Author: perawanku

  • Cerita Sex Perempuan Punya Bentuk Tubuh Indah Nikmat Sekali

    Cerita Sex Perempuan Punya Bentuk Tubuh Indah Nikmat Sekali


    808 views

    Perawanku – Waktu itu Ronal yang masih duduk di perkuliahan mempunyai teman akrab namanya Ghina di aberasal dari Sumatera dan katanya dia masih menumpang di rumah tantenya, kebetulan hobi kitra sama yaitu naik gunung pecinta alam kita sering bersama kadang aku juga maen kerumahnya, dan bisa lebih karena aku juga naksir dengan adik sepupunya namanya Lusi.

    Lusi adalah anak dari tante yang rumahnya ditumpangi oleh Ghina, walaupun aku sudah akrab dengan keluarganya tante tapi aku tak langsung pacari si Lusi, tapi selama perjalanan waktu sudah berubah dimana ayah Lusi yang wakil rakyat meninggal dunia.

    Jadi Sekarang Ibunya yang mengurus semua perusahaan yang dikendalaikan ayah Lusi, Harapanku untuk memacari Lusi tetap ada, walaupun saat aku berkunjung kerumahnya jarang bertemu langsung dengan Lusi, malah Ibunya yang namanya Ita menemaniku, karena kesibukannya Lusi yang di Jakarta sedang belajar di sekolah presenter stasiun TV swasta.

    Tapi sebenarnya kalau mau jujur Lusi masih kalah dengan ibunya. Bu Ita lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Lusi agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Lusi seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.

    Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ita dan seorang pembantu. Ghina sudah tidak di situ, sementara Lusi sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya saya di suruh bu Ita untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA.

    Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ita lalu saya menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu Ita setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb.

    Saya menyukai pekerjaan ini. Yang jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua. Bu Ita memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Pegawai bu Ita ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan.

    Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang. Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu Ita semakin akrab. Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya.

    Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.

    Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Ita, dia mampu menggetarkan dadaku. Walaupun sudah cukup umur wanita ini tetap jelita. Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali.

    Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati Lusi, hal itu saya kesampingkan.

    Data-data pribadi bu Ita saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.

    Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu Ita mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku.

    Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas.

    Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.

    Cerita Sex Perempuan Punya Bentuk Tubuh Indah Nikmat Sekali

    Cerita Sex Perempuan Punya Bentuk Tubuh Indah Nikmat Sekali

    “Capek ya..? Saya pijit, nih”, katanya.

    Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga. Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja.

    Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ita. Wah wanita ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati.

    Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.

    “Kamu sudah punya pacar Ron?”

    “Belum Bu”, jawabku

    “Masa.., pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya

    “Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup. Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya

    Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Ita hanyut terbawa oleh suasana romantis.

    Bu Ita yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.

    Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya.

    “Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu.

    Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu.
    “Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

    Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis

    “Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar.

    “Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.

    Saya menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya.

    Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ita, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini.

    Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya.

    Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.

    “Sejak kamu kesini dengan Ghina dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik.

    “Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan.

    “Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi.

    Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Ita. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.

    Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Ita yang supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai.

    Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ita menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.

    “Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.

    Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya.

    “Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur.

    Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.

    Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam saya terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur.

    Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.

    Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku.

    Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat. Memang saya sadar, wanita yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Ghina, mamanya Lusi, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Ita sebagai wanita yang sintal, cantik dan mengagumkan.

    Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami.

    Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu. Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita, di depan lelaki dewasa.

    Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur. Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih.

    Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ita, putih dan indah banget. Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai cede saja.

    “Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum senang.

    “Makasih. Ada 171. Bu Ita juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum.

    Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini. Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar.

    Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba.

    Wanita yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa. Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu.

    Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu Ita sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai.

    Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek. Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ita. Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa.

    Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang.

    Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya.

    Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu.

    Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali.

    Ita mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.

    “Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik

    Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.
    Aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku.

    Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya. Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya.

    Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya. Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya. Penisku belum juga masuk ke vaginanya

    “Alot juga”, bisikku. Bu Ita yang masih di bawahku tersenyum.

    “Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya.

    “Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku…

    “Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku.

    Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.

    Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Ita yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri.

    “Ah… uh… eh… hem””

    Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.

    Di tengah peristiwa itu bu Ita berbisik

    “Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya.

    “Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.

    Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret.

    Gerak apapun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas.

    Aku tidur terlentang, kemudian bu Ita mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersetubuhlah kami kembali.Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam.

    Sampai beberapa saat bu Ita menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang. Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot.

    Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai. Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang.

    Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan. Benar-benar lintas generasi!

    Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya. Rasanya enak sekali. Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”

    “Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme.

    Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya.

    Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali. Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih saya.

    Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi. Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk.

    Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ita. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara.

    Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona.

    Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ita.

    “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.

    Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya,

    “Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah.

    “Aku juga Ron”, suaranya agak lemah.

    “Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran.

    “Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.

    Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.

    Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya.

    Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya. Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya.

    Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Ita, aku lupa. Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.

    Keesokan harinya. Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Ita mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi. Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut. Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.

    “Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Ghinas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku.

    “Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama.

    Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali.

    Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang. Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi.

    Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.

    Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya.

    Aku buka dengan pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku. Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana

    Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Ita bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku.

    Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi. Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ita, yang menghebohkan semalam.

    Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran. Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua.

    Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.

    Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya.

    Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ita yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu. Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Ita merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya.

    “Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu.

    Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya.

    Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya. Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Ita. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan.

    Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ita secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Ita yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria.

    Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu. Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot


    1702 views

    Perawanku – Aku akan ceritakan kisahku saat masih duduk di kelas SMP bermain sex dengan pembantuku, perkenalkan
    namaku Bayu pengalamanku ini sungguh mustahil atau khayal bahkan aku juga pernah mempercayainya
    selanjutnya akan kuceritakan setiap alurnya.

    Saat pulang bermain bola dengan teman temanku di lapangan sekolah, jarak antara rumah dan sekolah
    cukup dekat mungkin membutuhkan waktu 10 menit jalan kaki, sesampainya di rumah ibuku sudah menyiapkan
    makanan, sehabis makan aku dipanggil oleh ibuku terlihat dari nadanya cukup penting, bergegas aku
    menemui ibuku.

    Ada apa pa?

    Duduk sini bentar, papa sama mama mau ngomong dengan kamu.

    Bayu, kamu kan sudah cukup besar sekarang dan udah bisa mengurus diri sendiri sekarang. Sebetulnya
    dulu mama kamu kerja kantoran sebelum melahirkan kamu, dan begitu kamu lahir mama berhenti dari
    pekerjaannya karena mau ngurusin kamu.

    Trus pa? Jawabku asal..

    Ya karena sekarang kamu udah smp, mama mau bekerja kembali dan ternyata kantornya mau menerimanya kembali. Bola Tangkas Android

    bagus dong ma, terus memangnya kenapa pa??

    Ya kamu taukan papa pulangnya selalu malem, trus kalo mama kamu dah kerja lagi, pulangnya juga malem
    ntar. Jadi mungkin kami bakalan jarang ada di rumah. Trus nanti papa nyewakan pembantu buat ngurusin
    pekerjaan rumah. Tapi, kamu gak keberatan kan??

    Ooh gitu yah. Tapi hari sabtu minggu, papa sama mama di rumah kan??Iya kami di rumah, jadi gimana??
    Kamu gak keberatan kan Bayu??Yaudah, Bayu gak keberatan kok. Sebetulnya si aku keberatan juga.
    Biasanya ada mama tapi gak ada papa aja aku ngerasa kesepian juga di rumah. Tapi, daridulu aku emang
    gak pernah bisa nolak yang di suruh orang tuaku.

    nah gitu dong, ternyata si Bayu udah dewasa ya pa?? kata mamaku..

    iya nih. Kamu tenang aja Bayu, papa bakal cariin yang cakep biar kamu gak bosen Kata papaku sambil
    bercanda..

    Akupun ikut ketawa, aku sama sekali gak kebayang pembantu macam apa yang bakalan kerja disini. Dan
    berkat dia, aku udah dapat hampir semua pengalaman seks pria dewasaa Besoknya aku pergi sekolah
    seperti biasa, dan agak berharap juga kalo pembantu aku tu bener2 cakep.

    ( Sebelumnya kami gak pernah punya pembantu. Hari itulah pertama kalinya ada orang asing di rumah. Dan
    itu agak membuatku penasaran juga.)

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Sepulang sekolah, aku gak ikut bermain bola seperti biasa, aku kepingin cepat2 pulang ke rumah, karena
    penasaran.

    Sesampainya didepan rumah, aku jadi gugup sendiri, dan mengetuk pintu dengan tak sabar. Begitu pintu
    terbuka, sesuai dugaanklu pembantu barukulah yanbg membukakan pintunya. Dan aku agak kecewa juga si,
    ternyata gak secakep yang kubayangkan.

    Aku ngebayangkan, gimana yah kalo punya pembantu kaya bunga citra lestari (gak mungkinlah, kalo cewek
    secakep itu, paling rendah jadi barges om-om).. Huehe, setelah mengusir lamunanku, aku perhatikan
    kembali wajahnya, ternyata lumayan manis juga, dan badannya juga cukup bagus dan agak tinggi. Akupun
    menyapanya, dan agak berbasa-basi sebentar sambil berjalan ke dalam rumah.

    Hari-hari pertama si gak ada yang aneh dengan dia. Aku cukup sering memperhatikan dia. Apalagi kalo
    lagi nyapu, ugh pantatnya yang bulat dan menantang itu langsung membusung dengan bangganya.

    Walaupun aku masih kelas satu smp, aku udah sering menonton film bokep, jadi udah punya perbandingan
    soal bodi cewek. Walaupun bodinya kalah sama artis-artis bokep itu, tapi cukup membuatku terangsang
    dengan posisi-posisi tubuh yang dia lakukan sewaktu lagi mengerjakan tugasnya (emang dasar otak udah
    ngeres).

    Namun tetap aja, aku sama sekali gak berharap untuk menyentuh tubuhnya waktu itu. Aku hanya suka
    memperhatikan dia ketika dia lagi bekerja. Kelihatannya dia juga dah menyadari tatapanku ketika dia
    lagi bekerja, namun dia sepertinya gak terlalu peduli.

    Lagian aku Cuma anak berumur 13 tahun. Namun tanpa kusadari sebetulnya dia peduli, dan kayaknya dia
    juga menikmati ketika aku melihatnya dengan nafsu begitu. Seolah-olah dia sedang mengadakan
    pertunjukan untukku.

    Setelah beberapa minggu masih tetap seperti biasa. Namun dia mulai menunjukkan kelakuan aslinya
    setelah itu. Dia mulai memakai pakaian yang terbuka di rumah. Dan rok yang dipakainya pun sangat
    pendek walau tidak ketat. Namun itu justru membuat roknya gampang tersingkap dan terlihatlah celana
    dalamnya.

    Pertama kali aku melihatnya ketika dia sedang nonton tv di ruang dapur (papaku membeli tv itu khusus
    untuk pembantu biar dia gak bosen), dan kelihatnnya dia gak berusaha menutupinya, walaupun jelas-jelas
    aku berdiri di depan dia dan melihat celana dalamnya.

    Aku bener terpaku saat itu, karena itu pertama kalinya aku melihat tubuh wanita di balik roknya secara
    langsung. Apalagi di rumah sendiri. Wajahku terasa panas dan jantungku berdegup kencang, dan sikapku
    sangat kikuk jadinya.

    Dan entah kenapa dia cuek-cuek aja, malah posisinya semakin menantang. Kakinya diangkat sebelah ke
    kursi dan yang sebelah lagi dbuka lebar ke samping.

    Dan semakin jelaslah terlihat pahanya yang mulus dan terutama celana dalamnya. Cukup lama juga aku
    mondar-mandir di depan dia. Namun setelah itu aku kembali ke kamar karena aku takut dia maraha

    Sesampainya di kamar, aku masih terus keikiran kejadian tadi. Akhirnya karena gak tahan lagi, aku
    memutuskan untuk beronani di kamar mandi. Dan ternyata di kamar mandi ada benda yang baru saja aku
    lihat. Pakaian kotor pembantuku itu tergantung di kamar mandi. Dengan tak sabaran aku mulai mencari
    dan kutemukan juga celana dalam kotor pembantuku itu.

    Dengan nafsu yang tak tertahankan aku mulai mendekatkan celana dalam itu ke wajahku. Kutempelkan di
    wajahku dan kuhirup dalam-dalam aromanya. Seketika bau-bau asing menyerang penciumanku.

    Kucium juga bagian yang menutupi pantatnya. Wanginya benar-benar memabukkan, ingin rasanya aku
    menjilati anusnya setiap hari. Tangankupun mulai mengocok-kocok penisku. Kujilati bagian yang menutupi
    anusnya dengan nafsu. Waktu itu aku benar-benar berharap ada kotoran yang menempel di celana dalam
    itu.

    Maniku keluar lebih cepat dari biasanya. Lalu akupun mulai menciumi bajunya. Kuhirup aroma tubuhnya,
    ketiaknya dan bau keringatnyapun mulai membiusku. Aku dah mulai terobsesi sama dia. Padahal sebelumnya
    aku hanya seneng memandanginya ajaa

    Setelah puas menghirup semua bau yang ada di pakaian kotornya aku pun mulai mandi dan membersihkan
    badanku.

    Setelah selesai dan ketika hendak keluar, aku kaget bukan kepalang. Ternyata pintu kamar mandi gak
    kututup. Aku baru teringat, bahwa tadi aku lupa menutup pintu dan langsung mengambil pakaian kotor
    pembantuku itu.

    Dan kamar mandi itu pintunya di ujung, jadi kalo lupa nutup pintu dan gak ngeliat ke belakang, kita
    bisa gak sadar kalo kita lupa nutup pintu. Dan yang lebih membuat panik ternyata dari tadi pembantuku
    lagi nyapu ruang tamu, dan pintu kamar mandi itu memang menghadap ruang tamu.

    Aku baru sadar kalo dari pertama tadi emang ada suara-suara kayak orang lagi beres-beres gitu, tapi
    karena kupikir pintunya dah kukunci aku nyantai-nyantai aja. Dan dirumah memang gak ada orang selain
    kami berdua. Artinya dia bisa ngeliat dengan jelas kegiatan aku dari pertama tadi

    Aku pun jalan dengan gugup dan muka tertunduk. Trus tiba-tiba dia ngomong sama aku

    Udah siap mandinya dek??

    Eh u..udah kak. Jawabku dengan gugup..

    Kamu kaya cewek aja mandinya lama banget. Tadi kaka nungguin juga di depan pintu, eh rupanya masih
    lama mandinya.. katanya dengan senyum penuh arti..

    Damn!!!, artinya, dia tau aku ngapain aja di dalam. Atau begitulah bayanganku. Akupun gak menjawab
    apa-apa dan hanya berlari ke kamar. Aku sempet kepikiran juga arti senyumannya itu.

    Apa dia bermaksud mengatakan kalo dia gak keberatan aku ngelakuin itu??? Atau dia punya maksud
    lain???? Halah, pikiran anak smp mang belum nyampe ke hal-hal yg seperti itu. Dan aku tetap aja
    ketakutan dia bakal marah

    Sejak itu, aku sering bgt berlama-lama di kamar mandi, menikmati pakaian kotor pembantuku. Aku selalu
    masuk kamar mandi setelah dia mandi. Dan pakaian kotornya masih anget, dan aromanya masih kuat.

    Pernah aku dapet bajunya yang basah sama keringat. Aah nikmat banget keringatnya yang asin itu. Dan
    lagi-lagi aku ngerasa aneh, kenapa dia gak nanya ke aku, kenapa aku selalu masuk setelah dia mandi.
    Yah mungkin dia udah tau gara-gara yang pertama kali itu, tp tetep aja aku gak ngerti kenapa dia gak
    marah.

    Kegiatan ngintip celana dalam dia pun masih aku lakukan. Bahkan walaupun dia tau aku lg ngeliatin
    cdnya, dia cuek-cuek aja. Belakangan aku tau dia sengaja. Keliatannya dia emang suka mamerin tubuhnya
    gitu.

    Aku tau hal ini karena setelah beberapa bulan dia bekerja, aksi pamernya semakin menggila. Dia keluar
    kamar hanya dengan memakai celana dalam dan bra, dan mulai bekerja seolah gak ada kejadian apa-apa.

    Waktu ngeliat dia aku kaget setengah mati. Sampe-sampe aku bengong gitu. Dia malah cuek-cuek aja, gak
    lupa melempar senyum ke aku ketika berpapasan. Dan hari itu aku ngikutin dia terus. Pokoknya, dia lagi
    nyapu, lagi nonton, lagi beres-beres, aku pasti ikut.

    Dia juga (lagi-lagi) cuek-cuek aja. Tp, tetep aku gak berani mencoba menyentuh tubuhnya. Aku takut dia
    marah, terus minta berhenti.

    Paling asyik tu waktu dia lagi nyapu kamarku, pantatnya yang nunggging di ruangan sempit itu, semakin
    terlihat menantang karena cuma dibungkus celana dalam. Apalagi kelihatannya cdnya agak lembab gara-
    gara keringat.

    Waktu itu aku lagi baca komik di kamar. Trus entah kenapa dia lama banget ngeberes-beresin kamarku.
    Padahal kamarnya kecil trus barang-barangnya juga dikit. Trus waktu udah selesai, dia gak langsung
    keluar kamar.

    Dia malah duduk di tempat tidurku, katanya si dia mau istirahat sebentar. Tp yang didudukinnya
    ternyata bantalku, dan lama juga dia disitu. Begitu dia pergi, aku langsung menciumi bantalku. Dan
    aroma pantatnya pun tercium . Ingin rasanya didudukin pantatnya di wajahku. Dan ternyata impianku itu
    kejadian esoknya

    Waktu itu kami lagi nonton tv di dapur. Seperti biasanya dia hanya mengenakan cd dan bra. Karena hari
    itu di sekolah ada pelajaran olahraga, badanku udah kecapean, dan kepingin istirahat. Tapi aku gak mau
    melewatkan saat-saat bersama dia. Jadi, karena dia liat aku terus-terusan nguap, dia nawarin untuk
    tiduran di pangkuan dia. Tanpa basa-basi langsung kuterima tawarannya.

    Pahanya terasa hangat dan mulus di pipiku. adik? kecilku langsung bangun gara-gara itu. Akupun
    langsung pura-pura tertidur dan membalikkan badanku. Sehinggga sekarang aku tiduran mengahadap ke
    perutnya dia.

    Baru kali ini aku bisa ngeliat celana dalamnya dalam jarak sedekat ini. Aku bener-bener udah horny.
    Dan, pelan-pelan bibirku mulai mencoba menyentuh pahanya. Sentuhan pertama berhasil membuatku
    melayang. Pahanya teras hangat dan harum

    Kejutan yang kudapat gak berhenti sampai di situ. Ketika itu tiba2 hpnya yang di letakkan di meja
    sebelah sofa tempat kami duduk berbunyi. Dan dia pun pelan-pelan menggeser kepalaku dan meletakannya
    di sofa.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Karena aku sedang pura-pura tidur, aku gak tau apa yang sedang terjadi. Dan ketika kubuka mata,
    ternyata dia lagi berlutut menyamping sambil mengotak-atik hpnya, dan kepalaku berada di tengah-tengah
    kedua lutunya.

    Dan entah kenapa, kulihat dia menurunkan pantatnya secara perlahan sampai akhirnya menyentuh wajahku.
    Dia menduduki wajahku. Aku gak percaya apa yang kualamin ini. Dan aku juga bisa ngerasain, kalo dia
    pelan-pelan menggerak-gerakkan pantatnya maju-mundur. Aaah,, aku bener-bener serasa di surga. Kuhirup
    dalam-dalam aroma pantatnya

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba aku merasa ada yang menusuk-tusuk kepalaku. Ternyata itu jarinya. Dia
    sedang bermasturbasi rupanya. Aku menjadi semakin terangsang mendengar desahannya. Walaupun dia
    berusaha menahan suaranya.

    Pantatnya semakin bergerak tak terkendali di wajahku, kadang malah sampai membuatku gak bisa bernafas.
    Lalu tiba-tiba tekanan pantatnya di wajahku semakin kuat, dan tubuhnya mengejang, dan dia mengeluarkan
    desahan kecil tertahan.

    Sepertinya dia udah keluar?. Aah benar-benar saat-saat yang indah, walaupun nantinya aku bakal
    mengalamin yang lebih menarik lagiaSejak itu, aku selalu berusaha menyentuh pantatnya, dan membuatnya
    seolah-olah gak sengaja.

    Tetap aja aku gak berani menyentuhnya dengan terang-terangan. Kadang-kadang aku lewat-lewat di
    belakangnya, atau meletakkan tanganku di tempat dia akan duduk, dan kelihatannya dia juga gak perduli
    walaupun dia sedang menduduki tanganku

    Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia udah gak memakai apapun lagi di
    badannya. Walaupun gak setiap saat (mungkin dia takut masuk angin ;). Tapi, ketika dia bekerja, dia
    tetap dalam keadaan bugil. Bukan itu aja, kalo dia ke kamar mandi juga udah gak pernah menutup pintu
    lagi.

    Sehingga, apapun kegiatannya di kamar mandi kelihatan dengan jelas dari luaraAku langsung menunggu dia
    nyapu ke kamarku, supaya bisa melihat lebih dekat. Dan setengah jam kemudian dia masuk kamarku., dan
    mulai membereskannya. Dan ketika dia nungging, terlihat jelasalah anusnya yang indah itu.

    Ingin rasanya menjilati anusnya itu setiap hari, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di
    sekeliling anusnya, uugh.. Lalu tiba-tiba dia menghadap ke aku yang sedang tiduran di tempat tidur,
    lalu berkata.

    Dek, kakak cape nih. Numpang duduk bentar yah??Eh? Yaa.. udah kak bolehLalu dengan terkejut kusadari,
    dia bukan mau duduk di kursi atau di tempat tidur. Dia mengarahkan pantatnya ke wajahku.

    Awalnya dia berdiri di atas tilamku, lalu berjongkok dan perlahan-lahan mendudukkan pantatnya, yang
    sekarang gak terhalang oleh celana dalam, ke wajahku. Dan dia juga melebarkan belahan pantatnya dengan
    kedua tangannya, seolah-oleh ingin menempelkan anusnya ke wajahku.

    anusnya menempel tepat di bibirku. Badanku bergetar karena gembira, dan gairah. Pertama-tama kucium
    mesra anusnya, dan pembantuku itupun mulai mendesah. Kucium lagi pinggiran-pinggiran anusnya dengan
    lembut.

    perlahan-lahan kujulurkan lidahku dan kujilatin sekeliling anusnya, dan dia pun menggelinjang
    kegelian. Lalu kutusukkan secara perlahan lidahku ke anusnya.

    AAAh, sentuhan pertama yang bakal kuingat sampe tua. Anusnya rasanya agak pahit trus aneh gitu, susah
    deh ngejelaskannya. Kujilat-jilat anusnya dan sekarang dengan penuh nafsu, dan penuh kerinduan. Dia
    pun mulai bergerak liar di atasku.

    Tangannya sekarang gak hanya diam. Yang kanan mengelus-elus kontolku. Yang kiri sedang sibuk
    bermasturbasi ria. Kocokannya berkali-kali terhenti karena sedang berkonsentrasi untuk menggapai
    kenikmatana

    aaaaah,, Bayu jilatin terus anus kakak. Ah ayo sayang.. Teriaknya. Kelihatannya dia udah gak perduli
    apapun lagi. Dan beberapa saat kemudian dia menjambak rambutku dengan keras, dan setengah berdiri
    dengan lutunya, dan mengerang, pertanda dia sudah mencapai orgasme

    Makasih yah dek, sekarang giliran kakak yang muasin kamu katanya sambil tersenyum manis. Diciuminya
    bibirku dengan ganas. Karena aku masih dalam pertumbuhan, ukuran bibirnya dengan bibirku jauh berbeda.

    Dengan mudahnya dia melumat bibirku yang mungil ini, bahkan ketika dia menciukmku, dagukupun ikut
    terkena ciumannya.

    Dijilatinya bibirku, lalu dimasukkannya kedalam mulutku. Akupun berusaha menggapai lidahnya dengan
    lidahku. Lalu kuemut-emut lidahnya, lalu aku mulai menghisapnya. Lalu dia mengangkat kepalanya dan
    mulai meneteskan liurnya kedalam mulutku. Langsung kutelan dengan bernafsu. Berkali-kali kami lakukan
    itu.

    Setelah itu dia mulai menjilatiku lagi. Dari mulai pipi, hidung, keingku, dan daguku. Sampai-sampai
    wajahku basah kena jilatannya. Dan dia pun mulai meludahi wajahku dengan gemas. Aku hanya diam aja
    menikmati segala perlakuannya padaku.

    Perlahan-lahan jilatan-jilatannya mulai turun keleher, lalu kedada dan sampai ke putingkupun dijilat-
    dan dihisap-hisapnya. Dan tangannya meraba-raba putingku yang satunya.

    Setelah itu, dia membuka celanku sampai terlihatlah kontolku yang masih kecil mungil ini. Dan dia
    membuka mulutnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Aah rasanya bener-bener nikmat. Setiap
    sedotannya membuat seluruh tubuhku menegang.

    Dan tanpa sadar tangankupun mulai menarik-narik wajahnya dengan nafsu. Dan dia terus menghisap-hisap
    titiku tanpa menggunakan tangannya sama-sekali. Dan setelah beberapa menit, aku sudah ingin keluar.

    Kaak, adek udah mau keluar nih kataku. Dia pun semakin memperkuat hisapannya sampai terasa sakit. Dan
    kukeluarkan semuanya di mulutnya. Dan kuliahat dia menelannya dengan semangat. Dan menjilati sisa-sia
    maniku di ujung kontoltku. AAh rasanya sangat nikmat

    Gimana?? Kamu puaskan??

    Eh, iya kak. Adek puas banget. Adek udah lama beronani smbil ngebayangin kakak. Kataku tanpa malu-malu
    lagi

    Hihihi. Nakal kamu yah, kenapa kamu gak langsung datengin kakak trus minta kakak ngent*tin kamu? Aku
    agak kaget mendengar dia tiba-tiba berkata vulgar. Tapi terlihat di wajahnya kelihatannya dia senang
    berkata-kata jorok seperti itu

    Kan kasian tongkol kamu kamu dek, setiap hari cuma dapetnya tangan kamu sendiri. Kan mendingan ent*tin
    kakak aja?? Katanya dengan tatapan penuh nafsu.

    Mulai sekarang, kalo kamu lagi kepengen kamu bilang kaya gini ke kakak, kaak, adek pengen ngentot ya??

    Iyaa kak..

    Coba bilang dong pintanya

    Kaaak, adek pe..pengen ngentot jawabku dengan gugup

    Naah, gitu yah bilangnya. Ntar kakak entotin kamu.

    iaiya kak.

    Lalu karena aku sudah cape, akupun tertidur sambil berpelukan dengan dia. Kami udah kaya suami istri
    aja

    Sejak itu, kami sering melakukan itu lagi. Dan kalo kami gak sedang bermain? pun dia tetap aja gak
    memakai bajunya. Aku juga sering ikut mandi bareng dia. Dan karena udah sangat terobsesi sama dia,
    kotorannya pun bisa membuatku terangsang.

    Hampir tiap hari aku minta dia mengencingiku. Kadang kutelan semua kencingnya sampai gak bersisa.
    Setelah bosan dengan kencingnya, tainyapun kujamah juga. Sampe-sampe setiap dia mau buang kotoran dia
    harus memberitahuku dulu.

    Kalo aku lagi gak mau, barulah dia ke wc secara biasa. Dan kami melakukannya di mana-mana, namun kami
    selalu berhati-hati agar kencing atau tainya gak berceceran.

    Aku juga memaksanya untuk ikut merasakan tainya sendiri, lalu setelah itu acara berciuman kamipun jauh
    lebih hot karena mulut kami penuh dengan kotoran

    Aku sadar apa yang kami lakukan itu jauuh diluar batasan normal (dari pertama juga sebenarnya udah gak
    normal. Masak cewek berumur 26 tahun main sama anak berumur 13 tahun???). Tp aku gak bisa ngebohongin
    diri sendiri, karena aku juga sangat menikmatinya.

    kadang-kadang kalo ortuku nginap di rumah nenek (waktu itu nenekku udah sakit-sakitan jadi ortuku
    nginap diasana buat ngejagain) sampe seminggu, dia mengajak temennya menginap, dan kami bertiga
    melakukanhal-hal yang sangat liar.

    Bahkan adik perempuannya sendiripun (adiknya waktu itu berumur 16 tahun, terus ruypanya dia sering
    menceritakan apa aja yang udah kami lakukan, dan ternyata suati kali adiknya mengatakan bahwa dia
    penasaran dan kepingin nyobain main dengan anak-anak) diajaknya ikut bergabung dengan kami. Dia
    bekerja selama 4 tahun di rumahku, dan itu adalah 4 tahun terindah sepanjang hidupku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1473 views

    Perawanku – Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.

    Dan dengan ketekunan dan semangat saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
    Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Gokil Advertising. Daftar Poker

    Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya!
    Pada suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkarkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
    “Aduh, kog punggungku gatal ya?”

    Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
    Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
    “Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
    Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
    Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.

    “Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
    Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
    “Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
    Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.

    Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
    Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
    “Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
    Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.

    Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggebu.
    Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.
    Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,
    “Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
    Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.
    Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.

    Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
    Tanganku, kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.

    Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
    “Dik Uki.. emm.. eemm..”
    Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.

    Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.
    Waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya. Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
    Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.

    Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
    “Mmm.. uhh..”
    Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.

    Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.
    Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
    “Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
    Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.

    Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung terbuka pengait BH-nya.
    Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
    Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebeleh bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.

    Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
    Dan reaksinya,
    “Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
    Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
    Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
    Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak.
    Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.

    Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.
    Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.

    Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.
    Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
    “Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
    Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.

    Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.
    Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
    Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.

    “Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
    Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.
    Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
    “Uugghh.. uughhg..”
    Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan.

    Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
    Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
    “Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
    Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
    Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
    Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.

    Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
    “Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
    Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.
    Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
    “Sebentar Bu!” kataku.
    “Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
    “Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
    Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.
    “Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
    Dia memegang erat tubuhku dan
    “Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
    Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.

    “Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
    Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
    Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.

    Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,
    “Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
    Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
    Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.
    Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.

    Untuk lebih mengakrabkan hubungan kerja di kantor, teman-teman kantor mengadakan acara pergi bersama ke tempat santai, yaitu di daerah pegunungan yang berhawa dingin. Semua teman-teman kantor pada ikut, tidak terkecuali Dia.
    Namun aturannya, bahwa semua karyawan dan karyawati harus ikut dan tidak boleh bawa pacar, biar lebih bebas (pada saat itu kami semua belum berkeluarga, kecuali Dia tentunya). Hanya Dia saja yang diperkecualikan untuk membawa keluarga (dalam hati aku sangat kecewa, karena tidak bisa bebas mendekati Dia, karena takut ada suaminya).

    Pada hari Jum’at sore, setelah selesai tutup kantor, kita semua sudah berkumpul di kantor untuk berangkat ke Puncak. Semua yang berangkat ada 17 orang cowok-cewek termasuk aku, dan Dia bersama suaminya dengan membawa 2 anak kecil, yang ternyata keponakan Dia. Dalam hatiku kejengkelan bertumpuk, karena Dia sudah bawa suami, tambah keponakan lagi, wuaahh repot, pikirku saat itu. Untuk membawa ke Puncak, sudah dipersiapkan tiga mobil Panther yang dipakai oleh karyawan dan satu Kijang yang dipakai oleh keluarga Dia, masing-masing mobil sudah disediakan supir.
    “Kalau
    3 mobil nggak cukup, satu orang boleh dech ikut saya, atau biar Dik Uki
    saja yang ikut mobil saya”, kata Dia kepada teman-teman, matanya sambil
    melihatku.

    “Cerdik juga boss yang satu ini”, pikirku, dan sangat halus sekali triknya.
    Agar Dia tetap dekat denganku, tapi tidak terlalu mencolok, makanya pura-pura menawarkan tetapi langsung menutup penawaran kepadaku.
    “Ayo siapa yang ikut mobil Dia, biar aku yang di Panther aja”, kataku pura-pura menawarkan kepada teman-teman, karena aku tahu, pada tidak ada yang berani satu mobil dengan Dia, rata-rata mereka pada sungkan.
    “Udah dech, biar Uki aja yang ikut, sekali-kali kita kerjain, biar tahu rasa, gimana rasanya satu mobil dengan Dia, mungkin sampai di tempatnya UKi sudah tegang nggak bisa bergerak”, kata Nancy temanku sambil tertawa kecil mau mengerjai aku.
    “Ya bener, sampai di tempat aku bisa tegang, tapi bukan tegang karena sungkan, tapi tegang karena nggak tahan aja berdekatan dengan Dia”, kataku dalam hati, dan yang tegang hanya tertentu saja, tidak seluruh badan.

    “Jangan aku dong, yang cewek aja”, pintaku berpura-pura.
    Tapi teman-temanku langsung lari berebut mobil masing-masing, an akhirnya aku jalan juga ke mobil Dia, dan sekali lagi pura-pura mengumpat mereka.
    Suami Dia hanya senyum-senyum melihat kelakuan kami. Oh ya, aku belum kenalin sama suami Dia. Namanya sebut saja Pak Jimmy, orangnya besar, gagah dan ganteng (kata teman-teman cewek) dan agak pendiam. Wajahnya mirip dengan Rudi Salam. Pak Jimmy duduk di jok depan dengan supir. Sedangkan Dia, kedua keponakan yang masih kecil dan aku duduk di jok tengah. Jok belakang penuh dengan perbekalan.

    Begitu aku duduk di mobil, pertama yang kulakukan adalah mempelajari situasi mobil. Posisi kaca spion, dan posisi duduk supir dan posisi duduk Pak Jimmy. Sekiranya memungkinkan untuk melakukan serangan awal terhadap Dia. Dan ternyata masih memungkinkan kalau hanya sekedar serangan-serangan ringan. Sorry agak kampungan sedikit melakukan serangan ringan di mobil, habis kukira siapa pun akan sayang membiarkan tangan ini tidak bersinggungan dengan kemulusan tubuh Dia yang memang sintal, padat dan berisi.

    Di perjalanan, Pak Jimmy banyak membaca buku, jadi tidak banyak pembicaraan kami dengan Pak Jimmy. Dia duduk di sebelah kanan, aku duduk di sebelah kiri, dan kedua keponakan duduk di antara kami. Sehingga kami cukup leluasa kalau hanya melakukan cubitan-cubitan kecil di pinggang Dia, kadang sedikit elusan di pantatnya, maupun pinggangnya. Tapi sebaliknya, tangan Dia terkadang juga memberikan cubitan halus di pinggangku. Dan setiap kali aku dicubit, rudalku langsung sudah siap mencari sasaran (maklum usia masih dalam taraf Pandangan Hidup!Baru memandang sudah hidup).

    Setiap kali kusentuh pinggang atau pantatnya, kelihatan Dia agak menghela nafas, dan wajahnya menunjukkan sedikit tegang. Memang kuakui kalau Ibu Susan itu tegangan tinggi juga. Tidak ada yang istimewa yang perlu diceritakan dalam perjalanan, karena jarak kantor kami dengan Puncak tidak lebih dari 50 km, sehingga perjalanan cukup ditempuh tidak lebih dari 40 menit.

    Menjelang Maghrib kami semua sudah sampai di Hotel, setelah mandi dan istirahat sebentar, malam kita gunakan untuk bercanda ria dan menikmati santap malam Kambing Guling. Kami semua menikmati acara tersebut, kecuali Pak Jimmy.
    Dengan alasan mengantuk, maka Pak Jimmy tidak ikut bersama-sama dengan kami.
    Dia lebih suka makan di kamar dan akhirnya tertidur. Tinggallah kami semua dan Dia bercanda ria.

    Setelah selesai makan, kami berpencar berkelompok-kelompok. Ada yang bercerita berkelompok, ada yang jalan-jalan menikmati malam, dan ada yang sekedar memainkan gitar, dengan lagu-lagu tahun 70-an.
    Dia memberi kode ke aku untuk mendekat, dan dia berbisik,”Dik Uki, anterin saya jalan ya.”
    “Lha Pak Jimmy?” tanyaku terkejut.
    “Udah dech, nggak usah pikirin Pak Jimmy, dia sudah tidur.”
    “Bu, Pak Jimmy bener sudah tidur?” tanyaku menyelidik.
    “Ya begitulah suamiku, dia lebih suka menyendiri dan pasti dia sudah tidur”, kata Dia.

    Kami berjalan berdua, dan kami saling membisu. Aku masih diliputi perasaan takut kalau suaminya tahu, dan pikiranku terus berputar, kuajak kemana ibu Susan ini.
    “Kalau tahu kita berdua gini, gimana Bu”, tanyaku memecah kebisuan.
    “Dik Uki nggak usah takut, dia percaya kok sama kamu, dikirain kamu kan masih kecil, masak mau ngapa-ngapain sama aku.”
    “Ya masih kecil, tapi si kecil ini kan sudah bisa gede, dan bisa membuat anak kecil”, jawabku menggoda.
    Dia hanya terseyum dan mencubit pinggangku. Kutangkap tangannya dan kutarik badannya, sehingga kami jalan berdekapan.

    Aku berjalan di sebelah kiri Dia, sehingga tangan kananku dengan leluasa mendekap pundak Dia, untuk melindungi dari hawa malam yang cukup dingin.
    Kami berdua berjalan, aku tahu betul liku-liku jalan di Puncak ini, maka kubawa Dia di tempat yang sangat aman. Kudekap badannya, kubelai-belai punggungnya, sambil sesekali kucium telinganya. Perempuan cantik ini mendesah mengeratkan dekapannya ke tubuhku.

    Tangan kiriku mengusap-usap buah dadanya yang kenyal dan padat di balik baju sweaternya, dan sedikit kuremas, sedangkan tangan kananku untuk meremas pantatnya yang bundar dan padat. Ciumanku berkali-kali kudaratkan pada tengkuk dan belakang telinganya. Turun ke pipi, dan akhirnya kami saling berhadapan dan berdekapan. Kuciumi dengan halus pipinya, turun ke bibirnya. Kukulum lidahnya, dan bibir kami saling berpadu. Nafas kami berdua sudah mulai tidak beraturan.
    Kedua tanganku kudekapkan erat di punggung Dia, tangan kiriku kugunakan untuk mendekap pantatnya dan sedikit kutekan, sehingga kekenyalan batang kemaluanku dapat dirasakan oleh kewanitaannya, dan aku mulai geser-geserkan kemaluanku di kewanitaannya. Sedangkan tangan kananku kutelusupkan di bawah sweaternya, untuk mengusap kulit punggungnya yang halus, lembut dan sudah mulai hangat oleh birahi.

    Udara malam semakin dingin, tetapi badan kami berdua sudah semakin panas.
    Kami berdua sudah tidak tahan untuk tidak menyelesaikan permainan ini, karena serangan-serangan awal sudah dimulai sejak tadi sore, ketika dalam perjalanan.
    “Dik Uki kita cari tempat yang enak aja Dik”, bisik Dia sambil mendesah menahan birahi.
    “Nanti kelamaan, Bu? gimana kalau Pak Jimmy bangun?”
    “Dik Uki tenang saja, suamiku itu kalau tidur lama kok, dan nggak pernah bangun, dan nanti seandainya bangun, gampang kok aku cari alasan.”
    “Oke dech Bu, yuk kita jalan.”

    Aku bimbing Dia ke arah hotel yang dekat. Aku tahu persis tempat di sini yang nyaman buat bossku yang cantik. Hanya lima menit perjalanan kaki kami sudah sampai di hotel yang mungil, tapi sangat bersih dan aman. Kami memesan kamar yang nyaman. Petugas receptionist sepertinya mengerti benar kebutuhan kami. Tidak banyak pertanyaan dan langsung mengantar ke kamar yang kami maksud.
    Di dalam kamar, setelah pintu kami kunci, Dia langsung melepaskan baju sweaternya. Sehingga tinggallah kaus singlet yang tipis dengan belahan dada agak lebar. Dipadu dengan celana jeans ketat di bawah lutut, sehingga pinggulnya kelihatan sangat bundar dan padat.
    Kami berdua langsung berdekapan. Nafas kami berdua sudah memburu. Wajah Dia agak menengadah, menunggu ciuman. Matanya sedikit terpejam dan bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Kulumatkan bibir tipis yang sedikit terbuka. Kuhisap lidahnya, kumainkan lidahnya dengan lidahku dan kueratkan dekapanku di punggungnya.

    Lama kami menikmati ciuman itu. Baru setelah aku puas menikmati bibir yang tipis, kugeserkan mulutku turun ke lehernya. Aku sangat menikmati ciuman di leher ini. Karena menurutku leher Dia itu sangat seksi.
    Lehernya agak tinggi, dengan kulit yang mulus, dan padat berisi. Sehingga lidahku menari-nari di lehernya.
    “Uhf.. uuhh.. sstt, Diikk Uki, awaas hati-hatii, janggann sampai membekas..”
    Nafas Mbak Tatik mulai tidak teratur. Dia ini kalau penampilan luar sangat anggun dan tenang, tetapi kalau birahinya sudah mulai naik, dia bisa sangat liar, meskipun tidak sampai teriak-teriak. Dan bossku ini memiliki tegangan sangat tinggi. Baru disentuh sedikit saja, nafasnya sudah tidak karuan.
    “Mmeemm, jangan khawatirr.. Buu”, jawabku menenangkan.
    Ciumanku sudah mulai turun ke sebelah atas dari buah dadanya. Kuciumi ke dua buah dadanya yang ranum, meskipun masih terhalang kaos dan BH. Dia semakin menengadah, dan kepalanya mendongak ke belakang, dengan mata terpejam, dan mulut masih bergumam.

    “Emm.. uugghh.. Diikk Ukii.. uugghh..”
    Kelihatannya Dia sudah mulai tak sabar, dia lepaskan sendiri singletnya, kemudian BH-nya juga dilepaskan sendiri. Sehingga dengan jelas kedua bukit bundar, kencang, dengan kedua putingnya yang bulat kecil berwarna coklat yang sudah tegak. Kedua susunya bergoyang-goyang sebagai akibat goyangan badannya yang mulai terangsang hebat. Tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku yang dari tadi sudah tegak, dan meremasnya karena sudah gemes.
    “Uuhh, mm.. janngan kenceng.. kenceng dong umm, Sakiitt.. mm”, teriakku masih sambil menciumi perutnya.
    “Sstt.. ggeemess kok.. Diik.. ugghh..”
    Karena Dia sering menggerak-gerakkan badannya ke belakang, dan sering mendongak, maka susunya terlihat bergoyang-goyang, tapi aku harus menahan badannya dengan kuat supaya tidak jatuh ke belakang. Kuhela Dia dengan kedua tanganku, dan Dia mendekapkan kedua tangannya di leherku, dia tersenyum menggoda, kucium susunya, dan sekali lagi dia menggelinjang.
    Kutidurkan Dia dengan perlahan di atas ranjang. Dia masih memejamkan matanya. Kucium sekali lagi bibirnya, sambil kuusap pipinya dengan tangan kananku. Aku masih menikmati bibirnya, tapi tanganku sudah mulai bergeser ke lehernya, turun ke bawah, melingkari lingkaran luar susunya. Kuremas-remas susunya dengan lembut. Dia semakin menggelinjang.
    Tangan kirinya mendekap leherku, dan tangan kanannya menjambak-jambak rambutku. Kedua kakinya bergerak-gerak tidak karuan di atas ranjang, membuat spreinya sudah tidak beraturan lagi.

    Ciumanku kugeser ke leher, dan terus turun ke bawah, kulingkari kedua payudaranya dengan ciumanku. Aku cium payudara kiri, sedangkan payudara yang sebelah kanan tetap kuremas-remas dengan tangan kananku.
    “Uuughh.. hh.. sstt..” desis Dia menahan rangsangan.
    Kuhentikan ciumanku sebentar, karena aku mau melepaskan Jeans-nya. Gila, sepasang kaki indah dibalik celana jeans mulai kelihatan. Kuturunkan perlahan-lahan celana jeans-nya, dan akhrinya CD-nya juga kuturunkan sekalian. Nampaklah kemaluan Dia yang padat berisi dengan belahan indah di tengahnya. Rambut halus dan hitam pekat menghiasi kemaluannya, kontras dengan warna kulit kemaluannya yang kuning langsat.

    Aku kembali menciumi sekeliling pusarnya, dan kumainkan pusarnya dengan lidahku, sementara tangan kananku membelai kedua pahanya, yang padat dan mulus. Kuusap-usapkan dengan lembut kedua pahanya, dan selangkangannya.
    Selangkangan yang kanan dengan jari manis, dan selangkangan kiri dengan telunjuk, kuusapkan secara bersama-sama. Kulingkari sekitar kemaluannya dengan jari-jariku. Aku selalu menghindari untuk menyentuh
    klitorisnya sampai menunggu waktu yang tepat.
    Kedua kakinya bergoyang-goyang tidak karuan, pinggulnya juga bergoyang-goyang naik turun, minta klitorisnya disentuh, tapi aku tetap hanya menyentuh tepian dari kemaluannya dengan lembut. Setelah puas menciumi pusarnya, kunaikkan bibirku kembali menciumi lingkaran susunya, baru setelah puas, bibirku kusentuhkan dengan pentilnya, bersamaan dengan jari tengahku menyentuh klitorisnya.

    Menerima perlakuanku seperti itu, dia langsung menarik nafasnya lega, seakan terpenuhi apa yang diharapkan selama ini, sampai melenguh,
    “Uuugh nikmat Dikk Ukii.. uughh.. enakkghk sekali..hhnn sstt..”
    Bersamaan dengan lenguhan tersebut, Dia mengeratkan dekapannya di leherku, dan tanganku dicepitnya dengan kedua kakinya. Liang kemaluannya telah sangat basah dan sudah sangat merekah, seakan-akan sudah menunggu pisang yang akan dilahapnya.
    Aku masih mengulum pentilnya bergantian kiri dan kanan, sementara ujung jari tengah tangan kananku masih membelai-belai kitorisnya dengan lembut.
    Dalam mengusap klitoris ini harus hati-hati, jangan sampai penuh dengan tekanan, hal ini sangat disukai oleh Dia. Kedua kakinya sudah tidak menjepit tangan kananku lagi, tetapi sudah telentang, sehingga liang kemaluannya merekah dengan lebar, dan tanganku dengan leluasa mengusap klitorisnya dan bibir kemaluannya.

    “Uuughhff.. uugghh eff.. Diikk..Ukii.. eennaakk.. sekalii.. Diikk.. uugghff..”
    Lenguhannya yang manja, dan merengek-rengek semakin menambah naiknya birahiku.
    Aku terus mempermainkan ujung jari tengahku di klitorisnya, dan kurasakan kewanitaannya semakin basah.
    “Diik.. Ukii.. uugghff masukiin, Dik.. akuu sudaah tiidakk tahaan.. uugghhff..”
    Rengeknya dengan memelas, kuhentikan ciumanku dan kuhentikan juga usapan di klitorisnya. Aku berdiri dengan kedua lututku di antara selangkangannya, kuletakkan kedua kaki Dia di pundakku, dengan perlahan-lahan kuusapkan kepala kemaluanku dengan bibir kemaluannya.
    Kelihatannya dia sudah tidak sabar untuk menerima batang kemaluanku di liang kemaluannya, karena kedua tangannya memegang pantatku dan menekan pantatku masuk ke lubang kemaluannya.

    Kumasukkan perlahan-lahan batang kemaluanku memasuki laing kewanitaannya.
    Mulai dari kepala terus perlahan akhirnya sampai mentok habis ke pangkalnya.
    Dia sangat menikmati masukan pertama batang kemaluanku. Pada saat batang kemaluanku memasuki lubang kewanitaannya dengan perlahan, dia sangat menikmati dan mengerang dengan lenguhan yang tak berarti.
    “Uuugghh.. uuhhgghh”,
    seakan-akan merasa sangat lega, bagaikan orang haus di padang pasir, diberi air es yang sangat dingin.
    “Uugghh.. eehh..”
    Kugeser-geserkan batang kemaluanku ke seluruh permukaan liang kemaluannya ke kiri dan ke kanan. Tetap dengan gaya yang khusus buat Dia, yaitu 5:1.
    Pada saat 5 tusukan pertama, di mana hanya setengah batang kemaluan yang masuk ke liang kemaluan, dia menikmati rangsangan yang ada sekeliling permukaan liang kemaluan, maka dia hanya bergumam, “Eeemm eemm.. sstt.. eemm..” namun pada saat 1 tusukan terakhir, di mana seluruh batang kemaluan masuk ke dalam dan menyentuh dasar liang kemaluannya yang menikmatinya dan mengencangkan jepitan lubang kemaluannya ke batang kemaluanku, kedua kakinya menjepit leherku, dan kedua tangannya meremas sprei dengan kencang, dan semua badannya kelihatan mengejang, dan keluar lenguhan berat dari mulutnya

    “Uughh..uugghh.. ennaggk Diikk..Uki.. eennakgg..”
    Kami terus gunakan gaya 5:1 ini berulang-ulang sampai akhirnya..
    “Diikk.. Uki.. akuu suudahh tiidaak kuatt..akuumauu.. keeluuarr..”
    “Seebenntarr.. Buu, aakuu.. juggaa mauu keleuaarr..” jawabku.
    Dan untuk menjaga agar kami tetap keluar bersama, maka aku sedikit kencangkan genjotanku ke liang kemaluannya, dan tiba-tiba.. liang kemaluan Dia bergerak-gerak, menghisap batang kemaluanku. Nah ini yang kutunggu, hisapan dan sedotan liang kemaluannya sangat kuat di batang kemaluanku, dan tiba-tiba..
    “Diikk.. Ukii.. aakuu keluuarr..”
    dan dalam waktu yang bersamaan, batang kemaluanku juga terasa mau jebol dan..
    “Aauughh.. crreett.. creett.. creet”,
    tumpah semua cairan di tubuhku di liang kemaluannya, dan liang kemaluannya masih bergerak-gerak menghisap batang kemaluanku dan memberikan sensasi yang tidak dapat terlupakan.

    Badan kami berdua lemas sekali dan berkeringat. Aku suka sekali melihat badannya basah oleh keringat, menambah keseksian tubuhnya. Kami berdua berdekapan sebentar, dan akhirnya bersiap-siap kembali ke teman-teman.
    Semenjak saat itu tidak ada tempat yang tidak kami coba untuk jelajahi, untuk melepas kerinduan kami “menjelajahi” tubuh masing-masing! Sampai sekarang, saya telah menjadi salah seorang direktur dan mendapatkan saham yang cukup lumayan! Hidup adalah seperti roda, saya telah mengalaminya!

  • Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) FINAL – Cerita Sex Bersambung 2018

    Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) FINAL – Cerita Sex Bersambung 2018


    2302 views

    Perawanku – Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Tante Juliet. Mulutnya yang sensual itu seperti karet, mampu mengulum hampir seluruh batangku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ke-7 merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Tante Juliet menyedoti penisku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi batangku. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan Tante Juliet nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap batang kejantananku tersebut.

    Belum puas dengan yang itu, Tante Juliet mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat penisku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan penisku dengan dinding mulut Tante Juliet membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Tante Juliet yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah.

    “Ohhh… yesss… Tante sungguh hebattt… ohhh… Tante udah ya… Aldo nggak tahan nich..!” kataku.
    Kami menuju sofa, terus duduk berdua berhadapan telanjang. Terus kucium bibirnya, pipinya, dan keningnya. Terus dia berdiri.
    “Mau kemana Tante..?” tanyaku.
    “Ambil minuman Sayang.., tenggorokanku kering habis ngemut punyamu..”Tante Juliet berjalan menuju kulkas, mengambil botol besar Coca-Cola.

    Aku sangat terangsang sekali sewaktu dia berjalan membelakangiku. Dia berjalan dengan menggoyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya diangkat ke atas, sehingga kedua ketiaknya yang lebat itu terlihat samar. Ohhh… pantatnya yang bulat dan besar itu seakan membuatku jadi salah tingkah, sehingga kemaluanku bangun lagi. Lalu saat dia kembali ke sofa, terlihatlah sekarang dengan jelas bulu ketiaknya dan bulu kemaluannya yang lebat itu, dan lagi susunya yang besar itu, ohhh…
    Lalu kami minum bergantian dari botol yang sama. Kemudian bersandar ke sofa, sama-sama diam.

    “Gimana Tante, udah segar sekarang..?” tanyaku.
    “Ya dong Sayang… aduhhh… punya kamu koq kecil lagi..?” katanya sambil mengelus kemaluanku, dan aku hanya tersenyum.
    “Aldo sayang, jilatin punya Tante dong Sayang..!” katanya sambil terus berdiri di depanku.

    Lalu kucium paha kanannya, lalu kiri, lalu kanan, lalu kiri lagi, lalu pusarnya.
    “Ohhh.. yeesss… teruskan Sayang… ohhh… sedeppp.. ahhh..!” katanya.

    Karena nafsunya, akhirnya Tante dengan tidak sabar langsung menarik kepalaku dan wajahku ditempelkannya ke bibir kemaluannya yang penuh dengan bulu lebat itu. Kunaik-turunkan lidahku di vagina yang lebat bulu itu. Lantas dia mengangkat satu kakinya di sofa.
    “Ayo jilat lebih dalam Aldo sayang..!” katanya.

    Dengan lembut kugesekkan lidahku ke klitorisnya, lalu labia mayoranya. Aku merasakan begitu banyak cairan yang keluar.
    “Ayo sayang sedot cairan Tante… ohhh.. yeess..!” katanya sambil mendesis.
    Lalu langsung saja aku menyedotnya, “Slurping.., lumayan juga ya Tante… segar juga..”
    Mungkin inilah jamunya seorang pria, cairan vagina wanita lajang yang masih virgin.
    Tante Juliet tidak tahan dengan perlakuanku, badannya terutama kakinya sampai gemetar bagai terkena setrum, lalu dia duduk di sofa dengan kakinya dibukanya lebar-lebar.
    “Ayo sayang, bikin Tante keluar… ohhh… yesss..!” katanya.
    Kepalaku menyeruak masuk ke dalam, terus kedua kakinya kuangkat, sehingga terkuaklah bagian bibir kemaluannya.
    Kujulurkan lidahku ke liang senggamanya yang basah itu. Kujilat.., lepas.., jilat.., lepas.., kudiamkan, berulang-ulang, Tante Juliet jadi gemas dibuatnya.
    “Ayo dong Sayang. Kamu jahat deh.., Do. Tante udah nggak tahan nich..!” katanya.
    “Ya Tante, maafkan Aldo…” kataku.
    “Ayo Do, tunggu apa lagi… cepet bikin Tante keluar..!” katanya sambil mendesis lagi.

    Dengan kedua jempolnya, tante merentangkan bibir vaginanya agar lebih terbuka. Merah tua kecoklatan dan mengkilat basah terlihat jelas warna vaginanya. Klitorisnya mengeras, seperti biji kacang garing cap “Garuda”.. ini kacangku.
    Lalu dengan lembut kutempelkan ujung lidahku ke klitorisnya yang mulai keras itu. Terus kulanjutkan dengan ilmu jilatan ala Shaolin seperti yang diajarkan Tante Juliet.”Ahhh… yesss.., nikmat.., terus dong Sayang..!” katanya.
    Sekarang lidahku mulai bermain dengan kecepatan 350 km/jam… Klitoris itu kujilati terus… terus… dan terus… Hingga tubuh tante bergetar hebat. Lidahku terus menjelajah ke labia mayora, sampai banjir permukaan vaginanya.
    “Ouhh… yesss… Do… kamu pintar deh…” katanya.

    Lalu aku sekarang duduk di sofa dan tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat berada di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku, mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Ohhh… lalu naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, ohhh… setelah itu dia berpindah ke lubang anusku. Diciumnya, dijilatinya dan ohhhh… dimasukkannya jari tengahnya ke lubang anusku. Ohhhh… nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kemaluanku dan tangan satunya memijit-mijit ‘my twins egg’-ku. Aahhh… aku mengerang kenikmatan.

    Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap batang penisku, terus diemut-emutnya. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kemaluanku masih berada di dalam mulutnya. Terasa ujung kepala kemaluanku menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Semua batang kejantananku ditelan oleh Tante Juliet, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan. Sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Batang kemaluanku kemudian dikeluar-masukkan, tetapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.
    Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan sambil tangan yang satu memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, terasa aku sudah mau keluar, dan kubilang sama Tante Juliet,

    “Tante… Aldo mau keluar… ohhh…”
    Dikeluarkannya batang penisku dan bilang, “Go on come in my mouth. I want to taste and drink your cum, Aldo… hhhmm..!”Batangku dimasukkannya lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi.
    Setelah beberapa kali keluar masuk, cairanku keluar di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya, terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi, sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan enak yang sulit dikatakan. Perlahan-lahan dikeluarkannya batang kemaluanku.”Punya kamu enak Aldo sayang… Tante suka..!” katanya.

    Lalu kuangkat tubuh Tante Juliet ke lantai, dan kubaringkan. Perlahan kubuka pahanya lebar-lebar. Liang senggamanya yang tertutup bulu lebat itu mungkin sudah terbuka agak lebar, habis pandanganku tertutup bulu yang lebat itu.
    “Tante, Aldo udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
    “Sabar dong Sayang… biar Tante yang memasukkan batangmu, ya..?” katanya.Lalu tangan tante memegang penisku, dan membimbingnya ke lubang kenikmatannya.
    “Tekan disini Do… pelan-pelan yaaa..!”
    Lalu dengan hati-hati dia membantuku memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
    “Aaa.. sabar Sayang… oohhh… pelan-pelan Do..!” tangan kirinya masih menggenggam batang kejantananku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras, sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku.Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kewanitaannya.

    Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tetapi tangan tante membuat panisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi. Aku menarik tangannya dari batang penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya.
    Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi, “Ohhh.. yeess.. ohhh… ssshhh.. aachh… ohhh.. Sayang..!” kembali tante mengerang dan meronta.
    Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta. Lalu kudorong sekuatnya batangku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya.

