Author: perawanku

  • Cerita Dewasa Malam Yang Indah Bersama Adik Sepupu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Malam Yang Indah Bersama Adik Sepupu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1344 views

    Perawanku – Kedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya. Bandar Bola Online

    Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara
    sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini.

    Sudah jadi kebiasaanku, aku selalu berolahraga dengan telanjang bulat, sehingga dapat kuperhatikan tubuhku sendiri lewat cermin itu yang kian hari kian tumbuh kekar dan indah. berkulit sawo matang gelap. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki serta dadaku yang membidang ke bawah, lebih-lebih pada daerah kemaluanku. Rambutnya tumbuh subur dengan batang zakarnya yang selalu terhangati olehnya. Kuraba-raba batang kemaluanku yang mulai beranjak tegang ereksi ini. Hmm, ouh, mengasyikan sekali. Air keringatku turut membasahi batang zakar dan buah pelirku. Dengan sambil duduk di kursi plastik aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh seorang wanita. Mengelus-elus zakarku yang pernah kuukur memiliki panjang 20 centimeter dengan garis lingkar yang 18 centimeter! Mataku hanya merem melek saja menikmati sensasi yang indah ini. Perlahan-lahan aku mulai melumuri batang zakarku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggam batang zakar, aku terus menerus melakukan mengocok-ngocok secara lembut yang berangsur-angsur ke tempo cepat.

    Aku tengah menikmati itu semua dengan sensasiku yang luar biasa ketika tiba-tiba pintu kamar kost-ku diketok pelan-pelan. Sial, aku sejenak terperangah, lebih-lebih saat kudengar suara cewek yang cukup lama sekali tak pernah kudengar.
    “Mas, Mas Wid? Ini aku, Irma!”
    Irma? Adik sepupuku dari Pekalongan? Ngapain malam-malam begini ini datang ke Jogja? Gila! Buru-buru aku melilitkan kain handuk kecilku sambil memburu ke arah pintu untuk membukakannya. “Irma?” ucapku sambil menggeser posisiku berdiri untuk memberi jalan masuk buat adik sepupuku yang terkenal tomboy ini. Irma terus saja masuk ke dalam sambil melempar tas ranselnya dan lari ke kamar mandi yang memang tersedia di setiap kamar kost ini. Sejenak aku melongok keluar, sepi, hanya gelap di halaman samping yang menawarkan kesunyian. Pintu kembali kututup dan kukunci. Aku hanya menghela nafasku dalam-dalam sambil memperhatikan tas ransel Irma.

    Tak berapa lama Irma keluar dengan wajah basah dan kusut. Rambutnya yang lebat sebahu acak-acakan. Aku agak terkejut saat menyadari bahwa kini Irma hanya memakai kaos oblong khas Jogja. Rupanya ia telah melepas celana jeans biru ketatnya di kamar mandi. Kulit pahanya yang kuning langsat dan ketat itu terlihat jelas. “Ada masalah apa lagi, hmm? Dapat nilai jelek lagi di sekolahan lalu dimarahi Bapak Ibumu?” tanyaku sambil mendekat dan mengelus rambutnya, Irma hanya terdiam saja. Anak SMU kelas dua ini memang bandel. Mungkin sifat tomboynya yang membuat dirinya begitu. Tak mudah diatur dan maunya sendiri saja. Jadinya, aku ini yang sering kewalahan jika ia datang mendadak minta perlindunganku. Aku memang punya pengaruh di lingkungan keluarganya.

    Irma hanya berdiri termangu di depan cermin olah ragaku. Walau wajahnya merunduk, aku dapat melihat bahwa dia sedang memandangi tubuhku yang setengah telanjang ini.
    “Lama ya Mas, Irma nggak ke sini.”
    “Hampir lima tahun,” jawabku lebih mendekat lagi lalu kusadari bahwa lengan dan tangannya luka lecet kecil.
    “Berantem lagi, ya? Gila!” seruku kaget menyadari memar-memar di leher, wajah, kaki, dan entah dimana lagi.
    “Irma kalah, Mas. Dikeroyok sepuluh cowok jalanan. Sakit semua, ouih. Mas, jangan bilang sama Bapak Ibu ya, kalau Irma kesini. Aduh..!” teriak tertahan Irma mengaduh pada dadanya.
    “Apa yang kamu rasakan Ir? Dimana sakitnya, dimana?” tanyaku menahan tubuhnya yang mau roboh.
    Tapi dengan kuat Irma dapat berdiri kembali secara gontai sambil memegangi lenganku.
    “Seluruh tubuhku rasanya sakit dan pegal semua, Mas, ouh!”
    “Biar Mas lihat, ya? Nggak apa-apa khan? Nggak malu, to?” desakku yang terus terang aku sudah mulai tergoda dengan postur tubuh Irma yang bongsor ketat. Irma hanya mengangguk kalem.
    “Ah, Mas Wid. Irma malah pengin seperti dulu lagi, kita mandi bareng.. Irma kangen sama pijitan Mas Wid!” ujar Irma tersenyum malu.


    Edan! Aku kian merasakan batang kemaluanku mengeras ketat. Dan itu jelas sekali terlihat pada bentuk handuk kecil yang menutupinya, ada semacam benda keras yang hendak menyodok keluar. Dan Irma dapat pula melihatnya! Perlahan kulepas kaos oblong Irma. Sebentar dirinya seperti malu-malu, tapi kemudian membiarkan tanganku kemudian melepas BH ukuran 36B serta CD krem berenda ketatnya. Aku terkejut dan sekaligus terangsang hebat. Di tubuh mulusnya yang indah itu, banyak memar menghiasinya. Aku berjalan memutari tubuh telanjangnya. Dengan gemetaran, jemariku menggerayangi wajahnya, bibirnya, lalu leher dan terus ke bawahnya. Cukup lama aku meraba-raba dan mengelus serta meremas lembut buah dadanya yang ranum ini. “Mas Wid.. enak sekali Mas, teruskan yaa.. ouh, ouh..!” pinta mulut Irma sambil merem-melek. Mulutku kini maju ke dada Irma. Perlahan kuhisap dan kukulum nikmat puting susunya yang coklat kehitaman itu secara bergantian kiri dan kanannya. Sementara kedua jemari tanganku tetap meremas-remas kalem dan meningkat keras. Mulut Irma makin merintih-rintih memintaku untuk berbuat lebih nekat dan berani. Irma menantangku, sedotan pada puting susunya makin kukeraskan sambil kuselingi dengan memilin-milin puting-puting susu tersebut secara gemas.

    “Auuh, aduh Mas Wid, lebih keras.. lebih kencang, ouh!” menggelinjang tubuh Irma sambil berpegangan pada kedua pundakku. Puting Irma memang kenyal dan mengasyikan. Kurasakan bahwa kedua puting susu Irma telah mengeras total. Aku merendahkan tubuhku ke bawah, mulutku menyusuri kulit tubuh bugil Irma, menyapu perutnya dan terus ke bawah lagi. Rambut kemaluan Irma rupanya dicukur habis, sehingga yang tampak kini adalah gundukan daging lembut yang terbelah celah sempitnya yang rapat. Karuan lagi saja, mulutku langsung menerkam bibir kemaluan Irma dengan penuh nafsu. Aku terus mendesakkan mulutku ke dalam liang kemaluannya yang sempit sambil menjulurkan lidahku untuk menjilati klitorisnya di dalam sana. Irma benar-benar sangat menggairahkan. Dalam masalah seks, aku memang memliki jadwal rutin dengan pacarku yang dokter gigi itu. Dan kalau dibandingkan, Irma lebih unggul dari Sinta, pacarku. Mulutku tidak hanya melumat-lumat bibir kemaluan Irma, tapi juga menyedot-nyedotnya dengan ganas, menggigit kecil serta menjilat-jilat.

    Tanpa kusadari kain handukku terlepas sendiri. Aku sudah merasakan batang kemaluanku yang minta untuk menerjang liang kemaluan lawan. Karuan lagi, aku cepat berdiri dan meminta Irma untuk jongkok di depanku. Gadis itu menurut saja. “Buka mulutmu, Dik. Buka!” pintaku sambil membimbing batang kemaluanku ke dalam mulut Irma. Gadis itu semula menolak keras, tapi aku terus memaksanya bahwa ini tidak berbahaya. Akhirnya Irma menurut saja. Irma mulai menyedot-nyedot keras batang kemaluanku sembari meremas-remas buah zakarku. Ahk, sungguh indah dan menggairahkan. Perbuatan Irma ini rupanya lebih binal dari Sinta. Jemari Irma kadangkala menyelingi dengan mengocok-ngocok batang kemaluanku, lalu menelannya dan melumat-lumat dengan girang.

    “Teruskan Dik, teruskan, yeeahh, ouh.. ouh.. auh!” teriakku kegelian. Keringat kembali berceceran deras. Aku turut serta menusuk-nusukan batang kemaluanku ke dalam mulut Irma, sehingga gadis cantik ini jadi tersendak-sendak. Tapi justru aku kian senang. Kini aku tak dapat menahan desakan titik puncak orgasmeku. Dengan cepat aku muntahkan spermaku di dalam mulut Irma yang masih mengulum ujung batang kemlauanku.
    “Croot.. creet.. crret..!”
    “Ditelan Dik, ayo ditelan habis, dan bersihkan lepotannya!” pintaku yang dituruti saja oleh Irma yang semula hendak memuntahkannya. Aku sedikit dapat bernafas lega. Irma telah menjilati dan membersihkan lepotan air maniku di sekujur ujung zakar.

    “Maass, ouh, rasanya aneh..!” ujar Irma sambil kuminta berdiri. Sesaat lamanya kami saling pandang. Kami kemudian hanya saling berpelukan dengan hangat dan mesra. Kurasakan desakan buah dadanya yang kencang itu menggelitik birahiku kembali.
    “Ayo Dik, menungging di depan cermin itu!” pintaku sambil mengarahkan tubuh Irma untuk menungging. Irma manut. Dengan cepat aku terus membenamkan batang kemaluanku ke liang kemaluan Irma lewat belakang dan melakukan gerakan maju mundur dengan kencang sekali. “Aduuh, auuh.. ouh.. ouh.. aah.. ouh, sakit, sakit Mas!” teriak-teriak mulut Irma merem-melek. Tapi aku tak peduli, adik sepupuku itu terus saja kuperkosa dengan hebat. Sambil berpegangan pada kedua pinggulnya, aku menari-narikan batang kemaluanku pada liang kemaluan Irma.


    “Sakiit.. ouhh..!”
    “Blesep.. slep.. sleep..” suara tusukan persetubuhan itu begitu indah.
    Irma terus saja menggelinjang hebat.

    Aku segera mencabut batang kemaluanku, membalikkan posisi tubuh Irma yang kini telentang dengan kedua kakinya kuminta untuk melipat sejajar badannya. sementara kedua tangannya memegangi lipatan kedua kakinya. Kini aku bekerja lagi untuk menyetubuhi Irma.
    “Ouuh.. aahhk.. ouh.. ouh..!”
    Dengan menopang tubuhku berpegangan pada buah dadanya, aku terus kian ganas tanpa ampun lagi menikam-nikam kemaluan Irma dengan batang kemaluanku.
    “Crroot.. cret.. creet..!”
    Menyemprot air mani zakarku di dalam liang kemaluan Irma. “Maas.. ouuh.. aduh.. aahk!” teriak Irma yang langsung agak lunglai lemas, sementara aku berbaring menindih tubuh bugilnya dengan batang kemaluanku yang masih tetap menancap di dalam kemaluanya.

    “Dik Irma, bagaimana kalau adik pindah sekolah di Jogja saja. Kita kontrak satu rumah.. hmm?” tanyaku sambil menciumi mulut tebal sensual Irma yang juga membalasku. “Irma sudi-sudi saja, Mas. Ouh..” Entah, karena kelelehan kami, akhirnya tidur adalah pilihannya. Aku benar-benar terlelap.

  • ThreeSome Dengan Tante

    ThreeSome Dengan Tante


    1070 views

    Cerita Sex ini berjudulThreeSome Dengan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pada suatu hari saat aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Lili, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Tere dan Tante Ira tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

    Foto-foto tersebut Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Tere (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Tere dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Tere dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Sarip?” tanya Tante Tere yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.

    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Tere lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Tere panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Sarip.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Tere, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Lili saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Tere dengan ketus.

    “Iya Sarip, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Tere dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. Berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Tere menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Tere tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Tere lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Sarip, hardik Tante Tere.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Tere sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Tere walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

    Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Sudah Sarip?” tanya Tante Tere sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Tere ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Sarip, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Tere juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Tere yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Sarip pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Tere sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina.

    “Sudah belum, Sarip.. Ess..,” kata Tante Tere sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Sarip, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Sarip, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Tere menahan geli.

    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Tere dan Tante Rina.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Tere yang makin mendesah-desah tidak karuan,

    “Jangan Sarip, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.

    “Jangan lho Sarip.. sshh..,” desah Tante Tere sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Sarip..,” desah Tante Tere dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Sarip menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Tere dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Tere,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Tere ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.

    “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Sarip.. ena.., rintih Tante Tere sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Tere, geli tidak..,” tanya Sarip.

    “Ssshh.. Sarip.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Sarip,” desis Tante Tere tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Tere kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Tere merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Tere keluar Sarip..,” desah lemas Tante Tere dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya.

    Mengetahui Tante Tere sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Tere Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Sarip,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Sarip.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Sarip lalu duduk diantara Tante Tere dan Tante Rina.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Tere dan Tante Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Sarip, ngerjain kami,” kata Tante Tere sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Sarip.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Sarip sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya.

    Tante Tere terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Sarip nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.

    “Tunggu dulu ya Tante Tere, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Tere yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Sarip,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya.

    “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya.

    Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Tere yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli Rip..” desis Tante Tere setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya.

    Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Tere. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.


    “Ahhss.. Sarip Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Tante Tere ya,” kataku sambil menarik Tante Tere untuk naik kepangkuanku.

    Tante Tere hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Tere Lalu Aaahh.. desah Tante Tere merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Tere sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Tere sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Tere untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Tere dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Tere mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda.

    Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Tere, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Sarip, Tante mau keluar..” rintih Tante Tere.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Tere keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Tere jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Tere dan Tante Rina.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku

    Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku


    881 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku, Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

    Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

    Agen Togel Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

    Agen Bandar Togel Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Tragis Dicabuli Rame – Rame

    Cerita Sex Kisah Tragis Dicabuli Rame – Rame


    2250 views

    Perawanku – Nasib yang tak beruntung ditimpa oleh Kina mahasiswi yang wajahnya cantik dan mungil tersebut, dimana
    nasibnya diperkosa secara bergilir oleh teman kampusnya, Kina yang masih muda mempunyai tubuh yang
    memang menggoda kaum para laki laki, apalagi dengan payudara yang besar dan bulat, rambut pendeknya
    dan mudah bergaul dengan siapa saja.

    Di kampus dan pergaulannya dia sering mengenakan jilbab, walau begitu jika sedang dirumah dia tak
    berjilbab dan berpakain santai seperti cewek kebanyakan.

    Kejadiannya bermula pada hari sabtu siang ketika Kina baru saja pulang dari kampus dan hendak
    beristirahat. Tiba-tiba hp miliknya berdering.dilayar tercantum nama Doni.dia adalah teman kampus
    Kina.

    “halo don, ada apa?”. sapa Kina.

    “halo juga, ga aku cuma mau ngajak kamu belajar bareng dirumahku!” Jawab Doni.

    “sama sapa aja?” Tanya Kina lagi.

    “sama aku, Heri, Tio, Agus terus Evi, Ika sama Tika juga ikut”.jelas Doni.

    Karna merasa ada cewek lain yang ikut akhirnya Kina pun mengiyakan ajakan Doni.

    SekKinar pukul 3 sore dia menuju rumah Doni yang berjarak tak jauh dari kost-kostan Kina .dia
    mengenakan jilbab hKinam serta kaus lengan panjang berwarna merah muda serta celana jeans yang makin
    membuat lekuk tubuhnya terlihat walau dia berjilbab.

    Berapa saat kemudian Kina sampai dirumah Doni disana sudah ada Agus, Tio dan Heri namun dia belum
    melihat ada cewek yang datang.

    “eh kalian dah nyampe, mana Vivi sama yang lain?” Tanya Kina.

    Mereka tak menjawab pertanyaan Kina. Agus langsung bangkit dan mengunci pintu sedangkan Tio, Heri dan
    Doni menghampiri Kina yang berdiri kebingungan.

    “eh,apa-apaan ini? apa yang akan kalian lakukan?”. Kina mulai panik dengan keadaan ini.  Agen Judi Bola

    “tenang sayang, kKina akan bersenang senang sampai pagi!” Doni menimpali Kina dengan senyum yang aneh.

    Sementara Tio dan Heri mulai menghampiri Kina dan memegang kedua tangan Kina .Agus langsung maju dan
    memeluk Kina dan memaksa memagut bibir mungil Kina. Tio dan Heri mulai bergerilya dipayudara mungil
    Kina yang menawan.

    Doni tak mau kalah dia memeluk Kina dari belakang tangannya bergerilya ke daerah selangkangan Kina,
    mengelus vagina Kina dari luar. Doni mulai mencari retsleting celana jeans Kina untuk membukanya.

    Kina tak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya dipegang erat oleh Tio dan Heri.sementara Agus
    yan memagut bibirnya membuat dia susah bernafas.

    Akhirnya Doni berhasil membuka celana jeans milik Kina dan menurunkannya sampai batas mata kaki.Doni
    kembali berdiri dan kembali meraba vagina Kina .kali ini dia langsung menyentuh vagina Kina melalui
    celah cd warna krem milik Kina .

    “wah, mem3k kamu anget banget, jembutnya juga halus!”. komentar Doni.

    Tio dan Heri tak mau kalah mereka mulai melucuti kaos yang dikenakan Kina, Agus pun berhenti memagut
    Kina untuk memudahkan Tio dan Heri membuka kaos Kina. Kini Kina berdiri dengan jilbab dan bh serta cd
    saja, dikelilingi oleh 4 pria yang menatapnya dengan buas seolah-olah siap menghabisi mangsanya.

    “bener-bener mulus nih cewek, susunya juga montok”. komentar Heri.

    Kina yang merasa risih langsung menyilangkan kedua tangannya untuk menutup payudara dan vaginanya.

    “wah, jangan malu-malu gitu dong, kamu khan cantik”. timpal Tio.

    Kemudian Agus mendekat dan memeluk tubuh Kina tangannya bergerilya dipunggung Kina untuk mencari
    pengait bh Kina. kemudian tanpa ragu-ragu Agus membuka bh hKinam milik Kina. Semua pria menatap kagum
    pada payudara Kina yang ranum dengan pentil merah muda yang terlihat begitu segar dan menggoda.

    Tanpa komando mereka mengerubuti tubuh bugil Kina. Doni dan Agus berbagi payudara Kina sementara Tio
    melepas cd Kina dan mulai memainkannya dia menjilat dan membuka vagina Kina dengan kedua jarinya tak
    lupa dia juga menggosok klitoris mungil milik Kina.

    Sementara Tio memeluk Kina dari belakang dan mencium bibir Kina dengan semangat. Beberapa kali mereka
    berpindah peran hingga semua mencicipi bibir, payudara, vagina dan pantat sekal Kina. Entah sudah
    berapa kali Kina orgasme, tubuhnya terasa lemas.

    Mungkin jika tak ditopang oleh Agus, Kina sudah jatuh lemas. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat yang
    semakin memancarkan aroma khas yang menggoda pria disekKinarnya. Mereka sudah merasakan cairan vagina
    Kina yang manis dan gurih, sudah hampir 30 menit mereka menggerayangi Kina diruang tamu dalam posisi
    berdiri.hingga akhirnya Doni mengambil gelang besi yang terikat tambang.

    Kemudian dia memasangkan gelang itu dikaki kanan Kina, kemudian Doni menarik tambang dan memaksa Kina
    yang lemah untuk melangkah. Doni membawa Kina ke kamarnya. Disana ada tempat tidur yang cukup luas.

    Kemudian Doni memasang gelang lagi dikedua tangan Kina kemudian mengaitkan dengan tambang untuk
    menggantungkan Kina. Kembali Kina akan diperkosa dalam keadaan berdiri. Kini kondisinya lebih parah
    karena tangannya terikat keatas yang semakin mengekspos keindahan tubuhnya. Ketiaknya juga menjadi
    daya tarik tersendiri

    Cerita Sex Kisah Tragis Dicabuli Rame - Rame

    Cerita Sex Kisah Tragis Dicabuli Rame – Rame

    SekKinar pukul 02.00 dini hari, Agus terbangun dari tidurnya dia merasakan ada benda kenyal dan empuk
    dKinangannya. Ternyata itu adalah payudara Kina yang masih terlelap. Agus memandang wajah Kina yang
    terlelap dengan jilbab dikepalanya.

    Betapa manis dan cantiknya wajah itu. Kemudian dia mulai meremas payudara milik Kina, tentu saja hal
    itu membuat Kina terkejut dan bangun dari tidurnya. Tak hanya itu, semua yang ada disitupun ikut
    terbangun bahkan Heri yang dari semalam jarinya berada divagina Kina langsung menyodoknya. JerKinan
    dan tangisan Kina pun kembali pecah.

    “toloongg…jangaaan..saya udah cape…” rintih Kina .

    Namun tanpa ampun mereka terus menggerayangi tubuhnya.bahkan mereka sudah bersiap untuk memperkosa
    Kina. Kali ini mereka akan main secara keroyokan. Dini hari memang waktu yang sangat menggairahkan.
    Mereka mengangkat tubuh Kina, sementara Tio sudah terlentang menunggu vagina Kina.

    “ayo cepat masukin, kont0l gue pengen ngebor mem3knya lagi.” Perintah Tio.

    Kemudian mereka memapah Kina kemudian mengarahkan vagina Kina ke penis Tio. Kemudian dari arah
    belakang Heri mulai mengarahkan penisnya ke pantat Kina, sementara Doni memaksa membuka mulut Kina dan
    memasukan penisnya kesana.

    Agus mengarahkan tangan Kina dan mengarahkan untuk mengocok penisnya. Mereka terus menggarap tubuh
    Kina dan mengejar klimaks masing-masing. Sepertinya mereka tak memperdulikan kondisi Kina yang lemas.

    Kondisi pagi hari yang sepi menambah sensasi erotis dikamar itu. Selang berapa lama, Heri mulai
    mencapai klimaks disusul Tio, Agus kemudian Doni. Mereka saling bertukar posisi hingga akhirnya mereka
    lemas dan mengakhiri permainannya.

    Kini tubuh Kina kembali berlumur sperma dan keringat. Namun itu semua belum berakhir karena hari masih
    panjang dan esok adalah hari minggu. Jadi mereka masih punya banyak kesempatan untuk meniduri Kina .

    Pagi akhirnya datang, mereka terbangun sekKinar pukul 08.00. Rasa pegal dan lemas tentu melanda mereka
    semua, terlebih Kina yang menjadi pelampiasan keempat pria tersebut. Mereka menggendong Kina dan
    membawanya kekamar mandi Doni, karna ukurannya yang mewah dan cukup luas, memungkinkan mereka masuk
    semua kesana.

    Tio mulai memutar kran shawer, air dingin mengalir mengenai tubuh Kina membuat dia tersentak, mereka
    mengkerubuti Kina dan berebut untuk menyabuninya.

    Jilbab yang dari kemarin melekatpun mulai dicopot, kini nampak jelas rambut pendek sebahu Kina yang
    telah basah, kemudian Heri mengambil shampo dan mulai mengkeramasi rambut Kina .Namun tak hanya rambut
    yang dikepala, rambut vagina Kina juga ikut dikeramasi bahkan disela aktivKinasnya,

    Heri masih sempat meremas payudara Kina dan memagut bibir Kina, posisinya yang berada dibelakang tubuh
    Kina membuat penisnya menempel dipantat Kina yang sekal. Tak dapat dihindari lagi. Penis Heri pun
    mulai mencari lubang anus milik Kina untuk disodomi.

    Dalam posisi berdiri Kina kembali mengalami pelecehan seksual,bahkan kini Agus mulai maju dan
    mengangkat kaki kanan Kina untuk kemudian memasukan penisnya kelubang vagina Kina .kini Kina diapit
    oleh dua orang pria dibawah siraman air yang dingin.setelah Heri dan Agus selesai, kini giliran Tio
    dan dino.

    Tubuh Kina lemas setelah beberapa kali klimaks, andai Tio tak menopang tubuhnya mungkin dia sudah
    ambruk tak berdaya. Tio mendapat anus Kina sementara dino mendapat vagina. Setelah masing masing
    mencapai klimaks, mereka mendudukan Kina dipinggir bath-up. Agus mengambil cukuran jenggot milik dino
    hendak mencukur bulu vagina Kina .

    “ayo manis, dicukur dulu jembutnya biar tambah imut..hehehe..!” Kata Agus.  Agen Judi Bola

    Heri dan Tio pun membuka kaki Kina lebar-lebar. Sementara dino mengoleskan krim disekKinar vagina
    Kina. Kini Agus sudah siap untuk mencukur bulu vagina Kina. Kina yang nampak tak setuju mencoba
    menutup kakinya,

    Namun peganan Heri dan Tio dikakinya begitu kuat hingga membuat usahanya sia-sia. Selang satu menit,
    Agus sudah selesai mencukur bulu kemaluan Kina. Kemudian mereka memapah Kina dan menepatkannya didepan
    cermin yang besar hingga membuat pantulan tubuhnya terlihat jelas.

    “gimana cantik, bagus ga hasil karyaku?” Tanya Agus sambil mencubit vagina Kina yang kini plontos.
    Lagi-lagi Kina hanya menangis dan meratapi nasibnya.

    SekKinar pukul 09.00 akhirnya mereka selesai mandi, namun tak ada satu pun yang berpakaian. Semuanya
    masih bugil termasuk Kina yang kini juga sudah tidak mengenakan jilbab lagi, bahkan tubuh bugil itu
    dibiarkan basah oleh mereka.

    Karna menurut mereka, tubuh Kina menjadi semakin sexy. Dengan tubuh basah dan bugil, mereka membawa
    Kina ke dapur mereka ingin Kina memasak sesuatu untuk mereka. Akhirnya Kina memasak nasi goreng untuk
    mereka, disela-sela aktivKinasnya memasak, mereka juga bergantian jongkok dibawah Kina untuk menjilati
    vaginanya dan memainkan klitorisnya dengan jari mereka. Tak jarang, ketika mencapai klimaks Kina
    merasa lemas dan hampir terjatuh. Heri dan teman-temannya juga bergantian mengemut payudara Kina .

    Setelah makanan siap, mereka memapah Kina dan membaringkannya dimeja makan.Disekeliling Kina dKinaruh
    berbagai lauk pauk, bahkan Heri menaruh ice cream di vagina, payudara dan perut Kina.

    Setelah itu, dia juga menuangkan susu kental manis disekujur tubuh Kina dari kepala sampai kaki. Tentu
    saja ini terasa amat menyiksa bagi Kina, karna dia harus menahan dinginnya ice cream di daerah
    sensitifnya.

    Namun tak demikian dengan ke empat pria yang ada bersama Kina, disela-sela mereka menikmati makanan,
    mereka juga menikmati ice cream serta susu kental manis yang berada ditubuh Kina .

    “wah, ini ice cream terenak yang pernah gue rasain. Ice cream rasa mem3k!” Komentar Tio.

    “apalagi ini, susu rasa susu hahahaha!” Sambung Agus yang sedang menjilati susu kental manis yang
    berada di payudara Kina .

    Selesai makan,mereka mempersilahkan Kina untuk makan, namun kali ini menunya khusus. Mereka mencampur
    nasi yang akan dimakan oleh Kina dengan sperma mereka berempat.

    “ayo, sarapan nasi campur peju pasti sehat!” Celoteh Doni.

    Kina juga tak boleh turun dari meja,dia harus makan dalam posisi merangkak seperti anjing. Tentu saja
    Kina merasa terhina dan sedih mendapatkan perlakuan tersebut.

    “tolong hentikan, kapan kalian akan melepaskanku?” Tanya Kina lirih.

    Namun tak ada satupun yang menjawab. Doni dan Heri yang duduk disebelah kanan Kina langsung meremas
    payudara Kina yang menggantung dengan indah sementara Agus dan Tio dipayudara satunya lagi.

    Setelah itu, Tio bangkit dan mengambil sesuatu dilemari es. Ternyata dia mengambil dua batang
    mentimun, langsung tia mengangkat satu kaki Kina dari samping dan memasukan batang mentimun itu
    kevagina Kina. Tentu saja hal itu membuat Kina kaget dan memekik.

    “aaaaawww…..aaahhhh…..apa yang kalian lakukan?” Pekik Kina .

    Kembali vagina Kina merasa amat dingin, dia juga merasakan sakit karena vaginanya yang masih kering
    dan tekstur timun yang tidak halus. Heri mulai tertarik akan hal tersebut lalu mengambil sebuah wortel
    dan langsung memasukannya keliang anus milik Kina.

    Sementara Kina yang belum menyelesaikan makannya dipaksa mengulum batang penis milik Agus. Sementara
    Doni menikmati kedua payudara Kina yang menggantung bebas. Setelah beberapa menit, cairan vagina Kina
    mulai mengalir, kemudian Tio mencabut timun yang berada didalam vagina Kina dan memaksa Kina untuk
    memakanya.

    “ayo manis, rasakan mentimun rasa mem3k dan peju!” Perintah Tio dengan sedikit memaksa.
    Tak hanya itu, Heri juga memaksa Kina untuk memakan wortel yang tadi dimasukan kelubang anus Kina.

    Setelah selesai, mereka kembali berpindah tempat, kali ini mereka menuju keruang tengah. Agus yang
    menggendong Kina didepan tak mau kehilangan kesempatan dia memasukan penisnya ke vagina Kina dalam
    posisi berdiri dan berjalan.

    Payudara Kina bergesekan dengan dada Agus yang berbulu, sesampainya diruang tamu, Agus yang belum
    klimaks langsung memepet tubuh Kina ditembok kemudian dia semakin cepat menggenjotnya.akhirnya Agus
    klimaks juga dia langsung lemah dan menjatuhkan Kina dari gendongannya, Kina pun langsung duduk tak
    sanggup berdiri karena kaki yang sudah lemas.

    Tio menyeret tubuh Kina dan disuruh melakukan oral sex kepada mereka semua yang kini sudah duduk
    disofa panjang.

    Tanpa pilihan Kina melakukan hal tersebut sambil terkadang juga disuruh mengocok batang penis mereka.
    Tak hanya dimulut, mereka juga mengeluarkan sperma diluar yang mengenai rambut, wajah, leher serta
    payudaranya.

    Setelah selesai Tio mengangkat tubuh Kina dan mendudukannya diatas penisnya. Dia menggenjot dengan
    penuh semangat, payudara Kina yang berguncang membuat Tio gemas kemudian meremasnya dan terkadang
    menggigit puting Kina .

    “aw…sakiiiitt….!” Rintih Kina yang merasa Tio meremas payudaranya begitu keras.

    Setelah klimaks, Kina harus melayani Heri dan Doni semetara Agus sudah mendapat jatah pertama.

    Setelah selesai semua, Kina pun lemas tubuh bugil dan mungilnya kini tergolek lemah dikarpet, tubuhnya
    penuh dengan sperma dan bekas merah, terutama dibagian payudaranya. Merekapun terus menggilir Kina
    sampai malam, kadang diruang tamu, didapur, tangga dan berbagai tempat dirumah itu.

    Mereka juga sempat mendandani Kina menggunakan seragam smu, karna tubuh dan wajahnya yang imut Dia
    masih terlihat pantas mengenakan seragam smu. Sementara mereka berempat berperan sebagai gurunya.

    Kina kembali digenjot bergilir dengan kemeja putih dan rok abu-abu masih melekat pada dirinya.setelah
    cukup puas memperkosa dan menyiksa Kina, akhirnya mereka mengantarkan Kina kembali ke kost-annya.

    Sejak saat itu, mereka bebas menikmati tubuh Kina dimanapun kapanpun. Bahkan mereka sempat mengeroyok
    Kina di toilet kampus. Kina pun harus siap melayani mereka baik semua ataupun perorangan. Itulah
    sekelumit kisah wanita cantik nan imut yang mengalami nasib tragis.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede

    Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede


    823 views

    Perawanku – Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede, Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.

    Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku..

    “Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”

    “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

    Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .

    Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.

    “Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

    Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..

    Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..

    Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..

    Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

    Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..

    Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..

    Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..

    Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..

    Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..

    Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..

    Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..

    Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..

    Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..

    Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..

    “Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..

    Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..

    Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…

    Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya…

    Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!

    Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”

    Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..

    Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..

    Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..

    Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..

    Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingan Ranjangku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingan Ranjangku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1426 views

    Perawanku – Aku Heri, seorang suami dan ayah yg berusia 31 tahun. ayah dari 2 orang anak perempuan dan laki, dan istri yg sebagai ibu rumah tangga bernama Bella yg usianya sama denganku. aku seorang pejabat di perusahaan milik negara di salah satu kota di pulau di Indonesia, yakni Bali. sebagai seorang karyawan, penempatan di Bali merupakan keinginan dari banyak orang karena bisa berwisata tiap hari dan digaji pula. aku memiliki tubuh yg proporsional, aku rajin berolahraga dan fitness sehingga membuat badanku fit dan tegap.

    Sedangkan istriku, Bella, adalah temanku waktu dulu berkuliah, wanita yg lembut dan kalem. lantas setelah menikah denganku, dia sudah berhijab yg membuatku semakin jatuh cinta padanya. dia masih menjaga keperawanannya saat kami menikah, mengingat sudah sangat susah mendapatkan wanita yg masih perawan saat ini, mungkin karena Bella keturunan arab dan jawa, sehingga keperawanan dinilai sangat penting untuk di jaganya, namun aku bukan seorang perjaka saat menikahinya. kedua anakku masih kecil, yg anak pertama masih berusia 6 tahun, sedangkan adiknya baru 4 tahun, kedua anakku ini tidak akan ikut serta dalam cerita ini.

    Aku bersyukur memiliki anggota keluarga yg mudah beradaptasi, saat pindah beberapa waktu lalu juga lancar. istriku juga sudah mendapat kelompok arisan baru yg membuatnya tidak bosan dikota ini karena tidak memiliki teman. untuk urusan rumah tangga, kami sangat harmonis, komunikasi kami bina dengan baik dan saling menghargai kesibukan masing-masing, nafkah lahir dan batin tidak pernah telat aku berikan, aku tidak pernah merasa jenuh dan bosan. walau begitu, isteriku sering mengeluh dengan ukuran kontolku yg sangat besar mencapai 18cm dengan lingkar yg cukup tebal bahkan tangan istriku tidak mampu menggengamnya. kontol yg besar ini membuat memeknya nyeri saat berhubungan. akan aku ceritakan bagaimana kontolku bisa sebesar ini pada lain kesempatan. secara keseluruhan, kami keluarga yg sangat harmonis.

    Demikian perkenalan singkat mengenai aku dan isteriku, selanjutnya adalah kisah kehidupan keluarga kami menjalani sebagai suami isteri yg penuh dengan lika-liku dan warna-warni kehidupan.

    (Pada chapter “pembukaan” ini merupakan perkenalan tokoh utama dalam cerita yaitu Heri, bagaimana perjalanan dia hingga akhirnya dia menjadi Heri yg sekarang, akan banyak cerita yg di fastforward, karena bukan inti dalam cerita ini).

    *
    flashback saat SMA

    Sebelum masuk ke inti cerita, pada awal ini akan aku ceritakan bagaimana latar bekakang Heri.

    Aku bukan anak dari orang kaya, bapakku seorang pengajar di kampus dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. aku 2 bersaudara yg kesemuanya lelaki, dan aku anak terakhir. sebagai anak terakhir pasti ekspektasinya akan dimanja dan dituruti semua keinginan, namun tidak bagiku, jika menginginkan sesuatu haruslah bekerja. sebagai anak yg selalu diperhatikan oleh orangtua, mengantarku menjadi seseorang yg bersifat kurang percaya diri, pendiam dan setengah-setengah, namun pemberian fisik yg gagah dan sedikit ganteng setidaknya bisa membuatku sedikit berani menghadapi wanita.

    Orangtuaku menginginkanku untuk masuk ke jurusan IPA, namun aku tak begitu suka dengan hitung menghitung, lantas masuklah aku di IPS. mungkin di jurusan IPS ini dipandang sebelah mata, tapi tidak bagiku, apapun materi atau pelajarannya, semua penting dan aku harus menjadi yg terbaik. teman-teman dikelas seperti typical anak IPS lainnya, obrolannya pasti tidak pernah jauh dari selangkangan, sebagai seorang perjaka pasti ada keinginan untuk mencoba enaknya bercinta seperti yg teman-teman ceritakan. tapi dengan siapa?
    entah kenapa aku tak banyak menaruh ketertarikan pada teman sekelasku atau teman di sekolahku, entah mungkin kurang sreg aja bagiku. tapi aku selalu naksir dengan teman SD ku dulu yg sekarang beda SMA denganku, namanya Owie, atau nama lengkapnya Natalie.

    Aku sudah menaksirnya sejak kelas 1 SD, kalau dipikir lumayan juga aku umur segitu sudah tau yg bening. tapi apadaya, jaman usia segitu masih dikata cinta monyet, namun teman-temanku mengetahui jika aku ada ketertarikan, maka tiap aku berjalan di kelas maupun dilorong pasti disorakin sama temen-temen.
    “ciiiieeeee Heri, cieeeee”, sorak teman waktu SD, bukannya Owie seneng atau apa, tapi malah takut dan lari. keadaan seperti ini bertahan hingga aku lulus SD, tak pernah ada obrolan atau apa dengan Owie, gurukupun tahu jika aku di dudukkan dekat dia pasti teman sekelas bakal gaduh. perpisahan SD pun aku masih malu-malu saat bersalaman akan berpisah. namun yg kuketahui bahwa aku dan Owie masih melanjutkan petualangan cinta monyet ini dibangku SMP, karena kami diterima di SMP yg sama, namun tetap saja aku tak ada perkembangan atau apa.

    Hingga akhirnya waktu SMA kami benar-benar berpisah, dia diterima di SMA yg lain denganku. kedekatanku berawal dari reuni SD yg aku hadiri, dia sudah berubah menjadi sangat cantik dan bertubuh sintal, membuatnya terlihat seksi. sejak reuni itu aku memberanikan diri dekat dengannya, tentunya aku harus memastikan bahwa dia sedang single. kurang lebih hampir 5 bulan aku mendekatinya, akhirnya dia menerima cinta yg aku nyatakan. aku sungguh senang dan merupakan pencapaian yg amat luar biasa bagiku, selain itu Owie bakal menjadi pacar perdanaku.

    Aku anggap kelas 2 sebagai titik balik kehidupanku, dimana akhirnya aku dimasukkan di IPS seperti yg aku harapkan, jadian dengan cewek yg aku taksir sejak kelas 1 SD dan pertama kalinya punya pacar. rasanya hidupku sudah lengkap. bahkan teman-temanku saja pada tidak percaya saat aku memiliki pacar secantik Owie.
    “Dri, ah ini paling pacar ngaku-aku nih”, protes temanku dikelas yg bernama Benny.
    “ah iya nih, mana mungkin pacarmu secantik ini”, lanjut Niko.
    “bawa gih pas nanti sore futsal”, ujar Surya.
    merasa jengkel dengan temanku yg tak percaya, akhirnya aku rayu Owie untuk menemaniku saat main futsal, dan benar saja temanku pada hanya melongo dan ikut bahagia.

    Namun, kebahagiaanku hanya berlangsung sebentar setelah kami memiliki beda pandangan terhadap prinsip hidup, walau aku masih SMA aku benar memegang teguh prinsip dan cara berpikirku, agar tak mudah dipengahui oleh orang lain yg dapat merusak kehidupanku kelak.

    Sore itu setelah menjemput Owie disekolahnya dan kami langsung pulang kerumah Owie karena kondisi sudah sangat mendung dan akan hujan, pada waktu itu aku hanya mengendai sepeda motor bermerk Honda yg sangat legendaris yaitu Supra.
    “mampir dulu yang, udah hujan lho”, ajak Owie yg lantas aku iyakan dan kutuntun motorku masuk ke gerbang rumahnya.
    “kok sepi Wi?”, tanyaku.
    “iya, kakak kan kuliahnya di Bandung, bapak dan ibu kerja biasanya pulang nanti jam 5”, terang dia sambil mempersilahkan aku duduk diruang tamu, namun aku memilih duduk di lantai.
    lantas Owie masuk ke dalam untuk sejenak, dan kembali dengan membawakanku air minum dan snack, dia masih mengenakan pakaian SMA nya namun kancing teratas sudah terbuka dan rambutnya terurai panjang.
    kamipun banyak ngobrol membahas apa saja, terkadang aku memasukkan prinsip hidupku pada obrolan secara tersirat tanpa dia sadari.

    “hmm menurutku sih cewek yg gak bisa menjaga kehormatannya ya aku ngerasa kurang cocok, gimana dia bisa menjaga kehormatan keluarganya kelak jika dia gak bisa menjaga kehormatannya sendiri”, ujarku sambil duduk bersila dan Owie disampingku duduk dengan menekuk kakinya hingga ke dada.
    “hmmm yaiya sih”, balas dia sangat singkat sambil berpikir.
    “lha iya kan, gimana coba, kan aneh to”, ujarku dengan tegas dengan prinsipku.
    “ehmm iya”, balas dia singkat, “ehmm aku mau cerita yang, gantian”, lanjutnya yg membuatku menjadi serius dan dadaku berdegub kencang, “ak…aku udah pernah yang”, lanjut dia dengan sangat singkat.
    “maksudmu?”, tanyaku menegaskan.
    “iya yang, aku udah pernah berhubungan”, balas dia dengan sangat pelan dan lirih. pada moment ini jantungku benar-benar hancur, cewek yg aku kagumi sejak SD kenapa pernah melakukan hubungan yg dilarang oleh agama diusia muda ini.

    “Yangg, kamu kok diem aja?”, bingung dia yg aku hanya diam saja.
    “ak..aku gak percaya Wi, kamu cewek yg aku kagumi sejak SD, kenapa begini?”, tanyaku meyakinkan dirinya.
    “yang, hmmm itu sudah jadi hal yg biasa, memangnya kenapa, kamu belum pernah yang?”, balik dia tanya kepadaku yg langsung aku balas dengan menggelengkan kepala sambil menatap dia.
    “plis sayang, jangan tinggalin aku, aku tau aku salah plis yang”, ujar dia sambil merenggek kepadaku, kepalaku hanya berpikir siapa yg telah merenggut mahkotanya.
    “se..sejak..kapan?”, tanyaku sambil pikiran kosong.
    “udah lama yang, udah yang gak usah dipikir yang, plis jangan tinggalin aku, aku minta maaf, aku janji akan menjadi yg lebih baik…..”, lanjut dia sambil terus merengek disebelahku sambil menatapku dengan mata berkaca-kaca.
    sebagai anak SMA yg masih kemarin sore dan pertama kali pacaran dihadapkan dengan problema yg menyangkut dengan prinsip hidupku jelas membuat kepalaku pening. hujan diluar rumah terus mengguyur dengan deras, bahkan para burung di pohon pun pilih berteduh di bawah atap perumahan menghindari air yg jatuh dari langit ini.

    Aku hanya terdiam bingung dengan apa yg terjadi kepada wanita yg aku taksir sejak kecil ini, pikirku jadian dengan dia akan menjadi perjalanan yg indah bagi kelanjutan hidupku, tapi keindahan itu hanya berada di dalam mimpiku.

  • Cerita Sex Langsung Sikat Memekku

    Cerita Sex Langsung Sikat Memekku


    1532 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Langsung Sikat MemekkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota, setelahnya lulus ternyata orangtuaku yang sudah berusia senja meminta aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh, tanpa ada rasa apa apa yang menuruti kemauan orangtuaku kami langsung menikah tanpa pacaran sebelumnya.

    Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.

    Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Agen Judi Online

    Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini.

    Walaupun kesal ya aku iya aja.

    “Endah ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

    “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya.

    Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi.

    Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2.

    Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku.

    Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.

    Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar.

    “sorry bang, tadi Endah nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.

    Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.

    Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”.

    “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Endah tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.

    Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa.

    Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.

    “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Endah”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.

    “nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Endah buatin kopi ni”.

    “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.

    “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya.

    setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).

    “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik.

    “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”

    “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.

    Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum.

    Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Endah seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.

    Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu.

    Pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk.

    Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.

    Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.

    Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu.

    Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar.

    Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya.

    “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Endah yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa?

    Enakan tidur di sini bareng Endah,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

    Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya.

    “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik.

    “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya.

    “ohh… Endah kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,

    “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya.

    Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

    pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

    Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.

    Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.

    “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.

    Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Endah dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya.

    “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Ndah”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

    Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Endah”. perlahan dia duduk disampingku.

    Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

    “Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”

    ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Endah sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Endah nggak keganggu.

    Endah mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”

    “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.

    “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”

    “ooh..” langsung dia mencium pipiku.

    “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
    Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.

    “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.

    “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Endah prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Endah ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

    Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.

    “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” Situs Judi Online

    “ya nggak lah, Endah juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

    “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.

    “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.

    “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.

    “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu.

    “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Endah mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

    “yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya.

    lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.

