Author: perawanku

  • Cerita Ngewek Bergambar Kenikmatan Seks Bos Dan Pembantunya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Bergambar Kenikmatan Seks Bos Dan Pembantunya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1656 views

    Perawanku – Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda keturunan china berumur 40th bernama bernama Jeany, dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th.

    Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.Suatu saat Jeany akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda.
    Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam.

    Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku.Aku beranikan diri untuk menyapa,“Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jeany?” dengan senyum yang manis dia langsung merespons,“Apakabar Iwan”.Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya. Tiba-tiba jeany langsung mencium pipiku..“Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Jeany aja!”.Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he.. Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport.Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya,“Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi.Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,“Hmm mantap juga batang kamu ini”Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jeany, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..

    Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis,“Sudah deh kali ini biar Jeany yang kerja,”ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya“Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Jeany,Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut saat jeany menyedotnya.“Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata Jeany,sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,“Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.”Tiba-tiba Jeany protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jeany berkata,“Kamu masih utang lho sama aku”“hmm…” aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya.Jeany memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubungan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Jeany. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan.Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan.

    Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya,“Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku dan Jeany terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jeany yang berumur 7th meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game. Saya dan Dodi (anak sulung Jeany) sudah 2 jam main playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Jeany masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati.Kelar main PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi saya lihat Jeany sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV. Cantik sekali Jeany saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.“Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata begitu dengen senyum manisnya.Ya aku langsung jawab aja,“Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda..Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.“Kita sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Jeany.Sewaktu Jeany memasang VCD rada sedikit nungging, Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.“Ahh sayangg.. Sabar donk..

    Aku sudah lama nggak diginiin” Jeany mendesah sambil kakinya gemetaran.Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibrnya, Jeany merespons ciumanku dengan ganasnya,“Jago juga nih ciumannya”, pikirku.Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas,“Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.Tangan jeany mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,“Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis tangan jeany dengan lembut, dia hanya tersenyum.Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting jeany yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,“Suck my pussy baby” Jeany mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku.Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jeany.

    Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti menghisap bibirku.“Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku.“Oughh sayangghh enak,” gumamnya.Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris.“fish.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,” badan Jeany mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!Sementara nafas Jeany masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat jeany sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Tangan Jeany makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala jeany menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.“Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya.Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..“Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku.Jeany mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu, lobang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS..“Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jeany langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Jeany, pikirku.

    Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti vagina Jeany makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

    “Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa.Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jeany mencapai klimaks yang ketiga kalinya,“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU fish ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku..Jeany makin menggila.
    “fish.. fish.. fish ME.. Oughh ahh ahh,” Jeany benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya.

    Setalah Jeany menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum,
    “Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.
    “fish me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup.
    Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jeany mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya.

    Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jeany berkata,
    “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.
    Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku, dengan sigapnya jeany meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya.
    “Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott..
    Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Jeany.

    Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku
    “ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jeany yang bernama Dini sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang kira-kira masih berumur 15 tahun. Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah dadanya terlihat membusung indah sekali. Namanya Dini.

    Ternyata Dini sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Jeany memanggilnya,
    “Sini kamu!” sambil mukanya memerah Dini berjalan mendekat.
    “Kamu ngapain?” tanya Jeany.
    “Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya dengan lugu sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak.
    Jeany berbisik,
    “Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main sama Dini, tuh penis kamu masih tegak,” sambil menciumku Jeany membisikkan hal yang benar-benar aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku.
    Sambil menunjuk ke arah VCD bokep yang sedang beradegan anal, Jeany berkata kepada Dini,
    “Kamu mau ngent*t seperti di TV itu ya Dini”
    Dengan muka makin memerah Dini menjawab dengan perlahan dan gemetaran,
    “Eng.. Engga bu, ma’afkan Dini”.
    Dengan nada sedikit membentak Jeany memerintah,
    “Pokoknya kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Siapa suruh ngelihat kita ngent*t sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”.

    Sambil perlahan-lahan mendekat, tangan Dini yang masih terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih batang penisku, perlahan Dini mulai mengocok-ngocok sambil mengulum penisku.. Hmm enak sekali bibr mungil Dini. Aku elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya si Dini,
    “Kamu sudah pernah ngent*t ya?”
    Dengan senyum malu-malu Dini menjawab,
    “Sudah Mas, dulu waktu Dini masih di kampung sama teman-teman”
    “Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya kembali.
    Dini hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya.

    Aku lihat Jeany sudah terlelap kecapean. Tanpa sadar aku meremas-remas payudara Dini sambil memelintir putingnya. Dini mendesah menikmati sambil terus berusaha mengulum penisku. Dengan lugu Dini berkata,
    “Mass ahh tolong donk dimulai, masukin Mass”.
    Aku langsung mengangangkan kedua paha Dini dan Bless ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Dini mendesah perlahan..
    “Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngent*t sama orang dewasa.”

    Dini terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas payudaranya sendiri. Wah..cukup pengalaman juga nih anak pikirku. Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti orang kebanyakan cabe..
    “Ssshh ahh enakk Mass eghh.”
    Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku,
    “Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar”
    Aku oke-in aja deh aku telentang, Dini berjongkok sambil menggoyangkan pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya yang ranum denga puting kecoklatan. Genjotannya semakin keras aku mengimbangi goyangan pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Dini mendesah tak karuan sambil rebah di dadaku.

    “Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku mau lagi Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan menghadap tembok.
    “Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dient*t sambil berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang penisku ke dalam vaginanya.
    Dini menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum sambil berkata,
    “Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”
    Wah.. binal juga nih anak pikirku, dalam hati aku juga ingin ngent*t pantat nih, kebetulan.

    Pantat Dini memang bagus banget kenyal dan bulat, aku makin nafsu melihatnya. Dini membimbing penisku masik ke lobang anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong penisku keras keras,
    “Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”
    Dini benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan bokongnya benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Dini meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak tadi.
    “Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh oughh enakk!!”
    Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru kali ini aku tahu kalau pantat dient*t juga bisa klimaks)
    “Ahh Mass keluarin di pantatku, Mass aoughh aku keluar Mass.. Oughh ahh ahh” Dini meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku pompa pantatnya kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya. Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan..
    “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”
    Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala penisku semakin membesar mau bongkar muatan,
    “Oughh Dini pantatmu enakk banget.. Ahh” Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus Dini yang masih berdenyut.

    Lutut Dini bergetar dan dia terkulai lemas di lantai, penisku juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean. Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain sex dengan dua wanita liar ini. Selama aku tinggal di rumah Jeany, tiap malam aku ngent*t dengannya dan paginya Dini selalu menyediakanku sarapan pagi dan dia tidak pernah memakai celana dalam, aku sarapan sambil ngent*t sama Dini. Hehehehe. Enakk tenan.

    Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Panas,Cerita sedarah,Cerita ABG,Cerita Tante

  • CERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAK

    CERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAK


    1655 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter.

    Kini aku sudah resmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum. Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja.

    Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku. Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja.

    Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu. Joker123

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adikadikku. Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi.

    Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baikbaik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu. Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian buka cabang lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua gendukannya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu toge pasar. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari susu yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah toge pasar yang menjadi keunggulannya. Suatu saat, ketika aku masih kuliah.

    Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang dinas ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya aspel asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    Eh ada Mas Kemal.., serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar. Glek.., aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubunubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa manyun sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangungtanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya.

    Mama Winda sehariharinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung watering down layu sebelum berkembang. Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar.

    Pantas besar seperti pepaya pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu. Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur.

    Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya. Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu.

    Kontan birahiku langsung naik kembali. Wow Mbak Winda cantik sekali, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    Huss kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala, serunya agak ketus namun tetap ramah. Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah, pancingku. Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu, sergah Mama Winda.

    Nadanya mulai agak tinggi. Hmm menurut saya sih dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    Oh ya? , benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar. Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya, cerita bohongku berlanjut,mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka.

    Gila bener pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?, sergah Mama Winda dengan emosi. Apanya yang gatelan Mbak?, tanyaku. Ya memeknya. , karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela! Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?, tantangku.

    Pasti dong saya kan baru punya anak satu, kilahnya,dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO. Ya lawannya udah tua, pasti Mbak menang KO terus, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan. Maksudmu apa Kemal?, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    Sekalikali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong, jawabku enteng sambil tersenyum. Welehh makin berani kamu ya?, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya. Enggak berani ya Mbak?, tantangku semakin berani,melawan anak muda?. Gendeng kamu aku ini kan ibu tirimu, katanya berdalih. Ibu tiri yang cantik dan seksi, puji dan rayuku.

    Gombal kamu, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena. Mbak Winda, aku terus berusaha,coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda nganggur di sini. Terus?, pancingnya.

    Ya saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak, kataku persuatif. Kamu sudah gila Kemal, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar atau mungkin sedang jilatjilat memeknya, aku terus membakar Mama Winda. Huh Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu.., sergahnya. Oh ya? tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela.., aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelaibelai.

    Kamu bohong, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi. Ih bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran, ceritaku. Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu.

    Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu. Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu, pintanya,Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa? Eh maaf ya Mbak kata Bapak, memek Mbak agak becek, kataku bohong,Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter. Sialan Bapakmu itu waktu itu kan cuma keputihan biasa, sergah Mama Winda.

    Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu.

    Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya. Hmm coba saya cek ya Mbak, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya. Crup, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah.

    Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku. Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar. slrupp. slrupp.., tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.

    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,Kamukamu bandel banget Kemal.okh okh. Kenapa saya bandel Mbak slruppp, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Okhkamu kamu menjilat memek ibu tirimuOkhhh.edannn kamu apakan itilku Kemal??, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah. Oooohh. edannn. enak Kemal, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.

    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut nimbrung masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    Okh.. edannn.aku puassss.okh.., tubuh Mama Winda melejatlejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya. Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk.

    Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat. Enak kan Mbak?, tanyaku basabasi. Heeh, dia mengangguk dan terus menciumiku. Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak, kataku manja.

    He3x kamu benarbenar calon dokter yang bandel Kemal, dia terkekeh senang,Kamu mau periksa apa lagi heh? Periksa yang ini Mbak, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra. Ohh iya tuh sering nyeri Dok, candanya,minta diremasremas he3x.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya. Hmmm slrupp , dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang.

    Pantas Bapak ketagihan pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu. Kemal., panggil Mama Winda mesra,Mana kontolmu? ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x. Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    woww lebih besar punya kamu Mal daripada punya Bapakmu, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu. Weleh. udah kedutkedut kontolnya minta memek ya?candanya, Sini masuk memek Mama Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebarlebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek.

    Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin betah keluar masuk. Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    Okh kamu sudah ahli ya Kemal?. kamu sering ngentot ya?, Mama Winda mulai mengelinjanggelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dindingdinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    Mbak saya semprot di dalam ya?.. tanyaku basabasi. Semprot Kemalokh semprot aja yang banyakokh. Mama Winda terus mendesahdesah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak. Okhhh.. ayo. okh. semprot Kemal semprot memek Mama., jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    Yesss..yess., akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku. Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.

    Terima kasih Kemal, katanya mesra,Enak banget, hi3x. Samasama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya. Hi3x enggak apa lagi tapi peju kami memang banyak banget nihhhhi3x Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    Kapankapan pakai kondom ya. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x. candanya. Yaa saya kan alim Mbak he3x Ha3x. bohong banget, kamu jago gitu pasti udah sering ngentot ya?, tanyanya penuh keingintahuan. Pernah sih sekali dua kali waktu main di Jakarta kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta. Jakarta? heeee. jangan2x kamu. Agen Joker123

    main sama Lela sialan itu, iya??? sorot matanya berubah, agak emosi,pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?. Enggak Mbak. bukan sama Mama Lela sumpah! seruku berkilah. Awas kamu kalau main sama Lela serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja. Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah sayahe3x., pintaku manja.

    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,Baik kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya. Siip saya bawa kondom dehhe3x. kataku girang. Kami bermesraan sampai akhirnya on kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ngebetnya, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Bugil Cewek Cantik Liburan Telanjang di Tempat Umum – Koleksi Foto Bugil Terbaru 2018

    Foto Bugil Cewek Cantik Liburan Telanjang di Tempat Umum – Koleksi Foto Bugil Terbaru 2018


    1653 views

    Perawanku – Satu lagi koleksi yang fresh untuk mengisi fantasi sex ini.
    Memang dari kebanyakan fotonya hanya menampilkan foto seksi
    saja. Tapi begitulah, akhir-akhir ini memang sulit menemukan foto cewek cantik
    bugil dengan kualitas yang memadai. Untungnya cewek ini memiliki
    wajah yang manis banget, selain itu berani telanjang di tempat umum seperti yang kamu damba-dambakan. Kulitnya yang mulus dipadu dengan
    wajah oval layaknya cewek-cewek Indo membuat ia sempurna untuk
    kamu gunakan sebagai bahan untuk ngocok hari ini. Belum lagi tubuh seksinya yang mengintip dari setiap foto sele yang ia abadikan.

    Berikut adalah koleksi foto Cewek cantik bugil di tempat umum yang seksi banget tersebut:

    Pengen croot lebih? kunjungi 139.99.33.211 dan dapatkan foto-foto bugil, foto ngentot, foto sexy, dan cerita sex bergambar. Update setiap hari loh!!!

  • Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang

    Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang


    1653 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Telanjang Terikat di RanjangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Mimpi apa semalam dapat beginian yang membuat asik, cepetan aja gak usah kebanyakan ngobrol kamu, mendingan buka jaket wanita itu, “siap boss, dimana salah satu preman itu menurunkan resleting jaketnya April dan preman yang lainnya memegang kaki April supaya tidak menendang, preman yang menurunkan resletingnya kaget karena saat membuka jaketnya April tidak memakai baju dan hanya berpakain jaket saja.

    “ah,,yang bener lo Jo,,”, si bos preman itu pun menutupi mulut April dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket April dan langsung meremas kencang payudara kiri April.

    Ekspresi wajah April menunjukkan kalau April kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki April tidak tahan hanya melihat kaki & paha April yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha April dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha April.

    “die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,”.

    “yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,”.

    “oke bos,,”. Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak April langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. April mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauh dari April sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala April. 1 preman sudah lepas, 2 more to go.

    April mengangkat kaki kanannya sehingga lutut April langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. April langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket April.

    Meski tinju April lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. April pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong.

    Ada orang keluar dari warung, April berlari ke arah orang itu, sambil berlari, April menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.

    “tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata April sambil berlindung di belakang orang itu.

    “mana Dek,,yang mau merkosa,,”, ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. April merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.

    Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap April.

    “pak,,tolong saya,,”, pinta April dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.

    “ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat April seperti tersamber petir.

    “gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.

    “kok bisa kabur?”.

    “noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,”.

    “bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.

    “enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,”.

    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,”.

    “bener juge ape kate lo,,Yo,,”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki April bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.

    “ngapain lo kabur tadi,,hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan April.

    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket April sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.

    “buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Narjo.

    “liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.

    “berarti gue yang merawanin,,”, kata Udin.

    “enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Hari.

    “tapi,,ini kan warung gue,,”, balas Udin tak mau kalah.

    “yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Hari.

    “sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,”.

    “jangan perkosa saya,,”, pinta April, air matanya pun mengalir keluar.

    “diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.

    “kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Narjo.

    “bener juga lo Jo,,”. Narjo & Bagus mengangkat tubuh April dan menaruh April di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki April ke atas sehingga vagina April yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.

    Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan April sambil menikmati kelembutan dari bibir April yang tipis dan lembut. April tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. April tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.

    “gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina April dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.

    “gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Udin.

    “udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir April lagi.

    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus kedua paha mulus April hingga menyentuh pangkal paha April. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina April. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina April yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina April yang dirawat dengan baik oleh April.

    Udin menyapu belahan bibir vagina April dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. April menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris April dengan lidahnya.

    “mmmffhh,,”, desah April tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki April saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara April. Udin membuka bibir vagina April sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah.

    Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina April. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan April agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina April. April memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.

    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan April yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh April menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.

    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina April tak bersisa.

    “gimane Din?”, tanya Bagus.

    “maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Udin.

    “namanye juga memek perawan,,”, ujar Narjo.

    “gantian lo Din,,”, kata Hari.

    “okeh,,”. Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina April hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina April. April sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina April lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.

    “akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina April.

    “hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.

    “siape lo?!”, tanya Udin.

    “jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.

    “mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Narjo melepaskan kaki April dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan April dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.

    “lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.

    “oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.

    “nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.

    “Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Hari.

    “oke bos,,”, jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat.

    Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.

    Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.

    “sialan lo !!”, Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.

    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati April yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.

    “lo gak apa-apa?”, kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan April.

    “terima kasih,,”, jawab April masih lemah.

    “nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke April setelah April duduk di bangku.

    “terima kasih Mas,,”.

    “kenalin nama gue Eno,,”.

    “nama saya April,,”.

    Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.

    “ngapain lo malem-malem ada di luar?”.

    “saya baru dateng dari desa Mas,,”.

    “oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,”.

    “gak tau Mas,,”.

    “yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.

    “makasih Mas,,”.

    “lo mau kemana sekarang?”.

    “mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, April berbohong.

    “mau gue anter?”.

    “ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, April menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.

    “yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.

    “apa gak ngerepotin?”.

    “gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. April memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina April tertutup juga.

    Eno datang mendekati April dengan mengendarai motornya.

    “ayo,,naik,,”.

    “iya Mas,,”. April naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.

    “makasih ya Mas,,”, April turun dari motor.

    “lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.

    “iya,,Mas,,ilang,,”.

    “oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.

    “ntar Mas gimana?”.

    “udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.

    “iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.

    “yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”. Eno pun pergi meninggalkan April karena dia ada urusan penting. April berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya.

    Tenaga April tinggal seperempat saja sehingga April hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa April ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.

    Cerita Dewasa : April masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga April sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga April jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar.

    Dengan mata yang samar-samar, April melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, April sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, April sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet.

    Battery full. Badan April sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga April memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. April tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah.

    April berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. April membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. April menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.

    Tapi, meski dicari kemana-mana, April tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, April hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba April mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.

    “eh,,kamu udah bangun?”.

    “bapak siapa?”, tanya April ketakutan.

    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.

    “nama saya April,,kenapa saya ada disini?”.

    “tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.

    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.

    “kenapa nak April bisa pingsan?”.

    “saya kesasar,,”.

    “oh,,kalo gitu,,nak April tinggal disini aja dulu,,”.

    “aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.

    “gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak April tinggal disini dulu,,”.

    “tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.

    “oh,,nak April tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,”.

    “oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.

    “ah,,gak apa-apa,,ayo nak April,,kita makan,,”.

    “gak usah Pak,,”.

    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut April yang keroncongan membuat April tersipu malu.

    “tuh kan,,udah ayo kita makan,,”, Pak Dirman menarik tangan kanan April dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran April bercabang menjadi 2. Yang satu, April deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena April teringat kejadian bersama ayah angkatnya.

    Sedangkan, pikiran April yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, April telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.

    “gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir April. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.

    “makanan sudah siap Pak,,”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.

    “oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?”.

    “saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.

    Parto berjalan keluar dari dapur.

    “ayo,,nak April,,mari makan,,”.

    “gak apa-apa nih Pak Dirman?”.

    “gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul April yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.

    “ayo April,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.

    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan April hanya sedikit mengambil makanan karena April masih agak malu-malu.

    “mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.

    “oh boleh,,nak April terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,”.

    “makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.

    “oh ya,,ya,,silakan,,”. April mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, April mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya.

    April melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.

    Damn, my beautiful face. April berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin April lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke’. April kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.

    “ayo nak April,,makan lagi,,”.

    “aduh,,saya udah kenyang Pak,,”, kata April sambil meminum sisa air minumnya.

    “bener nak April udah kenyang? gak mau nambah?”.

    “makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,”, April merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.

    “padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya April dalam hati. April mengucek-ngucek matanya.

    “kenapa? nak April ngantuk?”.

    “iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.

    “ya sudah,,Parto !!”, Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.

    “ada apa Pak?”.

    “tolong antarkan April ke kamarnya,,”.

    “baik, Pak,,”.

    “mari,,nona April,,saya tunjukkan kamarnya,,”.

    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,”.

    “oh,,ya,,gak apa-apa,,nak April emang harus istirahat,,”.

    “saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.

    “udah,,nak April istirahat sana,,”. April berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.

    “disini,,kamarnya nona,,”, Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.

    “terima kasih,,Mas Parto,,”. April masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan April.

    “akhirnya,,”, baru saja April mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman April. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja.

    April terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan April terikat ke tiang ranjang dan kaki April terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, April dalam posisi X.

    “tolong,,!!”, teriak April kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar April.

    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta April dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah April yang telanjang dan terikat ke ranjang.

    “tolo,,”, April berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.

    “tol,,mmffhh,,”, mulut April langsung dibukam oleh Pak Dirman.

    “gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan April yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh April lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut April.

    Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut April lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah April. Lalu Pak Dirman melumat bibir April habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut April. April sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga April sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.

    Pak Dirman benar-benar mencumbu April sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir April dengan sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir April, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh April.

    “badan kamu bagus banget,,”.

    “tolonngg !!”.

    “percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”. Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara April yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara April sambil sesekali mencubit payudara April. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara April, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara April beserta putingnya.

    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut April. Wajah April merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena April tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.

    Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut April. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar April. Lalu Pak Dirman menciumi perut April terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik April.

    “wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan April. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri April lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri April lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan April sehingga sekarang kaki April menjulang ke atas bagai huruf V.

    “nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”. Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus April. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris April berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh April menggelinjang.

    “sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Dirman.

    April merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.

    “mmmhhh,,”, desah April pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina April sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang masih terlihat merah menggoda.

    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina April.

    “ooohhhh,,!!”, erang April mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina April. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina April hingga tak ada sisa setetes pun.

    Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh April. April sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.

    Penis pertama yang April lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.

    “jangan,,”, lirih April pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan April, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina April. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina April.

    “tidaakk,,!!”, teriak April dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata April mengalir dari kedua matanya karena April tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina April. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina April.

    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina April yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina April masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. April merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.

    “nngghh,,,”, April terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena April merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam vagina April, Pak Dirman merasakan liang vagina April memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
    “oohh,,enak banget,,”, desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina April.

    “ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,”. April hanya menangis saja.

    “kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.

    “heenngghh,,”, April masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina April lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina April yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara April dengan lidahnya.

    “uummmhhh,,”, April mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang April rasakan. Air mata April pun sudah tidak keluar lagi karena mata April sudah kering.

    “nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Dirman melihat April yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang April sehingga April menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi April tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher April membuat April merinding karena geli.

    “aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh April yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.

    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina April yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina April sendiri. Jepitan vagina April dan rasa hangat dari cairan vagina April membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina April sehingga Pak Dirman menggenjot vagina April dengan tempo yang lambat.

    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim April dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan April yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh April tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.

    “ploop,,”, Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina April. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina April. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan April, cairan vagina April, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina April.

    “wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sambil mencubit pipi April yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan April yang masih terikat ke ranjang. April menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.

    Pak Dirman kembali lagi ke kamar April.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke April, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina April.

    “nnghh,,”, April menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina April, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.

    “mmmhhh,,”, April mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.

    “selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”, Pak Dirman meninggalkan April yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina April. Orgasme demi orgasme April dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga April habis sehingga April pun pingsan.

    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga dildo itu tertancap di vagina April sampai keesokan pagi. Tiba-tiba pintu kamar April terbuka, dan masuklah seseorang yang sudah tidak asing lagi ke dalam kamar April.

    “hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus April yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.

    “bakalan puas nih,,hehe,,”.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • 10 Foto Model Asian Bikini Hot Abis – Foto Sexy Terbaru  2018

    10 Foto Model Asian Bikini Hot Abis – Foto Sexy Terbaru 2018


    1652 views

    Perawanku – Bukan Rahasia lagi kalau Model Model ASIAN memiliki tubuh- tubuh yang indah dengan paras-paras yang cantik . Belum termasuk bodynya yang langsing dan tepat di bagian dadanya sudah menggantung dua buah toket seksi yang siap membuatmu basah dan sange berat.

    Penasaran? mari kita simak galeri foto Model Bugil seksi binal tersebut dibawah ini:

     

     

     

  • Jilat Memek yang Dilakukan Oleh Pasien yang Kurawat di RS – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Jilat Memek yang Dilakukan Oleh Pasien yang Kurawat di RS – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1651 views

    Perawanku – Pengalaman sex saya sebenarnya biasa saja. Sebelum menikah dengan suamiku Satya, aku pernah melakukan hubungan sex dengan pacar pertamaku. Karena aku seorang perawat RS, maka aku mempunyai pengalaman melihat dan memegang berbagai macam kemaluan lelaki, sebab saat aku memandikan pasien, maka mau tak mau dan suka tak suka aku membersihkannya.

    Dan kuakui sebenarnya aku mempunyai libido yang di atas rata rata, sebab kalau aku memandikan pasien, sering aku jadi terangsang sendiri. Setelah menikah aku hanya berhubungan dengan Satya, namun kuakui, aku pernah melakukan beberapa kali bercumbu sampai dengan oral sex dengan 2 orang dokter yang baik dan kami saling bersimpati.

    Ada keinginan untuk sampai dengan hubungan sex sesungguhnya tapi sungguh aku dan kedua dokter itu hanya sampai dengan oral saja. Dengan oral kami sama-sama mencapai orgasme walaupun bukan orgasme genital, tapi cukup memberikan kepuasan bagi kami masing masing.

    Keadaan berubah, saat aku bertugas di VIP dan mendapatkan seorang pasien yang sangat simpatik, walaupun sebenarnya awalnya aku kurang suka karena dia adalah seorang pria hitam asal Nigeria yang mondar mandir antara Jakarta dan Lagos.

    Orangnya pendiam tidak banyak bicara, mungkin karena banyak menahan sakitnya. Tubuhnya timggi besar, kulitnya hitam, tapi kelihatan terawat tubuhnya. Dia dirawat disebabkan terserang sakit radang usus yang cukup akut, sehingga selama lebih dari 2 minggu tidak diperkenankan dokter untuk turun dari bed dan dua minggu berikutnya setelah dioperasi baru dinyatakan sembuh total.

    Selama 5 minggu lebih, hampir sepenuhnya aku yang merawat. Aku ditunjuk oleh dokter kepala untuk merawatnya karena dari semua perawat senior hanya aku yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Aku dibebaskan dari tugas-tugas lain dan berkonsentrasi sepenuhnya pada pasien VIP ini.

    Pada awalnya tidak ada yang aneh, hubungan kami hanya sebatas antara perawat dan pasien. Pasien yang bernama Jack ini hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan dialek Afrika. Pada awalnya agak sulit juga aku menangkap maksudnya.

    Singkat cerita aku merawatnya dengan tulus sebagai perawat. Selama minggu pertama tugasku tidak begitu banyak, hanya mencek selang infus, mengamati suhu tubuhnya, denyut dan tekanan jantungnya serta menyibin dengan pispot untuk buang air.

    Pada minggu kedua selang mulai dilepas, tugasku bertambah menyuapinya bubur sumsum cair dan membersihkan tubuhnya dengan memandikannya. Dia mulai agak banyak berbicara, bercerita tentang negerinya, bisnisnya dan keluarganya.

    Ternyata dia mempunyai seorang anak dan seorang istri. Dia pun menanyakan tentang aku. Tingkah lakunya benar benar kalem dan sopan, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya bahwa orang Negro bertemperamen keras atau urakan.

    Kejadian diawali ketika aku jaga malam saat Jack sudah dalam masa penyembuhan setelah operasi pemotongan usus. Aku diminta datang lebih awal seperti biasa untuk memandikan si Negro itu. Tidak seperti biasanya, kali ini penisnya sedikit ereksi saat aku bersihkan.

    Sebenarnya sudah terlalu sering aku melihat berbagai penis, tapi yang hitam legam baru kali ini. Apalagi ukurannya, saat tidak ereksi saja besarnya sudah melebihi punya Satya, malah sedikit lebih panjang. Saat aku perhatikan wajah Jack, dia tenang saja, tapi matanya terpejam seperti menikmati saat penisnya aku bersihkan.

    “Thank’s a lot Rin” katanya berterima kasih setelah selesai. Dan aku cuma tersenyum, senang karena pekerjaanku dihargai. Malamnya setelah tugasku menyuapinya makan malam dan tugas lain selesai, seperti biasa aku menemaninya kalau sedang tidak ingin menonton TV. Saat aku masuk ke kamarnya, Jack sedang membaca pocket book.

    Buku itu langsung diletakkan sambil tersenyum, dan seperti biasa aku duduk di sofa, tapi kali itu Jack meminta aku duduk di kursi sebelahnya. Aku pindah dan kutanyakan keadaannya seperti biasa. (Percakapan kami untuk seterusnya langsung aku terjemahkan dalam bahasa Indonesia).

    “Saya merasa segar, tapi kadang-kadang masih sakit”. ujarnya sambil berusaha mendekatkan tubuhnya ke arahku, tapi aku larang untuk bergerak. Akhirnya kami mengobrol kesana kemari dan dia bertanya, mengapa aku baik sekali terhadapnya, sebab kalau di negaranya perawat tidak sebaik aku, menurutnya. Tentu saja itu adalah tugasku sebagai perawat, karena dengan merawatnya sebaik mungkin, pasien akan lebih tenang dan diharapkan akan cepat pulih.

    “Terima kasih, kamu telah membuat aku cepat sembuh” katanya tanpa ekspresi.
    “Bukan aku, tapi obat dan semangatmu yang membuat kamu cepat baik” sahutku.
    “Setelah aku sembuh nanti, bisa kita berteman?”.

    “Apa mau kamu, orang kaya berteman dengan seorang perawat?”. Kulihat dia terkejut dengan ucapanku yang sekenanya.

    “Berteman tidak ada kata kaya atau miskin, atau dibatasi dengan suku atau bangsa” katanya lirih, sambil meraih tanganku. Kubiarkan tanganku dielus tangan besar dan hitam itu. Kontras sekali kulihat dengan tanganku yang termasuk putih.

    “Boleh aku cium tangan yang telah merawatku selama ini?”. Jack melirikku meminta persetujuan. Kubalas senyumannya dan mengangguk. Jack tersenyum dan mencium tanganku sambil memejamkan matanya. Seterusnya kami teruskan mengobrol dan tanganku terus dibelainya. Jam 10.00 malam, kuanjurkan Jack tidur, dan dia mengerti.

    Tapi aku terkejut saat aku berdiri, ditariknya tanganku dan menarik wajahku. Aku terkejut dan jantungku serasa copot, tapi ternyata Jack tidak mengarah mencium bibirku, Jack mencium keningku sambil mengatakan terima kasih dan selamat malam. Kuucapkan selamat malam juga dan kubalas kutepuk-tepuk pipinya.

    Dua hari setelah itu, ketika aku memandikan Jack pagi-pagi, saat aku masuk kamarnya ternyata Jack masih teridur. Sambil mempersiapkan peralatan mandinya, dia terbangun sambil mengucapkan selamat pagi. Dia bertanya, mengapa tadi malam tidak datang? Aku minta maaf, karena harus membuat laporan para pasien.

    Seperti biasa kami mengobrol sambil aku memandikan raksasa ini. Tapi aku kembali terkejut, ternyata kali ini penisnya dapat ereksi penuh. Aku tercengang dengan ukurannya, dan saat aku bersihkan lipatan di ‘kepala’ (Jack tak disunat), terasa semakin keras, rupanya Jack menikmatinya. Kuperhatikan nafasnya semakin memburu karena terangsang, dan lirih kudengar tarikan panjang nafasnya sambil mendesah.

    Setelah selesai dan aku akan keluar ruangan, diraih dan diciumnya tanganku serta sekali lagi aku ditarik dan kali ini selain keningku, pipiku juga diciumnya. Aku tersenyum dan kubalas ciuman di pipinya. Setelah kejadian itu kami semakin dekat rasanya.

    Hari berikutnya sama seperti sebelumnya, tapi pada hari ketiga setelah kejadian itu, aku sengaja membawa penggaris, aku ingin mengukur panjangnya, penasaran rasanya. Penggaris aku siapkan dan aku masukkan pada buku status pasien.

    Seperti biasa, pagi pagi jam 5.00 aku siap memandikan Jack. Dan kali ini dia sudah bangun dan sudah semakin sehat. Kembali saat aku bersihkan di balik kulit kepala penis yang tidak disunat itu, terasa semakin keras, sengaja aku kocok perlahan supaya lebih maksimal.

    Dan saat saat dia memejamkan matanya, diam-diam aku ambil penggaris yang sudah aku siapkan. Tapi rupanya Jack memperhatikan tingkahku, dia tersenyum lebar hingga aku sedikit malu dibuatnya. “Berapa senti Rin..?” katanya masih tersenyum. “23 senti” jawabku malu, aku benar benar malu.

    Sambil meletakkan penggaris, tangan kananku tanpa sadar terus mengocok pelan- pelan, dan diremasnya lenganku sambil berdesis-desis menikmatinya. Ada rasa kasihan juga, setelah kurangsang ternyata dia terangsang berat.

    Maka tanpa pikir panjang, aku teruskan membelai dan mengocok dengan busa sabun yang semakin banyak. Dan hanya dalam beberapa detik, lenganku dicengkeram kuat dan menyemburlah sperma Jack sambil berdesis tertahan panjang menahan kenikmatan.

    Banyak dan sangat kental sperma yang keluar. Melihat pemandangan itu aku jadi horny juga rasanya, dan aku merasakan celanaku basah. Cepat-cepat aku bersihkan semua, karena aku takut ada orang masuk ke kamar ini. Sebelum aku keluar, Jack sempat mengucapkan terima kasih. “Terima kasih Rin, kamu baik sekali” ujarnya sambil membelai-belai tanganku. Aku balas dengan anggukan dan senyuman.

    Diraihnya wajahku dan diciumnya pipiku dan kali ini bibirku dikecupnya, walaupun hanya ujung bibirku dan hanya sesaat. Sempat dua kali lagi aku mengeluarkan pejunya sebelum akhirnya dia sudah dapat mandi sendiri.

    Namun kejadian berikutnya adalah dua hari sebelum Jack keluar rumah sakit. Pada malam itu seperti biasa dan saat itu tidak banyak laporan yang kubuat saat aku jaga malam dan aku menemaninya sebelum tidur. Saat aku masuk kamarnya dia membaca buku di sofa panjang.

    Kami mengobrol banyak, tentang waktu dia kuliah di Inggris, tentang anaknya dan akhirnya obrolan sampai di momen saat aku mengeluarkan spermanya. Aku katakan bahwa aku kasihan dengannya saat terangsang berat saat itu dan sekali lagi dia mengucapkan terima kasih.

    Setelah waktunya tidur, aku bimbing dia untuk ke tempat tidur. Namun dia tidak langsung ke tempat tidur, tapi malah hanya pindah duduk di sofa tunggal. Aku berdiri dihadapannya. Jack menengadah memandangku sayu. Dengan nada bergetar, dia memintaku untuk mencium, sambil menunjuk kemaluanku.

    Aku bingung untuk menolaknya, takut tersinggung, kalap dan marah. Belum aku menjawabnya, tangannya sudah menyusup ke dalam bajuku mengusap paha luarku. Dan makin ke atas akhirnya menurunkan CDku.

    Tersentak aku, tapi aku tanpa berpikir panjang malah membuka kancing baju seragamku bagian bawah, aku pikir dia hanya akan mencium sesaat saja. Terlepaslah CDku dan disibakkannya bajuku. Aku terdiam mematung. Tapi aku pasrah saja dan saat bibir kemaluanku tersentuh, semakin bergetar tubuhku. Akhirnya aku malah merapatkan kemaluanku ke bibir Jack dan kuangkat satu kakiku di sandaran tangan sofa.

    Dan tanpa sadar aku mulai menggoyangkan pinggulku, supaya Jack lebih leluasa menciumi memekku dan akhirnya aku pun malah dapat menikmati jilat memek ini. Semakin kuat kurasakan lidahnya menari dan menjelajahi seluruh lekuk memekku.

    Aku merasakan cairan epirtelku semakin deras seiring dengan rangsangan yang semakin kuat, semakin nikmat lidah yang sesekali menyelinap ke dalam. Kuelus elus kepala Jack dan akhirnya tubuhku mengejang dan kurapatkan kepala Jack. Dan rupanya Jack tanggap bahwa aku akan mencapai puncak. Orgasme.

    Maka dihisapnya klit-ku kuat-kuat serta ujung lidahnya cepat sekali menggelitik itilku. Nikmat sekali rasanya jilat memek. “Uuhh.” lenguhanku tertahan. Kurapatkan kakiku dengan tubuh mengejang. Setelah Jack selesai melakukan jilat memek, aku lemas dan kurebahkan tubuhku sesaat di bed pasien.

    Aku minta supaya penisnya jangan dimasukkan, Jack memaklumi dan seluruh sisa cairan lendir birahi yang masih ada di sekitar memekku dibersihkan dengan lidahnya. Oh enak sekali jilat memek ini. Namun aku buru buru mengancingkan baju dan CD-ku kukantongi lalu aku segera meninggalkan ruangan inap Jack dengan lari-lari kecil.

    Esoknya aku sulit melupakan peristiwa jilat memek tersebut, tapi nikmat juga untuk dikenang. Paginya seperti biasa aku kontrol. Dan dia sudah kelihatan segar, walaupun tubuhnya masih agak lemah. Terus terang aku ada keinginan dalam hatiku untuk menikmati jilat memek lagi.

    Tapi tidak tahu bagaimana mesti memulainya, malu juga untuk meminta jilat memek lagi.

  • Cerita Bokep Nikmatnya Tubuh Wina Gadis 19 Tahun – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Nikmatnya Tubuh Wina Gadis 19 Tahun – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1651 views

    Perawanku – Perkenalanku dengan Wina (nama sebenarnya), kasir restoran khas Sunda, ketika aku menyelesaikan bill makan siangku. Aku ngotot membayar makananku sendiri ke kasir (lazimnya dibantu oleh waiter) karena tertarik sama gadis belia ini.

    Wina, seperti mojang Priangan lainnya berkulit putih mulus. Tak begitu tinggi, dadanya sedang tak begitu tampak ukurannya sebab tersembunyi dibalik baju seragamnya yang “sopan”, Rok 5 cm di atas lutut memperlihatkan kakinya yang indah mulus.Dalam percakapan singkat sewaktu membayar, aku sempat memberikan no telepon kantorku. Kenapa aku nekat melakukan ini karena sewaktu aku makan, kami sering beradu pandang. Matanya agak jelalatan memperhatikanku. Siapa tahu bisa berlanjut.

    “Ditunggu teleponnya” bisikku sambil melangkah keluar. Wina hanya senyum tipis tak menyahut.
    Seminggu berlalu, telepon kantorku berdering. Wina nelepon ! Sebenarnya, Aku sudah hampir melupakannya.Setelah berbasa-basi, aku mulai menjalankan rencanaku.“Pulang dinas jam berapa” tanyaku

    “Kalau dinas siang pulang jam 3, kalau dinas malam jam 10″ jawabnya.
    Jam dinas shift seminggu siang seminggu malam bergantian.
    “Saya jemput jam 3, ya”
    “Engga usah, biasa pulang sendiri naik angkot” elaknya
    “Sekali-sekali, biar cepet sampai rumah” bujukku.
    “Engga ah, udah biasa pulang telat”
    “Kalau pingin pulang telat, ya… jalan-jalan dulu”
    “Mau kemana” jeratku mulai mengena.
    “Yah… nonton, kek”
    “Engga suka”
    “Atau ke Lembang” aku mulai masuk
    “Jauh”
    “Yah… sebelum Lembang” Ini semacam ‘test-case’. Sebelum Lembang, jl Setiabudi banyak bertebaran hotel, wisma, losmen, atau apapun namanya yang sering digunakan orang untuk “BBS” (bobo-bobo siang).

    Sebagian besar hotel-hotel di sana menyediakan tarif “istirahat” (sekitar 3-4 jam) untuk pasangan selingkuh.
    “Yeeeee… !” Jawabnya. Berarti Wina sudah memahami maksud ajakanku.
    “Okey, setuju ?” serangku.
    “Gimana nanti aja” ini artinya okey !
    Tak mau kehilangan kesempatan emas, jam 3 kurang 10 aku sudah parkir di seberang restoran tempat Wina bekerja. Jam 3 lewat 5 Wina belum kelihatan. Aku terus mengawasi pintu restoran itu. Setiap cewe berseragam kemeja putih dan rok hitam yang keluar dari pintu itu tak lepas dari mataku. Lewat seperempat,
    belum juga nongol. Aku putuskan untuk pulang sambil menstart mobil. Tapi buru-buru mesin kumatikan setelah di seberang sana mojang putih itu muncul. Aku turun mengambil posisi yang tepat. Aku melambai begitu ia melihatku. Aku masuk mobil lagi dan menstarter kembali sambil membuka pintu sebelah. Masih yakin, padahal belum tahu ia mau atau tidak.

    “Mau kemana ?” tanyanya melalui jendela mobil.
    “Naik aja” jawabku sambil berdebar, takut ketahuan kenalan yang mungkin saja lewat jalan Martadinata ini.
    “Ya kemana dulu”
    “Cepet masuk dong, engga enak dilihat orang” perintahku.

    Dengan ragu Winapun masuk. Aku segera kabur dari situ. Rok seragamnya yang agak pendek makin terangkat ketika duduk, memperlihatkan sepasang kaki dan sebagian pahanya yang mulus.

    “Mau kemana sih ?” tanyanya mengulang.
    “Jalan-jalan”
    “Jalan-jalan ke mana ?”
    “Kan janjinya ke sebelum Lembang”
    “Heee… siapa yang janji”

    Aku mulai mewawancarainya. Dia baru lulus SMIP (Sekolah Menegah Industri Pariwisata, setingkat SMU) dan baru 3 bulan kerja sebagai kasir. Tinggal di Sarijadi sama mamanya. Dia tak mau memberi nomor teleponnya.

    Aku mengarah ke Setiabudi. “Belok kiri, dong” katanya ketika kami sampai di pertigaan Gegerkalong. Memang, kalau mau ke Sarijadi harus belok kiri. Tapi aku lempeng aja, terus ke atas. Wina protes aku tak peduli.

    “Kita santai sebentar” kataku menghentikan protesnya. Tak ragu-ragu aku belok ke kanan masuk ke hotel.
    “GE”.
    “Eh… ngaco… kemana nih” protesnya lagi”
    “Tenang aja… ” padahal aku sendiri tak tenang, takut ketahuan.
    “Saya udah menikah lho” katanya yang entah apa maksudnya. Masa umur 19 sudah menikah, aku meragukannya.
    “Engga apa-apa, toh kita engga akan menikah” jawabku sekenanya.
    Setengah berlari pelayan hotel menuntun mobilku menuju garasi dengan rolling door yang diatasnya tertulis

    E-3. Begitu sampai di dalam garasi pelayan segera menutup rolling door. Aman.
    Kami duduk di kamar hotel sambil minum coke sementara di depan kami terbentang tempat tidur ukuran dobel
    dengan sprei putih bersih. Wina lebih banyak diam. Tak sabaran aku ingin segera bergulingan dengan Wina di atas kasur itu. Semua urusan administrasi sudah kubereskan. Tinggal gimana cara memulainya ?
    “Sering bawa cewe ke sini., ya” tanyanya tiba-tiba.
    “Ah, engga pernah” jawabku berbohong.
    “Bohong, tadi udah hapal, berarti sering”
    “Gini… kantorku ‘kan sering nyewa ruang rapat di sini. Kalau Rakor kan biasanya 2 atau 3 hari. Semua peserta rakor nginap di sini” aku mengarang cerita.
    Hotel ini entah punya ruang rapat atau tidak.
    “Kok ngajak ke sini, emangnya Wina apaan” Bingung juga aku.
    “Yaaa… supaya kita bisa ngobrol dengan tenang, engga ada gangguan” entah ini bisa menjawab protesnya atau engga.

    Obrolan dilanjutkan. Dia mulai terbuka dengan bercerita tentang pekerjaannnya, suasana rumahnya, dan pacarnya. Ternyata Wina pacaran dengan orang Cina yang sudah berkeluarga. Sambil ngobrol, sesekali tanganku menyentuh pundaknya, menepuk pahanya. Wina tak memprotes kelakuan tanganku.
    “Kenapa tadi ngaku udah menikah”
    “Supaya mas engga macam-macam”
    “Emangnya aku takut sama suami kamu”
    “Tuh… kan… ” Wina tak meneruskan kalimatnya, karena aku langsung pegang kedua bahunya, dan bibirnya kucium. Cerita Bokep

    Wina meronta tapi kepalanya kupegang. Masih duduk di kursi kami berciuman. Wina tak berontak lagi. Lidahku mulai masuk ke mulutnya dan ternyata disambut pula dengan lidahnya. Hatiku bersorak. Wina tak menolak !

    Dari kepala, tanganku turun merabai dadanya. Amboi… ternyata Wina punya gumpalan daging yang bulat dan keras. Dari luar memang tak begitu kelihatan tonjolan dadanya. Kemeja seragamnya terlalu sopan untuk menonjolkan bagian-bagian tubuh. Wina membiarkan tanganku meremas-remas dadanya. Wah… ini sih bisa “dimainkan”, pikirku.

    Penisku mulai tegang, walaupun remasan itu tak langsung, masih ada kutang dan kemeja, tapi bentuk bulatnya terasa memenuhi telapak tanganku. Adanya “sinyal penerimaan” ini membuatku melangkah lebih lanjut. Kubuka kancing kemejanya satu persatu. Tapi sampai kancing keempat, Wina menahan tanganku sambil melepaskan ciumannya.
    “Jangan… Mas… ” katanya sambil terengah.

    Kesempatanku untuk melihat buah dadanya. Dibalik kutang berwarna krem itu menyembul sepasang gumpalan daging putih bersih. Bukan main indahnya. Buah dada Wina tak begitu besar, cuma bentuk bulatnya, ditambah putih mulus, menjadi nyaris sempurna. Walaupun masih tertutup kutang, tapi pinggir-pinggir atasnya yang terbuka menegaskan bentuk bulatnya itu.

    Segera saja aku menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang, termasuk belahannya. Terasa, tambah satu lagi keistimewaan buah ini : kenyal, bahkan cenderung keras ! Inilah kriteria buah dada yang sudah lama kuimpikan ! Bulat, putih, mulus, dan keras. Hanya satu kriteria yang tak masuk untuk buah dada Wina, yaitu ukurannya.

    Seandainya buah dada Wina ini besar, katakanlah 34B, maka tiada kata lain selain : sempurna ! Beberapa wanita yang pernah aku setubuhi, tidak ada yang dadanya seindah punya Wina. Si Novi misalnya. T-shirt ketatnya menonjolkan sepasang buah yang besar menonjol ke depan begitu menggairahkan. Tapi setelah kutangnya terbuka, dada itu memang besar sih… hanya sudah turun dan agak lembek. Lain lagi Si Dilla.
    Besar, lumayan kenyal, cuma kurang mulus dan lingkaran di sekeliling putingnya agak lebar.

    Aku masih menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang sambil mencoba melepas semua kancing kemejanya. Kembali Wina menolak tapi dengan sedikit “pemaksaan” akhirnya kemeja berhasil kutanggalkan. Badan Wina yang masih remaja ini memang mulus. Bahu, lengan atas, dada dan perut semuanya halus. Aku belum melihat
    buah dadanya secara utuh, BH krem itu masih di tempatnya. Kini tali kutang sebelah kanan kutarik ke bawah. Bulatan dada kanan makin tampak, segera saja kuciumi lagi sambil mulutku bergeser ke bawah mencari-cari putingnya.

    Susah juga menyedot putingnya, karena begitu kecil ! Hanya berupa tonjolan saja. Kujilati tonjolan kecil itu sambil tanganku ke punggungnya melepas kaitan kutangnya. Tak ada perlawanan. Sepasang buah indah itu sudah terhidang di depanku. Dari pinggang ke atas sudah terbuka. Bulatan daging itu semakin nyata.
    Putingnya memang kecil dan warnanya merah jambu !

    Gantian dada kiri yang kesergap sambil tangan kiriku meremas bulatan lainnya. Puting kecil itu mulai “tumbuh” dan mengeras, memungkinkan aku untuk menyedotnya.
    Kubimbing Wina ke tempat tidur lalu perlahan kurebahkan. Aku langsung melucuti diri hingga telanjang bulat. Kelaminku sudah tegak siap. Wina melirik sebentar ke senjataku lalu terpejam lagi, tanpa komentar.
    Novi, Dilla, Fifi, Ria dan lainnya biasanya berkomentar :” Ihhh… panjaang”. Wina tidak.

    Dengan hanya mengenakan roknya, Wina kini terlentang di depanku di atas kasur. Aku bermaksud menindihnya, tapi perhatianku tertuju pada sepasang paha putih bersih yang hanya tersingkap sebagian. Segera sepasang tanganku menelusuri kedua belah paha itu.

    Halus dan licin ! Terus ke atas hingga menyentuh CD-nya. Tiba-
    tiba saja Wina mengatubkan kedua kakinya yang tadi setengah terbuka sambil menutupkan tangan ke selangkangannya.
    “Jangan… ” Katanya.
    Okey, nanti saja. Kini aku menindih tubuhnya. Kelaminku kutempatkan di selangkangannya setelah kusingkirkan tangannya. Sambil lidahku mengeksplorasi buah dadanya, aku menggoyang pantatku. Wina menolak aku merabai CD-nya mungkin karena rangsangannya belum tinggi. Gerakan lidah dan pantatku ini “dalam rangka” meningkatkan rangsangannya.

    Puting itu sudah tegang dan keras, sebenarnya. Tanganku ke bawah mencari-cari kaitan roknya. Ketemu. Tapi baru saja aku menarik resletingnya, Wina berontak lagi. Aku bangkit dan lalu menarik roknya. Lagi-lagi Wina menahanku.
    “Dilepas saja … biar engga kusut” akalku.
    “Jangan… Mas”
    “Ayo, dong Win… ” Rangsanganku sudah tinggi, ingin segera menyentuh kelamin Wina.
    “Jangan Mas… saya belum pernah… ”
    “Ah… masa… Saya udah engga tahan… nih… ” Aku engga percaya begitu saja kalau ia belum pernah bersetubuh, sebab awalnya tadi relatif lancar dan sekarang ia sudah telanjang dada. Kucoba lagi memelorotkan roknya. Wina menolak lagi, bahkan ia bangkit duduk.

    “Ayolah Win,… sekali saja… ”
    “Engga mau ! Wina belum pernah begituan”
    “Ah..yang bener”
    “Sumpah, Mas” Padahal aku sudah sampai pada “point no return”. Aku nekat. Dengan paksaan akhirnya terlepas juga rok itu. Wina berontak sewaktu kurabai CD yang ternyata sedikit basah. Kali ini berontaknya beneran.
    “Tolonglah Mas… jangan… ” Pintanya dengan wajah memelas. Aku kasihan juga.

    Okey, mungkin ini pertemuan yang pertama jadi Wina belum mau. Lain kali aku harus bisa menembus perawannya, kalau memang benar ia masih perawan. Tapi gimana nih, aku harus terus. Kalau engga jadi aku bisa pusing. Kalau engga berhubungan kelamin sekarang, tentu harus ada “substitusinya”. Maka kudekatkan batang kelaminku yang tegang maksimal ini ke mulut Wina. Wina menutup mulutnya dengan tangan sambil
    menggeleng, Aku mulai kesal. Dengan sedikit kasar kutarik tangannya, kudorong kepalanya hingga rebah kembali ke bantal, lalu kutempelkan kepala penisku ke bibirnya.
    “Ayo… kulum aja sebentar Win” beberapa detik penisku sempat menyapu bibirnya, lalu Wina menolak lagi.
    “Saya engga bisa … Mas… ” Ujarnya kemudian setengah menangis.
    “Jadi… gimana… dong… saya harus ke luar… kalau engga pusing!”
    Jawaban Wina adalah, tangannya meraih penisku lalu dikocoknya. Tentu saja kurang enak meskipun tangannya halus tapi tak ada “pelicinnya”. Apa boleh buat, tak ada rotan akarpun jadi, kalau kebutuhan sudah mendesak. Supaya lebih nyaman, saya suruh Wina menggunakan sabun. Cara mengocoknyapun memperlihatkan Wina belum berpengalaman.

