggo Waskito dan Mufidah pun mengerang histeris dengan sukmanya serasa terbang kelangit tinggi.

    S E K I A N.

  • Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Mbak Lia

    Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Mbak Lia


    853 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Mbak Lia, Namaku Galang aku masih kuliah semester akhir, sebagai anak kost yang hidup jauh dari kedua orang tuaku aku harus pinter-pinter menghemat uang kiriman mereka. Namun karena aku disni bergaul dengan teman-teman yang kebanyakan dari orang tua yang memang sudah berada, jadilah aku hidup seperti mereka mulai dari membeli gadget terbaru hingga melakukan adegan seperti dalam cerita sex yang sudah banyak di internet.

    Dengan wajah yang mirip dengan aktor korea dengan mudah aku mendekati cewek yang aku suka. Bahkan kini bukan hanya dengan cewek yang aku suka atauapun aku jadikan pacar tapi dengan banyak cewek aku melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex, bukan karena aku yang mencoba memaksa mereka tapi dengan relanya mereka sendiri yang mendekatiku.

    Akupun menjadi cowok yang sering gonta ganti cewek di kampus, tapi mereka tidak ada yang berusaha menuntutku karena hubungan yang aku lakukan tidak pernah ada komitmen apapun. Meskipun aku sendiri saat ini mendekati seorang cewek yang pendiam resti namanya, tapi dia begitu dingin padaku bahkan aku tidak pernah di beri kesempatan untuk mengantarnya pulang.

    Sambil terus mencoba mendekati Resti akupun tetap berpetualang melakukan adegan cerita sex dengan banyak gadis. Hingga akhirnya akupun mengenal sosok wanita yang lebih dewasa dariku dan aku memanggilnya dengan sebutan mbak Lia, dia merupakan wanita yang kini sudah bekerja di sebuah perusahaan sebagai sekretaris. Dan aku mengenalnya lewat temanku.

    Aku sering jalan bareng dengan mbak Lia, dan seperti biasa kami bukan hanya jalan sekedar makan bareng ataupun nonton bareng. Tapi berakhir di tempat tidur melakukan adegan seperti dalam cerita sex, seperti malam ini aku sedang berada di rumah mbak Lia. Diapun masuk dalam kamarnya dan aku yang sudah sering main kesini sudah mengerti maksudnya.

    Akupun masuk menyusulnya dari belakang, melihatnya sudah berganti baju tidur yang tipis akupun memeluknya dari belakang “Kamu begitu seksi sayang…karena itu aku kangen terus sama kamu..’ Rayuku sambil mendaratkan ciumanku pada lehernya, mbak Lia tersenyum sambil berkata “Dasar berondong.. ya di depan aku bilang begitu coba di depan teman-temannya….” Katanya menggodaku.

    Akupun tidak mau kalah dengan kata-katanya yang memancingku “Kalau kamu mau ayo aku ajak kenalan sama teman-temanku.. aku akan bilang kalau wanita ini yang bikin hatiku meleleh..” Ternyata ucapanku dapat membuat mbak Lia tergoda, buktinya dia langsung berbalik lalu dengan cepat mencium bibirku dengan penuh nafsu kamipun terhanyut dalam suasana romantis.

    Satu persatu aku lepas pakaian yang menempel pada tubuh mbak Lia ” Sayaaang ayooo cepaaat mbak nggak tahan niiiiccchhhh…” Katanya dengan lirih terdengar di telingaku dan membuat aku semakin bergairah saja, baru selesai aku lepas bajunya dia sudah mendorongku lalu menindih tubuhku yang sudah terlentang di atas tempat tidurnya aku buka kaosku.

    Setelah itu celanaku yang di bantu oleh tangan mbak Lia yang begitu cekatan, tidak sampai lima menit aku sudah dalam keadaan telanjang juga akhirnya. Dan mbak Lia mencari kontolku dengan tangannya sedangkan matanya masih menatapku dengan penuh nafsu setelah kontolku dapat di peganganya diapun memasukkannnya ke dalam lubang kemaluannya sendiri.

    Meskipun tanpa dia lihat dengan tepat kontolku menancap di dalam memeknya “OOouuugggghh.. yaaaacch.. ituuu.. mbaaak…. aaaaagggghh…” Kataku sambil meremas buah dada mbak Lia yang menggelantung dengan besarnya, ketika kontolku sudah masuk ke dalam memeknya mbak Lia kemudian menggoyang tubuhnya. Dengan gerakan turun naik di atas tubuhku layaknya orang yang menduduki sesuatu.

    Terus saja dia menggoyang sambil mendesah “OOooouuggghh… Galaaaaaang… aaaaagggghhh… uuuuggggghhh… uuuggghh… uuuggggghh… ” Sedangkan tanganku masih mermas buah dadanya yang semakin menggantung, akupun mencicipinya dengan bergantian dari puting yang satu ke puting yang satunya lagi. Dengan tubuh sedikit terbangun akupun memainkan tanganku di bokongnya.

    Bagai pemain dalam adegan cerita dewasa sex yang begitu lihai, aku berada di posisi bawah tubuh mbak Lia. Sedangkan tanganku dengan penuh gemas meremas pinggulnya “Aaaggggghhh… mbaaak… aaaaaggghhh… teruuuuus… mbakk… aaagggghhhh……. aaaagggghhh… aaaggghhhh..” Mbak Lia terus saja bergoyang dengan posisi yang bergantian namun tetap di atas tubuhku.

    lebih tepatnya menngoyang kontolku yang berada di dalam memeknya, hingga akhirnya akupun tidak sanggup lagi menahannya. Apalagi aku tahu juga kalau mbak Lia sudah berkali-kali horny ini terasa dari memeknya yang sudah begitu basah “Ooouuuggggggghhhh… mbaaak… gantiaaan.. Galaaang yang di atas yaaaa…. aaaaagggghhhh…” Dia mengannggukan kepalanya.

    seketika juga aku membalikan tubuh mbak Lia, kini aku berada di atas tubuhnya dan kembali menacapkan kontolku yang sempat tertarik tadi. Setelah kembali kontolku dapat menenrobos lubang memeknya kini aku yang bergerak cepat di atas tubuhnya dan mbak Lia yang mengerang “OOouuugggggghhh… Galaaang.. nikmaaat sayaaang… aaaaagggghhh… aaagggghhh… aaagggghhhh… “.

    Tubuh mbak Lia yang sudah basah oleh keringat terasa licin ketika tanganku berusaha memegangnya “Ooouuugggggghhh… aaaagggggghh… aaaku jugaaa… aaagggghhh… aaaaaggghhh… aaaaaggghhh…” Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku karena seketika larva hangatku muncrat begitu kental dalam lubang memek mbak Lia yang tersenyum sambil memelukku dengan erat.

    Kamipun sama-sama terkulai lemas “Makasih sayaaang…” Katanya sambil mendekapku, malam itu akupun tertidur di rumah mbak Lia. Sebenarnya aku jarang menginap di rumahnya tapi karena malam ini kami melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa sampai beberapa kali, kamipun kelelahan dan tertidur dengan lelap hingga terbangun keesokan harinya.

    Tubuhku sebenarnya masih lemas tapi mbak Lia membangunkan aku dengan kerasnya “Galang bangun cepat.. suami mbak ada di depan..” Dengan kaget aku segera bangun, dan memakai pakaianku, mbak Lia keluar dari kamar dan aku dapat melihat dari jendelanya kalau dia menghampiri mobil yang berada di halaman rumahnya dan aku lihat seorang pria yang memberikan sesuatu padanya.

    Kemudian pria itu pergi dengan mobilnya, tidak lama kemudian mbak Lia datang dengan senyuman manisnya “Untung dia buru-buru..jadi nggak jadi mampir..” Aku dengan muka masih masam juga, karena ku aru tahu kalau mbak Lia memiliki suami dan aku tahu kalau dia pasti wanita simpanan bukan istri yang sah. Setelah dipikir-pikir sepertinya aku mengenal pria tadi.

    Lama aku berpikir tapi tidak juga mengingatnya, ketika kami sedang sarapan dengan perlahan aku bertanya pada mbak Lia “Suami mbak Lia darimana sich..” Dia tersenyum lalu berkata “Kamu pasti tahu kalau mbak seorang wanita.. tapi mbak melakukan hal itu karena mbak kasihan padanya istrinya sakit lama sekali dan dia..” Aku sudah tidak lagi mendengar perkataan mbak Lia.

    karena saat itu aku ingat kalau pria tadi adalah papa dari Resti, cewek yang taksir selama ini. Aku ingat kalau mama Resti sudah mengalami kelumpuhan karena itu dia tidak memikirkan untuk jalan bareng cowok, waktunya di habiskan untuk merawat mamanya. Tapi papanya memilih selingkuh dengan mbak Lia, oooh apa yang hatus aku lakukan melihat semua ini, kasihan juga Resti.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih

    Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih


    1379 views

    Cerita Sex ini Berjudul ” Kisah Seks Kehangatan Di Belai Kekasih ” Cerita Panas,Cerita Sex Bokep,Cerita Seks Mesum,Cerita Ngentot Seks.

    Perawan – Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”.

    Cerita Sex Kehangatan Di Belai Kekasih


    Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya. Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual. Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang aling indah. Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja. Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual.

    Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali. Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku. Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu.

    Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar. Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku. Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri.

    Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya. Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpon kemudian. Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali.

    Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku. Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku.

    Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku. Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam membisu.

    Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu.

    Akhirnya aku menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbaring di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah….rasanya selangit banget !. Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” sementara belum pernah aku merasakan nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut.

    Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku. Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya.

    Semakin terangsang aku. Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap. Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya.

    Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku. Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis. ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula.

    Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini. Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula . Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak tampak sedikit kerja keras.

    Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat kenikmatan. Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya.

    Kutarik dia dan kutuntun kontol ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat. Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin.

    Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kai berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua. Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya.

    Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan.

    Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya. Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting. Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng.

    Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran. Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!! Dalam kesendirianku ini . . . Segalanya bisa berubah .. . Kecuali, Cinta dan kasihku pada Ronad, Aku tetap menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur, mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur, dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah, bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku Ron ?!

  • Cerita Ngewek Suamiku Payah Kalo Diranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Suamiku Payah Kalo Diranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1852 views

    Perawanku – Suatu saat ketika suamiku akan mendapatkan tugas kantornya selama dua bulan,
    malam sebelumnya kita saling berdebat, aku tetap ingin ikut karena dua bulan bukan
    waktu yang singkat dan supaya tetep bisa nampung maninya dalam rangka bikin
    anak. Karena kesibukannya menyiapkan kepergiannya sudah tiga minggu aku tidak
    dienjot oleh suamiku.

    Dia coba menenangkan aku dengan iming2 akan dibawakan
    oleh oleh dari belanda, aku tetap kecewa. Malem itu, aku dienjot oleh suamiku, tapi
    karena dia gak konsentrasi sebentar aja udah muncrat. Seperti biasa kalu udah
    muncrat dia langsung tidur. Aku memang mengharapkan kenikmatan, tapi aku tau
    bahwa suamiku payah kalo diranjang, yah akhirnya hanya menjadi menampung
    maninya saja . Pagi hari setelah suamiku berangkat ke airport , aku menyediakan
    makan pagi, kali ini hanya untuk kakak iparku saja yang diminta suamiku untuk
    menemani aku selama dia pergi. setelah siap aku memanggil kakak iparku.

    “Mas,
    sarapan mas..”. Aku memanggilnya sembari mendorong pintunya untuk melongok
    kedalam kamar, ternyata dia masih tidur dengan hanya memakai cd. Napsuku
    timbul lagi melihat pemandangan indah, tubuh yang kekar dan dadanya yang
    bidang hanya dibalut sepotong cd dimana terlihat jelas batangnya besar dan
    panjang tercetak dengan jelas di cdnya. Kayaknya batangnya dah tegang berat.
    Tanpa disadari aku menggunggam sendiri, “.. Ohh mas seandainya kau suamiku
    akan kupeluk tubuhmu yang perkasa ini..”. Walaupun suara aku lirih tetapi ternyata
    dia dapat mendengarnya, dia terbangun dan tersenyum melihatku.

    “Kenapa Sin,
    kamu gak puas ya dengan suamimu”. Aku jadi tersipu malu. “Sarapan dulu mas, ntar
    dingin”, kataku sambil keluar kamar. Lama kutunggu tapi dia gak keluar juga dari
    kamar, sementara itu napsuku makin berkobar membayangkan batangnya yang
    besar dan panjang itu. “Mas”, panggilku lagi, tapi tetap gak ada jawaban.

    Aku berdiri
    dan kembali ke kamarnya. Dia rupanya sedang telentang sambil mengusap2
    batangnya dari luar cdnya. Ketika dia melihat aku ada dipintu kamar, sengaja dia
    pelan2 menurunkan cdnya sehingga nongollah batangnya yang besar mengacung
    dengan gagahnya. Aku terbelalak ngeliat batang segede itu. “Kamu pengen
    ngerasain batangku ya Sin”, katanya terus terang. “Belum pernah ya ngerasain
    batang segede aku punya. Aku juga napsu ngeliat kamu Sin, bodi kamu
    merangsang banget deh”.

    Dia bangun dalam keadaan telanjang bulat menuju ke
    tempat aku berdiri. batangnya yang tegang berat berayun2 seirama jalannya. DIa
    segera memelukku dan menarikku ke ranjang, dirumah memang gak ada siapa2
    lagi. Dasterku segera dilepaskannya, begitu juga bra dan cdku. Dia meneguk liur
    memandangi tubuh telanjang ku yang mulus, dada yang besar dengan pentil yang
    dah mengeras dan jembiku yang lebat menutupi meqiku dibawah sana.

    Kemudian
    dia mencium serta mengulum bibirku. Aku balas memeluknya. bibirku digigitnya
    pelan pelan, bibirnya turun terus menciumi seluruh lekuk tubuhku mulai dari leher
    terus kebawah kepentilku, dikulumnya pentilku yang sudah mengeras, aku merintih
    rintih karena nikmat. Aku menekan kepalanya ke dadaku sehingga wajahnya
    terbenam di dadaku. Dia terus menjelajahi tubuhku, dijilatinya pelan dari bagian
    bawah dadaku sampe ke puser. Aku makin mendesis2, apalagi ketika jilatannya
    sampe ke meqiku yang berjembi tebal. Dia menjilati jembiku dulu sampe jembiku
    menjadi basah kuyup, pelan pelan jilatannya mulai menyusuri bibir meqiku terus ke
    klitku. Ketika lidahnya menyentuh klitku, aku terlonjak kegelian.

    Dia menahan kakiku
    dan pelan2 dikuakkannya pahaku sehingga kepalanya tepat berada diantara pahaku.
    Lidahnya menyusupi meqiku dan menjilati klitku yang makin membengkak. meqiku
    berlendir, dia menjilati lendir yang keluar. Aku gak tahan lagi, aku mengejan dengan
    suara serak, tanganku mencengkeram seprei dan kakiku menjepit kepalanya yang
    ada diselangkanganku. Aku nyampe. “Mas, nikmat banget deh, padahal belum
    dienjot ya”, kataku mendesah. Dia diam saja, dan berbaring telentang. “Kamu diatas
    ya Sin, biar masuknya dalem”, ajaknya. aku mulai mengambil posisi berjongkok
    tepat diantara batangnya yang sudah tegang berat.

    “Aku masukkin batangku ke
    meqi kamu ya Sin”, katanya sambil mengarahkan batangnya menyentuh bibir
    meqiku. Dia tidak masuk menekankan batangnya masuk ke meqiku tapi
    digesek2kan di bibir meqiku yang berlendir sehingga kepalanya yang besar itu
    basah dan mengkilap.Aku terbuai, dengan mata terpejam aku mendesah2 saking
    napsunya, “mas, masukin dong.” aku mulai menekan kepala batangnya yang sudah
    pas berada di mulut meqiku. Pelan2 batangnya menyusup kedalam meqiku, “Akh
    mas, gede banget”, erangku. “Apanya yang besar Sin”, dia memancing reaksiku.
    “Punyanya maass..!!” “..Apa namanya..?” dia memancing lagi, aku langsung aja
    menjawab, “batang mas, besar sekali”. Dengan sekali hentakan keatas batangnya
    menyeruak masuk meqiku. “Ooh mas, pelan2 mas”, aku mendesah lirih. Mataku
    terbeliak, mulutku terbuka, tanganku mencengkeranm seprei kuat2.

    Bibir meqiku
    sampe terkuak lebar seakan tidak muat untuk menelan batang besarnya. “meqi
    kamu sempit sekali Sin”, jawabnya. aku mulai berirama menaik turunkan pantatku,
    batangnya masuk merojok meqiku tahap demi tahap sehingga akhirnya ambles
    semuanya. Pelan2 dia ikut bergoyang menarik ulur batang besarnya. Aku mulai
    merasa sensasi yang luar biasa nikmatnya. meqiku yang sudah licin terasa penuh
    sesak kemasukan batangnya yang besar, batangnya terasa banget menggesek
    meqiku yang sudah basah berlendir itu. “Mas, enak banget mas, terus mas”,
    erangku. “Terus diapain Sin”, jawabnya menggoda aku lagi. “Terus enjotin meqi
    Sintia mas”, jawabku to the point. “enjotin pake batang gede mas”.

    Enjotannya dari
    bawah makin menggebu sehingga aku makin menggeliat2. AKu memeluknya dan
    mencium bibirnya dengan garesif, dia menyambut ciumanku. Nafasku memburu
    kencang, lidahku saling mengait dengan lidahnya, saling menyedot. Kemudian dia
    menggulingkan aku sehingga aku dibawah, dia mulai mengenjotkan batangnya
    keluar masuk dengan cepat. aku mengangkangkan pahaku lebar2, supaya dia lebih
    mudah menyodokan batangnya keluar masuk. Keluar masuknya batangnya sampe
    menimbulkan suara berdecak2 yang seirama dengan keluar masuknya batangnya,
    karena basahnya meqiku. “Mas, enak sekali batangmu mas, enjotin meqi Sintia
    yang cepet mas, nikmat banget”, desahku. “Ooh meqi kamu sempit banget Sin,
    terasa banget sedotannya. Nikmat banget deh”, jawabnya sambil terus
    mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Enjotannya makin ganas, pentilku
    diemut2nya. Aku menggelinjang kenikmatan, dada kubusungkan dan kugerak2kan
    kekiri kekanan supaya 2 pentilku mendapat giliran diemut, “ssh, mas, nikmat banget
    ngenjot ama mas, pentil sintia dikenyot terus mas”, erangku lagi.

    “Sintia bisa
    ketagihan dienjot ama mas. Ooh mas, Sinta gak tahan lagi mas, mau nyampeee”.”.
    Aku mengejang sambil memeluk tubuhnya erat2, sambil menikmati kenikmatan
    yang melanda tubuhku, luar biasa rasanya. “Sin, aku masih pengen ngenjotin meqi
    kamu yang lama. Kamu bisa nyampe lagi berkali2”, katanya sambil terus
    mengenjotkan batangnya. Dia minta ganti posisi, aku disuruhnya nungging dan
    meqiku dienjot dari belakang, meqiku terasa berdenyut menyambut masuknya
    batangnya. Aku memutar2 pantatku mengiringi enjotan batangnya, kalo dia
    mengenjotkan batangnya masuk aku menyambutnya dengan mendorong pantatku
    dengan keras ke belakang sehingga batang besarnya masuk dalem sekali ke
    meqiku. “Ooh nikmatnya mas, dienjot dari belakang. Kerasa banget geseken
    batang mas di meqi Sintia”. Jarinya mengilik2 klitku sambil terus mengenjotkan
    batangnya keluar masuk. ” Uuh mas, nikmat banget mas, terus mainin klit Sintia mas
    sambil ngenjot meqi Sintia”, erangku saking nikmatnya.

    Jarinya terus menekan klitku
    sambil diputar2, aku mencengkeram seprei erat sekali. Pantat makin kutunggingkan
    keatas supaya enjotannya makin terasa. Dia memegangi pinggangku sambil
    mengenjotkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. “Mas, nikmat
    banget banget mas, Sintia udah gak tahan neh, mau nyampe lagiii”, aku menjadi
    histeris ketika nyampe untuk kedua kalinya, lebih nikmat dari yang pertama. Diapun
    mencabut batangnya dari meqiku dan berbaring disebelahku. “Mas. belum muncrat
    kok dicabut batangnya”, tanyaku. “Sintia masih mau kok mas dienjot lagi, biar bisa
    nyampe lagi”. Dia setengah bangun dan membelai rambutku, “Kamu masih bisa
    nyampe lagi kok Sin”.”Sintia mau kok dienjot mas seharian, kan Sintia bisa nyampe
    terus2an, nikmat banget deh mas”.

    Istirahat sebentar, dia kembali menaiki aku lagi, secara perlahan tapi pasti dia pun
    memasukkan batangnya ke dalam meqiku. Aku mendesah dan merintih, ketika dia
    mengenjotkan batangnya sampe ambles semua aku kembali menjerit,
    “Aaaaaaahhhh , Maaaassssssss ..”. batangnya dinaikturunkan dengan cepat,
    akupun mengimbanginya dengan gerakan pantatku yang sebaliknya. Bibirnya
    bermain di pentilku, sesekali dia menciumi ketekku, bau keringatnya merangsang
    katanya. Aku memeluknya dan mengelus2 punggungnya sambil menjerit dan
    mendesah karena nikmat banget rasanya, “Aah mas, nikmatnya Terus mas, tekan
    yang keras, aah”. Dia meremas2 dadaku dengan gemas menambah nikmat buatku.
    Dia terus mengocok meqiku dengan batangnya, aku menjadi makin histeris dan
    berteriak2 kenikmatan. Tiba2 dia mencabut batangnya dari meqiku, aku protes,
    “Kok dicabut mas, sintia belum nyampe mas, dimasukin lagi dong batangnya”. Tapi
    dia segera menelungkup diatas meqiku dan mulai menjilati bagian dalam pahaku,
    kemudian meqiku dan terakhir klitku.

    “Mas, diapa2in sama mas nikmat ya mas, terus
    isep klit Sintia mas, aah”, erangku. Dia memutar badannya dan menyodorkan
    batangnya ke mulutku. batangnya kujilati dan kukenyot2, dia mengerang tapi tidak
    melepaskan menjilati meqiku yang dipenuhi lendir itu. “Sin, aku dah mau muncrat
    neh”, katanya sambil mencabut batangnya dari mulutku dan segera dimasukkan
    kembali ke meqiku. Dia mulai mengenjot meqiku dengan cepat dan keras, aku
    rasanya juda sudah mau nyampe lagi, goyangan pantatku menjadi makin liar sambil
    mendesah2 kenikmatan. Akhirnya dia mengenjotkan batangnya dalam2 di meqiku
    dan terasa semburan maninya yang hangat didalam meqiku, banyak sekali
    muncratnya, bersamaan dengan muncratnya akupun nyampe lagi. Aku memeluk
    tubuhnya erat2, demikian pula dia.

    “Mas, nikmat banget deh masss”, erangku. Aku
    terkulai lemes dan bermandikan keringat. Dia kemudian mencabut batangnya dan
    berbaring disebelahku. Aku meremes2 batangnya yang berlumuran mani dan sudah
    lemes. Hebatnya gak lama diremes2, batangnya mulai tegang lagi. “Mas, Sintia
    dienjot lagi dong, tuh batangnya sudah tegang lagi. Mas kuat banget seh, baru
    muncrat udah tegang lagi”. Dia diam saja, aku berinisiatif menaiki tubuhnya.
    Kusodorkan pentilku ke mulutnya, segera pentilku dikenyot2nya, napsuku mulai
    memuncak lagi. Aku menggeser ke depan sehingga meqiku berada didepan
    mulutnya lagi. “Mas, jilat dong meqi Sintia, klitnya juga ya mas”.

    Dia mulai menjilati
    meqiku dan klitku dihisapnya, kadang2 digigitnya pelan, “Aah, mas, diemut aja mas,
    jangan digigit”, desahku menggelinjang. Aku gak bisa menahan diri lagi. Segera
    meqiku kuarahkan ke batangnya yang sudah tegang berat, kutekan sehingga
    batangnya kembali amblas di meqiku. Aku mulai menggoyang pantatku turun naik,
    mengocok batangnya dengan meqiku. Dia memlintir pentilku, aku mendesah2.
    Karena aku diatas maka aku yang pegang kendali, bibirnya kucium dan dia
    menyambutnya dengan penuh napsu. Pantatku makin cepat kuturun naikkan. Tiba2
    dia dengan gemas menggulingkan aku sehingga kembali dia yang diatas, dia
    segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan
    pahaku lebar2, menyambut enjotan batangnya, aku gak bisa nahan lebih lama lagi,
    tubuhku makin sering menggelinjang dan meqiku terasa berdenyut2, “Maas, aah”.
    Akhirnya aku nyampe lagi, aku tergolek lemes, tapi dia masih saja menggenjot
    meqiku dengan cepat dan keras, aku mendesah2 kenikmatan.

    Hebatnya, dia bisa
    membuat aku nyampe lagi sebelum akhirnya dengan satu enjotan yang keras
    kembali dia muncratkan mani di meqiku. Nikmat nya.Dia menciumku, “Sin, nikmat
    banget deh ngenjot sama kamu”. “iya mas, Sintia juga nikmat banget, kalo ada
    kesempatan Sintia mau kok mas enjot lagi”..
    mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Enjotannya makin ganas, pentilku. diemut2nya. segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan saat lidahnya masuk di antara kedua bibir meqiku sambil. menghisap mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan. cepat dan keras.batangnya keluar masuk dengan akhirnya sintia — Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan eee sintia slingkuh — segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan pahaku lebar2, menyambut enjotan batangnya, aku gak bisa nahan lebih lama lagi.Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya

  • KAMPUNG BEBAS NGESEX

    KAMPUNG BEBAS NGESEX


    1579 views

    Cerita Sex ini berjudulKAMPUNG BEBAS NGESEXCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Baru ini aku melihat kampung yg cukup asyik dan unik mulanya aku diajak temanku yg bekerja sebagai pensurvey tempat tempat desa, dimana saat itu ada acara panen sehingga semua rakyatnya bersama sama merayakan keberhasilan panen, dengar dengar dalam acara ini banyak menteri yg mau datang kesini.

    Cerita sex terbaru, Aku berdua dgn temanku sebut saja namanya Iwan meluncur dgn kendaraan dinasnya ke arah Kabupaten Subang. Jam 9 pagi kami sudah berada di kantor Kabupaten Subang untuk melakukan koordinasi dgn pejabat setempat sekaligus membawa penunjuk jalan untuk menuju lokasi. Kami sempat rapat sebentar dgn Bupati dan segenap Muspida untuk persiapan acara ini.

    Singkat cerita aku dan Iwan serta staf Dinas Pertanian Subang sampai di lokasi. Perkampungan yg agak jauh dari jalan raya. Tadi kuingat, dari Subang mengarah ke Pamanukan lalu membelok ke arah Timur.

    Dari jalan raya kami melalui jalan perkebunan tebu hampir 1 jam baru sampai ke lokasi. Tempat yg kami datangi memang menghampar tanaman kedelai. Tempat acara sudah dipilih oleh pejabat setempat, suatu petak sawah yg kedelainya siap dipanen.

    Selesai meninjau lokasi kami melakukan rapat berlarut-larut di kantor kelurahan yg baru tuntas sekitar pukul 5 sore. “Pak menginap di sini saja pak, dari pada harus kembali ke Subang,” kata Lurah. Dia lalu memperkenalkan kepada kami kepada seorang wanita dgn umur kitaran 30 tahun yg memperkenalkan diri bernama Lillis. Dia adalah Sekretaris penggerak PKK desa setempat.

    Mbak Lillis kemudian ikut mobil kami untuk menunjukkan dimana kami akan menginap. Lillis membawa kami ke kampung . Mobil berhenti di sebuah bangunan yg bagian depannya terdapat warung kopi.

    “ Pak mari turun, ini rumah saya,” katanya.
    Aku dan Iwan diajak masuk ke dalam rumahnya. Lumayan lega juga di dalam.
    “Bapak nginap di sini saja, ini ada 3 kamar kosong, tp ya keadaannya sederhana, maklum di desa,” kata Lillis.
    Kami lalu diajak meninjau kamar, seperti kami meninjau kamar hotel. Untuk ukuran desa kamar yg dimiliki Lillis cukup lumayan dan bersih.
    Aku kagum, karena tempat tidurnya semua adalah spring bed. Aku jadi bertanya-tanya siapa Lillis, apa kerjanya dan mana suami dan anak-anaknya. Kami setuju dan Lillis mengarahkan agar kami bertiga mengambil kamar sendiri-sendiri.
    “Santai saja pak, di sini tdk perlu buru-buru kayak di Jakarta,” kata Lillis.
    Rumah Lillis cukup besar dan sejak aku datang sampai selesai mandi dan ngopi aku belum menemukan suaminya atau anak-anaknya.
    “ Kamu tinggal sama siapa mbak, “ tanyaku penuh penasaran.

    “Sendiri saja pak, paling ya ditemeni sama yg kerja di warung itu. Saya sudah tdk punya suami lagi pak, sudah jomblo,” katanya genit.
    Aku menanyakan kenapa rumahnya punya banyak kamar, seperti hotel.
    “ O itu biasalah pak, sering ada yg nginap, kadang-kadang dari Jakarta juga, mereka kan mau rileks di sini,” kata Lillis sambil senyum genit.

    Ketika Lillis ke belakang Pak Agus, staf Dinas Pertanian Subang menjelaskan kepada kami bahwa di daerah ini kehidupan sangat bebas. Siapa saja yg kita inginkan, baik dia sedang punya suami, janda atau masih perawan bisa diajak tidur. Aku jadi berpandang-pandangan dgn Iwan. Kami berdua memang penjahat kelamin.

    Sekembalinya Lillis bergabung dgn kami pak Agus tanpa basa basi menanyakan ke Lillis mengenai teman tidur yg bisa disediakan malam ini. “ Bapak-bapak mau yg model apa, “ tanya Lillis. Agak repot juga menjawab pertanyaannya.

    “ Ya udah nanti pada saya panggilin, bapak-bapak tenang saja, ada yg abg ada yg stw,” kata Lillis lalu berlalu. Dia berbicara dgn pembantu lakinya yg tdk lama kemudian pembantu itu pergi membawa sepeda motor.
    Sekitar 2 jam setelah kami makan malam, kami diajak melihat warung di depan.
    “ Itu pak anak- anaknya, bapak-bapak tinggal pilih saja yg mana itu ada 8 orang yg bisa siap malam ini nginap. Aku dan Iwan menyapu pandangan ke seluruh cewek yg duduk di warung.
    Cukup lumayan juga. Iwan dan Agus sudah menentukan pilihan. Lillis memanggil mereka yg terpilih.
    “ Bapak yg mana,” tanya Lillis kepadaku.

    “Wah agak susah juga nih menyebutnya, “ kataku.
    “Kenapa pak gak ada yg cocok ya, nanti biar dipanggil lagi yg lain, “ kata Lillis.
    “Nggak bukan itu , ndak perlu manggil lagi, tp saya dari tadi naksir sama yg punya rumah,” kataku terus terang.
    “ Ah bisa aja si Bapak, saya mah udah tua, udah kendor pak, takutnya nanti ngecewain,” katanya tersipu malu dgn pandangan genit.
    “ Ah tp pandangan saya, yg punya rumah yg terbaik dari semua itu,” kataku mulai melambungkan pujian.

    Lillis lalu memberi kode ke pada pembantunya laki-laki dan kepada perempuan yg tdk terpilih satu persatu meninggalkan warung.
    Agus dan Iwan langsung menggiring pasangannya masuk ke kamar, sementara aku masih ngobrol dgn Lillis. Aku banyak mengorek keterangan mengenai kehidupan di kampung ini. Menurut Lillis masyarakat di kampung ini bebas terhadap masalah sex.

    Dia tdk tahu bagaimana awalnya sampai adat kampung ini demikian.
    “ Kalau bapak tinggal di sini baru bisa merasakan bahwa di sini masyarakatnya ramah dan masalah sex bukan hal yg tabu,” katanya.
    “Tp bagaimana istri orang kok bisa diajak nginep,” tanyaku.

    “ Disini uang kan susah pak, Kalau istrinya dibooking, berarti kan dia dapat duit, seratus duaratus sudah besar di kampung, pak” katanya.
    “Pak kita terusin ngobrolnya dikamar saya saja pak,” kata Lillis sambil menggandeng tanganku.

    Di dalam kamar Lillis melepas semua pakaiannya, BH nya tinggal celana dalam dan dia memakai sarung setinggi dada. Dia tdk malu- malu bertelanjang di depan saya. Susunya cukup besar dan pahanya juga tebal sekali.

    Aku tdk perlu menceritakan secara rinci bagaimana pertempuranku dgn Lillis. Dia memulai dgn memijat seluruh tubuhku lalu mengoral dan akhirnya kami mengayuh birahi. Permainannya cukup trampil dan nonoknya bisa dia mainkan sehingga k0ntolku seperti di pijat-pijat. Kami bermain dua ronde lalu tertidur lelap sampai pagi.

    Pagi-pagi Lillis sudah menyiapkan nasi goreng dgn telur mata sapi serta dua telur ayam kampung setengah matang untuk kami masing- masing. Aku merasakan ketenangan dan kedamaian di desa yg teduh.

    Hari ini aku dan Iwan melanjutkan rapat koordinasi untuk ancara Panen Raya Kedelai. Soal apa yg kukerjakan kurang menarik untuk diceritakan, tetapi, ketika semua rampung sekitar pukul dua siang kami berdua kembali ke rumah Lillis. Pak Agus kembali ke Subang.

    Lillis menyambut kami, kami mengobrol sebentar. Saat Iwan ke kamar mandi, Sofei mendekatiku,
    “ Pak ada janda baru cerai masih muda, anaknya cantik, saya lagi suruh dia di bawa kemari,” kata Lillis.

    Aku sebenarnya agak rikuh, karena semalam sudah menunggangi Lillis. Untuk berpindah ke lain hati sepertinya saya tdk punya perasaan. Tp, si Lillis yg menawarkan.

    “Begitu bebaskah pergaulan di desa ini sehingga tdk ada rasa memiliki,” batinku.

    Tdk lama kemudian datang 2 sepeda motor. Lillis menyambut dan menggandeng salah seorang yg lalu diperkenalkan kepadaku. Gadis yg masih kelihatan masih sangat remaja itu disuruh duduk disampingku. Kuakui dia memang cukup cantik dan seksi. Yg seorang lagi juga seimbang cantiknya, tetapi tubuhnya lebih pendek, dan dia dijodohkan ke Iwan.

    Lillis tanpa basa-basi membuka omongan dgn memperkenalkan gadis yg disebelahku bernama Yaya, janda baru 3 bulan dan cewek Iwan Yuni belum pernah kawin tp sudah janda. Selama 3 hari kami menginap di rumah Lillis, aku puas karena setiap malam berganti- ganti pasangan. Setelah pekerjaan Iwan selesai dan dia harus kembali ke Jakarta, aku masih bertahan di desa itu.

    Selama seminggu aku memuaskan fantasi sex ku dikampung sex bebas ini. Kehadiranku di situ, rupanya cepat diketahui peduduk kampung. Warung Lillis jika sudah sore sekitar jam 5 sering didatangi cewek-cewek.

    Mereka sengaja datang untuk aku pilih menjadi teman tidurku. Kegilaanku makin mejadi-jadi, karena aku mencoba berbagai tipe, dari mulai yg gendut, kurus, muda , STW dan berbagai tipe. Suatu hari aku digamit Lillis,

    “ Pak itu ada orang nawarin anaknya yg masih perawan, bapak berminat gak.

    Aku melepas pandangan ke warung, terlihat seorang ibu didampingi gadis kecil. Kutaksir umurnya masih dibawah 15 tahun. Aku jadi penasaran ingin pula mencoba perawan kampung. Aku setuju dan harga yg ditawarkan ternyata juga tdk terlalu tinggi. Gadis kecil itu digandeng Lillis masuk ke ruang tamu lalu dia menyuruh menyalamiku.

    Buset masih kecil sekali. Teteknya memang sudah nyembul, tetapi masih kecil sekali. Anaknya duduk disampingku menunduk malu diam saja. Aku berusaha mengorek informasi ternyata umurnya baru 13 tahun, baru lulus SD.

    ”Kamu benar berani tidur dgn saya,” tanyaku. Dia menjawab dgn anggukan saja.
    “Sudah pernah pacaran,” tanyaku. Dia menggeleng.

    “Sudah pernah dicium laki-laki,” tanyaku lagi. Dia menggeleng lagi.

    Aku lantas bertanya dalam hati apa aku sanggup memerawani anak sekecil ini. Bukan soal menusukkan k0ntol ke nonoknya, tetapi mengolahnya bagaimana ?

