Author: perawanku

  • Cerita Sex Lesbi Kakak Adik

    Cerita Sex Lesbi Kakak Adik


    1714 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Lesbi Kakak AdikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Riska yang habis mandi dan keluar dari kamar mandinya ia melihat adiknya Tari dengan wajah yang merah merona wajah cerianya dia baru pulang dari sekolah dengan masih mengenakan baju putih dan rok abu abunya, Tari tidak melihat orang yang beraada di rumah dengan gerak cepatnya dia masuk kamar dan menyalakan AC.

    Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saatmendengar kakaknya bertanya, “Hey, gimana pengumumannya?”

    Tari keluar dari kamar mandi mendapatkan Riska bersandar di pintukamarnya dengan tangan ke belakang.

    “Tari diterima di SMA Theresia, Kak!” jawab Tari dengan ceria.

    Riska berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.

    “Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini.”

    “Duuh, thank you, Kak!” Tari setengah menjerit menyambar kado itu.Riska duduk di ranjang Tari sementara adiknya duduk di meja belajarnyamembuka kado itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie thePooh, karakter kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan“Hunny”.

    Kali ini Tari benar-benar menjerit, “Aaah, bagus banget!Thank you, Kak!”

    Tari melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengantiba-tiba mencium bibir Riska. Riska tersentak, bukan karena Tarimenciumnya, tapi karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibiradiknya yang basah menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruhtubuhnya.

    Ciuman yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itumembuat jantung Riska berdebar. Tari melepas ciumannya, namun takmelepas pelukannya yang erat. Riska tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup bibir adiknya dengan lembut. Tari meletakkan gelas itu di meja kecil di sisi ranjangnya dan merebahkandiri. Ia menarik Riska agar berbaring di sisinya, lalu kembalimemeluknya.

    “Kak, Tari kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Riska pacaran ama Mbak Anna,kapan kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran?Nggak pernah kan?”

    “Bukan gitu, ,” jawab Riska, “Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karenapacaran ama Anna.

    ”Riska kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk olehadiknya yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lamasekali tak pernah sedekat ini dengan Tari.

    “Lagian ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papabaru tahu lho!” kata Tari sambil mengernyitkan dahinya seakan memarahikakaknya.Wajah Tari begitu dekat dengan wajahnya, membuat Riska merasa canggungdan semakin berdebar. Riska berusaha keras meredam ketegangannya danmenutupi perasaannya dari adiknya.

    “Sok tahu kamu,” kata Riska, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna.Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol amaPapa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emanglesbian.

    ”Hangatnya hembusan napas Tari di lehernya membuat Riska semakin berdebardan ia merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Riska tahu iatak mampu menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulaiterasa lembab.

    “Sana mandi dulu kamu!” tukas Riska sambil mendorong adiknya, “Kamu baumatahari!”“Ngg..” balas Tari kolokan walau tetap melepaskan lengannya yangmelingkari pinggang Riska.“Tapi Kakak jangan pergi dulu. Tari masih kangen ama Kakak,” kata Tari sambil berjalan ke kamar mandi.

    Riska duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Iamemeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghelanapas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.

    “Kenapa aku sampai begitu, sih!” ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.

    “Tari kan adikku sendiri!”“Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi dan aku kangen padapelukan dan sentuhan lembut waTari?” Riska menyelonjorkan kakinya dikasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Riska meraba-raba dadanya sendiri, sementaratangan kanannya naik meremas-remas selangkangannya.

    Riska tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya daribagian-bagian vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia takingin terlihat bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.
    Tak memakan waktu lama, Tari keluar dari kamar mandi dalam keadaanbugil.

    Ia mengambil celana dalam dan daster dari lemari. Riska menatapadiknya memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembalinormal langsung berdebar lagi melihat tubuh Tari yang langsing namunberisi itu. Tari tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung dudukbersila di sisi kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya dipangkuannya.

    Riska tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya.Tari memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata,

    “Kak Riska kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan..” Tari tampak agak ragu sebelumakhirnya melanjutkan,

    “Dia kan nggak cantik.” Bukannya marah, senyumRiska malah berubah jadi tawa, “Kamu nggak boleh menilai orang daripenampilan fisiknya.

    Anna kan baik banget orangnya, lembut dan penuhpengertian. Lagian fisiknya juga nggak jelek-jelek amat. Toket danpantatnya kan gede banget, .

    Asyik banget untuk diremas. Danciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman.”

    “Iya sih. Toket Tari nggak gede ya, Kak?” kata Tari sambil memandangpayudaranya.

    “Siapa bilang?” balas Riska,

    “toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuhmelebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belumsegede kamu.

    ”Dengan polos, Tari bertanya, “Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?”
    Belum sempat Riska menjawab, Tari meraih tangan kakaknya danmeletakkannya di atas dadanya. Riska tersentak, namun membiarkan Tarimenggerakkan tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasalembab dan segar itu. “Mmmhh..” Tari mendesah dan matanya setengahmenutup.

    Gairah Riska yang sudah sulit dikendalikan semakin meledakmelihat reaksi adiknya yang sangat merangsang itu. Riska mulaimeremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin putingdada Tari yang terasa semakin membesar dan mengeras.

    “Uhh..” Tari kembali mendesah dan membiarkan Riska meraba dan meremasdadanya, sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya.

    Taklagi berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Riska meraihdagu adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terusmeremas dada Tari dengan semakin bernafsu.

    Riska menarik wajah Tari danmengecup bibirnya yang basah.

    “Mmmhh..” reaksi Tari yang hanya berupa desahan itu membakar nafsuRiska. Sambil meremas dada adiknya dengan bergairah, Riska mengulum bibirbawah adiknya yang segera membuat Tari membalas dengan mengulum bibiratas Riska.

    Kakak beradik ini saling menghisap bibir selama beberapasaat, sampai akhirnya Riska melepas ciuman mereka. Tari membuka matamendapatkan ia dan kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciumandengan penuh gairah.

    “Ohh, ternyata enak ya, Kak? Tari nggak nyangka deh. Kak Riska jugaenak?” tanya Tari dengan polos.

    “Gila kamu, ! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakakgara-gara kamu peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!” jawab Riska,“Kamu sih! Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?”

    Tari tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, “Sorry, Kak.Tari cuma kangen aja ama Kak Riska dan pengen disentuh.

    Sorry..” katanyasambil menundukkan kepala.

    “Ssstt..” Riska menarik dagu adiknya lagi hingga mereka salingbertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis,

    “Tapi kamu sukakan?” Tari hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

    Riska menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding,“Sini,” ia menarik lengan Tari agar duduk di sisinya.

    Mereka dudukberdampingan, Riska membelai rambut Tari, lalu dengan tangan di belakangkepala adiknya, Riska menarik wajah Tari mendekati wajahnya, “Nih ajaranAnna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak.” Riska kembali mencium bibirTari.

    Kendali diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadaribahwa Tari juga menikmati semua ini, Riska mengatur alur percintaantanpa tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya. Kini Riska hanyamengulum bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalumengulumnya lagi.

    Kadang ia biarkan Tari yang menghisap bibirnyadengan lebih bernafsu, lalu melepasnya untuk melihat adiknya majumengejar mulutnya yang sedikit ia buka, memancing gairah Tari.

    Riska mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagidengan penuh gairah. “Kak..” Tari mendesah.

    Riska menjawab denganmenyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Tari yang sedikitterbuka. Tenggorokan Tari tercekat saat merasakan lidahnya bersentuhandengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia rasakansebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar biasasebagai akibatnya.

    Jilatan lembut Riska pada langit-langit dan lidah Tari membuat Tariterangsang, namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatudengan kakaknya. Tari mulai membalas gerakan lidah Riska dengan gerakanlidahnya sendiri.

    Mengetahui adiknya sudah bisa menikmati ini, Riska membelitkan lidahnya pada lidah Tari sambil menghisap bibir adiknya.Riska melepas lidahnya dari mulut adiknya, lalu berkata, “Hisap lidahKakak, Sayang.”

    Kata-kata lembut Riska membuat Tari semakin bergairah, seakan sedangbercinta dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Riskayang kembali menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantiansaling menghisap lidah untuk waktu yang lama.

    Merasa gairah adiknyadan gairahnya sendiri semakin membara, Riska mulai meningkatkankecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan Tari. Tarimendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah disentuhsiapa pun itu.

    Riska melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulaimenjilati telinga dan leher Tari. Desahan Tari mulai berubah menjadierangan kenikmatan.

    Tanpa melepas tangannya dari selangkangan Tari, Riska menurunkanjilatannya ke dada adiknya yang montok itu. “Ah..!” Tari menjeritkecil saat pertama kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya,

    “Ooohh.. aahh.. Kak..” desahnya dengan penuh kenikmatan. Tari membukamatanya menyaksikan Riska menjilati puting dan payudara Tari dengansemakin cepat dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras.

    Kadang Riska menggigit puting Tari membuat Tari menjerit kecil danmemaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Riska diselangkangannya, sehingga tangan Riska terasa semakin menekan danmeremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.

    Bangkit dari dada Tari, Riska menduduki adiknya dengan selangkangantepat di atas selangkangan adiknya. Riska menarik kaosnya lalumelemparkannya ke lantai. Kedua tangan Tari meremas dada kakaknya saatRiska sedang berusaha melepas BH-nya.

    Riska melempar BH-nya dan Tarisemakin bernafsu meremas dada dan puting telanjang kakaknya. Merekasaling menghujam selangkangan hingga saling menekan. “Hhh..” desah Riskayang menikmati remasan adiknya pada dadanya yang telah membesar danmengeras itu.

    Tak tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Riskabangkit membuka celana pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarikcelana dalam Tari hingga terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulutipis yang menutupi kemaluan yang telah membengkak penuh gairah. Bauseks menyebar dari vagina Tari, membuat isi kepala Riska serasa berputarpenuh gairah tak tertahankan.

    Riska meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah.“Ohh, Kakaak!” Tari tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titikterlarang itu.

    Tak tahan lagi, Riska segera menjilati bibir vagina Taridengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Tari.

    “Ah! Ah! Kak!Ah!” Tari menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya menggelinjangmerasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.

    Dua jari Riska membuka bibir vagina Tari, menampilkan klitoris yangtelah membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Riska menari padaklitoris adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Tari, membuat Tari terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjangtubuhnya yang semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahanjeritannya yang semakin keras “Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat,Kaak! Jangan berhen.. aagghh!” Tari telah terlontar ke dalam dunianyasendiri.

    Memang tak berniat berhenti, lidah Riska masuk ke dalam vagina Tari danmenjilatinya tanpa ampun. Tari meluruskan kedua lengannya di sisimenopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan kepalakakaknya di antara kedua pahanya.

    Tak mampu mengendalikan kenikmatanseks yang terus meningkat ini, Tari menghunjamkan selangkangannya kewajah kakaknya berulang kali, sementara lidah Riska semakin cepatbergetar di dalam vagina Tari, sambil menikmati lendir vagina adiknyayang terus mengalir ke dalam mulutnya.

    Hunjaman selangkangan dan gelinjang tubuh Tari yang semakin kasar dantak terkendali membuat Riska tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebihlama lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina,bibir vagina serta klitorisnya.

    Tepat dugaannya, tak lama kemudiankedua paha Tari menghentak kaku menjepit kepala Riska, tubuh Taribergelinjang semakin kasar dan liar, sementara vaginanya berkontraksidan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir seks yang tak mampulagi ia bendung.

    “Aaakk.. aahh.. ahh Kakk..” jerit Tari tak peduli lagi pada dunia,hanya kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Riskamembuka mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendirorgasme yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes daribibirnya ke dagu dan lehernya.

    Orgasme demi orgasme melanda Tari selama semenit penuh, hinggaakhirnya ia merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur denganpenuh kenikmatan dan kepuasan. Riska menjilati lendir yang lolos ke sisiselangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya danmenindih tubuh adiknya.

    Sambil terengah-engah, ia menyaksikan Tariyang memejamkan mata penuh kepuasan. Riska mengecup bibir Tari, membuatTari membuka matanya dan tersenyum. Ia memeluk tubuh telanjang Riska,lalu membalas kecupan kakaknya dengan ciuman penuh pada mulut Riska.

    Lidah mereka terpaut, Tari menghisap lidah kakaknya, lalumelepaskannya untuk menjilati wajah, pipi dan leher Riska yangberlumuran lendir orgasmenya sendiri. Lendir seks ini terasa nikmatdan manis baginya.

    Tari tahu Riska terengah-engah bukan hanya karena habis memakanvaginanya dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telahmemuncak. Tari melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkanpayudaranya pada payudara Riska.

    Wajah Tari tiba di depan payudara Riskasaat Riska mengangkat tubuhnya dengan menopangkan dirinya pada sikunya.Tanpa ragu Tari mulai menjilati puting payudara kakaknya hingga napasRiska semakin tersenggal-senggal menahan gairah yang semakin melonjakdalam dirinya. Selangkangannya semakin memanas dan lendir seksnyameleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes di paha Tari.

    “Ohh, Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!” erang Riska.Memahami maksud kakaknya, Tari melorotkan tubuhnya kembali hinggawajahnya tiba di depan vagina Riska, dan tanpa menunda lagi, Tarilangsung menyusupkan lidahnya ke dalam vagina kakaknya.

    “Aaahh! Ahh! Sayaang!” Riska menjerit selagi Tari sibuk menjilativaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.

    Dengan bernafsu, Riska menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkantubuhnya, menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang.Sambil meremas pantat Riska, Tari meluruskan lidahnya hingga kaku danmenghujam wajahnya seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini.

    Lendirgairah meleleh ke wajah dan pipi Tari saat ia memaikan kakaknya denganlidahnya. Tak lama Riska mampu bertahan setelah gelombang rangsanganbertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun meledak danRiska tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan orgasme demiorgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Tari berulangkali.

    Tari berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Riskayang memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Riskatumpahkan ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipiTari.

    Dari kaku, perlahan-lahan tubuh Riska mulai melemas dan jepitanpahanya pada kepala Tari pun mulai mengendur, hingga akhirnya Riska jatuh terbaring lemas di atas ranjang. Tari mendekati wajah kakaknya yang menantinya dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya.

    Merekaberpelukan dan berciuman beberapa saat. Riska membelai rambut adiknya,sementara Tari meremas pantat kakaknya. Lelah berciuman, Riska menghelanapas panjang sebelum akhirnya mengatakan, “Aku cinta kamu, Sayang..”Tari hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalamrasa lelah yang penuh dengan kepuasan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pengalaman dari Wanita Chinese

    Cerita Sex Pengalaman dari Wanita Chinese


    1713 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Pengalaman dari Wanita ChineseCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku belum menikah dengan umurku yang sudah berkepala 3 tapi aku sudah mempunyai pacar yang jauh tempatnya jujur saja aku masih perjaka saat itu tapi kejadian yang menimpa diriku baru aku alami beberapa bulan kemarin diman istri bosku yang meminta untuk dientot.

    Suaminya affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta. Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi kasihan. Walau sudah punya 3 anak tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.

    Aku tahu dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam. Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon, minta ampun, merdu sekali.

    Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya. Bossku orang sangat kasar, selalu menang sendiri dan otoriter pada istrinya. Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya.

    Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya, anak-anaknya juga. Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Wah, hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini, tempat tidur yang luks dan enak sekali.

    Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai. Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku. Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan, paling cantik dia di kantorku. Seksi? Bolehlah.

    Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Sasa. Wuah, aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang. Paling membuatku tidak tahan. Habis, Cik Sasa punya pantat yang aduhai sangat merangsangku.

    Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun sampai maksimum (15 cm dengan diameter 3.5 cm). Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang dengan menungging.

    Aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina. Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Sasa dan Ima (manager keuangan).

    Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat. Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Wah aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma tubuh dan polah tingkahnya sangat menantangku.

    Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia karyawan di bagian pemasaran. Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia. Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.

    Dengan Ima, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil. Dengan Cik Sasa, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi (padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya) tiga minggu lalu. Cik Sasa adalah peragawati di kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.

    Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks. Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja. Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya. Makanya aku tahan seksku padanya sampai pernikahan nanti.

    Dua bulan lalu, kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika. Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel.

    Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya. Aku turun ke bawah (basement) dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6. Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri yang memakai kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek. Wah, aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok sehingga membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya. Rfbet99

    Di kantor, kalau aku menghadapnya (Cik Ling juga direktur keuangan) aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup (mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka lagi seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati. Belahannya putih agak kecoklatan dengan leher panjang. Wah.. aku menelan ludahku sendiri.

    Aku dipersilahkannya masuk dan duduk.

    “Dimana koh Edward(suaminya), Cik..” kataku.

    “Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.

    “Ada apa sih Cik kok malam-malam begini?” Tanyaku.

    Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi (dia menariknya ke arah tempat tidur) agak mengahadapku. Cik Ling menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya.

    Cik Ling mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa Cik?”. Dengan menahan tangis Cik Ling menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta. Cik Ling memang sudah tahu perselingkungan suaminya itu. Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati.

    “Kurang apa sih aku ini,” katanya. “Aku istri baik, memberikan padanya tiga anak.” Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD.

    “Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya melanjutkan sambil menangis.

    “Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.

    Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus kukerjakan. Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung ruangannya kedap dan terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya.

    “Cik,” kataku memecah kesunyian. “Cik Ling sabar ya? Pasti ini akibat Puber ke dua,” kataku. Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya. Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya. Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.

    Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku.

    Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan pungungnya (karena pakai kaos rendah). “Kok nggak pakai BH,” batinku.

    Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku, aku telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.

    Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh my God, Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping.

    “Cik Ling,” kataku sambil mata kami berpandangan. Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,” pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini, apalagi dia adalah direktur keuanganku.

    Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.

    Kasihan Cik Ling, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya, menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja bibir Cik Ling. Kukecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya dan Cik Ling membalasnya.

    Oh God, aku dapat durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.

    Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara tanganku memegangi tangannya, meremasnya. Ahh, Cik Ling kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH itu.

    Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya. Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan. Lalu kami berdekapan, kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.

    “Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Cik Ling memecah kesunyian. Aku dipanggilnya dengan Jo, seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku, bajuku dan semua yang melekat padaku.

    Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku, diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas. Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.

    Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku, kulumat bibirnya. Tanganku meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin mengeras.

    Cik Ling menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh, pemandangan yang indah kulihat. Kulepas kaos merahnya dan betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling, masih kencang dan cukup besar, puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang untuk memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.

    Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya. Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya. Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan.

    Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah, Cik Ling melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di balik celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya.

    Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya, kulepaskan dan sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.

    “Basah Cik,” kataku.

    “Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang, dan aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.

    “Tapi Cik.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.

    Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi. Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali Cik Ling ini, pikirku. Kukecup pipinya, dahinya.

    Kukecup telinganya dan Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi. Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya.

    Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya. Apalagi ketika aku sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah dadanya. Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya sehingga aku semakin leluasa.

    Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak. Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya bergantian dan membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat dan akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan terjatuh di tempat tidur.

    Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi tubuhnya yang indah. Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya sehingga membuatku sangat terangsang. Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya.

    Betapa menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya. Malam ini, pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan Cik Ling lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.

    Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi. Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya. Kunikmati kedua bukitnya dengan leluasa dan tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi.

    Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. “Oh, wangi sekali,” pikirku. Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan.

    Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh, ini pertama kali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Betapa nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.

    “Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik,” kataku.

    Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku. Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.

    “Thanks ya Cik,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Kucumbui lagi Cik Ling dan aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan.

    Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan kananku meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku. Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya, kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya.

    Cik Ling makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka lebar, semakin lebar menantiku menyetubuhinya. Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang, aku bergerak dan berada diantara kedua kakinya.

    Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya. Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi.

    Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.

    Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan sedikit demi sedikit dan kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya.

    Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling. Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.

    Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara teriakan tertahan, tubuh Cik Ling mengejang dan menjepit batang kejantananku kuat-kuat.

    Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka lagi.

    “Thanks ya Cik,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya, bibirnya, dahinya dan menelusuri lehernya juga dadanya yang meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.

    “Cik, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak dan aku meyakinkannya.

    “Cik Ling lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan pipinya.

    Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.

    Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku. Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku. Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk.

    Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku.

    Cik Ling sepertinya bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terima kasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.

    “Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati tubuh Cik Sasa. Aku ingin menyetubuhi Ima, Nia dan Cik Nina adik ipar Cik Ling.

    Gila! Ketika aku menulis tulisan ini, aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti dan dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang disana.

    Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan. Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia. Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu.

    Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu. Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku suka posisi dogy style, padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Sasa.. entah kapan, tapi menjanjikan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Disetubuhi Fotografer

    Cerita Sex Disetubuhi Fotografer


    1712 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Disetubuhi FotograferCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku berprofesi sebagai fotographer dan bekerja di sebuah majalah wanita, pekerjaanku sering memotret model dengan menggunakan pakain yang sedang hits sekarang ini, dan saat ada meeting di kantor terjadi perdebatan seru yaitu mengenai soal pornografi, aku dalam hal ini menganggapnya hal biasa saja.

    Salah seorang teman kantorku cewek namanya Dera bertanya denganku, “apa kamu pernah memotret model bugil??” dengan nada lantang aku terus terang belum pernah”Belum pernah mbak”

    “Emang kenapa” aku pun gak ngeti kenapa seorang itu mau di potret dengan gaya seperti itu.

    Dera orangnya manis dengan berbalut jilbab dan sudah berkeluarga umurnya masih muda 27 tahun dan sudah punya anak yang berumur setengah tahun, Dera merupakan handalan editor di kantor kami.

    Boleh dibilang dia adalah primadona di kantor kami. Saya coba iseng-iseng tanya meminta Mbak Dera untuk dipotret tanpa busana (gila ya…? kalo dia marah … atau dia mau trus kalo ketahuan suaminya bisa bubar….!!! Padahal pacar sendiri aja belum pernah difoto bugil…). So, saya to the point aja,

    “Ehm … Mbak Dera mau nggak kalo saya potret tanpa busana, tapi ini bukan porno lho, saya buat yang artistik”. Dan ternyata dia mau, saya sendiri tidak menyangka jawabannya,”Betul nih, aku mau dong tapi dengan syarat, muka dan tanda-tanda fisik aku disamarkan atau ketutup.

    Pokoknya orang lain nggak boleh tau itu fotoku”, ujarnya. Saya sendiri kaget setengah mati mendengar jawabannya, tapi udah kepalang basah saya bilang,”Oke, jadi kapan mbak Dera bisa punya waktu….”.

    “Gimana kalo nanti malam setelah meeting redaksi”, katanya. Saya setuju.

    So… the moment came… Selepas meeting, kami ke ruangan dia sambil membawa perlengkapan foto. “Mau dimana mbak…? Di studio aja ya, supaya nggak usah pasang lighting lagi”, tanya saya.

    Kebetulan di kantor kami ada sebuah ruangan di sudut yang dijadikan studio foto. “Boleh, yuk kita kesana…”, kata Dera sambil berjalan menuju studio. Sesampainya di studio saya menyiapkan lampu dan perlengkapan lain, sementara itu saya melirik dia mulai buka kerudung, atasan dan celana panjangnya.

    Setelah ngelepas bra dan CD, Dera diam sebentar.. mikir kayaknya, “Jadi nggak ya…, nggak deh, nggak jadi aja…” katanya.

    Saya nggak coba bujuk cuma bilang “Ya udah…., kalo memang belum siap sih lain kali aja, atau memang dibatalkan aja”.Dera diam sejenak terus dia pake lagi bra dan CDnya.

    Saya sih tidak masalah, bisa melihat tubuh telanjang Dera saja sudah anugerah besar. Ternyata dibalik kerudungnya selama ini tubuhnya masih sangat menarik.

    “Ya sudah mbak, kalo gitu saya pulang aja ya…”, saya pamit pada Dera.Eh tapi ternyata dia malah merasa nggak enak,”ng…. sorry…aku nggak enak sama kamu karena udah janji…” katanya.

    “Sebenarnya aku nggak apa – apa kok… cuma malu aja telanjang didepan kamu, apalagi biasanya aku pake kerudung”.Akhirnya bra dan CD yang udah kembali dipake dia buka lagi.

    “Tapi … janji nggak kelihatan mukanya ya…” pinta Dera. “Iya deh mbak, saya janji …”, saya jawab sekenanya karena hati saya berdegup keras melihat tubuhnya yang telanjang ituAkhirnya pemotretan jadi dilakukan.

    Awalnya cuma beberapa jepretan, saya coba arahkan dia untuk berpose “Mbak, tangan kirinya diangkat kebelakang kepala… oke bagus….trus kakinya dibuka sedikit…”.

    Dera menurut semua arahan saya, sampai akhirnya dia mau juga difoto seluruhnya dan tampak muka. “Mbak… udah bagus posenya, difoto seluruh badan ya… oke sekarang mukanya menghadap kamera…

    “Saya sudah lupa sama janji pada Dera untuk tidak memperlihatkan mukanya tapi dia sendiri kemudian bilang,

    “Yah… keliatan deh mukanya, tapi udah kepalang deh… terusin aja… nggak apa-apa kok. Tapi awas kalo nggak bagus…”.

    Malah akhirnya dia mau difoto abis – abisan dan saya coba tanya apakah Dera mau berpose ‘hardcore’, “Kalo posisi ML mau kan ya mbak…”.

    Dera agak kaget, “Sama siapa … emang ada siapa lagi diluar…kalo sama kamu nanti siapa yang motret”. “ya sama saya tentunya mbak, abis sama siapa lagi… mau saya panggilkan Ucup”, saya sebut nama office boy kantor.

    Gila ah… nggak mau kalo sama dia…mending sama kamu…”, Dera protes. “Iya deh mbak…nanti saya pake tripod, timer dan remote…jadi bisa ditinggal. Cuma meskipun nggak sampe ‘keluar’ tapi ‘masukinnya’ beneran ya supaya kelihatan natural”,

    Saya berkilah (terus terang ini pertama kalinya buat saya, sama pacar sendiri aja belum pernah)”Iya deh…tapi kalo udah nggak tahan cepet keluarin di luar ya”, kata Dera.

    “Mudah – mudahan lho, soalnya saya belum pernah nih…”, saya berterus terang. “Wah… aku merawanin kamu dong …”, kata Dera lagi. Saya set kamera saya dan mendekati Dera.Vaginanya sudah basah sewaktu saya coba pegang,

    “Udah basah kok…jadi nggak akan sakit”, Dera meyakinkan saya. Saya buka retsleting membuka celana dan mengeluarkan penis yang sedari tadi sudah tegang. Akhirnya penis saya masuk juga ke dalam vaginanya.

    Terasa nikmat sekali, sambil menggoyangkan pinggul Dera mendesah lirih. Kami melakukannya sambil setiap kali saya nyalakan remote untuk mengambil gambar kami. Setelah berganti beberapa posisi, mengambil puluhan foto dan memory saya habis pemotretan kami akhiri… tapi kenikmatan yang saya rasakan tidak mau saya lewatkan begitu saja. Kami terus bergoyang sampai akhirnya penis saya akan mengeluarkan sperma..

    Buru – buru saya mau cabut dan tapi dia tahan “jangan sekarang… aku lagi …. terusin dulu…”, pinta Dera sambil mencengkeram pantat saya. Akhirnya saya nggak bisa tahan lagi, penis saya berdenyut – denyut dan pancaran sperma ke dalam vaginanya.

    “Gila enak banget mbak Dera …”, saya kecup bibirnya, dia cuma diam sepertinya malu dan bersalah banget… saya juga jadi ikut ngerasa salah… “Maaf ya mbak…mustinya nggak sampe keterusan…”, saya meminta maaf”Nggak apa – apa… aku juga yang nggak bisa nahan…”, Dera berkata lirih.

    “Sini aku bersihkan dulu penis kamu…”, Dera mengambil tissue dan menjilati seluruh penis saya. Setelah itu dia mengelap dengan tissue,

    “Kalo nggak dibersihin dulu nanti jadi lengket, kasihan kamu kan pulangnya jauh..

    “Akhirnya saya memakai kembali celana, kemudian mengambil kamera dan mengeluarkan memorynya. Dera masih telanjang dengan posisi terlentang di karpet, sementara kedua kakinya terbuka lebar.

    “Mbak, saya ambil memory satu lagi ya…nanti sambil pake bajunya saya foto lagi”, saya bergegas ke meja saya untuk mengambil memory cadangan. Tapi sewaktu akan kembali ke studio, saya merasa ingin kencing, sehingga saya mampir dulu ke toilet.

    Sewaktu kembali saya melihat pintu studio masih terbuka (saya lupa menutupnya…) dan saya intip ternyata Dera masih dalam posisi yang sama dan memejamkan matanya menikmati apa yang baru terjadi.

    Saya mengambil beberapa foto termasuk close up vaginanya yang melelehkan sperma saya, lalu keluar dari studio membiarkan dia beristirhat. Sewaktu keluar saya melihat si Ucup sedang membersihkan ruangan.

    “Cup…kamu jangan masuk studio dulu ya”, saya memberitahu Ucup. “Kenapa pak, emang Bu Dera masih di situ…”, tanya Ucup polos.

    “Lho kok kamu tahu tadi ngintip ya…”,saya agak kaget mendengannya. “Tadi waktu bapak keluar dari studio dan ke toilet, saya sempat masuk kedalam mau membersihkan tapi saya lihat Bu Dera lagi telanjang disitu ya saya keluar lagi, tapi sebelumnya saya sempat pegang tetek dan itunya,

    Bu Dera cuma mendesah…”, kata Ucup

    “Ibu Dera lihat kamu…”,tanya saya.

    “Kayaknya sih nggak soalnya merem dan nggak bergerak lagi”, jawabnya.

    “Yah sudah… ini duit 50 ribu, kamu jangan bilang siapa-siapa ya”, perintah saya.

    “Oke boss…tapi kalo boleh saya berkomentar, body Ibu Dera bagus banget ya pak…kalo saya punya istri kayak dia pasti tiap hari udah saya kerjain, wong begitu saja saya udah basah kok”,

    Ucup berkomentar sambil cengar-cengir. “Yah sudah, kamu pulang aja…besok datang agak pagi buat terusin bersih-bersih”.

    Dera saya bangunkan, dan sambil memakai baju saya terus mengambil foto. Setelah selesai Dera bilang,”Aku bisa difoto dengan pakaian lengkap begini dong, yang cantik ya… tapi setidaknya aku pernah punya “foto nude” , meski cuma sekali… “.

    Aku mengambil sekitar 30 foto Dera dengan mengenakan Jilbab. Menurutku dia malah lebih terlihat menarik dengan pakaian seperti itu.

    Setelah itu kami pulang, Dera menganggap hal itu seperti tidak pernah terjadi. Malah foto – foto itu nggak pernah dia tanyain apalagi dilihat… malu kali ya, padahal hubungan saya dengan dia masih baik-baik

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pengalaman Aku Dipuaskan Dengan Hewan Peliharaanku Sendiri

    Cerita Sex Pengalaman Aku Dipuaskan Dengan Hewan Peliharaanku Sendiri


    1711 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengalaman Aku Dipuaskan Dengan Hewan Peliharaanku Sendiri, Namaku Natalia, panggilanku Lia namun banyak juga yang menyapaku Nat. Usiaku 28 tahun dengan tinggi badan 170 cm. Sehari-hari aku magang di Kebun Binatang Surabaya (KBS) sesuai dengan statusku sebagai dokter hewan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

    Aku bukanlah satu-satunya dokter hewan di KBS, masih ada empat orang dokter hewan lainnya dan aku termasuk yang paling muda di antara mereka. Hanya ada seorang dokter hewan cowok di KBS, dan aku paling cantik di antara ketiga dokter hewan cewek yang bertugas di KBS.
    Walau usiaku paling muda di antara mereka namun aku tetap masih kalah lincah bila dibandingkan dengan mereka. Bukannya karena fisikku cacat namun dikarenakan busana yang kukenakan sehari-hari membuatku tidak selincah mereka yang menggunakan celana panjang selama bertugas sehari-hari. Aku tidak terbiasa memakai celana panjang sehingga penampilanku memang jadi terkesan feminin sekali.

    Sehari-hari aku terbiasa memakai rok mini yang bawahannya lebar sedangkan bagian atasan aku lebih suka memakai T Shirt tanpa lengan yang lebih cocok disebut singlet. Namun kalau saat bertugas aku lebih suka memakai hem longgar lengan pendek, karena kalau aku menggunakan T Shirt tanpa lengan waktu bekerja, selain terlihat kurang sopan, juga bisa membuat orang lain khususnya cowok rekan kerjaku tidak bisa bekerja dengan tenang.

    Kegemaranku berpakaian ini disebabkan karena keseharianku yang selalu tampil tanpa BH. Memang sejak kecil aku tidak terbiasa dan tidak suka memakai BH hingga saat ini kebiasaan tersebut masih terbawa-bawa, dan jangan heran kalau sampai dengan saat ini pun aku sendiri tidak mengetahui ukuran payudaraku yang montok dan sintal, karena aku memang tidak pernah membeli BH. Bentuk payudaraku memang indah dan ranum walaupun ukurannya sedang-sedang saja. Warna puting susuku yang merah muda dan sedikit kecoklatan ini membuatku lebih percaya diri walau tidak pernah mengenakan BH.

    Koleksi CD-ku cukup banyak dengan aneka warna, namun modelnya hanya dua macam, yaitu model G String dan model berenda yang mini sekali. Antara kedua model itu bentuknya sama satu sama lain, hanya saja yang satu terbuat dari seutas tali nylon dan yang yang satu lagi terbuat dari renda yang lebarnya tak lebih dari sebuah jari saja. Cara mengenakannya cukup dilingkarkan di pinggangku, kecuali yang G String ada ikatannya di sisi kanan kiri pinggangku. Selebihnya tersambung di bagian belakang pinggang terus turun ke bawah melalui celah belahan pantatku, melilit melewati selangkanganku, terus ke depan dan tersambung dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga yang hanya berfungsi menutupi liang vaginaku hingga bulu-bulu kemaluanku tidak mampu tertampung semua. Ujung-ujungnya yang lembut tersembul keluar dan terkadang menimbulkan rasa geli saat aku melangkah karena ujung-ujung bulu kemaluanku itu tadi menggesek-gesek lipatan pangkal pahaku. Tak jarang aku juga merasakan kalau lipatan ujung CD-ku agar tergesek ke samping saat kukenakan dan akibatnya sebelah bibir vaginaku jadi tersembul keluar, untung saja masih ada rok miniku yang menutupinya.

    Dengan model penampilanku yang demikian, aku tidak bisa berkeliling area KBS naik sepeda seperti rekan-rekanku lainnya. Saat mengontrol dari satu kandang ke kandang lainnya, aku terpaksa harus tetap berjalan kaki saja, sekalian agar sehat, pikirku. Namun apa bila ada panggilan yang bersifat emergency, dari kandang yang agak jauh dari klinik apa bila ada hewan yang sakit maka mau tidak mau aku harus bergegas juga dengan menggunakan sepeda yang memang telah disediakan untuk transportasi petugas di dalam KBS. Tentunya yang senang adalah para pengasuh hewan (keeper) yang berjaga di kandang-kandang yang kulewati, termasuk para pengunjung dan pemilik kios dimana aku lewat, karena mereka dapat tontonan gratis melihat pahaku yang mulus terbuka lebar saat aku mengayuh sepeda melintasi mereka.

    Itulah sedikit ilustrasi tentang diriku, yang kuceritakan kembali untuk mengawali kisahku yang baru ini.

    Sudah tiga bulan ini aku mendapat tugas mengasuh dua ekor anak singa yang baru saja melahirkan tapi induknya enggan mengasuh anaknya sehingga kami para tim medis memutuskan agar anak singa tersebut segera dipisah dari induknya dan dirawat di ruang karantina yang letaknya berhadap-hadapan dengan klinik kesehatan hewan.

    Mungkin karena dianggap paling yunior di antara mereka, maka oleh para dokter hewan senior aku ditugaskan mengasuh dan memberikan susu pada kedua bayi singa tersebut. Tugasku adalah memberikan susu setiap dua jam sekali, termasuk menggendongnya keluar untuk berjemur setiap pagi. Maka tak heranlah kedua anak singa ini menjadi sangat manja dan jinak sekali denganku.

    Saat ini kedua anak singa tersebut usianya sudah tiga bulan dan frekwensiku memberikan susu pun jaraknya sudah mulai berkurang, sekarang sudah menjadi setiap empat jam sekali tetapi volume susu yang diminumnya juga sudah lebih banyak lagi. Keduanya tumbuh sehat dan juga sudah bisa meloncat sana sini sambil berlari kecil dengan riangnya. Waktuku belakangan ini jadi lebih banyak tersita untuk berada di ruang karantina merawat kedua bayi singa yang lucu ini.

    Kalau pada awal-awalnya aku harus memangku mereka dan memberikan minum susu dari dot, kini mereka sudah bisa minum sendiri dari mangkuk yang kusodorkan. Keduanya langsung menjilati isi mangkuk dengan rakusnya, tak butuh waktu lama untuk menghabiskan semangkuk susu yang kuberikan.

    Pagi ini aku seperti biasanya begitu sampai di KBS langsung datang ke ruang karantina untuk mengunjungi dua ekor singa anak asuhku. Mereka meloncat kesana kemari dengan gembiranya menyambut kedatanganku. Langsung saja kubuatkan susu yang kuseduh dengan air hangat dan kuletakkan dalam mangkuk kemudian kusodorkan pada mereka. Sambil berjongkok di hadapan mereka, kuperhatikan keduanya melalap habis susu dalam mangkuk yang kuberikan, dan dalam waktu sekejap saja mereka telah menjilat habis susu itu.

    Lalu keduanya memandangku seakan ingin minta tambah. Dan matanya kemudian memandang heran ke selangkanganku yang terbuka saat aku berjongkok. Mungkin mereka terheran-heran melihat gundukan daging yang tersembul di tengah-tengah pangkal pahaku. Naluri ingin tahunya sangat kuat hingga mereka merangkak maju dan mengenduskan hidungnya di selangkanganku. Hidungnya mendekati dan mencium bagian luar vaginaku hingga dapat kurasakan hembusan napasnya yang menerpa lipatan pangkal pahaku.

    Aku sedikit ragu dan ingin segera berdiri, namun niatku segera kuurungkan saat terasa ada sesuatu yang kasar dan lunak mengelus bagian luar vaginaku. Rupanya si anak singa tadi menjilati CD-ku sebagai perwujudan rasa ingin tahunya. Hal ini membuatku terangsang karena jilatan tadi ternyata menyentuh sebelah bibir vaginaku yang kebetulan menyembul keluar dari ujung lipatan secarik kain sutera yang menutupi bagian liang vaginaku itu.

    Pelan-pelan tanganku memasuki rok miniku untuk melepas ikatan CD di samping kiri kanan pinggangku. Rok miniku dengan bawahan longgar itu terbuka lebar saat aku berjongkok sehingga tidak menyulitkanku untuk melakukan aktifitas tersebut. Dengan sekali tarik maka terlepaslah sudah dan penutup vaginaku pun tertanggal begitu saja.

    Kedua ekor anak singa itu tetap berebutan menjilati sekitar selangkanganku. Secara bergantian mereka menjilati pangkal pahaku, dan yang paling disukainya adalah menjilati bagian vaginaku yang langsung membasah karena aku begitu terangsang oleh jilatannya.

    Aku sudah tidak mampu untuk berjongkok lebih lama lagi hingga aku pun terjengkang duduk di lantai. Lama kelamaan aku pun sedikit merebahkan badanku. Pinggangku kujadikan tumpuan untuk menumpu tubuhku, kakiku kuangkat dengan bantuan tanganku di pangkal lutut. Kukangkangkan selebar mungkin untuk memberikan sedikit ruang gerak agar kedua ekor anak singa ini lebih leluasa lagi menjilati sekitar selangkanganku.

    Cairan bening yang terus mengalir keluar dari dalam liang vaginaku membuat keduanya lebih rakus lagi menjilati bagian luar vaginaku, mungkin karena rasanya yang sedikit asin hingga membuat mereka berdua lebih bergairah, karena secara teoretis semua hewan suka merasakan sesuatu yang rasanya sedikit asin.

    Kuletakkan kedua kakiku di lantai dengan posisi tetap mengangkang sedangkan tangan kiriku menopang ke lantai agar badanku tidak terjengkang di lantai sementara tangan kananku membuka kancing bagian atas hemku yang longgar. Tanganku kususupkan ke dalam hemku meraih dan meremas payudaraku yang sudah mengeras pertanda birahiku sudah mencapai puncaknya.

    Kupilin-pilin puting susuku dengan jari sehingga aku menggelinjang dan bulu kuduk di belakang leherku seakan berdiri semua rasanya. Sementara itu kedua ekor anak singa ini terus menerus secara bergantian menjilati vaginaku yang sudah sejak tadi tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun. Lidahnya yang kasar tetapi lunak itu menjilati bibir-bibir vaginaku dari bawah hingga ke atas secara teratur. Tak jarang jilatannya yang mengandung sedikit tekanan ke vaginaku ini mengenai ujung-ujung klitorisku.

    “Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt!” Hanya suara itu yang bisa keluar dari mulutku berulang-ulang menahan gejolak kenikmatan yang mengalir dari pangkal pahaku, terus mengalir ke atas sampai ke ubun-ubun kepalaku.

    Aku sudah pernah mendapatkan jilatan di vaginaku, namun jilatan yang kurasakan kali ini lain dari pada yang lain. Lidah-lidah anak singa ini lemas, lunak dan sedikit kasar saat menyentuh bibir vagina dan ujung klitorisku. Tiba-tiba ada semacam ledakan dahsyat di bagian pangkal pahaku. Badanku tiba-tiba menggigil dan sedikit kejang, diiringi tumpahnya lahar pelumasku keluar dari dalam rahim menuju ke liang vaginaku.

    Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Aku dapat merasakan semburan lahar hangat yang deras sekali hingga merembes keluar menembus melalui lubang vaginaku. Cairan lendir pelumasku serta merta langsung saja dijilat oleh kedua ekor anak singa ini bergantian. Dengan rakusnya mereka menjilati vaginaku hingga tetes terakhir hingga vaginaku menjadi bersih dan kering kembali.

    Aku menarik napas panjang melepas sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kualami. Aku tanpa sengaja mendapatkan suatu pengalaman baru dalam menyalurkan hasrat sex-ku, mungkin tidak semua wanita di dunia ini beruntung dapat mengalami dan merasakan hal-hal yang pernah kualami dalam dunia kenikmatan sex.

    Aku pun tahu bahwa seandainya pengalamanku ini kuceritakan di situs 17Tahun.com pasti banyak pembaca yang tidak akan percaya begitu saja dengan pengalamanku yang satu ini. Namun bagiku itu tidak penting, yang penting bagiku adalah bagaimana aku bisa berbagi dengan menceritakan pengalamanku dengan apa adanya lewat situs ini.

    Aku pun tidak berani mencoba-coba untuk mengulangi peristiwa itu lagi, karena kedua anak singa ini walau bagaimanapun juga mereka tetap termasuk dalam golongan binatang buas pemakan daging. Aku khawatir bahwa pada suatu saat kelak tanpa kusadari akan ada bagian di selangkanganku yang iritasi karena jilatannya. Hal ini akan berbahaya sekali karena biasanya binatang buas paling tidak tahan mencium bau darah, mereka akan jadi beringas dan penciuman mereka cukup tajam untuk hal yang satu itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku

    Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku


    1710 views

    Perawanku – Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku, kisah ini bermula ketika aku sudah beranjak dewasa bersamaan dengan adik ku juga, berawal waktu aku sedang mandi sendirian dirumah kemudian.

    Nama gue Monika, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yg ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yg terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal sekstabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dgn adik itu slalu saja gagal kubendung.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw anak yg paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1,5 tahun dgn adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yg tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dgn adikku yg tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

    Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dgn teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

    hallow! Siapa di dalam buka dong! Udah nggak tahan! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

    Iyaaaaaaa! Wait! ternyata adikku yg di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhh. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
    Ada apa sih kak? katanya.
    Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yg berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.situs-dewasa

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
    Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
    Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yg lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yg masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dgn kulupnya masih menutupi helm penisnya.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
    Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
    Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
    Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yg basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
    Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
    Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lalu membuka celana dalam gw yg warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dgn membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yg tanpa celana.

    kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
    Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.

    Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzz..! katanya.
    Karena Gw memukul dgn sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

    kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
    Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
    Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
    Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

    Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

    Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku

    Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
    Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

    Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.

    ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
    Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dgn sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?
    Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
    Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
    Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
    Dikit aja Kak… Please..!
    Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dgn nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
    uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?

    Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
    Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

    Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
    Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dgn mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dgn satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
    Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
    hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
    Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dgn vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
    Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yg kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
    Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dgn sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
    Ouughhh..! katanya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
    Wahh..! Gila adik ya..!
    Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dgn pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dgn jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! ssssttt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.

    Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yg bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yg cukup lama.

    Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yg ke Sukabumi, maka dia yg akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yg dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Panas Ketika Bermalam di Puncak Kemping – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Panas Ketika Bermalam di Puncak Kemping – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1710 views

    Perawanku – Ini terjadi kurang lebih lima tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda.

    Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada.

    Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai).

    Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot.

    Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif.

    Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali. Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu.

    Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan.

    Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek.

    Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya. Ternyata Robby hendak melakukan anal seks.

    Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan.

    Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya.

    Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.
    Ya Tuhan, aku benar-benar menyesal. Pengakuannya ini membuat hatiku pedih tak terkira.

  • Foto Sayuri M. Bugil Toket Gede Montok, Lagi Sange Pengen Dijamah Brondong – Foto Bugil Panas Terbaru Hot 2018

    Foto Sayuri M. Bugil Toket Gede Montok, Lagi Sange Pengen Dijamah Brondong – Foto Bugil Panas Terbaru Hot 2018


    1710 views

    Perawanku – Nah, ini adalah koleksi yang kalian tunggu-tunggu telah ane posting. Sayuri M. yang benar-benar asli bikin konak. Meskipun mimin tak mengenalnya, api ane benar-benar menikmati setiap adegan yang dipertontonkannya walah hanya melalui gambar. Sayuri dengan toket berukuran besar, dengan tatapan nakal yang begitu menghipnotis.

    Do’i rupanya gemar berfoto, biar tak ketinggalan sama ABG cabe-cabean yang kekinian. Toket jumbo tante ini benar-benar diumbar kepada khalayak, entah apa motivasinya. Berikut adalah foto Sayuri M. toket gede yang montok  sedang narsis sambil sange berat pengen dijamah brondong perkasa tersebut: Starbet99

  • Cerita Dewasa Kecanduan Seks Karena Sering ML Dengan Pacar Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Kecanduan Seks Karena Sering ML Dengan Pacar Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1710 views

    Perawanku – Sorry saja jika cerita ini mengandung materi dewasa karena berkisah tentang perjalanan cintaku yang penuh dengan nafsu. Cerita sex antara diriku dengan kekasihku berjalan begitu saja tanpa penyesalan sama sekali. Cerita ini adalah salah satu kisah gelap hidupku yang kumau tak seorang pun mengetahuinya.

    Sebut saja namaku Adira (19 tahun), sekarang aku bekerja sebagai seorang karyawan disalah satu perusahaan swasta di Bekasi. Kekasihku bernama David, hubungan kami sudah berjalan 5 tahun, tepatnya sejak aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Aku sangat mencintai David, lebih dari apapun.

    Awalnya, gaya pacaran kami wajar-wajar saja, hanya jalan-jalan dan pegangan tangan. Tidak ada sedikit pun niat yang terbersit dalam hati kami untuk melakukan lebih dari itu apalagi sampai melakukan hubungan sex.

    Namun suatu ketika aku diajak David ke Villa temannya, disitu dia berani mencium bibirku, dan akupun membalasnya dengan senang hati karena itu adalah ciuman pertamaku yang sudah aku inginkan sejak aku SMP.