    Aku harus memberikan komando kapan memperlambat, mempercepat, menyempitkan dan melebarkan genggamannya.
    Ketika kurasakan hampir tiba pada puncaknya, kusuruh ia memperlambat sambil sedikit melonggarkan. Lalu ketika tensiku menurun, kuminta untuk mempercepat. Demikian seterusnya sampai Wina trampil memainkan kelaminku, tanpa komando lagi. Dia telah hafal kapan mengubah cara kocokannya dengan melihat raut mukaku dan desahanku. Aku belum ingin ejakulasi sehingga kadang-kadang aku masih menyuruhnya memperlambat.

    Wina memang cepat belajar, merem-melek aku dibuatnya. Suatu saat, kurasakan geli-geli luar biasa, rasanya aku hampir ejakulasi.
    “Pelanin… Win… ” kataku sambil tersengal.
    Tapi Wina bukannya memperlambat, malah mempercepat kocokannya. Kurang ajar, nakal juga anak ini. Aku sudah tak tahan, malah menikmati percepatan yang mengantarku sampai ke puncak.
    “Crooot” tembakan mani pertama menimpa daerah dadanya. Wina kaget, tangannya berhenti.
    “Teruus… kocok… !” perintahku. Wina menurut sambil mengarahkan kelaminku agak kesamping. Crot-crot
    berikutnya mengenai bantal dan dinding. Sejenak aku terbang melayang… dan lalu rebah… !
    Wina cepat-cepat melap air maniku yang bertebaran di buah dadanya.
    “Ih… bau… ” Katanya.
    Untuk sementara aku berhasil melepaskan ketegangan. Walaupun demikian aku agak kecewa karena gagal menyetubuhinya.
    “Kenapa sih Wina engga mau ?” kataku setelah kami selesai mandi.
    “Sumpah Mas, saya belum pernah begituan”
    “Justru belum pernah, ayo kita coba”
    “Huu… enak di lu engga enak di gua. Sama pacar aja engga begitu. Ini pacar bukan, masa minta”
    “Sama pacar kamu belum pernah juga” mataku meneliti buah dadanya yang naik turun mengikuti irama nafasnya.
    “Sama siapapun” sahutnya sambil menutup buah itu dengan kutangnya.
    “Kalau pacaran ngapain aja ?” tanyaku lagi sambil menyelipkan tanganku ke Bhnya meremas dada.
    “Ah..”tampiknya.
    ‘Ya … kaya… tadi” jawabnya. Lalu ia cerita tentang pacarnya yang selalu minta bersetubuh dan ia selalu menolaknya.
    “Kenapa engga mau”
    “Habis… dia engga mau nikahin. Udah punya isteri”
    “Oooh. Milih pacar udah punya isteri”
    “Habisnya saya suka”
    Obrolan beralih tentang pekerjaannya. Katanya, kerjanya berat, hari liburpun harus masuk, tapi gajinya tak sesuai.
    “Cariin kerjaan dong Mas”
    “Agak susah sekarang. Kecuali… ”
    “Kecuali apa ?”
    “Kecuali kalau kamu mau kasih itu kamu”
    “Weee… sory aja ya” Wina selesai memakai kembali kemejanya.
    “Susah kalau begitu”
    “Pulang yuk, Mas” ajaknya setelah rapi kembali.
    “Sebentar… dong” Aku masih bugil.
    “Cepet pakaian, Mama suka nanyain kalau kesorean”
    “Kapan ke sini lagi” Aku masih penasaran pengin meniduri Wina.
    “Gimana nanti aja”
    “Saya telepon ya”
    “Jangan. Nanti Boss marah. Biar saya yang nelepon Mas” Setidaknya aku masih punya harapan untuk menidurinya.Wina minta diturunkan di pertigaan Gegerkalong. Sebelumnya kuselipkan uang.
    “Buat jajan”
    “’Ma kasih”

    Cerita Dewasa – Hari-hari berikutnya sia-sia saja aku menunggu telepon Wina. Aku dibuat penasaran sama cewe satu ini.

    Ingin aku meneleponnnya ke Restoran itu. Tapi aku khawatir kalau ia kena marah Bossnya, lalu tak mau lagi menemuiku, maka lepaslah buruanku. Memang dibutuhkan kesabaran kalau kita memburu cewe. Sampai suatu hari, 6 hari setelah di hotel GE itu Wina menelepon ke kantor pagi jam 10.00. Minggu ini gilirannya kerja sore.
    Ini dia kesempatan tiba. Dia minta saya menunggu di depan NHI pukul 11.00.
    Singkat cerita, jadilah aku bawa Wina kali ini ke Hotel LGI, masih di Jalan Setiabudi. Agak riskan sebenarnya ke hotel ini, sebab tak ada garasi khusus seperti di GE. Tapi Wina tak mau lagi ke GE, tanpa
    menyebutkan alasannya. Aku nekat saja, daripada engga dapat Wina. Aku hanya punya waktu 2.5 jam, soalnya Wina harus sampai ke tempat kerja pukul 15 tepat.

    Kembali aku mulai menciumi dan membuka kancing kemeja seragamnya sesampai kami di dalam kamar. Kali ini tak ada perlawanan, dengan mudah aku membuka kemeja dan kemudian BH-nya. Selesai mengeksplorasi sepasang buah yang menggiurkan itu, kubaringkan Wina ke tempat tidur. Waktu aku menelanjangi diri, Wina bahkan
    melepas roknya sendiri dan melipatnya dengan rapi. Maklum, habis ini ia langsung kerja. Dengan berbugil, kutindih tubuh mulus Wina yang hanya berCD itu. Kelaminku kuletakkan tepat diselangkangannya, lalu kugoyang.

    Sementara mulutku tak lepas dari puting mungil merah jambu yang telah mengeras itu. Kali ini aku harus bisa menembus vaginanya. Kutelusuri hampir seluruh permukaan kulit mulus itu. Penisku sudah tegang maksimum. Tibalah saatnya, kutarik celananya, tapi Wina masih menahannya. Dengan sedikit paksaan, CD itu akhirnya lepas juga. Hatiku bersorak. Aku pasti dapat kali ini.

    Bukan main ! Vagina itu menunjukkan keremajaan Wina. Permukaannya bersih, hanya sangat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus. Oh Wina… bahkan jembutmupun belum tumbuh ! Kuusap permukaan vaginanya, kusentuhkan jariku ke pintunya yang ternyata membasah. Lalu, sambil menyentuh kelentit yang tak begitu kelihatan (karena begitu kecilnya) , ujung jariku sampai ke pintu vaginanya. Spontan Wina menutup pahanya dan menarik tanganku. Okey, aku lalu menindihnya lagi.
    Kugesekkan kepala penisku ke pintu itu, lalu dengan perlahan kudorong.

    “Ah… ” teriaknya kecil sambil pantatnya digeser mundur.
    “Jangan dimasukin Mas… ”
    “Engga.. engga… cuma digeser-geser aja” Ditengah gesekan, kembali aku coba menusuk. Lagi-lagi Wina mundur.
    “Jangan ! Sakit… ” katanya sambil cemberut lalu bangkit mencari-cari CDnya. Wah gawat nih kalau dia
    ngambek, bisa gagal lagi aku.
    “Iya… iya… deh, saya engga masukin” kataku sambil mengembalikan posisi terlentangnya. Kubuka pahanya
    lagi,

    kutempelkan lagi penisku dan kugeser-geser naik turun, dan kadang-kadang sedikit menekan. Sebenarnya, pada posisi menekan itu kepala penisku sudah masuk, hanya kalau aku tekan lagi kontan Wina akan mundur kesakitan sambil mengancam akan “udahan”. Terpaksalah aku hanya menikmati gesekan pada kepala penisku, tapi lama-lama keteganganku naik juga, ada rasa geli-geli juga, ada rasa melayang juga, dan… aku ejakulasi di perut Wina sambil mencengkeram tubuhnya erat-erat.

    Apa boleh buat, setiap aku mulai menusuk Wina selalu menghindar. Bagaimanapun ada kemajuan, Wina sudah bersedia berbugil dan melayaniku sampai ejakulasi walau kelaminku tak sampai masuk ke dalam, hanya di permukaan mulut vaginanya. Dia tak mau kehilangan keperawanannya. Dari pembicaraan setelah itu, terungkap
    bahwa Wina tetap mau melayaniku asal dengan cara seperti itu, dan ternyata ia membutuhkan “uang jajan” untuk tambahan gajinya yang tak mencukupi.

    Tentu saja aku kurang puas, mauku ya… sampai “tuntas”, hubungan kelamin. Jadi, waktu Wina meneleponku lagi beberapa hari sesudahnya, akupun minta syarat : penisku harus masuk tuntas. Wina tetap tak mau, akupun menolak ajakannya. Sayang memang menolak tubuh remaja ranum yang mulus itu. Sampai kira-kira sebulan setelah pertemuan kedua di LGI itu, Wina menelepon lagi…
    “Boleh, asal Wina mau sampai tuntas” jawabku atas ajakannya untuk bertemu lagi.

    Sebenarnya, dengan cara ejakulasi seperti sebelumnya akupun mau. Tubuh ranumnya membuatku kangen.
    “Seperti biasa aja, Mas”
    “Engga mau ah” Aku tahan harga.
    “Kan pokoknya Mas bisa keluar”
    “Iya… tapi beda, dong”
    “Beda apanya”
    “Lebih nikmat kalau tuntas”
    “Tolong, dong Mas, engga punya duit nih”
    Akhirnya akupun mengalah, daripada tak ada “sasaran” sama sekali, sekaligus bisa menolong Wina dan memang aku rindu tubuh mulusnya !

    Di tengah perjalanan menuju ke Setiabudi, Wina nyeletuk”Jangan ke sana lagi, Mas”
    “Lho, kenapa ?”
    “Yaa… pokoknya jangan deh”
    “Atau ke GE aja”
    “Jangan juga”
    “Kenapa sih ?”
    “Saya engga mau dua kali di tempat yang sama, takut ketahuan” penjelasan yang masuk akal.

    Aku berpikir keras, kemana ? Oh ya. Kuputar mobilku 180 derajat, ke arah bawah, ke kawasan Dago, di hotel BD. Di hotel ini hanya ada satu kamar yang aman dan nyaman, paling depan letaknya. Mudah-mudahan saja tidak sedang dipakai oleh para peselingkuh lain. Kamar ini occupancy rate-nya bisa di atas 100 % ! Setelah pelayan menutup rolling door, baru Wina berani turun dari mobil. Masuk kamar, langsung kukunci dan Wina kusergap.

    “Entar dulu, nanti ada yang masuk, lho” Memang, biasanya pelayan akan mengantarkan handuk, sabun, air minum, dan kuitansi.
    “Udah dikunci”

    Sambil duduk, kamipun berciuman. Telepon berdering. Aku melepas. Resepsionis menanyakan apakah aku mau bermalam atau hanya “istirahat” saja. Tarif istirahat 75% dari tarif semalam, aku bisa memakai selama 4 jam.

    Penisku telah tegang, maklum sudah 3 hari aku tak menggunakannya. Sambil menghampiri Wina, kubuka resleting celanaku, kukeluarkan isinya. Kudekatkan ke muka Wina yang masih duduk di kursi, digenggam sebentar, kemudian dielus-elus. Tiba-tiba ditariknya kontolku mendekat sampai aku hampir hilang keseimbangan, dan… langsung dimasukkan ke mulutnya ! Kejutan ! Dari dua kali pertemuan sebelumnya, berkali-kali aku minta Wina untuk melakukan oral-sex tapi tak pernah mau. Sekarang, tanpa diminta dia malah “melahap”. Kelihatan Wina belum berpengalaman melakukan oral, gerakannya sangat “sederhana”. Tapi aku merem-melek juga.

    Baru beberapa kali kuluman, pintu diketuk. Buru-buru Wina melepas penisku dan aku “menyimpannya” kembali.

    Pelayan membawakan barang-barang yang aku bilang tadi, aku membayar, pintu kukunci lagi, dan kontol kukeluarkan lagi.

    “Udah ah” kata Wina menolak. Anak ini aneh, tanpa diminta ia mengulum, giliran aku mau, ia menolak. Waktu kusodorkan lagi penisku kemulutnya, Wina malah berdiri dan menciumku. Sambil bermain lidah kupereteli pakaiannya satu persatu sampai telanjang bulat, lalu kutuntun ke kasur. Aku cepat-cepat berbugil.

    Kutindih tubuh ranum itu, sementara mulutku menelusuri lehernya, lalu turun ke belahan dadanya, terus bergerak ke buah dada kanan, dan berakhir dengan jilatan lidah pada puting kecil merah jambu itu.

    Beberapa saat kemudian puting itu mulai menonjol dan mengeras.
    Sambil mengemoti puting, tanganku bergerak merayapi pinggangnya dan terus ke bawah ke pahanya, lalu keselangkangan. Permukaan vagina yang baru tumbuh sedikit rambut halus itu kutelusuri dengan tangan.

    Kemudian, perlahan jariku menyentuh kelentit (yang juga kecil) dan ke bawah sedikit sampai ke pintu vagina yang ternyata sudah basah. Ketika jariku mulai memasuki pintu, Wina langsung menggeser pantatnya sambil menutupkan kakinya.

    Kutarik tanganku dan sampai ke dada kiri, kuremas buah kenyal itu, sementara mulutku belum lepas dari dada kanannya. Lutut kuselipkan diantara pahanya sehingga pahanya kembali membuka. Fungsi tangan yang tadi aku ganti dengan kontol. Kutindih selangkangannya dengan penisku yang sudah keras maksimum. Seperti yang sudah-sudah aku hanya mengosokkan kepala penisku ke pintu vaginanya sambil sesekali mencoba masuk.

    Lagi-lagi Wina menarik pinggulnya menghindar.Aku sudah tak tahan, nafsuku sudah sampai puncak, ingin masuk sekarang juga ! Aku melepaskan buah dadanya dan bangkit. Dengan bertumpu pada lututku, kubuka paha Wina lebih lebar, lalu kutempatkan lagi
    penisku ke lubang vaginanya dan kudorong. Lagi-lagi Wina menghindar.

    “Engga-engga, saya engga masukin, cuma kepalanya aja seperti kemarin” kataku sambil terengah karena nafsu yang memuncak. Setelah kepalaku masuk, kurebahkan tubuhku, dan kugoyang pantatku maju mundur. Tentu saja goyangan pendek, sebab penisku hanya di sekitar pintu vagina saja.

    Ah, kalau begini terus apa enaknya. Aku nekat. Bangkit lagi bertumpu pada lutut, kutusuk vagina Wina kuat-kuat.
    “Aahh, kasar begitu sih… ”
    “Sory… Win, habis engga tahan”

    Dengan lebih pelan tapi dengan kekuatan yang sama, kembali aku menusuk. Bless… Kepala penisku masuk.

    Kelihatannya masuknya kepala penisku ini seperti pertemuan kedua minggu lalu, tapi jepitannya terasa lebih erat, jangan-jangan sudah masuk nih. Aku memeriksa ke bawah, kepala itu sudah hilang ditelan vagina Wina, diujung pintu itu hanya nampak leher kelaminku. Mungkinkah aku sudah menembus perawannya ? Tapi
    mana darahnya ? Lagi pula Wina tak menghindar seperti biasanya. Pembaca, dalam kondisi begini jelas tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain terus menusuk ! Tapi mentok. Seakan tak ada lubang lagi di dalam
    sana. Akupun menarik pelan-pelan penisku untuk kemudian mulai mengocok, perlahan.
    “Eeeefffff” Wina melenguh sambil mengatubkan bibirnya. Mungkin dia mulai menikmati kocokan pelanku.

    Setelah beberapa kali kocokan, dengan masih bertumpu pada lututku, aku mulai menusuk lagi. Kali ini dengan tenaga penuh. Bleeessss… kulirik ke bawah, separuh kontolku sudah tenggelam ! Kontolku benar-benar
    terjepit kuat ! Tapi masih belum ada darah. Ah, peduli amat dengan darah, yang penting… nikmat! Aku mulai mengocok lagi. Jelas kali ini lebih nikmat, karena gesekan dinding vagina Wina terasa lebih panjang dikontolku. Wina kulihat memalingkan wajahnya ke kanan sambil menggigit jarinya. Aku rasa ia juga menikmati
    kocokanku. Sambil mengocok pelan, secara bertahap aku memperdalam jangkauan penisku ke dalam vagina Wina sampai seluruh batang kontolku habis ditelan. Hatiku bersorak.

    Akhirnya, Aku berhasil juga menyetubuhi remaja ranum ini. Aku benar-benar berhubungan kelamin sekarang !
    Ooohhhh… Betapa nikmatnya vagina perawan si remaja ranum ini. Syaraf-syaraf di seluruh permukaan penisku merasakan cengkeraman dinding-dinding vaginanya. Berbeda dengan wanita-wanita yang pernah kutiduri sebelumnya, vagina mereka umumnya “tak ada remnya” sehingga agak susah penisku mencari-cari gesekan

    meskipun dengan berbagai macam gaya. Si ranum ini lain. Jepitan dinding vaginanya begitu “pakem” walaupun aku dengan gaya “standar”. Aku belum perlu mempercepat
    kocokanku. Dengan kocokan pelan, gesekan vaginanya bisa lebih kunikmati. Terlalu sayang untuk dilewatkan.
    Masalahnya cuma dalam hal mengocok aku menyukai variasi, baik kecepatan maupun “gaya”.
    “Aaau… ” terdengar jeritan kecil Wina ketika Aku mulai mengubah kocokan dengan memutar.

    Lalu kembali ke gaya semula, mengocok perlahan.
    “Jangan… keluarin di..dalam… ya… Mas… ” kata Wina tersendat ketika aku mulai mempercepat kocokanku. Entah karena aku mempercepat kocokan atau karena pengaruh perkataan Wina tentang “keluarin”, mendadak aku merasa geli-geli hampir ke puncak.

    Akupun kembali memperlambat. Tapi rasa ke puncak tak berkurang juga. Mungkin saatnya memang hampir tiba. Kocokan kupercepat lagi.
    “Maaaassss… ” kali ini teriakannya agak keras. Aku tak peduli, saat puncak sudah dekat, justru makin kupercepat.

    Aku melayang-layang, dan… sedetik sebelum puncak kucabut kontolku dari vagina Wina.
    “Aaauufffffff” kini Wina benar-benar teriak. Aku rebah di tubuh Wina, dan… sroottt… sroottt… sroottt.

    Kutumpahkan maniku di perut Wina. Aku masih merasa terbang. Terbang nikmat…
    Menit-menit berikutnya aku masih tak berkutik di atas tubuh Wina. Kulirik ke bawah, banyak juga aku menyemprotkan mani. Kontolku masih agak tegang terjepit di antara perut kami, juga basah. Basahnya yang membuat aku heran, kenapa basah hanya oleh cairan bening agak putih, tak ada warna merah. Penasaran aku

    bergeser “memeriksa” vagina Wina dan sprei di bawahnya. Basah yang sama, tak ada warna merah. Dari jepitan dan cengkeraman vagina, kemudian ada rasa mentok waktu tadi masuk, aku yakin tadi telah menembus perawan Wina. Kenyataannya lain. Seseorang telah mendahuluiku. Seseorang telah memecahkan selaput dara

    Wina. Aku jadi berang.
    “Siapa dan kapan” tanyaku menyelidik.
    “Apanya… ”
    “Ayolah… terus terang aja Win… ”
    “Emang beda gitu ?”
    “Jelas beda… dong” sebenarnya, aku tak merasakan perbedaan jepitan tadi dengan ketika aku memerawani seseorang 5 tahun yang lalu.
    “Siapa… Win ?”
    “Apa bedanya ?” malah balik bertanya.
    “Walaupun sedikit, punyamu harusnya berdarah” kataku. Wina diam saja. Agak lama, kemudian…
    “Sama pacar saya” akhirnya ia mangak.
    “Kapan ?”
    “Seminggu yang lalu”
    “Kenapa engga dikasih ke saya” Wina tak menjawab.

    Perawannya diberikan ke siapa saja itu hak Wina, cuma aku kecewa berat. Terlambat. Kehilangan kesempatan emas yang telah lama aku inginkan. Coba aku dulu engga “ngambek” tak mau menghubungi Wina, aku bisa mendapatkannya. Cuma selisih satu minggu. Bagaimana tak kecewa ?

    Beberapa menit kemudian Wina bangkit menuju kamar mandi dengan masih bugil. Kuperhatikan sosok tubuh
    mulus itu dari belakang. Sungguh tubuh yang menggairahkan, sayang aku gagal sebagai orang pertama yang menikmati tubuh ranum itu.

    Keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk putih, Wina kelihatan segar. Ukuran handuk hotel BD ini kecil, sehingga hanya sanggup menutupi separoh dadanya sementara di bagian bawah hanya pas menutupi vagina. Sepasang paha mulus itu terbuka penuh. Belahan dada segar itu tampak ketika ia memunguti CD dan
    Bhnya.

    Memperhatikan gerakan-gerakan tubuhnya sewaktu memakai celana dalam dan kutangnya membuat aku terangsang lagi. Kulihat jam, masih ada waktu sekitar 40 menit. Dengan masih berbugil segera kupeluk Wina yang baru
    selesai mengenakan kutang dari belakang. Kuciumi leher belakangnya dan kuremas dadanya.
    “Sekali lagi ya Win… ”
    “Eeh… Mas… saya kan harus kerja”
    “Masih ada waktu” kataku sambil sambil menggosokkan kelaminku ke pantatnya.
    “Nanti telat Mas… ”
    “Engga… sebentar aja”

    Kulepaskan kembali Bhnya, lalu kuputar tubuhnya dan dadanya kusergap. Wina tak menolak, mungkin karena tadi merasa bersalah. Cdnya kupelorotkan, lalu kubimbing kembali ke kasur. Aku menidih. Aku menggoyang.
    Aku masuk. Aku mengocok, berputar, menggoyang… lalu mencabut. Aku ingin posisi lain.

    Aku rebah terlentang. Wina nurut saja ketika kusuruh menduduki badanku, memasukkan kelaminku ke vaginanya. Dengan posisi jongkok menghadapku Wina turun-naik sementara aku mencengkeram kedua buah kembarnya.
    “Aaahhhh… sakit… Mas… ” Katanya sambil hendak mencabut. Aku buru-buru menekan pinggulnya ke bawah supaya
    nancap lagi.
    “Goyang Win… ” Wina menggoyang.
    “Engga enak… sakit… Saya di bawah aja Mas”
    Kutarik badan Wina rebah di tubuhku. Tanganku memeluk erat. Aku ingin berganti posisi tanpa mencabut.

    Dengan tubuh menyatu, kami berguling. Pompaan kupercepat.
    “Jangan… telat nyabutnya… ya… ”
    Dan… aku terbang di awan.

    Persis pukul 15 kurang tujuh menit Wina kuturunkan di depan restoran. Dengan bergegas Wina masuk…

    Hari-hari berikutnya hubungan kami berlanjut. Nomor telepon rumahnya sudah di tanganku, cuma aku harus
    hati-hati kalau kebetulan Mamanya yang angkat telepon. Wina tetap tak bersedia ditelepon ke tempat kerjanya.
    Kalau “adikku” sedang nakal, aku meneleponnya, sebaliknya kalau Wina butuh tambahan uang jajan, dia menelponku.

    Sesekali aku hanya memberi uang tanpa meminta “pelayanannya”. Kalau aku ingin “keluar di dalam”, kugunakan kondom untuk menjaga hal-hal yang tak kuinginkan.
    Kini, empat tahun kemudian, kami sudah jarang ketemu. Pertemuan terakhir kira-kira 5 bulan lalu Wina sedikit kurus. Kekenyalan buah dadanya berkurang. Wina masih sendiri, masih tinggal bersama mamanya. Cerita Sex

  • Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 9 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 9 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1648 views

    Perawanku – Sebagai seorang pemuda pekerja yg berprestasi sudah dipastikan bahwa akan banyak pekerjaan yg menumpuk yg siap ditunggu deadline. memang cita-citaku sejak kecil adalah sebagai orang kantoran yg sibuk dan penuh tantangan, maka hal ini aku sikapi dengan sangat terbuka dan bahagia.

    pagi ini suasana kota sungguh ramai. kota ini memang selalu ramai, destinasi wisata nomor 1 di Indonesia, dengan lonjakan wisatawan yg meningkat tiap tahunnya. suasana kantor masih sepi dan sejuk, meja ruanganku masih rapi dan OB sudah datang untuk mengantar kopi kesukaanku.
    “mari pak Heri, kopinya”, ujar OB yg bernama Didi.
    “makasih, Di. gimana anak istri sehat kan”, tanyaku padanya, aku selalu memperlakukan bawahan maupun atasan layaknya orang yg pantas mendapatkan hormat, tak ada perbedaan.
    “sehat bapak, hanya saja anakku akan ujian akhir SD, sedikit khawatir saya”, terangnya dengan sopan dan lembut.
    “bukannya anakmu pintar, Di?”, tanyaku kembali sambil minum kopinya Didi.

    “tetep aja sih bapak, sebagai orang tua pasti khawatir”, balasnya lagi.
    “terus rencanamu?”, tanyaku.
    “hanya mendoakan agar dapat hasil terbaik bapak”, balasnya kembali.
    “hmmm iya, saya juga turut mendoakan Di, kalau butuh untuk biaya bimbingan belajar, bilang ya, Di, gak usah sungkan sama saya”, ucapku dengan menatap Didi.
    “ah bapak, terimakasih, tapi saya tidak ingin merepotkan bapak”, ujar Didi terus terang.
    “bukan gitu, Di. aku sangat concern dengan pendidikan, kalau bisa anakmu bisa sekolah terus dan kerja di tempat yg bagus”, aku menerangkan pada Didi.
    “iya bapak, jangan sampai seperti saya”, terangnya.
    KNOCK KNOCK~
    “maaf bapak, saya pamit dulu”, ujar Didi setelah mendengar akan ada yg masuk.
    “oke Di, kalau ada apa-apa bilang ya”, kataku padanya.

    lalu setelah Didi keluar, kolega satu department ku memasuki ruangan. aku menjabat sebagai kepala bidang kerjasama, yg memiliki tim berjumlah 4 orang. kolega yg bernama Tony, bersama dia aku sering ditugaskan untuk keluar kantor menjalin hubungan dengan para mitra maupun kantor pusat. terakhir penugasan bersamanya kurang lebih sebulan lalu ke kantor pusat.
    “Dri, masih pagi kopinya udah tinggal separuh”, ujarnya langsung nyelutuk, dia menjabat sebagai wakilku.
    “mumpung panas enak”, balasku, “ada apaan nih? bawa kertas apaan itu?”, lanjutku.
    “haha, surat perjalanan dinas, minta tanda tangan, untuk penugasan pak Denny ke Indonesia timur”, terangnya sambil menyodorkan kertas.
    “udah lama ya kita gak dapet tugas haha”, balasku sambil menandatangani surat itu.

    “ya baguslah, istriku hamil tua, gak bisa ninggal aku, ntar kalau ada lagi, kamu aja berangkat sama yg lain”, terang dia sangat ringan.
    “laah, yg cowok di department kita hanya aku dan elu, lainnya Tasya sama Mariska, apa bisa pergi lama-lama”, ujarku sambil nada meninggi.
    “ya bisa lah, thats the job dude”, ujar Tony.
    “iya sih, kadang aku prihatin dengan para pekerja yg enggan di tempatkan di pelosok, then kenapa mereka daftar kerja itu kalau gak mau ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia”, terangku dengan sedikit memanas.
    “hmmm anakmuda jaman sekarang pada manja! udah aku mau balik ke ruangan”, kata Tony sambil berjalan.
    di dalam department ini, memang tugasnya sering penugasan diluar, aku dan Tony memang partner yg tidak punya lelah dan semangat, makanya mendengar perkataan Tony jika dia tak bisa turut serta jika ada penugasan membuatku sedikit gelisah.

    selain Tony, di departmentku ada Tasya dan Mariska, mereka berdua pegawai wanita yg masih berusia 26 tahunan, yg tugasnya lebih sering berurusan dengan surat menyurat, tidak pernah penugasan diluar. dari penampilannya, Tasya malah seperti model yg cantik dan tinggi, jadi aku kurang yakin dengan kebugarannya saat penugasan. sedangkan Mariska berbadan tebal dan semok, sehingga sungguh membentuk pantat dan payudaranya menjadi sangat indah ditambah wajahnya yg macam wanita yg haus nafsu, itu hanya menurut pandanganku, namun dari tutur katanya dia menggambarkan sebaliknya.

    sebenarnya selain kami berempat ada beberapa staff lokal, namun biasanya tugas untuk menjalin hubungan dengan mitra maupun pusat memang sudah menjadi bagian staff posisi atas untuk mengeksekusi tugas tersebut, maka opsi untuk membawa staff lokal akan susah untuk dijalankan. tapi, selama belum ada surat tugas di mejaku, aku tak akan memikirkannya siapa yg aku bawa.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku

    tugas belum selesai separuh, tak terasa waktu sudah menginjak tengah hari. kondisi kantor yg sedang sibuk, banyak para pekerjanya makan di depan kompuetrnya. kali ini istirahat makan siang pun aku berada di lounge departmentku di temani oleh Tony dan Didi, bagi Didi sebenarnya ingin melayaniku mengambilkan makan maupun minum buatku, namun karena aku sudah pesan makan dari luar, maka aku ajak sekalian makan denganku. sebagai OB bisa makan dengan bos-bosnya merupakan kesempatan langka.

    “ayo Ton, ayo Di, masih banyak ini nasi padangnya”, ujarku sambil terus makan, “eh Tasya sama Mariska mana?”, lanjutku yg sebenarnya menyiapkan makanan untuk mereka juga.
    “tadi bu Tasya keluar naik taksi sama bu Mariska pak”, terang Didi sambil malu-malu mengambil lauk untuk dirinya.
    “hmmm, mereka berdua udah menikah ya Dri?”, tanya Tony padaku.
    “heeh inget, istrimu lagi hamil”, bentakku sambil canda.
    “haha istri hamil, guwe libur bos”, candanya.
    kami berdua lalu melanjutkan makan sambil bercanda, hingga beberapa saat kemudian kedua pegawai wanita yg kumaksud tadi memasuki lounge untuk menuju ruangannya.

    “mbak Tasya dan mbak Mariska, kemana aja? ayo makan siang ini sudah saya belikan makan siang”, ajakku pada mereka.
    “maaf bapak, kami tadi sudah makan, terimakasih, mari bapak”, ujar mereka dengan sopan dan akan langsung menuju ruangannya. sedangkan Tony matanya tak lepas dari mereka berdua, Tasya dan Mariska menggunakan rok span diatas lutut yg membuat kaki mulusnya terekspose dengan indah.
    “wooo udah, lha ini sudah saya belikan makanan lho”, protesku pada mereka.
    “maaf bapak, tapi kami sudah makan, buat mas Didi saja”, ujar lembut Tasya pada kami.
    “woo next time makan aja disini sama kami”, jawabku sambil memakan makananku.
    “baik, bapak, mari”, lanjut Mariska yg lantas berjalan berdua menuju ruangannya, gelagat mereka masih sangat kaku dan malu-malu didepan atasannya, tipikal anak baru.

    “bos, paha mulus gitu mana tahan”, ujar Tony dengan berbisik pada kami.
    “haha parah lu, pegawai sendiri dijelalati parah lu”, balasku.
    “haha gimana Di, manteb yg mana?”, tanya Tony pada Didi.
    “mana aja deh pak yg mau sama OB haha tapi pak, saya sering mendengar obrolan nakal kalau pas pada lembur”, ujar Didi berbisik.
    “siapa Di, Tasya atau Mariska?”, tanya Tony penasaran.
    “hmmm bukan pak, tapi sesama antar pegawai gitu, kadang ngobrolin masalah selangkangan juga”, terang Didi. aku pun tak kaget, karena di lingkungan kerja yg penuh tekanan membuat kepala pening, salah satu cara agar tetap seimbang yaitu mengeluarkan cairan putih kental melalui saluran bawah. sudah jadi rahasia umum, tapi aku tetap tenang dan tetap mendengarkan cerita Didi.
    Tony dan Didi terus ngorbol tak ada habisnya, terutama membahas masalah lakang, aku hanya senyam senyum berada dikursiku.
    “ahh udah ah, balik ruangan dulu”, ujar Tony sambil berdiri, “bos, makasih nasi padangnya ya”, lanjutnya padaku.
    “sante lah, Di, beresin ya”, perintahku pada Didi.
    “siap bapak”, balasnya.

    lantas aku pun berjalan menuju ruanganku kembali dengan tumpukan kertas dan berkas yg berada diatas meja yg sama sekali belum sempat aku sentuh. namun didalam kepalaku dipenuhi dengan cerita antara Didi dan Tony yg nasi padang menjadi mediatornya.

    Tasya dan Mariska memang pegawai yg baru penempatan sekali, mereka berdua seangkatan maka kemanapun mereka selalu bersama. mereka masih sungkan untuk ngobrol santai dengan kami, akupun maklum. yg kuketahui dari mereka, yaitu sudah menikah dan memiliki anak. secara pribadi, aku lebih tertarik dengan Tasya, badannya yg tinggi dan ramping membuat kakinya jenjang dan ditambah dengan highheels menjadikannya semakin seksi dan cantik. rambutnya yg lurus dan tutur bahasanya yg lembut, jadi ada pikiran nakal kalau mulutnya aku jejali dengan kontol 18cm ku.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku

    tak terasa kontolku mulai mengeras membayangkan bawahanku, membayangkan jika dia nungging dan aku mengangkat roknya, dan memasukkan kontolku melalui belakang. aku duduk santai pada kursiku, memejamkan mata dan tangan kananku mengelus-elus kontolku dari luar dan membayangkan itu terjadi.
    “errgghmmm ergghmmmm maaf bapak Heri”, ujar suara wanita mengagetkanku yg sedang merem melek keenakan.
    “ehhhh ehhh iya, mbak Tasya hmmmm”, balasku salting diiringi dengan merapikan jasku, yg ternyata Tasya sudah membuka pintu dan entah apakah dia melihat yg aku lakukan.

    “maaf, saya menganggu istirahat bapak yah”, lanjutnya.
    “oh enggak kok, bagaimana, mbak?”, tanyaku yg lalu Tasya mendekat dan berdiri didepan mejaku.
    “iya pak, saya barusan dapat telepon dari mitra, untuk membahas lanjutan rapat yg kemarin, apakah sudah ada putusan”, terangnya.
    lalu kami berdua ngobrol cukup lama, namun yg aku perhatikan Tasya ngobrol dengan kondisi yg kikuk juga, aku menjadi tak nyaman dan khawatir kalau dia melihat tanganku tadi yg sedang memegangi kontol.
    “baik pak, terimakasih”, balasnya setelah selesai dengan obrolan tadi dan dia berjalan keluar, saat berjalan keluar aku hanya memandangi pantatnya dan body nya yg sangat bagus bagaikan gitar spanyol dari belakang mejaku.

    “ohh Tasya, badanmu bagus banget, maaf ya Tasya, nanti jadi bahan coliku waktu aku mandi”, ujarku dalam hati. aku memang masih sering coli karena jatah seks ku yg minim bersama istri, walau begitu aku tak memiliki nyali untuk berseligkuh. istriku terlalu sempurna untuk aku jahati.

  • Foto Ngentot Jepang Adik Ipar Yang Sexy

    Foto Ngentot Jepang Adik Ipar Yang Sexy


    1647 views

    Perawanku – Ketika Istri lagi tidak berada di rumah sedang kan anda lagi sange butuh sentuhan, mau coli tapi sudah besar , melihat peluang ada adik Ipar yang lagi sange juga apa yang ada lakukan.

    Apa seperti Foto di bawah ini,  sama-sama sange lalu mereka ngentot Bareng memuaskan hasrat mereka masing-masing ?

  • Foto Ngentot Teman Kantor Sampek Muncrat

    Foto Ngentot Teman Kantor Sampek Muncrat


    1646 views

    Perawanku – Siapa sih yang tak gemetar ketika melihat kemolekan dan kecantikan wanita karir terutama wanita yang bekerja di kantor , dengan pakaian feminimnya dengan rok pendek nya, Rasanya ingin semua kontol mencicipinya bukan seperti yang 139.99.33.211 sajikan ini kepada bos ku  :

  • Cerita Hot Mama Dari Pacarku Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Mama Dari Pacarku Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1646 views

    Perawanku – Mungkin mendengar judul dari cerita ini akan membuat para pembaca menjadi aneh, tetapi inilah cerita
    yang saya alami pada beberapa bulan yang lalu. Perkenalkan namaku Budi ( nama di samaran ), saya mempunyai pacar yang namanya selvi.

    Pacarku ini mempunyai wajah tidak begitu cantik. Tetapi yang saya suka dari pacar saya ini adalah ukuran
    payudaranya yang di atas rata- rata. Mungkin kutaksir ukuran buah dadanya yaitu 37B,gede banget kan??
    Selvi ini orangnya lumayan gila sex. Tiap saya main kerumahnya, dia selalu memakai pakaian yang membuat
    pria menelan ludah. MarkasJudi

    Kisahku ini bukan tentang “mainku” dengan Selvi, tapi dengan mamanya. Mamah pacarku bernama Nani. Bu
    Nani (begitulah ku panggil) beliau. Bu Nani mempunyai wajah yang biasa-biasa saja sama seperti anaknya
    tetapi mempunyai tubuh yang sexy. Tiap saya main kerumahnya, Bu Nani selalu memakai daster “you can
    see”. Biasa lah namanya juga Ibu- ibu kampung. Kebayang dong pembaca sekalian??. Ukuran payudara Bu Nani
    bisa dibilang rata-rata, tak terlalu besar dan kecil.

    Sering saya dapati beliau ketika habis mandi cuma mengenakan handuk yang kecil. Ku lihat tetek bagian
    atasanya yang seakan akan menyuruhku untuk ku sedot hehehehe….Kejadian ini saya alami pada tanggal 13
    maret lalu, pada waktu itu saya main kerumah pacarku. Pada waktu itu jam menunjukan pukul 11.00 ku ketuk
    pintu dan ternyata yang membuka pacar saya Selvi. Pada waktu itu dia memakai tengtop warna hitam dan
    keliatannya dia tidak mengunakan BH karena jelas sekali kulihat putting susu pacarku ini.

    “Hai sayang” sapaku
    “Hai juga say” jawabnya,
    “ehem bajunya bikin anuku ngaceng” godaku.

    Lalu ku pegang susu pacarku dan ternyata benar dia tidak memakai BH.

    “uuuuugggghhhh…” lenguhnya.
    “Duduk dulu say”
    “iya” jawabku

    Dia pergi ke dapur untuk membawa air, ketika saya sedang duduk menunggu pacarku tiba-tiba Bu Nani masuk
    kerumah dan menyapaku.

    “eh, ada nak Budi” sapanya, aku hanya tersenyum dan bersalaman dengannya.

    Dan harus pembaca tau, Bu Nani cuma memakai daster tanpa lengan. Bisa kulihat keteknya yang berbulu
    sedikit dan teteknya yang memakai BH bewarna pink.

    “Dari mana bu” tanyaku,
    “oh ini ibu habis dari warung beli keperluan mandi” jawabnya.

    Ketika kami ngobrol, pacarku Selvi datang membawa segelas air.

    “Eh mamah, mana sabunnya, aku mau mandi” Tanya Selvi.

    Lalu bu Nani memberikan sabun tersebut ke pacarku.

    “Say, aku mandi dulu ya” kata Selvi. Aku hanya mengangguk dan Selvi berlalu ke kamar mandi.

    Aku sedikit jengkel karena pacarku mandinya suka lama.

    “Ibu mau nyuci piring dulu ya nak Budi, kalau mau nonton tv tinggal nyalain sendiri aja atau nak Budi
    mau ikut liat Ibu nyuci piring?? ” ucap Bu Nani sambil bercanda.
    “Iya bu” jawabku. Kunyalakan tv lalu ku nonton acara FTV.

    Sedang asyik- asyiknya nonton tiba- tiba hp Bu nani di meja bordering. Kulihat siapa yang menghubungi,
    “ELIN” begitu nama yang ada di hp tersebut. Lalu ku bawa hp itu ke tempat cuci piring dan ku kasihkan ke
    Bu nani.

    “Bu, ini ada telepon”,
    “waduh dari siapa?” Tanya Bu Nani basa basi.

    Ketika dia menelepon, kulihat daster bu Nani tersingkap sampai paha. Deg deg jantungku berdetak. Putih
    bener paha mama pacarku ini, mau rasanya ku elus dan ku cium paha yang putih itu. Ketika ku melamun, Bu
    Nani membuyarkan lamunanku sambil tersenyum dan berkata

    “hayooo liatin apa nak Sefta”,
    “hehehehe, engga bu” jawabku.
    “Siapa yang menelepon bu?” tanyaku.
    “Oh itu kakak ibu. Dia nyuruh bawa Tup****re pesenan Ibu” jawabnya.

    Ketika kami sedang ngobrol, pacarku Selvi keluar dari WC. Dia cuma memakai handuk sampai paha. Susunya
    yang besar seakan akan mau loncat dari dalam handuk tersebut. Dia cuma tersenyum karena sudah tau apa
    yang aku bayangkan.

    Aku kembali lagi ke ruang tv. Tak lama kemudian Bu nani datang dan langsung masuk ke kamar Selvi. Entah
    apa yang mereka bicarakan, tetapi nampaknya Selvi tidak senang dengan apa yang disuruh oleh mamanya.
    Lalu mereka berdua keluar dari kamar.

    “Say, aku mau ke rumah Tante Elin dulu ya, mau ngambil pesenan barang mama” omongnya.
    “Mau aku antar?” jawabku.
    “Gak usah, aku sendiri aja, lagian deket ko cuma 15 menitan”. Lalu Selvi pergi dengan memakai motorku.

    Aku kembali termenung menonton tv. Tuk,tuk,tuk ternyata hujan mulai turun lama kelamaan hujan deras pun
    datang.

    “wah hujan,bagaimana ini cucian ibu gk akan bisa di jemur”, lalu aku hanya tersenyum.
    “Ibu mau mandi dulu ya nak Budi”,
    “iya bu” jawabku. Sekitar 10 menit kemudian Bu nani keluar dari kamar mandi dengan cuma menggunakan
    handuk dengan lilitan daster di bagian atasnya.

    Ketika dia mau ke kamar, ada telepon dari Selvi yang memberitahu kalau dia lagi di rumah tantenya sambil
    nunggu hujan. Aku melihat Bu nani nelepon dengan Selvi sambil melongo. Lagi- lagi dia membuyarkan
    lamunanku.

    “hayo lagi- lagi liatin ibu,masa kamu terangsang liat wanita tua gini” katanya,
    “ah engga bu, meskipun ibu sudah tua tapi tubuh ibu masih bagus kok” rayuku.

    Mendapat jawabanku bu nani jadi salah tingkah dan dia langsung masuk kamar.

    “nak Budi, tolong ibu” lalu aku masuk ke kamar sambil deg degan jantungku ini.

    WOW ternyata dia sedang membelakangiku dengan cuma memakai celana dalam warna hitam dan BH warna hitam.
    Tetapi BH tersebut belum di kenakan sepenuhnya.

    “Tolong apa bu”, “ini tolong kaitkan tali BH ibu”. Lalu aku kaitkan tali Bh itu dengan kontolku yang
    telah ngaceng.

    Dia masih membelakangiku,dan ketika aku sedang mengaitkan tali BH tersebut, tak sengaja kontolku kena ke
    pantatnya.

    “Ih dede nak Budi nakal”,
    “Habis ibu menggoda sich” jawabku

    Aku beranikan mengesek- gesekan tanganku ke bagian sisi payudara bu nani, ku dengar nafasnya semakin
    tidak teratur dan agak berat.

    “oohh nak sefta” lenguhnya.

    Lalu dia membalikan badan dan menariku ku atas kasur.

    Aku langsung ciumi bibir Bu nani

    “ooohhh eegghhhh, enak nak Budi teruuusss”. Aku buka kembali kaitan BH bu nani dan ku lempar BH tersebut
    entah kemana.

    Hujan diluar masih tetap deras dan membuat nafsu aku dan bu nani tambah hebat. Ku angkat tangan bu nani
    ke atas dan kujilati keteknya yang berbulu sedikit

    “ooohhh terusssss terussss enak sayang enaaakkk”. Jilatanku di ketek bu Nani pindah ke susunya yang
    indah terus turun dan akhirnya ke vaginanya.

    Wangi vagina Bu nani sangat enak, aku jilati memeknya.

    “oh nak Budi jilat memek ibu jilat sayang yang kencang” teriaknya.

    Aku jilat terus memeknya sambil ku cari itinya. Dan ketika aku sedot itilnya dia berteriak hebat dan
    membuatku takut kalau terdengar oleh tetangga

    “iiitiiiiillllkuuuuuuuu oh itilkuuu enak sekali” Susunya membusung dan kurasakan air maninya muncrat.Ya,
    dia orgasme.

    Bu nani tersenyum melihatku yang sedang memandangi tubuhnya sambil aku membuka semua pakaianku, Dia
    terbelangak ketika melihat kontolku yang besar. Harus ku akui aku bangga mempunyai kontol yang
    panjangnya 18 cm dan diameter sekitar 4 cm. Ini juga yang membuat Selvi tergila- gila padaku.

    “Gede banget kontol kamu sayang”. Lalu dia menarik kontolku dan menarik tubuhku ke atas kasur.
    “Aku sepong ya sayang kontolmu” aku tidak menjawab dan dia langsung memasukan kontolku ke mulutnya.

    Rasanya beda sekali ketika disepong oleh Selvi. Tanganku tidak tinggal diam, aku raih susunya dan ku
    mainkan putingnya, hal ini membuat dia menjadi belangsatan.

    “Bu aku entot ibu sekarang ya” “iya sayang” jawabnya.

    Aku lebarkan kakinya lalu ku masukan kontolku ke memeknya. Dia melenguh

    “ooohhhh sayang kontolmu enak sekali, entotin aku cepet sayang” kata- kata kasar keluar dari mulutnya
    mungkin karena sedang enak.

    Dan ketika kontolku masuk, kembali dia berteriak

    “memek kuuuuuu enaaaaakkkk ooohhhh”Lalu aku genjot pinggangku, setelah menggenjotnya 15 menit, dia
    nampaknya akan orgasme
    “terus sayang teruussss,aku mau muncrat” dan dia mencengkram punggunku sampai rasanya perih punggungku.

    Dia orgasme yang kedua.

    ”Tunggu dulu sayang, biarkan aku bernafas dulu, nanti kamu boleh entot aku lagi” aku hanya tersenyum.

    Setelah itu aku suruh dia menyepong kontolku.

    “Bu isep kontolku lagi dong”,
    “iya sayang, sini”. Lalu dia menyepong kontolku selama 5 menit.

    Setelah itu aku balikan badan Bu Nani dan kusuruh nungging. Ya aku ingin

    “doggy style”. Dengan posisi ini aku bisa melihat anus bu nani yang sudah bolong,dan ketika aku melihat
    anus bu Nani dia berkata
    “pantatku sudah bolong oleh papahnya Selvi sayang, ayo masukin kontolmu”
    “aku ingin masukin ke anusmu ya Bu”,
    “iya, tapi ludahin dulu anusku ya sayang”. Lalu aku jongkok dan menjilati anus Bu nani sambil ku korek-
    korek liang memeknya.
    “eeeggghhhh enaak sayang terusss”. Setelah ku ludahi anus Bu Nani aku arahkan kontolku ke arah anus bu
    Nani.

    Dan luar biasa, sensasinya jauh lebih enak daripada ngenton memeknya

    “oooohhhhh enak sekali anusmu bu” erangku, lalu ku ayunkan pinggulnya dan tanganku tidak tinggal diam,
    kuraih susunya dan kuremas- remas.
    “Terus syang terus entot anus ibu”. Kulihat dia memainkan itilnya sendiri.

    20 menit kemudian kusudahi posisi ini dan ku angkat tubuh Bu nani. Ku entot Bu nani dengan posisi
    berdiri.

    “sayang, tubuhmu kuat sekali, enak sekali di entot sama kamu” pujinya.

    Ku arahkan kontolku ke memeknya dan Bleessssssss….lalu ku entot Bu Nani sambil berdiri,

    “ah uh ah uh” erangku. 10 Menit kemudian dia menggoyangkan pantatnya sendiri dan membuat kontolku
    kelonjotan.
    “Bu aku mau muncrat ah ah”,
    “bareng sama ibu sayang” ayo buuu ayooo ah ah ahhhhhhh”,
    “iya sayang,ah itillkkkkuuuuuuuu” dan crot crot crot kami berdua muncrat berbarengan.

    Aku dan Bu nani terkulai lemas. Di luar, hujan masih besar, lalu Bu nani pergi ke wc dan ku ikuti. Di
    wc, kami saling menyabuni.

    “sedot itilku sekali lagi sayang” tanpa ampun aku sedot lagi memek san itilnya sampai dia terkulai
    lemas.

    Kami pun memakai baju dan menonton tv sambil kuremas susunya di luar daster yang seksi itu. Sungguh
    pengalaman yang sangat hot untukku. Sampai sekarang aku lebih sering ngentot sama Bu Nani daripada sama
    pacarku Selvi.

  • Cerita Ngentot Wanita Cantik Setengah Baya Yang Rindu Di Puasin – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Wanita Cantik Setengah Baya Yang Rindu Di Puasin – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1646 views

    Perawanku – Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar…begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya…..

    Karena merasa bersalah maka saya memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Mirna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, saya berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.

    Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Mirna setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, terjadilah obrolan yang semakin akrab.

    Setelah dipanggil keluarlah ibu Mirna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja saya memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.

    Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa saya untuk ikut makan malam, setelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan saya dipersilahkan untuk berbincang dengan ibu. Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga.

    Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Mirna, dan akhirnya ibu Mirna bertanya, “Dik Amar matanya ngeliat apasih?” sambil malu saya berkata jujur bahwa saya kagum akan kecantikannya. “Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti banyak yang cantik?” kata bu Mirna.

    “Iya sih bu…tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya…….?” Saya berhenti berkomentar. “Khususnya apa dik?” desaknya. “Maaf bu…itu tetek ibu besar dan masih kencang?” Ibu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya…..dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.

    “Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya bu Mirna. “Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun saya sendiri 29 tahun?” jawab saya. “Wah sedang panas-panasnya dong?” lanjutnya. “Panas apanya bu?” saya berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena saya merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.

    “Ah dik Amar berlagak nggak tau…..?” kata bu Mirna sambil tersipu. “Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot?” pancing saya terus. Tapi ibu Mirna malah kelihatan sedih….sehingga saya bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?”.

    Akhirnya bu Mirna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal. “Maaf bu…..padahal menurut saya orang seusia ibu pasti sedang puber kedua?” “Yah memang begitu dik…..tapi harus ibu tahan?” “Gimana caranya?” lanjut saya “Ya dengan mencari kesibukan di ladang…..sehingga malamnya capek terus tertidur?” Lanjutnya.

    “Wah kalo saya bisa pusing….karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istri saya juga udah gak tahan ????” kata saya sambil bergeser duduk mendekat. “Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain?” katanya. “Dik Amar kok gak dengerin sih….” kata bu Mirna sambil menepuk paha saya.

    Tangan bu Mirna saya pegang…sambil berkata, “abis ada pemandangan yang lebih bagus”, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya. “Ah nakal dik Amar ini?” kata bu Mirna. Akan tetapi tangannya tetap saya pegang sambil saya remas, karena diam saja berarti kesempatan nih. Terus tangan saya beralih kepahanya…. “jangan dik?” kata bu Mirna tanpa berusaha menolak.

    Dan akhirnya saya beranikan untuk menciumnya, bu Mirna mundurkan kepalanya berusaha menolak… tetapi setelah saya pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Mirna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka. Langsung saya cium bibirnya perlahan…dan lama kelamaan ibu Mirna memberikan respon dengan membalas ciuman saya.

    Tangan saya langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan saya pegang teteknya..sambil sedikit meremas…. “ah..ah jangan dik” tapi tangan bu Mirna malah menekankan tangan saya ke teteknya. Ciuman saya terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah?

    “ah…uh…ah terus dik, enak?” kata bu Mirna. Saya semakin bernafsu…sehingga kancing baju bu Mirna langsung saya lepas? “jangan dik…ntar keterusan?” kata bu Mirna. “Oh bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah? kita sama-sama butuhkan bu?” kata saya.

    Akhirnya bu Mirna menyerah..membiarkan mulut saya menyedot puting susunya yang semakin menegang…… “ah…ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik?” desahnya. Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri….. “ahhhhh…uhhh…..ahhhhh dik udah dik? ibu nggak tahan”.

    Tapi tangan bu Mirna malah mengandeng tangan saya ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan…..tangan saya langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutup cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya. Tangan saya terus menggosok-gosok memek bu Mirna…….. “ah…ahhhh…ahhhh dik terus dik terus…enak banget?” desahnya dengan logat jawa yang kental.

    Akhir dengan seijin bu Mirna…..cd itu saya pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung saya gesek memek tersebut…sambil berusaha menemukan itilnya, terdengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan….. “dik ahhhh enaaaaak dik…enaaaaaakkkkk banget”.