    Aku berdiri dan menarik Lillis. Kami berbicara di dalam. Intinya aku minta bantuan Lillis untuk mengajari anak ini memuaskan laki-laki. Lillis terdiam, tampaknya dia berpikir sebentar.

    “ Emang kenapa kok pakai perlu dituntun, tancep aja kan sudah, kan anaknya juga sudah pasrah,” kata Lillis.

    Aku lalu menjelaskan ke Lillis bahwa anak sekecil itu belum bisa membayangkan kejadian seperti apa yg bakal dia alami ketika berdua dgn laki-laki. Aku minta Lillis melakukan kursus singkat mempersiapkan dia agar benar- benar siap.
    Bukan hanya itu, Lillis juga harus ikut di dalam kamar menunjukkan contoh dan cara meladeni laki-laki.

    Mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi Lillis memberi training sex sampai pada praktek. Aku pun baru pertama kali ini menghadapi perempuan kecil. Jiwa petualanganku lah yg mendorong aku ingin mencicipi daun muda.

    Lillis akhirnya paham. Dia lalu menarik anak itu dan kelihatannya dia diminta membantu-bantu Lillis. Aku memang mencadangkan energi untuk eksekusinya nanti malam sekitar jam 10. Sekarang baru jam 5 sore.

    Lillis punya waktu 5 jam untuk mempersiapkan anak itu sebelum ditikam. Sementara itu aku memanfaatkan waktu senggang dgn beristirahat tidur dulu mempersiapkan stamina. Selama ini setiap malam aku bertempur minimal 3 ronde.

    Jam 8 malam aku dibangunkan Lillis untuk makan malam. Aku duduk di meja makan. Kulihat Lillis mengajari Dini, demikian namanya untuk meladeniku makan. Ia mengambilkan piring, lalu menyendokkan nasi, mengambilkan lauknya lalu menyerahkan ke aku. Setelah itu dia makan disampingku.

    Pembawaannya kelihatan masih canggung, malu menunduk terus, tdk bicara kalau tdk ditanya. Dini cukup ayu, kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lebih sedikit. Rambutnya kelihatan masih belum begitu kering, sekelebat memancarkan bau harum.

    Tadi ketika baru datang terasa bau anak kampung, dan rambutnya samar-samar bau minyak kelapa. Lillis kelihatannya membersihkan dan mempersiapkan Dini sebelum aku santap nanti malam.

    Selesai makan kami ngobrol sambil menonton TV. Sekitar sejam kemudian kami digiring Lillis memasuki kamar. Setelah di dalam kamar, Lillis mengajak Dini keluar lagi. Aku berganti celana pendek dan kaus oblong lalu berbaring di tempat tidur.

    Tdk lama kemudian Lillis dan Dini masuk. Mereka berdua sudah berkemben sarung. Aku diminta Lillis membuka kaus dan tidur telungkup. Lillis mengajari Dini memijati seluruh tubuhku.

    Pijatannya tdk terasa, tekanannya terlalu ringan. Aku maklum sajalah, karena dia masih kecil dan mungkin baru pertama kali memijat laki-laki dewasa. Berrkali-kali Lillis memberi instruksi cara memijat.

    Setelah seluruh bagian belakang badanku dipijat, aku diminta telentang. Lillis mengajak Dini membuka sarungnya. Mereka berdua lalu bugil setengah badan. Tetek Lillis besar bergayut- gayut, sementara susu Dini masih kecil, kelihatannya baru tumbuh.

    Pentilnya masih kecil. Lillis mengarahkan Dini melepas celana luar dan celana dalamku. Gerakannya agak kaku, malah terasa agak gemetar. K0ntolku langsung tegak ketika celana dalamku diloloskan. Lillis dgn bahasa setempat mengajari Dini memegang- megang k0ntolku lalu disuruh mengocok pelan.

    Nikmat sekali rasanya meskipun genggamannya kecil. Lillis mengambil alih dan mengajari bagaimana melakukan oral terhadap k0ntolku. Mulanya Dini menolak, kata dia jijik. Lillis lalu mencontohkan mengoralku. Lillis memang sudah piawai dgn hisapan dan jilatan. Dini diminta mengikuti apa yg baru saja dilakukan Lillis.

    Dgn ragu-ragu mendekatkan kepalanya dan dia mulai menjulurkan lidahnya menjilat k0ntolku. Lillis setengah memaksa, sampai akhirnya Dini mau mengulum kepala k0ntolku dan menjilati buah zakarnya.Tdk begitu nikmat rasanya, tetapi karena yg menjilat ini adalah anak yg belum punya pengalaman, aku merasakan sensasi yg luar biasa.

    Hampir setengah jam aku dioral, lalu Dini dibaringkan di sebelahku. Ia membuka dulu celananya, sehingga Dini dan Lillis sekarang sudah bugil. Belum ada bulu jembut dikemaluan Dini, Nonoknya cembung dan belahannya rapat seperti nonok anak bayi.

    Aku dipersilakan Lillis untuk mencumbu Dini. Aku bangkit dan mulai menciumi pipi Dini. Wajah Dini ketakutan. Kupegang, telapak tangannya dingin. Aku mencoba mengulum bibirnya. Lillis terus-menerus memberi instruksi bagaimana Dini harus membalas ciumanku.

    Meski kelihatan agak terpaksa, Dini membuka mulutnya dan menyambut uluran lidahku. Setelah kurasa cukup mengulum bibirnya.
    Ciumanku berpindah ke bagian telinga lalu turun ke leher. Dini menggelinjang sambil mengatakan rasanya geli sekali. Sementara itu aku merabai tetek kecilnya yg masih sangat kenyal.

    Aku berhati-hati meremas, karena mungkin saja dia kesakitan kalau aku remas terlalu keras. Aku menjilati kedua puting susunya yg mengeras, dan masih sangat kecil. Dini tertawa sambil menahan geli. Lillis memarahi Dini agar jangan ketawa dan harus menahan rasa gelinya. Dini terus saja menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli dari jilatanku.

    Aku mengindra bahwa nafas Dini mulai memburu dan terdengar detak jantungnya semakin cepat. Mungkin saja anak ini mulai terangsang, atau dia sedang merasakan ketakutan. Sambil kujilati teteknya aku meraba selangkangannya.

    Belahan nonoknya masih kering. Jika cewek dewasa, tanda di nonoknya yg masih kering itu berarti dia belum terangsang, tetapi bagi cewek bau kencur ini, aku belum punya pengalaman. Bisa saja dia sudah mulai terangsang, tetapi lendir vaginanya belum berproduksi sempurna. Atau memang dia belum terangsang sama sekali, karena tercekam rasa takut dan kegelian.

    Dari bagian teteknya aku turun menciumi gundukan nonoknya. Lillis membantuku melebarkan kakinya. Aku berpindah diantara kedua kakinya lalu menjulurkan lidahku ke belahan nonoknya. Dini menggelinjang-gelinjang sambil tertawa kegelian.

    Lillis memarahi Dini agar jangan tertawa. Dini beralasan dia tdk dapat menahan rasa geli. Aku menguak belahan nonoknya, Terlihat merah di dalamnya dan lubang vaginanya sangat kecil. Tampaknya satu jariku pun tdk muat ditusukkan ke lubang itu.

    Lipatan bibir dalamnya agak menonjol, sehingga ketika nonoknya tertutup lipatan kulit labia minoranya menyembul keluar. Belum ada kerutan di kulit labia minoranya. Aku mulai menjilati lipatan kulit nonok bagian dalam itu. Dini menggelinjang terus kegelian. Aku memaksa menjilatinya terus, tanpa menyentuh bagian clitorisnya.

    Aku sadar kalau dia belum terangsang maka rasa geli dan ngilu tdk akan mampu dia tahan. Setelah Dini agak tenang dan tdk bergerak-gerak lagi, lidahku baru mulai menggapai kulit penutup clitorisnya. Dini menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh kulit penutup clitoris itu. Dia menggelinjang-gelinjang terus.

    Namun dari perasaanku mengatakan bahwa gelinjang nya kali ini karena rangsangan. Lidahku mulai mencari ujung clitorisnya. Agak terasa mengeras daging seperti daging tumbuh. Dini mulai memasuki gelombang rangsangannya sehingga secara tdk sadar dia merengek-rengek nikmat.

    Aku meraba lubang nonoknya mulai terasa berlendir. Cukup lama juga aku mengoral Dini, sampai aku pegal, tetapi dia tdk bisa mencapai orgasme. Karena bosan akhirnya aku bangkit dan melanjutkan episode berikutnya memerawaninya.

    Sebelum k0ntolku ku tusukkan Lillis mengalasi bagian bawah nonok Dini dgn kain batik. Mungkin Lillis menghindarkan spreinya terkena darah perawan. Aku melumuri k0ntolku dgn ludah sebanyak-banyaknya dan juga lubang nonok Dini.

    Dgn bantuan dan tuntunan Lillis k0ntolku diarahkan ke lubang nonok Dini. Dia agak berjingkat ketika k0ntolku mulai menusuk gerbang nonoknya. Dini mengeluh nonoknya perih. Lillis menginstruksikan Dini menahan sakit yg kata Lillis cuma sebentar.

    K0ntolku pelan-pelan menikam lubang nonok Dini. Ketat sekali rasanya lubang nonok anak bau kencur ini. Meski k0ntolku sudah di dalam lubang nonok, tetapi untuk memajukannya sulit sekali. Aku mencoba menarik sedikit lalu menekan lagi demikian berkali-kali sampai kepala k0ntolku masuk seluruhnya.

    Untuk masuk lebih jauh terasa halangan selaput daranya. Dini sudah bercucuran air mata dan dia kelihatannya menangis meski tanpa suara. Lillis mengusap-usap rambutnya sambil menghibur bahwa sakitnya cuma sebentar. “ Sebentar lagi kamu ngrasai enak, tahanlah,” begitulah kira-kira kata Lillis dalam bahasa lokal.

    Setelah agak lancar gerakanku, aku mulai menekan perlahan-lahan dgn tenaga ekstra sampai terasa menjebol sesuatu di dalam rongga nonok itu. Dini menjerit kesakitan. K0ntolku langsung bisa maju terus sampai akhirnya tertelan nonok Dini seluruhnya.

    Aku menahan beberapa saat sampai Dini tenang dan berkurang rasa sakitnya. Setelah itu ketika aku melakukan gerakan menarik sedikit Dini kelihatan tegang dan merintih. Aku hunjamkan lagi begitu berkali-kali sampai dia tdk terlihat ekspresi kesakitan.

    Aku pun lantas melakukan gerakan lebih jauh maju mundur. Memang terasa sempit dan ketat sekali. Maklumlah nonok anak kecil yg belum berkembang dipaksa menerima k0ntol orang dewasa. Aku tdk mampu bertahan sehingga lepaslah spermaku di dalam nonoknya.

    Ketika kucabut k0ntolku, terlihat ada guratan merah bercampur dgn sperma. Dini terdiam pasrah, seperti orang pingsan. Lillis membantu membereskan bekas maniku dan membersihkan batang k0ntolku dgn handuk basah. Dia juga membersihkan nonok Dini yg ada lelehan maniku bercampur darah.

    Sekitar satu jam kami bertiga istirahat berbaring. Aku dipinggir disebelahku Dini lalu Lillis. Kami bertiga bugil. Aku merasa canggung juga meminta Lillis ikut di dalam pertempuran ini. Perannya memang besar.

    Jika dia tdk memberi arahan, bisa-bisa aku gagal memerawani Dini. Untuk membalas jasanya aku bangkit dan langsung nyosor menindih Lillis. Lillis tdk siap dia terkejut. Dia mungkin sudah setengah tidur.

    Aku menciumi mulutnya menghisap kedua teteknya yg menggelembung dan menyedot-nyedot pentilnya. Setelah dia terbakar birahinya aku mulai turun menjilati clitorisnya. Lillis tanpa malu- malu mengerang-ngerang nikmat. Dia kuoral sampai orgasme yg ditandai dgn jeritannya. Semua adegan itu disaksikan Dini sambil dia duduk bersila.

    Aku lalu menancapkan k0ntolku yg sudah 75 persen mengeras. Aku genjot Lillis dgn posisi MOT. Bosan pada posisi itu kami ganti posisi Lillis diatas. Dia menggenjot k0ntolku sampai dia mencapai orgasmenya dgn jeritan dan ambruk ke dadaku.

    K0ntolku masih menegang dan belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Lillis kuminta nungging lalu aku menusuknya dari belakang. Lillis mengerang-negerang kembali sampai dia mendapat orgasme lagi.

    Lubang nonok Lillis sudah sangat licin sehingga aku mengambil handuk basah untuk membersihkan lendir dari k0ntolku dan menyeka lendir dari nonok Lillis. Aku kembali mengambil posisi MOT, dgn berbagai gaya mulai dari kaki Lillis ditekuk sampai kakinya di letakkan di pundakku.

    Hampir 45 menit aku menggenjot Lillis dgn berbagai gaya dan aku sudah merasa mulai lelah, maka aku berusaha berkosentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya sampai juga kenikmatanku dan aku benamkan sedalam-dalamnya k0ntolku ke dalam nonok Lillis.

    Setelah beristirahat sebentar Lillis lalu keluar berbalut sarung bersama dgn Dini. Mereka kelihatannya menuju kamar mandi. Setelah mereka keluar, aku juga merasa agak sesak pipis, maka dgn hanya bersarung aku menuju kamar mandi satu-satunya dirumah itu. Aku mengetuknya dan Lillis membuka pintunya.

    Lillis dan Dini sedang jongkok membersihkan nonoknya. Lillis mengajari Dini berkumur dgn larutan penyegar dan membersihkan daerah kewanitaan dgn sabun khusus. Sementara itu aku ditelanjangi Lillis dan Dini disuruh menyabuni seluruh bagian kelaminku sampai bagian dubur. Kami bertiga keluar dari kamar mandi.

    Jam di dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Perutku terasa lapar dan hal itu kusampaikan ke Lillis. Dia menawarkan membuatkan mi instan. Aku pun setuju. Dgn hanya berkemben sarung Lillis dan Dini mempersiapkan mi instan ditambah dgn telur. Kami bertiga makan mi instan hangat. Lumayan kenyg juga.

    Aku lalu kembali ke kamar mandi mengosok gigi. Mereka berdua sudah berbaring di bed ketika aku masuk kamar. Aku disisakan tempat di tengah. Kami pun tidur bertiga sampai pagi. Pada pagi hari k0ntolku masih bisa berdiri dan aku menggarap Dini.

    Dia tdk terlalu merasa sakit, tetapi di wajahnya terlihat masih ada trauma. Aku akhirnya tinggal sebulan di rumah Lillis, mendapat 5 perawan dan setiap malam berganti- ganti pasangan. Aku senang dgn suasa desa itu. Aku sampai bercita-cita membeli sebidang tanah dan rumah serta sawah di kampung ini.

    Dari pengalamanku menjajal potensi desa ini aku mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yg berkulit agak gelap, tetek tdk terlalu besar dan badannya terlihat kencang serta mukanya bersih dari jerawat, nonoknya rasanya sangat nikmat.

    Sementara itu wanita yg teteknya gede alias Toge, hanya indah dipandang, tetapi nonoknya kurang nikmat dan permainannya di ranjang kurang agresif. Aku sering ke desa ini menghabiskan liburanku. Aku akhirnya dikenal luas di desa ini sampai ke aparat desa pun aku akrab.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tidur Bareng Pacar Di Kost – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Tidur Bareng Pacar Di Kost – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1841 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Ryan dan usiaku 22 tahun, tercatat sebagai mahasiswa sebuah PTS di Bandung. Cerita nakal yang akan kuceritakan ini terjadi tiga tahun yang lalu. Sudah lama memang, tapi aku selalu teringat-ingat pengalaman seks tersebut dan tak akan pernah aku melupakan satu nama seorang mahasiswi bernama Cindy.

    Walau hingga sekarang pun akan selalu kukenang saat-saat indah bersamanya. Pertemanan akrabku dengan Cindy karena ia adalah cucu dari ibu kostku. Cindy lebih tua 2 tahun dan dia anak Surabaya, sedang kuliah di Bandung hanya beda kampus denganku. Yang aku tahu, kedua orangtuanya sudah pisah ranjang selama dua tahun (tapi tidak bercerai) dan Cindy ikut tinggal bersama neneknya (ibu kostku) ketika ia masuk kuliah.

    Mungkin terlalu panjang kalo kuceritakan bagaimana prosesnya hingga kami berpacaran. Aku beruntung punya cewek seperti dia yang wajahnya sangat cantik (pernah dia ditawarin untuk menjadi model), segala yang diidamkan pria melekat pada dia.

    Kulitnya yang putih, hidung bangir, matanya yang indah dan bening, rambut ikal serta tubuhnya yang sexy padat.. Aku juga nggak tahu kenapa ibu kost menerimaku untuk nge-kost dirumahnya padahal yang kost di rumahnya adalah cewek semua. Mungkin karena ngeliat tampangku seperti orang baik-baik kali ya (hehehe)…

    Pada awal kami berpacaran, Cindy termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun, ga terbayang deh untuk bisa ngentot dia hehehe… ! Padahal aku termasuk orang yang hypersex, dan aku sering kali melakukan onani untuk melampiaskan nafsu seksku, hingga sekarang. Aku bisa melakukan onani sampai tiga kali sehari.

    Setiap kali fantasi dan gairah seksku datang, pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. Entah dikamar mandi menggunakan sabun, sambil nonton VCD porno dan seringnya sambil tiduran telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan penisku.

    Aku merasakan nikmat setiap orgasme onani. Back to story, sejak aku dan Cindy resmi jadian, baru dua minggu kemudian dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya ia mau juga kucium pipinya yang mulus itu, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak saat itu.

    Hingga pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aku, Cindy dan Desi (anak kost yang lain) masih asyik menonton TV di ruang tengah. Sementara ibu kostku serta 3 anak kost yang lain sudah pergi tidur. Kami bertiga duduk diatas permadani yang terhampar di ruang tengah.

    Desi duduk di depan sementara aku dan Cindy duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruangan selalu kami matikan kalau sedang menonton TV. Biar tidak silau kena mata maksudnya. Atau mungkin juga demi menghemat listrik.

    Yang jelas, cahaya dari TV agak begitu samar dan remang-remang. Desi masih asyik menonton dan Cindy yang disampingku saat itu hanya mengenakan kaos ketat dan rok mini matanya masih konsen menonton film tersebut. Sesekali saat pandangan Desi tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cindy.

    Entah Cindy terlalu memperhatikan film hingga tangannya tidak menepis saat tanganku memeluk tubuhnya yang padat. Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya. Terkadang kalo pas iklan, Cindy pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tidak dilihat Desi. Dan saat film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali. “I love you, honey….” Bisikku di telinganya.

    Cindy menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Desi, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kali aku dicium seorang cewek, tanpa aku minta pula. Situasi seperti ini tiba-tiba membuat pikiranku jadi ngeres apalagi saat Cindy meremas tanganku yang saat itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yang sayu sekilas menoleh ke arah Desi yang masih nongkrong di depan TV. Aman, pikirku.

    Apalagi ditambah ruangan yang hanya mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas payudara Cindy. Cindy menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga saat tangan kiriku masuk ke dalam daster bagian bawah yang agak terbuka dari tadi, sama sekali tidak diketahui Desi. cerita nakal.

    Mungkin ia konsen dengan film, atau mungkin juga ia sudah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran. Ciumanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Cindy yang putih mulus sementara tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan vagina Cindy yang masih terbungkus celana dalam. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas saat kurasakan celana dalamnya mulai basah dan hangat.

    Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yang mulai basah oleh cairan vagina Cindy buru-buru kutarik dari dalam roknya, ketika tiba-tiba Desi bangkit dan melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang konsen nonton juga.

    “Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya!” ujar Desi sambil menyerahkan remote TV pada Cindy. Desi kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aku yang tadi agak gugup, bersorak girang ketika Desi hanya pamitan mau tidur. Aku pikir dia setidaknya mengetahui perbuatanku dengan Cindy. Bisa mati aku. Cindy yang sejak tadi diam (mungkin karena gugup juga) matanya kini tertuju pada TV. cerita nakal.

    Aku tahu dia juga pura-pura nonton, maka saat tubuhnya kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku. “Kita jangan disini Say, nanti ketahuan….” Bisiknya diantara ciuman yang menggelora. Segera kubimbing tangan Cindy bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar

    Cindy, kuajak dia ke kamar sebelah yang kosong. Disini tempatnya aman karena setiap yang akan masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supaya orang lain yang telah tertidur tidak mendengar langkah-langkah kami atau ketika kami membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dengan perlahan.

    Setelah kukunci dari dalam dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cindy yang telah duduk di tepi ranjang. “Aku cinta kamu, Cindy…..” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya. Mata Cindy menatapku lekat.. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Cindy pun membalas membuat lidah kami saling beradu. cerita nakal.

    Nafas kami kembali makin memburu menahan rangsangan yang kian menggelora. Desahan bibirnya yang tipis makin mengundang birahi dan nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aku tahu dia sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya.

    Payudaranya yang padat berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kami pun berciuman kembali sementara tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesaat kemudian kedua payudaranya yang telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun. Kuusap kedua putingnya, dan Cindy pun tersenyum manja. “Ayo Yan, lakukanlah….” Ujarnya.

    Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati payudaranya bergantian. Sementara tangan Cindy membantu tanganku melepaskan kemeja yang masih kukenakan. Kukecup putingnya hingga dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aku bisa menikmati semua yang ada ditubuhnya. Tangan kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke dalam roknya, dan kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya.

    Cindy menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri. Bibirnya mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian vaginanya mulai sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami masing-masing hingga tubuh kami benar-benar polos. Betapa indahnya tubuh Cindy,

    Apalagi ketika kulihat vaginanya yang terselip diantara kedua selangkangannya yang putih mulus. “Wah.. punyamu oke Cindy, Ok’s banget…” ujarku terpana Begitu mulus memang,ditambah dengan bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya. “Burungmu juga besar dan bertenaga. Aku suka Yan….” Balasnya sambil tangannya mencubit pelan kemaluanku yang sudah tegak dari tadi.

    “Come on Honey….” Pintanya menggoda. Aku tahu Cindy sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Cindy berbaring di atas kasur. Dan aku baringkan tubuhku terbalik, kepalaku berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yang ada diantara kedua selangkangannya.

    Kukecup pelan bibir vaginanya yang sudah basah, kujilat klitorisnya sementara mulut Cindy sibuk mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yang merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa nikmatnya punyamu Cindy, pikirku.

    Ciumanku terus menikmati klitoris Cindy, hingga sekitar vaginanya makin basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Kedua jari tanganku aku coba masukkan lubang vaginanya dan kurasakan nafas Cindy mendesah pelan ketika jariku kutekan keluar masuk. “Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.

    Kugesek-gesekkan kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Cindy makin menahan nikmat. Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Cindy sedikit kecewa ketika aku menghentikan permainan jariku. “Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yang menarik, okay?” “Oke. Sekarang aku yang mengatur permainan ya?” ujarnya.

    Aku mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau cewek yang agresif Cindy pun bangkit, dan sementara tubuhku masih terbaring di atas kasur. “Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tapi kamu jangan nusuk dulu ya Say?”

    Tanpa menunggu jawabanku tubuh Cindy menindih tubuhku dan tangan kanannnya membimbing penisku yang telah berdiri tegak sejak tadi dan blessss…….ah,Cindy merasa bahagia saat seluruh penisku menembus vaginanya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yang paling dalam.

    Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju membuat penisku yang tertanam bergerak bebas menikmati ruang dalam “gua”-nya. Cindy mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yang telah terbenam di dalam surga.

    Tanganku meremas kedua payudara Cindy yang tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yang terselip diantara kehangatan malam yang kami rasakan saat ini. Kubiarkan Cindy terus menikmati permainan ini. Saat dia asyik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yang terbaring sejak tadi kemudian lidah kami pun beradu kembali.

    “Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Cindy ” bisikku pelan “Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..” Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cindy mulai lemah. Aku tahu kalau dia mulai kecapekan dan aku yang mengambil inisiatif serangan.

    Kutekan naik turun pinggangku, sementara Cindy tetap bertahan diam. Dan suara cep-clep-clep… setiap kali penisku keluar masuk vaginanya. “Ahh terusss Yannnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh….” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Cindy, dan aku pun makin menggencarkan seranganku. Ingin kulibas habis semua yang ada dalam vaginanya.

    Suara ranjang berderit, menambah hot permainan yang sedang kami lakukan. Kutarik tubuh Cindy tanpa melepaskan penisku yang sedang berlabuh dalam vaginanya dan kusuruh dia berdiri agar kami melakukan gerakan sex sambil berdiri.

    “Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda. “Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan penisku kembali. “Ahh teruss…terusss……” desah Cindy ketika penisku berulang kali menerobos vaginanya.

    Kupeluk tubuh Cindy erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, dan sesekali membantu penisku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat membasahi tubuh kami. Lehernya yang mulus kucium pelan, sementara nafas kami mulai berdegup kencang. “Yan, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong….” “Oke, tahan dulu Cindy” dan kucabut batang penisku yang telah basah sejak tadi.

    Kusuruh Cindy nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan penisku yang telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga penisku ambles semua ke dalam surga yang nikmat. “Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn….” Erangnya manja setiap kali penisku menari-nari di dalam vaginanya.

    Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan penisku tidak terlepas,. “Ohh…nikmat sekali Yan….teruss….terusss……” desahnya. Betapa nikmatnya saat-saat seperti ini…dan terus kuulang sementara mulut kami mendesah merasakan kenikmatan yang teramat sangat setiap kali penisku mempermaikan vaginanya. “Yan….aku mo keluar nih…..udah ngga tahan….ahhh….ahhhh….” ujar Cindy tiba-tiba.

    “Tahan Cin, aku juga hampir sampai….” aku menekan-nekan penisku kian cepat,sehingga suara ranjang ikut berderit cepat. Dan kurasakan otot-otot penisku mengejang keras dan cairan spermaku berkumpul dalam satu titik. “Aku keluar sekarang Cin….” penisku kucabut dari lubang vaginanya dan Cindypun seketika membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya .

    Sambil mengocok-ngocok batang penisku yang kemerahan dan saat kurasakan aku tak mampu menahan lagi kutaruh penisku diantara kedua belah payudaranya dan kedua tangan Cindy pun menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit batang kemaluanku dan….croott…crooottt… spermaku jatuh disekitar dada dan lehernya Sebagian tumpah diatas spreil.

    Cindy menjilati penisku membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih ada. “Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Cindy yang sudak acak-acakan tak karuan. “Aku juga ngga nyangka kamu sehebat ini Yan….”desahnya manja . Waktu sudah menunjukkan setengah satu malam.

    Dan setelah kami istirahat sekitar lima belas menit, kami memakai pakaian kami kembali dan membereskan tempat tidur yang sudah berantakan. Dan tak lama kemudian kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah kami ‘bermain” tadi.

    Begitulah kisahku dengan Cindy, setiap hari kami selalu melakukan ML. Dan setiap kali kami ingin dan ada kesempatan. Kami melakukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar kostku, atau bahkan dikamar mandi (sambil mandi bareng disaat rumah kost kosong hanya ada kami berdua).

    Hingga pada suatu hari Cindy harus pindah ke luar kota ikut kedua orang tuanya yang telah berbaikan lagi. Aku benar-benar kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yang baru dan kami melakukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginapl.

    Pada itu, tiba-tiba kuterima surat dari Cindy yang mengabarkan bahwa ia akan menikah dengan orang yang dipilihkan orang tuanya dan aku benar-benar kehilangan dia, aku sungguh sangat mencintai dia….. Sekarang, setiap kali aku melakukan masturbasi,

    fantasiku selalu melayang mengingat saat-saat terindah kami melakukan hubungan seks pertama kali dikamar sebelah itu. Ingin rasanya aku ulangi saat-saat indah itu.

  • Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri


    1745 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri, Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga, istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 orang putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri, saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).

    Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.

    Perlu diketaui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan masalah seks dan juga terbuka kalau berbicara mengenai masalah seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34A.

    Keakraban ini dimulai sejak tahun lalu dan berlangsung cukup lama dan pada tahun ini sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah laku seperti orang kaya saja.

    Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

    Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah seks ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah seks yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

    Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam seminggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks dibandingkan kualitas.

    Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit.

    Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.

    Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada tugas dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

    Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow,

    pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tidak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggy car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska, ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.

    Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang sudah tidak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalau begini terus saya bisa tidak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kami menonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini saja,

    tidak usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap di sisinya, selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu kok cantik dan anggun sih,

    Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih saya tidak bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget, Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalau kamu adalah suami kakak saya. Biarin saja kata saya.

    Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya. Akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar.

    Lalu saya kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling berciuman.

    Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas BH-nya.

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Woww, betapa indah buah dadanya, ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry kok jadi begini.

    Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik diri. Saya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung saya sambar lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya. Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.

    Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal CD saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha.

    Dia semakin menggelinjang, Oww Andry nikmat dan geli sekali. Perlahan saya turunkan CD-nya, dia bilang Andry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak sayaSaya bilang emang saya gila kali, pakai bilang-bilang kalau kita. setelah CD-nya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat clitorisnya yang berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tidak mau, katanya dia belum pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.

    Lidah saya langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,Andry, enaakk sekali, saya, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian saya jilat clitoris dan lubang vaginanya, tidak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww saya keluar Andry Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dengan keras CD-ku.

    Langsung dia sambar penis saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral seks dengan saya, dia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap penis saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi, dia lepaskan penis saya, Andry ayo dong masukin ke sini, sambil menunjuk lubangnya.

    Perlahan saya tuntun penis saya masuk ke vaginanya, dia terpejam saat penis saya masuk ke dalam vaginanya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh Andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kini saya sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.

    Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk vaginanya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan.

    Ohh Andry saya keluar lagi. Saya angkat perlahan penis saya dan kita berganti posisi duduk, terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sambil terus menyebut, Ohh Andry,ohh Andry. Dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya, tangannya memegang pundak saya keras sekali.

    Iihh, uuhh Andry saya keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on Andry keluarin dong saya sudah tidak tahan nih.Biar saja, kata saya, Saya mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama saya, bahwa kamu tidak pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus.Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa Andry, ohh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata saya.

    Saya bilang, Sekarang saya mau mencoba doggy style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tidak tau.Tidak tuh, katanya. Lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan penis saya ke vaginanya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat penis saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang.

    Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. Andry, ampuun deh saya keluar lagi nih. Waktu itu saya juga sudah mau keluar.Saya bilang,Nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska.Ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya, akhirnya dia mengangguk.

    Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut penis saya dan sambil dia jongkok saya arahkan kepala penis saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok penis saya dengan sangat bernafsu. Sis, Ketika mau keluar langsung penis saya dimasukkan ke dalam mulutnya tidak lama lagi.

    Creett, creett, crett, creett, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya. Dia terus menjilati penis saya sampai semua sperma saya kering saya tanya dia, Gimana sis nikmat tidak rasanya.Dia bilang, Not bad.Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.

    Siska mengecup halus bibir saya, Andry, thanks a lot, saya benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Ngentot Gadis Sekolah Jepang Mulus – Foto Ngentot Jepang Terbaru 2018

    Foto Ngentot Gadis Sekolah Jepang Mulus – Foto Ngentot Jepang Terbaru 2018


    1393 views

    Perawanku – Jepang ? Apa yang anda pikir kan jika bicara tentang Jepang ? Anime nya  ? Pariwisatanya Gunung nya , Atau Gadis” nya ?? Di Indonesia  Anime Jepang sangat banyak di  tonton karena memang terlihat mengasyikan karena sering menyuguhkan adegan-adegan yang seolah-olah menggambarkan bahwa hidup sangatlah mudah untuk dijalani. Namun bukan hanya dari Anime nya Jepang di lihat melainkan dengan gadis gadis Jepang juga yang Hot dan Sensual , Terutama Gadis sekolah jepang yang memakai rok pendek-pendek, Tentu membuat kita merangsang saat melihat nya bukan.

    Jangan tunggu lagi kami sajikan buat anda Foto Bugil Gadis Sekolah Jepang yang mulus :

     

     

  • Vania Putri S namanya

    Vania Putri S namanya


    1549 views

    Perawanku – Ya, genap satu tahun aku bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula aku mengenal Ochi, yang kini dia dalam tahap persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. Aku tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang memberikan dia kemampuan yang memadai untuk melewati tes SPMB untuk masuk ke jurusan kedokteran hewan.

    Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, kini jarang sekali kelihatan karena kampusnya memang diwajibkan untuk memasuki asrama pada tahun pertama. Tetapi setiap weekend, dia sering mengunjungiku dan kadang aku ajak jalan supaya dia tidak bosan dengan suasana kampus yang sepertinya mempunyai warna kesibukan baru untuk Ochi.

    Kali ini aku tidak bercerita tentang Ochi, tetapi akan bercerita tentang teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.

    24 September 2011

    “Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan aku bawakan nanti siang
    “Iya nih Fer, masih ga enak badan sebenernya. Cuma si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan tema yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apa boleh buat”
    “Ohh ternyata lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara ada lo”
    “Hahaha bisa aja lo”
    “Eh lo udah sarapan belum Van?”
    “Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”
    “Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlalu banyak aktivitas. Siapin buat nanti siang aja. Oke?”
    “Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”
    “Haha ya udah gw cabut bentar ya.”
    “Oke”

    Vani adalah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? Adalah sebutan suara ganteng, adalah suara cantik. Nah walaupun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tapi suara nya itu yang bikin kuping nyaman. Tapi beda sama Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.

    Siang ini aku dan Vani membahas tentang wisata kuliner yang ada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, dan lainnya. Sudah bisa diprediksi hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget sama materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. Tapi entah kenapa body nya ga ada melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) dan doyan jajan ini itu.

    “Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga ada lo entah gimana gw ngadepin listeners. Dan lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”
    “Hayah santai aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih bikin gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer.”
    “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”
    “Iya Fer, gw sekalian mau istirahat.”
    “Gw anter ya. Gw juga ga ada kesibukan lagi”
    “Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”
    “Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”
    “Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”
    “Yuk deh beberes, kita pulang abis ini.”

    Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)

    “Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. Ada acara di kampus. Satu angkatan diminta hadir soalnya. Maaf ya ka belum bisa nemenin weekend ini.”

    Wahh sepi dong weekend ini ga ada yang bawel bangunin tiap pagi. Tapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas.

    “Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”
    “Oke ka. Miss you :*”
    “Fer, yuk cabut”
    “Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”
    “Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”
    “Ohh pantes”

    Broadcast hari ini selesai jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.

    “Van, kosan lo yang mana?”
    “Lurus aja, nanti ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw.”
    “HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”
    “LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw tiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”
    “Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw tiap hari jadi ojek lo.”
    “Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”
    “Buseett makan mulu lo. Tapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”
    “Ehh masa body gw bagus? Biasa aja ah. Bisa aja lo”
    “Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”
    “Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah mana. Siapa tau gw bisa main-main kalo lagi bosen”
    “Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”
    “Okee”

    Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk melihat keadaan sekitar.

    “Fer, ko sepi?”
    “Ya iya lah sepi. Mayoritas kan pada kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg bisa pulang siang. Yuk naik ke atas”
    “Ehh gw cuma mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”
    “Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”
    “Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”
    “Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”
    “Bukan buat gw odong. Buat Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”
    “Byee..”

    Ga disangka, ternyata Vani menjadi tetangga kosan. Jadi ada temen ngobrol deh.

    25 Oktober 2011

    Sudah sekitar satu bulan kalau jam pulang ku sama dengan Vani, pasti selalu aku antar dia. Tetapi Selasa ini berbeda. Setelah perayaan kecil-kecilan di tempat siaran karena hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku karena kacaunya muka dan pakaian ku akibat terkena lemparan tepung dan cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah.

    “Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih jam 7an juga”
    “Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk.”
    “Yuk deh”

    Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sedangkan aku memarkir motor di tempat biasa.

    Ckleekk krotak krotak

    “waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw pikir semua kamar cowo pasti berantakan”
    “hahaha ngga doong. Gw gitu loh”

    (Padahal harusnya tiap weekdays, kamar ini berantakan. Dan akan rapi tiap weekend. Siapa yang merapikan? Tentu saja dirapikan sendiri, biasanya Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi sama Ochi ><)

    Vani melihat lihat sekeliling kamar ku. Dan matanya pun tertuju pada satu bingkai foto. Ya, foto aku dan Ochi.