    Aku berhenti sejenak, menunggunya tenang dulu, lalu, “Lho koq berhenti.., ayo goyang lagi donk Do..!” katanya.
    Lalu aku menggoyangkan penisku keluar masuk di dalam vaginanya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan diposisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis sambil memejamkan mata, menikmati irama permainan kami.

    Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit penisku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.”Ohhh… ohhh… Sayang.., Tante udah mo keluar nich… sshh… aaahhh..” katanya dengan goyangan pinggulnya sekarang sudah semakin tidak beraturan, “Kamu kuat sekali Sayang..!” sambungnya.
    Aku semakin mempercepat goyanganku.”Aaahh… Tante… keluar Do.., ohhh… endanggg..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

    Aku semakin bersemangat menggenjot.Aku juga merasakan bahwa aku akan keluar tidak lama lagi, dan akhirnya, “Ahhh… sshhh… ohhh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kenikmatannya.
    Lalu kucabut batang kemaluanku dan terduduk lemas di lantai.
    “Kamu hebat Sayang… udah lama Tante nggak pernah klimaks… oohhh..!” katanya girang.
    “Ohhh… Aldo cape’ Tante.., udah tiga kali baginian… uhhh..!”

    Tante kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sehabis tante dari kamar mandi, dia menuju ke arahku lagi dan membersihkan batang kejantananku dengan lap.Sambil membersihkan penisku, dia berkata, “Do.., kamu belum selesai ditest… sekarang kamu kerjain Tante dari belakang ya..?” katanya.Dia terus membelakangiku dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tetapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada.

    Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu kemaluannya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya, dan sangat bersih. Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Kuarahkan batang penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari kemaluan kami berdua, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.

    Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, vaginanya terlihat sangat merah dan basah.”Ayo.., masukin lagi sekarang, Do..!”Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang penisku ke lubang vaginanya. Dengan posisi ini aku mengeluar-masukkan kejantananku lebih bersemangat. Setiap kali aku mendorong batang kejantananku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia berkata, “Do.., Tante mo keluar nich..!”Lalu bibir vaginanya diperkecil dan memijat batang penisku. Kami keluar bersamaan, aku masih bisa juga keluar walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya dengan yang sebelumnya.”Aldo.., kamu benar-benar hebat… kamu lulus Sayang..!” katanya sambil memeluk dan mencium bibirku.Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.

    Nah.., mulai sejak itu, aku menjadi seorang gigolo yang kerjanya hanya memuaskan cewek-cewek kaya yang butuh kepuasan.

  • Cerita Sex Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku

    Cerita Sex Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku


    776 views

    Perawanku – Cerita Sex Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku, Aku Dan Tanteku, Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjaWian tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tak sampai di situ saja, kadang tanteku ini senang menggunakan pakaian tidur yg model terusan slim tanpa menggunakan bra & itu sering sekali kulihat saat di pagi hri. Terlebih saya sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan & itu otomatis diwaktu beliau menunduk menampakkan gunung kembarnya yg agak gede & montok. faktor ini dilakukan sebelum dirinya menyiapkan kebutuhan seWilah anaknya, jika om-ku rata rata tak ada di rumah lantaran sering bertugas diluar Wita selama 4 hri.

    Sempat saya melamunkan gimana rasanya seandainya saya melakukan persetubuhan dgn tanteku itu, tetapi hasilnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu bisa terkabul disaat saya sedang menumpang nonton Televisi di rumah tanteku pada siang hri di mana ke3 anaknya sedang seWilah & om-ku sedang bertugas ke luar Wita pada pagi harinya. Kejadian itu berlangsung disaat saya sedang melihat Televisi sendirian yg bersebelahan dgn warung tanteku. Kala itu saya mau mengambil roWik, saya langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang posting sesuatu, barangkali menulis barang belanjaan yg dapat dibelanjakan kelak. “Tante, Awi mau ambil roWik, nanti Awi bayar belakangan ya!” sapaku terhadap tanteku. “Ambil saja, Wi!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yg tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dgn posisi membungkuk.

    Wiarenakan toples roWik ketengan yg bakal kuambil ada disebelah tanteku tidak dengan sengaja saya menyentuh buah dadanya yg kebetulan tidak dengan menggunakan BH. “Aduh! hati-hati dong kalau ingin mengambil roWik. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yg sebelah samping kirinya. Tapi lantaran tak menggunakan BH, terlihat dgn terang pentil susu tanteku yg cukup agung itu. “Maaf Tan, saya tak sengaja. Begini aja deh Tan, Awi ambilin minyak agar dada Tante tak sakit gimana!” tawarku pada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya. Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

    Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan seWiit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang. SeWiit demi seWiit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Awi! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan… Awi… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya. Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Awicok-Wicok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongWik namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk Wietahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya seWiit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi seWiit bengWik, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan seWiit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Awi, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan seWiit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Awi!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak seWiit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Awi… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Wieluarkan di dalam saja, Wi!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya. Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Awi! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang Wik, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. nTanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat seWilah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngentot Vagina Siska Lebih Legit –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Vagina Siska Lebih Legit – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1505 views

    Perawanku – Pengalamanku saat bermain berempat dengan Siska dan keponakannya, Hanif membuat Fajar penasaran. Agaknya ia mendengar dari Siska bagaimana Hanif dan aku bermain begitu rupa, hingga ia yang pernah juga main dengan Hanif dan Siska, suatu ketika meminta istrinya untuk mengajak Hanif dan aku bermalam di rumah mereka. Karena Hanif mau ujian semester selama dua minggu, kami tidak mengusiknya. Kesempatan kami untuk bertemu terjadi pada suatu malam minggu setelah Hanif selesai ujian.

    Siska dan Fajar menyiapkan jamuan makan mewah, sebab masakan yang dipesan dari salah satu restoran mahal di bilangan Jakarta ini. Dengan mengenakan celana panjang coklat tua dan kaos berleher berwarna coklat muda, aku tiba di rumah mereka pukul 18 dan melihat Hanif telah ada di sana. Fajar mengenakan celana panjang hitam dan hem biru muda bertangan pendek.

    Siska mengenakan gaun warna biru muda, seperti warna hem suaminya, agak ketat membungkus tubuhnya yang seksi, gaun itu tergantung di pundaknya pada dua utas tali, sehingga memperlihatkan sebagian payudaranya.

    Hanif tak ubahnya seorang putri, memakai gaun berwarna merah muda, ketat menampilkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menggairahkan, juga dengan belahan dada agak rendah dengan potongan setengah lingkaran. Keduanya seolah-olah ingin menunjukkan keindahan payudaranya di depanku dan Fajar untuk menyatakan payudara siapa yang paling indah. Payudara kedua perempuan itu memang tidak terlalu besar, tetapi cukup merangsang buatku.

    Milik Siska lebih kecil sedikit daripada milik Hanif. Hal itu sudah kubuktikan sendiri ketika mencoba menelan payudara keduanya. Payudara Hanif masih tersisa lebih banyak daripada payudara Siska, waktu kuisap sebanyak-banyaknya ke dalam mulutku.

    Kami berempat duduk di ruang makan menikmati jamuan yang disediakan tuan rumah. Hidangan penutup dan buah-buahan segar membuat kami sangat menikmati jamuan tersebut.
    Dari ruang makan, kami beranjak ke ruang keluarga. Siska menyetel musik klasik, sedangkan Fajar mengambil minuman bagi kami, ia menuangkan tequila buat Siska dan Hanif, sedangkan untuknya dan aku, masing-masing segelas anggur Prancis, agak keras kurasa alkoholnya.

    Rona merah membayang pada wajah mereka bertiga, dan kupikir demikian juga denganku, akibat pengaruh minuman yang kami teguk. Percakapan kami yang semula ringan-ringan di seputar kerja dan kuliah Hanif makin beralih pada hal-hal erotis, apalagi waktu Siska melihat ke arahku dan berkata,

    “Wah, pengaruh anggur Prancis sudah membangunkan makhluk hidup di paha Agus. Lihat nggak tuh Nif?” Hanif menengok ke bagian bawah tubuhku dan membandingkan dengan Fajar, “Lho, yang satu ini pun sudah mulai bangkit dari kubur, hi… hi….hi…”

    Hanif yang duduk di dekatku menyenderkan kepalanya pada bahu kananku. Siska mengajak suaminya berdiri dan berdansa mengikuti irama lagu The Blue Danube-nya Strauss. Entah pernah kursus atau karena pernah di luar negeri, mereka berdua benar-benar ahli melakukan dansa.

    Setelah lagu tersebut berlalu, terdengar alunan Liebestraum. Fajar melepaskan pelukannya pada pinggang Siska dan mendekati Hanif, lalu dengan gaya seorang pangeran, meminta kesediaan Hanif menggantikan Siska menemaninya melantai, sementara Siska mendekatiku.

    Aku yang tak begitu pandai berdansa menolak dan menarik tangan Siska agar duduk di sampingku memandang suaminya berdansa dengan keponakannya. Rupanya Hanif pun tidak jelek berdansa, meskipun tak sebagus Tantenya, ia mampu mengimbangi gerakan Fajar.

    Saat alunan lagu begitu syahdu, mereka berdua saling merapatkan tubuh, sehingga dada Fajar menekan payudara Hanif. Di tengah-tengah alunan lagu, wajah Fajar mendekati telinga Hanif dan dengan bibirnya, ia mengelus-elus rambut di samping telinga Hanif dan dengan kedua bibirnya sesekali cuping telinga Hanif ia belai.

    Tatapan Hanif semakin sayu mendapati dirinya dipeluk Fajar sambil dimesrai begitu. Lalu bibir Fajar turun ke dagu Hanif, menciumi lehernya. Kami dengar desahan Hanif keluar dari bibirnya yang separuh terbuka.

    Lalu ia dengan masih berada pada pelukan Fajar di pinggangnya, mengarahkan ciuman pada bibir Fajar. Mereka berpagutan sambil berpelukan erat, kedua tangan Fajar melingkari pinggul Hanif, sedangkan kedua tangan Hanif memeluk leher Fajar. Permainan lidah mereka pun turut mewarnai ciuman panas itu.

    Fajar lalu membuka gaun Hanif hingga terbuka dan melewati kedua pundaknya jatuh ke lantai. Kini Hanif hanya mengenakan kutang dan celana dalam berwarna merah muda. Tangan Hanif ikut membalas gerakan Fajar dan membuka hemnya, kemudian kulihat jari-jarinya bergerak ke pinggang Fajar membukai ikat pinggang dan risleting celana Fajar.

    Maka terlepaslah celana Fajar, ia hanya tinggal memakai celana dalam. Lalu jari-jari Hanif bergerak ke belakang tubuhnya, membuka tali kutangnya, hingga menyembullah keluar kedua payudaranya yang hanifl. Keduanya masih saling berpelukan, melantai dengan terus berciuman.

    Namun tangan keduanya tidak lagi tinggal diam, melainkan saling meraba, mengelus; bahkan tangan Fajar mulai mengelus-elus bagian depan celana dalam Hanif. Hanif mendesah mendapat perlakuan Fajar dan mengelus-elus penis Fajar dari luar celana dalamnya, lalu dengan suatu tarikan, ia melepaskan pembungkus penis tersebut sehingga penis Fajar terpampang jelas memperlihatkan kondisinya yang sudah terangsang.

    Fajar mengarahkan penisnya ke vagina Hanif dan melakukan tekanan berulang-ulang hingga Hanif semakin liar menggeliatkan pinggulnya, apalagi ciuman Fajar pada payudaranya semakin ganas, dengan isapan, remasan tangan dan pilinan lidahnya pada putingnya.

    Hanif terduduk ke karpet diikuti oleh Fajar yang kemudian meraih tubuh Hanif dan membaringkannya di sofa panjang. Dengan jari-jari membuka celah-celah celana dalam Hanif, mulutnya kemudian menciumi vagina Hanif. Erangan Hanif semakin meninggi berganti dengan rintihan.

    “jarr, ayo sayang ….. ooooohhhh …. Yahhh, gitu sayang, adddduhhhh … nikmat sekali ….. aaakkkhhhh …. ”
    Setelah beberapa saat mengerjai vagina Hanif, Fajar berlutut dekat Hanif dengan kaki kanan bertelekan di lantai, sedangkan kaki kirinya naik ke atas sofa, ia arahkan penisnya ke vagina Hanif dari celah-celah celana dalam Hanif.

    Lalu perlahan-lahan ia masukkan penisnya ke vagina Hanif dan mulai melakukan tekanan, maju mundur, sehingga penisnya masuk keluar vagina Hanif.

    Siska yang duduk di sebelah kiriku terangsang melihat Fajar dan Hanif, lalu mencium bibirku. Kubalas ciumannya dengan tak kalah hebat sambil mengusap-usap punggungnya yang terbuka. Siska memegangi kedua rahangku sambil menciumi seluruh wajahku, lidahnya bermain di sana-sini, membuat birahiku semakin naik, apalagi ketika lidahnya turun ke leherku dan dibantu tangannya berusaha membuka kaosku. Kuhentikan gerakannya meskipun ia membantah, “Ayo dong Gus?”

    “Tenang sayang …. ” kucium bibirnya sambil menunduk dan dengan tangan kiri menahan lehernya, tangan kananku mengangkat kakinya hingga ia jatuh ke dalam boponganku dan kugendong menuju kamar tidur mereka. Kami tak pedulikan lagi Fajar dan Hanif yang semakin jauh saling merangsang. Kurebahkan tubuhnya di ranjang dan kubuka seluruh pakaianku.

    “Cepet banget Gus, udah sampai ke ubun-ubun ya sayang?” tanya menggoda sambil berbaring.
    “Udah berapa minggu nich, kangen pada tubuhmu …” jawabku sambil mendekati dirinya.

    Kembali kulabuhkan ciuman pada bibirnya sambil jari-jariku mengelus pundaknya yang terbuka sambil membukai kedua tali di pundaknya. Lidahku mencari payudaranya dan mengisap putingnya. Isapan mulutku pada putingnya membuat Siska mengerang dan menggelinjang, apalagi ketika sesekali kugigit lembut daging payudaranya dan putingnya yang indah, yang sudah tegang.

    Mungkin karena pengaruh minuman keras dan tontonan yang disajikan Hanif dan Fajar barusan, kami berdua pun semakin liar saling mencium tubuh yang lain satu sama lain. Pakaian kami sudah terlempar kesana kemari.

    Ciuman bibir, elusan jari-jari dan bibir, remasan tangan, jilatan lidah menyertai erangan Siska dan aku. Kami berdua seolah-olah berlomba untuk saling memberikan kepuasan kepada yang lain. Apalagi ketika Siska menindih tubuhku dari atas dengan posisi kepala tepat pada pahaku dan mengerjai penisku dengan ganasnya.

    Vaginanya yang tepat ada di atas wajahku kuciumi dan kujilati, klitorisnya kukait dengan lidah dan kugunakan bibirku untuk mengisap klitoris yang semakin tegang itu. Setelah tak tahan lagi, Siska segera bangkit lalu menungging di depanku.

    Rupanya ia mau minta aku melakukan doggy style posisi yang sangat ia sukai. Dari ruang keluarga, kudengar rintihan Hanif dan erangan Fajar. Mungkin mereka sudah semakin hebat melakukan persetubuhan.
    Kuarahkan penisku ke vagina Siska. Kugesek-gesekkan kepala penis hingga ia kembali merintih,
    “Guuussss, jangan permainkan aku! Ayo masukin dong, aku nggak tahan lagi, sayaaaanngg!” pintanya.

    Penisku mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam vaginanya. Kupegang pinggulnya dan memaju-mundurkan tubuhnya mengikuti alunan penis masuk keluar vaginanya. Sekitar lima menit kulakukan gerakan begitu, ia belum juga orgasme, begitu pula aku. Kemudian kuraba kedua payudaranya yang menggantung indah dari belakang. Kuremas-remas sambil merapatkan dadaku ke punggungnya.

    Ia mengerang, mendesah dan merintih. “Ahhhh ….. sshsshh, ouuughhhh, nikmatnyaaaa …… sayangkuuuuu. ….” Mendengar suaranya dan merasakan geliat tubuhnya di bawah tubuhku, membuatku makin terangsang.
    Lalu kutarik kedua tangannya ke belakang tubuhnya. Kupegang lengannya dengan sentakan kuat ke arah tubuhku hingga ia mendongakkan kepalanya. Kedua tangannya berusaha menggapai payudaranya dan meremas-remas payudaranya sendiri. Kami berdua kini dalam posisi bertelekan pada lutut masing-masing, agak berlutut, ia tidak lagi menungging, penisku membenam dalam-dalam ke vaginanya.

    Rintihan Siska semakin tinggi dan saat kuhentakkan beberapa kali penisku ke dalam vaginanya, ia menjerit, “Aaaaahhhhhh ….. oooooggghhh …..” Penisku terasa diguyur cairan di dalam. Aku tak kuat lagi menahan nafsuku dan menyusul dirinya mencapai puncak kenikmatan.

    Ia lalu menelungkup dengan aku menindih punggungnya yang sesekali masih memaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Keringat bercucuran di tubuh kami, meskipun pendingan kamar itu cukup dingin ketika kami baru masuk tadi.

    Kemudian kami berbaring berpelukan, aku menelentang sedangkan Siska merebahkan tubuhnya di atasku. Di ruang sana tak terdengar lagi suara Fajar dan Hanif, mungkin mereka juga sudah orgasme. Tanpa sadar, aku tertidur, juga Siska.

    Aku terjaga ketika merasakan ciuman pada bibirku. Kubalas ciuman itu, tetapi aromanya berbeda dengan mulut Siska. Kubuka kelopak mataku, kulihat Hanif masih telanjang membungkuk di atas tubuhku sambil menciumi aku.

    Mataku terbuka lebar sambil memagut bibirnya memainkan lidahku di dalam mulutnya, ia membalas perlakuanku hingga lidah kami saling berkaitan. Sedangkan Fajar kulihat mendekati Siska dan menciumi payudara istrinya.

    Siska menggeliat dan membalas ciuman dan pelukan suaminya. Tangannya mengarah ke bagian bawah tubuh Fajar meraih penis suaminya yang sudah melembek. Ia rabai dan kocok penis itu, hingga kuperhatikan mulai bangun kembali. Hanif yang semula hanya menciumi bibirku dan memainkan lidahnya, menurunkan ciumannya dan mencari dadaku, di sana putingku diciumi dan digigitnya lembut.

    Lama-lama gigitannya berubah semakin buas, hingga membuatku merintih sakit bercampur nikmat, “Kenapa, sayang? Sakit ya?” tanyanya menghentikan permainannya sambil menatapku. Aku menggelengkan kepala dan memegang kepalanya agar kembali meneruskan ulahnya. Lidahnya kembali terjulur dan bermain di putingku bergantian kiri dan kanan.

    Setelah itu, ia turunkan ciumannya ke penisku yang masih ada sisa-sisa sperma dan cairan vagina Siska. Ia lumat dan masukkan penisku ke dalam mulutnya. Penis yang sudah lembek itu kembali tegang mendapat perlakuan mulutnya.

    Tangannya memegang pangkal penisku melakukan gerakan mengocok. Bibirnya dan lidahnya juga bermain di testisku dan “Uuuuhhhh ….” aku mendesah, sebab kini lidahnya menjilati analku tanpa rasa jijik sedikit pun.

    Setelah itu kembali mulutnya bermain di testisku dan memasukkan kedua testis itu bergantian ke dalam mulutnya. Sedotan mulutnya membuat birahiku kembali muncul. Sementara rintihan Siska kembali terdengar. Kuintip mereka, Fajar kini menciumi paha istrinya, sama seperti perbuatan Hanif padaku.

    Hanif melihat penisku makin tegang, tetapi kemudian ia melangkah ke bufet kecil di samping ranjang. Tak lama kemudian ia kembali ke ranjang sambil memegang dildo berwarna merah di tangannya. Penis buatan itu memiliki tali yang kemudian ia ikatkan ke pinggangnya sehingga kini Hanif terlihat seperti seorang laki-laki, tetapi memiliki payudara.

    Fajar masih terus menciumi paha isterinya ketika Hanif memegang rambut Fajar dan meminta Fajar menciumi payudara isterinya, sedangkan penis buatan sudah ia arahkan ke vagina Siska. Fajar menoleh sekilas ke arah Hanif, tetapi ia tidak menolak dan meremas-remas payudara istrinya sambil menciumi dan memilin putingnya.
    Desahan Siska semakin kuat disertai geliat tubuhnya, apalagi saat dildo Hanif mulai memasuki vaginanya yang kembali basah. Hanif kemudian memaju-mundurkan tubuhnya hingga dildo itu masuk keluar vagina Siska.

    Siska mengerang dan meracau dengan tatapan mata sayu. Kudekati wajahnya dan kupagut bibirnya sambil turut membelai payudaranya membantu suaminya yang masih terus meremas dan menciumi payudaranya.
    Beberapa saat dengan posisi itu, membuat Siska kembali naik birahi. Hanif kemudian membalikkan tubuhnya ke samping sambil memegangi pinggang Siska agar mengikuti gerakannya. Aku membantu gerakannya dan menggeser tubuh Siska hingga kini berada di atas tubuh Hanif dengan dildo Hanif yang tetap menancap pada vagina Siska.

    Siska yang ada di atas Hanif kini, menduduki perut Hanif sambil melakukan gerakan seakan-akan sedang menunggang kuda. Desahan Siska semakin kuat sebab dildo itu benar-benar masuk hingga pangkalnya ke dalam vaginanya.

    Hanif tidak banyak bergerak, hanya pasif, tetapi jari-jarinya bermain di sela-sela vagina Siska merangsang klitoris Siska. Aku memeluk Siska dari belakang punggungnya, sedangkan Fajar dari arah depan tubuh Siska meremas-remas dan sesekali menciumi dan menjilati payudara Siska.

    “Gus, masih ada lubangku yang nganggur, ayo sayangg….. oooohhhh, nikmatnya” desahnya memohon.
    Aku menyorong tubuh Siska agar rebah di atas tubuh Hanif, lalu kusentuh lubang analnya. Kubasahi dengan sedikit ludah bercampur cairan vaginanya sendiri. Lalu setelah cukup pelumas, kumasukkan penisku ke dalam analnya.

    Kugerakkan penisku maju mundur, sedangkan Siska dan Hanif saling berciuman, dan Fajar meremas-remas payudara kedua perempuan itu bergantian. Rintihan kedua perempuan itu semakin kuat terdengar. Mungkin karena merasa tindihan dua tubuh di atasnya agak berat, Hanif agak megap-megap kulihat, sehingga kuajak mereka berdua melakukan gerakan ke samping. Aku kini berbaring terlentang. Penisku yang tegang dipegangi tangan Siska dan diarahkannya masuk ke dalam analnya sambil merebahkan tubuhnya terlentang di atasku.

    Lalu Hanif kembali berada di atas tubuh Siska memasukkan dildo pada pangkal pahanya ke dalam vagina Siska. Gerakan Hanif kini aktif, berganti dengan aku yang pasif pada anal Siska. Tak lama kemudian Siska orgasme disertai rintihan panjangnya.

    Kupeluk ia dari bawah, sedangkan bibirnya diciumi oleh Hanif dengan ganasnya. Fajar masih terus meremas-remas payudara kedua perempuan itu. Lalu Hanif mencabut penis buatan dari vagina Siska dan berbaring di sampingku, sementara Fajar meletakkan tubuhnya di samping Hanif sambil memeluk tubuh Hanif dan mencium bibirnya.
    Sekitar sepuluh menit kemudian, Siska bangun dari atas tubuhku dan membuka tali yang mengikat dildo pada pinggang Hanif.

    Diperlakukan seperti tadi, rupanya membuat Siska juga ingin mencoba apa yang dilakukan oleh Hanif terhadap dirinya. “Mas, Gus, pegangi tangan dan kaki Hanif. Yuk buruan, jangan berikan kesempatan buat dia!” katanya memerintah kami berdua.

    Hanif yang masih kecapekan karena mengerjai Siska tadi mencoba meronta-ronta ketika tanganku memegangi kedua tangannya dan mementangkan lebar-lebar, sedangkan Fajar memegangi kedua telapak kakinya sehingga kedua paha dan kakinya terpentang lebar. “Ah, Tante curang, masak pake pasukan mengeroyok ponakannya …” katanya protes.

    “Biarin, abis ponakan nakal kayak gini. Masak Tantenya dihabisi kayak tadi?” gurau Siska sambil berlutut di antara kedua paha Hanif. Ia lalu menundukkan wajahnya menciumi dan menjilati vagina Hanif. Hanif benar-benar tidak bisa berkutik, meskipun ia menggeliat-geliat, apalah artinya, sebab tangan dan kakinya dipegangi oleh dua lelaki dengan kuatnya.

    Puas menciumi vagina Hanif, Siska mengangkangkan pahanya di luar paha Hanif, lalu menujukan dildo pada pahanya ke dalam vagina Hanif. Setelah dildo tersebut masuk, kedua pahanya bergerak ke arah dalam ke bawah kedua paha Hanif, sehingga kedua paha Hanif semakin rapat mengunci dildo yang sudah masuk dengan mantap ke dalam vaginanya.
    Sedangkan di bawah, kedua tungkainya mengunci kedua tungkai Hanif. Kini tanpa dipegangi oleh tangan Fajar pun, kaki Siska sudah mengunci paha dan kaki Hanif dengan ketatnya. Mulut Siska mengarah pada payudara Hanif dan melumat habis kedua payudara keponakannya.

    Sedangkan aku, sambil mementangkan kedua tangan Hanif, mencium bibirnya dan memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Sesekali kuangkat wajahku dan berciuman dengan Siska.
    Erangan Hanif yang tak menduga serangan Tantenya semakin dahsyat, terdengar semakin berubah menjadi rintihan. Apalagi Tantenya semakin cepat menggerakkan dildo ke dalam vaginanya. Beberapa kali ia malah menghentakkan dalam-dalam dildo tersebut ke vagina Hanif.
    Mungkin karena sudah sering melihat bagaimana gerakan penis suaminya atau penisku masuk keluar vaginanya, ia pun tergoda untuk melakukan aksi serupa.

    Cuma sekitar lima menit diserang begitu, Hanif tak kuasa lagi bertahan, ia merintih lirih, “Tante Annnnaaaaa, aku dapet ….. aaahhhhhh …… nikmattt …… sssshhhhh .…… ooouuugghhh ….. aaaakkkhhh.”
    Siska masih terus merojok vagina Hanif, hingga Hanif memaksaku melepaskan kedua tangannya dan menolakkan tubuh Tantenya, “Tante, udah dong, bisa pecah ntar memiawku!! Ahhh … sadis deh Tante!!” katanya.

    Kami tertawa mendengar kalimatnya, sebab tahu mana mungkin pecah vaginanya dengan alat yang mirip penisku dan penis Fajar. Siska merebahkan tubuh di samping Hanif seraya mencium bibir Hanif dengan lembut. Keduanya berciuman agak lama dan kembali berbaring terlentang berdampingan. Aku dan Fajar mengambil tempat di samping mereka berdua.

    Setelah itu, Siska memintaku menyetubuhinya dengan posisi ia di atas dan aku berbaring di bawah, kemudian ia minta lagi Hanif untuk memakai penis buatan tadi ke dalam analnya lalu meminta penis suaminya untuk ia lumat habis-habisan. Hanif yang ingin membalas perbuatan Tantenya, tidak menolak.

    Dengan cepat diikatkannya tali dildo itu dan menyerang anal Tantenya. Rintihan Siska kembali terdengar di sela-sela lumatan bibir dan mulutnya pada penis suaminya. Fajar masih mau diperlakukan demikian beberapa kali, tetapi mungkin karena tak tahan melihat ada vagina menganggur, ia kemudian mendekati bagian bawah tubuh kami dan kulihat mengusap-usap pantat Hanif.

    Lalu ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Hanif. Empat tubuh telanjang berkeringat kini saling bertindihan. Fajar paling atas menyetubuhi Hanif, sementara Hanif dengan dildo-nya mengerjai vagina Siska, dan aku paling bawah mengerjai anal Siska dengan penisku yang tegang terus. Sprey ranjang sudah acak-acakan oleh tingkah kami berempat, tapi kami tak peduli lagi pada kerapihan.

    Masih dengan napas tersengal-sengal, Hanif membisikkan sesuatu ke telinga Fajar. Fajar yang sudah melepaskan dirinya dari tubuh Hanif, memeluk tubuh istrinya melepaskan analnya dari hunjaman penisku. Hanif kemudian mendekati aku dan berbisik, “Gus, kita kerjai Tante lagi yuk? Sekarang coba masukin penis kalian berdua ke memiawnya, ntar aku bantu dengan dildo pada analnya.”
    Wah ide yang unik, pikirku sambil mengangguk. Kemudian kuraih tubuh Siska, “Ada apa sich Gus, aku masih capek sayang!” Tapi penolakannya tak kuhiraukan. Kutarik tubuhnya rebah menelungkup di atas tubuhku sambil menggenggam penis yang kuarahkan pada vaginanya.

    Dasar vaginanya masih merekah, dengan mudahnya penisku melesak ke dalam, membuatnya kembali mendesah. Tak lama kemudian, Fajar mendekati kami dan mengarahkan penisnya ke dalam vagina Siska.
    Penisku yang masih berada di dalam vagina Siska, bergesekan dengan penis Fajar yang mulai menyeruak masuk keluar ke dalam. Mata Siska yang tadinya sayu mendapat seranganku, membeliak merasakan nikmat akibat dimuati dua penis pada vaginanya. Ia tak kuasa melawan walaupun semula merasa vaginanya begitu padat dimasuki dua penis sekaligus.

    Kemudian kulihat Hanif memperbaiki letak dildo yang masih ia kenakan. Lalu dengan hati-hati ia menempatkan dirinya di antar tubuh Fajar dan pantat Siska. Fajar memberikan ruang gerak padanya dengan mencondongkan tubuhnya ke arah belakang dan menahan berat badannya dengan kedua tangannya, sehingga Hanif bebas memasukkan dildo ke dalam anal Siska.
    Aku dan Fajar menghentikan gerakan dengan tetap membiarkan kedua penis kami berada di dalam vagina Siska. Begitu dildo Hanif masuk ke dalam analnya, Fajar mulai menggerakkan penisnya lagi, merasakan gerakan itu, aku mengikuti irama mereka berdua.

    Rintihan Siska meninggi saat dildo Hanif memasuki analnya bersamaan dengan kedua penis kami. Kututup rintihannya dengan mencium bibir Siska. Ia memagut bibirku dengan kuat, bahkan sempat menggigit bibirku dan mengisap lidahku kuat-kuat.
    Mungkin pengaruh desakan dua penis sekaligus pada vaginanya dan penis buatan pada analnya, membuat Siska melayang-layang mencapai puncak kenikmatan yang lain dari biasanya.

    Ia tidak lagi mengerang atau mendesah, melainkan merintih-rintih dan bahkan sesekali menjerit kuat.
    “Auuuhhh …. Ooooohhhhh …. gila ….. kalian bertiga benar-benar gila! Uuuukhhhh ….. sssshhhhh ….. aakkkkhhhh …..” rintihnya sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya menerima serangkan kami bertiga. Pagutan bibirku menutup rintihannya dengan lilitan lidah yang menjulur memasuki rongga mulutnya.
    Hanif merapatkan tubuhnya ke punggung Tantenya dan kedua tangannya bergerak meremas-remas kedua payudara Tantenya. Siska merintih menikmati serangan di sekujur tubuhnya terutama pada bagian-bagian vitalnya.

    Entah sudah berapa puluh kali penisku dan penis Fajar bergerak masuk keluar vagina Siska dan analnya dirojok dildo Hanif. Sementara kedua tangan Fajar masih menyangga tubuhnya, ia tak bisa berbuat apa-apa walaupun kulihat beberapa kali mencoba meraih punggung Hanif untuk meremas-remas kedua payudaranya dari belakang, tapi posisinya tidak menguntungkan.
    Ia kemudian memusatkan pikiran pada gerakan penisnya yang semakin cepat kurasakan bergesekan dengan penisku di dalam vagina Siska yang sudah semakin becek.

    Rintihan Siska semakin tinggi berubah menjadi jeritan. Ia memiawik-mekik nikmat, ketika mencapai orgasme. Fajar menyusul menghentakkan penisnya kuat-kuat ke dalam vagina istrinya, tapi kedua tangan Siska menahan pantat suaminya, agar tetap melabuhkan penisnya di dalam vaginanya.
    Ia seakan tidak rela penis kami keluar dari vaginanya, meskipun ia sudah orgasme. Tak lama kemudian, suaminya menyerah, mencabut penisnya.

    Aku masih bertahan dan meminta Hanif berbaring dengan Tantenya terlentang di atas tubuhnya dan dildo yang dipakainya ia masukkan ke anal Siska, sementara aku menancapkan penisku ke vagina Siska. Meskipun Hanif berada di bawah tubuh Tantenya, tubuh Siska kupegangi agar tidak membebani Hanif. Kuraih pundaknya agar merapat ke tubuhku.

    Tangan Siska bermain di kedua payudara Hanif sambil menikmati hunjaman dildo Hanif pada analnya dan penisku pada vaginanya yang barusan sudah mencapai kenikmatan. Fajar berbaring di sisi Hanif sambil membantu Siska membelai dan meremas-remas payudara Hanif dan sesekali mencium bibir Hanif.
    Tangan Fajar bermain di bagian bawah tubuh Hanif, rupanya ia mengorek-ngorek vagina Hanif, hingga gadis itu tidak hanya menancapkan dildo ke vagina Tantenya, tetapi juga menaiki anak tangga kepuasan oleh permainan tangan Fajar.

    Hanif menggeliat-geliat di bawah dengan dildo*-nya menancap dengan dalam pada vagina Siska, sambil menikmati ulah jari-jari Fajar pada vaginanya. Rintihan Hanif semakin kuat bercampur dengan jeritan Siska yang kuserang habis-habisan dengan gerakan sekuat-kuatnya dan sedalam-dalamnya membenamkan penisku ke dalam vaginanya.

    Ia menjerit-jerit seperti waktu penis suaminya bersama penisku masih berada di vaginanya. Penisku kupegangi dan kutekan kanan kiri merambah, mengeksplorasi dinding vaginanya dan menarik tanganku hingga penisku masuk hingga pangkalnya. Jari-jariku mencari klitorisnya dan membelai-belainya sedemikian rupa hingga ia tak berhenti memiawik.

    Sekujur tubuh Siska bersimbah peluh dan kuperhatikan ada tetesan air keluar dari matanya turun ke pipi. Rupanya saking nikmatnya multiorgasme yang ia rasakan, tanpa terasa air matanya menetes. Tentu saja air mata bahagia. Kukecup kelopak matanya menciumi air matanya dan bibirku turun ke bibirnya, melakukan kecupan yang liar dan panas.
    “Ooooooooogggghhhhhhhh ….. Gussssss ……. Uuuhhh ……. Ssssshhhhh …. Hanifaaaa …… nikmatnyaaaaaahhhhhhh …… Aaaahhhhhh!!!” teriakannya terdengar begitu kuat sambil menekankan vaginanya kuat-kuat ke penisku.

    Seperti biasanya kalau ia mencapai orgasme yang luar biasa, air seninya ikut muncrat bersamaan dengan cairan vaginanya. Semprotan cairannya membasahi penisku, sela-sela paha Hanif dan sprey di bawah kami. Mulutnya menolak mulutku dan menggigit pundakku hingga terasa giginya menghunjam agak perih di kulitku.
    Dari bawah kulihat Hanif juga semakin kuat menekan dildo ke anal Siska. Hanif pun merintih,
    “Tanteeeee ….. aku …. juga dapeetttt nicchhhh ….. oooohhh, jari-jarimu lincah benar Oooommmm …..” pujiannya keluar memuji perbuatan Fajar terhadap dirinya. Fajar mencium bibir Hanif dan mengelus-elus payudaranya.

    Terakhir, aku menghentakkan penisku sedalam-dalamnya dan sambil mengerang nikmat, muncratlah spermaku memasuki vagina Siska. Kutarik tubuh Siska berbaring di atas tubuhku yang berbaring terlentang, sedangkan Hanif memeluk Fajar yang menindih tubuhnya sambil terus berciuman dan memasukkan jari-jarinya sedalam-dalamnya ke dalam vagina Hanif yang pahanya sudah merapat satu sama lain dan menjepit jari-jari dan tangan Fajar dengan kuatnya.

    Napas Siska, Hanif dan aku yang terengah-engah semakin mereda sambil mencari posisi yang enak untuk berbaring. Kuamati payudara kedua perempuan itu sudah merah di sana-sini, akibat ciuman dan gigitan Fajar, aku dan mereka berdua satu sama lain.

    Pundakku yang perih akibat gigitan Siska tadi, diciuminya dengan lembut seraya minta maaf, “Gus, maaf ya, jadi kejam gini sama kamu, abis nggak tau lagi sih mau ngapain. Yah udah, pundakmu jadi sasaran mulut dan gigiku.” Kuelus-elus rambutnya sambil berkata, “Tak apa, sayang. Ntar juga cepat sembuh koq, apalagi sudah kau obati dengan ludahmu.”

    Setelah itu, kami berempat terbaring nyenyak setelah beberapa jam main tak henti-hentinya. Kami baru bangun ketika matahari sudah naik tinggi dan jarum jam dinding menunjuk pukul 11.00 WIB. Kami mandi berempat di kamar mandi.

    Bathtub yang biasanya hanya dimuati satu atau dua tubuh orang dewasa, kini menampung tubuh kami berempat yang sambil berciuman, menggosok, meraba dan meremas satu sama lain, tetapi karena tenaga kami sudah terkuras habis, kami tak main lagi pagi itu. Namun siangnya, usai makan, Hanif sempat memintaku untuk main lagi dengannya.

    Fajar dan Siska, sambil tertawa-tawa dan memberi komentar, hanya menonton keponakan mereka main denganku di karpet ruang keluarga mereka. Hanif seolah tak kenal lelah, tidak cukup hanya meminta vaginanya kukerjai, tetapi juga analnya, baik dengan posisi terlentang dengan kedua kakinya kupentang lebar maupun dengan posisi ia menungging dan kutusuk dari belakang.
    Jika kuhitung, ada sekitar tiga kali lagi ia orgasme, sementara aku hanya sekali, tetapi untungnya penisku tetap bisa diajak kompromi untuk terus main melayani permintaannya.

    Tepukan tangan Fajar dan Siska memuji kekuatan kami berdua mengakhiri persetubuhan kami berdua, lalu Siska membersihkan penisku yang dilelehi cairan vagina dan anal Hanif serta spermaku, sedangkan Fajar membaringkan tubuh Hanif di sofa panjang dan membersikan vaginanya dengan bibir dan lidahnya. Pelayanan kedua suami istri itu benar-benar luar biasa terhadap keponakannya, Hanif dan aku.

     

  • Cerita Dewasa Sendiri Dirumah Istri Diperkosa Oleh Supir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Sendiri Dirumah Istri Diperkosa Oleh Supir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1652 views

    Perawanku – Namaku Winie, umurku sudah 25 tahun. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang.

    Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran.

    Cerita Bokep – Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya. Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku. Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku.

    Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya. Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!” sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup. “Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.

    Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku. “Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot. “silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku. Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari. Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya.

    Cerita Sex – Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku. “Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar. “Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet. “Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang. Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu.

    Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi. “Aris.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis. Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya. Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk.

    Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku. “Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku. “Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu. “Tapi saya majikan kamu Ris..” kataku mencoba mengingatkan. “Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..” balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan. “Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku. “Tapi malam ini Bu Winie harus mau melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli. Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang.

    Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu. “Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya. Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku. “Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.

    Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku. “Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli. Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing. “Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.

    Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya. Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. “Bruk..” tiba-tiba tangan Mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku.

    Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu. “Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. riss..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya.

    Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya. “Ouh.. Ris..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri. “Sabar Win.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang!” suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya. Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu. “Bu Winie.., saya entot sekarang ya.. sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. “Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku. “Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..” “Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku.

    Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..” Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku. “Sialan kamu Ris!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.

    Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali. “Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku. “Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal. “Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie.” ucapnya dengan tenang. “Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus. “Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi. “Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya. “Bagaimana Bu Winie..?

    Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas. “Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku. Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali. “Kok ngak dijawab sich!” tanya supirku lagi. “Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku. “Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu.

    Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas. Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku. “Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.

    Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa. Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu. “Saya akan bawakan makanan ke sini yach!” ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan.

    Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi. Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang. “Biar saya yang suapin Bu Winie yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya. “Kamu yang masak Ris!” tanyaku ingin tahu. “Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supirku. “Ayo dicicipi!” katanya lagi. Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.

    Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue. “Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku. “Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.” Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach!” celetuknya meminta. “Terserah kamu saja ” kataku. “Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!” sahut supirku. “Memang kenapa!?” tanyaku. “Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali. Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati. Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.

  • NGENTOT FATMA GADIS BERJILBAB TEMAN SATU KANTOR

    NGENTOT FATMA GADIS BERJILBAB TEMAN SATU KANTOR


    1593 views

    Cerita Sex ini berjudulNGENTOT FATMA GADIS BERJILBAB TEMAN SATU KANTORCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Di kantorku ada seorang wanita berjilbab yang sangat cantik dan anggun. Tingginya sekitar 165 cm dengan tubuh yang langsing. Kulitnya putih dengan lengsung pipit di pipi menambah kecantikannya, suaranya halus dan lembut. Setiap hari dia mengenakan baju gamis yang panjang dan longgar untuk menyembunyikan lekuk tubuhnya, namun aku yakin bahwa tubuhnya pasti indah.

    Namanya Fatma, dia sudah bersuami dan beranak 2, usianya sekitar 30 tahun. Dia selalu menjaga pandangan matanya terhadap lawan jenis yang bukan muhrimnya, dan jika bersalamanpun dia tidak ingin bersentuhan tangan.

    Namun kesemua itu tidak menurunkan rasa ketertarikanku padanya, bahkan aku semakin penasaran untuk bisa mendekatinya apalagi sampai bisa menikmati tubuhnya…., Ya…. Benar… Aku memang terobsesi dengan temanku ini. Dia betul-betul membuatku penasaran dan menjadi objek khayalanku siang dan malam di saat kesendirianku di kamar kost.

    Aku sebenarnya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang masih kecil-kecil, namun anak dan istriku berada di luar kota dengan mertuaku, sedangkan aku di sini kost dan pulang ke istriku seminggu sekali. Kesempatan untuk bisa mendekatinya akhirnya datang juga,

    Ketika aku dan dia ditugaskan oleh atasan kami untuk mengikuti workshop di sebuah hotel di kota Bandung selama seminggu.

    Hari-hari pertama workshop aku berusaha mendekatinya agar bisa berlama-lama ngobrol dengannya, namun Dia benar-benar tetap menjaga jarak denganku, hingga pada hari ketiga kami mendapat tugas yang harus diselesaikan secara bersama-sama dalam satu unit kerja.

    Hasil pekerjaan harus diserahkan pada hari kelima. Untuk itu kami bersepakat untuk mengerjakan tugas tersebut di kamar hotelnya, karena kamar hotel yang ditempatinya terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang tamu dan kamar tidur.

    Sore harinya pada saat tidak ada kegiatan workshop, aku sengaja jalan-jalan untuk mencari obat perangsang dan kembali lagi sambil membawa makanan dan minuman ringan.

    Sekitar jam tujuh malam aku mendatangi kamarnya dan kami mulai berdiskusi tentang tugas yang diberikan. Selama berdiskusi kadang-kadang Fatma bolak-balik masuk ke kamarnya untuk mengambil bahan-bahan yang dia simpan di kamarnya, dan pada saat dia masuk ke kamarnya untuk kembali mengambil bahan yang diperlukan maka dengan cepat aku membubuhkan obat perangsang yang telah aku persiapkan.

    Dan aku melanjutkan pekerjaanku seolah-olah tidak terjadi apa-apa ketika dia kembali dari kamar. Hatiku mulai berbunga-bunga, karena obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya mulai bereaksi. Hal ini tampak dari deru napasnya yang mulai memburu dan duduknya gelisah serta butiran-butiran keringat yang mulai muncul dikeningnya.

    Selain itu pikirannyapun nampaknya sudah susah untuk focus terhadap tugas yang sedang kami kerjakan Namun dengan sekuat tenaga dia tetap menampilkan kesan sebagai seorang wanita yang solehah, walaupun seringkali ucapannya secara tidak disadarinya disertai dengan desahan napas yang memburu dan mata yang semakin sayu.

    Aku masih bersabar untuk tidak langsung mendekap dan mencumbunya, kutunggu hingga reaksi obat perangsang itu benar-benar menguasainya sehingga dia tidak mampu berfikir jernih. Setelah sekitar 30 menit, nampaknya reaksi obat perangsang itu sudah menguasainya, hal ini Nampak dari matanya yang semakin sayu dan nafas yang semakin menderu serta gerakan tubuh yang semakin gelisah.

    Dia sudah tidak mampu lagi focus pada materi yang sedang didiskusikan, hanya helaan nafas yang tersengal diserta tatapan yang semakin sayu padaku. Aku mulai menggeser dudukku untuk duduk berhimpitan disamping kanannya, dia seperti terkejut namun tak mampu mengeluarkan kata-kata protes atau penolakan,

    hanya Nampak sekilas dari tatapan matanya yang memandang curiga padaku dan ingin menggeser duduknya menjauhiku, namun nampaknya pengaruh obat itu membuat seolah-olah badannya kaku dan bahkan seolah-olah menyambut kedatangan tubuhku.

    Setelah yakin dia tidak menjauh dariku, tangan kiriku mulai memegang tangan kanannya yang ia letakkan di atas pahanya yang tertutup oleh baju gamisnya. Tangan itu demikian halus dan lembut, yang selama ini tidak pernah disentuh oleh pria selain oleh muhrimnya.

    Tangannya tersentak lemah dan ada usaha untuk melepaskan dari genggamanku, namun sangat lemah bahkan bulu-bulu halus yang ada di lengannya berdiri seperti dialiri listrik ribuan volt. Matanya terpejam dan tanpa sadar mulutnya melenguh..

    ”Ouhh….”, tangannya semakin basah oleh keringat dan tanpa dia sadari tangannya meremas tanganku dengan gemas.

    Aku semakin yakin akan reaksi obat yang kuberikan… dan sambil mengutak-atik laptop, tanpa sepengetahuannya aku aktifkan aplikasi webcam yang dapat merekam kegiatan kami di kursi panjang yang sedang kami duduki dengan mode tampilan gambar yang di hide sehingga kegiatan kami tak terlihat di layar monitor.

    Lalu tangan kananku menggenggam tangan kanannya yang telah ada dalam genggamanku, tangan kiriku melepaskan tangan kanannya yang dipegang dan diremas mesra oleh angan kananku, sehingga tubuhku menghadap tubuhnya dan tangan kiriku merengkuh pundaknya dari belakang. Matanya medelik marah dan dengan terbata-bata dan nafas yang memburu dia berkata

    “Aaa…aapa..apaan….nih……Pak..?”

    Dengan lemah tangan kirinya berusaha melepaskan tangan kiriku dari pundaknya. Namun gairahku semakin meninggi, tanganku bertahan untuk tidak lepas dari pundaknya bahkan dengan gairah yang menyala-nyala wajahku langsung mendekati wajahnya dan secara cepat bibirku melumat gemas bibir tipisnya yang selama ini selalu menggoda nafsuku. Nafsuku semakin terpompa cepat setelah merasakan lembut dan nikmatnya bibir tipis Fatma, dengan penuh nafsu kuhisap kuat bibir tipis itu.

    “Ja..jangan …Pak Ouhmmhhh… mmmhhhh…”

    Hanya itu kata yang terucap dari bibirnya.. karena bibirnya tersumpal oleh bibirku.

    Dia memberontak.., tapi kedua tangannya dipegang erat oleh tanganku, sehingga ciuman yang kulakukan berlangsung cukup lama.

    Fatma terus memberontak…, tapi gairah yang muncul dari dalam dirinya akibat efek dari obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya membuat tenaga berontaknya sangat lemah dan tak berarti apa-apa pada diriku.

    Bahkan semakin lama kedua tangannya bukan berusaha untuk melepaskan dari pegangn tanganku tapi seolah mencengkram erat kedua tanganku seperti menahan nikmatnya rangsangan birahi yang kuberikan padanya, perlahan namun pasti bibirnya mulai membalas hisapan bibirku, sehingga terjadilah ciumannya yang panas menggelora, matanya tertutup rapat menikmati ciuman yang kuberikan.

    Pegangan tanganku kulepaskan dan kedua tanganku memeluk erat tubuhnya sehingga dadaku merasakan empuknya buahdada yang tertutup oleh baju gamis yang panjang.

    Dan kedua tangannyapun memeluk erat dan terkadang membelai mesra punggungku. Bibirku mulai merayap menciumi wajahnya yang cantik, tak semilipun dari permukaan wajahnya yang luput dari ciuman bibirku. Mulutnya ternganga… matanya mendelik dengan leher yang tengadah…

    ”Aahhh….. ouh…… mmmhhhh…. eehh… ke.. na.. pa….. begi..nii…ouhhh …”

    Erangan penuh rangsangan keluar dari bibirnya disela-sela ucapan ketidakmengertian yang terjadi pada dirinya..

    Sementara bibirku menciumi wajah dan bibirnya dan terkadang lehernya yang masih tertutup oleh jilbab yang lebar…, secara perlahan tangan kanan merayap ke depan tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya..

    ”Ouhhh….aahhh…”

    Kembali dia mengerang penuh rangsangan. Tangan kirinya memegang kuat tangan kananku yang sedang meremas buahdadanya. Tetapi ternyata tangannya tidak berusaha menjauhkan telapak tanganku dari buahdadanya, bahkan mengarahkan jariku pada putting susunya agar aku mempermainkan putting susunya dari luar baju gamis yang dikenakannya

    “ouh…ouh…ohhh…..”

    Erangan penuh rangsangan semakin tak terkendali keluar dari mulutnya Telapak tanganku dengan intens mempermainkan buah dadanya…, keringat sudah membasahi gamisnya…, bahkan tangan kanannya dengan gemas merengkuh belakang kepalaku dan mengacak-ngacak rambutku serta menekan wajahku agar ciuman kami semakin rapat…

    Nafasnya semakin memburu dengan desahan dan erangan nikmat semakin sering keluar dari mulutnya yang indah. Tangan kananku dengan lincah mengeksplorasi buahdada, pinggang dan secara perlahan turun ke bawah untuk membelai pingggul dan pantatnya yang direspon dengan gerakan menggelinjang menahan nikmatnya nafsu birahi yang terus menderanya.

    Tangan kananku semakin turun dan membelai pahanya dari luar gamis yang dikenakannya… dan terus kebawah hingga ke ujung gamis bagian bawah. lalu tanganku menyusup ke dalam sehingga telapak tanganku bisa langsung menyentuh betisnya yang jenjang..

    Ouhhh… sungguh halus dan lembut terasa betis indah ini, membuat nafsuku semakin membumbung tinggi, penisku semakin keras dan bengkak sehingga terasa sakit karena terhimpit oleh celana panjang yang kukenakan, maka secara tergesa-gesa tangan kiriku menarik sleting celana dan mengeluarkan batang penisku yang tegak kaku.

    Dari sudut matanya, Fatma melihat apa yang kulakukan dan dengan mata yang terbelalak dan mulut ternganga ia menjerit pelan melihat penisku yang tegak kaku keluar dari dalam celana

    ”Aaaihhh…”.

    Dari sorot matanya, tampak gairah yang semakin menyala-nyala ketika menatap penis tegakku. Belaian tangan kananku semakin naik ke atas…., ke lututnya, lalu…. Cukup lama bermain di pahanya yang sangat halus…., Fatma semakin menggelinjang ketika tangan kananku bermain di pahanya yang halus, dan mulutnya terus-terusan mengerang dan mengeluh nikmat

    “ Euhh….. ouhhhh….. hmmmnnn…. Ahhhhh……”

    Tanganku lalu naik menuju pangkal paha…., terasa bahwa bagian cd yang berada tepat di depan vaginanya sudah sangat lembab dan basah. Tubuhnya bergetar hebat ketika jari tanganku tepat berada di depan vaginanya, walaupun masih terhalang CD yang dikenakannya…, tubuhnya mengeliat kaku menahan rangsangan nikmat yang semakin menderanya sambil mengeluarkan deru nafas yang semakin tersengal

    “Ouh….ouhhhh…”

    Ketika tangan kananku menarik CD yang ia kenakan…., ternyata kedua tangan Fatma membantu meloloskan CD Itu dari tubuhnya. Kusingkapkan bagian bawah gamis yang ia kenakan ke atas hingga sebatas pinggang, hingga tampak olehku vaginanya yang indah menawan, kepalanya kuletakan pada sandaran lengan kursi..,

    kemudian pahanya kubuka lebar-lebar.., kaki kananku menggantung ke bawah kursi, sedangkan kaki kiriku terlipat di atas kursi. Dengan masih mengenakan celana panjang, kuarahkan penisku yang keluar melalui sleting yang terbuka ke lubang vagina yang merangsang dan sebentar lagi akan memberikan berjuta-juta kenikmatan padaku.

    Ku gesek-gesekan kepala penisku pada lipatan liang vaginanya yang semakin basah..

    ”Auw…auw….. Uuhhhh….. uuuhhh…. Ohhh ….”

    Dia mengaduh dan mengeluh… membuatku bertanya-tanya apakah ia merasa kesakitan atau menahan nikmat, tapi kulihat pantatnya naik turun menyambut gesekan kepala penisku seolah tak sabar ingin segera dimasuki oleh penisku yang tegang dan kaku…. Lalu dengan hentakan perlahan ku dorong penisku dan… Blessshhh….

    Kepala penisku mulai menguak lipatan vaginanya dan memasuki lorong nikmat itu dan..

    “AUW… AUW…. Auw… Ouhhh……uhhhh…… aaahhhh…”

    Tanpa dapat terkendali Fatma mengaduh dan mengerang nikmat dan mata terpejam rapat…., rintihan dan erangan Fatma semakin merangsangku dan secara perlahan aku mulai memaju mundurkan pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya dan memberikan sensasi nikmat yang luar biasa.

    Hal yang luar biasa dari Fatma ternyata dia terus mengaduh dan mengerang setiap aku menyodokkan batang penisku ke dalam vaginanya. Rupanya dia merupakan tipe wanita yang selalu mengaduh dan mengerang tak terkendali dalam mengekspresikan rasa nikmat seksual yang diterimanya.

    Tak berapa lama kemudian, tanpa dapat kuduga, kedua tangan Fatma merengkuh pantatku dan menarik pantatku kuat-kuat dan pantatnya diangkatnya sehingga seluruh batang penisku amblas ditelan liang vagina yang basah, sempit dan nikmat. Lalu tubuhnya kaku sambil mengerang nikmat

    “Auuuww…. Auuuwww…… Auuuuuhhhh….. Aakkkhhhh…..”

    kedua kakinya terangkat dan betisnya membelit pinggangku dengan telapak kaki yang menekan kuat pantatku hingga gerakan pantatku agak terhambat dan kedua tangannya merengkuh pundakku dengan kuat dan beberapa saat kemudian tubuhnya kaku namun dinding vaginanya memijit dan berkedut sangat kuat dan nikmat membuat mataku terbelalak menahan nikmat yang tak terperi

    Lalu …. badannya terhempas lemah…, namun liang vaginanya berkedut dan meremas dengan sangat kuat batang penisku sehingga memberikan sensasi nikmat yang luar biasa.

    Gairah yang begitu tinggi akibat rangsangan yang diterimanya telah mengantarnya menuju orgasmenya yang pertama. Keringat tubuhku membasahi baju membuatku tidak nyaman, sambil membiarkannya menikmati sensasi nikmatnya orgasme yang baru diperolehnya dengan posisi penisku yang masih menancap di liang vaginanya, aku membuka bajuku hingga bertelanjang dada tetapi masih mengenakan celana panjang.

    Lalu secara perlahan aku mulai mengayun pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya.

    Rasa nikmat kembali menderaku akibat gesekan dinding vaginanya dengan batang penisku. Perlahan namun pasti, pantat Fatma merespon setiap gerakan pantatku. Pinggul dan pantatnya bergoyang dengan erotis membalas setiap gerakanku.

    Mulutnyapun kembali mengaduh mengekspresikan rasa nikmat yang kembali dia rasakan

    “Auw…Auw… Auuuwww…. Ouhhh…. Aahhh…”

    Rangsangan dan rasa nikmat yang kurasakanpun semakin menjadi-jadi. Dan erangan nikmatnyapun terus-menerus diperdengarkan oleh bibirnya yang tipis menggairahkan sambil kepala yang bergoyang kekiri dan ke kanan diombang-ambingkan oleh rasa nikmat yang kembali menderanya

    “Auw…Auw… Auuuwww…. Oohhh… ohhh… oohhh…”

    Erangan nikmat semakin tak terkendali dan seolah puncak kenikmatan akan kembali menghampirinya hal ini tampak dari gelinjang tubuhnya yang semakin cepat dan kedua tangannya yang kembali menarik-narik pantatku agar penisku masuk semakin dalam mengobok-obok liang nikmatnya dan kedua kakinya sudah mulai membelit pantatku. Namun aku mencabut penisku , dan hal itu membuat Fatma gelagapan sambil berkata terbata-bata

    “Ke..napa…..di cabut…? Ouh…. Oh…”

    Dengan sorot mata protes dan napas yang tersengal-sengal…

    “Ribet ….”

    Kataku, sambil berdiri dan membuka celana panjang sekaligus dengan CD yang kukenakan.

    Lalu sambil menatapnya

    “Gamisnya buka dong..!”

    Dia menatapku ragu.., namun dorongan gairah telah membutakan pikirannya apalagi dengan penuh gairah dia melihatku telanjang bulat di hadapannya, maka dengan tergesa-gesa dia berdiri dihadapanku dan melolosi seluruh pakaian yang dikenakannya…, mataku melotot menikmati pemandangan yang menggairahkan itu. Oohhh….

    kulitnya benar-benar putih dan halus, penisku terangguk-angguk semakin tegang dan keras. Dia melepaskan gamis dan BHnya sekaligus, hingga dihadapanku telah berdiri bidadari yang sangat cantik menggairahkan dalam keadaan bulat menantangku untuk segera mencumbunya.