    “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.

    “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.

    Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh.

    Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

    Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel.

    “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku.

    “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.

    “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

    Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.

    “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana kamu basah” “iya, Endah kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

    Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Endah gituin nggak?” tanyaku.

    “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Endah udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

    aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

    Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku.

    Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

    Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.

    Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Endah nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”

    Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Endah pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

    dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.

    “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

    dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.

    Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

    aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku.

    Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Endah tau enaknya gak ketulungan gini, Endah dah minta dari awal”.

    Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

    Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Endah keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.

    “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.

    “kok udahan sih? sorry tadi Endah keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

    Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku,

    “Endah, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Endah juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Endah”, jawabku.

    “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’.

    Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

    “mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya.

    “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Endah kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Endah pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.

    ” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

    Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.

    “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.

    “Ayo bang cepat, Endah sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata.

    Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku.

    “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

    Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.

    Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.

    kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Endah mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Endah…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Endah..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Endah hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

    Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum.

    “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Endah mau lagi ya”.

    “Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.

    “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”

    Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69.

    Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku.

    “Endah kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.

    Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah.

    “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.

    Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini.

    “Ooohh.. baangg.. Endah nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.

    Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

    Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.

    Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya.

    Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.

    Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku.

    jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

    Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.

    Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

    Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

    Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya.

    Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.

    Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.

    “Bang.. Endah nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.

    Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

    weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Kena Rayuan Threesome Dika

    Cerita Dewasa Kena Rayuan Threesome Dika


    1476 views


    Perawanku – Kali ini menceritakan pengalaman Sex pribadi dari seorang Pria bernama Dika pada saat dia masih kuliah dulu. Sungguh mujur sekali Dika ini, dalam satu tempo Dika bisa memperawani 2 gadis yang berstatus adik kakak ini. Kisah ini bisa terjadi ketika dika berkunjung dikos pacarnya yang bernama Lidya. Karena ketika itu mereka hanya berdua dikosan Lidya, maka terjadilah hubungan sex antara mereka berdua.

    Saking asiknya mereka melakukan hubungan sex, tidak diduga kakak dari Lidya datang dan mempergoki mereka yang sedang berhubungan sex. Singkat cerita kakak Lidya akhirnya-pun terjerat rayuan oleh dika dan merekapun melakukan hubungan sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Sebut saja namaku Dika, aku akan membagikan -ku yang pastinya seru dan dijamin bikin para pembaca sekalian Horny, hhe. Usiaku sekrang 30 tahun, aku Pria berkulit putih bersih, berpostur tubuh biasa ( tidak kurus dan tidak gemuk ).  ini adalah pengalaman pribadiku. Ketika aku kuliah di Solo aku mempunyai pacar yang berasal dari Jambi, dia bernama Lidya ( nama samaran). Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Beby.

    Saat itu dia masih sekolah di salah 1 SMU di Yogyakarta. Sebenarnya Lidya ini anaknya lugu dan baik hati. Namun dibalik keluguan Lidya itu, dia mempunyai nafsu sex yang luar biasa. Ketika itu setiap weekend aku selalu menyempatkan untuk mengunjungi Beby di kos-nya. Sebenarnya Kos-kosan Beby ini mempunyai aturan yang cukup ketat, soalnya kos-kosan Beby ini adalah kos khusus putri. Aturan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09.00-12.00 dan lanjut sampai 16.00 s/d 21.00.

    Pada hari minggu saat aku ke berkunjung kekosan Beby waktu menunjukan pukul 11.00, secara aturan aku hanya mempunyai waktu 1 jam di Kosannya dong. Walaupun ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu aku manfaatkan dengan baik untuk mencumbunya.
    Bahkan aku menjelajahi sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling bergumul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah.

    “ Mas Dika ke Kosnya Toni ya? ” tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
    “ Iya Beb, emang kamu mau ikut ? ” tanyaku.
    “ Nggak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya, ” jawabnya,
    Kemudian sejenak kami saling mepandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, dan tiba-tiba Beby-pun berkata,
    “ Emmm… Mendingan Mas nggk usah ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana ??? ” pintanya,
    “ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya ? ”
    “ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, biar Ibu Kos gak tahu! anggap aja Beby lagi tidur-kan beres? ” ucapnya,
    “ Ha… Gila lu Beb ! ” kataku pendek.
    “ Mas Dika kan juga capek baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak bisa istirahat, paling juga bengong! ”
    Aku terdiam sejenak, benar juga yah ( pikirku).
    “ Benar nih gak takut sama Ibu kos? ”
    “ Siapa takut… ”
    “ Okelah, tapi ntar aku tak ke kamar mandi sebentar ”
    Sepulang dari kamar mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning kecoklat coklatan.
    “ Beby tutup pintunya ya Mas… ”
    “ Hemmm… ”
    Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau kehilangan aku.
    “ Aduh… ” tiba tiba aja dia bergumam.
    “ Ada apa? ”
    “ Kurang ajar nih semut gigit paha Beby ” ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
    “ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit paha Beby kok dia udah duluan… ”
    “ Emang mau gigit, tapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi… ”
    “ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu! ”
    “ Sini Mas Dika cium biar sembuh… ” jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
    “ Gombal… ”

    Sambil iseng aku lihat pahanya yang digit semut itu dan, mantap… Mulus juga nih paha batinku. Aku usap paha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku cium paha itu.

    “ Iihh geli Mas… ” Suara itu membuat ku birahi!
    “ Geli apa enak? ” bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.
    Dia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan menggerayangi pentilnya yang sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana dalamnya dan kugesek gesek kan pada Kewanitaan-nya.
    Kusingkapkan dasternya keatas sehingga terlihat jelas gundukan Kewanitaannya di balik celana putihnya. Dia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik celana dalamnya ke bawah.
    “ Ayo terus kalau berani… ” tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya itu.
    Dalam sekejap saja sudah aku telanjangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut telanjang, aku gesek gesekkan Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir yang lain cukup gesek-gesek saja.
    Sambil bercanda dia bilang,
    “ Ayo kalau berani dimasukkan Mas ”.
    “ Gila kamu… ”
    “ Hi… Hi… Takut ya… ”
    “ Emang kenapa takut? ”
    “ Coba aja… ”

    Aku tahu dia cuma bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia terus mengejekku… Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm Kejantananku ke Kewanitaannya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat hangat dan luar biasa… Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh Kejantananku sudah masuk.

    “ Mas jangan… Ingat ya… Jangan… ” katanya
    “ Kenapa… Kamu takut ya… ”
    “ Jangan Mas, keluarkan ” pintanya pelan.
    Aku terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pantatnya ke samping dan mendorong pahaku. Kejantananku terlepas, kami saling berpandangan sejenak.
    “ Mulai nakal ya? ”
    “ Habis ditantang sih… ”

    Dia mencium lembut bibirku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku ciumi leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan lahan aku cumbu buah dadanya dan terus aku merayap ke bawah sampai Kewanitaan-nya.

    Bau anyir yang merangsang keluar dari Kewanitaan nya, aku jilati Kewanitaannya, dia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku masukkan lidahku ke dalam Kewanitaannya. Dia menggeliat.
    “ Uuuhhhh… Enak Mas ”, Aku tambah semangat.
    “ Terus Mas… Enak… ”
    Aku lepas mulutku dan aku ganti dengan Kejantananku. Nafsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku tak sabar memasukkan Kejantananku.
    “ Aduh… Pelan pelan Mas ”
    “ Ya… ”

    Separuh Kejantananku sudah masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tak terasa hampir masuk semua Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Aku remas buah dadanya sambil aku ciumi lehernya, dia terlihat merem melek merasakan nikmatnya Kejantananku. Tiba tiba saja ada yang menarik Kejantananku dari dalam Kewanitaannya dan nikmat sekali…

    “ Akh… Enak sekali sayang… ”
    “ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan… ”
    Aku merasakan Kejantananku keras dan terasa membesar didalam Kewanitaan Beby, aku sodokkan Kejantananku dengan pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik Kejantananku di dalam Kewanitaan.
    “ Aaaahhhh… Sakit Mas… Enak Mas… Terus… Terus… ”
    Erangan itu membuat aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak…
    “ Uuuhhh… ” desis dari mulutnya sambil mengejang sekujur tubuhnya.
    “ Ehmmhh… ” badanku juga terasa mengejang nikmat sekali sperma ku kelar dengan deras memasuki Kewanitaannya.

    Terasa hangat Kejantananku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya erangan nikmat dari mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di pahaku, aku terkejut bukan main. Aku tarik Kejantananku dari Kewanitaan Beby. Mataku terbelalak melihat cairan itu. Darah!


    “ Beb… ”
    “ Mas… Apa yang kita lakukan? ” Pandangannya juga nampak kaget.
    “ Maaf Beb… ” kataku.
    Tiba tiba saja Beby memelukku erat erat.
    “ Beby sayang Mas Dika ”
    “ Mas Dika juga sayang Beby ”
    Aku rebahkan dia di kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
    “ Beby gak menyesal kok Mas, Beby senang ”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
    Tok… Tok… Tiba tiba saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bingung mau apa.
    “ Beb… Buka… Tidur ya… ”
    Kami tak bergerak cuma saling pandang, pelan pelan kami mengambil baju masing masing.
    “ Itu Teteh ”
    “ Diam aja Mas, pura-pura tidur gak dengar! ”
    “ Beb, Teteh pinjem hairdryer ”
    Badan ini rasanya panas dingin, kami tidak berani memakai baju karena takut berisik.
    “ Ceklek… ”
    Tiba-tiba saja pintu terbuka, ternyata Teteh punya juga kunci kamar Kos Beby yang memang berdampingan. Rasanya dunia mau runtuh saat itu.
    “ Beb… Mas… ”
    Teteh seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Cepat cepat Teteh masuk dan mengunci kamar Beby, dan Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.
    “ Apa apaan ini? ” Sambil melirik tempat tidur yang berantakan dan ada noda darah keperawanan Beby.
    “ Teh… Maaf kan saya Teh ” ucapku pelan.
    “ Saya yang bersalah Teh, bukan Beby ”
    “ Kenapa Mas Dika lakukan? Teteh udah percaya sekali ama Mas Dika! ” sambil meneteskan buliran air mata kekecewaan.
    “ Maaf Teh… ”
    Tiba tiba saja Teteh memelukku yang masih telanjang! dan Kejantananku menyentuh tubuhnya yang lebih kecil dari Beby. Pelukkan erat Teteh membuat Kejantananku berdiri lagi, dan aku bingung.
    “ Celaka nih, tegang lagi ”

    Beby pun ikut memeluk kami yang masih berpelukkan, buah dada Beby membuat aku tambah merangsang. Aku beranikan mencium bawah telinga Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum juga karena Teteh memang baru selesai mandi. AKu tambah terangsang dan aku ciumi leher Teteh. Sedikit aku merasakan gerakan Teteh yang ternyata dia juga terangsang dengan ciumanku.

    ditambah posisi telanjangku dan Kejantananku yang menempel di sekitar pusar Teteh. Aku coba kencangkan pelukanku terhadap Teteh, sementara aku ganti mencium Beby yang juga memeluk Teteh, Beby menyabut ciumanku dengan lahapnya sementara Teteh yang ada dalam pelukan kami berdua pada posisi ditengah karena memang Beby memeluk Teteh dari belakang dan saya dari depan.

    Tak ayal Teteh cuma menggeliat diantara kami, tanganku turun kebawah ke arah pantat Beby yang tepat dibelakang Teteh. Aku tarik pantat Beby ke depan sehingga mendorong tubuh Teteh lebih merapat ketubuhku dan menjepit Kejantananku. Aku goyangkan pantat Beby perlahan lahan dengan harapan badan Teteh juga ikut bergoyang, dan harapanku itu terpenuhi.
    Badan Teteh bergoyang menggesek gesek Kejantananku, tangannya bertambah erat memelukku. Tiba tiba saja Mulut Teteh mulai menyerang leherku, rupanya dia juga gak tahan melihat aku dan Beby semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh dan Teteh tidak menolak bahkan seolah olah menikmatinya.

    Mata Beby memandangku dengan sorot tajam seolah melarang aku meraba kakaknya itu tapi aku pura-pura tidak melihat. Perlahan tanganku aku turunkan dan meraba Kewanitaan Beby dengan tangan kanan, dan tangan kiriku mulai merayap dibalik CD Teteh. Aku lihat Beby menikmati tanganku yang sudah meremas Kewanitaan nya, dia terlihat memejamkan matanya.

    “ Wah kesempatan bagus nih untukku ” batinku,
    Kewanitaan Teteh pun tak lepas dari tangan kiriku dan Teteh juga menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan badannya dan mencium pentil susuku yang kecil dan dia terus bergerak ke bawah sambil meremas Kejantananku.
    Dan sesaat Teteh sudah sibuk dengan mulutnya menikmati Kejantananku. Teteh mendorong badanku hingga aku terjatuh di spring bed, Beby pun mendahului Tetehnya memegang Kejantananku seolah dia tak rela Kejantananku di jamah Tetehnya.
    Beby langsung memasukkan Kejantananku kedalam Kewanitaannya yang sudah basah dan sedikit noda darah masih ada, sementara Teteh harus puas melahap mulutku. Beby begitu semangat mengenjot Kejantananku dengan gerakan naik turun sambil mengerang kenikmatan.

    “ Ouhh… Ahhhh… ”
    Beby mengeluh sambil badanya mengejang, rupanya dia sudah keluar lagi.
    Teteh yang melihat Beby sudah klimaks memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil posisi mengarahkan mulutnya ke Kejantananku dan Kewanitaannya diarahkan ke mulutku, ketika itu posisiku dan posisi Teteh saling berlawanan.
    Kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga aku dengan jelas melihat Kewanitaan Teteh yang dipenuhi rambut tipis disekelilingnya. Sementara Beby ada disamping kami berdua sambil meremas remas sendiri buah dadanya. Aku jilati Kewanitaan Teteh yang masih wangi karena habis mandi, aku masukan lidahku menyentuh dalam Kewanitaannya dan Teteh menikmatinya.

    “ Enak Mas… Terus… ”
    Hampir saja aku tidak bisa bernafas karena Teteh menekankan Kewanitaannya ke wajahku, aku dorong sedikit pantatnya supaya aku bisa bernafas. Aku balikkan badan Teteh, sehingga saat ini posisiku diatas Teteh.
    Aku tidak mau berlama lama melakukan oral sama Teteh, langsung saja aku masukkan Kejantananku ke Kewanitaan Teteh yang ternyata juga cukup kecil buat Kejantananku. Teteh agak kesakitan tapi tidak protes.

    “ Uhhh… Ssss… Aaaahhh… ”
    Akhirnya Kejantananku bisa masuk hampir semuanya, dan Teteh merasa kesakitan dan menggeser sedikit pantatnya kesamping tapi tetap aku buru ke samping sambil sedikit menggoyangnya.
    Kedua kaki Teteh diangkat menjepit pantatku seolah-olah dia ingin memasukkan Kejantananku lebih dalam lagi, aku berusaha memasukkan pelan pelan dan agaknya lebih lancar karena Kewanitaan Teteh sudah basah kuyup. Kaki Teteh menjepitku tambah kencang dan aku juga coba peluk Teteh lebih kencang.

    “ Sssss…. Aaahhh… ”
    Teteh melenguh dan nafasnya tersengal-sengal, ternyata dia mengalami puncak kenikmatan, aku rasakan badannya mengejang dan jepitan kakinya membuatku tak bisa bernafas tapi aku biarkan dia menikmati kenikmatan itu.
    Sedikit demi sedikit jepitan kaki dan pelukan Teteh mulai lepas, giliranku sekarang untuk menikmati kenikmatan bersama Teteh. Aku balikkan badan Teteh dan aku masukkan Kejantananku dari belakang dengan gaya anjing aku coblos Kewanitaan Teteh.

    So wow… sungguh nikmat sekali ternyata dengan gaya ini, aku menikmati sekali gaya ini. Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh seolah tak ingin berhenti apalagi diiring desahan Teteh yang pelan tapi sangat membuatku bernafsu. Hampir lima menit Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh dan akhirnya.
    “ Aaahhh… Nikmat Teh… ” badankupun mengejang nikmat.

    Aku peluk Teteh dari belakang sambil menikmati klimaksku. Kejantananku terasa membesar saat itu dan aku coba masukkan lebih dalam Kejantananku ke Kewanitaan Teteh. Tiba tiba saja terdengar suara seperti air tumpah. Aku kaget tapi bersamaan suara itu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari sebelumnya! Aku kaget sekali saat aku rasakan ada air hangat mengalir di antara Kejantananku.

    “ Jangan jangan… ”
    Cepat cepat aku keluarkan Kejantananku dari Kewanitaan Teteh, hah… Benar dugaanku. Darah! Ternyata Teteh juga masih perawan! berarti dalam 3 jam aku dapat dua perawan! Kakak Adik lagi!
    “ Hebat! ” dalam batinku. Ternyata aku laki laki paling beruntung dapat perawan 2 sekaligus!

    Tak kusadari aku lihat Beby disampingku meneteskan air Mata dan memejamkan matanya yang sudah sembab! Aku baru sadar ternyata adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Beby! Pacarku! Dan adegan itu aku lakukan dengan kakaknya! Teteh! Saat itu aku gak tahu harus berbuat apa! Aku hanya memeluk Beby dan Teteh keluar dari kamar meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.

    Hari hari berikutnya aku selalu membagi spermaku untuk mereka berdua untuk Beby dan Teteh, tapi saat itu aku selalu beranggapan Beby pacarku dan Teteh adalah selingkuhanku! Semua ini aku jalani dari tahun 2012 sampai 2013. Karena sejak tahun 2013 kami putus. nonton film semi terbaru.

    Saat ini Beby dan Teteh sudah menikah, demikian juga dengan aku. Beby dapat suami orang Magelang dan Teteh dapat tetangganya di Palembang. Walaupun begitu Aku masih sering melakukan sex by phone dengan Beby paling tidak seminggu sekali dan sex di hotel sebulan sekali. Kami masih bisa menikmatinya.

  • Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu


    1108 views

    Perawanku – Cerita ini mengisahkan hubungan Incest antara aku dengan kakak iparku yang terjadi beberapa bulan lalu. hubungan seks yang kami lakukan tanpa sengaja dan rencana, semua terjadi dan mengalir begitu saja.

    Sebut saja Namaku Bejo laki-laki yang berumur 27 tahun, dengan postur tubuh standar 170 Cm dengan Berat 70 Kg. aku bekerja di satu instansi pemerintahan memiliki seorang istri yang cantik dan juga 1 orang anak laki-laki yang lucu. keluarga istriku termasuk dari kalangan berada, Namun tidak membuat dirinya menjadi anak manja. Dengan kemauan dan tekat yang keras, membuat aku harus merelakan berjauh-jauhan dengan dirinya dan juga sibuah hatiku. dikarenakan istriku yang mendapat peluang untuk berkarir di pulau sebrang.

    Sejak kepergian istriku, aku sering menghabiskan waktu sendiri dirumah setelah semua aktifitas kantor yang betul-betul menguras tenaga dan pikiranku. dan pada saat hari libur terkadang aku sering mengunjungi rumah mertuaku yang kebetulan berada tidak jauh dari rumahku.

    Dirumah itu, mertuaku tinggal bersama kakak istriku yang sering kupanggil dengan kak Nurul. Kak Nurul yang hanya terpaut beda usia 1 tahun denganku masih keliatan begitu cantik walau sudah memiliki tiga orang anak. dengan tinggi sekitar 162 cm, berat sekitar 50 Kg dan disertai kulit putih bersih. Sebenarnya Kak Nurul adalah mantan Pacarku ketika statusku masih jejaka dan dia masih perawan.

    Namun ketika dia harus melanjutkan kuliah diluar kota, kami kehilangan kontak untuk komunikasi. Sehingga suatu saat dia pulang membawa seorang laki-laki mapan bernama Johar, yang siap memersunting dirinya untuk menjadi istri. dan karna itu kandas pulalah diriku dari memorinya. Namun hubungan ku dengan kak Nurul tetap harmonis seperti biasa. istriku mengetahui masa laluku dengan kakaknya, tapi dia tidak merasa keberatan. toh aku yang ditinggalin… begitu katanya.

    sebenarnya semenjak istriku pergi untuk berkarir, secara tak langsung hubungan ku dengan kak Nurul semakin hari semakin dekat. aku sering meminta tolong kepadanya walau hanya sekedar menjahitkan kancing baju. dan kadang-kadang pula aku membantu kak nurul untuk mejemput keponakan ku yang pulang dari sekolah, kegiatan itu aku lakukan untuk mengobati rasa rinduku pada si buah hati.  Agen Judi Bola

    Tapi tanpa kami sadari hal-hal seperti inilah yg membuat hubungan ku dengan kak nurul semakin hari semakin intim. Hal itu juga di karenakan suami kak Nurul yang sibuk keluar kota untuk mengurus bisnisnya sampai berbulan-bulan. walaupun demikian, tidak pernah terbesit dipikiranku untuk berbuat jauh apalagi samapi melakukanhubungan seks dengan Kak Nurul.

    Bila mengingat apa yang telah aku lakukan dengan kak Nurul, hingga detik inipun aku masih mengingat kejadian itu dengan sangat mendetil. Sore itu hujan lebat turun sangat derasnya di kotaku, sehingga membuat rumah-rumah yang berada disekitar tempat tinggalku dengan perlahan direndam air. Aku yang baru tiba dari kantor, menerima telpon dari kak Nurul.

    “Jo..Apa Kamu Udah pulang dari Kantor”
    “Sudah kak, aku baru saja sampai kerumah”
    “Jo..tolong sebentar kerumah, aku perlu bantuan kamu”
    “baik Kak, sebentar lagi aku langsung kerumah”
    “okey aku tunggu” begitulah akhir percakapan kami di telpon, dengan penasaran bergegas aku mengganti baju dan segera menuju rumah mertuaku.

    Sesampainya didepan pintu, aku langsung di sambut oleh Kak Nurul yang keliatan begitu gugup.

    “Jo…Sesak napas Andi kambuh lagi” begitulah kak Nurul mengabarkan perihal tentang kondisi anak keduanya.
    “sejak kapan kak ???”
    “baru saja jo…”
    “Bapak dan Ibu kemana ???”
    “Mereka berangkat tadi pagi dan membawa serta sikecil keluar kota untuk menghadiri harisan di kantor pusat”
    aku dan kak Nurul langsung menuju ke kamar anaknya.
    “Andi harus kita bawa kerumah sakit kak”
    “Baik Jo aku mau ganti baju dulu” setelah kak Nurul mengganti bajunya kami langsung menuju rumah sakit, saat itu jam tanganku menunjukan pukul 18.20 wib.

    Sesampainya dirumah sakit, setelah diperiksa oleh dokter. dokter menyarankan agar Andi dirawat dirumah sakit tersebut. setelah Andi mendapat kamar untuk inap kak Nurul memintaku untuk menemaninya pulang kerumah, untuk mengambil beberapa peralatan untuk keperluan dirumah sakit. dan kami meninggalkan Andi bersama kakaknya Sheila. Di perjalanan kulihat Kak Nurul menangis, sontak aku terkejut melihatya.

    “Seandainya dalam kondisi seperti ini Bg Johar ada, pasti aku tidak perlu merepotkanmu Jo…”
    “Jangan sungkan seperti itu kak, bukankah Andi itu jg anak ku, apa yg di lakukan bg Johar kan untuk masa depan kakak dan anak-anak juga” sanggah ku untuk menghiburnya.

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Sebenarnya dalam hatiku juga timbul berbagai pertanyaan, kak Nurul yang begitu cuek ternyata menyimpan rasa sunyi yng begitu dalam di hatinya. selama aku dekat dengannya belum pernah aku melihat atau mendengar keluhan tentang rumah tangganya. tapi barusan aku mendengar keluhan hatinya.

    “Maafkan aku Jo…”
    “Maaf …??? Maaf untuk apa ???”
    “Karena dulu aku telah meninggalkanmu..” hampir berhenti rasanya jantungku mendengar kata-katanya.

    Selama ini aku mengira kak Nurul tidak pernah lagi mengingat masa lalu kami. dan ternyata dia telah meminta maaf dengan apa yg sudah terjadi.

    “Kakak tidak perlu minta maaf karna semua itu juga tidak lepas dari kesalahanku sendir”
    “Jo…kamu tidak perlu menyalahkan dirimu, dan kamu juga tidak perlu memanggilku dengan sebutan kata-kata kakak”

    kemudian kak Nurul menggenggam tanganku yang ketika itu berada di Porsneling mobil yang sedang ku kemudikan. dengan spontan jantung ku berdebar cepat, secepat hujan yg jatuh membasahi bumi. entah karna syahwatku yg sudah lama tidak tersalurkan atau karna kisah masa lalu ku dengan kak Nurul. entahlah aku tidak mengerti. namun aku senang dengan genggaman itu dan tak ingin kak Nurul melepaskan genggamannya. aku seperti anak ABG yang sedang kasmaran darahku panas dingin.sepanjang jalan kami diam seribu bahasa.

    “Jo…apa kamu pernah merasa kesepian ???” tiba-tiba pertanyaan kak nurul memecahkan keheningan
    “Maksud kamu ???” aku kembali bertanya untuk memastikan apa mksud dari pertanyaan kak Nurul
    “sebagai laki-laki normal, dan kondisi yang ditinggal jauh oleh istri apa kamu pernah terlintas untuk berselingkuh dengan perempuan lain.”

    wajahku memerah dengan pertanyaan yg dilontarkan Kak Nurul. pertanyaan yang tabu antara kakak ipar dengan adik ipar menurutku.

    “kenapa kamu diam Jo…???”
    “Maaf kak, sebagai laki-laki normal tentunya aku merasakan hal seperti itu. tetapi untuk mencari perempuan lain aku tidak berani”
    “kenapa ??”
    “Karna aku tidak berani mengambil resiko,,, terus bagaimana dengan kakak sendiri ???”
    “sebagai wanita dan seorang ibu aku butuh perhatian dan kasih sayang, tapi bg Johar selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Apa dia setia ga ya disana ??”

    Tidak terasa Mobil yang ku lajukan sudah berada di gerbang pintu rumah, kak Nurul pun melepaskan genggamannya dan aku segera turun untuk membuka pintu gerbang. dan sialnya kunci yang tadi aku kantongi sudah hilang. aku kembali ke dalam mobil untuk menghindari hujan yang tak kunjung reda.

    “Kenapa Jo ???”
    “Sial.. aku menghilangkan kunci gerbang”
    “terus gimana???”
    “terpaksa kita rusak kak” dan mataku mencoba mencari batu yang besar untuk merusak kunci tersebut.

    Dalam hujan yang lebat aku berusaha menjebol kunci pengaman dan usahaku berhasil, tapi baju ku basah kuyup. dari belakang aku mengikuti kak nurul yang sedang mebuka pintu rumah , sesekali terdengar suara gigiku ku yang beradu akibat dingin menyelimuti tubuhku. kak nurul tersenyum meliat ekspresiku, dan dia berkata.Cerita Sex Dewasa

    “kamu kedinginan ??”
    “Iya Kak jawabku”
    “Ya sudah, di belakang ada handuk sana gih keringkan badanmu” karna badan yg cukup dingin aku sudah tidak menghiraukan lagi dimana aku melepaskan baju dan celanaku.

    Dengan tidak sengaja, ternyata kak Nurul menyusulku ke belakang dengan membawakan pakaian di ditangannya. sontak dia kaget melihat kondisiku, tapi tanpa berkata sepatah kata pun.

    “ini pakaian milik bg Johan mudah-mudahan muat untuk kamu” dan berlalu meninggalkanku sendiri dengan kondisi teramat malu.

    Aku terdiam dengan kajadian yang barusan kami alami hari ini sudah dua kali kak nurul membuatku panas dingin.

    Sewaktu pacaran hubungan kami tidak sampai terlalu jauh. hubungan kami sewajarnya. hanya sekedar genggaman tangan saja. dengan segera kususul kak nurul ke ruangan tengah tanpa menghiraukan pakaian yang di berikannya. hanya bermodal handuk yg terlilit dipinggang kudapati kak nurul sedang duduk disofa menantiku. perlahan aku mendekatinya

    “kak maaf,,,tadi aku tidak bermaksud….”  Agen Judi Bola
    “tidak apa-apa jo..” kak nurul langsung memotong pembicaraan ku, tangannya kemudian kembali menggenggam tanganku yang sedang berdiri di depannya. dengan perlahan aku membalas genggamannya. mata kami hanya saling memandang tanpa ada kata-kata yang terucap. kuliat tonjolan payudaranya turun naik, dengan perlahan kuberanikan diri untuk membelai rambutnya. entah setan mana yg membuatku melakukan hal itu. kemudian aku duduk dismaping kak nurul, mata kami tidak lepas saling memandang. namun pandangan itu mengatakan penuh dengan berjuta makna.

    Tanpa di sadari wajah kami semakin dekat, dan hembusan nafas terasa tidak beraturan antara aku dan kak Nurul. dengan lembut aku mengecup kening kak Nurul, kak nurulpun tak kuasa menolak apa yg sedang kubuat selain hanya memejamkan mata. secara perlahan kuciumi tiap inci wajahnya sampai akhirnya bibirku mendarat di bibirnya. sejenak aku terdiam untuk memastikan apa yng sedang aku lakukan adalah bukan sekedar mimpi dan mata kak nurul pun terbuka.

    Kini situasi berbalik kak nurul kembali melajutkan ciuman kami yang sempat terhenti, pelan tapi pasti itulah yng terjadi. kini kai saling mengulum satu sama lain. dan tanganku pun mulai menjamah tiap lekuk tubuh indah kak nurul, begitu pula sebaliknya dengan tangan kak nurul. kurebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut, kini satu persatu pula tangan ku mulai melucuti pakaiannya terlihat belahan payudaranya yg begitu putih mulus.

    Tanpa kusadari handuk yang kukenakan juga telah terlepas karna kenakalan tangan kakak iparku itu. nafsuku pun menggebu karena tubuhku yang sudah telanjang di depannya. dan tanpa di komandokan tangan ku pun terus bergerilya hingga ke celana nya. dengan sedikit tergesa-gesa kutarik celana tersebut berikut dengan celana dalamnya. kini poloslah bagian bawah kakak iparku. tinggal penutup payudaranya yng masih tersisa ditubuh indah kak Nurul.

    Begitu indah pemandangan itu dengan perlahan kucuba masukkan kedalam gua kenikmatannya. dengan wajah yg meringis, kembali kukecup bibirnya sambil terus berusaha membenamkan apa yang aku punya kedalam gua yang selama ini tidak pernah kurasakan lagi dan usahaku pun membuahkan hasil. terasa lembab dan berlemdir disana. dengan napas yang terengah-engah kak nurul mengimbangi permainanku, sesekali terdengar suaranya merintih membuat ku semakin bergelora di buatnya, kujilati lehernya dan dan tanganku mulai menggapai kancing bra yg membungkus payudaranya.

    Kini poloslah dia dalam pergumalan yang sangat nikmat itu. hujan yang turun semakin lebat, seakan mendukung apa yang sedang kami lakukan. sesekali tangannya mencakar punggungku, membuat goyangan terasa semakin eksotis. peluh terus berjatuhan dari tubuh kami, sehingga membasahi sofa yang menjadi alas dari tiap adegan yang sedang kami lakukan terliat dia mengejang menandakan bahwa dirinya telah mencapai klimaks, tp belum untuk diriku. kucoba meneguk rasa haus yang selama ini aku rindukan, rasa haus akan kehangatan.

    Semakin dalam aku benam apa yang aku punya, semakin terasa denyut dari miliknya. kini terasa punyaku akan mecapai puncaknya kucoba mengayuh kenikmatan ku dengan cara tidak beraturan. dan akhirnya tumpahlah semua hasratku yang selama ini tidak tersalurkan. kami diam saling memandang, dengan sisa-sisa tenaga kami saling merangkul dan berciuman. apa yng kami lakukan tanpa sengaja dan direncanakan. maafkan aku kakak iparku, tidak pernah terbesit dipikranku untuk melecehkan mu. walau kau pernah jadi kekasih hatiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Seks Kenikmatan Kontol Mahasiswa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Seks Kenikmatan Kontol Mahasiswa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1540 views


    Perawanku – Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

    Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

    Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.


    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya.

    Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

    Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

    Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.

    Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

    Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.

    Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.


    Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

    Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

    Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.

    Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.


    Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

    Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.


    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

  • Bibiku Yang Selalu Bugil Memancing Gairahku

    Bibiku Yang Selalu Bugil Memancing Gairahku


    1668 views


    Perawanku – Bermula dari 5 tahun silam, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Jakarta saat itu umurku baru 18 tahun dan baru lulus SMA. Sebagai seorang pemuda perantau yang masih lugu, saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan studi dan mengadu nasib. Paman dan Bibi yang tinggal di sebuah kota kecil B sebelah timur Jakarta.

    Dengan berbekal alamat rumah Paman, saya memutuskan untuk langsung berangkat ke kota B dengan menggunakan bis.Tiba di kota B sudah menjelang sore hari, kedatanganku disambut dengan baik oleh Paman dan bibiku, sudah sebulan aku tinggal dirumah mereka dan aku diperlakukan sangat baik oleh mereka maklum mereka tidak memiliki anak, sehari-hari kusibukan diriku dengan membantu bibik berbelanja kebutuhan warung di agen

    sambil menunggu panggilan kerja, selama aku tinggal dirumah mereka ku perhtikan Pamanku sangat jarang berada di rumah tekadang dalam seminggu hanya sekali pamanku berada di rumah, saat itu tidak ada dalam pikiranku kalau paman memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Bibik lah isteri Paman satu-satunya dan aku pikir mungkin karena kesibukan Paman sebagai sopir Ekspedisi lah yang membuat Paman jarang pulang, menginjak

    bulan kedua aku mulai merasakan ada perubahan di rumah paman dan bibiku, pada suatu malam ketika Pamanku pulang kerumah setelah seminggu tidak pulang, ku dengar keributan antara Paman dan Bibiku saat itu kudengar Bibi menuduh Paman telah membohongi dirinya dan telah kawin lagi dengan wanita lain, hanya itu yang aku dengar dari keributan antara bibi dan pamanku selebihnya aku tutup kuping dan ngeloyor masuk kamar untuk tidur.

    Hari-hari berikutnya kulihat Bibiku tampak murung dan lebih banyak mengurung diri di kamarnya sedangkan Pamanku sebagaimana kebiasaannya tidak pernah ada dirumah otomatis kegiatan toko kelontong dirumah aku yang ngurus, Pada Suatu malam setelah menutup pintu toko kulihat bibiku keluar dari kamarnya menggunakan daster tipis dengan wajah sendu memanggilku mengajak aku ngobrol sambil nonton TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba menghibur Bibiku sambil melaporkan keuangan toko, namun kulihat sepertinya Bibiku kurang respon

    terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun, kemudian kuberanikan diriku untuk bertanya kepada Bibiku apa yang sebenarnya terjadi dengan harapan aku dapat membantunya, tiba-tiba Bibiku menangis kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata Pamanku telah kawin lagi dengan wanita lain dan sudah memiliki anak umur 2 tahun dari wanita tersebut, sambil mendekatinya kucoba menghibur bibiku untuk bersabar,

    tiba-tiba bibiku memeluku da tangisnya makin menjadi-jadi dalam tangisnya ia berkata lebih baik mati daripada dimadu dengan Jablay, kuusap-usap punggungnya sambil ku menasehatinya agar bersabar, bibiku makin memelukku dengan kencang, aku yang selama ini gak pernah dipeluk perempuan, pelukan erat bibiku tersebut membuat nafsuku berdiri, aku yang selama ini sering membayangkan bibiku dan mengintip bibiku ketika mandi,

    di usianya yang ke 37 bibiku masih terlihat gempal dan cantik mungkin karena bibi belum pernah hamil dan melahirkan, hilang ras ibaku terhadap bibi dan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan kerambutnya dan daerah leher, dari cerita teman-temanku sewaktu SMA bahwa wanita apabila dibelai didaerah leher dan daerah sekitar kuping maka akan terangsang dan trik tersebut akucoba pada bibi, dibelai seperti itu bibi hanya diam namun tidak berapa lama tiba-tiba bibiku mendorongku sehingga tertidur disopa kemudian menarik celana pendekku berikut kolornya sehingga kontolku yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa basa-basi lagi

    kemudian memegang dan mengulum kontolku, aku sempat kaget dengan ulah bibiku tersebut, aku gak mengerti apa sebab bibiku berbuat seperti itu apakah karena belianku atau sebab lain, karena kuluman bibi dikontolku sangat nikmat akhirnya kuputuskan untuk mnikmati saja toh selama ini hal ini yang aku inginkan, setelah puas mengulum kontolku kira-kira 5 (lima) menit lamanya kemudian bibiku melepaskan kulumannya dan berdiri melepaskan daster berikut celana dalam dan BH yang dikenakannya, aku hanya tertegun menikmati pemandangan indah tubuh bibiku,

    kulihat memeknya yang dihiasi bulu yang agak tebal dan buah dadanya yang masih tegak berdiri maklum gak pernah dipake untuk nyusui bayi, kemudian bibiku meminta aku untuk berdiri dari sopa setelah aku berdiri bibiku gentian rebahn di sopa sambil mengangkangkn pahanya terlihat lubng memeknya yang merah merekah dan telihat sudah basah, kemudian bibiku meminta aku untuk segera memasukkan kontolku kelubang memeknya,

    karena aku sebelumnya gak pernah punya pengalaman dalam hal ngentot tanpa ba.. bi ..bu lagi aku masukkan kontoku kedalam memek bibiku sesuai dengan perintahnya, ketika kontolku masuk terasa memek bibi enak sekali, hangat dan sempit, sambil mendesah nikmat bibiku meminta aku untuk memompa kontolku didalam memeknya setelah menggenjotnya kurang lebih 10 menit tiba-tiba kurasakan ada desakan dari dalam kontolku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmat kukatakan pada bibiku akua mau keluar,

    shut bibiku keluarkan didalam saja Wan ….aaah bibi juga ah…ahh mau keluar, bebarengan dengan semprotan air maniku yang menyembur didalam memeknya, bibi mergang dan mendesah ahh…ahh bibi keluar saying, setelah itu kami berpakaian dan duduk di sopa seperti semula dengan perasaan tak karuan kucoba memint maaf kepada bibi karena aku telah berani berbuat lancang menyetubuhinya, namun dijawab Bibi …gak perlu minta maaf Wan,

    Bibi juga menikmati kok, toh selama ini bibi juga kesepian karena sering ditinggal Pamanmu, selain itu Bibi juga ingin balas dendam sama Pamanmu dan ingin membuktikan bahwa Bibi juga bias Hamil dan tidak mandul, mendengar hal tersebut aku hanya tertegun, tiba-tiba bibiku menepuk pundakku kamu menyesal ya Wan keperjakaanmu bibi renggut, enggak kok Bik selama ini aku sering menghayal dapat meniduri bibik bahkan kalau onani juga yang Iwan hayalkan adalah Bibi, habis bibi cantik dan montok sih jawbaku, dengan manja bibiku

    mencubit pahaku ih… kamu nakal masak bibik sendiri kamu hayalin, … ya udah mulai sekarng kamu gak usah ngayal lagi kamu bias langsung ngajak Bibi begituan kata bibiku, yang benar bik aku boleh gitu lagi dengan bibik kataku,…. Iya jawab bibiku mulai malam ini kamu tidur sama bibik, selanjutnya bibiku mengajakku ke kamar mandi untuk buang air kecil, sampai dikmr mandi tanpa menutup pintu dan tanpa segan segan lagi bibiku langsung

    jongkok dan pipis didepanku kulihat memeknya yang tadi akusogok-sogok pake kontolku merekah indah mengeluarkan air kencing membuat kontolku bangun kembali, ih..ih pengen lagi yah kok bangun udah nanti di kamar aja tolong ambilkan air untuk cebok Bibik Wan kata bibiku mengagetkan aku yang lagi horni melihat memeknya, selesesai buag air kecil sambil berpelukan kami masuk kedalam kamar tidur ku yang letaknya tidak jauh dari kamar mandi didalam kamar kami masing-masing langsung membuka pakaian yang dikenakan kemudian bibi

    rebahan di atas ranjang dengan posisi kaki mengangkang kemudian diikuti aku dengan posisi diatas seperti akan menindihnya tidak seperti sebelumnya yang langsung memasukan kontolku kedalam memeknya kali ini aku mulai dengan mencium bibirnya dan dibalas oleh bibik sedangkan tnganku meremas buah dadanya dan tangan bibi membelai mesra kontolku, setelah puas berciuman kemudian aku turun menghisap putting susu bibik, bibik hanya bias meracau Huh… hah… hah enak saying terus hisap saying setelah puas menghisap dan meremas kedua putting

    susunya perhatianku mulai tertuju kepada memeknya yang sudah banjir dengan cairan yang keluar dari memeknya kemudian kudekatkan hidungku tercium bau memek yang sangat merangsang aku selanjutnya kujilat memeknya dan terasa asin putting susu kemudian sambil ku rojok-rojok memeknya menggunakan dujari tangan kanan ku kuhisap itil Bibik , akibat perbuatan ku terhadap memeknya, gerakan Bibik tubuh makin gak karuan sambil

    menggelinjal kekanan dn kekiri bibik meracau Aduh… Wan enak sekli Bibik Gak tahan sayng Bibik gak pernah diginiin sama Pamanmu sayang cepat sayang masukkan kontomu Bibik udah gak tahan ahh…ahh…ahh, setelah puas menghisap itil dan merojok-rojok lubang memek Bibik kemudian kuarahkan kontolku yang berdiri tegak ke memek Bibik dan menekannya pelan, pada saat ****** ku masuk kedalam memeknya, Bibik meracau dengan mengatakan

    “Teruss.. Wan..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Bibik rasanya.. nikmatt.. teruss.., Bibik udah mau nyampen nih.. peluk Bibik yang erat Wan..!” desahnya mengiringi gerakan kami.
    Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bibik.
    “Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bik..! Goyang.. Bik.., goyang..!”
    Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

    Jam 7 Pagi kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bibik menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bibik kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali ****** saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.
    “Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Wan..! Kok begini Bibik rasa lebih enak..!” katanya.
    “Bibik goyang dong..!” pinta saya.Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.
    “Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Wan.. terus..!” desahnya.
    Akhirnya Bibik minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bibik duduk sambil menghisap putingnya.
    “Ohh.. uhh.. nikmat Wan..!” katanya.
    Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

    “Bibik.. udahh.. mau nyampe lagi Wan.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.
    Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bibik benar-benar menikmatinya seangkan toko hari itu sengaja tidak buka

    Tak terasa sudah tiga bulan perselingkuhan aku dengan Bibik tersebut sudah berjalan tanpa diketahui oleh Pamanku atau orang lain karena sejak kejadian rebut dengan Pamanku, Paman hanya sekali datang kerumh untuk meminta maaf sama Bibik namun Bibik tidak mau memaafkannya dan mengusir Pamanku untuk pergi,

    sejak kepergian Pamanku, aku dan Bibik semakin bebas, hamper setiap ada kesempatan kami melakukannya hinga akhirnya Bibik hamil karena aku, aku meminta bibiku untuk menggugurkan kandungannya namun bibik menolaknya dengan alasan sudah lama dia mendambakan seorang anak dan dia senang dapat membuktikan ke pada Pamanku bahwa yang mandul sebenarnya bukan Bibik tapi Paman dan anak yang lahir dari isteri kedua Paman

    tersebut bukan anak Paman melainkan anak orang lain tetapi hingga anak aku dan bibiku tersebut lahir dan sekarang sudah berumur 2 tahun Paman tidak pernah kembali kerumah, sampai sekarang aku masih setia menemani Bibikku dan sesuai dengan permintaan Bibikku, aku tidak kerja melainkan mengurus toko yang sekarang sudah menjadi Toko besar atau Agen, dari penghasilan toko tersebut aku dapat membiayai kehidupan ku dengan bibik dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup mapan.

  • Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku

    Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku


    1997 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Mertua Aku seorang laki-laki biasa, hobiku berolah raga, tinggi tubuhku 178 cm dengan bobot tubuh 78 kg. Aku mempunyai fisik yang ideal untuk seorang pria, tinggi, tegap, padat dan atletis. Tidak heran kalau banyak wanita yang menggoda dan mengajakku tidur karena sex appeal-ku ini. Empat tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugerahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.

    Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang naik kereta sedangkan istriku pulang naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan rutin berolahraga bersama teman-temannya yang lain. Sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH. Melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan dengan kulitnya yang putih, sering membuatku seperti kehilangan akal sehat.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Pernah suatu hari selesai Ibu mertua mandi, telepon berdering. Lalu dia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku yang sedang berolahraga angkat beban di luar, juga bermaksud mengangkatnya. Sesampainya aku di dekat telepon, ternyata kulihat Ibu mertuaku sudah mengangkatnya. Saat itulah aku melihat pemandangan yang menggiurkan. Dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya yang begitu bersih tanpa ada bekas goresan sedikitpun. Aku tertegun dan menelan ludah, terangsang melihat kaki Ibu mertuaku. Dalam hati berpikir “Kok, sudah tua begini masih mulus aja ya..?”