    Saat usia hubungan kami menginjak satu bulan, seorang teman mengajakku membawa David menginap di rumahnya yang kosong, akupun ragu tapi mau, karena sejak SMP aku sering mendengar cerita seks teman-temanku yang sudah pernah bercinta dengan pacar mereka. Ya, pergaulan teman-temanku memang lumayan bebas dan sedikit banyak juga mempengaruhiku.

    Setelah aku mengajak David, awalnya dia sungkan tapi akhirnya dia mau juga menginap bersamaku di rumah Erna (temanku). Malam itu aku kira David akan mengajakku berhubungan seks dan memperawaniku tapi ternyata tidak, David hanya mencium dan meraba-raba tubuhku, akupun kecewa.

    Cerita tidak berhenti sampai di situ. Selang beberapa waktu kemudian, Erna kembali mengajakku menginap bersama David. Rumah Erna memang kerap sepi karena orang tuanya sering ke luar kota. Sebagai orang muda aku selalu tergiur jika mendengar keromantisan teman-temanku saat sedang bercinta dengan pacar-pacar mereka. Aku pun ingin merasakannya.

    Malam itu David juga tidak melakukan apa-apa. Kami hanya sebatas berciuman dan berangkulan saja dengan mesra. Kami tak sampai ML, aku kembali kecewa meskipun aku tidak berani mengungkapkannya. Tentu karena aku malu sebagai wanita. Singkat cerita kami sering menginap di rumah Erna dan hal paling parah yang kami lakukan hanyalah sebatas oral sex.

    Jika mengingat kejadian dan cerita-cerita waktu itu, aku sungguh menyesal mengapa begitu mudah aku terpengaruh dengan bisikin syetan. Padahal orang tuaku senantiasa mewanti-wanti diriku untuk menjaga kerhormatanku yang satu itu. Tapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.

    Suatu ketika aku memberanikan diri mengajak David ke rumahku ketika orang tuaku pergi. Disitulah pertama kali kami melakukan hubungan suami istri setelah beberapa kali gagal melakukannya di rumah Erna. Saat itu aku merasa menjadi wanita sejati sepenuhnya sekaligus juga merasa kalau sebagian dari diriku telah hilang. Hubungan sex pertama kali dimana-mana memang selalu menegangkan dan tak terlupakan.

    Seperti kata orang-orang tua dulu, apa yang terjadi satu kali tidak bakal terjadi lagi tapi apa yang terjadi dua kali pasti akan terjadi untuk ketiga kalinya.. keempat kalinya.. dan seterusnya.
    Begitu pulalah cerita sex yang aku alami bersama David. Seiring waktu yang terus berjalan, kami semakin aktif berhubungan intim. Aku akui meski sering bercinta dengan David, aku tak pernah bersentuhan dengan lelaki lain, aku selalu setia kepadanya selama 2 tahun kami berpacaran.

    Akhirnya aku pun lulus sekolah dan hubunganku dengan David putus karena dia sering selingkuh dan juga sering memukulku ketika ribut. Aku benci padanya meskipun aku akui masih memiliki sedikit rasa sayang kepadanya, apalagi jika mengingat cerita perjalanan cinta kami yang penuh nafsu selama beberapa tahun. Tapi aku belajar melupakannya.

    Aku mulai membuka hatiku pada laki-laki lain, akhirnya aku pacaran dengan Rio yang tak lain teman sekolahku dulu. Saat aku berciuman dengan Rio, aku merasa jijik dan selalu teringat bayang-bayang David, hampir setiap malam aku masturbasi sambil membayangkan ML dengan David.

    Di kemudian hari aku putus dengan Rio karena aku dekat lagi dengan David, jujur tak ada lelaki yang sangat aku cintai selain David. Meskipun aku kembali dengannya, tapi aku tetap pacaran dengan orang lain, yah aku dendam akan sikap David yang dulu sering menyakitiku.

    Dari sekian lelaki yang aku pacari dan aku campakkan, ada satu lelaki yang sangat aku sayangi, namanya Adam, sikapnya yang lembut dan hangat membuatku jatuh cinta.

    Keinginanku untuk ML dengannya sangat bergejolak, Adam lelaki yang taat agama, tak pernah dia meninggalkan shalat, namun aku terus memancingnya dengan mengirim foto-foto seksi dan cerita-cerita seks padanya melalui klik  Whatsapp Messanger, untuk mendapatkan gambar seksi dan cerita yang aku kirim ke Adam..

    Yahh aku berhasil, dia mengajakku ke hotel dan aku pun bercinta dengannya. Yang membuatku bangga, aku adalah wanita pertama yang berhubungan sex dengannya. Setelah puas aku tinggalkan Adam dan serius lagi dengan David.

    Sekarang, setelah kejadian-kejadian yang kualami itu, aku merasa ada yang aneh pada diriku, aku senang mengenakan pakaian seksi dan merasa bergairah jika melihat mata pria menatap tubuhku dengan nafsu. Aku juga sering masturbasi sambil menonton film porno. Mungkin karena terlalu sering ML dengan pacar membuatku kecanduan seks.

    Aku bingung dengan keadaanku, kadang aku bosan dengan cerita sex yang kujalani tapi desakan itu selalu saja ada. Menurut pembaca 139.99.33.211 apakah aku ini termasuk wanita hiperseks? Isi pendapat kalian di kolom komentar ya

  • Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar


    1709 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar, Aku baru saja merekrut sekretaris baru karena sekretarisku yang lama sudah malas-malasan dan kurang profesional, apalagi setelah dia menikah. Oh ya, hampir lupa, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang naik daun, tepatnya di sebuah bank swasta. Tak kuduga, sekretaris baruku itu memang bukan saja masih perawan, tapi rajin, pintar dan yang paling penting lagi adalah bodinya yang montok dan parasnya yang cantik, dengan kulit putih bersih tanpa cela. Dari pandangan mata pertama kali ketika kuwawancarai aku langsung terpikat dan dari sorot matanya serta sikapnya terhadapku, aku juga faham jika dia suka padaku.

    Wah, cocok deh, rasanya pada minggu pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat berjalan. Namanya Indah Ningsih Purwati, oh… rasanya kerjaku semakin bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika datang matahari, eh datang bulan). Kupikir tak apa, malah aku senang, toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya, keningnya dan dari hari ke hari kami semakin tenggelam dalam asmara. Ketika itu, tahun 1982, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus memintanya untuk segera menikah. Herannya, menurut pengakuannya, dia semakin benci dan tidak berniat kawin dengan pacarnya itu. Weleh-weleh- weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.

    Sampai suatu hari (3 bulan kemudian), aku membeRenikan diri untuk mengajaknya pergi ke luar kota di hari minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami meluncur di toll Jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuhan Ratu Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di kantor maklum kedudukanku sebagai kepala cabang bank swasta terkemuka di samping sudah beristeri dan beranak dua.

    “Ning….” kataku pelan ketika mobilku keluar pintu toll.
    “Ada apa Pak?” Ningsih menjawab manis, sambil melirikku.
    “Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja Papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri. ” Dia mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju.
    “Pah… kamu nakal deh”, sambil mencubit sekali lagi pahaku. Wah, rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Ningsih mengatakan “Papah” seperti yang kuminta. Sebaliknya, aku pun mulai saat itu memanggil Ningsih dengan sebutan “Mamah” dan kami saling memagut cinta sepanjang perjalanan ke Pelabuhan Ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber-“honey-moon” , sehingga tak terasa mobilku sudah memasuki halaman Hotel Samudera Beach. Pelabuan Ratu yang berada di tepi Samudra Hindia dengan ombaknya yang terkenal garang. Laksana suami isteri, aku dan Ningsih masuk dan menuju “reception desk” untuk check-in minta satu kamar yang menghadap ke laut lepas. Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku ber-Mamah-Papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi, sama ganteng dan cantiknya) segera memberikan kunci kamar, sambil minta seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau aku tak salah. Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Ningsih duduk berhadapan di pinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk berdua-duaan dengan Ningsih ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Ningsih menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam. “Ooohhgghh, Paahh”, Ningsih mulai terangsang dan merebahkan badannya, aku segera saja menggumulinya dan menaiki badannya, Ningsih melenguh dan terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum parfumnya semakin merangsang nafsuku. “Paahh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek.” Oh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya. “Paahh, bandel nih, kita buka dulu bajunya!” Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya. “OK Mahh… yuuk dibuka dulu.”

    Karena sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putih, dan mulus sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benang pun menempel. Kudekap Ningsih yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah, apalagi ketika Ningsih mulai meraba dan meremas batang kemaluanku. Kutelentangkan dia di tempat tidur. Oh… betapa mulusnya badan Ningsih, sempurna sekali seperti bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat jelas menampakkan bentuknya yang sempurna tanpa cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar karena memang Ningsih masih perawan. Kujilati dari ujung kaki sampai ujung jidatnya yang mulus, naik ke atas, berhenti lama di bawah kemaluannya. Kumainkan lidahku di antara selangkangannya, Ningsih melenguh, terus kukulum-kulum kemaluannya, klitorisnya yang merah dan beraroma harum, tambah lama tambah merambah ke dalam lubang kemaluannya yang merah.
    “Ogghh, Paahh, geliii.., terusss Pahh, ogghh, tapi jangan terlalu dalam Pahh…, saakiiit.”
    “Yaa, sayanggg”, sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Ningsih mulai keluar.
    “Ogghh, Paah…, adduuhh, Paahh, gelii, Pahh, Mamah kayaak maauu… ogghh.” Aku terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya kujilati dan Ningsih menggelinjang dan merintih setiap kali kujilat pantatnya.

    Penisku semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ningsihku yang tentunya baru merasakan kenikmatan surga dunia ini bersama lelaki yang dicintainya. “Paahh, eemmggghh.., teruss… Paahh, geellii…, oooggghh…, Pappaahh jaahhaatt!” aku masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Ningsih semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya. “Paahh, naik Paahh, udaahh donnkk, Mamahh nggak tahaan”, sambil menarik tanganku. Matanya terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik turun. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah seperti besi terasa menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa sedap dan manis. Ningsih menggelinjang dan semakin melenguh. “Maahh, masukin yaa, penis Papah”, dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras itu kelubang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lubangnya, maklum Ningsih masih perawan, aku tak ingin menyakitinya. “PPPaahh, masukkaan cepatt… Mamah nggak tahan Paah aahh…” Kutancapkan penisku lebih dalam, Ningsih merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Ningsih terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih. “Maahh, penis Papahh udahh masuukk, oogghh mahh, vaginanya lezat, menyedot-nyedottt. .. penis…” aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena disamping Ningsih masih perawan, vaginanya juga punya keistimewaan yang sering disebut “empot-empot ayam” itu. Tambah lama, penisku tambah melesak jauh ke dalam vagina Ningsih dan ada beberapa tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya, kekasih barunya. Oh, betapa bahagianya hati ini. “Paahh, saakkiitt, Paahh, tapi enaak, oooggghh.. Paahh, terus, goyang paahh…, oooghh, cepeetiinn paahh…” Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa masuk semuanya ke lubang kemaluan Ningsih. Aku bangun dan duduk sambil kupeluk Ningsih untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan penisku. Ningsih duduk di pangkuanku dengan kaki melonjor ke belakang pantatku. Penisku terus menancap di vaginanya dan Ningsih mulai menaik-turunkan pantatnya. “Paahh, oggghh… pahh”, sambil melumat bibirku dan menggigitnya. “mmaahh,oogghh, aememmhh… maahh, goyang terusss…, Papah mau keluarrrr.” Ningsih semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan aku pun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan penisku semakin kencang juga.
    “Pppaahh… Papahh harus tanggung jawab yaa, kalau Ningsih hamil”, ucapnya di sela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
    “Ningsiha… emmhhggg, sayang Pappaahh… biarin mengandung anak Papaah”, manjanya. Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya.
    “Paahh… oogghh… emmgghh… Ningsiha mauuu… keluaarrr… oomhh.” “Papahh.. jugaa… sayanggg…. “jawabku sambil telentang agi sedangkan Ningsih tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang penisku.

    “Paahh… Mamahh… oooghh… sssakittt, oooggghh… tapiii.. ennaakk”, ketika kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang. Kugenjot terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Ningsih semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada jago juga dalam bermain asmara di ranjang.
    “Terruusss.. . Paahh… eemmhh… ogghh… Paahh… Paahh, ggghh… Mamahh maaooo keluaarr… oogghh… bareng Paahh.” Kucabut dulu penisku dan Ningsih kuminta untuk telentang kembali dan lantas kutindih lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku ketika kami sama-sama ejakulasi. Kutancapkan kembali penisku ke vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat,
    “Cepat dong masukan lagi penisnya Pah!” dan,
    “Bbbleess”, oh nikmat sekali rasanya vagina perawanku tercinta ini. Aku seperti di awang-awang, saling mencintai dan dicintai. Kugoyang terus pantatku semakin lama semakin kencang dan penisku keluar masuk vaginanya dengan gagah, Ningsih terus melenguh kenikmatan sambil tangannya memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat. Ningsih semakin menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk penisku ke vaginanya, penisku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin membangkitkan gairah cinta, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan surga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan laut kidul, dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang, “Paahh… Maahh… oogghh… mauuu keluuuarrr.. . ogghh… baarrrreeengg. .. yuuu…, oooghh… sayaang.” Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh, sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan, meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.

    Sejak itu, aku terus memadu kasih kapan dan di mana saja (kebanyakan di luar kota) sampai Ningsih kawin dan keluar dari perusahaanku. Anak-anaknya adalah anak-anakku juga bahkan wajahnya mirip wajahku dan kadang-kadang kami masih bertemu memadu kasih karena kami tidak bisa melupakan saat-saat indah itu. Kapan akan berakhir perselingkuhan ini, kami tidak tahu sebab cinta kami sangat mendalam.

    Ningsih telah keluar dari kantor cabang bank yang kupimpin di bilangan Slipi, karena dia dipaksa kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya. Namun sebagai anak yang patuh sama orang tua, terpaksa harus mengikuti keinginan orangtuanya dan ikut bersama suaminya setelah itu ke Bandung, karena suaminya bertugas di kantor pajak Jawa Barat. Sebulan sebelum menikah dia kuajak ke Singapore untuk operasi selaput dara, karena aku tidak ingin Ningsihku bermasalah dengan suaminya pada malam pengantinnya. Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Orchard Road yang ramai dan penuh pertokoan selama tiga malam dan satu malam lainnya aku menungguinya di Rumah Sakit Elizabeth yang terkenal dan langsung ditangani oleh dr. Lie Tek Shih, spesialis operasi plastik, kenalan lama saya. Malam sebelum operasi selaput dara, kami menumpahkan seluruh kasih sayang semalam suntuk di hotel bintang empat itu, dan malam itu merupakan malam yang ke 24 (karena Ningsih rajin mencatat setiap pertemuan kami) kami memadu kasih dan terlarut dalam kebersamaan yang tiada tara sejak yang pertama di “Samudera Beach” Pelabuhan Ratu.

    “Papah”, Ningsih bersender manja di dadaku di kamar hotel itu.
    “Apa sayang?” jawabku sambil mencium rambutnya yang harum.
    “Mamah… Mamah nggak mau kawin dan meninggalkan Papah”, rengeknya manja.
    “Memangnya kenapa sayang?” jawabku sambil mengusap sayang payudaranya yang putih ranum.
    “Mamah nggak cinta sama calon suami pilihan Bapak, lagi pula Mamah nggak mau meninggalkan Papah sendirian di Jakarta.” Matanya terlihat mulai berkaca-kaca, “Mamah sangat sayaang sekali sama Papah, Mamah cintaa sekali sama Papah, Mamah tak rela tubuh dan segala milik Mamah dijamah dan dimiliki orang lain selain Papah, achh… kenapa Tuhan mempertemukan kita baru sekarang? setelah Papah punya isteri dan anak?” Ningsih terus bergumam sambil membelai dadaku dan sesekali mempermainkan puting susuku yang semakin keras.

    “Mahh, sudahlah, itu sudah diatur dari sananya begitu, kalau dipikir, Papah pun nggak rela kamu dijamah laki-laki lain, Papah tak kuasa membayangkan bagaimana malam pengantinmu nanti, tapi semuanya sudah akan menjadi kenyataan yang tidak mungkin kita robah.” Aku menciumi seluruh mukanya dengan segenap kasing sayang, seakan kami tidak ingin terpisahkan, air mata kami berlinangan campur menjadi satu dalam kesenduan dan kemesraan yang tak pernah berakhir setiap kali kami memadu kasih.

    “Papaahh, nikmatilah Ningsihmu sepuasmu Pahh, sebelum orang lain menjamah tubuhku.” Ningsih menarik tanganku ke buah dadanya dan merebahkan badannya ke kasur empuk sebuah double-bed. Aku beringsut mendekatinya, sambil kurebahkan badanku di samping tubuhnya yang putih mulus dan seksi itu. Kuusap-usap penuh mesra dan kasih sayang buah dadanya yang putih ranum dengan putingnya yang merona merah. Kujulurkan mulut dan lidahku ke puting buah dada kirinya yang menurutnya cepat membuat rangsangan berahinya timbul.

    “Paahh…, gelliii… sayaang… oooggghh, Paahh…, naikin Mamaahh… Paahh…” Matanya merem ayam dan dadanya semakin turun naik.
    “Iyyaa, yaanng…” aku segera menindihi badannya, dan penisku mulai kembali tegang. Tiba-tiba Ningsih membalikkan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Ningsih sudah mengulum penisku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya.
    “Oogghh, Paahh, sudah assiiinnn, Papah sudah ngiler nih, tapi nikmat kok, Mamah suka?” Aku semakin merem melek,
    “Ogghh, Mmaahh, geellii, sayaang, nikmaatt, ogghh.” Ningsih mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat. Ningsih memang pintar, hebat, telaten dan cantik. Aku terkadang tak suka dan tak rela dia nanti ditiduri dan dijamah lelaki lain, walaupun itu suaminya. Aku terpikir untuk menggodanya.
    “Mah, apa nanti suamimu juga dijilati begini?” Ningsih berhenti melumat dan menjilat penis dan buah pelirku sejenak. Matanya mendelik dan mencubit pantatku keras sekali.
    “Jangan menyakiti hati Mamah ya Pah, Mamah sumpah nggak akan seperti ini, seperti main sama Papah, meskipun nanti lelaki itu resmi jadi suamiku”, Ningsih iseng mengusap-usap penisku penuh sayang sambil nyerocos lagi.
    “Percaya dech pah, Ningsih cuma cinta sama Papah, paling-paling kalau main nanti sama dia sekedar karena kewajiban, biar saja kayak gedebong pisang.”
    “Benar ya Mah, Papah nggak rela kalau kamu main sama dia dirasain, terus ikut goyang dan melenguh, Papah pasti merasakannya” , kataku menimpali.
    “Nggak bakal sayang, Mamah hanya manja dan menikmati semua kalau ngewe sama Papah, percaya dech sayang.” Ningsih kembali naik di atas badanku dan penisku terus diusap-usapnya dan sesekali dikocoknya persis di bagian kepalanya, sehingga langsung tegang dan berdiri perkasa menampakkan otot-ototnya. Ningsih mengangkat sedikit pantatnya ke atas dan menyelipkan penisku yang semakin perkasa ke lubang kemaluannya yang mulai basah dan licin. Penisku nggak begitu panjang memang, paling sekitar 15 sentimeter, tapi kerasnya seperti besi, dan Ningsih selalu menikmati klimaks dengan sangat bahagia bahkan bisa berkali-kali klimaks dalam setiap kali berhubungan denganku. Pantatnya mulai bekerja naik turun dan pantatku juga mengimbanginya dengan menekan-nekan ke atas, sehingga Ningsih semakin merem melek keasyikan. “Ppaahh, aagggghh… terus teken sayaang… Mamaahh eennnaakk adduuhh Paahh.., oogghh.., Mamaahh, cintaa.. yaangg…” Selalu saja Ningsih nyerocos mulutnya kalau lagi keasyikan vaginanya melumat penisku. Vaginanya mulai lagi menyedot-nyedot penisku dengan “empot ayamnya” yang tak bisa kulupakan.

    “mmaahh…. ooogghh… aduuhh, Maahh, nikmaat, sayaang.. teruuuss Maahh, goyaanng.” Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kuremas-remas buah dada dan putingnya, hingga dia kegelian dan semakin kencang menaik-turunkan pantatnya, sampai bunyi gesekan penis dan vaginanya semakin terdengar. Ningsih membalikkan badannya dan membelakangiku tapi dengan posisi tetap di atas tubuhku tanpa mengeluarkan penisku dari kemaluannya. Aku paling bernafsu kalau melihat pantat Ningsih yang putih mulus dan bahenol turun naik di depan mataku sambil vaginanya terus menghisap-hisap batang penisku sampai amblas semuanya ke dasar kemaluannya. Tiba-tiba, “Pppaahh, oggghh, Papaahh, Mamahh maooo keluaarr…. ooghh… Papaahh… aa.. aa… aagghh aaggghh, Mamaahh duluaannn Pahh….” Ningsih terkulai lemas sambil menyubit keras pantatku dan berbalik kembali menindih tubuhku, sambil memegang penisku yang masih berdiri tegak dan belepotan lendirnya. “Bandel nich… ayo cepeten masukin lagi, Mamah yang di bawah!” perintahnya manja sambil menciumi wajahku. Kedua tubuh kami mandi keringat, rasanya puas sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang.
    Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Ningsihku dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Ningsih selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ningsihku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak… Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh…” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Ningsih, kemudian kaki kanan Ningsih kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Ningsih memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Ningsih mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Ooggghh, Maahh, ooogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Ningsih yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot. “Paahh.. Mamah enaak lagi, ooogghh… Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Ningsih yang hangat membara. Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Ningsih merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi. “Paahh… teruuuss genjoott.. Paahh…” Ningsih mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleesss, shhoottt… bleesss… srooottt, sreett crreeckkk… ” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, ooggghh… adduuuhh, Yaangg… emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, ooogghh, teruuusss tusuuk Paahh…” Ningsih merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Ningsih nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan. Ningsih memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Ningsih mendekatkan vaginanya ke mukaku. Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Ningsih melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh…, ooghh, Paahh…, nikmaatt, yaangg… teruusss, aduuuhh…, ooggghh, eemmhh, gilaa…, emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Ningsih kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Ningsihku adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Ningsih kembali kuminta celentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremah buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleeeessss. ” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Ningsih ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Ningsih meringis dan melenguh keenakan. “Paahh… teruuss Paahh… oogghh, penis Papah eaakk… ooggghh, eeemmhh… emmhh… aduuuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Ningsih yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Oooggghh… Maahh… ooggghh… Maahh… ikut goyang dong Sayaang…, oooghh… Papaahh maauu keluuuaarr.. .” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang. Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Ningsih. “Paahh, aduuuhh, bareng yuuu.. Paahh… Mamah mmoo keluaarr lagi”, Ningsih minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya. “Ooogghh… yuu… baraeeng.. Paahh… aiiaaogghh.. . aduhh.. yuu Maahh.. Paahh…” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Ningsih, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali. Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Ningsih menggelinjang geli dan melenguh “Paahh… udaahh… Mamahh geli…” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Ningsih masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitar Botabek. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Ningsih telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi isteri keduaku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian. Ningsih sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Ningsih sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Ningsih sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia membeNingsihhukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Ningsih. Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Ningsih yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita. Barangkali kalau aku dan Ningsih hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Ningsih bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Ningsih hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Ningsih tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Ningsih dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Ningsih meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.
    “Ning, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.
    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Ningsih berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Ningsih. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan. Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Ningsih yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku. Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Ningsih menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku. Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Ningsih sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Memek Ku Di Jilat Pacar

    “Ogghh… Maahh…, isep terus yaang oooghh, aduuuuhh… gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Ningsih semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Ningsih semakin semangat melumat habis batang penisku. “Oggghh, Paahh, enaakkk asiiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Ningsih. Aku minta Ningsih menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo… keluaar!” Ningsih menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Ningsih melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Ningsih. Ningsih semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Ningsih telah memuncak ke ubun-ubunku. “Paahh… ooghh… wooowww… ooghh.. paahh, terus paahh… enaakkk… paahh lidahnya kayaak kontoooll… ” Goyangan pinggul Ningsih semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Ningsih semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Ningsih yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan. Ningsih terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh… sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Ningsih menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Ningsih tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleeess”, “Ogghh… Paahh… tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu… oogghh emmgghh… Paah… terus goyaag sayaang…. ooghh..” Pantat Ningsih mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi. Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Ningsih dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Ningsih membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss dooong, Mamaah nikmaa… ogghh… teruuusss… sodoook sayaang… ogghh… Paahh…. aaoggghh… uuuggghh…” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah. Memang setiap senggama sama Ningsih rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ningsihku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh… oooghh, teruuusss goyaang… oooggghh.. Maahh… Papaahh mooo keluaarr… gila Maahh… vaginanyaa.. . oooghh… nikmaat… sekalii…” Aku mulai ribut dan Ningsih melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh… emmghh… oogghh… Paapaahh… adduuuhh.. Paahh… adduuhh… Mamaahh… mmooo kelluuaarr.. . emmggg… addduhh… Paahh aduuhh… Paahh… adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Ningsih yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Ningsih telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Ningsih baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Ningsih bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah. Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Ningsih sedang tidak subur, karena Ningsih ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Ningsih akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Ningsih nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan ?

    “Cepat pah masukan lagi ach… jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess…, “Ooogghh… Paahh, enaak… Paahh… aaoogghh.. uuhhgg.. uuughh… genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok. “Ooogghh… mmaahh… nikmaattt… istrikuu… sayaangg… oooggghh… aagghh… eemmgghh…” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Ningsih, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleeesss… sreeett… blleeess… sreeet…, vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Ningsih memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooooggghh.. . Paappaahh… emmggg… ooggghh… aduuuhh… Mamaah moo keeluuuuarr. . oooghh.. Paahh… teruuuss… saayyaang, keluuaarriiinn barreenng oogghh”,
    “Hayyyoo… Maahh… oogghh… hayoo… baarr… ooghh… reenng… Maahh… ooooghh”, teriakanku tak kalah serunya. Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Ningsih melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya. Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Ningsih selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli. Jika Ningsih sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini. Sekian dulu (Akan kusambung setelah Ningsih kawin seminggu, tambah seru deh!).
    Telah seminggu Ningsih menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Resepsi pernikahannya di Balai Kartini cukup meriah, dan aku datang dengan isteriku untuk menyampaikan selamat. Ketika aku menyalaminya, dia tertegun dan terasa agak kikuk dan serba salah, aku pun merasakan hal yang sama. “Terima kasih ya Pak”, katanya hampir tak terdengar. Di hatiku berkecamuk seribu macam pikiran, tapi kuusahakan untuk tetap wajar. Ningsihku begitu cantik dan anggun dengan pakaian pengantinnya. Aku membayangkan bahwa sebentar lagi Ningsih kekasihku, isteriku, yang beberapa tahun telah memadu cinta denganku akan menjadi isteri orang.

    Meskipun kutahu bahwa dia tetap mencintaiku, tapi secara resmi dia akan menjadi isteri orang lain, tentu tidak akan sebebas dulu ketika dia masih single. Sebentar lagi Ningsih akan tidur berdua-duaan dengan lelaki lain, mungkin untuk selamanya, karena aku pun tak ingin dia menjadi janda dan kalau Ningsih menjadi janda tentu akan menjadi gunjingan orang. Tidak, aku tak rela Ningsihku menjadi gunjingan orang. Sekilas aku berpikir untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Ningsih, karena dia telah menjadi isteri orang, tapi apakah bisa semudah itu aku melupakannya? Dunia rasanya sepi dan kejam, dan aku melangkah gontai meninggalkan pesta perkawinannya yang masih penuh tawa dan canda teman-teman dan keluarganya.

    Beberapa hari setelah pernikahannya aku membenamkan diri dengan pekerjaanku, siang dan malam kusibukkan diriku dengan pekerjaan dan mengurus anak-anaku. Aku tak mau membayangkan, dan memang tak sanggup membayangkan sedang apa Ningsih beberapa hari setelah pernikahannya. Aku cemburu, marah, masgul, gundah jika membayangkan dirinya sedang bersenang-senang dengan suaminya yang tentunya sudah tak sabar ingin menikmati kemontokan dan kemulusan tubuh Ningsih, yang sudah resmi jadi isterinya. Aku membayangkan Ningsih telanjang bulat bersama suaminya, manja, bersenggama bebas tanpa takut oleh siapapun dan melenguh mesra seperti ketika bersenggama denganku.

    Tiba-tiba aku sangat benci padanya, aku menganggap Ningsih nggak setia padaku, Ningsih telah mengkhianati cintaku, buktinya dia mau saja digilir oleh lelaki lain. Apakah itu yang namanya cinta dan kesetiaan? Aku bertekad untuk menjauhinya mulai sekarang, dan aku tak akan menerima teleponnya. Ningsih memang berjanji akan meneleponku paling lambat satu minggu setelah dia menikah dan sebelum ikut suaminya pindah ke Bandung.

    Tidak! aku tak akan menerimanya jika dia meneleponku, biar dia tahu rasa, aku tak mau bekas orang lain. Benar saja, pada hari kelima setelah kawin dia meneleponku.
    “Pak, ada telepon”, kata sekretarisku yang baru, pengganti Ningsih.
    Anehnya, meskipun dia berparas lumayan, aku tak tertarik sama sekali dengan sekretaris baruku itu. Aku memang bukan type “hidung belang” yang sekedar mau iseng bercumbu dengan perempuan. Aku hanya jatuh hati dua kali seumur hidupku, kepada isteriku dan kepada Ningsih.
    “Pak, kok melamun, ada telepon dari Ibu Ningsih, katanya bekas sekretaris bapak”, sekretaris baruku kembali mengagetkan lamunanku.
    “Ooh.. ya… ya.. sebentar Reni…, emh.. dari siapa? Ningsih? bilang saja Bapak sedang ke luar kantor ya!” aku mengajari dia bohong.
    “Lho, Pak, kenapa? kan kasihan Pak, katanya penting sekali, dan besok Ibu Ningsih mau pindah ke Bandung”
    Reni, sekretaris baruku itu mulai mendesakku untuk menerima saja telepon Ningsih itu. Aku sejenak merasa bingung, aku rasanya masih benci tapi juga sangat rindu sama Ningsih, apalagi kata Reni besok akan jadi pindah mengikuti suaminya yang bekerja di Bandung.

    Setelah berfikir sejenak… “OK, Reni, sambungkan ke sini!” dan aku agak gugup untuk kembali berbicara dengan Ningsih, untuk kembali mendengar suaranya, Ningsih yang sekarang sudah menjadi isteri orang lain.
    “Hallooo…, siapa nich?”, kataku agak malas.
    “Papah, ini Ningsih Pah, Papah kok gitu sih?” jawab Ningsih di ujung sana.
    “Oh, Nyonya Prayogo, saya kira Ningsih Prameswara kawanku”, kataku menggoda.
    “Nggak lucu ah…, Mamah sekarang tanya serius, apa Papah mau nemui Mamah nggak sebelum besok Mamah pindah ke Bandung?”, jawabnya lagi setengah mengancam. Aku bingung juga ditanya begitu, sebab jauh di dalam hatiku sebenarnya aku rindu berat sama Ningsih, tapi kebencian dan kekesalan masih menempel erat di benakku.

    Beberapa jenak, aku nggak bisa menjawab sampai Ningsih nyerocos lagi.
    “Mamah ngerti, Papah masih kesal dan benci sama Mamah, tapi kamu kan sudah setuju kalau Mamah terpaksa harus kawin, demi kebaikan hubungan kita dan demi menjaga nama baikmu juga. Papah, dengar! Mamah sudah seminggu nggak menstruasi lagi sampai sekarang. Ingat hubungan kita di Hotel Sahid terakhir kali? Sudahlah, nanti Mamah ceNingsihkan lebih lengkap, sekarang mau nggak jemput Mamah di toko biasa di Blok M? Soalnya mumpung si Yudi pulang agak larut malam” Nama suaminya memang Yudi Prayogo dan hanya selisih dua tahun dengan Ningsih, katanya sih ketemu di kursus Inggris LIA.

    Hatiku mulai melunak mendengar pengakuannya dan serta merta aku menyetujui untuk menjemputnya di Blok M. Aku memarkir mobilku di tempat parkir yang agak memojok dan sepi, maklum kami harus semakin berhati-hati, karena Ningsih sudah menjadi isteri orang. Ningsih segera hafal melihat mobilku dan setelah Ningsih duduk di sampingku, segera kukebut lagi keluar Blok M menuju ke utara melewati Sisingamangaraja, Sudirman, naik jembatan Semanggi terus memutar ke jalan Jenderal Subroto dan dengan cepat masuk ke halaman parkir Hotel Kartika Chandra. Ningsih terlihat lebih cantik, sedikit gemuk dan tambah bersih dan putih mukanya. Rambut dan bulu-bulu halus di sekitar jidatnya terlihat hilang, mungkin karena dikerok oleh perias pengantinnya.

    Dia mengenakan celana panjang merah dan T-Shirt putih kembang-kembang ditutupi blazer warna hitam. Terlihat serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Banyak yang nyangka dia keturunan Tionghoa, padahal Jatul. Tahu jatul? Jatul itu “Jowo Tenan” atau “Jawa Tulen”. Ibunya dari Purwokerto dan bapaknya dari Surakarta , katanya sih masih kerabat Kesultanan Surakarta, masih trah langsung Raja Paku Bowono. Setelah check-in sebentar, aku sudah berdua-dua dengan Ningsih di kamar hotel, dan untuk pertama kalinya aku berduaan dengan isteri orang. Ada perasaan berdosa menyelinap di hatiku. Tapi semuanya menjadi hilang karena betapa besarnya cintaku pada Ningsih. Juga sebaliknya, jika Ningsih tak mencintaiku, mana mungkin dia beReni bertemu dengan lelaki lain padahal dia baru kawin lima hari lalu?

    “Papah, Ningsih sedang mengandung janin anakmu, biasanya tanggal lima minggu lalu Mamah menstruasi ternyata nggak keluar sampai sekarang”, Ningsih menambahkan keterangannya tadi di telepon, dan aku semakin cinta dan sayang rasanya. Tapi tetap saja ingin menggodanya dan mengetes cintanya padaku.
    “Oh, ya, hampir lupa, gimana dong bulan madunya kemarin, ceNingsihin dong Ning! pasti seru dan rame dengan lenguhan. Dan apa suamimu nggak ribut tanya perawanmu kaya Farid Hardja?” Ningsih mendelikkan matanya dan mencubit pahaku keras sekali.
    “Percaya atau tidak terserah Papah, yang pasti nggak ada lenguhan, nggak ada goyangan, persis kaya gedebong pisang. Si Yudi memang sempat marah-marah karena mungkin Mamah ternyata begitu dingin dan nggak gairah. Tapi memang nggak bisa dipaksakan. Mamah hanya bergairah kalau bersenggama dengan Papah. Dia nggak nanya tuh, kenapa nggak ada darah perawan Mamah di sprei, ah.. sudah.. sudah! nggak usah tanya gitu-gituan lagi. Nanti malah berantem terus. Pokoknya Mamah sayaang benar sama Papah, nggak ada duanya deh”.

    Seperti bisa dia mulai mencopoti pakaianku satu persatu, sampai CD-ku dia pelorotin juga. Begitu di buka CD-ku, penisku langsung bergerak liar dan setengah tegang begitu tersentuh tangan halus Ningsih. Tak buang waktu lama, Ningsih melemparkan semua pakaiannya ke lantai karpet sampai terlihat bodinya yang seksi, putih mulus dengan puting susu yang semakin ranum. Mungkin pengaruh dari kehamilannya meskipun baru beberapa hari mengandung anakku. Penisku yang masih setengah tertidur langsung dikulumnya ke dalam mulutnya dan dihisapnya dalam-dalam, padahal aku masih berdiri seperti patung dengan bersandar ke tembok. Dengan ganas dia menghisap, menggigit dan menyedot penisku dalam-dalam sampai penisku mentok ke langit-langit mulutnya. Tak lama penisku langsung tegang dan memerah dan mengkilap bercampur ludahnya.

    “Ooooggghh.. . Maahh…. terus Maahh… jilaat…. ooogghh…” Aku mulai terangsang dan kenikmatan setiap penisku dihisapnya. Ningsih memang suka sekali menjilat dan menghisap penisku, tapi ketika kutanya apakah dia juga menghisap penis suaminya, dia bilang amit-amit, nggak nafsu katanya. Mulut Ningsih pindah menghisap dan menjilat penisku, dia juga senang menggigit-gigit dua bakso penisku, sampai aku kesakitan campur geli dan nikmat bukan kepalang. “Ooooghh… Maahh… jangan digigit, Papah sakiiittt”. Aku minta Ningsih berhenti dulu mengulum batang penisku, aku juga sudah rindu untuk menjilat vagina dan klitorisnya. Kuminta Ningsih tiduran di pinggir tempat tidur empuk itu dengan kaki terjuntai ke bawah, dengan begitu aku bisa duduk di tengah-tengah selangkangannya. Vagina dan klitorisnya terlihat jelas kalau begitu. Oh, begitu indah dengan warna merah jambu klitoris dan lubang vaginanya terlihat jelas di hadapan mukaku. Kujilat dengkul dan pahanya, terus merayap kujilati selangkangannya yang mulus, sesekali kujilatkan lidahku ke lubang pantat, klitoris dan lubang vaginanya, Ningsih melenguh-lenguh tertahan. “Oooghh, Papaahh… eeemghh, aduuuhh…, teruuuss… Paahh… oooghh… enaakkk.” Kalau Ningsih sudah mulai melenguh begitu aku semakin bernafsu untuk terus menjilat, mengigit dan menyedot-nyedot klitoris dan lubang vaginanya sambil menyedot air maninya yang mulai meleleh keluar dan lubang vaginanya. Oh, nikmat… manis dan sedikit asin, kaya kuah asinan Bogor . Kukeraskan lidahku supaya semakin tegang dan kutusukkan ke dalam lubang vaginanya, Ningsih semakin melenguh keenakan, karena mungkin lidahku terasa seperti penis menyodok-nyodok semakin ke dalam lubang vaginanya. Cairan vaginanya semakin banyak keluar dan kuhisap dan kutelan dengan nikmat. Kadang-kadang rambut kemaluan Ningsih ada yang putus dan ikut termakan. “Paahh…. ooooghh…. Paahh…, enaakkk, teruuuusss.. .. Paahh… ooooggghh… aduuuhh”, Ningsih semakin ramai, barangkali suaranya terdengar tamu di sebelah atau room-boy yang sedang lewat. Kujilatkan lidahku ke lubang pantatnya berkali-kali Ningsih bergelinjang kegelian. “Papaahh… geliiii…” penisku menggesek pahanya yang mulus sehingga semakin tegang. “Paahh… penisnya geli tuch di paha Mamah, udahan dulu ngisepnya sayang…., kesini deh, cium Mamah dan masukin penisnya.”

    Kuhentikan jilatan lidahku, memang sudah mulai pegal juga menegangkan lidahku hampir seperempat jam. Kugeserkan badanku ke atas, sejajar dengan tubuh Ningsih dan sambil kulumat mulutnya dalam-dalam kugesekan penisku ke vaginanya yang basah, oh… betapa nikmatnya. Kukulum dan kugigit lidahnya. Ningsih menjeNing tertahan, kemudian kujulurkan juga lidahku dan dia balas menggigit lidahku dengan bernafsu. Aku gantian teriak, sampai keluar sedikit air mata. Untung kenang-kenangan kalau Ningsih di Bandung katanya. Kujilati kupingnya, jidatnya, hidungnya, matanya sampai Ningsih menggelinjang- gelinjang ketika kujilati dan kugigit kupingnya. “Tuuuuhh.. Paah lihat, sampai merinding, “katanya manja. “Paahh, masukin penisnya Paahh, Mamah sudah rinduuu.”

    Ningsih melenguh manja. Ningsih merenggangkan selangkangannya untuk membuka lubang vaginanya lebih lebar lagi. Penisku yang tambah keras nyasar-nyasar di lubang vaginanya setelah menembus bulu-bulu vaginanya yang mulai basah dan “Bleesssss.. .” Ningsih berteriak keenakan sambil menggigit bibirku. “Paahh…, ooogghh…, pelaan pelaannn… doongg.” Matanya terpejam, nafasnya yang harum dan bau mulutnya yang wangi masuk semua terhirup oleh hidungku. Kutarik dan kutekan penisku semakin kuat dan sering, keringatku semakin bercucuran, mungkin berkat bir hitam cap kucing yang kuminum sebelum bermain dengan Ningsih tadi. Ningsih juga semakin mengencangkan goyangan pinggul dan pantatnya turun naik sampai aku merasakan kepala penisku mentok di ujung lubang vaginanya. “Paappaahh.. .. ooogghh… teruuusss, cumbu Mamaah Paahh…, Mamaahh cintaa, Mamaahh.. sayyy… oooghh.. aduuhh… aanggg.” Ningsih semakin ramai mengerang dan melenguh tak peduli suaranya akan didengar orang. Kuminta Ningsih menungging setelah kucabut penisku. Ningsih menurut dan wow! aku selalu semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang mulus dan seksi. Sambil setelah jongkok, aku menyodokan penisku dari belakang setelah membuka lubang vaginanya sedikit dengan tanganku dan, “Bleeeeezzzz” , Ningsih berteriak keenakan. “aaggghh, oooghh… Paahh… terus genjot Paahh… wooowww… enaakkk Paahh…” aku semakin mengencangkan sodokan penisku. Ningsih melenguh, merintih dan teriak-teriak kecil sementara itu keringat kami semakin bercucuran membasahi seprei. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa setiap mempraktekkan berhubungan badan dengan gaya “doggy style” sehingga spermaku mulai meleleh keluar, semakin meramaikan bunyi gesekan penisku dengan vagina Ningsih. Ningsih semakin menunggingkan pantatnya sehingga penisku semakin amblas di dalam vaginanya. Rasanya air maniku sudah mengumpul di kepala penisku menunggu dimuntahkan habis. “Maahh… oooghh…. aduuuhh… Maahh, vaginanya enaakk…, punya Papah yaa sayaang….” Ningsih menjawab sambil merintih “Iyaa… sayaangg, semuanya punya Papaahh.” Kusodokkan penisku semakin dalam. “Maahh…. adddduuhh… . Papaahh… moooo keluaarr! cabut dulu ya Maahh…” Ningsih setuju dan segera telentang kembali. Aku segera menggumulinya dari atas badannya, kulumat pentil buah dadanya. Ningsih kenikmatan dan minta penisku segera dimasukan kembali ke vaginanya. Dia minta aku merasakan kenikmatan bersenggama dengannya, sampai nanti bertemu lagi di Bandung dengan segala cara. Kumasukan kembali penisku ke vaginanya yang semakin basah dengan cairan sperma kami yang sudah bercampur satu.

    “Bleeessszzz, crroockkk… chhooozkk… breesszz… crrrockkk… . bunyinya semakin gaduh. Ningsih semakin membabi buta menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya dan aku juga demikian. Kutekan dan kucabut penisku yang panas dan keras ke lubang vaginanya. Ingin rasanya kutumpahkan semua sperma dan spermaku ke lubang vagina dan rahim Ningsih supaya anakku semakin sehat dengan tambahan vitamin dan mineral dari sperma bapaknya. Supaya kegantengan dan kepintarannya juga turun ke anakku yang ada di dalam rahim Ningsih. Tiba-tiba kami merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, kami meregang dan melenguh bersama-sama merasakan sorga dunia yang tiada taranya, meregang, meremas dan memeluk erat-erat dua badan anak manusia yang saling mencinta dan seakan tak mampu terpisahkan. Ningsih mengejang badannya dan menggigit bibir dan lidahku, pinggulnya terangkat sambil berteriak. “Papaahh…. oooghh… Mamaah… ooghh, keluaar… sayaangg”, sambil mencubit dan mencakar punggungku.
    Mendengar lenguhan dan teriakan ejakulasi Ningsih, aku pun mulai tak tahan menahan desakan air maniku di kepala penisku dan sambil menekan dalam-dalam penisku di vaginanya aku berteriak sambil mengejang, kugigit lidahnya, “Maahh… oooggghh… Papaahh… jugaa….. keeelluuuaarrr. … oooghh…. sayaanggg… . nikmaattt.” Kami tertidur sejenak sambil berpelukan dengan mesra dan tersenyum puas, waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat lima menit, berarti kami bermain selama hampir dua jam lamanya. Oh, betapa nikmat dan puasnya. Aku memeluk dan menciumi Ningsih erat-erat seolah tak ingin berpisah dengan kekasihku dan isteriku tercinta, karena besok dia sudah akan pindah ke Bandung. Ningsih berjanji untuk membeNingsihhukan nomor telepon rumahnya di Bandung dan aku diminta untuk datang paling tidak seminggu sekali.

    Sudah satu bulan berlalu, sejak pertemuanku terakhir dengan Ningsih di Jakarta. Aku terkadang sangat rindu dengannya, tapi kutahan perasaanku dengan menyibukkan diriku pada pekerjaan yang semakin menumpuk sejak aku mempimpin cabang Slipi. Maklum, para pengusaha nasabah bank dimana aku bekerja semakin banyak saja, hal ini karena keberhasilan marketing-ku. Aku sengaja bekerja all-out siang malam, dengan menjamu langgananku sambil makan malam dan karaoke. Aku ingin melupakan Ningsihku yang sekarang sudah jadi isteri orang, tapi bayang-bayang kemesraan selama beberapa tahun dengannya seperti suami isteri tak mudah rupanya untuk dilupakan begitu saja. Sekretarisku yang baru memang cantik, lebih muda dan menarik, tapi anehnya aku sama sekali tak tertarik dengannya, barangkali memang aku bukan tipe lelaki “play-boy” yang gampang gonta-ganti pasangan. Cintaku sudah direbut oleh Ningsih tanpa peduli bahwa dia sudah menjadi isteri orang. Tapi aku tak menyesali pertemuan dengan Ningsih, aku tetap mencintainya dengan sepenuh hati.

    Oh, rupanya aku melamun terlalu lama, sehingga aku merasa malu ketika sekretarisku Reni masuk membawa setumpuk dokumen.

    “Pak, kok melamun?” sapanya ramah, sambil tersenyum manja.
    “Ah, oohh… eng.. nggak.. kok”, kataku tergagap.

    “Pak, dokumen-dokumen ini perlu segera ditanda-tangani Bapak, sebab nanti siang Pak Yusuf Pramono akan mengambilnya” , kata Reni lagi.

    “Okay, tinggalkan saja dulu, nanti saya panggil lagi kamu setelah kutandatangani” , kataku datar. Reni menaruh beberapa map “feasability study” untuk beberapa proyek pabrik konveksi yang mengambil kredit dari bank dimana aku bekerja. Dia keluar ruanganku dengan lirikan matanya yang semakin manja. Ah, boleh juga tuh cewek pikirku, bodinya cukup montok, hitam manis dengan buah dada yang terlihat menonjol besar keluar dari blousenya. Tapi setiap aku kepingin iseng-iseng menggoda Reni bayangan wajah Ningsih selalu berkelebat di depan mataku, seakan mengingatkan janji dan kesetiaanku. Ah, kamu mau menang sendiri Ning! gumamku dalam hati, sedangkan kamu nikmat-enakan dengan suamimu. Aku selalu membayangkan Ningsih telanjang bulat setiap malam dengan suaminya dan bermain cinta di ranjang berdua, tanpa takut ketahuan orang, tanpa takut diganggu orang karena memang suami-isteri sah dan lupa pada diriku. Kemudian pada akhir klimaks-nya Ningsih melenguh dan meregang sambil memuji sayang suaminya, sama seperti dilakukannya padaku. “Uuh! kamu memang nggak setia Ningsih! kamu tega meninggalkan aku sendirian di Jakarta , sedangkan kamu nikmat-enakan tiap malam ngentot dengan suamimu. Kamu bilang nggak cinta, tapi lama lama kamu suka juga dimasukin penisnya! Brengsek kamu Ningsih!!! dan bodohnya aku tetap saja setia menunggu barang bekasan lelaki lain.”