    Dan ciuman saya terus bergerak turun…..akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat saya semakin bernafsu, dan langsung saya jilat memek yang kemerah-merahan tersebut. “ahhh berhenti dik…jangannnnn?” kata bu Mirna setelah tahu saya telah menjilat memeknya…… saya berhenti dan bertanya, “kenapa harus berhenti bu?”.

    “Jangan dijilat dik memek ibu….jijik dan jorok” kata bu Mirna. “Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” kata saya. “Ndak…?” kata bu Mirna. “Wah rugi bu?” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengah saya ke lubang memek. “Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.

    “Rasanya nggak kalah sama ngentotin memek ibu….dan juga bikin tambah nafsu” kata saya sambil langsung menjilat memek bu Mirna…..setelah menjilat bibir memek langsung lidah saya masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan…….lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan….

    “ahhh…ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh…nikmat banget dik? terus dik…terus..jilatin memek ibu….ya disitu dik…terus ….terus…..” Saat itil bu Mirna aku jilatin dan aku sedot……. “ahhhhh…ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh dik Irfaaannnnnn ibu mau keluar…ahhhhhhhhh dikkkkkkkkkkk ibu keluar….” kepala saya langsung ditekan kememek bu Mirna dengan keras…..dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Mirna. Ibu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya…….sambil berkata.

    “benar dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…..” Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju…….sedangkan cd bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi,….ternyata anak bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.

    Setelah anaknya masuk…..langsung bu Mirna ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya ? “Ibu belum puas ya…?” Goda saya. Ibu tersipu sambil berkata…….”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini……..apalagi memek ibu pengin di entot pakai ****** dik Amar biar sama2 bisa puas…kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.

    “Iya sih bu….nanggung rasanya kontolku ini? tapi udahlah bu…karena malam ini saya harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat ibu…..” sambil tangan saya meremas buah dadanya. “Ahhhh..dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan…..kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna.

    “Boleh…boleh bu? tapi benar ya bu….iya besok jam 10 pagi” kata bu Mirna sambil tersenyum. Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Mirna menepati janji datang, langsung saya peluk dan saya cium….. “ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.

    Saya nggak peduli…langsung saya lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Mirna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Mirna ke ranjang dang langsung saya emut dan saya remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut?

    “aaaaaaahhhhhhhh dik……..dilepas dong bajunya” kata bu Mirna sambil tanggannya melepas baju yang saya kenakan, sekarang kami sama2 telanjang. Kembali saya cium bibir bu Mirna…terus turun kesemua lekuk tubuhnya..

    “ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu ……hisap?” mulutku langsung pindah ke susu bu Mirna….sambil tangan menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat, “ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ib….uuu sudah lama nggak merasakan ngentot…terus…..teruuuuuusssss dik?”.

    Ciuman saya terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang…..langsung saya jilat….dan saya sedot itil bu Mirna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Mirna pun tanpa diminta langsung menngemut ****** saya….. “uhhhhh nikmat sekali buuuuu?” ****** saya terus diemut keluar masuk mulut bu Mirna sambil dipijat…..

    “uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu”, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memek bu Mirna……sambil tangan saya sedikit menusuk-nusuk anusnya. “aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget dik….. ahhhhhhhh……. ahhhhhhhhhh”, tiba2 ibu Mirna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.

    Aku biarkan bu Mirna istirahat sejenak…sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang……setelah beberapa saat, mulai saya hujami tubuh bu Mirna dengan ciuman sehingga ibu Mirna kembali memberikan reaksi yang lebih panas……..

    “ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayo dik entotin memek ibu…..ibu sudah kangen di kentot…..ahhhhhhhhh”, sayapun memutar tubuh bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang penisku secara perlahan…karena terdengar ibu Mirna menjerit seraya berkata.

    “perlahan dik….. memek ibu sudah lama gak di kentot……” perlahan aku masuk dan keluarkan kontol….hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna ……dan reaksi bu Mirna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar…kontol saya terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya…..

    “ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh…buuuuu…ueenna aaak sekali memek ibu?” Dan saya pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah ****** dan sekali tussukan ****** hingga amblas ke memek bu Mirna…… sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras…..

    “ahhhhhhh dik…memek ibu enak banget…..uhhhhhh ****** adik enaakk banget……uhhhh..ahhhhhh.uuuuuuuuu..ahhhhhh” “Terus dik…memek ibu udah nggak kuat…….dik…..dik …dik Amar……ibu kekkeeluaaaarrrrrr…..ahhhhhhhhhh”, desahan bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.

    Setelah istirahat sejenak…bu Mirna langsung mengurut penis dan mengemutnya dengan lincah sekali. “ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali bu?” desah saya. kemudian bu Mirna berhenti sambil berkata “dik Amar sesuai janji ibu semalem….maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi ****** dik Amar?”.

    Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas…setelah mengurut kontolku beberapa saat….bu Mirna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya……..terasa sekali perbedaan dengan entotan yang pertama tadi, kali ini memek bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat. “oooooohhhhhh……ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh ****** saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget bu?”.

    Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya…… “ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik…memek ibu juga nikmat sekali…….”, pantat bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehinggga membuat kontolku terasa sangat nikmat…..melebihi yang aku rasakan dengan istri.

    “ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………”, nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman…seperti bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.

    “Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan” “sebentar dik Amar, bareng sama ibu…”, kata bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah…. “ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar……..”.

    “ya bu aku juga…….ahhhhhhhhh………”, Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi memeknya. “terus goyang…bu ….terus ….nikmat buuuuuuuu…ahhhhhhhhhhhhh”, aku menyemprotkan pejuku kedalam memek bu Mirna secara kuat, akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.

    Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin karena bu Mirna belum puas di kentot, itulah pengalaman saya yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini saya sudah tidak bekerja di tempat yang lama.

  • Galeri Cewek Jepang Ngentot Sampai Lemas – Bikin Sange Bugil Telanjang Jepang  2018

    Galeri Cewek Jepang Ngentot Sampai Lemas – Bikin Sange Bugil Telanjang Jepang 2018


    1646 views

    Perawanku – Putih, Mulus dan pastinya sexy merupakan dambaan setiap laki-laki apa lagi jika kita di perboleh kan untuk satu malam saja mencoba atau di perboleh kan menyentuhnya, Apa yang utama bos ku lakukan apa seperti Foto Foto berikut di bawah ini  : Bandar Colok

  • Cerita Dewasa Melepas Keperjakaan Ku Dengan Tante Rita

    Cerita Dewasa Melepas Keperjakaan Ku Dengan Tante Rita


    1645 views

    Perawanku – Namaku randi usiaku sekitar 23 tahun, aku ingin menceritakan pengalamanku saat pertama kali aku melepas keperjakaanku.

    Sore itu aku sedang tiduran didepan tv ketika seorang datang ke rumahku. saat kubuka pintu.. kulihat seorang wanita sekitar usia 32 tahunan dan menanyakan “ibunya ada dek”?…

    lalu aku menjawab “maaf, tante siapa ya ?

    Sambil tersenyum dia berkata ” saya tante Rita, temannya ibu kamu dari bekasi”
    Bentar ya tan, aku panggil mama dulu” balasku

    Itulah awal mula perkenalanku dengan tante Rita, yang belakangan ini aku baru ketahui bahwa dia adalah Renternir. Hari demi hari terus belalu, semakin sering aku jumpa dengan tante Rita. karena hampir setiap hari ia selalu datang kerumahku untuk menagih cicilan hutang.

    Hingga suatu hari, minggu pagi aku bangun dari tidur sambil menikmati secangkir teh manis hangat. Aku mendengar langkah kaki seseorang menuju pintu depan rumahku, belum saja dia mengetuk pintu, dan pintunya sudah kubuka..

    Aku : “ehh.. ada tante, cari ibu ya” ?
    Tante Rita : iya,masih dirumah ngak? tante udah kesiangan nih… karena tadi tante bilang jam 10 mau kesini, sekarang sudah jam 11 lebih”Aku : Mama lagi antar adik2 tuh ke sekolah, aku aja baru bangun nih tan… tunggu aja kalau mau”
    Tante : Ooh ya sudah tante tunggu saja di sini
    Setelah kupersilahkan duduk, akupun ke ruang dapur membuatkan minuman untuknya…
    Tante : Wah repot-repot kamu Ran.. kalo tante hauskan bisa ambil sendiri..”
    Aku : gak apa-apa kok tan…
    Tante : Oh iya kamu sendirian dirumah?
    Aku : iya nih tan, baru aja aku bangun dari tidur, tau-taunya udah gak ada siapa-siapa di sini.
    Tante : oh gitu… kok kamu sendiri gak keluar main ?
    Aku : ngak tan, kalau aku sering di rumah aja nonton tv
    Tante : ngak pacaran ? eh ngomong-ngomong udah punya pacar belum ?
    Aku : hehehe… masih jomblo tan. Maaf tan,, permisi sebentar aku mau mandi dulu.
    Tante : Waah kamu belum mandi dari tadi? ih pantesan bau ngak wangi badanmu, ganteng-ganteng kok jorok belum mandi apa mau tante yg mandiin biar bersih ? (“sambil senyum nakal”)
    Aku : Ah tante bisa aja… ya sudah aku pergi mandi dulu ya tan…” tapi belum sempat aku tegak berdiri dari tempat dudukku, tangan tante Rita langsung menarik tanganku..
    Tante : “sebentar sini Ran..tante gak bercanda kok, mau nggak tante mandiin !!! kalau tante mandiin enak loh..beneran deh gak bohong”

    Seketika itu juga jantungku berdetak kencang, mukaku menjadi semu merah ketika tante Rita meletakkan tangannya di atas pahaku. Agen Judi Casino

    Tante : Hayolah.. Tante janji gak bakalan cerita sama siapa-siapa kok.. kamu tidak perlu takut, rasanya enak kok… Sini deh” tangan tante Rita menarik tubuhku, seraya menyuruhku untuk duduk lebih rapat di dekatnya .

    Aku menjadi bisu tak dapat berbuat apa-apa ketika tangan memegang batang penisku dan meremas-remas batang penisku.

    Aku : Aahhhh.. Tan” sambil mendesah keenakan ketika tante rita memainkan batang penisku
    Tante : Jangan panik, tenang aja” bisik tante Rita sambil mengigit daun telingaku serta turun menjilati leherku, akupun mendesah lagi ketika tante Rita menghisap pentil susuku.
    Aku : Tan…. Arrgghhhhhh… Hhmmm….

    Kemudian kepala tante Rita mulai turun menjilati perutku, dan aku makin gak tahan ketika kepala tante Rita mengulum batang penisku, aku hanya bisa mendesah keenakan tanpa bisa menolak apalagi memberontak.

    Saat tante Rita sedang asik menghisap batang penisku, kemudian tante Rita mulai membuka seluruh baju dan rok mininya. Ini menjadi moment yang indah ketika aku melihat tubuh semoknya, dan payudaranya yang aduhai.

    Tante : Sini Randi sayang.. Kamu jilatin klistoris ini ya” sambil mendorong kepalaku kearah bibir vaginanya.

    Di saat aku sedang asik-asiknya menjilati klistoris terdengar jeritan kecil dari mulut tante Rita.

    Ooohhh…. Arrgghh… terusin Randi sayang… Terus jilatin yang klistoris itu, Terus… Terus… Ooaaaahhhh… ! Desah tante Rita

    “Setelah lumayan puas menjilati bibir vaginanya”

    Tante : kamu hebat banget Ran” kemudian tante Rita membuka lebar kedua kakinya sambil menarik penisku… Sini sayang, masukin ke sini !!!

    Arrgghhh… terdengar kembali desahan tante Rita, ketika penisku masuk ke dalam lubang vaginanya, sambil kedua tangannya terus mendorong dan menarik bagian pantatku dan tante Rita terus mengerang

    Oooohh Randi… terus sayang… Aarrrrgggggg !!!

    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Sehingga membuat tante Rita bergairah hebat. Tak lama tante Rita memintaku menarik penis untuk berubah posisi.

    Kali ini aku berposisi tidur terlentang dengan batang penis yang tetap menonjol ke atas. Sekarang tante Rita yang memegang kendali permainan.

    Di remasnya kembali batang penisku sambil di sepongnya. Aduhhh mulutnya seperti lubang memek yang ada lidahnya. Dia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah bibir vaginanya, Selanjutnya dialah yang bergerak turun naik sampai vaginanya mengeluarkan pelumas licin.

    Oooohh Ah…. Enak banget terasa hangat penisku Tan,
    Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas payudara Tante Rita. Jika dia sedang menundukan kepala aku bisa mencium buah dadanya, sambil menjilati lehernya tante Rita.

    “Arrgghhh Ouuhhh.. Ran punyamu oke juga ! ucap tante Rita
    “Justru punya tante yang lebih oke ! balasku

    Tante Rita rupanya semakin ke enakan, goyangan turun naiknya malah semakin kencang. Aku merasakan vaginanya mulai kebanjiran, cairan yang keluar dari vaginanya terasa hangat apalagi batang penisku terasa di jepit dengan denyut-denyutan bibir vaginanya yang nikmat.

    Tan, aku mau keluar nih, udah ngak tahan lagi.. kutarik penisku keluar lalu ku semburkan ke bagian perutnya. aku meratakan spermaku dengan ujung penisku. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku di jilati tante Rita. kemudian dia membiarkan aku terkapar lemas diatas tubuh semoknya itu.

    Tante : Hehehe… kamu jagoan Ran, sambil menciumi bibirku…” Tante janji ngak akan bilang sama orang lain. Kamu ngak usah takut karena ini menjadi rahasia kita berdua.

    Setelah kejadian pagi itu, kami sering melakukan hubungan badan jika ada kesempatan di tempat yang berbeda. Tante Rita mengajariku bermacam gaya.. dari foreplay, menjilati klistoris agar wanita terangsang dan seterusnya. dan setiap kali aku mencapai orgasme, tante Rita selalu menyuruhku untuk mengeluarkan sperma di dalam vaginanya.

    dia bilang lebih greget rasa nikmatnya, bahkan terkadang dia menyuruhku untuk mengeluarkan di mulutnya agar dia bisa menelan seluruh air maniku yang manis katanya. kalau manis itu rasa brondong” tambahnya

    Dengan perlahan kehidupan ekonomi keluargaku membaik. Tante Rita selalu memberikan aku uang yang ia berikan kepadaku, selain itu dia memenuhi segala macam kebutuhan hidupku. seperti membeli motor, baju, celana dan lain-lain. malah tahun baru kemarin dia memberiku uang 30 juta di dalam amplop…

  • Cerita Sex Audisi Bintang Baru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Audisi Bintang Baru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1645 views

    Perawanku – Nama gadis itu sebut saja alyssa, usianya baru 19 tahun, prestasinya banyak, tinggi, dan kecantikannya merupakan kecantikan khas indonesia. sayang sekali, ia tergiur untuk menjadi bintang terkenal, sperti dinni aminarti , mas ayu anastasia, ririn dwi , diansastro dan lain lain. Alyssa pergi ke jakarta dan berusaha mencari jalan menuju sukses, dan sungguh disayangkan ia menemukan jalan yang salah.

    Alyssa harus bersedia ditiduri dulu oleh beberapa orang staf sebuah rumah produksi ternama di indonesia , baru akhirnya ia dipertemukan dengan boss, rumah produksi itu.
    kini sebelum namanya akan diekspos oleh rumah produksi itu, alyssa harus bermain di sebuah film pendek , yg katanya adalah “film audisi”…….namun dari rumor yg berkembang film ini adalah sebuah film semi porn yg sengaja dibuat untuk koleksi si boss rumah produksi tersebut.hmmmmm..its just a rumor

    Alyssa tak punya pilihan lain,sesuai perjanjian ia memang harus menjalani “film audisi” atau harus mengganti semua pengeluaran plus 90% nilai kontrak…..masalahnya alyssa belum tahu apa itu”fim audisi’sampai ia terjebak disini. terlanjur basah maka ya sudah basah sekalian.

    perlahan alyssa melangkah menuju ruang ganti. baju yg harus ia pakai nyaris tidak menutupi tubuhnya, bawahannya sangat pendek , sehingga kaki mulus alyssa terlihat jelas dan pantatnya pun cukup terlihat.
    sementara atasannya adalah sebuah baju backless dengan tali yg diikatkan dibelakang leher, potongan lehernya sangat rendah, sehingga buah dadanya nyaris tak tertutupi.
    jika alyssa membungkuk maka pantat dan buah dadanya akan terlihat jelas.

    Fim ini katanya ceritanya adalah kisah cinta. saat alyysa keluar ruang ganti, mata lelaki di ruangan itu terbeliak penuh nafsu. Ada kurang lebih duapuluh orang laki laki di ruangan itu dari mulai tukang lampu sampai sutradara, alyssa adalah satu satunya perempuan di lokasi tersebut.
    sutradara memanggil pemain prianya, alyssa mengenalinya sebagai hengky, ia memang salah satu anak emas rumah produksi ini.
    ketika sutradara berteriak action, hengky kemudian merangkul alyssa, dia terlihat sudah sangat berpengalaman. Ekspressi hengky terlihat cerah ceria dan merangkul tubuh molek itu semakin erat, alyssa bisa merasakan sesuatu yg keras dibawah menyentuhnya.

    Adegan terus berlanjutnya, alyssa dan hengky berciuman beberapa kali, dan terkadang hengky mencium bagian atas dada alyssa.
    sang sutradara mengamati adgean demi adegan dengan nafsu tertahan, sebenarnya ia ingin sekali meniduri bintang baru ini , namun produser dan pemilik rumah produksi dengan tegas melarangnya. meski demikian ia terus mencari cara untuk menikmati gadis itu.

    “cut!!” sutradara berteriak, ” kamu lagi meluk pacar kamu apa adik kamu….” sutradara memarahi hengky.

    “sini saya tunjukin caranya…” kata sutradara. ia menghampiri alyssa memeluknya dengan erat, kedua tangannya langsung meremas kedua bulatan pantat alyssa, senyum kemenangan menghiasi wajahnya, alyssa tak berbuat apa apa hanya diam.
    kemudian sang sutradara mencium bibir alyssa dengan penuh nafsu sambil meremas buah dada gadis itu.

    “gitu caranya, nanti kamu bawa dia ke tempat tidur untuk love scene…..nah ekspressinya harus dapet…ngerti..? biar dapet ekspresi,,..kamu harus rangsang dia dari awal ngerti…?” sutradara memberi arahan pada hengky.

    adegan dilanjutkan , kini hengky menciumi alyssa denagn penuh nafsu , bahkan ia menyibak pakaian atas alyssa dan menciumi buah dada gadis itu , tak ada protes dari sutradara. Saat akan masuk adegan love scene , alyssa mengatakan ia malu kalau harus beradegan seperti itu dihadapan banyak orang, ia meminta agar orang yg tidak berkepentingan untuk tidak ada di lokasi. Permintaan alyssa disetujui sutradara, maka ia menyuruh orang lain keluar kecuali kameramen dan tukang lampu , sisa crew yang lain keluar dengan menggerutu.

    Adegan kembali berlanjut, alyssa terbaring di tempat tidur dengan tubuh hengky diatasnya. dan mulai menciumi dan meremas buah dada alyssa, ia kemudian mengangkat rok alyssa ke atas , melebarkan kaki gadis itu dan dengan satu tangan membuka celananya sendiri, mengeluarkan penisnya dan menggosok gosokannya di paha dalam alyssa.
    Alyssa protes dengan adegan ini, namun dengan tenang hengky mengatakan itu arahan dari sutradara.

    Alyssa pun protes pada sutradara, namun sutradara berdalih ini dilakukan agar mendapatkan ekspresi orang yang sedang bercinta dan penuh birahi , dia jg mengatakan pada alyssa bahwa yg akan direkam kamera hanya wajahnya saja, demi mendapat eskpresi birahi.
    alyssa sempat menolak adegan ini , namun sutradarakembali mengingatkan akan surat perjanjian dan kontrak kerja , serta akan sia sianya pengorbanan alyssa selama ini.
    alyssa tak bisa bicara apa apa lagi, ia hanya kembali berbaring di tempat tidur bersiap melanjutkan adegan tadi.
    adegan diulang , hengky menciumi dan meremas buah dada alyssa, mengangkat rok alyssa ke atas dan menggosok gosok penisnya di paha bagian dalam alyssa.
    ternyata setelah bebrapa lama, hengky kemudian menurunkan celana dalam alyssa dan langsung mengarahkan penisnya ke bibir vagina alyssa.
    alyssa memandang sutradara tanda ia keberatan dengan adegan ini , namun sutradara hanya mengangguk pelan dan tidak mengatakan apa apa.
    alyssa berpikir bagaimana mungkin adegan seperti ini bisa lulus sensor, walaupun katanya yg di rekam hanya bagian atas terutama ekspresi ( alyssa baru tahu di kemudian hari apa tujuan shooting film ini )
    hengky kini mulai memompa tubuh alyssa, dan gadis itu pun sebenarnya mulai terangsang dan menikmati semua ini, ia menggoyangkan pantatnya seirama dengan pompaan hengky. pakian atas alyssa kemudian dibuka dan hengky mulai menyedoyt nyedot buah dada alyssa.
    sutradara memerintahkan dua orang untuk melepas pakaian hengky , hingga kini hengky dan alyssa telanjang bulat di ranjang dan sutradara terus merekam setiap detail adegan percintaan itu.

    Geraman keras hengky dan semburan di vagina alyssa menandakan pria itu sudah orgasme, dan tak berapa lama giliran alyssa yg orgasme.
    sutradara pun menutup adegan itu, dan alyssa kemudian diberi selamat oleh semua orang yg ada disana , bahwa ia telah menyelesaikn adegan dengan baik.

    alyssa kemudian pergi ke toilet untuk membersihkan diri , dan ketika kembali ia melihat seorang lelaki muda yang tampan sedang berbicara dengan sutradara, dia adalah produser di rumah produksi ini , namanya resha atau reza kalo tak salah. sang sutradra ternyata sedang memuji muji alyssa dihadapan resha.
    produser itupun kemudian menjajikan akan mengorbitkan alyssa menjadi superstar baru indonesia, ia pun memberikan undangan bagi alyssa untuk bertemu dengan beberapa eksekutif rumah produksi ini jam stengah delapan malam.

    setengah delapan malam , alyssa tiba di rumah resha, ia disambut sang sutradara dan membawanya ke dalam , ternyata di dalam sudah menunggu ramesh dan punjabb, dua orang pemilik production house ini sedang menikmati minuman.
    Mereka semua terlihat senang dan gembira melihat kedatangan alyssa dan menaymbutnya dengan hangat.
    mereka pun duduk dan kemudian terlihat serius membicarakan karir alyssa di masa depan.
    setelah beberapa lama , resha kemudian meminta alyssa memakai pakaian yg dipakainya saat shooting tadi, dengan alasan untuk lebih meyakinkan ramesh dan punjabb.
    alyssa pun stuju dan segera masuk ke ruang ganti , sebelum masuk ke ruang ganti , resha mengingatkan agar tidak memakai apa apa lagi dibalik pakaian itu. tak ada waktu untuk menolak, alyssa setuju saja demi karirnya.

    Sesaat stelah alyssa masuk dengan pakaian tadi, seluruh pria diruangan itu berdiri dan bertepuk tangan, mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh alyssa.
    namun demikian alyssa merasa rikuh dengan pakaian ini, terutama pada resha yg duduk didepannya, pasti ia bisa melihat jelas, dengan putus asa alyssa melipat kaki dan terus menarik narik rok pendek itu ke bawah , seolah akan bisa menutupi pahanya.

    tugas alyssa berikutnya adalah menari dengan pakaian itu.
    alyssa pun mencoba menari dengan musik yg dipasang oleh resha, saat alyssa melakukan gerakan memutar, rok pendeknya akan terangkat , menampilkan pantat dan vaginanya yg tak tertutup.
    tak berapa lama resha ikut bergabung menari denga alyssa , ia bahkan sempat mencium bibir alyssa, membuatnya merasa malu.
    perlahan resha mengajak alyssa ke sofa dan mendudukan gadis itu di pangkuannya.
    resha kembali sibuk mencium bibir gadis itu, sementara tangannya beraksi meremas buah dada gadis itu, jari yang lain bermain main di vaginanya.
    ketika ramesh, punjabb dan sutradara kemudian pergi meninggalkan ruangan, alyssa merasa lega, dan kemudian iapun membalas ciuman resha dengan lebih panas.
    pakaian atas alyssa dilepas oleh resha, kini ia leluasa meremasi buah dada ranum itu, smentara alyssa membalsnya dengan membuka kancing dan sleting celana resha dan mengeluarkan penis yg sudah menegang itu.

    tiba tiba alyssa merasa pundaknya di sentuh seseorang, saat menoleh alyssa terkejut dan panik melihat ketiga orang tadi tealh kembali dan semuanya telanjang bulat. Alyssa mencoba bangkit namun resha menahannya, sang sutradara alias jati , kemudian menarik kepala alyssa dan dengan kasar mencoba memasukan penisnya ke mulut gadis itu.

    Saat penis itu masuk ke mulutnya, alyssa sedikit tersiksa dan tersedak karena panis itu mencapai tenggorknnya.
    resha mengingatkan untuk tidak melawan atau ia akan mengalami hal yang lebih menyakitkan.
    alyssa menyerah dan mulai mengulum penis jati.

    kemudian resha berdiri dan melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di alyssa, dan menyuruh gadis itu unutk berbaring di karpet.
    resha membuka lebar kaki alyssa dan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu, dan mulai memompanya.
    penis resha terasa sempit di jepitan vagina alyssa.

    ramesh tak mau tinggal diam, ia meyuruh alyssa membuka mulutnya dan ia pun memasukan penis besarnya ke mulut mungil gadis cantik itu. dua orang yg lain sibuk bermain main dengan buah dada alyssa, sambil penisnya digenggam oleh tangan alyssa.

    setelah beberapa lama , mereka berganti posisi, kini giliran jati yang menindih alyssa, agak sedikit repot karena tubuh jati lumyan gendut.
    setelah ramesh , giliran punjabb yang menindih tubuh alyssa dan memompanya dengan kasar.
    sementara alyssa sendiri tak dapat berdiam, mulutnya masih mengulum penis resha, dan kedua tangannya sibuk mengocok penis jati dan ramesh. dan dalam periode itu alyssa sudah beberapa kali orgasme.

    kemudian resha menyuruh semuanya berhenti sejenak memberi nafas bagi alyssa.
    namun sayang , adegan berikutnya malah lebih menyakitkan bagi alyssa, saat penisnya ditembus oleh jati, pantatnya pun tiba tiba berusaha ditembus oleh resha.
    hal itu sangat menyakitkan bagi alyssa, ia memohon dan menangis namun tak diindahkan.
    pantat alyssa terasa panas seaakan terbakar, dan ia tak mampu bertahan lebih lama lagi , ia menangis dan meronta ronta berusaha mlepaskan diri.

    kedua orang itu menahan kuat alyssa, bahkan saat tangisan alyssa makin keras , jati menampar pipi gadis itu mneuruhnya berhenti menangis.
    seakan siksaan alyssa belum cukup , ramesh malah menyodorkan penisnya ke mulut alyssa , namun hanya sesaat , ia pun menarik penisnya kembali.
    kini posisi alyssa bagai sebuah sandwich, dengan jati di depan dan resha dibelakang.
    ramesh berusaha mencari hiburan dengan meremas buah dada alyssa dan menyuruh alyssa untuk mengocok penisnya.

    akhirnya jati hampir mencapai orgasme, ia menyuruh alyssa membuka mulut dan ia pun menyemburkan spermanya di mulut gadis itu, tak lama disusul oleh resha yg juga menyemburkan spermanya di mulut alyssa.
    masih belum cukup mereka masih menyuruh alyssa mengocok ngocok semua penis pria yg ada disana, dan kemudian menyemburkannya ke seluruh tubuh alyssa, dan wajahnya, sehingga seolah ia bermandikan sperma.

    alyssa akhirnya merasa tenang, karena semuanya sudah terpuaskan, ia pun terbarin di karpet dengan menarik nafas panjang.
    sayang sekali, ternyata ini bukan akhirnya,,,karena ternyata punjabb mengundang beberapa teman bisnisnya malam itu untuk juga menikmati tubuh bintang baru ini.

    melihat ada lagi yang datang, alyssa menangis dan memohon , karena ia sudah tak sanggup lagi menghadapainya, namun tak ada yang peduli.

    terpaksa…sangat terpaksa alyssa harus melayani nafsu ketujuh pria itu. sekarang malah terlihat seperti pemerkosaan massal, saat alyssa hanya satu satunya perempuan yg harus menjadi object seksual.
    semalam suntuk, mereka berganti posisi dan gaya , menyetubuhi gadis cantik ini.
    hingga akhirnya mereka semua terpuaskan, alyssa tak bisa bangun dan hanya terbaring lemah di karpet di kelilingi boss boss dunia hiburan, yang ternyata tak segmerlap kelihatnnya.
    alyssa pun jatuh tertidur.

    pagi hari , seluruh tubuh alyssa terasa sakit, ia bhakan tak mampu untuk bangun.
    orang orang itu ternyata punya rasa iba juga, mereka membawa alyssa ke kamar mandi , memandikannya dan memakaikannya pakaian, lalu menagntar pulang.

    alyssa akhirnya sesuai janji diorbitkan menjadi seorang bintang muda “berbakat” , rumah produksi mengeksposnya secara besar besaran agar namanya cepat meroket, berbagai gosip dirancang agar namanya tetap beredar di masyarakt.

    tapi di balik layar , alyssa masih harus menjadi budak seks para petinggi rumah produksi itu, meski pun mereka tidak lagi memakai alyssa secara massal , namun alyssa harus selalu menuruti panggilan panggilan mereka swaktu waktu.

    alyssa sudah melihat contoh para artis yg menolak “bekerja sama” , mereka tiba tiba didera gosip yg tidak mengenakkan, tidak lagi dilibatkan dalam produksi, dan yang lebih parah, adegan bugil bahkan seksnya bisa saja beredar di kalangan luas terutama di internet.

    siapa bilang dunia artis selalu gemerlap…….?

  • Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik

    Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik


    1643 views

    Cerita Dewasa 2018 – Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik

    Intro cerita dewasa 2018

    Perawan – Cerita dewasa 2018 ini berwal dari pas pertama-pertama ane masuk kuliah, masih cupu gan gak kenal sama cewek” sekitar kampus atau anak kampus sendiri, ane putusin buat nyari pacar dikota asal ane aja biar ada semangat buat pulang kampung tiap bulannya dari pada gak pulang” ibu ane suka berisik nyuruh pulang kerumah soalnya.

    Pacar ane waktu itu masih kelas 2 SMA, sebut aja dwi, masih unyu banget dah, orangnya polos banget juga, maklum anak rumahan, bahkan yang first kiss sama dia aja ane gan, dan yups..yang ngelubangin juga ane, tp sialnya abis ane lubangin malah gak mau lagi ane ajak gituan, katanya takut kalo hamil, yaudah nganggur dah tu adek ane, tiap ketemu juga paling cuma ciuman sama grepe” sekenanya.

    Ane sering maen kerumahnya si dwi ini, sering ngobrol juga sama kakaknya, masih seumuran soalnya beda setahun aja sama ane tuaan dia, jadi nyambung aja kalo ngobrol, nah tiap ane kerumah si dwi pasti ada tu pacarnya kakaknya si dwi, panggil aja aya, secara gak langsung juga sering ngobrol sama ane, kalo si aya malah seumuran sama ane.

    Singkat cerita kita semua tukeran pin bb, ya dulu baru musim hp bb, jadi tukeran nya pin bb, haha. Kalo gak salah sekitar tahun 2010 an gan.

    Suatu malem ane abis maen tu dari rumahnya si dwi dan gak bisa tidur, tiba” ada bbm masuk dari si aya.
    A : taro..
    An : iya ay, ada apa?
    A : udah tidur?
    An : belom ay, gak bisa tidur ini kayaknya.
    A : yaudah bagus deh,
    An : loh kok bagus , kan gak bisa tidur…
    A : bagus, jadi bisa nemenin aya jaga malem.
    Jadi si aya dapet jatah jaga malem di sebuah rs di kota wali, doi soalnya anak keperawatan pas dapet jatah magang disana.
    An : yaudah deh, aku temenin kalo gitu..
    A : nah gitu dong hehe.

    Akhirnya ane nemenin bbm an si aya sampai subuh, dan ane juga baru bisa tidur jam 6 paginya. Dari bbm an semalem ane keluarin tu ssi tingkat kelurahan, siapa tau kecantol, eh ternyata malah beneran kecantol si aya nya. Dan sorenya ane disuruh kekostnya doi yang di kota wali buat jalan sama doi disana, dan sekalian jemput doi yang mau pulang.

    Dan sampailah ane ke kostnya si aya.
    A : haiii…sulit nyari kostnya?
    An : enggak kok, nyatanya lgsg ketemu hehe
    A : yaudah sini masuk.

    Masuklah ane ke ruang tamu kostnya si aya, si aya cuma pakai celana pendek yg biasa buat daleman rok kayaknya, sama pakai tengtop doang, nelen ludah banget ane liatnya. Bokongnya doi yang bikin gak kuat gan, bodinya montok banget, pikiran ane udah kemana dah pas liat si aya balik badan ngajak ane masuk ke ruang tamu, ane disuruh duduk sambil nunggu doi masuk ke dalem. Abis itu si aya keluar sambil bawa minuman dingin.

    Awalnya si ngobrol santai aja, lama” jadi makin menjurus.
    A : eh..kamu udah pernah gituan belom sama si dwi? Masih kecil loh dia.
    An : gituan itu ngapain?
    A : iya gituan pokoknya, ihh..udah gak usah sok polos deh.
    An : hehehe
    A : udah pernah ya, tuh nyatanya ketawa.
    An : belom pernah, kalo mau ngajarin si gpp hehe
    A : eh..kok ngajarin, emang belom bisa?
    An : bisa, cuma ciuman sama pegang” tetek, hehe (ane pura” polos aja gan)
    A : udah itu aja? Adeknya gak pernah di maenin sama si dwi?
    An : gak pernah, hehe
    A : ah masak?, (Sambil doi geser makin deket ke ane)
    Dalam hati ane, wah kesempatan nih, kali aja bisa dapet jatah bentar.
    An : beneran deh,
    A : mau diajarin? Mau dedeknya dimaenin?
    An : emang kamu mau?
    A : mau” aja kalo dibolehin?

    Dan tiba” disosor dah tu bibir ane, sumpah kacau banget ni cewek, abis bibir ane di jelajahin, sambil otong ane di pegang” dari luar celana.

    A : hhmmmhmmmm….udahan ya ciumnya, dedeknya boleh dibuka?
    An : gila kamu, ini ruang tamu loh, ada anak kost lain juga loh.
    A : ah udah tenang aja.
    An : tenang giman…….

    Belom ane abis ngomong bibir ane disosor lagi sama doi, sambil ngebuka resleting celana ane. Ane gak suka pakai kancut jadi lgsg nongol dah tu otong dari belahan resleting.

    A : duh gak pakai cd, udah gede nih dedeknya..hehe

    Dikocokin dah tu otong, ane gak mau diem aja, ane masukin tangan ane ke tangtop bagian atas biar bisa pegang teteknya si aya dari dalem, lumayan gede lah, padet juga, gak tau ukurannya berapa. Ane masih nikmatin tuh teteknya, doi makin kenceng aja ngocoknya, dan blessss…..otong ane mendadak jadi basah. Ternyata doi udah ngulum aja tu otong tanpa ada komando.

    A : slupp…sluuupppp….enaaakkk?
    An : ah..mmmhhh…enak kok.

    Tangan ane masih di dalem tangtop si aya, masih menjelajahi itu gunung kembar, posisinya kita duduk sebelahan dikursi panjang, ngadep pintu depan, bayangin aja gan, si beje sama cewek yang cuma pakai celana daleman sama tengtop doang diruang tamu kost yang tiap saat bisa aja ada orang masuk, putus gak tuh jantung agan?

    Ada kalo sekitar 10 menit si aya ngulum otong ane, perasaan nikmat sama deg”an jadi satu, secara ini ruangan terbuka gan.

    Gak lama kemudian ane ngerasa mau keluar,
    An : ay..mau keluar. (Ane bisikin pelan ke telinganya, sambil ngeluarin tangan ane dari tangtopnya dan tangan kiri ane gantian megang kepalanya si aya)
    A : sluuppp….slluuuppp….uudddaah..kelluariiinn….aj….

    Cerita Dewasa 2018 | Belom doi selesai ngomong, keluar dah tu semua tai macan di dalem mulut doi. Doi berhenti sejenak dari kulumannya, luber tu tai macan sampai kebatang si otong, dan yang bikin ane makin salut sama doi, doi telen semua tu tai macan, sampai yang luber” pun masih dijilatin semua. Abis nelen semua tuh tai macan, doi senyum sambil ngeliatin ane, yang lemes abis nyembur tai macan, sejenak kita saling pandang, dan ane pun senyum ke doi, dan ditutup dengan ciuman manis di pipi ane.

    A : banyak banget yang keluar.
    An : iya hehe
    A : hehe..jadi pengen nyobain nihhhh. (Doi sambil ngelus memeknya)
    Ane makin bingung, anjir banget nih cewek kalo udah sange, ngeri amat.
    An : hehe…kapan mau nyobain? (Sambil ane nelen ludah ngeliatin tangannya ngelus memeknya)
    A : kapan” deh, nunggu waktu yang tepat, hehe.
    An : hehe iya deh..
    A : jaga rahasia ya, ini cuma antara kita berdua.
    An : iya ay, siap.
    A : uhhh…jadi sayang deh sama taro, jangan bosen maen” sama aya ya. Hehe
    An : hehehe iya, kamu udah makan? Makan dulu yuk, trus pulang. (Ane coba buat mecah suasana yang tekanan sangenya makin tinggi)
    A : siap, aya ganti baju sama beres” ya, nanti abis itu cabut.

    Doi meninggalkan ane dan otong ane yang udah lemes diruang tamu sendirian, yah…ane juga beresin dah ni otong, dari pada nanti ada yang nongol dari dalem kost, kan gak lucu juga kalo ketahuan, sambil ane ngeliatin bokongnya yg semok banget dari belakang…uhhh…jadi pengen banget tuh ngedoggy si doi. Maybe next time lah…

    Dan kita pun pulang ke kota kecil kita berdua, ane nganterin doi sampai rumah di dwi, soalnya katanya doi ada janji sama kakaknya si dwi, tapi ane turunin doi gak pas didepan rumah takut juga kalo ada yg liat.

    A : udah nyampek sini aja ya, say.
    An : iya, takut ada yang liat.
    A : nanti aya kabarin kalo udah sampai rumah say, love you, dha-dha atiati kalo pulang ya hehe.
    An : iya ay, jangan lupa bbm ya.
    A : panggil sayang dong,
    An : iya sayang hehe
    A : hehe

    Ane ngeliatin doi jalan kerumah dwi, dan ane putusin biat pulang aja, disepanjang jalan pulang ane ngebayangin, ini kenapa jadi gini ya? Dari modal nemenin bbm an semaleman, jadi dapet beje sama tetek gratis, mimpi apa ya ane semalem, pikiran ane makin kemana”. Yahhh…mau gak mau, enak kok ditolak. Ane nikmatin aja lah.

    Makin hari kita makin deket aja, tiap hari ane dikirimin foto nude sama doi, dari mulai yang cuma tetek, sampai memeknya yang suka gatel, katanya pengen dimasukin terus.

    Cerita Dewasa 2018 Episode II

    Seiring berjalannya waktu ane sama si aya makin deket aja, sampai-sampai pas ketemu di rumahnya si dwi juga udah berani maen mata, atau bahkan sampai ane pegang” tu bokong semoknya si aya, ya nyuri” waktu sama kondisi lah, soal nya kakaknya si dwi juga udah akrab banget sama ane gan, jadi gak ada lah curiga” an.

    Tapi sayang beribu sayang, disamping ane yang makin deket sama si aya, ane malah lebih sering berantem sama si dwi, doi udah abis ujian dan lulus sma, lah..ane kan minta tu sama si dwi buat kuliah di kota yang sama kayak ane, tp doi gak mau, banyak banget lah alesannya, nah dari situ kita makin gak akur, dan ujungnya ane putus sama si dwi, yang udah ane pacarin selama 2th lebih, dan itung” untung lah udah dapet perawan sekali, hehe.

    Beberapa bulan pun ane galau gak ketulungan sampai” temen sekamar badmood banget sama ane, yang tiap hari isinya cuma nyanyiin lagu galau melulu. Dan ya..rejeki itu emang gak kemana gan, aya dateng lagi setelah beberapa bulan ilang kontak gara” ane putus sama si dwi, ngomongnya si sungkan kalo mau ngehubungin ane, soalnya ane udah gak sama si dwi. Tp dewi keberuntungan selalu ada di samping ane kayaknya, haha.
    Kalo gak salah itu sekitar tahun 2012/13 an lah gan, ane yang masih kuliah dan isinya cuma kampus-kantin-kost udah males banget buat kuliah gara” gak dapet dah tu pengganti si dwi, gak ada semangat kalo jomblo.

    Suatu hari ada bbm masuk dari si aya gan, ane kira paling cuma mau ngeledekin atau ngasih tau kalo si dwi udah punya pacar baru, tapi ternyata salah.
    A : taro, di s*mrg gak?
    An : iya, kenapa ay?
    A : aku juga disemarang loh,
    An : maen, sama siapa?
    A : enggak si, aku magang di sini.
    An : oh..gitu, mau tak ajak maen?
    A : mau dong, aku nyariin kamu kan emang mau ngajak maen, ajakin nongkrong juga ya hehe.
    An : siappp…bisa diatur hehe
    A : malam ini ya, jemput aya di kost, deket rsj.
    An : wihhh agak jauh si, tapi gpp lah hehe.

    Dan ane pun pun jemput tu si aya, naek motor metik kredit dari bokap haha.
    Kita muter” kota, trus nongkrong di kopishop yang rame banget lah, tempatnya juga di pusat kota, orang ibu kota jawa tengah pasti tau. Abis kita makan + nongkrong, ane tawarin tu si aya buat maen ke kost ane, ane mikir bodo banget kalo moment kayak gini gak di manfaatin buat ngajak enak”, haha.

    An : ay, besok ada jadwal jaga?
    A : ada si tapi siang kok, kenapa?
    An : emmm…..
    A : mau ngajak aya nginep kostnya kamu? (Ini anak peka banget kalo masalah ginian, anjirrrr)
    An : haha, tau aja, gimana, mau?
    A : mau…..pengen bobok di kolonin sama taro, hihihi.
    An : apaain sihhh, belom” udah maen kelon”an aja, ada temen sekamar aku juga soalnya.
    A : yahhhh…yaudah deh.

    Ane masih tu nongkrong di kopian, dan abis ngomong gitu, mukanya si aya udah ditekuk aja, ya mungkin yang tadi nya udah sange jadi drop deh. Tapi walaupun muka udah ditekuk” kayak gitu tapi masih aja mau nurut ikut nginep ke kost an.
    Dan melajulah kita ke kost ane yang ada di atas bukit nan terjal, ya udah lumayan malem juga si, ane takut ada bekal atau apa, tapi syukur masih selamat sampai tujuan.
    Ane masuk ke kost dan yups..disana ada temen ane yang lagi maen game online, ane suruh masuk aja deh tu si aya, dari pada gabut diluar. Sebelum ane pergi sama si aya, ane pamitan juga sama si boim, temen sekamar ane, bilang kalo mau jemput pecun, ya kali aja bisa digilir namanya juga gratisan, boim udah seneng banget tu pas ane balik bawa si aya. Abis aya kenalan sama si boim, kita ngobrol santai aja bertiga tanpa ada hal” yang menjurus, tumben ni si aya omongannya bersih, pikir ane.
    Kamar kost ane gede banget gan, 6×6 kalo gak salah plus kamar mandi dalem, kasurnya ada 2 ane sendiri boim sendiri.
    Disela” ngobrol santai si boim bisikin ane,

    B : ini pecunnya?
    An : yoi..
    B : gaya banget pakai hijab segala, sok alim.
    An : dasar nya anak baik bego..huu
    B : gantian boleh deh, dapet sisa juga gpp
    An : bentar tanya dulu jangan dipaksa.

    Nah, udah kayak mau nawar pecun pinggir stasiun aja ni situasi, tapi ane juga gak mikir panjang, mulut maen nrocos aja tuh tanya ke aya, udah dasarnya sange kali ya, tapi biar agak sopan ane bisikin dah tu si aya.

    An : ay, temen ku pengen juga maen” sama kamu, boleh?
    A : ( geleng” kepala)
    An : kenapa?
    A : aku maunya cuma sama kamu, kan sayangnya sama kamu bukan sama temen kamu,
    An : tp kan enak nanti bisa threesome, hehe
    A : gak ah, aku gak mau.
    An : yaudah deh.

    Dan dengan berat hati ane sampein ke si boim, kalo si aya gak mau maen bertiga atau gantian, maunya cuma sama ane dan yups..mukanya si boim udah langsung jadi kusut, dan gak selang lama si boim keluar kamar katanya mau ngopi sambil nyari wifi. Ane samperin dah tu si boim di depan kost an.

    B : pakek dah, jangan lupa di bersihin kalo udah kelar.
    An : mameeeen..emang temen paling sipp dah, nih buat beli rokok, dikit aja jangam banyak”, haha.
    B : ah taik, dikit nih, huu

    Cerita Dewasa 2018 | Dan boim pun meninggalkan kamu berdua saja dikamar nan luas itu, canggung mau ngomong apa, si aya malah ngelepas hijabnya, katanya agak gerah, tapi ane larang, ane bilang kalo gerah itu yang dibuka baju sama celananya bukan hijabnya, dan lagi” cewek ini emang gila kalo masalah lendir, tanpa bales perkataan ane se patah kata pun, doi langsung benerin lagi hijabnya, dan mulai ngebuka kemajanya kancing demi kancing, ane cuma bisa melotot liat tingkah nya si aya, sampai pas ngelepas celananya ane nelun ludah gan, cd nya udah ngejiplak memeknya doi, udah keliatan ngegaris gitu, damn..like it bebss.

    A : udah, tinggal bh sama cd aja nih, masih cuma diliatin aja?

    Anjirrr…ane saking takjubnya sampai ngelamun gan.

    An : ma..mau diapain emangnya?
    A : ihhh…dianggurin deh.
    An : loh..ngambek, mau diapain ay? Aku gak tau?

    Tanpa bales omongan ane doi lgsg dah du nyosor bibir ane gan, di libas abis dah pokoknya, dan doi sambil ngebuka bh nya sendiri, abis bh nya udah lepas, doi ngarahin tangan ane ke teteknya, gak pakai lama ane remes” dah tu gunung kembar kenyal banget hu, sumpah. Gak terlalu gede tapi kenyalnya itu loh yang bikin otong lgsg naek aja.

    Udah agak lama kita saling beradu bibir, doi ngelepas tu ciumannya, dan apa yang yang terjadi, doi ngelepas kaos ane dan gak luput celana ane juga lgsg si lucutin sama doi. Ane cuma diem aja hu, masih ngerasa ini cuma mimpi aja, bayangin aja hu, di depan muka suhu” sekalian ada cewek pakai hijab, cuma pakai cd, maenin otongnya suhu dan ngeliatin suhu pakai wajah sange, apa gak langsung tinggi tu otong?

    A : bengong lagi deh..ihhh… (Sambil nyubit puting ane)
    An : ehhh….maaf deh hehe, masih terpesona liatin kamu,
    A : cuma diliatin? Huhhhh.. (otong ane digemgem kenceng banget hu)
    An : aauu….sakit kan ay, jangan gitu dong.
    A : abis sebel sama kamu, udah dibukain juga cuma diliatin doang.
    An : maunya diapain aya sayang?
    A : uhhh…dipanggil sayang sama taro, hii. Maunya dijilatin, mau kan?
    An : iya mau kok, semuanya buat aya deh,
    A : asikkkkk….

    Ane remes lagi dah tu gunung kembar, ane jilatin bergantian satu”, tapi si aya masih belom puas, ane di dorong sampai rebahan di kasur, yang tadinya kita berdua duduk adep”an, dan tanpa aba” si aya berdiri lalu ngelepas cd nya, damn lebat banget tu jembut. Gak pakai basabasi lgsg doi ngarahin memeknya ke mulut ane, bau nya amis” gimana gitu, ane belom pernah soalnya, baru sekali ini, ane jilatin memek, pelan” dulu, si aya udah sange banget kayaknya, doi udah ngeremes” teteknya sendiri sambil goyangin memeknya yang udah nancep di mulut ane.

    A: ahhh…ah…ahhhh…emmm..

    Doi cuma bisa mendesah gak jelas, ane masih aja sibuk sama tu memeknya doi, dan makin lama makin kenceng aja tu desahan si doi,

    A : ahhh…ahhhhhhhhh…keeeelllua…

    Criitttt..crittt…cairan bening atau putih gak keliatan soalnya udah tumpah aja di mulut sama sebagian muncrat ke pipi ane, ane masih ngelanjutin aja tuh jilatin di memeknya doi, yang udah basah. Gini ya rasa, gumam hati ane. Abis itu doi lemes hu, memeknya udah geser kebawah dan doi nindih badan ane, ane juga bersihin dah tu sisa” muncratan nya doi, nafasnya gak beraturan terengah” kayak, abis lari maraton.

    An : asin ay,
    A : hahh..hahhh…hahhh..makasih ya taro, udah buat aya keluar, (sambil nyium pipi ane)

    Untuk beberapa saat kamu berdua terdiam, doi masih nindih badan ane dan nafasnya udah mulai teratur lagi, dan mulai lah tangannya doi, emang dasar cewek sangean nih si aya kali ya. Otong ane udah digenggamannya lagi, dikocokin dah tu si otong sampai tegang lagi, yang tadi udah loyo gara” cuma tindih”an doang. Pas udah bener” keras doi bangkit dari badan ane, blessss…otong ane tiba” basah aja, emang sasar jago banget dah kulumannya si aya,

    A : sluuurrp…sluurrpp…aahkuuu.. baaasahinn..dulu…
    An : iya sayang,

    Sambil otong ane masih di dalem mulutnya doi, doi senyum ke ane gara” ane panggil sayang, makin kenceng dah tu otong. Ngeliatin cewek berhijab ngulum otong ane, rasanya bener” uhh banget dah.

    A : pluuuupp…ah..udah basah, masukin ya?
    An : sakit gak? (pura” polos)
    A : kok sakit? Enak dong sayang, coba ya..(doi ngarahin otong ane ke memeknya)

    Blllessssss…..anget banget gan gila.

    A : ahhh…….

    Doi nahan sakit kayaknya, beberapa saat doi diem dan mulai genjot otong ane pelan” pakai gaya WOT, ane cuma bisa remes” gunungnya doi, sambil dengerin desahannya, yang bikin otong ane makin kenceng.

    A : ahh…ahhh..ennnaaakkk… Ahhh…
    An : huuumm..aay..ahh..

    Doi makin kenceng genjot nya, dan gak lama doi juga makin kenceng desahnya, dan ya..doi dapet buat ke dua kalinya…

    A : ahhhhhhhhhhhhh……hhahh..hahhh
    An : uhhh..kenapa ay?
    A : ahhh…keeeluuar…ahh..hahh..hahh

    Ane cium tu pipinya doi, doi udah rebahan lagi nindih ane, otong ane masih nancep di memeknya doi. Pas ane rasa nafasnya udah teratur lagi, gantian ane yang action, ane puter dah tu badannya si aya, ane buat gaya doggy, favorit ane banget nih gaya. Udah pada posisi si aya nungging depan ane, ane masukin lagi dah tu si otong..

    Bleessss…
    A : ahh…pelan” say..
    An : iya ini pelan kok say,
    Ane genjot pakai rpm rendah buat penetrasi, bentar.
    A : ahhh..ahhh…enaaakk baanggeettt say..ahhh..
    An : aku kencengin ya…
    Ane genjot dah tu memeknya pakai rpm tinggi lgsg gan, sampai bunyi plokk..plokkk..plokkk..
    Gak luput dari tangan ane, ane ceplak-ceplok tu bokong semok,
    An : (plaaakkkk…)
    A : ahhh…sakkkiiit…
    An : (plakkkkk)
    A : sakkiiitttt…sayyyyanggg… Ahhh..ahhh…

    Doi kayaknya mau keluar lagi buat yang ketiga kalinya, soalnya desahannya makin kenceng, ane percepat aja tuh genjotan ane gan, makin kenceng suaranya. Dan bener aja, rasanya ada yang nyembur otong ane gan, tp gak ane pikir masih aja dah tu ane genjot terus, lama” ane gak kuat juga.