    Aku terhentak dari lamunanku begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telepon. Lalu aku bergegas kembali ke luar, meneruskan olahragaku yang tertunda. Beberapa menit setelahnya aku hentikan olahragaku, masuk ke kamar, ambil handuk dan mandi. Saat aku hendak ke kamar mandi, kembali aku melihat pemandangan yang menggairahkan. Melalui celah pintu kamarnya yang tak tertutup, kuintip ke dalam, kulihat bagian belakang Ibu mertuaku yang bugil karena handuknya sudah dilepas dari tubuhnya. Serta merta Kontol ku mulai bangkit, dan gairahku memuncak. Segera kutenangkan pikiranku yang mulai kotor karena pemandangan itu.

    Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton. Tidak lama Ibu mertuaku menyusul ikutan nonton sambil mengobrol denganku.

    “Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja?” tanya Ibu mertuaku.

    Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku

    Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku

    “Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana?” tanyaku kembali. Kami mengobrol sampai istriku datang dan ikut bergabung mengobrol dengan kami berdua.
    Besok malamnya, sekitar jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum. Kulihat TV di ruang keluarga masih menyala. Saat itu terlihat Ibu mertuaku ternyata sudah tertidur di depan TV. Ketika aku hendak mematikan televisi, tidak sengaja aku melihat ke arah rok Ibu mertuaku. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya masih begitu mulus, iseng kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging kemaluan yang ditutupi celana dalamnya. Ingin sekali rasanya kupegang dan kuremas gumpalan daging memek Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan Kontol ku langsung ikut bereaksi pelan.

    Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Esoknya aku telat bangun, dan kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang basah, aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali tertegun dan terangsang menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.

    Hari ini aku pulang cepat, di kantorpun tidak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Saat pulang aku tidak melihat Ibu mertuaku, tampaknya dia berada di kamarnya karena pintunya tertutup. Sampai di rumah aku langsung berganti pakaian dengan kaus olahraga, dan mulai melakukan olahraga rutin yang biasa aku lakukan tiap pulang kerja. Sedang asyik-asyiknya aku melatih otot-otot dada dan lenganku, tiba-tiba kudengar suara teriakan. Itu adalah suara teriakan Ibu mertuaku. Kusudahi latihanku, dan aku segera bergegas menuju suara teriakan yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar. Kulihat Ibu mertuaku berdiri di atas kasur sambil teriak

    “Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.
    “Tikus? Ada tikus di sini Bu?” tanyaku menegaskan.
    “Iya…ada tikus, tolong carikan!” katanya panik.

    Aku pun mulai mencari tikus itu.

    “Lho.. kok pintunya di buka terus? Nanti tikusnya susah ditangkap!” tandas Ibu mertuaku.

    Sambil kututup pintu kamar, kubilang “Mana.. mana tikusnya..?”

    “Coba kamu lihat di bawah kasur atau di sudut sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. Kuangkat seprei kasur dekat meja rias. Memang ada seekor tikus kecil di situ yang tiba-tiba mencuit dan melompat ke arahku. Aku kaget dan spontan lompat ke atas kasur.

    Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?” Sambil menggerutu pelan kembali kucari tikus kecil itu, sesekali mataku nakal melirik ke arah kaki Ibu mertuaku yang roknya terangkat itu.

    Saat sedang mencari tikus itu, tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak dan melompat ke arahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku mendekapku dari belakang, entah disengaja atau tidak, namun kurasakan payudara nya menempel di punggungku, terasa hangat dan kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang sudah mulai kecapaian itu terus kubuang keluar.

    “Udah dibuang keluar belum?” jelas Ibu mertuaku.

    “Udah, Bu.” Jawabku dari luar kamar.

    “Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain… soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku.

    “Walah, tikus maen pake ajak temen segala!” gumamku.

    Aku kembali masuk ke kamar dan mengendus-endus di mana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku. Ibu mertuaku duduk di atas kasur sedangkan aku sibuk mencari. Begitu aku mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba di atas kasur. Aku kaget dan kusentakkan tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku yang merabanya. Aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum penuh misteri dan kembali meraba tanganku. Aku memandang aneh kejadian itu, tetapi kubiarkan dia merabanya terus.

    “Gak ada tikus lagi, Bu..!” kataku setelah berkali-kali mencari. Tidak ada sahutan. Lalu tanpa berkata apa pun Ibu mertuaku beranjak dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan mulai panas dingin. Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”

    Rambutku dibelai, diusap seperti usapan seorang ibu pada anaknya. Dipeluknya aku erat-erat seperti takut kehilangan.

    “Ibu kenapa?” tanyaku.

    “Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya sambil tersenyum genit.

    “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku.

    “Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” rajuk Ibu mertuaku.

    “Bukan nggak suka, Bu. Cumakan…” alasanku lagi.

    “Cuma apa… ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah tidak ada ruginya kok dibelai sama dia. Siapa juga lelaki yang tidak mau diraba dan diusap-usap sama wanita seksi seperti dia?

    Sambil membelaiku, kulihat pancaran birahi tersiar dari matanya. Aku merasa maklum, dengan kaos olahraga tipis yang melekat di tubuhku, tampilan otot-otot kekar di baliknya pasti terlihat dengan jelas. Hal itu ditopang dengan keringatku yang membekas di kaos itu. Pasti terlihat sangat menggairahkan bagi wanita mana saja yang melihatnya. Kuperhatikan Ibu mertuaku masih terus membelaiku. Belaiannya lalu berpindah, dari rambut terus turun ke leher sambil diciumnya perlahan. Aku merinding menahan geli, sementara tangan halusnya bergerilya menyusuri tubuhku. Kaos olahragaku diangkat dan dibukanya, bukit dadaku diusap dengan sesekali digigiti. Pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku semakin tidak beraturan. Dituntunnya aku ke atas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.

    Aku bersikap pasif, tidak membalas tindakan mesra Ibu mertuaku itu. Aku berbaring di atas ranjang dengan posisi terlentang. Ibu mertuaku masih terus mengusap-usap dadaku yang lalu turun ke bagian perutku. Dicium, dijilati, dan terus dielusnya dada dan perutku. Aku menggelinjang geli dan berkata pelan berkata “Bu, sudah ya…”

    Dia diam saja, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam celanaku. Aku mengeluh pelan. Kurasakan tangan kanannya meraba-raba dan sedikit meremas-remas Kontol ku dari luar celana dalamku. Merasakan hal itu, Kontol ku pun mulai mengeras dan membesar. Sambil terus meremas dan meraba Kontol ku yang sudah tegang, tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku pun beringsut membantunya untuk menurunkan celana pendekku. Tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.

    Kontol ku pun sudah berdiri kencang, terus memanjang dan membesar seiring dengan rabaan dan remasan tangan Ibu mertuaku di batangnya.

    “Besar sekali burungmu, Do, panjang pula…!” puji Ibu mertuaku sambil menoleh kepadaku dan tersenyum mesum. Mulut Ibu mertuaku pun mulai beraksi di Kontol ku. Kepala Kontol ku diciumnya, sambil tangan kirinya memijit bijiku. Aku mengeluh, mengerang, dan mendesis nikmat, merasakan gerakan erotis yang dibuat Ibu mertuaku.

    “Ah, ah.. hhmmh… teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku. Ibu mertuaku terus melanjutkan permainan birahinya dengan mengulum Kontol ku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan gerakan mesra Ibu mertuaku.

    Setelah dikulum sekitar 15 menit lebih, aku mulai tidak tahan. “Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” erang nikmatku.

    “Hhmm.. mmh, heh..” suara Ibu mertuaku menjawabku. Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku semakin menggelinjang dibuatnya. Tubuhku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Tak lama tubuhku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang luar biasa, seiring dengan menyemburnya spermaku ke mulut Ibu mertuaku.

    “Aggghhh…oohhh…akkuuu keeluuaarrr…Buu…”
    “Crroootttt… cccrrrroootttt… ccrrrooottttt…”

    Kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan kepala kontol ku dengan kedua tangannya yang berlepotan sperma, memegang batang Kontol ku. Dia melihatku dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi Kontol ku, geli yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.

    “Banyak banget kamu keluarnya, Do..!” tandas Ibu mertuaku sambil menatap mataku.

    Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan menggunakan kaos olahragaku tadi. Aku duduk di ranjang, telanjang bulat dan berkeringat, menghirup minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja riasnya. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan Kontol ku.

    “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku sambil tersenyum.

    “Ibu cuma pengen aja kok..” balas Ibu mertuaku genit. Diusap-usapnya dengan mesra batang Kontol ku, sambil tersenyum khas wanita nakal.

    Aku belai rambutnya dan kuelus-elus pahanya sambil berkata “Ibu mau juga?” godaku sambil tersenyum. Dia menggangguk pelan, kusudahi minumku dan lalu kucium bibir Ibu mertuaku.
    Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe wanita yang haus akan seks, melainkan dia haus akan kasih sayang. Berhubungan intim pun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya seperti seekor serigala di musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku, pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya. Kulitnya masih mulus, tak seperti kulit wanita seumurannya. Payudaranya masih kencang dan kenyal, perutnya rata dan singset, pinggang dan pinggulnya tampak montok, paha, betis dan kakinya kencang karena sering aerobik dan jogging dengan teman-teman arisannya.

    Kuraba dan kuusap semua tubuhnya dari pangkal paha sampai ke toket nya. Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium, menjilat, dan membelai setiap senti bagian tubuhnya. Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium dan kugigiti putingnya. Kudengar desahan nikmat dan nafasnya yang tidak beraturan. Puas beraksi di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya yang indah itu, serta memainkan ujung lidahku di atasnya dengan putaran lembut yang membuat dia sedikit berkejang-kejang. Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku, sementara lidahku melata pelan ke arah memeknya.

    Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, tercium aroma memeknya yang harum lalu kujilati bibir memeknya. “Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suara erotisnya pelan.
    Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding memeknya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti berada di awang-awang. Kujilati klitorisnya dan semua yang ada di daerah kemaluannya. Kusedoti cairan yang membanjir dari memeknya. Kulakukan ini terus menerus, dan kudengar desahan erotiknya yang semakin keras. Beberapa menit kemudian, ketika dia mulai di ambang orgasmenya tiba-tiba dengan tak sabar ditariknya kepalaku dan dia kembali melumat bibirku dengan panas. Dia membalikkan tubuhku dan mulai bergerak merayap ke atas tubuhku. Dipegangnya kembali Kontol ku yang sudah kembali siap menyerang. Lalu diarahkannya Kontol ku yang sudah siap tempur itu ke lobang memeknya…

    Setelah beberapa kali dicoba, ”Blesshhh…” masuk sudah seluruh batang Kontol kuku tertelan memek ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang pantatnya. Dia memutar-mutar pinggulnya, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dari batangku seperti yang dia mau.

    “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu mertuaku. Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan mesra.

    “Aahhh…uuhh…bessarr…banggett…punnyaa…muuhh…Do ohh!” gerakan naik turunnya makin cepat.

    “Ohh…nikmaattt…ahhh…uhhh…dahsyaaatt…” desah Ibu mertuaku terus naik turun menikmati pompaan Kontol ku. Dicakarnya dengan gemas otot-otot kekar di dada dan di perutku….
    “Ohhh…aahhh…miiliikk…Ibu…juggaa…ennakk” erangku penuh nikmat sambil tak lepas kuremas-remas payudaranya.
    “Sempiitt…ohhhh…terusshh…jepiitt buruuunggkuu…ohhh…Buuhhh…” erangku berlanjut merasakan hisapan memeknya pada Kontol ku. Memek Ibu mertuaku memang masih nikmat kurasakan. Walau sudah berumur, rasanya tidak kalah dengan memek para perempuan lain yang pernah kutiduri sebelumnya. Tampaknya Ibu mertuaku sangat pintar menjaga kemaluannya itu.

    Setelah cukup lama naik-turun keluar-masuk, Ibu mertuaku mulai menunjukkan tanda-tanda.

    “Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang…” kata Ibu mertuaku. Aku mencoba membantunya mendapatkan kepuasan yang mungkin belum pernah dia alami sebelumnya. Gerakannya semakin cepat dari sebelumnya, dan tak lama dia berhenti sambil menarik tanganku agar aku bangkit. Diarahkannya wajahku ke arah payudaranya sambil berujar;
    “Ayyooo Ddoohhh… hisap dan susui toketku…” Kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kuhisap, kujilat dan kugigit gemas payudaranya yang bagus itu. Ibu mertuaku mengerang-erang merasakan nikmatnya perbuatanku itu….

    “Aaaahhh… aahhh… aaahhh… pintaarrsss kamuuhhh Sayanngghhh…”

    Kurangkul tubuhnya lembut dan terus

    menggoyangkan batang Kontol ku yang masih di dalam dengan keras dan bertenaga. Hingga akhirnya…
    “Ahh.. ah.. ahhss..” desah nikmat Ibu mertuaku. Keluarlah cairan kewanitaannya membasahi Kontol ku yang masih terbenam di liang memeknya.

    “Ahhss…ohhhh…nikmaattnya burungmu…Ddoohh!” desahnya lagi sambil tubuhnya yang mengkilat karena keringatnya itu berkejat-kejat, menerima gelombang kenikmatan yang datang menderanya. Kami sama ambruk ke ranjang. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya dan kuelus-elus punggung mulusnya. Dia terdiam dalam dekapanku. Kubiarkan dia menikmati sisa-sisa orgasmenya.
    Setelah kurasa dia sudah cukup beristirahat, kugoda dia lagi

    “Enak ya.. Bu… Mau lagi..?” Dia menoleh dan tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.

    “Kenapa? Kamu juga mau lagi?” canda Ibu mertuaku.

    Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkannya sambil mencium bibirnya kembali. Untuk sesaat kami saling berciuman dengan panas, saling tukar lidah dan ludah. Tangan-tanganku dan Ibu mertuaku bergerak nakal, tetapi tetap dengan gerakan yang lembut menggerayangi tubuh pasangannya. Kami juga tak lepas berciuman dalam posisi ini. Kemudian kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Hanya sebentar aku bermain dalam posisi itu, lalu kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain.
    Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. Awalnya dia bingung dengan posisi baru ini. Tetapi untuk menutupi kebingungannya kuciumi tengkuk lehernya dan kujilati kupingnya. Kuputar tubuhnya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya memegang batang Kontol ku sambil mengocoknya pelan, sementara kedua tanganku memainkan payudaranya. Kemudian kuangkat kaki kanannya dan kupegangi kakinya. Sepertinya dia mulai mengerti bagaimana aku akan bermain. Tangan kanannya menuntun Kontol ku ke arah memeknya, pelan dan pasti kumasukkan batang Kontol ku dan masuk dengan lembut… ”Bleeeppp…” Ibu mertuaku melenguh dan mendesah nikmat, kutarik dan kudorong pelan Kontol ku, sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku.
    Luar biasa nikmat kurasakan pengaruhnya pada Kontol ku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk-keluar, masuk-keluar, semakin lama semakin cepat. Kupegang erat-erat kaki kanannya agar tidak jatuh, kudekap Ibu mertuaku dengan tangan kiriku, sambil kumainkan payudara kirinya. Sesekali kuciumi tengkuk lehernya.

    “Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” desahan erotis Ibu mertuaku mulai keras terdengar.

    Cukup lama kupompa memeknya, kurasakan tubuh Ibu mertuaku bergetar.

    “Ibu mau keluar lagi.. Do…” jeritnya. Mendengar kata-katanya, semakin kutambah kecepatan sodokan batangku dan…

    “Acchh…aaahhh…ooochhh” keluarlah cairan ejakulasi dari memek Ibu mertuaku, turun membasahi tangan dan pahaku. Ibu mertuaku berteriak-teriak erotis dalam pelukanku. Tubuhnya berkejat-kejat liar, bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur.
    Sesampainya di kasur kubalik tubuhnya dan kucium balik bibirnya. Kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Dia balas memelukku dan menjepit pinggang rampingku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun tambah cepat membuat Ibu mertuaku semakin meringkih kegelian.

    “Ayo Do, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.

    “Dikit lagi, Bu..!” sahutku. Ibu mertuaku membantuku keluar dengan menambah gerakan erotisnya. Pantatnya berputar-putar mengimbangi pompaanku. Bermenit-menit kukocok kemaluannya, aku mulai merasakan tanda-tanda. Kurasakan kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang, sementara Ibu mertuaku memutar-mutar pantatnya dengan cepat. Akhirnya…

    “Crrootttt… cccrrrrooottttt… ccrrroootttttt….”

    Kuhamburkan seluruh spermaku dalam-dalam ke memeknya. Ada sekitar 7 kali semburan pejuhku ke dalam memeknya.

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku meresponnya dengan memelukku dengan erat.

    “Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan pejuhmu untuk Ibu…” kata Ibu mertuaku sambil tersenyum.

    Kucabut Kontol ku yang sudah kembali ciut ukurannya dari jepitan memeknya, lalu berbaring di sampingnya. Aku terkulai lemas di sisi ibu mertuaku. Kemudian Ibu mertuaku mendekatiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Tangan halusnya membelai-belai perut sixpackku lalu bergerak turun untuk meremasi batang Kontol ku. Dia mainkan sisa cairan di ujung batangku. Aku sedikit kegelian begitu tangan Ibu mertuaku mengusap-usap kepala Kontol ku yang sudah kembali menciut.Sesaat kami saling bercanda sambil berciuman mesra. Setelah puas, kucium bibir Ibu mertuaku lembut, kemudian pamit keluar kamar untuk mandi. Tak lama ibu mertuaku ikut menyusulku mandi.

    Begitu istriku pulang, kami bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Kami bertiga asyik mengobrol dan bercanda-canda. Namun saat kami berpandangan, dapat kulihat sorot matanya menatapku yang seakan-akan ingin mengulanginya kembali bersamaku.
    Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Bayangan Ibu mertuaku yang mendesah-desah nikmat merasakan pompaan Kontol ku ini sering menghiasi mimpi-mimpiku. Saat aku sedang menyetubuhi istrikupun, tetap saja ingatanku melayang ke situ. Kadang kalau aku tak sengaja menatap cermin meja rias istriku, terbayang peristiwa nikmat di hari yang indah itu. Bayangan aku dan Ibu mertuaku yang sedang asyik bergelut menimba gairah birahi.

    Kami saling mencabik, bergelut liar, dan mengerang-erang penuh kenikmatan. Kalau sudah begitu, Kontol ku akan bangun-tegak membesar memanjang-menuntut untuk dipuaskan kesenangan biologisnya. Akhirnya terpaksalah aku beronani untuk meredam kehausan seksual burung kesayanganku ini.
    Sudah empat hari ini Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya dalam acara koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Otomatis aku hanya bisa bertemu dengannya malam saja. Hingga sampai suatu hari. Saat itu Kamis jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.

    Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mandi, karena aku sudah mampir dulu di sebuah gym tadi. Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat di kamar mandi ada orang yang mandi. Aku bertanya “Siapa di dalam?”

    “Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku.

    “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar.
    “Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.
    Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan ke dapur hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku bermaksud kembali lagi ke kamar, mau ambil pakaian kotor sekaligus ingin mengecek HPku sebelum mandi. Saat lewat kamar mandi, kulihat Ibu mertuaku keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku menunduk mencoba untuk tidak melihatnya, tetapi dia tampak sengaja menubrukku.

    “Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku kepadaku.

    “Iya, emang kenapa Bu”? tanyaku. Mataku langsung saja tertumbuk pada payudaranya yang putih dan montok itu. Ingin rasanya kujilati dan kususui sepuasnya sampai dia keluar… aku menelan ludahku membayangkan itu.
    Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku, sambil berbisik dia berkata genit “Mau Ibu mandiin nggak?!”

    “Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” candaku.

    “Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil mengerling nakal dan menarikku masuk ke kamar mandi.

    Sampai di kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melepaskan kausku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur tubuhku dengan air. Ibu mertuaku melepaskan handuknya dan kitapun telanjang bulat bersama. Matanya bersinar-sinar memandangi tubuh telanjangku, seakan-akan dia ingin menelan habis diriku.

    Melihat tubuhnya yang telanjang, aku spontan menelan ludahku. Kontol ku mulai naik pelan-pelan melihat suasana merangsang seperti itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertua menggodaku dengan mencubit pelan batang Kontol ku. Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan kugosok tubuhku dengan sabun mandi.
    Kita bercerita-cerita tentang hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang teman-temannya, sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan, aktivitas olahraga, dan lingkungan kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya dia ingin membuat pengalaman mandiku kali ini istimewa.

    Sambil terus bercerita, Ibu mertuaku tetap menyabuniku sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Kadang sambil menyabuni, tangannya nakal bergerilya di tubuhku. Dicakarinya bukit dadaku. Kontol ku yang sudah tegang, dipegangnya dan disabuninya dengan lembut.
    Selesai disabun aku guyur kembali tubuhku dan sesudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana, Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum nakal. Kami lilitkan handuk di tubuh masing-masing. Setelah itu ditariknya diriku ke kamarnya.

    Sesampainya di sana, didorongnya dadaku ke atas kasurnya. Dia sendiri langsung mengunci pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Dia dekati aku, lalu dia lepaskan handuk di tubuhku dan tubuhnya. Kontol ku memang sudah hampir total berdiri. Dia langsung bergerak ke arah Kontol ku dan mulai mengulum Kontol ku. Pelan tapi pasti kurasakan batang Kontol ku yang sudah berdiri, tambah mengeras, memanjang, dan membesar seiring kulumannya di Kontol ku. Gairahku pun turut memuncak. Kupegangi kepalanya yang naik turun sambil mendesah-desah nikmat. Mataku merem melek merasakan kulumannya itu.
    Cuma sebentar dia ciumi Kontol ku, sekitar 10 menitan, langsung dia menaikiku kembali. Dia arahkan Kontol ku ke memeknya. ”Sleeppp…slleepp…sslleepp…” tiga kali tusukan, masuk sudah seluruh Kontol ku terbenam dalam memeknya. Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah rindu sekali ingin melakukannya lagi denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. Aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang ke awang-awang kenikmatan.
    Tak lama kuubah posisi bercintaku. Aku bangkit, kudekap dia sambil terus memompa Kontol ku dalam-dalam ke memeknya, bibir dan tanganku bermain-main di payudaranya. Desahan nikmatnya tambah keras dan goyangan pantatnya tambah liar merasakan rambahan mulut dan tanganku di payudaranya. Dan efeknya, putaran pantatnya membuatku seperti gila, matanya merem melek keenakan, dan aku jadi tambah bersemangat untuk menyodok memeknya.
    Menit-menit berlalu, gerakannya semakin cepat dan dia bersuara pelan “Oh… oh… ahcch…” tibalah dia ke puncak kenikmatannya. Dan tak lama kemudian tubuhnya menegang kencang dan dia jatuhkan diri ke pelukanku yang sudah kembali berbaring. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan

    “Waduh.. enak banget ya?”

    “He-eh, enak” balasnya.

    “Emang ngeliat siapa di sana sampai begini?” godaku.

    “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja…” bisik mesranya ke telingaku. Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremasi payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dengan rabaan tanganku di punggung dan pinggulnya, dan kubangkitkan gairahnya kembali.

    Kutidurkan dia, lalu kunikmati kembali sekujur tubuhnya senti demi senti, mulai dari payudara hingga ke pangkal pahanya. Sampai di daerah memeknya, kujilati dinding memeknya sambil memainkan lobang memeknya dengan tanganku. Kujilati klitorisnya, kusedoti cairan memeknya yang mulai membanjir, dan kutusukkan memeknya dengan jari-jariku.

    Ibu mertuaku mendesis-desis seperti kepedasan dan mengeluh nikmat karena gerakanku itu. Terkadang dia membuka dan merapatkan pahanya yang indah untuk mendekap wajahku, seakan-akan dia ingin agar kepalaku masuk ke lobang memeknya. Sekitar 10 menit kumainkan kemaluannya, Ibu mertuaku mulai tidak sabar.

    “Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti…” kata Ibu mertuaku.

    Aku beranjak bangun dan menindihnya sambil mengarahkan Kontol ku masuk ke dalam memeknya. Kugesek-gesekkan dahulu kepala Kontol ku di kelentitnya, lalu pelan mulai kumasukkan Kontol ku ke lobang memeknya.

    Sleppp…sleppp… Pelan-pelan aku goyangkan Kontol ku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah Kontol ku ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan kutekan kembali Kontol ku masuk ke dalam memeknya.

    Aku terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman mesra ke arah bibir Ibu mertuaku. Sambil kuciumi mulutnya, kumainkan kembali payudaranya. Kuraba dan kuremas payudaranya dengan lembut. Sesekali kumainkan juga kelentitnya. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan nikmat dengan matanya yang merem melek.

    Kulihat dia begitu nikmat merasakan pompaan Kontol ku di dalam memeknya. Dia jepit pinggangku erat dengan kedua kakinya untuk membantuku menekan batang Kontol ku, yang sejak tadi masih aktif mengocok lobang memeknya. Kedua tangannya memainkan rambut dan puting dadaku, sementara aku asyik menjilati lehernya. Cukup lama kami bermain, gerakan Ibu mertuaku bertambah liar.

    “Aku nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Tak lama kemudiannya, tubuhnya mulai kejang-kejang. Rupanya dia sudah mendekati puncaknya.

    “Ahhh…ohhh…Dohh…aku keluarrrr…” erang nikmat Ibu mertuaku.

    Pelukannya mengetat, dijambaknya rambutku yang membasah karena keringatku dengan tangan kanannya, dan dicakarnya punggungku dengan tangan kirinya. Dibenamkan wajahnya di dada bidangku. Digigitinya putingku, dan dihisapnya lembut. Lalu kurasakan batangku tersiram cairan memeknya yang meleleh karena orgasmenya yang kedua. Aku hentikan pompaanku di memeknya, kuberikan kesempatan dia untuk istirahat sejenak setelah keluar tadi.

    Setelahnya kuminta dia berganti posisi. Kali ini aku memintanya untuk menungging. Aku ingin menggaulinya dengan gaya doggie style. Ibu mertuaku tersenyum mendengar permintaanku.

    “Ohh…Puasin Ibu Doh…!”

    “Iya buh!” jawabku parau. Begitu dia menungging, kusaksikan pemandangan yang luar biasa dari posisi ini. Pantat Ibu mertuaku yang begitu bulat dan montok, begitu terawat berkat ketekunannya berolahraga dan minum vitamin, lobang kemaluannya yang begitu menggoda, dengan rambut kemaluannya yang terpotong rapi. Glekk… kutelan ludahku melihat pemandangan indah itu.

    Kujilati sebentar daerah kemaluan dan lobang anusnya itu. Kujilat dan kusedot-sedot memeknya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan lidah dan jari-jari tanganku secara bergantian. Ibu mertuaku mendesah-desah nikmat merasakan kenakalan tangan dan mulutku itu.

    “Ayyyoohhh…Ddohhh…Cepetannn masukiiinnn burungmuhh ituhhh…” Ibu mertuaku memohon dengan nada memelas. Sebenarnya aku masih ingin bermain di daerah miliknya, tapi khawatir istriku akan pulang sebelum perbuatan mesum kami ini selesai. Kuposisikan Kontol ku ke arah memeknya. Kumasukkan perlahan demi perlahan Kontol ku ke dalam miliknya. Sleeppp…sleep…bleeppp…masuk sudah seluruh Kontol ku tertelan memeknya, dan mulai kupompa dia.

    Tak lama kurasakan memeknya mulai membasah, seiring dengan semakin cepatnya pompaan Kontol ku di memeknya. Desah dan rintih penuh kenikmatan mulai terdengar kembali dari mulut kami berdua, seiring dengan meningkatnya intensitas persetubuhan itu. Keringat deras mulai bercucuran di sekujur tubuhku, dan beberapa di antaranya berjatuhan di tubuh Ibu mertuaku, yang juga sudah licin oleh keringatnya sendiri.

    “Dohh…ohhh…ahhh….ennaakkk…terusss…” desah nikmat Ibu mertuaku merasakan pompaan Kontol ku yang semakin cepat dan liar di memeknya. Kuremas-remas payudaranya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan jari tengahku.

    “Ohhh…aahhh…asshh…beginihh…Buhhh…?” tanyaku sambil terus memompa, sesekali menghujam-hujamkan Kontol ku hingga melesak jauh ke dalam memeknya.

    “Oohh…ahhh…Iyaahhhh…kaya…gituuhhh…” balas Ibu mertuaku, penuh kenikmatan. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah erotis gerakanku. Hampir sejam sudah kami bergelut, bermandi keringat, lalu…

    “Acchh.. sshh.. ahhh.. ohhh” desah Ibu mertuaku sambil menjepit erat-erat Kontol ku dalam memeknya. Keluar sudah cairannya membanjiri Kontol ku. Semenit kemudian ketika aku hampir keluar, kutekan dalam-dalam Kontol ku ke dalam memeknya. Dengan jeritan yang keras, kuhamburkan spermaku keluar dan masuk ke dalam memek Ibu mertuaku.

    “Crrroooottttt… ccrrrrooottttt…. Cccrrrrrooottttt….”

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. oohh…nikmatnya” desahku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya spermaku benar-benar banyak keluar, membasahi lobang dan dinding memek Ibu mertuaku. Untuk sesaat kami masih mempertahankan posisi seperti ini, sambil merasakan sisa-sisa nikmatnya orgasme. Aku terus memegang erat pinggulnya erat-erat sambil sesekali menekan Kontol ku dalam-dalam, memastikan tak ada spermaku yang tersisa di kepala Kontol ku. Lalu kutarik Kontol ku dari dalam memeknya.

    Kuperhatikan spermaku dan cairan birahinya, meluap keluar dari lobang memeknya saat kutarik Kontol ku dari sana.

    “Mungkin nggak ketampung makanya tumpah” komenku dalam hati.

    Ibu mertuaku langsung berbalik posisi dan berbaring disusul aku kemudian. Dia langsung merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk diriku mesra. Tangannya membelai-belai dadaku dan puting-putingnya. Sesaat kami masih saling bercanda, sambil berciuman mesra, dan meremas anggota seksual pasangannya. Sesudahnya aku beranjak bangkit, pamit ke kamar mandi lalu mandi lagi.Kubersihkan sekujur tubuhku dari sisa-sisa keringat dan sperma di Kontol ku. Ibu mertuaku pun menyusul mandi tak lama kemudian.

    Setelah peristiwa nikmat yang kedua di hari itu, hubunganku dengan Ibu mertuaku menjadi tambah mesra saja. ‘Kuhajar’ dia di mana saja, di kamar mandi, kamarnya, kamarku, dapur, dan di ruang tamu kalau suasananya mendukung. Kadang kalau lagi nafsu-nafsunya dia sering mengajakku bercinta secara kilat di mana saja dia mau. Sebenarnya aku berusaha menghindar untuk berkencan lagi dengannya, tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.

    Aku selalu terangsang dengan kemolekan tubuh, kemampuan oral, dan jepitan memeknya. Sebaliknya dia tergila-gila dengan tubuh atletis, ukuran burung, dan keperkasaanku di atas ranjang. Hubungan mesum kami terus berlanjut selama enam bulan ke depan, hingga akhirnya dia memutuskan pindah dari rumahku. Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksudnya. Tetapi istriku tidak menerimanya dan berperasangka negatif bahwa dia tidak mampu menjaga ibunya yang satu itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • 10 Foto Seksi Riri Kariyama Buat Kamu Crott – Foto Bugil Jepang Hot 2018

    10 Foto Seksi Riri Kariyama Buat Kamu Crott – Foto Bugil Jepang Hot 2018


    1589 views

    Perawanku – Aneh !!  juga tak mengetahui siapa nama model cantik ini, tapi yang jelas ia memiliki tubuh yang sangat luar biasa memikat hati. Wajah yang cantik seakan tak cukup membuat kita lemas-lemas sangek.

    Rupanya cewek ini tak hanya memiliki wajah yang cantik mempesona, tetapi juga memiliki Dada yang Gede Bos ku  😀 , Tidak inginkah Bos ku menyentuh nya ? Dominoqq

  • Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante

    Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante


    1596 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Puncak Kenikmatan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai tante dimana dia sering ditinggal pergi oleh suaminya, kadang samapai seminggu kadang juga bisa lebih, karena kebutuhannya tanteku mendirikan warung di depan rumahnya dia mempunyai anak 3 yang masih kecil kecil, tubuh tanteku menarik dengan postur yang tingginya 170 cm umurnya masih muda 28 tahun.

    Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Didik mau ambil rokok, nanti Didik bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.

    “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

    Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja.

    Begini aja deh Tan, Didik ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

    “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

    Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

    “Didik! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan.. Didik.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya.

    Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Didikcok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

    Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

    Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

    “Ah.. ahh.. Didik, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

    Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Didik!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Didik.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

    “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

    “Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Didik! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    Untuk saudara-saudara sekalian yang mau membutuhkan jasaku bisa anda hubungiku lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda adalah wanita tulen, kalau bisa seperti tanteku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku

    Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku


    840 views

    Perawanku – Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku, Sebenarnya aku masih belum menjalin hubungan dengan Mira tapi kami berdua sudah sama-sama dekat. Karena memang sejak dari SMU kami selalu berteman baik, dan sekarang kami sudah sama-sama bekerja di perusahaan yang sama. Namaku Ilal dengan usia yang sudah menginjak 27 tahun akupun merasakan cinta dalam hatiku, dan memang aku menyukai Mira gadis yang seumuran denganku.

    Karena dia memang temanku dari dulu, tapi karena aku tidak berani menyatakan perasaanku akhirnya Mira sempat menjalin hubungan sewaktu kuliah bersama dengan cowok yang aku kenal juga. Dan aku hanya bisa berharap mereka putus, karena sakit juga hati ini melihat kedekatan mereka. Dan demi Mira juga hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot.

    Hingga akhirnya aku mendengar dia putus dengan pacarnya yang juga temanku. Dan aku merasa senang akan hal itu, karena itu juga aku semakin aktif melakukan pendekatan pada Mira, bukan hanya di tempat kerja tapi aku sering mengunjungi rumahnya dan aku memang sudah dekat dengan keluarga Mira. Baik dengan ibu bapaknya dan juga adik satu-satunya yang bernama Tiara.

    Tiara masih kuliah dari yang aku tahu kalau Mira yang membantu biaya kuliah untuk adiknya tersebut. Karena orang tuanya memang kurang mampu, dan karena itu Mira memilih untuk bekerja hanya untuk dapat membantu orang tuanya. Dan itu juga yang membuatku lebih tertarik lagi pada Mira, aku begitu mantap untuk menjadikan dia pendamping hidupku.

    Akupun memberikan perhatian lebih pada Mira dan aku rasa dia juga merasakan hal yang sama. Tapi aku belum juga menembaknya karena aku mencari momen yang tepat buat menyatakan perasaanku, dan akupun sering main ke rumah Mira bahkan kini lebih intens. Karena anggota keluarganyapun begitu baik dan mau menerimaku, sikap mereka seolah aku teman dekat Mira.

    Hingga pada suatu hari aku ingin main ke rumah Mira, hari itu pas jam pulang kantor. Dan aku tahu kalau Mira sedang pergi ke luar kota bersama keluarganya sejak hari sabtu kemaren, karena besarnya rasa kangenku akupun menuju rumahnya dan berharap dia sudah datang dan berada di rumahnya. Sampai disana aku merasa senang karena jendelanya terbuka berarti sdudah ada orang di rumahnya.

    Akupun memasukkan motorku dan langsung saja aku menuju pintu rumahnya. Begitu aku pencet bel ternyata Tiara yang membukakan pintu “Oh..kamu mas..ayo masuk aja..” Kata Tiara yang memang sudah biasa berbicara denganku, akupun berkata padanya “Sudah pulang belum kakaknya Tia.?” Namun aku melihat Tiara menggelengkan kepalanya sambil berkata “Belum mas..” Kata Tiara.

    Akupun lihat dia pergi kedalam dan tidak berapa lama kemudian dia membawakan aku segelas minuman hangat “Ini di minum dulu mas..” Katanya dan aku langsung meminumnya, kami mengobrol di ruang tamu tersebut, aku lihat Tiara sering menyibak rok pendeknya entah di sengaja atau tidak yang jelas aku melihat warna celana dalam yang dia pakai tapi aku pura-pura tidak melihatnya.

    Sampai akhirnya aku merasa kalau Tiara benar-benar sengaja melakukan hal itu, karena ini dia lama memperlihatkan paha mulusnya hingga aku lihat pangkalnya. Tiba-tiba diapun nyeletuk “Jangan di lihat aja mas.. di pegang juga nggak pa-apa..” Aku kaget mendengar kata Tiara dan aku hal itu membuat aku salah tingkah apalagi aku lihat Tiara semakin mendekatkan tubuhnya.

    Aku agak undur sedikit tapi ketika dia berbisik dan menatap wajahku dengan penuh gairah akupun terpengaruh juga “Mas.. Tia suka mas Ilal dari dulu..” Diapun mencium pipiku dan aku masih terdiam hingga akhirnya tangan Tiara meraba celanaku, dan membuat kontolku menegang secara perlahan. Bagai dalam adegan cerita dewasa ngentot akupun membalas ciuman bibir Tiara.

    Bukan hanya mengelus kontolku dari balik celanaku tapi kini tangan Tiara sudah berani melepas celanaku hingga nampak kontolku yang membesar. Tiara menatapnya bagai pemain dalam adegan cerita ngentot dia terus mengelus serta mengulumnya dalam mulut mungilnya “OOoouuggggghhh… ooouuuggghh.. ooouuggh.. Tiaaaa… aaaaaaaaaggggghhh..” Desahku ketika kontolku dalam mulutnya.

    Karena baru pertama kali melakukan adegan di dalam cerita ngentot ini, akupun begitu menikmatinya karena itu aku hanya bisa memejamkan mata. Namun aku dapat mendengar desahan dari dalam mulut Tiara “OOOuuuugghh… aaaaagggggghh.. oooouuuggghh… aaaaaaaggggghh.. ooouugggghh… aaaagghh..” Dia begitu memburu nafasnya dan terus melumat kontolku yang semakin membesar saja.

    Kemudian Tiara aku rasa mulai menindih tubuhku, akupun membuka mataku dan benar saja aku lihat dia mulai memasukkan kontolku kedalam memeknya, awalnya aku lihat dia menemukan kesulitan tapi akhirnya diapun dapat memasukkannnya “OOOuugghh… ooouuggggghhhhh… eeeeuuummmppphhh… aaagggggggggghhh… aaaagggggg..” Bagai ular yang menggeliat di atas tubuhku.

    Sampai akhirnya diapun bergoyang secara teratur, dan aku menikmatinya juga. Kurasakan kontolku terasa hangat dalam memeknya serta ada getar kenikmatan yang mengalir dalam tubuhku ooohhhh baru kali ini aku menikmati surga dunia ini, aku pegang pantat Tiara yang semakin cepat bergoyang di atas tubuhku. Aku lihat wajahnya sudah basah oleh keringat.

    Dengan mesra juga aku belai rambutnya, dia menatapku dan dengan penuh nafsu dia cium bibirku. Akupun membalasnya sampai akhirnya dia terlihat lelah dan terus mendesah semakin keras “OOOOuuugggggghhh..ooouuuggghh.. ooouugghhhh.” BUkan hanya Tiara yang mendesah tapi akupun mengerang dengan kerasnya karena aku merasakan kenikmatan itu seakan menyatu dalam selangakanganku.

    Kemudian kontolku menyemburkan sesuatu yang kental dan hangat “OOOuugghh… Tiaaa.. aaaaagggh… iniii.. saaa.. yang… aaaggghh..” Nikmat sungguh nikmat rasanya, ternyata ini kenikmatan yang sering aku baca dalam cerita dewasa ngentot, aku dekap tubuh lelah Tiara yang berada di atas tubuhku. Kami benar-benar terbuai oleh kenikmatan dari permainan sex kali ini.

    Sampai akhirnya kami berdua tidak tahu kalau ada seseorang yang berdiri dengan wajah kagetnya “Tiara..” Teriak Mira di pintu ruang tamu itu, dimana kami berdua masih dalam keadaan bugil, Mira berlari keluar dari rumahnya dan akupun ingin mengejarnya. Tapi sewaktu aku memakai baju aku lihat ayah Mira masuk dan dia memukulku dan sejak saat itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Sex Di Sekolah

    Sex Di Sekolah


    4333 views


    Perawanku – Ini adalah cerita baru kami, Cerita Seks ketika aku belajar di sekolah dengan guruku, awalnya aku kepergok sedang ciuman di dalam kelas, tiba tiba.

    Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Doni mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.

    Pak Doni tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Doni mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Tania dan Velly saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.

    Velly merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Doni, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Tania.“Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Doni terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Velly.

    “Ehhhh….!! ” Pak Doni merasa tersinggung ketika Velly menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan

    ”Plakkkkkk!!! “

    “Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”

    “Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Tania menahan tangan pak Doni yang melayang hendak kembali menampar wajah Velly.

    “Hmmmmmhhh…….” Pak Doni mencoba meredakan emosinya.

    “Baiklah, nama kamu Tania ya ??” Pak Doni membelai kepala gadis itu, Tania mengangguk kecil.

    “Sekarang coba kamu ciuman dengan Velly, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”

    Tania menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Velly, nafas Velly memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Velly, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Doni tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Tania dan Velly saling melumat dengan mesra

    “Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.

    “Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Doni berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Tania sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Velly. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Doni untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.

    Tangan Pak Doni memaksa kedua paha Velly untuk mengangkang, ia menatap wajah Velly dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Velly hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.

    “Awwww…..!! ” Velly memiawik kaget ketika jari tangan Pak Doni mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.

    Wajah Velly merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Velly semakin berat, berkali-kali Velly merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.

    “Nah Velly, coba sekarang kamu buka bajunya Tania…” Pak Doni memerintahkan Velly, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Doni, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Tania kemudian menarik lepas baju seragam temannya.

    “Sekarang buka BH-nya….” Pak Doni memberikan instruksi lebih lanjut dan Velly melaksanakan instruksi Pak Doni, Tania merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Doni tertawa senang.

    “Nah, Sekarang giliran Tania….., Buka baju ama BH-nya Velly…” Pak Doni meleletkan lidahnya ketika Tania mulai melaksanakan instruksinya.

    “Luar biasa….!!” mata Pak Doni berbinar-binar menatap keindahan tubuh Velly dan Tania.

    Tangan Pak Doni mencekal pergelangan tangan Velly dan Tania kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.

    “Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Doni cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.

    “Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Doni membentak karena Tania dan Velly tidak menyimak pelajaran darinya.

    Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Velly membuka ikat pinggang Pak Doni sedangkan Tania menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Doni sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Doni.

    Velly dan Tania memalingkan wajah mereka ketika Pak Doni meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”

    “Ayo Tania jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Velly…” Pak Doni membujuk Tania agar mau menatap batang kemaluannya.

    “Ihhhh…gede amat….” Tania tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.

    “Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Doni tersenyum sambil menekankan kepala Velly dan Tania kearah batang kemaluannya.

    “Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Doni menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Tania dan Velly yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.

    “Bagus, cukup pandai.., ” Pak Doni mengelus-ngelus kepala Velly dan Tania, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Doni, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Doni yang berwarna hitam kecoklatan.

    “Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Doni menekan kepala Tania sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Velly menatap Tania yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Doni, mulut Tania bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Doni, sementara kedua tangan Tania menggenggam penis Pak Doni yang besar.

    “Taniaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Velly yang nyicipin ****** Bapak…..”

    Tania melepaskan kemaluan Pak Doni kemudian menyodorkannya pada Velly, sebentar Velly menatap kepala kemaluan Pak Doni sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Tania seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Tania menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Velly kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Velly terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Doni sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Tania dan Velly menservice kemaluan Pak Doni, mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Doni.

    Pak Doni menarik tubuh Tania kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Tania dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Tania yang masih rapat.

    “Aaaakkhhh……!! ” Tania membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Doni mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.

    “Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Tania menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.

    “Vellyyyyy….,Ahhhh.., “Tania memiawik sambil menggenggam erat tangan Velly ketika merasakan kepala kemaluan Pak Doni merobek-robek selaput perawannya, Velly membelai-belai kepala Tania, berusaha menenangkan Tania yang sedang diperawani oleh Pak Doni.

    Pak Doni terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Tania.

    “Pelan-pelan Pakkk, ” Velly memohon memelas pada Pak Doni, agar Pak Doni menyetubuhi Tania dengan lebih lembut.

    “Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Tania…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Doni menggenjot vagina Tania dengan kasar sampai Tania memiawik – mekik kesakitan.

    “Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Velly menahan gerakan pinggul Pak Doni yang sedang menggenjot-genjot vagina Tania.

    Pak Doni tersenyum-senyum ketika Velly mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Tania yang terlentang pasrah, tangan Velly mengelus-ngelus payudara Tania, diusapnya payudara Tania sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.

    “Veil…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,

    ”Ahhhh…………… ” Tania mendesah ketika merasakan tangan Velly mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Doni mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.

    “Ahhh…, Ahhhhhhh, Velly” Tania merintih sambil mendekap kepala Velly yang sedang mencumbui puncak payudaranya.

    Mulut Velly mengecupi buntalan payudara Tania yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Tania dengan kuat. Serangan Velly di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Doni akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Tania, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.

    “Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Tania memejamkan matanya, Velly agak tercekat ketika menatap Tania, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”

    Tania tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Doni mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Tania

    “Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Tania memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Doni terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.