    Sekretarisku masuk lagi ke ruang kerjaku, ada apa pikirku, belum dipanggil kok masuk lagi. Jangan-jangan dia memang sudah kegatelan mau kucumbu. Aku sudah mempunyai pikiran buruk untuk menggodanya untuk mengobati kekesalanku pada Ningsih dan aku hampir yakin bahwa dia pun pasti menginginkan aku berbuat sesuatu yang mengasyikan padanya.

    “Ada apa lagi?” kataku pura-pura tetap berwibawa seperti biasanya.
    “Anu, Pak.. ada telepon dari Ibu Ningsih, Bandung!” katanya mengandung curiga. “Hah, Ningsih! Ada apa lagi dia, mau ceNingsih asyik-masyuk pengantin barunya dengan si Yudi itu?” pikirku dalam hati. “Cepat, sambungin ke sini!” jawabku cepat dan spontan. Heran, setiap kudengar nama dia, apalagi akan mendengar suaranya setelah hampir sebulan tidak ketemu, kebencian dan cemburuku pada suaminya seperti mendadak hilang tak berbekas. Sekretarisku bergegas keluar kembali untuk menyambungkan saluran telepon dari Ningsih, terlihat raut mukanya agak ditekuk. Aku yakin dia nggak begitu suka jika Ningsih telepon, mungkin juga cemburu, karena dia tahu aku punya hubungan khusus dengan bekas sekretarisku itu.

    “Hallo, Papah, ini Mamah, apa khabar sayang?” suara Ningsih di seberang sana terdengan merdu di kupingku.
    “Baik saja kok, kamu gimana?” kataku datar.
    “Pah, Mamah sangat rindu deh, kapan Papah mau ke Bandung?” jawabnya lagi.
    Tiba-tiba timbul pikiranku untuk menggodanya, sekaligus menumpahkan kekesalan dan kecemburuanku.
    “Ah, masa sih kamu kangen saya, kan tiap malam ada teman sekasur, nikmat lagi, nggak takut ketahuan orang, tiap jam, tiap saat mau mainkan tinggal buka celananya, penisnya gede lagi, pasti kamu melenguh keenakan!” jawabku nyerocos seenaknya dan rasanya plong hatiku setelah mengatakannya.
    “Papah, kok gitu sih? Papah jahat deh, Mamah nggak nyangka Papah bicara begitu, padahal setiap detik, setiap hari Mamah rindu padamu!” ungkapnya dengan nada agak tinggi. Aku terdiam, nggak tahu mau ngomong apa lagi.
    “Pah, kamu masih mau denger Mamah nggak?” Ningsih berkata lagi.
    “Pah, Mamah interlokal nih, jadi mesti menghemat, Mamah kan isteri pegawai kecil, mesti ngiNing, masih mau dengar nggak?”
    “Iya, iya, aku masih dengar kok, terus saja ngomong, aku dengerin”, kataku sekenanya.
    “Papah kok gitu sih, Papah kelihatannya nggak rindu sama Mamah? ya sudah, Mamah tutup teleponnya ya!” serunya mulai emosi. Aku masih saja mau menggodanya, rasanya kesal dan cemburuku belum hilang betul.
    “silakan, memangnya siapa yang telepon duluan?” lanjutku lagi.
    “Oh, gitu ya, kamu memang egois, kamu nggak mau ngerti, mau menang sendiri, kamu selalu mengungkit perkawinanku, padahal semuanya terjadi bukan karena mauku. Kenapa dulu Papah nggak beReni mengawini Mamah? Jawabnya karena Papah sudah punya anak, isteri dan kedudukan tinggi. Apakah itu bukan egois namanya? Tapi Mamah tetap menyintaimu dengan sepenuh hati, apa Papah pikir Mamah juga nggak cemburu, bertahun-tahun mencintai laki-laki yang sudah jadi suami orang? Apa Mamah harus jadi perawan tua dan hanya selingan kamu?”
    Terdengar suaranya mulai keras dan terbata-bata, mungkin menahan tangis.
    “Ya sudah, Mamah nggak bakalan telepon Papah lagi, biarlah Mamah menanggung rindu dan mencintai Papah sampai mati, Mamah nggak akan ganggu Papah lagi kalau memang sudah tidak dibutuhkan! Tapi kamu mesti ingat Pah, bahwa bayi di kandungan Mamah adalah anakmu, bayi ini adalah darah dagingmu, kamulah yang membentuk dan menjadikan janin anakmu ini, si Yudi bukan bapaknya yang sesungguhnya, dia nggak tahu bahwa aku sudah mengandung benih anakmu ketika kawin.”

    Ningsih terdengar menutupi kesedihannya dengan omelan panjang yang memerahkan kupingku. Ah, dasar perempuan, kalau sudah merajuk dan mengamuk, hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya, cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan, apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Ningsih sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo. Aku takut Ningsih segera menutup teleponnya, makanya segera kularang dia.

    “Mah, tunggu! jangan tutup dulu teleponnya, oke…oke… , maafkan Papah, Papah juga rindu, Papah sayang, Papah selalu mencintaimu, kamu dengar itu sayang?” aku menyerocos tak terkendali, menumpahkan perasaanku yang sesungguhnya.
    “Ya sudah, tak apa, Mamah selalu memaafkan kamu, sekarang catat nomor telepon Mamah dan Mamah tunggu kamu di Bandung segera kalau Papah masih sayang Mamah, mumpung si Yudi lagi tugas seminggu ke Malang!” perintah Ningsih. Kucatat nomor teleponnya dan aku berjanji untuk segera datang ke Bandung menemuinya, kasihan Ningsihku kesepian dan sangat merindukanku. Aku janji untuk datang hari Jumat sore dengan kereta Parahyangan dan menginap di Hotel Kumala Panghegar. Aku sengaja tidak bawa mobil dan sopirku sebab bisa berabe nanti kalau sopirku tahu aku masih berhubungan dengan Ningsih.

    Pada Jum’at sore aku sudah tiba di stasiun kereta api Bandung dan temanku kepala cabang di Bandung telah siap menjemputku di stasiun. “Gila lu Zen, kau rupanya masih juga berhubungan sama Ningsihmu itu!” katanya sambil menepuk bahuku, setelah kami bertemu di stasiun. Aku hanya tersenyum saja. Togar Sihombing temanku itu memang satu-satunya sejawatku yang mengetahui hubungan intimku dengan Ningsih, sejak Ningsih masih menjadi sekretarisku. “Hati-hati kamu Zen, di sini kamu lagi bertamu, nanti ditangkep satpam suaminya tau rasa kau!” katanya meledek. Karena rahasiaku dan Ningsih memang sudah di tangannya, aku tak sungkan-sungkan meminta supaya Togar bisa jemput Ningsihku dari rumahnya di daerah Pasir Kaliki dan dibawa ke kamar hotelku. Aku suruh dia mengatur segalanya, termasuk keamanan hotel Kumala Penghegar, agar aku bisa tenang dan santai dengan Ningsihku semalam suntuk, bahkan kalau bisa sampai minggu pagi.

    Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel, pintu diketuk dari luar dan waktu kubuka pintu kamarku, ternyata Ningsihku sudah berdiri sendirian. Dia tersenyum manis dengan lipstik merah tua tipis, kontras dengan mukanya yang putih mulus. Badannya semakin bersih dan montok, mungkin pengaruh kandungannya yang jalan dua bulan, sehingga buah dadanya terlihat semakin membesar dan pinggulnya semakin bulat berisi. Terlihat perutnya sedikit membesar dan itu semakin membangkitkan gairahku. Kata orang, wanita yang sedang hamil dua atau tiga bulan itu sedang cantik-cantiknya dan akan sangat menggemaskan laki-laki yang melihatnya, apalagi dalam keadaan polos. Kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku. Setelah mengunci kamar dengan double-locked, kupeluk dan kucium dia dengan penuh kerinduan, Ningsih membalas hangat. Kuminta air liurnya seperti biasa ketika kami berciuman dan kutelan dalam-dalam ludahnya yang tetap wangi itu. Baru aku sadar untuk menanyakan kawanku Togar, setelah Ningsih melepaskan ciumanku yang menggebu-gebu sehingga terengah-engah kehabisan napas.

    “Kemana si batak itu?” tanyaku.
    “Dia pulang dulu katanya, setelah mengantar Mamah sampai ke pintu kamarmu”, jawab Ningsih. Tahu betul tuh batak satu.

    “Kok, Papah kelihatan kurusan? katanya lagi sambil memandangiku dari ujung kaki ke ujung rambut.
    “Masa? barangkali kurus mikirin kamu. Apa khabar sayang? senang ya hidup di Bandung?” dia merebahkan badannya di pelukanku, sehingga aku terdorong rebah ke ranjang karena Ningsih semakin berat badannya.
    “Apa kabarnya suamimu? Kok punya isteri cantik ditinggal-tinggal terus”, godaku muncul lagi.
    “Ah, sudahlah, nggak usah nanya dia, namanya juga pegawai rendahan, harus mau ditugaskan ke mana saja.” Jawab Ningsih.
    “Pah, Mamah kangen dan rindu banget deh”, katanya lagi sambil berbalik menindih tubuhku. Oh, Ningsihku semakin bahenol saja badannya, dan buah dadanya yang semakin montok menekan dadaku.
    “Hati-hati dengan perutmu sayang, nanti anak kita kejepit.” Ningsih tak peduli, dia terus merangsek dan menciumi seluruh mukaku dan kupingku sehingga seluruh tubuhku merinding dibuatnya.
    “Oooohh… Papah, Mamah gemes dan rindu deh!” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya yang harum ke bibirku, tentu saja kusambut hangat dan segera menghisap lidahnya dalam-dalam sambil kugigit sayang. Ningsih melotot manja, “aachh… sakiiitt dong Paahh!” Kukulum lagi lidahnya dan kusedot sambil memejamkan mataku, Ningsih mulai melenguh bahagia sambil sekali lagi menumpahkan liurnya untuk kuhisap dan kutelan dalam. Kubalikkan badannya pelan-pelan karena Ningsih sedang berisi, dan segera saja kubuka pakaiannya. Ningsih diam saja dengan mata terpejam. Kulempar satu persatu roknya, blousnya, blazernya, dan terakhir celana dalamnya. Oh, Ningsihku semakin montok dan menggairahkan. Pahanya, betisnya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus, pinggulnya semakin montok berisi dan vaginanya dengan bulu-bulu hitam tipis kemerahan semakin menggairahkan. Kujilati badannya mulai dari ujung kaki, naik ke betis, paha dan bermuara di selangkangan dan vaginanya. Ningsih mulai menggeliat-geliat kegelian.
    “Paahh, ooogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oooogghh.” lenguhan Ningsihku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu. “Papah buka pakaiannya dong!” kata Ningsih mulai nggak sabar. Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas, penisku langsung mencuat keluar dengan tegang. Ningsih tersenyum manja dan langsung menyergap penisku dengan kuluman mautnya.

    “Paahh… Mamah rindu penis iniiii, eeeemmggghh enaakkk Paahh, kok sudah assiinn?” Mulutnya menyedot-nyedot penisku sambil mundur maju, aku merasakan kenikmatan luar biasa. Ningsih mengigit-gigit batang penisku yang mulai menegang seperti kayu.

    “Maahh, ooogghh teruusss oooggghh, tapi jangaann oooghh, keras-keras gigitnya!” aku mulai merem-melek keasyikan. Ningsih semakin kencang menghisap-hisap penisku sambil memejamkan matanya, sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang penisku masuk semua di mulutnya.

    “Paah, sudah keluar lendirnya, asiiiin!” sambil menelan cairan penisku, dan hisapannya semakin menjadi-jadi di kepala penisku sambil menghisap-hisap lendir penisku. “Eeeemmhh… enaak Paahh.” Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya, dan ketika tanganku berhasil meraihnya, kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal dan kupilin putingnya yang kemarahan seperti buah delima matang.

    “Maahh.. ooogghh… udaahh duluuu yaang, Papah nggak tahaannn… oooghh.” Aku menggelinjang kuat ketika hisapannya semakin asyik di kepala penisku. “Sekarang giliran Mamah yang tidur.” Ningsih telentang pasrah, kedua kakinya kurenggangkan, kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku. Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya. Ningsih selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih. “Aduuuhh, Papah jahaat!” Kumainkan klitorisnya dan lubang vaginanya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya sehingga terasa semakin nikmat ketika kuhisap cairan vaginanya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku. Asin, manis dan gurih. Kutelan dalam-dalam. Ningsih mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.

    “Paahh, eeemmggghh.. .. ooogghh, teruuusss… Paahh, lidahnya kayak kontoool.” Dia terus melenguh seperti biasanya, dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan. Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang vaginanya, kumainkan klitorisnya dengan lidah digetarkan, Ningsih menggelinjang hebat. Rongga-rongka vaginanya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.

    “Oooooghh… Papaahh… nikmaat… teruuusss Paahh! Ningsih menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi, sehingga lidahku seperti penis menancap dalam di vaginanya.
    “Aduuhh… Paahh… oooogghh… Paahh, Mamaahh… oogghh… enaakkk!” mulai deh Ningsih melenguh panjang. “Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet penisnya sayaang!” Ningsih semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku. Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Ningsih sedang berbadan dua. penisku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa. penis pun tahu bahwa kesukaannya ada di depannya, vagina Ningsih memang sudah tak asing lagi buat penisku sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu! Dan Ningsih memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan penisku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan, untuk pertama kali menikmati penis lelaki.

    Kugesekan penisku di pahanya, Ningsih kegelian, dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke vaginanya yang sudah menganga, basah, hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari mangsa. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit, oh hangatnya vagina Ningsih dan vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot, empot-ayamnya mulai main. Kutarik lagi penisku, sehingga pinggul Ningsih ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat penisku. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Ningsih menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga batang penisku setengah ditelan vaginanya. Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus “empot-ayamnya” .

    “Oooogggghh, Mamaahh… uughhgghh… nikmaattt aduhh.” Desahanku membuat Ningsih semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, hingga batang penisku semakin amblas ditelan vaginanya yang tetap saja sempit.
    “Paahh tekaannnn Paahh… Mamaahh… oogghh… nikmaattt sekalii.” Pinggul Ningsih dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul menggenjot penisku keluar masuk vagina Ningsih yang semakin naik ditopang bantal sehingga seluruh rongga vaginanya terlihat jelas. “Bleeesss… creekkkk…. bleeees… creeekkk, gesekan dahsyat penis dan vaginanya yang empot ayam semakin ramai saja. Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya. Dan “empot-ayam” -nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya, sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya “gedebong pisang”.
    “Paah…, aduuhh, Paahh.., kontoolnya ooghh, Mamaahh… nggaak tahaan… Paahh!” Ningsih seperti nggak ingat sedang hamil, badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku yang perkasa.
    “Paahh… ooghh…. eemmghh… oozzzhh… aauugghh… eeemmhh… teruuzshh… tusuuukk…. Paahhghh”, lenguhan itu yang sangat kudambakan. Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ningsihku, tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.

    Aku semakin gila menyodokkan penisku keluar masuk vagina Ningsih, kuangkat kaki kirinya ke atas dan kutenggelamkan seluruh batang penisku sampai terasa mentok di ujung lubang vaginanya.
    “Oooogghh… apaahh… uughhzz… Papaahh… nikmaatt… ooghh…. teruss… aduuuuhh… teruuss, Mamaahh… maooo… keluaarr!” Ningsih berteriak-teriak keras sekali sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang, keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei. “Paahh, kenapa dicabut?” Ningsih mendelik waktu penisku mendadak dicabut dari lubang vaginanya. Ningsih tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging, supaya kami bisa bermain dengan “doggy style”. Wow, pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja menambah nafsuku semakin menjadi, ketika Ningsih menungging. Kuhisap dan kujilat lendir vaginanya dari belakang, sekalian lubang pantatnya, Ningsih melenguh panjang. Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya. “Papaahh…. aduhh…. Mamaahh, nggak tahaan doongg… Cepat masukin penisnyaa!” teriak Ningsih sambil menunggingkan pantatnya, sehingga terlihat vaginanya yang merah jambu dan sedikit basah itu. Penisku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang vaginanya seperti mengarahkan meriam “Si Jagur” siap menembak tank-tank belanda. Dan… “Bleeeesszzhh. ..” penisku menyeruak ke dalam “gua kenikmatan dunia” Ningsihku. Ningsih kembali melenguh panjang. “Paahh… oooggghh…, teruuss kocookk sayaang!” Aku mulai menarik dan membenamkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan “doggy style” kesukaan kami berdua. “Oooggghh… Maahh, Papah enaakkk… ooooggghh… hhzzz… aahzzoogghh. .. duuh…. Maahh… aa… duuhh gilaa… yaangg, teruuss goyaang.. cakeeep!” Ningsih memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat sehingga bed kamar hotelku berdeNing-deNing bunyinya. Keringat kami jatuh bercucuran. Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.

    “Aduuuhh… Papaahh… ooggghh… enaakkk… Paahh, teruusss Paahh genjot… teruuuss… aahh… lebih kenceng, oooggghh… aahhzzzzhh.. . duhh”, badan Ningsih berguncang-guncang keras, goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila dan lubang vaginanya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang penisku. Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala penisku, siap disemprotkan kapan saja kalau mau, tapi aku mau agar Ningsihku dulu yang klimaks supaya dia puas. Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali, padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam, karena penisku terasa nikmat sekali rasanya katanya suatu hari sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya, dan Ningsih nggak geli menelan semua air maniku.

    “Paahh… Mamaahh… ooggghh… Paahh… aaduuhh… oggzz… giillaa…. aahh.. ooogghh… Mamaahh…. ooghh… Maauu keluaarrr!”
    “Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi”, perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme. Kucabut penisku, Ningsih kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar. Vagina dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu. Kutelan habis cairan vaginanya yang asin, wangi dan gurih itu. Dia menggelinjang sambil bergumam “Aduuuhh, ooogghh, Papah jahaat!” sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek. “Cepetan masukin lagi penisnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih!” Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan. Kuarahkan lagi batang penisku yang sudah merah legam seperti batu dibakar untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ningsihku tersayang. Dan… “Bleeezzzhh” dan Ningsih melenguh panjang sekali “Oooogghh Paahh.. kocookkkhh yangghhzz..” Kutarik cepat penisku sampai kepalanya nongol ke permukaan vaginanya dan seketika itu juga kubenamkan habis batang penisku ke lubang vaginanya sampai terasa mentok. Ningsih melenguh panjang. “Oooggghh Paahh aduuuhh gilaa nikmaat.” Kucabut lagi batang penisku tiba-tiba dan kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam vaginanya, dengan style agak miring, terkadang dari lubang sebelah kanan, terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya, membuat Ningsih terbuai kenikmatan luar biasa. “Ooooowww ooogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunnn duuhh ooghhz…. Paahhzz!” teriakannya melengking-lengking , seperti nggak peduli kalau ada yang dengar. Aku semakin bernafsu, keringatku bercucuran, penisku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya. “Maahh.. ooghhzz Maahh Nonooknya gilaa empot ayaamm!”
    “Goyaanggg teruusss oogghh yuuu bareeeng keluariiin Maahhggzz!

    Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang penisku dan mencabutnya setiap “setengah detik” sekali, dan goyangan pantat dan pinggul Ningsih semakin menjadi-jadi. Tempat tidur semakin ramai berdeNing-deNing, keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama, atau bersenggama sambil mandi, bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya. Ningsih semakin menggila, mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek. Kucium dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, jidatnya, ludahnya kusedot dalam-dalam. Ningsih menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjeNing kesakitan. Itu tandanya Ningsihku mau ejakulasi dan klimaks. Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ningsihku mencapai klimaksnya. Tiba-tiba… “Paahh oooggghh aduuuhh Maamah keluuaarr ooghh aduuhh gilaa ooowwwhzz aahh Papaahh.. uuughh uughh uuugghh”, dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali, sambil mencubit keras pahaku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa. Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ningsihku demi kepuasan kekasihku ini. Aku terus menggenjotkan penisku semakin gila dan rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di vaginanya yang kusayangi. Ningsih sudah kepayahan rupanya, katanya vaginanya terasa ngilu kalau dia keluar duluan dan aku masih semangat menggenjotkan penisku keluar masuk vaginanya.

    “Cepeeet dooong yaang aach Mamaah capeee”, katanya dan akhirnya… “Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarrr… ooooghh.. oooghh… oooghh.. Mamaahh… aduuuuhh eemmhhzz! Kami sama-sama meregang, mengejang, mendelik, menggelepar, seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah, ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta, tapi rasanya memang sulit berpisah. Kupeluk dan kucium Ningsihku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu. Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa. “Paahh, Mamah cinta… jangan tinggalin Mamah ya sayaang!” Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya. Kemudian Ningsih dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra dan bugil dan penisku masih sedikit menancap di vaginanya. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat, nafsuku mulai bangkit kembali dan penisku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.

    Kubangunkan Ningsihku, dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali walaupun belum gosok gigi. Tapi cinta mengalahkan segalanya, semuanya terasa indah dan harum wangi. Ningsih juga kemudian terangsang kembali dan kami bersenggama lagi habis-habisan sampai jam empat pagi sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai. Nggak apa, kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service. Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra, pintu kamar terus berstatus “DO NOT DISTURB” sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih, dan sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan bersetubuh tak bosan-bosannya sampai tujuh kali. Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Ningsih pulang, sambil mendropku di stasiun kereta api. Oh, setianya Batak satu ini, benar-benar kawan sejati dia. Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku. Dari mobil, Ningsih melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya. “Hati-hati kau bawa dia kawan, dia sedang mengandung anakku, cari jalan yang mulus!” perintahku pada Togar. “Siap boss, akan kulaksanakan perintahmu!” katanya tegas. Batak ini memang tegas dan kasar, tapi hatinya sangat lembut dan baik. Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar, sebelum Kijangnya yang membawa Ningsih hilang dari pandanganku.

    Aku berjanji pada Ningsih untuk sesering mungkin datang ke Bandung, tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak sebab cinta kami begitu indah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Tukar Istri Semalam Suntuk

    Tukar Istri Semalam Suntuk


    1709 views


    Perawanku – Daripada melihat pelakon lain yang beraksi lebih menghairahkan dan menghangatkan jika isteri sendiri yang berlakon.Inilah punca yang memulakan semua cerita yang diceritakan disini.Aku membayangkan dalam fikiran isteri main dengan lelaki lain dan dengan hanya membayangkan sahaja aku sudah dapat merasakan kepuasannya.Bagaimana jika benar terjadi,tentulah suatu yng paling istimewa dapat aku rasai dan kecapi.Tak dapat aku gambarkan dengan kata2.

    Semua telah dirancang dengan teliti.Bukan mudah hendak mendapat peluang dan kesempatan melihat isteri main dngan lelaki lain.Ini adalah pertama kalau kalau jadi aku akan dapat melihat dengan mata kepala sendiri isteri main dengan lelaki lain.

    Isteri aku pernah main dengan lelaki lain sebelum ini tapi aku tak dapat melihatnya sendiri.Pertama kali itu aku jugak yang rancangkan.Dari perkenalan dalam internet aku dapat pasangan yang sama2 sealiran.Kami berjanji di satu Hotel dan bila bertemu kami hanya book satu bilik saja.Entah macam mana,kami bersetuju masuk bilik secara bergilir2. MarkasJudi

    Nak buat macam mana,terpaksalah aku setuju sebab ini pertama kali dalam sejarah hidup.Jadi setelah dipersetujui aku pun masuk lah bilik dulu bersama pasangan baru aku tu.Tak banyak yang dapat aku ceritakan kerana aku tak berapa bersungguh untuk main dengan pasangan baru aku tu kerana aku lebih ghairah memikirkan isteri aku akan main dengan pasangan barunya nanti.Aku terpancut cepat ketika main dengan pasangan aku tu.Aku tak puas.Pasangan aku pun aku rasa tak puas jugak tentunya.Selepas kami selesai lalu kami pun turun ke lobi untuk berjumpa isteri aku dan suami pasangan aku tu.

    Mereka tersenyum bila melihat kami.”cepat” kata mereka.Apa yang dapat kami katakan.Aku terpaksa mengaku yang aku tak tahan sangat nak buat macam mana.Kini tibalah pulak giliran isteri aku mengikut lelaki itu kedalam bilik.Dia agak keberatan,maklumlah tak pernah buat kerja semacam tu sebelum ini.

    Terpaksalah aku pujuk kerana kata ku aku dah dapat isterinya,hendak tak hendak terpaksalah dia pula kena main dengan suaminya pula.Isteri dengan berat hati dan dalam keadaan terpaksa ikut lelaki itu naik kebilik.Setelah isteri aku hilang dari pandangan mata aku bila pintu lif tertutup,tak dapat aku nak luahkan dengan kata2 bagaimana perasaan aku ketika itu bila memikirkan yang isteri aku akan main dengan lelaki lain sekejap lagi.Takut,berdebar,ghairah dan entah apa2 perasaan lagi pun aku tak dapat nak ceritakan.Sesak nafas aku dibuatnya.Tak terkeluar sepatah kata pun aku waktu itu walaupun pasangan baru aku yang baru saja aku setubuhi ada bersama aku ketika itu.

    Apa yang aku fikirkan dan bayangkan ketika itu ialah isteri aku yang telah aku kahwini selama ini sedang berada dalam bilik bersama lelaki lain yang baru kami temui.Masa terasa amat lambat berlalu.Fikiran aku bercelaru.Gemuruh tubuh aku,gementar pun ada dan sebenar nya aku tak dapat nak gambarkan perasaan aku waktu itu.Bercelaru dan buntu.Ada rasa takut,ada rasa ghairah dan entah apa2 rasa lagi yang aku sendiri tak tahu.Mengelabah dan tak senang duduk aku dibuatnya.

    Setelah lama dan puas aku menunggu,pintu lif terbuka dan tersembul lah wajah mereka yang aku tunggu2 selama ini.Mereka berjalan beriringan dan masing2 nampak ceria dan tersenyum.Hati aku lega benar bila mereka dah selesai semuanya.Kami berbual sebentar dalam suasana yang amat mesra dan selepas itu kami pun berpisah.

    Dalam kereta menuju balik kerumah aku tak sabar2 bertanyakan isteri aku apa yang berlaku antara mereka.Isteri aku pun sama.jadi aku pun ceritalah apa yang berlaku antara aku dengan pasangan aku tu.Aku cerita dulu sebab aku tak sabar2 nak mendengar ceritanya pulak.

    Isteri aku berkata apabila sudah berada dalam bilik,dia duduk dihujung katil dan lelaki itu duduk sebelahnya.Mereka berbual sebentar dan faham lah lelaki itu bahawa ini adalah kali pertama bagi isteri aku main dengan lelaki lain setelah kami berkahwin.Isteri aku pada waktu itu masih rasa keberatan untuk buat hubungan sex dengan lelaki itu.Kalau boleh biarlah mereka berbual dan lelaki itu tak jadi sentuhnya apatah lagi main dengannya.Lelaki itu pandai memujuk. Judi Joker Slot

    Katanya dia akan buat isteri aku gembira malam itu dan dia tidak akan lakukan apa2 yang isteri aku tak suka.Sambil membisikan kata2 sayang ketelingga isteri ku dia pun mula mencium isteri aku.Kemudian mereka bercium mulut dan saling menghisap lidah.Mencium pipi,leher dan tangannya mula memainkan peranan.Isteri aku mengaku dia mula hanyut dan dah mula terasa sedap dan nikmatnya disentuhi dan dicumbui oleh lelaki lain.Maklum lah dengan aku suaminya ini dah bertahun kami main dah tak terasa kelainannya lagi.Dah tak ada apa yang istimewanya lagi. Isteri aku sudah di buai nimat akibat di perlakukan oleh teman baru nya itu.

    Kunjungi http://www.ceritaseks17.com klik disini

    Mata isteri aku terpejam kerana keasyikan yang tak terhingga bila teman nya mecium leher dan tangannya mengusap dan meramas2 payu dara nya(masih berpakaian lengkap).Temannya sedar isteri aku telah lemas dan rela diperlakukan apa saja,dia pun mula menanggalkan baju isteri aku.Tinggallah bra dan kain nya saja.Dia terus mencium dada isteri aku dan isteri aku tak tahan dan terpaksa baring.

    Temannya mengiringkan badan isteri aku dan dia membuka butang branya dan tersembul lah payu dara isteri aku.Isteri aku sendiri merasa teramat terangsang dan ghairah sekali bila temannya membuka baju dan branya.Maklumlah ini kali pertama dia bersama lelaki lain selain daripada aku.Isteri aku mengaku dia amat terangsang dan merasa ghairah sangat pada waktu itu.Dalam hatinya dia mahu lelaki itu teruskan aktivitinya meraba,mengusap,mecium dan mengomolinya.

    Temannya sudah berpengalaman dan tahu keadaan isteri aku waktu itu dengan melihat mata dan reaksi isteri aku.Dia tersenyum kerana isteri aku dah mengalah dan sekarang menyerah tubuhnya sepenuhnya kepadanya.

    Temannya tak melepaskan peluang terus menghisap dan sebelah tangan meramas2 payu dara yang sebelah lagi.Sebelah tangan lagi mengusap2 perut dan turun ketundun isteri aku.Mata isteri aku terpejam,nafasnya kencang,dadanya sesak menikmati kepuasan.Isteri aku mengaku dia terpancut dan pantatnya berair ketika lidah temannya menghisap puting teteknya dan tundunnya diraba dan diusap.

    Isteri aku dah hilang kewarasan,dia merenggek2 kecil,mengetap bibir dengan mata yang terpejam.Temannya bertindak membuka kainnya.Mencium paha dan sekitar pantatnya.Isteri aku lupa diri dan lupa segalanya.Kenikmatan menguasai diri.Temannya melurut turun pantiesnya yang lembap akibat air isteri aku yang dah banyak keluar.Nah sekarang isteri aku berbogel terbaring diatas katil bersama teman barunya.Isteri aku tak dapat menceritakan betapa nikmat dan dirinya benar2 hanyut bila teman nya mencium dan menjilat pantatnya.Air nya keluar lagi.Setelah puas temannya mencium dan menjilat indah isteri aku,dia pun membuka semua pakaiannya.

    Agak mengambil masa juga bila dia membuka pakaiannya sendiri tanpa pertolongan isteri aku.Dengan masa rehat sekejap itu isteri aku pun membuka mata kembali dan terlihat lah dia dengan mata nya sendiri dihadapannya berdiri seorang lelaki lain yang sedang berbogel.Terlihatlah dia kepada konek lelaki itu.Keras terpacak.Kata isteri aku koneknya kecil sedikit berbanding aku punya tetapi kerasnya lain macam.Ternampak benar2 keras.

    Temannya merangkak keisteri aku yang sedang berbaring.Isteri aku faham sekarang tiba pula giliran dia memainkan peranan.Isteri aku yang sudah hanyut dalam keghairahan itu mencapai konek teman nya dan terus menghisapnya dengan penuh romantis sekali.Aku sudah berpesan padanya supaya hisap konek lelaki dengan perlahan dan penuh romantis.Jangan nampak gelojoh.Isteri aku terus menghisap konek temannya sambil tangannya memainkan telurnya.Temannya mendengus dan mengerang kecil,air mazinya terkeluar dan isteri aku mengaku dia dapat merasakan nya dan dia terus hisap dan menelannya.

    Mungkin temannya tak tahan diperlakukan begitu oleh isteri aku,dia pun menarik cepat2 koneknya dari mulut isteri aku.Dia mencium dan menjilat pula indah isteri aku.Isteri aku berair lagi dan pantatnya memang kebasahan betul.

    Lelaki tadi sudah tak dapat tahan agaknya dia terus menindih isteri aku,memegang koneknya dan menusuk kelubang indah isteri aku.Isteri aku benar2 hanyut.Tenggelam dalam nikmat nafsu yang bergelora.Lupa dia pada segala2nya.Lupa dia yang sebelum ini dia keberatan untuk terjerumus dalam aktiviti sebegini.Diri dia sudah dikuasai nafsu sepenuhnya.

    Isteri aku tak dapat ceritakan sebenar nya apa yang berlaku bila temannya mula mula menusuk koneknya kepantat isteri aku kerana dia benar2 hanyut dalam keghairahan dan tak sedar apa yang berlaku.Setelah menyorong tarik ,masuk dan keluar indah isteri aku,teman nya dah tak tahan benar dan dia benar2 hendak terpancut dan dia berbisik ditelingga isteri aku.Katanya,”sayang,abang dah nak keluar ni,nak lepas kat mana?”Isteri aku yang sedang dalam kegahirahan yang amat sangat itu menjawab,”lepas kat dalam,bang”.(Isteri aku baru lepas period dan waktu itu adalah waktu selamat). Agen Judi Deposit Pulsa

    Temannya puas mendengar jawapan isteri aku dan menambahkan kelajuan tusukannya.Dua2 sudah lupa segalanya.Masing2 dalam rasa keghairahan yang teramat sangat.Nafsu telah menguasai mereka berdua.Mereka dipuncak kepuasan yang teramat sangat.Akhirnya lelaki itu membenamkan koneknya sedalam mungkin kedalam indah isteri aku dan melepaskan pancutannya.Isteri aku tersentak dan terangkat punggungnya menahan kesedapan yang tak terhingga.Teman nya rebah menindih isteri aku dan mereka berkucup kepuasan.

    Temannya kebilik air membasuh dan isteri aku terus memakai panties nya.Aku dah berpesan dari awal lagi,kalau dia sanggup main dengan lelaki lain dan sampai pada tahapnya bila lelaki itu hendak terpancut air maninya dan pada ketika itu jika isteri aku sanggup membiarkan lelaki itu terpancut didalam pantatnya,dia tidak boleh membasuhnya.Biarkan didalam dan terus pakai panties.

    Kerana aku ingin lihat buktinya.Nampak nya isteri aku ingat akan pesanan aku itu.Temannya keluar dari bilik air dan bertanya dengan hairan mengapa isteri aku tak pergi membasuh.Dia dengan selamba menjawab,”nak bawak balik buahtangan untuk suami”.Temannya tersenyum mendengar jawapan itu.Itu lah kisah pengalam pertama kami>Kali pertama aku main dengan isteri orang dan kali pertama juga isteri aku main dengan lelaki lain.Sayangnya aku tak dapat melihat aksi mereka.

    Aku dan isteri sanggup membuat aktiviti ini hanya semata2 kerana terpengaruh kepada adegan2 dalam vcd lucah yang pernah kami tonton.Aku ingat lagi pertama kali bila aku menyuarakan niat aku hendk melihat isteri aku main dengan lelaki lain.Tentulah dia membantah.Lama kelamaan aku berjaya memujuknya untuk mencuba.Itu lah ceritanya bagaimana kami boleh terjerumus dalam hubungan sex sebegini.

    Isteri aku akhirnya mengaku dia pun sedap dan puas bila main bersama teman nya itu.Aku pun mencadangkan pada nya untuk main lagi dengan syarat kali ini aku nak lihat sendiri.Dia setuju dan ini lah yang sebenarnya yang hendak aku ceritakan disini bagaimana kami boleh sampai hingga kesini.

    Balik kepada mukadimah diatas tadi,maka sampailah hari dan saat yang ditunggu2.Peluang melihat isteri main dengan lelaki lain.

    Aku kenal lelaki ini didalam internet juga.Setelah aku pasti dia boleh dipercayai dan merupakan calon yang sesuai aku pun berikan nombor talipon kami untuk dia hubungi dan berkenalan dulu dengan isteri ku.Mereka saling berhubung talipon selepas itu dan topik perbualan mereka sudah termasuk soal2 sex.Nampaknya merka(isteri ku dan temannya)mesra dan serasi.

    Aku pun merancangkan dengan teliti.Masa dan tempat yang sesuai harus ditentukan dulu.Setelah semuanya beres aku berpesan pada isteri aku bagaimana dan apa kah yang boleh dan tak boleh dilakukan semasa bersama nanti.Aku merancangkan supaya mereka berdua dapat bersama semalaman.Aku membeli baju tidor,bra dan panties baru untuk isteri aku bagi meraikan malam yang penuh istimewa ini.Baju tidor putih yang tentunya jarang dan amat seksi sekali dengan satu set bra dan panties warna hitam.

    Tibalah hari dan saatnya.Lelaki tadi sudah book satu bilik dan menunggu didalamnya.Seperti yang dijanjikan aku sampai dibilik nya jam 8.20 malam.Sampai dihadapan pintu bilik aku menekan loceng.Isteri aku sembunyi dibelakang.Dia merasa gementar dan amat berdebar untuk bertemu teman barunya.Maklumlah selama ini hanya berbual melalui talipon saja.Belum pernah tengok muka.Entah macam mana orangnya.Takut dan berdebar.

    Pintu dibuka dan nampak lah lelaki tadi.Isteri aku terkejut dan terkedu kerana tak seperti yang dibayangkannya.Walau apa pun kami berjalan masuk.Aku terus duduk dikerusi dan isteri di atas katil.Oh ya,kami saling bersalam dan memperkenalkan diri sewaktu dimuka pintu tadi.

    Kami berbual2 sebentar.Aku diatas kerusi dan mereka berdua diatas kati berdua.Seperti dirancangkan isteri aku membawa beg yang dibawanya

    kebilik air.Dalam beg itu lah ada pakaian tidornya yang baru dibeli itu.Isteri aku ingat rancangan awal kami dan terus memangil teman barunya kebilik air.Terdengar suaranya memanggil dari bilik air,”bang,mari kejap”.Aku pura2 tanya,”abang yang mana?”.Isteri menjawab,abang yang baru la”.Aku tersenyum dan teman nya berjalan kebilik air.Aku tak tahu apa yang sebenarnya berlaku.

    Tetapi rancangan awal aku ialah bila didalam bilik air aku mahu mereka bercium dulu sepuas2nya dan akhirnya meminta temannya membuka semua pakaiannya.Setakat itu saja dan kemudian temannya akan keluar semula dimana isteri aku menggenakan pakaian tidornya.

    Aku tak tahulah apa sebenarnya yang berlaku diantara mereka.Tetapi yang aku tahu aku kerasa amat terangsang dan ghairah sekali bila membayangkan apa yang mereka berdua sedang buat.Sekejap lepas itu lelaki itu pun keluar semula dan kami berbual2 lagi.Selepas itu keluarlah isteri aku dengan pakaian tidor nya yang teramat seksi pada pandangan aku.

    Baju tidor berwarna putih dan jelas terlihat didalamnya bra dan panties yang berwarna hitam.Nafsu aku teramat2 terangsang hingga tak tahu nak cerita bagaimana perasaan aku waktu bila melihat isteri aku dengan pakaian tidornya yang seksi dilihat oleh teman barunya dan aku memahami benar isteri aku ini akan disetubuhi sepuas2nya oleh teman barunya ini.

    Terkeluar kata2 dari mulut aku,”ni yang abang tak tahan ni.Rasa nak bawak balik rasanya.Jealous abang macam ni”.Isteri aku dengan selamba terus duduk betul2 disebelah temannya dan berkata,”ha…jangan mengarut.Dah janjikan nak bagi peluang pada kami,saya tak kira,malam ini saya adalah hak abang baru saya ini.Abang yang rancangkan semua ini.”Isteri aku berani cakap macam tu sebab mereka dah berhubung lama dengan talipon dan sudah berjanji akan main puas2 bila dapat bersama nanti.

    Sebenarnya dalam hati aku yang waras ,memang aku jealous,tapi kerana nafsu aku turutkan jugak rancangan asal kami.

    Kami terus berbual2.Sambil itu isteri aku sudah rasa keghairahan agaknya terus memegan tangan temannya dan megusap2nya.Aku dah tak sabar lagi nak lihat isteri aku main dengan temannya terus berkata,”abang nak kena balik ni,kalau boleh abang nak tengok la apa yang selama ini abang nak tengok”.Isteri aku faham dan ingat rancangan asal kami.Dia mulakan langkah dengan mencium pipi temannya.Temannya juga faham dan sememangnya dia kena lakukan juga aksi sek dengan isteri aku supaya lagi cepat selesai lagi cepat lah aku boleh balik dan dapat lah mereka berdua saja menikmati masa bersama hanya mereka berdua saja.

    Mereka sekarang bercium,berkucup mulut,saling bertukar dan menghisap lidah.Aku dapat saksikan sekarang didepan mata aku sendiri aksi sek isteri aku.Mereka berkucup begitu kusyuk sekali maklumlah dah pernah membuat phone sex sebelum ini agaknya.Temannya membaringkan isteri aku dan terus menggomolinya dengan penuh bernafsu sekali.

    Apa yang aku ingin sangat lihat dah berlaku didepan mata aku.Isteri aku seperti jatuh cinta dengan teman baru nya ini.Sungguh asyik dia melayani adengan2 sex dari temannya tanpa sedikit pun dia menoleh kepada ku.Adakah dia benar2 dalam keadaan bernafsu atau pun dia sudah jatuh hati pada teman barunya ini dan dah tak hiraukan aku lagi atau pun dia ingin membalas dendam kerana aku yang ingin sangat lihat dia main dengan lelaki lain dan sekarang masanya dia benar2 main tanpa pedulikan aku lagi.Aku masih diatas kerusi.

    Mereka masih bergomol dan bergumpal.Agak ganas juga aksi mereka.Habis satu kati mereka berpusing.Sekejap isteri diatas dan sekejap isteri dibawah pula.Adengan mereka setakat ini hanyalah berkucup,meraba ,menghisap dan meramas. Aku yang melihat terasa pedih konek kerana konek aku sudah tegang didalam seluar.

    Aku lihat temannya berbisik sesuatu ditelingga isteri aku dan isteri aku kelihatan tersenyum.Dia bangun dan duduk diatas katil itu.Teman nya menarik baju tidornya dari kaki dan terus melurutnya keatas kepala untuk menanggalkannya.Sekarang isteri aku sudah tidak berbaju lagi.Temannya terus membaringkan dan mereka sambung semula aksi mereka.Kali ini teman nya lebih bebas menerokai tubuh isteri aku kerana dia hanya tinggal bra dan panties saja.

    Inilah kali pertama dapat aku lihat lelaki lain mencium,mengusap,meramas,menghisap mulut,pipi,leher,dada,paha dan perut isteri aku.Sebenarnya temannya ini meratah hampir keseluruhan tubuh isteri aku.Aku rasa aku dah terpancut didalam seluar melihat aksi mereka.

    Isteri aku bangun dan membuka sendiri tali branya dan mencampakkannya ketepi katil.Temannya yang melihat terus turun katil,berdiri dan membuka habis pakaiannya tanpa bantuan isteri aku.Sekarang isteri aku tinggal panties saja lagi manakala temannya berbogel habis.Isteri aku dan aku sendiri terus fokuskan pandangan ke konek temannya.

    Tegang teramat tegang tetapi saiznya kecil daripada aku.Dalam hati aku terasa juga bangga kerana dah dua lelaki bersamanya tetapi dua2 konek kecil daripada aku.Temannya naik semula kekatil dan menghampiri isteri aku.Isteri aku memegang konek temannya dan terus memasukkan kemulut sambil temannya duduk berlutut.

    Sungguh menghairahkan permandangan ketika itu hingga tak dapat nak aku luahkan dengan kata2 melihatkan isteri aku dengan penuh romantis membelai,mengucup dan menghisap konek temannya.Aku sesungguhnya hilang pertimbangan dan tak dapat berfikir lagi kerana diri sudah dikuasai nafsu hanya dengan melihat aksi isteri aku dengan temannya.

    Sepanjang adengan mereka dari mula hinggalah saat itu,tidak sekali pun isteri aku menoleh kepada aku,hanya teman nya saja sesekali menoleh meminta kepastian.Dan setiap kali dia memandang aku akan membalas dengan senyum dan memberi isyarat yang bermakna “go ahead..carry on”.
    Isteri aku nampaknya bernafsu sekali menghisap konek temannya.Nampak penuh bernafsu dan kelihatan seperti gelojoh dan rakus.Sudah lupa dia pada pesan aku supaya hisap dengan penuh romantis.Tahulah aku yang isteri aku sudah benar2 hanyut tenggelam dalam keghairahan nafsu sexnya.

    Temannya mengambil giliran memainkan peranan dan membaringkan isteri aku.payu dara isteri aku ditujuinya .Diusap,diramas,dicium dan dihisapnya.Sesekali mereka berkucup mulut dan kelihatan pada aku sesekali ada juga temannya membisikan sesuatu ketelingga isteri aku.

    Mereka benar2 hanyut dan lupa diri.Tenggelam dalam nafsu yang bergelora.Temannya menarik panties isteri dan melurutnya turun kekaki perlahan2 dan sambil itu mulutnya ikut turun mencium perut,pusat dan terus ketundun indah isteri aku.Panties isteri aku sudah ditanggalkannya,dipegangnya dan diciumnya panties itu sebelum mencampakkannya ketepi.Isteri aku tersenyum padanya.

    Temannya melihat dan memfokuskan pemandangannya kepantat isteri aku.Ditenungnya lama juga,mungkin menikmati keindahannya kerana sekarang dia sudah benar2 dapat merasainya setelah sekian lama hanya berhubung dengan talipon sahaja.

    Dia ternampak tak sabar dan terus mencium tundun indah isteri aku.Dibawa lidahnya turun kealur indah isteri aku.Mata isteri aku dah terpejam dan kepala nya kelihatan berpaling sekejap kekiri dan sekejap kekanan.Dengan keadaan isteri aku yang terbaring terlentang itu,temannya bebaslah menerokai segenap inci tubuh isteri aku.Habis satu tubuh isteri aku dicumbuinya dan diciumnya.


    Tibalah masa dan saat yang ditunggu2.Temannya menindih tubuh isteri aku.Kedudukan mereka tidak bersesuaian dengan kerusi yang aku duduk waktu itu.jadi aku tak boleh nampak konek temannya mengesel2 indah isteri aku.Jadi aku pun bangun dan berjalan ketepi katil berdiri betul2 dibahagian kaki mereka.Dengan itu dapatlah aku lihat nanti konek temannya memasuki indah isteri aku.Mereka suda tak pedulikan aku lagi.Mereka mungkin tak sedar pun aku berdiri dihujung kaki mereka kerana mereka berdua sememangnya benar2 hanyut dan tenggelam dalam nafsu yang menggila.

    Temannya memegang koneknya dan menggesel2kan kelubang indah isteri aku.Aku dekatkan kepala aku sehampir mungkin kelubang indah isteri aku dan konek temannya itu.Baru lah aku nampak yang indah isteri aku benar2 teramat basah dan kembang sekali.Aku rasa nak terpancut dalam seluar waktu itu.Puas menggesel2kan dan bermain2 disitu dia terus meletakan koneknya betul2 didepan pintu lobang indah isteri aku.Setelah itu dimasukkan nya perlahan.

    Nampak mudah sekali kerana indah isteri aku terlalu berair dan terlalu kembang kerana keghairahannya yang amat sangat.Isteri aku sendiri aku tahu lah pada waktu itu pantatnya berair dan kembang sekali.Mudah lah bagi temannya masuk.Ditujahnya indah isteri aku dengan laju sekali.Isteri aku menggerang tanpa segan silu lagi.Terpancul dari mulutnya,”sedap bang…laju lagi bang.”Temannya memang hebat.Koneknya keras sekali dan dia boleh bertahan lama(makan ubat aku agak).