    “Ehh siapa nih? Pacar lo?”
    “Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. Tapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik.”
    “Ahh ade apa adeee.. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”
    “Bukan bukan. Gw dan dia saling respect aja. Ga ada niat buat pacaran. Dia juga begitu”
    “Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”
    “Oke kenapa?”
    “Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan.”
    “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”
    “Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”

    Vani aku tinggal mandi. Tapi sebelum itu aku pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.

    “FEEERRRR.. LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”
    “Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko.”
    “Hehe maap. Oke thank you”

    Setengah jam kemudian, aku yang sudah selesai mandi dan mematikan keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu aku kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!
    Keran air tetap aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu supaya tidak menimbulkan suara. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menaruh laptop…

    Deggg Vani sedang masturbasi!

    Jeans nya sudah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya sudah terangkat sampai bagian dada nya terbuka. Bra nya sudah terangkat ke atas menunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, dan tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri.

    “Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

    Aku yang hanya berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku menjadi keras.

    “Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr.. uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr..”

    DEG

    Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu aku atau orang lain. Membuat diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer.

    “Vaann. Lo lagi ngapain?”

    Sapa ku lembut sambil menyentuh pundaknya dengan lembut pula. Tapi Vani terkejut bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi

    BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan

    “Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi.. aduuhh ssshh dengkul gw.. ohh duh sorry Fer..”

    Vani yang antara kesakitan dengkulnya dan tangannya sibuk menutupi selangkangan dan dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan dan tangan kiri mengurut dengkul nya.

    “Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”
    “Ehh. Huum deh. Ehh tapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”
    “Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”
    “Ehh humm duh gmn yaa”
    “Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir.”
    “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”
    “Iya”

    DAAANN. Ternyata benar, bagian perbatasan dengkul dan paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan.

    “Gile Van, memarnya parah bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”
    “Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”
    “Udehh selow. Kaya sama siapa aja lo ah”
    “hehehe”

    Aku yang masih berbalut handuk saja, kini mengurut memar nya Vani. Tentu saja kontolku masih mengeras dan ternyata terlihat oleh Vani karena handuk ku tidak dapat menutupi keras nya selangkangan nakal ini.

    “Feerrr.. itu lo keras ya?”
    “Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. Tapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”
    “Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”
    “Haha apaan sih lo.”
    “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr.. duh duh pelan ngurut nyaaaa”
    “Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”
    “Uhh iya tapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit.”
    “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sebentar. Lo beberes aja dulu ya”
    “Oke. Thanks Fer.”

    Vani aku tinggal sebentar ke kamar mandi untuk mencuci tanganku yang masih basah karena minyak tawon. Tetapi sayup terdengar suara desahan Vani. Mungkin dia masih mengeluh sakit akan dengkul nya. Aku intip sebentar memastikan Vani tidak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi sambil menyabuni tanganku, tetapi hanya dapat terlihat bagian pinggir kasur. Tetapi yang aku lihat adalah baju dan bra Vani yang tergeletak di lantai. Aku yang khawatir cepat-cepat mencuci tangan dan kembali keluar dari kamar mandi.

    Yang aku lihat bukanlah Vani yang mendesah karena sedang kesakitan, tetapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang berada di dalam sarung dan tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos karena tidak tertutup sarung.

    “Vaaan, lo masturbasi lagi?”
    “Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan.. uuhh mmhh”
    “Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apa lo Van?
    “Ohh iya deh. Tapi gw malu sama lo”
    “Ngapain malu? Kan gw udah liat”
    “Hehe iya deh. Tapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”
    “Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?
    “Kenapa apanya? ML maksud lo?”
    “Iya”
    “Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu masa didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”
    “Iya deh”

    Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku kini terbuka bebas dan tegak lurus ke depan.

    “Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer.”
    “Hahaha apaan sih lo”
    “Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”
    “Siap ratu. Aku pada mu.”
    “Uhhh fer. Hmm enak banget ihh memek gw.. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw.”
    “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apa yang ada di kepala lo”
    “Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”

    Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena tidak ada batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. Aku yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya bisa menambah mood Vani di atas kasur. Benar saja, seketika musik jazz berbunyi, Vani makin mempercepat kocokan memek nya.

    “Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw.”
    “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”
    “Duuh bodo amat. Uhh gw butuh lo sekarang. Gw butuh kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”

    Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani dan menyodorkan kontol ku ke depan muka nya

    “Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”
    “OHHHH uuhh enak Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”

    Blowjob dari Vani sangat lembut. Baru kali ini aku rasakan kelembutan yang berbeda dibandingkan blowjob yang pernah mantanku berikan maupun Ochi. Lembut bercampur hangat dan basah yang Vani berikan membuat kontolku makin keras dan panas. Aku akui, jika ini dilanjutkan beberapa menit lagi, aku akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani. Dengan begini aku harap dia tidak akan terlalu konsentrasi memberikan ku blowjob. Aku buat seenak mungkin kocokan jariku di klitoris Vani.

    “OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”
    “ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe enak ya? Gw terusin yaa?”
    “Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”

    Strategi ku berhasil, kontolku aman untuk sementara karena hanya dikocok tak karuan dan hanya kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya hanya digenggam saja”

    “Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”

    Aku percepat kocokan di kontol ku, sambil sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya.

    “Van, lo masih virgin kah?”
    “Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”
    “Gw masukin jari gw yaa”
    “Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”

    Aku yang tak mengira Vani sudah tidak virgin lagi. Karena memeknya seperti memek abg dengan bulu tipis di bagian pubis. Tidak ada terlihat lembaran labia mayor. Hanya garis tipis belahan memek yang sangat indah dan berwarna pink

    Ketika aku masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya terasa kuat. Aku berpikir sejenak, apa yang membuat Vani tidak virgin lagi sedangkan dinding vagina Vani terasa seperti perawan yang baru saja menerima benda asing masuk ke dalam nya

    “uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”

    Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sesuatu yang kasar di dalam dinding vagina Vani bagian atas. Aku percepat sentuhan di bagian kasar tersebut. Aku tahu, itu akan membuat Vani terbang ke langit kenikmatan

    “OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”

    seeeeerrrr

    Vani mengejang dan squirt! Walaupun tidak kencang, tetapi aku melihat semburan pelan air dari memek Vani. Membuat tanganku basah dan kasurku juga basah. Kemudian aku rebahkan badan di samping Vani, kemudian dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk dan mengecup pipi kiri ku.

    “hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”
    “Ada deehh. Hehehe nikmat ga?”
    “Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi selama masturbasi”
    “hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo sering main ke sini”
    “Main ke kosan lo cuma buat minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”
    “Loh ko rugi?”
    “Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”
    “Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”
    “Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor kebanyakan cewe, jadi gw percaya sama lo. Lo pasti bisa ngejaga ini”
    “Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”

    “Dulu waktu SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus berdarah. Sejak saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. Tapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n berdarah lagi. Walaupun gw tau gw udah ga virgin dan bisa aja jari gw masuk ke dalem, tapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya.”

    “ohh gitu. Tapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”
    “hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah enak banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”
    “Trus masih mau ML sama gw?”
    “Masih lah”
    “Akhirnya gw bisa ML juga sama cewe cakep”
    “ahahaha gombal lo ih. Ada juga gw bersyukur ML perdana gw sama cowo kece kaya lo fer.”
    “Hahaha gombal juga lo. Mau ML sekarang apa nanti?”
    “Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”
    “Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”
    “Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. Tapi ga bau acem ko. Serius”
    “iyaa iyaa percaya gw”

    Seketika hening. Aku dan Vani sama-sama menikmati pelukan ini.

    “Fer…”
    “yaaa?”
    “MUACH”

    Ntah apa arti kecupan Vani di bibir ku. Tetapi aku merasa sebenarnya ada yang lebih, itu yang aku baca dari guratan mata Vani.

    “Muach. Knp lo tiba-tiba nyium gw?”
    “Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tapi beda kemasan. Hihi”
    “Ohh hehe”
    “Fer, lo beneran masih jomblo?”
    “Beneran. Emang kenapa sih? Ada temen lo yang suka gw?”
    “Hmm bukan bukan”
    “Trus kenapa?”
    “Bukan temen gw yang suka sama lo. Tapi gw”
    “HEEE, serius lo suka sama gw?”

    Aku yang terkejut Vani bilang seperti itu, langsung duduk dan menatap mata Vani dengan dalam. Apa ini yang aku lihat tadi.

  • Cerita Sex Waktu di Mandiin Suster Cantik Waktu di Rawat di RS

    Cerita Sex Waktu di Mandiin Suster Cantik Waktu di Rawat di RS


    1348 views

    Perawanku – Cerita Sex Waktu di Mandiin Suster Cantik Waktu di Rawat di RS, Saya terbangun dipagi hari dengan perasaan sakit yang luar biasa. Kepala saya terasa berat, badan saya panas sekali, dan badan tidak terasa bertenaga. Saya mencoba bangun dan sarapan. Setelah makan, saya malah terasa semakin lemas. Akhirnya saya SMS sekretaris saya untuk bilang tidak masuk kantor karena sakit. Jam 11 siang saya terbangun, kepala terasa semakin berat dan lemas sekali.

    Saya minta pembantu saya untuk panggil taksi. Setelah taksi tiba, saya berangkat dan minta diantar ke rumah sakit swasta yang besar di daerah kuningan, Jakarta. Saya langsung masuk ke unit gawat darurat dan tim medis langsung menangani saya.

    Darah saya diambil untuk dites dan sebuah infus dipasang dilengan kiri saya. Sejam kemudian, dokter memberitahukan hasil lab yang menyatakan trombosit darah saya jauh dibawah normal. Saya diminta untuk diopname.

    Sambil mengisi registrasi rumah sakit, saya minta kamar VIP dan menelepon orang tua saya bahwa saya diopname dan minta dibawakan baju ganti dari rumah saya. Setelah urusan beres, saya langsung diantar ke kamar VIP.

    Selesai makan siang dan obat, saya langsung tidur dengan pulas. Sore hari, orang tua saya datang membawa baju ganti, dsb. Saya wanti-wanti mereka untuk tidak memberitahu kakak atau saudara saya karena tidak mau diganggu selama diopname.

    Selasa

    Jam 5:45 pintu kamar saya terbuka, seseorang membawa sarapan disusul oleh seorang pria yang membawa kotak putih, rupanya ia perlu mengambil darah saya untuk dibawa ke lab. Kepala saya masih sakit, badan masih panas dan masih tak bertenaga. Selesai sarapan kembali saya tertidur. Jam 6:30, seorang suster masuk.

    cerita hot dengan suster cantik

    “Selamat pagi Pak Arthur, saya mandikan ya supaya segar” kata suster.

    Saya membuka mata sedikit dan mengangguk. Si suster dengan cekatan membuka baju dan celana tidur saya. Seluruh tubuh saya dioleskan dengan sabun cair lalu digosok setelah itu dilap dengan handuk basah.

    Selama dimandikan, saya menutup mata saya karena masih pusing. Sesekali saya membuka mata, saya perhatikan si suster bernama Mia (bukan nama asli). Tubuhnya langsing, rambutnya pendek, dadanya terlihat membusung dibalik baju seragam perawatnya.

    “Pak, mau dibersihkan daerah selangkangan?” suster Mia bertanya. “Ya boleh aja” jawab saya malas-malasan.

    Celana dalam saya dibuka dan kembali suster Mia mengoleskan sabun cair dan membersihkan daerah selangkangan lalu dilap dengan handuk basah. Selama dibersihkan didaerah selangkangan, kontol saya terkulai dengan lemas.

    Ternyata urat mesum saya sedang tidak beraksi sama sekali, hahahaha. Setelah beres, suster Mia membantu saya memakai pakaian yang bersih dari tas saya lalu saya mengucapkan terima kasih. Jam 8, dokter datang untuk memeriksa kondisi saya kemudian saya melanjutkan tidur.

    Rabu

    Rutinitas pagi hari kembali terulang, sarapan diantar lalu datang si pria yang meminta darah saya (udah kayak drakula minta darah) dan kembali suster Mia datang untuk memandikan saya.

    Kepala saya masih sakit walaupun tidak separah kemarin dan badah masih hangat. Kali ini sambil dimandikan, mata saya terbuka lebar dan tertuju pada TV walaupun sekali-sekali melirik ke tubuh suster Mia. Wajahnya saya perhatikan, ternyata cantik juga dia.

    Jika dilihat sepintas mirip selena gomez. Kalau tersenyum, maka sebuah lesung pipit akan terlihat di pipi sebelah kanan. Kembali suster Mia menawarkan untuk membersihkan daerah selangkangan, saya perbolehkan.

    Kontol saya masih terkulai lemas. Rupanya badan lemas memang tidak akan mampu membuat kontol berdiri. Saya melewati hari ini dengan lebih banyak tidur supaya cepat sehat. Sekali-sekali saya nonton TV tapi setelah itu kembali tidur.

    Kamis

    Pagi ini saya merasa cukup segar, kepala sudah tidak lagi sakit, temperatur badan sudah kembali normal dan tenaga tubuh terasa sudah membaik. Tidak sabar saya menunggu dimandikan suster Mia. Selesai sarapan dan pengambilan darah, suster Mia datang.

    “Halo selamat pagi, kelihatannya sudah segar Pak Arthur” kata Mia dengan tersenyum. “Panggil Arthur saja, enggak usah pakai Pak. Iya, sudah jauh lebih baik” kata saya dengan tersenyum. “Wah kalau begitu enggak perlu ya dimandikan, bisa mandi sendiri” goda Mia. “Kalau saya sehat, saya tidak ada disini, suster” jawab saya sambil tertawa. “Hahaha, bisa saja Arthur” kata Mia.

    Mia membuka baju dan celana tidur saya. Saat mengoles dada dan punggung saya dengan sabun cair, saya melirik kearah dadanya, wah besar juga! Mia menggosok dada, punggung dan lengan saya. Bibir Mia yang merah terasa dekat sekali saat itu membasuh dada saya dengan handuk basah. Ingin rasanya menciumnya. Lalu Mia melanjutkan membersihkan paha dan kaki saya.

    Cerita Sex Ceritaku Waktu di Mandiin Suster Cantik Waktu di Rawat di RS

    Cerita Sex Ceritaku Waktu di Mandiin Suster Cantik Waktu di Rawat di RS

    Tangannya yang lembut saat menyentuh paha saya tiba-tiba membangunkan urat mesum saya dan langsung kontol saya berdiri, hore! Mia tetap melanjutkan membasuh paha dan kaki walaupun sekali-sekali saya menangkap matanya melirik kearah kontol saya.

    “Mau dibersihkan selangkangannya?” tanya Mia. “Boleh, silakan” kata saya sok cuek.

    Tangan Mia meraih celana dalam saya dan perlahan ia menariknya kebawah. Kontol saya langsung terayun kearahnya. Mia lalu membalur sabun cair di daerah selangkanganku. Tangannya terasa lembut sekali dan kontol saya terasa semakin mengeras.

    “Maaf ya kalau ereksi” jawab saya sedikit malu. “Tidak apa-apa kok, normal kok” jawab Mia sambil tersenyum.

    Duh senyumannya membuat jantung saya berdegup dengan kencang. Mia kelihatannya hati-hati untuk tidak sampai menyenggol kontol saya. Selesai mandi, Mia membantu saya memakai baju lalu saya nonton TV sambil menunggu dokter datang.

    Jum’at

    Saya sudah merasa sehat sekali. Saya kembali membayangkan kenikmatan dimandikan oleh si cantik suster Mia. Sarapan dan tukang palak darah pun datang, dan sekarang saatnya mandi. Pintu kamar saya terbuka dan tiba-tiba yang muncul bukan Mia melainkan suster lain yang sama sekali tidak menarik.

    “Aarggh, shit, who the hell are you?, I want Mia” jerit saya dalam hati.

    Suster itu menawarkan untuk dimandiin. Serta merta saya menolak, saya bilang saya cukup kuat untuk mandi sendiri. Suster itu membantu saya ke kamar mandi setelah itu meninggalkan kamar saya. Selesai mandi, dokter datang dan membawa hasil lab terbaru.

    Trombosit darah saya sudah kembali normal. Nanti siang saya diijinkan untuk membuka infus dan kalau segala sesuatu baik maka hari Sabtu boleh pulang. Saya agak sedih tidak ketemu Mia, seharian saya melewatkan waktu dengan nonton TV dan menanyakan ke sekretaris keadaan di kantor.

    Baca Juga :  Tidur Bareng Sama Pembantuku Yang Lugu Bagian Satu

    Malam hari setelah makan malam, orang tua saya pamit untuk pulang. Saya masih nonton TV untuk menunggu suster shift malam datang. Biasanya suster itu hanya akan memantau kondisi sebelum saya tidur. Tangan kiri saya sudah kembali bebas setelah jarum infus dicabut. Jam 21:30, pintu terbuka dan suster Mia muncul.

    “Selamat malam Arthur, sudah sehat?” Mia bertanya dengan tersenyum. “Halo Mia, saya sudah merasa sehat. Kok sekarang datangnya malam?” tanya saya. “Biasa, rotasi jam kerja” kata Mia.

    “Senang melihat Mia lagi” kata saya sedikit merayu, tanpa saya sadari saya menyentuh lengan Mia. Mia tersenyum dan membiarkan tangan saya memegang lengannya. “Gimana kabarnya? Masih lemas?” tanya Mia.

    “Sudah sehat, kan tadi sudah saya jawab” kata saya sedikit bingung. “Bukan kamu, tapi adik kamu” kata Mia dengan pandangan menggoda. “Coba saja kamu tanya sendiri” kata saya sambil tersenyum.

    Dengan mata yang tetap tertuju pada mata saya, Mia mengulurkan tangannya ke arah kontolku. Ia meremas kontol saya dari balik selimut.

    “Besar ya, Arthur” kata Mia. “Buka aja celananya” kata saya.

    Mia membuka celana piyama dan celana dalamku. Kontol saya langsung digenggam. Mia membungkukkan dadanya kearah saya dan saya langsung mencium bibirnya, saya buka kancing baju seragamnya lalu saya tarik BHnya kebawah.

    Payudara mia cukup besar, berukuran 34B. Putingnya berwarna coklat muda dan payudaranya terlihat sedikit menurun. Dengan gemas, saya cium bibir Mia sambil meremas dan memelintir puting Mia.

    Mia membalas dengan meremas dan mengocok kontol saya. Setelah berciuman agak lama, Mia melepaskan dirinya dan menghisap kontol saya. Lidahnya menyapu seluruh kepala kontol lalu ke batang kontol dan biji. Hmm, nikmatnya.

    Saya mengangkat rok putih Mia dan terlihat celana dalamnya berwarna putih. Saya remas pantatnya yang tidak terlalu besar lalu saya elus vaginanya dari belakang pantatnya. Mia menggelinjang kegelian. Saya menyelipkan jari saya kebalik celana dalamnya dan mengelus-elus vaginanya. Terasa bulu-bulu kemaluan Mia disekitar vaginanya. Vagina Mia sendiri terasa basah dan licin.

    Wah kelihatannya Mia sudah orgasme, mungkin saat kita ciuman dia mengalami orgasme. Jari saya sibuk mengelus vagina dan memainkan klitorisnya. Nafas Mia mendengus-dengus dan ia menghisap kontol saya semakin keras.

    Tiba-tiba terdengar suara orang berjalan di gang. Mia langsung tersentak dan membetulkan bajunya. Ia berjalan ke pintu dan mengintip keluar, rupanya hanya orang yang keluar dari kamar selesai membesuk. Mia tersenyum dan berkata

    “Arthur, saya enggak berani melakukannya disini, takut supervisor saya lewat” “Sebentar saja, enggak ketahuan kok asalkan kita tidak berisik” ujar saya. “Hari Senin saja ya ditempat saya” kata Mia dengan wajah yang memelas. “Sebentar saja sayang, 10 menit deh” ujar saya dengan nafsu yang sudah naik ke ubun-ubun, berharap Mia mau melayaniku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Calon Ibu Mertua Yang Sangat Menyukai Oral Seks Denganku  – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Calon Ibu Mertua Yang Sangat Menyukai Oral Seks Denganku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1500 views

    Perawanku – Waktu itu kira-kira jam 8 malem ku berniat mau kerumahnya whiena soalnya ku janjian mau nganter dia ke acara ultah temennya. Trus pas ampe dirumahnya ternyata yang buka pintu Ibu Indah, nyokapnya whiena yang juga dosen wali ku…

    “malam Bu” sapaku
    “eh nak Rio, masuk ”

    Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Ibu Indah begitu seksi dengan menggunakan daster putih yang serba tipis sehingga terlihat tuBuh Ibu Indah yang langsing ”gila ni Ibu udah nikah kok masih seksi banget ya” kataku dalam hati

    “Whiena nya ada Bu?”

    “oh Whiena tadi diajak sama Papanya kerumah neneknya yang lagi sakit, dia titip pesan ga bisa kerumah temennya yang ulang tahun, dia minta maaf sama kamu juga karena ga sempat nelpon soalnya tadi buru-buru sekali ”

    “jam berapa perginya Bu”

    “sekitar satu jam yang lalu…mungkin sekarang masih dalam perjalanan”

    Rumah neneknya whiena memang lumayan jauh sekitar 3 jam perjalanann dari kotaku

    “oh kalo gitu saya permisi Bu”
    “Jangan dulu ada yang mau Ibu tanya sama kamu tentang Whiena, tapi Ibu bikinin minum dulu ya”

    Ibu Indah pun langsung masuk kedapur, sementara hatiku jadi bingung entah apa yang mau ditanyakan oleh Ibu Indah, jangan-jangan dia tau soal hubungan ku yang intim bersama whiena, bakal diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

    Ibu Indah keluar dari dapur dengan membawa dua gelas minuman dingin ”silakan diminum Rio”

    Aku pun langsung minum sementara hatiku agak tegang karena takut pada Bu Indah yang mungkin akan marah-marah… dag dig dug detak jantungku terdengar keras … seakan mau lepas jantung ku ini. Ibu Indah duduk dikursi pas dihadapan ku dan dasternya agak tersingkap sehingga pahanya yang putih terlihat jelas, jatungku berdenyut makin kencang dan segera menunduk karena tidak enak sama Bu indah

    “Rio kamu serius pacaran sama Whiena?”

    Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana ”serius Bu, saya siap bertanggung jawab jika terjadi apa-apa sama Whiena” jawabku sambil tetap menunduk

    “kamu kok diajak cerita malah nunduk sih Rio, kan ga enak ””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, kini duduk Bu indah agak mengangkang sehingga samar-samar kulihat bagian dalamnya dan ternyata Bu indah tidak pake cd, nafas ku pun agak memburu menahan nafsu namun tidak berani berbuat apa-apa karena yang dihadapanku adalah nyokapnya whiena yang juga dosen wali dikampusku

    “kamu kenapa Rio” tanya Bu indah pura-pura tidak tahu ”tidak Bu, anu… ” aduh aku mulai bingung, sementara Bu indah tersenyum memandang ku Kemudian Bu indah berdiri dan duduk disampingku Kamu terangsang ya liat paha Ibu, aku pun hanya diam sementara tangan Bu indah mulai memegang pahaku, Kemudian Bu indah berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu sudah lama ga pernah disentuh oleh bokapnya whiena, dia terlalu sIbuk sama urusan kantornya”

    “tapi Bu ” srup bibirnya Bu indah langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo ternyata Bu indah memiliki nafsu yangg tinggi birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas toketnya Bu indah

    “Terus Rio, enak banget ”dan tangan Bu indah mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat

    “Rio kita kekamar aja yuk ” Dan kemudian mencium bibirku Bu indah langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh Bu Indah kini polos

    “Wow Ibu cantik banget, putih, seksi, ga kalah sama whiena””ah kamu bisa aja Rio” jawab Bu indah sambil tersenyum Tubuh Bu indah memang sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang besar, serta bulu jembutnya dicukur rapi ”Sini dong Rio, kok malah bengong”

    Ibu Indah duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya Tangan Bu indah melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku

    “gila Rio Punya kamu besar banget, lebih besar dari punya suamiku ”dia pun mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya agar segara menghisap kontolku ”Hisap kontol Rio Bu””sabar ya Rio, jangan kuatir yang pasti malam ini kita harus sama-sama puas”Bu indah kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati Ouh Bu enak banget Bu, terus Bu

    Kemudian Bu indah berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya Dia pun memompa dengan lihai Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena

    Terus Bu, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu indah sehingga mulut Bu indah terlihat penuh dan kadang Bu indah seperti mau muntah karena kontolku masuk sampai tenggorokannya aku mencabutnya dan nampaknya Bu indah sedikit kecewa

    “Terus Rio, masukin kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu enak Rio Perkosa mulut Ibu Rio”

    Aku pun kembali memasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah dan tangan ku memegang kepalanya sehingga gerakannya berirama Sementara itu tangan Bu indah memegang erat paha ku karena dorongan kontolku semakin keras menghujam mulut Bu indah

    “mulut Ibu enak banget isep terus Bu Isep yang kuat”

    Sektiar 20 menit ku perkosa mulut Bu indah sampai Bu indah hampir muntah Aku pun mencabut kontolku

    “kuat juga kamu Rio ya udah hampir setengah jam di karoeke belum keluar, kalo bokapnya indah pasti udah keluar trus langsung tidur, dasar egois banget”

    Ternyata Bu Indah selama ini jarang mendapat kepuasan dari suaminya

    Sekarang giliran Ibu yang kamu puasin Rio sekarang kamu tidur Aku agak bingung apa maunya Bu indah namun aku menurut saja Dan aku barbaring diatas ranjang kemudian Bu indah jongkok diatas diatas dadaku ” Rio Ibu juga mau perkosa mulut kamu ya”

    Dia pun mendekatkan vaginanya kemulutku dan mulai memompanya Aku pun menjulurkan lidah ku, asin, ternyata cairanya Bu indah banyak banget keluar Kini tangannya berpegang ke tepi ranjang sehingga agak nungging dan terus memperkosa mulutku bahkan hidung ku,

    aroma harum dari vaginanya membuat gairah ku samakin meningkat ”Lidah kamu enak banget Rio hidung kamu juga terus Rio, nikmat” Bu indah terus memompa vaginanya kearah mulutku sehingga terkadang aku kesulitan bernafas

    Akhirnya Bu indah berhenti karena terlihat cape sekali Aku pun membaringkan Bu indah dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan sesekali kugigit pelan-pelan Ouch…nikmat banget Rio terus Rio, hisap terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu milik kamu sekarang

    Aku pun menjilatnya nya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan Bu indah pun menggelinjang keenakanOuch jari kamu enak banget Rio apalagi kontol kamu terus Rio Tak lama kemudian Bu indah menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mempercepat permainan fucking finger ku divaginanya

    ”Shh,uhf…Ibu mau keluar Rio hisap yang kuat Rio vagina Ibu ,ohh……”Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret Cret ”Cairan nikmat Bu indah menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih

    Gila kamu Rio mulut kamu pintar banget memberikan kenikmatan di vagina Ibu Aku pun kembali berjongkok di atas kepala Bu indah dan kembali ku entot mulutnya Bu indah Bu indah pun menghisap dengan kuat kontolku

    aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu indah sementara memek Bu indah kembali basah dan aku terus mengelus elusnya Serasa nikmat sekali mulut Bu indah, aku pun memompanya semakin beringas dan kemudian Bu indah nampak tersedak kemudian dia melepaskan kontol ku

    ”besar banget kontol mu Rio kaya mau robek mulut ku ” Aku pun memperbaiki posisiku dan dan kini kami sama sama berbaring Kulumat bibir bi indah yang nampak merah akibat ku entot tadi dan tanganku memainkan klitorisnya

    “Shh uhf nikmat banget Rio entot Ibu sekarang Rio masukin kontolmu ke memek Ibu cepet Rio Ibu udah ga tahan nih gatel banget rasanya ”Bi Indah pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh toketnya Kini bibir vagina Bu Indah muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina Bu indah dan mulai menggesek-gesekannya

    Rio masukin dong cepet Rio Ibu udah pengen banget…ayo donk sayang Ibu Indah pun merengek seperti anak kecil Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk kedalam vagina Bu indah yang sudah licin mengkilau

    “Ouhhhh…sakit banget Rio kontol kamu gede banget pelan-pelan dong” “Tapi enak Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Ternyata memek Bu Indah masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin Aku pun memompa terus vagina Bu indah…semakin lama semakin cepat

    “Ouh terus Rio aku ga tahan nih Ibu mau keluar ””Terus Rio entot terus memek Ibu Rio memek itu punya kamu sekarang Rio ouh…” Bu indah mulai meracau tidak karuanDan kemudian tubuh Bu Indah mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali ”Ouh Ibu keluar lagi Rio kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

    Aku pun membalikkan badan Bu indah dan ternyata Bu indah langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style aku pun memasukkan kontolku kedalam memek Bu indah “Ouhh nikmat banget Rio ”Aku terus memompa memek Bu indah sambil meremas-remas toket Bu Indah yang bergelantungan

    Ouh ahh terus Rio, Ibu mau keluar lagi nih Aku pun mengocok memek Bu Indah dengan cepat sehingga Bu Indah keluar untuk yang ketiga kalinya

    Kamu kuat banget Rio, Ibu bener-bener puas di entot sama kamu

    Sekarang kamu entotin mulut Ibu aja yang soalnya Ibu paling seneng kalo mulut Ibu di entot Gila ni Ibu ternyata dia seneng banget oral seks

    Aku pun menarik Bu Indah kelantai dan kusuruh jongkok, dan kemudian oral seks, kumasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah pelan pelan sampai amblas semua, ujung kontolku terasa menyentuh tenggorokannya, aku pun menahan kepala Bu indah karena nikmat sekali terasa,

    ada kenikmatan tersendiri yang muncul ketika melakukan oral seks, kontolku masuk semua kemulutnya Bu Indah Kemudian Bu Indah memukul pahaku karena kayanya dia mulai sulit bernafas namun aku tetap menahan kepalanya sehingga akhirnya dia dengan paksa menarik kepalanya dan langsung lari kekamar mandi di samping kami dan langsung muntah Aku pun mengikuti kekamar mandi

    “Gila kamu Rio kontolmu gede banget” “Sory ya Ibu muntah abis ga tahan kamu jejelin kontol sebesar itu” Ibu Indah pun menyiram muntahnya

    Kini Bu Indah jongkok kembali di kamar mandi dan melakukan oral seks , mengulum kontolku Aku pun memompanya secara berirama dan tangan Bu indah terus memainkan biji pelirku, air ludah Bu indah menetes keluar melalui sela-sela bibirnya dan aku tidak peduli,

    aku terus melakukan oral seks , memompa mulut Bu indah yang seksi sampai kontolku masuk semua dan nampaknya Bu Indah sudan mulai terbiasa dengan kontolku sehingga rasanya semakin nikmat, kontolku serasa mau ditelan oleh Bu indah

    Aku pun menyalakan shower dan menyiram Bu indah yang terus asyik mengulum kontolku, kini tuBuh Bu indah basah dan terlihat semakin seksi. Aku pun menaruh kembali shower itu, dan melanjutkan memompa mulut Bu indah ”Hisap Bu aku udah mau keluar nih ”

    Aku pun memompa mulut Bu indah semakin cepat dan Bu indah sangat menikmatinya… Aku keluar Bu ouh… ooouuuuugghhhhhhttttt……… Aku pun memasukkan semua kontolku kedalam mulut Bu indah dan menyemprotkan sperma di tenggorokkannya, kemudian Bu indah menarik kepalanya dan membersihkan sperma dari kontolku,,

    ”sperma kamu enak banget Rio, kental ””dia terus mengulum kontolku yang masih berdiri tegak ””kontol kamu masih berdiri Rio kamu kuat banget,,”Kita mandi dulu yu ntar lanjutin lagi ya Kami pun mandi sama-sama

    Selesai mandi Bu Indah ngajak makan, kami ke ruang makan sambil tetap telanjang aku pun duduk sambil makan sementara Bu indah tidak makan dia hanya duduk disampingku sambil mengelus-elus kontol ku

    “kok ga makan Bu?” tanyaku ”nggak ah,,udah kenyang tadi minum sperma kamu ”

    Aku pun makan sedikit karena birahi ku bangkit kembali ”Ibu kok seneng banget oral seks sih””soalnya kalo oral seks Ibu bisa rasain kontolmu yang enak banget” Kami pun melanjutkan birahi kami di ruang makan dan kemudian pindah keruang tamu dan akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta melakukan oral seks kembali sampai subuh…

  • MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK

    MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK


    1140 views

    Cerita Sex ini berjudulMEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita dewasa ini adalah kisah nyataku memperkosa cewek sebut saja namanya putri. Putri adalah adik pacarku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas.

    Tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud. Namun putri adik dari pacarku itu kebetulan kuliah di Jogja, sama seperti tempat menetapku sekarang. Keinginan balas dendam untuk memperkosa adik pacarku tersebut mulai kurencanakan.

    Putri adalah cewek manis berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apaapa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.

    Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya miripmirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.

    Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tibatiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku.

    Lalu aku menjawab sms tsb ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kirakira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita.

    Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, tingtong bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tibatiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir.

    Kebetuan sekali gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli. Dosisnya kuberi agak banyak untuk jagajaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.

    Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya.. Agen Bola Terpercaya

    setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak Mas apa2an ini??!!??, gak apaapa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah jawabkulalu putri memohon Aku mau diapakan mas? Jangan mas mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar,

    putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mulamula aku remasremas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya,

    tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahanlahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan,

    mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas, karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam bentar lagi kena kamu akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya.

    Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas please mas.tolong aku, pegang susuku, remas, dan ciumtolong masjangan hentikan. Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkalikali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya,

    karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam, langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari,

    Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tibatiba agak tersadar dan berteriak maskenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh kujawab karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lhosambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya,

    tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri,

    kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.

    Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri.

    Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.

    Putri memohon masjangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini?? Putaku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, Agen Bola Terpercaya

    putri mulai mengerang ahhhahhmmmhhhciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras, maka aku juga semakin berani menjilatjilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya.

    Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah mmmphhh.ahhhh.ammpphhaahhhmmmphh karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak.

    terrusss maasss.mmmpphhh,,,..aahhh selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tibatiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak kepalanya jangan disitu mas..aku mau ngeluarin aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..ahhhahhhahhh dia berteriak sambil menggelinjang.

    Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagilangsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi,

    sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak Jangan dimasukkan masaku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas bener nih?? tanyaku Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan,

    putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali,

    sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahandesahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali, karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku,

    putri agak tersentak kaget Mas aku mohon..jangan mas, Cuma menggesekgesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesekgesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya,

    kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat,

    maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku Masakkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja massssshhh mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelanpelan, lubangnya sempit sekali, karena memang putri masih perawan.

    Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak Pelanpelan Mas, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik Ahhh sakit mas, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol.

    Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijitpijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali,

    benarbenar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah Ahhhkkahhhahhteruss mass..ssshhmmmhh, jangann berrhentiahhkk, ennaakk sekali mass, sepeti surga dunia kan put? tanyaku.. Iyyaaahhkk..masshh.. jawab putri..

    Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tibatiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasmelangsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng..

    tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak Maasss..eennaakk sekaaliiaku mau keluarin putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme Put aku juga mau keluar kataku,

    langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya Agen Bola Terpercaya

    Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata Gimana Put? Enak kan ? dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi,

    tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena guntingcdnya juga udah robek..

    Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? tanya ayahku, Oh maaf, tadi aku baru mandi pap .

    Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ? tanya ibuku. Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? tanyaku Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat Jawab ayahku. Yes gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini.

    Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benarbenar menikmati persetubuhan ini.

    Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?

    Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benarbenar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat. Agen Bola Terpercaya

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Ngentot Anal Wanita Jepang Hot Banget – Foto Ngentot Terbaru 2018

    Foto Ngentot Anal Wanita Jepang Hot Banget – Foto Ngentot Terbaru 2018


    2035 views

    Perawanku – Merasakan Memek sudah banyak orang awam mengenalnya , namun apakah seks anal berikut nikmat di bandingkan dengan memek. Disini 139.99.33.211 menunjukkan Foto sex anal yang hot  banget bos, bagi bos yang penasaran bagaimana rasanya langsung saja scroll kebawah bos, jika sudah pengen jangan tunda lagi langsung telpon si Doi ya bos ku  :

     

  • Galery Foto Model Pamer Body Seksi – Foto Bugil Hot Terbaru 2018

    Galery Foto Model Pamer Body Seksi – Foto Bugil Hot Terbaru 2018


    2687 views

    Perawanku – Bila kamu selama ini selalu mengidam-ngidamkan bisa menjamah cewek seperti dalam foto bugil cewek cantik ini, maka sekarang adalah saatnya untuk melepaskan sesuatu yang tertunda tersebut. Segera persiapkan tisu atau lotionmu karena cewek cantik bugil ini akan membuat agan tak tahan pengen coli. Tak percaya? Coba deh kamu lihat sendiri pada foto bugil cewek cantik yang sedang Berfose Sexy di dalam hotel ini.