    “Taniaa ??!! ” Velly tercengang , Tania yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Doni yang membuat Tania berubah menjadi liar seperti ini ???

    “Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Tania semakin keras merengek ketika Pak Doni semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.

    “Arhhhhh….!! “Tania mengerang keras ketika penis Pak Doni mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.

    “Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Tania mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Doni yang membuat Tania berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil

    “Ahhhhh…, Pak Doninnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Tania mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Doni menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Tania. “Plophhhh”

    “Velly.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Doni memerintahkan Velly agar duduk di atas kursi empuknya.

    “Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Doni membimbing Velly dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Velly agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Doni menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Velly merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Doni yang memburu menerpa permukaan vaginanya.

    “AHHHHH…!! ” Velly tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Doni menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.

    “Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “

    “Ennnhhhhhh……” Tubuh Velly kelojotan ketika mulut Pak Doni tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Doni.

    “He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Doni mengangkat kepalanya ,

    Velly terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.

    Velly menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Doni mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Velly merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Doni yang menggeseki belahan vaginanya.

    “AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Doni mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.

    “Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Velly menatap Wajah Pak Doni sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Doni, Pak Doni tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Velly pada leher penisnya.

    “Uuuuhhhh……” bibir Velly meruncing ketika merasakan penis Pak Doni mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Velly menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.

    “Awwww…., Aduhhhhh……” Velly mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Doni bersuka ria merobek-robek selaput daranya,

    Sambil meremas induk payudara Velly, Pak Doni menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Velly terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Doni yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Doni, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!

    Velly mengumpat dalam hati.

    Pak Doni menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Velly sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.

    “Hemmmppphhh…..” Velly bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.

    Pak Doni menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,

    “Clepp.. Cleppp Cleppp….”

    “Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Velly tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Doni, Pak Doni malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Velly.

    “HHhhsshhh…..” Velly berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Doni membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Doni meremasi induk payudara Velly yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Doni mencekal tungkai lutut Velly sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Velly mirip huruf “M” yang sangat indah. Velly meringis ketika Pak Doni menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

    “Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Velly tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Doni kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Velly yang seret dan sempit.

    “Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Velly membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Doni yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Tania, Hmm, pantesan Tania malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Doni.

    “Ahhhh… Pak Doninnn, Ahhhhhh….” Velly menatap sayu wajah Pak Doni, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.

    “He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Doni mencekal pinggang Velly kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Velly melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”

    “Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Velly mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Velly merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Velly mendesis lirih.

    Pak Doni meraih pundak Velly kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Velly yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.

    “ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”

    Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Velly yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Doni menolehkan kepalanya pada Tania yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Doni dan Velly.

    “Tania sini…” Pak Doni memanggil Tania, perlahan-lahan Tania mendekati pak Doni.

    Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Tania agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Doni melingkari pinggang Tania, setelah mengecup pipi Tania, Pak Doni kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Velly. Velly menatap Tania dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Tania semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Velly. Dengan lembut Tania melumat bibir Velly.

    “Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Doni tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Tania yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Velly Pak Doni mencari cari kelentit Tania.

    “Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Tania mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Doni, sementara Velly mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Doni.

    “Ahhhh Ahhhhh… Pak Doninn…..”

    “Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”

    Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Doni yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.

    “Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”

    “Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”

    Pak Doni semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.

    “Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Doni bertanya pada kedua muridnya, Tania dan Velly menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.

    “Ayo kalian bersujud di depan ****** Bapak….” tangan kanan Pak Doni berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Tania dan Velly berlutut di hadapan penis Pak Doni.

    “Kalian boleh minum tapi harus lewat ****** Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Doni memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.

    Tania dan Velly terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Doni, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.

    “Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Velly dan Tania menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Doni begitu menggoda mereka.

    “Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Velly langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Doni, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.

    “HA HA HA HA HA HA…..” Pak Doni tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Tania mengikuti jejak Velly.

    “Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Doni memerintahkan agar Velly dan Tania membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Tania yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya

    “Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Tania, selesai mengisi mulut Tania, Pak Doni mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Velly.

    “Glukkk… Glukk”

    “Ceglukk…. Gluk”

    Tania dan Velly yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Doni berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.

    “Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Doni tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.

    Pak Doni mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )

    “Setelah pelajaran dient*t, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Doni menarik Velly dan Tania ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.

    Tubuh Pak Doni duduk santai di atas kursi sofa, Velly dan Tania saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Doni.

    “Nah, Tania…, Coba kamu naik kemari,”

    Tania menaiki tubuh Pak Doni, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Doni untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Tania Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.

    “Oke, sekarang kamu dudukin kepala ****** Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Doni membantu dengan menarik pinggang Tania untuk turun.

    “Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Doni kembali membelah vagina Tania. “Aaakkhhh….” kepala Tania terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Doni kembali tertancap di lubang vaginanya, Tania berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.

    “Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Doni menanti aksi Tania selanjutnya, sambil menggigit bibir Tania mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.

    “Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Doni menyemangati Tania agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.

    “Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Tania…,!!” Pak Doni membantu Tania dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.

    “Pakkk… Doninnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Tania menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.

    Payudara Tania yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Doni Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.

    “Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Tania tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Tania merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Doni.

    Pak Doni mendorong tubuh Tania kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.

    “Ayo.., Velly sekarang kamu yang berlatih….”

    Pak Doni terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Velly yang berusaha menaiki tubuh Pak Doni yang gembrot.

    Nafas Velly memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Doni yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.

    “Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Velly mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Doni justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Velly yang segar sampai itu sepuas-puasnya.

    “Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Doni sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Velly.

    “Susah Pakkk, susahhhhh…..” Velly tampak kesulitan

    “Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “

    “Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Velly mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Tania karena Velly tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.

    “Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Doni tersenyum sambil meremas buah dada Velly.

    “Ahh Ahhh Ahhh….” Velly mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja

    “Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Doni menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Velly menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.

    “Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Velly sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Doni.

    “AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Velly mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Doni sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.

    Velly menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Tania ingin melanjutkan permainan barunya. Velly sedang asik-asiknya menonton Tania yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi

    “Cklekkk…..!!”

    “Owww….!! ” Velly dan Tania berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.

    “Ohhhh…, Pak Jokogg….!! Silahkan….” Pak Doni mempersilahkan Pak Joko untuk masuk.

    “Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Doni ” Pak Joko menutup kembali pintu ruangan itu.

    “Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Joko mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Doni terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Tania.

    Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Tania dan Velly melawan Pak Doni cs. Setelah mengunci pintu Pak Dadang, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Joko mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.

    Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat Tania yang halus lembut. Pak Doni terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung Tania kuat-kuat agar posisi Tania lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Tania. Gadis itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan penetrasi.

    “Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat pinggiran anus Tania berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Doni mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Tania dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.

    “AWWWWWW….!” Tania menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,

    “Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Tania berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Tania.

    “Hegghhhhh…..” Mata Tania membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Tania bergesekan dengan perut Pak Djono.

    “Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Tania ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.

    “Creppp Creppp Crepppp….”

    “Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Tania yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Doni dan Pak Djono.

    Pak Joko mencekal pergelangan tangan Velly dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Joko membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Joko mencaplok bibir gadis itu, tubuh Velly melenting-lenting ke belakang ketika Pak Joko melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Velly mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Joko, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Joko dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..

    “Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Velly akhirnya terlepas dari lumatan Pak Joko yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya bibir Velly kembali menjadi bulan-bulanan Pak Joko.

    “Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Velly lebih sulit untuk melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Joko menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Joko yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Velly, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Joko puas.

    “Uhhhh….” Velly pasrah ketika tangan Pak Joko yang kekar mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Joko yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Velly kesudut ruangan. Tubuh Velly tergantung di udara, posisi buah dada Velly pas banget di hadapan wajahnya.

    Perlahan-lahan Pak Joko menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu Velly yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Velly semakin tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Joko yang lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya

    “Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Velly mendesah ketika merasakan mulut Pak Joko mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Joko tampak seperti sedang mengunyah payudara Velly bergantian dari yang kanan ke yang kiri.

    Sambil tersenyum pak Joko merebahkan tubuh Velly di meja, disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang.

    “OHHHHH…!!!….” Velly bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Joko, kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Doni namun yang mebuat Velly bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Joko yang hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Doni,

    “Ahhhh….” punggung Velly sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika merasakan kepala penis Pak Joko mulai menekan berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Joko berusaha

    “EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Velly tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Joko tiba-tiba mencelat masuk.

    “Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “

    “Ayo Pak Joko sodok yang kuat…!!”

    Pak Dadang dan Pak Ahmad menyemangati Pak Joko. Pak Joko menatap Velly yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.

    “Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Velly mengaduh ketika Pak Dadang dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat putting Velly sampai ia merintih-rintih kesakitan.

    “Hmmmmm… ” kening pak Joko berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Joko meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Velly dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

    “Yahhh, koq dibawa sihh…!!”

    “Lohhh mau ke mana Pak Joko…!!”

    “Mau keluar” Pak Joko menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Doni,

    “Nahhh…” Pak Joko mendudukkan Velly disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Joko duduk di sebelahnya.

    “Cuphhhh….” dengan lembut Pak Joko mengecup pipi Velly, tangannya merayap ke arah selangkangan Velly kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”

    “Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Joko memeluk tubuh Velly, entah kenapa Velly merasa mendapat perlindungan dari Pak Joko, kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Velly terisak menangis dalam pelukan Pak Joko.

    “Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Joko menciumi kening Velly sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Velly memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Joko, ada rasa aman ketika Pak Joko yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Velly tertidur dalam pelukan mesra Pak Joko, dengan lembut Pak Joko mengusap-ngusap rambut gadis itu.

    Berbeda dengan Velly nasib Tania lebih mengenaskan, dua batang penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak Dadang dan Pak Ahmad.

    “Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Tania meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dadang dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.

    “Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Tania merintih lirih.

    Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.

    “HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dadang mengolok-olok Tania.

    “Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Tania kuat-kuat.

    “Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Doni berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya ke atas.

    “Bukan seperti itu Pak Doni, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Tania.

    Dua batang kemaluan milik Pak Doni dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan Tania yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.

    “Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Tania terangkat ke atas ketika Pak Doni dan Pak Dadang bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,

    “Croooorrrrrttt….!! “

    “Kecroooottttt……”

    Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,

    “Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dadang menarik Tania, Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dadang.

    Tania dipaksa menungging di atas lantai,

    “Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Tania terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dadang tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.

    “Lohhh, Pak Dadang koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad mendekap kepala Tania sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.

    “Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak Dadang menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Tania kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Tania kemudian menarik tangan Tania kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”

    “Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Tania mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dadang, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.

    Wajah Tania mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.

    “Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik batang kemaluannya darid alam mulut Tania, kemudian

    “Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Tania kemudian menjambak rambutnya, Tania hanya mengerang tak berdaya,

    “Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dadang bertanya keheranan.

    “Dia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Tania.

    “Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dadang mencabut batang kemaluannya kemudian memaksa Tania untuk berdiri.

    Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Tania sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “

    Disodok-sodoknya lubang vagina Tania sekuat tenaga..

    “AWWWW….. AWWWWW…..” Tania menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dadang. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Tania, pak Dadang dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.

    “Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”

    Sesekali Pak Dadang menjambak rambut Tania sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Betul Pak Dadang.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dadang tambah liar.

    “Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Tania mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Tania mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.

    Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Velly membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,

    “Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Velly terjulur membelai lembut kepala Pak Joko yang sedang menjilati bibir vaginanya

    “Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Joko menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Velly.

    Velly menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar

    “Ceglukk..! “Pak Joko menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Velly yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Joko kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Velly yang merekah.

    “Ahhhhhh……… Pakkk, “Velly mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Joko, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Joko mencaploki vaginanya dengan lembut.

    Tangan Pak Joko menarik bibir vagina Velly kemudian melumat isinya. Cairan kewTaniaan Velly semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Joko mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Velly yang sudah basah.

    Velly menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Joko mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Velly terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Joko mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….

    ” Tiba-tiba tubuh Velly mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.

    “Sakit ?? ” Pak Joko bertanya, ia membelai rambut Velly

    Sambil tersenyum Velly menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Joko, Velly ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Joko.

    Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Joko membenamkan batang kemaluannya, sesekali Pak Joko menahan batang kemaluannya ketika Velly meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Joko mengaduk-ngaduk vagina Velly dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Velly yang sempit.

    Perlahan-lahan Pak Joko mulai menarik dan membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Velly terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak Joko mulai menaikkan tempo genjotannya.

    “Aaaahhhh….!! ” Velly menjerit keras kemudian

    “Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”

    Pak Joko menghentikan gerakannya membiarkan Velly meresapi kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak Joko kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.

    “Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Velly berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Joko yang semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.

    “Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Velly kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Joko.

    “AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Jokogggg….. Ohhhhhh” Velly menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.

    “Wahh…!? Vellyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!” Pak Joko memanas-manasi Velly agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan pinggulnya.

    Pak Joko mendekap pinggul Velly sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Vellylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Joko terasa sesak ketika Velly mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.

    Pak Joko tambah sesak nafas ketika Velly menundukkan wajahnya, tangan Pak Joko mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Velly sambil membalas lumatan Velly dengan lembut. Velly menumpukan tangannya pada dada Pak Joko yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.

    “Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Velly terkadang terdengar keras ketika Pak Joko sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.

    Mata Pak Joko menatap payudara Velly yang melompat-lompat dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi putingnya.

    “Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Velly kini berpegangan pada tangan Pak Joko yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Velly menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.

    “Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Velly tiba-tiba roboh sambil menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Velly tersenyum puas, kedua matanya terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.

    Pak Joko berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”

    Velly mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Joko. Pak Joko memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Joko mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Velly membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Joko ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.

    “Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Joko menggerayangi buah dada Velly sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Joko. Dijepitnya putting Velly kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan dada Velly.

    “Velly, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Joko meminta dengan sopan

    Velly terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.

    “Nungging sayang, nahhhh….” Pak Joko meminta agar Velly bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Joko menekan buah pantat Velly sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.

    “Haaaaaaaa…..” Velly menarik nafas panjang merasakan desakan kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Joko menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.

    “ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian kemaluan Pak Joko menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.

    Pak Joko menahan pinggul Velly yang hendak melarikan diri, leher penisnya tertancap mengait lubang anus Velly yang merekah dan berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Joko. Lutut Velly goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Joko ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Joko yang kekar dan berotot membelit tubuh Velly dan memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Joko mendesakkan batang kemaluannya,

    sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Velly yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan perut Pak Joko yang berotot. Velly menolehkan kepalanya menyambut datangnya bibir Pak Joko yang melumat bibirnya.

    “Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Joko melumat-lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Joko merayap ke depan mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Joko memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok lubang anusnya.

    “Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”

    berulang kali Velly mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Joko yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang anusnya.

    “Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”

    Suara hantaman selangkangan Pak Joko ketika membentur pantat gadis itu, Entah kenapa Velly malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Joko, sambil menggeliat-geliat perlahan-lahan Velly mengalungkan kedua tangannya ke belakang.

    “Hemmmm, He he he he….” Pak Joko semakin betah meremas-remas buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Joko mencium gemas pipi Velly kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.

    “Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”

    “WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”

    Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Velly tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Joko. Mungkin karena Pak Joko begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Joko yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Joko yang lembut.

    Pak Doni mengangkat Hpnya

    “Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”

    “Ha Ha Ha Ha…bagus-bagus mantap…., rencana yang bagus ” Pak Doni terkekeh sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.

  • Cerita Sex Stres Akibat Kuliah

    Cerita Sex Stres Akibat Kuliah


    1011 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Stres Akibat KuliahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di kuliah semester 3 kira kira kejadian ini terjadi 4 tahun yang lalu, saat itu aku mengambil mata kuliah yang belum pernah aku ambil yaitu kewiraan, dan kampusnya yang dijadikan sebgai ruang kelas jauh dari fakultasku, kebanyakan yang mengambil mata kuliah tersebut cowok, sedangkan cewek hanya 6 orang termasuk saya. Bandar Judi Online

    Tak heran aku sering menjadi pusat perhatian cowok-cowok di sana, beberapa bahkan sering curi-curi pandang mengintip tubuhku kalau aku sedang memakai pakaian yang menggoda, aku sih sudah terbiasa dengan tatapan-tatapan liar seperti ini, terlebih lagi aku juga cenderung eksibisionis, jadi aku sih cuek-cuek aja.

    Hari itu mata kuliah yang bersangkutan ada kuliah tambahan karena dosennya beberapa kali tidak masuk akibat sibuk dengan kuliah S3-nya. Kuliah diadakan pada jam lima sore. Seperti biasa kalau kuliah tambahan pada jam-jam seperti ini waktunya lebih cepat, satu jam saja sudah bubar. Namun bagaimanapun saat itu langit sudah gelap hingga di kampus hampir tidak ada lagi mahasiswa yang nongkrong.

    Keluar dari kelas aku terlebih dulu ke toilet yang hanya berjarak empat ruangan dari kelas ini untuk buang air kecil sejenak, serem juga nih sendirian di WC kampus malam-malam begini, tapi aku segera menepis segala bayangan menakutkan itu.

    Setelah cuci tangan aku buru-buru keluar menuju lift (di tingkat lima). Ketika menunggu lift aku terkejut karena ada yang menyapa dari belakang. Ternyata mereka adalah tiga orang mahasiswa yang juga sekelas denganku tadi, yang tadi menyapaku aku tahu orangnya karena pernah duduk di sebelahku dan mengobrol sewaktu kuliah, namanya Adi, tubuhnya kurus tinggi dan berambut jabrik, mukanya jauh dari tampan dengan bibir tebal dan mata besar.

    Sedangkan yang dua lagi aku tidak ingat namanya, cuma tahu tampang, belakangan aku tahu yang rambutnya gondrong dikuncir itu namanya Syaiful dan satunya lagi yang mukanya mirip Arab itu namanya Rois, tubuhnya lebih berisi dan kekar dibandingkan Adi dan Syaiful yang lebih mirip pemakai narkoba.

    “Kok baru turun sekarang Ci?” sapa Adi berbasa-basi.

    “Abis dari WC, lu orang juga ngapain dulu?” jawabku.

    “Biasalah, ngerokok dulu bentar” jawabnya.

    Lift terbuka dan kami masuk bersama, mereka berdiri mengelilingiku seperti mengepungku hingga jantungku jadi deg-degan merasakan mata mereka memperhatikan tubuhku yang terbungkus rok putih dari bahan katun yang menggantung di atas lutut serta kaos pink dengan aksen putih tanpa lengan.

    Walau demikian, terus terang gairahku terpicu juga dengan suasana di ruangan kecil dan dengan dikelilingi para pria seperti ini hingga rasa panas mulai menjalari tubuhku.

    “Langsung pulang Ci?” tanya Syaiful yang berdiri di sebelah kiriku.

    “Hemm” jawabku singkat dengan anggukan kepala.

    “Jadi udah gak ada kegiatan apa-apa lagi dong setelah ini?” si Adi menimpali.

    “Ya gitulah, paling nonton di rumah” jawabku lagi.

    “Wah kebetulan.. Kalo gitu lu ada waktu sebentar buat kita dong!” sahut Syaiful.“Eh.. Buat apa?” tanyaku lagi.

    Sebelum ada jawaban, aku telah dikagetkan oleh sepasang tangan yang memelukku dari belakang dan seperti sudah diberi aba-aba, Rois yang berdiri dekat tombol lift menekan sebuah tombol sehingga lift yang sedang menuju tingkat dua itu terhenti. Tas jinjingku sampai terlepas dari tanganku karena terkejut.

    “Heh.. Ngapain lu orang?” ujarku panik dengan sedikit rontaan.

    “Hehehe.. Ayolah Ci, having fun dikit kenapa? Stress kan, kuliah seharian gini!” ucap Adi yang mendekapku dengan nafas menderu.

    “Iya Ci, di sipil kan gersang cewek nih, jarang ada cewek kaya lo gini, lu bantu hibur kita dong” timpal Rois.

    Srr.. Sesosok tangan menggerayang masuk ke dalam rok miniku. Aku tersentak ketika tangan itu menjamah pangkal pahaku lalu mulai menggosok-gosoknya dari luar.

    “Eengghh.. Kurang ajar!” ujarku lemah. Aku sendiri sebenarnya menginginkannya, namun aku tetap berpura-pura jual mahal untuk menaikkan derajatku di depan mereka.

    Mereka menyeringai mesum menikmati ekpresi wajahku yang telah terangsang. Rambutku yang dikuncir memudahkan Adi menciumi leher, telinga dan tengkukku dengan ganas sehingga birahiku naik dengan cepat.

    Rois yang tadinya cuma meremasi dadaku dari luar kini mulai menyingkap kaosku lalu cup bra-ku yang kanan dia turunkan, maka menyembullah payudara kananku yang nampak lebih mencuat karena masih disangga bra. Diletakkannya telapak tangannya di sana dan meremasnya pelan, kemudian kepalanya mulai merunduk dan lidahnya kurasakan menyentuh putingku.

    Sambil menyusu, tangannya aktif mengelusi paha mulusku. Tanpa kusadari, celana dalamku kini telah merosot hingga ke lutut, pantat dan kemaluanku terbuka sudah.

    Jari-jari Syaiful sudah memasuki vaginaku dan menggelitik bagian dalamnya. Tubuhku menggelinjang dan mendesah saat jarinya menemukan klitorisku dan menggesek-gesekkan jarinya pada daging kecil itu.

    Aku merasakan sensasi geli yang luar biasa sehingga pahaku merapat mengapit tangan Syaiful. Rasa geli itu juga kurasakan pada telingaku yang sedang dijilati Adi, hembusan nafasnya membuat bulu kudukku merinding.

    Tangannya menjalar ke dadaku dan mengeluarkan payudaraku yang satu lagi. Diremasinya payudara itu dan putingnya dipilin-pilin, kadang dipencet atau digesek-gesekkan dengan jarinya hingga menyebabkan benda itu semakin membengkak. Tubuhku serasa lemas tak berdaya, pasrah membiarkan mereka menjarah tubuhku.

    Melihatku semakin pasrah, mereka semakin menjadi-jadi. Kini Rois memagut bibirku, bibir tebal itu menyedot-nyedot bibirku yang mungil, lidahnya masuk ke mulutku dan menjilati rongga di dalamnya, kubalas dengan menggerakkan lidahku sehingga lidah kami saling jilat, saling hisap, sementara tangannya sudah meremas bongkahan pantatku, kadang jari-jarinya menekan anusku.

    Tonjolan keras di balik celana Adi terasa menekan pantatku. Secara refleks aku menggerakkan tanganku ke belakang dan meraba-raba tonjolan yang masih terbungkus celana itu.

    Payudara kananku yang sudah ditinggalkan Rois jadi basah dan meninggalkan bekas gigitan kini beralih ke tangan Adi, dia kelihatan senang sekali memainkan putingku yang sensitif, setiap kali dia pencet benda itu dengan agak keras tubuhku menggelinjang disertai desahan.

    Si Syaiful malah sudah membuka celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah tegang. Masih sambil berciuman, kugerakkan mataku memperhatikan miliknya yang panjang dan berwarna gelap tapi diameternya tidak besar, ya sesuailah dengan badannya yang kerempeng itu.

    Diraihnya tanganku yang sedang meraba selangkangan Adi ke penisnya, kugenggam benda itu dan kurasakan getarannya, satu genggamanku tidak cukup menyelubungi benda itu, jadi ukurannya kira-kira dua genggaman tanganku.

    “Ini aja Ci, burung gua kedinginan nih, tolong hangatin dong!” pintanya.“Ahh.. Eemmhh!” desahku sambil mengambil udara begitu Rois melepas cumbuannya.“Gua juga mau dong, udah gak tahan nih!” ujar Rois sambil membuka celananya.

    Wow, sepertinya dia memang ada darah Arab, soalnya ukurannya bisa dibilang menakjubkan, panjang sih tidak beda jauh dari Syaiful tapi yang ini lebih berurat dan lebar, dengan ujungnya yang disunat hingga menyerupai helm tentara. Jantungku jadi tambah berdegup membayangkan akan ditusuk olehnya, berani taruhan punya si Adi juga pasti kalah darinya.

    Adi melepaskan dekapannya padaku untuk membuka celana, saat itu Rois menekan bahuku dan memintaku berlutut. Aku pun berlutut karena kakiku memang sudah lemas, kedua penis tersebut bagaikan pistol yang ditodongkan padaku, tidak.. bukan dua, sekarang malah tiga, karena Adi juga sudah mengeluarkan miliknya.

    Benar kan, milik Rois memang paling besar di antara ketiganya, disusul Adi yang lebih berisi daripada Syaiful. Mereka bertiga berdiri mengelilingiku dengan senjata yang mengarah ke wajahku.

    “Ayo Ci, jilat, siapa dulu yang mau lu servis”“Yang gua aja dulu Ci, dijamin gue banget!”“Ini aja dulu Ci, gua punya lebih gede, pasti puas deh!”

    Demikian mereka saling menawarkan penisnya untuk mendapat servis dariku seperti sedang kampanye saja, mereka menepuk-nepuk miliknya pada wajah, hidung, dan bibirku sampai aku kewalahan menentukan pilihan.

    “Aduh.. Iya-iya sabar dong, semua pasti kebagian.. Kalo gini terus gua juga bingung dong!” kataku sewot sambil menepis senjata mereka dari mukaku.“Wah.. Marah nih, ya udah kita biarin Citra yang milih aja, demokratis kan?” kata Syaiful.

    Setelah kutimbang-timbang, tangan kiriku meraih penis Syaiful dan yang kanan meraih milik Rois lalu memasukkannya pelan-pelan ke mulut.

    “Weh.. Sialan lu, gua cuma kebagian tangannya aja!” gerutu Syaiful pada Rois yang hanya ditanggapinya dengan nyengir tanda kemenangan.“Wah gua kok gak diservis Ci, gimana sih!” Adi protes karena merasa diabaikan olehku.

    Sebenarnya bukan mengabaikan, tapi aku harus memakai tangan kananku untuk menuntun penis Rois ke mulutku, setelah itu barulah kugerakkan tanganku meraih penis Adi untuk menenangkannya. Kini tiga penis kukocok sekaligus, dua dengan tangan, satu dengan mulut.

    Lima belas menit lewat sudah, aku ganti mengoral Adi dan Rois kini menerima tanganku. Tak lama kemudian, Syaiful yang ingin mendapat kenikmatan lebih dalam melepaskan kocokanku dan pindah berlutut di belakangku.

    Kaitan bra-ku dibukanya sehingga bra tanpa tali pundak itu terlepas, begitu juga celana dalam hitamku yang masih tersangkut di kaki ditariknya lepas. Lima menit kemudian tangannya menggerayangi payudara dan vaginaku sambil menjilati leherku dengan lidahnya yang panas dan kasar. Pantatku dia angkat sedikit sampai agak menungging.

    Kemudian aku menggeliat ketika kurasakan hangat pada liang vaginaku. Penis Syaiful telah menyentuh vaginaku yang basah, dia tidak memasukkan semuanya, cuma sebagian dari kepalanya saja yang digeseknya pada bibir vaginaku sehingga menimbulkan sensasi geli saat kepalanya menyentuh klitorisku.

    “Uhh.. Nakal yah lu!” kataku sambil menengok ke belakang.“Aahh..!” jeritku kecil karena selesai berkata demikian Syaiful mendorong pinggulnya ke depan sampai penis itu amblas dalam vaginaku.

    Dengan tangan mencengkeram payudaraku, dia mulai menggenjot tubuhku, penisnya bergesekan dengan dinding vaginaku yang bergerinjal-gerinjal. Aku tidak bisa tidak mengerang setiap kali dia menyodokku.

    “Hei Ci, yang gua jangan ditinggalin nih” sahut Adi seraya menjejalkan penisnya ke mulutku sekaligus meredam eranganku.

    Aku semakin bersemangat mengoral penis Adi sambil menikmati sodokan-sodokan Syaiful, penis itu kuhisap kuat, sesekali lidahku menjilati ‘helm’nya. Jurusku ini membuat Adi blingsatan tak karuan sampai dia menekan-nekan kepalaku ke selangkangannya. Kocokanku terhadap Rois juga semakin dahsyat hingga desahan ketiga pria ini memenuhi ruangan lift.

    Teknik oralku dengan cepat mengirim Adi ke puncak, penisnya seperti membengkak dan berdenyut-denyut, dia mengerang dan meremas rambutku.

    “Oohh.. Anjing.. Ngecret nih gua!!”

    Muncratlah cairan kental itu di mulutku yang langsung kujilati dengan rakusnya. Keluarnya banyak sekali sehingga aku harus buru-buru menelannya agar tidak tumpah. Setelah lepas dari mulutku pun aku masih menjilati sisa sperma pada batangnya. Rois memintaku agar menurunkan frekuensi kocokanku.
    “Gak usah buru-buru..” demikian katanya.

    “Cepetan Ful, kita juga mau ngerasain memeknya, kebelet nih!” kata Rois pada Syaiful.“Sabar jek.. Uuhh.. Nanggung dikit lagi.. Eemmhh!” jawab Syaiful dengan terengah-engah.

    Genjotan Syaiful semakin kencang, nafasnya pun semakin memburu menandakan bahwa dia akan orgasme. Kami mengatur tempo genjotan agar bisa keluar bersama.

    “Uhh.. Uhh.. Udah mau Ci, boleh di dalam gak?” tanyanya.“Jangan.. gue lagi subur.. Ah.. Aahh!!” desahku bersamaan dengan klimaks yang menerpa.“Hei, jangan sembarangan buang peju, ntar gua mana bisa jilatin memeknya!” tegur Adi.

    Syaiful menyusul tak sampai semenit kemudian dengan meremas kencang payudaraku hingga membuatku merintih, kemudian dia mencabut penisnya dan menumpahkan isinya ke punggungku.
    “Ok, next please” Syaiful mempersilakan giliran berikut.

    Adi langsung menyambut tubuhku dan memapahku berdiri. Disandarkannya punggungku pada dinding lift lalu dia mencium bibirku dengan lembut sambil tangannya menelusuri lekuk-lekuk tubuhku, kami ber-french kiss dengan panasnya.

    Serangan Adi mulai turun ke payudaraku, tapi cuma dia kulum sebentar, lalu dia turun lagi hingga berjongkok di depan vaginaku. Gesper dan resleting rokku dia lucuti hingga rok itu merosot jatuh. Dia menatap dan mengendusi vaginaku yang tertutup rambut lebat itu, tangan kanannya mulai mengelusi kemaluanku sambil mengangkat paha kiriku ke bahunya. Jari-jarinya mengorek liang vaginaku hingga mengenai klitoris dan G-spotku.

    “Sshh.. Di.. Oohh.. Aahh!!” desisku sambil meremas rambutnya ketika lidahnya mulai menyentuh bibir vaginaku.

    Aku mengigit-gigit bibir menikmati jilatan Adi pada vaginaku, lidahnya bergerak-gerak seperti ular di dalam vaginaku, daging kecil sensitifku juga tidak luput dari sapuan lidah itu, kadang diselingi dengan hisapan. Hal ini membuat tubuhku menggeliat-geliat, mataku terpejam menghayati permainan ini.

    Tiba-tiba kurasakan sebuah gigitan pelan pada puting kiriku, mataku membuka dan menemukan kepala Syaiful sudah menempel di sana sedang mengenyot payudaraku. Rois berdiri di sebelah kananku sambil meremas payudaraku yang satunya.

    “Ci, toked lu gede banget sih, ukuran BH-nya berapa nih?” tanyanya.“Eenngghh.. Gua 34B.. Mmhh!” jawabku sambil mendesah.“Udah ada pacar lo Ci?” tanyanya lagi.

    Aku hanya menggeleng dengan badan makin menggeliat karena saat itu lidah Adi dengan liar menyentil-nyentil klitorisku. Sensasi ini ditambah lagi dengan Rois yang menyapukan lidahnya yang tebal ke leher jenjangku dan mengelusi pantatku. Sebelum sempat mencapai klimaks, Adi berhenti menjilat vaginaku. Dia mulai berdiri dan menyuruh kedua temannya menyingkir dulu.

    “Minggir dulu jek.. Gua mo nyoblos nih! Walah.. Nih toked jadi bau jigong lu gini Ful!” omelnya pada Syaiful yang hanya ditanggapi dengan seringainya yang mirip kuda nyengir.

    Paha kiriku diangkat hingga pinggang, lalu dia menempelkan kepala penisnya pada bibir vaginaku dan mendorongnya masuk perlahan-lahan.

    “Ooh.. Di.. Aahh.. Ahh!” desahku dengan memeluk erat tubuhnya saat dia melakukan penetrasi.“Aakkhh.. Yahud banget memek lu Ci.. Seret-seret basah!”

    Kemudian Adi mulai memompa tubuhku, rasanya sungguh sulit dilukiskan. Penis kokoh itu menyodok-nyodokku dengan brutal sampai tubuhku terlonjak-lonjak, keringat yang bercucuran di tubuhku membasahi dinding lift di belakangku.

    Eranganku kadang teredam oleh lumatan bibirnya terhadapku. Senjatanya keluar-masuk berkali-kali hingga membuat mataku merem-melek merasakan sodokan yang nikmat itu. Aku pun ikut maju mundur merespons serangannya.

    Saat itu kedua temannya hanya menonton sambil memegangi senjata masing-masing, mereka juga menyoraki Adi yang sedang menggenjotku seolah memberi semangat.

    Sementara dia berpacu di antara kedua pahaku, aku mulai merasakan klimaks yang akan kembali menerpa. Tubuhku bergetar hebat, pelukanku terhadapnya juga semakin erat.

    Akhirnya keluarlah desahan panjang dari mulutku bersamaan dengan melelehnya cairan kewanitaanku lebih banyak daripada sebelumnya. Namun dia masih bersemangat menggenjotku, bahkan bertambah kencang dan bertenaga, nafasnya yang menderu-deru menerpa wajahku.

    “Uuhh.. Uuh.. Ci.. Yeeahh.. Hampir!” geramnya di dekat wajahku.

    Tubuhnya berkelojotan diiringi desahan panjang, kemudian ditariknya penisnya lepas dari vaginaku dan menyemprotlah isinya di perutku. Dia pun lalu ambruk ke depanku sambil memagut bibirku mesra.

    Karena Adi melepaskan pegangannya terhadapku, pelan-pelan tubuhku merosot hingga terduduk bagai tak bertulang, begitu pun dengannya yang bersandar di lift dengan nafas ngos-ngosan. Aku meminta Syaiful mengambilkan tissue dari tasku, aku lalu menyeka keringat di keningku juga ceceran sperma pada perutku sambil menjilat jari-jariku untuk mendapatkan ceceran sperma itu.

    Hingga kini pakaian yang masih tersisa di tubuhku cuma sepatu dan kaos yang telah tergulung ke atas.
    Tenggang waktu ke babak berikutnya kurang dari lima menit, Rois setelah meminta ijin dahulu, memegangi kedua pergelangan kakiku dan membentangkannya.

    Ditatapnya sebentar lubang merah merekah di tengah bulu-bulu hitam itu, kedua temannya juga ikut memandangi daerah itu.

    “Ayo dong.. Pada liatin apa sih, malu ah!” kataku dengan memalingkan muka karena merasa risi dipelototi bagian ituku, namun sesungguhnya aku malah menikmati menjadi objek seks mereka.

    “Hehehe.. Malu apa mau nih!” ujar Syaiful yang berjongkok di sebelahku sambil mencubit putingku.“Lu udah gak virgin sejak kapan Ci? Kok memeknya masih OK?” tanya Rois sambil menatap liang itu lebih dekat.“Enam belas, waktu SMA dulu” jawabku.

    Kami ngobrol-ngobrol sejenak diselingi senda gurau hingga akhirnya aku meminta lagi karena gairahku sudah kembali, ini dipercepat oleh tangan-tangan mereka yang selalu merangsang titik-titik sensitifku.

    Rois menarikku sedikit ke depan mendekatkan penisnya pada vaginaku lalu mengarahkan benda itu pada sasarannya. Uuh.. Vaginaku benar-benar terasa sesak dan penuh dijejali oleh penisnya yang perkasa itu. Cairan vaginaku melicinkan jalan masuk baginya.

    “Aa.. aadduhh, pelan-pelan dong!” aku mendesah lirih sewaktu Rois mendorong agak kasar. Sambil menggeram-geram, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit hingga terbenam seluruhnya dalam vaginaku.“Eengghh.. Ketat abis, memek Cina emang sipp!” ceracaunya.

    Dia menggenjot tubuhku dengan liar, semakin tinggi tempo permainannya, semakin aku dibuatnya kesetanan. Sementara Syaiful sedang asyik bertukar ludah denganku, lidahku saling jilat dengan lidahnya yang ditindik, tanganku menggenggam penisnya dan mengocoknya. Sebuah tangan meraih payudaraku dan meremasnya lembut, ternyata si Adi yang berlutut di sebelahku.

    “Bersihin dong Ci, masih ada sisa tadi!” pintanya dengan menyodorkan penisnya ke mulutku saat mulut Syaiful berpindah ke leherku.

    Serta merta kuraih penis itu, hhmm, masih lengket-lengket bekas persenggamaan barusan, kupakai lidahku menyapu batangnya, setelah beberapa jilatan baru kumasukkan ke mulut, aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajahnya akibat teknik oralku.

    Tak lama kemudian, Syaiful berkelojotan dan bergumam tak jelas, sepertinya dia akan klimaks. Melihat reaksinya kupercepat kocokanku hingga akhirnya cret.. cret.. Spermanya berhamburan mendarat di sekitar dada dan perutku, tanganku juga jadi belepotan cairan seperti susu kental itu. Saat itu aku masih menikmati sodokan Rois sambil mengulum penis Adi.

    Kemudian Adi mengajak berganti posisi, aku dimintanya berposisi doggy, Rois dari belakang kembali menusuk vaginaku dan dari depanku Adi menjejalkan penisnya ke mulutku.

    Kulumanku membuat Adi berkelojotan sambil meremas-remas rambutku sampai ikat rambutku terlepas dan terurailah rambutku yang sebahu itu. Penis itu bergerak keluar-masuk semakin cepat karena vaginaku juga sudah basah sekali.

    Tidak sampai sepuluh menit kemudian muncratlah sperma Adi memenuhi mulutku, karena saat itu genjotan Rois bertambah ganas, hisapanku sedikit buyar sehingga cairan itu tumpah sebagian meleleh di pinggir bibirku. Setelah Adi melepas penisnya, aku bisa lebih fokus melayani Rois, aku ikut menggoyang pinggulku sehingga sodokannya lebih dalam.

    Bunyi ‘plok-plok-plok’ terdengar dari hentakan selangkangan Rois dengan pantatku. Mulutku terus mengeluarkan desahan-desahan nikmat, sampai beberapa menit kemudian tubuhku mengejang hebat yang menandakan orgasmeku.

    Kepalaku menengadah dan mataku membeliak-beliak, sungguh fantastis kenikmatan yang diberikan olehnya. Kontraksi otot-otot kemaluanku sewaktu orgasme membuatnya merasa nikmat juga karena otot-otot itu semakin menghimpit penisnya, hal ini menyebabkan goyangannya semakin liar dan mempercepat orgasmenya. Dia mendengus-dengus berkelojotan lalu tangannya menarik rambutku sambil mencabut penisnya.

    “Aduh-duh, sakit.. Mau ngapain sih?” rintihku.

    Dia tarik rambutku hingga aku berlutut dan disuruhnya aku membuka mulut. Di depan wajahku dia kocok penisnya yang langsung menyemburkan lahar putih. Semprotan itu membasahi wajahku sekaligus memenuhi mulutku.

    “Gila, banyak amat sih, sampai basah gini gua!” kataku sambil menjilati penisnya melakukan cleaning service.

    Setelah menuntaskan hasrat, Rois melepaskanku dan mundur terhuyung-huyung sampai bersandar di pintu lift dimana tubuhnya merosot turun hingga terduduk lemas. Dengan sisa-sisa tenaga aku menyeret tubuhku ke tembok lift agar bisa duduk bersandar.

    Suasana di dalam lift jadi panas dan pengap setelah terjadi pergulatan seru barusan. Aku mengatur kembali nafasku yang putus-putus sambil menjilati sperma yang masih belepotan di sekitar mulut, aku bisa merasakan lendir hangat yang masih mengalir di selangkanganku.

    Adi sudah memakai kembali celananya tapi masih terduduk lemas, dia mengeluarkan sebotol aqua dari tas lusuhnya, Syaiful sedang berjongkok sambil menghisap rokok, dia belum memakai celananya sehingga batang kemaluannya yang mulai layu itu dapat terlihat olehku,

    Rois masih ngos-ngosan dan meminta Adi membagi minumannya. Setelah minum beberapa teguk, Rois menawarkan botol itu padaku yang juga langsung kuraih dan kuminum. Kuteteskan beberapa tetes air pada tissue untuk melap wajahku yang belepotan.

    Kami ngobrol-ngobrol ringan dan bertukar nomor HP sambil memulihkan tenaga. Aku mulai memunguti pakaianku yang tercecer. Setelah berpakaian lengkap dan mengucir kembali rambutku, kami bersiap-siap pulang.

    Adi menekan tombol lift dan lift kembali meluncur ke bawah. Lantai dasar sudah sepi dan gelap, jam sudah hampir menunjukkan pukul tujuh. Lega rasanya bisa menghirup udara segar lagi setelah keluar gedung ini, kami pun berpisah di depan gedung sipil, mereka keluar lewat gerbang samping dan aku ke tempat parkir.

    Dalam perjalanan pulang, aku tersenyum-senyum sendiri sambil mendengar alunan musik dari CD-player di mobilku, masih terngiang-ngiang di kepalaku kegilaan yang baru saja terjadi di lift kampus.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKU

    CERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKU


    935 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut cerita panas ini aku ingin berbagi pengalamantentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun. Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya,

    sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap..  Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya.

    Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya. Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali entah kenapa aku jadi ketagihan Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku merabaraba payudaraku sendiri dan mengusapusap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah.

    Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Joker388

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerakgerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku.

    Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku Aku sangat terangsang sekali dia meraba dan membelaibelai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku.

    Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku.

    Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang. Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan temanteman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincangbincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap lakilaki pasti ingin merasakan tubuhku.

    Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga dia menjawab: Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, emang adik pernah nyobain cewe? dia bilang ya, belum kak. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya lalu aku mulai merabaraba tubuhku sendiri tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan sekilas aku membayangkan adikku lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya.

    Malam itu aku mengendapendap dan perlahanlahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu saling cium saling hisap dan perlahanlahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintihrintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku. J

    angan diterusin, aku bisa keluar katanya lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencaricari lubang memekku begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku Ohhhhh katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi. Puaskan aku dong aku kan belum rengekku tanpa malumalu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku Maaf, aku harus buruburu ada janji dengan sisca katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun.

    Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buruburu berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya. Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga. Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna.

    Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna Abis pake apa timpalku, aku ngga punya baju lagi Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya poriporinya kebuka katanya Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam Gstring putih sehabis dari rumah pacarku tadi Tapi ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani kulihat dia berkalikali menelan ludah, aku purapura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna.

    Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku.

    Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata: Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol katanya Kasian amat tuh, kejepit.

    Buka aja dari pada kecekik kataku lebih berani Iya yah katanya sambil berdiri dan membuka celananya Aku sangat berdebardebar dan berkalikali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar. Tibatiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    Kenapa dimatiin kataku Udah cukup panas kak katanya Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masingmasing. Tibatiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku nanti kak. Kan udah saunanya timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    Kakak udah pernah gituan belum kak kata adikku Belum kataku, emang kamu udah..? lanjutku Belum juga kak, tapi pengen nyoba katanya Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup Gstring. Oh kak. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak katanya dengan nafas memburu. Aw dik ngapain kamu timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    Pengen ngentot kakak katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku. Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, Aku kan kakakm John, inget dong Adikku tetap memegang pinggulku tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget Tolong kak, katanya memelas. Cerita Panas 2014 | Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. Persetan dengan pacar brengsek batinku. Jangan disini pintaku. Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit katanya meremas pinggulku. Kakak belum siap kataku. Kakak nungging aja, nanti aku panasin katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelanpelan dia membuka Gstringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang Oh ngapain kamu dik kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh gila pikirku enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana rintihku Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lamalama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali Tibatiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    Udah panas kak katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukulmukul kepala kontolnya kepantatku. udah. kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku Jangan bilang siapasiapa yah dik kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar dia kesulitan Mana lubangnya kak.. katanya. Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku Ini dik kataku begitu tepat di depannya, gesekgesek aja yah dik. Masukin dikit aja kak katanya menekan kontolnya.

    aw dik, gede banget sih kataku, pelanpelan.. Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelanpelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit tapi tidak sampai lepas terus ia lakukan sampai membuat aku gemas. Oh.. dik. enak. dik. udah yah kataku purapura.. Belum kak. baru kepalanya udah enak yah.

    Memang bisa lebih enak??? kataku menantang. Dan. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku Aku merasakan perih luar biasa dan aw. sakit dik teriakku. Adikku menahan batangnya didalam memekku . Ohkaknikmat banget.. dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa.

    Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku Oh, kak nikmat banget memekmu.. katanya. Ssssshhhh ia dik enak banget kataku. Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget katanya Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku Ma kasih kak katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Agen Joker388

    Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. kenapa adikku???? Dalam perjalanan pulang adikku berulangulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan seks.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2027 views

    Perawanku – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia. “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh. “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir. Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras, aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun agak kusut.