    Puas diatas,mereka bertukar posisi dengan isteri aku pulak diatas.Waktu ini isteri aku dan temannya dah tak kisah lagi aku berada dimana.Mereka hanya asyik dengan aksi mereka saja.Puas isteri aku diatas,mereka buat 69 pulak.Masing2 mencuci senjata pasangan masing2.Puas mencuci dan melayani pasangan masing2 mereka buat doggie pulak.Lama mereka bermain.Memang lama betul.Handal betul teman isteri aku ni.Entah berapa kali isteri aku terpancut pun tak tahu.Yang aku tahu setiap kali temannya menujah pantatnya mesti kedengaran bunyi yang biasa kita dengar bila indah yang basah benar ditujahi oleh konek lelaki.

    Agaknya kerana lama dan dah tak tahu lagi apa aksi yang hendak dibuat,temannya menoleh kepada aku dan bertanya,”tak nak join ke?”.

    Aku pun apa lagi,terus membuka semua pakaian aku dengan gelojoh sekali dan terus naik kekatil bersama mereka.Isteri aku nampaknya tak berapa gembira bila melihat aku nak join mereka.Agaknya aku ni kacau daun agaknya.

    Kami sama2 menggomoli isteri aku hingga tercunggap dia kami buat.kami bekerjasama membuat apa saja untuk memenuhi kepuasan isteri aku.Aku dah tak tahan sangat terus mengambil posisi dan memasukan konek aku ke lobang indah isteri aku yang dah longgar kerana terlalu kembang.Tak lama,sekejap saja aku dah terpancut atas perut isteri aku.Bila dah terpancut aktiviti terhenti dengan sendirinya kerana isteri aku terpaksa kebilik air untuk memcuci.Nampak benar dia tak berapa suka jadi begitu.Temannya masih hebat.Koneknya masih tegang.

    selesai isteri aku membasuh,aku pula kebilik air untuk mencuci.Setelah siap aku kenakan pakaian dan duduk diatas kerusi semula.Isteri dan temannya masih diatas diatas katil berbogel.

    Aku terasa seperti merosakan kegembiraan mereka lalu meminta diri untuk pulang.

    Sebelum pulang aku mencium dulu isteri dan berpesan padanya yang aku akan datang ambilnya semula jam 7.30 pagi esok.Isteri aku mungkin sedar sepenuhnya dan kembali waras terus mencium aku balik dan berkata,”terima kasih abang kerana membenarkan saya bermalam bersama abang baru ni”.Saya senyum dan berpesan pada temannya,”tolong jaga isteri saya dengan baik,she’s yours tonight,please take good care of her and enjoy your night”.Dengan itu aku pun berjalan keluar bilik dan selepas pintu ditutup kedengaran ia dikunci.Entah apa yang akan berlaku seterusnya…

    bersambung lagi….bila aku sampai keesokan paginya dan cerita dari mulut isteri aku bagaimana mereka menghabiskan masa semalaman bersama.

    Malam yang menyeksakan berlalu juga akhirnya.Aku bergegas semula ke Hotel penginapan mereka.Tepat jm 7.30 pagi aku membunyikan loceng pintu.Teman lelaki nya berpakaian biasa membuka pintu dan tersenyum menyambut aku.Aku berjalan kedalam dan ternampak isteri sedang menyandar dihujung katil dengan hanya berkemban tuala.Ternampak juga pada aku dia memakai panties hitam bila dia mengubah kakinya.

    Aku bertanya pada teman lelakinya bagaimana semalam yang mereka berdua lalui.Dia hanya tersenyum puas dan mengatakan “very great”.Isteri pula menyampuk,”best bang.Puas hati”.Aku kekatil dn mendapatkn isteri aku dan memeluknya,cium sepuas2nya.Aku peluk kemas2 dan ku cium dia lagi.Nafsu aku tiba2 terangsang kerana aku telah memendam perasaan bergelora semalaman mengenangkan mereka berdua yang aku tinggalkan betul2 menikmati kebebasan melakukan apa saja demi memuaskan nafsu pasangan masing2.

    Aku buka tuala yang membaluti tubuh isteri aku.Temannya duduk di kerusi berdekatan melihat aksi aku pula.Aku cium seluruh tubuh isteri aku Dia juga telah lemas mungkin krana masih terasa keghairahan bersama temannya semalaman dan temannya itu sekarang sedang menyaksikan permainannya pula.

    Aku cium dan kuhisap dan jilat indah isteri aku.Basah dan kembang sekali.Aku menoleh pada temannya dan mempelawa dia join sekali.Tapi pendek saja dia membalas,”go ahead,I dah cukup puas semalam,dah tak larat lagi”.

    Dengan itu aku terus menindih tubuh isteri aku dan aku pun mula mendayung.Menojah keluar masuk lubang indah isteri aku yang telah puas di gunakan oleh teman baru nya yang sesekarang sedang memerhati kami pula.Aku lakukan berbagai aksi dan akhirnya kami pun sampai.Aku terpancut kepuasan diatas dada isteri aku.Isteri bangun kebilik air dan aku hanya mengesatkan saja dengan tuala yang dipakai oleh isteri tadi.Isteri keluar dari bilik air sambil berbogel dan aku tolong lapkan seluruh tubuhnya.

    Aku dapatkan branya dan aku tolong pakaikan.Aku juga tolong pakaikan pantiesnya.Sememangnya biasa bagi aku memakaikan isteri aku pakaian dalamnya.Aku juga dapatkan baju dan kainnya dan aku tolong pakaikan juga.Setelah siap isteri aku hanya sikatkan rambut dan kenakan make-up rengkas saja.

    Aku beritahu temannya kami terpaksa berpisah sekarang.Isteri aku dapatkan temannya dan mereka terus berpeluk dengan penuh emosi sekali.Ternampak seakan isteri aku enggan melepaskannya.Aku nampak kelopak mata isteri bergenang dengan air mata.Mereka berkucupan sepuas2nya seakan tak mahu berpisah.Aku katakan pada isteri sudah sampai masa berpisah.Jika ada kesempatan kita akan berjumpa lagi.Aku pimpin tangan isteri dan membawanya keluar.Sambil berjalan keluar dari pintu dia menoleh memandang temannya dengan pandangan yang sayu sekali.Temannya melambai tangan dan mengukir senyum tawar.

    Dalam kereta menuju pulang aku tak bertanya apa2 pada isteri kerana aku lihat dia termenung sayu memandang keluar cermin kereta.Aku tahu dia masih teringatkan temannya itu.Aku terpaksa sabar untuk mendengar ceritanya apa yang telah mereka lakukan sepanjang malam itu.Sepanjang perjalanan pulang isteri aku tertidur.Letih agaknya dia kerna teruk dikerjakan oleh temannya itu atau dia letih kerana menggerjakan temannya itu.Kasihan pula aku melihat dia….timbul perasaan sayang pada isteri aku yang amat mendalam.Sayang sesungguh hati.Aku benar2 sayang dan mencintainya.Dia telah membuat aku merasa begitu bahagia dan puas sekali.Aku sedar dan aku akui yang aku benar2 menyayangi dan mencintai isteri aku itu dengan sepenuh jiwa raga aku.

    Malam itu dia menceritakan kepada aku semua kejadian antara mereka berdua.Selepas aku meninggalkan mereka didalam bilik mereka menyambung hubungan sex mereka.Temannya betul2 handal.Dia benar2 melakukan apa2 saja demi memuaskan isteri aku.Dia tetap gagah dan berjaya menahan dirinya dari terkeluar lagi.Dekat jam 12.00 tgh. malam mereka keluar untuk makan.Temannya memimpin tangan isteri aku seperti sepasang kekasih.Selesai menikmati makan dikedai mereka tak buan masa dan balik kebilik.

    Masuk kebilik mereka menyambung aktivi sex mereka sehingga lah isteri aku dah tak tahan dan minta temannya keluarkan air maninya.Temannya betul2 bertanya pada isteri aku samada betul dia dah puas dan ingin berhenti.Isteri aku menjawab ya dan serentak itu temannya melakukan aksi akhir dan memancutkan maninya keatas tubuh isteri aku.Jam mungkin sekitar 2.00 pagi waktu itu.Mereka tidor berpelukan dan nyenyak benar.

    Isteri aku terbangun sebelum jam 5.00 pagi tapi kelihatan temannya masih nyenyak terlena.Isteri bertindak nakal.Dia bermain dengan konek temannya.Dibelai.diusap dan dihisapnya konek temannya itu.Konek itu tegang.Entah temannya sedar atau tidak isteri aku benar2 tak tahu.Isteri aku berdiri dan mengangkangkan kakinya diatas tubuh temannya.Dia dudukkan diri betul2 diatas konek yang tegang itu.isteri memasukkan sendiri konek temannya kedalam pantatnya dan dia bermain2 sendiri mengangkat indah keatas dan menurunkannya semula.

    Mengeluar dan memasukkan konek temannya kedalam pantatnya.Dilakukan nya dengan lembut dan perlahan dengan penuh romantis.Isteri aku benar2 menikmati setiap saat dan setiap saat konek temannya masuk dan keluar dari lobang pantatnya.Sungguh nikmat dan ghairah sekali akui isteri aku.

    Setelah lama juga temannya terjaga dan terus dibalikkan tubuh isteri aku melentang.Mungkin kerana terlalu terangsang dan ghairah diperlakukan begitu oleh isteri aku,dia terus memasukan koneknya semula kedalam indah isteri aku dan mula memainkan perana mendayung keluar dan masuk indah isteri aku.Habis semua aksi dan posisi mereka lakukan dan akhir nya isteri aku juga yang meminta temannya keluarkan maninya kerana dia benar2 sudah tak tahan lagi.Dia sudah puas benar dan letih sekali.

    Temannya akur dnga permintaan isteri dan dia pun berusaha keras membuat berbagai aksi bagi mengeluarkan maninya.Akhirnya tamatlah permainan.temannya mengeluarkan maninya kali kedua sepanjang mereka bersama dari semalam.Mereka berdua benar2 puas.Puas sepuas-puasnya hingga tiada kata yang dapat gambarkan kepuasan yang telah mereka berdua nikmati dan rasai.Hari hampir cerah ketika mereka selesai bermain tadi.Mereka bergilir mandi dan selepas itu menunggu kedatangan aku untuk mengambil kembali isteri aku seperti yang dijanjikan.
    Isteri aku memberitahu bahawa temannya betul2 telah membuatnya puas dan dia merasa bahagia dan seronok sekali.Isteri aku memeluk aku dan mengucapkan terima kasih dan meluahkan sayang nya yang tak terhingga kepada aku kerana memberi kesempatan pada nya bermalam dengan teman lelakinya yang aku sendiri carikan untuknya.

    Aku pun dah tak ingat.Agak2nya beberapa bulan selepas peristiwa bermalam bersama temannya itu,temannya datang bertandang kerumah.Isteri amat gembira dan berkobar2 sekali menyambut temannya itu.Biasalah masing2 dah pernah main jadi selepas berbual sebentar saja isteri aku meminta izin aku untuk main dengan temannya itu.Aku setuju saja.Dihadapan aku waktu itu juga isteri aku terus membaringkan temannya diatas lantai rumah dan membuka zip seluar temannya.

    Terkeluarlah konek temannya yang keras menegang.Terus isteri aku menghisapnya dengan penuh romantis sekali.Seluar dan underwear temannya tidak ditanggalkan terus.Hanya dilurutkan turut sikit sahaja.tak sampai pun kelutut.Isteri aku menindih tubuh temannya yang sedang terlentang itu.Sebelum itu dia telah menanggalkan kain yang dipakainya.Baju tak ditanggalkannya,dibiarkan begitu.Mereka berkucupan dengan indah isteri aku mengesel2 konek temannya yang menegang itu.

    Puas berkucup,bercium dan memainkan indah dan konek,isteri aku menoleh kepada aku dan meminta aku ambil condom.fahamlah aku isteri aku mahu temannya memakai condom kerana dia baru lepas period.Takut masih ada darah kotor lagi.Aku pun cepat2 kebilik dapatkan condom.

    Aku kembali kepada mereka dan aku lihat mereka masih diposisi yang sama dengan isteri diatas dan temannya barin terlentang.Isteri masih lagi mengesel2kan pantatnya keatas konek temannya yang sedia menegang.Melihatkan itu kerana tak mahu ganggu keasyikan mereka berdua,aku koyakkan plastik condom itu dan aku keluarkannya.Aku dekatkan dir kepada mereka dari bahagian kaki mereka jadi mereka tak lah nampak aku kerana mereka sedang asyik berpeluk dan berkucup.

    Dengan condom yang tesedia ditangan aku,aku pegang konek temannya,aku sendiri memasangkan condom itu kekonek temannya.Aku pasangkannya dengan baik dan kemas.Tidak seorang dari mereka pun memberi sebarang reaksi kepada tindakan aku itu.mungkin mereka rela dengan pertolongan aku itu.Melihatkan itu aku terus pegang lagi konek teman nya itu yang sudah siap terpasang condom dan aku halakan kelubang indah isteri aku.

    Sebelah tangan aku memegang koneknya dan sebelah tangan lagi aku pegang bahagian atas bontot isteri aku dan aku tariknya supya jatuhkan bontotnya.Bila dia menurut maka jatuh lah lubang pantatnya betul2 diatas konek temannya itu.terasa konek temannya isteri aku terus merapatkan lagi pantatnya hingga kepangkal konek temannya.Isteri aku memainkan peranan mengeluarkan dan memasukkan konek temannya kedalam pantatnya.Aku masih berada disitu kerana menikmati sepuas2nya permandangan konek temannya memasuki dan keluar dari indah isteri aku.Aku betul2 menghayati permandangan itu,aku dekat muka aku sehampir mungkin.

    Ada sesekali tu tercabut juga konek itu datri indah isteri aku.Setiap kali tercabut aku lah yang memasukkannya kembali.Mereka berdua relax betul.Dan aku amat puas kerana mereka berdua amat menghargai pertolongan yang aku berikan. Temannya tidak keluar mani.Isteri aku dah puas.Kurang selesa sikit keadaan pada masa itu kerana itu lah pertama kali dalam sejarah hidup kami isteri main dengan lelaki lain dalam rumah kami sendiri.

    Waktu itu sudah hampir tengahhari dan sekejap lagi anak2 akan balik dari sekolah.Dengan sebab itulah isteri cepat puas kerana dia rasa tak selesa.Dia minta berhenti dan temannya berhenti disitu tanpa mengeluarkan maninya.Isteri aku memimpin tangan temannya kebilik air.Aku pun turut sekali.Aku lihat isteri aku bertindak mengeluarkan kembali condom yang dipakai tadi dan diberikan kepada aku.Isteri aku menyabun dan mencuci konek temannya.nampak mereka berdua sungguh mesra dan serasi.Aku bahagia dan gembira sekali melihat isteri aku gembira dengan apa yang berlaku sekejap tadi.Selesai mengenakan pakaian kembali,temannya minta diri dan pulang.

    Itulah kali terakhir isteri aku membuat hubungan sex dengan temannya itu.Mereka tak pernah berjumpa hingga kini.

    Masa berlalu dan aku ingin merasai kembali nikmat melihat dan membenarkan isteri membuat hubungan sex dengan dengan lelaki lain.Aku akhirnya bertemu dengan calon yang sesuai.Bagi memudahkan cerita biar aku namakannya S.

    S datang ketempat kami dan tinggal disatu resort.Aku membawa isteri kebilik S.Dalam perjalanan isteri membuat janji supaya aku duduk diluar(beranda)dan biarkan mereka berdua saja berbual dulu bagi menambahkan kemesraan antara mereka.

    Sesampai dibilik,isteri aku duduk dihujung kati dan aku terus keberanda diluar.Aku tarik langsir dan aku tutup sikit pintu.Aku dapat lihat sikit saja dalam bilik itu dari kerusi yang aku duduk itu.Aku langsung tak nampak isteri aku.S boleh juga aku nampak sikit2 ,itu pun kalau aku bongkok kan sikit badan aku kedepan.Mereka berbual tapi aku tak dengar apa2 langsung.

    Aku mencuri pandang dan aku nampak S sudah merapatkan tubuhnya dekat isteri aku.Tubuh mereka dah bergesel sambil berbual.Masa berjalan dan entah tiba2 aku terpandang S bangun dngan hanya berseluar sahaja.Bila pula dia menanggalkan bajunya.tak jadi ni,aku pun nak lihat juga.Tak terlepas peluang melihat isteri aku membuat aksi2 sex dengan S.

    Bila aku masuk saja ,aku lihat baju isteri aku dah terbuka habis butangnya.Aku duduk atas kerusi dan melihat aksi mereka seterusnya.Aku berani masuk dan melihat kerana isteri aku tak melarang atau tidak ada sebarang perjanjian antara kami yang aku tak boleh masuk.Perjanjian awal hanyalah tinggalkan mereka berdua untuk berbual2 saja.

    S mula menanggalkan kesemua pakaian semua pakaian isteri aku.Dia juga bertindak membogelkan dirinya sendiri.Dua2 sudah berbogel habis.Pertama kali S dapat memandang tubuh isteri aku tanpa pakaian.Dibaringkannya isteri aku dan terius digomol dan diterokainay setiap inci dan pelusuk tubuh isteri aku.Ternampak dia begitu rakus sekali.Ghairah sungguh dia agaknya mendapat tubuh isteri aku. Mereka bertindak bergilir2 memuaskan pasangan masing2.Isteri aku pun sudah memegang,mengusap,membelai,menjilat dan menghisap konek S.

    Lama juga selepas itu baru S memandan pada aku dan memberi isyarat agar aku join nya sekali.Aku tanpa berlengah membuka semua pakaian aku dan naik kekatil.Aku dan S melakukan apa saja yang terdaya dan termampu kami lakukan,kami berusaha bersungguh dan secara bersama memuaskan isteri aku.Hasil nya ternyata memberangsang sekali.Isteri aku lemas kepuasan diperlakukan begitu oleh kami berdua secara serentak.kami tak beri peluang pada isteri aku untuk bernafas.Kami menyerang dan menggomolinya secara serentak.


    Kalau S dibahagian atas aku dibahagian bawah.Kami bergilir.Bayangkanlah ada empat tangan yang merayap kesetiap inci tubuh ister aku dan ada dua mulut dan lidah yang menjalar kesetiap pnjuru nikmat ditubuh isteri aku.terkejang2 iteri aku menahan kesedapan dan kenikmatan yang tak terhingga.Pantatnya basah tak terkta.S tak tahan dan terus menindih tubuh isteri aku dan cuba masuk kedalam tapi tak dibenarkan oleh isteri aku.Aku tak tahu mengapa.Kami tak rancangkan supaya jadi begitu.Itu adalah keputusan isteri aku sendiri.Aku sememangnya tak akan memaksa isteri aku melakukan apa2 yang tak disukainya.

    Aku akan biarkan isteri aku lakukan hanya apa yang dia sendiri hendak lakukan.Bukan melakukan sesuatu kerana terpaksa.Isteri memberitahu S yang dia tak mahu masuk.S akur dan minta isteri bantunya keluarkan maninya.Isteri aku hisap sebentar dan kemudian melancapkannya.S menggigil kesedapan dan terpancut akhirnya atas payu dara isteri aku.Melihatkan itu aku pula menindih tubuh isteri aku dan melancapkan sendiri konek aku diatas dada isteri aku.S sudah kebilik air membasuh.Isteri hanya terpejam mata menahan kesedapan.

    Sebelah tangan aku ,aku lancap konek aku sendir.Sebelah tangan lagi aku bermain2 dengan air mani S yang dipancutkan atas tetk isteri aku.Aku lomorkan seluruh payu dara isteri aku.Aku mainkan air mani S diputingnya.Aku sapu dan lomurkan disekeliling payu dara isteri aku.Itu yang buat dia terpejam mata itu.Aku tak tahan dan aku pancutkan dimana S pancutkan tadi.Air mani kami bercampur dan bertambah banyak.Aku perahkan habis2 air mani ku dari konek aku.

    Air mani yang banyak tu aku lomurkan dan sapukan lagi ditetek isteri aku sampai ia kelihatan beku dan hampir kering .Selepas itu aku memimpin tangan isteri kebilik air dan kami membasuh seluruh tubuh isteri aku.Aku mandikan dia dan aku cucikan dia sebaiknya.Selesai kami keluar dan sekali lagi aku pakaikan satu persatu pakaian isteri aku bermula dari panties,kemudian bra dan seterusnya kain dan bajunya.Kami meminta diri dan mereka berpelukan dulu dan bertukar kucupan dan ciuman.Aku berkata pada S yang aku harap dia puas walaupun tak dapat masuk indah isteri aku.S sporting dan mengatakan tak apa mungkin lain kali ada rezeki pulak.Kami keluar meninggalkan S didalam bilik.

    Lebih kurang dua bulan lepas tu S datang lagi.Aku membawa isteri kedalam bilik S.Semasa dalam perjalanan isteri aku dah memberi amaran pada aku.kali ni dia langsung tak benarkan aku campur tangan atau ambil bahagian dalam aksi sex mereka berdua nanti.Sebenarnay isteri aku marah pada aku kerana akusengaja tak melayan nafsu sejak dua minngu dah (S maklumkan pada aku dia nak datang 2 minggu sebelum itu).jadi aku pun plan kan supaya isteri benar2 kehausan dan dahaga semasa bertemu S nanti.sengaja aku buat begitu kerana aku kasihankan S yang datang dari jauh dulu tak dapa main indah isteri aku.Jadi kali ini plan kan supaya isteri dalam keadaan terdesak dan amat memerlukan konek untuk memuaskannya.Plan aku berjaya.

    Isteri aku bukan membuat perjanjian dengan aku tetapi sebenarnya memberi amaran sebenarnya.Dia memang tak benarkan aku join mereka nanti.Tak boleh sentuhnya langsung.Boleh tengok dari jauh saja.Tak boleh bersuara dan tak boleh join. Sebenarnya isteri aku terpaksa membenarkan aku berada bersama dalam bilik dengannya kerana bila aku ada sama dia berasa lebih confident dan selamat.Dengan kata lain aku ni hanya sebagai body guard saja la.

    sampai dalam bilik terus mereka berpelukan memang isteri aku nak membalas dendam dan menunjuk2 pada aku yang S akan puaskannya walaupun aku gagal puaskan dia dua minggu lepas.Isteri aku tak tahu yang aku senggajakan perkara itu kerana apa yang aku hajatkan sudah berhasil dan hasil nya ada terserlah didepan mata aku sekarang. Isteri aku tak membuang masa terus membuka seluar S dan mnghisap koneknya dengan gelojoh sekali.S membuka sendiri bajunya.Isteri aku benar2 menghisap konek S seperti orang kebuluran dan seperti tak hendak melepaskannya langsung.

    S tak tahan ,didirikannya isteri aku dan ditanggalkannya habis pakaian isteri aku dengan pertolongan isteri aku sendir.nampak sangat dia ingin cepat sangat bogel.S membaringkan isteri aku dibirai katil.Dia cium,jilat dan hisap bibir indah dan biji indah isteri aku.Mata isteri aku terpejam.Bunyi S menjilat indah isteri aku kerana indah isteri aku dah keluar air yang teramat banyak.Maklum lah dah dua minggu aku tak gunakannya.S bangun dan memandang aku dan aku beri isyarat padanya supaya masuk.S tersenyum.

    Dari posisi dibirai katil itu,S renggangkan kaki isteri aku dan menghalkan koneknya tepat kelubang indah isteri aku.Dengan mudah dia menolak masuk serapatnya kerana indah isteri aku sudah basah benar dan kembang teramat sangat kerana terlalu ghairah.Mereka bekerjasama terus bermain bebagai posisi.Akhirnya S membisikan sesuatu ditelingga isteri aku dan dan isteri aku membalasnya.

    Serentak dengan itu S mencabut koneknya dan merangkah berlutut keatas dada isteri aku.S menggunakan tangannya melancap sendiri koneknya dan menghalakan arah pancutannya kecelah lurah dada isteri aku dn dia akhirnya terpancut.Maninya bertaburan atas dada isteri aku.S terus kebilik air.Aku bangun dapatkan isteri aku kerana projeknya dah selesai.

    Aku tak tahan tengok air mani S atas dada isteri aku.Aku pegang dan aku lumurkannya diatas dada isteri aku sambil sebelah tangan aku aku bukakan zip seluar aku.Aku keluarkan konek aku dan aku lancapkan atas dada isteri aku dan sekejap saja dah terpancut.Aku hlakan dan campurkan air mani kami berdua.Aku sapukan kedua2 air mani kami keserata tubuh isteri aku.Selepas itu baru aku pimpin isteri aku kebilik air.Seperti biasa aku mandikannya dan aku bersihkannya.

    Kami keluar bilik air dan aku lapkan tubuh isteri sehingga kering.Kemudian seperti biasa aku pakaikan satu persatu pakaian ketubuh isteri aku. Aku memeluk dan menciumnya.Ternyata isteri aku amat puas sekali bermain dengan S.S berjaya memuaskan nafsu isteri aku yang sengaja aku biarkan kehausan selama dua minggu kerana menunggu kedatangannya.

    Seperti biasa juga,mereka berpelukan dan saling berkucupan sebelum kami berpisah.S nampak tersenyum puas kerana berjaya dapat menerokai lubang indah isteri aku. Inilah kisah benar aku dan isteri aku.Sejak mula disetubuhi oleh lelaki pertama didalam bilik Hotel dalam tahun 2000 dulu dan hingga S berjaya menikmati lubang nikmat isteri aku dalam tahun 3003 ini,itu lah sahaja tiga(3) orang lelaki yang berjaya menikmati tubuh isteri aku .Sehingga aku menulis cerita ini ini lah saja pengalaman yang telah kami lalui.

    Kehidupan sex kami amat memberangsangkan selepas pengalaman isteri aku bersama lelaki lain.Lebih hangat dan lebih hebat yang tak pernah kami rasakan sebelum ini.Kami benar2 menikmati hubungan sex sekarang berbanding waktu dulu sebelum aktiviti ini terjadi.Percaya lah aku sehingga saat ini kerana terlalu ghairah terhadap isteri sendiri akan mencium pussy isteri semasa akan keluar bekerja dan sebaik pulang dari bekerja.Aku akan pastikan yang aku akan mencium pussy isteri aku setiap hari.Aku juga sehingga saat ini akan tolong memakaikan pakaian dalam isteri aku bila aku ada kesempatan berbuat demikian.Demikian lah hebatnya hasil pengalaman yang telah kami lalui.

    Aku benar2 sedar dan akui bahawa aku sememangnya amat dan teramat sayang dan menyintai isteri aku.Orang yang tak memahami aku mungkin tidak akan faham bagaimana seorang suami yang sanggup membenarkan isterinya ditiduri oleh lelaki lain berkata yang dia amat menyayangi isterinya itu.Tapi itu lah kebenarannya.Aku lebih menyayangi dan menyintai isteri aku selepas pengalaman dia ditiduri oleh lelaki lain.

    Aku bukanlah semudah itu membenarkan isteri aku ditiduri oleh sebarang lelaki.Aku sendiri yang memilih calonnya.Lelaki yang sudah berjaya meniduri isteri aku adalah merupakan calon2 yang terpilih.Aku meletakan beberapa kriteria dalam membuat pilihan.Antaranya ialah rahsia kegiatan kami mesti terjamin 100%,bersih dari sebarang penyakit kelamin (sebab itu aku lebih suka kepada suami orang yang sudah mempunyai anak2),bekerja yang baik(tentunya dia akan lebih bertanggung jawab kerana tak mahu kerjayanya tergugat),berterusterang dan ada rasa saling hormat menghormati.

     

  • Cerita Sex Cewek Liar

    Cerita Sex Cewek Liar


    1707 views

    Perawanku – Cerita Sex Cewek Liar, Kisah ini berlaku pada 2 tahun sudah. Aku berasal dari johor. Bekerja sebagai kerani di sebuah sekolah di Sentul. Di KL aku tinggal bersama 5 rakanku di sebuah taman yg tidak jauh dari tempat aku bekerja. Kesemua kawanku adalah guru dan masih belum berkahwin. Kawasan taman itu terdapat banyak anjing liar terutamanya pada larut malam.

    Pada cuti penggal semua kawanku pulang ke kampung halaman masing2. Tinggallah aku seorang diri. Seperti biasa, pada waktu malam aktiviti aku hanya menonton tv. Pada malam itu aku hanya memakai kain batik dan t.shirt. pada pukul 10.30 aku mengambil sampah di daapur utk diletakkan di tepi pintu pagar. Pada malam itu aku amat letih sekali. Mataku terasa amat berat utk dibuka.
    Setelah selesai membuang sampah aku segera menyambung aktiviti menonton tv. Pada ketika itu aku terlupa utk kunci dan pintuku tertutup tidak rapat. Malam itu aku rasa amat panas sekali lalu aku menanggalkan baju dan seluar dalamku. Manakala kain yg ku pakai aku longgarkannya. Entah pukul berapa aku terlelap bersama mimpi2 yg indah.

    Pada tengah malamnya, tiba2 aku terasa ada benda dicelah kangkangku dan buritku amat geli sekali, seolah2 ada sesuatu yg menjilat burit aku. Aku terkejut, lalu dengan cepat aku mengangkat kepalaku utk melihat apa yg berada di celah kangkangku. Sewaktu aku mengangkat mukaku aku dapati seekor anjing dicelah kangkangku dan kain yg ku pakai terselak hingga paras pinggang.
    Anjing mempamirkan giginya yg tajam apabila mendapati aku telah sedar dan cuba ukt lari. Aku

    menjadi amat takut dengan rupanya yg garang. (sememangnya aku amat takut pada anjing). Aku cuba mematikan diriku. Setelah mendapati aku hanya mendiamkan diri, anjing itu kembali menjilat burit ku…. aku berasa amat cemas, gementar dan takut. Aku cuba menolah sedikit kakiku agar tubuhku bergerak ke belakang. Ternyat tindakanku itu tidak berhasil.
    Anjing itu tetap mengikut dan menjilat buritku dengan rakus sekali. Ia menjilat selitar buritku. Biji

    kelentik ku, lubang kencing dan lubang nikmatku juga dijilatnya. Banyak cecair nikmatku telah mengalir dari lubang keramatku. Makin banyak ia keluar makin rakus ia jilat. Dan makin rakus ia jilat makin aku terangsang. Ia lebih nikmat dari jilatan bf ku. Lidah anjing amat kasar… apabila bergesel dengan biji mutiaraku.. ohhh sungguh nikmat. Aku membiarkan anjing itu menjilat buritku kerana aku amat terangsang lagipun aku takut kalau ia akan mencederakan aku jika aku cuba lari. Ahhhhh…ohhh emmm bunyi rengekkan manja terkeluar dari mulutku.
    Setelah lama anjing itu menjilat buritku.. aku rasa seluruh tubuhku mengejang dan gementar. Akhirnya aku terbaring terkulai dengan kepuasan yang takdapat ku ceritakan. Anjing tersebut masih menjilat-jilat burit ku. Setelah beberapa minit aku kembali terangsang dan aku tak sanggup keadaan bergini berlarutan sehingga pagi. Aku mencari jalan utk lari. Tiba2 aku mendapat satu akal. Pintu bilikku hanya 2 meter sahaja dari ku.

    Aku cuba mengalihkan badanku dalam keadaan menirap dengan ini senang utk aku bangun dan lari ke bilik. Anjing tersebut masih lagi menjilat2 tubuh ku dan kini ia menjilat punggungku dan jubur ku. Ahhhh… gelinya. Aku mengangkat dadaku pelahan-lahan agar anjing tersebut tidak perasan. Usaha ku berjaya, kini badanku telah ku angkat tetapi buritku masih tersembab dilantai. Lalu aku menarik lutut kananku dan ia berjaya. Kini aku dalam keadaan separuh merangkak.

    Tetapi malangnya belum sempat aku memecut ke bilik aku. Dengan pantas anjing tersebut telah merapatkan badannya ke tubuhku, dan kedua2 kakinya diletakkan diatas punggungku serentak di ikuti dengan bunyi gerammannya utk menakutkan aku. mujurlah kain batikku masih lagi tersimpul di pinggangku. kalau tida tentu tubuhku luka terkena kukunya. Kini aku dalam keadaan menongging seperti mana anjing betina. Kini baru ku tahu yg tindakan aku telah mengundang celaka. Dalam fikiranku, aku tahu apa yg akan berlaku nanti.

    Cerita Sex Cewek Liar

    Cerita Sex Cewek Liar

    Dugaan ku amat tepat sekali…. dalam keadaan menongging itu itu dapat rasakan yg batang anjing tersebut menyondol-yondol kemaluanku. Aku dengan pantas mengemut buritku agar lubang kemaluan sukar utk dibolosi. Tetapi batang anjing tersebut telah tepat dipintu lubang keramatku. Sedikit demi sedikit batang anjing itu menyelam didalam lubuk nikmatku. Aaahhhhhh… sakitnyaaaa… emmm besarnya batang anjing ni…. bisik hatiku. Lebih besar dari batang bf ku. Aku segera melepaskan kemutanku agar kesakitan yg ku alami dapat dikurangkan. Ahhhhh…..
    Dengan senang sekali tujahan kesemua batangnya terbenam di dalam tubuhku. Terasa suam batang anjing itu. Aku tak mampu berbuat apa lagi… melainkan aku memberi respon padanya. Aku membiarkan batangnya yang suam terendam di dalam kubang rahim ku. Anjing tu mula mengeluar-masuk batangnya ke dalam buritku… ahhhh… ahhh lama-kelamaan aku menjadi terangsang.
    Ahhhhh…emmmm ohhhhhh sedapnya…. terasa suam-suam di dlm lubang buritku… ahhh yes… yes… punggung ku mengikut rentak dayungan anjing itu. Sesekali aku merendahkan dadaku ke lantai agar pungung ku tertunging lebih tinggi. Dan aku juga membuka sedikit pahaku supaya seluruh batang anjing dapat terbenam sedalam-dalamnya… ahhhhhh…aemmmm ssiitttttt ahh.. sambil anjing itu mundar-mandir batangnya di dalam buritku aku memegang paha anjing tersebut…

    Ahhhhhhhhhhhh………emmmmmmmmm ssiiitttttttttttttttaaaaaaaahhhhhhhhhhh…… sedapnyaaaaaa….. ahhhhhhhhhhhh … seluruh badanku menjadi kejang…. urat saraf ku menjadi tengang dan gementar otot-otot tubuh ku… air nikmatku terpancut menyiram batang anjing itu.

    Aaaahhh…ahhh…ahhhhemmmmTerkemut2 burit aku mencekam batang anjing itu… dan serentak dengan itu juga anjing itu menekan sedalam-dalamnya dan memancutkan benihnya di dalam rahimku… ahhhh terasa amat suam airnya… ahhhhh aku terdampar keletihan.

    Tercabutlah batang anjing itu dari buritku. Anjing terus menjilat2 sisa-sisa air nikmatku di sekitar burit ku. Ohhh kalau lah bf ku seperti anjing ini kan best. Bisik hatiku. Dan akhirnya aku terlena dalam kepuasan.

    Kini kisah ini telah pun lama berlalu…. sesekali terasa juga keinginan ku utk melakukan seks dengan anjing… tapi aku sedar bahawa ia tidak mungkin akan berulang lagi…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Majalah Bokep Kisah Ngentotku Dengan Seketarisku Yang Cantik

    Majalah Bokep Kisah Ngentotku Dengan Seketarisku Yang Cantik


    1705 views

    Perawanku – Perkenalkan saya adalah seorang pegawai plat merah, kepala bagian di sebuah BUMN yang terkenal di kawasan Indonesia Timur. Sebagai kepala bagian, saya memiliki sebuah ruang kerja yang agak privacy, lengkap dengan seorang sekretarisnya. Ruangan saya cukup luas.

    Banyak tempat untuk meletakkan dua meja kerja. Salah satu meja kerja saya di atasnya tidak ditaruh banyak buku. Biasanya hanya beberapa buku kosong/tak berguna, sebuah telepon (berfungsi normal). Kebetulan BUMN ini sering kerjasama proyek dengan Jepang, jadi seringkali saya mengganti sekretaris sesuai proyek yang ada. Nah, kisahnya ini berputar sekitar sekretaris saya itu. Terus terang saja, saya ini lelaki normal, kalau melihat cewek cantik ingin saya memilikinya luar dalam, meskipun saya akui libido saya agak tinggi dibanding rekan pria lainnya.

    Bahkan istri sayapun kadang menyerah, bayangkan saja, saya minimal minta sehari tiga kali, itu rutin dalam seminggu. Bahkan itupun saya anggap kurang. Akan tetapi, saya juga memiliki sedikit kelainan, saya gemar menyakiti lawan main saya sebelum saya menidurinya. Istri saya tidak mengetahui hal ini, bisa-bisa ia minta cerai kalau tahu. Padahal saya amat menikmati bila mendengar lawan main saya menjerit kesakitan, jadi pelampiasannya, yah itulah saya jadi senang mengumbar birahi bersama sekretaris saya, asalkan dia oke, maka pekerjaannya oke juga, kalau tidak mau, yah terpaksa dia harus angkat kaki dengan sejuta alasan yang gampang dicarikan.

    Sekretaris saya ini, belum dua minggu kerja, alumni Akademi Sekretaris dan Manajemen swasta, yang seragamnya biru muda dan putih. Saat pertama dia masuk kerja, sudah nampak kebiasaan atau mungkin etika yang didapat dari sekolahnya, atasannya boleh juga jas kerja dengan warna tidak menyolok, tapi bawahannya, rok mini, tinggal angkat sendiri kelihatan deh semuanya.

    Hal itu saya biarkan saja, karena sudah jelas bagi saya itu untuk cuci mata, boleh juga. Sejak saat itu, saya mulai melancarkan rayuan maut, mulai dari hal kecil seperti traktir bakso, nonton hingga hal besar seperti janji akan menaikkan gaji dan pangkat golongannya, sehingga jadi pegawai tetap alias punya NIP, untuk pegawai plat merah, catatan, sekretaris saya pada saat baru masuk kerja, statusnya hanyalah sekretaris proyek, selesai proyek selesailah tugasnya.

    Akhirnya rayuan saya berhasil juga. Jadi media untuk melampiaskan libidoku ada lagi, dibanding jajan, ini agak amanlah. Tempatnya, yang di ruangan kerjaku itu, ruangannya sudah saya desain sedemikian rupa, hingga kedap suara, dan kalau ada tamu, bisa lewat intercom, dan kulengkapi dengan TV monitor, seperti di supermarket, hingga bisa mengontrol orang- orang di luar ruang kerjaku. Nexiabet

    Tidak ada yang curiga. Tidak, karena di samping kewajiban sekretaris untuk membantu pekerjaan atasannya di mana saja selama jam kerja, juga permainan saya tidak begitu lama, sekedar pelampiasan nafsu libidoku dan kegemaran menyiksa, itu saja. Nah, setelah rayuan gombal saya termakan olehnya, mulai masa pelampiasan birahi saya mulai.

    Pertama-tama dia saya suruh buka baju atasnya secara perlahan. Kemudian dia saya suruh berbaring di atas meja. Kedua tangannya saya ikat dengan tali yang panjang hingga ke kaki meja. Kemudian hal yang sama saya lakukan pada kedua kakinya. Dia masih dapat bergerak tetapi sangat sedikit. Saya tidak suka bila ‘korban’ terlihat benar- benar tidak berdaya. Kemudian saya mulai menikmati kecantikannya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dengan menggunakan lidah saya. Di ‘pusat tubuh ’-nya sungguh hangat dibandingkan bagian tubuh yang lain. Bila hal ini saya lakukan cukup lama dia akan mulai berkeringat. Bau tubuhnya biasanya akan memenuhi ruangan. Di antara wanita yang menjadi teman tidur saya, sekretaris saya memiliki bau tubuh yang sangat seksi.

    Pada tahap ini, saya sendiri sudah mulai berkeringat. Karenanya saya akan mulai membuka baju bagian atas saya. Saya lalu mengambil cemeti dari lemari dinding, orang cuma tahu kalau itu pajangan, padahal fungsinya lain, sya mulai mencambuknya di bagian dada, perut dan paha. Dia akan mulai berteriak. Saya amat menyenangi permainan ini. Saya kalau mulai mencambuk tidak setengah- setengah. Sering dia mengeluarkan air mata. Tetapi tidak berani minta berhenti. Kalau sampai ada ucapan mohon berhenti saya akan cambuk dua kali lebih keras. Bila tubuhnya sudah mulai merah dan panas, saya akan membuka celana dan melepaskan ikatan dari kakinya. Bila ikatan tidak dilepaskan, sangat sulit untuk melakukan penetrasi. Karenanya salah satu kaki saya silangkan ke atas kepalanya dan diikatkan pada tangannya. Kini ‘jalan’ telah terbuka lebar.

    Uhh, Nikmat sekali. Hingga dengan saat ini saya tidak akan memberi kesempatan dirinya untuk mencapai orgasme. Saya main tarik ulur. Biasanya dia akan memohon-mohon agar segera diberi kesempatan untuk ‘lepas’. Bila saya belum puas, saya tidak akan berikan. Terkadang saya akan mulai mencambuki bagian samping tubuhnya. Dia benar-benar menangis sekarang. Barulah saya mempercepat irama permainan kami.

    Tepat dia akan mencapai orgasme, lehernya saya cekik sekuat tenaga sehingga tidak dapat bernapas. Disaat inilah seluruh tubuhnya akan meronta- ronta, sebab tubuhnya seakan mulai kehilangan sumber kehidupannya. Matanya akan melotot, tangannya mencengkram tali, tapi tak ada gunanya. Kadang kalau terlalu lama, dia akan mulai menendang panik, karena tahu dirinya diambang kematian. Pada saat itulah saya akan mulai ejakulasi. Nikmat sekali, saya tahu dirinya sendiri mengalami orgasme yang tertunda. Begitu tangan saya lepaskan, seluruh tubuhnya mulai mengejang dan dia akan diam lama sekali menikmati momen terindah pada hidupnya. Kemudian saya memagut bibirnya untuk meredam tangisnya. Perlahan seluruh ikatannya akan saya lepaskan. Setelah dia mulai tenang saya menyuruhnya untuk mulai berpakaian, kemudian ia merapikan diri di dalam toilet yang ada di ruanganku, lalu keluar, kembali kemejanya seperti tidak terjadi apa-apa. Selama proyek berlangsung, biasanya satu proyek tiga sampai lima bulan, maka hal itu akan saya lakukan bersama sekretaris proyek tersebut. Asalkan, seperti yang sudah saya katakan, dia Oke, maka pekerjaannya stabil, kalau tidak saya akan cari sekretaris baru lagi.

    Padahal, sehabis proyek, pasti saya akan cari sekretaris baru juga. Sekretaris lama, dibuatkan saja alasan agar dia angkat kaki. Bosan juga kan kalau main sama cewek yang itu-itu saja.

  • Kisah Dewasa Nyata Pemerkosaan PK di Warung Remang-Remang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Dewasa Nyata Pemerkosaan PK di Warung Remang-Remang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1701 views

    Perawanku – Warung yang menjual minuman keras itu , terletak jauh dari keramaian di pinggir kota . Warung itu selalu buka dan hampir tak pernah tutup . Hampir seluruh pengunjungnya adalah laki-laki pemabuk, preman, bandit , rampok , pembuat onar. Tempat itu menjadi sarang penjahat .

    Sejumlah preman terlihat sedang asik minum-minum. Empat dari mereka bermain kartu remi yang sudah lusuh . dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Rony. Mereka sedang merencanakan perampokan terhadap toko emas di kota

    Setelah berbicara cukup lama , Rony menyalakan Rokoknya , lalu berjalan ke luar warung . Matanya menerawang jauh , menatap jalan kecil yang mulai gelap itu . Sampai matanya agak memicing , karena silau , tersorot lampu mobil .

    Suzuki Carry itu tepat berhenti di samping Rony . Perlahan kaca gelap mobil itu terbuka , dan terlihat sosok gadis muda . “ malam pak , numpang tanya , perumahan cemara indah , dimana pak..” suara gadis itu begitu lembut , membuat birahi Rony jadi bangkit .

    Rony menatap gadis itu , dia tersenyum , di otaknya mencari cara , untuk memperdaya gadis itu .

    “ sebenarnya bisa lewat jalan ini terus lurus , tapi jalan di depan ada galian kabel , jadi harus muter , terus lewat gang kecil di sebelah sana..” kata ronny membohonginya .

    “ Oh , lewat jalan gang .. yang mana yah pak..” kata gadis itu lagi . “ wah jalannya sempit dan rusak , terus agak belok belok..” kata Rony lagi .

    Gadis itu diam , sepertinya binggung . “ begini saja , biar saya antar , saya naik motor , nanti kamu ikuti motor saya ..” kata Rony .

    Gadis itu tersenyum , “ wah , terima kasih , jadi repotin bapak saja nih..” .

    Rony tersenyum , jantungnya berdetak lebih cepat , rencananya sudah makin mendekati ke mangsanya . Rony tersenyum lagi lalu berkata “ tidak apa apa koq , tapi saya mau makan dulu yah.. di warung dalam sana .. kamu tunggu saja sebentar..” .

    Rony berencana , untuk mengepungnya bersama teman temannya dan membawanya masuk ke warung itu .

    Tapi di luar dugaan Rony , gadis itu malah turun dari mobil suzuki carry itu. “ eh pak , saya juga agak haus .. saya ingin minum juga..” katanya .

    Itu langkah yang salah , gadis itu tak menyadari banyak serigala lapar di dalam sana
    Rony tersenyum sekali lagi , dan menatap gadis itu . Yang berpakaian seksi dan sensual. Dia mengenakan gaun pesta . Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya agak terlihat .

    Buah dada gadis itu tidak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun pesta itu.

    Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut , membuat kakinya yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya gaun yang ia pakai, gadis itu berjalan perlahan, masuk ke dalam warung itu. Rambutnya yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya.

    Setelah gadis itu berada di dalam warung itu , Dia tidak yakin apakah memang tempat ini yang baik , setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali kenapa bisa sampai ke tempat ini.

    Gadis itu mulai grogi , dia terus dekat Rony yang asik melahap mie instan rebus , lalu memutuskan untuk memesan teh botol dan sambil berdiri menunggu sebentar.

    Keempat orang yang sedang bermain kartu remi memandanginya dengan mata melotot penuh nafsu birahi .Gadis itu sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Selly beradu pandang dengan mereka. Tak lama , suasana semakin memanas .

    “ pak , ayo tolong antarkan saya.” kata gadis itu pada Romy . Rony tersenyum “ sabar yah , oh iyah nama kamu siapa sih ” . Gadis itu tak menjawab . Tapi Rony bertanya lagi “ eh , nama kamu siapa ?” . “ Linda “ jawabnya singkat.

    “ Oh nama eloe bagus juga , “ kata Rony . Linda berkata lagi “ ayo pak , nanti saya bayar ongkosnya , tolong bapak antar saya sekarang “ .

    Rony tersenyum sinis , lalu tangannya hinggap di pantat Linda dan merabanya . Gadis itu tersendak “ eh.. jangan kurang ajar yah..” katanya . Rony tersenyum menyeringai “ he he he baru gitu aja eleo udah marah , gimana kalo gua entot loe..” .

    Nada bicara Rony berubah , yang tadinya lembut ,sekarang jadi kasar . Linda menyadarinya , ini tidak baik . Segera dia menuju ke pintu , untuk pergi dari sana . Tapi terlambat , dua orang bandit berada di depan pintu . Mereka berdiri sambil mengusapi selangkangan mereka .

    “Hei Non, gimana kalo loe buka baju eleo , jadi kita bisa senang senang!” seseorang dari mereka berkata. “Gimana kalo kita nyanyi sama-sama , sambil telanjang Non?” yang lain menimpali.

    Linda mulai panik , “ minggir , saya mau pergi ..” katanya .