    An : ayyyy…akkkuuu…keellua….ahhhh..
    A : ahhhh….ahhhh…ahhhhhhhh

    Cerita Dewasa 2018 | Belom sempet ane ngomong, tuh tai macan udah crot dalem memek aja, yah..panik dah tu ane, cepet” ane cabut tuh otong dari memeknya doi, dan mengalirlah tai macan dari memeknya doi. Doi yang lemes abis keluar sampai 3x, cuma bisa tengkurap diatas kasur dengan nafas yang tersengal”.

    An : ay, keluar didalem, hahh..hah (nafas masih setengah”, soalnya capek+panik)
    A : hahhh…hahhh…hahh..udahhh gpp..
    An : gpp gimana? Hhahh…haaahh
    A : iyaa…gpp..hahh..ahhh
    An : kalo jadi gimana? Hhah..hahh…
    A : tinggal…minta tanggung jawab si andre (kakaknya dwi), sering dipakek sama dia juga kok, keluar dalem juga, udah sayang tenang aja ya, sini bobok samping aya. (doi balik badan dan telentang).
    An : yakin? (ane ikut telentang di samping doi)
    A : iya gpp..ihh..lucu deh kalo panik gitu, hihi. (Nyium pipi ane)
    An : hehe..makasih ya ay, kamu selalu ada buat aku.
    A : sama” sayang, jangan sungkan nyari aya ya, aya selalu ready buat taro, hehe.

    Ane ngeliatin doi yang ada di samping ane, dan doi pun lgsg meluk ane dan nyium kening ane. Ane ngerasa doi beneran sayang sama ane, tapi ane gak mau ngerusak hubungan orang, soalnya katanya doi udah tunangan sama si andre, jadi ya ane maen belakang aja lah. Doggy hu…haha.

    Beberapa saat kami cuma diam dan berpelukan, ane sempet ketiduran sebentar, dan kebangun pas doi bangun dari kasur katanya mau ke kamar mandi pangen pipis. Ane pun nyusulin doi ke kemar mandi dan kita mandi bareng berdua, dikamar mandi kita cuma mandi aja, udah sama” capek jadi gak ada sange”nya lagi.

    Abis mandi ane liat jam ternyata udah jam 02.00 subuh, gila lama juga nih maen”, si boim juga belom balik, balik gak ya? Gumam hati ane. Ane nyari hp ane dan coba nelfon boim, ternyata emang si boim gak balik ke kost, tidur di tempatnya adi temen kekelas kita di kampus. Ya makasih banget deh punya temen sebaik dan seperngertiannya dia, hehe.
    Malam itu kita tutup dengan ciuman di pipi dan kening, udah berasa jadi suami istri aja, haha.

    An : udah yok bobok…
    A : asiiikk bobok dikelonin sama taro..hehe
    An : iya..sini” sayang…besok kalo bangun duluan aku dibangunin ya, biar kamu gak telat jaganya.
    A : iya sayang, yok bobok, love you. (nyium kening ane)
    An : love you.

    Dan ya, malam itu berasa panjang banget, ane kebangun sekitar jam 10an, ngeliat si aya masih tidur pules sambil meluk ane, jadi gak tega buat bangunin, tapi tetep ane bangunin soalnya jam 12 doi harus jaga di rs, si boim belum balik kekost juga, ane gak berangkat kelas pagi, kayaknya boim juga gak berangkat soalnya kalo tidur lebih kebo dari ane. Abis doi beres” barang, ane anterin doi balik ke kostnya.

    An : makasih ya buat semalem,
    A : sama” sayang hehe,
    An : mau nyari makann dulu? Sebelum aku balik ke kost?
    A : gak usah deh, nanti aya makan di rs aja.
    An : yaudah, aku balik dulu ya, kalo mau maen bbm aja, nanti aku jemput deh hehe.
    A : pasti dong sayang, atiati ya.
    An : dhadha.

    Doi cuma seminggu magang di sana, dan sehabis hari itu pas ane nyariin doi bilang kalo lagi banyak tugas di rs jadi gak bisa maen dulu, dan sampai doi balik kerumah kita gak bisa maen bareng lagi. Tp gpp lah, udah jadi obat galau, cuma semalaman pun itu sudah cukup buat penghilang rasa galau, hehe.

    Cerita Dewasa Terbaru 2018 Episode III

    Berlalu-bulan berlalu sejak pertemuan ane sama aya di ibu kota jawa tengah, kota nan sesak akan semua kendaraan dan panas nya yg gak terkira. Aya gak ada kabar lagi, dari yang biasa nya tiap hari bbm ane, sekarang udah gak ada lagi bbm dari doi, ane coba bbm duluan hasilnya juga nihil. Isinya cuma “D” aja. Di read pun enggak, ane mau nelfon sungkan sama cowoknya, secara ane pernah kenal deket juga. Tapi tak apa, kali ini gak jomblo lagi, ane udah jadian sama mantan, panggil aja iwi. (Kalo agan” baca thread ane yg satunya lagi, pasti bakal tau cerita tentang si iwi)
    Kuliah ane masuk tahap kkn, dimana ane harus pergi lebih lagi ke barat, tepatnya ke kota yang terkenal akan batiknya, ane di paksa mau gak mau harus ikut, katanya wajib, iya wajib si buat ngisi nilai.
    Baru seminggu ane di kota batik, ane dapet kabar dari bokap, kalo katanya nyokap masuk rumah sakit, penyakitnya yg kemarin” di vonis hilang sama dokter dateng buat kedua kalinya, sontak ane kaget, waktu udah nunjukin jam 10 malem, gak mungkin juga ane balik kerumah, ane putusin buat balik besok subuh.
    Subuh” banget ane udah cabut dari posko, yang lain belom pada bangun ane udah cantep gas buat balik kerumah. Namanya juga nyokap sakit gimana gak kawatir coba. Ane nyampek kota kelahiran gak pakai lama ane lgsg ke rumah sakit buat nemuin nyokap, setelah ane ketemu nyokap, ane sangat bersyukur soalnya nyokap masih bisa diobatin dan tinggal nunggu tahap penyembuhan aja. Ane di rs dari jam 7 pagi sampai agak siangan sekitar jam 11 an, jam 11 lebih dikit ane tu sodara ane yang jenguk nyokap, masih adeknya bokap si, tepatnya tante ane.

    T : kamu pulang aja gpp, mandi nanti malem kesini lagi, siang sampai sore ini biar tante yang jagain.
    An : yaudah tan, ane balik dulu ya, titip nyokap, kalo ada apa” kabarin aja.

    Ane pun pamitan sama nyokap dan tante ane gan, buat pulang kerumah. Sampai dirumah sepi banget gak ada orang, secara ane cuma idup bertiga doang, bokap masih di kantor. Ane rebahan bentar, sambil ngecek in hp siapa tau ada kabar dari iwi atau aya.
    Ane coba bbm si iwi, doi bilang masih jagain ruko gak bisa nemenin ane dirumah, yaudah ane putusin buat tiduran bentar. Gak lama ane tiduran hp ane bunyi terus tuh, ane kira udah sore tau nya masih jam 1 an, ada yang nelfonin terus, tp privat number, aslinya ane males ngangkat, tp berhubung takut tante yang nelfon ane angkat aja sambil masih setengah sadar.

    An : hallo, siapa nih?
    A : ihh..lupa sama suara ku ya?
    An : siapa? Gak usah maen tebak”an,
    A : nomor ku gak disimpen?
    An : siapa sih?
    A : aya, tarooooo…ihh..
    An : halah bohong,
    A : kok bohong si?
    An : kalo bener aya, bbm aja, aku males ngomong.
    A : yaudah aya bbm ya.

    Ane tutup dah tu telfon, ane balik lagi tiduran, pikiran ane si gak mungkin aya tiba” nyariin ane, soalnya udah berbulan-bulan gak ada kabar tiba” nonggol lagi tuh si cewek hyper. Gak lama hp ane bunyi notif ada bbm masuk, dan ya..itu bener dari si aya, berarti ane tadi gak mimpi di siang bolong.

    A : tarooo…maafin aya ya, nyuekin taro sampai berbulan-bulan, hehe.
    An : kemana aja?
    A : panjang ceritanya, hehe. Mau maafin aya kan?
    An : gak mau ah,
    A : iyaiya yang udah punya pacar, sekarang jahat sama aya.
    An : (pikir ane, tau dari mana ni bocah?) Aku dirumah sendirian nih.
    (Ane coba kode aja dah tu, siapa tau gayung bersambut haha)
    A : tapi aya mau kuliah masuk jam 2 ini, gimana dong?
    An : yaudah kalo gak bisa,
    A : iyaiya aya kerumah nya taro deh, biar di maafin sama taro, tunggu ya, 15 menit hehe.
    An : iya buruan.
    A : iya sayang hehe

    Mumpung rumah gak ada orang, posisi juga lagi capek, siapa tau bisa ngebuang tai macan biar makin plong buat tiduran hehe, pikiran ane udah kemana-mana hu, udah ngebanyangin yg enggak” pokok nya. Ane pikir mandi dulu kali ya biar agak segeran dikir, baru ane kelar mandi makek kolor masi di kamar mandi, udah ada yg ngetok pintu aja. Buru” dah tu ane kedepan, masih cuma pakai kolor doang. Ane buka eh tu pintu depan, dan ya udah ada aya berdiri didepan pintu rumah ane, lengkap dengan seragam kebidanannya, dan hijab yang menawan. Bengong dah tu ane ngeliatin aya, soalnya ane paling suka sama cewek yang pakai seragam hu, kesannya makin bikin tinggi pokoknya.

    A : haiii…kok malah ngelamun, gak disuruh masuk nih?
    Sapaan si aya bikin lamunan ane buyar.
    An : ehh..iya hehe, yuk sini masuk. Duduk dulu ya, aku mau pakai baju dulu, baru abis mandi soalnya hehe.
    A : yaudah, cepetan ya..
    An : iya, mau minum apa?
    A : teh aja kalo ada,
    An : siap, anget apa es?
    A : anget aja,
    An : siap…

    Cerita Dewasa 2018 | Ane masuk dah tu, pakai kaos sama bikinin minum buat si aya, dan yg paling penting ane gak lupa ngecek si iwi, doi masih di ruko apa enggak, berabe kalo tiba” muncul kerumah. Dan ternyata emang rejeki, si iwi gak bisa pergi kemana-mana soalnya harus jaga ruko sendirian, dan anr janji bakal kesana kalo udah kelar istirahat, (ngewe sama aya) haha. Ane keluar dah tu nemuin si aya lagi, cuma pakai kaos sama kolor dan tanpa cd, haha.

    An : ini silahkan diminum, hehe
    A : haha, formal banget.
    An : kan ada tamu hehe, masih inget rumah ku aja. (aya dulu pernah kerumah sama si dwi)
    A : iya dong, masak lupa si.
    An : mau kuliah?
    A : ya gak jadi lah, kan udah terlanjur nyangkut disini, udah jam segini juga.
    An : hehe, oiya..kemana aja kamu ay?
    A : udah gak usah dibahas deh, males tauk,
    An : iyaiya gak dibahas. Aku kangen, boleh meluk kamu?
    A : emm…cuma peluk?
    An : sama cium
    A : cuma peluk sama cium?
    An : trus apa lagi?

    Gak makek omongan lagi, doi udah nyosor duluan, bibir ane di lumat habis sama doi.

    A : cuuuuupppsss…ah…cuuuppp… Aku kangen sama taro, hehe. Berdiri deh.
    An : mau ngapain?
    A : udah buruan.

    Ane berdiri di depan aya yg lagi duduk di sofa,

    A : tuh kan udah gede, heehehe

    Tanpa basa-basi tangan udah mlorotin aja tuh kolor ane, dikocokin otong ane yg udah tegak berdiri, gak cuma di kocok aja, mulut nya udah mulai gak bisa diem, dan ya..culuman maut nya pun keluar. Beehhhh…itu mulut bisa enak banget kalo ngulum, lembut, berirama dam smooth abis pokoknya. Sampai ane mrinding disko gan.

    A : emmm…ah…emmmppt…ah.. enak?
    An : ahhh…emm…ahh..enak hehe,
    A : kalo mau keluar bilang ya, emmm.. ah…emmmppt..ah…

    Di dalam ruang tamu rumah nan sepi, ane dikulum lembut sama calon ibu bidan, yg udah dandan dengan atribut lengkap berserta hijabnya, hahh..melayang rasanya gan.
    Dan sialnya, samar” suara motor bokap ane semakin mendekat.

    An : ay, ada bokap!!

    Doi gak dengerin atau emang gak denger, masih nerusin kulumannya. Ane pegang kepalanya aja trus ngelepasin otong ane dari mulut nya.

    A : plukkkk…yahh..kok udahan?
    An : ada bokap tuh,
    A : ah yang bener, aduh gimana dong?
    An : udah tenang aja, kamu duduk yg rapi santai gak usah tegang, oke.
    A : iya deh.

    Gak lama bokap ane markir motor, bokap lgsg masuk kerumah, kaget liat ada ane sama aya, ya wajar ai kaget soalnya baru kali ini ketemu aya.

    B : oh, dirumah kamu? Ini siapa temen ya?
    An : iya, mau kuliah sekalian mampir, temen sma dulu, hehe
    B : kuliah mana non?
    A : kebidanan pak.
    B : oh situ, yaudah dilanjut aja, bapak cuma mau ngambil baju buat ibuk, oiya taro nanti malem tidur rs ya, jagain ibuk.
    An : iya pak,

    Dan berlalu lah bokap ane keluar lagi, entah ke kantor atau rs. Yang penting rumah sepi pikir ane.

    A : huhh..degdeg an tauk
    An : halah..biasa aja dong.
    A : kamu mah, huuuu
    An : dilanjut gak nih?
    A : lanjut dong. Hehe

    Ane duduk disamping aya, sambil dikulumin lagi tuh sama si aya, baru bentar otong udah naek tinggi lagi, ane pikir bosen juga kalo kulum doang. Ane inisiatif buat ngajak naya masuk kedalem,

    An : kedalem yuk?
    A : kkeeemmeana? (Mulutnya masih penuh sama otong)
    An : ahhh…ahh..ini lepas dulu ih..

    Ane lepas dah tu otong ane dari mulutnya aya, tangannya ane tarik ajak kedalem, gak pakai lama ane suruh tu si aya pegangan sama meja makan, ane grepe” dah tubuh semoknya dari belakang, gak nahan banget gan, tuh bodi, apa lagi bokongnya yg semok banget…emm..

    An : plokkk….
    A : ahh… (Sambil muka sange nya nengok kebelakang)
    An : gemes sama bokongnya aya. Hehe
    A : ayo dong..jangan lama” maenan bokongnya..ihh…
    An : siap…..plokkkk…

    Gak pakai lama ane lucutin tuh celana seragamnya si aya, sedangkan kemeja sama hijabnya masih utuh nempel si tempatnya. Ane tunggingin dah tu bokong semok gan, otong ane udah berontak banget soalnya, sambil pemanasan bentar ane raba” tuh memek doi, udah basah aja gan, ane demen nih yg kayak gini nih gan, bikin tambah tinggi otong. Kolor ane plorotin sampai bawah, kaki si aya ane agak kangkangin, dirasa udah pada posisi yang pas, masuk lah si rudal ane yg gak seberapa ini.

    A : ahhhhh….uhhhh
    An : pelan” dulu ya ay..
    A : iya…ahhh…ahh..

    Favorit ane banget nih gaya gan, doggie the best lah. Ane rasa udah cukup lah waktu buat penetrasi, rpm ane genjot tuh makin kenceng.

    A : ahhh..ahh..ahha…. Teruuuusss..ahhh..keeeellluaarrrrr….ahhhhhhhhhhh……

    Cerita Dewasa 2018 | Baru juga bentar ane gejot pakai rpm tinggi, doi udah klojotan aja, soalnya otong ane kayak ada yg nyembur gitu gan, dan abis kerasa disembur, doi mulai lunglai, ane tahan badan doi biar gak jatuh dan biar masih dalam posisi, ane gak kasih ampun, masih lanjut ane hajar terus tuh memek tembem sama bokong semok.

    Plokkk…plokkk…plokk…sampai keras banget suaranya.
    A : ahhh…ahhh…ahhhhh….

    Doi cuma bisa mendesah sejadinya, ane rasa otong udah mulai gak nahan lagi,

    An : uhhh..ahh..ahh… Aku keluar..ahhhh
    A : ahhh…ahhh…ahhhh….uhhhh

    Tai macan keluar semua dah tu di memeknya si aya, ane paling gak kuat kalo udah doggie, rasanya tuh fantasi ane liar banget gan, jadi gampang banget buat nyampek.

    Pluppp….ane cabut dah tu otong dari memeknya doi, doi lemes banget, sampai cuma bisa jongkok sambil pegangan kaki meja makan, dan tai macan tumpah semua di lantai.
    Buru” dah tu, ane bil tisu buat ngelap memek sama tumpahan tai macan. Dan ane baru sadar kalo sedari tadi pintu depan gak ane tutup, entah ada yg masuk apa enggal tadi, ya semoga gak ada yang liat, soalnya desahannya aya kenceng juga.
    Doi masih aja cuma jongkok depan meja makan, ngatur nafas kali ya.

    A : kok cepet sih ay? Baru juga aku nyampek sekali. Huhh…huhhh…huhh
    An : gak kuat liat kamu pakai seragam gini, bawaannya sange banget.
    A : ah masak? Huhh..huhh
    An : beneran deh, kamu makin semok banget kalo pakai seragam kayak gini, jadi pengen ngentotin terus. Hehe
    A : yaudah, entot lagi dong, nih masih aus sama otong kamu loh, nihhhhh (sambil ngebuka-buka memeknya yg masih ada sisa tai macan ane)
    An : hahh..hahh..udah ahh… Capek. Besok” lagi aja deh ya hehe
    A : yahh..dianggurin deh.

    Buset nih cewek, baru juga abis dientod sampai kayak gitu, masoh kurang aja.

    An : udah besok aja, ya sayang ya..hehe
    A : yaudah gpp deh, sini dong aya pengen nyium kamu, kangen.

    Dan siang itu acara indehoi kami berdua di tutup dengan ciuman manis di kening.
    Abis beres” semua, ane ngajak doi makan deket rumah, itung” buat ganti tenaga yg ilang tadi gan. Pas abis makan, ada tuh bbm masuk dari si iwi.

    I : lagi dimana? Aku udah kelar dari ruko, aku kerumah kamu aja ya?
    An : ini lagi makan deket rumah, yaudah kerumah aja. Aku tunggu ya.

    Dirasa kondisi makin greget, dari yang ngulum mau kegep sama bokap sampai ngentod lupa nuntup pintu, masak iya ditambah kegep sama cewek sendiri, haha.
    Gak pakai lama, ane jelasin ke aya kali si iwi mau maen kerumah, dan doi ngertiin soal keadaannya lagi kayak gimana, abis makan doi langsung cabut, katanya mau kerumah temennya buat ngerjain tugas terus kerumah dwi.

    A : yaudah aya pulang ya, cie abis ini otongnya kepakai lagi deh, yah..aya di anggurin deh. Haha
    An : husss..gak boleh kenceng” ini diwarung loh ah,
    A : hehe, yaudah aya pamit ya, sini tangannya.

    Pakai acara cium tangan segala gan, kurang pasutri apa lagi coba? Haha

    An : atiati ya, jangan macem” kalo dijalan, jangan genit” kalo dijalan.
    A : ya enggak lah huu..yaudah dhada.

    Ane pulang jalan kaki kerumah, soalnya warungnya deket dari rumah, dan pas mau nyampek rumah kira” tinggal 5 rumah lagi, si iwi udah di belakang ane aja, dan ya…ane kaget. Doi tadi liat gak ya? Semoga aja si enggak..hehe.
    Makin bikin berdebar aja nih kondisi, tapi tak apa lah, justru makin menantang. (Bersambung?)

  • Cerita Hot Nafsuku Membara Melihat Ibu Kost Yang Bahenol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Nafsuku Membara Melihat Ibu Kost Yang Bahenol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1643 views

    PerawankuIni adalah cerita yang menarik. Si Fandi pemuda lugu termakan rayuan ibu kostnya yang sangat menggoda Fandi sehingga Fandi melayani ibu kostnya tersebut. Langsung saja.

    Waktu itu Di kamar kost aku berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Fandi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Sarah, ibu kostnya (aku sering memanggil ibu kostku itu dengan sebutan teteh).

    Dibayangkannya wanita itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.

    Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Fandi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegak dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat kopi. Setelah membuat kopi kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 3 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Totok setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Totok telah beristri dengan anak satu berumur 7 tahun.

    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Sarah sudah tidur bersama anaknya karena Pak Totok sedang ke Jakarta menemani ibunya yang akan sedang sakit. Akhirnya Fandi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Fandi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik.

    Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Fandi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.
    Tiba-tiba Fandi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Sarah. Fandi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.

    “Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Fandi tergagap
    “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Fandi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Sarah, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Sarah.

    Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Fandi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung.

    Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Sarah tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Sarah yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Totok. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Sarah dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Sarah berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Sarah memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Fandi, Sarah seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Sarah mengagetkan Fandi.
    “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Fandi sambil menunduk.
    Fandi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Fandi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Fandi menelan ludah.
    “Semuanya jelek”, kata Sarah, “Nonton VCD saja ya?”.
    “Terserah Teteh” kata Fandi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Sarah sambil tersenyum menggoda.
    Fandi faham maksud Sarah tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
    “Ya terserah Teteh saja” jawab Fandi.

    Sarah kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Fandi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Sarah keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Fandi.
    Fandi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
    “Eh, ah yang mana sajalah” kata Fandi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
    “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Sarah mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV.
    Fandi mencoba menenangkan diri.
    “Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Fandi memancing
    “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Sarah sambil tertawa kecil
    “Bapak juga?” tanya Fandi lagi
    “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Sarah kembali duduk setelah memencet tombol player.
    Memang selama ini Sarah menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
    “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Sarah “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

    Fandi tertegun mendengar pengakuan Sarah tentang hal yang sangat rahasia itu. Fandi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Fandi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Sarah duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Fandi sudah tidak ragu lagi.

    “Teteh kesepian ya?” Tanya Fandi sambil menatap perempuan itu Sarah balik menatap Fandi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
    “Kamu mau tolong saya?” tanya Sarah sambil memegang tangan Fandi.
    “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Fandi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
    “Jangan sampai Bapak tahu” kata Sarah. “Itu bisa diatur” lanjut Sarah sambil mulai merapatkan tubuhnya.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Fandi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Sarah. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Fandi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Fandi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Sarah.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Sarah memegang belakang kepala Fandi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Fandi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Sarah. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

    Sarah bergetar ketika jemari Fandi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Fandi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Sarah telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Sarah telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.

    Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Fandi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Fandi merambahi kembali lembah hangat milik Sarah yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Fandi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Sarah makin mendesah ketika jemari Fandi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Sarah rasakan pada daerah kemaluannya.

    Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Sarah. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Sarah.

    Selama hampir delapan tahun menikah, Sarah belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Totok suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.

    Sehingga selama bertahun-tahun, Sarah tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Sarah sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.

    Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Sarah bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Sarah mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

    Tetapi sebagai perempuan normal Sarah tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Sarah. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    “Ah..terus Fan..” desahnya membara.

    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Fandi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Sarah mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Sarah dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Fandi kost dirumahnya, Sarah telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

    Malam ini Sarah tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Fandi mulai menyusuri leher jenjang Sarah yang selama ini tertutup rapat. Mulut Fandi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Sarah, tapi tiba-tiba Fandi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Sarah yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Fandi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Sarah juga faham maksud Fandi.

    Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Fandi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Sarah menunduk memperhatikan kepala Fandi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Fandi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

    Fandi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LFandia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Fandi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
    “Ahhh.!” Sarah mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Fandi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Sarah blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Fandi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Rupanya Sarah sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Sarah merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Fandi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

    Demikian juga dengan Fandi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Fandi rupanya telah menaikkan nafsu Sarah makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Sarah yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Fandi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Fandi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

    “Ahhhduh..AAaaaHhhh….! Ahhh!!” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
    Fandi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Sarah merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Sarah menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Fandi kembali membuka sehingga Fandi dapat melepaskan diri. Muka Fandi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Sarah.

    Fandi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
    “Hatur nuhun ya Fan” kata Sarah berterima kasih sambil membuka matanya sehFandis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Fandi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Fandi mendekat dan meraih tangan Sarah, dan menariknya berdiri. Kemudian Fandi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.

    “Kenapa sih?” tanya Sarah sambil senyum-senyum.
    “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Fandi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Sarah, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Sarah memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Fandi. Dan Sarah yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Sarah kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Fandi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya.
    Telah lama Sarah ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Fandi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Sarah mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.

    Sarah mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Fandi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Sarah adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Fandi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Sarah yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.

    Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Fandi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Sarah meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

    “Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Fandi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
    Tapi Sarah yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Sarah. Fandi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Sarah semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Sarah semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Fandi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Fandi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
    “Enak, gurih” kata Sarah tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Sarah bangkit.
    “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono.

    Fandi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Sarah di dapur membuatkan minuman.
    Fandi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Sarah menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Fandi. Perlahan dirasakan batang kontol Fandi mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Sarah semakin mengelinjang ketika tangan Fandi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

    “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
    “Dikamar saja ya” ajak Sarah ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu.
    Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

    Sarah mendorong tubuh Fandi keranjang dan jatuh celentang. Sarah juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Fandi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Sarah mendorong kepala Fandi kebawah. Ia ingin Fandi mengerjai buahdadanya. Fandi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Sarah mendesah sambil mengerumus rambut Fandi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Fandi dengan lembut. Fandi merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

    “Oh Fan! Geliin..terus akh!” Tangan Fandi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu.
    Sarah menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.
    “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.
    Jemari Fandi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.

    Sarah semakin menggelinjang ketika ujung jari Fandi menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Fandi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Sarah juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Fandi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Sarah dan berhenti di pusarnya.

    Sarah menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Sarah rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Fandi kearah kepalanya. Fandi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Sarah diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Sarah. Yang segera disambut kuluman Sarah dengan bernafsu. Fandi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Sarah yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Sarah istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hFandis-hFandis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Fandi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

    “Ooohhh! Fan, lakukanlah” desah Sarah mulai tak tahan menahan hasratnya. Fandi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Sarah celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Fandi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Totok merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya.

    Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.
    Sarah tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Fandi ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

    “Akh! enak Fan!” desahnya. Tangannya menekan pinggul Fandi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.
    Fandi juga merasakan nikmat. Memek Sarah terasa sempit dan seret. Fandi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Sarah. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

    “Ayo Fan geyol terusss!” desah Sarah makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Fandi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Sarah.
    “Oh..Fan !”jerit Sarah nkmat setiap kali Fandi melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.

    Semakin sering Fandi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Sarah sehingga pada hentakan yang sekian Sarah merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Fandi agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.

    “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

    Sangat nikmat dirasakan Sarah. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Fandi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Sarah kembali berusaha mengimbangi.

    Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Fandi semakin dalam. Fandi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Sarah seperti itu. Demikian juga dengan Sarah, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Sarah mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Fandi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

    Fandi memeluk kedua kaki Sarah, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Sarah lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Fandi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.
    “Ahhh” Fandi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya.
    Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Sarah rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.
    Tubuh Fandi ambruk diatas tubuh Sarah. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    “Makasih ya Fan, makasih” kata Sarah terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.
    Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Tak sampai 15 menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Fandi, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang memek Sarah mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Sarah. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Fandi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Sarah sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Fandi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

    Fandi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Sarah. Dilihatnya sudah jam 10. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Sarah yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

    Fandi selalu ingat setiap dua atau tiga ronde, Sarah selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Fandi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di Ranjang.

  • 25 Foto Gadis Jepang Doyan Sepong Kontol – Foto Bugil Telanjang Bikin Horny 2018

    25 Foto Gadis Jepang Doyan Sepong Kontol – Foto Bugil Telanjang Bikin Horny 2018


    1643 views

    Perawanku – Bagaimana ketika kontol anda di sepong oleh seorang wanita, tentu sangat geli bukan dan akan semakin nikmat bila di tambah sambil dengan kocokan tangan mulus wanita tersebut.

    Nahh disini kami sudah mempersiapkan Foto Wanita jepang ini yang doyan sepong,  Bos ku langsung ambil posisi kunci kamar  dan siapkan lotion yaa ! dan bayangin saja bos ku cewek ini lagi sepongin kontol kontol anda semua yang haus akan sex dan pastinya bakalan membuat para bos ku semua pada crottt dehh : Togel Jawa

     

  • Di Entot Penis Besar Keponakan Bapak Kos

    Di Entot Penis Besar Keponakan Bapak Kos


    1642 views

    Perawanku – Sebelum bercerita, aku pengen ngenalin diri terlebih dahulu. Nama ku Rina,campuran ambon manado. Aku ingin menceritakan kisahku ketika aku masih berumur 15 thn dan belum terjamah oleh lelaki manapun.

    Tinggi 161 cm,berat 50 kg, Buah dada ukuran 34 b, rambut panjang kulit sawo matang. Tampang sih biasa2 aja,cm yang menonjol adalah buah dada n bodyku yang bisa menggiurkan agan2 para pembaca ceritaseks15 sekalian. Penilaian ini aku ambil dr pendapat teman2ku yg sering memuji akan ukuran buah dadaku maupun bodyku (krn udah berbentuk ketika aku masih berumur 15 thn). Ok,masuk ke cerita ku yah…

    Aku yg ingin mendapatkan pendidikan lebih baik terpaksa harus melanjutkan sekolah di luar daerah setelah aku lulus SMP. Akhirnya suatu kota pun menjadi pilihanku,dan ortuku setuju agar aku bersekolah di daerah itu.

    Setelah segala urusan utk masuk sekolah selesai,mamiku yg mengantar kembali ke daerah asalnya,tinggalah aku sendiri di tempat kostku.

    Hari-hari aku lewati dengan penuh perkenalan,baik di sekolah maupun tempat aku tinggal. Salah satunya aku berkenalan dgn badri,keponakan pemilik kost. Kostku semi permanen dan 2 tingkat,kamarkupun terletak di lantai 2. Tempat favoritku di teras atas,krn kalau udah duduk di situ..pasti mata ini jadi sayup terkena hembusan angin sepoi2… ketika aku duduk2 diatas,aku sering dapatin mata si badri melototin aku klo pas dia juga lagi nyantai disitu. Sebagai cewek,naluriku mengatakan aku harus waspada terhadap badri,

    krn tatapannya itu bagaikan singa yg ingin menerkam mangsanya. Aku hanya pura2 gk tau aja klo sering di lihat napsu ma si badri,klo dia ajak cerita aku ladenin aja,daripada gk ada kerjaan di kost n takut di anggap sombong ma si badri. Klo lagi ngobrol2 gitu ma badri,matanya sering curi2 pandang ke arah buah dadaku yang membusung. Walaupun umurku baru 15thn,aku udah punya susu yang besar dan aku gk malu2 utk membusungkan dadaku,gk seperti kebanyakan cewek2 lain yg sering gk PeDe n membungkuk utk menutupi buah dada mereka yg besar.

    Suatu malam…. ketika aku pulang dr acara HUT temenku,krn gerah aku pun memutuskan utk mandi walaupun sebenarnya pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 9. Satu persatu kain yg menutupi badan aku lepaskan… perlahan kupegang pengait tali BH ku utk melepaskannya,ketika BH terlepas dan susuku langsung mekar indah tanpa ada penghalang lagi..,tiba2 ada bunyi mencurigakan di atas loteng…sejenak aku lihat keatas kemudian akhirnya aku berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan lagi bunyi tersebut.

    Segera handuk kulepas dan juga celana dalamku yg belum sempat ku buka td. Aku mulai menyirami tubuhku dengan air yg dingin… terlebih dahulu bagian kepala yg aku siram,katanya sih supaya tubuh dapat menyesuaikan suhu air dan bisa mencegah flu akibat mandi malam. Setelah itu barulah ku guyur seluruh badanku dgn air. Kurasakan setiap alur air yg merambat mengikuti lekuk2 tubuhku,menuruni leher sampai ke sela2 susuku… turun lagi sampai vaginaku yg sudah di tumbuhi bulu2 halus. Aku mulai menggosok badan dengan sabun hingga ke ujung2 kaki…tidak lupa tanganku singgah sebentar di vaginaku utk membersihkannya… ku gosok2 belahan vaginaku sampai terkadang rasa geli menghampiriku…

    Setelah mandi aku pun kembali ke kamar. Malam ini kurasakan hawa nya berbeda,panas… dan seperti biasanya klo begini,aku tidur hanya menggunakan CD dan BH. BH yang aku ambil dan pakai kali ini udah agak kekecilan atau mungkin susuku yang udah bertambah besar sehingga pengait BH ini sudah susah utk aku kaitkan… akhirnnya karena kesal aku pun melepaskan BH itu. Akhirnya aku pun tidur hanya menggunakan CD aja.

    Dalam asiknya2 tidur… aku merasakan seperti ada yang sedang menggoyang-goyang tubuhku… namun krn rasa ngantuk yg sangat… maka aku gk langsung bangun,hanya membuka mata perlahan-lahan…

    Samar2 gk ada yg terlihat krn gelapnya kamarku… namun ketika mata mulai menyesuaikan dengan keadaan gelapnya kamar,di bantu dengan cahaya yg berpancar lewat fentilasi,kudapati ada sesosok tubuh di ujung tempat tidurku… krn kaget aku langsung bangun sambil menutup badan dengan selimut…

    Lelaki yang berada dalam kamar itupun sudah tidak mengenakan apa2 lagi… serasa aku ingin teriak sekencang-kencangnya namun tdk ada tenaga seakan di terhipnotis oleh keadaan ini. Mataku mulai melihat sesuatu yang nampak menonjol dr pria itu… tonjolan yang selama ini belum pernah aku lihat secara langsung…

    Terdiam seakan dihipnotis,aku hanya melihat lelaki itu mengitari tempat tidurku…. perlahan mulai naik dan skrg dia dekat skali dgn ku sehingga aku dapat mengenalinya…. dia menutupi mulutku dan mengatakan bahwa klo aku sampai teriak maka kita akan sama-sama tanggung malunya. Aku hanya terdiam tidak menyangka akan terjadi seperti ini… air matakupun mulai menetes satu demi satu…
    Badri melihatku yang hanya diam saja mulai melepaskan tangannya dari mulutku… dan mulai menurunkan selimut yang menutupi leher hingga ujung kakiku… aku hanya pasrah ketika tangannya mulai menyentuh susuku… di remas susuku secara perlahan,di usap2 hingga ke ujung pentil… kemudian tanggannya mulai turun ke perut sampai ke celana dalamku. Di usap2nya vagina ku dari luar celana dalam,dari celahnya dia mulai memasukan tangannya utk menyentuh langsung vaginaku… bagaikan tersengat listrik ketika ujung jarinya mulai menyentuh bibir vaginaku…

    Tiba2 ada keinginanku utk melepaskan diri,mempertahankan kehormatan yang aku punya… aku dorong badri sekuat tenaga… badri yg badannya besar dan tinggi itupun terjatuh dr tempat tidur… secepatnya aku menutup badanku dengan selimut dan lari menuju pintu,namun badri sudah menangkap dan memelukku dr belakang kemudian membantingku kembali ke tempat tidur….

    Aku tergeletak tak berdaya… selimut yang menutupi tubuhku sudah di pindahkan,aku terlentang… susuku kini mengacung tinggi ke atas menunggu hisapan dari badri… celana dalamku kini sudah di lepas… dan aku siap utk di setubuhi oleh badri…

    Namun ternyata badri bukanlah orang yang ingin cepat2 menghabiskan hidangannya… dia perlahan mulai menjilati kakiku sampai ke pahaku. Badri terdiam sejenak memandangi vaginaku yang sudah ada di depan matanya…. tiba2 bagaikan singa yang lapar,mulutnya langsung menerkam vaginaku… dijilatinya dengan rakus,sela2 vaginaku di hisap dan di tarik-tarik menggunakan mulutnya… kelentitku di hisap… aku mulai merasakan suatu kenikmatan yg belum pernah aku rasakan… ini adalah kejadian pertama dalam hidupku…. aku mulai menutup mata merasakan setiap jilatan liar di vaginaku…

    tiba2 badri berdiri kemudian menyuruhku utk menghisap penisnya.

    Perlahan aku bangun dari posisi tidurku… Badri menyodorkan tonjolan yang pertama aku lihat td… sambil tutup mata,kubuka mulut dan menerima penis badri yang besar dan panjang itu di dalam mulutku.. mulutku terasa sesak oleh penisnya,di dorong-dorong penisnya di dalam mulutku sampai terasa kena di dinding tenggorokanku… di maju mundurkannya secara perlahan kepala ku hingga susuku pun ikut bergoyang…

    Setelah badri puas,dia mulai menindih ku… ujung penisnya kini diarahkan di depan vaginaku.. krn vaginaku sudah licin akibat hisapan badri di tambah dengan cairan dr vaginaku sendiri,badri menggosok-gosokan kepala penisnya yg sudah di sunat itu di vaginaku…kemudian perlahan di memasukan penisnya yang besar dann panjang itu… aku hanya bisa menggigit bibirku dan menutup mata… aku rasakan penisnya mulai merobek setiap inci dlm vaginaku,masuk secara perlahan-lahan hingga akhirnya tembuslah perawanku… aku merasakan perih yg luar biasa di dalam vaginaku…. darah mulai menetes keluar dr dalam vaginaku… badri terlihat senyum penuh kemenangan krn sudah berhasil menjebol pertahananku…

    badri mulai menggenjot perlahan penisnya,,sedangkan aku masih bertahan dengan rasa perih yg kurasakan… terasa vaginaku akan sobek utk kedua kalinya ketika badri menusukan sepenuhnya penisnya didalam vaginaku… terasa ujung penisnya menyentuh rahimku…. mataku membelalak ke atas hingga hanya putihnya yg kentara sambil tanganku meremas bahu badri….

    perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan sodokan badri,aku mulai merasakan kenikmatan ketika penisnya masuk penuh ke dalam vagina ku….
    ohhhh… terus sayangggg…. enak banget…. ucapku perlahan di tepi telinganya…
    kedua kakiku kini mulai menekan pantatnya agar bisa menusukan lebih dalam lagi penisnya…
    aaaahhhhh….. sayanggggg…. suaraku mulai agak serak menandakan aku udah mendekati klimaks.
    Iya sayaaaannnggg… bentar lagi kita keluarin bareng2 yaaaaggghhh…balas badri tanpa mengurangi tempo goyangan penisnya….

    Mendadak sodokan penis badri menjadi cepat… aku yg sudah sangat kenikmatan sontak langsung meremas rambut badri,,dan badri kembali mencumbuiku dengan ganasnya,telinga dan leherku dijilatinya dengan buas….. tempat tidur berderak derik bagaikan sedang di pacu… tiba-tiba aku merasakan kenikmatan tiada taranya dan seperti ada yg akan meledak dr dalam tubuhku…. penis badripun kurasakan bertambah besar dan panjang menambah kenikmatan klimaksku…

    Hingga akhirnya keluarlah air kenikmatanku dan kedutan2 vaginaku,aku hanya bisa melenguh kenikmatan…. ooooohhhhh oooooohhhh oooooohhhhh dengan mata tertutup sambil meremas-remas rambut,bahu dan bagian belakang tubuh badri…. sungguh kenikmatan tiada tara yang kurasakan…
    Tak lama kemudian badripun mencapai klimaksnya di dalam vaginaku sambil meremas susuku yang udah kenceng banget… kurasakan semburan yg hangat keluar dr ujung penis badri sambil dia menciumku liar…. tanpa kusadari pantatku ikut bergoyang menerima klimaksnya badri…

    Kami berdua terdiam sejenak sambil menikmati sisa-sisa klimaks kami… hingga akhirnya penis badri terasa mengecil di dlm vaginaku. badripun bangun dan menyalakan lampu kamar….

    Krn malu aku hanya bisa menutup muka dengan kedua tanganku seakan tak percaya dengan kejadian ini…

    Seakan mengetahui kegalauanku,badri menghampiriku dan berbisik bahwa dia mencintaiku dan akan bertanggung jawab atas perbuatannya.

  • Pemerkosaan Pembantuku Yang Semok Dan Montok

    Pemerkosaan Pembantuku Yang Semok Dan Montok


    1639 views

    Kisah Seks ini Berjudul ” Pemerkosaan Pembantuku Yang Semok Dan Montok ” Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Seks Terbaru 2018.

    Perawanku Waktu SMP kelas dua, di rumah ada pembantu, namanya Bi Encum. Aku suka melihat Bi Encum makannya banyak. Gak heran badannya juga gemuk. Nah, kebetulan kamarku di lantai dua, dan dibawahnya pas kamar mandi Bi Encum. Lantai kamarku itu cuma pakai multiplex tebal yang dilapisi karpet plastik yang agak tebal juga. Di antara lantai kamarku dengan kamar mandi Bi Encum nggak ada pembatas atau eternitnya.

    Cerita Sex Pemerkosaan Pembantuku Yang Semok Dan Montok

    Aku cari akal gimana caranya bisa ngintip Bi Encum kalo lagi mandi dari lantai kamarku. Aku pikir, kalau ada lubang dari kamarku pasti bisa langsung kelihatan isi kamar mandinya Bi Encum. Lalu aku cari sela-sela lantai di kolong ranjangku agar tidak mudah ditemukan orang. Sedikit demi sedikit kulubangi lantai dengan obeng kecil. Jadilah lubang sebesar satu centimeter tapi cukup besar untuk melihat sesisi kamar mandi pembantu. Nah, sejak saat itu aku rajin mengintip Bi Encum mandi dari atas. Bi Encum ini orangnya baik, kulitnya agak putih, bersih, dan toketnya gede banget. Kadang dia suka mainin toketnya kalo lagi mandi. Aku sering coli juga kalau pas lagi ngintip Bi Encum mandi.

    Suatu saat, aku dikasih dua butir pil tidur sama teman. Pil itu aku umpetin di atas lemari, di sela tumpukan barang-barangku. Nah, aku percaya kesempatan itu nggak datang dua kali. Suatu ketika, berbulan-bulan kemudian, keluargaku pada liburan ke rumah Nenek di Jawa Barat. Aku ditinggal berdua saja dengan Bi Encum karena aku bilang, malas pergi-pergi.

    Malamnya sehabis makan, aku tumbuk dua butir pil itu di kamarku hingga menjadi halus sekali dan aku masukkan ke lipatan kertas, lalu aku kantungi di celana pendekku. Tak lama kupanggil Bi Encum ke atas agar menemaniku nonton TV di ruang TV yang ada di depan kamarku di lantai dua. Di ruang TV ini nggak ada kursi sama sekali, cuma pakai permadani lama saja sebagai alasnya dan beberapa bantal besar.

    Sebentar kita nonton, aku bilang ke Bi Encum mau turun ke dapur mengambil minum. Aku lalu membuat dua gelas sirup. Yang satu kububuhi tumbukan pil tidur tadi. Sempat lama mengaduknya karena serbuk itu masih ada yang mengambang, tapi lama-lama hancur juga. Aku bawa dua gelas sirup tadi ke atas. Sirup yang sudah dibubuhi serbuk pil tidur kukasihkan ke Bi Encum. Bi Encum tadinya nolak, tapi aku bilang, “Nggak apa-apa, Bi. Sekalian tadi bikinnya.”

    Sambil nonton TV, aku ngobrol ngalor-ngidul dengan Bi Encum. Bi Encum ini seorang janda, umurnya sekitar 30 tahunan. Yang aku pernah dengar cerita dari Ibuku, Bi Encum dicerai suaminya karena nggak bisa punya anak. Mungkin mandul. Posisi kita nonton berdua duduk di lantai, tapi nggak lama, Bi Encum merubah posisinya dari duduk, menjadi tiduran sambil kepalanya ditopang bantal besar.

    Aku terus ajak dia ngobrol sambil nonton TV. Lama-lama, kok aku kayak ngomong sendiri? Nggak taunya Bi Encum sudah tertidur. Aku diam sambil cari akal, ada kali setengah jam sambil melirik posisi Bi Encum yang tidur melingkar seperti pistol. Bi Encum pakai daster hijau selutut.

    Aku panggil Bi Encum, “Bi.. Bi Encum..” Tapi tak menjawab. Lalu aku pegang tangannya sambil kuguncang-guncangkan dan panggil namanya perlahan, “Bi.. Bi Encum..” Oh, ternyata dia sudah pulas. Aku cek lagi dengan mengguncang-guncangkan pahanya,

    “Bi.. Bi Encum..” Dia tetap diam, napasnya saja yang turun-naik teratur. Ternyata Bi Encum sudah pulas sekali. Jantungku berdegup keras.

    Dengan terburu-buru aku turun ke bawah untuk mengunci pagar halaman, pintu depan, dan pintu dapur. Gorden tak lupa kurapatkan. Bret! Lalu aku matikan lampu ruang tamu dan lampu dapur. Habis itu aku naik lagi ke atas. Hmm, Bi Encum masih tertidur dengan posisi yang tadi. Lalu kukunci pintu ruang TV yang mengarah keluar. Gorden jendela kurapatkan juga. Ah, aman!

    Perlahan kudekati Bi Encum. Kuguncang-guncangkan kakinya lagi. Dia tetap tidur. Lalu kurubah posisi Bi Encum yang tadinya melingkar, jadi telentang. Bantal besar yang mengganjal kepalanya perlahan-lahan kugeser sehingga terlepas dari kepalanya.

    Dadaku terasa sakit karena jantungku berdegup kencang, napasku memburu. Lalu kuangkat perlahan dasternya dari bawah sampai ke atas perut sambil melihat mukanya, hmmm masih pulas. Sekarang terlihat paha Bi Encum yang bulat, besar, agak putih, dan bersih nggak ada bekas lukanya. Perutnya gemuk berisi. Gundukan CDnya warna krem. Menyembul di atas perutnya toket besarnya yang ditutupi BH warna krem.

    Tapi aku nggak terlalu penasaran dengan toketnya karena sudah sering melihatnya.
    Aku lalu coba merunduk. Kuciumi mekinya yang masih pakai CD. Ah, nggak ada bau apa-apa. Lalu ku elus-elus pahanya serta mekinya perlahan-lahan sambil sesekali melihat muka Bi Encum. Ah, masih pulas, pikirku. Malah sekarang sudah mendengkur halus.

    Lalu kupegang gundukan mekinya. Hmm, tebal bangeet. Sebentar, kucoba korek sedikit mekinya lewat sela CD. Hmm, aku ingat, bulu jembinya sedikit dan jarang-jarang tumbuhnya. Keringat dingin mulai keluar dan aku semakin gemeteran. Lama aku begitu, korek-korek meki sambil elus-elus mekinya Bi Encum dari luar CD, sambil sesekali kulirik mukanya, khawatir dia terbangun.

    Lama-lama aku makin penasaran, kucoba buka CDnya. Pelan-pelan kuturunkan CDnya dari bawah pantat sambil terus melihat muka Bi Encum. Uh, berat banget badannya. Kugeser CDnya sedikit demi sedikit lewat bawah pantatnya. Keringat dingin mengucur di badanku, padahal angin malam dari luar menerobos masuk dari atas lubang pintu. Tongkolku yang terbungkus CD dan celana pendek sudah tegang banget sejak tadi.

    Berhasil! CD Bi Encum sudah lewat dari pantatnya yang besar. Tanggung, kuloloskan saja sekalian dari kakinya. Sekarang Bi Encum tidak memakai CD. Telentang. Bulu jembinya jarang, mekinya tembem dan rapat. Tongkolku jadi keras banget. Aku beringsut ke bawah kaki Bi Encum, lalu kurenggangkan kakinya. Wuaah! Ini pengalamanku yang kuingat terus sampai sekarang. Pertama kali aku bisa melihat meki cewe dengan bebas, ya saat itu. Hmm, indah sekali.

    Lalu kurenggangkan lagi kaki Bi Encum lebar-lebar sampai badanku dapat duduk bebas di antara selangkangan kakinya. Bi Encum masih mendengkur. Aku mulai merunduk di atas meki Bi Encum. Kubuka mekinya yang tembem dan rapat itu dengan kedua tanganku, perlahan. Hmm, kuciumi mekinya. Wanginya aneh, tapi justru wangi ini yang nggak akan kulupakan, gimanaa gitu.

    Aku ingat banget, lubang luar mekinya sempit, cuma segaris saja keliatannya dari luar.Pas kusibak, warna pinggir lubangnya merah tua dan dindingnya tebal, lembut, dan lubang dalamnya merah muda serta berkilat. Napasku mulai terengah-engah.

    Kucoba-coba cari yang mana sih, yang disebut klitoris itu? Aku buka-buka perlahan mekinya, tapi sepertinya saat itu aku tetap nggak tau deh, yang mana atau seperti apa bentuknya klitoris (sekarang sih udah tau, hehe..). Aku semakin penasaran. Lubang meki Bi Encum semakin kuperlebar. Lama kuperhatikan. Kini terlihat dua belah bibir kecil dengan lubang kecil ditengahnya. Bibir kecil dan lubang kecil itu berwarna merah jambu dan agak basah. Tongkolku semakin keras. Jantungku berdetak keras.

    Dengan tangan kiri, kutahan bibir meki Bi Encum, lalu kumasukkan jari telunjuk tangan kananku ke dalam lubang kecil itu. Aah, terasa lembut sekali daging merah jambu didalamnya. Lalu kuangkat jariku, kuciumi baunya. Ooh, begini toh, bau meki, pikirku cepat.

    Lalu kumasukkan lagi jari tengahku ke dalamnya, kugosok-gosokkan perlahan jariku di dinding-dinding dalam meki Bi Encum. Uuh, terasa lembut sekali daging basah di dalamnya. Lama aku begitu sambil sesekali mengelus-elus bibir luarnya dan menjilat-jilatnya dengan lidahku. Semakin penasaran, kumasukkan dua jariku ke dalam lubang kecil meki Bi Encum. Ah, ternyata muat, lalu kugosok-gosokkan lagi bergantian dengan masuknya ujung lidahku ke dalam lubang kecil itu. Agak asin-asin gurih gitu, rasanya. Tongkolku semakin keras dan terasa menyakitkan dibungkus CD dan celana pendek.

    Ah, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya Bi Encum, pikirku waktu itu. Cepat-cepat karena napsu, kupelorotkan saja celana pendek serta CDku. Kaos masih kupakai. Lalu kuambil posisi badanku di atas Bi Encum yang masih pakai daster cuma CDnya saja yang sudah lepas.

    Dengan satu tangan, kudekatkan tongkolku ke mekinya Bi Encum. Kugosok-gosokan di bibir luar meki dan bulu jembinya. Seer, seer, asik deh. Terus, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya. Duh, susah banget. Lalu kubasahi tongkolku dengan ludah yang banyak. Kucoba lagi naik di atas Bi Encum seperti orang mau push-up. Pelan-pelan dengan satu tangan kumasukkan tongkolku. Bless! Masuk kepala tongkolku yang berkilat dan licin. Pelan-pelan kusodokkan lagi dibantu dengan tanganku. Bless! Makin dalam. Rasanya hangat gitu. Bi Encum masih pulas, malah keluar liur dari bibirnya.

    Perlahan dengan napas memburu, kumaju-mundurkan tongkolku. Ugh! Rasanya hangat dan agak geli-geli gitu. Ada kali sekitar sepuluh menit aku maju-mundurkan tongkolku. Keringat dingin makin deras menetes dari badanku. Jantungku makin berdegup kencang. Daging lembut yang hangat dan licin karena basah ludahku terasa membelai-belai tongkolku. Sampai tiba-tiba terasa terasa pejuku mau keluar. Aku coba tahan tapi tak kuasa. Buru-buru kucabut tongkolku. Aku kocok sedikit, dan peju pun muncrat di permadani. Crut! Crut!

    Setelah itu yang aku ingat saat itu adalah rasa bersalah yang timbul. Dengan napas yang masih terengah-engah karena dadaku berguncang keras, buru-buru kubersihkan peju yang berceceran di permadani. Secepat kilat kupakaikan CDnya Bi Encum lagi sambil kurapihkan dasternya. Lalu aku berlari ke kamar mandi yang ada di samping kamarku. Setelah itu aku masuk kamarku dan kubiarkan TV menyala dengan Bi Encum yang masih tertidur pulas di depannya. Aku tertidur pulas sampai pagi.

    Paginya Bi Encum sudah masak sarapan pagi buatku. Seperti nggak ada apa-apa dan biasa aja. Kejadian itu cuma sekali sampai Bi Encum pulang kampung – saat aku SMA – untuk dikawinkan dengan orang sekampungnya. Lebih dari itu, aku nggak berani karena takut Bi Encum bilang ke orangtuaku.

    Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum

  • Dukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat Hot

    Dukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat Hot


    1638 views

    Cerita Sex ini berjudulDukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat HotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita panas dukun cabul ini merupakan sebuah kisah mengenai seorang wanita yang berniat untuk melancarkan niatnya agar terpilih dalam pemilu calon anggota dewan legislatif di daerahnya. Karena merasa tidak begitu percaya diri, maka dirinya pergi ke mbah dukun yang terkenal untuk mendapatkan ‘pegangan’ agar dirinya bisa lolos pada pemilu tersebut.