    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku. Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. MarkasJudi

    Isteriku sudah sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana. “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras. Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.

    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras “Baik Bunda…” Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras di rumah.

    Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku. Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.

    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku. “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri” “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya kuliah disini.” Jawabku.

    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.” Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.

    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.

    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku. “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba.

    “Boleh. Kenapa?” “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh… Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.

    “Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi. Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya. “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju, sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”

    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.

    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.

    Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.

    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.

    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.
    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”

    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”

    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.

    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.

    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.

    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.

    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”

    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.

    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.

    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.

    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.

    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.

    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.

    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.

    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya

    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

  • Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1493 views

    Perawanku – Sebut saja aku Gladis. Aku berusia 28 tahun. Aku sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Kata orang aku cantik dan memiliki daya tarik. Kadang aku selalu menutup auratku dengan berhijab Namun kadang aku juga tak mengenakannya. Aku memang masih dalam tahap penyesuaian untuk benar-benar berhijab. Kulit putih dan tubuh sintalku selalu aku tutupi dengan pakaian modis ala hijabers atau baju yang sopan jika aku sedang tidak berhijab. Selain wajahku yang cantik aku memiliki payudara yang termasuk besar namun aku tak suka memamerkannya aku malah risih dan menginginkan payudara yang berukuran kecil. Entah saat aku mengenakan hijab atau tidak payudaraku selalu memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi santapan para pria nakal. Dasar Pria, pikirannya selalu cabul.

    Aku merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya aku merupakan seorang wanita karir namun setelah menikah Mas Reza menyuruhku untuk berada di rumah saja. Mas Reza lah yang berhasil meminangku. Kini usia pernikahan kami memasuki 1 Tahun. Banyak yang bilang kami pasangan yang serasi yang satu cantik dan yang satu tampan. umurnya pun tak beda jauh dariku. Mas Reza bekerja sebagai pimpinan di sebuah Bank. Secara financial kami bisa dibilang mapan.
    Aku memang sudah lama berpacaran dengan Mas Reza. Bahkan kami sudah melakukan hubungan terlarang sebelum kami menikah. Mas Reza memang pintar merayu ku dan berhasil menggodaku untuk menyerahkan keperawananku pada saat itu. Mas Reza memang memiliki nafsu sex yang tinggi. Disetiap ada kesempatan Mas Reza selalu menyetubuhiku, entah itu di rumahku, dirumahnya atau kadang kita menyewa kamar di Hotel. Mas Rezalah yang mengajariku bercinta dari yang tadinya pasif hingga aku aktif bermain dalam bercinta. Namun walau aku sudah mengenal nikmatnya bercinta hanya dengan Mas Rezalah aku melakukannya. Setelah 5 tahun berpacaran kami akhirnya menikah.

    Setelah beberapa bulan tinggal rumah orang tuaku, akhirnya kami berhasil membeli rumah walaupun berada di pinggiran ibu kota. Rumah minimalis 2 lantai tersebut berada di sebuah Cluster yang didalamnya hanya ada terdapat beberapa rumah dengan bentuk yang sama tanpa pagar pembatas.

    Mas Reza semakin giat bekerja, gairah keintiman kami mulai berkurang seiring dengan beban pekerjaannya yang kian bertambah. Apalagi sekarang Mas Reza selalu pulang malam dan pergi pagi sekali. Karena memang jarak dari rumah ke kantor memang agak jauh. Seperti pada malam ini kulihat suami ku yang berada disebelahku nampak sudah tertidur pulas. Padahal aku sedang bergairah. Ku pelorotkan celana pendeknya dan ku telanjangi bagian bawah tubuhnya. Kulihat penisnya yang nampak sedang tertidur. Ku pegang batang lemah penisnya itu, ku genggam dan kubelai lalu ku kocok secara perlahan. Secara alamiah semakin lama penisnya terasa mengeras akibat kocokan tanganku. Aku mulai menjulurkan lidahku, kujilati kepala penisnya lalu turun batang penisnya. Lalu setelah itu ku kulum batang penisnya.

    “Hmmmmm Mah…”
    suami ku mulai bereaksi dan mulai membuka kedua matanya.

    “Aduh mah besok kan papah mesti kerja. Nanti aja pas weekend papah bakalan puasin mamah”ujar suamiku

    “Pah, mamah lagi on. Please pah sekali saja”ujarku

    “ya udah mah maen cepet aja. Mamah aja yang gerak papah capek”ujarnya

    Aku langsung menurunkan CD ku. Ku angkat gaun tidurku lalu ku posisikan diriku diatas tubuh suamiku dalam posisi WOT. Liang senggamaku yang sudah basah mulai menyentuh kepala penisnya yang sudah tegang karena ulahku. Ku genggam penisnya dan kuarahkan masuk ke liang memekku sambil kuturunkan tubuhku.

    “Blessss”

    “Hhhhhmmm Pahhhh”desahku

    Kurasakan penis suamiku sudah masuk seutuhnya tertelan di dalam liang memekku. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur menggoyang penisnya. Penisnya terasa penuh diliang senggamaku. Semakin aku menggoyang pinggulku rasa nikmat semakin menjalar ke seluruh tubuhku.

    “hmmm, ooohhhhh, ahhhhhhhh”

    “Pah, mainin toked mamah dong Pahhhhh jangan tidur terus”

    “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh”

    Aku terus menggerakan pinggulku. Sambil satu tanganku meremas-remas payudaraku. Satu-satunya penis yang selalu menusuk di liang memekku itu bergerak mengikuti irama goyanganku.

    “Hhhhmmmm Masssss”

    “Bangun Massssss”

    “Entotin aku Masssss”

    Mas Reza mulai terpancing ajakanku. mungkin dia juga merasakan kenikmatan atas jepitan liang memekku. Mas Reza nampak mulai membangunkan badannya lalu kami pun berciuman dengan ganasnya. Mas Reza mulai aktif bermain. Tangannya mulai menuruni kedua tali gaun tidurku lalu memelorotkannya. Kedua payudaraku tak dibiarkan bergelantung dengan bebas. Tangannya langsung menangkap, meremas-remas dan kadang memilin kedua putingku. Aku semakin bergairah kareba mendapat rangsangan darinya.

    “nakal kamu Mah. Kamu harus dihukum”ujarnya setelah menyudahi aksi ciuman kami

    Aku masih bergoyang dan bibirnya kini mulai mengulum dan menyedot-nyedot putingku. Membuat tubuhku semakin sensitif dan terasa begitu nikmat.

    “Ohhhhhhh Pahhh, terus hisap puting mamahhh.. Ohhhh”desahku

    Aku semakin tak tahan. Liang memekku semakin basah saja. Aku sedang mengejar Orgasmeku. Gerakan pinggulku semakin liar dan Lidah Mas Reza semakin menari2 dan menggelitik diputingku. Aku tak tahan lagi.

    “ohhhhhhhh, ahhhhhhhhhh, ahhhhhhhhh”

    “Pah, aku mau hmmmmm aku mau…..”

    “aku mau sampe pahhhh”desahku sambil menjambak rambut suamiku

    “Aaaaaaahhhhhhhhhhh”

    Kurasakan orgasme menerpaku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku dengan reaksi cairan cintaku yang semakin membanjiri liang memekku. Mas Reza, cerita seks selingkuh dengan tetangga menyadari bahwa aku sudah mencapai klimaksnya. lalu kini dia yang mengambil alih permainan bercinta kami. Aku lalu ditidurinya dibukanya kedua kakiku lalu mas Reza kini sudah berada diatasku Lalu penisnya kembali melesat didalam liang memekku.

    “Ohhhhhhh Pahhhhhh”desahku

    Mas Reza mulai memompa penisnya di liang memekku. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat di liang senggamaku. Mas Reza sepertinya ingin buru-buru menuntaskan permainan cinta kami.

    “PlakkkkkPlokkkkkkPlakkkkkkk”

    “Ahhhhhhhh,Ohhhhhhh,Ahhhhhhh”

    “Ohhhhh mahhhh Papah”

    Kurasakan Penisnya mulai berdenyut di dalam liang memekku. Mas reza sedang mengejar orgasmenya.

    “Papah, papah sampeeeee”

    “Ohhhhhhhhhh”

    “crotzzz,crotzzzz,crotZzzz”

    Mas Reza pun menumpahkan cairan cintanya di dalam liang memekku.

    Samar-samar ku dengar bel rumahku berbunyi. Aku mulai terbangun dari tidurku. Kulihat Mas Reza sudah tak berada di sampingku lagi. Kulihat ke arah jam ternyata sudah menunjukan jam 10 pagi. Ternyata aku kesiangan, tubuhku masih telanjang dan kurasakan ada bercak-bercak sperma di perutku. Mas Reza pasti sudah menggauliku lagi. Aku beranjak dari tempat tidurku. Berjalan cepat ke Kamar mandi untuk membilas tubuhku. Lalu ku kenakan gaun tidurku lagi tanpa mengenakan pakaian dalam. Aku rerburu-buru karena bel rumah ku terus berbunyi lalu ada suara orang memanggil-manggil namaku.

    “Gladisss”

    “Ting Tong Ting Tong”

    “iya, sebentar”jawabku

    Ku buka pintu rumahku ku dapati. Sella dan Mas Baim tetangga rumahku nampak bengong melihat kearahku. Aku pun mulai tersadar karena sinar matahari tepat kearahku dan nampak menerangi tubuhku yang masih mengenakan pakaian yang sexy. Aku jadi risih sendiri mendapat tatapan nakal tetanggaku terutama dari Mas Baim yang nampak mesum menatap tubuhku terutama kedua tokedku. Aku biasanya selalu mengenakan pakaian sopan. Mungkin baru kali ini Mas Baim melihatku dengan pakaian seperti ini.
    “Hello Sella, Mas Baim ada apa ya kok malah pada bengong”jawabku

    “Oh my god Gladis kamu sexy banget say, pantes Mas Reza betah dirumah mana toked kamu gede banget lagi say”jawab sella lalu melihat ke arah suaminya yang nampak masih terbengong

    “Auwwwww”ujar Mas Baim karena mendapat cubitan dari Sella

    “Mata dijaga ya. Awas ya Pah kalau sampai konak ngeliatin Gladis nggak aku kasih jatah sebulan”ujar Sella

    “yah jangan dong Mah. Lagian kan yang ngegoda papah Gladis tuh”ujar Mas Baim yang tak mau disalahkan

    “eh enak aja ya Mas Baim”jawabku sambil tertawa

    Sella lalu mengusir Mas Baim yang nampaknya sedikit kecewa. Kuajak Sella masuk kedalam rumahku dan kami pun mulai asik mengobrol. Sella ternyata ingin memberiku oleh-oleh karena dia habis berlibur ke Bali bersama misuanya. Sella dan aku memang mulai memiliki hubungan yang dekat. Begitupun Mas Baim dan juga Mas Reza. Mungkin karena kami seusia dan rumah kami juga bersebelahan. Sella tak kalah cantik denganku. Bahkan aku iri dengan tubuh Sella yang nampak proporsional dengan ukuran payudaranya yang pas tidak begitu besar dan juga kecil. Sella sama sepertiku belum memiliki anak dan juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Namun yang berbeda adalah pekerjaan suami kami. Mas Reza merupakan pegawai kantoran sedangkan Mas Baim merupakan kontraktor yang bekerja jika memang sedang ada proyek.

    Setelah asik mengobrol Sella kembali kerumahnya sedangkan aku kembali beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Tak hanya Sella dan Mas Baim saja namun aku juga masih memiliki tetangga yang belum begitu ku ke kenal. Sebagai warga baru aku memang harus aktif berkenalan dengan para tetanggaku yang lainnya.

    Seperti biasa sore ini Mas Reza mengabariku bahwa dia akan pulang malam. Kulihat kearah luar hari sudah menjelang sore. Aku bingung mengisi waktuku dengan apa. Memang sudah waktunya aku memiliki anak, Namun Tuhan belum memberikannya. Padahal aku dan Mas Reza selalu mencoba dan aku pun tahu kalender kesuburanku. aku mulai mempelajarinya semenjak pacaranku dengan Mas Reza sudah tak sehat lagi, aku tak mau kebobolan apalagi sampai hamil diluar nikah. Apalagi Mas Reza pada waktu itu malas sekali mengenakan kondom. Dasar Pria maunya enaknya saja gilaran tekdung pada lepas tanggungjawab. Cerita Sex Tetangga,Kisah Seks Tetangga,Tetangga Hamil,Kisah Seks Tetangga,Cerita Dewasa Tetangga,Ngentot Tetangga

    Akhirnya sore itu kuputuskan untuk berkunjung ke rumah Sella.

    “Ting Tong Ting Tong”bel rumah Sella

    “Sellaaaaaaa”ujarku

    “iya sebentar Dis”jawab suami Sella dari dalam rumah

    Kulihat Mas Baim membukakan pintu rumah. Mas Baim nampak memamerkan tubuh atletisnya dengan lilitan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya

    “Mau main ya Dis. Masuk aja”ujarnya

    “ih Mas abis mandi ya. Sellanya ada di rumah nggak”tanyaku

    “ya nih abis mandi, mau dimandiin sekalian nggak Dis. Sella juga lagi mandi tuh”ujarnya

    “Ih Mas Baim nakal, aduin ke Sella nih”ujarku

    “Ye, jangan Dis bahaya, kan Mas cuma bercanda. Ya udah masuk aja yuk”ajaknya

    “nggak deh Mas. Kalau gitu nanti malem aja aku mainnya”ujarku lalu kembali ke rumahku

    Malam harinya aku kembali bermain ke rumah Sella. Kini aku sudah berada didalam rumahnya. Ku lihat Sella nampak sedang di pijit oleh terapis pria.

    “Mas Baim keluar ya Sell”ujarku

    “Iya lagi ada penawaran proyek katanya”jawab Sella

    “gila berani juga Sella dipijit ma terapis cowok nggak ada suaminya”ujarku dalam hati

    Namun aku salah sangka. Tenyata terapis itu bukannya cowok tulen. tetapi cowok melambai.

    “Sis, ikutan di pijit yuk. Tince jamin ueeeenak dan bikin badan seger”tawar sang terapis

    “Ya udah Dis. Abis Tince mijit aku dia mijit kamu ya say”ujar Sella

    “aduh gimana ya. Aku nggak pernah di pijit cowok say”jawabku

    “yeeee, tince ini cewek yang menjelma jadi cowok say. Jadi nggak bakal bisa konak dia. Lagian dia udah langganan aku say. Aku jamin aman”jawab Sella

    “tapi kalau kamu mau dipijit jangan disini. Nanti si Baim nepsong Lagi liat kamu telanjang Say. Kita pindah ke kamar aja yuk”ujar Sella

    Kami pun beranjak ke dalam kamar Sella. Sella sudah tak malu Lagi dan melepaskan kainnya yang menutupi tubuh telanjangnya. Tubuhnya begitu putih dan mulus. Mungkin kalau si Tince lelaki Tulen Sella sudah di cabulinya atau bahkan di perkosanya. Sella kini sudah tidur tengkurep diatas kasurnya lalu tangan Tince dengan cekatan mulai kembali memijitnya. Sella nampak relax dan semakin lama sepertinya dia sudah tertidur. Tak terasa waktu terus berjalan. Aku yang sedang sibuk main Hp diberitahu Tince kini giliranku untuk dipijit namun aku ragu jika harus telanjang apalagi ini di rumah orang. cerita seks ml dengan tetangga sexy enak dan nikmat.

    “udah sis nggak usah takut ma Tince. Kalau pijitan Tince nggak enak sis nggak usah bayar”ujarnya

    “tapi jangan dsini Tince. Pindah ke rumahku aja yuk”jawabku

    “kasian dong sis masa Sella kita tinggal gitu aja. Udah disni aja nggak apa-apa”ujar Tince

    “ya udah deh”jawabku

    “tapi jangan kenceng-kenceng ya Say. Aku nggak begitu suka dipijit”jawabku sambil membuka pakaian yang ku kenakan

    “badannya bagus banget Sis, perawatan ya. Itu melon apa toked gede bingitz”ujar Tince

    “Apaan sih Tince, iyalah tubuh harus dirawat biar suami nggak berpaling”jawabku

    “alah sis cowok mah kalau dasarnya nakal mau secantik apa istrinya tetep aja maen juga diluaran”ujar Tince

    “hihihi iya juga sih”jawabku sambil menikmati pijatan tangan Tince

    Aku mulai merasa relax dan nyaman. Pijatan tangan Tince begitu nikmat memijat badanku. Pantas saja Sella dengan cepat langsung tertidur. Aku semakin lama semakin tenggelam dalam pijatan tangan Tince yang membuatku relax dan mengantuk lama-lama aku pun tertidur.

    “Ahhhhh, Ohhhhhhh teruss Ko, sodokin memek Sella”desah Sella

    Samar-samar kudengar Sella terus mendesah mengganggu tidurku saja. Aku mulai membuka mataku ternyata kamar ini nampak terang. Kulihat disebelahku Sella nampak sedang disetubuhi oleh seorang pria yang tak ku kenal. Namun pria itu bukan Mas Baim. Sella pun menyadari bahwa aku sudah terbangun. Dan menghentikan permainan cintanya bersama pria asing itu.

    “Sella, whattt??”ujarku kaget segera kulihat tubuhku yang masih telanjang namun ternyata terselimuti dengan baik oleh bed covernya.

    “hihihi Dis, pake acara bangun kamu. Ganggu aku aja. nyenyak juga ya tidur kamu”

    “UdahTenang aja aku nggak ngapain-ngapain kamu kok”ujar Sella

    “Tapi Sell, kok kamu gituan sama cowok lain. Kamu selingkuh Sell”ujarku

    “No,no,no tuh Mas Baim lagi duduk disana”ujar Sella

    Kulihat kearah Mas Baim yang sedang duduk di pojokan dengan tubuh telanjangnya tangannya memegang penisnya namun penisnya terlihat tak berereksi.

    “mba temennya boleh juga tuh”ujar pria asing itu

    “lo sentuh dia. Lo gue end”jawab Sella

    “Cuma bercanda mba Sella”jawab pria itu

    Cowok itu nampak memandangku dengan penuh nafsu. Sekarang aku malah bingung untuk bertindak.

    “jadi gini Dis. Aku dan Mas Baim punya masalah dalam hubungan Sex. Mas Baim penisnya susah untuk berereksi. Dan ini Riko temannya Mas Baim yang selalu membantu kami dalam hubungan sex”ujar Sella

    Aku mulai menangkap apa yang dimaksud Sella. Jadi Mas Baim ternyata penisnya tidak bisa berereksi. Aku tak menyangka padahal tubunya terlihat Atletis, maco dan tampan. Sedangkan pria bernama Riko itu badannya biasa saja penisnya tidak begitu besar namun panjang dan terlihat agak bengkok keatas.

    “sudah berapa lama kalian begini”selidikku

    “sudah lama Dis. Memang malam ini sudah dijadwalkan. Namun aku lupa memberitahu Mas Baim bahwa ada kamu disini. Tolong jaga rahasia ini ya Dis dari Mas Reza juga”ujar Sella

    “ya Sell aku janji bakal jaga rahasia ini. Ya udah aku kalau gitu pulang aja deh Sell”ujarku

    “okey. Aku mau pindah kamar. kamu pake buju dulu Say”ujarnya

    “Pahh anter Gladis dulu ya”ujar Sella lalu bangkit dan mengajak Riko untuk pindah kamar

    “Iya Mah tenang aja”jawab Mas Baim

    “Mas Baim kok nggak keluar. Aku mau pake baju nih”ujarku

    “nggak usah malu Dis. aku udah lihat kamu telanjang. Percuma juga burung ku tetep nggak bangun tuh. Ya udah aku tunggu diluar deh”ujarnya

    “tunggu, tunggu Mas. Jadi pas aku tidur tadi Sella ngasih lihat tubuh telanjangku gitu”ujarku terkaget

    “Iya Dis tapi tenang aja kita nggak aneh-aneh kok. Aku penasaran sama tokedmu kali aja bisa ngebangkitin burungku, ternyata zonk juga”ujarnya lagi

    “Masa sih Mas, udah ngeliat toked aku nggak bangun juga. Nih aku kasih lihat lagi tokedku apa bener itu kamu nggak bisa bangun Mas”ujarku sambil memperlihatkan kedua bongkahan payudaraku

    Mas Baim nampak menelan ludahnya.

    “jujur aku Nafsu Dis tapi percuma juga kalau punyaku nggak bisa bangun”ujar Mas Baim dengan mimik kecewa

    Dan benar saja kulihat burung Mas Baim masih nampak layu. Kasian juga aku melihatnya. Kutangkap ekspresi putus asa di wajahnya. Mas Baim pun melangkah keluar kamar. Aku mulai menyadari kegilaan ku yang dengan spontan memamerkan kedua tokedku sama mas Baim. Gila juga aku. Aku segera mengenakan baju ku. Lalu aku beranjak untuk kembali ke rumahku. Sebelum keluar rumah Sella, aku mendengar samar-samar suara desahan Sella yang sedang bersetubuh dari kamarnya. Kasian juga Mas Baim tidak bisa menikmati istri cantiknya. Tega juga Sella bercinta di depan suaminya.

  • Cerita Hot Training Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Training Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1334 views

    Perawanku – Kisah Nayata ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku ke luar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintain pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing. Oh ya, saya John, 32 tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah timurnya Jakarta. Bekasi kali ye. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti aku tidak pernah kekurangan teman, pria maupun wanita

    Di mata istriku aku adalah seorang suami yang baik, penuh perhatian dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun di balik itu, sebuah kebiasaan, yang entah ini sudah kebablasan, aku masih suka iseng. Iseng dalam arti awalnya cuma ingin memastikan bahwa ilmu marketing ternyata bisa diterapkan dalam mencari aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketing menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah si cewek tadi juga bisa tergolong customer. Anyway, Anne adalah orang kesekian yang masuk perangkap ilmu marketing versi 02 (versi 01 adalah customer beneran).

    Anne gadis berkulit putih berumur 23 tahun, lulusan univ ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu. Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta.

    “Hai Anne, tadi kulihat kamu ngantuk ya?” kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti.
    “Iya nih, gue ngejar deadline 2 hari dan boss langsung nyuruh ke training ini” katanya.
    “Kemari dengan siapa?” kataku menyelidik
    “Sendiri.., kenapa, elo diantar ama bini ya?” Buset dah ketahuan nih gue udah punya bini.
    “Ah, enggak, gue sama Andre.. tuh..” kataku sambil menunjuk Andre yang sedang asyik ngobrol dengan peserta lain.
    “Lo sendiri kok gak ngantuk sih?”
    “Gimana bisa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..”
    “Ah, masa? Siapa?” Ye, pura pura dia, pikirku.
    “Itu tuh, yang tadi ngantuk..”
    “Ah, sialan lo..” sambil tangannya mencubit lenganku. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.

    Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam.

    “Hmm..elo kok nggak bawa jaket An?” kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan.
    “Iya nih, buru buru.. kelupaan”
    “Aku masih punya satu di kamar, biar aku ambilkan”
    “Oh, gak usah John.. toh cuma sebentar..” Tapi aku keburu pergi dan mengambilkan baju hangatku untuknya.
    “Thanks, John.. elo emang temen yang baik” katanya sambil mengenakan sweater. Aku membayangkan seandainya aku jadi sweater, heheheh.. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar.

    Anne tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15.

    “Lain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi.
    “Cuek aja John, kita kan ada tugas bikin outline..” Memang kebetulan aku dan Anne satu group dengan 3 orang lainnya, tetapi tugas itu sebetulnya bisa dikerjakan besok siang. Akhirnya aku masuk, duduk di kursi.

    Anne menyetel TV lalu naik ke ranjang dan dengan santai duduk bersila.

    “Gimana An, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basi.
    “Belum tuh, males ah ngomongin tugas, mending ngobrol yang lain saja” Horee.. aku bersorak, pasti dia mau curhat nih. Bener juga.
    “John, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?”
    “Yah, Anne.. biasa sajalah, sama siapa siapa juga orang marketing harus baik dong, apa lagi sama cewe kayak elo.. hehehe..”
    “Tapi gue akhirnya mengerti kalau cowo perhatian itu gak hanya punya satu cewe, tul gak sih?”
    “Tergantung dong An, buktinya gue punya bini satu, hahaha..”
    “Tapi kayaknya elo juga punya cewe lain.. ya kan?”
    “Kok tau sih?” kataku pelan.

    Aku jadi ingat Vina mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah.

    “Stereotip saja, berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannya” katanya lagi dengan senyum yang genit. “Kenapa emang An, elo lagi ada masalah dengan cowo lo yang ramah itu?”
    “Justru itu John, gue lagi mikir mau putus sama dia. Eh, sori kok malah curhat..”
    “Santai aja An, setiap orang punya masalah dan banyak cara menghadapinya” kataku seolah psikolog kawakan.
    “Gue melihat dia jalan ama temen gue, dan kepergok di kosan temen gue itu”
    “Trus?”
    “Gue gak bisa maafin dia..”
    “Ya, sudah mungkin kamu masih emosi saja, santai saja dulu masih banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dia pasti pulang ke pangkuanmu..” kataku.
    “Kadang gue pengen balas aja, selingkuh sama yang lain, biar impas..”
    “Hmm.. tapi itu kan gak menyelesaikan?”
    “Biar puas aja..” Tiba tiba dia menangis.

    Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya.

    “An, jangan nangis, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.

    Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku. Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Anne membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati.

    Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Anne membalas tidak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulai naik. Dengan lembut kutidurkan dia. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dari balik sweater aku sentuh kedua bukit kembar menantang itu. Anne mendesis desis.

    “Terus John, perhatian elo bikin gue jadi wanita..”
    “Tenang sayang, wanita seperti kamu memang pantas diperhatikan.. hmm?” Seperti minta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshirtnya.

    Sekarang kedua bukit kembarnya terbuka. Buset dah, putingnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagi untuk tidak menyedotnya. Aku memang paling hobby menetek dan menghisap benda terindah di dunia ini. Anne terus mendesis desis. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras.

    “Uh.. ahh.. uh..”

    “Anne.. tubuhmu indah sekali..” Kataku memuji seperti halnya memberi pujian kepada customer perusahaanku.
    “Ayo, John.. jangan dilihat saja, aku rela kamu apakah saja..”
    “Iya, sayang..” kataku, sambil tanganku merogoh bagian depan celana jinnya.

    Tangannya membantu membuka retsileting dan dengan cepat Anne sudah terlihat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksi sekali anak ini, pikirku. Hmm..dari balik CD-nya terlihat bulu bulu halus dan hitam legam. Uh, aku sudah tidak sabar lagi namun dengan tenang aku mengelusnya dari luar. Anne menggelijang, matanya terlihat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercium aroma yang sangat kukenal, dia pasti merawat benda yang paling dicari semua laki laki ini dengan baik.

    “Anne.. boleh aku cium?” bisikku pelan.

    Anne mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Anne merenggangkan kedua kakinya. Pasrah. Dengan kedua jariku, kubuka vaginanya dan terlihat klitorisnya yang merah merekah. Basah. Sungguh indah dan harum. Kujulurkan lidahku di sekitar pahanya sebelum mencapai klitorisnya. Anne mendesis desis dan mulai meracau dan terlihat seksi sekali.

    “Ayo, John.. jangan buat gue tersiksa.. terus ke tengah sayang..” Aku malah menjilat bagian pusernya membuat dia uringan uringan dan makin bernafsu. Bermain sex memang perlu teknik dan kesabaran tinggi yang membuat wanita merasa di awang awang.
    “Johnn.. gila lo, ke bawah sayang.. please..”
    “Hmm.. iya nih, gue emang udah gila melihat memek yang indah ini sayang” kataku terengah engah.

    Akhirnya lidahku hinggap di labia mayoranya. Kusibak dengan lembut rimbunan hutan yang sudah becek itu. Kuhurip cairan yang meleleh di sela selanya. Kelentitnya kuhisap seperti menghisap permen karet. Akibatnya pantatnya terangkat tinggi dan Anne menjerit nikmat. Lidahku terus merojok sampai ke dalam dalamnya. Kuangkat pantatnya dan kupandangi, lalu kusedot lagi. Anne berteriak teriak nikmat. Aku jadi kuatir kalau suaranya sampai keluar. Kupindahkan bibirku ke bibirnya.

    “Tenang sayang, perang baru dimulai..” Kataku berbisik.

    Ia mengangguk dan perlahan aku putar posisi menjadi 69. Posisi yang paling aku sukai karena dengan demikian seluruh isi memeknya terlihat indah. Batangku juga sudah terbenam di bibirnya yang mungil dan terasa hangat serta nikmat sekali. Kutahan agar aku tidak meletus duluan.

    “Punya kamu enak John..” Pujinya layaknya memuji Customer.
    “Iya, sayang punya kamu lebih enak dan baguss sekali..” kataku terengah engah.
    “Uh, becek sayang..” Aku lanjutkan menjilat seluruh permukaan memeknya dari bawah.

    Uh, benar pemirsa, siapa tahan melihat barang bagus dan cantik ini. Yang luar biasa, aku yakin dia masih perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar seperti belum pernah tersentuh benda tumpul lain.

    “Anne.. kamu masih perawan sayang..”
    “Iya, John.. gue belum pernah..”
    “Iya, kamu harus jaga sampai kamu menikah..”
    “Gue gak tahan John, cepetan sayang..” Sungguh, meski banyak kesempatan aku belum pernah berpikir memerawani cewek baik seperti Anne ini, kecuali istriku.

    Wanita yang kutahu sedang stress dan sedang mencari pelarian sesaat ini harus ditenangkan. Akan buruk akibatnya ketika dia sadar bahwa keperawanannya diberikan kepada orang lain yang bukan suaminya. Aku percaya jika sudah mencapai orgasme dia justru akan berterima kasih dan menginginkannya lagi. Kembali kujelajahi kemaluannya. Cepat cepat aku jilat berulang ulang klitorisnya.

    Dan sodara pemirsa, apa kataku, pantatnya tiba tiba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kali..lalu mengendur.

    “Uuhh.. gue nyampe Johnn.. aahh.. uhh.. uhh..” Masih dalam posisi 69, Anne terdiam sesaat, kulihat kemaluannya masih merekah merah.

    Perlahan ia mulai bangkit dan mngecup bibirku.

    “Sorry sayang, gue duluan..”
    “No problem Anne.. kamu merasa mendingan?” Ia mengangguk, memelukku dan mencium bibirku.
    “Terima kasih John, elo emang hebat..”
    “Iya nih, Ann, gue minta maaf jadi telanjur begini..”
    “Gak Papa kok, gue juga senang..” Kami mengobrol sebentar namun tangannya masih menyentuh nyentuh batangku.

    Ia mengambilkanku minuman dan menyorongkan gelas ke bibirku. Ketika tegukan terakhir habis, bibirku perlahan mengulum bibirnya. Putingnya mulai mengeras dan aku mulai aksi sedot menyedot seperti bayi. Anne kembali menggelijang.

    Aku bisikkan perlahan,

    “Anne.. gue pengen menggendong kamu sayang”.
    “Hmm..mulai nakal ya..” katanya dan merentangkan tangannya.

    Aku peluk dan angkat dia lalu kusenderkan ke dinding dekat meja rias. Dari balik cermin kulihat pantatnya yang montok dan mulus itu, membuat gairahku meledak ledak. Dengan posisi berdiri, tubuhnya sungguh seksi. Aku perhatikan dari atas ke bawah, sungguh proporsional tubuhnya. Segera kusedot putingnya dan jariku sebelah kiri segera mengelus rimbunan hutan lebatnya. B

    asah, hmm..dia mulai naik lagi. Klentitnya kupilin pilin pelan dan Anne mendesis seperti ular. Making love sambil berdiri adalah posisi favoritku selain 69. Perlahan sebelah kakinya kuangkat ke kursi pendek meja rias dan terlihatlah belahan memeknya yang merah merekah, indah dan seksi sekali Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusuri paha bawahnya dengan lidahku. Dari bawah aku lihat wajahnya mendongak ke atas menahankan nikmat. Sungguh saat itu Anne kelihatan sangat seksi. Sebelum lidahku mencapai kelentitnya, aku sibakkan labia mayoranya dengan kedua Ibu jari.

    Hmm.. sungguh harum.

    “Cepat John.. gue udah gak tahan.. jilat sayang.. jilat..” Benar benar nikmat melihatnya tersiksa, namun sebetulnya aku lebih tersiksa lagi karena batangku sudah mengeras bagaikan batu.

    Aku nyaris tak bisa menahan klimaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalinya. Benar saja, begitu lidahku menyedot klitorisnya, Anne langsung mengejang dan berteriak pertanda orgasme. Kusedot habis cairannya. Luar biasa, aku menikmati ekspresinya ketika mencapai orgasme dan itu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdiri dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketika muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh..

    “Oh John, kita keluar bersamaan sayang..”
    “Iya, enak banget An.. elo membuat gue gila..”
    “Sama.., gue berterima kasih elo menjaga gue..”
    “Gue sayang kamu An..” ***** Pemirsa, begitulah ceritanya.

    Tak selamanya seks harus membobol gawang. Setelah kejadian itu Anne makin ketagihan.

    Dia sangat terkesan bisa mencapai orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dia juga menyukai posisi 69 dan posisi berdiri yang bisa mirip 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahi area area sensitifnya secara cepat dan efisien. Dan pada saat yang sama aku juga mencapai orgasme. Masih ada Vina dan Dina yang ketagihan seperti Anne. Aku selalu bilang pada wanita wanita berpendidikan itu bahwa suatu saat mereka akan menikah dan aku berjanji tidak akan memerawaninya. Cukuplah 69!

  • Cerita Ngewek Akibat Aku Menikah Dengan Pria Tua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Akibat Aku Menikah Dengan Pria Tua – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2141 views

    Perawanku – Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”. Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya.

    Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual. Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang aling indah. Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Agen Nova88

    Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja. Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual. Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali.

    Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku.

    Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu. Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar.

    Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku. Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum.

    Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri. Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya.

    Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo kemudian. Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing.

    Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali. Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok lho ?!

    Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku. Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu.

    Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku. Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy.

    Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku. Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Judi Online Nova88

    Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam membisu. Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu. Akhirnya aku menggeleng.

    Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah….rasanya selangit banget !. Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku merasakan nikmatnya.

    Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut. Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku. Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya.

    Nafasku semakin tak beraturan lagi. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya. Semakin terangsang aku.

    Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap. Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya.
    Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku. Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar.

    Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis.

    ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo amat ! aku juga bingung !

    Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini. Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula .

    Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi.

    Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat kenikmatan. Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD.

    Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya. Kutarik dia dan kutuntun kontol ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat.

    Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu.

    Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ?

    Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kai berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua. Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya.

    Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya.

    Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting.

    Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng. Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran. Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!!

    Dalam kesendirianku ini . . .
    Segalanya bisa berubah .. .
    Kecuali,
    Cinta dan kasihku pada Ronad,

    Aku tetap menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur, mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur, dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah, bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku, Ron.

    Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Tante,Cerita Bokep Selingkuh,Cerita Ngentot Tante,Cerita Sex Brondong,Cerita Mesum Tante,Cerita Bokep Selingkuh,Cerita Dewasa

  • Foto Bugil Model Jepang Siap Menguras Birahi – Foto Bugil Telanjang Terbaru  2018

    Foto Bugil Model Jepang Siap Menguras Birahi – Foto Bugil Telanjang Terbaru 2018


    2429 views

    PerawankuHot! Foto Model Ngangkang dan Nungging, Semok Banget!, Buat kamu yang doyan , maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memuaskan birahi anda. Model hot dengan tubuh seksi montok memang selalu berhasil membuat kita sange. Karena itu, pantang rasanya jika kamu melewatkan galeri terbaru kami ini :

    Mari  bos ku Perawanku.com :

  • Cerita Sex ML Di Sanggar Beladiri Mua Thay

    Cerita Sex ML Di Sanggar Beladiri Mua Thay


    712 views

    Perawanku – Cerita Sex ML Di Sanggar Beladiri Mua Thay, Aku seorang remaja berstatus sebagai seorang mahasiswa tingkat 2. Namaku Sony, hobi latihan beladiri, dan tubuhku lumayan proposional. Sebagai seorang pemuda jama sekarang beladiri adalah suatu hal yang sangat penting, karena selain baik untuk kebugaran tubuh, beladiri juga bisa sebagai pelindung kita dari orang jahat, hhe.

    Usiaku kini 19 tahun, aku sejak sekolah dasar memanglah sudah gemar dengan berbagi macam beladiri. Selain Mua Thay aku dulu juga juga pernah belajar beladiri taekwondo dan pencak silat. Jika kata teman-teman main atau kampusku mereka memanggilku dengan sebutan jet lee, hha. Yah mungkin aja karena aku jago beladiri dan mataku sipit seperti keturunan Chinese,hhe.
    Aku menekuni beladiri Mua Thay sejak aku kelas 1 SMA. Kini aku sudah ditingkat Pro dan menjadi pelatih disalah satu sanggar beladiri Mua Thay dibandung. Untuk lokasi sanggar-nya sengaja tidak aku sebutkan, karena itu privasi, hhe. Oke saya kira cukup perkenalan tentang saya, dan langsung saja yah masuk kecerita saya.
    Disini aku akan menceritakan cerita sex yang aku alami dengan salah satu murid wanita yang berlatih disanggar Mua Thay dimana tempat aku mengajar. Pada hari selasa adalah hari dimana hanya para wanita saja yang berlatih Mua Thay. Ketika itu hanya jelas cardio dan Advance saja yang ebrlatih, jika untuk kelas Pro ada hari sendiri.
    Hari itu aku melatih dengan 1 temanku yang bernama Hendra, seperti biasa kami memulai latihan dengan latihan fisik dulu untuk kelas cardio dan Advance.Pada hari itu ada 15 wanita yang berlatih, 7 dinataranya kelas cardio dan 8 diantaranya kelas advance. Hari itu latihan berjalan sepeti biasa.
    Kurang lebih saat itu 2 jam latihan-pun telah selesai, kebetulan malam itu adalah jam kloter terakhir untuk latihan. Singkat cerita saat itu-pun semua murid dan Hendra puang duluan, untuk kunci sanggar beladiri diserahkan kepadaku. Karena sudah selesainhya latihan aku-pun segera kekamar mandi sekaligus kamar ganti.
    Kamar mandi cowok dan cewek kebetulan disanggar Mua Thay itu jadi satu. Pintu kamar mandi yang ada disanggar itu menggunakan stabiliser, jadi setelah dibuka maka akan tertutup sendiri, kurang lebih seperti pintu minimarket gitu deh. Karena saat itu aku berfikir semua orang sudah pulang maka aku-pun memilih salah satu kamar mandi.
    Aku bukalah salah satu kamar mandi,
    “ Ngeeeeekkk.., ” suara pintu terbuka.
    “ Siapa tuh…, ” teriak seorang wanita dari dalam kamar mandi.
    “ Ma… Maaf, aku kira tidak ada orang, ” ucapku kaget.
    Seketika aku tertegun dengan sesosok wanita yang telanjang bulat dengan tubuhnya yang penuh dengan busa sabun,
    “ Aduh abang gimana sih, emngnya nggak tahu yah kalau Arhin sedang mandi, ” ucapnya sembari menutupi payudara dan vaginanya dengan tanganya.
    “ Aduh Arhin, kamu gimana sih, mandi kog nggk dikunci pintunya, kan jadinya begini, ” ucapku dengan posisi berdiri dipintu kamar mandi.
    “ Ihhhh… abang pasti sengaja yah, abang pasti nafsukan sama Arhin, Huwwww…, ” ucapnya manja.
    “ Aduh Rhin maaf banget yah, Abang nggak tau kalau masih ada orang, soalnya sanggar udah sepi tnggal aku sama kamu aja, ” ucapku menjelaskan.
    “ Yaudah maaf yah, abang mandi disebelah aja, ” ucapku lagi,
    Ketika aku akan pergi tidak aku sangka Arhin menarik tanganku,
    “ Udah nanggung bang, masak iya sih Abang nggak nafsu sama Arhin, ” ucapnya sembar menarik aku kedalam kamar mandi.
    “ Rhin Ja……, ”
    Belum selesai aku berbicara tiba-tiba saja Arhin meremas penisku lalu diciumlah bibirku. Melihat perlakuan Arhin yang seperti itu tanpa ragu aku-pun meladeni perlakuan mesumnya padaku. Aku membalas ciumanya dan aku remas payudara montoknya,
    “ Shhhhh… Eummmmm… Euhhhhh.., ” lenguh Arhin.
    Didalam kamar mandi itu kami-pun mulai memicu nafsu birahi kami. Tidak aku sangka Arhin yang cenderung pendiam ternyata dia sangat liar sekali. Dia melumat habis bibirku dengan gemas sembari meremas-remas penisku yang masih terlindung dengan celana boxerku. Merasa agak terganggu Arhin-pun meyuruhku melepas celana boxer dan kaos singletku,
    “ Bang, kamu bugil dong biar kita sama-sama telanjang, ” ucapnya berbisik dengan manja.
    “ Iya Rhin, ”
    Dengan cepatnya aku-pun mulai melepas semua kain yang menempel ditubuhku, seketika itu kami-pun telanjang bulat. Setelah aku telanjang kamipun kembali bercumbu dengan penuh nafsu liar. Arhin mulai mengocok penisku dengan tanganya yang penuh sabun cair dan aku-pun meremas payudara dan pantatnya yang semok.
    Arhin adalah tipe wanita yang bertubuh sintal, tinggi sedang, berkulit putih, cubi, dan menggairahkan. Saat itu kami bercumbu dengan penuh gairah. Kocokam Arhin membuat penisku semakin mebesara dan panjang saja,
    “ Rhinn.. Ouhhhh… Shhhhhhh…, ” desah nikmatku.
    “ Enak ya bang ??? Ouhhhh… mainin itil aku bang, Ouhhhh…, ” pintanya.
    Tanpa menjawab tanganku yang tadinya meremas pantat, saat itu berpindah pada vagina Arhin,
    “ Sssshhhhh… enak bang, Ouhhhh… gesek terus itil aku bang… Ouhhh, ” desah arhin penuh gairah sex.
    Kami sama-sama merasakn kenikmatan sex yang luar biasa. Aku sungguh tidak menyangka bisa bercumbu dengan wanita secantik dan sesexy Arhin. Kami saling memberikan rangsangan agar nafsu kami semakin memuncak. Sesekali aku masukan jari tengahku kedalam vagina Arhin,
    “ Bang… Ouhhhhh… terus kobel memek Arhin bang.. Ssshhhh… Ahhhh…, ”
    “ Iya Rhin… Ahhhh…, ”
    Arhin nampak sekali menikmati permainan jari tengahku didalam vaginanya. Selama percumbuan kami Arhin terus meracau sembari terus mengocok penisku dengan gemasnya. Dia kocok dan dia genggam penisku dengan tanganya,
    “ Uhhhhh… Ssssshhhh… kocokan kamu enak Rhin… Ahhhh.., ”
    Penisku dikocok Arhin dan vagina Arhin aku sodok dengan jari tengahku. Lendir kawin Arhin mulai keluar dari dalam vaginnya. Terbukti saat itu liang senggamanya terasa licin dan hangat. Sesekali aku juga mengarahkan jariku pada G-spotnya,
    “ Uhhhhhh… Bang… Ouhhhh… Udah Bang… Arhin nggak kuat lagi, Ahhhh…, ”
    Melihat Arhin yang sudah seperti itu aku-pun melepaskan jariku dari dalam vaginanya,
    “ Yaudah yuk ML ya Rhin sekarang, soalnya udah malem nih, ” ajakku.
    “ Iya Bang, Arhin yang diatas ya bang, ” pintanya.
    “ Iya terserah kamu aja, ” ucapku pasrah.
    Kami-pun saat itu segera mengatur posisi sex kami. Aku duduk bersandar tembok dengan kaki aku luruskan kedepan. Arhin yang sudah nampak berpengalaman dalam berhu Bungan sex, maka dia segera duduk diatasku lalu meraih kejantananku dan dibenamkanlah penisku,
    “ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbb…, ”
    “ Euhhhhhhhhhhhhhhh…., ” lenguh kami bersamaan disela masuknya penisku pada vagina Arhin.
    Begitu sudah masuk penisku, Arhin segera bergoyang dengan pantatnya yang ada diatas pangkuanku. Sembari begoyang tanganya berpegangan pada pundaku. Arhin sungguh lincah bercinta dengan posisi sex WOT (women on top),
    “ Ouhhhh… Bang…. Ssssshhhh… Euhhhhh… Bang… Ahhhh.., ” desahnya peuh gairah sembari menggoyang penisku didalam memeknya.
    “ Enak Rhin, terus Rhin, Ouhhhh… Sssssshhhh…, ”
    Melihat aku merasa nikmat Arhin-pun semakin gila daalam bermain sex saat itu. Dia bergoyang memutar, maju mundur, naik turun sembari terus mendesah hebat. Hubungansex kami malam itu sungguh terasa memuncak sekali. Aku serasa oleh gadise belia yang baru doyan-doyanya ngentot. Penisku yang besar dan tahan lama membuat Arhin semakin liar,
    “ Bang… Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh… keluar aku bang, Ouhhhhhhhhhhh, ” teriaknya seiring didapatkanlah klimaksnya.
    Arhin semakin gila saja setelah orgasme saat itu. Dia memaju mundurkan pantanya dengan cepatnya,
    “ Ouhhhh… Euhhhh..Sssssshhh… Ahhhh…, ” desah Arhin semakin liar saja.
    Baru aku rasakan hubungan sex yang seliar ini. Penisku serasa tertaririk dan terjepit dengan vagina Arhin yang gemuk dan masih sempit itu. Tidak terasa kami sudah bercinta cukup lama, hampir 30 menit kami berhubungan sex didalam kamar mandi sanggar Mua Thay itu. Desahan Arhin dan desahanku saling mengisi.
    Seakan desahan sex kami seperti dikomando saja saat itu. Detak jantung kami bedetak dengan kencang, nafas kami saling memburu, dan racauan-racaun liar kami terus mengiringi hubungan sex kami saat itu. Karena Arhin begitu hebatnya dalam berhubungan sex, aku mulai merasa ada penisku mulai berdenyut-denyut,
    “ Rhin aku mau keluar nih, buruan berdiri kamu,… Ouhhhh…, ” pintaku.
    Aku meminta Arhin berdiri agar spermaku tidak keluar didalam vagina Arhin. Mendengar itu Arhin-pun segera menyingkir dari pangkuanku,
    “ Bluppppppppppppppp, ” keluarlah penisku dari vagina Arhin.
    Aku segera berdiri dan aku kocok penisku dengan penuh nafsu. Merasa akan keluar spermaku, segera aku arahkan penisku kedalam mulut Arhin. Arhin yang sudah tanggap diapun segera mengkulum penisku dengan gemasnya. Baru berapa detik aku dikulum rasanya batang penisku sudah tidak tahan lagi menahan birahiku, lalu,
    “ Crottttttttttttt…. Crottttttttttttt…. Crottttttttttttt…. Crottttttttttttt…., ”
    “ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. Keluar Rhin… Ouhhhhhhhhhhhh…, ” ucapku puas mendapatkan orgasmeku.
    Tertumpalah semua sperma didalam mulut Arhin dengan derasnya. Arhin dengan lahapnya mengkulum dan menelan semua spermaku hingga tidak tersisa setetespun. Sungguh hubungan sex yang tidak pernah aku bayangkan. Hubungan sex kami terasa memuaskan hinggga kami sama-sama mendapatkan kepuasan sex.
    Singkat cerita setelah kami mendapatkan kepuasan, kami-pun mandi bersama sembari bercumbu mesra. Karena hari semakin larut kami-pun cepat-cepat menyelesaikan mandi kami. Selesai mandi kami berganti baju bersih dan setelah selesai kami keluarlah dari kamar mandi. Segera kami keluar dari sanggar beladiri dan kami-pun pulang kerumah masng-masing.
    Sejak kejadian skandal sex kami malam itu, Arhin-pun hampir setiap hari bernagkat berlatih Mua Thay. Kami selalu pulang belakangan hanya demi berhubungan sex semata. Aku dan Arhin-pun semakin sering saja ML, maupun itu disanggar Mua Thay, dikostku, ataupun dihotel. Seperti itulah kisah sex yang aku lakukan dengan Arhin. Selesai.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan

    Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan


    993 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan, Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun, Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali.

    Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur.

    Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

    Cerita ini terjadi pada tahun 2015 bulan November, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya.

    Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

    Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluan ku yang hanya bersarung tipis.

    Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

    Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluan ku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluan ku.
    “Sum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.
    Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”
    “Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.

    Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluan ku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.

    “Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
    “Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

    Lalu dia meraih batang kemaluan ku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluan ku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
    “Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
    “Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
    Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluan ku, diludahinya ujung kemaluan ku.
    “Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
    Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluan ku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

    Perlahan dia memasukkan kemaluan ku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluan ku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

    Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

    Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”

    “Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas.

    Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

    Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
    “Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluan ku sudah mulai berdiri lagi.

    Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.
    Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

    “Gimana Sum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluan ku sudah tegang.

    Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluan ku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”.

    Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluan ku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluan ku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

    Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluan ku memompa tubuhnya.

    Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sum.. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.

    “Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
    “Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.

    Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

    Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluan ku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks

    Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks


    1301 views

    Perawanku – Cerita Sex Menantu Jadi Budak Seks, Ini adalah kisahku tentang bagaimana aku mendapatkan kenikmatan dari menantuku istri dari anak ku sendiri. mari kita simak ceritanya, woyooo.

    Dina mematut diri di depan cermin. Ini adalah hari yang paling di nantikannya, hari pernikahannya. Ada banyak alasan kenapa akhirnya dia bersedia menikah dengan Doni. Dan seks adalah salah satunya, meskipun Doni hanya mempunyai sebuah penis yang kecil saja. Namun seks dengan lelaki lain Website Judi Online 303 menjadi jauh lebih menyenangkan meskipun sejak Doni telah menyematkan sebuah cincin berlian di jarinya. Dia merasa bersalah dan membutuhkannya dalam waktu yang bersamaan, setiap kali dia merasakan cincin tersebut di jarinya saat lelaki lain sedang meyetubuhi vaginanya yang dijanjikannya hanya untuk Doni.

    Dia ingat saat malam dimana Doni melamarnya. Dia tersenyum, mengangguk dan berkata “ya”, menciumnya dan menikmati bagaimana nyamannya rasa memakai cincin berlian yang sangat mahal tersebut. Dan setelah makan malam bersama Doni itu, dia langsung menghubungi Alan, begitu mobil Doni hilang dari pandangan, mengundangnya datang ke rumah kontrakannya. Dina menunggu Alan dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun untuk menutupi tubuhnya yang berbaring menunggu di atas tempat tidurnya, cincin berlian yang baru saja diberikan oleh Doni adalah satu-satunya benda yang melekat di tubuh telanjangnya. Ada desiran aneh terasa saat matanya menangkap kilauan cincin berlian itu waktu tangannya menggenggam penis gemuk Alan. Tubuhnya tergetar oleh gairah liar saat tangannya mencakup kedua payudaranya dengan sperma Alan yang Panduan Judi 303 melumuri cincin itu. Dan oergasme yang diraihnya malam itu, yang tentu saja bersama lelaki lain selain tunangannya, sangat hebat – tangan yang tak dilingkari cincin menggosok kelentitnya dengan cepat sedangkan dia menjilati sperma Alan yang berada di cincin berliannya. Dia menjadi ketagihan dengan hal ini dan berencana akan melakukannya lagi nanti pada waktu upacara perkawinannya nanti.

    Saat ini, dia memandangi pantulan dirinya di dalam cermin mengenakan gaun pengantinnya. Dia terlihat menawan, dan dia sadar akan hal itu. Dina tersenyum. Dia membayangkan nanti pada upacara pernikahannya, teman-teman Doni akan banyak yang hadir dan akan banyak lelaki lain yang akan dipilihnya salah satunya untuk memenuhu fantasi liarnya. Vaginanya berdenyut, dan dia membayangkan apa yang akan dilakukannya untuk membuat hari ini lebih komplit dan sempurna, saat lonceng berbunyi nanti.

    Saat dia membuka pintu, Papah Doni, Darma, sedang berdiri di sana, bersiap untuk menjemputnya dan mengantarnya ke gereja. Dina menarik nafas dalam-dalam. Dia tahu lelaki di hadapannya ini sangat merangsangnya – beberapa bulan belakangan ini dia telah berusaha untuk menggodanya, dan dia pernah mendengar lelaki ini melakukan masturbasi di kamar mandi saat dia datang berkunjung ke rumah Doni, menyebut namanya. Dina belum pasti apakah mudah nantinya untuk menggoda Darma agar akhirnya mau bersetubuh dengannya, tapi sekarang dia akan mencari tahu tentang hal tersebut. Dia tersenyum lebar saat menangkap mata Darma yang manatap tubuhnya yang dibalut gaun pengantin ketat untuk beberapa saat.

    “Papah” tegurnya, dan memberinya sebuah ciuman kecil di pipinya. Parfumnya yang menggoda menyelimuti penciuman Darma. “Papah datang terlalu cepat, aku belum siap. Tapi Papah dapat membantuku.” Digenggamnya tangan Darma dan menariknya masuk ke dalam rumah kontrakannya, tempat yang Bandar Judi Online 303 akan segera ditinggalkannya nanti setelah menikah dengan Doni.

    Darma mengikutinya dengan dada yang berbar kencang. Ini adalah saat yang diimpikannya. Dia heran bagaimana anaknya yang pemalu dan bisa dikatakan kurang pergaulan itu dapat menikahi seorang wanita cantik dan menggoda seperti ini, tapi dia senang karena nantinya dia akan mempunyai lebih banyak waktu lagi untuk berdekatan dengan wanita ini. “Apa yang bisa ku bantu?”

    Dina berhenti di ruang tengahnya yang nyaman lalu duduk di sebuah meja.

    “Aku belum memasang kaitan stockingku… dan sekarang, dengan pakaian ini… aku kesulitan untuk memasangnya.”

    Suaranya terdengar manis, tapi matanya berkilat liar menggoda. Diangkatnya tepian gaun pengantinnya, kakinya yang dibungkus dengan stocking putih dan sepatu bertumit tinggi langsung terpampang.

    “Bisakah Papah membantuku memasangnya?”

    Darma ragu-ragu untuk beberapa waktu. Jantungnya berdetak semakin cepat. Apakah ini sebuah “undangan” untuk sesuatu yang lain lagi, ataukah hanya sebuah permintaan tolong yang biasa saja? Dia mengangguk.

    “Oh, tentu…” dia berlutut di hadapan calon istri anaknya dan bergerak meraih kaitan stockingnya. Jemarinya sedikit gemetar saat Dina dengan pelan mengangkat kakinya . Darma berusaha untuk memasangkan kaitan stocking itu.

    Dina menggigit bibir bawahnya menggoda, dan lebih menaikkan gaunnya, menampakkan paha panjangnya yang dibalut stocking putih. Dia dapat merasakan sebuah perasaan yang tak asing mulai bergejolak dalam dadanya., sebuah tekanan nikmat yang membuat nafasnya semakin sesak, membuat nafasnya semakin memburu, dan membuatnya semakin melebarkan kakinya. Dia dapat merasakan cairannya mulai membasahi. Kaitan itu akhirnya terpasang di sekitar lututnya. Darma menghentikan gerakannya, tak yakin apakah dia sudah memasangkan dengan benar.

    “Papah, seharusnya lebih ke atas lagi…” tangan calon Papah mertuanya yang berada sedikit dibawah vaginanya membuatnya menjadi berdenyut dengan liar.

    Keragu-raguan itu hanya bertahan untuk beberapa saat saja. Tangan Darma menarik kaitan itu semakin ke atas Agen Judi Pulsa saat calon istri anaknya meneruskan mengangkat gaun pengantinnya semakin naik. Dia menelan ludah membasahi tenggorokannya yang terasa kering saat akhirnya kaitan itu terpasang pada tempatnya di bagian paling atas stockingnya. Dia yakin dapat mencium aroma dari vagina Dina sekarang, yang membuat jantungnya seakan hendak melompat keluar dari dadanya. Tangannya berhenti, kaitan stocking itu melingari bagian atas paha Dina… dan dia merasakan bagian gaun pengantin itu terjatuh saat Dina melepaskan sebelah pegangannya untuk meraih bagian belakang kepalanya dan mengarahkan wajah Papah calon suaminya mendekat ke vaginanya, dan Darma menemukan tak ada celana dalam yang terpasang di sana.

    Dina melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Darma tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir vaginanya, dan Dina semakin basah dengan cairan gairahnya. Dengan sebelah tangan yang masih menahan gaun pengantinnya ke atas, dan yang satunya lagi menekan wajah calon mertuanya ke vaginanya yang terbakar, dia mulai menggoyangkannya perlahan. Ini serasa di surga, dan menyadari apa yang diperbuatnya tepat di hari pernikahannya membuat tubuhnya semakin menggelinjang. Dia mengerang saat lidah Darma memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir vaginanya, menjilati kelentitnya, wajah Darma belepotan dengan cairan kewanitaan calon istri anaknya di ruang tengah rumah kontrakannya.

    Semakin Dina menggelinjang, semakin keras pula Darma menghisapnya.

    “Oh ya Papah… jilat vaginaku… buat aku orgasme sebelum aku mengucapkan janjiku pada putramu… kumohon…” perasaan salah akan apa yang mereka perbuat membuat Dina dengan cepat meraih orgasmenya, dan hampir saja dia rubuh menimpa Darma. Ini bukan seperti orgasme yang biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombak yang menggulung tubuhnya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalam tubuhnya.

    Cairan Dina terasa nikmat pada lidah Darma, dia menjilat dan menghisap vaginanya seperti seorang lelaki yang kehausan. Penisnya terasa sakit dalam celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan tuxedonya.

    Dina kembali menggelinjang, lalu dengan pelan bergerak mundur, membiarkan gaun pengantinnya menutupi Papah Doni. Lalu dia membuka resleting di bagian belakang gaunnya dan membiarkannya jatuh menuruni tubuhnya. Dia melangkah keluar dari tumpukan gaun pengantinnya yang tergeletak di atas lantai, hanya mengenakan sepatu bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking beserta kaitannya yang baru saja dipasangkan Darma pada pahanya. Dina tersenyum padanya, vaginanya berkilat dengan cairannya.

    “Aku akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau Papah memerlukan sesuatu…” dia berkata dengan mengedipkan matanya. Darma menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Hanya beberapa detik kemudian dia menyusulnya.

    Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah cermin di atas washtafel, dan sudah mengenakan sebuah celana dalam berwana putih. Darma tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yang manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.

    Dina melihatnya masuk, dan dengan sebuah gerakan yang cantik membuka lebar pahanya. Darma melangkah ke belakangnya, Panduan Judi Pulsa mata mereka saling terkunci dalam masing-masing bayangannya dalam cermin. Tangan Darma bergerak ke bagian depan tubuhnya, menggenggam payudaranya yang masih ditutupi bra. Dina tersenyum. “Tapi Papah, bukankah ini tak layak dilakukan oleh seorang Papah calon pengantin pria?”

    Darma memandangi bagaimana bibir Dina yang membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat nafasnya, seiring dengan tangannya yang meremasi payudaranya dalam balutan bra. “Tak se layak apa yang akan kulakukan padamu.”

    Dina menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan penisnya yang mengeras.

    “Aku nggak sabar,” bisiknya.

    Sejenak kemudian Dina merasakan tangan calon Papah mertuanya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dengan mudah tangan Darma menarik celana dalamnya ke samping. Dina menarik nafas dalam-dalam saat dia merasakan daging kepala penisnya menekan bibir vaginanya yang masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dengan perlahan Darma mulai mendorongkan batang penis itu memasukinya. Dina merasakan bibir vaginanya menjadi terdorong ke dalam, merasakan dinding bagian dalamnya melebar untuk menerimanya.

    “Apa ini terasa lebih baik dari penis putaku?” Darma tersenyum puas. Dia tahu se berapa ukuran penis putranya, dan dia yakin kalau putranya mewarisinya dari garis ibunya. Vagina calon istri putranya terasa sangat menakjubkan pada batang penisnya, dengan cepat dia sadar kalau dia layak untuk menyetubuhi calon menantunya lebih sering dibandingkan putranya. Dan dia mendapatkan firasat kalau dia bisa melakukannya kapanpun mereka memiliki kesempatan.

    “Oh brengsek!!! Ya Papah… ayo… beri aku yang terbaik untuk merayakan pernikahanku dengan putra kecilmu.” dia lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Darma pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dengan erat dan mulai memompanya keluar masuk. Mereka sadar akan terlambat menghadiri upacara pernikahan, tapi Darma memastikan vagina sang mempelai wanita benar-benar berdenyut menghisap sehabis persetubuhan keras yang lama. Dina mengerang dan menjerit dan bergoyang pada batang penis itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi bayangan mereka berdua di dalam cermin saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.

    Dina merasa teramat sangat nakal, disetubuhi dengan layak dan keras oleh Papah calon suaminya tepat sebelum upacara pernikahannya. Darma merasakan vaginanya mengencang pada batang penisnya, dan kali ini, dia merasa seluruh tubuh Dina mengejang sepanjang orgasmenya. Wanita ini adalah pemandangan terindah yang pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yang direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalam lenguhan bisu. Darma bahkan dapat merasakan pancaran dari orgasmenya menjalari batang penisnya saat dia tetap menyetubuhinya.

    Dia telah membuatnya mendapatkan orgasme seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, vaginanya hampir terasa kelelahan untuk orgasme lagi. Tapi Darma tahu bagaimana membawanya ke sana.

    “Kamu mengharapkan spermaku, iya kan, Dina? Kamu ingin agar aku mengisimu dan membuat vaginamu terlumuri spermaku yang sudah mengering saat berjalan di altar pernikahanmu, benar kan wanita jalangku?”

    “Oh ya… yaaa!” sang pengantin wanita mulai kesulitan bernafas, dan Darma dapat merasakannya menyempit. Darma melesakkan batang penisnya sedalam yang dia mampu, dengan setiap dorongan yang keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu A?a,?aEs dan dia tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat penisnya melesak jauh ke dalam vagina calon istri putranya, menyemburkan cairan sperma yang banyak ke dalam kandungannya, dia merasakan tubuh Dina menegang dan orgasme untuk sekali lagi.

    Dicabutnya batang penisnya keluar, menyaksikan lelehan sperma yang mengalir turun di pahanya menuju ke kaitan stocking pernikahannya. Darma tersenyum. “Aku akan menunggu di mobil, Dina…”

    Perlahan Dina bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, vaginanya berdenyut dan bocor. “Mmm, baiklah Papah.”

    Dia memutuskan untuk melakukan “tradisinya” dan dan mengorek sperma Papah Doni dari pahanya dengan jari tangan kirinya yang dilingkari oleh cincin berlian pemberian Doni.

    Saat Darma melihat mempelai wanita putranya masuk ke dalam mobil, sudah rapi dan bersih, terlihat segar serta berbinar wajahnya dan siap untuk upacara pernikahan, sedangkan bayangannya yang terpantul dari kaca mobil adalah saat Dina memandang tepat di matanya dan menjilat spermanya dari cincin berlian pemberian putranya itu…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet

    Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet


    754 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet, Suatu hari pas aq sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku, tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan aq pun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku .

    Terpaksa aq menunggu saja daripada aq sdia-sdiakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu . Tak lama kemuddian ada 2 orang Abg masih belia
    dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU .

    Ketika dia mau mengambil motornya , aq pun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol .

    ” Sudah mau pulang ya dek ?? ” tanyaku
    ” Hmm . . iya kak , sudah malem nih ” katanya
    ” Belum malem kok , baru pukul setengah 10 nih ” katanya
    ” Iya sih , sebenernya masih awal sih , tapi takut nyokap nyariin ” katanya
    ” Oya ?? anak nyokap donk kalian ” candaku
    ” Bukan donk . . cuma gak enak aja kalo bohong “
    ” Udah sar , jangan pulang dulu , qita jalan-jalan lagi aja yuk . kamu nginap sama aq aja dirumah kakek

    Telpon aja nyokap qmu , bilangin nginap dirumah kakek aq . Kakek udah tidur jam segini . Gak bakalan tahu ddia kalo qita pulangnya udah malem . Mau gak? ” potong temannya

    ” Nah . . bener tuh , sayg donk waktu muda gak dihabisin dengan senang-senang . Ikutin aja apa kata
    temen qmu itu bdiar nanti qmu gak nyesel dan dapat pengalaman baru ” kataq
    ” Eeehh . . hmmm . . Ntar aq telpon nyokap dulu ya , qmu tunggu disini dulu ” katanya
    Anak itu pergi menjauh dari aq dan temannya untuk menelpon nyokapnya .

    ” Nama qmu sdiapa dek? ” tanyaq kepada temannya
    ” Shinta kak , yg itu namanya Sarah ” katanya
    ” Masih sekolah? ” tanyaq
    ” Iya kak masih SMU , kelas 2 ” katanya
    ” Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? ” tanyaq
    ” Cuma teman sekelas aja sih , tapi udah kayak sodara . ” katanya
    ” Kalian cantik-cantik menurut akak , sudah punya pacar? ” tanyaq lagi
    ” Belum kak , taqt sama bokap . Gak bakal diizinin sama bokap kalo aq pacaran ” katanya
    ” Bokap qmu bener sih , tapi kan kalo qmu mau . . kan bisa pacaran sembunyi-sembunyi . . bener gak ? ” kataq

    Tiba-tiba Sarah sudah selesai nelpon nyokapnya . . datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Shinta .
    ” Udah Shin , nyokap ngizinin aq nginap sama qmu . Abis ini mau jalan kemana? ” tanyanya
    ” Qita muter-muter dulu cari tempat yg asyik buat qita nongkrong ” kata Shinta
    ” Ya udah , yuk . . Oya nih kak uang parkirnya ” kata Sarah memberiku uang parkir
    ” Gak usah dek , ambil aja . Lagdian akak perhatiin kalian juga sesarg datang kemari ” katanya
    ” Oh ya udah , makasih ya kak ” katanya langsung menancap gas meninggalkanku

    Aq pun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yg belum keluar . Dasar nasib , gara cuma nunggu 5 motor lagi aq harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar . Tak lama kemuddian 2 Abg tadi datang lagi kepadaq , sepertinya ada masalah bila aq lihat paras mereka .

    ” Kok kembali lagi dek? ” tanyaq
    ” Anu kak , kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal . Kami taqt , makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama akak ” kata Sarah

    ” Oh , mana orangnya ? ” tanyaq
    Tiba-tiba datang 5 buah motor yg dikendarai 5 orang Lelaki sebayaq .
    ” Oh kalian rupanya? ” kataq kepada semua yg datang
    ” Halo Kak Toyib , sorry kak ganggu nih . Kami mau bersenang-senang dengan mereka dulu kak ” kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Shinta dan Sarah
    ” Mending kalian semua cari yg laen aja ” kataq
    ” Lho kenapa kak? Kami kan tak mengganggu akak ” katanya
    ” Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? ” bentakku
    ” Ja . . .jangan kak . . ampun deh . . sorry kak . . ” katanya
    ” Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan kak Toyib , kalo nggak kalian pasti kena dengan kami ”

    kata temannya Aq pun secara spontan melaygkan tamparan kemukanya . . ” Plaaakkk “

    ” Woy , udah gue bilang pulang ya pulang . Jangan banyak bacot lo . . beneran mau mampus lo? ” bentakku sambil menarik bajunya . .

    ” Ehhh . . . iii . . .iiiiya kak . . ampun ” katanya dan mereka semua langsung kabur .
    ” Udah dek , sekarang aman . . kalian boleh pulang . Akak jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi ” kataq
    ” Gak mau kak , kami mau pulang masih taqt di ikutin lagi sama mereka ” kata Sarah
    ” Iya kak , mereka pasti masih dendam sama kami ” kata Shinta
    ” Ya sudah , kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin akak parkir . Ntar abis selesai parkir akak
    antesar kalian pulang ” kataq

    ” Iya kak gpp , kami disini aja deh . . ” kata Shinta
    Setengah jam kemuddian parkirku selesai , aq pun mengantar mereka pulang . Didalam perjalanan aq sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aq mengikuti mereka dari belakang , ternyata Shinta dan Sarah benar . Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka . Malah mereka berani menghentikan Shinta dan Sarah ditengah jalan .

    Aq langsung saja melaju kearah mereka . Aq parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aq mengeluarkan Badik yg kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka .

    ” Kalian memang bener-bener mau cari mampus sama gue ya? ” kataq sambil menyayat sedikit mukanya
    ” Kak , jangan kak . . Oke . .oke . . kami nyerah dan minta maaf . . ” katanya langsung kabur bersama
    teman-temannya meninggalkan kami .
    ” Shinta , Sarah . . udah ayo pulang . Udah gpp . . ” kataq dan mereka melanjutkan perjalanan .

    Beberapa menit kemuddian sampailah kami dirumah kakek Shinta .

    ” Kak , gak masuk sekalian dulu ” katanya
    ” Ah gak usah , gak enak sama orang rumah disini ” kataq
    ” Gpp kok kak , disini memang gak ada orang . Kakek dan nenek gak ada dirumah , mereka nginap ditempat paman . Baru tadi sore kakek nelpon aq . ” kata Shinta

    ” Masa? Kalo gitu sih boleh-boleh aja , akak juga mau minta minum sama qmu , akak haus nih ” kataq

    Kamipun masuk kedalam rumah , Shinta langsung mengunci pintu rumahnya .

    ” Akak nginep disini aja , kami taqt kak soalnya gak ada laki-laki dirumah ini yg bisa jagain kami bila kami tidur nanti ” kata Shinta

    ” Iya kak , please deh . . ” sahut Sarah
    ” Ok lah kalo itu yg kalian mau . Tapi jangan salahkan akak ya kalo tetangga sebelah tahu ada akak
    nginep disini sama kalian ” kataq
    ” Gpp kak , daripada kami ketaqtan disini dengan hal yg tadi . Mendingan ada akak disini , kami bisa
    merasa lega rasanya ” kata Sarah

    Shintapun langsung kedapur , mengambil air putih untukku .

    ” Oya shin , aq numpang mandi ya , gerah nih rasanya ” kata Sarah sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu . Tak lama kemuddian Shinta datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku . Aq langsung menerimanya .

    ” Kak , nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya , sama Sarah . Kami jadi tenang kalo ada akak yg jagain disamping kami . Mau ya ” kata Shinta

    ” Gak usah , diluar aja ” kataq
    ” Mau ya kak , Shinta beneran taqt kak sejak kejaddian tadi ” kata Shinta
    ” Iya deh , untung aja kalian sudah kenal dengan akak . Coba kalo gak , gimana nasib kalian hari ini
    bila bertemu mereka tadi ” kataq
    ” Hehe . . iya kak , makasih . Akak kayaknya preman ya? Kok aq liat mereka semua takut sama akak . Kalo bukan preman , pikirku kenapa mereka harus takut sama akak . Bener gak ? ” kata Shinta
    ” Akak bukan preman , kalo preman akak pasti sudah dapat jatah disana sini , ngapain akak harus jaga parkir ” kataq

    ” Tapi kenapa mereka taqt sama akak? ” tanya Shinta
    ” Ya gak tahu , mungkin aja mereka anggap akak ini seperti preman . Soalnya akak pernah berantem lawan 8 orang , dan salah satu dari mereka tewas ditangan akak . Ya itu dulu , lagian akak sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara .

    Itu karena akak bukan sengaja membunuh melainkan akak membela diri dari pada akak yg mati .

    Mungkin sejak kejaddian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa akak adalah seorang preman . Padahal kenyataannya , kena pisaupun akak pasti luka dan berdarah . ” jelasku kepada Shinta

    ” Kak , jujur aq lihat akak seperti ada yg istimewa dalam diri akak , bukan karena aq telah ditolongin
    akak tadi . Aq melihat akak adalah sosok yg pantas buatku ” kata Shinta

    ” Apa maksud qmu? akak gak ngerti ” kataq
    ” Aq ingin akak mau jadi pacarku , sudah lama aq memperhatikan akak , cuma hari ini adalah hari yg
    kebetulan qita ketemu dan ngobrol bersama ” kata Shinta
    ” Hahaha . . Aneh , begini kenapa akak bilang aneh , pertama qmu belum kenal dengan akak lebih dalam ,

    kedua . . akak ini jelek , lihat aja gigi akak aja ilang satu didepan . Masa qmu suka sama akak
    sementara masih banyak cowok sebaya qmu yg lebih dari akak ” kataq

    ” Iya kak , tapi entah kenapa hati aq memilih akak . Jujur , aq cari cowok bukan dari parasnya , uangnya atau pekerjaannya . Tapi aq mencari cowok yg bisa jagain aq dari segala gangguan dan aq melihat akak adalah cowok yg aq idam-idamkan ” katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya

    Aq hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apa-apa . Tiba-tiba ddia menyapaq…

    ” Kak , kok ddiam? gak mau ya sama aq ” tanyanya
    ” Bukan begitu , akak lagi berpikir . Akak bingung harus menerima atau tidak , bilang akak menerima qmu, apa kata teman-teman qmu , keluarga qmu namun bila akak tidak menerima qmu berarti akak menydia- nydiakan kesempatan dan akak sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan akak memang sedang mancari pacar . Akak tidak menygka ternyata malah qmu yg bilang duluan sama akak ” kataq

    ” Ya , aq cinta sama akak walau cuma melihat akak dari jauh selama ini . Baru kali ini qita bisa dekat ,
    dan hari ini aq untuk pertama kalinya nembak cowok ” katanya

    ” Oke , akak mau sama qmu dan akak harap qmu gak kecewa bila setelah tuu akak itu seperti apa suatu saat nanti ” kataq

    ” Aq sdiap menerima apapun yg terjadi , qita jalani saja kak ” katanya sambil mencium bibirku Aq langsung mendorongnya , dan Shinta pun langsung menggerutu .

    ” Shinta , belum saatnya . . sudah qmu tidur aja ” kataq
    ” Oke . . makasih akakku sayg , Shinta pashin tidur . Kalo mau qita tidur bareng sama Sarah di kamar ,
    Gpp kok . Nanti aq sdiapin buat akak ” katanya

    ” Gak usah , akak tidur disofa aja ” kataq
    Aq perhatikan Shinta meninggalkanku , lalu kulihat dari jauh ternyata Sarah sudah tidur duluan . Aq pun kembali merenungi nasibku hari ini . Akhirnya aq dapat pacar lagi , padahal aq baru putus bulan lalu .

    Tapi aq benar-benar bingung , kenapa banyak wanita yg ingin menjadi pacarku . Akhirnya aq pun terlelap . Entah apa yg terjadi , aq terkakun dari tidurku karena merasa haus . Aq pergi kedapur untuk mengambil air putih , tak sengaja aq melihat kearah kamar mandi , aq melihat Sarah sedang buang air kecil karena Sarah tidak menutup pintu .

    Langsung saja gairahku meningkat melihat kejaddian itu . Aq pun menuju kekamar mandi . .

    ” Ehh kak , maaf lupa ngunci pintu . Tadi aq pikir udah gak ada orang kesini , tadinya aq lihat Shinta
    sudah lelap dan akak pun juga terlelap , makanya gak aq kunci ” kata Sarah
    ” Sar . . ” kataq langsung memeluk tubuh Sarah
    ” Eh kak , jangan . . ” katanya
    ” Sar . . Hmm . . ” kataq sambil meraba Vaginanya
    ” Kak , jangan . . . kak ” katanya berusaha memberontak dari pelukanku
    ” Akak mau melaqkannya sama qmu sar , akak gak bisa nahan lagi sar , maafin akak ” kataq
    ” Jangan kak , please kak . . ” katanya

    Aq langsung melepas pakainku semua , lalu buka kaki dan pahanya Sarah . Aq menjilati vaginanya sementara Sarah terus saja memberontak tetapi tak bersuara yg bisa membuat Shinta kakun . Aq tak peduli walupun Shinta kakun , aq tetap saja ingin menikmati tubuh Sarah .

    ” Sssstttt . . . aaahhh . . hmmm ” desah Sarah

    Puas dengan menjilati vagina Sarah aq pun membuka baju Sarah dan menikmati payudara Sarah . Putingnya aq hisap secara bergantdian dan Sarah tak menolak lagi atas perlaqanku terhadapnya .

    ” Ehhhmmm . . aaahhh kak , sssssttt aaahhh terus kak ” katanya

    Beberapa menit kemuddian setelah puas menjilati tubuh Sarah , aq memandu batang penisku ke arah lukak vaginanya .

    Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aq berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk . Dan akhirnya masuk . .

    ” Awww . . . aduh , sakit kak . . ” kata Sarah
    ” Tahan aja sayg , nikmati saja . Memang beginilah rasanya kalau qmu belum pernah melaqkan ini . Nanti juga bakal lain rasanya . Nikmati saja ya ” kataq sambil mencium dan melumat bibirnya .

    Setelah Sarah tak bersuara lagi , aq pelan-pelang memompa vaginanya .

    ” Aaaahhh . . terus kak , enak kak rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi ” katanya
    Aq pun mempercepat gerakanku memompa vaginanya . Akan tetapi aq tidak ingin permainan ini cepat selesai

    , aq pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya .
    ” Sar , buka mulutmu sayg ” kataq
    ” Gak mau kak , aq geli dan jijik kak ” katanya
    ” Buka aja sar , maukan qmu beri akak kepuasan? Nanti akak pasti akan membalasnya , akak akan
    memberikanmu kepuasan juga . Please . . ” kataq

    Sarah pelan tapi pasti membuka mulutnya , aq langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya . Ku pandu Sarah dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaq .

    ” Weeekkk , aaahhh . . . kak sudah ya ” katanya
    ” Ya sudah gpp , qmu buka paha qmu , akak akan beri qmu kepuasan seperti janji akak tadi ” kataq
    Sarah membuka kakinya dan melebarkan pahanya , aq lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Sarah mengelinjang , ku gigit sedikit klitorisnya . .

    ” Aww . . aah yeaah ssssttt ” desahnya seisarg gerak tubuhnya yg mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaq .

    Setelah kurasa cukup aq pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lukak vaginanya .
    ” Aduh , pelan-pelan kak ” pintanya

    Aq menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk aq pun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku . Sarah sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar kata-katanya ditelingaq .

    Beberapa menit kemuddian aq merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aq cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaq di pantatnya .

    ” Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Sarah . . . . Ssssttt aaahh yeaahh ” kataq
    Setelah puas aq melihat cairan spermaq mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai .

    Kupeluk tubuh Sarah dan kulumat bibirnya . Lalu kami pun membersihkan diri kami masing-masing dengan air yg ada dikamar mandi . Dan kami pun mengenakan pakain kami masing-masing .

    ” Sarah , terimakasih ya . Akak minta maaf kaket sama qmu telah merenggut mahkota qmu ” kataq
    ” Sebenarnya Sarah sedih kak , tapi apa yg harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Sarah juga merasa puas kak , ini pengalaman yg berharga bagi Sarah ” katanya

    ” Ya sudah , qmu jangan cerita sama sdiapapun , termasuk sama Shinta ya . Akak gak mau Shinta kecewa sama akak ” kataq

    ” Apa maksud akak ? ” kata Sarah
    ” Hmm anu . . Shinta , Sar . . Akak sudah jaddian sama Shinta tadi sebelum tidur ” kataq
    ” Kak , aq gimana? ” tanya Sarah
    ” Ya , qmu maunya gimana? ” kataq
    ” Aq juga mau jadi pacar akak , aq gak mau disdia-sdiakan setelah kejaddian ini ” kata Sarah
    ” Ya sudah , qmu juga pacar akak , tapi jangan bilang sama Shinta kalo qita juga pacaran ya . Qmu
    tolongin akak sar , akak gak mau Shinta kecewa . Janji ya ? ” kataq sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya Sarah pun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku .

    Kamipun keluar dari kamar mandi . Sarah menuju kamar dan aq kembali tidur disofa . Sejak kejaddian itu , aq lebih sesarg melaqkan sex dengan Sarah dan Shinta sama sekali tak kusentuh sedikitpun . Hubungan itu kami laqkan sampai Sarah nyerah kepada Shinta dan rela melepasku agar aq kembali kepada Shinta .

    Dan Shinta tak pernah tahu aq berpacaran juga dengan sahabatnya . Akhirnya Sarah punya pacar baru namun dia masih saja tak bisa melupakanku .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot


    800 views

    Perawanku – Hubungan kami berawal dari dimuatnya surat pembacaku, ketika aku masih mahasiswa, di suatu surat kabar yang beroplah nasional tentang kesulitan mengirim surat ke luar negeri. Seminggu kemudian datang surat kepadaku mengomentari suratku dan menceritakan hal yang sama dengan yang kualami. Ia mengatakan hobinya juga surat-menyurat (korespondensi) dan mengajak bertukar hobi denganku.Semenjak itu kami rajin saling berkirim surat. Walaupun belum pernah saling ketemu, karena saling pandai menyusun kata-kata, kami serasa sudah akrab.

    Fitri, sahabat penaku itu, waktu itu bekerja sebagai asisten apoteker di kota Cikampek. Ia memang lahir di situ, ayahnya mempunyai penggilingan beras. Seperti lazimnya pengusaha di kota kecil, ayahnya keturunan Cina. Ia sulung dari 6 bersaudara dan akhirnya aku juga akrab dengan keluarganya akibat sering main ke sana kalau liburan. Ia lebih tua 1 tahun dariku. Waktu itu aku sendiri punya pacar di fakultas dan Lia beberapa mempunyai “teman dekat”, seperti diceritakannya kepadaku lewat surat-suratnya.

    Tiga tahun setelah kami akrab, ia pindah ke Jakarta dan diserahi pekerjaan mengelola apotik di daerah Jakarta Barat. Waktu itu aku sendiri sudah selesai kuliah dan mulai mencari pekerjaan di ibukota. Hubunganku dengannya sudah cukup akrab. Beberapa kali aku menginap di rumah kostnya. Ia kos bersama adik laki-laki tertuanya, yang kuliah di salah satu fakultas kedokteran. Waktu itu ia sedang pacaran dengan seorang bule, John, karyawan suatu perusahaan Belgia. Aku, John, Lia dan ivan (adiknya), sering berjalan bersama. Waktu itu aku sendiri juga bekerja di daerah Jakarta Barat dan kos di dekat camer (calon mertua). Pacarku sendiri sedang kuliah di Gajah Mada, Dilan.

    Sampai akhirnya si John meninggal dunia, karena kecelakaan pesawat ketika sedang pulang ke Belgia. Ayah Lia waktu itu sedang masuk RS dan aku setiap malam menunggui, bergantian berdua dengan ivan atau dengan Lia, sampai juga meninggal setelah 10 hari dirawat. Kesedihan karena ditinggal si John dan ayahnya, membuat Lia memintaku banyak mendampinginya. Kalau selesai bekerja, kalau ivan sibuk kuliah, Lia memintaku menjemput ke apotik. Kalau ia dinas malam, aku biasa menungguinya sebelum ia selesai bekerja. Sering aku dan ivan (kalau sudah pulang kuliah), menunggui berdua lalu pulang bertiga. Semua teman kerja dan induk semang kosnya sudah mengenalku semua. Dan di antara kami semuanya berjalan biasa saja. Fitri ini tinggi badannya lumayan, ada 5 cm di atas tinggi badanku. Jadi orang pasti tidak mengira kalau kami sedang pacaran. Lia tahu mengenai pacarku di Dilan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Walaupun demikian, kedekatan kami lama-lama membuat adanya “rasa lain”. Kami biasa menonton berdua kalau Lia pulang sore. Dia juga biasa jalan bergayut di lenganku, itupun kalau bertiga dengan ivan. Sore itu, hari Sabtu, ia pulang jam 2 dari apotik. ivan sedang pulang ke Cikampek dan ia kelihatannya sedang sedih (“Aku ingat John”, katanya), maka tangannya tak mau lepas dari lenganku. Kesedihan itu dibawanya masuk gedung, selama film ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Spontan, kalau ia terdengar mengeluh sedikit, aku mengelus-elus kepalanya.

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba saja, aku sudah menciumi pipinya. Ia mengeluh lirih dan merangkulku sambil mulutnya bergeser mencari bibirku. Kami berpagutan bibir cukup lama, ia seakan sedang menumpahkan semua beban pikirannya kepada pagutan bibir-bibir kami. Aku betul-betul terhanyut, tetapi masih dapat “menjaga kesopanan” dengan hanya memegangi pipinya saja. Di taksi pulang ia diam saja. Hanya pegangan di lenganku semakin bertambah erat.

    Sampai di kosnya, ia memintaku masuk kamarnya. Tante kos sudah kenal baik denganku dan aku memang biasa masuk kamar mereka. Hanya saja kali ini ia langsung memelukku dan mengulangi kembali pagutan di bibirku. Aku sedikit bingung, sebelum kemudian memutuskan untuk mengikuti keinginannya.

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Kupeluk erat-erat ia yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Aku duduk di sampingnya sambil memegangi kedua pipinya. Otomatis, saking serunya ciuman kami, Lia akhirnya terdorong ke belakang dan posisinya menjadi tertidur. Tiba-tiba saja tanganku sudah pindah ke dadanya dan dari luar (ia masih memakai bajunya) mengelus payudara sebelah kanannya. Lia melenguh (bukan hanya mengeluh!) dan tangan kirinya menaikkan posisi kaos yang dipakainya.

    Lalu aku sudah menggenggam payudara kanannya tanpa halangan apa-apa. Wow…, tak begitu besar, tetapi putihnya mulus. Aku mengelus payudaranya sambil sekali-kali memijit bundaran di bawah ujung putingnya. Lia seakan kesetanan, ia langsung melepas kaos yang dipakainya. Dadanya telanjang dan…..

    Aku tak dapat lagi menahan diri. Sejenak kuteliti wanita di hadapanku ini. Lehernya putih, anak-anak rambut yang menggerai di sekeliling lehernya membuat penisku mengejang. Bahunya yang pualam menyangga mulutnya yang sedikit menganga dan mengeluarkan desis lirih yang memburu. Matanya terpejam. Rok bawahnya masih terikat, tetapi pantatnya sudah membuat gerak memutar-mutar sedikit.

    Lalu kutelusuri lehernya. Tanganku turun ke arah payudara kanannya. Ia menempelkan badan erat-erat ke badanku. Kuputar telapakku di payudara kanannya. Ia mengelinjang. Ketika tanganku pindah ke payudara sebelah kiri, gelinjangannya bertambah dan tangannya langsung ke bawah badanku, mencari sela-sela pahaku. Ketika aku mulai menjilati puting susunya, tangannya menerobos ritsleting celanaku dan…, aku sedikit menggelinjang ketika ia mulai menggenggam penisku.

    Kedua tangannya berusaha menurunkan celana dalamku, tetapi masih sulit karena celana panjangku masih bertengger di sana. Sementara itu mulutku mulai mengulum puting susunya bergantian. Dilepaskannya penisku dan, karena kegelian dan merasa nikmat, ia merengkuh kepalaku, ditariknya ke arah puting susunya. Lalu tiba-tiba didorongnya badanku, sambil nafasnya terburu, dilepaskannya rok yang masih dipakainya. Lalu tanganku diraihnya, dimasukkannya ke dalam CD-nya. Pelan-pelan kuelus bulu vaginanya. Wah, lebat betul. Dari sekian wanita yang pernah “kutelanjangi”, baru kali itu aku melihat pubis (rambut vagina) yang demikian lebat. Lebat, panjang, ketat. Hitam bukan main.

    Kuelus-elus bulu vaginanya, kugelitik-gelitik rambut-rambutnya mencari lubang vaginanya. Tidak mudah ketemu, tetapi sudah basah karena air nikmatnya sudah keluar. Lia sendiri membantuku dengan menekan-nekan tanganku yang di permukaan vaginanya.
    “Euuuhh…, eeuuuhh..”, gelinjangnya. Lalu, tak sabar, diturunkannya CD-nya yang sudah di pahanya. Telanjang bulatlah ia.

    Gila, putihnya! Pantatnya yang bulat, yang biasanya kupegangi (dari luar) kalau ia lagi bergelayut di lenganku, betul-betul indah. Pinggulnya apalagi. Penisku langsung berdiri menegang melihat itu semua dan mengantisipasi “tugas lanjutannya”. Kugosok-gosokkan ujung hidungku ke pinggul itu, pelan-pelan kujilati memutar menuju ke pantatnya yang indah. Kuremas-remas bulatan pantatnya, sambil kugesek-gesekkan ujung hidungku terus. Harum baunya, harum sekali. Penisku yang tegang bergerak-gerak terus.

    Ia tak sabar, dipegangnya tanganku, dibimbingnya untuk kembali menusuk-nusuk vaginanya. Ia sendiri seakan kesetanan menunggu lubang vaginanya dimasuki jari-jariku. Tetapi aku kembali berkonsentrasi pada puting susunya. Kujilat, kuelus memakai lidah, kusedot pelan-pelan sambil ia melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang. Akhirnya ia sudah tak sabar lagi. Tangannya mulai menurunkan celana panjangku. CD-ku langsung dipelorotnya ke bawah. Lalu tangannya menggenggam-genggam penisku.

    Aku serasa melayang. Sebagai laki-laki, selama ini kalau ia bergayut di lenganku sambil berjalan-jalan, aku sering membayangkan tangannya yang putih dengan jari-jarinya yang panjang mengelus-elus penisku. Atau kujilati puting susunya yang sering membayang kalau ia memakai baju tipis. Hanya, selama itu aku hanya berani membayangkan, karena aku menghormatinya sebagai rekan akrab. Rupanya sore itu lain.