     

  • Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku


    906 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku, Aku mahasiswa arsitektur tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, dan sudah saatnya melaksanakan tugas akhir sebagai prasyarat kelulusan. Beruntung, aku kebagian seorang dosen yang asyik dan kebetulan adalah seorang ibu. Rani namanya, di awal umur tigapuluh, luar biasa cantik dan cerdas. Cukup sulit untuk menggambarkan kejelitaan sang ibu. Bersuami seorang dosen pula yang kebetulan adalah favorit anak-anak karena moderat dan sangat akomodatif. Singkat kata banyak teman-temanku yang sedikit iri mengetahui aku kebagian pembimbing Ibu Rani. “Dasar lu… enak amat kebagian ibu yang cantik jelita…” Kalau sudah begitu aku hanya tersenyum kecil, toh bisa apa sih pikirku.

    Proses asistensi dengan Ibu Rani sangat mengasyikan, sebab selain beliau berwawasan luas, aku juga disuguhkan kemolekan tubuh dan wajah beliau yang diam-diam kukagumi. Makanya dibanding teman-temanku termasuk rajin berasistensi dan progres gambarku lumayan pesat. Setiap asistensi membawa kami berdua semakin akrab satu sama lain. Bahkan suatu saat, aku membawakan beberapa kuntum bunga aster yang kutahu sangat disukainya. Sambil tersenyum dia berucap, “Kamu mencoba merayu Ibu, Rez?”
    Aku ingat wajahku waktu itu langsung bersemu merah dan untuk menghilangkan grogiku, aku langsung menggelar gambar dan bertanya sana-sini. Tapi tak urung kuperhatikan ada binar bahagia di mata beliau. Setelah kejadian itu setiap kali asitensi aku sering mendapati beliau sedang menatapku dengan pandangan yang entah apa artinya, beliau makin sering curhat tentang berbagai hal. Asistensi jadi ngelantur ke bermacam subyek, dari masalah di kantor dosen hingga anak tunggalnya yang baru saja mengeluarkan kata pertamanya. Sesungguhnya aku menyukai perkembangan ini namun tak ada satu pun pikiran aneh di benakku karena hormat kepada beliau.

    Hingga… pada saat kejadian. Suatu malam aku asistensi sedikit larut malam dan beliau memang masih ada di kantor pukul 8 malam itu. Yang pertama terlihat adalah mata beliau yang indah itu sedikit merah dan sembab. “Wah, saat yang buruk nih”, pikirku. Tapi dia menunjuk ke kursi dan sedikit tersenyum jadi kupikir tak apa-apa bila kulanjutkan. Setelah segala proses asistensi berakhir aku memberanikan diri bertanya, “Ada apa Bu? Kok kelihatan agak sedih?”
    Kelam menyelimuti lagi wajahnya meski berusaha disembunyikannya dengan senyum manisnya.
    “Ah biasalah Rez, masalah.”
    Ya sudah kalau begitu aku segera beranjak dan membereskan segala kertasku. Dia terdiam lama dan saat aku telah mencapai pintu, barulah…
    “Kaum Pria memang selalu egois ya Reza?”
    Aku berbalik dan setelah berpikir cepat kututup kembali pintu dan kembali duduk dan bertanya hati-hati.
    “Kalau boleh saya tahu, kenapa Ibu berkata begitu? Sebab setahu saya perempuan memang selalu berkata begitu, tapi saya tidak sependapat karena certain individual punya ego-nya sendiri-sendiri, dan tidak bisa digolongkan dalam suatu stereotype tertentu.”

    Matanya mulai hidup dan kami beradu argumen panjang tentang subyek tersebut dan ujung-ujungnya terbukalah rahasia perkimpoiannya yang selama ini mereka sembunyikan. Iya, bahwa pasangan tersebut kelihatan harmonis oleh kami mahasiswa, mereka kaya raya, keduanya berparas good looking, dan berbagai hal lain yang bisa membuat pasangan lain iri melihat keserasian mereka. Namun semua itu menutupi sebuah masalah mendasar bahwa tidak ada cinta diantara mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka yang konservatif dan selama ini keduanya hidup dalam kepalsuan. Hal ini diperburuk oleh kasarnya perlakuan Pak Indra (suami beliau) di rumah terhadap Bu Rani (fakta yang sedikit membuatku terhenyak, ugh betapa palsunya manusia sebab selama ini di depan kami beliau terlihat sebagai sosok yang care dan gentle).

    Singkat kata beliau sambil terisak menumpahkan isi hatinya malam itu dan itu semua membuat dia sedikit lega, serta membawa perasaan aneh bagiku, membuat aku merasa penting dan dekat dengan beliau. Kami memutuskan untuk jalan malam itu, ke Lembang dan beliau memberi kehormatan bagiku dengan ikut ke sedan milikku. Sedikit gugup kubukakan pintu untuknya dan tergesa masuk lalu mengendarai mobil dengan ekstra hati-hati. Dalam perjalanan kami lebih banyak diam sambil menikmati gubahan karya Chopin yang mengalun lembut lewat stereo. Kucoba sedikit bercanda dan menghangatkan suasana dan nampaknya lumayan berhasil karena beliau bahkan sudah bisa tertawa terbahak-bahak sekarang.

    “Kamu pasti sudah punya pacar ya Reza?”
    “Eh eh eh”, aku gelagapan.
    Iya sih emang, bahkan ada beberapa, namun tentu saja aku tak akan mengakui hal tersebut di depannya.
    “Nggak kok Bu… belum ada… mana laku aku, Bu…” balasku sambil tersenyum lebar.
    “Huuu, bohong!” teriaknya sambil dicubitnya lengan kiriku.
    “Cowok kayak kamu pasti playboy deh… ngaku aja!”
    Aku tidak bisa menjawab, kepalaku masih dipenuhi fakta bahwa beliau baru saja mencubit lenganku. Ugh, alangkah berdebar dadaku dibuatnya. Beda bila teman wanitaku yang lain yang mencubit.

    Larut malam telah tiba dan sudah waktunya beliau kuantar pulang setelah menikmati jagung bakar dan bandrek berdua di Lembang. Daerah Dago Pakar tujuannya dan saat itu sudah jam satu malam ketika kami berdua mencapai gerbang rumah beliau yang eksotik.
    “Mau nggak kamu mampir ke rumahku dulu, Rez?” ajaknya.
    “Loh apa kata Bapak entar Bu?” tanyaku.
    “Ah Bapak lagi ke Kupang kok, penelitian.”
    Hm… benakku ragu namun senyum manis yang menghiasi bibir beliau membuat bibirku berucap mengiyakan. Aku mendapati diriku ditarik-tarik manja oleh beliau ke arah ruang tamu di rumah tersebut akan tetapi benakku tak habis berpikir, “Duh ada apa ini?”

    Sesampainya di dalam, “Sst… pelan-pelan ya… Detty pasti lagi lelap.” Kami beringsut masuk ke dalam kamar anaknya dan aku hanya melihat ketika beliau mengecup kening putrinya yang manis itu pelan. Kami berdua bergandengan memasuki ruang keluarga dan duduk bersantai lalu mengobrol lama di sana. Beliau menawarkan segelas orange juice. “Aduh, apa yang harus aku lakukan”, pikirku.

    Entah setan mana yang merasuk diriku ketika beliau hendak duduk kembali di karpet yang tebal itu, aku merengkuh tubuhnya dalam sekali gerakan dan merangkulnya dalam pangkuanku. Beliau hanya terdiam sejenak dan berucap, “Kita berdua telah sama-sama dewasa dan tahu kemana ini menuju bukan?” Aku tak menjawab hanya mulai membetulkan uraian rambut beliau yang jatuh tergerai dan membawa tubuh moleknya semakin erat ke dalam pelukanku, dan kubisikkan di telinganya, “Reza sangat sayang dan hormat pada Ibu, oleh karenanya Reza tak akan berbuat macam-macam.” Ironisnya saat itu sesuatu mendesakku untuk mengecup lembut cuping telinga dan mengendus leher hingga ke belakang kupingnya. Kulihat sepintas beliau menutup kelopak matanya dan mendesah lembut. “Kau tahu aku telah lama tidak merasa seperti ini Rez…” Kebandelanku meruyak dan aku mulai menelusuri wajah beliau dengan bibir dan lidahku dengan sangat lembut dan perlahan. Setiap sentuhannya membuat sang ibu merintih makin dalam dan beliau merangkul punggungku semakin erat. Kedua tanganku mulai nakal merambah ke berbagai tempat di tubuh beliau yang mulus wangi dan terawat.

    Aku bukanlah pecinta ulung, infact saat itu aku masih perjaka namun cakupan wawasanku tentang seks sangat luas. “Tunggu ya Rez… ibu akan bebersih dulu.” Ugh apa yang terjadi, aku tersadar dan saat beliau masuk ke dalam, tanpa pikir panjang aku beranjak keluar dan segara berlari ke mobil dan memacunya menjauh dari rumah Ibu Ir. Rani dosenku, sebelum segalanya telanjur terjadi. Aku terlalu menghormatinya dan… ah pokoknya berat bagiku untuk mengkhianati kepercayaan yang telah beliau berikan juga suaminya. Sekilas kulihat wajah ayu beliau mengintip lewat tirai jendela namun kutegaskan hatiku untuk memacu mobil dan melesat ke rumah Tina.

    Sepanjang perjalanan hasrat yang telah terbangun dalam diriku memperlihatkan pengaruhnya. Aku tak bisa konsentrasi, segala rambu kuterjang dan hanya dewi fortuna yang bisa menyebabkan aku sampai dengan selamat ke pavilyun Tina. Tina adalah seorang gadis yang aduhai seksi dan menggairahkan, pacar temanku. Namun sejak dulu dia telah mengakui kalau Tina menyukaiku. Bahkan dia telah beberapa kali berhasil memaksa untuk bercumbu denganku. Hal yang kupikir tak ada salahnya sebagai suatu pelatihan buatku. Aku mengetuk pintu kamar paviliunnya tanpa jawaban, kubuka segera dan Tina sedang berjalan ke arahku, “Sendirian?” tanyaku. Tina hanya mengangguk dan tanpa banyak ba bi bu, aku merangsek ke depan dan kupagut bibirnya yang merah menggemaskan. Kami berciuman dalam dan bernafsu. “Kenapa Rez?” di sela-sela ciuman kami, Tina bertanya, aku tak menjawab dan kuciumi dengan buas leher Tina, hingga dia gelagapan dan menjerit lirih. Tangan kananku membanting pintu sementara tangan kiriku dengan cekatan mendekap Tina makin erat dalam pelukanku. “Brak!” kurengkuh Tina, kuangkat dan kugendong ke arah kasur. “Ugh buas sekali kamu Rez…” Sebuah senyum aneh menghiasi wajah Tina yang jelita.

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Kurebahkan Tina dan kembali kami berpagutan dalam adegan erotis yang liar dan mendebarkan. Aku bergeser ke bawah dan kutelusuri kaki Tina yang jenjang dengan bibirku dan kufokuskan pada bagian paha dalamnya. Kukecup mesra betis kanannya. Tina hanya mengerang keenakan sambil cekikikan lirih karena geli. Kugigit-gigit kecil paha yang putih dan mulus memikat itu sambil tanganku tak henti membelai dan merangsang Tina dengan gerakan-gerakan tangan dan jari yang memutar-mutar pada payudaranya yang seksi dan ranum. Dengan sekali tarik, piyama yang dikenakannya terlepas dan kulemparkan ke lantai, sementara aku bergerak menindih Tina.

    Kami saling melucuti hingga tak ada sehelai benang pun yang menjadi pembatas tarian kami yang makin lama makin liar. “Reza ahhh… Reza… Reza…” Tina terus berbisik lirih ketika kukuakkan kedua kakinya dan aku menuju kewanitaannya yang membukit menantang. Kusibakkan rambut pubic-nya yang lebat namun rapih dan serta merta aromanya yang khas menyeruak ke hidungku. Bentuknya begitu menantang sehingga entah kenapa aku langsung menyukainya. Kuhirup kewanitaan Tina dengan keras dan lidahku mulai menelusuri pinggiran labia minora-nya yang telah basah oleh cairan putih bening dengan wangi pheromone menggairahkan. Kubuka kedua labia-nya dengan jemariku dan kususupkan lidahku pelan diantaranya menyentuh klitorisnya yang telah membesar dan kemerahan.

    “Aaagh…” Tina menjerit tertahan, sensasi yang dirasakannya begitu menggelora dan semakin membangkitkan semangatku. Detik itu juga aku memutuskan untuk melepas status keperjakaanku yang entah apalah artinya. Sejenak pikiranku melambung pada Ibu Rani, ah apa yang terjadi besok? Kubuang jauh-jauh perasaan itu dan kupusatkan perhatianku pada gadis cantik molek yang terbaring pasrah dan menantang di hadapanku ini. Tina pun okelah. Malam ini aku akan bercinta dengannya. Dengan ujungnya yang kuruncingkan aku menotol-notolkan lidahku ke dalam kewanitaan Tina hingga ia melenguh keras panjang dan pendek.

    Lama, aku bermain dengan berbagai teknik yang kupelajari dari buku. Benar kata orang tua, membaca itu baik untuk menambah pengetahuan. Kuhirup semua cairan yang keluar darinya dan semakin dalam aku menyusupkan lidahku menjelajahi permukaan yang lembut itu semakin keras lenguhan yang terdengar dari bibir Tina. Aku naik perlahan dan kuciumi pusar, perut dan bagian bawah payudaranya yang membulat tegak menantang. Harus kuakui tubuh molek Tina, pacar temanku ini sungguh indah. Lidahku menjelajahi permukaan beledu itu dengan penuh perasaan hingga sampai ke puting payudaranya yang kecoklatan. Aku berhenti, kupandangi lama hingga Tina berteriak penasaran, “Ayo Rez… tunggu apa lagi sayang.”

    Aku berpaling ke atas, di hadapanku kini wajah putih jelitanya yang kemerahan sambil menggigit bibir bawahnya karena tak dapat menahan gejolak di dadanya. Hmm… pemandangan yang jarang-jarang kudapat pikirku. Tanganku meraih ke samping, kusentuh pelan putingnya yang berdiri menjulang sangat menggairahkan dengan telunjukku. “Aaah Rez… jangan bikin aku gila, please Rez…” Dengan gerakan mendadak, aku melahap puting tersebut mengunyah, mempermainkan, serta memilinnya dengan lidahku yang cukup mahir. (Aku tahu Tina sangat sensitif dengan miliknya yang satu itu, bahkan hanya dengan itupun Tina dapat orgasme saat kami sering bercumbu dulu). Tina menjerit-jerit kesenangan. Kebahagian melandanya hingga ia maju dan hendak merengkuh badanku.

    “Eit, tunggu dulu Non… jangan terlalu cepat sayang”, aku menjauh dan menyiksanya, biar nanti juga tahu rasanya multi orgasme. Nafas Tina yang memburu dan keringat mengucur deras dari pori-porinya cukup kurasa. Aku bangkit dan pergi ke dapur kecil minum segelas air dingin. “Jaaahat Reza… jahaat…” kudengar seruannya. Saat aku balik, tubuhnya menggigil dan tangannya tak henti merangsang kewanitaanya. Aku benci hal itu, dan kutepis tangannya, “Sini… biar aku…” Aku kembali ke arah wajahnya dan kupagut bibirnya yang merah itu dan kami bersilat lidah dengan semangat menggebu-gebu. Kuraih tubuh mungilnya dalam pelukanku dan kutindih pinggulnya dengan badanku. “Uugh…” dia merintih di balik ciuman kami. Kedua bibir kami saling melumat dan menggigit dengan lincahnya, seolah saling berlomba.

    Birahi dan berbagai gejolak perasaan mendesak sangat dahsyat. Sangat intensif menggedor-gedor seluruh syaraf kami untuk saling merangsang dan memuaskan sang lawan. Kejantananku minta perhatian dan mendesak-desak hingga permukaannya penuh dengan guratan urat yang sangat sensitif. Duh… saatnya kah? aku bimbang sejenak namun kubulatkan tekadku dan dengan segera aku menjauh dari Tina. Tanpa disuruh lagi Tina meregangkan kedua pahanya dan menyambut kesediaanku dengan segenap hati. Punggungnya membusur dan bersiap. Sementara aku menyiapkan batang kemaluanku dan membimbingnya menuju ke pasangannya yang telah lumer licin oleh cairan kewanitaannya. Oh my God… sensasi yang saat itu kurasakan sangat mendebarkan, saat-saat pertamaku. Gigitan bibir bawah Tina menunjukkan ketidaksabarannya dan dengan kedua betisnya dia mendesak pinggulku untuk bergerak maju ke depan. Akhirnya keduanya menempel. Kubelai-belaikan permukaan kepala kejantananku ke klitorisnya dan Tina meraung, masa sih begitu sensasional? Biasa sajalah. Kudesak ke depan perlahan (aku tahu ini merupakan hal pertama bagi dia juga) sial… mana muat? Ah pasti muat. Kusibakkan dengan kedua jemariku sambil pinggulku mendesak lagi dengan lembut namun mantap. Membelalak Tina ketika batang kemaluanku telah menyeruak di antara celah kewanitaannya.

    Sambil matanya mendelik, menahan nafas dan menggigit-gigit bibir bawahnya, Tina membimbing dengan memegang batang kemaluanku, “Hmm… Rez? jangan ragu sayang…” Dengan mantap aku menghentakkan pinggulku ke depan agar Tina menjerit. Loh sepertiganya telah amblas ke dalam. Hangat, basah, ketat sangat sensasional. Pinggang kugerakkan ke kiri dan ke kanan. Sementara Tina kepedasan dan air matanya sedikit mengintip dari ujung matanya yang berbinar indah itu.
    “Kenapa sayang?” tanyaku.
    “Nggak pa-pa Rez… terusin aja sayang… Aku adalah milikmu, semuanya milikmu…”
    “Sungguh…”

    Aku tahu pastilah mengharukan bagi gadis manapun meski sebandel Tina, apabila kehilangan keperawanannya. Maka untuk menenangkannya aku merengkuh tubuhnya dan kuangkat dalam pelukan, proses itu membuat kemaluanku semakin dalam merasuk ke dalam Tina. Dia mendelik keenakan, matanya yang indah merem melek dan bibirnya tak henti mendesah, “Rez sayaaang… ugh nikmatnya.” Saat itu aku sedang memikirkan Ibu Rani. Aneh, mili demi mili batang kemaluanku menghujam deras ke dalam diri Tina dan semakin dalam serta setiap kali aku menggerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan sekujur tubuh Tina bergetar, bergidik menggelinjang keras, lalu kudesak ke dalam sambil sesekali kutarik dan ulur. Tina menjerit keras sekali dan kubungkam dengan ciumanku, glek… kalau ketahuan ibu kost-nya mampus kami. Aku tak menyangka sedemikian ketatnya kewanitaan Tina, hingga kemaluanku serasa digenggam oleh sebuah mesin pemijat yang meski rapat namun memberikan rasa nyaman dan nikmat yang tak terkira. Pelumasan yang kulakukan telah cukup sehingga kulit permukaannya kuyakin tidak lecet sementara perjalanan batang kemaluanku menuju ke akhirnya semakin dekat. Hangat luar biasa, hangat dan basah menggairahkan, tulang-tulangku seakan hendak copot oleh rasa ngilu yang sangat bombastis.

    Perasaan ini rupanya yang sangat diimpikan berjuta pria. “Eh… Tina sayang… kasihan kau, kelihatan sangat menderita, meski aku tahu dia sangat menikmatinya”. Wajahnya bergantian mengerenyit dan membelalak hingga akhirnya telah cukup dalam, kusibakkan liang kemaluan Tina-ku tersayang dengan batang kemaluanku hingga bersisa sedikit sekali di luarnya. Tina merintih dan membisikkan kata-kata sayang yang terdengar bagai musik di telingaku. Aku mendenyutkan kemaluanku dan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan bersentuhan dengan hampir seluruh permukaan dalam rahimnya, mentokkah? Berbagai tonjolan yang ada di dalam lubang kemaluannya kutekan dengan kemaluanku, hingga Tina akan menjerit lagi, namun segera kubungkam lagi dengan ciuman yang ganas pada bibirnya.

    Kutindih dia, kutekan badannya hingga melesak ke dalam kasur yang empuk dan kusetubuhi dirinya dengan nafsu yang menggelegak. Dengan mantap dan terkendali aku menaikkan pinggulku hingga kepala kemaluanku nyaris tersembul keluar. Ugh, sensasinya dan segera kutekan lagi, oooh pergesekan itu luar biasa indah dan nikmat. Gadis seksi yang ranum itu merem melek keenakan dan ritual ini kami lakukan dengan tenang dan santai, berirama namun dinamis. Pinggulnya yang montok itu kuraih dan kukendalikan jalannya pertempuran hingga segalanya makin intens ketika sesuatu yang hangat mengikuti kontraksi hebat pada otot-otot kewanitaannya meremas-remas batang kemaluanku, serta ditingkahi bulu mata Tina yang bergetar cepat mendahului aroma orgasme yang sedang menjelangnya. Aku pernah membaca hal ini.

    “Shhs sayang Tina… jangan dulu ya sayang ya…”
    “Shhh… Reza… nggak tahan aku… Reeez… shhhh…”
    “Cup cup… kalem sayang…” kukecup lembut matanya, bibirnya, hidungnya, dan keningnya.
    Tina mereda, aku berhenti.
    “Reza… kamu tega ih…” Tina cemberut sambil menarik-narik bulu dadaku.
    “Sshhh sayangku… biar aja, entar kalo udah meledak pasti nikmat deh… minum dulu yuk sayang…”

    Aku menarik keluar batang kemaluanku, aku tak mau Tina tumpah, meski demikian saat aku menarik kemaluanku, ia memelukku dengan kencang hingga terasa sakit menahan sensasi luar biasa yang barusan dia rasakan. Kalian para pembaca wanita yang pernah bercinta pasti pernah merasakan hal itu. Sembari minum aku menarik nafas panjang dan meredakan pula gejolak nafsuku, aku mau yang pertama ini jadi indah untuk kami berdua. Sial, ingatanku kembali melayang ke Ibu Rani. Apa yang sekarang dia lakukan? Bagaimana keadaan dia? Ah urusan besok sajalah. Dengan melompat aku merambat naik lagi ke tubuh Tina yang sedang tersenyum nakal.
    “Minum sayang…” dia memberengut dan minum dengan cepat.
    “Ayo Reza… jangan jahat dong…”
    Dengan satu gerakan cepat aku menyelipkan diri di antara kedua kakinya seraya membelainya cepat dan meletakkan kemaluanku ke perbukitan yang ranum itu. Cairan putih yang kental terlihat meleleh keluar.

    Kusibakkan kewanitaannya, dan dengan cepat kutelusupkan batang kemaluanku ke dalamnya. Ugh, berdenyut keduanya masuklah ia, dengan mantap kudorong pinggulku mengayuh ke depan. Tina pun menyambutnya dengan suka cita. Walhasil dengan segera dia telah masuk melewati liang yang licin basah dan hangat itu ke dalam diri Tina dan bersarang dengan nyamannya. Maka dimulailah tarian Tango itu. Menyusuri kelembutan beledu dan bagai mendaki puncak perbukitan yang luar biasa indah, kami berdua bergerak secara erotis dan ritmis, bersama-sama menggapai-gapai ke what so called kenikmatan tiada tara. Gerakan batang kejantananku dan pergesekannya dengan ‘diri’ Tina sungguh sulit digambarkan dengan kata-kata. Kontraksi yang tadi telah reda mulai lagi mendera dan menambah nikmatnya pijatan yang dihasilkan pada batang kemaluanku. Tanganku menghentak menutup mulutnya saat Tina menjerit keras dan melenguh keenakan. Lama kutahan dengan mencoba mengalihkan perhatian kepada berbagai subyek non erotis.

    Aku tiba-tiba jadi buntu, Yap… Darwin, eksistensialist, le corbusier, pilotis, doppler, dan Thalia. Hah, Thalia yang seksi itu loh. Duh… kembali deh ingatanku pada persetubuhan kami yang mendebarkan ini. Ah, nikmati saja, keringat kami yang berbaur seiring dengan pertautan tubuh kami yang seolah tak mau terpisahkan, gerakan pinggulnya yang aduhai, aroma persetubuhan yang kental di udara, jeritan-jeritan lirih tanpa arti yang hanya dapat dipahami oleh dua makhluk yang sedang memadu cinta, perjalanan yang panjang dan tak berujung. Hingga desakan itu tak tertahankan lagi seperti bendungan yang bobol, kami berdua menjerit-jerit tertahan dan mendelik dalam nikmat yang berusaha kami batasi dalam suatu luapan ekspresi jiwa. Tina jebol, berulang-ulang, berantai, menjerit-jerit, deras keluar memancarkan cairan yang membasahi dan menambah kehangatan bagi batang kemaluanku yang juga tengah meregang-regang dan bergetar hendak menumpahkan setampuk benih. Kontraksi otot-otot panggulnya dan perubahan cepat pada denyutan liang kemaluannya yang hangat dan ketat menjepit batang kemaluanku. Akh, aku tak tahan lagi.

    Di detik-detik yang dahsyat itu aku mengingat Tuhan, dosa, dan Ibu Rani yang telah aku kecewakan, tapi hanya sesaat ketika pancaran itu mulai menjebol tak ada yang dibenakku kecuali… kenikmatan, lega yang mengawang dan kebahagiaan yang meluap. Aku melenguh keras dan meremas bahu dan pantat sekal Tina yang juga tengah mendelik dan meneriakkan luapan perasaannya dengan rintihan birahi. Berulang-ulang muncrat dan menyembur keluar tumpah ke dalam liang senggama sang gadis manis dan seksi itu. Geez… nikmat luar biasa. Lemas yang menyusul secara tiba-tiba mendera sekujur tubuhku hingga aku jatuh dan menimpa Tina yang segera merangkulku dan membisikkan kata-kata sayang. “Enak sekali Reza, duh Gusti…” Aku menjilati lehernya dan membiarkan batang kemaluanku tetap berbaring dan melemas di dalam kehangatan liang kewanitaannya (ya ampun sekarang pun aku mengingat kemaluan Tina dan aku bergidik ingin mengulang lagi).

    Denyut-denyut itu masih terasa, membelai kemaluanku dan menidurkannya dalam kelemasan dan ketentraman yang damai. Kugigit dan kupagut puting payudara Tina dengan gemas. Tina membalas menjewer kupingku, meski masih dalam tindihan tubuhku.
    “Reza sayang… kamu bandel banget deh… gimana kalo Rian tahu nanti Rez…”
    “Iya… dan gimana Vina-ku ya?” dalam hatiku.

    Ironisnya lagi, kami selalu melakukannya berulang-ulang setiap ada kesempatan. Bagai tak ada esok, dengan berbagai gaya dan cara tak puas-puasnya. Di lantai, di dapur, di kasur, di bath tub, bahkan di kedinginan malam teras belakang paviliun sambil tertawa cekikikan. Rasa khawatir ketahuan yang diiringi kenikmatan tertentu memacu adrenalin semakin deras, yang segalanya membuat gairah.

    Tak kusangka kami terkuras habis, lelah tak tertahan namun pagi telah menjelang dan aku harus bertemu dengan Ibu Rani. Aku bergerak melangkah menjauhi tempat tidur meskipun dengan lutut lemas seperti karet dan tubuhku limbung. Kamar mandi tujuanku. Segera saja aku masuk ke dalam bath tub dan mengguyur sekujur tubuh telanjangku dengan air dingin. Brrr… lemas yang mendera perlahan terangkat seiring dengan bangkitnya kesadaranku. Sambil berendam aku mengingat kembali kilatan peristiwa yang beberapa hari ini terjadi.

    Semenjak saat itu asistensiku dengan Ibu Rani berlangsung beku, dan dia terlihat dingin sekali, sangat profesional di hadapanku. Beliau kembali memangilku dengan anda, bukan panggilan manja Reza lagi seperti dulu. Aku serba salah, tidak sadarkah dia kalau aku pulang malam itu karena menghormati dan menyayanginya? Hingga dua hari menjelang sidang akhir, dan keadaan belum membaik, gambarku selesai namun belum mendapat persetujuan dari Bu Rani. Kuputuskan untuk berkunjung ke rumahnya, meski aku tak pasti apakah Pak Indra ada di sana atau tidak.

    Hari itu mobilku dipinjam oleh teman dekatku, sementara siangnya hujan rintik turun perlahan. Ugh, memang aku ditakdirkan untuk gagal sidang kali ini. Bergegas kucegat angkot dan dengan semakin dekatnya kawasan tempat tinggal beliau, semakin deg-degan debar jantungku. Kucoba mengingat seluruh kejadian semalam saat aku dan Tina bercinta untuk kesekian kalinya, untuk mengurangi keresahanku. Aku turun dari angkot dalam derasnya hujan dan dengan sedikit berlari aku membuka gerbang dan menerobos ke dalam pekarangan. Basah sudah bajuku, kuyup dan bunga Aster yang kubawakan telah tak berbentuk lagi. Kubunyikan bel dan menanti. Bagaimana kalau beliau keluar? bagaimana kalau Pak Indra ada di rumah? dan beratus what if berkecamuk sampai aku tak menyadari kalau wajah jelita dan tubuh molek Ibu Rani telah berdiri beberapa meter di depanku. Saat aku sadar senyumnya masih dingin, tapi ada rasa kasihan terbesit tampak dari wajah keratonnya yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpiku. Aku hanya bisa menyodorkan bunga yang telah rusak itu dan berkata, “Maafkan saya…”

    Tubuhku yang menggigil kedinginan dan kuyup itu sepertinya menggugah rasa iba di hati beliau dan aku mendapati beliau tersenyum dan berkata, “Sudah Reza, cepat masuk, ganti baju sana… dua hari lagi kamu sidang loh… entar kalo sakit kan Ibu juga yang repot.” Uuugh, leganya beban ini telah terangkat dari dadaku, dan aku menghambur masuk. “Maaf Bu, saya basah kuyup.” Beliau masuk ke dalam dan segera membawakan handuk untukku. “Sana ke kamar dan ganti baju gih, pake aja kaus-kaus Bapak.” Kuberanikan diri, mendoyongkan tubuh dan mengecup keningnya, “Terima kasih banyak Bu…” Sang ibu sedikit terperangah dan kemudian menepis wajahku. “Sudah sana, masuk… ganti baju kamu.” Dengan sedikit cengengesan aku masuk ke dalam dan mengeringkan tubuhku, dan mengganti baju dengan kaus yang sungguh pas di badanku.

    Segera aku keluar dan mencari Ibu Rani. Beliau sedang berada di dapur mencoba membuatkan secangkir teh panas untukku. Aduuh, aku sedikit terharu. Dengan beringsut aku mendekatinya dan merangkul beliau dari belakang. Dengan ketus beliau menepis tubuhku dan menjauh.
    “Reza… kamu pikir kamu bisa seenaknya saja begitu.” Aku terdiam.
    “Saya minta maaf Bu, waktu itu saya pergi karena Reza tak sanggup Bu… Ibu, orang yang paling saya hormati dan sayangi, mungkin Reza butuh waktu, Bu…” sambil berkata demikian aku mendekatinya dan memegang pundak kanan beliau dan memberi sedikit pijatan lembut. Beliau tergetar dan tampak sedikit melunak.
    Aku mendekat lagi, “Ibu mau maafin Reza?” sambil kutatap tajam matanya, kemudian perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajah ayu sang ibu.
    “Tapi Rez…”
    Beliau kelihatan bingung, namun kecupan lembutku telah bersarang lembut pada keningnya. Kurengkuh Rani yang ranum itu dalam pelukanku dan kuusap-usapkan kelopak bibirku pada bibirnya dan kukecup dan kugigit-gigit bibir bawahnya yang merah merekah itu. Nafas Rani sedikit memburu dan bibirnya merekah terbuka.

    Semula sedikit pasif ciuman yang kuterima, kemudian lidahku menelusup ke dalam dan menyentuh giginya yang putih, mencari lidahnya. Getar-getar yang dirasakannya memaksa Rani untuk memerima lidahku dan saling bertautlah lidah kami berdua, menari-nari dalam kerinduan dan rasa sayang yang sulit dimengerti. Bayangkan beliau adalah dosenku yang kuhormati, yang meskipun cantik jelita, putih dan mempesona menggairahkan, namun tetap saja adalah orang yang seharusnya kujunjung tinggi.

    “Jangan di sini Rez, Tuti bisa datang kapan saja.”
    Kutebak Tuti adalah nama pembantu mereka.
    “Bapak?”
    “Ah biarkan saja dia”, kata dosen pujaanku itu.
    Ditariknya tanganku ke arah kamarnya yang mereka rancang berdua.
    “Buu… Bapak di mana?”
    Wanita matang yang luar biasa cantik itu berbalik bertanya, “Kenapa, kamu takut? Pulang sana, kalau kamu takut.”

    Ah, kutenangkan hatiku dan yakin dia pasti juga tidak akan membiarkan ada konfrontasi di rumah mereka. Jadi aku medahului Rani (sekarang aku hanya memanggil beliau dengan nama Rani atas permintaannya. Di samping itu, Rani pun tak berbeda jauh umur denganku) dan dalam satu gerakan tangan, Rani telah ada dalam pondonganku, kemudian kuciumi wajahnya dengan mesra, lehernya, dan sedikit belahan di dadanya. Menjelang dekat dengan tempat peraduan, Rani kuturunkan dan aku mundur memandanginya seperti aku memandanginya saat pertama kali. Semula Rani sedikit kikuk.
    “Kenapa? Aku cantik kan?”
    Rani bergerak gemulai seolah sedang menari, duh Gusti… cantik sekali. Ia mengenakan daster panjang berwarna light cobalt yang menerawang.

    Kupastikan Rani tidak mengenakan apa-apa lagi di baliknya. Payudaranya bulat dan penuh terawat, pinggulnya selalu membuat para mahasiswi iri bergosip dan mahasiswa berdecak kagum. Aku sekonyong-konyong melangkah maju dan dengan lembut kutarik ikatan di belakang punggungnya, hingga bagaikan adegan slow motion daster tersebut perlahan jatuh ke lantai dan menampilkan sebuah pemandangan menakjubkan, luar biasa indah. Tubuh telanjang Ir. Rani yang menggairahkan. Tanpa tunggu lebih lama aku kembali melangkah ke depan dan kami berpagutan mesra, lembut dan menuntut.

    Mendesak-desak kami saling mencumbu. Ciuman terdahsyat yang pernah kualami, sensasinya begitu memukau. Lidahnya menerobos bibirku dan dengan penuh nafsu menyusuri permukaan dalam mulutku. Bibirnya yang mungil dan merah merekah indah kulumat dengan lembut namun pasti. Impian yang luar biasa ini, saat itu aku bahkan hendak mencubit lengan kiriku untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi. Rani melucuti pakaianku dan meloloskan kaosku, sambil sesekali berhenti mengagumi gumpalan-gumpalan otot pada dadaku yang cukup bidang dan perutku yang rata karena sering didera push-up.

    Kami berdua sekarang telanjang bagai bayi. Ada sedikit ironi pada saat itu, dan kami berdua menyadarinya dan tersenyum kecil dan saling menatap mesra. Aku menggenggam kedua tangannya dan mengajaknya berdansa kecil, eh norak tapi romantis. Rani tergelak dan menyandarkan kepalanya ke dadaku dan kami ber-slow dance di sana, di kamar itu, aku dan Rani, tanpa pakaian. Batang kemaluanku tanpa malu-malu berdiri dengan tegaknya, dan sesekali disentil oleh tangan lentik Rani. Dengan perutnya ia mendesak batang kemaluanku ke atas dan menempel mengarah ke atas, duh ngilu namun sensasional.

    Saat itu cukup remang karena hujan deras dan cuaca dingin, namun rambut Rani yang indah tergerai wangi tampak jelas bagiku. Kucium dan kubelai rambutnya sambil kubisikkan kata-kata sayang dan cinta yang selalu dibalasnya dengan… gombal, bohong dan cekikikan yang menggemaskan. Aku semakin sayang padanya.