    “Din, setelah 2 orang ibu-anak itu, aku mau istirahat.” ujar Mbah Marjono dari dalam kamar prakteknya setelah memberikan susuk pada seorang pasien.

    Baharudin bergegas keluar menghampiri dua pasien berikutnya dan mempersilahkan masuk ke ruang praktek Mbah Marjono. Mbah Marjono adalah seorang dukun kondang di daerah Jatim.

    Keahliannya sangat tersohor, dari pelet sampai santet. Dari penglaris sampai jabatan, dia tiada bandingannya. Ruang prakteknya yang padat oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan dan sesaji untuk iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berumur 60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajah.

    Pasien berikutnya adalah Nyonya Rusmi dan diantar oleh puterinya Nina.

    Nyonya Rusmi adalah wanita berusia 45 tahun yang sangat anggun. Dia sengaja datang ke Jawa Timur selain untuk makan resepsi karibnya kemarin, juga sayang Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Sengaja dia minta antar puterinya, karena kesibukan suami sebagai pengusaha yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Eropa.

    Jilbab kuning yang membungkus kepala menambah kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sampingnya adalah puteri sulungnya Nina yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

    Menurun dari ibunya, Nina yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.

    “Silahkan duduk Nyonya Rusmi dan Dik Nina ….” kata Mbah Marjono mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya.

    Mata bernyanyi dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah … .ternyata tidak ada mata bernyanyi dukun yang berbinar, penis Mbah Marjono pun ikut memberi isyarat soal santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini. Belum sempat dua pasiennya kekagetan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka.

    Mbah Marjono kembali berujar.

    “Nyonya Rusmi tidak usah kuatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini … .Bukankah begitu yang nyonya inginkan? “

    “Jadilah..benar … Mbah Dukun. Gimana mbah bisa tau maksud saya? “Tanya Nyonya Rusmi makin kaget sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun.

    Nyonya Rusmi memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan tidak lagi pada nomor urut, pelan suara penuh, buat nyonya menjadi ketar-ketir.

    “Hahahaha … iblis, setan dan jin tahu semua maksud di hati.” Kata Mbah Marjono Klaim.

    “Tapi, ini tidak gampang, nyonya ….” katanya lagi.

    “Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja yang akan saya lakukan untuk itu Mbah. “Kata Nyonya Rusmi tidak sabar.

    “Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap dengan tidak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu kuatir. “Kali ini Mbah Marjono mulai ngawur.

    Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua wanita cantik ini. “Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan saya siapkan. Sanggup? “” Sanggup, Mbah “” Dik Nina siap membantu Mama? “Tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.

    “Sanggup, Mbah.” Sahut Nina demi sang mama tercintanya.

    Mulailah Muji Marjono komat-kamit sambil melempar kemenyan pada penghargaannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.

    “Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah … .Sebelumnya Nyonya minum udara dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah. “Mbah Marjono menyodorkan bentuk kendi yang memang khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang sangat kuat.

    Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama ada gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah dipan kayu, dan meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi Mbah Marjono menyuruh Nyonya Rusmi masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Nina melihat dari depan pintu ruangan.

    “Kita mulai dengan membersihkan semua tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya … .Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe, Hong Silawe. “Lanjut Marjono.

    Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Rusmi. Air kembang pun dalam sekejap membasahi jilbab dan gamis hitam Nyonya Rusmi. Semakin mencengangkan lekuk-lekuk tubuh nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.

    “Edan..ngaceng penisku rek.” Batin Mbah Marjono.

    Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepalan Nyonya Rusmi yang masih terbalut jilbab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Rusmi. Sempat Nyonya Rusmi terkaget dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru dia konsentrasi lagi dengan rapalannya.

    “Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan sampai gagal, karena akan percuma ritual kita … Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya. “Perintah Mbah Marjono yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini.

    Nyonya Rusmi benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Marjono semakin berani. Badannya dirapatkan, agar penisnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok. Jemarinya makin nakal memainkan putonya Nyonya Rusmi.

    Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Rusmi, main vagina Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Rusmi bergetar, tanda-tanda ramuan perangsang sudah mulai bekerja.

    Mbah Marjono menuntun Nyonya Rusmi ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tidak tertahankan. Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya tidak akan mampu berdiri karena melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya. Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Marjono dituntut rangsangannya.

    Bibir tebalnya terus dicium seluruh tubuh Sang Nyonya. Wewangian kembang buat nafsunya semakin tidak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir vagina Sang Nyonya.

    Edan, orang kaya emang beda. Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Marjono sesaat setelah melihat vagina Nyonya Rusmi. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat.

    Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Marjono putar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun karena ingin lidah Mbah Marjono tertancap lebih dalam.

    “Eeeemmm ….” Desah Nyonya Rusmi penuh kenikmatan.

    “Ini saatnya.” Pikir Mbah Marjono buka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, ambil posisi di sela paha Rusmi.

    “Apa yang Mbah lakukan pada Mama?” Tiba-tiba semua perhatian Mbah Marjono terbelah oleh pertanyaan Nina.

    Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Nina tentu saja masih sangat sadar.

    “Tenang cah ayu. Mamamu wajib melakukan ritual kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tidak sia-sia bukan, Nduk? “

    “Iya, Mbah.” “Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi …. “Perintah Mbah Marjono sambil menutup konsentrasinya pada penisnya yang sudah berdiri tegak.

    Urat-urat penisnya makin membesar, pertanda sudah sangat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala penis Mbah Marjono yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir vagina Nyonya Rusmi.

    Bibir vagina yang sudah basah karena cairan itu merekah saat kepala penis Sang Dukun mulai membelah masuk. Mbah Marjono mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus vagina Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter penisnya terlalu besar untuk vagina Nyonya Rusmi. Baru kepala penisnya yang bisa masuk.

    “Aaaaah … seret juga milikmu, Rusmi sayang. penis suamimu payah rupanya Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat … “bisik Marjono pada telinga Rusmi.

    Dilingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Rusmi. Dadanya bersandar pada dua payudara Rusmi. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan, penis Marjono melesak masuk.

    “Eeeemmmphmm, … mm..mm.” Desah Rusmi sambil merem melek. Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan kemarin rupanya sensasi luar biasa bagi Rusmi.

    Marjono pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Rusmi masih lebih legit. Mungkin karena orang kota pandai menanggap diri, pikir Marjono sambil menikmati pijatan vagina Rusmi.

    “Plok … plok … plok … plak … plak … plak ..” suara perut Mbah Marjono bertemu kulit putih Rusmi.

    Sesekali Mbah Marjono menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat masuk vagina Rusmi yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa.

    “Ooooh … Mbah.” Rusmi ngebut panjang.

    Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda wanita molek ini rupanya, batin Marjono. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang penis Marjono. Marjono mengejamkan lumayan sensasi hebat ini. Ia sengaja mengantarkan Rusmi menggelinjang dalam orgasmenya.

    “Sekarang saatnya, sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tidak ada yang bisa tahan … “Bisik Mbah Marjono sambil tersenyum setelah melihat orgasme Rusmi sudah reda.

    Marjono mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Rusmi pun mengikuti irama genjotan Mbah Marjono. Ses2 sengaja dia tarik penisnya hingga hanya menyisakan kepala.

    Membuat pantat Nyonya Rusmi terangkat karena tidak rela barang besar itu keluar dari vaginanya. Mbah Marjono menarik tubuh Rusmi agar mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Rusmi, Marjono menjalani sodokannya.

    Rusmi pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Rusmi membuat penis dukun tua itu seperti diremas-remas. Karena hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Rusmi mendorong Marjono rebah. Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan pembohongnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluwetan kulit putihnya sedang mengkilap. “Hong Silawe, … uuuggh … mmm..mmmph … Hong Silawe … aaaaahhh …” Dalam gerakan pembohongnya pun Rusmi tidak lupa membaca manteranya.

    Mbah Marjono tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua pasang meraih dua payudara Rusmi yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas.

    Sesekali terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Nyonya Rusmi mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini dia alami seumur hidup.

    “Ooooohh … .ooohh … uuuggh … Hong … .aaaaah … Silawe..Ratu … j agaaaad … aaaah” Rusmi semakin meracau tak karuan.

    Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Rusmi terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua jas panjangnya panjang.

    “Bagus, sayang … terus rapal.rapal … aaah … rapal..kita sampai bareng, Rusmiku …. hhhhmmpphh ..” Mbah Marjono pun merasakan penisnya mulai berkedut.

    Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Rusmi. Mbah Marjono membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Marjono mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Rusmi, Mbah Marjono ngobrol keras.

    “Aaaaaaaaagghhh … ghh … Rusmi …” “aaaaagggh … .mmmmph … mmmp … aaaaah.” Nyonya Rusmi pun menyambut pelukan Sang Dukun.

    Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya kali ini Rusmi mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Marjono yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini.

    Dua-tiga menit ia memeluk Rusmi, membiarkan penisnya menikmati hangatnya liang peranakan Rusmi. Setelah menidurkan Nyonya Rusmi yang sedang hamil di dipan, Sang Dukun melepaskan penisnya dari vagina Nyonya Rusmi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1638 views

    Perawanku – Aku ini termasuk jauh dari keluarga yang berada di kota lain, siswa kelas 2 SMUN ini berjuang menuntut ilmu di kota yang dahulu banyak orang menjulukinya kota kembang nan indah dan permai tetapi sekarang sudah berubah total menjadi kota mall dan factory outlet, panas dan gersang. Aku sementara tinggal bersama keluarga Pak Sis yang sudah menganggapku anak sendiri, karena beliau memang sudah sedemikian lama memiliki hubungan baik juga dengan orangtuaku.

    Pak Sis sendiri merupakan salah seorang pimpinan perusahaan yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah karena tuntutan tugasnya, tetapi tidak sama halnya dengan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga yang baik dan setia terhadap suaminya dan selalu siap di rumah untuk mengurus segala keperluan rumah tangga. Ibu dan bapak Sis mempunyai dua orang anak perempuan yang cantik-cantik, mereka bernama Tia yang baru berusia 7 tahun dan Sonya yang berusia 11 tahun. Aku sangat akrab dengan keduanya dan aku selalu berusaha untuk menyayangi dan melindungi mereka.

    Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR. Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa sih acAara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu?

    Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya. “Ah.. biarlah orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi”, nuraniku berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap berusaha keras. Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia punya film seks Indonesia yang judulnya BLA dan yang mainnya mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi top.

    Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang sekolah kita tonton rame-rame. Siang itu, kami berbondong-bondong menuju rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan VCD player. Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.

    Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat mereka sedang duduk di sofa, menghadap kamera dan saling berciuman mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk, sementara si pria yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali. “Ahh.. yang itu sih biasa”, begitu terdengar temanku berkata dan ia pun mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.

    Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah. “Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu” kataku. “Uuh.. itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!” kudengar temanku si Ucok menyahut. “Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!” begitu kata teman yang lain. “Beres.. pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah selesai kalian wajib nonton!” janji Ucok, lalu kita semua tertawa mendengar bualannya itu.

    Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat! Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya, sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada mobil Honda CRV milik Pak Sis, “kok tumben Pak Sis sudah pulang siang hari gini?” pikirku. Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan. “Ibu mau ke mana?” tanyaku bingung. “Ooh.. ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari” jawab ibu Sis. “Lho, apa Tia juga diajak?” tanyaku. “Oh.. iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan” jawab Pak Sis. “Iih.. papa curang! Masa Sonya ngga diajak! Sonya kan juga pengen ke Dufan!” tiba-tiba Sonya keluar dari kamarnya. “Sonya sayang, nanti kalo Sonya sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak” jawab Pak Sis meyakinkan Sonya. Pak Sis kemudian memberikan Sonya sebuah boneka beruang. “Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong” kata Pak Sis membujuk Sonya.

    Sonya lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata “papa janji ya, jangan lupa lho!” kata Sonya. “Iya sayang, papa janji!” jawab Pak Sis sambil mencium kening Sonya. “Sonya sayang, mama juga berjanji akan mengajak Sonya bersenang-senang di Dufan kalau Sonya sudah libur” kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan dan kiri Sonya. “Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?” tanya Pak Sis pada pembantunya. “Sudah semuanya pak” jawab si Was. “Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?” tanyaku. “Iya untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat, bapak dan ibu titip Sonya dan rumah padamu, jaga Sonya dan bantu dia dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?” begitu pesan Ibu Sis yang disampaikannya padaku. “Baik bu” jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Sonya yang ada di rumah.

    Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Sonya kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera membantu Sonya mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah murni karya anak bangsa ini sendirian.

    Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa Sonya sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya kubesarkan Sonya tidak akan terbangun. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku anggap syuur untuk kunikmati kembali. Setelah puas menonton segera kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur. “Baang.. abaang.. bangun udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?” sayup-sayup kudengar suara Sonya yang berusaha membangunkan aku. Hah! Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Sonya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.

    Setelah siap, aku segera mengantarkan Sonya ke sekolahnya dan setibanya di sekolah Sonya kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu, saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum kukeluarkan, apabila Sonya sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan menyetelnya sendiri. Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya. Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Sonya yang sudah berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.

    Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan Sonya sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya, “S.. Sonya kok udah pulang?” tanyaku gugup. “Eh abang, iya nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Sonya dianterin ibunya Ani pulang” jawab Sonya. “Ooh begitu.. eh, Sonya sedang nonton film apa?” tanyaku lagi. “Film kartun” jawab Sonya. Ahh.. lega perasaanku tapi tiba-tiba Sonya berkata, “ini film VCD punyanya abang ya?” pertanyaan Sonya ini membuatku terkejut setengah mati tak bisa menjawab. “Tadi Sonya nonton filmnya, iih ada laki dan perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?” Sonya kembali bertanya.

    Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad, “itu film seks Sonya, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh menonton” jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya. “Tapi papa mama bilang kalau Sonya sudah besar sekarang, jadi Sonya boleh dong nonton film itu” kata Sonya. “Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen” jawabku. “Iya Sonya udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?” Tanya Sonya. “Okelah abang akan kasih tahu Sonya tapi Sonya harus berjanji sama abang, janji pertama Sonya tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan mama Sonya bahwa abang yang mengajari Sonya berhubungan seperti di film itu, mau ngga?” tanyaku. “Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?” Sonya bertanya.

    Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta siang hari bolong aku langsung menjawab, “Karena kalau Sonya kasih tau papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, Sonya ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang nanti tinggal di panti asuhan kan?” Kembali aku bertanya. “Engga mau bang.. iih Sonya takut, Sonya kan sayang sama papa mama kalau begitu Sonya janji engga mau bilang siapa-siapa” terlihat ekspresi wajah Sonya berubah menjadi sedikit ketakutan. “Sonya juga harus janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau melawan agar Sonya mudah mempelajari seperti yang Sonya tonton di film tadi, janji?” kataku seraya memajukan jari kelingking kananku. “I.. iya bang, Sonya janji” jawab Sonya sambil mempertautkan kelingkingnya dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua. “Fiuhh.. gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu” pikirku. “Sonya, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam ini” kataku. “Tapi Sonya siap belajar sekarang bang” Sonya mulai protes. “Iya abang tau, tapi sebaiknya sekarang Sonya ganti baju dan istirahat sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya cantik” jawabku.

    Kulihat Sonya merengut, tapi ia menurutiku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk istirahat, sementara aku menyendiri di kamarku, merenung. Terjadi perang batin dalam jiwaku apakah yang harus aku lakukan, hal ini sangat gila dan beresiko tinggi dan bisa menghancurkan seluruh masa depanku dan Sonya. Aku yang sudah sangat dipercaya oleh keluarga ini akankah menjadi penghancur? Akankah aku juga akan menjadi salah satu aktor realita yang membintangi berita-berita pemerkosaan anak kecil? Apa yang harus kuperbuat dengan Sonya nanti malam? Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan aku harus pergi ke luar untuk membeli makan malam untuk kami berdua. Kulihat Sonya masih tertidur, dan setelah kukunci semua pintu aku berangkat untuk membeli makan malam dan setelah itu aku menuju ke rumah temanku untuk meminjam film porno barat yang ia miliki, setelah itu aku pulang. Sesampainya di rumah, kulihat Sonya sudah bangun, dari rambutnya yang sebatas bahu kulihat agak basah pertanda ia baru mandi. “Abaang.. dari mana, kok Sonya ditinggalin sendirian, takuut nih!” kata Sonya manja. “Aduuh Sonya sayang, abang baru beli makan malam buat Sonya dan abang juga pinjam film baru buat Sonya belajar nanti” kataku. “Liaat doong baang!” kembali sonya berkata dengan manja yang membuat darahku berdesir. “Ssst.. liatnya nanti aja sekarang kita makan dan setelah itu Sonya kerjakan dulu semua tugas rumah untuk sekolah besok!”perintahku. “Yaah abaang!” kata Sonya kecewa. “Eeeit, inget lho Sonya harus nurut sama abang soalnya kalau tidak, abang tidak jadi deh ngajarinnya” jawabku sambil mengibas-ngibaskan keping VCD porno itu. “Iya deh bang, Sonya mau nurut kok!” jawab Sonya sambil merengut. “Nah, begitu dong Sonya cantik!” jawabku sambil tersenyum. Selama makan malam aku masih terus berpikir, jantungku berdegup kencang, aku merasa kebingungan..apa yang harus aku lakukan. Setelah makan aku menemani Sonya di ruang tengah untuk membantunya mengerjakan tugas rumahnya dan aku juga mengerjakan tugas rumahku, tapi aku benar-benar tidak bisa konsentrasi.

    Sekitar pukul 19.45 tiba-tiba, Sonya bertanya padaku, “Bang incest itu apa sih?” “Hey, dari mana kamu dapat kata-kata itu?” tanyaku terperanjat. “Dari TV, kalo perkosaan itu apa bang?” kembali Sonya bertanya. Ini pasti pengaruh tayangan TV itu, pikirku. “Wah, akan abang jelaskan saat belajar nanti, tapi yang jelas perkosaan punya pengaruh yang sangat buruk bagi anak perempuan dan abang harap tidak boleh sampai terjadi sama Sonya ataupun Tia, eh ngomong-ngomong sudah selesai belum tugasnya?” tanyaku. “Sudah bang, dan sekarang Sonya siap belajar seperti yang di film” kata Sonya meyakinkanku. “Eeh.. ehm.. iya, s.. sekarang beresin dulu semua bukunya sementara abang nyiapin filmnya” jawabku dengan suara yang bergetar menahan nafsuku yang sudah mulai meningkat. Sejujurnya, aku sangat menyayangi Sonya dan Tia sehingga tidak pernah terpikir untuk berhubungan seks dengan mereka, tapi.. setelah lama aku berpikir tentang kejadian yang memang salahku pada awalnya ini, sudah kepalang basah.. aku harus melakukannya dengan sangat hati-hati.. Segera aku membawa film yang tadi kupinjam, bantal serta guling ke ruang tengah lalu kutaruh di karpet di depan TV agar menontonnya jadi lebih nyaman dan segera kunyalakan film pornonya. “Sonya, ini film yang baru kamu harus perhatikan baik-baik nanti kalau sudah selesai kita sambung ke film yang udah Sonya liat tadi siang, setuju?” tanyaku. “Setuju bang” jawab Sonya.

    Kuminta Sonya untuk duduk diatas guling yang kusediakan di depan TV untuk dapat memperhatikan setiap adegan di film itu dengan baik sementara aku duduk persis di sampingnya untuk memberikan pengertian dari film yang ia lihat. Adegan awal dari film diperlihatkan dua orang wanita bule yang cantik yang sudah telanjang bulat saling berciuman dengan mesranya, saling menghisap lidah pasangannya. Aku melirik ke arah Sonya yang begitu serius memperhatikan adegan indah tadi lalu pada adegan berikutnya salah seorang wanita itu membenamkan wajahnya diantara selangkangan wanita pasangannya.

    Pengambilan gambarnya cukup bagus karena adegan tadi di close-up sehingga Sonya dan aku dapat melihat jelas apa yang dilakukan oleh wanita tadi dengan selangkangan pasangannya. Ia dengan lahapnya menghisap dan menjilati vagina pasangannya. Adegan itu aku pause untuk menjelaskan pada Sonya, “Ini namanya oral sex atau kita singkat “os”, rasanya nikmaat sekali, kalau Sonya mau, bilang sama abang bahwa Sonya mau di “os”, mau coba Sonya?” tanyaku. Sonya terlihat mengangguk pelan sambil tersipu tetapi kemudian dia bertanya,”Bang, kenapa kok yang mainnya cewek sama cewek?” tanya Sonya antusias. “Pertama, itulah yang disebut lesbian dan kedua, karena indah dan aman” jawabku. “Indah? Maksudnya?” tanya Sonya kembali. “Menurut Sonya cewek-cewek di film itu cantik atau jelek?” tanyaku. “Cantik!” jawab Sonya. “Yak betul, cantik seperti Sonya.. ingatlah bahwa kecantikan perempuan itu sangatlah indah” jawabku. Kembali Sonya tersenyum, “lalu kenapa aman?” tanya Sonya lagi. “Jawabannya setelah kita nonton adegan selanjutnya ya!”kataku.

    Adegan pun berlanjut dengan tak lama kemudian ada seorang laki-laki besar muncul dihadapan kedua wanita tadi. Ia segera membuka seluruh pakaiannya dan memperlihatkan burungnya yang besar itu pada kedua wanita tadi. Wanita-wanita itu terlihat saling berebutan untuk menghisapi burung laki-laki itu. Laki-laki itu kemudian merebahkan seorang wanita tadi di kasur dan memasukkan burungnya ke dalam vagina si wanita sementara wanita yang satu lagi menciumi bibir si wanita yang tengah di garap itu.

    Aku kembali mem-pause adegan itu dan Sonya bertanya padaku, “Abang apa itu, kok burungnya di masukin ke..” aku segera memotong kata-kata Sonya, “lubang vagina itu namanya Sonya, Sonya juga punya dan inilah yang dinamakan hubungan seksual yang indah itu Sonya” “Apa nanti burung abang akan dimasukkan ke vagina Sonya? Sakit ngga bang?” tanya Sonya. Aku mulai melihat ada mimik kecemasan di wajahnya. “Tenang Sonya, tentu saja tidak sakit, malahan terasa nikmaat sekali buat abang dan buat Sonya, nanti kita praktekkan, sabar ya sayang” kataku meyakinkannya.

    Aku agak mempercepat adegan itu sampai pada adegan di mana laki-laki itu akan berejakulasi, dengan cepat ia mengeluarkan burungnya yang basah oleh cairan vagina wanita yang ia garap dan mengarahkannya ke wajah kedua wanita yang telah siap menunggu dengan mulut menganga. “Bang laki-lakinya mau ngapain?” tiba-tiba suara Sonya memecah kesunyian. “Perhatikan baik-baik Sonya!” jawabku. Pada adegan itu terlihat wanita yang hanya menciumi teman wanitanya yang tengah digarap tadi, mengocok batang burung si lelaki sambil mulutnya menghisapi kepala burung tersebut, dan tak berapa lama.. croot.. croot.. croot.. menyemburlah cairan putih kental dari burung si lelaki kearah wajah dan mulut wanita tadi. Cairan sperma yang meleleh dari wajah wanita yang sedang menyedotnya juga tumpah sebagian kewajah dan mulut yang menganga serta lidah yang menjulur keluar dari wanita yang digarap laki-laki tadi.

    Setelah semprotan spermanya habis, wanita yang menyedot sebagian besar sperma di dalam mulutnya tadi segera membaginya dengan wanita pasangannya dengan cara melelehkan cairan kental putih itu tumpah keluar perlahan dari mulutnya agar jatuh tepat di lidah dan dalam mulut wanita itu. Aku kembali menghentikan adegan tadi agar Sonya dan aku bisa membahas dan melihatnya dengan lebih jelas lagi. “Iih.. bang, kok cewek-cewek itu mau sih dikencingin sama laki-laki itu?” Sonya bertanya. “Sonya, itu bukan sembarang kencing sayang, itu sperma namanya dan sangat dibutuhkan dan disukai oleh banyak wanita, rasanya kalau kata teman-teman cewek abang sangat enak dan harganya mahal kalau dijual. Cewek-cewek di film itu beruntung dikasih yang gratis sama laki-laki itu, entar Sonya juga kalau mau pasti abang kasih gratis ngga usah takut, soalnya abang sangat sayang sama Sonya” kembali gadis mungil yang cantik dan sexy itu tersenyum manis. Adegan pesta bagi-bagi sperma antar wanita tadi aku putar ulang 3 kali, agar Sonya bisa lebih menikmatinya.

    Adegan selanjutnya ternyata adegan sado masochist di mana laki-lakinya membawa cambuk dan mencambuki si wanita yang tengah digagahinya. Dengan cepat aku langsung mematikan VCD itu karena teriakan-teriakan si wanita yang kesakitan tadi sangat mempengaruhi Sonya yang segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Setelah kumatikan TV dan playernya aku langsung memeluk Sonya untuk menenangkannya.

    “Sonya jangan takut ya manis, itulah sebabnya mengapa abang bilang kalau hubungan sex sesama wanita itu indah dan aman karena banyak sekali laki-laki yang jahat dan yang kamu lihat barusan itu adalah pemerkosaan, kamu mengerti sekarang cantik?” kulihat ia mengangguk. “Abang memperlihatkan kejahatan tadi pada Sonya agar setelah Sonya belajar seks sama abang, Sonya tidak lalu mencari teman laki-laki apakah pacar Sonya atau siapapun dia untuk lalu Sonya ajak main seks karena hal itu sangatlah berbahaya bagi gadis cantik sepertimu, mereka bisa memukulimu, menyakitimu, membuatmu hamil lalu meninggalkanmu begitu saja” kataku. “Apa? hamil Bang?” tanya Sonya. “Iya sayang, karena itulah abang tidak ingin kamu berhubungan seks dengan laki-laki manapun sebelum kamu menikah, supaya Sonya tidak disakiti dan jika pacar Sonya nanti mengajak Sonya untuk main seks padahal Sonya dan dia belom menikah atau hanya memberi Sonya janji-janji menikah sebaiknya putuskan saja sebelum Sonya disakitinya seperti yang sudah Sonya lihat” kataku lagi. Aku melihat jam di dinding dan ternyata menunjukkan pukul 22.00. Aku bertanya pada Sonya, “Abang lihat Sonya sudah cape, sekarang Sonya mau istirahat atau mau terusin belajar praktek main seksnya?” tanyaku. “Kayaknya besok aja ya bang, soalnya Sonya ngantuk banget” jawab Sonya. Dengan tersenyum aku mencium bibir Sonya dengan lembut, sementara tanganku masuk ke dalam celana piyamanya meraba bagian kemaluan Sonya yang masih ditutupi celana dalamnya yang ketika kusentuh dengan jariku.. wah sudah basah yang berarti ia terangsang hebat saat menonton tadi.

    Sentuhanku membuat Sonya agak terkejut, lalu aku berkata, “Abang lepas saja celana dalammu ya soalnya sudah basah” Sonya menolak pada awalnya, “ah abang, Sonya khan malu” kemudian kujawab, “Sonya tidak perlu malu sama abang, khan di sini tidak ada siapa-siapa lagi”. Saat celana dalam putih itu sudah kulepas, darahku kembali mendidih.. ingin rasanya langsung kuterkam dan nikmati gadis kecil yang cantik dan menantang ini, tapi sekuat tenaga aku menahan nafsuku itu dan akhirnya dengan susah payah aku berhasil memakaikan celana dalam yang masih bersih untuknya dan celana piyamanya lalu kugendong dia ke tempat tidur. Aku duduk di sampingnya setelah menyelimutinya sambil membelai lembut rambutnya. Tak berapa lama ia pun tertidur dengan pulasnya.

    Aku memperhatikan wajahnya, uuhh.. cantik sekali! Setelah itu akupun keluar untuk membereskan ruang tengah setelah itu ke kamar mandi untuk.. biasa, soalnya jika tidak kukeluarkan, bisa gila aku dibuatnya.. lalu tidur.Keesokan paginya setelah sarapan dan bersiap, aku mengantar Sonya ke sekolahnya lalu berangkat ke sekolahku. Sepulang sekolah aku membeli persiapan makan siang serta makan malam biar sekalian. Sesampainya di rumah kudapati Sonya telah berada di ruang tengah sambil menonton film kartun kesukaannya. Melihatku pulang, ia menyambutku dengan ceria dan dengan manja berkata, “Abang kok baru pulang, Sonya sudah menunggu abang dari tadi”. “Maaf ya, abang telat tapi ini abang bawakan makan siang, kita makan yuk!” ajakku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk ganti baju dan tidur siang supaya nanti malam ia sudah segar dan siap mengerjakan PR-nya.

    Malam harinya, selepas makan malam kembali aku menemaninya mengerjakan tugas rumahnya dan setelah selesai aku segera masuk ke kamarku dan menutup pintunya sementara Sonya masih membereskan buku-bukunya. Aku sengaja meninggalkannya karena sebenarnya aku tidak ingin mempraktekkan apa yang aku ajarkan padanya kemarin secara lebih jauh dan aku berharap dia juga merasa begitu agar semuanya tetap aman dan damai. Aku juga merasa yakin bahwa Sonya akan memegang janjinya untuk tetap merahasiakan hal ini.

    Kira-kira 15 menit aku berada di kamarku, tak lama terdengar ketukan dan suara Sonya memanggilku, “Abaang.. abang kok udah tidur sih?” Segera aku menuju ke pintu dan membukanya, “Eh.. ada apa Sonya?” tanyaku. “Abang kan janji mau nerusin pelajaran yang kemarin yaang “os” itu lho” katanya dengan pelan sambil agak menunduk. “Apa boleh buat.. kalau sudah begini, terpaksa harus kuhadapi!” pikirku. Aku kemudian mengangkat dagunya perlahan agar ia bisa menatapku, “Apa Sonya sudah siap?” tanyaku. Sonya mengangguk pelan. “Apa Sonya pernah melakukan seperti yang Sonya lihat di film sebelum ini?” Tanyaku lagi. Ia menggeleng. “Waah.. hebat, masih sangat murni nih cewek” pikirku. “Baik, kita mulai tapi Sonya harus selalu menepati janji-janjinya yaa!” pintaku. Ia kembali mengangguk. “Nah, coba julurkan lidahmu seperti ini!” kataku mencontohkan.

    Kulihat ia agak bingung tapi ia ikuti juga menjulurkan lidahnya. Setelah lidahnya menjulur keluar aku segera menempelkan ujung lidahku dengan lidahnya. Sonya agak terkejut tapi lalu ia tersenyum. Segera kuangkat dengan gemas tubuh gadis kecil nan cantik itu ke atas tempat tidurku, lalu kuminta ia membuka baju dan celana piyamanya kecuali celana dalamnya yang kali ini berwarna pink itu. Kurebahkan ia di tempat tidurku dan kuatur posisi pinggulnya agar lebih terangkat dengan meletakkan guling di bawahnya.

    Dihadapanku kini terlihat seorang gadis kecil yang cantik dengan rambut sebahu tersenyum malu-malu padaku dengan lesung pipit yang indah, bibir yang tipis, kulit yang putih bersih, payudara yang belum tumbuh besar tetapi sangat sexy, betis dan paha yang indah serta bagian surganya yang paling misterius kerana masih tertutup oleh celana dalam pinknya yang tipis itu sehingga secara samar aku bisa melihat belahan kemaluannya yang putih bersih dan sangat feminin itu. “Sonya, kamu cantik sekali malam ini sayang” kataku. Ia hanya tersenyum malu dan agak menunduk. “Apakah kamu pernah melakukan hubungan seperti di film yang kamu liat sebelum ini sayang?” tanyaku. Sonya menggeleng. “Waah.. gadis ini benar-benar masih murni, belum mengenal seks sama sekali” pikirku.

    Setelah juga melepas baju serta celanaku dan hanya menyisakan celana dalamku aku berkata padanya, “Sonya, sekarang Sonya tenang dan nikmati pelajaran “os” yang akan abang berikan dan kalau Sonya merasa mau pipis, pipiskan saja jangan ditahan-tahan, mengerti cantik?” tanyaku sambil membelai lembut pipinya. “Hmmh, mengerti bang!” jawabnya dengan napas yang sudah mulai memburu.

    Inilah yang paling aku sukai, berhubungan seks dengan seorang gadis yang masih muda, murni belum tersentuh oleh siapapun dan tentunya kemaluannya yang masih “bersih” sama sekali belum ditumbuhi bulu membuatku sangat bergairah. Aku segera menciumi daun telinga kirinya, memainkan lidahku menggelitiki lubang kupingnya sambil tanganku mengusap lembut perutnya lalu perlahan naik ke arah payudaranya.

    Sonya merasa geli sehingga ia agak menjauhkan kepalanya agar daun telinganya terlepas dari sedotan dan jilatan lembutku. Ciumanku kemudian bergerak ke arah pipi kirinya, dagunya, lehernya yang jenjang kemudian naik ke bibirnya yang tipis menggemaskan. Kusentuh bibirnya yang masih menutup itu dengan bibirku, lidahku bermain-main mengikuti belahan horizontal bibirnya yang sedikit demi sedikit semakin membuka. Perlahan lidahku merayap ke dalam mulutnya dan Sonya pun megerti apa yang kuinginkan, ia segera menghisap lidahku sehingga membuat kami bisa saling mempertautkan lidah. Kadang kusedot lidahnya ke mulutku bergantian dan bisa kurasakan hangat nafas gadis kecil cantik ini menerpa wajahku yang membuat burungku berdiri tegang sekali di balik celana dalamku.

    Kedua tangan Sonya memegang kepalaku seakan tak mau mengakhiri ciuman indah ini, sementara tangan kananku mulai mengusap-usap paha kanan dalam yang putih mulus milik Sonya itu. Lidahku yang sedang dihisap kutarik ke atas secara perlahan hingga terpisah dari mulut Sonya dengan masih tetap kujulurkan, Terlihat Sonya mengejar lidahku dengan menaikkan kepalanya, dan ketika lidahku mulai tersentuh oleh bibirnya, kembali kutarik ke atas hingga terlepas lagi dan akhirnya Sonya pun menyerah dan merebahkan kembali kepalanya. Aku tersenyum melihat dirinya yang sudah mulai bangkit gairah birahinya. Selepas itu aku segera menciumi, menjilati kembali lehernya lalu turun ke dadanya. Terasa detak jantung gadis kecil ini berdebar cepat ketika aku memainkan lidahku di puting payudara kirinya yang masih belum tumbuh sempurna, tetapi sangat kusukai itu. “Sssh.. aah.. g.. geli baang! E.. enak!” desahnya.

    Beberapa kali aku menghisap dan menjilati sepasang payudara “rata” tetapi sangat sexy milik gadis kecil cantik ini. Setelah puas dengan payudaranya, ciuman dan jilatan lidahku pun turun ke arah perutnya dan bermain-main di sekitar pusarnya. Tanganku yang mengusapi bagian paha dalamnya, kali ini mulai menyentuh bagian kemaluannya yang masih tertutup celana dalam pink itu. Ketika menyentuh bagian vaginanya, kurasakan tubuh Sonya agak tersentak sedikit tapi kurasakan juga bahwa kain celana dalamnya sudah basah yang berarti dia sudah terangsang hebat.

    Mengetahui hal itu aku segera menggigit karet celana dalam pinknya itu dan menariknya ke bawah dengan perlahan. Kedua tanganku menopang pinggul Sonya agar Celana dalam itu bisa kulepaskan dengan mulutku. Perlahan tapi pasti, celana dalam pink itu pun bisa bergeser terbuka dan semakin ke bawah, mulai terlihat belahan vertikal dari daerah yang paling rahasia dan paling feminin bagi seorang gadis. Sementara menarik celana dalam itu dengan mulutku, aku menyentuhkan ujung hidungku dengan lembut menyusuri daerah belahan vertikal yang masih gundul itu turun-naik. Hal itu membuat Sonya agak merapatkan kedua pahanya.

    Kali ini aku sangat menikmati harum alami semerbak kemaluan seorang gadis perawan kecil cantik ini dan setelah kulepas celana dalamnya, segera kubuka lebar kedua paha Sonya sementara kedua tanganku berada di bawahnya. Tangan kiriku yang melingkari paha kirinya dari bawah kuarahkan ke pangkal pahanya agar dapat membuka bibir vagina Sonya sementara tangan kananku memainkan payudara kanannya.

    Kini terlihat jelas di hadapanku vagina seorang gadis kecil yang berwarna merah muda, lalu dengan klitoris sebesar biji kacang hijau dan lubang vagina kecilnya yang basah dan terlihat mengeluarkan cairan bening. Tidak kusia-siakan kesempatan emas untuk merasakan seorang gadis perawan, segera kuarahkan mulutku ke lubang vaginanya yang hangat dan basah untuk kujilati, kuhisap lalu kutelan seluruh cairan kenikmatannya, “srruup.. sruup.. srrup!” Terdengar suara rintihan Sonya!

    “Aaah.. e.. enak.. aah.. abanghh!” bersamaan dengan rintihan itu kurasakan Sonya menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dengan keras tanda ia benar-benar menikmati permainanku. Walau kepalaku terjepit aku tetap meneruskan permainanku kemudian hisapanku kuarahkan ke “kacang kecilnya” yang kini seolah – olah berdiri menantang, sambil menghisap lidahku juga sibuk “mengelus” klitorisnya.

    Hal ini membuat Sonya menggelinjang-gelinjang tak terkontrol sehingga terkadang hisapanku jadi agak mengendor. Aku segera menahan goyang pinggul Sonya yang seksi itu agar permainan jilatan dan hisapan intensku bisa lebih dirasakannya. Setelah goyangan pinggul Sonya berhasil kuredam, kudengar ia mendesah keras, “Baang.. geli bangeet.. Sonya ngga kuat, rasanya mau pipiis!” mendengar itu kuarahkan kembali hisapanku ke lubang vaginanya sementara jari jempol kiriku tetap memainkan klitorisnya agar rangsangan terhadap Sonya tetap konstan sementara Sonya dengan kedua tangannya menekan kepalaku agar tidak terlepas dari kemaluannya dan.. “A.. aah.. aah.. S.. Sonya pi.. pipis baanghh..!”

    Dapat kurasakan cairan hangat yang keluar dari lubang vagina Sonya banyak sekali dan hal ini juga membuat aku terangsang hebat. Kurasakan beberapa kali tubuh Sonya tersentak-sentak karena mengalami orgasme hebat. Orgasme hebat Sonya ditandai dengan banyaknya cairan kenikmatannya yang keluar langsung menuju mulutku, aku sangat menyukai dan menikmatinya.

    Aku, yang juga terangsang hebat, mencoba sekuat tenaga untuk bertahan agar tidak ikut “pipis” sekarang karena ini bukan saat yang tepat. Setelah aku rasakan jepitan kedua paha Sonya sudah mulai merenggang dan tangannya juga sudah terlepas dari kepalaku, aku segera membuka celana dalamku yang juga sudah agak basah, berlutut dengan dada Sonya berada dia tengah kedua lututku, kemudian kuraih tangan kanan Sonya yang walau terlihat lelah tapi juga terkejut melihat tingkahku lalu dengan bantuan tanganku kubuat tangan Sonya mengocok burungku yang sudah sangat tegang sekali.

    “Aaah.. Sonya.. kamu cantik sekali!” erangku sambil semakin cepat menggerakkan tangan Sonya untuk mengocok burungku. “Aaah.. a.. aah.. crroot.. croot.. crroot” Akhirnya spermaku pun muncrat dan sebagian mengenai wajah dan bibir Sonya dan sebagian lain jatuh di dadanya. “Aaah” desahku puas. Aku pun lalu merebahkan diri di sampingnya dan kulihat Sonya saat itu sedang dengan perlahan mencoba mengeluarkan lidahnya untuk merasakan nikmatnya spermaku. “Emmh.. Bang, kok agak asin ya rasanya?” tanya Sonya. “Tapi Sonya suka kan? Mau ngga ngerasain langsung dari burung abang seperti yang di film?” tanyaku.

    Ia hanya tersenyum. “Ah, mungkin lain kali ya sayang, soalnya abang lihat kamu sudah lelah sekarang” kataku yang lagipula aku memang tidak ingin memaksanya karena aku sangat menyayangi gadis kecil cantik ini, nanti kalau dia sudah siap dan memintanya baru aku beri. Setelah selama beberapa saat kupeluk dan kubelai dirinya aku segera turun dari tempat tidurku lalu mengambil tissue untuk membersihkan badan Sonya yang terciprat oleh spermaku. Setelah badannya bersih kubantu Sonya untuk berpakaian kembali dan sebelum menggendong ke kamarnya aku bertanya,”Bagaimana Sonya sayang, apa Sonya suka dengan pelajaran “os” tadi?” Ia mengangguk sambil tersenyum terlihat rona mukanya yang cantik itu sedikit memerah. “Bagaimana rasanya sayang, sakit nggak?” tanyaku lagi. “Emmh.. enggak kok bang, malahan terasa enak sekali, tapi yang paling enak waktu Sonya pipis, maaf ya Bang abis Sonya udah nggak tahan” jawabnya jujur. “Ooh, ngga pa pa kok, justru abang pengen nyobain pipisnya Sonya, agak asin gurih rasanya tapi enak sekali buat abang, abang sampe jadi pengen lagi nih!” kataku menggodanya sambil memperagakan seolah lidahku sedang menjilati kemaluannya.

    Mendengar jawabanku dan melihat tingkahku, kulihat ia tersenyum malu sambil sedikit menunduk. “Nah, sekarang abang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Sonya tentang kenapa abang perlihatkan filmnya yang main seks cewek sama cewek” kataku. “Oh iya, kenapa tuh bang?” tanya Sonya antusias. “Sonya sekarang sudah tau bagaimana enaknya di kasih “os” sama abang tapi mungkin suatu saat abang tidak akan ada di sini bareng keluarga Sonya terus karena abang mungkin tidak lama lagi harus pisah dengan Sonya dan Tia. Kalau abang tidak ada dan Sonya pengen minta “os” kan jadi susah, iya kan?” tanyaku. “Iya bang, apa lagi ngga boleh ada yang tau selain abang!” jawab Sonya. “Betul, apalagi Sonya ngga boleh minta tolong sama laki-laki siapapun dia kecuali kalau dia sudah menikahi Sonya ingat kan Sonya?” tanyaku kembali. “Iya bang, Sonya ngga mau disakitin kayak lalu ditinggalin kayak di film itu!” Sonya menjawab dengan semangat. “Karena itulah sekarang abang mau minta ijin Sonya supaya abang juga boleh ngajarin main seks ke Tia supaya nanti kalau abang udah ngga ada Sonya bisa minta tolong sama Tia, lagipula abang yakin kalau Tia juga pasti suka di kasih “os” seperti Sonya” bujukku. “Sama Tia, bang?” tanya Sonya terkejut. “Iya kalau Tia sudah pandai main seks kaya Sonya sekarang, Sonya ngga akan repot cari orang yang bisa tolong Sonya, Iya kan cantik?” aku ingin melihat reaksinya.

    Ia terdiam sejenak lalu berkata, “kalau begitu Tia juga harus jaga rahasia nanti ya bang?”tanya Sonya. “Iya dong sayang, gimana, setuju ngga?” “setuju deh bang!” jawab Sonya. “Naah, begitu dong cantik!” jawabku gembira. “Oh ini satu lagi jawaban pertanyaan Sonya” aku menambahkan. “Apa tuh bang?” tanya Sonya. “kalau nanti Sonya dan Tia sudah main seks bersama itu dinamakan incest” jelasku. “maksudnya?” tanya Sonya. “Maksudnya hubungan seks antara Sonya kakaknya Tia dengan Tia adiknya Sonya atau keluarga sedarah begitu, mengerti kan?” tanyaku. “Iya bang, Sonya ngerti sekarang!” jawabnya.

    Sambil tersenyum, kugendong Sonya dan kubawa ke kamarnya untuk istirahat. Setibanya di kamar Sonya, sebelum kurebahkan dia di tempat tidurnya, aku kembali bertanya padanya untuk menegaskan, “Sonya, sebelum tidur abang minta Sonya untuk selalu mengingat dan menepati janji Sonya ya!” Kulihat ia tersenyum dan berkata, “Iya Bang Sonya janji soalnya kan Sonya sayaang sama papa mama!” Aku tersenyum senang, “Abang percaya sama Sonya”

    Ia pun tersenyum dan menjulurkan lidahnya yang maksudnya untuk mengikat janji kami. Sambil tersenyum aku pun menjulurkan lidahku dan mempertautkan lidahku dengannya. Ciuman hangat itu mengakhiri pelajaran yang kuberikan padanya hari itu.Keesokan harinya, aku masih sempat mengabulkan permintaan Sonya dengan memberinya “os” sore itu sebelum kedua orang tua Sonya pulang malam harinya. Aku juga sudah berjanji pada diri sendiri dan dengan sekuat tenaga berusaha untuk selalu menepatinya, untuk tidak memasukkan burungku ke vagina Sonya ataupun Tia supaya tidak merusak keperawanan maupun masa depan gadis-gadis muda cantikku ini.

    Awalnya aku sempat gelisah kalau-kalau orang tuanya mengetahui hubungan kami tetapi ternyata Sonya benar-benar menepati janjinya. Sonya juga bahkan sudah mulai mendekati adiknya Tia dan memberitahunya untuk belajar “sesuatu” dariku tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Mungkin pada kisah selanjutnya aku bisa berkesempatan untuk menceritakan bagaimana indahnya hubunganku dengan kedua gadis kecil kakak beradik yang cantik itu.

  • Cerita Seks Bergambar Dapat Kenangan Terindah Dari Ayu Adik Ipar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Bergambar Dapat Kenangan Terindah Dari Ayu Adik Ipar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1638 views

    Perawanku – Aku punya adik ipar, Ayu namanya. Orangnya cantik, masi di SMU. Bodinya proporsional, gak toge tapi tocil juga enggak. Pinggulnya rada gede juga sehingga kalo liat dia jalan pake jins ketat dari blakang, goyangan pantatnya merangsang juga. Yang lebi merangsang lagi, Ayu punya kumis halus diatas bibir mungilnya. Pasti jembutnya rimbun deh, dan yang lebi penting lagi napsunya besar.

    Aku gak tau napa kok dia dikirim ortunya ke tempat kakaknya (istriku) untuk melanjutkan sekolahnya, padahal dia baru kelas 1. Biasanya kalo dah lulus SMU ya mo nerusin skolah pindah bisa dimengerti. Aku gak banyak nanya ke istri tentang kepindahan Ayu kerumahku. Yang aku tau, Ayu tu bukan adik kandung istri tapi dia diangkat anak oleh mertuaku sejak kecil, dan sudah dianggap sebagai anak sendiri. Istriku kerja sebagai tenaga marketing suatu perusahan asing sehingga sering sekali mendapat tugas keluar kota, sedang aku bekerja sebagai konsultan freelance, sehingga banyak melakukan pekerjaan dari rumah saja. Ketempat klien kalo diperlukan saja. Ya gak apa si, itung2 aku jadi penunggu rumah. Makanya aku seneng banget ketika Ayu tinggal dirumahku. Aku membantu mengurus kepindahan Ayu ke SMU yang deket dengan rumahku, repot juga birokrasinya, tapi dengan sedikti pelicin semuanya akhirnya beres dan Ayu diterima disekolah tersebut dan boleh langsung masuk. Baru 2 hari Ayu dirumah, istriku dapet tugas keluar kota lagi ke Sulawesi sehingga makan waktu 2 mingguan. Ya namanya tugas, harus dilaksanakan, baeknya kami belon punya anak, sehingga aku gak repot kalo ditinggal2 seperti itu. aku terbiasa mengurus rumahtangga, karena sejak dulu aku selalu hidup sendiri.

    Sore itu, Ayu aku ngajak ngobrol di sofa. Dia pake celana pendek yang pendek banget dan tanktop, kayanya gak pake bra, sehingga toketnya bergerak mengikuti gerakan badannya. Merangsang juga ni anak. Aku nanya kenapa kok dia pindah ketempatku. “Mangnya mas gak tau ya”, kata Ayu. “Aku gak nanya kakakmu Yu, dia juga gak crita apa2 ke aku, cuma bilang kamu mo pindah skolah kesini ja”. “ayu malu ni mas critanya”. “Napa malu, aku kan masmu sendiri”. “aku maen ma om tetangga rumah mas”. “Wah, enak dong si om dapetin kamu”. “Ah mas, Ayu serius ni”. “Ya terus?” “Si om juga yang mrawanin Ayu, tapi enak, makanya Ayu jadi ketagihan terus deh maen ma si om”. “Kamu maennya dimana Yu’. “Mula2 dirumah si om, waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka janjian ketemuan di mal, trus cek in ke motel, waktu ayu pulang skolah”. “maennya brapa ronde kalo dimotel”. “Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde, kan mesti pulang sore Ayu nya”. “Gak perna sampe nginep ya Yu”. Perna mas, si om bohong ma tante katanya mo pergi keluar kota, padahal cek in ma Ayu di hotel semalem. Ayu bilang ma bonyok nginep dirumah temen. Wah si om napsu banget maennya dihotel, ampe 4 ronde mas”. “Wah mas jadi kringeten neh ngebayangin Ayu maen ma si om”. “Kok ngebayangin si mas”. “La iya lah, kamu critanya napsuin gitu”. “Trus mas ngaceng ya” “La iya lah, lelaki mana yang gak ngaceng kalo dengerin Ayu crita lagi maen. Trus kenapa kok Ayu disuru ketempat mas ma kakak?” “Ketauan juga mas ma bonyok. Ada yang bilang dia liat Ayu ma si om gandengan di ml. Ya udah deh, Ayu gak bisa ngelit lagi. Heboh juga karena bonyok mengcounter si om. Baiknya bisa didamein, tadinya bokap mo bawa kasus ini ke polisi segala. Baeknya enggak”. “Kadung malu, makanya Ayu disuru ke tempat mas ma kakak. Mas masi kringeten?” tanyanya sambil tertawa, manis sekali ni akan, seksi lagi cuma celana pendek banget dan tanktop tanpa bra. “Mas, dah nikah segini lama kok gak punya anak si, mas gak bisa ya”. “Enak aja, mo mas buktiin ma kamu kalo mas bisa?” jawabku membuka front. “Mangnya mas brani ngelakuin ma Ayu?” “Napa enggak, kalo Ayunya mau tapi”. Ayu diem saja. “Mau gak Yu, aku si mau banget lo”. “Gak enak ma kakak mas”. “Ya tapi kakakmu tu kerjanya kluar kota terus, mas ditinggal sendiri terus, gimana mo bikin anak kan”. “Kacian, mas kesepian ya, kan skarang ada Ayu yang nemenin”. Dia duduk merapat ke aku. “Mau ya Yu”, kataku sambil mengelus pipiku. Ayu noleh ke aku, aku tidak menyia2kan kesempatan ini, perlahan tapi pasti aku mengecup bibir mungilnya.

    Ayu membiarkan aku mengulum2 bibirnya, kemudian ciuman kuarahkan ke
    lehernya, terus menyusur kepipinya. Tubuhnya bergeser makin merapat, bibirnya kulumat lagi dengan lembut. Sambil kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, tangan kuslusupkan kedalam tanktopnya dan meremas lembut toketnya yang masih terbungkus bra. Ohh.., toketnya ternyata tercakup seluruhnya dalam tanganku. Dan ayu rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsunya, padahal baru awal pemanasan.

    “Kamu dah pengen ya Yu”. “Iya mas, dah lama rasanya ayu gak ngerasain nikmat lagi”. “Mau kan aku kasi kenikmatan”. “Mau banget mas”. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tanktopnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. Sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan melepas kaitan branya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya tersentuh lidahku dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketnya akan kuhisap. Dan tangan satuku mulai turun dan memainkan pusernya, membuat ayu merasa geli tapi nikmat, napsunya makin berkobar karena elusan tanganku. Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. me meknya yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya aku kemudian membuka ristsluiting celana pendeknya dan menarik celananya ke bawah. Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.

    jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan me meknya yang sudah banjir. Kubelai celah me meknya dengan perlahan. Sesekali jariku menyentuh it ilnya’ karena ketika dielus pahanya otomatis mengangkang agar aku bisa mengakses daerah me meknya dengan leluasa.

    kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Ayu mengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir.
    Jariku mulai sengaja memainkan it ilnya. Dan akhirnya jariku itu masuk ke dalam me meknya. bibirku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap dan terus menjalar ke perutnya. Dan akhirnya sampailah ke me meknya. Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan bibir me meknya kubuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali me meknya kumainkan dengan bibirku, kadang bibirnya kuhisap, kadang it ilnya, akhirnya lidahku masuk di antara kedua bibir me meknya sambil menghisap it ilnya. Hanya dalam beberapa menit ayu benar-benar tak tahan. Dan.. Ayu mengejang dan dengan sekuatnya ayu berteriak sambil mengangkat pantatnya supaya merapatkan it ilnya dengan mulutku, dia meremas-remas rambutku. Aku terus mencumbu me meknya, belum puas aku memainkan me meknya hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat.