    Tapi seseorang segera mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahunya serta mendorongnya duduk di kursi sementara preman itu sendiri duduk di sebelah Linda. “ Hei , apa apa nih..” kata Linda

    Kemudian tanpa aba aba , preman itu menjilat dan mencium telinga Linda .Linda berontak , dan menjerit “ apa apa nih , bajingan… “ . Lalu tangan Linda reflek menampar pipi preman itu . Teman temannya yang lain tertawa tawa .

    Tiba tiba , preman itu mencabut belatinya , dan menancap belati itu di kursi kayu yang di duduki Linda , tepat di antar kedua paha Linda . Untungnya belati itu tak sampai melukai pahanya .

    Linda hanya bisa memandangi belati mengkilap itu dengan mulut terbuka tak percaya kejadian ini harus menimpa dirinya .

    Ketika Linda tidak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Linda, merabai pahanya dan berusaha membuka kaki Linda. “ Hei , apa apa nih tolong , jangan “ . Linda meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertolongan.

    “ Hei , jangan gangu dia , dia milik gua..” bentak Rony . Dan preman itu melepaskan tangannya .

    Rony segera mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang preman memegang tangan Linda yang terus berusaha meronta dan menjerit, “ Tolong.. tolong… lepaskan… jangan…” dari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata “ yah terus menjerit .. gua suka dengar suara jeritan eleo…”

    Wajah Linda memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya.

    Tapi dua dari preman itu segera menarik tangannya , dan membawanya ke meja kayu , yang biasa dipakai buat makan . Linda terus meronta . Tangan preman itu menjambak rambutnya . Akhirnya mereka berhasil membawa dan membaringkan Linda di meja kayu itu .

    Kemudian kedua tangannya di ikat pada kaki meja . Kini tangan linda , terikat terbuka , satu ke kiri dan satu kekanan . Kini Linda terbaring tak berdaya , dengan tangan terikat seperti di salib . Hanya kakinya yang bergerak menendang nendang tanpa arah . Juga jerit tangisnya yang memilu .

    “ Yah , terus berontak , gua suka sekali melihatnya..” kata Rony tertawa . Linda terus berontak , dan menangis memohon dilepaskan . Tapi Rony hanya tertawa . “ eh , eloe orang minggir , liatin gua aja yah , cewek ini punya gua..” kata Rony pada teman temannya.

    Teman temannya hanya tertawa tawa .

    Lalu Rony segera merobek gaun Linda , dengan bantuan belatinya . Sekali tarik gaun itu lepas seluruhnya di sertai jeritan Linda .

    Semua mata langsung tertuju pada tubuh Linda yang hanya memakai celana dalam hitam , dan juga bra yang hitam .

    Rony merangkak naik keatas meja . Tapi Linda segera menedangnya . Rony cepat tanggap ,menangkis tendangannya , lalu memukul keras perutnya , Linda menjerit kesakitan “ aduh , ampun jangan pukul…” .

    Rony pun turun lagi , dan mengikat kedua kakinya pada kaki meja itu . Kini Linda benar benar tak berkutik . Dia terikat diatas meja dengan kaki terbuka lebar. “ Ha ha cewek sialan loe , ayo berontak lagi..” kata Rony.

    Linda hanya bisa menitikan air mata . Dan Rony pun segera mendekatkan mukanya pada selangkanan Linda , menciumi aroma vaginanya yang masih terbungkus celana dalamnya. Linda mengelijing dan memohon “ tolong hentikan jangan lakukan ini…” . Tapi itu sia sia saja .

    Rony terus saja menciumi celana dalamnya , dan tak lama dengan belatinya itu dia merobek celana dalam dan Bra Linda . Kini tubuh Linda terbuka , tanpa sehelai benang pun . Rony menatap tubuh telanjang gadis itu , demikian juga preman preman bejat lainnya.

    Buah dada Linda yang montok , vaginanya yang kecil dengan sedikit bulu bulu kemaluannya. Rony segera mendekat ke vaginanya . Dengan dua jarinya dia membuka lebar bibir vagina Linda .” wah , memek eloe masih bagus yah , apa eloe masih perawan..” kata Rony.

    Linda tak menjawab , hanya terisak tangis . Rony pun mejulurkan lidah menjilati klitorisnya . Linda mengelijing dan meronta “ sudah tolong hentikan ” . Rony terus saja bernafsu melumat vagina Linda . Membuat Linda terus mengelijing .

    “ aghhh “ jerit Linda , ketika Rony memasukan dua jarinya ke liang wanita Linda . Jari Rony menyolok nyolok vagina linda dengan cepat . Jerit kesakita Linda , malah semakin membuat gerakkan jari Rony Liar . Rony mengorek ngorek liang vagina linda . Lalu menarik jarinya keluar.

    Rony mencabut jarinya , menatap jarinya yang basah , menyeringai , lalu kembali memasukan jarinya di liang vaginanya . “ rupanya , eloe udah gak perawan yah.. dasar perek ” ejek Rony .

    Kembali jarinya menyodok nyodok vagina Linda , membuat Linda mengeram pedih.

    Setelah Rony puas memainkan vaginanya , Rony melepaskan ikatan Linda dan langsung menariknya turun dari meja kayu itu .Linda tersungkur di lantai , dan Rony membuka celananya . Penis ngacung keras.

    Tiba-tiba, Rony menjambak rambut Linda dan menariknya , Linda menjerit kesakitan “ ahhhh , tolong ampun…” .

    Rony memerintahkan Linda untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokan gigi Linda .

    Rony memajukan penisnya mendekati muka Linda , penisnya yang sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Linda untuk membuat Linda membuka mulutnya. Linda meronta , tapi Kembali Linda menjerit keras , “ Ahhhh … “ ketika satu pululan tepat di mukanya

    Ketika Linda kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, Rony segera mendorong penisnya ke dalam mulut Linda. dan mulai mendorong dan menarik kepala Linda.

    Kepala Linda bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Linda yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Linda tersedak, tapi Rony tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Linda.

    Air mata mulai meleleh di pipinya . Sambil Linda dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya. Rony kemudian menarik penisnya keluar , lalu mendorong lagi.

    Setelah kira kira 10 menit , Rony menekan masuk penisnya . Linda tersedak , dan terasa sperma Rony muncrat di tenggorokkannya . Setelah penis itu benar benar terlepas dari mulutnya , Linda segerah memuntahkan sperma yang memenuhi mulutnya.

    Seorang dengan perut buncit , tangannya penuh tatto segera menghapiri Linda.Membuka resleting celananya , Tangannya kemudian menjambak rambut Linda dan mulai mendorong masuk penisnya dalam mulut linda mengantikan Rony

    Menggerakan penisnya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Linda. Semua orang dapat mendengar suara dahi Linda yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Linda yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.

    Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem ia mendorong kepala Linda hingga hidung Linda terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Linda.

    Dan dari sudut mulut Linda sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Linda. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Linda .Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Linda, Linda megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.

    Dua orang kemudian memegangi Linda sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Linda sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia mengalami shock.

    Ketika semuanya telah telanjang bulat, kembali Linda diangkat dan diletakan di atas meja kayu dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Linda terbuka lebar dan tubuhnya telentang.

    Rony kembali mendekat dan naik ke atas meja. Perlahan ia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Linda. Yang lain hanya bisa memandang iri pada penis Rony yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang mendapat kesempatan pertama. Rony memerintahkan orang di dekat kepala Linda untuk mengangkat kepala Linda hingga Linda bisa melihat ketika penis Rony mulai masuk ke vagina Linda.

    Orang yang memegangi kaki Linda berusaha membuka kaki Linda lebih lebar. Dengan satu kali dorongan keras, penis Rony dengan keras memasuki vagina Linda. Linda menjerit sekeras-kerasnya, “ AaHHHGG . . .” dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Rony memperkosa dirinya.
    Rony sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Linda. Ia menyeringai setiap kali Linda menjerit kesakitan.

    Ketika Rony sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Linda dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Linda.

    Mereka mulai dengan memainkan buah dada Linda dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Linda terus menjerit , pilu “ ahhhggg ampun Ahhhh hentikan tolong….” .

    Kaki Linda diangkat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Linda.

    Beberapa menit kemudian jeritan Linda hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Rony tetap memperkosa Linda tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, Rony menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Linda, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.

    Kepala Linda terdongak dan jeritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Linda “ AGHHHH………”. Rony mengejang beberapa saat penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Linda. Setelah Rony mencabut penis , spermanya pun berhamburan keluar dari liang vagina Linda yang membengkak dan memar.

    Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan Linda dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.

    Linda hanya bisa berbaring , menangis , tubuhnya menjejang kesakitan . kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia menangis histeris. Ia telah diperkosa , dilecehkan, harga dirinya di injak injak .

    “Eh perek , kenapa nangis , Loe mustinya nikmatin, soalnya masih banyak cowok yang antri , semua mau cobain memek eloe kita baru aja mulai!” katanya pada Linda.

    Seorang laki-laki segera naik ke atas meja setelah Rony turun. Sekarang, Linda dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka kembali dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Linda, ketika ia merasa tubuhnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.Linda mengerang lagi “ aghhh sakit…”

    “Loe jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!” bentak orang itu.

    Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata. Linda akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia tidak punya pilihan sama sekali. Linda hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai.

    Sekarang Linda hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami.

    Tak lama preman itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Linda yang sudah terisi oleh sperma Rony. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Linda.

    Linda tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Linda lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya.” Sudah tolong lah Ahhh saya , sudah tak kuat , ahhh sakit…” .

    Tapi Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Linda keras-keras hingga Linda menjerit kesakitan. “ AHHGGG sakit hentikan tolong…” . Dan menarik puting susunya dengan kuat “ AGHH sakit ampunnn…”

    “Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!” bentaknya pada Linda.

    Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Linda. Linda sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya.

    Ia sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Linda. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Linda membuka matanya. Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Linda. Sehingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu.

    Ketika orang itu puas ia menarik rambut Linda dan menamparkan penisnya ke wajah Linda. “satu-satunya yang boleh loe mohon cuma ini tau? Loe sendiri yang masuk ke sini pake pakaian merangsang kayak perek , dan loe mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti” Orang itu membentak Linda.

    Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Linda sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Linda, dan memyemprotkan sperma mereka ke seluruh wajah dan buah dada Linda kemudian menarik rambut Linda untuk membersihkan penis mereka.

    Dan ketika orang yang terakhir selesai Linda berbaring hampir tak sadarkan diri.

    Wajah, buah dada, dan puting susu Linda seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Linda. Linda tidak bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Linda harus bernafas melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya.

    Rambut Linda yang kecoklatan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Linda hanya berbaring di atas meja , kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya.

    Vagina Linda tampak memar, memerah, dan terasa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.

    Dua orang menarik tubuh Linda turun dari meja itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Linda dengan kertas tisu yang kasar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Linda melihat meja tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan.

    Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Linda didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingga ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.

    Linda merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendorong dan mengangkat tubuhnya. Ketika Linda membuka matanya ia melihat seseorang telah berbaring telentang di bawah tubuhnya.

    Orang itu adalah si Rony, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Linda kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Linda diturunkan mengarah ke penis Rony. Dengan sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Linda.

    Dan Linda sendiri hanya mengerang, merasakan kembali sakit “ Ahggg Aghh perih tolong hentikan sudahh..”

    Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Linda dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Linda dan berhenti tak bergerak.

    Selanjutnya Linda merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Linda panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Linda membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.

    “Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang!” kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Linda sambil tersenyum.

    Ia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Linda yang terdorong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Linda, kembali menyengat seluruh tubuhnya.

    Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tidak pernah dirasakan Linda sebelumnya. Pikiran Linda menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk.

    Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Linda seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya.

    Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Linda hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lubang di tubuh Linda, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan.

    Kemudian dua orang terkakhir tadi menarik tangan Linda, melingkarkan jari-jari Linda di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Linda, dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.

    Sekarang Linda sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Linda untuk membuat mereka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Linda sama sekali tidak bisa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Linda.

    Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Linda. Linda terus memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera selesai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

    Orang di anus Linda lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia melumasi penisnya dan memasukannya ke anus Linda. Lalu orang di mulutnya menyemburkan sperma, membuat Linda tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan sperma orang itu.

    Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Linda berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak.

    Ia mendorong penisnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Linda. Linda kemudian merasakan getaran dari tubuh Rony di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantikan posisi Rony tadi.

    Orang-orang tadi bergantian memperkosa Linda di seluruh lubang yang ada, ia terus menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Linda.

    Ketika Linda melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali masuk ke dalam vagina Linda, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.

    Penis lain kembali masuk ke vagina Linda. Linda kembali memejamkan matanya, ia sekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, “ aghhh aghh aghh…” . yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Linda melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya.

    Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.

    Sepanjang malam Linda terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali.
    Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Linda, tubuh Linda tersungkur , terkapar tak berdaya .Linda lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap Linda tak sadarkan diri.

    Cerita Dewasa,Cerita Seks Perek,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Ngentot Di Warung Remang

  • Citra Side Story part 1 | Bantuan Benih Ekonomi

    Citra Side Story part 1 | Bantuan Benih Ekonomi


    1700 views

    Para pemeran di serial cerita ngeseks ini :
    1. Citra Agustina (26), Seorang wanita cantik berambut hitam panjang sepunggung, berkulit putih, tubuh kurus namun memiliki payudara ekstra besar berukuran 36 D
    2. Utet (52), Lelaki tua mesum yang sangat jatuh cinta kepada Citra.
    3. Darjo (46), Pemilik kontrakan mesum tempat Citra tinggal

    Cerita Ngeseks Terbaru 2017 – Citra Side Story part 1 | Bantuan Benih Ekonomi

     

    Perawan – Berulangkali Darjo menatap layar handphonenya, berharap ada balasan sms dari Citra Agustina, istri Marwan Sudiro, penghuni rumah kontrakannya. Namun, tetap saja NIHIL. Sama sekali tak ada respon darinya.
    “Telatnya sudah mau dua bulan… ” Ucap Darjo kesal, “Kalau tak segera ditagih, mau sampai kapan mereka akan menunggak…?” tambahnya lagi sambil berjalan menuju rumah Citra.

    Darjo, adalah seorang pria tengah baya beristri 3. Berusia 46 tahun yang tak lain adalah pemilik komplek rumah kontrakan tempat Citra, Seto dan beberapa tetangganya tinggal saat ini. Tubuhnya gemuk, kulitnya hitam, dengan tinggi rata-rata kebanyakan orang pribumi.

    “Janjinya minggu depan… Preeeettt…. Ini sudah hampir lewat seminggu dari janjinya, eh belum juga memberi kabar….” Gerutunya di jalan, sambil berulang kali melihat layar handphonenya.

    Memang, akhir-akhir ini sepertinya Marwan dan Citra sedang mengalami masalah ekonomi, namun bukan berarti hal itu bisa selalu dijadikan alasan buat menunggak bayar sewa kontrakan.

    Cerita Ngeseks Terbaru 2017 | Kembali otak Pak Darjo mengingat-ingat sosok Citra. Dari awal kepindahannya, wanita gemulai itu memang langsung menyita tempat di hatinya. Wajah cantiknya, senyum manisnya, suaranya yang lemah lembut membuatnya selalu betah jika berlama-lama main kerumahnya. Tubuhnya yang ramping, kulitnya yang mulus, ketiaknya yang tak berbulu dan aroma tubuhnya yang wangi, juga membuat dirinya tak ingin cepat-cepat meninggalkan rumahnya. Terlebih, ketika melihat ukuran payudara besarnya, wah bakal membuat celana dalam lelaki manapun menyempit. TETEK ITU BESAR SEKALI.

    Namun , sayang sekali, Citra telah menikah. Menikah dengan Marwan, lelaki bermasa depan suram yang memiliki banyak hutang disana-sini. Seorang calo tanah yang tak pernah tahu kapan ia akan mendapatkan penghasilannya.

    ***

    Sebenarnya, Citra tahu jika ia di sms oleh Pak Darjo. Namun, karena Marwan belum juga memberikan hasil dari pekerjaannya, Citra sengaja tak membalas semua sms dari Pak Darjo. “Toh, ujung-ujungnya, ntar juga ia bakal datang kerumah…” Batin Citra setiap kali Pak Darjo sms.

    Citra dan Marwan sudah tinggal cukup lama dikontrakan Pak Darjo, dan selama itu pula ia jarang sekali telat. Entah kenapa, hanya akhir-akhir ini suaminya agak sedikit kesulitan untuk bisa menyediakan uang bayaran kontrakan tepat waktu. “Mungkin karena banyak sekali saingan sehingga mas Marwan sering kalah tender..” Pikir bijaknya lagi.

    Dan memang benar, Pak Darjo juga mengakui hal itu. Citra dan Marwan adalah pasangan yang cukup kooperatif dalam hal pembayaran. Oleh karena itu, mereka agak dijadikan sebagai anak mas olehnya. Berbeda dengan tetangga lainnya yang harus membayar, buat Citra dan Marwan hampir bisa mendapatkan semua fasilitas perumahan dengan tanpa menambah bayaran sepeserpun. AC, TV, Kulkas, semuanya ditambahkan oleh Pak Darjo dengan gratis, walau pembayaran listriknya tetap diharuskan membayar.

    “Tapi kalo misalnya Marwan tetap tak bisa bayar… Apa aku harus mengusir neng Citra ya..?” bimbang Pak Darjo, “Istri Marwan itu terlalu cantik untuk dilewatkan begitu saja…”

    Berulang kali, otak mesum Pak Darjo memikirkan segala kemungkinan yang terjadi jika Marwan tak mampu membayar uang kontrakan. Bingung dan galau. Pak Marwan, yang walaupun sudah memiliki 3 orang istri, tetap saja selalu tergiur setiap kali ia berkunjung ke rumah Citra. Tak jarang, ia mencuri-curi pandang untuk sekedar menikmati kemolekan tubuh istri Marwan itu. Dan Citrapun Citra pun seolah mengerti jika Pak Darjo sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu terlalu mempedulikan.

    Bahkan akhir-akhir ini, supaya berhasi merajuk mood lelaki gemuk itu supaya mau memperlunak tagihan rumahnya, Citra semakin berani memamerkan bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi lelaki gemuk itu. Tak jarang, ketika Pak Darjo melirik aurat-aurat tubuhnya, Citra balas menatap lirikan mesum Pak Darjo sehingga akhirnya mereka berdua saling bertatapan.

    “Cantik sekali tubuhmu Mbak… Andai aku bisa menjadi suamimu… ” Kata Pak Darjo dalam hati sambil berulang kali menelan air ludah birahinya. Melihat tatapan matanya dibalas oleh Citra, Pak Darjo hanya bisa tersenyum kecut.

    ***

    Tak lama, Pak Darjo tiba di pekarangan kompleknya. Dengan santai, ia berjalan sambil melihat-lihat komplek perumahannya. “itu dia, rumah wanita idamanku… rumah nomor 2 dari ujung…”

    TOK TOK TOK
    “Mbak Citra…? Mmbakkk…?” panggil Pak Darjo.

    Sepi. Tak terdengar kehidupan apapun.
    “Padahal ini hari sabtu, seharusnya mereka ada dirumah…” Batin lelaki tua itu yang tahu jika sabtu minggu adalah hari libur kantor Citra. Namun setelah beberapa kal mencoba mengetuk pintu rumah citra namun sama sekali tak ada respon, ia mulai merasa putus asa,”Wah sia sia nih aku datang kesini… ”

    TOK TOK TOK
    “Mbaaaak….?” panggil Pak Darjo lagi.
    “Apa mungkin neng Citra ada dibelakang ya…?” Dengan ragu-ragu Pak Darjo memutari rumah Citra, menuju pintu belakang dan mencoba mencoba mengetuk pintu lagi.

    TOK TOK TOK
    Tetap saja hening. Namun tak lama kemudian, terdengar suara Maryati, istri Sunarto, penghuni sebelah rumah kontrakan Citra berteriak dari samping rumahnya
    “Eh Pak Darjo… Nyariin mbak Citra ya…?”
    “Iya bu Mar… Tahu nggak Mbak Citra pergi kemana…?”
    “Kayanya sih tadi sedang pergi makan siang bareng Pak Utet….”
    “Pak Utet…?”
    “Iya… Pak Utet.. Ojek pribadi Mbak Citra…”
    “Masuk sini aja pak… Tunggu di dalam rumah saya… Mbak Citra mungkin sebentar lagi pulang” ajak Maryati.
    “Nggak apa-apa bu… Saya tunggu didepan saja” jawab Pak Darjo kembali keteras rumah Citra.

    Cerita Ngeseks 2017 | Benar, Tidak begitu lama terlihat sebuah sepeda motor butut muncul dari ujung komplek, seorang lelaki tua membonceng wanita jelita.

    “Busyet… Pakaiannya seksi sekali…” batin Pak Darjo. Sambil melihat ke arah wanita itu tanpa mengedipkan mata.

    Siang itu, Citra hanya mengenakan sebuah daster bali berkain katun tipis warna warni yang pendek. Saking pendeknya, bawahan dasternya tak mampu menutupi paha mulusnya dengan sempurna.

    “Bentar ya pak saya mau turun… Tahan… Jangan digoyang-goyang motornya… Ntar saya jatuh…” Pinta Citra pada pak utet.
    “Hak hak hak …. Kalo digoyang mah yang ada mah moncrot keluar neng… Bukan jatuh…” Balas Pak Utet mesum.
    “Idih… maunya tuh moncrot terus… Khan barusan juga udah dapet… Ntar abis tuh peju…”
    “Yaaa.. Namanya juga nafsu Neng… Pasti minta dikeluarin terus… Apalagi kalo maennya ama Neng Citra… Sampe nginep-nginep juga bapak mau neng..”
    “Bener yaaaa… Awas aja kalo nanti tau-tau minta pulang…. Hihihi…”
    “Nggak bakalan neng… hak hak hak….”

    Beruntung, karena melihat sosok Citra lekat-lekat, Pak Darjo tak mendengar perkataan mesum Citra dan Pak utet. Melihat Citra yang turun dari motor, Mata Pak Darjo seolah mau lepas dari tempatnya. Selain itu, karena Citra menurunkan beberapa macam belanjaan dari motor, membuat ia berulang kali harus menundukkan badannya. Dan dari depan jaket kain Citra yang tak tertutup rapat, Payudara besar Citra seolah turut menyapanya. Payudara tanpa bra itu kelihatan bergoyang-goyang seiring gerakan Citra.
    “Busetttt tuuh teteeeekkk…. pasti enak tuh kalo dikenyot-kenyot….”

    “Ehem…. Pak Darjo… ” Kaget Citra yang sama sekali tak menyadari jika diteras rumahnya ada bapak pemilik kontrakan, “Tumben Pak dateng kesini…” Selah Citra membuyarkan lamunan lelaki gemuk itu ketika melihat kearah payudaranya.
    “Eeh iya mbak…”
    “Ada perlu apa ya…?” Sapa Citra berusaha sopan sambil melewati Pak Darjo yang sedang duduk di bangku teras rumahnya, membuka rumah lalu mengambil air putih, suguhan ala kadarnya buat Pak Darjo dan Pak Utet. Lagi-lagi, ketika Citra menyuguhkan air minum itu, Pak Darjo melihat payudara Citra yang bergelantungan manja dari luar dasternya yang berleher rendah.
    “Uuuhhh… Jadi ngaceng aku melihat tubuh semok ini…” ujar Pak Darjo sambil membetulkan benda yang mulai mengeras diselakangannya.

    Citra sebenarnya tahu jika maksud kedatangan Pak Darjo adalah untuk menagih rumah , cuman demi menjaga hubungan baik mereka, tetap saja ia harus menyembunyikan wajah kurang menyenangkannya. Dan dari ekor matanya, ia juga tahu jika sedari awal tadi, Pak Darjo tak henti-hentinya menatap mesum kearahnya.

    “Silakan diminum pak… ” Kata Citra mempersilakan tamu-tamunya menikmati suguhan air putih sambil duduk di kursi teras diseberang kursi Pak Darjo. Karena dasternya yang pendek, membuat paha putih mulus Citra kembali terlihat.

    “Pak…?” Tanya Citra sambil melambai-lambaikan tangannya kewajah Pak Darjo. Membuyarkan lamunannya yang sudah mulai absurd.
    “Ehh.. Eh iya mbak… Begini…” kembali Pak Darjo membetulkan selangkangannya. “Begini mbak Citra yang cantik… Maksud kedatangan saya kemari adalah… Sekedar Silaturahmi, sekaligus, ingin menagih janji mbak Citra….
    “Oooo.. mau menagih duit kontrakan…?”
    “Hehehe… Iya mbak… Berhubung si Srinah, tahu Srinah khan…?” Jelas Pak Darjo sok akrab.

    Citra menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Si Srinah, istri ketiga saya akan melahirkan, otomatis saya harus menyiapkan segala macam kebutuhan buat biaya lahiran…. Nah oleh sebab itu saya kemari…. ” Kata Pak Darjo menjelaskan dengan meta jelalatan menatap lawan bicaranya. “…. Mau minta bayaran sewa rumah dua bulan kemaren…”

    Koleksi Cerita Ngeseks | Lagi-lagi mata mesumnya melirik tajam kearah selangkangan Citra yang sedikit terbuka. Mencoba merekam setiap jengkal paha mulus itu di dalam benaknya.

    “Ooohhh gitu ya pak… Sebenernya sih saya mau bayar… Cuman kok ya, saya masih belum ada duit yang bisa dibayarkan… ” Jelas Citra.
    “Memangnya suami neng nggak pernah kasih duit…?”
    “Ngasih sih pak… Cuman khan hanya buat hidup sehari-hari….”
    “Lalu duit kontrakannya…?”
    “Yaaah… boro-boro ngasih duit kontrakan pak… Wong buat makan aja kadang susah… Apalagi, akhir-akhir ini malah Mas Marwan juga jarang pulang..”
    “Loooh…? Kok bisa jarang pulang….?”
    “iya…”
    “Berarti mbak Citra kesepian dong…” Celetuk Pak Darjo berusaha melucu.
    “Enggak juga sih pak.. Khan masih ada Pak Utet yang menemani…” Jawab Citra lagi sambil menujuk ke arah Pak Utet yang sedari tadi sibuk mengelapi motor bututnya. Pak utet yang merasa namanya dipanggil Citra segera menengok sambil tersenyum kearah Pak Darjo.

    “Mas Marwan masih sibuk dengan kerjaannya pak… jadi belum banyak bisa ngasih duit….”
    “Masa kerja mulu tapi ga ngasih duit. Aneh..
    “Ya gitu deh pak… Namanya juga pekerja lapangan.. Jadi ya jarang dirumah…”
    “Lalu kira-kira kapan saya bisa dapet kepastian tanggal Mbak Citra bisa bayaran kontrakannya..?”

    Tak menjawab, Citra hanya bisa menarik nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya.

    “Waaduuuhhh… Ya ngak bisa gitu juga mbak… Saya udah tidak bisa memberikan toleransi lagi mbak.. Mbak sudah menunggak duit kontrakan lebih dari dua bulan…. Otomatis kalo mbak nggak bisa mbayar, mbak harus angkat kaki dari rumah ini secepatnya….” Ancam Pak Darjo.
    “Ayolah pak…Saya mohon ya pak…”
    “Nggak bisa Mbak… Orang yang mau nempatin rumah ini sudah banyak yang mengantri..”
    “Janji deh pak… Beri saya waktu seminggu lagi…..”
    “Hmmm… Gimana ya… Sebenarnya saya juga senang mbak… Rumah kontrakan saya ditempati oleh Mbak Citra yang cantik ini. Tapi kalo terus-terusan menunggak begini, bisa digoreng saya sama si Srinah dan istri-istri saya lainnya…”

    “Saya bakal usahakan pak… Seminggu lagi mas Marwan pasti udah dapat duit buat bayar kontrakan kok… Percaya deh…”
    “Kalo misalnya belum dapet duit juga…?”

    Terdiam, citra tak mampu mengatakan apa-apa. Masalah ekonomi memang selalu menjadi masalah pelik buatnya. Terlebih saat ini, ia sudah tak memiliki barang berharga lagi. Dengan menarik nafas panjang, Citra menawarkan sebuah solusi yang tak mungkin dapat ditolak oleh Pak Darjo.

    “Hhhmmm.. Kalo minggu depan saya masih belum bisa bayar duit kontrakan…” Citra menarik nafas lalu menghembuskan pelan, “Terserah bapak mau apakan saya…”
    “Mau apakan gimana neng..?”
    “Ya saya bersedia melakukan apapun pak… ”
    “Apapun…? Termasuk…….”
    Citra mengangguk. Mengiyakan. “Terserah bapak. Daripada saya harus tinggal dijalanan…”

    Merasa percakapan antara pak Darjo dan Citra mulai mengarah ke arah yang kurang jelas, pak Utet langsung turun tangan.

    “Memangnya tagihan kontrakan Neng Citra berapa pak? ” Tanya Pak Utet dengan nada cukup lantang.

    Pak Darjo menatap tajam kearah Pak Utet dengan tatapan merendahkan. “Utangnya banyak pak… ” Jawab Pak Darjo ketus.
    “Sebanyak apa…?” Tanya Pak Utet lagi.
    “Duit kontrakan rumah ini sebulannya 600 rebu… Ini mbak Citra sudah menunggak lebih dari dua bulan, dan sekarang mau masuk tagihan bulan ketiga…. ” Jelas Pak Darjo, “Kenapa pak… Bapak mau bayarin…? Kaya sanggup saja….” Tambah Pak Darjo melecehkan.

    Sambil tersenyum, Pak Utet mengeluarkan beberapa lembar uang dari kantongnya. “Ini saya ada duit 400 rebu, buat sekedar jaminan….” Kata lelaki tua itu sambil menyodorkan gepokan uang receh pada pa Darjo, “Santai saja pak… Neng Citra pasti bakal bayar kok….”
    “Pak Utet… Gak usah repot repot pak…” cegah Citra sambil menahan tangan pak Utet mendekat ketubuh Pak Darjo.
    “Nggak apa-apa neng… Santai saja…” Ucap Pak Utet sambil tersenyum, “Ini pak terima saja uangnya…”

    Dengan perasaan malu, Pak Darjo segera menyembar semua uang receh dari tangan Pak Utet. Lalu, ia memperiksa lembara-lembaran uang itu sambil beberapa kali menerawang uang tersebut ke arah langit.

    “Kampret… Gara-gara lelaki tua sialan, aku jadi gagal mendekati istri Marwan itu..” Gerutu Pak Darjo sambil beranjak pergi ,” Okelah kalo begitu… Saya pergi dulu….” Tutup Pak Darjo sembari langsung beranjak pergi menginggalkan Citra dan Pak Utet.

    “Pak… Makasih ya… ” Ucap Citra sambil tak henti-hentinya tersenyum simpul.
    “Makasih apaan neng…?”
    “Makasih udah mbantuin aku…. Seharusnya bapak nggak perlu ngelakuin itu semua… Aku yakin kok bentar lagi mas Marwan pulang bawa banyak duit….”
    “Hak hak hak… Halaaah…Gausah dipikirin Neng..”
    “Kalo gitu saya balas dengan MPPPFFF….”

    Kecup Citra melahap habis bibir tebal Pak Utet, sambil menggiringnya masuk kedalam rumah.

    ***

    “Semprul…Kakek-kakek kampret…..” Ucap Pak Darjo berulang kali sambil menyeruput secangkir kopi panasnya yang sudah mulai dingin.
    “Ada apa toh mas…? Kok mukanya kusut gitu…?” Tanya Limun, si pemilik warung kopi.
    “Berantakan Munnn… Pokoknya… Berantakan…”
    “Opone yang berantakan mas..?” tanya Limun lagi.
    “Aku baru saja dipermalukan oleh tukang ojek jeleknya si Citra…?” Jelas Pak Darjo.
    “Dipermalukan…? Maksudnya…?”
    “Iya… Gara-gara lelaki kerempeng itu, aku tak bisa mendekati si Citra….”
    “Owalaaahh… Emangnya bapak naksir istri Mas Marwan itu ya….?” Tebak Limun.
    “Kekekekekek…. Kenapa kamu…? Kaget…?” Tawa Pak Darjo lagi, “Boleh donk aku perlihara wanita jelita itu… Toh dia sering diterlantarkan oleh suaminya… Bayangin, punya bini secantik Citra, ga bakalan aku bolehin jalan kemana-mana… Sepanjang hari kerjanya cuman…. Kekekekekek ….”
    “Hahahaha… Ngimpi kowe mas….”
    “Wah.. gara-gara mbayangin si Citra, aku jadi ngaceng… Udah-udah Mun… Berapa totalannya… Aku mau pulang ke istri-istriku saja kalo gitu….”

    Segera saja, Limun menghitung semua pesanan Pak Darjo, “Cuman lima belas ribu aja mas…”
    “Eh… Mun… Sek sek… Handphone aku mana ya…?”

    Sambil kebingungan, tiba-tiba ingatan Pak Darjo kembali ke rumah Citra. Sepertinya handphone itu tertinggal disana. Pak Darjo buru-buru membayar kopinya dan segera balik lagi kerumah Citra.

    ***

    Tak berapa lama, Pak Darjo sudah sampai didepan pintu pagar rumah Citra.

    “Kok sepi ya…?” Kata Pak Darjo sambil celingukan, “Tapi pintu depannya kok masih terbuka…?” Tambahnya lagi sambil celingukan.
    “Nah itu dia Handphone aku…” Girang Pak Darjo yang melihat telephon genggamnya masih berada di atas meja teras.

    Cerita Ngeseks Terbaru | Tanpa mengetuk pintu pagar, Pak Darjo masuk ke halaman rumah Citra, mengambil handphonenya lalu memasukkannya kedalam saku celana. Melihat pintu rumah yang melompong begitu saja, membuat keisengan pak Darjo muncul. Ia ingin mencari tahu, istri Marwan yang cantik jelita itu sedang apa di cuaca yang panas seperti ini.

    “Neng Cit….”

    Tak sempt menyelesaikan panggilannya, mata Pak Darjo seketika itu langsung melotot. Terbelalak lebar menatap pemandangan dibalik pintu ruang tamu. Nampak, kedua insan yang bertelanjang bulat itu sedang melakukan sebuah permainan yang sangat melanggar norma-norma kesopanan. Tubuh Pak Utet rebahan di kursi sofa, sementara Citra duduk diatas selangkangannya. Pinggulnya dengan lincah bergerak maju mundur sambil kedua tangannya meremas-remas payudaranya yang menggelantung besar, mulutnya menceracau tak jelas sambil terus menjilati payudaranya yang besar.

    Karena terlena melihat persetubuhan Citra dan Pak Utet, Pak darjo membuka pintu depan itu lebih lebar lagi. Namun tak dikira, ternyata pintu itu bersuara berisik sekali.

    KKKRRRRIIIEEETTTT….

    Mendengar suara pintu rumahnya terbuka makin lebar, Citra buru-buru menengok ke arah suara itu berasal. Setelah tahu jika ada seseorang yang sedang mengintip perselingkuhannya, buru-buru ia meloncat, mencabut tusukan penis Pak utet yang masih bersarang di vaginanya, lalu berlari kedalam kamar. Begitu pula dengan Pak Utet. Sadar jika tunggangannya berlari panik, ia juga ikut-ikutan lari tunggang langgang menyusul Citra kedalam kamar.

    “Mampus aku Neeeeng… Yang punya kontrakan dateng…” bingung Pak Utet.
    “Tenang pak…. Tenang… Mungkin Pak Darjo tidak melihat kita…”
    “Nggak mungkin Neng… Pasti bapak itu tadi melihat persetubuhan kita…. Bapak langsung pergi saja ya Neng… Khawatir bapak itu memanggil seluruh warga kampung…”

    “Mbak…? Mbak Citra….? Permisi….” Suara panggilan Pak Darjo dari arah ruang tamu, “Mbak… Saya masuk ya… Ada yang ingin saya omongkan…” ucap Pak Darjo lagi.

    Dan beberapa saat kemudian, sosok lelaki itu sudah berada di depan pintu kamarnya. Perlahan, jemari gempal Pak Darjo menyibak horden.

    Seketika, mata Pak Darjo kembali melotot ketika melihat pemandangan yang nampak di dalam kamar tidur Citra. Wanita seksi itu, hanya berdiri kaku sambil termenung bingung menatap sosok tua yang sedang tergesa-gesa mengenakan pakaian didepannya. Seumur-umur, Pak Darjo tak pernah melihat wanita dengan tubuh sesempurna Citra.

    Untuk sesaat, mereka bertiga hanya bisa saling memandang satu dengan yang lain. Saling terkesima. Pak Darjo terbelalak menyaksikan pemandangan Citra dan Pak Utet yang masih dalam keadaan telanjang, Pak utet masih kaget karena perselingkuhannya tertangkap basah, dan Citra hanya diam seribu bahasa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.

    “HEH BANGSAT… SEDANG APA KAMU DISITU..” Teriak pak Darjo lantang sambil menyerbu masuk kekamar Citra. Dengan satu gerakan, Pak Darjo langsung membekuk Pak utet yang masih berusaha mengenakan pakaiannya. “KAMU SEDANG MEMPERKOSA ISTRI MARWAN YA…?”

    “Memperkosa..?” Tanya Pak Utet bingung. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha melepas cengkraman tangan besar Pak Darjo sambil terus memakai semua pakaiannya. “Enak aja… Saya nggak memperkosa.. Neng Citra yang ngajak ngentot…”

    Kaget sekaget-kagetnya, Pak Darjo sama sekali tak menyangka jika wanita secantik dan seanggun Citra, mau mengajak bercinta lelaki tua renta seperti Pak Utet. Seketika, Pak Darjo merasa kalah. Namun karena gengsi untuk meminta maaf, Pak Darjo tetap saja memelintir tangan lelaki tua itu.

    “BANGSAT… NGGAK MUNGKIN… MBAK CITRA NGGAK MUNGKIN MINTA DITIDURIN OLEH LAKI-LAKI RENTA SEPERTIMU…. AYO… IKUT AKU KE KANTOR POLISI….”

    “Jangan Pak… Jangan lapor ke kantor Polisi…” Tiba-tiba Citra mendekat dan menyentuh lengan tebalnya, ia seolah berusaha membebaskan Pak Utet dengan rayuannya. Luluh, Pak Darjo lalu melepaskan cengkeraman tangannya. Setelah bebas, buru-buru Pak Utet melanjutkan memakai pakaiannya lagi.
    “Waduh, nggak bisa Mbak… Saya tak bisa membiarkan rumah kontrakan saya dijadikan sebagai tempat mesum oleh lelaki tua ini…” Jawab Pak Darjo dengan intonasi nada rendah.
    Lagi-lagi, Citra menarik nafas panjang. ” Maafin Pak Utet Pak.. Memang saya kok yang mengajak dia meniduri saya…”

    Kembali, pak Darjo kaget. Ia benar-benar tak mengira jika wanita yang sedang bertelanjang bulat didepannya itu bakal senakal itu.

    “Enggak Mbak. Saya tetap harus melaporkan kejadian ini.. Paling tidak, saya harus melaporkan kepada Pak RT atau Pak RW…”

    “…. Waduh Neng… Gimana nih…?” tanya Pak Utet bingung, “Kita bakal diarak warga keliling kampung…”
    “Sebentar-sebentar… Nama anda siapa pak…? Anda sepertinya bukan warga sekitar sini khan…?”

    Tak menjawab, pak utet terus saja mengenakan semua pakaiannya dengan buru-buru.
    “Heh… Pak tua… JAWAB PERTANYAANKU…” hardik Pak Darjo sambil mendorong pak utet jatuh kearah kasur.
    “Aku pulang saja ya Neng…” kata Pak Utet tak menggubris pertanyaan Pak darjo. Dengan batang penisnya yang masih berlumuran cairan vagina Citra, ia terus mengenakan pakaiannya. Dan setelah semuanya terpakai, dengan buru-buru Pak Utet pergi meninggalkan Citra. Dengan kecepatan super cepat, Pak Utet sudah bertengger di motor, siap-siap mengengkol mesin motor bututnya.

    Merasa tak digubris, Pak Darjo langsung naik pitam. Ia buru-buru menghambur keluar rumah dan menangkap Pak Utet yang hendak kabur. “HEH BANGSAT… SINI.. JANGAN KABUR….”

    Tak ingin insiden ini semakin panas, Citra pun segera mengejar Pak Darjo keluar rumah dan memeluk tubuh lelaki gemuk itu. Dengan tak mempedulikan tubuh telanjangnya, ia menarik tangan Pak Darjo supaya melepas Pak Utet pergi.

    “Pak… Jangan pak… Tolong biarin Pak Utet pergi….” Cegah Citra sambil memeluk tubuh pak Darjo dari belakang.
    “Tidak bisa Mbak… Saya tetap harus melaporkan lelaki BANGSAT ini ke pihak berwajib….”

    Pak Darjo heran dengan apa yang dilakukan Citra. Mengapa wanita cantik itu begitu ingin dirinya melepaskan lelaki tua ini.
    “Pak jangan Pak…. ”

    Tanpa mendengar teriakan Citra, Pak Darjo terus saja mencekik leher pak Utet dan menyeret tubuh lelaki tua itu supaya turun dari motornya. Merasa usahanya sia-sia, Citra lalu melepaskan pelukannya lalu merentangkan tangannya lebar-lebar, mencegat kedua pria itu supaya tak bertengkar semakin panas.

    “PAK DARJO… TOLONG LEPASIN PAK UTET….” teriak Citra lantang.
    “Minggir Mbak…”
    “Aku mohon pak… Lepaskan Pak Utet…”

    Citra sadar jika usahanya sama sekali tak membuahkan hasil. Ia juga sadar, jika Pak Darjo tetap tak mau melepaskan selingkuhannya, keributan ini bakal menjadi lebih panjang, dan bisa menarik perhatian tetangga sekitarnya. Sehingga ujung-ujungnya, banyak orang yang tahu jika selama ini Citra sudah berbuat serong dengan lelaki lain.

    Merasa tak ada jalan keluar, Citrapun akhirnya menggunakan jalan satu-satunya. “Jika bapak sudi melepaskan Pak Utet… Bapak boleh memilikiku jika bapak mau…”

    Kalimat terakhir Citra sepertinya sangat ampuh meredam amarah Pak Darjo.
    “Ke… Kenapa Mbak…?” Tanya lelaki gemuk itu seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi.
    “Barusan… Mbak bilang apa…?”

    “Pak Darjo boleh memilikiku jika mau…”

    Bak memenangkan undian togel, hati pak Darjo mendadak berbunga-bunga. Sebuah senyuman terukir di wajah gelap Pak Darjo. Lebar sekali, hingga ujung bibirnya bisa menyentuh telinga. “Mimpi apa ya aku semalam? Citra agustina akhirnya menyerahkan dirinya padaku..”

    “Kamu sadar khan mbak maksud dari perkataanmu barusan….?”

    Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepala.

    Perlahan, ia melepas cengkraman tangannya pada leher Pak Utet, membiarkan lelaki tua itu kembali pergi. Tak ingin mensia-siakan kesempatan ini, Pak Utet buru-buru menstater motornya, lalu kabur meninggalkan komplek rumah kontrakan Citra.

    “Sudah mbak…. Aku sudah melepaskan lelaki bajingan itu… ” Kata pak Darjo sambil terus-terusan mengembangkan senyum liciknya, “Lalu…. Sekarang gimana…?”

    Masih dengan diam, Citra buru-buru membalikkan badannya, lalu melangkah masuk kedalam rumahnya, dengan wajah kusut. Tampak kebingunan di wajah cantiknya. Ujung kedua alisnya bertaut. Dan kerut didahinya benar-benar terlihat jelas. Wanita jelita itu benar-benar bingung. Ia tak menyangka jika perselingkuhannya dengan Pak Utet bisa ketahuan karena ketelodarannya.

    Mendadak, terlintas di benak Citra semua akibat dari perselingkuhan yang terlah ia lakukan. Mas Marwan murka, dan langsung menceraikan dirinya. Nama baiknya rusak. Tak ada kepercayaan lagi oleh orang sekitar terhadap dirinya. Dikucilkan dari masyarakat.

    Duduk di sofa ruang tamu, Citra hanya diam. Dewi keberuntungannya kali ini sama sekali tak bisa membantu masalahnya ini.

    Melihat Citra yang sedang bingung, Pak Darjo buru-buru mendekat kearah Citra. Ia lalu mengajak Citra pergi ke kamar tidurnya. Masih dalam kondisi bingung, Citra menuruti permintaan lelaki gemuk itu. Dan sesampainya di dalam kamar, Pak Darjo segera menubruk tubuh ramping Citra. Ia memeluk tubuh wanita cantik itu erat-erat, sambil mulai mengecupi kening dan pipi mulusnya.

    Seketika, Citra tahu apa yang sedang pak Darjo mulai lakukan pada dirinya. Itu adalah konsekwensi dari kalimat terakhirnya. Iya, ia harus menyerahkan semua kehormatan dirinya kepada pemilik kontrakan bertubuh tambun ini.

    “Kehormatan….?” tanya citra dalam hati, “Memangnya aku masih punya kehormatan…?”
    “Setelah bersetubuh dengan Pak Utet, Seto, dan sekarang Pak Darjo… Masih adakah kehormatan dari diriku yang masih tersisa…?”

    Dalam menit-menit terakhir, akhirnya Citra menyerah. Setelah susah-susah berusaha mencari jalan keluar dari semua masalah yang menimpanya, mendadak Citra tersenyum.

    “Tak apalah, jika aku harus melayani para lelaki-lelaki hidung belang itu… Karena paling tidak, aku tak harus pusing-pusing memikirkan beban ekonomi yang harus aku tanggung….”

    Melihat wanita yang sedang dipeluknya mendadak senyum-senyum sendiri, Pak Darjo kembali menatap raut wajah dan tubuh telanjang Citra dalam-dalam.
    “Akhirnya aku bisa mendapatkan dirimu mbak…” Ucap Pak Darjo sebelum akhirnya ia memeluk kembali tubuh jelita Citra lagi.

    Citra dapat merasakan desah hembusan nafas birahi lelaki gemuk itu menerpa keningnya, matanya, pipinya, hingga lehernya. Tak ingin terlihat malu-malu, Citra lalu memejamkan mata , tak tau harus menolak atau menikmati kecupan mesra lelaki gemuk itu. Perlahan, birahi Citrapun mulai terusik kembali, apalagi setelah kecupan Pak Darjo mulai merambat sampai pada bibir tipisnya.

    “Hangat sekali kecupanmu… Pak Darjo…” batin Citra sambil mulai mempersilakan lidah lelaki tua itu bermain dalam mulutnya. Tangan nakal Pak Darjo pun tak tinggal diam, mulai merayapi payudara, perut, pantat, vagina hingga paha Citra. Mencoba meresapi kehalusan kulit istri Marwan itu.

    “Ehhhhmmm…..” Desah Citra, menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Pak Darjo.

    Melihat Citra hanya diam pasrah, Pak Darjo semakin bersemangat. Dari gerakan yang awalnya hanya mengusap dan membelai, hingga pada akhirnya ia mulai meremas, memilin dan mencubit. Apa saja ia remas, pantat, perut, pinggul hingga payudara Citra tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin membuat Citra menjadi lemah tidak berdaya, nafsunya yang sempat padam karena ditinggal oleh lelaki pengecut seperti Pak Utet, perlahan mulai terbakar lagi.

    Sedikit demi sedikit Pak Darjo mendorong tubuh Citra ke arah kasur.

    Citra yang sudah dimabuk birahi itu hanya bisa menurut saja ketika ia diminta Pak Darjo untuk menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. Pak Darjo lalu mengikuti Citra duduk ditepi tempat tidur dan mulai memainkan lidahnya diseputar puting payudaranya.

