Author: perawanku

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Calon Tanteku

    Cerita Sex Ngentot Dengan Calon Tanteku


    715 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Calon Tanteku, Ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.

    Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak yang suka. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya tidak cocok dgn matanya, katanya.
    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang teman pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.
    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dianaa, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dianaa itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dianaa memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dianaa.
    Tapi tidak demikian halnya dgn Dianaa. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dianaa lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.
    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dianaa.
    “Eh, ada apa Diana?”
    “Enggak, aku pengen kasih kartu nama aku, besok jangan lupa telpon aku, ada yang mau aku omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”
    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dianaa sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.
    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aku penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Han?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu.”
    “Baru tahu yah, napsu aku emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dianaa sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, aku kan belum sempat makan siang!”
    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.
    “Yah udah, aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aku sore ini abis pulang kerja, soalnya aku pengen ngobrol banyak sama kamu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena aku mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”
    Lalu Dianaa bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Han.”
    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.
    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dianaa tersentak kaget, “Wah aku kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Kamu khan kasih surprise buat aku, jadi aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang aku pikirin!”
    “Ayo masuk Han, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.
    Sambil aku berkeliling, Dianaa berkata, “Mau minum apa Han?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dianaa sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Han, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung..!”
    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa aku enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo kamu merasa salah denger, yah aku setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
    “Duduk sini Han, jangan bengong aja, khan udah aku bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dianaa sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh iya, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”
    Dianaa tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.
    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Han, sejak kemarin bertemu, kayaknya aku merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Han, aku suka sama kamu.”
    “Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aku, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aku ke kamu..?”
    “Iya, tapi aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aku..?” kata Dianaa sambil mendesah.
    Aku pun menjawab, “Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aku enggak enak sama Paman aku, entar dikiranya aku kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dianaa diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dianaa tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dianaa, aku cinta kamu.”
    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dianaa pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dianaa menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.
    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudar yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Han, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Han.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDianaadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
    “Aouww Han, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggeliat manja melingkari leherku.
    Kemudian kuletakkan Dianaa pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukkan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dianaa mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dianaa menggeliat kegelian.
    “Aduh Han, kamu ngerjain aku yah, awas kamu nanti..!”
    “Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek aku Han..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”
    Baca Juga : Cerita Mesum Terbaru Dengan Seorang SPG Elektronik
    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dianaa menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
    “Han, masukkin aja titit kamu ke lobang aku, aku udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
    “Dianaa, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aku tembus..?”
    “Han, aku rela kalau kamu yang ngambil perawan aku, bagi aku di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Han, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
    “Pelan-pelan Han, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dianaa sangat menikmati sekali permainan ini.
    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Han, aa.. akuu.. mau keluuuaaaarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Diana, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.
    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.
    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Han, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Han, aku sangat sayang pada kamu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aku juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aku kalo dia nyari-nyari kamu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memeluku lebih erat.
    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dianaa ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dianaa, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.
    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api


    704 views

    Perawanku – Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api, Cerita sex ini berkisah tentang seorang wanita yang bernama Nara, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter.

    Nara beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Nara meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya.

    Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Nara karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

    Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul suit-suit ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil lelaki iseng dan mupeng

    hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Nara kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuahpusat perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.

    Sebagai seorang reporter, tentunya Nara sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi.

    Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Nara girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

    Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Nara ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya. Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Nara berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang.

    Nina berusia dua tahun lebih muda dari Nara, tinggi badannya sepantaran dengan Nara namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna.

    Kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa. Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Nara dan rekannya di bandara internasional Narita.

    “Lo kenapa Nin?”, tanya Nara pada kawannya. “Kok kelihatannya lesu gitu?
    “Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!”

    Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Nara, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam?

    Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

    Selama di Jepang, rencananya Nara dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Nara kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Nara karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Nara.

    Setibanya di kediaman Wiwin, Nara dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Nara mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.

    “Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari”.

    “Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah.”

    “Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?”

    “Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.”

    “Mmm….. ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu.” Jawab Nara dengan muka masam. “Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?”

    “Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.”

    “Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha.” Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

    Keesokan harinya, Nara dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Nara dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus.

    Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Nara memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air. Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

    Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Nara, namun, “astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh.

    ” Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Nara namun tidak bisa dilakukan.

    Di dalam kereta, Nara dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

    Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Nara baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong.

    Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Nara dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Nara dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang baru naik tadi.

    “Yah, sial, berdiri lagi deh.” Ujar Nara yang diamini oleh Nina.

    “Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2.” Canda Nina yang disambut tawa renyah Nara

    Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

    “Ima nanji desu ka?”

    Nara dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut. Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.

    “Ano, What is da time?” Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

    Nara dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).

    Untungnya Nara sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam. “Domo arigato gozaimasu” Ucapnya sambil tersenyum.

    Kalau yang ini Nara mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi. Sebelum sempat membalikkan badan, Nara merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina,

    “Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.”
    “Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue.” bisik Nina.

    “Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol. ” tukas Nara. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.

    Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Nara merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Nara pun berusaha menepis tangan itu. Merasakan gelagat yang tidak baik, Nara mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang.

    Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana. Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka.

    Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.

    “Ehh, apa-apaan ini!” teriak Nara. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. “Ieee, bageroooo! Emph….” Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.

    Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Nara. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya.

    Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Nara yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.

    “Mmh…. hhhh” Nara hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Nara mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.

    Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Nara. Nara pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu.

    Kini, Nara masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Nara yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

    “Mmm…!”, terdengar suara teriakan tertahan Nara. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Nara dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Nara memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan.

    Kini, tubuh bagian atas Nara sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Nara, sementara mulutnya mulai ‘menyusu’ ke payudara sebelah kiri Nara.

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Yang lebih membuat Nara terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Nara berkata “dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi”.

    Sementara itu, tangan-tangan yang ‘beroperasi’ di bagian bawah tubuh Nara semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Nara, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Nara yang masih terbungkus g-string hitam. Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Nara dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Nara pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri.

    Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Nara tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan ini.

    Tanpa disadari oleh Nara, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Nara.

    Nara terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

    Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Nara, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Nara, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Nara. Nara semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan.

    “Emmh… hhh”.

    Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Nara yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.

    “Mmhh… aa… aaaaaahh!!” Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya.

    Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Nara terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi.

    Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat.

    Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Nara kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung.

    Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Nara coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Nara merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.

    Disaat bersamaan, pinggang Nara ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Nara dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Nara yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Nara dengan cepat.

    “Plok…plok”, begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Nara. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Nara dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Nara, dan memaksa Nara untuk mengocok penisnya.

    Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Nara dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Nara dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

    Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Nara, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Nara.

    “Ah…. ahhh”, Nara mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Nara bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. “Aaaa.. aaahh!!” Desahnya.

    Tidak berapa lama, penis didalam mulut Nara menyemburkan spermanya.

    Membuat Nara gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa vagina Nara rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar.

    Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Nara sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Nara tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah.

    “Hhhh…. ah..” Nara tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan “Aaaaaahh” Crott, crott, crott!

    Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Nara.

    “Aah, sial, damn..” gerutu Nara dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.

    Tubuh Narapun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Nara, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Nara.

    Para lelaki itupun meninggalkan Nara terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan.

    Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma.

    Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian, Nara segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali

    Nara kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

    Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang.

    Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Nara dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.

    “Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.”
    “Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.”
    “Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf.” Ucap wiwin. Perkosaan yang Kualami dengan Temanku di Gerbong Kereta
    “Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.”

    Nara dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin. Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Nara terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Gairah Seks di Pemandian – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Gairah Seks di Pemandian – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1694 views

    Perawanku – Setelah kelar mandi & membereskan muatan yang bakal dibawa. Jelas pukul jam 08. 30 Tante aku yang berpanggilan Dina mengsms saya, Cris tante tarik jam 09. 00 yaaa, jangan tertinggal. Saya pun membalasnya jemah tepat ruang. Perlu saya deskripsikan ketiga tante hamba ini. Yang pertama bernama tante Dina dia uzur 36 tahun, tinggi badannya sekitar 170 an (mantan Peragawati), Standar dadanya yang membuat aku menelan ludah yaitu 36b dia luar biasa berpengalaman di urusan sex. Yang ke-2 tante Mira umurnya 39 tahun menjulung badannya 175, walaupun sudah agak uzur, tp dia masih departemen dengan utama dadanya yang masih liat yaitu 34b. Yang final tante Lina yang termuda yaitu 34 tahun beserta tinggi 165 serta ukuran dada 36b, Khusus Tante Lina, saya sudah kerap bermain sex dengan dia sewaktu tante Lina tiba kerumah. Tante Lina merupakan seorang perempuan hypersex sebab bisa tampil berkali-kali.

    Tepat Pukul beker 09. 00 Mobil tante Dina telah ada diujung gang, sinambung saja hamba masuk serta duduk didepan, tepat sebelah tante Rendah. Saat itu saaya cuma bisa terbengong melihat ke3 tante aku itu. Tante Dina seharga menggunakan keonaran ketat Mejiku dengan hot pants, ketika itu tante Dina mengenakan Bra berenda warna biru, kelihatan sabur saking tipisnya baju tante Dina. Tante Mira saat itu menggunakan baju rok merah dengan potongan v necknya yang sexy. Tante Mira sepatutnya tidak memakai bra.

    Untuk Tante Mira dia sedikit suka mengenakan bra, katanya tidak senang. Sementara Tante Lina lah pakaiannya yang menurut saya paling ekstrim. Dia menggunakan You can see Suci dan hotpants. Dibalik you can see putih tersebut Tante Lina memakai kutang bikini warna hitam yang meremet. Setelah perbahasaan dengan cipika-cipiki, saya hanya mengobrol secara Tante Lucah karna Tante Mira tertidur pulas, selama Tante Lina merokok deng Mildnya dan mendengarkan mp3nya dengan super. mama segala sesuatu kabar Cris tanya tante dina indah tan menjawab aku beserta malas.

    Selama masa 1 weker aku tertidur dimobil, provisional tante rendah yang merencanakan mobil dengan hati-hati. Jelas jam 1 siang abdi sampai dalam vila yang berada dipuncak, cukup raksasa dengan 3 kamar tambah kolam renangnya. Tante Dina, Lina & Mira tepat masuk lubang dan langsung berenang, sepertinya mereka sudah biasa kepanasan secara udara diJakarta.

    Aku kendati langsung pergi ke kolam renang melihat mereka yang sudah tercebur. Tante Dina memakai bikini ungu lengkap beserta G-Stringnya, Tante Mira mengenakan bikini berenda dengan hijau sementara Tante Lini dengan memakai Bikini Kuning pasti secara kain penutup kemaluan satunnya. Saya yang lumayan berjalan dipinggir situ tiba-tiba didorong Tante Lina, Tersebut ber 3 cuma tertawaaketika aku terjungkal aja di kolam.

    Kaum menit kami berennag girang hati sampai Tante Mira, Tanteku yang tertua sudah bukan santai vitalitas menarik serawal dalam ku hingga sunyi. Aku pula biar naik kepinggir kolam renang agar Tante Mira lepih gampang mencopot celana dalamku itu. Sepintas kucari kemana Tante Rendah serta Tante Lina, ternyata itu padahal asyik bergumul diruang tamu yang kulihat, Tante lucah tampak sedang menyenggau tempik tante Lina, Butuh tersua ke3 tante aku itu juga karet lesbian. Saya pun balik berkosentrasi beserta tante Mira yang telah menjilat kontolku tersebut, Kontolku in cukup besar dengan panjang 19 cm sengkang 4 centimeter. Tante mira menjilat secara lahap.

    Aku pun seharga mengerang beserta nikmat, sesudah pas lambat, kuangkat sekadar tante mira keruang tamu untuk genggam dengan tante dina dan lina. Cepat kubuka bikini yang menggulung tante Mira. kuciumi klitoris yang sudah biasa tegak merespons, seketika saya pun disuruh tilam tengadah oleh tante Mira. Ternyata Tante Lucah akan menghisap kontolku, selama tante Lina duduk dihadapan wajahku supaya aku mencucup memeknya. Tante mira otonom menuruti untuk merokok dulu. Kuhisapkan saja memek tante lina yang segar kehisap-hisap datang tante lina mengerang.

    Sesudah sedang lama, aku memutuskan untuk mengentot tante rendah terlebih dahulu. Secara status doggie style, kutusukan kontol ku, tante lucah hanya mampu mengerang nikmat.

    Lembut kumaju-mundurkan penis ku itubunyi plak-plak menghiasi ruangan tamu itu, Tante dina cuma bisa mengerang nyaman. Kudengar pula desahan tante mira yang sedang menusuk-nusukan dildo gerigi ke tempik tante lina. Tante rendah yang mengerang kuat kesudahannya orgasme untuk pertama-tama, Tante salang pun terkulai luwes. Tante Mira yang lumayan congkong kutarik segera bertambah kepangkuan ku untuk sesi lalu kemudian. Tante Mira kendati mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil memijit-mijit payudaranya.

    Tante Mira dan kemudian memukau Tante Lina untuk mencucut pyudara tante lina. Tante Mira dan Tante Lina saling mendesah tenteram. Kesal dengan posisi tersebut saya bergerak posisi secara women on top. Tant mira pula biar lalu mengoyang-goyangkan pinggulnya serta menciumi bingkai ku beserta penuh nafshu. Tante mira pun mengerang parah mengembangkan orgasme yang pertamanya sudah mucul. Tampil dengan tante mira adalah ronde terlama dengan membuang waktu 1 jam! tane mira kadang pandai urusan ngentot. Saya masih menutup agar sperma ku tidak tampak karna masih tersedia tante lina.

    Tante lina yang sementara nungging sinambung aja kutusukan penis ku ini, kugoyangkan saja penisku sambil menekan payudara tante lina yang sangat balig itu, Bukan lama kemudia tante Lina pun orgasme, lalu kucabut saja penis ku terlihat ketiga tante ku sejajar untuk menerima sperma ku yg segar itu. kukocol-kockan saja didepan suak tersebut, dan akhirnya crotttcortt 10x menyembur sperma ku, yang langsung kuarahkan ke-3 wajah tante ku tersebut. Mereka dengan serakah & lahap berebut sperma ku itu. Mereka baku berlaga supaya mendapat sperma ku tersebut, sungguh sangat panas. Tante mira yang terakhir menjilati penisku mencapai berbatas selesai.

  • Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)

    Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)


    2703 views

    Perawanku – Buat para sobat muda yang pengen lihat foto toket yang gedek terutama pilihan dari Asia. Coba deh lihat aksi Shunka Ayami berpose di bawah ini, dijamin akan membuat coli anda menjadi luar biasa.

    Cewek hot berwajah cantik pada akhir-akhir ini memang paling banyak dicari karena selain muda dan bertenaga, cewek semok ini juga masih sedikit yang ngentot dengannya sangat beda sama tante tante girang yang sudah sangat sering ngentot sehingga memek sempit berubah menjadi memek yang longar dan menganga. Alat kemaluan cewek memang sangat menarik untuk kita perbincangkan, apalagi jika melihat toket besar kencang dan padat yang tentunya bikin kita gemas pengen remas dua gunung ajaib cewek seperti itu.
    Daripada kebayang-bayang terus, nih admin bagikan foto bugil cewek yang mempunyai toket gede.

    Mungkin anda akan tertarik juga untuk membaca cerita seks kami cukup klik halaman utama dan anda dapat melihat banyak cerita-cerita menarik yang bikin kamu pengen croottt maksimal.

    Semoga kamu senantiasa terhibur dengan apa yang kami sajikan.

  • Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cerita Sex Kekasih Guruku


    1020 views

    Perawanku – Cerita Sex Kekasih Guruku, Aku menurut arahannya, menuju ke tepi meja dan menunggu arahan seterusnya. Cikgu Khir rapat kepada ku. Tangannya menolak daguku ke atas menghala mukanya. Wajah kami bertentangan. Tanpa sebarang kata-kata, cikgu Khir terus mengucup bibir ku. Aku serta merta sedar bahawa inilah peluang ku untuk bersama cikgu yang ku idamkan selama ini. Aku terus memeluk cikgu Khir dan membalas kucupannya. Cikgu Khir juga terus memeluk ku. Tubuh ranum anak muridnya yang masih lengkap berbaju kurung sekolah itu di peluknya penuh nafsu. Seluruh tubuh ku di raba dan diramas terutamanya bontot ku.

    “Cikgu nak ke?” bisik ku perlahan kepadanya.
    “Ye….. boleh?..” tanya Cikgu Khir pula.Tanpa banyak cakap, aku tarik tangan cikgu Khir dan menyuruhnya duduk kembali ke kerusinya. Aku pun berlutut di atas lantai, di kelengkangnya. Aku buka seluar cikgu Khir hingga terlucut ke buku lalinya. Batang lelaki idaman aku mengeras di hadap mata. Wow.. keras betul nampaknya. Lebih keras dari dua batang yang selalu menjamah tubuh ku sebelum itu.

    Aku hisap batang cikgu Khir semahu hati ku. Kepala tedungnya yang kembang berkilat aku kerjakan. Aku jilat dan hisap sampai cikgu Khir menggigil nikmat.

    Sesekali aku stop dan lancapkan batangnya. Cikgu Khir menikmati servis ku dengan asyik sekali. Matanya ghairah memerhatikan kelakuan lucah ku.
    “Sedap tak cikgu?” aku bertanya dengan nada menggoda.
    “Hmmmmm…… Sedap Linaaa… Awak ni bohsia ke… uhhhh… Linaaa?” cikgu Khir bertanya kepada ku dalam kenikmatan.
    “Emmm… entah…. hhommmppphhh… mmpphhh.. hohhhhhhpppp… ” jawab ku ringkas dan terus menyumbat kembali kepala tedung cikgu Khir ke dalam mulut ku.
    “Oohhhhhh Linaaaaa….. Uhhhhhhh….” cikgu Khir mengerang kenikmatan.
    Tangannya kemas memaut kepala ku. Aku tahu, dia dah stim gile tu. Mana taknya, batang cikgu bujang tu aku kolom sampai hampir ke pangkal bulu jembutnya. Pulak tu, yang hisap batangnya tu budak sekolah yang cantik, ranum dan gebu tubuhnya.

    Cikgu Khir menikmati hisapan dan koloman mulut ku. Tangannya memaut semakin erat kepala ku yang bertudung. Aku tarik kepala ku ke belakang, melepaskan dari genggaman tangannya. Batangnya aku lancapkan.
    “Cikgu…. janji ye tak akan buat apa-apa pasal semalam…” aku merayu cikgu Khir.
    “Lina…. Cikgu janji…. ohhhh……” cikgu Khir setuju dalam kenikmatan.
    “Terima kasih cikgu…” aku tersenyum gembira, tangan ku masih lagi tak henti melancapkan batangnya.
    “Tapi…. Lina… ohhh…. selalu macam… ooooohhhh…. niii.. yeeee… ahhhhh…” pinta cikgu Khir dalam keghairahan sekali lagi.
    “Saya sedia bila-bila masa yang cikgu nak… Tubuh saya sekarang untuk cikguuu… ” aku menggodanya.
    “Ohhhhh… Linaaaa…..” Cikgu khir mengerang nikmat.
    “Masuklah ikut mana yang cikgu suka…… ohh… asalkan… cikgu sayang saya…” aku menggodanya walau pun aku sebenarnya semakin berahi ketika itu.

    “Linaaa…. saya tak tahan lagiiiii……..” cikgu Khir memberi amaran. Tangan ku masih lagi melancapkan batangnya. Sesekali aku menghisap dan menjilat sekejap kepala tedungnya yang kembang berkilat.
    “Lepas dalam mulut saya ye cikguu… Cikguuuu… Saya nak air mani cikguhhhmmpppp… hohhh.. hommppp.. Srooottttt…….” batang cikgu terus aku hisap semahu hati ku sebaik aku berbicara menggodanya.
    “Linaaaaaa…. aaahhhhhh……!!! “Cikgu Khir sudah tak dapat bertahan.
    “Hmmmmm.. hofffff… hommpp” aku masih menghisap batangnya, malah semakin kuat ku sedut dan semakin dalam ku benamkan.
    “CruuuuTTTTTTT!!!!!!” akhirnya tekak ku menerima pancutan air mani cikgu Khir yang deras dan panas.
    “Ahhhhhh.. Linaaaaaa!!!! OHhhhhh!!” cikgu khir mengerang hingga terpejam matanya menikmati sedapnya memancutkan air mani dia dalam mulut anak muridnya ni.

    Aku berhenti seketika menikmati batang keras cikgu Khir berdenyut memancutkan air maninya di dalam mulut. Tudung kepala yang ku pakai semakin bercelaru digenggam tangannya yang kegeraman itu. Aku telan air mani cikgu Khir. Mata aku terpejam menikmati air mani cikgu Khir yang masih panas ku teguk perlahan-lahan. Menggigil badan cikgu Khir. kakinya bergetar menikmati batangnya yang masih memancut itu aku hisap dan telan semua isinya. Nikmatnya ku rasakan menghisap batang kekar lelaki yang aku akui, aku cintakan itu. Batangnya yang gagah memancutkan benih itu aku gigit halus kepala tedungya di gigi geraham ku. Gigi geraham ku disimbah air maninya yang semakin berkurangan itu.

    Selepas puas, aku keluarkan batangnya dari mulut ku. Cikgu Khir kelihatan termengah-mengah macam lepas berlari. Aku bangun dari kedudukan aku yang berlutut itu dan terus duduk di ribanya. Secara spontan aku rebahkan tubuh ku di dadanya. Mengusap-usap dadanya yang bidang itu dengan manja. Batangnya yang semakin layu tu aku gesel-geselkan dengan peha ku yang masih berkain uniform sekolah. Aku dakap tubuhnya sambil cikgu Khir mendakap dan memeluk tubuh ku. Kami terlena sejenak. Kehangatan cinta yang selama itu dalam khayalan, akhirnya aku nikmati jua..

    Dalam 5 minit kemudian cikgu Khir mengucup pipi ku membuatkan aku terjaga lalu memandangnya sambil tersenyum.
    “Cikgu…. cikgu suka saya ke?”tanya ku manja.
    “Lina… saya suka awak… ” jawabnya tersenyum.
    “Cikgu nak saya selalu ye…” tanya ku lagi.
    “Kalau awak sudi…” jawabnya.

    Aku membelai batangnya yang separuh sedar. Kelembutan tangan ku melancapkan batangnya membangkitkan kembali keganasan batang cikgu Khir. Kuat betul rupanya batang cikgu Khir. Aku semakin ghairah. Batang yang ku idam-idamkan itu semakin mengeras di dalam gengaman.

    “Cikgu nak ikut mana…” tanya ku menggoda sambil tanganku terus melancapkan batangnya yang semakin keras.
    “Ikut mana-mana pun boleh ke?” tanya cikgu Khir penuh minat.
    “Mana-mana pun boleh cikgu… sayakan untuk cikgu…” kata ku manja sambil terus bangun dari ribanya.

    Aku berdiri di hadapannya. Batangnya kelihatan terus terpacak. Aku selak kain uniform ku ke atas. Aku lorotkan seluar dalam ku hingga tanggal terus ke lantai. Aku angkat kain ku ke atas, mempamerkan peha dan betis ku yang putih melepak. Aku naik terus berlutut di atas kerusinya. Peha ku terkangkang atas tubuhnya. Kelangkang ku betul-betul di atas batangnya yang keras terpacak.

    “Cikgu nak saya sampai bila-bila pun bolehhhh… ooohhhhhhhh….” kata ku dan terus melabuhkan punggungku membuatkan batang cikgu khir yang terpacak itu terbenam masuk ke lubang cipap ku yang basah.

    Aku lepaskan kain uniform yang aku singkap tadi, membuatkannya menutupi bahagian bawah tubuh ku yang sedang menelan batang gagah cikgu Khir. Cikgu Khir memaut pinggangku dan meraba-raba punggung aku. Aku yang berada di atasnya mengemut kuat batangnya yang terbenam dalam cipap.
    “Awak cantiklah Lina..” kata cikgu Khir sambil matanya menatap wajah aku.
    “Uhhh.. cikgu… sukaaa… tak bontot sayaaa… ohhh…” kata ku sambil tubuhku tak henti turun naik.
    “Ohhh… suka Linaaa…. Dah lama sebenarnya… ohhh…. saya mengidammm….” jelas cikgu Khir kenikmatan.

    Tubuhku yang turuun naik di atas tubuhnya membuatkan batang cikgu Khir keluar masuk lubang cipapku dengan galak. Seronok betul cikgu Khir dapat main dengan budak bawah umur yang masih lengkap beruniform sekolah. Aku semakin asyik menikmati lubang cipap ku dimasuki batang cikgu Khir yang keras. Aku ramas dada cikgu Khir, kemutan ku semakin kuat. Nafas ku semakin tidak dapat bertahan. Akhirnya aku kekejangan di atas tubuhnya. Aku benar-benar kepuasan. Aku terus lemah longlai dalam dakapan cikgu Khir sambil batangnya masih ku biarkan dalam cipap. Ohh… aku tak menyesal kalau dia yang buat aku mengandung.
    “Sedap sayanggg…” kata cikgu Khir lembut.
    “Hmmmm…..” kata ku dengan mata yang terpejam di atas dadanya.

    Cikgu Khir mengusap-usap tubuh ku. Punggung ku di usap dan di belai. Sesekali diramasnya geram. Pinggang ku di peluk erat dan bibirnya tak henti mencium muka dan kepala ku yang bertudung.
    “Cikgu…. saya sayang cikguuu… boleh tak cikgu janji satu lagi dengan saya….” pinta ku manja di dalam dakapannya.
    “Apa dia sayangg…” tanya cikgu Khir lembut di telinga ku.
    “Cikgu jangan tinggalkan saya ye…. segalanya saya serah untuk cikguu…” pinta ku kepada cikgu Khir.
    “Baiklah sayanggg… rugi rasanya kalau saya lepaskan perempuan secantik awak ni Lina..” kata cikgu Khir memuji diri ku.

    Aku terus bingkas bangun dari pangkuannya. Aku sekali lagi berdiri di hadapannya. Aku tersenyum memandang batangnya yang keras itu, dilancapkannya laju sambil matanya memandang seluruh tubuh ku. Aku pusingkan tubuh ku membelakanginya. Baju kurung putihku aku selakkan ke atas bontot. Terpamerlah bontot aku yang gebu dan bulat itu menjadi tatapan cikgu Khir. Aku lenggok-lenggokkan bontot ku ke kiri dan ke kanan. Pinggang aku makin lentikkan biar lebih tonggek. Sengaja aku buat cam tu biar dia stim tengok bontot aku yang tengah melenggok-lenggok dalam kain sekolah biru muda tu.

    Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cikgu Khir pun bangun dari kerusi. Dia menyelak kainku ke atas. Bontot aku yang tonggek tu di usapnya lembut. Kemudian dia menolak tubuh aku ke depan menyebabkan aku terus tersadai atas mejanya, membiarkan bontotku terpamer kepadanya.

    Belahan bontotku dikuaknya, perlahan-lahan aku rasakan batangnya yang panas mencecah pintu lubang bontot aku. Sedikit demi sedikit cikgu Khir tekan sampai kepala tedungnya tembus masuk ke dalam.

    “Ohhh… masuk bontot saya cikguu…. ” aku merengek macam sundal time tu.
    ” Sabar ye sayanggg.. saya tak nak awak sakit… wow… sedapnya main bontotttt…..” kata cikgu Khir sambil terus menekan batangnya sampai tenggelam sepenuhnya dalam lubang haram tu.
    “Linaa… errr… awak tak kisah ke saya liwat bontot awak ni?….” tanya cikgu Khir ragu-ragu.

    Aku tak menjawab soalan bodohnya. Aku terus sahaja maju mundurkan tubuh ku membuatkan batangnya keluar masuk bontot ku dengan laju. Aku yang menonggeng di meja itu berasa enak diperlakukan sedemikian rupa. Memang bodohlah perempuan yang tak pernah cuba main bontot. Sedap gile… Mula-mula memanglah sakit tapi lama-lama bila dah biasa sedaplah. Lagi pun kalau dia terpancut pun aku bukannya boleh mengandung..

    Cikgu Khir terus menghenjut lubang bontot aku. Tangannya memaut kemas kedua-dua pinggulku. Senak sikit aku rasa sebab dia hayun dengan ganas. Maklumlah, bukan senang nak dapat jolok bontot tubuh pelajarnya yang ranum ni. Lebih-lebih lagi, masih beruniform sekolah pulak tu. Memang dia stim gila. Batang cikgu Khir yang keras tu aku rasakan jauh menerobos lubang bontot ku. Ohhh.. sedapnya..

    “Lina… saya rasa macam nak keluar lah… uuuhhhh….” rintih cikgu Khir tak tahan.
    “Ohhhh.. cikgu…. lepas je dalammm.. ohhhh… bontot sayaaa…” aku merengek memintanya melepaskan air mani.

    “Dalam bontot ke Linaaaaa……..” erangan cikgu Khir makin kuat. Dia makin tak tahan dengan godaan ku sambil hayunan batangnya yang menerobos bontot ku makin laju tak terkawal.
    “Cikguuu… ohh.. pancutkan cikguu… pancuttt…… ahhhh…” aku melaung nikmat.
    “Linaaaa… aahhhhh!!!” erangan cikgu Khir bersama henjutannya yang padu itu akhirnya memancutkan benihnya dengan banyak ke dalam lubang bontot aku.
    “Crruuuut!!!!”

    “Hhoooooo Linaaaa… Sedapnya bontot kamuuuu……” cikgu merengek sedap dengan badannya yang menggigil memerah benihnya.

    Aku melentikkan tubuh ku dan menekan bontot ku ke belakang agar batangnya pancut lebih dalam. Wow.. tak pernah aku rasakan lubang bontot aku dijolok sedalam itu. Sedap gila..

    Lepas dah puas, kami pun pulang kerumah dan cikgu Khir menghulurkan duit Rm10 sebagai duit saguhati. Aku gembira bukan kerana dapat duit, tapi sebab dapat main dengan cikgu yang aku idam-idamkan tu.

    Selepas hari yang bersejarah itu, aku secara rasminya menjadi perempuan simpanan cikgu Khir. Bilik PRS yang dijaganya itu menjadi tempat tetap kami buat projek. Layanan aku yang 1st class memuaskan nafsunya membuatkan dia selalu membelikan ku barangan-barangan yang tak mungkin ku miliki masa zaman sekolah macam gelang, rantai, seluar jeans, kebaya dan banyak lagi.

    Lepas aku lancapkan batang Abang Ayob kat kelas kosong hari tu, dia semakin ketagih. Kami selalu berjumpa selepas sekolah di tempat yang sama. Dari selalu melancapkan batang dia di bontot ku, kegemaran kami beralih pula kepada melancapkan batangnya di peha ku. Biasanya aku akan duduk rapat di sebelahnya dan mengiring menghadap dirinya. Batangnya yang telah menjengah keluar dari seluar sekolahnya itu aku lancapkan. Biasanya ianya akan di akhiri dengan pancutan deras ke peha ku yang gebu. Sudah pasti kain uniform sekolah ku berlendir dengan air maninya.

    Namun, ketagihan ku kepada batang lelaki telah mendorong aku untuk pergi lebih jauh. Tabiat ku yang suka melancap batangnya telah berubah kepada menghisap batangnya. Aku sentiasa menahan geram melihat batang lelaki yang keras itu menegang di dalam genggaman ku. Tekak ku berkali-kali menelan air liur ku sendiri menahan gelora setelah memandang kepala batangnya yang kembang berkilat itu.Lebih-lebih lagi ketika ianya berdenyut-denyut kencang menuntahkan air mani dalam genggaman ku. Ini telah mendorong aku untuk menghisapnya tanpa disuruh. Pertama kali melakukannya, Abang Ayob terpancut-pancut dalam mulut ku walau pun tak sampai seminit aku hisap batangnya. Kusut masai tudung aku selepas di genggam tangannya yang keghairahan melepaskan air mani di dalam mulut ku yang enak menghisap batangnya. Lama kelamaan, Abang Ayob semakin pandai mengawal nafsunya. tapi macam biasalah, bagi betis nak peha, bagi peha nak cipap pulak.

    Akhirnya lubang cipap aku tergadai juga di masuki batang abang Ayob. Hampir selalu juga dia hendak terpancut di dalam, tapi nasib baik aku cepat-cepat tolak dia. Kalau tak, mengandunglah jawabnya.

    Bapak tiri aku pulak, dah sedap dapat lubang bontot, lubang cipap aku macam dah dilupakan. Hari-hari kerja aku kat rumah bila line clear adalah menonggeng untuknya. Kecuali bila aku datang bulan, mulut akulah yang jadi sasaran. Sampailah dia mati akibat kemalangan dihempap bumbung rumah orang yang dibinanya. Kalau tak, selagi dia tak mampos, selagi itulah tubuh aku diratahnya. Kesian jugak sebab dia mati sebelum tobat. Ah, lantak kau lah. Kau bukannya bapak betul aku.

    Begitu juga dengan Abang Ayob. Tapi dia tak matilah, tapi lain pulak ceritanya. Satu hari tu, macam biasalah, lepas dah puas mengongkek, dia mintak nak pancut dalam mulut. Aku pun terus hisap batang dia sampai terpancut-pancut. Menjejeh air liur aku bercampur air mani abang Ayob kat bibir meleleh kat tudung. Lepas main, kita orang keluar dari kelas tu, tapi malangnya cikgu Khir dah menunggu kat luar. Menggigil kepala lutut aku ketakutan. Cikgu yang selalu jadi bahan lancap, kantol kan aku dan Abang Ayob.

    Dia suruh kita orang masuk balik dalam kelas kosong tu. Teruk abang Ayob kena belasah. Cuma tak nampak lebam je lah sebab dia tak bantai kat muka. Abang Ayob menangis macam budak-budak berlutut depan cikgu Khir mintak ampun. Tapi aku tak di apa-apakan, cuma pandangan yang tajam dan sinis dari cikgu Khir sudah cukup buat aku takut setengah mati. Lepas tu dia bagi tahu esok lepas sekolah jumpa dia di bilik PRS dan dia lepaskan aku balik ke rumah. Dia juga bagi peringatan, jangan ponteng sebab kalau tak, keluarga aku akan tahu perkara ni. Aku akur dan terus balik kerumah sementara dia heret abang Ayob ke bilik PRS ketika itu juga.

    Esoknya selepas sekolah, aku jumpa cikgu khir di bilik PRS. Memang selamat rasanya nak bincang perkara yang memalukan macam tu di bilik PRS sebab keadaannya yang tertutup dan kalau kita menjerit kat dalam pun orang kat luar tak akan dengar. Cikgu Khir bagi tau Abang Ayob dibuang sekolah. Aku terkejut dan serta merta takut akan mengalami nasib yang sama. Tetapi cikgu Khir menerangkan, memandangkan perkara ini amat memalukan pihak sekolah, keluarga dan pelajar yang terlibat, biarlah hanya dia seorang sahaja yang tahu cerita sebenar.Cikgu Khir menceritakan Abang Ayob diberi pilihan untuk dibuang sekolah akibat melakukan hubungan seks luar nikah atau pun akibat mencuri barangan sekolah, sudah semestinya itu adalah alasan yang sengaja direka supaya tidak memalukan sesiapa. Dan untuk keselamatan dirinya, Abang Ayob memilih dibuang sekolah atas alasan mencuri barangan sekolah. Sekurang-kurangnya mak bapak dia dan masyarakat tak lah tahu cerita sebenar yang memalukan itu.

    Kemudian Cikgu Khir beralih kepada aku pula. Dia memberi pilihan yang sama juga kepada ku. Aku gugup tidak dapat berkata-kata. Aku hanya tunduk mendengar ceramahnya yang membosankan itu. Secara diam-diam, aku perhatikan wajahnya penuh nafsu. Wajah cikgu Khir yang seringkali menjadi modal ku melancap dan menjadi bayangan kenikmatan sewaktu tubuh aku di bedal arwah bapak tiri ku dan abang Ayob membangkit nafsu ku di situ juga. Diam-diam, jari jemari ku bermain-main di kelengkang menggentel cipap ku yang basah dari luar kain uniform sekolah.