    Dalam keadaan berdiri aku langsung memeluknya dan bibirku mencium bibirnya dengan penuh gairah…. Diapun menyambut ciumanku dengan gairah yang tak kalah panasnya. Bibir dan lidahku menjilati bibir, pipi lalu ke lehernya yang jenjang yang selama ini selalu tertutup oleh jilbabnya yang lebar…. Fatma mendongakkan kepala hingga lehernya semakin mudah kucumbu… Penisku yang tegang menekan-nekan selangkangannya membuat dia semakin bergairah.

    Dengan gemetar, tangannya meraih batang penisku dan mengarahkan kedepan liang vaginanya yang sudah sangat basah dan gatal., kaki kanannya dia angkat keatas kursi sehingga kepala penisku lebih mudah menerobos liang vaginanya dan blesshh….. kembali rasa nikmat menjalar di sekujur pembuluh nadiku dan mata Fatmapun terpejam merasakan nikmat yang tak terperi dan dari mulutnyapun erangan nikmat

    “Auw… Auww… Oohh….. akhhh….”

    Kepalanya terdongak dan kedua tangannya memeluk erat punggungku. Lalu pantatku mulai bergerak maju mundur agar batang penisku menggesek dinding vaginanya yang sempit, basah dan berkedut nikmat menyambut setiap gesekan dan kocokan batang penisku yang semakin tegang dan bengkak. Diiringi dengan rintihan nikmat Fatma yang khas… …

    ”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…”

    Sambil pantatku memompa liang vaginanya yang nikmat, kepala Fatma semakin terdongak ke belakang sehingga wajahku tepat berada didepan buahdadanya yang sekal dan montok, maka mulut dan lidahku langsung menjilati dan menghisap buah dada indah itu.. putting susunya semakin menonjol keras. Fatma semakin mengerang nikmat…

    ”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…”

    Gerakan tubuh Fatma semakin tak terkendali, dan tiba-tiba kedua kakinya terangkat dan membelit pinggangku, kemudian dia melonjak-lonjankkan tubuhnya sambil memeluk erat tubuhku sambil menjerit semakin keras …

    ”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…”.

    Kedua tanganku menahan pantatnya agar tidak jatuh dan penisku tidak lepas dari liang vaginanya sambil merasakan nikmat yang tak terperi… Tak lama kemudian kedua tangannya memeluk erat punggungku dan mulutnya menghisap dan menggigit kuat leherku. Tubuhnya kaku…., dan dinding vaginanya meremas dan memijit-mijit nikmat batang penisku. Dan tak lama kemudian

    “AAAAUUUUWWWW………..Hhhooohhhh….”

    Dia mengeluarkan jeritan dan keluhan panjang sebagai tanda bahwa dia telah mendapatkan orgasme yang kedua kali…

    Tubuhnya melemas dan hampir terjatuh kalau tak ku tahan. Lalu dia terduduk di kursi sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, badannya basah oleh keringat yang bercucuran dari seluruh pori-pori tubuhnya.

    Tapi dibalik rasa lelah yang menderanya, gairahnya masih menyala-nyala ketika melihat batang penisku yang masih tegang mengangguk-angguk. Aku duduk disampingnya dengan nafas yang memburu oleh gairah yang belum terpuaskan. Tiba-tiba dia berdiri membelakangiku, kakinya mengangkang dan pantatnya diturunkan mengarahkan liang vaginanya agar tepat berada diatas kepala penisku yang berdiri tegak.

    Tangan kanannya meraih penisku agar tepat berada di depan liang vaginanya dan … bleshhhh….

    “AUUWW…. Auww…. Ahhhh…”

    Secara perlahan dia menurunkan pantatnya sehingga kembali batang penisku menyusuri dinding vagina yang sangat nikmat dan memabukkan..

    ”Aaahhh……”

    erangan nikmat kembali keluar dari mulutnya. Lalu dia mulai menaik turunkan pantatnya agar batang penisku mengaduk-ngaduk vaginanya dari bawah..

    Semakin lama gerakannya semakin melonjak-lonjak sambil tiada henti mengerang penuh kenikmatan, kedua tanganku memegang kedua buahdadanya dari belakang sambil meremas dan mempermainkan putting susu yang semakin keras dan menonjol.

    Kepalanya mulai terdongak dan menoleh kebelakang mencari bibirku atau bagian leherku yang bisa diciumnya dan kamipun berciuman dalam posisi yang sangat menggairahkan… lonjakan tubuhnya semakin keras dan kaku dan beberapa saat kemudian kembali batang penisku merasakan pijatan dan remasan yang khas dari seorang wanita yang mengalami orgasme sambil menjerit nikmat

    “AAAUUUUUWWWWW…….. Aaakkhhhh………”

    Namun saat ini, aku tidak memberi waktu padanya untuk beristirahat, karena aku merasa ada dorongan dalam tubuhku untuk segera mencapai puncak, karena napasku sudah tersengal-sengal tidak teratur, maka kuminta ia untuk posisi nungging dengan kaki kanan di lantai sedang kaki kiri di tempat duduk kursi sedangkan kedua tangannya bertahan pada kursi.

    Lalu kaki kananku menjejak lantai sedang kaki kiriku kuletakkan dibelakang Kaki kirinya sehingga selangkanganku tepat berada di belahan pantatnya yang putih, montok dan mengkilat oleh basahnya keringat. Tangan kananku mengarahkan kepala penisku tepat pada depan liang vaginanya yang basah dan semakin menggairahkan. Lalu aku mendorong pantatku hingga blessshhh….

    “Auw… Auw… Ouhhhh….”

    Kembali ia mengeluh nikmat ketika merasakan batang penisku kembali memasuki dirinya dari belakang. Kugerakan pantatku agar batang penisku kembali mengocok dinding vaginanya. Fatma memaju mundurkan pantatnya menyambut setiap sodokan batang penisku sambil tak henti-henti mengerang nikmat..Ouh… ohhh…ayoo.. Pak…ayo… ohh…ouhh…” Rupanya dia merasakan batang penisku yang semakin kaku dan bengkak yang menandakan bahwa beberapa saat lagi aku mencapai orgasme.

    Dia semakin bergairah menyambut setiap sodokan batang penisku, hingga akhirnya gerakan tubuhku semakin tak terkendali dan kejang-kejang dan pada suatu titik aku menancapkan batang penisku sedalam-dalamnya pada liang vaginanya yang disambut dengan remasan dan pijitan nikmat oleh dinding vaginanya sambil berteriak nikmat

    “Auuuuwwwhhhhhhh…… Aakkhhh…….”

    Dan diapun berteriak nikmat bersamaan denganku. Dan Cretttt…. Creeetttt… crettttt spermaku terpancar deras membasahi seluruh rongga diliang vaginanya yang nikmat…

    Tubuh Fatma ambruk telungkup dikursi dan tubuhkupun terhempas di kursi sambil memeluk tubuhnya dari belakang dengan helaan napas yang tersengal-sengal kecapaian… punggungku tersandar lemas pada sandaran kursi sambil berusaha menarik nafas panjang menghirup udara sebanyak-banyaknya.

    Dan kuperhatikan Fatmapun tersungkur kelelahan sambil telungkup di atas kursi. Sambil beristirahat mengumpulkan napas dan tenaga yang hilang akibat pergumulan yang penuh nikmat, mataku menatap tubuh bugil Fatma yang basah oleh keringat. Dan terbayang olehku betapa liarnya Fatma barusan pada saat dia mengekspresikan kenikmatan seksual yang menghampirinya. Semua itu diluar dugaanku.

    Aku tak menyangka Fatma yang demikian anggun dan lemah lembut bisa demikian liar dalam bercinta…… Mataku menyusuri seluruh tubuh Fatma yang bugil dan basah oleh keringat….

    Uhhh……. .. Tubuh itu benar-benar sempurna …… Putih , halus dan mulus…. Beruntung sekali malam ini aku bisa menikmati tubuh indah ini.

    Aku terus menikmati pemandangan indah ini, sementara Fatma nampaknya benar-benar kelelahan sehingga tak sadar bahwa aku sedang menikmati keindahan tubuhnya… Semakin aku memandangi tubuh indah itu, perlahan-lahan gairahku muncul kembali seiring dengan secara bertahap tubuhku pulih dari kelelahan yang menimpaku.

    Dalam hati aku berbisik agar malam ini aku bisa menikmati tubuh Fatma sepuas-puasnya sampai pagi. Membayangkan hal itu, gairahku dengan cepat terpompa dan perlahan-lahan penisku mulai mengeras kembali….

    Perlahan tanganku membelai pinggulnya yang indah, dan bibirku menciumi pundaknya yang basah oleh keringat…., namun nampaknya Fatma terlalu lelah untuk merespon cumbuanku, dia masih terlena dengan kelelahannya… mungkin dia tertidur kelelahan.

    Posisi kami yang berada di atas kursi panjang ini membuatku kurang nyaman…, maka kuhentikan cumbuanku, kedua tanganku merengkuh tubuh indah Fatma dan dengan sisa-sisa tenaga yang mulai pulih kubopong tubuh indah itu ke kamar.

    Dengan penuh semangat aku membopong tubuh bugil Fatma kearah kamar.

    Kuletakkan tubuhnya dengan hati-hati dalam posisi telentang. Fatma hanya melenguh lemah dengan mata yang masih terpejam. Aku duduk di atas kasur sambil memperhatikan tubuh indah ini lebih seksama.

    Semakin keperhatikan semakin terpesona aku akan kesempurnaan tubuh Fatma yang sedang telanjang bugil. Kulit yang demikian putih , halus dan mulus….. dengan bagian selangkangan yang benar-benar sangat indah dan merangsang.

    Di sela-sela liang vaginanya terlihat lelehan spermaku yang keluar dari dalam liang vaginanya mengalir keluar ke sela-sela kedua pahanya.. Aku mengambil tissue yang ada di pinggir tempat tidur dan mengeringkan lelehan sperma itu dengan penuh perasaan.

    Fatma menggeliat lemah., lalu matanya terbuka sedikit sambil mendesah..

    ”uhhh……”

    Bibir dan lidahku tergoda untuk menciumi dan menjilati batang paha Fatma yang demikian putih dan mulus. Dengan penuh nafsu bibir dan lidahku mulai mencumbu pahanya. Seluruh permukaan kulit paha Fatma kuciumi dan jilati… tak ada satu milipun yang terlewat. Lambat laun gairah Fatma kembali terbangkitkan, mulutnya mendesis nikmat dan penuh rangsangan

    “uhhh….. ohhhh… sssssttt…”

    Sementara telapak tanganku bergerak lincah membelai dan mengusap paha, pantat, perut dan akhirnya meremas-remas buahdadanya yang montok. Erangannya semakin keras ketika aku memelintir putting susunya yang menonjol keras

    “Euhh….. Ouhhh…. Auw…… Ahhh…”

    Disertai dengan gelinjang tubuh menahan nikmat yang mulai menyerangnya. Penisku semakin keras dan aku mulai memposisikan kedua pahaku di bawah kedua pahanya yang terbuka, lalu mengarahkan penisku ke tepat di lipatan vaginanya yang basah dan licin.

    Kugesek-gesekan kepala penisku sepanjang lipatan vaginanya, tubuhnya semakin bergelinjang…., pantatnya bergerak-gerak menyambut penisku seolah-olah tak sabar ingin ditembus oleh penis tegangku. Namun aku terus merangsang vaginanya dengan penisku…., dia semakin tak sabar …… tubuhnya semakin bergelinjang hebat.

    Dan akhirnya ia bangkit dan mendorong tubuhku hingga telentang di atas kasur, dia langsung menduduki selangkanganku… mengangkat pantatnya dan tangannya dengan gemetar meraih penisku dan mengarahkan ke tepat liang vaginanya, lalu langsung menekan pantatnya dalam-dalam hingga……. Blessshhhh……. batang penisku langsung menerobos dinding vaginanya yang basah namun tetap sempit dan berdenyut-denyut. Mataku nanar menahan nikmat…., napasku seolah-olah terhenti menahan nikmat yang ku terima…

    ”Uhhhh…..”

    Mulutku berguman menahan nikmat. Dengan mata terpejam menahan nikmat, Fatmapun mengaduh.

    ”Auuww…. OOhhhhhhh……”

    Pantatnya dia diamkan sejenak merasakan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Lalu secara perlahan dia menaik turunkan pantatnya hingga penisku mengocok-ngocok vaginanya dari bawah….. Erangan khasnya kembali dia perdengarkan

    “Auw….. auw…. auw… euhhhh…..”

    Semakin lama gerakan pantatnya semakin bervariasi…, kadang berputar-putar…. Kadang maju mundur dan terkadang ke atas ke bawah bagaikan piston sambil tak henti-hentinya mengaduh nikmat…

    Gerakannya semakin lincah dan liar, membuat aku tak henti-hentinya menahan nikmat. Kembali aku terpana oleh keliaran Fatma dalam bercinta…., sungguh aku tak menyangka…..Wanita sholeh…., anggun dan lembut ini begitu liar dan lincah.

    ”Ouhhhh…. ouhhhh …”

    Aku pun mengeluh nikmat menyahuti erangan nikmat yang keluar dari bibirnya yang tipis. Buahdadanya yang montok dan indah terguncang-guncang keras akibat gerakannya yang lincah dan membuatku tanganku terangsang untuk meremasnya, maka kedua buahdada itu kuremas-remas gemas. Fatma semakin mengerang nikmat

    “Auw…. Auw….auhh….ouhhh…”

    Lalu gerakannya semakin keras tak terkendali…, kedua tangannya mencengkram erat kedua tanganku yang sedang meremas-remas gemas buahdadanya…,, dan badannya melenting sambil menghentak-hentakkan pantatnya dengan keras hingga penisku masuk sedalam-dalamnya….

    Dan akhirnya tubuhnya kaku disertai dengan jeritan yang cukup keras

    “Aaaaakkhhhsssss………….”

    Dan tubuhnya ambruk menindihku……. Namun dinding vaginanya berdenyut-denyut serta meremas-remas batang penisku…. Membuatku semakin melayang nikmat….

    Ya…. Fatma baru saja memperoleh orgasme yang pertama di babak kedua ini…. Dengan tubuh yang lemas dan napas yang tersengal-sengal bagaikan orang sudah melakukan lari marathon bibirnya menciumi lembut pipiku dan berkata sambil mendesah…

    ”Bapak…. Benar-benar hebat….”

    Lalu mengecup bibirku dan kembali kepalanya terkulai di samping kepalaku sehingga dadaku merasakan empuknya dihimpit oleh buahdadanya yang montok.

    Penis tegangku masih menancap dengan kokoh di dalam liang vaginanya, dan semakin lama denyutan dinding vaginanyapun semakin melemah… Kugulingkan tubuhnya hingga tubuhku menindih tubuhnya dengan tanpa melepaskan batang penisku dari jepitan vaginanya.

    Tangan kananku meremas-meremas buah dadanya diselingin memilin-milin putting susu sebelas kiri, sementara bibirku menjilati dan menghisap-hisap putting susu sebelah kanan, sambil pantatku bergerak perlahan mengocok-ngocok vaginanya.

    Perlahan namun pasti…, Fatma mulai menggeliat perlahan-lahan…, rangsangan kenikmatan yang kulakukan kembali membangkitkan gairahnya yang baru saja terpuaskan…

    “Emmhhh…… euhhhh……… auh……..”

    Dengan kembali dia mengerang nikmat… Pinggulnya bergoyang mengimbangi goyanganku…. Kedua tangannya merengkuh punggungku….

    “Auw…. Auw…… ahhh….auhhh…”

    Kembali dia mengaduh dengan suara yang khas, menandakan kenikmatan telah merasuki dirinya… Goyang pinggulnya semakin lincah disertai dengan jeritan-jeritannya yang khas. Dalam posisi di bawah Fatma menampilkan gerakan-gerakan yang penuh sensasi… Berputar…., menghentak-hentak …, maju mundur bahkan gerakan patah-patah seperti yang diperagakan oleh penyanyi dangdut terkenal.

    Kembali aku terpana oleh gerakan-gerakannya…. Yang semua itu tentu saja memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku….. Sambil mengerang dan mengaduh nikmat…, tangannya menarik kepalaku hingga bibirnya bisa menciumi dan menghisap leherku dengan penuh nafsu.

    Gerakan pinggul Fatma sudah berubah menjadi lonjakan-lonjakan yang keras tak terkendali, kedua kakinya terangkat dan membelit dan menekan pantatku hingga pantatku tidak bisa bergerak, Kedua tangannya menarik-narik pundakku dengan keras dengan mata terpejam dan gigi yang bergemeretuk.

    Dan akhirnya tubuhnya kaku sambil menjerit seperti yang yang disembelih…

    ”AAkkkkkhhhh…….”

    Kembali Fatma mengalami orgasme untuk ke sekian kalinya…. Aku hanya terdiam tak bisa bergerak tapi merasakan nimat yang luar biasa, karena walaupun terdiam kaku, namun dinding vagina Fatma berkontraksi sangat keras sehingga memijit dan memeras nikmat batang penisku yang semakin membengkak Tak lama kemudian tubuhnya melemas…., kedua kakinya sudah terjulur lemah Kuperhatikan napasnya tersengal-sengal…, Fatma menatap wajahku yang berada diatas tubuhnya.,

    Lalu dia tersenyum seolah-olah ingin mengucapkan terima kasih atas puncak kenikmatan yang baru dia peroleh….

    Kukecup bibirnya dengan lembut… Tubuhku kutahan dengan kedua tangan dan kakiku agar tidak membebani tubuhnya, Sambil bibirku terus menciumi bibir, pipi, leher , dada, hingga putting susunya untuk merangsangnya agar gairahnya segera bangkit kembali…

    Kuubah posisi tubuhku hingga aku terduduk dengan posisi kedua kaki terlipat dibawah kedua paha Fatma yang terangkat mengapit pinggangku. Buahdadanya yang indah dan basah oleh keringat begitu menggodaku. Dan kedua tanganku terjulur untuk meremas-remas buah dada yang montok dan indah

    “Euhh…. Euhhh…. “

    Kembali tubuhnya menggeliat merasakan gairah yang kembali menghampirinya. Sambil kedua tanganku mempermainkan buahdadanya yang montok…, pantatku kembali berayun agar penisku kembali mengaduk-ngaduk liang vagina Fatma yang tak henti-hentinya memberikan sensasi nikmat yang sukar tuk dikatakan….

    Hentakan pantatku semakin lama semakin keras membuat buah dadanya terguncang-guncang indah. Erangan nikmat yang khas kembali dia perdengarkan…. Kepalanya bergerak ke kanan dan kekiri seperti dibanting oleh rasa nikmat yang kembali menyergapnya…

    Pinggul Fatma mulai membalas setiap hentakan pantatku….., bahkan semakin lama semakin lincah disertai dengan lenguhan dan jeritan nikmat yang khas…. Kedua tanganku memegangi kedua lututnya hingga pahanya semakin terbuka lebar membuat gerakan pinggulku semakin bebas dalam mengaduk dan mengocok vaginanya.

    “Auw….Auw…. Auw…. Aahhh….ahhhh”

    Erangan nikmat semakin meningkatkan gairahku…. Dan penisku semakin bengkak…. Dan ternyata dengan posisi seperti membuat jepitan vagina semakin kuat dan membuatku semakin nikmat. Dan tanpa dapat kukendalikan gerakanku semakin liar tak terkendali seiring dengan rasa nikmat yang semakin menguasai diriku…

    Fatmapun mengalami hal yang sama…, penisku yang semakin membengkak dengan gerakan-gerakan liar yang tak terkendali membuat orgasme kembali dengan cepat menghampirinya dan dia pun kembali menjerit-jerit nikmat menjemput orgasme yang segera tiba…

    “Auw….Auw…. Auw…. Aahhh….ahhhh”

    Akupun merasa bahwa orgasme akan menghampiriku…., tanpa dapat kukendalikan gerakan sudah berubah menjadi hentakan-hentakan yang keras dan kaku. Hingga akhirnya orgasme itu datang secara bersamaan dan kamipun menjerit secara bersamaan bagaikan orang yang tercekik.

    “AAkkkkkkhhssss…………..”

    Pinggul kami saling menekan dengan keras dan kaku sehingga seluruh batang penisku amblas sedalam-dalamnya dan beberapa saat kemudian. Creetttt….creeettttt…. cretttt…..

    Sperma kental terpancar dari penisku menyirami liang vagina Fatma yang juga berdenyut dan meremas dengan hebatnya… Tubuhkupun ambruk… ke pinggir tubuh Fatma yang terkulai lemah…., namun pantatku masih diatas selangkangan Fatma sehingga Penisku masih menancap di dalam liang vaginanya. Kami benar-benar kelelahan sehingga akupun tertidur dalam posisi seperti itu….

    Malam itu benar-benar kumanfaatkan untuk menikmati tubuh Fatma sepuas-puasnya.. Entah berapa kali malam itu kami bersetubuh……., yang kutahu adalah kami selalu mengulangi berkali-kali…. Hingga hampir subuh…. Dan tertidur dengan pulasnya karena semua tenaga telah terkuras habis …

    Pagi-paginya sekitar jam 6 pagi aku mendengar Fatma menjerit..

    ”Apa yang telah terjadi..? Kenapa bisa terjadi begini..?”

    Lalu dia menangis tersedu-sedu sambil tiada henti mengucap istigfar…. Sambil tak mengerti mengapa kejadian semalam bisa terjadi.

    Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis

    “Sebaiknya bapak secepatnya meninggalkan tempat ini…!”

    katanya marah . Akupun keluar kamar memunguti pakaianku yang tercecer diluar kamar dan mengenakannya serta keluar dari kamarnya sambil membawa laptop dan kembali ke kamarku. Sedangkan Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi.

    Sejak saat itu selama sisa masa workshop, Fatma benar-benar marah besar padaku, dia memandangku dengan tatapan marah dan benci. Aku jadi salah tingkah padanya dan tak berani mendekatinya.

    Dan sampai hari terakhir workshop Fatma benar-benar tidak mau didekati olehku. Setelah aku keluar dari kamar hotelnya, Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi. Dia tak habis mengerti mengapa gairahnya begitu tinggi malam tadi dan tak mampu dia kendalikan sehingga dengan mudahnya berselingkuh denganku.

    Ingat akan kejadian semalam, kembali dia menangis menyesali atas dosa besar yang dilakukannya. Dia merasa sangat bersalah karena telah menghianati suaminya, apalagi pada saat dia mengingat kembali betapa dia sangat menikmati dan puas yang tak terhingga pada saat bersetubuh denganku….

    Ya… dalam hatinya yang paling dalam, secara jujur Dia mengakui, bahwa malam tadi adalah pengalaman yang baru pertama kali dialami seumur hidupnya, dapat merasakan kenikmatan orgasme yang berulang-ulang dalam satu malam, Dia sampai tidak ingat, entah berapa puluh kali dia mencapai puncak orgasme, akibatnya dia merasakan tulangnya bagaikan dilolosi sehingga terasa sangat lemah dan lunglai, habis semua tenaga terkuras oleh pertarungan semalam yang begitu sensasional. Dan hal itu belum pernah dia alami selama berumah tangga dengan suaminya.

    Suaminya paling top hanya mampu mengantarnya menjemput satu kali orgasme bersamaan dengan suaminya, setelah itu tertidur sampai subuh dan itupun jarang sekali terjadi.

    Yang paling sering adalah dia belum sempat menjemput puncak kenikmatan, suaminya sudah ejakulasi terlebih dahulu, meninggalkan dia yang masih gelisah karena belum mencapai puncak.

    Dan peristiwa tadi malam, benar-benar istimewa karena dia mampu mencapai kenikmatan puncak yang melelahkan hingga berkali-kali. Ingat akan hal itu kembali dia menyesali diri…, kenapa dia mendapatkan kenikmatan bersetubuh yang luar biasa harus dari orang lain dan bukan dari suaminya sendiri…. Kembali dia menangis……

    Dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dan bertobat atas dosa besar yang dilakukannya. Dan dia akan menjauhi diriku agar tidak tergoda untuk yang kedua kalinya. Itulah sebabnya selama sisa waktu workshop, dia selalu menjauh dariku. Hari terakhir workshop, Fatma begitu gembira karena akan meninggalkan tempat yang memberinya kenangan “buruk” ini dan Dia begitu merindukan suaminya sebagai pelampiasan atas kesalahan yang sangat disesalinya.

    Sehingga begitu tiba di rumah, dia memeluk suaminya penuh kerinduan. Tentu saja suaminya sangat bahagia melihat istrinya datang setelah seminggu berpisah. Dan malamnya setelah anak-anak tidur mereka melakukan hubungan suami istri.

    Fatma begitu bergairah tidak seperti biasanya, dia demikian aktif mencumbu suaminya. Hal ini membuat suaminya aneh sekaligus bahagia, aneh… karena selama ini suaminyalah yang meminta dan merangsangnya sedangkan Fatma lebih banyak mengambil posisi sebagai wanita yang menerima, tapi kali ini sungguh beda…

    Fatma begitu aktif dan bergairah. Tentu saja perubahan ini membuat suaminya sangat bahagia, suaminya berfikir… baru seminggu tidak bertemu saja istrinya sudah demikian merindukannya sehingga melayani suaminya dengan sangat bergairah.

    Dan akhirnya suaminyapun tertidur bahagia Namun, lain yang dialami suami, lain pula yang dialami oleh Fatma, malam itu Fatma begitu kecewa, Dia begitu bergairah dan berharap untuk meraih puncak bersama suaminya, namun belum sempat dia mencapai puncak, suaminya telah sampai duluan.

    Suaminya mengecup bibirnya penuh rasa sayang, sebelum akhirnya tertidur pulas penuh kebahagiaan, meninggalkan dirinya yang masih menggantung belum mencapai puncak. Fatmapun melamun…… Terbayang olehnya peristiwa di hotel, bagaimana dia bisa mencapai puncak yang luar biasa secara berulang-ulang.

    “Uhhh……”

    Tanpa sadar dia mengeluh Di bawah alam sadarnya dia berharap kapan dia dapat kembali merasakan kepuasan yang demikian sensasional itu..? Namun buru-buru dia beristigfhar setelah sadar bahwa peristiwa itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.

    Namun….., kekecewaan demi kekecewaan terus dialami Fatma setiap kali dia melakukan hubungan suami istri dengan suaminya. Dan selalu saja dia membandingkan apa yang dialaminya dengan suaminya; dengan apa yang dialaminya waktu di hotel denganku.

    Hal itu membuatnya tanpa sadar sering menghayalkan bersetubuh denganku pada saat dia sedang bersetubuh dengan suaminya, dan hal itu cukup membantunya dalam mencapai kepuasan orgasme.

    Dan tentu saja kondisi seperti itu membuatnya tersiksa, tersiksa karena telah berkhianat terhadap suaminya dengan membayangkan pria lain pada saat sedang bermesraan dengan suaminya. Semakin betambah hari, godaan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dariku semakin besar karena dia tidak bisa mendapatkannya dari suaminya. Dan akhirnya dia menjadi sering merindukanku. Tentu saja hal ini merupakan siksaan baru baginya.

    Itulah sebabnya, satu bulan setelah peristiwa di hotel, Fatma tidak terlihat membenciku. Bahkan secara sembunyi-sembunyi dia sering memperhatikan dan menatapku dengan tatapan penuh kerinduan.

    Dia tidak marah lagi bila didekati olehku, bahkan dia tersenyum penuh arti bila bertatapan denganku. Hal ini tentu saja membuatku bahagia Namun perubahan itu, tidak membuat tingkah lakunya berubah.

    Tetap saja Fatma menampilkan sosok wanita berjilbab yang anggun dan sholehah. Hingga pada waktu istirahat siang, dimana rekan-rekan sekantor sedang keluar makan siang, Aku mendekati Fatma yang kebetulan saat itu belum keluar ruangan untuk beristirahat dan dengan hati-hati aku berkata padanya

    “Bu…, maaf saya atas kejadian waktu itu…!”

    Aku berharap-harap cemas menunggu reaksinya…, namun akhirnya dia menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan,

    “Sudahlah Pak, itu semua karena kecelakaan…, saya juga minta maaf…, karena tadinya menganggap, itu semua adalah kesalahan bapak…., setelah saya pikir…, sayapun bersalah karena membiarkan itu terjadi…”.

    Dan selanjutnya sambil tersenyum manis, dia mohon ijin padaku untuk istirahat makan siang. Dan meninggalkan diriku di ruangan itu. Sejak saat itu terjadi perubahan drastis atas sikapnya terhadapku, dia menjadi sering tersenyum manis padaku…, bisa diajak ngobrol olehku, bahkan kadang-kadang membalas kata-kata canda yang aku lontarkan padanya..

    Tentu saja perubahan ini, menimbulkan pikiran lain pada diriku…, Ya… pikiran untuk bisa kembali menikmati tubuhnya…., tapi bagaimana caranya…?

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pemerkosaan Membuatku Nikmat

    Pemerkosaan Membuatku Nikmat


    1457 views

    Perawanku – Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa.

    Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur. Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barilah aku bisa tertidur. Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya, Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat.

    Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.

    Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu.

    Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!”Pak Jali tersenyum sinis.Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita.

    Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor.

    Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.

    “Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang.”Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?””Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku.

    Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…,

    Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini…!”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.

    Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng.

    Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.

    ”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.

    Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.”Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku.

    Sampai akhirnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Jali. Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah…, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi….

  • Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung

    Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung


    1012 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung, Aku menemukan satu kampung unik ini secara kebetulan. Temanku yang bekerja di salah satu kementerian suatu hari mengajakku melakukan survey advance. Demikian istilah yang sering mereka gunakan untuk mempersiapkan suatu acara seremonial besar. Acara yang dipersiapkan adalah “Panen Raya Kedelai”.

    Temanku ini bekerja di bagian biro protokol, sehingga tugasnyalah menyiapkan segala sesuatu untuk kelancaran acara bagi menteri. Aku dengar malah bukan hanya menteri yang akan hadir, tetapi juga Presiden. Aku berdua dengan temanku sebut saja namanya Mario meluncur dengan kendaraan dinasnya ke arah Kabupaten Garut.

    Jam 9 pagi kami sudah berada di kantor Kabupaten Garut untuk melakukan koordinasi dengan pejabat setempat sekaligus membawa penunjuk jalan untuk menuju lokasi. Kami sempat rapat sebentar dengan Bupati dan segenap Muspida untuk persiapan acara ini. Akhirnya dipersingkat saja ceritanya aku dan Mario serta staf Dinas Pertanian Garut sampai di lokasi. Perkampungan yang agak jauh dari jalan raya. Tadi kuingat, dari Garut mengarah ke Pamanukan lalu membelok ke arah Timur. Dari jalan raya kami melalui jalan perkebunan tebu hampir satu jam baru sampai ke lokasi. Tempat yang kami datangi memang menghampar tanaman kedelai.

    Tempat acara sudah dipilih oleh pejabat setempat, suatu petak sawah yang kedelainya siap dipanen. Selesai meninjau lokasi kami melakukan rapat berlarut-larut di kantor kelurahan yang baru tuntas sekitar pukul 5 sore. “Pak menginap di sini saja pak, dari pada harus kembali ke Garut,” kata Lurah.

    Dia lalu memperkenalkan kepada kami kepada seorang wanita dengan umur kitaran 30 tahun yang memperkenalkan diri bernama Arini. Dia adalah Sekretaris penggerak PKK desa setempat. Mbak Arini kemudian ikut mobil kami untuk menunjukkan dimana kami akan menginap. Arini membawa kami ke kampung . Mobil berhenti di sebuah bangunan yang bagian depannya terdapat warung kopi. “ Pak mari turun, ini rumah saya,” katanya. Aku dan Mario diajak masuk ke dalam rumahnya. Lumayan lega juga di dalam. “Bapak nginap di sini saja, ini ada 3 kamar kosong, tapi ya keadaannya sederhana, maklum di desa,” kata Arini.

    Kami lalu dijak meninjau kamar, seperti kami meninjau kamar hotel. Untuk ukuran desa kamar yang dimiliki Arini cukup lumayan dan bersih. Aku kagum, karena tempat tidurnya semua adalah spring bed. Aku jadi bertanya-tanya siapa Arini, apa kerjanya dan mana suami dan anak-anaknya. Kami setuju dan Arini mengarahkan agar kami bertiga mengambil kamar sendiri-sendiri. “Santai saja pak, di sini tidak perlu buru-buru kayak di Jakarta,” kata Arini. Rumah Arini cukup besar dan sejak aku datang sampai selesai mandi dan ngopi aku belum menemukan suaminya atau anak-anaknya. “ Kamu tinggal sama siapa mbak, “ tanyaku penuh penasaran. “Sendiri saja pak, paling ya ditemeni sama yang kerja di warung itu.

    Saya sudah tidak punya suami lagi pak, sudah jomblo,” katanya genit. Aku menanyakan kenapa rumahnya punya banyak kamar, seperti hotel. “ O itu biasalah pak, sering ada yang nginap, kadang-kadang dari Jakarta juga, mereka kan mau rileks di sini,” kata Arini sambil senyum genit. Ketika Arini ke belakang Pak Maridjan, staf Dinas Pertanian Garut menjelaskan kepada kami bahwa di daerah ini kehidupan sangat bebas.

    Siapa saja yang kita inginkan, baik dia sedang punya suami, janda atau masih perawan bisa diajak tidur. Aku jadi berpandang-pandangan dengan Mario. Kami berdua memang penjahat kelamin. Sekembalinya Arini bergabung dengan kami pak Maridjan tanpa basa basi menanyakan ke Arini mengenai teman tidur yang bisa disediakan malam ini. “ Bapak-bapak mau yang model apa, “ tanya Arini. Agak repot juga menjawab pertanyaannya.

    “ Ya udah nanti pada saya panggilin, bapak-bapak tenang saja, ada yang abg ada yang stw,” kata Arini lalu berlalu. Dia berbicara dengan pembantu lakinya yang tidak lama kemudian pembantu itu pergi membawa sepeda motor. Sekitar 2 jam setelah kami makan malam, kami diajak melihat warung di depan. “ Itu pak anak-anaknya, bapak-bapak tinggal pilih saja yang mana itu ada 8 orang yang bisa siap malam ini nginap. Aku dan Mario menyapu pandangan ke seluruh cewek yang duduk di warung.

     Cukup lumayan juga. Mario dan Maridjan sudah menentukan pilihan. Arini memanggil mereka yang terpilih. “ Bapak yang mana,” tanya Arini kepadaku. “Wah agak susah juga nih menyebutnya, “ kataku. “ Kenapa pak gak ada yang cocok ya, nanti biar dipanggil lagi yang lain, “ kata Arini. “Nggak bukan itu , ndak perlu manggil lagi, tapi saya dari tadi naksir sama yang punya rumah,” kataku terus terang. “ Ah bisa aja si Bapak, saya mah udah tua, udah kendor pak.

    Takutnya nanti ngecewain,” katanya tersipu malu dengan pandangan genit. “ Ah tapi pandangan saya, yang punya rumah yang terbaik dari semua itu,” kataku mulai melambungkan pujian. Arini lalu memberi kode ke pada pembantunya laki-laki dan kepada perempuan yang tidak terpilih satu persatu meninggalkan warung. Maridjan dan Mario langsung menggiring pasangannya masuk ke kamar, sementara aku masih ngobrol dengan Arini.

    Aku banyak mengorek keterangan mengenai kehidupan di kampung ini. Menurut Arini masyarakat di kampung ini bebas terhadap masalah sex. Dia tidak tahu bagaimana awalnya sampai adat kampung ini demikian. “ Kalau bapak tinggal di sini baru bisa merasakan bahwa di sini masyarakatnya ramah dan masalah sex bukan hal yang tabu,” katanya. “Tapi bagaimana istri orang kok bisa diajak nginep,” tanyaku. “ Disini uang kan susah pak, Kalau istrinya dibooking, berarti kan dia dapat duit, seratus duaratus sudah besar di kampung, pak” katanya. “Pak kita terusin ngobrolnya dikamar saya saja pak,” kata Arini sambil menggandeng tanganku.

    Di dalam kamar Arini melepas semua pakaiannya, BH nya tinggal celana dalam dan dia memakai sarung setinggi dada. Dia tidak malu-malu bertelanjang di depan saya. Susunya cukup besar dan pahanya juga tebal sekali. Aku tidak perlu menceritakan secara rinci bagaimana pertempuranku dengan Arini. Dia memulai dengan memijat seluruh tubuhku lalu mengoral dan akhirnya kami mengayuh birahi. Permainannya cukup trampil dan tempeknya bisa dia mainkan sehingga penisku seperti di pijat-pijat.

    Kami bermain dua ronde lalu tertidur lelap sampai pagi. Pagi-pagi Arini sudah menyiapkan nasi goreng dengan telur mata sapi serta dua telur ayam kampung setengah matang untuk kami masing-masing. Aku merasakan ketenangan dan kedamaian di desa yang teduh. Hari ini aku dan Mario melanjutkan rapat koordinasi untuk ancara Panen Raya Kedelai. Soal apa yang kukerjakan kurang menarik untuk diceritakan, tetapi, ketika semua rampung sekitar pukul dua siang kami berdua kembali ke rumah Arini. Pak Maridjan kembali ke Garut.

    Arini menyambut kami, kami mengobrol sebentar. Saat Mario ke kamar mandi, Sofei mendekatiku, “ Pak ada janda baru cerai masih muda, anaknya cantik, saya lagi suruh dia di bawa kemari,” kata Arini. Aku sebenarnya agak rikuh, karena semalam sudah menunggangi Arini. Untuk berpindah ke lain hati sepertinya saya tidak punya perasaan. Tapi, si Arini yang menawarkan. “Begitu bebaskah pergaulan di desa ini sehingga tidak ada rasa memiliki,” batinku. Tidak lama kemudian datang 2 sepeda motor. Arini menyambut dan menggandeng salah seorang yang lalu diperkenalkan kepadaku. Gadis yang masih kelihatan masih sangat remaja itu disuruh duduk disampingku.

    Kuakui dia memang cukup cantik dan seksi. Yang seorang lagi juga seimbang cantiknya, tetapi tubuhnya lebih pendek, dan dia dijodohkan ke Mario. Arini tanpa basa-basi membuka omongan dengan memperkenalkan gadis yang disebelahku bernama Yaya, janda baru 3 bulan dan cewek Mario Mimin belum pernah kawin tapi sudah janda. Selama 3 hari kami menginap di rumah Arini, aku puas karena setiap malam berganti-ganti pasangan. Setelah pekerjaan Mario selesai dan dia harus kembali ke Jakarta, aku masih bertahan di desa itu. Selama seminggu aku memuaskan fantasi sex ku dikampung sex bebas ini.

    Kehadiranku di situ, rupanya cepat diketahui peduduk kampung. Warung Arini jika sudah sore sekitar jam 5 sering didatangi cewek-cewek. Mereka sengaja datang untuk aku pilih menjadi teman tidurku. Kegilaanku makin mejadi-jadi, karena aku mencoba berbagai tipe, dari mulai yang gendut, kurus, muda , STW dan berbagai tipe. Suatu hari aku digamit Arini, “ Pak itu ada orang nawarin anaknya yang masih perawan, bapak berminat gak. Aku melepas pandangan ke warung, terlihat seorang ibu didampingi gadis kecil. Kutaksir umurnya masih dibawah 15 tahun. Aku jadi penasaran ingin pula mencoba perawan kampung.

    Aku setuju dan harga yang ditawarkan ternyata juga tidak terlalu tinggi. Gadis kecil itu digandeng Arini masuk ke ruang tamu lalu dia menyuruh menyalamiku. Buset masih kecil sekali. Teteknya memang sudah nyembul, tetapi masih kecil sekali. Anaknya duduk disampingku menunduk malu diam saja. Aku berusaha mengorek informasi ternyata umurnya baru 13 tahun, baru lulus SD.” Kamu benar berani tidur dengan saya,” tanyaku. Dia menjawab dengan anggukan saja. “Sudah pernah pacaran,” tanyaku. Dia menggeleng. “Sudah pernah dicium laki-laki,” tanyaku lagi.

    Dia menggeleng lagi. Aku lantas bertanya dalam hati apa aku sanggup memerawani anak sekecil ini. Bukan soal menusukkan penis ke tempeknya, tetapi mengolahnya bagaimana ? Aku berdiri dan menarik Arini. Kami berbicara di dalam. Intinya aku minta bantuan Arini untuk mengajari anak ini memuaskan laki-laki. Arini terdiam, tampaknya dia berpikir sebentar. “ Emang kenapa kok pakai perlu dituntun, tancep aja kan sudah, kan anaknya juga sudah pasrah,” kata Arini. Aku lalu menjelaskan ke Arini bahwa anak sekecil itu belum bisa membayangkan kejadian seperti apa yang bakal dia alami ketika berdua dengan laki-laki.

    Aku minta Arini melakukan kursus singkat mempersiapkan dia agar benar-benar siap. Bukan hanya itu, Arini juga harus ikut di dalam kamar menunjukkan contoh dan cara meladeni laki-laki. Mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi Arini memberi training sex sampai pada praktek. Aku pun baru pertama kali ini menghadapi perempuan kecil. Jiwa petualanganku lah yang mendorong aku ingin mencicipi daun muda. Arini akhirnya paham. Dia lalu menarik anak itu dan kelihatannya dia diminta membantu-bantu Arini.

    Aku memang mencadangkan energi untuk eksekusinya nanti malam sekitar jam 10. Sekarang baru jam 5 sore. Arini punya waktu 5 jam untuk mempersiapkan anak itu sebelum ditikam. Sementara itu aku memanfaatkan waktu senggang dengan beristirahat tidur dulu mempersiapkan stamina. Selama ini setiap malam aku bertempur minimal 3 ronde. Jam 8 malam aku dibangunkan Arini untuk makan malam. Aku duduk di meja makan. Kulihat Arini mengajari Gita, demikian namanya untuk meladeniku makan. Ia mengambilkan piring, lalu menyendokkan nasi, mengambilkan lauknya lalu menyerahkan ke aku.

    Setelah itu dia makan disampingku. Pembawaannya kelihatan masih canggung, malu menunduk terus, tidak bicara kalau tidak ditanya. Gita cukup ayu, kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lebih sedikit. Rambutnya kelihatan masih belum begitu kering, sekelebat memancarkan bau harum. Tadi ketika baru datang terasa bau anak kampung, dan rambutnya samar-samar bau minyak kelapa. Arini kelihatannya membersihkan dan mempersiapkan Gita sebelum aku santap nanti malam.

    Selesai makan kami ngobrol sambil menonton TV. Sekitar sejam kemudian kami digiring Arini memasuki kamar. Setelah di dalam kamar, Arini mengajak Gita keluar lagi. Aku berganti celana pendek dan kaus oblong lalu berbaring di tempat tidur. Tidak lama kemudian Arini dan Gita masuk. Mereka berdua sudah berkemben sarung. Aku diminta Arini membuka kaus dan tidur telungkup. Arini mengajari Gita memijati seluruh tubuhku. Pijatannya tidak terasa, tekanannya terlalu ringan. Aku maklum sajalah, karena dia masih kecil dan mungkin baru pertama kali memijat laki-laki dewasa. Berrkali-kali Arini memberi instruksi cara memijat.

    Setelah seluruh bagian belakang badanku dipijat, aku diminta telentang. Arini mengajak Gita membuka sarungnya. Mereka berdua lalu bugil setengah badan. Tetek Arini besar bergayut-gayut, sementara susu Gita masih kecil, kelihatannya baru tumbuh. Pentilnya masih kecil. Arini mengarahkan Gita melepas celana luar dan celana dalamku. Gerakannya agak kaku, malah terasa agak gemetar. penisku langsung tegak ketika celana dalamku diloloskan. Arini dengan bahasa setempat mengajari Gita memegang-megang penisku lalu disuruh mengocok pelan.

    Nikmat sekali rasanya meskipun genggamannya kecil. Arini mengambil alih dan mengajari bagaimana melakukan oral terhadap penisku. Mulanya Gita menolak, kata dia jijik. Arini lalu mencontohkan mengoralku. Arini memang sudah piawai dengan hisapan dan jilatan. Gita diminta mengikuti apa yang baru saja dilakukan Arini. Dengan ragu-ragu mendekatkan kepalanya dan dia mulai menjulurkan lidahnya menjilat penisku. Arini setengah memaksa, sampai akhirnya Gita mau mengulum kepala penisku dan menjilati buah zakarnya.

    Tidak begitu nikmat rasanya, tetapi karena yang menjilat ini adalah anak yang belum punya pengalaman, aku merasakan sensasi yang luar biasa. Hampir setengah jam aku dioral, lalu Gita dibaringkan di sebelahku. Ia membuka dulu celananya, sehingga Gita dan Arini sekarang sudah bugil. Belum ada bulu jembut dikemaluan Gita, tempeknya cembung dan belahannya rapat seperti tempek anak bayi. Aku dipersilakan Arini untuk mencumbu Gita. Aku bangkit dan mulai menciumi pipi Gita.

    Wajah Gita ketakutan. Kupegang, telapak tangannya dingin. Aku mencoba mengulum bibirnya. Arini terus-menerus memberi instruksi bagaimana Gita harus membalas ciumanku. Meski kelihatan agak terpaksa, Gita membuka mulutnya dan menyambut uluran lidahku. Setelah kurasa cukup mengulum bibirnya. Ciumanku berpindah ke bagian telinga lalu turun ke leher. Gita menggelinjang sambil mengatakan rasanya geli sekali. Sementara itu aku merabai tetek kecilnya yang masih sangat kenyal. Aku berhati-hati meremas, karena mungkin saja dia kesakitan kalau aku remas terlalu keras. Aku menjilati kedua puting susunya yang mengeras, dan masih sangat kecil.

    Gita tertawa sambil menahan geli. Arini memarahi Gita agar jangan ketawa dan harus menahan rasa gelinya. Gita terus saja menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli dari jilatanku. Aku mengindra bahwa nafas Gita mulai memburu dan terdengar detak jantungnya semakin cepat. Mungkin saja anak ini mulai terangsang, atau dia sedang merasakan ketakutan.

    Sambil kujilati teteknya aku meraba selangkangannya. Belahan tempeknya masih kering. Jika cewek dewasa, tanda di tempeknya yang masih kering itu berarti dia belum terangsang, tetapi bagi cewek bau kencur ini, aku belum punya pengalaman. Bisa saja dia sudah mulai terangsang, tetapi lendir vag|nanya belum berproduksi sempurna. Atau memang dia belum terangsang sama sekali, karena tercekam rasa takut dan kegelian. Dari bagian teteknya aku turun menciumi gundukan tempeknya. Arini membantuku melebarkan kakinya.

    Aku berpindah diantara kedua kakinya lalu menjulurkan lidahku ke belahan tempeknya. Gita menggelinjang-gelinjang sambil tertawa kegelian. Arini memarahi Gita agar jangan tertawa. Gita beralasan dia tidak dapat menahan rasa geli. Aku menguak belahan tempeknya, Terlihat merah di dalamnya dan lubang vag|nanya sangat kecil. Tampaknya satu jariku pun tidak muat ditusukkan ke lubang itu.

    Lipatan bibir dalamnya agak menonjol, sehingga ketika tempeknya tertutup lipatan kulit labia minoranya menyembul keluar. Belum ada kerutan di kulit labia minoranya. Aku mulai menjilati lipatan kulit tempek bagian dalam itu. Gita menggelinjang terus kegelian. Aku memaksa menjilatinya terus, tanpa menyentuh bagian clitorisnya. Aku sadar kalau dia belum terangsang maka rasa geli dan ngilu tidak akan mampu dia tahan.

    Setelah Gita agak tenang dan tidak bergerak-gerak lagi, lidahku baru mulai menggapai kulit penutup clitorisnya. Gita menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh kulit penutup clitoris itu. Dia menggelinjang-gelinjang terus. Namun dari perasaanku mengatakan bahwa gelinjang nya kali ini karena rangsangan. Lidahku mulai mencari ujung clitorisnya. Agak terasa mengeras daging seperti daging tumbuh.

     Gita mulai memasuki gelombang rangsangannya sehingga secara tidak sadar dia merengek-rengek nikmat. Aku meraba lubang tempeknya mulai terasa berlendir. Cukup lama juga aku mengoral Gita, sampai aku pegal, tetapi dia tidak bisa mencapai orgasme. Karena bosan akhirnya aku bangkit dan melanjutkan episode berikutnya memerawaninya. Sebelum penisku ku tusukkan Arini mengalasi bagian bawah tempek Gita dengan kain batik. Mungkin Arini menghindarkan spreinya terkena darah perawan.

    Aku melumuri penisku dengan ludah sebanyak-banyaknya dan juga lubang tempek Gita. Dengan bantuan dan tuntunan Arini penisku diarahkan ke lubang tempek Gita. Dia agak berjingkat ketika penisku mulai menusuk gerbang tempeknya. Gita mengeluh tempeknya perih. Arini menginstruksikan Gita menahan sakit yang kata Arini cuma sebentar. penisku pelan-pelan menikam lubang tempek Gita. Ketat sekali rasanya lubang tempek anak bau kencur ini.

    Meski penisku sudah di dalam lubang memek, tetapi untuk memajukannya sulit sekali. Aku mencoba menarik sedikit lalu menekan lagi demikian berkali-kali sampai kepala penisku masuk seluruhnya. Untuk masuk lebih jauh terasa halangan selaput daranya. Gita sudah bercucuran air mata dan dia kelihatannya menangis meski tanpa suara. Arini mengusap-usap rambutnya sambil menghibur bahwa sakitnya cuma sebentar. “ Sebentar lagi kamu ngrasai enak, tahanlah,” begitulah kira-kira kata Arini dalam bahasa lokal.

    Setelah agak lancar gerakanku, aku mulai menekan perlahan-lahan dengan tenaga ekstra sampai terasa menjebol sesuatu di dalam rongga tempek itu. Gita menjerit kesakitan. penisku langsung bisa maju terus sampai akhirnya tertelan tempek Gita seluruhnya. Aku menahan beberapa saat sampai Gita tenang dan berkurang rasa sakitnya. Setelah itu ketika aku melakukan gerakan menarik sedikit Gita kelihatan tegang dan merintih. Aku hunjamkan lagi begitu berkali-kali sampai dia tidak terlihat ekspresi kesakitan.

     Aku pun lantas melakukan gerakan lebih jauh maju mundur. Memang terasa sempit dan ketat sekali. Maklumlah tempek anak kecil yang belum berkembang dipaksa menerima penis orang dewasa. Aku tidak mampu bertahan sehingga lepaslah spermaku di dalam tempeknya. Ketika kucabut penisku, terlihat ada guratan merah bercampur dengan sperma. Gita terdiam pasrah, seperti orang pingsan. Arini membantu membereskan bekas maniku dan membersihkan batang penisku dengan handuk basah. Dia juga membersihkan tempekk Gita yang ada lelehan maniku bercampur darah.

    Sekitar satu jam kami bertiga istirahat berbaring. Aku dipinggir disebelahku Gita lalu Arini. Kami bertiga bugil. Aku merasa canggung juga meminta Arini ikut di dalam pertempuran ini. Perannya memang besar. Jika dia tidak memberi arahan, bisa-bisa aku gagal memerawani Gita. Untuk membalas jasanya aku bangkit dan langsung nyosor menindih Arini.

    Arini tidak siap dia terkejut. Dia mungkin sudah setengah tidur. Aku menciumi mulutnya menghisap kedua teteknya yang menggelembung dan menyedot-nyedot pentilnya. Setelah dia terbakar birahinya aku mulai turun menjilati clitorisnya. Arini tanpa malu-malu mengerang-ngerang nikmat. Dia kuoral sampai orgasme yang ditandai dengan jeritannya. Semua adegan itu disaksikan Gita sambil dia duduk bersila. Aku lalu menancapkan penisku yang sudah 75 persen mengeras.

    Aku genjot Arini dengan posisi Man On Top. Bosan pada posisi itu kami ganti posisi Arini diatas. Dia menggenjot penisku sampai dia mencapai orgasmenya dengan jeritan dan ambruk ke dadaku. penisku masih menegang dan belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Arini kuminta nungging lalu aku menusuknya dari belakang.

     Arini mengerang-negerang kembali sampai dia mendapat orgasme lagi. Lubang tempek Arini sudah sangat licin sehingga aku mengambil handuk basah untuk membersihkan lendir dari penisku dan menyeka lendir dari tempek Arini. Aku kembali mengambil posisi MOT, dengan berbagai gaya mulai dari kaki Arini ditekuk sampai kakinya di letakkan di pundakku.

    Hampir 45 menit aku menggenjot Arini dengan berbagai gaya dan aku sudah merasa mulai lelah, maka aku berusaha berkosentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya sampai juga kenikmatanku dan aku benamkan sedalam-dalamnya penisku ke dalam memek Arini. Setelah beristirahat sebentar Arini lalu keluar berbalut sarung bersama dengan Gita. Mereka kelihatannya menuju kamar mandi.

    Setelah mereka keluar, aku juga merasa agak sesak pipis, maka dengan hanya bersarung aku menuju kamar mandi satu-satunya dirumah itu. Aku mengetuknya dan Arini membuka pintunya. Arini dan Gita sedang jongkok membersihkan nonoknya. Arini mengajari Gita berkumur dengan larutan penyegar dan membersihkan daerah kewanitaan dengan sabun khusus. Sementara itu aku ditelanjangi Arini dan Gita disuruh menyabuni seluruh bagian kelaminku sampai bagian dubur.

    Kami bertiga keluar dari kamar mandi. Jam di dinding menunjukkan pukul 1 Gita hari. Perutku terasa lapar dan hal itu kusampaikan ke Arini. Dia menawarkan membuatkan mi instan. Aku pun setuju. Dengan hanya berkemben sarung Arini dan Gita mempersiapkan mie instan ditambah dengan telur. Kami bertiga makan mi instan hangat. Lumayan kenyang juga.

    Aku lalu kembali ke kamar mandi mengosok gigi. Mereka berdua sudah berbaring di bed ketika aku masuk kamar. Aku disisakan tempat di tengah. Kami pun tidur bertiga sampai pagi. Pada pagi hari penisku masih bisa berdiri dan aku menggarap Gita. Dia tidak terlalu merasa sakit, tetapi di wajahnya terlihat masih ada trauma. Aku akhirnya tinggal sebulan di rumah Arini, mendapat 5 perawan dan setiap malam berganti-ganti pasangan. Aku senang dengan suasa desa itu. Aku sampai bercita-cita membeli sebidang tanah dan rumah serta sawah di kampung ini.

    Dari pengalamanku menjajal potensi desa ini aku mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yang berkulit agak gelap, tetek tidak terlalu besar dan badannya terlihat kencang serta mukanya bersih dari jerawat, tempeknya rasanya sangat nikmat. Sementara itu wanita yang teteknya gede alias Toge, hanya indah dipandang, tetapi tempeknya kurang nikmat dan permianannya di ranjang kurang agresif. Aku sering ke desa ini menghabiskan liburanku. Aku akhirnya dikenal luas di desa ini sampai ke aparat desa pun aku akrab. itulah cerita seks ku yang sangat kusukai sampai saat ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Hot Mama Selingkuh Dengan Sopir Pribadi Dengan Hotnya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Mama Selingkuh Dengan Sopir Pribadi Dengan Hotnya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2328 views

    Perawanku – Masih ingat dalam benakku ketika pertama kali Bang Agus datang kerumah ini. Dengan berpenampilan biasa saja dia melamar menjadi sopir pada papa, yang saat itu papa memang memasang iklan kalau dia sedang butuh seorang sopir pada salah satu surat kabar. Karena papa merasa Bang Agus bagus di dalam tesnya akhirnya dia diterima dan langsung mendapatkan pekerjaan itu.

    Awalnya Bang Agus memang begitu baik dan santun, tapi akhir-akhir ini dia menjadi lebih malas dari sebelumnya. Dari yang aku lihat perubahan sikap Bang Agus sudah di ambang batas, pernah suatu hari aku mendapati dia sedang menyuruh Mbok Minah pambantuku buat membuatkan makanan kesukaaannya, ketika mbok Minah menolak dia ngancam buat memberi tahu mamaku.

    Bagai orang yang ketakutan mbok Mina langsung membuatkan makanan yang Agus minta. Sejak saat itu aku merasa kalau dia ada hubungan dengan mamaku, apalagi aku melihat mereka berdua sering keluar rumah dengan alasan ngantar mama kerumah temannya atau yang lain. Dan mereka lama pulangnya bahkan sampai papa pulang dari kantor mereka belum pulang juga.

    Dengan hati yang menyimpan kemarahan aku masuk dalam kamarku, hampir setiap hari aku menghindar dari Mama, pikirku biar dia mengerti kalau aku marah padanya. Tapi aku justru membuatnya semakin menggila dengan perbuatannya. Hingga pada suatu hari aku pulang dari sekolah saat itu aku langsung pergi kebelakang dan makan siang di dapur, karena aku memang sudah terbiasa makan di sana.

    Tapi aku melihat gelagat mencurigakan dari mbok Minah, dia selalu memandangi wajahku. Bahkan ketika dia mengambilkan makanan aku melihatnya bergetar, saat itu juga aku ingat pada mama. Belum habis makanan dalam piringku, akupun segera pergi menuju ke kamar mama. Dan benar saja aku mendapati mereka berdua sedang bergumul di atas tempat tidur.

    Tanpa pakaian sehelaipun mereka saat itu saling bergaya 69 seperti dalam film dewasa dan saat bang Agus melumat memek mama begitupun mama mengulum kontol Bang Agus, saat itu mereka tidak merhatiin kedatanganku. Tapi ketika aku berteriak bukannya menghentikan permainan sexnya, Mama malah lebih liar mengulum kontol Bang Agus. Dan dia menoleh kearahku sebentar.

    Lalu melanjutkan permainannya lagi, Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. saat itu juga aku lunglai pada sofa di kamar itu. Kini mereka berganti posisi Mama bangun dan menindih tubuh Bang Agus, kemudian dia menunggangi Bang Agus setelah itu bergoyang di atas tubuhnya

    ” Oouugghhh…. ooouuugghh…. ooouuugghhh… aaagghh… ” Kata Mama dari atas tubuh bang Agus.