    Ah, aku tak tahan lagi. Kudesak tubuh Rani ke arah pinggiran peraduan, kubaringkan punggungnya sementara kakinya tergolek menjuntai ke arah lantai. Aku berlulut di lantai dan mengelus-elus kaki jenjangnya yang mulus. Dan mulai mencumbunya. Kuangkat tungkai kanannya sambil kupegang dengan lembut, kutelusuri permukaan dalamnya dengan lidahku, perlahan dari bawah hingga ke arah pahanya. Pada pahanya yang putih mulus aku melakukan gerakan berputar dengan lidahku. Rani merintih kegelian. “Rez, it feel so good, aku pengen menjerit jadinya…” Saat menuju ke kewanitaannya yang berbulu rapi dan wangi, aku menggunakan kedua tanganku untuk membelai-belai bagian tersebut hingga Rani melenguh lemah. Lalu sambil menyibakkan kedua labianya, aku menggigit-gigit dan menjepit klitorisnya yang tengah mendongak, dengan lembut sekali. “Aduuuh Rez, aku sampai sayang…” Sejumlah besar cairan kental putih meluncur deras keluar dari dalam liang kewanitaaannya dan dengan segera aroma menyengat merasuk hidungku. Dengan hidungku aku mendesak-desak ke dalam permukaan kewanitaannya. Rani menjerit-jerit tertahan.

    “Rezaaa… nggghh… Rez… aduhh…” Rani sontak bangkit meraih dan meremas rambutku kemudian semakin menekannya ke dalam belahan dirinya yang sedang menggelegak. Kuhirup semua cairan yang keluar dari-nya, sungguh seksi rasanya. Aku mengenali wangi pheromone ini sangat khas dan menggairahkan. Rani-ku tersayang juga menyukainya, sampai menitikkan sedikit air mata. Aku naik ke atas dan menenangkan kekasih dan dosenku itu. Dengan wajah penuh peluh Rani tetaplah mempesona. “Aduh Rez, Rani udah lama nggak banjir kayak gitu… mungkin perasaan Rani terlalu meluap ya sayang ya…” Dengan manja ibu yang sehari-harinya tampil anggun itu melumat bibirku dan menciumi seluruh permukaan wajahku sambil cekikikan. Aduuuh, aku sayang sekali sama dosenku yang satu ini. Kudekap Rani dalam pelukanku erat demikian juga dibalasnya dengan tak kalah gemasnya, sehingga seolah-olah kami satu.

    Aku ingin begini terus selamanya, mendekap wanita yang kusayangi ini sepanjang hayatku kalau bisa, tapi nuraniku berbisik bahwa aku tidak dapat melakukannya. Akhirnya kuliahku telah usai dan nilai yang memuaskan telah kuraih, wisuda telah lama lewat, dan sekarang aku telah menjadi entrepeneur muda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Hot Selingkuh Temen Kantor – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Selingkuh Temen Kantor – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1427 views

    Perawanku – Umurku kini 39 tahun sementara Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah.

    Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.

    Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .

    Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah.

    Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong skarang, ya”.

    Eh, nggak nyangka dia menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor. Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”. Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv, ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka dengan pengantar makanan.

    Aku jelasin semua itu, dia malah nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu.

    Saya jadi sangat maklum, pantes Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil berkata,” puasin aku ya..”.

    Aku langsung merapatkan bibirku ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.

    Dia dengan cepat membuka tali bh sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka ekspresinya ketika terangsang.

    Ia makin terangsang, aku juga.

    Tanganku telah masuk ke dalam celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami berubah menjadi posisi 69.

    Kami saling mengisap sambil, ” aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.

    “Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku.

    Rupanya ia mengejar orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.

    “Enak banget, sayang”, katanya setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi. “Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku yang baik itu lho”, Sari menjawab.

    Kami bertempur lagi dan nampaknya Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.

    Semenit kemudian aku mencapai orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh

    Setelah reda, kami berciuman lagi secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil berdiri.

    Karena sulit melakukannya sambil berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.

    Akhirnya kami mencapai kepuasan bersama, setelah aku harus menahan orgasme sebentar karena Sari belum akan orgasme. Akhirnya kami meledakkannya bersama-sama, ” aaahhhhhh… aaaahhh.”. Sampai pertengahan 2003 kami rutin berhubungan 2 atau 3 kali seminggu.

    Kami melakukannya tanpa saling menuntut, kecuali menuntut kepuasan. Saya tidak pernah bermaksud memperistrinya, dia juga tidak pernah berangan-angan hendak bercerai dan menikah dengan saya. Cocok benar kemauan saya dengan kemauan dia. Saya kami hari berpisah. Skarang saya harus agak sering melakukannya sendiri, sambil berkhayal tentang hubungan seksku dengan Sari.

  • Foto Bugil Airi Suzumura Toket Kecil Sedang Mandi Air Panas

    Foto Bugil Airi Suzumura Toket Kecil Sedang Mandi Air Panas


    2348 views

    Perawanku – Pada pertengahan menjelang akhir tahun 2018 admin akan selalu memberikan foto bugil baru beserta cerita dewasa yang lebih menarik lagi, jadi untuk pengunjung setia kami jangan bosan untuk terus mengunjungi web Starbet99 untuk menjaga keharmonisan rumah tangga anda. Berikut ini anda akan melihat foto bugil Airi Suzumura sedang mandi air panas. Link Alternatif Starbet99

    Kumpulan Gambar Airi Suzumura Terbaru 2018 Berkualitas HD Terbagus

  • Skandal Sex Aku, Mbak Linda dan Suaminya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Aku, Mbak Linda dan Suaminya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1336 views

    Perawanku – Payudara Mbak Linda habis aku ciumi. Puting payudaranya aku hisap bergantian. Mbak Linda hanya merintih-rintih saja. Mas Hadi juga makin semangat merekam yang kulakukan pada isterinya. Aku terus saja meremas dan menghisap puting payudara Mbak Linda. Kemudian akupun mulai membuka seluruh pakaianku hingga bugil seperti Mbak Linda dan Mas Hadi. Mbak Linda mendekatkan kepalanya kekontolku dan mulai menghisapnya dengan kepala maju mundur. Aku menikmati saja kuluman bibir Mbak Linda pada kontolku. Kupegang kepala Mbak Linda dan membantunyadengan memaju mundurkan pantatku. Mas Hadi terus merekam adegan kontolku dihisap isterinya.

    Aku mulai tidak sabar, dan kusuruh Mbak Linda supaya nungging. Mbak Linda pun menungging. Kelihatan seluruh lekuk lekuk tubuh ramping dan mulus milik Mbak Linda yang bikin nafsuku semakin naik. Kutepuk pantat Mbak Linda dan meremas pantatnya. Mbak Linda menjerit kecil. Aku lalu mengarahkan kontolku kedalam memeknya dari belakang. Dan kontolkupun akhirnya menerobos memek Mbak Linda.
    “Awww.. enak Andrie..” kata Mbak Linda dengan desahan yang menggairahkan. Daftar Judi Slot
    Aku mulai memaju mundurkan pantatku. Mbak Linda pun makin keras rintihannya. Kulihat Mas Hadi masih asyik merekam semua yang kulakukan pada isterinya.

    Tapi rupanya kontol Mas Hadi sudah mulai tegang lagi. Dia mengambil kaki kamera handycam dan memasang handycam di tempat kaki kamera itu. Kemudian dia mendekati aku dan Mbak Linda. Dia menyodorkan kontolnya yang sudah tegang kemulut Mbak Linda. Mbak Lindapun langsung mengulumnya. Jadi sementara aku mengentot Mbak Linda dari belakang, dia mengulum kontol suaminya. Aku terus memaju mundurkan pantatku dan sesekali aku meremas-rema payudara Mbak Linda. Memang memek Mbak Linda seperti terasa memijit-mijit kontolku. Lama situasi seperti itu berlangsung. Sementara adegan tsb terus direkam oleh handycam yang dipasang Mas Hadi pada kaki kamera. Mbak Linda terus saja menghisap kontol suaminya, sementara aku terus mengentot memeknya dari belakang.

    Tak lama aku merasa sudah mulai keluar.
    “Mbak aku merasa mau keluar nih..” kataku.
    “Mbak juga.. Andrie.. merasa mau keluar..” kata Mbak Linda.
    “Aku juga sudah mau keluar ..” kata Mas Hadi.
    “Aku keluarkan dimana Mbak?” tanyaku.
    “Didalam memek Mbak saja Andrie..” kata Mbak Linda diantara rintihannya.
    Tiba-tiba Mas Hadi mengerang.
    “Aghh.. aku keluar ..” katanya sambil memegang kepala Mbak Linda dan membenamkan kontolnya kemulut Mbak Linda.
    Akhirnya Mas Hadi keluar juga dengan sperma nya masuk seluruhnya kemulut Mbak Linda. Dan tak lama Mbak Linda pun juga keluar dengan tubuhnya menegang dan kontol Mas Hadi masih di mulutnya. Akupun sudah merasa mau keluar juga. Kupeluk erat-erat pinggang Mbak Linda yang ramping dan membenamkan kontolku dalam-dalam kedalam memeknya dari belakang.
    “Agghh.. Mbak.. aku juga keluar..” rintihku sambil membenamkan dan menumpahkan cairan spermaku kedalam memek Mbak Linda.

    Mbak Linda merintih-rintih. Kemudian kami bertiga terkulai lemas. Mas Hadi berbaring dipinggir tempat tidur, Mbak Linda ditengah dan aku dipinggir satu lagi. Lama kami terdiam. Kemudian Mas Hadi mematikan handycamnya.
    “Bagaimana Linda?enak nggak tubuhmu dimasukin dua kontol sekaligus?” tanya Mas Hadi pada Mbak Linda.
    “Enak sekali Mas.. aku jadi capek nih..” jawab Mbak Linda.
    “Kalau aku baru kali ini Mas ngentotin isteri orang, sungguh pengalaman yang sangat mengasyikkan.” kataku.
    “Mungkin ini pertama kali bagi kamu ya Andrie, tapi nanti kamu bisa ngentot dengan bebas dengan cewek-cewek yang aku perkenalkan padamu. Dan yang lebih penting lagi aku dan kamu akan ngentotin si Yuni bersama-sama. Ya kan Linda?” kata Mas Hadi.
    Mbak Linda hanya tersenyum saja mendengar kata suaminya itu.

    “Mas Hadi ini sering ngentot dengan isteri teman-temannya Andrie, tapi aku tidak diperbolehkannya ngentot dengan teman-temannya. Dia curang nih. Kalau kalian mau ngentotin si Yuni bersama-sama terserah saja, asal jangan memaksa dia” kata Mbak Linda sambil tersenyum.
    Aku hanya tersenyum saja dan tanganku tidak berhenti meremas-remas payudara Mbak Linda dihadapan Mas Hadi.

    “Kamu nanti akan kuajak ke rumah temanku Andrie. Disana kamu boleh ngentot dengan wanita manapun dirumah itu.” kata Mas Hadi lagi.
    Dalam hati aku berpikir, rupanya suami isteri ini sudah biasa selingkuh terang-terangan. Dan itu tidak menjadi masalah dalam keluarga mereka. Ternyata mereka menganut seks bebas. Yang penting mereka melakukannya dengan suka sama suka. Nafsu seksku langsung naik lagi. Tiba-tiba telepon rumah Mbak Linda berbunyi. Mas Hadi berjalan dengan telanjang bulat menuju ke tempat telepon.

    Sementara kontolku sudah mulai tegang lagi. Mbak Linda sangat senang memperhatikan kontolku yang mulai tegang. Aku langsung menindih tubuh Mbak Linda yang wangi. Tak lama Mas Hadi kembali kekamar.
    “Telpon dari mana Mas?” tanya Mbak Linda.
    “Itu telepon dari Sonya, katanya dia mau kesini. Dia bilang kalau suaminya tugas keluar kota.” jawab Mas Hadi.
    “Siapa Sonya Mbak Linda?” tanyaku.
    “Sonya itu adik Mas Hadi jadi iparnya Mbak Linda.” jawab Mbak Linda sambil meremas-remas kontolku.
    “O begitu..” jawabku.
    Mas hadi melirik kekontolku dan berkata, “Wah.. udah bangun lagi Andrie.. kalau kamu mau menggarap Linda.. silakan saja. Aku masih capek.. dengkulku lemas nih..” kata Mas Hadi.

    Mendengar itu aku langsung saja menciumi payudara Mbak Linda dan langsung memasukkan kontolku ke memeknya dari atas.
    Mbak Linda menjerit kecil, “Awww.. enak Andrie..” katanya.
    Aku terus menggenjot memek Mbak Linda, sementara Mas Hadi hanya memperhatikan saja aku setubuhi isterinya. Agak lama kami main seperti itu hingga akhirnya aku dan Mbak Linda merasa mau keluar. Akhirnya puncak birahi kami jumpai juga. Aku kembali menyemprotkan spermaku kedalam memek Mbak Linda. Dan tubuh kami yang tadi tegang akhirnya melemah. Kontolku masih berada dalam memek Mbak Linda. Kadang kadang kontolku kugerakkandalam memeknya.
    “Awww.. Andrie.. geli..” kata Mbak Linda.
    Mas Hadi hanya tersenyum mendengarnya.

    Akhirnya Mbak Linda bangun dan mencabut kontolku dari memeknya. Kemudian dia mengulum kontolku dan membersihkan cairan sperma yang menempel di kontolku hingga bersih. Kemudian dia berkata,
    “Ayo pakai pakaian, si Sonya nanti akan datang, jadi kita makan dulu.”
    Kamipun berpakaian dan menuju ruang makan. Kami lalu makan bersama. Setelah makan, kemudian kami pindah keruang tamu dan menyetel TV.
    “Kita nonton adegan tadi yuk” ajak Mas Hadi.
    Kami pun menonton adegan ngentot kami tadi melalui handycam yang dihubungkan ke TV.

    Sungguh sangat seru sekali waktu melihat aku ngentot dengan Mbak Linda di dalam video. Waktu kami menonton itu mendadak ada bel berbunyi.
    “Nah.. pasti Sonya yang datang” kata Mas Hadi sambil membuka pintu depan dan kemudian membuka pintu pagar.
    Kemudian dia kembali mengunci pintu pagar dan mengajak Sonya masuk kedalam rumah. Sonya langsung masuk kedalam rumah.
    Mbak Linda bertanya pada sonya, “Memangnya suamimu berapa hari tugas keluar kota Sonya?”
    “Kira-kira dua minggu Mbak.” jawab Sonya.
    “Andrie kenalkan ini adik Mas Hadi, namanya Sonya, umurnya mungkin sama dengan kamu.” kata Mas hadi memperkenalkan.

    Aku langsung berjabat tangan dengan Sonya. Sonya sangat cantik dengan tubuh ramping, tinggi semampai, rambut hitam panjang sebahu dan kulitnya sangat putih. Lebih putih dari kulit Mbak Linda. payudaranya lumayan besar tapi lebih kecil dibanding payudara Mbak Linda. Suaminya seorang pengusaha dan sedang keluar kota. Sementara TV yang berisi adegan kami tadi masih nyala.
    “Hai kalian main rame-rame tadi ya..?” kata Sonya sambil duduk di sofa dan dengan serius dia memperhatikan adegan aku ngentotin Mbak Linda dari belakang dan Mas Hadi dari depan.

    Nampak nafasnya mulai naik turun. Tapi tiba-tiba Mas Hadi langsung menarik tubuh adiknya dan berdiri.
    “Sonya aku pingin menggarap kamu lagi.” kata Mas Hadi.
    Sonya hanya menerima saja perlakuan kakaknya. Aku agak kaget juga melihat Mas Hadi mau menyetubuhi adiknya di depan isterinya sendiri.
    “Jangan heran Andrie.. perawan Sonya ini aku yang mengambilnya dulu” kata Mas Hadi seperti mengerti dengan pikiranku.
    “Aku dan sonya sudah sering tidur bareng dengan Linda disini. Suami Sonya ini temanku sendiri. Nanti kamu juga boleh berbuat apa saja dengan Sonya disini.” kata Mas Hadi lagi.
    Aku hanya dapat meneguk ludah saja.

    Sementara adegan ngentot kami di TV sudah selesai dan Mbak Linda langsung mematikan TV-nya. Sekarang aku dan Mbak Linda memperhatikan Mas Hadi sedang menggerayangi adiknya. Mas Hadi menciumi bibir Sonya yang merah tanpa lipstik. Memang Sonya memiliki tubuh yang sempurna dan menggairahkan. Mereka masih asyik berciuman. Tiba-tiba Mas Hadi menyuruh Sonya jongkok di depannya. Sonyapun menurut. Dia jongkok didepan Mas Hadi dan mulai membuka celana kakaknya. Setelah celana Mas Hadi terlepas Sonya langsung mengulum kontol kakaknya. Mas Hadi hanya merem melek saja merasakan kontolnya dihisap adiknya.

    Sonya masih terus menghisap kontol Mas Hadi dengan bersemangat. Hingga akhirnya Mas Hadi memegang kepala adiknya dan membenamkan kontolnya kemulut Sonya. Sperma Mas Hadi keluar didalam mulut Sonya. Kemudian Mas Hadi menarik kontolnya. Kulihat Mbak Linda mendekati Sonya dan Mas Hadi. Sonya kemudian memberikan sperma Mas Hadi yang ada dimulutnya kemulut Mbak Linda. Mbak Linda menerima sperma dari Sonya. Kemudian mereka berdua saling berciuman. Aku heran juga ternyata Mbak Linda juga suka dengan wanita alias lesbi. Lama mereka berdua saling berciuman.

    Kemudian Mas Hadi berkata,
    “Andrie kalau kamu mau meniduri Sonya silahkan saja.”
    Kulihat Sonya hanya tersenyum saja mendengar kata-kata kakaknya. Aku memang sangat pingin merasakan tubuh Sonya. Tidak menunggu lama akupun mendekati Sonya. Mas Hadi dan Mbak Linda kembali duduk di sofa.
    “Kami capek sekali Andrie..” kata Mbak Linda dan Mas Hadi.
    Setelah dekat dengan Sonya aku langsung memeluk tubuhnya. Sonya pun menerima pelukanku.

    “Mari sayang.. kita berkenalan dulu..” katanya sambil mencium bibirku.
    Akupun menyambut ciuman bibir Sonya. Kami lalu berciuman dengan sangat bernafsu. Kemudian ciumanku kuarahkan keleher Sonya yang putih bersih.

    Sonya hanya memejamkan matanya saja dan merintih-rintih.
    “Ahh.. sayang teruskan..” katanya.
    Aku lalu meremas-remas payudara Sonya dari luar pakaiannya.
    Terasa payudaranya sangat empuk. Tak sabar aku langsung membuka pakaian yang dikenakan Sonya. Sonya pun membiarkan apa yang aku lakukan padanya. Setelah baju luarnya kubuka aku mulai membuka kaus yang dipakainya hingga hanya memakai BH saja. Gila.. ternyata Sonya itu kulitnya putih payudara. Bersih. Aku terkagum-kagum memandangi tubuhnya. Lalu aku mulai membuka BH yang dipakainya. Dan kelihatan lah seluruh payudara Sonya yang sangat putih, ukuran sedang dengan puting payudara yang berwarna merah jambu.

    Aku tidak berhenti sampai disitu. Aku langsung melepaskan rok yang dipakai Sonya hingga dia hanya memakai CD saja. Tapi CD itupun langsung kutanggalkan, hingga Sonya benar-benar bugil. Sekarang aku bisa memandangi tubuh Sonya yang bugil putih payudara dan bersih, ramping seksi dan tinggi semampai. Kelihatan tubuh Sonya sangat sempurna.
    “Aku berjanji seluruh tubuhmu akan kujilat habis sayang..” kataku pada sonya.
    Sonya hanya tersenyum saja.
    “Silahkan saja Andrie..” jawabnya.
    Aku melihat ternyata Sonya juga habis mencukur bulu memeknya, sehingga memeknya kelihatan dengan sangat jelas berwarna putih juga.

    Ahh sungguh sangat menggiurkan tubuh Sonya ini kataku dalam hati. Ternyata diam-diam Mas Hadi merekam adegan kami tadi dari awal. Tapi aku tidak peduli malah aku tambah semangat. Sonya langsung melepaskan seluruh pakaianku hingga aku juga berada dalam keadaan bugil. Kontolku mengacung tegak kearahnya. Sonya kelihatan sangat senang sekali. Aku langsung menggendong tubuh Sonya dan membawanya kekamar Mas Hadi. Mas Hadi dan Mbak Linda mengikuti kami dan tidak berhenti merekam apa yang aku lakukan.

    Sesampainya di kamar Mas Hadi aku langsung merebahkan tubuh Sonyaditempat tidur. Sonyapun berbaring dengan posisi mengangkang hingga kelihatan seluruh memeknya. Mas Hadi mendekati selangkangan Sonya untuk merekam memek Sonya yang indah itu. Sonya membiarkan saja apa yang terjadi. Aku langsung menciumi payudara Sonya dengan bergantian. Aku hisap puting payudaranya yang berwarna merah muda itu. Sonya hanya merintih-rintih saja. Lama aku menciumi dan menghisap payudara Sonya. Kemudian ciumanku turun kearah pahanya. Semuanya sudah habis kujilat. Sampai akhirnya bibirku sampai di vagina Sonya. Aku menjilati vaginanya, kudengar Sonya menjerit-jerit kecil. Aku makin bersemangat menghisap vaginanya. Setelah agak lama aku menjilati vaginanya, Sonya mulai duduk dan mengarahkan kepalanya ke kontolku.

  • Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks

    Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks


    1381 views

    Perawanku – Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks, Ini adalah kisahku tentang bagaimana aku mendapatkan kenikmatan dari menantuku istri dari anak ku sendiri. mari kita simak ceritanya, woyooo.

    Dina mematut diri di depan cermin. Ini adalah hari yang paling di nantikannya, hari pernikahannya. Ada banyak alasan kenapa akhirnya dia bersedia menikah dengan Doni. Dan seks adalah salah satunya, meskipun Doni hanya mempunyai sebuah penis yang kecil saja. Namun seks dengan lelaki lain Website Judi Online 303 menjadi jauh lebih menyenangkan meskipun sejak Doni telah menyematkan sebuah cincin berlian di jarinya. Dia merasa bersalah dan membutuhkannya dalam waktu yang bersamaan, setiap kali dia merasakan cincin tersebut di jarinya saat lelaki lain sedang meyetubuhi vaginanya yang dijanjikannya hanya untuk Doni.

    Dia ingat saat malam dimana Doni melamarnya. Dia tersenyum, mengangguk dan berkata “ya”, menciumnya dan menikmati bagaimana nyamannya rasa memakai cincin berlian yang sangat mahal tersebut. Dan setelah makan malam bersama Doni itu, dia langsung menghubungi Alan, begitu mobil Doni hilang dari pandangan, mengundangnya datang ke rumah kontrakannya. Dina menunggu Alan dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun untuk menutupi tubuhnya yang berbaring menunggu di atas tempat tidurnya, cincin berlian yang baru saja diberikan oleh Doni adalah satu-satunya benda yang melekat di tubuh telanjangnya. Ada desiran aneh terasa saat matanya menangkap kilauan cincin berlian itu waktu tangannya menggenggam penis gemuk Alan. Tubuhnya tergetar oleh gairah liar saat tangannya mencakup kedua payudaranya dengan sperma Alan yang Panduan Judi 303 melumuri cincin itu. Dan oergasme yang diraihnya malam itu, yang tentu saja bersama lelaki lain selain tunangannya, sangat hebat – tangan yang tak dilingkari cincin menggosok kelentitnya dengan cepat sedangkan dia menjilati sperma Alan yang berada di cincin berliannya. Dia menjadi ketagihan dengan hal ini dan berencana akan melakukannya lagi nanti pada waktu upacara perkawinannya nanti.

    Saat ini, dia memandangi pantulan dirinya di dalam cermin mengenakan gaun pengantinnya. Dia terlihat menawan, dan dia sadar akan hal itu. Dina tersenyum. Dia membayangkan nanti pada upacara pernikahannya, teman-teman Doni akan banyak yang hadir dan akan banyak lelaki lain yang akan dipilihnya salah satunya untuk memenuhu fantasi liarnya. Vaginanya berdenyut, dan dia membayangkan apa yang akan dilakukannya untuk membuat hari ini lebih komplit dan sempurna, saat lonceng berbunyi nanti.

    Saat dia membuka pintu, Papah Doni, Darma, sedang berdiri di sana, bersiap untuk menjemputnya dan mengantarnya ke gereja. Dina menarik nafas dalam-dalam. Dia tahu lelaki di hadapannya ini sangat merangsangnya – beberapa bulan belakangan ini dia telah berusaha untuk menggodanya, dan dia pernah mendengar lelaki ini melakukan masturbasi di kamar mandi saat dia datang berkunjung ke rumah Doni, menyebut namanya. Dina belum pasti apakah mudah nantinya untuk menggoda Darma agar akhirnya mau bersetubuh dengannya, tapi sekarang dia akan mencari tahu tentang hal tersebut. Dia tersenyum lebar saat menangkap mata Darma yang manatap tubuhnya yang dibalut gaun pengantin ketat untuk beberapa saat.

    “Papah” tegurnya, dan memberinya sebuah ciuman kecil di pipinya. Parfumnya yang menggoda menyelimuti penciuman Darma. “Papah datang terlalu cepat, aku belum siap. Tapi Papah dapat membantuku.” Digenggamnya tangan Darma dan menariknya masuk ke dalam rumah kontrakannya, tempat yang Bandar Judi Online 303 akan segera ditinggalkannya nanti setelah menikah dengan Doni.

    Darma mengikutinya dengan dada yang berbar kencang. Ini adalah saat yang diimpikannya. Dia heran bagaimana anaknya yang pemalu dan bisa dikatakan kurang pergaulan itu dapat menikahi seorang wanita cantik dan menggoda seperti ini, tapi dia senang karena nantinya dia akan mempunyai lebih banyak waktu lagi untuk berdekatan dengan wanita ini. “Apa yang bisa ku bantu?”

    Dina berhenti di ruang tengahnya yang nyaman lalu duduk di sebuah meja.

    “Aku belum memasang kaitan stockingku… dan sekarang, dengan pakaian ini… aku kesulitan untuk memasangnya.”

    Suaranya terdengar manis, tapi matanya berkilat liar menggoda. Diangkatnya tepian gaun pengantinnya, kakinya yang dibungkus dengan stocking putih dan sepatu bertumit tinggi langsung terpampang.

    “Bisakah Papah membantuku memasangnya?”

    Darma ragu-ragu untuk beberapa waktu. Jantungnya berdetak semakin cepat. Apakah ini sebuah “undangan” untuk sesuatu yang lain lagi, ataukah hanya sebuah permintaan tolong yang biasa saja? Dia mengangguk.

    “Oh, tentu…” dia berlutut di hadapan calon istri anaknya dan bergerak meraih kaitan stockingnya. Jemarinya sedikit gemetar saat Dina dengan pelan mengangkat kakinya . Darma berusaha untuk memasangkan kaitan stocking itu.

    Dina menggigit bibir bawahnya menggoda, dan lebih menaikkan gaunnya, menampakkan paha panjangnya yang dibalut stocking putih. Dia dapat merasakan sebuah perasaan yang tak asing mulai bergejolak dalam dadanya., sebuah tekanan nikmat yang membuat nafasnya semakin sesak, membuat nafasnya semakin memburu, dan membuatnya semakin melebarkan kakinya. Dia dapat merasakan cairannya mulai membasahi. Kaitan itu akhirnya terpasang di sekitar lututnya. Darma menghentikan gerakannya, tak yakin apakah dia sudah memasangkan dengan benar.

    “Papah, seharusnya lebih ke atas lagi…” tangan calon Papah mertuanya yang berada sedikit dibawah vaginanya membuatnya menjadi berdenyut dengan liar.

    Keragu-raguan itu hanya bertahan untuk beberapa saat saja. Tangan Darma menarik kaitan itu semakin ke atas Agen Judi Pulsa saat calon istri anaknya meneruskan mengangkat gaun pengantinnya semakin naik. Dia menelan ludah membasahi tenggorokannya yang terasa kering saat akhirnya kaitan itu terpasang pada tempatnya di bagian paling atas stockingnya. Dia yakin dapat mencium aroma dari vagina Dina sekarang, yang membuat jantungnya seakan hendak melompat keluar dari dadanya. Tangannya berhenti, kaitan stocking itu melingari bagian atas paha Dina… dan dia merasakan bagian gaun pengantin itu terjatuh saat Dina melepaskan sebelah pegangannya untuk meraih bagian belakang kepalanya dan mengarahkan wajah Papah calon suaminya mendekat ke vaginanya, dan Darma menemukan tak ada celana dalam yang terpasang di sana.

    Dina melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Darma tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir vaginanya, dan Dina semakin basah dengan cairan gairahnya. Dengan sebelah tangan yang masih menahan gaun pengantinnya ke atas, dan yang satunya lagi menekan wajah calon mertuanya ke vaginanya yang terbakar, dia mulai menggoyangkannya perlahan. Ini serasa di surga, dan menyadari apa yang diperbuatnya tepat di hari pernikahannya membuat tubuhnya semakin menggelinjang. Dia mengerang saat lidah Darma memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir vaginanya, menjilati kelentitnya, wajah Darma belepotan dengan cairan kewanitaan calon istri anaknya di ruang tengah rumah kontrakannya.

    Semakin Dina menggelinjang, semakin keras pula Darma menghisapnya.

    “Oh ya Papah… jilat vaginaku… buat aku orgasme sebelum aku mengucapkan janjiku pada putramu… kumohon…” perasaan salah akan apa yang mereka perbuat membuat Dina dengan cepat meraih orgasmenya, dan hampir saja dia rubuh menimpa Darma. Ini bukan seperti orgasme yang biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombak yang menggulung tubuhnya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalam tubuhnya.

    Cairan Dina terasa nikmat pada lidah Darma, dia menjilat dan menghisap vaginanya seperti seorang lelaki yang kehausan. Penisnya terasa sakit dalam celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan tuxedonya.

    Dina kembali menggelinjang, lalu dengan pelan bergerak mundur, membiarkan gaun pengantinnya menutupi Papah Doni. Lalu dia membuka resleting di bagian belakang gaunnya dan membiarkannya jatuh menuruni tubuhnya. Dia melangkah keluar dari tumpukan gaun pengantinnya yang tergeletak di atas lantai, hanya mengenakan sepatu bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking beserta kaitannya yang baru saja dipasangkan Darma pada pahanya. Dina tersenyum padanya, vaginanya berkilat dengan cairannya.

    “Aku akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau Papah memerlukan sesuatu…” dia berkata dengan mengedipkan matanya. Darma menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Hanya beberapa detik kemudian dia menyusulnya.

    Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah cermin di atas washtafel, dan sudah mengenakan sebuah celana dalam berwana putih. Darma tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yang manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.

    Dina melihatnya masuk, dan dengan sebuah gerakan yang cantik membuka lebar pahanya. Darma melangkah ke belakangnya, Panduan Judi Pulsa mata mereka saling terkunci dalam masing-masing bayangannya dalam cermin. Tangan Darma bergerak ke bagian depan tubuhnya, menggenggam payudaranya yang masih ditutupi bra. Dina tersenyum. “Tapi Papah, bukankah ini tak layak dilakukan oleh seorang Papah calon pengantin pria?”

    Darma memandangi bagaimana bibir Dina yang membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat nafasnya, seiring dengan tangannya yang meremasi payudaranya dalam balutan bra. “Tak se layak apa yang akan kulakukan padamu.”

    Dina menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan penisnya yang mengeras.

    “Aku nggak sabar,” bisiknya.

    Sejenak kemudian Dina merasakan tangan calon Papah mertuanya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dengan mudah tangan Darma menarik celana dalamnya ke samping. Dina menarik nafas dalam-dalam saat dia merasakan daging kepala penisnya menekan bibir vaginanya yang masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dengan perlahan Darma mulai mendorongkan batang penis itu memasukinya. Dina merasakan bibir vaginanya menjadi terdorong ke dalam, merasakan dinding bagian dalamnya melebar untuk menerimanya.

    “Apa ini terasa lebih baik dari penis putaku?” Darma tersenyum puas. Dia tahu se berapa ukuran penis putranya, dan dia yakin kalau putranya mewarisinya dari garis ibunya. Vagina calon istri putranya terasa sangat menakjubkan pada batang penisnya, dengan cepat dia sadar kalau dia layak untuk menyetubuhi calon menantunya lebih sering dibandingkan putranya. Dan dia mendapatkan firasat kalau dia bisa melakukannya kapanpun mereka memiliki kesempatan.

    “Oh brengsek!!! Ya Papah… ayo… beri aku yang terbaik untuk merayakan pernikahanku dengan putra kecilmu.” dia lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Darma pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dengan erat dan mulai memompanya keluar masuk. Mereka sadar akan terlambat menghadiri upacara pernikahan, tapi Darma memastikan vagina sang mempelai wanita benar-benar berdenyut menghisap sehabis persetubuhan keras yang lama. Dina mengerang dan menjerit dan bergoyang pada batang penis itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi bayangan mereka berdua di dalam cermin saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.

    Dina merasa teramat sangat nakal, disetubuhi dengan layak dan keras oleh Papah calon suaminya tepat sebelum upacara pernikahannya. Darma merasakan vaginanya mengencang pada batang penisnya, dan kali ini, dia merasa seluruh tubuh Dina mengejang sepanjang orgasmenya. Wanita ini adalah pemandangan terindah yang pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yang direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalam lenguhan bisu. Darma bahkan dapat merasakan pancaran dari orgasmenya menjalari batang penisnya saat dia tetap menyetubuhinya.

    Dia telah membuatnya mendapatkan orgasme seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, vaginanya hampir terasa kelelahan untuk orgasme lagi. Tapi Darma tahu bagaimana membawanya ke sana.

    “Kamu mengharapkan spermaku, iya kan, Dina? Kamu ingin agar aku mengisimu dan membuat vaginamu terlumuri spermaku yang sudah mengering saat berjalan di altar pernikahanmu, benar kan wanita jalangku?”

    “Oh ya… yaaa!” sang pengantin wanita mulai kesulitan bernafas, dan Darma dapat merasakannya menyempit. Darma melesakkan batang penisnya sedalam yang dia mampu, dengan setiap dorongan yang keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu A?a,?aEs dan dia tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat penisnya melesak jauh ke dalam vagina calon istri putranya, menyemburkan cairan sperma yang banyak ke dalam kandungannya, dia merasakan tubuh Dina menegang dan orgasme untuk sekali lagi.

    Dicabutnya batang penisnya keluar, menyaksikan lelehan sperma yang mengalir turun di pahanya menuju ke kaitan stocking pernikahannya. Darma tersenyum. “Aku akan menunggu di mobil, Dina…”

    Perlahan Dina bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, vaginanya berdenyut dan bocor. “Mmm, baiklah Papah.”

    Dia memutuskan untuk melakukan “tradisinya” dan dan mengorek sperma Papah Doni dari pahanya dengan jari tangan kirinya yang dilingkari oleh cincin berlian pemberian Doni.

    Saat Darma melihat mempelai wanita putranya masuk ke dalam mobil, sudah rapi dan bersih, terlihat segar serta berbinar wajahnya dan siap untuk upacara pernikahan, sedangkan bayangannya yang terpantul dari kaca mobil adalah saat Dina memandang tepat di matanya dan menjilat spermanya dari cincin berlian pemberian putranya itu…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku

    Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku


    812 views

    Perawanku – Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku, Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    Memek Bersih sungguh nikmat

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Dua

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Dua


    1318 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Dua, “Ada apa Mbak? Udah gak tahan yah …” Tejo pun tak mau berbasa-basi lagi, ia pun langsung mengangkangi bagian pinggul pegawai bank yang manis tersebut. Dengan bersemangat, ia pun menggesek-gesekkan kontolnya di memek Sinta, yang tampaknya sudah basah oleh lendir gairah itu.

    “Akhhh, geli banget Mas,” Sinta pun merasakan sensasi yang benar-benar baru dan luar biasa. Dalam kehidupan cintanya, ia tidak pernah berhubungan cinta dengan lawan jenis, apalagi menyentuh kemaluan lawan jenisnya. Namun kini, seorang pria muda tengah mengangkanginya, sambil menggesek-gesekkan kontolnya ke memek Sinta, membuaat Sinta benar-benar hilang akal. Ia pun hanya bisa pasrah ketika Tejo melepas kausnya, hingga payudaranya yang besar dan indah itu pun telah terpampang dan siap untuk dinikmati.

    Tejo pun terkesiap dengan apa yang ada di hadapannya. Sinta, seorang pegawai bank cantik dan jelita yang berstatus sebagai supervisor, kini sedang mengerang dan mendesah dengan banal di hadapannya. Dilihatnya kemaluan sang pegawai bank yang tanpa bulu sehingga dapat terlihat dengan jelas olehnya di mana letak klitoris dan lubang kelamin suci sang wanita. Memek Sinta ternyata telah berdenyut-denyut kencang tanpa bisa dikontrol si empunya, tanda bahwa empunya sedang mengalami gejolak birahi yang luar biasa.

    Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Tejo langsung mendorong penisnya ke dalam memek suci Sinta . Diperlakukan seperti itu, Sinta tambah bergairah dan sedikit berteriak, “Ahhhhh, Massss ….” Tangannya menggenggam ujung seprei tempatnya berbaring sekarang, tempatnya dikerjain oleh seorang pria seperti Tejo yang sedang mengangkangi keperawanannya.

    “Mbak, toketnya nganggur tuhh, Mas remes-remes yahh …”

    “Ohhh, ohhh, tolong Mas, jangan lanjutkan ini … kasihani saya” Tampaknya Sinta telah berangsur-angsur sadar dari efek obat perangsang yang telah diminumnya. Namun sayangnya itu semua telah terlambat, dan keperawanannya telah di ujung penis Tejo.

    “Tanggung, Mbak, dikit lagi masuk neh. Sekali Mbak ngerasain kontol Tejo, pasti minta nambah deh nanti,” Tejo cekikikan ketika merasakan selaput dara pegawai bank itu telah berada tepat di depan kontolnya. Dengan menambah kekuatan remasan pada payudara Sinta, sehingga membuat Sinta sedikit menggelinjang, Tejo pun memusatkan konsentrasinya pada memek Sinta dan … “Akhhhhh, memek Mbak Sinta memang mantap …. Akhhhhh”

    “Akhhhhh, Masss …” Merasakan selaput daranya telah jebol, Sinta pun belingsatan. Rangsangan yang diberikan Tejo kepadanya begitu hebat. Bukannya berontak, Sinta memilih untuk melanjutkan persetubuhan ini sampai akhir, ia merasakan semuanya sudah terlanjur baginya. Selain itu ia tidak mengira kalau persetubuhan dengan lelaki ternyata sangat nikmat sekali.

    Tejo merupakan lelaki yang berpengalaman dalam masalah seks. Ketika merasakan aliran darah merembes di sela-sela kontolnya dan dinding vagina Sinta, Tejo pun sedikit menarik kontolnya keluar dari sarang yang hangat itu. Sinta pun terkesiap dan berusaha memasukkan kembali burung nakal Tejo kembali ke dalam tubuh seksinya. Mimik wajah Sinta telah berubah menjadi begitu banal dan jalang. Namun rambut yang dikuncir ekor kuda serta poni rambutnya nampak rapi tetap menghiasi paras manis dan cantik khas pegawai bank ini. Tejo benar-benar tak tahan akan mangsanya kali ini. Ia pun kehilangan control dan langsung menyambar bibir Sinta dengan bibirnya.

    Sekitar 15 menit lamanya Tejo menyetubuhi Sinta dengan posisi konvensional. Dengan buas ia melumat bibir dan lidah Sinta. Sinta pun tak kalah liar membalas kuluman bibir pria muda itu. Sementara itu, kontol Tejo terus mengocok vagina Sinta tanpa henti. Sinta pun membantu sang pejantan dengan mengangkat pinggulnya yang gemulai itu menjemput kontol Tejo yang berukuran dua kali ukuran normal ini. Dua insan berbeda jenis kelamin dan status social itu tampak menikmati persetubuhan terlarang itu. Sinta dengan tanpa malu mendesah-desah kenikmatan ditindih mesra oleh Tejo yang kekar dan gempal itu.

    “Ahhh, Ahhh, Ahhh, Mass, enakk Mas, enakk, Ohhh, Ohhh …”

    “Enakk ya Mbak, Ahhh, Ahhh, memek Mbak Sinta legit banget, Akhh, Tejo mau keluar Mbak …”

    “Ahh, iya Mas, kontolnya enakk Mas … Apanya yang mau keluar mas?”

    “Spermaaa Mbak, Pejuu Tejo …”

    Tiba-tiba Sinta bagai tersambar petir. Ia sadar betul bila sperma Tejo sampai masuk ke dalam rahimnya, maka besar kemungkinan ia akan hamil dan mengandung anak Tejo. Ketika terpikir hal itu, Sinta pun hendak berontak, Tapi saat itu juga ia mengalami orgasme. Cukup lama sekali Sinta menahan nafsunya karena sibut dikejar target menggaet nasabah untuk program asuransi. Kini tiba-tiba ada penis yang memasuki memeknya, apalagi memang dia dalam keadaan birahi tinggi, akibat pengaruh obat perangsang serta pemainan Tejo yang sudah cukup berpengalaman, dan sudah hampir klimaksnya, maka ketika Tejo menghujamkan penisnya dalam-dalam, maka Sinta mencapai orgasme yang begitu hebat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

    Tejo merasa dirinya di surga ketujuh. Kini kontolnya sudah ambles masuk ke memek sinta. Dirasakannya liang senggama Sinta menjadi begitu sempit meremas batang kontolnya. Dinding liang senggama Sinta basah oleh cairan kewanitaan dan terasa seperti pipa lembut yang menjepit keras kontolnya. Apalagi sekarang Sinta sedang orgasme.

    Tejo dapat merasakan pinggul Sinta yang sedikit bergetar seperti menggigil, sementara dinding lubang kencing Sinta berdenyut-denyut meremas kontolnya seakan ingin menyedot habis isi kontolnya. Tejo terus mengaduk lubang memek Sinta dengan lembut dan membuat Sinta makin terbuai. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan kontolnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan pegawi bank yang seksi ini.

    “Ohhh …mmhhh …enghhh”desah Sinta ketika sekali cairan kemaluannya menyembur menyiram penis Tejo yang sedang mengaduk aduk kemaluannya.

    Sinta yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam lubang memeknya gantian disembur cairan hangat mani dari penis Tejo yang terasa banyak membanjiri lubang lubang memeknya. Sinta kembali merintih, saat perlahan Tejo menarik keluar kontolnya yang lunglai.

    Sementara hujan diluar turun dengan deras disertai dengan Guntur. Rupanya Tejo belum puas setelah menyebadani badan montok wanita yang selama ini diperhatikan dari jauh tersebut. Sesaat kemudian Tejo meremas remas buah dada Sinta yang menegang seperti dua buah gunung kembar.

    “mas sudah mas… aku lelah banget” pinta Sinta sambil menoleh ke Tejo
    “satu ronde lagi aja mbak… tanggung nih..” kata Tejo sambil meremas buah dada pegawai bank tersebut. Lidah Tejo kini menyapu leher Sinta. Sinta menggelinjang karena perasaan geli bercampur nikmat, apalagi jilatan lidah Tejo itu terkadang disertai cupangan-cupangan yang membuat lututnya lemas. Kedua tangannya tetap meremas rambut Tejo. Lidah Tejo kini menyusuri dadanya. Tejo menjilat belahan dada Sinta yang seperti lembah kecil sambil sesekali mencupang daerah itu juga. Kemudian tanpa membuang waktu Tejo kemudian melucuti BH masih yang dipakai Sinta dan dengan rakus melahap payudara kanan Sinta sambil tangan kanannya meremas payudara Sinta yang sebelah kiri. Sinta makin menanjak birahinya ketika dirasakannya lidah Tejo memutar-mutar di puting payudaranya dan diselingi dengan hisapan mulut. Terkadang mulut Tejo menyedot pinggir payudara Sinta, bagian bawah payudara Sinta, bagian atasnya, pokoknya setiap jengkal dada kanannya dijelajahi oleh lidah dan mulut Tejo sehingga kini di sana-sini terlihat bekas cupangan. Nasib yang sama juga dialami oleh payudara kirinya. Tejo menyerang payudara kirinya dengan buas dan terkadang terlihat seakan Tejo sedang makan buah atau makanan nikmat karena mata Tejo itu merem melek.

    Puas dengan payudara Sinta kini perhatiannya pindah ke selangkangan, Matanya melotot buas ketika memperhatikan lubang memek Sinta yang tampak membukit. Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol membuat penis Tejo terasa kian keras menegang oleh birahi dan Tejo tak tahan mengulurkan tangannya meremas-remas bukit kemaluan yang montok milik Sinta. Sinta tersentak ketika tangan Tejo meremas-remas bagian selangkangannya yang masih berlepotan mani Tejo, darah perawan dan cairan kewanitaannya, namun pengaruh obat perangsang sex yang diminumnya membuat Sinta ini hanya bisa mendesah.

    Badan Sinta ini hanya menggeliat-geliat saat selangkangannya diremas remas oleh tangan Tejo tanpa jemu. Mulutnya mendesah-desah dengan ekspresi yang membuat libido Tejo kembali semakin terangsang. Tejo terkekeh melihat gelinjangan pegawai bank muda yang cantik ini saat bagian selangkangannya diremas-remas. Puas meremas-remas tonjolan bukit kemaluan sinta tersebut, mata Tejo kembali memandang Sinta yang terlentang di atas kasur ini dari ujung kepalanya yang masih tampak manis dengan rambut poni yang masih tertata rapi dan rambut yang dikuncir ekor kuda.

    Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan muncul sebuah sensasi sendiri saat Tejo berhasil melihat bagaimana kemaluan wanita cantik seperti Sinta. Tangan dan penis Tejo memang telah merasakan kekenyalan bukit kemaluan Sinta, saat meremas-remas dan kemudian memasukinya sebelumnya. Tetapi ketika melihat bentuknya pada saat terlentang dalam keadaan telanjang ternyata sangat merangsang birahi. Tejo memperhatikan muka Sinta yang terlentang di depannya, muka ayu itu terlihat semakin ayu menggemaskan.

    Muka Sinta tersebut memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Tejo menyeringai sejenak sebelum kemudian kembali membenamkan mukanya di tengah selangkangan Sinta yang terasa hangat. Hidungnya mencium bau kewanitaan Sinta yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya dibanding bau kewanitaan kenalan Tejo. Tejo semakin mendekatkan mukanya ke arah bukit kemaluan Sinta, bahkan hidungnya telah menyentuh kelentit pada kemaluan Sinta. Dengan nafas yang terengah-engah menahan birahi, lidahnya terjulur menjilati kelentit yang menonjol di antara bibir kemaluan Sinta. Saat lidahnya mulai menyapu kelentit Sinta, tiba-tiba pinggul Sinta ini menggelinjang dibarengi desahan pegawai bank yang cantik ini.

    “Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Sinta yang membuat libido Tejo semakin menggelegak.
    Tejo semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan Sinta yang semakin becek oleh cairan kemaluannya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kemaluan Sinta atau bibir Tejo menciumnya dengan penuh nafsu, wanita berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah- desah penuh birahi. Lidah dan bibir Tejo seakan berebut merambah sekujur permukaan bukit kemaluan Sinta .
    “Ouhhhh….Mbak Sinta……”desis Tejo melihat lagi gundukan bukit kemaluan Sinta yang makin basah akibat aksi Tejo.

    Bibir kemaluan Sinta terlihat merekah kemerahan dengan kelentit menonjol kemerahan semakin menawan dengan putihnya bukit kemaluan pegawai bank tersebut. Tejo melihat kemaluan Sinta sudah basah oleh persetubuhan sebelumnya, bahkan ketika Tejo menguakkan bibir kemaluan pegawai bank ini cairan kenikmatannya yang bercampur dengan darah keperawanan dan sperma Tejo jatuh menetes membasahi kasur. Tejo menjadi sangat terangsang melihat hal ini. Dengan birahi yang kian menggelegak lidah Tejo menyapu kemaluan telanjang di antara paha wanita cantik ini. Tejo merasa paha Sinta bergetar lembut ketika lidahnya mulai menjalar mendekati selangkangan pegawai bank lebar ini. Sinta menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah Tejo sampai di pinggir bibir kemaluannya yang telah terasa menebal. Ujung lidah Tejo menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah becek kemaluan yang memang telah basah itu.

    Terengah-engah Sinta mencengkeram kasur menahan nikmat yang tiada tara. Sinta menggelinjang hebat ketika lidah dan bibir Tejo menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut pegawai bank ini mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya di kuak lebar-lebar dan lidah Tejo terjulur masuk menjilati bagian dalam kemaluannya. Bahkan ketika lidah Tejo menyapu kelentit Sinta yang telah mengeras itu, kemudian di teruskan dengan menghisapnya dengan lembut Sinta merintih hebat. Badannya mengejang sampai punggungya melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya yang montok membusung.

    “Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Sinta dengan jalangnya disertai badan yang menggelinjang.
    Kembali cairan kenikmatan membasahi kemaluan pegawai bank ini, hal ini lidah dan bibir Tejo makin liar menjilati di daerah paling pribadi milik Sinta yang kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih kemerah- merahan itu menjadi berkilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan pegawai bank ini pun menjadi basuh kuyup oleh jilatan Tejo. Lidah Tejo menyusuri belahan kemaluan yang telah membengkak lantas ke sekujur permukaan kemaluan yang membukit montok hingga ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah hingga ke belahan pantat yang tampak montok.

    Tejo menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Sinta yang terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu Tejo membalikkan badan pegawai bank yang terlentang menjadi tengkurap. Mata Tejo melotot liar melihat pemandangan indah setelah pegawai bank lebar tersebut tengkurap. Pantat pegawai bank yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan. Tejo terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar Sinta yang putih mulus itu. Dengan gemas Tejo meremas-remas bukit pantat Sinta tersebut dengan tangan lantas Tejo mendekatkan mukanya pada belahan pantat pegawai bank tersebut . Lidahnya terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan bernafsu Tejo mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus tersebut. Sinta mendesah-desah dengan badan menggelinjang menahan birahinya, saat lidah Tejo menyusuri belahan pantatnya hingga belahan kemaluannya yang kemerahan. Belahan pantat mulus Sinta yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidah Tejo.

    Kemudian bibir dan lidah Tejo secara bergantian menyusuri sekujur pantat montok Sinta tersebut. Tangannya juga menguak belahan pantat Sinta dan selanjutnya lidahnya menyapu daerah anus dan sekitarnya yang membuat Sinta tersebut mengerang penuh birahi. Puas menikmati pantat Sinta yang montok, Tejo kembali menelentangkan pegawi bank yang cantik ini. Mata Tejo terarah pada sepasang payudara montok yang seperti gunung hendak meletus. Tangan Tejo dengan lincah jari-jari tangannya meremas remasbuah dada Sinta yang tegak bagai gunung kembar tersebut.

    Buah dada Sinta nampak sangat montok dan indah. Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang kemerahan membuat Tejo tak sabar untuk meremas dan menyedot putting susunya. Sedetik kemudian, payudara pegawai bank ini telah berada dalam mulut Tejo yang menyedot dengan nafsu secara bergantian. Puting susu yang telah tegak mengeras tersebut di hisap dan diremas-remas membuat Sinta terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara Sinta yang putih mulus itu dalam sekejap basah oleh liur Tejo. Tejo sudah tak tahan menahan nafsunya.

    Tejo tidak menyangka kalau saat ini Tejo berhasil menelanjangi wanita yang selama ini ia kagumi. Birahinya sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang mengeras. Tejo melihat pegawai bank ini mempunyai badan yang indah dan terlihat masih kencang.Tejo menyusuri keindahan badan telanjang wanita muda ini dari muka hingga ke kakinya. Kemudian mata Tejo kembali menatap kemaluan Sinta yang indah itu, tangan Tejo kembali terulur menjamah bagian kewanitaan pegawi bank yang telanjang ini. Tejo merasakan kewanitaan Sinta berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan warna putih bukit kemaluannya. Dari jarak yang sangat dekat, Tejo dapat melihat betapa lubang kewanitaan wanita muda tersebut membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Sinta telah pindah ke bawah. Tejo juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Sinta menegang seperti sedang menahan sakit.

    Begitu hebat puncak birahi melanda Sinta, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit tertahan , lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya terengah-engah. Batang kejantanan Tejo segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Sinta masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan sangat seksi di atas kasur ini.

    Tangan Sinta ini mencengkram kasur bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan ekspresi muka menggairahkan, rambut ekor kudanya yang kini menjuntai ke kanan dan kiri, sementara wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Tejo menempatkan dirinya di antara kedua kaki Sinta, lalu mengangkat kedua pahanya, membuat kemaluan Sinta semakin terbuka.

    Sesaat kemudian dengan cepat penis Tejo yang tegang segera melesak ke dalam badan Sinta melalui lubang memeknya. Tejopun segera menunaikan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya begitu ganas dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan badan Sinta yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, batang penis Tejo menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Wanita cantik ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan. Tejo mengerahkan seluruh tenaganya menyebadani wanita yang cantik ini. Otot-otot bahu dan lengannya terasa menegang dan terlihat berkilat-kilat karena keringat. Pinggang Tejo bergerak cepat dan kuat bagai piston mesin-mesin di pabrik.

    Suara berkecipak terdengar setiap kali badannya membentur badan Sinta, di sela-sela desah dan erangan Sinta. Sinta merintih dan mengerang begitu jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh badannya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-ototnya menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak terlukiskan. Dengan mata merem melek, Sinta mengerang dan merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi. Tejo merasakan batang kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya. Tejo tak mampu menahan lagi, Kenikmatan yang didapatkan dari jepitan kemaluan wanit cantik ini tidak mungkin dilukiskan. Dengan geraman liar Tejo memuncratkan seluruh isi kontolnya dalam lubang memek Sinta, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan wanita cantik yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Sinta mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penis Tejo ke dalam dasar kemaluannnya. Tejo merasakan jepitan Sinta kian ketat berdenyut-denyut pada batang kontolnya dan cairan kewanitaan wanita cantik ini terasa mengguyur batang kontolnya yang datang bergelombang. Tejo menggeram liar disusul Sinta yang mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan badan bagai lumat di atas kasur.

    Tejo menyusul roboh menimpa badan motok Sinta yang licin oleh keringat itu. Nafas Tejo tersengal-sengal ditingkahi nafas Sinta yang juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang. Badan Tejo lunglai di atas badan telanjang Sinta yang juga lemas.
    “Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Sinta akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.

    “bagaimana mbak Sinta… nikmat kan? Bagaimana jika sekali lagi mbak…” ujar Tejo sambil terengah-engah sementara kedua tangan sibuk meremas – remas buah dada Sinta.

    “jangan mas… aku dah gak kuat… kapan-kapan lagi aja mas” sahut Sinta diantara nafasnya yang memburu. Sementara badannya sudah bagaikan kehilangan tulang.

    Tetapi Tejo yang tengah asyik meremas-remas payudara Sinta seolah tak mendengar keluhan Sinta, Tejo justru tersenyum buas sambil tangan kanannya bergerak mengelus-elus paha dan kemaluan Sinta yang berlepotan sperma. Diperlakukan seperti itu Sinta hanya bisa pasrah, matanya merem melek sementara badannya sudah tak berdaya.

    Tejo menjadi tak tahan. Laki – laki ini segera menindih Sinta yang tengah pasrah. Sinta sempat melirik penis besar Tejo sebelum penis besar dan panjang itu mulai melesak ke dalam lubang memeknya untuk yang ketiga kalinya. Wanita cantik ini mengerang dan merintih kenikmatan saat dirasakannya penis Tejo menyusuri lubang memeknya kian dalam, dan wanita ini terpaksa kembali membuka pahanya lebar-lebar untuk menerima sodokan penis yang besar dan panjang seperti milik Tejo. Tak berapa lama kemudian, Tejo menaik turunkan pantatnya diatas kemaluan Sinta. Kini Tejo mulai menggerak-gerakkan kontolnya naik-turun perlahan di dalam lubang kamaluan wanita cantik yang hangat itu. Lubang yang sudah sangat becek itu berdenyut- denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Tejo mendekatkan mulutnya menciumi muka ayu Sinta. Tangan Tejo juga menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas- remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian putting susu yang sudah mencuat ke atas. Pinggul wanita cantik yang besar ini ikut bergoyang-goyang sehingga Tejo merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara lubang memeknya sendiri semakin berlendir dan gesekan alat kelamin kedua manusia lain jenis ini itu menimbulkan bunyi yang seret-seret basah.

    “Prrttt… prrrttt… prrttt.. ssrrrtt… srrrttt… srrrrttt… ppprttt… prrrttt…”
    penis besar Tejo memang terasa sekali, membuat kemaluan Sinta seperti mau robek. Lubang memek wanita berusia 25 tahun ini menjadi semakin membengkak besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam lubang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kepala penis laki – laki ini. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan Tejo membuat Sinta merasakan nikmat yang luar biasa. Meski agak pegal dan nyeri karena sudah ketiga kalinya disebadani oleh Tejo tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada wanita cantik ini. Ketika Tejo membenamkan seluruh batang kemaluannya,Sinta merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut- denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi laki – laki ini menyodok- nyodokkan kontolnya dengan keras.

    Sinta kini mulai menuju puncak orgasme. Lubang memeknya kembali menjepit-jepit dengan kuat penis Tejo. Kaki wanita cantik ini diangkat menjepit kuat pinggang Tejo dan tangannya mencengkram kasur. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, Sinta memuncrakan cairan dari dalam lubang memeknya menyiram dan mengguyur kemaluan Tejo disertai erangan panjang penuh kenikmatan. Setelah itu Sinta terkulai lemas di bawah badan berat Tejo. Kaki wanita cantik tersebut mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Tejo yang semakin cepat. Tanpa merasa lelah Tejo terus memacu kontolnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut kemaluan wanita cantik ini. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena lubang memek Sinta itu kini sudah dibanjiri lender kental yang membuatnya agak lebih licin. Sinta mulai merasakan pegal di kemaluannya karena gerakan Tejo yang bertambah liar dan kasar. Badannya ikut terguncang-guncang ketika Tejo menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat.

    “Plok.. plokk… plok.. plookk…
    crrppp… crrppp… crrrppp… srrrpp… srrppp…” Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ketiga kalinya oleh Tejo dan Sinta .
    “Mas Tejo….. ouhhh pelan, …!” desis Sinta sambil meringis kesakitan.
    Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas Tejo yang seperti kuda liar. Akhirnya Tejo mulai mencapai orgasme. Dibenamkannya muka Tejo pada buah dada Sinta dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat badan Sinta ikut terdorong. Muncratlah air mani dari kontolnya mengguyur rahim dan kemaluan pegawai bank tersebut. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan kasur. Sinta dari tadi diam, terdengar pelan isak tangisnya terdengar sementara hujan masih turun dengan derasnya. Tejo cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Sinta yang lembut. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita cantik ini. Sinta hanya bisa terlentang tak berdaya, meskipun hanya sekedar memakai pakaiannya kembali. Melihat tersebut Tejo tersenyum puas namun tiba-tiba sebuah rencana masuk ke pikiran bejat Tejo. Tejo kemudian bangkit berdiri memakai pakaiannya kembali dan pergi ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian kekuatan Sinta sudah mulai pulih, tapi Sinta jadi bingung karena celana dalam dan BHnya hilang

    “BH dan celana dalammu tak cuci di kamar mandi mbak, habis kotor kepakai ngelap sepermaku tadi. Mbak Sinta tak beli makanan jadi aku keluar dulu ya….” Ujar Tejo sambil tersenyum. Tak lama sesudah mandi ia tampak keluar rumah untuk membeli sesuatu.

    Setelah memastikan Tejo sudah keluar rumah, Sinta minum air yang ada di gelas dekat kasur dan memakai pakaiannya walaupun tanpa celana dalam dan BH, sehingga tampaklah cetakan pantat dan buah dadanya, dengan gontai Sinta berjalan ke kamar mandi untuk mengambil celana dalam serta BHnya dan mandi karena jarum jam menunjukkan pukul 3.00 sore.

    Bagian tiga : Di kamar mandi itu

    Setelah mandi badan Sinta nampak segar, namun tiba-tiba pakaian yang disampirkan di pintu jatuh di sisi luar. Ketika ia membuka pintu untuk mengambilnya, Tejo yang sudah menunggu tidak ingin membuang kesempatan emas itu. Dengan sigapnya ia meyerobot masuk, tangan Sinta ditarik dan tubuhnya disandarkan ke tembok. “Mbak.. aku masih ingin menikmati keindahan tubuhmu.. Pasti Mbak Sinta sudah segar kembali.. Nah sekarang tiba saatnya kita lanjutkan kembali..”

    Mendengar itu Sinta kaget setengah mati. Ia tidak menyangka bahwa Tejo masih belum puas. “Tapi Mas.., Sinta sudah capek nih.., lagian tadi kan sudah.., masa Mas tega pada Sinta?”

    “Oh.., jangan kuatir Mbak.., cuma sebentar kok.. aku masih pengen sekali lagi..”, kata Tejo. “Ja.., jangan Mas.., tolong jangan.., Sinta masih capek..”, jerit Sinta. “To.., tolong.., tolong..!”, tampak Sinta berusaha meronta-ronta karena tangan Tejo mulai meremas-remas payudaranya yang berukuran besar. Dan dengan sekali hentakan, BH Sinta barusan dipakai sudah lepas dan dilempar keluar. Walau sudah berusaha mendorong dan menendang tubuh gempal itu, namun nafsu Tejo yang sudah demikian buas terus membuatnya bisa mencengkeram tubuh mulus Sinta yang kini hanya mengenakan celana dalam dan terus menghimpitnya ke tembok WC itu.

    Karena merasa yakin bahwa ia sudah tidak bisa lari lagi dari sana, Sinta hanya bisa pasrah. Sekarang mulut Tejo sudah mulai menghisap-hisap puting susunya yang besar. Persis seperti bayi yang baru lahir sedang menyusu ke ibunya. Mulut Tejo juga kadang mengecup dan mengenyot payudara Sinta yang bermandikan peluh dan sekarang, bermandikan ludah Tejo juga. Sehingga payudara mulus Sinta makin penuh bekas-bekas merah akibat cupangan dari persetubuhan yang sebelumnya dan yang barusan dicupang Tejo. Jilatan kini sudah sangat melebar hingga ketek dan leher Sinta, cupangan dan sedotannya juga makin kencang, sehingga menimbulkan bunyi kecipokan yang keras dan bekas cupang dimana-mana. Gairah dalam diri Sinta tiba-tiba muncul dan bergejolak, tampaknya obat perangsang yang dicampurkan Tejo ke air minum yang diminum Sinta mulai bereaksi. Dengan sengaja diraihnya batang kemaluan Tejo yang sudah berdiri dari tadi. Dan dikocok-kocokknya dengan pelan. Memang penis itu amat besar dan panjang. “Wah, tadi enak banget waktu ngisi memekku.., ngak ngira dimasukin kontol sebesar ini ngak sakit sama sekali tapi malah bikin ketagihan..”, pikir Sinta dalam hati.

    Sementara itu tangan Tejo pun melepaskan celana dalam biru muda yang dikenakan Sinta… Dan Tejo pun ikut membuka semua pakaiannya.., hingga kini keduanya sama-sama dalam keadaan tanpa busana selembar benangpun. Tejo mengangkat kaki kanan Sinta ke pingggangnya lalu dengan perlahan ia memasukkan batang kemaluannya ke memek Sinta. Bles.., bless.., jebb.., setengah dari penis itu masuk dengan sempurna ke memek wanita yang barusan kehilangan keperawanannya itu. Sinta terbeliak kaget merasakan penis itu kembali masuk memeknya. Tejo terus saja mendorong maju batang kemaluannya sambil mencium dan melumat bibir Sinta yang seksi itu. Sinta tak mau kalah. Ia pun maju mundur menghadapi serangan Tejo. Jeb.., jeb.., jebb..! Penis yang besar itu keluar masuk berkali-kali.. Sinta sampai terpejam-pejam merasakan kenikmatan yang tiada taranya tubuhnya terasa terbang ke awang-awang kini ia sudah kecanduan penis ajaib Tejo…

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Dua

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Dua

    Sepuluh menit kemudian, mereka berganti posisi. Sinta kini berpegangan ke bagian atas kloset dan pantatnya di hadapkan ke Tejo. Melihat pemandangan menggairahkan itu, tanpa membuang-buang waktu lagi Tejo segera memasukkan batang kemaluannya dari arah belakang kemaluan Sinta.., bless.., bless.., jeb.., jebb..! Tejo dengan asyik melakukan aksinya itu. Tangan kanannya berusaha meraih payudara Sinta sambil terus menusukkan penis supernya ke kewanitaan Sinta.

    “Mas duduk aja sekarang di atas kloset ini.., biar sekarang gantian Sinta yang aktif..”, kata Sinta di tengah-tengah permainan mereka yang penuh nafsu. Tejo itu pun menurut. Tanpa menunggu lagi, Sinta meraih penis yang sudah 2 kali lebih keras dan besar itu, untuk segera dimasukkan ke liang kenikmatannya. Ia pun duduk naik turun di atas penis ajaib itu. Sementara kedua mata Tejo terpejam-pejam merasakan kenikmatan surgawi itu. Kedua tangannya meremas-remas gunung kembar Sinta. “Ooh.., oh.., ohh..”, erang Sinta penuh kenikmatan.

    Penis itu begitu kuat, kokoh dan keras. Walau sudah berkali-kali ditusukkan ke depan, belakang, maupun dari atas, belum juga menunjukkan akan menyemburkan cairan putih kentalnya, sementara Sinta sudah orgasme beberapa kali. Melihat itu, Sinta segera turun dari pangkuan Tejo itu. Dengan penuh semangat ia meraih penis itu untuk segera dimasukkan ke mulutnya. Dijilatnya dengan lembut kemudian dihisap dan dipilin-pilin dengan lidahnya… oooh.., oh.., oohh.., kali ini ganti Tejo yang mengerang karena merasakan kenikmatan. Lima belas menit kemudian, wajah Tejo tampak menegang dan ia mencengkeram pundak Sinta dengan sangat erat.. Sinta menyadari apa yang akan terjadi.., tapi ia tidak menghiraukannya.., ia terus saja menghisap penis ajaib itu.., dan benar.., crot.., crot.., crott..! Semburan air mani masuk ke dalam mulut seksi Sinta tanpa bisa dihalangi lagi. Sinta pun menelan semua mani itu termasuk menjilat yang masih tersisa di penis Tejo itu dengan lahapnya…

    Sejak peristiwa di rumah kontrakan itu, mereka tidak henti-hentinya berhubungan intim di mana saja dan kapan saja mereka bernafsu.., di mobil, di hotel, di rumah Sinta. Sinta kini mulai meninggalkan dunia lesbinya karena sekarang ada Tejo yang selalu sukses membawanya merasakan surga dunia. Sebaliknya Tejo juga ngak pusing lagi kalau lagi sange karena ada memek Sinta yang peret, wangi, halal dan aman.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex bercinta dengan Pramugari Nakal

    Cerita Sex bercinta dengan Pramugari Nakal


    755 views

    Perawanku – Cerita Sex bercinta dengan Pramugari Naka, Sungguh cerita dewasa panas yang luar biasa, karena pengalaman ini adalah pertama kali atau bisa dibilang cerita dewasa pertamaku dalam melakukan hubungan seks yang luar biasa. Sebelum aku ceritakan semuany aku ingin memperkenalkan diri dulu bro, kenalin dulu, aku ini adalah seorang anak dari pengusaha terkenal dalam bidang expor dan juga impors, makanya aku sering ke manca negara, nah suatu waktu aku harus pergi ke negara amerika untuk bertemu dengan klien ayahku.

    Waktu itu aku naik pesawat dan aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya. Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

    ” Yah… aku ditnggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

    Cerita Dewasa 2016 Nikmatnya Goyangan Memek Pramugari – Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Cerita Dewasa 2016 Nikmatnya Goyangan Memek Pramugari – Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    ” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

    Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
    Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Petualangan Aceng Fikri

    Petualangan Aceng Fikri


    1646 views

    Perawan – Sebagaimana karya saya sebelumnya serial Orgy Club, yang satu ini pun bukan 100% hasil karya saya. Kenapa bukan 100% karya saya? karena hasil remake dan penyempurnaan dari cerita seks tante nakal yang pernah ada, ingat remake bukan copas loh! Film hollywood seperti the Omen, Friday the 13th, dll kan juga pernah diremake. Saya suka melakukan remake karena menghemat waktu dan kayanya kalau melihat cerita bagus tapi kurang digarap dengan baik itu rasanya kurang sreg.

    Cerita seks tante nakal ini saya rilis hanya di beberapa situs dewasa, jika ada di tempat lain berarti itu karya copas.

    Cerita Seks Tante Nakal – Petualangan Aceng Fikri

     

    Pandanganku tak bisa lepas dari beliau, namanya Bu Aida, salah satu guru yang menjadi idola para cowok di sekolah kami. Dengan kemeja putih kebiruan dan rok hitam selutut serta kacamata persegi panjang kecil yang memberi kesan wanita terpelajar dan disiplin khas kharisma seorang guru, melangkah melewati aku dan teman-temanku yang sedang duduk di kursi lorong sekolah kami, dan kontak mata tak dapat terhindarkan sehingga kami merasa harus melemparkan senyum kepadanya, dan tentu saja dibalas senyuman cantik darinya.

    “Eh cuy liat tuh bu Aida, bodinya buju buset dah gitar spanyol” kata Rian temanku yang paling tengil sambil meliukkan tangannya membentuk gitar bayangan di udara setelah bu Aida masuk ke ruangan guru.

    Ucapan Rian dan ekspresinya sontak membuat kami tertawa, kenyataan memang guru Bahasa Inggris kami itu memiliki body super sexy, pinggang yang langsing dan perut yang rata, payudara yang besar menonjol bulat dari dalam kemejanya, serta kulit putih mulusnya yang begitu terawat, pastinya akan membuat mata lelaki tak henti memandangnya.

    “Kalo gua mah suka liat wajahnya cuy, matanya yang agak sipit itu terus hidung yang mancung, dan yang paling gak tahan bibirnya yang tipis pink itu loh hmmmm nyuuuuuu” ucap Fajar sambil mencucukan bibirnya yang agak monyong itu seperti akan berciuman membuat kami kembali tertawa.

    “MILF tuh coy!” timpal Budi yang terkenal sebagai si raja bokep.

    “MILF? Apaan tuh?” tanyaku penasaran.

    “Mother I Like to Fuck…wanita dewasa yang sudah beranak tapi masih hot, masa lu sering pinjem DVD dari gua tapi gak tau Den?” jawabnya, “doi kan udah punya anak satu tapi masih singset gitu loh”

    Aku cengengesan dan mangut-mangut mendengar penuturan Budi. Bukan hanya aku dan teman-temanku yang mengidolakan guru kami tersebut, tetapi hampir seluruh sekolah mendambakannya. Jam pelajarannya adalah yang paling dinanti-nanti terutama para cowok. Karena kecantikan dan keseksian bu Aida, aku dan siswa cowok lainnya sempat kesulitan mengikuti pelajarannya, sebab sibuk memperhatikan bokong bu Aida ketika dia sedang menulis, bahkan berfantasi bisa ML dengannya seperti cerita-cerita mesum antara guru cantik dan muridnya di bokep Jepang.

    Oh iya aku lupa memperkenalkan diri, nama lengkapku Aceng Fikri atau biasanya dipanggil Aceng, umur 16 tahun, siswa sebuah SMA negeri di ibukota dan aku masih kelas satu. Sebenarnya tidak ada masalah dengan namaku sampai beberapa tahun lalu mantan bupati Garut yang namanya kebetulan sama denganku melakukan skandal kawin siri dengan ABG plus pernyataannya di media yang lebih mirip germo daripada pejabat yang baik. Gara-gara kemesuman si bupati aku kadang menjadi bahan olok-olok beberapa temanku.

    “Ceng…Ceng udah sesuai speknya belum nih?”

    “Ceng….udah siriin aja!”

    “Murah kok Ceng gak sampe dua ratus lima puluh juta”

    Kira-kira gitu deh olok-olok yang sering ditujukan padaku dari teman-teman ngumpulku, memang sih maksudnya bukan untuk bully atau merendahkan, iseng aja jadi aku pun tidak mengambil hati. Dari segi tampang maupun dompet aku bukan termasuk yang keren kok, keluargaku biasa-biasa saja, tampangku mirip Andika Pratama (kalau dilihat dari stasiun ruang angkasa pake teleskop mainan, kalau dari dekat sih harus puas seperti Andika Kangen Band, hehehe….) Sebagai junior yang termasuk cupu sering kali dikerjai oleh seniorku di kepramukaan, seperti hari ini, aku harus membersihkan ruang pramuka yang kotor berantakan usai pramuka. Dan sialnya lagi aku harus membersihkannya seorang diri. Membersihkan ruangan pramuka yang besar seorang diri ternyata cukup memakan waktu, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Akupun bergegas membersihkan ruangan ini sebab tadi kulihat lewat jendela, awan gelap nan tebal mulai menyelimuti langit sore, pertanda akan hujan besar. Dan benar saja ketika aku hendak bersiap untuk pulang, hujan turun dengan derasnya, tanpa gerimis langsung saja turun dengan lebatnya, karena hujan terlanjur turun terpaksa aku harus menunggu hujan reda atau setidaknya mengecil agar bisa pulang. Namun seperti kata pepatah, di balik kemalangan siapa tahu ada keberuntungan, itulah yang terjadi pada diriku, hari itu lah yang mengubah Aceng yang culun dan cuma tahu seks dari film dan internet menjadi seorang petualang seks. Ketika sedang melamun memandang lapangan sekolah yang diguyur hujan lebat, kulihat bu Aida sedang setengah berlari sambil melindungi kepalanya dengan map plastik menyeberang ke gedung seberang, dan mungkin karena menggunakan hak sepatu yang cukup tinggi, ia terhuyung dan tergelincir jatuh ke genangan air. Aku yang melihatnya langsung berlari menghampirinya.

