Author: perawanku

  • Kehormatan yang Ternoda

    Kehormatan yang Ternoda


    1929 views

    Perawan – Bu Meliana adalah istri pengusaha kontraktor. Berumur 40 tahun, wajahnya mirip artis Cina yang namanya Gong Li, sewaktu main di film ‘The Cursed of Golden Flower’ dan ‘Miami Vice’. Mirip banget lah secara fisik, termasuk kulitnya, toketnya, cuma bokongnya lebih gede, pinggang ke bawah mirip banget sama Kim Kardashian. Body seperti gitar dengan tinggi 175 cm. Bu Meliana aktif membantu perusahaan yang dibangun oleh suaminya. Karena masih perusahaan berkembang, bu Meliana sering juga terjun ke lapangan, ketemu klien, mengurus supplier dan lain-lain.

    Cerita seks selingkuh ini gue sharing karena menarik. Semua nama yang gue sebutkan bukan nama asli. Peristiwa ini terjadi di kantor temen gue di daerah Jakarta. Pelakunya adalah temen gue sendiri dan gue percaya karena sempet liat bukti rekaman video di hp nya, asli gue takjub hampir gak percaya. Sebab gue pernah kerja di situ cuma beberapa bulan, jadi gue tau dan kebayang bangetlah peristiwanya seperti apa. Gue sempet minta share videonya tapi gak dikasih, alasan privasi dan mau dihapus.

    Sekarang ini temen gue dan beberapa pelaku lainnya jadi buron. Seminggu sebelum dia kabur ke luar kota, dia sempat cerita semuanya ke gue dan minta saran. Dia nyesel banget katanya. Ya iyalah, bini orang ‘kuat’ diembat, batin gue. Sekarang sih udah telat nyesel. Dia ngaku kalau pemerkosaan karena pengaruh minuman keras dan paksaan temen-temennya. Gila bener.. gue cuma geleng-geleng kalau inget kisahnya. Nah sekarang gw uraikan kronologinya.. (peristiwa ini gue ceritain dari sudut pandang ketiga).

    ###########################

    Cerita Seks Selingkuh – Kehormatan yang Ternoda

    Hari itu di depan gudang sebelah kantor, Beny sedang minum-minum anggur oplosan dengan pak Beben, pak Sawan, Jodi, Rico, dan Aldo. Padahal sedang bulan puasa, tapi mereka tidak puasa. Ini akibat hasutan Aldo yang sering mengajak minum-minum dan bersenang-senang. Beny adalah supervisor lapangan, sedangkan Aldo adalah manajer lapangan, atasan Beny. Mereka berdua sama-sama doyan mabuk dan main perempuan.

    Sambil main kartu mereka ngobrol. Ini kebiasaan yang dilakukan setiap selesai jam kantor menjelang maghrib. Kebiasaan ini muncul sejak Aldo bergabung di kantor ini dua bulan yang lalu. Posisi kantor ini adalah di area ruko, blok paling dalam kompleks dan berada di paling ujung deretan ruko. Kali ini mereka minum banyak sekali tidak seperti biasanya. Mereka membahas THR untuk lebaran yang belum diberikan dari perusahaan. Padahal lebaran tinggal seminggu lagi.

    Maka itu banyak karyawan yang kerja bermalas-malasan. Aldo membawa pengaruh buruk bagi karyawan kantor, dia sangat genit sering menggoda teman kantor wanita. Bahkan sering menggoda Ester, manajer finance yang sudah bersuami. Kelakuannya ini selalu memancing keluar sifat jelek yang dimiliki karyawan kelas bawah, seperti supir, tukang, dan OB. Contohnya adalah pak Sawan, bapak yang memiliki lima anak ini matanya sering jelalatan jika melihat karyawan wanita di kantor ini, tapi tidak berani macam-macam. Sama halnya dengan Rico dan pak Beben, kecuali Jodi yang paling muda di antara mereka, karena Jodi orang yang polos, bahkan Jodi sebenarnya bisa dibilang agak terbelakang mentalnya, dia bekerja di perusahaan ini dibantu oleh bu Meliana.

    Di samping karena orang tuanya yang bekerja sebagai pembantu di rumah bu Meliana. Ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam, masih ada beberapa karyawan wanita yang baru keluar kantor mau pulang. Mereka adalah Linda dan Ester, sehabis lembur mengurus pembayaran supplier.

    Ester saat itu mengenakan kemeja putih tipis bermotif garis-garis hitam vertikal, BH nya yang berwarna hitam cukup menerawang. Dengan bawahan rok cokelat di atas lutut, terlihat sangat seksi sekali, wajahnya juga lumayan manis, seperti Mona Ratuliu.

    Berbeda dengan Linda, dia mengenakan kemeja hitam polos anggun dengan bawahan rok putih ketat sehingga dari luar tampak garis celana dalamnya cukup jelas tercetak. Linda orangnya tegas dan pendiam, wajah dan posturnya kurang lebih mirip artis jaman dulu yang bernama Ida Iasha waktu muda. Mata pak Sawan hampir tidak berkedip memandang tubuh dua wanita ini dari atas sampai kaki.

    “Hi cewe cantik.. baru pulang yaa..” goda Aldo, yang diiringi tawa lainnya.

    Ester memang terkenal ramah dan baik hati, dia tersenyum manis, “iya nih, yuk duluan yaa” jawabnya sambil berjalan mengikuti Linda. Sementara Linda tidak menghiraukan, terus berjalan menuju mobilnya yang diparkir persis di seberang kantor. Jarang ada yang berani menggoda Linda, selain orangnya tegas dan disegani, juga karena keluarga Linda memiliki latar belakang militer. Pamannya anggota aktif koppasus dengan pangkat kolonel dan ayahnya sendiri pensiunan perwira tinggi yang memiliki simbol pangkat bintang dua.

    Di lantai atas masih ada beberapa karyawan yang lembur, hanya sekitar empat orang termasuk bu Meliana. Pak Kevin, suami bu Meliana selaku direktur perusahaan sedang berada di luar negeri untuk kepentingan bisnis. Pak Kevin terkenal kasar dan galak, sering memarahi bawahan tanpa melihat tempat dan waktu.

    Tiba-tiba hp Rico berbunyi, rupanya bu Meliana mencari keberadaannya dengan nada marah di telepon. Segera saja Rico bangkit berdiri menuju lantai dua. Tidak lama kemudian Beny dan Aldo pun dipanggil ke ruang bu Meliana. Karena ada proyek yang bermasalah, mereka bertiga dimaki oleh bu Meliana. Diruangan itu mereka bertiga tertunduk berjejer menerima omelan sang ratu.

    Rico paling sering diomeli karena sering telat mengantar dokumen penting, terutama yang menyangkut tender. Rico sering tidak becus dalam bekerja, orangnya pemalas dan sering nonton video porno setiap kesempatan. Kata-kata bu Meliana cukup kasar dan menyinggung perasaan, sehingga tidak jarang karyawan wanita yang dimarahi sampai menangis.

    Rico yang sering dimarahi oleh bu Meliana menyimpan dendam karena merasa sakit hati. Kalau Beny kesal dengan bu Meliana karena pembayaran uang belanja material sulit diberikan, sehingga Beny sering diteror supplier. Bahkan kadang Beny beberapa kali menombok untuk membayar supplier. Setelah selesai marah, bu Meliana diam mengatur nafas, wajahnya merah padam, dadanya kembang kempis. Suasana mendadak hening, hanya terdengar nafas bu Meliana yang belum stabil. Sebenarnya bu Meliana ada mengidap penyakit asma, sehingga tiap kali marah selalu kumat asma nya. Bu Meliana yang masih diam berdiri tegap di samping meja ruangnya berkacak pinggang dengan mata yang judes menatap Aldo, Beny dan Rico.

    Mereka bertiga yang sudah agak mabuk terpaksa menahan sikap agar tidak ketahuan bu Meliana. Mereka hanya diam membisu, tak berani berbicara, takut bau alkohol tercium bu Meliana. Hari itu bu Meliana mengenakan blus tipis biru tua dengan bagian leher yang lebar memperlihatkan tali BH nya yang berwarna merah tua.

    Roknya berwarna putih bermotif kotak-kotak warna abu-abu tertutup sebagian oleh blusnya yang panjang. Roknya lebih pendek dibanding Ester dan Linda tadi, tinggi diatas paha memperlihatkan pahanya yang montok. Rambutnya disemir warna cokelat kekuningan dikuncir ekor kuda sehingga lehernya yang putih mulus terlihat sensual sekali. Bu Meliana terkenal modis, hampir setiap minggu mengganti model rambutnya. Pakaiannya yang dikenakan setiap hari selalu seksi dan menggoda.

    Seketika pandangan bu Meliana berkunang-kunang, dia berdiri sempoyongan berpegangan pada mejanya. Mereka bertiga saling berpandangan dan mencoba menolong.

    “bu..? Bu Melia, baik-baik aja?” Kata Beny.

    Bu Meliana menunduk pusing sambil tangannya memberi isyarat bahwa dia akan baik-baik saja. Ketika bu Meliana masih menunduk sambil mengumpulkan tenaga dan nafasnya, mata mereka bertiga jelalatan melihat paha bu Meliana padat putih mulus, betisnya membunting indah, tidak ada cacat sedikitpun pada tubuh bu Meliana ini.

    Kulitnya sedikit mengkilap berminyak namun terlihat putih cerah, sangat segar dipandang mata. Walaupun telah memiliki tiga orang anak, badannya masih sangat bagus dan terawat sempurna. Pinggangnya tergolong kecil untuk wanita montok seumurannya.

    Bu Meliana melihat seisi ruangan, lalu melihat Aldo, Rico, Beny, pandangannya semakin buram dan tiba-gelap, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Beny dan Aldo berusaha menolong membopongnya, Rico hanya tersenyum sinis melihatnya. Beny segera keluar ruangan mencoba memberitahu karyawan lainnya untuk meminta bantuan. Rico segera menyusul Beny keluar ruangan tapi tangannya ditahan oleh Aldo.

    “Eh.. Ric.. kesempatan nih gerepe bu bos. Hehehe” kata Aldo memancing Rico.

    Tangan Aldo yang membopong tubuh bu Meliana, memeluk pinggangnya dan meraba ke area sensitifnya. Rico yang tadinya tidak terpikir akan kurang ajar kepada bos nya menjadi birahi melihat ulah Aldo. Tidak lama kemudian, Beny kembali masuk ruangan sambil berkata,

    “wah.. anak-anak udah pada balik nih. Di kantor udah gak ada orang”, seketika Beny terkejut melihat Aldo dan Rico.

    “Eh.. gila lu ngapain?!?” Beny terbelalak melihat posisi bu Meliana yang dibaringkan di atas meja kerjanya, sementara Aldo di depan meja berdiri disamping kursi mencium dada bu Meliana yang masih tertutup blus. Rico yang berada di samping meja kiri menghadap selangkangan bu Meliana dan meraba pahanya. Mereka berdua tertawa terkekeh. Beny berusaha menyadarkan mereka berdua,

    “Do..! Lu gila ya. Ini bu bos, jangan bikin ulahhh!” Teriaknya setengah berbisik.

    Aldo hanya cengengesan dengan wajah yang agak teler, “Ben.. lu tau kan bos kita ini… perlu dicicipi dikit”.

    Beny menjadi agak panik melihat ulah mereka.

    “Eh.. Ben. si Melia ini perlu kita kasih pelajaran.. betul gak coyy ” kata Rico yang wajahnya sudah memerah sambil bertatapan senyum dengan Aldo.

    “Bu bos emang rese, tapi gak gini juga perlakuan kita sama dia” jawab Beny.

    “Ah banci lo..!” Hardik Aldo.

    Beny hanya terdiam, dirinya juga merasa agak mabuk kebanyakan minum tadi. Melihat bu Meliana yang terbaring pingsan tak berdaya diatas meja, dalam hati Beny juga tegoda ingin mencicipi tubuh bosnya sendiri. Penis Beny pelan-pelan mulai mengeras dibalik celana jeans nya, pikirannya sudah terpengaruh oleh Aldo dan Rico. Beny mendekat ke meja, tangannya menjulur gemetaran memegang perut bu Meliana, dirinya tidak mengira akan menjamah tubuh indah bos nya ini.

    Lalu tangan Beny merayap ke arah payudaranya yang besar menyembul dibalik blus. Aldo tersenyum melihat Beny… sementara Rico sibuk mencium paha bu Meliana, tangannya masuk ke dalam rok, meraba vagina yang terbungkus celana dalam tipis berenda warna merah tua. Mereka bertiga sudah tidak bisa berpikir sehat lagi, pikirannya tenggelam oleh libido yang tinggi.

    Efek alkohol semakin lama semakin terasa, ditambah lagi dengan nafsu yang menggebu menjamah tubuh bu Meliana, benar-benar memabukkan. Mereka bertiga bergantian menjaga pintu kalau-kalau ada yang datang. Mereka agak parno karena pengaruh minuman.. Padahal sudah jam sembilan malam kantor di lantai dua ini sudah kosong dan sepi.

    Aldo merekam kejadian ini dengan hp nya yang diletakkan diatas lemari seberang meja, menyorot ke arah meja. Rico membuka resleting celana mengeluarkan penisnya yang mengeras. Mereka bertiga kini sudah dikuasai nafsu, sehingga tidak memperdulikan mangsanya yang seharusnya mereka hormati. Awalnya mereka hanya berniat meraba tubuh bu Meliana, namun Aldo terus memprovokasi Rico dan Benny,

    “kita ewek aja sekalian bro.. gimana? Kesempatan langka nih” kata Aldo berbisik.

    “Hah!? Gila lu” jawab Beny setengah terkejut.

    “Nanti kalau sadar gimana?” Rico menimpali jawaban Beny.

    Rico yang sebenarnya juga terpikir untuk menikmati tubuh bu Meliana..

    “ahh gampang, kita pake masker proyek aja yang ada di gudang, gih ambilin sana..” jawab Aldo seraya memerintah. Rico yang antusias mengangguk dan langsung keluar menuju gudang. Beny yang semakin horny, mulai mencium dada bu Meliana yang terbuka sampai bagian atas payudaranya.

    Cerita Seks Selingkuh | Aldo nekat menarik bagian leher blus kebawah sehingga payudara bu Meliana yang masih terbungkus BH menyembul. Beny kaget dan takjub karena ulah Aldo yang nekat itu. Bahkan Aldo kemudian menarik cup BH nya sehingga puting payudara itu kelihatan jelas berwarna merah muda dan cukup besar menggoda, seukuran kacang atom dua kelinci. Langsung saja Aldo menjilat dan mengulum payudara itu. Beny sampai terbengong melihat aksi Aldo yang luar biasa nekat.

    Tidak lama kemudian Rico muncul sambil membagikan masker dan beberapa kain bekas untuk bandana membungkus kepala agar wajah mereka tidak dikenali bila bu Meliana tersadar.

    Mereka bertiga sudah seperti maling yang memakai penutup wajah. Aldo memberi komando untuk saling menjaga pintu ruangan secara bergantian. Rico yang sudah tidak sabar langsung membuka celananya, tetapi bajunya masih dipakai. Rico memegang kedua betis montok bu Meliana dan membukanya sampai mengangkang, lalu Rico naik ke atas meja diatas posisi bu Meliana yang terlentang, dan menggesekkan penisnya di tubuh bu Meliana. Aldo tersenyum melihat ulah Rico.

    Sementara Beny melihat aksi mereka berdua sambil berdiri dekat pintu berjaga-jaga. Beny mengeluarkan hp, merekam aksi tersebut. Kini blus bu Meliana disingkap keatas oleh Rico, tangannya meraba celana dalam bu Meliana, terasa daging bibir vaginanya montok menggoda, lalu Rico menggeser bagian selangkangan celana dalam supaya lebih mudah memasukkan penis ke vaginanya. Sesaat kepala penis Rico menempel bibir vagina bu Meliana, penisnya mengeluarkan cairan bening dan berdenyut keras. Sejurus kemudian penis Rico ditenggelamkan ke dalamnya,

    “ahh.. ” desah Rico merasakan kenikmatan tiada tara.

    Rico berumur 25 tahun dan belum menikah, tubuhnya gendut besar, tingginya 165cm, kulitnya hitam dan banyak bekas koreng. Dia menahan permukaan meja dengan kedua tangan agar tubuhnya yang gendut tidak menindih bu Meliana. Sambil menyodokkan penisnya pelan-pelan. Aldo terkekeh,

    “hehehe.. gaya lu kaya beruang ngentot Co..”.

    Beny tertawa mendengar celaan Aldo. Rico yang sedang asik ikut tertawa sambil terus menggenjot bu Meliana. Tubuh bu Meliana terguncang pelan maju mundur karena goyangan tubuh Rico yang tambun. Aldo memegang tangan bu Meliana yang menggantung di sisi meja, tangan itu halus dan lentik, diciuminya dari jari sampai lengan yang montok itu, kemudian tangan lentik itu diarahkan masuk dalam celana Aldo, digesekkan ke penisnya. Pemandangan diruangan itu sungguh miris, seorang istri pengusaha yang cantik dan berkelas disetubuhi oleh bawahannya yang hanya berstatus kurir. Rico yang dari tadi menggenjot tanpa sadar goyangannya makin kencang membuat kaki meja berderit menggesek lantai ubin, seketika itu bu Meliana tersadar.. matanya membuka pelan. Dirinya masih belum sadar sepenuhnya, yang dirasakan tubuhnya berguncang-guncang, pandangannya buram dan kian jelas dia melihat sesosok pria besar tambun berada di atas tubuhnya yang sedang terlentang. Pandangan bu Meliana semakin jelas, dan dia masih mengumpulkan kesadarannya apa yang sedang terjadi.

    Dia mulai sadar posisinya sedang terlentang, namun dia agak terheran sosok pria diatas tubuhnya yang menggunakan masker dan penutup kepala, pria itu nampak sedang memejamkan mata sambil bergerak maju mundur dihadapan wajahnya. Akhirnya bu Meliana tersadar.. guncangan tubuhnya selaras dengan gerakan tubuh pria itu, dan diiringi vaginanya yang terasa dimasuki benda tumpul secara menyodok-nyodok. Sadar bahwa dirinya tengah disetubuhi oleh pria yang tak dikenal, bu Meliana panik dan bersuara lirih,

    “stop.. please.. stop it..”

    Rico yang sedang asik menikmati sambil memejamkan mata terkejut dengan suara itu, Rico membelalakkan mata dan terkejut bukan main…

    “anjing..! Bu bos udah sadar!” Batin Rico.

    Aldo yang sedang berada di belakang Rico sedang menunggu giliran, terheran melihat Rico tampak terkejut.

    “Kenapa lu Co..?” Tanyanya, dan Aldo sudah bisa menebak kalau bu Meliana tersadar dari pingsannya.

    Rico melompat mundur melepaskan penis dari kemaluan bu Melina. Rico yang mundur turun dari meja badannya terhuyung kehilangan keseimbangan. Bu Meliana berusaha bangkit, tangannya menekuk di samping tubuhnya agar tubuhnya terangkat, walau dengan posisi yang masih terlentang dan mengangkang.

    “siapa kalian!? Mau apa kalian?” teriaknya dengan suara yang masih lirih.

    Perlahan dia mulai mengingat kejadian terakhir sebelum pingsan. Bu Meliana terkejut bukan main setelah melihat pakaiannya tersingkap sampai diatas payudaranya. Apalagi dia melihat sosok pria tambun itu setengah telanjang tanpa memakai celana, sehingga terlihat penisnya yang gemuk dan menegang sekitar 10cm, dengan bulu jembut yang keriting lebat. Bu Meliana hampir tak percaya melihat pemandangan ini. Dia melihat sekeliling ruangan ada dua sosok pria lain yang berdiri disitu dengan menggunakan masker dan penutup kepala sehingga tidak mengenali mereka. Bu Meliana kemudian teringat terakhir sebelum pingsan, sedang memarahi Aldo, Beny, dan Rico.

    “Al.. Aldo..? Beny..?” Tanyanya terbata.

    Rico dan Beny terdiam salah tingkah. Sekonyong-konyong Aldo maju mendekat bu Meliana membekap mulutnya, sambil memberi isyarat pada Rico untuk melanjutkan menyetubuhi bu Meliana. Rico masih agak panik dan ketakutan terlihat ragu. Bu Meliana berontak sekuat tenaga sampai Aldo terdorong mundur. Beny yang juga panik melihat itu segera membantu Aldo untuk membekap bu Meliana. Sesaat mulutnya terlepas dari bekapan, bu Meliana menghardik,

    “lepaskan bajingan..! Kalian kurang aj.. mhff”. Mulutnya terbekap oleh tangan Aldo yang kekar.

    Perawakan Aldo tinggi sekitar 180cm, tubuhnya gagah dan tegap, kulitnya sawo matang dengan tato di lengan kanannya. wajahnya seperti Ahmad Dhani, hanya saja rambutnya cepak seperti ABRI. Umur Aldo sepantaran dengan Beny. Aldo menyuruh Beny memegangi tangan bu Meliana agar tidak berontak. Kemudian Aldo menarik blus biru tua itu sampai sobek, dan memperlihatkan gundukan payudara yang besar dan putih mulus itu bergoyang seperti puding.

    Payudaranya masih terbungkus BH, namun cup BH sebelah kiri terlipat kebawah membuat payudara dan putingnya terlihat jelas. Beny perawakannya kurus, kulitnya putih, wajahnya penuh jerawat, rambutnya cepak seperti jamur dan berwarna kecoklatan, tingginya 170 cm. Umurnya 30 tahun. Tubuhnya yang kerempeng tidak memiliki banyak tenaga untuk membekap bu Meliana yang lebih berisi dan montok. Beberapa detik bekapan tangan Beny terlepas, bu Meliana kembali berteriak,

    “hentikann.. bajingann! Mmpff”

    tangan Beny dengan cepat sudah membekap lagi bibir tipis lembut itu.

    Bu Meliana berontak sekuat-kuatnya, kakinya menendang ke segala arah hingga menyenggol kursi sampai terbentur kaca jendela. Rico menjadi bernafsu melihat bu Meliana yang berusaha memberontak, teringat video porno pemerkosaan yang sering ditontonnya. Di suasana yang panik dan gaduh itu, Rico segera mendekat menangkap kaki bu Meliana yang berontak. Sekitar sepuluh menit kegaduhan itu tiba-tiba di depan pintu ruangan muncul pak Sawan.

    “Ngapain kalian ini!?” bentaknya.

    Pak Sawan mengenali Aldo, Rico dan Beny walaupun mengenakan penutup wajah, dengan melihat postur dan bajunya. Belum selesai pak Sawan keheranan dengan pemandangan itu, Aldo memandang ke arahnya,

    “pak..sini bantuin!” Pak Sawan menurut saja mendekat, dan ketika melihat tubuh bu Meliana yang setengah telanjang meronta, nafsu pak Sawan bangkit. Karena dirinya setengah mabuk, pak Sawan sama sekali tidak takut dengan bu Meliana.

    Pak Sawan sempat ragu antara kebenaran dan kejahatan tapi yang ada dipikirannya sekarang ingin mencicipi tubuh wanita berkelas yang didambakan, terutama karena sosok itu adalah bu Meliana yang membuat pak Sawan selalu menahan air liur setiap kali melihatnya di kantor. Pak Sawan bertubuh tinggi kurus dengan kumis tebal, kulitnya coklat tua agak keriput, umurnya sudah 58 tahun.

    Pak sawan sudah berkeluarga dan memiliki istri lebih dari satu. Pertarungan semakin tidak imbang antara seorang wanita dengan empat orang pria yang sudah seperti kesetanan. Pak Sawan tertawa melihat tubuh bu Meliana yang mulus, tubuh yang selalu menjadi imajinasinya di saat melamun kini ada di depan mata terlentang menggiurkan. Sungguh malang nasib bu Meliana malam itu. Aldo membekap kuat sambil mengancam,

    “bisa diamm?!… atau saya bunuh kamu di sini!”, dengan suara yang diberat-beratkan agar tidak ketahuan jati dirinya.

    Beny memegang tangan kiri bu Meliana dengan kedua tangannya, sedangkan Rico memegang kedua kaki bu Meliana yang dibantu pak Sawan. Sementara Aldo sendiri memegang tangan kanan bu Meliana sambil tangan satunya membekap mulut bu Meliana, kedua pipi bu Meliana terjepit oleh cengkraman Aldo. Dengan posisi itu bu Meliana berusaha meronta terus. Semakin meronta, payudaranya terus bergoyang membuat pak Sawan terpukau. Penis pak Sawan mengeras, matanya yang merah melihat dengan binal.

    “Mampuslah kau kali ini cina pelit” batin pak Sawan.

    Koleksi Cerita Seks Selingkuh | Ada ketidak puasan dari hati pak Sawan. Sebagai supir truk pengirim material, Pak Sawan sering tidak masuk kerja sehingga bu Meliana memarahi dan memotong upah hariannya agar lebih disiplin. Namum pak Sawan mendendam. Sifat pak Sawan dan Rico mirip, pemalas dan tidak tau diri bila dirinya melakukan kesalahan. Sering menggerutu, dan tidak pernah mau berubah menjadi lebih baik.

    Dalam hati bu Meliana merasa sedih dan takut, itu terlihat dari matanya yang mulai berkaca-kaca. Dia merasa sangat benci sekali perlakuan tak senonoh ini terjadi pada dirinya, dia memejamkan mata dan menjerit sebisa mungkin sambil meronta.. setelah itu terdiam pasrah.

    Pak Sawan membuka celananya mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.. panjangnya 17 cm dan bentuknya bengkok dengan warna kulit yang hitam kecoklatan. Bu Meliana melotot melihat kemaluan pak Sawan, dan meronta lagi. Aldo melihat di atas meja bagian ujung dekat kepala bu Meliana masih ada beberapa alat tulis yang tidak terjatuh ke lantai, Aldo mengambil cutter yang ada di situ, lalu mengancam dengan menekan silet cutter itu di leher bu Meliana yang putih mulus.

    Bu Meliana mulai menangis, hatinya serasa hancur oleh perlakuan oleh bawahannya. BH bu Meliana ditarik paksa oleh pak Sawan dengan kasar sampai putus, payudaranya yang besar dan putih itu bergoyang, lalu dicium bagian dalam cup C BH nya itu. Pak Sawan menghirup wanginya sambil memejam mata. Yang lainnya melihat dengan takjub keberanian pak Sawan.

    Rico tidak mau kalah, dia melepaskan kaki bu Meliana, tangannya meraih celana dalam berenda itu kemudian menarik paksa sampai turun ke lutut bu Meliana. Karena kakinya meronta, sehingga agak susah dilucuti.. Rico menjadi emosi dan menariknya lebih kuat lagi sampai celana dalam itu robek dan terlepas dari kaki bu Meliana. Rico melepaskan masker mulutnya, mencium celana dalam itu sesaat lalu melempar asal ke belakang bersama maskernya.

    Pikirnya masa bodohlah bila wajahnya ketahuan, toh dia merasa yakin bu Meliana tidak mungkin menceritakan aib ini. Pakaian bu Meliana yang mahal itu sudah dilucuti satu persatu. Hanya tersisa rok mini di tubuhnya yang masih tersingkap melingkar di pinggulnya. Suasana semakin panas, mereka mulai meracau.. mengeluarkan bisikan kata-kata serapah bersahutan.

    “Wuih.. memeknya gemukk coyy” Rico menyengir, mukanya merah.

    “Teteknya nih… mantep” kata pak Sawan, sambil meremas dengan kasar payudara kiri bu Meliana.

    Beny yang sedari tadi nafsu kedua tangannya hanya bisa menahan tangan kanan bu Meliana, tidak berani melepas sedikitpun karena tenaganya kurang kuat untuk menahan ronta bu Meliana. Aldo masih tetap menekan cutter di leher itu, sambil tersenyum puas melihat yang lainnya sudah mabuk kesetanan. Bu Meliana kehabisan tenaga meronta terus dan hanya memejamkan mata.

    “Ya Tuhan.. tolonglah hamba Mu ini…” batinnya berdoa… air matanya meleleh di kedua sisi pipinya.

    Karena tenaganya untuk meronta semakin lemah, Beny mulai berani melepas satu tangan pegangannya dari lengan bu Meliana, dia meraba payudara kanan dan berusaha menjilati putingnya tapi tangan bu Meliana menahan leher Beny yang mau menyosor.

    Terdengar suara tangis bu Meliana yang tertahan cengkraman Aldo. Pak Sawan mendorong tubuh Rico untuk menyingkir dari hadapan selangkangan bu Meliana, pak Sawan kini berdiri persis di samping meja menghadap selangkangan bu Meliana, posisinya seperti dokter kandungan yang mau membantu persalinan. Lalu penisnya yang bengkok dan panjang itu di arahkan ke bibir vagina, di tempel dan digesekkan menyisir bulu halus di permukaan vagina. Cairan bening yang keluar dari kepala penis pak Sawan membasahi bulu-bulu itu. Dengan pelan dia memasukkan kepala penisnya itu menembus bibir vagina, sambil mendesah.

    “sshhh… ah” pak Sawan mulai mendorong masuk seluruh batang penisnya.

    Bu Meliana melotot terkejut dan berusaha menjerit sambil melihat ke arah pak Sawan. Vaginanya tidak terlalu sempit, tapi masih terasa rapat dan empuk memijit lembut batang penis yang tenggelam di dalamnya. Pak Sawan mulai menggenjot sambil memegang pinggang bu Meliana dengan kedua tangannya yang kemudian disambut riuh dan tawa suara Rico dan Aldo.

    Beny terpukau nafsu melihat pemerkosaan ini. Bu Meliana menggelengkan kepala menahan sakit di vaginanya. Lalu Aldo melepaskan cengkraman dari mulutnya, tapi cutter masih ditempelkan di leher bu Meliana. Tanpa sengaja leher yang putih mulus itu tergores kecil mengeluarkan sedikit darah saat bu Meliana menggelengkan kepalanya tadi. Kini bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah kesakitan dengan nada tertahan,

    “ough.. sssh.. oughh..” seiring sodokkan penis pak Sawan.

    Tubuh Bu Meliana yang terlentang di atas meja itu bergoyang maju mundur searah dengan sodokkan dari penis pak Sawan.. dan kedua tangannya masih dipegangi oleh Aldo dan Beny. Pemandangan perkosaan ini sontak membangkitkan gairah yang lainnya.. terutama Rico, dia melihat wajah bu Meliana yang mendesah tak berdaya itu membuat nafsunya tak terbendung. Penisnya ditempelkan ke betis bu Meliana yang tergoyang oleh genjotan pak Sawan. Sudah sepuluh menit pak Sawan menggenjot bu Meliana masih belum juga mencapai klimaks. Pantat pak Sawan terlihat kurus dan kempot bergoyang maju mundur.

    Bu Meliana mulai sedikit terangsang akibat sodokan bertubi-tubi di vaginanya, padahal dipikiran sehatnya sangat tidak ingin birahinya muncul seperti ini, namun respon tubuhnya secara alamiah menjadi terangsang. kedua tangannya yang meronta tak bertenaga itu menjadi mengepal menahan hujaman penis pak Sawan. Payudaranya yang besar dan putih mulus terus berguncang seirama genjotan itu. Pak Sawan terkekeh melihat tubuh indah bos nya,

    “enakkk.. bannggeet… sssih memekmu..aghh” desah pak Sawan dengan nada tergoyang oleh genjotan tubuhnya sendiri.

    Aldo menyimpan cutter di sakunya dan mulai membuka resleting celananya lalu memaksa tangan kanan bu Meliana memegang penisnya yang masih terbungkus celana dalam. Beny yang melihat itu juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Bu Meliana memalingkan wajahnya ke kiri sampai pipinya menempel di permukaan meja, matanya memejam sampai ekor matanya mengkerut.

    Bibirnya yang tipis dengan warna lipstik merah muda itu merapat erat masuk ke arah mulutnya. Pak Sawan terus mendesah dengan berbisik meracau menghujat bu Meliana berulang kali seolah pelacur. Perasaan bu Meliana sangat kesal dan membenci keadaan ini, harga dirinya semakin hancur namun libidonya menerima semua yang terjadi pada tubuhnya. Beberapa menit kemudian saat pak Sawan mau mencapai klimaksnya, dia mempercepat genjotan sampai desahan bu Meliana menjadi cepat dengan nada yang makin tinggi,

    “ahh.. ahh..”. Kepala bu Meliana menggeleng tidak karuan ke kanan dan kiri, rambutnya semakin acak-acakan.

    Beny yang terus melihat ekspresi wajah bu Meliana menjadi semakin memuncak nafsunya.

    Tiba-tiba pak Sawan memejamkan mata, kepalanya menghadap ke atas dan genjotannya behenti. Cairan maninya menyembur di liang vagina dengan deras. Seketika bu Meliana juga terdiam sambil terus memejamkan mata merasakan air mani pak Sawan menyemprot dinding rahimnya. Bibir manisnya sedikit terbuka merekah melepas letihnya. Tanpa sadar peluh keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus. Jam dinding di ruangan itu menunjukkan pukul 9 malam. Suasana kantor sudah sepi sekali. Di luar jendela pemandangannya sudah gelap gulita, hanya terpantul bayangan mereka semua diruangan itu. Beberapa kali ada deringan suara telepon tidak terjawab, di luar ruangan. Rico yang sudah tidak sabar segera merebut posisi pak Sawan,

    “minggir pak.. aku juga mau” selorohnya.

    Lalu pak Sawan terkekeh berjalan sambil menaikkan celananya berjalan keluar ruangan itu. Bu Meliana yang masih terlentang di meja itu, terkejut ketika kedua kakinya ditarik kasar oleh Rico, sehingga meja itu ikut tergeser dari lantai. Bu Meliana melepaskan tangannya dari celana dalam Aldo dan Beny, lalu berusaha membangkitkan sedikit badannya.. sambil menatap Rico yang berdiri tegap didepannya, bu Meliana memelas.

    “stopp.. please..”.

    Rico yang sudah kesetanan oleh nafsu tidak perduli, penisnya yang gemuk pendek itu segera ditempelkan ke bibir vagina bu Meliana. Kepala penisnya sudah mengkilap licin siap menembus kemaluan bos nya, bu Meliana tak berdaya untuk menolak perkosaan lagi

    “aku mohon.. please..” lirihnya.

    Beberapa detik kemudian penis Rico membenam bibir vagina itu.

    “sshhh.. oohhh” Rico mendesah sambil menatap penisnya menerobos kemaluan bu Meliana, bersamaan desah nada tinggi suara bu Meliana seperti tertahan.. “aagh!”…

    Batang penis Rico membobol vaginanya masuk utuh ke dalam. Kedua tangan Rico memegang kedua paha montok bu Meliana seperti menggendong dua buah sak semen disamping pinggangnya yang gendut. Rico menggenjot dengan ganas, goyangannya kasar dan cepat membuat meja bergeser menimbulkan suara berderit-derit. Bu Meliana pasrah, kemaluannya harus menerima serangan lagi dari penis yang berbeda. Aldo mengambil kamera hp nya di atas lemari dan mengambil kursi, lalu duduk disamping pintu ruangan, kakinya menyilang sambil merekam pemerkosaan itu diam-diam. Beny yang belum mendapat giliran menyetubuhi bu Meliana menjadi gusar karena nafsu menggebu. Mukanya merah karena mabuk, lalu membuka masker mulutnya dan mencium bibir bu Meliana dengan paksa. Tangannya mencengkram kedua pipi bos nya itu supaya bibir manisnya berciuman dengan mulutnya yang berbau alkohol. Bu Meliana meronta, ekspresinya seperti mencium bau pesing.

    Cerita Seks Selingkuh 2017 | Lidah Beny menerobos bibir cantik itu dan menjilat-jilat gigi, lidah dan rongga mulut bosnya. Air liurnya membasahi mulut bu Meliana. Tangan bu Meliana menahan dada Beny supaya menjauh darinya.. tapi Beny terus berusaha mencumbu, kadang tangannya meremas payudara kenyal itu. Bu Meliana merasa tidak nyaman dan tubuhnya terus berguncang oleh tubuh Rico yang menggenjot tanpa henti. Beny yang sudah tidak sabar, menurunkan celana jeans dan celana dalamnya bersamaan. Diturunkan hanya sampai lutut, sambil melakukan onani. Kemudian memaksa tangan kiri bu Meliana untuk memegang penisnya yang masih ada kuncup belum disunat. Penisnya lebih panjang dari Rico tapi kurus dengan diameter sekitar 4 cm. Berbeda dengan diameter penis Rico yang mencapai 6 cm.

    Tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar, muncul pak Sawan membawa pak Beben dan Jodi yang sudah mabuk berat. Mata pak Beben melotot melihat tubuh telanjang bu Meliana yang sedang digenjot terbaring di atas meja. Penisnya langsung tegang. Sedangkan Jodi hanya terbengong polos melihat pemandangan itu. Jodi yang agak idiot tidak berhenti melihat bu Meliana yang telanjang dan melihat Rico menyetubuhinya. Dia teringat adegan video porno dari hp Rico. Rico berkeringat, tubuhnya yang hitam legam basah dan mengkilap seperti babi. Bu Meliana mulai menangis sambil menutup mulut dengan tangannya. Badannya terus terguncang genjotan Rico. Tangan Rico meraih kedua buah dada bu Meliana dan meremasnya dengan gemas. Suara kecipakan terus berbunyi dari vagina dan penis yang beradu.

    “sudaa aah.. hu.. huhu.. ” tangis bu Meliana merengek.

    Bu Meliana sangat tertekan dan tidak percaya kejadian ini menimpa dirinya. Rico menyengir sambil melihat sinis.

    “sekarang cengeng lu ya… bu.. hughh ughh” ejek Rico sambil sesekali penisnya disodokkan dengan kuat.

    Pak Sawan menyender di pintu dengan teler berat. Sedangkan pak Beny dan Jodi masih terpesona melihat pemerkosaan itu. Sepuluh menit Rico menggenjot lalu mulai meracau.

    “aghh.. memek.. memekkkk!”. Kedutan dalam vagina membuat Rico semakin mempercepat genjotan dengan kuat hingga bu Meliana menjerit kesakitan.

    “auhh.. akh!”.. tubuhnya terguncang-guncang dengan cepat.

    Lalu genjotan Rico berhenti dan melenguh panjang, “ahhhhh… ssshhhh.. ahh!”

    Seketika air mani Rico menyembur di dalam liang vagina yang hangat dan basah itu. Semprotannya kelihatannya nampak banyak, karena pantat Rico terlihat bekedut cukup lama sampai sepuluh detik. Kemudian penisnya dilepaskan keluar dari mulut vagina itu diikuti cairan putih kental keluar mengalir dari bibir vagina bosnya. Anak-anak lain bersorak dan tertawa. Belum selesai bu Meliana melepas lelah. Beny segera menarik pinggang bu Meliana dari samping, menarik tubuh wanita montok itu ke pinggir meja dan membalikkan tubuh sintal itu sampai bu bu Meliana tengkurap di atas meja tapi bagian pantatnya di pinggir meja, kedua kaki indahnya jatuh menyentuh lantai, berdiri lemas. Payudaranya terlihat dari samping terjepit dengan meja dan tubuhnya yang mulus..

    Posisi yang dikehendaki Beny adalah dogy style. Beny tidak sabar memasukkan penisnya ke vagina bosnya yang gemuk dengan bulu-halus yang sudah sangat basah. Sebelumnya Beny mengelap selangkangan bu Meliana dengan baju kemejanya lalu kemejanya digulung ke atas agar tidak menghalangi penisnya. Setelah itu kedua tangan Beny memegang pinggang ramping bosnya sambil menyingkap rok mininya yang masih melingkar di pinggangnya dan mulailah kepala penis Beny dicelupkan. Kedua tangan bu Meliana berpegangan ke dua sudut meja sambil menangis dan pasrah karena dia tahu apapun yang diucapkan tidak akan digubris oleh pria-pria yang sudah dikuasai nafsu.

    Beny berbisik pelan “maaf bu Mel.. aku pengen banget sama kamu” diiringi penisnya yang menembus ke dalam vagina.

    Wajah Beny merah padam mabuk sambil menyengir. Bu Meliana hanya mendesah sambil menangis.

    “auhh.. huu.. hu hu.”

    Pantatnya yang putih besar dan kenyal dicengkram Beny dengan gemas sambil diguncangkan. Kini wajah bu Meliana menghadap arah pintu ruangan dimana pak Beben, pak Sawan dan Jodi berdiri menatapnya. Hatinya begitu pilu membayangkan semua karyawannya ini akan menyetubuhi dirinya bergantian. Wajah cantik berkeringat bergerak maju mundur karena sodokkan penis Beny dibelakangnya. Tubuh putih mulusnya yang tengkurap diatas meja memperlihatkan garis bentuk tubuhnya yang sintal dari belakang, pinggangnya kecil, pinggulnya melebar, dengan pantat yang besar dan montok, Beny sangat menikmati pemandangan itu, hanya tersisah rok mini yang masih melilit di pinggang mungil itu. Lalu Beny menarik rok itu dengan kasar, nafsunya tak terkontrol, merobek rok itu dan melempar ke samping meja. Rico yang sudah puas, duduk di kursi milik bu Meliana. Sedangkan Aldo dari samping hanya duduk tenang dengan wajah merah memandang pembantaian ini. Wajahnya menyeringai melihat aksi teman-temannya. Pak Beben agak ragu sambil maju membuka celananya, terlihat celana dalamnya yang dekil ada sedikit sobek-sobek memperlihatkan tonjolan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Rico. Jalannya sedikit terhuyung mendekat wajah bu Meliana yang sejajar dengan tinggi posisi penisnya. Lalu pak Beben mengeluarkan batang penisnya yang berurat warna coklat kehitaman dengan urat yang banyak, panjangnya 15 cm dengan diameter 6 cm. Disekelilingnya ditumbuhi bulu lebat kasar. Bu Meliana melihat penis itu dari dekat sudah ketakutan dan panik tapi tidak tahu harus berbuat apa. Dia membayangkan penis yang lebih besar dari milik suaminya itu juga akan masuk ke vaginanya. Hatinya semakin tergores karena dirinya kini menjadi pemuas nafsu para bawahannya bahkan kelas terbawah yang tidak berpendidikan. Pak Beben menyodorkan penis ke bibir mungil bu Meliana supaya di oral. bu Meliana memejamkan mata dan merapatkan bibirnya.

    Namun pak Beben menjepit hidungnya yang putih mancung sehingga bu Meliana sulit bernafas dan terpaksa membuka mulutnya langsung saja penis gemuk dan kekar itu menerobos masuk sampai bu Meliana tersedak, seluruh batangnya disodokkan ke dalam rongga mulut. Ditambah sodokkan Beny dari belakang sehingga membuat penis pak Beben menembus makin dalam ke kerongkongan bu Meliana. Seketika bos cantik itu terbatuk gelagapan, matanya merah berair. Beny yang menggenjot dengan posisi berdiri itu mulai kelelahan, kemudian dia merebahkan tubuhnya ke punggung bu Meliana dengan posisi masih doggy style. Sodokkannya bergerak pelan, sambil mengatur nafas. wajahnya diusapkan ke pundak putih mulus itu. Beny melepaskan ikatan rambut bu Meliana sehingga rambut itu tergerai membuat wajah bu Meliana nampak sensual dengan keringatnya.

    Dengan posisi yang diserang depan belakang, bu Meliana sangat tersiksa sampai pandangannya buram dan nafasnya sesak. Pak Beben terus asik menyodokkan penis ke mulut wanita itu tanpa perduli keadaannya. Dan tak lama kemudian bu Meliana pingsan dengan posisi itu. Bukannya malah kasihan justru pak Beben malah menjambak rambut bu Meliana agar kepalanya tetap tegak dan terus menyodokkan penisnya.

    Tidak sampai sepuluh menit Beny mulai orgasme, kemudian dengan kedua tangan menahan permukaan meja, dia membangkitkan tubuhnya yang menindih punggung bu Meliana. Keringat di dadanya yang kerempeng itu menetes jatuh di punggung bu Meliana. Penisnya terus memompa vagina, suaranya berkecipakan. Beny membungkukkan kepala melihat penis yang tenggelam tertutup pantat putih besar. Pantat bu Meliana itu seperti bantal yang empuk ketika sodokan berlangsung, pantat montok itu tertekan kenyal sekali oleh dorongan bagian perut bawah, pangkal penis Beny. Dan tak lama kemudian Beny terdiam di posisinya memandang terus pantat putih mulus itu. Dia merasakan air maninya menyemprot deras di dalam liang vagina bosnya yang cantik. Setelah tuntas menyemprotkan air maninya. Beny mencabut penisnya dan duduk di lantai kelelahan, nafasnya tersenggal. Rasanya nikmat sekali. Pak Beben juga mencabut penisnya, kemudian membalikkan tubuh bu Meliana yang pingsan itu dan mencium-cium buas payudara bosnya. Ruangan yang berantakan segera dirapikan. Mereka beres-beres mematikan lampu ruangan dan meninggalkan ruangan itu. Bu Meliana tersadar kembali, pandangannya remang-remang buram melihat cahaya lampu kuning. Suasana pengap dan panas. Perlahan pandangannya semakin jelas. Dia melihat sosok pria besar dan kekar.

    Ya.. pria itu tak lain adalah pak Beben. Sosoknya tinggi besar dan kekar. Pak Beben adalah bagian instalasi kelistrikan. Umurnya 55 tahun. Warna kulitnya cokelat gelap kehitaman. Hidungnya besar dan pesek. Kepalanya botak hanya menyisakan rambut di samping kepalanya. Bu Meliana merasakan tubuhnya masih terus berguncang. Lama-lama kesadarannya pulih. Dia melihat dirinya sedang terlentang di kasur yang terletak di lantai ubin. disetubuhi pak Beben. Seketika itu juga bu Meliana merengek mencoba menangis walaupun air matanya kering tidak ada yang keluar. Hanya lirih sambil menatap pak Beben,

    “stop… hu.. hu.. stoop. Pleasee… uhuu hhu.” mohonnya memelas.

    Kini bu Meliana sadar dirinya berada di gudang lantai satu. Di sekeliling ruangan itu ada Aldo, Beny, Rico, pak Sawan dan Jodi. Mereka semua duduk lesehan di lantai mengelilingi pak Beben dan bu Meliana yang bersenggama. Tiba-tiba bu Meliana merasakan cairan panas menyembur di dalam liang vaginanya. Menyembur deras di dinding rahim. Wajah pak Beben saat itu merem melek dengan melongo kenikmatan sambil mendesah panjang.

    “Oohh..! Sshhh..”.

    Lalu merebahkan dirinya ke tubuh bu Meliana. Tubuhnya yang berat dan berkeringat bau apek sekali. Bu Meliana sampai mual dan sesak nafas tertindih pak Beben yang bongsor. Penisnya masih terasa menancap di dalam vagina berdenyut-denyut pelan. Bu Meliana berusaha mendorong tubuh tambun pak Beben dengan sekuat tenaga. Pak Beben hanya diam saja, sengaja bermalasan menimpa tubuh bos nya. Kemudian berusaha mencium bibir mungil cantik itu. Bu Meliana merasa jijik memalingkan muka. Sampai akhirnya pak Beben menyerah, mencabut penisnya dan berdiri melangkah mundur, bersandar dinding dan jongkok mengatur nafas, kelelahan.

    Dirinya merasa sudah hina menjadi pelacur para supir, tukang, dan kurir. Bu Meliana membenci dirinya. Dia membenci libidonya yang terbangkitkan oleh pemerkosaan atas dirinya. Dia merasa jijik dan tidak berharga lagi. Pandangannya sayu seakan kehilangan semangat, harapan dan masa depan perusahaannya. Aldo dan Rico kemudian mendorong tubuh Jodi, anak idiot yang bekerja sebagai Office Boy di kantor itu. Pak Sawan juga mendorong menyuruh Jodi melakukan gilirannya. Bu Meliana sampai sedih membayangkan dirinya masih harus diperkosa lagi, bahkan oleh Jodi, OB nya yang idiot itu. Teringat ibu kandung Jodi yang bekerja sebagai pembantu di rumah mewahnya. Perasaannya canggung melihat dirinya yang telanjang dipelototi oleh Jodi, anak pembantunya. Jodi hanya garuk-garuk kepala melihat bu Meliana, kemudian menoleh ke belakang melihat Aldo dan lainnya. Dia tersipu malu, cengar-cengir.

    “Jodii.. jangan.. kamu anak baik Jodi..” bu Meliana berusaha menyadarkan Jodi yang sudah jongkok di hadapannya.

    Jodi membungkuk melihat vagina, dia terheran dan takjub selama ini hanya nonton video porno.. kini di depan matanya terpampang persis dengan yang di lihatnya di video, benda yang membawa kenikmatan. Tangannya menunjuk pelan mencoba menyentuh bibir vagina yang basah itu. Jodi cengar cengir menoleh lagi ke belakang melihat teman-temannya. Lalu menoleh ke arah bu Meliana sambil tersenyum malu-malu.

    “Jodi.. tolong.. jangan jahat sama ibu” bujuk bu Meliana yang ketakutan akan di nodai oleh orang idiot.

    Jodi bisa dibilang memiliki fisik yang agak aneh, lain dari manusia normal. Bentuk tulang punggungnya tidak lurus,dan ada tonjolan daging besar yang bengkok di punggungnya. Tingginya 150 cm, kulitnya putih seperti albino, dan kurus sekali, matanya besar seperti orang melotot, rambutnya berwarna kuning dan tumbuh sedikit, seperti sapu ijuk. Bentuk gigi tidak beraturan. Umurnya 21 tahun. Namun bagaimanapun juga sebenarnya Jodi anak yang lugu. Tidak mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik. Pergaulanlah yang membentuk perilaku Jodi. Bu Meliana merasa jijik sekali ketika Jodi telanjang hanya menggunakan celana pendek. Tubuhnya kelihatan aneh baginya. Sehingga bu Meliana berusaha menghindar sampai mepet ke dinding. Aldo dan kawan-kawan lainnya mulai riuh. Lalu mulailah mereka memegang kaki dan tangan bu Meliana agar tidak berkutik. Pak Beben dan Beny memegang kedua tangan bu Meliana, pak Sawan dan Rico memegang kedua kakinya, sedangkan Aldo merekam peristiwa ini dengan kamera hp. Bu Meliana menjerit sejadinya, namun posisi kantor ruko ini terletak di bagian blok paling dalam dan ujung, apalagi suasana daerah itu sudah sangat sepi. Waktu sudah menunjukkan jam satu subuh. Semua bersorak kepada Jodi.

    “Jodi… Jodi… Jodi….”, memberi semangat agar Jodi melakukan senggama dengan bosnya.

    Bu Meliana dengan wajah ketakutan dan terus meronta. Ingin menangis namun tak ada lagi air mata yang keluar.

    “Jo… Jodi… please.. jangan lakukan ini sama ibu..! teriaknya.

    Karena terus menjerit, pak Beben mengikat mulut bu Meliana dengan lap bekas di rak besi. Bu Meliana terus berusaha meronta, payudaranya, pahanya bergoyang kenyal. Jodi hanya cengar cengir melihat bu Meliana lalu Jodi menurunkan celananya yang disambuh riuh anak-anak.

    “assoy…. Jodii… Jodii… ayoo!”.

    Mereka semua terkejut melihat kemaluan Jodi, ukurannya kurang normal, dengan panjang 18 cm dan diameter sekitar 7 cm. Warnanya seperti albino bercorak atau seperti kulit babi. Penis Jodi tegang dan berminyak.