    “Awak dengar tak cakap saya Lina?” Cikgu Khir bertanya kepada ku setelah mendapati aku tidak fokus kepada apa yang diperkatakannya.
    “Err.. yee… yee…. tapi tolonglah cikgu… saya dah tak ada bapak… kesianlah kat mak saya cikgu..” aku merayu kepada cikgu Khir.
    “Ok.. saya bagi awak peluang…. tapi awak mesti lakukan sesuatu untuk saya.” kata cikgu Khir.
    “Apa dia cikgu?” tanya ku gugup.
    “Bangun dan berdiri di sini.. ” arah cikgu Khir sambil menunjukkan arah tepi meja sambil dia juga bangun dari kerusi.
    Cikgu Khir juga selalu mengajak ku keluar ke bandar. Biasanya hari sabtulah selepas aktiviti kokurikulum. Kami biasanya balik malam dan dia hantar aku sampai depan rumah. Mak aku tak kisah sebab dia percaya cikgu Khir. Sebelum sampai rumah tu, seperti biasa cikgu Khir akan bedal aku cukup-cukup. Dia park kereta dia kat kebun sawit pastu kat tepi kereta dia suruh aku menonggeng. Seluar track yang berlubang kat bontot tu memang sengaja aku pakai tiap kali keluar dengan cikgu Khir. Biar dia stim gila babi meradak bontot aku yang sendat dengan seluar track yang licin tu. Aku tahulah cover line, macam lah aku ni bodoh sangat. Aku pakailah baju t yang labuh bila kat tempat awam.Hubungan kami yang tercipta daripada aku tingkatan 4 itu berlarutan hingga aku lepas sekolah. Keputusan SPM aku yang hancus membuatkan aku memilih untuk kerja kilang. Cikgu Khir masih lagi menjalinkan hubungan dengan ku. Jika dulu boleh dikatakan affair antara murid dan guru, tetapi lepas tu bukan affair lagi. Kami
    sepasang kekasih. Walau pun beza umur kami 10 tahun, tapi itu tidak menghalang aku untuk mencintai dia hingga menyerahkan seluruh tubuh ku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kado Istimewa Dari Kakakku

    Kado Istimewa Dari Kakakku


    1419 views

    Perawanku.com – Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita kumulai sekarang ya?

    Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).

    Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).

    Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.

    “Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.

    Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?

    Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.

    Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
    “Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
    “Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
    “Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
    “Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
    “Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
    Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.

    Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.

    Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.

    Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
    “Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
    “Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
    “Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
    “Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.

    Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.

    “Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.
    “Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
    “Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
    Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.

    Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.

    Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).

    Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.

    Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?

    Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.

    Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.

    Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.

    “Siapa?” tanyaku.
    “Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
    Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
    “Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
    “Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
    “Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.

    Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
    “Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
    “Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.

    Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.

    “Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal mobilnya.
    “Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
    “Kenapa?” langsung kupotong saja.
    “Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.

    Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.

    Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.

    “Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
    “Janji yah Jon..”
    “Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
    “Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
    “Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
    “Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
    “Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
    “Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
    “Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
    “Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.

    “Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
    “Eh janji dulu..”
    “Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
    “Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
    Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”

    Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.

    Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.

    Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.

    Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.

    Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.

    “Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.

    Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?

    “Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
    “Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.

    “Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?

    “Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.

    Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?

    “Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
    “Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
    “Iya boss..” jawabku.
    “Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.

    Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.

    Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.

    Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.

    “Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
    “Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
    Hah..! Gile bener.. apalagi nih?

    “Elu basahin memekku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
    Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.

    Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.

    “Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
    “Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
    “Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
    Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.

    Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.

    “Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi

    Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.

    Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari pandangan.
    “Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
    “Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!

    “Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
    “Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.

    Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
    “Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
    “Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
    Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
    “Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
    “Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.

    “Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
    “Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
    “Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.

    “Oohhh Jon..”
    “Ya.. Fi..”
    “Oohhh Jon.. Sayang..”
    “Ya.. Fifi sayang..”
    “Jon.. aaahh..”
    “Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
    “Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
    “Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
    “Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
    “Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
    “Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
    “Ya Fi.. lebih enak?”
    “Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
    “Oohhh.. aahhh Joniii..”
    “Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.

    Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.

    Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?

    Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.

    “Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
    “Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.

    “Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih.
    “Gaya nungging yah Fi?”
    “Elu mau gaya begitu?”
    “Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
    “Hayo deh berhubung ini hadiah..”

    Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.

    “Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
    “Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?

    “Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
    “Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.

    Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.

    Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.

    “Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
    “Enak Fi?”
    “Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
    Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).

    Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.

    “Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
    “Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
    “Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
    “Enak nggak Jon hadiahku?”
    “Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
    “Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
    “Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
    Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.

    Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.

    “Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
    “Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.

    “Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita mengeluarkan sperma dong?

    “Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi yang masih ngangkang terus.

    “Oohhh Fifi sayang..”
    “Yah.. Joni adikku sayang..”
    “Hadiah kamu tak ternilai Fi..”

    Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.

    Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.

    Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.

  • 33 Koleksi Foto Ngentot Jepang Ruri Tachibana – Ngentot Toge Besar Memek Tembem Terbaru

    33 Koleksi Foto Ngentot Jepang Ruri Tachibana – Ngentot Toge Besar Memek Tembem Terbaru


    26630 views

    PerawankuMereka berdua terlihat sudah sange berat. Itu terlihat dari si cewek yang sudah berpose yang mengundang birahi  dengan dada sintal nya dan bokong montok nya sangat membuat para kontol berdiri bos ku. Tanpa kasih ampun sang lelaki pun langsung melayani sang Model Ruri Tachibana berikut ini Adegannya  : Targetqq

  • Cerita Ngentot Kompor Pembawa Berkah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Kompor Pembawa Berkah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1388 views

    Perawanku – Kejadian yang aku ceritakan ini merupakan kisah nyata yang aku alami beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan Desember 2001. Aku sendiri seorang pria yang sudah beristri dan isteriku bekerja di salah satu kantor pemerintah di kotaku, serta sudah mempunyai dua anak berumur 10 tahun dan 7 tahun semuanya cewek.

    Dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan memang dirasakan sangat memberatkan bagi kelompok masyarakat kelas menengah kebawah, begitu juga yang menimpa masyarakat di perumahan Mr tempat aku tinggal. Sehingga ibu-ibu rumah tangga harus pandai benar untuk mengelola/mengatur pembelanjaan uangnya agar bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya selama satu bulan. Salah satu bentuk efisiensi yang dilakukan isteriku yaitu yang biasanya setiap harinya memakai kompor elpiji, maka untuk lebih menghemat akhirnya membeli kompor dengan bahan bakar minyak tanah. Dan kompor minyak tanah itu merupakan temuan baru dari salah satu mahasiswa tehnik PTN di Surabaya yang sudah dipatenkan.

    Pada suatu hari di bulan Desember, Distributor kompor yang aku ceritakan tadi mengirim salah satu karyawannya untuk mengantar barang yang aku pesan serta melakukan demo cara-cara pemasangan dan operasional kompor tersebut. Saat dilakukan demo, salah satu tetanggaku yang kebetulan kontrak rumah di depanku, janda berusia 40 tahun dengan dua anak yang satu sudah kuliah dan satunya masih SMA, ikut nimbrung untuk melihat demo kompor. Biasanya aku memanggil dia dengan sebutan Tacik, karena memang dia warga keturunan.

    Acara demo-mendemo kompor selesai dan akhirnya Tacik ikut memesan satu kompor untuk keperluan rumah tangganya, kejadian demo kompor sudah satu minggu berlalu, hingga berlanjut dengan kisahku ini.

    Pagi itu setelah mengantar isteriku kerja, aku tidak langsung berangkat kekantor, tetapi pulang dulu kerumah, karena ada kerjaan yang harus aku selesaikan di meja komputerku. Setelah pekerjaan selesai, aku duduk-duduk di teras minum kopi sambil menikmati sebatang rokok Gudang Garam Surya kesukaanku. Saat enak-enaknya aku menikmati sebatang rokok karena pekerjaan kantor udah beres, tiba-tiba dari depan rumahku terdengar teriakan Tacik.

    “Om.. om Hr.. aku minta tolong bisa khan”?
    “Minta tolong apa dulu, kalau dimintai tolong untuk sarapan pagi sih aku mau-mau aja” Jawabku dengan sedikit becanda.
    “Ini lho Om, kompor yang aku beli kemarin nyalanya koq agak merah, nggak seperti punya isteri Om Hr..”
    “Ohh.. gitu, mungkin sumbunya terlalu panjang waktu memasangnya, coba tak lihatnya dulu” kataku sambil beranjak kerumahnya.
    Sampai di rumah Tacik aku langsung dipersilahkan ke dapur untuk mencoba cek nyala kompor dan memang benar nyalanya agak kemerah-merahan.
    “Om aku minta tolong dong, dibetulin kompornya mau khan..?”, teriaknya agak manja sambil mengucek-ucek cucian bajunya.
    “Beres, asal dikasih imbalan yang enak-enak..”, godaku, sambil mulai membongkar kompor.
    “Achh.. Om Hr ini bisa aja, yang enak-enak itu maksudnya apa sih Om..?” tanyanya kayak orang bloon.
    “Yeach.. semua aja yang special dan kita anggap enak” jawabku sambil membuang putung rokok ke bak sampah dapur.

    Sambil mulai bongkar-bongkar kompor, aku sempat melirik Tacik yang lagi cuci pakaian, “Busyet.. Ckk.. ck.. ckk!” rutukku dalam hati.
    Aku merasa seperti terbangun dari mimpi buruk, ternyata sedari tadi tanpa kusadari, Tacik cuma memakai pakaian tidur warna putih yang sangat tipis sekali dan bagian atas cuma memakai tali kecil yang tersampir dipundak, sehingga Bh dan Cd yang dipakainya kelihatan jelas bentuk maupun warnanya.

    Saat aku meliriknya, Tacik lagi berdiri agak nungging membelakangiku untuk membilas cucian bajunya, sehingga pantatnya yang gempal bulat, berisi daging padat dan kenyal itu kelihatan menggoda untuk dibelai dan disentuh..

    Apalagi Cd warna merah jambu yang dipakainya kelihatan tercetak jelas di bongkahan pantat gempalnya dan serasi benar dengan warna putih mulus kulitnya, dan berdirinya agak ngangkang lagi.., pahanya terlihat tegar, kokoh dan bulat berisi bagai bulir padi raksasa.. Entah disegaja atau tidak, yang jelas pantatnya sesekali digoyang kekanan dan kekiri seiring tangannya yang sedang membilas pakaian yang dicucinya.

    Dan sambil melakukan aktivitasnya, sesekali juga Tacik bertanya, “Om Hr.. hari ini koq kelihatan fress benar apa semalam mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari isteri.. he.. he.. he.., keramas lagi.. hi.. hi.. hi..” kata Tacik sambil ketawa cekikikan.
    “Cerita donk.., biar aku juga ikut tahu, biar nggak hanya menduga-duga saja..” timpalnya lagi sambil menoleh dan mengedipkan sebelah matanya, kayak Jaja Miharja dalam Kuis Dangdut di TPI.
    “Ah Tacik koq mau tahu aja, kalau aku ceritain, nanti Tacik jadi grenk terus gimana.. hayoo.. apa nggak malah berabe, coba dipikir.. heh.. he.. he..” jawabku setengah menggoda sambil memancing reaksinya.

    Dan ternyata, rasa ingin tahunya semakin menjadi-jadi, terbukti dia menghentikan aktivitasnya dan sambil memercikkan air dari kesepuluh jarinya berkata “Sesekali boleh khan, tahu rahasia tetangga kita.. heh.. he.. he..” katanya sambil menoleh kearahku sehingga buah dadanya yang ranum dan berukuran 39 c itu kelihatan menggelantung berat seakan-akan melambai untuk minta dibelai dan dihisap habis puting-putingnya.
    “Boleh-boleh aja asal kalau nanti agak berbau porno.. nggak nyalahin kita, apalagi menuntut kenapa semalam koq nggak diajak ikut nimbrung.. heh.. he.. he..” kataku mulai berani terang-terangan sambil melempar batang korek ke arah dadanya, dan tepat mengenai tengah belahan buah dadanya.
    “Edian tenan.. Om.. tembakan korekmu tepat sasaran, pas di tengah-tengah susuku yang montok, aku jadi geli.. hi.. hi.. hi..” Katanya sambil merogoh batang korek yang masuk kebelahan buah dadanya, sehingga saat merogoh batang korek tersebullah buah dadanya yang putih mulus, mengkal dan ranum itu di hadapanku.

    Walau omong-omong kami sudah mulai mengarah hal-hal yang bersifat rangsangan birahi, namun aku belum berani memulai tindakan fisik, karena aku kuatir kalau semua yang dilakukan Tacik hanya upaya untuk memancing dan atau untuk mengetahui kecerobohan diriku, mengingat Tacik amat dekat sekali dengan isteriku. Bahkan aku berpikir ” Jangan-jangan ulah Tacik memancing-mancing reaksi birahiku itu, semua dilakukan atas suruhan atau permintaan isteriku “. Kataku dalam hati.

    Sambil memasang sumbu-sumbu kompor yang sudah dapat separo, aku terus ngomong-ngomong hal-hal yang agak lebih hot lagi, dan kelihatan Tacik sudah mulai terpengaruh atas semua obrolan birahi, terbukti sesekali dia sering membetulkan letak BH yang membungkus buah dadanya yang super besar itu.
    Saat aku pandang, ternyata kerjaan cuciannya sudah selesai, sambil menyambar handuk putihnya dia berucap “Om.. aku mandi dulu ya, awas jangan ngintip lho..?” ujarnya sambil melenggak-lenggokkan patatnya yang besar dan gempal itu sebelum masuk kekamar mandi.

    Saat masuk kamar mandi, ternyata pintunya tidak dikunci, namun aku tidak ambil pusing walau pintu kamar mandinya tidak dikunci. Karena aku masih beranggapan kalau tindakan yang dilakukan Tacik dalam percakapan yang sudah mengarah hal-hal bersifat birahi tadi merupakan usaha Tacik untuk mencoba ngetest atas kesetiaanku terhadap isteri.

    Oleh karena itu, meskipun penisku terasa besar membengkak dan panas berdenyut-denyut, karena terpengaruh atas percakapanku dengan Tacik yang sangat membangkitkan birahiku, aku tetap mencoba untuk mengalihkan pikiran tersebut dengan menyelesaikan pembenahan sumbu-sumbu kompor yang diminta Tacik barusan.
    Namun saat aku mulai bisa mengusir pikiran jorokku untuk bisa membelai, mengelus dan meraba inci demi inci atas tubuh putih mulus Tacik yang sedang mandi tersebut, tiba-tiba dari kamar mandi terdengar panggilan agak halus dari Tacik, “Om.. sorry ya, tadi aku lupa kalau sabun mandiku udah habis, tolong ambilkan sabun mandi dibungkusan belanjaan yang aku taruh diatas meja barusan ya..”? Pintanya dengan suara yang agak manja.

    “Diambil sendiri chan bisa sih Cik, tanganku belepotan minyak tanah nich..” Jawabku sambil melihat kearah meja yang dimaksud dan memang benar diatas meja dapur terdapat bungkusan belanjaan yang terbungkus tas kresek hitam.

    “Tolong dong Om.. aku udah telanjur telanjang bulat nich.. malu khan kalau keluar dalam keadaan bugil..”? Pintanya lagi dengan suara yang lebih manja.
    Sesaat, mendengar suaranya yang manja itu, aku jadi lupa atas anggapanku kalau Tacik lagi melaksanakan tugas reserse dari isteriku.

    Maka seketika, pikiran jorokku terhadap Tacik menjadi bangkit dan menggelora bagai air bah yang datang dengan tiba-tiba. Kemudian aku bangkit berdiri untuk cuci tangan, dan melangkah kemeja dapur untuk mengambil bungkusan belanja yang berisi sabun mandi tersebut.
    ” Oke.. oke.. tak ambilin dech..”, Kataku agak parau, membayangkan ketelanjangan Tacik yang punya body aduhai dan semlohai itu.

    Setelah kudapat sabun mandi yang diminta, aku langsung menuju kamar mandi, dan ternyata benar pintunya tidak dikunci, sedikit terbuka, dan dari dalam kamar mandi terdengar teriakan kecil Tacik “Cepat dikit donk Om.., kelamaan telanjang bisa-bisa masuk angin nich..”. katanya sangat manja dan begitu menggoda nafsu birahiku
    Begitu sampai di pintu kamar mandi, aku kuakkan sedikit pintunya dan memang benar apa yang dikatakan bahwa Tacik bener-bener dalam keadaan telanjang bulat berdiri agak mengangkang, sehingga dari celah belahan bongkahan pantatnya yang gempal kelihatan memeknya yang merah tebal berbulu menyembul agak malu-malu dalam posisi membelakangiku sedang tangannya dijulurkan untuk menerima uluran tanganku yang mau memberikan sabun mandi yang diminta.

    Sesaat melihat tubuh telanjang Tacik pikiranku sebagai seorang laki-laki jadi bergemuruh, meledak-ledak dan nafsu birahiku bangkit begitu menggelora dan penisku semakin terasa panas, meronta-ronta dan denyutannya semakin terasa mendetak-detak kayak detak jarum jam layaknya, saking tidak kuatnya menahan gelora nafsu birahiku, rasanya aku seakan ingin langsung menerkam dan menelan bulat-bulat tubuh telanjang yang ada dihadapanku itu.

    Namun sebagai seorang intelek, aku langsung berpikir, bahwa apa yang dilakukan Tacik dengan telanjang membelakangiku berarti bukan merupakan perasaan malu yang dia tunjukkan karena berhadapan denganku, karena apabila dia malu karena terlihat telanjang olehku, tentunya pintu tetap ditutup atau dibuka sedikit dan tanganya bisa dijulurkan keluar untuk menerima sabun, akan tetapi dengan tindakan yang dia lakukan aku mengira bahwa yang diperbuat Tacik merupakan faktor kesengajaan yang memang ingin menggugah kelelakianku agar aku terangsang hebat dan bergairah sehingga aku tidak tahan untuk bertindak brutal menyetubuhinya.

    Berdasarkan pemikiran itu, maka secepat kilat celana pendek yang aku kenakan aku buka, maka tersembullah penisku yang sudah membengkak besar dan berdenyut-denyut, lalu aku sorongkan penisku kejuluran tangan Tacik, sambil berkata “Cik sabunnya nich..”. Dan juluran tangan Tacik menggapai-nggapai untuk meraih sabun yang dimaksud, karena jorongan penisku lebih rendah maka tangan dan jemari Tacik aku bimbing untuk memegangnya.

    Dan Tacik kelihatan agak terperanjat malu karena sabun yang seharusnya digenggamnya dingin tetapi terasa panas berdenyut-denyut, sesaat dia menoleh untuk melihat benda yang dipegangnya, respon yang ditunjukkan demi melihat penisku sudah ada dalam genggamannya seakan-akan terkejut “Ahh, Om nakal banget sih dan punyamu bener-bener luar biasa, besar, keras dan kokoh sekali..” katanya sambil tersenyum melihat keberhasilan upayanya untuk memancing birahiku.

    Kemudian tanpa perasaan sungkan dan malu-malu lagi maka kurengkuh dan kubalikkan tubuh telanjang Tacik untuk saling berhadapan dan aku dekap erat-erat sambil tidak lupa aku lumat bibirnya yang sensual, dan dengan rakus sekali Tacik membalas lumatan bibirku, “Ahh.. sshh.. eehhmm.. omm.. oohh..”.

    Bibirnya yang merah dan panas terus melumat ganas sambil tak lupa lidahnya dia julurkan masuk kemulutku.. saling menghisap dan memainkan lidah kami masing-masing.. sshh.. mmckk.. sshh mmcckk.., tangan Tacik yang satu menggenggam erat penisku yang semakin keras denyutannya sedang yang lain membelai-belai punggungku.

    Badanku rasanya seperti dialiri listrik yang bertegangan tinggi ketika lidahku dia hisap kayak ular sedang melahap mangsanya dan pelukan tangannya semakin erat saja rasanya seakan kuatir aku terlepas, sehingga buah dadanya yang besar padat itu terasa mengganjal empuk didadaku menambah kenikmatan adegan peluk cium dan hisap menghisap lidah yang sedang berlangsung seru.

    Sesaat setelah adegan melumat dan menghisap lidah bersangsung aku perhatikan ada perubahan dalam tubuh Tacik, mukanya kelihatan lebih memerah dan matanya sayu sekali, dia kelihatan pasrah dan gejolak birahinya seperti sudah tidak tertahankan untuk diperlakukan lebih lanjut.

    “Omm.. berbuatlah sesuka hatimu.. aku pasrah.. puaskan aku.. ahh.. sshh.. desahnya sambil menengadahkan mukanya agak keatas” Lalu tanpa disuruh lagi aku jilati lehernya yang jenjang itu dengan pelan dan penuh kemesraan, ” Ahh..sshh aahh .. sshh.. erangnya sambil sedikit menggeliat, dan aku teruskan jilatan-jilatan leher itu ke bagian bawah, pada saat jilatan mengenai puting buah dadanya yang besar dan kenyal, Tacik tersentak bagai tersengat listrik.. ahh.. ooh.. Omm.. terus.. om.. hisap terus Om.. dan putingnya aku permainkan dengan lidahku, bergantian antara aku jilat dan hisap, kadang aku gigit kecil dan akibatnya Tacik menjadi samkin liar antara menggeliat, mendongak dan mengerang..eehhmm.. sshh.. aayyoo.. Omm.. lakukan semaumu.. hhmm.. uueennaak Omm.., erangnya sambil membelai-belai kepalaku disertai remasan tanganya yang agak liar.

    Setelah puas dengan isapan dan gigitan pada puting buah dadanya, lalu aku telusuri bagian tubuhnya inci demi inci kebagian bawah, dan aku berhenti saat jilatan lidahku sampai pada tali pusarnya yang agak berlobang kedalam, dan lidahku aku julurkan untuk mengorek-orek lubang tali pusarnya, akibatnya gerakan menggeliat dan meliuk tubuh Tacik semakin menjadi-jadi. Mungkin ini juga merupakan daerah sensitive Tacik, terbukti dia menikmati sambil merem melek matanya, dan akhirnya kakinya sedikit demi sedikit mulai mengangkang akibat kegelian dan rangsangan yang dia rasakan atas jilatan-jilatanku.

    “Ayo Om.. lebih kebawah lagi.. sshh.. hhmm..” erangnya seperti habis makan sambal yang terlalu pedas rasanya. Aku sengaja tidak menuruti permintaannya, dan aku ingin tahu sejauh mana pertahanan Tacik dalam mengendalikan emosi birahinya, malahan aku kembali berdiri dan mulai menghisap lagi puting buah dadanya. Dan dia mendesah-desah.
    “Ahh.. Omm.. aku tak tahan lagi.. setubuhi aku sepuasmu.. oohh.. sshh.. ahh” erangnya sambil mendesis-desis seperti ular yang sedang mengincar mangsanya.

    Mendengar erangan dan desisannya aku akhirnya juga jadi tidak tahan lagi, pelan-pelan pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan dengan sebelah kakiku, pahaku aku gesek-gesekkan kememeknya yang tebal empuk dan berbulu lebat, dan ternyata didaerah memeknya sudah terasa licin berlendir, mungkin akibat rangsangan yang aku lakukan membuatnya hampir bobol pertahanannya.

    Saat pahaku aku gesek-gesek dimemeknya yang udah basah berlendir itu, reflek yang dia tunjukkan merem melek keenakan, “Ohh.. sshh.. uuenak sekali Om..” Erangnya sambil kemudian mendekapku erat-erat dan buah dadanya yang besar, padat dan kenyal itu semakin terasa mengganjal empuk didadaku, seakan ingin menambah dan mengobarkan gemuruh birahiku, dan rasanya tubuh kami seakan menyatu yang tak mungkin terpisahkan lagi.

    Penisku sendiri rasanya sudah nggak tahan untuk segera bersarang kememeknya yang sudah licin berlendir itu, tetapi saat ini yang ada dalam pikiranku bagaimana caranya untuk bisa membuat Tacik begitu terkesan untuk menikmati kejadian ini, toh cepat atau lambat tubuh telanjang yang ada didekapanku telah pasrah untuk disetubuhi dengan sepuas-puasnya.

    Maka untuk melaksanakan pemikiranku itu, aku dengan sedikit kesabaranku berusaha untuk membuat Tacik begitu terkesan, dan akhirnya tubuh telanjang Tacik aku angkat keatas bak mandi, dan kelihatannya Tacik udah bener-bener pasrah atau mungkin sudah tidak kuasa lagi membendung gejolak birahinya saat kedua kakinya aku buka lebar-lebar, sehingga kelihatan mengangkang, dan pada belahan pahanya terpampang memeknya yang menggunduk dan kelihatan merekah seperti bunga matahari yang lagi mekar-mekarnya, sedang disekeliling memek ditumbuhi bulu-bulu rambut yang begitu lebatnya, belahan memeknya telah basah, licin berlendir dan diantara belahan memek terlihat daging sebesar biji kacang berwarna merah mencuat dengan lancipnya, seakan menantangku untuk bertarung mengadu keperkasaan.

    Dan aku mulai membelai pahanya dengan halus dan perlahan mendekati seputar memeknya, dan tubuh Tacik mulai menggeliat-geliat merasakan sentuhan tanganku, setelah aku puas memainkan tanganku disekitar memek, lalu aku mulai menjilati bibir memeknya dengan bibir dan lidahku, akibatnya Tubuh telanjang Tacik tersentak tatkala jilatan lidahku menyentuh klitorisnya.
    “sshh.. sshh Om.. sshh uueenak.. sshh .. teruss Oomm.. sshh.. uuhh..” erangnya dengan mata yang membeliak penuh kenikmatan.
    “Tenang Cik.. nikmati aja..”jawabku sekenanya.
    “Sshh.. ayoo.. Oomm.. masukkan kontolmu Omm.. aku udah nggak tahann..” Pintanya sambil mencengkeram kran bak mandi.
    “Ssshh.. eehh.. sshh.. oouuhh..” erangnya lagi sambil mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar.
    “Aaauuhh..”
    “Ssrrtt.. ssrruup.. srrup..” jilatan lidahku makin dalam menjelajahi dan mengorek-ngorek rongga-rongga memeknya yang membusung tebal penuh bulu-bulu yang lebat.
    “Aauuhh.. aahh..”
    Lendir-lendir yang keluar dari rongga memeknya semakin banyak mengalir dan terasa asin sekali, apalagi bercampur dengan air ludahku, sehingga seperti busa sabun layaknya.

    Begitu erangan, lenguhan dan gerakan tubuh bugil Tacik semakin liar tak terkendali, maka ritme jilatanku semakin kupercepat dan aku selingi dengan hisapan pada bagian klitorisnya.
    Akibatnya, “Aaauuhh.. aauuhh.. oouuhh.. Omm.. sshh.. eehh.. hheekk.. ss.. aahh.. hh” sambil mengerang dan melenguh histeris tubuh telanjang Tacik mengejang dan keduanya pahanya menjepit kepalaku dengan keras sedang tangannya mencengkeram dan membenamkan kepalaku dalam-dalam kepermukaan memeknya yang sudah bersimbah lendir. Sesaat setelah tubuh telanjangnya tersentak kejang, akhirnya terkulai lemas.

    Sambil turun dari bak mandi Tacik merangkul dan menciumku dengan mesra sambil berkata “Omm.. makasih ya, aku udah lama nggak melakukan sex, aku rasanya udah bener-bener nggak tahan sejak lihat batang penis Om menyembul tadi, sekarang giliranku untuk memuaskan Om..” pintanya sambil tangannya yang lembut menggenggam batang penisku yang sudah berdenyut-denyut seakan mau meledak rasanya.

    Kemudian tubuh telanjang Tacik jongkok, sambil lidahnya dijulurkan untuk membelai dan menjilati kepala penisku.
    “Aauuhh.. Ciikk..”?
    “Mmck.. ffcckk.. ffcckk..”ritme jilatan Tacik semakin dipercepat.
    “Ssshh.. oouuhh.. Cikk.., uueenakk..”
    Kemudian Tacik dengan lahapnya mengocok-kocok batang penisku kedalam mulutnya, dijilat, dihisap dan saat batang penisku dalam rongga mulutnya, lidahnya dengan lincah membelai-belai kepala penisku.
    “Ooouuhh.. sshh.. oouuhh..”, badanku rasanya ringan melayang dan disetiap jengkal tubuhku seakan ikut merasakan kenikmatan yang aku alami saat ini.

    Dan dalam sekejap, dari dalam tubuhku seakan ada aliran kenikmatan yang mendesak-desak untuk keluar melalui batang penisku, walaupun kucoba untuk menahannya, ternyata aliran kenikmatan yang terpusat melalui batang penisku tak kuasa aku tahan, akhirnya, “Aaauuhh.. crreett.. ccrreett.. ccrrtt..”, keluarlah cairan putih kental dari batang penisku.
    “Hhmm.. mmck.. mmck.. mmcckk.. sshh .”
    Cairan sperma yang keluar dari batang penisku ditelan dengan lahapnya oleh Tacik, seakan cairan putih kental itu merupakan sumber air kehidupan baginya, setelah puas menelan cairan kental tadi, bahkan mulut Tacik masih sempat menghisap-hisap kepala penisku seakan-akan tidak ingin ada yang tersisa, dan sebagian yang tercecer dibatang penisku dijilatinya sampai bersih.
    “Uenak Om.. mmck.. mmck .. spermamu rasanya gurih sekali..” katanya sambil berdiri dan memelukku serta menciumku dengan mesra sekali, sedang tangan kanannya masih memegang erat batang penisku yang masih kokoh berdiri walau sudah mengeluarkan sperma.

    Kuakui dalam hal sex, aku memang sangat tangguh, biasanya kalau berhubungan badan dengan isteriku, aku bisa bertahan lama walau isteriku sudah dua kali, bahkan tiga kali mencapai kepuasan. Sedang dalam pandangan Tacik mungkin hal ini dianggap luar biasa, melihat keperkasaan dan kejantananku dalam melayani nafsunya. Selanjutnya dari adegan peluk cium dan jilatan-jilatan lidahnya, birahiku yang nyaris mau surut menjadi berkobar lagi, bahkan lebih menggelora.

    Tubuh telanjang Tacik yang memeknya sudah basah berlendir itu, aku bimbing pelan-pelan untuk bersandar kedinding kamar mandi, dan kakinya yang sebelah aku angkat sedikit numpang clocet, sambil tetap berciuman batang penis yang masih dalam genggamannya aku sorongkan mendekati gundukan tebal memeknya yang berbulu hitam lebat, lalu kepala penisku aku susupkan kebelahan memeknya, “Slleep.. oouuhh.. sstt ..”
    Batang penisku akhirnya dengan mudah amblas melesak kebelahan memeknya, karena cairan lendir dalam memeknya begitu banyaknya setelah mencapai klimaknya tadi.
    “Aauuhh.. sstt..” teriaknya lagi sambil kedua tangannya menarik pantatku, sehingga batang penisku menjadi melesak semakin dalam memasuki lubang memeknya yang empuk dan berbulu lebat itu.

    Pelan-pelan batang penisku mulai memompa keluar masuk memeknya dengan ritme yang slow, sedang tangan Tacik tetap berusaha membantu memegangi pantatku seolah-olah takut aktivitas pompa memompa memeknya yang licin basah berlendir itu terhenti.

    Saat aktivitas pompa memompa memek berlangsung, tubuh telanjang tacik mulai menggeliat kekanan dan kekiri merasakan kenikmatan yang sedang dialaminya. Buah dadanya yang besar kenyal, menggelantung dan menempel empuk didadaku saat aku merapatkan dadaku ketubuhnya.
    “Aauuhh.. sstt.. oouuhh..” erangnya sambil mencengkeram erat pantatku.
    “Ssstt.. oouuhh.. sstt.. oouuhh” desisku merasakan kenikmatan.
    “Terus Omm.. yeeaahh.. sstt.. oouuhh.. cepat dikit Omm..”, pintanya sambil makin erat menarik-narik pantatku.
    “Ouuhh.. oouuhh.. sstt..” erangku lagi dan denyutan batang penisku makin meledak-ledak.
    “sstt.. eehhmm.. sstt.. eehmm.. Omm, aku mau keluar..” desisnya sambil menggeliat liar dan tanganya mulai terlepas dari pantatku lalu mencengkeram pundakku.
    “Cikk.. kita keluarkan bareng ya.. sstt.. Ooouuhh.. sstt..” kataku sambil mempercepat gerakanku.
    Dan desakan yang mau keluar dari batang penisku mulai tidak kuasa lagi aku tahan, akhirnya sambil memacu gerakan memompa memeknya lebih cepat “Aaauuhh..”, menyemburlah cairan hangatku menyemprot lubang memek Tacik yang berdenyut-denyut itu.

    “Ahh.. oomm..” teriaknya sambil mencengkeran dan memelukku erat-erat, dari lubang memek Tacik yang juga terasa keluar cairan hangat sehingga batang penisku terasa dipilin dan dikenyot-kenyot dari dalam gundukan memeknya yang basah, hangat dan berdenyut-denyut keras
    “Makasih Omm.. aku bener-bener merasa puas dan tubuhku walaupun lelah tetapi hati dan pikiranku menjadi segar kembali” katanya sambil tetap memelukku mesra sekali setelah dua kali mengalami puncak kepuasan.
    “Omm..kalau nanti aku kepingin melakukan lagi, maukah kamu memberikan kontolmu yang gede ini untukku..”? tanyanya lagi sambil mengenggam mesra batang penisku.
    “Okelah bisa diatur.. yang penting kita harus tetap menjaga kerahasiaan hubungan kita ini.. Ok!?!” jawabku sambil melumat bibirnya yang kenyal.
    “Well, kalau gitu kita mandi bareng yookk.., aku juga segera berangkat kekantor, nanti kalau ada kesempatan lagi bolehlah kita ulang lagi, Ok..?” kataku sambil menyiram air kearah tubuh telanjangnya yang mulus.
    Akhirnya kami berdua mandi bersama sambil bersenda gurau, sambil saling menggosok dan menyabuni tubuh kamu bergantian, setelah selesai mandi aku dibuatkan segelas air susu dan sehabis meminumnya kemudian aku pamit pulang, tak lupa Tacik memberikan ciuman panjang dan hisapan lembut dibibirku.

    Demikianlah teman-teman kisah yang aku alami dipenghujung tahun 2001 dan pada kesempatan yang lain aku ceritakan kisah-kisah menarik lainnya. Thank’s.

  • Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1103 views

    Perawanku – Cerita sex terbru, Itulah kata kata yg selalu ku ingat selama ini, dan aku selalu berharap kejadian itu berulang terus. Itu semua terjadi lima tahun lalu, ketika umurku masih 23 tahun. Aku bekerja sebagai montir panggilan, ya sampai sekarang pun tetap begitu. Hampir semua mobil bisa kuperbaiki asal ada saja alatnya, terkadang aku jg jadi guru pengganti untuk smk otomotif di kota kembang. Situs Judi Online

    Dgn paras yg tdk terlalu jelek akupun sering berganti ganti pacar, mulai dari berjilbab sampai yg bekerja di bar bar kota bandung pernah kupacari. Jadi, masalah sex aku sudah tak asing lagi. Jangan kau tanya berapa tinggiku, karena aku hanya biasa saja seperti pemuda lain ketika itu hanya sekitar 170cm.

    Smua itu berawal ketika aku pulang membetulkan mobil pa zakaria yg tinggal di sebuah komplek ternama di kota bandung, mobil pa zakaria itu rumit sekali untuk dibetulkan sehingga aku membawa semua perkakas di bengkelku. Dgn mobil avanza hitam, ku pacu mobil menuju rumah pa zakaria, meskipun sudah larut malam tetap aku kerjakan mobilnya pa zakaria, maklumlah sama pelanggan lama, kasian jg pa zakaria gapunya motor atau mobil lagi buat ngantor.

    Aku berangkat dari rumah jam 7 malam, dan membetulkan mobil sekitar 2 jam itu pun karena sambil diajak ngobrol oleh pa zakaria, seharusnya sih 30 menit jg selesai, tapi ya kunikmati sajalah, sekalian silaturahmi dgn beliau.

    Akupun pulang sekitar jam 9.30 malam, komplek pa zakaria tinggal adalah komplek besar, jalan nya saja lebarnya hampir 6 meter se arahnya, dan ditengah tengah jalan ada taman yg membatasi dgn lajur lain, mungkin bisa kalian bayangkan bagaimana besarnya komplek itu. Dgn type culdesac tentu saja taka da jalan lain selain lewat pintu utama untuk pulang.

    Komplek itu bukanlah komplek yg sering dilewati oleh masyarakat, komplek itu sepi sekali jika memasuki malam, dan lampu jalanan pun kadang tak dinyalakan karena alasan hemat. Ketika aku melewati jalanan yg agak sepi, aku melihat sebuah mobil yg mengepul asap dari dalam cap mesinnya. Akupun berhenti, tapi bukan karena asap itu aku berhenti, aku berhenti karena melihat wanita di dalam mobil itu.