    Sedangkan Bang Agus memegang tetek Mama dari bawah sambil meremas-remasnya. Dan mama begitu lihai bagai menunggangi seekor kuda jantan, dia menengadah sambil terus menggoyang dengan gencarnya

    ” Oouuggghh… Agus…. sa…. yang… aaagghhh…. aaaagghhh… ooouuugghh… ” Desahan nafsu setan mereka semakin keras dan seakan mengikuti desahannya.

    Goyangan mama semakin keras dan semakin cepat pula bang Agus mengimbangi, dia memejamkan matanya begitu menikmati goyangan mama dari bawah. Setelah agak lama akhirnya dia merubah posisi. Kini Bang Agus berada di atas tubuh Mama. Bagai orang kesetanan bang Agus memutar kontolnya dalam memek mama bahkan dia bergerak cepat sehingga melesat ke liang senggama mama.

    Begitupun Mama dia semakin hot mengimbangi permainan Bang Agus

    ” Oouuugghhh… ooouuggghhh…. ooouugghh…. aaagghh… yaaaachh… yaaaacchh…. ” kata Mama sambil terus mengeluarkan desahan.

    Tiba-tiba Bang Agus menekan keras kontolnya bahkan dia seakan membelalakkan matanya dan terus mengerang keras, bagai tidak dapat menahan sesuatu yang akan di tumpahkan.

    Belum beberapa menit kemudian benar saja, bang Agus sudah menumpahkan sperma kentalnya pada lubang memek Mama yang terlihat tidak dapat menampung sperma bang Agus. Lama mereka saling menekan kontol dan memek mereka. Setelah itu terlihat bang Agus terkulai lemas di atas tubuh Mama, dan mamapun mendekap erat tubuh bang Agus yang masih licin oleh keringat.

    Sementara aku dari tadi hanya bisa memandangi mereka namun dengan mata yang mengalirkan air mata terus. Bagai orang yang tidak berbuat dosa, Mama bangun dari tempat tidurnya dan berkata.

    ” Kalau kamu bilang papa… kamu nggak akan pernah liat mama lagi… ”

    Terus dia masuk dalam kamar mandinya dan diikuti oleh bang Agus dari belakang, dan sejak hari itu mereka tidak lagi takut melakukan persetubuhan mereka di depan mataku. akupun takut untuk melaporkan hal ini pada papa, aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, karena aku juga takut kehilangan mama jika kulaporkan hal ini.

  • Cerita Dewasa Bercinta Dengan Lima Wanita Dalam Satu Malam – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Bercinta Dengan Lima Wanita Dalam Satu Malam – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1353 views

    Perawanku – Kisah dibawah ini terjadi saat temanku ada yang sedang siding di kampusnya aku disuruh untuk datang dan mensupport , dan setelah temanku sidang dia rasanya plong sekali wajahnya cukup puas dan senang sekali karena sudah selesai sidang tinggal nunggu revisi dari dosen , saat itu aku di temani oleh Lya, secara singkat tentang lya dia berwajah cantik dengan tinggi 160 cm berat badan kira kira 54 kg, dan ukuran dadanya aku taksir 34B , dia merupakan kakak tingkatku aku bisa kenal dia karena waktu itu dia sempat mengulang perkuliahan yang sama denganku dan sejak itu kami jadi akrab.

    Lya anak dari keluarga yang kaya , dia tidak asli Jakarta taoi dia berasal dari Bali, maka dari itu Lya di Jakarta ngekost di salah satu komplek yang dekat dengan kampus, Lya kenapa tak berkuliah di bali saja karena memang dia ingin sekali sekolah di bidang ilmu computer yang sudah terakredasi A, setelah mengahadiri sidang tadi aku disuruh untuk maen ke kostnya , dia dulu pernah bilang kalau tempat kostnya itu bagus, karena bulanannya saja 700 ribu. Indogol

    Aku masuk dalam kostnya , memang betul sungguh besar dan megah sempat aku melongo melihat lihat benda benda di sekitarnya, saat aku sedang asyk mengamati benda benda di sekitar aku di kagetkan dengan suara wanita lainnya yang berada di dalam kost, dan itu adalah teman lya di kost, aku dikenalkan dengan tiga teman wanitanya namanya masing masing Nisa, Friska dan Velin, yang paling cantik diantara ketiga cewek ini menurutku adalah velin karena dia terlihat dewasa dan matang sedangkan Nisa dan Frsika seumuran denganku mereka berdua juga cantik tapi yang lebih montok adalah friska dia mempunyai pantat yang sekal dan payudara yang lumayan besar.

    Langsung saja ke cerita karena lya juga sudah selesai sidangnya kami pun melakukan pesta kecil kecilan , katanya di kost ini hanya ada 5 cewek , tapi yang satunya katanya sedang pulang kampung dan aku Tanya yang punya rumah dimana lya?? Dia menjawab yang punya rumah ada di luar negeri dan rumah ini di pasrahkan oleh salah satu pembantu yang ada disini juga, berarti pikirku yang ada di rumah ini ada 6 wanita, saat aku mengobrol dengan teman lya ada slah wanita juga yang sedang keluar dari kamarnya, apa mungkin ini teman kost lya juga, dia berperawakan natural dan apa adanya, tapi sangat cantik.

    Aku terpukau dengan dia, dan saat aku pandangi dia aku disapa oleh lya “ehh kenapa kamu memandangi seperti itu?? Jangan segitunya dong lihatin Maya seperti itu,

    “oh namanya maya to lya, dia juga kost sini juga ya, tanyaku.

    “enggak lah dick , dia itu pembantu di rumah ini , kan aku sudah bilang yang di rumah sini hanya ada 5 orang saja yang ngekost dan 1 pembantu yang jaga rumah ini,”

    “berarti maya adalah pembantu di rumah ini”

    Mereka pun menjawab dengan kompak “betul sekali dick”

    Rupanya mereka mengira kalau aku suka sama maya dan aku di ejek ejek oleh mereka semua.

    Dan setelah kami bicara kesana kemari menceritakan tentang maya, teman teman lya mengajak untuk taruhan yang mana , apakah bisa kamu mengajak maya yang belum pernah tersentuh oleh laki laki bisa ngentot denganmu, “wehhh kalian pada gila apa yah, masak iya sih aku disuruh untuk ML dengannya?tapi karena aku selalu di ejek dikira ayam atau apa, aku mengiyakann permintaan dan taruhan tersbut tapi dengan sayarat jika aku minta bantuannya pada kalian untuk melancarkan rencanakau.

    Mereka bilang oke saja, dan kalau aku berhasil nanti imbalannya apa hadiahnya, mereka menjawab lagi terserah kamu mau minta apa , kami turuti, “wehh hebat banget nih, berarti kita setuju ya deal,”

    OK

    Dengan aku berfikir gimana rencanya , aku mendapat ide gini gimana kalau aku berpura pura sakit kemudian lya menyuruh maya untuk ngerokin tubuhku , dan mereka setuju dengan aku menuju ke kamar lya bersama nisa, friska , velin, setelah maya masuk nantinya kamu langsung tinggalin aja aku maya dikamar dan aku minta untuk di setelkan film bokep di DVD, setelah nanti maya masuk dan mengerokin tubuhku nanti aku setel tu film , gimana rencaku oke kan,

    Setelah itu maya di suruh lya untuk di minta bantuannya untuk mengerokin tubuhku , aku sudah memakai balsam dan biar dikira kalau aku sakit beneran “mba maya boleh minta tolong gak, kerokin aku, soalnya badanku agak meriang nih?? Iya mas bentar ya aku ambil minyak kayu putih dan uang logam di kamarku, “yesss rencan pertama berhasil untuk maya ngerokin tubuhku”

    Tak lama kemudaian maya datang menyuruhku untuk buka baju, dan mulai di kerokin pundakku, setelah rencana awal berhasil aku minta tolong pada maya untuk mengambilkan remote dan aku nyalakan film tersebut, setelah menyala terlihat adegan yang begitu hot dimana sang wanita sedang setengah telanjang, “maya kamu gak papa kan aku setel film begianian, karena besok sudah jadwalnya untuk mengembalikan “

    “iya mas gak papa kok” sebelumnya kamu pernah nonton begian gak maya, tanyaku

    “belum pernah mas” saat dia menjawab dia terlihat gugup dan koin yang di pegangnya jatuh kebawah, dia mengambil lagi koin yang jatuh tadi dan mengerokiku lagi, dengan tontonan yang hot , makin lama gerakan maya semakin lemas dan tak seperti awal nafasnya juga aku dengar tidak teratur, wah mungkin ini waktunya untuk melanjutkan aksiku, aku beranikan untuk tanganku memegang pahanya dia tidak ada respon sama sekali mulai aku arahkan tanganku ke payudaranya, dan dia juga diam tak ambil lama aku langsung mengganti posisi ku dengan membalikan badan.

    Aku rangkul dia dan aku peluk dia aku ciumi dia , tapi karena memang dia masih kaku, dia lama membalas ciumanku, tapi dia sudah terlena dengan ciumanku setelah itu aku mulai membuka bajunya aku angkat dan aku copot sekarang maya hanya memakai BH aku remas remas kedua toketnya, dia merasa meringis kenikmatan, matanya juga merem melek, setelah aku remas remas kedua toketnya tanganku aku taruh ke bawah di roknya dia juga diam saja tanpa menolak, lalu aku copot roknya dan terlihat celana dalam yang sudah menggunduk karena memeknya sudah basah aku mulai menggesek gesekan jariku perlahan lahan, tubuh dia menggelinjang setelah semakin basah aku suruh dia untuk mencopot celana dalamnya dan aku mulai berada di selakangannya dengan cara aku jilati memeknya dan mencari itilnya.

    Saat aku sedang asyk menjilati memeknya kira kira 20 menitan aku berada di memeknya dia semakin tak terkenadali badanya dengan dia menggelinjang ke sana ke sini aku pegang toketnya dan aku remas remas semakin membuat dia bergairah, dengan begitu aku langsung membuka celana jeansku aku berdiri dan mencopot ku lihat tubuh maya sudah telanjang dengan ditutupi oleh tangan bagian memeknya, saat aku copot celana dalamku , maya berteriak hhaahh , aku kaget , kenapa maya , ???kamu gak papa kan?

    “iya mas gak papa Cuma kaget saja baru pertama ini aku lihat barang laki laki bentuknya kayak gini, “

    Aku mencoba menenangkan maya dengan membuat dia percaya kalau taka apa apa, aku tuntun tangannya untuk memegang penisku yang sudah berdiri gak usah malu maya kamu pegang aja dan kocok secara perlahan , setelah itu dia menuruti dan dalam batinku anak ini pintar sekali baru pertama lihat film bokep dia sudah mahir, kemudian aku suruh dia untuk menghisap penisku awalnya dia jijik dan gak mau karena aku paksa terus dia mau untuk melakukannnya.

    Karena dia baru pertama ini menghisap penis, jadi gak terlalu hebat tapi okelah kalau menurutku, setelah di kulum dengan mulutnnya aku merasa puas, rasanya ingin aku masukkan penisku ke dalam memeknya maya, aku suruh untuk dia bangun dan berbaring di ranjang, saat aku arahkan penisku ke depan memeknya dia berkata”mas jangan donk aku kan masih virgin”

    Ni cewek rewel banget yah , dalam batinku aku gak mau kehilangan akal, dengan cara membohongi dia “dah gak papa maya, lagian aku gak akan sampai ke dalam hanya kepala penisku saja yang menempel memekmu dang akan merobek selaput darahmu, dengan rayuan ini itu akhrinya aku bisa membuat maya percaya, secara perlahan aku mulai memasukkan penisku dan sudah kuduga memeknya memang sempit, agak susah untuk memasukinya.

    Hingga akhirnya penisku sudah masuk bagian kepala, dan seperti aku duga dia ke enakan “mask ok enak gini yahh , masukin lebih dalam lagi dong” pintanya, “eh kamu tadi yang minta hanya masuk kepala saja maya” aku pura pura untuk menolaknya,

    “iya gak papa mas masukin aja semuanya , cepat mas , kemudian aku langsung mencopot penisku dan langsung menekan lebih dalam, setelah semuanya masuk kedalam aku goyang goyangkan, kira kira 5 menitan berada di dalam aku menyuruh dia untuk berganti dengan posisi menungging aku genjot dari belakang selama 15 menitan dari itu dia merakan hal yang enak “eh mas ini kok aku mau pipis ya ??

    “itu bukan pipis sayang itu tandanya kamu mau orgasme” may tahan bentar dulu ya barengan saja keluarnya aku juga mau keluar nih, dengan aku percepat gerakan maju mundur kemudian kami lepaskan bersama di dalam crottt crott crott.kita berdua kemudian lemas dan berbaring di atas ranjang aku lihat sperma dan darah perawannya jatuh di sprei setelah kami puas maya aku suurh untuk keluar dari kamar sedangkan aku membersihkan diri dengan mandi di dalam kamar mandi.

    Sehabis mandi aku keluar dari kamar dan mencari lya dengan teman temannya, aku mencari cari dimana dia kesana kesini gak ada, tiba tiba ada yang memanggil namanku Dick , Dick aku toleh sana sini mendengar dari celah kamar , eh Dick aku juga mau dong merasakan sama dengan maya, mendengar perkataan dari Nisa sontak burungku yang awalnya turun kemudian tegak lagi, langsung saja aku hampiri Nisa di dalam kamar, rupanya Nisa sudah menunggu dengan Lya, Friska dan Velin di dalam,

    Gimana lya , tuh maya dah aku perawanin, selaput darahnya dah pecah” gimana percaya gak sama aku hehe

    “iya percaya dick percaya deh , dan sesuai janji aku akan tagih permintaanku. Kamu minta hadiah apa dari kita dick kata Nisa. Karena memang aku masih ada tenaga aku minta untuk bisa ngentot dengan kalian bertiga sekaligus, mereka pun tidak menolak atau menawar malah “mengiyakan dengan nada semangat” eh tau gak kata nisa , aku memang sengaja untuk bugil bagian atas agar kamu bisa terangsang dan meminta hadiah seperti itu, dan saat kamu lagi ngentot bersama maya tadi aku sempat mengintip, “hahhh aku berpura pura kaget , padahal aku sudah tau kalau diantara kalian itu mengintip dalam batinku”

    Dan kemudian mereka berempat aku suruh untuk menari sambil membuka bajunya satu persatu sampai mereka telanjang, membuat penisku semakin tegak berdiri, setelah mereka semua telanjang langsung mereka mendekatiku dan menvopot baju serta celanaku secara giras, penuh gairah cewek cewek ini kulihat toketnya juga oke oke punya, saat CDku di lepas oleh lya, diantara mereka tercengang karena melihat ukuran penisku yang besar , langsung lya dengan segera mengulum penisku menjilati dari pangkal sampai kepala penis, sedangkan friska menempelkan memeknya di hadapanku menyuruhku untuk menjilati, tanganku juga tak mau diam aku langsugn meremas remas toketnya velin.

    Setelah puas aku di kulum oleh mulut lya aku meminta untuk lya mempersiapkan memeknya segera aku tusuk dan memasukkan penisku ke memeknya, saat aku masukkan agak sedikit kesulitan karena memang sempit dan ukuran penisku yang besar, memang sungguh sulit untuk pertama menusukan ke memeknya , tapi dengan aku menekan agak keras aku berhasil masuk, si lya agak merintih kesakitan rupanya dia sudah mencapai orgasme dengan cepat aku cabut penisku dan aku lihat memeknya yang ada darahnya.

    Aku bertanya “Lya kamu perawan ya?? Kataku

    “iya kami semua memang masih perawan”

    Ealah beruntung sekali aku mendapatkan 5 cewek yang perawan , dalam hatiku.

    Setelah dengan memeknya lya aku berganti dengan memeknya Nisa aku pun santai menikmatinya dengan perlahan aku masukan walau memang nisa kesakitan dan sulit tapi tak sesulit punyanya lya, apa mungkin memek dari nisa sudah basah jadi bisa bless masuk, aku maju mundurkan penisku kira kira 15 menitan aku genjot aku rasakan bahwa spermaku mau keluar aku pelankan tempo genjotannya dan bermain main ke payudaranya, aku jilati toketnya dan kembali menusukan penisku secara cepat karena aku tau wajah Nisa sudah tak tahan lagi ingin cepat orgasme, dengan cepat aku genjot”dick aku mau keluar nih, cepetan dong “ “ya bentar keluarnya bareng saja ya, keluarin dalam atau luar nih??

    “dalam saja “ jawab Nisa dan tak lama aku mengeluarkan sperman crott crot dibarengi dengan cairan dari Nisa sangat hangat sekali.

    Aku pun lemas kemudian berbaring di ranjang dengan melihat wanita wanita yang masih haus akan nafsu, aku meminta untuk istirahat sejenak kira kira 15 menitan aku sempat tidur dan aku rasakan ada yang menjilati penisku ku lihat itu wajah dari friska , yahh friska belum aku sentuh memeknya mungkin dia juga horny melihat lya dan nisa aku entot, awalnya penisku yang sudah loyo kena jilatan dan lidah dari friska kembali penisku berdiri, setelah kurasa penisku berdiri dengan tegak aku langsung mencopot dari mulutnya dan aku segera masukkan penisku ke lubang kenikmatan friska, langsung aku tancap sekitar 10 menitan aku genjot dengan memek friska dia merasakan ingin langsung orgasme”, aku pun tancap dengan cepat dan akhirnya kami pun keluar secara bersamaan.

    Membuat aku lemas dan baringan di ranjang, saat aku menoleh ke kanan ku lihat velin sedang mengelus ngelus payudaranya dan memeknya sendiri, “dick giliran aku kapan nih?? Tanyannya, aku jawab”aku kok lelah gini ya velin, besok aja gimana??” tapi dia langsung mendekat dan mengocok penisku lama kelamaan penisku berdiri lagi, setalah kurasa penisku berdiri dengan tegak velin mengambil gerakan dia berdiri dan duduk diatas pangkuanku dengan membuka memeknya, dengan kasar dia langsung memaksa penisku untuk masuk, sungguh sakit dan perih karena paksaan dia, kemudian dia menggoyang goyangkan depan belakang, ahh sungguh nikmat sekali goyangan velin tak lama kemudian aku merasakan ingin mengeluarkan sperma , “vel aku mau keluar nih” dia pun langsung mencabut penisku dan mengocoknya sambil mengulum semua batang penisku sampai muncrat di dalam mulutnya crot crot crot, semuanya di telan oleh velin , slep slep katanya ini adalah obat awat muda, aku pun tersenyum saja mendengar perkataan dia.

    Kemudian kami pun tidur bersama dengan keadaan bugil kira kira pagi pukul jam 7 nan aku bangun sendiri melihat cewek cewek di sampingku masih tidur aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan karena badanku lengket semua, aku mandi dan menggosok gosok badanku dan penisku juga, mungkin terdengar suara air lya bangun dan menghampiriku ke kamar mandi yan mana pada saat itu aku sedang memegang penisku , dikira aku mau onani, “eh dick ngapain kamu, mau onani ya, belum selesai aku menjawab dia nyrocos saja, sayang kalau kamu buang di kamar mandi mending buang di mulutku saja, si Lya langsung jongkok dan mengulum penisku kira kira 20 menitan dia mengulum penisku dan keluar lagi spermaku di dalam mulutnya.

    Tapi karena dia juga masih horny dia malah meminta untuk memasukan juga penisku di dalam memeknya , dia mengambil posisi nungging alias dogy style awalnya aku menolak untuk bermain dengannya karena paksaan dia dan melihat pantatnya yang menggoda aku menjadi nafsu dan memasukan penisku ke memeknya, kali ini sungguh mudah dan tak sulit seperti tadi malam, plok plok plok aku tusukan penisku karena gaya kurang juga oke, dia meminta untuk menggendongku dan menghadapnnya sambil dia entot, aku nurut saja permintaan dia, tapi tak lama aku langsung mau mengeluarkan sperma lagi, “lya aku mau keluar” “yaudah keluarin di dalam aja , lagian aku juga pengen merasakan spermamu lagi” crot crott crott aku pun mengeluarkan sebanyak 3 x dan setelah itu kami mandi bersama aku bergegas untuk pulang rumah untuk melanjutkan istirahatku sampai malam.demikianlah ceritaku dengan wanita perawan dalam satu kontrakan, semoga kalian kalian yang membaca juga ikut horny. Terimakasih.

  • Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu

    Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu


    1523 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Tanteku Selalu MerayuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Secara singkat penampilan tanteku ini cantik dengan tinggi 169 cm ukuran dadanya kira kira 34 an dan kejadian itu terjadi saat aku masih kelas SMU di daearah Bali, tapi sekarang aku pergi ke ibukota untuk meneruskan kuliah, sungguh aku sudah lama ingin mencicipi tubh tanteku ini, kira kira sejak SMP aku memendam rasa seperti itu.

    Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

    “Halo Tan, ada apa?”

    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.

    “Sekarang?” tanyaku lagi.

    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.

    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,

    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.

    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.

    Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.

    “Sorry ya Wa, Tante lama.”

    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.

    “Oom kemana Tante?” tanyaku.

    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.

    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.

    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.

    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.

    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.

    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.

    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.

    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

    “Oke deh!” sahutku dengan girang. Agen Bola

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.

    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.

    Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa.

    Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.

    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.

    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”

    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.

    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,

    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.

    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.

    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.

    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.

    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.

    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.

    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.

    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.

    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.

    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.

    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.

    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.

    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya.

    Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.

    “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.

    “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah.

    Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

    Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.

    “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya.

    “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.

    “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.

    “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,

    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”

    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”

    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih.

    Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan.

    Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Istri Doyan Selingkuh Hots

    Cerita Sex Istri Doyan Selingkuh Hots


    1703 views

    Perawanku – Ada pemeo para istri yang kecewa pada suaminya karena suka berselingkuh, aEsJangan tinggalkan suamimu, kasihan anak-anak. Tunjukkan saja bahwa kamu juga bisa (selingkuh)aEt. Itulah yang aku atau tepatnya kami ingin lakukan sekarang.

    Pada awalnya aku sangat marah dan rasanya dunia ini menjadi gelap saat mendengar suamiku selingkuh engan teman kantornya. Namun Indri, tetanggaku memberi nasehat sebagaimana tersebut di atas.

    aEsKamu bisa langsung pergi ke Proyek Senen begitu yakin bahwa masmu selingkuh. Disana kamu bisa nongkrong di Warung Cendol atau Bakso Super yang banyak dikunjungi ibu-ibu. Tidak akan lebih dari 10 menit kamu akan didekati lelaki. Mungkin bapak-bapak, mungkin Oom-Oom, mungkin Mas-Mas, mungkin adik-adik atau bahkan anak-anak. Mereka itu minat untuk kencan dengan kamu. Kamu bisa pilih yang sesuai dengan seleramuaEt. Duh, duuhh.. Lancarnya berondongan cerita dari mulut Indri.
    aEsKalau nggak percaya, ayoo.. Aku juga pengin iseng, nih..aEt.

    Bagi Indri cukup masuk akal. Suaminya yang berlayar hanya pulang 6 bulan sekali. Dia memerlukan hiburan macam di Warung Cendol atau Bakso Super tadi. Tetapi aku khan tak perlu sejauh itu. Namun mendengarkan cerocosan mulut Indri lama-lama asyik juga. Joker368

    aEsMir, nih dengerin ya. Itu tidak cuma di Senen. Kalau mau cari China pergi ke Mangga Dua, nongkrong di KFC atau Mc Donald atau di kafe lantai bawah. Di sana banyak cina yang pengin banget ngerasain memek orang Jawa. Kamu akan mendapatkan kenikmatan sekaligus uang. Mereka royal untuk dapat memek luaEt, Uiihh.. Uiihh..
    aEsKalau di Senen tadi kebanyakan orang Sumatera, ada Padang, Batak atau PalembangaEt.
    aEsKalau mau Arab, kamu pergi saja ke Pasar Tanah Abang. Pura-pura saja beli kain sarung atau batikaEt.
    aEsKalau mau sopir truk, tukang buah atau juragan sayur pergilah ke Pasar Induk. Ha, ha, ha..aEt.

    Walaupun aku kesal sama Mas Adit karena sering dengar cerita dari mulut ke mulut tentang pacarnya yang berganti-ganti, aku tetap tidak akan sejauh itu. Namun dari berbagai sumber akhirnya aku tahu bahwa apa yang diceritakan Indri adalah benar adanya.

    Dengarkanlah kisah mereka..  Agen Obat Kuat Pasutri

    Di Atas Kijang Yordanian

    Dalam rangka persiapan perkawinan putri pertamaku aku perlu menyempatkan diri nyari kain untuk berbagai keperluan upacara. Dari teman tetangga aku diberi informasi bahwa di Pasar Tanah Abang banyak dijual bermacam-macam kain sesuai keperluanku. Iseng-iseng mumpung suamiku lagi kerja aku pergi sendiri ke Pasar Tanah Abang.

    Ternyata benar. Di tempat itu banyak kios-kios yang menjual berbagai macam kain. Rencanaku hari ini hanyalah sekedar melihat-lihat lebih dulu. Aku memasuki sebuah toko yang terang benderang. Di etalasenya nampak terpajang beratus-ratus pilihan kain lokal maupun import. Mataku tak bosan-bosan memandangi koleksi toko ini hingga tak kusadari ada seseorang yang mengikuti aku,

    aEsPilih yang mana Bu?aEt, rupanya aku sedang berhadapan dengan pemilik toko.

    Seorang yang masih muda, aku taksir belum 30 tahun. Dari sosoknya yang tinggi jangkung dengan wajah Semit berkumis dan jambang dia tersenyum padaku sambil menawarkan barang dagangannya. Tampang dan warna kulitnya yang putih bersih nampaknya dia berasal dari Yordania. Memang orang Yordania terkenal kulitnya putih hampir mendekati Eropah. Wanitanya juga terkenal kecantikannya. Tentu saja lelakinya ya.. Banyak yang tampan macam pemilik toko di hadapanku sekarang ini.

    aEsNggaakk.. Aku baru senang melihat-lihat. Mungkin beberapa hari lagi aku akan membeli untuk acara perkawinan anakkuaEt,
    aEsWwoo.. Ibu mau mengawinkan anak? Memangnya ibu sudah punya anak?aEt.

    Aku pandangi dia. Matanya benar-benar menunjukkan keheranannya. Tentu saja hatiku bangga. Keheranan orang Semit ini merupakan pujian yang jujur padaku.

    aEsBenar Bu, saya heran. Karena ibu nampak masih muda banget, paling baru berusia 28 tahunanaEt,
    aEsSaya hampir 40 tahun. Anak saya yang mau kawin ini perempuan umur 22 tahunaEt, aku menerangkan padanya. Dan dia tak lepas-lepasnya memandangi aku. Aku mulai risih. Pandangannya semakin lama semakin lain. Naluriku berkata, dia tertarik secara seksual padaku.

    Aku pernah dengar banyak lelaki muda yang lebih bergairah tidur dengan perempuan yang jauh lebih tua. Dia sudah mendengar usiaku tadi. Dia juga terheran akan panampilanku yang jauh lebih muda. Dia sudah bisa menghitung, setidaknya selisih umurku dan umurnya 10 tahunan.

    Cerita Sex Istri Doyan Selingkuh Hots

    Cerita Sex Istri Doyan Selingkuh Hots

    Mungkin orang-orang muda macam itu sering mengkhayal, perempuan seumurku akan lebih aE~hotaE? kalau berhadapan dengan lelaki seumurnya. Aku jadi pengin tahu. Seberapa jauh hasratnya tertarik pada diriku. Aku melangkah ke etalase berikutnya yang semakin masuk ke bagian dalam tokonya. Aku berpura-pura tertarik dengan salah satu kain yang terpampang.

    aEsBiar saya ambil, nanti ibu bisa meraba-raba punyakuaEt, aku tersentak. Apakah memang dia mampu berbahasa Indonesia secara benar? Ataukah persepsiku yang menyimpang? Aku jadi penasaran.

    Setelah gulungan kain itu dia taruh di meja, memang tanganku langsung meraba-rabanya. Kain yang lembut. Mungkin berbahan sutra campuran.

    aEsBagaimana Bu? Halus ya? Daan.. Eehh.. Tangan ibu juga.. Halus banget nihh..aEt, dengan beraninya dia merabai tanganku. Bahkan kemudian memegang dan meramas. Aku terdiam. Pertama kaget. Kedua aku merasa seperti kena stroom listrik ribuan watt. Sudah beberapa bulan suamiku tidak menyentuh aku secara seksual. Kini ada pria asing menyentuh tanganku dan meremasnya. Dan lebih-lebih lagi tangan pria ini, sebagaimana pada umumnya pria Semit, dipenuhi bulu tangan yang lebat.

    Ada semacam kebanggaan yang menyelinap di hatiku, bahwa ada pria asing berusia muda yang masih tertarik dengan aku. Darahku langsung naik kekepala. Mataku nanar kemerahan menahannya. Aku tak berani memandang pria Semit ini. Dan yang sungguh-sungguh tak kusegaja, tiba-tiba tanganku bergerak membalas remasannya. Aku jadi blingsatan dan bingung. Pasti dia memastikan bahwa aku menyambut hasrat syahwatnya. Aku masih terheran, kenapa tanganku balik meremasi tangannya. Adakah itu naluri dari hatiku yang paling dalam?

    aEsIbu boleh meraba-raba punyaku..aEt, aku mendengar mulutnya berbisik sambil menarik tanganku turun dari meja untuk merabai selangkangannya.

    Aku seakan hendak kelenger. Lelaki Semit ini kelewat berani. Dengan menggunakan gulungan kain sebagai tirai, tanganku ditariknya untuk meraba bayangan kontolnya yang besar dan hangat dari balik celananya. Kontolnya yang betul-betul sangat besar, panjang dan hangat langsung melambungkan khayalanku pada VCD porno yang pernah aku tonton. Tentu sangat sensasional bisa merabai seperti yang aku lakukan sekarang ini. Aku meremasi bayangan kontol gede di balik celananya itu sambil mendesis menahan hasrat syahwatku yang menggelegak. Aku tersiksa dalam badai birahiku.

    aEsMau ke mobilku..? aEs, dia kembali berbisik.

    Aku tahu apa yang dia inginkan, dan yang juga aku inginkan, namun aku tak mampu menjawab. Suaraku hilang. Tenggorokanku terasa kering. Aku merasa sangat haus. Aku luluh. Tulang-tulangku serasa lolos dari dagingnya. Dan aku lunglai saat lelaki Yordania ini menuntun aku keluar toko sambil berpura-pura membawa kain sutra tadi untuk memberikan kesan bahwa dia akan mengantar aku menuju kendaraanku.

    Dia membawa aku ke basement dimana mobilnya diparkir diantara ratusan mobil yang lain. Sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya, lokasi mobilnya ada di paling ujung dan menyendiri.

    Dia membukakan pintu Toyota Kijang barunya dan menuntun aku duduk di joknya. Lantas dia berputar ke depan membuka pintu dan duduk di belakang kemudi. Dia nyalakan mesin dan AC-nya. Seketika udara sejuk memenuhi ruangan mobil Kijang ini. AKu merasa sangat nyaman.

    Sepertinya dia juga sangat dahaga dan ingin selekasnya menghapus dahaganya, dia rentangkan kursinya ke belakang dan telentang. Tangannya cepat mencopoti kancing celananya dan mengeluarkan kontolnya. Dia menegok ke arahku sambil mengayun-ayunkannya. Dia pamer kontolnya yang telah ngaceng dan wwuuhh.. Aku tak tahan lagi untuk sekedar melihatinya. Mungkin dia memang seorang aE~exhibitionistaE?. Namun kuakui bahwa kontol yang sangat indah di mata dan hatiku itu membuat tubuhku panas dingin.

    Kemudian dia raih tanganku yang gemetar untuk dipegangkan dan diremas-remaskan ke kontolnya itu. Tanganku juga mengelus dan mengocokinya. Aku terjerat dalam nikmat yang sangat sensasional. Aku melihati betapa bonggol kontolnya begitu berkilat karena tegangnya desakan darah birahinya. Lubang kencingnya nampak menantang dengan precum yang menitik bening macam air suci pegunungan.

    aEsJilati Bu.. Cium Bu.. Ayo jilat Bu..aEt, Yordanian itu menawarkan dengan mengasong-asongkan bonggol kepalanya itu ke arahku. Kemudian tangan kirinya meraih rambutku dan menekannya untuk merunduk menjemput kontolnya.

    Aku memang sudah terobsesi. Aku sudah tak mampu menghindari situasi nikmat ini. Aku telah larut dan tenggelam dalam hasrat birahiku. Aku merunduk mengikuti tuntunan tangannya sambil membuka mulutku. Aku mulai dengan menjilat lubang kencingnya. Kemudian menyapukan lidahku ke bonggol kepalanya, mengecupi dan akhirnya melumati seluruh kontol Semit yang bersih dan gede banget ini.

    Dengan tangan kananku menggenggam batangnya dan tangan kiriku mengelusi dan meremas-remas bijih pelirnya aku mulai memompa. Seketika aku mendengar lenguh Yordanian ini. Dia meracau..

    aEsEnak buu.. Tereuzz.. Hhuucchh.. Enak bangeett.. Terus buu..aEt. Suaranya yang begitu tersendat-sendat karena terpaan nikmat mendongkrak hasrat birahiku. Aku mempercepat isepanku.

    Pantat Yordanian yang mulai tak mampu menahan derita nikmatnya berkejat naik turun menjemputi isepan bibirku pada kontol gedenya. Dan semakin cepat, semakin cepat.. Akhirnya sperma Yordanian ini tumpah ruah dalam mulutku. Aku lahap karena rasanya yang sangat nikmat banget. Aku jilati yang tercecer di perutnya, di jembutnya. Dia mengerang..

    Keadaan menjadi hening. AC mobil mulai terasa sejuknya. Aku masih ingin menciumi tubuhnya yang putih penuh bulu itu. Aku ingin mendengar racaunya saat melumati puting susunya. Namun nampaknya selera seksual Yordanian muda ini telah lenyap bersama keluarnya spermanya yang berlimpah tadi. Dia memasukkan kembali kontolnya dan membetulkan kancing celana dan bajunya. Dia merogoh dompet dan mengambil beberapa lembar Rp 100 ribu-an untuk diserahkannya padaku.

    Dalam keadaan normal seharusnya aku tersinggung karena jelas-jelas menganggap aku sebagai pelacur. Namun entah bagaimana, ketersinggungan atas anggapannya sebagai pelacur ini justru menghadirkan nikmat erotis yang lain. Biarlah, aku rela menjadi pelacur Yordanian yang tampan ini. Bahkan misalnya dia meludahi akupun, aku akan senang hati membuka mulutku dan menelan buangan ludahnya.

    2 lelaki dan aku

    Bosan bengong di rumah aku iseng jalan-jalan ke Proyek Senen. Aku pengin lihat-lihat barang klontong di sana. Sekalian pengin merasakan Soto Sulung yang terkenal di tempat itu. Sekitar jam 10 pagi itu dengan taksi aku meluncur ke Proyek Senen. Situs Judi Slot online 

    Ternyata banyak barang-barang baru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Ada macam alat masak yang bisa kukus. Ada gantungan baju lipat. Ada pangangan kue listrik. Ada penggorengan yang tidak lengket, ada alat penyedot tubuh buatan China saat kita masuk angin dan sebagainya. Aku berniat kalau ada uang akan belanja alat-alat itu.

    Saat lapar tiba aku naik ke lantai 2 menuju ke blok D yang menghadap ke jalan Senen Raya. Di tempat itu aku duduk pesan Soto Sulung spesial. Aku juga minta orang juice dingin. Beberapa waktu aku bisa duduk santai sambil menikmati makanan dan minumanku.

    Ketika aku melihat jam tanganku, tak terasa ternyata jam telah menunjukkan pukul 1.30 siang. Aku sebaiknya pulang sekarang. Aku panggil pelayan untuk membayar.

    Namun pelayan itu datang memberi tahu bahwa semua makananku telah dibayar oleh tamu yang duduk si pojok sana itu, sambil tangannya menunjukkan ke arah yang dia maksud. Ketika aku melihat ke arah itu kulihat ada dua orang, relatip muda, dan salah seorangnya melambaikan tangannya padaku. Siapa itu? Rasanya aku belum pernah mengenalnya.

    Melihat keraguanku lelaki itu berdiri dan melangkah mendekat ke mejaku. Aku tetap tidak mengenalnya.

    aEsSurti, kan? Aku Ridwan teman SMA 22. Ingat?aEt, yaa.. Aku coba mengingatnya..

    Sudah lama banget, mungkin sekitar 8 tahunan yang lalu. Banyak yang telah hilang dari memoriku. Namun untuk tidak mengecewakannya aku mengangguk sambil tersenyum. Sementara dia mengulurkan tangannya yang juga segera aku jabat sebagai kawan yang memang telah lama tidak berjumpa.

    aEsMborong nih ya?aEt.
    aEsAh, enggaakk.. Hanya iseng sajaaEt, aku asal jawab.
    aEsKalau iseng ajak-ajak dongaEt, dia menyambar ucapanku.
    aEsEii.. Aku kenalin nih, teman sekantorkuaEt, dia raih tanganku dan gandeng ke mejanya.

    Dia kenalkan temannya Tanu, orang cina. Aku diminta duduk dulu bersama mereka. Sungguh mati, aku terus mencoba mengingat orang yang mengaku teman SMA ini namun tak juga ingat. Dia tahu namaku. Ya sudahlah, toh mereka nampak sebagai orang-orang baik. Dan lagian, mereka berdua ini sama manis dan gantengnya. Si Ridwan, jelas orang Jawa, jangkung dengan kulitnya yang kecoklatan, tampilannya bersih dan sehat.

    Si Tanu, jangkung juga, matanya yang sipit dan senyumnya yang menawan mengingatkan salah seorang presenter MTV yang China itu, aku lupa namanya. Dan mereka menyambut aku dengan hangatnya. Ridwan secara santai meraih tanganku sambil ngomong..

    aEsCerita dong, berapa anakmu? Mana suamimu? Kerja apa sekarang kamu?aEt, aku mencoba menjawab sedapatnya.

    Namun matanya itu, mata Ridwan, sepanjang aku ngomong menatap aku begitu tajam sambil tangannya mulai meremasi tanganku. Sementara Tanu hanya menebar senyuman manisnya setiap mendengar omongan kami berdua.

    aEsKan lama nggak jumpa, bagaimana kalau kita jalan-jalan bareng yuk. Kita kangen-kangenan sambil ngobrol. Aku masih ingat lho, Surti jadi Ratu SMA 22. Kamu dulu memang paling cantik dan seksi lhoaEt, sambil tangannya semakin seru meremasi tanganku.
    aEsSekarang juga tetap sangat cantik dan semakin seksiaEt, timpal aE?sok tahuaE? Tanu memecah kebisuannya.

    Aku jadi tersanjung pada omongan mereka berdua. Dan rasanya aku nggak mau bikin mereka kecewa. Aku turuti kemauannya untuk jalan-jalan bareng. Aku bangkit dari kursiku mengikuti langkah kemana mereka. Ridwan meraih lenganku, menggandeng seperti pacarnya. Aku mengingatkan,

    aEsNanti teman suamiku ada yang lihat, bisa berabe akuaEt, aku melepaskan gandengan tangannya.

    Kami menuju mobil Tanu di lapangan parkir. Ridwan mengusulkan aku duduk bertiga di depan agar bisa ngobrol lebih santai. Aku setuju saja saat Tanu membuka pintu untukku dan meminta aku duduk di tengah antara mereka berdua. Begitu meluncur di jalanan tangan kanan Ridwan merangkul pundakku sambil bertanya padaku,

    aEsKemana kita Surti?aEt.
    aEsTerserah kalian, khan kalian yang ngajak akuaEt, jawabku.
    aEsBener nih, terserah kami?aEt.
    aEsIya dong, aku khan tahu diri. Ha, ha, ha..aEt.
    aEsWah, wah, wah.., disamping tetap cantik dan seksi, rasa humormu dan ketawa renyahmu rupanya nggak juga hilang RustiaEt, komentar Ridwan pada jawaban dan ketawaku.

    Sementara tangan kirinya kembali meraih dan meremasi tanganku. Aku diamkan. Aku mulai menikmati remasan tangan ini serta pujian-pujian yang mereka lontarkan padaku. Dan tanpa sadar aku membalas remasannya.

    aEsJangan ngiri luaEt, kelakar Ridwan pada Tanu saat temannya itu melirik tangan kami yang saling meremas.
    aEsNggaklah.. Aku khan bisa juga kalau lagi tidak oper presnelling, nih..aEt, sambil tangan kirinya meraih tanganku yang lain.

    Dan untuk menyegarkan suasana aku sambut pula tangan Tanu serta membalas pula remasannya. Begitulah kami berakrab-akrab sepanjang jalanan.

    Aku nggak tahu lagi, kemana Tanu membawa mobilnya. Aku mulai menikmati aE~dikeroyokaE? 2 lelaki tampan macam sekarang ini. Tangan-tangan mereka sama-sama meraih dan meremasi tanganku dan secara bersamaan aku membalas remasannya. Dan diantara remas meremas itu terkadang ada satu dua remasan yang saling kami lepaskan dengan penuh hasrat birahi. Aku terkadang memerlukan sedikit menutup mataku untuk merasakan getaran hangat yang mengalir dari tangan-tangan mereka berdua.

    Sudah 2 jam tanpa terasa kami merambati jalanan metropolitan ini. Sementara suasana ke-akraban diantara aku dan mereka semakin menghanyutkan hasrat dalam sanubariku ketika tiba-tiba mobil Tanu berbelok memasuki sebuah gerbang tinggi yang anggun. Di balik gerbang itu nampak terhampar taman yang indah dengan panorama laut Jawa.

    aEsKita istirahat disini sambil menikmati panorama Kepulauan Seribu. Kita bisa pesan makanan dan minuman yang khas sesuai suasana Pondok Putri Duyung iniaEt, terang Ridwan sebelum aku bertanya mau kemana kita ini.

    Aku baru menyadari bahwa kami telah memasuki kawasan Ancol tempat rekreasi terbesar di Jakarta. Ridwan menuntun aku untuk turun sementara kulihat Tanu bergegas menuju bangunan kantor Pondok Putri Duyung ini. Tak lama kemudian nampak Tanu keluar kantor itu dengan gantungan kunci berlambang ikan duyung di tangannya.

    aEsKita istirahat di Kakap, anda berdua bisa jalan kaki menuju bangunan itu, aku ambil mobil menyusul kesanaaEt, Tanu menyerahkan kunci Kakap kepada Ridwan.

    Banyak bangunan pondok-pondok di situ yang dinamai dengan ikan-ikan Kerapu, Kakap, Belanak, Alu-alu dsb. Aku merasakan ada sebuah aE~konspirasi erotisaE? yang sangat lembut sedang menggiring aku masuk ke dalamnya. Aku sendiri nggak tahu kenapa, tak ada keinginan untuk protes. Aku telah dibawa hanyut oleh hasrat sanubariku.

    Bahkan aku sama sekali tidak berpikir keadaan suamiku. Sedang apa dan dimana dia. Bahkan justru aku memantabkan sikap diriku, apa salahnya sesekali aku melakukan hal-hal seperti ini.

    Mobil Tanu mendahului langkah-langkah kami. Tempat istirahat yang bagus dan nyaman. Aku nggak kuatir akan ada orang yang melihat aku santai di pondok ini. Kami bertiga memasuki pondok Kakap. Ridwan membuka ointu dan menyilahkan aku masuk terlebih dahulu. Sikap yang aku sangat senangi. Mereka berdua sungguh-sungguh memandang aku sebagai aE~divaaE?. Aku semakin merasa tersanjung.

    Kami memasuki ruang tamu yang mewah namun akrab dengan atmosfir kampung nelayan. Ada dekorasi potret perahu Bugis, ada gantungan baju yang berlatar bentuk ikan dan sebagainya. Aku langsung menghampiri beranda untuk menangkap angin laut dari Kepulauan Seribu. Aku berdiri disana dan memandang jauh. Nampak perahu-perahu nelayan diantara bagan penangkap ikan. Sungguh romantis suasana di pondok Kakap ini.

    Tiba-tiba dengan sangat lembut ada dua tangan menyelinap pada pinggulku. Sebuah bisikan serak-serak menahan hasrat terhembus ke telingaku,

    aEsApa yang kamu lihat cantik?aEt, bisikan itu seakan melayang dan langsung hilang dibawa angin laut. Sebagai gantinya sebuah bibir hangat memagut kemudian melumat dengan sangat lembut pada leher tengkukku. Aku tergetar hebat dan menggeliat. Sanubariku bak diterpa gelombang aE~tsunamiaE? terlambung tinggi melanda pucuk-pucuk syahwatku. Dan tanpa kusadari sepenuhnya, tanganku merengkuh tangan-tangan itu dan kami saling berpeluk.

    Ternyata Tanu. Dia selangkah lebih awal dari Ridwan yang teman SMA-ku. Sementara Ridwan masih menelpon Room Service untuk pesan makanan dan minuman Tanu sudah tenggelam bersama aku dan saling berpagut.

    Aku tergila oleh lidah Tanu yang merangsek dalam mulutku. Aku membiarkan dia menyedoti ludahku. Aku benar-benar merasa sangat aman dan nyaman dan ingin melepaskan sepenuhnya naluri liar dari hewaniah-ku. Sambil mengerang dan mendesis tangan-tanganku memeluk keras dan melepaskan cakarannya pada punggung Tanu. Hhmllmm..

    Tiba-tiba angin laut menyingkap rok bawahku. Ada bibir lain yang mulai melata di betisku. Ridwan jongkok meraih dan melumat tungkai kakiku. Kini aku merasa benar-benar seperti anak rusa yang lumpuh dalam terkaman pesta 2 serigala. Mereka melahap apapun yang moncong-moncong mereka temukan. Aku bergidik. Nikmat nafsu birahi ini seakan tak mampu aku memikulnya. Aku mendesis-desis melepaskan rintihanku. Tanganku meronta mencari jambakan. Rambut Tanu aku cabik-cabik sebagai pelampiasan gejolak syahwatku.

    Kini mereka menggiring aku ke sofa di aE~family roomaE? pondok Kakap yang indah ini. Mereka menyandarkan aku ke senderannya. Tanu melepasi blusku dan Ridwan melepasi rokku. Dan aku tergolek hanya dengan BH dan celana dalamku. Tanu langsung merambah kembali bagian atasku. Dia tancapkan bibirnya ke leherku dan kemudian melata dengan lumatannya ke ketiakku, ke dadaku. Dia menyedot-nyedot begitu nikmat puting payudaraku.

    Ridwan kembali jongkok. Kini rambatan mulutnya sudah melumati kedua tungkai pahaku. Dia sedang menuju pangkal paha dan selangkanganku. Aku merasakan betapa setiap inchi dia meninggalkan tanda cupang-cupang pada lereng pahaku yang putih bersih ini. Aku melayang dalam nikmatnya korban pesta para pemangsa. Aku terbang ke awang nafsu birahiku. Aku tak mampu lagi menahan hasrat liar hewaniahku. Aku meraung-raung dan menggelinjang dengan hebat..

    aEsAmpuunn.. Jangaann.. Aayyo.. Aku tak tahan Mas Mas mass.. Cepat.. Manaa..aEt, aku sendiri tak tahu makna apa yang kuraungkan. Yang jelas tubuhku seakan dirayapi berjuta-juta kelabang. Aku meronta-ronta. Bukan untuk melepaskan diri tetapi untuk membiarkan kelabang-kelabang itu terus melahapi diriku.

    Tiba-tiba Ridwan melipat kakiku hingga menyentuh perutku. Di bawah sana aku merasakan sebuah bonggolan mendesaki lubang memekku. Kontol Ridwan berusaha menembusi lubangku. AKu sama sekali tidak menyadari kapan dia telah melepasi pakaiannya. Kini Ridwan bersama Tanu telah telanjang bulat.

    Sementara di mulutku aku merasakan ada batang kenyal yang hangat menggosok-gosok bibirku. Aku baru menyadari bahwa Tanu ingin aku mengisepi kontolnya. Kini dua kontol serigala ini berusaha menembusi 2 lubangku secara berbarengan.

    Bagaimana aku mengelak, sementara nafsu birahiku sendiri demikian menggelegak untuk secepatnya menjemput orgasmeku. Aku melahap kedua kontol itu ke lubang-lubangku. Kemudian aku nggak tahu lagi. Aku telentang di atas sofa dengan 2 lelaki yang sedang merangseki tubuhku. Dua-duanya mengayun-ayunkan pantatnya mendorong-dorongkan kemaluannya menembusi mulut dan memekku.

    Sekali lagi ini adalah aE~konspirasi erotisaE? penuh birahi. Seperti symphony aEsI Had a DreamaE?-nya iklan rokok di TV, yang satu menggesek, yang lain memukul dan aku menggoyang. Kami mendaki puncak syahwat secara berbarengan. Aku yang pertama berteriak histeris karena sergapan orgasmeku. Kemudia Tanu menyemburkan spermanya di mulutku yang membuat aku tersedak dan gelagapan. Dan cairan hangat yang melimpah ruah ditumpahkan kedalam lubang rahimku oleh Ridwan. Symphoni ini mungkin bisa menjebolkan sofa pondok Kakap yang indah ini.

    Kami bertiga langsung terkulai dalam keadaan telanjang di sofa dan karpet. Angin sepoi terdengar menyapu gordyin mengiringi debur ombak halus yang memukul pantai Pondok Putri Duyung. Kami bertiga menarik nafas-nafas panjang kami.

    Sekitar 3 atau 4 jam kami memuas-muaskan diri. Kami saling mengumbar hasrat birahi kami. Segala kerinduan dan obsesi kami tumpahkan dalam pondok Kakap yang indah ini. Entah berapa liter aku dijejali sperma dua lelaki ini ke mulut dan memekku. Yang aku tahu hanyalah sisa-sisa dan jejak hewaniah mereka di tubuhku. Cupang-cupang tertebar di seantero tubuh putihku. Entah bagaimana nanti aku harus mempertangung-jawabkan pada suamiku. Aku tak pernah menyesali apa yang pernah terjadi. Que Serra Serra.

    Di atas taksi yang membawaku pulang aku ingat ada alat penyedot tubuh buatan cina untuk saat kita masuk angin. Aku langsung tepuk punggung si sopir taksi. Aku minta diantar ke Proyek Senen saja. Aku bergegas turun dari taksi menuju toko penjual alat penyedot itu.

    Saat suamiku pulang, sekitar jam 8 malam, aku sedang setengah telanjang dengan tubuh yang dipenuhi bilur-bilur merah akibat sedotan buatan China itu. Dan walaupun hasratku syahwatku masih padam karena sudah terkuras oleh 2 lelaki di pondok Kakap siang tadi, malam ini aku masih menunjukkan semangatku untuk melayani permainan ranjang suamiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Seks Minggu Penuh Sensasi Seks

    Kisah Seks Minggu Penuh Sensasi Seks


    1755 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Kisah Seks Minggu Penuh Sensasi Seks ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pagi itu seperti biasa aku bangun pagi-pagi dan langsung berdiri didepan jendela sambil menatap rumah disebelah bawah. Dan tak berapa lama orang yang ditunggu keluar, orang itu memakai baju yang bagian pundak dan ketiaknya terbuka. Lalu dia mulai menyapu halaman rumahnya sambil membungkuk, sehingga sebagian payudaranya yang besar terlihat dari kaca aku berada. Melihat payudara yang selalu ditopang oleh BH hitam 36 B itu merupakan rutinitasku tiap pagi.

    Tetanggaku itu biasa kupanggil tante Nita. Dia sudah menjanda sekitar 2,5 tahun dan memiliki dua anak. Joko, 6 tahun ikut bapaknya dan Dini, 3 tahun ikut tante nita. Tante Nita berprofesi sebagai guru TK dan dia sangat menjaga penampilan tubuhnya. Sehingga diusia 43 tahun dia terlihat 10 tahun lebih muda. Kalo artis dia seperti Betharia Sonataha yangdi usia kepala 4 tetap terlihat segar dan menggairahkan dan Chintami Atmanegara dengan payudara yang kencang dan merangsang. Dan namaku Sonny waktu itu berusia 22 tahun.

    Hari itu hari Minggu jam 10:15. Karna bosan aku pergi kesebelah untuk main. Tante Nita berteman dengan ibuku sejak SMP sehingga hubungan kekeluargaan kami sangat kuat. Kupanggil nama Tante Nita dan Dini, tapi tidak ada yang jawab akhirnya aku cuek dan langsung masuk ke dalam. Aku biasa nemanin Dini main sambil sekalian ngintipin payudaranya tante Nita. Sampai ruang tengah kulihat TV masih menyala dengan Volume kecil dan tante Nita tidur dikasur depan TV itu. Waktu itu tante Nita memakai baju seperti kaos singlet laki-laki, warnanya coklat muda. Yang membuat aku menahan napas karna salah satu payudara tante Nita agak kelihatan karna kaosnya tersingkap keatas sebagian, sementara tangannya menjadi bantalan kepala. Setan masuk kepalaku, pelan-pelan aku maju untuk mematikan TV, setelah itu aku jongkk dengan posisi diatasnya. Kugulung sedikit lagi kaosnya, sehingga kini kedua payudaranya terlihat.

    Belum pernah aku melihat payudara tante Nita sejelas dan sedekat itu. kuusap kedua payudaranya perlahan sementara mulutku menelusuri tiap jenjang lehernya. Kuteluspkan tanganku kedalam BHnya untuk meraih pentil payudara tante Nita. Saat tersentuh matanya tiba-tiba terbuka. Spontan tanganku menahan kedua tangannya, mulutku menyerbu mulutnya dan kakiku mengunci kakinya.

    ” Lepasin Son.. apa apaan ini..?? ” katanya berusaha berontak.
    ” Tante, Sonny akan muasin tante.. gak usah nglelawan ” satu tanganku turun dan memilin-milin salah satu puting susunya yang mulai mengeras.
    ” Aaakh.. tapi bukan kaya gini caranya son ” jawabnya dengan suara yang bergetar.
    ” Pokoknya tante rasakan dulu.. abis itu terserah tante aja” bisikku sambil menjilat lubang kupingnya.
    ” Ya udah terserah kamu aja ” katanya sambil membuang muka kesamping. Solaire99

    Kubuka kaos tante Nita dan kubaringkan lagi badannya setalh itu kusingkap BH hitamnya dan langsung kusedot kedua puting susu tante Nita yang kencang kemerah-merahan, sementara tanganku membuka celana dan CDnya. Kulihat vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang lebat, kucium vaginanya dan tanganku meremas remas pantatnya. Pelan-pelan lidahku yang basah menelusup himpitan daging yang lembut dan meneyntuh kloritas didalamnya.

    ” aakh..mmh..aakkrrh ” tante Nita merintih menahan rasa nikmat yang sudah lama tidak dia rasakan. Tante Nita menggeliat liar, langsung kupegang pahanya. Kutarik lidahku dan kembali kucium sekitar vaginanya sampai tenang lagi. Kembali kumasukkan lidahku sampai menyentuh kloritasnya, tante Nita menggeliat tapi tidak seliar tadi. Kelihatannya tante nita sangat menikmati tarian lidahku dalam vaginanya, terlihat dari tangannya yang meremas remas puting susunya sendiri. rangsangan semakin kutingkatkan keseluruh bagian dalam vaginanya.

    ” oouuh.. yahh.. terus son” desah tante Nita yang sudah terangsang. Napasnya memburu tak karuan. Kadang-kadang kuhisap dengan tiba-tiba sehingga tante Nita menggeliat dengan cepat, tubuhnya naik turun bahkan berputar-putar mengikuti jilatanku. Beberapa menit kemudian tubuh tante Nita menegang danmenjepit kepalaku dengan sepasang paha mulusnya. Kedua tangannya mendorong kepalaku agar labih masuk kedalam vaginanya yang mengeluarkan cairan hangat.
    ” aakhh..oouhh..sshh ” rintihnya tak tertahan. dengan perlahan tante Nita mengendurkan jepitannya, aku berdiri untuk membersihkan wajahku kulihat tante Nita masih menikmati sisa orgasmenya. Pasti sudah lama vaginanya tidak dijilat seperti tadi pikirku tersenyum.

    Saat aku kembali tante Nita berjalan terhuyung-huyung kekamarnya. Didepan pintu kusergap dia dan tanganku langsung meremas-remas susunya. Ia mendesah halus kemudian berbalikdan langsung menyerbu bibirku. Mulut kami berpagutan dan lidah kami berperang didalam sana. Sementara tangan tante Nita sibuk mempereteli baju dan celanaku sampai tak ada lagi benang ditubuh kami berdua. Setengah takjub tante Nita melihat penisku yang sudah membesar sempurna, dia meremas-remas penisku cukup lama sambil menjilatinya sampai akhirnya dia menelan habis semua batang penisku itu.

    ” Ooo.. aarghh.. yaah ” desahku saat tante Nia maju mundur mengulum penisku sementara lidahnya menari-nari disekitar penisku yang terkulum. Setelah beberapa menit kucabut penisku dan kutarik kepalanya dia terlihat kecewa.
    ” tante aku udah gak tahan ” bisikku sambil mengelus pantatnnya.
    ” ya udah .. tapi pelan-pelan aja ya ” sambil membuka agak lebar kedua pahanya.

    Secara perlahan aku masukkan penisku kevagina tante Nita dengan dibantu kedua tangannya. Kurasakan sensasi yang luar biasa saat penisku mulai tenggelam didalam vagina tante Nita, otot-otot vaginanya terasa menekan-nekan penisku. Tante Nita cuma bisa mendesah menikmatinya. Kemudian dengan mengkakngkang lebar tante Nita biarkan aku leluasa menggenjot vaginanya. Keringatku bercucuran menyatu dengan keringatnya, mata tante Nita terpejam dan mulutnya mendesah tak karuan. Kenikmatan mulai menjalari tubuh kekarku, kukencangkan otot perutku penisku semakin keras memanjang.