    Ia langsung membalik, mengarahkan mulutnya ke penisku. Lalu tanpa basa-basi di kulum penisku. Aku sendiri langsung meneroboskan muka ke arah vaginanya. Tanganku memisahkan rambut-rambut di situ dan kulihat clitorisnya sudah kelihatan di luar. Kugosok-gosok perlahan permukaan clitorisnya. Lia menggelinjang-gelinjang. Kujilati clitorisnya sambil kuisap-isap. Prediksi Bola

    “Ouww Wied…,. ouw Wwwiieedddd”, lenguhnya, “Terusss.., teruuuss”, lenguhnya dalam. Isapannya di penisku melemah akhirnya. Kupikir ia sudah selesai. Tiba-tiba, ia membalikkan badan lagi dan langsung berbaring di atasku. Penisku dipegangnya dan dicoba dimasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Rasanya oouw, ketika kepala penisku mulai masuk. Aku yang kegelian hampir tak tahan. Maklum, waktu itu penisku baru punya jam terbang yang dapat dihitung dengan jari, dan karena masih muda, jarang memakai “pendahuluan” yang cukup lama. Biasanya kalau keduanya sudah tegang (kalau main dengan cewek lain), lalu langsung kumasukkan, ejakulasi sama-sama dan kucabut. Ini lain. Dengan Lia permainan permulaannya sudah seru duluan! (Buatku waktu itu, ketika aku “belum berpengalaman”!)

    Betul, saking gelinya, aku yang di bawah sampai mengangkat kepala tak tahan geli dan mau bangkit. Pas saat itu, kepalaku dipegang Lia, dibawanya ke payudara sebelah kiri. Melihat ada gumpalan daging kenyal putih menantang, langsung kujilati dan kuisap-isap. Baru sebentar, Lia mengerang, “Ohh…, Wied…, Lia nyampeee”.
    Gile, baru sebentar ia sudah nyampe!
    “Kamu belum apa-apa, ya?”, tanyanya sambil menciumi mulutku. Aku diam tak bisa menjawab karena mulutnya menyerang sana-sini.
    “Gantian Lia di bawah, deh, biar kamu juga nyampe!”.

    Ia membalikkan badan. Melihat sekilas badannya yang indah dan putih itu, penisku terasa nikmat-nikmat nyeri, rasanya ada yang akan mengalir keluar dari ujung penisku. “Gile, aku udah mau keluar…”, pikirku. Betul, ketika aku baru tiga kali memompa, spermaku keluar. Kupeluk erat-erat badannya, ia juga memegangi pantatku erat-erat sambil berbisik, “Masukkan semua, Wied…, masukkan semua..”. Kutekan erat-erat penisku ke dalam vagina bidadariku ini, kumasukkan semua benih hidupku ke dalam jaringan tubuhnya.

    Ketika aku mau berguling ke sebelah badannya, dilarangnya aku. Ia ingin aku tetap di atas tubuhnya, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Kunikmati saat itu dengan mempermainkan dagunya, menjilati payudaranya dan menggesek-gesekkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tetap menciumiku. Penisku sendiri tetap tegang di dalam vaginanya.

    Lima menit kemudian nafsunya bangkit lagi. Ia mengerang pelan, sambil menggoyang-goyangkan pantat. “Lia nafsu lagi, nihh”, erangnya. Penisku sendiri yang tadi sempat sedikit mengecil menjadi besar kegelian tergesek-gesek permukaan dalam vaginanya. Lalu…, “Uuuuuuhh..” Bibir vaginanya seakan memijat penisku. Aku merasa penisku kegelian, geli-geli nikmat sampai seakan-akan badanku meronta-ronta di atas badan Lia. Lia sendiri terangsang dengan gerakanku, memelukku erat-erat sambil keras menggoyangkan pantatnya memutar.

    Dalam 20 menit kemudian, 2 kali lagi ia mengalami orgasme. Gila, pikirku. Pijatan vaginanya membuatku seakan melayang ke surga, tetapi aku sendiri baru sempat orgasme sekali. Lalu ia mulai melemas seakan tak berdaya. Habis itu lalu terjadi “perkosaan”. Aku tidak tahan lagi. Lia kugulingkan ke sana ke mari menuruti nafsuku. Kadang kucabut penisku dari vaginanya, kumasukkan ke dalam mulutnya, lalu kucabut dan kugesekkan di antara lembah tetek-teteknya, lalu kumasukkan mulutnya lagi, lalu kumasukkan ke dalam vaginanya. Aku orgasme 2 kali lagi. Sekali di mulutnya, sekali di ujung vaginanya (dasar belum pengalaman, karena kegelian digesek bulu vaginanya, begitu penisku sampai di ujung vaginanya langsung keluar spermaku). Lia sendiri pasrah saja kuperlakukan seperti itu. Ia seakan sudah tidak berdaya. Kugulingkan ikut saja, kusuruh mengulum penisku yang basah mau saja, mengurut-urut kepala penis di dadanya juga ikut, membantu memasukkan penisku ke vaginanya juga turut saja.

    Ketika kami berdua sudah tidak berdaya lagi, kulihat jam. Dua setengah jam sudah berlalu sejak kami masuk ke kamar itu. Akhirnya kami tak kuat lagi dan terkapar kepayahan. Mata terpejam rapat, kelihatannya ia lelah sekali dan mengantuk berat.

    Aku bangkit dan barulah tercium bau sperma bercampur keringat di kamar itu. Lia sendiri sudah tidak berdaya lagi. Ia sudah tergeletak begitu saja telanjang bulat. Kuselimuti badannya dan aku mulai memunguti pakaianku yang terserak di sana-sini. Kusemprotkan Bayfresh ke dinding-dinding kamar untuk mengurangi bau “mesum” itu. Untung ivan sedang pulang ke Cikampek. Kucium dahi Lia, kututup pintu kamar dan aku pamit ke tante kos.

    Esoknya aku datang lagi. Hari Minggu ini Lia mengaku sakit kepada tante kos dan minta, “Si Wied ngerawat saya, ya tante”. Jadinya kami berdua berbulan madu di kamarnya sepanjang hari. Dan terjadi perkosaan lagi, yang ternyata disenanginya.

    Dalam perjalanan pulang aku berpikir bahwa hubungan kami sudah berubah. Kalau selama ini aku menganggap dia sebagai kakak, karena lebih tua 1 tahun, lagi pula ia lebih tinggi dibandingkan badanku, malam ini hal itu sudah berubah. Kakakku sayang itu telah membuatku merindukannya sebagai orang lain (Kalau aku boleh berterus-terang: aku akan merindukannya untuk merasakan vaginanya yang sangat basah dibelah penisku, untuk kudekap ketika ia telanjang bulat-bulat, untuk menggeser-geserkan ujung hidungku di permukaan vaginanya yang hitam, lebat dan merangsang itu, untuk genggaman baik tangan maupun mulutnya bagi penisku yang tegang).

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot

    Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot


    1076 views

    Perawanku – Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot, Saya seoarang karyawan swasta usia saya 28 tahun nama saya Dante, aku yang keluar mudah bergaul dengan siapa saja, pekerjaan dilingkunganku saya mendapatkan perhatian karena tubuh saya yang atletis dengan tinggi postur badan 171 cm 69 kg masih single, tidak sulit untuk menemukan teman-teman apalagi hehe date.

    Ada satu wanita yang tertangkap mata saya ketika akau kerja yang namanya Nisa, dengan sifat yang fleksibel dan ketika diundang untuk berbicara dengan baik, dia ditempatkan oleh para pemimpin sebagai marketing, ia duklu satu bagian dgnku.

    Awal tahun lalu pernikahan Nisa dengan teman kuliah. Meskipun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti itu sebelumnya, lentur dan anggun. Meskipun postur tidak tubunya jenis yang tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
    dengan kulit putih, payudara dan betis 35b sekitar yang indah, senyum menawan, tidak mengherankan bahwa perhatian pria. Kedekatan diri dengan Nisa dimulai sejak ia bekerja di dgnku yang sama 3 tahun yang lalu.

    Sejak dia pindah bagian (meskipun lantai yang berbeda di sebuah gedung) dan menikah, aku jadi jarang bertemu. Kebanyakan hanya berbicara satu sama lain melalui telepon atau mengirim e-mail. Kita sering berbicara tentang kDanter dan kadang-kadang menyebabkan hal pribadi.
    Karena Nisa terkadang mengerang tentang masalah kantor, yang sering membuat pikirannya cemas. Dan itu membawa keluarga. Nisa kecemasan kadang-kadang dibesar-besarkan, yang membuat awal tahun 2005 belum ada tanda-tanda bahwa dia hamil.
    Setiap anggota keluarga atau teman yang bertanya kepada mereka tentang hal itu, menambah kesal. Semua upaya termasuk konsultasi ke dokter dilakukan, tetapi hasilnya nihil. Kecemasan dan rasa bersalah timbul dalam Nisa, karena selalu soal pertanyaan, terutama dari keluarga.

    Agen Togel Saya sering mendorong dan mendukung dia untuk selalu belajar menerima apa yang dalam situasi apapun. Jika ada sesuatu yang membuat marah pikir Nisa, aku selalu bisa membuatnya lupa dengan masalah.

    Saya selalu bisa membuatnya tertawa, dan tertawa. Sekali waktu, Nisa tertawa untuk berlutut di lantai, memegang perutnya dari tertawa menangis dan sakit perut !! Suatu hari (aku lupa persis) dua minggu di Februari 2016 lalu, Nisa memanggil saya melalui HP. Saat itu saya baru saja sampai di rumah setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa .. Sekali lagi mana Tumben lu nih Malem Malem nelpon, hehehehe .. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
    Sekali lagi tertegun menatap, lapar dan cuapek buanget ya, saya tidak punya pertemuan di Kuningan (brass jalan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter Nisa mengatakan kemudian. Laah tidak baru, baru pulang. Eh, lu rumah terbuka lebar tertegun di rumah kerjakan Emang lu umm, tidak ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Ada Nisa mendengar cekikikan sekali, Hehehehe ..
    Emang benar ya anak !! gw lelah karena pekerjaan! Sempet terus untuk tidak makan dari kantor rumah !! Ooo, jadi. saya kira lu lelah berjalan dari rumah ke kuningan! Aku mengatakan itu. Eee, lezat aja !! Ntar betis gw besar berikutnya bagaimana Lhaa kan, saya diberitahu untuk berjalan dan tidak mengangkat kaki terus melompat Mengapa bisa lu betis besar sebelah Nisa Ada hanya bisa tertawa, mendengar apa yang saya katakan. Sudah lu Nit istirahat, jangan lupa untuk makan, biarkan mandi beraroma.

    Semua hari sudah bekerja, lelah, ntar kalau dikerjain ama lu lu laki-laki bagaimana, sementara sekarang aja lu masih lelah saya berbicara begitu saja, menghirup favorit minuman jus gemerlap nya. Jika itu laeen mah .. aku enjoy aja !! Mari kita tidak mengambil laki-laki pertama mandi saya juga tetep terjebak.
    Pokoknya sekarang manusia saya tidak ada, benar-benar. Lagi ke Australia .. Nisa mengatakan kemudian. Untuk Autralia Wah, sangat lezat! hari gini jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga berpartisipasi Ngapain Nit, beli kangguru ya saya bertanya santai. Er, anak ni dodol begitu pula !! Urusan kantor lah !! Nisa mengatakan sengit, sementara saya hanya tertawa mendengar Nisa mengatakan sengit kepada saya. Jadi, seperti gw pertanyaan sebelumnya, lu tumben Nit, malem malem gini telepon. Ini pertama kalinya aku bertanya. Ya, saya ingin chatting ama lu aja.

    Abis tenang di sini .. tidak ada yg bisa diundang untuk berbicara dan Nisa menceritakan apa-apa saja yang bicara dalam pertemuan terakhir. Seperti biasa, saya diminta pendapat di masalah kDanter yang sedang ditangani, sudut pandang aku pasti.
    Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam kemudian kami berniat untuk mengakhiri, dan berjanji untuk melanjutkan hari berikutnya di kantor. Sebelum saya menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu, Eh, saya ingin meminta dong sedikit, tidak seharusnya lu Tapi jika Anda tidak ingin menjawab, tidak apa-apa .. Apa yang saya katakan itu. Nto Maaf, jika saya mungkin bertanya, Hmm ..
    Lu tidak pernah ML kicker. Mendengar pertanyaan seperti itu saya sedikit terkejut, karena meskipun pembicaraan saya dan Nisa selalu apa itu dan kadang-kadang pribadi, tetapi tidak pernah seperti ini. Er, tidak pernah .. Mengapa Dintanyaku penasaran. Tidak, hanya bertanya-tanya .. Lu doang pertama ML saat, tentu ama lu yah gadis bertanya Nisa.

    ML gw pertama kali di SMA, di teman bukan ama gw gadis, lu sendiri ketika mendengar jawaban saya adalah langsung Nisa mengatakan, aku masih, di perguruan tinggi. Itu juga setelah TA, sebagai Randy (suaminya). Nto bagaimana rasanya, ML pertama kali diminta Nisa.
    Lhaah, lu sendiri ML pertama kalinya bagaimana. Awalnya itu sakit. Tapi enak juga .. Hehehe. Abis itu Randy buru-buru begitu. Maklum bahwa waktu kami berada ketauan takut … Emang lu ML di mana, di kantor RW Hahaha, tidak lah !! gw lakuin di rumah ruang tamu saya sendiri. Waktu itu lagi tidak ada orang lain. Pembantu saya juga meninggalkan rumah lagi Nah, ternyata rumah lu waktu gw kemarin, saya nggak berpikir duduk di sofa yang pernah digunain untuk perang antara kedua jenis kelamin.
    Nisa celotehanku hanya tertawa pada saat itu. Lalu kami saling bercerita tentang pengalaman kami masing-masing, sampai masalah dengan posisi yang paling disukai dan yang tidak disukai dalam hubungan seksual.

    Kami juga sama-sama mengatakan bahwa kadang-kadang masturbasi ketika keinginan telah bergairah dan tak tertahankan. Nah, jika lu Nto .. Abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu berteriak di selokan.

    Mending paket lu terus kirim ke gw aja, banyak kali membantu Emang mau sperma lu gw, dilakukan kepadanya bagaimana Dibungkus Kaya membawa beras rendang! Kirim via apa, kemudian segera tuang ke lu Mending langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Minggu, berharap begitu! mulut Lu nyaman, tapi saya yang tidak aman !! Tidak, saya hanya ingin aja sperma lu Nisa menyindir sinis. Sudah ah, saya ingin mandi terus tidur, besok kita masih bekerja .. Nisa mengatakan kemudian.
    Setelah itu kami berdua mengucapkan selamat tinggal untuk menutup telepon. TGF (Thanks God adalah Jumat), hari yang saya lakukan seperti biasa. Meskipun aku merasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dengan semangat semua untuk besok dan hari setelah liburan.

    Seperti yang dijanjikan tadi malam, saya makan siang dengan Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter bahwa ia hadapi. Saya dan Nisapun meninggalkan bersama-sama, menuju sebuah restoran yang menyajikan masakan Thailand di Jakarta Selatan.

    Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan kita berbicara hanya tentang isu-isu kerja serius, sesekali bercanda dan tertawa. Tak satu pun dari topik yang dibesarkan pembicaraan akhir di telepon tadi malam. Sampai saat perjalanan kita kembali, kita hanya diam.

    Mungkin karena Nisa masih ingat percakapan yang telah dibahas. Jika aku benar-benar, mencoba mengingat apa yang rencana akan membuat liburan. Aku ingin tahu apa yang ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yang sedang dihadapi, ia menyarankan bahwa sebagai sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil mendengarkan memperlambat R & B lagu.
    Mengapa yang membuat gw kok ngelirik aku tiba-tiba berkata, karena saya melihat dari sudut mata saya, Nisa sering melirik saya. Ge-Er gw aja lu hanya liatin jalan dan tidak lu liat! Jalan-jalan macet, jadi saya bingung tentang arah mana celetuk Nisa Download. Weleh, menghadapi jalan yang sulit, benar-benar bola mata ke arah lu gw Emang, terlihat kaya penyanyi yah gw. Nisa tertawa obrolan saya dengar sebelumnya.
    Lalu ia berkata, Nto, lu benar-benar ingin Dedikasikan ke gw. Mendedikasikan apa sih. Hal-tu, .. diskusi semalem kami .. kata Nisa. Tentang mastur .. Aku segera memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, itu.

    Emang kenapa sih DinLu gw emang ingin benih. Sebenarnya bukan itu, saya hanya ingin punya anak doang. Aku hanya bingung apa yang harus dilakukan Mungkin sekarang bukan rezeki lu, kali Nit. Lu tidak harus menyerah begitu donk! Suatu hari, jika ketentuan tersebut sudah lu dateng, tentu juga saat ini kok.
    Kesabaran ajah, ya Dinkataku. Jadi rata-rata, lu tidak ingin Anda untuk kesempatan untuk aku minta maaf, aku sudah kehilangan Nto Alih-alih akal sehat, saya hanya ingin menguji saja. lu gw kenal orang itu bisa dipercaya. Apapun yang terjadi nanti, saya percaya lu gw melihat diri mereka tidak berubah. Tetep bisa menjadi teman gw. Jadi saya perlu lu. Wah Nita, jika nanti hamil beneran bagaimana Serem menulis bahwa sampai ketauan.
    gw benar, jadi tidak baik ama lu keluarga. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti jika saya hamil!. Setelah Nisa mengatakan sebelumnya saya pikir, Nisa ya gila, pikirku. Aku tahu, kita berdua dekat, tapi hanya teman biasa.
    Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami dapat muncul perasaan yang berbeda. Meskipun Nisa percaya aku tidak seperti itu, aku masih ragu-ragu. Memang, aku tidak menyangkal, ingin tidur dgnnya.

    Tapi perasaan yang saya pegang, karena dapat merusak hubungan kita akan. Setidaknya ketika itu tidak terbendung, berakhir hanya masturbasi. Aku ketagihan pernah menulis namanya dengan seks. Tapi aku tidak ingin cinta obral demi seks saja. Oleh karena itu, permintaan Nisa ini bisa mengubah suasana.

    Tapi setelah aku memikirkannya, apa yang salah dengan saya mencoba. Setelah semua, saya selalu ingin melihat bagaimana lekuknya .. Untuk, tidak bisa mengatakan bahwa Nisa tiba-tiba menyela pikiranku. Bisaa .. Ya pasti bisa gw aja dong! Wong lezat pula, bermain berperang.
    Heh, hanya mengerikan! Sapa lu mengatakan, kami hanya mengatakan ML gw lu bertanya sperma tidak berarti kami bermain seks! Dan saya meminta kita untuk bersikap objektif, baik, mengingat saya punya keluarga. Jadi kita tidak nge-seks Bagaimana saya ingin minum sperma Emang lu gw, yang masih ada hanya kenyg lu, bukannya bunting! Aku berkata, mulai bingung. Hush, jijik ah, bicara lu.

    Cara melakukan keluarin sperma lu lu nanti, terus langsung masuk ke dalam memiliki gw. Whoa, proyek yang sangat sulit! Tapi OK, kami hanya mencoba akupun menyggupi baik, karena saya pikir, akan mencoba untuk setidaknya bisa melihat bentuk tubuhnya yang membuat rasa ingin tahu selama bertahun-tahun.
    Kemudian dalam percakapan berikutnya, kami juga sepakat untuk bertemu pada hari berikutnya di salah satu hotel bintang 3 di arah yang berbeda dengan daerah rumah kami di Jakarta selatan. Sabtu tiba. Setelah istirahat siku, pagi ini saya sudah siap untuk tujuan berikutnya.

    Setelah saya tiba di hotel, saya langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah saya mengatakan Nisa bahwa saya telah tiba. Nisa tidak muncul untuk waktu yang lama, hampir 3 jam aku menunggu sambil menonton acara di ruang musik TV.
    pukul 12 sore, ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar saya baik-baik saja. dengan berdebar akupun mengintip bergegas dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku membuka pintu, Nisa segera bergegas untuk meninggalkan saya di depan pintu sambil tertegun.
    Nisa Hari ini menggunakan kemeja hitam murah berkerah Bleser dilapisi dengan coklat gelap, dengan rok yang terbuat dari kulot bermotif coklat gelap. Begitu ia berada di dalam Nisa blesernya langsung membuka lengan baju yang ternyata menunjukkan tunggul.
    Menambahkan kontras dengan warna putih kulitnya yang bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-shirt dan celana pendek. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur, menghadap TV. Mengapa lu, menatap begitu liatin gw kata Nisa.

    Tidak, hanya terkejut aja lu sama, masuk ke dalam tanpa berbicara, bletser terbuka terus duduk menonton TV yang akan menonton, aku hanya dateng baru. Maaf, baik, saya tidak lu halo pertama. Bahkan tongkang di. Terus terang saya bingung, hati-degkan deg gw nih kata Nisa.
    Saya juga menyadari suasana seperti itu, dan kemudian saya ditawari minum untuk Nisa untuk melonggarkan suasana yg kaku. Setelah saya membuat teh yang diminta Nisa, saya akan duduk bersandar tempat tidur. Nisa yang tinggal di sekitar untuk minum teh suguhanku saat masih duduk di tepi tempat tidur.
    Posisi ini membuat saya bisa dengan mudah melihat bahwa lekuk kakinya yang bagus, yang saya selalu mengagumi, karena tepat di sebelah wajahku. Putih bersih. Setelah waktu saya membuka pembicaraan dengan topik yang umum saja. Maksud saya hanya untuk bersantai suasana, dan ternyata saya lakukan.

    Saya dapat melihat bahwa Nisa mampu susasana rilex dengan ini karena bisa dilawan dengan percakapan cepat dan kadang-kadang tertawa di celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk di bawah, di samping kanan saya dengan bersandar di tempat tidur.
    Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk bahunya dari samping, dan tangan kiri saya memegang tangan kirinya. Sambil terus bicara kita, saya mencoba untuk merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan halus jari-jari saya yang saya lakukan.
    Aku menyentuh bahu sampai ke telapak tangannya, satu demi satu. sentuhan lembut bahwa saya tidak menyangkal membuat Nisa terpengaruh, meskipun ia terus berbicara. Terbukti bulu pada tengkuknya yang terlihat berdiri, karena saya melakukannya.
    Ditambah sekali lagi saya mencium bahunya. Tadi menyentuh tangan kanan saya dengan tangan kiri saya menyentuh tanganganya, sekarang bergerak ke perut, sementara tangan kiri masih sentuhan di tangan kirinya.

    Sentuhan pada perutnya terus meningkat, sampai aku menyentuh payudaranya saat masih di balut dengan bra dan T-shirt. Lama saya lakukan aksi ini sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tangan ke bawah untuk kembali turun dan yang meyusupkan ke kaus Nisa. Aku menyentuh pada perutnya segera memberikan tanpa hambatan dari kemejanya.
    Terus naik sampai aku menemukan payudaranya yang masih terbungkus payudara. Jadi kenyal dan lezat sekali mencicipi, meremas-remas payudaranya dengan lembut, kemudian saya mencoba untuk menemukan putingnya sambil terus meremas lembut dan memberikan ciuman di bahu.
    Nisa yang sudah merasa dicapai bahwa dia menutup matanya, telah diam sejak terakhir tiba-tiba diberhentikan saya melakukannya, menarik tanganku dari bawah kemejanya, sudah, baik .. kemudian dia menciumku di bibir, mulut bertanggung jawab dengan lumatanku sementara terus memberikan sentuhan. Kali ini tujuan saya adalah bahwa melebar kakinya, karena posisi Nisa miring ke arahku. Sedikit dengan tangan sedikit menyentuh, dan menyentuh kakinya sampai aku menyelinap di belakang roknya.
    Di tanganku roknya mulai mencari pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam. Rangsangan yang saya berikan dapat dinaikkan suhu, karena Nisa menyambut lumatanku rajin.

    Lalu tangannya mulai meraba-raba di balik gundukan di celana pendek yang telah diperketat sejak fab, yang kemudian menuntun tangannya untuk memasukkan ke dalam celana. Lalu aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Tindakan yang nikmat memijat penisku di celana, membuat saya terengah-engah.

    Aku akan menyelesaikan lumatanku dan kecupanku di lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberikan sedikit ciuman dan jilatan pada kedua kaki. Dari bawah, terus ke arah dasar kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, ciuman dan menjilati pada kedua kaki.
    Sampai akhirnya di dasar kaki, dengan roknya mendorong sedikit demi sedikit, akhirnya saya bisa melihat celana dalamnya yang berwarna coklat sangat muda. Saya akan bersemangat untuk memberikan menjilat di sekitar pangkal pahanya. Jadi saya berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir kursi.
    Saya posisi yang sudah memegang CD karet, bahkan membuat turun sedikit turun karena Nisa berdiri. Nisa yang tahu segera menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kami tidak membiarkan ML, baik kata Nisa.

    Dan mengapa Tuang sperma bagaimana Gini aja, akan merangsang lu gw sampai pintu keluar, setelah itu masukkan gw gw dan gw didalem menumpahkan sperma, bagaimana Karena jika numpain doang mah, beberapa baik gw aja dong memohon nanti. ML donk kita hanya menulis. Tidak lama pula, setidaknya ketika saya memiliki nafsu benar-benar kaya gini, menit terpanjang! Aku tersentak. Jadi lu gw klimaks buat pertama, maka saya masukkan.

    Tapi .. Saya tidak punya waktu untuk terus Nisa sudah miliknya seksi mulut, sementara tangan kiri saya meraba-raba selangkangannya dari belakang roknya. Itu basah di sana. Karena mereka lumatanku bibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa melemparkan dirinya di kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah tempat tidur.

    Aku masih akan terus gerilya, atas dan bawah. Lalu aku menurunkan arah seranganku ke bawah. Dari leher, bahu, saya meremas payudaranya dan ke perutnya, sampai aku mendorong kembali dengan roknya.
    Ada, saya melihat posisi celana dalamnya yang sudah meluncur turun, meskipun masih di atas lutut, tetapi telah menunjukkan bahwa bulu hitam dan halus dan rapi dipertahankan. Untuk sementara saya masih kagum dan takjub dengan pemandangan.
    Dari posisi di samping Nisa, saya akhirnya memberikan sentuhan halus melalui bibir kecupanku dan sekitar pangkal pahanya. Sedikit demi sedikit memberikan ciuman dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku jatuh dari tempat tidur memberi ciuman di kakinya menjuntai ke bawah dari mulut.

    Kemudian mereka terus mencium kakinya di bagian bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit saya ditarik celana dalamnya sambil memberikan ciuman kecil dan jilatan pada kaki indah tubuh yang saya kagumi.

    Setelah saya lepas celana, duduk di bagian bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar dan kemudian dengan menempatkan kakinya di bahu saya, dan saya langsung melahap mulut vagina sangat rapi dipertahankan semua.
    dengan kulit bersih, bulu mulut halus, vagina dimiliki Nisa sangat bagus. yang membuat saya begitu cemas dan bersemangat menyutubuhinya sekali. Aku hancur vaginanya dengan sangat celana, sampai Anda mendengar erangan melarikan diri Nisa yang sudah tak tertahankan sambil menggeliat ke kiri dan kanan.
    Nisa erangan membuat saya lupa, dan terus melumat dan vagina indah menjilat itu, saat memberikan membelai pahanya dengan kedua tangan. Elusanku kemudian beralih.
    Dari balik kemeja saya berikan sentuhan ke perutnya, sampai aku meremas payudaranya yang halus yang sebelumnya saya mengambil dari cangkir yang hanya menutupi setengah dari payudaranya.

    Meremas nuansa halus yang saya berikan memberi saya kesenangan dalam dirinya sendiri. Karena selain kulit yang sangat halus, ukuran dan elastisitas membuat saya lebih bersemangat untuk bercinta. Meskipun saya belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di bawah jersey.
    Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkangan saya. Sementara setengah berteriak bahwa terkendali Nisa mengatakan, Nnnto, .. saya ingin keluarr .. Aduhh !! Nisa kemudian menegang sesaat. Aku masih terus melahap mulut vaginanya, merasakan cairan yang keluar dari vaginanya.
    Setelah menabrak Nisa lemas, aku masih suka bahwa cairan pembersih dari vaginanya. Setelah itu aku merangkak saat ia melemparkan kemejanya untuk melihat payudaranya, setelah dilihat, saya menjilat rakus.

    Agen Bandar Togel Nisa yang masih kelelahan setelah orgasme pertama balasan, hanya tampak pasrah saja. Karena aku sudah sangat cemas sekali, aku segera melepas celana saya. Rotanku yang telah sangat keras indeed’d telah sudah membuat saya tidak nyaman. Dalam keadaan seperti Nisa yang mengundurkan diri, aku segera menempatkan penisku di lubang cinta milik Nisa.

    Drag, tapi lezat. Aduh! Ahh .. mendesah Nisa sambil menutup matanya. Sedikit demi sedikit saya masukkan, maka saya tarik sedikit, aku masukkan lagi bahwa lebih dalam, yang akhirnya aku menusuk mendalam terjebak dengan dasar penisku.
    Kami juga menyatu, dan keinginan aku harus menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yang membuat saya sangat cemas sekali, memeluk tubuh Nisa yang masih berpakaian lengkap dengan dia aku langsung menggenjot cepat.

    Akhirnya, dengan penghitungan cepat pula, saya tidak akan berdiri untuk menyemburkan lahar panas saya. Nisa saya langsung memeluk erat sambil menekan penisku ke dalam vaginanya. Ahh, aku akan keluar .. Saya suka menyemburkan cairan di dalam rahim Nisa.
    Perasaan senang menyebar melalui saya. Untuk sementara saya masih mencengkeram tubuh Nisa karena tidak ingin membiarkan nikmat rasa untuk itu. Beberapa saat kemudian saya akan bergulir punggung di samping Nisa. Memegang tangannya, aku akan mengatakan, Enak benar-benar memiliki lu, Nit. Untungnya istri gw lu gantinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kegilaan dan Obsesi Pada Penis Muda

    Kegilaan dan Obsesi Pada Penis Muda


    1540 views

    Cerita Sex Hot – Kegilaan dan Obsesi Pada Penis Muda (Tamat)

     

    Perawan – Semenjak persetubuhan liarku dengan Indun di acara keberangkatan Ibunya, aktivitas seksual kami semakin intens dan menjadi. Dengan dalih mengantarkan makanan ke rumah Indun yang saat itu tinggal seorang diri di rumahnya, berkali-kali kami melakukannya. Seluruh penjuru rumahnya telah menjadi saksi biksu aksi terlarang kami, ruang tamu, dapur, kamar tidur orang tuanya dan bahkan kamar mandi. Hanya balkon dan halaman saja yang tidak menjadi medan pertempuran kami berdua. Ya, aku belum cukup gila dengan melakukannya di tempat terbuka.

    Kegilaan itu berujung pahit, aku seakan terobsesi dengan penis muda milik Indun, hal itu membuatku melupakan kewaspadaanku terhadap janin yang kukandung. Benar saja, dua bulan kemudian aku mengalami pendarahan hebat yang mengakibatkan keguguran.

    Cerita Sex Hot | Suamiku, Prasojo tampak kecewa dengan keguguranku, namun ia menunjukkan kesabarannya dengan terus berada di sampingku selama masa pemulihannku. Ia benar-benar suami yang baik dan itu menimbulkan rasa bersalah di dalam benakku. Ya, aku telah mengkhianati suamiku, sebuah perselingkuhan dengan anak yang umurnya terpaut cukup jauh, bahkan belum bisa dikatakan dewasa. Kadang penyesalan dan rasa bersalah itu terasa begitu besar, hingga membuatku menangis sendiri. Suamiku benar-benar sosok yang bertanggung jawab, mungkin keguguranku adalah jawaban dari Tuhan, mungkin inilah caraNYA mengingatkan atas kelalaianku.

    Dan sekali lagi dalam hidupku, aku bersumpah setia kepada suamiku.

    Indun sendiri seolah mengerti dengan keadaan yang terjadi, ia sering datang mengunjungiku, suamiku telah menganggapnya seperti anak sendiri. Beberapa kali terlihat suamiku mengobrol bersama Indun, memberinya beberapa nasihat tanpa mengetahui bahwa Indun lah Ayah dari janin dalam kandunganku, sekaligus penyebab utama keguguranku.

    “Bu Lani…” lamunanku buyar kala Indun meraih tanganku lembut. Aku menoleh dan tersenyum ke arahnya.

    “Kita harus menghentikan ini, Ndun…,” ujarku lirih, tak ingin terdengar oleh suami dan anak-anakku yang mungkin ada di rumah. “Ini semua salah.”

    “Maafkan Indun, Bu…” Indun menundukkan pandangannya.

    “Bukan salahmu, Ibu yang lebih bersalah dalam hal ini, Ndun,” kubelai rambut Indun dengan lembut. “Lupakan apa yang sudah terjadi dan belajarlah dari pengalaman,” entah dari mana aku bisa mendapatkan kalimat bijak seperti itu, mungkin kalimat itu sejatinya untuk diriku sendiri.

    Indun mengangguk lemah, “Baik Bu,” ujarnya seraya tetap menunduk. Tidak lama kemudian aku melihat sosok suamiku memasuki ruangan.

    “Kamu nggak dicari Ibumu, Ndun? Sudah hampir maghrib lho,” Suamiku berkata pada Indun seraya tersenyum lembut.

    “Eh… iya Om, ini Indun mau pamit,” jawab Indun tanpa berani menatap mata suamiku.

    “Inget pesen Om tadi, belajar yang pinter, masa depanmu masih panjang,” suamiku memberi nasihat kepada Indun.

    “Siap, Om,” Indun beranjak berdiri dan menoleh ke arahku. “Bu, Indun pulang dulu, mari Om,” ujarnya sopan.

    “Hati-hati di jalan Ndun,” jawabku.

    *_*_*​

    Cerita Sex Hot | Sejak hari itu Indun secara intens datang ke rumah untuk melihat keadaanku, kulihat ia sudah dapat berbaur dengan Rika dan Sangga, anak-anakku. Suamiku pun menyambutnya dengan baik. Seiring membaiknya keadaanku, suamiku meminta ijin padaku untuk kembali ke tempat dinasnya. Anak keduaku Sangga juga meminta ijin untuk kost di tempat yang tidak jauh dari sekolahnya sedang Rika memilih untuk menemaniku di rumah, kebetulan saat itu Rika sedang liburan.

    “Mi, hari ini sop ayam ya?” Rika menanyakan menu untuk makan siang yang hendak dipersiapkannya. Anak gadisku ini benar-benar telah tumbuh menjadi gadis yang mandiri, tidak hanya kepiawaiannya dalam mengurus rumah, namun kecantikan dan postur tubuhnya juga telah terbentuk indah. Rupanya ia mengikuti kebiasaanku yang rajin berolahraga untuk menjaga bentuk tubuh.

    “Biar mami bantu masak ya?” jawabku seraya berusaha bangkit dari tidurku.

    “Lhoo nggak usah,” Rika bergegas mendekat dan dengan lembut membaringkanku. “Dokter bilang, Mami harus istirahat total selama satu bulan penuh. Tidak boleh beraktivitas APAPUN,” Rika mengingatkan dengan gayanya yang sok tua, membuatku tertawa geli melihatnya.

    “Perasaan yang dilarang oleh dokter itu aktifitas berat deh, bukan apapun.”

    “Ambil amannya aja Mi, aktifitas APAPUN,” Rika menggoyang-goyangkan jari telunjuknya di hadapanku. “Lagipula, Rika dibantu sama Indun kok, dia cukup cekatan juga dalam masalah dapur.”

    “Oh, ya sudah kalo Rika sudah ada yang membantu,” ujarku sambil tersenyum. “Adikmu nggak pulang ke rumah? Ini kan hari minggu?”

    “Tadi telepon sih pulang Mi, Oh itu dia!” Rika berujar saat mendengar suara mesin sepeda motor memasuki pekarangan rumah. “Ya udah, Rika masak dulu ya Mi?”

    Aku tersenyum mengangguk, Rika lantas melangkah keluar dan menutup pintu kamar. Ia benar-benar telah menjadi gadis dewasa yang bisa diandalkan, pikirku.

    *_*_*​

    Jarum jam dinding kamarku menunjukkan pukul dua belas siang saat aku terbangun, rupanya aku sempat tertidur beberapa jam setelah meminum obat pemberian dokter. Obat yang diberikan padaku memang mengandung zat penenang, biasanya aku meminumnya di pagi hari dan terbangun saat sore menjelang. Namun sepertinya kondisi badanku sudah cukup kuat sehingga tidak perlu tertidur selama itu lagi.

    Kurasakan kering di tenggorokanku, rupanya itu yang membuatku terbangun, aku duduk dan meraih gelas yang terletak di atas meja kamarku, kosong… sepertinya Rika lupa mengisi gelas itu, dispenser air mineral di kamarku juga sudah habis.

    “Rika… Sangga…,” aku memanggil nama kedua anakku, namun hanya suara kering yang lemah keluar dari bibirku. Tenggorokanku terasa sangat kering hingga aku tak mampu bersuara lantang. Tidak ada pilihan lain, aku beranjak dari tempat tidurku dan melangkah pelan menuju dapur.

    Lantunan musik reggae kesukaan Sangga terdengar melantun dari ruang tengah rumahku, sepertinya di sanalah mereka berkumpul. Aku berjalan melewati ruang tengah namun aku tidak menemukan siapa-siapa di sana. Mungkin mereka masih sibuk memasak, tanpa banyak berpikir kulanjutkan langkahku menuju dapur.

    Tidak ada siapa-siapa di dapur. Aku mengambil gelas dan mengisinya dengan segelas air mineral. Air itu terasa sangat segar mengalir di tenggorokanku yang kering. Saat hendak kembali, aku melewati panci tertutup yang masih ada di atas kompor, kutengok isinya, sepanci sop ayam tersedia di dalamnya. Rupanya aktifitas masak mereka telah selesai. Sayup-sayup kudengar suara seseorang dari halaman belakang, akupun melongok ke jendela namun tak ada siapapun di sana. Benakku mulai berpikir tentang hal-hal mistis, membuatku jadi merasa ketakutan sendiri. Akupun melangkah kembali ke kamarku.

    Dak…dak…

    Suara benda keras beradu terdengar samar saat aku melewati kamar Rika yang tertutup. Kuhentikan langkahku dan memasang indera pendengaranku tajam-tajam, mencoba menangkap sumber suara diantara lantunan lagu reggae yang diputar cukup nyaring.

    Dak…dak… emhh…

    Suara benturan itu terdengar lagi, kali ini diikuti lenguhan seseorang, aku tidak bisa memastikan apakah itu lenguhan pria atau wanita. Yang jelas, suara itu berasal dari dalam kamar Rika. Aku menggengam gagang pintu kamar untuk membukanya.

    “Pelan… Dik… Ahh…”

    Sebuah suara yang kini jelas terdengar mengurungkan niatku membuka pintu. Kali ini jelas, itu suara Rika. Suaranya terdengar berbaur dengan nafas yang memburu, ya… ada nafas yang terdengar memburu, apa yang Rika lakukan di dalam sana?

    “Ohh Mbak… gini enak??”

    Kudengar suara pria dari dalam kamar. Aku mengenal suara itu, Sangga, anak keduaku. Apa yang tengah dilakukan kakak-beradik itu? Suara mereka seperti… apakah mereka tengah bersenggama?!. Kulayangkan pandanganku ke sekitar dan menemukan sebuah kursi plastik kecil, kuletakkan kursi itu di depan pintu dan beranjak naik ke atasnya, mencoba mengintip dari ventilasi di atas pintu. Aku tak mengerti apa yang kini sedang kulakukan, ini rumahku dan mengapa aku malah mengintip? Entah, toh tetap saja aku naik dan mengintip.

    Apa yang aku lihat dari ventilasi di atas pintu kamar itu sangat mengejutkanku. Rika, anak gadisku tampak menghadap ke arah dinding kamarnya, tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Punggungnya merunduk sedang kakinya masih berdiri terbuka, payudara kencangnya tampak terayun-ayun ke depan, mata indahnya terpejam, bibir mudanya setengah terbuka dan sesekali mengeluarkan erangan-erangan erotis, bercampur baur dengan nafasnya yang memburu. Ekspresi wajahnya… menggambarkan kenikmatan yang tengah menderanya.

    “Dik.. Ahh…,” Rika menengadahkan wajahnya, tubuh indahnya terdorong-dorong seiring kencangnya sodokan yang diterimanya dari belakang. Ah! Aku hampir saja melewatkan sosok pemuda yang kini asyik menyetubuhi putriku, badan pemuda itu tampak cukup berisi, ia sama telanjangnya dengan Rika, tangan kanan pemuda itu menarik pundak kanan Rika, membuat punggung anak gadisku sedikit menekuk ke atas sedang tangan kiri pemuda itu mencengkeram lekuk pinggul Rika. Rambut pemuda itu… Oh Tuhan! Dia anakku Sangga!. Rika tengah disetubuhi dari belakang oleh adik kandungnya sendiri!.

    Cerita Sex Hot | Persetubuhan sedarah itu membuatku berdesir, harusnya aku menghentikan kegilaan yang terjadi di rumahku ini tapi entah mengapa aku seolah tertahan tak berdaya. Kurasakan gejolak dalam diriku, apakah aku menikmati apa yang kulihat? Oh… seluruh tubuhku terasa merinding geli melihat bagaimana batang kejantanan Sangga keluar masuk liang kewanitaan kakaknya dengan cepat dan pasti, ukuran penisnya cukup besar, tidak berbeda jauh dengan milik Prasojo suamiku, Ayah kandungnya.

    “Ahh… Mbak… enak banget…,” Sangga melenguh sembari menusuk-nusukkan penisnya ke dalam tubuh Rika. “Ahh… empot terus Mbak….,” ia memejamkan matanya sambil terus meningkatkan ayunan pinggulnya.

    “Iya… Shhh… Dik… Mbak mau…,” Rika mengepalkan tangannya dan memukul-mukul dinding. “Teruss Dik… Mbak.. mau… OOuuhhh!”

    Tubuh Rika terdorong oleh hentakan keras adiknya hingga menempel rapat ke dinding, dapat kulihat anak gadisku itu mengejan beberapa saat matanya terpejam, ia menggigit bibir bawahnya saat tubuhnya terus saja mengejan dihimpit oleh dinding dan tubuh telanjang adik kandungnya. Ya, aku tahu apa yang Rika alami, wajahnya terlihat memerah, ia tengah orgasme.

    “Keluar Mbak?” tanya sanggah tanpa melepaskan penisnya. Rika hanya mengangguk lemah dengan nafas tersengal-sengal. Sangga lantas menarik penisnya lepas dan membalik tubuh Rika. Aku dapat melihat bulir-bulir keringat di sekujur tubuh mulus dan kencang Rika. Membuat tubuh molek anak gadisku itu tampak berkilau dan menggairahkan.

    “Ahh..,” lenguhan kembali terdengar dari bibir muda Rika kala penis Sangga kembali memasuki tubuhnya, kali ini mereka melakukannya dengan posisi berhadap-hadapan. Sangga melumat bibir Rika dengan ganas, merapatkan tubuhnya hingga buah dada Rika menempel di dada telanjangnya. Kulihat Sangga kembali menggerakkan pinggulnya, kembali menyetubuhi kakak kandungnya yang kini terhimpit antara dinding dan tubuh adik kandungnya.

    Kupikir posisi itu cukup sulit untuk melakukan persetubuhan dengan tempo kencang, namun sekali lagi perkiraanku salah. Sangga dengan piawai memompa tubuh Rika kencang-kencang, membuat Rika terlonjak-lonjak akibat sodokan penisnya.

    “Ah… aku keluar mbak…,” ujar Sangga di sela-sela pompaan penisnya.

    Disini seharusnya aku menghentikan mereka! Namun sekali lagi aku hanya terdiam, lutut dan lidahku seolah kelu dan tak mau menerima perintah dari akal sehatku. Aku hanya berharap Sangga tidak mengeluarkan benihnya di dalam tubuh Rika, aku berharap Rika masih punya cukup akal sehat untuk tidak membiarkan adik kandungnya menghamilinya.

    Harapanku sirna saat kulihat Sangga melesakkan dalam-dalam penisnya dan menggeram, tubuhnya mengejan beberapa saat, pertanda ia mencapai ejakulasinya. Oh tidak! Apa yang akan terjadi dengan keluarga ini jika Rika mengandung anak dari adik kandungnya sendiri. Oh Tuhan! Aku merutuk dan meratap dalam hati.

    Kulihat mereka terdiam untuk sejenak, sebelum Sangga mencabut penisnya. Untunglah! Aku bersyukur dalam hati saat melihat Sangga melepaskan sesuatu dari penisnya, rupanya ia menggunakan kondom. Untunglah masih ada akal sehat dalam diri anak-anakku.

    Tubuh telanjang Rika merosot lemas hingga ia berjongkok di atas lantai, kulihat ia masih mengatur nafasnya. Tubuhku masih saja terasa merinding dan kewanitaanku kini terasa lembab. Apa yang salah dengan diriku? Mengapa tubuhku menandakan bahwa aku menikmati mmengintip persetubuhan sedarah yang dilakukan kedua anak kandungku. Ini salah! Ini benar-benar salah!.

    “Ayo mbak.”

    Cerita Sex Hot | Suara seorang pria membuyarkan lamunanku, bukan… itu bukan suara Sangga, aku mengenal suara itu… itu suara Indun! Dan benar saja, kulihat Indun sedang membantu Rika berdiri dan membaringkan tubuh telanjang anak gadisku ke atas kasur. Kulihat Indun yang juga telah telanjang menarik kedua kaki Rika hingga terjuntai di tepi ranjang, kulihat Indun menggesek-gesekkan penisnya yang telah ereksi ke sepanjang bibir kewanitaan anak gadisku.