    Aku pun memarkir mobil hitamku agak jauh di depan mobil itu, dan lalu aku turun, ternyata ketika ku membuka pintu, wanita yg ada dalam mobil itu sudah tiba tiba menghampiri aku, dan berkata,

    “de…ngerti mesin mobil ga ? tolongin tante dong..” ucap tante itu tanpa basa basi.
    “iya tante aku bisa ko, kebetulan aku montir hehe” jawabku dgn gagu.

    Tante itu berjalan mendahului ku kearah mesin mobilnya yg mengepul asap, meskipun jalanan itu agak gelap, tetap saja aku bisa melihat pantat besar tante itu yg bergoyang seirama dgn langkahnya, sungguh indah walaupun sedikit tak jelas. Sekilas aku berkhayal meremas pantat besar itu, bahkan aku gigit seperti yg sering ku lakukan pada mantanku yg bahenol si susan. Tapi aku tau dirilah, aku kan berniat menolong saja.

    Akupun tak banyak bicara selama memeriksa mesin, dan dalam 20 menit saja aku sudah mengetahui penyebabnya, ketika aku mau bicara pada tante itu ternyata tante itu sudah tertidur di dalam mobil dgn mulut menganga, aku tebak sih dia sudah memakai mobil ini dari luar kota, mungkin dia memang lelah sekali sampai sampai tidur seperti itu, tanpa kusadari aku menikmati melihatnya tertidur, dia tertidur di kursi tengah mobilnya, aku buka pintunya dan lampu dalam mobilpun menyala otomatis, dan aku pun akget bukan kepalang !

    Sexy banget nih tante, gilaaaa, bikin ngaceng…mana sudah seminggu aku memang tak onani, biasanya di sepong pacar, tpai kebetulan sekarang aku single, dan pikiran ku pun menjadi nakal.

    Tante itu berparas cantik, memakai kacamata, dan berambut panjang, terlihat dari wajahnya kalau dia sering perawatan di kecantikan kulit, bajunya yg modis berwarna biru tosca, dan memakai jeans panjang yg sedikit ketat. Buset..sangatlah masuk dgn seleraku.

    Aku pun tak lekas membangunkannya, karena ku pikir, aku akan memanfaatkan situasi ini. Tapi niat buruknya sirna seketika karena tante itu terbangun dan menatap takut padaku.

    “ehmm mas aduh maaf saya ketiduran nih…” seru tante sambil mengucek matanya..
    “iya tante gapapa ko, saya tau tante dari luar kota, iya kan ?” tanyaku sambil salah tingkah takut dia tau maksudku
    “iya betul tante baru pulang dari Surabaya.” Jawabnya sambil minum air mineral.
    “jadi gini tante, mobil ini cuman kepanasan saja, kurang air di radiatornya..tinggal tambah air saja ini sudah bisa nyala lagi, mungkin tante terlalu lama makenya, ga istirahat ya ?” aku mencoba akrab
    “ya gitu deh mas, pengen cepet sampe bandung sih, yaudah deh mas benerin aja mobilnya, saya pengen tau beres, berapapun saya bayar mas, asal harganya masuk akal saja hehhehe” dia bilang sambil memainkan handphonenya.
    “oke tante..siap” aku sambil berlalu..

    Dari caranya berkata aku tau dia itu memang biasa memerintah, mungkin dia bos suatu toko atau usaha sesuatu, ya ga aku pikiran deh yg kaya gituan, yg penting aku harus cepat membetulkan mobil itu.

    Dan selesailah membetulkan mobil itu, aku segera laporan ke si tante cantik.

    “tante sudah selesai mobilnya..”
    “oh bagus bagus, tapi ngomong ngomong nama km siapa ?” tanyanya dgn halus.
    “nama saya Kuriniawan tante, tapi panggil aja Iwan hehe” jawabku dgn malu.
    “oh Iwan , Iwan udah punya cowo belum ?” tanyanya dgn nada nakal
    “lah ko cowo sih tan haha, aku normal ko suka sama cewe..” jawabku dgn tertawa, tante ini bisa melucu jg ternyata..
    “haha ya aku becanda Wan, oh kamu normal ya ? kalau normal tante mau nanya dong..” bertanya dgn wajah seperti menyembunyikan sesuatu.
    “apa tante ?” tanyaku heran
    “kamu tertarik ga sama tante ?” dgn lancar si tante berkata…
    “hmm gimana ya tan, bingung jawabnya hehe” aku kaget dikasih pertanyaan seperti itu, memang sih aku tergoda, hanya saja tdk etis jika langsung aku katakan seperti itu.
    “ayo mengaku saja…tante lihat ko dari tadi kamu beneri mobil sambil bener benerin celana, bangun ya tuh penisnya..haha” ucap tante tanpa dosa..

    Buset entah bagaimana perasaanku saat itu, udara dingin ditambah percakapan yg tiba tiba menjadi aneh, dan ternyata tante ini memerhatikanku dari tadi, aku memang membetulkan celana karena melihat badan sexynya ketika tertidur tadi.

    “aduh ketawan deh hehe” sebisaku menjawab sambil bingung akan situasi.
    “nahloh Wan, ko bisa sih tiba tiba bangun penisnya..liat apa emang ?” dgn memasang wajah curiga.
    “ngga ko tante, ga liat apa apa..”
    “jujur saja Wan sama tante..km liat apa sampe ngaceng gitu..”

    Ingin sekali aku blak blakan dan bilang ngaceng liat tante, tapi seakan lidahku menjadi kaku dan tak bisa mengucap kata kata itu, di dalam diamku menjawab pertanyaan itu, tiba tiba tangan tante itu memegang penis…ah, rasa linunya benar benar aku rindukan, karena sudah lama penisku tak dipegang wanita.

    “aduh tante mau ngapain..”
    “udah cepet naik sini ke mobil, nanti ada yg lihat Wan..cepet..”

    Akupun segera naik mobil, aku duduk disebelah tante sexy itu. Tangan tante itu terus meremas penisku dari luar, aku bingung harus berprilaku seperti apa. Aku hanya diam saja menerima tindakan itu dan menikmati remasan tangan tante itu.

    Tante pun menuntun tanganku ke arah toketnya, akupun tak bodoh, aku langsung remas jg toketnya.

    “nah gitu dong Wan…ahhh geli Wan..remas terus Wan…keras jg gapapa…tante suka..” seraya melihat nakal kepadaku.

    Kami terus melakukan remas meremas di dalam keheningan dan kegelapan mobil, sesekali aku mencium dan menjilat pipi tante yg menggemaskan lidah. Dan tante pun sekarang sudah membuka sabuk dan seleting ku.

    “Wan..pernah ngentot kan sebelumnya ?” tanya tante sambil memainkan penisku
    “pernah tante, kenapa emang..” jawabku sambil terus meremas toketnya..
    “ko nanya sih Wan, entot tante dong sampe klimaks..tante rindu penis muda..” jawab tante sembari memposisikan badannya kearahku.

    Diapun menghentikan tanganku yg sedang meremas toketnya, dan langsung mengulum penisku yg sudah tegak sejak membetulkan mobil tadi.

    Blesssss,,penisku dikulum tante itu, rasa sensasi sepong menghinggapi sanubariku…rasa basah dan dingin air liur cepat aku nikmati, aku memegang rambut tante itu yg panjang, dan aku mengomandokan agar dia menyepong penis dgn cepat, aku jenggut rambutnya. Memaju mundurkan kepalanya sesuai ritme yg aku inginkan.

    Sekitar 5 menit tante itu menyepong penisku, lalu dia menghentikan aktifitas itu dan langsung menyandarkan tubuhnya yg sexy agak montok ke pintu dan membuka selangkangannya ke arahku.

    “Wan, sekarang kamu dong yg oral.” Sambil dia berusaha membuka celana jeans ketatnya di tengah mobil avanza hitam yg terasa sempit jika dipakai hubungan sex seperti ini.

    Dia melemparkan celana jinsnya kebelakang, dan semerbak harum vagina pun memenuhi mobil. Tanpa banyak bertanya aku langsung saja mengelus vagina tante itu, dia kaget dgn elusan ku yg tanpa peringatan, dan dia tersenyum sambil menikmati.

    Seperti tak mau ketinggalan kereta, aku langsung memposisikan badan menjilati vaginanya. Aku menjilat vagina seperti menjilat eskrim, hingga si tante tak kuat dgn jilatanku memukul mukul kepalaku minta aku berenti tapi tak kuturuti keinginannya, terus ku jilat sampai dia orgasme oleh lidahku.

    Cairan itu terkena muka ku dan sedikit mengucur ke jok. Muka tante itu aku tebak sedang memejamkan mata menikmati orgasme pertamanya, nafasnya terengah engah layaknya sudah lari sprint 100m. tante itu mengisyaratkan agar aku mengentotnya segera dgn menarik penis tegangku kearah vaginanya.

    Aku pun tak banyak lama, langsung ku serbu dengna penis panjang besar ku. Blesss….penisku pun masuk sarangnya. Sensasi vagina yg hangat sangat aku nikmati ditengah udara malam di bandung yg dingin seperti malam itu.

    Tante itu tak banyak bicara selama aku mengentotnya, dia terus saja merem melek menikmati entotan ku.
    Tiba tiba, suara telp memecahkan kesunyian itu. Dgn ringtone buka dikit joss.

    “buka dikit josss”
    “Stop dulu Wan, ada telp…”
    “ya halo….apa nak ?”
    “iya mama bentar lagi plg ko, ini udah di bandung..”

    Aku tetap mengentotnya meski dia memintaku stop, bahkan aku menambah intensitas masuk keluarnya penis ku. Membuatnya tak bisa menahan desahan.

    “eehhh aahhh~ ” mencubit perutku dgn tangah kirinya..
    “gapapa nak, mamahhh~ lagi makan aja nih, pedes aaahh~ basonya..” sambil merem melek kaya sebelumnya..
    Lalu diapun menutup telephone.
    “Wan..beresin sekarang cpt, aku mau plg ya sayang yaa..” kata si tante sambil menyimpan ho nya ke tas.

    Aku terus menggenjot vaginanya seperti tdk ada hari esok. Tangan kiri tante meremas jok dgn keras, tangan kanannya memegang gagang pintu diatas kepalanya.

    Tak lama aku pun tak kuat menahan spermaku, langsung aku semburkan di dalam tanpa tanya dulu.

    Muka tante itupun seperti kaget tapi sambil menikmati hangatnya spermaku didalam vaginanya.

    “kamu buang di dalem Wan ?? aku masih subur loh..kalau aku hamil gimana…” mengambil tisu dan membersihkan vaginanya.
    “maaf tante, ga kuat soalnya.”
    “yaudah gapapa, benerin tuh celananya, kalau engga aku gigit loh.” Sambil dia mengambil celana jeans nya dibelakang.
    “gigit aja nih…” aku arahkan penis ke mulutnya…

    Dan slupppppp~, dia mengenyot penisku yg tadinya sudah mulai melemas…dia menjilati penisku seperti lollipop.

    “nah kan udah bersih tuh…” sambil dia tersenyum.

    Setelah selesai akupun plg, dia memintaku pergi duluan.

    Aku menjadi ketagihan wanita yg berumur seperti dia semenjak kejadian itu, dan akupun mulai mencari petualangan yg aku sengaja buat, tdk kebetulan seperti dgn tante yg aku tak tahu namanya sampai sekarang. Aku masih selalu ingat bagaimana rasa legitnya vagina tante itu dan sedotan mulutnya yg luar biasa.

  • Cerita Sex Pijitan janda pembantuku yang berlanjut ngentot

    Cerita Sex Pijitan janda pembantuku yang berlanjut ngentot


    782 views

    Perawanku – Cerita Sex Pijitan janda pembantuku yang berlanjut ngentot, Pagi itu, setelah bermain golf di Ciracas, badanku terasa gerah dan lelah sekali karena, aku menyelesaikan delapan belas hole, biasanya aku hanya sanggup bermain sembilan hole, tetapi karena Ryan memaksaku untuk meneruskan permainan, maka aku jadi kelelahan seperti sekarang ini.

    Kupanggil Sumi pembantuku yang sudah biasa memijatku, aku benar-benar merasa lelah karena semalamnya aku sempat dua kali “bertempur” dengan kenalanku di Mandarin, pasti nikmat rasanya dipijat dan selanjutnya berendam di air panas, langsung aku membuka pakaianku hingga hanya tinggal celana dalam dan langsung berbaring di atas tempat tidurku.

    Namun agak lama juga Sumi tak muncul di kamarku memenuhi panggilanku melalui interkom tadi, biasanya Sumi sangat senang bila aku suruh memijat karena disamping persenan dariku besar, dia juga sering kupijat balik yang membuat dia juga dapat merasakan kenikmatan yang satu itu.
    Ketika kudengar langkah memasuki kamarku, aku langsung berkata, “Kok lama sih Mar, apa masih sibuk ya, ayo pijat yang nikmat!”. Tiba-tiba kudengar suara perempuan lain, “Maaf Pak, Mbak Sumi masih belum kembali, apa bisa saya saja yang memijat?”.

    Aku meloncat duduk dan menoleh ke arahnya, ternyata di depanku berdiri pembantu lain yang belum pernah kukenal. Kuperhatikan pembantu baru ini dengan seksama, wajahnya manis khas gadis desa, dengan bibir tipis yang merangsang sekali.

    Ia tersenyum gugup ketika melihat aku memperhatikannya dari atas ke bawah itu. Aku tak peduli, mataku jalang menatap belahan dasternya yang agak rendah sehingga menampakkan sebagian payudaranya yang montok itu. Dengan pelan kutanyai siapa namanya dan kapan mulai bekerja.
    Ternyata dia adalah famili Sumi dari Kerawang namanya Lastri dan dia ke Jakarta karena ingin bekerja seperti Sumi. Aku hanya mengangguk-angguk saja, ketika kutanya apakah dia bisa memijat seperti Sumi, dia hanya tersenyum dan mengangguk.

    Kuperintahkan dia untuk menutup pintu kamar, sebenarnya tidak perlu pintu kamar itu ditutup karena pasti tak ada seorangpun di rumah, isteriku juga sedang pergi entah ke mana dan pasti malam hari baru pulang, tujuanku hanyalah menguji Lastri, apakah dia takut dengan aku atau benar-benar berani. Kuambil cream untuk menggosok tubuhku dan kuberikan pada Lastri sambil berkata “Coba gosok dulu badanku dengan minyak ini, baru nanti dipijat ya!”.

    Aku membuka celana dalamku dan langsung telungkup di tempat tidur, sengaja pada waktu berjalan aku menghadap Lastri sehingga Lastri dapat juga melihat penisku, ternyata dia diam saja. Ketika aku sudah berbaring, dia langsung membubuhkan lotion itu di punggungku dan menggosokannya ke punggungku. Sambil memejamkan mata menikmati elusan tangan Lastri yang halus, aku mengingatkan dia agar menggosoknya rata ke seluruh badanku. Sambil berbaring aku minta Lastri menceriterakan tentang dirinya.

    Ternyata Lastri seorang janda yang belum mempunyai anak, suaminya lari dengan perempuan lain yang kaya raya dan meninggalkan dia. Karena itu dia lebih suka ke Jakarta karena malu. Aku berkata kepadanya, “Jangan kuatir, kalau begitu kapan-kapan kamu mesti kembali ke desamu dengan banyak uang supaya bekas suamimu tahu kalau kamu sekarang sudah kaya dan bisa membeli laki-laki untuk jadi suamimu!”.

    Lastri tertawa mendengar perkataanku itu. Ketika itu Lastri sudah mulai menggosok bagian pantatku dengan lotion, tangannya dengan lembut meratakan lotion tersebut ke seluruh pantatku bahkan juga di sela-sela pantatku diberinya lotion itu sehingga kadang-kadang tangannya menyenggol ujung pelirku.

    Aku jadi tegang dengan gosokan Lastri ini, tetapi aku diam saja namun akibatnya posisiku jadi tidak enak, karena posisiku yang tengkurap membuat penisku yang berdiri tegak itu jadi tertekan dan sakit sekali. Aku jadi gelisah karena penisku rasanya mengganjal. Lastri yang melihat aku gelisah itu bertanya apakah gosokannya kurang betul. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.

    Ketika aku bertanya lagi apakah isteri baru suaminya itu cantik, Lastri hanya menjawab dengan tertawa katanya, “Cantik atau tidak yang penting uangnya banyak, kan suami saya bisa numpang nikmat!”, Ketika Lastri sudah menggosok badanku sampai ke kaki, dia bertanya, “Apa sekarang mulai dipijat pak?”.

    Aku langsung berbalik telentang sambil berkata, “Sekarang yang bagian depan juga diberi minyak ya!”. Aku sengaja memejamkan mata sehingga aku tak tahu bagaimana sikap Lastri melihat bagian depan tubuhku yang telanjang itu, apalagi penisku sudah berdiri penuh mendongak ke atas dengan ujungnya yang seperti jamur raksasa itu.

    Lastri tidak banyak berbicara, tetapi ia mulai menggosok bagian dadaku dengan lotion yang harum itu, ketika aku membuka mata, kulihat buah dadanya yang montok tepat berada di depan mataku, bahkan karena potongan dusternya rendah, aku bisa melihat celah buah dadanya yang terjepit diantara beha yang dipakainya.

    Ketika gosokan Lastri sampai di selangkanganku, Lastri membubuhi sekitar bulu penisku dengan lotion tersebut, begitu juga dengan buah pelirku yang dengan lembut diberinya lotion tersebut. Saat itu Lastri berkata “maaf pak, apakah burungnya juga digosok?”. Aku tak menyahut tetapi aku hanya mengangguk saja.

    Tanpa ragu Lastri membubuhi ujung penisku dengan lotion tersebut, terasa dingin, kemudian Lastri mulai meratakannya ke seluruh batang penisku dengan lembut sekali, bahkan dia menarik kulit penisku sehingga lekukan di antara kepala dan batang kenikmatanku juga diberinya minyak.

    Ketika itulah aku membuka mataku dan memandang Lastri, ketika dilihatnya aku memandangnya, Lastri tersenyum dan tertunduk sementara tangannya terus mengurut penisku itu. Aku sudah tak kuat lagi menahan keinginanku, kutahan tangannya dan kusuruh Lastri untuk membuka pakaiannya. Lastri yang sudah janda rupanya langsung paham dengan keinginanku, wajahnya memerah, tetapi ia langsung bangkit dan membuka dusternya.

    Aku duduk di tepi tempat tidur memperhatikan badan Lastri yang hanya dilapisi beha mini dan celana dalam mini yang kurasa pasti pemberian isteriku. Buah dadanya membusung keluar karena beha yang diberikan isteriku nampaknya kekecilan sehingga tak dapat menampung payudaranya yang montok itu.

    Aku berdiri mendekati Lastri dan kupeluk dia serta kubuka pengait behanya, payudaranya yang montok dan kenyal itu tergantung bebas menampakkan garis merah bekas terjepit beha yang kekecilan itu, tetapi payudaranya sungguh kenyal dan gempal sama sekali tidak turun dengan putingnya yang mendongak ke atas. Ketika kurogoh celana dalamnya kurasakan bulu vaginanya cukup rimbun sementara ketika jariku menyentuh clitorisnya,

    Lastri seperti terlonjak dan merapatkan badannya ke dadaku, kurasakan vagina Lastri kering sekali sama sekali tak berair. Kukecup puting susu Lastri sambil kedua tanganku menurunkan celana dalamnya itu. Ketika kutarik Lastri ke tempat tidur, Lastri meronta katanya,

    “Pak saya takut hamil!” Kujawab enteng, jangan kuatir, kalau hamil tanggung jawab Bapak!”. Mendengar hal ini barulah dia mau kubaringkan di atas tempat tidurku, sambil menutupi matanya dengan tangan. Kupuaskan mataku memandang kemolekan gadis desa ini, aku langsung menyerbu vaginanya yang ditutupi bulu yang cukup rimbun itu, kuciumi dan kugigit pelahan bukit cembung yang penuh bulu itu,

    Lastri merintih pelan, apalagi ketika tanganku mulai mengembara menyentuh puting susunya. Lastri hanya menggigit bibir sementara tangannya tetap menutupi wajahnya, mungkin dia masih malu. Ketika aku berhasil menemukan clitorisnya, aku langsung menjilatinya begitu juga dengan bibir vaginanya kujadikan sasaran jilatan.

    Mungkin karena merasa geli yang tak tertahankan, tangan Lastri mendorong pundakku agar aku tak meneruskan gerakanku itu, begitu juga dengan pahanya yang terus akan dirapatkan, tetapi semua ikhtiar Lastri tak berhasil karena tanganku menahan agar kedua pahanya itu tak merapat. Akibatnya Lastri hanya bisa menggerak gerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menahan geli.

    Tetapi lama-kelamaan justru aku yang jadi tak tahan dengan semua ini, kuhentikan jilatanku dan segera kutindih Lastri sambil mengarahkan penisku ke liang vaginanya. Melihat aku kesulitan memasukkan ujung penisku, Lastri dengan malu-malu menuntun penisku ke arah liangnya dan menepatkannya di ujung bibir vaginanya. Ketika itu dia berbisik, “Sudah pas pak”.

    Aku langsung mendorong pantatku agar supaya penisku bisa masuk yang disambut juga oleh Lastri dengan sedikit mengangkat pahanya sehingga.., sleep.., bles.., penisku terbenam seluruhnya di liang vagina Lastri yang seret itu, belum sempat aku menggerakkan penisku, Lastri sudah mulai memutar mutar pantatnya sehingga ujung penisku rasanya seperti dilumat oleh liang vagina Lastri itu.

    Aku mendengus keenakan, bibirku mencari puting susu Lastri dan mulai mengulumnya. Sambil mendesah desah Lastri berkata, “Ayo pak, digoyang, biar sama sama nikmat nya!”. Aku terkejut melihat keberanian Lastri menyuruh aku bekerja sama dalam permainan ini.

    Tetapi justru ini membuat aku makin terangsang, meskipun profesinya hanya pembantu, tetapi cara main Lastri benar benar memuaskan. Vaginanya tak henti henti meremas penisku membuat aku jadi ngilu, aku sudah paham bahwa orang desa secara naluri sudah mempunyai kemampuan seks yang hebat, jadi untuk aku kemampuan Lastri benar benar sulit dicari bandingannya.

    Ketika kurasakan air maniku hampir memancar, aku berbisik pada Lastri agar berhenti menggoyang pantatnya supaya aku dapat lebih merasakan kenikmatan ini. Tetapi Lastri justru makin cepat menggoyangkan pantatnya serta meremas-remas penisku sehingga tanpa dapat ditahan lagi air maniku memancar dengan derasnya memenuhi vagina Lastri.

    Saat itu juga Lastri mencengkeram punggungku keras keras dan kurasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat sekali, matanya terbeliak sambil mendesis. Rupanya aku dan Lastri mencapai puncaknya pada saat yang bersamaan. Setelah beberapa menit diam, kurasakan Lastri pelan pelan mulai meremas-remas punggungku sambil menempelkan pipinya ke pipiku.

    Dengan tersipu-sipu dia bercerita kalau dia senang bisa mendapat rejeki ditiduri olehku, karena sejak di desa dulu dia memang nafsunya besar, sehingga suaminya sampai kerepotan melayani nafsunya yang luar biasa itu. Sekarang ini dia benar-benar baru merasakan puas yang sebenarnya setelah main denganku.

    Aku terhanyut oleh caranya yang mesra itu, namun aku tak ingin main lagi saat itu karena aku tadinya benar-benar hanya mau pijat dan melemaskan ototku, kalau sampai harus seperti ini, semuanya hanya gara-gara ada vagina baru di rumah yang tentunya tak dapat aku biarkan. Setelah kuberi dia uang 200 ribu, kusuruh Lastri keluar, Lastri sangat terkejut melihat jumlah uang yang kuberikan, ia berkali-kali mengucapkan terima kasih dan keluar dari kamarku.

    Sekeluarnya Lastri, aku kembali berbaring telanjang bulat diatas ranjangku sambil memejamkan mata, badanku terasa enteng karena terlalu banyak seks.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok

    Cerita Sex Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok


    1478 views
    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya ML Hari itu salah seseorang direktur perusahaan, Pak Freddy, tengah membuat resepsi pernikahan anaknya di satu hotel bintang lima di lokasi Senayan. Sudah pasti akupun diundang, serta malam itu akupun meluncur menuju tempat resepsi diselenggarakan.
    Narasi Seks 2018 Saya pergi dengan Jason, rekanku saat kuliah di Amerika dulu. Sesampainya di hotel terlihat beberapa undangan beberapa besar membawa pasangannya semasing. Iri juga lihat mereka ditemani oleh istri serta anak mereka, sedang saya, karna masih tetap bujangan, ditemani oleh si bule ini.
    “Selamat malam Pak.. ” sapa seorang agak mengagetkanku.
    Saya melihat, nyatanya Lia sekretarisku yang menyapaku. Dia datang dengan tunangannya. Terlihat sexy serta cantik sekali dia malam itu, selain juga anggun. Berlainan sekali bila dibanding waktu saya tengah nikmati badannya,.. Liar serta nakal. Dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar terlihat menggoda.
    “Malam Lia” balasku. Mata Jason tidak henti-hentinya memandang Lia, dengan pandangan mengagumi akan. Lia cuma tersenyum manis saja diliat dengan penuh nafsu sesuai sama itu. Terlihat dia melindungi kelakuannya, karna tunangannya ada di sebelahnya.
    Kamipun lantas berbincang-bincang seadanya. Lantas akupun permisi akan menegur beberapa undangan beda yang datang, terlebih beberapa clientku.
    “Malam Pak Robert.. ” seseorang wanita cantik mendadak menyapaku. Dia yaitu Santi, istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitaran tiga bln. yang kemarin.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Oh Santi.. Malam” kataku
    “Pak Arief di mana? ”
    “Sedang ke restroom.. Sendirian saja Pak? ” tanyanya.
    “Sama rekan” jawabku sembari memandangi dia yang malam itu terlihat cantik dengan gaun malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang tinggi menunjukkan pahanya yang putih mengundang selera. Dadanya meskipun tidak sebesar Lia, terlihat membusung menantang.
    “Makanya, mencari istri dong Pak.. Agar ada yang nemenin” tuturnya sembari tersenyum manis.
    “Belum ada yang ingin nih”
    “Ahh.. Ayah mungkin.. Tentu sangat banyak cewek yang ingin sama ayah.. Bila belum juga married saya juga ingin lho.. ” jawabnya menggoda.
    Memanglah Santi ini rasa-rasanya miliki perasaan spesifik padaku. Terlihat dari langkah bicaranya serta langkah dia memandangku.
    “Oh.. Bila saya sich ingin lho sama anda meskipun anda telah married” kataku sembari memandang berwajah yang cantik.
    “Ah.. Pak Robert.. Dapat saja.. ” jawabnya sembari tersipu malu.
    “Bener lho ingin saya buktiin? ” godaku
    “Janganlah Pak.. Kelak bila ketahuan suamiku dapat gawat” jawabnya perlahan-lahan sembari tersenyum.
    “Kalau tidak ketahuan bagaimana.. Tidak apa khan? ” rayuku sekali lagi.
    Santi terlihat tersipu malu. Wah.. Saya memperoleh angin nih.. Memanglah saya mulai sejak berteman dengan Santi sebagian bln. waktu lalu telah memikirkan enaknya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, ciri khas orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tidak tebal, serta masih tetap muda sekali lagi. Dia baru berusia 24 tahunan.
    Cerita Sex Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok

    Cerita Sex Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok

    “Gimana nih sesudah kawin.. Enak tidak? Tentu masih tetap hot y.
    “Godaku sekali lagi.
    “Biasa saja kok Pak.. Terkadang enak.. Terkadang tidak.. Bergantung moodnya” jawabnya lirih.
    Dari jawabannya saya miliki sangkaan kalau Pak Arief ini tidak demikian memuaskannya diatas tempat tidur. Mungkin saja karna umur Pak Arief yang telah berusia dibanding dengan dianya yang masih tetap penuh gejolak keinginan seksual wanita muda. Tentu tidak sering sekali dia alami orgasme. Uh.. Kasihan sekali fikirku.
    Tidak lama Pak Ariefpun datang dari terlalu jauh.
    “Wah.. Pak Arief.. Miliki istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.
    Santi terlihat suka saya puji sesuai sama itu. Terlihat dari tatapan matanya yang haus juga akan kehangatan lelaki tulen seperti saya ini.
    “Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya terlihat berprasangka buruk lihat saya tengah mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin saja dia telah dengar berita juga akan ke-playboyanku di kantor.
    “Ok saya tinggal dahulu ya Pak Arief.. Santi” kataku sekali lagi sembari ngeloyor pergi menuju tempat sajian.
    Akupun ambil sajian serta memakannya nikmat. Maklum perutku telah keroncongan, sangat banyak basa-basi dengan beberapa tamu undangan barusan. Kulihat si Jason masih tetap bercakap dengan Lia serta tunangannya.
    Saat saya mencari Santi dengan pandanganku, dia juga tengah mengambil pandang padaku sembari tersenyum. Pak Arief terlihat tengah mengobrol dengan tamu yang beda. Memanglah payah juga ayah yang satu ini, tidak dapat membahagiakan istrinya.
    Santi lalu jalan ambil sajian, serta akupun pura-pura menaikkan sajianku.
    “San.. Kita terusin ngobrolnya diluar yuk” ajakku berbisik padanya
    “Nanti saya di cari suami saya bagaimana Pak.. ”
    “Bilang saja anda sakit perut.. Butuh ke toilet. Saya tunggulah diluar ya”.
    “Kataku sembari menahan nafsu lihat lehernya yang putih tahap, serta lengannya yang berbulu halus
    Tidak lama Santipun keluar ruang resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai diatas, serta menuju toilet.
    Cerita Sex Nikmatnya ML Saya merencanakan untuk bermesraan dengan dia disana. Kebetulan saya tahu suasananya tentu sepi. Sebelumnya hingga di toilet, ada satu ruang kosong, satu meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan nih, fikirku. Kutarik Santi kedalam serta kututup pintunya.
    Tanpa ada basa-basi sekali lagi, saya cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun bergerak merambahi buah dadanya, sedang tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang badannya. Kulepas gaunnya beberapa hingga terlihat buah dadanya yang ranum cuma tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Santi yang tahap itu, serta kusibakkan cup BHnya kebawah hingga buah dadanya mencuat keluar. Segera kujilati dengan rakus buah dada itu, saya hisap serta saya permainkan putingnya yang telah mengeras dengan lidahku.
    “Oh.. Pak Robertt.. ” desah Santi sembari menggeliat.
    “Enak San.. ”
    “Enak Pak.. Selalu Pak.. ” desahnya lirih.
    Tangankupun meraba pahanya yang mulus, serta hingga pada celana dalamnya. Terlihat Santi telah demikian bergairah hingga celananya telah lembab oleh cairan kewanitaannya.
    Santipun lalu tidak sabar serta buka kancing baju batikku. Di cium serta dijilatinya putingku.. Lantas selalu ke bawah ke perutku. Lalu dia berlutut serta dibukanya retsleting celanaku, serta tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh kedalam keluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memanglah kami berniat tidak ingin telanjang bulat karna keadaan yg tidak sangat mungkin.
    “Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi sukai.. ” tuturnya sembari kagum pada kemaluanku dari dekat.
    “Memang miliki suamimu seberapa? ” tanyaku tersenyum menggoda.
    “Mungkin hanya separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi sukai.. ” tuturnya tidak meneruskan sekali lagi jawabannya karna mulutnya yang mungil itu telah mengulum kemaluanku.
    “Enak Pak? ” tanyanya sembari melirik nakal kepadaku. Tangannya repot meremas-remas buah zakarku sesaat lidahnya menjilati batang kemaluanku.
    “Enak sayang.. Mari isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menyebar hebat.
    Dikulumnya sekali lagi kemaluanku, sesaat ke-2 tangannya meremas-remas pantatku. Begitu sexy sekali lihat panorama itu. Seseorang wanita cantik yang telah bertemumi, bertubuh padat, tengah berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung mengisap kemaluanku. Terutama saat kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa ada memakai tangannya serta cuma menggerakkan kepalanya ikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.
    “Hm.. Kontol ayah enak banget.. Santi sukai kontol yang besar begini” desahnya.
    Mendadak terdengar bunyi handphone. Santipun hentikan isapannya.
    “Iya Mas.. Ada apa? ” jawabnya.
    “Lho Mas telah pikun ya.. Khan Santi barusan usah katakan.. Santi ingin ke toilet.. Sakit perut.. Bagaimana sih” Santi bicara pada suaminya yang tidak sabar menanti. Sesaat tangan Santi yang satu tetaplah meraba serta mengocok kemaluan atasan suaminya ini.
    Cerita Sex Nikmatnya ML Iya Mas.. Mungkin saja salah makan nih.. Sebentar sekali lagi Mas.. Sabar ya.. ”
    Lalu terlihat suaminya bicara agak panjang di telpon, hingga saat itu dipakai Santi untuk kembali mengulum kemaluanku sesaat tangannya masih tetap memegang handphonenya.
    “Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas.. ” tuturnya sembari tutup telponnya.
    “Suamiku telah nunggu. Tapi biarin saja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin senang dulu”. Sembari tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.
    Saya telah menginginkan nikmati kehangatan badan wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya supaya berdiri, serta akupun tiduran diatas meja meeting di ruang itu.
    Tanpa ada butuh dikomando sekali lagi Santi menaiki badanku serta mengungkap gaun serta celana dalamnya hingga vaginanya pas ada diatas kemaluanku yang telah menjulang menahan gairah.
    Santi lalu turunkan badannya hingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih tetap sempit itu.
    “Oh.. My god.. ” jeritnya tertahan.
    Kupegang pinggangnya serta lalu saya naik-turunkan hingga kemaluanku maju mundur menelusuri liang nikmat istri cantik Pak Arief ini. Lalu tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang waktu Santi bergerak naik turun diatas badanku. Kadang-kadang kutarik tubuhnya hingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk lalu saya hisap dengan gemas.
    “Ohh Pak Robertt.. Ayah memanglah jantan.. ” desahnya
    “Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak.. ” Santi berkata sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya maju mundur diatas kemaluanku. Kemudian dia kembali menggerakkan tubuhnya naik turun menguber kenikmatan bercinta yang tidak diperoleh dari suaminya.
    Sesudah sebagian menit saya turunkan badannya serta saya suruh dia menungging sembari berpegangan pada tepian meja. Saya sibakkan gaunnya, serta terlihat pantatnya yang putih menggairahkan cuma tertutup oleh celana dalam yang telah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, serta segera kugenjot dia, sembari tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.
    “Kamu sukai San? ” kataku sembari menarik rambutnya ke belakang.
    “Suka Pak.. Robert.. Sukai.. ”
    “Suamimu memanglah tidak dapat ya”
    “Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”
    “Ayo katakan.. Anda lebih sukai ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sembari mencium berwajah yang mendongak ke belakang karna rambutnya saya tarik.
    “Santi lebih sukai dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God.. ” jawabnya.
    “Kamu sukai kontol besar ya? ” tanyaku lagi
    “Iya Pak.. Oh.. Selalu Pak.. Miliki suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God. Suamiku buruk.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh.. ” Santi mulai meracau kesenangan.
    “Oh.. Pak.. Santi nyaris hingga Pak.. Mari Pak puaskan Santi Pak.. ” jeritnya.
    “Tentu sayang.. Saya bukanlah suamimu yang lemah itu.. ” jawabku sembari selalu mengenjot dia dari belakang. Tangankupun repot meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
    “Ahh.. Santi hingga Pak.. ” Santi melenguh saat gelombang orgasme menerpanya.
    Cerita Sex Nikmatnya ML Akupun nyaris hingga. Kemaluanku telah berdenyut-denyut menginginkan keluarkan laharnya. Kutarik badan Santi sampai dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku serta tidak lama tersemburlah spermaku ke berwajah yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke semua berwajah. Lalu Santipun mengulum serta menjilati kemaluanku sampai bersih.
    “Terimakasih Pak Robert.. Santi senang sekali” tuturnya waktu dia bersihkan berwajah dengan tisu.
    “Sama-sama Santi. Saya cuma punya niat menolong kok” jawabku sembari bergegas membenarkan bajuku kembali.
    “Ngomong-ngomong, anda pandai sekali blowjob ya? Seringkali latihan? ” tanyaku.
    “Santi seringkali saksikan di VCD saja Pak. Bila sama suami sich tidak sering Santi ingin demikian. Habis tidak nafsu sich lihatnya”
    Wah.. Kasihan juga Pak Arief, fikirku geli. Jadi saya yang bisa nikmati nikmatnya dioral oleh istrinya yang cantik jelita itu.
    “Kapan kita dapat lakukan sekali lagi Pak” kata Santi mengharap saat kami keluar ruang meeting itu.
    “Gimana bila minggu depan saya suruh suamimu ke luar kota jadi kita dapat bebas dengan? ”
    “Hihihi.. Inspirasi bagus tuch Pak.. Janji ya” Santi terlihat senang mendengarnya.
    Kamipun kembali pada ruang resepsi. Santi saya suruh turun terlebih dulu, baru saya menyusul sebagian menit lalu. Sesampai di ruangan resepsi terlihat Jason tengah mencari saya.
    “Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”
    “Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.
    Tidak lama Santi datang dengan Pak Arief suaminya.
    “Pak Robert, kami ingin pamit dulu.. Ini Santi tidak enak tubuh.. Sakit perut katanya”
    “Oh ya Pak Arief, silahkan saja. Istri ayah cantik mesti betul-betul dirawat lho.. ”
    Santi terlihat tersenyum mendengar perkataanku itu, sesaat muka Pak Arief tunjukkan rasa berprasangka buruk. He.. He.. Kasihan, fikirku. Mungkin saja dia juga akan syok berat apabila tahu saya barusan menyetubuhi istrinya yang cantik itu.
    Cerita Sex Nikmatnya ML Tidak lama saya serta Jason juga pulang. Sebelumnya pulang saya berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Saya suruh dia untuk mendaftarkan Pak Arief untuk training di Singapore. Memanglah beberapa waktu terakhir saya memperoleh tawaran training ke Singapore dari satu diantara perusahaan. Tambah baik Pak Arief saja yang pergi, fikirku. Toh memanglah dia yang kerjakan pekerjaan itu di kantor, sedang saya cuma juga akan membantu istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi sepanjang dia pergi kelak.
    Tidak sabar saya menunggu minggu depan datang. Kelak juga akan saya katakan sekali lagi pengalamanku dengan Santi apabila waktunya tiba. Dengan tidak ada batas saat karna tergesa-gesa, pasti saya semakin lebih dapat nikmati dianya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ibu Temanku Yang Hot Dan Montok

    Ibu Temanku Yang Hot Dan Montok


    2604 views

    Cerita Sex ini berjudulIbu Temanku Yang Hot Dan MontokCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019

    Perawanku – Namaku Bobby, Aku seorang remaja abg biasa berumur 18 tahun. Gayaku yang biasa saja bahkan bisa di bilang URAKAN ini jika dipandang cewek/wanita mungkin tidak menarik perhatian.