    “Mas, Ayu sudah pengen dien tot.” katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Ayu kubaringkan di ranjang dan aku mulai membuka baju, kemudian celana. Ayu terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. “Mas, gede banget kon tol mas, mana panjang lagi”. “Mana gedean ma si om?” “gedean mas lah”. Sementara itu ayu terbaring menunggu. kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Ayu merinding apakah muat kon tol segitu besarnya di me meknya. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, ayu membuka pahanya makin lebar, rasanya tidak sabar me meknya menunggu masuknya kon tolku yang extra gede itu. Ayu pejamkan mata. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, bibir me meknya mulai tersentuh ujung kon tolku. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir me meknya terdesak menyamping.

    Terdesak kon tol besarku itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang me meknya dimasuki kon tolku. Ayu menahan nafas. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kon tolku. Ayu mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung kon tolku menyentuh bagian dalam me meknya, maka secara refleks Ayu merapatkan pahanya, aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas toketnya. kon tol besarku mulai kuenjotkan halus dan pelan. supaya ayu tidak kesakitan. Ayu benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah dia alami. Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Ayu benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kon tol besar ku. Maka hanya dalam waktu yang singkat ayu makin tak tahan. aku tahu bahwa ayu semakin hanyut. Maka makin gencar aku melumat bibir dan lehernya, dan remasan di toketnya makin kuat. Dengan tusukan kon tolku yang agak kuat dan kupepet it ilnya dengan menggoyang goyangnya, ayu menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. me meknya menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah dia alami. ayu benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Ayu tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Mas, Ayu nyampe maas”, teriaknya. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. dua kali ayu nyampe dalam waktu relatif singkat, aku membelai rambutnya yang basah keringatan. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.

    Tiba tiba, serangan cepat bibirku melumat bibirbya kuat dan diteruskan ke leher serta tanganku meremas-remas toketnya lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku mengenjotkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi ayu nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali ayu berteriak lebih keras lagi. Aku terus mengenjotkan kon tolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah. Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan toketnya. Ayu makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam me meknya, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi me meknya, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.

    Setelah selesai, aku memiringkan tubuh dan tanganku tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya. Ayu senang dengan perlakuanku terhadapnya. “Yu, kamu luar biasa, me mekmu peret dan nikmat sekali”, pujiku sambil membelai dadanya. “Mas juga hebat. Bisa membuat Ayu nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ayu bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..” “Jadi kamu suka dengan kon tolku?” godaku sambil menggerakkan kon tolku dan membelai belai wajahnya. “Ya mas, kon tol mas nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabnya jujur. “Enak mana mas, ngen totin kakak apa ngen totin Ayu”. “Nikmat ma kamu Yu, me mek kamu peret banget”. “Mangnya me mek kakak gak perert, kan kakak belon punya anak”. “Gak tau deh, aku puas banget ngen totin kamu”. “Ya udah, mas ngen totin Ayu ja kalo kakak kluar kota”. Aku tidak langsung mencabut kon tolku, tapi malah mengajak mengobrol sembari kon tolku makin mengecil. Dan tak henti-hentinya aku mencium, membelai rambutnya dan yang paling aku suka membelai toketnya. Ayu merasakan pejuku yang bercampur dengan cairan me meknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kon tol kucabut sambil menciumnya lembut sekali. Benar benar ayu terbuai dengan perlakuanku. Ayu tertidur dalam pelukanku, sepertinya dia merasa nyaman dan benar-benar terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya dibayangkan saja.

    Ayu bangun masih dalam pelukanku. “Kamu tidur nyenyak sekali, Yu”, kataku sambil membelai rambutnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi. Kubimbing ayu ke kamar mandi, saat berjalan ayu merasa masih ada yang mengganjal me meknya dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahanya, saking banyaknya aku mengecretkan peju di dalam me meknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, ayu duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap menyabuni punggungnya, dan ayupun menyabuni punggungku. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali ayu menggeliatkan badannya sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. pentilnya semakin mengeras. Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsunya mulai berkobar kembali.

    Ayu kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremasnya. kon tolku pun mulai ngaceng ketika menyentuh me meknya. Terasa bibir luar me meknya bergesekan dengan kon tolku. Dengan usapan lembut, aku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan me meknya. “Mas nakal!” desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Walau tengkuknya basah, ayu merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari me meknya. Ayu menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir me meknya. Tak lama kemudian, tanganku semakin jauh menyusur hingga akhirnya mengusap2 lipatan bibir luar me meknya. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali kugigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali. Lalu ayu bangkit dari pangkuanku. Ayu tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di me meknya.

    Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin ayu terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Aku menggerakkan tangan keatas, meremas dengan lembut kedua toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk. Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “Mas, lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. Ayu merasakan kon tolku semakin keras dan besar. Hal itu dapat dirasakannya karena kon tolku makin dalam terselip di pantatnya. Tangan kirinya segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelerku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kanan ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap me meknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar me meknya. Aku mengusap berulang kali.

    itilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kon tolku makin kuat menekan pantatnya. Ayu merasa lendir membanjiri me meknya.Ayu jongkok agar me meknya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir me meknya dengan mengusapkan 2 jarinya.

    Ketika menengadah ayu melihat kon tolku telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat. “Mas, kuat banget sih, baru aja ngecret di me mek Ayu sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya ujung kepala kon tolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika ayu menjilati kepala kon tolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah ayu berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Ayu kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke celah di antara bibir me meknya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya. Aku menarik kon tolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar me meknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahan-lahan menarik kembali kon tolku sambil berkata “Enak Yu?” “Enaak banget mas”. Aku mengenjotkan  kontolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantatnya dan tanganku satunya meremas toketnya. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kon tolku kembali menghunjam me meknya. Ayu terpaksa berjinjit karena kon tolku terasa seolah membelah me meknya karena besarnya. Terasa me meknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Aku dengan erat mememegang pinggulnya dan mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. “Aarrgghh.., aarrgghh..! Mas.., Ayu nyampe..!” Ayu lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yu”, kataku sambil menghunjamkan kon tolku sedalam-dalamnya. “Mas.., sstt, sstt..” katanya karena berulangkali merasa tembakan pejuku dime meknya. “Aarrgghh.., Yu, enaknya!” bisikku ditelinganya. “Mas.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot mas”, jawabnya karena nikmat ketika dia nyampe. aku masih mencengkeram pantatnya sementara kon tolku masih nancep dime meknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya.

    Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Setelah selesai aku keluar duluan, sedang ayu masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, ayu keluar dari kamar mandi. Aku sudah menyiapkan makan seadanya. Ayu kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, dan diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku lalu memintanya duduk di pangkuanku. Ayu menurut saja. Sambil mengobrol, ayu kumanja dengan belaian. Kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, ayu mengimbangi ciumanku. selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. ayu sadar bahwa sesuatu yang dia duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung ayu bangkit. Ayu bersimpuh di depanku, kon tolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala kon tolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraih,dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. sebelum penuh ngacengnya langsung ayu mengulum kon tolku. Ayu memainkan kulup kon tol yang tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon tolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkan kulupku dengan lidahnya dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolku makin membengkak.

    aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh. “Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk mas”, katanya yang juga sudah terangsang. Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya.
    Maka ayu kuajak ke tempat tidur. kakinya kutahan sambil tersenyum, kuteruskan dengan membuka kakinya dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. “Aku suka melihat me mek kamu yu” ujarku sambil membelai bulu jembutnya yang lebat. “Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku terus membelai jembutnya dan bibir me meknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan.

    Ayu suka me meknya dimainkan berlama-lama, ayu terkadang melirik apa yang kulakukan. Seterusnya dengan dua jari aku membuka bibir me meknya, ayu makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari me meknya. aku terus memainkan me meknya seolah tak puas-puas memperhatikan me meknya, kadang kadang kusentuh sedikit it ilnya, membuat ayu penasaran. Tak sadar pinggulnya mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat ayu mengangkat pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku. Aku menghisap lubang me meknya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk me meknya, dan saat kujilat it ilnya dengan ujung lidah, cepat sekali menggelitik ujung it ilnya, benar benar ayu tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat ayu tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia terangsang, dan ayu sudah tak tahan lagi. “Ayo dong mas, Ayu pingin dien tot lagi” ujarnya sambil menarik bantal.

    Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku ke arah me meknya. Ayu masih sempat melirik saat aku memegang kon tolku untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir me meknya. saat kepala kon tolku telah menyentuh di antara bibir me meknya, ayu menahan nafas untuk menikmatinya. setelah kepala kon tolku mulai menyelinap di antara bibir me meknya dan menyelusup lubang me meknya, pelan-pelan kutekan dan aku mulai mencium bibirnya lembut. Makin ke dalam. Ayu merapatkan pahanya supaya kon tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding me meknya. kon tolku semakin masuk. Belum semuanya masuk, aku menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya ayu penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah aku puas menggodanya, tiba tiba dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan mengenjot hingga ayu kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, aku meremas toketnya dan menciumi lehernya. Akhirnya ayu mengelepar-gelepar. Dan sampailah ayu kepuncak. Tak tahan ayu berteriak, terus. aku menyerang dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya ayu melewati puncak kenikmatan.

    Lama sekali. Tak kuat ayu meneruskannya. Ayu memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Ayu terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Hampir pingsan ayu menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar ayu tidak menyesal ngen tot dengan aku, aku dapat mengolah tubuhnya menuju kenikmatan yang tiada tara.

    Kemudian pahaku mulai kembali menjepit kedua pahanya dan kurapatkan, tubuhku menindihnya serta lehernya kembali kucumbu. Ayu memeluk tubuhku yang besar dan aku kembali meremas toketnya. Pelan-pelan mulai kuenjotkan kon tolku. Kali ini ayu ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Tanganku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang dadanya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kon tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Ayu berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, hanya tangannya yang mulai menggapai apa saja yang dia dapat. Aku makin meningkatkan cumbuan dan memompakan kon tolku makin cepat. Gesekan di dinding me meknya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini lehernya kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang kon tolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di it ilnya.

    Maka jebol lah bendungannya, ayu mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba aku dengan cepat mengenjot lagi. Kembali ayu berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, ayu meronta sekenanya. dia menggigit pundakku saat aku menghujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga ayu di atas tubuhku. Ayu terkulai di atas tubuhku.

    Dengan sisa tenaganya ayu mengeluarkan kontolku dari memeknya. Dan diraihnya batang kontolku. Tanpa pikir panjang, kontol yang masih berlumuran cairan memeknya sendiri dikulum dan dikocok. Dan pinggulnya kuraih hingga akhirnya ayu telungkup di atasku lagi dengan posisi terbalik. Kembali me meknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, ayu makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon tolku. Aku memeluk pinggulnya. Kuhisap it ilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali.

    Tubuhnya mengejang dan dia menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir me meknya merapat ke bibirku. Ayu gak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar ayu menggigit agak kuat kon tolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. “Yu, aku mau ngecret yug, di dalam me mekmu ya”, kataku sambil menelentangkan ayu. “Ya, mas”, jawabnya. Aku menaiki ayu dan dengan satu hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki me meknya. Aku langsung mengenjot kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang. Pantat dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam me meknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecret yang ketiga masih saja pejuku masi keluar banyak. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “Yu, nikmat sekali ngen tot sama kamu, me mek kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku”, bisikku di telinganya. “Ya mas, Ayu juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman me mek Ayu terasa kuat karena kon tol mas kan gede banget. Rasanya sesek deh me mek Ayu kalau mas neken kon tolku masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ayu dien tot lagi ya mas”, jawabnya. “Ya sayang”, lalu bibirnya kucium dengan mesra.

  • Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku

    Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku


    1638 views

    Perawanku – Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku, kisah ini bermula ketika aku sudah beranjak dewasa bersamaan dengan adik ku juga, berawal waktu aku sedang mandi sendirian dirumah kemudian.

    Nama gue Monika, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yg ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yg terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal sekstabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dgn adik itu slalu saja gagal kubendung.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw anak yg paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1,5 tahun dgn adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yg tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dgn adikku yg tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

    Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dgn teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

    hallow! Siapa di dalam buka dong! Udah nggak tahan! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

    Iyaaaaaaa! Wait! ternyata adikku yg di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhh. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
    Ada apa sih kak? katanya.
    Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yg berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.situs-dewasa

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
    Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
    Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yg lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yg masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dgn kulupnya masih menutupi helm penisnya.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
    Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
    Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
    Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yg basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
    Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
    Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lalu membuka celana dalam gw yg warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dgn membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yg tanpa celana.

    kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
    Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.

    Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzz..! katanya.
    Karena Gw memukul dgn sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

    kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
    Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
    Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
    Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

    Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

    Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku

    Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
    Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

    Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.

    ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
    Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dgn sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?
    Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
    Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
    Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
    Dikit aja Kak… Please..!
    Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dgn nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
    uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?

    Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
    Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

    Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
    Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dgn mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dgn satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
    Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
    hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
    Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dgn vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
    Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yg kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
    Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dgn sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
    Ouughhh..! katanya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
    Wahh..! Gila adik ya..!
    Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dgn pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dgn jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! ssssttt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.

    Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yg bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yg cukup lama.

    Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yg ke Sukabumi, maka dia yg akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yg dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar


    1638 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar, Aku baru saja merekrut sekretaris baru karena sekretarisku yang lama sudah malas-malasan dan kurang profesional, apalagi setelah dia menikah. Oh ya, hampir lupa, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang naik daun, tepatnya di sebuah bank swasta. Tak kuduga, sekretaris baruku itu memang bukan saja masih perawan, tapi rajin, pintar dan yang paling penting lagi adalah bodinya yang montok dan parasnya yang cantik, dengan kulit putih bersih tanpa cela. Dari pandangan mata pertama kali ketika kuwawancarai aku langsung terpikat dan dari sorot matanya serta sikapnya terhadapku, aku juga faham jika dia suka padaku.

    Wah, cocok deh, rasanya pada minggu pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat berjalan. Namanya Indah Ningsih Purwati, oh… rasanya kerjaku semakin bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika datang matahari, eh datang bulan). Kupikir tak apa, malah aku senang, toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya, keningnya dan dari hari ke hari kami semakin tenggelam dalam asmara. Ketika itu, tahun 1982, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus memintanya untuk segera menikah. Herannya, menurut pengakuannya, dia semakin benci dan tidak berniat kawin dengan pacarnya itu. Weleh-weleh- weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.

    Sampai suatu hari (3 bulan kemudian), aku membeRenikan diri untuk mengajaknya pergi ke luar kota di hari minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami meluncur di toll Jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuhan Ratu Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di kantor maklum kedudukanku sebagai kepala cabang bank swasta terkemuka di samping sudah beristeri dan beranak dua.

    “Ning….” kataku pelan ketika mobilku keluar pintu toll.
    “Ada apa Pak?” Ningsih menjawab manis, sambil melirikku.
    “Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja Papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri. ” Dia mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju.
    “Pah… kamu nakal deh”, sambil mencubit sekali lagi pahaku. Wah, rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Ningsih mengatakan “Papah” seperti yang kuminta. Sebaliknya, aku pun mulai saat itu memanggil Ningsih dengan sebutan “Mamah” dan kami saling memagut cinta sepanjang perjalanan ke Pelabuhan Ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber-“honey-moon” , sehingga tak terasa mobilku sudah memasuki halaman Hotel Samudera Beach. Pelabuan Ratu yang berada di tepi Samudra Hindia dengan ombaknya yang terkenal garang. Laksana suami isteri, aku dan Ningsih masuk dan menuju “reception desk” untuk check-in minta satu kamar yang menghadap ke laut lepas. Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku ber-Mamah-Papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi, sama ganteng dan cantiknya) segera memberikan kunci kamar, sambil minta seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau aku tak salah. Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Ningsih duduk berhadapan di pinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk berdua-duaan dengan Ningsih ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Ningsih menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam. “Ooohhgghh, Paahh”, Ningsih mulai terangsang dan merebahkan badannya, aku segera saja menggumulinya dan menaiki badannya, Ningsih melenguh dan terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum parfumnya semakin merangsang nafsuku. “Paahh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek.” Oh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya. “Paahh, bandel nih, kita buka dulu bajunya!” Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya. “OK Mahh… yuuk dibuka dulu.”

    Karena sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putih, dan mulus sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benang pun menempel. Kudekap Ningsih yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah, apalagi ketika Ningsih mulai meraba dan meremas batang kemaluanku. Kutelentangkan dia di tempat tidur. Oh… betapa mulusnya badan Ningsih, sempurna sekali seperti bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat jelas menampakkan bentuknya yang sempurna tanpa cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar karena memang Ningsih masih perawan. Kujilati dari ujung kaki sampai ujung jidatnya yang mulus, naik ke atas, berhenti lama di bawah kemaluannya. Kumainkan lidahku di antara selangkangannya, Ningsih melenguh, terus kukulum-kulum kemaluannya, klitorisnya yang merah dan beraroma harum, tambah lama tambah merambah ke dalam lubang kemaluannya yang merah.
    “Ogghh, Paahh, geliii.., terusss Pahh, ogghh, tapi jangan terlalu dalam Pahh…, saakiiit.”
    “Yaa, sayanggg”, sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Ningsih mulai keluar.
    “Ogghh, Paah…, adduuhh, Paahh, gelii, Pahh, Mamah kayaak maauu… ogghh.” Aku terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya kujilati dan Ningsih menggelinjang dan merintih setiap kali kujilat pantatnya.

    Penisku semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ningsihku yang tentunya baru merasakan kenikmatan surga dunia ini bersama lelaki yang dicintainya. “Paahh, eemmggghh.., teruss… Paahh, geellii…, oooggghh…, Pappaahh jaahhaatt!” aku masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Ningsih semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya. “Paahh, naik Paahh, udaahh donnkk, Mamahh nggak tahaan”, sambil menarik tanganku. Matanya terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik turun. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah seperti besi terasa menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa sedap dan manis. Ningsih menggelinjang dan semakin melenguh. “Maahh, masukin yaa, penis Papah”, dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras itu kelubang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lubangnya, maklum Ningsih masih perawan, aku tak ingin menyakitinya. “PPPaahh, masukkaan cepatt… Mamah nggak tahan Paah aahh…” Kutancapkan penisku lebih dalam, Ningsih merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Ningsih terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih. “Maahh, penis Papahh udahh masuukk, oogghh mahh, vaginanya lezat, menyedot-nyedottt. .. penis…” aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena disamping Ningsih masih perawan, vaginanya juga punya keistimewaan yang sering disebut “empot-empot ayam” itu. Tambah lama, penisku tambah melesak jauh ke dalam vagina Ningsih dan ada beberapa tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya, kekasih barunya. Oh, betapa bahagianya hati ini. “Paahh, saakkiitt, Paahh, tapi enaak, oooggghh.. Paahh, terus, goyang paahh…, oooghh, cepeetiinn paahh…” Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa masuk semuanya ke lubang kemaluan Ningsih. Aku bangun dan duduk sambil kupeluk Ningsih untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan penisku. Ningsih duduk di pangkuanku dengan kaki melonjor ke belakang pantatku. Penisku terus menancap di vaginanya dan Ningsih mulai menaik-turunkan pantatnya. “Paahh, oggghh… pahh”, sambil melumat bibirku dan menggigitnya. “mmaahh,oogghh, aememmhh… maahh, goyang terusss…, Papah mau keluarrrr.” Ningsih semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan aku pun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan penisku semakin kencang juga.
    “Pppaahh… Papahh harus tanggung jawab yaa, kalau Ningsih hamil”, ucapnya di sela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
    “Ningsiha… emmhhggg, sayang Pappaahh… biarin mengandung anak Papaah”, manjanya. Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya.
    “Paahh… oogghh… emmgghh… Ningsiha mauuu… keluaarrr… oomhh.” “Papahh.. jugaa… sayanggg…. “jawabku sambil telentang agi sedangkan Ningsih tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang penisku.

    “Paahh… Mamahh… oooghh… sssakittt, oooggghh… tapiii.. ennaakk”, ketika kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang. Kugenjot terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Ningsih semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada jago juga dalam bermain asmara di ranjang.
    “Terruusss.. . Paahh… eemmhh… ogghh… Paahh… Paahh, ggghh… Mamahh maaooo keluaarr… oogghh… bareng Paahh.” Kucabut dulu penisku dan Ningsih kuminta untuk telentang kembali dan lantas kutindih lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku ketika kami sama-sama ejakulasi. Kutancapkan kembali penisku ke vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat,
    “Cepat dong masukan lagi penisnya Pah!” dan,
    “Bbbleess”, oh nikmat sekali rasanya vagina perawanku tercinta ini. Aku seperti di awang-awang, saling mencintai dan dicintai. Kugoyang terus pantatku semakin lama semakin kencang dan penisku keluar masuk vaginanya dengan gagah, Ningsih terus melenguh kenikmatan sambil tangannya memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat. Ningsih semakin menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk penisku ke vaginanya, penisku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin membangkitkan gairah cinta, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan surga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan laut kidul, dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang, “Paahh… Maahh… oogghh… mauuu keluuuarrr.. . ogghh… baarrrreeengg. .. yuuu…, oooghh… sayaang.” Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh, sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan, meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.

    Sejak itu, aku terus memadu kasih kapan dan di mana saja (kebanyakan di luar kota) sampai Ningsih kawin dan keluar dari perusahaanku. Anak-anaknya adalah anak-anakku juga bahkan wajahnya mirip wajahku dan kadang-kadang kami masih bertemu memadu kasih karena kami tidak bisa melupakan saat-saat indah itu. Kapan akan berakhir perselingkuhan ini, kami tidak tahu sebab cinta kami sangat mendalam.

    Ningsih telah keluar dari kantor cabang bank yang kupimpin di bilangan Slipi, karena dia dipaksa kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya. Namun sebagai anak yang patuh sama orang tua, terpaksa harus mengikuti keinginan orangtuanya dan ikut bersama suaminya setelah itu ke Bandung, karena suaminya bertugas di kantor pajak Jawa Barat. Sebulan sebelum menikah dia kuajak ke Singapore untuk operasi selaput dara, karena aku tidak ingin Ningsihku bermasalah dengan suaminya pada malam pengantinnya. Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Orchard Road yang ramai dan penuh pertokoan selama tiga malam dan satu malam lainnya aku menungguinya di Rumah Sakit Elizabeth yang terkenal dan langsung ditangani oleh dr. Lie Tek Shih, spesialis operasi plastik, kenalan lama saya. Malam sebelum operasi selaput dara, kami menumpahkan seluruh kasih sayang semalam suntuk di hotel bintang empat itu, dan malam itu merupakan malam yang ke 24 (karena Ningsih rajin mencatat setiap pertemuan kami) kami memadu kasih dan terlarut dalam kebersamaan yang tiada tara sejak yang pertama di “Samudera Beach” Pelabuhan Ratu.

    “Papah”, Ningsih bersender manja di dadaku di kamar hotel itu.
    “Apa sayang?” jawabku sambil mencium rambutnya yang harum.
    “Mamah… Mamah nggak mau kawin dan meninggalkan Papah”, rengeknya manja.
    “Memangnya kenapa sayang?” jawabku sambil mengusap sayang payudaranya yang putih ranum.
    “Mamah nggak cinta sama calon suami pilihan Bapak, lagi pula Mamah nggak mau meninggalkan Papah sendirian di Jakarta.” Matanya terlihat mulai berkaca-kaca, “Mamah sangat sayaang sekali sama Papah, Mamah cintaa sekali sama Papah, Mamah tak rela tubuh dan segala milik Mamah dijamah dan dimiliki orang lain selain Papah, achh… kenapa Tuhan mempertemukan kita baru sekarang? setelah Papah punya isteri dan anak?” Ningsih terus bergumam sambil membelai dadaku dan sesekali mempermainkan puting susuku yang semakin keras.

    “Mahh, sudahlah, itu sudah diatur dari sananya begitu, kalau dipikir, Papah pun nggak rela kamu dijamah laki-laki lain, Papah tak kuasa membayangkan bagaimana malam pengantinmu nanti, tapi semuanya sudah akan menjadi kenyataan yang tidak mungkin kita robah.” Aku menciumi seluruh mukanya dengan segenap kasing sayang, seakan kami tidak ingin terpisahkan, air mata kami berlinangan campur menjadi satu dalam kesenduan dan kemesraan yang tak pernah berakhir setiap kali kami memadu kasih.

    “Papaahh, nikmatilah Ningsihmu sepuasmu Pahh, sebelum orang lain menjamah tubuhku.” Ningsih menarik tanganku ke buah dadanya dan merebahkan badannya ke kasur empuk sebuah double-bed. Aku beringsut mendekatinya, sambil kurebahkan badanku di samping tubuhnya yang putih mulus dan seksi itu. Kuusap-usap penuh mesra dan kasih sayang buah dadanya yang putih ranum dengan putingnya yang merona merah. Kujulurkan mulut dan lidahku ke puting buah dada kirinya yang menurutnya cepat membuat rangsangan berahinya timbul.

    “Paahh…, gelliii… sayaang… oooggghh, Paahh…, naikin Mamaahh… Paahh…” Matanya merem ayam dan dadanya semakin turun naik.
    “Iyyaa, yaanng…” aku segera menindihi badannya, dan penisku mulai kembali tegang. Tiba-tiba Ningsih membalikkan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Ningsih sudah mengulum penisku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya.
    “Oogghh, Paahh, sudah assiiinnn, Papah sudah ngiler nih, tapi nikmat kok, Mamah suka?” Aku semakin merem melek,
    “Ogghh, Mmaahh, geellii, sayaang, nikmaatt, ogghh.” Ningsih mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat. Ningsih memang pintar, hebat, telaten dan cantik. Aku terkadang tak suka dan tak rela dia nanti ditiduri dan dijamah lelaki lain, walaupun itu suaminya. Aku terpikir untuk menggodanya.
    “Mah, apa nanti suamimu juga dijilati begini?” Ningsih berhenti melumat dan menjilat penis dan buah pelirku sejenak. Matanya mendelik dan mencubit pantatku keras sekali.
    “Jangan menyakiti hati Mamah ya Pah, Mamah sumpah nggak akan seperti ini, seperti main sama Papah, meskipun nanti lelaki itu resmi jadi suamiku”, Ningsih iseng mengusap-usap penisku penuh sayang sambil nyerocos lagi.
    “Percaya dech pah, Ningsih cuma cinta sama Papah, paling-paling kalau main nanti sama dia sekedar karena kewajiban, biar saja kayak gedebong pisang.”
    “Benar ya Mah, Papah nggak rela kalau kamu main sama dia dirasain, terus ikut goyang dan melenguh, Papah pasti merasakannya” , kataku menimpali.
    “Nggak bakal sayang, Mamah hanya manja dan menikmati semua kalau ngewe sama Papah, percaya dech sayang.” Ningsih kembali naik di atas badanku dan penisku terus diusap-usapnya dan sesekali dikocoknya persis di bagian kepalanya, sehingga langsung tegang dan berdiri perkasa menampakkan otot-ototnya. Ningsih mengangkat sedikit pantatnya ke atas dan menyelipkan penisku yang semakin perkasa ke lubang kemaluannya yang mulai basah dan licin. Penisku nggak begitu panjang memang, paling sekitar 15 sentimeter, tapi kerasnya seperti besi, dan Ningsih selalu menikmati klimaks dengan sangat bahagia bahkan bisa berkali-kali klimaks dalam setiap kali berhubungan denganku. Pantatnya mulai bekerja naik turun dan pantatku juga mengimbanginya dengan menekan-nekan ke atas, sehingga Ningsih semakin merem melek keasyikan. “Ppaahh, aagggghh… terus teken sayaang… Mamaahh eennnaakk adduuhh Paahh.., oogghh.., Mamaahh, cintaa.. yaangg…” Selalu saja Ningsih nyerocos mulutnya kalau lagi keasyikan vaginanya melumat penisku. Vaginanya mulai lagi menyedot-nyedot penisku dengan “empot ayamnya” yang tak bisa kulupakan.

    “mmaahh…. ooogghh… aduuhh, Maahh, nikmaat, sayaang.. teruuuss Maahh, goyaanng.” Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kuremas-remas buah dada dan putingnya, hingga dia kegelian dan semakin kencang menaik-turunkan pantatnya, sampai bunyi gesekan penis dan vaginanya semakin terdengar. Ningsih membalikkan badannya dan membelakangiku tapi dengan posisi tetap di atas tubuhku tanpa mengeluarkan penisku dari kemaluannya. Aku paling bernafsu kalau melihat pantat Ningsih yang putih mulus dan bahenol turun naik di depan mataku sambil vaginanya terus menghisap-hisap batang penisku sampai amblas semuanya ke dasar kemaluannya. Tiba-tiba, “Pppaahh, oggghh, Papaahh, Mamahh maooo keluaarr…. ooghh… Papaahh… aa.. aa… aagghh aaggghh, Mamaahh duluaannn Pahh….” Ningsih terkulai lemas sambil menyubit keras pantatku dan berbalik kembali menindih tubuhku, sambil memegang penisku yang masih berdiri tegak dan belepotan lendirnya. “Bandel nich… ayo cepeten masukin lagi, Mamah yang di bawah!” perintahnya manja sambil menciumi wajahku. Kedua tubuh kami mandi keringat, rasanya puas sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang.
    Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Ningsihku dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Ningsih selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ningsihku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak… Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh…” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Ningsih, kemudian kaki kanan Ningsih kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Ningsih memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Ningsih mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Ooggghh, Maahh, ooogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Ningsih yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot. “Paahh.. Mamah enaak lagi, ooogghh… Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Ningsih yang hangat membara. Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Ningsih merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi. “Paahh… teruuuss genjoott.. Paahh…” Ningsih mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleesss, shhoottt… bleesss… srooottt, sreett crreeckkk… ” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, ooggghh… adduuuhh, Yaangg… emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, ooogghh, teruuusss tusuuk Paahh…” Ningsih merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Ningsih nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan. Ningsih memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Ningsih mendekatkan vaginanya ke mukaku. Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Ningsih melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh…, ooghh, Paahh…, nikmaatt, yaangg… teruusss, aduuuhh…, ooggghh, eemmhh, gilaa…, emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Ningsih kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Ningsihku adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Ningsih kembali kuminta celentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremah buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleeeessss. ” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Ningsih ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Ningsih meringis dan melenguh keenakan. “Paahh… teruuss Paahh… oogghh, penis Papah eaakk… ooggghh, eeemmhh… emmhh… aduuuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Ningsih yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Oooggghh… Maahh… ooggghh… Maahh… ikut goyang dong Sayaang…, oooghh… Papaahh maauu keluuuaarr.. .” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang. Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Ningsih. “Paahh, aduuuhh, bareng yuuu.. Paahh… Mamah mmoo keluaarr lagi”, Ningsih minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya. “Ooogghh… yuu… baraeeng.. Paahh… aiiaaogghh.. . aduhh.. yuu Maahh.. Paahh…” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Ningsih, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali. Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Ningsih menggelinjang geli dan melenguh “Paahh… udaahh… Mamahh geli…” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Ningsih masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitar Botabek. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Ningsih telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi isteri keduaku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian. Ningsih sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Ningsih sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Ningsih sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia membeNingsihhukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Ningsih. Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Ningsih yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita. Barangkali kalau aku dan Ningsih hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Ningsih bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Ningsih hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Ningsih tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Ningsih dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Ningsih meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.
    “Ning, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.
    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Ningsih berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Ningsih. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan. Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Ningsih yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku. Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Ningsih menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku. Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Ningsih sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    “Ogghh… Maahh…, isep terus yaang oooghh, aduuuuhh… gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Ningsih semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Ningsih semakin semangat melumat habis batang penisku. “Oggghh, Paahh, enaakkk asiiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Ningsih. Aku minta Ningsih menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo… keluaar!” Ningsih menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Ningsih melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Ningsih. Ningsih semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Ningsih telah memuncak ke ubun-ubunku. “Paahh… ooghh… wooowww… ooghh.. paahh, terus paahh… enaakkk… paahh lidahnya kayaak kontoooll… ” Goyangan pinggul Ningsih semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Ningsih semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Ningsih yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan. Ningsih terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh… sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Ningsih menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Ningsih tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleeess”, “Ogghh… Paahh… tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu… oogghh emmgghh… Paah… terus goyaag sayaang…. ooghh..” Pantat Ningsih mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi. Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Ningsih dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Ningsih membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss dooong, Mamaah nikmaa… ogghh… teruuusss… sodoook sayaang… ogghh… Paahh…. aaoggghh… uuuggghh…” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah. Memang setiap senggama sama Ningsih rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ningsihku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh… oooghh, teruuusss goyaang… oooggghh.. Maahh… Papaahh mooo keluaarr… gila Maahh… vaginanyaa.. . oooghh… nikmaat… sekalii…” Aku mulai ribut dan Ningsih melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh… emmghh… oogghh… Paapaahh… adduuuhh.. Paahh… adduuhh… Mamaahh… mmooo kelluuaarr.. . emmggg… addduhh… Paahh aduuhh… Paahh… adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Ningsih yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Ningsih telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Ningsih baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Ningsih bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah. Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Ningsih sedang tidak subur, karena Ningsih ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Ningsih akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Ningsih nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan ?

    “Cepat pah masukan lagi ach… jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess…, “Ooogghh… Paahh, enaak… Paahh… aaoogghh.. uuhhgg.. uuughh… genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok. “Ooogghh… mmaahh… nikmaattt… istrikuu… sayaangg… oooggghh… aagghh… eemmgghh…” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Ningsih, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleeesss… sreeett… blleeess… sreeet…, vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Ningsih memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooooggghh.. . Paappaahh… emmggg… ooggghh… aduuuhh… Mamaah moo keeluuuuarr. . oooghh.. Paahh… teruuuss… saayyaang, keluuaarriiinn barreenng oogghh”,
    “Hayyyoo… Maahh… oogghh… hayoo… baarr… ooghh… reenng… Maahh… ooooghh”, teriakanku tak kalah serunya. Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Ningsih melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya. Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Ningsih selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli. Jika Ningsih sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini. Sekian dulu (Akan kusambung setelah Ningsih kawin seminggu, tambah seru deh!).
    Telah seminggu Ningsih menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Resepsi pernikahannya di Balai Kartini cukup meriah, dan aku datang dengan isteriku untuk menyampaikan selamat. Ketika aku menyalaminya, dia tertegun dan terasa agak kikuk dan serba salah, aku pun merasakan hal yang sama. “Terima kasih ya Pak”, katanya hampir tak terdengar. Di hatiku berkecamuk seribu macam pikiran, tapi kuusahakan untuk tetap wajar. Ningsihku begitu cantik dan anggun dengan pakaian pengantinnya. Aku membayangkan bahwa sebentar lagi Ningsih kekasihku, isteriku, yang beberapa tahun telah memadu cinta denganku akan menjadi isteri orang.

    Meskipun kutahu bahwa dia tetap mencintaiku, tapi secara resmi dia akan menjadi isteri orang lain, tentu tidak akan sebebas dulu ketika dia masih single. Sebentar lagi Ningsih akan tidur berdua-duaan dengan lelaki lain, mungkin untuk selamanya, karena aku pun tak ingin dia menjadi janda dan kalau Ningsih menjadi janda tentu akan menjadi gunjingan orang. Tidak, aku tak rela Ningsihku menjadi gunjingan orang. Sekilas aku berpikir untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Ningsih, karena dia telah menjadi isteri orang, tapi apakah bisa semudah itu aku melupakannya? Dunia rasanya sepi dan kejam, dan aku melangkah gontai meninggalkan pesta perkawinannya yang masih penuh tawa dan canda teman-teman dan keluarganya.

    Beberapa hari setelah pernikahannya aku membenamkan diri dengan pekerjaanku, siang dan malam kusibukkan diriku dengan pekerjaan dan mengurus anak-anaku. Aku tak mau membayangkan, dan memang tak sanggup membayangkan sedang apa Ningsih beberapa hari setelah pernikahannya. Aku cemburu, marah, masgul, gundah jika membayangkan dirinya sedang bersenang-senang dengan suaminya yang tentunya sudah tak sabar ingin menikmati kemontokan dan kemulusan tubuh Ningsih, yang sudah resmi jadi isterinya. Aku membayangkan Ningsih telanjang bulat bersama suaminya, manja, bersenggama bebas tanpa takut oleh siapapun dan melenguh mesra seperti ketika bersenggama denganku.

    Tiba-tiba aku sangat benci padanya, aku menganggap Ningsih nggak setia padaku, Ningsih telah mengkhianati cintaku, buktinya dia mau saja digilir oleh lelaki lain. Apakah itu yang namanya cinta dan kesetiaan? Aku bertekad untuk menjauhinya mulai sekarang, dan aku tak akan menerima teleponnya. Ningsih memang berjanji akan meneleponku paling lambat satu minggu setelah dia menikah dan sebelum ikut suaminya pindah ke Bandung.

    Tidak! aku tak akan menerimanya jika dia meneleponku, biar dia tahu rasa, aku tak mau bekas orang lain. Benar saja, pada hari kelima setelah kawin dia meneleponku.
    “Pak, ada telepon”, kata sekretarisku yang baru, pengganti Ningsih.
    Anehnya, meskipun dia berparas lumayan, aku tak tertarik sama sekali dengan sekretaris baruku itu. Aku memang bukan type “hidung belang” yang sekedar mau iseng bercumbu dengan perempuan. Aku hanya jatuh hati dua kali seumur hidupku, kepada isteriku dan kepada Ningsih.
    “Pak, kok melamun, ada telepon dari Ibu Ningsih, katanya bekas sekretaris bapak”, sekretaris baruku kembali mengagetkan lamunanku.
    “Ooh.. ya… ya.. sebentar Reni…, emh.. dari siapa? Ningsih? bilang saja Bapak sedang ke luar kantor ya!” aku mengajari dia bohong.
    “Lho, Pak, kenapa? kan kasihan Pak, katanya penting sekali, dan besok Ibu Ningsih mau pindah ke Bandung”
    Reni, sekretaris baruku itu mulai mendesakku untuk menerima saja telepon Ningsih itu. Aku sejenak merasa bingung, aku rasanya masih benci tapi juga sangat rindu sama Ningsih, apalagi kata Reni besok akan jadi pindah mengikuti suaminya yang bekerja di Bandung.

    Setelah berfikir sejenak… “OK, Reni, sambungkan ke sini!” dan aku agak gugup untuk kembali berbicara dengan Ningsih, untuk kembali mendengar suaranya, Ningsih yang sekarang sudah menjadi isteri orang lain.
    “Hallooo…, siapa nich?”, kataku agak malas.
    “Papah, ini Ningsih Pah, Papah kok gitu sih?” jawab Ningsih di ujung sana.
    “Oh, Nyonya Prayogo, saya kira Ningsih Prameswara kawanku”, kataku menggoda.
    “Nggak lucu ah…, Mamah sekarang tanya serius, apa Papah mau nemui Mamah nggak sebelum besok Mamah pindah ke Bandung?”, jawabnya lagi setengah mengancam. Aku bingung juga ditanya begitu, sebab jauh di dalam hatiku sebenarnya aku rindu berat sama Ningsih, tapi kebencian dan kekesalan masih menempel erat di benakku.

    Beberapa jenak, aku nggak bisa menjawab sampai Ningsih nyerocos lagi.
    “Mamah ngerti, Papah masih kesal dan benci sama Mamah, tapi kamu kan sudah setuju kalau Mamah terpaksa harus kawin, demi kebaikan hubungan kita dan demi menjaga nama baikmu juga. Papah, dengar! Mamah sudah seminggu nggak menstruasi lagi sampai sekarang. Ingat hubungan kita di Hotel Sahid terakhir kali? Sudahlah, nanti Mamah ceNingsihkan lebih lengkap, sekarang mau nggak jemput Mamah di toko biasa di Blok M? Soalnya mumpung si Yudi pulang agak larut malam” Nama suaminya memang Yudi Prayogo dan hanya selisih dua tahun dengan Ningsih, katanya sih ketemu di kursus Inggris LIA.

    Hatiku mulai melunak mendengar pengakuannya dan serta merta aku menyetujui untuk menjemputnya di Blok M. Aku memarkir mobilku di tempat parkir yang agak memojok dan sepi, maklum kami harus semakin berhati-hati, karena Ningsih sudah menjadi isteri orang. Ningsih segera hafal melihat mobilku dan setelah Ningsih duduk di sampingku, segera kukebut lagi keluar Blok M menuju ke utara melewati Sisingamangaraja, Sudirman, naik jembatan Semanggi terus memutar ke jalan Jenderal Subroto dan dengan cepat masuk ke halaman parkir Hotel Kartika Chandra. Ningsih terlihat lebih cantik, sedikit gemuk dan tambah bersih dan putih mukanya. Rambut dan bulu-bulu halus di sekitar jidatnya terlihat hilang, mungkin karena dikerok oleh perias pengantinnya.

    Dia mengenakan celana panjang merah dan T-Shirt putih kembang-kembang ditutupi blazer warna hitam. Terlihat serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Banyak yang nyangka dia keturunan Tionghoa, padahal Jatul. Tahu jatul? Jatul itu “Jowo Tenan” atau “Jawa Tulen”. Ibunya dari Purwokerto dan bapaknya dari Surakarta , katanya sih masih kerabat Kesultanan Surakarta, masih trah langsung Raja Paku Bowono. Setelah check-in sebentar, aku sudah berdua-dua dengan Ningsih di kamar hotel, dan untuk pertama kalinya aku berduaan dengan isteri orang. Ada perasaan berdosa menyelinap di hatiku. Tapi semuanya menjadi hilang karena betapa besarnya cintaku pada Ningsih. Juga sebaliknya, jika Ningsih tak mencintaiku, mana mungkin dia beReni bertemu dengan lelaki lain padahal dia baru kawin lima hari lalu?

    “Papah, Ningsih sedang mengandung janin anakmu, biasanya tanggal lima minggu lalu Mamah menstruasi ternyata nggak keluar sampai sekarang”, Ningsih menambahkan keterangannya tadi di telepon, dan aku semakin cinta dan sayang rasanya. Tapi tetap saja ingin menggodanya dan mengetes cintanya padaku.
    “Oh, ya, hampir lupa, gimana dong bulan madunya kemarin, ceNingsihin dong Ning! pasti seru dan rame dengan lenguhan. Dan apa suamimu nggak ribut tanya perawanmu kaya Farid Hardja?” Ningsih mendelikkan matanya dan mencubit pahaku keras sekali.
    “Percaya atau tidak terserah Papah, yang pasti nggak ada lenguhan, nggak ada goyangan, persis kaya gedebong pisang. Si Yudi memang sempat marah-marah karena mungkin Mamah ternyata begitu dingin dan nggak gairah. Tapi memang nggak bisa dipaksakan. Mamah hanya bergairah kalau bersenggama dengan Papah. Dia nggak nanya tuh, kenapa nggak ada darah perawan Mamah di sprei, ah.. sudah.. sudah! nggak usah tanya gitu-gituan lagi. Nanti malah berantem terus. Pokoknya Mamah sayaang benar sama Papah, nggak ada duanya deh”.

    Seperti bisa dia mulai mencopoti pakaianku satu persatu, sampai CD-ku dia pelorotin juga. Begitu di buka CD-ku, penisku langsung bergerak liar dan setengah tegang begitu tersentuh tangan halus Ningsih. Tak buang waktu lama, Ningsih melemparkan semua pakaiannya ke lantai karpet sampai terlihat bodinya yang seksi, putih mulus dengan puting susu yang semakin ranum. Mungkin pengaruh dari kehamilannya meskipun baru beberapa hari mengandung anakku. Penisku yang masih setengah tertidur langsung dikulumnya ke dalam mulutnya dan dihisapnya dalam-dalam, padahal aku masih berdiri seperti patung dengan bersandar ke tembok. Dengan ganas dia menghisap, menggigit dan menyedot penisku dalam-dalam sampai penisku mentok ke langit-langit mulutnya. Tak lama penisku langsung tegang dan memerah dan mengkilap bercampur ludahnya.

    “Ooooggghh.. . Maahh…. terus Maahh… jilaat…. ooogghh…” Aku mulai terangsang dan kenikmatan setiap penisku dihisapnya. Ningsih memang suka sekali menjilat dan menghisap penisku, tapi ketika kutanya apakah dia juga menghisap penis suaminya, dia bilang amit-amit, nggak nafsu katanya. Mulut Ningsih pindah menghisap dan menjilat penisku, dia juga senang menggigit-gigit dua bakso penisku, sampai aku kesakitan campur geli dan nikmat bukan kepalang. “Ooooghh… Maahh… jangan digigit, Papah sakiiittt”. Aku minta Ningsih berhenti dulu mengulum batang penisku, aku juga sudah rindu untuk menjilat vagina dan klitorisnya. Kuminta Ningsih tiduran di pinggir tempat tidur empuk itu dengan kaki terjuntai ke bawah, dengan begitu aku bisa duduk di tengah-tengah selangkangannya. Vagina dan klitorisnya terlihat jelas kalau begitu. Oh, begitu indah dengan warna merah jambu klitoris dan lubang vaginanya terlihat jelas di hadapan mukaku. Kujilat dengkul dan pahanya, terus merayap kujilati selangkangannya yang mulus, sesekali kujilatkan lidahku ke lubang pantat, klitoris dan lubang vaginanya, Ningsih melenguh-lenguh tertahan. “Oooghh, Papaahh… eeemghh, aduuuhh…, teruuuss… Paahh… oooghh… enaakkk.” Kalau Ningsih sudah mulai melenguh begitu aku semakin bernafsu untuk terus menjilat, mengigit dan menyedot-nyedot klitoris dan lubang vaginanya sambil menyedot air maninya yang mulai meleleh keluar dan lubang vaginanya. Oh, nikmat… manis dan sedikit asin, kaya kuah asinan Bogor . Kukeraskan lidahku supaya semakin tegang dan kutusukkan ke dalam lubang vaginanya, Ningsih semakin melenguh keenakan, karena mungkin lidahku terasa seperti penis menyodok-nyodok semakin ke dalam lubang vaginanya. Cairan vaginanya semakin banyak keluar dan kuhisap dan kutelan dengan nikmat. Kadang-kadang rambut kemaluan Ningsih ada yang putus dan ikut termakan. “Paahh…. ooooghh…. Paahh…, enaakkk, teruuuusss.. .. Paahh… ooooggghh… aduuuhh”, Ningsih semakin ramai, barangkali suaranya terdengar tamu di sebelah atau room-boy yang sedang lewat. Kujilatkan lidahku ke lubang pantatnya berkali-kali Ningsih bergelinjang kegelian. “Papaahh… geliiii…” penisku menggesek pahanya yang mulus sehingga semakin tegang. “Paahh… penisnya geli tuch di paha Mamah, udahan dulu ngisepnya sayang…., kesini deh, cium Mamah dan masukin penisnya.”

    Kuhentikan jilatan lidahku, memang sudah mulai pegal juga menegangkan lidahku hampir seperempat jam. Kugeserkan badanku ke atas, sejajar dengan tubuh Ningsih dan sambil kulumat mulutnya dalam-dalam kugesekan penisku ke vaginanya yang basah, oh… betapa nikmatnya. Kukulum dan kugigit lidahnya. Ningsih menjeNing tertahan, kemudian kujulurkan juga lidahku dan dia balas menggigit lidahku dengan bernafsu. Aku gantian teriak, sampai keluar sedikit air mata. Untung kenang-kenangan kalau Ningsih di Bandung katanya. Kujilati kupingnya, jidatnya, hidungnya, matanya sampai Ningsih menggelinjang- gelinjang ketika kujilati dan kugigit kupingnya. “Tuuuuhh.. Paah lihat, sampai merinding, “katanya manja. “Paahh, masukin penisnya Paahh, Mamah sudah rinduuu.”

    Ningsih melenguh manja. Ningsih merenggangkan selangkangannya untuk membuka lubang vaginanya lebih lebar lagi. Penisku yang tambah keras nyasar-nyasar di lubang vaginanya setelah menembus bulu-bulu vaginanya yang mulai basah dan “Bleesssss.. .” Ningsih berteriak keenakan sambil menggigit bibirku. “Paahh…, ooogghh…, pelaan pelaannn… doongg.” Matanya terpejam, nafasnya yang harum dan bau mulutnya yang wangi masuk semua terhirup oleh hidungku. Kutarik dan kutekan penisku semakin kuat dan sering, keringatku semakin bercucuran, mungkin berkat bir hitam cap kucing yang kuminum sebelum bermain dengan Ningsih tadi. Ningsih juga semakin mengencangkan goyangan pinggul dan pantatnya turun naik sampai aku merasakan kepala penisku mentok di ujung lubang vaginanya. “Paappaahh.. .. ooogghh… teruuusss, cumbu Mamaah Paahh…, Mamaahh cintaa, Mamaahh.. sayyy… oooghh.. aduuhh… aanggg.” Ningsih semakin ramai mengerang dan melenguh tak peduli suaranya akan didengar orang. Kuminta Ningsih menungging setelah kucabut penisku. Ningsih menurut dan wow! aku selalu semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang mulus dan seksi. Sambil setelah jongkok, aku menyodokan penisku dari belakang setelah membuka lubang vaginanya sedikit dengan tanganku dan, “Bleeeeezzzz” , Ningsih berteriak keenakan. “aaggghh, oooghh… Paahh… terus genjot Paahh… wooowww… enaakkk Paahh…” aku semakin mengencangkan sodokan penisku. Ningsih melenguh, merintih dan teriak-teriak kecil sementara itu keringat kami semakin bercucuran membasahi seprei. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa setiap mempraktekkan berhubungan badan dengan gaya “doggy style” sehingga spermaku mulai meleleh keluar, semakin meramaikan bunyi gesekan penisku dengan vagina Ningsih. Ningsih semakin menunggingkan pantatnya sehingga penisku semakin amblas di dalam vaginanya. Rasanya air maniku sudah mengumpul di kepala penisku menunggu dimuntahkan habis. “Maahh… oooghh…. aduuuhh… Maahh, vaginanya enaakk…, punya Papah yaa sayaang….” Ningsih menjawab sambil merintih “Iyaa… sayaangg, semuanya punya Papaahh.” Kusodokkan penisku semakin dalam. “Maahh…. adddduuhh… . Papaahh… moooo keluaarr! cabut dulu ya Maahh…” Ningsih setuju dan segera telentang kembali. Aku segera menggumulinya dari atas badannya, kulumat pentil buah dadanya. Ningsih kenikmatan dan minta penisku segera dimasukan kembali ke vaginanya. Dia minta aku merasakan kenikmatan bersenggama dengannya, sampai nanti bertemu lagi di Bandung dengan segala cara. Kumasukan kembali penisku ke vaginanya yang semakin basah dengan cairan sperma kami yang sudah bercampur satu.

    “Bleeessszzz, crroockkk… chhooozkk… breesszz… crrrockkk… . bunyinya semakin gaduh. Ningsih semakin membabi buta menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya dan aku juga demikian. Kutekan dan kucabut penisku yang panas dan keras ke lubang vaginanya. Ingin rasanya kutumpahkan semua sperma dan spermaku ke lubang vagina dan rahim Ningsih supaya anakku semakin sehat dengan tambahan vitamin dan mineral dari sperma bapaknya. Supaya kegantengan dan kepintarannya juga turun ke anakku yang ada di dalam rahim Ningsih. Tiba-tiba kami merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, kami meregang dan melenguh bersama-sama merasakan sorga dunia yang tiada taranya, meregang, meremas dan memeluk erat-erat dua badan anak manusia yang saling mencinta dan seakan tak mampu terpisahkan. Ningsih mengejang badannya dan menggigit bibir dan lidahku, pinggulnya terangkat sambil berteriak. “Papaahh…. oooghh… Mamaah… ooghh, keluaar… sayaangg”, sambil mencubit dan mencakar punggungku.
    Mendengar lenguhan dan teriakan ejakulasi Ningsih, aku pun mulai tak tahan menahan desakan air maniku di kepala penisku dan sambil menekan dalam-dalam penisku di vaginanya aku berteriak sambil mengejang, kugigit lidahnya, “Maahh… oooggghh… Papaahh… jugaa….. keeelluuuaarrr. … oooghh…. sayaanggg… . nikmaattt.” Kami tertidur sejenak sambil berpelukan dengan mesra dan tersenyum puas, waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat lima menit, berarti kami bermain selama hampir dua jam lamanya. Oh, betapa nikmat dan puasnya. Aku memeluk dan menciumi Ningsih erat-erat seolah tak ingin berpisah dengan kekasihku dan isteriku tercinta, karena besok dia sudah akan pindah ke Bandung. Ningsih berjanji untuk membeNingsihhukan nomor telepon rumahnya di Bandung dan aku diminta untuk datang paling tidak seminggu sekali.