    Bu Meliana melihat sampai gemetaran. Jodi tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Semua temannya menghasut bahwa melakukan senggama dengan wanita dewasa akan menjadi hebat, pintar, dan lain-lain. Semua mempengaruhi jalan pikiran Jodi yang setengah mabuk itu. Seketika Jodi menempelkan penisnya di bibir vagina bu Meliana dan ia meneteskan liur sambil berteriak.

    “hoohh! Hoohhh!..” wajahnya seperti anak kecil yang akan mencoba mainan baru yang diimpikan.

    Sesaat kepala penis Jodi yang bulat mengkilap mulai menerobos liang vagina bu Meliana semakin meronta dengan sekuat tenaga. Tapi apa daya, anak-anak memegang dengan kuat, hanya begoyang kesana kemari yang malah membuat Jodi semakin nafsu melihat buah dada putih mulus yang kenyal itu. Bu Meliana menjerit sekeras-kerasnya dengan mulut terikat kain lap bekas.

    “Hmmffff!!!!” Dengan wajah ketakutan dan sakit.

    Sejurus kemudian seluruh batang penis Jodi dibenamkan seluruhnya..

    “hhmmmff!!!” Jerit bu Meliana yang menahan sakit, matanya melotot, badannya kejang.

    Jodi merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya di usia yang sekarang ini. Jodi menggenjot sambil matanya memutar ke atas, hanya terlihat putih bola matanya, air liurnya keluar menetes di perut bu Meliana.

    “Aargghh… arrghhhhh.!” Desah Jodi merasakan nikmat persetubuhan.

    Lalu Jodi menjilat dan mengulum payudara bu Meliana. Gerakan senggama Jodi agak kaku dan aneh, tapi Jodi sangat menikmatinya. Sementara anak-anak yang lain masih memegangi kaki dan tangan bu Meliana sambil menyoraki Jodi. Kali ini air mata bu Meliana bisa keluar lagi, dia menahan sakit di kemaluan, dinding rahimnya serasa mentok dan akan tertembus oleh penis Jodi. Tangan Jodi meremas-remas payudara yang besar dan kenyal itu dengan gemas. Lalu menciumi dada, leher, ketiak bu Meliana. Suara tangisan tertahan ikatan kain lap itu terdengar pilu.. Beny sempat merasa kasihan pada bos nya yang cantik itu. Anak-anak yang lain justru bersemangat.

    “Ayoo Jodi… genjoot terosss!” Teriak Rico.

    Pak Sawan terkekeh sambil berbisik.. “yang kenceng Jod… memek amoy nih.. barang langka”

    Bu Meliana yang merasa tersiksa, pelan-pelan mulai merasakan suatu yang aneh, sebenarnya sangat tabu di otaknya. Yaitu menjadi terangsang.

    Libidonya meninggi, vaginanya sudah beradaptasi dengan penis Jodi. Karena sebelumnya pun telah diserang oleh penis-penis yang lain, maka dirinya seperti dipermainkan oleh libido. Bu Meliana memejamkan mata, kepalanya membanting ke kanan dan ke kiri. Tangannya mengepal dan tanpa disadari kakinya berusaha memeluk paha Jodi yang kurus itu.

    Perlahan-lahan yang lainnya mulai melepaskan pegangan bu Meliana sambil menonton dengan nafsu. Pak Sawan yang sudah menikmati lebih dulu, kini terangsang lagi. Penisnya dikeluarkan dari celana dan mulai mengocok, begitu pula Rico dan pak Beben. Kedua tangan bu Meliana mencengkram kasur lantai itu dengan dua tangan, kepalanya terus menggeleng ke kanan dan ke kiri, pergumulan hebat antara otak dan nafsu dalam dirinya. Jodi terus berteriak seperti orang gila merasakan nikmat. Sementara pak Beben membuka ikatan mulut bu Meliana kemudian mengarahkan penisnya pada mulut indah bosnya. Menggesekkan di bibir sensual itu sambil mendesah

    “ayo issep dong bu.. sshhh”

    penisnya mengeras mengeluarkan cairan bening. Bu Meliana memalingkan muka ke kiri, namun di sebelah kiri, ada penis Rico juga sedang menunggu persis di depan wajahnya.

    “Ka ka.. kali ian ba.. ji. ingan!” Lirih bu Meliana nadanya terputus karena genjotan Jodi.

    Terpaksa juga akhirnya penis Rico yang beruntung berhasil membobol mulut bu Meliana. Rico merasa enak sangat, penisnya masuk di mulut bos cantiknya. Terasa hangat dan sentuhan lidah, gigi. Terasa nikmat.

    “Aghh.. enak bu.. enakk” desah Rico sambil memejamkan mata dan menahan kepala bu Meliana supaya tidak melepaskan penis dari mulutnya.

    Beberapa saat kemudian pak Sawan menahan Jodi untuk ganti posisi.

    “Tahan Jod.. bentar” sambil menarik pelan tubuh Jodi sehingga penisnya terlepas dari vagina.

    Mereka semua berpikiran sama menikmati bu Meliana bersamaan.

    pak Beben berseloroh, “indahnya berbagi..” sambil menyengir lebar.

    Posisi pak Beben terlentang di kasur lapuk itu, lalu bu Meliana digotong ditelentangkan di atas tubuh pak Beben. Jodi tetap melakukan posisi misionaris, di hadapan bu Meliana, penisnya dimasukkan lagi ke dalam vaginanya. Pak Beben yang tertindih tubuh montok bu Meliana semakin buas. Pantat bu Meliana yang besar dan montok menekan penisnya.

    “Aghh.. enak banget bokong lu bos…” sambil berusaha memasukkan penis ke liang dubur bosnya.

    Belum sempat bu Meliana bersuara, mulutnya kembali disodok oleh penis Rico. Sambil mencengkram pipinya agar tetap pada posisi mengoral penis Rico. Bu Meliana mulai terhanyut dalam buasnya nafsu para bawahannya ini. Bau tak sedap dan apek di gudang itu mulai kalah oleh nafsunya yang makin memuncak. Tidak lama kemudian Jodi sudah ejakulasi. Dia teriak seperti orang hutan.

    “Argghh… hohhh… hohh” matanya membelalak, tubuhnya menegang, air maninya deras menyemprot liang vagina bu Meliana.

    Sementara pak Beben yang dibawah tubuh bu Meliana terus menggenjot dan Rico terus menyodok penisnya. Bu Meliana sudah terhanyut menikmati dirinya tenggelam dalam hinaan dan nista. Walaupun merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya, ia mencoba menikmati. Jodi setelah ejakulasi, badannya terhiyung ke belakang dan terjatuh.

    “Hahahha… mantaappp Jodiii…” teriak pak Sawan.

    Jodi seketika lemas dan tiduran di lantai kehabisan tenaga. Lalu pak Sawan segera mengambil alih posisi Jodi tadi. Penisnya segera dimasukkan ke vagina bu Meliana..

    “Bu.. satu lagi nih.. kangen..” sambil menenggelamkan penisnya ke mulut vagina yang sudah basah dan licin itu. namun hebatnya liang vagina itu masih terasa menjepit hangat walaupun tidak sesempit awal diperkosa. Pak Sawan mendesah mengejek

    “aduhhh… enak banget memek cina” sambil menyodok penisnya dalam-dalam.

    Pak Beben yang berada dibawah tubuh bu Meliana menciumi leher putih mulus itu. Kedua tangannya meremas payudara bu Meliana dari belakang sambil terus mengucapkan kata-kata kotor yang dibisikkan dekat telinga bu Meliana..

    “Enakk kan bu.. kontol kita orang.. sshhh..” sambil menggoyang tubuh montok itu di atas dirinya.

    “Lobang pantat lo juga nikmat lho bu.. shhh ahh”

    Bu Meliana hanya terdiam karena mulutnya penuh dengan penis Rico.

    Pantat bu Meliana yang besar terasa empuk dan kenyal di pangkal kemaluan pak Beben. Kadang penis pak Sawan dan pak Beben bersentuhan saat menggenjot, karena jarak lubang kenikmatan yang berdekatan itu. Beny hanya berdiri menonton saja. Dirinya menunggu giliran sambil mengocok penisnya. Sambil melihat Aldo, bertanya.

    “Kok lu ga ngewe sih Do?”..

    Aldo masih terus merekam sambil mendekat Beny.

    “Gua udah pernah perkosa bu Mel sebelumnya” sambil menyengir.

    Beny terkaget.. “hah!? Kok bisa? Kapan Do? ” tanyanya hampir tak percaya.

    Aldo menjawab..” di rumahnya waktu gua masih kerja sama orang masang CCTV di rumahnya”.

    Beny masih terbengong, lalu Aldo menyeletuk.

    “lu pikir gimana gua bisa masuk kerja di sini?” Seraya tertawa tergelak.

    Tiba-tiba Rico berteriak sambil mengejang.

    “Ahhh. Anjing.. gw mau keluar… gw mau keluar!” Sambil menjambak rambut bu Meliana.. penisnya dikeluarkan dari mulut bos nya.. dan diarahkan ke wajahnya. Kemudian air mani Rico menyemprot hidung, mata, dahi bu Meliana tidak beraturan.

    “Ahh… anjing! Enak bangeett” desah Rico sambil terus mengocokkan penisnya.

    Disusul kemudian pak Beben.. “arghhh… nikmattt banget sih lu, cina” lirihnya menikmati ejakulasi di dalam dubur wanita berkelas itu.

    Bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah “ughh.. shhhh”.

    Rico kemudian duduk di pinggir ruangan, lemas, mengatur nafas. Lalu pak Sawan menarik bu Meliana ke sudut ruangan seolah kini tubuh bosnya itu sekarang adalah miliknya seutuhnya. Pak Sawan mendorong bu Meliana ke tumpukan kardus di sudut ruangan itu, lalu mulai menghujamkan lagi penisnya dari belakang dengan posisi dogy style. Kedua tangannya memegang pinggang bu Meliana yang sintal. Payudara terlihat dari samping terjepit antara kardus dan tubuh pemiliknya terlihat kenyal dan menggemaskan. Sesekali pak Sawan menampar pantat besar mulus itu hingga memerah. Bu Meliana hanya mendesah “aghh..!” setiap kali ditampar, pantat besar itu bergoyang. Sambil terus menggenjot pak Sawan mengeluarkan kata kasar sambil mendesah.

    “Ahh shhh. Memekk ibu enak banget.. shhhh”

    Tangan kanannya meraih rambut bu Meliana dan menjambak seperti koboi yang menunggangi kuda dan menarik tali kekang.

    bu Meliana yang sudah terhanyut dalam nafsu tabu ini juga meracau..

    “Aghh.. bang.. bangsat ka kalian…” terbata-bata oleh genjotan pak Sawan.

    “Puas ka.. kaliannn… mem.. per perkosssa sa saya..”

    “Puas bu.. sshhh… ahh.. enak banget sih memekk mu.. sshh.. ahh” balas pak sawan merem melek sambil menggenjot.

    Tangan kiri pak Sawan meraba paha putih montok itu sambil meremas, tangan kanannya kembali memegang pinggangnya yang kecil. Seluruh daerah tubuh bu Meliana dijamah dengan meremas.

    Jodi, Rico, dan pak Beny tak disangka telah ketiduran di lantai. Karena kelelahan dan mabuk. Setelah 10 menit, pak Sawan mulai klimaks, mencabut penis dan menarik lengan bu Meliana agar berbalik badan. Menyuruhnya jongkok. bu Meliana tidak sadar menuruti saja. Lalu disemprotkannya air mani itu ke buah dada bu Meliana sambil mengoleskan penisnya di payudara putih mulus itu. Sesaat penis dioleskan, masih ada dua kali semprotan air mani terakhir membasahi leher dan dada bosnya.

    “Sshh ahhh… enak banget mekmekk lu bos.. sumpah.. shhh ah”. Desah pak Sawan sambil mengocokkan penis yang sudah ejakulasi.

    Saat itu Aldo sudah tidak ada di ruangan. Entah kemana.

    Bu Meliana sudah sangat lelah, tubuhnya berantakan tidak karuan, air mani pada wajah, rambut, dada, leher, payudara, lengan karena bekas semprotan. Beny ingin menyetubuhi lagi namun agak jijik dengan air mani di tubuh bu Meliana. Sehingga Beny hanya menyuruh bu Meliana melakukan oral pada penisnya. Awalnya bu Meliana agak menolak, namun akhirnya dilakukan juga walau kelihatan terpaksa. Posisinya bu Meliana duduk di lantai menyandar tembok, dan Beny berdiri di hadapannya, kedua tangannya menahan tembok seperti hendak push up. Bu Meliana mulai membuka bibirnya lidahnya keluar menjilat ujung kepala penis Beny.

    “arghh.. ssshhhhh” Beny terasa luar biasa merasakan nikmat.

    Cerita Seks Selingkuh | Karena bu Meliana mungkin merasa horny juga. Mengulum penis Beny dengan lembut, bibirnya rapat mengunci celah di pinggiran sekeliling penis lalu bergerak menyedot maju mundur perlahan. Lidahnya menjilat bagian bawah batang penis di dalam mulutnya. Sesekali terdengar liur menelan ludah di dalam mulut bu Meliana. Kedua tangan bu Meliana berpegangan pada paha Beny.

    “Ahh.. shhhh.. enak bu… shhh.. enakk”. desah Beny terus menerus.

    Beny menggoyangkan sedikit pantatnya maju mundur agar penisnya bermain dengan gerakan mulut bu Meliana. Tidak sampai 7 menit, Beny berteriak sambil berbisik.

    “Sshhh… mau keluarr bu.. shhhh”.

    Tangannya memegang kepala bu Meliana menahan agar penisnya tetap di dalam mulut dan air mani Beny keluar banyak di dalam mulut bos nya.

    “shhh.. agghhh.. shhhh” Beny terus mendesah selama air maninya menyemprot.

    Bu Meliana agak gelagapan dengan air mani Beny yang terus menyembur. Setelahnya, Beny mencabut penis perlahan keluar dari mulut bu Meliana sampai cairan kental membentang jarak antara kepala penis dan bibir mungil itu seperti keju mozzarella.

    Lalu Beny tiduran dekat tumpukan kardus sambil mengatur nafas. Mereka semua mabuk dan kelelahan, semua tidur di gudang itu bersama-sama. Hanya bu Meliana yang tidak bisa tidur. Mereka tidak perduli pada bu Meliana, karena semua yakin bahwa bu Meliana tidak akan menceritakan aibnya sendiri. Akhirnya bu Meliana pergi keluar gudang sendirian menuju kamar mandi membersihkan diri dan pulang. Dirinya sudah tidak ada semangat hidup lagi namun ada keganjalan. Ya.. libidonya menimbulkan candu dalam hatinya

  • Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film


    1134 views

    Perawanku – Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari
    USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich
    biasanya dipanggil seperti itu.

    Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman
    sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah
    melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

    Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang
    berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu,
    secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering
    melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

    Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,
    sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

    “Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.

    “Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

    “Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”. Agen Obat Kuat Pasutri

    “Okelah!”, kataku.

    Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk
    pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan
    tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy
    mau juga pergi.

    “Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

    “Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

    “Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.
    Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,
    dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

    Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku
    mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan
    tergerai tanpa hiasan apapun.

    Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu
    terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi
    sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

    “Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

    Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
    dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
    “Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

    Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
    sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

    “Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani
    nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

    “Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,
    ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

    Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
    Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

    “Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

    “Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    “Seksi nggak?”.

    “Lha.., ya.., jelas dong”.

    “Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu
    gimana?”.

    Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan
    tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.

    Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan
    Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada
    saya.., aman kok!”.

    Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa
    menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue
    film.

    Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,
    rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan
    pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

    Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,
    maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat
    terangsang!”.

    “Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar
    dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

    “Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
    Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan
    senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

    Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong
    my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

    “Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,
    saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau
    begitu tidak rela aku.

    Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-
    cepat menambahkan,

    “Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
    “Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.

    Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai
    kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat
    halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
    keringatnya lebih banyak keluar.

    Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari
    duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera
    berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
    Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.

    “Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang
    makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung
    Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

    Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya
    terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit
    pundaknya.

    Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,
    dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi
    panjang tersebut.

    Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan
    kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua
    bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.

    Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,

    “Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan
    atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.

    Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu
    berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan
    Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

    Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,
    aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di
    sampingku.

    Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok
    Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya
    sedang mengerjai wanita mungil.

    Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari
    tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,
    aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

    Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy
    telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.

    Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya
    yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
    membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka
    dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.

    Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard
    menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan
    matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian
    yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.

    Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari
    Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting
    susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

    Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus
    berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
    melepaskan bajuku sendiri.

    Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus
    seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah
    mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.

    Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku
    langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
    teknik yang lain dari lain.

    Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara
    kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

    Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah
    vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

    Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan
    dengan suara keras,

    ” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya
    menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat
    bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,

    “Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat
    Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas
    sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy
    yang sudah terpentang dengan lebar.

    Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard
    sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua
    tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’

    Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
    dan dari mulutnya terdengar erangan,

    “Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot
    penisku.

    “Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan
    ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan
    hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia
    mencapai organsme.

    Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
    lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih
    jauh.

    Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini
    telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi
    sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

    Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak
    Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang
    lebar.

    Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang
    berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang
    kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

    Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan
    Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata
    Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.

    Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung,
    pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

    Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun
    penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar
    Richard berkata perlahan,

    “Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-
    geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke
    arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat
    seakan-akan menahan kengiluan.

    Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang
    telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.

    Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over
    size, langsung saja Nindy berteriak kecil,

    “Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,
    mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.

    Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir
    kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat
    terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.

    Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat
    besarnya kemaluan Richard.

    Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah
    menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

    “aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,
    sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

    Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di
    pungung Richard.

    “Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”,
    sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke
    dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

    Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy
    meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
    erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

    Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,
    sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam,
    masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.

    Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.
    Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah
    pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.

    Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih
    dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat
    menggeletar,

    Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,
    “Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan
    memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

    Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
    mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke
    atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.

    Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit
    Nindy sambil bertanya lagi,

    “Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata
    terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

    “aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat
    Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam
    pelukannya.

    Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan
    panjang,

    “Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada
    pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy
    terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun
    itu.

    aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh
    penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

    “Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama
    dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan
    Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku
    hendak menerobos masuk.

    “Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos
    liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

    Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan
    gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan
    penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa
    liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

    “Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

    “Ayo Dik.., terus”.

    “Enakk.., eemm.., mm!”.

    Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,
    yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

    “mm..”.

    Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan
    sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

    “Nih.., Lill.., terima yaa”.

    Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian
    dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan
    maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.

    Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat
    maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan
    kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
    “..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

    Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan
    erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa
    yang baru kami alami.

    Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan
    isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati
    penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping
    Lillian.

    Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya
    telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard
    terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.

    Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan
    sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari
    ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas
    apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

    Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua
    kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil
    memegang belakang kepala Nindy.

    Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut
    Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
    Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

    Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat.
    Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong
    sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam
    kemaluan Nindy.

    Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard
    menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat
    seperti anak kecil dalam gendongan Richard.

    Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard.
    Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan
    tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.

    “Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat
    dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

    Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan
    didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard
    memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.

    Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan
    Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.

    Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur,
    setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di
    pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis
    Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

    Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas
    dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi
    yang paling disukai oleh Nindy.

    Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong
    penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua
    penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.

    Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
    “aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik
    ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan
    mengikuti arah badan Nindy bergerak.

    Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan
    sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai
    meremas-remasnya.

    Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari
    mulutnya terdengar,

    “Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis
    pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya
    ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.

    Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat
    penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya
    yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke
    sudut-sudutnya.

    Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.
    Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di
    sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan
    penis Richard ke vaginanya.

    Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy.
    Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat
    dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.

    Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan
    ke dalam lubang pantat Richard.

    Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan
    cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,

    “Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,
    Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya
    terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.

    Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil
    kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,
    sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

    Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy
    yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan
    memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.

    Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela
    selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis
    Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.

    Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat
    bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • PACARKU YANG BINAL INGIN ML SAMBIL DITONTON OLEH TEMAN-TEMANNYA

    PACARKU YANG BINAL INGIN ML SAMBIL DITONTON OLEH TEMAN-TEMANNYA


    1584 views

    Cerita Sex ini berjudulPACARKU YANG BINAL INGIN ML SAMBIL DITONTON OLEH TEMAN-TEMANNYACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku punya pacar namanya Cynthia. Terus terang saja, seumur hidup aku belum pernah ketemu wanita yang lebih cantik daripada Cynthia. Semua orang yang kenal dia mengakui kalau dia itu yang paling cantik, pokoknya kecantikannya absolut.

    Selama pacaran aku dengan Cynthia sudah peluk-pelukan, cium-ciuman baik pipi maupun bibir, nonton, ke pesta, semua sudah kecuali satu, aku belum pernah melihat kemaluannya. Terus terang seumur hidup (waktu itu lho) aku belum pernah melihat kemaluan cewek itu seperti gimana, gambar sama film porno tidak pernah aku lihat, apalagi yang aslinya.

    Suatu kali Cynthia merayakan ulang tahunnya sama teman-temannya di villanya yang mewah di Puncak, tentu saja Aku diundang. Dengar punya dengar, ternyata Cynthia ini ditaksir sama laki-laki sekelasnya. Sialan nih anak, pikirku, apa dia nggak kasih pengumuman kalau aku ini pacarnya? sudah gitu dia itu ngenalin aku ke teman-temennya sebagai “kakak”-nya.

    Aku omongin hal ini ke Cynthia saat di pesta itu juga, tentu saja pas lagi berdua di kamar ganti pakaian, Cynthia merasa bersalah tapi eh…, rupanya dia sudah punya rencana untuk memproklamasikan kalau aku itu pacarnya, sekaligus bikin cemburu teman-teman sekelasnya he.., he.., he…, ada-ada juga nih cewek.

    Ketika aku temui di kamar ganti dia memakai pakaian mirip piyama. Aku belum sempat tanya-tanya Cynthia menyuruhku memakai pakaian yang serupa, tentunya versi laki-laki sambil memesan kalau di balik pakaian itu jangan pakai apa-apa lagi (jangan pakai pakaian dalam), katanya dalam rangka “proklamasi” percintaan kita ke anak-anak…, hehehe..

    Aku buru-buru pakai “piyama” (sebut saja demikian yah…, soalnya nggak tahu namanya) itu tanpa tanya-tanya lagi dan segera menghampiri Cynthia yang sudah siap di depan lilin dengan semua anak lain pada acara tiup lilin.

    Aku berdiri di belakangnya, Cynthia mengalungi kedua tanganku ke dadanya…, ya ampun…, rupanya dia tidak memakai pakaian dalam juga, pikirku. Pelan-pelan aku ereksi sudah nggak tahu Cynthianya merasakan nggak, habis begitu dia tiup lilin, pada tepuk tangan, singkat cerita, dia memberi “sambutan singkat”.

    “Sambutan”-nya itu antara lain Cynthia mengucapkan terima kasih ke teman-teman yang sudah memberi perhatian kepadanya, tapi pada akhirnya dia memilihku (Andri) sebagai kekasihnya. Wow…, ereksi berat deh aku… tapi jangan khawatir, katanya, buat teman-teman yang sudah memberi perhatian, Cynthia punya “sesuatu yang lain” buat mereka.

    Habis itu dia mengundang tiga teman laki-laki sama tiga teman wanitanya ini kebetulan saja tiga sama tiga. Aku diberi tahu bahwa tiga teman prianya itu adalah yang sudah terang-terangan “menyatakan cinta” kepadanya, dan tiga teman cewek itu adalah sohib-sohib terbaiknya. Sebenarnya banyak juga sih teman-teman yang lain yang suka kepadanya, cuma mereka tidak berani atau belum menyatakan.

    Cynthia mengajak aku dan enam temannya itu ke kamar tidur, menutup pintu dan dia mengajak aku berbaring di sana, di depan keenam temannya itu. Aku dasar orangnya “to the point” tidak banyak tanya atau protes, Aku disuruh memeluk dan mencium bibirnya, ya aku ikuti saja permintannya.

    Cynthia si pacar binal merapatkan badannya ke tubuhku sambil “Ehh… Ehh… Ehh…”, teman-teman ceweknya mukanya sudah pada merah cekikikan semua…, terus tangannya membimbing tanganku masuk ke “piyama”-nya, membelai-belai dadanya…, turun…, turun…, melepaskan tali “piyama”-nya…, turun lagi…, astaga…, dia menarik tanganku…, mendekap kemaluannya…

    Aku langsung kena tegangan tinggi deh waktu itu, piyamanya sudah seperempat terbuka, tanganku sudah di dalam. Aku peluk tubuhnya, cium pipinya, antara sadar dan tidak sadar aku teriak, “Cynthia…, Aku pengin lihat kemaluanmu…, Biarkan aku melihat alat kelaminmu…!!”.

    Cynthia buru-buru “menutup” lagi piyamanya, meninggalkan tanganku di dalam, “terkunci” oleh kedua tangannya. Kulihat teman-teman prianya pada melotot semua mulutnya kebuka, demikian pula teman-teman ceweknya, mukanya pada merah pada ketawa cekikikan malu.

    Kaki Cynthia si pacar binal digerak-gerakan ke depan, dibimbingnya tanganku mendekap dan menggosok-nggosok kemaluannya lagi yang sudah basah, kaki dan badannya menggelinjang ke sana ke mari keenakan. Semakin aku berusaha membuka piayamanya semakin dia “mengunci”-nya rapat-rapat.

    Akhirnya tanganku berhasil “melepaskan diri” dari tangannya…, tapi masih di dalam, aku berusaha kuat membuka piyamanya, kalau perlu sampai robek, sampai akhirnya dia “kalah” dan kebuka deh tubuh kewanitaannya lengkap dengan buah dadanya yang ranum itu dan tentu saja… kemaluannya!!!

    Teman-temannya pada teriak semua…, aduh…, baru sekali itu sudah aku melihat tubuh wanita lengkap dengan alat kelaminnya…, Cynthia menggelepar di sana…, “ditangkap”-nya badanku, dilepasnya tali piyamaku, dimasukkannya tangannya ke dalam piyamaku dan…, di kocok-kocoknya alat kelaminku (dia sudah “mengerti”).

    “Aduhh…, Enak banget…” pikirku. Teman-temannya pada ketawa semua, akhirnya di keluarkannya alat kelaminku…, teman-teman ceweknya pada teriak semua dan tertawa terpingkal-pingkal…, sedangkan teman-teman prianya semakin melotot, membuka mulutnya lebar-lebar dan menahan nafas, seolah tidak percaya pada apa yang mereka lihat.

    Digosok-gosokkannya kepala alat kelaminku ke permukaan alat kelaminnya…, dibukanya piyamaku dan dipeluknya aku…, aduhh…, Aku tidak tahan lagi deh…, antara sadar dan tidak sadar Aku teriak lagi, “Cynthia…, Aku pengin bersetubuh denganmu…”. Dikuncinya bibirku rapat-rapat oleh bibirnya, dia melumat-lumat mulutku, aku berontak sebentar buat teriak lagi,

    “Cynthia…, Biarkan aku menyetubuhimu…”.

    Cynthia si pacar binal memasukkan batang kelaminku ke dalam alat kelaminnya. “Astaga! mereka bersenggama!” teriak salah seorang temannya. Aku sudah di antara dua dunia gitu tidak peduli lagi birahiku menjadi-jadi, bibirku terus dilumat-lumat, badan dan kakinya menggelepar-gelepar kenikmatan,

    demikian pula dengan kaki dan badanku antara sadar dan tidak sadar aku merasakan seluruh batang kemaluanku sudah terbenam ke dalam tubuhnya. Tubuh Cynthia si pacar binal terus mendekap tubuhku meminta lebih dalam lagi seperti anak singa yang sedang kelaparan meronta-ronta terus menyatukan tubuh kami berdua.

    Akhirnya aku sudah tidak dapat menahan lebih lama lagi, aku teriak, “Cynthia…, biarkan aku menyemburkan air maniku ke dalam tubuhmu…” belum sempat dia menjawab, akhirnya…, creett…, creett…, creett… tersemburlah semua air maniku ke dalam tubuhnya…

    Aduh nikmat sekali…, teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal…, aduh nikmat…, akhirnya lemaslah tubuhku dan tubuhnya… sebentar kemudian pelan-pelan kucabut kelaminku yang melemas…, air maniku mengalir keluar tubuhnya bersama dengan air wanita dan darah keperawanannya…, nikmat sekali.

    Lama kemudian kami bisa mengatur nafas lagi seperti tidak peduli akan sekeliling kami dia mengajakku ke kamar mandi untuk “”taking shower” membersihkan tubuh kami dari sisa-sisa sperma, air wanita dan darah keperawanannya.

    Cynthia si pacar binal menghubungi pembantunya lewat interkom untuk mengganti sprei tempat tidur yang basah, setelah bersih kami berdua keluar dengan “piyama” yang baru. Keenam temannya itu satu persatu meninggalkan ruangan, sisanya entah tahu atau tidak apa yang terjadi aku tidak terlalu peduli dan kamipun tidur pulas berpelukan dalam kenikmatan capai dan lemas.

    Akhirnya teman-temannya pamit pulang pada “ketua panitia” yang menyusun acara itu dan kami tertidur sampai sore dan akhirnya kami berdua pun pulang kembali ke Jakarta.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Burung Adik Iparku

    Cerita Sex Burung Adik Iparku


    762 views

    Perawanku – Cerita Sex Burung Adik Iparku, ‘Halo’, kataku menyambut telepon.

    ‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.

    ‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.

    ‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

    Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

    Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

    Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

    Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

    Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

    Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

    ‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.

    ‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

    ‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

    ‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

    ‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

    ‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

    ‘Sekarang bulan apa kak?’

    ‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

    ‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

    ‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

    ‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’

    ‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

    ‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

    ‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

    Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

    ‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.

    ‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.

    Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.

    ‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..

    ‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur.

    ‘Janji ya maa..’

    Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

    ‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

    ‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

    Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

    ‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’

    ‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

    Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

    Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

    Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

    Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

    Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

    ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

    Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

    ‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

    OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

    14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi .. pikirku.

    Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..

    Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.

    ‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.

    Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

    Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

    (Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

    ‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

    Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..

    Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

    Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.

    Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

    Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

    Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

    Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

    Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ada Maksud Lain

    Cerita Sex Ada Maksud Lain


    1323 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Ada Maksud LainCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Keluarga kami sungguh bahagia karena bagiku sudah sempuran aku mempunyai suami yang menyayangi diriku dan anak yang sudah besar, anakku sudah ada yang masuk SMA dimana umurku yang sekarang berkepala 4 , anakku yang SMA namanya Andri , temannya sering diajak maen kesini kadang juga ada yang menginap dirumahku, ada satu temannya yang paling rapat dengan anak saya, namanya Miko.

    Mereka sekelas dan dari SMP kelas 1 memang sudah berteman. Miko ini sangat sopan kepada saya, dia selalu panggil saya Tante. Saya juga kenal baik ibu Miko yang rumahnya satu condo dengan saya. Walau Andri sedang keluar, Miko masih tetap suka juga datang dan ikut nonton TV, atau malah numpang istirahat di kamar Andri.

    Walau Miko sangat sopan, tetapi saya juga maklum, bahwa di usia yang abg ini, dia mesti sedang mekar-mekarnya dan mencari tau mengenai lawan jenis. Saya kadang-kadang bercanda juga sama dia mengenai soal punya pacar, tetapi dia cuma nyengir dan senyum malu.

    Katanya kalau anak-anak perempuan SMA sih payah, tidak menarik. Kalau udah gitu kita jadi saling bergurau, walau tetap sopan. Di rumah saya biasa pakai daster panjang yang sampai di bawah lutut. Sopan deh pokoknya.

    Yang saya tak menyadari adalah Miko memiliki perasaan tertarik ke saya. Mungkin karena kita sering ngobrol di apartemen, ada Andri atau tidak ada Andri, Miko dan saya tetap saja masih juga ngobrol. Entah ya, mungkin dia pikir tingkah laku dan cara saya ngomong elegan gitu (maklum kan ibu-ibu mesti elegan). Dia sangat memperhatikan saya. Saya sih senang saja diperhatikan.

    Walau saya awalnya tidak curiga bahwa perhatian Miko itu ada makna yang lain. Tetapi lama-lama saya rasa dia sering memperhatikan gerak gerik saya dari ekor matanya, dan kalau saya pandang balik, dia pura-pura melihat ke arah lain. Apa dia mulai memperhatikan tubuh saya? Agen Judi Bola Terpercaya

    Walau saya sangat terhormat di lingkungan kami, dan di antara ibu-ibu. Tiada orang yang tahu bahwa saya sangat suka browse internet dan terutama membaca cerita-cerita yang erotik. Jadi kalau untuk member-member DS sih mesti udah maklum dak kebayang deh bagaimana imajinasi dan lamunan saya akibat didikan DS. Di DS, yang saya suka itu baca cerita seru dan kadang-kadang es-lilin.

    Balik pada cerita saya, saya pun mulai juga mikirin si Miko ini, dan menebak-nebak apa yang ada di dalam pikiran dia. Nah, episode yang berikut ini menyadarkan saya apa yang tengah terjadi.

    Suatu hari Miko main ke rumah dan biasa ngobrol dengan Andri dan saya di ruang tamu. Saya kebetulan minta Andri pergi untuk beli sesuatu keluar. Walau diajak, Miko menolak untuk ikut dengan alasan males badan lagi capek. Jadi sambil beresin rumah, saya ngobrol dan bergurau dengan dia. Lagi-lagi terasa betapa intensnya cara dia ngomong ke saya dan juga cara dia memandang.

    Sekitar pukul 5 sore, sesuai dengan kebiasaan harian, setelah beres-beres saya mandi. Kebetulan saja saya mandi di kamar mandi dekat dapur, bukan di ruang tidur utama (istilahnya master bedroom). Tiba-tiba selintas saya melihat kelebat bayangan di celah pintu kamar mandi yang retak kecil pada sambungan papan di pintu bagian bawah.

    Rasanya ada yang mengintip. Kalau ada yang ngintip mungkin bisa keliatan kaki saya bagian bawah sampai lutut dan paha bagian bawah saya. Tapi siapa? Bukankah di rumah hanya ada Miko, lagi pula dia kan pemuda yang sopan.

    Ah, mungkin hanya kebetulan. Saya balik lagi meneruskan mandi. Saya bersihkan seluruh tubuh. Tiba-tiba saya melihat lagi bayangan tadi. Ah, ini pasti Miko. Tetapi hendak apa dia? Apakah dia sedemikian ngebetnya ingin buang air hingga menantiku dengan tidak sabarnya? Tiba-tiba bayangan cerita-cerita di DS menerpa, ah apakah memang dia tertarik pada saya dan menyimpan nafsu tersendiri? Apa ini bukan pertama dia mengintip saya sedang mandi. Atau jangan-jangan dia mengintip saya juga di kamar, atau tempat lain?

    Selesai mandi saya lihat Miko sedang duduk membaca majalah. Saya ke kamar, bukan untuk ganti baju, tetapi hanya menyisir di depan cermin saja. Lagi-lagi saya merasa diperhatikan dari balik pintu yang memang tidak saya tutup.

    Gerakan Miko di balik pintu tampak dari cermin saya. Saat saya keluar kamar ternyata Miko di sofa dan saya yakin dia hanya pura-pura saja baca majalah. Tiba-tiba saya teringat ada janji mau ketemu tetangga di condo, ada titipan dari kawan yang mesti saya ambil. Saya beri tahu Miko, saya akan ke tempat ibu Susi, dan balik kira-kira sejam, jadi tolong titip rumah.

    Sampai di apartemen bu Susi, ternyata terkunci karena sedang ke luar. Wah bisa-bisanya janjian tapi ditinggal pergi begini. Terpaksa saya balik lagi ke rumah, yang semula maunya balik sesudah 1 jam, ini baru 15 menit sudah sampai rumah lagi.

    Walau pintu dikunci, saya tau Miko ada di dalam. Andri pastilah belum sampai rumah lagi. Saya buka dengan kunci saya sendiri pelan-pelan, dan masuk ke dalam. Karena di ruang tamu tidak ada orang, saya yakin Miko mesti di kamar Andri anak saya, mungkin main computer seperti kebiasaan mereka.

    Di luar pintu kamar, saya mendengar suara menderit-derit krek, krek, krek, berulang-ulang. Saya jadi ingin tahu, saya buka perlahan pintu kamar Andri. Kamar-kamar di tempat saya memang tidak berkunci, kecuali pintu masuk dan pintu master bedroom.

    Pintu terbuka sedikit dan saya bisa melihat ke dalam dari celah sempit itu. Dan di dalam Miko sedang duduk di bangku computer. Celana panjangnya telah turun dan teronggok di lantai dibawah bangku. Celana dalamnya tak tampak lagi. Posisi Miko menyamping dari saya tapi karena jaraknya yang sangat dekat ke pintu, saya dapat melihat semua dengan jelas.

    Sekarang ini mata Miko tertutup rapat dan bernafas berat, dengan kaki membuka, dan tangannya mencengkeram erat batang anunya yang sedang tegak berdiri. Suara krik krik krik bangku terdengar karena irama tangannya yang mengocok batang keras itu berirama.

    Selain dari gambar es lilin di internet, selain milik suami, saya tidak melihat lagi lelaki telanjang secara langsung. Dan tiba-tiba sekarang saya melihat pemuda abg yang sedang terangsang berat. Batang tegang Miko yang tengah dia remas keras-keras itu tampak panjang, kira-kira 12-13 cm berukuran langsing, dan tampak agak melengkung sedikit.

    Kulit batangnya tampak kemerahan karena Miko memang putih kulitnya. Kedua kulit kantung telurnya tampak bersih tidak berambut. Ada sedikit rambut halus dan jarang di daerah pubicnya. Saya bisa melihat kepala batangnya berlumuran dengan air mazi bening, dan tampak merah keras berkilat.

    Dari tempat saya mengintip, saya bisa melihat sedikit pada layar computer dan melihat gambar seorang perempuan bule yang sudah dewasa (ibu-ibu) sedang melakukan oral sex mengisap penis pemuda bule. Batang pemuda bule itu sudah tampak tidak tegang lagi dan diisap seperti lollipop.

    Muka wanita bule itu berlumuran mani si pemuda. Saya heran, kenapa Miko onani dengan melihat perempuan dewasa dan bukannya perempuan muda. Tiba-tiba terbukalah pikiran saya. Selama ini Miko tak menyukai anak perempuan SMA karena dia lebih mengagumi perempuan dewasa. Dan itu sebabnya dia sangat memperhatikan saya.

    Terdengar oleh saya, Miko menggumam sambil terus meremas dan mengocok batangnya. Walau tidak jelas yang dibisikkan, tapi sepertinya dia menggumam,

    “Auh tante, jilat terus, remes dan jilat. Isep sampai Miko keluar mani tante”.

    Saya kurang pasti, apa yang dikatakan, karena memmang nggak jelas. Saya lihat pinggulnya mulai naik turun di atas bangku yang diduduki. Sebagai wanita dewasa yang sudah berpengalaman, saya tahu dia mesti sudah hamper-hampir memancurkan air maninya.

    Saya rasa sedikit tak enak hati mengintip macam ini, tapi saya tidak sanggup untuk mengalihkan pandangan mata saya dari batangnya yang merah dan basah ujungnya karena remasan-remasan yang kencang itu. Saya merasa daerah kemaluan di antara kedua paha saya mengecup-kecup dan kegatalan muncul di daerah itu. Saya yakin, kebasahan mulai terjadi di sana. Sama dengan efek yang terjadi masa saya membaca cerita di DS.

    Miko mulai terdengar mengerang keras. Dia onani dan berfantasi dengan bebas tak menyangka kalau saya sudah balik ke rumah dan menyaksikan pemandangan yang indah ini.

    Erangannya terdengar jelas, “Ya ya tante, isep air maninya, isep kepala kontolku tante, isep airnya ….. ahhhh…”.

    Sambil mengerang demikian, tiba-tiba dia muncrat dan memancar aliran ke atas. Pancrutan itu naik ke atas dan akhirnya jatuh lagi memancur ke bawah mengenai seluruh bagian perut dan daerah kemaluannya. Saya tidak pernah melihat pancrutan air mani yang demikian kencang. Tapi memang ini pertama kali saya melihat onani abg yang sedang mengeluarkan air maninya.

    Saat itu saya sudah panas dingin, kepala saya terasa mengambang. Meki saya terasa berdenyut dengan kegatalan yang melanda. Saya juga merasa bagian dalam lubang kenikmatan saya mulai mengembun dan menerbitkan kebasahan yang sangat. Tetapi pemandangan yang saya saksikan tak membuat saya beranjak pergi.

    Luar biasa sekali, walau telah mengeluarkan air mani, batang Miko tak juga menyurut lunak. Batang itu masih tampak keras dan diselimuti oleh kebasahan mani dan mazi yang ditumpahkan. Miko masih mengurut-urut lembut batangnya.

    Dia tampak merubah gambar di layar komputer, dan kini terpampang gambar lain lagi. Seorang pemuda Cina (atau Jepang) berbaring, dan seorang wanita dewasa (Jepang juga atau Cina) jongkok di atasnya dan memposisikan mekinya dan anusnya di atas muka pemuda yang tampaknya seperti sedang menjilati.

    Bagian mulut dan hidung pemuda tadi tampak tenggelam di dalam kerimbunan rambut memek si wanita. Sambil jongkok wanita tadi yang tampak sedang kenikmatan, juga memegang batang kemaluan pemuda tadi.

    Kembali Miko mengocok batangnya yang berlumuran mani itu. Batang itu sama sekali tidak mereda kekerasannya, panjangnya tetap tegar sepanjang 13 cm. Dan tampak berkilat karena cairan putih yang menyelimuti. Kepala batangnya tampak semakin merah. Miko mengocok sambil menjilati bibirnya, sedikit mani ia oleskan dari batangnya ke bibir.

    Sambil terus mengocok dan mengecap bibir Miko mengerang “Gimana jilatan Miko tante..? Enak tante? Aduh ah Miko mau liat memek tante? Jembutnya lebat mesti ya punya tante…? AH kocok juga punya ku tante?”

    Saya panas dingin dan tak kuasa menahan birahi, sedemikian dahsyat imajinasi pemuda ini. Sampai-sampai dia membayangkan meki saya seperti apa. Tak terasa jari-jari saya sudah menyelinap masuk ke dalam celana dalam. Kebasahan yang sangat terasa di sana.

    Jariku mulai membelai lipat-lipatan bibir bawah, menyebarkan kebasahan kearah kelentit yang terasa sangat sensitive dan gatal. Sambil jari tengah menggosok-gosok dan menekan celah-celah bibir bagian dalam meki, jempolku menekan dan menggosok-gosok batang kelentit.

    Birahi saya tak terbendung lagi. Kegatalan itu terus memuncak menimbulkan kenikmatan yang sangat di bagian dalam lubang memek. Saya terus onani sambil memandang onani yang tengah dilakukan Miko. Bau air mani terasa kuat dari batang berlumuran yang terus dikocok kencang.

    Puncak kenimmatan Miko dan saya datang hamper bersamaan. Saya mesti menutup mulut saya dengan tangan takut erangan dan desisan keluar dari mulut saya. Ledakan nikmat melanda, dan badan saya kaku sejenak menikmati terpaan-terpaan rasa nikmat bersumber dari dalam sepanjang lubang kenikmatan saya, menuju kelentit dan meyebarkan kenyamanan di seluruh tubuh. Terasa cairan merembes keluar dari dalam lubang saya. Ah kenikmatan yang luar biasa.

    Disusul kemudian oleh Miko yang tampak badannya menegang “Ah remes tante batang Miko…”, membayangkan aksi seperti di layar komputer.

    “Ah …. eh….”, dan kemudian tampak cairan sperma merembes ke luar dari lubang di ujung batangnya. Ada juga puncratan, tetapi tak sebanyak dan sekeras tadi.

    Saya buru-buru dengan perlahan ke luar dari rumah, menguncinya dari luar dan berdiri di luar pintu menenangkan diri. Saya turun dengan lift ke lantai bawah dan duduk di bawah untuk menenangkan diri. Untung juga saya tak menjumpai orang yang saya kenal. Saya mesti tampak pucat. Walau orang tak tahu, saya merasa pangkal paha saya lengket karena cairan meki yang keluar tadi sudah melai mengering.

    Sesudah ada lima menitan di bawah saya naik lagi ke atas. Memencet bel di pintu. Agak lama menunggu, akhirnya Miko membuka pintu dari dalam.

    “Ah tante sori lama, tadi Miko pas lagi di kamar mandi”, katanya nyengir sambil muka dia agak terlihat pucat. Ini mesti pucat karena capek onani tadi, saya mengatakan di dalam hati.

    “Sudahlah biar, tapi tante capek, mau istirahat”, saya cari alasan masuk ke kamar, takut dia melihat ada perubahan-perubahan penampilan saya.

    Miko juga pamit pulang karena sudah terlalu lama di apartemen saya.

    Di ranjang saya berbaring letih. Peristiwa tadi benar-benar mengganggu, baik fisik maupun mental. Saya mulai berpikir, mungkin Miko telah lama onani demikian sambil membayangkan saya. Semua erotisme yang terjadi tadi terus bermain di benak saya. Agen Sbobet Terpercaya

    Tapi kenikmatan dan ketegangan itu tak dapat meninggalkan pikiran saya. Apakah benar yang saya lakukan, kenapa saya malah menikmati peristiwa tadi, dan bukannya tersinggung dan marah. Mungkin terlalu banyak baca cerita erotik telah merubah saya.

    Ah sudahlah, biarkan yang telah terjadi tetap terjadi. Saya tak tahu bagaimana nanti kalau berjumpa lagi dengan Miko setelah melalui peristiwa ini dan tahu apa yang dipikirkan Miko tentang saya. Biarlah itu urusan nanti.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • the power off massage

    the power off massage


    1354 views

    Perawanku – Tidakkah Anda selalu ingin mengalami kenikmatan yang memuncak dari layanan pijat layanan lengkap, Fantasy Massage adalah hal terbaik berikutnya untuk berada di sana. Cantik, berpakaian minim wanita belaian, stroke, tarik dan gosokkan ayam keras dan basah cunts untuk orgasme di situs yang membuat Anda merasa seolah-olah Anda benar di sana di atas meja. Fantasi Pijat mencakup seluruh spektrum porno pijat juga, jadi setiap keinginan terpenuhi. Anda akan menikmati semua-gadis pijat erotis. tunggu apa lagi bosku :

  • Cerita Ngewek Merawanin Anak Orang yang Kusukai di Pinggir Pantai – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Merawanin Anak Orang yang Kusukai di Pinggir Pantai – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1279 views

    Perawanku – Waktu itu mau malam minggu, aku lagi gak ada kerjaan, aku pikir ngapain yah malam mingguan, jomblo, sendirian. Temen – temen aku pergi semua soalnnya sudah pada punya pasangan. Trus kepikiran sms Nina aja.Awalnya Cuma mau sms an, tapi keterusan dan di sms dia juga bilang sumpek, soalnnya bokap nyokapnnya lagi ke Surabaya.

    Jadi tinggal dia doang di rumah. Aku ajak dia jalan – jalan, aku ajak ke pantai Nusa Dua, soalnnya aku tinggal deket Nusa Dua dan lagi ga terlalu rame kaya di Kuta. Ga taunya dia mau – mau aja. Berhubung uda malam, katanya nanti pulangnya dia minta anter ke kost temennya aja, di Nusa Dua juga soalnnya rumahnya di Denpasar, jauh dari Nusa Dua. Aku bilang ya terserah. Sekitar jam 6.30 aku sampe di rumanya di Denpasar.

    Trus dia kluar bawa 1 tas kecil yang isinya perlengkapan dia buat nginep. Kita jalan dari rumahnya dan makan malam dulu di cafe di jalan By Pass (nama jalan menuju Nusa Dua). Abis puas makan malam, kita lanjut ke Pantai Nusa Dua, sampe di Pantai, kira – kira uda jam 8 malem.

    Seperti biasa, pantai Nusa Dua uda sepi banget, di pantai deket pintu masuk cuma ada 2 ato 3 pasangan yang pacaran, ada yang ciuman, ada yang rangkulan. Sambil becanda, aku ngegoda: “dari tadi ngeliatnya pasangan pacaran mulu, berarti malem ini kita juga pacaran dong”? “Yee… maunya” bales dia sambil senyum.

    Trus kita cari yang sepi dan kita mulai becanda, ngobrol, tidur – tiduran di kursi pantai. Malem itu, bintang banyak banget, kita becanda. Trus karena bosan tidur – tiduran, aku mulai ke deket air, awalnnya dia cuma ngeliatin aku jalan di pinggir air.

    Dari jauh aku liat dia sendirian aja, jadi aku lari ke arah dia dan narik tangannya. Kita akhirnya maen di pantai sambil lari – lari kecil, ketawa, becanda, pokoknya aku seneng banget. Trus dia tersandung dan mau jatoh, reflek aku nerima badan dia yang mau jatuh,tapi namanya pasir, aku pun berdirinya ga seimbang, akhirnya kita jatoh bersama, dan bibir dia kena di bibir aku.

    Udah jatuh, kita sama – sama diem, mungkin karena sama – sama kaget kali yah… waktu dia nindih badan aku, ngerasain toketnya ada di atas badan aku, anget, dan jantungnya berasa berdebar kenceng. Mungkin deg – degan juga dia.

    Trus dia bangun dan kita saling malu – malu dan dia bilang “Maaf ga sengaja.” Tapi aku langsung bilang “Ga apa, harusnya aku yang bilang maaf, soalnnya ga bisa nahan badan kamu”. Kita sama – sama bersiin pasir di badan kita masing – masing sambil berdiam diri gitu.

    Sambil bersiin pasir, aku ngelirik muka dia, mukanya jadi merah karena malu. Setelah kita ngerasa bersih, aku ngajak dia balik ke kursi pantainya, di kursi itu, aku ngelus pipinya dengan alesan ada pasir. Tapi dia malahan merem, mungkin dia menikmati elusan tangan aku.

    Mulailah aku deketin muka aku dan pas dia buka mata lagi, pas bibir dia beda 1 Cm ama bibir aku. Dalem hati aku bilang mati aku! tapi ternyata dia malah merem lagi… dan aku pun nerusin dan akhirnya bibir kita saling nempel. Dan dia sama sekali ga bereaksi, cuma merem aja.

    Sampe aku ngejilatin bibirnya pelan dan lembut (walo aga asin kena air laut…) terus dia buka mulut tiba – tiba, sehingga lidah aku masuk ke mulut dia. Dan mulai saat itu, lidah kitalah yang saling berkenalan dan bermain bersama. Tangan aku belom nakal, masih megang leher dan pipi dia, sedangkan tangannya diem aja.

    Setelah mulut kita terpisah, aku ngomong sama dia

    “Sorry, aku kelepasan, ga bisa…” Nina tiba – tiba nutup mulut aku pake tangannya.
    “Ga apa, aku juga menikmatinya kok, kamu uda jomblo berapa lama?”
    “Uda setaun-an, kalo kamu?” jawab aku
    “Aku belum pernah pacaran lagi… sebelum kuliah ga boleh ama mama”
    “Kalau gitu… kamu… mau ga… ng… jadi… teman hidupku…??? aku nembak sambil terputus – putus karena grogi banget.

    Dia ga bilang apa – apa, dia cuma ngedeketin mukanya lagi dan kita mulai ciuman lagi. Kali ini dia mulai ngasi rangsangan ke aku, tangan dia mulai megang tangan aku yang di paha aku. Tangan aku juga mulai megang tangan dia yang satu lagi.

    Sampe dia akhirnnya ngegeser tangannya, dan tepat diatas anu aku. Aku kaget, kok dia berani juga, ternyata dia ga sadar tangannya ada di atas anu aku. Namanya cowo, kalo anunya dipegang cewe, pasti reaksi… dia ngeliat apa yang bergerak, soalnya badan aku diem, cuma yang di tangannya doang gerak. Diapun kaget kalo dia uda pegang anu aku. Saat itu, tangan aku uda ngerangkul dia kaya ngajak pelukan, dan kita akhirnya pelukan sambil tiduran di kursi itu.

    Dia bilang: “kok anu kamu gerak sih? Terangsang yah?” tanpa bicara aku langsung buka celana, dan dia malu ngeliat punyaku uda ngeras dan besar. Dia bilang ini pertama kalinya dia ngeliat punya orang lain selain keluarganya. Dia reflek nutup muka dia pake1 tangan. Tapi tangan satunya aku pegang dan aku anter ke barang aku itu, aku bilang “Ga apa.” Dan dia akhirnya megang barang aku dan ngelepasin mukanya dari tangannya yang satu.

    Trus aku cium dia lagi. Kali ini tangan aku mulai ngegerayang ke punggungnya dia dan berhasil ngelepas BH nya dari belakang, sampe Bhnya jatuh keluar dari kaosnya. Trus aku mulai coba bukain kaosnya, awalnya ga dia ga mau, karena takut diliat orang.

    Tapi aku bilang kalo dipantai ini udah ga ada orang, apalagi uda kaya waktu itu, jam 11 malem. Akhirnya dia mau juga. Itu pertama kali aku liat dadanya yang mulus banget, putingnya masih merah-merah, sekelilingnya warna kulit kuning. Dan dia pun bukain baju aku sampe akhirnya aku yang bugil duluan. Sambil maenin toket dia dan ciuman, aku buka seleting celananya dan aku masukin tangan aku ke dalem CD nya, aku ngerasa dia pun uda mulai basah.

    Trus aku telanjangin dia dan aku mulai merawanin-nya, nikmat banget. Aku sekali lagi bilang dalem hati, untung banget, merawanin anak orang, orang yang aku suka lagi. Sampe akhirnya kita kira – kira orgasme 3 kali. Dan yang terakhir, aku orgasme, aku minta keluarin di dalem. Dan diapun ngizinin. Soalnnya dia juga lewat masa nya.

    Malem itu kita pulang ke kost aku, dia ga jadi nginep di kost temennya, tapi dikost aku. Di kost aku, kita juga maen lagi ampe jam 6 pagi. Kira – kirajam setengah 7 kita baru tidur, tentunya… sambil telanjang. Dia nginep 3 hari, soalnnya senin dia kuliahnya sore, sedangkan aku lagi masa training.

    Sejak aku merawanin-nya, kita bener – bener pacaran dan beberapa kali “maen” tapi sekarang uda putus, soalnya dia uda kerja di luar Bali.

  • Cerita Sex Kena Rayuan Threesome Dika

    Cerita Sex Kena Rayuan Threesome Dika


    1640 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Kena Rayuan Threesome Dika” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kali ini menceritakan pengalaman Sex pribadi dari seorang Pria bernama Dika pada saat dia masih kuliah dulu. Sungguh mujur sekali Dika ini, dalam satu tempo Dika bisa memperawani 2 gadis yang berstatus adik kakak ini. Kisah ini bisa terjadi ketika dika berkunjung dikos pacarnya yang bernama Lidya. Karena ketika itu mereka hanya berdua dikosan Lidya, maka terjadilah hubungan sex antara mereka berdua.

    Saking asiknya mereka melakukan hubungan sex, tidak diduga kakak dari Lidya datang dan mempergoki mereka yang sedang berhubungan sex. Singkat cerita kakak Lidya akhirnya-pun terjerat rayuan oleh dika dan merekapun melakukan hubungan sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Sebut saja namaku Dika, aku akan membagikan -ku yang pastinya seru dan dijamin bikin para pembaca sekalian Horny, hhe. Usiaku sekrang 30 tahun, aku Pria berkulit putih bersih, berpostur tubuh biasa ( tidak kurus dan tidak gemuk ).  ini adalah pengalaman pribadiku. Ketika aku kuliah di Solo aku mempunyai pacar yang berasal dari Jambi, dia bernama Lidya ( nama samaran). Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Beby.
    Saat itu dia masih sekolah di salah 1 SMU di Yogyakarta. Sebenarnya Lidya ini anaknya lugu dan baik hati. Namun dibalik keluguan Lidya itu, dia mempunyai nafsu sex yang luar biasa. Ketika itu setiap weekend aku selalu menyempatkan untuk mengunjungi Beby di kos-nya. Sebenarnya Kos-kosan Beby ini mempunyai aturan yang cukup ketat, soalnya kos-kosan Beby ini adalah kos khusus putri. Aturan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09.00-12.00 dan lanjut sampai 16.00 s/d 21.00.

    Pada hari minggu saat aku ke berkunjung kekosan Beby waktu menunjukan pukul 11.00, secara aturan aku hanya mempunyai waktu 1 jam di Kosannya dong. Walaupun ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu aku manfaatkan dengan baik untuk mencumbunya.
    Bahkan aku menjelajahi sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling bergumul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah.

    “ Mas Dika ke Kosnya Toni ya? ” tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
    “ Iya Beb, emang kamu mau ikut ? ” tanyaku.
    “ Nggak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya, ” jawabnya,
    Kemudian sejenak kami saling mepandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, dan tiba-tiba Beby-pun berkata,
    “ Emmm… Mendingan Mas nggk usah ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana ??? ” pintanya,
    “ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya ? ”
    “ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, biar Ibu Kos gak tahu! anggap aja Beby lagi tidur-kan beres? ” ucapnya,
    “ Ha… Gila lu Beb ! ” kataku pendek. Solaire99
    “ Mas Dika kan juga capek baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak bisa istirahat, paling juga bengong! ”
    Aku terdiam sejenak, benar juga yah ( pikirku).
    “ Benar nih gak takut sama Ibu kos? ”
    “ Siapa takut… ”

    “ Okelah, tapi ntar aku tak ke kamar mandi sebentar ”
    Sepulang dari kamar mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning kecoklat coklatan.
    “ Beby tutup pintunya ya Mas… ”
    “ Hemmm… ”
    Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau kehilangan aku.
    “ Aduh… ” tiba tiba aja dia bergumam.
    “ Ada apa? ”
    “ Kurang ajar nih semut gigit paha Beby ” ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
    “ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit paha Beby kok dia udah duluan… ”
    “ Emang mau gigit, tapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi… ”
    “ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu! ”
    “ Sini Mas Dika cium biar sembuh… ” jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
    “ Gombal… ”
    Sambil iseng aku lihat pahanya yang digit semut itu dan, mantap… Mulus juga nih paha batinku. Aku usap paha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku cium paha itu.
    “ Iihh geli Mas… ” Suara itu membuat ku birahi!
    “ Geli apa enak? ” bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.
    Dia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan menggerayangi pentilnya yang sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana dalamnya dan kugesek gesek kan pada Kewanitaan-nya.
    Kusingkapkan dasternya keatas sehingga terlihat jelas gundukan Kewanitaannya di balik celana putihnya. Dia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik celana dalamnya ke bawah.
    “ Ayo terus kalau berani… ” tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya itu.
    Dalam sekejap saja sudah aku telanjangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut telanjang, aku gesek gesekkan Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir yang lain cukup gesek-gesek saja.

    Sambil bercanda dia bilang,
    “ Ayo kalau berani dimasukkan Mas ”.
    “ Gila kamu… ”
    “ Hi… Hi… Takut ya… ”
    “ Emang kenapa takut? ”
    “ Coba aja… ”
    Aku tahu dia cuma bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia terus mengejekku… Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm Kejantananku ke Kewanitaannya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat hangat dan luar biasa… Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh Kejantananku sudah masuk.
    “ Mas jangan… Ingat ya… Jangan… ” katanya
    “ Kenapa… Kamu takut ya… ”
    “ Jangan Mas, keluarkan ” pintanya pelan.
    Aku terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pantatnya ke samping dan mendorong pahaku. Kejantananku terlepas, kami saling berpandangan sejenak.
    “ Mulai nakal ya? ”
    “ Habis ditantang sih… ”
    Dia mencium lembut bibirku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku ciumi leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan lahan aku cumbu buah dadanya dan terus aku merayap ke bawah sampai Kewanitaan-nya.
    Bau anyir yang merangsang keluar dari Kewanitaan nya, aku jilati Kewanitaannya, dia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku masukkan lidahku ke dalam Kewanitaannya. Dia menggeliat.
    “ Uuuhhhh… Enak Mas ”, Aku tambah semangat.
    “ Terus Mas… Enak… ”
    Aku lepas mulutku dan aku ganti dengan Kejantananku. Nafsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku tak sabar memasukkan Kejantananku.
    “ Aduh… Pelan pelan Mas ”
    “ Ya… ”

    Separuh Kejantananku sudah masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tak terasa hampir masuk semua Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Aku remas buah dadanya sambil aku ciumi lehernya, dia terlihat merem melek merasakan nikmatnya Kejantananku. Tiba tiba saja ada yang menarik Kejantananku dari dalam Kewanitaannya dan nikmat sekali…
    “ Akh… Enak sekali sayang… ”
    “ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan… ”
    Aku merasakan Kejantananku keras dan terasa membesar didalam Kewanitaan Beby, aku sodokkan Kejantananku dengan pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik Kejantananku di dalam Kewanitaan.
    “ Aaaahhhh… Sakit Mas… Enak Mas… Terus… Terus… ”
    Erangan itu membuat aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak…
    “ Uuuhhh… ” desis dari mulutnya sambil mengejang sekujur tubuhnya.
    “ Ehmmhh… ” badanku juga terasa mengejang nikmat sekali sperma ku kelar dengan deras memasuki Kewanitaannya.

    Terasa hangat Kejantananku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya erangan nikmat dari mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di pahaku, aku terkejut bukan main. Aku tarik Kejantananku dari Kewanitaan Beby. Mataku terbelalak melihat cairan itu. Darah!
    “ Beb… ”
    “ Mas… Apa yang kita lakukan? ” Pandangannya juga nampak kaget.
    “ Maaf Beb… ” kataku.
    Tiba tiba saja Beby memelukku erat erat.
    “ Beby sayang Mas Dika ”
    “ Mas Dika juga sayang Beby ”
    Aku rebahkan dia di kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
    “ Beby gak menyesal kok Mas, Beby senang ”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
    Tok… Tok… Tiba tiba saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bingung mau apa.
    “ Beb… Buka… Tidur ya… ”
    Kami tak bergerak cuma saling pandang, pelan pelan kami mengambil baju masing masing.
    “ Itu Teteh ”
    “ Diam aja Mas, pura-pura tidur gak dengar! ”
    “ Beb, Teteh pinjem hairdryer ”
    Badan ini rasanya panas dingin, kami tidak berani memakai baju karena takut berisik.
    “ Ceklek… ”

    Tiba-tiba saja pintu terbuka, ternyata Teteh punya juga kunci kamar Kos Beby yang memang berdampingan. Rasanya dunia mau runtuh saat itu.
    “ Beb… Mas… ”
    Teteh seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Cepat cepat Teteh masuk dan mengunci kamar Beby, dan Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.
    “ Apa apaan ini? ” Sambil melirik tempat tidur yang berantakan dan ada noda darah keperawanan Beby.
    “ Teh… Maaf kan saya Teh ” ucapku pelan.
    “ Saya yang bersalah Teh, bukan Beby ”
    “ Kenapa Mas Dika lakukan? Teteh udah percaya sekali ama Mas Dika! ” sambil meneteskan buliran air mata kekecewaan.
    “ Maaf Teh… ”
    Tiba tiba saja Teteh memelukku yang masih telanjang! dan Kejantananku menyentuh tubuhnya yang lebih kecil dari Beby. Pelukkan erat Teteh membuat Kejantananku berdiri lagi, dan aku bingung.
    “ Celaka nih, tegang lagi ”
    Beby pun ikut memeluk kami yang masih berpelukkan, buah dada Beby membuat aku tambah merangsang. Aku beranikan mencium bawah telinga Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum juga karena Teteh memang baru selesai mandi. AKu tambah terangsang dan aku ciumi leher Teteh. Sedikit aku merasakan gerakan Teteh yang ternyata dia juga terangsang dengan ciumanku.

    ditambah posisi telanjangku dan Kejantananku yang menempel di sekitar pusar Teteh. Aku coba kencangkan pelukanku terhadap Teteh, sementara aku ganti mencium Beby yang juga memeluk Teteh, Beby menyabut ciumanku dengan lahapnya sementara Teteh yang ada dalam pelukan kami berdua pada posisi ditengah karena memang Beby memeluk Teteh dari belakang dan saya dari depan.
    Tak ayal Teteh cuma menggeliat diantara kami, tanganku turun kebawah ke arah pantat Beby yang tepat dibelakang Teteh. Aku tarik pantat Beby ke depan sehingga mendorong tubuh Teteh lebih merapat ketubuhku dan menjepit Kejantananku. Aku goyangkan pantat Beby perlahan lahan dengan harapan badan Teteh juga ikut bergoyang, dan harapanku itu terpenuhi.
    Badan Teteh bergoyang menggesek gesek Kejantananku, tangannya bertambah erat memelukku. Tiba tiba saja Mulut Teteh mulai menyerang leherku, rupanya dia juga gak tahan melihat aku dan Beby semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh dan Teteh tidak menolak bahkan seolah olah menikmatinya.

    Mata Beby memandangku dengan sorot tajam seolah melarang aku meraba kakaknya itu tapi aku pura-pura tidak melihat. Perlahan tanganku aku turunkan dan meraba Kewanitaan Beby dengan tangan kanan, dan tangan kiriku mulai merayap dibalik CD Teteh. Aku lihat Beby menikmati tanganku yang sudah meremas Kewanitaan nya, dia terlihat memejamkan matanya.
    “ Wah kesempatan bagus nih untukku ” batinku,
    Kewanitaan Teteh pun tak lepas dari tangan kiriku dan Teteh juga menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan badannya dan mencium pentil susuku yang kecil dan dia terus bergerak ke bawah sambil meremas Kejantananku.
    Dan sesaat Teteh sudah sibuk dengan mulutnya menikmati Kejantananku. Teteh mendorong badanku hingga aku terjatuh di spring bed, Beby pun mendahului Tetehnya memegang Kejantananku seolah dia tak rela Kejantananku di jamah Tetehnya.
    Beby langsung memasukkan Kejantananku kedalam Kewanitaannya yang sudah basah dan sedikit noda darah masih ada, sementara Teteh harus puas melahap mulutku. Beby begitu semangat mengenjot Kejantananku dengan gerakan naik turun sambil mengerang kenikmatan.
    “ Ouhh… Ahhhh… ”

    Beby mengeluh sambil badanya mengejang, rupanya dia sudah keluar lagi.
    Teteh yang melihat Beby sudah klimaks memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil posisi mengarahkan mulutnya ke Kejantananku dan Kewanitaannya diarahkan ke mulutku, ketika itu posisiku dan posisi Teteh saling berlawanan.
    Kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga aku dengan jelas melihat Kewanitaan Teteh yang dipenuhi rambut tipis disekelilingnya. Sementara Beby ada disamping kami berdua sambil meremas remas sendiri buah dadanya. Aku jilati Kewanitaan Teteh yang masih wangi karena habis mandi, aku masukan lidahku menyentuh dalam Kewanitaannya dan Teteh menikmatinya.
    “ Enak Mas… Terus… ”
    Hampir saja aku tidak bisa bernafas karena Teteh menekankan Kewanitaannya ke wajahku, aku dorong sedikit pantatnya supaya aku bisa bernafas. Aku balikkan badan Teteh, sehingga saat ini posisiku diatas Teteh.
    Aku tidak mau berlama lama melakukan oral sama Teteh, langsung saja aku masukkan Kejantananku ke Kewanitaan Teteh yang ternyata juga cukup kecil buat Kejantananku. Teteh agak kesakitan tapi tidak protes.
    “ Uhhh… Ssss… Aaaahhh… ”
    Akhirnya Kejantananku bisa masuk hampir semuanya, dan Teteh merasa kesakitan dan menggeser sedikit pantatnya kesamping tapi tetap aku buru ke samping sambil sedikit menggoyangnya.
    Kedua kaki Teteh diangkat menjepit pantatku seolah-olah dia ingin memasukkan Kejantananku lebih dalam lagi, aku berusaha memasukkan pelan pelan dan agaknya lebih lancar karena Kewanitaan Teteh sudah basah kuyup. Kaki Teteh menjepitku tambah kencang dan aku juga coba peluk Teteh lebih kencang.
    “ Sssss…. Aaahhh… ”
    Teteh melenguh dan nafasnya tersengal-sengal, ternyata dia mengalami puncak kenikmatan, aku rasakan badannya mengejang dan jepitan kakinya membuatku tak bisa bernafas tapi aku biarkan dia menikmati kenikmatan itu.
    Sedikit demi sedikit jepitan kaki dan pelukan Teteh mulai lepas, giliranku sekarang untuk menikmati kenikmatan bersama Teteh. Aku balikkan badan Teteh dan aku masukkan Kejantananku dari belakang dengan gaya anjing aku coblos Kewanitaan Teteh.
    So wow… sungguh nikmat sekali ternyata dengan gaya ini, aku menikmati sekali gaya ini. Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh seolah tak ingin berhenti apalagi diiring desahan Teteh yang pelan tapi sangat membuatku bernafsu. Hampir lima menit Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh dan akhirnya,
    “ Aaahhh… Nikmat Teh… ” badankupun mengejang nikmat,

    Aku peluk Teteh dari belakang sambil menikmati klimaksku. Kejantananku terasa membesar saat itu dan aku coba masukkan lebih dalam Kejantananku ke Kewanitaan Teteh. Tiba tiba saja terdengar suara seperti air tumpah. Aku kaget tapi bersamaan suara itu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari sebelumnya! Aku kaget sekali saat aku rasakan ada air hangat mengalir di antara Kejantananku.
    “ Jangan jangan… ”
    Cepat cepat aku keluarkan Kejantananku dari Kewanitaan Teteh, hah… Benar dugaanku. Darah! Ternyata Teteh juga masih perawan! berarti dalam 3 jam aku dapat dua perawan! Kakak Adik lagi!
    “ Hebat! ” dalam batinku. Ternyata aku laki laki paling beruntung dapat perawan 2 sekaligus!
    Tak kusadari aku lihat Beby disampingku meneteskan air Mata dan memejamkan matanya yang sudah sembab! Aku baru sadar ternyata adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Beby! Pacarku! Dan adegan itu aku lakukan dengan kakaknya! Teteh! Saat itu aku gak tahu harus berbuat apa! Aku hanya memeluk Beby dan Teteh keluar dari kamar meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.

    Hari hari berikutnya aku selalu membagi spermaku untuk mereka berdua untuk Beby dan Teteh, tapi saat itu aku selalu beranggapan Beby pacarku dan Teteh adalah selingkuhanku! Semua ini aku jalani dari tahun 2012 sampai 2013. Karena sejak tahun 2013 kami putus.

    Saat ini Beby dan Teteh sudah menikah, demikian juga dengan aku. Beby dapat suami orang Magelang dan Teteh dapat tetangganya di Palembang. Walaupun begitu Aku masih sering melakukan sex by phone dengan Beby paling tidak seminggu sekali dan sex di hotel sebulan sekali. Kami masih bisa menikmatinya. TAMAT

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Harapanku Agar Bisa Berselingkuh Dengannya

    Cerita Sex Harapanku Agar Bisa Berselingkuh Dengannya


    994 views

    Perawanku – Cerita Sex Harapanku Agar Bisa Berselingkuh Dengannya, Langsung saja dengan kisahku, saat itu istriku yang kucintai Della sedang hamil anak pertamaku, kira kira satu tahun lalu, perut Della sudah membesar karena menjelang delapan bulan, dan mau tak mau lagi kegiatan Della sebagai ibu rumah tangga harus istirahat.

    Sejak itu semua tanggung jawab menjaga istri dan pekerjaan rumah saya tangani, dari mencuci sampai memasak, saya lihat Della tidak tega melihat saya bekerja untuk membersihkan dan semua kebutuhan rumah, tapi apa boleh buat kata dokter Della harus istirihat total dari rutinitasnya. cerita ngentot.

    Akhirnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menjaga Della dan jabang bayinya .pekerjaanku di kantor pun terganggu banyak file-file keuangan yang belum sempat kuselesaikan dan akupun jadi sering mbolos ngantor.bosku tentu saja marah.ia bahkan mengancam akan menskorsingku.wah celaka…….!

    Maka mau tak mau aku harus sering ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaanku sementara Della akan menghubungi adik bungsunya Lany yang baru lulusan SMA.untuk menemaninya.aku memang nggak pernah bertemu Lany sebelumnya. lantaran ia sekolah di kota madiun dan tinggal bersama neneknya dikota tersebut.dan akhirnya kuijinkan aja Lany menemani Della. cerita ngentot.

    Semula nenek Lany keberatan kalau Lany harus tinggal bersama kami namun karena desakan Della yang cucu kesayangan ini.nenek pun berkenan membiarkan Lany tinggal bersama kami di Bandung.bahkan Lany berniat untuk melanjutkan pendidikanya di kota ini sambil bekerja dan mencari pengalaman hidup.katanya saat itu kamipun berniat membiayai pendidikan Lany.karena bagaimanapun pendidikan adalah yang utama.

    Sekarang mari kita bicarakan tentang body Lany. body Lany sangat menawan.payudaranya lumayan montok juga sanggup memancing hawa nafsu kaum adam sepertiku.bibirnya sangat ingin sekali aku mengulumnya.rambutnya panjang terurai lurus.wajahnya keindo-chinese-san.pantatnya juga semok.pokoknya sexy abiss bo..

    Aku berharap kelak bisa mengentotnya.sekalipun itu tidak mung kin terjadi karena Lany adalah adik bungsu Della yang notabene istriku sendiri.dengan kata lain ia adalah adik iparku sendiri.ah betapa gobloknya aku dulu andai dulu yang kunikahi Lany bukan Della.batinku kala itu.

    Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Lany mandi aku mengintipnya.saat itu Della sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala “SLTP” dulu.aku berhasil menggintip Lany. ternyata tubuh Lany memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal. cerita ngentot.

    ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru.melihat tubuh adik ipar kan nggak bisa setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.

    Matakupun mulai menyisir tubuh Lany secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun. cerita ngentot.

    Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Lany mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita ABG.

    Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Della lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCDo alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Della dan Lany pasti sudah tidur terlelap.Della paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Lany yang masih ABG itu bisa hilang wajahku. cerita ngentot.

    Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku “Pit…..Lany ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Lany. sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk. ‘’belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih” “oh…”jawabku datar.

    “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?” “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Lany jangan bilangin hal ini ke mbak Della ya soalnya dia nggak suka kalo mas liat ginian” “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……” “tapi apa?” “mas harus kasih liat tuh vcd ke Lany” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli. cerita ngentot.

    Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral). “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Lany kujawab saja dengan jujur”ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.” “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?’’ “jelas dong”kataku saat itu.

    gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa.“mas,mas mau nggak kalo digituin sama Lany.” “gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Della tau” “lho,mbak Della kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Lany sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan. cerita ngentot.

    suara mulut Lany yang tertahan burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Lany kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Lany yang terurai panjang.

    Sementara itu Lany mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku kadang ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Lany .Lany berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.

    “hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Lany” “oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu “ dengan cepatnya Lany membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Lany polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi.

    “akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze” ‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian. cerita ngentot.

    Setelah puas menciumi kedua susu Lany barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan Lany terdengar. tampaknya titik lemah Lany ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun

    “akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….” “tapi ,Lany kamu kan masih perawan” “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Lany sembari menancapkan burungku ke vaginanya.

    “aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Lany (menahan sakitnya hujaman anuku).setelah itu mulailah kugenjot tubuh Lany semakin lama semakin cepat.Lany terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Lany semakin keras pula goyanganku. cerita ngentot.

    Aku terus mengoyang Lany hingga akhirnya Lany mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan Lany istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Lany menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Della .kala itu Della juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja.

    Lalu kubiarkan sekali lagi Lany mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Lany tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Lany untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra. cerita ngentot.

    “Lany,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Lany” “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan tidak lebih”masyaallah …! Dia Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck… cerita ngentot.

    “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Della” “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi” “tapi…’’ “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.”

    “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……” “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas” “tapi gimana kalau sampai mbak Della tahu he…” “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?” “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Lany aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun. cerita ngentot.

    Lany tinggal dikost-kostsan dengan alasan agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Della) ia hidup tanpa beban seolah-olah apa yang telah kulakukan tak pernah terjadi. cerita ngentot.

    Namun kini giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya di oral oleh Lany.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Binal Maniak Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Tante Binal Maniak Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1436 views

    Perawanku – Dimana pun kapan pun pasti anak muda itu kebanyakan doyan sama pacaran,apalai gejolak anak remaja dipengaruhi bnyak faktor.Saatnya hapus juga bahwa anak-anak tidak bisa luapkan isi hati,buktinya waktu kecil saja aku dah main-main cinta monyet sama anak pedagang mainan. Tampangnya walau masih kecil kelihatan banget kalau dia seorang penyayang,dari mulai berangkat sekolah sampai pulangpun aku selalu bareng.Aku berharap semoga aku bisa mendapat cowok seperti sosok kecil yang berada tepat disampingku.Tak lupa dia selalu menggandeng tanganku.Ortu kamipun merasa aneh karena walau kita kecil kami berdua banyak menemukan kecocokan.Ini juga paling yang menyebabkan aku harus melepas lajangku yaitu Menikah Pada usia belia,tak kupungkiri membuatku mendapat Kepuasan seks.

    Cerita Dewasa ini pun kemudian berawal dari pertemuanku dengan Ronald. Ceritanya begini : Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”. Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya. Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual.

    Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang paling indah. Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja.

    Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual. Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali. Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku.

    Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu. Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar. Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku.

    Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri. Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya. Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo kemudian.

    Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali.

    Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku.

    Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku. Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku.

    Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam membisu. Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya.

    ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu. Akhirnya aku menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah….rasanya selangit banget !.

    Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku merasakan nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut. Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku.

    Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi.

    Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya. Semakin terangsang aku. Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap.

    Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya. Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku.

    Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis. ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat.

    Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini.

    Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula .

    Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat kenikmatan.

    Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku.

    ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya. Kutarik dia dan kutuntun ****** ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat.

    Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam.

    Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kami berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua.

    Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya. Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur.

    Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya. Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting.

    Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng. Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran.

    Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!! Dalam kesendirianku ini . . . Segalanya bisa berubah .. . Kecuali, Cinta dan kasihku pada Ronad, Aku tetap menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur, mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur, dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah, bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku Ron ? Sejak saat itulah aku sering melakukan hubungan seks dengan Ronald dan kami pun tidak pernah ketinggalan dalam satu hari untuk melakukan hubungan seks ini, saya puas dan ronald pun lemas.

  • Cerita Sex Langsung Sikat Memekku

    Cerita Sex Langsung Sikat Memekku


    1569 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Langsung Sikat MemekkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota, setelahnya lulus ternyata orangtuaku yang sudah berusia senja meminta aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh, tanpa ada rasa apa apa yang menuruti kemauan orangtuaku kami langsung menikah tanpa pacaran sebelumnya.

    Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.

    Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Agen Judi Online

    Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini.

    Walaupun kesal ya aku iya aja.

    “Endah ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

    “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya.

    Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi.

    Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2.

    Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku.

    Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.

    Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar.

    “sorry bang, tadi Endah nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.

    Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.

    Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”.

    “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Endah tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.

    Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa.

    Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.

    “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Endah”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.

    “nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Endah buatin kopi ni”.

    “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.

    “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya.

    setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).

    “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik.

    “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”

    “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.

    Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum.

    Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Endah seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.

    Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu.

    Pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk.

    Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.

    Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.

    Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu.

    Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar.

    Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya.

    “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Endah yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa?

    Enakan tidur di sini bareng Endah,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

    Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya.

    “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik.

    “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya.

    “ohh… Endah kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,

    “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya.

    Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

    pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

    Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.

    Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.

    “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.

    Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Endah dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya.

    “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Ndah”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

    Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Endah”. perlahan dia duduk disampingku.

    Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

    “Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”

    ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Endah sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Endah nggak keganggu.

    Endah mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”

    “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.

    “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”

    “ooh..” langsung dia mencium pipiku.

    “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
    Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.

    “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.

    “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Endah prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Endah ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

    Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.

    “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” Situs Judi Online

    “ya nggak lah, Endah juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

    “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.

    “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.

    “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.

    “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu.

    “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Endah mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

    “yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya.

    lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.

    “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.

    “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.

    Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh.

    Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

    Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel.

    “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku.

    “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.

    “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

    Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.

    “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana kamu basah” “iya, Endah kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

    Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Endah gituin nggak?” tanyaku.

    “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Endah udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

    aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

    Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku.

    Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

    Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.

    Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Endah nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”

    Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Endah pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

    dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.

    “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

    dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.

    Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

    aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku.

    Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Endah tau enaknya gak ketulungan gini, Endah dah minta dari awal”.

    Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

    Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Endah keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.

    “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.

    “kok udahan sih? sorry tadi Endah keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

    Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku,

    “Endah, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Endah juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Endah”, jawabku.

    “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’.

    Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

    “mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya.

    “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Endah kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Endah pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.

    ” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

    Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.

    “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.

    “Ayo bang cepat, Endah sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata.

    Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku.

    “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

    Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.

    Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.

    kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Endah mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Endah…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Endah..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Endah hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

    Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum.

    “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Endah mau lagi ya”.

    “Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.

    “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”

    Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69.

    Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku.

    “Endah kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.

    Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah.

    “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.

    Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini.

    “Ooohh.. baangg.. Endah nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.

    Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

    Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.

    Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya.

    Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.

    Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku.

    jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

    Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.

    Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

    Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

    Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya.

    Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.

    Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.

    “Bang.. Endah nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.

    Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

    weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Dosen Nakal

    Cerita Dewasa Dosen Nakal


    1447 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Dewasa Dosen Nakal ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saya dilahirkan di kota Pekanbaru di propinsi sumatera, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang Saya hitam manis.

    Sebagai laki-laki, Saya juga bangga karena waktu SMA dulu Saya banyak memiliki teman-teman perempuan. Walaupun Saya sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu Saya kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.Sekarang Saya belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan.

    Saya duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtua Saya berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Maklum, keadaan ekonomi orangtuSaya juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi Saya juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti Saya, sehingga perlu biaya juga. Saya camkan kata-kata orangtuSaya. Dalam hati Saya akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi pada Saya tanpa Saya dapat menyadarinya, sampai saat ini pun Saya masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung. Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain Saya dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini Saya benar-benar merasa kesulitan.

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost. “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” Kata Saya sambil menghisap rokok dalam-dalam. “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.Mendengar perkataan Andi, seketika Saya langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Frisca, umurnya kira-kira 35 tahun. Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga Saya mengatakan Ibu Frisca adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Agen Bola TerpercayaMaklum saja Ibu Frisca belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.“Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” Kata Saya bimbang. “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.

    Saya terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepala Saya. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer. Akhirnya Saya berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok Saya akan menghadap beliau di kampus.” “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.Siang itu Saya sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Frisca Saya sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti Saya akan gugup menghadapinya, Saya akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa Saya sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat Saya kaget dibuatnya.

    “Ayo Chris, sekarang waktunya. Bu Frisca kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingSaya. “Oke-oke..,” Kata Saya singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam sSaya, kutarik dalam-dalam nafasku. Saya langsung melangkahkan kaki. “Kalau begitu Saya duluan ya, Chris. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil mFriscanggalkanku. Saya hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana Saya harus menghadapai Ibu Frisca, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan Saya berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja Saya tidak mengalami masalah ini lebih baik Saya tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini Saya harus bersusah-susah menemui Bu Frisca, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Frisca terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi. Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.” Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!” Saya langsung masuk, kulihat Bu Frisca sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Frisca memandangku sambil tersenyum, sesaat Saya tidak menyangka beliau tersenyum ramah padSaya. Sedikit demi sedikit Saya mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Frisca langsung mempersilakan Saya duduk, sesaat Saya terpesona oleh kecantikannya. Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian Saya duduk. “Oke, Christoper, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Frisca menanyakan hal itu kepadSaya dengan senyumnya yang masih mengembang. Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Frisca, mulai dari keinginan orangtua yang ingin Saya agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini Saya belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Frisca dengan tekun mendengarkan ceritSaya sambil sesekali tersenyum kepadSaya. Melihat keadaan yang demikian Saya bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan Saya berkata, “Apa saja akan kulSayakan Bu Frisca, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun Saya akan melSayakannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Frisca tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana Saya tidak dapat mengerti apa maksudnya. “Apa saja Christoper..?” kata Bu Frisca seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya. “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Frisca sudah berdiri di belakangku, ketika itu Saya masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Frisca memegang pundakku sambil berbisik di telingSaya. “Apa saja kan Christoper..?” Saya mengangguk sambil menunduk, saat itu Saya belum menyadari apa yang akan terjadi.

    Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Frisca sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat Saya tersadar apa yang akan terjadi. Bu Frisca tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalSaya, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu Saya tidak tahu apa yang harus kulSayakan, seketika kedua tangan Bu Frisca memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.

    Saya tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya. “Bu, haruskah kita..” Sebelum Saya menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Frisca sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam. “Sudahlah Christoper, inilah yang Ibu inginkan..” Setelah berkata begitu, kembali Bu Frisca melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Frisca yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas. Saya membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi. Tangan Bu Frisca turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Frisca, secara reflek pula Saya mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Frisca sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Frisca yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya. Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Frisca yang mendesah-desah merasakan kFriscakmatan yang kuberikan. Kedua tangan Bu Frisca mengelus-elus dadSaya yang bidang. Lama Saya menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu Saya benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Frisca yang semakin menggebu-gebu. “Oh.., oh.., Christoper.. teruskan.., teruskan Christoper..!” desah Bu Frisca dengan pasrah dan memelas. Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Frisca kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama Saya melSayakannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Frisca berkata, “Angkat Saya ke atas meja Christoper.., ayo angkat Saya..!” Spontan kubopong tubuh Bu Frisca ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek Saya menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan Saya berdiri di depannya, tangan Bu Frisca langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanSaya dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta Saya segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping. Kulihat Bu Frisca tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Christoper.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Christoper, Saya sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.” Saya tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi Saya berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya. Saya memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara Saya dan Bu Frisca. Kutelusuri tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Frisca.

    Sampai ketika Bu Frisca menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Frisca, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Frisca yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun. Terdengar Bu Frisca berkata pasrah, “Ayolah Christoper.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Frisca menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Saya mengikuti kemauan Bu Frisca yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Frisca. Kurasakan milik Bu Frisca yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Frisca. Terdengar Bu Frisca merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Christoper.. terus Christoper.. jangan lepaskan Christoper.. Saya mohon..!” Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Frisca yang telentang di atas meja dan Saya berdiri di antara kedua pahanya.

    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Frisca. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Frisca karena menahan kFriscakmatan yang amat sangat. Begitu juga Saya, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Frisca dengan mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Frisca meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Christoper.. oh.. Christoper.. jangan lepaskan Christoper, kumohon..!” Mendengar rintihan Bu Frisca, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Frisca merintih, “Oh.. Christoper.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Christoper.. Saya mulai keluar.. oh..!” “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, Saya juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Frisca mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kFriscakmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Frisca. Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Frisca, kurasakan juga dadSaya digigit oleh Bu Frisca, seakan-akan nmenahan kFriscakmatan yang amat sangat. “Oh.. Christoper.. oh.. oh.. oh..” Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Frisca, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Frisca dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama Saya telungkup di atasnya.

    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, Saya langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lSayakan tadi..?” Kembali Bu Frisca memotong pembicaraanku, “Sudahlah Christoper, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?” Setelah berkata begitu, Bu Frisca langsung menyodorkan kartu namanya kepadSaya. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.

    Sejenak kutermangu, kembali Saya dikagetkan oleh suara Bu Frisca, “Christoper, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!” Tanpa basa-basi lagi, Saya langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai Saya berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara Saya dengan Bu Frisca. Saya telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam Saya harus ke rumah Bu Frisca. Cerita mesum

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Frisce sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Frisca tersenyum dan mempersilakan Saya masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Frisca hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Frisca selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu mFriscanggalkan Bu Frisca. Lalu dengan jujur pula dia memintSaya selama masih menyelesaikan studi, Saya dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya Saya mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Frisca berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Christoper..?” Selain melihat kesendirian Bu Frisca tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, Saya pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya Saya pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga Saya dan Bu Frisca kembali melSayakan apa yang kami lSayakan siang tadi di ruangan Bu Frisca, di kampus. Tetapi bedanya kali ini Saya tidak canggung lagi melayani Bu Frisca dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Frisca. Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, Saya akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1727 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun . Aku gak tahu kenapa yah perkembangan ngentotnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu stelah mau ngerasain yang enak-enak . Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante eva (biasa kupanggil dia begitu) orangnya buat nafsu banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar .

    tante eva ini tinggal dekat rumahku, cuma beda 5 rumahlah, nah tante eva ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara . Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngocehin suaminya sendiri . Nah tante eva inilah yang bikin aku cepet besar (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet) .

    Biasanya tante eva kalau ke rumah Aku selalu menggunakan daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser . . ser . . ser . . Biasanya kalau telah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik . tante eva ini gak tahu sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah . Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pacuma kebuka dikit bikin Aku ser . . ser lagi deh hmm .

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur . Kadang kalau sgilag ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante eva ngangkang sampai-sampai celana dalemnya kesaritan (wuih aku suka banget nih) . Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngoceh sampai panas dingin tapi tante eva malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya . Nah dheri situ aku telah mulai suka sama tuh tante yang satu itu . Setiap hheri pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante .

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di apartment . Ibu-ibu cuma bawa anaknya, nah secara tidak sengaja Mami Aku ngajak Aku pasti tante eva pula ikut wah asyik juga nih pikir ku . Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung . Ternyata mereka sgilag bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu tante eva mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante eva di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di apartment enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman .

    Lalu tante eva menherik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja . Pergilah aku ke dalam apartment sama tante eva, sesampainya Aku di dalam apartment Aku nunggu di luar WC eh malah tante evan ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut .

    “Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, tante takut nih”, kata tante eva sambil mulai berjongkok .

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga . “Serr . . rr . . serr . . psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya . Jantungku sampai deg-degan waktu sarit tante eva kencing, dalam hatiku, kalau saja tante eva boleh ngasih sarit terus boleh memegangnya hmm . Sampai-sampai aku bengong ngesarit tante eva .

    “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata tante eva .
    “Ah enggak apa-apa tante ”, jawabku .
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya tante eva .
    “Enggak kok tante , aku cuma gak pernah lihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku .

    tante eva cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya .

    “Kamu mau lihat Lex? Nih tante kasih sarit tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama Mamamu”, kata tante eva .

    Aku cuma mengangguk mengiyakan saja . Lalu tanganku dipegang ke arah memeknya . Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek . tante eva membiarkanku memegang-megang memeknya .

    “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi” .
    “Iyah tante ”, jawabku .

    Lalu tante eva menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain .

    Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin . Hheri ini semua pengen bteriakkat jalan-jalan dheri pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi . Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak .

    “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku .
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku .
    “Yah telah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami .
    “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada tante eva .
    “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat balik besok” kata tante eva .

    Akhirnya mereka semua bteriakkat, cuma tinggal aku dan tante eva berdua saja di apartment, tante eva baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu .

    “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya tante eva sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya .
    “Enggak tahu nih tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku .

    tante eva begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang telah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun .

    “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar tante eva padaku .
    Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita cuma satu?” jawabku polos .
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata tante eva sambil memegang si kecilku .
    “Ah tante bisa saja” kataku .
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku cuma diam saja .

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante eva, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “ tante enggak usah deh tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama tante ”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata tante eva sambil menurunkan celanaku dan CDku .

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku cuma diam saja .
    “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos .
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata tante eva .

    Lalu di genggamnya kontol kontolku dan dielusnya langsung spontan detik itu juga kontolku berdiri tegak . Dikocoknya slow-slow tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini .

    “Achh . . cchh . .” aku cuma mendesah slow dan tanpa kusadheri tanganku memegang memek tante eva yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi tante eva cuma diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya . Sekitar 10 menit kemususan aku merasakan mau kencing .

    “ tante telah dulu yah aku mau kencing nih” kataku .
    “Sudah, kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok” kata tante eva .

    Aku bingung campur heran melihat kontolku dikulum dalam mulut tante eva karena tante eva tahu aku telah mau keluar dan aku cuma bisa diam karena merasakan enaknya .

    “Hhgg . .achh . . tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas memek tante eva yang kurasakan berdenyut-denyut .
    tante evapun langsung menghjilat dengan ganasnya dan badanku pun menggelinjang keras .
    “Croott . . ser . . err . . srett . .” moncrotlah air maniku dalam mulut tante eva, tante eva pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya . Dan kurasakan memek tante eva berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante eva lembab dan agak basah .
    “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata tante eva .
    “Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante . .”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
    “Enggak tante ”

    Tanpa kusadheri tanganku masih memegang memek tante eva .

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih” . Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, tante ngerti” katanya padaku .
    “ tante boleh enggak Alex megang itu tante lagi” pintaku pada tante eva .
    tante eva pun melepaskan celana pendeknya, saya lihat celana dalam tante eva basah gak tahu kenapa .
    “ tante kencing yah?” tanyaku .
    “Enggak ini namanya tante birahi Lex sampai-sampai celana dalam tante basah” .

    Dilepaskannya pula celana dalam tante eva dan mengelap memeknya dengan handukku . Lalu tante eva duduk di sampingku

    “Lex pegang nih enggak apa-apa kok telah tante lap” katanya . Akupun mulai memegang memek tante eva dengan tangan yang agak gemetar, tante eva cuma ketawa kecil .
    “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata tante eva .
    Dia mulai memegang kontolku lagi, “Lex tante mau itu nih” .
    “Mau apa tante ?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan tante eva .
    “Hmm itu tuh, mempunyai kamu di memasukan ke dalam itunya tante kamu mau kan?”
    “Tapi Alex enggak bisa tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar tante yang ajherin kamu yah” kata tante eva padaku .

    Mulailah tangannya mengelus kontolku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus memek tante eva yang di tumbuhi bulu mulus .

    “Lex jilatin donk mempunyai tante yah” katanya .
    “ tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Lex”

    tante pun langsung mengambil posisi 69 . Aku di bawah, tante eva di atas dan tanpa pikir panjang tante eva pun mulai mengulum kontolku .

    “Achh . . hgghhghh . . tante ”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium memek tante eva tidak berbau apa-apa . Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya memek tante eva seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati memek tante eva sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante eva dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat .

    tante eva pun masih asyik mengulum kontolku yang masih layu kemususan tante eva menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh birahi dan menderu .

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata tante eva .

    Aku cuma menggelengkan kepala dan tante eva pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan kontolku pun mulai bereaksi makin keras . Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku cuma menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak ada daya membatalkan rasa geli campur kepuasan yang begitu dahsyat . tante eva pun langsung menjilati kontolku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghjilat-hjilat bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah .

    Kulihat toket tante eva makin keras, tante eva menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok kontolku, tanganku pun meremas toket tante eva . Entah mengapa aku jadi ingin menjilati memek tante eva, langsung tante eva kubheringkan dan aku bangun, langsung kujilati memek tante eva seperti menjilati es krim .

    “Achh . . uhh . . hhghh . . acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata tante eva sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir memeknya .

    Aku langsung menjilatinya dan menghjilatnya, banyak sekali lendir yang keluar dheri memek tante eva tanpa sengaja tertelan olehku .

    “Lex memasukan donk tante enggak tahan nih”
    “ tante bagaimana caranya?”

    tante eva pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas kontolku dan langsung menancapkannya ke dalam memeknya . tante eva naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur . Setengah jam kami bercumbu dan tante eva pun menggelinjang hebat .

    “Lex tante mau keluar nih eghh . . huhh achh” teriak tante eva .

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dheri dalam memek tante eva . Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan memek tante eva mungurut-urut kontolku dan juga menyedotnya . Kurasakan tante eva telah klimak dan permainan kami terhenti sejenak .tante eva tidak mencabut kontolku dan membiarkanya di dalam memeknya .

    “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta tante eva padaku .

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante evapun langsung mengocok kontolku dengan memeknya dengan posisi yang seperti tadi .

    “Achh . . tante enak banget achh . ., gfggfgfg . .” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi .
    “ tante Alex kayanya mau kencing niih”

    tante eva pun langsung bangun dan mengulum kontolku yang masih lengket dengan cairan kecewekanya, tanpa malu dia menghjilatnya dan tak lama muncratlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante eva pun menelannya dan menghjilat ujung kepala kontolku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kepuasan yang alang kepalang .

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante eva menungging di pinggir bak mandi . Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante eva yang hebat . Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante eva, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante eva di sampingku, tapi tanganku kumasukkan di dalam celana dalam tante eva . Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan tante eva, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun balik pukul 6 sore .

    “Lex kamu telah oke?” tanya Mamiku .
    “Sudah mam, aku telah seger n fit nih” kataku .
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama tante eva .
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata tante eva .

    Esoknya kamipun balik ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping tante eva yang semobil denganku . Mami yang menyopir direkani Ibu Herman di depan . Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya tante eva .

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan tante eva bila rumahku kosong atau terkadang ke panasel dengan tante eva . Sekali waktu aku pernah mengeluarkan pejuhku di dalam sampai 3 kali . Kini tante eva telah dikarunia 2 orang anak yang mengnafsukan . Baru kuketahui bahwa suami tante eva rupanya menagalami ejakulasi dini . Sebenarnya kini aku bingung akan status anak tante eva .

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante eva bahkan aku jadi lebih suka dengan cewek yang lebih tua dheriku . Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante eva yang nasibnya sama seperti tante eva, memmempunyaii suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda .

  • Kebejatan Ayah Tiriku

    Kebejatan Ayah Tiriku


    1228 views

    Cerita Sex ini berjudulKebejatan Ayah TirikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sang ayah tiri meneguk air liur setiapmenyaksikan pinggang, pinggul dan pantat Marina yang indah dan seksi,apalagi bila Marina sedang berjongkok mengepel lantai dengan pakaianseadanya, wah, Daud melotot matanya. Timbullah hasratnya untukmenyaksikan tubuh sang anak tiri yang indah polos tanpa pakaian.

    Daudmendapat akal, suatu hari ketika Marina dan ibunya sedang keluar rumah,Daud bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanyaterbuat dari papan. Fortunebet99

    Suatu hari ketika Marina hendak pergi mandi Daud bersiap menunggusambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya, Marinamemasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk melilit ditubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Marinamelepaskan handuknya, Daud menelan liurnya menyaksikan pemandanganindah yang terpampang di depan matanya.

    pemandangan indah yang berasaldari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat, rampingdan mulus itu membuat gairah Daud bergejolak, apalagi sepasang payudarayang begitu mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Daud melirik kearah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias disekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat.

    Semua itumembuat dada Daud bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaraningin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Daudtahu Marina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

    Pada malam berikutnya, Daud dengan sabar menunggu. Begitu Marinamemasuki kamar mandi, Daud membarenginya dengan memasuki kamar Marina.Daud menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Marina masukkembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Daud muncul dari baliklemari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Daud meletakkantelunjuk ke mulutnya, isyarat agar Marina jangan berteriak, Marinamundur beberapa langkah dengan ketakutan.

    Daud maju dan tiba-tibamenyergapnya Marina siap menjerit, tetapi Daud dengan cepat menutupmulutnya. “Jangan menjerit!”, Daud mengancam. Marina semakin ketakutan,badannya gemetar. Daud memeluk gadis yang masih murni itu,

    menciumibibirnya bertubi-tubi. Marina terengah-engah. “Jangan takut, nantikuberi uang”, kata Daud dengan nafas menggebu-gebu. Bibir Marina terusdiciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulutterbuka. Tanpa sadar, rontaan Marina mulai melemah, bahkan kedualengannya memanggut bahu Daud. Sekilas terbayang adegan di buku pornoyang pernah dilihatnya.

    Alangkah gembiranya Daud ketika Marina mulai membalasciuman-ciumanya dengan tak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…!”,Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Marina tidak mengadakanperlawanan ketika gaunnya di lepas. Dalam sekejap, Marina hanyamengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama.

    Daudmencopoti bajunya sendiri. Marina menghambur ke tempat tidur danmenutupi tubuhnya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menunggudengan dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dankeinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yangmenang.

    Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Marina dipeluk daribelakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal danmenggesek-gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.

    Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, gadis itumenggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Daudmembalikkan tubuh Marina hingga telentang, gadis itu meronta hendakmelepaskan diri, Daud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buahdada Marina.

    Dada yang ranum dan sehat, yang selama beberapa hari inimengisi khayalan Daud. Kembali rontaan-rontaan Marina melemah,dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Daud denganberganti-gantian. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar,Daud membuka mulutnya dan melahap putingnya yang merah jambu.

    Marinamenjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak,mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

    Akhirnya Marina tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati dan dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancardari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsanganbirahi Daud semakin naik. Kedua bukit indah Marina semakin mengeras danmembesar, puting yang belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indahmenawan, Daud terus mengulum dan mengulumnya terus.

    “Pak, Saya.., takuut”, Suara Marina mendesah lembut.

    “Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dengan napas memburu.

    “Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

    “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

    Marina mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Daud mulaibermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Daud menekan-nekan bukitindah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sambil berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Daud menguak belahan kue apem itu.

    Marinayang semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya,bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Daud yang romantismendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelakiyang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Marina danberdenyut-denyut. Sebenarnya Marina ingin sekali menggenggam batangkemaluan yang besarnya luar biasa itu.

    Sementara itu Daud menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluanyang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukititu.

    “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Marina membeliak-beliak danpahanyapun membuka.

    Daud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Marina yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secaranaluriah Marina menggenggam batang penis Daud, ia merasa jengah,keduanya saling berpandangan, Marina malu sekali dan akan menarikkembali tangannya tetapi dicegah oleh Daud, sambil tersenyum, lelakiyang cukup ganteng itu berkata,

    “Tidak apa-apa, Marina! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu!”.

    Dan dengan dada berdegup Marinatetap menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem-melekmenikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya.

    Sementaraitu tangan Daud mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Marina, gadisitu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basahdan licin, ujung jari Daud menyentuh-nyentuh clitoris Marina. Marinamenggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Mar?”, tanya Daud.

    “Enaakh…, Paak!”, Jawab Marina.

    Daud semangkin gencar menggempur vagina Marina dengan jaritangannya. Lalu Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina.Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagiandalamnya yang kemerahan dan licin. Daud menguakkan bibir-bibir kemaluanitu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibirkemaluan Marina, Daud tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnyaclitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.

    “Kenapa Marina? Sakit?”, tanya Daud di sela kesibukannya.

    Mariana menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Denganbernafsu Daud menjilati vagina Marina dan lidahnya menerobos menjilatibagian dalam dari kemaluan Marina, melilit dan membelai clitorisnya.Marina semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Daud, tiba-tibadirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut sertaseluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakansesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yang palingdalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk..”, Marina mendesah seiring menyemburnya airmani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Daud tetap menjilatikemaluan Marina bahkan Daud menghisap cairan yang licin dan kental yangmenyembur dari kemaluan Marina yang masih suci itu, dan menelannya.

    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di telinga Marina.Sementara Marina memandang memelas ke arah Daud, dan Daud mengerti apayang diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Marina.Batang kemaluan Daud sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang.

    Sedangkan bukit kemaluan Marina sudah berdenyut-denyut ingin sekalidimasuki penis Daud yang besar. Maka Daudpun mengatur posisinya di atastubuh Marina. Mata Marina terpejam, menantikan saat-saat mendebarkanitu. Batang penis Daud mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuhclitoris Marina.

    Marina memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinyabertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Daud mulai mencapai mulut lubangkemaluan Marina yang masih liat dan sempit. Dan Daudpun menekanpantatnya. Marina menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat.Tubuhnya menggigil.

    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Marinamerintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya.

    Sedangkan Daud tidakmenghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannyadengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannyaberulang kali. Sementara Marina mulai merasakan kenikmatan yang tiadaduanya yang pernah dirasakannya.

    “Goyangkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayang!”, bisik Daud sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Marina dengan mendesah. KiniMarina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya.

    Dirasakannyakenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketikabatang penis Daud mengaduk-aduk lubang vaginanya.

    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Marina.

    Daudsemakin gencar menyodok-nyodok vagina Marina, semakin cepat pulagoyangan pinggul Marina mengimbanginya hingga, “Ouuuughh…, sa.., saya…,mmaau…, keluar.., Paak..”.

    “Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh..”.

    Daud mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”,jerit Marina sambil menekan pantat Daud dengan kedua kakinya ketika iamencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dengan tekanan kaki MarinaDaud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan,“Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

    Mengalirlahair mani Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang sudah dibanjirioleh air mani Marina. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanyaterkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa denganposisi tubuh Daud masih menindih Marina dan batang penisnya masihmenancap dalam lubang kemaluan Marina.

    Enam bulan kemudian, Marina dan Ria meninggalkan kota kecilnya. Merekaikut Om Jalil ke Jakarta. Om Jalil belum lama mereka kenal, tetapimereka tidak peduli, mereka menginginkan hidup lebih baik ketimbang dikota kecilnya sendiri.

    Mereka tahu nasib apa yang bakal mereka terimadi Jakarta nanti, diserahkan pada seorang germo yang namanya TanteYeyet. Mereka pergi ikut Om Jalil tanpa sepengetahuan orang tua merekamasing-masing. Om Jalil menunggu mereka di stasion kereta api. Darisanalah baru mereka bersama-sama menuju Jakarta.

    Ria berani ikut denganOm Jalil ke Jakarta karena dia juga sudah tidak perawan lagi. Bukitkemaluannya sudah ditoblos oleh Pandy. Pandy adalah pria yang sangatberpengalaman dengan wanita. Pandy pandai merayu. Dan Marinapuntergelincir dalam rayuannya dan berhasil digagahi Pandy, ia merupakanorang kedua yang pernah merasakan nikmatnya vagina Marina selain ayahtiri Marina.

    Sementara kereta berjalan dengan pesatnya. Dalam perjalanan merekadi malam hari yang selama delapan jam dalam kereta api, Om Jalil tidakdapat menahan hawa nafsunya berjalan dengan dua orang gadis cantik yangmenggoda. Dengan sedikit memaksa Om Jalil mencoba untuk menggaulimereka.

    Pada waktu itu keadaan kereta yang mereka tumpangi tidakterlalu banyak penumpangnya sehingga banyaklah kursi yang kosong.Kebetulan deretan bangku di depan mereka kosong. Waktu itu lampupenerang gerbong sudah dipadamkan tinggal lampu remang-remang saja yangmasih menyala menerangi keadaan gerbong yang mereka tumpangi.

    “Kalian tentunya sudah berpengalaman dengan laki-laki?”, tanya Om Jalil memulai pembicaraan.

    “Belum Om”, jawab Ria dengan malu-malu.

    “Sudah berapa kali kamu merasakannya, Ria?”, tanyanya sambil memegangpaha Ria yang hanya mengenakan rok mini dari bahan yang tipis.

    “Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura-pura tak mengerti.

    “Merasakan hangatnya batang peler pria memasuki lubang kemaluanmu”, jawab Om Jalil dengan terus terang.

    “Saya, saya baru merasakannya sekali Om”, jawab Ria sambil menunduk.

    “Tidak usah malu, apakah kamu menikmatinya?”, Om Jalil mulai menebar jaringnya. Ria hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

    “Sedangkan kamu sudah berapakali kecoblos Mar?”, mengalihkan pertanyaanya pada Marina.

    “Dua kali, Om”, jawabnya singkat.

    “Syukurlah, jadi kalian sudah punya pengalaman”. Dia berhenti untuk menghisap rokoknya lalu mematikan rokok itu.

    “Tapi aku perlu untuk mengetahui sampai di mana kemampuan kalian”, sambungnya sambil menghadap ke arah Ria.

    “Bagaimana caranya Om?”.

    “Dengan mencobanya langsung”, jawabnya tegas.

    “Mencoba langsung, di mana Om?”.

    “Di sini saja, toh semua penumpang sudah tidur”.

    “Tetapi..”.

    “Tenang saja biar Om yang mengaturnya”, potong Om Jalil sambilmerangkul tubuh Ria yang ada di sebelah kanannya, lalu ia mulaimenciumi bibir Ria.

    Ria terpaksa melayaninya demi lancarnya perjalananmereka ke Jakarta. Setelah beberapa saat lidah mereka saling berpilin,tangan Om Jalil mulai beraksi menyelinap, meremas payudara Ria melaluibagian bawah kaos ketat yang dikenakan Ria. Ria menggelinjang menikmatisentuhan tangan Om Jalil yang sangat lincah meremas payudaranya,apalagi bibir Om Jalil yang menggerayangi lehernya.

    Semakin ganas Om Jalil menikmati bukit indah milik Ria yang putihmulus itu setelah mengangkat kaos, dan melepas beha Ria. SedangkanMarina hanya menatap mereka dengan kosong. Tiba-tiba tangan Om Jalilyang satu meraih tangan Marina. Tanpa perlawanan tangan itu ditaruh diatas batang penisnya yang masih dalam celana.

    Marina mengerti maksud OmJalil, dengan segan-segan dibukanya ikat pinggang Om Jalil laluditurunkan ritsluitingnya, dikeluarkannya kemaluan yang sudahdigenggamnya dari celana dalamnya. “mmhh…”, desah Om Jalil menikmatiremasan tangan halus Marina pada batang penisnya. Sementara tangankanan yang bebas menjelajah ke dalam rok mini Ria, jari tangan kanannyadengan lincahnya mencoba melepaskan celana dalam yang dikenakan Ria.

    Ria mengangkat pantatnya untuk memudahkan Om Jalil melepaskanpenutup belahan vaginanya, Ria mengangkat satu kakinya untuk melepaskancelana dalamnya yang melorot sampai di mata kaki, bersamaan dengan ituitu jari-jari Om Jalil menerobos bibir vaginanya, lalu mempermainkanclitoris yang ada di dalamnya.

    Ria gelagapan menahan nikmat yangdirasakannya pada clitorisnya yang dipilin jari-jari Om Jalil, sertagigitan-gigitan lembut pada puting susu kanannya serta belaian-belaianyang diselingi remasan nikmat pada buah dadanya yang kiri. SementaraMarina tidak lagi meremas batang penis Om Jalil, tetapi dia menggocokbatang penis itu dengan lembut. Pergumulan segitiga itu berjalan cukuplama hingga Om Jalil tak dapat lagi menahan nafsunya.

    “Pindahlah kamuke bangku itu!” perintahnya pada Ria sambil menunjuk tempat duduk diseberang tempat duduk mereka.

    Ria mengikuti perintah Om Jalil, dia duduk menyadar di tempat yangditunjuk Om Jalil. Lalu Om Jalil berdiri menghadap Ria dengan batangpenisnya yang panjang besar dan hitam menunjuk ke arah Ria, ditariknyakaki Ria hingga posisi gadis itu setengah rebah menyandar, laludikangkangkannya paha Ria hingga tampak olehnya belahan indah yangdihiasi bulu-bulu lebat dengan bagian dalam yang merah merona, laludiarahkannya kepala penisnya yang merah mengkilap memasuki lubangvagina Ria.

    “Ssssshh…, aahh..”, desah gadis itu ketika dengan agaksusah kepala penis itu memasuki lubang kemaluannya. Om Jalil sendirimerasakan nikmat luar biasa ketika kepala kemaluannya terjepit olehbibir-bibir vagina Ria yang sempit, hingga ia tak melanjutkan gerakanmendorongnya untuk menikmati pijitan bibir vagina itu di kepalapenisnya. Sedangkan Marina hanya menyaksikan adegan itu dengan dadabergetar menghayalkan hal itu terjadi pada dirinya.

    Setelah terhenti beberapa kejap, dengan pasti Om Jalil melanjutkandorongan pantatnya hingga, “Blueess…”. Seluruh batang kemaluannyaamblas memasuki vagina Ria. Sedangkan Ria mengerang tertahan merasakanbetapa batang kemaluan Om Jalil yang besar menyumpal di dalam lorongkemaluannya, membuat nafasnya terburu nafsu. Kenikmatan itu bertambahketika Om Jalil menarik keluar batang kemaluannya hingga menimbulkangesekan yang mengguncang seluruh tubuh Ria

    Om Jalil memepercepatgerakan pantatnya mengeluar-masukkan penisnya hingga tubuh Riaterhentak-hentak kenikmatan, merasakan betapa dahsyatnya penis Om Jalilyang besar itu mengobrak-abrik lubang kemaluannya hingga membuatnyamelenguh-lenguh nikmat.

    “Ouuugh…, eeeghh…, te..ruuus.., ooom…, jaa..ngan…, berhenti.”, desahRia tertahan menikmati tarian penis Om Jalil dalam lubang vaginanyayang semakin basah dan licin hingga mengelurkan suara decak pelan.Semakin lama gerakan Om Jalil semakin gencar, dan remasannya padapayudara Ria semakin gemas,

    ditambah dengan gerakan pinggul Ria yangmembuat batang penis Om Jalil seret keluar masuk, membuat keduanya takdapat bertahan lebih lama lagi, hingga.., “Aah…, ahh…, essst…,esssst..”, desah Om Jalil sambil menggerakkan pantatnya dengan cepat.

    “Ouuugh…, eessstt…, eeengh…, aakh…, aakuu.., ti.., tidak.., taahaan..,laagi…, om..”, erang Ria hampir mencapai puncak orgasmenya.

    “Tung..guu.., sayang…, aakku…, juuggaa…, mmau.., ngecret..!”, ucap OmJalil terputus-putus sambil menancapkan batang penisnyasedalam-dalamnya ke dalam vagina Ria.

    “aakuuu…, kee..keeluar.., Ooom..”.

    “Akuuu…, juuggaa…, aaghh..”, dan, “Creeet.., creeet.., crettt.”,tersemburlah cairan nikmat dari batang penis Om Jalil ke dalam vaginaRia.

    Keduanya saling berangkulan mencapai puncak kenikmatan bersama-sama,cairan kental membanjiri vagina Ria dan membasahi penis Om Jalil.Sementara ketika Om Jalil dan Ria bertarung, Marina begitu terangsangmelihat permainan mereka hingga tanpa sadar tangannya meremas buahdadanya dan mengelus-elus bibir kemaluannya dan mendesah-desah seorangdiri, karena dibakar hawa nafsunya sendiri.

    Om Jalil dan Ria sama-samaterkulai setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, sedangkan Marinamerasakan denyutan-denyutan dalam liang vaginanya merindukan sentuhankemaluan lelaki di dinding-dindingnya, semakin ia menahan gejolak nafsuitu semakin menggejolak nafsu itu dalam dadanya.

    akhirnya ia tak kuasamenahan diri, Marina bangkit dari duduknya lalu berlutut di hadapanselangkangan Om Jalil yang bersandar memejamkan mata di bangkusebelahnya, ditatapnya kemaluan Om Jalil yang menggantung lunglai,dibelainya kemaluan yang besar itu, walaupun belum tegak berdiri.Semakin lama belaiannya semakin menggebu lalu diremasnya penis yangmulai bangun perlahan-lahan karena remasan-remasan jemari lentik Marina.

    Om Jalil membuka matanya karena merasakan kegelian yang nikmat padabatang penisnya, dibiarkannya beberapa saat Marina yang belum tahubahwa Om Jalil sudah terjaga, membelai dan meremas batang kemaluannya,Om Jalil berkata perlahan.

    “Kau menginginkannya?”.

    “I.., iya Om aa.., aku menginginkan burungmu”, jawab Marina dikuasaioleh nafsunya.

    Lalu Om Jali memegang bahu Marina lalu mengangkatnyaberdiri, ia menatap gadis di hadapannya, ia tahu bahwa Marina telahdikuasai oleh nafsunya, mulailah Om Jalil membelai tubuh Marina yangmengenakan gaun terusan tanpa lengan yang begitu minim.

    Tangannyameraba mulai dari bagian paha yang tak tertutup oleh terusan yangpendek itu, terus merambat menuju pada sepasang paha yang mulus itusambil terus berdiri hingga pakaian Marina tertarik mengikuti gerakanberdiri Om Jalil, hingga Om Jalil berhasil melepaskan pakaian itu daritubuh yang kini hanya mengenakan beha dan celana dalam. Kembali OmJalil membelai tubuh itu dari atas ke bawah sambil bergerak duduk.

    Setelah posisinya duduk berhadapan dengan selangkangan Marina yanghanya mengenakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalamitu hingga terpampanglah gumpalan bulu-bulu halus terhampar menghiasisekitar bibir kemaluan yang begitu ranum dan menebarkan aroma yangmenggairahkan hingga membuat darah Om Jalil menggelegar dan nafsunyamulai menanjak.

    Dengan kedua tangannya Om Jalil merengkuh bungkahanpantat Marina yang padat ke arah wajahnya, lalu dengan rakusnya OmJalil melumat bibir kemaluan Marina dengan penuh nafsu. Marina mendesahkenikmatan sambil membelai rambut Om Jalil yang tengah melumatvaginanya.

    “Ooouugh…, Ooomm…, lakukanlah.., Oom.., aa.., aku…, dah ti..daak.., taahhan…, lagi..!”.

    Om Jalil hanya tersenyum dan menjawab dengan perlahan, “Baiklah.Sekarang naiklah ke pangkuanku”, suruh Om Jalil pada Marina.

    Marinamengikuti perintah Om Jalil, dengan cepat ia duduk di pangkuan OmJalil. Penis Om Jalil yang tegak menghadap ke atas meleset miringdiduduki oleh Marina. Om Jalil berkata, “Bukan begitu caranya, sekarangberdirilah dengan lutut di atas bangku mengangkangi burungku!”, ajar OmJalil pada Marina.

    Kini Marina mengangkangi Om Jalil yang dudukbersandar dengan penis tegak ke atas mengarah tepat pada bibir kemaluanMarina. Kembali Om Jalil memberikan instruksi kepada Marina, “Kinigenggamlah burungku!”. Marina menggenggam penis Om Jalil. “Arahkan kelubang memekmu!”, Kembali Marina menuruti perintah Om Jalil tanpaberkata apapun. “Turunkan pantatmu lalu masukkan burungku dalam lubangmemekmu perlahan-lahan!”.

    Marina mengerjakan semua perintah Om Jalil hingga…, “Sleeep….”,Kepala kemaluan Om Jalil yang besar itu menyelinap di antara dua bibirvagina Marina yang langsung menjepit kepala penis itu dengan ketat.Marina mendesah kenikmatan, “Oough…”. Dipegangnya bahu Om Jalil yangsedang merem-melek menikmati jepitan sepasang bibir vagina Marina yangkenyal dan sempit. Dengan suara terputus-putus kenikmatan Om Jalilberkata,

    “Yaakh…, begitu, sekarang turunkan pantatmu agar burungkudapat masuk lebih dalam!”, Marina menghempaskan tubuhnya ke bawah,dirasakannya betapa penis Om Jalil yang besar dan panjang itu meneroboske dalam liang vaginanya yang terdalam, yang belum pernah tersentuholeh benda apapun karena penis Om Jalil adalah penis paling besar danpanjang yang pernah menerobos lubang vaginanya, dan itu memberikankenikmatan yang belum pernah dirasakan Marina sebelumnya.

    Om Jalilsendiri mengejang menikmati gesekan seret dari dinding vagina Marinayang seakan mengurut penisnya dengan kenikmatan yang luar biasa.

    Dirangkulnya tubuh Marina untuk melampiaskan getaran kenikmatan yangdirasakannya. Sejenak keduanya terdiam tidak melakukan gerakan apapunkarena tenggelam dalam kenikmatan yang tiada taranya. Hanyagetaran-getaran kereta api yang bergelombang membuat mereka melayangdalam arus kenikmatan bercinta.

    Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jalil yang lebih mirip desahan.

    “Sekarang bergeraklah hurun naik agar lebih nikmat sayang!”.

    “Eest.., baikh.., Om..”, jawab Marina sambil mulai mengangkat tubuhnya,terasa olehnya betap hangatnya gesekan kulit penis Om Jalil di dalamliang vaginanya, lalu dihempaskan lagi tubuhnya ke bawah membenamkanpenis Om Jalil kembali dalam pelukan dinding kemaluannya yang berdenyutkenikmatan.

    Hal itu dilakukan Marina berulang kali seiring dengangetaran kereta yang menambah nikmatnya persetubuhan mereka, kian lamagerakan Marina semakin gencar menurun-naikan pantatnya. Sedang Om Jaliltidak hanya diam saja, ia mengiringi gerakan pantat Marina denganmenaikkan pantatnya bila Marina menghentakkan pantatnya membenamkanpenis Om Jalil. Marina mendesah-desah menikmati permainanan yang hebatitu.

    “Eeeghh…, niikhmat…, sekhali…, Om..”

    “Yaakh…, memang.., nikhmat memekmu ini Mar…, oouggh..”.

    “Ooomm…, hisaplah susuku ini agar lebikh nikhmat Om..” pinta Marina,sambil menarik kepala Om Jalil ke arah dadanya yang dibusungkanmenantang itu.

    Segera saja Om Jalil melepaskan satu-satunya pakaianyang masih melekat di tubuh Marina, menggelembunglah payudara yangkenyal menegang setelah Om Jalil menarik lepas penutup benda indah itu.Mulailah Om Jalil menjilati puting susu Marina yang merah menantangitu, tidak hanya sampai di situ saja, Om Jalil menghisap rakus buahdada yang benar-benar ranum itu kiri dan kanan sedangkan keduatangannya meremas buah pantat Marina yang padat berisi dan membantunyaturun naik menenggelamkan penisnya. Semakin lama gerakan keduanyasamakin menggila desahan-desahan tak henti-hentinya keluar darisepasang insan itu.

    “Oooooogh…, oough…, akhh…, ahh…”, desahan Marina menikmati tarianpenis Om Jalil yang perkasa di dalam lubang vaginanya yang semakinlicin dan basah.

    Cukup lama mereka berpacu dalam mengejar kenikmatansehingga, “Eeeeest…, Ooough…, lebihh…, ceepat lagi…, Sayaang.., akumaau keeeluaar..!”.

    “Yaakhh…, aku…, juga..,. sudahh…, tidak.., taahaan.., laagi…, Ooooomm”.

    Hentakan pantat mereka semakin cepat terbawa nafsu yang seakanmeledakkan dada mereka hingga, “Ooough…, Akuu…, keluaar…, sayang..”

    “Akhuu.., aakhh…”.

    “Creeet.., creet.., creettt..”,

    Keduanya saling berangkulan dengan eratmenikmati puncak permainan mereka yang sungguh hebat. Marina berdirimengeluarkan penis yang besar itu dari lubang vaginanya lalu berpakaiandan kembali lunglai di bangkunya menyusul Ria yang sudah terlelap.Sedang Om Jalil menatap kedua gadis bergantian lalu dia berpakaian dankembali memejamkan matanya. Semuanya sunyi dan tenang. Tak ada lagierangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan,tanpa memikirkan apa yang menanti mereka di Jakarta nanti.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mendapatkan Pelajaran Seks Dari Nyai Pesantren – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Mendapatkan Pelajaran Seks Dari Nyai Pesantren – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1851 views

    Perawanku – Didi mengenal seks pada usia 18 tahun ketika masih sekolah Waktu itu karena Didi yang bandel dikampungnya maka ia dikirim ke sekolah yang ada Pondok Pesantrennya di Jawa barat, Didi lalu dititipkan pada keluarga teman baik ayahnya, seorang Kiayi Fuad begitu Didi memanggilnya ia adalah seorang yang cukup berpengaruh, pak Kiayi mengelola pesantren itu sendiri yang lumayan besar

    Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusia Didi kini ada di Mesir sejak mereka masih berumur 12 tahun Sedangkan yang sulung, Irfan kuliah di Pakistan Istri Kiayi Fuad sendiri adalah seorang pengajar di sekolah dasar negeri di sebuah kecamatan

    Didi memanggilnya Nyai Fifi, wanita itu berwajah manis dan berumur 40 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat Sejak tinggal di rumah Kiayi Fuad Didi seringkali ditugasi mengantar Nyai Fifi, meskipun hanya untuk pergi ke balai desa atau pergi kota Kabupaten

    Meski keluarga Kiayi Fuad cukup kaya raya dan terpandang namun tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis Didi sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Kiayi Fuad, seringkali saat Didi menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah

    Sedikitpun Didi tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusannya, lagi pula Didi kan bukan anggota keluarga mereka Biasanya mereka bertengkar malam hari saat penghuni rumah yang lain telah terlelap tidur, dan belakangan bahkan terdengar kabar kalau Kiayi Fuad ada mempunyai wanita lain sebagai isteri simpanan

    “Ah untuk apa aku memikirkannya” bisik hati Didi

    “Biar saja Kiayi Fuad berpoligami yang penting aku dapat beronani sambil membayangkan tubuh bahenol Nyai Fifi, dan sekali kali ingin juga aku menyetubuhi isterinya pak Kiayi Fuad yang cantik itu” “Busyeeeet pikiran kotorku mulai kambuh lagi, Aah masa bodoh emang aku pikirin he heeeeee ”

    Suatu hari di bulan Oktober, Bi Tinah, seorang pembantu dan Mang Darta penjaga pesantren juga pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran Sementara Kiayi Fuad pergi berlibur ke Mesir sambil menjenguk kedua anaknya di sana Nyai Fifi masih sibuk menangani tugas-tugas sekolahan yang mana para muridnya hendak menghadapi ujian, Nyai Fifi lebih sering terlambat pulang, hingga di rumah itu tinggal Didi sendiri

    Perasaan Didi begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangnya untuk berbuat apa saja di rumah besar disamping pesantren Mereka meminta Didi menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari direncanakan, dan Didi mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padanya

    Malam itu Didi duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatiannya Didi termenung sejenak memikirkan apa yang akan diperbuatnya, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Kiayi Fuad ke Mesir, Nyai Fifi tak tampak pulang ke rumah hingga sore hari

    Maklumlah ia harus bolak balik ke kabupaten mengurus soal ujian sekolah dikantor Dinas Pendidikan, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di kota kabupaten, saat sedang melamun Didi melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar lebar itu Matanya tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana Dan dalam hati Didi penuh dengan tanda tanya Dalam hati Didi berbisik

    “Segera kubuka sajalah mana tahu ada film bagus untuk ditonton,” sambil memilih film-film bagus yang ada disitu yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah film dengan cover depannya ada gambar wanita telanjang

    Tak kulihat lama lagi pasti dari judulnya aku sudah tahu langsung kupasang dan ,

    “Wow!” batinku kaget begitu melihat adegannya yang membangkitkan nafsu

    Seorang lelaki berwajah Arab sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti kayu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD

    Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras Tampak penis besarku yang panjang sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai Cairan kentalpun sudah terasa akan mengalir dari sana

    Tapi belum lagi 15s menit, karena terlalu asyik aku akan sampai tak menyangka Nyai Fifi isteri Kiayi Fuad sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Nyai Fifi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega

    Aku tidak menyangka Nyai Fifi yang seorang guru dan isteri seorang Kiayi punya koleksi VCD porno atau VCD itu hasil rampasan dari tangan para santri-santri yang bengal yang kedapatan menyelundupkan VCD porno tsb ke dalam pondok pesantren Karena rata-rata para santri yang ada dipondok pesantren itu adalah para korban Narkoba

    Seketika timbul penyakit bengal ku, karena kenakalanku sewaktu dikampung aku ketahuan mengintip isteri tetangga yang sedang mandi sebab kenakalan itu aku dititipkan oleh ayahku pada keluarga Kiayi Fuad di Tasikmalaya di kota kecil di daerah Jawa Barat, sementara asalku dari pulau Sumatera

    Dan aku sering memangil isteri pak Kiayi itu dengan sebutan tante Fifi dan terkadang juga kupanggil perempuan cantik itu dengan panggilan Nyai Fifi karena dia adalah isteri seorang Kiayi terpandang dan sangat kaya karena memiliki berhektar-hektar sawah dan kebun buah-buahan

    “Kamu belum tidur, Di??”, sapanya begitu kubuka pintu depan
    “Belum, Nyai”, hidungku mencium bau khas parfum Tante Fifi yang elegan
    “Udah makan?”
    “Hmm , belum sih, tante sudah makan?”, aku mencoba balik bertanya

    “Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua kotak nasi goreng, kamu mau?”

    “Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?”

    “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”

    “Ooo”, jawabku bego

    Nyai Fifi berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena aku baru saja nonton BF yah

    “Ayo, kita makan ”, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster bermotif bunga-bunga yang longgar tanpa lengan dan berdada rendah

    Mungkin Nyai Fifi merasa kegerahan setelah memakai baju panjang dan rambutnya selalu tertutup jilbab seharian Penampilan khas perempuan cantik itu sebagai isterinya pak Kiayi, bila ia berada diluar rumah mesti memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya Walaupun sekujur tubuhnya tertutup baju panjang dan jilbab masih nampak seksi dan anggun, malam itu benar-benar membuatku jadi terpana dan bergairah ingin memeluk tubuhnya

    “Ya ampun Nyai Fifi”, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu dalam keadaan tidak memakai jilbab dan baju panjangnya

    Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah perempuan cantik ini punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi Buah dadanya tampak menyembul dari balik gaun tidur itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat indah payudaranya yang putih lembut

    “Uh , apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi

    Khayalanku mulai kurang ajar, atau selama ini aku melihat Nyai Fifi selalu memakai jubah panjang dan berjilbab jadi aku tidak tahu bentuk tubuhnya yang sebenarnya, seketika aku memasukkan bayangan Nyai Fifi ke dalam adegan film tadi

    “Hmm ”, tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu
    “Ada apa, Di?”, isteri pak Kiayi itu memandangku dengan alis berkerut

    “Nngg , nggak apa-apa Nyai ”, Aku jadi sedikit gugup Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik

    “Eh , kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?”, tanyanya
    “Nggak ah tante”, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya

    Wow serasa hendak jebol celana yang kupakai oleh desakan penisku yang memberontak tegang. “Oh My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, oohh” lamunan itu terus merayap melambung tinggi

    “Heh, ayo , makanmu lho, Di”
    “Ba , bbaik Nyai”, jelas sekali aku tampak gugup
    “Nggak biasanya kamu kayak gini, Di Mau cerita nggak sama tante Fifi”

    “Oh my god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu itu Nyai, susumu yang tergantung indah aku remas-remas ya” bisik hatiku, aku mulai berfikir bagaimana bisa menyetubuhi isteri Kiayi Fuad yang montok dan cantik ini

    Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur Masih belum lepas juga bayangan tubuh Nyai Fifi

    “Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila”, pikirku tak habis-habisnya

    Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun , dua puluh lima tahun dibawahnya Ah, mengapa harus kupikirkan, persetan ah yang penting bagaimana caranya aku dapat menikmati tubuh montoknya. Aku melangkah ke kamarku dan berbaring ditempat tidur, mencoba melupakannya, tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar

    “Di , Didi , ini Tante Fi”, terdengar suara tante Fifi yang seksi itu memanggil
    “Ah ”, aku beranjak bangun dari ranjang dan membukakan pintu,
    “Ada apa, tante?”
    “Kamu bisa buatin tante kopi?”
    “Ooo , bisa tante”
    “Tahu selera tante toh?”

    “Iya tante, biasanya juga saya lihat Bi Tinah”, jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur

    “Tante tunggu di ruang tengah ya, Di”
    “Baik, tante”
    “Didi ?”
    “Ya , tante”
    “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”

    “Mmm , ma , ma , maaf tante ” aku tergagap, apalagi melihat Tante Fifi isteri pak kiayi itu yang berbicara tanpa melihat ke arahku

    Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah

    “Di ?”, Tante Fifi memanggil dan kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Kiayi Fuad itu

    Aku benar-benar takut bercampur dengan nafsu

    “Tante nggak bermaksud marah lho, Di ”,

    Byarr hatiku lega lagi ?

    “Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper”, ajaknya

    “Woow ”, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya

    Aku duduk di sofa sebelah tempatnya Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Fifi daripada film itu

    “Kamu kan sudah 18 tahun, Di Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri ”

    Tak kusangka ucapan isteri Kiayi Fuad begitu terang-terangan, padahal Nyai Fifi adalah seorang pendidik alias guru apakah karena dunia ini sudah semakin tua, atau isteri Kiayi itu yang nampaknya alim namun sesungguhnya memiliki nafsu syahwat besar yang tak tersalurkan

    Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Fifi mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih seger dan bentuknya indah Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah

    Wooow Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap Yeah, betis indah dengan bulu-bulu halus, Hmm? Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan Marisa Haque, hanya Tante Fifi kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung

    Aku tak mengerti kenapa perempuan paruh baya ini begitu tampak mempesona di mataku Tapi mungkinkah ? Tidak, dia adalah istri seorang Kiayi yang terpandang, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku Aku di sini untuk belajar , atas biaya mereka , ah persetan!

    Tante Fifi mendadak memindahkan acara TVRI ke sebuah TV swasta

    “Lho kok?”
    “Ah tante bosan ngeliatin acara di TV itu terus, ”
    “Tapi kan ”

    ?Sudah kalau mau kamu mau nonton yang lain nonton aja sendiri di kamar ” wajahnya masih biasa saja

    “Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?”
    “Iya tante ”
    “Sudah punya pacar?”, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya

    “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya

    Tak sadar penisku mulai berdiri

    “Kamu nggak nyari gitu?”, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum

    “Alamaak, senyumnya , oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Fifi , pahamu”, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu Sengaja atau tidak sih?

    “Eeh Di kamu ngeliatin apaan sih?”

    Blarr , mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya

    “Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”
    “Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus Apa ada yang salah sama tante, Di?”,

    Yya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya

    “Eh , mm , anu tante , aa , aanu , tante , tante”, kerongkonganku seperti tercekat

    “Anu apa , ah kamu ini ada-ada saja, kenapa ?”, matanya semakin terarah pada selangkanganku, sial aku lupa pakai celana dalam

    Pantas Tante Fifi tahu kalau penisku tegang

    “Ta , ta , tante cantik sekali ”, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku

    Dan astaga, bukannya marah, Tante Fifi malah mendekati aku

    “Apa , tante nggak salah dengar?”, katanya setengah berbisik
    “Bener kok tante ”

    “Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja Atau kamu mau sesuatu dari tante?” ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri pemilik pondok pesantren ini batinku berkata?Aah persetan

    Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk segera berbuat sesuatu Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu Wow , sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah

    “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”

    “Nggak kok Nyai, ss , ss , saya jujur kalau tante memang cantik, eh , mm , dan menarik”
    “Terus apa lagi ayo bilang ”

    “Aaaku mau pegang susu Nyai ” kuberanikan diriku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu

    “Kamu belum pernah kenal cewek yah”
    “Belum, tante”
    “Kalau tante kasih pelajaran gimana?”

    Ini dia yang aku tunggu, ah persetan walau dia ini isteri Kiayi Fuad sahabat ayahku aku tak perduli Anggap saja ini pelajaranku dari Tante Fifi Dan juga , oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita cantik ini

    “Maksud tante , apa?”, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan

    “Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya menikmati wanita ”

    “Ta , tapi tante”, aku masih ragu
    “Kamu takut sama pak Kiayi suamiku? Tenang , yang ada di rumah ini cuman kita, lho”
    “Wow hebat”, teriakku dalam hati

    Pucuk dicinta ulam pun tiba Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan Beberapa saat kami berdua terdiam

    “Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun

    “Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu”, ia berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya. Sementara di bawah penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu

    “Tante ngerti kamu terangsang melihat tetek ini, dan tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?”, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku

    Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan

    “Kamu kepingin pegang dada tante kan?”

    Daarr! Dadaku seperti pecah , mukaku mulai memerah Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Nyai Fifi isteri pak Kiayi itu, Dan , astaga , perempuan cantik ini menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu Oooh lembutnya

    “Ta , ta , tante , oohh”, suara itu keluar begitu saja dari bibirku, dan Tante Fifi hanya melihat tingkahku sambil tersenyum

    Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku Istri pak Kiayi itu melotot ke arah selangkanganku

    “Waawww , besar sekali punya kamu Di”, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya

    Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya

    “Aaagghhh… enaaaak, isep Di… Ooooooooh… aahh , mm remas sayang oohh… teruuuuuuuus Di ”

    Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku Aku semakin berani, kupandangi wajah istri pak Kiayi itu dengan seksama

    “Teruskan, Di , buka baju tante”, perempuan itu mengangguk pelan

    Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dadanya yang putih itu Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati dasternya

    “Mmm , tante ”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Fifi yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja

    Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya Aku pun semakin berani, dasternya kutarik ke atas dan woowww , kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan

    “Mm , kamu sudah mulai pintar, Di Tante mau kamu ”, belum lagi kalimat Tante Fifi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan

    “Crupp ”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya

    “Aahh , Didi, oohh , sedoot teruus aahh”, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendekku sejak tadi dipelorotnya ke bawah

    Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Fifi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya Jelas isteri pak Kiayi itu sudah berpengalaman sekali Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya

    “Buka pakaian dulu, Di” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya

    Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Nyai Fifi yang bahenol itu dengan jelas Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas

    “Eeeiit , ponakan tante sudah mulai nakal yah”, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku

    “Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante”, dengusanku masih terdengar semakin keras

    “Kita lakukan di kamar yuk ”, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya

    “Shitt!” makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu

    Isteri pak Kiayi itu langsung merebahkan badan di tempat tidur Tapi mataku sejenak tertuju pada foto pak Kiayi yang pakai sorban dengan baju kokonya

    “Ta , tapi tante”
    “Tapi apa, ah kamu, Di” Tante Fifi melotot
    “Tante kan istri pak Kiayi”
    “Yang bilang tante istri kamu siapa?”, aku sedikit kendor mendengarnya
    “Saya takut tante, malu sama pak Kiayi”

    “Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari Mesir sana? Didi, Didi , Kamu nggak usah sebut nama pak Kiayi itu lagi deh!” intonasi suaranya meninggi, mungkin Nyai yang cantik ini sudah sangat benci kepada suaminya yang mempunyai isteri lagi, perempuan cantik ini memang dimadu oleh pak Kiayi sampai rasa benci terhadap suaminya ia lampiaskan dengan jalan menggiring gairah nafsuku untuk menyetubuhinya

    “Trus gimana dong tante?”, aku tambah tak mengerti

    “Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan memegang payudara tante?” aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Fifi yang kini terbuka lebar

    Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang

    Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku saat beronani sekarang menempel ketat di dadaku Bibir kamipun kini bertemu, Nyai Fifi menyedot lidahku dengan lembut Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu

    “Aggggh, Di kamu anak yang pintar teruuuus Di ”

    “Mmm , oohh , Nyai , aahh”, kegelian bercampur nikmat saat Tante Fifi memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku

    “Kamu mau sedot susu tante lagi?”, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku

    Lidahku mulai bekerja dengan liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti

    “Hmm , pintar kamu Di, oohh ” desahan isteri pak Kiayi mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip

    “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang ”

    Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Fifi membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya

    Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno sewaktu di Sumatera Lidahku menjulur lalu menjilati vagina isteri pak Kiayi itu

    “Aggggggh ampuuuuuun, Ooouuhh , kamu cepat sekali belajar, Di Hmm, enaknya jilatan lidah kamu , oohh ini sayang”, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya

    “Ooohh, yaahh , enaak, Di, pintar kamu Di , oohh”, Tante Fifi mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacangnya yang belakangan kutahu bernama clitoris

    Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas

    “Aahh , tante nggak kuaat aahh, Didii”, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku

    “Uff , Di, kamu pintar bener Sering ngentot yah?” ia memandangku dengan genit

    “Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya , makasih sayang Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja”, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi

    Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Fifi Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya Masih jelas bayangan tubuh telanjang isteri pak Kiayi itu beberapa menit yang lalu , ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi Kulihat perempuan paruh baya yang cantik itu sedang mengguyur tubuhnya dengan air

    “Tante… mau saya entot sekarang?”
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku

    Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang

    “Woowww , tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di , oohhmm”, ia berjongkok di hadapanku

    Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Nyai Fifi memasukkan penisku ke mulutnya

    “Ohh , nikmat Tante Fifi oohh , oohh , ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang

    Baru kali ini punyaku masuk ke dalam mulut perempuan, ternyata , ahh , lezatnya setengah mati Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Fifi hampir tak dapat lagi menampungnya Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya

    “Uuuhh punya kamu ini lho, Di , tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi”, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Fifi seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan

    Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya Mm , kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya

    “Heh , sabar dong, Di Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya”
    “Keluar apa, Tante?”

    “Nanti kamu tahu sendiri, deh” tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya

    Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya

    “Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang , Ahhooww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!”, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu

    “Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit

    “Tarik dulu sedikit, Di , yah tekan lagi Pelan-pelan , yaahh masuk sayang oohh besarnya punya kamu , oohh… Oooh enaaak Di, Aaaagggh panjangnya punya kamu sampai mentok ke dasar Di

    “Tante suka?”
    “Nyai aku entot ya… Gimana Nyai rasanya?”

    “Suka sayang oohh, sekarang kamu goyangin , mm , yak gitu terus tarik, aahh , pelan sayang vagina tante rasanya , oouuhh mau robek, mmhh , yaahh tekan lagi sayang , oohh , hhmm , enaakk , oohh”

    “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Fifi sudah bisa menikmatinya, matanya terpejam seraya menggigit bibirnya disertai desahan manjanya

    “Oooh Di setubuhi tante, Agggggh enaaaak Di punyamu besaaaar Hmm , oohh ”, Tante Fifi kini mengikuti gerakanku

    Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan Liang vaginanya bertambah licin saja Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku

    Plak , plak , plak , plak , aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini

    Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Fifi yang masih saja mengeluarkan senyuman Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi

    “Ooohh sayang kamu buas sekali hmm , tante suka yang begini, oohh , genjot terus mm”

    “Uuhh tante nikmat tante , mm tante cantik sekali oohh… Oooh enaknya ngentotin isteri pak Kiayi ” Aku mulai meracau nikmat

    “Kamu senang susu tante yah?” Ooohh sedoot teruus susu tantee aahh , panjang sekali peler kamu oohh, Didii , aahh” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang

    “Di ?”, dengusannya turun naik
    “Yah uuhh ada apa tante ?”

    “Kamu bener-bener hebat sayang , oowww , uuhh , tan , tante , mau keluar hampiirr , aahh ”, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat

    “Ooohh memang enaak Nyai, oohh , Tante Fifi Tante Fifi, oohh , tante, oohh , nikmat sekali tante memekmu, oohh ” aku bahkan tak mengerti apa maksud kata ‘keluar’ itu

    Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup Tak kuhiraukan tubuh isteri pak Kiayi yang menegang keras berkejat-kejat, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu,

    “Aaahh , Di , dii , tante ke luaarr laagii , aahh”, vagina Tante Fifi terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan

    Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya

    “Agggh Oooh ampuuuun enak Di penis besarmu”

    Sesaat kemudian ia lemas lagi Tak kusangka isteri seorang Kiayi, wanita yang kuanggap alim dan terpelajar saat kusetubuhi bisa menjadi liar bagai penari erotis, tubuhnya meliuk liuk saat mencapai orgasme

    “Tante capek’
    “Maaf tante kalau saya keterlaluan ”

    “Mmm , nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali , ah, ntar kamu tahu sendiri deh , kamu tunggu semenit aja yah, uuhh hebat”

    Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluannya

    “Kamu peluk tante dong, mm”
    “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”

    “Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja Mainin susu tante saja ya”

    “Baik tante ”

    “Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya ‘keluar’ seperti Tante ya ”

    Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan

    “Di ?”
    “Ya tante?”
    “Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang , mmhh, pintar”

    Posisi kami berbalik Kini isteri pak Kiayi menunggangi tubuhku Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk

    Tante Fifi mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini Tante Fifi berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang

    “Ooohh enaak tante , ooh Tante Fifi , ooh Nyai , oo , hmm, enaak sekali , oohh memek enak” Kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh isteri pak Kiayi itu

    “Remees susu tante sayang, oohh , yaahh , pintar kamu , oohh , tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh , pintar kamu Didi oohh , ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang”, Tante Fifi meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku

    “Maksud tante supaya aku bisa , crup , crup ”, mulutku menerkam puting payudaranya
    “Yaahh sedot susu tante lagi sayang , mm , yak begitu teruus yang kiri sayang oohh”

    Tante Fifi menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin isteri pak Kiayi yang meluber membasahi dinding vaginanya Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang dulu pernah kulihat,

    “Yap , doggie style!” batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Fifi yang tengah asyik

    “Huuhh , oohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal
    “Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante”
    “Gaya yang mana, yah ,?”
    “Yang dari belakang tante harus nungging”

    “Hmm , tante ngerti , boleh”, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku

    “Yang ini maksud kamu?”, isteri pak Kiayi itu menungging tepat di depanku yang masih terduduk

    “Iya Nyai ini namanya anjing kawin ”

    Hmm lezatnya, pantat Tante Fifi yang besar itu kuremas-remas dan belahan bibir vaginanya yang memerah membuat nafsuku memuncak, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya

    “Ooohh , ngg , Agggh yang ini hebaat Di , oohh, genjot yang keras sayang, oohh , tambah keras lagi ,”

    “Uuuhh… Enak ya Nyai? Aku suka ngentot sama Nyai ayo tante jalang goyangin dong pantatnya ”

    “Oooooh Di setubuhi aku sesuka hatimu, tante suka Di ”

    Kata-kata kotor Didi membuat isteri pak Kiayi itu kian terangsang hebat ia goyangkan pantatnya mengikuti irama tusukan penis yang menerobos liang vaginanya Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Fifi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin Teriakannyapun makin ngawur

    “Ooohh , jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi ooh ” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku

    “Baik tante sekarang , mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini”

    “Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh”, Tante Fifi mengecup bibirku

    Perintahku pun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya Buah penisku bersiap lagi

    “Aaahh tante , uuhh , nikmat sekali, oohh , Nyai sekarang, oohh , saya nggak tahan Nyai , enaak , oohh”

    “Tante juga Didi , Didi , Didi sayaangg, oohh , keluaar samaan sayaang ooh” kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan,

    “Craat , cratt , craatt , cratt”, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim isteri pak Kiayi yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras

    Tangan Tante Fifi meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat, tubuhnya berkejat kejat isteri pak Kiayi itu mengerang seperti anak kucing

    Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Fifi memelukku erat, sesekali ia mencium mesra Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Fifi Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya

    Meski mulai tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi , aah, persetan dengan itu semua, Tante Fifi adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik

    “Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di ”
    “Hmm ”
    “Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?”
    “Iya tante ”
    “Nggak pernah sama pacar kamu?”
    “Nggak punya tante ”
    “Yang bener aja ah”
    “Iya bener, nggak bohong kok, tante , tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?”

    “Ya ampuun ” Ia mencubit genit, “Masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu ”

    “Maksud tante?”

    “Pak Fuad itu kalau main paling lama tiga menit , lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya”

    “Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih ”

    “Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti , pasti tante kamu bikin KO , lebih dari yang tadi”

    “Terima kasih tante ”
    “Untuk?”

    “Untuk yang tadi… Karena saya bisa ngentotin Nyai, saya sudah lama mengkhayali Nyai sambil beronani dan malam ini saya puas sekali bisa menyetubuhi isteri pak Kiayi yang cantik ini he heee ”

    “Tante yang terima kasih sama kamu , kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini”

    “Saya nggak ngerti ”

    “Di , dua puluh tahun lebih sudah usia perkawinan tante dengan Pak Fuad tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja

    Tante benar-benar telah dilecehkannya Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama Kiayi, ia menyimpan beberapa wanita sebagai isteri kedua untuk melampiaskan nafsu seksnya

    Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante”, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang

    Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Kiayi Fuad itu punya perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana. Tante Fifi terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan,

    Mmm aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu

    “Agggh?” telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu,

    “Hmm”, dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang, jari telunjuk Tante Fifi mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt , aku nggak bisa bersuara Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran tempat tidur, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan

    “Mmmhh , aahh , oh nggak, , uuhh” lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu

    “Ssshh yaa , enakk ?,

    Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh

    “Mmm fuuhh , Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi Kamu boleh lakukan apa saja Puaskan diri kamu sayang aahh”, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya

    Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan Di karpet, sampai sekitar pukul tiga dini hari Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya

    Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang Benar-benar malam yang penuh kenikmatan Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal Tante Fifi sudah tidak ada di sampingku

    “Tante ?” panggilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri pak Kiayi yang semalam suntuk kutiduri itu

    Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Fifi, ternyata ia harus ke tempat ke sekolah tempat ia mengajar karena ada yang harus dikerjakan

    “Hmm , padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali”, pikiranku ngeres lagi

    Aku kembali ke kamar Tante Fifi yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu Kumasukkan ke mesin cuci Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja pak Kiayi kubuat rapi kembali Siap untuk kami pakai main lagi

    “Shit… ! Aku lupa sekolah , ampuun gimana nih”,

    Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Fifi

    “Selamat pagi?”, suara operator
    “Ya Pagi , Bu Fifi ada?”
    “Dari siapa, pak?”
    “Bilang dari Sonny, anaknya ”
    “Oh Mas sonny”
    “Huh dasar sok akrab”, umpatku dalam hati
    “Saya, Tante ”
    “Eh kamu sayang , gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante ”
    “Bukan begitu tante , tapi saya jadi telat bangun , nggak bisa masuk sekolah”

    “Oooh gampang , ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu , tante bilang kamu sakit yah?”

    “Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran ”
    “Tapi emang benar kan kamu sakit , sakit , sakit anu! Nah lo!”
    “Aaah, tante , tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?”
    “Iya , iya , eh.. Di , kamu kepingin lagi nggak ”
    “Tante genit”
    “Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain ”
    “Ah Tante, ya mau dong , semalam nikmat yah, tante ”
    “Kamu hebat!”
    “Tante juga , nanti pulang jam berapa?”
    “Tunggu aja , sudah makan kamu?”
    “Belum, tante sudah?”

    “Sudah , mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu , biar nanti kamu kuat lagi”

    “Tante bisa aja , makasih tante ”
    “Sama-sama, sayang , sampai nanti ya, daahh”
    “Daah, tante”

    Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan

    “Ini dari, Bu Fifi, Mas talong ditandatangan Payment-nya sudah sama Bu Fifi”
    “Makasih, mang ”
    “Sama-sama, permisi ”

    Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman Makanan kiriman Tante Fifi memang semua berprotein tinggi Aku tahu benar maksudnya Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku

    Rupanya istri pak Kiayi itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho , kan baru pertama Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Fifi bermain bersamaku Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya Huh , aku mematikan TV dan menuju kamarku

    “Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga ”, aku bergumam sendiri dalam kamar

    Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi Lama-kelamaan akupun tertidur Jam menunjukkan pukul 12 45. Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Fifi yang ternyata sudah ada di sampingku

    “Huuaah , jam berapa sekarang tante?”

    “Hmm , jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih ”

    “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger ”, kami saling berciuman mesra,

    “Crup , crup”, lidah kami bermain di mulutnya

    “Eh , tante mau jajan dulu ah , sambil minum teh, yuuk di taman Tadi tante pesan di Dunkin , ada donat kesukaan kamu”, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar

    “Uh , Tante Fifi ”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan

    Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Fifi sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini

    “Hmm, tante Fifi , aahh Nyai yang cantik” desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh , aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah , rasanya aku gila!

    Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Fifi Kutengok ke sana ke mari

    “Tante ”, panggilku

    “Di dapur, sayang”, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave

    Dan , uuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang , bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah

    “Uuuhh tante , sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya

    “Aduuhh , Didi nakal kamu ah ” ia melirikku dengan pandangan menggoda

    Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Fifi dari celah gaun di bawah ketiaknya Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya

    “Ehhmm , nngg , aahh , nakaal, Didi”

    “Tante , tante, saya nggak tahan ngeliat tante , saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi”

    Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya

    Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas Kudorong tubuh isteri pak Kiayi itu sampai ia menunduk dan terlihatlah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat Aku berjongkok tepat di belakangnya

    “Idiihh, Didi Tante mau diapain nih ”, katanya genit

    Lidahku menjulur ke arah vaginanya Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan ,

    “Huuhh , srup , srup , srup”, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku

    “Aaahh , Didi , enaakk ”, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur

    “Aaawww , gelii”, kugigit pantatnya

    Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok

    Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang,

    “Sreep , Bleess”, langsung menggenjot keluar masuk vagina Tante Fifi
    “Aaahh , Didi , enaak , huuhh tante senang yang ini oohh ”
    “Enak kan tante , hmm , oohh , agak tegak tante biar susunya , yaakk ooh enaakk”

    “Yaahh , tusuk yang keras , hmm , tante nggak pernah gini sebelumnya , oohh enaakk pintarnya kamu sayaang , oohh enaak , terus , terus yah tarik dorong keeraass , aahh , kamu yang pertama giniin tante, Di , oohh , sshh ”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan,

    “Hoohh , tante , mauu , keluar , sekarang , ooh hh , sekarang Di, aahh ”

    Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan

    Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam Ia masih menungging kelelahan

    “Balik Nyai ”, pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya
    “Apalagi, sayang , ya ampun tante nggak kuat , aahh”

    Aku meraih sebuah kursi Ia mengira aku akan menyuruhnya duduk,

    “Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, kaki kiri tante naik di kursi ini ”
    “Ampuun, Didi , tante mau diapain sayang ”, ia menurut saja

    Woow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu

    “Sekarang Nyai sayang , yaahh ”, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar

    Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup

    “Mmmhh , hhmm ”, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku

    Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu

    “Cek , cek , cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana

    Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya

    “Uuuhh hebaat , kamu sayang , aduuh mati tante , aahh enaak mati aku Di, oohh , ayo keluarin sayang , aahh entotin tante yang kuat Aggggh , sudah mau sampai lagi niih aahh ” wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi

    “Ayooo nikmati Nyai kontol besarku Goyangin dong Nyai pantatnya, duh enaknya ngentot sama Nyai

    Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras

    “Aaahh , tante keluaar ”
    “Saya juga Nyai huuhh , nikmat , nikmat , oohh , Nyai Fifi , aahh”, dan penisku,

    “Crat , crat , crat , seer”, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina isteri pak Kiayi yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali

    “Huuhh , capeekk , sayang” ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu

    Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai

    “Mau di lap Nyai?”, aku menawarkan tissue

    “Nggak sayang , tante senang, kok Tante bahagia , yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri Tante ingin menikmati terus rasa penismu ”, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman

    “Hmm , Tante Fifi ”, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

    Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos Tante Fifi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 m persegi. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan

    Jadilah dua minggu kepergian pak Kiayi Fuad itu surga dunia bagiku dan Nyai Fifi Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!

  • Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok dan Bohay Sampai Crot

    Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok dan Bohay Sampai Crot


    1553 views

    Perawanku – Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok dan Bohay Sampai Crot ini yaitu satu pengalaman saya yang berlangsung sekitaran 1 th. yang kemarin. Ini yaitu pengalaman yang akan tidak sempat saya lupakan dengan Tante Yossie. Usia saya saat ini yaitu 23 th., saya (Donnie) barusan merampungkan kuliah saya di satu perguruan swasta yang populer di Jakarta.

    Dahulu saat saya masih tetap duduk di bangku SMA, saya memiliki rekan bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia yaitu sahabat saya mulai sejak perjumpaan pertama kalinya saat masih tetap duduk di bangku SMP. Karna jalinan kami begitu dekat, jadi saya seringkali bermain ke tempat tinggalnya di lokasi Menteng. Agen Maxbet
    Nyaris setiap minggu tentu saya bermain ke tempat tinggalnya, tak tahu untuk mengajaknya pergi atau cuma bermain di tempat tinggalnya saja. Karna jalinan kami yang dekat, jadi jalinan saya dengan keluarganya cukup dekat juga. Terlebih dengan Tante Yossie, yg tidak beda yaitu ibu kandung Jessy.
    Butuh anda kenali, Tante Yossie menikah di usia yang begitu muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy saat masih tetap berusia 18 th.. Terkecuali Jessy, Tante Yossie juga memiliki anak sekali lagi yakni George yang baru berusia 2 th. waktu itu. Memanglah ketidaksamaan umurnya dengan Jessy begitu jauh, apakah mungkin saja Tante Yossie memanglah menginginkan memiliki anak sekali lagi atau mungkin..?
    Sehari-hari Tante Yossie cuma dirumah saja, sedang Om Anwar-nya yaitu seseorang karyawan perusahaan asing yang cukup berhasil. Selanjutnya saat baru memijak SMA th. ke-2 jalinan saya serta Jessy dan dengan keluarganya putus, saat nyatanya mereka sekeluarga mesti geser ke Jerman untuk ikuti Om Anwar yang memperoleh pekerjaan di Jerman.  Agen Obat Kuat Pasutri
    Tetapi kira–kira satu tahun waktu lalu saya memperoleh berita kalau Jessy tengah berlibur ke Jakarta. Sudah pasti saya suka sekali karna dapat berjumpa rekan lama saya. Saat telah ada di Jakarta, Jessy menelepon saya serta dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di lokasi Kuningan.
    Serta pada akhirnya saya juga datang berjumpa dengan dia di apartmentnya. Saat datang saya begitu kaget, karna nyatanya Tante Yossie telah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie nyatanya tidaklah terlalu kerasan dengan situasi di Jerman, kira–kira sesudah 1 th. di Jerman dia mengambil keputusan dengan George untuk kembali pada Jakarta. Sedang Om Anwar serta Jessy tetaplah tinggal disana. George saat ini telah sekolah pada suatu SD swasta populer di lokasi Lippo Karawaci.
    Saat berjumpa dengan Jessy ataupun dengan anggota keluarganya yang beda, saya begitu suka sekali, karna telah lama sekali saya tidak bersua dengan mereka semuanya. Tetapi sesudah kira–kira 2 minggu ada di Jakarta untuk berlibur, pada akhirnya Jessy mesti kembali pada Jerman untuk melanjutkan studinya. Tetapi sesudah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya memperoleh telepon dari nomor HP yang umum digunakan Jessy saat dia ada di Jakarta, serta nyatanya sesudah saya ingat nomor itu yaitu nomor HP Tante Yossie.
    Cerita Sex Diajarin Ngewe “Don.. Tante nih, anda sekali lagi di mana? ” bertanya si Tante.
    “Saya barusan habis makan siang tuch sama rekan saya Tante, ada apa memangnya? ” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV dirumah Tante, anda dapat tolong kemari tidak? ” tanyanya.
    “Yah.. dapat deh Tante, hanya kurang lebih 2 jam sekali lagi deh yah, ” jawab saya.
    Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok dan Bohay Sampai Crot

    Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok dan Bohay Sampai Crot

    Pada akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah tiba di apartmentnya alangkah kagetnya saya, nyatanya Tante Yossie menggunakan pakaian yang begitu seksi. Yah, memanglah tubuhnya cukup seksi bagiku, karna meskipun telah mulai berusia, Tante Yossie masih tetap pernah melindungi badannya dengan lakukan senam “BL” satu minggu 3 kali. Badannya yang baik menurut saya memiliki tinggi sekitaran 168 cm, serta berat sekitaran 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B.
    Saat saya mengecek TV-nya nyatanya memanglah ada yang rusak. Saat saya tengah berupaya mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie melekat di belakang saya. Mula–mula saya tidak menyimpan berprasangka buruk sekalipun mungkin saja karna dia menginginkan tahu sisi mana yang rusak, tetapi lama–lama saya rasakan ada suatu hal yang melekat di punggung saya, yakni payudaranya yang montok. Sesudah TV sukses saya benarkan, kami berdua pada akhirnya duduk di ruangan keluarganya sembari melihat acara TV serta bicara mengenai berita saya.
    “Don, anda masih tetap seperti yang dahulu saja yah? ” bertanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante dapat saja deh, memang tidak ada bedanya sekalipun apa? ” jawabku.
    “Iyah tuch.. masih tetap seperti yang dahulu saja, hanya saat ini tentunya telah dewasa dong.. ” tanyanya.
    Lantas belum juga saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie telah memegang tangan saya duluan, serta sudah pasti saya kaget 1/2 mati.
    “Don.. ingin kan tolongin Tante? ” bertanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin terlebih nih Tante? ” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih.. ” jawab si Tante.
    Astaga, begitu kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang mempunyai rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak memikirkan bila ibu rekan dekatku sendiri yang memohon sesuai sama itu. Memanglah tidak sempat ada hasrat untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karna sampai kini saya berasumsi dia jadi seseorang ibu yang baik serta bertanggungjawab.
    “Wah.. saya mesti memuaskan Tante dengan apa dong? ” tanyaku sembari bercanda.
    “Yah.. anda fikir sendiri dong, kan anda telah dewasa kan.. ” jawabnya.
    Cerita Sex Diajarin Ngewe Lantas pada akhirnya saya terikut nafsu setan juga, serta awalilah membulatkan tekad untuk memeluknya serta kami mulai berciuman di ruangan keluarganya. Diawali dengan mencium bibirnya yang tidak tebal, serta tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih tetap montok itu. Tante Yossie juga tidak ingin kalah, ia segera meremas–remas alat kelaminku dengan keras.
    Mungkin saja karna sampai kini tak ada pria yang bisa memuaskan nafsu seksnya yang nyatanya begitu besar ini, terlebih sesudah kepulangannya dari Jerman. Pada akhirnya sesudah nyaris sepanjang 1/2 jam kami berdua bercumbu seperti diatas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya.
    Sesampainya di kamar tidurnya dia segera menanggalkan semuanya pakaian saya, pertama–tama dia melepas baju saya kancing perkancing sembari menciumi dada saya. Bukanlah main nafsunya si Tante, fikirku. Serta pada akhirnya sampailah di bagian celana. Begitu nafsunya dia menginginkan melepas celana Levi’s saya.
    Serta pada akhirnya dia bisa lihat begitu tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih miliki anda.. ” kata si Tante sembari bercanda. “Masa sich Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh, ” jawabku.
    Dalam kondisi saya berdiri serta Tante Yossie yang telah jongkok dimuka saya, dia segera turunkan celana dalam saya serta dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya kedalam mulutnya.
    Aghh, sangat nikmat rasa-rasanya. Karna baru pertama kesempatan ini saya rasakan oral sex. Sesudah dia senang lakukan oral dengan kemaluan saya, lalu saya mulai membulatkan tekad untuk bereaksi.
    Saat ini ubahan saya yang menginginkan memuaskan si Tante. Saya buka pakaiannya serta lalu saya melepas celana panjangnya. Sesudah lihat kondisi si Tante dalam kondisi tanpa ada pakaian itu, tiba–tiba libido sex saya jadi makin besar. Saya segera menciumi payudaranya sembari meremas–remas, disamping itu Tante Yossie tampak sukanya bukanlah main. Lantas saya buka BH hitamnya, serta awalilah saya menggigit–gigit putingnya yang telah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan situasi begini Don.. ” desahnya.
    “Tante, saya belum juga sempat gituan loh, tolong ajarin saya yah? ” kataku.
    Karna saya telah bernafsu sekali, pada akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Serta lalu saya buka celana dalamnya yang berwarna hitam. Tampak terang klitorisnya telah memerah serta liang kemaluannya telah basah sekali diantara bulu–bulu halusnya.
    Lantas saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pandai sekali yah anda merangsang Tante.. ” dengan nada yang mendesah. “Wah.. natural tuch Tante, walau sebenarnya saya belum juga sempat hingga selama ini loh.. ” jawabku. Tidak merasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya serta tiba–tiba badan tante mengejang serta saya rasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. nyatanya dia orgasme! Memanglah berbau aneh sich, hanya berhubung telah dirundung nafsu, bau seperti apa pun pastinya telah tidak jadi problem.
    Kemudian kami mengubah tempat jadi 69, tempat ini baru pertama kalinya saya rasakan, serta enaknya benar–benar mengagumkan. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang telah mulai basah serta begitu juga mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Sesudah kami senang lakukan oral sex, pada akhirnya Tante Yossie saat ini memohon saya untuk memasukan batang kemaluan saya kedalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, saat ini masukin yah, Tante telah tidak tahan nih, ” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut jika Tante hamil bagaimana.. ” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya anda tenang–tenang saja deh, ” sembari berupaya meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan telah memengaruhi saya, serta pada akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya kedalam lubang kemaluannya. Oghh, enaknya. Meskipun sakitnya juga lumayan. Sesudah pada akhirnya masuk, saya lakukan pergerakan maju-mundur dengan perlahan, karna masih tetap merasa sakit. “Ahh.. dorong selalu dong Don.. ” minta si Tante dengan nada yang telah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya saya jadi makin nafsu, serta saya mulai mendorong dengan kencang serta cepat meskipun rasa sakit juga merasa. Pada akhirnya saya mulai punya kebiasaan serta mulai mendorong secara cepat. Disamping itu tangan saya asik meremas–remas payudaranya, hingga tiba–tiba badan Tante Yossie mengejang kembali.
    Astaga, nyatanya dia orgasme yang ke-2 kalinya. Serta lalu kami bertukar tempat, saya dibawah serta dia diatas saya. Tempat ini yaitu dambaan saya bila tengah bersenggama. Serta nyatanya tempat pilihan saya ini memanglah tidak salah, benar–benar saya rasakan kesenangan yang mengagumkan dengan tempat ini. Sembari rasakan pergerakan naik-turunnya pinggul si Tante, serta tangan saya tetaplah repot meremas payudaranya sekali lagi.
    “Oh.. oh.. sangat nikmat Donniie..! ” teriak si Tante.
    “Tante.. saya sepertinya telah ingin keluar nih.. ” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggulah sebentar sekali lagi dong, Tante juga telah ingin keluar sekali lagi nih.. ” jawab si Tante.
    Cerita Sex Diajarin Ngewe Pada akhirnya saya tidak kuat menahan sekali lagi, serta keluarlah cairan mani saya didalam liang kemaluan si Tante, demikian halnya dengan si Tante. “Arghh..! ” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie lalu mencakar pundak saya sesaat saya memeluk tubuhnya dengan erat sekali. Benar-benar mengagumkan rasa-rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku.
    Kemudian kami berdua letih serta segera tidur saja diatas ranjangnya. Tanpa ada diakui sesudah 3 jam tertidur, saya pada akhirnya bangun. Saya menggunakan pakaian saya kembali serta menuju ke dapur.
    Saat di dapur saya lihat Tante Yossie dalam kondisi telanjang, mungkin saja dia telah umum sesuai sama itu. Tak tahu mengapa, tiba–tiba saat ini giliran saya yang nafsu lihat pinggulnya dari belakang. Daftar Maxbet
    Tanpa ada bekata–kata, saya segera memeluk Tante Yossie dari belakang, serta mulai sekali lagi meremas–remas payudaranya serta pantatnya yang bahenol dan menciumi lehernya. Tante juga membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante segera menciumi bibir saya, serta memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. anda nyatanya nafsuan juga yah anaknya? ” kataya sembari tertawa kecil.
    “Agh Tante dapat saja deh, ” jawabku sembari menciumi bibirnya kembali.
    Karena sangat nafsunya, saya mengajak untuk lagi bersenggama dengan si Tante, serta si Tante beberapa sepakat saja. Tidak ada perintah dari Tante Yossie kesempatan ini saya segera buka celana serta pakaian saya kembali, hingga kami dalam kondisi telanjang kembali di dapurnya.
    Karna kondisi tempat kurang nyaman, jadi kami cuma mengerjakannya dengan style doggie model. ”Um.. dorong lebih keras sekali lagi dong Don.. ” desahnya. Makin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya begitu seksi. Jadi makin keras juga sodokanku pada si Tante, disamping itu tanganku menjamah semuanya sisi badannya yang bisa saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk? ” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, selalu Tante mandiin saya yah? ” jawab saya.
    Pada akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie diatas wastafel, serta lalu saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Serta Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. sangat nikmat jilatanmu Don.. agghh.. ” desahnya.
    “Don.. anda sering–sering kesini dong.. ” tuturnya dengan nafas memburu.
    “Tante, jika tahu ada service begini mah saya setiap hari bila dapat pula ingin, ” jawabku sembari tersenyum.
    Cerita Sex Diajarin Ngewe Sesudah senang menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali pada lubang kemaluan Tante Yossie. Kesempatan ini, dorongan saya telah makin kuat, karna rasa sakit saya telah mulai menyusut atau mungkin saya telah mulai punya kebiasaan yah? Jemu dengan style itu, saya duduk diatas kloset serta Tante Yossie saya dudukkan diatas saya, serta batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk kedalam lubang kemaluannya.
    Kesempatan ini saya telah mulai tidaklah terlalu rasakan sakit sekalipun, tetapi rasa nikmat semakin banyak merasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang semakin lama semakin cepat buat pada akhirnya saya “KO” kembali, saya keluarkan air mani kedalam lubang kemaluannya. Tante Yossie lalu menjilati kemaluan saya yang telah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semuanya hingga bersih. Kemudian kami mandi dengan.
    Sesudah usai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam buat kami berdua, serta kemudian saya pamitan untuk balik ke tempat tinggal. Sesudah kajadian itu saya baru tahu kalau kesepian seseorang Tante bisa membawa nikmat juga kadang–kadang. Hingga saat ini kami masih tetap seringkali berjumpa serta lakukan bersetubuhan. Kami umumnya lakukan di apartmetnya di saat anaknya George tengah sekolah atau les. Serta seringkali juga Tante mem-booking hotel berbintang serta kami berjumpa di kamar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Seorang Pembantu Binal Yang Haus Sexs

    Cerita Sex Seorang Pembantu Binal Yang Haus Sexs


    1910 views

    Perawanku – Cerita Sex Seorang Pembantu Binal Yang Haus Sexs, Bi Edoh sdh cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Sartono. Ini merupakan thn ketiga ia bekerja di sana. Bi Edoh merasa kerasan krn keluarga Tuan Sartono cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan lebih dr apa yang diharapkan oleh seorang pembantu.

    Bi Edoh sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Sartono, yang dianggapnya terlalu berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, iapun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua. Perkara kelakuan Tuan Sartono yang selalu minta dilayani jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula.

    Walaupun orang kampung, Bi Edoh tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 30 thnan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Sartono sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan kenyal.

    Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan Sartono saat pertama kali mereka bercinta di belakang dapur suatu ketika. Dlm usianya yang tidak tergolong muda ini, Bi Edoh janda yang sdh lama ditinggal suami masih memiliki gairah yang tinggi krn ternyata selain berselingkuh dgn majikannya, ia pernah bercinta pula dgn Kang Muslih, Satpam penjaga rumah.

    Perselingkuhan nya dgn Kang Muslih berawal ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Sartono yang sedang pergi ke luar negeri selama sebulan penuh. Selama itu pula Bi Edoh merasa kesepian, tak ada lelaki yang mengisi kekosongannya. Apalg di saat itu udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar belakang.

    Malam itu, Bi Edoh kembali tak bsa tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Sartono dlm pelukannya krn istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat itu Tuan Sartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Sartono yang memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang Batang Rudal Tuan Sartono yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin membuat Bi Edoh nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri.

    Sebenarnya terpikir untuk memanggil Kang Muslih untuk menggantikannya namun ia tak berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sdh akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Edoh hanya bsa mengeluh sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur. Dlm mimpinya Bi Edoh merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan Sartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal pdt berisi. Tanpa sadar Bi Edoh mengigau sambil membusungkan dadanya.

    Cerita Sex Seorang Pembantu Binal Yang Haus Sexs

    Cerita Sex Seorang Pembantu Binal Yang Haus Sexs

    “Remas. . uugghh. . isep putingnya. . aduuhh enaknya. . ”Kedua tangan Bi Edoh memegang kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan di kedua putingnya. Bi Edoh terengah-engah saking menikmati sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun dr mimpinya. Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan mimpinya masih terasa meski sdh terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dgn penuh nafsu .

    Ia mengira Tuan Sartono yang sedang mencumbuinya. Dlm hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut kethan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang? Bi Edoh langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak mengingatkan Tuan Sartono akan situasi yang tidak memungkinkan ini.

    Namun blm sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan Tuan Sartono?! Yang lebih mengejutkannya lg ternyata orang itu tidak lain adalah Sartono, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 thnan!? “Den Sartono?!” pekiknya sambil menahan suaranya. “Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lg kebingungan melihat wajah Sartono yang merah pdm. Mungkin krn birahi bercampur malu kethan kelakuan nakalnya. “Bi. . ngghh. . anu. . ma-maafin Sartono. . ” katanya dgn suara memelas. Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Edoh. “Tapi. . barusan nga. . ngapain?” tanyanya lg krn tak pernah menyangka anak majikannya berani berbuat seperti itu pdnya.

    “Sartono. . ngghh. . tadinya mau minta tolong Bibi bikinin minuman. . ” katanya menjelaskan. “Tapi waktu liat Bibi lg tidur sambil menggeliat-geliat. . ngghh. . Sartono nggak tahan. . ” katanya kemudian. “Oohh. . Den Sartono. . itu nggak boleh. Nanti kalau kethan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Edoh. “Sartono th itu salah. . tapi. . ngghh. . ” jawab Sartono ragu-ragu. “Tapi kenapa?” Tanya Bi Edoh penasaran“Sartono pengen kayak Kang Muslih. . ” jawabnya kemudian. Kepala Bi Edoh bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Sartono. Berarti dia th perbuatannya dgn Satpam itu, kata hatinya panik.

    Wah bagaimana ini?“Kenapa Den Sartono pengen itu?” tanyanya kemudian dgn lembut. “Sartono sering ngebayangin Bibi. . juga. . ngghh. . anu. . ”“Anu apa?” desak Bi Edoh makin penasaran. “Sartono suka ngintip. . Bibi lg mandi, ” akunya sambil melirik ke arah pakaian tidur Bi Edoh yang sdh terbuka lebar. Sartono melenguh panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Edoh dgn refleks merapikan bajunya untuk menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Edoh dlm hati.

    Nggak jauh beda dgn Bapaknya. “Boleh khan Bi?” kata Sartono kemudian. “Boleh apa?” sentak Bi Edoh mulai sewot. “Boleh itu. . ngghh. . anu. . kayak tadi. . ” pinta Sartono tanpa rasa bersalah seraya mendekati kembali Bi Edoh. “Den Sartono jgn kurang ajar begitu sama perempuan. . , ” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!”“Kok Kang Muslih boleh? Nanti Sartono bilangin lho. . ” kata Sartono mengancam. “Eh jgn! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa. . ” kata Bi Edoh panik. “Kalau gitu boleh dong Sartono?”

    Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dlm hati. Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jgn. Jgn sampai! Bi Edoh berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat dikuasai agar tak cerita kepd yang lain. Bi Edoh lalu tersenyum kepd Sartono seraya meraih tangannya. “Den Sartono mau pegang ini?” katanya kemudian sambil menaruh tangan Sartono ke atas buah dadanya.

    “Iya. . ii-iiya. . , ” katanya sambil menyeringai gembira. Sartono meremas kedua bukit kembar milik Bi Edoh dgn bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den. . enak nggak?” Tanya Bi Edoh sambil melirik wajah anak itu. “Tampan juga anak ini, walau masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga”, pikir Bi Edoh. Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dgn apa yang diharapkan, tetapi dr pd tidak sama sekali?

    Setelah berpikiran seperti itu, Bi Edoh menjadi penasaran. Ingin th bagaimana rasanya bercinta dgn anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu diajarkan. Mengingat ini hal Bi Edoh jadi terangsang. Keinginannya untuk bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan Sartono, tentunya sdh ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang Batang Rudalnya untuk memuaskan nafsunya yang sdh ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jgn sampai ia kaget dan malah akan membuatnya ketakutan.

    Lalu ia biarkan Sartono meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat dgn jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Sartono mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Edoh yang nampak meringis seperti menahan sesuatu. “Sakit Bi?” tanyanya. “Nggak Den. Terus aja. Jgn berhenti. Ya begitu. . terus sambil diremas. . uugghh. . ”Sartono mengikuti semua perintah Bi Edoh.

    Ia menikmati sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Sartono dlm hati. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti ketika ia masih bayi. Bi Edoh terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang krn meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalg tangan Sartono satunya lg sdh mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya.

    Perasaan Bi Edoh seraya melayang dgn cumbuan ini. Ia sdh tak sabar menunggu gerayangan tangan Sartono di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Edoh mendorong tangan itu menyusup lebih dlm dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Edoh memang tak pernah memakai pakaian dlm kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya. Sartono terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lg tangannya kalau tidak ditahan oleh Bi Edoh. “Nggak apa-apa. . pegang aja. . pelan-pelan. . ya. . terus. . begitu. . ya. . teruusshh. . uggh Den enaak!”

    Sartono semangat mendengar erangan Bi Edoh yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Edoh. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di antara bibir itu. Terdengar Bi Edoh melenguh. Sartono meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Sartono mudah melesak ke dlm dan terus semakin dlm. “Akhh. . Den masukin terusshh. . ya begitu. Oohh Den Sartono pinter!” desah Bi Edoh mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya. Sambil terus menyuruh Sartono berbuat ini dan itu. Tangan Bi Edoh mulai menggerayang ke tubuh Sartono.

    Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dlm anak itu. “Mmmpphh. . ”, desah Bi Edoh begitu merasakan batang Batang Rudal anak itu sdh keras seperti baja. Ia melirik ke bawah dan melihat batang Sartono mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Edoh mengocok perlahan batang itu. Sartono melenguh keenakan. “Oouhhgghh. . Bii. . uueeanaakkhh! ” pekik Sartono perlahan. Bi Edoh tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja.

    Kepolosan dan keluGuennya membuat Bi Edoh semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dlm liang mem*knya. Rasanya ia tak kuat menahan desakan hebat dr dlm dirinya. Tubuhnya bergetar. . lalu. . , Bi Edoh merasakan semburan hangat dr dlm dirinya berkali-kali. Ia sdh orgasme. Heran juga. Tak seperti biasanya ia secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin krn dr tadi ia sdh terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dgn anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme.

    Sartono terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Edoh yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Sartono menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Edoh kesakitan. “Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos. “Nggak sayang. . Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Sartono, ” demikian kata Bi Edoh seraya menciumi wajah tampan anak itu. Dgn penuh nafsu, bibir Sartono dikulum, dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini.

    Sartono senang melihat kegarangan Bi Edoh. Ia balas menyerang dgn meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan putingnya. “Aduh Den. . enak sekali. Den Sartono pinter. . uugghh!” erang Bi Edoh kenikmatan. Bi Edoh benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Sartono masih perjaka tulen.

    Bi Edoh semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Sartono hingga telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dr atas hingga bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Sartono. Melumat batang yang sdh tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dgn penuh nafsu. Tubuh Sartono berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai.

    Apalagi saat lidah Bi Edoh mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Sartono merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Sartono merasa tak sanggup lg menahan desakan yang akan menyembur dr ujung moncong kemaluannya. Bi Edoh rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dgn cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Sartono sehingga tidak langsung menyembur.

    “Akh Bi. . kenapa?” Tanya Sartono bingung krn barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi. “Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak, ” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Sartono. Dgn posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Edoh mengarahkan batang Batang Rudal Sartono persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Edoh turun sambil memegang Batang Rudal Sartono yang sdh mulai masuk. “Uugghh. . enak nggak Den?”“Aduuhh. . Bi Edoh. . sedaapphh. . ! ” pekiknya.

    Sartono merasakan batang Batang Rudalnya seperti disedot liang memek Bi Edoh. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun. Kontolnya bergerak cepat keluar masuk liang nikmat itu. Bi Edoh tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan Batang Rudal Sartono. “Auugghh Deenn. . uueennaakk! ” jerit Bi Edoh seperti kesetanan. “Terus Den, jgn berhenti. Ya tusuk ke situ. . auughgg. . aakkhh. . ”Sartono mempercepat gerakannya krn mulai merasakan air maninya akan muncrat.

    “Bi. . saya mau keluaarr. . ” Jeritnya. “Iya Den. . ayo. . keluarin aja. Bibi juga mau keluar. . ya terusshh. . oohh teruss. . ” katanya tersengal-sengal. Sartono mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang mem*k Bi Edoh dgn tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Edoh erat-erat, Sartono menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali. “Crot. . croott. . crott!”“Aaakkhh. . ” Bi Edoh juga mengalami orgasme.

    Sekujur tubuhnya bergetar hebat dlm pelukan erat Sartono. “Ooohh. . Deenn. . hebat sekali. . ”Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dr kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Edoh mengembang di bibirnya. Penuh dgn kepuasan. Ia melirik genit kepd Sartono. “Gimana Den. Enak khan?”“Iya Bi, enak sekali, ” jawab Sartono seraya memeluk Bi Edoh.

    Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Edoh yang menggelantung persis di depan mukanya. “Ih Aden nakal, ” katanya semakin genit. Tangan Bi Edoh kembali merayap ke arah batang Batang Rudal Sartono yang sdh lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.

    “Bibi isep lg ya Den?”Sartono hanya bsa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Edoh ketika mengulum Batang Rudalnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Sartono meninggalkan kamar Bi Edoh dgn tubuh lunglai. Habis sdh tenaganya krn bercinta semalaman.

    Tapi nampak wajahnya berseri-seri krn malam itu ia sdh merasakan pengalaman yang luar biasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku


    923 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku, Sabtu, 20 Mei 2017
    Waktu itu aku sedang sendirian di rumah. Ayah, ibu dan adik-adikku sedang ada acara masing-masing. Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Daripada tidak ada kerjaan dan melamun sendirian, aku berniat untuk membersihkan rumah saja. Pasti bikin Ibu seneng deh,,  pikirku dalam hati.

    Ketika aku sedang membersihkan kamarku, aku menemukan foto Dewi, adikku paling kecil, dengan mantan pacarnya ketika SMU yang bernama Herland. Keluargaku dan Herland sudah sangat dekat, bahkan dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Tapi sejak Dewi putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Herland mulai jarang main ke rumah.

    Tiba-tiba saja aku merasa kangen dengan Herland karena sudah jarang bertemu. Aku sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Herland yang masih aku simpan di HP-ku. Aku sengaja tidak memberitahu Herland kalau seluruh keluargaku sedang tidak ada di rumah. Takut saja kalau Herland nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Dewi dengan Herland agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Herland ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencanaku.

    Setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti, sambil menunggu balasan dari Herland. Sesekali aku melihat HP-ku apakah sudah ada balasan darinya atau belum. Namun setelah cukup lama menunggu, ternyata aku belum juga mendapatkan SMS balasan darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri karena larut dalam pekerjaanku.

    Saat sedang membereskan lemari baju di kamar adik laki-lakiku, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah. Aku terkejut, karena di layar TV sekarang muncul pria dan wanita yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si pria mulai menciumi leher sang wanita, kemudian turun ke arah payudaranya. Si wanita tampak menggeliat menahan nafsu yang membara.

    Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang menyaksikan adegan-adegan panas tersebut. Namun, aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengah-tengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan teman-teman kampus Dewi menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.

    Birahiku tiba-tiba saja semakin tinggi. Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan seks dengan adik laki-lakiku, padahal hal tersebut sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi kami berdua, sehingga tanpa sadar selama menonton aku pun mulai melakukan masturbasi. Pakaianku sekarang sudah tidak karuan, kaos berwarna hitam beserta bra milikku, sudah terangkat hingga di atas payudara. Kemudian kuelus-elus payudaraku sambil sesekali aku remas perlahan. Sungguh nikmat sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya.

    Eeemmph  Eeeemmmph, aku merintih-rintih menikmati permainan tanganku sendiri.

    Sekarang celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu aku masukkan tanganku ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok vaginaku. Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku terdengar semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitorisku, sementara yang satunya sibuk meremas-remas payudara.

    Ooooohh,,  Ooooohh, Aaaaaaaaaahh,, desahanku semakin kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

    Tok  Tok tiba-tiba terdengar pintu depan diketok.

    Aduh gawat!! Siapa ya? Apa jangan-jangan Ayah dan Ibu? Tapi mereka kan baru pergi sebentar, pikirku sambil merapihkan kembali posisi celana pendek dan kaosku yang sudah terbuka sana-sini.

    Setelah selesai, dengan terburu-buru aku langsung mematikan TV dan DVD player tanpa sempat mengeluarkan piringan DVD-nya terlebih dahulu.

    Tok Tok Tok suara ketokan pada pintu depan terdengar semakin kencang.
    Iyaa sebentaaar! teriakku sambil berlari kecil menuju pintu depan.

    Ketika membuka pintu aku sempat terkejut karena ternyata di depanku ada seseorang yang sudah sangat kukenal, yaitu Herland.

    Halo Teteh!! Tadi SMS Herland ya? Maaf ya udah lama nggak main nih katanya dengan ceria.
    Kirain Herland nggak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih? tanyaku.

    Emang sengaja kok Teh. Kan Herland mau ngasih kejutan sama keluarga mantan pacar nih jawabnya sambil tersenyum.

    Oh gitu? Teteh kirain Herland udah nggak mau lagi main ke rumah candaku sambil mempersilakannya duduk di ruang tamu.

    Herland hanya tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.

    Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi nggak ada di rumah yah? tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang tidak seperti biasanya.

    Sedang ada acara masing-masing tuh. Dewi juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang. Maaf ya Land, Teteh nggak kasih tau Herland sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama nggak ngobrol sama Herland sih aku mencoba menerangkan dan berharap Herland dapat maklum.

    Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Herland. Ternyata Herland pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil aku dengan Teteh berbeda dengan kebanyakan teman-teman Dewi yang memanggilku dengan Kakak atau Mbak. Maklum saja keluarga Herland termasuk broken home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orang tua.

    Karena sudah lama aku tidak mengobrol dengan Herland, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan wajah Herland yang menurutku cukup manis belum banyak berubah. Tinggi badannya juga masih tidak berbeda jauh denganku, hanya sekitar 160 cm. Namun di usianya yang menginjak 18 tahun, sikap dan pikirannya sudah jauh lebih dewasa.

    Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Herland untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Herland terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih dan celana pendek yang cukup ketat.

    Huuuh Dasar cowok! Dimana-mana sama aja! omelku dalam hati.

    Namun di saat yang bersamaan aku juga dapat memaklumi Herland, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat seksi dan menggiurkan.

    Ada apa Land? Kok ngelamun aja sih? Pasti lagi mikirin Dewi ya? aku berpura-pura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.

    Eh Ng-nggak kok Teh. Lagipula Dewi kan sekarang udah punya pacar baru ujar Herland sekenanya.

    Herland nggak lagi buru-buru kan? Soalnya tadi Teteh ngirim SMS ke Dewi kasih tau kalau Herland lagi ada di rumah. Terus Dewi bilang Herland jangan pulang dulu kataku berbohong supaya Herland dapat lebih lama lagi di sini.

    Iya Teh Herland juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang jawabnya.

    Ya udah Herland nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau rebahan sebentar lanjutku.

    Ya udah Teh, nggak apa-apa kok. Teteh istirahat aja yah kata Herland.

    Setelah pamit ke Herland, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku memang terbilang manis, kulitku juga bersih dan mulus karena sering luluran. Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Kemudian aku melepas bajuku dan mencopot bra-ku, karena aku memang sudah terbiasa tidur tanpa menggunakan bra. Aku sempat memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Ketika melihat ke arah bawah, aku tersenyum sendiri karena celana pendekku memang membuat aku tampak seksi. Pantas saja Herland sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak.

    Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku. Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi. Apa Herland sedang menyetelnya? Karena penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburu-buru aku memakai kaos tanpa sempat memakai bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahan-lahan aku keluar dari kamarku.

    Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Herland sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocok-ngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

    Aku berpura-pura batuk, kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Herland dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu dengan terburu-buru dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.

    Ehhh kok Te-teteh ng-nggak jadi tidur? kata Herland salah tingkah.

    Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD lalu hendak mematikan filmnya.

    Iya nih Land, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.

    Hah? Teteh mau i-ikutan nonton? Ja-jangan Teh Herland malu katanya gugup.

    Kok Herland pake malu segala sih? Kayak sama siapa aja Herland kan udah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh? kataku meyakinkannya.

    Eeeem I-iya deh jawab Herland lalu tidak jadi mematikan DVD-nya.

    Dengan santai aku duduk di samping Herland dan ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga celana pendekku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap.

    Aku melirik ke arah Herland yang sejak tadi bergantian antara memandangi layar TV dan terkadang juga melirik ke arah paha serta payudaraku. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah dan nafasnya semakin terdengar berat. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat adegan panas tersebut. Birahiku juga semakin naik membayangkan yang tidak-tidak.

    Land, kamu ngapain aja sih kalo lagi pacaran sama Dewi? tanyaku memancing Herland.

    Emmm Biasa aja kok Teh Pegangan tangan, pelukan Paling jauh juga ciuman doang jawab Herland polos.

    Oh gitu yah? Terus Herland udah pernah ngelakuin kayak di film ini belum? pancingku lebih jauh lagi karena aku sudah tidak tahan lagi untuk melampiaskan rangsangan di dalam tubuh.

    Eh, Te-teteh kok nanya-nanya kayak gitu sih? jawab Herland yang sepertinya benar-benar belum mengerti tujuan dari pertanyaanku barusan.

    Namun aku dapat memperhatikan wajah Herland yang tersipu malu karena mendengar pertanyaanku. Apalagi saat itu matanya sedang mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaosku. Tentu saja aku semakin memanaskan aksiku. Dengan sengaja kakiku kubuka lebih lebar.

    Herland nggak usah takut Teteh bisa jaga rahasia kok tanyaku yang semakin penasaran.

    Be-belum kok Teh! Sumpah deh! jawabnya dengan nafas tersendat.

    Tapi kamu pasti udah sering nonton Film kayak gini kan! lanjutku sambil menunjuk ke arah TV.

    Lumayan sering sih Teh. Tapi palingan Herland nontonnya rame-rame sama temen kata Herland terus terang.

    Ooh gitu aku hanya menjawab sekedarnya.

    Aku yang merasa belum dapat memancing Herland kemudian memegangi pundak dan leherku sendiri lalu memijat-mijat pelan. Sebenarnya badanku memang terasa pegal setelah membereskan hampir seluruh bagian rumah.

    Kenapa Teh? tanya Herland yang ternyata masih memperhatikanku.

    Tau nih Land Badan Teteh pegel-pegel abis ngebersihin rumah jawabku menerangkan.

    Ooooh Sini biar Herland aja yang mijetin Teteh Dewi aja sampe ketagihan sama pijetan Herland kata Herland mempromosikan dirinya.

    Beneran nih? Teteh mau nyoba juga dong pijetannya Herland pintaku.

    Kemudian Herland menyuruhku mengambil posisi membelakangi dirinya. Dia mulai melakukan pijatan terhadapku yang diawali dari bagian leher. Beberapa saat kemudian tangannya mulai turun ke bagian pundak.

    Waaaah Pijetan Herland enak banget di dalam hati aku mengakui kalau pijatannya memang dapat mengendurkan ketegangan otot pada leher dan pundakku.

    Sambil terus memijat Herland bertanya kepadaku mengenai banyak hal, mulai dari pekerjaan, keluarga hingga masalah percintaan.

    Land Menurut kamu Teteh tuh cantik nggak sih? aku balik bertanya kepada Herland di saat dia sudah kehabisan pertanyaan tentang diriku.

    I-iya Teteh cantik kok! Cantik banget malah timpal Herland.

    Makasih ya Land buat pujiannya kataku sambil membalikkan badan lalu mengecup pelan pipinya.

    Merasa terus dipancing seperti itu, Herland memberanikan diri untuk membalas kecupanku barusan dengan ciuman lembut yang bermula dari pipiku. Setelah yakin tidak ada penolakan dariku, dia melanjutkan dengan menjilat telingaku yang membuat aku kegelian dan nafsuku semakin naik saja.

    Ooooh Mmmmm desahku pelan.

    Aku cukup kaget ketika bagian perut sampingku yang masih tertutup baju mulai dibuka sedikit demi sedikit kemudian dibelai oleh telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Herland basah oleh keringat karena gugup. Dia terus membelai-belai bagian tersebut seraya perlahan-lahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku. Aku hanya pasrah saja ketika Herland memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku. Namun tampaknya dia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegang-megang payudaraku.

    Enak ya Teh diginiin? tanya Herland disela-sela permainan tangannya.

    Uuuuuhhh Eemmmmhh aku hanya dapat mendesah sambil memejamkan kedua mataku.

    Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Herland mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini yang tadinya hening, menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.

    Land Bentar yah Teteh buka baju dulu kataku menghentikan pegangannya.

    Herland hanya mengangguk mendengar kata-kataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apa-apa lagi.

    Land, payudara Teteh bagus nggak? ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku terpampang jelas di hadapannya.

    Ba-baaagus Teh! jawabnya dengan terbata-bata.

    Kedua mata Herland tampak melotot seakan ingin melompat dari tempatnya menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Herland tampaknya sudah tidak tahan lagi. Ia langsung melumat bibirku sambil meraba-raba payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku memejamkan mata meresapinya, Herland semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar. Sembari melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku.

    Kami berdua terlibat percumbuan panas selama beberapa saat, lidah kami saling belit dan jilat, ludah saling bertukar. Mulut Herland mulai menciumi daerah pundak dan leherku, rambutku dinaikkan ke atas oleh Herland sehingga memudahkannya untuk mencupangi leherku. Aku mengerang sejadi-jadinya, kadang eranganku tersendat saat diselingi ciuman.

    Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan. Dengan kuluman lidah Herland yang agresif, ditambah remasan-remasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Saat ini aku hanya bisa pasrah saja tubuhku dipegang dan digerayangi oleh Herland. Tubuh bugilku menjadi objek bulan-bulanan mulut serta kedua tangannya.

    Aaaaahh Herlaaaaaaand Aaaahhhhhhh aku mendesah panjang merasakan nikmat yang melanda diriku.

    Sementara di bawah sana kurasakan tangan Herland sedang merabai pahaku yang mulus.

    Paha Teteh mulus banget! Bikin Herland tambah napsu aja sahut Herland sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.

    Ketika Herland sedang asyik-asyiknya menikmati rabaannya pada selangkanganku aku berkata Land, berhenti dulu dong

    Kenapa Teh? Sakit yah? tanya Herland dengan wajah penasaran.

    Nggak kenapa-kenapa kok Land. Teteh cuma pengen liat Herland telanjang juga pintaku kepada Herland tanpa ada perasaan malu lagi.

    Herland terlihat salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah dikuasai hawa nafsu, dengan tidak sabar aku membantu Herland untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia telanjang. Aku semakin terangsang melihat tubuh telanjang Herland dari dekat. Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah mengapa, kalau dulu membayangkan bentuk penis saja rasanya jijik, tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    Wah penis kamu udah tegang banget Land! kataku.

    Abisnya Teteh bikin Herland napsu banget sih!  jawab Herland.

    Te-teteh mau se-sepongin kontol Herland nggak? lanjutnya dengan nada gugup.

    Iiiiih Taunya Herland bandel juga yah kataku dengan nada manja.

    Karena sudah sangat terangsang, tanpa basa-basi lagi aku mulai mengocok, menjilat lalu mengulum batang kemaluan Herland dengan semangat. Bau penisnya yang cukup menyengat tidak aku perdulikan lagi karena aku sudah dikuasai oleh hawa nafsu.

    Sluuurp Sluurp Sluuuurp terdengar suara hisapanku pada penis Herland yang benar-benar terasa nikmat sekali di mulutku.

    Teeeh!! Aaaaaaaaah Enaaakk bangeeet!! Akhirnya kesampaian juga Herland ngerasain disepong sama Teteh katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

    Mendengar kata-kata Herland barusan, aku semakin bernafsu menghisap penisnya. Terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Herland mulai mendesah lebih keras. Kulihat ekspresinya meringis dan merem-melek sewaktu penisnya kumain-mainkan di dalam mulutku. Kujilati memutar kepala kemaluannya sehingga kini penisnya semakin keras dan membengkak.

    Eeehhmmmm Nikmat banget penis kamu Land Enak nggak diisepin Teteh? tanyaku sambil memuji rasa penisnya.

    Aaaaahh Ooooohh. Eeennakk banget Teh! Teteh udah pengalaman yah? ceracau Herland menikmati hisapanku.

    Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Herland. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Herland akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu. Didorongnya tubuhku hingga terlentang di lantai, lalu aku diterkamnya dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja dengan meremas-remas kedua buah dadaku.

    Aaaahh Mmmmmmh.. Uuuuuuh.. E-enak Laaand desahku menikmati permainan Herland pada payudaraku.

    Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    Uuwh Nikmaaaat bangeett Aaah! desahanku semakin kencang.

    Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi menghisap putingku. Kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik celana pendek beserta celana dalamku lalu melemparkannya ke sofa. Mata Herland seperti mau keluar melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Vagina Teteh bagus nggak bentuknya Land..? tanyaku kepada Herland.

    Bagus banget Teh!! Herland suka banget sama bentuk memek Teteh yang masih rapet jawab Herland lancar.

    Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Herland membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku semakin berdesir ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.

    Ssssshhhh aku agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.

    Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Herland terhimpit diantara kedua paha mulusku.

    Eemmhh Enaaaakk aku terus mendesah sehingga semakin membangkitkan nafsu Herland.

    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang berasal dari vaginaku. Dia jilati cairanku di jarinya itu tanpa rasa jijik. Kemudian dia masukkan lagi tangannya ke vaginaku, kali ini dia juga mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

    Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Herland mulai menjilati kedua pahaku yang mulus dan merangsang, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Herland membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis.

    Aaaaahh Herlaaannnd!! Uuuuuhh Eeeenaaaak Teruuuus Aaaaaahhh! jeritku menikmati jilatan Herland.

    Herland terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Bagian itu dijilatinya dengan ujung lidahnya sehingga aku pun tidak bisa menahan eranganku. Sambil terus menjilat, Herland juga mengelusi bongkahan pantat dan paha mulusku yang mempercepat naiknya libidoku.

    Aaaahhh Terus Land Nikmaaaat bangeeeet aku mendesah kencang yang membuat Herland semakin bernafsu.

    Aku terus mendesah sambil gemetaran. Lidah Herland terus menjilati selangkanganku. Herland menggigit pelan klitorisku dan mulutnya melakukan gerakan mengisap. Sekarang vaginaku sudah terasa semakin basah. Mungkin karena vaginaku mengeluarkan aroma yang enak dan cairan yang manis sehingga membuat Herland sangat menikmatinya.

    Sluuurp Sluuurp Cairan memeeek Teteh guriih bangeeet! Mmmmmh Sluuurrrpp katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah sangat basah.

    Karena sangat menikmati jilatan Herland, aku meremas rambutnya lalu kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak ingin terlepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku. Namun yang paling nikmat adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku. Butir-butir keringat mulai mengalir deras pada sekujur tubuhku.

    Aaaaaaahh!! Teteh suka banget dijilatin sama Herland! Enaaaak bangeeeet! aku terus mengerang.

    Herland terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

    Land Kayaknya Te-Teteh udah mau keluaaaar nih kataku kepada Herland yang semakin bernafsu saja menjilati vaginaku.

    Aaaaaaaaaahh Teeteeehhh keluaaar Laannndd.!! aku menjerit panjang merasakan nikmat yang amat sangat pada seluruh tubuhku.

    Aku merasakan cairan kewanitaanku tumpah semua. Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidah Herland pada vaginaku.

    Ehhhmmm Enaak Teh!! Sluuuurrpp Sluuurrpp Gurih banget rasanya! ceracau Herland dari bawah sana.

    Dengan rakusnya Herland menyeruput cairan bening yang masih hangat itu. Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih 3 menit. Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Herland melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

    Haaaaah Haaaaah He-herland jago banget sih bisa bikin keluar Teteeeh dengan nafas masih terengah-engah aku memuji permainan Herland barusan.

    Enak yah Teh memeknya diisepin Herland kayak tadi? tanya Herland.

    Pertanyaan Herland kali ini hanya aku jawab dengan anggukan pelan. Tak disangka Herland yang mengaku baru pertama kali melakukan hal seperti tadi telah mampu membuat aku mencapai orgasme.

    Sekarang giliran Teteh bikin Herland keluar yah pintanya karena merasa belum terpuaskan olehku.

    Emangnya Herland mau diapain lagi sama Teteh? tanyaku yang sebenarnya masih lemas karena baru saja mencapai orgasme.

    Sepongin kontol Herland lagi dong! Abisnya sepongan Teteh tadi bikin Herland ketagihan sih! jawab Herland.

    Lalu Herland mengambil posisi duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sekarang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat lalu pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan nafsu birahi Herland.

    Aaaaaaah Teteeeeh!! E-enaaak bangeeeet Herland mendesah kencang.

    Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Herland sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya.

    Sluurpp Sluuuurp Mmmmmh.. desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

    Aaaaahhh teruuus Teh! Teteeeeh!! Aaaaahh Herland terus mendesah sambil meremas-remas rambutku.

    Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penis miliknya. Kusedot dengan kuat penis hitam itu. Kubuat pemiliknya mendesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.

    Enak nggak Land? Hmmmmm tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku.

    Enaaak bangeeeet Teeeh kata Herland yang tampak semakin menikmati hisapanku.

    Aku melanjutkan hisapanku yang membuat Herland mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku.

    Enak banget deh rasa penis kamu Land kataku sambil terus menghisap penis Herland.

    Aku memasukkan mulutku lebih dalam lagi sampai kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokanku. Setelah beberapa lama kuhisap, benda itu mulai berdenyut-denyut. Aku semakin gencar memaju-mundurkan kepalaku mengemut benda itu. Herland semakin merintih keenakan dibuatnya, tanpa disadarinya pinggulnya juga bergerak maju-mundur di mulutku.

    Ooooooh Terus Teehh Herland udah mauuu keluaaaar!! Herland mendesah semakin kuat.

    Karena Herland sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya dengan tangan kananku. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

    Aaaaaaaaahh Herland keluaaaarrr Teeeh..!! Herland berteriak kencang.

    Croooot Croooot tidak lama kemudian penisnya menyemburkan cairan putih pekat, kental dan berbau khas yang jumlahnya banyak sekali sehingga membasahi bagian wajah, payudara hingga hampir seluruh perutku.

    Eeehhmmm Sluuurp Sluuurp dengan sigap aku menjilat dan mengulum sperma Herland yang masih menempel di penisnya seperti sedang menikmati es krim.

    Kemudian aku meneruskan untuk mengusap serta menjilati semua cairan sperma Herland yang berceceran pada wajah dan tubuhku lalu kutelan hingga tak tersisa. Lalu aku kembali menghisap penis Herland supaya sisa sperma yang masih menempel dapat kubersihkan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu terlihat mulai menyusut perlahan-lahan.

    Nikmat banget sperma kamu Land bisikku mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

    Obat awet muda ya Teh? kata Herland bercanda.

    Iya dong! Makanya Teteh tetep awet muda kan? aku ikut membalas candanya.

    Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun ternyata birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

    Land Ayo sekarang masukin penis Herland ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

    Tanpa pikir panjang lagi, Herland lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Semula Herland merasa canggung, namun seiring dengan nafsu birahi yang mulai bangkit kembali, perlahan-lahan ia membelit dan mendekap tubuhku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan penisnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.

    Uuuuuhh Emmhhh! desisku saat penis yang sudah dalam keadaan keras lagi itu membelah bibir kemaluanku.

    Aaaauw Pelan-pelan dong Land Aaaaakh desahku sedikit kesakitan.

    Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Herland termasuk besar ukurannya.

    Aaahh Enaaak Land desahku yang semakin merasakan nikmat.

    Herland tampak merem-melek menahan nikmat. Tentu saja karena Herland baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    Aaaahh Nikmaat bangeett Laaand. teriakku.

    Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mulai mengalir di pahaku. Aku tidak memikirkan lagi bahwa status Herland adalah mantan pacar adikku sendiri. Sudah kepalang tanggung pikirku, yang pasti saat ini aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Herland. Sesaat kemudian Herland memompa pantatnya maju mundur.

    Bleeeep Bleeep Bleeeep! dapat terdengar cukup kencang suara penisnya yang sedang keluar masuk di vaginaku.

    Tubuhku menggelepar di bawah pompaan batang penis Herland. Tangan mungilku berusaha menahan gerakan pinggul Herland, namun itu semua tidak dapat menghentikan terjangan batang penisnya. Akhirnya aku hanya menggantung kedua kakiku ke pinggang Herland.

    Aaaakh Aaaakh Nikmaaat bangeeet Laaaand! aku terus merintih nikmat.

    Aku menjerit-jerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Herland yang sangat tegang itu.

    Oooooh Herlaaaaaand!! aku berteriak menikmati sodokan penisnya pada vaginaku.

    Semakin keras aku merintih dan mendesah, semakin kuat pula Herland menyodokkan batang penisnya. Tubuh mungilku terguncang hebat di bawah tindihan tubuh Herland, keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Selagi bersetubuh, lidah kami berdua saling berpagutan. Tangan Herland meremas-remas buah pantatku dan mengusapi badanku yang basah kuyup oleh butiran keringat yang membanjir.

    Heer laand U-udaaah Mauu Keluaaar niiih Teeh Mauu dii luaaar Apaaa di daleeem? tanya Herland tanpa mengurangi irama sodokannya.

    Terseraaahhhh! Di daleeem juga Eeengh Eengh Ng-nggak apa-apaaa jawabku sambil berusaha untuk mencapai orgasme kembali.

    Aaaaaaaaarrrrhhhh!! Herland akhirnya mengerang kencang ketika spermanya menyembur bagitu banyak di dalam rongga rahimku.

    Badan Herland melengkung ke atas sambil wajahnya menunjukkan kepuasan yang luar biasa hingga akhirnya melemas dan jatuh di pelukanku. Selama beberapa saat Herland membiarkan tubuhnya tetap menindih tubuh mulusku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Mungkin dia ingin merasakan kenikmatan dari mantan calon kakak iparnya ini lebih lama lagi. Aku juga dapat melihat senyum penuh kepuasan menghiasi wajahnya.

    Setelah 10 menit kami terdiam di dalam posisi ini, Herland kemudian mencabut penisnya lalu terduduk lemas menyender ke sofa. Akhirnya aku pun ikut bangkit dari posisi tidur kemudian membaringkan kepalaku di dada Herland yang cukup berisi.

    Teh Sebenernya udah dari dulu Herland pengen banget ngentot sama Teteh katanya membuka percakapan.

    Maksud kamu Land? Kamu udah sering ngebayangin gituan sama Teteh waktu masih pacaran sama Dewi ya? tanyaku dengan nada curiga.

    I-iyaa Abisnya Herland udah kagum dari pertama kali kenal sama Teteh Herland ngeliat Teteh tuh dewasa Beda banget sama Dewi yang masih kayak anak kecil Mana Teteh suka pake celana pendek pas lagi di rumah Bikin Herland jadi sering mikir yang nggak-nggak deh Herland menjelaskan dengan panjang lebar.

    Tentu saja penjelasan dari Herland tadi membuatku tersenyum geli.

    Maafin Herland ya Teh kalau kurang ajar Biar gimana juga kan Teteh itu kakaknya Dewi kata Herland.

    Nggak apa-apa kok Land Lagipula selama ini Teteh juga suka ngeliatin Herland walaupun nggak punya pikiran senakal kamu Hihihi” aku berusaha bercanda supaya Herland tidak terlalu merasa bersalah.

    Kami berdua akhirnya tertawa lalu kembali tenggelam pada percakapan yang akrab seperti sebelumnya. Sambil terus mengobrol tanganku meraih penis Herland yang sudah melemas. Aku mengelusnya perlahan-lahan hingga membuat penisnya kembali tegak berdiri.

    Aaaaaah Laaaand Aaaaaahhhh aku tidak kuasa menahan desahan demi desahan ketika tanpa basa-basi lagi Herland mulai meraba-raba tubuhku.

    Tanganku terus meremas dan mengocok penis Herland sementara dia memainkan tangannya dengan lihai di payudaraku.

    Eeeeemmm Laaand? aku memanggil namanya di tengah desahan lembutku.

    Iyaaa Teh? jawab Herland.

    Teteeeh pengeeen Gituaaan lagiii Mau nggak? pintaku lebih dulu karena sudah tidak tahan lagi.

    Jelas mau dong Teh! Tapi Eeeehhmm Ta-tapi sekarang gantian Teteh yang di atas yah Soalnya Herland masih capek nih kata Herland ragu-ragu karena takut permintaannya aku tolak.

    Hu-uh! Dasar ABG! umpatku dalam hati namun tetap mengangguk tanda setuju.

    Aku yang sudah tidak sabar lalu mendorong tubuh Herland hingga terlentang. Kemudian aku naik ke atas tubuhnya yang terlihat pasrah, lalu melebarkan kaki tepat di atas penisnya yang sudah dalam keadaan sangat tegang itu. Dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Herland untuk masuk ke dalam liang vaginaku.

    Bless!! begitu penis Herland tertanam sempurna di dalam liang senggamaku.

    Tanganku bertumpu pada dada Herland, lalu tubuhku mulai bergerak naik turun secara perlahan. Aku mempergunakan seluruh kekuatan otot-otot panggulku saat berputar dan bergoyang. Di saat naik, otot-otot bagian dalam kewanitaanku mencengram dan menarik batang kemaluan Herland ke atas. Lalu pinggulku berputar lambat. Saat itulah Herland merasakan penisnya di peras-peras. Kemudian aku melepaskan kuncian vaginanya sambil menyentak turun dengan cepat.

    Teeehhh Aaaaaaaaaahhhh!! Herland mendesah nikmat.

    Tangan Herland mengusap-ngusap pinggangku. Aku mengibaskan rambutku yang basah oleh keringat ke arah belakang kemudian melanjutkan menaik turunkan vaginaku dalam gerakan–gerakan yang erotis.

    Ooooooh Herlaaaand!! aku menjerit keenakan.

    Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. Herland menusuk batang penisnya ke atas saat belahan vaginaku merosot turun pada batang penisnya. Tubuhku tersentak-sentak turun naik di atas batang penis Herland. Aku terus menggoyang pinggulku dengan lebih liar lagi seperti sedang mengayak batang penis Herland.

    Cleppp Bleppppp Bleppppp Clepppphhhh terdengar suara berdecakan saat aku semakin aktif menaik turunkan vaginaku.

    Saat vaginaku bergoyang ke kiri, Herland memutar batang penisnya ke arah kanan, sedangkan saat vaginaku bergoyang ke kanan, Herland memutar batang penisnya ke arah sebaliknya. Tangan Herland turut menambahkan kenikmatan dengan mengelusi payudaraku bagian bawah sebelum meremas-remas lembut kedua payudaraku sambil terus menyodokkan batang penisnya ke atas hingga amblas sedalam-dalamnya ke dalam jepitan liang vaginaku.

    Herland menggelepar tak berdaya di bawah kendaliku. Tubuh Herland melengkung saat puncak kenikmatan secara dahsyat menyengat kemaluannya.

    Ouuh Memek Teteh eeenaaak bangeeeeet! Kontol Herland kayak dipijeeet desahnya.

    Uhhh Uuuh Penis Herlaaand Juga nikmaat! aku juga memuji keperkasaan penisnya.

    Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Herland maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Aku menghujamkan vaginaku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah sekitar setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

    Teeeh Herland bentar lagi keluar nih! erangnya panjang sambil meringis.

    Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.

    Aaaaaah Teteeeh juga udah mau keluar Land!! Kita keluar sama-sama Land!! aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

    Oooohh Teeteeehhh Aaaaaahh!! Herland berteriak panjang.

    Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat. Kemudian kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang hampir bersamaan.

    Creettt Creettt Cretttttt aku dapat merasakan sperma Herland menyembur deras di dalam vaginaku.

    Sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya. Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami.

    Aku memeluk erat-erat tubuh Herland sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritan-jeritan kami. Kemudian Herland mencabut penisnya vaginaku hingga akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

    Aaaaahh Herlaaand Kamu hebaaat banget Land! pujiku sembari mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.

    Teteh juga hebaaat Herland baru pernah ngerasain nikmat kayak gini jawab Herland sambil mengecup keningku dengan mesra kemudian membelai-belai lembut rambutku layaknya sepasang kekasih.

    Land, kalo Herland mau kayak tadi lagi tinggal SMS Teteh ya kataku.

    Pasti dong Teh! jawab Herland yakin.

    Tapi hati-hati jangan sampe rahasia kita berdua ketahuan orang lain apalagi Dewi pintaku pada Herland.

    Sip deh pokoknya Teh!! Herland janji jawabnya menyanggupi permintaanku.

    Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman mesra saja, karena kami takut tiba-tiba Dewi atau keluargaku yang lain akan segera pulang. Siraman air pada tubuhku benar-benar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah hampir seharian penuh bermain dengan Herland.

    Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar medan pertempuran dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan. Setelah selesai, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi. Aku yang sempat ragu apa benar Herland belum pernah bersetubuh karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya. Ternyata dari pengakuannya, memang Herland belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Dewi. Herland melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat melalui DVD ataupun internet saja.

    Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Dewi yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Herland. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya pasti adalah pengalaman yang sangat mengesankan bagi Herland. Dia berharap kami dapat melakukannya lagi di lain waktu. Begitu juga dengan aku yang ingin menikmati penis Herland lebih sering lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik

    Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    1731 views

    Kisah Seks Panas ini Berkisah Tentang ” Cerita Sex Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik ” Cerita Seks,Cerita Sex Stw,Cerita Sex Panas.

    Perawan – Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah.

    Kisah Seks Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya aku yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.

    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.

    ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju. ” Kamu masih kuliah ?” ” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun” sambungku.

    Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” Saya siap Bu.” Jawabku. ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? ” ” Saya siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku. ” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau. ” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.

    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.

    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Setelah satu tahu aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.

    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.

    ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP” ” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ” Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga….setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.

    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.

    ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Aku meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. ” Sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Leman…Ohhh…aku keluar Man….aku kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. ” kamu curang….aku kalah” ujarnya. ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.

    ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?” ” Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah….aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

    ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini ” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin aku ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku.

    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

    Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

  • Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku

    Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku


    744 views

    Perawanku – Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku, Berawal Dari Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki-laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi.
    Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini.
    Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku.
    “Maksud mami?”
    “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena HIV, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.
    “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku.
    “Tapi Mi?”
    “Tapi apa?”
    “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku.
    “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.
    Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas.
    “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”
    “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis. Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas.
    Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    “Mami…geli,” putraku mendesah.
    “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku.
    “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk.
    “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku.
    “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak.
    Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus-elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku.
    “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh.
    Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya.
    Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.
    Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot

    Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot


    740 views

    Perawanku – Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot, Tetangga Montok Bahenol Sebut saja namaku Pram, aku adalah suami dari seorang istri yang menurutku sungguh sangat sempurna. Namun begitu sebagaimana layaknya sebuah pepatah, rumput tetangga sangatlah segar, itu yang berlaku dalam kehidupanku. Walaupun pelayanan yang kuterima dari istriku sungguh tidak kurang suatu apapun, masih juga terlintas dalam anganku fantasi yang menggairahkan setiap kali Tante Amy lewat di depan rumah.

    Tante Amy adalah seorang pengusaha Garment yang cukup ternama di kota Solo. Kalau tidak salah tafsir, usia Tante Amy sekitar 38 tahun, sementara suaminya adalah pemilik sebuah penginapan di Pantai Senggigi Pulau Lombok. Barangkali karena lokasi usaha pasutri ini yang berjauhan, mungkin itulah penyebab mereka sampai sekarang ini belum dikaruniani momongan. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku, karena aku hanya berkepentingan dengan pemilik betis kaki yang berbulu halus milik Tante Amy yang selalu melintas dalam setiap fantasi seksku. Kalau menurut penilaianku betis kaki Tante Amy bak biji mentimun, sementara gumpalan buah dada, pantat maupun leher Tante Amy sangatlah sejuk kurasakan seiring dengan air liurku yang tertelan dalam kerongkonganku.

    Sore.., sehabis kubersihkan Tiger 2000ku, terlihat Tante Amy keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku tidak urung kelakilakianku berdenyut juga. Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli oleholeh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan (perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari Kalimantan Selatan).

    Malam terakhir sebelum keberangkatan istriku beserta putra putriku ke Kalimantan sungguh suatu malam yang menggairahkan buatku. Bagaimana tidak, setelah sekian minggu tidak pernah kulihat istriku minum ramuramuan anti hamil, malam ini dia kulihat sibuk di dapur mengaduk dua buah gelas jamu, satu untuknya satu untukku. Anakanak asyik main video game di ruang keluarga di temani Ryan adikku. Kode rahasia dari kelopak mata istriku mengajakku masuk ke kamar tidur.

    Setelah mengunci pintu kamar, aku duduk di kursi sambil mengupas apel, sementara istriku yang mengenakan gaun tembus pandang sedang meletakkan dua buah gelas berisi rahasia kedahsyatan permainan ranjangku di meja di dekatku. Tonjolan payudara yang amat terawat bagus itu menyembul tepat di depan mataku. Pembaca yang budiman, cita rasa hubungan seksku adalah menarinya Citra istriku mengawali kisah ranjang.

    Setelah kuminum jamu, aku mendekati Citra sambil memandangi dari ujung kaki sampai ujung rambut panjang sebahunya perlahan kutelusuri. 15 menit sudah berlalu, Citra mulai melepas satu persatu pakaiannya hingga akhirnya tinggal BH dan celana dalamnya yang menutupi point penting persembahan untukku. Kudekap Citra sambil kucium mata indahnya, desahan napas terasa hangat terhembus di helaian bulu dadaku. Lidahku yang terjulur memasuki mulut Citra dan perlahan bergerak memutari langitlangit rongga mulut istriku. Balasan yang kurasakan sangatlah hangat menggetarkan bibirku.

    Tangan Citra yang melingkari tubuhku bergerak melucuti bajuku. Sementara jilatan lidahku mampir mendarati leher yang putih bergelombang bak roti bolu itu. Jilatanku pindah ke belakang leher dan daun telinganya. Pelukanku memutar ke belakang diikuti belaian tanganku memutari gumpalan payudara yang semakin mengeras. Tidak urung telapak tanganku semakin gemetaran, kuremas halus payudara Citra dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meraba dan mengusap sekujur pusaran. Citra mendesahdesah sambil memegang klitor1snya.

    Ouch.., uhh. Mas antar aku ke puncak sanggama buat sanguku pisah tiga minggu denganmu..! permohonan Citra memang selalu begitu setiap bersetubuh.
    Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulangulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kont*lku, jawabku.
    Aacchh.., huuhh.., hest..! desah napas Citra keluar sambil kedua tangannya memeluk wajahku dan perlahan menuntunnya menelusuri titiktitik kenikmatan yang kata orang titik kenikmatan perempuan ada beratusratus tempatnya.

    Memang sampai saat ini aku tidak pernah menghitung entah ada berapa sebenarnya titik itu, yang jelas menurutku tubuh perempuan itu seperti permen yang semuannya enak dirasa untuk dijilati, buktinya setiap mili tubuh istriku kujilati selalu nikmat dirasakan Citraku. Perjalanan lidahku lurus di atas vagin4 yang kemudian menjilat helaian bulu halus menuju Vagin4. Harum semerbak aroma vagin4 wanita asal Kalsel hasil dari Timung (Timung adalah perawatan/pengasapan ramuramuan untuk tubuh wanitawanita asal Suku Kalimantan) membuatku menarik napas dalamdalam.

    Kulumanku mendarat di bibir vagin4 sambil sesekali menarik lembut, membuat Citra menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitor1s merah delima. Tanpa kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagin4 Citra dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya.

    Hsstt.. uuhh.. aduduhh..! desah napas Citra membuat kedua kakinya gemetaran, Ayo Mas..! Sekarang..! pintanya tidak sabar lagi.
    Batang kemaluanku yang sejak tadi mengejang ditariknya menuju ring tinju persetubuhanku. Penisku memang tidak seberapa besar, namun panjangnya yang 18,3 cm ini sejak perjaka dulu kupasangi antinganting, dan hal itu yang membuatku mampu main berulangulang.

    Di atas ranjang Citra membuat posisi silang, posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat roman tambahan, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang vagin4 yang sudah siap tempur itu.
    Uuch.. aacchh.. terus genjot Mas..! desahnya.
    Tanpa mencabut penisku dari lubang, Citra membuat posisi balik, Ii.. ii yaa begitu Mas teeruus..!
    Sekali lagi kelenturan hasil fitnest Citra membantu membalik posisi menungging tanpa kucabut batang kemaluanku yang masih menancap di liangnya.

    Dengan gerakan katrol kuhujani celah pantat Citra dengan kencang.
    Akhirnya, Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..! teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang menusuk vagin4nya dengan semakin dahsyat.
    Tunggu aku Cit.. kita samasama.. oya.. oy.. yack.. uuhh..! desahku.
    Kupeluk dari belakang tubuh yang terbalut dengan peluh, terasa nikmat sekali. Akhirnya malam ini Citra kewalahan setelah mengalami orgasme sampai lima kali hingga aku telat bangun pagi untuk jogging sambil melihat tubuh indah Tante Amy lari pagi di Minggu yang cerah ini.

    Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk pintu depan rumahku.
    Pak Pram saya ke mari disuruh Ndoro Putri minta bantuan Pak Pram untuk memperbaiki komputer Ndoro Putri, kata pembantu Tante Amy.
    Ya.. inilah namanya kuthuk marani sundhuk (datang seperti apa yang diinginkan).
    O ya, sebentar nanti saya susul. kusuruh Bik Ijah pulang duluan.

    Kulo nuwun.. kekethuk pintu depan rumah Tante Amy tanpa kudengar jawaban, hanya klethak.. klethok suara langkah kaki menuju pintu yang ternyata Tante Amy sendiri yang datang.
    Silahkan masuk Dik Pram, Tante mau minta tolong komputer Tante kena Virus. Silahkan langsung saja ke ruang kerja Tante.
    Tanpa berkatakata lagi aku masuk menuju ruang kerja Tante Amy yang menurutku seperti kamar Hotel 7 (Obat Sakit Kepalaku yang sedang puyeng ngelihat lenggaklenggok jalan Tante Amy di depanku).

    Sejujurnya kukatakan aku sudah tidak karuan membayangkan halhal yang menggairahkan. Sambil aku menunggu Scan Virus berjalan, kutelusuri pelosok ruangan kerja Tante Amy (sengaja kuhilangkan label Tante di depan nama Amy untuk menghibur dan membuat fantasi di benakku tentang kharisma seksualitas pemilik ruangan ini). Khayalanku buyar dengan kedatangan si pemilik ruang kerja ini. Pendek kata, sambil kerja aku di temani ngobrol oleh Tante Amy kesana kesini sampai akhirnya Tante Amy menyinggung rasa kesepiannya tanpa kehadiran anak di rumah yang megah ini.

    Dik Pram nggak tahu betapa hampa hidup ini walau terguyur dan tertimbun harta begini tanpa kebersamaan suami dan hadirnya anak. Selain Om Jhony itu nggak bisa ngasih keturunan yang dapat memberikan kehangatan keluarga. Keadaan ini membuatku butuh teman untuk menghapus kekeringanku. cerita Tante Amy membuat kelakianku langsung bangun.

    Perkawinanku diambang kehancuran karena kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucucucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi. Malah pernah diluar kewajarannya sebagai seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi tabung. cerita Tante Amy tidak seratus persen kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat betis biji timun Tante Ami dan pahanya tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa.

    Ternyata tanpa kusadari sebenarnya Tante Amy memancing hasratku secara tidak langsung. Walau sedikit ragu aku semakin mengarahkan pembicaraan ke arah seks. Tanpa sadar aku pindah duduk di dekat Tante Amy, dan tanpa permisi kupegang dan kuremas tangannya. Ternyata perlakuanku itu tidak mendapatkan penolakan sama sekali. Hingga akhirnya dalam posisi berdiri kudorong Tante Amy ke tembok dan kucium bibir merekah delima itu.

    Dengan hasrat yang menggebugebu aku agak kasar dalam permainan, sehingga terbawa emosi menyerang sekujur tubuh Tante Amy yang tentunya takut ketahuan pembantu. Permainanku berhenti sejenak karena Tante Amy bergegas menutup pintu. Dan mungkin karena Tante Amy telah sekian lama kering tidak pernah disemprot air mani suaminya, dia terkesan terburuburu. Dengan cepat dia melepas pakaiannya satu persatu hingga menyisakan BH dan celana dalamnya.

    Kini aku tahu betapa indahnya rumput tetangga dan betapa dahsyatnya gairahku. Kudorong Tante Amy rebah di atas meja kerja dengan tangan kananku meremas payudaranya yang kenyal karena belum pernah melahirkan. Terasa nikmat sekali payudaranya kuremasremas, sementara tangan kiriku melepaskan celana dalam biru lautnya. Aduh itu bulubulu halusnya membuatku merinding. Tidak kuingat aku siapa Amy itu siapa.., Nilam dan Ziddan (anakku) yang sedang jauh di sana, semuanya kulupakan karena aku sudah terselimuti nafsu setan duniawi. Aku semakin menggila melumat dan menjilat, meraba serta meremas pantat Tante Amy yang sekal plus mulus terawat ini.

    Tante Amy menggelinjang kenikmatan merasakan pelayananku. Vagin4 Tante Amy ternyata masih teramat kuat mencengkeram penisku yang membuatnya terbelalak kagum plus ngeri melihat antinganting yang kupasang di bawah ujung kepala kemaluanku. Tante Amy tidak sabar menanti nikmatnya ditusuk pistol kejantananku. Lagilagi Tante Amy kelewat terburuburu menyerangku yang akhirnya aku merasa sedang diperkosanya. Antinganting yang maha dahsyat tergantung setia selalu bertahuntahun kupakai terasa sakit oleh hisapan dan kuluman serta gigitan giginya.

    Lidah Tante Amy berputar memutari batang kemaluanku. Aku menggelinjang tidak karuan. Pikir punya pikir inilah hasil dari pikiran kotorku selama ini, ya sudah, kunikmati saja walau sakit. Mendadak Tante Amy ganas menyerangku, didorongnya aku ke sofa, dengan posisi duduk bersandar aku menerima tindihan tubuh indah Tante Amy yang posisinya membelakangiku. Kemudian dipegangnya pistol gombyokku dan diarahkan ke vagin4nya. Lalu dengan ngosngosan Tante Amy naik turun menekanku, ini berlangsung kurang lebih 15 menit.

    Kini posisi Tante Amy menghadapku. Lagilagi dipegang penisku dan dimasukkan ke liang vagin4nya. Nah.., ini baru membuatku merasa enak karena aku dapat dengan leluasa mengulum putingnya dan mengusapusap bulu halus betis biji timunnya. Goyang sana goyang sini, sekarang dengan kekuatanku kuangkat tubuh Tante Amy dengan posisi berdiri. Kunaikturunkan dan kurebahkan di sofa tubuhnya. Kutaruh kaki indah ini di bahuku, kuhujani Tante Amy dengan gesekangesekan tajam. Dalam hal ini dia mulai merasa tidak tahan sama sekali, kakinya yang melingkar di bahuku semakin kencang menjepitku. Dia mengerang kenikmatan mencapai klimaks orgasme.

    Aku merasa heran, aku merasa belum mau keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum juga keluar. Tante Amy semakin merintih kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujananhujananku. Antinganting saktiku membantu membuatku dapat main sampai empat kali Tante Amy mengalami orgasmenya.

    Hingga pada suatu ketika aku merasa mendekati pelabuhan, kubiarkan batang kemaluanku tertanam dan tertimbun bulubulu kemaluannya yang tidak seharum punya Citra, istriku. Tanpa sadar aku terikat kenikmatan sedang main dengan istri orang. Lalu laharku muntah di dalam vagin4 bersamaan dengan orgasme Tante Amy untuk yang kelima kalinya. Aku lemas dengan masih membiarkan penisku yang terbenam dan tertimbun bulu vagin4nya. Aku terkulai merasa hangat di atas tubuh Tante Amy yang basah oleh keringat.

    Lamalama aku sadar, aku bangun tapi kok Tante Amy tidak bergerak. Ach.., mungkin dia tertidur kenikmatan. Kutepis anganku dari pikiran yang tidaktidak. Aduh mak, Tante Amy ternyata pingsan. Tapi melihat seonggok tubuh montok berbulu halus, gairahku tumbuh lagi. Perlahan kujilat dari ujung kaki sampai pangkal paha dengan membalik posisi pistolku menindih wajahnya. Kukulum vagin4 Tante Amy sampai tibatiba aku kelelahan dan tertidur.

    Akhir cerita, perbuatanku ini berlangsung terus tanpa setahu suami Tante Amy dan Istriku. Sampai suatu hari kutahu Tante Amy sedang hamil tua yang tidak lain karena mengandung benihku, tapi herannya hubungan Tante Amy dengan suaminya tambah mesra. Kutahu juga belakangan hari mertua maupun orangtua Tante Amy sering hadir di rumah yang letaknya di depan rumahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Perawanku Hilang Di Tangan Adikku Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Perawanku Hilang Di Tangan Adikku Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3166 views

    Perawanku – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri.

    Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap….. Pastigol

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya aku sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

    Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

    Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…
    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…
    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kami berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sama BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.

    Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..
    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengan pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….
    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…

    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Setahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

    Demikian kisah nyataku dengan adikku.

  • Cerita Sex Guru Gairah Seks

    Cerita Sex Guru Gairah Seks


    1203 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Guru Gairah SeksCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Simak saja cerita nyataku ini yaitu menceritakan guru disekolah yang bernama Melis beliau adalah guru SMU dan mengajar sebagai guru sejarah, jujur saja dia paling cantik ketimbang guru lainnya karena memang dia mempunyai body yang seksi bila berjalan lekukan pinggangnya bikin nafsu apalagi siswa laki laki pasti betah sekali diajar olehnya.

    Suatu hari Melis terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

    Bagi Melis, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.

    “Sudah selesai Anto?”, Melis masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..

    “”Iya..””Bu Melis, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Melis berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Melis membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

    “Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Melis tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

    “Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”

    “Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Melis merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.

    “Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Melis yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.

    “Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.

    “Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Melis”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Melis kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Melis yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya.

    Ia bisa merasakan puting susu Melis yang mengeras. Lidah Melis menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Melis kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.

    “Lepaskan pakaiannmu Anto”, Melis berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Melis mendesah tidak sabar.

    Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,

    Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Melis yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Melis yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..”

    Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Melis tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Melis menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Melis mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

    Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.

    “mm…, nakal kamu”, Melis tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.

    Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Melis yang membuka lebar. Melis kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.

    “Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

    “Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Melis mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

    “Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

    Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Melis mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang.

    Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Melis segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Melis. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.

    “Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Melis. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Melis.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Melis, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Melis masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

    Ketika Melis sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Melis ke kulkas.Gelas yang dipegang Melis jatuh, untungnya tidak pecah.

    Tangan Melis kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Melis berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”.

    Tubuh Melis bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

    “Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Melis hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.

    “Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Melis telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Melis.”Ahh”.

    Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

    Setelah kejadian dengan Anto, Melis masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Melis adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

    Ketika Melis berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.

    “Bu Melis salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.

    “Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto.”Langkah Melis terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.

    “Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Melis.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Melis langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah.

    Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Melis segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Melis agak jengkel dengan muridnya ini.

    “Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.

    “Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.

    “Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Melis bertanya.

    “Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Melis benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.

    “Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Melis.Melis masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Melis masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.

    “Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Melis dan memasukkan penisnya ke mulut Melis.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini.

    Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Melis, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.

    “Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Melis, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Melis merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut.

    Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Melis, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”,

    Namun Melis tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.”

    “Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Melis tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.

    “Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Melis juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya.

    Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Melis, erangan kenikmatan pun keluar.

    “mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Melis.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Melis menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Melis hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Melis agar membungkuk.

    Kakinya di lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Melis menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Melis.

    Melispun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza.

    Tangan Reza mencengkeram pundak Melis, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Melis…, Rinnaa”.Melis segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Melis masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya.

    Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Melis, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Melis mendesah saat pentilnya dipermainkan.

    Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”,

    Tubuh Melis bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Melis bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza.

    Reza meraih payudara Melis dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Melis mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”

    Bu Melis nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Melis tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza.

    Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Melis makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Melis, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Melis menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.

    “Ooww..”, Teriakan Melis terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Melis yang makin becek.”

    Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Melis sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Melis kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat.

    Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Melis…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Melis kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Melis tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Melis harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil.

    Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti.

    Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Melis berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu.

    Baginya Melis merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Melis bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah,

    “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Melis mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar.

    Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Melis dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto menyusul Melis ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Melis menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Anto sedang mencopot celananya Melis sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Melis.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

    “Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Melis kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Melis dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Melis, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas,

    Anto kemudian memberi isyarat pada Melis agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Melis. Melis yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Melis memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”

    Anto kemudian merebahkan Melis, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”,

    Melis bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Melis, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.

    Kaki Melis kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Melis yang becek.”mm…”, Melis menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.

    “Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Melis mempermainkan puting Anto.

    Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Melis terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka.

    Melis yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Melis.

    “Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Melis, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Melis berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Melis merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Melis, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

    Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Melis.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Melis,

    “Berdiri menghadap tembok Bu!”Melis masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Melis. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Melis.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Melis saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Melis merintih-rintih menikmati permainan mereka,

    Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”,

    Tubuh Melis yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Melis dan tembok.

    Dipindahkannya tangan Melis ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Melis mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Melis berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Melis. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung

    Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung, Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir 15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3 ini.

    Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel. Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Disinilah cerita ewe ini dimulai.

    Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang.

    Siangnya giliran Bagus yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.

    Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki!

    Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun.

    Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku.

    Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Tommy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

    Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku.

    Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy. Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.

    Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.

    “Bercintalah dengan Mama, Tommy!” pintaku sambil mengelus-elus selangkangan Tommy yang sudah tegang.

    Tommy tersenyum, “Mama tahu, sejak Tommy berumur 17 Tommy sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy bercinta dengan Mama…”

    Aku terperangah mendengar omongannya.

    “Dan sering kalo Mama tidur, Tommy telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.”

    Aku tak percaya mendengar perkataan anak sulungku ini.

    “Dan kini dengan senang hati Tommy akan entot Mama sampai Mama puas!”.

    Tommy langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku.

    Kedua puting susuku yang waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali dihisap anak sulungku itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Tommy.

    Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan anakku itu pun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks.

    Tommy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.

    Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak peduli, anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi.

    Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang telah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu itu sebentar.”

    Tommy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara anakku membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

    “Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..” kataku setelah puas mengulum penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya segera dibimbing anakku menuju lubang kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Tommy untuk masuk ke dalam dengan mulus.

    “Ahh.. Tomm!” aku mendesah saat penis Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya.

    Apalagi Tommy seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali.

    Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan.

    Dan saat Tommy memeluk dengan erat, saat itu pula air mani anak sulungku itu membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan cairanku sendiri. Tommy masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut.

    Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pengalaman Ngentot Kenikmatan Yang Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Kenikmatan Yang Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1784 views

    Perawanku – Ini adalah kisah perjalananku ke Kota Ma**ng dijawa timur.
    Liburan semester tiba,seperti tahun sebelumnya aku memutuskan untuk berlibur dikota Ma**ng,kebetulan disana sanak saudaraku tinggal.
    Aku sering,bahkan hampir setiap tahun liburan kesana dgn menggunakan Bus,kereta atau Pesawat.
    Tapi aku lebih sering memilih bus dan kereta karena lbh bsa menikmati perjalanan.

    Suasana sangat ramai disalah satu terminal dijakarta timur,aku langsung naik kedalam bus Pa** Ke** yg telah siap menanti calon penumpangnya..Duduk dikursi deret ke enam dari depan..”hah..Cape juga..”keluhku..
    Lumayan cape juga memang menggendong tas pundak yg berisikan pakaian dan keperluanku lainnya didalam tas.
    Sekitar 10menit aku duduk,kebetulan kursi bus tsb 1-2,sebelah kanan satu,sdgkan sebelah kiri untuk 2 orang(super eksekutif)!!
    Aku duduk dibangku yg diperuntukan 2 orang..
    Tiba2 datang seorang ibu beserta 1 anaknya yg aku perkirakan berumur 15 tahunan,namun tubuhnya tinggi dan berisi,terutama dibagian pantat dan dadanya..Anak itu manis,putih dan memakai soft lens dimatanya.
    “dik,titip anak saya ya??”ujar sang ibu..”oh iya bu!”ucapku kaget..Anak abg itupun duduk disebelahku.

    10 menit berselang,bus akan segera berangkat,sekali lagi sang ibu berkata “adik,turun dimana?”..”diMa**ng bu.”ujarku..”oh sama,anak saya juga mw turun diMa** ,kalo gitu tolong dijagain ya anak saya?Maklum ini pertama kali dia pergi jauh sendirian..”lanjut sang ibu.
    “beres bu,tenang aja..!”balasku dgn senyum.
    Ibu itupun segera turun dari bus setelah sblmnya mencium pipi kanan kiri anaknya,sambil memberikan wejangan2 buat anaknya..
    Bus berangkat pukul 16.00 tepat meninggalkan terminal..Anak itu melambaikan tangan kepada ibunya yg berada diluar bus.
    Setelah agak jauh dari terminal akupun membuka obrolan dgn abg itu..”nama kamu siapa?”…”mia..”jawabnya singkat..Terlihat senyum manis keluar dari wajahnya yg putih dan bersih,apalagi tatapnnya yg sedikit menggoda,aku yakin dia terbiasa berhadapn dgn laki2.
    “knp nyokap lo ga ikut?”tanyaku.
    “ga,nyokap kerja..Gua lagi liburan sekolah,dari pd dijakarta terus..Sumpek..”jawab dia.
    “emang ga takut pergi sendirian?”tanyaku dgn sedikit meledeknya..”ah,cuek aja..Emg takut knapa?”ucap dia dgn santainya.
    “eh,nama lo sapa?”tanya mia padaku..”gw boy..”jwbku.

    Hampir 2 jam perjalanan,ngobrol ngalor ngidul sambil bercanda ga jelas,akupun mulai terbiasa dgn mia..Sampai pada akhirnya bus berhenti untuk istirahat disalah satu restauran di daerah jawabarat..
    “mia,bawa dompet sama hape lo,jangan ditinggal di dalam tas..”
    “okey..”jwb mia sambil bergegas berdiri dari tempat duduknya.
    Aku beranikan diri memegang tangannya sambil berjalan turun dari bus.
    Direstauran,kami kembali duduk disatu meja sambil makan bersama..Selesai makan,mia ijin mw kekamar kecil,begitu juga aku yg dari tadi nahan kencing..(sbnrnya ada toilet juga dibus,tp sempit dan takut ga da airny pkrku..).

    Setelah kurang lebih 30menit,bus kembali melanjutkn perjalanan..Sedang aku dan mia makin akrab saja..Bahkan dia sudah berani bersandar dan memelukku dari samping!
    Waktu semakin malam,semakin gelap keadaan didalam bus,walau ada lampu kecil diatas tempat duduk,tapi aku lbh memilh tdk memanfaatkannya.
    Semakin malam semakin dingin,ditambah udara AC yg menambah dingin didalam bus..
    “lo kedinginan ga mia?”tanyaku..”iya dingin banget..”jwbnya.
    “pake aja selimutnya..”aku mulai memasang selimut ditubuhnya,tanpa persetujuan dari dia..Setelah itu aku jg memakai selimut yg memang telah disediakan didalam bus.
    Mia,menyandarkan kepalanya dipundaku,sambil tangannya yg ada dibalik selimut dilingkarkan dipinggangku..
    “wah,ni anak kayanya manja..”pkrku dalam hati.
    Tanpa berkatakata,akupun juga memeluk dia dari samping..Tubuh kami terasa hangat,walau udara didalam bus benar2 terasa dingin sblm kami berpelukan.
    Mia memejamkan matanya..Rupanya dia tertidur,akupun coba memejamkan mataku walau dlm keadaan menggebu2 didlm hati,apalagi ‘adik kecilku’ mulai resah dibalik celana ketika dada mia yg lumayan gede menempel disamping tubuhku..Dgn goyangn bus saat berbelok kekanan atau kekiri,makin rapat saja dadanya ditubuhku. Tapi aku tahan,dan mencoba tidur..

    Sekitar 30menitan aku coba tidur,akhrnya kebangun juga..Ga tenang bgt tidur dgn godaan yg membuat hasrat naik turun.
    Aku palingkan pandangan ke jalan,sambil menahan gejolak..Tiba2,”boy..”mia memanggil pelan..
    “udah bangun??”jwbku.
    Tanpa menjawab pertanyaanku mia lsng mengencangkan dekapannya..
    “dingin bgt boy” kata mia..”lha kan udah pake selimut??”jwbku
    “iya,tp masih kerasa dingin..Apalagi tanganku,dingin bgt..Aku masukin tangan aku kedalam baju kamu ya?” kaget mendengar permintaan mia yg diluar dugaanku itu..
    “iya..Yaudah..”jwbku gugup..
    Jujur aku ga kpkrn mcm2 malam itu,tp stlh mendengar kata2 mia itu aku lsg tambah bergejolak,malahan mulai berfikiran kotor deh.
    Mia memasukkan tanganku kedalam kausku,msh dalam keadaan berselimut..Seluruh tubuh kami tertutup selimut,hanya muka kami yg tdk tertutup.
    Perlahan tangan mia bergerilya menyusup ke dalam kausku..Ketika berhasil masuk,perlahan lahan pula dia mulai membelai lembut seluruh tubuhku,mulai dari dada sampai perut..Kadang memainkan puting dadaku lembut..Wah,makin memuncak saja hasrat nafsuku mlm itu.
    Aku terdiam tanpa bcara apapa,sambil menikmati kelakuan nakal mia itu..

    Mia tersenyum kecil memandang aku yg sedang ga karuan karna perbuatannya..”kamu knapa boy?”
    “ah.Anu,gapapa..”jwbku
    aku menatap wajah mia,,hmm manis juga nih cewe,apalagi lesung pipinya tampak menambah manisnya wajah mia saat tersenyum.
    Tiba2..Makin gila ku dibuatnya ketika tangan mia yg tanpa komando masuk kedalam celana jinsku..(Waktu itu aku memakai jins sedengkul)..Makin terbakar saja kepalaku,seakan ingin menerkam tubuh mia dan langsung ku perkosa..Tapi ga mungkin,keadaan bus yg tidak mungkin sulit untuk aku melakukan apa yg aku mau..Sebagian penumpang msh ada yg terjaga,mereka sedang menonton vcd yg diputar dibus.
    “boy..Kamu ga pernah deket sama cewe ya?”tanya mia memecah kebisuan.
    “pernh..”jwbku
    “pernah ML?”tanya mia lagi..
    “pernah sekali,tapi ga sampe slesai..Knp tnya itu?”jwbku heran.
    “gapapa..Tanya aja!”kata mia.
    Aku mulai berfikir,kalo mia adalah abg yg punya pengalaman dalam sex,mgkin dia pernah ngesex dgn pcrnya..Apalagi,belaian tangan mia yg lembut benar2 seperti ahlinya dlm memberikan rangsangan2 kepada laki2..Ga disangka tangan mia sampai didalam celanaku,bermain main diatas ‘adik kecilku’ yg masih tertutup celana dalam..Makin terasa membesar saja kontolku dipermainkan tangannya.
    Tanpa basa basi,mia lsg melepaskan tangannya dari dalam celana,dan membuka ikat

    pinggangku serta resleting celanaku..Lalu sekonyong konyong tangannya masuk lg kedalam celana,kali ini tidak terpisahkan celana dalamku lagi..Benar benar menyentuh kontolku.
    “mia,msh rame..Blum pada tidur..”aku kebingungan dgn kelakuan mia,makin gila aja kelakuan abg ini..
    “gapapa,cuek..Kan ketutup selimut..!”jwb mia enteng membelai dan mengocok halus kontolku..
    Aku diam,sambil menikmati permainan tangan mia yg lihai seperti sudah terbiasa melakukannya.
    Sekitar 30 menitan,aku mulai mencoba membiasakan diri dgn apa yg dilakukan tangan mia thd kontolku.
    Sambil ngobrol ga karuan,aku benar2 terhanyut dalam suasana yg penuh hasrat tsb..
    Ternyata didalam pembicaraanku dgn mia,mia mengaku,kalau dia sudah ga perawan lagi..Pacarnya yg mengambil kesuciannya,dan sudah melakukan hubungan sex berulang kali sampai sekarang..

    Mlm terus bertambah larut,ketika itu para penumpang lain satu persatu mulai terlelap!Hanya aku dan mia yg msh terjaga seakan akan ga kepengen sedetikpun melewatkan kebersamaan ini.
    “boy,gw nyaman deket lo!”ujar mia melirih..”gw juga,lo dewasa,walaupun umur lo msh 15 tahun.”jwbku
    lalu tanpa sadar kita sudah saling memandang,aku nekat mendekatkan wajahku ke wajahnya..Kucium bibir lembutnya sambil memejamkan mataku,begitupun juga mia yg pelan pelan memainkan lidahnya didalam mulutku..Sungguh sebuah saat yg indah buat aku,walau umurku 22 tahun waktu itu,serta mia yg 15 tahun tapi sikap serta perlakuannya mirip wanita dewasa yg lihai dalam membuai seorang laki2..
    Sekitar 5 menit kami berciuman mesra,tanganku mulai nekat masuk kedalam kaus merah jambu mia,kubelai halus naik hingga ke BH yg berisikan bukit indah nan besar itu..Kuusap lembut,dan kusingkap BH keatas agar payudara indah mia dapat kusentuh dgn tanganku..Oh,besar,lembut dan kenyal payudaranya..Apalagi putingnya yg berukuran lumayan besar untk ukuran gadis seumurnya..”hmm..!”mia mendesah lembut..”sshh..Terus boy..”semakin kecang dan keras aku rasakan payudara milik mia..
    Sementara,tangannya mia masih setia mendekap dan mengocok lembut kontolku sejak tadi..
    Semua itu kami lakukan dgn bebas karna tubuh kami msh tertutup selimut!

    “boy..Turunkan kebwah tangan lo..”pinta mia.
    Aku mengerti maksudnya,aku turunkan tangan kananku ke resleting clana jinsnya..Aku buka dan..Aku kaget,ternyata mia udah ga pakai Celana dalam lagi..
    “lo ga pake celana dalam??”bisikku.
    “hihi..Engga,gw copot waktu direstauran tadi!!”..Jwbnya cuek.
    “niat banget lo..”kataku heran..
    “bodo,gw udah nafsu waktu pertama kali ngliat lo boy,lo ganteng bgt!”..Jwbnya lagi.
    Rupanya mia adlh tipe cewe yg agresif,bahkan bsa dibilang hyper jg dalam urusan sex..
    “boy,copot celana lo ya,gw susah megangnya..”pinta mia..
    “ntr ketauan orang2 ah..”jwbku ragu..
    “engga deh,kan ketutup selimut..”
    aku msh ragu,tapi bener juga sih orang2 ga bakal liat,krn emang tubuh kita ketutup rapat selimut..Lgpula orang2 juga pada tidur dan kita duduk dideret paling blakang,jd ga ada yg merhatiin kita.
    Aku turunkan celanaku sedengkul,kuperhatikan mia pun menurunkan celana jinsnya kebawah..
    Lalu dia melepaskan tangannya dari kontolku,dan memutar tubuhnya membelakangiku..Posisinya aku menghadap mia,dan mia membelakangiku..Badan dia agak condong kedepan,serta pinggulnya didekatkn ke aku..
    “masukin boy..”pinta mia.
    Kaget dan bingung aku mendengar tantangan mia..”masukin apanya?”jwbku dgn bodohnya..”kontol kamu boy,cepet!”jwbnya santai..
    Gila,nekat bener ni cewe pikir ku dalam hati..Tp kapan lagi punya pengalaman yg kaya gini..Pelan pelan aku arahkan juniorku ke dalam vaginanya,aku nyodok dia dari belakang..
    Agak susah juga,karna bus yg terus goyang kekanan kadang kekiri.
    Akhrnya..Ujung kontolku sampai juga dilubang vaginanya..Dan,masuk perlahan2 amblas ditelan vagina mia..Agak,sempit rasanya..”mmhh,aaahh..”desah mia yg agak tertahan karna takut kedengaran penumpang lain..
    “boy,enak..Punya kmu lumayan gede,panjang pula,punya cowoku ga kaya bgini..”
    mendengar kata2 mia itu aku makin bersemangat..Aku senderkan punggungku kejendela bus (aku duduk samping jendela)..Sambil diam menikmati vagina mia yg membuat kontolku berdenyut denyut..Sengaja kontolku ga dikeluar masukan,karna goyangn bus sudah membuat nikmat dan membantu permainan kita berdua.
    Lama juga kita hanyut dalam goyangan bus,gelapnya suasana bus yg diselingi cahaya2 lampu mobil dari kaca jendela bus,benar2 suasana yg penuh kehangatan dan romantis wkt itu..(aku yakin penumpang lain lagi merasakan dinginnya AC menusuk tulang mereka!!)..Tp tidak dgn kami,justru yg terasa hangat,damai dan nikmat..Sekitar setengah jam kita mengikuti irama goyangan bus,lalu tanpa melepaskan kontolku didalam vagina mia,aku mencoba menarik tubuhnya ke belakang,dan bersandar ditubuh aku..Kini posisi mia berada diatas tubuhku,tp tetap membelakangiku..
    Aku mulai memainkan kontolku,aku keluar dan masukan kontolku didalam vaginanya..
    “mmh..Boy..Uh..Goyang terus boy..Enak!” erang mia lirih..
    “ssh..Iya,enak..Memek kamu enak mia..”kataku sambil terus menggoyangkan pinggulku..
    Aku bener2 ga lagi memikirkan sekitar,aku yakin penumpang lain ga akan sadar apa yg kita lakukan dibelakang!!
    “oh..Boy,terus!”..
    Sambil aku goyangkan pinggulku,tangan kananku memainkan klitoris mia,serta tangan kiriku memainkan puting payudaranya yg telah mengencang dan mengacung keatas..
    Makin mia ga tertahankan,dia terus bergeliat karna rangsangan yg aku berikan..Tp tetp kita mengatur dan berhati2 menjaga agar gerakan2 kita tidak membuat curiga penumpang lainnya!!
    “boy,aku mw keluar..”erang mia lirih,bahkan sedikit membisik..”ssh..Ah,boy goyang terus..Ak..Aku keluar”..Mia akhrnya merasakan orgasmenya yg pertama..Aku cuek dan terus kugoyang kontolku,sementara mia mengejang merasakan nikmat orgasmenya!!

    Aku hentikan goyanganku,melihat mia yg sedang mengatur nafasnya akupun tersenyum memandang tingkahnya yg bener2 sedang merasakan puncak kenikmatan..
    Ga lama kemudian,setelah selesai menikmati orgasmenya,aku menyuruh mia untuk tidur telentang menghadap keatas,kepalanya bersantar ke tangan kursi,serta Kedua Kakinya ditekuk..Aku mengatur posisi selimut yg sudah berantakan,dan kututup lagi tubuh mia dgn selimut hingga kekakinya yg mengangkang..Aku mengatur posisi dudukku,pinggul aku mengarah ke selangkangan mia..Dan kembali kumasukan kontolku ke dalam vaginanya.
    “blezz..”..Uh,kembali kontolku ditelan vagina mia..Aku goyangkan pelan pinggulku..
    “aahh..Mm..Enak!”..Miapun tampak kembali larut dlm kenikmatan setelah tadi dya merasakan orgasme. “oh..Mm..”..
    Kali ini,goyangan ku terasa lebih mantap,dan kontol terasa lebih basah,karna vagina mia sudah bener2 becek akibat orgasmenya tadi..Creek..Crek..!
    Tangan kiriku membelai dan memainkan klitorisnya..Terlihat mia menggigit bibir bawahnya,terkadang memainkan lidahny kebibirnya!!
    Sekitar 15 menit,mia pun mulai tampak gusar,kelihatannya dia akan orgasme lagi..Bgtu juga aku yang mulai merasakan desiran nikmat mengalir didalam tubuhku,mengalir dari atas hingga kebawah..”boy,a..a..aku mw keluar lagi..”mulutnya bicara tp matanya terpejam..”aku juga mia..”jwbku berbisik.
    “boy..Ga tahan..Mw keluar..!!”
    aku mempercepat goyangan kontolku keluar masuk vagina mia,dan tanganku jg makin cepat mempermainkan klitorisnya walau tidak beraturan iramanya!!
    “..Mia,aku mw keluar..”..Lirihku.
    “sama..Aku juga..Keluarin bareng boy!!”
    tiba2 tubuh mia kembali mengejang..Dan..”oouuhh..Aghh. .Enaak..”erang mia,ternyata orgasme keduanya telah sampai..
    Kini giliranku..Sambil terus ku goyang kontolku terasa mulai berdenyut2 kontolku..
    “keluarin dimana??”tanyaku lirih..”diluar boy!”jwb mia..
    Dan seketika terasa ada yg mengalir menuju lubang kontolku,buru2 kukeluarkan dari dalam vagina mia,dan..Croot..Croot..,air maniku keluar menumpahi perut mia dan sebagian mengenai selimut..
    “..Oouh..Mantap,enak bgt mia..”ujarku penuh kenikmatan..
    Terasa kontolku masih berdenyut pelan dan basah karena tersiram muncratan cairan orgasme didalam vagina mia tadi..
    Diam,lemas..Dan tanpa suara yg terjadi sekitar 5 menit.
    Kemudian aku ambil tisu dari kantong jaketku untuk mengelap air maniku yg membasahi perut mia..Bayangkan,kita bermandi keringat diantara dinginnya udara AC didalam bus!!
    Mia bergegas duduk dan membetulkan pakaian dan celananya,begitu jga aku!! Kita kembali duduk dan berdekapan,lalu tdk terasa tertidur pulas karna kecapean.

    Jam 5 pagi bus kembali istrht dan berhenti direstauran didaerah jawa timur..Seluruh penumpang turun,begitu jg aku dan mia..Kita lsg sarapan pagi dan minum kopi panas untk menghangatkan tubuh kita..Hehe,baru kita merasakan dinginnya udara pagi dikota Tuban yg letaknya dipinggr pantai tsb,padhal td mlm kita bermandikan keringat hanyut dlm kenikmatan!!
    Lumayan pegel2 jg badan rasanya..Mgkn karna posisi waktu ngentot td mlm kurang nyaman jdnya rontok jg rasanya badan ini.Mia bergegas ketoilet untuk memakai celana dalam..Kemudian kembali bus berangkat menyelesaikan sisa perjalanannya.

    Disisa perjalanan,kami habiskan untk bercanda dan bercerita..Terkadang diselingi gerakan nakal dari tangan mia yg menggoda kontolku.
    3 setengah jam kemudian,bus hampir tiba di Kota Ma**ng..Aku sempatkan untk bertukar nomor hape.
    Bus akhrnya sampai diterminal kota Ma**ng,tampak sepupu mia sudah menanti untk menjemputnya..Kita turun,dan saling berpisah,krn aku kembali melanjutkn perjalanan kerumah budeku..
    Tp aku dan mia tidak putus hubungan,sampai sekarang dijakarta aku mash sering ketemu,dan dia jadi pacarku sekarang,karena pacarnya lsg diputuskan setibanya dia dijakarta.
    Oya,urusan ngesex dgn mia..Hehe,masih jalan terus dikala ada kesempatan.

    Cerita Sex Dalam Bus | Cerita Sex | Cerita Hot |Terbaru 2106

  • Cerita Sex Janda Gersang

    Cerita Sex Janda Gersang


    1207 views

    Perawanku – Cerita Sex Janda Gersang, Sudah dua tahun Tini menjanda. Suaminya sedang merengkok dalam penjara kerana dituduh mengedar dadah. Kerana memikirkan suaminya akan dihukum gantung maka Tini meminta cerai dari suaminya. Tak guna menunggu suaminya yang akhirnya akan ke tali gantung.

    Dalam usia 25 tahun Tini memerlukan belaian kasih sayang seorang lelaki. Nafsunya sedang berada dipuncaknya dalam usia sebegini. Ghairahnya perlu ditangani dan keiginan batinnya perlu dipenuhi.

    Dengan wajahnya yang cantik dan kehidupannya yang mewah hasil peninggalan harta suaminya maka banyak lelaki muda maupun tua yang cuba mendekati Tini. Malah ada lelaki tua yang bergelar Datuk cuba menghampirinya. Semuanya ditolak dengan baik oleh Tini.

    Sebagai seorang model sambilan penampilan Tini memang bergaya. Dengan wajah ayu dan susuk tubuh tinggi lampai maka lengkap pekej Tini sebagai seorang wanita idaman. Senyumannya saja boleh mencairkan hati lelaki yang melihatnya.

    Bila sudah lama tidak dibelai lelaki bergelar suami kadangkala Tini rasa kesunyian. Dalam kesunyian itulah nafsu dan ghairahnya membuak-buak bagikan lahar gunung berapi. Bagi meredakan nafsunya maka Tini akan menonton vcd porno. Sambil melihat adegan ghairah di skrin tv Tini akan mengusap alat kelaminnya sehingga dia mencapai kepuasan.

    Pagi itu ghairahnya bangkit lagi. Hanya kerana melihat kucing kesayangannya sedang berasmara dengan kucing jantan tetangganya. Kucingnya yang sedang miang dan berguling-guling di lantai diterkam oleh kucing jantan. Kucingnya mengerang kenikmatan bila zakar berduri kucing jantan dengan lajunya keluar masuk lubang burit kucingnya.

    Tini meraba-raba kemaluannya dan kelentitnya diusap-usap lembut dengan jari-jarinya. Jeritan-jeritan kucingnya yang sedang berasmara itu membuatkan nafsu dan ghairahnya sukar dibendung. Pada ketika seperti ini Tini amat memerlukan seorang lelaki bagi memenuhi kehendak batinnya.

    Sedang dia asyik melihat kucingnya yang berguling-guling manja, loceng rumahnya berbunyi. Tini menjenguk ke pintu pagar dan melihat sebuah pick-up bersama dua orang lelaki. Di dinding kenderaan tersebut tertulis jenama pendingin udara. Baru Tini tersedar dia ada menghubungi syarikat air-con untuk membetulkan air-con di ruang tamunya yang sudah dua hari tidak berfungsi.

    Tini menekan punat di alat kawalan jauh dan pintu pagar automatiknya terbuka. Pick-up warna hitam itu meluru masuk ke halaman rumahnya. Kedua-dua pintu hadapannya terbuka dan keluar seorang lelaki india di bahagian pemandu dan seorang lelaki cina di bahagian penumpang.

    Lelaki india tersebut mengambil kotak peralatan di bahagian belakang kenderaan dan mengekori lelaki cina yang agak berusia. Tini membuka pintu ruang tamu dan mempersila kedua lelaki tersebut masuk.

    ”Mana air-con yang rosak?” tanya lelaki cina yang kemudian dikenali sebagai Ah Tong.

    ”Itu,” jawab Tini sambil menunjuk air-con jenis split yang berkekuatan dua kuasa kuda.

    ”Raju, awak tengok apa rosaknya,” arah Ah Tong kepada lelaki india pembantunya.

    Raju mengikut saja arahan Ah Tong majikannya. Dengan menggunakan tangga dia memanjat dan memeriksa air-con berjenama York itu. Dibuka bahagian penutupnya dan ditarik penapis udara alat pendingin udara tersebut.

    ”Air-con ini perlu di servis. Banyak habuk.” Raju menjerit agak kuat.

    ”Berapa lama lu tak servis ini air-con.” Tanya Ah Tong kepada Tini.

    ”Mungkin satu tahun. Sejak beli memang tak pernah servis.” Jawab Tini.

    ”Patutlah jem. Air-con kena servis enam bulan sekali.” Terang Ah Tong.

    ”Buatlah apa yang patut. Asal dia jalan balik sudahlah.”

    ”Raju, lu bawak turun itu air-con dan cuci di luar sana,” perintah Ah Tong sambil menunjuk ke halaman yang ada paip air.

    Tini dan Ah Tong duduk saja di ruang tamu sambil memerhati Raju membersih air-con. Tiba-tiba Tini teringat dvd playernya yang tidak mengeluarkan gambar di bilik tidurnya.

    ”Ah Tong, lu boleh tengok dvd player saya di tingkat atas. Sudah dua hari rosak.”

    Ah Tong dan Tini naik ke tingkat atas banglo dua tingkat itu. Ah Tong langsung menuju ke meja rendah di sudit bilik tempat tv dan dvd player di tempatkan. Sambil bersila di atas karpet tebal Ah Tong memeriksa dvd player yang dimaksudkan. Tini duduk di pinggir katil lebar bertilam tebal yang empuk memerhati Ah Tong si apek cina yang sedang membelek dvd player jenama Sony.

    Di bahagian belakang rumah kucing Tini masih galak berasmara. Suara-suara kucing betina yang sedang miang jelas di kuping telinga Tini. Suara jeritan kucing betina yang sedang dikongkek oleh kucing jantan menghantui fikiran Tini. Bayangan zakar berduri keluar masuk lubang burit kucing betina menimbul resah di fikiran Tini. Tanpa sadar Tini meraba kemaluannya dan cairan panas mengalir perlahan membasahi bibir-bibir yang mula membengkak.

    Tini memerhati Ah Tong yang memakai seluar pendek berkaki lebar. Celah kelangkang apek tua itu diperhati. Tini mula membayangkan batang bulat kepunyaan Ah Tong. Tini tak kisah lagi Ah Tong yang tua itu. Yang difikirkannya batang pelir yang mampu mengeras dan mampu menyelam dalam lubang kemaluannya yang terasa gatal-gatal.

    Ah Tong, lu boleh servis barang gua tak. Dah dua tahun tak servis.”

    “Barang apa tu?”

    “Ini.” Tini menunjuk ke arah kelangkangnya sambil tersenyum.

    “Lu jangan main-main.” Apek tua membelalakkan matanya ke arah Tini yang senyum-senyum menggoda.

    “Gua tak main-main. Boleh ke lu servis.” Tini bersura manja.

    Cerita Sex Janda Gersang

    Cerita Sex Janda Gersang

    Jari-jari Tini mula melepaskan satu persatu kancing baju yang dipakainya. Blous labuh dan longgar itu dilepaskan dari tubuhnya. Terpegun Ah Tong melihat Tini yang berkulit bersih telanjang bulat bagaikan boneka di hadapannya. Lelaki cina separuh baya itu terkaku. Jantungnya berdenyut kencang dan alat kelaminnya mula mengeras.

    Ah Tong hanya menelan liur melihat wanita muda di hadapannya. Janda berusia 25 tahun itu sungguh mengiurkan. Berkulit putih halus dan tinggi lampai, Tini kelihatan amat sempurna. Buah dada yang sempurna bentuknya, pinggang yang ramping dan tundun yang dihiasi bulu-bulu halus teramat indah. Ah Tong terpaku dengan mulut ternganga melihat pemandangan indah di hadapannya. Indahnya ciptaan tuhan, fikirnya.

    Tini yang masih duduk di katil menarik tangan Ah Tong. Ah Tong terduduk di sisi Tini. Semerbak bau harum badan dan rambut Tini menerpa ke lubang hidungnya. Sungguh pun sudah tua tetapi bila berdekatan degan wanita perasaan ghairahnya bangkit juga. Naluri lelakinya tercabar bila wanita muda cantik molek memulakan aksi.

    ”Ah Tong, lu tak suka gua,” rengek Tini dengan nada merayu.

    ”Lu jangan main-main, Tini. Walau pun gua sudah tua tapi barang gua masih OK,” jawab Ah Tong terketar-ketar kerana dipengaruhi gelora nafsu.

    Apek tua memerhati badan Tini yang masih solid itu terdedah. Buah dadanya yang pejal dan kenyal membukit. Putingnya yang berwarna merah sebesar kelingking mengeras. Mata Ah Tong terbeliak memandang pertunjukan percuma di hadapannya. Dengan lembut Tini menarik tangan Ah Tong dan diletakkan di atas buah dadanya. Jantung Ah Tong berdenyut kencang dan buah dada mengkal tersebut di usik dan diramas perlahan-lahan. Lembut, kenyal, licin dan seribu satu perasaan menjalar ke otak Ah Tong, cina tua yang sudah lama kematian isteri. Ah Tong menarik nafas panjang dan menelan liur.

    Jantung Ah Tong makin bertambah kencang. Sementara tangannya meramas dan memicit gunung kembar Tini, matanya tak lekang daripada celah paha
    Tini. Faham dengan maksud Ah Tong, Tini merenggangkan kedua pahanya menampakkan kemaluannya yang sentiasa dijaga kemas. Bulu-bulu di bahagian pinggir dicukur licin hanya di bahagian tengah tundun di tinggal sedikit. Bulu-bulu hitam pendek itu sungguh cantik pada pandangan Ah Tong. Mata Ah Tong terbeliak melotot pemandangan yang telah lama tidak dilihatnya. Perasaan geramnya bertambah-tambah.

    Tini makin menggoda Ah Tong. Pahanya dikangkang lebih luas menampakkan lurah yang merekah. Bibir kemaluan yang lembut dan merah benar-benar membuat keinginan Ah Tong ditahap maksima. Ah Tong terus menerkam burit tembam Tini. Sudah lama dia tidak melihat burit perempuan. Burit terbelah merah di hadapannya benar-benar memukau. Dia melutut sambil menghidu bulu-bulu halus di tundun yang membukit. Hidungnya kemudian bergerak ke bawah ke lurah yang sedang merekah lembab. Bau burit Tini disedut dalam-dalam. Aroma khas kemaluan wanita dihidu, nafasnya ditarik dalam-dalam. Pertama kali dalam hidupnya dia mencium burit perempuan melayu. Sungguh segar berbanding bau burit cina kepunyaan isterinya dulu.

    Puas menghidu aroma vagina, Ah Tong mula menjilat bibir burit Tini yang merah dan lembut, sementara Tini mengangkang lebih luas memudahkan apek tua bertindak. Tini menderam halus… aahh… ahhhhh.. issshhh… Tini membiarkan lidah kasar Ah Tong meneroka lubang keramatnya. Ah Tong mengigit lembut kelentitnya. Ah Tong teramat suka kepanasan dan aroma burit Tini. Sudah lama Ah Tong tak pernah tidur dengan perempuan sejak isterinya mati lima tahun dulu. Dia tidak pernah memantat perempuan melayu sebelum ini. Kawan-kawannya bercerita burit perempuan melayu ketat dan panas. Rezeki depan mata takkan dia lepaskan begitu saja. Pelirnya yang telah lama bertapa akan menemukan pasangannya.

    Pelir Ah Tong meronta-ronta ingin keluar dari seluar. Secara spontan Ah Tong melurutkan seluarnya. Batangnya yang keras mencanak dengan kulit nipis masih menutup kepala pelir. Tini terpegun melihat Ah Tong yang berumur separuh baya masih gagah. Pelirnya biasa-biasa saja, taklah besar lebih kurang kepunyaan suaminya saja.

    Tini memegang dan melurut pelir Ah Tong. Kulit kulup bergerak dan menampakkan kepala licin sungguh merah. Pertama kali Tini memegang kemaluan orang lain selain suaminya. Dan pertama kali juga dia melihat dan memegang zakar lelaki dewasa yang tak berkhatan, pelir yang kulit kulupnya masih utuh. Begini rupanya pelir tak bersunat, fikir Tini.

    “Apek, lu tak bersunatkah.. kenapa lu tak potong kulit kulup ni?” tanya Tini sambil bermain dengan muncung kulup. Dilancap dan dilurut batang tua kepunyaan apek cina. Batang coklat muda berkepala merah sekejap terbuka sekejap tertutup. Lucu pada penglihatan Tini.

    “Mana ada orang cina sunat. Lu tak suka ke lancau tak sunat?”

    Tini mendekatkan batang hidungnya ke kepala pelir Ah Tong yang kembang bulat. Dicium bau pelir Ah Tong. Memang ada bau keras di situ. Berbeza dengan bau kepala pelir suaminya. Bila saja bau kepala pelir Ah Tong disedutnya, buritnya tiba-tiba mengemut. Sejak dulu lagi Tini mengidam nak merasa batang cina. Batang hindu pun dia teringin nak rasa.

    “Sekali lu rasa lancau tak potong, nanti lu boleh ketagih ooo”.

    ”Kenapa? Lancau tak potong ada dadah kaa sampai boleh ketagih?”

    ”Itu dadah untuk mulut atas. Ini lancau untuk mulut bawah. Sekali lu rasa nanti tiap hari lu mau.”

    ”Mulut atas tak boleh hisap lancau ke apek?”

    ”Boleh, boleh.. tapi bini gua tak pernah hisap lancau gua”.

    ”Mari sini, dekat sikit. Gua mau hisap lu punya lancau. Nanti lu boleh ketagih, apek”.

    Ah Tong amat teruja bila Tini mau menghisap lancaunya. Belum pernah lancaunya dihisap orang. Sekarang wanita melayu yang cantik dengan bibir merah ingin menghisap batang butuhnya. Tak sabar dia menyuakan batang pelirnya yang keras berdenyut-denyut ke muka Tini. Kepala merah bertambah kilatnya kerana Ah Tong sudah amat terangsang. Sengaja kulit kulupnya ditarik ke belakang supaya kepala licin selesa dalam mulut Tini yang mungil.

    Ah Tong berdiri di tepi katil. Tini masih duduk telanjang bulat di atas tilam. Ah Tong bergerak menghampiri Tini. Batang butuhnya bertul-betul berada di hadapan muka Tini. Tini memegang lembut melurut-lurut batang tua yang keras terpacak tersebut. Kepala merah sekejap ada sekejap hilang mengikut irama lancapan Tini. Ah Tong dah tak sabar lagi ingin merasai bibir merah yang basah tersebut mengepit batang pelirnya.

    Apek tua bangun berdiri. Batang kulupnya dihalakan ke muka Tini. Tini memegang lembut batang tua tersebut. Kepala merah yang telah terkeluar dari sarungnya dijilat dan dikulum, Ah Tong dapat merasakan kehangatan mulut Tini. Beberapa kali dikemut dengan bibir mungil dan mulut yang basah hangat, Ah Tong rasa macam nak terpancut.

    ”Cukup, cukup… gua tak mau pancut dalam mulut. Gua mau pancut dalam lu punya burit,” pinta Ah Tong.

    “Kalau lu mau rasa burit gua lu kena kasi free servis air-con.”

    “Mana boleh free, gua kena bayar gaji Raju.”

    “Kalau tak boleh lu boleh simpan saja lancau lu.”

    “Mana boleh, gua dah tak tahan ni. OKlah servis air-con free.”

    “OK, kira jadi. Sekarang lu boleh cuba lubang gua yang sempit ni.”

    Tini bergerak ke tengah tilam. Pahanya dikangkang. Ah Tong bergerak rapat ke celah paha. Kepala merah yang masih tertutup kulup menuju ke lurah yang telah basah dan banjir dengan air liur Ah Tong bercampur air mazi Tini. Tini tak sabar ingin mencuba batang berkulup. Kata orang kulit kulup yang berlipat-lipat itu terasa lebih nikmat bila bergesel dengan dinding burit. Kepala merah mula terbenam menyelam ke telaga nikmat. Lubang Tini sungguh rapat dan sempit. Ah Tong dapat merasakan kulit kulupnya tertolak ke belakang bila dia menekan batang butuhnya. Bila ditarik kulit kulup kembali menutup kepala pelirnya. Batang tua itu susah juga nak masuk, sampai bengkok-bengkok bila Ah Tong menekan kuat. Kepalanya yang sensitif itu terasa sungguh geli. Sungguh hangat lubang Tini, macam nak terbakar kepala pelirnya.

    “Arghhh manyak kecik la ini lubang, lu pakai apa Tini, lu minum jamu ke?”, Ah Tong cuba menujah lagi supaya pelirnya masuk lebih dalam.

    Batang tua itu agak sukar menembusi lubang Tini yang masih muda itu. Sudah lama Ah Tong tak memburit. Batang tua itu hanya diguna untuk kencing saja. Sudah lima tahun batang itu bertapa. Kalau besi mungkin dah berkarat. Tini terlentang menanti tindakan lanjut Ah Tong. Gelojoh betul orang tua ni. Tangan Ah Tong mula mencari buah dada Tini. Dia menggentel dan meramas kasar. Ah Tong mula menyorong tarik batangnya. Sekali, dua kali, tiga kali… Tini mengemut kuat… Buah dadanya bergoyang-goyang seiring dengan dayungan Ah Tong. Sedap juga batang cina tua ini. Tini gembira dapat merasai batang butuh tak bersunat. Terbeliak matanya bila Ah Tong menekan hingga ke pangkal.

    Raju yang telah selesai memperbaiki air-con sudah lama menunggu Ah Tong. Raju agak hairan kenapa Ah Tong tak turun-turun. Raju menapak anak tangga menuju ke atas. Dari bilik yang tak tertutup pintunya Raju mendengar suara orang mengerang. Melalui pintu yang tidak ditutup Raju terpaku melihat Ah Tong sedang berada di celah paha Tini. Jelas terlihat batang pelir Ah Tong yang berlumuran lendir keluar masuk dalam lubang burit Tini yang juga basah berlendir. Ah Tong mendengus, Tini mengerang. Dua-duanya sedang keenakan. Lelaki cina tua perut boroi mendakap erat tubuh perempuan melayu cantik molek berkulit putih gebu.

    “Ahhhh Tini, manyak sedap ooo… “ Ah Tong tak tahan lagi.. kepala pelirnya terasa sangat geli, batangnya bagai diperah-perah oleh burit Tini yang mula basah. Dia menyorong lagi, sekali, dua kali, dan batang tua itu tak dapat bertahan lama dikepit oleh lubang muda. Creettt.. creettt.. air maninya ditembak ke dalam burit Tini. Air benih yang disimpan lama sungguh pekat. Tini dpat merasakan kehangatannya. Apek tua itu kehabisan nafas. Dia rebah di sebelah Tini.

    “Kenapa cepat sangat apek lu dah kalah. Gua tak puas lagi.”

    ”Ah tak boleh tahan, dah lama tak main looo. Lu punya barang sungguh ketat. Tak boleh tahan… geli.”

    Ah Tong terbaring keletihan di sisi Tini. Tini masih terlentang dengan kaki terbuka. Matanya terpejam dengan perasaan sedikit kecewa. Ah Tong tak mampu memberinya kepuasan. Belum apa-apa apek tua itu sudah menyerah kalah. Kulup cina tua tak mampu bertahan lama. Tini baru separuh jalan, apek tua sudah menyerah.

    Mata Raju terbeliak, nafsunya meronta-ronta, batang butuhnya terpacak keras…

    Raju dapat melihat bibir burit warna merah ternganga diselaputi cairan berlendir. Kebetulan kaki Tini menghala ke pintu. Raju dapat melihat apam Tini yang bermadu itu dengan jelas sekali. Cairan lendir campuran air nikmat Tini dan air mani Ah Tong mengalir keluar membasahi bibir lembut. Batang butuhnya meronta-ronta ingin bebas dari dalam seluar. Nafsunya membakar bagaikan gunung berapi bila melihat Ah Tong yang gemuk itu menindih Tini yang kecil molek.

    Raju bagaikan dirasuk pelesit. Ghairahnya tak boleh dibendung lagi. Batang pelirnya terpacak keras di dalam seluar. Sudah lama dia teringin merasai burit melayu. Dia tahu pelirnya dua kali lebih besar dan panjang dari pelir Ah Tong yang telah tua itu. Tini pasti puas bila merasai batangnya nanti. Tak sabar dipelawa Raju sudah melondehkan pakaiannya. Batang hitamnya terpacak kaku macam tiang bendera. Dilurut-lurut batang keras yang berdenyut-denyut ingin memuntahkan laharnya.

    ”Boleh saya tumpang sekaki.”

    Tini membuka mata bila mendengar suara Raju. Terbeliak matanya melihat Raju telah bertelanjang dengan senjata terhunus sungguh besar dan panjang. Batang pelir warna hitam itu menghala lurus ke arah Tini. Terkejut juga Tini pada mulanya tetapi kerana nafsunya masih belum dipuasi maka dia bersedia saja melayan Raju. Kalau dia membantah sekalipun tentu Raju akan melanyaknya. Lebih baik dia melayan pemuda india itu dan menikmatinya. Dan Tini sendiri pun teringin nak merasai butuh india. Butuh cina telah dicubanya. Butuh melayu telah lama dirasainya.

    ”Marilah… I dah sedia ni,” pelawa Tini sambil mengangkang lebih luas.

    Bagai orang mengantuk disorong bantal, Raju menerkam Tini yang terlentang menunggu. Raju tak kisah pada Ah Tong yang terkapar lesu di sisi Tini. Raju mendekati celah paha Tini. Tundun berbulu hitam yang dipangkas rapi dihampiri. Sejak tadi dia memang geram dengan tundun wanita melayu ini. Tundun yang membengkak itu diciumnya. Puas mencium, Raju mula menjilat lubang burit Tini. Lidahnya membelai lurah yang merekah. Kelentit Tini yang kemerah-merahan itu juga menjadi habuan lidah Raju. Tini mengeliat menahan kesedapan.

    Raju makin bernafsu dan makin ganas. Lidah Raju dimasukkan kedalam burit Tini. Setiap kali lidah Raju keluar masuk ke dalam burit Tini, Tini akan merengek dan mengerang kesedapan. Telah 5 minit Raju menjilat burit melayu idamannya itu dan Tini hanya mampu mengerang dan merengek bila lidah Raju berlegar di lurah merekah dan biji kacang di sudut atas alur.

    Telah beberapa kali Raju menonton lakonan gadis ini di tv. Raju kenal model sambilan dan pelakon drama yang cantik ini. Telah lama Raju memasang angan-angan ingin memantat wanita melayu. Apalagi bila mendengar cerita kawan-kawannya bahawa perempuan melayu pandai kemut dan lubang burit hangat. Kadang-kadang Raju melancap sambil membayangkan perempuan melayu yang cantik.

    Bila bersendirian di atas katil di bilik tidurnya Raju akan membayangkan mulut mungil gadis-gadis melayu menghisap batang pelirnya yang keras itu. Mulut-mulut dengan bibir merah dan basah akan mengucup mesra kulupnya yang tebal itu. Dia sungguh terangsang bila berimaginasi lidah runcing gadis-gadis melayu berlegar-legar dalam sarung kulup. Sambil membayang tangannya akan melancap batang balaknya dan dia akan puas bila benih-benihnya terpancut laju. Dibayangkan benih-benih hindunya akan menerpa rahim melayu yang subur dan benihnya akan bercambah dalam perut perempuan melayu.

    Sekarang bukan lagi angan-angan. Memang nyata burit melayu yang diidam-idamkannya telah menjadi santapannya. Terasa sayang untuk menyelesaikan secepatnya. Raju ingin berlama-lama menikmati burit melayu idamannya. Dicium dan dijilat burit Tini sepuas-puasnya. Disedut dalam-dalam bau istimewa burit melayu. Aroma khas burit menjadikan Raju ketagihan. Bau burit Tini sungguh segar dan enak. Kalau boleh Raju ingin berlama-lama membenamkan batang hidungnya ke dalam lurah bermadu kepunyaan Tini.

    “Raju, I dah tak tahan ni, I nak hisap batang you” kata Tini.

    Raju teramat gembira bila Tini meminta untuk menghisap batang butuhnya. Angan-angannya akan menjadi kenyataan. Bibir merah basah dan cantik itu akan membelai kepala butuhnya. Lidah merah yang runcing itu akan berlegar-legar dalam sarung kulupnya.

    Raju merapatkan batang butuhnya ke muka Tini. Raju memang menanti dan mengharapkan bibir mungil Tini akan mengulum kepala kulupnya. Jelas sekali terlihat zakar Raju seperti kebanyakan zakar lelaki india yang lain. Zakar tak bersunat itu kepalanya masih tertutup kulup. Macam butuh Ah Tong juga. Cuma kulit kulup Raju lebih tebal daripada kulup Ah Tong. Hanya bahagian lubang kencingnya saja kelihatan.

    Tini juga agak hairan kenapa dia amat menyukai batang berkulup. Sejak dia menjadi ketagih menonton dvd lucah maka batang pelir tak bersunat menjadi idamannya. Bila Tini melihat wanita mat saleh membelai dan melancap zakar yang masih ada kulupnya perasaannya menjadi tidak keruan. Bagi Tini zakar berkulup sungguh cantik dan seksi. Terlihat saja zakar tak berkhatan bibir farajnya terasa gatal. Zakar putih atau zakar hitam asal saja tak bersunat boleh membuatkan farajnya serta merta basah. Seperti tercium di hidungku bau kepala zakar yang sentiasa lembab itu. Kemaluannya bagaikan menggamit-gamit supaya zakar-zakar berkulup membenam dalam rongga buritnya.

    Terbayang di layar fikiran Tini bagaimana berseri-seri wajah gadis-gadis kulit putih bermain-main dengan batang berkulup. Dilancap dan dilurut-lurut dengan tangan mereka yang lembut dan gebu. Hidung macung menempel dan menghidu aroma kulup. Kepala pelir yang masih tertutup kulup dijilat dan dikucup mesra. Lidah yang runcing dimasukkan ke dalam kulup. Lidah yang basah merah berlegar-legar bermain kepala pelir yang masih terbungkus kulup. Ahh… segala-galanya kulup.

    Dan diakhir adegan lengan-lengan comel dengan lembut akan memandu kepala hitam berkulup mencecah lurah merekah. Dengan pantas lelaki negro dengan gagahnya memompa rongga kemaluan wanita kulit putih yang cantik. Batang hitam berurat itu lancar keluar masuk lubang nikmat warna merah. Wanita kulit putih mengerang dan menjerit penuh nikmat. Sinar kepuasan terpancar dari mata gadis-gadis kulit putih yang muda belia. Batang-batang berkulup itu diterima dengan penuh mesra oleh burit-burit indah minah-minah saleh. Dan burit Tini juga mula berair bila membayangkan itu semua.

    Sekarang batang hitam berkulup benar-benar berada di hadapannya. Tini memegang lembut zakar Raju sambil membelek-belek. Kontras sekali kulit tangan Tini yang putih dan zakar Raju yang hitam legam. Tini mengurut-ngurut zakar Raju perlaha-lahan. Tini tak perlu menunggu lama kerana zakar Raju sudah terpacak kaku. Kepala zakar Raju yang hitam berkilat yang amat besar yang mula menggelongsor keluar dari kulit kulup dicium mesra oleh Tini. Tini mula meloceh kepala zakar Raju dan keseluruhan kepala licin terbuka. Bagai mengupas buah pisang Tini menarik kulup Raju.

    Tini makin rakus menghidu kepala licin yang besar seperti buah epal itu. Disedut dalam-dalam aroma kepala zakar Raju. Raju tersenyum melihat perilaku Tini. Hidung mancung Tini menari-nari di kepala licin. Puas bahagian kepala hidung mancung itu berlegar pula di batang dan telur hitam yang berkedut-kedut. Teman wanitanya pun tak pernah melayan batang pelirnya seghairah Tini.

    Tini amat teruja dengan batang butuh hindu di hadapannya. Kepala pelir Raju sungguh besar. Kepala yang membulat itu dua kali lebih lebar daripada batangnya yang juga besar. Kepala besar itu seperti sebiji buah epal di hujung batang hitam. Belum pernah Tini melihat kepala yang sebegini besar. Zakar negro dan mat salih yang dilihat dalam vcd lucah pun tak mempunyai kepala seperti ini. Kalau adapun besar sedikit daripada batangnya.

    “You main I punya, I main you punya,” kata Raju kepada Tini.

    Tini memberhentikan mencium zakar Raju. Tini kembali berbaring di atas tilam besar sambil terlentang. Raju yang berbogel berbaring di atas katil. Dengan posisi 69 Raju menjilat burit Tini. Manakala Tini menjilat dan mengulum zakar Raju. Butuh Raju dihisap dan dijilat oleh Tini. Kepala butuh Raju yang sebesar buah epal itu amat sedap bila dinyonyot. Raju terus menjilat kelentit Tini yang agak besar dan menonjol. Kelentit Tini sekarang menjadi sasaran mulut Raju. Buntut Tini terangkat-angkat bila lidah Raju berlegar-legar di kelentitnya.

    “Tini, I dah tak tahan, I nak rasa burit you,” pinta Raju.

    Tini tidur telentang di atas tilam empuk. Kakinya dikangkang luas menunggu tindakan Raju seterusnya. Raju bergerak mencelapak Tini. Raju kemudian menghalakan kepala zakarnya betul-betul diantara celah kedua paha Tini. Burit Tini yang tembam itu terlihat jelas. Dua bibir yang ditumbuhi bulu halus terbuka. Terlihat alur merah telah teramat basah. Perlahan-lahan kepala zakar Raju membelah tebing faraj Tini dan perlahan-lahan menyelam ke dasar lubuk bila Raju menekan punggungnya. Susah juga kepala buah epal itu untuk masuk. Raju menekan zakarnya sehingga bulunya menyentuh bulu Tini. Agak tersekat-sekat perjalanannya sungguhpuh burit Tini teramat basah dengan air cintanya dan mani apek cina. Tini menjerit keenakan. Kepala buah epal itu benar-benar memberi kenikmatan maksima. Belum pernah Tini merasa senikmat ini.

    Tini melolong kesedapan tiap kali Raju menekan dan menarik batang balaknya. Tini menjerit-jerit kenikmatan bila kepala bual epal itu menyondol dinding vaginanya. Jeritan penuh nikmat itu sama seperti jeritan kucing betinanya. Tiap kali Raju menekan seluruh isi burit Tini ikut terdorong ke dalam dan setiap kali ditarik keluar seluruh isi burit Tini ikut sama keluar. Tini menjadi histeria penuh nikmat. Belakang Raju dicakar-cakarnya. Bahu Raju digigit-gigit penuh ghairah.

    “Sedap Raju, sedap,” kata Tini.

    Raju meneruskan aksi sorong tariknya. Badan Tini kemudian dipeluknya kemas sambil mulutnya berlegar di gunung kembar Tini yang sedang mekar itu. Sesekali terdengar Tini mendengus kesedapan. Raju meneruskan aksi sorong tarik makin laju. Raju yang masih muda itu memang gagah dibanding Ah Tong yang sudah tua. Makin ganas Raju bertindak makin enak bagi Tini. Raju memang geram dengan Tini yang solid dan cantik itu. Inilah pertama kali dia mengongkek perempuan melayu yang selama ini menjadi idamannya. Tindakan Raju yang kasar dan ganas itu menyebabkan ghairah Tini menggelegak.

    Tiba-tiba Tini menjerit, “I dah nak keluar,” jerit Tini.

    Bila mendengar Tini berkata demikian Raju melajukan lagi kayuhannya dan balak besar dan panjang menekan semahu-mahunya ke dalam lubang burit Tini. Muka Raju berkerut manahan nikmat.

    “I dah keluar,” kata Tini kepada Raju. Serentak itu Raju merasakan kepala butuhnya bagaikan disiram dengan cairan hangat.

    “I pun nak keluar, pancut dalam atau luar?” tanya Raju.

    “Pancut dalam Raju, I nak rasa awak punya,” kata Tini selamba.

    Sedetik kemudian Tini merasa cairan panas menerpa pangkal rahimnya. Pancutan kuat yang menerpa rahimnya itu membuatkan Tini menjerit penuh nikmat. Bergetar seluruh anggotanya menikmati pancutan benih india. Terketar-ketar pahanya penuh nikmat dan lazat. Belum pernah dia merasa kenikmatan seperti ini bila dia bersama suaminya.

    Raju memang gagah dan hebat. Ah Tong yang tua itu tak apa-apa jika dibandingkan dengan Raju. Batang pelir apek tua yang berkepala kecil itu kurang nikmat dibanding kepala pelir Raju yang seperti buah epal itu. Sepanjang hidupnya inilah pertama kali Tini benar-benar menikmati hubungan seks.

    “Jangan cabut lagi, tahan dulu,” kata Tini.

    “Okay, okay,” kata Raju.

    Raju terus memeluk Tini. Dikapuk kemas badan Tini yang mekar itu. Selepas beberapa minit Raju mencabut pelirnya dari burit Tini. Raju amat puas boleh melepas air nikmatnya dalam burit perempuan melayu yang cantik manis. Bukan selalu dia dapat peluang seperti ini. Menikmati tubuh model dan pelakon drama tv yang cantik.

    ” Banyak awak punya air, sedap rasanya. Batang awak yang besar panjang tu sungguh sedap. Kepala buah epal tu sungguh nikmat. Lubang I macam digaru-garu,” kata Tini.

    Tini membaringkan kepalanya di atas dada Raju yang berbulu. Terlihat macam gagak dengan bangau. Tini mengerling balak Raju yang mula mengecut. Dipegang-pegang dan diramas-ramas batang zakar Raju yang telah memberi kepuasan kepadanya. Tini dapat melihat jelas zakar Raju mula mengecil dan memendek. Kepala licin yang tadinya gagah telah bersembunyi ke dalam sarung kulup. Macam batang tua Ah Tong juga. Tini puas dapat merasai dua kulup. Kulup cina dan kulup india. Bagi Tini kulup india memang dahsyat. Keinginannya telah dipenuhi. Tini tersenyum puas.

    “Raju, I suka butuh you yang besar tu. I nak main lagi dengan you. Boleh bagi nombor handphone you?”

    “Boleh. I memang suka you. Burit you sungguh sedap.” Tini senyum manja dan Raju senyum puas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pengalaman Ngesek Amoy Di Pantai –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngesek Amoy Di Pantai – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2008 views

    Perawanku – Sebuah kisah ngentot yang menggairahkan. Suntuk! Satu kata yang membawaku melarikan motor kesayanganku membelah dinginnya malam bulan Agustus, menuju ke pusat keramaian kota Yogyakarta, Maliboro. Terus terang fikiranku kacau, wanita yang aku sayangi sore tadi pergi tanpa pamit bersama temannya ke luar kota. Padahal sudah lima hari ini tak diberinya jatah sex, dengan alasan sedang ujian tengah semester. Mau meledak rasanya kepala ini, harus kusalurkan nafsu ini bila tak ingin uring-uringan terus. Terbayang di benak semua rencana tuk malam ini memberi kepuasan dirinya dan pelampiasan nafsuku, sebutir obat kuat telah kusiapkan disaku calana. SIAL! makiku dalam hati…

    Warung itu terlihat sepi. Sebetulnya bukan warung, lebih mirip gerobak dorong makanan yang terparkir di pinggir jalan seberang toko Ramai Malioboro. Kuparkir motor di depan gerobak makanan itu, kupesan segelas jahe tape untuk mengusir dinginnya malam. Kulirik jam baru setengan sembilan malam, tinggal setengah jam lagi bubaran toko-toko sepanjang Malioboro, dimana pelayan-pelayan toko berhamburan keluar toko untuk pulang. Kuraih rokok di saku jaket yang tinggal tiga batang, kunyalakan dan kuhisap kuat sambil kuhembuskan keras ke udara. Dinginnya malam tak cukup untuk mendinginkan hati ini, terlebih dalam calanaku yang menginginkan jatah. Fikiranku melayang mencari cara memenuhi hasrat ini.

    Waktu pun berjalan, fikiranku terus berkecamuk, terdengar suara wanita memesan segelas teh hangat di sampingku. Kugeser letak dudukku, kulirik dia, hmm lumayan juga nih cewek. “Permisi mas numpang duduk” sapanya. “Oh monggo, silahkan-silahkan” jawabku memberi tempat kepadanya. “Kok belum pulang mbak?” tanyaku membuka percakapan. “Iya mas, tunggu jemputan, tapi kok belum kelihatan ya” jawabnya sambil menengok kiri dan kanan. “Biasanya dah jemput dari tadi lho mas” tambahnya. Tiba-tiba Hp di tas wanita itu berbunyi, kulihat dia menjawab telepon itu, kuperhatikan wajahnya. Alamak! wajah itu tertekuk marah, menambah manis wajah ayunya. “Kurang ajar” katanya sambil menutup pembicaraan teleponnya. “Kenapa mbak, kok marah-marah?” tanyaku padanya. “Dasar cowok gak tahu di untung, minggat sana sama gendaknya” maki dirinya kepada cowok di telepon tadi. Tiba-tiba dia menelungkupkan wajah ayunya ke atas meja sambil menangis. Wah kacau nih, pikirku. “Sudahlah mbak, nggak usah dipikirin, laki-laki emang begitu” rayuku sambil tak kusadari bahwa aku juga laki-laki yang mungkin lebih berengsek dari cowoknya tadi.

    “Gimana kalau saya saja yang mengantar embak?” kutawari diriku untuk mengantar. Wanita itu menengadah, terlihat air mata yang masih mengalir dari kedua boal matanya. Oh My God, ayu tenan gumam hatiku, wajahnya itu lho lucu, imut, kasihan diterpa cahaya lampu tempel di meja gerobak dagangan makanan. “Mas nggak papa? Nanti ada yang marah? tanyanya sambil menatap lekat padaku. “Kita senasib kok mbak, Anton” kataku memperkenalkan diri sambil meraih tangannya menuju motor. Setelah kubayar minuman kita, kuulurkan helm kepadanya. Motor kustarter, dia duduk dibelakangku. “Aku Ika mas. Senasib bagaimana sih mas?” tanyanya padaku. “Aku juga ditinggal cewekku sore tadi, dia pergi sama teman-temannya tanpa pamit padaku” jawabku. “Tinggalmu di daerah mana mbak?” tanyaku.

    “Apa” tanyanya sambil mendekatkan kepalanya ke samping kepalaku, seerrr… payudara yang bulat kencang, sekarang nempel merapat di punggungku, terjadilah pemberontakan di dalam celana dalamku. Sial… aku lupa mencukur bulu bawahku, sekarang terasa perih menggigit terdesak pisang ambonku yang perlahan serta pasti mengeras. “Kenapa mas?” tanyanya sekali lagi padaku. Wajah gadis itu di sebelah kanan agak kebelakang arah wajahku, kutengok ke samping kanan, persis yang kuduga sebelumnya, begitu menengok, kucium lembut dan menyentuh pipi serta sedikit mulutnya, “iiiihhh, nakal ya masnya ini” katanya sambil mencubit pinggangku. Haa haa haa… “Kostmu daerah mana adik manis?” tanyaku menahan perih di pinggang akibat cubitannya. “Enggak tau, aku lagi males pulang” cemberutnya sambil terus mencubit pinggangku. Kuhentikan motorku di tepi jalan. “Kok berhenti mas?” tanyanya.

    “Habis kamu nyubit terus dan gak di lepas-lepas sih… nanti gimana jalan motornya?” candaku. “Habis masnya juga genit sih, pake ngesun segala” ujarnya. “Nah gitu dong, jangan sedih terus, ntar ilang lho manisnya” kataku cengengesen. “Tu kan… mulai lagi” ketusnya sambil bersiap untuk mencubit pinggangku lagi. Kutangkap tangan lembut itu, kugenggam mesra sambil bertanya “Trus kita mau ke mana cah ayu?” Ditundukkannya wajahnya “Terserah mas aja lah. pokoknya aku males pulang ke kostan”. “Ya oke deh, kita nikmatin malam ini berdua aja ya” jawabku. “He eh” sambutnya sambil melendot manja, ah dasar wanita dirayu sedikit, keluar deh manjanya. Kulaju motorku ke arah selatan Yogya. Namanya rejeki gak lari ke mana, sorak hatiku.

    Sampailah kita di daerah pantai Parang Tritis, angin laut selatan menyambut kita disertai dinginnya musim kemarau bulan Agustus. Kulepas jaketku dan kukenakan kepadanya yang hanya berkaus ketat berlengan pendek. Kuparkir motor di atas pasir pesisir pantai, kurengkuh bahunya untuk duduk di pasir, dia diam saja, pandangan jauh menatap kelamnya lautan. “Kenapa, kok ngelamun” tanyaku. “Tauk nih, kita kan baru beberapa jam lalu kenalan, kok udah akrab ya” jawabnya. “Emang kenapa? nggak boleh? Aku suka dari pandangan pertama tuh” kataku ngawur. “Iiiiih, ngawur lagi deh” sergahnya sambil mulai mencubitku lagi. Sebelum tangan itu sampai, aku bangkit berlari menghindar, terjadilah kejar-kejaran diantara kami, sampai suatu saat kakiku tersandung lobang dan jatuh. Karena jarak kami tidak terlalu jauh, dia pun ikut terjatuh, sebelum sempat kusadari, reflek tanganku meraih tubuhnya, berpelukanlah kami berdua. Dia terdiam, akupun menahan nafas, perlahan kusorongkan wajahku mendekati wajahnya, kucium lembut bibirnya, ia pun membalas sambil memejamkan matanya, kami berdua terhanyut, melayang tinggi dengan latar belakang deburan ombak pantai selatan.

    Malampun semakin larut, kami memutuskan untuk menginap di salah satu losmen yang berada i sekitar pantai. “Kok kamu mau menginap dengan cowok yang baru kamu kenal sih” bisikku ketelinganya. “Habis mas baik sih, mau nemenin Ika yang lagi sebel” katanya manja. Kuraih wajahnya, kepagut bibir mungil Ika, kami berdua berciuman mesra. Tangan kananku memeluk pinggang, tangan kiriku bergerilya masuk ke dalam kaus Ika. Cumbuan kualihkan ke leher jenjang Ika, dia mendesis dipeluknya tubuhku. “Sss…mass… enaaakk” erang Ika. Tangan kiriku berusaha masuk melalui bra yang agak ketat, sedang tangan kananku berusaha membuka kaitan bra di punggung Ika. “Mas Ann… ton… Ika lee.. messs nih… sambil tiduran yuk…?” pintanya. Kurebahkan diri Ika ke atas ranjang, kumainkan kedua belah payudara Ika, Ika terpejam kembali dengan mengerang perlahan… sss… sss… yang keras mas remasnya… sss…

    Kubungkukkan bandan, mendekat ke arah payudara Ika, ku kulum puting sebelah kiri sementara tangan kananku meremas sebelah kanan. Tangan ika menjambak rambutku… Sss… enaaakk… masssss… hisap yang kuat sayang… Jilatanku kuteruskan menelusuri sampai ke pusar, kumainkan lidahku di lubang pusar Ika. Malam kian larut, deburan ombak terdengar sampai ke dalam kamar losmen, seakan musik mengiringi deru nafas memburu kami berdua. Kupandangi tubuh Ika, kuusap mesra wajahnya, Ika memandangku pasrah, kubelai perutnya dengan tangan kanan, terus turun hingga ke celana panjang Ika. Kubuka kancing celana Ika, kuturunkan resluiting dan kubelai dengan punggung tanganku.

    “Mas Anton… jangan siksa Ika dong… cepet copot baju dan celana mas juga” pinta Ika seperti memelas. “Sebentar sayang, mas mau buang air kecil dulu ya” kataku sambil berlalu ke kamar mandi. Aku mencopot baju dan celanaku serta celana dalamku sambil mengelus penisku “sabar ya sayang, nanti kukenalkan pasanganmu” kataku bergumam senang. Ika terpekik tertahan melihat kondisiku yang bugil, sambil menutup mulutnya. “Mas Anton… kok gede banget penisnya? kira-kira muat gak ya unya saya?” tanyanya. “Kamu masih perawan Ka?” tanyaku mendekatinya. “Udah enggak sih… cuman dah lama gak kemasukan, apalagi segede punya emas?” jawabnya senyum dikulum. “Ya udah nikmatin dulu deh punya emas ini ya” kataku sembari menyodorkan penisku ke wajahnya. Ikapun bangkit dan menyentuh penisku sembari dijilatinya, kemudian memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, terlihat sesak tatkala dia memasukkan batangku.

    Aku tersenyum melihatnya terbelalak-belalak. “Cape nih mas mulut Ika, pegel!” protesnya. “Ya udah, sekarang giliran emas mau cium vegi Ika ya” kataku meredakan protes Ika. Kemudia Ika kembali tiduran sembari mengangkangkan kedua pahanya, kudekatkan kepalaku di selangkangan Ika yang memang luar biasa bersihnya kemaluan ika dengan rambut sedikit dirapikannya, kumulai mengulum kemaluan Ika. Kedua tangan Ika menjambak rambut di kepalaku. “Achhh… terus masss… yesss… gigit masss…” erang Ika seperti cacing kepanasan. Gila aja cowok goblok itu, barang sebagus ini disia-siakan bathinku berkata sembari terus menjilat dan sesekali kumasukkan lidahku kedalam liang vegi Ika. “Maasss… aaakkkuu… nyammpeee…!” jerit Ika sembari menekan kepalaku ke dalam vaginanya. Tubuh Ika bergetar hebat, dari lubang kemaluan Ika keluar lendir orgasme yang lansung tak kusia-siakan untuk menyedotnya ternyata gurih sekali cairan orgasme Ika. Setelah beberapa saat Ika tergolek lemas seperti tak bertenaga, kudekati Ika dan berbaring di sisinya, kukecup keningnya dan kubelai rambut Ika, “Gimana rasanya sayang?” tanyaku. Ika tak menjawab, hanya tatapan sendu serta senyuman Ika yang mewakili sejuta kata-kata yang mewakili dirinya mencapai puncak kenikmatan.

    Kemudian aku bangkit, melumuri penisku dengan air ludah, agak kuangkat Ika untuk agak menepi dari ranjang. Perlahan aku arahkan penisku ke tengah selangkangan Ika. “Pelan-pelan ya mas…” pinta Ika memohon. Pertama ku sibak bibir vagina Ika, kemudian kutempelkan kepala helm penisku di tengah vaginanya, perlahan-lahan kudorong masuk ke dalam. Dengan orgasmenya Ika tadi, seolah telah siap untuk menerima kedatangan penisku, tetapi tetap saja agak sempit.

    Kulihat Ika agak meringis, “Kenapa Ka?, sakit ya?” tanyaku. “Sedikit mas, tapi gak pa pa kok, Ika tahan”. Aku gak mau buru-buru, sedikit demi sedikit kukeluar masukkan batang penisku ke dalam vagina Ika. Setelah masuk setengah, kudiamkan sejenak untuk memberi waktu vagina Ika menyesuaikan dengan batang penisku, kulihat Ika menatapku, “Kenapa berhenti mas? aku dah mulai merasa enak kok rasanya” kata Ika sedikit protes atas perbuatanku. Memang aku penjahat kelamin, kata teman-temanku, sebetulnya aku sendiri gak setuju karena menurut diriku sendiri aku adalah penyayang kelamin, gak mau asal aja make love dan wanita merasa sakit, karena prinsipku hubungan sex itu adalah kepuasan antara dua insan berlainan jenis.
    Setelah kulihat Ika sudah terbiasa dengan penisku, mulailah kumaju mundurkan senjataku tersebut, sambil melirik Ika. Ternyata Ikapun sudah menikmati keluar masuknya penisku di vaginanya. Sekitar lima menit kemudian Ika kontraksi, rupanya dia sudah mau mencapai orgasme lagi. Massssss…akkkuuu… nyammmppeee… erangnya sambil memeluk erat tubuh serta menjepit keras pinggulku. Aku imbangi orgasme Ika dengan menancapkan batang penisku dalam-dalam.

    “Gimana sayang?” tanyaku. “Waduh mas luar biasa deh” jawabnya sambil terengah-engah. Kemudian Ika aku suruh telentang di atas rajang, kemudian aku naik di atas tubuh Ika, kujilati sekitar payudara Ika yang memang sudah basah oleh keringatnya. Kemudian kusuruh kedua tangan Ika untuk menjepit kedua payudaranya, setelah itu batang penisku aku tusukkan di tengah jepitan payudaranya. Ika tersenyum paham dengan perbuatanku dan bertanya “Kenapa gak dikeluarin di dalam vagina Ika aja mass?” tanyanya. “Enggaklah, nanti kamu hamil lagi” jawabku. Ikapun tersenyum manis. Kukocok kemaluanku di jepitan payudara Ika, tak berapa lama terasa ada sesuatu yang akan meledak dari ujung kemaluanku, Ika menengadah ke arah payudaranya, “Kaaa… masss mau sammmpe juga nihhh…” erangku. Kulihat Ika membuka mulutnya, seolah mau menampung muncratan orgasme ku. Melihat hal itu buru-buru ku copot penisku dari jepitan payudara Ika dan kumasukkan ke mulut Ika, disambutnya penisku dan di kulumnya. Meledaklah semua spermaku di mulut Ika sampai tetes mani terakhir. “Enak kok mas, gurih… Ika seneng sama sperma emas?” kata Ika sambil tersenyum. Akupun seperti habis berlari berpuluh-puluh meter, nafasku tersengal tetapi senyumku masih bisa kupaksakan untuk Ika. Kupeluk tubuh bugil Ika, kuciumi wajah, pipi, dan kamipun beciuman mesra, kamipun tertidur pulas hingga pagi tanpa sehelai benang nempel di kedua tubuh bugil kami.

    Pagi pun merangkak ke siang, aku terjaga dan kulihat di sebelahku Ika sudah tidak ada. Dengan perasaan malas aku bangun dan menuju ke kamar mandi. Sesampai di sana kulihat Ika membelakangi pintu dan sedang menyikat gigi, perlahan kudekati dan kupeluk dari belakang, tak lupa tanganku mampir di kedua buah dada Ika.
    “Eh dah bangun ya mas?” sapa Ika. Kurasakan penisku menegang lagi, dengan posisi demikian kurenggangkan kedua kaki Ika dan perlahan kumasukkan penisku dari belakang. Ika mengerang lirih dan berpegangan pada tepi bak mandi, sampai akhirnya Ika mencapai orgasmenya.
    Setelah itu ia jongkok di depanku dan mulai mengulum penisku sampai mencapai orgasme yang ditelan Ika sampai habis.

    Setelah mandi dan sarapan, kami berdua bersantai di teras depan losmen. Kemudian Ika bertanya dengan perasaan sedih, “Mass, kira-kira besok-besok gimana ya hubungan kita..” tanyanya sedih. “Mau kamu gimana Ka? balasku bertanya lagi. “Mau Ika kita gak buru-buru putus mas, setelah peristiwa semalam sampai hari ini, kayaknya Ika suka deh sama mas Anton?” katanya sambil mulai meneteskan air mata. Aku bangkit dan memeluk dirinya, ku elus punggung dan rambutnya. “Mas juga sama kok perasaannya dengan kamu sayang” kataku menghibur. “Kita lihat besok aja ya, dan aku janji selalu menghubungi kamu ya Ka.” kataku kemudian. Ika hanya mengangguk lemah.

    Sejak itu sesuai dengan janjiku, aku selalu mengunjunginya dan kami masih berhubungan intim terus, bila tidak di kostanku ya di kostnya Ika. Sampai suatu saat dia bilang kalau dilamar oleh cowoknya yang dulu, dimana cowoknya telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan menyakiti Ika lagi. Aku pun agak goncang, tetapi gimana lagi, aku sendiri masih kuliah, masih nodong orang tua, sementara cowok si Ika telah bekerja, akhirnya kuihklaskan kepergian Ika. Sebelum berpisah Ika kuajak ke Tawangmangu selama dua hari, berdua memuaskan hasrat sebelum berpisah. Memang Ika sendiri tidak bisa menolak cowok tersebut yang masih terhitung famili jauhnya, setelah kunasihati akhirnya Ika mau mengerti dan menerima lamaran cowoknya.Kini aku jomblo lagi, sementara cewekku dulu sudah aku putus kemarin-kemarin, yah semoga bro-bro masih mau membaca kisah petualanganku yang lain di lain cerita.

  • Cerita Sex Pengantin Baru

    Cerita Sex Pengantin Baru


    974 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengantin Baru, Malam ini merupakan malam pertama D & L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya dengan piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke ranjang, keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan adanya hal yang aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih cepat dan lebih keras. Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala. Nafsu birahinya menjadi demikian membara. Malam itu mata Danny yang nampak menjadi merah seakan terbakar menyaksikan Lia istrinya yang teramat sangat seksi. Saat menyaksikan pengantinnya tergolek di ranjang, dia ingin secepatnya menyetubuhinya.

    Kemudian dengan serta merta tanpa menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara agak kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga pakaiannya sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga melanda Lia sendiri. Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang keras Lia juga menunjukkan ketidaksabarannya. Diraihnya tonjolan besar pada selangkangan Danny yang nampak menggunung. Sebelum sempat Danny menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya ****** Danny dari sarangnya. Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini nampak dikuasai nafsu birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri.

    Mereka saling merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah oleh desah dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun yang mendengarnya. Mungkinkah hal itu disebabkan oleh suasana romantis villa mewah ini. Suasana romantis yang memilik kekuatan untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat menunjukkan buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang memerah mencuat keras tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti siapapun yang bersedia mengulum dan menyedotinya. Sementara itu ****** Danny demikian pula. Darahnya telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. ****** Danny ngaceng dengan keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di sekeliling batang itu. Kepalanya yang cukup besar berkilatan yang disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat kulitnya tegang dan mengkilat. ****** itu terus mengaduk-aduk wilayah selangkangan istrinya. Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah kehausan menunggu ****** Danny untuk menembusnya.

    Pagutan, ciuman, gigitan yang disertai erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut. Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi. “Ayyooo Dannyyy, masukkan tongkolmuuuu.. ayyooo Dann”. “Mana memiawmu sayangggg tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuuuu LIAAAAAA!” Tak pelak lagi, dengan penuh ketidak sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya berdasarkan naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang sesungguhnya bersifat sangat pribadi dan tersimpan dalam-dalam di sanubari masing-masing, tidak dapat tersembunyikan lagi tumpah di malam pertama bulan madu mereka di Villa Forest Green yang sangat romantis ini. Ujung ****** Danny sudah tepat di bibir lubang vagina Lia ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar pintu kamar digedor-gedor dengan sangat kasar dan keras. “Haaiiiii, yang di dalam kamarrr! Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyyooooo bukkaa!”. Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat.

    Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan. Kemudian menyusul gedoran lagi dan gedoran yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat kedua pengantin pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan dapat bersembunyi sambil menutupi ketelanjangannya. Dan akhirnya terdengar tendangan-tendangan yang sangat kuat. Pintu kamar tidur itu jebol. Daun pintunya terbanting ke lantai dengan mengeluarkan suara yang sangat keras. Danny dan Lia menggigil. Mata mereka terpaku tajam ke arah lubang pintu yang telah jebol tebuka itu. Mereka melihat ada 2 orang bertopeng setengah telanjang kecuali cawat-cawat mereka yang menutupi aurat mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D & L semakin ketakutan, menggigil gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya dengan semacam rajutan kaos gelap, persis seperti yang terjadi di film-film kriminal atau peristiwa-peristiwa teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka yang beringas dan suara mereka yang terdengar keras, kasar dan brutal. ”Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya nihhh…”. Kemudian salah satu dari mereka mendekat ke ranjang.

    Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung dilemparkannya selimut itu ke lantai. ”Ampuuunnnnnnn Paakk… Jangan diapa-apakan kamiii… ampunnnn.. a.. mpuunn …”, Lia menangis dan gagap karena didera ketakutan yang amat sangat. Seolah-olah tidak mendengar suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu. Mereka adalah Tory dan Pedro yang sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D & L ini. Tanpa dapat dicegah lagi Danny yang dalam keadaan bugil langsung bangkit hendak mengamuk dan melawan kedua orang itu. Tapi dari penglihatan sepintas sudah jelas, Danny bukanlah lawan mereka berdua. Tubuh Tory dan Pedro yang kekar dan penuh otot bukan lawan Danny. Dengan mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan kuat Pedro meringkusnya kemudian kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya dibiarkan tergeletak di lantai. Mereka tidak mengacuhkan segala protes, hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka merasa puas dengan lancarnya perbuatan keji mereka.

    Cerita Sex Pengantin Baru

    Cerita Sex Pengantin Baru

    Selanjutnya Tory dan Pedro lebih tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang cantik, yang juga bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya. Permohonan ampun dan tangisan ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia sama sekali tidak menggetarkan hati para begundal itu. Mungkin hati mereka memang telah mereka buang jauh-jauh. Tangan-tangan Tory dan Pedro tidak sabar lagi untuk menjamah tubuh cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia duga kaki Lia menendang matanya. Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat Pedro terduduk sambil menutup mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory langsung merangkul Lia. Pengantin yang berontak dan berteriak-teriak histeris ketakutan itu ditindihnya. Tubuh putih mulus telanjang itu dipeluk dan diringkusnya tanpa banyak kesulitan, bahkan nampaknya Tory ini sangat menikmati apa yang harus dia lakukan. Tangan kanan Lia direnggutnya. Dia keluarkan tali dari kantongnya. Tangan itu diikatnya kuat-kuat ke tiang bagian atas ranjang itu. Dan tangan kirinya kembali direnggut untuk diikatkan ke tiang ranjang di bagian sebelah atas yang lain. Tentu saja Lia yang dilanda ketakutan yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina yang liar.

    Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi semua perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang sudah baik matanya direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian bawah kanan dan kiri. Peristiwa itu sungguh menjadi penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia, sang pengantin, bidadari yang mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat, perempuan jelita yang mengamuk dengan liar, melawan dua begundal setengah telanjang dengan tubuh hitamnya yang berkilat karena keringatnya. Para begundal brutal itu nampak kewalahan saat meringkus Lia. Dengan cara merangkulkan tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada tubuh yang sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro memerlukan kerja keras sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang korban yang jelita itu benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan tangan Lia telah terikat kuat-kuat pada ranjang pengantinnya. Dan untuk keberhasilannya, para pendatang brutal itu langsung disuguhi pemandangan yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis sekali. Tangan Lia yang terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat ketiaknya yang indah nampak terbuka. “Uuhhh… Akan kubenamkan hidungku ke lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan menyedotmu Liaaa…”, begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.

    Dan paha Lia yang kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua begundal brutal itu. Tak tahan menyaksikan tindakan brutal yang dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak dengan harapan ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi itu. Ulah itu hanya jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro untuk menyumpal mulut Danny dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro langsung bertelanjang melepas cawatnya sendiri yang dekil dan pesing untuk di sumpalkan pada mulut Danny. Tentu saja Danny jadi gelagapan panik menerima perlakuan kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat ia melawan dengan kaki dan tangannya yang masih terikat erat-erat. Dan Tory juga langsung bertelanjang melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang sama dekilnya ke mulut Lia yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin muntah. Tetapi sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini menjadi tawanan Pedro dan Tory.

    Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia dihadapkan pada pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu. Kedua orang ini menyaksikan ****** lelaki lain, ****** Pedro dan Tory yang telah ngaceng berat. ******-****** mereka yang nampak tegak dan kaku itu sungguh luar biasa. Mengingatkan pada pisang tanduk di sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya tak kurang dari 20 cm dengan garis tengah sekitar 4,5 cm. Bagi seorang wanita semacam Lia, ****** sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang. Lia membayangkan bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila ****** itu dipaksakan menembus memiawnya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya yang hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah memiawnya itu? Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik yang sah atas vaginanya secara bergiliran memaksakan ******-****** mereka itu menembus memiawnya? Lia sangat takut dan merasa ngeri dengan pikirannya yang mengkhayal sejauh itu. Dia menggigil kemudian menutup matanya. Sementara itu bagi Danny, melihat Pedro dan Tory yang memiliki ****** sebesar dan sepanjang itu rasa percaya dirinya langsung runtuh.

    Dia bayangkan apabila istrinya sempat mereka paksa untuk menerima ****** mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan kenikmatan serta kepuasan dengan ******-****** sebesar itu, dapat dipastikan dia tidak mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di belakang hari dapat dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan seks dengan dirinya. Lia akan dengan sebelah mata saja melayani dia sebagai suaminya. Danny sangat terpukul. Membayangkan istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan kenikmatan birahi dari Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
    “Yo, ambil minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi”, terdengar Tory menyuruh Pedro. Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi” Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi? Tak lama kemudian Pedro balik dengan sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama pada Danny. Tangan Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang langsung panik ketakutan. Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny dan memaksakan untuk minum.

    Ketika Danny berusaha menolak dengan cara memalingkan wajahnya, Tory memeganginya dan membekap hidungnya. Karena tersedak Danny terpaksa menelan cairan dari botol itu. Dia merasakan asin dan pesing. Jangan-jangan air kencing mereka ini. Dengan cara yang sama cairan itu juga dijejalkan pula pada mulut Lia. “Nahhhh, bapak dan ibu, jangan khawatir… Itu adalah minuman demi kesehatan pak Danny yang tampan dan bu Lia yang jelita…, sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha, ha…”. Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran ******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat. Dia merasakan seakan-akan ujung-ujung ****** mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan rangsangan birahi yang hebat, seperti halnya saat ****** Danny suaminya menyentuh vaginanya. Sementara itu Danny juga merasakan darahnya yang memanas. Nafsu birahinya meledak-ledak. Ingin rasanya menjilati selangkangan Lia istrinya yang saat ini terbuka memamerkan nonoknya di atas ranjang pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya terbebas dari para begundal itu untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah hampir dilakukannya, tongkolnya menembus memiaw istrinya.

    “Lemparkan Danny ke kamar sebelah”. Si Pedro kembali melaksanakan perintah Tory. Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan. Di lain pihak Lia yang ditinggalkan suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada ****** Pedro dan Tory yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang ******-****** yang dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala helmnya yang yang tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung ****** lelaki dewasa seperti yang dilihatnya sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat ******-****** sebesar itu dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai bersama teman-temannya pada saat jam istirahat di kantor. Sewaktu vaginanya siap ditembus ****** Danny dia hanya merasakan ujung ****** yang hangat merangsang bibir-bibir vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi demikian memuncak yang disebabkan ujung ****** Danny itu.

    Dia merasakan keinginannya yang sangat kuat agar Danny secepatnya menembus kemaluannya. Bibir vaginanya sangat kehausan untuk melahap batang ****** Danny. Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini. Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil ria. Dan ******-****** mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat terpesona” ******-****** itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya. Lia berpikir akankah mereka juga akan seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan ******-****** yang luar biasa itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran ******-****** yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah karena air mata, Lia melirik ke ****** para brutal tersebut. Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas. Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan tongkolnya ke lubang kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu” Bagaimana mungkin” Yang nampak jelas siap melakukan itu justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan ******-****** keras besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya.

    Ooohh…, alangkah ngerinyaaa… Lia berusaha menepis perasaan yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari ******-****** itu. Sungguh ngeri membayangkan ****** sebesar dan sepanjang milik para brutal itu menembus memiawnya. Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya. Tetapi darah dan jantung ini” Mengapa darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi. Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya dari ******-****** Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin…! Bukankah Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya. Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya. Lia akan cepat menyerah dan sangat kehausan untuk secepatnya menikmati ******-****** para pejantan itu. Ahhh…, degup jantung ini…, kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya untuk tidak kembali melirik ******-****** pejantan itu. “Oohh.., jangannnn… jangannnn…!”

    Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya. Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya. “Akankah…, Ohhh…, ampuni aku Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…, tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…”. Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia. Begitu terlempar ke kamar buangannya, pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya telanjang, dia ingin melakukan mastubasi. Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara dua baloknya.

    Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu. Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar “hah, huh, hah, huh…”, suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory. Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat. Sementara itu suara istrinya sudah terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro atau kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat dan telanjang bulat di depan mereka.

    Akhirnya setelah berjuang keras untuk memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun menjilati arah kemaluan Lia. Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai. Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu. Bermenit-menit dia lalui untuk mampu kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar semakin cepat bersahut-sahutan. Sementara itu telah terjadi hal yang aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke lantai, atau mungkin juga campuran dari keduanya.

    Saat dia kembali menaiki kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya dengan gigih melawan kedua brutal itu. Yang diinginkannya sekarang adalah menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan ****** besar dan panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya dient*t oleh para begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin melakukan masturbasi sambil menonton istrinya dient*t para berandal-berandal di kamar sebelah itu. Inikah yang disebut “shock terapy”“ Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi” Dari yang awalnya berkeinginan untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati” Dan itulah yang terjadi. Saat matanya kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak.

    Yang terdengar justru desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan, bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan tongkolnya yang sangat besar, sedang memompa kemaluannya. Danny melihat bagaimana pinggul istrinya sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya ****** Tory yang kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu? “Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para begundal itu”, demikian pikir Danny. Jarak lubang dengan posisi istrinya yang terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu. Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang ****** Tory yang keluar masuk menembus memiaw Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny menetes saat melihat ****** Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny tersenyum. tongkolnya yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh…, nikmatnyaaaa… Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat… Dan,

    “AACCHH…”, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia. Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya. Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya memegang tongkolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis di ujung tongkolnya. Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung ****** Pedro. Tubuhnya dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal brutal itu. Mata Danny melotot melihat adegan-adegan itu. tongkolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang dicekokkan padanya membuat tongkolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding kamarnya menerima gosokan ****** Danny.

    Dan keadaan Lia sendiri, tak terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya… Dia rasakan bagaimana bibir Tory mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan sangat aneh adalah…, perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus, ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory mengangkat celana pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari mulutnya. “Oohhhh Toryi tolooong… akuuu hauss…, tolong Toryii, tolongggg…”. Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.

    Untung saja Tory tahu…, Tory yang telah 55 tahun itu tahu reaksi perempuan yang kehausan saat menerima jilatan, sedotan, sentuhan lidah maupun bibir atau sodokan ******. Dia tahu bagaimana desakan birahi akan membuat tenggorokannya mengering dan seorang perempuan akan meminta agar secepatnya dilumat bibirnya untuk dapat menyedot ludah lelaki yang menyetubuhinya dan secepatnya kemaluannya ditembus ****** besarnya. Tory yang sangat berpengalaman itu serta merta meraih celana dalamnya yang sejak tadi disumpalkan pada mulut Lia. Kemudian secepat kilat bibirnya melumat bibir sensual pengantin cantik itu. Dan serta merta, Lia langsung menyambutnya dengan penuh kelahapan birahinya. Dia dengan histeris menyedot ludah Tory. Bahkan dari bibirnya juga keluar bisikan-bisikan kehausannya. “Pak Toryi, ayyooo, Lia udah tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…, ayoooo Pak Toryiii …”. Tory tahu bahwa Lia sedang dalam keadaan tersiksa oleh deraan nafsu birahinya sendiri, dia tolak Pedro dari keasyikannya melumati kemaluan Lia, kemudian dirabanya kemaluan indah itu. Cairan birahinya sudah membanjir. Dan Tory dengan cepat mengambil posisi. Dia kangkangkan selangkangan Lia, untuk kemudian dia menempatkan tongkolnya di antara selangkangan Lia itu.

    Diarahkannya ****** itu langsung ke lubang vagina Lia, yang telah sangat kehausan menunggunya. Karena Lia masih perawan, sejago-jagonya Tory tetap saja segalanya masih harus diusahakan dengan keras. ****** itu setiap kali meleset dari targetnya. Mungkin licin. Beberapa kali Tory merasa tongkolnya sudah tepat berada di mulut vagina Lia, meleset lagi. Dan saat berhasil tembus, Lia berteriak kesakitan, dan Tory melihat darah keperawanan Lia mengalir dari bibir vaginanya. Selaput perawan Lia telah robek. Kemaluan Lia sudah berhasil ditembus ****** Tory. Kemudian Tory mulai memompa. Pelan…, pelan…, pelan…, tetapi Lia sendiri yang sudah sangat kegatalan ingin lebih cepat… Dan Tory menurut untuk mempercepat… Dari balik kamar, Danny ternyata ikut menyaksikan saat-saat itu. Hingga dia saksikan bagaimana Tory memuntahkan bermili-mililiter air maninya ke dalam memiaw istrinya Lia itu. Dan dalam kesempatan itu, Danny juga menyalurkan birahinya hingga spermanya menyemprot dinding tempatnya mengintip istrinya menikmati genjotan Tory. Sungguh suatu pengalaman yang sangat dahsyat bagi perawan seperti Lia ini. Seumur-umur baru kali inilah dia merasakan nikmatnya senggama. Saat Tory melepas spermanya tumpah di dalam vaginanya, Lia pun mendapatkan orgasme pertamanya. ****** Tory masih berada di dalam lubang vaginanya saat Pedro datang. Dia menepuk punggung Tory, mengisyaratkan meminta “jatah”nya.

    Lia menatap kehadiran Pedro dengan pandangan penuh gairah dan birahi. Orgasme yang baru saja diraihnya bersama Tory belum menghabiskan semangat libidonya. Kegatalan birahi pada kemaluannya masih menuntut gesekan batang-batang penuh kejantanan dari para pecundang ini. Dan begitu Pedro datang serta langsung menembakkan rudalnya pada memiaw Lia, ditariknya tubuh Pedro. Dia ingin Pedro ******* nonoknya dengan bibir tebal Pedro tetap melumat bibirnya. Dia ingin menguras ludah dari mulut Pedro. Dia ingin mendengarkan desah dan rintih Pedro yang merasa kelimpungan oleh jepitan vaginanya langsung di telinganya. Dia ingin hidungnya mengendus seluruh keringat yang keluar dari tubuh Pedro. Dia ingin Pedro melumat ketiaknya, payudara dan putingnya. Kini Lia telah menjadi kuda betina yang binal. Dia tidak lagi memikirkan Danny. Dia hanya ingin Danny bergabung dalam kenikmatan bersama ini. Dia ingin Danny menerima kenyataan dunia ini. Dia ingin Danny untuk tetap setia dan menurut saja pada dewa-dewa jantan yang begundal dan brutal ini. Lia berkeyakinan kedua brandal begundal brutal ini adalah dewa-dewa jantan yang membawa sejuta kenikmatan. Danny harus patuh dan tunduk pada mereka. Sementara itu di kamar lain… Danny kini menyadari bahwa Pedro dan Tory telah memberikan kenikmatan tak terhingga pada Lia istrinya.

    Dia berfikir sederhana, kalau ******-****** Pedro dan Tory itu nikmat bagi Lia yang dicintainya, tentunya akan nikmat pula bagi Danny yang mencintainya khan? Suatu logika yang sangat rasional. Kalau Lia meminum dengan rasa segar ludah Pedro maupun Tory, tentunya ludah itu juga akan menyegarkan bagi Danny khan? Dan pada akhirnya semua bagian tubuh Pedro maupun Tory mestinya nikmat dan layak untuk dinikmati semuanya khan? Kini ganti Danny yang diserang rasa haus… Tiba-tiba terdengar kunci kamar itu dibuka oleh seseorang. Nampak Pedro dan Tory masuk dan memeriksa wajah Danny. Kemudian dia periksa pula tongkolnya. Mereka tersenyum. Kemudian Pedro dan Tory memeriksa dinding di dekat kotak kayu dimana Danny tadi mengintip. Diamatinya dinding itu. Dan saat ditemukannya sperma Danny yang masih meleleh pada dinding, kembali Pedro dan Tory tersenyum puas. Danny berharap sumpal mulutnya dilepaskan seperti halnya Lia istrinya. Tapi ternyata tidak. Kedua begundal itu kini menyodorkan ****** mereka ke wajahnya. “Ooohh…, mereka hendak membuang air kencingnya ke wajahku”, pikir Danny. Danny menunggunya dengan perasaan penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang. Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang. Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna. Dan akhirnya, seerrr… dan seeerrrrr…, kencing Tory dan Pedro langsung mengguyur wajah Danny.

    Celana dalam Pedro itu ternyata langsung menyerap cairan kuning itu. Di dalam mulutnya, Danny merasakan hangat air kencing mereka berdua. Dia berusaha menelannya sebanyak mungkin. Inilah obat haus bagi Danny. Sedemikian banyaknya kencing Pedro dan Tory sehingga membuat Danny tampak seperti mandi. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh air kencing mereka. Bau pesing air kencing itu seakan-akan menjadi bau sedap bagi Danny yang sedang horny. Setelah selesai, Pedro mengambil celana dalam yang menyumpal pada mulut Danny. Danny lega. Akhirnya rahangnya dapat beristirahat setelah sekitar 4 jam menganga. Tetapi ternya urusan masih belum selesai. Pedro memerintahkan Danny untuk membuka mulutnya lagi. Diperasnya air kencing Pedro dan Tory yang terserap dalam celana dalam Pedro itu ke mulut Danny. Dan tanpa disuruh lagi Danny langsung menjilatinya. Kemudian Tory berbicara. “Kamu sekarang jadi budakku. Tahu”. Danny seakan mendengar berita gembira. Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar dimana Lia masih terikat di ranjangnya. “Hai, pelayanku, budakku, anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat”.Ternyata Tory dan Pedro ini benar-benar seorang ahli kejiwaan yang hebat. Mereka pakar sekali dalam hal mengubah, merusak dab menghancurkan mental orang lain.

    Dan tampak sekarang…, Danny telah tercuci otaknya menjadi budak yang penurut dan ****** yang siap menunggu perintah tuannya. Dia siap untuk melakukan apapun, termasuk minum air kencing mereka atau bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi rasa tabu, jijik, jorok bagi para budak mereka. Lia juga telah diubah sebagai budak seksnya. Pasangan itu akhirnya kembali seperti halnya yang diharapkan oleh para tamu dalam acara pesta kemarin siang, “Semoga Danny dan Lia selalu saling melengkapi”. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi. Setidak-tidaknya di depan para berandal brutal itu. Dan kini Danny merangkak di lantai menuju tepian ranjang. Dia datangi nonok Lia yang masih basah penuh sperma yang meleleh dari lubang vaginanya. Danny harus membersihkan dengan lidahnya. Dia dekatkan bibirnya menuju vagina yang penuh lelehan sperma Pedro dan Tory itu. Lidahnya menjilati dan bibirnya langsung menyedotnya hingga nonok Lia kembali kosong. Sejak kehadiran Danny kembali ke kamarnya dan kemudian menjilati kemaluannya dari sisa-sisa sperma yang dibuang Tory dan Pedro ke dalam vaginanya, Lia hanya dapat menyaksikan dengan diam. Pandangannya pada Danny sudah hambar. Bukannya karena Danny tidak dapat menyelamatkan dia saat-saat menderita.

    Tetapi Lia kini yakin bahwa Danny tidak mungkin dapat memberikan kenikmatan ranjang macam Pedro dan Tory. Danny tidak akan mampu merangsang birahinya untuk meraih orgasmenya. Dan di mata Lia kini, Danny memang hanya pantas menjadi budak atau ****** yang menjilati sperma buangan tuannya. Semua yang dilakukan Danny sepenuhnya berada dalam pengawasan Pedro dan Tory. Mereka puas melihat Danny. Mereka juga puas melihat Lia. Kini tali-tali mereka akan dilepaskan. Pedro dan Tory yakin bahwa Danny dan Lia sekarang bukan lagi Danny dan Lia pada 4 jam yang lalu. “Tadi saat kalian datang, kami sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan perintah kami berdua”. Kemudian tali-tali mereka dilepaskan. Tory memerintahkan keduanya untuk mandi dan berganti pakaian. Pedro dan Tory akan menunggu mereka untuk makan malam di teras kebun. Tempat itu sengaja dipilih karena malam ini adalah malam purnama. Danny dan Lia akan disuguhi pemandangan malam yang sangat indah. Tory membisikkan kepada Danny dan Lia, bahwa dia telah memasak makanan kesukaan mereka. Sebelum meninggalkan pasangan itu, Pedro dan Tory menyampaikan selamat malam dengan sangat santun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Melihat Foto Tante Telanjang

    Cerita Sex Melihat Foto Tante Telanjang


    1808 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Melihat Foto Tante TelanjangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat aku maen ke vilaa pamanku , aku masuk keruangan tante yang ternyata di dalamnya banyak foto telanjangnya tanteku, walupun usianya sudah tidak bisa dikatakan muda namun tante tanteku ini ahli dalam menampilan tubuh yang indahnya, setelah melihatnya aku mulai terangsang rasanya ingin sekali memeluknya.

    Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Irma (45 tahun) dan Tante Nita (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Irma dan Tante Nita. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Irma dan Tante Nita sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Anto?” tanya Tante Irma yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Nita yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Irma lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Irma panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Nita dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Irma, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Nita.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Irma dengan ketus.

    “Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Nita memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Irma dan Tante Nita dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Nita sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Irma menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Irma tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Irma lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Nita.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Irma.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Nita sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Irma sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Irma walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar.

    Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Nita yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas.
    Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Ssudah Anto?” tanya Tante Irma sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Nita setengah berteriak. Judi Bola Online

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Irma ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Nita sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Irma juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Irma yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Irma sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Nita. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita.

    “Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Irma sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Nita juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Irma menahan geli.
    “Iya

    jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Nita.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Irma dan Tante Nita.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Nita dan Tante Irma yang makin mendesah-desah tidak karuan,
    “Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Nita.

    “Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Irma sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Anto..,” desah Tante Irma dan Tante Nita bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Irma dan Tante Nita mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Irma,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Irma ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.
    “Sebentar ya Tante Nita,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Irma sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Irma, geli tidak..,” tanya Anto.

    “Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Anto,” desis Tante Irma tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Nita memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Irma kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Irma merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Irma keluar Anto..,” desah lemas Tante Irma dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Irma sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Nita dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Irma Tante Nita juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Nita sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Nita di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Nita, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Nita yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Nita merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Irma dan Tante Nita.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Irma dan Bullik Nita. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Irma sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Nita sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Nita yang naik turun di penisnya. Tante Irma terus menjilati penisku gantian dengan Tante Nita yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Nita sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
    “Tunggu dulu ya Tante Irma, biar saya dengan Tante Nita dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Irma yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Nita dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Anto,” desah Tante Nita sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Nita panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Nita mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya.

    Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Nita untuk menjilati vagina Tante Irma yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Irma setiap kali lidah Tante Nita memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Nita tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Irma. Tiba-tiba Tante Nita mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Nita, sekarang gilran Bu Irma ya,” kataku sambil menarik Tante Irma untuk naik kepangkuanku.

    Tante Irma hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Irma Lalu Aaahh.. desah Tante Irma merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Irma sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Irma sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Irma untuk menungging.
    Kusetubuhi Tante Irma dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Irma mempunyai vagina lebih enak dari Tante Nita yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Irma, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Irma.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Irma keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Irma jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Nita bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaTante Irma dan Tante Nita.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik

    Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik


    2528 views

    Perawanku – Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik, Pak Edi kolegaku punya chemistry yang sama denganku. Meski dia lebih tua 20 tahun tapi jika kami bertugas keluar kota bersamaan, pada waktu luang kami akan jalan berdua. Tujuan pertama pasti wisata kuliner, dan tujuan berikutnya adalah mencari yang bening-bening.

    Pak Edi sangat menguasai Solo dan Yogyakarta. Jadi jika ada penugasan ke Solo dan Yogya, dia paling bersemangat, apalagi aku berada dalam timnya.

    Suatu hari dia bilang padaku, “Eh aku nemu tempat yang unik di Yogya,” katanya.

    Tempat yang unik dimaksud, adalah semacam “show room” tapi khusus untuk para istri yang mencari tambahan dengan menerima “tamu”. Pak Edi bersemangat menceritakan bahwa tempat itu banyak ibu-ibu yang lumayan, dan harganya tidak terlalu mahal. Sayangnya mereka hanya bisa di “tenteng” antara jam 10 sampai jam 5 sore. Mereka tidak bisa diajak nginap di hotel, karena harus kembali kerumah.

    Meskipun aku bukan penggemar STW, tetapi keunikan itu membuat penasaran. Suatu waktu jika ada tugas ke Yogya, aku prioritaskan “ bertamu” ke alamat yang diberikan Pak Edi.

    Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Aku mendapat penugasan ke Yogya dan Solo.

    Menyelesaikan pekerjaan di Yogya seperti supir ngejar setoran. Semua kerja bisa aku selesaikan sebelum makan siang. Selepas waktu makan siang aku punya waktu bebas.

    Berbekal petunjuk dan alamat yang diberikan Pak Edi, aku naik becak dari hotel. Aku berhenti di bangunan yang ditunjuk pak Edi sebagai penanda, dekat dengan titik tujuan. Berjalan sekitar 30 m ada gang yang tidak terlalu besar. Suasananya teduh dan khas kampung-kampung Jawa, tenang ada suara-suara burung perkutut dan gending yang mungkin dikumandangkan dari radio atau rekaman secara samar-samar.

    Aku berdebar-debar juga mendatangi tempat tersebut. Aku berusaha menyesuaikan sikap sehingga tidak kelihatan sebagai orang asing di wilayah itu. Di sebelah kanan di bawah kerimbunan pohon aku melihat semacam warung makan. Ini adalah tempat yang ditunjuk Pak Edi. Warung makan itu agak unik, karena ruang untuk makannya berada di dalam rumah, seperti ruang makan rumah biasa, hanya saja meja makannya ada sekitar 3 dengan kursi-kursi.

    Dengan gaya percaya diri aku langsung membelok dan duduk di salah satu meja. Ketika itu meja-meja kosong. Jadi tamunya baru aku sendiri. Seorang perempuan paruh baya mengenakan kain panjang atau jarit menghampiri aku dan langsung duduk di kursi dekat aku.

    “ Mau pesen apa mas?” tanyanya.
    “ Disini apa yang enak,” tanyaku mulai melepaskan kalimat pembuka, kalimat itu kata Pak Edi adalah juga semacam password.
    “Wah semuanya di sini enak kok Mas,” timpalnya.

    Sambil aku mengamati menu yang disodorkan, mata ini tidak bisa konsentrasi, karena beberapa perempuan berseliweran. Mereka rata-rata berusia di atas 25 tahun sampai 35 tahun. Ada yang mengenakan jarit, tetapi ada juga yang mengenakan pakaian seperti layaknya ibu-ibu pergi ke pasar. Kelihatannya lumayan-lumayan juga. Seandainya aku pilih secara acak, aku kira ok-ok saja.

    “Mas pesen ini dulu, yang lainnya nanti bisa diteruskan,” kata si perempuan mbak-mbak yang kutaksir berumur 35 tahun. Akhirnya aku memesan sepiring gudeg ditambah pecel, air mineral dan kopi. Disini letak uniknya, sepertinya pelayan yang mengantar makanan aku orangnya berganti-ganti. Sekitar 5 orang mungkin yang melayani aku. Sambil makan aku ditemani oleh perempuan yang tadi pertama menyambut aku. “ Gimana mas ada yang cocok,” tanyanya.

    Terus terang aku bingung juga harus memilih yang mana. Si mbak lalu berpromosi, yang pake kain baju krem itu Ninuk, istri pegawai pemda, yang pake biru istri , yang krem satu lagi, yang baju merah. Semua dijelaskan si mbak. Kata si mbak mereka belum tentu bisa tiap hari kemari, karena kalau tiap hari bisa dicurigai suaminya. Paling-paling seminggu 2 kali. “ Jadi mas, yang hari ini sama yang besok, pasti beda,” kata si Mbak.

    Aku bingung memilih kriteria dari semua yang disebutkan si mbak. Tiba-tiba terlintas di benakku untuk memilih perempuan yang paling jarang, atau sudah lama tidak kemari. “ Oo itu mbak Rina, dia udah hampir sebulan nggak kemari, suaminya terlalu ngontrol, tapi gak mampu biayai rumah tangganya, orangnya baik kok mas, ramah. Sebentar ya mas aku panggil,” katanya.

    Rina berumur sekitar 28 tahun, agak gempal, tapi mukanya manis. Dia menyalamiku dan duduk di depanku. “Ngobrol aja dulu mas, kalau nggak cocok boleh cari yang lain,” kata si Mbak tadi berbisik di telingaku.

    Rina agak grapyak dan suasana obrolan mudah sekali cair. Aku tidak tega menggantinya dengan yang lain, apalagi rasanya lumayan jugalah untuk temen bobok siang. Akhirnya disepakati dia bisa nemani sampai jam 5 sore. Aturan di situ, kita tidak bisa langsung nenteng pilihan kita. Dia nanti akan diantar ke hotel yang kita sebutkan. Kita harus menunggu di lobby untuk menjemputnya lalu digandeng ke kamar.

    Setelah masalah harga dan cara pembayaran di sepakati, aku cabut duluan ke hotel. Hebatnya lagi aku ditawari digonceng sepeda motor untuk kembali ke hotel. Pengojeknya ya salah satu cewek yang ada di situ. Sekitar 10 menit menunggu di lobby, Rina tiba diantar oleh rekan yang kelihatannya juga sebaya yang tadi kulihat dia mengantar kopi untukku. Mereka datang berbonceng sepeda motor. Setelah serah terima, rekannya kembali dan Rina aku bimbing menuju kamarku.

    “Lho mbak, tadi kan pakai kain, sekarang kok malah pake Jins,” tanyaku ketika dia duduk di bed .

    “Iya mas, sebetulnya di tempatnya si Mbak Ambar itu, kita diharuskan pakai kain. Tapi kalau keluar dari situ boleh pakaian bebas, Lha kalau pakai kain naik motor repot toh mas,” katanya dengan senyum menggoda.

    Tempat rendezvous itu ternyata adalah milik Mbak Ambar yang tadi menyambutku. Dia membuka warung makan itu sebagai penyamaran, agar tidak mencolok di tengah-tengah kampung. Ada sekitar 30 perempuan di situ, tetapi setiap harinya paling banyak hanya 10 orang. Mereka seperti bergantian.

    Sebagian memang suaminya tidak tau, tetapi sebagian lagi menurut Rina datangnya di antar suami dan nanti sore dijemput lagi. Kalau Rina, bekerja sambilan begini tidak setahu suaminya. Dia beranak 2 dan suaminya bekerja sebagai guru. Rina beralasan ngobyek jualan batik membantu temannya.

    “Abis gaji guru berapa sih mas, untuk kebutuhan rumah tangga baru 10 hari udah habis,” kata Rina menjelaskan mengapa dia “ngojek” di luar pengetahuan suaminya. Menurut Rina jika dia setiap minggu “mampir” ke rumah Mbak Ambar, lumayan bisa menyamai gaji suaminya, malah sering-sering lebih. “

    Lho kata mbak Ambar tadi, “Ini” ongkosnya tigaratus, kalau 4 kali berarti satu koma dua toh,” kataku.

    “Lho kalau dikasi sigitu, saya ya matur nuwun, tapi kalau dikasih lebih masak iya saya nolak mas,” kata Rina.

    Ah sialan, aku terjebak oleh pertanyaanku sendiri. Berarti aku nanti harus kasih lebih dari price list. Aku tawari minum dan snack tapi ditampik oleh Rina. Dia menawarkan untuk dipijat. Tawaran yang sangat menarik, tentu saja aku setuju.

    “Mas ke kamar mandi dulu nanti gantian saya, “ katanya.
    “Lha kalau sama-sama aja kan enak sih,” kataku menggoda.
    “Ah masnya genit nih,” katanya sambil meminta dulu ke kamar mandi.

    Dari kamar mandi aku melepas semua baju kecuali celana dalam dan langsung tidur tengkurap. Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena badanku terasa ditindih sambil dipijat. Nikmat sekali rasanya dipijat.

    Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik

    Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik

    Aku mulai sadar bahwa rasanya kulit pungungku bersentuhan langsung dengan kulit Rina, dan terasa ada bulu-bulu nempel di punggungku. Aku menganalisa sambil tengkurap, kayaknya si Rina telanjang bulat memijatku. Penisku jadi pelan-pelan mengeras. Untuk sementara aku ingin menikmati pijatannya yang lumayan enak. Dia lalu memelukku sambil tidur telungkup diatasku.

    Tengkukku diciuminya dan dia memberi kode gerakan agar aku berbalik telentang. Kuturuti arahannya dan aku telentang, sementara Rina tergolek di sampingku. Pemandangan yang sangat indah, toket gede dan badan yang sekel. Aku segera meremas susunya dan pentilnya ku pelintir-pelintir. Tangan Rina langsung membekap penisku dan perlahan-lahan dikocoknya.

    “Mas pijetnya diterusin dulu, nanggung kan,” katanya.

    Aku pasrah dan Rina bangkit duduk diatas pahaku, sedikit dibawah kemaluanku. Dia memijat bagian depan pundakku. Perlahan-lahan tumpuan badannya naik keatas, sehingga batang penisku yang mengeras sudah berada diantara belahan memeknya. Dengan nakalnya dia melakukan gerakan maju mundur sambil tangannya terus memijat.

    Dengan keahlian gerakannya, batang penisku perlahan-lahan mulai menelusup ke dalam liang vaginanya. Setelah seluruhnya tenggelam, Rina mulai melakukan gerakan mutar, sehingga penisku terasa seperti diremas-remas oleh vagina Rina. Makin lama dia makin semangat. Aku diperlakukan begitu tidak mampu bertahan lama dan jebollah pertahananku.

    Rina paham aku telah memuntahkan spermaku di dalam rahimnya. Dia menunggu sampai ejakulasiku usai baru perlahan-lahan melepas cengkeraman vaginanya. Rina bangkit , sambil menutup lubang kemaluannya agar maniku tidak tercecer. Dia berjalan ke kamar mandi. Aku yang baru saja merasakan kenikmatan, telentang pasrah.

    Rina kembali dari kamar mandi membawa handuk kecil yang telah dibasahi. Penisku dibersihkannya secara telaten.

    Rina lalu berbaring disampingku sambil tangannya mengelus-elus penisku yang telah layu. Dengan sabar di rangsangnya penisku sampai akhirnya dia bangkit dan mengoral penisku. Penisku yang tadinya loyo, dihisap-hisap Rina, perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Aku akui Rina cukup lihai juga mengoral penisku.

    Setelah cukup keras dia kembali memasukkan penisku ke rongga vaginanya dan mulai berputar-putar. Aku tidak tahu berapa lama dia menderaku, sampai akhirnya dia mencapai orgasme dan ambruk di dadaku sambil nafasnya tersengal-sengal. Aku merasa penisku seperti di genggam-genggam oleh otot vaginanya. Aku membalikkan posisi dan sekarang berganti aku yang menggarap Rina.

    Berbagai posisi mulai dari posisi biasa sampai akhirnya kedua kakinya kuangkat ke atas pundakku. Lubang kemaluan Rina cukup menggigit juga. Aku kemudian berganti posisi dogie. Cukup lama juga aku bermain dengan berbagai posisi, sampai aku lelah lalu berkonsentrasi untuk menembakkan spermaku untuk yang kedua kali.

    Setelah tembakanku usai aku merasa sangat ngantuk dan akhirnya jatuh tertidur. Ketika aku terbangun Rina dan aku terbungkus dalam satu selimut. Dia rupanya juga tertidur di sampingku. Sebenarnya jika waktunya cukup aku ingin melakukan lagi, tapi butuh waktu interval lebih lama. Namun karena hari sudah mekin sore, akhirnya aku mengijinkan Rina mengakhiri pergumulan.

    Aku antar dia keluar hotel sampai mendapatkan becak yang akan mengantarnya pulang.

    Hari kedua aku kembali ke tempat Mbak Ambar. Dia rupanya sudah mengenaliku. Kali ini aku datang agak lebih pagi, mungkin sekitar jam 11. “Lho kok gak kerja mas,” katanya.

    Aku berasalan mbolos. Aku kemudian memesan makanan . Kuakui makanan di warung Mbak Ambar memang lumayan enak. Seandainya tidak ada embel-embel tempat berkumpulnya para STW, mungkin aku akan sering mampir di warungnya hanya untuk makan .

    Selama makan aku ngobrol macam-macem, sampai akhirnya aku tahu bahwa Mbak Ambar punya usaha yang sama di Solo dan Semarang. Aku nggak nyangka, kegiatan seperti ini bisa punya cabang di dua kota. Dia lalu memberiku alamat dan kontak personnya di kota-kota itu.

    “Mas mau nyoba istri tentara nggak, lagi ada nih, dia udah 3 hari nggak kemari,” kata Ambar sambil menunjuk perempuan berumur sekitar 25 tahun, ayu dan bokongnya besar.
    “Wah nanti aku ditembak,” kataku.
    “Ah ya ndak tho, wong kadang-kadang dia diantar suaminya kok,” kata Ambar.
    “Dia belum punya anak mas,” tambah Ambar gencar berpromosi.

    Aku menyetujui lalu si Wiwik, istri sang tentara itu datang bergabung ke mejaku. Kami ngobrol ngalor-ngidul gak jelas. Seperti biasa aku diojekin ke hotel, lalu barang pesanan datang diantar ojek lainnya.

    Wiwik penampilannya bersahaja dan lugu. Dia tidak banyak cakap seperti Rina kemarin. Hanya berbicara menjawab pertanyaanku. Meskipun cenderung pendiam, namun Wiwik tergolong berisik jika bertempur. Ini menambah semangatku untuk terus menggempurnya. Dia cukup sabar, dan telaten melayaniku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Hadiah Istimewa Dari Mama

    Hadiah Istimewa Dari Mama


    949 views

    Cerita Sex ini berjudulHadiah Istimewa Dari MamaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Halo namaku Alex. Well, langsung saja kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.

    Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua sambil nonton video bokep. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku.

    Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku.

    Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku.

    Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit kuning langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.

    Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Ton, besok kamu kan ulang tahun.” Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?” Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.

    “Lex, Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang kamu mau.” Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya. Agen Sbobet Resmi

    “Apa saja Ma..?”

    “Iya, apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.

    Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Toni kan udah gede.”

    “Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.

    “Alex rasa udah waktunya Alex tau yang namanya.. seks,” kataku dengan hati-hati.

    Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Lex..?”

    “Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Alex kado sweater atau baju seperti ulang tahun Alex yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.

    “Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar.

    “Jadi.. boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar.

    “Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama.

    “Terima kasih Ma. Alex sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.

    Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali. Mama tiba-tiba berkata.

    “Alex, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?” tanya Mama dengan tersenyum manis. Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab,

    “Ya jelas siap donk, Ma.”

    Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi. “Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!” kata Mama sambil menyuruhku duduk di permadani. Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar.

    Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya.

    Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XX, VCD yang pertama kuingat berjudul ‘ChowDown’. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil berkata, “Kamu udah siap Lex..?” tanya Mama. “Udah dari tadi Ma.” jawabku.

    Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan. “Mmmh.. mmhh.. mm..” hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV. Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang.

    Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama. “Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya.

    Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.

    Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha melepas pakaian yang kukenakan. Aku hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.

    Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan. Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.

    “Tetek Mama gede banget sih. Toni suka deh,” kataku sambil meraba payudara Mama.

    “Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!” pinta Mama.

    Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri. “Aahh.. Ohh.. *****..!” teriak Mama ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.

    Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah. Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD Mama.

    Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Aku hanya dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.

    “Lex, kont*l kamu gede bauanget,” kata Mama takjub melihat batang penisku yang sudah menegang.

    “Masa sih Mam..?” tanyaku seakan tidak percaya,

    “Tapi tetek Mama juga gede kok. Emang tetek Mama itu ukuran berapa..?” tanyaku lagi.

    “Ukuran 38B, emang kenapa si Lex. Kamu suka kan..?” tanya Mama.

    “Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin Toni nggak suka.” jawabku, dan tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.

    “Aauwww..!” teriak Mama,

    “Kamu nakal Sayang, masa tetek Mama digigit..?” kata Mama manja.

    “Ma’af, Ma. Alex nggak sengaja.” jawabku sekenanya.

    “Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok. Kamu boleh memperlakukan Mama sesukamu.” kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluanku.

    Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu tersenyum. Mama mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.

    “Uuhh.. aahh.. enak Mam..!” aku berteriak ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala penisku. Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama. Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.

    Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Mama.

    “Aahh.. oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!” teriakku lagi. Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.

    Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi. “Maa.. enak Maa..!” aku hanya dapat berteriak. Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan lagi, dan seerr..

    Aku kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit. “Wah, ma’af Ma. Toni nggak sengaja.” kataku buru-buru dengan napas yang masih terengah-engah.

    Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air kencingku yang berleleran. Gila.., sensasi yang kurasakan sangat luar biasa. Dan tiba-tiba Mama menarik tanganku dan mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami dapat dibilang sangat besar dan mewah. Sudah itu wangi lagi.

    Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama pun berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti makan es krim.

    “Ayo Sayang..! Sekarang kencingi Mamamu ini..!” kata Mama.

    Aku kaget juga. Tapi aku memang sudah tidak tahan lagi ingin kencing. Aku pun mengerahkan semua tenaga untuk kencing. Kulihat mulut Mama menganga dan lidah Mama seperti ular menelusuri kepala penisku. Dan ketika kulihat mulut Mama tepat di depan batang penisku,

    “Maa.., Alex mo pipiis..!” teriakku. Kulihat air kencingku menyembur kencang sekali dan seerr.., masuk ke dalam mulut Mama.

    Kuperhatikan mata Mama merem sambil mulutnya terus menganga menerima siraman air kencingku. Kepalang tanggung, akhirnya kumasukkan juga penisku ke mulut Mama sehingga air kencingku memancar dan muncrat keluar lagi berleleran di tubuh telanjang Mama.

    “Enak nggak Ma..?” tanyaku setelah aku selesai kencing. Mama memandangku dengan manja, sedangkan mulutnya masih mengulum batang kemaluanku.

    Setelah itu kedua bijiku pun dijilatinya. “Kamu mau tau rasanya, Lex..?” tanya Mamaku setelah melepaskan kulumannya dari penisku.

    “Boleh aja, Ma.” jawabku penuh semangat. Mama lalu menyuruhku tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku mengikuti saja perintah Mama.

    Mama lalu berdiri dengan kedua kakinya berada di kiri kanan kepalaku. Dan sesekali kakinya digosok-gosokkan ke wajahku. Dan meskipun ada air kencingku yang berleleran di kaki Mama, aku tidak merasa jijik untuk menjilati kaki Mama. Setelah itu Mama perlahan-lahan mulai jongkok.

    Kuperhatikan pantat seksi Mama mulai mendekati wajahku. Aku menunggu dengan sabar sampai sesaat vagina Mama benar-benar berada tepat di atas mulutku.

    Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati lubang kemaluan dan lubang anusnya secara bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya secara perlahan sampai-sampai aku dapat melihat lubang kemaluannya mengembang.

    “Mama mau kencing nih. Minuumm.. Sayang..!” Mama merintih dengan sangat keras. Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras.

    Entah karena sudah nafsu atau karena apa, kutelan saja cairan yang rasanya asin dan agak pahit yang keluar dari kemaluan Mama. Suara erangan kepuasan menggema di dalam kamar mandi itu.

    “Bagaimana rasanya Sayang, enak bukan..?” tanya Mama sambil matanya terpejam menahan nikmat karena vaginanya kujilat-jilat.

    “Enak banget, Ma.” jawabku singkat.

    Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan jelas. “Sayang, sekarang kamu jilatin mem*k Mama ini..!” kata Mama sambil menunjuk ke arah vaginanya.

    Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku langsung saja menuju bagian bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke vagina Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.

    “Ahh.. fuuckk.. yeaahh.. shiitt.. hisapnya itilnya Sayang..!” Mama hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap. “Ohh.. Aahh.. fuuck.. mee.. yeaahh.. masukin kont*lmu sekarang Sayang..! Mama udah nggak tahan..!” pinta Mama memohon.

    Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Mama.

    Ketika memasuki liang senggamanya, Mama berteriak-teriak, apalagi ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.

    “Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuck.. me.. hardeer.. honey..!” jeritan Mama memenuhi kamar mandi.

    Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut batang kemaluanku dari lubang vagina Mama. Mama terlihat sangat kecewa ketika aku melakukan itu. Dan tidak lama kemudian aku meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama untuk menungging.

    Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu. Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.

    “Aduhh.. enak.. sekali Sayang..! Kamu.. pin..tarr.. Sayang..!” jerit Mama ketika kusetubuhi dari belakang.

    Sedangkan aku pun tidak kalah hebohnya dalam berteriak, “Maa.. mem*k.. nya.. e..naak..!” Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga sesaat kemudian, “Sayang Mama mau sam..paai.. Aahh..!” Mama berteriak keras sekali, dan aku yakin kalau kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti mendengar teriakan Mama.

    Aku merasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walau kusadari Mama sudah mencapai puncaknya, aku tetap saja memompa batang penisku di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin oleh cairan Mama.

    Dan tidak lama, “Maa.. Alex.. mau sampaaii nih..!” kataku ketika aku merasa mau orgasme. “Cabut kont*lmu Sayaang..!” perintah Mama. Segera saja batang kemaluanku kucabut dari liang Mama yang masih menungging.

    Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang penisku. Lalu dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kemaluanku. “Aahh.. oohh..!” hanya desahan itu yang keluar dari mulutku. Dan, creet.. croott.. crot..! air maniku menyemprot sebanyak sepuluh kali ke dalam mulut Mama.

    Mama tidak langsung menelan spermaku, melainkan memainkan spermaku di dalam mulutnya seperti orang yang sedang berkumur. Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya itu. Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.

    Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat batang penisku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang TV. Aku dan Mama duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat.

    “Bagaimana kadonya, Lex..?” tanya Mama ketika sudah agak tenang.

    “Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma.” sahutku.

    “Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya Mama juga menginginkannya kok.” jawab Mama.

    “Lalu kenapa Mama nggak minta ke Alex..?” tanyaku lagi.

    “Iya ya, kalo tau kamu punya kont*l segitu gedenya Mama pasti udah minta sejak dulu. Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat. Betul kan..?” sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.

    “Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde selanjutnya kan..?” tanyaku.

    “Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk Sayang..!” jawab Mama manja.

    “Alex sayang banget sama Mama,” kataku.

    “Mama juga sayang banget sama Alex.” jawab Mama.

    Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua melanjutkan persetubuhan kami sampai jam dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya aku dan Mama, yang kebetulan lagi tidak masuk kerja, berada di rumah dalam keadaan telanjang bulat selama sehari penuh. Dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh. Sampai sekarang aku masih tinggal dengan Mama dan masih setia menyetubuhi Mama setiap hari, selama Mama tidak haid.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • ThreeSome Dengan Tante

    ThreeSome Dengan Tante


    1105 views

    Cerita Sex ini berjudulThreeSome Dengan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pada suatu hari saat aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Lili, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Tere dan Tante Ira tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

    Foto-foto tersebut Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Tere (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Tere dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Tere dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Sarip?” tanya Tante Tere yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.

    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Tere lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Tere panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Sarip.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Tere, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Lili saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Tere dengan ketus.

    “Iya Sarip, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Tere dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. Berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Tere menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Tere tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Tere lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Sarip, hardik Tante Tere.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Tere sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Tere walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

    Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Sudah Sarip?” tanya Tante Tere sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Tere ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Sarip, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Tere juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Tere yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Sarip pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Tere sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina.

    “Sudah belum, Sarip.. Ess..,” kata Tante Tere sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Sarip, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Sarip, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Tere menahan geli.

    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Tere dan Tante Rina.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Tere yang makin mendesah-desah tidak karuan,

    “Jangan Sarip, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.

    “Jangan lho Sarip.. sshh..,” desah Tante Tere sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Sarip..,” desah Tante Tere dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Sarip menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Tere dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Tere,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Tere ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.

    “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Sarip.. ena.., rintih Tante Tere sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Tere, geli tidak..,” tanya Sarip.

    “Ssshh.. Sarip.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Sarip,” desis Tante Tere tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Tere kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Tere merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Tere keluar Sarip..,” desah lemas Tante Tere dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya.

    Mengetahui Tante Tere sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Tere Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Sarip,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Sarip.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Sarip lalu duduk diantara Tante Tere dan Tante Rina.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Tere dan Tante Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Sarip, ngerjain kami,” kata Tante Tere sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Sarip.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Sarip sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya.

    Tante Tere terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Sarip nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.

    “Tunggu dulu ya Tante Tere, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Tere yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Sarip,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya.

    “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya.

    Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Tere yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli Rip..” desis Tante Tere setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya.

    Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Tere. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.


    “Ahhss.. Sarip Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Tante Tere ya,” kataku sambil menarik Tante Tere untuk naik kepangkuanku.

    Tante Tere hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Tere Lalu Aaahh.. desah Tante Tere merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Tere sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Tere sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Tere untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Tere dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Tere mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda.

    Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Tere, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Sarip, Tante mau keluar..” rintih Tante Tere.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Tere keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Tere jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Tere dan Tante Rina.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.