    Dengan sekali dorong, Pak Darjo merebahkan tubuh indah Citra kebelakang. Membuatnya telentang. Sekali lagi, lelaki tua itu mengamati keindahan tubuh Citra. Mengagumi setiap pori-pori kulitnya yang mulus tanpa luka. Mengagumi payudara besarnya yang membuncah indah. Mengagumi bibir vagina Citra yang gemuk seperti kue apem

    Dalam diam, Citra mulai mengapai tubuh pak Darjo yang masih berdiri di samping tempat tidurnya. Berusaha meraih tonjolan daging yang tumbuh diselangkangan Pak Darjo.

    “Buka bajunya pak…” Ucap Citra lembut.
    Melihat Citra mulai berinisiatif, Pak Darjo segera memelorotkan celana panjang beserta dalemannya. Tak lupa ia juga melucuti kemeja lusuhnya dan melemparnya ke sudur kamar.

    Pada akhirnya, tampaklah oleh Citra, tubuh hitam nan gemuk milik Pak Darjo. Walau penisnya tak terlalu panjang, tetap saja Citra merasa kagum akan kegemukannya. Irip ubi jalar. Kepalanya kecil, tapi batangnya benar-benar besar.

    Perlahan, Pak Darjo mulai mengulik vagina Citra. Menggelitik mesra, sambil sesekali menjilat klitorisnya. Citra tak mengira jika gaya pemainan lelaki yang temperan itu benar-benar sopan. “Sepertinya, Pak Darjo bisa berlaku romantis juga… ” Kata Citra dalam hati. Tak seperti permainan seks mas Marwan yang asal gabruk, tubruk, tusuk, dan akhirnya ambruk. Seruntulan.

    Tidak puas hanya dengan hanya mengusap vaginanya, Pak Darjo mulai menusuk-nusukan jemarinya kevagina Citra yang telah basah oleh cairan birahinya.

    “Eeehhmmm….Pak…” Panggil Citra pelan
    “Hmmmm….”
    “Jangan laporin kejadian tadi ke Mas Marwan ya pak….”
    “Kekekekek… Kita lihat saja nanti… ” Kekeh lelaki gemuk itu.
    “Tolong ya pak…. Jangan….”
    “Trus kalo aku nggak lapor ke suamimu, aku dapet apa…?”
    “Apa aja pak…”
    “Apa saja itu gimana..? Aku nggak ngerti….”

    CLOK CLOK CLOK.
    Rupanya vagina Citra sudah benar-benar basah, karena tak terasa, kocokan jemari Pak Darjo sudah diiringi oleh lendir-lendir liang vaginanya.

    “Aku rela pak jadi MADUMU….”
    “Kekekekekek …. Kalo aku nggak mau gimana…?”
    “Kamu nggak mau pak…?”
    “Buat apa wanita tukang selingkuh sepertimu dijadikan maduku…?” Ejek Pak Darjo.

    Citra hanya diam.

    “Kamu pasti wanita murahan…. Sama lelaki tua aja mau diajak ngentot..”
    “Ayo coba ngaku, kamu sudah berselingkuh ama berapa orang..?”

    Lagi-lagi Citra diam, tak menjawab,

    “Kekekekekek…. Aku yakin kamu sudah dipake banyak orang…” Ejek Pak Darjo sambil terus mengocok vagina banjir Citra cepat-cepat.

    CLOK CLOK CLOK

    “Dasar LONTE…. ”

    Mendengar hinaan Pak Darjo, Citra buru-buru bangkit. Ia langsung berdiri dan meninggalkan pak Darjo. Walau ia sudah benar-benar bernafsu, namun panggilan Pak Darjo buat dirinya tadi membuatnya emosi.

    “Heh… Lonte.. Mau kemana…?” Tanya Pak Darjo sambil mengamit tangan kecil Citra. Dengan sekali kibas, lelaki gemuk itu membanting tubuh kecil Citra keras-keras ke kasur.

    “Aaaawww…. Pakk…” Rintih Citra begitu tubuhnya terhempas ke atas kasur, “Kasar banget kamu pak…”
    “Jangan sok suci Mbak…. Lonte sepertimu harusnya tak aku perbolehkan tinggal di sini…”
    “Lepasin…!”
    “Udahlah Mbak… Ga usah banyak bacot… ”
    “Aku bisa teriak pak…”
    “Kekekekek… Teriak saja mbak… Biar sekalian orang kampung tahu, betapa binalnya dirimu… ” Ujar Pak Darjo, “Udah nggak bisa bayar kontrakan, pamerin tubuh telanjang biar nggak jadi ditagih duit sewa.. Gitu ya…? Orang-orang pasti bakalnya berpikir seperti itu.. Kekekekekek….”

    “Sialan…. Apa yang dikatakan lelaki busuk ini ternyata cukup masuk akal…” Gerutu Citra.

    “Ayo… Sekarang kamu nungging…” Pinta Pak Darjo kasar. “Kalo kamu mau jadi MADUKU…. Kamu harus layani aku dengan segenap hatimu…. LONTE MURAHAN….”

    Tak pernah seumur-umur Citra dilecehkan seperti ini. Lonte. Dengan tatapan penuh amarah, Citra tak menjawab pertanyaan Pak Darjo, ia hanya terus menatap tajam kearah lelaki gemuk itu.

    “Gimana…? Mbak Citra Agustina yang terhormat…. Apakah kamu mau kamu jadi lonteku…?” Goda Pak Darjo semakin mempercepat kocokan jemarinya ke liang kenikmatan Citra.

    CLOK CLOK CLOK

    “Jawab…!” Bentak Pak Darjo lagi. “Mau nggak kamu jadi lonteku…?”

    Tanpa menunggu jawaban Citra, Pak Darjo segera membekuk tangan Citra kesamping tubuh rampingnya. Lalu dengan satu tangan lainnya, ia menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluan istri Marwan itu dalam-dalam. Vagina Citra yang sudah benar-benar basah, segera saja menyambut penis gempal pak Darjo.

    CLEP…

    Tak mampu bergerak, Citra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya. Dalam penolakannya, ia berusaha merasakan kenikmatan tusukan kasar dari penis gemuk Pak Darjo. Walau penis itu tak sebesar dan sepanjang penis Pak Utet, tetap saja, mampu membuat birahinya kembali menggelegak.

    Tak lama, kemaluan Pak Darjo berhasil melesak seluruhnya. Sejenak, mereka terdiam sambil saling merasakan kenikmatan persetubuhannya,

    “Gimana mbak….? Kamu mau jadi LONTEKU…?”
    Tak menjawab. Citra hanya diam sambil terus menatap tajam kearah Pak Darjo. Citra sama sekali tak mengira, jika lelaki yang dihormatinya itu bakal melakukan tindakan hina seperti ini. Pak Darjo tega memperkosa Citra di rumahnya sendiri, di atas kasur yang biasa ia gunakan untuk bersetubuh dengan suaminya.

    “Nggak usah kamu jawab juga aku sudah tahu mbak…” Ucap Pak Darjo penuh keyakinan. “Liat aja memek kamu yang membanjir seperti ini, aku tahu jika kamu suka diperlakukan seperti ini ya…? Kekekekek….”

    Sekali lagi, Citra dibuat malu oleh lelaki gemuk itu. Apa yang dikatakan oleh lelaki gemuk itu benar. Walau wajahnya menunjukkan penolakan terhadap apa yang sedang dilakukan Pak Darjo pada dirinya, tubuhnya tidak sama sekali. Tubuh moleknya justru menikmatinya.

    “Aku tahu… Kamu bakal bersedia Mbak… Kekekekek…” Tawa Pak Darjo. Dengan kecepatan tinggi, lelaki gemuk itu mulai menggenjot penisnya keliang vagina Citra. Menusuk dan mencabut batang gemuknya dengan kecepatan tinggi.

    “Wuuuoooooo…. Sempit banget memekmu mbak… ” puji Darjo, yang seumur-umur belum pernah merasakan vagina sesempit milik Citra. Walaupun ia telah sering menikah, tak satupun dari ketiga istrinya yang memiliki vagina seperet Citra. “Aku nggak ngira… Lonte Cantik sepertimu punya memek yang menggigit seperti ini….”

    “Ehhmmm.. Ssshhshhhhsss….”

    Mendapat tusukan cepat seperti itu, mau tak mau membuat Citra akhirnya mulai mendesah keenakan. Rupanya ia tak kuat juga menahan gempuran birahi penis Pak Darjo. Perlahan, erangan dan desahan kenikmatan meluncur dari bibir tipis Citra.

    “Kekekek…. Kenapa mbak…?” Goda Pak Darjo yang tiba-tiba mencabut penisnya dari vagina Citra.
    “Ooohhh….” Erang Citra, ” Paakk…..”
    “Kenapa mbak….? Pengen lagi…”

    CLOP. Pak Darjo kembali menusukkan penisnya lalu mencabut kembali.

    “Ooohhhmmm…. Ssshhh… Pak…”

    “Kekekek… Mukamu lucu sekali mbak….”

    CLOP. Lagi-lagi Pak Darjo menggoda Citra. Dengan santai ia menghujamkan penis gemuknya lalu mencabutnya kembali. “Kekekekekek….”

    Merasa dipermainkan seperti itu, membuat Citra meronta-ronta nikmat.

    “PAK DARJO… ENTOT AKU PAAKK… JANGAN PERMAINKAN NAFSUKU… ” Jerit Citra.

    “Kekekekekek…. Gimana Mbak…? Kamu bersedia jadi LONTEKU..?”
    “Ooohh…. Iya pak… ”
    “Iya Apa…?”
    “IYA PAAAKK.. AKU BERSEEEDDDIIIAAAAA….” Erang Citra lagi.
    “Kekekekekek…”

    Mendengar lawan bercintanya mulai mendesah-desah, Pak Darjo pun semakin cepat menggerakkan pinggulnua. Menghujamkan batang penisnya dalam-dalam ke vagina sempit Citra.
    “Enak ya mbak…?”
    “Ehhmmmm….”
    “Kekekekek…. Dasar lonte…”

    Suhu Sabtu siang yang sudah panas, semakin dibuat panas oleh kelakuan bejat mereka. Dan tak lama kemudian, desahan lantang pun mulai terdengar nyaring di komplek yang sedang sepi begini.

    Mendengar panggilan kasar Pak Darjo kali ini, entah kenapa tak membuat Citra sakit hati. Malah, ia semakin bernafsu untuk dapat mengalahkan stamina lelaki gemuk yang sedang mencucuki vaginanya.

    Namun apa daya, persetubuhan dengan Pak Utet sebelumnya, cukup membawa dampak besar bagi Citra. Terbukti, gelombang orgasmenya langsung menerpa. Dari pangkal pahanya, rasa panas mulai menjalar naik ke rahimnya, membawa sengatan-sengatan orgasme semakin mendekat.

    Begitupun oleh Pak Darjo, gelijang tubuh Citra yang hendak orgasme sangat terasa olehnya. Istri Marwan itu lalu berulang kali mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi disertai gerakan kepanya yang tak terkontrol. Dan benar, beberapa detik kemudian, tubuh Citra bergetar hebat, disertai cengkraman kukunya pada punggung gemuk Pak Darjo.
    “Pak… Aku keluar…. AKU KELUUUUAAAARRRR PAAAAKKKK..”

    CREET CREET CREECETT.
    Semprotan lendir birahi keluar dari vagina sempit Citra, diiringi oleh kedutan hebat dinding-dinding rahimnya.

    Merasakan pijatan vagina yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, Pak Darjo pun tiba-tiba merasa ingin orgasme. Dengan kecepatan maksimal ia kemudian memacu gerakan pinggulnya naik turun, sembari menindih dan memainkan payudara Citra yang nampak tak berdaya sama sekali setelah ia mendapatkan orgasmenya.
    “Aku juga keluar Mbak… AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHH….”

    CROT CROT CROCOOOT….

    Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan Pak Darjo ketika menyemburkan benih-benih kejantanannya kedalam rahim Citra. Nikmat di ujung penisnya berasa langsung menyebar ke seluruh penjuru syaraf tubuhnya. Menghantarkan getaran-getaran enak yang tak mampu terlukiskan dengan kata-kata.

    “Ini adalah orgasme terhebatku. Orgasme yang tak pernah aku dapatkan dari ketiga istriku…” Batin Pak darjo sembari menghempas-hempaskan pinggul gemuknya, memerah semua spermanya untuk masuk kedalam rahim Citra. Sejenak, Pak Darjo terdiam. Sambil terus menatap wajah ayu Citra yang damai karena baru mendapatkan orgasmenya, Pak Darjo pun tersenyum penuh arti.

    Keduanya nampak begitu capai. Terkulai lemas. Hingga akhirnya Pak Darjo menghempaskan tubuh gemuknya disamping tubuh raming Citra. Tak lama kemudian, mereka berdua tertidur di bawah panasnya udara siang yang begitu menyengat. Tertidur dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun. Tertidur dengan pintu depan yang masih terbuka lebar. (bersambung)

    By :
    Tolrat

  • Cerita Dewasa Terbawa Nafsu Saat Ngulum Kontol Teman Papaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Terbawa Nafsu Saat Ngulum Kontol Teman Papaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1700 views

    Perawanku – Setelah sebelumnya ada kisah mesum, kini ada cerita Terbawa Nafsu Ketika Ngulum Kontol Teman Papa. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot.

    Ini adalah pengalamanku dientot teman papa waktu aku masih duduk di bangku SMU. Aku termasuk salah satu bunga sekolah di sekolahku dan berprestasi di bidang seni. Rumahku sering didatangin tamu-tamu papaku, baik partner bisnis, karyawan atau teman.

    Teman papa yang bernama Om Wawan sering datang ke rumah aku di sore hari, hanya sekedar ngobrol dan minum teh sama papa di kebun belakang rumahku. Konon, Om Wawan mempunyai sixth sense, bisa melihat dan melamar nasib, dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus. Kadang-kadang dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dengan mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yang berkacamata tebal sudah lumayan tua, sekitar umur 65 thn, dan badannya agak gemuk dengan perut yang buncit dan napas yang bau. Tipe-tipe badan orang tua yang tidak fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.

    Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. Aku risih sekali apalagi yang ngelirik adalah teman papaku sendiri yang sudah tua. Aku hanya suka membalas Om Wawan dengan senyuman, dan berkata ,”Om, jangan lihatin Nini sampe gitu dong, kan malu.

    ”Om Wawan suka tersenyum mesum, “Habis Nini manis dan cakep sih, cowok yang mana gak suka liatin Nini.” Dan aku jadi tersipu malu.

    Suatu Sabtu sore hari seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku untuk ngobrol sama papa, tapi waktu itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku yang ngobrol sama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku.

    “Nini gak perawan lagi ya?”

    Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang.

    ”Gak apa apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh.” Aku diem aja dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku.

    “Om sudah tau kok dari dulu, makhluk halus yang Om pelihara kasih tau ke Om, katanya kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yang tidurin kamu. Dan ada penyakit di badan kamu.”

    Aku jadi kaget ketakutan karena dikasih tau ada penyakit di dalam badanku.

    “Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?”, tanyaku bertubi-tubi.

    “Yah, mayan parah lah” Aku hanya diam membisu karena sudah ketakutan.

    “Tapi Nini gak usah takut, Om bisa sembuhin kok.” Aku agak lega ,

    ”Oh ya? Gimana?” “Nini harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa gak?”

    “Ok, Nini akan ikut semua instruksi dari Om.”

    “Nah, sekarang ambil segelas air putih buat Om.” Perasaanku bercampur antara takut dan nervous, pergi ke dapur untuk ambil segelas air.

    “Nih airnya Om”

    “Ok, Nini minum airnya dikit.” Aku merasa aneh tapi hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yang baru aku minum.

    “Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu. Sekarang julurkan lidah kamu. Om mau liat.” Aku menjulurkan lidahku, lalu Om Wawan menyedot dengan kuat lidahku. Ada sensasi aneh di dalam tubuhku. Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dalam celana dalamku, aku kaget!

    “Jangan takut, Nini. Om mau tau separah apa penyakit yang dijangkitin Nini. Ada makhluk halus di dalam tubuh Nini yang suka mengganggu kesehatan Nini.”

    Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku. Aku merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah basah, Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yang basah.

    “Nini dah basah ya?” Trus aku diem saja, lalu Om Wawan menaikin kausku, dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dengan kuat, aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan.

    “Ke kamar Nini yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Nini.” Aku nurut saja sama kata2 Om Wawan.

    Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya.

    ”Nini, kulumin kontol Om!” Aku enggan mengulumin kontolnya karena keliatan bau dan kotor kontolnya.

    “Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum kontol Om buat ngusir makhluk halus di dalam tubuh Nini.” Aku jadi nurut karena aku mau diobatin. Aku mengulum kontol Om yang lagi lemas ketiduran, aku mengemut kontol Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan.

    ”lebih cepat kulumnya… ashh ahhh… ngemut2 kontol Om lebih keras dan lebih cepat.” Aku ikut instruksinya dan menahan napas dari bau kontol Om. Om mendesah keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah upacara untuk mengusir makhluk halus. Om merebahkan aku di atas ranjang lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin seluruh mukaku, melumat pentil aku kuat lalu menjilati vaginaku.

    ”aashhhh… enak Om…. ah ahh ashh hmm… Om, aku ga tahan lagi Om, ahhhh ashhhhhhhhhh…. masukin kontol Om dong….” Tapi Om Wawan sengaja gak mo masukin kontolnya, dia masih bermain2 dengan vaginaku dengan lidah dan jarinya… sampe aku memohon mohon.

    “Om, cepet dong… masukin kontol Om ke dalam memekku, aku dah ga tahan lagi… ahh ahhhh… tolong Om… cepet masukin”

    Lalu Om Wawan memasukin kontolnya di dalam vaginaku.

    “Oh… asiknya Om… ah ahahhh ashhhh” Om Wawan mengenjot pelan pelan.

    “Om, ahh ahh…. cepet dong ngenjotnya… ahhh ashhh ahhhhahhhh… lebih kuat dong…”

    “Wah, Nini binal sekali… Om baru tau…” Lalu dia mengenjot lebih cepat dan kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat.

    “Om lebih kuat meremas tetekku ahhhh ahhh”

    Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top…. Om Wawan sangat lihai dalam permainan ini… dia membuat aku lupa diri dan merasa high sekali… kita berdua meraung raung keenakan di dalam kamar… ahhh aaaahh….sssssahhhhh assshhhhh uhhhhhhhhahhh…..

    “Nini, Om sudah mau keluar…. Om crot di dalam memek Nini yah”

    “Iya, Om… boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Nini juga udah mau keluar ahh ahhhh” Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku… lalu Om Wawan mengeluarin kontolnya dan meletakan di dalam muluntuku, aku mengulum kontolnya dengan asik dan Om Wawan mengerang dengan asik dan bergetar-getar keenakan. Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman.

    “Besok-besok Om mau ngentotin Nini lagi untuk bersihin tubuh Nini dari makhluk halus.

  • GILA !! Agus Membolehkan Aku Ngentot Rina Istrinya

    GILA !! Agus Membolehkan Aku Ngentot Rina Istrinya


    1698 views


    Perawanku – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.

    Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi.Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!

    Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian. katanya menyebut isteriku.Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..? kata isteriku ketika kuajak.


    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku.

    Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.

    Mas.., sekarang Mas..! pinta isteriku memelas.Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?

    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.Sorenya Agus datang ke rumahku, Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..? tanyanya setelah kami berbasa-basi.

    Maksudmu apa Gus..? tanyaku heran.Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.Agus langsung menambahkan, Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. katanya tanpa malu-malu.Begini saja Mas, tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?

    Acara apa Gus..? tanyaku penasaran.Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?Pesta apaan..? Gila kamu.Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    Kegilaan apa lagi ini..? batinku.Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya akulah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..! erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.


    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.

    Sshh.., akh..! Rini menggelinjang nikmat.Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69.

    Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.

    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya.

    Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.Nonton Film Movie : www.nontonmoviehd.comPerlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku.

  • Bercinta Degan Tante Chinese

    Bercinta Degan Tante Chinese


    1698 views

    Cerita Sex ini berjudulBercinta Degan Tante ChineseCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah ini berawal di kota kelahiranku . Kami bertetangga dengan sebuah keluarga Cina, Kami pindah kerumah itu ketika aku berusia enam tahun. Ayahku adalah pegawai negri sipil biasa dan oom Pang adalah juga PNS tetapi punya kedudukan yang tinggi.

    Oom Pang ini orang Cina peranakan Manado sedangkan tante Pang atau yang biasa dipanggil tante Soen adalah orang Cina peranakan Ternate. Aku satu umur dengan anak gadisnya yang nomor empat dan kami satu sekolah. Dengan demikian kami tumbuh bersama menjelang masa remaja, hanya setamat SMP aku ke STM sedangkan Angela ke SMA. Aku suka main dirumahnya Angela.

    Tapi sejak aku di bangku kelas 3 SMP aku mulai tertarik kalau melihat tante Pang ini. Orangnya tinggi besar, wajahnya sebenarnya cukup cantik, hidungnya mancung dan bibir bibir yang sexy. Betis betis kakinya yang besar dan panjang itu juga berbentuk indah.

    Tetapi selama hidupku aku tak pernah melihat tante ini berhias diri. Ke Gerejapun tante hanya berdandan biasa saja tanpa make up yang berlebihan. Setiap hari tante slalu bekerja didapur memasak.

    Tante senang padaku sebab aku suka menemaninya didapur dan kami mengobrol soal apa saja. Tante ini benar benar adalah seorang wanita yang polos dan suci hatinya menurut pandanganku. Tapi tante ini kalau duduk suka sembarangan dan inilah yang membuat aku jadi bernafsu padanya.

    Suatu hari aku meIihat tante memakai baju yang agak terbuka dan diketiaknya sudah sedikit sobek. Akibatnya tali bra nya yang warna hitam itu kelihatan bahkan sebagian samping dari toketnya yang putih dan besar itu juga kelihatan.

    Aku tak tahan melihat semua ini, sementara tantepun cuek saja sebab sibuk dengan pekerjaannya. Kebetulan saat itu tak ada siapa siapa didapur selain aku dan tante Pang ini. Beberapa butir peluhnya mengalir di wajahnya yang tak kenal lelah itu. Lehernya yang berisi nampak mengkilat oleh keringatnya. Pemandangan ini yang membangkitkan nafsu birahiku padanya.

    Tiba tiba telefon berbunyi dan tante menyuruhku untuk angkat telefoon. Rupanya dari suaminya dari kantornya, mau bicara dengan mamanya. Lalu tante Pang datang mendekatiku, mengambil alih gagang telefoon itu sambil berdiri tepat disampingku dekat sekali hingga toketnya yang terbuka itu bisa aku lihat begitu jelasnya. Kulitnya masih mulus putih padahal usianya sudah empat puluh tahun waktu itu.

    Aku tak dapat menahan hatiku lagi. Sementara tante berbicara ditelefoon maka tanganku segra bereaksi mengusap pelan bagian dari toketnya yang nampak itu dan kuremas remas pelan. Aku merasa nikmat sekali bisa menyentuh kulit putih itu. Tante hanya menatapku tapi tak bereaksi apa apa dan kembali melanjutkan kerjanya.

    Aku kembali mendekatinya dan tanganku kembali menyusup masuk lewat celah yang terbuka itu terus memegang buah dadanya dan meremas remasnya. Tante kaget dengan sikapku yang berani itu.

    “Ce ngana anak kecil kenapa ramas ramas kita punya susu?”. Tante bertanya dengan dialek Ternatenya.

    “Tante punya susu itu bikin saya jadi nafsu” kataku dengan hati yang polos, walau hatiku berdebar juga.

    Tanganku masih saja menggerayangi toketnya yang besar itu. Bahkan ketika sampai keputingnya dan memintir mintir putingnya itu terasa putingnya tante tlah jadi tegang mengeras dan memanjang. “Adooohh..!” tante Pang mengeluh sambil memerem matanya dan menegakan badannya.

    Rupanya ia juga merasa nikmat dengan permainan tanganku ini. Dan kuremas terus gumpalan daging putih yang masih kenyal itu. Tante Pang semakin mengerang. Kuraih kepalanya dan kucium bibirnya, walau aku sendiri masih bodoh dalam berciuman. Gigiku berbenturan dengan giginya tante, tapi cepat ku sambar bibirnya lagi. Tante tersandar dikursi menatapku nanar.

    Melihat tante Pang yang sudah terkapar seperti petinju yang ko itu, bikin aku tambah nekad lagi. Kukeluarkan kedua payu daranya itu dari dalam bra nya dan kuhisap kedua putingnya silih berganti. Tante Pang semakin merintih dan memekik dengan suara tertahan sambil membanting banting kakinya kelantai.

    Tangan kiriku masuk kebalik blusnya terus menembus cd nya dan mengusap usap bibir memeknya. Tante Pang berteriak dan memekik tertahan, rupanya tante mencapai klimaksnya. “Sudah.., sudaaah..!” jerit tante Pang dengan suara bergetar.

    Lalu ia bangun berdiri seperti marah padaku. Menatapku dengan mata terbelalak. Bibirnya gemetaran. “Ce .., kurang ajar ngana!” Lalu ia bangkit berdiri dan buru buru memasukan kembali kedua toketnya yang aku keluarkan tadi itu segra meninggalkan tempat itu. Kulihat tante memasuki kamarnya dan membanting pintu. Aku cepat cepat kabur saja dari situ.

    Malamnya ku datang kesitu lagi, dengan alasan mau ketemu sama Angela. Tante Pang lagi diruang tamu duduk berpangku kaki sambil membaca majalah. Hanya menatapku sekilas dan tidak menjawabku. Mungkin dia masih marah pikirku.

    Pada suatu pagi aku tak masuk sekolah, lewat samping aku masuk kedapur dan dipojok aku lihat tante sedang mencuci pakaian. Kebiasaannya kalau celana dalamnya dan anak anak wanitanya tante mengucek ngucek sendiri tak pernah masukan kedalam mesin cuci.

    Tante Pang sedang duduk pada sebuah bangku kecil sambil membuka lebar kedua pahanya sementara roknya tersingkap sampai jauh keatas. Mungkin sebab tak ada orang lain di rumah jadi tante bersikap bebas begitu dan tante Pang pun kaget dengan kehadiranku yang tiba tiba itu.

    Aku pura pura nanya segala macam untuk mengajaknya ngobrol sambil aku duduk di hadapannya hingga pahanya yang besar yang tlah basah oleh air sabun jadi mengkilap putih. Bisa kulihat dengan jelas membuat aku jadi benar benar terangsang. Situs Poker Online

    Entah tante Pang sadar atau tidak dengan posisi duduknya itu, dia tetap tak merobah posisi duduknya itu walau mataku tlah melotot kearah selangkangannya. Aku lalu berdiri dan mendekatinya dan jariku segra meraba pahanya yang basah itu dan agak meremas remas kulit paha yang masih kenyal itu, sementara si kecilku mulai bergerak gerak didalam celanaku.

    “Hei…!” sergah tante Pang tapi tanpa menoleh padaku. “Mulai lagi ngana punya tangan nakal itu”. Tapi nada suaranya tidak seperi orang marah. Jari jariku turun kebawah sampai mendekati selangkangnya dan kusingkap lagi roknya .

    “Aduuuh, ngana ini nakal sekali ya?” kali ini suaranya agak meninggi sedikit, tapi ia tetap saja melanjutkan mengucek pakaian. Dan tanganku sudah tak bisa ditahan lagi, jariku segra menerobos masuk kedalam cd nya.

    Kurasakan jembutnya yang lebat dan panjang panjang itu sementara jariku terus saja masuk menyusup hingga aku menemukan lobangnya. Aku yakin bahwa ini adalah lobang vaginanya tante Pang, segra jari tengahku dan jari telunjukku kudorong masuk. Tante Pang menjerit seketika dan menatapku seperti tak percaya kalau aku berani berbuat sejauh itu. Ia berusaha menarik keluar tanganku, tapi aku bertahan kuat kuat. Dengan sekuat tenaga aku mendorong kedua jariku masuk dan menusuk nusuk memeknya tante Pang itu.

    Kulihat tante itu memejamkan matanya sambil mendesah tertahan, aku semakin kuat menyodok nyodok terus hingga jari jariku terasa basah oleh cairan yang ada didalam lobang memeknya tante Pang itu. Kedua tangannya terkulai lemas disisinya dan kepalanya tertunduk dan suaranya melenguh dan napasnya memburu.

    Kemudian ku lihat tante Pang seperti kesetanan mendesah mengerang sambil menjepit kedua pahanya kuat kuat hingga jari jariku ikut terjepit.

    Beberapa saat kemudian ia seperti tersadar lalu mendorongku kuat kuat hingga aku jatuh terjengkang kebelakang. Lalu cepat ia bangun berdiri dan meninggalkan tempat itu. Kemudian terdengar pintu kamar dibanting kuat kuat. Aku terkaget lalu buru buru bangun dan kabur dari situ.

    Aku paling tak suka sama si Teng Be, kakaknya Angela. Orangnya sombong dan angkuh, tidak seperti Teng Lae atau Giok kedua kakaknya. Dia dua tahun lebih tua dari aku, kami yang sebaya tak suka main dengan dia. Aku pikir gimana kalau sampai mereka tahu apa yang tlah ku perbuat terhadap mama mereka?. Dunia pasti akan geger. Sebab aku berdarah melayu campuran darah orang Papua dan mereka orang Cina.

    Untuk beberapa hari berikutnya aku tak berani kerumah mereka. Tapi dalam sehari tak melihat wajahnya tante Pang aku merasa diriku sangat sengsara. Sejak kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang ibu. Ini yang bikin aku jadi nakal dan liar.

    Waktu acara perpisahan sekolah aku datang sendirian, sebab papaku lagi pergi. Aku begitu iri melihat teman teman lain yang di temani orang tua mereka. Mereka berpakaian bagus bagus sedangkan aku hanya berpakaian seadanya. Padahal aku bukan berasal dari keluarga yang miskin, hanya ibu tiriku saja yang sangat pelit terhadap aku.

    Aku melihat Angela di temani papa dan mamanya, kami sama sama lulus ujian. Aku berdiri sendirian dengan kepala yang tertunduk dan sebelum acaranya selesai aku sudah kabur duluan sebab aku merasa tak pantas berada diantara teman temanku itu yang mereka semuanya sangat menikmati hari hari yang bahagia itu.

    Selama liburan aku tinggal dirumahnya kakekku, yaitu bapaknya papa aku. Rumahnya berada ditepi pantai berada ditepi pantai. Kadang aku ikut kakek melaut mencari ikan untuk kita makan. Tapi hatiku slalu rindu sama tante Pang.

    Akhirnya papaku datang, katanya aku didaftarkan di STM bagian mesin. Aku sangat sayang sama beliau, tapi aku benci istrinya itu. Aku tak punya pilihan lain selain harus kembali kerumah itu.

    Padahal rumah itu bagai neraka bagiku, tapi ada tante Pang tetanggaku yang slalu aku rindukan. Akhirnya ketika aku tlah duduk di bangku kelas satu STM, sebab aku dapat ceweq anak sekolah maka buat sementara aku melupakan tante Pang.

    Tapi setelah aku kelas tiga baru aku teringat sama tante lagi. Rupanya selama ini dia slalu merindukanku, tapi tentu saja tak mungkin diungkapkannya padaku, sebab tante ini adalah wanita yang masih terkungkung oleh norma norma kehidupan dan tradisi orang Cina.

    Bahkan dia sama sekali tak bereaksi ketika aku berusaha lagi untuk mendekati nya, walau aku yakin kalau dia itu tahu akan gerak gerikku ini. Sebab aku tahu jam jam dia sendirian di rumah maka saat itulah aku datang padanya. Yaitu sekitar jam tiga sore, ketika yang lainnya pada tidur siang, tapi tante tak pernah mau tidur siang. Katanya biar malam nanti ia bisa cepat tertidur.

    Waktu aku datang saat dia lagi sendirian duduk di meja makan sambil membaca majalah, ia menatapku penuh selidik. Setelah menyapanya aku langsung datang duduk didekatnya.

    Aku dapat mendengar elahan napasnya. “Anak kecil, ngana mau apa lagi?”. Sialan, ia masih juga memanggilku dengan sebutan anak kecil, padahal aku sudah di bangku kelas tiga STM. “Saya rindu sama tante, tante yang cantik dan sexy manis” jawabku sambil tersenyum padanya.

    Tante Pang hanya mendengus dan seperti mengejek aku. “Ce, ngana anak sepanggal, so berani raba raba kita punya barang” katanya sambil menatapku seperti jengkel. “Tapi tante juga suka kan?” jawabku menantangnya dan menatap matanya. “Tapi ngana kurang ajar pa orang tua, kita kan so tua!” jawab tante sengit dengan suara mendesis.

    “Tante masih kelihatan muda koq!, Tante masih cantik merangsang, hanya tante saja yang tidak merasa” aku terus menjawab sambil memegang lengannya. Tante diam saja tak bereaksi ketika kuremas remas lengannya yang dibawah ketiaknya dan satu tanganku mengelus pahanya.

    Tiba tiba ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Aku pun berdiri dan cepat menyusulnya dan tanpa ia sadar ketika masuk kedalam kamar mandi, akupun ikut masuk .Tante kaget setengah mati melihat padaku yang segra menutup pintunya. “Ce !, ngana betul betul anak kurang ajar, ayo keluar! Kita mo berak!” katanya setengah berbisik.

    Kalau memang ia tak suka kenapa ia tak berteriak saja?. Aku berdiri sambil bersandar di pintu dan memandanginya. Mukanya jadi masam, tapi rupanya ia tak bisa tahan lagi. Lalu mengangkat rokya dengan tergesa gesa dan mencopot cdnya dan langsung ia duduk diatas kloset dengan muka yang seperti mengejan.

    Kudengar tinjanya yang besar itu terputus putus jatuh kedalam closet dan menimbulkan bunyi. Bunyi itu sangat merangsangku . Aku mendekatinya dan mencium bibirnya sambil toketnya kembali kuremas remas. Kumasukin tanganku ke dalam branya, menarik keluar toketnya dan kuhisap hisap lagi dengan kuat kuat.

    Tante hanya mengerang seperti keenakan, tapi tetap membiarkan aku terus beraksi. Kemudian ia berdiri dan mengambil gayung mau cebok. Tapi aku lebih cepat menyambar gayung dan menimba air, lalu kusuruh tante berbalik dan aku lah yang mencebok pantatnya.

    Dengan jari jariku aku membersihkan lobang anusnya dari kotoran tinjanya. Tante hanya mengerang sambil berdiri mengangkang kedua kakinya dan agak menunduk.

    Kemudian aku berjongkok dan tanganku memegang bokong pantatnya tante lalu menjulurkan lidahku menjilati lobang anusnya tante Pang itu. Mungkin sebab merasa geli tante menggoyang pantatnya sambil terus merintih dan mengerang berat sambil mendesah.

    “Aduuuhh…, ngana so bikin apa lagi pa kita ni…” suara tante Pang mendesah. Aku tetap saja membruca lobang anusnya itu dan tante mulai terangsang nafsunya. Kemudian kulucuti bajunya hingga praktis tante Pang jadi bugil di hadapanku.

    Kedua tangannya menyilang di depan toketnya yang besar tapi sudah terbembeng itu, tubuhnya gemetar dan menatapku dengan bingung. Ku memintanya supaya bersandar didinding dan membuka lebar kedua pahanya. Tante Pang mengikuti permintaanku tanpa membantah sambil berdiri pasrah seperti orang yang kebingungan.

    Mataku melotot memperhatikan seluruh tubuhnya tante Pang dari atas sampai ke ujung kakinya. Sudah ada beberapa helai rambut ubannya. Tapi lehernya masih mulus dan kedua toketnya yang besar itu tergantung lesu seperti buah pepaya dengan puting susunya yang besar dan memanjang berwarna gelap.

    Kontras sekali dengan warna kulitnya yang kuning langsat dan mulus bersih itu. Pada perutnya agak membesar itu terlihat guratan guratan tanda pernah melahirkan, nampak jelas sekali disekitar lobang pusarnya dan bagian bawah perutnya. Pahanya yang besar itu sudah berlemak yang menggelambir mengantung dan hampir menutup selangkangnya.

    Bulu bulu jembutnya sangat tebal dan memanjang menutupi bagian depan vaginanya. Tetapi secara umumnya penampilan Tante Pang itu masih cukup sexy dan bagus, kontolku sudah mulai bangun.

    Aku berjongkok didepannya dan menguak rambut kemaluannya itu dan lidahku mulai membruca memeknya tante Pang. Bibir vegynya tante tlah porak poranda dan tak tentu lagi bentuknya. Labia mayoranya sudah membesar dan terlipat seperti jenger ayam dan kebiru biruan.

    Maklumlah tante Pang sudah lima kali melahirkan. Lobang memeknya pun sudah terbuka besar, kira kira ada tiga sentimeter garis tengahnya. Berwarna merah dan kesepian. Mungkin sudah lama sekali memek ini tak pernah dimasuki kontol lagi. Sebab nampaknya oom Pang sudah loyo.

    Kelihatannya tante Pang tlah menyerah total dan pasrah padaku sambil menjambak rambutku kadang kadang dengan sangat keras sekali. Tiga buah jari jariku sekaligus masuk menyodok kedalam liang vaginanya itu yang tlah basah berlendir. Tante Pang hanya menjerit dan memekik tertahan.

    Akhirnya tibalah pada acara finishing touchnya, yaitu memasukan kontolku kedalam memeknya Tante Pang. Rudalku langsung masuk melesak kedalam sampai semuanya tertanam didalam memeknya tante Pang itu.

    Sambil tersandar didinding kedua tangannya merangkul leherku dan kedua tanganku memegang pinggangnya dan aku mulai memompa kuat kuat. Napas tante Pang tersengal sengal sambil kucium bibirnya sementara keringat mulai membasahi tubuh kami dua. Keringat kami bercampur membuat badan kami juga jadi licin.

    Kira kira sepuluh menit kemudian tubuh tante Pang jadi menegang dan bergetar dengan hebatnya. Sambil merangkulku kuat kuat dan memekik tertahan pertanda ia sedang mencapai puncak orgasmenya. Bahkan air matanya pun keluar , tante menangis terisak isak. Akhirnya akupun menumpahkan spermaku kedalam rahimnya.

    Kutancapkan kuat kuat kontolku kedalam memeknya dan akupun jadi tegang untuk beberapa saat Tubuh kami tetap bertaut berpelukan erat dan keringat yang membanjir. Kuangkat wajahnya, tapi tante Pang menunduk lagi. Mungkin ia merasa malu, hanya napasnya saja yang masih terus memburu sementara kami masih dalam posisi bersenggama.

    Akhirnya ku cabut keluar kontolku dari dalam lobang memeknya dan aku membantunya membersihkan dirinya dan memakaikan kembali pakaiannya tanpa bicara apa apa, sebelum keluar masih sempat lagi aku mencium bibirnya bahkan kami berpelukan dengan mesrahnya dan kami segra keluar dari situ.

    Satu malam sekitar jam delapan aku keluar dari rumah dan berjalan disamping rumah mereka. Rumah mereka agak kebelakang sebab halaman depannya sangat luas sekali, begitu juga dengan halaman belakangnya.

    Melewati dapur kita aku terus berjalan lewat samping rumah mereka hingga aku tiba dibelakang rumah mereka. Untuk bebrapa saat aku berdiri dibawah pohon nangka dibelakang rumah itu sambil memandang kedalam rumah itu. Kulihat tante sedang berada didapur, entah lagi sibuk apa. Lalu kulihat tante keluar dari pintu dapar, buru buru aku mendekatinya, Dia kaget. “Hei kenapa malam malam ngana ada disini?”.

    Ia bertanya dengan dialek Ternatenya. Ku tempelkan jariku di mulutku dan memegang tangannya mengajaknya ke bawah pohon nangka dan ia mengikuti dengan perasaan bingung tapi diam. “Ngana mau bikin apa di sini ?”. tanyanya dengan suara mendesis sambil menatapku heran.

    “Tante duduk disini”. jawabku sambil menunjuk bangku panjang yang ada disitu. Lalu tante Pang pun duduk disitu dan aku juga ikut duduk disampingnya sambil memegang lengannya dan merangkul pinggangnya. Napasnya yang panas itu terasa ketika aku melumat bibirnya.

    Kami saling bertaut bibir erat erat. “Saya mau cuki tante lagi” kataku pelan sambil mendekap tubuh yang besar itu. “Ce.., ngana ini anak gila betul, ngana kan masih kecil, tante ini so tua, kenapa ngana mo cuki pa kita orang so tua bagini?”. “Tapi tante masih cantik dan saya jatuh cinta sama tante” jawabku sungguh sungguh untuk meyakinkannya.

    “Lalu kalau ngana jatuh cinta pa kita , trus ngana mo bikin apa pa kita ?” Aku tak menjawab tapi langsung saja kembali memagut bibirnya kuat kuat. Seperti yang aku lihat di film film biru.

    Tante Pang tidak melawan, tapi diam saja seperti pasrah. Dari bibirnya terus turun ke batang lehernya ku jilatin sambil kudengar suara dengusannya. Aku keluarkan toketnya yang besar itu dari balik dasternya dan kusedot habis puting susunya itu kuat kuat hingga tante Pang menjerit tertahan dan mengerang hebat.

    Nampaknya tante Pang juga sudah mulai horny. Kemudian ku suruh ia berdiri dan menyandar kebatang pohon nangka yang besar itu dengan membuka lebar kedua kainya, lalu mengangkat roknya dan melucuti celana dalamnya.

    Aku seperti orang yang benar benar sudah ahli urusan sex dan akhirnya kumasukan kontolku kedalam memeknya. Dengan sekuat tenaga aku memompa sambil berdiri memegang pinggulnya. Tante Pang mendengus keras sambil mendesah dan melenguh sementara badannya yang besar itu jadi menegang dan memelukku erat erat sambil ku hisap habis habisan bibirnya dan lidahnya itu.

    Tante Pang mencapai klimaksnya sambil mendesah berat. Akhirnya aku juga keluar. Tubuh kami berdua sudah bermandi keringat yang bercampur baur . Ku hunjamkan kuat kuat kontolku kedalam memeknya tante Pang ini sambil menyemprotkan spermaku kedalam rahimnya. Enaaak…, ini kali yang ketiga aku melakukan hubungan sex dengan wanita.

    Kami masih bersandar pada batang pohon nangka itu buat beberapa saat deng an napas yang masih tersengal sengal. Kujilati leher tante Pang yang basah oleh peluhnya itu, walau terasa asin tapi aku suka. Tiba tiba anaknya yang tertua si Teng Lae keluar dari pintu dapur. Berjalan melewati kami berdua kira kira pada jarak dua meter saja.

    Ia mengambil handuknya dijemuran dan kembali masuk kedalam rumah . Aku memegang mulutnya tante Pang kuat kuat. Untung saja disitu sangat gelap sekali.

    Tapi kami dua sudah sempat ketakutan setengah mati. Aku membuka bajuku dan melap keringatnya tante Pang di mukanya dan sekujur badannya hingga bajuku jadi basah oleh keringatnya.

    Kemudian tanpa berbicara setelah memakai kembali cd nya lalu tante berjalan masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan aku lagi. Aku tersenyum puas sambil bersandar di batang pohon nangka itu.

    Besok siangnya sepulang sekolah aku kesebelah lewat pintu dapur. Suasana nampak sepi hanya ada tante pang didapur. “Selamat siang tante Po chi ada?” tanyaku , tapi tante hanya diam saja tak menjawab aku . Menolehpun tidak , mungkin dia marah. Lalu kudekati tante dari belakang dan kucubit pantatnya . Terkejut ia membalik menatapku seperti marah. “Kurang ajar!” desisnya sambil menatapku tapi dengan tersenyum senang padaku.

    Sebab tak ada siapa siapa disitu tiba tiba ia menarik tanganku dan kami masuk lagi kedalam kamar mandi dan akhirnya terjadi kembali persetubuhan antara aku dan tante Pang disiang bolong itu didalam kamar mandi rumah mereka. Sejak saat itu aku semakin dekat lagi dengan tante Pang ini dan tentu saja tak ada orang yang tahu bahwa kami dua lagi pacaran dengan mesrahnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Ngentot Dapur Membawa Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Dapur Membawa Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1696 views

    Perawanku – Sampai saat ini sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya. Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin itu benar).

    Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

    Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

    Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

    “Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?”

    “Iya nih Pak Sastro, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu rumah.

    “Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.

    “Oh, silahkan..!” kata saya.

    Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

    Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.

    “Eh, ada apa Neng..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.

    Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

    Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

    Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro.

    “Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

    Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

    Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.

    Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok..”

    “Jangan Pak..!” kata saya, namun pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya.

    Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger..”

    Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.

    “Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa…” kata saya.

    “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

    Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya.

    “Wah.., memiawnya wangi loh..” katanya.

    Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

    Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

    Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

    Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.

    “Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..”

    Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

    Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

    “Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya.

    Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.

    Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.

    Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

    “Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si botak.

    “Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut.

    Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

    Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.

    Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”

    Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

    “Sekarang kamu maju pelan-pelan..”

    Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya menikmati diperkosa.

    Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.

  • Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik

    Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    1695 views

    Kisah Seks Panas ini Berkisah Tentang ” Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik ” Cerita Seks,Cerita Sex Stw,Cerita Sex Panas.

    Perawan – Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah.

    Kisah Seks Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya aku yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.

    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.

    ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju. ” Kamu masih kuliah ?” ” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun” sambungku.

    Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” Saya siap Bu.” Jawabku. ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? ” ” Saya siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku. ” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau. ” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.

    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.

    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Setelah satu tahu aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.

    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.

    ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP” ” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ” Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga….setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.

    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.

    ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Aku meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. ” Sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Leman…Ohhh…aku keluar Man….aku kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. ” kamu curang….aku kalah” ujarnya. ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.

    ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?” ” Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah….aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

    ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini ” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin aku ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku.

    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

    Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

  • Anak Kost Belakang

    Anak Kost Belakang


    1694 views

    Cerita Sex Panas iniBerjudul ” Anak Kost Belakang  Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,.Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018. 

    Perawanku –  Aku Fadil mahasiswa di Kampus X di jogja, berasal dari keluarga sederhana di kota di luar jogja. Di jogja ini aku tinggal ngekos di sebuah dusun dekat dengan kampus dan rata-rata rumah disini memang dijadikan kos-kosan, baik untuk putri maupun putra.

    Kisah Panas Anak Kost Belakang (Kiriman Pembaca)


    Kosanku berada didaerah bagian belakang dusun dan dibagian depanku ada kos putra, disamping ada kos putri, dan di belakang ada kos putri yang dihuni 7 orang. Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku dengan penghuni kos putri yang berada di belakang kosku.Singkat cerita aku dan penghuni kos putra yang lainnya memang sudah kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalau ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

    Saking seringnya aku main ke kosan belakang, ke-7 cewek penghuninya sudah sangat terbiasa dengan kehadiranku disana, dan ada satu orang cewek bernama Ana, tingginya sekitar 165cm, beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran Branya mungkin cuma 34A, pernah sehabis mandi masih dengan balutan handuk sejengkal diatas lutut dia lewat didepanku dengan santainya. Aku yang masih sangat normal sebagai lelaki sempat melongo melihat pahanya yang mulus ternyata, dan dia cuek aja tampaknya.Sampai suatu hari, sewaktu liburan UAS sekitar menjelang sore saat aku datang ke kosan belakang seperti biasa, disana hanya ada Ana sendiri, dia memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan komputer dikamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan tugas“lagi ngapain, An? Yang laen kemana?” tanyaku didepan pintu, “eh Mas Fadil, lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus Mbak rina kan KKN pulangnya malem terus” jawabnya sambil masih memainkan mousenya“masuk mas”.