    “Bu gak apa-apa Bu?” tanyaku sambil membantunya berdiri.

    “Sepertinya kaki ibu terkilir, duh” jawab bu Aida sambil melepas kedua sepatunya dan sambil memegang tanganku, berjalan perlahan ke ruang UKS. Entah kenapa hari ini suasana sekolah sepi sekali dan kurasa penjaga sekolah kami sedang sibuk bermain kartu dengan abang bajaj di jalan seberang sekolah. Untunglah ruang UKS tidak terkunci, kemudian ku dudukkan bu Aida di kursi dan aku bergegas mencari betadine dan apa saja yang mungkin berguna. Dan tak lama kemudian aku kembali menghampiri bu Aida dengan betadine dan koyo panas yang berhasil kutemukan.

    “Gak usah rusuh gitu, Ibu gak apa-apa kok, cuma terkilir doang, gak parah juga” kata bu Aida sambil tersenyum kepadaku.

    “Oh syukurlah kalo begitu” kataku bersyukur dan kemudian duduk di kursi di seberang bu Aida. Akibat menolong bu Aida tadi sekarang seragamku jadi basah kuyup dan sempat membuatku kedinginan, tetapi kemudian rasa kedinginan itu hilang berganti dengan degup jantungku yang berdegup kencang, bagaimana tidak akibat terjatuh tadi bu Aida juga menjadi basah kuyup dan yang membuatku terkejut yaitu sepertinya bu Aida tidak menggunakan bra sebab kini payudaranya tercetak lumayan jelas dan tampak tonjolan putingnya yang cukup jelas. Melihat hal ini membuat aku ingin pingsan rasanya, dan herannya bu Aida sepertinya cuek saja dengan penampilannya.

    “Nama kamu siapa?” tanya Bu Aida kepadaku

    “Aceng Bu, dari kelas 1A”jawabku sambil setengah gugup.

    “Oh berarti kamu murid saya dong, duh saya masih belum hafal” kata bu Aida tersenyum sambil memeras air dari rambut hitam sepundaknya yang basah, lalu menjepitkan poni sampingnya ke atas, sehingga tampaklah wajah cantiknya dan juga payudaranya yang samar tercetak, membuatku merasa panas dan tentunya penisku di dalam celana juga menggeliat ingin bangun. karena melihat aku gelisah bu Aida kemudian tertawa kecil, dan hal itu cukup membuatku terkejut.

    “kamu kok jadi grogian gitu, mencurigakan sekali” komentar bu Aida sambil menahan tawa

    “Ah, ngga…ngga ada apa-apa kok bu”jawabku gugup

    “Hayoooo ngeliatan ini kan” kata bu Aida

    Refleks aku mendongak utk melihat dan langsung saja aku terkejut ketika bu Aida menunjukan jari ke arah bukit kembar di dadanya. Kali ini aku menganga tak tau harus bagaimana, sambil menahan malu aku menunduk terdiam, dan wajahku kini memerah bak kepiting rebus. Memang sejak liburan beberapa pekan yang lalu penampilan Bu Aida mulai berubah menjadi lebih terbuka dan menggoda seperti misalnya rok yang lebih pendek dari sebelumnya dan kadang ketat, ataupun pakaian yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, kemeja yang tipis dengan bra berwarna gelap. Memang tidak terkesan seksi murahan, lebih pantas mungkin disebut provokatif atau seksi yang elegan. Tentunya pemandangan ini membawa kesegaran sekaligus kadang merusak konsentrasi.

    Melihat aku menjadi salah tingkah ibu Aida sepertinya merasa bersalah dan kemudian duduk di sebelahku.

    “hihihi… udah gapapa wajar kok anak lelaki seusiamu berpikir dan tertarik melihat itu” kata bu Aida sambil tersenyum lebar sambil mengelus kepalaku, tetapi aku diam saja tak menyahut karena masih malu karena ketahuan akan perbuatanku.

    Kali ini bu Aida sepertinya benar-benar merasa bersalah, kemudian kurasakan tanganku di pegangnya dan di tarik perlahan, dan beberapa detik kemudian kurasakan telapak tanganku menyentuh sesuatu yang luarbiasa lembutnya dan juga ada seperti jelly kenyal di tengah telapak tanganku, sontak aku menoleh kesamping dan tak percaya akan yang kulihat, tanganku berada di dalam baju bu Aida dan lebih tepatnya yaitu di payudara bu Aida, bongkahan kenyal yang selama ini menjadi fantasiku dan teman-temanku.

    “ih kenapa melongo begitu, anggap aja hadiah buat kamu udah bantuin ibu tadi sama permintaan maaf ibu udah bikin kamu salah tingkah, kalo mau remes ya diremas saja” kata bu Aida.

    mendengar ucapan bu Aida, kemudian dengan perlahan kuremas payudara kiri bu Aida, susah kujelaskan dengan kata-kata karena ini pertama kalinya aku memegang payudara wanita, dan sekalinya payudara idaman dan pujaan di sekolahku, sensasi lembut dan kenyal seperti meremas balon berisi air, belum lagi putingnya yang berwarna coklat muda sangat menggemaskan, membuatku tak dapat untuk menahan diri mencubitnya. Rasa gemasku yang menjadi-jadi ini, membuatku lepas kendali kini tanganku yang satunya sudah berada di payudara kanan bu Aida dan ikut merasakan kenikmatan sensasi lembut kenyal.

    “Iii…ibu gak pake BH?” tanyanya tergagap tidak percaya mendapat kesempatan emas ini.

    “Kaitannya putus tadi, jadi supaya nyaman ibu lepas aja biar enak mumpung mau pulang juga, taunya malah ketemu kamu” jawabnya.

    Melihat kecanggunganku bu Aida hanya tertawa kecil, menganggap hal yang kulakukan sesuatu yang lucu. Masih diliputi rasa penasaran dengan payudara bu Aida, kulingkarkan jari jempol dan telunjukku di pangkal payudaya bu Aida lalu kutarik payudara bu Aida ke depan sehingga kini menjadi lonjong dan putingnya menonjol mengeras, dengan perlahan kumasukkan puting itu ke dalam mulutku, kunikmati sensasi lembut payudara bu Aida di bibirku lalu kuhisap putingnya seperti bayi menyusu. Inilah puting payudara kedua yang kunikmati setelah puting ibuku ketika aku masih orok dulu.

    “Mmmmhhh…hisap terus Ceng….enak itu” desah bu Aida yang kini sudah sangat terangsang.

    Aku pun melaksanakan apa yang dimintanya, mulutku mengenyot, menjilati dan menghisap-hisap payudaranya yang bulat dan indah itu hingga beberapa menit kemudian ketika kulepaskan payudara itu sudah basah oleh ludahku dan merah-merah akibat cupangan.

    “Aceng, karena diluar masih ujan lebat, jadi ibu rasa kamu perlu pelajaran tambahan” kata bu Aida santai sambil berdiri, melihatnya berdiri aku pun ikut berdiri, pandangan ku masih belum bisa terlepas dari payudara besar yang menggantung bebas di dada bu Aida, aku masih kagum dengan kelembutannya dan kekenyalannya. Kemudian tiba-tiba bu Aida berlutut di depanku dan kini wajahnya setinggi pinggangku. Kemudian dengan lembut dibukanya ikat pinggangku dan kancing celana coklat seragam pramuka-ku, lalu diturunkannya bersama dengan celana dalamku, aku yang tidak diberitahu sebelumnya dan tanpa persiapan cukup terkejut ketika penisku yang tegang mengacung di depan wajah bu Aida. Bu Aida tertawa kecil ketika melihat penisku yang berdiri tegak dan sudah basah oleh cairan pre-cum, kemudian dengan perlahan dielusnya batang penisku dengan jari-jari lentiknya secara perlahan, aku hanya dapat menahan nafas ketika tangan mulus bu Aida dengan perlahan mengocok penisku

    “Hhhmmm…gede juga yah Ceng, keras lagi!” katanya.

    Hal yang takkan pernah kulupakan adalah ketika bu Aida mencium kepala penisku dan dengan perlahan memasukkannya ke dalam mulutnya. Setiap senti batang penisku dapat merasakan lembut bibirnya, bibir tipis yang selalu dibayangkan oleh temanku untuk dicium kini dengan lembut sekali menggosok batang penisku.Kupandangi wajah bu Aida yang cantik menghadap selangkanganku, bibirnya yang indah maju mundur menggesek kulit batang penisku, sungguh tak kuduga hal seperti ini bisa terjadi. Kemudian kututup mataku mencoba merasakan penisku dalam mulut bu Aida, ukh …terasa begitu hangat dan basah, dan juga dapat kurasakan lidah bu Aida yang menggeliat ikut menggosok kulit penisku, semua sensasi menakjubkan ini membuatku merasakan ngilu luar biasa dan perasaan aneh di selangkanganku, dan kemudian tak dapat kutahan lagi, aku orgasme di dalam mulut guruku, banyak sekali kusemprotkan maniku sampai menetes keluar dari mulut bu Aida. Setelah semprotan spermaku berhenti, dengan perlahan bu Aida mengeluarkan penisku dari mulutnya, kulihat batang penisku penuh dengan maniku yang putih kental. Masih dengan mulut penuh spemaku, bu Aida kemudian menciumi bibirku layaknya seorang kekasih, dan aku pun membalas ciumannya dengan penuh gairah. Sambil menciumiku tangan bu Aida sibuk mencari kancing roknya dan tak lama kemudian rok hitamnya meluncur jatuh ke bawah sehingga kini bu Aida hanya menggunakan celana dalam tipisnya saja.

    Aku yang sudah terbakar nafsu masih saja berusaha menciumi bibir bu Aida, namun ia mendorongku dengan perlahan, dan kemudian berbaring mengangkang di ranjang UKS, memperlihatkan samar-samar bulu-bulu hitam lebatnya di balik celana dalam putihnya yang tipis. Tanpa disuruh akupun berlutut tepat di selangkangan bu Aida, kuperhatikan celana dalam putih tipis itu, yang tidak menutupi seluruh permukaan vagina bu Aida, sisi-sisi samping bukit kecil itu tampak begitu menggairahkan. Dengan perlahan kutarik celana dalam bu Aida, sedikit demi sedikit belahan merah indah yang ditutupi bulu-bulu hitam itu mulai tampak, membuatku menjadi bersemangat, namun aku memilih untuk menikmati menelanjangi guru idolaku itu secara perlahan, kunikmati ketika jari-jariku melewati paha bu Aida yang putih nan lembut hingga ujung kakinya yang indah dengan kuku-kuku yang terawat. Kini bukit kecil vagina bu Aida terpampang tanpa sehelai benang yang menutupi, membuatku tak tahan untuk mendekatkan wajahku ke belahan merah itu. Semakin dekat wajahku, semakin keras detak jantungku, kudekatkan wajahku hingga hidungku dapat mencium aroma vagina bu Aida, harum dan unik susah dijelaskan,aroma yang menggairahkan dan diimpi-impikan oleh banyak pria di sekolah ini, dan kini akulah orang pertama di sekolah yang dapat merasakannya. Tanpa menunggu lagi kujulurkan lidahku, dan kusapukan ke belahan vagina merah muda bu Aida, kurasakan sensasi daging lembut dan agak besah itu, gurih dan merangsang, kudorong lidahku hingga ujung belahan, menyentuh bulatan daging kecil yang membuat bu Aida melenguh nikmat. Kembali kuulangi menyapukan lidahku, namun kini dimulai dari posisi yang lebih bawah, yaitu mulai dari anus bu Aida yang coklat kemerahan terus secara perlahan ke atas sampai ke klitoris bu Aida, tentunya hal ini membuat bu Aida tak dapat menahan erangan kenikmatan yang didapatnya,

    “ukkhhhm, terus Ceng jilat terus” ucap bu Aida sambil mendongakkan kepalanya setiap kali lidahku menyentuh daging bulat kecil miliknya.

    Cerita Seks Tante Nakal | Sungguh aku ketagihan menjilati vagina bu Aida, di samping bau dan rasanya yang menggoda, pahanya yang lembut juga seperti mengelus wajahku setiap kali dia menjepit kepalaku dengan pahanya saat aku menjilati klitorisnya. Daging kecil bulat atau klitoris bu Aida membuat aku penasaran, dengan gemas kuhisap daging kecil itu, dan ternyata membuat bu Aida menggelinjang geli, dan menjepit erat kepalaku dengan pahanya, walaupun begitu tetap saja kuhisap dan kumainkan dengan lidahku gemas, sehingga tak berapa lama kemudian jepitan paha bu Aida menguat dan dia melenguh keras,

    “Oh tuhan ahhhkkkkhh”, tercium olehku aroma yang kuat, aroma yang begitu menggoda, lalu kuperhatikan celah kecil di belahan vagina bu Aida berkedut-kedut dan mengeluarkan cairan bening beraroma kuat, lalu tanpa rasa jijik kuhisap cairan itu dari celah kecil itu, rasanya gurih seperti santan, penasaran kuselipkan jari telunjukku ke celah sempit itu dan mengorek-ngorek isinya sehingga cairan itu semakin banyak keluar.

    “Ceng masukin kontol kamu, cepetan, ibu udah gak tahan” kata bu Aida memandangku dengan wajah memelasnya yang sungguh menawan, yang membuat hati setiap pria akan luluh.

    Jujur ini pertama kalinya aku melakukan hubungan seks, selama ini aku hanya menontonnya lewat film bokep koleksi temanku si Budi dan juga internet, namun instingku kuat untuk memasukkan penisku ke celah sempit tadi. Inilah saatnya mempraktekkan yang selama ini kuketahui, aku pun membuka lebar kaki bu Aida sehingga belahan vaginanya yang merah merekah, kemudian kepala penisku kudorong ke vaginanya, cukup sulit untuk memasukkannya ke celah sempit itu, untunglah bu Aida kemudian membantuku dangan memegang batang penisku dan mengarahkan kepala penisku ke celah sempit itu. Tanpa disuruh akupun mendorong penisku masuk, awalnya begitu sempit, kepala penisku sampai terasa agak sakit, namun lendir vagina bu Aida yang licin dan hangat membantu senjataku itu masuk sehingga perlahan penisku dapat masuk dan blesss seluruh batang penisku berada di liang vagina bu Aida. Kupejamkan mataku, kurasakan pijatan dinding liang vagina bu Aida yang memijat batang penisku, juga sensasi hangatnya, ukhhh nikmat sekali. Kemudian secara perlahan kutarik penisku, membuat liang sempit itu dan penisku begesekan, begitu nikmat, sungguh berbeda antara kocokan vagina dengan kocokan oleh bibir bu Aida, kali ini kocokan di penisku terasa diseluruh bagian, membuat sensasi ngilu nikmat. Kenikmatan inilah yang kembali membakar semangatku sehingga kupercepat tarikan maju mundur penisku di liang vagina bu Aida. Kenikmatan yang kurasakan tak begitu berbeda dengan kenikmatan yang dirasakan bu Aida, terlihat dari bu Aida yang tak berhenti melenguh dan mendesah dengan keras, untunglah diluar hujan deras sehingga menyamarkan suara pergumulan birahi kami.

    Aku memompa liang vagina bu Aida dengan begitu bernafsu, semakin lama semakin kupercepat, hingga dapat kurasakan buah zakarku menampari selangkangan guruku ini dengan keras, menimbulkan bunyi plak plak plak yang nyaring. Tak lama kemudian kenikmatan dan sensasi ngilu itu memuncak dan aku pun tak dapat menahan lagi orgasmeku.

    “Bu Aida, saya mau keluarrrr, ukkhhhhhhh” kataku sambil mempercepat kocokanku

    “Keluarin aja yang banyak Ceng” kata bu Aida dengan suara manja.

    Setelah mendengar ucapan bu Aida, tak lagi kutahan sensasi orgasme itu, sehingga puncaknya kusemprotkan begitu banyak sperma di dalam vagina bu Aida, dan setiap penisku berkedut menyemprot mani, kunikmati sensasinya, luarbiasa aku saat ini sedang orgasme di dalam liang vagina seorang wanita, liang vagina bu Aida yang cantik dan seksi. Belum sempat aku menarik nafas, tiba-tiba bu Aida bangun dan kemudian duduk di pangkuanku, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Bu Aida yang kupangku kemudian menciumi bibirku dan menjilati wajahku, membuat aku kembali terangsang, dapat kurasakan penisku kembali mengeras di dalam vagina bu Aida, dan kembali kulanjutkan pompaanku sambil menciumi bibir bu Aida yang lembut. Karena bu Aida kusodok sambil kupangku, maka membuat tubuh bu Aida berguncang-guncang, payudaranya yang besar dan lembut menggesek dadaku, begitu pula perutnya yang langsing juga turut menggesek perutku, tak hanya itu pahanya yang mulus juga menepuk-nepuk pahaku membuat suara tepukan. Ukh…kembali aku merasakan sensasi sensual dan menggairahkan, kini seluruh tubuh bu Aida dapat kurasakan dengan tubuhku, membuatku tak ingin melepas sensasi tubuhnya dari tubuhku.

    Cerita Seks Tante Girang | Menyodok vagina bu Aida dari posisi memangku ternyata memakan cukup tenaga, sehingga aku mulai ngos-ngosan dan memperlambat sodokanku, tentunya bu Aida menyadarinya. Lalu dia mendorongku perlahan hingga aku terlentang di lantai, sehingga kini dia dalam posisi menduduki penisku. Kemudian bu Aida memajukan sedikit tubuhnya sehingga pinggul dan pantatnya sedikit menungging, lalu dengan perlahan bu Aida menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar, sehingga penisku di dalam vagina bu Aida seperti diputar-putar. Sambil tersenyum menatapku, bu Aida kemudian menambah gerakan naik turun dalam goyangannya.

    “Gimana rasa Ceng, goyangan maut andalanku, ini favorit suami ibu loh” tanya bu Aida sambil tersenyum lebar.

    “Mantap buuuuu, gila deh,..Eh, bu , haus nih pengen nyusu” kataku sambil mengelus payudara bu Aida yang bergoyang-goyang tergantung bebas.

    “Boleh, nih!” jawab bu Aida singkat sambil menundukkan tubuhnya sehingga aku dapat menghisap putingnya yang imut itu.

    Setelah mengenyoti payudara guruku itu, aku pun kembali bersemangat dan mulai kembali memompa vagina bu Aida. Bu Aida yang juga sudah mulai lelah bergoyang kemudian duduk tegak dan menikmati pompaanku, sementara aku sibuk meremas pantatnya dan memperhatikan batang penisku yang keluar masuk di liang vagina bu Aida. Tak lama kemudian aku mulai merasakan tanda-tanda akan orgasme, maka aku pun mempercepat pompaanku.

    “Bu, kayanya mau keluar lagi” kataku sambil kembali meremas payudara bu Aida.

    “Oh oh Hmmm kita samaan keluarnya ya Ceng, ibu juga nih”jawab bu Aida sambil menggoyangkan kembali pinggul dan pantatnya seirama dengan genjotanku.

    “Siap-siap ya bu!”

    “Iya Ceng..masukin segera kontol gede mu..” Jawabnya, entah kenapa setiap dia mengucapkan kata kontol itu darahku bergidik.

    Gerakan kami berdua semakin cepat, dapat kurasakan selangkanganku mulai diliputi rasa ngilu yang mulai memuncak, sehingga kupercepat genjotanku, begitu pula bu Aida mulai mendesah tak karuan tanda ia pun akan orgasme. Kedua tanganku telah mencengkram kuat kedua belah pantatnya. Penisku seperti bisa mencari jalan sendiri ladang perburuanya.

    “Sshh…ibu suka banget dengan kepalanya Ceng..gede, panas..kalo kedut-kedut di dalem bikin geli..” ujarnya lirih.

    Mataku seperti tidak tahan untuk terpejam, sungguh nikmatnya terasa hingga ke otak. Kupicu tubuhnya menggarap vaginanya makin cepat membuat tubuh mungilnya terhempas ke sana kemari. Aku terus menerus menyerangnya tiada henti. Aku makin menjadi melabraknya, pada sisa-sisa terakhir tenaga, aku menekan sedalam-dalamnya kejantananku di dalam liang vaginanya.

    “teruss Ceng..duhhh..aduuuh…iyah enak..” suaranya melengking tinggi, beliau mengangkat pantat dan memutar pinggulnya dengan gemetar, penisku makin kuat menekan mengikuti kemanapun pantatnya bergerak hingga pangkal penisku terasa nyeri.

    “Ooooohhh…shhhh..aduuuuh…” pekiknya sambil mencengkram kasur, “ke mulut ibu Ceng, ibu pengen minum peju kamu…aaahhh…hhhmmmhh!”

    Tubuhnya mengejang, terasa benar vaginanya berkontraksi kemudian cairan hangat itu menerpa penisku, Bu Aida kembali diterpa gelombang orgasme. Dalam hitungan detik aku pun akan meledak, sebelum itu terjadi, aku buru menarik keluar penisku, kemudian menduduki dadanya, tepat pada saat spermaku akan keluar Bu Aida menarik penisku mendekati mulutnya, semprotan pertamaku membasahi pipinya, selanjutnya dengan lincah Bu Aida mengulum kepala penisku, aku terkesiap dan terlambat bereaksi. Beliau menyedoti kepala penisku sehingga tanpa dapat tertahankan lagi sisa spermaku menyemprot sejadi-jadinya di dalam mulutnya. Sungguh nikmat yang tidak pernah terbayangkan, sedotan mulutnya makin membuatku terbang ke awan.

    “ooohhh….shhhh…sedap banget …Buu….” aku mengerang parau dengan sekujur tubuh bergetar.

    Aku mengejang diam beberapa waktu, sebelum akhirnya menjatuhkan tubuhku di sampingnya. Aku sangat kelelahan begitu pula bu Aida yang jatuh menyender di dadaku sambil nafasnya memburu. Lalu kami berdua saling menatap dan menukar senyum lalu tertawa. Kemudian bu Aida berdiri dan memungut pakaiannya yang tak jauh dari posisi kami, aku yang memandanginya masih kagum akan kecantikan dan keseksian dirinya. Setelah kami berdua berpakaian, lalu kami memutuskan untuk pulang namun sebelum berpisah bu Aida berpesan agar aku menyimpan rahasia ini rapat-rapat karena sangat berisiko bila ada yang tahu, ia juga berkata bahwa dirinya tidak keberatan mengulangi perbuatan ini di waktu lain bila situasi dan kondisinya memungkinkan.

    #################################

    Sejak permainan seks di ruang UKS itu, kami makin dekat. Di balik keanggunannya, ternyata Bu Aida menyimpan nafsu yang tinggi dan hasrat yang liar. Beberapa kali, setiap ada kesempatan, kami mereguk kenikmatan bersama, biasanya di toilet, ruang UKS, lab. bahasa, kelas atau kantor guru setelah jam bubaran. Dari ceritanya, ia mulai berani mengekspresikan sisi liar dirinya sejak liburan tak lama sebelumnya bersama suami dan rekan-rekan kerja suaminya. Liburan di cottage di daerah pantai itu berubah jadi pesta liar dimana para peserta bebas bersetubuh dengan siapa saja dan juga ada permainan nakal hingga orgy party. Di acara itu pasangan masing-masing, termasuk suaminya, sudah setuju dan harus ikhlas bisa istri/ suami mereka ML dengan orang lain. Aku sampai geleng-geleng kepala setengah tak percaya ada juga acara liar seperti itu di negeri kita, kukira hanya di negara-negara bebas seperti Eropa dan Amerika saja, wawasanku tentang seks pun makin luas.

    Koleksi Cerita Seks Tante Nakal | Sejak itu pula, aku yang tadinya pemalu dengan wanita mulai lebih rileks dan berani, juga dalam hal seks aku memperoleh banyak pengalaman mencoba berbagai posisi dengannya. Suatu hari ketika di sekolah sedang berlangsung pekan olah raga, dimana kebanyakan murid sibuk bertanding atau menonton pertandingan, aku dan Bu Aida malah berolah syahwat di gudang sekolah yang letaknya agak di belakang sekolah dan jauh dari keramaian. Tempat ini memang berdebu dan sedikit berbau apek tapi tidak apalah yang penting asyik untuk ML. Kami main di sudut ruangan yang terdapat sebuah rak tinggi berisi buku-buku dan arsip-arsip lama, bila ada orang masuk tiba-tiba kami yang berada di balik rak besar tidak akan langsung terlihat. Aku duduk selonjoran di setumpuk dus bekas dengan Bu Aida memicu tubuhnya naik turun di atas penisku, rok spannya telah tersingkap hingga perut, dan celana dalam putihnya telah tergeletak di lantai. Ia menggerakkan tubuhnya dengan irama sedang, desahan lirih sesekali terdengar dari mulutnya, wajah cantiknya yang berkacamata bersemu kemerahan menahan birahi sungguh terlihat sangat menggairahkan. Bu Aida melingkarkan tangannya ke leherku memelukku, sementara aku merabai pahanya yang indah serta meremas halus pantatnya yang semok itu. Kini tanganku mulai membuka kancing kemeja batiknya. Payudaranya yang masih terbungkus bra putih berenda seolah meloncat keluar. Tanganku segera ke belakang punggungnya dan melepaskan kaitan branya.

    “Hihihi…sekarang udah pinter ngelepasin beha ya?” kata Bu Aida sambil terus bergoyang.

    “Kan ajaran ibu, hehe…”

    Kini di hadapanku terpampang tubuh indah guruku ini, payudaranya memiliki bentuk yang sangat indah walau sudah menyusui. Tanpa membuang waktu aku pun langsung melahap puting susu dan payudara yang seperti menantangku itu. Bu Aida terpekik ketika lidahku menyapu permukaan payudaranya. Dengan sigap ia memeluk kepalaku dan menjambak rambutku, kepalanya tertunduk bersandar pada kepalaku. Terus aku mengisap puting susu itu dengan rakusnya. Gerak naik-turunnya pada penisku terasa semakin cepat dan liang kenikmatannya terasa makin basah saja. Setelah puas dengan payudara kiri, aku pun menjamah payudara kanannya.

    “Ooohh…Acenggg!!” Bu Aida semakin terpekik dan kadang mendesis menahan nikmat.

    Tubuhnya bergetar menahan sensasi yang timbul akan permainan lidaku pada payudaranya. Setelah puas aku pun menarik mulutku dari payudaranya. Kulihat kedua payudara itu basah oleh sapuan lidahku. Putingnya terlihat makin memerah dan menegang. Nafas Bu Aida semakin terengah-engah, aku pun langsung mencium bibirnya dengan mesra. Bu Aida juga membalasnya dengan pagutan yang tak kalah hebat.

    “Guru gua emang asoy, ciumannya maut…”kataku dalam hati, dari beliau pulalah aku mempelajari teknik berciuman.

    Sambil terus melakukan French Kiss dengan guruku tangankupun menjelajah tanpa batas lagi. Kuremasi dengan gemas payudaranya yang sudah terbuka itu. Sambil aku mencumbu leher dan telinganya.

    Sekitar lima menitan lebih Bu Aida naik-turun di pangkuanku sampai tiba-tiba kami dikejutkan suara pintu dibuka.

    “Gawat, mampus dah gua!” seruku dalam hati membayangkan bagaimana akibatnya bila kami kepergok sedang main gila bersama guru pula.

    Bu Aida juga kaget tapi ia dengan cepat mengendalikan diri, tangannya segera membekap mulutku dan menempelkan telunjuk di depan mulutnya. Pandangan kami otomatis terarah ke pintu. Aku tertegun melihat yang masuk adalah seorang wanita muda berusia dua puluhan yang kukenal sebagai seorang staff administrasi di kantor sekolah bernama Bu Tiara, disusul di belakangnya seorang pria setengah baya yang tidak lain adalah Pak Darno, si penjaga sekolah. Mereka datang sambil tertawa-tawa kecil, Bu Tiara langsung duduk di tepi meja panjang. Sepertinya mereka tidak menyadari keberadaan kami di sini.

    “Bapak gila yah, masa ngajak lagi pas jam rame gini?” kata Bu Tiara dengan tersenyum nakal.

    “Yang rame mah di luar sana Bu, di sini aman” sahut Pak Darno sambil mengunci pintu dengan kunci yang dipegangnya, “kita main cepet ajalah, lagian kan ruangan ini saya punya kuncinya, ga akan ada yang masuk”

    “Oh my God, sekarang jalan keluar satu-satunya sudah dikunci, bagaimana nih?” aku makin panik.

    Aku menyampaikannya dengan bahasa isyarat, kutunjuk pintu dan kuputar jariku seperti memutar kunci. Bu Aida sepertinya mengerti, tapi ia hanya mengangguk saja dan menyuruhku tetap diam. Adegan selanjutnya benar-benar membuatku tertegun menelan ludah.

    “Iiihh…Bapak….eeemmmhh….mmmm!” Bu Tiara mendesah manja ketika si penjaga sekolah itu mendekap tubuhnya di tepi meja lalu bibirnya nyosor dan memagut bibir staff administrasi cantik itu.

    Aku tidak berkedip menyaksikan adegan di sana, hampir tak percaya dengan pandanganku sendiri. Bu Tiara, seperti juga Bu Aida adalah seorang wanita yang tampil anggun sehari-harinya, ia memiliki kecantikan khas wanita Indonesia dengan rambut hitam legam sepanjang dada yang biasanya disanggul kalau jam-jam kerja. Pakaiannya pun terbilang agak tertutup dibanding Bu Aida yang belakangan ini tampil lebih terbuka. Tak kusangka ia kok mau ya melakukannya dengan Pak Darno yang tampangnya agak mirip Tukul Arwana itu. sekarang tengah dengan begitu bernafsunya menciumi bibir Bu Tiara sambil tangannya meremas-remas payudaranya, sementara tangannya yang satu mulai menyingkap rok spannya dan membelai pahanya yang mulus itu. Kualihkan pandanganku pada Bu Aida, beliau juga terperangah menyaksikan adegan itu, kami saling pandang sejenak lalu tanpa bersuara terus menyaksikan adegan antara staff admin dan penjaga sekolah tersebut. Pak Darno kini mempreteli kancing kemeja biru muda yang dipakai Bu Tiara. Gunung kembarnya yang terbungkus bra coklat langsung menyembul, Pak Darno dengan buru-buru menyingkap ke atas kedua cup-nya sehingga payudara Bu Tiara yang putingnya berwarna merah dadu itu pun terekspos, lebih kecil dari milik Bu Aida, tapi bentuknya bagus, tegak dan membusung.

    “Ssshhh… achhh…” rintih Bu Tiara nikmat ketika mulut pria itu melumat payudara kirinya.

    Sekarang tangan kanan Pak Darno sudah menarik lepas celana dalam Bu Tiara dari dalam roknya, kain berbentuk segitiga itu dibiarkan menyangkut di kaki kiri Bu Tiara. Tangan pria itu terus masuk ke dalam rok Bu Tiara dan mulai merogoh-rogoh di dalam situ.

    “Pak…ooohhh… hhhggg.. ..” desah Bu Tiara menahan nikmat

    Tangan kanan Bu Tiara mulai berani meraba-raba selangkangan Pak Darno dari luar celananya.

    Tak terasa penisku yang masih menancap di vagina Bu Aida yang tadi sempat menyusut sekarang mulai keras lagi, dan beliau menyadari hal ini.

    “Bu, gimana ini?” bisikku.

    Beliau memandangku sejenak dengan wajah terlihat berpikir, lalu segurat senyum nakal tersirat di wajah cantiknya.

    “Kenapa gak kita terusin aja Ceng? Ntar kan bisa main rame-rame bareng mereka juga” katanya.

    Wow…aku tidak menyangka kalau guruku ini membunyai sisi lain yang seliar ini.

    “Hah…yang bener aja Bu…ooohhh” belum selesai aku protes ia sudah menggenjot pelan penisku sampai aku tidak tahan untuk tidak mendesah.

    “Ssshh….Bu…aahhh…hhhhsss” aku berusaha memelankan suaraku namun karena nikmatnya aku tidak bisa untuk diam saja.

    “Ayo Ceng…entot Ibu sepuasmu…mmmhhh” ia memagut bibirku dengan liar, “ayo dong isep tetek ibu, kok kamu jadi malu-malu gitu”katanya dengan suara pelan seraya menyodorkan payudaranya ke wajahku.

    Seperti yang telah diduga, desah kenikmatan kami memancing Pak Darno dan Bu Tiara memergoki kami.

    “Bu…bu…itu…” kataku sambil menunjuk ke belakang Bu Aida begitu melihat kedua orang itu terhenyak mendapati kami dalam posisi berpangkuan.

    “Hai…yuk kita main rame-rame aja!” kata Bu Aida cuek dan menengok ke belakang.

    “Hah…Bu Aida!” seru Bu Tiara yang kaget, staff admin itu masih belum mengancingkan kemejanya, celana dalamnya juga masih menggantung di kakinya.

    “Wow, Bu Aida suka entotan juga ternyata, sama murid lagi, weleh…weleh….” kata Pak Darno memandang kami dengan pandangan mesum.

    Terus terang aku waktu itu merasa malu dan kaget, dulu waktu kepergok nonton bokep sambil onani oleh kakakku saja sudah malunya luar biasa, apalagi sekarang kepergok sedang bercinta dengan guru sendiri. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku mengenai perilaku seks guruku ini bahwa dia mengajak kita semua melakukan orgy di gudang sekolah. Aku yang tadinya agak sungkan, lama-kelamaan akhirnya larut dalam birahi yang diciptakan oleh kebinalan Bu Aida dan remasan vaginanya pada penisku.

    “Kita gak maksud ngeganggu loh, aahh…kan kita duluan di sini” kata Bu Aida lagi, “terusin aja Pak kita kan lagi sama-sama cari enak aahh…aahhh….aahhh!” ia mengerang-ngerang nikmat di pangkuanku.

    Tidak tahan melihat panasnya persetubuhan kami,Pak Darno pun memeluk Bu Tiara dari belakang, tangan kasarnya meraih payudaranya yang sudah terbuka

    “Eeemmmhh….Pak…jangan Pak…mmmm!” desah Bu Tiara yang nampak malu-malu tapi mau, tubuhnya memberontak setengah hati yang malah menambah nafsu Pak Darno.

    “Ayolah Tia, gak usah muna gitu ah! Ntar saya laporin loh ke pacarlu hehehe….aahhh…ahhh!!” sahut Bu Aida, “Pak Darno yakin udah aman kan disini yah? Tadi kan udah Bapak kunci pintunya?”

    “Beres Bu…aman kok, lagi pada rame di lapangan, jarang yang mau kesini! Asal suaranya jangan terlalu keras aja” jawab Pak Darno

    Pergumulan birahi di gudang ini pun berlanjut menjadi dua laki-laki vs dua wanita setelah sempat terganggu sejenak.

    “Nungging Bu, hehehe…” Pak Darno meminta Bu Tiara menunggingkan pantatnya dengan tangan berpegangan pada rak.

    Penjaga sekolah itu menaikkan rok span Bu Tiara hingga perut kemudian ia berlutut di hadapan pantat Bu Tiara yang menungging. ‘Sssslllrrrp’ pria itu membenamkan wajahnya di antara selangkangan wanita itu dan mulai menghisapi vaginanya.

    “Ooohhh….aaahhhh!” Bu Tiara mendesah dengan wajah memerah akibat rasa nikmat yang menjalari vaginanya.

    Melihat adegan mereka, birahiku juga semakin naik saja, bibirku dengan Bu Aida tiada henti berpagutan saling beradu lidah dan di bawah sana kejantananku masih sibuk mengaduk-aduk vagina Bu Aida dengan ritme teratur. Rintihan guruku ini panjang pendek menimpali setiap genjotan. Aku merasakan gerakannya mulai liar. Ia menghajar selangkangaku dengan cepat, zakarku jadi agak ngilu ditindih olehnya, membuatku mulai kewalahan.Ketika berciuman dengan panas itu, aku menarik ikat rambutnya sehingga rambut hitam sebahukunya itu pun tergerai membuat penampilannya makin menggairahkan, saat itu pula aku melucuti kemeja dan branya sehingga di tubuhnya tinggal roknya yang tersingkap, beliaupun melucuti seragam sekolahku. Dinding vaginanya meremasi batang penisku seperti diurut, terdorong ke depan dan belakang. Aku membantunya dengan menaik turunkan pantatku, bunyi kemaluan kami yang tengah bergesek terdengar jelas. “Plok..plok..plok…” Sekitar lima menit kemudian, ia pun merintih panjang dan tubuhnya mengejang, pelukannya terhadapku semakin erat. Aku langsung mencengkram kuat kedua bongkahan pantat semok itu, selangkanganya terbuka lebar, kini aku bebas menyerangnya dengan hebat dan penuh tenaga.