    Dan sekali lagi Rika melenguh saat penis Indun, bocah SMP kelas tiga itu memasuki tubuh sintalnya. Rika hanya terbaring pasrah saat Indun menggoyang, meremas dan menghisap buah dadanya, Sesekali Rika tampak ikut bergoyang. Berarti sedari tadi Sangga dan Rika melakukan persetubuhan di hadapan Indun dan kini Indunlah yang menikmati tubuh anak gadisku.

    Seketika itu pening menyerang kepalaku, terlebih lagi saat aku melihat Sangga naik ke atas ranjang, masih dalam keadaan tanpa busana dan penis yang belum tegang. Kulihat Sangga, putraku mengarahkan penisnya ke bibir Rika, kakak kandungnya.

    Aku bergegas turun dan berjalan tertatih menuju kamarku, berbaring dan bersembunyi di balik selimutku. Kepalaku terasa pening, tubuhku gemetar, lututku terasa lemas dan kewanitaanku telah basah. Kupejamkan mataku dan berusaha mengusir bayangan terakhir dari apa yang kulihat, bayangan tubuh indah anak gadisku, Rika yang tengah mengulum penis Sangga, adik kandungnya, saat vaginanya disodok oleh penis Indun. Ah! Seharusnya aku tidak mengawali semua ini…. Seharusnya persetubuhanku dengan Indun tak pernah terjadi.

    *_*_*​

    Cerita Sex Hot | Sore itu aku baru saja selesai menurunkan pakaian dari jemuran di belakang rumah, sudah enam bulan berlalu sejak aku melihat hal terlarang yang seharusnya bisa aku hentikan. Kadang aku masih merasa miris mengingat apa yang kulihat, namun aku tetap berusaha tampil tegar, seolah aku tidak pernah melihat kejadian itu. Rika kini telah kembali ke kesibukan kuliahnya, begitu pula dengan Sangga yang tak lagi tinggal di rumah. Indun? Bocah tetanggaku itu sudah jarang sekali terlihat, sepertinya ia menyadari kursi yang aku tinggalkan begitu saja di depan pintu kamar Rika.

    Kudengar suara mesin sepeda motor memasuki pekarangan rumah. Kulihat Rika datang, mengenakan kemeja berwarna coklat khaki dan celana jeans ketat, dengan rambut panjang hitam yang tergerai indah membuatnnya tampak sangat anggun.

    “Lho, tumben nih pulang? Kan belum hari minggu?” sapaku saat ia mencium tanganku. “Mbak mau dimasakin apa buat makan malam?” tawarku
    padanya.

    “Mi…,” Rika memanggilku lirih, pandangan wajahnya merunduk, seolah telah melakukan sebuah kesalahan. Seketika itu firasat buruk menyergapku. “Aku hamil…,” ucapnya lemah.

    Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Kabar yang dibawa anak gadisku bagai petir yang menyambar di siang bolong.

    “Siapa Ayahnya? Pacarmu?” tanyaku menyelidik.

    “Bukan,” Rika menggeleng lemah. “Ayahnya… Indun.”

    Dan seketika itu aku kehilangan kesadaranku.

  • Cerita Sex Mieske Yang Aduhai

    Cerita Sex Mieske Yang Aduhai


    657 views

    Perawanku – Cerita Sex Mieske Yang Aduhai, Tahun 1972, Dua tahun sudah aku menginjak bangku kuliah fakultas teknik Mesin di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Berkawan dengan teman-teman kuliah satu angkatan semua jurusan yang ada dengan segala kelebihan dan kekurangannya disertai pesta, camping dan diakhiri pacaran dengan cewek-ceweknya yang rata-rata cantik dan seksi merupakan bagian dari kehidupan kampus. Aku mempunyai group atau kelompok teman-teman seangkatan dari jurusan teknik, antara lain Mesin, Sipil, Arsitek dan Elektro. Diantaranya Aryono dan Tonny, kami bertiga mempunyai ikatan persahabatan yang erat bagaikan saudara kandung, sampai pada kegiatan mendaki gunung Gede, Pangrango di Cimacan terus ke gunung Slamet di Cirebon.

    Kami bertiga pada umumnya, akhir minggu keempat, setiap akhir bulan, naik ke gunung Gede (Pangrango). Pulangnya hampir dipastikan lewat Sukabumi dan menginap satu malam di penginapan yang murah dan biasanya mencari cewek-cewek manis di Sukabumi yang berakhir dengan pelampiasan nafsu seks kami bertiga. Untuk mendapatkan cewek-cewek Sukabumi, pada saat itu sedang In atau Ngetrend khususnya kalau yang mencari cowok-cowok Jakarta, pasti dapat. Di sini yang ingin kuceritakan adalah salah satu pengalamanku yang lain yang tidak akan kulupakan seumur hidup.
    Bermula dengan persahabatan kami bertiga yang membuat Tonny berkenalan dengan adiknya Aryono, bernama Aryani. Akhirnya mereka pacaran dengan hebat (dari ujung rambut sampai ke ujung kaki). Aryani pada saat itu baru naik kelas 3 SMP, jadi masih segar-segarnya suka sama cowok mahasiswa, si Tonny ini. Aku belum punya pacar tetap dan seperti biasanya, kencan kesana kemari dengan teman-teman cewek di kampus sampai sebatas cium-ciuman dan pegang-pegang saja (petting). ML (Making Love) pun akhirnya sama cewek-cewek tertentu saja yang dari lain almamater. Satu waktu, entah mereka bertiga Aryono, Tonny dan Aryani, mungkin sudah merencanakan untuk menjodohkan aku dengan salah satu teman sekolah Aryani, tepat pada saat pesta ulang tahun temannya itu.
    Kami berempat datang pada malam acara pesta ulang tahun tersebut ke rumah teman Aryani. Setiba kami di sana, aku diperkenalkan kepada yang berulang tahun.
    “Mas Adit,” kata Aryani kepadaku, “Kenalin, ini temanku Meiske, yang berulang tahun.” sambungnya lagi.
    Begitu aku melihat dengan siapa aku diperkenalkan, sambil memberi tanganku untuk bersalaman, di depanku berdiri gadis yang tingginya lebih kurang 3 cm lebih pendek dari aku (173 cm), berkulit putih, matanya coklat tua berbinar dengan bibir yang amat sensual serta rambut hitam panjang sebahu, kontras dengan lehernya yang putih dan jenjang itu. Dan terlebih-lebih, tanpa disadari, mataku turun melihat pakaiannya, rok dan blus yang formal and casual dengan kancing terbuka sampai sebatas dadanya.
    “Dadanya.. oh Tuhan.. betapa cantiknya makhluk yang engkau hadapkan padaku malam ini. Ini wanita dewasa apa anak kelas 3 SMP?” dalam hatiku.
    Kalau aku boleh membandingkan Meiske dengan bintang film atau sinetron zaman sekarang, Meiske mirip dengan Monica Oemardi (tidak terlalu extreem kan).
    Terus terang para pembaca yang budiman, aku tertegun sampai Tonny menepuk pundakku sambil berkata, “Hey.. ngomong dong.. selamat ulang tahun kek.. I Love You kek.. I want to kiss you kek..”
    Aku terkejut dan sadar, mereka bertiga tertawa, Meiske tersenyum malu dan terasa ingin melepaskan genggaman tanganku, dengan cepat kusadari dan aku berkata, “Maaf.. happy birthday Meis, saya Adhitya, dan.. maaf lagi saya ngga bawa apa-apa.”
    “Oh yaa.. ngga apa-apa, Mas-mas sama Yani udah pada datang aja, saya udah cukup senang, yok masuk!” katanya lagi.
    Kami berlima masuk, dan seperti kebiasaanku apabila berkenalan dengan teman baru, aku terus mencari orang tuanya, juga berkenalan, biasa deh.. cari dukungan utama dari orang tua.
    Malam pesta ulang tahun berakhir dengan gembira dan tentunya bagiku sendiri bisa berkenalan dengan gadis yang menjadi idamanku yaitu, cantik, tinggi, putih dan yang terlebih penting adalah dadanya yang besar dan montok. Kuketahui belakangan ternyata ukurannya 36C.
    “Wooww! Lagi-lagi.. ini anak SMP atau wanita dewasa sih?” dalam hatiku bertanya.
    Begitulah setelah perkenalanku pada malam pesta ulang tahunnya Meiske. Aku jadi sering wakuncar (wajib kunjung pacar) ke rumahnya dibilangan Jakarta Pusat. Kemudian aku juga mengetahui bahwa ayahnya seorang ABRI, kawin dengan ibunya seorang wanita keturunan Portugis, jadi pantas saja, Meiske mempunyai perawakan seperti di awal ceritaku.
    Kami berdua sering jalan-jalan atau berempat dengan Tony dan Aryani pada saat libur atau malam minggu. Untuk hal ini, Aryono tidak ikut karena ceweknya lain aliran dengan Aryani dan Meiske saat itu. Reaksi teman-teman kuliah pada saat itu yang tahu aku pacaran sama anak SMP, bukan main hebohnya.
    “Hey Dhit, tau diri donk.. elu kan udah tua, mahasiswa lagi.. masa elu mau pacaran dan ngebodohin anak kecil? Masih SMP lagi! Emangnya kagak ada cewek yang gedean dikit?” begitulah komentar mereka.
    Aku tidak memberi reaksi banyak, paling tidak hanya tersenyum sambil menunjukkan kepalan tanganku dengan posisi jari telunjuk ke atas sambil berkata kepada mereka, “Fuck you, man!”
    Aku memanggilnya dengan Meis dan dia memanggilku dengan Mas Adit. Awalnya, kami berdua pacaran seperti biasanya. Karena aku jauh lebih dewasa dari Meiske, jadi aku lebih banyak mengajari dan melindungi Meiske. Sampai-sampai waktu pertama kali aku cium bibirnya, dia masih lugu. Hal ini terjadi pada saat kami pacaran di belakang rumahnya yang mempunyai halaman serta kebun yang lumayan luas. Malam Minggu, kami duduk berdampingan di kursi, kulingkarkan tangan kiriku kepundaknya, dia merebahkan kepalanya ke dadaku.
    Kuraba dengan lembut pipinya dan berkata, “Meis..”
    “Hmm.. apa Mas Adit?” jawabnya perlahan.
    “Kamu tahu ngga bahwa aku sayang kamu..” aku berkata lagi.
    Kepalanya diangkat dari pundakku sambil memandangku dengan matanya yang bulat dan berbinar-binar sayu. Tanpa kusadari, wajah kami saling mendekat dan terasa nafas kami yang agak memburu.Kusentuh pipinya dengan kedua telapak tanganku. Kukecup keningnya dan reaksinya, dia diam dan waktu kulihat matanya tertutup.
    “Meis, aku sayang kamu, Non..” bisikku di depan bibirnya.
    “Hmm.. apa Mas?” berbisik jawabnya lagi.
    “Aku ingin mencium bibirmu.. boleh ngga?” suaraku kubuat selembut mungkin dan seyakin mungkin, karena dia tidak bereaksi seperti anak gadis lainnya kalau kucium keningnya biasanya langsung menyediakan bibir mereka.
    Meiske mengangguk pelan dan memejamkan matanya, menunggu dengan lembut kukecup bibirnya yang sensual itu, reaksinya sesaat diam. Setelah beberapa saat, tangannya melingkar di leherku dan kedua tanganku melingkar di pinggangnya. Kemudian tanpa melepaskan bibirku di bibirnya, dengan perlahan kuangkat tubuhnya sehingga dia berada di pangkuanku. Bibirnya yang lembut kukulum dengan erat. Saat kupermainkan, lidahku masuk ke dalam mulutnya, dia terkejut dan melepaskan bibirnya sambil berkata pelan.
    “Lidahnya mau ngapain Mas..?” tanyanya.
    Lugu banget kan ini cewek! Rupanya dia belum mengerti tentang permainan lidah sambil berpagut.
    “Meis.. kamu belum tahu kan?” aku berkata dan dia menggeleng pelan.
    “Meis, kalau kita kissing saling cinta, bukan hanya bibir ketemu bibir saja, tapi lidah juga harus main.. Coba kamu rasakan deh.. dan nikmati yaa..” kataku membujuk halus, dia mengangguk pelan.
    “Sekarang, boleh aku cium kamu lagi ngga?” tanyaku dengan lembut.
    Meiske hanya mengangguk dan langsung kukecup lagi bibirnya sambil mempermainkan lidahku dan ternyata reaksinya.. lidahnya ikut main dengan lidahku dan sementara tanganku mulai meraba-raba punggungnya dengan lembut, membuat nafasnya Meiske memburu ditengah-tengah kecupan dan pagutan bibir kami berdua.
    Sementara itu, tanganku mulai turun ke arah dadanya. Dia tidak bereaksi tehadap tanganku yang sudah mengusap susunya yang ternyata, montok dan memang benar-benar besar dan kenyal. Maklum umurnya masih 15 tahun. Nafasnya makin memburu tatkala kecupanku turun ke lehernya dan kugigit-gigit kecil. Rintihan halus mulai keluar juga saat tanganku masuk ke dalam bajunya setelah kancingnya berhasil kulepaskan satu persatu tanpa disadarinya. Tanganku terus meraba susunya yang masih terbungkus BH. Yang kurasakan hanya setengah menutupi susunya yang besar dan montok serta lembut itu, atau memang BH-nya terlalu kecil untuk menampung bukit indahnya Meiske yang montok. Bibirku terus mengecup turun dari leher ke dadanya sementara tanganku bergerilya ke punggungnya yang akhirnya berhasil melepaskan kaitan BH-nya. Kurasakan Meiske tersentak pada saat aku berhasil melepaskan BH-nya.
    “Mas Adit.. jangaan.. Maass..” rintihnya terengah-engah sambil menunduk melihat ke arah mukaku yang hampir terbenam di antara kedua susunya yang besar dan montok itu.
    Aku melepaskan kecupanku di pangkal dadanya sambil melihat ke arahnya dengan lembut tetapi masih penuh nafsu.
    Sambil tersenyum lembut, “Kenapa sayang.. kamu takut yaa..?” tanyaku hati-hati.
    “Iya mas..” jawabnya dengan suara bergetar akan tetapi kedua tangan masih tetap memeluk leherku dengan kencang.
    “Jangan takut Meis, Mas tahu kamu belum pernah seperti ini, rasakan dan nikmati saja pelan-pelan.” jawabku lagi sambil tanganku tetap membelai susunya yang putih disertai puting kecilnya yang berwarna merah muda (pink).
    Rupanya dengan gerakan Meiske tersentak itu, BH yang dipakainya terlepas dari susunya yang montok. Kukecup lagi bibirnya dengan lembut. Sejenak kusadari bahwa ini adalah hal yang pertama kali Meiske alami bersama lelaki dewasa seperti aku jadi aku berniat untuk petting dulu sama dia agar tidak kaget dan terlalu memaksa. Aku takut akibatnya dapat merugikanku sendiri untuk menikmati tubuh perempuan berdarah Portugis ini. Demikianlah kejadian demi kejadian yang aku dan Meiske lakukan, yaitu petting atau French kissing sejak kami pacaran yang kuajari dia, baik di rumahnya maupun di rumahku dan dengan pasti kami lakukan pada saat rumah kami berdua dalam keadaan yang memungkinkan.
    Sampai satu hari Minggu, aku bisa mengajaknya keluar dari pagi jam 08:00 sampai jam 17:00, atas izin orang tuanya. Kami berdua naik motorku, Honda CB-100 tahun 70an. Motor seperti ini dan CB-125 lagi top-topnya berputar-putar keliling Jakarta. Kami makan mie ayam Gang Kelinci dan berakhir di rumahku yang kebetulan lagi sepi. Orang tuaku sedang mengunjungi famili di Bandung, kedua kakakku sibuk dengan urusannya masing-masing dan tinggalah pembantuku bik Inem yang lumayan sudah 59 tahun umurnya di kamar belakang. Meiske langsung kuajak ke kamarku, terpisah dari ruang utama cukup jauh. Mungkin karena rasa kangen yang meluap-luap, begitu masuk ke kamarku, Meiske memelukku dengan erat dan sepertinya kurasakan dia agak buas. Menciumiku dengan cara menarikku dengan kasar, sehingga kami terjatuh di atas tempat tidurku dengan posisi dia berada di atasku.
    Padahal, biasanya kalau kami berdua ada kesempatan, ciuman sambil pegang-pegang, seingatku aku selalu ambil peranan dan dengan lembut serta very enjoyable bagiku dan Meiske sendiri yang kulihat dia sangat menikmati permainan petting dariku. Tetapi hari ini aku hampir kewalahan menghadapi ciumannya yang bertubi-tubi dan kurasakan bahwa ini bukan ciuman anak SMP lagi, tetapi ciuman wanita yang lagi berahi tinggi. Menyadari hal tersebut, aku akhirnya mulai memberikan respon yang tinggi juga. Dengan segera aku membalikkan badanku, sehingga posisiku berada di atasnya serta kubalas kecupannya dengan gairah tetapi juga dengan lembut serta gigitan-gigitan kecil di bibirnya, serta permainan lidah pada saat mengulum bibirnya yang sensual itu. Sementara tanganku bergerak membuka baju casualnya, seperti biasanya Meiske sudah tahu kalau kami mau petting, dia selalu pakai baju casual dengan kancing di depan.
    Desahan-desahan kecilnya mulai terdengar bersamaan dengan kecupan dan gigitan kecilku yang turun ke arah susunya yang besar dan montok itu sampai aku berhasil menjilati puting susunya yang berwarna merah muda (pink) bergantian, kiri dan kanan. Desahannya makin menjadi-jadi sewaktu aku menghisap putingnya yang kecil dan mulai keras disertai gigitan-gigitan kecil yang menggemaskan dan menikmatkan dia.
    “Aduuh.. Maass Adiit!” erangannya sambil mencengkramkan tangannya di kepalaku.
    Sementara itu, penisku mulai berontak di balik jeans dan CD-ku. Cepat-cepat aku membuka zip (ruistzleting) jeansku agar Mr. Penis Adithya agak leluasa untuk diperbaiki letaknya (daripada terjepit). Kulepaskan kecupanku dari susunya Meiske yang besar dan aku memandangnya dengan penuh kasih dan lembut, kukecup bibirnya Meiske.
    “Meis sayang, aku ingin membuat kamu jadi milikku seutuhnya, kamu mau kan?”
    “Mas Adit, aku mau apa aja yang Mas lakukan untukku.. aku mau Mas..” jawabnya mesra dan nafasnya mulai memburu.
    “Meis.. aku akan membuat kamu untuk tidak melupakan hubungan kita dan aku mau kamu tidak seperti anak SMP lagi yaa, mau kan?” kataku lagi dengan lembut setengah bebisik, dia mengangguk manja.
    Sambil berbaring side by side, kukecup bibirnya yang sensual sambil kubuka habis bajunya. Tanganku yang cukup berpengalaman melepas BH-nya yang berwarna pink, hal ini membuat penisku tegang (kira-kira 100 volt). Akhirnya terlihat dua bukit keemasannya, susunya yang sekali lagi, “Alaamaak.. kok anak SMP bisa punya seperti ini?” dalam hatiku, putih , besar, montok dan kenyal dengan putingnya yang kecil berwarna merah muda (pink). Sejenak aku memandanginya sambil perlahan-lahan tanganku menjamah, membelai serta mengusap-usap puting yang menggemaskanku. Meiske tersadar saat aku masih memandang ke arah susunya dan tiba-tiba dia mengeluh sambil menyusupkan kepalanya di dadaku yang juga sudah telanjang.
    “Maass.. jangan diliatin terus dong.. Meis kan malu!” katanya perlahan dengan nada manja.
    Aku tertawa perlahan sambil memeluknya dengan mesra.
    “Malu sama siapa sayang? Sama aku? Iya? Kan yang ngeliatin juga cuma satu orang kan..?” jawabku tersenyum geli melihat kelakuannya anak SMP ini.
    “Tapi Meis kan tetap aja malu.. soalnya Mas Adit orang laki-laki yang pertama yang lihat Meis ngga pakai BH.” katanya lagi.
    Kukecup lagi keningnya, terus turun ke matanya yang indah, hidungnya yang bangir, terus turun ke sudut bibirnya yang sensual, merah merekah disertai desahan-desahan kecilnya terdengar olehku. Di sana aku mempermainkan lidahku serta kugigit lembut. Dia menggelinjang dan dengan tidak sabar dia mengecup bibirku dengan buas, sementara tangannya mulai mengusap kepalaku, aku pun tidak tinggal diam. Dengan segera tanganku turun ke susunya yang menjadi kegemaranku bermain, kuraba dan kuputar-putar putingnya yang mungil. Dia mengerang nikmat.
    Tanganku terus turun. Kusibak rok mini (kulot)nya Meiske, terus ke arah belakang tempat zip (ruitszleting) langsung kubuka perlahan-lahan. Dia diam saja dan aku merasakan bahwa dia sudah pasrah dengan apa yang akan kulakukan. Kutarik roknya ke bawah dan dia membantu untuk melepaskannya.
    Para pembaca yang budiman, anda bisa membayangkan, dihadapanku (laki-laki sehat fisik dan mental berumur 22 tahun) tergeletak sebatang tubuh gadis 15 tahun yang berdarah Portugis. Dengan tinggi 170 cm, putih mulus dengan perut yang rata, buah dada yang besar berukuran 36C, montok serta kenyal, mengenakan CD mini berwarna pink.
    “Tuhan.. betapa sempurnanya ciptaanMu.” dalam hatiku.
    “Maass Adit.. peluk Meis dong..” tiba-tiba katanya dengan sendu membuyarkan lamunanku.
    Kembali aku memeluknya dengan lembut dan aku merasa penisku melakukan pemberontakan yang gila. Sambil mencium bibirnya, lehernya terus turun ke susunya serta putingnya yang menggairahkan, aku melepaskan jeansku. Kini di tempat tidurku tergeletak sepasang manusia hanya tertutup oleh CD masing-masing, pink dan white saling berpagut menggelora. Kukecup kedua puting merah muda itu berulang-ulang dengan lembut sampai basah oleh air liurku. Kuturunkan kecupanku ke arah pusarnya Meis, dia bergerak sambil terus menjambak rambutku sambil mendesah disertai erangan-erangan nikmatnya yang halus. Sampai akhirnya bibirku berada di atas vaginanya yang sudah basah tertutup oleh Miss Pink CDnya.
    “Meiske sayang.. mau kan kamu merasakan dan menikmati ini? Pelan-pelan yaa?” kataku sambil mulai membuka CD-nya lepas dari tubuhnya.
    Meiske hanya menganggukkan kepalanya dengan rintihan kenikmatan yang kuyakin belum pernah dirasakannya seumur hidup. Dihadapanku terlihat anak gadis, perawan, telanjang dengan lubang kewanitaan ditumbuhi bulu-bulu halus yang teratur rapi nan cantik. Vagina anak perawan yang belum pernah disentuh oleh laki-laki manapun. Kukecup bibir atas benda indah itu yang dengan serta merta mengeluarkan aroma yang khas. Aku merasakan gerak gelinjang Meiske serta keluhan panjang.
    “Ooohh.. Maass..!”
    Kuyakin Meiske sudah kehilangan kata-kata untuk menyatakan kenikmatan yang belum pernah dia alami, karena umurnya baru 15 tahun.
    Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan nafsuku serta pemberontakan Adhitya junior di balik CD-ku, aku ingin memberikan kepuasan kepada Meiske semaksimal mungkin, sehingga dia akan menyerah dengan apa yang akan kulakukan demi kepuasan bersama. Kujilat belahan vaginanya sambil perlahan-lahan kubuka pahanya yang sebelumnya Meiske jepitkan untuk menahan gejolak kenikmatan pada saat aku pertama kali mengecup pucuknya. Pahanya yang putih mulus itu terbuka sedikit demi sedikit sambil lidahku bermain dengan lembut. Klitorisnya yang mungil tampak merekah merah muda. Aku tidak tahan. Kukecup dan kugigit-gigit kecil. Hal ini membuat Meiske menggoyangkan pantatnya yang padat, kenyal serta mulus itu dengan gila. Kedua tangannya mencekal rambutku dan menekankan ke arah vaginanya sambil berteriak kecil menahan.
    Basah sudah bibirku, hidungku, lidahku dengan cairan putih bening yang keluar terasa agak asin namun harum dengan aroma yang khas dari vaginanya Meis. Cengkraman serta jepitan di kepalaku mengendur, dia telah mencapai orgasme. Kujilat dan kutelan habis cairan itu di sekitar vagina indahnya dengan nafsu yang memuncak. Aku merasakan otot penisku berdenyut-denyut, dan aku merasakan sesuatu keluar dengan dahsyatnya dari penisku yang terasa membasahi CD-ku. Rupanya aku juga mengalami orgasme.
    “Maass Adit.. sini, peluk Meiske..” rintihnya sendu.
    Aku tersadar dengan kejadian yang baru saja kulakukan. Gila.. aku baru saja menelan cairan orgasme anak perawan. Aku bangun dan memeluk Meiske dengan lembut dan mesra, dia kaget melihat mulut dan hidungku masih tercecer cairan putih bening.
    Tiba-tiba, “Cup.. cup.. cup..” dikecupnya bibirku, hidungku, daguku sambil menjilati sisa-sisa cairan putih bening yang masih ada di wajahku dengan liar.
    Dia terus memandangku dengan matanya yang indah berbinar itu. Posisi kami rebah berhadapan berdampingan, dia berada di sebelah kiriku dan aku berada di sebaliknya. Tanganku menyentuh dan mengusap susunya yang putih, montok dihiasi puting kecil merah muda.
    “Mas Adit..” desahnya lembut.
    “Apa Meis..?” jawabku berbisik.
    “Mas Adit kan sayang sama Meis..” katanya lagi sambil memandang serta membelai pipiku, menyentuh bibirku dengan jarinya.
    “Iyaa.. ada apa Non.. kok pake nanya..?” balasku lembut.
    Jariku tetap nakal bermain-main di puting susunya yang menggairahkan.
    “Maass.. soalnya Meis belum pernah begini..” katanya lagi sambil melirik ke arah mataku.
    Usapan tangannya tidak berhenti di antara pipi dan bibirku. Aku balas memandangnya sambil tersenyum.
    “Aaahh Maass.. Jangan diliatin begitu dong.. Meis kan maluu..” katanya sambil merajuk menyusupkan wajahnya di leherku, kakinya yang indah dibelitkan ke pinggangku seperti memeluk guling.
    Tiba-tiba dia tersentak saat perutnya menyentuh perutku yang mau tidak mau, vaginanya menyentuh sesuatu yang tegang di balik CD-ku yang sudah basah. Secara refleks Meiske mencoba meregangkan tubuhnya, tetapi dengan sigap kutahan dengan melingkarkan tanganku di pinggangnya sambil berbisik, “Jangan dilepas sayang.. biarkan nempel.. aku ingin kamu merasakan milik laki-laki yang menyayangimu, menyentuh kulitmu.” kataku dengan nada pasti.
    Dia terhenyak dan tegang sesaat, dengan sabar dan lembut aku cium kening dan bibirnya dan aku berkata sambil melepaskan CD-ku perlahan-lahan, “Kamu belum pernah melihat yang namanya penis laki-laki dewasa dalam keadaan tegang kan? Kamu mau lihat?” tanyaku sambil menatap pasti ke arah matanya yang indah itu.
    Sepertinya dia bingung sesaat dan aku tetap memandangnya dengan tatapan mata yang menusuk serta meyakinkan. Akhirnya dengan sikap pasrah dia mengangguk pelan. Kami melepas pelukan dan dengan perlahan-lahan, Meiske menundukkan kepalanya melihat ke arah pangkal pahaku.
    “Ooohh..” teriaknya kecil dan kaget serta merta memeluk leherku menyembunyikan mukanya.
    Aku rasanya ingin tertawa melihat sikapnya yang lugu itu, maklum saja anak perawan melihat pertama kali penis laki-laki dewasa lagi tegang sepanjang 15cm x 3cm. Surprise!
    “Hey.. kenapa sayang..? Lihat tuh.. indah kan?” kataku menggoda.
    “Ngga mauu.. Meis maluu Mas..!” jawabnya tanpa melepaskan wajahnya di leherku dengan nafas yang agak memburu dan tangannya memeluk leherku.
    Dengan sigap aku peluk dia di pinggangnya yang berakibat penisku si 15cm x 3cm yang masih tegang itu menempel di antara vaginanya yang lembut. Dia kaget dan berusaha melepaskan tetapi kutahan pinggangnya, nafasnya makin terengah-engah.
    Terasa ada cairan hangat mengalir menyentuh penisku perlahan-lahan dan ketegangan tubuh dia mulai agak mengendur.
    “Maass.. Meiis.. aahh nggaa aahh..” desahnya terengah-engah.
    Pelukanku di pinggangnya kukendurkan sambil menatap matanya yang agak redup sambil berbisik,”Sayang.. ini bagian dari perasaan cinta dan kasih sayang, Non.. ayo lihat..”
    Aku mengambil tangan kirinya dan kuarahkan ke penisku yang tegang, dia mengikuti gerakan tanganku sambil pelan-pelan menundukkan kepalanya ke arah penisku, kuusapkan tangannya ke penisku sambil menggenggam dengan lembut. Aku rasakan nafasnya memburu dan aku mulai merasakan sentuhan lembut itu dengan nikmat.
    “Gila.. man..! Penisku dipegang oleh anak perawan yang cantikk..!” pekikku dalam hati.
    Kuajari Meiske sambil menggengam si Junior untuk mengurut dengan lembut, tanganku kemudian melepaskan tangannya yang halus, terus mengurut penisku secara berirama. Sementara tanganku sendiri menyentuh vaginanya yang lembut dan mulai mengelus bibir hangat tersebut dengan penuh rasa cinta.
    Beberapa saat kemudian dia berteriak kecil, “Maass.. oohh..” dia bergerak dan tangannya yang masih memegang penisku disentuhkan ke vaginanya.
    Tiba-tiba dia memelukku sambil melingkarkan pahanya yang putih dan mulus itu serta menekankan vaginanya dengan penisku. Tanganku terpaksa kulepas dari bibir vagina cantik itu, tangannya memeluk badanku, kemudian bibirnya dengan buas mengecup bibirku sambil mengerang karena nikmat. Terasa basah penisku yang masih menempel di bibir hangatnya Meiske, orgasmenya yang kedua.
    Woow.. seprei tempat tidurku sudah tidak karuan lagi bentuknya serta basah pada bagian di mana kemaluan kami berdua saling menempel. Aku mulai tidak tahan dengan keadaan seperti itu, penisku makin keras dan tegak sementara agak terjepit di antara bibir vagina lembut miliknya Meiske. Yang agak mengherankan adalah, aku masih bisa menahan diri untuk tidak mulai melakukan penetrasi karena sadar bahwa anak ini masih perawan, meskipun keadaannya tinggal tancap, beres kan? Pikiran sehat muncul sejenak (sejenak saja! Tidak sampai satu menit).
    “Hey, ini anak masih perawan kan, kalau elu perawanin die, dose man..! Tau ngga?” dalam hatiku bergejolak.
    Aku yakin bahwa aku harus mengakhiri kenikmatan ini dengan kondisi baik. Aku dan Meiske harus benar-benar puas.
    Kubalas kecupan-kecupan ganasnya Meiske di bibirnya, lehernya, dadanya dan berhenti serta bermain-main agak lama di kedua susunya yang menggairakan serta putingnya yang kecil merah muda itu. Tanganku bergerilya ke arah vaginanya yang lembut berwarna merah muda pada kedua labia mayora-nya. Pahanya yang putih mulus masih melingkar di pinggangku, sehingga jari tengahku bebas berkeliaran mengusap-usap vaginanya yang sudah amat basah dengan cairan putih bening yang keluar terakhir. Desahan, erangan serta teriakan-teriakan kecil terus meluncur dari bibir yang sensual di depan wajahku. Sekali-kali dia mngecup dan juga menggigit bibirku dengan ganas selama jariku mempermainkan labia mayora serta clitorisnya yang agak keras. Kugeser tubuh putih mulus itu perlahan-lahan, sehingga Meiske telentang dan posisiku berada di atasnya.
    “Meiske sayang, Mas ingin kamu merasakan kenikmatan orang bercinta.. kamu mau kan..?” aku berkata sambil menatap wajahnya yang terlihat pasrah dan bertambah cantik dengan sebagian keringat menitik di dahinya.
    “Maass Adit.. Meis musti gimana sekarang?” jawabnya lembut setengah tersenyum juga dengan nafas mulai memburu.”Mas mau kamu merasakan gimana yang namanya Real-Make-Love Oke?” kataku dengan lembut dan pasti sambil mengecup bibirnya yang menggemaskan.
    Dia mengangguk pelan tetapi kuyakin pasti dia ingin merasakan sesuatu yang tidak pernah dirasakannya.
    Dengan sabar dan lembut tanpa melepaskan pandangan mataku ke arah matanya yang mulai setengah terpejam, kurenggangkan pahanya, kuarahkan penisku yang sudah tegang dari tadi ke atas vaginanya yang kuraba dengan jari tengahku. Sudah merekah terbuka, lembut, perlahan kuusap-usapkan ujung penisku ke vagina Meiske sambil kukecup bibirnya, susunya, putingnya. Kujilat mesra tangan kirinya dengan segera memegang dia meremas kepalaku dan tangan kanannya membelai punggungku dengan mesra seolah-olah mulai merasakan kenikmatan lidahku bermain pada puting susunya yang kecil mungil kemerah-merahan serta usapan-usapan penisku pada vaginanya. Perlahan-lahan kudorong penisku memasuki kira-kira setengahnya ke liang vaginanya Meiske.
    “Maass.. pelan-pelan.. sakiitt Maas..” jerit kecilnya.
    Aku agak kaget dan langsung berhenti bergerak karena meskipun aku sudah tidak tahan ingin penetrasi penuh tetapi aku masih sadar bahwa ini adalah Real Make Love antara aku yang mahasiswa 22 tahun dengan Meiske yang anak perawan 15 tahun berdarah Portugis yang amat kusayangi, jadi aku harus sabar dan penuh rasa kasih serta cinta yang lembut.
    “Oh.. maaf sayang.. sedikit lagi.. Mas pelan-pelan.. atau dicabut aja..?” kataku tanpa sadar.
    “Jangan Maass.. pelan-pelan aja..” jawabnya lirih.
    Aku merasa tidak tahan, antara mau terus dan takut dia kesakitan.
    “Gila lu Dit, ini anak masih perawan!” kata hatiku kembali berkata.
    Tetapi karena sudah tanggung, penisku sudah masuk setengah kuteruskan amat perlahan.
    Penetrasi yang berakhir dengan keluhan Meiske yang terdengar lirih, “Maass.. aduuhh..!”
    Nafasnya memburu, terasa liang vaginanya yang sempit itu basah melumasi penisku yang masuk dan menyentuh sesuatu batas, selaput dara. Aku bingung sejenak untuk berusaha menguasai diriku.
    “Adit.. terusin kalau elu bener cinta sama gadis berdarah Portugis ini.” bisikan hatiku lagi.
    Sambil mengatur nafas, aku diam beberapa saat sambil memandang gadis perawanku yang cantik ini.
    “Meis.. kamu mau kan..?” aku berbisik di depan bibirnya yang sensual, reaksinya membuat aku tertegun.
    Dia angkat pantatnya sehingga penisku masuk penuh ke dalam vagina indah itu, tiba-tiba kedua kakinya melingkar di pinggangku dan sekaligus menjepitnya.
    “Luar biasa ini gadisku yang perawan!” pujiku dalam hati.
    Aku langsung goyangkan pantatku maju mundur perlahan-lahan tetapi pasti, makin lama makin cepat, kukecup sudut bibirnya, ujung dagunya. Nafasnya dan nafasku tidak karuan lagi iramanya.
    “Maass.. ohh.. ngg.. Maass.. Adiit, teerruss maass..” erangannya makin keras.
    Gerakan pantatnya yang bulat makin menjadi-jadi. Kupeluk Meiske dengan erat karena aku mulai merasakan denyut-denyut gila penisku di bagian kepalanya. Gerakan otot vagina Meiske yang menghisap penisku setiap gerakan mundur membuat aku benar-benar tidak tahan. Rasanya belum lama penetrasiku, tiba-tiba Meiske menjerit lirih disertai pagutannya di bahuku sebelah kanan serta jepitan kedua pahanya di pinggangku.
    “Maass Adiitt.. aakkhh.. mmff..”
    Aku tidak bisa menahan lagi kenikmatan badaniah ini, di mana kurasakan seluruh penisku terbenam di liang vaginanya Meiske dan.
    “Meeiis.. Mas nggaa.. tahan..!” teriakku kecil di kupingnya sebelah kanan.
    Ini intercourse, makelove, sanggama atau entah apalagi namanya, aku sendiri tidak tahu. Yang jelas ini adalah yang paling gila dan paling edan yang pernah kulakukan sampai saat itu. Aku mengalami orgasme hebat bersama Meiske, gadis kecilku, anak SMP yang berdarah Portugis dan yang telah kuperawani. This is very-very goddam, asshole, cocksucker, cunteater, pussylicker, sonofthebitch something special.
    Spermaku keluar menyemprot di dalam vagina lembutnya Meiske bersamaan dengan pahanya yang mulus menjepit pinggangku dengan kuat tanda dia mengalami hal yang bersamaan denganku. Kami berpagutan, berkecup, berpelukan, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh-tubuh telanjang kami. Skin To Skin. Beberapa saat, kami berpelukan seolah-olah tidak akan melepaskan satu sama lain. Kuputar tubuhku sehingga posisi kami berdua berhadapan berdampingan tanpa melepaskan pelukan kami masing-masing. Peluh kami berdua mengalir membasahi punggung, leher, dada, perut dan hampir seluruh tubuh.
    “Meiske sayang.. buka dong matanya..” kataku lembut sambil mengelus pipinya, menyentuh bibirnya dengan ibu jariku sewaktu melihat dia dengan matanya yang masih menutup.
    Menikmati atau berusaha menyadari apa yang baru saja terjadi, mungkinkah? Dia membuka mata coklat tua yang indah dan berkaca-kaca. Perlahan-lahan dia memandang ke arah mataku, dua butir air mata mengalir dari mata yang indah itu.
    “Maass..” suaranya terdengar lembut sambil jarinya mengusap pipi dan bibirku.
    “Mas Adit sayang sama Meis kan..?” katanya lagi dengan agak tersedan manja.
    “Iyaa Meis.. Mas Adit sayang kamu.” jawabku dengan tetap mengelus pipi dan bibirnya yang sensual indah itu.
    Kuusap tetesan air matanya dan kami saling mengelus muka masing-masing dengan penuh kasih dan cinta.
    “Meis ngga nyesel lakukan sama Mas Adit.. karena Meis sayang sama mas.. Meis cinta sama mas..” katanya lagi dengan lembut.
    “Mas Adit juga sayang sama Meis.. kamu ngga nyesel kan dengan apa yang kita lakukan tadi..?” tanyaku lagi.
    Dia mengangguk pelan tetapi pasti dan tersenyum manis. Kupeluk dia dan kukecup keningnya, bibirnya dan kugigit kecil sudut bibirnya, dia mencengkram rambutku sambil membalas kecupanku di bibirnya. Perlahan-lahan kami saling melepaskan diri dan secara refleks kami berdua melirik ke arah pangkal paha kami masing-masing. Kami termenung sejenak melihat seprei tempat tidurku basah dan ada bercak merah.
    “Maass.. Meis takut Mas.. ada darah di..” dia berkata dengan ekspresi wajah khawatir.
    Segera kupegang kedua belah pipinya dan melekatkan pandanganku ke matanya.
    “Jangan takut sayang.. itu tandanya kamu masih suci dan Mas yang pertama melakukan pada Meis dan Mas akan bertanggung jawab atas perbuatanku, Meis.. jangan khawatir sayang.” jawabku dengan tenang dan pasti dan langsung kembali kupeluk dia sambil mengecup keningnya.
    Dia menbalas pelukanku. Kami berpelukan seolah-olah tidak akan saling melepaskan. Aku bangun dan meraih bajuku dari lantai segera kubersihkan tubuh Meiske, di pangkal pahanya, vaginanya, sambil memandang tersenyum puas kepadanya. Dia pun bangun dan ikut membereskan bajunya yang berserakan di atas lantai.
    Kami berdiri berhadapan, saling berpandangan mesra dengan tubuh telanjang. Kupeluk Meiske, dia membalas pelukanku dan kami berpagut lembut mesra. Kugandeng tangannya, kami berjalan beberapa langkah mendekati lemari pakaianku, kuambil CD yang bersih. Tanpa sadar Meiske terlihat termenung memadangiku.
    “Meiske sayang.. udah sore, non..” aku berkata mengingatkannya juga menyadarkan diriku sendiri sambil menyodorkan CD-ku yang bersih.
    Dia tersentak dan terlihat pandangan yang lucu waktu matanya melihat CD-ku yang kusodorkan kepadanya.
    “Buat siapa..?” tanyanya heran.
    “Ya buat kamu.. masa kamu mau pakai CD kamu yang udah basah dan lengket lagi.” aku jawab sambil menahan tawa geli, dasar anak kecil.
    Dia tersadar dan merajuk manja serta merta memelukku, menyembunyikan wajahnya di dadaku.
    “Aaahh.. Mas Adit.. Meis jadi malu kan..?” sergahnya manja.
    Kutuntun Meiske duduk di tempat tidurku, kukenakan CD cowok putihku. Lucu juga melihat cewek pakai CD cowok. Meiske memakai baju dan rok mininya kembali. Kemudian aku sendiri berpakaian.
    “Meiske, Mas mau tahu, kok kamu mau melakukan ini sama aku ngga takut hamil..?” tanyaku serius sambil memandang matanya yang indah itu.
    “Meis mau karena Meis sayang sama Mas Adit.. kan Mas udah janji ngga akan meninggalkan Meis.. iyaa kan?” jawabnya sambil memeluk leherku.
    “Sekarang udah sore. Mau pulang ngga, Meis?” tanyaku sambil memeluk pinggangnya.
    Dia memandangku sambil tersenyum sendu melingkarkan tangannya di leherku sambil mengangguk pelan.
    CD-nya yang berwarna pink masih tergeletak basah di atas tempat tidurku. Kuambil sambil kuciumi, dia berusaha merebutnya dari tanganku tetapi kutahan tangannya.
    “Ini milik Mas Adit untuk selama-lamanya..” kataku tegas sambil menatap matanya yang cantik berbinar-binar itu.
    “Jangan Mas.. itu kotor dan bau kan..?” sergahnya.
    “Biaariin.. kotoran yang cantik dan bau yang haruumm.. kenang-kenangan dari gadis kecilku yang cantik.” jawabku sambil mengecup bibirnya yang sensual.
    Cepat-cepat aku melepaskan diri dan melemparkan CD pink itu ke dalam lemari pakaianku, kututup, kukunci. Dia terdiam dan tersenyum cerah. Kuantarkan Meiske pulang kerumahnya, jam menunjukan jam 18:00. Kami berkasih mesra hampir 5 jam di rumahku, edan, gila dan sebagainya. Aku bahagia sekali.
    Hubunganku dengan Meiske berlangsung sampai dia kelas 2 SMA, dan setiap kali ada kesempatan kami bercinta dengan gairah yang tinggi selalu di rumahku yang sering kali sepi dan kosong di mana orang tuaku serta kedua kakakku sering keluar kota dengan urusannya masing-masing. Karena tidak mungkin kami lakukan di rumahnya atau di hotel atau tempat lain. Yang jelas kami selalu berhati-hati setiap kali kami bercinta, aku beberapa kali mencoba menggunakan kondom tetapi aku merasa tanpa kondom yang paling asyik. Skin To Skin.
    Hubungan kami terputus dengan alasan klasik, perbedaan agama, dia Kristen sedangkan aku Islam. Orang tuanya yang tidak setuju hubungan kami berlanjut atas dasar perbedaan agama tersebut. Padahal aku dan Meiske sudah saling berikrar untuk hidup bersama setelah aku selesai kuliah dan dia paling tidak sampai D3. Perbedaan agama bagi kami bisa di bicarakan nanti-nanti. Aku selama satu tahun terakhir, sejak orang tuanya menyatakan ketidak setujuan mereka atas hubungan kami itu, tetap berusaha menghubungi Meiske baik lewat telepon maupun surat, tidak ada jawaban atau pun kalau melalui telepon jawabannya dia tidak ada di rumah atau alasan lain yang menegaskan bahwa aku tidak dapat berhubungan lagi dengannya.
    Sedihkah aku..? jangan tanya lagi, aku sempat frustrasi hampir satu tahun. Kegiatan fisik yang keras seperti beladiri, naik gunung dan terjun payung akhirnya dapat memulihkan semangat hidupku untuk melanjutkan hidup ini. The Life Show Must Go On Man! Terakhir aku melihat Meiske di salah satu pusat perbelanjaan pada tahun 1998, kulihat dia sedang berjalan-jalan bersama ibu serta adiknya disertai 2 anak-anak kecil yang lucu, anaknyakah? Hanya Tuhan dan keluarganya yang tahu.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri

    Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri


    700 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri, Cerita Sexs – Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

    “Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Aku Di entot Guruku Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Aku Di entot Guruku Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku Di entot Guruku Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    Aku Di entot Guruku “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,