    Aku mempunyai seorang teman dekat sebut saja Toni. Dia merupakan teman dekat bahkan bisa dibilang seorang sahabat karib sejak kecil. Aku sering main ke rumah Toni. Keluarganya yang baik dan ramah membuatku betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Toni sebut saja Bu Mawar berumur kira kira 38 Tahun. Orangnya sangat baik terhadap anak nya bahkan diriku ini sangat dimanja ketika aku bermain di rumah Toni, sedangkan ayahnya toni berprofesi sebagai buruh pabrik.

    Suatu Saat aku pernah ditawari temanku Toni untuk tidur di rumahnya, Pas banget waktu itu ada acara bola dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan Toni tentunya. Akhirnya akupun setuju saja ketika di suruh untuk tidur di rumah Toni, karena di saat bersamaan ayah Toni ditugaskan keluar kota. Agen Sbobet

    Akhirnya tiba lah hari itu, aku sudah bersiap dengan “dandan’an”yang rapih (maklum ini kan mau tidur di rumah teman, sopan donk hehe).Namun aku tidak langsung ke rumah Toni, melainkan aku ingin mencari angin segar dan lagipula acara Sepakbola itu mulai dini hari.

    Pukul 7 malam aku sudah bersiap menanti temanku Toni untuk sekedar mencari angin dan kami pun memutuskan untuk pergi ke angkringan. disitu kami pun ngopi ngopi sambil menikmati gorengan yang ada. Setelah itu kami pun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Toni karena ibu nya sudah berulang kali Telpon dan sms kalau hari sudah larut malam, memang tak terasa kami nongkrong sudah 4 jam lamanya (pukul 11 malam).

    Sesampainya di rumah Toni kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.

    Bu Mawar : “kemana saja kamu, jam segini baru pulang, mamah di rumah sendirian sayang, tak ada laki laki di rumah ini, jadi maaf saja kalau mamah Was Was”

    Toni : “Maaf mah, aku habis nongkrong bareng Bobby di angkringan”

    Bu Mawar : “oh”

    Aku : “maaf bu, ini semua aku yang mengatur (dengan kepala tertunduk hehe)”

    Bu Mawar : “Gpp sayang (sejak kecil memang dia memanggilku dengan kata sayang), lain kali kalau mau pergi lama bilang ibu dulu ya” Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.

    Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan kaos ketat berwarna putih dan celana pendek (kira kira sepaha). Sengaja kucuri curi perhatian ke arah Payudara Bu mawar yang pada saat itu mengenakan BH berwarna hitam.

    ”Wah kenapa dengan ku, kok rasanya ada yang beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.

    Akhirnya kami masuk rumah, sembari kami menunggu acara bola, Toni pun memutuskan untuk tidur dulu dan minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin kencing, lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar mandi, Saat itu keadaan rumah gelap karena sudah biasanya orang rumah ini tidur dengan keadaan gelap. Aku pun hanya menggunakan Senter dari HP. Aku pun tiba di depan WC, namun keadaan WC terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu WC itu dan sedikit bertanya apakah ada orang, dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu, namun aku sudah sangat tidak tahan, kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.

    Aku : “bu bisa cepetan dikit ga, Bobby udh g tahan nih”

    Bu Mawar : “oh iya iya”

    dan akhirnya bu Mawar keluar dari WC. Aku pun lega.

    Setelah kencing, niatku hanya langsung menuju kamar Toni, namun tanpa kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu WC.

    Aku: “lho, ibu kok belum masuk”

    Bu Mawar : “nunggu kamu, ibu takut”
    Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke WC (terheran heran).

    Bu Mawar : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Bob (dengan sedikit senyuman)”.

    Ohhh tidak, Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yang lumayan besar yang tertutupi BH hitamnya. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah Ngaceng berat.

    Bu Mawar : “ayo masuk”

    Aku : “i..iii ya, dengan perlahan lahan aku berjalan”

    Bu Mawar : “kamu kenapa Bob (tanya bu Mawar)”

    Aku : “ehh Anu bu, Gpp kok”

    Bu Mawar pun cuek saja.

    Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Toni berada di depan, sedangkan kamar Orang tuanya berada di Tengah).

    Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”

    Aku : “hah, apaan bu ga denger aku nya (pura pura bego)”

    Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur, ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”

    Aku : “ehhmm tapi Bu .. Toni gimana nan..”

    Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).

    Aku sedikit gemetaran, apakah maksud bu mawar ini, dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya (tdk enak gan).

    Malam itu terasa sangat panas, akhirnya aku meminta izin untuk membuka jendela ventilasi rumah

    Aku : “Bu ini Ventilasi nya di buka sedikit ya, Gerah banget”

    Bu Mawar : “oh ya sudah buka saja, senyaman mungkin lah kamu di rumah ini Bob, mumpung suami ku tidak berada di rumah”

    Aku :”hehehe iya bu (sedikit senyuman)”.

    Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur, dan aku juga memikirkan Toni yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sudah mulai.

    Kamar bu Mawar ini lumayan Besar, Rapih dan Bagus. Bu Mawar tidak menyarankan aku untuk menyalakan AC dan Kipas angin (aku pun hanya mengikuti saja).

    Bu Mawar : “belum tidur kamu Bob”

    Aku : “belum bu panas banget ni padahal ventilasi udah di buka, aku kira ibu sudah tidur dari tadi”

    Bu Mawar : “klo memang masih panas, di buka aja Baju nya, ibu ndak bisa tidur, insomnia mungkin”

    Aku : “emang gpp bu kalo baju Bobby ni di buka?, oh insomnia to (dengan lugu nya gan “D)”

    Bu Mawar :”gpp sayang, buka aja, buat senyaman mungkin saja, iya ibu sering insomnia ga tau kenapa, mungkin saat ini gara gara ada kamu”. Memang sebelumnya aku belum pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.

    Aku :”oke deh.eh sekalian celana boleh ga Bu, kan gerah pake Levis”. Aku pun pura pura tidak mengerti perkataan yang tadi Bu Mawar katakan.

    Bu Mawar : “ehmm .. it’s oke”

    lalu kubuka kaos dan celana ku, kni aku hanya di balut dengan celana dalam. Tiba tiba timbul pikiran kotorku.

    Aku : “Bu apa ibu ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.

    Bu Mawar pun kaget.

    Bu Mawar : “sebenernya sih Gerah Bob, tapi apa engga apa apa klo ibu buka”

    Aku : “lho gpp lah bu, emg kenapa, kan ibu yang punya rumah, jadi terserah ibu donk”.

    Bu Mawar : “sekalian celana ya (sedikit kedipan mata)”

    Dibukalah baju dan celana bu Mawar.WOOOOOOOOOW dalam hati ku, tubuh nya indah banget, payudaranya juga montok, bokong nya pun kencang, maklum mereka hanya punya 1 anak yaitu cuma Toni.

    Bu Mawar : “gimana, gpp kan ? suka ga klo ibu kaya gini”

    Aku : “suka bu, cantik banget klo penampilan ibu kaya gini” Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.

    Aku : “bu, kita jangan 1 ranjang ya tidur nya”

    Bu Mawar : “engga, pokok nya 1 ranjang (dengan nada kesal mendengar perkataanku)”.

    Aku : “ya udh deh klo itu mau nya ibu”

    Bu Mawar hanya tersenyum.Kemudian kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang gan). Jantung ku merasa berdebar debar, darahku serasa naik, Hangat sekali rasanya”.karena sudah memuncak, Penisku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di payudara Bu Mawar. Karena sudah tidak tahan, ku coba untuk mengocok Penisku ini, namun secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dari tidurnya. Sambil ku kocok, ku lirik payudara bu Mawar yang lumayan Besar.Shiit Dammmn tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur..

    Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Bob (sambil tersenyum)”.

    Aku : “ehmm,,aa ann,,anuu Buu”Tegang banget disini.

    Bu Mawar :”Ibu tau kok yang Kamu Lakuin, Kamu Terangsang yah gara gara ibu memakai pakaian seperti ini”.

    Aku : “engg..ehh iyya bu sedikit”.

    Bu Mawar :”Ibu sengaja pancing kamu untuk menemani ibu tidur, Ibu sudah jarang di sentuh oleh Suami ibu”

    Aku :”ooo.h..oohh”

    Bu Mawar :”Jadi, Mau kah Kamu Bob”tanya bu Mawar padaku.

    Aku :”ehh,, Mmm MakSuud ibu ap..appa”pura pura bego.

    Bu Mawar :”udah lah jangan berlagak gitu ahh, ibu juga tau kok klo kamu…”

    Aku : “iii ..iiyaa Bbbu”.

    Tanoa Basa Basi, Bu Mawar langsung membuka Selimut yang menutupi kami berdua.Disini aku pun terus terang karena aku belum pernah melakukan hal seperti ini.

    Aku :”Bu, aa..n.u, sblumnya Bobby belum pernah ngelakuin kaya gini”.

    Bu Mawar :”ohh bagus donk, Pasti bisa banyak nih muncratnya”

    Aku :”iii.y.a bu”

    Langsung saja bu Mawar membuka celana dalam ku, dan dia pun terkejut karena ukuran Penis ku yang lumayan besar, katanya sih punya suami bu mawar ini kalah jauh.

    Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang, punya suami ibu kalah jauh”

    Aku :”eemang iya bu? (sedikit senyuman)”

    Bu Mawar : “iya donk ..”

    First, Bu Mawar langsung melumat bibir ku,.

    Bu Mawar :”ayo mainin bibir mu Bob”.

    Aku :”emmh iya bu”

    setelah 10 menit kami Berciuman, Tangan bu indah pun langsung menuju ke penisku.

    Bu Mawar :”aduuh ibu jadi geregetan, penismu bagus sekali sayang”

    Aku :”hehe”

    Bu Mawar :”ini di BJ aja dulu ya, klo baru pertana kali, biasanya ga lama”

    karena belum tau BJ, aku pun hanya mengangguk)

    Wow pintar sekali bu Mawar memainkan Penis ku, tak lama kemudian ….

    Aku :”Bu ..aaakkk…uuu”

    semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku,Dannn Ahhhh, Akhir Spermaku berceceran di muka Bu Mawar.

    Aku :”makasih buu, cukup kah segini saja?”

    Dia belum menjawab pertanyaanku, karena sedang sibuk membersihkan sperma yang ada di penis dan menjilati seluruh Spermaku yang berada di Payudara nya.

    Bu Mawar :”eiits tunggu dulu donk sayang, ini mah belum apa apa”

    Aku : “maksud nya?”

    Lalu bu Mawar membuka BH dan CD nya . Dan WOW aku terkagum kagum.Tak lama kemudian Bu Mawar Duduk dan bersandar.Lalu dia menarik Kepala ku, tepat di hadapanku Vagna yang sangat bagus milik bu Mawar, Rapih gan tercuku dan masih lumayan karena jarang di sentuh suami nya.

    Bu Mawar :”Jilat Vagina Ibu Bob”

    Aku :”iya bu”

    Kemudian aku pun Menjilati Vagina Bu Mawar TERSAYANG.

    Bu Mawar :”Ahhh,, Uhhh,, “sambil menjambak rambutku. tak berapa lama, Bu Mawar menyuruh ku untuk berhenti, (shiit padahal lagi enak enaknya, tapi apa boleh buat).

    Bu Mawar :”masukin ya”

    Aku :”iya bu”

    karena baru pertama kali melakukan nya, aku pun masih kesusahan (hehe).Bu Mawar pun tersenyum melihat ku kesusahan memasukan Penisku ke dalam Lubang Vagina nya.

    Bu Mawar :”Yeee .. Susah ya?”

    Aku :”iiya nih bu,,, maap ya karena baru pertama kali”sambil tersenyum.

    Bu Mawar pun memegang penis ku, dan mengarahkan nya ke Vagina milik nya.Sleeep Akhir nya masuk juga.

    Bu Mawar :”Tekan, lalu gerakin ya Bob”.

    Aku :”iya bu, tapi sambil di ajarin ya”

    dan Bu Mawar pun Hanya mengangguk. Aku tekan tekan Penis ku dan Memain kan nya.

    Aku:”Begini bkn bu?”

    Bu Mawar :”iya sayang, nanti klo mau keluar di percepat dikit ya gerakan nya” Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Anjaas ahhhh Uhhh Ummh ucap bu Mawar..

    Aku:”ahh buuu,, emmhh”

    Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.

    Bu Mawar :”Lho kenapa ?”

    Aku :”Ganti Posisi ya”

    Bu Mawar :”Y udh … Anal aja ya”

    aKU :”apa itu bu”

    Bu Mawar :”Kamu tusukkan Penismu ke Anus Ibu”

    Aku:”Ohh .. iya bu”

    Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya, Disini aku sudah sedikit lihai karena tadi sudah di ajarkan oleh bu Mawar. Sleeep Masuk juga.

    Aku Mainkan Penisku,

    Aku:”ahhh buu,, ummh nikmatt bu ahhh oouuhh”

    Bu Mawar:”ahhh .. terus sayang ahh woow .. buat ibu puas malam ini”

    Aku:”Buuu klo di keluarkan di dalam bagaimana?”

    Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”

    Sekitar 5 menit …..

    Aku:”Buu Akkkuuuu KelllluuArrr”

    Bu Mawar :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh sayaangg emmmmhhh ahhhh”

    Crooot Croot,, spermaku pun keluar di dalam.

    Bu Mawar:”jangan di lepas, biarkan saja, tunggu mengecil sendiri”

    Aku :”Ahhhh,, Capek dan Lemes nih Bu”

    Setelah Penisku mengecil sendiri, akhir nya kucabut.Lalu Kami berdua berbaring bersama.

    Bu Mawar :”Makasih banget Bob,, malam ini ibu Puas”(kemudian mengecup bibirku).

    Aku:”Sama Sama Bu,, baru pertama kali Bobby ngelakuin kaya gini,, Makasih banget”

    Bu Mawar :”Iya sayangg”(dengan senyuman manjanya)

    Lalu Aku pun memakai Kaos dan Celana ku kembali, tapi Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan.Waktu sudah menunjukan Pukul 02.00. Judi Bola Terpercaya

    Aku:”Aku ke kamar Toni dulu yah Bu, takut dia marah”

    Bu Mawar :”iya sayang, jangan bilang bilang ya (senyum gembiranya ), sini mendekat sebentar.

    Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit, aku pun bergegas ke kamar Toni dan melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar, dan dia pun hanya tersenyum puas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Di Cumbu Seniorku

    Di Cumbu Seniorku


    823 views

    Cerita Sex ini berjudulDi Cumbu SeniorkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam terbuka.

    Menjelajah, mendaki gunung, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.

    Umurnya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan mempunyai 2 anak. Namanya Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di arena kegiatan.

    Beliau sangat berwibawa, melindungi dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan lain kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang sebagai senior tetapi aku pendam dalamdalam saja perasaan itu karena aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada kawankawanku.

    Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.

    Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan untuk kegiatan pengembaraan melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami tertinggal.

    Isengiseng aku mengacungkan tangan sambil berkata

    Saya siap, Kak. Kak Dani melihat padaku lalu bertanya
    Kamu gak kan rewel nanti di jalan, Er ?.
    Siap, saya janji gak kan rewel dan aku disoraki oleh temantemanku.

    Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua dengannya.

    Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju Sindangbarang.

    Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.

    Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.

    3 kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan.

    Temannya sempat menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung, untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani kembali ke Bandung.

    Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta. Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tibatiba saja hujan turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan. Kesanalah kami tuju untuk berteduh.

    Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.

    Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuhtubuh kami serapat ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras sungguh aku merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya.

    Nafasnya terasa hangat menerpa wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tibatiba saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh . Dia menciumku. Mula mula hanya nempel lalu perlahanlahan lidahnya berusaha masuk ke mulutku.

    Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat.

    Tangannya yang tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku sehingga aku terus menggelinjang .

    Kaaaakkkk . Ooohhhh . Hanya itu yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan.

    Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilinpilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras karena kenikmatan yang melandaku.

    Tangannya bermain lincah di kedua dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejangkejang nikmat. Aku sudah tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.

    Tibatiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata

    Er, kamu baru ngalami ini ?

    Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.

    Maafkan Kakak sudah nakal yaa sambil dia kecup pipiku lalu merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari lubangnya.

    Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku sambil tersenyum . duh, senyumnya, aku membatin.

    Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alatalat ke ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati air teh yang hangat.

    Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ? tanyanya memecah keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab Tidak Kak, Er tidak apaapa.
    Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ? katanya lagi sambil memandang jenaka padaku. Aaaahh .. kakak . kataku sambil memukul bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.

    Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku tergetar, jantungku kembali berdebar .. tapi kemudian Kak Dani bilang Sebentar lagi hujan reda yuk, kita siapsiap. Mau ganti baju dulu dengan yang kering ? tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.

    Setelah hujan benarbenar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.

    Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?

    Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor jadi kalau boleh, Er ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ? jawabku.
    Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal, jawabnya.

    Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.

    Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.

    Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2 gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi dan masak ringan.

    Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lamalama karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat kebersihan lalu mandi.

    Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan ku bangunkan dia

    Kak kak sambil ku goyanggoyangkan lengannya.

    Dia terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin. Tibatiba terdengar suaranya memanggilku

    Er maaf, ambilkan kaos oblong sama sarung Kakak di ransel

    Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan sarung lalu pintu tertutup lagi.

    Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
    Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.

    Makasih Er, duduklah . dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.

    Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar guyonannya.

    Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
    Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.

    Er kamu pegal ndak badannya ? tanyanya sambil menutup buku catatannya.
    Iya Kak jawabku singkat.
    Mau sama Kakak dipijetin ? dia bertanya lagi.
    Mau Kak tapi Kakak juga cape kan ? jawabku sambil balik bertanya.
    Ya gantian dong jawabnya sambil berjalan ke arahku.

    Mulamula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu

    Er, ada body lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya katanya.

    Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.

    Er kaosnya Kakak angkat yaa ? tanyanya. Deg aku kaget tapi benar juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
    Tapi Kakak janji gak kan nakal jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
    Ya, kakak tidak akan nakal . asal dia potong katakatanya.
    Asal apa hayo ?? jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
    Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu .. jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.

    Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
    Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya

    Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju ? Kakak buka yaa bajunya . Sambil dia membuka bajuku dan aku yang masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat tanganku agar bajuku mudah terlepas.

    Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
    Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan dan terasa pengait bhku dilepaskan olehnya

    Kakkk . janji gak kan nakal . ucapku tanpa melihat wajahnya.
    Iya ndak, Kakak gak akan nakal jawabnya.

    Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak menyenggolnyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.

    Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ? tanyanya.
    Erni takut Kak . jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan pantatku.

    Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget karena tubuhku sudah telanjang.

    Kakaaakkkk . ?!! aku segera mengambil bantal menutupi dada dan kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang.

    Aku panik, malu dan bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.

    Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ? dia bertanya sambil mendekatiku.

    Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk juga dalam pelukannya.

    Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.

    Er, jangan takut . Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka. Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar tetap baik. Dah jangan takut lagi yaa ? tanyanya sambil mengecup rambutku.

    Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku menjadi miring terhalangi oleh bantal.

    Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
    Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jarijarinya bermain di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku jarinya bergerak ke tengkukku aku menggelinjang dan mendesah kegelian.

    Kkkaaakkkkk .. akhirnya desahku keluar.

    Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya. Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku karena merasakan kenikmatan jemarinya.

    Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh bibirku.

    Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti lidahku.

    Getarandemi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku.

    Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.

    Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami.

    Ciumannya lalu mulai bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian yang mampu membuatku terkejangkejang nikmat sehingga dari mulutku keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku.

    Aku sudah tidak bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.

    Sekarang .. oooohhhhh . Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku .

    Addduuuhhhh . Kakkkaaaakkkkk .. oooohhhhh . racauku. Setelah menelentangkan tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama .. aaaaahhhhhhh . aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang disodorkan oleh seniorku.

    Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku terkejangkejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak terkira berkecamuk di dalam dadaku.

    Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak terlalu lebat.

    Mulamula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak rambutnya, menariknarik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan ..

    Kakkkkkaaaaakkkkkk oooooouuuuuhhhhhh aku mengejan untuk menahan itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah bahkan banjir

    Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh aku tak bisa mengungkapkannya.

    Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah, dia hanya menggunakan celana dalam saja entah kapan dia membukanya. Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai rambutku.

    Sakit Er .? tanyanya sambil menatapku.
    Tidak Kak tapi .. aaahhhh, Kakak .. Er maluuuu .. lalu ku peluk tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya.

    Kurapatkan dadaku ke dada bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu perhatikan.

    Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh pasanganpasangan yang memadu asmara katanya saat aku rebahkan kepalaku di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
    Er merasa aneh Kak . koq begitu sih rasanya kataku.
    Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut orgasme jelasnya.
    Or .apa Kak tanyaku karena bahasa asing ini.
    Orgasme, Sayang katanya sambil mengecup bibirku.
    Er takut Kak . kataku
    Takut kenapa ?
    Takut . Eeeeuuuu . Hamil jawabku ragu.

    Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata

    Er . Er . mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu kamu gituu deh kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena malu dan lega.
    Eh aduh, sakit Er tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
    Kakak dah ingkar janji . Kakak ternyata nakal kataku sambil menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
    Tapi kamu suka kan ? jawabnya sambil mencium bibirku.

    Ku sambut ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu lagi.

    Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.

    Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk memegang batang kemaluannya aku sempat menggeleng tapi karena bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.

    Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.

    Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik turun naik turun dan lamaama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang kemaluannya lebih cepat.

    Tenang Er, jangan keraskeras. Perlahan saja . bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.

    Ada desiran lagi saat tangannya membelaibelai punggungku dan meremas bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.

    Kali ini Kak Dani suka terkejangkejang sambil sesekali menyebut namaku perlahan di selasela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin merasakan kenikmatan yang tadi lagi.

    Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar

    Kak . Jangan . Jangan Kak aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
    Er ndak apaapa, Kak cuma ingin melakukan petting saja . Gak apaapa Kakak tidak akan mencelakaimu .. ayolah jawabnya dengan nafas memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.

    Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.

    Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku, menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan berulangulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.

    Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya membelaibelai belahan kemaluanku.

    Sadar atau tidak, pinggulkupun kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya aku kembali mengejang seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa nikmat tadi kembali terulang.

    Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang kemaluannya dan .. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan nikmat tidak bisa berbuat apaapa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan itu.

    Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya mulai mengendur ketegangannya.
    Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu.

    Gak apa Kak . Er senang melihat Kakak seperti tadi jawabku sambil mengecup bibirnya.

    Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.

    Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Keperawan Kakak Nina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Nikmatnya Keperawan Kakak Nina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1427 views

    Perawanku – Perkenalkan, namaku Niko, saat ini aku tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta, setelah membaca berbagai postingan cerita dewasa lainnya, aku jadi tertarik untuk menceritakan berbagai pengalaman seks ku juga beberapa pengalaman seks teman-temanku.

    Singkat cerita, kejadian ini berawal sekitar 2 tahun yg lalu saat aku menginjak semester 3, yg dimana saat itu aku berusia 21 tahun (aku kuliah agak telat umurnya, karena begitu lulus SMA, aku bekerja dahulu beberapa tahun baru kuliah). Aku terlahir dari keluarga berkecukupan sebetulnya, namun karena aku ingin mencoba tantangan, makanya selepas SMA aku tdk langsung lanjut kuliah.

    Kisah hot ku ini terjadi dengan anak dari kakak kandung ibuku sendiri, yg tak lain adalah sepupuku, namanya Nina, usianya memang sudah tdk muda lagi, sekitar 37 tahun, namun tak sesuai dengan usianya, ia selalu menjaga bentuk tubuhnya dengan baik, gym seminggu 2x, juga sering melakukan perawatan wajah di dokter kecantikan, makanya tampangnya tak sesuai dengan usianya, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus sepinggang, dan ukuran payudaranya sekitar 36B.

    Dia belum menikah dan sangat ingin menikah sebetulnya, bukannya tak ada lelaki yg mau mendekatinya, namun karena seleranya yg lumayan tinggi (maklum, ketika mudanya, sepupuku ini bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai terkemuka di tanah air).

    Ketika itu bulan Juni yg sangat panas-panasnya, dan saat itu juga aku sedang libur kuliah, karena aku tdk mengambil semester pendek, sehingga aku memiliki waktu luang sekitar 3 bulan, dan parahnya aku tdk bisa liburan kemana-mana karena rumahku tdk ada yg jagain, kedua orangtua ku sendiri sedang mudik, sehingga aku yg disuruh jagain rumah.

    Karena sudah 2 minggu tak kemana-mana, lantas aku pun pergi berkunjung ke rumah Kak Nina yg rumahnya hanya berjarak 4 blok dari rumah tempat aku tinggal, tadinya aku pikir mungkin dia kerja, namun setalah ku pencet bel berkali-kali, akhirnya ada yg menjawab dari dalam, rupanya Kak Nina, dia memakai baju piyama mandi (kira-kira bentuknya seperti itu, aku tak tahu namanya apa) berwarna krem yg agak cerah dengan handuk membelit di kepalanya.

    “Loh Ci Nina (aku adalah kaum tionghoa, jadi memanggil cici sebagai ganti kata Kakak), gak kerja ci?” tanyaku dengan wajah sumringah

    “Gak Nik, cici lagi cuti, bosen ngantor mulu, kerjaan ga ada abisnya…” katanya dengan muka agak manja.

    Tak lama setelah perbincangan singkat itupun aku dipersilahan masuk oleh Ci Nina, kami berbincang-bincang panjang lebar, hingga akhirnya dia menanyakan pertanyaan yg benar-benar aku paling malas untuk menjawabnya,

    “Gimana Nik, udah punya pacar belom?”

    “Hmmm…. Cici kayak gak tau aja, orang ndut gini mah biasanya gak ada pacarnya, temen cewe nya doank yg banyak” elakku. Kebetulan aku ini bertubuh agak gemuk, dan berewokan seperti chris evans.

    “hahahaha….. bisa aja kamu Nik, bentar ya Nik, cici mau pake baju dulu.”

    Aku terdiam sejenak, berarti tubuh yg aku pandangi barusan itu cuma ditutupi baju mandi saja tanpa dibungkus pakaian lainnya, sontak aku bengong menatap payudaranya dan “bobby” ku berdiri, namun belum maksimal, aku yg saat itu hanya memakai celana futsal, k0ntolku tercetak sangat jelas dan tak mungkin ci Nina tdk melihatnya.

    “Loh Nik, kok kamu bengong sih, tuh liat, ade kamu udah bangun, jorok ihhh….” katanya dengan muka memerah. aku pun langsung tertunduk malu dan tak tau muka ini mau ditaruh dimana.

    Singkat cerita, aku tunggu dia turun dari lantai 2 untuk menyiapkan ice lemon tea, namun di luar dugaanku, dia ternyata turun dengan mengenakan baju yg sama hanya ikatannya dilepas, handuk di rambutnya dilepas, dan rambut panjangnya diurai ke samping, dan hebatnya lagi, bukannya memakai kaos dan celana santai, ci Nina malah hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam, kebetulan aku ini paling ga tahan kalo melihat cewe berbaju putih ber BH hitam, rasanya sperti menemui bidadari, aku hanya terbengong saja melihatnya dan dia kembali bertanya,

    “Ngapain sih Nik, bengong gitu, kan panas, pasti mikirnya jorok…”, tak lama ia buatkan lemon tea, lengkap dengan lemonnya diletakkan di bibir gelasnya, setelah dia menyuguhkan minuman, tak lama dia bertanya padaku

    “Nik, sebenernya cici masih cantik ga sih?”
    “masih kok ci.” kataku
    “Ah bo’ong deh kamu, cici kan udah tua. Mana belom married lagi..”
    “Yahhh si cece, nih ya, sayang aja Niko ade nya cece, kalo engga…”
    “kalo engga apa ayoooo???!!!” tanyanya dengan nada menjebak

    “kalo engga, cece Niko pacarin, ga peduli umur cece berapa, Niko tuh sayang banget sama cece, Niko gak mau cece terluka sedikitpun, Niko bener-bener pengen nyaygin cece selayaknya pasangan hidup Niko.” isi hatiku tertumpah semua hingga akupun kaget dengan yg aku ucapkan barusan.

    Ci Nina terdiam sejenak, aku sendiripun berbicara ke dalam hatiku dengan rasa kesal sendiri, mengapa harus mengatakn hal yg tak pantas seperti itu, bodohnya aku ini.

    Ci Nina pun bangkit berdiri, mengambil lemon yg ada di gelas tadi, menaruh di mulutnya setengah, dan tiba-tiba dia duduk di atas pangkuanku. Di julurkan bibirnya yg tipis dan seksi itu ke bibirku, yg tadinya mengemut lemon, malah akhirnya jadi emut-emutan bibir, kami saling berpagutan, tak ku sangka, ternyata Ci Nina ini mahir dalam hal berciuman, bolak-balik dia menghajar habis bibirku, lidah kami saling beradu, darahku serasa naik ke ubun-ubun, sudah 1 tahun aku tak merasakan ciuman mesra ini lagi semenjak ditinggal pergi pacarku yg dulu, selesai kami berciuman, dia berkata

    “hari ini jangan panggil aku cece, panggil aku sayang, puasin aku hari ini ya Nik, aku udah lama banget pengen ngerasain ngentot”. Aku yg sudah lama mengidam-idamkan hal ini hanya manggut-manggut saja.

    Kami mulai berciuman lagi, namun tak lagi aku diam, tanganku mulai memeras-meras susu nya yg masih kencang, pelan-pelan aku buka pakaiannya hingga celana dalamnya yg tersisa, sedangkan aku masih utuh, Nina mulai meembuka pakaianku satu per satu, hingga tak ada sehelai benangpun yg tersisa di tubuh kami, kuremas-remas payudaranya dengan lembut, dia hanya mendesah dan mendesah, tak tau apa yg harus dia lakukan, makin lama dia makin liar gerakannya, apalagi begitu putingnya yg merah pucat aku hisap dan hisap bergantian kiri ke kanan, kanan ke kiri, dia hanya hanya bisa mendesah

    “Nik…. ahhhh… Nik… ahhhh… kamu pinter Nik… ahhhh…. cici seneng…. ahhhh….”.

    Puas bermain di payudaranya, ku suruh dia duduk di sofa, kubuka lebar-lebar kedua pahanya yg mulus dan putih itu, mulailah aku mengendus-endus perlahan dari paha, hingga akhirnya ke memeknya, wangi sekali, benar-benar wangi, mungkin karena dia memakai sabun kewanitaan, aku mulai menjilatnya, perlahan tapi pasti, aku cari klitorisnya dan aku jilat sepuasku, aku jilat terus, Nina hanya bisa menggumam dan medesah

    “ahhhh…. Nikkk…. kamu….. ahhhh….. cece udah mau keluar…. ahhhhhh…. Nikkkk….. ahhhhhh…..” tak lama, maninya Nina pun keluar dan membanjiri rongga mulutku ini yg sudah haus sekali, haus akan cairan kewanitaannya.

    Setelah puas aku kerjai, giliran dia yg beraksi, dikocoknya kemaluanku berkali-kali, k0ntolku ini lumayan besar, panjangnya 13cm dengan diameter 4cm, dikocoknya hingga terasa geli yg sangat tak tertahankan, puas mengocoknya, Nina lantas menjilat dan mengulum kemaluanku, dari ujung hingga pangkal, bahkan biji ku pun disikatnya, liar sekali, setiap aku sudaah merasa ingin keluar, dia selalu menghentikan aksinya, begitu terus, harus ku akui Ci Nina sangat pandai memainkan tempo bercinta kami, puas mengulum kemaluanku, aku suruh dia menungging, merujuk pada gaya doggy style, pertama dia menolak, bahwa ia tak ingin melakukan anal sex, namun aku meyakinkannya bahwa aku tak akan melakukan itu, karena akupun memang tak menyukainya, sperti di film JAV Mai Hanano yg sering ku tonton, kumasukkan k0ntolku ke dalam memeknya pelan-pelan, memang benar rupaya Ci Nina ini masih perawan, memeknya masih sempit sehingga sulit bagiku untuk memasukkan kemaluanku, setelah aku berhasil melakukannya, ku genjot dia secara perlahan, perlahan depan-belakang secara ritmik, dari pelan hingga cepat, pertamanya Nina merasa kesakitan, namun perlahan-lahan rasa sakit itu berganti menjadi kenikmatan.

    “ahhhh…… Nikkk…… uuuuuhhhhhh……. ahhhhhhhhh……. Niko…… ahhhhh…. cici sayang kamu….. ahhhhhh….. enak Nik…..”

    “ahhhhhhhh…… cece cantik banget sih….. ahhhhhhhhhhh…….. Niko seneng main sama cece, cece bisa ngertiin Niko…. ahhhh” balasku sekenanya

    Puas bergaya doggy style, kami saling berciuman, keringat pun mengucur deras dari tubuh kami berdua, tetapi di sini lah seninya bercinta, semakin keringatan, maka temponya semaakin baik dan semakin seru, ku ciumi kupingnya, lehernya, tak hentinya kami berciuman sambil menunggu tenaga kami pulih.

    Kali ini kami menuju pertunjukan puncak, dengan gaya misionaris, aku baringkan Nina di sofa, ku tuntun k0ntolku menuju liang senggamanya.

    “Niko, kamu nakal yahhh udah ngambil keperawanan cece, pokoknya Niko harus janji, gak boleh ninggalin cece, cece sayang sama kamu.”

    “Niko juga sayang kok sama cece, kapanpun cece butuh Niko, Niko selalu ada buat cece sayang, Niko pengen punya anak dari cece…”

    Kami mulai bermain lagi, kugoygkan pinggulku pelan-pelan, kami mulai berciuman mesra lagi, kali ini Nina sudah mulai pintar, dia mulai menggoygkan pinggulnya, ku pompa terus, pompa hingga tempo kami semakin cepat, mukanya sudah acak-acakan menahan kenikmatan yg ku berikan, dinding memeknya yg masih sempit, membuat k0ntolku makin tegang, dan makin bernafsu, k0ntolku serasa disedot-sedot oleh memeknya.

    “Nik…….. ahhhhhhhhhhhhhhhh…………… Nikkkkk………… ahhhhhhhhh………. cece udah mau nyampe………. cece udah mau nyampe Nikkkkk……”

    “sabar ce, Niko juga udah mau keluar, kita keluar barengan ya ce….. ahhhhhhhhhhhh………….”

    Dan akhirnya maniku ku keluarkan di dalam memek ci Nina, aku tak peduli dia hamil atau tdk, yg jelas aku menyayginya sebagai pasangan hidupku. Kamipun terkulai lemas karena adegan yg melelahkan ini.

    Haripun mulai sore, aku akhirnya memutuskan bermalam di rumah Ci Nina, kami bercinta sepanjang malam, di kamar mandi, di dapur, bahkan di loteng pada tengah malam, kami tak peduli, toh kami hanya tinggal berdua.

    Aku sendiri dengan Ci Nina akhirnya berpacaran hingga akhirnya sekitar 6 bulan yg lalu, hubungan kami ini ketahuan oleh orang tua ku dan orang tuanya, apalagi Ci Nina sudah terlanjur hamil olehku, apa boleh kata, kami akhirnya dinikahkan, namun tak seperti pasangan MBA lainnya, aku dan Nina hidup bahagia dan tak pernah ribut hanya karena masa lalu maupun karena aku masih menyelesaikan kuliahku, Nina selalu menyaygiku selayaknya pasangan hidup sejatinya.

  • Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga


    1038 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga, Mbah melihat dari pipismu tadi, ternyata ilmu gendamnya si Kasno sudah masuk dalam sekali ke dalamnya. Mbah sudah coba sedot sedot tadi, tidak mau keluar juga. Berbahaya sekali Nduk, nanti kalau dibiarkan jadi ngabar (menguap) masuk ke pembuluh darahmu, bisa mati kowe. Mbah harus mencoba cara yang lebih kuat. Agak sakit mungkin Nduk, nggak apa-apa ya?” kataku penuh rasa sayang dan kasihan. Kuelus rambutnya yang sekarang tampak awut-awutan. Dia mengangguk, mengulang lagi kata-katanya yang bego tadi: “inggih Mbah, kulo nderek kemawon..”. Aku mengangguk-angguk: “anak baik. Kasihan sekali kowe Nduk”.

    Sekarang aku mengangkat tubuhnya yang sudah lemas dari atas meja, dan dengan lembut membimbingnya ke dipan yang ada di sudut. Kubaringkan tubuh bugil yang sudah lemas itu, dan dengan hati-hati kulebarkan kakinya. Kini dia terbaring mengangkang, kemaluannya terbuka lebar seakan siap menerima segala kenikmatan duniawi. Aku duduk berlutut, kemaluanku sudah tegang betul dan kini terarah ke lobang kemaluannya. Kugesek-gesek kepala jagoanku ke kelentitnya. Dia mengerang pelan, matanya tertutup rapat. Kurendahkan tubuhku, kini aku telungkup di atas badannya. Kukecup bibirnya dengan lembut: “sudah siap, ya Nduk. Agak sakit, ditahan saja. Pokoknya Mbah usahakan kamu jadi sembuh betul”. Dia mengangguk, tidak membuka matanya: “inggih Mbah” desisnya lirih.

    Kini aku memegang batang kemaluanku, dengan sangat hati-hati menusukkannya ke kemaluan si Suminem yang masih basah kuyup bekas hisapanku tadi. Satu senti..dua senti.. tiga senti.. sempit sekali. Suminem mengerang: “ss.. sakit Mbah..” tampak wajahnya mengernyit kesakitan. Tangannya memegang dan meremas lenganku. “Tenang Nduk..tenang.. tahan sedikit.. nanti lama-lama sakitnya hilang, berganti rasa enak”.

    Aku harus mengakui, inilah lobang kemaluan ternikmat yang pernah kurasakan. Sebelumnya aku hanya bisa bermain dengan pelacur-pelacur, atau paling banter dengan si Jaetun janda muda yang gatel di desa sebelah. Semuanya sudah melongo lubangnya, sama sekali tidak enak. Tetapi yang ini, sungguh lezat, legit dan super sempit. Dasar perawan.. kutekan agak keras kemaluanku, diikuti dengan teriakan Suminem: “aauuwww.. saakiit Mbah..” aku cepat-cepat melumat bibirnya, agar teriakannya tidak berkembang menjadi raungan..

    Sekarang dengan cepat dan akhli aku menekan kemaluanku, sekalian saja sakitnya pikirku. Dan..bless..masuklah seluruh kemaluanku ke dalam lobang memeknya. Tubuh Suminem terlonjak di bawahku, tangannya meremas lenganku sangat keras. Matanya terbeliak, tetapi mulutnya tidak bisa memekik karena tersumpal bibirku. Aku diam sejenak, menunggu lonjakannya hilang.

    Akhirnya dia diam, hanya napasnya masih tersengal-sengal. Sekarang, setelah semua tenang, kulepaskan ciumanku: “masih sakit, Nduk?” dia mengangguk: “tapi lama-lama nggak perih kan?” dia mengangguk lagi. Lugu betul anak ini: “Mbah terusin ya? tidak lama lagi kok”. Sekali lagi dia mengangguk. Kugoyangkan pantatku lagi pelan-pelan, tidak ada respon penolakan darinya. Kogoyangkan lagi semakin kuat, dan tanganku mulai menggerayang memainkan puting susunya. Dia mengeluh. Dia merengek. Jelas si Suminem ini mulai menikmati permainan ini. Pinggulnya mulai ikut bergoyang, meskipun agak kaku.

    Aku tidak berani merubah posisiku ini, takut kalau dia kesakitan lagi. Goyanganku juga kuusahakan seteratur mungkin, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Malah goyongannya yang semakin lama semakin tidak teratur. Kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan, mulutnya mendesis-desis dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Matanya terpejam dan raut wajahnya menampakkan campuran kesakitan dan kenikmatan yang sangat.

    Dipan bobrok ini mulai terdengar berkeriet-keriet. Akhirnya terdengar proklamasi si Suminem, persis seperti tadi: “aakhh.. ad..uuh.. mbaah.. aku.. aa..” dan kurasakan cairan menyemprot di lobang kemaluannya. Akhirnya kepalanya terkulai lemas ke kiri (sejak kami mulai main tadi, matanya terus terpejam). Aku mengutuk dalam hati. Jangkrik, aku sendiri belum keluar nih. Kuperkuat genjotanku, kufokuskan pikiranku pada kenikmatan yang kualami sekarang ini. Kuremas-remas susunya semakin kencang. Dan akhirnya kurasakan desakan dalam kemaluanku, desakan yang sudah sangat kukenal. Aku sudah mau orgasme.

    Tetapi aku tidak ingin mengakhiri permainan ini begitu saja. Kukeluarkan tembakan terkhirku: “Nduk, Nduk, Mbah rasa ajiannya si Kasno sudah berhasil Mbah hilangkan. Tetapi kau harus meminum ajian dari tubuh Mbah ya? supaya kamu kebal terhadap segala ngelmu hitam macam ini”. kataku tersengal-sengal. Suminem hanya mengangguk saja, matanya tetap terpejam. Melihat tanda persetujuan itu, aku segera mencopot kemaluanku dari memeknya, begitu cepat sehingga terdengar suara, “plop”. Aku segera mengangkang di atas tubuhnya, batang kemaluanku kuarahkan ke mulutnya: “ini Nduk” kataku. Tangan kananku mengangkat kepalanya yang terkulai, sedangkan tangan kiriku terus mengocok batanganku.

    Mata si Suminem membuka malas, melihat senjataku bergelantung di depan wajahnya. Aneh, Dia tidak tampak kaget lagi (mungkin lama-lama dia sudah biasa?) dia menggumam malas: “mana obatnya Mbah? sini biar aku minum.” Aku mendesah penuh nafsu: “ini Nduk, obatnya ada dalam burung Mbah ini. Minumlah” kataku. Suminem menjawab dengan malas, seperti orang setengah sadar: “dihisep dulu Mbah? Sini gih. Biar cepet selesai”. Dan tanpa bertanya lagi, dia memegang kontolku dan memasukkan ke mulutnya. Waduh, hebat banget si geNduk ini.

    Meskipun tetap dengan gaya malas, seperti setengah sadar, dia mulai menyedot nyedot kemaluanku dan lidahnya secara reflek juga bergerak-gerak menyelusuri batang kontolku. Aku bergetar hebat. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, dan kugoyangkan pinggulku sehingga kemaluanku bergerak keluar masuk mulutnya. Rasanya bahkan lebih nikmat daripada bersetubuh biasa. Beberapa kali tanpa sengaja gigi Suminem bergesekan dengan kemaluanku, membuat kenikmatan yang kurasakan semakin melambung.

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga

    Kupercepat goyanganku, tetapi tetap menjaga agar dia tidak sampai tersedak. Akhirnya tekanan dalam kemaluanku tidak dapat kutahan lagi: “Nduk, ini Nduk..” erangku: “telan semua ya” dan croot.. muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Kurasakan hisapan dan jilatannya berhenti. Dua kali lagi aku menyemprotkan maniku di mulutnya, semuanya tampak tertelan (karena posisinya terlentang, jadi tidak ada yang terbuang keluar).

    Kudiamkan posisi ini agak lama, sampai kurasakan kemaluanku mulai mengecil dan akhirnya lepas sendiri dari mulutnya. Aku berguling ke samping, kulihat Suminem tetap telentang dengan mata tertutup. Bibirnya yang seksi kini tampak berlepotan air mani, tampaknya masih ada maniku yang tertahan di mulutnya dan belum tertelan. Aku bangun dan mengambil gelas berisi air kembang tadi, dan menyodorkan kemulutnya dengan lembut: “minum Nduk, minum. Biar semua obat Mbah masuk ke badanmu. Ini air kembang juga berkhasiat kok.” Dia menurut dan meneguk habis air itu. Akhirnya kubimbing dia berdiri, dan kubantu dia memakai bajunya. Aku juga memakai bajuku. Kami sama sekali tidak bicara saat itu.

    “Bagaimana Nduk? Apakah kamu sudah merasa enakan?” dia diam saja. Tangannya menyisir rambutnya, dan membetulkan bajunya yang awut-awutan. Kuelus rambutnya.
    “Mbah, apakah pasti saya sudah sembuh?” tanyanya dengan suara bergetar. Aku mengangguk: “pokoknya, semua sudah beres. Tadi Mbah itu mempertaruhkan nyawa Mbah lho. Kalau gagal tadi pasti ilmu hitamnya si Kasno berbalik menghantam Mbah. Untunglah semua sudah berakhir.”
    Dia mengangguk, wajahnya tetap menunduk: “matur nuwun, Mbah.” Katanya: “Berapa saya harus bayar Mbah?” aku tergelak: “wis, wis, bocah ayu, Mbah nggak minta bayaran kok. Bisa menyembuhkan kamu saja Mbah sudah bersyukur banget.” Kulihat bibir si Suminem tersenyum halus, mengangguk dan meminta ijin pulang. Kubuka pintu kamarku dan aku memanggil salah satu tukang ojek yang mangkal untuk mengantarkannya pulang. Dalam beberapa detik, tubuh bahenol Suminem hilang tertelan kegelapan malam.

    Aku menghela napas dan masuk kembali ke kamar. Tiba-tiba aku tertegun. Lha, kok aku sampai tidak menanyakan si Suminem itu tadi siapa ya? karena sudah terbelit nafsu aku sampai tidak menanyakan pertanyaan pertanyaan standar seorang dukun: rumahmu dimana, bapakmu siapa..

    Ah, aku menggeleng. Rasanya aku tidak pernah lihat dia sebagai warga sekitar sini. Mungkin dia dari Wonolayu, desa sebelah sana. Biarin saja. Aku masuk kamar praktekku, dan segera menggelosor di dipan yang tadi kugunakan untuk bercinta dengan Suminem. Dalam beberapa menit aku terlelap. Entah berapa jam aku tertidur, ketika sayup-sayup kudengar..

    TOK..TOK..TOK..

    “Bangun, Darmanto bangsat! bangun!” suara yang sayup-sayup tadi kini menjadi semakin jelas seiring dengan meningkatnya kesadaranku. Dengan terseok-seok aku berdiri dan menuju pintu, membukanya dengan malas. Baru pintu kubuka sedikit, tiba-tiba.. bruuk..seorang laki-laki tinggi besar menyerbu masuk, dan tanpa basa-basi tangannya menampar pipiku. Aku mengaduh dan terbanting ke lantai. Waktu aku melihat siapa si pembuat onar itu, kulihat Mas Darmin, blantik (pedagang sapi) tetanggaku, sedang berdiri dengan mata merah dan berapi-api. Tubuhnya yang tinggi besar dan berkumis melintang (dia memang keturunan warok Ponorogo) tampak sangat menyeramkan.

    Aku berteriak keheranan: “mas.. Mas Darmin.. ada apa ini? kok tiba-tiba kesetanan kayak gini?”
    Mas Darmin balas berteriak, matanya semakin mendelik: “kesetanan gundulmu.. kamu yang kemasukan setan! apa yang kamu lakukan kemarin malam, Dar? ayo ngaku!!”. aku semakin bingung: “yang apa to mas? aku ora ngerti.” Si warok itu tampak semakin marah: “kemarin malam! si Suminem! Sumineemm! kamu apakan dia?”

    Wah, aku jadi kaget. Suminem itu apanya dia? kalau anak tidak mungkin, aku tahu Mas Darmin cuma punya dua anak laki-laki: “si Suminem itu apanya mas?” tanyaku. Mas darmin berteriak marah: “kuwi ponakanku, bedes (monyet)! semalam dia datang ke rumah, katanya baru ke kamu terus karena kemalaman dia takut pulang ke rumahnya di Wonolayu. Di rumah dia nangis-nangis, katanya pipisnya sakit sekali. Waktu dilihat mbakyumu, celana dalamnya ternyata basah oleh darah. Walaah..dia akhirnya ngaku semua apa yang kamu lakukan. Iyo tho? ayo ngaku, bedes!” dan dengan berkata begitu ia menubruk lagi tubuhku. Satu bogem mentah kembali melayang ke pipiku. Aku berteriak kesakitan.

    Aku hanya bisa meratap: “mas.. mas.. ampun mas, aku tidak mau kok sebetulnya..si Suminem yang memaksa..” aku coba membela diri sebisanya. Mendengar itu, Mas darmin jadi semakin marah: “opo jaremu (apa katamu)? Si Suminem yang minta? kamu kira keluargaku kuwi keluarga perek opo? pikirmu si Suminem kuwi bocah nakal tukang goda wong lanang? weehh.. kurang ajar kowe Dar. Bangsat! asu! kucing! wedus! bedes!” dan sambil mengeluarkan perbendaharaan nama segala jenis binatang yang ada dalam kepalanya, Mas Darmin kembali menendang tubuhku yang sedang menggelosor pasrah di lantai. Dan dengan ngeri kulihat tangannya mulai menarik pecut (cemeti) yang melingkar di pinggangnya, pecut yang biasa dia gunakan kalau lagi akan jualan sapi. Aku semakin meringkuk: “ampuun maas..” rengekku.

    Dalam suasana yang sangat genting itu, tiba-tiba beberapa orang menerobos masuk. Aku melihat Pak Sitepu, ketua RW kami yang langsung memeluk Mas Darmin yang lagi kesetanan: “sudah..sudah mas.. mati pula dia nanti.. tenang sajalah kau..” katanya dengan logat batak yang kental. Seorang lagi yang menerobos masuk adalah seorang polisi. Dia membantuku berdiri dan dengan formal berkata: “Bapak Darmanto, saya menahan bapak atas tuduhan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Saya minta bapak ikut saya ke polsek sekarang juga.” Aku hanya mengangguk mengiyakan. Kulihat di belakangnya bapak dan ibuku, yu Mini dan keluargaku yang lain melihat semua adegan dahsyat itu dengan melongo tanpa bisa berkata apa-apa.

    Mas Darmin terus berteriak-teriak: “Ya, Pak polisi.. cepet saja ditangkap si bedes ini. Daripada nanti kalau lepas bisa kalap aku. Tak cacah dagingmu, tak jadikan rawon! tak jadikan sop! tak jadikan rendang..!” sekarang dia mengancam dengan segala jenis masakan yang dia ingat. Aku menghela napas. Dengan gontai aku mengikuti Pak polisi itu, keluar rumahku. Di depan rumah ternyata ada puluhan orang lain yang sudah berkumpul, para tukang ojek yang mangkal, tetangga, dan orang-orang lain. Semuanya melongo melihatku.

    Dari dalam masih kudengar teriakan Mas Darmin, menyebut segala jenis makanan yang rencananya akan mempergunakan dagingku sebagai bahan lauknya: “tak jadikan sate! tak jadikan opor!”. seorang tetanggaku berteriak mengejek: “entek nasibmu (habis nasibmu) Dar! makanya kalau hidup jangan hanya ngurusi kontol thok!”.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    1450 views

    Perawanku – Ini adalah kisahku sebenarnya. Dalam cerita ini aku buat nama-nama tokoh kisah ini dengan nama yang berbeda, karena aku takut orang yang bersangkutan dengan cerita ini mengetahui, makanya aku buat demikian. Kisah ini adalah pengalamanku sebenarnya yang terjadi sekitar bulan januari 1982 dimana namaku (tokoh) dan tempat kejadiannya kurubah.

    Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.

    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.

    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.

    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

  • Cerita Seks Memek Cewek Bispak Yang Becek

    Cerita Seks Memek Cewek Bispak Yang Becek


    661 views

    Perawanku – Cerita Seks Memek Cewek Bispak Yang Becek, Namaku Firman saat ini usiaku sudah menginjak 27 tahun, dan sudah bisa dibilang cukup mapan untuk soal pekerjaan. Karena papaku memang memiliki perusahaan yang dia handle sendiri dan aku bekerja di perusahaan yang sama dengannya, meskipun aku merupakan anak tunggal tapi kini aku lebih memilih tinggal sendirian di sebuah apartemen yang cukup mewah.

    Dengan alasan ingin mandiri akhirnya mamaku yang tidak menyetujui ideku itu luluh juga. Walau begitu sebagai orang tua dia juga sering datang ke tempatku namun tidak pernah menginap, dan aku juga sering membawa wanita yang aku kencani ke apartemenku ini. Melakukan hubungan intim seperti dalam cerita ngentot sudah biasa aku lakukan dengan banyak wanita tentunya.

    Karena meskipun sudah berulang kali memiliki hubungan yang dianggap pecaran dengan seorang gadis, tapi hingga saat ini aku belum menemukan yang benar-benar menyentuh hatiku. Padahal ada beberapa wanita yang dekat denganku, mulai dari yang lembut hingga yang binal sekalipun ada. Tapi aku belum menemukan tambatan hati yang sesungguhnya untuk aku jadikan pendampingku.

    Bahkan mama juga mencarikan beberapa wanita padaku “Firman.. akhir minggu ini kamu jangan kemana-mana.. mama sudah ada janji sama temen akan mempertemukan kamu dengan putrinya yang baru datang dari luar negeri..” Aku hanya tersenyum lalu aku peluk mama ” Ma.. sudah deh.. Firman bakal nyari sendiri” Tapi mama tetap saja ngotot untuk menjodohkan aku dengan gadis anak temannya itu.

    Sedangkan aku masih saja berkencan dengan banyak wanita, dan melakukan adegan cerita sex seperti biasanya. Hingga pada suatu hari ketika aku berada di club yang sering aku datangi aku mengenal sosok gadis yang aku dengar dia anak baru, Dinda namanya pertama kali aku lihat aku sudah tertarik padanya. Dan sudah menjadi kebiasaanku jika aku tertarik langsung saja aku ajak kencan.

    “Hai..kamu asli Jakarta?” tanyaku ketika aku sudah membawanya ke dalam mobil menuju apartemenku “Nggak mas. saya dari kampung dan baru tadi siang nyampek Jakarta.” katanya dengan wajah masih menunduk. Aku pikir apa benar gadis ibi masih perawan karena tadi aku di minta untuk membayar lebih katanya Dinda masih perawan dan Dinda bilang dia baru sampai di kota ini.

    Sampai di tempatku aku langsung mengajaknya untuk masuk dan ketika aku masuk ke dalam kamar mandiku. Ternyata dia juga masuk sambil melepas pakaiannya satu persatu ” sSekarang mas..?” katanya sambil menatapku, aku pun tidak dapat berkata apa-apa. Apalagi saat dia mulai meraba tubuhku. Bagai pemain cerita mesum yang sudah piawai akupun meladeninya dengan memberikan sentuhan padanya.

    Rupanya sentuhanku membuatnya bergairah diapun mendesah “OOuuugghhh…oouugghhh. maasss.. aaaggghhhh… aaaggghhhh.. aaaggghhh…” Begitu terus saat aku mulai menyentuh area sensitifnya dan aku terus meremas bagian toketnya yang terasa masih empuk dan hangat walaupun ukurannya masih tidak seberapa. Dinda terlihat menikmati nakalnya tanganku.

    Aku terus meremas toketnya hingga akhirnya tanganku sudah berada di dalam celana dalamnya sedangkan bibirku terus mengulum bibirnya “Oooouugghhh…..   ooouuuggghhhhhh….. aaaaggggghhhhhh……    aaagggghhhhhh….. aaaagghgghhhhh…  aaaggggghhhhh…” Dinda bergelinjangan bagai cacing kepanasan, bahkan mulunya mangap-mangap begitu aku lepas lumatan bibirku.

    Kemudian aku mengulumnya lagi dan diapun membalasnya meskipn agak belepotan juga, aku tau kalau dia belum berpengalaman melakukan adegan cerita sex ini. Terlihat jelas dari perulakukanya hingga akupun semakin takin setelah aku mencoba memasukkan kontolku yang begitu sulit, bahkan aku membasahi memeknya dengan ludahku namun tetap saja tidak bisa menerobosnya.

    Dinda membuka matanya dan berkata lirih “Kenapa mass.. Dinda nggak bisa ya..” katanya menatapku dengan kesedihan. “Tidak sayangg..  Dinda belum pernah melakukan hal ini sebelumnya?” tanyaku sambil membelai wajahnya dia mengangguk dan aku percaya hal itu kemudian aku melanjutkan kembali memasukkan kontol kui dengan di batnu tanganku dan aku melebarkan paha Dinda juga.

    Hingga setelah beberapa kali mencoba “Uuuggghhh… aaaagggghhhhh…. akhirnyaaaa…. masuk juga sayaangg..” kataku dan masih terdiam setelah itu aku pun bergerak perlahan di atas tubuhnya, Dinda agak menjerit “ooouuuggghhhhh…ooouuggghhhh… sakiiiittt mmasssss… ooouughhhh….” AKu menghentikan gerakanku dan kembali bergerak setelah Dinda bilang “Teruskan mas… ayoo lagii.. ”

    Aku pun bergerak perlahan hingga Dinda tidak lagi menjerit namun kini dia mendesah layaknya pemain dalam adegan cerita dewasa abg. Dan aku terus menikamti memek perawan ini apalagi aku melihat ada darah segar dan keluar dari dalam memeknya “Ouuggghhh…. ooouuuggghhhh… sayaanggggg…. aaagggghhhh…..aagggghhhh…aaggghhh… ”

    Saking nikmatnya akupun tidak sanggup untuk menahan lebih lama lagi “Oooouuggghhhh…..Cintaaaa…   aagagghhhhhh…aaggghhhh…. aaggghhh…” Muncrat spermaku dalam kemaluannya dan aku rasa begitu banyaknya, akupun memeluk tubuh Dinda yang terasa hangat. Bahkan aku tertidur di pelukannya dan terbangun di pagi hari ketika aku mendengar suaranya membangunkan aku.

    Aku menatap wajahnya yang sudah segar setelah mandi, tanpa make up wajahnya terlihat begitu cantik dan manis “Mas.. maaf saya mau langsung pulang.. takut di marahi tante Ita..” Aku tersentak kaget, kini aku sadar kalau gadis ini adalah gadis bispak yang baru saja datang ke kota ini “Ya… sama saya saja.. kamu belum mengenal jalan kota ini kan..” Dia mengangguk deng wajah menunduk malu.

    Aku pun mengantar Dinda ke tempat aku mengenalnya dan bukan untuk mengantarnya begitu saja, tapi aku mencari mucikari yang membawanya ke kota ini. Dengan negosiasi yang lumayan lama akhirnya aku mendapatkan Dinda dengan nominal yang cukup tinggi yang di minta muncikarinya. Setelah aku keluar dan mengajaknya pulang dengan lugu dia jawab “Lha mass.. saya katanya kerjanya malam bukan siang hari..”.

    Aku menarik tangannya dan ketika dia sudah bangun dari duduknya, aku menatapnya dan berkata “kamu tidak lagi bekerja disini.. kamu akan tinggal bersamaku selamanya..” Dia tidak mengerti maksud perkataanku namun aku melihatnya menangis.

    Aku segera memeluknya dan segera membawanya ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempatku karena aku harus mencuri hati mama terlebih dahulu untuk tinggal bersama dengan Dinda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Linggar Haus Perawan

    Linggar Haus Perawan


    878 views

    Cerita Sex ini berjudulLinggar Haus PerawanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Dia dikenal dengan Hobbynya yang suka berselingkuh dan berhubungan sex dengan wanita wanita daun muda namanya Linggar bahkan beberapa waktu yang lalu Koran lokal setempat pernah menulis namanya dengan huruf yang besar di halaman depan.  itulah salah satu judul headline Koran setempat.masih ada banyak judul lagi yang bisa disimak namun toh isinya sama saja pasti menceritakan tentang sexsualitas linggar.

    Linggar memang sangat menyukai tubuh wanita.ia selalu ingin melakukan hubungan sex dengan perempuan cantik baik itu pelacur,ABG,Ibu penjual Sayur,PRT,bahkan dengan karyawatinya sendiri.pokoknya asal wanita tersebut sesuai dengan tipenya ia akan melakukan apa saja untuk dapat berhubungan sex dengan wanita tersebut.

    Mulai dari cara yang halus, sampai tahap pemaksaan .KRD pelacur sexy dari simpang lima itu contohnya.pantatnya yang bahenol mampu membuat nafsu birahi linggar menggelora.berkat perantaraan.sebut saja MR G (mucikari) pada suatu malam linggar bisa menikmati tubuh pelacur itu di sebuah hotel bintang lima. Memang linggar harus merelakan uangnya amblas sebesar 300.000,namun baginya its not a problem.

    Linggar adalah seorang yang royal untuk urusan beginian.tidak masalah baginya kehilangan sejumlah uang.asalkan bisa menikmati nikmatnya ranjang peraduan bersama wanita pilihannya. Otak linggar juga bisa dibilang encer.ia tak mau memelihara istri muda.menurutnya akan menghabiskan banyak uang dan merepotkan.ia menyadari bahwa suatu ketika ia akan bosan jika hanya melakukan hubungan sex dengan satu dua orang wanita yang sama.

    Maka itu ia lebih memilih gaya hidup mirip Don Juan.mencari wanita berbedabeda demi kepuasan sexual semata.

    Istri linggar yaitu Ayu sekalipun sudah memasuki usia menopouse masih terlihat sangat menawan dan sexy.kulitnya kencang,dan dadanya masih terlihat montok.menantang setiap kaum adam yang berpapasan dengannya. banyak orang tak habis pikir mengapa linggar masih suka njajan diluar padahal di rumah sudah ada yang montok dan aduhai.

    Dan jawabannya mudah bosan. ya linggar yang menikahi Ayu 30 tahun silam merasa bosan melihat tubuh istrinya itu. Ayu juga tahu bukan lagi Ayu ABG yang dulu memikat hati linggar. sekarang ia memang sudah menjadi tantetante ,wajar kalau linggar berpaling ke wanita lain.

    Ayu sebenarnya sudah melakukan segalanya untuk merebut kembali suaminya mulai dari membenahi dirinya baik dengan mengikuti senam sex,diet,gurah vagina,sampai operasi plastik juga menyewa tukang pukul tujuannya apalagi kalau bukan untuk menyakiti wanita yang pernah ditiduri linggar. ia berharap suatu ketika linggar mau menyadari kesalahannya dan kembali kepelukannya.

    Namun tampaknya usaha Ayu itu tak membuahkan hasil apapun. Linggar bahkan sekarang malah jarang pulang. lalu kenapa linggar tidak menceraikan istrinya saja toh dengan uangnya banyak wanita nakal yang bersedia menikahinya.

    Karena sebenarnya semua kekayaan linggar berasal dari bapaknya mertuanya. Dengan menceraikan Ayu ia sama saja dengan bunuh diri dan kembaali menjadi miskin lagi. lagi pula toh sekarang linggar sudah punya dua orang putri dari hasil pergulatannya 30 tahun silam bersama Ayu.

    Kembali ke linggar, saat sendirian di kantornya sang don juan melamun membayangkan saat ia bercinta dengan Santi sekretarisnya semalam.., Malam itu mereka, linggar dan Santi harus menyelesaikan market pengiriman pesanan helmi di ruangan linggar. kenapa harus malam bukan siang hari itu dikarenakan linggar sedang ingin berhajat.

    Santi yang sudah lima tahun bekerja di perusahaan linggar dan semua karyawati di perusahaan itu sudah barang tentu mengetahui maksud ajakan bossnya lembur malam seperti saat ini. maka malam itu Santi sengaja memakai rok yang paling sexy dan tidak menggenakan CD sama sekali.

    Karena ia tahu malam ini adalah gilirannya untuk menghangatkan kelamin bossnya. ia berjanji malam ini ia harus bisa membuat linggar kecanduan permainan sexnya Santi tidak merasa keberatan melakukan hubungan badan dengan bossnya.

    Bila diminta karena toh ia tahu setelah melayani bossnya tentulah gajinya akan naik ditambah. lagi tentu saja perhatian sang boss. ia tahu untuk menjadi sekretaris bukan Cuma otak yang harus digunakan ada kalanya kelamin dan badan lebih memiliki andil besar dalam sukses sang sekretaris kelak.

    Santi yang semenjak SD terkenal pemalu ini dapat dikatakan terlambat datang bulan maksudnya terlambat meraih kesempatan bisa bercinta dengan bossnya) bayangkan saja Ina sang kakak yang baru bekerja 2 tahun yang lampau sebagai sekretaris saja sudah menjadi simpanan sang boss.

    Dari segi fisik toh sebenarnya tidak terlalu tidak terlalu beda dengan Santi. Hanya saja si Santi itu tipe cewek timur (yang sangat menghormati keperawanannya) sementara si Ina tipe lonte(sebutan untuk pelacur).

    Alkisah market itu dapat diselesaikan dalam waktu beberapa jam saja setelah itu.

    Linggar mulai mematikan semua peralatan electronic kantornya sementara itu Santi juga membereskan beberapa file yang berceceran di meja. setelah itu ia menutup semua gordin ruangan linggar.

    pak sekarang nih maennya?
    hah,Santi kamu sudah tahu mau bapak ,ya sudah cepet sana lepasin pakaianmu
    semua karyawati juga tahu pak, oke deh pak. tapi bapak harus janji dulu
    janji apa?
    bapak harus pake condom karena saya nggak mau hamil,dan kedua bapak harus naikkin gaji saya,gimana pak?,berani nggak?
    soal condom beres, tapi kalau naikkin gaji kamu sorrysorry aja ya. asal kamu tahu gaji kamu itu lebih besar dari semua pegawai disini.
    ya bapak saya kan mau beli mobil baru pak
    dasar wanita jalang kalau mau mobil minta donk sama suami kamu jangan sama saya,cepet buka baju kamu,burungku sudah nggak tahan nih. Maka akhirnya Santi mulai melepasi bajunya satu persatu.

    Mulai dari atasannya ,roknya,dan juga branya. Maka terlihat oleh mata linggar gumpalan daging kembar yang menggemaskan, memek santi yang mungil dan berambut gondrong.

    Burung linggar segera berdiri segera saja disambarnya tubuh Santi diremasnya kedua payudaranya. dikulumnya mulut manis sang bidadari.

    Ciuman linggar yang membabi buta,remasannya yang mengetarkan bulu kuduk membuat Santi terangsang dibalasnya ciuman linggar tangannya mulai merabaraba burung linggar yang sudah menggeras.

    Akh kocok..kocok burungku san cepetanpinta linggar. Santi segera mematuhinya ditariknya kulit kemaluan linggar maju mundur searah perlahanlahan kemudian semakin cepat.

    linggar menciumi kedua payudara Santi.memainkan putingnya yang coklat kehitamhitaman itu dengan lidahnya. Santi merasa kegelian tubuhnya menggeliat kesana kemari bagai cacing kepanasan.

    (akh.gah.jangan .akh.owh.hah .geli.kya akh.gah.jangan ahk..hahahah). teriakan merangsang keluar dari mulut Santi. menahan gelinya permainan lidah linggar. adegan selanjutnya terjadi di sofa.

    Santi berbaring di sofa sementara linggar berusaha memasukkan burungnya yang hitam,panjang dan kekar ke vagina gadis sexy itu.hujaman burung linggar ternyata membuat Santi kesakitan.kembali Santi berteriakteriak.

    (akh..haaaaahah..hah.kya.ouwwww.paaak sakit akh tahan sebentar akakhhen.ahpak..) tanpa mempedulikan rintihan.

    Linggar terus berusaha memasukan burungnya. sekalipun ia terus berusaha namun ia belum berhasil juga. linggar akhirnya berhenti melakukan usahanya itu.

    ia tak tega melihat Santi, mantan cover girl salah satu majalah ibukota yang kini menjadi salah satu karyawatinya itu kesakitan menahan hujaman burungnya yang tak pernah mengenal belas kasihan terhadap kaum hawa tersebut.
    Linggar pun membiarkan Santi berbaring sebentar..

    Santi,vagina kamu kok keset banget sih kayak perawan.sukar ditembus.
    hah.emang saya masih perawan bossss.
    dasar wanita murahan, pembohong mana mungkin kamu kan sudah pernah kawin
    eh,boss dibilangin kagak percaye suami aku itu kena impotensi tau nggak..
    jadjadi kamu belum pernah nglakuin beginian sebelumnyakata linggar terbatabata wajahnya mulai pucat pasi.

    Gila ia baru saja akan memerawani sekertarisnya kalau pers sampai tahu bisa habis deh nasibnya belum makanya aku jual keperawananku sama boss.

    maksud kamu ????
    gini boss suamiku kan impotensi jadi nggak ada harapan donk suatu saat nanti ia bakal memerawaniku .sementara itu toh aku butuh uang untuk beli mobil jadi kalau boss setuju.
    oke deh aku beli keperawanan kamu bayarnya nanti yang penting aku bisa happyhappy dengan perawanujar linggar sembari mulai menjilati bulubulu halus yang tumbuh lebat di vagina Santi.

    Santi mulai merintih lagi menahan rangsangan pada vaginanya.

    hei,pelacur beri aku posisi 69 Santi segera membalik posisi tubuhnya sedemikian rupa hingga ia bisa menggulum burung linggar dengan leluasa. sementara itu lidah linggar menarinari dengan liarnya di dalam vagina Santi.

    Santi mengulum burung linggar dengan sangat professional ia memutar burung itu pelahanlahan searah jarum jam di dalam mulutnya menyedotnya menjilati kedua bola Sasongkong juga mengigit lembut kepalanya sesekali.

    Saat itulah linggar memekik nikmat.sementara itu akhirnya linggar menemukan chrytoryss milik Santi dijilatinya benda sebesar kacang kedelai itu, rangsangan yang hebat timbul. Santi mulai menggoyanggoyangkan pantatnya naik turun seirama berkalikali tampak memek Santi menimpa wajah linggar.

    akhpak, kondomnya dilepas aja ya. rasanya pahit nih
    emang kamu ndak takut hamil heh?
    biarin aja emang gua pikirin,cepet lepasin pak
    eh,mulut kamu sexy juga lepasin aja sendiri dengan mulutmu

    Santi segera mematuhi permintaan linggar ia mulai berusaha melepas kondom itu dengan mulutnya. agak susah juga sih karena kondom yang membungkus burung linggar itu telah menjadi licin akibat air liur dari mulut Santi. namun setelah dicoba terus dengan tekun akhirnya karet pengaman itu berhasil dilepas dari burung linggar, dan mulailah ia mengulum burung itu lagi.

    gila,ternyata kalau nggak dibungkus lebih enak ya pak rasanya Linggar tak lagi mempedulikan omongan

    Santi ia terbuai juga dengan permainan mulut Santi matanya sesekali tampak meremmelek.tibatiba (broooooot.) letusan hawa busuk keluar dari pantat Santi.

    uahhh bau banget. kamu kentut ya wanita jalang,sialan maaaaf pakjawab Santi terbatabata wajahnya memerah karena malu.lima belas menit kemudian barulah bau kentut Santi hilang.

    Linggar benarbenar marah..

    Gila sudaah enakenak pake gaya 69 eh pake kentut lagiumpat linggar dalam hati untunglah kejadian ini nggak membuat libido si linggar buyar.mereka pun melanjutkan hal itu lagi.

    Sekarang mereka berdua duduk di kursi direktur. Linggar di belakang Santi di depan.burung linggar dijepit kedua belah paha Santi. sementara itu jari tengah tangan kanan linggar masuk ke dalam lubang vagina Santi.
    Memainkan klitoris cewek jalang itu.dan tangan kirinya asyik meremasremas payudara Santi bergantian.

    Santi goyang pahamu.cepat!perintah linggar seperti biasa Santi mematuhinya.

    Paha Santi begitu hangat sehangat vagina Yurike saat masih muda dulu.tibatiba. santi, vagina kamu sudah basah sayang. sini biar kucoba merawanin kamu lagi

    Linggar segera membaringkan Santi di lantai lantas dengan sekuat tenaga ia mencoba memasukkan burungnya lagi, (haaaaaouwwwwwsaaaakit .bossssssshaaaaaa..ark.. kya..) finally pertahanan sang dara telah jebol.

    berkat usaha linggar yang keras serta cairan vagina yang membuat memek Santi sedikit licin. percikan darah perawan timur Santi memercik keluar. hati Santi saat itu menangis ia menyesal telah memberikan mahkota keperawanannya pada lelaki seperti linggar.

    tapi ia bangga karena akhirnya beban berat yang dipanggulnya telah dihancurkan oleh penis linggar.

    Linggar pun merasa puas karena dapat memetik mahkota suci milik Santi. ia segera menggoyangkan tubuhnya seirama menggenjot tubuh Santi yang kelelahan tak berdaya. mungkin karena terlalu bersemangat tenaga linggar cepat terkuras habis. ia hanya mampu menggenjot tubuh Santi selama 30 menitan hingga akhirnya (crooootcroooot..blesss). peju linggar terlepas keluar, memenuhi vagina Santi yang masih sempit, cairan itu serasa menghangatkan seluruh tubuh Santi.

    Sementara linggar terbaring kelelahan Santi melanjutkan permainan ini hingga mencapai klimaks. Selanjutnya jam 02.00 dini hari Santi baru pulang ke rumahnya. ia mendapat uang sebesar $1500 dari linggar sang BOS mesum sebagai ganti atas keperawanannya. Linggar juga sudah berjanji untuk membelikannya sebuah Ferrari kepada santi budak pemuas nafsunya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Perawatanku Untuk Om Hery – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Perawatanku Untuk Om Hery – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1380 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Caca, saat ini usiaku 27 tahun, aku bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi. Aku akan menceritakan kejadian yang aku alami sekitar 5 tahun yang lalu waktu aku masih kuliah ke dalam cerita seks terbaru kurelakan perawanku padanya.

    Waktu itu usiaku baru 22 tahun, dan aku masih kuliah dikota B. Karena aku bukan asli kota B maka aku terpaksa ngekos. Setelah aku mencari informasi dari kawan-kawan yang baru aku kenal dikampus, aku dikasih tau tempat kos-kosan yang katanya bebas dan nyaman. Dan segeralah aku menuju tempat kos-kosan itu. sesampainya disana aku aku melihat sebuah rumah besar, terlihat juga muda-mudi seusiaanku keluar masuk kos-kosan tersebut.

    Setelah aku bertanya salah seorang perempuan yang hendak keluar kos, aku diajak masuk dan diantarkan ketemu sama yang punya kos. Sampai didalam kos aku disuruh menunggu sejenak, dan tak berapa lama setelah aku menunggu, akhirnya datanglah seorang lelaki setengah baya sekitar 40 tahunan dengan pakaian yang rapi dan juga wajah yang ganteng. Setelah beberapa lama membicarakan tentang harga kos dan juga ketentuan-ketentuan kos akhirnya terjadi kesepakatan dan hari itu juga aku ngekos disitu.

    Singkat cerita, Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang lelaki setengah baya yang sering kukagumi. Memang usiaku waktu itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai lelaki yang jauh di atas usiaku.

    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Om Hery mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, kawan sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Hery istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

    Memang Om Hery sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

    Om Hery telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Om Hery yang melakukannya.

    Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Om Hery sedang mandi, kubayangkan badannya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku.

    “Masuk..!” kataku.

    Tak berapa lama kulihat Om Hery sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang

    “Bagaimana Caca? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memijit-mijit.

    “Caca mau dibuatkan susu panas?” tanyanya.

    “Terima kasih Om, Caca sudah sarapan tadi,” balasku.

    “Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan gairahku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha,
    aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

    “Caca kakimu mulus sekali ya.”

    “Ah.. Om bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

    Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, gairahku makin lama makin bangkit.

    “Caca, Om jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.

    “Jangan Om, nanti Tante marah..”

    Mulutku menolak tapi wajah dan badanku bekata lain, dan aku yakin Om Hery sebagai lelaki sudah matang dapat membaca bahasa badanku. Aku menggeCacajang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus celana dalam. Dan… astaga! ternyata di balik baju mandinya Om Hery tidak mengenakan celana dalam sehingga kemaluannya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekeliling dan kepala yang licin mengkilat.

    Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku. Om Hery membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh badannya sudah menindih badanku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku.

    Tanpa canggung lagi kurengkuh badannya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang pentilku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa. Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.

    “Caca kau cantik sekali..” dia memujaku.

    “Aku ingin menyebadanimu, tapi apakah kamu masih virgin..?” aku mengangguk lemah.

    Memang aku masih virgin, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami klimaks tapi sampai waktu ini aku belum pernah melakukan persebadanan. dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan masturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Om Hery induk semangku, yang sekarang setengah menindih badanku.

    Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal kevirginan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyebadaniku, karena dorongan gairahku kurasakan melebihi gairahnya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu, dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru aku lah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana Caca? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.

    Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin virginku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.

    “Om… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

    Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh badannya mengkilat karena keringat, gagang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kemaluanku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah banjir oleh lendir yang siap melumasi setiap barang yang akan masuk.

    Om Hery membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitoris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitorisku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Om Hery melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kemaluan sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali.

    “Om… aduh.. Om… Caca mau keluar….” Kuangkat tinggi-tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berklimaks, tapi pada waktu yang tepat dia melepaskan ciumannya dari kemaluan. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu ke mulutku.

    ” Gantian ya Caca.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku.

    Om Hery sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kemaluannya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya. Gairahku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung kemaluannya yang mengkilat berkali-kali.

    “Ahhh… Enak sekali Caca…” dia berdesis.

    Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku. Suara desahan Om Hery membuatku tidak tahan menahan gairah. Kusudahi permainan di kemaluannya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas badannya, kemaluannya persis di depan lubang kemaluanku.

    “Om, Caca masukin dikit ya Om, Caca pengen sekali.” Dia hanya tersenyum.

    “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

    Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukkan ke dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang kemaluanku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh gagang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari kawanku ketika kevirginannya hilang, padahal sudah separuh. Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang.

    “Oh.. Caca kau hebat, jepitanmu nikmat sekali.” Kudengar Om Hery mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuatku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu.

    Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga kemaluan Om Hery sudah utuh masuk ke kemaluanku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, payudaraku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Om Hery erat-erat.

    Tangan kiri Om Hery mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan anusku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak.

    “Ahhh…” Kutekan kemaluanku ke kemaluannya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam kemaluan terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

    “Ooohhh…” Om Hery juga orgasme pada waktu yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih memenuhi kemaluanku.

    Kurasakan kemaluanku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kemaluanku masih menyebarkan kenikmatan. Pagi itu kevirginanku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak menyesal.

  • Skandalku Dengan Bos Di Kantor

    Skandalku Dengan Bos Di Kantor


    1091 views

    Cerita Sex ini berjudulSkandalku Dengan Bos Di KantorCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Suatu hari aku dipanggil pimpinanku ke dalam ruangannya. Aku menduga-duga apa gerangan sebabnya aku dipanggil mendadak begini.

    “Duduk, Dik. Tunggu sebentar ya,” katanya sambil meneruskan membaca surat-surat yang masuk hari ini.

    Setelah selesai membaca satu surat barulah dia menatapku.

    “Begini Dik Anto, besok hari libur nasional. Hari ini apa yang masih harus diselesaikan?” tanyanya.

    Aku berpikir sejenak sambil mengingat apalagi tugas yang harus kuselesaikan segera hari ini.

    “Rasanya sih sudah tidak ada lagi yang mendesak pak, ada beberapa proposal dan rencana kerja yang harus saya buat, tapi masih bisa ditunda sampai minggu depan. Ada apa Pak?” tanyaku.

    “Anu, ada tamu dari Kalimantan, namanya Pak Jainudin, panggil aja Pak Jay. Sebenarnya bukan untuk urusan kantor kita sih. Hanya kebetulan saja pas dia ada di sini, jadinya sekalian aja. Dia menginap di Bekasi. Tadi dia telpon katanya minta tolong agar diantarkan surat yang kemarin Dik Anto buat konsepnya untuk dipelajari, jelaskan aja detailnya. Nanti Dik Anto antar saja ke sana dan bayar bill hotel beliau. Layani sampai selesai urusannya, kalau perlu nanti nggak usah kembali ke kantor. Besok beliau kembali. Kalau mobil kantor pas kosong, pakai taksi aja soalnya ini penting. Uangnya ambil di kasir!” katanya sambil memberikan memo kepadaku untuk ambil uang di kasir.

    Bergegas aku ke kasir sambil cek di resepsionis ada mobil kantor lagi kosong atau tidak. Ternyata semua mobil lagi dipakai. Jadi aku naik taksi ke Bekasi.

    Setelah sampai di hotel yang dituju, aku segera menemui Pak Jay, dan menyerahkan berkas yang dimaksud. Setelah dia bertanya tentang detail dari berkas tadi, dia katakan bahwa dia sudah mengerti dengan isinya dan setuju. Hanya ada perbaikan redaksional saja.

    “OK Dik, nanti saya kabari. Begini saja, konsep ini saya bawa dulu. Perbaikannya nanti menyusul saja. Hanya redaksional kok. Isinya saya sudah paham dan prinsipnya setuju,” katanya.

    “Oh ya pak, pimpinan saya sampaikan bahwa bill hotel bapak biar kami yang selesaikan,” kataku.

    “Aduh, jadi merepotkan. Sampaikan terima kasih dan salam untuk pimpinanmu, Pak Is” katanya sambil menyalamiku.

    “Baik Pak nanti saya sampaikan, selamat jalan”.

    Aku kemudian membereskan bill di front office. Tiba-tiba saja petugas hotel memanggilku.

    “Maaf Pak Anto ya? Ini Pak Jay mau bicara,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Kuterima gagang telepon dan dari seberang Pak Jay berkata”Dik, saya lupa kasih tahu. Kebetulan semua urusan saya selesai hari ini jadi saya bisa pulang siang nanti. Dik Anto tunggu sebentar di bawah ya!”

    Aku menunggu Pak Jay turun ke lobby. Sebentar kemudian dia sudah datang dan minta dipanggilkan taksi. Kupanggilkan taksi, dia naik dan katanya.

    “Terima kasih banyak lho bantuannya”.

    Aku menggangguk dan tersenyum saja. Setelah taksinya pergi, aku berpikir kalau dia jadi pulang, sementara bill sudah dibayar penuh sampai besok, sayang rasanya. Biar aja kuisi kamarnya sampai besok, toh besok juga libur. Aku lapor ke resepsionis.

    “Mbak, Pak Jay sudah check out, saya pakai kamarnya sampai besok. Tapi tolong beresin dulu kamarnya, saya mau jalan dulu sebentar. Boleh kan?” kataku.

    “Boleh pak, silakan saja,” katanya sambil tersenyum.

    Akhirnya saya keliling-keliling di Kota Bekasi. Nggak ada yang aneh sih. cuma sudah lama saja tidak ke Bekasi. Setelah beberapa lama, capek juga rasanya badanku. Aku akhirnya masuk ke sebuah panti pijat tradisional. Siapa tahu dapat massage girl yang oke, setelah dipijat nanti gantian kita yang memijatnya.

    Seperti biasa begitu masuk di ruang depan aku disodori foto-foto close up yang cantiknya mengalahkan artis. Mbak yang jaga mengomentari sambil sekalian promosi. Si A pijatannya bagus dan orangnya supel, Si B agak cerewet tapi cantik, Si C hitam manis dan ramah dan lain-lainnya. Aku sih tidak tertarik dengan promosinya. Pilihanku biasanya berdasarkan feeling saja.

    Pada saat lihat-lihat foto, ada wanita yang masuk. Kulihat sekilas, kalau dia massage girl di sini aku pilih dia saja.

    Kutanya pada yang jaga, ” Mbak, yang tadi barusan lewat kerja di sini juga?”

    “Ya Mas, dia baru minta ijin keluar sebentar tadi. Katanya ada sedikit keperluan,” jawabnya.

    “Boleh pijat sama dia Mbak?” tanyaku lagi.

    “Boleh saja, tapi tarif untuknya agak tinggi sedikit,” katanya sambil tersenyum kemudian menyebutkan rupiah yang harus kusediakan.

    Kuiyakan dan disuruhnya aku masuk ke kamar VIP, ada AC-nya meskipun berisik dan tidak terlalu dingin. Sambil menunggu di dalam kamar, kuamat-amati sekelilingku. Sebuah kamar berukuran 3 X 2 meter dengan sebuah spring bed untuk satu orang dan sebuah meja kecil yang di atasnya ada cream pijat dan handuk.

    Pintunya ditutup dengan korden kain sampai ke lantai. Kulepaskan pakaianku tinggal celana dalam saja. Iseng-iseng kubuka laci meja kecil di sampingku. Ada kotak “25” yang sudah kosong.

    Tidak lama kemudian gadis pemijat yang kupesan sudah muncul. Kuamati lagi dengan lebih teliti. Lumayan. Kulitnya putih, tinggi (untuk ukuran seorang wanita) dengan perawakan seimbang. Ia mengenakan celana panjang hitam dan kaus putih. BH-nya yang berwarna hitam nampak jelas membayang di badannya.

    “Selamat siang,” sapanya sambil menutup korden dan mengikatkan pinggirnya pada kaitan di kusen pintu.

    “Siang,” jawabku singkat.

    “Silakan berbaring tengkurap Mas, mau diurut atau dipijat saja”.

    “Punggungku dipijat saja, kaki dan tangan boleh diurut”.

    Aku berbaring di atas spring bed. Ia mulai memijat jari dan telapak kakiku.

    “Namanya siapa Mbak?” tanyaku.

    “Apa perlunya Mas tanya-tanya nama segala. Mas kerja di Sensus ya?” Jawabnya sambil tersenyum. Meskipun jawabannya begitu tapi dari nada suaranya dia tidak marah.

    Akhirnya sambil memijat aku tahu namanya, Wati, berasal dari Palembang. Pijatannya sebenarnya tidak terlalu keras. Sepertinya dia pernah belajar tentang anatomi tubuh manusia sehingga pada titik-titik tertentu terasa agak sakit jika dipijat.

    “Aduh.. Pelan sedikit dong!” teriakku ketika dia memijat bagian betisku.
    “Kenapa Mas, Sakit? Kalau dipijat sakit berarti ada bagian yang memang tidak beres. Coba bagian lain, meskipun pijatannya lebih keras tapi kan nggak sakit”.

    Kupikir benar juga pendapatnya. Aku sedikit pernah baca tentang pijat refleksi yang membuka simpul syaraf dan melancarkan aliran darah sehingga metabolisme tubuh kembali normal. Ia memijat pahaku.

    “Hmmhh.. Ada urat yang sedikit ketarik Mas. Pasti beberapa hari ini adik kecilnya tidak bisa bangun secara maksimal,” katanya.

    Memang beberapa hari ini, entah karena kelelahan bekerja atau sebab lain sehingga pada pagi hari saat bangun tidur adik kecilku kondisinya kurang tegang. Aku tidak terlalu memperhatikan karena pikiran memang lagi fokus untuk menyelesaikan pekerjaan minggu ini. Tangannya beberapa kali mulai menyenggol kejantananku yang terbungkus celana dalam. Tapi herannya aku sama sekali nggak terangsang. Kucoba untuk menaikkan pantatku dengan harapan tangannya bisa lebih ke depan lagi, tapi ditekannya lagi pantatku.

    “Sudahlah, Mas diam saja nanti nggak jadi pijat,” katanya.

    Kali ini tangannya benar-benar meremas adik kecilku. Tapi sekali lagi aku heran, karena nggak bisa terangsang. Tangannya kini memijat pinggangku. Ibu jarinya menekan pantatku bagian samping dan jari lainnya memijat-mijat sekitar kandung kemih.

    “Penuh.. Beberapa hari pasti tidak dikeluarkan ya Mas? Maklum adiknya juga lagi nggak fit,” komentarnya agak ngeres. Lagi-lagi tebakannya benar. Aku tidak tahu dia asal tebak atau memang ada ilmunya untuk hal-hal seperti itu.

    “Hhh..” kataku ketika ia mulai menekan punggungku, kemudian terus sampai tengkuk.

    Aku mulai merasa rileks dan mengantuk. Enak juga pijatannya. Kini kakiku diurutnya dengan cream pijat. Sampai di dekat pahaku dia berkata”Tahan sedikit Mas, agak sakit memang”. Tangannya dengan kuat mengurut paha bagian dalamku. Terasa sakit sekali.

    “Uffpp.. Haahh,” kataku sambil menahan sakit.

    Kepalaku kubenamkan ke bantal. Setelah kedua belah pahaku diurut terasa ada perbedaan. Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup ke bawah pahaku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mengganjal. Aku agak menaikkan pantatku untuk mencari posisi yang enak. Kali ini dibiarkannya pantatku naik dan tanganku meluruskan senjataku pada arah jam 12.

    “Balik badannya, dadanya mau dipijat nggak?”

    Kubalikkan badanku. Kulihat keringat mulai menitik di lehernya. Untung ada AC, meskipun tidak bagus, sedikit menolong. Wati mengusap-usap dadaku.

    “Badanmu bagus Mas, dadanya diurut ya?”

    “Nggak usah, tanganku aja deh diurut,” kataku.

    Ia duduk di sampingku dengan kaki menggantung di samping ranjang. Ketika ia meluruskan dan mengurut tanganku kupegang dadanya. Lumayan besar, tapi agak kendor.

    “Tangannya..” katanya mengingatkanku.

    Tidak berapa lama ia sudah selesai memijat dan mengurut badanku. Aku meregangkan badan. Terasa lebih segar.

    “Sebentar saya ambil air dulu Mas,” ia keluar kamar dan kembali dengan membawa air hangat dan handuk kecil.

    Dicelupkannya handuk kecil ke dalam air hangat dan dilapnya seluruh tubuhku sampai bekas cream pijat hilang. Kemudian dilapnya badanku sekali lagi dengan handuk yang ada di atas meja kecil. Aku kembali terangsang ketika dia melap dadaku. Kuperhatikan dia dan kupegang tangannya di atas dadaku. Ia memutar-mutarkan tangannya yang dibalut handuk.

    “Kenapa Mas,” bisiknya.

    “Ingin dikeluarin supaya nggak penuh dan meluap terbuang,” kataku.

    Ia menggerakkan tangan, kode untuk mengocok penisku.

    “Nggak boleh emangnya disini ya? Ini apa?” tanyaku sambil membuka laci meja dan menunjukkan kotak “25” yang kosong tadi.

    “Mas ini tangannya usil deh. Bukan begitu Mas, bos lagi ada di sini. Dia kesini seminggu dua kali. Dia melarang kami untuk begituan dengan tamu, katanya belakangan ini sering ada razia,” jawabnya.

    Kami diam beberapa saat, tensiku sudah mulai turun.

    “Begini saja Mas, kebetulan saya juga lagi ingin dan Mas sebenarnya sesuai dengan seleraku dan rasanya bisa memuaskanku. Sekali-sekali ingin juga menikmati kesenangan. Nanti malam saja kita ketemu setelah jam 10 malam, sini sudah tutup”.

    Kutanya berapa tarifnya untuk semalam.

    “Jangan salah kira Mas, tidak semua wanita pemijat hanya ingin uang saja. Sudah kubilang kalau kita nanti bisa take and give. Just for fun”.

    Busyet.. Entah benar entah tidak bahasa yang diucapkannya aku tidak peduli. Malam ini aku dapat pemuas keinginanku yang tertahan selama beberapa hari. Kukatakan nanti setelah selesai kerja kutunggu di hotel tempatku menginap.

    Aku kembali ke hotel dan mandi. Sekilas ada keinginanku untuk berswalayan-ria. Tapi kutahan, takut nanti malam jadi kurang greng. Setelah mandi aku kembali jalan di sekitar hotel. Jalan mulai macet, karena jam pulang kantor sudah lewat. Cuaca agak mendung dan tak lama turun gerimis.

    Kupercepat langkahku, tapi gerimis sudah mulai lebat. Untung ada sebuah warung tenda. Sekilas kubaca tersedia STMJ. Boleh juga nih, hitung-hitung persiapan nanti malam. Kupesan satu gelas. Kuseruput perlahan. Rasa hangat menjalari tubuhku. Jahenya terlalu pedas, kulirik penjualnya.

    “Di sini STMJ-nya asli Mas, alami. Bukan buatan pabrik jamu, melainkan saya buat sendiri. Jahenya memang sengaja agak banyak biar badan jadi sehat dan tidak mudah masuk angin,” katanya seolah membaca pikiranku. Kutunggu minumanku agak dingin. Ternyata ramai juga warung ini. Mungkin juga akibat ramuan Bapak penjualnya yang membuatnya dengan bahan alami.

    Kembali ke hotel meskipun dengan pakaian sedikit basah, namun kesegaran pijatan dan STMJ membuatku tidak takut masuk angin. Aku tidak bawa pakaian ganti karena niatnya tidak menginap, hanya melayani tamu kantor. Kulepas bajuku dan dengan tetap memakai celana panjang kubaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk.

    Enak juga jadi orang kaya Menginap di tempat yang empuk dan berAC. Namun kupikir lagi, ternyata hidup ini enak kalau dijalani dengan senang hati. Orang kaya yang punya jabatan tentu tingkat stressnya lebih tinggi dan belum tentu mereka dapat menikmati semua yang ada padanya. Mungkin cocok juga aku jadi filsuf, pikirku begitu sadar dari lamunanku.

    Kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Masih ada waktu tiduran dua jam setelah seharian pikiranku agak capek. Badan sih tidak apa-apa, hanya pikiran yang perlu istirahat.

    Setengah tertidur aku mendengar ketukan di pintu.

    “Tok.. Tok.. Tok..

    “Mas Anto, ini Wati,” terdengar suara dari luar.

    Upss, aku melompat dari ranjang dan membuka pintu. Setelah kubuka pintu aku tertegun sejenak. Wati tetap memakai kaus yang tadi siang dipakainya dibungkus dengan sweater dan celananya sudah ganti dengan jeans.

    Sepatu dengan hak tinggi membuat dia tampak lebih tinggi dan langsing. Kacamata bening nangkring di hidungnya yang sedang. Wajahnya dihiasi dengan make up tipis. Kalau dilihat sekilas seperti Yurike Prastica.

    Wati masuk dan melepaskan sweaternya. Aku menutup pintu, menguncinya dan duduk di atas ranjang, lalu ia duduk di sampingku. Saat itu aku masih termangu, tapi penisku bereaksi lebih cepat dan langsung saja tegak dengan kerasnya. Wati melihat kebawah, ia sengaja melihat dan meraba, mengusap serta memainkan penisku.

    Aku mulai bergairah tetapi hanya diam menunggu aksinya. Kurebahkan tubuhku ke tempat tidur, ia terus memainkan penisku. Dilepasnya kacamata dan diletakkan di meja samping ranjang. Ia berdiri dan melepaskan celana panjangnya. Pahanya yang mulus terpampang di depanku. Kudorong ia dan kupepetkan ke dinding sambil berciuman lembut. Ia mengerang kecil” Ngghngngh..”.

    Tangannya membuka celana panjangku dan menariknya ke bawah. Tangannya meremas penisku dan mengeluarkannya dari celana dalamku. Ia bergerak sehingga aku yang dipepetnya di dinding. Dalam posisi setengah jongkok ia mulai mengulum penisku. Penisku semakin lama semakin tegang.

    Ia mengkombinasikan permainannya dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum penisku. Kupegang erat kepalanya dan kugerakkan maju mundur sehingga mulutnya bergerak mengulum penisku. Tangannya meremas pantatku dan menarik celana dalamku yang mengganggu gerakannya. Kurasakan mulutnya menyedot dengan kuat sampai penisku terasa ngilu.

    Kuangkat tubuhnya dan kulucuti celana dalamnya. Kaus tipisnya masih kubiarkan tetap di badannya. Sebuah keindahan tersendiri melihatnya dalam kondisi polos di bagian bawah dan kausnya masih melekat. Belahan payudaranya yang besar membayang di balik kaus tipisnya. Kini aku yang jongkok di depannya dan mulai menjilati dan memainkan clit-nya.

    Vaginanya punya bibir luar yang agak melebar. Warnanya kemerahan. Ia terguncang-guncang ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankan ke selangkangannya. Tangan kanannya meremas payudaranya sendiri.

    Aku bangkit berdiri dan bermaksud melepas BH-nya. Kucari-cari di punggungnya tetapi tidak kutemukan pengaitnya.

    “Di depan.. Buka dari depan,” Wati berbisik.

    Rupanya model BH-nya dengan kancing di depan. Kuremas kedua dadanya dengan lembut. Tanganku sudah menemukan kancing BH-nya. Tidak lama dadanya sudah terbuka. Putingnya yang coklat membayang di balik kausnya. Kugigit dari luar kausnya dan Wati mengerang.

    Penisku di bawah yang sudah berdiri melewati garis horizontal mulai mencari sasarannya. Tangannya mengocok penisku lagi dan menggesekkannya pada vaginanya. Kucoba memasukkannya sekarang, namun meleset terus. Kuangkat sebelah kakinya dan kucoba lagi. Tidak tembus juga.

    Mulutku masih bermain dengan puting di dalam kausnya. Wati kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan kausnya sudah terlempar di sudut kamar. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan keras namun hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri bahunya dan melepas tali BH-nya sehingga kini kami dalam keadaan polos.

    Karena sudah gagal berkali-kali mencoba untuk memasukkan penis dalam posisi berdiri, kudorong dia ke arah ranjang dan akhirnya kudorong dia rebah ke ranjang. Saat itu aku mulai kepanasan karena gairah yang timbul. Lalu aku menerkam dan memeluk Wati. Perlahan-lahan ia mulai mengikuti permainanku. Kutindih tubuhnya dan kuremas pantatnya yang masih padat.

    “Anto.. Kumohon please ayo.. Masukk.. Kan!”

    Tangannya meraih kejantananku dan mengarahkan ke guanya yang sudah basah. Aku menurut saja dan tanpa kesulitan segera kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya.

    Kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Aku yang lebih banyak memegang peranan. Ia lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kamipun menggelosor lemas dalam puncak kepuasan yang tidak terkira.

    Setelah sejenak kami beristirahat, kami saling melihat keindahan tubuh satu sama lain gairahku mulai bangkit lagi. Aku memeluknya kembali dan mulai menjilati vaginanya. Dan kemudian memasukkan penisku yang sudah kembali menegang.

    Aku menusuk vaginanya, crek.. crek.. crek.. crek.. crokk .. Berulang kali. Ia pun mendesah sambil menarik rambutku. Kami saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir setengah jam dari permainan kami yang kedua kali, Wati mengejang dan vaginanya terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak kuhentikan genjotanku.

    Kini aku kembali menggenjot vagina Wati lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. Kuputar badannya sehingga dia dalam posisi pegang kendali di atas. Kini dia yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya aku hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku sehingga penisku seolah-olah memanjang.

    “Wati, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar”.

    Akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak. Aku keluar duluan dan tak lama Watipun mendapatkan puncaknya dengan menikmati kedutan pada penisku. Setelah itu kami terbaring lemas, dengan Wati memelukku dengan payudaranya menekan perutku.

    “Wati terimakasih untuk saat-saat ini”

    “Nggak usah To.. Wati yang terimakasih karena, Wati nggak menyangka kamu sungguh hebat. Wati nggak nyangka kamu punya tenaga yang besar. Wati tadi hanya berharap menikmati permainan dengan cepat karena tadi siang pijatanku sudah kuarahkan agar kita bermain dengan cepat”.

    Kami tertidur berpelukan dan setelah pagi harinya kami bercinta untuk ketiga kalinya, dan kuakhiri dengan tusukan yang manis, kami saling membersihkan badan dan pulang. Kuantar ia sampai di depan gang rumahnya.

    Ketika beberapa hari kemudian kucari dia di tempat kerjanya, tidak kudapati lagi dirinya. Kata Mbak yang jaga di depan dia pulang kampung dan tidak kembali lagi. Ditawarkan temannya yang lain untuk memijatku, namun aku tidak berminat dan langsung balik kanan, back to Batavia.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Langsung Sikat Memekku

    Cerita Sex Langsung Sikat Memekku


    1534 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Langsung Sikat MemekkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota, setelahnya lulus ternyata orangtuaku yang sudah berusia senja meminta aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh, tanpa ada rasa apa apa yang menuruti kemauan orangtuaku kami langsung menikah tanpa pacaran sebelumnya.

    Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.

    Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Agen Judi Online

    Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini.

    Walaupun kesal ya aku iya aja.

    “Endah ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

    “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya.

    Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi.

    Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2.

    Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku.

    Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.

    Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar.

    “sorry bang, tadi Endah nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.

    Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.

    Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”.

    “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Endah tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.

    Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa.

    Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.

    “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Endah”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.

    “nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Endah buatin kopi ni”.

    “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.

    “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya.

    setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).

    “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik.

    “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”

    “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.

    Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum.

    Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Endah seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.

    Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu.

    Pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk.

    Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.

    Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.

    Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu.

    Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar.

    Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya.

    “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Endah yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa?

    Enakan tidur di sini bareng Endah,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

    Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya.

    “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik.

    “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya.

    “ohh… Endah kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,

    “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya.

    Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

    pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

    Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.

    Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.

    “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.

    Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Endah dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya.

    “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Ndah”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

    Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Endah”. perlahan dia duduk disampingku.

    Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

    “Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”

    ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Endah sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Endah nggak keganggu.

    Endah mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”

    “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.

    “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”

    “ooh..” langsung dia mencium pipiku.

    “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
    Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.

    “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.

    “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Endah prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Endah ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

    Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.

    “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” Situs Judi Online

    “ya nggak lah, Endah juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

    “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.

    “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.

    “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.

    “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu.

    “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Endah mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

    “yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya.

    lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.

    “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.

    “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.

    Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh.

    Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

    Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel.

    “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku.

    “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.

    “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

    Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.

    “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana kamu basah” “iya, Endah kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

    Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Endah gituin nggak?” tanyaku.

    “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Endah udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

    aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

    Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku.

    Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

    Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.

    Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Endah nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”

    Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Endah pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

    dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.

    “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

    dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.

    Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

    aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku.

    Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Endah tau enaknya gak ketulungan gini, Endah dah minta dari awal”.

    Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

    Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Endah keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.

    “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.

    “kok udahan sih? sorry tadi Endah keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

    Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku,

    “Endah, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Endah juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Endah”, jawabku.

    “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’.

    Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

    “mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya.

    “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Endah kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Endah pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.

    ” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

    Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.

    “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.

    “Ayo bang cepat, Endah sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata.

    Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku.

    “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

    Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.

    Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.

    kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Endah mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Endah…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Endah..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Endah hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

    Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum.

    “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Endah mau lagi ya”.

    “Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.

    “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”

    Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69.

    Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku.

    “Endah kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.

    Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah.

    “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.

    Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini.

    “Ooohh.. baangg.. Endah nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.

    Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

    Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.

    Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya.

    Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.

    Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku.

    jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

    Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.

    Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

    Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

    Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya.

    Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.

    Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.

    “Bang.. Endah nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.

    Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

    weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Gratis Demi Melepas Keperjakaan yang Kulakukan dengan PSK – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Gratis Demi Melepas Keperjakaan yang Kulakukan dengan PSK – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2790 views

    Perawanku – Memang kalau aku ingat masa-masa puber pertama, aku sering tersenyum-senyum sendiri, mentertawakan Nafsu sex-ku yang tidak kunjung padam. Bayangkan saja, Dalam sehari bisa 3 s/d 6 kali aku onani. Setiap ada kesempatan pasti langsung aku lakukan tidak perduli tempat dan waktu.

    Melihat paha sedikit langung saja senjataku mengeras, dan tidak akan tidur jika belum dilepaskan lewat onani. Di sekolah (Waktu itu aku masih duduk dibangku SMA), di rumah, Otakku tidak pernah lepas dari keingintahuan akan artinya Sex. Bagaimana nikmatnya berciuman?, Bagaimana nikmatnya Mengelus payudara wanita?, dan bagaimana jika senjataku masuk di dalam lubang kenikmatan wanita?

    Bagaimana rasanya mengulum puting payudara ?, Bagaimana rasanya Menjilati kemaluan wanita? Semua menjadi beban pikiranku dari hari ke hari. Paling pelampiasanku hanyalah membaca stensilan karya Enny Arrow.

    Sambil membayangkan pelakunya adalah aku, tanganku dengan trampil melakukan kegiatan mengocok penisku, sampai spermaku keluar. Tapi anehnya meskipun sudah keluar tiga kali tapi kalau buku yang aku baca belum selesai, tanganku tidak akan diam dan senjataku tidak akan lelah memuntahkan isinya keluar berapa kalipun. Padahal kalau sekarang boro-boro bisa 5 atau 6 kali, 2 kali saja rasanya sangaaaaat lelah.. ( Kenapa ya? )

    Sampai suatu saat, keingin tahuanku tentang sex, sedikit demi sedikit mulai aku ketahui dan rasakan… Pada saat-saat sekolah, kebetulan sekali aku dikaruniakan otak yg lumayan cemerlang. Aku selalu mendapatkan ranking pertama di kelas, meskipun juga aku mendapatkan ranking pertama dalam kebadungan.

    Entah sudah berapa kali aku tertangkap membawa Stensilan, rokok, bahkan ganja. Hukuman paling berat paling hanya skorsing seminggu, tapi pernah juga aku disuruh keliling kelas per kelas sambil disuruh membaca stensil dan merokok, dengan membawa papan nama yang dikalungkan di leherku dgn tulisan spidol ” JANGAN CONTOH AKU “.

    Tapi kebengalanku tidak membuat teman-temanku menjauh. Bahkan bermodalkan dengan ranking pertamaku, teman sekelasku yang mempunyai adik yang masih di SD, memintaku untuk memberikan les private di rumahnya, Perlahan tapi pasti anak buah lesku semakin banyak.

    Pada akhir bulan aku bisa mengantongi Rp 300.000,- jumlah yg cukup besar buatku waktu itu, dan pada saat terima amplop gaji yang kesekian kalinya, aku mulai mewujudkan cita-cita puberku untuk menikmati indahnya sex dengan seorang wanita, dari pada habis buat minum-minum dgn teman, toh tak ada salahnya aku mencoba.

    Aku ingat sekali waktu itu Malam Minggu aku sedang ngumpul dengan teman-temanku sambil main gitar dan menenggak minuman keras di pinggir jalan. Tiba-tiba gerimis datang, kami semua berlarian berteduh di salah satu warung. Jam baru menunjukan pukul 22.00 tapi temanku satu persatu bubar, mungkin karena cuaca yang kurang bagus.

    Biasanya pasti sampai matahari terbit baru pada bubar. AKu yang rumahnya paling jauh tidak ada teman. Tinggallah aku sendirian berdiri. Rokok yang kuhisap dan minuman yang masuk ke dalam kerongkonganku tidak dapat menghalau dinginnya malam.

    Pikiranku semakin mengembara akan arti sebuah sex. Aku segera menyetop sebuah bajaj yang kebetulan lewat. Aku minta diantar ke Lokasi WTS kelas teri kalijodoh (Rumahku memang tak jauh dari lokalisasi tersebut). Gerimis ternyata tidak menghalangi para pencari dan penjual kenikmatan bertransaksi.

    Suasananya masih ramai seperti pasar. Aku segera turun dari bajaj dan berjalan kaki menelusuri komplek. Banyak sekali wanita yang asyik mengobrol, bercanda, dandanannya yang medok dan norakjelas sekali, rata-rata usianya sebaya dengan mamaku.

    Aku terus melangkahkan kaki di tengah gerimis. Sesekali ajakan mampir berseliweran di kanankiriku. Aku mencoba bersikap dewasa padahal jantungku sudah bergemuruh tak karuan. Memang badanku ternasuk bongsor, sehingga orang tidak akan menyangka bahwa aku masih SMA kelas III.

    Sampai lelah kakiku, aku belum menemukan wanita yang usianya muda. Aku segera menghentikan langkahku begitu kutemui warung rokok. Sambil aku membeli rokok, aku mencoba bertanya di mana ada wanita yang muda. Penjual rokok itu memberitahukan jalan kepadaku.

    Ternyata aku harus turun dulu dari jalan utama, Melewati lorong sempit yang sumpek, akhirnya aku menemukan sekumpulan wanita muda. Baru saja aku mau menegur, mereka berebutan menarik tanganku, Aku yang memang baru pertama kali pasrah saja dan tidak dapat berbuat apa-apa,

    hingga akhirnya seorang wanita setengah baya melerai mereka, dan menyerahkanku kepada seorang wanita yang cukup cantik, katanya namanya Tina, sedangkan wanita yg melerai tadi adalah Mami / germo mereka. Tina membimbingku memasuki kamar sempit, yg hanya berisi tempat tidur single yang sudah bau apek, dan seember air + gayung.

    Aku yang waktu itu memang baru pertama kali sama sekali tidak perduli dengan keadaan kamar tempurnya, yang ada di otakku adalah bahwa sebentar lagi aku merasakan nikmatnya seks. Lampu remang-remang jelas sekali membentuk keindahan tubuh Tina yang mulai membuka bajunya. Jantungku semakin keras berdebar.

    Tanpa basabasi lagi Tina mulai menggerayangi tubuhku, baju dan celanaku langsung dilepasnya. Tidak ada pemanasan. Tina yang kini hanya mengenakan BH, dan celana dalam langsung saja menyerangku dengan kelihaiannya, Tanpa sadar aku sudah telanjang bulat. Lidahnya menari-nari di dadaku, tangannya mengocok lembut senjataku yang sudah mengeras.

    Kenikmatan yang timbul akibat perlakuan Tina membuat seluruh tubuhku bagai dialiri setrum, dan pada saat senjataku dimasukan ke dalam mulutnya, aku sudah tak tahan lagi, kusemprotkan seluruh spermaku kedalam mulutnya. Tina langsung mengenakan pakaiannya kembali, Aku terkejut dan menariknya.

    “Belum mbak”
    “Lho, bukannya mas sudah keluar?”
    “Iya,, tapi kan belum dimasukin”
    “memangnya masih bisa” Aku kala itu agak bingung dengan pertanyaannya, sekarang sih aku ngerti arah pertanyaannya.

    Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan rakus.

    “pelan pelan dong mas!” aku tak perduli lagi, tanganku langsung meremas buah dadanya, BHnya segera kulepaskan, Senjataku yang masih tegang menyodok-nyodok perutnya.

    Kulumat puting buah dadanya dengan lidahku. Tina menarik kepalaku.

    “Mas, jangan dihisap! Saya masih menyusui” Aku tak perduli, imajinasiku di stensilan semua kupraktekan, bahkan tanpa jijik aku menjilati kemaluannya.

    Baunya sungguh sangat tidak enak, tapi nafsuku kala itu mengalahkan semua perasaan jijik. Perlahan kulihat Tina mulai terbawa nafsu, mungkin akibat perlakuanku yang mencumbunya habis-habisan yang tidak pernah didapatinya selama ini.

    “Achhh, Mas!” terus… enak……. Aku semakin semangat.

    Tiba tiba Tina menggenggam senjataku dan langsung membimbingnya ke lubang kemaluannya. Jantungku berdebar semakin keras. Inilah saat pertama kali senjataku terbenam ke dalam kemaluan seorang wanita.

    “Tekan.mas!”Aku langsung menekan kemaluanku sampai amblas
    “Achhhhh……..” Tina menjerit.

    Aku mulai manaik-turunkan pantatku. Imajinasiku sebagai seorang lelaki perkasa membawa langkahku untuk mencoba semua gaya dalam teori, Depan, samping, belakang semua aku praktekan. Tina pandai sekali mengimbangi gerakanku.

    Goyangan pinggulnya yang lincah semakin membuat suasana menjadi panas. Aku bertahan dengan imajinasiku untuk tidak keluar sebelum wanita keluar. Ternyata berhasil. Seluruh tubuhku sudah penuh dengan peluh, akhirnya entah menit keberapa, Tina histeris, seluruh tubuhnya mengejang dan bergetar dengan hebat. ternyata dia orgasme.

    Aku merasakan lobang kemaluannya semakin becek. Aku berkonsentrasi penuh mendaki puncak kenikmatan, gerakan pantatku semakin cepat, dan tak beraturan. Aku mulai merasakan spermaku sudah diujung senjataku. Tina semakin lincah menggoyangkan pinggulnya.

    Akhirnya dengan sekali sentakan ke dalam, amblaslah seluruh batang senjataku di dalam lubang kemaluan Tina. Seluruh tubuhku merinding merasakan ejakulasiku yg pertama di dalam lubang kemaluan seorang wanita. Aku Terbaring diam mengatur jalan pernafasanku.

    “Mas, baru pertama, ya?”
    “Lho, kok mbak tahu?” Tina hanya tersenyum, lalu beranjak membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya kembali.

    Sesuai kesepakatan awal, aku menyerahkan uang atas kenikmatan yang aku beli. Namun sungguh diluar dugaan, Tina menampik uangnya.

    “Mas, tidak usah bayar, Aku senang kok!”
    “Tapi, besok-besok mampir lagi kesini ya” Tina lalu keluar kamar meninggalkanku seorang diri, Aku termenung membayangkan hal yang baru saja terjadi.

    Sungguh nikmat sekali bersetubuh dengan wanita. Gratis lagi! Besok seks gratis lagi ah ! aku bergumam dalam hati. Aku segera mengenakan pakaianku kembali. Gerimis di luar ternyata telah berubah menjadi Hujan deras. Aku tak perduli lagi. Aku berlari, berlari dan terus berlari dari komplek lokalisasi itu.

    Dengan badan basah kuyup aku berjalan menuju rumahku. Hujan deras sama sekali tak aku rasakan, yang ada di pikiranku hanyalah satu: Seks gratis itu NIKMAT. Sampai tak terasa aku tiba didepan rumahku. Dikamarku, aku merenungi kembali. Perjakaku diambil seorang wanita PSK.

    Dan rasa nikmat saat melakukan seks gratis dan senjataku masuk ke dalam kemaluan seorang wanita terus terbayang. Aku merasa diriku telah dewasa, karena telah melakukan hal yang Masih dalam angan-angan pria seusiaku. Aku tersenyum membayangkan itu. Tanpa sadar tanganku kembali mengocok senjataku yang kian mengeras.

    Makin lama kocokanku makin cepat, hingga memancarlah lahar panas ke atas perutku. Aku tak memperdulikannya.

  • Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku

    Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersama Kakak Ipar Istriku, Namun setelah kami sama2 menikah, kami menjauh, bahkan linA sangat menjaga jarak denganku. Jujur aku sendiri masih menyimpan hayal dengannya, tubuhnya memang kurang berisi, payudaranya juga tidak besar, tapi permainan sex nya luar biasa, libido yang besar membuatku sering terbayang dirinya.

    Sering pada suatu saat aku berusaha menggodanya, tapi sulit. lina dan suaminya (kakak istriku) tinggal mengontrak sebuah rumah kontrakan yang kecil tepat di seberang sebelah rumah mertuaku yang juga mertua dia.

    Ketika aku berkunjung k rumah mertua ku otomatis aku juga pasti bertemu dengannya dan suaminya.

    Suatu Ketika aku sedang berkunjung ke rumah mertuaku, tentunya dengan istri dan anakku, karena rumah mertuaku berada di luarkota tempat aku tingal, otomatis biasanya aku menginap. Hari Minggu kami disana, Aku bertemu dengan lina, kami salam dan berbasa basi seperti biasa, aku masih saja terpesona melihatnya, apalgi dia hanya pakai celana pendek dan kaos oblong tipis, aku berusaha berlama-lama bersalaman dengannya, tp dia buru2 melepasnya. Aku berhasrat sekali dengannya tapi segera kubuang jauh2 pikiran itu karena keluarga sedang berkumpul tidak mungkin itu trjadi.

    Esok hari, subuh2 sekali istriku, kakaknya (suaminya lina), dan adik2nya, sudah bersiap2 berangkat acara keluarga sekaligu ziarah ke makam leluhurnya, mereka berangkat dengan Pamannya, Ibu dan seluruh keluarga. Hanya Aku putuskan tidak ikut karena masih cape dan malas. jadi hanya AKu dan Kakak Perempuan ibu mertua yang sudah sangat tua dan sulit berjalan yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga tidak ikut karena dia hari itu tidak libur. Sial sekali pikirku, kukiran pagi ini bisa melihat alin dan ada kesempatan untuk menggodanya.

    Pagi itu keadaan rumah sudah sepi, semua sudah berangkat, kecuali aku dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk dari pintu belakang dari arah kontrakannya.

    bertanya pada uwa “wa, saklar di kontrakan rusak wa, jadi air sama lampunya ga bisa nya nyala, mana lina harus kerja lagi, si mas sama yng lain udah berangkat lagi gada yang bisa dimintain tolong”.

    Mendengar itu ingin rasanya aku segera beranjak dari ruang tengah menawarkan bantuan, tapi sebelum aku bicara uwa sdh menimpali

    “Tuh ada ada Yonar, dia ga ikut, minta tolong aj ya”, mendengar itu aku langsung menimpali ” Udah sini Lin aku coba liat sapa tau bisa” ” Ngga usah ngerepotin” jawab lina sambil berbisik ” ntra macem2 lagi”.

    Pikirku tau aja dia kalau aku punya niat macem2, tapi demi jaga gengsi aku bilang “Ada-ada aja, gini aj deh, selagi aku betulin saklar dikontrakan mu, lina disni aja dulu sampe beres, mandi disni aja”

    Dari gerakgeriknya dia hendak menolak namun Uwa buru2 bilang ” ya udah sekarang cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu”

    Membawa Peralatn listrik, obeng, gunting dsb, lina menuntunku ke kontrakannya, sekaligus dia membawa perlengkapan mandinya untuk mandi di rumah mertua. Setelah Lina menerangkan masalahnya aku pun segera memperbaiki saklar kontraknya, dimana saklar ini sebagai penghubung listrik induk dengan listrik rumahnya, sementara Lina mandi di rumah mertua.

    Sekitar 15 Menit sudah aku memperbaiki saklar di kontrakannya, Lina Pun belum juga selesai mandi. Sesekali aku bolak balik ke rumah mertua untuk mengambil beberapa keperluan, suatu kali ketika aku bolak balik, aku penasaran, jiwa nakal ku muncul, Hayalku membayangkan Lina yang sedang Bugil, tanpa sehelai benang pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya dibasuh sabun, payudara dan vaginanya, pikiranku pun smkn nakal aplg setauku pintu kamar mandi disini tidak bisa tertutup sempurna sehingga ada bnyk celah untuk mengintip.

    .. Uuh.. ku intip Uwa sedang dikamarnya, mungkin tidur, maka hayalku memberanikan untuk Mengintip Lina yang sedang mandi, dari balik celah pintu yang rusak,.

    Perlahan kuintip, wow kulihat lina menyamping, bugil seluruh tubuhnya dipenuhi busa – busa sabun, tangannya yang lentik mengusap perlahan toketnya, oh.. dia meremas2 toketnya sambil memejamkan mata, melihat ini kontolku tak kuasa makin menegang, aplagi kemudian aku dikagetkan dgn adegan berikutnya: Lina Mengusap vaginanya, memasukkan jarinya kedalam vaginanya, ah apakah dia sedang masturbasi? pikrku..

    terus dia mengocok vaginanya sebari mendesah tak karuan, aku semakin tegang melihatnya, kontolku tak kuasa menegang, andai saya aku dapat menyetubuhinya.. . Sedang asik bermain dgn kelamin masing2, terdengar suara dari Dalam Ruang tengah: ” Liinn, kalau sudah mandinya, kesini dulu bentar ya..” lina yang sptnya sedang asik memainkan vagina terkaget lsg menjawab ” Iya Wa..” Begitupun dengan aku buru2 aku beranjak dari intipan ku dan segera kembali ke kontrakan lina meneruskan memperbaiki saklar.

    Fyuhh.. benar2 tontonan yang membuat nafsu memuncak.. Pikiranku tidak bisa konsen memperbaiki saklar, pdhl aku sudah mau selesai. Ah kucoba hilangkan pikiran kotor itu dan kembali ke tugasku semula.

    beberapa saat kemudian lina masuk ke rumah, habis mandi dengan (sayangnya) sudah menggunakan kaos dan celana pendek, padahal harapku dia hanya memakai handuk saja.

    Seketika dia bertanya padaku ” belum selesai juga memperbaikinya? lama bnr” .. Aku jawab ” ya iyalah kan harus hati2, emangnya mau kalo nyetrum dan kebakaran”.. msh terbayang bagaimana adegan tadi kulihat di kamar mandi, maka muncul hasrat ku untuk menggodanya, menyetubuhi, atau bahkan memperkosanya.

    Kulanjutkan tanyaku “udah mandinya Lin?” dgn agak sinis khasnya dia menjawab ” ya udah lah ngapain juga lama2″,

    aku : “udah tuntas ya aktifitasnya di kamarmandi”

    Lina: ” maksudnya? ya udah lah dah tau udh keluar kamar mandi berarti udah donk”

    Aku: “yaa kirain aj ada yang masih nanggung”

    Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah cepetan benerin listriknya, aku mau ganti baju ni, susah kamarku kan gelap”

    Aku: gelap bukan berarti ga bisa ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh anakmu waktu gelap2 kan? hahahaha.. udah tuh dicoba listriknya, coba aj lampu ama airnya ..

    LIna: iya aku coba..

    sebari dia coba satu persatu stopkontak, lina melanjutkan pembicaraan ” iya dulu gelap2an enak si sebelum ada si Tina (anaknya) , sekarang ..uuhh.. dah bosen kali si angga (suaminya – kaka istriku) udah jarang, eh YOnar udah oke nih semua lampunya”

    Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa sendiri atau cari bantuan lah… Syukurlah kalau sudah ok, dicoba juga airnya nyalain trs ganti baju kerja gih, ntr telat”

    Lina: ahh alternatif apaan maksudnya yo… (sebari melirik nakal kearahku), bosennya jg kali kalau sendiri,, dah aku ke kamar mandi cek dulu,

    Lina berlalu menuju kamar mandi diujung belakang kontrakannya, sebari aku mengikutinya dari belakang,

    kalimat terakhir dari mulutnya membuat hasrat ku makin bergetar, “bosen sendiri” dalam hatiku, hayalku trs bermunculan, apakah aku perkosa saja ketika dia di kamarmandi? kubekap dari belakang meremas toketnya, memaksanya .. tapi kalau ketauan gmn? kalau lina berteriak kencang gmn, sedang dinding pemisah antar kontrakan di tempatnya tidak tebal, tak tahan rasanya ingin menjilat lehernya yang lnjang, menikmati langsing tubuhnya..

    Hayalku sejenak terhenti oleh teriakan lina ” aduuhh yoo.. basah kuyup.. dah jalan lagi nih airnya.. tapi nyemprot banget..untung belum pake baju kerja..”

    dengan segera aku menghampirinya ” ya bagus donk,, berarti dah jalan lagi, gada masalah lagi kan, baru disemprot sama air, gmn kalau semprotan yang kental..” goda ku..

    Lina menjawab ” yaa kalau itu enak donk.. ” sebari dia membalikkan badan kea arah ku dan membuat mataku terbelakak,, air yang membasahi kaosnya, membuat lekuk tubuh dan payudaranya tercetak sempurna, dan yang membuatku menelan ludah adalah lina belum memakai bra!! ternyata sejak tadi dia hanya memakai kaos saja.. badanku makin gemetar.. kontolku makin ngaceng tak tertahan dibalik celana tidurku..

    “heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo… udah mau ganti baju kerja sekalian, tuh beresin tuh yang dalam celana di kamar mandi” sebari tertwa kecil keluar dari kamar mandi. dengan malu aku masuk kamar mandi segera beresin celana, ku keluarkan kontolku, sudah ngaceng sekali kontolku, tak tahan rasanya, apa aku onani saja pikirku, ah tidak, masa sih aku menyia-nyiakan kesempatan dengan lina, tak ada orang disni.. pikirku mengalir liar, sampai tanpa sadar, ternyata lina memperhatikan aku dari balik lubang pintu kamar mandi yang memang tidak tertutup, ..

    “hayyo kenapa lin.. susah ni mau dituntasin, bantuin donk..” secepat itu aku langsung bicara sebari mengusap2 kontolku, dgn kelagapan lina beranjak pergi sebari bicara ” apaan sih, sendri aja gih, atau minta sama istrimu, udah ah ganti baju dulu ah udah mau kerja nih”

    aku pun mngikutinya berjalan menuju kamar, kulihat dari luar, dikamarnya dia dudukdi ranjangnya spt termenung, dia hendak membuka bajunya tapi terhenti ketika tangannya menyentuh payudaranya sendiri, dia usap2nya, mungkinkah dia juga sebenarnya terangsang dan sedang ingin bercinta tapi dia gengsi untuk jujur padaku..

    aku beranikan maksud ke kamar tidur kecilnya yang hanya cukup untuk satu ranjang dan sedikit ruang itu, dari belakang kubisikkan ditelinganya “aku kangen ih masa-masa kita dulu, aku kangen banget sama kamu, dah lama mendam rasa ini Lin”, dengan nada tinggi dia bilang ” Kamu masuk kamar orang ya ga sopan, ngomongnya ngawur ah, males ah, kita tuh udah sama2 nikah, dah punya anak lagi, inget tuh,..”

    aku: kalau perasaan susah Lin (kupegang bahunya ku balikkan tubuhnya sehingga menghadapku), “aku sayang banget sama kamu lina, sering aku terbayang dirimu yang jadi istriku”..tak kuasa aku memandangnya wajahnya dan memandang kaos basahnya yang setengah terbuka, tercetak jelas payudara mungilnya

    Lina: “inget .. kita udah … ”

    belum selesai dia bicara aku langsung kecup bibirnya, kulumat bibirnya kuat2.. aku berusaha mendekap tubuhnya, sebelum lina mendorongku, duduk menjauh dari aku, berusaha unutk menamparku namun dengan segera ku pegang tangannya, “aku sayang banget lin sama kamu, sekalian lah bantuin aku tuntasin ya..”

    kuberanikan diri mendekatinya lagi tanpa melepas genggaman tanganku padanya, sebelah tanganku membelai rambut lurusnya, kurebahkan kepalaku, mulutku di telinganya, kubisikan “i luv u so much lin, please.. sekali ini aja, aku janji gakan jadi panjang, ..”

    kukecup langsung daun telinganya, kujilat, lina menggelinjang, dia memejamkan mata, tanpa perlawanan, kuanggap itu tanda setuju atas permintaanku. kuciumi kujilati telinganya, kuberanikan menjalarkan lidahku tak hanya di sekitar telinga, menjalar ke pipinya menuju bibirnya, sekali lagi aku kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali ini tanpa perlawanan, meski dia masih tak menggerakan bibirnya, aku terus melumat bibirnya, nafsu sudah membara sejak tadi, kusogokkan lidahku kedalam mulutnya yg masih rapat, kupaksa masuk kedalam mulutnya, tak lama dia menyerah juga, kumainkan lidahku didalam mulutnya, menyentuh lidahnya, menjilati lidahnya, kurasakan dera nafasnya semakin kencang, kucekatkan tubuhnya, kulumat terus bibirnya yang mulai terbuka, sesekali membalas ciumanku perlahan.

    aku mulai melepaskan genggaman tanganku, kupegang kepalanya sebari tetap menciuminya, sementara tanganku yang satu mengusap, menyentuh2 lehernya punggungnya, memainkan telinganya,

    Ciuman itu berlangsung cukup lama, lama kelamaan lina mulai membalas ciumanku, dia mulai memainkan lidahnya, beradu dgn lidahku, mulutnya mulai berani melahapku, ciuman lahap dan kasarnya mulai nampak, desahan desahan nya mulai terasa trdengar ..Hmmm Hhh hsthhh… itu yang aku suka dan aku rindu darinya.. ciuman kami semakin panas, kedua tangannya mulai memelukku, satu tangannta mengacak2 rambutku, tubuhku mulai menempel dgn tubuhnya yang masih terbalut kaos yang basah.

    Tanganku mulai berani menelusup kebalik kaosnya yang basah dan setengah terbuka, kuraih toketnya yang sedari tadi tercetak dibalik kaosnya, kuremas toketnya, AKKHHHHHHHHHH OOKHHHHHHH….OoHHhhhdsthh, erangan keras keluar dari mulutnya ketika ku remas toketnya, ku mainkan putingnya yang sudah mengeras,

    Kubuka kaosnya yang basah, tanpa kesulitan, kutau sejak awal dia sudah tidak memakai bra, kujalarkan lidahku kelehernya, uhh HHsshtstthh.. lina tak hentinya mendesah tak karuan.. kulanjutkan juluran lidahku bibirku menciumi sampai toketnya lina yg masih terduduk di ranjang dan aku yang sudah setengah jojok di lantai, sebelah toketnya kujilati perlahan, sebelah kuremas dengan tanganku.. Hhhhhsthh.. kujilat toketnya perlahan memutar dari pinggir toketnya memuncak ke puting .. kutarik kencang2 putingnya, semua kulakukan bergantian kanan kiri, yang makin membuat lina nafsu nya membesar, kulanjutkan petualangan lidahku keperutnya

    ku perosotkan celana tidurnya, ahhh … darahku serasa makin mendesir melihat langsung pemandangan tanpa CD, langsung kulihat vaginanya, Memeknya yang tadi hanya kulihat dari intipan di kamarmandi, kini didepana mataku dgn lina yang sudah berbugil ria. segera saja petualangan bibirku berlanjut di bibir memeknya lina.

    .OOhhh sedap sekali, aromanya semerbak habis mandi dicampur aroma cairan dari memeknya yang sudah becek sekali.. kulahap habis memeknya, kuciumi sekitarnya, kujulurkan lidahku masuk kedalam liang memeknya yang memang sudah longgar, kusogoh habis2n liang memeknya, lina menjerit kuat ” AHHHH oohhh… ughhh.. dibenamkan nya wajahku sedalam-dalamnya ke liang memeknya, tangannya benar2 mengacak-acak rambutku, mendorong kepala ke memeknya, sesekali mejenggut rambutku.. oohh uhh..

    sedang asik memainkan memek lina, tiba2 tangannya mendorong kepalaku keluar “Lina udah ga tahan banget yon mau orgasme nih, tp gamau sekarang ya ” dia bilang. Aku hanya mengangguk dan berkata “apapun mau kamu sayang”

    Lina mengangkat tubuh yang setengah jongkok untuk duduk disampingnya diranjangnya, “sekarang giliran lina” ucapnya, segera dgn kasarnya dia membuka kaosku, dikecup dan dilumatnya bibirku dgn liar, dipegangnya kepala erat2 dijilatinya pipiku bibirku, seluruh wajahku, telingaku dijilatinya kanan kiri, digitnya,, Akkhhhhhhhh Lin enak banget,, ughh,,,,,,, tanganku pun meraih toketnya meremas2nya, sebari bibir lina menjamahi wajahku, telingaku, leherku nyaris saja di cupangnya, sebelum aku melarangnya khawatir ketauan istriku.

    Lina menjamahi tubuhku dengan liar, dadaku, perut buncitku, dia tarik puting susu ku yang berbulu, tangannya liar menjamahku, membuka celana pendekku, memerosatkannya berikut dgn CD ku, ko0ntolku sudah sangat , menegang kencang dan memerah.. Ahhh senyum liarnya lina sebari menatap liar padaku, dia menjulurkan lidahnya memainkan kepala kontolku. Akhhhh Linnn.. enak banget.. dia mengocok2 kontolku sebari menjilati ujung kontolku, dia berjongkok dilantai, memainkan kontolku, menghisapnya, naik turun, makin kencang makin kencang.. Ohh aku tak tahan lagi.. dijilatinya kontolku..

    Dia kemudian mencabut mulutnya dari kontolku, dia berdiri menghadapku yang masih terduduk, kesempatan ini kupakai unutk menjilat lagi memeknya yang sudah sangat becek, meremas toketnya kuat2.. ahh indah sekali pemandangan ini tubuh lina berdiri dihadapanku, seolah dia sedang stripsis, bergerak menggelinjang karena rangsanganku ke dlm memek dan toketnya..

    baru sebentar kumenikmati itu, lina mendorongku keras, sampai aku terlentang diranjangnya, ranjang tempat biasa dia bersetubuh dgn suaminya.

    ucapnya ” Lina udah ga tahan yon’..

    dia menaiki tubuhku diranjang, diarahkan memeknya kearah kontolku, Bleesss,,, aakhhhh Ugghhhhhhhhhh kami mengerang bersama-sama..

    Lina menindihku.. women on top,, digerak2n tubuhnya… kami berciuman liar.. berulang kali dia berkata “udah gakuat lina ih..” .. aku berusahan membanting tubuhnya, membalik posisi, kali ini dia dibawah.. aku kocokkan kontolku semakin cepat dan kencang.. erangan lina udah tak tertahankan lagi.. “trs.. ayo dong…” ucapnya.. dia trs menggelinjang menggerakan bokongnya.. ” aku juga ga kuat lin” .. ayo dong kit bareng lagi..” tenaga lina begitu kuat mendorong kembali terguling mebalikkan posisi.. dia kembali diatas, kali ini dia duduk berkuda.. menggerak-gerakan pantatnya, tubihku bangun meraih toketnya.. darahku mendesir.. sekecap saja aku sedot toketnya.. meremas toketnya.. lian sudah tak kuasa hendak keluar.. AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss……. uughhhhhhhhhhhhhhh ” lina keluar.. Ohhhhhhhhhhhh… Peluk erat 2 yon, gigit puting lina,” suaranya mengacau tak karuan..”‘akhhhhhhhhh… kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr…”””” … lina orgasme” tubuhnya semakin kuat mendekap, memeknya basah…

    “Kamu curang yon… ga bareng” lina berbicara kacau sebari orgasme.. tubuhnya mulai melemas… kesempatanku membalikkan lagi tubuhnya.. kali ini kukocokkan kuat2 kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin… “kucabut dan kubasahi tubuhn dan mulutnya…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly


    878 views

    Perawanku – Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly, Sebut sajalah namaku Benton. Aku ingin berbagi cerita sex ku kepada kalian semua. Namun sebelum membaca cerita dewasa serta cerita seks ini siapkan dulu yah isi celana kalian . Jangan sampe basah dulu sebelum cerita dewasa ini kelar dan selesai dibaca . Karena cerita seks yang akan aku ceritakan disini merupakan cerita sex yang sangat hot dan bikin badan panas dingin.

    Dulu pada waktu aku sma aku berpacaran dengan gadis satu sma ku… sebut saja nama pacarku melly… Dia anaknya supel, pinter, cantik dan mempunyai bodi yang apik serta mulus dengan ukuran bra 36b. Aku menjalani masa pacaran dengan melly kurang lebih selama 6 bulan. Aku suka bertukar pikiran dengan pacarku tentang berbagai macam hal termasuk hal yang berbau seksual.

    Karena pengetahuan sex ku luas jadi aku bisa menjelaskan bermacam2 istilah, Posisi, serta tempat2 dimana kegiatan bejad itu enak untuk dilakukan karena aku sering melihat film bokep n membaca buku2 tentang sex.

    Suatu hari pacarku aku ajak ke rumahku. Kebetulan waktu itu sekolah baru saja selesai mengadakan ujian akhir. Aku bertanya “melly kamu tidak ke rumah ku sekedar mengobrol”. Melly menjawab “aku mau2 saja kalau di rumah kamu tidak ada orang”. Aku langsung curiga ketika melly berkata seperti itu. Kebetulan rumahku siang ini lagi tidak ada orang karena smua keluargaku sedang ada undangan ke perkawinan saudara di sukabumi. Jadi di rumahku hanya ada pembantuku saja. Lalu aku membalas “Ya sudah kita berangkat sekarang yah ke rumahku”. Sesampainya di rumahku aku langsung mengajak dia ke kamarku yang terletak di lantai atas. Aku menyalakan komputerku dulu untuk mendengarkan lagu dari winamp. Sedang pacarku ke kamar mandi untuk ganti baju dan buang air.

    Ketika dia keluar dari kamar mandi aku takjub melihat pakaian yang dikenakan oleh melly pacarku itu. Dengan tank top berwarna gelap dipadu dengan jaket tipis dan celana jeans. Aku bertanya kepada melly “kok kamu tumben pake baju yg sedikit kebuka ?”. Dia hanya tersenyum manis dan duduk di pahaku. Aku langsung terangsang ketika melly duduk dipangkuanku dengan pakain yang seperti itu dan wangi tubuhnya menggelitik bulu hidungku. Aku berbasa basi “jaket kamu dilepas aja kan cuma aku yang bisa ngeliat kamu”. Dibukalah jaket itu dan mulai terlihat tubuh sintal berwarna kecoklatan itu.

    Langsung saja aku cium leher belakangnya. Lalu aku tiup dan jilat telinganya seperti menjilat ice cream. Aku rasa dia juga terangsang dengan perbuatanku itu. Dia berbalik badan kearahku sehingga wajahku bertemu dengan wajahnya. Dia berkata “ih geli tau digituin”. Aku hanya tersenyum saja. Aku lalu mencium bibirnya yang merah dan tipis. Ternyata dia membalas ciumanku. Lalu aku bersilat lidah dengannya. Ternyata walau dia baru pertama kali berciuman tapi sudah mahir mengikuti irama permainan bibirku. Mungkin karena sering aku jelaskan panjang lebar tentang hal itu. hehe… Selama kurang lebih 7 menit itu aku melakukan french kiss dengan dia diatas bangku. Dia tampaknya kurang puas hanya dengan french kiss. Lalu dia bertanya menantangku sambil digesek gesekannya pantatnya tepat diatas kontolku “katanya kamu mahir dalam seks coba kamu buat aku terkesan dengan permainanmu ?” Kontol ku langsung mengeras dan menegang seketika.

    Aku ajak saja dia ke kasur. Dengan posisi tiduran saling berhadapan kami melakukan french kiss lg tp kali ini disertai dengan tangan2ku yang bergerilya mulai dari tubuh bagian atasnya. Terdengar bunyi air liur dan kecupan kedua bibir kami. Perlahan aku turunkan tali tanktop itu agar terlihat payudaranya. Tapi dia menghentikan permainan sebentar lalu bertanya sambil bercanda “eits mau liat toketku ?” Aku mengiyakan pertanyaan melly. Terbukalah bagian atas tubuh melly dengan payudara yang masih padat dan molek. Sambil melalukan french kiss aku memainkan payudara nya dengan meremas2 dan memencet puting susu payudara pacarku dengan kedua tanganku. Dia tampak sedikit sakit tapi enak dengan perbuatanku itu. Lalu aku menjilati payudara dan menggigit puting susunya. Lagi2 dia tampak enjoy tanpa berbuat apa2 selain mendesah nikmat “ahh enak nton, terusin aja yah”. Karena dia tampak mulai hot tanganku mulai menggeranyangi bagian bawah tubuhnya sembari menjialati payudaranya.

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Karena melly menggunakan celana jeans aku susah memasukkan jari2ku ke dalam liang vaginanya. Permainan berhenti sejenak. Aku bertanya “Kamu yakin ngga mau melepas gelar perawanmu padaku ? Kalo mau kita berdua bugil ?” Dia mengangguk pertanda dia mau. Akhirnya kami berdua melepaskan pakaian kami dan kami saling memandang mengagumi tubuh kami masing2. Melly dengan tubuhnya yang aduhai dan aku yang tubuhnya sedikit gemuk dan putih. Kami kembali ke kasur untuk melanjutkan pertempuran. Kami melakukan kissing lg sembari tanganku bermain di liang vagina dan payudaranya. Aku masukkan kedua jari tangan kananku ke liang vaginanya dan cairan hangat terasa di dlm vaginanya. Aku mengocok sembari memborbardir vagina melly dengan kedua jariku itu. Dia terasa lebih hot kali ini walau hanya mendesah tidak bersuara.

    Tapi skarang melly sudah berani memegang kontolku walau tak begitu besar. Lalu aku berkata “ehh say kita ganti posisi aja yu jd posisi 69 ?” melly mengangguk lg. Kami akhirnya bertukar posisi dan wah terlihat jelas vagina melly yang msh sempit dan wangi ditutupi bulu2 jembinya yg lebat. Aku menjilati sambil memainkan jariku di vaginanya sedangkan melly berkaraoke dibawah. Aku gigit sesekali bibir vaginanya dan melly pun membalas dengan menggigit batangku. “aww sakit nton tp enak de…. ahh…nton terusin…. ahhh !!!” Tiba2 cairan hangat dari vagina melly keluar karena reflek aku telan cairan itu saking enaknya di karaoke. Kontolku juga menjadi santapan yg lezat bagi melly. Melly mengulum dan mengocok kontolku seperti seorang ahli sex. Mantab rasanya.

    Selama 30 menit kami melakukan posisi 69 melly berucap “nton aku pengen nyoba dimasukkin dong.” aku bersemangat skali melly berkata seperti itu. Aku langsung mengangkat melly keatas tubuhku dan menempatkan vaginanya tepat diatas kontolku. Walau agak licin tapi kontolku langsung masuk di lubang vaginanya. Melly menjerit kesakitan “ouch perih nton… kamu apain nie ?” aku menjawab “tenang kan baru pertama kali jadi agak susah masuknya.” melly hanya mendesah lg sedang aku menambah kecepatanku naik turun sembari meremas2 payudaranya. “uuh ahh ouch ihh sakit sakit… enak…. uuh…” Melly sudah tampak lemas. Aku ubah posisiku dengan posisi tubuh melly menungging dan aku berada diatasnya. Lagi2 aku mengatur kecepatanku agar stabil.

    Melly hanya menjerit dan nikmat. Lalu aku bertanya “kamu udah mau orgasme blum ?” Melly menjawab “aku bentar lg nih kayaknya mau keluar.” Aku langsung mengantisipasi hal itu. Aku ajak dia duduk saling berhadapan masih dengan kontolku yang berada didalam vagina. Dengan begini kan pasti lebih enak jelasku. Karena dia sudah mau keluar aku percepat saja gerakanku. Sambil ciuman dan tanganku yg meremas payudaranya aku terus mempercepat gerakanku. “ahh nton… oh yeah… terus nton…”, kata melly. Lalu aku merasakan vagina melly seperti menyempit dan ada cairan hangat yg menyentuh kontolku. “aduh aku keluar juga deh nton akhirnya”, kata melly. Aku hanya mengiyakan dan melanjutkan permainan panas kami.

    Setelah beberapa lama kami bermain posisi itu kami ganti posisi lagi. Kali ini dengan tubuh melly yang terbaring dibawah karena lemas dan aku berada diatas. Kaki aku menekuk dan kaki melly di pundakku sehingga lubang vagina melly terbuka. Aku coblos lg vagina melly “ahhhhhh uuuuuuhhhhhh enaaaaaaakkk yeaaaaah…..”Aku tarik ulur kontolku pelan2 karena aku melihat muka melly yang sudah terkulai lemas tak berdaya. Aku kasihan sama melly karena ini adalah pengalaman pertamanya. Jadi kupikir akan kuhentikan saja permainanku ini. Kan masih ada hari esok pikirku. Karena aku belum keluar aku menyuruh melly mengulum dan mengocok kontolku. Beberapa menit kemudian cairan spermaku akhirnya keluar di dalam mulut melly. “mantab kau mel…”, pujiku. Kami berdua akhirnya tertidur lelap selepas melakukan perbuatan bejad itu dengan tubuh kami berdua yang masih telanjang.

    Tak terasa hari sudah menjelang maghrib, kami terbangun dengan tubuh yang telanjang dan mandi berdua. Setelah itu aku antar dia pulang ke rumahnya tepat sebelum keluargaku datang. Memang permainan itu merupakan pengalaman pertama bagi dia tapi tidak bagi aku. Setelah kejadian itu kami sering melakukannya di rumahnya atau di mobil dalam waktu perjalanan. Tetapi permainan melly skarang sudah mengalami kemajuan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Cerita Sex Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    667 views

    Perawanku – Cerita Sex Sepupuku Lisa Yang Kena Entot, Ini adalah kisahku sebenarnya. Dalam cerita ini aku buat nama-nama tokoh kisah ini dengan nama yang berbeda, karena aku takut orang yang bersangkutan dengan cerita ini mengetahui, makanya aku buat demikian. Kisah ini adalah pengalamanku sebenarnya yang terjadi sekitar bulan januari 1982 dimana namaku (tokoh) dan tempat kejadiannya kurubah.

    Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.

    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.

    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.

    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • NIKMATNYA ML DENGAN BOSKU

    NIKMATNYA ML DENGAN BOSKU


    1035 views

    Cerita Sex ini berjudulNIKMATNYA ML DENGAN BOSKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.

    Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku dipercaya untuk menghadapi persoalanpersoalan pelik, dan menerima tamutamu penting.

    Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaanpertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.

    Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Dia mempunyai sex appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan.

    Mulamula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lamalama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku.

    Mulamula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. Terus dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam.

    Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkulrangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalau dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lamalama lagi. Padahal itu termasuk daerah sensitif.

    Kelihatannya dia tahu aku mulai ser.. ser an.. Tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaranputaran jarinya mampu membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras.

    Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancingkancing bajuku bagian atas, tangannya mutermuter diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan.. Wah gawat ternyata dia sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya..

    Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengolsengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin keras.

    Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34C itu mulamula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menarinari di atas buah dadaku. Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..

    Akh.. Putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya.. Dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi.. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.

    Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigitgigit kecil putingku sembari lidahnya menyapunyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku.

    Dia tahu tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titiktitik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku.

    Dengan lembut dia mengusapusap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami.

    Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. Dengan gemulai di amemainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputarputar.

    Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. Dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetargetar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya.

    Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorekngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan lakilaki terhadap wanita. Aku menggapmenggap dibuatnya. Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tandatanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.

    Akhirnya aku yang memulai.. Gila.. Entah apa yang mendorongku, tanganku tahu tahu merabaraba selangkangannya.. Disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getarangetaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremasremas bolabolanya sehingga dia pun terangsang.

    Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik.. Shall we.. Go.. Aku tak tahu harus bagaimana.. Dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya.. Keluar bioskop.. Melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika melewati lobi..

    tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut.. Seperti mencium kekasihnya.. Ini membuat tubuhku bertambah lunglai.

    Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk.

    Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul. Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini.

    Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali.

    Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorekngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasisensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malumalu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi.

    Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langitlangit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol.

    Pada saat itulah aku merasa Steve membuka kancingkancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang perlahanlahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahanlahan dan kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam.

    Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagianbagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki.

    Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya.

    Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagianbagian leherku sambil tak hentihentinya membisikan pujianpujian akan kecantikan bagianbagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku.

    Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tahu itu sehingga hal itu dilakukannya berkalikali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku.

    Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.

    Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka pakaian ini.

    Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha mendugaduga apa yang akan dilakukannya.

    Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunungujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. Akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jarijari kakiku.

    Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku.

    Pertahananku benarbenar runtuh ketika Steve menyapunyapukan lidahnya dipangkalpangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam. Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum.

    Aku berkalikali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getarangetaran orgasme mulai bergulunggulung, tanganku meremasremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliukliuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve.

    Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve.

    Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan.

    Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergertagetar dan melonjaklonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasadindingdinding vaginaku mulai lembab, dan kontraksikontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakangerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama.

    Steve nampaknya dapat melihat kontraksikontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya.

    Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah.

    Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan ke atas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya.

    Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lamamakin dalam.

    Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku yang telah lama tidak tersentuh.

    Cairancairan pelumas mengalir dari dindingdindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Steve mulai menariknya keluar perlahanlahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat.

    Sodokansodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolaholah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.

    Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.

    Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkalikali. Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai.

    Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngentot Ibu Pacar ku

    Cerita Sex Ngentot Ibu Pacar ku


    1372 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Ibu Pacar ku, Namaku Donny, umur 18 tahun, wajahku cukup tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka olah raga, tinggi 175 cm, Aku dilahirkan dari keluarga yang mampu. Tapi Aku merasa kesepian karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam, sedang kedua orang tuaku menetap di Bali mengurusi perusahaannya di bidang garment, mereka pulang sebulan sekali. Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali. Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal.

    Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu. Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan- kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata- rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy. Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar. Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu. Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil. Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu.

    Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang- erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyan g mengimbangi gerakan pemuda itu. Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayan g terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya. Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayan g dengan keindahan tubuh Tante Tika. Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan. Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk. “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar. “Tante sedang di mana..?” tanyaku. “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan. “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon. Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara. “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika. “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!” “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika. “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku. “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup. “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani. “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?” “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?” “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan. “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku. “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung. “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang. “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah. Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy. “Malem Tante,” sapaku ramah. “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon. “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan. Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih- rintih nikmat. “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk. “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku. “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba. “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..” “Tergantung apa..? “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?” “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong. “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil. “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil. “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika. “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku. “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!” “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal. “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius. “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam. “Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah. “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya. “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

    Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin. “Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya. “Emang Tante masih cantik..?” tanyanya. “Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku. “Benarkah kamu mengagumi Tante..?” “Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya. “Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku. Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira- kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusny a dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar- benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocok nya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya. “Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya .

    Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba- raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu. “Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti. “Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak- serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu- bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba- tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas. “Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang- goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower. “Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar. “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang. “Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya. “Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya. “Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi. “Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat. “Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..” “Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang. “Doon..?” dengusannya turun naik. “Kenapa.. Tante..” “Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh. “Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya. Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk. Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya. Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak- kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar. “Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat. Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhank u dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

    Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang. “Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika. “Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja. Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah- engah. Kancing dasternya kubuka satu- persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu. Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama- sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya. Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan- jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

    Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas. Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu. Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika.

    Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin. Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha. “Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak. “Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan. “Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku. “Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya. “Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan. “Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry. “Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya. Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga.. “Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.

    Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan- pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat. Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya. “Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang. “Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry. “Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan. “Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..” “Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya. “Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme. “Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya. “Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya. Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya. “Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pengalaman Sex Sensasi Vagina Berdenyut -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Sensasi Vagina Berdenyut -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1459 views

    Perawanku – Namaku Eva, seoarang wanita keturunan, usiaku 27 tahun dan aku sudah mempunyai seorang anak dari suami yg sangat kucintai. Akan tetapi ada satu sifat dari diriku yg tdk dapat kukendalikan, aku merasa bahwa aku tdk dapat hidup dan bercinta hanya dgn satu pria, aku senang menggoda dan ngesex dgn pria yg kuanggap menarik dan bisa memuaskanku, dan setelah itu meninggalkannya utk kembali pada suamiku.

    Sejak dibangku SMP aku sudah mulai merasakan keanehan ini, dan yg mendukung sifatku ini adalah aku selalu dikelilingi oleh pria yg menarik. Pertama kali aku melakukan masturbasi adalah sewaktu aku berumur 13 tahun, aku suka memainkan puting payudraku dan klitorisku sambil berimajinasi merasakan nikmatnya ngesex. Dan dari masturbasi seperti ini, aku mendapatkan kepuasan yg membuatku mencapai puncak orgasme.

    Pacar pertamaku waktu aku berumur 15 tahun adalah Edo, dia lebih tua lima tahun dari aku, dia sudah cukup berpengalaman dlm hal bercinta, karena dia tahu aku suka berfantasi, maka dia sering mencium dan mengulum bibirku dgn penuh nafsu. Apabila kebetulan ortu ku sedang pergi, kami berdua sering melakukan oral sex di kamarku atau di ruang tengah.

    Aku paling terangsang bila dia mengulum putingku, menjilatinya dan tangan satunya memainkan klitorisku. Karena aku terangsang, maka kuberanikan diri utk memegang rudalnya. Kurasakan benda itu semakin mengeras dan mengeras. Kumasukkan tanganku ke dlm celananya, kubelai buah zakarnya, pangkal rudal dan kepalanya. Dia mendesah, ujung kepala rudalnya terasa basah, kumainkan dgn jarijariku, dia semakin kuat mengulum putingku, dan aku pun mendesah nikmat. Kemaluanku mulai berdenyutdenyut, cairan nikmat itu semakin banyak keluar dan aku semakin tdk tahan.

    Kudorong badan Edo sehingga posisiku berada di atasnya, kuplorotkan celananya dan kelihatanlah rudalnya yg keras, tegak menantang. Aku belum pernah melihat rudal sebelumnya, oleh karena itu aku cukup terkejut, tetapi nafsuku utk mengulum rudal Edo lebih besar daripada rasa terkejutku. Kupegang pelan batang rudalnya, tanganku naik turun perlahan mengikuti irama erangan Edo, kubelai dan kuciumi hingga puas. Edo menggelinjang kenikmatan. Kujilat dari pangkal ke atas, kukulum dan kusedotsedot, kumainkan dgn lidahku, kugigit, erangan Edo semakin menjadijadi.

    Mmmmppphhh.., Edo nggak tahan lagi, Eva.. Edo mau sampe..! katanya waktu itu.

    Aku tak dapat menjawabnya, karena mulutku tersumpal batang rudalnya, aku hanya mendesah, menjilat, mengulum dan menyedot. Kemaluanku kembali berdenyutdenyut. Sambil mengulum rudal Edo, kumainkan puting payudaraku bergantian dgn klitorisku. Aku pun sudah hampir mencapai puncak orgasme, kugeser posisi tubuhku hingga membentuk posisi 69, dan Edo dgn cepatnya mejilat serta mengulum memekku.

    Ooohhhh.., Eva.. keluarin punyamu Sayang.. Aku sudah nggak bisa nahan lebih lama lagi, aku mau keluaarr.. Acchhh.. oohh.. oohh.. oohh..! erangan Edo dan eranganku semakin kencang dan menyemburlah sperma dari rudalnya di dlm mulutku.

    Aku masih mengulum, menyedot dan menjilat sisasisa spermanya, rudal Edo berdenyutdenyut dan setiap kali kusedot, dia menggelinjang. Edo juga mejilatjilat vginaku dan mengulumnya.

    Occhhhh.., it feels so good.. batinku saat itu.

    Aku pun tergeletak lemas di samping Edo sambil masih menjilati putingku yg basah terkena spermanya, rasanya putingku masih mengeras dan masih minta utk dikulum dan dihisap, memekku pun masih berdenyutdenyut, rasanya masih ada yg mengganjal meminta utk dilampiaskan. Akhirnya dlm posisi telentang, tangan kananku kumainkan di kemaluanku dan tangan kiriku memilinmilin putingku, kugesekgesek dan kutekan tangan kananku di kemaluanku semakin cepat dan cepat sambil memejamkan mata dan membayangkan rudal di dlm memekku.

     

    Edo yg dari tadi memperhatikanku mulai beringsut mendekatiku dan berbisik,

    Mau aku bantu sayang..? Biar kamu dapat kepuasan lebih..?

    Aku hanya mendesah mengiyakan dan mulai menjerit kecil saat Edo menggigit pelan putingku, dimainkannya satu persatu. Dihisap pelan, dimainkan dgn lidah, digigit, dijilat sampai akhirnya vaginaku bertambah basah dan ada sesuatu yg mendesak ingin mencapai puncak kenikmatan. Tubuhku mengejang dan Edo semakin liar meremas kuat buah dadaku. Aku terkulai dan tercapai sudah keinginanku utk mendapatkan multi orgasme.

    Saat ini aku sudah putus dgn Edo dan aku mempunyai seorang pacar yg usianya jauh lebih tua dari aku, 9 tahun bedanya. Menurutku dia seorang lakilaki yg cukup berpengalaman, terutama dlm hal seks, akan tetapi dia menganggapku anak kecil yg sama sekali belum mengerti tentang nikmatnya seks. Walaupun aku masih tetap perawan (dgn Edo aku hanya melakukan oral), tetapiaku benarbenar ingin merasakan nikmatnya berhubungan badan. Namanya Donnie, aku sangat menyukai tangannya yg kekar dan pantatnya yg bulat berisi, entah mengapa, aku selalu terangsang apabila melihat tangan yg kekar dan pantat yg berisi. Aku ingin sekali dia menyetubuhiku, dan aku berpikir bagaimana caranya dia tergoda olehku.

    Waktu itu hari Minggu, dan kedua orangtuaku sedang bepergian ke luar kota. Aku tinggal di rumah hanya dgn pembantuku. Aku baru saja bangun tidur waktu kudengar pembantuku menerima telpon dari Donnie, dan Donnie mengatakan bahwa dia akan tiba di rumahku 10 menit lagi. Mungkin karena sudah beberapa hari ini produksi hormonku meningkat, aku merasa terusmenerus terangsang dan bernafsu sekali.

    Kuambil baju tidurku bewarna hitam yg berupa tank top dgn belahan dada rendah dan transparan, sehingga memperlihatkan payudaraku yg montok dan kenyal, putingku yg mengeras menonjol keluar seperti sedang mempersiapkan diri utk dikulum. Kuganti celana dlmku dgn gstring warna hitam senada dgn atasannya. Kuoleskan sedikit parfum kesukaan Donnie di belakang telinga dan belahan dadaku.

    Aku berpesan kepada pembantuku, apabila Donnie datang, suruh saja langsung masuk ke kamarku, karena aku agak sedikit pusing. Aku kembali berbaring di atas tempat tidur, menutup kembali selimutku dan berpurapura tidur sambil menunggu kedatangan Donnie. Tdk lama kemudian dia datang. Setelah pembantuku menyampaikan pesanku, kudengar perlahanlahan dia masuk ke dlm kamarku. Bau harum menyegarkan dan merangsang datang dari tubuhnya, dia duduk di pinggir ranjang sambil membelai kepalaku dan membisikkan sesuatu di telingaku.

    Hi, Sayanggg.. Kata bibi kamu sakit..? Pusing kenapa Sayang..? katanya pelan dan manis sekali.

    Aku menggelinjang dan membalikkan tubuhku menghadap dia. Sekilas sempat kulihat dia menelan ludah karena pahanya tersenggol oleh payudaraku, kusandarkan kepalaku di pahanya dan kutarik sedikit selimutku ke bawah, sehingga dia dapat melihat jelas gundukan dua bukit putih dan kenyal milikku. Kupeluk pinggangnya sehingga posisi wajahku menghadap ke perut dan kemaluannya, lalu kemudian aku bangkit dan duduk di pangkuannya.

    Kupeluk lehernya, kubisikkan di telinganya dgn desahan nafasku yg hangat,

    Aku pusing karena kamu nggak datengdateng..

    Donnie membalas pelukanku dgn erat, diciuminya pundak dan leherku sambil berbisik,

    Mmpphh, kamu sexy sekali, baumu sungguh merangsang, kamu tau aku paling nggak bisa tahan kalo kamu pake parfum ini.. Nanti kalo aku nggak tahan gimana..?

    Aku mengeratkan pelukanku dan menempelkan payudaraku ke dadanya sambil kugesekgesekkan, kucium belakang telinganya, kujilat lehernya.

    Kalo nggak tahan, ya dikeluarin ajaa.. aahh..!

    Aku mengubah posisiku menjadi menghadap ke arahnya dgn kedua kakiku menjepit pinggulnya. Kuremas rambutnya yg hitam, semerbak wangi kelelakiannya membuat kemaluanku berdenyutdenyut. Donnie mengangkatku dan menidurkanku di atas ranjang, dia menciumi dadaku, membuka tali tank topku dgn mulutnya satu persatu, menyembullah payudaraku. Dia mulai menghisap dan menjilat putingku, sementara tangan yg satunya meremas payudaraku yg satunya.

    Ouch.., Donnie.. aku paling terangsang kalo putingku dikerjain, aku bisa lakukan apa saya yg kamu minta, asal jangan berhenti menjilat dan menghisap putingku.. Ahh.. Ssshh..!

    Donnie semakin bernafsu mendengar katakata dan eranganku, kemaluannya sudah mulai mendesak dari celananya, kurasakan hal itu dan aku pun tdk tahan utk tdk memegang kemaluannya. Kubuka resleting celananya dan kumasukkan tanganku ke dalamnya, kurasakan cairan hangat di ujung kepala rudalnya dan hangat batangnya, dia mengerang nikmat sambil menggigit puting payudaraku. Setelah itu dia menciumi seluruh tubuhku hingga aku terangsang hebat.

    Dia memang sangat berpengalaman dlm hal ini, setelah itu aku berpindah ke depan kemaluannya dan mulailah aku melakukan aksiku membuat lelaki tergilagila. Kucium ujung rudalnya, kujilat cairan yg terasa gurih, kumasukkan kepala rudalnya ke dlm mulutku, kuhisaphisap dan kumainkan dgn lidahku. Donnie masih meremas dan memilinmilin putingku sambil mengerang nikmat, kumasukkan lagi rudalnya lebih dlm ke dlm mulutku sambil kukocokkocok dgn mulutku naik turun. Pertama perlahan, semakin lama semakin cepat. Donnie semakin kuat meremas payudaraku dan kemudian dia menarikku ke atas tubuhnya.

    Donnie melepas celana dlmku dan aku duduk di atas kemaluannya, kugesekgesekkan memekku di atas rudalnya sambil menggoyanggoyangkan tubuhku dan meremas serta memainkan putingku. Aku mengerang, dan Donnie tampaknya sudah sangat terangsang oleh gerakan tubuhku. Dia duduk dan diangkatnya aku hingga rudalnya berdiri dan siap menusuk ke liang kemaluanku.

    Aku memeluknya dan membisikkan,

    Honey, Im still virgin, so do it smoothly, because I want to feel the excitement..
    Sure, sweetheart.. Ill do this very, very gently so you wont forget this moment..

    Perlahan dia mulai memasukkan batang rudalnya, terasa sempit sekali dan terasa panas, akan tetapi karena didorong oleh nafsuku yg sudah tdk tertahankan dan Donnie melakukannya dgn sangat berhatihati, lama kelamaan seluruh batang rudalnya telah masuk ke dlm liang memekku dan terasa nikmat sekali.

    Ouch.., Donnie mulai menggerakgerakkan pantatnya yg sexy dan aku mulai menggoyanggoyangkan pinggulku. Cairan yg keluar dari kemaluanku memang sangat membantu, terasa sempit, menjepit namun tdk sakit. Donnie semakin cepat menggerakkan rudalnya, maju dan mundur. Aahh, rasanya tdk dapat diungkapkan dgn katakata, terlalu nikmat utk diucapkan. Peluh membasahi kedua tubuh kami, hawa dingin yg keluar dari AC sudah tdk dapat mendinginkan kami yg sedang dibakar gairah.

    Sambil menggoyangkan tubuhnya, Donnie kembali menghisap puting payudaraku dan membuatku gila. Rasanya aku tdk ingin dia melepaskan hisapannya. Kupeluk dia dan kujilat lehernya, kukulum bibirnya sambil mengerang nikmat.

    Donnie membisikkan sesuatu padaku, Rubah posisi yuk, sayang.. Aku yakin dgn posisi ini kamu bakalan ketagihan ngesex..

    Donnie kemudian mengangkat dan memutar tubuhku, sehingga aku membelakanginya, dia melakukan dogie style yg pada saat itu aku belum pernah membayangkan sampai kesitu.

    Donnie kembali memasukkan batang rudalnya ke memekku dan maju mundur, dari perlahan hingga semakin cepat. Pengalamanku kali ini luar biasa, belum pernah aku merasakan kenikmatan yg seperti ini. Memang betul kata Donnie, ini akan membuatku ketagihan. Semakin cepat Donnie menggerakkannya, semakin aku terangsang dan merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yg berbeda dgn yg kurasakan pada waktu masturbasi maupun oral.

    Donnie memelukku dari belakang, meremas payudaraku dan membisikkan,

    Oooggghhh.. aku mau keluar.. kamu luar biasa, kamu bisa membuat aku begitu terangsang dan aku nggak mau kehilangan kamu.. oohh.. oohh.. oohh..

    Bersamaan dgn keluarnya mani Donnie, aku pun merasakan yg sama, cairan hangat milik Donnie membasahi memekku. Bau khas kejantanan itu menyetuh penciumanku. Aku mengatakan bahwa aku tdk menyesal melakukan hal ini, karena ini timbul dari keinginanku, tetapi Donnie mengatakan berulang kali bahwa dia tdk mau kehilangan diriku.

  • Cerita Sex Gue Petting Dengan Adik Kelas Kampus

    Cerita Sex Gue Petting Dengan Adik Kelas Kampus


    714 views

    Perawanku – Cerita Sex Gue Petting Dengan Adik Kelas Kampus, Kisah ini kisah nyata dari gw, seorang mahasiswa universitas swasta di daerah grogol, Kisah ini bermula waktu gw beli hp blackberry, gw punya adik kelas anak akuntansi, awalnya hubungan gw ama dia biasa aja, ampe gw punya bb, gw add PIN dia, akhirnya gw sering curhat masalah cewek gw ama dia.

    Sebut saja nama adik kelas gw ini Dita, juju raja gw sange banget ngeliat dia, ngeliat cara dia berpakaian. Kalo di tongkrongan kampus, dia duduk suka keliatan belahan pantatnya.

    Suatu malem, gw BBMan ama dia, curhat2 gt, ternyata dia baru putus ama cowoknya,
    “bang, gw baru putus ama cowok gw” kata dia
    Kemudian gw dengan bijaksananya member nasihat agar dia tabah,
    Dan iseng iseng, gw nanya ama dita
    “dit, tapi lo ga pernah ngapa2in kana ma cowok lo?” kata gw
    “maksudnya bang? Tanya dita
    “yaa kaya anak muda pacaran lah gimana” kata gw

    Akhirnya Dita jelasin dia sering petting ama cowoknya, setiap ketemu cowoknya minta di sepongin.

    *disini pikiran nakal gw main, berarti dia nakal, daripada selama ini dia cuma bacol gw, akhirnya gw beranikan diri buat spik spik

    Hari selasa, waktu itu dia lagi kuliah di gedung K lt.5, dan waktu itu gw BBMin dia, gw bilang gw baru putus padahal mah speak doing alias boong

    Dan gw ngajak dia nonton, waktu itu gw ama dia nonton orphan di pelangi (plasa semanggi)

    Pas nonton gw curi2 liat toket dia, maklum dia pake baju yg agak keliatan belahannya. Gw inget banget dia pake baju putih ketat banget, BH item tapi pake cardigan abu abu.

    Selesai nonton gw berniat mau pulang, sesampai di mobil, di parkiran basement, dia curhat gitu tentang dia ama cowoknya *jujur aja gw bodo amat dia mau curhat, gw cuma pengen nikmatin toket ama memeknya* sambil dia curhat di nyenderin kepalanya di bahu gw.

    Dan gw pun sedikit konak J hehehehe

    Gw lupa di parkiran basement banyak satpam yang suka mondar mandir, akhirnya gw cabut dari mal itu, gw naik tol, menuju bekasi, karena rumah gw ama dia di daerah bekasi,

    Dari mulai keluar mal ampe masuk tol dia terus nyenderin kepalanya di bahu gw
    “gapapa kan bang gw pinjem bahu lo? Ga ada yg marah kan” Tanya dia
    “gapapa lah dit, gw kan dah putus, lupa ya lo?” sambung gw

    Akhirnya dia terus curhat, gw juga curhat, gw mulai colongan pegang2 tangan dia, elus2 rambut dia,

    Akhirnya gw sampe di depan rumahnya, salah satu komplek terbesar dan terelit lah di daerah bekasi, tuh komplek gede banget, dan satpamnya jarang mondar mandir *girang*

    Tiba tiba dita bilang
    “bang, makasih ya bang, gw boleh peluk lo ga bang?” Tanya dia
    *dalam hati gw, silahkan dit lo peluk gw, lo pake gw, lo puasin gw* haha

    Akhirnya gw ama dia pelukan, dan gw nekat buat nyium bibir nya. Asli gw deg deg an banget, untung si dita nanggepin ciuman gw, akhirnya gw ciuman lama ama dia.

    jujur gw sange berat, dan gw beraniin diri buat megang toketnya, sebenernya bukan megang, tapi ngelus halus.

    dan dia no respon
    akhirnya gw nanya ama dia
    “gapapa dit?”
    “gapapa bang, woles aja” kata dita

    mungkin begini lah kalo cewek habis putus, masih labil *bijaksana ya gw, tapi tetep aja sange ga bisa di tahan bos*

    akhirnya gw grepe toket dia lumayan lama, gw remes tuh toket sambil gw jilatin lehernya
    “ahhh bangggg” desah dita
    “dit , gw buka ya?” tanya gw
    “ahh, heeh bang” jawab dita sambil ngedesah

    akhirnya gw buka cardigan dia, dan kaos nya,
    wuhuuuu toketnya mulus sekali di balut BH bewarna hitam
    tanpa basa basi, gw menuju toketnya
    tapi tiba tiba dita bilang
    “bang, tapi jangan bilang siapa2 ya bang”
    “woles dit, gila aja gw bilang2” jawab gw

    akhirnya gw jilatin pentilnya yg udah tegang. sambil ngeliatin mukanya dita yg merem melek gw makin sange.
    “ahhhhhh banh pelan pelannn bangg” desah dita

    dan gw arahin tangan dita ke arah ****** gw.
    secara otomatis dita ngebuka resleting celana dry gw,hehe
    dengan berdiri tegak, ****** gw berada di alam terbuka *lebay*
    “dit, kocokin dit” pinta gw
    “heehhh” kata dita sambil ngedesah

    akhirnya gw dikocokin ama dita, gw mulai ngedesah keenakkan, sambil jari jari tangan kiri gw bergentanyan di daerah pantat dia, karena dia pake baju kecil banget, jadi waktu dia kocokkin gw, bajunya keangkat dan keliatan belahan pantatnya.

    dita akhirnya nyepongin gw tanpa gw suruh,
    “ahhh terus dit aah erhhh” kali ini gw yang ngedesah

    tanpa sadar gw udah mau keluar,
    “Dit, udahan dulu dit, gw udah mau keluar” pinta gw
    “ya udah bang, jangan lama-lama, ga enak di depan rumah” kata dia

    ya udah akhirnya dia kocokin gw sambil di sepong tuh gw,

    “CROT CROT CROT”

    akhirnya gw keluarin peju peju gw di dalem mulut dia. dia pun buka pintu mobil dan ngebuang peju gw di jalan *hardcore juga nih cewek, kalo tiba-tiba ada yg liat gimana*

    setelah beres2, gw nanya ke dita

    “Dit , sorry yaa”
    “Gapapa bang, yaelah woles aja kali bang, gw juga ga nolak kan” kata dita

    “tapi tadi lo bilang ga enak di depan rumah, berarti kalo di tempat lain boleh dong,hehe” tanya gw nakal

    “hahaha, ya udah bang, thank you bang ya” dita berusaha ga jawab, dan mengalihkan topik,haha

    akhirnya si dita pulang, dan gw pun pulang, senang banget hari itu gw bisa nikmatin bacol gw di kampus

    selama gw kuliah , gw ama dia jadi TTMan, tapi sekarang udah jarang, karena gw udah fokus skripsi doain skripsi gw ya .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Sex Gairah Amelia Dosen Kampus Body Gitar Spanyol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Gairah Amelia Dosen Kampus Body Gitar Spanyol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1241 views

    Perawanku – Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kotaku dengan jurusan teknik). Saat ini aku masih tahun pertama kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.

    Sebut saja nama dosenku Amelia, orangnya lumayan cantik, umurnya berkisar 43 tahun. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tingginya sekitar 165 cm, bodinya bagus banget, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum berukuran, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B, pokoknya “tokcer” dech. Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu). Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya.Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Lia selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini).

    Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu lia memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yach, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi). Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak ketat, sehingga bagian selangkanganku kelihatan mengelembung, (mungkin penisku kebesaran yang menurut Bu Lia setelah kejadian ini). Aku waktu itu makai baju jungkis dan di luarnya kupakai kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket.

    Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, “Kok saya sering salah yach..” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk kesekian kalinya.Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong. Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya. Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B. Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis kuliah usai. “Ndra.. nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!” “Baik, Bu.. tapi ada apa yach Bu..” jawabku ingin tahu. “Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal..” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang mungil.

    Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi.Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa. Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya. “Ada apa yach Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?” “Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.

    “Jadi Ibu pingin minta tolong, sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, padahal kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi. “Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku. “Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu,” pintanya dengan sedikit nada memohon. “Kapan Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui. “Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?” “Tidak..” balasku singkat. “Malam ini aja yach, kamu tau kan alamat ini,” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya. Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan. “Maaf Bu..” ucapku padanya. “Tidak apa kok Ndra..”

    Bibirnya kecilnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang harum.Jam 7:30 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater Civic Wonder-ku ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya. Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna kuning muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut.

    Rambutnya yang sebahu di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya. “Hayo, masuk..! lagi mikirin apa sich..” tegurnya membuyarkan lamunanku. “Ah.. tidak apa kok Bu..” ucapku sekenanya.Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu. “Mau minum apa Ndra..” tanya pemilik bibir manis ini. “Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini. “Coklat panas, mungkin bagus yach buat kamu..” tanyanya. “Iya dech Bu, coklat panas aja..” Karena aku memang suka sekali coklat.Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha mebel dan furniture antik dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana, anaknya ada 2 orang yang besar sekarang sedang kuliah di Jerman sekarang sudah tahun ketiga, dan yang kecil cewek masih SMU dan lebih sering menginap di rumah neneknya karena memang rumah neneknya dekat dengan sekolahnya.

    Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore. Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana. “Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil. Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah.

    Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali art-nya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtub-nya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya. Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.“Ndra.. sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester,” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku. “Ndra.. bantu Ibu ya, puaskan Ibu..” “Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu. “Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang sering ditinggal lama oleh suaminya,” kata Ibu Lia setengah memohon. Detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang over size, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 4 cm.“Bu.. jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda. “

    Punyamu besar sekali, mungkin tidak masuk semua ke dalam vagina Ibu..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu. Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang kecil, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya kuhormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Lia, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sedikit tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya. Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan celana dalam, (oh yach aku belum melihat bentuk vaginannya, karena bibir kami masih saling melumat).

    Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai (bahenol), bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya.Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan. “Oh.. ohhmm.. enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih. “Ahh.. ahhm ohh..” Aku semangkin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama.

    Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. “Ahh.. aahh.. ohmm.. enak sayang yach di situ.. ohmm..” Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.“Kaammu.. suukaa kaan.. saayyaanng.. oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah. “Yach.. Bu.. aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya, aku mengangkat kaki Bu Lia ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka.

    Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.“Ah.. ahh.. Nddraa.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku. Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya. “Ahh.. ohhmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” dan.. “Croott.. creett.. croot..” Tubuh Bu Lia mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku. Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali.Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur.

    Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku. “Sayang.. sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya seranya memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal. Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku yang over long dan over size ke dalam mulutnya pertama cuma kepala penisku saja yang masuk dan kemudian mili demi mili masuk ke dalam mulutnya, baru setengahnya ia sudah menariknya lagi dan menjilati lagi.“Buu.. kalau nggak bisa, tidak usah dimasukin semua Bu..” ujarku. “Tidak..! harus masuk semua sayang..” timpalnya kembali ia berusaha memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Lia.

    “Ehk.. akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, sudah 3/4 tinggal seperempat lagi dan akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya. Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyetuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya. Bu Lia menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Ahh.. ehh.. eennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya. 15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.“Oohh.. ennakhh Sayang ayo musukkan sekarang..!”

    Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati. “Aahh.. aoohh.. terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/3 ke dalam lubang senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan. “Auuwww.. pelan Sayang.. sakit..” “Maaf Bu saya bernafsu sekali.” Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 2/3 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang. “Aaauuw.. ahhwww..” “Maaf Bu..”

    Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya.Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku. “Aahh.. ehhtt.. ohmm..” desahan Bu Lia semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya. “Buu.. ennakh.. Bu, punya Ibuu.. semppiit sekaali Buu.. ohmm..” Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras.

    Cairan pelicin vagina Bu Lia mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi, “Belbb.. clebb.. bleeb.. clebb..”Lima belas menit kemudian Bu Lia sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekatku erat. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Lia semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Lia menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak. “Ndraa.. benamkan yang dalam..” Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya. “Akkuu.. keluuaarr Ndrraa, oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Lia dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasme yang hebat. “Croott.. ccreett.. crooeett..” Mani Bu Lia terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Lia becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri.

    Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme, dan kemudian Bu Lia yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata,”Ndra.. kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa..”Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu si Dosen. Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Lia kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style. Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya. “Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Lia dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Lia, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat. “Ahh.. ohhmm.. eennaakkhh.. koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Lia. Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan. 12 menit kemudian Bu Lia kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.

    “Ohhmm.. akuu sampaii Ndrraa.. sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku. Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. “Plok.. plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Lia yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. bleeb.. cleeb..” Aku tidak peduli. “Oh sayaangg aku capek.. tooloong berhentii sebbeentarr,” mohon Bu Lia. Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Lia kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Lia dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemuluanku akan meledak.“Aaahh.. Buu.. aakuu ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat. “Buu kuukeluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan.

    “Dii.. dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat. “Saayyaangg.. Iiibuu.. juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. oohhmm..” Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Lia yang orgasme yang kesekian kalinya, dan.. “Crreett.. ccrrot.. seerr..” Air maniku dan air mani Bu Lia keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Lia. Rasanya penuh sekali dan otot Bu Lia semakin kuat menjepit kemaluanku. 15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Lia, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Lia memujiku.“Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain suami, dan biasanya suami Ibu hanya mampu betahan cuma lima menit, padahal Ibu belum apa-apa..”

    “Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu.. memek Ibu enak sekali sedotannya asyik,” balasku pada Bu Lia. “Kemaluanmu besar sekali Sayang, padahal kemaluan suami Ibu 1/3-nya saja, mungkin tidak sampai, Ibu sempat berpikir apakah bisa masuk ke dalam punya Ibu dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya. “Boleh tidak aku ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya. “Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yach..” Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Lia sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandingi tubuh Bu Lia dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati.Dua jam sudah Bu Lia terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:10 karena aku sempat melirik jam dinding. “Oh Sayang, kamu lagi cari apaan..?” tanyanya sedikit bercanda. “Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda. Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya.

    Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu. “Ahh, sayaangg jangan dii situu donng..” “Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat. “Akhh.. ehheekk..” jeritnya. “Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon. “Pelan-pelan yach.. sakit Ndraa..”Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Lia tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Lia. Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 11:30 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 02:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Lia, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman sekilas. Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat.

    Kata Bu Lia aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya.Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Lia, yach untuk membantu Bu Lia menyelesaikan pekerjaannya (hee.. hee.. hee..). Tentu asal Bu Lia tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Lia yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar Civic tuaku dengan Escudo tahun tinggi.Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), di kamar anak-anaknya dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. memang dasar rezeki nomplok.

    Cerita Sex Dosen Kampus | Cerita Dewasa Ngentot Dosen | Cerita Dewasa New 2018

  • Foto Asisten Ngentot Teman Kantor – Foto Ngentot Terbaru Bikin Sange

    Foto Asisten Ngentot Teman Kantor – Foto Ngentot Terbaru Bikin Sange


    1754 views

    PerawankuBanyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Apalagi pagi pagi tiba di kantor ketemu cewek bening begini . Indogol

    Apa yang akan kamu lakukan bos ku ketika kamu sange pengen ngentot ?
    Apa kamu bakalan lakukan seperti  kumpulan Foto dibawah ini  :

  • Cerita Hot Ngentot Suster Di Apotik

    Cerita Hot Ngentot Suster Di Apotik


    1265 views

    Cerita Hot Ngentot Suster Di Apotik