    “ Aduuuuuh…Ceng…ibu udah gak kuaatt..aduuhh…shhhh…uhhhh….” desahnya penuh kenikmatan.

    Cairan orgasme yang hangat pun meleleh membasahi pangkal kemaluanku hingga akhirnya Bu Aida berhenti mengejang dan terkulai lemas dalam dekapanku, nafasnya seperti terputus.

    “Huuhhhh……nikmat loh Ceng…hhhhh…” bisiknya ditelingaku.

    Saat itu, Pak Darno sedang asyik menggenjoti vagina Bu Tiara dalam posisi berdiri.

    “Akhh…enak …agak cepat donk Pak” pinta Bu Tiara yang tengah dikuasai birahi

    Pak Darno langsung mengabulkan permintaan itu dengan mempercepat irama sodokan penisnya ke dalam vagina wanita itu. Kelamin mereka beradu menimbulkan bunyi berdecak-decak yang semakin memanaskan suasana. Penjaga sekolah itu dibuat merem melek karena menikmati penisnya dihisap dan diremasi vagina Bu Tiara, sementara Bu Tiara dengan perlahan mengikuti gerakan pompaan batang kemaluan tersebut dengan diselingi goyangan putar sehingga membuat Pak Darno makin mengerang tak karuan merasakan kenikmatan tiada tara pada batang kemaluannya. Tangannya yang mencengkeram pantat Bu Tiara sesekali menampar bongkahan yang montok itu sementara tangan satunya dengan liarnya bergerilya di kedua buah dada Bu Tiara yang indah itu. Payudara staff admin itu pun memerah karena sedari tadi sudah diremas, dikulum bahkan diobok-obok dengan putaran dan cengkeraman kuat dari tangan Pak Darno.

    “Akhhh…Pak jangan keras-keras dong ngeremesnya! Sakit nih dada saya” erang Bu Tiara memprotes ketika pria itu mempercepat sodokan penisnya sembari meremas buah dadanya dengan brutal.

    “Eheheh…maaf Bu. Soalnya tetek ibu benar-benar bikin gemes sih. Kaya orangnya aja nih hehe…” seloroh pria itu sembari kembali memasukkan penisnya yang sempat keluar karena desakan paha Bu Tiara.

    Bu Aida menyandarkan kepalanya di bahuku sambil menyaksikan adegan mereka. Dadanya naik turun berusaha memulihkan nafasnya, aku menatapnya sambil tersenyum.

    “Gimana Bu? Masih pengen lagi..hehe..” godaku sambil meraba-raba payudaranya.

    “Kenapa ngga? Tapi Ibu istrirahat bentar ya, pegel nih” katanya memeluku dari samping.

    “Iya bu…tenang aja…gimana kalau sambil ngisepin kontol saya, boleh ga Bu?” pintaku, “horny nih ngeliat Bu Tiara”

    Beliau menatapku dengan senyum binal, “Udah berani yah kamu minta gitu?” katanya seraya mencubit putingku

    “Hehehe…siapa dulu dong yang ngajarin” godaku.

    “Ya udah, duduk gih di situ!” suruhnya melirik ke sebuah bangku kelas yang sudah tidak ada sandarannya, “Ibu buka baju dulu, biar gak kusut”

    Aku menarik bangku tersebut lalu menepuk-nepuk tempat duduknya yang berdebu sebelum duduk di atasnya, sementara Bu Aida membuka pakaiannya hingga bugil total, yang tersisa di tubuhnya tinggal kalung, cincin kawin, kacamata, serta sepatu haknya saja. Ia lalu berlutut di antara selangkanganku. Kemudian Bu Aida menggenggam penisku dan mulai mengocoknya perlahan-lahan. Penisku pun berdiri setegak-tegaknya di hadapan muka guruku ini. Dari dulu aku tidak pernah bermimpi hal seperti ini bisa terjadi, guruku berlutut di antara selangkanganku memberikan pelayanan oral seks, wajah cantiknya itu menjadi semakin seksi saja ketika menjilati penisku dan menghisapnya sembari mengocoknya di dalam mulutnya. Setelah kira -kira lima menit kemudian, aku tidak dapat menahan rasa geli dari lidah Bu Aida yang menggelitik lubang kencingku. Belum pernah saya merasa seperti begitu, semua kenikmatan duniawi ini seperti berpusat tepat di tengah-tengah penisku itu. Di depan sana Pak Darno semakin ganas menggenjoti Bu Tiara.

    “Uuuhhh…enak Bu…asyik yah kita pesta seks di sini!” kata Pak Darno sambil terus meremas-remas payudara Bu Tiara sambil sesekali menoleh ke arahku yang sedang dioral Bu Aida dan tersenyum, “hehe…enak yah dik, entar kita tukeran yah!”

    Bu Tiara semakin mendesah dan jemarinya mencengkeram rak.

    “Akhh…gak pernah bosen sama memeknya Ibu, seret bangethh!!” desah Pak Darno menyodokkan penisnya dalam-dalam.

    Tiba-tiba Bu Aida berkata, “Ini pasti kamu sudah hampir keluar, ibu hisap saja yah”

    Aku hanya mengangguk saja, pasrah mau diapakan saja. Dan kembali lidahnya menjilat kepala kemaluanku dengan halus, sembari menyedot ke dalam mulutnya. Bibirnya merah merekah tampak sangat seksi menutupi seluruh kemaluanku. Mulut dan lidahnya terasa sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Kepalanya tampak turun naik di sepanjang kemaluanku, Sesekali Bu Aida juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan-gigitan kecil. Aku berpegangan erat pada pinggiran kursi dan mendesah nikmat. Menerima rangsangan terus-menerus seperti ini aku merasa gelombang orgasmeku mulai datang. Detak jantungku kini semakin cepat dan nafasku mulai terengah-engah. Aku benar-benar sudah di ambang orgasme akibat berulang kali kepala penisku disapu lidah serta dihisap oleh guruku yang cantik ini.

    “Aaaaaaaaaaah… Ibu…!! Saya keluaar…!!” aku akhirnya mengerang panjang karena merasakan nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

    Permainan lidah dan tangan Bu Aida akhirnya tubuhku mengejang dengan sangat hebat

    Tangan kiriku meremas-remas payudaranya sedangkan tangan kananku menekan kepala Bu Aida agar lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan penisku yang sudah memuncratkan laharnya masih dihisap kuat olehnya dan dengan rakusnya ia melahap setiap tetes cairan yang terus menyemprot dari sana.

    “Aaaaaaaaaaaaah…!! U-udaaaah Bu…! Saya udaah nggaak kuaaat lagiiii…!!” aku memohon agar Bu Aida menghentikan hisapannya pada penisku.

    Tanpa memperdulikan permintaanku, guruku ini terus melumat penisku dengan rakusnya. Lidahnya menjilati kepala penisku beserta lubang kencing, memberi sensasi yang sungguh luar biasa. Aku benar-benar telah diombang-ambingkan oleh gelombang orgasme yang nikmat dan mataku menjadi merem-melek dibuatnya. Setelah menyantap spermaku hingga benar-benar habis barulah ia menghentikan hisapannya, tidak sedikitpun spermaku menetes keluar dari mulutnya.

    “Duuuhh… asli enak banget Bu…hosshh…hoossshhh!” kataku dengan nafas terengah-engah.

    “Kenapa? Kamu gak suka?” tanyanya

    “Suka Bu, tapi bener-bener ga nahan banget tadi” kataku sambil tersenyum puas.

    “Wah kayanya sepongan Bu Aida mantap nih, saya nanti coba ya Bu!” sahut Pak Darno yang terus menyetubuhi Bu Tiara.

    “Kalau Bapak masih kuat silakan aja hehehe…” jawab Bu Aida.

    Nafsu birahi guruku ini memang besar, ia tidak memberi kesempatan bagiku untuk beristirahat, ia mencium lagi bibirku yang juga kubalas dengan tidak kalah bernafsu. Selagi kami berciuman aku dapat mencium aroma tajam dari spermaku pada mulutnya.

    “Ceng…masukin dong… Ibu udah kepengen…” katanya mesra di telingaku setelah penisku menegang lagi.

    “Beres Bu! Tapi biar lebih enak kita pindah ke deket mereka aja yuk!” ajakku dengan penuh semangat.

    “Dasar biar bisa pegang-pegang Bu Tiara ya?”

    “Hehehe…tau aja si ibu?”

    Kami pun pindah ke sebelah mereka lalu Bu Aida mengambil posisi nungging sambil pegangan ke rak persis dengan Bu Tiara.

    “Ayo sini, asyik kan ngentot rame-rame gini !” panggil Pak Darno dengan antusias

    “Wah Bu Aida, montok bener….wuih!” Pak Darno menepuk pantat Bu Aida dan meremasnya dengan gemas.

    “Ihh….apa sih Pak pegang-pegang? Cunihin banget!” omel Bu Aida.

    “Hehehe…tapi ibu suka kan?” goda pria itu.

    “Udah ah, bapak sama Tiara aja dulu! Fokus dong! Ya ga Tia?”

    Bu Tiara hanya mendesah-desah saja tengah dilanda kenikmatan tanpa terlalu menghiraukan yang lain. Aku melebarkan kedua paha guruku itu lalu mengarahkan penisku di antara vaginaku. Bibir vagina Bu Aida jadi ikut terbuka siap untuk menyambut penisku yang akan memasukinya. Namun aku tidak langsung mencoblos vaginanya, melainkan sengaja menggesek-gesekkan terlebih dahulu kepala penisku pada bibir luar vaginanya yang sudah banjir agar semakin memancing birahinya.

    “Masukiiiin sekarang Ceng…kamu ngapain sih??!!” karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos ia memohon seperti wanita haus seks, sungguh beda sekali dengan kesehariannya yang anggun itu

    Aku pun membimbing penisku yang sudah tegang dan keras sekali memasuki gerbang vaginanya.

    “Uuughhh… !” lenguh Bu Aida dengan tubuh menggeliat setelah merasakan penisku yang kini melesak masuk memenuhi rongga vaginanya, “aaaakkhh…” erangnya lebih keras sambil mempererat pegangannya pada rak saat penisku sudah masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.

    Dengan perlahan aku mulai menggenjot vagina guruku yang sudah mulai basah lagi. Kami berdua sama-sama saling melampiaskan hasrat dan nafsu yang begitu menggebu-gebu. Kami melakukannya dengan posisi yang sama dengan pasangan Pak Darno dan Bu Tiara di sebelah sehingga tampak seperti sedang lomba doggie style. Pelan-pelan aku menarik penisku lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan vaginanya yang bergerinjal-gerinjal. Bu Aida juga ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginanya mengimbangi hentakan penisku.

    “Aaaauuuuuuhhh…!!” ia menjerit lebih keras akibat hentakan keras dari penisku

    Selama menyetubuh Bu Aida, tanganku pun iseng mampir grepe-grepe pantat Bu Tiara yang tengah digenjot Pak Darno.

    “Hhsshh…hsss…namamu siapa?” tanya Pak Darno tanpa berhenti menggenjot.

    “Aceng Pak” jawabku

    “Kecil-kecil udah bisa ngajak gurunya ngentot ya, hebat kamu hehehe”

    “Hoki aja Pak, ceritanya panjang….”

    “Ceng jangan ngomong macem-macem kamu, fokus dong kalau ML, atau ibu pergi!” tiba-tiba Bu Aida menghardikku

    “Eh…iya Bu, maaf iya saya terusin nih!” aku terus menggenjoti tubuh guruku itu..

    Kujulurkan tangan kananku ke depan meraih payudara kanan Bu Aida yang bergelayutan itu dan tangan kiriku meraih payudara kanan Bu Tiara. Sementara di bawah sana penisku semakin gencar mengaduk-aduk vagina guru cantikku diimbangi oleh goyangannya juga. Sambil menggenjot tanganku asyik meremas-remas payudara kedua wanita ini.

    “Aaaaaagh… Aaaaaah… Oooooh…” Bu Tiara menceracau makin keras, kelihatannya ia akan mengalami orgasme kembali.

    Pak Darno menarik wajah Bu Tiara dan memagut mulutnya sehingga erangan orgasmenya dapat teredam. Satu tangan si penjaga sekolah itu memegangi payudara kanan Bu Tiara dan meremasinya. Ia masih terus menusuk-nusukkan penisnya pada vagina Bu Tiara untuk menyusulnya ke puncak. Sepertinya Bu Aida pun sudah akan klimaks, aku dapat merasakan bibir vaginanya mengapit penisku makin kencang dan dinding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisku di dalam sana. Goyangan pinggulnya juga semakin liar dan desahannya pun semakin tidak karuan.

    “Aaaahhh… ibu keluar lagi Ceng…!! Oooohhhh…” Bu Aida melenguh panjang ketika ia kembali mencapai orgasmenya.

    “Aceng juga nih Bu….oohh… eenak bangeeet !!” kepalaku menengadah sambil mempercepat keluar-masuknya penisku ke vaginanya yang sudah banjir, “Bu Aida….oooohhh… Bu…keluar Bu!!” akhirnya spermaku pun kembali menyemprot tanpa dapat ditahan lagi.

    Kubiarkan batang penisku tetap menancap di dalam jepitan vaginanya hingga kurasakan lubang kemaluan Bu Aida berdenyut-denyut pelan seolah memeras sisa-sisa sperma yang masih tersimpan di dalam penisku, kubiarkan biar tuntas sekalian. Nafasku kembang kempis tinggal satu-satu, saling berlomba dengan nafas Bu Aida yang juga memburu.

    “Sekarang giliran Bapak yang sama Bu Aida yah…” sahut Pak Darno setelah melihat kami berhenti bergoyang dan saling berpelukan.

    Aku menatap wajah Bu Aida dan ia mengangguk menyetujui permintaan si penjaga sekolah itu, kami pun bertukar tempat. Pak Darno langsung mendekap tubuh Bu Aida dan keduanya langsung berciuman panas dalam posisi berdiri. Terbesit rasa cemburu dalam dadaku melihat Bu Aida berpagutan dengan pria lain, entah mengapa aku harus cemburu ya? Padahal kan dia istri orang, mungkin karena dia wanita pertama yang ML denganku sehingga mempunyai kesan terserndiri. Beberapa saat aku terbengong memandangi mereka sampai aku lupa kan masih ada Bu Tiara yang kini sedang terduduk lemas di tempatnya berdiri tadi. Kudekati staff admin yang cantik itu.

    ”Eh, mau apa kamu?” tanya staff admin itu merasa canggung, ” eh…kamu jangan kurang ajar ya!” hardiknya ketika aku meraih payudaranya yang terbuka.

    ”Lho kenapa Bu? Tadi kan boleh saya remes-remes… kok jadi dilarang sekarang? Ibu suka ngentotan yah sama Pak Darno? Kok sama saya gak mau?”

    ”AHH…itu… ehh… anu…” Bu Tiara gelagapan tidak tahu harus menjawab apa, ia ingin berkelit tapi matanya tak berkedip ia menatap penisku yang sudah mulai bangun lagi.

    ”Anu…anu apa hayo?? Anu saya ini kali yah maksudnya Bu?” aku terus menggodanya, “saya kepengen lagi nih Bu, tuh kontol saya udah tegang lagi!” kataku sambil mengelus-elus penisnya naik turun membuat Bu Tiara tak sanggup mengalihkan pandangannya.

    ”Iihhh….jorok amat sih kamu!!…” ketus Bu Tiara tapi tidah beranjak dari posisinya.

    Tanpa menunggu lebih lama, aku yang sudah kembali bergairah segera melumat habis bibir Bu Tiara.

    ”Mmph… mmppf… aah…” Bu Tiara mendesah sambil mendorong-dorong dadaku, tapi tidak kelihatan ingin menolak, dorongannya pun tidak terasa kuat.

    Sebentar saja mulutnya membuka membiarkan lidahku masuk, kami pun beradu lidah dengan penuh nafsu. Jemariku mengusap-usap vaginanya yang sudah sangat basah itu. Bu Tiara semakin tak kuasa untuk menahan kenikmatannya ketika jariku menggesek lembut labia mayoranya lalu mulai masuk mengocoki liang kenikmatannya. Sesaat kemudian kukeluarkan jariku dari liang kenikmatannya, lalu kusodorkan jemariku yang dibasahi oleh sperma bercampur lendir kenikmatan itu ke bibir Bu Tiara.

    “Ih…apa sih? Jorok ah” kata Bu Tiara memalingkan muka.

    “Ah si ibu, pura-pura aja, masa gak pernah sih nyicipin peju?” aku menempelkan jariku ke bibirnya.

    Dan perlahan Bu Tiara membuka mulutnya dan mengulum telunjukku yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Aku pun menggerak-gerakkan jariku yang sedang dikulumnya menirukan adegan yang sering kutonton di film bokep.

    Saat itu aku melihat Pak Darno sedang menggenjoti vagina Bu Aida dalam posisi berdiri, tubuh guruku itu terhimpit antara tembok dan tubuh pria itu, kedua kakinya ditopang oleh Pak Darno.

    “Akhh…Pak goyang yah…agak cepat donk.” pinta Bu Aida dengan nada manja sementara

    Mendengar permintaan itu, Pak Darno langsung mempercepat irama sodokan penisnya ke dalam vagina guruku yang cantik ini.

    “memek ibu peret banget yah. Kontol saya serasa dipijit di dalamnya. Ohhh…asyik Bu…ooohh..” Pak Darno dibuat merem melek dengan pijatan vagina Bu Aida sementara wanita itu dengan perlahan mengikuti gerakan pompaan batang kemaluan tersebut. Tangannya yang melingkari leher Pak Darno jadi semakin tegang saja

    “Bu, bajunya dibuka aja ya, supaya gak lecek” kataku, “terus ibu juga lebih cantik kalau telanjang hehe…” kataku seraya meraih pinggiran kemejanya.

    “Dasar kamu, kelas berapa sih? Udah berani kurang ajar ke orang gede?” tanyanya tersenyum

    “Saya kelas satu Bu” jawabku.

    “Duh kecil-kecil udah nakal yah kamu!”

    Aku tertawa nyengir dan mulai melepaskan pakaiannya yang tersisa, kemeja, bra, dan roknya hingga bugil total. Kubaringkan tubuh telanjangnya pada tumpukan dus tempat aku bergumul dengan Bu Aida sebelum mereka datang.

    “Bu, ibu cantik sekali, kulit ibu juga mulus dan wangi…” pujiku mengagumi tubuh sintal Bu Tiara dan menggerayangi buah dadanya.

    Aku melihat wajahnya merona merah, agaknya ia enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh pujianku. Aku membungkuk mendekatkan wajahku ke dadanya, tanpa buang waktu lagi aku langsung melumat bongkahan kenyal itu. Tanganku ikut meremasi bongkahan payudaranya dan mulutku menggigit-gigit kecil putingnya. Dari dada, pagutanku mulai merambat ke atas, ke pundak, leher, hingga akhirnya bibir kami kembali bertemu. Aku menindihnya sambil berciuman beradu lidah. Saat berciuman aku menempelkan kepala penisku ke bibir vaginanya yang sudah becek. Kudorong pelan-pelan hingga akhirnya….bless..melesaklah penisku itu perlahan-lahan ke dalam vagina Bu Tiara membuatnya sedikit terkejut, tubuhnya tersentak dan kedua matanya melotot . Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya. Dengan demikian Bu Tiara menjadi wanita kedua yang kusetubuhi. Cairan pelumas vaginanya keluar sangat banyak sehingga penisku semakin lancar keluar masuk di dalamnya. Dengan penuh birahi aku terus menggenjot vaginanya. Aku merasakan betapa liang kewanitaannya seperti menghisap dan melahap penisku sedalam-dalamnya.

    “Ooohh… memeeeek ibu… seret bangeeet…!! Enaknyaaaa…!!” aku memuji vaginanya yang legit.

    ‘Clep… Clep… Clep’ demikian suara alat kelamin kita beradu. Cukup lama aku menaik-turunkan tubuhku dalam posisi misionary ini hingga akhirnya tubuhku dirasakan semakin mengejang. Gelombang kenikmatan itu menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan tubuhku berkelejotan dan mulutku mengeluarkan erangan panjang. Saat itu aku melihat tidak jauh dari kami, Pak Darno sedang duduk di sebuah bangku memangku Bu Aida yang duduk membelakanginya. Guruku itu melingkarkan tangannya ke leher si penjaga sekolah dan aktif menaik turunkan tubuhnya, aku juga melihat jelas penis besar pria itu yang timbul tenggelam tertelan vagina Bu Aida.

    Tangan kanan Pak Darno meremasi payudara Bu Aida sambil jarinya memilin-milin putingnya, sementara tangan kirinya memegangi paha kiri guruku itu sambil mengelusinya. Pandanganku dan Bu Aida saling bertemu, ia tersenyum padaku, lalu Pak Darno dari belakang memutar wajahnya dan memagut bibirnya. Jujur saja ada sedikit perasaan tidak rela melihat Bu Aida seperti itu. Sebagai respon kembali aku melumat bibir Bu Tiara dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu dengan sangat panas. Sambil terus berciuman, tanganku tidak henti-hentinya menjelajahi seluruh tubuh staff admin yang cantik ini. Hanya dalam waktu seperempat jam aku mengggenjoti vaginanya, aku pun mengalami orgasme kembali.

    “Aaaaaaaah… Bu, saya mauuuu keluaaaaar… Oohhhh… Bu Tiaraaa!!” aku melenguh panjang meresapi kenikmatan yang melanda tubuhku.

    “Ibu juga jugaaa udaaah mau keluaaar Ceng…ayo terus…aahh….ahhh!!” desah Bu Tiara dengan nafas memburu.

    ‘Croooot… Croooot… Croooot…’ tidak lama kemudian akhirnya spermaku muncrat mengisi penuh rahimnya.

    Desahan orgasme kami memenuhi ruangan, tubuh kami mengejang saling berpelukan. Genjotanku melambat, selanjutnya kami hanya bisa terhempas kelelahan di atas tumpukan dus bekas itu dengan tubuh bugil kami yang penuh oleh keringat. Kami berdua berpelukan mesra menikmati sisa-sisa kenikmatan.Kubiarkan penisku tetap terbenam sedalam-dalamnya di liang kewanitaan Bu Tiara. Nafas kami saling memburu hingga akhirnya mulai normal lagi setelah beberapa menit beristirahat.

    “Hsshhh….hhsss…terus terang…ibu puas loh! Gak nyangka kamu mainnya hebat juga…” puji Bu Tiara sambil mengecup mesra bibirku.

    “Hehe…kalo gitu mau dong Bu kalau saya ajak lagi lain kali” kataku nakal.

    “Iiihh…dikasih hati minta jantung itu sih” katanya mencubit dadaku.

    “Plok..plok..plok..” ruangan ini belum hening karena di atas bangku sana Bu Aida masih menggoyang tubuhnya di pangkuan Pak Darno.

    Mulut Bu Aida tiada henti melenguh berat, demikian juga Pak Darno yang keenakan penisnya diremas-remas dinding vagina Bu Aida. Penjaga sekolah itu melebarkan kedua belah paha Bu Aida, kemudian menekan-nekan tubuh guruku itu sehingga penisnya makin melesak ke vaginanya. Sambil memaguti pundaknya, Pak Darno makin ganas menggenjotinya. Mata Bu Aida membeliak-beliak dan tangannya mencengkram kuat lengan pria itu.

    “Terus Pak..terusss…uhhh…tekenn teruss…” desah Bu Aida tersengal.

    Seiring dengan semakin cepatnya sodokan pada vaginanya, Bu Aida pun semakin lepas kontrol. Wajah cantiknya bercampur dengan raut muka mesum yang membuatnya terlihat sangat seksi. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan kanan seperti orang yang sedang triping. Tubuh kecil Bu Aida tiba-tiba terangkat ke atas dan Pak Darno berdiri sembari mengangkat seluruh tubuh guruku yang masih dalam posisi mengangkang dari belakang dan merebahkan tubuhnya di tumpukan kardus tepat di sampingku dan Bu Tiara.

    Cerita Seks Tante Nakal 2017 | Sementara itu dengan posisi berubah menjadi doggy style tanpa mencopot penetrasinya, Pak Darno kembali meneruskan proses penetrasinya yang sudah setengah jalan itu. Aku dapat melihat jelas vagina guruku itu yang bibir kemaluannya separuh melesak masuk bersamaan dengan masuknya penis si penjaga sekolah ke dalam liang kemaluannya. Saat aku melihat adegan erotis di sampingku itu, tiba-tiba penisku terasa hangat dan basah. Ternyata Bu Tiara sudah memperoleh kembali tenaganya yang sempat hilang lima menit yang lalu akibat orgasmenya. Dengan dibantu kedua tangannya yang mulus itu dia melakuka oral seks kepada batang penisku dan dengan rakus dia mengulumnya sembari memaju mundurkannya perlahan sementara kedua tangannya mempermainkan buah pelirku. Permainan lidahnya di ujung kemaluanku membuatku semakin turn on saja. Staff admin ini ternyata mahir melakukan oral seks.

    “Udah mulai keras lagi nih Ceng, ibu sepongin yah…” kata Bu Tiara sembari bercampur dengan bunyi kecipak air liurnya yang bercampur dengan cairan kejantananku yang dilumatnya dengan bibirnya.

    Wajah cantiknya menjadi semakin seksi saja kulihat saat dia menjilati batang kemaluanku dan menghisapnya sembari mengocoknya di dalam mulutnya

    “Arghh…” seru suara wanita di sampingku, ternyata Bu Tiara menjerit tertahan ketika penis Pak Darno menyodok kencang.

    Aku membayangkan apa yang dirasakan oleh guruku ini mengingat batang kejantanan penjaga sekolah ini termasuk besar, setidaknya selisih 3-4 cm dari milikku. Mata Bu Aida membelalak dan dia menggigit bibir bawahnya ketika pria itu mulai menggenjotnya pelan-pelan. Penis pria itu secara rutin dan pelan-pelan bergerak maju mundur pelan-pelan melolosi bibir vagina Bu Aida yang sudah memerah karena gesekan tak henti-henti barusan.

    Sementara itu aku, yang merasa cukup dengan oral seks Bu Tiara, memposisikannya dengan posisi doggy style bersebelahan dengan Bu Aida. Sebentar saja aku sudah kembali menjarah liang vagina staff admin ini. Sambil meremas-remas payudaranya yang menggelantung bebas kebawah, aku mempercepat intensitas sodokanku ke liang vaginanya. Saat tubuhnya tersentak-sentak, Bu Tiara sempat mencium paksa bibir Bu Aida yang sedari tadi wajahnya tertunduk. Adegan ciuman kedua wanita itu sepertinya menggugah gairah birahi Pak Darno, akibatnya ia menyodok vagina Bu Aida dengan lebih brutal dari sebelumnya

    “Yeaaahh…pesta ngentot… akhh… benar-benar nikmat.” seru Pak Darno sambil meremas-remas payudara Bu Aida hingga memerah keduanya.

    Seolah berlomba denganku yang sedang menyetubuhi Bu Tiara, Pak Darno mempercepat gerakan sodokannya sembari kadang menoleh ke arahku dan tersenyum, entah apa maksudnya. Sesekali dia keluarkan penisnya dari liang kemaluan guruku sehingga aku dapat melihat bibir vagina Bu Aida yang sudah membentuk lubang menganga dan cairan kewanitaannya meluber keluar sehingga membasahi tumpukan dus. Lalu Pak Darno kembali menusukkan batang penisnya untuk masuk lagi ke dalam vagina Bu Aida sembari melenguh kencang. Sementara itu aku juga merasakan kalau Bu Tiara mengalami orgasme lagi padahal baru aku genjot dia selama 10 menit. Ternyata Bu Tiara ini termasuk type wanita yang mampu memperoleh orgasme beruntun secara berulang-ulang atau multi orgasme. Bahkan setelah orgasmenya kali ini, ia tidak membutuhkan istirahat dan berbalik telentang dan kembali tangannya menancapkan penisku di bibir vaginanya yang sudah menganga tersebut.

    “Wow…binal juga lu Tia…aahhh…aahh” goda Bu Aida kepada Bu Tiara dan diapun hanya tersenyum nakal lalu memelukku dari bawah sehingga sekarang kami melakukan gaya mercenary.

    “Emangnya Bu Aida ngga binal? hihihi” balas staff admin ini lalu mencium bibirku dalam-dalam yang kubalas dengan tusukan keras batang kejantananku ke dalam liang kewanitaan miliknya.

    “Eee..kamu juga nakal ya, siapa suruh tusuk-tusuk…hahaha…” candanya ketika tahu kalau liang kemaluannya kembali aku kerjai dengan keras. “yang enak yah! Jangan mau kalah sama mereka” lanjut Bu Tiara dengan ujung mata menunjuk ke arah Pak Darno yang semakin brutal mengerjai Bu Aida yang sekarang dalam posisi telentang dan ditindih tubuh penjaga sekolah itu.

    Bu Aida yang bertubuh mungil itu tersentak-sentak oleh sodokan-sodokan ganas Pak Darno namun tak berdaya untuk memposisikan dirinya agar rasa sakitnya berkurang karena tubuh mungilnya itu sedang ditindih oleh tubuh si penjaga sekolah. Pak Darno memompa vagina guruku itu dengan bantuan kedua bahunya, ia mengangkat kedua tungkai kaki Bu Aida.

    Sepuluh menit dengan posisi mercenary ditambah dengan melihat pemandangan erotis di sampingku membuatku tidak dapat menahan diri lagi dan akhirnya keluar juga spermaku membasahi liang vagina staff admin yang cantik ini. Bu Tiara memelukku erat-erat sepertinya enggan melepasku pergi. Dengan kakinya yang indah mengapit pinggangku, ia menikmati orgasmenya dengan tubuh menggelinjang hebat lalu sepuluh detik kemudian dia terkulai lemas. Sementara itu Bu Aida sepertinya belum dapat beristirahat karena walaupun dia sudah dua kali orgasme tetapi Pak Darno belum mencapai klimaksnya.

    Bahkan sesekali dia mencium Bu Tiara yang terkulai dalam pelukanku sementara batang kemaluannya tetap memompa vagina Bu Aida. Selang beberapa saat, dengan kedua tangannya yang besar, Pak Darno mengangkat tubuh Bu Aida sehingga berposisi setengah duduk walaupun tubuh atasnya masih condong ke bawah lalu dengan berjongkok bertumpu dengan salah satu lututnya. Pria itu mengangkat tubuh mungil Bu Aida dan menyetubuhi guruku dalam posisi itu. Mau tak mau kedua tangan Bu Aida mengapit leher pria itu agar kepalanya tidak mendongak berlebihan ke arah bawah.

    Peluh sudah membasahi tubuh Bu Aida sementara Pak Darno belum ada tanda-tanda akan mengakhiri persetubuhannya dengan guruku itu. Sembari menyaksikan tontonan live show panas tersebut, Bu Tiara kembali bangkit tetapi tidak beranjak ke arahku melainkan mengarah ke Pak Darno dan Bu Aida. Dia lalu telentang dengan kepala tepat di bawah pompaan penis Pak Darno ke vagina Bu Aida, lalu dengan staff admin itu menjilati batang kemaluan Pak Darno yang saat itu masih menyodok-nyodok liang kewanitaan Bu Aia dengan brutal. Sesekali Bu Tiara mengulum buah pelir Pak Darno yang membuat pria tersebut makin kesetanan. Sementara kedua tangan Bu Tiara ikut-ikutan beraksi mempermainkan payudara Bu Aida yang terguncang-guncang ketika dipompa oleh Pak Darno.

    “Bu Aida tahan lama juga yah, padahal Pak Darno mainnya ganas loh hehehe.” ucap Bu tiara sambil terus mengerjai payudara dan klitoris Bu Aida sementara bibirnya tetap menstimuli buah zakar Pak Darno.

    “Anjrit…keluar nih….aAkhhh…” seru Pak Darno menyemburkan seluruh cairan spermanya di dalam liang kemaluan Bu Aida.

    Sementara Bu Aida juga mencapai orgasmenya gara-gara stimuli yang dilakukan oleh Bu Tiara. Tubuhnya menggeliat hebat dan beberapa saat kemudian lemas memeluk tubuh Pak Darno yang masih memangkunya dengan penis masih menancap di liang kemaluannya.

    “Wow….si bapak masih banyak persediaan nih” canda Bu Tiara ketika melihat cairan sperma yang dikeluarkan oleh si penjaga sekolah sangat banyak sehingga saat batang kemaluannya dicabut dari liang kewanitaan Bu Aida dari dalam liang vagina guruku itu mengalir keluar cairan putih kental yang sangat banyak bercampur dengan cairan orgasme Bu Aida. Bibir vagina Bu Aida terlihat sembab merah akibat benturan dan gesekan keras batang penis Pak Darno.

    “Ooohh…Tiara…kamu…aaahhh!!” Bu Aida mendesah lemas mendorong kepala Bu Tiara yang menjilati vaginanya yang basah kuyup itu, namun ia hanya bisa pasrah membiarkan staff admin itu membersihkan vaginanya.

    Bu Tiara nampak melahap sperma Pak Darno yang telah bercampur dengan cairan kewanitaan Bu Aida.

    “Weleh…weleh Bu Tiara suka juga ya jilat-jilat ke sesama cewek” sahut Pak Darno yang terkesima bengong memandangi adegan sesama wanita itu.

    “Saya gak mau loh Pak, jangan coba-coba suruh saya bersihin yang Bapak!” kataku bercanda.

    “Yeee…amit-amit emangnya bapak cowok apaan? Tak kemplang kalau ada cowok berani megang nih otong” katanya

    Selanjutnya ciuman Bu Tiara merambat naik hingga akhirnya mereka berpagutan bibir, keduanya berciuman dan beradu lidah selama beberapa saat.

    “Bu saya pengen di bersihin dong nih!” Pak Darno mendekati mereka dan meraih kepala Bu Tiara, tanpa disuruh lagi, staff admin itu pun melakukan cleaning service terhadap penis Pak Darno. Aku sendiri tidak mau tidak mau kalah, kuhampiri mereka dan kudekatkan penisku pada wajah Bu Aida.

    “Yang saya yah Bu!” pintaku.

    Cerita Seks Tante Nakal | Bu Aida tersenyum kecil lalu meraih penisku, darahku langsung berdesir merasakan lidahnya menjilati batang penisku dengan lihainya. Setelah itu kami ngobrol ringan dan bercanda menikmati saat-saat terakhir sebelum akhirnya mulai berbenah diri.

    “Walah udah ampir jam tiga, gak kerasa udah pada bubar dong, mana belum absen lagi?” aku berteriak kaget ketika melihat ke jam tanganku.

    “Tenang aja! Absennya kan dikasih ke admin, ntar kamu ke kantor aja buat absen …” jawab Bu Tiara dengan santai sambil merapikan rambutnya.

    Setelah kembali berpakaian lengkap akhirnya kami pun segera keluar dari tempat ini. Benar saja, semua pertandingan telah usai, hanya tinggal sedikit murid saja di sekolah sedang menanti jemputan. Di luar gerbang sekolah kulihat Bu Aida dijemput sebuah Inova silver, seorang pria kebapakan duduk di kemudi yang pastinya suaminya. Setelah sampai di rumah, aku langsung mandi karena badanku bau keringat dan aroma seks ditambah lagi aroma apek gudang. Rasanya segar sekali setelah mandi air dingin, juga puas sekali setelah berpesta seks di sekolah dengan dua wanita cantik. Nantikan petualangan seruku yang lain.

  • Cerita Ngentot Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2121 views

    Perawanku – Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?’.

    Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Sherly’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Galih’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Sherly. Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

    Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja. Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

    Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini, ‘Galih, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau

    sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

    Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Sherly. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Sherly. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga. Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Galih, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

    Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?’. Tiba-tiba saja Sherly menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

    Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Sherly terus memandangiku. Sherly menggigit bibir bagian bawahnya.

    Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang, ‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Sherly diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

    Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Sherly keluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

    Sherly tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Sherly sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, ‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Sherly mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

    Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan. Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

    Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’. Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Sherly terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Galih.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

    Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Galih.., Galih.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Sherly berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Sherly mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Sherly terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

    Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’. Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

    Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Sherlypun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Sherly memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

    Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’. Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Galih.., keluarin semuanya..’, pinta Sherly.

    Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Sherly langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Sherly sayang sama Galih’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

    ‘Galih juga sayang sama Sherly’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Sherly resmi pacaran.