    Sudah satu bulan berlalu, sejak pertemuanku terakhir dengan Ningsih di Jakarta. Aku terkadang sangat rindu dengannya, tapi kutahan perasaanku dengan menyibukkan diriku pada pekerjaan yang semakin menumpuk sejak aku mempimpin cabang Slipi. Maklum, para pengusaha nasabah bank dimana aku bekerja semakin banyak saja, hal ini karena keberhasilan marketing-ku. Aku sengaja bekerja all-out siang malam, dengan menjamu langgananku sambil makan malam dan karaoke. Aku ingin melupakan Ningsihku yang sekarang sudah jadi isteri orang, tapi bayang-bayang kemesraan selama beberapa tahun dengannya seperti suami isteri tak mudah rupanya untuk dilupakan begitu saja. Sekretarisku yang baru memang cantik, lebih muda dan menarik, tapi anehnya aku sama sekali tak tertarik dengannya, barangkali memang aku bukan tipe lelaki “play-boy” yang gampang gonta-ganti pasangan. Cintaku sudah direbut oleh Ningsih tanpa peduli bahwa dia sudah menjadi isteri orang. Tapi aku tak menyesali pertemuan dengan Ningsih, aku tetap mencintainya dengan sepenuh hati.

    Oh, rupanya aku melamun terlalu lama, sehingga aku merasa malu ketika sekretarisku Reni masuk membawa setumpuk dokumen.

    “Pak, kok melamun?” sapanya ramah, sambil tersenyum manja.
    “Ah, oohh… eng.. nggak.. kok”, kataku tergagap.

    “Pak, dokumen-dokumen ini perlu segera ditanda-tangani Bapak, sebab nanti siang Pak Yusuf Pramono akan mengambilnya” , kata Reni lagi.

    “Okay, tinggalkan saja dulu, nanti saya panggil lagi kamu setelah kutandatangani” , kataku datar. Reni menaruh beberapa map “feasability study” untuk beberapa proyek pabrik konveksi yang mengambil kredit dari bank dimana aku bekerja. Dia keluar ruanganku dengan lirikan matanya yang semakin manja. Ah, boleh juga tuh cewek pikirku, bodinya cukup montok, hitam manis dengan buah dada yang terlihat menonjol besar keluar dari blousenya. Tapi setiap aku kepingin iseng-iseng menggoda Reni bayangan wajah Ningsih selalu berkelebat di depan mataku, seakan mengingatkan janji dan kesetiaanku. Ah, kamu mau menang sendiri Ning! gumamku dalam hati, sedangkan kamu nikmat-enakan dengan suamimu. Aku selalu membayangkan Ningsih telanjang bulat setiap malam dengan suaminya dan bermain cinta di ranjang berdua, tanpa takut ketahuan orang, tanpa takut diganggu orang karena memang suami-isteri sah dan lupa pada diriku. Kemudian pada akhir klimaks-nya Ningsih melenguh dan meregang sambil memuji sayang suaminya, sama seperti dilakukannya padaku. “Uuh! kamu memang nggak setia Ningsih! kamu tega meninggalkan aku sendirian di Jakarta , sedangkan kamu nikmat-enakan tiap malam ngentot dengan suamimu. Kamu bilang nggak cinta, tapi lama lama kamu suka juga dimasukin penisnya! Brengsek kamu Ningsih!!! dan bodohnya aku tetap saja setia menunggu barang bekasan lelaki lain.”

    Sekretarisku masuk lagi ke ruang kerjaku, ada apa pikirku, belum dipanggil kok masuk lagi. Jangan-jangan dia memang sudah kegatelan mau kucumbu. Aku sudah mempunyai pikiran buruk untuk menggodanya untuk mengobati kekesalanku pada Ningsih dan aku hampir yakin bahwa dia pun pasti menginginkan aku berbuat sesuatu yang mengasyikan padanya.

    “Ada apa lagi?” kataku pura-pura tetap berwibawa seperti biasanya.
    “Anu, Pak.. ada telepon dari Ibu Ningsih, Bandung!” katanya mengandung curiga. “Hah, Ningsih! Ada apa lagi dia, mau ceNingsih asyik-masyuk pengantin barunya dengan si Yudi itu?” pikirku dalam hati. “Cepat, sambungin ke sini!” jawabku cepat dan spontan. Heran, setiap kudengar nama dia, apalagi akan mendengar suaranya setelah hampir sebulan tidak ketemu, kebencian dan cemburuku pada suaminya seperti mendadak hilang tak berbekas. Sekretarisku bergegas keluar kembali untuk menyambungkan saluran telepon dari Ningsih, terlihat raut mukanya agak ditekuk. Aku yakin dia nggak begitu suka jika Ningsih telepon, mungkin juga cemburu, karena dia tahu aku punya hubungan khusus dengan bekas sekretarisku itu.

    “Hallo, Papah, ini Mamah, apa khabar sayang?” suara Ningsih di seberang sana terdengan merdu di kupingku.
    “Baik saja kok, kamu gimana?” kataku datar.
    “Pah, Mamah sangat rindu deh, kapan Papah mau ke Bandung?” jawabnya lagi.
    Tiba-tiba timbul pikiranku untuk menggodanya, sekaligus menumpahkan kekesalan dan kecemburuanku.
    “Ah, masa sih kamu kangen saya, kan tiap malam ada teman sekasur, nikmat lagi, nggak takut ketahuan orang, tiap jam, tiap saat mau mainkan tinggal buka celananya, penisnya gede lagi, pasti kamu melenguh keenakan!” jawabku nyerocos seenaknya dan rasanya plong hatiku setelah mengatakannya.
    “Papah, kok gitu sih? Papah jahat deh, Mamah nggak nyangka Papah bicara begitu, padahal setiap detik, setiap hari Mamah rindu padamu!” ungkapnya dengan nada agak tinggi. Aku terdiam, nggak tahu mau ngomong apa lagi.
    “Pah, kamu masih mau denger Mamah nggak?” Ningsih berkata lagi.
    “Pah, Mamah interlokal nih, jadi mesti menghemat, Mamah kan isteri pegawai kecil, mesti ngiNing, masih mau dengar nggak?”
    “Iya, iya, aku masih dengar kok, terus saja ngomong, aku dengerin”, kataku sekenanya.
    “Papah kok gitu sih, Papah kelihatannya nggak rindu sama Mamah? ya sudah, Mamah tutup teleponnya ya!” serunya mulai emosi. Aku masih saja mau menggodanya, rasanya kesal dan cemburuku belum hilang betul.
    “silakan, memangnya siapa yang telepon duluan?” lanjutku lagi.
    “Oh, gitu ya, kamu memang egois, kamu nggak mau ngerti, mau menang sendiri, kamu selalu mengungkit perkawinanku, padahal semuanya terjadi bukan karena mauku. Kenapa dulu Papah nggak beReni mengawini Mamah? Jawabnya karena Papah sudah punya anak, isteri dan kedudukan tinggi. Apakah itu bukan egois namanya? Tapi Mamah tetap menyintaimu dengan sepenuh hati, apa Papah pikir Mamah juga nggak cemburu, bertahun-tahun mencintai laki-laki yang sudah jadi suami orang? Apa Mamah harus jadi perawan tua dan hanya selingan kamu?”
    Terdengar suaranya mulai keras dan terbata-bata, mungkin menahan tangis.
    “Ya sudah, Mamah nggak bakalan telepon Papah lagi, biarlah Mamah menanggung rindu dan mencintai Papah sampai mati, Mamah nggak akan ganggu Papah lagi kalau memang sudah tidak dibutuhkan! Tapi kamu mesti ingat Pah, bahwa bayi di kandungan Mamah adalah anakmu, bayi ini adalah darah dagingmu, kamulah yang membentuk dan menjadikan janin anakmu ini, si Yudi bukan bapaknya yang sesungguhnya, dia nggak tahu bahwa aku sudah mengandung benih anakmu ketika kawin.”

    Ningsih terdengar menutupi kesedihannya dengan omelan panjang yang memerahkan kupingku. Ah, dasar perempuan, kalau sudah merajuk dan mengamuk, hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya, cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan, apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Ningsih sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo. Aku takut Ningsih segera menutup teleponnya, makanya segera kularang dia.

    “Mah, tunggu! jangan tutup dulu teleponnya, oke…oke… , maafkan Papah, Papah juga rindu, Papah sayang, Papah selalu mencintaimu, kamu dengar itu sayang?” aku menyerocos tak terkendali, menumpahkan perasaanku yang sesungguhnya.
    “Ya sudah, tak apa, Mamah selalu memaafkan kamu, sekarang catat nomor telepon Mamah dan Mamah tunggu kamu di Bandung segera kalau Papah masih sayang Mamah, mumpung si Yudi lagi tugas seminggu ke Malang!” perintah Ningsih. Kucatat nomor teleponnya dan aku berjanji untuk segera datang ke Bandung menemuinya, kasihan Ningsihku kesepian dan sangat merindukanku. Aku janji untuk datang hari Jumat sore dengan kereta Parahyangan dan menginap di Hotel Kumala Panghegar. Aku sengaja tidak bawa mobil dan sopirku sebab bisa berabe nanti kalau sopirku tahu aku masih berhubungan dengan Ningsih.

    Pada Jum’at sore aku sudah tiba di stasiun kereta api Bandung dan temanku kepala cabang di Bandung telah siap menjemputku di stasiun. “Gila lu Zen, kau rupanya masih juga berhubungan sama Ningsihmu itu!” katanya sambil menepuk bahuku, setelah kami bertemu di stasiun. Aku hanya tersenyum saja. Togar Sihombing temanku itu memang satu-satunya sejawatku yang mengetahui hubungan intimku dengan Ningsih, sejak Ningsih masih menjadi sekretarisku. “Hati-hati kamu Zen, di sini kamu lagi bertamu, nanti ditangkep satpam suaminya tau rasa kau!” katanya meledek. Karena rahasiaku dan Ningsih memang sudah di tangannya, aku tak sungkan-sungkan meminta supaya Togar bisa jemput Ningsihku dari rumahnya di daerah Pasir Kaliki dan dibawa ke kamar hotelku. Aku suruh dia mengatur segalanya, termasuk keamanan hotel Kumala Penghegar, agar aku bisa tenang dan santai dengan Ningsihku semalam suntuk, bahkan kalau bisa sampai minggu pagi.

    Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel, pintu diketuk dari luar dan waktu kubuka pintu kamarku, ternyata Ningsihku sudah berdiri sendirian. Dia tersenyum manis dengan lipstik merah tua tipis, kontras dengan mukanya yang putih mulus. Badannya semakin bersih dan montok, mungkin pengaruh kandungannya yang jalan dua bulan, sehingga buah dadanya terlihat semakin membesar dan pinggulnya semakin bulat berisi. Terlihat perutnya sedikit membesar dan itu semakin membangkitkan gairahku. Kata orang, wanita yang sedang hamil dua atau tiga bulan itu sedang cantik-cantiknya dan akan sangat menggemaskan laki-laki yang melihatnya, apalagi dalam keadaan polos. Kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku. Setelah mengunci kamar dengan double-locked, kupeluk dan kucium dia dengan penuh kerinduan, Ningsih membalas hangat. Kuminta air liurnya seperti biasa ketika kami berciuman dan kutelan dalam-dalam ludahnya yang tetap wangi itu. Baru aku sadar untuk menanyakan kawanku Togar, setelah Ningsih melepaskan ciumanku yang menggebu-gebu sehingga terengah-engah kehabisan napas.

    “Kemana si batak itu?” tanyaku.
    “Dia pulang dulu katanya, setelah mengantar Mamah sampai ke pintu kamarmu”, jawab Ningsih. Tahu betul tuh batak satu.

    “Kok, Papah kelihatan kurusan? katanya lagi sambil memandangiku dari ujung kaki ke ujung rambut.
    “Masa? barangkali kurus mikirin kamu. Apa khabar sayang? senang ya hidup di Bandung?” dia merebahkan badannya di pelukanku, sehingga aku terdorong rebah ke ranjang karena Ningsih semakin berat badannya.
    “Apa kabarnya suamimu? Kok punya isteri cantik ditinggal-tinggal terus”, godaku muncul lagi.
    “Ah, sudahlah, nggak usah nanya dia, namanya juga pegawai rendahan, harus mau ditugaskan ke mana saja.” Jawab Ningsih.
    “Pah, Mamah kangen dan rindu banget deh”, katanya lagi sambil berbalik menindih tubuhku. Oh, Ningsihku semakin bahenol saja badannya, dan buah dadanya yang semakin montok menekan dadaku.
    “Hati-hati dengan perutmu sayang, nanti anak kita kejepit.” Ningsih tak peduli, dia terus merangsek dan menciumi seluruh mukaku dan kupingku sehingga seluruh tubuhku merinding dibuatnya.
    “Oooohh… Papah, Mamah gemes dan rindu deh!” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya yang harum ke bibirku, tentu saja kusambut hangat dan segera menghisap lidahnya dalam-dalam sambil kugigit sayang. Ningsih melotot manja, “aachh… sakiiitt dong Paahh!” Kukulum lagi lidahnya dan kusedot sambil memejamkan mataku, Ningsih mulai melenguh bahagia sambil sekali lagi menumpahkan liurnya untuk kuhisap dan kutelan dalam. Kubalikkan badannya pelan-pelan karena Ningsih sedang berisi, dan segera saja kubuka pakaiannya. Ningsih diam saja dengan mata terpejam. Kulempar satu persatu roknya, blousnya, blazernya, dan terakhir celana dalamnya. Oh, Ningsihku semakin montok dan menggairahkan. Pahanya, betisnya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus, pinggulnya semakin montok berisi dan vaginanya dengan bulu-bulu hitam tipis kemerahan semakin menggairahkan. Kujilati badannya mulai dari ujung kaki, naik ke betis, paha dan bermuara di selangkangan dan vaginanya. Ningsih mulai menggeliat-geliat kegelian.
    “Paahh, ooogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oooogghh.” lenguhan Ningsihku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu. “Papah buka pakaiannya dong!” kata Ningsih mulai nggak sabar. Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas, penisku langsung mencuat keluar dengan tegang. Ningsih tersenyum manja dan langsung menyergap penisku dengan kuluman mautnya.

    “Paahh… Mamah rindu penis iniiii, eeeemmggghh enaakkk Paahh, kok sudah assiinn?” Mulutnya menyedot-nyedot penisku sambil mundur maju, aku merasakan kenikmatan luar biasa. Ningsih mengigit-gigit batang penisku yang mulai menegang seperti kayu.

    “Maahh, ooogghh teruusss oooggghh, tapi jangaann oooghh, keras-keras gigitnya!” aku mulai merem-melek keasyikan. Ningsih semakin kencang menghisap-hisap penisku sambil memejamkan matanya, sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang penisku masuk semua di mulutnya.

    “Paah, sudah keluar lendirnya, asiiiin!” sambil menelan cairan penisku, dan hisapannya semakin menjadi-jadi di kepala penisku sambil menghisap-hisap lendir penisku. “Eeeemmhh… enaak Paahh.” Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya, dan ketika tanganku berhasil meraihnya, kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal dan kupilin putingnya yang kemarahan seperti buah delima matang.

    “Maahh.. ooogghh… udaahh duluuu yaang, Papah nggak tahaannn… oooghh.” Aku menggelinjang kuat ketika hisapannya semakin asyik di kepala penisku. “Sekarang giliran Mamah yang tidur.” Ningsih telentang pasrah, kedua kakinya kurenggangkan, kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku. Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya. Ningsih selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih. “Aduuuhh, Papah jahaat!” Kumainkan klitorisnya dan lubang vaginanya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya sehingga terasa semakin nikmat ketika kuhisap cairan vaginanya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku. Asin, manis dan gurih. Kutelan dalam-dalam. Ningsih mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.

    “Paahh, eeemmggghh.. .. ooogghh, teruuusss… Paahh, lidahnya kayak kontoool.” Dia terus melenguh seperti biasanya, dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan. Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang vaginanya, kumainkan klitorisnya dengan lidah digetarkan, Ningsih menggelinjang hebat. Rongga-rongka vaginanya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.

    “Oooooghh… Papaahh… nikmaat… teruuusss Paahh! Ningsih menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi, sehingga lidahku seperti penis menancap dalam di vaginanya.
    “Aduuhh… Paahh… oooogghh… Paahh, Mamaahh… oogghh… enaakkk!” mulai deh Ningsih melenguh panjang. “Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet penisnya sayaang!” Ningsih semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku. Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Ningsih sedang berbadan dua. penisku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa. penis pun tahu bahwa kesukaannya ada di depannya, vagina Ningsih memang sudah tak asing lagi buat penisku sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu! Dan Ningsih memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan penisku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan, untuk pertama kali menikmati penis lelaki.

    Kugesekan penisku di pahanya, Ningsih kegelian, dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke vaginanya yang sudah menganga, basah, hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari mangsa. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit, oh hangatnya vagina Ningsih dan vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot, empot-ayamnya mulai main. Kutarik lagi penisku, sehingga pinggul Ningsih ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat penisku. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Ningsih menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga batang penisku setengah ditelan vaginanya. Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus “empot-ayamnya” .

    “Oooogggghh, Mamaahh… uughhgghh… nikmaattt aduhh.” Desahanku membuat Ningsih semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, hingga batang penisku semakin amblas ditelan vaginanya yang tetap saja sempit.
    “Paahh tekaannnn Paahh… Mamaahh… oogghh… nikmaattt sekalii.” Pinggul Ningsih dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul menggenjot penisku keluar masuk vagina Ningsih yang semakin naik ditopang bantal sehingga seluruh rongga vaginanya terlihat jelas. “Bleeesss… creekkkk…. bleeees… creeekkk, gesekan dahsyat penis dan vaginanya yang empot ayam semakin ramai saja. Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya. Dan “empot-ayam” -nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya, sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya “gedebong pisang”.
    “Paah…, aduuhh, Paahh.., kontoolnya ooghh, Mamaahh… nggaak tahaan… Paahh!” Ningsih seperti nggak ingat sedang hamil, badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku yang perkasa.
    “Paahh… ooghh…. eemmghh… oozzzhh… aauugghh… eeemmhh… teruuzshh… tusuuukk…. Paahhghh”, lenguhan itu yang sangat kudambakan. Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ningsihku, tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.

    Aku semakin gila menyodokkan penisku keluar masuk vagina Ningsih, kuangkat kaki kirinya ke atas dan kutenggelamkan seluruh batang penisku sampai terasa mentok di ujung lubang vaginanya.
    “Oooogghh… apaahh… uughhzz… Papaahh… nikmaatt… ooghh…. teruss… aduuuuhh… teruuss, Mamaahh… maooo… keluaarr!” Ningsih berteriak-teriak keras sekali sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang, keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei. “Paahh, kenapa dicabut?” Ningsih mendelik waktu penisku mendadak dicabut dari lubang vaginanya. Ningsih tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging, supaya kami bisa bermain dengan “doggy style”. Wow, pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja menambah nafsuku semakin menjadi, ketika Ningsih menungging. Kuhisap dan kujilat lendir vaginanya dari belakang, sekalian lubang pantatnya, Ningsih melenguh panjang. Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya. “Papaahh…. aduhh…. Mamaahh, nggak tahaan doongg… Cepat masukin penisnyaa!” teriak Ningsih sambil menunggingkan pantatnya, sehingga terlihat vaginanya yang merah jambu dan sedikit basah itu. Penisku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang vaginanya seperti mengarahkan meriam “Si Jagur” siap menembak tank-tank belanda. Dan… “Bleeeesszzhh. ..” penisku menyeruak ke dalam “gua kenikmatan dunia” Ningsihku. Ningsih kembali melenguh panjang. “Paahh… oooggghh…, teruuss kocookk sayaang!” Aku mulai menarik dan membenamkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan “doggy style” kesukaan kami berdua. “Oooggghh… Maahh, Papah enaakkk… ooooggghh… hhzzz… aahzzoogghh. .. duuh…. Maahh… aa… duuhh gilaa… yaangg, teruuss goyaang.. cakeeep!” Ningsih memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat sehingga bed kamar hotelku berdeNing-deNing bunyinya. Keringat kami jatuh bercucuran. Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.

    “Aduuuhh… Papaahh… ooggghh… enaakkk… Paahh, teruusss Paahh genjot… teruuuss… aahh… lebih kenceng, oooggghh… aahhzzzzhh.. . duhh”, badan Ningsih berguncang-guncang keras, goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila dan lubang vaginanya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang penisku. Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala penisku, siap disemprotkan kapan saja kalau mau, tapi aku mau agar Ningsihku dulu yang klimaks supaya dia puas. Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali, padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam, karena penisku terasa nikmat sekali rasanya katanya suatu hari sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya, dan Ningsih nggak geli menelan semua air maniku.

    “Paahh… Mamaahh… ooggghh… Paahh… aaduuhh… oggzz… giillaa…. aahh.. ooogghh… Mamaahh…. ooghh… Maauu keluaarrr!”
    “Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi”, perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme. Kucabut penisku, Ningsih kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar. Vagina dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu. Kutelan habis cairan vaginanya yang asin, wangi dan gurih itu. Dia menggelinjang sambil bergumam “Aduuuhh, ooogghh, Papah jahaat!” sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek. “Cepetan masukin lagi penisnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih!” Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan. Kuarahkan lagi batang penisku yang sudah merah legam seperti batu dibakar untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ningsihku tersayang. Dan… “Bleeezzzhh” dan Ningsih melenguh panjang sekali “Oooogghh Paahh.. kocookkkhh yangghhzz..” Kutarik cepat penisku sampai kepalanya nongol ke permukaan vaginanya dan seketika itu juga kubenamkan habis batang penisku ke lubang vaginanya sampai terasa mentok. Ningsih melenguh panjang. “Oooggghh Paahh aduuuhh gilaa nikmaat.” Kucabut lagi batang penisku tiba-tiba dan kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam vaginanya, dengan style agak miring, terkadang dari lubang sebelah kanan, terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya, membuat Ningsih terbuai kenikmatan luar biasa. “Ooooowww ooogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunnn duuhh ooghhz…. Paahhzz!” teriakannya melengking-lengking , seperti nggak peduli kalau ada yang dengar. Aku semakin bernafsu, keringatku bercucuran, penisku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya. “Maahh.. ooghhzz Maahh Nonooknya gilaa empot ayaamm!”
    “Goyaanggg teruusss oogghh yuuu bareeeng keluariiin Maahhggzz!

    Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang penisku dan mencabutnya setiap “setengah detik” sekali, dan goyangan pantat dan pinggul Ningsih semakin menjadi-jadi. Tempat tidur semakin ramai berdeNing-deNing, keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama, atau bersenggama sambil mandi, bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya. Ningsih semakin menggila, mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek. Kucium dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, jidatnya, ludahnya kusedot dalam-dalam. Ningsih menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjeNing kesakitan. Itu tandanya Ningsihku mau ejakulasi dan klimaks. Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ningsihku mencapai klimaksnya. Tiba-tiba… “Paahh oooggghh aduuuhh Maamah keluuaarr ooghh aduuhh gilaa ooowwwhzz aahh Papaahh.. uuughh uughh uuugghh”, dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali, sambil mencubit keras pahaku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa. Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ningsihku demi kepuasan kekasihku ini. Aku terus menggenjotkan penisku semakin gila dan rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di vaginanya yang kusayangi. Ningsih sudah kepayahan rupanya, katanya vaginanya terasa ngilu kalau dia keluar duluan dan aku masih semangat menggenjotkan penisku keluar masuk vaginanya.

    “Cepeeet dooong yaang aach Mamaah capeee”, katanya dan akhirnya… “Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarrr… ooooghh.. oooghh… oooghh.. Mamaahh… aduuuuhh eemmhhzz! Kami sama-sama meregang, mengejang, mendelik, menggelepar, seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah, ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta, tapi rasanya memang sulit berpisah. Kupeluk dan kucium Ningsihku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu. Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa. “Paahh, Mamah cinta… jangan tinggalin Mamah ya sayaang!” Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya. Kemudian Ningsih dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra dan bugil dan penisku masih sedikit menancap di vaginanya. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat, nafsuku mulai bangkit kembali dan penisku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.

    Kubangunkan Ningsihku, dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali walaupun belum gosok gigi. Tapi cinta mengalahkan segalanya, semuanya terasa indah dan harum wangi. Ningsih juga kemudian terangsang kembali dan kami bersenggama lagi habis-habisan sampai jam empat pagi sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai. Nggak apa, kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service. Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra, pintu kamar terus berstatus “DO NOT DISTURB” sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih, dan sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan bersetubuh tak bosan-bosannya sampai tujuh kali. Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Ningsih pulang, sambil mendropku di stasiun kereta api. Oh, setianya Batak satu ini, benar-benar kawan sejati dia. Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku. Dari mobil, Ningsih melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya. “Hati-hati kau bawa dia kawan, dia sedang mengandung anakku, cari jalan yang mulus!” perintahku pada Togar. “Siap boss, akan kulaksanakan perintahmu!” katanya tegas. Batak ini memang tegas dan kasar, tapi hatinya sangat lembut dan baik. Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar, sebelum Kijangnya yang membawa Ningsih hilang dari pandanganku.

    Aku berjanji pada Ningsih untuk sesering mungkin datang ke Bandung, tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak sebab cinta kami begitu indah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pengalaman dari Wanita Chinese

    Cerita Sex Pengalaman dari Wanita Chinese


    1637 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Pengalaman dari Wanita ChineseCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku belum menikah dengan umurku yang sudah berkepala 3 tapi aku sudah mempunyai pacar yang jauh tempatnya jujur saja aku masih perjaka saat itu tapi kejadian yang menimpa diriku baru aku alami beberapa bulan kemarin diman istri bosku yang meminta untuk dientot.

    Suaminya affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta. Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi kasihan. Walau sudah punya 3 anak tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.

    Aku tahu dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam. Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon, minta ampun, merdu sekali.

    Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya. Bossku orang sangat kasar, selalu menang sendiri dan otoriter pada istrinya. Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya.

    Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya, anak-anaknya juga. Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Wah, hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini, tempat tidur yang luks dan enak sekali.

    Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai. Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku. Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan, paling cantik dia di kantorku. Seksi? Bolehlah.

    Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Sasa. Wuah, aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang. Paling membuatku tidak tahan. Habis, Cik Sasa punya pantat yang aduhai sangat merangsangku.

    Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun sampai maksimum (15 cm dengan diameter 3.5 cm). Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang dengan menungging.

    Aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina. Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Sasa dan Ima (manager keuangan).

    Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat. Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Wah aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma tubuh dan polah tingkahnya sangat menantangku.

    Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia karyawan di bagian pemasaran. Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia. Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.

    Dengan Ima, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil. Dengan Cik Sasa, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi (padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya) tiga minggu lalu. Cik Sasa adalah peragawati di kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.

    Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks. Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja. Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya. Makanya aku tahan seksku padanya sampai pernikahan nanti.

    Dua bulan lalu, kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika. Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel.

    Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya. Aku turun ke bawah (basement) dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6. Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri yang memakai kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek. Wah, aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok sehingga membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya. Rfbet99

    Di kantor, kalau aku menghadapnya (Cik Ling juga direktur keuangan) aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup (mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka lagi seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati. Belahannya putih agak kecoklatan dengan leher panjang. Wah.. aku menelan ludahku sendiri.

    Aku dipersilahkannya masuk dan duduk.

    “Dimana koh Edward(suaminya), Cik..” kataku.

    “Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.

    “Ada apa sih Cik kok malam-malam begini?” Tanyaku.

    Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi (dia menariknya ke arah tempat tidur) agak mengahadapku. Cik Ling menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya.

    Cik Ling mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa Cik?”. Dengan menahan tangis Cik Ling menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta. Cik Ling memang sudah tahu perselingkungan suaminya itu. Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati.

    “Kurang apa sih aku ini,” katanya. “Aku istri baik, memberikan padanya tiga anak.” Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD.

    “Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya melanjutkan sambil menangis.

    “Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.

    Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus kukerjakan. Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung ruangannya kedap dan terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya.

    “Cik,” kataku memecah kesunyian. “Cik Ling sabar ya? Pasti ini akibat Puber ke dua,” kataku. Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya. Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya. Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.

    Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku.

    Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan pungungnya (karena pakai kaos rendah). “Kok nggak pakai BH,” batinku.

    Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku, aku telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.

    Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh my God, Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping.

    “Cik Ling,” kataku sambil mata kami berpandangan. Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,” pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini, apalagi dia adalah direktur keuanganku.

    Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.

    Kasihan Cik Ling, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya, menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja bibir Cik Ling. Kukecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya dan Cik Ling membalasnya.

    Oh God, aku dapat durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.

    Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara tanganku memegangi tangannya, meremasnya. Ahh, Cik Ling kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH itu.

    Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya. Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan. Lalu kami berdekapan, kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.

    “Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Cik Ling memecah kesunyian. Aku dipanggilnya dengan Jo, seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku, bajuku dan semua yang melekat padaku.

    Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku, diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas. Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.

    Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku, kulumat bibirnya. Tanganku meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin mengeras.

    Cik Ling menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh, pemandangan yang indah kulihat. Kulepas kaos merahnya dan betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling, masih kencang dan cukup besar, puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang untuk memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.

    Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya. Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya. Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan.

    Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah, Cik Ling melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di balik celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya.

    Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya, kulepaskan dan sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.

    “Basah Cik,” kataku.

    “Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang, dan aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.

    “Tapi Cik.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.

    Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi. Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali Cik Ling ini, pikirku. Kukecup pipinya, dahinya.

    Kukecup telinganya dan Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi. Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya.

    Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya. Apalagi ketika aku sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah dadanya. Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya sehingga aku semakin leluasa.

    Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak. Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya bergantian dan membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat dan akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan terjatuh di tempat tidur.

    Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi tubuhnya yang indah. Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya sehingga membuatku sangat terangsang. Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya.

    Betapa menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya. Malam ini, pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan Cik Ling lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.

    Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi. Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya. Kunikmati kedua bukitnya dengan leluasa dan tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi.

    Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. “Oh, wangi sekali,” pikirku. Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan.

    Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh, ini pertama kali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Betapa nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.

    “Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik,” kataku.

    Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku. Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.

    “Thanks ya Cik,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Kucumbui lagi Cik Ling dan aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan.

    Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan kananku meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku. Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya, kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya.

    Cik Ling makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka lebar, semakin lebar menantiku menyetubuhinya. Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang, aku bergerak dan berada diantara kedua kakinya.

    Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya. Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi.

    Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.

    Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan sedikit demi sedikit dan kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya.

    Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling. Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.

    Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara teriakan tertahan, tubuh Cik Ling mengejang dan menjepit batang kejantananku kuat-kuat.

    Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka lagi.

    “Thanks ya Cik,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya, bibirnya, dahinya dan menelusuri lehernya juga dadanya yang meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.

    “Cik, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak dan aku meyakinkannya.

    “Cik Ling lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan pipinya.

    Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.

    Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku. Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku. Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk.

    Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku.

    Cik Ling sepertinya bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terima kasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.

    “Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati tubuh Cik Sasa. Aku ingin menyetubuhi Ima, Nia dan Cik Nina adik ipar Cik Ling.

    Gila! Ketika aku menulis tulisan ini, aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti dan dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang disana.

    Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan. Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia. Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu.

    Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu. Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku suka posisi dogy style, padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Sasa.. entah kapan, tapi menjanjikan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante

    Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante


    1636 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante, Longweekend kemarin saya main di rumah sahabatku yang terletak di Bandung, sekarang saya bekerja sebagai seketariat di perusahaan mobil, saya belum berumah tangga walau umurku sudah 30an tahun saya menikmatinya , tapi jangan salah saya sudah mempunyai cowok juga yang sudah berjalan 1 tahun ini.

    Suatu pagi saya segera bangun untuk bersiap-siap. saya segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, saya langsung melepas piyamaku. Setelah tak ada sehelai benangpun di tubuhku, sayapun mulai menggosok gigi. Sambil menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin yang ada dihadapanku.

    Tubuhku memang montok, apalagi di bagian pinggul karena saya hampir tak ada waktu untuk fitness, tetapi toh saya tak perduli, saya bahagia dengan tubuhku ini. Sambil menyikat gigi ku pegang buah dadaku, yang menurutku biasa saja, tetapi tak menurut teman-temanku.

    Menurut mereka buah dadaku seperti mau tumpah, mungkin karena saya selalu memakai bra yang tak menutupi semua buah dadaku. saya terus meraba buah dadaku sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-lama saya justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada menyikat gigiku. Akhirnya saya tersadar…kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu lalu bergegas bersiap-siap.

    Setelah memasukkan barang ke H…. J…ku (nanti dikira dapet sponsor), saya segera melaju ke arah tol menuju B. Sebelum berangkat saya sempat meminta alamat V, dan ia segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan sekali ini saya ke kota B, tetapi Baru dua minggu yang lalu Vina pindah rumah ke daerah CL, dan saya tak tahu sama sekali dimana itu. saya pikir toh nanti bisa tanya sama orang di jalan.

    Sesampainya di B, saya mulai mengikuti petunjuk SMS V untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar saya memutuskan untuk bertanya. Di depanku saya melihat kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, saya lalu meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah satu dari antara mereka.

    “Permisi dik, mau tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.

    “Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok kiri terus belok kanan, nanti belok kanan lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan. Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang disitu”, ia memberikan penjelasan panjang lebar.

    Diberi penjelasan seperti itu saya langsung kebingungan, tanpa pikir panjang saya langsung minta tolong padanya.

    “Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku.
    Dia seperti kebingungan.

    Saya pun berkata, “Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.

    Dia makin kelihatan kebingungan.

    “Kalau kamu takut, ajak saja temen kamu”, saya meyakinkannya, karena saya sudah pusing mencari alamat V.

    Akhirnya ia setuju dengan syarat boleh mengjak temannya dan diberi ongkos pulang.

    Dia pun mengajak dua orang temannya. saya menyuruh salah satu dari mereka untuk duduk di depan sebagai penunjuk jalan, lagipula saya tak mau dikira sepagai sopir antar jemput anak sekolahan.

    Didalam mobil saya berkenalan dengan mereka. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.

    Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi pandang tubuhku. Saat itu saya mengenakan tank top biru muda dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu saja Fariz karena ia duduk didepan.

    Setiap kali kuperhatikan ia langsung membuang muka, karena takut ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”. Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat toketku, kupikir sebagai bahan masturbasi mereka nanti…Akhirnya sampai juga kami di rumah V.

    Vina langsung menyambutku, tetapi dengan tatapan heran.

    “Siapa itu Cel?”, tanyanya.

    “Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.

    “Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.

    Akupun mengambil tas kecilku. saya dan Vina masuk mendahului mereka.

    Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah yang elite, sehingga jarak antar tetangga tak terlalu dekat.

    Vina juga hidup sendiri, sama seperti saya. ia editor sebuah majalah wanita.

    Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku.

    Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu.

    Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa saya lupa membawa tas yang berisi pakaian.

    Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”.

    Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”.

    “Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.

    “Tau kok!”, jawabnya.

    Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.

    Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, saya langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, saya sudah tak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.

    Ketika saya baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.

    Akupun terkejut. Sial, saya lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tak tahan.

    Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. ia terpaku di depan pintu.

    Cepat-cepat kubilang padanya, “Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.

    Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku.

    “Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.

    “Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan badan.

    Setelah selesai sayapun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa kunci pintu”.

    “Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.

    Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat isengku, melihatku pipis saja sudah kebingungan bagaimana kalau melihatku bugil?

    “Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya.

    “Bi..bisa tan”, rupanya ia masih shock.

    “Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku.

    Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku semakin menjadi-jadi.

    “Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.

    Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat ia tersadar.

    “Bo..boleh deh tan”, katanya.

    Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur tubuhku.

    “Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.

    “Mau tau aja”, kataku kepadanya.

    Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti maksudku.

    “Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya.

    “Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan Aziz.

    “Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.

    Diapun memberikan lotion kepadaku.

    Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tak ada siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.

    “Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada Fariz.

    Saya pun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. saya telah melepaskan semua pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.

    Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang kukenakan benar-benar hanya menutupi toket dan kemaluanku saja.

    Saya pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan handukku sehingga hanya menutupi bagian pantatku.“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.

    Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
    Saya berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.

    “Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.

    “Be..belum tan”, jawabnya gugup.

    “Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku jahil.

    “Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.

    “Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.

    Farizpun mulai memijit kakiku.

    “Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan tangannya ke pahaku.

    Dia tampak semakin gugup.

    Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tak sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat melihat bulu kemaluanku yang tak terlalu lebat itu.

    “Tetapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.

    “Mmm….”, ia terdiam.

    “Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”, kataku lagi.

    “Pernah tan”, jawabnya pelan.

    Kamipun terdiam.

    “Agak keatas lagi Riz”.

    Fariz pun memijit dekat pantatku.

    “Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.

    “Be..belum tan”.

    Wah perjaka batinku. saya pun menarik handuk yang menutupi pantatku sehingga kini saya benar-benar bugil.

    Fariz benar-benar terkejut.

    “Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir terus”.

    Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu. sayapun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.

    “Riz…”.

    “Iya tan”.

    “Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
    Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah kemaluanku. ia mulai memegang bulu kemaluanku. Nafsuku makin tak tertahan.

    “Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.

    Fariz pun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku. Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya makin membuat memekku basah. sayapun sedikit menunggingkan badanku untuk mempermudah tangan Fariz bermain di atas kemaluanku.

    “Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.

    Fariz pun mulai mengerti jalannya permainan ini. ia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan memekku sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh klitorisku, dan itu makin membuatku bernafsu.

    Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.

    “Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.

    “Yang mana tante?”, katanya polos.

    Akupun tersadar, ia masih terlalu polos.

    Lalu saya membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan leluasa.

    “Kamu mau pegang toket tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua toketku. saya meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadaku.

    Setelah meremas-remas buah dadaku, saya pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun mulai menjilati putingku, mataku terpejam sayapun makin mendesah tak karuan.“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, saya mulai liar.

    Tanganku tak tinggal diam. saya mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang saya yakin sudah tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Tak terlalu besar, hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai memainkan kejantannya, saya mulai mengocoknya.

    Akhirnya saya berhenti. sayapun duduk dan mulai melucuti seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. saya menyuruhnya terlentang. sayapun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.

    “Hmmph…mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tanganku memainkan kedua bolanya.

    “Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.

    Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadaku. Sesekali saya berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. saya benar-benar menikmati semua ini.

    Tiba-tiba Fariz berteriak,

    “Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, saya makin mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
    Tak berapa lama…..

    “AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Fariz mengeluarkan cairan spermanya didalam mulutku. saya sempat terkejut, karena banyak sekali cairan pejuh yang dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tetapi itu kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.

    Pejuh yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya kutelan semua pejuh Fariz, dan kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.

    “Enak Riz?”, tanyaku puas.

    “Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya polos.

    Aku hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.

    Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang telah terkulai. saya sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama ia tak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan saya mulai menjilati kemaluannya.

    Posisi Fariz kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, sayapun mulai memperkuat hisapanku pada kepala kontolnya. Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan rasa geli di kontolnya. Ketika kontol fariz telah berdiri lagi saya menghentikan oralku.

    “Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.

    “Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.

    “Maksudnya?”.

    Saya pun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku. sayapun mulai menciumnya. Mula-mula ia seperti risih, tetetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk berciuman. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali kontolnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Puas berciuman saya mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Kini Fariz telah tahu apa yang harus dilakukan.

    Nafsuku makin tak tertahan. saya mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”.

    “Yang mana tante?”.Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar pahaku. Kedua tanganku memegang memekku, jari-jariku menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku dengan kedua jari telunjuk.

    “Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah memelas.

    “Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.

    Sontak saya menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
    Dia tampaknya menikmati hal ini.

    “Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan klitorisku.

    “Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah.

    “Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak tahan sambil menurunkan kepalanya kekemaluanku.

    Fariz mulai menjilati memekku, mula-mula meras aneh, mungkin karena aroma khas memek yang telah basah. sayapun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka memekku agar tampak klitorisku oleh Fariz.

    “Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris.

    Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. sayapun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz yang kasar menari diatas klitorisku membuatku hampir mencapai orgasme.

    Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya kearahku. Dengan tisak sabar kupegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke memekku.

    Cllep…bleessshhh…kontolnya langsung masuk kedalam memekku yang sudah semakin basah.

    “Aaaaahhhh…”, teriakku.

    Saya mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju mundur.

    Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan memekku.

    “Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.

    Saya mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.

    “Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar kontolnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam memekku.

    Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kamipun bermandikan keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tak berapa lama saya merubah posisi. saya berjongkok di atas Fariz. Ku pegang kontolnya dan kumasukkan kedalam memekku.

    Plok..plok..plok..memekku berbunyi karena sangat basah.

    Kugoyangkan badanku maju mundur, kontol Fariz melesak penuh kedalamku. Goyangan ini makin menggesek klitorisku.

    “Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaakkkkkk”.

    Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua, sehingga saya marubah posisiku menjadi “doggy style”.

    Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz tanpa permisi langsung memasukkan kontolnya dengan tak sabar.

    “Ah!” jeritku.

    Fariz makin tak sabaran. ia terus memompa memekku dengan batangnya, batang yang baru sekali ini merasakan nikmatnya dunia. ia terus menggerakkan tubuhnya maju mundur, makin lama makin cepat, sambil tangannya memegang pinggulku.

    “Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.

    “Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.

    “Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaarinn aja Riz…aahhhhh”.

    Plok..plook…clooppss….cloppss….

    Akupun mulai bersiap meneriam muntahan pejuh fariz didalam memekku, saya pun mulai mencapai orgasme yang sejak tadi kutahan.

    “Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss”.

    Fariz terus mempercepat kocokan kontolnya di dalam memekku.

    “aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!!!”

    Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam memekku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding memekku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Memekku langsung terasa hangat dan basah oleh cairan spermanya, tetapi saya tak menghentikan goyangannya. Tak berapa lama….

    “Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah..AAAAHHHHHHH!!!!”, sayapun berteriak karena orgasme.

    Memekku makin basah oleh karena cairan kami berdua. saya tak membiarkan Fariz melepaskan kontolnya dari memekku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.

    “Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.

    “He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.

    Bersamaan dengan mengecilnya kontol Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam memekku. Cairan pejuh itu langsung menempel pada kami berdua. saya langsung berbalik dan menghisap cairan pejuh yang ada pada kontol Fariz.

    Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga rugi nganterin tante”.

    “Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu kembali mengulum kontol Fariz.

    Setelah kontol Fariz bersih dari pejuh kamipun berbaring terlentang tanpa pakaian, sambil Fariz memainkan buah dadaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main


    1635 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main, Awal April yang lalu aku mendapat pengalaman yang mana awal mulanya aku diajak temanku untuk potong rambut di salon dekat dengan kampus, aku dengar dari masyarakat sekitar bahwa rata rata yang bekerja di salon tersebut wanitanya bisa diajak kencan, pada suatu hari pukul 15.00 kami janjian dengan temanku bertemu di salon tersebut untuk potong rambut.

    Sejenak aku melirik jam tangan, terlihat jam satu kurang beberapa menit saja dan kuputuskan untuk masuk. Seperti halnya salon-salon biasa, suasana salon ini normal tidak ada yang luar biasa dari tata ruangnya serta kegiatannya.

    Pada pertama kali aku masuk, aku langsung menuju ke tempat meja reception dan di sana aku mengatakan niat untuk potong rambut. Dikatakan oleh wanita cantik yang duduk di balik meja reception agar aku menunggu sebentar sebab sedang sibuk semua.

    Sambil menunggu, aku mencoba untuk melihat-lihat sekitar siapa tahu ada temanku, tapi tidak terlihat ada temanku di antara semua orang tersebut. Mungkin dia belum datang, pikirku. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan postur tubuh yang proporsional dan aduhai.

    Kalau boleh memperkirakan umur mereka, mereka berumur sekitar 20-30 tahun. Aku jadi teringat dengan omongan temanku, Hanni, bahwa mereka bisa diajak kencan. Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.

    Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Aku pun menuju ke arah yang ditentukan. Beberapa detik kemudian seorang wanita muda nan cantik menugur sambil memegang rambutku.

    “Mas, rambutnya mau dimodel apa?” katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang.

    “Mmm.. dirapi’in aja Mbak!” kataku ********

    Lalu seperti halnya di tempat cukur rambut pada umumnya, aku pun diberi penutup pada seluruh tubuhku untuk menghindari potongan-potongan rambut. Beberapa menit pertama begitu kaku dan dingin. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku. Sangat tidak enak rasanya dan aku mencoba untuk mencairkan suasana.

    “Mbak.. udah lama kerja di sini?” tanyaku.

    “Kira-kira sudah enam bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru sekali ya potong di sini?” sambungnya sambil tetap memotong rambut.

    “Iya.. kemarenan saya lewat jalan ini, terus kok ada salon, ya udah dech, saya potong di sini. Ini juga janjian sama temen, tapi mana ya kok belum datang?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ooo..” jawabnya singkat dan berkesan cuek.

    “Hei..” terdengar suara temanku sambil menepuk pundak.

    “Eh.. elo baru dateng?” tanyaku.

    “Iya nih.. tadi di bawah jembatan macet, mm.. gue potong dulu yach..” jawabnya sambil berlalu.

    Ngobrol punya ngobrol, akhirnya kami dekat, dan belakangan aku tahu Siska namanya, 22 tahun, dia kost di daerah situ juga, dia orang Manado, dia enam bersaudara dan dia anak ketiga. Kami pun sepakat untuk janjian ketemu di luar pada hari Senin.

    Untuk pembaca ketahui setiap hari Senin, salon ini tutup. Setelah aku selesai, sambil memberikan tips sekedarnya, aku menanyakan apakah ia mau aku ajak makan. Dia menyanggupi dan ia menulis pada selembar secarik kertas kecil nomor teleponnya.

    Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Siska, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Ketiganya cantik-cantik tapi Siska tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya.

    Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Icha, ia agak pendek, tatapannya agak misterius, dadanya sebesar Siska namun karena postur tubuhnya yang agak pendek sehingga payudaranya membuat ngiler semua mata laki-laki untuk menikmatinya.

    Sedangkan Yana, ia tampak sangat merawat tubuhnya, ia begitu mempesona, lingkar pinggangnya yang sangat ideal dengan tinggi badannya, pantatnya dan dadanya-pun sangat proporsional.

    Akhirnya kami ketemu pada hari Senin dan di tempat yang sudah disepakati. Setelah makan siang, kami nonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell. Wah, cakep sekali ini orang, batinku mengagumi kecantikan Siska yang waktu itu mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu,

    Hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Siska tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan ia diam saja.

    Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Siska memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas, dan kuputuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Siska mengatakan,

    “Mmm.. Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will.. aku suka sama kamu..” katanya pelan tapi pasti.

    Seperti disambar petir mendengar kata-katanya, dan secara reflek aku menengok ke kiri melihat dia, tampaknya dia serius dengan apa yang barusan ia katakan. Dia menatap tajam.

    “Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel?” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan.

    “Aku nggak tau kenapa bahwa aku merasa kamu nggak kayak laki-laki yang pernah aku kenal, kamu baik, dan kayaknya perhatian and care. Aku nggak mau kalo setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Will. Aku nggak mau kehilangan kamu,” jawabnya panjang lebar.

    “Mmm.. kalo aku boleh jujur sich, aku juga suka sama kamu, Tel.. tapi kamu mau khan kalo kita nggak pacaran dulu?” tegasku

    “Ok, kalo itu mau kamu, mm.. boleh nggak aku ‘sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.

    Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.

    “Sekarang?” tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan.

    “OK, kamu boleh ‘sun’ aku,” jawabku sambil kembali ke jalanan.

    Beberapa detik kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah “sun” di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali ia mencium dan ditempelkannya payudaranya di lengan kiriku.

    Ooh, empuk sekali, mantap!Payudaranya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi terangsang nih. Secara otomatis batang kemaluanku pun mengeras. Dengan pelan sekali, Siska berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.

    Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Siska, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. “Kamu terangsang ya, Will?” tanyanya pelan dan agak lirih.

    Aku tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus badanku dan mengarah ke bawah. Aku sudah benar-benar terangsang. Sekali lagi Siska berbisik, “Will, aku tau kamu terangsang, boleh nggak aku lihat punyamu? punya kamu besar yach!” aku mengangguk.

    Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil.

    Dielus-elus batang kemaluanku yang sudah keras dari luar. Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kemaluanku. “Ooohh..” desahku pelan. Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak.

    Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Ia cium leherku, dan ia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin ia menikmati aroma parfum BULGARI-ku. Ia makin turun dan turun ke bawah. Beberapa kali Siska melakukan gerakan mengocok kemaluanku.

    Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kemaluanku lalu merambat naik ke atas. Ujung lidahnya kini berada pada bagian biji kejantananku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya.

    Siska melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil.

    Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi. Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Siska masih tetap menjilati kemaluanku dengan penuh nafsu.

    Sesaat Siska kulihat melepaskan tangannya dari kemaluanku, ia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik bagian bawah batang kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Siska kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku.

    Ia mulai merekahkan kedua bibirnya, dengan berhati-hati ia memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian bergerak perlahan-lahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kemaluanku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya.

    Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Siska. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku. Perlahan-lahan kemudian kepala Siska mulai naik.

    Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif.

    Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Siska begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah.

    Kudapatkan payudara sebelah kanan. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Kuremas dengan lembut. Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya.

    Sambil tetap mengulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremas-remas payudaranya yang masih terbungkus BH. Kuremas satu persatu payudaranya sambil mendesah menikmati kuluman pada kemaluanku.

    Kuremas agak kuat dan Siska pun berhenti mengulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BH-nya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara payudaranya yang kenyal.

    “Aghh..” desahku menikmati kuluman Siska yang makin cepat. Aku turunkan BH-nya yang menutupi payudara sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut.

    “Ooh.. esst..” desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kemaluanku.

    Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku.

    Siska begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku. Pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi.

    Aku berhenti sejenak meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kemaluanku, dan ia terlihat tersenyum kepadaku. “Kamu luar biasa, Tel,” bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya. Siska tersenyum manis dan berkesan manja.

    “Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus,” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Siska tersenyum.

    “Kalo kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan,” jawabnya dan setelah itu menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kemaluanku. Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku.

    “Aaghh..” desahku agak keras menahan rasa ngilu. Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku, terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya, terkadang ia melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi.

    Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya.

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Aku dapat rasakan rambut kemaluannya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Siska mengubah posisinya. Tadinya ia yang hanya bersangga pada satu sisi pantatnya saja, sekarang ia renggangkan kedua kakinya.

    Dengan mudah aku dapat menyentuh kemaluannya. Beberapa saat telunjukku bermain-main di bagian atas kemaluannya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. Ugh, nikmat sekali nih rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam lubang kemaluannya.

    Aku jelajahi setiap milimeter ruangan di dalam kemaluan Siska. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Siska. Rasanya sudah beberapa tetes spermaku keluar. Aku benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya.

    Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Siska tampak melengkuh dan mendesah pelan. Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di lubang kemaluannya dan Siska beberapa menghentikan kuluman pada batang kemaluanku sambil tetap memegang batang kemaluanku.

    Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu.

    Kembali Siska menjilat, menghisap dan mengulum batang kemaluanku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini.

    Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Siska pada kemaluanku. Kali ini Siska melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kemaluanku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku.

    Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kemaluanku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam. “Ooh.. Tel.. enakk..” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Kupegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun.

    “Siska, aku sudah nggak tahann..” kataku agak lirih menahan ejakulasi. Namun gerakan Siska makin cepat dan beberapa kali ia buka matanya namun tetap mengulum dan terdengar suara-suara dari dalam mulutnya.

    “Aaagghh..” desahku keras diiringi dengan keluarnya sperma dari dalam batang kemaluanku di dalam mulutnya. Keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap sperma yang keluar dari dalam kemaluanku hingga akhirnya habis. Siska tetap menjilati kemaluanku dengan lidahnya.

    Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kemaluanku. Ugh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh spermaku dengan lidahnya, Siska bergerak ke atas. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya.

    Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kemaluanku yang sudah lemas, Siska beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa spermaku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata.

    Akhirnya ia merapikan posisinya, ia duduk dan merapikan pakaiannya. Aku pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku.

    Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Siska dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret lalu Siska kembali dari Manado setelah 2 minggu ia berada di sana dan ia tidak kembali lagi bekerja di salon itu.

    Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol, sekarang ia diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku.

    Setelah kami hidup seatap, Siska mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan ia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja seks. Siska tidak mengetahui bagaimana asal mulanya.

    Siska sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau seks adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000.

    Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan seks. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir. Kami sungguh menikmati setiap hari yang akan kami lalui dan telah kami lalui bersama.