    Aku pun masuk dan duduk di karpetnya
    “ emang kamu ga mudik juga An?”
    “aku kan ngambil SP mas, males klo harus ngulang reguler” jawabnya.“lagi ngegame apa sih?” tanyaku lagi
    “ini nih maen monopoly, abis yang ada cuma ini” sambil merubah posisi kakinya bersila dan sempat memperlihatkan pahanya, akupun melongo lagi di sajikan pahanya itu, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup pahanya dia bilang
    “hayo ngliatin apa?”“eh ngga, ga liat apa-apa” jawabku gelagapan
    “hayooo ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo” dia bilang
    “yeee jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan cewe” kataku membela diri

    “wuuu ngeles aja” dia bilang sambil melanjutkan gamenya tadi, “eh mas punya film ga? BT nih”
    “film apa ya? Yang di tempatku kan dah di tonton semuanya” jawabku
    “yaaah apa aja deeeh” dia memohon“apa dong, ya emang udah ga ada lagi, ada juga bokep tuh klo mau”

    “mau dong mas mau” dia bilang
    aku kaget mendengar itu langsung bilang
    “beneran nih, nanti kepengen repot lagi”
    “udah sana ambilin, aku iseng ni mas”
    “tapi nontonnya bareng ya” kubilang

    “iihh ga mau ah, nanti malah mas fadil pengen, bisa diperkosa aku”
    “ga bakalan atuh sampe kaya gitu, mau diambilin ga niy? Tapi nonton bareng ya”
    “iya deh, ambil sana” pintanya.Secepatnya aku lari ke kos lalu mengcopy bokep yang ada di komputer dikamarku, aku copy yang bagus-bagus saja, kemudian setelah selesai aku langsung berlari ke kamar Ana dan menyerahkannya. Ana pun langsung mengcopy yang ada di flashdiskku.

    Kamipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru beberapa menit menonton, aku mulai horny karena baru kali ini aku nonton bokep sama cewek yang bukan pacarku berdua saja, kontan saja akupun agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi kontolku yang sudah berdiri tegang. Tak berapa lama sepertinya diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi bantalnya, hmmmmm. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya“kenapa, An? hayoo”

    “apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas tuh yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?” dia merengut
    “ yahhh, namanya juga nonton bokep An, nontonnya sama cewek manis berdua aja lagi” kubilang
    “emangnya kenapa klo nonton ma cewek berdua aja”, sepertinya dia memancingku
    nekad saja aku bilang“ya, jadi kepengen lah jadinya”
    “tuuh kan bener yang aku bilang tadi” Dia melanjutkan
    “ mas fadil suka ya begituan?”
    dan aku jawab asal“ya sukalah, enak sih”

    “lah kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu juga udah lagi?” langsung aku cecar saja sekalian
    “iihhh, apaan sih” dia bilang,“udahhh ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, rahasia aman kok, hehe” aku cecar terus
    “mmmm tau ah” dia malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya
    “mas fadil klo begituan suka jilatin kaya gitu mas” sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin memek cewek
    “iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe”
    “ihhhh orang cuma nanya” jawabnya malu-malu“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu An?”

    “belom lah,aku sebenernya pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah tuh ngejilatin ‘itu’ku, aku terus yang disuruh isepin ‘anu’nya “ akhirnya dia ngaku juga
    “ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe”“wuuu sana ma pacarmu sana” katanya “pacarku kan jauh An” jawabku.

    Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping dia“ an, mau aku jilatin memeknya ga?” aku langsung aja abis udah ga tahan. Dia diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba toketnya, diapun melenguh “mmmh” sambil tetap berciuman.

    “An, udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku“aku juga mas, aku kan sering mancing mas fadil, tapi mas kayanya ga ngerasa” dia bilang
    “ihh pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”
    “yeee masa aku yang ajak” katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku
    “berarti boleh dong memeknya aku jilat” sambil kuturunkan tanganku ke memeknya yang masih terbalut dasternya

    “lom diijinin aja tangannya udah megang memekku nih” sambil tersenyum kemudian menciumiku.Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga tanganku dan memeknya hanya dibatasi CD tipis saja. Ana sudah mulai memasukkan tangannya kedalam celana(saat itu aku hanya menggunakan celana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan kemudian mengelusnya lembut
    “mmmhhh Ana sayang”Aku membuka kaosku lalu melepaskan dasternya sekalian hingga tersisa CD dan bra nya saja.
    “kamu seksi An”
    “mas fadil juga kontolnya gede, Ana suka banget, Ana isep ya?”
    “iya An, aku juga ga sabar pingin memek km” Akupun berdiri, Ana memelorotkan celana sekaligus CDku sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Ana sedikit kaget saat melihat kontolku yang memiliki panjang sekitar 17cm

    “mas, gede ih, pacarku ga segede ini kontolnya”Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri
    “sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?”
    Ana mengangguk manyun
    “kita 69 yuk sayang”Aku membuka tali bra nya dan lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih memeknya tanpa jembut.

    “memek kamu bersih sayang”
    “baru kemaren aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?”
    “suka banget sayang” sambil kuciumi memeknya.Ana naik ke kasurnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan memeknya.
    Aku mulai menjilati memeknya dengan lembut , Ana tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan“oughhh, mmmhhh Ana sayang” memek Ana terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan
    “hmpffhhh….mmmpphhh” Ana melenguh

    Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan, aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Ana dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Memeknya sudah agak basah setelah oral tadi, aku menggesek-gesekkan kontolku sesaat“ohhhh, masukin masku sayang, Ana ga tahan lagi mmmmhhh”
    Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Ana menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin karena lebih menantang.Aku memompa memeknya perlahan-lahan, Ana mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan memeknya. Aku genjot terus sambil kupeluk Ana dan menciumi bibirnya yang merah basah.

    “mmh. Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet”“ he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Ana jepit kontolnya, ahhhhh” bicaranya terengah-engah
    Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam memeknya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya.“ahhh,,ohhhh, masku,,,ohh,,entot aku ohh..enak banget mas sayang, Ana pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo ooougghhh” Ana sudah tak karuan omongannya saking menikmatinya.

    15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya nungging untuk posisi doggy , Ana menurut saja, aku masukkan kontolku kememeknya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Anapun memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya dan sangat nikmat rasanya.Aku mempercepat genjotanku di memeknya, Ana sedikit berteriak kenikmatan
    “auhh mas,, mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang”
    Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat

    “sayang, aku kluarin dimana sayang…ah ah oughh”“didalem…argh aja sayang auuhhh ga papa, Ana juga mau keluar mmmhhh”
    Genjotanku cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar.
    “arrrgghhh aku keluar sayanggg”
    Dan saat itu juga tubuh Ana mengejang orgasme
    “ahhhhhhh, aku juga ssssshh mas”Aku muntahkan spermaku dalam lubang memek Ana, aku memutar tubuh Ana dengan kontol masih tertancap di memeknya,aku memeluk dan menciumnya
    “kamu hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya”
    “mas fadil juga”

    Dia mengajakku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami, dengan masih telanjang kami keluar kamar dan menuju kamar mandi. Aku membersihkan seluruh tubuhnya dengan perasaan sayang yang luar biasa, dan diapun melakukan hal yang sama kepadaku.Setelah selesai membersihkan tubuh kami, kami kembali kekamarnya dan memakai kembali pakaian kami,saat itu dia bilang kepadaku
    “makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas”

    “sama-sama sayang, besok-besok lagi ya?”
    “siap mas. Muachh” jawabnya sambil menciumkuAkupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang dan saat ada kesempatan berdua kamipun melakukannya lagi. Atau saat sama-sama tidak tahan kami janjian ke hotel untuk memuaskan nafsu kami.

    Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum

  • Foto Ayaka Tomoda Bugil Pamer Toket Padat Menggoda Sange

    Foto Ayaka Tomoda Bugil Pamer Toket Padat Menggoda Sange


    1694 views

    Perawanku – Toket hot dengan ukurang gede serta padat memang dapat menggoda pria mana saja. Seakan paham betul terhadap hal tersebut, janda kembang seksi yang satu ini mau berani bugil memamerkan toket padatnya.

    Keindahan toket ranumnya sungguh benar-benar tak terbantahkan. Apalagi melihat tubuh padat nan mulus terawat yang dibalut dengan celana dalam putih, seakan menegaskan bahwa ia bisa membuat kalian semua menjadi crot dicelana.
    Penasaran dengan foto Ayaka Tomoda bugil tersebut? Yuk! pantengin aksi-aksinya dibawah ini:

    Pengen koleksi foto yang lebih menantang bahkan berkemungkinan bikin kamu crot sebelum kamu sempat buka celana? Kunjungi terus 139.99.33.211 dan ingat bagikan situs terupdate cerita sex dan foto-foto yang bikin ketagihan ini ke teman-teman kamu yah :*
  • Udah Perawan Bohai Lagi Oh Nikmatnya – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Udah Perawan Bohai Lagi Oh Nikmatnya – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1693 views

    Perawanku – Saya lulus SMU tahun 2016, waktu itu saya masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.
    Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin. Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani.
    Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaaa… itu sih menurut teman-temanku.
    Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.
    Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya.
    Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.
    Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat.

    Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.
    Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, “Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.”
    “Iya nih!” sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.
    “Ted… boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panasss siiihh…”
    Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
    “Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku?” bantahku.
    Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
    “Ayo sekarang kamu mau curhat lagi?” kataku.
    “Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.”
    “Ya udah… abis gimana lagi”, katanya.
    Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku.
    Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, “Ssstthhh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eeenakk”, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.
    “Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu?” kataku.
    “Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshhh…” kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.
    Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya.

    Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, “Aaakshh… hsstt oks!” dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. “Waduuhhh… enak sekalii akkhhss…” aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. “Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang”, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.
    Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, “Uwuuhh ooo… sstt akhs… akhs… akhs… ooohhh aahh… sstth”, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
    “An, kamu masih perawan nggak?”
    “Iya… aksshhh… ssstt… ssstt aakhs”, katanya. Ternyata dugaanku benar.
    “Tapi sama pacar kamu itu?”
    “Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja”, kata Ani.
    “Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang…” dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
    “Okh… ookh… okh… ssstt…” dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan… “Ooohh aaakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh… sset”, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
    “Ted, ternyata pedih juga, aahhh!” katanya.
    “Tapi teruskan saja Ted…”.
    Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, “Ookkhhss… sstt, aduh nikmatnya”, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.
    “Sssttt.. sssttt..” desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. “Assh.. asshh.. aakss.. ooohh.. aksh.. sstt”, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran.
    “Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih… aaksss ssttss…” katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. “Duuhhh aaahss sstt duh An, aku mau keluar nih!” kataku.
    “Uuhhsss ssttt jangan dulu dong Ted… bentar lagi aja”, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata… “Sss ooohh akkhhss… ooohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja”, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan… “Creett… cret… cret… crret” dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.
    Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan.
    Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani.

    Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.
    sejak saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan “nikmat” seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.
  • Skandal Seks Tante Lia Dan Diriku

    Skandal Seks Tante Lia Dan Diriku


    1693 views

    Foto Sex ini berjudul ” Skandal Seks Tante Lia Dan Diriku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.

    Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.

    Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
    Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

    Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
    Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
    “Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
    “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
    “Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
    “Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
    “baik tante..”, jawabku.

    Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
    Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang. Agen Bola Terpercaya

    Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.

    “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
    “eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
    “Rano… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
    Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.

    Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.

    Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.
    Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

    Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

    Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
    “Ranoo… Rano.”
    Aku pura-pura ngak mendengar.
    “Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
    “Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
    “Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
    Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”
    “Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
    “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
    Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

    Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
    Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

    “Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:
    “Rano tadi malam kamu mimpi ya..?”
    “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
    “Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
    “Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
    “Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
    Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
    “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
    “Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia.
    “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
    “Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
    Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
    “Baik tante.”

    Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
    “Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
    “Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
    “Enggak tante…ngak apa-apa.”
    Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
    Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
    “Rano… sekarang tes terakhir ya…”
    “iya tante… Rano siap”.

    Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
    Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
    Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
    “aakh…”
    Tante Lia menghentikan gerakannya .
    “Gimana rano… Sakit..??”
    “Enggak tante ngak apa apa…”
    Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
    “Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.
    Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.

    Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
    “Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
    “Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.

    Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
    Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…

    Tamat

  • Karena Sebuah Kesetiaan Seks

    Karena Sebuah Kesetiaan Seks


    1692 views

    Foto Sex ini berjudul ” Karena Sebuah Kesetiaan Seks ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Perawanku – Aku saat itu masih tinggal di kota Klaten, dan masih SMA kelas satu. Aku mempunyai tetangga yang cukup baik dan cukup dekat dengan keluargaku pula. Sering aku main ke tempat tetanggaku yang kebetulan seorang dokter itu karena dia mempunyai anak yang masih kecil dan sering kuajak main-main kalau aku sedang suntuk menghadapi hari-hari yang panas di Klaten.

    Istri Pak dokter itu lumayan cantik, dia berumur sekitar 22 tahun dan baru mempunyai 1 anak yang masih TK. Pada suatu hari kebetulan aku libur karena di sekolah sedang diadakan EBTA, aku ke rumah tetanggaku yang kebetulan suaminya saat itu sedang dinas luar. Suami tetanggaku itu sering keluar kota, karena dia sebagai dokter lapangan. Saat itu kujumpai anaknya yang sedang sibuk mau berangkat sekolah (TK), aku membantunya membereskan mainannya karena biasanya Tante Ana (nama istri dokter itu) mengepel lantai setelah anaknya pergi dan menjemput anaknya setelah jam 10:00 pagi.

    Tanpa sengaja saat aku merapikan mainan anaknya, aku menemukan video XX, tentu saja aku kaget campur malu, karena kebetulan Tante Ana juga ada disitu dan aku memang masih belum nonton gituan.
    Sambil deg-degan aku bilang, “Tante ini video apaan..? keliatannya nggak baek di liat sama anak kecil”.
    “Ah kamu Mon.. anak kecil kan belum bisa nyetel video.. bilang saja kamu pingin liat,” jawabnya walaupun aku sering menunggu di rumahnya sementara dia mengantar anaknya ke TK tapi lumayan juga aku deg-degan akibat itu.

    “Mon, Tante ngantar Adhe dulu ya.. tolong jaga rumah bentar,” katanya sambil lalu.
    Nggak kebayang deh, di ruang keluarganya ada video nganggur, dengan sedikit deg-degan aku mencoba menyetel kaset itu. Rasanya panas dingin deh.

    Sial, tiba-tiba Tante Ana pulang, dan masuk lewat pintu belakang, ketahuan deh.
    “Mon kamu lagi nonton RCTI? rasanya RCTI belum pernah nayangin film gituan?” tanyanya.
    Bagai kesambar petir aku kaget, rasanya lututku tidak mau kompromi alias ndeprok.
    “Mon.. kalau kamu mau nonton bilang dong, jangan di situ, di kamar Tante aja kan nggak enak kalau ada tetangga tahu kamu kayak gituan..”
    “Iya Tante..” jawabku gemetar.

    Kukeluarkan kaset itu, terus kupindahkan video ke kamar Tante Ana. Aku biasa bermain di kamar Tante Ana dengan anaknya yang masih TK itu. Begitu serius aku melihat film, tapi Tante Ana malah tertawa, “Mon.. Mon.. kamu kok culun banget padahal kamu udah SMA.. kamu udah pernah liat film kayak gitu?” tanya Tante Ana. Nexiabet
    “Belum Tante,” jawabku.
    “Sudah pernah pacaran?” tanya dia lagi.
    “Belum Tante,” jawabku lagi.
    “Wah kamu masih super bujang dong Mon..” kata Tante Ana sambil menutup pintu kamar.
    “Sorry ya Mon, Tante mau ganti baju dulu,” kata Tante Ana lagi.

    Wah saat itu aku tambah deg-degan, soalnya di kamar cuma aku dan dia! Tiba-tiba dari belakang Tante Ana memegang pinggangku (saat itu aku duduk di pinggir ranjang). Wah Tante Ana cuma memakai BH dan CD!
    Tan.. te..? kataku.
    “Kamu mulai gagap, kenapa Mon.. biasanya kamu khan suka ndongeng Adhe,” tanya Tante Ana sambil meraba tubuhku.
    Rasanya aku seperti tersetrum tegangan tinggi 20 KV. Aku tidak bisa berkata apa-apa.

    “Tante.. Tante..?” kataku.
    “Apa Mon..?” jawabnya dengan halus.
    “Mon kamu pernah onani?” tanya Tante Ana.
    “Belum.. Tante.. cuma mimpi basah aja..” jawabku sambil gemetaran.
    “Boleh Tante buka celanamu..” tanya Tante Ana sambil mulai membuka ritsluiting celanaku. Kemudian Tante Ana langsung memegang jimatku. Aduh kontan saja aku kaget, namun rasa yang aneh menyelimutiku.

    Tante Ana dari belakangku mencium punggungku dan meremas kejantananku sambil sepertinya merangsang dirinya sendiri.
    “Mon.. Om kan sering dinas luar.. sebenarnya Tante kesepian Mon,” katanya.
    “I.. Iya Tante..” jawabku sambil merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan.
    “Mon.. Tante punya sesuatu.. kamu tiduran dulu ya..” kata Tante Ana mesra.
    “Iya Tante..” jawabku sambil menuruti perintahnya.
    Tanpa kusadari, aku merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti diriku, rasa hangat tersebut berasal dari kejantananku yang diremas-remas dengan sangat halus. Kubuka mataku, ternyata Tante Ana telah membenamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. Sambil menjerit lirih Tante Ana mengurut batang kemaluanku dengan miliknya.

    Wajah Tante Ana mulai kelihatan merah tertahan. Sedetik kemudian kurasakan getaran yang aneh dan mengurut lebih keras batang nikmatku.
    “Tante.. Mon rasanya ingin pipis..” kataku pada Tante Ana.
    “Tahan Mon.. kamu nggak mungkin pipis..” jawabnya sambil terbata-bata.

    Akhirnya ada sesuatu yang memancar melalui batang kemaluanku.
    “Mon kamu.. akh.. ah.. ah..” Tante Ana sambil terbata mendekap erat tubuhku.
    Sekarang rasanya kejantananku tidak begitu merasakan pijatan yang lembut. Kemudian Tante Ana melepaskan batang kejantananku dari miliknya.

    “Mon.. kamu baru pertama ya..” bisik Tante Ana sambil tersenyum.
    “Mon cium memek Tante ya..” kata Tante Ana.
    Aku cuma bisa mengiyakan sambil rasanya kepala ini bingung. Kuikuti perintahnya, kuciumi dan ia meraih tanganku ke payudaranya. Karena aku baru pertama kali nonton apalagi beginian aku agak grogi juga. Namun akhirnya aku agak terbiasa. “Ah.. ah.. Monn.. Monn.. akh..” sepertinya Tante Ana baru merasakan orgasme setelah aku duluan tadi. Kemudian ia memeluk erat diriku, keras sekali. “Tante.. Tante..” aku mencoba mencium Tante Ana yang cantik karena aku sudah tidak kuat lagi. Batang kemaluanku telah mengeras kembali. Kupeluk Tante Ana dengan keras dan kuremas payudaranya dengan kuat.
    “Tante.. tolong Tante..” desahku dengan nafas tersengal-sengal. “Mon.. kamu.. ka.. kamu suka..?” tanyanya sambil nafasnya mulai memburu lagi.
    “Iya Tante..” balasku mesra.

    Kemudian Tante Ana mendudukiku lagi. Karena tahu saya belum berpengalaman, maka dengan dengan dia berada di atasku, dia bisa mengontrol dirinya cuma mungkin agak capek. Kelihatan peluhnya mulai membanjiri tubuhnya, membuat aroma yang begitu khas yang membuatku bertambah hanyut.

    Sepertinya aku saat ini pemenangnya, karena aku merasakan getaran yang lebat dengan denyutan yang sangat sensasional. Air tubuhnya membasahi sekitar kejantananku.
    “Mon kamu sekarang di atas yah.. Tante capek..” kata Tante Ana sambil memeluk keras tidak mau lepas dari tubuhku. Kugulingkan pelan sambil kupagut bibirnya dalam-dalam karena aku hampir sampai dan tak ingin aku harus mulai dari awal lagi.

    Dengan style konvensional (karena yang kutahu baru itu) aku mulai mencoba memaju-mundurkan batanganku untuk dibenamkan ke dalam liang senggama Tante Ana. Rasanya seperti patah pinggangku (karena jarang olah raga kali) Tapi semua terkalahkan dengan rasa yang menyelimuti diriku. Tante Ana sepertinya mulai terangsang lagi, kupeluk dengan kuat sambil kumainkan pinggulku, terus sambil aku berpagutan hingga terasa batang kejantananku berdenyut-denyut dan gesekan dari dinding kemaluan Tante Ana makin kuat.

    “Tante.. Tante.. ugh.. ” aku memaggut bibir Tante Ana.
    “Mon..” jawabnya mesra.
    “Akh.. oh.. oh..” dan makin kupagut bibir Tante Ana.
    “Ihh.. ii.. ahh..” hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Tante Ana.
    Ternyata kami mendapat orgasme bersamaan. Akhirnya kami terkulai lemas sambil kupeluk dan tetap kupagut bibirnya.

    “Tante.. maafkan Momon.. Momon nggak bisa ngontrol,” bisikku.
    “Mon.. ini salah Tante.. Tante telah meregut perjakamu,” katanya sambil mendesah.
    “Mon.. maafkan Tante, namun kamu jangan kamu lakukan pada wanita lain, cukup kalau kamu ingin, Tante mau melayanimu sampai kapan pun, jangan karena Tante telah menghilangkan keperjakaanmu kamu membalas dendam pada yang lain,” bisiknya.
    “Mon.. Tante nggak menjebakmu.. Tante memang rela hanya untukmu.. Tante kesepian..” balasnya sambil sesenggukan.
    “Tante.. Momon janji..” jawabku sambil memeluknya rapat.

    Ternyata suaminya beberapa tahun kemudian serong karena dia terlalu jauh dari istri dan Tante Ana tidak mau dimadu, akhirnya mereka cerai. Aku pada saat itu telah selesai kuliah dan telah bekerja dan akhirnya aku memperistri Tante Ana walaupun umurku beda dengannya. Untung tak begitu jauh sehingga keluargaku menyetujui. Dia istri yang baik, dia seperti itu karena sudah tahu suaminya mulai serong dan dia menginginkan suatu kesetiaan. Dia tahu saya menyayangi anaknya, dia ingin saya selalu mendampinginya. Saat ini Adhe sudah punya adik yang cantik seperti ibunya buah cintaku dengan ibunya.

    BONUS ++

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gairah Seks di Pemandian – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Gairah Seks di Pemandian – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1692 views

    Perawanku – Setelah kelar mandi & membereskan muatan yang bakal dibawa. Jelas pukul jam 08. 30 Tante aku yang berpanggilan Dina mengsms saya, Cris tante tarik jam 09. 00 yaaa, jangan tertinggal. Saya pun membalasnya jemah tepat ruang. Perlu saya deskripsikan ketiga tante hamba ini. Yang pertama bernama tante Dina dia uzur 36 tahun, tinggi badannya sekitar 170 an (mantan Peragawati), Standar dadanya yang membuat aku menelan ludah yaitu 36b dia luar biasa berpengalaman di urusan sex. Yang ke-2 tante Mira umurnya 39 tahun menjulung badannya 175, walaupun sudah agak uzur, tp dia masih departemen dengan utama dadanya yang masih liat yaitu 34b. Yang final tante Lina yang termuda yaitu 34 tahun beserta tinggi 165 serta ukuran dada 36b, Khusus Tante Lina, saya sudah kerap bermain sex dengan dia sewaktu tante Lina tiba kerumah. Tante Lina merupakan seorang perempuan hypersex sebab bisa tampil berkali-kali.

    Tepat Pukul beker 09. 00 Mobil tante Dina telah ada diujung gang, sinambung saja hamba masuk serta duduk didepan, tepat sebelah tante Rendah. Saat itu saaya cuma bisa terbengong melihat ke3 tante aku itu. Tante Dina seharga menggunakan keonaran ketat Mejiku dengan hot pants, ketika itu tante Dina mengenakan Bra berenda warna biru, kelihatan sabur saking tipisnya baju tante Dina. Tante Mira saat itu menggunakan baju rok merah dengan potongan v necknya yang sexy. Tante Mira sepatutnya tidak memakai bra.

    Untuk Tante Mira dia sedikit suka mengenakan bra, katanya tidak senang. Sementara Tante Lina lah pakaiannya yang menurut saya paling ekstrim. Dia menggunakan You can see Suci dan hotpants. Dibalik you can see putih tersebut Tante Lina memakai kutang bikini warna hitam yang meremet. Setelah perbahasaan dengan cipika-cipiki, saya hanya mengobrol secara Tante Lucah karna Tante Mira tertidur pulas, selama Tante Lina merokok deng Mildnya dan mendengarkan mp3nya dengan super. mama segala sesuatu kabar Cris tanya tante dina indah tan menjawab aku beserta malas.

    Selama masa 1 weker aku tertidur dimobil, provisional tante rendah yang merencanakan mobil dengan hati-hati. Jelas jam 1 siang abdi sampai dalam vila yang berada dipuncak, cukup raksasa dengan 3 kamar tambah kolam renangnya. Tante Dina, Lina & Mira tepat masuk lubang dan langsung berenang, sepertinya mereka sudah biasa kepanasan secara udara diJakarta.

    Aku kendati langsung pergi ke kolam renang melihat mereka yang sudah tercebur. Tante Dina memakai bikini ungu lengkap beserta G-Stringnya, Tante Mira mengenakan bikini berenda dengan hijau sementara Tante Lini dengan memakai Bikini Kuning pasti secara kain penutup kemaluan satunnya. Saya yang lumayan berjalan dipinggir situ tiba-tiba didorong Tante Lina, Tersebut ber 3 cuma tertawaaketika aku terjungkal aja di kolam.

    Kaum menit kami berennag girang hati sampai Tante Mira, Tanteku yang tertua sudah bukan santai vitalitas menarik serawal dalam ku hingga sunyi. Aku pula biar naik kepinggir kolam renang agar Tante Mira lepih gampang mencopot celana dalamku itu. Sepintas kucari kemana Tante Rendah serta Tante Lina, ternyata itu padahal asyik bergumul diruang tamu yang kulihat, Tante lucah tampak sedang menyenggau tempik tante Lina, Butuh tersua ke3 tante aku itu juga karet lesbian. Saya pun balik berkosentrasi beserta tante Mira yang telah menjilat kontolku tersebut, Kontolku in cukup besar dengan panjang 19 cm sengkang 4 centimeter. Tante mira menjilat secara lahap.

    Aku pun seharga mengerang beserta nikmat, sesudah pas lambat, kuangkat sekadar tante mira keruang tamu untuk genggam dengan tante dina dan lina. Cepat kubuka bikini yang menggulung tante Mira. kuciumi klitoris yang sudah biasa tegak merespons, seketika saya pun disuruh tilam tengadah oleh tante Mira. Ternyata Tante Lucah akan menghisap kontolku, selama tante Lina duduk dihadapan wajahku supaya aku mencucup memeknya. Tante mira otonom menuruti untuk merokok dulu. Kuhisapkan saja memek tante lina yang segar kehisap-hisap datang tante lina mengerang.

    Sesudah sedang lama, aku memutuskan untuk mengentot tante rendah terlebih dahulu. Secara status doggie style, kutusukan kontol ku, tante lucah hanya mampu mengerang nikmat.

    Lembut kumaju-mundurkan penis ku itubunyi plak-plak menghiasi ruangan tamu itu, Tante dina cuma bisa mengerang nyaman. Kudengar pula desahan tante mira yang sedang menusuk-nusukan dildo gerigi ke tempik tante lina. Tante rendah yang mengerang kuat kesudahannya orgasme untuk pertama-tama, Tante salang pun terkulai luwes. Tante Mira yang lumayan congkong kutarik segera bertambah kepangkuan ku untuk sesi lalu kemudian. Tante Mira kendati mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil memijit-mijit payudaranya.

    Tante Mira dan kemudian memukau Tante Lina untuk mencucut pyudara tante lina. Tante Mira dan Tante Lina saling mendesah tenteram. Kesal dengan posisi tersebut saya bergerak posisi secara women on top. Tant mira pula biar lalu mengoyang-goyangkan pinggulnya serta menciumi bingkai ku beserta penuh nafshu. Tante mira pun mengerang parah mengembangkan orgasme yang pertamanya sudah mucul. Tampil dengan tante mira adalah ronde terlama dengan membuang waktu 1 jam! tane mira kadang pandai urusan ngentot. Saya masih menutup agar sperma ku tidak tampak karna masih tersedia tante lina.

    Tante lina yang sementara nungging sinambung aja kutusukan penis ku ini, kugoyangkan saja penisku sambil menekan payudara tante lina yang sangat balig itu, Bukan lama kemudia tante Lina pun orgasme, lalu kucabut saja penis ku terlihat ketiga tante ku sejajar untuk menerima sperma ku yg segar itu. kukocol-kockan saja didepan suak tersebut, dan akhirnya crotttcortt 10x menyembur sperma ku, yang langsung kuarahkan ke-3 wajah tante ku tersebut. Mereka dengan serakah & lahap berebut sperma ku itu. Mereka baku berlaga supaya mendapat sperma ku tersebut, sungguh sangat panas. Tante mira yang terakhir menjilati penisku mencapai berbatas selesai.

  • Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1690 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun . Aku gak tahu kenapa yah perkembangan ngentotnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu stelah mau ngerasain yang enak-enak . Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante eva (biasa kupanggil dia begitu) orangnya buat nafsu banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar .

    tante eva ini tinggal dekat rumahku, cuma beda 5 rumahlah, nah tante eva ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara . Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngocehin suaminya sendiri . Nah tante eva inilah yang bikin aku cepet besar (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet) .

    Biasanya tante eva kalau ke rumah Aku selalu menggunakan daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser . . ser . . ser . . Biasanya kalau telah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik . tante eva ini gak tahu sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah . Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pacuma kebuka dikit bikin Aku ser . . ser lagi deh hmm .

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur . Kadang kalau sgilag ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante eva ngangkang sampai-sampai celana dalemnya kesaritan (wuih aku suka banget nih) . Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngoceh sampai panas dingin tapi tante eva malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya . Nah dheri situ aku telah mulai suka sama tuh tante yang satu itu . Setiap hheri pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante .

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di apartment . Ibu-ibu cuma bawa anaknya, nah secara tidak sengaja Mami Aku ngajak Aku pasti tante eva pula ikut wah asyik juga nih pikir ku . Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung . Ternyata mereka sgilag bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu tante eva mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante eva di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di apartment enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman .

    Lalu tante eva menherik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja . Pergilah aku ke dalam apartment sama tante eva, sesampainya Aku di dalam apartment Aku nunggu di luar WC eh malah tante evan ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut .

    “Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, tante takut nih”, kata tante eva sambil mulai berjongkok .

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga . “Serr . . rr . . serr . . psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya . Jantungku sampai deg-degan waktu sarit tante eva kencing, dalam hatiku, kalau saja tante eva boleh ngasih sarit terus boleh memegangnya hmm . Sampai-sampai aku bengong ngesarit tante eva .

    “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata tante eva .
    “Ah enggak apa-apa tante ”, jawabku .
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya tante eva .
    “Enggak kok tante , aku cuma gak pernah lihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku .

    tante eva cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya .

    “Kamu mau lihat Lex? Nih tante kasih sarit tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama Mamamu”, kata tante eva .

    Aku cuma mengangguk mengiyakan saja . Lalu tanganku dipegang ke arah memeknya . Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek . tante eva membiarkanku memegang-megang memeknya .

    “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi” .
    “Iyah tante ”, jawabku .

    Lalu tante eva menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain .

    Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin . Hheri ini semua pengen bteriakkat jalan-jalan dheri pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi . Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak .

    “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku .
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku .
    “Yah telah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami .
    “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada tante eva .
    “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat balik besok” kata tante eva .

    Akhirnya mereka semua bteriakkat, cuma tinggal aku dan tante eva berdua saja di apartment, tante eva baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu .

    “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya tante eva sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya .
    “Enggak tahu nih tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku .

    tante eva begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang telah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun .

    “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar tante eva padaku .
    Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita cuma satu?” jawabku polos .
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata tante eva sambil memegang si kecilku .
    “Ah tante bisa saja” kataku .
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku cuma diam saja .

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante eva, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “ tante enggak usah deh tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama tante ”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata tante eva sambil menurunkan celanaku dan CDku .

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku cuma diam saja .
    “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos .
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata tante eva .

    Lalu di genggamnya kontol kontolku dan dielusnya langsung spontan detik itu juga kontolku berdiri tegak . Dikocoknya slow-slow tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini .

    “Achh . . cchh . .” aku cuma mendesah slow dan tanpa kusadheri tanganku memegang memek tante eva yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi tante eva cuma diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya . Sekitar 10 menit kemususan aku merasakan mau kencing .

    “ tante telah dulu yah aku mau kencing nih” kataku .
    “Sudah, kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok” kata tante eva .

    Aku bingung campur heran melihat kontolku dikulum dalam mulut tante eva karena tante eva tahu aku telah mau keluar dan aku cuma bisa diam karena merasakan enaknya .

    “Hhgg . .achh . . tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas memek tante eva yang kurasakan berdenyut-denyut .
    tante evapun langsung menghjilat dengan ganasnya dan badanku pun menggelinjang keras .
    “Croott . . ser . . err . . srett . .” moncrotlah air maniku dalam mulut tante eva, tante eva pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya . Dan kurasakan memek tante eva berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante eva lembab dan agak basah .
    “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata tante eva .
    “Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante . .”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
    “Enggak tante ”

    Tanpa kusadheri tanganku masih memegang memek tante eva .

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih” . Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, tante ngerti” katanya padaku .
    “ tante boleh enggak Alex megang itu tante lagi” pintaku pada tante eva .
    tante eva pun melepaskan celana pendeknya, saya lihat celana dalam tante eva basah gak tahu kenapa .
    “ tante kencing yah?” tanyaku .
    “Enggak ini namanya tante birahi Lex sampai-sampai celana dalam tante basah” .

    Dilepaskannya pula celana dalam tante eva dan mengelap memeknya dengan handukku . Lalu tante eva duduk di sampingku

    “Lex pegang nih enggak apa-apa kok telah tante lap” katanya . Akupun mulai memegang memek tante eva dengan tangan yang agak gemetar, tante eva cuma ketawa kecil .
    “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata tante eva .
    Dia mulai memegang kontolku lagi, “Lex tante mau itu nih” .
    “Mau apa tante ?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan tante eva .
    “Hmm itu tuh, mempunyai kamu di memasukan ke dalam itunya tante kamu mau kan?”
    “Tapi Alex enggak bisa tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar tante yang ajherin kamu yah” kata tante eva padaku .

    Mulailah tangannya mengelus kontolku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus memek tante eva yang di tumbuhi bulu mulus .

    “Lex jilatin donk mempunyai tante yah” katanya .
    “ tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Lex”

    tante pun langsung mengambil posisi 69 . Aku di bawah, tante eva di atas dan tanpa pikir panjang tante eva pun mulai mengulum kontolku .

    “Achh . . hgghhghh . . tante ”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium memek tante eva tidak berbau apa-apa . Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya memek tante eva seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati memek tante eva sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante eva dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat .

    tante eva pun masih asyik mengulum kontolku yang masih layu kemususan tante eva menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh birahi dan menderu .

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata tante eva .

    Aku cuma menggelengkan kepala dan tante eva pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan kontolku pun mulai bereaksi makin keras . Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku cuma menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak ada daya membatalkan rasa geli campur kepuasan yang begitu dahsyat . tante eva pun langsung menjilati kontolku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghjilat-hjilat bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah .

    Kulihat toket tante eva makin keras, tante eva menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok kontolku, tanganku pun meremas toket tante eva . Entah mengapa aku jadi ingin menjilati memek tante eva, langsung tante eva kubheringkan dan aku bangun, langsung kujilati memek tante eva seperti menjilati es krim .

    “Achh . . uhh . . hhghh . . acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata tante eva sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir memeknya .

    Aku langsung menjilatinya dan menghjilatnya, banyak sekali lendir yang keluar dheri memek tante eva tanpa sengaja tertelan olehku .

    “Lex memasukan donk tante enggak tahan nih”
    “ tante bagaimana caranya?”

    tante eva pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas kontolku dan langsung menancapkannya ke dalam memeknya . tante eva naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur . Setengah jam kami bercumbu dan tante eva pun menggelinjang hebat .

    “Lex tante mau keluar nih eghh . . huhh achh” teriak tante eva .

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dheri dalam memek tante eva . Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan memek tante eva mungurut-urut kontolku dan juga menyedotnya . Kurasakan tante eva telah klimak dan permainan kami terhenti sejenak .tante eva tidak mencabut kontolku dan membiarkanya di dalam memeknya .

    “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta tante eva padaku .

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante evapun langsung mengocok kontolku dengan memeknya dengan posisi yang seperti tadi .

    “Achh . . tante enak banget achh . ., gfggfgfg . .” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi .
    “ tante Alex kayanya mau kencing niih”

    tante eva pun langsung bangun dan mengulum kontolku yang masih lengket dengan cairan kecewekanya, tanpa malu dia menghjilatnya dan tak lama muncratlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante eva pun menelannya dan menghjilat ujung kepala kontolku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kepuasan yang alang kepalang .

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante eva menungging di pinggir bak mandi . Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante eva yang hebat . Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante eva, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante eva di sampingku, tapi tanganku kumasukkan di dalam celana dalam tante eva . Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan tante eva, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun balik pukul 6 sore .

    “Lex kamu telah oke?” tanya Mamiku .
    “Sudah mam, aku telah seger n fit nih” kataku .
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama tante eva .
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata tante eva .

    Esoknya kamipun balik ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping tante eva yang semobil denganku . Mami yang menyopir direkani Ibu Herman di depan . Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya tante eva .

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan tante eva bila rumahku kosong atau terkadang ke panasel dengan tante eva . Sekali waktu aku pernah mengeluarkan pejuhku di dalam sampai 3 kali . Kini tante eva telah dikarunia 2 orang anak yang mengnafsukan . Baru kuketahui bahwa suami tante eva rupanya menagalami ejakulasi dini . Sebenarnya kini aku bingung akan status anak tante eva .

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante eva bahkan aku jadi lebih suka dengan cewek yang lebih tua dheriku . Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante eva yang nasibnya sama seperti tante eva, memmempunyaii suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda .

  • Cerita Mesum Dengan Bu Erni

    Cerita Mesum Dengan Bu Erni


    1689 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Mesum Dengan Bu ErniCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nah nama-nama dalam cerita ini semua asli tanpa saya ganti sama sekali dan saya sudah siap menanggung resikonya apabila keluarga atau suami yang bersangkutan akan MARAH BESAR tentunya kalau tahu cerita ini.

    Pengalaman yang saya alami ini adalah cerita nyata yang benar-benar saya alami, kejadian ini saya alami barusaja 2 minggu yang lalu jadi saya masih ingat betul apa yang saya alami dengan bude narti tetangga saya.

    Nama saya Nanang (nama asli) umur 21 tahun, tinggi badan 172 cm, berat badan 65kg, kulit saya sawo matang sebagaimana orang indonesia, sedangkan bude narti berusia 47 tahun dengan wajah sangat keibuan dan penampilan yang sangat sederhana seperti ibu-ibu yang lain yang tinggal disekitar rumahku, dia memiliki 3 orang anak yaitu hasan teman seumuran saya, ibnu kelas 2 sma, dandi masih kelas 5 sd.

    Walaupun sudah punya 3 orang anak tapi body bude narti masih montok sekali , dengan buahdada kira-kira 38 B (wow bisa anda bayangkan betapa besarnya payudara itu) dan pinggul yang ramping serta pantatnya sangat bulat menonjol ke belakang, jadi kalau bude narti sedang jalan seolah pantatnya sangat menantang untuk dipegang dan diremas.

    Hari selasa sore rumah saya akan di jadikan arisan oleh teman-teman ibu saya di lingkungan rumah, nah saya sebagai seorang anak maka saya membantu ibu saya menyiapkan keperluan untuk arisan nanti sore karena dirumah kedua kakak perempuan saya belum pulang kerja. Dan bude narti pun membantu saya dan ibu dirumah, ketika saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya, dari dapur ibu saya berteriak.

    “jeng, sampean masih punya gula nggak dirumah soalnya gulaku habis jeng.” kata ibu saya ke bude narti. “ee alah aku nggak punya jeng,

    yaudah sini aku beliin dipasar depan situ.” kata bude narti.

    Lalu ibu saya memberikan uang kepada bude narti.

    “maaf ya jeng jadi ngerepotin nih ,biar Nanang yang nganter pake motor jeng.” kata ibuku .

    “ayo Nanang anterin bude kepasar depan.” kata bude narti menyuruhku.

    uhhh saya sangat kesal sekali waktu itu, tapi ini karena perintah ibu saya maka saya tidak berani membantah. Kemudian saya dan bude narti kepasar depan lalu bude narti membeli gula, setelah itu bude narti menghampiri saya kembali yang menunggudi motor.

    “Nang kita ke rumahku dulu ya, saya mau mandi sekalian ganti baju supaya pas acaranya mulai saya tidak bolak-balik kerumah.” kata bude narti.

    “iya bude.” jawabku.
    lalu saya membawa motor saya kerumah bude narti yang tidak jauh dari rumah saya.

    “dedy kamu tunggu sebentar ya, bude bareng kamu aja kesananya yah lumayan ngirit tenaga supaya nggak cape jalan,,hahahaha..” canda bude narti.

    “oh tenang saja bude, saya akan nunggu bude disini kok.” kataku Lalu bude narti masuk ke dalam rumah dan berlalu ke arah kamar mandi, bude narti berteriak dari dalam kamar mandi.

    “Nang kamu kalau mau minum ambil saja dikulkas ya.” teriaknya

    “iya bude.” jawab ku singkat Lama-lama bete juga saya nungguin bude narti mandi karena sudah hampir setengah jam, saya pun menonton tv untuk mengusir kejenuhan saya.

    Tak lama bude narti keluar hanya dengan berbelit handukdan menurut saya handuk nya terlalu kecil untuk menutup tubuh montoknya, wow payudaranya sampai naik ke atas sehingga membentuk belahan yang sangat menggoda. Bude narti pun langsung beranjak kekamar dan menutup kain yang dijadikan sebagai penutup kamar, wah pikiran saya mulai kacau dan saya betul-betul terangsang berat dengan apa yang saya lihat tadi.

    Saya pun nekad untuk mengintip bude narti, pelan-pelan kain penutup kamar itu saya buka dan saya betul-betul kaget melihat kemolekan bude narti ini, oh ternyata kulitnya putih juga.

    Saya akhirnya pergi ke pintu depan dan dengan cepat saya kunci pintu depan serta saya langsung menuju ke kamar bude narti.

    “Nang NGAPAIN KAMU MASUK KAMARKU.” teriak bude narti yang kaget melihat saya didalam kamarnya.

    “ssst…bude jangan berisik,kalau bude berisik nanti tetangga pada datang dan melihat kita dalam keadaan seperti ini pasti nanti keluarga bude malu.” kataku.

    “KURANG AJAR SEKALI KAMU MASUK KESINI, KELUARRR….” teriaknya.

    Tanpa mendengarkan omongannya saya pun langsung membuka seluruh pakaian saya dan bugil didepan bude narti.

    “silahkan bude teriak, agar tetangga kesini dan mengusir kita dari lingkungan sini.” kataku dengan tegas.
    nampaknya caraku berhasil dan bude narti sudah tidak berteriak lagi, tapi dia masih menutup badanya dengan handuk yang ia pakai kembali saat saya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

    “Nang mau apa kamu.” tanyanya mulai pelan.

    “bude, saya betul-betul kepingin nih bude. Saya sudah nggak tahan bude, ayolah mumpung sepi bude.” kataku

    “nang nanti kalau ada yang masuk gimana dan sebentar lagi suami serta anak-anakku pasti pulang karena sudah sore.” katanya.

    Kemudian saya berjalan mendekatinya dan tongkol saya tepat di depan muka bude narti. Saya sempat melihat mata bude narti tertegun melihat ukuran tongkol saya yang lumayan besar, saya dengan tenang berkata ke bude narti. tenang“ saja bude, pintu depan sudah saya kunci. Ayo bude kocok tongkol saya jangan cuma diliatin kaya gitu.” kataku Tangan bude narti pun akhirnya dengan agak ragu memegang tongkol saya.

    “ahhhh…” desahku ketika tanganya mulai meremas dan mengocok pelan tongkol saya.

    “bude, isepin dong tongkolku ini.” kata saya

    “ihh jijik ahh,, udah kaya gini aja.” katanya Lalu saya tarik belitan handuknya dan dia pun bugil di hadapanku, tangannya yang kanan asik

    mengocok tongkolku sementara tangan yang kiri berusaha menutup payudaranya yang besar. “ayo bude kita selesaikan, nanti keburu keluarga bude pada pulang.” kataku Dan saya pun mengangkat kaki bude narti lalu saya lebarkan kaki bude narti dan saya lihat memiaw bude narti sangat banyak ditumbuhi bulu-bulu halus lubang memiawnya pun juga sudah lebar.

    Tapi bude narti tidak melawan dengan atas apa yang saya lakukkan kepadanya.

    “nang, jangan dimasuk kan nang . Nanti bisa kacau kalau ada tetangga lihat, nang hentikan sayang .” katanya Saya pun tidak perdulikan kata-katanya lagi, dengan agak memaksa maka saya arahkan tongkol saya kememiaw bude narti.

    slooppp(kepala tongkol saya sudah masuk), slebbb ,blleeesss… masuklah semua tongkol saya kememiaw bude narti.

    “aduh sudah nang jangan diteruskan nang,,ahh,ahh,,uhh..” perlawanannya berubah menjadi desahan.
    Lalu saya mulai menggoyang tongkol saya maju mundur.

    “ohh..ohhh nanaaaa ahhhh…,,mmmphhh..”desah bude narti sambil menggit bibir bawahnya.

    “arggghh …arghhh,, bude sangat nikmat,,ahh,ahh..”desahku Bude narti perlahan mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi permainanku, saya pun makin bersemangat menyetubuhi bude narti.

    “ohh,,bude,,terrrusss,,goyyangg bude..ahh..” desah saya.

    “ohhh,,ohh tongkolmu enak banged nang ..ahhh..” racau bude narti.

    Wah ternyata bude narti kalau sedang bersetubuh suka mengeluarkan kata-kata kotor, saya pun semakin ber semangat mendengar jeritan vulgar bude narti. Keringat sudah mulai terlihat dari wajah bude narti, lalu bude narti meminta berganti posisi.

    “ahh,,ahhh,,berhenti dulu nang ,,ahh,ahhh..” perintahnya Saya pun segera menghentikan goyangan saya.

    “kenapa sayang.” tanyaku dengan memanggil dia sayang..hehehe

    “kita ganti gaya ah jangan kaya gini terus, aku bosen nang .” katanya Wow sekarang dia yang kelihatannya agressif ,memang wanita awalnya menolak akan tetapi kalau sudah masuk maka merekalah yang lebih agressif.

    Kamipun berguling ke samping tanpa mencabut tongkol saya, dan bude narti pun mulai bergoyang dengan maju mundur.

    “ahhh,,ahh,,ah,, enak tenan nang tongkolmu nusuk tempikku ,,ohhh..”kata bude narti

    “terus budee…ahh” sahutku.

    Lama-lama goyangan bude narti menjadi semakin liar, dia bukan hanya melakukkan goyangan maju mundur tapi dia juga melakukkan goyangan atas bawah dan yang paling nikmat adalah goyangan memutarnya. Sayapun bangkit dan memeluk bude narti sambil mulutku menyedot payudaranya , maka dia semakin tak karuan saja goyangannya. ohh“,ohhhhh,,,,aku mauu keeluuar

    “nang ..katanya yang sudah mau orgasme

    “tahan sayang,,ohhh..” kataku.