    ” Aaah.. oough ” ia mengerang keras. bobot tubuhnya tak sanggup ditopang lututnya yang goyah oleh rasa nikmat yang tak terkira, aku terus menggerakkan pantatku maju mundur sambil mendengar suara keciprak lendir yang membanjiri vaginanya. Akhirnya dengan mengerahkan sisa tenagaku kusentakkan pantatku kedepan untuk membenamkan penisku sedalam-dalamnya dilobang vaginanya. Tante Nita kembali menjerit halus dan tubuh kami menyatu. Tangannya ketat memelukku kepalanya tersekat dibahuku sehingga jeritannya tersekat disana. Kurasakan gelombang nikmat orgasme merayapi tubuhku, kuremas kuat pantatnya tubuh kami diam membatu mereguk sisa kenikmatan.

    setelah puas tante Nita menarikku berbaring menindihku. Kunikmati setiap sentuhannya pada badanku. Sekitar 15 menit kubaringkan dia kubuka pahanya lebar-lebar kumasukkan lagi penisku dengan cepat kelubang vaginanya dan tante Nita mendesah kecil. Dengan segera desahan itu menjadi erangan dan jeritan ketika aku mempercepat gerakan pantatku. Tangannya bergerak taktentu demikian pula kakinya yang mengkang lebar itu.

    ” aargghh.. oouuhh” jerit tante Nita. Tapi aku tak memperdulikan jeritannya itu, pantatku terus beraksi, penisku menerobos masuk ruang vaginanya. Kurasakan lahar panas dipenisku akan meledak. Maka kurankul pundaknya dan mulutku kubenamkan dileher tante Nita, dengan satu hentakan pantat yang keras kubenamkan penisku sedalam-dalamnya dilubang vaginanya. Pantatnya bergera hebat menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Pahanya membelit erat pinggangku dan mulutnya menjerit tak karuan kemudian gelombang orgasme melanda seluruh tubuhku. ” Crot..crot..crot” spermaku mengalir deras diliang vaginanya diiringi jeritan keras tante Nita.
    ” Tante sudah puas kan?” bisikku. Dia mengangguk dan akhirnya kami berdua tertidur tanpa sempat merubah posisi.


    Tamat

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Balada Anak Desa

    Cerita Sex Balada Anak Desa


    2234 views

    Perawanku – Cerita Sex Balada Anak Desa, Jangan sebut namaku Iwan kalau ngga bisa mendapatkan wanita. heheheheheee Maaf bukanya aku sombong tp semua juga tau kalo ada tips dan trik untuk menggaet wanita di ranjang

    Umurku 20 Thn Tinggi badan 175wajah kata emak sih ganteng banget. Bapakku juragan hasil bumi. pengepul besar hasil pertanian sedangkan emak mengelola toko di pasar.
    Karena bapak dan emak super sibuk maka terciptalah anak yg super alim dan ganteng. Iwan si anak juragan Darmanbegitulah orangorang menyebutku.

    Selepas subuh bapak dan emak sdh ke pasar.
    Tinggal aku sama dik Yanti anaknya mbok karti pembantu di rumah kami.
    Dari sinilah awal kenakalanku di mulai. cerita hot

    Aku dan Yanti tumbuh bersama sekolah juga bersama
    Biaya sekolah semua dari bapak mbok karti yg janda sdh tak mampu membiayai Yanti sekolah.
    Tp sebagai gantinya sepulang sekolah Yanti wajib membatu simboknya mengurusi kebutuhan kami sekeluarga.

    Walaupun gadis desa tp kecantikan Yanti sangat mempesona wajah dan tubuhnya warisan simboknyaayu dan montok..

    Sebenarya aku naksir Yanti bapak tahu dan merestui tp emak masih berwatak kolot ..
    Menginginkan anak mantu yg sederajat masih di berlakukan hukum bobot bibit bebet
    Simbok dan Yanti tak luput dari ancaman emak untuk jaga jarak dgnku.
    Namaku bukan Iwan kalo tdk nakal..

    Tiap pagi aku selalu di bangunkan simbok.

    mas Iwan. bangun dah siang..sarapannya dah siap..
    Ayo ma Bangun. nanti mbok di marahi bos e.. ( bos e sebutan buat emak )
    ahhh lagi males mbok ..inikan hari minggu ntar sejam lagi bangunin yahhhh.
    Huooooaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    e e mas Iwan ndak boleh gitu. sampean anak tunggal ..penerus keluarga. jangan malasmalasan begitu

    Aku yg semalam begadang sampai larut dan kemasukan air surganya orang desa (arak) alhasil masih keok walaupun dah jam sembilan Pagi

    Tubuhku di goyanggoyang sama simbok

    ayo mas bangun
    Iya mbokkkkkk.. aaaahhhhhmmmmmm .. Aku menguap dan membuka mata . cerita hot

    Deeegggggg perasanku ndak karukaruan.panas dingin baru kali ini seumur hidupku melihat simbok hanya memakai kutang

    Aku hanya bisa melongo .dgn junior yg mengeras..

    ayo mas turundah di masakin air hangat sama Yanti .gih buruan mandi..

    Bentar mbok . masih ada pemandangan bIwan nih.

    e e e dasar bocah nakal . matanya jelalatantak bilangin bos e lho ya
    Jangan dong mbokkk.. pleaseeeeee

    Aku merayu dgn wajah purapura memelas

    ya udah buruan mandi keburu air nya dingin
    maunya di mandiin simbok.
    apa masih kurang to mas dari kecil sampe sebelum sunat di mandiin simbok. ?
    hehehehehe sekarang beda mbok.
    Justru sekarang mas Iwan ndak boleh mandi sama simbok.
    Simbok takut kalo mas Iwan jadi nakal

    Aahh simbokk. aku kan gak nakal ( aku terus merayunya dgn sedikit memaksa simbok untuk memandikanku.. tp gatot gagal total )

    Sambil berlalu dari kamarku simbok berbisik

    mandinya sama Yanti aja ya massimbok malu dah tua Aku melongo untuk kedua kalinya.

    Dgn langkah yg sangat malas aku berjalan ke kamar mandi belakang

    Aku lebih suka mandi di kamar mandi belakang karena dari kecil terbiasa mandi di sana di mandikan oleh simbok..berdua dgn Yanti.

    Aaaahhhhhhhhmmmmmmmmmmmm.. Sialll masih ngantuk banget..

    Mas Iwan. mau mandi sama Yanti ?

    Karena masih raguragu tak kupedulikan ajakan si Yanti.

    Begitu masuk ke kamar mandi otak kotorku bekerja dgn cepat

    Yan kalo mau mandi masuk ajapintunya ngga di kunci
    ya mas

    Kreekk. eehhhhh..

    Aku terkejut ternyata Yanti tdk main main.

    Aku malu dan gugup tubuhku panas dingin mwlihat Yanti melucuti pakainya .

    Terkesan lama banget untuk sekedar melepas babbydoll

    Kulitnya langsat bersih .kencang

    Dan.

    Aduh toketnya montok.belahanya tercetak jelasdgn hiasan kalung liontin emas hadiah dari emak. pas mantapseksi sekali Puting toketnya merah jambukecil sekali Karena nafsu yg teramat besar aku nekat mendekapnya dari belakang dan menciumi pipinya

    Toketnya terasa empuk dan kenyal di tanganku

    Aku meremasnya dgn kuat

    duuhhhh mas sakiiittt.pelannnn maaasssssss.
    Hhhhhhhhhhhh maaf Yanaku mencintaimu
    Iya mas.Yanti tahuYanti juga cinta sama mas

    Aku tatap matanya seolah meyakinkan cintaku kepadanya.

    Mata Yanti lalu terpejam. bibir tipisnya terbuka mengundangku untuk menciumnya.
    Hhhhmmmmmfffff
    Iniah ciuman pertmaku terkesan kaku
    Bahagia sekali rasanya..perasaanku melambung tinggi ke atas awan..
    Oooohhhhhhhhhhhhhhsssssss..maaaassssss .

    Tangan Yanti memegng peniskurasanya hangat geligeli nikmat..

    massss.. hanya ini yg bisa Yanti berikan.sebagai bukti Yanti cinta sama mas.

    Sambil berciuman, perlahan penisku di kocokkocok Yanti.membuat ku terasa dipermainkan nafsu

    Rasa nikmat di penisku membuat naluriku bekerja sendiri tanganku meremasremas toket Yantimenciumi bibir tipisnya..pipinya..lehernyakedua toketnya..

    Karena tak tahan dgn nikmat di ujung penisku.aku langsung melumat dan menyedot puting toket Yanti..

    Oooohhhhsssssss.nafasku menderu deru.kupeluk Yantikuciumi wajahnya dan kukatakan sayang padanya..

    Acara mandi bersama pagi itu sangat berkesan bagi kami
    Saling bercandasaling merabadan saling memuaskan diri
    Ya walaupun sebatas itu tp sangat membuatku bahagia.

    Udah yuk mas. nanti simbok marahmarah kalo Yanti gak mbantu di dapur..
    Ayo dehaku juga dah kedinginan nih.
    ..
    Begitu selesai berganti pakaian ku buka pintu kamar mandi

    Jleggg.simbok berdiri di depan kami dgn wajah memerah.

    Aku ngga tahu apakah marah atau bagaimana..

    YANTIII.masuk kamar !

    Air muka simbok memerah..
    Aku takut kalau dilaporkan sama bapak ato emak
    Takut menjadi aib keluarga kami takut dan serba salah
    Aku hanya menunduk tanpa bisa berkata apaapa .

    Simbok pun berlalu mengejar Yanti yg sedang menangis. samarsamar terdengar suara simbok yg menasehati Yanti..

    Aku makin serba salah.
    Aku merenung di kamar sendirian.mencari jawaban atas sikap simbok

    Di satu sisi simbok seolah mengijinkan aku mandi dgn Yantisatu sisi yg lain memarahi apa yg telah terjadi diantara aku dan Yanti.

    Bingung sekali..

    apa ya maunya simbok tadi ?
    Pusing kepala ini mikir .aaaahhhh lebih baik aku main air di sungai ujung sanasiapa tahu bisa nembak burung atau ikan gabus.

    Dgn semangat juang 45 .semangat yg tak mau ambil pusingmau ada masalahmau lapor ke bapakmau di usirahhhh bodo amat Pokoknya Iwan itu wajib.Di sini senangdi sana senang
    Wakakakakakakakakkakak .

    Sambil bersiul ku panggul senapan angin merk sharp . senapan angin murahan sih..tp lumayan ok satu desa cuman aku tok yg punya model beginianada teropong nya.

    30 menit berlalu tanpa terlihat satu ekor burung pun.

    Sdh jauh aku berjalan di pinggir sungai.

    aaaahhhhh hari ini sial banget .. ngga ada target yg bisa di tembak..Anjriitttt
    Mana udara panas lagi. uuufffff sapa suruh siangsaiang gini cari burung.

    Aku terus melangkah menuju sungai yg paling dlmberharap banyak ikan gabus besarbesar.kalo nongol tinggal dorr kepalanya.

    Tp ternyata nasib sial masih setia menemaniku

    Akhirnya kuputuskan berenang di sungai sendirian.mandi untuk yg kedua kalinya..

    uuhhhh segarnyaa sungai ini jernih bersih dan segar airnya.
    Nunggu ibuibu mandi ato pulang ya.kok jadi horny gini.membayangkan ibu ibu mandi aja dah tegang.
    Uuuuffff pulang aja dah.

    Tak terasa terdengar suara adzan ashar.karena hari mulai sore maka aku bergegas untuk pulang melewati jalan pintas.

    Menerobos jalan setapak yg di penuhi alang alangmenuju kebun bu lurah.

    Berharap nanti ketemu Yuyun anaknya bu lurah

    Yuyun gadis desa yg diamdiam Selalu melirik genit padaku. hhmmmmm akan ku manfaatkan jika SIPENIS PANJANGnya pas..alias situasi kondisi toleransi pandangan serta jangkauan nya pas.hehehehehehehehe.

    Sambil cengar cengir, aku melangkah terus ke depan

    Byuuurrrrrrr

    adduuuhhh ..siaalllllsiapa yg buang air comberan .
    Ya ampun sial kok terus begini.

    Baunya seperti air rendaman cucian.busuk sekali..

    Hoeeeggggg..hoooeeeeeggg

    Seketika itu aku muntah muntah di tempat itu juga.karena tadi pas berfikir mesum aku senyumsenyum Dan tertawa sendiri. lalu bbbyyyuuuuurrrr ada air yg masuk ke mulut..

    siapa di situmaaf ngga sengaja ..

    Bu lurah keluar dgn terburu buru..

    ooo nak Iwan tokenapa nak Iwan ada di dekat sumur saya.tadi ngintip ya

    Maap bu lurah.sumpah saya ndak ngintip.tadi saya melamun ..ee tautau Ada di sini..

    wwooo ada perjaka melamun to. Ya udah mandi sana di dlm.nanti bajumu tak cucikan.

    Karena tak tahan dgn bau yg menyengat aku melangkah ke bilik mandi bu lurah.

    Ku lepaskan kaosku dan celanaku

    maaf bu nitip kaos sama celana
    Iya taruh situ aja wan.

    Aku langsung mandi dan tak berfikir apapun..berharap dgn mandi ketiga ini sialku juga luntur terbawa air.

    wan handuknya di gantungan itupakai saja..baru di cuci kok.
    Iya bumakasih.

    Begitu aku mengambil handuk , ada sesuatu yg jatuh dan tersangkut di tanganku..

    BH.uuffff kok gede sekali .punya siapa ya ? Apa bu lurah susunya sebesar kelapa..?

    Tak terasa penisku sdh tegang.hanya memegang bh saja.
    Gilaaaaa benar ini.masak ku perkosa saja bu lurah ?
    Mumpung sepi.mumpung ada kesempatan.mumpung bu lurah juga janda
    A
    ku nekat mengintip bu lurah mencuci kaoskududuknya mengangkangterlihat pahanya besargempal.
    Wahhhh pasti besar pula bokongnya..

    Wahhhh dasternya njeplak trrkena airlho putingnya kok kelihatn gitu.alamak besarnya susu bu lurahku ini

    Sambil mengintip bu lurah ..tanganku tak kuasa untuk tdk mengocok penisku.

    Oooohhhhhhhhhssssss.. mmmmmmmm

    nak Iwan mana celana dalamnya.masak gak pakai celana dalam

    Ddeeegggg kaget sekali aku.

    Aa aanu bu.aku..ndak pernah pakai
    Lho kok ngga pakai celana dalam kenapa ?
    Anu bu.biar tambah besarrr..
    Coba sini ibu lihat dah seberapa besar..

    Tanpa sungkan bu lurah mendekati pintu kamar mandi.dan langsung membukanya.

    astaga penismu gede sekali wan ibu pegang ya.
    Aadddduuuuhhhhhhh bbbbuuuuu..Ennnnaakkkkkkkkocokkkk bu..

    Penisku bukan di kocoktp di urut ..dari pangkal terus ke ujung.nikmat tp sakit.
    teruss begitu sampai merah kehitaman.darah seperti terkumpul di peniskudan wow terlihat keras ..besar

    Hhaahhhhhhhhffffsssssssss.

    Nikkkmaaatttttt.nnnikkkmaaaattttttt bbbbbuuuuuuuu..

    Bu lurah jongkok dan mennjilati penisku.ku jambak rmbutnya ku paksa menelan utuh batang penisku.

    Rasa nikmat yg tak tertahankan membuat tanganku bernaluri liar mencari sasaran empuk.
    Toket bu lurah montok sekali ..mantap di tangan.ku remasremas kiri kanankadang ku pilinpilin putingnya..
    ooohhhh massssss ..kulum toketku massss.

    Dgn tergesa gesa di buka dasternya

    Alamak besar sekali toketnya perutnya juga sdh besar untuk ukuran wanita 40 thn.
    Dgn rakus kujilati puting bu lurahsambil tanganku meremasremas toket yg lainya
    Bu lurah mendesah keenakan.tanganya tak berhenti mengocok penisku..

    Kemudian tangan bu lurah menuntun tanganku menuju selakangannya.menuju memeknya.

    Terasa besar dan empuk

    Tp loh kok halus licin.ngga ada bulunya.

    Karena penasaran ku lihat ke bawahterasa panas dingin gemetar badanku memegang memek lurahku ini.

    Cerita ngentot hot, Kemudian bu lurah mengangkat satu kakinya di bak mandi.

    di ciummmm ddi ssiiiniiiii mmassss..ddii jiiillaaatttttthhsssssss Kepalaku di paksa di selakangan bu lurah.mmmpphhhhhhh. .

    Terpaksa kujilati , dan akupun sangat menyukainya.

    Mmmmpphhhhhhhhh niikkkmaaattttttt.yyyyaaa pppaassss diiii sssiituuu massssssseeedddooottttt Oooohhhhhh akkkkuuu nnyaaaammmppeeekkkk mmassss. ssssshhhssssss

    Aku ngga tahu senikmat apa yg di rasakan bu lurah.kakinya bergetar lalu jatuh di lantai

    Dgn nafas yg masih tersenggal senggal seperti habis lari maraton..
    Wajahnya tampak ayu ke ibuan.lalu ku dekatkan penisku ke wajahnya..
    mmmpphhhhhh nikkkmaattt bbbuuuu..

    Aaaahhhhh ooohhhhhhh ahhhhssss

    sini masss ibu kasih yg lebih nikmaatttt

    Bu lurah berdiri membelakangikudgn berrtumpu pada bak mandi tangan bu lurah memegang peniskudan mengarahkan pada memeknya

    Terasa sangat basah licindan sempit.

    ooohhhhhhhhhhh..peellann msss.

    Dorong pelan pelannn.sakiiiitttsss.penismu bessaarrrrrrrrrr..

    Bleessssseeeesssddddhhhheeeeeeeggggggg

    Secara naluriah kugerakan penisku maju mundur Kadang cepat kadang lambatsambil taanganku meremas remas toket bu lurah yg bergoyang.

    Oooohhhhhhh. mmmppphhhhhh. ooohhhhhhh nyaammmpeeeeeeee. .llllaaaagggiiii mmmmaaassssss.
    Penisku terasa di jepit dan diurut memek bu lurah
    Sangat nikmat luar biasa
    Ku diamkan penisku beberapa saat.menunggu nafas bu lurah kembali normal.

    Bleeeeessssssss ..

    Aku kocok penisku di dlm memek bu lurah dgn cepat.
    Aku ingin secepatnya meraih nikmatku..
    Ooohhhhhh Ooohhhhhh Ooohhhhhh ..bbbuuu..meemmeekkkmuuu. niiikkmmaaattttt..
    Ooohhhhhh aaakkuuu nggaaaaa kkkuaaat. Bbbuuuukkkkkkkk..

    Ccccrrrrruuuuuuttttttttt.

    Hhhshs hhsahhshshs.

    Ku peluk bu lurah ku ciumi wajah dan bibirnya

    Makasih bu.. Nikmat sseekkaalllii
    Sama sama masssaku juga..3 kali keluardapat perjaka ganteng pula..

    Ingin rasanya aku di dlm kamar mandi itu bersama bu lurahtp sayupsayup adzan magrib berkumandang.

     

    bu aku pulang dulu
    Mas Iwan Pakai bajunya anto sajatuh di gantungan
    Iya bu.nitip baju yg tadi ya ?
    Okeeeasal mas Iwan harus bayar.
    Kalo uang aku ngga punya bu. bayar pake penis saja ya bu ?
    hhuuuusssss ya udah cepetan kita keluar sebelum mak darni melihat kita di sini.
    ..
    Krreeeettttt .aaah. aman wancepet keluar.

    Aku pun crlingak celingukah aman batinku.

    Kemudian aku peluk lagi bu lurah aku mencium toketnya sekali lagingga nahan lihat montoknya

    Karena asik dgn buah dada bu lurahaku tdk menyadari kalo ada orang yg mengintip dari dlm dapur.

    Tp sekilas tetlihat sandal kuning darni.
    Aahhhh si darni..
    Sialan mak darni
    Bu lurah tak kuberitahu ..aku takut jadi masalah besar pada janda tua itu.

    Aku pun beranjak pulang lewat samping rumah bu lurah.

    Di tengah jalan aku ketemu mak darni.berpapasan.mak darni berbisik

    mas Iwan .. aku tahu apa yg terjadi di sumur tadi.
    Terus kenapa mak
    kalo mas Iwan gak bisa menutup mulut saya.. ya maafkejadian ini akan sampai pada pak Darmanberikut seluruh desa..
    Hhhaahhh. apa maunya mak darni?
    Saya ini janda .miskin pula

    Nah mas Iwan pikirkan caranya menutup mulut saya..!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA

    Cerita Sex Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA


    978 views

    Perawanku – Cerita Sex Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA, Suatu hari pas aq sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku , tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan aq pun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku . Terpaksa aq menunggu saja daripada aq sdiasdiakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu . Tak lama kemuddian ada 2 orang Abg masih beldia kaket dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU . Ketika dia mau mengambil motornya , aq pun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol.

    Obat Pembesar Penis
    Sudah mau pulang ya dek ?? tanyaq
    Hmm . . iya kak , sudah malem nih katanya
    Belum malem kok , baru pukul setengah 10 nih katanya
    Iya sih , sebenernya masih awal sih , tapi taqt nyokap nyariin katanya
    Oya ?? anak nyokap donk kalian candaq
    Bukan donk . . cuma gak enak aja kalo bohong
    Udah sar , jangan pulang dulu , qita jalanjalan lagi aja yuk . Qmu nginap sama aq aja dirumah kakek . Telpon aja nyokap qmu , bilangin nginap dirumah kakek aq . Kakek udah tidur jam segini . Gak bakalan tahu ddia kalo qita pulangnya udah malem . Mau gak? potong temannya
    Nah . . bener tuh , sayg donk waktu muda gak dihabisin dengan senangsenang . Ikutin aja apa kata temen qmu itu bdiar nanti qmu gak nyesel dan dapat pengalaman baru kataq
    Eeehh . . hmmm . . Ntar aq telpon nyokap dulu ya , qmu tunggu disini dulu katanya
    Anak itu pergi menjauh dari aq dan temannya untuk menelpon nyokapnya .
    Nama qmu sdiapa dek? tanyaq kepada temannya
    Shinta kak , yg itu namanya Sarah katanya
    Masih sekolah? tanyaq
    Iya kak masih SMU , kelas 2 katanya
    Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? tanyaq
    Cuma teman sekelas aja sih , tapi udah kayak sodara . katanya
    Kalian cantikcantik menurut akak , sudah punya pacar? tanyaq lagi
    Belum kak , taqt sama bokap . Gak bakal diizinin sama bokap kalo aq pacaran katanya
    Bokap qmu bener sih , tapi kan kalo qmu mau . . kan bisa pacaran sembunyisembunyi . . bener gak ? kataq
    Tibatiba Sarah sudah selesai nelpon nyokapnya . . datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Shinta .
    Udah Shin , nyokap ngizinin aq nginap sama qmu . Abis ini mau jalan kemana? tanyanya
    Qita mutermuter dulu cari tempat yg asyik buat qita nongkrong kata Shinta
    Ya udah , yuk . . Oya nih kak uang parkirnya kata Sarah memberiku uang parkir
    Gak usah dek , ambil aja . Lagdian akak perhatiin kalian juga sesarg datang kemari katanya
    Oh ya udah , makasih ya kak katanya langsung menancap gas meninggalkanku
    Aq pun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yg belum keluar . Dasar nasib , gara cuma nunggu 5 motor lagi aq harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar . Tak lama kemuddian 2 Abg tadi datang lagi kepadaq , sepertinya ada masalah bila aq lihat paras mereka .
    Kok kembali lagi dek? tanyaq
    Anu kak , kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal . Kami taqt , makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama akak kata Sarah
    Oh , mana orangnya ? tanyaq
    Tibatiba datang 5 buah motor yg dikendarai 5 orang Lelaki sebayaq .
    Oh kalian rupanya? kataq kepada semua yg datang
    Halo Kak Toyib , sorry kak ganggu nih . Kami mau bersenangsenang dengan mereka dulu kak kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Shinta dan Sarah
    Mending kalian semua cari yg laen aja kataq
    Lho kenapa kak? Kami kan tak mengganggu akak katanya
    Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? bentakku
    Ja . . .jangan kak . . ampun deh . . sorry kak . . katanya
    Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan kak Toyib , kalo nggak kalian pasti kena dengan kami kata temannya
    Aq pun secara spontan melaygkan tamparan kemukanya . . Plaaakkk
    Woy , udah gue bilang pulang ya pulang . Jangan banyak bacot lo . . beneran mau mampus lo? bentakku sambil menarik bajunya . .
    Ehhh . . . iii . . .iiiiya kak . . ampun katanya dan mereka semua langsung kabur .
    Udah dek , sekarang aman . . kalian boleh pulang . Akak jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi kataq
    Gak mau kak , kami mau pulang masih taqt di ikutin lagi sama mereka kata Sarah
    Iya kak , mereka pasti masih dendam sama kami kata Shinta
    Ya sudah , kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin akak parkir . Ntar abis selesai parkir akak antesar kalian pulang kataq
    Iya kak gpp , kami disini aja deh . . kata Shinta
    Setengah jam kemuddian parkirku selesai , aq pun mengantar mereka pulang . Didalam perjalanan aq sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aq mengikuti mereka dari belakang , ternyata Shinta dan Sarah benar . Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka . Malah mereka berani menghentikan Shinta dan Sarah ditengah jalan . Aq langsung saja melaju kearah mereka . Aq parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aq mengeluarkan Badik yg kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka .
    Kalian memang benerbener mau cari mampus sama gue ya? kataq sambil menyayat sedikit mukanya
    Kak , jangan kak . . Oke . .oke . . kami nyerah dan minta maaf . . katanya langsung kabur bersama temantemannya meninggalkan kami .
    Shinta , Sarah . . udah ayo pulang . Udah gpp . . kataq dan mereka melanjutkan perjalanan .
    Beberapa menit kemuddian sampailah kami dirumah kakek Shinta .
    Kak , gak masuk sekalian dulu katanya
    Ah gak usah , gak enak sama orang rumah disini kataq
    Gpp kok kak , disini memang gak ada orang . Kakek dan nenek gak ada dirumah , mereka nginap ditempat paman . Baru tadi sore kakek nelpon aq . kata Shinta
    Masa? Kalo gitu sih bolehboleh aja , akak juga mau minta minum sama qmu , akak haus nih kataq
    Kamipun masuk kedalam rumah , Shinta langsung mengunci pintu rumahnya .
    Akak nginep disini aja , kami taqt kak soalnya gak ada lakilaki dirumah ini yg bisa jagain kami bila kami tidur nanti kata Shinta
    Iya kak , please deh . . sahut Sarah
    Ok lah kalo itu yg kalian mau . Tapi jangan salahkan akak ya kalo tetangga sebelah tahu ada akak nginep disini sama kalian kataq
    Gpp kak , daripada kami ketaqtan disini dengan hal yg tadi . Mendingan ada akak disini , kami bisa merasa lega rasanya kata Sarah
    Shintapun langsung kedapur , mengambil air putih untukku .
    Oya shin , aq numpang mandi ya , gerah nih rasanya kata Sarah sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu .
    Tak lama kemuddian Shinta datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku . Aq langsung menerimanya .
    Kak , nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya , sama Sarah . Kami jadi tenang kalo ada akak yg jagain disamping kami . Mau ya kata Shinta
    Gak usah , diluar aja kataq
    Mau ya kak , Shinta beneran taqt kak sejak kejaddian tadi kata Shinta
    Iya deh , untung aja kalian sudah kenal dengan akak . Coba kalo gak , gimana nasib kalian hari ini bila bertemu mereka tadi kataq
    Hehe . . iya kak , makasih . Akak kayaknya preman ya? Kok aq ldiat mereka semua taqt sama akak . Kalo bukan preman , pikirku kenapa mereka harus taqt sama akak . Bener gak ? kata Shinta
    Akak bukan preman , kalo preman akak pasti sudah dapat jatah disana sini , ngapain akak harus jaga parkir kataq
    Tapi kenapa mereka taqt sama akak? tanya Shinta
    Ya gak tahu , mungkin aja mereka anggap akak ini seperti preman . Soalnya akak pernah berantem lawan 8 orang , dan salah satu dari mereka tewas ditangan akak . Ya itu dulu , lagdian akak sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara . Itu karena akak bukan sengaja membunuh melainkan akak membela diri dari pada akak yg mati . Mungkin sejak kejaddian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa akak adalah seorang preman . Padahal kenyataannya , kena pisaupun akak pasti luka dan berdarah . jelasku kepada Shinta
    Kak , jujur aq lihat akak seperti ada yg istimewa dalam diri akak , bukan karena aq telah ditolongin akak tadi . Aq melihat akak adalah sosok yg pantas buatku kata Shinta
    Apa maksud qmu? akak gak ngerti kataq
    Aq ingin akak mau jadi pacarku , sudah lama aq memperhatikan akak , cuma hari ini adalah hari yg kebetulan qita ketemu dan ngobrol bersama kata Shinta
    Hahaha . . Aneh , begini kenapa akak bilang aneh , pertama qmu belum kenal dengan akak lebih dalam , kedua . . akak ini jelek , lihat aja gigi akak aja ilang satu didepan . Masa qmu suka sama akak sementara masih banyak cowok sebaya qmu yg lebih dari akak kataq
    Iya kak , tapi entah kenapa hati aq memilih akak . Jujur , aq cari cowok bukan dari parasnya , uangnya atau pekerjaannya . Tapi aq mencari cowok yg bisa jagain aq dari segala gangguan dan aq melihat akak adalah cowok yg aq idamidamkan katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya
    Cerita Dewasa Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
    Cerita Seks Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
    Cerita Ngentot Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
    Aq hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apaapa . Tibatiba ddia menyapaq . .
    Kak , kok ddiam? gak mau ya sama aq tanyanya
    Bukan begitu , akak lagi berpikir . Akak bingung harus menerima atau tidak , bilang akak menerima qmu , apa kata temanteman qmu , keluarga qmu namun bila akak tidak menerima qmu berarti akak menydianydiakan kesempatan dan akak sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan akak memang sedang mancari pacar . Akak tidak menygka ternyata malah qmu yg bilang duluan sama akak kataq
    Ya , aq cinta sama akak walau cuma melihat akak dari jauh selama ini . Baru kali ini qita bisa dekat , dan hari ini aq untuk pertama kalinya nembak cowok katanya
    Oke , akak mau sama qmu dan akak harap qmu gak kecewa bila setelah tuu akak itu seperti apa suatu saat nanti kataq
    Aq sdiap menerima apapun yg terjadi , qita jalani saja kak katanya sambil mencium bibirku
    Aq langsung mendorongnya , dan Shinta pun langsung menggerutu .
    Shinta , belum saatnya . . sudah qmu tidur aja kataq
    Oke . . makasih akakku sayg , Shinta pashin tidur . Kalo mau qita tidur bareng sama Sarah di kamar , Gpp kok . Nanti aq sdiapin buat akak katanya
    Gak usah , akak tidur disofa aja kataq
    Aq perhatikan Shinta meninggalkanku , lalu kulihat dari jauh ternyata Sarah sudah tidur duluan . Aq pun kembali merenungi nasibku hari ini . Akhirnya aq dapat pacar lagi , padahal aq baru putus bulan lalu . Tapi aq benarbenar bingung , kenapa banyak wanita yg ingin menjadi pacarku . Akhirnya aq pun terlelap . Entah apa yg terjadi , aq terkakun dari tidurku karena merasa haus . Aq pergi kedapur untuk mengambil air putih , tak sengaja aq melihat kearah kamar mandi , aq melihat Sarah sedang buang air kecil karena Sarah tidak menutup pintu . Langsung saja gairahku meningkat melihat kejaddian itu . Aq pun menuju kekamar mandi . .
    Ehh kak , maaf lupa ngunci pintu . Tadi aq pikir udah gak ada orang kesini , tadinya aq lihat Shinta sudah lelap dan akak pun juga terlelap , makanya gak aq kunci kata Sarah
    Sar . . kataq langsung memeluk tubuh Sarah
    Eh kak , jangan . . katanya
    Sar . . Hmm . . kataq sambil meraba Vaginanya
    Kak , jangan . . . kak katanya berusaha memberontak dari pelukanku
    Akak mau melaqkannya sama qmu sar , akak gak bisa nahan lagi sar , maafin akak kataq
    Jangan kak , please kak . . katanya
    Aq langsung melepas pakainku semua , lalu buka kaki dan pahanya Sarah . Aq menjilati vaginanya sementara Sarah terus saja memberontak tetapi tak bersuara yg bisa membuat Shinta kakun . Aq tak peduli walupun Shinta kakun , aq tetap saja ingin menikmati tubuh Sarah .
    Sssstttt . . . aaahhh . . hmmm desah Sarah
    Puas dengan menjilati vagina Sarah aq pun membuka baju Sarah dan menikmati payudara Sarah . Putingnya aq hisap secara bergantdian dan Sarah tak menolak lagi atas perlaqanku terhadapnya .
    Ehhhmmm . . aaahhh kak , sssssttt aaahhh terus kak katanya
    Beberapa menit kemuddian setelah puas menjilati tubuh Sarah , aq memandu batang penisku ke arah lukak vaginanya . Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aq berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk . Dan akhirnya masuk . .
    Awww . . . aduh , sakit kak . . kata Sarah
    Tahan aja sayg , nikmati saja . Memang beginilah rasanya kalau qmu belum pernah melaqkan ini . Nanti juga bakal lain rasanya . Nikmati saja ya kataq sambil mencium dan melumat bibirnya .
    Setelah Sarah tak bersuara lagi , aq pelanpelang memompa vaginanya .
    Aaaahhh . . terus kak , enak kak rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi katanya
    Aq pun mempercepat gerakanku memompa vaginanya . Akan tetapi aq tidak ingin permainan ini cepat selesai , aq pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya .
    Sar , buka mulutmu sayg kataq
    Gak mau kak , aq geli dan jijik kak katanya
    Buka aja sar , maukan qmu beri akak kepuasan? Nanti akak pasti akan membalasnya , akak akan memberikanmu kepuasan juga . Please . . kataq
    Sarah pelan tapi pasti membuka mulutnya , aq langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya . Ku pandu Sarah dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaq .
    Weeekkk , aaahhh . . . kak sudah ya katanya
    Ya sudah gpp , qmu buka paha qmu , akak akan beri qmu kepuasan seperti janji akak tadi kataq
    Sarah membuka kakinya dan melebarkan pahanya , aq lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Sarah mengelinjang , ku gigit sedikit klitorisnya . .
    Aww . . aah yeaah ssssttt desahnya seisarg gerak tubuhnya yg mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaq . Setelah kurasa cukup aq pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lukak vaginanya .
    Aduh , pelanpelan kak pintanya

    Lihat Juga : Cerita Dewasa Kenikmatan Jepitan Susu Lidya

    Aq menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk aq pun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku . Sarah sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar katakatanya ditelingaq . Beberapa menit kemuddian aq merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aq cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaq di pantatnya .
    Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Sarah . . . . Ssssttt aaahh yeaahh kataq
    Setelah puas aq melihat cairan spermaq mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai . Kupeluk tubuh Sarah dan kulumat bibirnya . Lalu kami pun membersihkan diri kami masingmasing dengan air yg ada dikamar mandi . Dan kami pun mengenakan pakain kami masingmasing .
    Sarah , terimakasih ya . Akak minta maaf kaket sama qmu telah merenggut mahkota qmu kataq
    Sebenarnya Sarah sedih kak , tapi apa yg harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Sarah juga merasa puas kak , ini pengalaman yg berharga bagi Sarah katanya
    Ya sudah , qmu jangan cerita sama sdiapapun , termasuk sama Shinta ya . Akak gak mau Shinta kecewa sama akak kataq
    Apa maksud akak ? kata Sarah
    Hmm anu . . Shinta , Sar . . Akak sudah jaddian sama Shinta tadi sebelum tidur kataq
    Kak , aq gimana? tanya Sarah
    Ya , qmu maunya gimana? kataq
    Aq juga mau jadi pacar akak , aq gak mau disdiasdiakan setelah kejaddian ini kata Sarah
    Ya sudah , qmu juga pacar akak , tapi jangan bilang sama Shinta kalo qita juga pacaran ya . Qmu tolongin akak sar , akak gak mau Shinta kecewa . Janji ya ?

    kata q sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya Sarah pun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku. Kamipun keluar dari kamar mandi. Sarah menuju kamar dan aq kembali tidur disofa. Sejak kejaddian itu, aq lebih sesarg melaqkan sex dengan Sarah dan Shinta sama sekali tak kusentuh sedikitpun. Hubungan itu kami laqkan sampai Sarah nyerah kepada Shinta dan rela melepasku agar aq kembali kepada Shinta. Dan Shinta tak pernah tahu aq berpacaran juga dengan sahabatnya. Akhirnya Sarah punya pacar baru namun dia masih saja tak bisa melupakanku. Dia masih saja menelpon atau SMS aq untuk bertemu dan melaqkan hubungan sex.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Keangkuhan

    Keangkuhan


    1159 views

    Cerita Sex ini berjudulKeangkuhanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Dan di saat keakuan itu mulai menyerang dan merontokkan segisegi kemanusiawianku, maka di saatsaat seperti itulah kelelakianku yang sejati menyeruak dari persinggahannya dan menyerukan keberadaannya. Surabaya, sepuluh tahun yang lalu

    Pemuda Lee miringkan sedikit tubuhnya, mengangkat dagunya, memastikan kecakapannya terlihat nyata di depan cermin. Sebentar kemudian tangannya sudah terlihat sibuk menariknarik ujung rambut yang semula begitu rapi di keningnya.

    Kali ini dengan yang benarbenar fresh. Dan Lee tertawa dalam hatinya. Benaknya membayangkan adeganadegan mesum seperti yang sering dilakukannya bersama gadisgadis binal itu.

    Yang sekarang sedikit berbeda. Kali ini benarbenar orisinil. Gadis lugu yang menunggu diajar. Lalu Lee tersenyum setelah melirik bundel uang dalam dompetnya.

    Cukup. Ucapnya dalam hati. Meraih kunci mobil dan melangkah keluar kamar. Lampulampu jalan menjadi saksi bisu tekadnya yang menggebugebu. Kali ini cukup seminggu. Dan menurutnya itu sudah terlalu lama. Tapi okelah, untuk pemula.

    Sampai sang waktu menamparku, aku takkan pernah bisa menyadari keberadaan takdir yang akan menghampiriku.

    Gia.
    Lee. Menjawab seraya tersenyum simpul, pemuda itu merasakan kebanggaan itu melambungkan harga dirinya.

    Memang, dia tak pernah sekalipun dalam hidupnya berkenalan dengan gadis di bawah ratarata. Dan itulah juga yang terjadi saat ini. Lee dan Gia di hadapannya, gadis yang menantang birahi siapapun yang melihatnya. Gadis yang baru saja ranum, yang belum pernah terjamah oleh tangantangan usil. Tapi Lee bukan pemuda sembarangan tanpa strategi.

    Menurutnya gadis lugu hanya bisa ditaklukkan dalam kepasrahan. Lain tidak. Untuk itu dia harus ekstra hatihati. Terutama saat menyerahkan boneka beruang itu sebagai tanda perkenalan. Dia tentu saja tak ingin gadis Gia menolak hadiah perkenalannya, dan gadis manapun termasuk Gia adalah tipikal gadis biasa yang merona saat menerima hadiah boneka beruang.

    Thanks, tapi tak perlu.
    Tidak apaapa, asal kamu bisa tersenyum.
    Dan Gia tersenyum. Tersanjung.

    Panahpanah asmara menjeratku, mempermainkanku, bahkan aku tak pernah tersadar dari mimpimimpi yang dirangkainya dengan begitu indah.

    Dan sampai sejauh mana aku bisa mempertanyakan ketulusannya, jika yang kutahu hanyalah kebahagiaan saatsaat kubersamanya?

    Gia belum pernah menemui pemuda seperti Lee, yang menyanjungnya setinggi langit. Membuatnya merasa diperlakukan sebagai seorang wanita seutuhnya di usianya yang masih tergolong remaja. Lee bisa membelainya dengan mesra, mengungkapkan kehangatan itu dalam sanubarinya.

    Lee bisa mendengarkan semua keluh kesahnya selama berjamjam tanpa sedikitpun menunjukkan raut kebosanan, untuk kemudian menghiburnya dengan katakata indah semanis madu yang bisa membuatnya bermimpi indah semalaman. Lee bisa membuainya dengan lilinlilin romantis makan malam di restoran mewah dan hadiahhadiah yang begitu bermakna baginya.

    Dan Gia tak kuasa menolak saat Lee mengecup bibirnya seminggu kemudian.

    Jangan, Lee.
    Maaf, Lee menundukkan kepalanya dan merautkan wajah bersalahnya yang paling tulus, aku sedikit kelewatan.

    Gia membenahi kancingkancing bajuna yang terbuka. Matanya berkacakaca saat menatap kekasihnya dengan pandangan kebingungan.

    Maafkan aku, ya? Lee mengangkat kepalanya dan membenamkan wajahnya ke dalam dekapan si gadis.

    Gia tak mampu melawan saat kepala itu menempel di buah dadanya. Kehangatan air mata yang mendadak membasahi seragam sekolahnya begitu tulus. Air mata seorang pria yang penuh penyesalan.

    Tapi Lee tidak mengambil keuntungan terlalu lama. Segala imagi negatif harus disingkirkan terlebih dahulu.

    Ayo kita pulang. Senyum mengembang di sela air mata.

    Gia mengangguk lemah. Menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya saat kendaraan itu melaju.

    Lalu perasaan itu datang dan merenggut kewarasanku, membuatku seperti kehilangan akal sehat yang selalu kubanggakan. Tapi kebanggan itu secepat hilangnya secepat kembalinya. Dan kebanggaanku adalah pada letak keakuanku.

    Siang itu Lee mengeluh. Uang kiriman sudah sangat tipis. Bahkan untuk membeli sebungkus rokok terasa susah mengingat siang nanti ia sudah berjanji dengan Gia untuk makan bersama.

    Tapi namanya lelaki. Rokok dulu. Wanita belakangan.

    Dan Lee menimbangnimbang suatu alasan.

    Aku mau mengajakmu ke sebuah tempat, tapi kamu jangan kecewa. Lee berkata pada Gia usai menjemput si gadis.
    Boleh. Gadis Gia menjawab sekenanya.

    Warung mie itu terlihat penuh sesak. Bau keringat menyatu bersama udara bekas hujan yang belum kering. Tapi Gia menghabiskan mie di hadapannya dengan nafsu menggebu, hingga Lee dapat melihat bulirbulir keringat yang keluar dari kening si gadis.

    Lee, kamu tidak makan? Mau disuapin, ya?

    Tapi Lee hanya terpana. Ia tak pernah melihat kepolosan itu.

    Baru sekali ini. Rencananya begitu berantakan. Ia semula mengira gadis itu akan menolak lalu akhirnya rencana makan siang mereka batal dan ia bisa menghemat uang sakunya. Ternyata gadis itu justeru menikmati makan siangnya dengan gaya yang begitu mempesona. Mempesona?

    Ah, ya. Suapin, dong.

    Bahkan Lee tak menghiraukan reputasinya sebagai anak bereputasi saat matamata sirik memandangi tangan

    Gia yang menyuapkan mie ke mulutnya. Ia begitu terpesona.

    Tapi Lee hanya tertawa seusai mengantar Gia pulang.

    Gadis bodoh.

    Keangkuhan itu masih sebegitu kuatnya.

    Waktu menghancurkan dan mengikis kebekuan itu tanpa pernah disadari oleh pembawa cinta yang tersembunyi.

    Tatkala lagulagu burung cinta berkumandang yang ada hanyalah perasaan aku dan dia. Bukan aku lagi seperti diriku sendiri.

    Lee merasa pusing, makalah itu lenyap ditelan tumpahan kopi. Ingin rasanya ia menendang kucing budukan tadi namun apa daya si kucing lebih cepat menghilang.

    Pemuda itu sekarang menekuni komputernya, mencoba mengembalikan empat halaman penuh katakata omong kosong yang sudah dirangkainya seharian.

    Lee, aku sedang butuh kamu.
    Wah, aku sibuk. Besok saja.

    Tapi justeru Lee melewatkan dua jam yang berharga untuk menemani Gia menyelesaikan tugastugas sekolahnya.

    Ini begini, dan ini begitu.

    Gia memandang wajah serius Lee sambil tersenyum. Perlahan gadis itu mengecup kening kekasihnya. Begitu mesra.

    Apaapaan ini?
    Aku sayang kamu, Lee.

    Dan Lee hanya bisa berkata,

    Aku juga.

    Sejenak ingatan tentang makalah itu terbang lenyap. Berganti kemesraan dan sentuhan kehangatan. Gia membelai Lee dengan penuh kasih dan membiarkan pemuda itu menyusupkan jemarinya ke balik bajunya, memijat dan meremas buah dadanya. Lee terengah dan menikmati rangsangan yang mampir tanpa rencana.
    Tapi kenikmatan itu terhenti saat Gia mendorong tubuh Lee menjauh.

    Jangan kelewatan.

    Lee tidak mengumpat. Hanya tersenyum. Hanya kebingungan.
    Karena ia bukan seperti dirinya sendiri.

    Tapi Lee masih mengeraskan hatinya saat kembali ke dunia makalahnya yang sama sekali belum terselesaikan sekatapun.

    Aku hanya sedikit terlena.

    Benarkah itu, Lee?

    Ah Keangkuhanku. Begitu aku memujanya setinggi langit dan bintang. Begitu aku mempertahankannya dalam setiap desing mata pisau yang mencoba meluluh lantakkannya. Begitu aku mencabarkannya walaupun aku tahu musuhnya adalah ambang kehancuran baginya.

    Tentu saja benar!!

    Lee mulai merisaukan dirinya sendiri saat makalah itu selesai. Satu bulan sudah sangatsangat jauh dari target yang sudah disiapkan. Dan Lee hanya bisa mendapatkan bibir dan seremas dada.

    Ah, Lee hanya sedikit `terlena.

    Hayo, Lee. Buktikan kalau kamu hanya terlena. Kamu tidak ingin kalau sahabatsahabatmu seprofesi mentertawakanmu, bukan?

    Lee mendenguskan udara dari hidungnya.

    Mau bukti kalau itu benar?

    Gia, aku mungkin tak bisa ke rumahmu nanti malam.
    Tapi, Lee. Aku sudah masak semur lidah kesukaan kamu.

    Huh. Mau membuatku terlena? Sori saja.

    Maaf, ya. Aku harus ke kampus sekarang.
    Lee?

    Klik. Dan Lee tersenyum puas. Kalau tidak bisa mendapatkan yang lebih ya ditinggal saja. Lagipula dada sudah merupakan medali perunggu yang lumayan. Dan cara meninggalkan yang paling menyenangkan adalah dengan mencari masalah duluan. Jauhi.

    Dan nanti malam dia bisa kembali ke pelukan Resky.

    Malam yang hangat dan dada telanjang. Lee membiarkan gadis itu melumat kemaluannya. Jemarinya menjambak rambut gadis itu. Menggerakkannya ke atas dan ke bawah.

    Beberapa saat kemudian Lee sudah menikmati pergumulannya dengan Resky. Gadis itu mengerang saat pemuda Lee menggerakkan pinggulnya dengan lincah, menekan dan menggesek, memenuhi liang kemaluannya dengan kehangatan. Dan Lee tersengat saat puncak rangsangan itu tak bisa dihadangnya.

    Gia..

    Dan ia membayangkan sudutsudut kamar yang temaram. Sosok gadis yang meringkuk, menangis meratapi ketidak hadirannya di atas tempat tidur. Terisak. Bantal yang basah. Bahu yang berguncang.
    Mangkuk semur lidah di tempat sampah. Jadi makanan kucing buduk.

    Gia…

    Lee melompat, membiarkan Resky terlena dalam kenikmatan yang telah diberikannya pada gadis itu. Secepat kilat diraihnya handphone dan menelepon Gia.

    Kamu jadi ke sini? Tidak apa, ini kan masih pukul sepuluh.
    `Tidak apaapa?
    Tidak. Lagipula semur lidahmu masih di kulkas. Tinggal dihangatkan. Entah mengapa Lee merasakan kelegaan itu dalam hatinya.

    Sangat lega.
    Kucing buduk? Enak saja.
    Dendam kopi belum lunas, Cing.

    Tanpa terasa sang waktu terus berlari, meninggalkan rona pelangi yang mewarnai kehidupanku dengan polapola abstrak. Polapola yang memberikanku kenyamanan, semakin melenakanku dalam buaiannya.

    Tapi sosok keangkuhan itu tetap ada, entah mengapa.

    Gila. Sudah dua bulan berlalu. Tapi aku masih belum juga memperoleh kemajuan apapun. Lee mendesah dalam hatinya. Benaknya benarbenar galau.

    Kok lama, Lee? Salah seorang sahabatnya bertanya.
    Katanya harus pelanpelan. Lee memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum.

    Walau tak dapat disembunyikan bahwa senyuman itu palsu.

    Janganjangan kamu..hahahahaha.

    Tawa yang menyebalkan. Tuduhan yang ngawur.

    Enak saja. Siapa yang bilang begitu?

    Tapi Lee tersentak. Orang hanya marah kalau yang dituduhkan padanya benar adanya.

    Baiklah. Desis pemuda Lee sambi berjanji pada dirinya sendiri.

    Mari kita mengakhiri cerita roman picisan ini.

    Ah pemuda pecinta, seandainya engkau menemukan sosok ketulusan itu dalam diri penaklukmu..

    Jangan, Lee.
    Maafkan aku, Gia. Lee membalikkan tubuhnya dan bersiap melangkah pergi.

    Kepalanya terasa begitu pening. Lebih pening tatkala lengan gadis itu memeluk kakinya.

    Jangan tinggalkan Gia sendiri. Please.

    Please. Kata yang tak pernah bisa ditahannya. Air mata.

    Lee mengeraskan hatinya, membiarkan gadis itu terseret bersama langkahnya.

    Lepaskan, Gia!
    Tidak, Lee. Tidak
    Gia.
    Aku salah apa Lee? Aku salah apa?

    Kamu tak salah, Gia. Aku yang salah karena bertemu denganmu.

    Lee mengeraskan hatinya. Gadis itu masih terseret. Isak tangisnya.

    Lee.

    Pemuda Lee tak tahan lagi, membalikkan tubuhnya dan memegang pundak si gadis Gia. Keras dan setengah mencakar.

    Dengar Gia! Aku tidak mencintaimu. Aku hanya bermainmain.

    Gia tersentak dan membeliakkan matanya yang berkacakaca. Tiada sepatah katapun keluar dari bibirnya yang bergetar. Lee mengangkat tubuhnya dan meraih pegangan pintu.

    Lee. Kedua lengan itu kini memeluk pinggangnya.

    Air mata membasahi pungungnya. Kehangatan dan kesedihan.

    Lee berhenti. Keraguan terbersit di hatinya. Terenyuh. Tegakah ia?

    Kulakukan apapun asal kamu tidak pergi.

    Kali ini Lee yang tersentak. Apapun?

    APAPUN???

    Wahai pemuda pecinta, apakah yang kaulihat di balik bening bola mata penaklukmu? Nafsukah? Atau kasih sayang dan ketulusan?

    Gadis Gia membiarkan pemuda itu menelanjanginya, menciumi seluruh bagianbagian sensitif di tubuhnya. Pemuda yang menggelutinya adalah kecintaannya, buah hatinya. Kekasihnya. Lee mengeluh dan mendesah di balik nafsunya.

    Bibir Gia bergetar saat jemari pemuda itu menyapu bulubulu kemaluannya dan meraba bibir vaginanya yang perlahan membasah. Lee merasakan ketegangan itu. Dia dapat mencium bau keringat seorang perawan yang belum pernah terjamah. Bau yang begitu harum dan menggoda setiap syaraf birahi dalam tubuhnya. Pemuda Lee menempelkan ujung kemaluannya ke permukaan liang kehangatan si gadis Gia. Bersiap

    menusuk dan merenggut keperawanan itu.

    Saat Lee melihat mata Gia.

    Mata itu terbuka. Menantang penuh kepastian.

    Lee menekan ujung penisnya.

    Mata itu masih terbuka. Menantang. Pasti.

    Musik masih mengalun, beberapa pemuda dan pemudi masih bergoyang dengan asyik. Tapi Ray sudah kehilangan pengaruh gin tonik yang sejam lalu masih memanasi otaknya.

    Lalu?

    Bapak di hadapannya tersenyum. Senyuman yang mengandung nuansa kegetiran disamping kerutan di kening dan bawah matanya, menodai jejakjejak ketampanan yang masih tersisa.

    Sebentar, saya mau ke belakang dulu.

    Ray menghembuskan nafasnya. Lega karena tense itu sedikit meregang. Dipandanginya tubuh bapak yang baru dikenalnya satu setengah jam yang lalu. Ray menatap gelas kecil di hadapannya. Mendadak gin tonik itu tidak lagi terasa menggoda.

    Pintu kamar mandi membuka. Pemuda berambut panjang itu menyusupkan kepalanya. Tersentak melihat sosok yang membungkuk di depan wastafel.

    Bapak?

    Lee merangkul pemuda itu dan menumpahkan seluruh kepedihan yang tersimpan sepuluh tahun lamanya. Ray terbata. Tak mampu mengatakan sepatah katapun.

    Bapak..

    Bapak meninggalkannya.

    Dan Lee hanya terisak.

    Ia menceritakan kisah terpendam itu.

    Kisah yang membuatnya berubah.

    Kisah yang membuatnya meratapi kesepian kehidupannya.

    Karena pemuda ini begitu persis dengan dirinya.

    Dan Ray sadar itu.

    Sangatsangat sadar, sampai kebingungan.

    Café Pink, bersinar dalam derap musik dan goyangan anak muda.

    Tenggelam dalam kepedihan.

    Seorang bapak yang pathetic.

    Dan seorang pemuda kebingungan.

    Jika kesempatan itu melambai padamu, jangan pernah lari dan menghindar. Karena kesempatan itu berarti kebahagiaan ataupun penyesalan ..untuk selamanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman Ngentot Bersama Anna

    Pengalaman Ngentot Bersama Anna


    1360 views

    Perawanku – Pengalamanku saat bermain berempat dengan Anna dan keponakannya, Sinta membuat Dicky penasaran. Agaknya ia mendengar dari Anna bagaimana Sinta dan aku bermain begitu rupa, hingga ia yang pernah juga main dengan Sinta dan Anna, suatu ketika meminta istrinya untuk mengajak Sinta dan aku bermalam di rumah mereka. Karena Sinta mau ujian semester selama dua minggu, kami tidak mengusiknya. Kesempatan kami untuk bertemu terjadi pada suatu malam minggu setelah Sintai selesai ujian.

    Anna dan Dicky menyiapkan jamuan makan mewah, sebab masakan yang dipesan dari salah satu restoran mahal di bilangan Jakarta ini. Dengan mengenakan celana panjang coklat tua dan kaos berleher berwarna coklat muda, aku tiba di rumah mereka pukul 18 dan melihat Sinta telah ada di sana.

    Dicky mengenakan celana panjang hitam dan hem biru muda bertangan pendek. Anna mengenakan gaun warna biru muda, seperti warna hem suaminya, agak ketat membungkus tubuhnya yang seksi, gaun itu tergantung di pundaknya pada dua utas tali, sehingga memperlihatkan sebagian payudaranya.

    Sinta tak ubahnya seorang putri, memakai gaun berwarna merah muda, ketat menampilkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menggairahkan, juga dengan belahan dada agak rendah dengan potongan setengah lingkaran. Keduanya seolah-olah ingin menunjukkan keindahan payudaranya di depanku dan Dicky untuk menyatakan payudara siapa yang paling indah. Payudara kedua perempuan itu memang tidak terlalu besar, tetapi cukup merangsang buatku.

    Milik Anna lebih kecil sedikit daripada milik Sinta. Hal itu sudah kubuktikan sendiri ketika mencoba menelan payudara keduanya. Payudara Sinta masih tersisa lebih banyak daripada payudara Anna, waktu kuisap sebanyak-banyaknya ke dalam mulutku.

    Kami berempat duduk di ruang makan menikmati jamuan yang disediakan tuan rumah. Hidangan penutup dan buah-buahan segar membuat kami sangat menikmati jamuan tersebut.

    Dari ruang makan, kami beranjak ke ruang keluarga. Anna menyetel musik klasik, sedangkan Dicky mengambil minuman bagi kami, ia menuangkan tequila buat Anna dan Sinta, sedangkan untuknya dan aku, masing-masing segelas anggur Prancis, agak keras kurasa alkoholnya. Rona merah membayang pada wajah mereka bertiga, dan kupikir demikian juga denganku, akibat pengaruh minuman yang kami teguk.

    Percakapan kami yang semula ringan-ringan di seputar kerja dan kuliah Sinta makin beralih pada hal-hal erotis, apalagi waktu Anna melihat ke arahku dan berkata, “Wah, pengaruh anggur Prancis sudah membangunkan makhluk hidup di paha Agus. Lihat nggak tuh Sin?” Sinta menengok ke bagian bawah tubuhku dan membandingkan dengan Dicky, “Lho, yang satu ini pun sudah mulai bangkit dari kubur, hi… hi….hi…”

    Sinta yang duduk di dekatku menyenderkan kepalanya pada bahu kananku. Anna mengajak suaminya berdiri dan berdansa mengikuti irama lagu The Blue Danube-nya Strauss. Entah pernah kursus atau karena pernah di luar negeri, mereka berdua benar-benar ahli melakukan dansa.

    Setelah lagu tersebut berlalu, terdengar alunan Liebestraum. Dicky melepaskan pelukannya pada pinggang Anna dan mendekati Sinta, lalu dengan gaya seorang pangeran, meminta kesediaan Sinta menggantikan Anna menemaninya melantai, sementara Anna mendekatiku.

    Aku yang tak begitu pandai berdansa menolak dan menarik tangan Anna agar duduk di sampingku memandang suaminya berdansa dengan keponakannya. Rupanya Sinta pun tidak jelek berdansa, meskipun tak sebagus Tantenya, ia mampu mengimbangi gerakan Dicky.

    Saat alunan lagu begitu syahdu, mereka berdua saling merapatkan tubuh, sehingga dada Dicky menekan payudara Sinta. Di tengah-tengah alunan lagu, wajah Dicky mendekati telinga Sinta dan dengan bibirnya, ia mengelus-elus rambut di samping telinga Sinta dan dengan kedua bibirnya sesekali cuping telinga Sinta ia belai.

    Tatapan Sinta semakin sayu mendapati dirinya dipeluk Dicky sambil dimesrai begitu. Lalu bibir Dicky turun ke dagu Sinta, menciumi lehernya. Kami dengar desahan Sinta keluar dari bibirnya yang separuh terbuka. Lalu ia dengan masih berada pada pelukan Dicky di pinggangnya, mengarahkan ciuman pada bibir Dicky. Mereka berpagutan sambil berpelukan erat, kedua tangan Dicky melingkari pinggul Sinta, sedangkan kedua tangan Sinta memeluk leher Dicky. Permainan lidah mereka pun turut mewarnai ciuman panas itu.

    Dicky lalu membuka gaun Sinta hingga terbuka dan melewati kedua pundaknya jatuh ke lantai. Kini Sinta hanya mengenakan kutang dan celana dalam berwarna merah muda. Tangan Sinta ikut membalas gerakan Dicky dan membuka hemnya,

    kemudian kulihat jari-jarinya bergerak ke pinggang Dicky membukai ikat pinggang dan risleting celana Dicky. Maka terlepaslah celana Dicky, ia hanya tinggal memakai celana dalam. Lalu jari-jari Sinta bergerak ke belakang tubuhnya, membuka tali kutangnya, hingga menyembullah keluar kedua payudaranya yang sintal.

    Keduanya masih saling berpelukan, melantai dengan terus berciuman. Namun tangan keduanya tidak lagi tinggal diam, melainkan saling meraba, mengelus; bahkan tangan Dicky mulai mengelus-elus bagian depan celana dalam Sinta. Sinta mendesah mendapat perlakuan Dicky dan mengelus-elus penis Dicky dari luar celana dalamnya, lalu dengan suatu tarikan, ia melepaskan pembungkus penis tersebut sehingga penis Dicky terpampang jelas memperlihatkan kondisinya yang sudah terangsang.

    Dicky mengarahkan penisnya ke vagina Sinta dan melakukan tekanan berulang-ulang hingga Sinta semakin liar menggeliatkan pinggulnya, apalagi ciuman Dicky pada payudaranya semakin ganas, dengan isapan, remasan tangan dan pilinan lidahnya pada putingnya. Sinta terduduk ke karpet diikuti oleh Dicky yang kemudian meraih tubuh Sinta dan membaringkannya di sofa panjang. Dengan jari-jari membuka celah-celah celana dalam Sinta, mulutnya kemudian menciumi vagina Sinta. Erangan Sinta semakin meninggi berganti dengan rintihan. “Dick, ayo sayang ….. ooooohhhh …. Yahhh, gitu sayang, adddduhhhh … nikmat sekali ….. aaakkkhhhh …. ”

    Setelah beberapa saat mengerjai vagina Sinta, Dicky berlutut dekat Sinta dengan kaki kanan bertelekan di lantai, sedangkan kaki kirinya naik ke atas sofa, ia arahkan penisnya ke vagina Sinta dari celah-celah celana dalam Sinta. Lalu perlahan-lahan ia masukkan penisnya ke vagina Sinta dan mulai melakukan tekanan, maju mundur, sehingga penisnya masuk keluar vagina Sinta.

    Anna yang duduk di sebelah kiriku terangsang melihat Dicky dan Sinta, lalu mencium bibirku. Kubalas ciumannya dengan tak kalah hebat sambil mengusap-usap punggungnya yang terbuka. Anna memegangi kedua rahangku sambil menciumi seluruh wajahku, lidahnya bermain di sana-sini, membuat birahiku semakin naik, apalagi ketika lidahnya turun ke leherku dan dibantu tangannya berusaha membuka kaosku. Kuhentikan gerakannya meskipun ia membantah, “Ayo dong Gus?”

    “Tenang sayang …. ” kucium bibirnya sambil menunduk dan dengan tangan kiri menahan lehernya, tangan kananku mengangkat kakinya hingga ia jatuh ke dalam boponganku dan kugendong menuju kamar tidur mereka. Kami tak pedulikan lagi Dicky dan Sinta yang semakin jauh saling merangsang. Kurebahkan tubuhnya di ranjang dan kubuka seluruh pakaianku.

    “Cepet banget Gus, udah sampai ke ubun-ubun ya sayang?” tanya menggoda sambil berbaring.

    “Udah berapa minggu nich, kangen pada tubuhmu …” jawabku sambil mendekati dirinya.

    Kembali kulabuhkan ciuman pada bibirnya sambil jari-jariku mengelus pundaknya yang terbuka sambil membukai kedua tali di pundaknya. Lidahku mencari payudaranya dan mengisap putingnya. Isapan mulutku pada putingnya membuat Anna mengerang dan menggelinjang, apalagi ketika sesekali kugigit lembut daging payudaranya dan putingnya yang indah, yang sudah tegang.

    Mungkin karena pengaruh minuman keras dan tontonan yang disajikan Sinta dan Dicky barusan, kami berdua pun semakin liar saling mencium tubuh yang lain satu sama lain. Pakaian kami sudah terlempar kesana kemari. Ciuman bibir, elusan jari-jari dan bibir, remasan tangan, jilatan lidah menyertai erangan Anna dan aku. Kami berdua seolah-olah berlomba untuk saling memberikan kepuasan kepada yang lain.

    Apalagi ketika Anna menindih tubuhku dari atas dengan posisi kepala tepat pada pahaku dan mengerjai penisku dengan ganasnya. Vaginanya yang tepat ada di atas wajahku kuciumi dan kujilati, klitorisnya kukait dengan lidah dan kugunakan bibirku untuk mengisap klitoris yang semakin tegang itu.

    Setelah tak tahan lagi, Anna segera bangkit lalu menungging di depanku. Rupanya ia mau minta aku melakukan doggy style posisi yang sangat ia sukai. Dari ruang keluarga, kudengar rintihan Sinta dan erangan Dicky. Mungkin mereka sudah semakin hebat melakukan persetubuhan.

    Kuarahkan penisku ke vagina Anna. Kugesek-gesekkan kepala penis hingga ia kembali merintih, “Guuussss, jangan permainkan aku! Ayo masukin dong, aku nggak tahan lagi, sayaaaanngg!” pintanya.

    Penisku mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam vaginanya. Kupegang pinggulnya dan memaju-mundurkan tubuhnya mengikuti alunan penis masuk keluar vaginanya. Sekitar lima menit kulakukan gerakan begitu, ia belum juga orgasme, begitu pula aku. Kemudian kuraba kedua payudaranya yang menggantung indah dari belakang. Kuremas-remas sambil merapatkan dadaku ke punggungnya. Ia mengerang, mendesah dan merintih.

    “Ahhhh ….. sshsshh, ouuughhhh, nikmatnyaaaa …… sayangkuuuuu. ….” Mendengar suaranya dan merasakan geliat tubuhnya di bawah tubuhku, membuatku makin terangsang. Lalu kutarik kedua tangannya ke belakang tubuhnya. Kupegang lengannya dengan sentakan kuat ke arah tubuhku hingga ia mendongakkan kepalanya.

    Kedua tangannya berusaha menggapai payudaranya dan meremas-remas payudaranya sendiri. Kami berdua kini dalam posisi bertelekan pada lutut masing-masing, agak berlutut, ia tidak lagi menungging, penisku membenam dalam-dalam ke vaginanya. Rintihan Anna semakin tinggi dan saat kuhentakkan beberapa kali penisku ke dalam vaginanya, ia menjerit, “Aaaaahhhhhh ….. oooooggghhh …..” Penisku terasa diguyur cairan di dalam.

    Aku tak kuat lagi menahan nafsuku dan menyusul dirinya mencapai puncak kenikmatan. Ia lalu menelungkup dengan aku menindih punggungnya yang sesekali masih memaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Keringat bercucuran di tubuh kami, meskipun pendingan kamar itu cukup dingin ketika kami baru masuk tadi.

    Kemudian kami berbaring berpelukan, aku menelentang sedangkan Anna merebahkan tubuhnya di atasku. Di ruang sana tak terdengar lagi suara Dicky dan Sinta, mungkin mereka juga sudah orgasme. Tanpa sadar, aku tertidur, juga Anna. Aku terjaga ketika merasakan ciuman pada bibirku. Kubalas ciuman itu, tetapi aromanya berbeda dengan mulut Anna. Kubuka kelopak mataku, kulihat Sinta masih telanjang membungkuk di atas tubuhku sambil menciumi aku. Mataku terbuka lebar sambil memagut bibirnya memainkan lidahku di dalam mulutnya, ia membalas perlakuanku hingga lidah kami saling berkaitan.

    Sedangkan Dicky kulihat mendekati Anna dan menciumi payudara istrinya. Anna menggeliat dan membalas ciuman dan pelukan suaminya. Tangannya mengarah ke bagian bawah tubuh Dicky meraih penis suaminya yang sudah melembek. Ia rabai dan kocok penis itu, hingga kuperhatikan mulai bangun kembali.

    Sinta yang semula hanya menciumi bibirku dan memainkan lidahnya, menurunkan ciumannya dan mencari dadaku, di sana putingku diciumi dan digigitnya lembut. Lama-lama gigitannya berubah semakin buas, hingga membuatku merintih sakit bercampur nikmat, “Kenapa, sayang? Sakit ya?” tanyanya menghentikan permainannya sambil menatapku. Aku menggelengkan kepala dan memegang kepalanya agar kembali meneruskan ulahnya.

    Lidahnya kembali terjulur dan bermain di putingku bergantian kiri dan kanan. Setelah itu, ia turunkan ciumannya ke penisku yang masih ada sisa-sisa sperma dan cairan vagina Anna. Ia lumat dan masukkan penisku ke dalam mulutnya. Penis yang sudah lembek itu kembali tegang mendapat perlakuan mulutnya.

    Tangannya memegang pangkal penisku melakukan gerakan mengocok. Bibirnya dan lidahnya juga bermain di testisku dan “Uuuuhhhh ….” aku mendesah, sebab kini lidahnya menjilati analku tanpa rasa jijik sedikit pun. Setelah itu kembali mulutnya bermain di testisku dan memasukkan kedua testis itu bergantian ke dalam mulutnya. Sedotan mulutnya membuat birahiku kembali muncul. Sementara rintihan Anna kembali terdengar. Kuintip mereka, Dicky kini menciumi paha istrinya, sama seperti perbuatan Sinta padaku.

    Sinta melihat penisku makin tegang, tetapi kemudian ia melangkah ke bufet kecil di samping ranjang. Tak lama kemudian ia kembali ke ranjang sambil memegang dildo berwarna merah di tangannya. Penis buatan itu memiliki tali yang kemudian ia ikatkan ke pinggangnya sehingga kini Sinta terlihat seperti seorang laki-laki, tetapi memiliki payudara.

    Dicky masih terus menciumi paha isterinya ketika Sinta memegang rambut Dicky dan meminta Dicky menciumi payudara isterinya, sedangkan penis buatan sudah ia arahkan ke vagina Anna. Dicky menoleh sekilas ke arah Sinta, tetapi ia tidak menolak dan meremas-remas payudara istrinya sambil menciumi dan memilin putingnya.

    Desahan Anna semakin kuat disertai geliat tubuhnya, apalagi saat dildo Sinta mulai memasuki vaginanya yang kembali basah. Sinta kemudian memaju-mundurkan tubuhnya hingga dildo itu masuk keluar vagina Anna. Anna mengerang dan meracau dengan tatapan mata sayu. Kudekati wajahnya dan kupagut bibirnya sambil turut membelai payudaranya membantu suaminya yang masih terus meremas dan menciumi payudaranya.

    Beberapa saat dengan posisi itu, membuat Anna kembali naik birahi. Sinta kemudian membalikkan tubuhnya ke samping sambil memegangi pinggang Anna agar mengikuti gerakannya. Aku membantu gerakannya dan menggeser tubuh Anna hingga kini berada di atas tubuh Sinta dengan dildo Sinta yang tetap menancap pada vagina Anna.

    Anna yang ada di atas Sinta kini, menduduki perut Sinta sambil melakukan gerakan seakan-akan sedang menunggang kuda. Desahan Anna semakin kuat sebab dildo itu benar-benar masuk hingga pangkalnya ke dalam vaginanya. Sinta tidak banyak bergerak, hanya pasif, tetapi jari-jarinya bermain di sela-sela vagina Anna merangsang klitoris Anna. Aku memeluk Anna dari belakang punggungnya, sedangkan Dicky dari arah depan tubuh Anna meremas-remas dan sesekali menciumi dan menjilati payudara Anna.

    “Gus, masih ada lubangku yang nganggur, ayo sayangg….. oooohhhh, nikmatnya” desahnya memohon.

    Aku menyorong tubuh Anna agar rebah di atas tubuh Sinta, lalu kusentuh lubang analnya. Kubasahi dengan sedikit ludah bercampur cairan vaginanya sendiri. Lalu setelah cukup pelumas, kumasukkan penisku ke dalam analnya. Kugerakkan penisku maju mundur, sedangkan Anna dan Sinta saling berciuman, dan Dicky meremas-remas payudara kedua perempuan itu bergantian. Rintihan kedua perempuan itu semakin kuat terdengar.

    Mungkin karena merasa tindihan dua tubuh di atasnya agak berat, Sinta agak megap-megap kulihat, sehingga kuajak mereka berdua melakukan gerakan ke samping. Aku kini berbaring terlentang. Penisku yang tegang dipegangi tangan Anna dan diarahkannya masuk ke dalam analnya sambil merebahkan tubuhnya terlentang di atasku.

    Lalu Sinta kembali berada di atas tubuh Anna memasukkan dildo pada pangkal pahanya ke dalam vagina Anna. Gerakan Sinta kini aktif, berganti dengan aku yang pasif pada anal Anna. Tak lama kemudian Anna orgasme disertai rintihan panjangnya. Kupeluk ia dari bawah, sedangkan bibirnya diciumi oleh Sinta dengan ganasnya. Dicky masih terus meremas-remas payudara kedua perempuan itu. Lalu Sinta mencabut penis buatan dari vagina Anna dan berbaring di sampingku, sementara Dicky meletakkan tubuhnya di samping Sinta sambil memeluk tubuh Sinta dan mencium bibirnya.

    Sekitar sepuluh menit kemudian, Anna bangun dari atas tubuhku dan membuka tali yang mengikat dildo pada pinggang Sinta.

    Diperlakukan seperti tadi, rupanya membuat Anna juga ingin mencoba apa yang dilakukan oleh Sinta terhadap dirinya. “Mas, Gus, pegangi tangan dan kaki Sinta. Yuk buruan, jangan berikan kesempatan buat dia!” katanya memerintah kami berdua.

    Sinta yang masih kecapekan karena mengerjai Anna tadi mencoba meronta-ronta ketika tanganku memegangi kedua tangannya dan mementangkan lebar-lebar, sedangkan Dicky memegangi kedua telapak kakinya sehingga kedua paha dan kakinya terpentang lebar. “Ah, Tante curang, masak pake pasukan mengeroyok ponakannya …” katanya protes.

    “Biarin, abis ponakan nakal kayak gini. Masak Tantenya dihabisi kayak tadi?” gurau Anna sambil berlutut di antara kedua paha Sinta. Ia lalu menundukkan wajahnya menciumi dan menjilati vagina Sinta. Sinta benar-benar tidak bisa berkutik, meskipun ia menggeliat-geliat, apalah artinya, sebab tangan dan kakinya dipegangi oleh dua lelaki dengan kuatnya. Puas menciumi vagina Sinta, Anna mengangkangkan pahanya di luar paha Sinta, lalu menujukan dildo pada pahanya ke dalam vagina Sinta.

    Setelah dildo tersebut masuk, kedua pahanya bergerak ke arah dalam ke bawah kedua paha Sinta, sehingga kedua paha Sinta semakin rapat mengunci dildo yang sudah masuk dengan mantap ke dalam vaginanya. Sedangkan di bawah, kedua tungkainya mengunci kedua tungkai Sinta. Kini tanpa dipegangi oleh tangan Dicky pun, kaki Anna sudah mengunci paha dan kaki Sinta dengan ketatnya.

    Mulut Anna mengarah pada payudara Sinta dan melumat habis kedua payudara keponakannya. Sedangkan aku, sambil mementangkan kedua tangan Sinta, mencium bibirnya dan memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Sesekali kuangkat wajahku dan berciuman dengan Anna.

    Erangan Sinta yang tak menduga serangan Tantenya semakin dahsyat, terdengar semakin berubah menjadi rintihan. Apalagi Tantenya semakin cepat menggerakkan dildo ke dalam vaginanya. Beberapa kali ia malah menghentakkan dalam-dalam dildo tersebut ke vagina Sinta.

    Mungkin karena sudah sering melihat bagaimana gerakan penis suaminya atau penisku masuk keluar vaginanya, ia pun tergoda untuk melakukan aksi serupa. Cuma sekitar lima menit diserang begitu, Sinta tak kuasa lagi bertahan, ia merintih lirih, “Tante Annnnaaaaa, aku dapet ….. aaahhhhhh …… nikmattt …… sssshhhhh .…… ooouuugghhh ….. aaaakkkhhh.”

    Anna masih terus merojok vagina Sinta, hingga Sinta memaksaku melepaskan kedua tangannya dan menolakkan tubuh Tantenya, “Tante, udah dong, bisa pecah ntar memiawku!! Ahhh … sadis deh Tante!!” katanya. Kami tertawa mendengar kalimatnya, sebab tahu mana mungkin pecah vaginanya dengan alat yang mirip penisku dan penis Dicky. Anna merebahkan tubuh di samping Sinta seraya mencium bibir Sinta dengan lembut. Keduanya berciuman agak lama dan kembali berbaring terlentang berdampingan. Aku dan Dicky mengambil tempat di samping mereka berdua.

    Setelah itu, Anna memintaku menyetubuhinya dengan posisi ia di atas dan aku berbaring di bawah, kemudian ia minta lagi Sinta untuk memakai penis buatan tadi ke dalam analnya lalu meminta penis suaminya untuk ia lumat habis-habisan. Sinta yang ingin membalas perbuatan Tantenya, tidak menolak.

    Dengan cepat diikatkannya tali dildo itu dan menyerang anal Tantenya. Rintihan Anna kembali terdengar di sela-sela lumatan bibir dan mulutnya pada penis suaminya. Dicky masih mau diperlakukan demikian beberapa kali, tetapi mungkin karena tak tahan melihat ada vagina menganggur, ia kemudian mendekati bagian bawah tubuh kami dan kulihat mengusap-usap pantat Sinta. Lalu ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Sinta.

    Empat tubuh telanjang berkeringat kini saling bertindihan. Dicky paling atas menyetubuhi Sinta, sementara Sinta dengan dildo-nya mengerjai vagina Anna, dan aku paling bawah mengerjai anal Anna dengan penisku yang tegang terus. Sprey ranjang sudah acak-acakan oleh tingkah kami berempat, tapi kami tak peduli lagi pada kerapihan.

    Masih dengan napas tersengal-sengal, Sinta membisikkan sesuatu ke telinga Dicky. Dicky yang sudah melepaskan dirinya dari tubuh Sinta, memeluk tubuh istrinya melepaskan analnya dari hunjaman penisku. Sinta kemudian mendekati aku dan berbisik, “Gus, kita kerjai Tante lagi yuk? Sekarang coba masukin penis kalian berdua ke memiawnya, ntar aku bantu dengan dildo pada analnya.”

    Wah ide yang unik, pikirku sambil mengangguk. Kemudian kuraih tubuh Anna, “Ada apa sich Gus, aku masih capek sayang!” Tapi penolakannya tak kuhiraukan. Kutarik tubuhnya rebah menelungkup di atas tubuhku sambil menggenggam penis yang kuarahkan pada vaginanya. Dasar vaginanya masih merekah, dengan mudahnya penisku melesak ke dalam, membuatnya kembali mendesah.

    Tak lama kemudian, Dicky mendekati kami dan mengarahkan penisnya ke dalam vagina Anna. Penisku yang masih berada di dalam vagina Anna, bergesekan dengan penis Dicky yang mulai menyeruak masuk keluar ke dalam. Mata Anna yang tadinya sayu mendapat seranganku, membeliak merasakan nikmat akibat dimuati dua penis pada vaginanya. Ia tak kuasa melawan walaupun semula merasa vaginanya begitu padat dimasuki dua penis sekaligus.

    Kemudian kulihat Sinta memperbaiki letak dildo yang masih ia kenakan. Lalu dengan hati-hati ia menempatkan dirinya di antar tubuh Dicky dan pantat Anna. Dicky memberikan ruang gerak padanya dengan mencondongkan tubuhnya ke arah belakang dan menahan berat badannya dengan kedua tangannya, sehingga Sinta bebas memasukkan dildo ke dalam anal Anna.

    Aku dan Dicky menghentikan gerakan dengan tetap membiarkan kedua penis kami berada di dalam vagina Anna. Begitu dildo Sinta masuk ke dalam analnya, Dicky mulai menggerakkan penisnya lagi, merasakan gerakan itu, aku mengikuti irama mereka berdua. Rintihan Anna meninggi saat dildo Sinta memasuki analnya bersamaan dengan kedua penis kami. Kututup rintihannya dengan mencium bibir Anna.

    Ia memagut bibirku dengan kuat, bahkan sempat menggigit bibirku dan mengisap lidahku kuat-kuat. Mungkin pengaruh desakan dua penis sekaligus pada vaginanya dan penis buatan pada analnya, membuat Anna melayang-layang mencapai puncak kenikmatan yang lain dari biasanya.

    Ia tidak lagi mengerang atau mendesah, melainkan merintih-rintih dan bahkan sesekali menjerit kuat. “Auuuhhh …. Ooooohhhhh …. gila ….. kalian bertiga benar-benar gila! Uuuukhhhh ….. sssshhhhh ….. aakkkkhhhh …..” rintihnya sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya menerima serangkan kami bertiga. Pagutan bibirku menutup rintihannya dengan lilitan lidah yang menjulur memasuki rongga mulutnya.

    Sinta merapatkan tubuhnya ke punggung Tantenya dan kedua tangannya bergerak meremas-remas kedua payudara Tantenya. Anna merintih menikmati serangan di sekujur tubuhnya terutama pada bagian-bagian vitalnya. Entah sudah berapa puluh kali penisku dan penis Dicky bergerak masuk keluar vagina Anna dan analnya dirojok dildo Sinta.

    Sementara kedua tangan Dicky masih menyangga tubuhnya, ia tak bisa berbuat apa-apa walaupun kulihat beberapa kali mencoba meraih punggung Sinta untuk meremas-remas kedua payudaranya dari belakang, tapi posisinya tidak menguntungkan. Ia kemudian memusatkan pikiran pada gerakan penisnya yang semakin cepat kurasakan bergesekan dengan penisku di dalam vagina Anna yang sudah semakin becek.

    Rintihan Anna semakin tinggi berubah menjadi jeritan. Ia memiawik-mekik nikmat, ketika mencapai orgasme. Dicky menyusul menghentakkan penisnya kuat-kuat ke dalam vagina istrinya, tapi kedua tangan Anna menahan pantat suaminya, agar tetap melabuhkan penisnya di dalam vaginanya. Ia seakan tidak rela penis kami keluar dari vaginanya, meskipun ia sudah orgasme. Tak lama kemudian, suaminya menyerah, mencabut penisnya.

    Aku masih bertahan dan meminta Sinta berbaring dengan Tantenya terlentang di atas tubuhnya dan dildo yang dipakainya ia masukkan ke anal Anna, sementara aku menancapkan penisku ke vagina Anna. Meskipun Sinta berada di bawah tubuh Tantenya, tubuh Anna kupegangi agar tidak membebani Sinta. Kuraih pundaknya agar merapat ke tubuhku. Tangan Anna bermain di kedua payudara Sinta sambil menikmati hunjaman dildo Sinta pada analnya dan penisku pada vaginanya yang barusan sudah mencapai kenikmatan.

    Dicky berbaring di sisi Sinta sambil membantu Anna membelai dan meremas-remas payudara Sinta dan sesekali mencium bibir Sinta. Tangan Dicky bermain di bagian bawah tubuh Sinta, rupanya ia mengorek-ngorek vagina Sinta, hingga gadis itu tidak hanya menancapkan dildo ke vagina Tantenya, tetapi juga menaiki anak tangga kepuasan oleh permainan tangan Dicky.

    Sinta menggeliat-geliat di bawah dengan dildo*-nya menancap dengan dalam pada vagina Anna, sambil menikmati ulah jari-jari Dicky pada vaginanya. Rintihan Sinta semakin kuat bercampur dengan jeritan Anna yang kuserang habis-habisan dengan gerakan sekuat-kuatnya dan sedalam-dalamnya membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Ia menjerit-jerit seperti waktu penis suaminya bersama penisku masih berada di vaginanya.

    Penisku kupegangi dan kutekan kanan kiri merambah, mengeksplorasi dinding vaginanya dan menarik tanganku hingga penisku masuk hingga pangkalnya. Jari-jariku mencari klitorisnya dan membelai-belainya sedemikian rupa hingga ia tak berhenti memiawik.

    Sekujur tubuh Anna bersimbah peluh dan kuperhatikan ada tetesan air keluar dari matanya turun ke pipi. Rupanya saking nikmatnya multiorgasme yang ia rasakan, tanpa terasa air matanya menetes. Tentu saja air mata bahagia. Kukecup kelopak matanya menciumi air matanya dan bibirku turun ke bibirnya, melakukan kecupan yang liar dan panas.

    “Ooooooooogggghhhhhhhh ….. Gussssss ……. Uuuhhh ……. Ssssshhhhh …. Sintaaaaa …… nikmatnyaaaaaahhhhhhh …… Aaaahhhhhh!!!” teriakannya terdengar begitu kuat sambil menekankan vaginanya kuat-kuat ke penisku.

    Seperti biasanya kalau ia mencapai orgasme yang luar biasa, air seninya ikut muncrat bersamaan dengan cairan vaginanya. Semprotan cairannya membasahi penisku, sela-sela paha Sinta dan sprey di bawah kami. Mulutnya menolak mulutku dan menggigit pundakku hingga terasa giginya menghunjam agak perih di kulitku.

    Dari bawah kulihat Sinta juga semakin kuat menekan dildo ke anal Anna. Sinta pun merintih, “Tanteeeee ….. aku …. juga dapeetttt nicchhhh ….. oooohhh, jari-jarimu lincah benar Oooommmm …..” pujiannya keluar memuji perbuatan Dicky terhadap dirinya. Dicky mencium bibir Sinta dan mengelus-elus payudaranya.

    Terakhir, aku menghentakkan penisku sedalam-dalamnya dan sambil mengerang nikmat, muncratlah spermaku memasuki vagina Anna. Kutarik tubuh Anna berbaring di atas tubuhku yang berbaring terlentang, sedangkan Sinta memeluk Dicky yang menindih tubuhnya sambil terus berciuman dan memasukkan jari-jarinya sedalam-dalamnya ke dalam vagina Sinta yang pahanya sudah merapat satu sama lain dan menjepit jari-jari dan tangan Dicky dengan kuatnya.

    Napas Anna, Sinta dan aku yang terengah-engah semakin mereda sambil mencari posisi yang enak untuk berbaring. Kuamati payudara kedua perempuan itu sudah merah di sana-sini, akibat ciuman dan gigitan Dicky, aku dan mereka berdua satu sama lain. Pundakku yang perih akibat gigitan Anna tadi, diciuminya dengan lembut seraya minta maaf, “Gus, maaf ya, jadi kejam gini sama kamu, abis nggak tau lagi sih mau ngapain. Yah udah, pundakmu jadi sasaran mulut dan gigiku.” Kuelus-elus rambutnya sambil berkata, “Tak apa, sayang. Ntar juga cepat sembuh koq, apalagi sudah kau obati dengan ludahmu.”

    Setelah itu, kami berempat terbaring nyenyak setelah beberapa jam main tak henti-hentinya. Kami baru bangun ketika matahari sudah naik tinggi dan jarum jam dinding menunjuk pukul 11.00 WIB. Kami mandi berempat di kamar mandi. Bathtub yang biasanya hanya dimuati satu atau dua tubuh orang dewasa, kini menampung tubuh kami berempat yang sambil berciuman, menggosok, meraba dan meremas satu sama lain, tetapi karena tenaga kami sudah terkuras habis, kami tak main lagi pagi itu.

    Namun siangnya, usai makan, Sinta sempat memintaku untuk main lagi dengannya. Dicky dan Anna, sambil tertawa-tawa dan memberi komentar, hanya menonton keponakan mereka main denganku di karpet ruang keluarga mereka. Sinta seolah tak kenal lelah, tidak cukup hanya meminta vaginanya kukerjai, tetapi juga analnya, baik dengan posisi terlentang dengan kedua kakinya kupentang lebar maupun dengan posisi ia menungging dan kutusuk dari belakang.

    Jika kuhitung, ada sekitar tiga kali lagi ia orgasme, sementara aku hanya sekali, tetapi untungnya penisku tetap bisa diajak kompromi untuk terus main melayani permintaannya. Tepukan tangan Dicky dan Anna memuji kekuatan kami berdua mengakhiri persetubuhan kami berdua, lalu Anna membersihkan penisku yang dilelehi cairan vagina dan anal Sinta serta spermaku, sedangkan Dicky membaringkan tubuh Sinta di sofa panjang dan membersikan vaginanya dengan bibir dan lidahnya. Pelayanan kedua suami istri itu benar-benar luar biasa terhadap keponakannya, Sinta dan aku.

  • Cerita Sex Tante Kartika Butuh Seks

    Cerita Sex Tante Kartika Butuh Seks


    1055 views

    Perawanku – Liburan panjang ini memang sungguh menyenangkan aku masih duduk di kelas 3 SMP beberapa minggu aku
    hanya tinggal dirumah saja dan bergaul kepada tetangga, bermain main disekitar wilayah desa, aku
    tinggal di peinggiran kota Surakarta Jawatengah.

    Ketika itu sedang bermain kerumahnya Bulek Yati aku tidak pernah tau rumah yang satunya sudah
    dikosongkan lama, dan dihuni oleh orang baru adiknya bulek Yati katanya dari jogja dan mulai menetap
    didesaku.

    Aku kemudian menyempatkan diri untuk mampir berkenalan dengan penghuni baru itu. Ternyata di depan
    rumahnya banyak sekali anak-anak bermain dan tampak dua anak wajah baru, dan ternyata adalah kedua
    anak dari warga baru itu.

    Semua anak tampak tertawa-tawa menggoda salah satu dari anak itu. Mereka tertawa kegirangan karena
    melihat anak itu yang ternyata bisu dengan gayanya yang nakal dan sok bisa bicara sehingga menggelikan
    sekali. Akupun langsung tertawa melihat tingkahnya.

    Tak berapa lama kemudian tampak seorang pria berumur tiga puluh lima tahunan keluar dan menyapaku.
    Pria itu ternyata suami adik bulek Yati. Lalu tak lama kemudian mbak Aminah adik bulek Yati keluar dan
    menyapaku.

    “Lho kok Mas Wawan to….Sudah besar ya sekarang, kelas berapa mas?’

    Banyak tetanggaku memanggilku mas biarpun mereka juga lebih dewasa dariku. Hal itu dikarenakan bapakku
    adalah seorang lurah jadi mereka memanggilku demikian mungkin sebagai bentuk rasa hormat mereka
    terhadap bapakku. Daftar Poker Online

    “Eh mbak Aminah.. iya ini, lama nggak ketemu mbak..ini sudah mau lulus SMP mbak” jawabku.
    “Itu anak mbak sama mas ya?” tanyaku.

    “Iya mas…Ya sudah jatah dari yang kuasa mas…Yang besar itu malah tidak bisa ngomong sampai sekarang…

    Tapi ya saya syukuri saja mas”…jawab mbak Aminah dengan tetap tersenyum. Suaminya juga hanya ikut
    tersenyum.

    Setelah aku perhatikan dari tadi ternyata mbak Aminah semakin seksi. Dia memakai daster merah tanpa
    lengan membuat tubuhnya terlihat semakin putih. Rambutnya terurai panjang lurus dengan porsi panyudara
    dan pantatnya yang benar-benar proporsional.

    Kemudian mereka mempersilakanku masuk namun aku menolak dan ingin ikut bermain saja dengan anak-anak.
    Mulai dari sinilah aku berkenalan dengan Eko, anak mbak Aminah yang bisu itu. Eko berumur kira-kira
    tiga belas tahun sepantaran adik kelasku.

    Dia memang usil dan nakal sekali, namun karena ia banyak menggumam banyak omong tidak jelas karena
    kebisuannya, itu membuatnya terlihat lucu sekali.

    Aku senang sekali berkenalan dengan Eko dan kerap sekali aku mengajaknya main ke rumahku buat obat
    stress. Aku juga sering menyuruhnya membantuku beres-beres rumah.

    Mulai dari sinilah aku mengenal sosok dirinya sebagai seorang anak yang berpikiran mesum. Ternyata di
    balik kebisuannya itu tersimpan pikiran mesum yang luar biasa.

    Cerita Sex Tante Kartika Butuh Seks

    Cerita Sex Tante Kartika Butuh Seks

    Ketika itu saat anak-anak masih bersekolah Eko tidak ada teman main dan langsung menuju ke rumahku.
    Aku hanya tinggal dengan ibu, bapak dan tanteku kartika sedangkan dua kakak laki-lakiku sudah kerja
    merantau di Jakarta. Setelah aku kenalkan mereka dengan Eko, mereka tampak senang karena setiap
    gerak-geriknya membuat tertawa.

    Saat ibu memintaku untuk membersihkan kamar mandi, aku langsung mengajak Eko untuk ikut membantuku.
    Aku tidak berpikiran buruk apapun tentang anak itu namun setelah di kamar mandi tidak kusangka dtengah
    aku lagi menyikat kloset ia dengan tidak ada malunya terhadapku.

    Sedang memain-mainkan celana dalam kotor milik tante kartika yang berada di ember cucian. Dia tampak
    senang sekali dan memain-mainkannya. Melihat itu aku langsung marahin dia namun dia hanya tampak biasa
    saja dan malahan tertawa. Aku berpikir kalau dia memang selain bisu, pikirannya juga tidak waras,
    namun namanya juga obat stress.

    Setelah selesai bersih-bersih kami balik lagi menonton televisi. Tante Kartika sedang duduk membaca
    koran di ruang tamu persis sebelah kami menonton televisi. Sepintas aku amati pandangan Eko yang
    mencuri-curi mengintip celana dalam tante Kartika.

    Wah memang anak ini memang benar-benar berpikiran mesum. Tante kartika adalah janda dan berumur
    sepantaran ibu Eko, tubuhnya pun tidak kalah dengan mbak Aminah.

    Tante tinggal di rumahku karena dia tidak memiliki anak dan tidak mau tinggal sendirian di rumahnya di
    Jakarta setelah bercerai dengan suaminya. Aku terkadang juga berpikiran jorok dan berniat mengintip
    tante kalau sedang mandi namun sampai sekarang aku tidak berani melakukannya karena takut ketahuan dan
    malu dengan bapak ibuku.

    Tetapi dengan kehadiran Eko bisu yang berpikiran mesum ini, aku serasa memiliki rekan baru dalam
    berfantasi mesum karena saat melihatnya curi-curi kesempatan mengintip ada perasaan lain dalam hatiku.

    Aku tidak marah dengan tingkah Eko itu, malahan ketika aku membayangkan Eko bisa menyetubuhi tanteku
    itu aku malah semakin bernafsu. Aku sering beronani membayangkan bersetubuh dengan tanteku namun
    perasaan itu tidak senikmat ketika aku membayangkan Eko ngent0tin tanteku. Demi untuk menjaga imejku
    sebagai seorang anak lurah aku tidak boleh berbuat liar apalagi jika berurusan dengan seks dan nafsu
    birahi.

    Untung saja aku bertemu dengan sosok Eko yang memberikanku fantasi seks baru. Aku selalu optimis kalau
    anak itu urat malu dan sopan santunnya sudah putus, jadi mungkin sekali kalau ia bisa ngent0t dengan
    orang dan aku bermimpi sekali untuk bisa mengintipnya langsung ngent0t.

    Setelah itu aku sedikit menjauh dari Eko dan jika ada kesempatan aku membuntutinya ke manapun dia
    pergi. Ketika itu keluargaku sepi dan hanya tanteku yang ada di rumah. Aku berencana membuktikan
    imajinasiku itu tentang kemungkinan bahwa akan ada wanita yang akan memanfaatkan Eko untuk memuaskan
    dirinya.

    Aku yakin tanteku butuh sekali seks dan dia tidak mungkin berbuat nakal karena akan sangat malu dengan
    ayah dan ibuku. Ketika itu aku pamit sama tante Kartika untuk main ke rumah temanku.

    “Tante, aku mau main dulu ke tempat temanku ya…Aku mungkin pulang larut sore karena ada banyak hal
    yang mesti aku selesaikan dengan temanku”.

    “Jangan terlalu malam Gun, aku sendiri ni”

    Itu jawaban yang aku nantikan, sehingga aku bisa merancang skenario dan mendatangkan Eko untuk ke
    rumahku menemani tanteku.

    Aku yakin pasti tante bakalan menggerayangi Eko karena ia bakalan tidak mengadu karena bisu, dan
    lagian aku yakin kalau Eko malahan yang senang dikerjain mengingat otak mesumnya itu. Aku ingin sekali
    melihat dari langsung mereka ngent0t dan aku akan bisa melihat tubuh bagian intim tante Kartika.

    Lalu langsung saja kujawab.

    “suruh aja Eko si bisu itu temenin tante kalau aku pulang terlalu malam, lumayan bisa buat obat stress
    nanti tan..hehe”

    “O yaudah kalau begitu…” jawab tante senyum.

    Aku mengeluarkan motorlu dan berhenti tidak jauh dari desaku. Aku mampir ke sebuah bengkel milik
    tetangga yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Setelah kira-kira satu jam aku di sana aku minta
    diservisin motorku, padahal kedokku hanya ingin nitip motor dan kemudian pulang. Lalu aku pulang
    mengendap-endap dari belakan rumah.

    Aku bersembunyi di dapur dan mengintip segala apa yang terjadi di rumah. Tante ternyata sedang nonton
    video porno. Dia meremas-remas dadanya sendiri dan jarinya ia masukin ke dalam celana dalamnya.

    Rumah tertutup rapat dan tante dengan leluasa menonton video bokep itu di ruang tamu. Aku bernafsu
    sekali melihat pemandangan itu dan aku ingin sekali bersetubuh dengan tanteku. Namun itu hanya akan
    memperkeruh suasana dan lagian itu bukanlah rencanaku.

    Rencanaku hanya ingin berharap kalau Eko bisu benar-benar dipanggil tante dan dikerjainya sehingga aku
    bisa sambil menontonnya langsung sambil beronani.

    Tak berapa lama kemudian tante keluar rumah tanpa mematikan tontonan bokep itu. Aku yakin dia
    memanggil Eko, dan ternyata dugaanku benar. Ia datang bersama Eko dan segera mengunci rapat pintu. Eko
    ngomel-ngomel tidak jelas kegirangan melihat video itu. Aku juga kegirangan sekali melihat rancangan
    skenario imajinasiku itu yang ternyata menjadi kenyataan sebentar lagi.

    Tanteku mengecek menyentuh celana Eko di bagian depan bermaksud mengecek kont0lnya. Ternyata baru
    melototin bokep sebentar kont0l Eko sudah tegak menantang. Eko sepintas malu dan kemudian sedikit
    menutupinya dengan tangan.

    Tante langsung ambil tindakan. Dia langsung merenggangkan pahanya sehingga roknya tersibak, bermaksud
    memamerkan celana dalamnya. Eko langsung melotot kegirangan bercampur sok tengsin melihat itu dan
    jantungku berdebar keras.

    Aku langsung mengendap ke pintu samping menuju kamar di sebelah ruang tamu karena aku tidak begitu
    jelas melihat adegan itu. Setelah sampai di kamar sebelah aku benar-benar melihat dengan jelas adegan
    itu melalui celah-celah ventilasi.

    Tante membuka celana pendek Eko dan terlihat burung hitam Eko yang lumayan besar untuk anak
    seumurannya sudah tegak menantang. Tante langsung melumat kont0lnya itu dan Eko menggeliat kenikmatan.

    Setelah beberapa saat tante menyuruh Eko mlucuti semua pakaian tante. Tante menuntun tangan Eko
    menarik cawat merahnya dan dengan naluri nafsunya Eko langsung melucuti seluruh pakaian tante sampai
    tak ada benang sehelaipun menutupi.

    Benar-benar indah tubuh tanteku ini. Badanya yang sedikit chubby ini dan wajahnya yang ayu sekarang
    benar-benar terlihat telanjang di depan mataku. Kulitnya putih mulus, rambutnya panjang terurai dan
    pantatnya semok sekali serasa pengen kuremas. Aku semakin ingin mengocok kont0lku.

    Tante membuka lebar pahanya dan Eko gemetaran melihat mem3k tante yang bersih tanpa ada bulunya itu.
    Ia menarik kepala Eko dan menyuruhnya menjilati mem3knya itu dan setelahnya tante menggeliat
    kenikmatan. Banyak banget cairan yang keluar dari mem3knya.

    Tante kurang berpengalaman untuk hal pemanasan dan variasi sex, yang ia tahu untuk anak seumurannya
    hanya pengin cepat-cepat menikmati tubuh wanita.

    Eko kemudian berontak dan langsung menindih tubuh tante sambil menusukkan kont0lnya ke lubang basah
    puki tante. Tante kaget namun menikmati saja permainan kasar Eko itu. Takut kalau spermanya keluar di
    dalam, tante langsung mendorong tubuh kecil Eko keluar.

    Ia langsung mengulum kont0lnya dan tak berapa lama mulut tante dipenui sperma Eko yang bermuncratan
    keluar. Eko tergeletak di kasur tipis di depan TV merasa keenakan.

    Tante kemudian mengambil pelumas dan mengoleskannya ke penis Eko dan juga lubang anusnya. Mungkin
    tante tidak bisa memberitahu Agar tidak mengeluarkan spermanya di dalam vaginanya. Maka dari itu tante
    mencoba anal saja.

    Eko kemudian disuruh memasukkan anusnya ke dalam anus tante dengan posisi doggy. Setelah sedikit
    kesusahan akhirnya masuk juga penisnya dan tante merasa sedikit kesakitan tapi Eko tidak peduli. Ia
    terus memompa dengan kencang dan dibarengi suara tepukan pantat tante yang membuatku jadi ingin
    ejakulasi juga.

    Jari-jari tante ikut masuk ke dalam lubang vagina dan setelah beberapa saat cairan mem3knya
    bermuncratan keluar. Ia mengerang lirih takut kedengaran tetangga. Eko juga semakin liar menghajar
    bur1t tante sampai akhirnya ia menyemprotkan lagi spermanya di bur1t tante. Mereka terbaring puas di
    depan televisi sedangkan aku sibuk membersihkan spermaku yang bermuncratan di mana-mana melihat adegan
    itu.

    Tante kemudian menyuruh Eko pulang dan lalu menutup lagi pintu sambil senyum-senyum menuju ke kamar
    mandi membersihkan diri. Lagi-lagi pikiran menyetubuhi tanteku muncul lagi namun aku harus
    menghindarinya, lagian aku sudah puas melihatnya ngent0t dan beronani sampai puas. Aku segera keluar
    rumah dan bergegas pergi ke bengkel lagi.

    Kejadian itu berulang sekitar lima kali sampai saat tanteku kembali ke Jakarta melanjutkan kerjanya di
    sana kalau suasana rumah lagi sepi dan aku selalu merancang skenario yang sama.

    Aku terus membuntuti kisah seks Eko si bisu itu demi untuk fantasi langsungku karena untuk
    mewujudkannya serasa beban menanggung nama baik orang tua. Sampai ketika setelah tante pergi aku
    mendapati kisah seks Eko dengan beberapa wanita di desaku termasuk dengan ibunya sendiri, mbak Aminah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Sex Lepas Pejaka Dengan Pelacur – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Lepas Pejaka Dengan Pelacur – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1336 views

    Perawanku – Ini adalah sebuah cerita dewasa seorang pejaka kampung yang ML dengan seorang pelacur. Cerita ngentot lepas pejaka dengan pelacur. Berikut adalah cerita lengkapnya! Setelah sejak siang hari bekerja mengangkut beras kekios tempatnya bekerja Udin nangkring bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari anak kampung yang baru 16 tahun itu bekerja. Badannya cukup berisi karena sudah biasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung. Saat Panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota X, dan mendapat pekerjaan di kios beras pak Nurdin. Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan bayaran yang memang murah, untuk ukuran orang gedean. Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu. Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau, kata salah seorang diantara mereka.

    Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh, perempuan muda yang bernama Neneng itu menjawab.

    Neneng tidak terlalu cantik, badannya bahenol usiannya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya, Eh kang itu siapa, anak baru ya?, kata Neneng saat melihat Udin yang sedikit keheranan melihat kedatangannya.

    iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini, Neneng tersenyum genit dan mendekati Udin yang dari tadi melihatnya.

    kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja

    Ah enggak teh, Udin menjawab dengan malumalu.

    Wah neng anak kecil belon bisa apaapa mendingan sama saya saja

    Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada di sini sama mereka.

    Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu


    Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau, sambil mengacungkan tinjunya Neneng memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

    Udin agak rikuh juga karena Neneng menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

    Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan

    Udin cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berduamenyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Neneng yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Neneng kemudian menyuruh Udin masuk dan kemudian mengunci pintu, Udin sedikit keheranan.

    ayo atuh jangan malumalu, nggak apaapa disini mah sudah biasa kayak gini sini, Kata Neneng.

    Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan, kata Neneng sambil membelai dada Udin yang bidang.Udin hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

    Baju kamu dibuka aja ya, kata Neneng sambil menarik kaos yang dipakai Udin, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Udin.

    Dengan bernafsu Neneng mencium bibir Udin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Neneng Udin juga mulai terbakar birahi. Neneng mendorong Udin ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Neneng menarik celana Udin sehingga anak itu bugil. Kontol Udin sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Neneng hanya tersenyum melihatnya.

    Wah sama saya sih nggak usah malumalu udah sering lihat yang kayak gitu..

    Kemudian Neneng membuka bajunya, Udin makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.

    ahhh aduh geli teh, Udin mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
    Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.
    Neneng memengang kontol Udin dan mengarahkannya ke memeknya. Udin melihatnya masih dengan badan gemetaran.

    akhhh Udin mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Neneng, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.
    akhhsss enak kan Din, Neneng bergerak naik turun sambil meremasremas susunya.


    Udin meremmelek menikmati goyangan Neneng, kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Neneng, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Neneng dan tangannya meremasremas seprei, baru saat Neneng membimbing tangannya ke susu Neneng

    Remas Din Aakhh. Udin meremasremas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Udin mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Neneng menegakkan badannya.

    Neneng masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremasremas dada Udin. Udin mulai gelisah tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei dan kadang memegang pinggang Neneng seolaholah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin.

    Aduh teh Aakh,Udin mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crotcrotcrot Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Udin terkulai lemas.

    Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apaapa istirahat dulu aja ya, kata Neneng dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

    Saat pagi hari Ujang bangun dan melihat Neneng yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Neneng. Saat Neneng merasakan memeknya ada yang mengusapusap dia terbangun melihat Udin tersenyum dan membiarkan Udin memperlakukannya seperti itu. Udin kemudian naik ke atas tubuh Neneng menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Neneng lalu menekannya.

    Akhngehh
    Enak kan Din sss Akh.. Tekan yang dalem din.. Akhh

    Udin menggerakkan pantatnya maju mundur dan Neneng Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Udin. Hanya desahan yang terdengan dari mulut mereka berdua.

    aduh dinterus Akh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeahterus akhh
    Akh teh udin mau keluarehh akh teh sss.. Akkkhngahouch
    Teteh dateng din akhdin Aouchhh

    Badan mereka berdua menegang, Neneng mengangkat tinggitinggi pantat dan dadanya, sedangkan Udin seperti busur panah, pantanya menekan memek Neneng dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Udin rebahan di susu Neneng dan kemudian tidur terlentang di sisi Neneng. Beberapa saat kemudian.

    Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Udin harus bayar yah murah kok cuman 20000 aja.

    Udin hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Neneng mulai menjilati seluruh badan Udin dada Udin kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Udin Neneng menjilati kepala kontoln Udin yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

    akhteh..sss Aduh..geli Akhh, Udin mendesah dan badannya gemetaran, da kontolnya mulai mengeras lagi.

    Neneng terus mengulum kontol Udin sambil mengocoknya. Udin menggerakkan pantatnya naik turun.

    akhhtehteehhhh ouch

    Sperma Udin muncart dimulut Neneng dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Neneng menelan semuanya dan kemudian menjilati sisasisa sperma Udin sampai bersih. Setelah mandi Udin membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.

    Din, kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan, Pak Nurdin menasehati Udin.

    Udin hanya diam tanpa komentar apaapa. Tapi karena terlanjur ketagihan Udin sering pergi bersama Neneng dan tanpa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Udin tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk mebayar Neneng dan kemudian dia pulang ke kampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.

  • Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari

    Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari


    3346 views

    Perawanku – Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari, Cerita Dewasa Oom Henry! Oom harus tanggung jawab dong.. Masa hasilnya jadi kacau begini?! teriak Sarah dengan keras ke arah Henry Yosodiningrat, pengacaranya yang sedang berusaha keras untuk menenangkan Sarah Azhari yang sedang kesetanan.

    Mereka berdua sedang sewot menyusul hasil persidangan Sarah Azhari yang berakhir buruk, dan Sarah sebagai terdakwa dinyatakan bersalah oleh hakim dalam dakwaannya melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap Navis Qustubi, seorang wartawan infotainment.

    Saya ngerti Sar.. kamu lagi kalut. Kamu harus tenang dulu, karena saya jamin semuanya akan beres kalo kamu bisa tenang terlebih dahulu. ujar Henry sabar sambil berusaha menenangkan Sarah yang dari 2 jam yang lalu tak kuasa menahan tangisnya.

    Sekarang saya musti ngapain lagi , oom! Coba jawab?! Semua permintaan oom udah saya penuhin. Duit berpuluhpuluh juta buat bungkem si hakim brengsek itu udah saya kasih.. Tapi masa hasilnya jadi kaya gini.., Sarah mulai bernada pasrah, namun masih belum juga merendahkan nada suaranya.
    Sudah dari siang ia bersembunyi di apartemen Henry Yosodiningat dan menghilang dari kejaran wartawan infotainment yang bagai lalat ketiban sampah, tak hentihentinya mengelilinginya dan mengurung rumahnya mengharap sepatah duapatah kata berharga penuh makna keluar dari bibirnya.

    Ia kini duduk lemas sambil menahan tangisnya, disampingnya Henry Yosodiningrat duduk sambil melingkarkan tangannya ke pundak Sarah, tetap berusaha menenangkan kliennya yang nampak makin histeris.
    Oom tahu, hasilnya agak mengecewakan. Tapi itu semua diluar kuasa Oom. Percaya deh, oom juga tidak mengira kita bisa ditipu dengan lihay oleh si bangsat itu. Henry masih dengan suara beratnya memberi penghiburan bagi Sarah, layaknya seorang bapak kepada anaknya.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Tapi Oom.. saya ga boleh masuk penjara! Saya ga mau masuk penjara busuk itu! Sarah mulai histeris lagi.
    Oke, oke.. gini aja. Oom masih punya satu peluru lagi. Kamu jangan nangis terus dong.. Henry pun akhirnya tampak mulai kehilangan kesabarannya menghadapi ulah Sarah yang ngga bisa tenang.
    Mendengar jawaban Henry, Sarah pun mulai melunak, maksud Oom, masih punya peluru?
    Udah. Kamu tenang aja. Oom akan atur semuanya. Oom akan telpon beberapa orang dulu, tapi oom mau kamu mandi dulu.. Supaya kamu segeran dan ga keliatan kumel kaya gini. Emangnya kamu ga cape dari tadi nangis abis 2 ember?! ujar Henry kembali ke sifat kebapakannya.
    Sarah pun mulai tersenyum menanggapi candaan Henry. Aah, oom jahat. Gue lagi pusing, masih diledekin juga..

    Udaah! Mandi dulu gih sana! Make up kamu udah luntur gitu, kalo oom potret bisa seneng tuh wartawan2 temen kamu itu, ujar Henry sambil mendorong pantat Sarah yang montok untuk segera berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
    Iih.. pokoknya Sarah ga mau tau. Abis Sarah mandi, oom udah harus bisa bikin Sarah ga bakal nangis lagi, janji? dengan genit Sarah merajuk namun ia mulai bisa melupakan kesedihannya untuk sementara.
    Kamu itu selaluuuu maen ngancem! Ga kapok apa udah ngancem si Navis?! dengan gemas Henry membalas ancaman Sarah dengan mengelus dagunya lembut sambil berdiri dan melangkah ke arah ruang tamu untuk segera mengambil telepon.

    Sarah keluar dari kamar mandi sambil berbalut kimono sutra berwarna hijau pupus. Persis seperti penampilannya di dalam iklan obat multivitamin untuk pria yang masih dengan gencar ditayangkan di tivi nasional. Sesudah 30 menit ia berendam dan kemudian merasakan hangatnya air shower menyiram tubuh seksinya, akhirnya ia bisa sedikit melepaskan kepenatan dan kegalauan hatinya yang tak kunjung usai, selepas hakim keparat itu mengumumkan vonis bahwa ia harus menjalani hukuman penjara selama 4 bulan.
    4 bulan penjara?! Hhhh enak aja! Mendingan gue entot aja si hakim gebleg itu sekalian daripada gue nginep 4 bulan di penjara sial itu. pikir Sarah sambil merengutkan mukanya pertanda kesal yang muncul masih sambil mengingat muka sang hakim ketika membacakan vonis untuknya.
    Sambil mengibaskan rambutnya yang masih basah, ia berjalan keluar dengan kimono yang tak menyembunyikan keindahan paha mulusnya. Di ruang tamu, ia tak menjumpai Oom Henry yang tadi menemaninya duduk di sofa tengah.

    Oom? Oom Henry?, ia pun melangkah ke ruang kerja Oom Henry sambil meneriakan namanya. Ia sudah tak asing lagi dengan semua ruangan di apartemen ini, karena ia sering meminjamnya untuk sekedar bersembunyi dan menginap dua tiga hari untuk menenangkan diri dari kejaran wartawan. Maka dari itu, ia pun tak canggung untuk hanya berjalan mengelilingi apartemen ini dengan hanya mengenakan kimono tidurnya yang mini, toh Oom Henry sudah dianggap ayah olehnya, dan perilakunya selama ini juga tak pernah menjurus ke arah hal yang bukanbukan.
    Henry Yosodiningrat dalam bayangannya adalah seorang pengacara yang profesional dan juga seorang yang sangat sabar dalam menghadapi semua keluhankeluhannya.

    Setelah semua ruangan Sarah kelilingi, jejak Henry Yosodiningrat masih belum muncul juga ke hadapannya. Ia pun mencari tas tangannya untuk mencari handphonenya untuk sekedar mencari tahu perginya Henry. mungkin Oom Henry turun sebentar ke bawah buat beli makanan, pikir Sarah tanpa curiga.

    Tepat ketika Sarah menemukan handphonenya, suara bel apartemen terdengar menandakan seseorang datang. Aah, itu dia! Pasti dia kelupaan kunci lagi, Sarah pun meletakkan handphonenya lalu berbalik melangkah ke arah pintu apartemen untuk segera membukakan pintu.

    Dasar kakekkakek pelup. belum habis Sarah menyelesaikan kalimatnya, pintu pun terbuka dengan keras dan ia pun terdorong kebelakang karena kaget tak menyangka akan sambutan yang akan diterimanya dari balik pintu yang ia buka.
    Ketika ia sudah melihat dengan jelas orang yang masuk dengan paksa ke dalam apartemen itu, dan menutup kembali pintu di belakangnya sambil menguncinya, ia pun berteriak histeris, Heh! Anjing lo ya?! Masih punya nyali lo dateng ke tempat ini?!

    Di hadapannya berdiri Navis, sang wartawan yang menuntutnya dan juga sekaligus orang yang paling Sarah benci dan ngga pengen ia liat untuk seumur hidupnya, sekarang berdiri tegak sambil tersenyum di hadapannya.

    Masih pake senyumsenyum segala?! Belum puas lo senyumsenyum di depan tementemen wartawan lo yang bangsat itu, hah? Sarah pun mulai meracau tak keruan sambil mulai maju ke arah Navis ingin melabraknya kembali seperti yang ia lakukan sebelumnya, yang kemudian menjadi awal perkara Sarah Azhari yang terkenal itu.

    Namun Navis dengan tenang tanpa kesulitan berarti menangkap tangan Sarah yang kali ini berusaha menamparnya dengan kencang.
    Tenang dulu neng. Gue ga akan kesini kalo gue ga diundang. Navis berujar pelan sambil melangkah maju perlahan ke arah ruang tamu.
    Eh, sialan lo! Yang mau ngundang lo kemari cuma setan kuburan yang ga bisa tenang kalo belum ngeliat muka lo ketawa di balik penjara! teriak Sarah masih histeris sambil ia pun melayangkan tangan yang satu lagi ke arah muka Navis.

    *** Cerita Dewasa ***

    Tanpa repot, Navis pun menangkap tangan Sarah yang satu lagi sehingga kini kedua tangannya memegang tangan Sarah yang menggeliatgeliat penuh tenaga dengan mata melotot penuh amarah.
    Ck ck ck.. mulut lo itu beneran kotor ya?! Gue ga bisa ngebayangin apa teriakan lo pas si Oom Henry ngerasain memek lo. balas Navis yang mulai nakal melihat Sarah Azhari di hadapannya hanya berbalut kimono sutra yang dalam geliatan tubuhnya malah semakin membuat lekuk seksi tubuhnya semakin tampak jelas di mata Navis.

    Eh, tai kucing lo! Berani ngatain Oom Henry kaya gitu?! Tunggu aja sampe dia datang kemari. Lo bakal dituntut masuk penjara sampe mampus karena berani nganiaya gue kaya begini. Sarah mulai sedikit menyadari bahwa keadaan agak tidak menguntungkan baginya, karena ia hanya sendirian di ruangan apartemen ini. Dan matanya menangkap kilatan nakal mata Navis yang menatap belahan dada montoknya yang terbuka lebar karena kimono yang ia kenakan memang tak cukup tinggi untuk menyembunyikan keindahan belahan dadanya.

    Udah deh! Ga usah ngarepin si Oom. Sama gue sekarang aja, gue jamin lo bisa kelejotan ngerasain kontol gue ngerobek memek Arab lo! Navis seperti makin terbuai dengan katakata kotor Sarah yang seakan mengundangnya untuk semakin berani.
    Masih berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Navis, Sarah pun semakin terdorong mundur ke arah sofa tengah dimana tadi ia duduk. Ia kini semakin yakin bahwa Navis sudah mulai tak terkendali. Ia faham betul arti tatapan mata lelaki yang melotot penuh nafsu ke arahnya sekarang ini, yang disebabkan kimono sutranya tak kuasa menutupi tubuh seksi dan montok yang telah membuai jutaan pria di layar kaca. Di benak lelaki seperti ini, hanya ada nafsu liar penuh birahi yang ia tahu betul kemana arahnya.

    Navis pun melepaskan genggaman tangannya sambil mendorong Sarah dengan keras ke arah sofa di belakangnya. Mata wartawannya yang terlatih sekilas melihat bayangan gelap di selangkangan Sarah Azhari yang tersingkap sedikit ketika duduk terjatuh di atas sofa itu. Benaknya langsung menarimenari kegirangan mengetahui Sarah tak mengenakan celana dalam di balik kimono mininya itu.
    Aauw! Okeoke.. Ga usah maen kasar begini dong.. Sarah mulai melunak menyadari bahwa ia berada di ujung tanduk dan ia tak bisa mengharapkan bantuan orang lain untuk menyelamatkannya saat ini. Ia harus berpikir keras bagaimana caranya meredam nafsu liar binatang yang berdiri di depannya agar ia bisa mengendalikan situasi.

    Melihat Sarah yang mulai melunak, Navis pun berdiri tenang di hadapan Sarah yang duduk mencoba merapikan kimononya yang tersingkap kemanamana. Ga usah dirapiin lah Sar. Bentar lagi tu baju juga udah ga nempel lagi di badan lo! ujarnya sambil tersenyum penuh arti.
    Nngg. Gini deh. Gue tau persis apa yang lo mau. Tapi lo ga bisa dapetin itu dengan gratis dong. Gue mau lo urus sesuatu di pengadilan, baru deh lo bisa puaspuasin nikmatin badan gue.. ujar Sarah pelan sambil tersenyum dipaksakan.. Ia berusaha membujuk Navis agar bisa lebih tenang, dan dengan demikian ia berharap bisa mengendalikan suasana. Toh, sebagai seorang wanita cantik berbodi super seksi yang biasa berakting di sinetron, hal seperti ini adalah hal biasa baginya.

    Navis hanya tertawa terbahak mendengar tawaran Sarah Azhari yang kini nampak semakin menggoda dengan senyumnya yang seakan malah mengundang Navis untuk semakin berani melakukan apa saja terhadapnya.
    Sar.. sar, Lo bukan dalam posisi ngasi tawaran sama gue. Kalo pun gue mau jebol lobang pantat lo sekarang, lo ga bisa apaapa juga kan? Navis pun mulai berani nakal, dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh toket Sarah yang benarbenar menantang dibalik kimono tipisnya. Udara AC yang dingin, membuat kedua puting toket Sarah mengeras dan membuatnya nampak terjiplak jelas dari luar kimononya, Navis pun semakin geregetan dibuatnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah Azhari kini sadar bahwa lelaki di hadapannya ga bisa dikuasai dengan mudah. Ia baru ingat bahwa Navis yang mulai menggerayangi toketnya adalah seorang wartawan. Jadi memang bukan hal sulit bagi wartawan untuk bersilat lidah dengan seorang artis.
    Otak Sarah berputar keras mencari akal bagaimana caranya ia bisa lepas dari tangan Navis, sementara tanpa ia sadari Navis yang sudah semakin bernapsu kini malah sudah berhasil melonggarkan tali kimono Sarah, sehingga tangannya semakin bebas bermainmain dan meremasremas toket Sarah yang membusung indah.

    Eeh.. jangan kasar begini dooong.. ujar Sarah berusaha memainkan suaranya dengan lihai hingga bernada merayu, walaupun sebenarnya ia benci setengah mati dengan setan busuk yang sekarang malah mulai menjulurkan lidahnya untuk menikmati toketnya dengan ganasnya.
    Sini aku bukain baju lo dulu deh.. biar lo lebih enak, Sarah mulai menjalankan strateginya dan mulai mendorong Navis perlahan untuk duduk di sofa, dan ia mencoba untuk berdiri mengambil posisi yang lebih menguntungkan baginya untuk mencoba melarikan diri.

    Namun tanpa disangkasangka, Navis malah melayangkan tangannya dan menampar muka Sarah dengan kencangnya. Kontan Sarah Azhari sang artis seksi itu pun terjatuh kembali ke sofa empuk di belakangnya, sehingga ia kini dalam posisi tertidur. Sarah yang kaget bukan main karena Navis malah menyerangnya tibatiba, tanpa bisa berkatakata ia meraba bibirnya yang terasa sedikit berdarah karena tamparan Navis yang sangat kencang barusan.

    Navis yang nampaknya belum puas dengan tamparannya barusan, langsung menarik dan merobek kimono yang diapakai Sarah, sehingga kini kedua toket Sarah yang membusung tampak terlihat jelas keindahannya.
    Navis pun berada di atas angin, dengan kasar ia pun memaki Sarah, Lo pikir lo bisa gampang ngibulin gue hah? Perek sialan! Cewe kaya lo cuma pantes buat diperkosa pake cara kasar.. Lo belum pernah kan diperkosa ama orang jalanan kaya gue. Biar lo rasain bedanya lakilaki sejati ama lakilaki bencong yang selama ini ngerasain memek lo!! sambil menyelesaikan makiannya, Navis pun merangsek dan mengarahkan mukanya ke arah selangkangan Sarah.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah Azhari yang masih syok dengan serangan Navis yang bertubitubi tak menyangka bahwa ia sudah nekat dan sekarang sedang mengancam memeknya. Kedua tangannya berusaha menahan muka Navis yang sudah demikian dekat dengan memeknya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan kuasa nafsu binatang Navis yang sudah demikian liar.
    Namun Navis memiliki tenaga yang luar biasa besar. Walaupun Sarah menahan kepala Navis dengan kedua tangannya, ia tetap saja mampu maju menjulurkan kepalanya hingga akhirnya mulutnya berhasil memagut bibir memek Sarah yang masih terlipat rapi. Dengan buas dan penuh nafsu, ia melalap memek Sarah dan memainkan klitoris Sarah yang masih menguncup dengan lidahnya melalui gerakan naik turun yang lihay.

    Sarah yang kalah tenaga, hanya bisa mengerang murka, Aaaaahhh anjiiinnng. Goblok lo! Bangsat bajingan.. Gue ga rela diperkosa ama bangsat kaya elo..!
    Dalam hatinya kini berkecamuk perasaan jijik dan terhina karena dirinya yang artis kelas atas Indonesia bisa dipermainkan oleh pria hina dan tak bermoral seperti Navis. Baru kali ini ia merasa dipermalukan seperti ini. Biasanya ia bisa mentolerir orangorang seperti Navis yang hanya bisa berkomentar nakal dan menggodanya ketika ia harus berhadapan dengan mereka. Namun ketika kali ini memeknya dilumatlumat oleh salah seorang dari golongan wartawan yang menurutnya adalah golongan rendah, harga dirinya terkoyak dan ia merasa murka luar biasa.

    Kedua tangan Navis kini bekerja dengan giat membuka kedua kaki jenjang Sarah lebarlebar, sehingga ia bisa dengan lebih leluasa menikmati harumnya memek Sarah.
    Ia begitu bernafsu menjilat dan mengulum kelentit Sarah yang cukup besar untuk ukuran wanita Indonesia. Mungkin karena Sarah Azhari memiliki darah keturunan bangsa Arab, sehingga semua organ vitalnya juga mengikuti leluhurnya. Yang pasti wangi dan harum memek Sarah Azhari yang baru saja selesai mandi seperti ini, membuat Navis lupa daratan dan menyapu semua sudut memek Sarah dengan lidahnya dan mulai menusuknusuk ke bagian liang dalam dari memek Sarah.

    *** Cerita Dewasa ***

    Dan hasilnya memang langsung kelihatan. Walaupun Sarah Azhari merontaronta dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan memeknya dari serbuan mulut Navis, namun hati kecilnya dan alam bawah sadarnya mengatakan bahwa jilatan dan kuluman Navis di memeknya mulai membawa rangsangan yang dengan cepat naik ke otaknya.
    Mulutnya masih mengeluarkan makianmakian kotor, Lepasin gue, Bangsat!!! Gue ga rela! Namun jauh di dalam hatinya, ia mengakui bahwa memeknya menikmati semua perlakuan kasar dari lidah Navis di semua area selangkangannya yang sudah lembab dan basah dijelajahi oleh Navis.
    Tanpa sadar, Sarah malah mengeluarkan erangan nikmat tak sengaja, Hhhhhhh sshhhsss!

    Tangannya berusaha mendorong kepala Navis agar melepaskan lidahnya dari penyiksaan nikmat terhadap memeknya. Namun mulutnya berkata lain, nggggghhhh..
    Navis pun sadar betul akan hasil emutannya terhadap memek Sarah. Mendengar erangan dan lenguhan Sarah akan aksinya di selangkangannya, Navis pun semakin pede lalu dengan kedua tangannya, seketika ia mengangkat kedua kaki Sarah, sehingga terangkat ke arah mukanya sendiri. Ia menekan lutut Sarah hingga kini menempel ke bahunya sendiri, membuat posisi memeknya menjadi terbuka lebar sementara Navis yang berada di depannya, kini mulai membuka celananya dan begitu ia terbebas dari belenggu celana dalamnya, tampaklah kontolnya yang sudah tegak berdiri pertanda ia pun sudah terangsang sempurna.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Sarah hanya bisa melongo melihat kontol Navis yang tak disangkanya ternyata berukuran lebih besar dari kebanyakan pria yang sudah pernah menidurinya. Sesaat ia pun lupa bahwa Navis yang berkontol besar dihadapannya ini adalah bajingan yang sesaat lagi hendak memperkosanya.
    Melihat Sarah yang dalam kondisi terpana, Navis pun tersenyum, Jangan takut Sar.. selama ini belum pernah ada yang kecewa kok ama kontol gue. Gue jamin, lo pasti teriakteriak minta dikocok lagi!

    Mendengar perkataan Navis, Sarah pun tersadar bahwa ia sudah di ujung tanduk. Sesaat lagi ia akan diperkosa oleh Navis, wartawan pinggiran yang sama sekali tak sepadan dengan status dirinya yang artis papan atas. Ia pun mengerahkan segala tenaganya untuk melepaskan diri dari Navis. Dengan sisasisa tenaga yang ia miliki, ia berusaha bangkit dari kurungan Navis, Anjiing! Lo ga akan bisa perkosa gue! Bangsaaat..

    *** Cerita Dewasa ***

    Suara Sarah yang histeris hanya membuat Navis semakin nafsu untuk segera memasukkan kontolnya ke memek Sarah. Ia pun menindih tubuh Sarah yang gagal untuk melepaskan dirinya. Dengan tangannya yang memegangi kedua betis Sarah, sekaligus mengunci tubuhnya hingga ia tak bisa bergerak bebas, Navis pun mengarahkan ujung kontolnya yang 18 cm panjangnya, tepat diatas lubang memek Sarah Azhari yang sudah basah berkilatkilat.

    AAAAAaaaahhhhh HHHgggghhh! Taaaiiiii!!! Gobbloook! Sarah hanya bisa meracau tak keruan, kesal dan murka karena dirinya tak kuasa untuk menahan Navis yang kini perlahanlahan sudah memasukkan kontolnya hingga ujungnya kini malah sudah menyentuh dinding dalam memek Sarah.
    Navis pun membiarkan kontol panjangnya untuk beradaptasi sejenak dengan sempitnya memek Sarah.. Lumayan Sar.. memek lo masih bagus. Gue kirain lo punya udah dower karena keseringan dikocokkocok ama orang laen sambil kemudian Navis pun menggetarkan pantatnya sehingga kontolnya yang berada dalam memek Sarah ikut bergoyang dan hasilnya Sarah pun berteriak antara murka, kegelian atau keenakan, Eehhh, Anjiiing ngggghhhhh ! Lo ngapain?!

    Navis pun tertawa senang melihat reaksi Sarah yang tidak menyangka akan getaran kontolnya yang seringkali memang menjadi senjata andalannya dalam memulai ritual permainan seksnya. Ia sangat senang, karena biasanya ia hanya bisa mainin kontolnya di memek cewecewe panti pijat murahan, namun sekarang ia seakan mendapat rejeki nomplok. Memek Sarah Azhari artis sinetron yang jadi pujaan banyak pria hidung belang, kini berada dalam kuasa kontolnya, dan ia berniat untuk menikmati perkosaan ini selama mungkin.

    Kini ia pun mulai mengocok kontol panjangnya, masuk keluar memek Sarah secara perlahan, sambil ia memejamkan matanya dan menikmati betapa sempit dan nikmatnya memek Sarah yang seakanakan merespon gerakan kocokan kontolnya dengan begitu pas. Memek Sarah mengedutngedut dan memijat pelan setiap kali kontol Navis bergerak memasuki lorongnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Pijatan memek Sarah terhadap kontol Navis yang sedang mengocoknya, seakanakan sudah berjalan otomatis, menandakan bahwa memeknya juga menikmati perkosaan ini. Sarah yang kini mulai terpengaruh oleh kenikmatan yang dirasakan memeknya, mulai bingung akan reaksi yang harus ia berikan.

    Ia sadar, memeknya sudah menyatakan bahwa kontol Navis memang diatas ratarata. Pijatan memeknya yang juga menjadi kebanggaannya, hanya muncul secara otomatis bila ia memang juga menikmati permainan seks yang menggebugebu seperti sekarang ini. Bedanya kali ini, ia bukan bermain dengan pacarpacarnya yang biasanya merupakan lakilaki tampan dan wangi. Di hadapannya sekarang ini, adalah Navis, seorang wartawan yang berpakaian kemeja flanel kumal, dan bau. Namun, kondisi Navis sekarang ini malah membuat Sarah mulai kehilangan konsentrasi. Mungkinkah kekontrasan Navis dibanding pacarpacarnya selama ini malah membuat ia terangsang hebat dengan cepatnya?

    Ia akui, biasanya nafsu seksnya ga pernah naik secepat ini. Apalagi semua lakilaki yang biasanya mengemisngemis untuk bisa tidur dengannya, pasti memperlakukannya secara lembut seperti seorang putri. Semua lelaki akan takluk dan dengan sopan seperti kucing akan bersedia menuruti segala kemauannya.

    Namun perlakuan kasar yang ia terima sekarang dari Navis, sama sekali belum pernah ia rasakan dari lelaki manapun. Kontrol akan lelaki yang biasanya dengan mudah ia kendalikan kini seakan tak berlaku lagi. Hal inilah yang membuatnya beringas sekaligus terangsang dengan hebat. Ia sadar, memeknya sudah takluk akan kocokan kontol Navis yang bergerak bukan saja maju mundur namun sekaligus membor memeknya dengan gerakan berputar yang memberikan kenikmatan sempurna bagi memeknya.
    Sekarang tinggal Sarah yang berjuang keras untuk tetap bisa mengontrol dirinya dan tidak melepaskan kendali atas nafsu liar yang sudah demikian meletupletup didalam dirinya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Nnnnggggghhhhhpp! Ia berusaha mengendalikan lenguhannya yang seakan memberontak atas kemauan dirinya untuk tidak menikmati pemerkosaan ini.
    Njjing! Lo boleh berhasil perkosa gue.. tapi gue sama sekali ngga.. sebelum Sarah berhasil menyelesaikan kalimatnya, Navis malah membungkam bibir seksinya dengan bibirnya sendiri. Ia pun melumat gencar bibir Sarah Azhari yang tak menyangka Navis berani meluncurkan serangan ke mulutnya.

    Dalam usahanya menghindar dari pagutan Navis, ia malah seakan memberikan kesempatan bagi Navis untuk menikmati bukan saja mulut seksinya, namun juga leher jenjangnya. Hal ini malah membuat Navis semakin senang dan bersemangat menghisap, menjilat dan menciumi sekujur muka dan leher Sarah Azhari. Aroma Sarah Azhari yang begitu harum ia nikmati bukan saja dari mulutnya yang wangi, namun juga dari lekukan leher Sarah yang aromanya begitu bikin ia mabuk dengan birahinya sendiri.

    Aaaahhh hhheeeuuuhhh.. Sarah kini mulai kehilangan konsentrasinya.
    Ia mulai tak tahan akan rangsangan dan ciuman bertubitubi Navis di lehernya. Ia harus mengakui, seluruh titik rangsangannya sudah dilalap sempurna oleh Navis. Mulai dari memeknya yang biasanya tak merespon sembarangan kontol dengan pijatanpijatan khasnya, hingga lehernya yang menjadi titik lemah dari kontrol birahi Sarah.

    Pagutan Navis yang membuahkan bekasbekas merah di lehernya membuatnya mendesah keras, dan mulai menggerakkan tubuhnya seakan ia memang berada dalam permainan seks yang nikmat, dan bukan pemerkosaan yang brutal.
    Nngggghhh.. gue.. ga taaaahhh aaann! Sarah pun mengeluarkan tanda menyerahnya sambil terengahengah. Ia akhirnya harus mengakui bahwa ia juga sepenuhnya menikmati kocokan kontol Navis di memeknya yang sekarang sepertinya sudah sangat dekat akan ledakan orgasme pertamanya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Navis pun sadar, bahwa Sarah sudah berada dalam genggaman birahi dan permainan seksnya. Ia percaya, sekarang Sarah tak akan memberontak lagi, sehingga ia pun berani melepaskan kunciannya.
    AAAAAAaaaahhhh aaaaannnnjjjiiiinnnnggg! teriak Sarah dengan histeris menandakan bahwa orgasme pertamanya begitu dahsyat, sehingga ia meracau dengan tak terkendali. Navis pun merasakan kedutan dan semburan cairan orgasme dari memek Sarah yang membuatnya tersenyum lebar, Hehehe enak kan Sar?

    Ia kini menarik tubuh Sarah untuk berdiri. Navis sendiri duduk di sofa empuk yang tadi ia jadikan tempat pemerkosaannya. Sarah yang masih lemas dan tak menyangka orgasme pertamanya begitu dahsyat.. mengikuti dengan pasrah perintah Navis yang mengarahkannya untuk duduk mengangkangi kontolnya. Posisi Sarah yang kini menduduki Navis yang duduk di sofa, membuatnya bebas untuk melarikan diri. Namun hal ini tak ia lakukan. Ia kini tak bisa berpikir dengan jernih lagi. Yang ia ingin rasakan adalah kenikmatan bertubitubi dari kontol Navis yang kini sedang berada di bawah memeknya yang masih mengedutngedut ringan akibat pengaruh permainan kontol Navis barusan.

    Sambil memegang bahu Navis sebagai pegangan, Sarah pun mulai menurunkan lubang memeknya hingga pas berada di ujung kontol Navis yang masih berdiri tegak dan keras.
    Punya lo kok masih keras gini, hah? Lo pake obat ya? ujar Sarah yang walaupun sudah tak berontak namun tetap bernada galak.
    Aahh.. udah lah. Lo entot aja kontol gue.. Ga usah banyak tanya! jawab Navis sambil tangannya memegang panggul Sarah dan menekannya ke bawah sehingga kontolnya mulai memasuki memek Sarah kembali yang hangat.

    HHmmmppphh! Aaahhhhssss Sarah hanya bisa memejamkan matanya, merasakan betapa nikmatnya kontol Navis yang begitu besar mengisi lorong memeknya dengan sempurna.
    Sebagai jawabannya, ia kini mulai menggenjot kontol Navis dengan gerakan yang begitu liar. Naik turun dan putaran pinggulnya membuat pantatnya beradu keras dengan kedua paha Navis, hingga berbunyi Plak.. plaks ceplaks! dengan kencangnya.

    Hmmmmhh.. Ternyata jago juga lo ngebor kontol ya, perek? Navis berbicara kotor pada Sarah, sambil merem melek keenakan merasakan kocokan memek Sarah atas kontolnya.
    Perkataan kotor Navis, malah membuat Sarah semakin bergelora. Ia meraih salah satu toketnya, lalu menyodorkannya ke mulut Navis yang langsung merespon dengan sigap.

    *** Cerita Dewasa ***

    Puting Sarah yang memang sudah mengeras karena udara dingin dan juga karena gelora nafsu birahi yang menguasainya, dilumat oleh bibir Navis dengan penuh nafsu. Ia sedot dan jelajahi dengan lidahnya semua area puting toket Sarah yang begitu kenyal dan besar.
    Aahhhhss Enaaaak terruusss bangsaaat! Sarah pun menjawab dengan perkataan yang tak kalah kotornya. Ia melemparkan kepalanya kekiri dan kekanan, membuat rambut panjangnya berlenggak lenggok dengan indah seperti gadis di iklan shampoo, sebagai pertanda ia begitu menikmati permainan seks yang sudah lama tak ia rasakan dengan begitu liarnya.

    Kini Navis praktis hanya duduk manis dan membiarkan Sarah menguasai permainan dengan dahsyatnya lenggak lenggok pinggulnya mengocok kontol yang masih dengan kuat bertahan. Ia setengah mati menahan gejolak kontolnya agar jangan meledak terlebih dahulu. Ia masih ingin merasakan semua kenikmatan yang bisa ia raih dari tubuh Sarah Azhari.
    Shhhiiiit! Kontoooolll Elo enaaaaaakkk bangeeeeett! Entooooooootttt guaaaaaaa! Sarah berteriak histeris dan ambruk merebahkan dadanya ke tubuh Navis di depannya, bersamaan dengan ledakan orgasme kedua yang dirasakan sangat nikmat oleh Sarah mengisi sekujur tubuhnya.

    Memeknya berkedutkedut kencang sekali, sekaligus memijat kontol Navis dengan remasanremasan mesra. Seluruh tubuhnya kini basah berkeringat dan menempel lengket dengan tubuh Navis yang juga tak kalah basah.
    Masih dalam posisi Sarah menduduki kontolnya, Navis pun memeluk Sarah dan mulai mengeluselus punggung Sarah, lalu bagaikan kekasih yang baik ia mengecup bahu Sarah dengan lembut.
    Sarah yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya, sejenak melupakan siapa orang yang sedang mengecupnya saat ini. Yang ia tahu, seisi relung tubuhnya sedang bergejolak merayakan perayaan besar yang sudah lama tidak ia rasakan.

    Navis pun beranjak dari atas sofa lalu berdiri sambil memegangi Sarah yang masih lunglai lemas sambil terpejam. Ia berdiri di depan Sarah lalu kemudian memutar tubuhnya, sehingga kini ia berada di belakang Sarah. Kedua tangannya mengelus toket Sarah dengan lembut dari belakang, lalu ia pun mengecup leher dan bahu Sarah dengan perlahan dan penuh kemesraan.
    Sarah yang masih terlena, pun tersenyum dan melirik sebentar ke arah Navis yang sedang sibuk memberi kenikmatan di titik terlemah di lehernya.
    Kontol Navis yang masih juga tegang dan keras terasa menekan belahan pantatnya dari belakang dengan perlahan.

    *** Cerita Dewasa ***

    Lo gelo juga ya? Gue udah kelejotan kaya gini, kontol lo masih belum keluar juga! Sarah hanya berkata lembut mengomentari gerakan kontol Navis yang bergerak ringan menggoda belahan pantatnya.
    Hmmmm.. Navis hanya menggumam ringan, sambil memandu tubuh Sarah, sehingga kini kedua tangannya berpegangan ke sandaran sofa. Dengan posisi yang agak menungging seperti ini, Sarah pun segera faham bahwa Navis ingin mengocok memeknya dalam posisi doggie style sambil berdiri, Hehe.. anjing lo ya, tau aja kalo gue paling suka kalo dientot dari belakang. Sarah sudah lupa daratan. Yang ia tahu sekarang, ia adalah budak dari Navis. Dan untuk semua kenikmatan yang sudah ia peroleh, ia pasrah akan semua perlakuan Navis kepada tubuh montoknya. Yang ia inginkan adalah kenikmatan demi kenikmatan datang dan meledak di dalam tubuhnya.

    Hehe.. artis perek, lo udah siap buat gue jebol dari belakang? Navis pun buka suara seakan menandai serbuan kontolnya yang sebentar lagi akan beraksi.
    Ah, rese lo! Buruan masukin kontol gede lo Memek gue udah dingin lagi nih.. Sarah pun menjawab ancaman Navis dengan nada gurauan.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Siapa bilang memek lo? Gue mau jebol lobang pantat lo yang seksi ini.. Gue yakin pasti belom ada yang merawanin lobang pantat lo kan, Sar.. hehehe. Navis pun mulai menggerakan kontolnya ke permukaan dubur Sarah.
    EEEHHHH! Apaan tuh! Gue ga mau dianal!! Anjiiiiiiiing Lo!! Seketika Sarah pun panik ketika menyadari bahwa Navis telah menjebaknya. Namun posisinya yang terkunci seperti ini membuatnya tak berdaya untuk melepaskan dirinya.
    Navis pun semakin beringas mendengar erangan Sarah yang panik. Birahinya semakin naik, dan dengan cepat ia menusukkan kontolnya yang besar ke lubang dubur Sarah yang masih sempit..

    *** Cerita Dewasa ***

    AAAAAAAAAGGGGHHHHHH!! Sakiiit Bangsaaat!! Sarah melotot kesakitan akibat tekanan paksa kontol Navis di lubang duburnya yang masih kering.
    Ia tak kuasa menahan air matanya yang keluar karena rasa sakit yang teramat sangat. Sementara Navis yang baru berhasil memasukkan 2/3 kontol panjangnya, mendiamkannya sebentar, agar lubang dubur Sarah beradaptasi sejenak dengan batang besar di dalamnya.

    Bang.. gue mohooon, gue jangan dianal bang.. Sakit bangeeet.. dengan memelas Sarah berusaha memohon kepada Navis, yang sekarang malah sudah dipanggilnya abang. Harga dirinya benarbenar runtuh sekarang.
    Mendengar hal ini, Navis malah tertawa terbahakbahak.. Alaah, udah lah. Bentar lagi juga udah ga sakit. Ntar palingan lo minta nambah. Dasar perek binal! Sambil kemudian ia memasukkan sisa ujung kontolnya ke dalam dubur Sarah.

    HHHggggghhhhhaaaaaaaaaaanjiii iiing! Sarah pun roboh tak bertenaga di atas sofa empuk itu karena rasa sakit yang tak terperi menderanya. Namun Navis dengan sigap segera memegangi tubuhnya yang lunglai, kedua tangannya langsung mendekap dan menopang toket Sarah yang tergantung indah di balik punggungnya.
    Sambil meremasremas toket Sarah yang kenyal dan montok, Navis pun mulai menggenjot kontolnya maju dan mundur, masuk keluar lubang dubur Sarah yang kali ini sudah menganga lebar karena desakan paksa kontol Navis yang sangat besar di lubang dubur Sarah yang sempit.

    Sambil menggigit bibirnya, Sarah merasakan betapa ngilunya lubang pantatnya akibat gesekan kontol Navis yang menggenjotnya tanpa belas kasihan. Semakin dalam Navis memasukkan kontolnya, terasa semakin luar biasa rasa sakit yang dirasakan Sarah hingga akhirnya ia meneteskan air mata, tak tahan dengan rasa sakit yang menderanya.

    Gesekan Navis mulai melukai lubang dubur Sarah hingga lecet dan mulai mengeluarkan darah. Namun hal ini malah membuat Navis semakin panas dan bernapsu untuk menggenjot dengan lebih cepat.
    Hmmmmmhhhhh, gila enak bangeeeet! Pereeek, rapet bangeet! Navis mulai meracau dan merasakan gelombang birahi erotis di dalam tubuhnya mulai bertalutalu naik dengan cepat dan segera mencapai klimaksnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah sudah tak bisa lagi merasakan lubang duburnya. Rasa sakit yang teramat sangat membuatnya kebal dan hanya bisa merasakan betapa besarnya kontol Navis yang masih terus menggenjotnya dengan bernapsu. Rasa sakit akibat lecet di duburnya yang mulai menghilang kini berganti dengan rasa birahi yang perlahan mulai menguasai dirinya. Terlebih remasan tangan Navis di kedua toketnya mulai dirasakannya sebagai pijatan lembut yang menenangkan hatinya.
    Hhhh baaaaangg ampuuuun baaaang, gue ga tahan niih Sarah pun mulai bingung antara harus minta ampun atau minta Navis memberikannya klimaks berikutnya. Ia merasakan bahwa gelombang orgasme di dalam tubuhnya mulai datang dan bagai ombak yang berdebur perlahan, semakin membuatnya terbuai.

    Tanpa ia sadari, salah satu tangannya mulai meraba klitorisnya sendiri. Lalu seirama dengan genjotan kontol Navis di lubang duburnya, ia pun menggelitik klentitnya yang sudah menegang dan membesar akibat rangsangan dari tangannya sendiri, Nggghhh.. anjiiiing, enaaaak! Sarah pun meringis keenakan sambil terpejam dan tersenyum, karena ia tahu, sebentar lagi orgasme yang maha dahsyat akan segera melanda dirinya.

    Anjjis Saaar. bool elo kenceng banget! Pereeeeeek!!! Rasain peju guaaaaa!, Navis pun berteriak kencang ketika akhirnya ia meledakkan spermanya bersamaan dengan ditariknya kontolnya dari lubang dubur Sarah Azhari. Hasilnya, muncratan demi muncratan sperma hangat berhamburan di punggung Sarah yang mulus.
    Hhggghh.. nnnngggghhhh nnnggggaaaaaaaahhhhh!!!!! muncratan sperma Navis dipunggungnya seakan memicu ledakan orgasme maha dahsyat yang sudah ditunggutunggu oleh Sarah. Memeknya seakan meledak dan berkedutkedut dengan liarnya, sembari tangannya masih menggesek klentitnya secara perlahan, seakan berusaha memperpanjang dan menikmati orgasme yang sedang membuai dan menenggelamkan dirinya.

    Melihat Sarah yang sedang dimabuk orgasme, Navis pun membalikkan tubuh Sarah dan mendudukannya di sofa. Lalu ia dekatkan kontolnya yang masih berkedutkedut ringan memuncratkan sisasisa spermanya ke muka Sarah yang masih terpejam.
    Seakan mengerti akan cipratancipratan hangat di mukanya, sambil masih terpejam, Sarah pun menjulurkan lidahnya mencari sumber cipratan yang tak lain adalah kontol Navis yang masih setengah tegang. Lidahnya dengan telaten menjilati dan membersihkan kontol Navis dari sisasisa sperma yang berlelehan di batang kontolnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Pemandangan yang indah ini, segera saja dimanfaatkan oleh Navis untuk dijadikan dokumentasi melalui kamera handphonenya.
    Sarah yang masih keenakan merasakan orgasmenya sendiri, sembari menjilati dan membersihkan kontol Navis dengan telaten, tak sadar akan kamera hp Navis yang menjeprat jepret dengan jelas wajahnya yang sedang merem melek mengulum kontol Navis.

    Setelah kontolnya bersih dan mengkilat setelah dijilati lidah Sarah Azhari yang hangat, Navis pun segera bangkit dan beranjak berdiri mengambil pakaiannya yang berserakan.
    Sarah yang masih telanjang bulat dan diceceri sperma Navis di sekujur muka dan punggungnya kini berselonjor tiduran di sofa, sambil membuka matanya dengan lemah, ia mulai merasakan redanya gelombang orgasme di dalam tubuhnya, Heeii.. bangsat, gue ga nyangka kontol lo sedahsyat ini. Anjing lo ya! ujarnya ringan sambil tersenyum simpul, mengakui kehebatan kontol Navis dengan candaan bahasa kotor yang biasa ia lakukan dengan temanteman prianya.

    Navis pun balik tersenyum lalu berkata, Hehe.. sama lah Sar. Memek lo juga enak. Apalagi gue bisa ngejebol bool lo untuk pertama kalinya. Gue ga nyangka bool lo masih perawan.

    Emang bajingan lo! Sakit banget tauu.. ujar Sarah manja, namun seakan diingatkan, kini Sarah mulai merasakan perlahan lubang duburnya sudah hilang rasa kebalnya dan rasa ngilu dan perih perlahan muncul akibat luka hebat yang masih menganga di bibir duburnya.
    Melihat Navis yang melangkah pergi dan menuju pintu apartemen, Sarah pun memanggilnya, Heh.. bangsat, maen pergi aja. Kalo gue mau dapet orgasme dahsyat kaya gini lagi.. Gue bisa panggil elo dimana?, dengan nada centil dan binal yang khas dirinya. Seperti sudah melupakan apa yang dilakukan Navis dengan paksa terhadap dirinya, kini Sarah sudah menganggap Navis sebagai salah satu teman pria yang baru saja bermain seks dengannya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Namun jawaban Navis betulbetul di luar dugaan, Haha.. sorry perek cakep. Lo ga mungkin gue puasin lagi.. Soalnya kontrak gue cuma sekali ini doang. Tapi gue ga nyesel kok, memek ama bool elo emang kualitas perek kelas satu! sambil mulai membuka pintu apartemen dan melangkah perlahan keluar.
    Sarah yang kebingungan mendengar jawaban Navis pun bangkit duduk dan berteriak, Eh, kontrak? Kontrak apaan bangsat?!

    Tanya aja ama Oom Henry kesayangan elo itu. Jawab Navis sambil berlalu dan menutup pintu apartemen yang kemudian mengunci dengan otomatis.
    Jawaban pendek Navis yang terakhir ini seakan menjadi gledek yang menggetarkan tubuh Sarah Azhari yang sekarang duduk terbengong tak percaya. Kedua matanya yang bulat dan nyalang terbuka tampak kosong, sepolos tubuhnya yang mulus yang terduduk di atas lembutnya sofa.
    Perlahan ia berusaha memahami apa yang bakal terjadi pada dirinya setelah perkosaan yang dilakukan dengan terencana oleh Navis Qurtubi dan Oom Henry Yosodiningrat yang sangat dipercayainya itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1259 views

    Perawanku – Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP.

    Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

    Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.

    Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.

    Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

    Cerita Dewasa – Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya,

    “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, “Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

    “Boleh tidak aku cium bibir kamu?”
    Dengan nada malu dia menjawab,
    “Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
    “Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

    Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.

    Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.

    Cerita Sex – Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

    “Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.
    “Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.

    Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku.

    Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.

    Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

    Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
    “Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.
    “Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.

    Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.

    Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”.

    Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit.

    Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, “Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,”

    sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

    Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.”

    Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

    “Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
    “Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
    “Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.

    Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
    “Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
    “Udah tunggu aja!” jawabku.

    Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
    “Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
    “Ah, tidak kok, entar juga enak.”

    Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

    “Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya.

    Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

    “Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah.

    Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah,

    “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

    “Gimana rasanya?” tanyaku.
    “Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

    Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas.

    Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

    Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.

  • Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal


    2198 views

    Perawanku – Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal, Melihat berita di TV tentang pulangnya para TKI dari Malaysia dengan kapal-kapal besar, aku jadi teringat kisahku yang juga terjadi di kapal besar semacam itu. Sekitar lima tahun lalu aku mendapat telegram dari anak perempuanku y ang hendak melahirkan anak pertamanya sebulan lagi.

    Sudah hampir setahun ia ikut suaminya yang kerja di Irian Jaya dan ia sangat berharap aku dapat menungguinya saat dia melahirkan. Suaminya akan menjemputku dalam waktu 1-2 minggu itu setelah selesai urusan kantornya. Benar saja, dua minggu kemudian menantuku, Bimo, datang. Ia sedang mengurus pekerjaan di Jawa Timur sekitar dua minggu. Setelah selesai, ia menjemputku dan masih sempat menginap selama tiga hari sebelum kapal berangkat dari pelabuhan Tanjung Perak.

    Hari H pun tiba. Pagi-pagi diantar anak bungsuku kami berangkat ke Tanjung Perak yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari kota kami. Sejak suamiku meninggal memang aku jadi sering pergi berkunjung ke anak-anak yang tersebar di beberapa kota. Untuk anakku yang di Irian Jaya ini merupakan kunjunganku yang pertama, maklum jaraknya jauh sekali. Menurut menantuku, lama perjalanan laut sampai 3 hari 2 malam.

    Sampai di pelabuhan Bimo segera mengurus tiket yang sudah dipesannya. Kemudian kami naik ke kapal besar itu. Penumpang kapal yang ribuan jumlahnya membuat para pengantar tidak bisa ikut naik, termasuk anak bungsuku. Baru sekali itu aku naik kapal laut. Sungguh mengejutkan karena penumpangnya ribuan orang dan sebagian hanya duduk di dek atau lorong-lorong kapal.

    Sebagian lagi menempati bangsal seperti kamar asrama dengan tempat tidur raksasa yang muat ratusan orang. Kuikuti langkah Bimo melewati mereka, bahkan terpaksa melangkahi beberapa orang, hingga sampai di bagian ujung kapal yang merupakan deretan kamar. Hanya sekitar 1 0 kamar, itupun ukurannya Cuma sekitar 3×3 meter. Ini kuketahui setelah Bimo membuka pintu kamar dan kami memasukinya.

    “Ini kamar kita, bu,” kata Bimo sambil masuk lalu menaruh seluruh bawaan kami. Dengan canggung aku masuk. Yang nampak memenuhi hampir separuh ruangan adalah ranjang kayu yang muat dua orang serta meja kecil pendek. Perlahan aku duduk di ranjang dan menyibak gorden di atasnya. Nampak air laut di kaca bulat dan tebal itu. Iiih ternyata kami berada di bawah permukaan laut.

    “Maaf, bu, harga tiket kamar di atas mahal sekali, terpaksa saya pilih yang di sini,” ujar Bimo merasakan kegalauanku.

    “Ah, tak apa-apa Bim, daripada harus tidur di dek kapal,” sahutku.

    “Sebaiknya kita sekarang mandi dulu saja, bu. Kalau terlambat nanti antrinya lama sekali.”

    Benar kata Bimo, sewaktu sampai di deretan kamar mandi (ada 6) sudah ada antrian sekitar 2-3 orang di setiap kamar mandi. Mandi pun harus buru-buru dan biar praktis aku langsung pakai daster saja.

    Sekitar jam 2 siang kapal mulai bergerak. Setelah puas melihat-lihat suasana kapal yang dijejali ribuan orang, persis seperti pengungsi, akupun kembali ke kamar. Bimo masuk ke kamar sambil membawa beberapa makanan dan minuman. Sekitar jam 5 sore terdengar bel dibunyikan oleh awak kapal.

    “Itu pertanda kita harus antri makan malam, bu,” jelas Bimo. Dan sekali lagi kami harus berbaris antri mengambil nasi dengan lauk sayur dan sedikit ikan laut. Nampan, piring dan sendok aluminium yang kami pakai mengingatkanku akan para napi di penjara. Ternyata beginilah pelayanan kapal laut kita. Selewat jam 7 malam makanan tidak disediakan lagi. Membayangkan bagaimana ribuan nampan, piring dan sendok itu dicuci dengan air yang sangat terbatas aku jadi sulit menelan makanan yang sudah di mulut.

    Bimo mengembalikan peralatan makan sementara aku ke kamar mandi untuk cuci dan pipis. Cape sekali hari itu dan aku perlu segera tidur malam itu. Kapal yang bergoyang-goyang karena ombak besar membuat kepalaku pening.

    “Silahkan ibu tidur dulu. Saya masih perlu menyiapkan laporan untuk kantor,” kata Bimo sambil membuka berkas-berkasnya di meja kecil sambil duduk di lantai kapal yang berkarpet. Aku pun naik ke ranjang mengambil posisi mepet ke dinding kapal. Sekilas terlintas di benakku, “Aku, janda usia 45 tahun, tidur seranjang dengan menantuku?” Tapi segera kutepis mengingat ini dalam keadaan terpaksa dan sopan santun Bimo selama ini. Untuk menyuruhnya tidur di lantai kapal aku tak tega.

    Entah berapa lama terlelap, aku terbangun karena merasa ada sesuatu yang memelukku. Saat kubuka mata, kamar gelap sekali, sementara posisi tubuhku sudah telentang. Segera aku menduga Bimo mau berbuat yang tidak senonoh padaku dan aku siap berontak. Tapi beberapa saat kurasakan tidak ada gerakan dari tubuhnya dan malah terdengar dengkur halusnya. Ternyata Bimo tertidur.

    Bagaimana ini? Apa aku harus menyingkirkan tangannya dari atas perut dan dadaku (yang tak berbeha seperti kebiasaanku kalau tidur) serta kakinya yang menindih paha kananku? Aku tak tega membangunkannya dan jadi serba salah dengan posisi yang demikian itu. Aku tak bisa menyalahkannya karena ia tertidur dan ranjang kami termasuk berukuran pas-pasan untuk dua orang. Akhirnya aku pilih diam saja dan bertahan pada posisi itu meski dari gesekan kulit akhirnya kuketahui kalau Bimo saat itu bertelanjang dada. Dan persentuhan paha kami juga menandakan bahwa Bimo tidak memakai celana panjang. Mungkin dia hanya memakai celana pendek atau justru celana dalam saja, pikirku. Aku dag -dig-dug membayangkan dia tidur telanjang.

    Kupejamkan mata dan berusaha tidur lagi sambil berharap Bimo melepas pelukannya sehingga aku bisa berguling ke dinding kapal memunggunginya. Namun sampai terkantuk-kantuk harapanku tak terkabul. Sampai aku terlelap lagi tangan dan tubuh kekar Bimo masih menelangkupi dadaku dan pahanya menindih pahaku. Mungkin ia tengah membayangkan tidur dengan istrinya, pikirku. Aku semakin bisa memaklumi dan tidak begitu peduli lagi dengan posisi tidur kami.

    Beberapa lama kemudian, aku menggeliat dan terbangun lagi. Kini tubuh kekar Bimo ternyata sudah ada di atasku, menindihku. Bahkan terasa pahaku dikangkangkannya sehingga celana dalamnya tepat di atas celana dalamku karena dasterku sudah tertarik ke atas. Tonjolan penisnya yang tegang terasa sekali. Remasan tangannya di payudaraku, meski masih tertutup daster, membuatku meronta.

    “Bimo! Apa-apaan ini? Aku ibu mertuamu, Bim!” Ucapku setengah berteriak takut terdengar kamar sebelah sambil tanganku menolakkan dada telanjangnya.

    “Ugh, maaf bu, kukira tadi aku tidur dengan istriku. Sudah hampir sebulan aku puasa, bu?”

    “Iya, tapi jangan dilampiaskan ke aku dong,” kataku jengkel sambil menepis tangannya yang nakal. Sementara selangkanganku tak berkutik terpaksa menerima dan merasakan tekanan penisnya yang terbalut celana dalam.

    “Ak.. aku cuma ingin memeluk-meluk saja kok, bu. Tidak sampai itu?” jawabnya polos.

    “Aku kuatir kamu lupa diri” lalu memperkosaku?” belaku sambil berusaha menyingkirkan pahanya tapi tenagaku tak cukup kuat.

    “Sumpah, bu. Aku cuma ingin memeluk-meluk saja dan tidak bakalan memperkosa. Kalau aku mau pasti dari tadi celana dalamku dan ibu sudah kulepas?” balasnya.

    Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata-katanya. Benarkah ini terjadi hanya karena dia sedang bernafsu setelah sebulan tidak ketemu istrinya.Egh.. ugh, kini bukan hanya remasan, tapi malah gigitan kecil yang terasa di putting kananku yang masih tertutup daster. Puting kiriku terasa dipelintir kecil. Greeeng, kurasakan nikmat sesaat. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini. Ada keinginan untuk berontak namun ada juga dorongan untuk menikmati kemesraan ini.

    “Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam?” tantangku.

    “Iya, bu, aku janji tidak akan mencopot celana dalam kita?”

    Hshhh…. hsshh…. perlahan aku semakin menikmati cumbuannya. Rasanya ingin mengulang kenikmatan saat suamiku masih ada. Meski agak canggung, pelan-pelan tanganku malah memeluk punggung Bimo yang menaikkan posisinya hingga kepala kami sejajar. Ia mulai mengecup-ngecup wajahku. Aku berusaha melengos tapi tangannya sudah memegang kedua pipiku dan bibirnya mendarat di bibirku. Ufh… bibirku disedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula-mula aku pasif, tapi lama-lama ikut aktif juga bersilat lidah. Kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.

    “Bu, dasternya dilepas saja ya,” mendadak Bimo berkata setelah kami lelah berciuman.

    “Ingat janjimu, Bim..” kataku.

    “Aku kan janji tidak melepas celana dalam kan, bu?” jawabnya sambil perlahan tangannya menari k dasterku ke atas. Entah kenapa aku tak mampu menolak dan hanya pasrah ketika daster itu dilempar entah kemana, dan kami tinggal berbalut cd. Yang kulakukan kemudian hanya memejamkan mata ketika tubuh kekar itu memelukiku, menghisapi susuku kiri kanan dan menekan-nekan selangkanganku, menjilati sekujur tubuh. Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya. Oooh… aku malah terlena. Tubuh kami basah mandi keringat.

    Pantatku mendadak terangkat ketika salah stau jari Bimo mengelus bibir vaginaku yang masih tertutup cd.

    “Bim, jangan?”

    “Aku hanya mengelus dari luar kok, bu?”

    “Nanti aku jadi terangsang, Bim?”

    “Nggak apa-apa kan, bu. Saat ini kita saling memuaskan saja deh, bu. Aku akan bikin ibu orgasme tanpa membuka cd ibu?”

    Benar saja, sejurus kemudian sensasi hebat kurasakan ketika gesekan dan pijatan jemari Bimo di bawah perutku semakin liar. Aku segera merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari vaginaku.

    “Ibu sudah basah ya?” Tanya Bimo nakal. Aku jadi malu dan pilih diam saja sambil terus menikmati rabaan gila itu. Ya, aku memang sudah hampir orgasme dan Bimo tahu itu. Serta merta ia memutar posisi tubuhnya hingga mulutnya dapat menjilati cd di bagian selangkanganku. Kakiku dinaikkannya dan tubuhku agak diseret turun, sementara bagian cd-nya tepat di depan wajahku.

    Uh… uh… sambil memegang kedua pahaku Bimo memainkan lidahnya sedemikian hebat. Menjilati paha, perut lalu semakin turun hingga tepat di bibir vaginaku. Ia tak canggung menggigit-gigit cd ku dan menekannya dengan lidah sehingga masuk.. Aku semakin basah. Banjir. “Ooh… Bim… Bim..” Aku mulai mengejan berkejat-kejat, menumpahkan semuanya sampai merembesi cd dan Bimo menghisapinya kuat.

    Tangan kananku dipegang Bimo dan ditaruhnya di gelembung cd-nya yang berisi penis tegang itu. Tanganku diremas-remaskannya di benda tumpul lunak-keras yang panjangnya sekitar 17 cm itu. Aku yang semula canggung jadi makin terbiasa, malah akhirnya terbawa nafsu untuk menciuminya meski dari luar cd. Bimo mendesis ketika barangnya kujilat dan kukocok-kocok dari luar.

    “Ak… aku mau keluar juga, bu?” erangnya ketika tanganku bergerak lebih kuat dan sekejap kemudian kurasakan penisnya menekan kuat bergetar-getar memuncratkan isinya di dalam cd. Barang itu terus kuperas habis sampai akhirnya melemas dan tubuh Bimo menggelosoh kecapaian dan dagunya diletakkan di vaginaku. Satu sama! Dia ejakulasi sekali, aku juga orgasme sekali.

    “Cape ya, bu?” tanyanya sambil memelukku. Dengan manja aku menyorongkan kepala ke dadanya yang berbulu. Tangannya segera meremas susuku lagi.

    “Sudah dulu, Bim?” bisikku sambil menghentikan remasannya.

    “Berarti nanti lagi ya, bu?” Aku tak menjawab dan cuma memberinya remasan kecil dipenisnya yang telah mengecil. Oh, nikmatnya seks….

    “Ini jam berapa, Bim?”

    “Paling masih sekitar jam 12 malam, bu. Masih dua hari lagi kita sampai. Aku akan puasi ibu selama dua hari ini. Kita tidak perlu keluar kamar?”

    Gila, pikirku! Selama 2 hari 2 malam main seks dengan Bimo? Apa aku bisa tahan untuk tidak melepas celana dalam? Mungkin aku masih tahan, tapi Bimo? Namanya juga laki-laki, kalau nafsunya naik pasti main paksa. Bagaimana kalau aku jadi hamil? Sudah lama aku tak minum pil KB lagi. Aku merinding manakala membayangkan dihamili Bimo. Tapi aku tak mau lepas juga dari pelukannya. Tak peduli tubuh kami bersimbah keringat dan seprei ranjang acak-acakan.

    Malam pertama itu kami ulangi tiga kali lagi pergumulan nikmat itu. Beruntung malam itu kami masih kuat bertahan tak lepas cd, meski cd yang kami pakai sudah kuyup terkena air mani berkali-kali. Kami tak dengar lagi bel makan pagi karena saat itu masih terlelap. Bangun sekitar jam 10 siang kudapati tubuh kami masih berpelukan. Susuku yang berbeha nomor 36 menempel lekat di dadanya. Cahaya remang-remang dari jendela kaca membuat wajahku memanas, malu. Kalau semalam kami tak saling melihat wajah karena gelap aku masih bisa menahan malu, maka siang ini kami harus bertatap muka.

    Kuperhatikan Bimo yang terpejam. Gila! Tubuhnya benar-benar seperti Bima dalam pewayangan. Besar, kekar agak hitam dengan rambut di dadanya. Dadaku berdesir setiap kali rambut itu menerpa putingku. Perlahan kulepaskan diriku dari pelukannya dan dia kudorong sampai telentang. Tonjolan di balik cd-nya dan helai-helai rambut yang mencuat dari cd itu menjanjikan suatu kenikmatan yang… ah, mestinya tak boleh kubayangkan. Dan beruntung memang semalam aku belum merasakannya kecuali dari luar cd. Aku tak bisa membayangkan barang itu menusukku. Perlahan aku menuruni ranjang.

    “Mau kemana, bu?” Mendadak Bimo terbangun dan menarik tubuhku kembali dalam pelukannya.

    “Mau mandi, Bim,” jawabku.

    “Nanti sajalah, bu, agak sore saja. Hari ini aku mau kita di ranjang ini saja. Kalau ibu lapar bisa makan roti yang sudah kubeli.” Aku tak berdaya ketika Bimo menggulingkan tubuhku kembali ke ranjang. Menelentangkanku lalu memanjat dan menunggangikuku lagi. Ufhh… lagi-lagi tetek montokku jadi bulan-bulanan mulutnya, demikian pula tekanan-tekanan pada vaginaku membuat pahaku semakin terkangkang lebar. Sedikit demi sedikit gairahku meletup lagi, terlebih setelah merasakan tonjolan zakar Bimo menggesek-gesekku dengan ketat.

    “Bim, lama-lama aku nggak kuat kalau dirangsang begini terus?” bisikku.

    “Kalau nggak kuat ya tinggal dikeluarin saja to, bu,” jawabnya sambil mencucup putingku dan menyedotnya.

    “Maksudku, aku takut nanti jadi kepingin buka cd…. egghh….. jangan keras-keras, Bim?” desahku. Bimo mengurangi tekanan di vaginaku.

    “Aku kan sudah janji tak akan buka cd ibu. Tapi kalau ibu dengan sukarela buka sendiri ya bukan salahku lho…. hehehe?” guraunya sambi mencium bibirku.

    “Untuk variasi, coba deh ibu di atas…. tolong diisepin tetekku dong, bu?” pintanya manja. Aku mandah saja ketika ia memelukku lalu menggulingkan tubuhnya hingga telentang dan aku menindihnya. Dibimbingnya kepalaku ke putingnya. Pelan kujilat-jilat lalu kuisap.

    “Yang kuat, bu?”erangnya sementara tangannya bergerak turun ke arah pantatku. Meremas dan menekan-nekannya sambil mengayun zakarnya ke atas sehingga bertemu dengan vaginaku meski masih terbungkus cd. Sejenak kemudian pahaku dibukanya dengan dua tangan lalu tangan itu mulai mengobok-obok daerah sensitifku itu. Sebentar saja aku kembali basah.

    “Bim, oh Bim.. aku mau keluar,” desisku tak tahan. Namun Bimo mendadak menghentikan gerakan tangannya sehingga aku blingsatan.

    “Teruskan, Bim,” pintaku sambil meletakkan tangannya di memekku lagi, tapi ia tetap diam.

    “Jangan buru-buru, bu. Makin lama makin nikmat kan?” godanya membuatku tak sabar. Nafsuku yang sudah di ubun-ubun minta penuntasan segera tapi Bimo sengaja menggodaku. Entah dapat kekuatan dari mana tiba-tiba aku jadi beringas. Kududuki perut Bimo lalu kuambil tangan kanannya, kupilih telunjuknya lalu kubawa ke arah vaginaku. Kusisipkan jari itu di sela-sela cd ku dan segera kumasuk kan ke liang vagina.

    “Bim, tolong kau puasi aku dengan jarimu…. Aku nggak tahan lagi?” Kutusuk-tusukkan jari Bimo dalam-dalam. Dan setelah kurasakan ia mulai menggerakkan jarinya keluar masuk, aku lalu meneletangkan tubuh ke belakang, sampai kepalaku bertumpu pada pahanya. Ugh… egh… kunikmati kocokan jari Bimo di vulvaku. Kurasakan cairanku menderas. Mataku membeliak menikmati surga dunia itu. Gilanya, kemudian aku merasa pahaku ditarik ke atas dan sekarang bukan lagi jari Bimo, melainkan lidahnya yang yang menusuk-nusuk memasuki vaginaku. Ia memang tidak membuka cd-ku, hanya menyibakkan bagian bawahnya lebar-lebar.

    “Seeer… cret…. suuur?” aku sampai ke klimaks. Pantatku berkejat-kejat mengejan gemetaran dan Bimo menelan semua maniku sampai aku lemas. Ia terus menyedot dan menjilat-jilat. Sungguh edan! Tubuhku terjelepak di pahanya dengan nafas ngos-ngosan. Namun kurasakan jemari Bimo menggantikan lidahnya menusuki lubang memekku. Tidak hanya satu jari, tapi 2 kadang 3 jari masuk bareng!

    “Cukup, Bim..” pintaku.

    “Belum, bu,” jawabnya sambil terus merangsang klitorisku, “wanita biasanya bisa mencapai orgasme berkali-kali. Aku mau buktikan itu,” katanya.

    Tak menunggu lama, ucapan Bimo terbukti. Syahwatku memuncak lagi dan cairanku mengucur lagi. Bimo mengerjaiku dengan cara itu sampai aku empat kali orgasme. Apa ia juga melakukan hal ini pada istrinya, anakku?

    “Nah, sekarang terbukti aku lebih kuat kan, bu. Aku belum sekalipun buka cd tapi ibu malah memaksaku mengocok vagina ibu?”

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    Cerita Sex Tidur Seranjang Dengan Menantu Waktu Di Kapal

    “Aku benar-benar tak kuat, Bim. Sudah bertahun-tahun aku tak pernah merasakan kenikmatan dan sekarang kamu merangsangnya terus sejak semalaman. Siapa bisa tahan?”

    “Apa itu berarti ibu tidak mau pakai cd lagi?”

    “Aku tetap pakai dan kamu juga. Aku takut hamil?”

    Setelah empat kali orgasme berturut-turut, tulang-tulangku seperti dilolosi. Pelan kugeser tubuhku turun dari ranjang mengambil cd baru dari tas lalu tanpa sungkan kupakai di depan Bimo.

    “Kamu juga harus ganti cd baru, Bim, kan sudah bau bekas sperma kemarin kan..”

    `”Iya, iya, bu” sekalian aja nanti waktu mandi. Sekarang aku ingin ibu ganti memuaskanku?”

    Tangan Bimo menggapaiku dan mendudukkan pantatku tepat di atas zakarnya. Kugoyang-goyang pantatku sampai Bimo mendesis-desis sambil meremasi tetekku. Kupercepat rangsanganku pakai tangan. Kugenggam zakar di balik cd itu dan kukocok-kocok sampai 15 menit barulah kemudian Bimo memelukku erat-erat sambil menyemburkan sperma di dalam cd nya. Setelah habis kuperas, ia memelukku dan menggulirkan tubuh kami ke ranjang. Kami terdiam. Kudengar nafasnya agak memburu. Kami benar-benar capai berpacu dalam birahi.

    Bel makan siang berbunyi tapi kami tetap tak beranjak keluar kamar. Kami hanya makan roti dan minum minuman kaleng yang dibeli Bimo, entah apa tapi rasanya agak hangat di badan. Selama ini kami masih bertahan pakai cd.

    “Aku akan berusaha sampai ibu buka cd sendiri,” tekadnya sambil mengecup dan menggigit-gigit telingaku, mengecupi wajahku, menciumi bibirku, menjilati dagu, leher, dada, menyedoti tetekku kiri-kanan, turun terus sampai aku menggelinjang ketika lidahnya sampai di perutku, pusar dan terus turun. Menyelip-nyelip di cd di daerah selangkanganku. Menyentuh-nyentuh lubang vagina, menerobos sampai klitorisku dapat diemut dan dimainkan dengan lidahnya.

    Uuffgghh…. kurasakan nikmat mengalir dari selangkangan sampai ke kepalaku. Kutekan kepala Bimo keras-keras. “Aa…. aku nggak kuat, Bim… hsshh…. hsshhh.. enaaak banget…. nikmaaat?” tanpa sadar tanganku beralih ke cdku dan cepat melepasnya. Bimo membantuku melepas cd itu setelah melewati paha. Kini aku bugil gil dengan paha ngangkang dijilati menantuku! Suur… cret….cret…. aku orgasme lagi dengan paha ngangkang berkejat-kejat. Mungkin ini yang ke-10 kali sejak kemarin. Dan lagi-lagi Bimo melahapnya dengan ganas, menyedot, mengisapku sampai kering.

    “Terbukti, kan, ibu sudah buka cd sendiri,” bisiknya sambil menaikiku lagi hingga bibirnya mencapai bibirku dan selangkangannya menekan vaginaku. “Sekarang ibu akan kupaksa membuka cdku juga?” desisnya samibl menekan-nekan dan memutar-mutar tonjolan cdnya ke vaginaku. Batang besar yang tercetak di cd itu sekarang masuk memanjang di bibir vaginaku. Digesekkannya naik turun membangkitkan birahiku lagi. Remasan di tetekku dan mungkin pengaruh minuman kaleng tadi mempercepat syahwatku naik lagi.

    “Ja….jangan, Bim. Jangan perkosa aku…. nanti hamil?” erangku sambil memelukkan pahaku ke pahanya dan tanganku ke punggungnya, tak kuat merasakan rangsangan yang melanda.

    “Tidak, bu…. tapi ibu sendiri yang bakal minta kuperkosa. Ibu ingin zakarku masuk ke memek ibu, kan?”

    “Jang…. jangan, Bim….. eegghhh?” aku harus mengejan lagi hendak mengeluarkan mani. Namun mendadak Bimo berbalik dan membuat posisi 69. Lidahnya kini bebas memasuki vaginaku tanpa halangan cd, sedangkan tonjolan besar zakarnya tepat di depan wajahku yang mau tak mau terpaksa kupegang supaya tidak menekan wajahku terlalu kuat. Berdenyut-denyut benda tumpul kenyal itu di genggamanku. Kukocok-kocok dan, karena ukuran cdnya yang kecil, membuat kepala zakar itu sekarang muncul di perutnya.

    “Jilat, bu…. isep….” pintanya sambil mengarahkan tonjolan itu ke mulutku. Aku yang sudah tak mampu berpikir jernih perlahan tapi pasti menuruti permintaan gilanya yang belum pernah kulakukan pada suamiku sekalipun. Ufh.. kukulum-kulum kecil ujung penisnya dan membuat benda panjang itu semakin keluar dari cd, seperti ular. Kupegang batang ular itu sementara kepalanya masuk ke mulutku semakin dalam. Semakin dalam dan semakin bergelenyar, berkejut-kejut di mulutku. Agar lebih leluasa, cdnya semakin kuturunkan dan sekejap kemudian tanpa sadar cd itu sudah kulepas dari pahanya!

    Lagi-lagi Bimo membuktikan keampuhan rangsangannya pada tubuhku. Kocokan zakarnya di mulutku semakin cepat, cepat dan craaat croot crooot! Spermanya kontan memenuhi mulutku, ada yang tertelan, ada yang meleleh keluar dari bibirku. Sementara bibir bawahku pun memancarkan maninya lagi bertubi-tubi…. disambut oleh mulut Bimo yang menampungnya sampai tuntas. Tuntas tas, sampai kami berdua terjelepak kecapaiannya di ranjang. Gemuruh dada dan sengal-sengal nafas kami memenuhi udara kamar mesum itu.

    “Thanks ya bu. Ibu sudah buka cdku, berarti aku boleh melakukan apa saja dengan penisku pada ibu kan?” tanyanya menggodaku.

    “Ta…tapi jangan kau hamili aku, Bim?”

    “Memang ibu masih bisa hamil?”

    “Masih, Bim…. meski sudah 45 tahun aku masih mens?”

    “Ya, nanti kita atur sajalah, bu…. yang penting aku boleh masukkan penis ke sini kan?” rajuknya sambil mengelus vaginaku dan membawa tanganku memegang penisnya.

    “Tap…. tapi pelan-pelan saja ya Bim dan jangan dikeluarkan di dalam?” akhirnya aku memenuhi desakan nafsunya.

    “Thanks, bu,” katanya lagi sambil mengecupku dan menunggangiku lagi. Mengangkangkan pahaku lagi lalu memacuku. Bagai joki tak kenal lelah. Aku pun rela jadi kuda pacu lagi. Terlebih setelah merasakan barang panjang itu berkembang lagi bergerak-gerak di selangkanganku. Menusuk-nusuk mencari jalan masuk.

    “Bim, egh, Bim…jangan masukkan Bim..” aku masih takut-takut. Tapi Bimo tak peduli dan tetap mengarahkan kepala zakarnya ke vaginaku. Menggosok-gosok pintu lubang, menjujut-jujut mau masuk. Kurapatkan paha, tapi tangan Bimo cepat membukanya lagi, menekan ke kiri-kanan dan bleess….. zakar panjang itu ambles ke dalam memekku yang licin penuh lendir mani.

    “Bim, gila kamu!” Badanku melenting ke atas memeluknya, merasakan sensasi gila di selangkangan. Yah, akhirnya sambil duduk kunikmati kocokan zakar Bimo yang memaju-mundurkan pantatku. Sakit, nikmat, nafsu syahwat campur jadi satu.

    “Bim…. Bim…. jangan keluarkan di dalam?” aku mengingatkan tapi Bimo malah tambah rapat memeluk pantat belakangku dan menggerakkan pantatnya sendiri maju-mundur, keluar masuk.

    “Aku mau sampai tuntas, bu..” bisiknya di sela-sela deru nafasnya.

    “Aku bisa hamil, Bim!”

    “Aku tak percaya.”

    “Serius, Bim!”

    “Sekarang kita nikmati saja, bu…. hamil urusan nanti.” Gocohannya tambah keras dan aku malah semakin menggigil merasakan nikmat syahwat itu sampai ke ubun-ubun. Ketakutan akan kehamilan pun jadi terlupakan.

    Bimo mendorongku telentang ke ranjang dan dia lalu jadi joki piawai. Mengolah gerakan pantatnya, zakarnya keluar masuk, naik turun, mencangkul, menusuk, mengobrak-abrik memekku sampai akhirnya dia menekan sangat keras dan crooot… crooot… crooot…. cruuut… cruut…. cret…!! Sperma hangat mengaliri rahimku dan akupun mengejan berkejat-kejat lagi menumpahkan mani. Memeluk punggung dan pahanya erat-erat. Kami mencapai puncak bersamaan. Dan ini kali pertama zakarnya bersarang di vaginaku tanpa bisa kularang karena aku juga menginginkan. Resiko hamil kujadikan urusan belakang.

    Kenikmatan itu terus kami reguk setelah mandi dan makan malam. Semalaman lagi kami bergumul memanjakan syahwat hingga terdengar sirene kapal memberitahukan bahwa pelabuhan tujuan sudah kelihatan. Namun untuk mencapai pelabuhan itupun masih perlu waktu dua jam lagi dan itupun terus kami gunakan mereguk madu nafsu di kapal itu. Kami biarkan penumpang lain turun lebih dulu supaya mereka tidak melihat tubuh dan wajah kami yang kusut masai pucat pasi kehabisan mani.

    Setelah itu dua bulan aku menemani anakku di Irian Jaya, dan dua bulan itu pula kami secara sembunyi-sembunyi terus berzinah. Demikian pula sewaktu Bimo mengantarku pulang ke Jawa Timur, kami memilih naik kapal laut lagi, bahkan kami sempat menginap tiga hari di hotel Surabaya sebelum pulang ke rumah.

    Tahun depan, aku berharap Bimo mau menjemputku untuk menengok anakku lagi. Setelah merasakan kelelakian Bimo, rasanya aku jadi tak kuat “puasa” berlama-lama. Aku tak mau dengan laki-laki lain. Dan kukira aku harus segera sterilisasi untuk mencegah kelahiran anakku sekaligus cucuku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas

    Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas


    1713 views

    Perawanku – Panggil saja aku Dedy.Aku laki-laki berumur 22 tahu.Aku kuliah di Yogyakarta,dan aku tinggal bersama tanteku.Tanteku bernama Tante Vira.Umurnya sekitar 32 thn,tingginya sekitar 165cm,dan dadanya wooow… mungkin berukuran 36 B,pantatnya pun sungguh sekal.Tante Vira adalah janda kembang yang bekerja sebagai seorang akuntan di Yogya.

    Sebagai lelaki normal siapa saja yang melihat Tante Vira pasti akan terpesona,tidak terkecuali aku.Suatu sore ketika Tante Vira sedang mandi,aku memberanikan diri untuk mengintip lewat lubang kunci
    .Aku melihat dengan jelas tubuh polos dirinya.aku melihat “melon” nya yang besar,indah yang sangat mantap jika kunikmati batinku.kulihat puting mungilnya yang bewarna kecoklatan,lembahnya yang ditutupi oleh “rerumputan kecil”.Secara tidak sadar “Pisang Ambonku membesar”.Ketika,Tante Vira hedak keluar dar kamar mandi aku segera meninggalkan kamar mandi & duduk disofa ruang santai.Masih terlintas bayangan tubuh polos Tante Vira tadi.Aku lihat Tante Vira menuju kamarnya hanya dengan berbalut handuk.Kulihat pantatnya yang sekal & ingin sekali kumeremasnya.Selang 20 menit kemudian Tante Vira keluar dari kamarnya & mengenakan Kemeja Putih ketat selaras dengan rok hitam yang ketat pula.“Dedy,jaga rumah dulu y…?Tante mau pergi meeting sebentar dengan karyawan tante.Pulangnya sekitar jam 9 malam.” katanya.“Oke,Tante” kataku.Blog cerita sex terbaru tak kalah hotnya www.ceritasexs.coLalu tante segera menuju garasi & segera menyalakan mobilnya.Setelah tante pergi aku iseng kekamarnya.Aku,masuk kekamarnya yang tidak terkunci itu.Aku kagum melihat keartistikan kamarnya.

    Aku segera membuka lemari pakaiannya.Dilemarinya kutemukan 2 buah vibrator miliknya.Aku pun maklum karena Tante Vira sudah janda selama 2 thn.Aku segera mencari benda yang kuinginkan.Tak lama kemudian aku menemukan CD warna pink miliknya beserta Bra pink miliknya yang besar.Branya saja besar apalagi dalamnya,kataku dalam hati.Ukuran Branya kira-kira 36 B.Aku segera mengambil kedua barang itu lalu bergegas menuju kamarku.Aku segera menciumi & menjilati Branya,seolah-olah aku menciumi & menjilati buah dadanya yang montok.Setelah puas menciumi & menjilati branya,aku segera mempermainkan CD sexy miliknya.Aku raba-raba & kujilati CDnya seolah-olah aku sedang meraba & menjilati Vaginanya.Kemaluanku semakin mengeras & tidak sanggup lagi menahan magma yang akan keluar.Aku segera mengeluarkan Penisku & segera mengocoknya.Tidak lama kemudian aku arahkan penisku di CD,lalu keluarlah sperma kentalku membasahi CD pink miliknya.“Oh…… yeach….” pekikku kepuasan beronani dengan CD nya.Akupun segera bergegas untuk mandi.Jam menunjukkan pukul 19.10.Tak lama kemudian terdengar mesin Mercy S Class milik Tante Vira.Lalu Tante Vira membuka pintu depan.“Lagi nonton apaan Ded…?” katanya mengkagetkanku“Lagi nonton Sketsa Tan” kataku.“Oh…,nich ada oleh-oleh kue buat kamu” katanya“Makasih Tan” jawabku.Aku segera memakan kue yang diberikan tante,seraya menyaksikan tante berjalan menuju kamarnya.Tak begitu lama tante keluar dengan setelan dress warna ungu,dengan belahan dada yang sedikit terbuka.“Kamu sudah makan,Ded…?” katanya“Sudah tan” jawabku“Kalau begitu makan dulu y.” katanya lagi“Oke tan” jawabku15 menit kemudian Tante Vira selesai makan & segera bergabung denagnku menonton kelucuan Sketsa.Tante duduk disebelahku,sesekali aku mencuri pandang kepayudaranya yang besar itu.Jantungku berdegum kencang menyaksikan payudaranya montok terbungkus dress warna ungu.Seolah-olah dress warna ungu yang dikenakannya tidak sanggup menahan dadanya yang montok itu.Jam menunjukkan pukul 21.30.“Ded,tante tidur dulu y.” katanya“Y” jawabku singkatPukul 24.00,aku bergegas untuk pergi tidur.Keesokan harinya pukul 07.00 aku bangun dari ranjangku & segera bergegas menuju kamar mandi. Situs Taruhan Sbobet

    Aku lihat Tante Vira sudah siap untuk kekantor.Aku segera masuk kekamar mandi.Ketika sedang asyik mandi,Tante Vira mengetuk pintu kamar mandi“Tante berangkat dulu y…” katanya“Y,tante” jawabkuku.5 menit kemudian aku keluar kekamar mandi & bergegas menuju kamar untuk berpakaian.Tidak lama kemudian aku sudah rapi & siap berangkat kekampus.Aku segera menuju garasi,lalu kunyalakan motor Ninja 250cc milikku.Seusai kuliah usai aku segera menemui ke 4 temanku yang juga memiliki maniak sex.Kami berlima segera merencanakan untuk mengerjai Tante Vira.Hari yang direncanakan pun tiba.Kami berlima menunggu Tante Vira dipersimpangan jalan dekat kantornya.Pukul 18.00 yang ditunggu akhirnya keluar dari kantor.Kami segera mengikuti Tante Vira dari belakang.Didalam mobil,aku menumpahkan banyak cairan Chlorofom untuk membius Tante Vira.Akhirnya Tante Vira sampai dirumahnya.Aku melihat keadaan disekitarku,keadaan jalan komplk perumaha sepi.Segera aku turun dari mobil,lalu menyekap hidung tante dari belakang dengan menggunakan sputangan yang sudah diberi Chlorofom.

    Tante sempat meronta-ronta,tapi tangan kananku mencengkram kuat tubuhnya.Tidak berapa lama kemudian tante pun tertidur.Aku segera menggendong tubuhnya & segera berlari menuju mobil.Anton segera memembukakan pintu mobil untukku.Sementara itu,Bobby segera memasukkan Mercy S Class tante kedalam garasi.Setelah Bobby selesai,kami segera meninggalkan tempat itu & segera menuju tempatyang sudah kami rencanakan sebelumnya.Setelah didalam mobil,aku segera melepasan topeng yang aku kenakan.“Kamu,gila juga y Ded.Tante sendiri mau ditiduri” kata Bobby kepadaku.“Tante,kamu sexy juga y…?” kata Anton yang duduk disebelah Tante seraya meremas-remas dadanya.“Eh,Bob kamu bawa handicamkan…?” kataku kepada Bobby yang duduk dibelakang.“Bawa” katanya seraya mengeluarkan handicam dari ranselnya.“Siap rekam Bob” kataku seraya mengulum bibir sexynya.Aku & Anton bergantian mengulum bibir sexynya.Aku & Anton meremas-remas dadanya yang sekal itu.Sementara Bobby asyik merekam adegan kami.Tyo,yang duduk didepanku & Rizal yang sedang menyetir asyik melihat adegan kami lewat kaca tengah yang ada dimobil.30 menit kemudian,am sampai digudang tua yang sudah tidak terpakai.Mobil Avanza milik Rizal diparkir didalam gudang.Kami pun segera turun.Aku menggendong tubuh Tante Vira yang tengah tertidur.Kami segera mencari tempat untuk membaringkan tubuh Tante Vira.Aku menemukan sebuah meja besar,usang,& berdebu.Aku segera membaringkan tubuhnya ke meja tersebut.Kami pun segera mengundi untuk menentukan siapa yang pertama menikmati tubuhnya.Beruntung,aku yang pertama menikmati tubuhnya,yang berikutnya Tyo,Bobby,Rizal,yang terakhir Anton.“Shit… aku dapat ampas…!!!” gerutu Anton.Aku segera melepaskan celana jeansku,kemudian kulepaskan CD ku.Penisku yang telah mengeras segera meloncat keluar.Kemudian,kulepaskan satu persatu kancing kemeja kantor milik Tante Vira.Setelah lepas kancing terakhirnya,aku segera melepaskan kemejanya lalu kelemparkan ke bawah.“Wooow….” sontak Bobby yang merekam tubuh tante Sbobet Deposit Pulsa

    Setelah itu aku mebuka pengait restliting rok warna hitamnya.Kuturunkan perlahan-lahan kuturunkan restlitingnya.Laluku pelorotkan roknya.Lalu,kulempar roknya kelantai.Kini tubuh tante hanya berbalut BH warna hitam & CD dengan warna yang sama.Aku segera naik kemeja.Aku,segera melumat bibir sexynya,kujilati belakang telinga kanannya,& kugigit mesra telinga kanannya.Setelah puas aku segera melepaskan pengait BHnya.Setelah lepas,segera kujatuhkan BH hitamnya kelantai.Kini dihadapanku terhampar tubuh polos bagian atas milik Tante Vira.Kuraba-raba,kuremas-remas perlahan payudaranya.Remasanku perlahan-lahan semakin keras,puas meremas dadanya aku segera memilin-milin mesra puting mungil miliknya.Setelah puas,aku segera menjilat-jilati puting kecoklatan miliknya.Kujilati puting yang kanan lalu yang kiri berulang-ulang.seraya tanganku meremas-remas dadanya.Ketiga temanku duduk di lantai seraya menyaksikan adeganku dengan Tante Vira.Puas dengan dadanya,segera kulepaskan CD sexy warna hitam miliknya.Setelah itu,kulemparkan CDnya kelantai.

    Aku,takjub dengan Vaginanya yang ditumbuhi reremputan kecil.“Damn…. Shiit….” sontak Bobby lagi.Aku meraba-raba bibir Vaginanya yang ditumbuhi rerumputan kecil.Kumasukan jari tengahku kedalam vaginanya.Kucoblos-cobloskan jari tengahku semakin lama semakin liar.Setela puas segera kulepaskan jari tengahku dari vaginanya.Lalu,kucari-cari Clitorisnya dengan jari manisku.Kutemukan Clitorisnya,lalu kepencet-pencet Clitoris mungilnya,kujilat-jilati Clitorisnya berulang-ulang.Tiba-tiba aku merasakan bibirku basah oleh cairan kental dari vagina Tante Vira.‘Hm… tampaknya tante orgasme nich” kataku dalam hati.Setelah itu aku mulai mengepaskan Penisku dengan Vaginanya.Setelah Penisku masuk semuanya,aku segera menggerakkan maju-mundur tubuhku.Penisku dengan leluasa keluar masuk di Vaginanya.Sementara bibirku asyik melumat bibir sexy miliknya,& tanganku memeluk punggung sintalnya.25 menit kemudian aku tidak sanggup lagi menahan gejolak magmaku yang akan keluar.Akhirnya Spermaku keluar didalam vaginanya.Aku kemudian melepaskan Penisku yang belepotan cairanku& cairan dari vagina Tante Vira.Kubuka mulutnya sexynya& kuhadapkan ke penisku,lalu kumasukkan penisku kedalamnya.

    Kumaju-mundurkan kepala tante.Lalu,Spermaku keluar lagi didalam mulutnya.Setelah itu giliran Tyo,kulihat Tyo membersihan sisa-sisa spermaku di Vagina & bibir Tante Vira.Sekaran giliranku melihat adegan sex tanteku dengan Tyo.Tyo melalukan adegan sex yang hamir a dengan apa yang aku praktekkan tadi.20 menit pun berlalu & Tyo pun sudah selesai ngesex dengan tanteku.Kini giliran si Bobby.Ketika iliran Bobby aku yang menjadi cameramennya untuk adegan sex Bobby dengan Tanteku.25 menitpun berlalu& Bobby pun sudah selasai ngesex dengan Tante Vira.Kini giliran Rizal.30 Menit kemudian Rizal telah selesai.Dan,yang terakhir Anton.30 menitpun berlalu,Anton pun telah selesai dengan tubuh tante.Kami pun tidak puas kalau hanya ngesex sekali dengan Tante Vira.Kami pun menggilirnya lagi,sesuai dengan undian tadi.Kami menggilirnya samapai kami merasa puas.Kira-kira pukul 02.00 ketika giliran Anton ngesek dengan tante,tante perlahan-lahan mulai sadar.Aku segera melempar topeng ke Rizal & Rizal pun sudah memakai topengnya.Ketika Tante Vira sepenuhnya tersadar kami sudah memakai topeng masing-masing.Tante terkejut ketik tubuhnya bugil & Penis Anton masih menancap divaginanya.Tangen Rizal mencoba menahan gerakan kedua tangannya.Tampaknya Anton kewalahan menghadapinya.Kamipun segera membantu Anton memegangi tangan,kaki,& tubuhnya erat-erat.

    Tapi,tubuh,& tangan tante meronta lebih keras daripada yang tadi.Lalu,Bobby segera mengambil pistol mainan yang mirip dengan yang asli ke kepala Tante Vira.“Diam….!!!! ” bentak Bobby seraya memukulkan gagang pistol mainan itu kepelipis kiri Tante ViraDarah segar mengalir dari pelipis kirinya.“Apa mau kalian…?” katanya sambil menangis“Yang,kami mau adalah tubuh kamu yang sexy untuk melayani nafsu kami semalaman” kata Bobby menunjuk kearah kami semua.Tante Vira pun terlihat pasrah dan terus menangis tidak percaya kalau tubuhnya akan kami gilir semalaman.Anton pun segera melanjutkan menggoyang tubuh tante,sementara Bobby masih menodongkan pistol mainan kekepala Tante Vira.“Yaik….” erang tante mengerang keras ketika Anton menggoyang tubuhnya dengan keras.Setelah puas menggoyang tubuh tante,Anton segera mengeluarkan Spermanya didalam Vaginanya.Setelah itu giliranku.Kutarik paksa kedua tangan tante,lalu menyuruh tante berlutut.Kujejalkan Penisku dibibir indahnya.Kupaksa bibirnya agar membuka.Lalu kujejalkan Penisku didalam bibirnya.Kulihat Tante Vira menangis,tapi ku acuhkan saja.kugerakkan kepalanya maju mundur dengan paksaan tanganku.Puas dengan gerakkan tadi aku segera menyuruh Tante berbaring di meja.Aku tarik tubuh indahnya hingga ketepi meja,& kuangkat pahanya tinggi-tinggi.Kumasukkan Penisku dengan keras kedalam Vaginanya.Kugoyang keras tubuhnya,seraya kedua tanganku meremas-remas dadanya.Setelah puas kulepaskan penisku dari vaginanya.“Achh… achh…” erangnya seraya menitikkan air mata,ketikaku mulai menggoyang tubuhnya dengan keras.Lalu,aku naik ke kemeja & menyuruh tante untuk posisi menunging.Tante sudah dengan posisi menungging.Aku segera mengepaskan penisku dengan vaginanya. Agen Judi Sbobet

    Segera kumasukkan penisku kedalam vaginanya.Dinding vaginanya seolah menekan keras penisku.Segera kugoyang hebat tubuhnya,kuremas-remas pantat sintalnya,sesekali aku remas dadanya yang menggantung & bergoyang mengikuti irama.Kuletakkan kedua tangan tante dipunggungnya,lalu kutarik punggungnya kebelakang.Kukecupi telinga kanan& kugigit mesra telinga kanannya.Kemudian kugoyang hebat tubuhnya,& kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan keras.“Augh…. Achhhh…” erangnyaMagmaku sudah tidak sabar untuk keluar.Segera saja kutumpahkan magmaku didalam vaginanya.Setelah aku,kini giliran keempat temanku.Setelah keempat temanku selesai menggilir Tante Vira,aku berencana membuat adegan yang lebih hot lagi.Aku,Tyo,Bobby bergabung satu group.Sedangkan Rizal,& Anton bergabung satu group.Aku segera tidur terlentang diatas meja,lalu kusuruh Tante Vira naik keatas tubuhku.Tante Vira mengepaskan vaginanya dengan penisku.Setelah masuk,tante menggoyang tubuhnya perlahan.Tante tidak tahu kalau Tyo naik kemeja tepat dibelakangnya.Tyo segera menunggingkan tubuhnya,lalu mengepaskan penisnya dengan lubang duburnya.Perlahan-lahan penis Tyo mulai masuk dilubang duburnya.

    Tante pun sempat meronta-ronta kesakitan,ketika penis Tyo yang besar itu masuk kelubang duburnya.Darah segar keluar dari lubang dubur Tante Vira.Ketika penisnya telah masuk semuanya dilubang duburnya Tyo,segera menggoyang tubuh tante perlahan.“Accchhh…. acchh…” erangnya.Ketika tante mengerang kenikmatan,Bobby segera naik keatas meja.Boby berdiri tepat dihadapan Tante Vira.Bobby mengangkat kepala Tante Vira,&menjejalkan penis perkasanya dimulutnya.Kini mulut tante asyik mengulum penis Bobby.Gerakkan kami bertiga semakin liar.Tyo dibelakang,aku tepat dibawahnya,sementara Bobby tepat dihadapannya.Sementara itu tangan-tangan kami tidak kalah liarnya.Tangan Tyo,asyik meremas-remas pantatnya,& payudaranya,sementara tanganku secara bersamaan dengan Tyo meremas-remas payudaranya dengan keras,sedangkan tangan Bobby asyik meremas-remas rambutnya.Goyangan,kami semakin menggila,adegan itu berlangsung kurang lebih 20 menit.

    Tyo yang pertama mengeluarkan magmanya dilubang dubur tante,kedua segera kukeluarkan magmaku didalam vaginanya,tak lama kemudian disusul Bobby yang mengeluarkan di mulutnya.Setelah puas,kami segera turun dari meja.Tampak,tubuh tante terkulai lemas.Tak,lama kemudian Anton & Rizal mulai membersihkan sisa-sisa sperma kami disekitar lubang dubur,vagina,& mulutnya.Setelah semuanya bersih mereka tak memberi waktu istirahat kepada tante.Mereka berdua mulai melakukan adegan yang sama dengan kami bertiga lakukan.Kulihat,Boby asyik mrekam adegan mereka layaknya cameramen,sedangkan Tyo,tampaknya berusaha untuk mengatur nafasnya kembali.20 menit pun berlalu.Anton & Rizal tampaknya sudah selesai menggoyang tubuhnya.Aku memberikan 5 menit untuk tante mengatur nafas.Setelah nafasnya kembali normal,aku tarik kedua tangannya & suruh dia berlutut.Kami berlima mulai membentu lingkaran & perlahan-lahan berjalan menuju tubuh tante.Kami,segera mengocok penis masing-masing.Kemudian,kami menyemburkan sperma secara bersamaan kewajah tante.Crooot…. crottt… crooottt…. sperma kami membasahi wajah,rambut,& sebagian dadanya.Kini wajahnya penuh dengan cairan sperma kami.Aku,segera menjejalkan penisku kemulutnya.

    Kugerakkan maju-mundur kepalanya.Setelah penisku bersih dari bercak sperma,kini giliran keempat temanku melakukan hal yang sama denganku.Bobby mengambil lap kering,& melemparkannya ke tante.Bobby menyuruh tante untuk mengelap wajahnya dengan lap itu.Sementara aku mengambil gunting & mulai menggunting kemeja yang tadi tante kenakan.Aku menggunting dibagian bawah dadanya,lalu menggunting kedua lengan kemejanya.Setelah wajah tante bersih,aku melemparkan kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Kemudian,aku menyuruhnya untuk memakainya kemeja tersebut tanpa BH & kemudian rokknya tanpa CDnya.Tubuh tante sangat sexy memakai kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Rizal,berpura-pura menanyakan alamat rumah tante.Tante Vira pun menjawabnya secara terbata-bata.Kami,segera menyuruhnya untuk segera menaiki mobil.Aku duduk ditengah bersama Tante Vira,& Anton.Rizal,segera menghidupkan mesin mobilnya.Mobil pun melaju meninggalkan gudang tua itu.Selama,didalam mobil aku & Anton bergiliran menciumi bibir tante.Sementara itu tangan kananku meremas dada kiri tante sedangkan tangan kanan Anton meremas dada kanannya.

    Kira-kira pukul 04.30 kami telah tiba dirumah Tante Vira.Kami segera menarik paksa tubuhnya turun dari mobil.Aku melihat tubuhnya berjalan terhuyung-huyung lemas & berusaha membuka pintu garasi.Sementara mobil yang kami tumpangi telah jauh meninggalkan rumah Tante Vira.

  • Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku

    Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku


    1560 views

    Cerita Sex ini berjudulSkandal Janda Kaya Pemuas Nafsu BirahikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Setelah sebelumnya ada kisah Janda Tanpa Anak Merindukan Kontol Perkasa, kini ada cerita Nikmatnya Jadi Pemuas Nafsu Tante Girang Kaya selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot.

    Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.

    Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

    Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku. Agen Resmi Sbobet

    Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

    Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

    Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

    Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

    Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

    Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

    ‘‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang!” Kata Tante Rima

    “iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.

    ‘‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante!” Tegasnya.

    “iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

    Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

    Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

    ‘‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima.

    “belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu.

    ‘‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP.

    “iya… jawabku singkat.

    Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

    ‘‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya.

    “iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku.<br> ‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

    Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaannya dan merahasiakannya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkannya asal jangan sering-sering.

    ‘‘tapi, aku takut… jawabnya

    “udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku.

    ‘‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya.

    “susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku.

    ‘‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku.

    “belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku.’‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa.

    Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

    Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

    ‘‘barang impor memang beda! Pujinya.

    “ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.

    ‘‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya.

    “selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya.

    Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

    ‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya

    “bukanya itu yang Tante cari… jawabku

    ‘‘kok Tanteee… protesnya!

    “sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya.

    Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

    Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

    Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku.

    aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

    Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

    Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

    ‘‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!.

    Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme.

    “enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya.

    ‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

    Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

    Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

    BLEEEEEESss….Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya.

    “ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

    Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

    ‘‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya.

    “bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku.

    ‘‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

    Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

    ‘‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima.

    PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat. Judi Bola Sbobet

    ‘‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya

    “uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

    Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

    Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

    Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

    Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

    Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

    Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehee….ujung-ujungnya pamanku lah yang merasa bersalah dan meminta maaf pada tante karena jarang pulang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Ngentot Rina

    Cerita Dewasa Ngentot Rina


    1358 views


    Perawanku – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, sex, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.

    Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi.
    Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.
    Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!

    Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian. katanya menyebut isteriku.

    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..? kata isteriku ketika kuajak.

    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.

    Mas.., sekarang Mas..! pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.
    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?

    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.
    Sorenya Agus datang ke rumahku, Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..? tanyanya setelah kami berbasa-basi.

    Maksudmu apa Gus..? tanyaku heran.
    Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.

    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.

    Agus langsung menambahkan, Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. katanya tanpa malu-malu.

    Begini saja Mas, tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?

    Acara apa Gus..? tanyaku penasaran.
    Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?
    Pesta apaan..? Gila kamu.

    Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?

    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang

    Kegilaan apa lagi ini..? batinku.Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya akulah yang melakukannya.


    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..! erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.

    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna.

    Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.

    Sshh.., akh..! Rini menggelinjang nikmat.

    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.

    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!

    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.


    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku.

    Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku.

  • Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut


    886 views

    Perawanku – Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut, Namaku Budyanto (bukan nama asli), saat ini usiaku 63 tahun, Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku adalah pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada saat usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 temanku sekaligus.Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang teman yang aku hamili, satu di antaranya Winnie, seorang gadis peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena hanya dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding gadis lain.

    Winnie sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendampinginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Winnie harus tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 7 tahun yang lalu, otomatis aku harus mendampinginya di Belanda sementara ketiga anakku tetap di Indonesia.

    Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya adalah yang ada hubungan darah denganku sendiri yaitu Dhea dan Marsha, keduanya merupakan cucuku sendiri.

    Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan istrinya mengalami kecelakaanyang akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Aku si kakek mesum pun langsung terbang ke Jakarta.

    Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan istrinya telah terbujur kaku dan kulihat Dhea dan adiknya Marsha sedang menagis meraung-raung di depan keduajenazah itu. Sewaktu kutinggal ke Belanda, Dhea dan Marsha masih kecil.

    Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku harus menjaga kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak saat itu, aku pun tinggal di Indonesia.

    Satu minggu aku sudah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu Dhea usianya 19 tahun sedangkan adiknya Marsha usianya 17 tahun ini kutahu karena tugasku sekarang menjaga dan mengantarkan cucuku sekolah. Dhea sudah tumbuh menjadi anak gadis tetapi kelakuannya agak nakal, setiap pulang dari sekolah bukannya belajar malah main ke temannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di saat aku sudah tertidur.

    Suatu hari ketika Dhea pulang aku si kakek mesum masih terbangun, Dhea langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membuat aku penasaran melihat sikap Dhea, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dari lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Dhea di kamarnya.

    TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sedangkan Dea sedang mengangkat roknya dan jarinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membuat aku tidak sadar bahwa batangkemaluanku mulai mengeras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan Dhea yang masih onani, sedang aku si kakek mesum pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan Dhea.

    Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. Dhea dan Marsha sudah berangkat sekolah naik angkutan kota. Sore hari aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat Dhea sedang menonton TV,

    pikirku tumben sore-sore Dhea ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri Dhea, Dhea sedang melakukan onani sementara TV yang ia tonton adalah film porno yang tadi malam sudah dilihatnya. Dhea pun tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya dimana Dhea sedang asyik-asyiknya onani.

    “Dhea… kamu lagi… ngapain?”
    “Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…”

    Dhea yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.

    “Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”
    “Belajar dari film dan bukunya temen, tapi Dhea.. nggak bandel loh… Kek…”
    “Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.
    “Nggak… ayo pindahin channel-nya!”

    Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, Dhea asyik menatap film panas itu sementara nafasku sudah berubah menjadi nafsu buas dan batang kemaluanku mulai mengeras berusaha keluar dari balik celanaku.

    “Dhe… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku Dhea bergeser untuk dipangku. Dhea yang sudah meloloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh batang kemaluanku yang masih tertutup celana.

    “Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan Dhea nih dari bawah.”
    “Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”

    Tiba-tiba Dhea menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang kulihat kini terpampang di depan mukaku pantat Dhea yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih halus menutupi liang kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.

    “Dhea.. biar aja posisi kamu begini yach!”
    “Ah.. Kakek, badan Dhea khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”
    “Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”

    Pantatnya yang montok sudah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya supaya tetap berdiri sedangkan jari tengah tangan kananku kuusap lembut pada liang kemaluannya yang membuat Dhea menegangkan tubuhnya.

    “Ah… Ah… ssh.. sshh…”

    Pelan-pelam jari tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat. “Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil Dhea. Setelah lima menit jariku bermain di kemaluannya dan sudah agak basah, sementara lubang kemaluannya sudah berubah dari putih menjadi agak merah.

    Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dari lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku si kakek mesum berlama-lama karena aku menikmatinya.

    “Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek Dhea… Dhea jadi suka banget nih.”
    “Iya… Dhea, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”

    Dengan rakusnya kujilati lubang kemaluan Dhea yang manis, terlebih-lebih ketika biji klitorisnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dari biji klitorisnya. Dhea pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan.

    “Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…”

    Hampir 30 menit lamanya biji klitoris Dhea jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan Dhea yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dari dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dari biji klitorisnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku.

    “Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh Dhea setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.

    Setelah tubuhku tertiban kuangkat Dhea dan kududukkan di Sofa, sementara badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua pakaianku hingga bugil dimana batang kemaluanku sudah tegang dan mengeras dari tadi.

    Kemudian kedua kaki Dhea aku si kakek mesum lebarkan sehingga lubang kemaluan itu kembali terbuka lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan batang kemaluanku persis di liang kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jari ke lubang kemaluannya, supaya lubang kemaluan itu jadi lebar.

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Ketika jari itu kuputar-putar, Dhea yang memejamkan mata hanya bisa menahan rasa sakit, sesekali ia meringis. Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan batang kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka hanya kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. Dhea pun menjerit.

    “Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”
    “Sabar… sayang… nanti juga enak.. deh…”

    Kuhentak lagi batang kemaluanku itu supaya masuk ke lubang kemaluan Dhea, dan baru yang ke-15 kalinya batangan kemaluanku bisa masuk walau hanya setengah ke lubang kemaluan Dhea. Dhea pun 15 kali menjeritnya. “Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena sudah setengah batang kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan Dhea berubah menjadi kenikmatan.

    “Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… batang.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut Dhea.. terus… Kek!”
    “Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”

    Dhea hanya mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas payudara Dhea yang baru tumbuh tapi sudah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membuatku menahan ludah. Lalu dengan rakusnya mulutku langsung mencaplok payudara itu dan kukulum serta kugigit yang membuat Dhea makin belingsatan.

    Setelah satu jam, lubang kemaluan Dhea kuhujam dengan batang kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan Dhea yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dari dalam lubang kemaluannya membasahi batanganku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku Dhea telah kurusak sendiri. Dhea pun menggeleparlalu ambruk di atas Sofa.

    “Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… Dhea… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”

    Lima belas menit kemudian aku si kakek mesum pun sampai pada puncak kenikmatan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menarik batang kemaluanku dari lubang kemaluan Dhea dan menyemburkan cairan kental hangat di atas perut Dhea dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh Dhea.

    “Aw.. agh.. agh.. Dhea.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memang… hebat…”

    Setengah jam kemudian, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.

    “Kakek… habis… ngapain.. Kakak Dhea… kok… Kakak Dhea dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. Marsha juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak Dhea.”
    “Hah.. Marsha jangan… telanjang!”

    Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya Marsha yang langsung melepaskan semua pakaiannya hingga Marsha pun bugil. Aku si kakek mesum terkejut melihat Marsha bugil dimana tubuh anak ini kelihatan sempurna, lubang kemaluan Marsha yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu halus tetapi payudaranya sudah mulai berkembang malah lebih montok dari payudara Dhea. Kulit tubuh Marsha pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh Dhea, sehingga membuat nafsu seks-ku kembali meningkat.

    “Kek… Marsha kan tadi ngintip ketika perut Kakak Dhea dimasukin sama punya kakek.. Marsha juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak Dhea dapat sesuatu pasti Marsha juga dapat.”

    “Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimasukin punya Kakek.”
    “Iya.. Kek.. Marsha mau sekali.”

    Tanpa banyak basa-basi kusuruh Marsha terlentang di atas karpet. Dengan agak riang Marsha langsung terlentang, aku si kakek mesum duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh Marsha menutup mata. “Marsha sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit Marsha hanyaboleh bilang sakit.”

    Marsha pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jari tengahku dengan lembut dan sesekali jariku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas payudaranya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. Marsha mulai menggelinjang.

    Dia tetap memejamkan matanya, sedang mulutnya mulai nyerocos. “Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jari tengahku menyentuh klitorisnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapliang kemaluannya sampai lidahku menyentuh klitorisnya.

    Dikarenakan usianya lebih muda dari Dhea maka lubang kemaluan dan klitoris Marsha rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemudian keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dari dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.

    “Ah… ah… ngeh.. ngeh… Marsha.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat Marsha sehingga lubang kemaluan itu agak terangkat, lalu kutindih Marshadan kutempelkan batang kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir.

    Kuhentak batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Marsha yang masih lebih rapat dari lubang kemaluan Dhea. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha. 25 kali juga Marsha menjerit.

    “Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”
    “Katanya kamu mau perutmu aku masukin punya Kakek seperti lubang kemaluan Kakak Dhea.”
    “Iya Kek… Marsha mau… Marsha tahan aja deh sakitnya.”

    Kepala kemaluanku yang sudah masuk ke lubang kemaluan Marsha kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha, ini karena lubang kemaluan Marsha masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya.

    “Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang Marsha nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut Marsha ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar Marsha ketika menahan hentakan batang kemaluanku di lubang kemaluannya.

    Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan batang kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dari lubang kemaluan Marsha keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pahanya. Marsha pun langsung pingsan.

    “Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… Marsha.. nggak kuat… Kek… Marsha.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”

    Pingsannya Marsha tidak membuatku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin, malah membuatku makin keras menghentaknya, yang membuatku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya Dhea,

    tapi kali ini aku tidak sempat menarik batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluan Marsha sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut Marsha dan setelah itu baru kulepaskan batang kemaluanku dari lubang kemaluan Marsha yang masih mengeluarkan lendir.

    “Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…”

    Tubuhku pun langsung ambruk di tengah Marsha yang pingsan di atas karpet dan Dhea yang tertidur di sofa. Satu jam kemudian aku si kakek mesum terbangun di saat batang kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat Dhea dan Marsha sedang bergantian mengulum batang kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.

    “Dhea.. sudah.. sayang.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo sayang!”
    “Kek.. Dhea puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”
    “Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut Marsha jadi hangat.. deh.. enak..”
    “Iya.. sayang.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”

    Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak saat itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan batang kemaluanku. Aku si kakek mesum pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan adalah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Merayakan Kelulusan Pacar

    Cerita Sex Merayakan Kelulusan Pacar


    918 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Merayakan Kelulusan PacarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dengan tinggi 170 cm dia bernama Melika jurasan perhotelan untuk melihat papan pengumuna dia tidak harus di depan karena tingginya itu, Melika adalah pacarku yang pertama dimana saat aku masih bekerja di travel agent, dengan senyumnya dia menghampiriku penuh kemenangan.

    mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor. “Mas Bram.. Aku lulus..,” teriaknya sembari memeluk aku. Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

    “Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus” ujarku ikut gembira. Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Melika mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.

    Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Melika berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.

    Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu- buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja. Tangan Melika memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku

    bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan- cumbuan Melika yang lembut. Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

    Aku dan Melika memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul. Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam- dalam.

    Aku dan Melika Duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang.

    Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Melika sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang. Dengan lembut aku memeluk Melika yang

    Nampaknya mulai kedinginan. “Kamu kedinginan sayang?” Tanyaku “Iyah nih Mas..” katanya pelan. Sambil memeluk Melika aku membisikan kata-kata mesra. “Bram hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang telinga.

    Melika hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Melika semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Melika yang ranum tanpa terpoles lisptick.

    “Ohh.. Mas..” desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung. Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Melika dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut.

    Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua. Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik. Sengaja aku memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.

    Setelah urusan dengan resepsionist selesai, aku mengajak Melika berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram.

    Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian. “Mas.. Aku mau mandi dulu yah,” katanya. “Ntar keburu kedinginan.

    Sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi. “Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng,” godaku. “Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian. Dengan berlari kecil aku mengejar Melika yang sudah sampai di depan kamar mandi.

    Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek.

    “Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus” kataku kemudian.

    “iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?”tanya Melika mesra.

    “Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi.

    “Muachh..” seketika Melika mengecup bibirku lembut. “Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku,” sahutnya lagi.

    Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Melika yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona.

    Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku

    Mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut. Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Melika, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

    “Srett..” bunyi ziper roknya ketika aku turunkan. Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Melika menyentuh lantai. Melika saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

    Dengan kedua tangan aku melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku.

    Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Melika menggelinjang pelan. “Ohh.. Mas..” desahnya pelan. Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak.

    Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Melika. Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun.

    Terkadang terdengar desahan lembut Melika yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya.

    “Ohh.. Mas,” desahnya lembut. Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras.

    Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut. Kembali desahan lembut terdengar olehku. “Ohh.. Mas.. Teruskan”desahnya dengan mata terpejam.

    Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD.

    Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Melika.

    “Ssshshshshsh..” desisnya pelan. Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu.

    Setelah semua bagian tubuh Melika penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya.

    “Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain,” katanya pelan. “Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu,” jawabku mesra. Kemudian aku memeluk tubuh Melika mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.

    Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

    Melika terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus.

    Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya. Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Melika menerima rangsangan dariku.

    Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Melika mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini.
    “Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tak teratur. Aku tahu kalau Melika begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual.

    Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Melika begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

    “Ohh.. Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya kecil. Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

    “Ohh.. Mass..” Melika mendesah lembut. Setelah mencapai orgasmenya yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak,

    sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Melika untuk mencumbunya kembali.

    Perlahan tubuh Melika merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal.

    Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini. “Ohh.. Sayang.. Enak sekali,” desahku dengan nafas tertahan.

    Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk.

    Melika melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Melika menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal.

    “Ohh.. Shhss,” desah kami berbarengan. Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air.

    Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan. “Ssshh..” desahnya penuh erotis. Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku.

    Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Melika tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

    Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Melika bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya.

    “Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya. “Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku “Aku juga mau keluar nih,” timpalku lagi. Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat.

    Menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya. “ohh.. Mass.. Aku keluar,” teriaknya bergetar. “Aku juga.. Sayangg..”

    dengan nafas tak teratur. Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Udiayani.

    Percintaanku dan Melika berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai. Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung.

    Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Melika, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya. Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak

    Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak


    895 views

    Perawanku – Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak, Kali ini kami menyajikan kisah nyata yang kita sengaja menulis di sini untuk memberikan Anda pengalaman serta curhatan atas yang dialami oleh salah satu teman kami. Dalam cerita ini, kita sengaja mengarahkan menulis sesuai dengan email yang kami terima tanpa editing apapun.

    Cerita ini tentang saya dan anak tetangga saya lebih kecil dari saya, mari kita memanggilnya Santi, ia 4 tahun lebih muda dari saya, kapan saya lulus sma dan dia kelas 3 SMP, Santi sangat indah untuk usianya, bibir tipis, putih kulit bersih, rambut bergelombang panjang, dan tentu saja dada sangat padat dan berisi.

    Suatu sore, saya online dengan menggunakan komputer disukai saya, tiba-tiba seseorang mengetuk pagar rumah saya dan menyapa, ternyata pak widodo tetangga saya, dia meminta bantuan instalin instal ulang laptop OS di dewa notabenenya saya TI dalam diri saya. Tanpa banyak bicara, aku pergi rumahnya. Rumahnya ada 2 orang anak yaitu rama dan Santi, rama bermain PS sheila menonton televisi di kamar dan ruang keluarga nya, rama adalah ade kelas gw di sekolah, tapi aku kurang akrab dengan itu.

    Sementara Santi dalam cerita hari ini adalah yang termuda widodo anak pak, dia SMP namun kehilangan senjata perawakannya dengan teman dari generasi saya. Dari awal dia selalu menjadi target bayangan saya di kamar mandi. Setelah 2 jam saya menginstal ulang laptop widodo paket, serta menggabungkan program penting yang akan ia gunakan. Selama 2 jam itu juga adalah gw harus menahan sange ruang keluarga karena ngeliat Santi widodo pack duduk di sofa dengan kaki Anda di atas meja dan hanya mengenakan hotpants dan tank top yang super cantik.

    Mungkin karena bosan menonton televisi, Santi pindah untuk duduk di sofa di depan saya, dia mulai chatting mengundang saya. “Masih lama ya mas?” “Senjata-benar sedikit lebih lama, hanya menginstal winamp doang.” Gw balasan. “Oohh, karena sheila ingin membuat laptop, ada tugas sekolah yang harus bekerja lebih.” “Lah, minggu malem masih menulis ngerjain proyek sekolah, jalan dong shel, emang cowonya sheila mana senjata mengajak jalan?” Gw mencoba bercandain dia. “Ah mas ga gw punya cowok, baru saja putus. Jadi malas ke mana-mana.” Kata Sheila. “Benar-benar? Biasanya antrian, hahaha, saya selesaiin yaudah dulu ya!” Lalu aku kembali ke berkonsentrasi pada paket widodo laptop.

    Akhirnya selesai setengah jam kemudian juga, dan saya mengundang Santi membuat membuat laptop, sementara gw diajak makan oleh widodo pack. Setelah makan saya chatting dengan widodo pack, ternyata malam itu dia akan meninggalkan layanan kota, sementara istrinya dalam pertemuan di Bogor, sehingga harus tinggal di rumah orang tua. Hanya gw menyeringai hanya mendengar cerita dewasanya tentang pusing memikirkan proyek. Senjata untuk beberapa waktu setelah itu sheila ke ruang makan. “Mas, internet benar-benar bisa nyala senjata?” “Huh? Masa? Coba sini liat gw.” Gw langsung menuju ke ruang tamu.

    “Yah itu tidak koneksi emang lagi menuliskan, itu adalah modem CDMA.” Gw menjelaskan kepada Santi. “Yaahh, terus bagaimana dong mas, besok saya ingin jalan, harus bekerja pada pekerjaannya sekarang.” “Hmmm, bagaimana? Jika gini masih yang paling lo kerjain di warnet, atau jika Anda ingin rumah gw.” “Yaudah deh lo mas gw pulang.” Santi pergi ke ayahnya untuk meminta izin untuk rumah gw. Santai pak Widodo memungkinkan anak gw pulang. Ini dikenal widodo pack dan saya sudah sangat dekat, ia percaya gw sama.

    Kemudian saya dan Santi langsung pergi ke rumah gw hanya beberapa meter dari widodo paket rumah. Gw tenang rumah malam ini, karena segala sesuatu yang lain di luar kota untuk mengikuti upacara pernikahan paman gw, gw Santi gw diajak ke ruangan, karena ada di kamar gw komputer gw. Ketika Santi melakukan tugasnya, berbaring di kasur gw gw tidur ganda saat membaca beberapa cerita dewasa buku. Setengah mati nahan bertubuh ngelihat gw sheila depan. Dia tetep mengenakan hotpants tapi sekarang memakai kemeja longgar bali berjajar dikancingin Hoddie berzipper senjata. Gw jam setengah menunggunya bekerja pada tugasnya sebagai ia mendengarkan lagu dari ipod. Setelah selesai, saya meminta dia untuk makan.

    “San, lo belom makan dengan benar? Mari kita makan dulu!” “Senjata Ah mas, masih gw penuh. Eh ya, saya mungkin nginep senjata di sini?” “Ah gila lo, ntar gw om wido ngomelin lagi.” Padahal sebenarnya gw semakin senang mendengar omongan nya. “Senjata tidak mas, gw malas di rumah, hanya ada satu rama Bang sama ya, ayah cara yang paling resmi sudah. ??Bete saya!” “Yaudah tapi ngga apa-apa kan?” Gw memastikan dari kontak widodo semprot pack. “Ya mas senjata apapun, um, mengapa membiarkan kek mas keren ya, aku bosan.”

    Aku sedang duduk di depan komputer, pertama saya ingin menghidupkan gw MP3, tapi tiba-tiba sadar niat kotor akibat gw yang terakhir cerita membaca buku dewasa, akhirnya saya membuka koleksi film gw. “Mas apaan itu? Wah gila lo bahkan menonton begituan.” Santi protes ke gw. “Apakah lo kata bersedia menarik, ini benar-benar menarik sebenarnya, yaudah deh kalau ngga akan gw dimatikan.” “Yah tidak selalu mas, mau gw tangguh, penasaran.” Lima menit dari film itu, wajah Santi semakin mirip dengan melemparkan perempuan, terlihat dia dari wajahnya. Saya juga terus menatapnya mencari saat yang tepat dan senjata sementara ia mengangkat kaki ke bangku dan dilipat di depan dadanya.

    Dalam flash tiba-tiba cahaya dilihat dan diikuti oleh gemuruh suara dari luar. Ternyata malam itu akan turun hujan lebat. Dan tiba-tiba, Santi juga bangkit dan mendekati gw katanya, “mas, kaya hujan mo ya, Santi rumah itu ya .. Sore ini nyuci Santi lupa sepatu belum diadopsi” tanpa menunggu jawaban dari saya, Santi berlari karena hujan sudah mulai turun. dan setiap beberapa menit hujan mulai menuangkan dan saya juga hanya bisa tersenyum. Nah, gara gara hujan tiba-tiba .. !!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Memek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai Crot

    Memek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai Crot


    1611 views

    Cerita Sex ini berjudulMemek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai CrotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Umurku sekarang ini 26 tahun . Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku . Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan . Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing.

    Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku . Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu . Aku biasa mengantarnya dengan motorku .

    Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan . Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu.

    Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan . Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain . Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku.

    “Kamu mandi aja deh sana , Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi

    “Ah . . nggak usah . . Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu

    “Udah . . Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi . Karena disitu juga ada air keran.

    “Yah . . udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.

    Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt . Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat . Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan . Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku.

    Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya . Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas . Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya . Sret . . celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan celana dalamnya . Jreng . .! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku.

    Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu . Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.

    “Eh . . Her . . ini apa-apaan . . Her” hardik Ibu mertuaku .

    “Bu . . tolongin saya dong , Bu” rayuku

    “Ih . . apaan sih . .?!” Katanya lagi

    “Bu , udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi . . tolong dong , Bu” bujukku lagi

    “Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku

    “Bu . . tolong , Bu . . please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi.

    Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir putting susunya . bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya . Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku . Batang Kontolku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan . Ibu mertuaku mulai bereaksi . Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor . Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua . Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah .

    “Dikamar aja yuk , Bu” bisikku

    Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya . Aku baringkan dia tempat tidur . Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang Kontolku . Tapi aku belum mau memulai semua itu.

    “Tenang aja dulu , Bu . Rileks aja , Ok?” Kataku.

    Aku mengarahkan mukaku ke liang memeknya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.

    “Ough . . sshhtt . . ough . . hmpf . . hh . . ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku.

    Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya . Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini.

    “Enak kan , Bu . .?” Kataku

    “Hmh . . kamu . . sshtt . . kamu… koq . . gak jijik . . sih , Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.

    “Enggak , Bu . . enak koq . . gimana enak gak?”

    “Hmh . . iyahh . . aduh . . sshhtt . . eenak . . banget . . Her . . sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah.

    “Itu baru awalnya , Bu” Kataku .

    Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku . Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang . Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya.

    Tak sampai disitu aku terobos liang memeknya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang memeknya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang memeknya . Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang .

    “Ough . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh . . hmh . . ough . . shhtt . . ough . . hmh . . oufghh . . sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.

    Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang memeknya . Baru aku arahkan batang Kontolku ke liang memeknya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang Kontolku dan meremas-remasnya.

    “Auw . . diapain , Bu . .?” Tanyaku
    “Enggak . . ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang Kontolku.

    Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit . Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang Kontol untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama.

    “Guedhe . . juga . . punya kamu , Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang Kontolku.
    “Iya dong , Bu” Kataku.

    Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang Kontolku . Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya . Tak lama kemudian.

    “Egh . . yah .sudah . . pelan-pelan . . yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang memeknya.

    Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang memeknya dengan batang Kontolku yang sedari tadi sudah keras dan kencang.

    “Ouh . . hgh . . ogh . . pelan-pelan , Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya.

    “Iya , Bu . . sayang . . egh . . aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong Kontolku masuk ke liang memeknya.

    “Ih . . punya kamu guedhe banget , sayang . . ini sih . . gak normal”Katanya

    “Kan tadi udah diurut , Bu” Kataku .

    Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang memeknya yang kering . Aku tidak merasa istimewa dengan batang Kontolku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm . Dengan sedikit usaha . . tiba-tiba . . SLEB-SLEB-BLESSS! Batang Kontolku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang memek Ibu mertuaku.

    “Ough . . egh . . iya . . sshh . . pelan-pelan aja yah , sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.

    Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut.

    “Ough . . gilaa , Bu . . asyik . . banget . .!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang Kontolku diputar oleh pinggulnya.
    Ough . . sshtt . . egh . . sshh . . hmh . . ffhh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual.

    Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi . Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional . Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku….

    “Eh . . Ibu yang di atas deh” Kataku.

    “Kenapa , sayang . . kamu capek . . yah . .?” Tanyanya.

    “Gak” jawabku singkat .

    “Mo keluar yah . . hi . . hi . . hi . .?” Godanya sambil mencubit pantatku .

    “Gak . . ih . . aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar.

    “Awas . . yah . . kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku.

    “Enggak . . deh . . Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya

    “Auw . . hi . . hi . . hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny.

    Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku . Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku . Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping . Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya.

    Buah dadanya juga masih kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku . Aku juga duduk dan meraih putting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum . Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali . Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.

    “Egh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . ough . . egh . . hmf” desah Ibu mertuaku.

    “Gila , Bu . . enak banget . .!”

    “Ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang Kontolku yang berada didalam liang memeknya.

    Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan . Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya . Batang Kontolku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi . Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu . Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi.

    “Ough . . sshtt . . emh . . enagh . . egh . . sshhtt . . ough . . iyaahh . . eeghh . . enak . . ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.

    “Ough . . iiyyaahh . . egghh . . eghmmhhff . . sshhtt . . ough . . aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku .

    “Bu . . aku juga pengen , Bu . . egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.

    “Egh . . iyah . . bagusshh . . sayangg . . ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme.

    Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang Kontolku untuk keluar juga.

    “Hmfh . . terusshh . . iyah . . ough . . oughh . . AAAUGHH . . OUGH . . OUGH . . OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya.

    Pada batang Kontolku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang Kontolku . Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal . Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya . Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang memeknya.

    Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang Kontolku Dan . . CROT . . CROTT . . CROTTT . .! muncrat semua air maniku diliang memek Ibu mertuaku.

    “Bu , kerasa nggak air mani saya muncratnya . .?” Tanyaku

    “Eh . . iya , Heri sayang . . Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku

    “Iya . . sekarang kqn udah , Bu” Kataku sambil mengecup keningnya

    “Oh . . kamu . . hebat banget deh , Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku.

    “Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya

    “Ih . . bisa aja . . kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku.

    Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku . Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan . Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur.

    Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi . Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Selingkuh Sahabat Suamiku

    Selingkuh Sahabat Suamiku


    1529 views

    Perawanku – Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena

    wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.Cerpen Sex

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.