    Aku sungguh tidak peduli dengan asal-usulnya pekerjaan Siska sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan seks dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Dewasa Kakak Sahabatku Yang Binal

    Cerita Dewasa Kakak Sahabatku Yang Binal


    1635 views

    Perawanku – Haloo, saya mau ngasih cerpen dewasa nih… Ya kejadiannya sih Tahun lalu, kalo ga salah itu pertengahan bulan September… Ini cerpen dewasa ada sedikit tambahan Fiksi sih, soalnya kalo cuma Real-nya kurang Greget gitu “menurut” saya sendiri ehehehe…


    Kenalan dulu deh, Nama gw sebut saja Julian, umur 19, dengan tinggi kira” 180cm-an lah, berat 72kg, bisa dibilang atletis, kulit putih kaya chinesse, iya gw ada turunan dikit, Wajah? kata mantan” gw sih Ganteng (memuji diri sendiri) wkwkwkwk…

    Jadi ceritanya Temen gw ini punya Kakak, udah Nikah punya anak 2 cewek semua, nah Kakak temen gw ini Nikah muda bray, jadi kalo gak salah itu dia nikah pas kelas 11 apa kelas 12 SMA gitu, MBA braayy…

    Dia ini dulunya Nakal bray, cuma ketutup sama sifatnya kalo sama orang yg baru kenal, maklum temen” SMA dia dulu banyak yg Panggilan, tapi dia bukan WP, cuma temen”nya doang, gara” salah pergaulan itu jadi dia MBA, Lakinya Polisi (ini yg bikin gw takut” kalo ketahuan) wkwkwkwk….

    Sekilas tentang Kakak temen gw ini sebut saja Mbak I, kulit putih, cantik, kalo artis mungkin 70% mirip Zaskia Gotik, body padet, tinggi kira” 165cm-an lah, berat 50kg-an, Dada? 36C, pantat nonjol, rambut di cat Blonde, dia kalo keluar rumah pake Jilbab, Umur kalo ga salah itu sekitar 27, nyari mulustrasi susah, jadi Kembangkan Imajinasi mu kawan kwkwkwk…

    Oke, Mulai..
    Gw kuliah jurusan Sistem Informasi, jadi temen” gw kadang kalo nanya soal komputer itu ke gw, nah kebetulan Laptop Kakak temen gw ini rusak, sekitar jam set 7 malem Dia WA gw nanya bisa gak benerin Laptopnya… Situs Idn Poker

    *italic mbak I*

    “Jul, lagi dimana?”

    “Lagi dirumah mbak, ada apa ya?”

    “Bisa benerin laptop mbak gak?”

    “Laptop mbak rusak ya?”

    “Iya, coba kamu liat dulu, ini laptop rusaknya apa”

    “Oke mbak, jam 7 lewat aku kerumah”

    “Menyesap”

    Nah, abis di WA itu gw langsung masukin tas barang” yg sekiranya bisa benerin tuh laptop, jam 7 kurang 15 gw cuss deh, kebetulan rumahnya nga jauh dari rumah gw, paling sekitar 20 menit naek motor juga sampe, pas gw sampe kok rumahnya sepi yak, kata gw dalam hati, Mobil lakinya kaga ada digarasi rumahnya, terus pintu ketutup, lah jangan” dia pergi nih, terus gw WA dia…

    “Mbak, aku dah di depan rumah nih, Kok sepi?”

    5 menit gw tungggu ga ada balesan, pas gw mau balik ada WA masuk..

    “Sorry, tunggu bentar, Mbak Abis mandi, kamu parkirin di Garasi aja terus masuk lewat pintu samping dalam garasi”

    “Oh, Oke mbak..”

    Gw parkirin motor digarasi, terus gw masuk lewat pintu samping sambil teriak “ROOM SERVICE”, gw emang udah akrab sih sama dia, gara” gw suka gangguin anak dia yg paling kecil, anaknya lucu banget soalnya, terus kalo ketemu gw sukanya minta digendong terus….

    Terus gw duduk di Halaman belakang deket kolam Ikan sambil Ngudut, lumanyan nungguin dia pake baju, tapi yg aneh kok ini rumah sepi, anak”nya pada ga keliatan, soalnya biasanya kalo gw dateng pasti anak dia yg paling kecil langsung Teriak” manggil” gw…

    Oh iya, Rumah Dia ini 2 tingkat bray, jadi Semua Kamar tidur itu diatas, dan dia ga punya pembantu, jadi dia sendiri yg ngurus rumah, maka dari itu badan dia bagus, padet, singset…
    Ada sekitar 2 menit gw duduk terus ada yg nepuk kenceng bahu gw dari belakang…

    * * PLAAKKK
    “ANJEEENGGGG!!!!” Kaget sumpah gw bray, lagi enak” mikir adegan Mesum gw sama TTM-an semalem malah di geplak gitu, pas gw nengok kebelakang, gw dibuat Melongo…
    Ya gimana kaga melongo kalo liat dia pake Tanktop warna hitam, terus pake hotpants warna putih, dan lu pada tau?

    Dia ga pake BH braayyy, soalnya gw liat ada yg nyeplak didadanya, sebenernya sih outfit dia dirumah memang gitu, Tanktop + Hotpants, cuma dia selalu pake BH kalo ada Adeknya…

    * PLAAKKK * selalu navigasi kena

    “Biasa aja woy ngeliatnya, kayak ngeliat setan aja” dia langsung duduk disamping gw, terus ikutan nyalain Rokok Marlboro Black Menthol gw, iya dia emang ngerokok cuma jarang” dan itu pun kalo kaga ada laki sama anak”nya, adeknya tau dia ngerokok jadi ya dia biasa aja…

    “Hehehe, lagian mbak ngagetin aja, orang lagi ngelamun juga” gw senyum cengengesan sambil nutupin kikuk… Situs Bandar Ceme

    “Mikir mesum kamu ya?” Kampret, dia tau lagi, muka gw dah kaya kepiting rebus saking malunya, wkwkwk

    “Ah, ga kok mbak, ini rumah kok sepi mbak, Suami sama anak” mbak mana? kok gak keliatan?”

    “Mas Doni lagi keluar kota, liat kebun sawit punya dia, terus Arin sama Araa lagi dirumah Mbah-nya, nginep disana” Suami dia juga punya kebun bray, jadi bisa dibilang dia ini orang berduit…


    “Loh, mbak ga ikut ke rumah Mbah?”

    “Nanti agak Maleman di sana, semua yang Anda minta anter, hehehe”

    Kamprett, ternyata dia minta anter sekalian nanti, but wait, Rumah Sepi, waaah otak mesum gw dah masuk booting nih, cuma gw tahan, takut ketahuan lakinya…

    “Oh yaudah, Laptopnya mana mbak?”

    “Di kamar, yuk ikut mbak”

    Gw ikutin dia naik ke lantai 2, pas ditangga gw merhatiin pantat dia geol geol pas naik tangga, Anjiirrr, di DS enak bener kayaknya, pikiran mesum gw kembali datang, namum gw Tepis lagi (dah kaya kiper gw, tepas tepis mulu)

    Sampe kamarnya dia langsung duduk di kasur sambil nunjuk letak laptopnya…
    “Tuh, coba kamu liat dulu apa rusaknya”

    Nah, Laptop dah ketemu, langsung deh gw nyalain, ternyata laptop Doi kena Blue Screen..

    “Mbak, ini kena Blue Screen, jadi harus di install ulang, gapapa ya?”

    “Yaudah gapapa, Lanjutin aja..”

    Langsung deh gw keluarin cd OS gw, terus gw install, sambil nunggu instalan selesai, gw balik ngehadap dia kekasur, ternyata dia tiduran sambil maen HP, tapi kakinya ngejuntai kebawah, ngangkang…

    Belahan Memek dia nyeplak jelas banget, kamprett, dah kaga pake BH, terus ga pake CD juga ni cewe batin gw…

    Julian Jr. dibawah dah mulai bangun, gw panggil dia…

    “Mbak, minta minum dong, haus nih..”

    “Eh maaf, lupa hehehe, tunggu bentar yaa..?”

    “Cemilan sekalian Mbak..” Agen Idn Poker

    “Oke..”

    Fyuuhh, gw mulai normalin Nafas yg mulai ga karuan dan nenangin Junior yg tegang, ada sekitar 5 Menit dia balik lagi bawain Kopi, Air dingin sama cemilan, dan dia taruh meja deket gw, abis itu dia jalan ke arah gw dan jongkok disamping gw sambil liatin laptopnya…

    “Masih lama gak?

    “Nggak kok mbak, paling setengah jam lagi, terus install program yg penting2 dulu..”

    “Oooh, okeee deh..”

    Pas dia disamping, Aroma badan dia kecium bray, mungkin gara” dia abis mandi tadi bau sabun-nya masih kerasa banget, bau sabun-nya itu bau Stroberry, ah gila, gw kaga kuat kalo lama” disamping dia terus kalo begini caranya, dia ngajak gw ngobrol, mungkin dia bosen kali, yaudah gw ladenin deh…

    “Pacar kamu tiap malem minggu ganti terus yah, pas mbak ke tongkrongan pasti bawa cewek beda2 terus pas malam minggu…” gw sama temen2 gw emang punya tongkrongan, yaitu Cafe punya Mbak I ini, dan kalo malam Minggu dia sering Monitoring ke Cafe sambil ngajak anaknya jalan2 katanya…

    “Cewek2 yang aku bawa ke tongkrongan? itu mah bukan pacar mbak, cuma temen aja..” jawab gw

    “Ckckck, kamu ini, padahal cewek2 yg kamu bawa itu cantik2 loh, masa ga ada yg kamu jadiin pacar?” Tanya dia…

    “Hahaha, emang cantik2 mbak, tapi masih kalah cantik sama Mbak..” Gw coba godain dia..

    “Heeh, godain Istri orang, aku aduin mas Doni nanti, biar kamu di Dorr, hahaha” Dia ketawa sambil ngejewer kuping gw

    “Aduuuh, duh Mbak, sakit tau, Emang beneran cantik kok, aku kan Jujur” gw godain lagi

    “Eeh, sorry, ah kamu bisa aja” gw liat pipi dia merah bray sambil nunduk malu

    Gw penasaran, gw lanjut godain dia, kali ini gw bisikin deket kuping dia plus gw tiup dikit…

    “Kamu cantik banget sih..” kali ini gw manggil dia sengaja ga pake Mbak…

    Dia langsung menggeliat kaya kegelian gitu sambil ngedesah pelan…
    Terus gw duduk dibelakang dia yg masih posisi jongkok, terus gw tarik badannya supaya duduk diselangkangan gw, Dia agak kaget pas gw tarik…

    “eehh Jul, kamu mau ngapain?”

    “Ga ngapa2in kok” gw lingkarin tangan gw di perutnya sambil gw kecup2 kecil leher samping kanannya

    “eeemmmhhh Jul…” gw kecup terus, dan dia miringin kepalanya ke arah kiri, seakan dia memberi jalan untuk gw mencumbui lehernya yg putih jenjang itu…

    Pelan2 tangan kanan gw ngelus dadanya dari luar tanktop, dari mulai dada bawah dengan gerakan memutar sampai kearah putingnya yg keliatan mulai keras itu…

    “Eeemmmhhh, aaahhhh, terusin jul, remes dong..” dia megang tangan punggung tangan gw dan ngeremes tangan gw…

    Dia melihat ke belakang dan segera aku mencium bibirnya merah muda dan seksi itu …


    “Eeemmmpphhhtttt eemmhhh aaaahhhh aaahhhh eeeemmpphhhtt” gw cium sambil meremes pelan Dadanya, ga pake lama, langsung gw tarik tanktopnya keatas, dadanya yg Besar padet lembut itu pun terlihat, ga keliatan kaya udah pernah menyusui 2 anaknya….

    Gw gendong dia ke atas kasur, terus gw cium dia lagi, dia narik baju gw keatas, gw langsung paham dan lepasin ciuman gw, baju gw dah dia lempar kemana tau, langsung gw cium dia lagi….

    Sambil gw remas dadanya yg luar biasa itu, dia cuma bisa mendesah tertahan gara2 ciuman gw, ciuman gw turun ke arah leher terus menuju dadanya, sampai kebelahan dadanya gw jilat, dia ngedesah sexy banget bray, karena gw sukanya maen pelan2 ya jadi gw tahan dulu hasrat gw untuk ngeluarin junior dari celana…

    “Aaaahh aahhh aaahh” gw ciumin dadanya dari dada kiri, ke sebelahnya, sengaja Putingnya belum gw mainin, emang sengaja gw mainin libidonya…

    “Jilatin putingnya dong saay aaahhh” dia udah minta, yaudah, gw kecup langsung putingnya…

    “AAAHHH, iyaahhh jilatinnhh terusshh aahhh geeliihhssstttt” Gw jilatin terus putingnya yg berwarna merah kecoklatan dengan areola yg gak terlalu besar itu…

    “Sssttthhhh aaahhhhh eemmpppttt aaahhhh sssstttt” dia merem sambil gigitin bibir bawahnya…

    Setelah agak lama gw mainin dadanya ciuman gw turun kearah perutnya yg rata itu, gw jilatin pusarnya dia ngedesah agak kerass, hmmm berarti ini salah satu titik sensitifnya nih batin gw, gw tarik hotpants nya turun, dan telepas sudah pertahanan terakhir dari badan dia, gw raba vaginanya ternyata udah lumayan basah…

    “Aaaahhhh aaahhh aahhhh” gw berhenti ciumin pusarnya dan tangan gw dari vaginanya terus gw ngeliat seluruh badan dia, gw terpesona liat badannya, ga kayak Ibu-ibu beranak 2, malah kaya Anak SMA, mulus banget…

    Dia buka matanya sambil bilang ke gw..
    “Kenapa? jelek yaa?” gw liat matanya sayu udah penuh dengan pandangan birahi yg tinggi, Ga gw jawab, cuma senyumin dia terus langsung gw jilat Vaginanya…

    “AAAAAAHHHHHHHH AAAAAHHHH AAHHHHH, JUULL JANGAANNN!!!” Gw kaget, dia teriak agak kenceng, gw tanya dia kenapa..

    “Kenapa?”

    “Aku ga pernah dijilatin kaya begitu..” kata dia malu-malu, aah gw kirain kenapa, langsung gw Jilatin lagi vaginanya..

    “Aaaahhh, enak banget, teeruuusshhh ssstttt aaahhhh enaakkk” gw jilatin cairan yg keluar dari vagina dia, gw suka rasanya, asin-asin giimana gitu…

    “Aaaahhh, aahhhh aaaahhhh” gw masukin jari tengah sama telunjuk gw, terus gw korek korek dinding bagian atas vaginanya sambil nyari Gspot nya doi, gw mau bikin dia Squirt, batin gw dalam hati…

    “Aaaah, iyaa kaya begitu aaaaahhhh, terusin sayaanggghhhh, aahh teruussss” Badan dia mulai menggeliat kaya cacing kepanasan, tandanya dia bentar lagi Orgasme, gw ceptin kocokan jari gw sambil lidah gw main di clitorisnya….

    “AAAHHHH IYAA, TERUUSSS BENTAR LAGII AAAHHH AHHH AAAAAAAHHHHHHH”

    CRUUTT CRUUTT CRUUTT

    Desah panjangnya, Squirtnya kenceng banget celana jeans gw sampe basah kena cairan squirtnya, badan dia kejang2 gitu, gw tesenyum ngeliat dia kaya begitu, sekitar 1 menit dia udah mulai agak normal..

    “Tadi itu kamu apain? rasanya enak banget, aku belum pernah ngerasain yg kaya begitu” ucapnya sambil ngambil nafas yg udah kaya orang lari 500m…

    “Hehehe, enak yaa? mau lagi nggak?” tanyaku

    “Nanti dulu, istirahat sebentar” jawab dia, gw langsung ambil minuman yg dia bawa tadi dan gw minum setengah, terus gw kasihin ke dia, Selesai dia minum dia langsung narik badan gw rebahan ke kasur…

    Dia buka Ikat pinggang gw, terus ke restleting celana gw, langsung dia tarik sama celana dalam gw sekaligus..
    Dan bebaslah si Junior, mata dia terbelalak ngeliat Junior gw, tangan kirinya menutup mulutnya, dan tangan kanan dia memegang batang junior gw…

    “Astagaa, sayaang, ini gede bangett, muat ga ya ini di vagina ku?” tanya dia, nah senjata itu panjangnya 22cm dengan diameter 5cm, ini adalah aset kebanggan gw yg bikin cewek2 kelonjotan kalo maen sama gw…

    “Cobain aja dulu” kata gw sambil tersenyum kearah dia…

    Dia mulai mengocok pelan Penis gw, lalu ngedeketin wajah dia, dan tak berapa lama dia mulai mengecup kepala junior gw..

    “Aaahhhh…..” desah gw, rasanya kaya kesetrum seluruh badan gw, menggigil, langsung dia masukin kedalam mulutnya yg kecil itu…

    Aaah gila, Blowjob dia rasanya beda sama BJ yg pernah gw rasain, sekitar 10 menit gw di BJ, pas hampir gw mau jebol dia berhentiin Blowjobnya, pas gw tanya ternyata capek, aah untung belom keluar batin gw dalam hati..

    Lalu dia Jongkok diatas junior gw, di gesek2nya junior gw ke vaginanya, setelah agak basah baru dia arahin masuk ke vaginanya…

    “Eeeeemmmpphhh, gede baget sih, susah nih masuknya” kata dia dengan nada manja, lalu pelan2 kepala penis gw mulai masuk ke vaginanya, rasanya sempit banget, gila, ini cewek udah lama ga dipake lakinya kali yak…

    “Aaaaahh, yaaangg baru kepalanya aja rasanya enak bangett”

    “iya sayang masukin pelan2, ini punya kamu kok sempit banget, jarang dimasukin yaa?” tanya ku

    “Emmmpphhh, iya mas doni jarang masuk, terakhir dia masuk itu 4 bulan yg lalu kalo ga salAAAAAHHHH!!!” dia menjerit pas gw paksa masuk semua penis gw, aaahhh gilaa dinding vaginanya serasa mijet2 penis gw, kepala junior gw nyundul pintu rahim dia, rasanya gimana gitu..

    “Aaaahhhh, kamu jahaatt, sakit tau, bukannya pelan2 masukinnya” dia cemberut, gw cuma cengengesan liat dia kaya begitu…
    Sekiranya 1 menit berlalu pinggul dia mulai maju mundur, tandanya dia udah mulai bisa menikmati..

    “Aaaaahhh yaangg enak banget penis kamuu, oogghtt Rasanya mentok penuuhh bangett aahhhhh ssttt”

    Lalu mulai dia meng turunkan pinggulnya ….
    PLAAKK PLAAKK PLAKKK
    “Aaaahhh ..aaahhh aahhhh emmm aaahhhh Ssttt Aahh enaak banget sayanggghhhsss”
    agak lama gw di posisi WOT gw suruh dia tiduran ngangkang, saatnya MOT…

    Gw masukin pelan2 penis gw ke vaginanya “Aaaahhhh enak banget yaang, aku mau begini terus sama kamuu aaahhh aahhh enaakk”
    gw gerakin perlahan sambil ciumin bibir dia, desahan dia tertahan gara2 ciuman yg hot ini…

    “Eeemmppttt aaahh eeemmmmppppaaah aaahhh terusin yg kencenggghhhhh” gw gerakin agak cepat sambil gw mainin dadanya yg super kenyal dan besar itu…

    “Yaanngghh cepetin udah mau nyampee Iniiihhhh aah aaahhhh aahhhh aahhhh aahhhh”

    “aaahh aahh aahhh aahhh aaaahhhh AAAAAHHHHHH!!!!!” dia Orgasme sambil kaki dia ngedekap punggung gw, penis gw rasanya dipijet2 didalem sana…


    Sambil gw tungguin Orgasmenya reda gw jilatin lagi 2 buah gunung kembar nya, ga berapa lama dia mulai naik lagi, dan gw suruh nungging…

    “Aaaahhhhh beneran, enak banget yaanggg, aahhh” desahnya saat penis gw masuk ke vaginanya
    gw genjot agak cepat karena hari sudah agak malem, karena dia mesti nemuin anak2nya…

    “Aaah aahh aahh aahh aaahhh aaaahhh eeemmpphhhh eemmhhhh aaaahhh” gw tarik badannya, tangan kiri gw mainin puting kirinya, sedangkan tangan kanan gw turun kebawah mainin Clitorisnya, dia noleh langsung gw sergap bibir manisnya…

    “Eeeemmppphhh eeemmmppphhh aaah eemmmppphhh eemmmppphhhh” sekitar 5 menit kemudian gw dah ngerasa mau keluarr….

    “Yaanggh, dah mau keluar niihh, keluarin dimanaaahhh??” tanya gw

    “..aaahhh di daal aaaahh em aaaaaahhh aaajjjaaaahhh, kiiitaaahh keluaarrrhh samaaahh saaamaahhhh” Katanya

    Gw genjot cepet ga berapa lama dia Orgasme dan gw Ejakulasi didalem Vaginanyaa..
    “AAAHHHH Aahhh Aaaaaahhhhhhhhhh !!!!!!!”
    Sperma gw menyatu sama ciran Orgasme nya dia didalem vaginanya, rasanya anget, badannya mengenjang beberapa saat lalu dia langsung tertunduk kaya orang sujud dikasurnya…

    Gw peluk badan dia dan gw rebahin didepan gw sambil gw peluk dari belakang, Penis gw masih didalem Vaginanya…

    “Aaah aah aahh aah, enak banget yaangghh, dduhh lemes banget akuu” kata dia di pelukan gw

    “aah iya, aku juga lemes banget ini, vagina kamu sempit banget, jadi rasanya enak…”

    “aah, aku mau main terus sama kamu pokoknya yanghh” waahh bahaya nih, kalo ketahuan mas doni bisa2 didorrr kepala gw…

    “iyaa, terseraah kamu, yg penting bisa bisa kamu aja cari waktunya, makasih ya sayangg”

    “iyaa sama sama yang” dengan nafas yg tersengal2…

    “yang, aku cabut yaah, udah malem nih, kan kamu mesti ke rumah mbah..”

    “Ya, ya kekurangan pelan2”

    gw tarik penis gw yg udah 40% tegang itu keluar dari vaginanya “PLOOPP” langsung merembes cairan vagina dia sama sperma gw ke sela pahanya…

    “Aaahhhhhhh, yaang aku mandi dulu yaa, terus kamu anterin aku kerumah mbah…” pintanya

    “iya sayang…” dia bangun dan berlalu ke kamar mandi, dan gw membereskan Laptop dia…

    10 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi cuma pake Handuk doang melilit tubuh Sexy ibu 2 anak ini…
    gw yang ngeliat dia kaya begitu langsung gw deketin dan cium bibir dia sambil pelukan..

    “Yang, kamu mau lagi?” tanya dia..

    “Enggak kok kan udah malem, kapan2 kan bisa, gih kamu pake baju dulu..” bohong banget gw ga mau lagi, cuma terkendala waktu ajaa brayy wkwkkw

    setelah gw pake baju lengkap dan dia juga udah pake baju kaos lengan panjang dipadu celana Jeans ketat plus Jilbab birunya, astagaa cantik bener sumpah…

    “Mbak, ini laptopnya aku bawa kerumah aja yaa, aku benerin dirumah aja..” tanya ku

    “iiihhh, kok manggilnya Mbak lagi siih, kalo berduaan yg panggil sayang aja jangan Mbak” dia cemberut sambil mengembungkan kedua pipinya..

    “Heheheh, iya sayaangg, yukk jalan udah malam nih…” kata ku sambil mengulurkan tangan kanan ku

    “iya deh, yuk jalan…” dia tersenyum manis menggapai uluran tangan ku…

    Kami berdua turun dari kamar dan langsung turun kebawah kearah pintu samping garasi…
    baru ku pengang knop pintu garasi, badan ku langsung di baliknya dan dicium bibir ku dengan penuh nafsu..

    “Emmmpphhh eemmpphhh eemmhhhppp” 2 menit kami berciuman, dan kulepas perlahan, matanya masih terpejam dangan mulut terbuka..

    “Udah yang, kapan2 lagi, udah malem…” kata ku

    “Hehehe, abisnya udah kangen tau…” pipinya memerah saat dia mengatakan itu, aku cuma tersenyum dan langsung menarik tangannya, dalam hati ku heran, ternyata dia manja juga yaa, pantesan anaknya manja bener, ternyata turunan dari Ibunya, hahahah …

    Pukul 10 kurang 10 kami pun berangkat ke rumah mbahnya dan sampai pukul 10 lewat 20, setelah itu aku pun pamit pulang kepadanya….

    “Mbak, aku pulang dulu yaa, nanti Laptopnya aku antar kalo udah selesai..” ku panggil Mbak karena ada Mbah didepan pintu rumahnya, heheh bahaya kalo panggil Sayang…

    “Iya, Makasih ya udah dianter, ngerepotin nih jadinya..” sambil mengedipkan mata kirinya

    “Ahh, gak kok mbak, aku pulang dulu mbak daahh” kata ku lalu menghidupkan motor…

    “Yaudah, Hati-hati dijalan” katanya


    Aku cuma mengangguk dan senyum kepadanya, aku pun pulang dengan perasaan yg campur aduk …
    Tempat Senang, Bahagia, Takut dan Puas, ahahaha

    Cerpen Dewasa | Dan Semenjak saat itu kami berdua selalu berhubungan secara sembunyi2, sampai saat ini, aku tidak akan bosan dengan tubuhnya, apalagi sekarang dia sudah rajin ikut senam, jadi tubuhnya makin bagus dan sangat sexy, benar2 MILF idaman ini…

    Udahan aah..
    –TAMAT-

  • Cerita Seks Kontol ku menerobos lubang vagina ibu

    Cerita Seks Kontol ku menerobos lubang vagina ibu


    1633 views

    Perawanku – Cerita Seks Kontol ku menerobos lubang vagina ibu, Matahari sudah tinggi saat aku bangun dari tidur, Aku baru masuk siang hari nanti, oleh karenanya aku sengaja bangun agak siang. Rumah sudah kelihatan sepi, Mbak Aisya sudah berangkat sekolah dan ayah sudah ke kantor, tinggal aku dan ibu yang ada dirumah.

    Setiap harinya Aku menuju keruang makan untuk sarapan, tapi hari in tidak ada nasi atau roti yang biasanya disediakan oleh ibuku.
    Kemana ibu ini, padahal perutku sudah sangat lapar sekali. Aku pergi ke dapur, tapi lagi-lagi ibu tak ada di sana, akhirnya kuputuskan untuk mencarinya di kamar.
    Pintu kamar sedikit terbuka saat aku sampai disana. Dan.., deg! Jantungku tiba-tiba berdebar-debar saat dari sela-sela pintu kulihat sosok tubuh mulus, tanpa sehelai baju sedang berdiri di depan cermin.
    Ibuku sedang asyik mengamati tubuhnya, sesekali ibu memutar badannya, Kedua tangannya sesekali meremas kedua payudaranya -yang dulu sering kuisap saat masih kecil- dan meraba pinggangnya yang kecil.
    Umur ibuku yang baru 34 tahun tak menghalangi kekagumanku pada kemulusan dan keseksian tubuh Ibu. Lama-lama kelamaan aku jadi terangsang melihat tubuh telanjang Ibuku tersebut, Berkali-kali aku meneguk ludah melihat pantat Ibu yang kelihatan masih padat dan bulat
    Atau ketika tangan Ibu mengusap kemaluannya dengan lembut, aku seperti menyaksikan striptease yang menggairahkan, dan tanpa sadar tubuhku mennyenggol pintu kamar sehingga bunyi pintu yang terbuka mengagetkan Ibu maupun aku sendiri.
    Ibu memandangku sambil melotot karena merasa malu melihat anaknya sedang memergokinya bertelanjang bulat, tapi anehnya aku tak merasa takut atau malu, aku malah menikmati pemandangan di depanku, tubuh putih mulus dengan buah dada yang bulat dan kemaluan yang penuh dengan rambut hitam,
    “Andre, sejak kapan.. kamu di situ?!” tanya Ibuku sambil menahan amarah, aku hanya tersenyum kecil, karena melihat Ibuku malah bertolak pinggang dan tidak menutupi kemaluan maupun buah dadanya.
    “Salah Ibu sendiri tidak menutup pintu..”, kataku sambil mendekati Ibu,
    “..atau Ibu sengaja supaya Andre mengintip..”
    Tiba-tiba tangan kanan Ibu melayang hendak menampar pipiku, tapi aku lebih cepat dan menangkap tangan Ibu. Dengan gerakan cepat tubuh Ibu sudah berada dalam pelukanku, kini aku dapat merasakan harum dan mulusnya tubuh Ibuku sendiri, mendapat perlakuan seperti itu tentu saja Ibuku meronta dan mencoba melepaskan diri.
    Namun kedua tanganku cukup kuat untuk menahan tubuh Ibuku dalam pelukanku, “Andre.., lepaskan!! Aku Ibumu ..jangan lakukan ini kepada Ibu, nak..!” aku tak peduli lagi, leher Ibu yang jenjang jadi sasaran mulutku.
    Pipinya juga tak luput dari ciuman bertubi-tubi dan penuh nafsu dari mulutku. Ibuku terus meronta tiada henti dan membuat kami terjatuh ke tempat tidur, kesempatan ini kugunakan untuk menindih tubuh Ibuku dan melepas kaos yang kupakai, tapi akibatnya fatal, Ibu dapat mendorong tubuhku dan mencoba melarikan diri.
    Dengan sigap, aku menangkap kedua kaki Ibu dan kembali menindih tubuh mulus Ibuku, kali ini posisi Ibuku telungkup dengan badanku di atasnya. Sementara tangan kananku memegangi kedua tangannya, tangan kiriku mencoba melepas celana pendekku.
    Untung aku tidak memakai celana dalam, hingga dalam sekejap aku sudah telanjang bulat seperti Ibuku. Tanpa pemanasan lebih lanjut aku mencoba mencari lubang kemaluan Ibu dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya, tapi posisi Ibu yang telungkup menyulitkanku untuk dapat memasukkan penisku ke lubang vagina Ibu.
    Apalagi Ibu tak henti-hentinya meronta dan mencoba mendorong tubuhku, akhirnya tubuh Ibu sedikit kumiringkan dan dengan bantuan tangan kiriku yang bebas, penisku dapat menemukan kemaluan Ibuku, aku kembali kesulitan menerobos kemaluan Ibu yang seret karena tidak begitu basah dan penisku sendiri lumayan besar.
    Tapi aku tidak putus asa, dengan sedikit usaha dan terus memaksa akhirnya penisku bisa masuk seluruhnya ke vagina Ibuku. “..Aghh..!!” Ibu berseru sedikit sakit karena penisku yang memaksa masuk.
    “Andre.. tolong.. berhenti.. aku Ibumu..!!” Aku diam saja karena sibuk memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang vagina Ibu.
    Tubuh Ibu yang terus meronta sedikit membantuku dalam menggoyang tubuhnya, kemaluanku keluar masuk dengan agak mulus dan cepat, rupanya Ibu lelah meronta terus dan kelihatan pasrah karena mendadak tubuhnya berhenti meronta.
    Aku langsung membalikan tubuh Ibuku sehingga posisinya kini telentang, sementara penisku masih bersemayam di vagina Ibuku, kembali aku menggenjot tubuhku dan penisku semakin cepat keluar masuk dari lubang kemaluan Ibuku itu.
    Mulusnya gerakan penisku terbantu karena vagina Ibu mulai mengeluarkan cairan kewanitaannya, dan Ibu pun banyak diam serta sesekali mendesah kecil. Mata Ibu sedikit tertutup dan kelihatan sayu sekali.
    Aku yang mengira Ibu sudah bergairah menjadi bersemangat dalam bergerak maju dan mundur, payudara Ibu yang basah oleh keringatnya kuciumi dengan panuh nafsu, putingnya kuisap-isap lembut, dan sesekali kugigit.
    Ibu sedikit menggelinjang saat kuperlakukan seperti itu. Kedua kaki Ibuku kuangkat keatas sehingga lubang kemaluannya sedikit menyempit. Aku menggerakan pantatku sedikit lambat dan saat memajukan kudorong pantatku agak keras.
    Ibu rupanya suka dengan gerakan ini karena desahan Ibu semakin keras, bahkan kini aku dapat merasakan pantat Ibu bergoyang untuk mengimbangi gerakanku, aku jadi bertambah bernafsu untuk dapat mengentoti Ibuku lebih lama lagi, tubuh Ibuku kembali kubalik dan kini posisi tubuh Ibuku sedikit kutekuk menyerupai gaya anjing.
    Ibu yang sudah pasrah menuruti keinginanku, lewat gaya anjing ngentot ini aku terus memasukkan dan mengeluarkan penisku dengan cepat, kemaluan Ibu yang kini benar-benar basah memudahkan gerakan penisku menelusuri liang vagina tempat aku dulu lahir,
    Akhirnya aku tak tahan lagi dengan cepat aku menghujamkan penisku dalam-dalam ke lubang kemaluan Ibuku saat kepuasan itu datang, dan air maniku pun muncrat begitu deras dan banyak, membasahi vagina Ibu.
    Aku tergeletak kesamping, sementara Ibuku masih dalam posisi telungkup membelakangiku, tanganku menyentuh pinggang Ibu dan mencoba membalikkan tubuhnya, tapi Ibu malah menolak dan bangkit dari tempat tidurnya, Ibu berdiri dan menatapku dengan mata yang sembab,
    “Keluar Andre.. tinggalkan Ibu sendiri, tolong?!”, tangan Ibu menunjuk ke arah pintu kamar, aku hanya angkat bahu dan meraih pakaianku serta pergi dari situ. Sebelum pergi aku menatap wajah Ibuku, tapi dia membuang muka.
    Akupun keluar dari kamar orang tuaku, di kamarku aku baru merenungi perbuatanku sendiri barusan, tapi entah kenapa aku malah benar-benar merasa sangat puas setelah mengentoti Ibuku sendiri.
    Hampir satu setengah jam aku diam di kamar, semakin lama aku berpikir aku malah menikmati bayangan saat aku dan Ibu bercinta tadi, dan gairahku kembali bangkit membayangkan harum tubuh Ibuku dan permainan yang baru kujalani.
    Kemaluanku kembali mengeras, saat ini aku benar-benar kembali butuh vagina Ibuku lagi, tanpa pikir panjang lagi aku segera keluar kamar dan mencari Ibuku di kamarnya, tapi Ibu sudah tidak ada di kamarnya, aku pun mencarinya di ruang tengah, ternyata tidak ada juga.
    Saat itu kulihat Ibu sedang di dapur dan sedang memasak air, Ibu memakai daster tanpa lengan, dan lekuk tubuhnya yang ramping semakin membuatku bernafsu untuk segera bercinta dengan Ibuku. Ibu melihat kedatanganku, Ibu sedikit mundur kebelakang saat aku mendekatinya.
    “Kamu mau ngapain lagi ..?” suara Ibu sedikit bergetar, Aku tak menjawab, tangan kananku merengkuh pinggang Ibu yang kecil, dalam sekejap tubuh Ibu sudah dalam pelukanku, tapi aneh Ibu tidak meronta atau mendorong tubuhku, Ibu hanya diam dan saat lehernya kuciumi Ibu masih diam tak bereaksi,
    “Andre.. kalau kamu menginginkan tubuh Ibu, tolong jangan pernah mengeluarkan air mani kamu di dalam..” suara Ibu terdengar tertekan di kupingku, “..Ibu nggak mau kamu hamilin atau aborsi..”
    Aku yang mendapat ‘angin’, bertambah nafsu lagi, dengan sedikit terburu-buru aku melepas daster Ibu, dan aku sedikit kaget melihat Ibu tidak memakai celana dalam maupun BH, Aku mencari mulut Ibu, dan bibir Ibu kulumat dengan penuh gairah,
    Ibu yang sudah pasrah membalasnya dengan hangat, dan dapat kurasakan lidah Ibu bermain di rongga mulutku dengan liar, kami berciuman lama sekali sehingga hampir membuatku kehabisan nafas, dan Ibu sendiri terengah-engah saat kulepas bibirku dari bibirnya.
    Aku lalu meminta Ibu untuk telentang di meja makan, tubuh Ibu menjadi sasaran mulutku saat Ibu tiduran di meja, payudaranya kuremas dan kujilati, putingnya yang mengeras kuisap-isap seperti waktu aku bayi, Ibu mendesah-desah tak henti-hentinya mendapat perlakuan tersebut.
    Mulutku kembali mencari sasaran berikutnya, perut Ibu kuciumi sebentar dan berikutnya selangkangan Ibu sudah di depan mukaku, kemaluan Ibu yang hitam karena penuh dengan bulu jembut, kuusap-usap dengan lembut, mulutku kubenamkan di kemaluan yang melahirkanku 16 tahun yang lalu, liang vagina Ibu yang basah memancarkan aroma yang menggairahkan
    Lidahku menjilati bibir vagina Ibu yang agak menggelambir di kedua sisinya, dinding-dinding vagina Ibu tak luput dari lidahku, kelentit Ibuku yang sebesar kacang juga ikut kujilati dengan penuh nafsu, suara Ibu yang mendesah dan melenguh mengiringi jilatan lidahku pada kemaluan Ibuku, tampaknya Ibu benar-benar menyukai oral sex yang kuberikan.
    Puas menjilati kemaluan Ibu aku naik ke atas meja, kusodorkan penisku pada mulut Ibu yang langsung melahap penisku dengan ganasnya, penisku tenggelam dalam mulut Ibu yang kecil, Ibu hampir gelagapan saat mencoba menelan penisku seluruhnya,
    Mulut Ibu terus melahap kemaluanku dengan cepat dan liar, hingga kemaluanku berkilat akibat ludah Ibu yang menempel di kemaluanku, Ibu benar-benar ganas saat mempermainkan penisku dengan mulutnya, hampir saja air maniku muncrat karena kenikmatan yang diberikan mulut Ibuku pada penisku.
    Segera saja aku menyuruh Ibu melepaskan penisku dan aku pun turun ke bawah, dengan posisi berdiri aku memasukkan penisku kedalam lubang kemaluan Ibuku yang sudah basah kuyup. Kali ini aku tidak mengalami kesulitan, dan dengan mulusnya penisku tenggelam dalam vagina Ibu,
    Aku pun bergerak maju muindur dengan cepat, sementara Ibu langsung menggoyangkan pantatnya dengan lambat, aku dapat merasakan nikmat vagina Ibu yang mencengkeram erat penisku saat Ibu menggoyangkan pantatnya, kadang Ibu mengangkat pantatnya untuk menyambut hunjaman penisku yang akan masuk kedalam vagina Ibu, permainan berlangsung cukup lama dan Ibu kelihatan begitu menikmatinya.
    Mata Ibu terus merem melek, mulutnya yang kecil mendesah, makin lama desahan Ibu semakin keras, dan kedua tangan Ibu mencengkeram bahuku, rupanya Ibu hampir mencapai puncak kenikmatannya.
    Aku semakin mempercepat gerakanku, dan Ibu pun mempercepat goyangan pantatnya, Dan saat Ibu mencapai orgasmenya, tubuhnya menegang dan vaginanya kurasakan semakin basah.
    Aku lalu berhenti bergerak dan memeluk tubuh mulus Ibu untuk memberinya kesempatan menikmati orgasmenya. Aku kemudian mengangkat tubuh Ibuku dari meja sementara penisku masih menempel di kemaluan Ibuku, Kududukkan tubuh Ibuku di kursi, dan kembali aku memajukan dan memundurkan pantatku, Ibu yang sudah lemas, pasrah dengan aksiku.
    Tubuhnya terguncang-guncang menerima gerakanku yang cepat, tangan Ibu melingkar di pinggangku dan ikut memajukan badanku saat kuhunjamkan penisku kedalam vagina Ibuku, posisi ini tak juga membuatku mencapai puncak kenikmatan, padahal Ibu sudah kelihatan capek dan sedikit mengimbangi dengan goyangan pantatnya.
    Aku lalu melepas penisku dari vagina Ibuku dan berdiri, aku menyuruh Ibuku menungging di lantai, Ibu menurut dan turun ke lantai dengan posisi menungging, Ibu tentu menyangka aku mau memasukkan penisku ke vaginanya dari belakang, tapi bukan itu maksudku, aku ikut menungging dan mulutku menjilati anus Ibu, sesekali Ibu jariku menusuk anusnya agar lubangnya membesar, Ibu tentu saja kaget dengan kelakuanku,
    “Andre.. jangan, jangan dari anus ..”, Ibu menoleh ke arahku dan memohon,
    “Itu sakit sekali..” Aku cuman tersenyum kecil dan terus menjilati anus Ibuku sampai basah. Setelah kurasa cukup, kedua tanganku memegangi pantat Ibu dan melebarkannya sehingga lubang anus Ibu kelihatan.
    Saat kepala penisku mencoba masuk, Ibu menjerit kecil dan terjatuh, Posisi tubuhnya kini menelungkup, aku terus berusaha melebarkan lubang anus Ibuku agar dapat cukup dimasuki penisku, Ibu semakin menjerit tertahan, begitu batang penisku masuk kedalam lubang anus Ibu, dan saat penisku masuk seluruhnya kedalam lubang anus Ibuku, Ibu mencengkeram kaki kursi kuat-kuat.
    Lubang anus Ibuku yang seret membuat penisku susah payah untuk bisa masuk keluar, Tapi hal itu malah membuatku semakin merasakan kenikmatan yang tiada tara, sementara Ibu hanya bisa menahan sakit dan perih di sekitar anusnya,
    Kenikmatan mengentoti anus Ibu membuat ku cepat mencapai ejakulasi, begitu aku merasakan air maniku mau keluar aku segera melepas penisku dari anus Ibu, tubuhnya dengan cepat kubalikkan sehingga posisi Ibu terlentang,
    Dan belum sempat Ibu mencegah aku sudah menghujamkan penisku kedalam lubang kemaluan Ibu dan berejakulasi dengan kepuasan yang tiada tara, seluruh batang penisku kubenamkan dalam-dalam dan memuncratkan cairan panas yang banyak kedalam lubang vagina Ibu,
    Aku tergeletak disamping tubuh Ibuku yang penuh keringat dan masih sedikit kesakitan akibat anusnya yang kutembus tadi,
    “Andre.. kenapa kamu keluarkan didalam..? Dan kamu masuk.. dari anus lagi..” Aku cuman tersenyum dan mencium bibir Ibu dengan lembut,
    “Nggak ‘pa-‘pa kan? Anus Ibu juga entar lama-lama dapat nikmat seperti vagina Ibu kok.. udah ah Andre capek mau mandi, Kapan-kapan kita bercinta lagi OK, Ibu tersayang?” Aku bangkit dan meraih pakaianku dan menuju kamarku untuk mandi sementara Ibu masih tidur terlentang di lantai dapur.
    Semenjak aku bebas untuk bercinta dengan Ibuku sendiri, Ibu tidak menolak kalau kuajak bercinta di mana saja, dan dari Ibu baru kuketahui kalau ayah terkena penyakit impotensi sehingga tidak mampu bercinta dengan Ibu semenjak dua bulan yang lalu, dan aku satu-satunya orang yang bercinta dengan Ibu setelah ayah tak mampu lagi bercinta.
    Setiap hari kami bebas untuk bercinta karena di rumah sangat sepi, bahkan kalau malam, aku sering meminta Ibu datang ke kamarku untuk melayaniku, Ibu yang memang masih bergairah tak pernah menolakku, dan Ibu termasuk wanita dengan gairah sex yang besar.
    Pernah saat aku mandi, Ibu tiba-tiba masuk kedalam dan langsung mengajakku bercinta padahal saat itu ayah dan Mbak Aisya lagi nonton TV di ruang tengah dengan ditemani keluarga adik ayahku, atau saat aku menemani Ibu belanja di supermaket, dan saat pulang tanpa disangka Ibu mengajakku bercinta di mobil saat berada di garasi, padahal aku takut ayah tiba-tiba muncul atau Mbak Aisya karena mendengar mobil masuk garasi.
    Tak heran satu setengah bulan kemudian Ibu positif hamil, tapi anehnya Ibu tidak menggugurkan kandungannya itu, dan saat ayah mengetahui hal itu, beliau marah besar dan menceraikan Ibu karena Ibu tidak mau mengatakan siapa yang menghamilinya.
    Selepas ayah pergi dari rumah aku semakin bebas bercinta dengan Ibuku, apalagi Mbak Aisya kadang-kadang semakin sering pergi bermain, keadaan Ibu yang sedang hamil tak menghalangi nafsu kami untuk tetap bercinta.
    Aku bahkan semakin bergairah bercinta dengan Ibu saat perutnya semakin besar, dan tak habis-habisnya vagina dan anus Ibu menjadi sasaran penisku, hanya saja begitu kehamilan Ibu mencapai 7 bulan, aku dan Ibu lebih banyak beroral sex untuk mencegah sesuatu yang fatal bagi bayi kami.
    Aku benar-benar tak dapat membayangkan saat Ibu melahirkan karena aku yang dulu dilahirkan oleh Ibu kini punya anak yang juga dilahirkan oleh wanita yang sama dengan yang melahirkanku, dan anak laki-laki yang kuberi nama Baim itu tumbuh sehat seperti anak lainnya, dibawah bimbinganku dan Ibuku.
    Mbak Aisya sendiri selepas SMA pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah, sehingga keadaan ini membuatku dan Ibu seperti sepasang suami istri di rumah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Sayuri M. Bugil Toket Gede Montok, Lagi Sange Pengen Dijamah Brondong – Foto Bugil Panas Terbaru Hot 2018

    Foto Sayuri M. Bugil Toket Gede Montok, Lagi Sange Pengen Dijamah Brondong – Foto Bugil Panas Terbaru Hot 2018


    1632 views

    Perawanku – Nah, ini adalah koleksi yang kalian tunggu-tunggu telah ane posting. Sayuri M. yang benar-benar asli bikin konak. Meskipun mimin tak mengenalnya, api ane benar-benar menikmati setiap adegan yang dipertontonkannya walah hanya melalui gambar. Sayuri dengan toket berukuran besar, dengan tatapan nakal yang begitu menghipnotis.

    Do’i rupanya gemar berfoto, biar tak ketinggalan sama ABG cabe-cabean yang kekinian. Toket jumbo tante ini benar-benar diumbar kepada khalayak, entah apa motivasinya. Berikut adalah foto Sayuri M. toket gede yang montok  sedang narsis sambil sange berat pengen dijamah brondong perkasa tersebut: Starbet99

  • Cerita Dewasa Kecanduan Seks Karena Sering ML Dengan Pacar Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Kecanduan Seks Karena Sering ML Dengan Pacar Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1631 views

    Perawanku – Sorry saja jika cerita ini mengandung materi dewasa karena berkisah tentang perjalanan cintaku yang penuh dengan nafsu. Cerita sex antara diriku dengan kekasihku berjalan begitu saja tanpa penyesalan sama sekali. Cerita ini adalah salah satu kisah gelap hidupku yang kumau tak seorang pun mengetahuinya.

    Sebut saja namaku Adira (19 tahun), sekarang aku bekerja sebagai seorang karyawan disalah satu perusahaan swasta di Bekasi. Kekasihku bernama David, hubungan kami sudah berjalan 5 tahun, tepatnya sejak aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Aku sangat mencintai David, lebih dari apapun.

    Awalnya, gaya pacaran kami wajar-wajar saja, hanya jalan-jalan dan pegangan tangan. Tidak ada sedikit pun niat yang terbersit dalam hati kami untuk melakukan lebih dari itu apalagi sampai melakukan hubungan sex.

    Namun suatu ketika aku diajak David ke Villa temannya, disitu dia berani mencium bibirku, dan akupun membalasnya dengan senang hati karena itu adalah ciuman pertamaku yang sudah aku inginkan sejak aku SMP.

    Saat usia hubungan kami menginjak satu bulan, seorang teman mengajakku membawa David menginap di rumahnya yang kosong, akupun ragu tapi mau, karena sejak SMP aku sering mendengar cerita seks teman-temanku yang sudah pernah bercinta dengan pacar mereka. Ya, pergaulan teman-temanku memang lumayan bebas dan sedikit banyak juga mempengaruhiku.

    Setelah aku mengajak David, awalnya dia sungkan tapi akhirnya dia mau juga menginap bersamaku di rumah Erna (temanku). Malam itu aku kira David akan mengajakku berhubungan seks dan memperawaniku tapi ternyata tidak, David hanya mencium dan meraba-raba tubuhku, akupun kecewa.

    Cerita tidak berhenti sampai di situ. Selang beberapa waktu kemudian, Erna kembali mengajakku menginap bersama David. Rumah Erna memang kerap sepi karena orang tuanya sering ke luar kota. Sebagai orang muda aku selalu tergiur jika mendengar keromantisan teman-temanku saat sedang bercinta dengan pacar-pacar mereka. Aku pun ingin merasakannya.

    Malam itu David juga tidak melakukan apa-apa. Kami hanya sebatas berciuman dan berangkulan saja dengan mesra. Kami tak sampai ML, aku kembali kecewa meskipun aku tidak berani mengungkapkannya. Tentu karena aku malu sebagai wanita. Singkat cerita kami sering menginap di rumah Erna dan hal paling parah yang kami lakukan hanyalah sebatas oral sex.

    Jika mengingat kejadian dan cerita-cerita waktu itu, aku sungguh menyesal mengapa begitu mudah aku terpengaruh dengan bisikin syetan. Padahal orang tuaku senantiasa mewanti-wanti diriku untuk menjaga kerhormatanku yang satu itu. Tapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.

    Suatu ketika aku memberanikan diri mengajak David ke rumahku ketika orang tuaku pergi. Disitulah pertama kali kami melakukan hubungan suami istri setelah beberapa kali gagal melakukannya di rumah Erna. Saat itu aku merasa menjadi wanita sejati sepenuhnya sekaligus juga merasa kalau sebagian dari diriku telah hilang. Hubungan sex pertama kali dimana-mana memang selalu menegangkan dan tak terlupakan.

    Seperti kata orang-orang tua dulu, apa yang terjadi satu kali tidak bakal terjadi lagi tapi apa yang terjadi dua kali pasti akan terjadi untuk ketiga kalinya.. keempat kalinya.. dan seterusnya.
    Begitu pulalah cerita sex yang aku alami bersama David. Seiring waktu yang terus berjalan, kami semakin aktif berhubungan intim. Aku akui meski sering bercinta dengan David, aku tak pernah bersentuhan dengan lelaki lain, aku selalu setia kepadanya selama 2 tahun kami berpacaran.

    Akhirnya aku pun lulus sekolah dan hubunganku dengan David putus karena dia sering selingkuh dan juga sering memukulku ketika ribut. Aku benci padanya meskipun aku akui masih memiliki sedikit rasa sayang kepadanya, apalagi jika mengingat cerita perjalanan cinta kami yang penuh nafsu selama beberapa tahun. Tapi aku belajar melupakannya.

    Aku mulai membuka hatiku pada laki-laki lain, akhirnya aku pacaran dengan Rio yang tak lain teman sekolahku dulu. Saat aku berciuman dengan Rio, aku merasa jijik dan selalu teringat bayang-bayang David, hampir setiap malam aku masturbasi sambil membayangkan ML dengan David.

    Di kemudian hari aku putus dengan Rio karena aku dekat lagi dengan David, jujur tak ada lelaki yang sangat aku cintai selain David. Meskipun aku kembali dengannya, tapi aku tetap pacaran dengan orang lain, yah aku dendam akan sikap David yang dulu sering menyakitiku.

    Dari sekian lelaki yang aku pacari dan aku campakkan, ada satu lelaki yang sangat aku sayangi, namanya Adam, sikapnya yang lembut dan hangat membuatku jatuh cinta.

    Keinginanku untuk ML dengannya sangat bergejolak, Adam lelaki yang taat agama, tak pernah dia meninggalkan shalat, namun aku terus memancingnya dengan mengirim foto-foto seksi dan cerita-cerita seks padanya melalui klik  Whatsapp Messanger, untuk mendapatkan gambar seksi dan cerita yang aku kirim ke Adam..

    Yahh aku berhasil, dia mengajakku ke hotel dan aku pun bercinta dengannya. Yang membuatku bangga, aku adalah wanita pertama yang berhubungan sex dengannya. Setelah puas aku tinggalkan Adam dan serius lagi dengan David.

    Sekarang, setelah kejadian-kejadian yang kualami itu, aku merasa ada yang aneh pada diriku, aku senang mengenakan pakaian seksi dan merasa bergairah jika melihat mata pria menatap tubuhku dengan nafsu. Aku juga sering masturbasi sambil menonton film porno. Mungkin karena terlalu sering ML dengan pacar membuatku kecanduan seks.

    Aku bingung dengan keadaanku, kadang aku bosan dengan cerita sex yang kujalani tapi desakan itu selalu saja ada. Menurut pembaca 139.99.33.211 apakah aku ini termasuk wanita hiperseks? Isi pendapat kalian di kolom komentar ya