    “akuu,,akuu,nggak, kkuu, kkuuattt,, arggghhhh….” desahnya ketika orgasmenya datang.

    serrr..srrrrrrrr……..keluarlah cairan hangat dari dalam kemaluannya.

    Dia memeluk saya dengan sangat erat, saya yang belum mau ejakulasi memberikan dia kesempatan untuk menikmati orgasmenya.

    “duuhhh….nikmat tempikku nang ..tongkolmu gede banged sih, sampe mentok aku rasanya.” kata bude narti.

    “emang punya pakde yatno (suaminya yang sudah berumur 54th) nggak gede bude.” tanyaku.

    “alah boro-boro gede, kalo main samaku paling baru 5 menit tak goyang wis metu.” kata bude narti dengan nada ketus.

    oh ternyata selama ini pakde yatno tidak bisa memuaskan bude narti, tenang pakde yatno saya akan membantu tugas anda dalam memuaskan istri anda. kataku dalam hati

    “terus kalo bude kurang puas, melampiaskannya kemana bude.” tanyaku.

    “jangan panggil aku bude dong nang klo lagi berdua kaya gini, panggil nama saja ya.” kata bude narti.

    “iya, mulai sekarang aku akan manggilkamu sayang kalo lagi berdua kaya gini, oya pertanyaanaku belum kamu jawab sayang. Kamu melampiaskan kemana kalo kurang puas.” tanyaku lagi

    “yah aku paling pake tangan pas dia tidur.” katanya

    “tenang sayang, mulai sekarang kalo kamu kurang puas dengan suami kamu yang tolol itu kamu panggil aku saja yah.” kataku.

    “iyah,pasti sayang, oya kamu belum keluar ya. Ayo cepat selesaikan karena acara arisan dirumah kamu sudah mau mulai dan anak-anak ku juga sudah mau pulang.” kata bude narti

    “kita nungging ya sayang.”kata ku

    “ya sudah, ayo cepat sayang.” lalu saya mencabut tongkol saya yang dari tadi belum saya keluarkan dari memiawnya. “ayo sayang aku wis siap nih.” kata bude narti yang sudah mengambil posisi nungging.

    “iyah.” kataku sambil mendekat kearahnya.
    blessssss……begitu lancar tongkolku masuk kememiaw bude narti.

    “ohhhhhhhhhhhh….” desah kami bersamaan Saya pun dengan gerakan cepat langsung mengocok memiaw bude narti ini.

    PLAKKK,,PLAKKK,,PLOKKKK,, begitu keras terdengar bunyi itu karena saya dengan gerakan yang cepat menyetubuhinya. Bunyi derit ranjang pun sangat kencang.. KRITTT,KRITTT,KRITTTT.

    “aduhh,aduuuhh,aduuhhh,,pelan-pelan sayang,,ahh,ahh….” jerit bude narti.

    “nanti keburu suami dan anakmu pulang ,sudah tahan saja sayang.” kataku bude narti hanya menggengam kain sprei dan menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit bercampur nikmat yang ia rasakan sekarang.

    Setelah 15 menit bergoyang dengan kasar, maka saya merasakan akan ejakulasi.

    “ohhh,ohh aku mau keluar sayang,,ahhh,,di dalam apa diluar.” tanyaku.

    “ahhh,ahhh,ahhh,,,terseraaahhhhh …”kata bude narti Dan akhirnya , crottttt, crottttt,crootttt, sekitar 7x semprottan peju saya yang saya keluarkan didalam.

    “argggghhhhhhhhhhh….”desahku dan saya tekan kuat-kuat tongkol saya ke dalam memiawnya Setelah mengatur nafas maka saya pun cepat-cepat mencabut tongkol saya dari dalam dan membersihkan dengan kain sprei bude narti, dan bude narti pun mencabut kain sprei itu dan langsung merendamnya agar tak terlihat oleh suaminya.

    “ayo cepat kita harus keluar sekarang, nanti tetangga curiga kamu lama-lama didalam rumahku.” kata bude narti sambil memakai baju serta celana untuk arisan dirumahku.

    Saat saya dan bude nart ikeluar rumah, kami melihat hasan anak bude narti yang juga teman saya baru pulang main futsal dengan teman kerjanya.

    “tuh kanapa aku bilang, untung kita udah selesai. Ayo cepat kita kerumah kamu dan kayaknya arisan sudah dimulai.” pada saat saya sampai rumah, ternyata benar arisan telah dimulai.

    “haduh maaf jeng tadi ban motornya nanang bocor jadi kita kebengkel dulu, nah ini gulanya jeng.” kata bude narti berbohong kepada ibu saya.

    “oh iya nggak apa-apa kok jeng, ya sudah silahkan ngobrol-ngobrol dulu ya aku mau bikin teh ibu-ibu.” kata ibu saya “iya.” jawab para ibu-ibu.

    Sejak saat itulah sampai saat cerita ini diterbitkan kami masih sering melakkukannya dirumah bude narti saat rumahnya sepi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1689 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.

    Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

    Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

    Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

    Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

    Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

    Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

    Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

    Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

    ‘‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang!” Kata Tante Rima

    “iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.

    ‘‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante!” Tegasnya.

    “iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

    Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

    Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

    ‘‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima.

    “belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu.

    ‘‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP.

    “iya… jawabku singkat.

    Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

    ‘‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya.

    “iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku.<br> ‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

    Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaannya dan merahasiakannya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkannya asal jangan sering-sering.

    ‘‘tapi, aku takut… jawabnya

    “udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku.

    ‘‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya.

    “susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku.

    ‘‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku.

    “belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku.’‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa.

    Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

    Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

    ‘‘barang impor memang beda! Pujinya.

    “ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.

    ‘‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya.

    “selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya.

    Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

    ‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya

    “bukanya itu yang Tante cari… jawabku

    ‘‘kok Tanteee… protesnya!

    “sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya.

    Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

    Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

    Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku.

    aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

    Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

    Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

    ‘‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!.

    Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme.

    “enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya.

    ‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

    Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

    Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

    BLEEEEEESss….Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya.

    “ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

    Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

    ‘‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya.

    “bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku.

    ‘‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

    Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

    ‘‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima.

    PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.

    ‘‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya

    “uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

    Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

    Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

    Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

    Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

    Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

    Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehee….ujung-ujungnya pamanku lah yang merasa bersalah dan meminta maaf pada tante karena jarang pulang.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Dokter Kandungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Dokter Kandungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1689 views

    Perawanku – Malam itu terlihat Dewi sedang berada disebuah tempat praktek Dokter Kandungan, setelah kejadian-kejadian yang dialaminya dengan Andi dan Sugito (baca: Dewi-Andi & Dewi-Sugito). Dewi takut suatu saat nanti dirinya hamil karena sperma laki-laki lain, dan kalau nanti ia sampai hamil pasti suaminya akan mengetahui perbuatannya bersenggama dengan orang lain.

    Hari ini kebetulan suaminya sedang pergi keluar kota selama 2minggu, Dewi yang memang sedang menunggu waktu yang tepat untuk mendatangi dokter kandungan, akhirnya memutuskan untuk mendatangi tempat praktek dokter kandungan, ia ingin cepat-cepat berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan alat kontrasepsi apa yang cocok untuk dia, karena Dewi ingin segera merasakan kepuasan bersenggama kembali, hampir lebih dari 2 minggu, Dewi tidak dapat menikmati sodokan-sodokan ******-****** perkasa yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya, karena ia takut akan hamil.

    “Bu Dewi,”

    Dewi mendengar namanya dipanggil. Joker368

    “Yach, betul,” Dewi menjawab, dan menengok kearah siempunya suara yang ternyata suster di tempat praktek ini.

    “Sekarang giliran ibu,” kata suster tersebut, “mari ikut saya, bu.!!”

    “Oh..yach,” jawab Dewi, sambil berdiri dan mengikuti suster itu menuju keruangan praktek.

    Dewi baru menyadari tempat praktek dokter kandungan yang tadi lumayan penuh dengan pasien, sekarang telah kosong, Dewi menyadari bahwa ia adalah pasien terakhir.

    “Dok, ini ibu Dewi pasien terakhir kita malam ini,” Kata suster itu kepada lelaki yang berada didalam ruangan praktek itu

    Dalam hati Dewi membatin,”masih muda nih dokter, dan wajahnya lumayan ganteng,” Dewi memperkirakan dokter ini seumuran dia.

    “Malam, dok,” Dewi menyapa si dokter.

    “Malam, juga Bu! Silahkan duduk bu! Apa yang bisa saya bantu??,” si dokter menjawab sambil bertanya dan mempersilahkan Dewi duduk.

    Sebelum sempat Dewi menjawab pertanyaan sang dokter, ia mendengar si suster berkata,” Dok, ibu Dewikan pasien terakhir, dan saya kebetulan ada keperluan keluarga, boleh saya pulang lebih dulu,”

    “Oh..ok, “ jawab si dokter sambil beranjak dari tempat duduknya.

    “Sebentar yach bu,” kata si dokter ke Dewi, lalu dokter itu keluar dari ruangan mengikuti si suster.

    Tak lama kemudian dokter itu kembali dan berkata kepada Dewi,” maaf yach bu, soalnya saya harus mengunci pintu depan, kalau tidak nanti ada orang dating lagi untuk berobat atau berkonsultasi, padahal ibu Dewi-kan pasien saya terakhir apalagi suster saya sudah pulang”

    “Oh..gak apa-apa kok,” balas Dewi

    “Nach, sekarang apa keluhan ibu, mudah-mudahan saya bisa bantu,” tanya si dokter.

    “Begini dok, saya ingin memakai alat kontrasepsi, tapi saya tidak mau kalau suami saya itu memekai kondom, jadi kira-kira alat kontrasepsi apa yang bagus untuk saya,” Dewi menjelaskan maksud tujuannya datang ketempat praktek ini.

    “Oh itu, memang ibu dan suami sudah tidak berkeinginan untuk mempunyai anak lagi, ngomong-ngomong sudah punya berapa anak?” tanya sang dokter lagi.

    “yach begitulah, saat ini kami mempunyai satu anak, “ jawab Dewi sedikit berbohong, karena tidak mungkin ia menjelaskan kedokter bahwa ia ingin lebih puas dalam menikmati ******-****** perkasa tanpa takut akan hamil.

    “Baru satu?? Memang tidak berkeinginan nambah, bu??” si dokter memastikan.

    “Hmmhh betul,” Dewi menjawab sambil tersenyum.

    “Lalu ibu mau yang sementara atau selamanya,” tanya sidokter.

    “maksudnya??” Dewi balik bertanya.

    “Begini loh, Bu!. Kalau sementara saya sarankan ibu untuk menggunakan spiral, tapi kalau ibu dan suami ingin untuk selamanya tidak mempunyai anak lagi, yach! Saya menyarankan ibu untuk disteril, maksud saya saluran indung telur ibu harus saya tutup rapat, jadi kalau ibu berhubungan dengan suami, sperma suami ibu tidak dapat lagi menerobos kesaluran indung telur ibu, dengan begitu saya jamin tidak ada satupun indung telur ibu yang dapat dibuahi oleh sperma suami ibu,” jelas sang dokter panjang lebar.

    “Ooohhh…begitu,” gumam Dewi,” Kalau gitu saya pilih yang sementara saja, siapa tahu nanti kita ingin mempunyai anak”

    “Ibu mengambil keputusan yang tepat, nach sekarang ibu silahkan berbaring disana, saya akan mempersiapkan peralatannya,” kata si dokter sambil menunjuk kearah ranjang.

    “Bajunya dan CDnya tolong dilepas, Bu!!, terus ibu kenakan ini” lanjut sidokter sambil memberikan jubah berwarna biru muda.

    “wah, bu!! terbalik pakai jubahnya,” dokter itu berkata sambil tersenyum saat melihat Dewi mengenakan jubah itu dengan bagian yang terbukanya berada didepan.

    “Bagian yang terbukanya itu untuk dibelakang, kalau ibu pakai seperti itu nanti saya gak akan selesai-selesai memasang alat kontrasepsinya, karena mata saya akan melihat kedada ibu terus,” lanjut sidokter sambil bercanda ke Dewi.

    “Ohhh…he..he..dokter bisa aja,” Dewi tersipu malu mendengar guyonan si dokter, sambil membetulkan jubah tersebut, kemudian iapun berbaring diranjang.

    Dewi bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek dokter, panjang ranjang ini hanya sampai sebatas pantatnya saja, sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah, Dewipun melihat adanya keanehan dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya.

    Setelah selesaimempersiapkan peralatannya, sang dokter menghampiri ranjang tersebut, melihat posisi rebahan Dewi diatas ranjang, dokter itupun tersenyum simpul,

    “Ibu, baru pertama kali yach datang kedokter kandungan??,” tanya sidokter tersenyum.

    Tanpa menunggu jawaban Dewi, sang dokterpun mulai mengangkat kaki Dewi satu persatu dan menempatkan dibantalan cekung yang berada disamping kiri kanan kaki Dewi itu, perbuatan sidokter membuat Dewi terhenyak, Dewi tahu dengan posisinya dimana kedua kakinya terangkat dan terbuka lebar ini, kemaluannya akan Nampak jelas didepan sidokter, mukanyapun menjadi merah karena menahan malu, melihat Dewi yang tersipu-sipu malu dan wajahnya menjadi merah, sidokter hanya tersimpul dan diapun merasa yakin sekali bahwa ini adalah kunjungan yang pertama Dewi ke dokter kandungan.

    “Maaf, yach, Bu,” sidokter berkata saat jari jemarinya mulai menyentuh bibir vagina Dewi.

    “Hhmmmhh….,” Dewi hanya bisa mengangguk, karena menahan malu dan perasaan yang aneh saat jari-jari sidokter menyentuh bibir vaginanya.

    Kedua jari tangan kiri sidokter mencoba untuk sedikit membuka lubang vagina Dewi dari sebelah atas, sehingga kelentit Dewi tersentuh oleh telapak tangan sidokter, sementara tangan kanan sidokter mencoba untuk memasukkan peralatan hampir seperti corong, agak lumayan lama sidokter berkutat untuk memasukkan alat itu kelubang vagina Dewi, sementara Dewi merasakan geli yang aneh dan nikmat saat kelentitnya tergesek-gesek oleh tangan sidokter, akibatnya gelora birahi Dewi mulai bangkit, memeknya mulai basah.

    “Ouugghhh…..ssshhhh,” Dewi menjerit lirih saat merasakan alat yang seperti corong berdiameter 3cm terbenam di dalam lubang senggamanya, pantatnya terangkat sedikit, kedua tangannya mencengkram pinggiran ranjang dengan erat.

    “Maaf..bu.!! sakit…!! Tahan sebentar yach, saya akan mulai memasang spiralnya,” kata sidokter.

    Si dokter merasa heran dengan kondisi lubang vagina Dewi yang masih sempit ini, dalam hatinya ia berkata, “gila nich ibu, udah keluar satu anak, tapi masih sempit begini, sepertinya juga jarang dipakai oleh suaminya,”, sambil tangannya memijat-mijat pelan kedua belah bibir vagina Dewi dengan tujuan untuk membuat rileks otot-otot vagina Dewi, saat ia sedang memijat-mijat itu dari corong kacanya itu ia melihat lubang vagina Dewi yang berwarna merah muda itu berkedut-kedut, belum pernah selama ia praktek melhat kejadian ini, karena sudah berpengalaman ia mengetahui bahwa tebakannya itu betul, memek Dewi jarang dipakai oleh suaminya, karena hanya dengan alat yang teronggok diam saja memek Dewi sudah basah.

    “Hhhhmmmm…sssshhhh….hhhmmmm…..ssshhhh..” Dewi merintih lirih menikmati pijatan-pijatan lembut dibibir vaginanya dan merasakan sumpalan alat dilubang senggamanya.

    Mendengar lirihan Dewi, sidokter semakin yakin dengan tebakannya itu, dalam hatinya membatin,”kalau kuentot mau tidak yach ini ibu???, atau malah nanti dia marah??..”

    Setelah melihat cengkraman dinding vagina Dewi dialatnya mulai mengendur, sidokterpun mulai mengambil spiral berbentuk T dan penjepitnya, lalu melalui corong tadi ia mulai memasukkan spiral tersebut menggunakan penjepit, karena corong itu terbuat dari kaca ia bisa melihat keadaan didalam lubang vagina Dewi, setelah tepat disasaran, iapun sedikit menekan penjepitnya kemudian ia melepaskan jepitan di spiral tersebut dan menarik keluar jepitannya, sambil memegangi kedua bibir vagina Dewi, sidokter memastikan spiral tersebut terpasang dengan benar, kemudian dengan perlahan-lahan corong itu ia tarik keluar dari lubang vagina Dewi, gesekan yang ditimbulkannya membuat Dewi mengerang lirih.

    Setelah terlepas, sidokter kembali memijat-mijat vagina Dewi, sebetulnya pijatan-pijatan itu tidak perlu dilakukan, dan belum pernah ia lakukan selama ia praktek, saat ini ia lakukan karena ia terangsang dengan bentuk vagina Dewi, dalam hatinya ia juga merasa heran kenapa saat ini ia terangsang ingin melakukan persetubuhan dengan pasiennya. Dewi sendiri yang dari tadi birahinya sudah bergejolak, merasakan pijatan-pijatan lembut yang saat ini sedang dilakukan oleh sang dokter semakin membuat birahinya membara, erangan-erangannya semakin sering terdengar, tubuhnyapun menggelinjang-gelinjang karena geli dan nikmat.

    “Oh..baru pijatan tangannya saja sudah membuatku melayang-layang, apalagi kalau dia sodok aku dengan kontolnya, Oh gila betul rangsangan ini,” Dewi berkata dalam hatinya.

    Tangan Dewi yang tadi sedang mencengkram ranjang mulai beralih kepayudaranya sendiri, dari balik jubahnya iapun mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya, merasa kurang puas karena terhalang oleh BH dan jubah yang masih menutupi tubuhnya, Dewi kemudian melucuti semuanya sehingga sekarang Dewi telanjang bulat didepan sang dokter, tangannya kembali meremas-remas kedua bukit kembarnya itu, mulutnya mendesis-desis menandakan Dewi sedang menikmati semua itu.

    Sang Dokter yang melihat aksi Dewi melucuti jubah dan Bhnya serta aksi remasan tangan Dewi dikedua bukit kembarnya itu tersenyum simpul, “nampaknya ia mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku,”, lalu tanpa menghentikan pijatannya, ia pun mulai menciumi kelentit Dewi yang mulai terlihat dan mengeras, tidak hanya diciumi saja, tapi ia jilati dan hisap-hisap kelentit Dewi yang membuat Dewi semakin menggelinjang merasakan kenikmatan permainan lidah sidokter, aksi sidokter semakin menggila, jari tengah salah satu tangan yang sedang memijat-mijat itu mulai menerobos lubang kenikmatan Dewi, dengan gerakan perlahan-lahan sidokter mulai mengeluar-masukkan jari tangannya itu, akibatnya lubang vagina Dewi semakin basah, erangan-erangan Dewipun semakin sering terdengar. Pantatnya semakin sering terangkat seolah menyambut sodokan jari tangan sidokter, kepalanya bergoyang kekiri kekanan, tubuhnya kadang-kadang melenting, Dewi betul-betul menikmati serangan-serangan sang dokter dikemaluannya.

    “Ouughhhh….dddoookkk….eenaaaakkk…aakhhuuu…mau..kel luaarr…ssshhh…aagghhhh..”Dewi merintih-rintih kenikmatan.

    Ssssrr……ssssrrrr….ssssrrrr…… memek Dewi memuntahkan lahar kenikmatannya.

    Tubuh Dewi mengejang, sang dokter merasakan hangatnya air kenikmatan Dewi yang membasahi jari tangannya.

    “Enak, Bu!!,” tanya sidokter.

    “Iyaachh…”Dewi menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.

    Tanpa buang waktu lebih lama lagi, sang dokterpun mulai melucuti seluruh pakaiannya, sehingga sekarang iapun telanjang bulat, Nampak kontolnya sudah berdiri dengan tegak, ukurannya lumayan besar dan panjang, diapun mulai mengelus-eluskan kontolnya dibibir vagina Dewi, membuat Dewi menggelinjang, dengan pelan-pelan sang dokterpun menyelipkan kepala kontolnya di lubang memek Dewi, setelah merasa tepat disasaran sang dokterpun mulai melesakkan kontolnya kedalam lubang memek Dewi, setahap demi setahap. Agen Joker368

    Sleeepp….bleeessss….bleessss…..

    ****** sang dokter mulai terbenam seluruhnya dalam lubang kemaluan Dewi, Dewi yang merasakan ****** dokter itu mulai memasuki lubang senggamanya, mendesis lirih. Hatinya membatin,”lumayan besar juga kontolnya, tapi tidak sebesar punyanya pak Sugito”.

    “Ssshhh….aaaaghhhh..dook…kontolmu besar juga…. sssshhhh….puaskan aku dengan kontolmu ssshhhh…”desis Dewi.

    Dengan perlahan-lahan Sang dokter mulai mengeluar-masukkan kontolnya didalam lubang senggama Dewi, kedua tangannya berpegangan dipaha Dewi, lama-lama gerakan maju-mundur sang dokter semakin cepat, keringatpun mulai mengalir dikedua tubuh mereka, udara dingin didalam ruangan praktek karena AC tidak menghalangi keluarnya keringat mereka. Erangan Dewi dan sang dokter semakin terdengar, lenguhan-lenguhan nikmat keluar dari kedua mulut mereka.

    “Ouughhh…dookkk…teeruusss…ssooddokkk .memekkuuuu…dengaaannn kkonttolmu..ituuu… aaaggghhhh…” Dewi mengerang kenikmatan menikmati sodokan ****** sang dokter di lubang senggamanya.

    “Hhhhmmmm…aaaaghhh…memekmuuu…benaaarr-benaar..sseeemmpitt enaaakkk… oouughhh … koontooolllkuuu…teerjeppiitt…bbeetulll… “ Sang Dokterpun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding vagina Dewi dibatang kontolnya..

    “Teekkaaannn…lebih daaalllaamm…dookk.. yaaahh..begituu..ssshhhhh…oouughhh…,” rintih Dewi meminta sang dokter untuk menekan lebih dalam, yang dituruti oleh sang dokter, dengan hentakan-hentakan yang lebih dalam, hingga kontolnya terbenam sampai pangkalnya saat sang dokter mendorong masuk kontolnya.

    Tak lama kemudian nampak gerakan sang dokter bertambah cepat dan mulai tak beraturan, sementara itu tubuh Dewipun semakin sering terlihat melenting dan pantatnya semakin sering terangkat berbarengan dengan sodokan ****** sang dokter, lenguhan dan erangan mereka bertambah kencang terdengar dan saling bersahutan, nampaknya kedua insan ini akan merengkuh puncak kenikmatan persetubuhan mereka.

    “Ouughhh…doookkk…aaaakkkkuuu…kkeeelluuarrr,” Dewi mengerang tubuhnya melenting.

    “Akkkhhuuu…juuggaaa…mmaaauuu….ooouugghhhh..” sang dokterpun melenguh, dan menekan dalam-dalam kontolnya didalam lubang senggama Dewi, lalu terdiam.

    Creeetttt…..ssssrrrr…..ccrreeeettt…..ssssrrrr…..

    Kedua kemaluan mereka akhirnya memuntahkan lahar kenikmatan berbarengan, sand dokter merasakan batang kontolnya tersiram oleh hangatnya lendir kenikmatan Dewi dan ia juga merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut meremas-remas batang kontolnya, Dewi sendiri merasakan dinding rahimnya tersemprot oleh cairan hangat sperma sang dokter dan Dewi sendiri merasakan pada dinding vaginanya batang ****** sang dokter berdenyut-denyut.

    Kemudian sang dokter mencabut batang kontolnya dari jepitan vagina Dewi setelah ia merasakan remasan-remasan dinding vagina Dewi berhenti dan kontolnya mulai mengecil, saat kontolnya tercabut dari lubang kenikmatan Dewi, terlihat olehnya cairan spermanya bercampur dengan lendir kenikmatan Dewi mulai mengalir perlahan dan menetes jatuh keatas lantai.

    Setelah nafas mereka kembali normal, mereka mengenakan pakaian mereka kembali, kemudian sang dokter memberi tahu Dewi bahwa spiral yang ia pasang itu bisa bertahan untuk 5 tahun, tetapi alangkah bagusnya setiap 3-6 bulan sekali harus diperiksa, untuk memastikan letaknya tidak berubah atau lebih parahnya terlepas. Dewi mengangguk tanda mengerti dalam hati Dewi berkata ,”pasti aku akan balik lagi, untuk menikmati sodokan-sodokan kontolmu lagi,”

    Sebelum pulang Dewi bertanya berapa biaya yang harus dibayar olehnya, yang dijawab oleh dokter itu dengan senyuman dan kecupan ringan dibibir Dewi, gratis!!! bisiknya

    Dewipun pulang dengan tersenyum simpul, dalam hatinya ia membatin bertambah satu lagi koleksi ****** yang bisa membuat puasku, yang bisa menghilangkan dahaga batinku. Dan sekarang ia tidak akan takut hamil bila melakukan persetubuhan dengan siapapun.

  • Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1688 views

    Perawanku – Tepatnya kisah ini terjadi saat aku masih SMA dan masih lajang kejadian itu saat aku berkunjung ke rumahnya mb Putri tetangga yang ada dikampungku untuk memperbaiki listrik yang konslet, dengan dihampiri anak kecil yang menyutuh aku cepat datang kerumahnya, sungguh aku ada perasaan senang selain tetanggku dia adalah guru seni di sekolahku.

    Aku sendiri tak tahu, kenapa dia sering minta tolong untuk memperbaiki peralatan rumah tangganya. Yang jelas, semenjak dia mengajaku melukis pergi ke lereng gunung dan making love di semak-semak hutan, Mbak Putri makin sering mengajakku pergi. Dan sore ini dia memintaku datang ke rumahnya lagi.

    Tanpa banyak pikir aku langsung berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang cukup jauh, sekitar 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Putri, suasana sepi. Keluarganya tampaknya sedang pergi. Betul, ketika aku mengetuk pintu, hanya Mbak Putri yang tampak.

    “Ayo, cepet masuk. Semua keluargaku sedang pergi menghadiri acara hajatan saudara di luar kota,” sambut Mbak Putri sambil menggandeng tangganku.

    Darahku mendesir ketika membuntuti lamngkah Mbak Putri. Betapa tidak, pakaian yang dikenakan luar biasa sexy, hanya sejenis daster pendek hingga tonjolan payudara dan pahanya terasa menggoda.

    “Anu, Bud.. Listrik rumahku mati melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, ya.. Kau tak keberatan kan,” pinta Mbak Putri kemudian.

    Tanpa banyak basa-basi Mbak Putri menggandengku masuk ke ruang tengah, kemudian masuk ke sebuah kamar.

    “Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib.”

    Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutuskan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tidak tahu persis, kamar itu tempat tidur siapa.

    Yang jelas, aku sangat yakin itu bukan kamarnya bapak-ibunya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke kamar sebelah.

    Aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke kamar lain lagi, sampai akhirnya aku harus meneliti kamar tidur Mbak Putri sendiri, sebuah kamar yang dipenuhi dengan aneka lukisan sensual.

    Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Mbak Putri tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan Mbak Putri.

    Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero kota. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi.

    “Wah, maaf Mbak aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil melangkah keluar kamar.

    “Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku.. Merepotkanmu,” balas Mbak Yanti, “Itu es tehnya diminum dulu.”

    Cerita Bokep – Sementara menunggu hujan reda, kami berdua bercakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah pribadi yang kami tukar, termasuk hubunganku dengan Mbak Putri selama ini. Mbak Putri juga tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah tulisannya yang dia kirimkan padaku lewat kado ulang tahunku beberapa bulan lalu.

    Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang menggairahkan jiwa. Bahkan, Mbak Putri tak segan-segan membelai wajahku, mengelus telingku dan seterusnya.

    Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran tidak begitu besar namun bentuknya indah dan kencang.

    Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Mbak Putri sendiri juga tampaknya memiliki pikiran yang saja. Ia tidak henti-hentinya mengulumi bibirku dengan nafsunya.

    Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku dan Mbak Putri masih tetap saling memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Putri yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut.

    “Aaah.. Budi.. Aah..” Mbak Putri mulai melenguh kenikmatan. Bibirnya masih tetap melahap bibirku.

    Mengetahui Mbak Putri tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu. Melalui kain blus yang dikenakan Mbak Putri kuusap-usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Mbak Putri mulai bergerak menggelinjang.

    “Uuuhh.. Mbak..” Aku mendesah saat merasakan ada jamahan yang mendarat di selangkanganku.

    Penisku pun bertambah menegang akibat sentuhan tangan Mbak Putri ini, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol. Mbak Putri juga merasakannya, membuatnya semakin bernafsu meremas-remas penisku itu dari balik celana panjangku. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.

    “Aaauuhh.. Bud.. Uuuh..” Mbak Putri mendesis-desis dengan Putrirnya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

    Tanganku mulai membuka satu persatu kancing blus Mbak Putri dari yang paling atas hingga kancing terakhir. Lalu Mbak Putri sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu.

    Cerita Bokep – Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.

    Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi bibir Mbak Putri dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan kujilati leher jenjang Mbak Putri, membuatnya menggerinjal-gerinjal sambil merintih kecil.

    Sementara itu, tanganku kuselipkan ke balik beha Mbak Putri sehingga menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku.

    Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Putri tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu Mbak Putri yang langsung saja menjadi sangat keras.

    Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita. Namun memang insting kelelakianku membuatku seakan-akan sudah mahir melakukannya.

    “Uhh.. Hmm ahh..” Mbak Putri tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya.

    Segala gelitikan jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin membulak-bulak.

    Kupegang tali pengikat beha Mbak Putri lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut Mbak Putri. Puting susu Mbak Putri yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku.

    Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu Mbak Putri. Kuingat masa kecilku dulu saat masih menyusu pada payudara ibuku. Bedanya, tentu saja payudara guru sekolahku ini belum dapat mengeluarkan air susu.

    Mbak Putri menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya, tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.

    “Oooh. Buud’ desahan Mbak Putri semakin lama bertambah keras. Untung saja rumahnya sedang sepi dan letaknya memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.

    Belum puas dengan payudara dan puting susu Mbak Putri yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini.

    Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan Putrirnya. Kukulum ujung payudara Mbak Putri. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi.

    Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Mbak Putri pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.

    “Aaahh.. Hmm..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu Mbak Putri yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kubuka retsleting celana jeans yang Mbak Putri kenakan. Kemudian dengan sedikit dibantunya sambil tetap merem-melek, kutanggalkan celana jeans itu ke bawah hingga ke mata kaki.

    Tubuh bagian bawah Mbak Putri sekarang hanya dilindungi oleh selembar celana dalam dengan bahan dan warna yang seragam dengan behanya. Meskipun begitu, tetap dapat kulihat warna kehitaman samar-samar di bagian selangkangannya.

    Ditunjang oleh nafsu birahi yang semakin menjulang tinggi, tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain satu-satunya yang masih menutupi tubuh Mbak Putri yang memang sintal itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di depanku, siap untuk kunikmati.

    Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina Mbak Putri di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis kehitaman walaupun belum begitu banyak. Kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya.

    Tubuh Mbak Putri yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.

    “Ooohh..

    Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina Mbak Putri yang mulai dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan.

    Klitoris Mbak Putri yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggerinjal-gerinjal tak tentu arahnya.

    Melihat Mbak Putri yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris Mbak Putri mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.

    Puas menjelajahi klitoris Mbak Putri, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama.

    Dengan susah payah memang, sebab vagina Mbak Putri memang masih teramat sempit. Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina Mbak Putri, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.

    “Hmm.. Bud..”

    Mbak Putri merintih kecil seraya meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar, bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Mbak Putri adalah selaput daranya yang masih utuh.

    Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu masih perawan. Baru aku tahu, ternyata sebandel-bandelnya Mbak Putri, ternyata guru sekolahku itu masih sanggup memelihara kehormatannya. Aku sedikit salut padanya. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.

    “Bud.. Jangan berhenti..” tanya Mbak Putri dengan nafas terengah-engah.

    “Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti kalau aku terusin kan Mbak bisa..”

    Mbak Putri malah menjulurkan tangannya menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali.

    Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.

    Dengan secepat kilat, Mbak Putri memegang kolor celana pendekku itu, lalu dengan sigap pula celanaku itu dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Mata Mbak Putri tampak berbinar-binar menyaksikan onggokan yang cukup besar di selangkanganku.

    Diremas-remasnya penisku dengan tangannya, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya.

    “Mbak.. Aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku.

    Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.

    “Aw!” Mbak Putri menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur.

    Namun kemudian ia meraih penisku itu dan perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya.

    Kemudian Mbak Putri menarik penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.

    Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! Mbak Putri kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri?

    Cerita Dewasa -Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Mbak Putri. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina Mbak Putri, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. Mbak Putri menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.

    “Aaahh.. Uuuhh..” Mbak Putri mendesah-desah dengan Putrirnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara Mbak Putri itu dengan puting susunya yang menggairahkan.

    Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap.

    Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina Mbak Putri. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Mbak Putri adalah guru sekolahku, darah dagingku sendiri!

    Mbak Putri mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung ‘tonggak’-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara Mbak Putri, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu.

    Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari liang surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Mbak Putri membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga.

    Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina Mbak Putri sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.

    Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Mbak Putri. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan batang penisku dengan Putring vagina Mbak Putri semakin menggila.

    Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti.

    Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina Mbak Putri yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Mbak Putri menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.

    Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina Mbak Putri, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina Mbak Putri.

    Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.

    Mbak Putri menjerit cukup keras kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina Mbak Putri.

    Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina Mbak Putri, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.

    Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina Mbak Putri terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya.

    Mbak Putri tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.

    “Aaah.. Budi.. Aaahh..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme.

    Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan Mbak Putri semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Mbak Putri pun bertambah keras jeritan-jeritannya.

    Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.

    Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina Mbak Putri. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi.

    Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Mbak Putri secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku.

    Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka Mbak Putri. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki Mbak Putri.

    Tak lama kemudian, kami saling mengejang-ngejang ke puncak kepuasan bersama hingga kehabisan tenaga. Aku terhempas ke atas sofa di samping Mbak Putri. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki.

    Hmm begitu indahnya guruku..

  • Menikmati Memek Harum Mila

    Menikmati Memek Harum Mila


    1688 views

    Cerita Sex ini berjudulMenikmati Memek Harum MilaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita ini khusus buat temanteman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto dan Tempat kejadian dalam cerita ini hanya Fiksi Belaka.

    Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada kawanku yang satu ini. Namun, karena keadaanku juga sangat mendesak, aku memberanikan diri dengan harapan temanku bisa membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang sedikit pun.

    Memang aku mengerti keadaannya. Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila, yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat ini belum punya pekerjaan.Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera permisi pada Darta.

    Gua jadi enggak enak nih..

    Sudahlah Ta. Gua gak apaapa koq. Gua cuma nyoba aja, barangkali ada, aku menukasnya, takut membuatnya jadi beban pikiran.

    Ma, gua mau bisikin sesuatu.. tibatiba Darta mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan aku benarbenar terkejut, ketika Darta menawarkan istrinya untuk kutiduri.

    Gila lu.. Sialan.. ucapku.

    Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita saling berbagi kesenangan.. begitulah ucap Darta dengan serius.

    Memang diamdiam sudah sejak lama aku selalu memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila. Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya menggairahkan. Memang selalu terbungkus rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh Mila.

    Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun, aku memang suka langsung berpantasi; membayangkan Mila jika berada di hadapanku tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka hati. Namun untuk berbuat macammacam, rasanya kubuang jauhjauh. Karena aku sangat tahu, Mila itu orang baikbaik, dan keturunan orang baikbaik pula. Lihat saja penampilannya, yang selalu terbungkus sopan dan rapi.

    Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia mau? aku pun akhirnya mulai terbuka.

    Kita pasang strategi, donk! Kalau secara langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau, jawabnya.

    Gimana caranya? aku penasaran.

    Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya. Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi. Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti Mila.

    Mila..! Mila..! Milaa..! Darta memanggil istrinya.

    Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap rapat.

    Ada apa, Bang? tanya Mila.

    Tolong belikan rokok ke warung..! kata Darta sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.

    Baik, Bang, Mila menerima uang itu, lalu ke luar. Agen Judi Bola

    Darta segera menyuruhku masuk ke dalam kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar, tampak masih terbuka.

    Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang datang. Mereka bercakapcakap di ruang tamu. Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang, karena ada ditelepon sama bosku. Mila kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.

    Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apaapa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang yang berderit dan suara kecupan bibir, entah siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk.. Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke lantai, satu persatu.

    Emh.. Ah.. Uh.. Oh.. Jelas, itu suara milik Mila.

    Euh.. He.. Euh.. nah kalau itu, suara Darta.

    Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu dengam hebatnya. Ranjang pun sampai bergoyanggoyang begitu dahsyat.

    Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss.. suara Mila membuat nafasku bergerak lebih kencang dari biasanya.

    Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan mendengar suara dengusan nafas kedua insan yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku mulai membuka celanaku, bajuku dan celana dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku bergerak perlahan, ke luar dari tempat persembunyian, kolong tempat tidur.

    Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah memasukan penisnya, dan sedang memompanya turun naik, diiringi desahan nafas yang tersengalsengal. Konvensional. Mila sepertinya lebih menikmati berada di posisi bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta. Aku mulai tidak tahan.

    Tibatiba Darta semakin mempercepat pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin menjadijadi.

    Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh.. Hanya itu yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
    Agh.. Agh..! suara Darta mengakhiri pendakian itu.

    Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti, kakinya masih menyilang erat, mengunci paha Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek dengan nafas yang lemahlunglai.

    Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk. Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.

    Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..! jangan..! setaan..! Mila berontak. Ia sangat marah tampaknya.

    Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia sedikit kesempatan.. Darta yang menjawab, sambil mengelus rambutnya.

    Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! *******..! Mila mendorong tubuhku.

    Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta. Mila berkalikali meludahi mukaku. Tetapi aku diamdiam menikmatinya. Bahkan ludahnya malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.

    Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun penisku tetap agak seret untuk segera menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga. Akhirnya ia hanya diam.

    Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu. Kuremasremas payu daranya yang ternyata memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali. Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku bergerak perlahanlahan, sampai akhirnya vagina Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat menikmatinya.

    Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat dari pada melakukannya dengan patung. Aku terus memompanya, sampai napasku mulai ngosngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus. Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diamdiam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam.

    Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa lebih cepat lagi. Tibatiba isakan tangisnya berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi, kakinya tibatiba mengunci pantatku. Aku tersenyum, sambil mencumbui telinganya.

    Kau menikmatinya, sayang? bisikku.

    Diam..! dia membentakku. Namun aku yakin, Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila

    menekan pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku, agar aku merapatkannya kembali.

    Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang. Hingga detikdetik akhir pun akan segera tiba. Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat. Kugigit pelan lehernya.

    Agh.. Agh.. Agh.. Maniku keluar di dalam vaginanya. Begitupun Mila.

    Akh.. Akh.. Akh.. Ss.. begitulah yang keluar dari mulut Mila.

    Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan denganku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kegilaan Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kegilaan Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1687 views

    Perawanku – Namaku Risa atau biasanya dipanggil Icha. Aku memiliki wajah yang sedikit indo didukung dengan badanku yang kata teman-temanku seksi. Aku baru saja lulus SMU. Cerita ini adalah pengalaman sewaktu aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Hari ini pelajaran yang diberikan belum terlalu banyak karena kami masih dalam tahap transisi dari murid SMP menjadi murid SMU. Tak terbayang olehku dapat masuk ke SMU yang masih tergolong favorit di ibu kota ini. Impianku sejak dulu adalh memakai seragam putih abu-abu karena seragam ini memiliki model rok yang lebih membuatku kelihatan seksi.

    Diantara teman-teman baruku ada seorang cowok yang amat menarik perhatianku, sebut saja namanya Indra. Membayangkan wajahnya saja bisa membuatku terangsang. Aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan Indra. Walaupun sering bermasturbasi tapi saat itu aku belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting juag belum. Entah setan apa yang masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Indra. Maka saat istirahat aku memanggil Indra.

    “Dra, gue nggak tahu gimana ngomongnya..”
    Aku benar-benar kalut saat itu ingin mundur tapi sudah telat.
    “Dra gue sayang sama elo, lo maukan jadi cowok gue?”
    Aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai sekarang aku masih memakai seragam lengkap. Indra hanya tersenyum, “Nanti aja ya gue jawabnya pas pulang”.

    Selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, “Gimana kalau Indra enggak mau?” dalam hatiku, “Pasti gue jd bahan celaan!” berbagai pertanyaan terus mengalir di otakku. Untungnya pelajaran belum begitu maksimal. Bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. Aku hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Indra dan menanyakan jawabannya. Saat kelas sudah berangsur sepi Indra menghampiriku, “Bentar ya Cha, gue dipanggil bentar” katanya. Aku menunggu sendirian di kelas.

    “Jangan-jangan Indra ingin agar sekolah sepi dan mengajakku bercinta?” kepalaku penuh pertanyaan. Hingga aku sama sekali tidak dapat berpikir sehat. Dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang. Aku kecewa karena bukan Indra yang datang melainkan Malik dan Ardy dari kelas I-3. Mereka menghampiriku, Malik di depanku dan Ardy disampingku. Perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. Dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini.

    “Lagi nugguin Indra cha?” kata Malik.
    “Koq tahu?” kataku.
    “Tadi Indra cerita.”
    Apa-apaan nih Indra pake cerita segala dalam hatiku.
    “Lo suka sama Indra ya cha?” tanya Malik lagi. Aku cuma diam saja.
    “Koq diem?” kata Ardy.
    “Males aja jawabnya,” kataku.

    Perasaan bt mulai menjalar tapi aku harus menahan karena pikirku Ardy dan Malik adalah teman Indra.

    “Koq lo bisa suka sama Indra sih cha?” tanya Ardy tapi kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.
    “Indra ganteng dan enggak kurang ajar kayak lo!” sambil menepis tangannya dari pahaku.
    “Kurang ajar kaya gimana maksud lo?” tanya Ardy lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.
    “Ya kayak gini!” jawabku sambil menunjuk tangannya tapi tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Indra.
    “Tapi enak kan?” kali ini Malik ikut bicara.

    Ardy mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya.
    “Sudah jangan sok berontak,” kata Malik sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
    Makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku.
    “Tadi bilang kita kurang ajar, eh sekarang malah ngangkang.”

    Dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. Sekarang Ardy berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudara kiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja. Malik yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangkal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh memekku yang masih terbungkus CD tipisku yang berwarna putih. Perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Indra. Ardy melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana. Merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. Lidahnya menari-nari di putingku membuatnya menjadi semakin membesar.

    “Ough Dy sudah dong, gimana nanti kalau ketauan,” kataku
    “Tenang aja guru sudah pada pulang,” kata Malik dari dalam rokku.

    Sedangkan Ardy terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. Aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. Aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai memekku, aku rasa Malik menjilatinya. Aku tak dapat melihatnya karena tertutupi oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. Aku merasa kemaluanku sudah amat basah dan Malik menarik lepas CDku dan melemparnya juga. Ia menyingkap rokku dan terus menjilati kemaluanku. Tak berapa lama aku merasa badanku menegang. Aku sadar aku akan orgasme. Aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini. Aku melenguuh panjang, setengah berteriak. Aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal.

    “Ha.. ha.. ha.. ha..” mereka tertawa berbarengan.
    “Ternyata lo suka juga yah?” kata Ardy sambil tertawa.
    “Jelaslah,” sambung Malik.
    “SMP dia kan dulu terkenak pecunnya,” kata-kata mereka membuat telingaku panas.

    Kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. Mreka membuka pakaiannya. Oh.. ini pertama kalinya aku melihat kontol secara langsung. Biasanya aku hanya melihat di film porno. Malik membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. Pelan-pelan ia memasukkan kontolnya ke liang senggamaku.

    “Ough, sakit Lik,” teriakku.
    “Tenang Cha, entar juga lo keenakan,” kata Malik.
    “Ketagihan malah,” sambung Ardy.

    Perlahan-lahan ia mulai menggenjotku, rasanya perih tapi nikmat. Sementara Ardy meraih tanganku dan menuntunnya ke kontol miliknya. Ia memintaku mengocoknya. Malik memberi kode kepada Ardy, aku tidak mengerti maksudnya. Ardy mendekatkan kontolnya kemulutku dan memintaku mengulumnya. Aku mejilatinya sesaat dan kemudian memasukkannya ke mulutku.

    “Isep kontol gue kuat-kuat cha” katanya.

    Aku mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. Tampaknya ini membuatnya ketagihan. Ia memaju mundurkan pinggangnya lebih cepat. Disaat bersamaan Malik menghujamkan kontolnya lebih dalam.

    “Mmmffhh” aku ingin berteriak tapi terhalang oleh kontol Ardy.

    Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Aku sadar kevirginanku diambil mereka, oleh orang yang baru beberapa hari aku kenal.

    “Ternyata masih ada juga anak SMP SB yang masih virgin”
    “Memek cewek virgin emang paling enak,” kata Malik.

    Dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pinggulku dan hisapanku terhadap kontol Ardy juga semakin cepat. Tak lama aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Akupun menjadi sangat lemas tapi karena goyangan Malik. Malik semakin liar akupun juga tetap bergoyang dan menghisap dengan liarnya. Tak lama Malik menarik keluar kontolnya dan melenguh panjang disusul derasnya semprotan maninya ke perutku. Ia merasa puas dan menyingkir.

    Sudah 45 menit aku menghisap kontol Ardy tapi ia tak kunjung orgasme juga. Ia mencabut kontol dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tapi aku salah. Ia telentang dan memintaku naik diatasnya. Aku disetubuhi dengan gaya woman on top. Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Ardy leluasa meremas susuku. Sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Malik mendorongku dan akupun jatuh menindih Ardy. Malik menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku. Ia mulai mengorek-ngorek lubang anusku. Aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. Jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku.

    Tak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. Kontolnya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku. Tubuhku betul-betul terasa penuh. Aku menikmati keadaan ini. Sampai akhirnya ia mulai memasukkan penuh kontolnya ke dalam anusku. Aku merasakan perih dan nikmat yang tidak karuan. Jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tidak membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku. Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya. Kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Ardy. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini.

    Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. Tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena memekku tidak cukup menampungnya. Mereka mencabut kedua kontol mereka. Aku yang lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Ardy berkata.

    “Nih giliran Pak Maman ngerasain Icha”

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kontolnya yang lebih besar dari Ardy dan Malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Ia menuntun kontolnya ke mulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. Melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. Tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. Ia mengorek-ngorek kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Aku sungguh takut ia menyodomiku.

    Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kontolnya menyentuh bibir kemaluanku. Dua jarinya membuka memekku sedangkan kontolnya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kontolnya masuk ke memekku. Ia pun mulai menggoyangnya perlahan. Aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yag tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu-abuku melalui kepalaku. Saat ini aku telah telanjang bulat. Tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. Disaat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Indra duduk di pojok. Dewi teman sebangkuku mengoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu mengarah ke diriku. Aku kesal tapi terlalu horny untuk berontak. Akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai.

    Pak Maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. Tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan mereka. Aku berteriak panjang dan disusul Pak Maman yang menjambak rambutku kemudian mencabut kontolnya dan menyuruhku meghisapnya. Ia berteriak tak karuan. Menjambakku, meremas-remas dadaku sampai akhirnya ia menembakkan maninya di mulutku. Terdengar entah Malik, Ardy, atau Indra yang berteriak telan semuanya. Aku pun menelannya. Mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. Setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas. Aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan CDku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa CD dan bra yang robek bagian putingnya. Di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan.