Author: perawanku

  • Cerita Sex Wati Adik Iparku

    Cerita Sex Wati Adik Iparku


    779 views

    Perawanku – Cerita Sex Wati Adik Iparku, Mungkin sebagian ada benarnya jg ya kalau nafsu sdh di ubun-ubun maka sulit sulit membendungnya begitu jg yg pernah terjadi padaku berikut kisahnya.

    Aku punya kebiasaan dan kegemaran yg kubawa sejak remaja yaitu senang di pijat hampir seminggu sekali orang tuaku memanggil tukang pijat langganannya dan sekalian pula aku ikut minta dipijat. Tak heran setelah menikah minimal hampir seminggu dua kali aku selalu minta dipijat istriku. Aku jg punya pembantu terkadang pembantuku yg sdh tua jg membantu memijat tatkala istriku sdh kelelahan istriku jg bekerja di bank swasta sebagai teller.

    Kisahnya berawal dari suatu hari aku pulang kemalaman karena lembur badanku terasa sakit sekali aku ingin sekali di pijat tetapi istri dan pembantuku sdh tidur.

    Saat itu aku lihat iparku Wati masih belum tidur dan mengerjakan PR sekolah SMAnya di ruang keluarga karena sdh tak tahan sakit semua badanku aku coba minta tolong Wati utk memijat pundakku. Wati menurut saja karena memang dia patuh dgnku awalnya dia ragu karena tak pernah memijat orang lalu ku bilang tak apalah Wati asal asalan aja yg penting sakit Aa hilang Aa adalah panggilanku maka Wati pun mau melakukannya mulailah dia memijat bagian pundakku dan aku tetap mengenakan baju.

    Sama sekali aku tak punya pikiran macam macam karena aku mencintai istriku dan menghormati keluarga mertuaku. Aku rasakan ternyata pijitan Wati enak jg aku mulai menikmatinya enak jg pijitan Wati ini pikirku setelah badanku agak enakan aku minta Wati utk menghentikan pijitan dan kuminta dia utk segera kembali kekamarnya. Esok paginya aku ceritakan ke istriku kalau semalam badanku sakit sekali dan minta maaf terpaksa aku minta tolong Wati adiknya utk memijatku istriku tampak seperti biasa saja karena sangat percaya kalau aku tdk bakal macam macam ke adiknya.

    Suatu saat aku merasakan kembali sakit pegal pegal dibadanku mungkin karena kebiasaan di pijat capek Cerita Dewasa sedikit saja serasa tak hilang kalau tdk di pijat.Cepat cepat aku bawa kendaraanku ke rumah malam itu saat tiba di rumah aku minta tolong istriku yg memang biasanya sdh pulang duluan utk memijat seperti biasa.

    Tp dia bilang sedang capek sekali dan tdk sanggup memijatku Wati memintaku utk membangunkan mbok Darmi saja pembantuku tetapi mbok Darmi sdh tidur. Aku lapor ke istriku kalau mbok Darmi sdh tidur tiba tiba istriku bilang ya sdh minta tolong aja sama Wati tp pijatnya di sini di kamarku dan istriku.

    Lalu aku memanggil Wati yg kebetulan memang belum tidur istriku tiduran di sampingku ikut menyaksikan kalau aku sedang di pijat tanpa buka baju oleh adik kandungnya sambil mengajari Wati memijat dan ngobrol istriku lama lama tertidur pulas.

    Sejak hari itu kebiasaanku berlanjut aku makin sering di pijat oleh Wati di kamarku di saksikan oleh istriku frekwensinya kini malah lebih banyak Wati yg memijatku ketimbang istriku sendiri.

    Sama sekali tdk terlintas pikiran kotor utk macam macam karena Wati anaknya memang baik dan kuanggap masih kecil aku jg sering menasehatinya dlm agama meski aku jg bukan orang alim lalu menasehatinya jg agar hati hati dlm bergaul supaya tdk terlibat pergaulan bebas.

    Lama kelamaan aku makin keenakan di pijat Wati dan mulai berani di pijat dgn buka baju aku pun mulai berani minta dipijat dgn menggunakan minyak pijat seperti apa yg memang sering dilakukan istriku. Aku rasakan pijatan tangan Wati memang tdk kalah dgn pijatan istriku sampai beberapa bulan berlalu aku makin ketagihan dgn pijatan Wati iparku.

    Tak lupa setiap kali di pijat aku selalu memberikannya uang seratus ribu rupiah sesuatu yg istriku jg mengizinkan aku di pijat Wati karena melihat aku jg memberinya uang. Sampailah disuatu malam yg hujan deras istriku sedang tertidur pulas saat aku baru tiba di rumah malam hari badanku pegal sekali aku meminta Wati utk memijatku ditengah pijatan aku merasakan tiba tiba muncul gairah ingin sekali berhubungan sex dgn istriku tetapi istriku sdh tidur.

    Aku pusing sekali mungkin karena gairah yg naik tiba tiba kini aku jadi mulai terangsang oleh sentuhan pijatan Wati malam itu setan membawaku utk mencari rangsangan lebih karena gairah seks ku sedang naik. Tak seperti biasanya aku yg paling paling hanya minta dipijat dibagian kaki kepala dan pundak tanpa buka baju kali ini minta lebih Aku minta Wati utk memijat bagian dadaku. Semula Wati ragu ragu karena tak biasanya aku minta pijat di bagian itu.

    “Ayo Wati nggak papa sekali sekali.. tumben nih bagiaan ini.. dada Aa agak pegel banget” pintaku akhirnya Wati menuruti permintaanku aku menarik nafas dlm dlm menikmati kulit tangan iparku yg dilumuri minyak sedang memijat sensitif dadaku utk pertama kalinya.

    Aku jadi sering menelan ludah malam itu sungguh aku kian terangsang setiap telapaknya mengenai bagian puting di dadaku. Wati kataku agak dilamain yah pijatnya di bagian itu abis lagi pegal Kataku Jam menunjukkan pukul sebelas selesai sdh pijatan Wati.

    Aku minta Wati utk tidur kekamarnya aku yg di kondisi gairah memuncak sdh tak kuasa lagi menahan ku bangunkan istriku akan tetapi dia ogah ogahan.

    Seperti biasa kalau sdh begini aku punya sedikit kelainan seks kubuka celana istriku dlm kondisi dia tertidur ku baringkan tubuh istriku dlm keadaan tengkurap ku tuntaskan hajatku malam itu dgn bermasturbasi menggejot genjot pantat istriku yg kadang akhirnya jadi terbangun dan membantu menggoyang goyang pantatnya ccrooott ccrooot air maniku tumpah di pantat istriku.

    Waktu terus berjalan setiap kali aku pegel aku minta di pijat Wati aku kini selalu minta dia berlama lama memijat di bagian dada terutama saat istriku mulai tertidur semakin lama aku makin menikmati sensasinya semakin lain dlm keadaan terpejam mata aku mulai berpikir aneh aneh. Ada satu hal yg membuatku heran ketika itu saat memijat dibagian dada aku merasa Wati memperlambat dan memperlemah tangannya seperti mengelus memberi rangsangan.

    Aku sdh tak memperdulikan lagi rasa malu saat putingku membesar dan mengeras dibuatnya mungkin dia sdh tahu kalu aku terangsang mataku tetap terpejam menikmati sensasi hebat itu seolah tdk tahu apa yg di lakukan oleh tangannya.

    Aku jg merasa setiap Wati memijat bagian dadaku nafas Wati jg ikut makin memburu dan seperti tersengal sengal sesekali aku intip dari keremangan lampu kamar yg ku redupkan toket Wati makin membesar. Lama kelamaan tiap dipijat aku mulai punya pikiran kotor nafsu sdh menguasaiku dan aku ingin sekali Wati bukan saja mengelus dadaku dlm khayalanku aku ingin dia bisa memainkan jarinya diputingku.

    Bahkan menjilatinya aku mulai mikir mikir mencari cari rencana bagaimana caranya agar Wati bisa Cerita Dewasa memainkan putingku dgn leluasa dan bebas tanpa kehadiran istriku di sampingku seperti biasanya Sesuatu keliaran yg tak pernah terbayangkan adik ipar yg aku kasihani dan sayangi sebelumnya masih remaja pula. Dikantor aku jadi sering terbayang bayang pijatan dan elusan tangan Wati didadaku.

    Sampailah suatu hari sengaja aku pulang kantor duluan sekitar jam dua siang dimana Wati biasanya memang sdh pulang dari sekolah. Hari itu ternyata benar Wati sedang menonton televisi tanpa ragu aku minta Wati memijatku pembantuku di kamarnya tdk curiga sama sekali karena memang dia sdh tahu kebiasaanku yg di pijat Wati dikamarku karena pernah satu kali mereka berbarengan memijatku malam malam.

    Siang itu aku minta Wati utk memijat lebih lembut lagi dibagian dadaku aku sengaja menutup gorden dan memadamkan lampu agar jadi lebih remang remang meski matahari masih tinggi. Siang itu aku rasakan tangan Wati begitu leluasa dan bebas seolah memberi rangsangan ke dadaku tanpa takut di ketahui kakaknya selama di pijat aku merasa Wati tdk lagi memijat dadaku tp seolah membelai belainya aku makin tdk tahan lalu nekat aku bilang Wati boleh pijatin puting Aa pake jari jari Wati nggak kataku nekat. Hah Gimana caranya Kok pijat putingnya katanya heran atau mungkin pura pura heran.

    “Aa paling suka kalau teteh (panggilan istriku) pijatin puting Aa… gampang koq” Sambil ku pegang tangan dan tuntun jarinya utk menunjukan caranya.

    Entah karena lugu atau pura pura tdk tahu dia menurut saja dan meneruskan memainkan putingku dgn jarinya. Aku bilang

    “enak sekali Wati lebih pelan yah tp tolong jangan bilang bilang teteh”
    “Memang kenapa Aa.”
    “Nggak papa khawatir nanti teteh marah dan salah sangka” kataku.
    “Ya iya Aa. Wati jg malu” katanya dgn wajah lugu.
    “Wati tahu nggak Aa paling suka kalau dimain mainkan gini putingnya… teteh jg paling suka kalau di giniin putingnya” kataku Wati diam saja mendengarnya “gini Wati kayaknya posisi Aa kurang nyaman deh gimana kalau Wati sambil tiduran jg pijatin puting Aa” pintaku.

    Entah kenapa Wati menurut saja dan ikut merebahkan tubuhnya sehingga kini aku berhadap-hadapan denganya sambil tiduran jarinya terus saja memijat putingku aku makin kehilangan akal sehat dgn nekatnya aku bilang

    “Wati sini Aa ajarin kamu gimana caranya memijat puting Aa yg bener karena kalau cara pijat Wati kayak gini lama lama puting Aa jadi perih” kataku. Kemudian ku lanjutkan kalimatku “tp Wati sendiri harus ngerasain di pijat nanti… Aa mau praktekin memijat Wati supaya nanti kalau pijetan Wati makin enak Aa akan kasih uang yg lebih banyak”.

    “Maksud Aa” tanya Wati.
    “Sini deh Aa langsung pijetin Wati aja Wati rasain aja.”
    “Nanti kalau teteh tahu gimana.”
    “Ya jangan kasih tahu dong ini rahasia kita aja” kataku.

    Tanpa buang kesempatan aku langsung nekat memijat telapak kaki Wati agar dia tdk langsung curiga aku pura pura pijat dari telapak kaki agak lama terus menjalar ke betis kemudian ku minta Wati utk duduk lalu ku pijat di bagian leher pundak dan kepala tanpa Wati membuka baju.

    Lama lama setelah Wati mulai merasa enak aku mulai berani memakai minyak pijat aku memulainya dari bagian leher pelan pelan dan sesekali kusentuh bagian bawah kupingnya agar dia terangsang.Aku pijat pelan pelan dan lama lama di bagian itu Wati mulai menikmati dan tak ada penolakan sama sekali terus aku mulai memijat turun ke bagian pundak belakang.

    Dgn sangat hati hati jemariku mulai meraba memijat bagian pundak depan kulihat Wati makin terlena meski matanya terpejam aku tahu dia tdk tertidur agar lebih leluasa tanganku memijat dari belakang aku mencoba meminta Wati utk membuka kancing bajunya.

    “Wati kancing bajunya buka satu ya supaya Aa gampang pijat dada atas Wati.” Dan Wati menuruti yess senangnya hatiku.

    Jariku makin menurun memijat ke wilayah dada di bagian atas toket aku bisikkan kata kata utk meminta Wati terus memejamkan mata dan menikmati musik lembut yg sengaja aku putar. Tanganku makin turun memijat ke bawah seolah sedang berenang didada dgn dgn gaya katak jari jariku mulai merasakan bagian atas bukit toket wow sdh meninggi dan mengeras nafas Wati makin tersengal sengal semakin kebawah.

    Inilah kesempatan yg tepat aku sapu dgn lembut bagian paling vital di toket seorang perempuan dgn begitu lembut sekali aku sapu putingnya dgn jemariku Wati seperti tak menolak sama sekali.Tp sedikit mendesis seperti agak takut karena tak ada penolakan berarti kusapu saja putingnya beberapa kali tak jg ada penolakan berarti akhirnya kumainkan terus jari telunjukku di atas putingnya saja Wati melipat bibir tanda keenakan sambil sesekali menyapu bibir dgn lidahnya.

    “Wati” bisikku “yg enak kalau nanti main mainin puting Aa ya kayak gini enak banget kan”. Wati mengangguk tanpa kata kata Lidahnya sesekali keluar dari bibirnya. “Wati mau yg lebih enak lagi nggak” kataku. “Buka ya kancingnya semuanya” kataku.

    Aku lihat Wati sdh terangsang sekali entah karena lugunya saat kubuka semua kancingnya dia diam saja Lalu ku buka jg BHnya meski sempat sedikit menolak.

    Akhirnya ku rebahkan badan Wati dgn posisi telentang lalu aku mainkan jemariku di atas puting yg merah coklat muda itu.

    “Wati tidur aja ya nikmatin aja sesuatu yg paling dahsyat enaknya Wati pasti ketagihan deh”.
    “Wati mau diapain Aa”.
    “Ssst rasain yah” sambil ku belai belai rambutnya. T

    anpa panjang kata lagi ku jilati saja puting yg masih sebesar kacang hijau itu. Tubuhnya menggelinjing kumainkan ujung lidahku dgn lembut di atas putingnya Wati mendesis seperti ularsssssstttt eeeeehhhh eeuuuuhh.

    “nikmat kan Wati” tanyaku.

    Wati diam saja matanya tetap terpejam kuat kuat mulailah kujilati seputar toketnya kemudian turun ke bagian perutnya dipusarnya ku mainkan lidahku agak lama sambil tanganku meremas remas toketnya. Mulutku kini naik ke bagian lehernya dia tampak keenakan ku hisap hisap tiap lekuk lehernya kembali ku hisap setiap sudut bagian sensitif di dadanya kusedot dipangkal toketnya sampai meninggalkan tanda merah aku sengaja mencupangnya sampe ada 4 tanda.

    Kulitnya kuning langsat nan bersih aku jelajahi setiap lekuk lekuk tubuhnya dgn kecupan dan sedotan sedotan lembut ku jilat dan ku hisap jg ketiaknya pelan pelan sekali aku coba mengayati kenikmatan tiada tara ini. Akhirnya ku cium bibirnya Wati menolak tak mau Aku terus berusaha aku rangsang kembali di putingnya agak lama akhirnya Wati pasrah menyerahkan mulutnya kusedot dgn penuh penghayatan bibirnya.

    Kuminta Wati mengeluarkan lidahnya tanpa ragu ku kecup dan ku hisap lembut lidah gadis 20 tahun itu aku sdh lupa kalau Wati adalah adik kandung istriku Wati mulai lancar belajar berciuman dgnku kuminta Wati menyedot lidahku hanya dlm tempo beberapa menit Wati makin pandai beradu sedot ludahnya tdk berbau sama sekali.

    Pelan pelan jariku sdh mulai meraba bagian bawah selangkangan tp dia selalu saja menepisnya. Aku sdh tak kuat lagi lalu ku buka celanaku Wati seperti ketakutan

    “ngapain Aa… jangan… Wati takut”.
    “Nggak papa Wati Aa nggak akan merawanin kamu sungguh ayo pegang punya Aa aja”.
    “Jangan Aa Wati takut” katanya.
    “Sumpah Aa nggak bakalan merawanin Wati Aa mau minta tolong di pijetin barang Aa pake minyak pijat”. Wati seperti mau nangis akhirnya dgn merayu dan sedikit paksaan tangan Wati mulai berani memegang.

    Awalnya takut takut lalu kuminta Wati utk memijat alat vitalku aku ajari mengocok dgn istilah memijat.

    “Ya gitu Wati Aa cuma mau Wati giniin Aa aja kok Aa jg takut merawanin Wati kalau Wati hamil nanti gimana” kataku.

    Makin lama Wati makin tenang sehingga makin lancar mengelus elus alat vitalku lalu aku ajari cara mengocok alat vitalku sambil berciuman aku terus mengurut toket Wati dgn lembutnya. Tp aku merasa kocokan Wati belum pas dan tdk enak aku coba dgn berbagai posisi tangan Wati tetap saja tdk enak.

    Lalu aku minta dia nantinya tidur tengkurap saja buka celana jeans tp tdk membuka celana dlm aku jelaskan caraku onani di pantat kakaknya cukup lama aku merayunya akhirnya dia setuju. Sebelum tidur tengkurap aku ciumi lehernya dari belakang lalu sesekali sambil menghisap lidah tanganku memijat toketnya dari belakang. Aku sdh tak kuat lagi kini aku minta dia tidur tengkurap saja.

    “Maaf Wati Aa mau onani di pantat Wati aja ya.. Wati buka celana jeans Wati tp nggak usah buka celana dlm Aa pijam belahan pantat Wati aja Aa nggak bakalan sodomi”. Lalu ritual kelainan seksku dimulai ku jilati pantat Wati lalu akhirnya ku tindih pantat yg masih sekel itu aku tempelkan batang k0ntolku di belahan pantatnya aku genjot pantatnya ku peluk tubuh Wati sambil tanganku meremas toketnya dari belakang hampir diujung puncak orgasme ku tingkatkan frekwensi genjotan.

    Lalu creee creeet creeet keluar air cintaku banyak sekali membanjiri bagian atas pantat adik iparku. Dia kaget sekali merasa aneh dgn cairan yg baru pertama kali dilihatnya kulihat matanya memerah ya Wati menangis meski tangis tak bersuara mungkin dia menyesal melakukannya apalagi menghianati kakaknya pikirku akupun merasa menyesal jg saat itu kenapa sampai bisa aku berbuat begitu hina kepada adik iparku sendiri. Tp namanya nafsu memang sangat sulit terbendung memang benar perang terbesar di dunia adalah perang melawan hawa nafsu dan aku kalah.

    Setelah kejadian itu aku tak pernah pijat lagi dan Wati tdk mau. Sampai di tiga bulan kemudian aku diminta tolong oleh istriku mengantar uang ke rumah mertua di sumedang dgn di temani Wati berdua saja entah setan apa kok tiba tiba kami sdh berciuman di mobil tak terduga sama sekali perang melawan nafsu tak terkendali lagi aku lagi lagi kalah aku sempatkan mampir kesebuah hotel diperjalanan kami ulangi lagi peristiwa yg sama meski hanya check in 3 jam saja.

    Sejak peristiwa itu kami sering bercinta tanpa melakukan coitus paling batang k0ntolku dipeting dikocok dijepitkan ke pantat dijepit ke toket bahkan dioral aku pun sering mengoral Wati karena dia sukanya memang dioral. Hingga kini 2012 Wati masih tetap perawan Wati sdh kuliah di salah satu perguruan tinggi atas biayaku dia belum mau pacaran dgn orang lain meski banyak yg mau Wati jg jadi ketagihan utk menikmati seks dgnku sering tiba tiba dia meneleponku utk mengajak istirahat dihotel.

    Apalagi kalau bukan minta dilayani kebutuhan sexnya dgn cara masturbasi ada banyak pria keren yg datang ke rumahku utk mendekati Wati aku sering cemburu kalau sdh begitu nafsuku suka naik biasanya aku lampiaskan dgn mengajak check in dia dihotel esoknya. Untunglah aku masih bisa menahan diri utk tdk memperawaninya tp entah sampai kapan aku bisa menahan semua ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dokter Yang Menjanda

    Cerita Sex Dokter Yang Menjanda


    778 views

    Perawanku – Cerita Sex Dokter Yang Menjanda, Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa.

    Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Ferry baru menginjak bulan ke-3. Namaku Yunita, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG.

    Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya.

    Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot).

    Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman.

    Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Ferry.
    Aku dan Ferry sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Ferry memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Ferry, bahkan kedua anak kami juga bersahabat.

    Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Ferry menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Ferry adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku.

    Komunikasiku dengan Ferry sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku.

    Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Ferry yang sebagai anak seorang dokter Ferry memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka.
    Hingga pada suatu siang aku mengajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Ferry tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing.

    Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan
    “perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Ferry juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi.
    Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Ferry berkeliling rumah.

    Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin.
    Di sana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa.
    “Mmmmpppphhhh ……” Ferry tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut.
    Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku.
    Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan.
    “Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Ferry menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum.

    Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya.

    Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa.

    Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku.
    Bibir Ferry juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Ferry itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain.

    Aku saat itu sudah sangat berharap Ferry segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Ferry kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri.

    “To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Ferry sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.

    Ferry sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Ferry di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Ferry mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah..
    “Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Ferry memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Ferry juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Ferry semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar.
    Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Ferry kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Ferry mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak.
    Melihat Ferry memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Ferry lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Ferry membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi.

    BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku.

    “Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun.
    “Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Ferry sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda.
    “Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.

    Ferry mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya.
    “Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …Ferryoo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Ferry sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Ferry sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut.
    Posisi ini membuat sodokan penis Ferry lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya.
    “Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Ferry kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry.

    Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku.
    “Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Ferry merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.
    Ferry memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini.

    “Yunita, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku
    “Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Ferry dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku.
    “Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut.
    Aku lihat penis Ferry masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku.

    Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya.
    “Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Ferry padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi.
    Aku rasakan Ferry medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut.
    Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Ferry juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya.

    “Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka.

    “Neng Yunita … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya.
    Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya.

    “Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami
    “Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil
    “Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya.
    “Ya sudah pak, Neng Yunita juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Ferry.

    “Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh
    “Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Ferry.
    Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Ferry bisa mengatasinya dengan tenang.
    “Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Ferry mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….

    Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Ferry malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil.
    Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Ferry yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Ferry menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan.
    Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.
    “Lan… Yunita…sepertinya aku sudah akan keluarrrr ….

    “ Kata Ferry dengan sedikit tertahan
    “T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Yunita juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Ferry ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.
    “Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang.
    “Yunitaaaa …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil.
    Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua.

    “Ferryoo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Ferry masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Ferry membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku.
    Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Ferry tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri.
    Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku
    “Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut
    “ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan.

    Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.
    “To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Ferry melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin.
    Ferry rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama.
    “Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.

    Ferry ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Ferry aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme.

    Ferry bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Ferry kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.
    Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.

    Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Ferry bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Ferry bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku.

    Ferry balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi.

    Ternyata memang diameter penisnya Ferry sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.
    Sedangkan Ferry sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Ferry kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Ferry langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes.
    Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Ferry kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Ferry belum juga mendapat ejakulasinya .
    Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Ferry menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.

    Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Ferry untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.
    Ferry tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.
    Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Ferry mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.
    Sekarang aku mengerti kenapa Ferry mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Ferry belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.

    Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Ferry tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan ….
    CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Ferry mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Ferry hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku.

    Ketika aku bangun dari pangkuan Ferry, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Ferry yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Ferry yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang.

    Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Ferry memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering.

    Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Ferry memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Ferry jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.
    Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Ferry terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Ferry belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal.

    Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Ferry tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Ferry akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota.

    Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Ferry mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks.

    Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Ferry tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya


    777 views

    Perawanku – Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.

    Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.
    “Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    “Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.
    “Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.
    “Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.
    “Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.
    “Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”
    “Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.
    “Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.
    “Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”
    “Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”
    Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.
    “Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.
    “Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.
    “Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.
    “Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.
    “Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.

    Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.
    Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’. Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.
    Wajah Mbak Indah sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Indah ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.
    Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Indah ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.
    Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.
    “Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.
    “Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.
    “Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.
    “Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.
    “Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diamsambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Indah itu betul.
    “Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Indah yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.
    “Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.
    “Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku.
    “Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.
    “Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.
    “Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Indah makin naik, wajahnya sedikit memerah.
    “Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.
    “Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.
    Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Indah seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.
    “Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.
    “Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah sudah mulai normal kembali.
    “Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.
    “Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”
    Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.
    “Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.
    Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Indah jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.
    Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.
    “Baca di rumah,” bisiknya.
    ***
    Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.
    “Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.
    Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.
    “Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.
    “Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.
    ***
    Yang disebut kamar kos oleh Mbak Indah ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.
    “Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Indah langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.
    “Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.
    “Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.
    “Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.
    “Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”
    “Ih, maunya .. “ Mbak Indah menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.
    “Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cekatan Mbak Indah melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.
    “Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.
    “Sakit Mbak,” aku meringis.
    “Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.
    Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.
    “Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.
    Mbak Indah tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.
    Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Indah itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.
    Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Indah itu.
    Mbak Indah langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …
    “mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.
    Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Indah melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku, berpindah-pindah. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.
    Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi. Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Indah seperti melawan. Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.
    Kuangkat kepala Mbak Indah, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.
    Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.
    Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.
    “Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu. Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.
    Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.
    Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Indah berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.
    “Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.
    Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengangkat kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Indah sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku sambil berbisik pelan.
    “Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.
    “Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Indah.
    “Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat membasahi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.
    “Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Indah mengucapkan kata-kata itu.
    ***
    Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.
    “Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”
    Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Indah dan hanya dari Mbak Indah, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.
    “Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Indah memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Merayakan Kelulusan Pacar

    Cerita Sex Merayakan Kelulusan Pacar


    777 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Merayakan Kelulusan PacarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dengan tinggi 170 cm dia bernama Melika jurasan perhotelan untuk melihat papan pengumuna dia tidak harus di depan karena tingginya itu, Melika adalah pacarku yang pertama dimana saat aku masih bekerja di travel agent, dengan senyumnya dia menghampiriku penuh kemenangan.

    mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor. “Mas Bram.. Aku lulus..,” teriaknya sembari memeluk aku. Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

    “Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus” ujarku ikut gembira. Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Melika mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.

    Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Melika berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.

    Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu- buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja. Tangan Melika memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku

    bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan- cumbuan Melika yang lembut. Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

    Aku dan Melika memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul. Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam- dalam.

    Aku dan Melika Duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang.

    Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Melika sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang. Dengan lembut aku memeluk Melika yang

    Nampaknya mulai kedinginan. “Kamu kedinginan sayang?” Tanyaku “Iyah nih Mas..” katanya pelan. Sambil memeluk Melika aku membisikan kata-kata mesra. “Bram hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang telinga.

    Melika hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Melika semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Melika yang ranum tanpa terpoles lisptick.

    “Ohh.. Mas..” desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung. Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Melika dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut.

    Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua. Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik. Sengaja aku memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.

    Setelah urusan dengan resepsionist selesai, aku mengajak Melika berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram.

    Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian. “Mas.. Aku mau mandi dulu yah,” katanya. “Ntar keburu kedinginan.

    Sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi. “Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng,” godaku. “Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian. Dengan berlari kecil aku mengejar Melika yang sudah sampai di depan kamar mandi.

    Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek.

    “Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus” kataku kemudian.

    “iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?”tanya Melika mesra.

    “Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi.

    “Muachh..” seketika Melika mengecup bibirku lembut. “Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku,” sahutnya lagi.

    Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Melika yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona.

    Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku

    Mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut. Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Melika, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

    “Srett..” bunyi ziper roknya ketika aku turunkan. Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Melika menyentuh lantai. Melika saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

    Dengan kedua tangan aku melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku.

    Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Melika menggelinjang pelan. “Ohh.. Mas..” desahnya pelan. Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak.

    Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Melika. Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun.

    Terkadang terdengar desahan lembut Melika yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya.

    “Ohh.. Mas,” desahnya lembut. Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras.

    Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut. Kembali desahan lembut terdengar olehku. “Ohh.. Mas.. Teruskan”desahnya dengan mata terpejam.

    Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD.

    Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Melika.

    “Ssshshshshsh..” desisnya pelan. Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu.

    Setelah semua bagian tubuh Melika penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya.

    “Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain,” katanya pelan. “Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu,” jawabku mesra. Kemudian aku memeluk tubuh Melika mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.

    Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

    Melika terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus.

    Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya. Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Melika menerima rangsangan dariku.

    Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Melika mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini.
    “Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tak teratur. Aku tahu kalau Melika begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual.

    Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Melika begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

    “Ohh.. Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya kecil. Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

    “Ohh.. Mass..” Melika mendesah lembut. Setelah mencapai orgasmenya yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak,

    sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Melika untuk mencumbunya kembali.

    Perlahan tubuh Melika merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal.

    Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini. “Ohh.. Sayang.. Enak sekali,” desahku dengan nafas tertahan.

    Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk.

    Melika melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Melika menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal.

    “Ohh.. Shhss,” desah kami berbarengan. Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air.

    Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan. “Ssshh..” desahnya penuh erotis. Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku.

    Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Melika tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

    Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Melika bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya.

    “Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya. “Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku “Aku juga mau keluar nih,” timpalku lagi. Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat.

    Menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya. “ohh.. Mass.. Aku keluar,” teriaknya bergetar. “Aku juga.. Sayangg..”

    dengan nafas tak teratur. Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Udiayani.

    Percintaanku dan Melika berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai. Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung.

    Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Melika, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya. Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mertuaku Yang Luar Biasa

    Cerita Sex Mertuaku Yang Luar Biasa


    776 views

    Perawanku – Cerita Sex Mertuaku Yang Luar Biasa, Aku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento, Indri istriku Berusia 29 Tahun, Kami baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu yang ku beri nama Piko, berusia 2,5 tahun. Pada hari yang sudah kami tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S. Penumpang kereta Argo Lawu tidak terlalu penuh! Mungkin, dikarenakan hari libur masih beberapa hari lagi, jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama dalam perjalanan.

    Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S, Kami di jemput Ibu mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku. Ibu mertuaku begitu bahagianya dengan kedatangan kami, anak kami Piko pun langsung dipeluk dan diciumi, maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga bapak dan Ibu mertuaku.
    Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku, suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku saja. kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan, dan sudah pada menikah semua! kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang belum menikah! dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negri di kota Y.
    “Bapak mana Bu? Tanya Indri istriku”.
    “Bapakmu lagi kerumah Bupati, Biasalah paling-paling ngomongin proyek!”, Jawab Ibu mertuaku.
    Ibu mertuaku seorang wanita yang berumur kurang lebih 48 tahun, kulitnya putih bersih. Bapak dan Ibu mertuaku menikah disaat usia mereka masih remaja, namun begitu, Ibu mertuaku masih tetap terlihat cantik walaupun usianya hampir memasuki kepala lima. Istriku sendiri anak kedua dari 5 bersaudara.
    Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama. Kami bercerita kesana kemari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa terasa haripun sudah menjelang sore .
    Selepas mahgrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun kembali bertukar cerita, semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8 malam. Maklumlah didesa!
    “Ini minum wedang buatan Ibu! Biar kalian segar saat bangun pagi harinya”.
    Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung memimum wedang buatan Ibu mertuaku.
    “Enak sekali Bu! apa ini Tanya Indri istriku “.
    “Itu wedang ramuan Ibu sendiri! Gimana, seger kan?”.
    Kamipun melanjutkan obrolan kami kembali, kurang lebih setengah jam kami ngobrol, rasanya mata ini kok berat sekali. Istiku pamit menyusul anak kami yang sudah duluan tertidur. Aku mencoba bertahan dari rasa ngatuk! dan melanjutkan cerita kami, namun apa daya! rasa ngantuk ini sudah terlalu berat. Akupun pamit tidur pada bapak dan Ibu mertuaku.
    Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur kami yang cukup besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan nyenyaknya. Tumben dia nggak nungguin aku? Akupun langsung merebahkan diri karena rasa ngantuk yang begitu berat. Tak lama aku pun langsung tertidur.
    Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku merasakan seperti ada yang menciumku, membelaiku, aku mencoba untuk membuka mataku, namun aku tetap tidak sanggup untuk membuka mataku ini. Rasanya seperti ada yang mengganjal dimataku, yang membuat aku terus tertidur.
    Aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi. Dan Aku berangapan bahwa semua ini hanya mimpi basah saja. Ketika pagi harinya aku terbangun, kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur, aku ke kamar mandi untuk kencing! begitu aku melihat kemaluanku, ada bekas sperma kering? Kupegang kemaluanku dan jembutku kok lengket? ketika kucium, aku mengenal betul bau yang begitu kas, bau dari lendir kemaluan perempuan.
    Aku berpikir kok mimpi basah ada bau lendir perempuannya?, apa semalam aku diperkosa setan? Saat kami semua sarapan pagi, aku hendak menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku malu, takut ditertawakan, jadi aku diamkan saja peristiwa semalam.
    Hari kedua disana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata, kami pulang sudah malam. Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, aku dan istrikupun langsung meminumnya. Herannya kurang lebih 30 menit setelah aku menghabiskan wedang buatan Ibu mertuaku, rasa ngantuk kembali menyerang aku dan istriku.
    Karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu sangat, kami berdua pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah tertidur dalam perjalanan pulang.
    “Mas aku ngantuk! selamat tidur ya Mas!”.
    Langsung istriku merebahkan badan dan tertidur dengan pulasnya. Akupun ikut tertidur. Apa yang kemarin malam terjadi, malam ini terulang kembali. Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku, aku bertanya tanya dalam hatiku?, apa yang sebenarnya terjadi?
    Hari ketiga, aku tidak ikut pergi jalan jalan!, hanya istri anak serta Ibu mertuaku saja yang pelesir ke tempat sanak pamily keluarga istriku. Aku hanya rebahan ditempat tidur sambil melamun dan mengingat kejadian yang kualami selama 2 malam ini. Apa ada mahluk halus yang memperkosaku disaat aku tidur? Kenapa setiap habis meminum wedang, aku jadi ngantuk? apa karena suasana desa yang sepi? Padahal aku biasanya kuat begadang, atau karena wedang?
    Nanti malam aku coba untuk tidak meminum wedang buatan Ibu, batinku. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, karena lelah akhirnya akupun tertidur. Saat malam menjelang, kami sekeluarga berkumpul dan berbincang bincang. Seperti hari kemarin-kemarin pula, Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya. Istri dan bapak mertuakupun sudah menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya.
    “Kok nggak diminum Mas wedangnya”, tanya Ibu mertuaku?
    Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang tersebut, walaupun badan segar saat bangun tidur! namun aku berniat untuk tetap tidak memimumnya. Karena aku penasaran dengan apa sudah aku alami beberapa hari ini. Saat aku hendak meminumnya aku berpura pura sakit perut, sambil membawa wedang yang seolah olah sedang kuminum aku berjalan kearah dapaur menuju toilet. Padahal sesampainya dikamar mandi, aku langsung membuang wedang tersebut.
    Aku berkumpul kembali ke ruang keluarga, kurang lebih tiga puluh menit! kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat untuk tidur. Namun hal itu tidak terjadi denganku, apa karena aku tidak meminum wedang tersebut? Aku masih segar dan belum mengantuk. Aku pun berpura-pura seperti orang mengantuk, kami berdua pamit dan masuk kekamar, istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang cukup nyaman dimata.
    “Mas aku ngantuk sekali! Kamu nggak kepengen kan? Besok aja ya Mas! aku ngantuk sekali Mas”
    Kukecup kening istriku dan dia pun langsung tertidur.
    Aku masih melamun, kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti biasanya? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu? Hampir setengah jam setelah istriku terlelap, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki menghampiri kearah kamarku! Langsung aku pura-pura tertidur. Kulihat ada yang membuka pintu kamarku, saat kubuka sedikit kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku! Mau apa beliau? Aku terus pura-pura tertidur. Untung lampu tidur dikamar kami remang-remang jadi ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu mertuaku.
    Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku menghampiriku, langsung mengelus elus burungku yang masih terbungkus celana pendek. Aku hendak menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjadi 2 hari ini dan apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura tertidur. Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istri ku terbangun, atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah sangat nyenyak sekali.
    Blass lepas sudah celanaku! Aku telanjang, jantungkupun makin berdebar, aku terus berpura-pura terdidur dengan rasa penasaran atas perbuatan Ibu mertuaku. Aku menahan napas saat Ibu mertuaku mulai menjilati dan mengulum kemaluanku, hampir aku mendesih, aku mencoba terus bertahan agar tidak mendesis dan membiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya. Kemaluanku sudah berdiri dengan tegaknya, Ibu mertuaku dengan asiknya terus mengulum kemaluanku tanpa tahu bahwa aku tidak tertidur. Jujur aku akui, bahwa aku juga sebenarnya sudah sangat terangsang sekali. Ingin rasanya saat itu juga, aku bangun, langsung menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku.
    Kutahan semua gejolak birahiku, dan ku biarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya. Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan bangkit berdiri, aku terus memperhatikannya, dan bless.. mertuaku melepas dasternya, ternyata dibalik daster tersebut mertuaku sudah tidak memakai BH dan celana dalam lagi.
    Aku sangat berdebar, dag.. dig.. dug suara jantungku saat menyaksikan tubuh telanjang Ibu mertuaku, apalagi ketika Ibu mertuaku mulai naik ketempat tidur, langsung mengangkangiku tepat diatas burungku, makin tak karuan detak jantungku.
    Digemgamnya kemaluanku, diremas halus sambil dikocok-kocok perlahan, kemudian di gesek-gesekan ke memek Ibu mertuaku.
    Aku sudah tidak tahan lagi! Ingin rasanya langsung kumasukan kontolku! Sambil berjongkok, burungkupun diarahkannya kelubang surga Ibu mertuaku! perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya memasukan burungku ke memeknya! sambil memejamkan mata menikmati mili demi mili masuknya burungku ke sarangnya.
    “Ahh.. ahh nikmat”, jerit mertuaku, saat semua burungku telah amblas masuk tertelan memek Ibu mertuaku.
    Sambil terus berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak.
    “Ahh.. Ibu mertuaku menjerit tertahan saat beliau mulai naik turun bergoyang menikmati rasa nikmat yang beliau rasakan.
    Ibu mertuaku terus menjerit, mendesah, tanpa takut aku, istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun.
    Ibu mertuaku terus bergoyang naik turun. Belum beberapa lama menaik turunkan pantatnya, tubuh Ibu mertuaku mengejang.
    “Ahh nikkmatt”, jerit panjang Ibu mertuaku.
    Rupanya Ibu mertuaku baru saja mendapatkan orgasmenya.
    Ibu mertuaku langung rebah menindih tubuhku mencium bibirku membelai kepalaku seperti, seorang istri yang baru saja selesai bersetubuh dengan suaminya, aku langsung membuka mataku.
    “Jadi selama ini aku tidak bermimpi! dan tidak pula tidur dengan mahluk halus!”.
    Ibu mertuaku bangkit karena kaget
    “Mass ka.. mu ndak ti.. dur? kamu nggak meminum wedang yang Ibu bikin?”.
    “Tidak Bu! aku tidak meminumnya”, Ibu mertuaku salah tingkah dan serba salah! mukanya memerah tanda beliau mengalami malu yang sangat luar biasa.
    Aku bangkit dan duduk ditepi ranjang,
    “Mass..”, Ibu mertuaku menangis sambil duduk dan memeluk kakiku.
    “Ammpuni Ibu, Mass”.
    Aku merasa kasihan melihat Ibu mertuaku seperti itu, karena aku sendiripun sudah sangat terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi.
    “Bu aku belum tuntas!”, aku angkat mertuaku, aku peluk, kucium bibirnya.
    “Sudah Bu, jangan menangis!, aku juga menikmatinya kok Bu!”.
    Kulepas bajuku, kami berdua sudah telanjang bulat, kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya.
    “Ahh Mas.. nikmat.. Mas..”, saat kuhisap dan kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur..
    “Ah.. Mas nikmat..”, kutelusuri seluruh tubuhnya, dari teteknya, terus kuciumi perutnya yang agak gendut.
    “Ahh Mass”, jeritnya, saat kuhisap kemaluannya, kujilati itilnya sambil ku gigit gigit kecil.
    Dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu mertuaku, jeritan mertuaku makin tak terkendali, apalagi disaat dua jariku mengocok dan menari-nari dilubang memeknya dan lidahku menari nari di itilnya.
    “Ahh.. Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh! Ibu keluarr!, aarrgghh”, jerit ibu mertuaku.
    Tanpa sadar kaki mertuaku menjepit kepalaku! Sampai sampai aku tidak bisa bernapas.
    “Enak Bu?”
    “Enak sekali Mas”. Kucium kembali mertuaku.
    “Bu.. apa Indri nanti nggak bangun?”
    “Tenang Mas! Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling ampuh!”
    “Tidak berbahaya Bu?”
    “Tidak Mas”
    Kugeluti kembali mertuaku.. kucium.. kuhisap teteknya. Kucolok-colok memeknya dengan dua jari saktiku.
    “Oohh Mass masukin Mass Ibu sudah nggak tahan lagi.. Mas”.
    Dengan gaya konvensional langsung kuarahkan kontolku ke lubang surga Ibu mertuaku, dan akhirnya masuk sudah.
    “Oh.. Mas nikmat sekali..”.
    “Iya Bu.. aku juga nikmat.. memek Ibu nikmat sekali.., goyang terus Bu..”.
    Kamipun terus berpacu dalam nikmatnya lautan birahi. Aku mendayung naik turun dan Ibu mertuaku bergoyang seirama dengan bunyi kecipak-kecipak dari pertemuan dua alat kelamin kami.
    “Ohh Mas.. Ibu mau keluar lagi..”.
    Rupanya Ibu mertuaku orang yang gampang meraih orgasme dan gampang kembali pulihnya, aku pun tak mau kehilangan moment.
    “Tahan Buu!, sedikit lagi akuu juga keluarr..”, sambil kupercepat goyangan keluar masuk kontolku.
    “Akk Mass, Ibu sudah nggak kuatt”.
    Dan serr serr aku merasakan kemaluanku seperti di siram air yang hangat rasanya. Akupun sudah tak kuat lagi menahan ejakulasiku!
    “Ibuu aacchh, cret.. cret.. cret..”, akupun rubuh memeluk Ibu mertuaku.
    “Bu!, jadi yang yang kemarin-kemarin itu Ibu yang melakukannya?”
    “Iya Mas, maafin Ibu! Ibu jatuh cinta sama Mas pento sejak pertama kali Ibu melihat Mas. Apalagi Bapak sudah lama terserang impotensi”.
    “Kenapa harus seperti pencuri Bu?”.
    “Ibu takut ditolak Mas! lagi pula Ibu malu, sudah tua kok gatel”.
    “Apa semua mantu Ibu, Ibu perlakukan seperti ini?”.
    Sambil melotot Ibu mertuaku berkata, “Tidak Mas! Mas pento adalah lelaki kedua setelah bapak, Mas lah yang Ibu sayangi”. Kucium kembali mertuaku, kupeluk.
    “Mulai besok Ibu jangan pakai wedang lagi, untuk Ibu, aku siap melayani, kapanpun Ibu mau”.
    Kamipun bersetubuh kembali, tanpa mempedulikan bahwa di sampingku, istri dan anakku tertidur dengan pulasnya. Tanpa istriku tahu! didekatnya aku dan ibunya sedang menjerit jerit mereguk nikmatnya persetubuhan kami. Saat ayam berkokok dan jam menunjukan pukul 3:30 kami menyudahi pertarungan yang begitu nikmat, lalu Ibu mertuaku dengan santai berjalan keluar dari kamar kami sambil berkata, “Mas Pento terima kasih!”.
    *****
    Yah.. itulah awal hubungan sexku dengan Ibu mertuaku, walaupun ada rasa sesal, namun rasa sesal itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat, dan akupun jadi tahu bahwa wanita seusia Ibu mertuaku sangat nikmat untuk di setubuhi. Nanti akan aku ceritakan kembali kisah persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa GL.
    Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul 10:15, kulihat disampingku, istri dan anakku sudah tidak ada lagi. Ahh.., akupun termenung mengingat kejadian semalam, aku masih tidak menyangka. Ibu mertuaku, orang yang sangat aku hormati, dan sangat aku kagumi kecantikannya, dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku. Malah ibu mertuaku juga yang memulai awal perselingkuhan kami.
    “Selamat pagi Ma”, sapaku saat kulihat di dapur istriku sedang membuatkan kopi untukku,
    “Kok sepi pada kemana mah?”
    “Kamu sih bangunnya kesiangan, Bapak pergi ke Wonogiri, Ibu pergi ke pasar sama Piko”.
    Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah Ibu mertuaku, akupun jadi terangsang, karena peristiwa semalam masih membekas dalam ingatanku.
    “Ihh.. apa-apaan sih Mas.. jangan disini dong Mas..”, protes istriku saat kutarik lengannya, langsung kupeluk dan kulumat bibirnya..
    “Mas.. malu.. ahh, nanti kalau Ibu datang bagaimana?”
    Aku yang sudah benar benar terbakar birahi, sudah tidak perduli lagi akan protes istriku, kuremas teteknya, ku lumat bibirnya, yang aku bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku. Kubalik tubuh istriku, dalam posisi agak membungkuk, kusingkap ke atas dasternya kuturunkan celana dalamnya dan,
    “Uhh Mas pelan pelan dong.”
    Aku tak perduli, kuturunkan celanaku sebatas lutut, langsung kuarahkan burungku yang sudah tegak berdiri kelobang memek istriku.
    “Mass.. pelan pelan.. dong.. sakit.. Mas.”
    Semakin istriku berteriak, gairahkupun semakin meninggi, aku terus memaksa memasukan kontolku ke lubang memek istriku, yang belum basah benar.
    “Ahh..”, jeritku, saat burungku amblas tertelan memek istriku.
    Entahlah, saat itu aku merasakan gairahku begitu tinggi, langsung ku kugoyang maju mundur pantatku.
    “Ahh nikmat Ndri..”, kugoyang dengan keras keluar masuk kontolku.
    “Mas.. enak mass.”
    Terus kugoyang maju mundur, mungkin karena terlalu bernafsu, baru beberapa menit saja, rasanya ejakulasiku sudah semakin dekat, denyutan di kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan kontolku di lubang memek istriku.
    “Ndri .. aku mau keluarr nihh.”
    “Tahann mass, jangan dulu.., tahan sayang”, pinta istriku.
    Namun, semua permintaan istriku itu sia-sia, aku sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku, sedetik kemudian aahh, seluruh syaraf tubuhku menegang dan cret.. cret.. crett.. uhh.. aku menjerit tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari belakang.
    Kulihat, raut wajah kekecewaan diwajah Indri istriku,
    “Maaf.. ya.. sayang. aku sudah ngak tahan, aku terlalu bernafsu, habis kamu sexy sekali hari ini”, rayuku.
    “Ndak apa-apa Mass..”, kukecup keningnya.
    “Kamu aneh deh Mas?, ngak biasanya kamu kasar kayak tadi?”, tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi.
    Kasihan istriku. padahal saat bersetubuh dengannya, aku membayangkan, yang sedang kusetubuhi adalah ibu mertuaku.
    Saat siang menjelang, setalah makan siang, istriku dijemput oleh teman-teman genknya waktu di SMA dulu, rupanya istriku sudah janjian untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu, kebetulan salah satu sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal dilampung, saat ini sedang pulang kampung juga.
    “Pada mau kemana nih?” Tanyaku
    “Mumpung kita lapi pada kumpul nih Mas, kita mau jalan- jalan aja Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S makan Soto gading”, Jawab mereka.
    Setelah berbasa basi, mereka pamit padaku dan ibu mertuaku.
    “Da.. da piko jagain mamah ya..”, kukecup anakku.
    “Bu aku pergi dulu ya”, pamit istriku.
    “Mas aku jalan jalan dulu yahh, bye Mas”
    Saat aku masuk kedalam rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang.
    “Kok digembok bu?
    “Biar aman”, katanya, sambil berjalan dan masuk ledalam rumah, dan klik.. Pintu rumah pun di kunci oleh Ibu mertuaku.
    Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan, seperti sepasang kekasih yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan, entah siapa yang memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan mesranya, Kukecup keningnya, dan kuremas remas bongkahan pantatnya.
    “Mas Pento, Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu”
    kupandangi wajah ibu mertuaku, sunguh cantik sekali, kucecup kening mertuaku, kulumat bibirnya, kami berciuman dengan buasnya, saling sedot, saling hisap, kuangkat dan kulepas daster yang dipakai ibu mertuaku. Terbuka sudah, ternyata ibu mertuaku sudah tidak memakai Bh dan celana dalam lagi, kuhisap teteknya, kujilati inhci demi inchi seluruh tubuh Ibu mertuaku.
    “Ahh Mass, terus Mas.. sshh enak sayang..”
    Kuajak Ibu mertuaku pindah ke sofa.
    “Kamu duduk Mas..”, dilepasnya kaos dan celanaku, aku dan ibu mertuaku sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuh kami berdua.
    “Ahh.. nikmat bu.., ohh hisap terus bu, hisap kontolku bu.. ahh”
    Nikmat sekali kuluman ibu mertuaku, kami berdua sudah lupa diri, saling merangsang saling meremas.
    “Ohh.. bu.., akupun bangkit untuk merubah posisi, kurebahkan ibu mertuaku dilantai, kakinya mengangkang, kupandangi memeknya, yang telah melahirkan istriku, kuhisap, kukecup dengan lembut memek ibu mertuaku, kujilati dengan penuh perasaan, kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang sorga Ibu mertuaku
    “Ohh.. Mas.. jangan siksa Ibu sayang.., Mass, Pentoo.., masukin sekarang Mas.., Ibu sudah mau keluar sayang”
    Langsung kuarahkan batang kontolku kelubang surga ibu mertuaku. yang sudah pasrah dan siap untuk di sodok-sodok kontolku. Kugesek-gesek perlahan kontolku di itil Ibu mertuaku yang sudah mengeras dan.. belss.. uhh, rintih Ibu mertuaku saat kepala kontolku menerobos memasuki lubang nikmatnya.
    “Ohh.., Mas masukin semuanya sayang.. jangan siksa ibu.. sayang..”
    Lalu kuhentak dengan kasar.. ahh.. jerit mertuaku saat seluruh batang kontolku amblas meluncur dengan indahnya terbenam dijepit memek Ibu mertuaku, yang rasanya membuat aku jadi ketagihan mengentoti ibu mertuaku. Kupeluk ibu mertuaku, kamipun saling melumat, kuangkat perlahan-lahan kontolku kuhujam kembali dengan keras.
    “Aahh..”, jerit ibu mertuaku.
    “Mas.. Pento.. entotin Ibu Mass.. entotin Ibu.. Mas .. ohh mass. puasin Ibu.. sayang.., uhh ahh.”
    Akupun semakin terangang dan bersemangat mendengar rintihan dan jeritan-jeritan jorok yang keluar dari mulut Ibu mertuaku.
    Kunaik turunkan pantatku dengan tempo yang cepat dan kasar.
    “Ahh.. ahh .. Ibu.., jeritku, aku mau keluar.. buu.”
    “Iyaa.. sayang ibu juga mau keluarr.”
    Kupercepat kocokan keluar masuk kontol ku, plak.. plak.. plak..
    “Mass.. ayo Mass.. keluar.. bareng.. sayang. Ahh..”
    Tubuh ibu mertuaku pun mengejang, kakinya menjepit pinggangku.
    “Mass ahh ahh”
    “Ibuu, arrgg”, jerit kami bersamaan saat nikmat itu datang seperti ombak yang bergulung gulung.
    “Cret.. crett.. crett..”, kusirami rahim ibu mertuaku dengan spermaku.
    Aku dan Ibu mertuaku terus berpelukan menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang begitu dahsyat yang kami raih secara bersamaan,
    “Bu..” kulihat ibu mertuaku masih memejamkan matanya, dengan nafas terengah-engah.
    “Iya Mas..”
    “Rasanya aku jatuh cinta sama ibu..”, kulihat ibu mertuaku tersenyum. manis sekali..
    “Ibu maukan jadi kekasihku bu”.
    Ibu mertuakupun hanya tersenyum dan mengecup keningku dengan mesranya, sambil berkata, “Mas ini nikmat sekali..”, dikecup kembali keningku.
    Hari itu sampai magrib menjelang kami berdua terus berbugil ria, aku dan ibu mertuaku seperti layaknya pengantin baru, yang terus menerus melakukan persetubuhan tanpa merasa bosan, tanpa lelah kami terus menumpahkan cairan nikmat kami, di dapur, dikamar tidur ibu mertuaku dan di kamar mandi. Yang paling dasyat, setelah aku dan ibu mertuaku, meminum jamu buatan ibu mertuaku. Badanku segar sekali, dan kontolku begitu keras dan kokoh.., kukocok kontolku dilubang surga Ibu mertuaku, sampai banjir memek Ibu mertuaku danIibu mertuaku memohon kepadaku agar aku memasukan kontolku di lubang anusnya.
    Nikamat sekali .. saat kutembakan spermaku didalam liang anus Ibu mertuaku.
    Saat istriku kembali selepas isya, kusambut istriku dan teman temannya, setelah ber bincang bincang sebentar teman teman istriku pamit pulang. Istrikupun masuk menuju kamar hendak menaruh anak kami yang sudah lelap tertidur ke pembaringan.
    “Mas aku taruh Piko di kamar dulu ya..”, kulirik Ibu mertuaku dan kuhampiri beliau sambil berbisik.
    “Bu.., Indri adalah istri pertamaku, dan Ibu istri keduaku”, ujarku.
    Ibu mertuaku pun tersenyum dengan manisnya, sambil mencubit pinggangku. Hari itu benar benar dahsyat. Dua lubang, lubang memek dan lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan.
    *****
    Pada hari keenam liburan kami di desa Gl, aku dan istriku terpaksa harus pulang ke Jakarta, karena dikantor istriku ada keperluan mendadak dan membutuhkan kehadiran Istriku. Mau tidak mau aku dan Istriku membatalkan semua acara liburan kami di kota S.
    Kulihat Ibu mertuaku tampak sedih dan murung, beliau bilang sama Bapak mertuaku kalau beliau masih kangen sama kami, dan kalau menunggu hari raya nanti, rasanya terlalu lama buat beliau. Padahal itu adalah alasan Ibu mertuaku, Ibu mertuaku masih belum mau berpisah denganku, kurayu istriku agar membujuk Bapak mertuaku, berkat bujukan istriku akhirnya Bapak mertuaku membolehkan ibu mertuaku ikut kami ke Jakarta. Ibu mertuaku sangat gembira sekali dan kulihat sekilas matanya melirik kearahku.
    Besoknya Aku memesan tiket kereta Argo Dwipangga, karena hari itu hari kerja, maka Akupun dengan mudah memperoleh tiket, Aku membeli empat tiket dan sedikit oleh-oleh untuk teman teman kami. Sesampainya aku dirumah, kami pun langsung berkemas kemas merapikan barang bawaan kami., Jam sudah menunjukan pukul 6:30 sore. Saat aku hendak menuju kekamar mandi aku berpapasan dengan Ibu mertuaku yang hari itu tampak cantik sekali, kubisikan kepadanya, agar Ibu mertuaku tidak usah memakai celana dalam, ibu mertuakupun tersenyum penuh arti.
    Dengan diantar Pakde Man dan Bapak mertuaku Jam 8:30 malam kami tiba di stasiun Balapan, setelah menunggu sekitar kurang lebih setengah jam keretapun berangkat. Kuputar bangku tempat duduk kami, biar kami bisA saling berhadapan. Istriku duduk bersama anakku yang sudah teridur dipangkuan istriku sementara aku duduk bersama ibumertuaku. Setelah lewat stasiun yogyakarta, kulihat bangku disamping tempat duduk lami kosong. Berarti sudah tidak ada penumpang.., akupun pindah tempat duduk di sebelah kami, ternyata penumpang kereta hari ini tidak begitu penuh.
    Dinginnya AC di kereta membuat banyak penumpang yang menarik selimut dan tertidur dengan lelapnya. Kulihat istri dan ibu mertuaku pun sudah tertidur. Jam 2 pagi aku terbangun kulihat istri dan anakku masih tertidur, aku bangkit dengan perlahan lahan kucolek Ibu mertuaku, beliau membuka matanya, sstt, akupun memberi kode kepada Ibu mertuaku. perlahan lahan Ibu mertuaku bangkit, kulihat istri dan anakku masih tertidur.
    “Bu.. aku kepengen.. bisikku..”, Ibu mertuakupun tersenyum, kami berjalan ke arah belakang melewati penumpang lain yang masih lelap tertidur.
    Sesampainya kami di gerbong belakang, tepat dibelakang gerbong kami, ternyata hanya ada beberapa penumpang yang sedang terlelap dan masih banyak kursi yang kosong. Setelah mendapat tempat duduk yang kurasa aman kuputar bangku didepan biar aman dan lega bagian tengahnya.
    Langsung kupeluk Ibu mertuaku, kamipun saling berpagutan, kuremas tetek Ibu mertuaku, dengan perasaan yang sangat berdebar, kubuka celanaku sampai sebatas lutut, kontolku sudah tegak dengan sempurna, kuangkat rok panjang Ibu mertuaku.. woww ternyata Ibu mertuaku sudah tidak memakai celana dalam lagi.
    “Kamu yang suruh.. katanya”, sambil memencet hidungku.
    Aku duduk di lantai kereta, badanku bersandarkan tempat duduk, Ibu mertuakupun bangkit mengangkangiku, perlahan-lahan di arahkan memeknya ke burungku yang sudah tidak sabar menerima sarangnya. Diturunkan perlahan lahan dan bless.. amblas semua kontolku masuk kedalam tertelan lobang nikmat Ibu mertuaku yag sudah sangat basah sekali.
    “Ahh rintih kami bersamaan..”
    Goncangan kereta api dan goyangan naik turun pantat Ibu mertuaku menambah nikmatnya persetubuhan kami.
    Dengan cepat Ibu mertuaku menaik turunkan pantatnya, kami berdua bersetubuh dengan rintihan perlahan. takut kalau-kalau ada penumpang yang terbangun dan melihat perbuatan kami.
    Hanya beberapa menit saja.., “Aahh, hh.. Ibuu aku.. aku.. mau keluarr..”.
    “Cret.. cret.. crett..”
    Kuangkat badanku dan kupeluk dengan erat tubuh Ibu mertuaku, tanpa sadar Ibu mertuakupun mengigit pundakku saat ejakulasi dan orgasme bersamaan hadir melanda dua insan manusia yang sedang lupa diri dan dilanda asmara.
    “Deg-deg-deg-deg”, suara jantungku, untungnya tidak ada seorangpun yang lewat.. modar mandir.
    Buru buru Aku dan Ibu mertuaku merapikan pakaian kami dan bergegas kembali kegerbong kami, kulihat anak dan istriku masih lelap tertidur, Aku dan Ibu mertuaku kembali keposisi kami masing-masing dan tertidur dengan senyum penuh kepuasan.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal

    Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal


    775 views

    Perawanku – Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal, Saya Ira (26 thn) dan suami saya Bayu (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekanrekan dapat berhatihati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan.

    Pada hari Jumat tgl 16 July 99 sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam.
    Cerita Bokep Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincangbincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Bayu.
    Tanpa rasa curiga Bayu menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Bayu ternyata merasakan hal yg sama juga. Dia mengatakan bahwa dia bekas teman Bayu waktu kuliah dulu di Amerika (padahal Bayu tidak pernah kuliah di Amerika), tapi anehnya seperti di hipnotis kami percaya dan mengganggap mereka seperti teman baik. Dua orang yg tadi duduk di meja samping kami sekarang bergabung di meja saya. Kami berlima makan malam seperti kawan yg akrab sekali. Ketigatiganya masih muda dan berpenampilan menarik, saya hanya ingat salah satu bernama Rico.
    Setelah Bayu membayar bill, Rico mengajak kami untuk melanjutkan bincangbincang di tempat dia. Saya dan Bayu menurut saja, kemudian kami menuju ke mobil mereka, seingat saya Kijang Baru. Setelah berputarputar kami dibawa kesebuah hotel disekitar Blok M / Senayan, kemungkinan Grand Mahakam atau Hotel Mulia (kami tidak ingat dengan jelas). Kami kemudian berada pada sebuah kamar yang cukup besar dengan ruang tamu (suite room). Seperti di sihir, salah satu dari mereka mengajak bayu ke ruang tamu untuk minumminum sedangkan yg dua (Rico dan temannya) meminta saya masuk ke dalam kamar yg terpisah dengan ruang tamu.
    Anehnya saya merasa senang dan menuruti semua perkataan Rico, menurut pengakuan Bayu dia juga merasakan hal yg sama.
    Saat itu saya memakai baju kerja, atasan warnah merah, rok mini warna coklat tua, blazer Coklat muda, stoking putih, celana dalam putih, BH No 34C putih , dilengkapi dengan suspender warna putih pula.
    Rico kemudian melepas blazer dan semua baju saya yg lain, sekarang saya tinggal mengenakan stocking dan baju dalam. Pada saat itu Rico membuka celana panjangnya dan menarik saya agar melakukan oral sex. Anehnya saya menuruti perkataannya, meskipun sebenarnya saya menolak untuk melakukan. Beberapa saat kemudian, saat saya masih dlm posisi berlutut dihadapan Rico, pria yg satu lagi membuka BH saya dari belakang dan meremasremasnya payu dara saya. Karena kurang puas, pria ini (Roni) memaksa membuka celana dalam saya dari belakang. Saya mengenakan suspender sehingga cukup susah untuk melepas CDnya, maka Roni merobek CD putih saya sehingga sekarang pussy saya yg merah terlihat dng jelas.
    Sekarang saya hanya mengenakan suspender dan stocking yg tetap tidak dilepas. Roni dengan beringas mencium dan menjilat pantat saya, menepuknepuk dan memegangnya dan selanjutnya memasukkan lidahnya ke dalam bibir vagina. Lidahnya diarahkan ke clitoris bagain atas dan dihisap kuatkuat. Belum puas, Roni kembali menciumi bagian pantat saya yg memang sangat indah, mulus dan bundar.
    Sepertinya Rico sudah tidak tahan menahan nafsunya, saya ditarik dan direbahkan terlentang di Tempat tidur serta dia meminta Roni untuk menghentikan menjilati pussy saya. Perlahanlahan Rico menjilati seluruh tubuh mulai dari kaki, liang vagina, clitoris .. di sini dia menjilat beberapa saat dan merasakan kenikmatan juice yg keluar dari liang pussy. Setelah itu Rico menciumi payudara dan setelah sampai dibagian atas, dia membimbing penisnya ke pussy yg saat ini sudah cukup basah.
    Tubuh Rico sekarang berada diatas saya dan mulai naikturun menghunjamkan penisnya, sedangkan bibirnya menciummi saya dan tangannya merabaraba payu dara saya yg masih kencang. Gerakannya pertama perlahanlahan kemudian semakin cepat, dengan kedua tangannya dia menarik kaki saya agar diletakkan mengelilingi pinggannya. Selanjutnya Roni menggoyang semakin cepat, dan tampaknya setelah 10 menit dia sudah akan mencapai klimaks.
    Roni meminta gara Rico tidak melepaskan spermanya didalam, karena dia mau mengambil giliran berikutnya. Beberapa saat kemudian, Rico menarik Penisnya dan menyemprotkan spermanya ke payu dara, perut dan sebagian menetes ke stocking saya sambil berteriak Gila enak sekali cewek ini. Pussynya sangat kencang dan basah, serta badannya sangat indah. Aku akan ambil bagian lagi setelah kamu dan TOmmy
    Roni cepat cepat mengambil Tissue yg ada disamping tempat tidur dan membersihkan ceceran sperma yg cukup banyak diatas payu dara dan perut saya.
    Karena teriakan Rico, Bayu seperti tersadar dan menuju ke kamar dimana saya sedang terlentang tanpa daya. Dia tampak sangat terkejut, tapi dengan cepat Rico menatapnya kembali dan mengatakan bahwa tidak ada apaapa. Istrimu lagi sakit, jadi kami harus memijatnya kata Rico. Bayu masih cukup sadar dan bertanya Kalo dipijat, mengapa kok dia telanjang ? Satusatunya cara untuk menyembuhkan dia adalah dengan dipijat dalam keadaan telanjang Masih penasaran Bayu kembali beragumen Mengapa kamu juga telanjang ?
    Cerita Dewasa Rico kembali menatap mata Bayu dan berkata Sudahlah, pokoknya setelah ini Ira istrimu pasti sehat, tapi yg jelas istrimu ini sangat cantik dan punya body yg super sexy dan enak .. Rico sepertinya keceplosan mengatakan hal tsb. Bayu tampak marah Jadi kamu tidurri dia ? Ya, jawab Rico dengan suara keras dan itu satusatunya cara agar dia sembuh Hipnotis Rico kembali bekerja dan Bayu menurutinya untuk kembali keluar menuju ruang tamu.
    Sekarang giliran Roni yg tampaknya sudah sangat beringas, dia membalik badan saya dan menginginkan berhubungan sex dengan Doggy Style. Saya sebenarnya sudah mulai sadar, tapi tetap saja melakukannya. Pussy saya masih cukup basah akibat berhubungan sex dengan Rico. Roni membuka bajunya, penisnya yg cukup besar dibimbing masuk ke pussy saya dari belakang. Roni menunggangi saya dan dengan gerakan yg kasar dia menggoyanggoyangkan pantatnya sekitar 5 menit,
    setelah itu dia mencaput penisnya. Tampaknya Roni sangat suka dengan bagian pantat jadi dia kembali menciumi dan mengeluselus pantat saya. Setelah puas, dia memeluk badan saya dan menariknya agar saya menungging kepala direbahkan ke tempat tidur. Agar lebih enak posisinya, Roni meletakkan bantal besar dibawah perut saya. Sekarang dia kembali memasukkan penisnya dan menggoyang perlahanlahan, sedang kedua tangannya meremasremash payu dara. Akhirnya setelah sekitar 10 menit dia kembali mencabut penisnya dan meminta saya untuk berdiri berlutut didepannya. Astaga, dia memasukkan penisnya ke dalam mulut saya !! Dengan rasa yg sedikit asin campuran antara precum Roni dan cairan pussy, saya hisap keluar masuk penis tsb. Sesaat kemudian keluarlah cairan sperma Roni kedalam mulut dengan semprotan yg cukup kuat. Ayo, minum sperma saya dan jilati sampai habis, kata Roni Itu adalah obat agar kamu cepat sembuh . haha.ha
    Masih belum puas, Roni kembali memasukkan penisnya yg sekarang setengah keras kedalam mulut saya. Oh .. oh enak sekali
    Hai Roni, cukup ! sekarang giliran Tommy . kata Rico
    Rico mengajak saya ke kamar mandi dan memberikan Gelas supaya saya berkumur dan membersikannya wajah dengan handuk kecil. Dengan masih menggunakan stocking dan Suspender, saya kembali digiring ke dalam kamar. Rico memanggil teman yg ada diluar kamar, Hey Tom ! Dia sudah bersih, sekarang giliran kamu. Ingat jangan dikeluarkan didalam Pussynya karena saya masih mau lagi
    Tomy, agak halus dan memulai dengan mencium bibir saya dengan lembut. Dia minta agar saya berada diatas, dan sayapun kembali menuruti semua permintaan orangorang tsb. Ayo, goyang yg keras Ira, yaya Tomy sekarang juga ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Sekarang, tetap dalam posisi diatas, tapi menghadap ke sana Tommy kembali membimbing Penisnya ke dalam pussy. tangannya meremashremas payu dara saya dari belakang sambil meminta saya terus bergoyang naik turun.
    Setelah puas, Tomy meminta saya untuk terlentang dan menggangkat kedua kaki saya dengan bentuk V, dia kembali menggoyang tapi sekarang agak keras. Dan akhirnya dia mencabut penisnya dan melepaskan spermanya ke wajah saya, masih belum puas Tomy memasukkan penisnya ke dalam mulut dan meminta saya untuk membersihkan penisnay dengan mulut saya.
    Kini wajah saya penuh dengan sperma, Tommy mengambil Tissue dan membersikannya.
    Dia kemudian melepas suspender dan stocking saya dan menggiring saya masuk ke Bathtub. Telanjang bulat saya masuk ke BathTub ukuran besar (setengah linggaran) yg didalamnya sudah ada air hangat, ternyata Rico sudah menunggu saya didalam BathTub.
    Dengan usapanusapan lembut Rico membersikan badan saya dengan sabun. Setelah bersih dia membilas dengan shower, dan dia mengambil handuk putih besar untuk mengeringkan badan saya. Saya dibimbing keluar dari Bathtub dan digiring menuju Wastafel, sambil kedua tangan memegang wastafel dan badan agak bengkok, Rico kembali menyebadani saya dari belakang. Tangannya meremasremas payu dara saya.
    Goyangannya makin lama makin keras dan akhirnya di menyemprotkan spermanya ke dalam pussy saya. Baru kali ini pussy saya disemprot dng sperma, tiga kali hubungan sex sebelumnya semuanya dikeluarkan diwajah, badan bahkan di mulut saya.
    Dia kembali membersihkan saya dengan shower dan mengeringkan dengan handuk.
    Saya digiring keluar dari kamar mandi telanjang bulat, setelah memakai Baju kembali, mereka meminta semua perhiasan, jam, dompet, HP saya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Mesum Ananda Namanya

    Cerita Sex Mesum Ananda Namanya


    775 views

    Perawanku – Kisah Cerita Sex Abg ini terjadi, ketika aku masih di bangku kuliah beberapa tahun yang lalu dan pada akhirnya kuliahku juga berhenti di tengah jalan karena kesibukanku dengan grup band yang aku bentuk.

    Pagi itu seperti kebiasaan aku sebelum masuk ruang kuliah, selalu menyempatkan diri untuk menikmati makanan di cafetaria kampus yang suasananya cukup asri dengan keberadaan taman di samping cafetaria kampus itu sendiri. Diantara beberapa mahasiswa yang sedang menikmati makanan, aku sempat terpaku oleh sosok yang sebelumnya belum pernah aku lihat di kampus.

    Penampilannya cukup membuatku terpesona, dengan tank top warna merah di padu dengan blue jeans skirt setinggi lutut menjadikan dia juga patut untuk menjadi pusat perhatian semua cowok yang ada di cafetaria. Setelah memesan makanan dan minuman, aku melangkahkan kakiku menuju meja yang ada di luar ruangan cafetaria yang posisinya menghadap langsung ke arah taman kampus.

    Pagi itu kebetulan aku seorang diri, nggak seperti hari-hari biasa yang selalu datang bersama teman-teman dekatku yang sekaligus juga teman di grup bandku. Dengan santai aku duduk sambil menikmati segelas coklat hangat dan sepotong pancake nanas kesukaanku.

    Di tengah asyiknya aku menikmati makanan, tiba-tiba telah berdiri temanku yang bernama Dina dan seorang yang telah membuatku terpaku sebelumnya.

    “Maaf Diet.. Boleh nggak kita gabung duduknya?” tanya Dina sambil tersenyum.

    “Oh.. Kamu Din..!” ujarku spontan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    “Boleh-boleh… Lagian aku sendirian kok” sahuntuku meyakinkan.

    “Tumben nih cafetari rame, sampai nggak ada satupun meja kosong” Kata Dina menambahkan.

    “Kamu juga tumben Diet makan sendirian, biasanya khan sama grup band kamu?” kata Dina lagi.

    “Iya nih Din.. Kebetulan ada kelas pagi jadinya aku berangkat lebih awal deh” jelasku sesaat setelah Dina dan temannya duduk.

    “Oh iya Diet, kenalin ini anak baru di kampus kita” Dengan ramah Dina memperkenalkan temannya.

    “Ananda… Ini Adietya teman kita juga, yang kebetulan juga dia vokalis di grup band di kampus kita ini” Dina memperkenalkan aku kepada Ananda secara panjang lebar.

    “Dan dia ini Diet, mahasiswa pindahan dari Jakarta yang mengikuti orangtuanya karena pindah tugas” Jelas Dina kepadaku.

    Cerita Sex Mesum Ananda Namanya

    Cerita Sex Mesum Ananda Namanya

    “Namanya Ananda aprilia putri, yang mempunyai hobby dengerin musik juga” sahut Dina lagi.

    Yang di perkenalkan cuman tersenyum manis aja. Dengan ramah aku tersenyum kepada Ananda, sambil menyodorkan tanganku.

    “Adietya!” kataku pendek.

    “Ananda!” dengan senyum manis dia menerima uluran tanganku.

    Tangannya halus banget saat aku menggenggamnya lembut, apalagi di lengannya di tumbuhi bulu-bulu halus yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang mulus.

    Dari jarak yang lumayan dekat aku bisa menikmati pesona kecantikan Ananda yang begitu menawan, Ananda mempunyai rambut yang cukup tebal dan hitam yang panjangnya di bawah bahunya sedikit. Bibirnya sensual dan selalu basah alami tanpa olesan lipstik. Pandanganku sesaat turun ke arah lehernya yang jenjang dan berakhir di kedua tonjolan di dadanya yang aku taksir ukurannya 36B.

    Sampai di sini aku sempat menelan ludah sesaat, betapa ranumnya buah dada Ananda yang menuruntuku begitu menggairahkan kalau di remas nan lembut dan putingnya di jilatin dengan gerakan erotis. Khayalanku buyar bersama teguran dari Dina mengingatkan kalau aku masih menggenggam tangan Ananda.

    “Sudah dong Diet.. Lepasin tangan Ananda” tegurnya mengingatkan.

    “Maaf.. Yah Ananda” kataku polos.

    “Tangan kamu halus banget sih” kataku menambahkan.

    “Tangan atau, kamu yang terpesona oleh kecantikannya” sindir Dina.

    Aku hanya tersenyum mendengar Dina mengatakan itu. Sejujurnya aku memang mengagumi pesona Ananda yang kayaknya bakal jadi bunga kampus nantinya.

    Seminggu setelah pertemuanku dengan Ananda di cafetaria. Aku bertemu kembali dengannya tapi bukan di kampus seperti saat itu. Ananda datang bersama kedua orang tuanya untuk menikmati makam malam di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota itu. Dan kebetulan aku bersama teman-temanku bermain musik akustik di cafe itu setiap 3 kali seminggu.

    Malam itu Ananda mengenakan gaun warna hitam yang membuat penampilannya sangat berbeda dengan saat dia ada di kampus. Gaun malam yang panjang dan modelnya sedikit sexy dibagian dadanya membuat Ananda tampil begitu anggun malam itu. Saat itu Ananda belum menyadari kalau yang ada di atas panggung adalah diriku.

    “Selamat datang dan selamat menikmati suguhan musik akustik dari kami, semoga makan malam anda cukup berkesan bersama orang-orang yang anda cintai” Sambutanku kepada semua pengunjung cafe.

    Setelah aku menyanyikan beberapa lagu dan mendapat sambutan yang cukup meriah dari pengunjung malam itu. Dengan mantap, kembali aku menyampaikan pesan khusus.

    “Lagu ini akan saya persembahkan buat pengunjung yang ada di meja nomer 5, yaitu Ananda bersama kedua orang tuanya dan semoga makan malamnya berkesan dengan hadirnya lagu ini” sahuntuku spontan.

    Seketika pandangan Ananda bersama kedua orang tuanya tertuju ke panggung. Dengan sopan aku menganggukan kepala kepada mereka, sambil tersenyum ramah. Ananda sempat terpaku, ketika melihat diriku tersenyum dari atas panggung.

    Cerita Sex abg Toge – Setelah melewati moment sesaat yang merupakan kejutan dariku. Perlahan aku mulai menyanyikan lagu lembut yang pernah dibawakan oleh Rod stewart” Have I told you lately”. Pandanganku beradu dengan pandangan Ananda yang sedang serius menatapku dari mejanya, ketika di awal lagu sambil tersenyum aku memandangnya lembut.

    “Have I told you lately that I love you..” bunyi lirik di awal lagu itu.

    Dengan penghayatan aku menyanyikan lagu itu yang secara tidak sengaja terinspirasi oleh kedatangan Ananda di cafe malam itu. Setelah selesai aku menyanyikan lagu itu, bersamaan juga saat aku bersama grupku mendapat kesempatan untuk break di session pertama. Di saat break aku pergunakan waktu yang ada untuk menemui Ananda bersama ke dua orang tuanya.

    “Selamat malam Om, Tante dan juga Ananda” tegurku sopan.
    “Perkenalkan nama saya Adietya, teman Ananda satu kampus” dengan ramah dan sopan aku memperkenalkan diri di hadapan kedua orang tua Ananda.

    Yang juga disambut dengan ramah oleh kedua orang tua Ananda.

    “Pa, Ma, Ini teman Ananda yang pernah Ananda ceritakan sebelumnya” terang Ananda kemudian.

    Dalam hati sempat aku bertanya, apakah yang telah di ceritakan Ananda kepada kedua orang tuanya tentang diriku. Setelah berkenalan dengan kedua orang tuanya dan terlibat obrolan yang panjang, akhirnya aku tahu kalau Ananda adalah anak semata wayang di keluarganya.

    Tak mengherankan jika, kalau Ananda mendapatkan kasih sayang secara penuh baik dari papanya dan juga Mamanya. Itu terlihat dari kesehariannya yang riang dan lincah saat dia berada di kampus. Setelah tiba waktu buat aku dan teman-teman untuk main di session kedua, dengan sopan aku berpamitan kepada kedua orangtuanya dan juga Ananda.

    Suasana cafe malam itu sangat special buat diriku, karena kedatangan orang yang sering aku khayalkan setiap saat di tempat yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Menjelang setengah sebelas, aku menyudahi penampilan malam itu lewat lagu”Cinta Sejati” Milik ari lasso.

    Ketika selesai acara, aku pamit kepada teman-teman band, kalau aku ingin menemui Ananda dan kedua orang tuanya. Sesampainya di meja Ananda, dan ngobrol sesaat, kedua orang tuanya berpamitan ingin pulang karena sudah mulai di hinggapi rasa kantuk.

    “Pa, Ma, Ananda boleh pulangnya belakangan?” tanya Ananda kepada kedua orang tuanya.

    “Ananda masih pingin ngobrol dengan Adiet nih bolehkan?” rajuknya manja.

    “Baiklah, asal nanti pulangnya Adietya yang nganterin!” tegas papanya.

    “Baik Om.. Terima kasih atas kepercayaan yang Om berikan”jawabku kemudian.

    “Makasih pa, Ma..” teriaknya sambil mencium pipi Papa dan Mamanya.

    Setelah kepergian Papa dan Mamanya, kembali kita melanjuntukan obrolan yang tertunda sesaat. Ketika waktu menunjukan pukul 23.30 aku mengatakan kepada Ananda.

    “Ananda sebaiknya kita pulang yah” kataku pelan.

    “Sudah malam nih, ntar Papa dan Mama kamu gelisah menunggumu” terangku lagi.

    “Baiklah kalau menurut kamu begitu” jawab Ananda kemudian.

    Yang tak lama aku bergegas menyetop taxi yang sedang lewat di depan kita. Di dalam taxi aku terdiam sambil melamunkan kejadian yang barusan aku alami. Betapa beruntung aku bisa duduk berduaan di dalam taxi dengan seorang gadis cantik yang begitu banyak di dambakan oleh setiap cowok yang ada di kampus.

    “Diet kenapa diam?” tanya Ananda membuyarkan lamunanku.

    “Oh.. Eh”jawabku gugup.

    “Aku nggak pernah membayangkan kalau aku bisa sedekat ini dengan dirimu” jelasku setelah bisa menguasai keadaan.

    “Maksud kamu?”tanya Ananda lagi.

    “Kamu tahu khan, kalau di kampus banyak cowok yang menaksir kamu” terangku kemudian.

    “Diet, kalaupun banyak cowok yang mengejar-ngejar aku, aku punya hak juga khan buat menolak?” tanyanya lagi.

    Aku hanya terdiam mendengar penjelasannya, sambil tersenyum lembut menatapnya.

    “Aku sudah banyak menceritakan tentang dirimu kepada Papa dan Mama, makanya mereka percaya kalau aku pulangnya bersama kamu” terang Ananda meyakinkan aku.

    Di kepala masih teringat saat aku memperkenalkan diri di hadapan Papa dan Mamanya, ketika break time tadi yang Ananda bilang pernah menceritakan aku sebelumnya.

    “Diet, sejak awal perkenalan di cafetaria, hatiku sempat berdetak entah kenapa” terangnya kemudian.

    “Aku juga selalu berhayal tentang dirimu” jelasnya lagi.

    “Banyak cerita di kampus yang mengatakan, kalau kamu orangnya cukup lembut setiap menghadapi cewek” tambahnya lagi.

    “Semua itu benar adanya, apalagi dengan kamu memberikan sebuah lagu romantis buat diriku saat malam tadi” dengan lembut Ananda mengatakan itu.

    “Papa dan Mama sempat memuji, kalau kamu orangnya bisa menghargai seorang wanita” terangnya lagi.

    Terharu aku mendengar semua penjelasan dari Ananda yang ternyata selama ini dia bersimpati terhadap diriku. Taxi yang kita tumpangi melintasi sebuah jalan yang lampu penerang jalannya agak redup. Dengan keberanian di tengah keremangan, aku memeluk Ananda mendekat dan mengecup bibirnya yang ranum.

    “Sudah lama aku mendambakan kamu Ananda” bisikku mesra di telinganya.

    Ananda hanya tersenyum manis mendengar bisikanku, sambil meremas mesra tanganku. Tak lama berselang taxi telah sampai di depan sebuah rumah besar yang di halamannya ada sebuah taman dan balai-balai kecil di pojok rumah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi

    Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi


    775 views

    Perawanku – Cerita Sex Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi, Ini yaitu satu pengalaman saya yang berlangsung sekitaran 1 th, yang kemarin, Ini yaitu pengalaman yang akan tidak sempat saya lupakan dengan Tante Yossie. Usia saya saat ini yaitu 23 th., saya (Donnie) barusan merampungkan kuliah saya di satu perguruan swasta yang populer di Jakarta.

    Dahulu saat saya masih tetap duduk di bangku SMA, saya memiliki rekan bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia yaitu sahabat saya mulai sejak perjumpaan pertama kalinya saat masih tetap duduk di bangku SMP. Karna jalinan kami begitu dekat, jadi saya seringkali bermain ke tempat tinggalnya di lokasi Menteng.
    Nyaris setiap minggu tentu saya bermain ke tempat tinggalnya, tak tahu untuk mengajaknya pergi atau cuma bermain di tempat tinggalnya saja. Karna jalinan kami yang dekat, jadi jalinan saya dengan keluarganya cukup dekat juga. Terlebih dengan Tante Yossie, yg tidak beda yaitu ibu kandung Jessy.
    Butuh anda kenali, Tante Yossie menikah di usia yang begitu muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy saat masih tetap berusia 18 th.. Terkecuali Jessy, Tante Yossie juga memiliki anak sekali lagi yakni George yang baru berusia 2 th. waktu itu. Memanglah ketidaksamaan umurnya dengan Jessy begitu jauh, apakah mungkin saja Tante Yossie memanglah menginginkan memiliki anak sekali lagi atau mungkin..?
    Sehari-hari Tante Yossie cuma dirumah saja, sedang Om Anwar-nya yaitu seseorang karyawan perusahaan asing yang cukup berhasil. Selanjutnya saat baru memijak SMA th. ke-2 jalinan saya serta Jessy dan dengan keluarganya putus, saat nyatanya mereka sekeluarga mesti geser ke Jerman untuk ikuti Om Anwar yang memperoleh pekerjaan di Jerman.
    Tetapi kira–kira satu tahun waktu lalu saya memperoleh berita kalau Jessy tengah berlibur ke Jakarta. Sudah pasti saya suka sekali karna dapat berjumpa rekan lama saya. Saat telah ada di Jakarta, Jessy menelepon saya serta dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di lokasi Kuningan.
    Serta pada akhirnya saya juga datang berjumpa dengan dia di apartmentnya. Saat datang saya begitu kaget, karna nyatanya Tante Yossie telah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie nyatanya tidaklah terlalu kerasan dengan situasi di Jerman, kira–kira sesudah 1 th. di Jerman dia mengambil keputusan dengan George untuk kembali pada Jakarta. Sedang Om Anwar serta Jessy tetaplah tinggal disana. George saat ini telah sekolah pada suatu SD swasta populer di lokasi Lippo Karawaci.
    Saat berjumpa dengan Jessy ataupun dengan anggota keluarganya yang beda, saya begitu suka sekali, karna telah lama sekali saya tidak bersua dengan mereka semuanya. Tetapi sesudah kira–kira 2 minggu ada di Jakarta untuk berlibur, pada akhirnya Jessy mesti kembali pada Jerman untuk melanjutkan studinya. Tetapi sesudah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya memperoleh telepon dari nomor HP yang umum digunakan Jessy saat dia ada di Jakarta, serta nyatanya sesudah saya ingat nomor itu yaitu nomor HP Tante Yossie.
    “Don.. Tante nih, anda sekali lagi di mana? ” bertanya si Tante.
    “Saya barusan habis makan siang tuch sama rekan saya Tante, ada apa memangnya? ” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV dirumah Tante, anda dapat tolong kemari tidak? ” tanyanya.
    “Yah.. dapat deh Tante, hanya kurang lebih 2 jam sekali lagi deh yah, ” jawab saya.
    Pada akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah tiba di apartmentnya alangkah kagetnya saya, nyatanya Tante Yossie menggunakan pakaian yang begitu seksi. Yah, memanglah tubuhnya cukup seksi bagiku, karna meskipun telah mulai berusia, Tante Yossie masih tetap pernah melindungi badannya dengan lakukan senam “BL” satu minggu 3 kali. Badannya yang baik menurut saya memiliki tinggi sekitaran 168 cm, serta berat sekitaran 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B.
    Saat saya mengecek TV-nya nyatanya memanglah ada yang rusak. Saat saya tengah berupaya mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie melekat di belakang saya. Mula–mula saya tidak menyimpan berprasangka buruk sekalipun mungkin saja karna dia menginginkan tahu sisi mana yang rusak, tetapi lama–lama saya rasakan ada suatu hal yang melekat di punggung saya, yakni payudaranya yang montok. Sesudah TV sukses saya benarkan, kami berdua pada akhirnya duduk di ruangan keluarganya sembari melihat acara TV serta bicara mengenai berita saya.
    “Don, anda masih tetap seperti yang dahulu saja yah? ” bertanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante dapat saja deh, memang tidak ada bedanya sekalipun apa? ” jawabku.
    “Iyah tuch.. masih tetap seperti yang dahulu saja, hanya saat ini tentunya telah dewasa dong.. ” tanyanya.
    Lantas belum juga saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie telah memegang tangan saya duluan, serta sudah pasti saya kaget 1/2 mati.
    “Don.. ingin kan tolongin Tante? ” bertanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin terlebih nih Tante? ” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih.. ” jawab si Tante.
    Astaga, begitu kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang mempunyai rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak memikirkan bila ibu rekan dekatku sendiri yang memohon sesuai sama itu. Memanglah tidak sempat ada hasrat untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karna sampai kini saya berasumsi dia jadi seseorang ibu yang baik serta bertanggungjawab.
    “Wah.. saya mesti memuaskan Tante dengan apa dong? ” tanyaku sembari bercanda.
    “Yah.. anda fikir sendiri dong, kan anda telah dewasa kan.. ” jawabnya.
    Lantas pada akhirnya saya terikut nafsu setan juga, serta awalilah membulatkan tekad untuk memeluknya serta kami mulai berciuman di ruangan keluarganya. Diawali dengan mencium bibirnya yang tidak tebal, serta tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih tetap montok itu. Tante Yossie juga tidak ingin kalah, ia segera meremas–remas alat kelaminku dengan keras.
    Mungkin saja karna sampai kini tak ada pria yang bisa memuaskan nafsu seksnya yang nyatanya begitu besar ini, terlebih sesudah kepulangannya dari Jerman. Pada akhirnya sesudah nyaris sepanjang 1/2 jam kami berdua bercumbu seperti diatas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya.
    Sesampainya di kamar tidurnya dia segera menanggalkan semuanya pakaian saya, pertama–tama dia melepas baju saya kancing perkancing sembari menciumi dada saya. Bukanlah main nafsunya si Tante, fikirku. Serta pada akhirnya sampailah di bagian celana. Begitu nafsunya dia menginginkan melepas celana Levi’s saya.
    Serta pada akhirnya dia bisa lihat begitu tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih miliki anda.. ” kata si Tante sembari bercanda. “Masa sich Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh, ” jawabku.
    Dalam kondisi saya berdiri serta Tante Yossie yang telah jongkok dimuka saya, dia segera turunkan celana dalam saya serta dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya kedalam mulutnya.
    Aghh, sangat nikmat rasa-rasanya. Karna baru pertama kesempatan ini saya rasakan oral sex. Sesudah dia senang lakukan oral dengan kemaluan saya, lalu saya mulai membulatkan tekad untuk bereaksi.
    Saat ini ubahan saya yang menginginkan memuaskan si Tante. Saya buka pakaiannya serta lalu saya melepas celana panjangnya. Sesudah lihat kondisi si Tante dalam kondisi tanpa ada pakaian itu, tiba–tiba libido sex saya jadi makin besar. Saya segera menciumi payudaranya sembari meremas–remas, disamping itu Tante Yossie tampak sukanya bukanlah main. Lantas saya buka BH hitamnya, serta awalilah saya menggigit–gigit putingnya yang telah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan situasi begini Don.. ” desahnya.
    “Tante, saya belum juga sempat gituan loh, tolong ajarin saya yah? ” kataku.
    Karna saya telah bernafsu sekali, pada akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Serta lalu saya buka celana dalamnya yang berwarna hitam. Tampak terang klitorisnya telah memerah serta liang kemaluannya telah basah sekali diantara bulu–bulu halusnya.
    Lantas saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pandai sekali yah anda merangsang Tante.. ” dengan nada yang mendesah. “Wah.. natural tuch Tante, walau sebenarnya saya belum juga sempat hingga selama ini loh.. ” jawabku. Tidak merasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya serta tiba–tiba badan tante mengejang serta saya rasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. nyatanya dia orgasme! Memanglah berbau aneh sich, hanya berhubung telah dirundung nafsu, bau seperti apa pun pastinya telah tidak jadi problem.
    Kemudian kami mengubah tempat jadi 69, tempat ini baru pertama kalinya saya rasakan, serta enaknya benar–benar mengagumkan. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang telah mulai basah serta begitu juga mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Sesudah kami senang lakukan oral sex, pada akhirnya Tante Yossie saat ini memohon saya untuk memasukan batang kemaluan saya kedalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, saat ini masukin yah, Tante telah tidak tahan nih, ” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut jika Tante hamil bagaimana.. ” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya anda tenang–tenang saja deh, ” sembari berupaya meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan telah memengaruhi saya, serta pada akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya kedalam lubang kemaluannya. Oghh, enaknya. Meskipun sakitnya juga lumayan. Sesudah pada akhirnya masuk, saya lakukan pergerakan maju-mundur dengan perlahan, karna masih tetap merasa sakit. “Ahh.. dorong selalu dong Don.. ” minta si Tante dengan nada yang telah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya saya jadi makin nafsu, serta saya mulai mendorong dengan kencang serta cepat meskipun rasa sakit juga merasa. Pada akhirnya saya mulai punya kebiasaan serta mulai mendorong secara cepat. Disamping itu tangan saya asik meremas–remas payudaranya, hingga tiba–tiba badan Tante Yossie mengejang kembali.
    Astaga, nyatanya dia orgasme yang ke-2 kalinya. Serta lalu kami bertukar tempat, saya dibawah serta dia diatas saya. Tempat ini yaitu dambaan saya bila tengah bersenggama. Serta nyatanya tempat pilihan saya ini memanglah tidak salah, benar–benar saya rasakan kesenangan yang mengagumkan dengan tempat ini. Sembari rasakan pergerakan naik-turunnya pinggul si Tante, serta tangan saya tetaplah repot meremas payudaranya sekali lagi.
    “Oh.. oh.. sangat nikmat Donniie..! ” teriak si Tante.
    “Tante.. saya sepertinya telah ingin keluar nih.. ” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggulah sebentar sekali lagi dong, Tante juga telah ingin keluar sekali lagi nih.. ” jawab si Tante.
    Pada akhirnya saya tidak kuat menahan sekali lagi, serta keluarlah cairan mani saya didalam liang kemaluan si Tante, demikian halnya dengan si Tante. “Arghh..! ” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie lalu mencakar pundak saya sesaat saya memeluk tubuhnya dengan erat sekali. Benar-benar mengagumkan rasa-rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku.
    Kemudian kami berdua letih serta segera tidur saja diatas ranjangnya. Tanpa ada diakui sesudah 3 jam tertidur, saya pada akhirnya bangun. Saya menggunakan pakaian saya kembali serta menuju ke dapur.
    Saat di dapur saya lihat Tante Yossie dalam kondisi telanjang, mungkin saja dia telah umum sesuai sama itu. Tak tahu mengapa, tiba–tiba saat ini giliran saya yang nafsu lihat pinggulnya dari belakang.
    Tanpa ada bekata–kata, saya segera memeluk Tante Yossie dari belakang, serta mulai sekali lagi meremas–remas payudaranya serta pantatnya yang bahenol dan menciumi lehernya. Tante juga membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante segera menciumi bibir saya, serta memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. anda nyatanya nafsuan juga yah anaknya? ” kataya sembari tertawa kecil.
    “Agh Tante dapat saja deh, ” jawabku sembari menciumi bibirnya kembali.
    Karena sangat nafsunya, saya mengajak untuk lagi bersenggama dengan si Tante, serta si Tante beberapa sepakat saja. Tidak ada perintah dari Tante Yossie kesempatan ini saya segera buka celana serta pakaian saya kembali, hingga kami dalam kondisi telanjang kembali di dapurnya.
    Karna kondisi tempat kurang nyaman, jadi kami cuma mengerjakannya dengan style doggie model. ”Um.. dorong lebih keras sekali lagi dong Don.. ” desahnya. Makin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya begitu seksi. Jadi makin keras juga sodokanku pada si Tante, disamping itu tanganku menjamah semuanya sisi badannya yang bisa saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk? ” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, selalu Tante mandiin saya yah? ” jawab saya.
    Pada akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie diatas wastafel, serta lalu saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Serta Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. sangat nikmat jilatanmu Don.. agghh.. ” desahnya.
    “Don.. anda sering–sering kesini dong.. ” tuturnya dengan nafas memburu.
    “Tante, jika tahu ada service begini mah saya setiap hari bila dapat pula ingin, ” jawabku sembari tersenyum.
    Sesudah senang menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali pada lubang kemaluan Tante Yossie. Kesempatan ini, dorongan saya telah makin kuat, karna rasa sakit saya telah mulai menyusut atau mungkin saya telah mulai punya kebiasaan yah? Jemu dengan style itu, saya duduk diatas kloset serta Tante Yossie saya dudukkan diatas saya, serta batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk kedalam lubang kemaluannya.
    Kesempatan ini saya telah mulai tidaklah terlalu rasakan sakit sekalipun, tetapi rasa nikmat semakin banyak merasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang semakin lama semakin cepat buat pada akhirnya saya “KO” kembali, saya keluarkan air mani kedalam lubang kemaluannya. Tante Yossie lalu menjilati kemaluan saya yang telah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semuanya hingga bersih. Kemudian kami mandi dengan.
    Sesudah usai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam buat kami berdua, serta kemudian saya pamitan untuk balik ke tempat tinggal. Sesudah kajadian itu saya baru tahu kalau kesepian seseorang Tante bisa membawa nikmat juga kadang–kadang. Hingga saat ini kami masih tetap seringkali berjumpa serta lakukan bersetubuhan. Kami umumnya lakukan di apartmetnya di saat anaknya George tengah sekolah atau les. Serta seringkali juga Tante mem-booking hotel berbintang serta kami berjumpa di kamar.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Perselingkuhan Istri Boss Dengan Bawahannya

    Cerita Sex Perselingkuhan Istri Boss Dengan Bawahannya


    775 views

    Perawanku – Cerita Sex Perselingkuhan Istri Boss Dengan Bawahannya, Malam itu Putri terlihat sedang menonton TELEVISI diruangan keluarga dgn hanya mengenakan blouse warna putih berbahan satin, Putri terlihat cantik dan sexy mengenakan blouse itu, belahan buah dadanya yg putih dan mulus terlihat jelas sekali karena blouse satu talinya itu berbentuk V, sementara dibalik blousenya Putri tak mengenakan BRA dan CELANA DALAM, kedua pentilnya yg berwana merah mudapun terlihat menonjol di blousenya itu sementara baygan hitam yg tipis diselangkangannya terbayg dgn jelas.

    Putri memang masih muda usianya sekarang ini baru 30tahun, dia menikah dgn suaminya pada saat ia berusia 20, sementara suaminya seorang duda beranak satu berusia 40tahun. Anak tirinya Ditta sekarang ini berusia 18tahun. Sampai saat ini Putri belum dapat memberikan keturunan kepada suaminya, mungkin ini yg membuat badan Putri tetap sexy terutama kedua buah dadanya yg masih kencang.

    Hari ini suaminya memang pulang terlambat karena harus menjamu rekan kerja dan Ditta sendiri menginap dirumah kawannya, saat ini Putri sendirian dirumah.
    Malam semakin larut, hawa dingin karena hujan dan kesepian tanpa ada yg menemani ngobrol membuat Putri mulai mengantuk, tanpa terasa Putri mulai tertidur diatas sofa.

    Jam didinding mulai menunjukkan tepat jam 1, sementara Putri yg terlelap dalam tidurnya tak menyadari blouse yg menutupi badannya telah tak menutupi badannya secara sempurna, tali blousenya telah tak dipundaknya melainkan telah berada ditangannya, ini membuat kedua buah dadanya terlihat dgn jelas, sementara dibagian bawah telah terangkat sehingga lembah kenikmatannya yg tertutupi oleh rambut hitampun terlihat dgn jelas.

    Saat itu diluar Terlihat sebuah kendaraan memasuki pekarangan rumah Putri, dari dalam kendaraan turun seorang pemuda berbadan atletis, pemuda ini kemudian membuka pintu belakang kendaraan, si pemudapun terlihat memasukkan setengah badannya kedalam kendaraan, selang tak lama si pemuda dgn agak setengah menyeret membantu keluar seorang lelaki setengah baya dalam kondisi mabuk sekali, setelah lelaki setengah baya itu berada diluar kendaraan, pemuda itu mulai memapah lelaki tersebut kearah pintu rumah Putri sembari tak lupa menutup pintu kendaraan dan menguncinya.

    Sampai didepan pintu, pemuda itu mengeluarkan kunci pintu dan membuka pintu itu sembari tetap memapah lelaki tersebut, sesampainya didalam pemuda itu tak lupa menutup pintu rumah dan menguncinya kembali, kemudian pemuda itu memapah lelaki tersebut menuju kamar tidur, saat berjalan menuju kamar tidur pemuda itu menghentikan langkahnya diruangan keluarga, matanya terbelalak melihat pemandangan yg membangkitkan birahi, dia melihat kedua buah dada Putri yg putih dan mulus juga lembah kenikmatannya yg tertutupi oleh rambut hitam, melihat itu semua si pemudapun menelan air liurnya berkali-kali sementara, bagian bawah badannya perlahan-lahan mulai bergerak.

    Tanpa membuang waktu lagi pemuda itu dgn cepat memapah badan bossnya yg mabuk berat kearah kamar tidur, yg memang tak terlalu berjauhan dgn ruang keluarga, setelah merebahkan badan bossnya dan membuka sepatunya, pemuda itu keluar dari ruang tidur dan menutup pintunya, kemudian dia kembali menuju keruangan keluarga dimana Putri masih terlelap dalam tidurnya, sesampainya didepan Putri tanpa membuang waktu lagi pemuda itu mulai melepaskan baju, sepatu, celana dan celana dalamnya, sehingga badan atletisnya tak mengenakan sehelai benangpun. Tampak kemaluan pemuda itu telah berdiri dgn tegak sekali.

    Perlahan-lahan pemuda itu mulai duduk disamping Putri, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua buah dada Putri, dgn penuh nafsu pemuda itu mulai menjilati putting susu Putri dan kadang-kadang ditimpali dgn sedotan-sedotan, mulut bekerja tanganpun tak mau ketinggalan, tangan yg satu meremas-remas buah dada Putri, dan yg satunya mulai mengelus-elus lembah kenikmatan Putri, saat tangannya mulai menyentuh kemaluan Putri, dia merasakan Kemaluan Putri telah basah, terlihatnya Putri sedang bermimpi disetubuhi, kemudian pemuda itu mulai memasukkan jari tengahnya kedalam lubang Putri yg telah basah itu, dgn gerakan perlahan-lahan dikeluar masukkan jarinya itu dikemaluan Putri. Seluruh aksinya itu membuat Putri mulai mendesah keenakan, entah karena akibat aksi si pemuda atau karena dia sedang menikmati mimpinya.
    Setelah merasakan kemaluan Putri semakin basah pemuda itu kemudian mengeluarkan jari tangannya, lalu ia mulai mengangkangkan kedua kaki Putri dan mengarahkan kemaluannya kekemaluan Putri, dgn perlahan-lahan si pemuda mulai mendesakkan kemaluannya kelubang kemaluan Putri, si pemuda tak mau terburu-buru memasukkan kemaluannya dia takut Putri terbangun, perlahan-lahan batang kemaluan si pemuda mulai masuk kedalam lubang kemaluan Putri, ia merasakan kemaluan Putri sangat sempit sekali, terlihatnya kemaluan Putri jarang dipakai atau kemaluan suaminya kecil sehingga lubang kemaluan Putri masih sempit, sedikit demi sedikit kemaluannya mulai terbenam dilubang kemaluan Putri, dgn gerakan perlahan si pemuda mulai menurunkan badannya sehingga posisinya mulai menindih badan Putri dan kedua tangannya mulai diselipkan kebadan Putri.

    Sembari memeluk badan Putri dgn cukup erat dan bibirnya mulai mengulum bibir Putri, si pemuda membenamkan kemaluannya dalam-dalam kedalam lubang kemaluan Putri, akibat gerakan itu Putri tersentak dan terbangun dari tidurnya, matanya terbelalak saat melihat wajah si pemuda, tapi Putri tak bisa berteriak karena mulutnya sedang dilumat oleh si pemuda, Putri merasakan bukan hanya mulutnya saja yand sedang dilumat tapi kemaluannya pun sedang disumpal oleh kemaluan si pemuda ini, dan Putri mulai merasakan si pemuda menggerakkan kemaluannya dilubang kemaluannya.
    Blesssleepbleessslepppbleess.sleeeppp..
    Terlihat Mata Putri yg tadinya terbelalak karena kaget perlahan-lahan mulai meredup sayu, terlihatnya Putri mulai merasakan kenikmatan disetubuhi oleh si pemuda, Putri mengenali si pemuda sebagai Helga salah seorang bawahan suaminya, yg dia tak mengerti bagaimana Helga bisa masuk kedalam rumahnya dan bagaimana Helga bisa dgn bebasnya memasukkan kemaluannya kedalam lubang kemaluannya, tetapi Putri tak mau berpikir banyak tentang hal itu yg ada dalam benaknya sekarang ini adalah menikmati sodokan kemaluan Helga.

    hmmhh.hhhmmmhhh.hhmmmhhhh terdengar desahan dari mulut Putri yg masih dilumat oleh Helga, karena Helga takut kalau ia lepaskan lumatannya Putri akan berteriak.
    Mata Putri mulai merem melek menikmati sodokan-sodokan kemaluan Helga yg besar kalau dibandingkan dgn suaminya, melihat Putri mulai menikmati entotannya Helga mulai berani melepaskan lumatan dibibir Putri dan mulai menjilati leher dan telinga Putri, aksinya ini semakin membuat desahan-desahan Putri semakin menjadi.

    “Ouuhhhssshhhhh..aaahhhhh.Hellgggaa..kon toool llmuuuueenaakk sekali dan besar sshhhhaaahhhh” Putri mendesah kenikmatan menikmati entotan Helga.
    “Hmmhhhh..slrrppp..hmmmm.kemaluan ibu juga eenaaakkkoohhhh.sslrrpppp.seempiitt sekali ooohhhh.slllrrpppp..” Helga melenguh keenakan merasakan kemaluan Putri yg masih sempit sembari tetap mengsedot-sedot buah dada Putri.

    Putri merasakan kenikmatan duniawi yg belum pernah ia alami sebelumnya, selama pernikahannya dgn suaminya belum pernah dia merasakan nikmatnya disetubuhi, selama ini suaminya selalu mencapai kepuasan terlebih dahulu, sementara ia sendiri belum mencapai kepuasan, jangankan untuk mencapai orgasme, untuk merasakan keenakan saja Putri belum pernah merasakannya, berbeda dgn saat ini saat kemaluannya disodok-sodok oleh kemaluan Helga yg memang dalam ukuran saja lebih besar dan lebih panjang dari punya suaminya, apalagi Helga masih muda.

    Kedua insan ini telah tak ingat apa-apa lagi selain menikmati persebadanan mereka yg semakin menggila, Helga semakin cepat mengeluar masukkan kemaluannya didalam lubang kemaluan Putri yg semakin basah, sementara Putri sendiri dgn semangat 45 menggoygkan pantatnya mengimbangi gerakan Helga, keringat telah mengalir dari kedua badan mereka.
    “Ouughhh Helga .teruussss.ooughhh enaaakkkk.sekaalliii.oughhhh.tekaaaann yg dalam, Oughhh.puaskaannnakuuuu..yaaahhh,aaaahhhh.” Lenguhan Putri semakin menjadi.
    Helga mengikuti kemauan Putri dgn menekan lebih dalam kemaluannya dilubang kemaluan Putri, ia merasakan ujung kepala kemaluannya menyentuh bagian paling dalam kemaluan Putri.
    “Aaagghhhakuuu..telah tak tahan laaagiiiiouugghhhh helllgggaa aku mau keluar ough enaaaaakkkk sekali kemaluanlmuuuu..aaaagghhhhhh..Helga .akuuukeluaaarrrrr aaaaghhhhhhh”. Putri mengerang.
    “Srrr..cccreeet.ssssrrrrr..” akhirnya Putri mencapai puncak kenikmatannya, badannya mengejang saat ia mencapai kepuasannya, kemaluannya berdenyut-denyut saat mengeluarkan lahar kenikmatannya, Helga sendiri merasakan kemaluan Putri seperti meremas-remas kemaluannya, Helgapun lalu menekan lebih dalam kemaluannya dan membiarkan kemaluannya terbenam sebentar didalam lubang kemaluan Putri.
    Putri memeluk erat-erat Helga, sementara kakinya ia kaitkan dgn erat dibelakang pinggul Helga, sehingga kemaluannya Helga semakin terbenam dikemaluannya, beberapa saat kemudian Putri melepaskan pelukan dan kaitan kakinya dibadan Helga, sementara diwajahnya terpancar kepuasan.
    “Helga kamu betul-betul hebat, selama ini belum pernah aku mengalami nikmatnya bercinta”, Putri berbisik ditelinga Helga.
    Aku juga merasa enak ngentot ibu, kemaluan ibu sangat sempit. Helga menimpali bisikan Putri, sembari dgn perlahan-lahan mulai memaju mundurkan lagi kemaluannya.
    Hmmmaahh..kamu belum keluar. Putri bertanya, karena ia merasakan kemaluan Helga masih keras. Hmm..aku pikir kamu telah selesai.
    Belum, ibu masih mau lagi? tanya Helga.
    Hmmmmemang kamu bisa buat aku puas lagi. Putri balik bertanya.
    He..he..kita coba saja, apa aku bisa buat ibu puas lagi atau tak. Jawab Helga sembari mulai mempercepat gerakannya, sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bukit buah dada Putri.
    Kita tukar posisi, biar aku yg menggenjot kemaluanmu, sekarang kamu duduk. Putri menimpalinya, karena ia sendiri tak mau membuang kesempatan ini.

    Helga kemudian menarik badan Putri tanpa melepaskan kemaluannya dari lubang kemaluan Putri, dgn sedikit berputar Helgapun lalu duduk disofa, sementara posisi Putri sekarang telah dipangkuannya, dgn posisi ini Helga lebih leluasa untuk bermain di susunya Putri, kedua tangannya dgn penuh nafsu meremas-remas kedua bukit kembar Putri, mulutnyapun ikutan beraksi, kedua putting susu Putri bergiliran dijilati dan dikulum serta disedot-sedot oleh Putri, aksi Helga ini perlahan-lahan mulai membangkitkan kembali birahi Putri, dgn perlahan-lahan Putri mulai menaikturunkan pinggulnya, gesekan-gesekan kemaluan Helga didinding kemaluannya membuat birahinya kembali memuncak dgn cepat.
    Ouuughhh.Helgaiiiihiisaaaapppp.tteeeteeek kku. .ooughhhhyyaaachhh.begitu aaaghhhh kemaluanmu enak sekaaaliii Putri mengerang sembari mempercepat gerakan naik turunnya.
    Klo mau keluar kamuuuuu.kkassiihtahuuuyaachhhh.. Putri berbisik di telinga Helga.
    Hmmhhhssslllrpppp..hhmmmmhh.ok..aaaagghh hhh., . Helga menjawab sembari tetap mengsedot-sedot tetek Putri.
    Sleeppp..blessssleeppp.bleesss.slleeepppp.ble essss.. kemaluan Helga terlihat keluar masuk dalam lubang kemaluan Putri dgn cepatnya, karena Putri pinggul Putri naik turun dgn cepat.

    Putri betul-betul menikmati persebadanannya ini, gerakkannya semakin cepat dan semakin tak beraturan, lenguhan-lenguhan kenikmatan mereka berduapun semakin kerap terdengar, menikmati persebadanan ini mereka berdua lupa dgn status mereka, dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana mencapai kepuasan persebadanan ini.
    OuughhhHelgaiiiiiakkuuuu.mauuuuu,keelll uuaaa rrrlagioooohhhhh.aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii..kemaluanmuuuu Putri mengerang saat ia merasa bahwa ia akan mencapai lagi puncak kenikmatannya.

    Sementara itu Helga juga merasa bahwa ia akan mencapai puncak kenikmatannya, Helga pun membantu Putri yg akan mencapai puncak kenikmatannya dgn memegang pinggul Putri dan membantu menggerakkan pinggul Putri naik turun dgn cepat.
    OuuughhhhhBuuu.aaakkkuuuu jugaaamau kelluaaaarrr..aaaagghhhhhh.. kemaluan ibuuuu enaaakkk sekaaalliiiiiooougghhhh.buuuuaku gak taaahhaaannnlaagi. Helgapun mengerang merasakan puncak orgasmenya yg telah diujung kepala kemaluannya.
    Creeetttt.creeeettt.sssrrr..ccreeettt..
    kemaluan Helga menyemprotkan airmaninya didalam lubang kemaluan Putri, berbarengan dgn kemaluan Putri menyemprotkan lahar kenikmatannya, Putri merasakan hangatnya sperma Helga didinding lubang kemaluannya, sementara Helga merasakan hangat dibatang kemaluannya karena disiram oleh lahar kenikmatan Putri.

    Keduanya berpelukan dgn erat menikmati saat-saat terakhir puncak kenikmatan dari persebadanan mereka, kedua bibir mereka berpagutan dgn mesra, Putri sendiri dgn perlahan-lahan menggoygkan pinggulnya menikmati sisa-sisa kenikmatan dari kemaluan Helga.
    Tak lama berselang Putri beranjak dari pangkuan Helga, dari lubang kemaluannya terlihat cairan putih mulai mengalir perlahan, sementara kemaluan Helga yg mulai mengkerut tampak mengkilat karena cairan kenikmatan Putri, keduanya kemudian beranjak menuju kekamar mHelga untuk membersihkan diri.
    Setelah membersihkan diri keduanya kembali keruangan keluarga dan mulai mengenakan pakaian mereka, lalu Helga berpamitan pulang, ditimpali oleh Putri dgn kecupan mesra dibibirnya, dan bisikan mesra ditelinganya, Terimakasih yach, atas malam yg indah ini
    Dibalas oleh Helga dgn senyuman dan kata-kata yg menggoda, Kalau ibu ingin kenikmatan lagi, hubungi aku saja
    Putripun tersenyum atas godaan Helga ini, Pasti,
    Setelah Helga pulang, Putri menuju kamar tidurnya, malam ini Putri tidur dgn lelap dimulutnya terukir senyum kepuasan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama

    Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama


    774 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama, Panggil saja aku Nita, Statusku sekarang telah mempunyai suami, Setelah sekian lama kami menjalin hubungan tanpa status yang resmi dari KUA akhirnya pagi tadi sekitar pukul 08.00 disaksikan orang tua, 2 saksi resmi, dan ratusan orang dari pihak pengantin pria maupun wanita, kami telah resmi menjadi sepasang suami istri yang telah sah, resmi, dan bebas untuk melakukan hubungan seks kapan saja dimana saja baik siang, malam, dikamar, didapur, dikamar mandi, ditengah rumah, sambil masak, sambil nonton TV, pokoknya kata pak penghulu tadi bilangnya bebas sebebasnya asal sesuai dengan aturan agama yang kami anut.

    Tibalah saatnya kami memasuki malam pertama di kamar pengantin tepatnya sekitar pukul 23.30 dimana acara resepsi pernikahan telah usai, para tamu tidak ada lagi yang datang, dan orang-orang dirumah juga tampaknya tinggal beberapa orang saja yang masih terjaga menunggu peralatan resepsi, adapun kebanyakan sudah tertidur pulas karena pasti kecapean melayani tamu demi tamu yang datang tak henti silih berganti baik tamu dari pengantin pria, pengantin wanita, maupun tamu dari orang tua kami.

    Setelah mengunci rapat pintu kamar, suamiku berkata setengah berbisik “Dik, ini malam pertama kita sebagai suami istri. Tebak apa yang akan kita perbuat pertama kali dikamar pengantin ini?” Mendengar pertanyaan suamiku tersebut aku hanya tertunduk malu sambil menggeleng-gelengkan kepala isyarat menjawab tidak tahu. Padahal sebenarnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun karena aku malu jadi hanya bisa terdiam tanpa sanggup berkata-kata.

    Sesekali kulihat wajah suamiku yang tak henti menatap wajahku sambil tersenyum hingga akhirnya dia menggunakan telunjuknya untuk menganggat daguku agak tak terus tertunduk. Masih dengan perasaan malu, akupun menegakkan wajahku hingga menatap lurus ke wajah suamiku. Kulihat suamiku kembali tersenyum yang reflek kubalas senyuman suamiku itu dengan senyuman malu.

    “Abang kan sekarang sudah menjadi suami adik, tak perlu malu seperti itu lagi dong! Kita sudah halal untuk berdua-duaan dikamar seperti ini, jangan takut digerebek hansip atau pak RT kaya semasa tunangan dulu” canda suamiku coba mencairkan suasana. Aku hanya mengangguk sambil sedikit tertawa namun tetap menujukkan rasa malu.
    Dan kami pun lansung berpelukan, didalam pelukkan suamiku, aku merasa ada barang yang keras menempel di pahaku. ternyata tongkat tersebut adalah kerisnya si suamiku yang sudah mulai menegang. aku pun menatap suamiku dan suamiku lansung mencium bibir ku dan kedua tangannya satu meraba bagian dada ku dan satunya sudah masuk dalam CD ku.

    Terasa sekali bila suamiku memengang miss V ku, ia dengan lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat aku tidak bisa mengontrol nafsu birahi yang mulai memanas ini. Dan aku juga mengosok-gocok celana suami ku dan aku cium-cium leher suamiku dan setelah itu sambil tidak berpisah satu sama lain kami berdua berjalan step by step menuju ke ranjang.
    Setelah sampai diranjang suamiku kayaknya sudah engak bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia lansung membuka semua bajuku dan bajunya.

    Ia lansung mengajariku gimana untuk sedot kerisnya yang begitu panjang dan besar..hehehe sampai-sampai mulutku yang kecil ini tidak muat untuk kerisnya.

    Aku pun berusaha supaya tidak mengecewakan suamiku, aku jilat dan hisap perlahan-lahan keris suamiku kadang aku melirik ekspresi suamiku yang sedang menikmati serviceku yang amatir ini. Setelah sekitar 10 menit aku sedot suamiku meminta untuk foreplay dengan posisi 69. Aku sendiri si agak malu karena belum pernah barangku di jilat sama orang lain, dengan muka yang malu saya juga menuruti permintaan suamiku. Suamiku lansung menjilat-jilat miss V ku yang sudah mulai basah berlendir itu dan kami sesama saling menyervis satu sama lain.

    Setelah foreplay nya selesai suamiku membaringkanku dan membuka lebar kedua kakiku, walau masih malu dan sedikit deg degan karna aku ni masih perawan, jadi aku pun dengan lembut bilang sama suamiku untuk pelan-pelan aja, maklum belum pernah ML takut sakit juga.

    Dan suamiku pun mulainya dengan pelan-pelan dan ia coba untuk memasukkan kerisnya ke miss v ku, ia mulai dengan lembut pelan-pelan memasukkan kepala kerisnya namun karena sakit saya pun menahan tubuh suamiku untuk berhenti sejenak dan perlahan-lahan masuk. Suamiku tau kalau aku lagi sakit jadi dia pun dengan halus mainnya. Perlahan-lahan keris pun masuk ke dalam miss v ku dan terasa banget kalu ada tongkat yang keras muat dalam lobang miss v ku. dan perasaan itu susah untuk dikatakan “sakit campur enak”.
    Suami ku pun pelan-pelan keluar masuk kerisnya dan lama-lama mungkin karna aku juga teransang jadinya engak gt terasa sakitnya malahan ada satu perasaan yang enak then aku pun menikmatinya, setelah 20 menit gitu suamiku bergoyang-goyang diatas tubuhku, aku melihat kalau suamiku sudah mulai kecapean jadi aku pun menyuruh suamiku untuk mengajarku posisi lain yang biar aku yang menyervisnya. si suamiku lansung ambil keluar kerisnya, dan dikerisnya terdapat banyak darah perawanku yang sudah aku pertahankan sekian lama.
    Dan suamiku lansung baring diranjang dan menyuruh aku untuk menaikinya “ya kayak lagi nunggang kuda” suamiku menyuruh aku untuk bergoyang dan dia menempatkan tangan ku di dada nya untuk jari-jariku bisa bermain sama puting nya.

    Dan suamiku kedua tangannya juga sambil meraba-raba dada ku yang kian montok.

    Setelah aku goyang-goyang lumayan lama, suamiku memintaku untuk berdiri dan merungkuk di ranjang, sedangkan suamiku bangun dan berlutut dibelakangku. ia mengangkat pinggulku dan menusuk dari belakang. dipikiran ku suamiku ini kuat juga ya sudah mau sejam kami berhubungan tapi suamiku masih terlihat fit aja. Dan suamiku juga dorong-dorong aku dari belakang, makin didorong terasa kecepatan dorongannya semakin cepat, cepat, cepat, dan makin cepat, habis itu suamiku lansung ambil keluar kerisnya dan lansung memutar badanku untuk berbaring dan menyemprot maninya di mukaku. Maninya yang menetes di muka ku terasa panas dan ada sedikit bau.

    Setelah semua mani nya crot dimukaku, aku sedot lagi keris suamiku nampak sekali kalau suamiku terasa sangat nikmat. Sekian dulu d cerita pengalaman pertama ku bersama suami tercintaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Mama Muda

    Cerita Sex Bercinta Dengan Mama Muda


    773 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Mama Muda, Sebagai siswa SMU akupun biasa membaca hal-hal yang berbau pornografi seperti halnya cerita dewasa tante, Bahkan aku sering membayangkannya melakukan adegan seperti dalam cerita sex, sebagai anak cowok aku dekat dengan kedua orang tuaku baik dengan mama maupun dengan papa. Karena itu ketika mereka berpisah aku tidak memilih salah satu dari mereka untuk tempat tidurku.

    Terkadang aku tidur ditempat mama yang tinggal dengan kakak perempuanku kak Susan, terkadang aku juga menginap di rumah papa yang tinggal dengan istri mudanya. Dan aku biasa memanggilnya mama Gina, dia seoarng wanita yang masih muda paling tidak usianya satu tingkat di atas kakakku. Wajahnya begitu imut dengan matanya yang lebar namun memukau di tambah senyumnya yang manis.

    Dari yang aku kenal mama Gina merupakan gadis kampung yang merantau ke kota ini, dan diapun masuk ke perusahaan papa. Hingga akhirnya terlibat hubungan sampai papa rela meninggalkan mama demi wanita ini, sebenarnya mama Gina begitu baik padaku bahkan dia tidak canggung mengobrol denganku meskipun dia lebih pantas menjadi kakakku daripada harus menjadi mamaku.

    Karena dia juga aku menjadi betah tinggal di rumah papa, karena selain papa memberikan apa yang aku minta. Akupun senang melihat mama Gina yang kesehariannya selalu berpenampilan seksi, sehingga aku membayangkan dia mirip seperti pemain dalam adegan cerita dewasa. Mama Gina terkadang hanya memakai pakaian yang begitu tipis sehingga memperlihatkan lekuk tubuh seksinya.

    Seperti hari ini dia terlihat begitu cantik dengan pakaian terusan mininya, yang memperlihatkan paha mulusnya. Membuatku aku menjadi penasaran pada pangkal pahanya yang lumayan kelihatan karena baju yang dia pakai mama begitu tipis “Baru bangun Zor…makan dulu gih..meskipun bukan sarapan lagi karena sudah jam sepuluh lho…” Aku hanya tersenyum sambil nyelonong masuk ke ruang makan.

    Setelah makan aku duduk di ruang tengah sambil menonton TV “Nanti malam tidur disini ya.. soalnya papa kamu mau pergi ke acara temannya dan mama nggak mau ikut” Aku pura-pura tidak mendengarkan kata mama Gina, mungkin dia kesal padaku karena aku lihat dia pergi ke kamarnya. Dan aku tetap menonton di ruang tengah hingga beberapa jam kemudian aku mendengar suara aneh.

    Ketika aku mencari sumber suara itu ternyata berasal dari kamar mama Gina, akupun mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Saat itu juga aku melihat mama Gina seperti pemain dalam cerita sex yang sedang sange, dia mengelus-elus bagian alat vitalnya sendiri dengan tangannya sedangkan matanya merem melek sepertinya diapun menikmati sentuhannya sendiri.

    Bahkan mama Gina mendesah juga

    “OOOouuuuuhhh….. aaaaahhhh… aaaaahhhh…”

    Aku lihat kini jarinya mulai masuk kedalam lubang memeknya, kontolku ikut berdiri tegak menyaksikan adegan tersebut

    “Ooouuhhh… Fely..

    mama tau kamu ada di situ..

    sini sayaaaang…. aaaaaahhhhh…. aaaaaahhhhhh…”

    Aku keget mendengar perkataan mama, namun karena aku juga terangsang oleh pertunjukan mama dari tadi.

    Akhirnya akupun masuk dan mendekati mama Gina yang telanjang ulat di atas tempat tidurnya “OOoohhhhhh…. saayaaaang.. siiini… aaahhhhh…” Dia jilat jarinya yang baru saja dia masukkan kedalam liang senggamanya, lalu dengan tajam dia menatap padaku dan menggapaikan tangannya untuk memellukku. Setelah aku dekat dia langsung mendekapku dalam pelukannya.

    Kemudian dia mencari bibirku dan selanjtnya diapun melumat habis bibirku

    “OOoooohhhhh…. Sayaaanng…. aaaaahhhhh.. Felyyyyy…. aaaahhhh… aaahhh…”

    Sementara tangannya mulai melepas bajuku satu persatu, hingga akhirnya terlepas semuanya. Saat itu juga kontolku menyembul keluar dengan tegak dan begitu besar.

    Aku acungkan pada memek mama Gina.

    Tidak perlu lama untuk masuk ke lubnag yang tepat, meskipun aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa ini. Tapi mama Gina membantuku dengan cara menuntunnya dengan tangannya masuk dalam liang senggamaku “OOooouuuuhhh…. aaaaahhhhh… ooouugggghh… aaaaahhhh… aaaahhhhh” Akhirnya kini aku benar-benar bisa mendesah layaknya orang berhubungan intim.

    Tapi rupanya mama Gina belum puas dengan aku berada di atasnya, kini dia menggantikan posisiku dengan cara membalikan tubuhku dan diapun menggoyangkan tubuhnya ketika kontolku berada dalam memeknya yang berada di bawahku

    “Oooouuuhhhhh…. aaaaahhhhh…. mamaaa.. lebiih puaaas… seperti inii Felyyyyyyyyyyy…..”

    Dia terus bergoyang hingga akhirnya aku rasakan.

    Dia semakin cepat bergerak turun naik bahkan terkadang memutar pantatnya yang membuat kontolku tidak tahan.

    “Ooouuuhhhh… maaaa…. aaaaaaahhhhhhh….. aaaahhhh… aaaahhhh…aaahhh..”

    Mama segera menunduk dan menghisap kontolku yang memuncratkan lendir kental, nikmaaat rasanya dan baru kali ini aku menikmati hal seperti ini aku lihat mama Gina.

    Dia membersihkan semua lendir itu ketika semuanya habis dia menatapku dan berkata

    “Mama puas sayaaang…”

    Dia mendekatkan wajahnya padaku, dan tanpa merasa jijik akupun melumat bibirnya yang masih penuh dengan lendir kental itu, bahkan aku ingin melakukannya hubungan intim seklai lagi dan mama Gina menyanggupinya. Kamipun kembali beraksi setelah ada setengah jam beristirahat.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Gerilya Malam

    Cerita Sex Gerilya Malam


    773 views

    Perawanku – Cerita Sex Gerilya Malam, Terkadang selain menjalankan tugas sebagai pembantu rumah tangga, seseorang ini sering dimanfaatkan oleh majikannya. Dalam cerita ini kami sajikan sebuah kisah antara pembantu dengan anak majikannya yang mulai menyukai seks. Alangkah beruntungnya anak yang masih duduk di bangku SMP itu sudah bisa menyetubuhi pembantunya yang bernama Bi Marni.

    Waktu SMP kelas dua, di rumah ada pembantu, namanya Bi Marni. Aku suka melihat Bi Marni makannya banyak. Gak heran badannya juga gemuk. Nah, kebetulan kamarku di lantai dua, dan dibawahnya pas kamar mandi Bi Marni. Lantai kamarku itu cuma pakai multiplex tebal yang dilapisi karpet plastik yang agak tebal juga. Di antara lantai kamarku dengan kamar mandi Bi Marni nggak ada pembatas atau eternitnya.
    Aku cari akal gimana caranya bisa ngintip Bi Marni kalo lagi mandi dari lantai kamarku. Aku pikir, kalau ada lubang dari kamarku pasti bisa langsung kelihatan isi kamar mandinya Bi Marni. Lalu aku cari sela-sela lantai di kolong ranjangku agar tidak mudah ditemukan orang. Sedikit demi sedikit kulubangi lantai dengan obeng kecil. Jadilah lubang sebesar satu centimeter tapi cukup besar untuk melihat sesisi kamar mandi pembantu. Nah, sejak saat itu aku rajin mengintip Bi Marni mandi dari atas. Bi Marni ini orangnya baik, kulitnya agak putih, bersih, dan toketnya gede banget. Kadang dia suka mainin toketnya kalo lagi mandi. Aku sering coli juga kalau pas lagi ngintip Bi Marni mandi.
    Suatu saat, aku dikasih dua butir pil tidur sama teman. Pil itu aku umpetin di atas lemari, di sela tumpukan barang-barangku. Nah, aku percaya kesempatan itu nggak datang dua kali. Suatu ketika, berbulan-bulan kemudian, keluargaku pada liburan ke rumah Nenek di Jawa Barat. Aku ditinggal berdua saja dengan Bi Marni karena aku bilang, malas pergi-pergi.
    Malamnya sehabis makan, aku tumbuk dua butir pil itu di kamarku hingga menjadi halus sekali dan aku masukkan ke lipatan kertas, lalu aku kantungi di celana pendekku. Tak lama kupanggil Bi Marni ke atas agar menemaniku nonton TV di ruang TV yang ada di depan kamarku di lantai dua. Di ruang TV ini nggak ada kursi sama sekali, cuma pakai permadani lama saja sebagai alasnya dan beberapa bantal besar.
    Sebentar kita nonton, aku bilang ke Bi Marni mau turun ke dapur mengambil minum. Aku lalu membuat dua gelas sirup. Yang satu kububuhi tumbukan pil tidur tadi. Sempat lama mengaduknya karena serbuk itu masih ada yang mengambang, tapi lama-lama hancur juga. Aku bawa dua gelas sirup tadi ke atas. Sirup yang sudah dibubuhi serbuk pil tidur kukasihkan ke Bi Marni. Bi Marni tadinya nolak, tapi aku bilang, Nggak apa-apa, Bi. Sekalian tadi bikinnya.
    Sambil nonton TV, aku ngobrol ngalor-ngidul dengan Bi Marni. Bi Marni ini seorang janda, umurnya sekitar 30 tahunan. Yang aku pernah dengar cerita dari Ibuku, Bi Marni dicerai suaminya karena nggak bisa punya anak. Mungkin mandul. Posisi kita nonton berdua duduk di lantai, tapi nggak lama, Bi Marni merubah posisinya dari duduk, menjadi tiduran sambil kepalanya ditopang bantal besar.
    Aku terus ajak dia ngobrol sambil nonton TV. Lama-lama, kok aku kayak ngomong sendiri? Nggak taunya Bi Marni sudah tertidur. Aku diam sambil cari akal, ada kali setengah jam sambil melirik posisi Bi Marni yang tidur melingkar seperti pistol. Bi Marni pakai daster hijau selutut.
    Aku panggil Bi Marni, Bi.. Bi Marni.. Tapi tak menjawab. Lalu aku pegang tangannya sambil kuguncang-guncangkan dan panggil namanya perlahan, Bi.. Bi Marni.. Oh, ternyata dia sudah pulas. Aku cek lagi dengan mengguncang-guncangkan pahanya, Bi.. Bi Marni.. Dia tetap diam, napasnya saja yang turun-naik teratur. Ternyata Bi Marni sudah pulas sekali. Jantungku berdegup keras.
    Dengan terburu-buru aku turun ke bawah untuk mengunci pagar halaman, pintu depan, dan pintu dapur. Gorden tak lupa kurapatkan. Bret! Lalu aku matikan lampu ruang tamu dan lampu dapur. Habis itu aku naik lagi ke atas. Hmm, Bi Marni masih tertidur dengan posisi yang tadi. Lalu kukunci pintu ruang TV yang mengarah keluar. Gorden jendela kurapatkan juga. Ah, aman!
    Perlahan kudekati Bi Marni. Kuguncang-guncangkan kakinya lagi. Dia tetap tidur. Lalu kurubah posisi Bi Marni yang tadinya melingkar, jadi telentang. Bantal besar yang mengganjal kepalanya perlahan-lahan kugeser sehingga terlepas dari kepalanya.
    Dadaku terasa sakit karena jantungku berdegup kencang, napasku memburu. Lalu kuangkat perlahan dasternya dari bawah sampai ke atas perut sambil melihat mukanya, hmmm masih pulas. Sekarang terlihat paha Bi Marni yang bulat, besar, agak putih, dan bersih nggak ada bekas lukanya. Perutnya gemuk berisi. Gundukan CDnya warna krem. Menyembul di atas perutnya toket besarnya yang ditutupi BH warna krem.
    Tapi aku nggak terlalu penasaran dengan toketnya karena sudah sering melihatnya.
    Aku lalu coba merunduk. Kuciumi mekinya yang masih pakai CD. Ah, nggak ada bau apa-apa. Lalu ku elus-elus pahanya serta mekinya perlahan-lahan sambil sesekali melihat muka Bi Marni. Ah, masih pulas, pikirku. Malah sekarang sudah mendengkur halus.
    Lalu kupegang gundukan mekinya. Hmm, tebal bangeet. Sebentar, kucoba korek sedikit mekinya lewat sela CD. Hmm, aku ingat, bulu jembinya sedikit dan jarang-jarang tumbuhnya. Keringat dingin mulai keluar dan aku semakin gemeteran. Lama aku begitu, korek-korek meki sambil elus-elus mekinya Bi Marni dari luar CD, sambil sesekali kulirik mukanya, khawatir dia terbangun.
    Lama-lama aku makin penasaran, kucoba buka CDnya. Pelan-pelan kuturunkan CDnya dari bawah pantat sambil terus melihat muka Bi Marni. Uh, berat banget badannya. Kugeser CDnya sedikit demi sedikit lewat bawah pantatnya. Keringat dingin mengucur di badanku, padahal angin malam dari luar menerobos masuk dari atas lubang pintu. Tongkolku yang terbungkus CD dan celana pendek sudah tegang banget sejak tadi.
    Cerita Sex Gerilya Malam

    Cerita Sex Gerilya Malam

    Berhasil! CD Bi Marni sudah lewat dari pantatnya yang besar. Tanggung, kuloloskan saja sekalian dari kakinya. Sekarang Bi Marni tidak memakai CD. Telentang. Bulu jembinya jarang, mekinya tembem dan rapat. Tongkolku jadi keras banget. Aku beringsut ke bawah kaki Bi Marni, lalu kurenggangkan kakinya. Wuaah! Ini pengalamanku yang kuingat terus sampai sekarang. Pertama kali aku bisa melihat meki cewe dengan bebas, ya saat itu. Hmm, indah sekali.
    Lalu kurenggangkan lagi kaki Bi Marni lebar-lebar sampai badanku dapat duduk bebas di antara selangkangan kakinya. Bi Marni masih mendengkur. Aku mulai merunduk di atas meki Bi Marni. Kubuka mekinya yang tembem dan rapat itu dengan kedua tanganku, perlahan. Hmm, kuciumi mekinya. Wanginya aneh, tapi justru wangi ini yang nggak akan kulupakan, gimanaa gitu.
    Aku ingat banget, lubang luar mekinya sempit, cuma segaris saja keliatannya dari luar.Pas kusibak, warna pinggir lubangnya merah tua dan dindingnya tebal, lembut, dan lubang dalamnya merah muda serta berkilat. Napasku mulai terengah-engah.
    Kucoba-coba cari yang mana sih, yang disebut klitoris itu? Aku buka-buka perlahan mekinya, tapi sepertinya saat itu aku tetap nggak tau deh, yang mana atau seperti apa bentuknya klitoris (sekarang sih udah tau, hehe..). Aku semakin penasaran. Lubang meki Bi Marni semakin kuperlebar. Lama kuperhatikan. Kini terlihat dua belah bibir kecil dengan lubang kecil ditengahnya. Bibir kecil dan lubang kecil itu berwarna merah jambu dan agak basah. Tongkolku semakin keras. Jantungku berdetak keras.
    Dengan tangan kiri, kutahan bibir meki Bi Marni, lalu kumasukkan jari telunjuk tangan kananku ke dalam lubang kecil itu. Aah, terasa lembut sekali daging merah jambu didalamnya. Lalu kuangkat jariku, kuciumi baunya. Ooh, begini toh, bau meki, pikirku cepat.
    Lalu kumasukkan lagi jari tengahku ke dalamnya, kugosok-gosokkan perlahan jariku di dinding-dinding dalam meki Bi Marni. Uuh, terasa lembut sekali daging basah di dalamnya. Lama aku begitu sambil sesekali mengelus-elus bibir luarnya dan menjilat-jilatnya dengan lidahku. Semakin penasaran, kumasukkan dua jariku ke dalam lubang kecil meki Bi Marni. Ah, ternyata muat, lalu kugosok-gosokkan lagi bergantian dengan masuknya ujung lidahku ke dalam lubang kecil itu. Agak asin-asin gurih gitu, rasanya. Tongkolku semakin keras dan terasa menyakitkan dibungkus CD dan celana pendek. Ah, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya Bi Marni, pikirku waktu itu. Cepat-cepat karena napsu, kupelorotkan saja celana pendek serta CDku. Kaos masih kupakai. Lalu kuambil posisi badanku di atas Bi Marni yang masih pakai daster cuma CDnya saja yang sudah lepas.
    Dengan satu tangan, kudekatkan tongkolku ke mekinya Bi Marni. Kugosok-gosokan di bibir luar meki dan bulu jembinya. Seer, seer, asik deh. Terus, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya. Duh, susah banget. Lalu kubasahi tongkolku dengan ludah yang banyak. Kucoba lagi naik di atas Bi Marni seperti orang mau push-up. Pelan-pelan dengan satu tangan kumasukkan tongkolku. Bless! Masuk kepala tongkolku yang berkilat dan licin. Pelan-pelan kusodokkan lagi dibantu dengan tanganku. Bless! Makin dalam. Rasanya hangat gitu. Bi Marni masih pulas, malah keluar liur dari bibirnya.
    Perlahan dengan napas memburu, kumaju-mundurkan tongkolku. Ugh! Rasanya hangat dan agak geli-geli gitu. Ada kali sekitar sepuluh menit aku maju-mundurkan tongkolku. Keringat dingin makin deras menetes dari badanku. Jantungku makin berdegup kencang. Daging lembut yang hangat dan licin karena basah ludahku terasa membelai-belai tongkolku. Sampai tiba-tiba terasa terasa pejuku mau keluar. Aku coba tahan tapi tak kuasa. Buru-buru kucabut tongkolku. Aku kocok sedikit, dan peju pun muncrat di permadani. Crut! Crut!
    Setelah itu yang aku ingat saat itu adalah rasa bersalah yang timbul. Dengan napas yang masih terengah-engah karena dadaku berguncang keras, buru-buru kubersihkan peju yang berceceran di permadani. Secepat kilat kupakaikan CDnya Bi Marni lagi sambil kurapihkan dasternya. Lalu aku berlari ke kamar mandi yang ada di samping kamarku. Setelah itu aku masuk kamarku dan kubiarkan TV menyala dengan Bi Marni yang masih tertidur pulas di depannya. Aku tertidur pulas sampai pagi.
    Paginya Bi Marni sudah masak sarapan pagi buatku. Seperti nggak ada apa-apa dan biasa aja. Kejadian itu cuma sekali sampai Bi Marni pulang kampung saat aku SMA untuk dikawinkan dengan orang sekampungnya. Lebih dari itu, aku nggak berani karena takut Bi Marni bilang ke orangtuaku.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku

    Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku


    773 views

    Perawanku – Cerita Seks Bebysiter yang kerja di rumah ku, Kisah ini melibatkan aqu dan adik kandung aqu, Nama aqu Andy, waktu ini aqu pria berusia 26 tahun, Sedangkan adik aqu bernama Manda, berusia 23 tahun. Kisah ini berawal Waktu aqu berusia 10 tahun, dimana aqu mulai menyukai Kisah-Kisah yg berhubungan dgn sex.

    Pada usia tersebut aqu juga sudah terbiasa melakukan masturbasi. Pada suatu Waktu, aqu melihat berita di sebuah surat kabar tentang hubungan sex antara kakak-beradik. Aqu sudah sudah sering membaca tentang berbagai Kisah sex, tetapi baru kali ini antara sodara sendiri. Ini merupakan Kisah yg sangat menarik. Setiap mengingat Kisah tersebut, aqu menjadi semakin tertarik. Sebab Kisah tersebut, sepertinya dapat diwujudkan.
    Pada waktu itu, aqu menempati ruangan tidur yg sama dgn adikku, Manda. Hanya saja menempati ranjang yg berbeda, tapi jaraknya hanya sekitar 2 meter. Suatu malam sekitar pukul 00.30, aqu terbangun sementara tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.
    Aku lihat Manda juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana dalamnya terlihat. Hal ini membuat aqu menjadi bergairah, apalagi jika mengingat Kisah tentang hubungan sex kakak-beradik.
    Perlahan aqu turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Manda. Aqu ingin memastikan bahwa ia tertidur pulas, dgn menggelitik telapak kakinya. Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, aqu sentuhkan jari-jari aqu ke celana dalam Manda yg menutupi kemaluannya. Semakin lama sentuhan yg aqu berikan semakin keras menekan, dan Manda tetap tertidur.
    Merasa kurang puas, aqu mencoba menyentuh langsung kemaluan Manda dgn memasukkan tangan aqu ke dalam celana dalam-nya melalaui bagian perut. Tangan aqu bergetar cukup keras.Aqu tak perduli, dan akhirnya aqu dapat menggapai kemaluan Manda secara langsung. Aqu remas-remas. Dan jari-jari aqu merasakan celah. Sesudah beberapa waktu, merasa kurang puas, aqu keluarkan tangan aqu dan bermaksud membuka celana dalam yg dikenakan Manda. Dgn kedua tangan, perlahan aqu turunkan celana dalam-nya. Waktu sebagian kemaluan mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak sulit.Dgn usaha lebih tekun akhirnya, aqu berhasil menurunkan celana dalam Manda sampai seluruh bagian kemaluan terlihat.
    Tak tahan lagi, aqu ciumi kemaluan Manda. Kemudian aqu mencoba mencari lubang yg sering aqu dengar, tempat
    melakukan hubungan sex. Aqu pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran aqu selama ini salah. ternyata posisi yg sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali aqu ciumi dan jilati kemaluan Manda sampai pada bagian lubang. Aqu sudah benar-benar tak tahan lagi. Aqu lepaskan celana aqu, dan perlahan naik ke ranjang Manda. Sementara tangan kanan menahan badan, tangan kiri mengarahkan kemaluan ke lubang kemaluan. Tampaknya tak mungkin. Aqu mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.
    Sementara aqu berusaha, tiba-tiba badan Manda bergerak. Sebab takut ketahuan, aqu cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali celana dalam Manda. Mengenakan celana aqu dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur.
    Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada waktu belajar di sekolah. Membuat aqu selalu menunggu datangnya malam, waktu dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam aqu melakukan usaha serupa, tapi selalu gagal Waktu takut Manda terbangun.

    Sampai suatu malam Waktu aqu benar-benar sangat bergairah. Aqu sudah melepaskan celana dalam Manda dan aqu sudah tak mengenakan celana dan baju. Benar-benar bugil. Aqu sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam ini. Perlahan aqu menaiki ranjang Manda. Kedua kaki Manda, aqu rentangkan lebar-lebar. Aqu ciumi kemaluan Manda sepuas hati. Waktu bosan, aqu mulai arahkan kemaluan aqu ke kemaluan Manda. Ternyata tak semudah yg dibaygkan. Sulit sekali mengarahkan kemaluan ke kemaluan. Waktu kemaluan aqu mulai memasuki kemaluan, aqu semakin terangsang. Apapun yg terjadi aqu harus berhasil malam ini. Aqu dorong kemaluan aqu semakin memasuki kemaluan Manda. Pada suatu waktu terasa agak sulit, tapi aqu terus memaksa. Sampai seluruh kemaluan aqu masuk ke dalam kemaluan Manda.
    Semua usaha aqu tersebut, membuat Manda terbangun. Mungkin aqu pikir membuat rasa sakit pada Manda. Ia
    bingung dgn apa yg terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yg aqu lakukan. Tapi aqu berkata kepada Manda, ‘Sst…, jangan berisik dan dimarahin Bunda. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar komentar aqu tersebut, ternyata Manda langsung diam – hanya kadang-kadang merintih menahan sakit.
    Aqu terus menggoyg pinggan aqu, mendorong kemaluan masuk dan keluar dari kemaluan Manda. Sebab baru pertama kali, permainan aqu hanya berlangsung tak sampai 2 menit. Aqu istirahat sebentar. Dan Manda pun sebab lelah, juga kembali tertidur. Sesudah beberapa waktu, kemaluan aqu mulai bangkit lagi. Kembali aku peluk Manda, dan aku arahkan kemaluan aqu ke kemaluan Manda. Kembali kemaluan Manda digesek oleh kemaluan aqu. Untuk permainan kedua, aqu bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya aqu kelelahan lagi. Malam itu aqu melakukan sampai 3 kali. Sesudah itu aqu rapihkan pakaian Manda dan juga pakaian aqu. Dan kembali tidur di ranjang masing-masing.
    Sejak malam itu, hampir setiap malam aqu melakukan hubungan sex dgn Manda. Pada awalnya Manda hanya
    menerima apa yg aqu lakukan, tetapi sesudah setahun tampaknya Manda mulai menyukainya. Sebab Waktu aqu
    tertidur, Manda datang ke ranjang aqu dan memegang kemaluan aqu. Selama 4 tahun, aqu menyebadani Manda dgn leluasa. Tapi Waktu ia menginjak 11 tahun, aqu tak bisa leluasa seperti dulu, sebab salah-salah bisa saja dapat mengakibatkan Manda hamil.
    Waktu aqu berusia 12 tahun (Manda 9 tahun), kita sering mencari kesempatan selain pada malam hari. Waktu hari libur, dimana papi ke kantor dan Bunda ke pasar. Tapi yg paling kita sukai Waktu hari libur, papi dan Bunda pergi mengunjungi sodara atau ada undangan. Sebab bisa seharian kita memuaskan diri melakukan hubungan sex. Bahkan seharian itu, kita sama-sama tak mengenakan pakaian.
    Waktu leluasa, kita melakukan sex di kamar kita (tapi sejak aqu usia 12 tahun, kamar kita terpisah), kamar Bunda-papi, di ruang tamu, ruang keluarga atau bahkan di kebun belakang yg tertutup. Mungkin yg paling menggairahkan adalah Waktu kita bercinta di kebun belakang. Di atas rumput jepang yg hijau rapih. Dgn atap langit, ditiup angin alami. Bahkan kita pernah melakukannya di waktu hujan deras.
    Sampai waktu ini kita tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kita masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kita tetap berlangsung. Jika di rumah tak ada kesempatan kita biasanya melakukannya di sebuah hotel. Rupanya hubungan antara aqu dan Manda, ada orang lain yg mengetahui, yaitu Miska, salah seorang adik aqu. Pada waktu itu aqu berusia 24 tahun, Manda 21 tahun dan Miska 19 tahun.
    Kejadiannya Waktu waktu kedua orang tua kita mengunjungi sodara di luar kota selama 3 hari. Di rumah aqu dan kedua adik aqu. Seperti biasa setiap ada kesempatan aqu dan Manda mempunyai keinginan untuk bercinta. Waktu itu Miska hari Sabtu pukul 8.30 dan Miska masih tertidur. Aqu dan Manda saling berpelukan di ruang keluarga. Aqu ciumi buah dadanya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan aqu melakukan gerilya di balik celana dalam yg dikenakan Manda, menelusuri gunung dan lembah di balik celana dalam.
    Sesudah beberapa lama melakukan pemanasan, aqu mulai melepas daster dan celana dalam yg dikenakan Manda. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara aqu membuka seluruh pakaian aqu, Manda merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok kemaluannya dgn tangannya. Aqu segera peluk Manda dgn penuh gairah, kita saling berpeluk erat dan meraba. Kemaluan, aqu gesek-gesekan pada bagian luar kemaluan Manda. Dada aqu menekan keras pada buah dada. Bibir kita saling memagut, dan lidah kita saling merasakan.
    Waktu cukup lelah kita bergulat, aqu mulai arahkan kemaluan aqu yg berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang kemaluan Manda. Tiba-tiba saja kaki Manda melingkar dan menekan di pinggang aqu. Dimulai dgn perlahan, aqu menggerakan kemaluan masuk dan keluar. Bunyi becek yg kita hasilkan membuat aqu menjadi lebih bergairah. Aqu lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Manda tambah bergairah juga, sehingga ia mendesah dgn suara yg tak bisa dibilang kecil. Kita saling berpelukan, kedua tangan kita masing-masing saling melingkar, menekan punggung. Kaki Manda melingkar di pinggang aqu. Sementara aqu mengambil posisi bertumpu pada lutut yg menekuk. Setiap hentakan pinggul aqu mendorong, selain menghasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan sebab paha aqu dan bokong Manda beradu.
    Tapi aqu berusaha menahan gairah, sebab aqu tak ingin klimaks lebih dulu sebelum Manda. Aqu coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan erangan Manda sudah mulai bermacam dan semakin keras. Waktu aqu harus berkonsentrasi dan Manda sudah hampir mencapai klimaks, aqu menyadari ternyata dua meter dari posisi aqu dan Manda sudah berdiri Miska. Tentu ia tahu apa yg sedang kita lakukan.
    Tentu saja, aqu kaget dan membuat konsentrasi aqu pecah. Kemaluan aqu melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat tanda tanya bagi Manda yg sudah hampir mencapai klimaks. Manda memperhatikan pandangan aqu, dan ia baru menyadari bahwa ada yg memperhatikan aktifitas kita. Tapi sebab Manda sedang pada puncak gairahnya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan nih’, sambil berusaha membangunkan kembali kemaluan aqu.
    Mendengar ucapan Manda, membuat aqu kembali konsentrasi dan membangunkan kembali kemaluan. Aktifitas kembali normal, aqu terus menggoyg Manda. Waktu Manda benar-benar hapir klimaks, tiba-tiba saja ia mendorong badan aqu sehingga aqu terduduk. Sementara kemaluan aqu tetap di dalam kemaluan Manda, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk aqu. Seperti kegilaan, Manda mengangkat dan menjatuhkan badannya di atas kemaluan aqu. Sesudah beberapa detik, aqu merasakan sesuatu yg panas mengalir menyelimuti kemaluan aqu. Rupanya Manda sudah klimaks. Aqu baringkan kembali badan Manda, dan aqu guncang badannya lebih keras. Badannya bergetar hebat sebab hentakan yg aqu berikan. Sesudah satu menit, aqu mulai merasa akan keluar. Aqu benamkan kemaluan aqu dalam-dalam ke kemaluan Manda. ‘Mmmm …’, suara Manda bersamaan dgn waktu sperma aqu membanjiri kemaluannya. Aqu tak khawatir, sebab Manda sudah minum pil. Kita berpelukan beberapa waktu.
    Waktu permainan selesai, ternyata Miska masih tetap di tempat pada waktu aqu melihat dia. Ia masih memandangi kita. Waktu Manda melihat dan menyapanya, tiba-tiba saja Miska lari ke kamarnya.
    Aku dan Manda membawa pakaian kita masing-masing dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kita masih sempat saling memberi sentuhan. Selesai mandi, Manda masuk ke kamarnya dan aqu masuk ke kamar aqu.
    Baru beberapa waktu tiduran di kamar, aqu merasa ada seseorang yg membangunkan aqu. Waktu aqu lihat ternyata Miska. Ia bertanya, ‘Kak Andy, kenapa sih koq dgn Kak Manda ?. Aqu sebenarnya tahu persis apa yg dimaksud. Untuk memastikan aqu bertanya, ‘Apa maksud Miska ?’. ‘Kenapa koq Kak Andy melakukan hubungan sex dgn Kak Manda. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Miska menjawab.
    Aqu agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayg ke Kak Manda dan begitu sebaliknya. Sebab itu Kak Andy dan Manda melakukan hal itu. Sebab sama-sama suka. Kalo Kak Manda ngga suka mana mungkin lah bakal terjadi kaya tadi. Iya kan.’.
    ‘Tapi kan … tapi kan …’, Miska terdiam.
    ‘Mel, Miska ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang Bunda papi ya. Andy yakin, Miska mengerti apa yg dilakukan Andy dgn Kak Manda. Dan itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, aqu mencoba menenangkan suasana.
    ‘Apa, 12 tahun ?’, Miska tampak kaget dgn penjelasan aqu. ‘Jadi Kak Andy sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-Bunda ngga tahu.’, enath mengapa hal ini membuat tampang Miska seperti orang bingung.
    ‘Kalo boleh Mel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan yg untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yg suka juga.’, tiba-tiba saja Miska menanyakan suatu yg membuat aqu cukup kaget.
    Di sisi lain, tak tahu mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat kemaluan aqu mengeras. Dari segi pisik, Miska memang lebih menggairahkan dibandingkan Manda. Miska pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm dgn buah dada yg menantang dan badan yg padat berisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat aqu berkeinginan bercinta dgn Miska. ‘Susah untuk diKisahkan, bagaimana kalo langsung dicoba ?, aqu memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Miska hanya terdiam dan hanya tersenyum.
    Tak tahu apa yg terjadi dgn aqu, langsung Miska aqu peluk. Aqu berikan ciuman di leher dgn penuh gairah. Walaupun aqu agak canggung begitu pula dgn Miska, tapi sebab gairah membuat segalanya berjalan lancar. Aqu raba seluruh bagian badan yg sensitif. Waktu itu aqu tak ingin berlama-lama. Segera aqu buka seluruh pakaian yg dikenakan Miska. Ia malu-malu menutup buah dadanya dgn kedua tangan dan menyilangkan kakinya untuk menutup kemaluannya. Ternyata Miska benar-benar menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Aqu pun melepas seluruh pakaian aqu.
    Aqu dekati Miska, aqu usap keningnya, dan tangan aqu turun perlahan ke tangannya. Aqu genggam tanggannya, berusaha melepaskan tanggannya yg menutupi buah dadanya. Walau pada awalnya melawan, tapi akhirnya melepaskan juga. Aqu ciumi buah dadanya yg kanan, sementara yg kiri aqu remas-remas. Aqu nikmati buah dadanya dari dasar bukit sampai ke puncaknya. Aqu setengah duduk pada perut Miska. Dgn kedua tangan aqu meremas buah dada kanan dan kirinya.
    ‘Hmm, Kak Andy sakit ih.’, Miska berkomentar.
    ‘Kalo gitu berhenti ya ?’, aqu tahu walaupun merasakan sedikit sakit Miska jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… jangan dong …’, tiba-tiba saja Miska setengah berteriak. Dan waktu ia sadar dgn teriakannya mukanya memerah.
    Aqu teruskan menikmati badan Miska. Lidah aqu bergerak dari celah antara kedua buah dada turun menjelajah perut. Dan turun lagi mengarungi hutan yg menutupi kemaluan Miska. Aqu ciumi rambut yg menutupi kemaluannya, sambil sesekali aqu tarik dgn bibir dan lidah aqu. Tanpa sadar, Miska melemaskan kedua kakinya membuat aqu dgn mudah merentangkan kakinya lebar-lebar. Aqu segera mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tangan aqu mencoba membuka celah kemaluan Miska sampai lubang kemaluannya terlihat. Segera aqu cium dan jilati kemaluan Miska dgn penuh gairah. Sesekali aqu menggigit bagian luar kemaluan Miska. Aqu tahu ini membuat Miska kegelian sehingga sesekali mendorong kepala aqu.
    Sesudah lidah aqu pusa bermain, kemaluan aqu sudah tak sabar. Aqu ambil posisi duduk dgn kedua kaki aqu direntangkan. Dan kedua kaki Miska aqu letakkan di atas paha aqu. Kemaluan aqu sudah di mulut kemaluan Miska. Untuk menenangkan, aqu mengatakan, ‘Mel, untuk pertama mungkin sakit tetapi sesudahnya ngga koq. Tahan ya ?’, dan Miska hanya terdiam.
    Kepala kemaluan aqu masukkan, perlahan tapi pasti kemaluan aqu bergerak masuk. Samapi waktu aqu merasa ada yg menahan untuk maju lebih jauh. Aqu tahu pasti itu selaput dara Miska. Tentu ia masih perawan. Waktu pertama dgn Manda mungkin aqu tak mengerti, tapi pengalaman dgn pacar aqu membuat aqu tahu. Aqu terus mendorong secara perlahan. Rasa sakit mulai mengganggu Miska, sesekali ia menggangkat badannya dgn punggungnya. Tapi suatu kali sebab sakit, ia menggerakan badannya cukup keras. Hal ini membuat pinggulnya mendorong ke arah kemaluan aqu. Dan … selaput dara Miska sudah aqu tembus. Ia merasakan sakit. Untuk sementara, aqu diamkan sampai Miska tenang.
    Waktu ia sudah tenang, aqu masukan kemaluan aqu lebih jauh lagi. Sampai akhirnya seluruhnya masuk. Perlahan aqu tari keluar dan dorong lagi ke dalam. Kalau aqu perhatikan, setiap kemaluan aqu masuk dan keluar, ada bagian vagian Miska yg terdorong dan keluar. Itu sebab kemaluan Miska masih sangat sempit. Sungguh sangat erotis melihatnya. Aqu lihat Miska menyukainya, walaupun masih terlihat ekspresi rasa sakit di wajahnya.
    Sambil menggerakan kemaluan aqu keluar masuk kemaluan Miska, aqu lumat buah dadanya. Gerakan aqu semakin bersemangat. Dorongan dan tarikan aqu semakin cepat, mungkin sebab sempitnya kemaluan Miska membuat aqu lebih cepat klimaks. Tapi aqu tak berani menyebarkan sperma aqu di dalam vagian Miska seperti aqu lakukan pada Manda. Waktu hampir waktunya, aqu segera cabut dan aqu gosok-gosokan pada bagian luar kemaluannya sampai akhirnya meluap dan membanjiri permukaan kemaluan dan rambut-rambutnya.
    Aqu sadar bahwa Miska belum merasa puas, segera aqu masukan jari tengah aqu ke dalam kemaluannya. Aqu gosok-gosokan sambil kepala aqu rebahan di buah dadanya. Sesudah dua menit badan Miska seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak dan ia terdiam melepaskan kekejangan di ototnya.
    Jari aqu benar-benar basah dibanjiri cairan dari dalam kemaluannya. Aqu oleskan ke kemaluan aqu, ke pangkalnya ke kepalanya dan lubang kemaluan aqu. Hal ini membangkitkan kembali kemaluan aqu. Aqu berniat memasukkan kembali kemaluan aqu ke kemaluan Miska.
    Tiba-tiba aqu dengar suara Manda, ‘Ehh jangan, kamu kan ngga tahu jadwalnya Miska. Nanti bahaya’. Sesudah itu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan menyiapkan badannya untuk aqu. Sekali lagi aqu bercinta dgn Manda. Kali ini pertempuran berlangsung benar-benar lama. Sesudah sama-sama sampai pada puncaknya aqu terjatuh dan terlelap di atas badan Manda, sementara kemaluan aqu masih di dalam kemaluannya.
    Waktu aqu sadar, ternyata Miska juga tertidur di samping aqu dan Manda. Sore itu aktifitas kita hanya bercinta, mandi, makan dan bercinta. Hari itu aqu bercinta dgn Manda sebanyak 3 kali dan dgn Miska 4 kali. Sampai pukul 23.00, dan terbangun pada hari Minggu pukul 9.30.
    Sejak waktu itu, selain dgn Manda aqu juga bercinta dgn Miska. Keduanya adik kandung aqu. Kita saling menyaygi. Kita masing-masing mempunyai kehidupan di luar rumah, seperti adanya yg lain. Tapi juga punya kehidupan di dalam rumah yg tersendiri.
    Jadi pada waktu ini aqu, mempunyai aktifitas sex dgn tiga orang, yaitu Manda, Miska dan pacar aqu.
    Miska mempunyai seorang teman akrab, teman sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy dan menggairahkan. Mereka saling berKisah tentang rahasia mereka masing-masing. Hanya antara mereka. Suatu Waktu, waktu aqu sedang bercinta dgn Miska, ia menKisahkan bahwa ia sudah menKisahkan aktifitas sex antara say dan Miska atau Manda kepada Lili. Tapi ia menjamin bahwa, Lili akan menyimpan rahasia.
    Selain itu pada waktu yg bersamaan, Miska juga mengatakan bahwa Lili punya rahasia. Yaitu Lili sering diminta ayahnya untuk melakukan hubugan sex. Kisah itu membuat aqu semakin bergairah menyebadani Miska. Dan Miska tampaknya tahu hal tersebut.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ternyata Adikku Mengandung Benihku

    Cerita Sex Ternyata Adikku Mengandung Benihku


    773 views

    Perawanku – Cerita Sex Ternyata Adikku Mengandung Benihku, Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan pembantu juga lagi nggak ada, Adek gua lagi pergi, Gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak gangguan pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang sex antara adek dan kakak.

    Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt.Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu.Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia.Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut.Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake.Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar.Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar.Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya.
    Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya.Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua.Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan.Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung.Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua.
    Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede.Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″ “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener.Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.“Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya.Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar.Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri.
    “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau.Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya.Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Gelora Gadis Muda

    Gelora Gadis Muda


    773 views

    Cerita Sex ini berjudulGelora Gadis MudaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Cerita ini terjadi saat Dino berumur kirakira 22 tahun. Pada masamasanya dimana keinginan mencoba segala hal baru selalu mendorong setiap perbuatan manusia. Hanya logika dan iman yang kuat yang dapat mengalahkan setiap keinginan itu. Dan Dino tidaklah termasuk pada golongan yang disebutkan diatas.

    Pada masa masa itu sepertinya kehadiran seorang teman sangatlah penting. (..masa sich..?) Begitu juga Dino yang memiliki banyak teman itu tak pernah merasa sepi. Ada saja teman yang mendampinginya, baik saat saat mereka bepergian ataupun kumpulkumpul bersama.

    Biasanya yang selalu menjadi obrolan mereka apabila telah suntuk adalah para gadis gadis. Ada saja cerita mengenai gadis gadis yang kadang membuat mereka penasaran, melongo dengan takjub atau tertawa terpingkal pingkal.Â

    Pada suatu sore Dino mendapat telepon dari temannya Dudi, yang tinggal di seputaran wilayah Buahbatu. Dudi memintanya datang sore itu juga.

    Ada apa ya dengan Dudi ini..?tanya Dino dalam hati.

    Tetapi biasanya Dudi ini selalu membuat kejutan. Ada saja hal yang tidak di duga Dino dan teman temannya yang dilakukan Dudi. Tapi sejauh ini halhal tersebut adalah hal hal positif (dari sudut pandang siapa ?he..he..). Tak berpikir panjang Dino menyanggupinya.

    Sabtu sore itu Dino meluncur di jalanan, menggunakan mobil yang dipinjamnya kepada ortu nya dengan berbagai alasan. Mengenakan jeans dan kaos berkrah setelah mandi sebelumnya ( ..rapi sekali..!!). Sambil menyetir mulutnya bersiul mengikuti irama lagu riang yang terdengar mengalun dari Clarion, tape mobil masa itu. Jalanan belumlah seramai sekarang, sehingga tidak harus berkonsentrasi penuh menjalankan kendaraan.

    Berbelok ke kanan pada lampu traffic, terus melaju dengan lancar. Kurang lebih 15 menit melaju di jalan Buahbatu itu kemudian berbelok ke kiri, masuk pada jalan kecil. Daerah itu merupakan tempat kediaman yang cukup strategis. Karena terletak dekat kota dan hamper semua penduduknya merupakan penduduk asli.

    Bangunan yang berdiri di daerah itupun sebagian besar adalah bangunan lama gaya tahun 6070an. Meskipun tidak sebagus bangunan bangunan di daerah jalan dago. Katanya daerah ini merupakan daerah pemukiman pekerjapekerja administrasi pada jaman tersebut.

    Setelah berbelok ke kanan pada ujung jalannya, mobil yang di kendarai Dino berhenti 200 meter dari belokan terakhir. Terlihat Dudi yang sebelumnya duduk di sebuah warung mendatanginya. Menyapanya dengan hangat.

    Nah,datang juga ujar Dudi setelah berada di samping mobil.Santai kan.?tanyanya.
    Ayo ke rumah duluajakn Dudi melangkah menuju arah rumahnya yan masuk ke dalam dari jalan tersebut.

    Setelah mengunci mobil, Dino berjalan mengikuti langkahnya dari belakang. Berbelok ke kanan, terus samapai pada sebuah belokan jalan kecil yang juga merupakan jalan masuk ke rumah Dudi temannya itu.Begitu memasuki pintu,.

    Duduk No, oh ya kenalin ini, Neng Indri, satunya Dian. Ujar Dudi menyilakan.
    Dian itu cewekku.., jangan di ganggukelakar Dudi menambahkan
    Dino
    Dian
    Indri sahut gadis muda yang tengah duduk di kursi di ruang tamu tersebut.
    Ini lho neng., Aa Dino yang Aa ceritakan kemarin itu terang Dudi sambil mengocok sendok pada gelas minum yang tengah ia bikinkan.

    Gadis yang mungil bisikku dalam hati menatap Indri. Manis wajahnya yang masih polos, tapi leluklekuk tubuhnya telah membentuk.

    Sebentar ya., Aa Dudi salin duluteriak Dudi dari kamarnya setelah menghidangkan 3 cangkir teh hangat.

    Dino menyeruputnya, hmm begitu nikmat rasanya di sore ini. Tak lupa sebatang rokok menyelip di bibirnya menemani pembicaraan mengalir diantara mereka. Indri ternyata tidaklah sepolos wajahnya, pembicaraan yang Dino lontarkan dapat di imbanginya dengan baik. Berbeda dengan Dian yang lebih banyak diam.

    Hmm anak ini cukup bagus juga wawasannya..batinku kembali berbisik.
    Yok kita berangkat.ajak Dudi yang telah rapih keluar dari kamarnya.

    Berempat kami melangkah ke luar dari rumah itu setelah pamit pada orang tuanya Dudi.

    Neng di depan ya.?perintah pada Indri.
    Aa mo pacaran di belakang, jangan liatliat yakelakar Dudi sambil memeluk pinggang Dian.

    Dian tersenyum kecil mencubit pinggang Dudi. Mobilpun melaju.

    Kemana kita ni Dud..Tanya Dino melihat dari spion.
    Ohya bisa antar ke teteh dulu kan. Jawab Dudi sambil memberitahu alamat kakaknya itu.

    Mobil pun mengarah ke selatan menuju rumah kakaknya Dudi. Dan sepanjang perjalanan itu Indri berbicara, mengajak ngobrol Dino. Adaada saja bahan pembicaraannya sehingga kekakuan mulai tersa mencair.

    30 menit kemudian mobilpun menepi pada sebuah rumah di sebuah komplek. Dudi keluar sambil menggamit Dian.

    Sebentar ya Noujarnya melangkah memasuki halaman rumah tersebut.

    Entah ada apa keperluannya Dino tak mengerti.

    Biar sajalah..toh ada Indri yang menemaniku ngobrolbatinnya.

    Dan pembicaran mereka berdua di mobilpun semakin hangat. Dino sangat respek pada gadis mungil itu. Kadangkadang mereka berdua tertawa bersama. Celotehannya itu tak ada hentihentinya. Tak lama Dudi pun datang kembali diiring Dian dan tetehnya Dudi.

    Setelah basa basi sesaat merekapun berangkat. Menuju selatan lagi ke sebuah tempat pariwisata seperti usul Dudi. Dino mengilkuti saja, pengen tau apa kelanjutan rencana Dudi teman baikknya itu.

    Adzan magrib berkumandang saat mereka sampai di tepian sebuah danau. Embun sudah mulai turun. Dudi melangkah di ikuti Dian menuju sebuah warung. Langsung duduk bersila.

    No, Indri mo pesan apa..teriak Dudi melongokkan wajahnya di jendela warung.

    Dino menatap pada gadis muda di sampingnya

    .Aa mau pesan kopi dengan jagung bakar, Indri pesan apaTanya Dino.
    Hmm.teh manis dengan itu..tu, gorengan.. jawabnya tersenyum.

    Manis sekali senyumannya..

    Dud, kopi satu, teh manis satu, jagung bakar dan gorenganteriak Dino.
    Ga pakai lama ya..tambah Dino.

    Kembali mereka berdua tenggelam dalam percakapan yang hangat. Saling berkelakar, ataupun berbincang serius. Pesanan pun datang, yang langsung di terima Dino. Meletakkan minuman mereka di dashboard, dan memberikan sepiring gorengan kepada Indri.

    Dan sambil memgunyah makanan mereka masingmasing obrolan pun mengalir kembali. Embun makin turun, sehingga jarak pandang menjadi semakin pendek. Cahaya lampu di warungpun tak cukup menerangi mereka berdua yang berada di dalam mobil.

    Ayo kita pulang.. terdengar suara Dudi mendekat.

    Dino dan Indri serempak terperanjat.

    Bikin kaget aja kamu Dudujar Dino, mengemasi remah remah sisa makanan mereka yang tak habis.
    Ini kembalikan dulu piring dan gelasnya..ujar Dino menyerahkan piring dan gelas yang telah kosong.

    Berlari kecil Dudi menuju warung, menyerahkan benda tersebut ke tangan seprang ibu tua pedagang warung tersebut, lalu kembali menuju mobil di tengah gerimis yang turun.

    Uh..dingin.ujarnya menutupkan pintu mobil.

    Tak kecuali Dian yang telah berada di dalam mobil menggemeletukkan bibirnya.Langsung saja mobil berangkat, merayap pelan, karena pandangan yang terbatas akibat gerimis dan kabut. Setelah sampai di jalan utama mobil langsung Dino arahkan menuju kostannya Dian sebagaimana petunjuknya.

    Aku nginap disini.ujar Dudi mengedipkan mata.Dino melongo, tak bisa berkatakata.
    Trus bagaimana aku dengan Indri gadis muda ini? pik1r Dino.

    Sambil menjalankan mobil perlahan. Bingung tak tau harus bagaimana.

    Indri Aa anterin pulang jam segini ga papa? Tanya Dino harapharap cemas.
    Jangan A jangan kerumah, sudah terlalu malam..sahutnya denganmata bingung.
    Teruss Pokoknya jangan ke rumah aja..ujarnya manja.

    Terus terang, Dino bingung sekali saat itu, uang yang ada di dompetnya saat itu tak mencukupi untuk menginap di hotel. Pikirannya terus berputar .Akhirnya teringat ia pada Nunu, temannya sekomplek yang rumahnya biasa menjadi tempat berkumpul temantemannya. Rumahnya hanya di isi oleh Nunu seorang sebab orangtuanya selalu berada di luar kota.

    Kesanalah mobil Dino mengarahkan mobilnya. Tepat jam 11 malam itu mobil putih dan isinya tiba di halaman rumah kecil tersebut. Kecil tapi cukup resik.Melongok dari celah pintu sebuah wajah lugu temannya itu.

    Ada apa Din, malammalam gini.?tanyanya sambil menyilakan masuk.

    Dino segera mendekat dan mengatakan hal yang membuatnya bingung. Nunu manggutmanggut dan mengerti keadaannya. Lalu ia bergerak ke sebuah kamar yang kosong yang diperuntukkan untuk tamu.

    Setelah mencuci muka dan bersihbersih, mereka bertiga pun ngobrol di ruang tamu dengan hangat. Cukup akrab memang. Tak terasa waktu berlalu hingga Nunu yang tadi telah mengantuk kembali menguap.

    Kalian teruskan saja ngobrol, aku tidur dulu sudah ga kuat.Ujarnya beranjak menuju kamarnya.
    Ok bos.sahut Dino dan Indri berbarengan.

    Kembali mereka tengeelam dalam percakapan hangat, cukup intim malah. Indri bersandar di bahu di dada Dino. Menonton acara TV yang membosankan. Dino mengeluselus bahu Indri memberikan kenyamanan perlindungan.

    Mengharumi rambut gadis muda tersebut. Rasa hangat mengalir dari tubuh yang berdempetan tersebut, menyebar ke seluruh relung tubuh. Kadang mulut Dino mencium ubunubun gadia muda itu, tak ingin kehilangan rasa wangi yang terbersit disana.

    Abisik Indri hamper tak terdengar.Hmm..gumam Dino menanggapi.
    Indri ngantuk.ucapnya perlahan.
    Ya sudah kamu ke kamar saja.., Aa biar disini saja , ga enak sama Nunujelas Dino.

    Indri bangkit dan tibatiba. Sebuah kecupan kecil dijatuhkannya pada pipi Dino dan langsung melangkah mnuju kamar..

    Dino terpana, terdiam, kembali tenggelam pada cara Tv yang membosankan itu. Menunggu kantuknya yang tak datangdatang juga. Akhirnya tak menunggu Dino pun bersiapsiap merebahkan dirinya di sofa di ruangan tengah tersebut Menatiksarung yang diberikan oleh Nunu. Baru saja matanya hendak terpejam.

    A..sebuah bisikan terdengar didepannya.
    Ng, ada apalgi..?tanya Dino .

    Terpaut pandangannya pada wajah Inri yang telah berada di depannya.

    Indri takutga mo tidur sendiri..ujarnya dengan ekspesi meyakinkan.
    Temanin Indri di kamar.ya A..tambahnya lagi sambil menyeret lengan Dino.

    Mau tak mau Dino terpaksa bangkit, mengikuti gadis muda yang menarik tangannya memasuki kamar. Indri menutupkan pintu kamar tersebut perlahan. Gadis itupun berbaring di sebelah kiri Dino memunggunginya. Gelisah ia rupanya. Terasakan dari gerakannya yang menjalar di kasur di ruangan itu.

    Kenapa., ga bisa tidur..?Tanya Dino berbisik.
    Aa belum tidur? Tanyanya.
    Ga tau nih mata ga mo terpejam..tambahnya lagi seraya membalikkan badan, menatap ke arah Dino.
    Dino menundukkan wajahnya menatap mata gadis muda tersebut. Menarik dan mendekapnya hangat.

    Ya, kesini deh lebih mendekat ke Aapinta Dino lembut. Gadis muda itu menggeser tubuhnya, merebahkan kepalanya di dada Dino.

    Mendengarkan debur jantung lelaki itu berdegup bergemuruh. Dino mengecup kepala gadis muda itu dengan lembut, mengirimkan berjuta kedamaian. Indri mengangkat wajahnya, memandang ke arah Dino. Kembali kecupan di jatuhkan Dino, kini pada kening yang di hiasi rambutrambut halus. Perlahan sekali, sangat perlahan..

    Setelah kecupan itu berlalu, Indri membuka matanya dan sambil menatap Dino bergerak keatas mewnjajari wajah lelaki itu. Diiringi kedua bola matanya meredup bibirnya mengecup lembut bibir Dino. Lembut dan segar sekali bibir Indri ini batin Dino.

    Dino bergerak mengambil inisiatif atas kesamaan hasrat yang terbaca sudah. Mengait bibir lembut yang bergerak menjauh. Segera melumatnya dengan hangat. Kedua bola mata Indri terbelalak lalu meredup pelan, ikut larut dalam irama alunan gelora hasrat yang mulai terbersit dalam dirinya. Kini kedua bibir mereka bertautan erat, saling melumat dan mengulum, membangkitkan hangatnya bara asmara dalam kebersamaan.

    Mmmfhh..desah Indri perlahan.

    Lidah Dino kini mencoba lebih intens, menyelusup melalui ke dua bibir lembut milik gadis muda itu, mencoba menemukan pasangannya. Kemudan mengait lidah lancip sang gadis mengajaknya bercengkrama dalam kelembutan basah mulutnya. Indri pun tak kalah hangatnya membalas. Lidah mereka saling berpalun, saling membelit dengan panasnya.

    Tangan kiri Dino menjalar turun. Menyelusur di sepanjang punggung sang gadis, mengirimkan kehangatan di sepanjang perjalanannya. Bibir mereka masih bertaut makin erat, saling melumat tak hentihentinya.

    Tangan Dino terus turun, meluncur di sepanjang kaos ketatnya Indri, terus ke bawah, menaik pada pinggang yang ramping menemukan bongkahan yang masih dilapisi rok tersebut. Meremasnya lembut!!!

    Indri membuka matanya, bergerak perlahan menaiki tubuh Dino. Dan kembali melumat dan menngulum seperti sebelumnya. Tangan kanan Dino bergerak, Menyusuri bagian samping tubuh gadis muda itu , mengelusnya perlahan, terus naik turun , kadang bergerak agak kedepan menyentuh pangkal bulatan dadanya , mengelus denganibu jarinya.

    Uhhhhh.Rintih gadis muda itu perlahan. Tubuhnya sedikit mengangkat memberikan ruang gerak keleluasaan pada jari Dino. Sementara tangan yang sebelah lagi tak hentihentinya meremas dan mengelus di belakang.

    Tak cukup begitu jari Kino menyelusup ke balik kaos yang dikenakan Indri, meraba kehalusan kulit tubuh sang gadis, mengelusnya sambil bergerak naik, menemukan bongkahan dadanya yang masih terbalut bra tersebut. Tangan Dino bergerak terus menyelinap ke balik pembungkus dada tersebut!!!

    Menemukan bulatan padat kenyal berlapiskan kulit halus yang hangat. Merabanya dan mengelusnya dengan lembut, jarinya tak berhenti menaiki bulatan padat tersebut, menemukan putik mungil di puncaknya. Memilinnya perlahan.!!!

    Ouhhhh..Desis Indri menggeliatkan tubuhnya. Rasa geli gatal melanda syarafsyaraf kewanitaannya.
    Terus.A..batinnya menyetujui tindakan Dino. Bibir Indri turun mengecup bola mata Dino, bergerak kesamping melumat cuping telinga Dino dengan ganas

    Dino merasa kegelian atas perlakuan Indri pada telinganya. Langsung di peluknya tubuh mungil tersebut, Ia bangkit hingga terdudukdengan Indri dalam pangkuannya. Menarik lepas kaos gadis muda tersebut hingga lepas.

    Tak ketinggalan dengan bra dan roknya. Indri p[un berbuat sama, melepaskan pakaian Dino Dan kini mereka hanya di lapisi oleh secarik kain tipis yang menutupi selangkangan mereka masingmasing.

    Sambil dalam posisi demikian mereka kembali saling melumat dan mengulum. Lidah Dino menjalari leher gadis muda itu. Menjilati permukaannya di sepanjang perjalannannya, terus menaik menjumpai pangkal telinganya. Menjilati bagian belakang telinga tersebut berkalikali. Terus mengulum cuping teringa tersebut dengan rakusnya.

    Ahhh.erang Indri. Tubuhnya mulai berkelejatkelejat di pangkuan Dino.

    Pinggulnya secara demonstratif bergoyang, mengekspresikan kegeliab dan kegatalan yang melandanya. Akibat goyangan tersebut kewanitaannya yang terlapis oleh kain tipis itu menggerus batang kejantanan Dino yang telah tegak , malah kegelian dan kegatalannya makin memuncak.

    Wajah dan bibir Dino kini beralih pada bulatan padat di dada sang gadis. Mengecup di sekeliling bungkahan kenyal itu, menjilat di sepanjang lingkaran lerengnya. Berputar terus ke atas menuju puncaknya. Mengulum dengan kuat pada putik yang berada di puncak dada tersebut.

    Ouhhhhhh.Aa.erang gadis muda itu.

    Matanya terbeliak sesaat dan kembali meredup. Terdengar napasnya telah memburu. Desah dan rintih tak hentihentinya terdengar meluncur dari bibir munginya. Kadang bibirnya menganga melepaskan keluhan nikmatnya. Dino tak berhenti, bergantian dada kiri dan kanan Indri menerima lumatan dan kuluman yang tak kenal lelah,makin bersemangat dan makin ganas.!!!

    Indri tak tahan. Gelombang demi gelombang yang menderanya menaikkan tingkat birahinya pada titik yang lebih tinggi. Tak cukup hanya begitu,tangan mungilnya menjamah ke bawah. Terasa oleh Dino betapa pinggul gadis muda itu terangkat.

    Tak tau apa yang dilakukannya, hanya tibatiba tangan lentik itu telah berada kemabali diatas dengan menggenggam secarik segitiga satin, yang langsung di lontarkannya di atas kasur. Tak lama kembali terasa kedua tangan tersebut telah berada di pinggang Dino, menarik karet pakaian terakhirnya. Dino mengangkat tubuhnya memberikan keleluasaan pada sang gadis. Mereka kini telah telanjang.!!!

    Langsung tangan mungil itu kembali bergerak, terasa menggenggam batang berototnya yang telah tegak. Menempatkannya pada lepitan basah yang hangat. Pinggulnya bergerak intuitif bergoyang, mengurut dan membelai batang kenyal tersebut naik turun.

    Dino bergerak. Merangkul tubuh mungil gadis muda tersebut. Mendekapnya erat di tengah goyangan dan gerakan erotisnya. Menempelkan tubuh mereka yang telah berkeringat erat ke tubuhnya.

    Merasakan gosokan putik bulatan padat dada Indri pada dadanya. Merasakan api yang mkembakar mereka bergejolak makain membara, siap menghanguskan mereka.

    Kedua tangan Indri berpegangan pada bahu Dino. Pinggulnya tak henti bergerak, menggali semua kenikmatan yang ada di sepanjang batang kenyal lelaki yang ia duduki. Mata indahnya terpejam.

    Tibatiba tangan mungil Indri bergerak kembali ke bawah, menemukan batang berotot Dino yang telah tegak maksimal, menggengamnya dan menuntunya pada muara lepitan kewanitaannya, menggosok kepala membolanya dengan lepitan basahnya. Melumasinya berkalikali.

    Lengannya kembali pada pundak Dino seiring dengan kakinya yang kini berubah tumpuan. Lututnya kini menjadi tumpuan tubuhnya yang berada di pangkuan Dino. Perlahan tumpuan lututnya bergerak, melebar..!!!

    Ahhhh..pekik lirih Indri. Kedua lututnya yang melebar mengakibatkan tubuhnya turun.

    Lepitan basah kewanitaannya ikut turunmenyebabkan lepitan itu terkuak oleh batang tegar Dino. Menelan kepala membola itu dalam jepitan halus basah tetapi liat mencekal. Tubuh sang gadis mengejang sesaat. Kembali pinggulnya bergerak memutar.

    Ohhh. Aarintihnya lirih di sela gerakan tubuhnya di bawah.

    Dino merasakan kedua tangan Indri mencengkram erat pundaknya. Liang hangat di bawah terasa mencekal erat kepala batang tegarnya. Ditambah lagi dengan gerakan memutar pinggul sang gadis membuatnya tak bisa lagi menahan diri.

    Dipeluknya ketat tubuh Indri dengan kedua lengannya, hingga tubuh mungil tak dapat bergerak lagi. Lalu menggerakkan tubuhnya naik. Meneruskan pembukaan yang telah dilakukan sang gadis. Membenamkan batang tegarnya dalam kelembutan liat kewanitaan sang gadis. Mili demi mili batang berotot itu tenggelam,terbenam.

    Sungguh erat cekalannya.batin Dino.Bukan main punya Aa ini.batin Indri.

    Tak tahan oleh geli dan gatal yang melanda, Indri membenamkan giginya pada pundak Dino. Menggigitnya dengan gemas.

    Ahhhhhhh pekik Indri. Napasnya terengahengah seolaholah tengah berlari jauh.

    Akhirnya amblas sudah batang berotot Dino, terbenam utuh dalam kekenyalan liang kewanitaan Indri diringi pekikan kecilnya. Mereka terdiam sesaat, saling berpandangan lekat. Perlahan tubuh mungil Indri bergerak, naik turun dengan pelan.

    Mulai menggali semua kenikmatan yang akan memenuhinya, Makin lama temponya menaik. Terkadang bergerak maju mundur mengayunkan pinggulnya dengan konstan.

    Dino tak tinggal diam, mencoba menambah pasokan birahi dengan kembali melumat dan mengulum putik bongkahan dadanya yang telah mengeras, mengkilat oleh butirbutir keringat di timpa temaram cahaya. Bergerak seirama mengayunkan pimggulnya naik turun bak piston mesin mengebor.

    Gerakan mereka makin cepat. Dengus dan erangan tak hentinya terdengar dari kedua insane yang tengah mendayung perahu birahinya, di selingi kecipakkecipak pertemuan tubuh mereka di bawah. Tubuh mereka telah basah mengkilat dimanamana. Melicinkan gerakan merekan yang makin liar. Puncak makin mendekat.

    Lalu gerakan Indri mengayun pinggulnya berubah manjadi sangat cepat. Melentingkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya.

    Ahhhh..pekiknya saat keputusan puncak di capainya.

    Kembali bergerak cepat memacu pinggulnya, Kembali sambil melentingkan tubuhnya menjerit terputusputus

    Ahhh, .ahhhhhh, ahhhh.gelombang yang lebih dahsyat menggulungnya,membolakbalikkan emosinya bercampur aduk.

    Melontarkannya ke langit berwarna warni. Tak kuat menahankannya, memeluk ketat bahu Dino seraya giginya telah membenam di pundak Dino. Rengekannya pecah sepanjang gelombang demi gelombang yang melandanya.

    Nggghh.rengek Indri dengan nafas tersengalsengal.

    Terasakan oleh Dino betapa liang tersebut bergerak peristaltik, mengurut dan memijat batang berototnya dalam tempo cepat. Dino tak tertahankan, makin cepat, selain menyempurnakan pencapaian sang gadis juga letupanletupan syarafnya hampir meledak.

    Memompa batangnya terus menerus tak henti. Mengenggam pinggul sang gadis denga kedua tangannya seolah olah tengah memaku sang gadis dengan batang berototnya pada liang yang telah basah di bawah.

    Arghhh..sambil menggeram Dino membenamkan batang berototnya sedalamdalamnya pada liang basah tersebut.

    Ototnya berdenyut sesaat. Bendungan laharnya meledak, berkejaran di sepanjang pembuluh darah batang berototnya menemukan pelepasannya. Menyembur dalam kehangatan liang yang mencekal erat, membasahi dan membanjirinya hingga tak tertampungkan dan mengalir perlahan ke muara liang tersebut.

    Hening sejenak. Mereka tenggelam dalam keletihan yang sangat. Meresapi sisa deburan gelombang yang masih terasa. Diam tak berkatakata

    Makasih..Aujar Indri lirih mengecup bibir Dino.
    Hmmm..gumam Dino tak menjawab, hanya dekapan lengannya makin erat pada tubuh mungil yang berkeringat tersebut.

    Tak dapat ia wujudkan kebanggan perasaannya. mengantarkan gadis muda itu menggapai puncak kenikmatan yang beruntun dalam persetubuhan ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku


    772 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku, Aku mahasiswa arsitektur tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, dan sudah saatnya melaksanakan tugas akhir sebagai prasyarat kelulusan. Beruntung, aku kebagian seorang dosen yang asyik dan kebetulan adalah seorang ibu. Rani namanya, di awal umur tigapuluh, luar biasa cantik dan cerdas. Cukup sulit untuk menggambarkan kejelitaan sang ibu. Bersuami seorang dosen pula yang kebetulan adalah favorit anak-anak karena moderat dan sangat akomodatif. Singkat kata banyak teman-temanku yang sedikit iri mengetahui aku kebagian pembimbing Ibu Rani. “Dasar lu… enak amat kebagian ibu yang cantik jelita…” Kalau sudah begitu aku hanya tersenyum kecil, toh bisa apa sih pikirku.

    Proses asistensi dengan Ibu Rani sangat mengasyikan, sebab selain beliau berwawasan luas, aku juga disuguhkan kemolekan tubuh dan wajah beliau yang diam-diam kukagumi. Makanya dibanding teman-temanku termasuk rajin berasistensi dan progres gambarku lumayan pesat. Setiap asistensi membawa kami berdua semakin akrab satu sama lain. Bahkan suatu saat, aku membawakan beberapa kuntum bunga aster yang kutahu sangat disukainya. Sambil tersenyum dia berucap, “Kamu mencoba merayu Ibu, Rez?”
    Aku ingat wajahku waktu itu langsung bersemu merah dan untuk menghilangkan grogiku, aku langsung menggelar gambar dan bertanya sana-sini. Tapi tak urung kuperhatikan ada binar bahagia di mata beliau. Setelah kejadian itu setiap kali asitensi aku sering mendapati beliau sedang menatapku dengan pandangan yang entah apa artinya, beliau makin sering curhat tentang berbagai hal. Asistensi jadi ngelantur ke bermacam subyek, dari masalah di kantor dosen hingga anak tunggalnya yang baru saja mengeluarkan kata pertamanya. Sesungguhnya aku menyukai perkembangan ini namun tak ada satu pun pikiran aneh di benakku karena hormat kepada beliau.

    Hingga… pada saat kejadian. Suatu malam aku asistensi sedikit larut malam dan beliau memang masih ada di kantor pukul 8 malam itu. Yang pertama terlihat adalah mata beliau yang indah itu sedikit merah dan sembab. “Wah, saat yang buruk nih”, pikirku. Tapi dia menunjuk ke kursi dan sedikit tersenyum jadi kupikir tak apa-apa bila kulanjutkan. Setelah segala proses asistensi berakhir aku memberanikan diri bertanya, “Ada apa Bu? Kok kelihatan agak sedih?”
    Kelam menyelimuti lagi wajahnya meski berusaha disembunyikannya dengan senyum manisnya.
    “Ah biasalah Rez, masalah.”
    Ya sudah kalau begitu aku segera beranjak dan membereskan segala kertasku. Dia terdiam lama dan saat aku telah mencapai pintu, barulah…
    “Kaum Pria memang selalu egois ya Reza?”
    Aku berbalik dan setelah berpikir cepat kututup kembali pintu dan kembali duduk dan bertanya hati-hati.
    “Kalau boleh saya tahu, kenapa Ibu berkata begitu? Sebab setahu saya perempuan memang selalu berkata begitu, tapi saya tidak sependapat karena certain individual punya ego-nya sendiri-sendiri, dan tidak bisa digolongkan dalam suatu stereotype tertentu.”

    Matanya mulai hidup dan kami beradu argumen panjang tentang subyek tersebut dan ujung-ujungnya terbukalah rahasia perkimpoiannya yang selama ini mereka sembunyikan. Iya, bahwa pasangan tersebut kelihatan harmonis oleh kami mahasiswa, mereka kaya raya, keduanya berparas good looking, dan berbagai hal lain yang bisa membuat pasangan lain iri melihat keserasian mereka. Namun semua itu menutupi sebuah masalah mendasar bahwa tidak ada cinta diantara mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka yang konservatif dan selama ini keduanya hidup dalam kepalsuan. Hal ini diperburuk oleh kasarnya perlakuan Pak Indra (suami beliau) di rumah terhadap Bu Rani (fakta yang sedikit membuatku terhenyak, ugh betapa palsunya manusia sebab selama ini di depan kami beliau terlihat sebagai sosok yang care dan gentle).

    Singkat kata beliau sambil terisak menumpahkan isi hatinya malam itu dan itu semua membuat dia sedikit lega, serta membawa perasaan aneh bagiku, membuat aku merasa penting dan dekat dengan beliau. Kami memutuskan untuk jalan malam itu, ke Lembang dan beliau memberi kehormatan bagiku dengan ikut ke sedan milikku. Sedikit gugup kubukakan pintu untuknya dan tergesa masuk lalu mengendarai mobil dengan ekstra hati-hati. Dalam perjalanan kami lebih banyak diam sambil menikmati gubahan karya Chopin yang mengalun lembut lewat stereo. Kucoba sedikit bercanda dan menghangatkan suasana dan nampaknya lumayan berhasil karena beliau bahkan sudah bisa tertawa terbahak-bahak sekarang.

    “Kamu pasti sudah punya pacar ya Reza?”
    “Eh eh eh”, aku gelagapan.
    Iya sih emang, bahkan ada beberapa, namun tentu saja aku tak akan mengakui hal tersebut di depannya.
    “Nggak kok Bu… belum ada… mana laku aku, Bu…” balasku sambil tersenyum lebar.
    “Huuu, bohong!” teriaknya sambil dicubitnya lengan kiriku.
    “Cowok kayak kamu pasti playboy deh… ngaku aja!”
    Aku tidak bisa menjawab, kepalaku masih dipenuhi fakta bahwa beliau baru saja mencubit lenganku. Ugh, alangkah berdebar dadaku dibuatnya. Beda bila teman wanitaku yang lain yang mencubit.

    Larut malam telah tiba dan sudah waktunya beliau kuantar pulang setelah menikmati jagung bakar dan bandrek berdua di Lembang. Daerah Dago Pakar tujuannya dan saat itu sudah jam satu malam ketika kami berdua mencapai gerbang rumah beliau yang eksotik.
    “Mau nggak kamu mampir ke rumahku dulu, Rez?” ajaknya.
    “Loh apa kata Bapak entar Bu?” tanyaku.
    “Ah Bapak lagi ke Kupang kok, penelitian.”
    Hm… benakku ragu namun senyum manis yang menghiasi bibir beliau membuat bibirku berucap mengiyakan. Aku mendapati diriku ditarik-tarik manja oleh beliau ke arah ruang tamu di rumah tersebut akan tetapi benakku tak habis berpikir, “Duh ada apa ini?”

    Sesampainya di dalam, “Sst… pelan-pelan ya… Detty pasti lagi lelap.” Kami beringsut masuk ke dalam kamar anaknya dan aku hanya melihat ketika beliau mengecup kening putrinya yang manis itu pelan. Kami berdua bergandengan memasuki ruang keluarga dan duduk bersantai lalu mengobrol lama di sana. Beliau menawarkan segelas orange juice. “Aduh, apa yang harus aku lakukan”, pikirku.

    Entah setan mana yang merasuk diriku ketika beliau hendak duduk kembali di karpet yang tebal itu, aku merengkuh tubuhnya dalam sekali gerakan dan merangkulnya dalam pangkuanku. Beliau hanya terdiam sejenak dan berucap, “Kita berdua telah sama-sama dewasa dan tahu kemana ini menuju bukan?” Aku tak menjawab hanya mulai membetulkan uraian rambut beliau yang jatuh tergerai dan membawa tubuh moleknya semakin erat ke dalam pelukanku, dan kubisikkan di telinganya, “Reza sangat sayang dan hormat pada Ibu, oleh karenanya Reza tak akan berbuat macam-macam.” Ironisnya saat itu sesuatu mendesakku untuk mengecup lembut cuping telinga dan mengendus leher hingga ke belakang kupingnya. Kulihat sepintas beliau menutup kelopak matanya dan mendesah lembut. “Kau tahu aku telah lama tidak merasa seperti ini Rez…” Kebandelanku meruyak dan aku mulai menelusuri wajah beliau dengan bibir dan lidahku dengan sangat lembut dan perlahan. Setiap sentuhannya membuat sang ibu merintih makin dalam dan beliau merangkul punggungku semakin erat. Kedua tanganku mulai nakal merambah ke berbagai tempat di tubuh beliau yang mulus wangi dan terawat.

    Aku bukanlah pecinta ulung, infact saat itu aku masih perjaka namun cakupan wawasanku tentang seks sangat luas. “Tunggu ya Rez… ibu akan bebersih dulu.” Ugh apa yang terjadi, aku tersadar dan saat beliau masuk ke dalam, tanpa pikir panjang aku beranjak keluar dan segara berlari ke mobil dan memacunya menjauh dari rumah Ibu Ir. Rani dosenku, sebelum segalanya telanjur terjadi. Aku terlalu menghormatinya dan… ah pokoknya berat bagiku untuk mengkhianati kepercayaan yang telah beliau berikan juga suaminya. Sekilas kulihat wajah ayu beliau mengintip lewat tirai jendela namun kutegaskan hatiku untuk memacu mobil dan melesat ke rumah Tina.

    Sepanjang perjalanan hasrat yang telah terbangun dalam diriku memperlihatkan pengaruhnya. Aku tak bisa konsentrasi, segala rambu kuterjang dan hanya dewi fortuna yang bisa menyebabkan aku sampai dengan selamat ke pavilyun Tina. Tina adalah seorang gadis yang aduhai seksi dan menggairahkan, pacar temanku. Namun sejak dulu dia telah mengakui kalau Tina menyukaiku. Bahkan dia telah beberapa kali berhasil memaksa untuk bercumbu denganku. Hal yang kupikir tak ada salahnya sebagai suatu pelatihan buatku. Aku mengetuk pintu kamar paviliunnya tanpa jawaban, kubuka segera dan Tina sedang berjalan ke arahku, “Sendirian?” tanyaku. Tina hanya mengangguk dan tanpa banyak ba bi bu, aku merangsek ke depan dan kupagut bibirnya yang merah menggemaskan. Kami berciuman dalam dan bernafsu. “Kenapa Rez?” di sela-sela ciuman kami, Tina bertanya, aku tak menjawab dan kuciumi dengan buas leher Tina, hingga dia gelagapan dan menjerit lirih. Tangan kananku membanting pintu sementara tangan kiriku dengan cekatan mendekap Tina makin erat dalam pelukanku. “Brak!” kurengkuh Tina, kuangkat dan kugendong ke arah kasur. “Ugh buas sekali kamu Rez…” Sebuah senyum aneh menghiasi wajah Tina yang jelita.

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Cerita Sex Bu Rani Si Dosenku

    Kurebahkan Tina dan kembali kami berpagutan dalam adegan erotis yang liar dan mendebarkan. Aku bergeser ke bawah dan kutelusuri kaki Tina yang jenjang dengan bibirku dan kufokuskan pada bagian paha dalamnya. Kukecup mesra betis kanannya. Tina hanya mengerang keenakan sambil cekikikan lirih karena geli. Kugigit-gigit kecil paha yang putih dan mulus memikat itu sambil tanganku tak henti membelai dan merangsang Tina dengan gerakan-gerakan tangan dan jari yang memutar-mutar pada payudaranya yang seksi dan ranum. Dengan sekali tarik, piyama yang dikenakannya terlepas dan kulemparkan ke lantai, sementara aku bergerak menindih Tina.

    Kami saling melucuti hingga tak ada sehelai benang pun yang menjadi pembatas tarian kami yang makin lama makin liar. “Reza ahhh… Reza… Reza…” Tina terus berbisik lirih ketika kukuakkan kedua kakinya dan aku menuju kewanitaannya yang membukit menantang. Kusibakkan rambut pubic-nya yang lebat namun rapih dan serta merta aromanya yang khas menyeruak ke hidungku. Bentuknya begitu menantang sehingga entah kenapa aku langsung menyukainya. Kuhirup kewanitaan Tina dengan keras dan lidahku mulai menelusuri pinggiran labia minora-nya yang telah basah oleh cairan putih bening dengan wangi pheromone menggairahkan. Kubuka kedua labia-nya dengan jemariku dan kususupkan lidahku pelan diantaranya menyentuh klitorisnya yang telah membesar dan kemerahan.

    “Aaagh…” Tina menjerit tertahan, sensasi yang dirasakannya begitu menggelora dan semakin membangkitkan semangatku. Detik itu juga aku memutuskan untuk melepas status keperjakaanku yang entah apalah artinya. Sejenak pikiranku melambung pada Ibu Rani, ah apa yang terjadi besok? Kubuang jauh-jauh perasaan itu dan kupusatkan perhatianku pada gadis cantik molek yang terbaring pasrah dan menantang di hadapanku ini. Tina pun okelah. Malam ini aku akan bercinta dengannya. Dengan ujungnya yang kuruncingkan aku menotol-notolkan lidahku ke dalam kewanitaan Tina hingga ia melenguh keras panjang dan pendek.

    Lama, aku bermain dengan berbagai teknik yang kupelajari dari buku. Benar kata orang tua, membaca itu baik untuk menambah pengetahuan. Kuhirup semua cairan yang keluar darinya dan semakin dalam aku menyusupkan lidahku menjelajahi permukaan yang lembut itu semakin keras lenguhan yang terdengar dari bibir Tina. Aku naik perlahan dan kuciumi pusar, perut dan bagian bawah payudaranya yang membulat tegak menantang. Harus kuakui tubuh molek Tina, pacar temanku ini sungguh indah. Lidahku menjelajahi permukaan beledu itu dengan penuh perasaan hingga sampai ke puting payudaranya yang kecoklatan. Aku berhenti, kupandangi lama hingga Tina berteriak penasaran, “Ayo Rez… tunggu apa lagi sayang.”

    Aku berpaling ke atas, di hadapanku kini wajah putih jelitanya yang kemerahan sambil menggigit bibir bawahnya karena tak dapat menahan gejolak di dadanya. Hmm… pemandangan yang jarang-jarang kudapat pikirku. Tanganku meraih ke samping, kusentuh pelan putingnya yang berdiri menjulang sangat menggairahkan dengan telunjukku. “Aaah Rez… jangan bikin aku gila, please Rez…” Dengan gerakan mendadak, aku melahap puting tersebut mengunyah, mempermainkan, serta memilinnya dengan lidahku yang cukup mahir. (Aku tahu Tina sangat sensitif dengan miliknya yang satu itu, bahkan hanya dengan itupun Tina dapat orgasme saat kami sering bercumbu dulu). Tina menjerit-jerit kesenangan. Kebahagian melandanya hingga ia maju dan hendak merengkuh badanku.

    “Eit, tunggu dulu Non… jangan terlalu cepat sayang”, aku menjauh dan menyiksanya, biar nanti juga tahu rasanya multi orgasme. Nafas Tina yang memburu dan keringat mengucur deras dari pori-porinya cukup kurasa. Aku bangkit dan pergi ke dapur kecil minum segelas air dingin. “Jaaahat Reza… jahaat…” kudengar seruannya. Saat aku balik, tubuhnya menggigil dan tangannya tak henti merangsang kewanitaanya. Aku benci hal itu, dan kutepis tangannya, “Sini… biar aku…” Aku kembali ke arah wajahnya dan kupagut bibirnya yang merah itu dan kami bersilat lidah dengan semangat menggebu-gebu. Kuraih tubuh mungilnya dalam pelukanku dan kutindih pinggulnya dengan badanku. “Uugh…” dia merintih di balik ciuman kami. Kedua bibir kami saling melumat dan menggigit dengan lincahnya, seolah saling berlomba.

    Birahi dan berbagai gejolak perasaan mendesak sangat dahsyat. Sangat intensif menggedor-gedor seluruh syaraf kami untuk saling merangsang dan memuaskan sang lawan. Kejantananku minta perhatian dan mendesak-desak hingga permukaannya penuh dengan guratan urat yang sangat sensitif. Duh… saatnya kah? aku bimbang sejenak namun kubulatkan tekadku dan dengan segera aku menjauh dari Tina. Tanpa disuruh lagi Tina meregangkan kedua pahanya dan menyambut kesediaanku dengan segenap hati. Punggungnya membusur dan bersiap. Sementara aku menyiapkan batang kemaluanku dan membimbingnya menuju ke pasangannya yang telah lumer licin oleh cairan kewanitaannya. Oh my God… sensasi yang saat itu kurasakan sangat mendebarkan, saat-saat pertamaku. Gigitan bibir bawah Tina menunjukkan ketidaksabarannya dan dengan kedua betisnya dia mendesak pinggulku untuk bergerak maju ke depan. Akhirnya keduanya menempel. Kubelai-belaikan permukaan kepala kejantananku ke klitorisnya dan Tina meraung, masa sih begitu sensasional? Biasa sajalah. Kudesak ke depan perlahan (aku tahu ini merupakan hal pertama bagi dia juga) sial… mana muat? Ah pasti muat. Kusibakkan dengan kedua jemariku sambil pinggulku mendesak lagi dengan lembut namun mantap. Membelalak Tina ketika batang kemaluanku telah menyeruak di antara celah kewanitaannya.

    Sambil matanya mendelik, menahan nafas dan menggigit-gigit bibir bawahnya, Tina membimbing dengan memegang batang kemaluanku, “Hmm… Rez? jangan ragu sayang…” Dengan mantap aku menghentakkan pinggulku ke depan agar Tina menjerit. Loh sepertiganya telah amblas ke dalam. Hangat, basah, ketat sangat sensasional. Pinggang kugerakkan ke kiri dan ke kanan. Sementara Tina kepedasan dan air matanya sedikit mengintip dari ujung matanya yang berbinar indah itu.
    “Kenapa sayang?” tanyaku.
    “Nggak pa-pa Rez… terusin aja sayang… Aku adalah milikmu, semuanya milikmu…”
    “Sungguh…”

    Aku tahu pastilah mengharukan bagi gadis manapun meski sebandel Tina, apabila kehilangan keperawanannya. Maka untuk menenangkannya aku merengkuh tubuhnya dan kuangkat dalam pelukan, proses itu membuat kemaluanku semakin dalam merasuk ke dalam Tina. Dia mendelik keenakan, matanya yang indah merem melek dan bibirnya tak henti mendesah, “Rez sayaaang… ugh nikmatnya.” Saat itu aku sedang memikirkan Ibu Rani. Aneh, mili demi mili batang kemaluanku menghujam deras ke dalam diri Tina dan semakin dalam serta setiap kali aku menggerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan sekujur tubuh Tina bergetar, bergidik menggelinjang keras, lalu kudesak ke dalam sambil sesekali kutarik dan ulur. Tina menjerit keras sekali dan kubungkam dengan ciumanku, glek… kalau ketahuan ibu kost-nya mampus kami. Aku tak menyangka sedemikian ketatnya kewanitaan Tina, hingga kemaluanku serasa digenggam oleh sebuah mesin pemijat yang meski rapat namun memberikan rasa nyaman dan nikmat yang tak terkira. Pelumasan yang kulakukan telah cukup sehingga kulit permukaannya kuyakin tidak lecet sementara perjalanan batang kemaluanku menuju ke akhirnya semakin dekat. Hangat luar biasa, hangat dan basah menggairahkan, tulang-tulangku seakan hendak copot oleh rasa ngilu yang sangat bombastis.

    Perasaan ini rupanya yang sangat diimpikan berjuta pria. “Eh… Tina sayang… kasihan kau, kelihatan sangat menderita, meski aku tahu dia sangat menikmatinya”. Wajahnya bergantian mengerenyit dan membelalak hingga akhirnya telah cukup dalam, kusibakkan liang kemaluan Tina-ku tersayang dengan batang kemaluanku hingga bersisa sedikit sekali di luarnya. Tina merintih dan membisikkan kata-kata sayang yang terdengar bagai musik di telingaku. Aku mendenyutkan kemaluanku dan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan bersentuhan dengan hampir seluruh permukaan dalam rahimnya, mentokkah? Berbagai tonjolan yang ada di dalam lubang kemaluannya kutekan dengan kemaluanku, hingga Tina akan menjerit lagi, namun segera kubungkam lagi dengan ciuman yang ganas pada bibirnya.

    Kutindih dia, kutekan badannya hingga melesak ke dalam kasur yang empuk dan kusetubuhi dirinya dengan nafsu yang menggelegak. Dengan mantap dan terkendali aku menaikkan pinggulku hingga kepala kemaluanku nyaris tersembul keluar. Ugh, sensasinya dan segera kutekan lagi, oooh pergesekan itu luar biasa indah dan nikmat. Gadis seksi yang ranum itu merem melek keenakan dan ritual ini kami lakukan dengan tenang dan santai, berirama namun dinamis. Pinggulnya yang montok itu kuraih dan kukendalikan jalannya pertempuran hingga segalanya makin intens ketika sesuatu yang hangat mengikuti kontraksi hebat pada otot-otot kewanitaannya meremas-remas batang kemaluanku, serta ditingkahi bulu mata Tina yang bergetar cepat mendahului aroma orgasme yang sedang menjelangnya. Aku pernah membaca hal ini.

    “Shhs sayang Tina… jangan dulu ya sayang ya…”
    “Shhh… Reza… nggak tahan aku… Reeez… shhhh…”
    “Cup cup… kalem sayang…” kukecup lembut matanya, bibirnya, hidungnya, dan keningnya.
    Tina mereda, aku berhenti.
    “Reza… kamu tega ih…” Tina cemberut sambil menarik-narik bulu dadaku.
    “Sshhh sayangku… biar aja, entar kalo udah meledak pasti nikmat deh… minum dulu yuk sayang…”

    Aku menarik keluar batang kemaluanku, aku tak mau Tina tumpah, meski demikian saat aku menarik kemaluanku, ia memelukku dengan kencang hingga terasa sakit menahan sensasi luar biasa yang barusan dia rasakan. Kalian para pembaca wanita yang pernah bercinta pasti pernah merasakan hal itu. Sembari minum aku menarik nafas panjang dan meredakan pula gejolak nafsuku, aku mau yang pertama ini jadi indah untuk kami berdua. Sial, ingatanku kembali melayang ke Ibu Rani. Apa yang sekarang dia lakukan? Bagaimana keadaan dia? Ah urusan besok sajalah. Dengan melompat aku merambat naik lagi ke tubuh Tina yang sedang tersenyum nakal.
    “Minum sayang…” dia memberengut dan minum dengan cepat.
    “Ayo Reza… jangan jahat dong…”
    Dengan satu gerakan cepat aku menyelipkan diri di antara kedua kakinya seraya membelainya cepat dan meletakkan kemaluanku ke perbukitan yang ranum itu. Cairan putih yang kental terlihat meleleh keluar.

    Kusibakkan kewanitaannya, dan dengan cepat kutelusupkan batang kemaluanku ke dalamnya. Ugh, berdenyut keduanya masuklah ia, dengan mantap kudorong pinggulku mengayuh ke depan. Tina pun menyambutnya dengan suka cita. Walhasil dengan segera dia telah masuk melewati liang yang licin basah dan hangat itu ke dalam diri Tina dan bersarang dengan nyamannya. Maka dimulailah tarian Tango itu. Menyusuri kelembutan beledu dan bagai mendaki puncak perbukitan yang luar biasa indah, kami berdua bergerak secara erotis dan ritmis, bersama-sama menggapai-gapai ke what so called kenikmatan tiada tara. Gerakan batang kejantananku dan pergesekannya dengan ‘diri’ Tina sungguh sulit digambarkan dengan kata-kata. Kontraksi yang tadi telah reda mulai lagi mendera dan menambah nikmatnya pijatan yang dihasilkan pada batang kemaluanku. Tanganku menghentak menutup mulutnya saat Tina menjerit keras dan melenguh keenakan. Lama kutahan dengan mencoba mengalihkan perhatian kepada berbagai subyek non erotis.

    Aku tiba-tiba jadi buntu, Yap… Darwin, eksistensialist, le corbusier, pilotis, doppler, dan Thalia. Hah, Thalia yang seksi itu loh. Duh… kembali deh ingatanku pada persetubuhan kami yang mendebarkan ini. Ah, nikmati saja, keringat kami yang berbaur seiring dengan pertautan tubuh kami yang seolah tak mau terpisahkan, gerakan pinggulnya yang aduhai, aroma persetubuhan yang kental di udara, jeritan-jeritan lirih tanpa arti yang hanya dapat dipahami oleh dua makhluk yang sedang memadu cinta, perjalanan yang panjang dan tak berujung. Hingga desakan itu tak tertahankan lagi seperti bendungan yang bobol, kami berdua menjerit-jerit tertahan dan mendelik dalam nikmat yang berusaha kami batasi dalam suatu luapan ekspresi jiwa. Tina jebol, berulang-ulang, berantai, menjerit-jerit, deras keluar memancarkan cairan yang membasahi dan menambah kehangatan bagi batang kemaluanku yang juga tengah meregang-regang dan bergetar hendak menumpahkan setampuk benih. Kontraksi otot-otot panggulnya dan perubahan cepat pada denyutan liang kemaluannya yang hangat dan ketat menjepit batang kemaluanku. Akh, aku tak tahan lagi.

    Di detik-detik yang dahsyat itu aku mengingat Tuhan, dosa, dan Ibu Rani yang telah aku kecewakan, tapi hanya sesaat ketika pancaran itu mulai menjebol tak ada yang dibenakku kecuali… kenikmatan, lega yang mengawang dan kebahagiaan yang meluap. Aku melenguh keras dan meremas bahu dan pantat sekal Tina yang juga tengah mendelik dan meneriakkan luapan perasaannya dengan rintihan birahi. Berulang-ulang muncrat dan menyembur keluar tumpah ke dalam liang senggama sang gadis manis dan seksi itu. Geez… nikmat luar biasa. Lemas yang menyusul secara tiba-tiba mendera sekujur tubuhku hingga aku jatuh dan menimpa Tina yang segera merangkulku dan membisikkan kata-kata sayang. “Enak sekali Reza, duh Gusti…” Aku menjilati lehernya dan membiarkan batang kemaluanku tetap berbaring dan melemas di dalam kehangatan liang kewanitaannya (ya ampun sekarang pun aku mengingat kemaluan Tina dan aku bergidik ingin mengulang lagi).

    Denyut-denyut itu masih terasa, membelai kemaluanku dan menidurkannya dalam kelemasan dan ketentraman yang damai. Kugigit dan kupagut puting payudara Tina dengan gemas. Tina membalas menjewer kupingku, meski masih dalam tindihan tubuhku.
    “Reza sayang… kamu bandel banget deh… gimana kalo Rian tahu nanti Rez…”
    “Iya… dan gimana Vina-ku ya?” dalam hatiku.

    Ironisnya lagi, kami selalu melakukannya berulang-ulang setiap ada kesempatan. Bagai tak ada esok, dengan berbagai gaya dan cara tak puas-puasnya. Di lantai, di dapur, di kasur, di bath tub, bahkan di kedinginan malam teras belakang paviliun sambil tertawa cekikikan. Rasa khawatir ketahuan yang diiringi kenikmatan tertentu memacu adrenalin semakin deras, yang segalanya membuat gairah.

    Tak kusangka kami terkuras habis, lelah tak tertahan namun pagi telah menjelang dan aku harus bertemu dengan Ibu Rani. Aku bergerak melangkah menjauhi tempat tidur meskipun dengan lutut lemas seperti karet dan tubuhku limbung. Kamar mandi tujuanku. Segera saja aku masuk ke dalam bath tub dan mengguyur sekujur tubuh telanjangku dengan air dingin. Brrr… lemas yang mendera perlahan terangkat seiring dengan bangkitnya kesadaranku. Sambil berendam aku mengingat kembali kilatan peristiwa yang beberapa hari ini terjadi.

    Semenjak saat itu asistensiku dengan Ibu Rani berlangsung beku, dan dia terlihat dingin sekali, sangat profesional di hadapanku. Beliau kembali memangilku dengan anda, bukan panggilan manja Reza lagi seperti dulu. Aku serba salah, tidak sadarkah dia kalau aku pulang malam itu karena menghormati dan menyayanginya? Hingga dua hari menjelang sidang akhir, dan keadaan belum membaik, gambarku selesai namun belum mendapat persetujuan dari Bu Rani. Kuputuskan untuk berkunjung ke rumahnya, meski aku tak pasti apakah Pak Indra ada di sana atau tidak.

    Hari itu mobilku dipinjam oleh teman dekatku, sementara siangnya hujan rintik turun perlahan. Ugh, memang aku ditakdirkan untuk gagal sidang kali ini. Bergegas kucegat angkot dan dengan semakin dekatnya kawasan tempat tinggal beliau, semakin deg-degan debar jantungku. Kucoba mengingat seluruh kejadian semalam saat aku dan Tina bercinta untuk kesekian kalinya, untuk mengurangi keresahanku. Aku turun dari angkot dalam derasnya hujan dan dengan sedikit berlari aku membuka gerbang dan menerobos ke dalam pekarangan. Basah sudah bajuku, kuyup dan bunga Aster yang kubawakan telah tak berbentuk lagi. Kubunyikan bel dan menanti. Bagaimana kalau beliau keluar? bagaimana kalau Pak Indra ada di rumah? dan beratus what if berkecamuk sampai aku tak menyadari kalau wajah jelita dan tubuh molek Ibu Rani telah berdiri beberapa meter di depanku. Saat aku sadar senyumnya masih dingin, tapi ada rasa kasihan terbesit tampak dari wajah keratonnya yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpiku. Aku hanya bisa menyodorkan bunga yang telah rusak itu dan berkata, “Maafkan saya…”

    Tubuhku yang menggigil kedinginan dan kuyup itu sepertinya menggugah rasa iba di hati beliau dan aku mendapati beliau tersenyum dan berkata, “Sudah Reza, cepat masuk, ganti baju sana… dua hari lagi kamu sidang loh… entar kalo sakit kan Ibu juga yang repot.” Uuugh, leganya beban ini telah terangkat dari dadaku, dan aku menghambur masuk. “Maaf Bu, saya basah kuyup.” Beliau masuk ke dalam dan segera membawakan handuk untukku. “Sana ke kamar dan ganti baju gih, pake aja kaus-kaus Bapak.” Kuberanikan diri, mendoyongkan tubuh dan mengecup keningnya, “Terima kasih banyak Bu…” Sang ibu sedikit terperangah dan kemudian menepis wajahku. “Sudah sana, masuk… ganti baju kamu.” Dengan sedikit cengengesan aku masuk ke dalam dan mengeringkan tubuhku, dan mengganti baju dengan kaus yang sungguh pas di badanku.

    Segera aku keluar dan mencari Ibu Rani. Beliau sedang berada di dapur mencoba membuatkan secangkir teh panas untukku. Aduuh, aku sedikit terharu. Dengan beringsut aku mendekatinya dan merangkul beliau dari belakang. Dengan ketus beliau menepis tubuhku dan menjauh.
    “Reza… kamu pikir kamu bisa seenaknya saja begitu.” Aku terdiam.
    “Saya minta maaf Bu, waktu itu saya pergi karena Reza tak sanggup Bu… Ibu, orang yang paling saya hormati dan sayangi, mungkin Reza butuh waktu, Bu…” sambil berkata demikian aku mendekatinya dan memegang pundak kanan beliau dan memberi sedikit pijatan lembut. Beliau tergetar dan tampak sedikit melunak.
    Aku mendekat lagi, “Ibu mau maafin Reza?” sambil kutatap tajam matanya, kemudian perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajah ayu sang ibu.
    “Tapi Rez…”
    Beliau kelihatan bingung, namun kecupan lembutku telah bersarang lembut pada keningnya. Kurengkuh Rani yang ranum itu dalam pelukanku dan kuusap-usapkan kelopak bibirku pada bibirnya dan kukecup dan kugigit-gigit bibir bawahnya yang merah merekah itu. Nafas Rani sedikit memburu dan bibirnya merekah terbuka.

    Semula sedikit pasif ciuman yang kuterima, kemudian lidahku menelusup ke dalam dan menyentuh giginya yang putih, mencari lidahnya. Getar-getar yang dirasakannya memaksa Rani untuk memerima lidahku dan saling bertautlah lidah kami berdua, menari-nari dalam kerinduan dan rasa sayang yang sulit dimengerti. Bayangkan beliau adalah dosenku yang kuhormati, yang meskipun cantik jelita, putih dan mempesona menggairahkan, namun tetap saja adalah orang yang seharusnya kujunjung tinggi.

    “Jangan di sini Rez, Tuti bisa datang kapan saja.”
    Kutebak Tuti adalah nama pembantu mereka.
    “Bapak?”
    “Ah biarkan saja dia”, kata dosen pujaanku itu.
    Ditariknya tanganku ke arah kamarnya yang mereka rancang berdua.
    “Buu… Bapak di mana?”
    Wanita matang yang luar biasa cantik itu berbalik bertanya, “Kenapa, kamu takut? Pulang sana, kalau kamu takut.”

    Ah, kutenangkan hatiku dan yakin dia pasti juga tidak akan membiarkan ada konfrontasi di rumah mereka. Jadi aku medahului Rani (sekarang aku hanya memanggil beliau dengan nama Rani atas permintaannya. Di samping itu, Rani pun tak berbeda jauh umur denganku) dan dalam satu gerakan tangan, Rani telah ada dalam pondonganku, kemudian kuciumi wajahnya dengan mesra, lehernya, dan sedikit belahan di dadanya. Menjelang dekat dengan tempat peraduan, Rani kuturunkan dan aku mundur memandanginya seperti aku memandanginya saat pertama kali. Semula Rani sedikit kikuk.
    “Kenapa? Aku cantik kan?”
    Rani bergerak gemulai seolah sedang menari, duh Gusti… cantik sekali. Ia mengenakan daster panjang berwarna light cobalt yang menerawang.

    Kupastikan Rani tidak mengenakan apa-apa lagi di baliknya. Payudaranya bulat dan penuh terawat, pinggulnya selalu membuat para mahasiswi iri bergosip dan mahasiswa berdecak kagum. Aku sekonyong-konyong melangkah maju dan dengan lembut kutarik ikatan di belakang punggungnya, hingga bagaikan adegan slow motion daster tersebut perlahan jatuh ke lantai dan menampilkan sebuah pemandangan menakjubkan, luar biasa indah. Tubuh telanjang Ir. Rani yang menggairahkan. Tanpa tunggu lebih lama aku kembali melangkah ke depan dan kami berpagutan mesra, lembut dan menuntut.

    Mendesak-desak kami saling mencumbu. Ciuman terdahsyat yang pernah kualami, sensasinya begitu memukau. Lidahnya menerobos bibirku dan dengan penuh nafsu menyusuri permukaan dalam mulutku. Bibirnya yang mungil dan merah merekah indah kulumat dengan lembut namun pasti. Impian yang luar biasa ini, saat itu aku bahkan hendak mencubit lengan kiriku untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi. Rani melucuti pakaianku dan meloloskan kaosku, sambil sesekali berhenti mengagumi gumpalan-gumpalan otot pada dadaku yang cukup bidang dan perutku yang rata karena sering didera push-up.

    Kami berdua sekarang telanjang bagai bayi. Ada sedikit ironi pada saat itu, dan kami berdua menyadarinya dan tersenyum kecil dan saling menatap mesra. Aku menggenggam kedua tangannya dan mengajaknya berdansa kecil, eh norak tapi romantis. Rani tergelak dan menyandarkan kepalanya ke dadaku dan kami ber-slow dance di sana, di kamar itu, aku dan Rani, tanpa pakaian. Batang kemaluanku tanpa malu-malu berdiri dengan tegaknya, dan sesekali disentil oleh tangan lentik Rani. Dengan perutnya ia mendesak batang kemaluanku ke atas dan menempel mengarah ke atas, duh ngilu namun sensasional.

    Saat itu cukup remang karena hujan deras dan cuaca dingin, namun rambut Rani yang indah tergerai wangi tampak jelas bagiku. Kucium dan kubelai rambutnya sambil kubisikkan kata-kata sayang dan cinta yang selalu dibalasnya dengan… gombal, bohong dan cekikikan yang menggemaskan. Aku semakin sayang padanya.

    Ah, aku tak tahan lagi. Kudesak tubuh Rani ke arah pinggiran peraduan, kubaringkan punggungnya sementara kakinya tergolek menjuntai ke arah lantai. Aku berlulut di lantai dan mengelus-elus kaki jenjangnya yang mulus. Dan mulai mencumbunya. Kuangkat tungkai kanannya sambil kupegang dengan lembut, kutelusuri permukaan dalamnya dengan lidahku, perlahan dari bawah hingga ke arah pahanya. Pada pahanya yang putih mulus aku melakukan gerakan berputar dengan lidahku. Rani merintih kegelian. “Rez, it feel so good, aku pengen menjerit jadinya…” Saat menuju ke kewanitaannya yang berbulu rapi dan wangi, aku menggunakan kedua tanganku untuk membelai-belai bagian tersebut hingga Rani melenguh lemah. Lalu sambil menyibakkan kedua labianya, aku menggigit-gigit dan menjepit klitorisnya yang tengah mendongak, dengan lembut sekali. “Aduuuh Rez, aku sampai sayang…” Sejumlah besar cairan kental putih meluncur deras keluar dari dalam liang kewanitaaannya dan dengan segera aroma menyengat merasuk hidungku. Dengan hidungku aku mendesak-desak ke dalam permukaan kewanitaannya. Rani menjerit-jerit tertahan.

    “Rezaaa… nggghh… Rez… aduhh…” Rani sontak bangkit meraih dan meremas rambutku kemudian semakin menekannya ke dalam belahan dirinya yang sedang menggelegak. Kuhirup semua cairan yang keluar dari-nya, sungguh seksi rasanya. Aku mengenali wangi pheromone ini sangat khas dan menggairahkan. Rani-ku tersayang juga menyukainya, sampai menitikkan sedikit air mata. Aku naik ke atas dan menenangkan kekasih dan dosenku itu. Dengan wajah penuh peluh Rani tetaplah mempesona. “Aduh Rez, Rani udah lama nggak banjir kayak gitu… mungkin perasaan Rani terlalu meluap ya sayang ya…” Dengan manja ibu yang sehari-harinya tampil anggun itu melumat bibirku dan menciumi seluruh permukaan wajahku sambil cekikikan. Aduuuh, aku sayang sekali sama dosenku yang satu ini. Kudekap Rani dalam pelukanku erat demikian juga dibalasnya dengan tak kalah gemasnya, sehingga seolah-olah kami satu.

    Aku ingin begini terus selamanya, mendekap wanita yang kusayangi ini sepanjang hayatku kalau bisa, tapi nuraniku berbisik bahwa aku tidak dapat melakukannya. Akhirnya kuliahku telah usai dan nilai yang memuaskan telah kuraih, wisuda telah lama lewat, dan sekarang aku telah menjadi entrepeneur muda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot

    Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot


    772 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot, Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun.

    Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.

    “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
    “Ada apa, mama?” Tanyaku.

    “Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.
    “Aku jadi basah nih mama” Kataku.

    “Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.

    “Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
    “Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku

    “Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
    “Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.
    Aku belum beranjak sedikitpun.

    “Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

    Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan payudara yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

    Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

    “Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di payudara mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

    “Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara..

    “Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..

    “Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

    Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama.

    Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar. “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.Tangan mama megusap penisku.

    Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

    Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

    “Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Cerita Dewasa

    Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras. Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku.

    Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

    “Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.

    Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

    Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

    Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,

    “Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit. Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

    “Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
    “Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..
    Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.

    “Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”

    “Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.

    “Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama. Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

    “Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

    Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas payudaranya.

    15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.

    “Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

    “Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

    Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

    “Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

    Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.

    “Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

    “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama.

    Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.

    Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh. Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Balik Jilbab Sity Nurjanah Dan Temanya

    Cerita Sex Di Balik Jilbab Sity Nurjanah Dan Temanya


    772 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Balik Jilbab Sity Nurjanah Dan Temanya, Cerita Sex Di Balik Jilbab Sity Nurjanah dan Temanya – Namaku adalah Feri, bekerja di perusahaan konsultan IT yang cukup ternama di tanah air. Posisiku sebagai seorang programmer. Menurut teman- temanku, aku adalah orang yang beruntung, karena memiliki seorang istri yang cantik dan seksi. Nurjanah nama istriku. Tinggi istriku 167 cm dan berat yang proporsional. Tapi menurut teman-temanku yang istimewa dari istriku selain wajahnya yang putih dan cantik adalah keseksian bodynya.

    Temanku yang mata keranjang selalu jelalatan bila melihat istriku terutama melihat buah dadanya yang montok , pinggul yang besar menggoda dan pantat yang terangkat ke atas, walaupun istriku selalu mengenakan pakaian yang tertutup rapat. Dari istriku aku telah dikaruniai putra yang telah duduk di kelas 2 SD dan seorang putri yang berusia 4 tahun Pada suatu hari aku ditugaskan oleh perusahaan untuk membantu sebuah instansi pemerintah didalam membenahi IT yang terdapat di instansi tersebut.

    Di instansi tersebut aku bekerja sama dengan salah seorang pegawai yang mendapat tugas sebagai penanggungjawab IT di instansi tersebut. Nama rekan kerjaku adalah Sugianto dan biasa kupanggil Anto. Usianya 2 tahun dibawahku, telah menikah dan dikaruniai 2 orang putri yang berusia 3 tahun dan SD kelas 1. Istrinya adalah seorang wanita berjilbab lebar. Istri Anto bernama Aisyah. Namun jilbab lebar tersebut tidak mampu menyembunyikan paras wajahnya yang cantik, anggun dan putih mulus kulit wajahnya.

    Tubuhnya kecil mungil imut-imut sesuai dengan tipe cewe idamanku pada waktu aku bujangan dulu. Aisyah Dalam kerjasama ini , seringkali kami bekerja hingga jauh malam di kantor bahkan tidak jarang kami harus menginap di kantor. Sering pula kami bekerja di rumahnya hingga menginap ataupun sebaliknya menginap di rumahku. Karena dimulai dari nol, maka hubungan kerja sama ini terjalin menjadi sangat lama karena membicarakan segala aspek yang berhubungan dengan IT, dimulai dari perencanaan, pemasangan jaringan hingga sistem informasi yang akan dijalankan.

    Setelah kerjasama berjalan sekitar 3 bulan, Anto terlihat seperti orang stress dan setelah kutanyakan dia bercerita bahwa dia mendapat tekanan dari atasannya akibat kesalahan perencanaan, sehingga hasilnya melenceng dari target yang ditetapkan dan dia diberi limit waktu 3 bulan untuk segera memperbaiki dan menyelesaikan proyek yang sedang dikerjakan. Rupanya, atasan Anto menceritakan kesalahan perencanaan yang dilakukan oleh anakbuahnya kepada atasanku, sehingga akupun mendapat teguran keras dari atasanku sebagai karyawan yang tidak mampu membawa misi perusahaan yang mampu memberi bantuan konsultasi untuk mewujudkan terciptanya sebuah Sistem Informasi pada sebuah klien.

    Walaupun ini semua terjadi bukan kesalahanku. Akibat tekanan ini, kami menjadi semakin akrab dan menjadi dua orang sahabat setia yang saling membantu dan berbagi baik didalam suka maupun duka. Kami jadi semakin sering kerja sampai jauh malam baik di kantornya Anto, rumahku ataupun rumahnya. Pada saat bekerja, kami banyak berhubungan dengan internet untuk mendapatkan referensi ataupun masukkan yang bisa mempercepat proyek ini selesai. Dan biasanya pada saat pikiran sedang buntu, biasanya kami melakukan refreshing dengan cara mengunjungi situs-situs porno dan mendownload gambar- gambar ataupun film-film porno.

    Dari gambar-gambar dan film-film yang didownload oleh Anto serta komentar- komentar yang dilontarkan olehnya. Aku tahu bahwa Anto sangat terobsesi dengan wanita dengan buahdada yang besar dan montok. Pantas saja sering aku pergoki dia secara sembunyi-sembunyi sering menatap istriku pada saat kerja di rumahku. Tapi hal ini tidak membuatku cemburu, karena dia tidak pernah secara terang-terangan memandangi istriku apalagi menggodanya, lagi pula dia adalah sahabat baikku saat ini. Waktu terus berjalan dan batas waktu yang ditentukan semakin dekat sedangkan pekerjaan belum selesai.
    Hal ini membuat kami bekerja siang malam tiada henti. Hingga akhirnya Anto berkata padaku “Rid… Bagaimana kalau kita berjanji…?” “Janji bagaimana..?” tanyaku padanya “Kita berjanji akan melakukan syukuran dengan berlibur bersama dua keluarga menyewa sebuah villa di kawasan puncak beberapa hari untuk menikmati pemandangan alam dan sarana rekreasi yang ada di sekitar sana, sehingga bukan hanya kita yang menjadi sahabat tetapi istri-istri kita dan anak-anak kitapun bisa menjadi akrab dan bersahabat., bagaimana ?” usulnya padaku. “Ok… Aku sangat setuju…” sahutku bersemangat.

    Sejak ada komitment tersebut, semangat kami menjadi bertambah untuk dapat sesegera mungkin menyelesaikan proyek ini, sehingga akhirnya proyek tersebut selesai sebelum deadline yang ditentukan. Kami rayakan keberhasilan ini dengan acara makan bersama antara keluargaku dan keluarga Anto di rumahku. Suasana diantara kami cepat terjalin dengan hangat dan akrab. Antara istriku dan istri Anto cepat sekali akrab, seolah dalam fikiran mereka sudah tertanam motto sahabat suamiku adalah sahabatku juga, demikian juga dengan anak-anak kami.

    Kami berdua mulai menyusun rencana untuk melaksanakan janji yang pernah diucapkan sebelum proyek itu selesai. Setelah menemukan waktu yang tepat akhirnya kami berlibur selama 3 hari dengan menyewa sebuah Villa di kawasan Puncak. Karena waktu yang kami ambil bertepatan dengan liburan sekolah anak- anak maka kawasan Puncak ramai dengan wisatawan dan akhirnya kami hanya dapat menemukan sebuah villa dengan dua kamar tidur yang ada kamar mandinya, satu ruang tamu dan ruang tengah serta dapur.

    Keluargaku menempati kamar yang pintunya menghadap ke ruang tengah, sedangkan keluarga Anto menempati kamar yang pintunya menghadap ke ruang tamu. Antara ruang tengah dan ruang tamu yang berbentuk huruf L dihalangi oleh stesel berukiran indah. Kami tiba di villa tersebut sekitar jam 11 siang. Setelah istirahat dan beres-beres serta dilanjutkan dengan makan siang, maka sepanjang sisa hari gunakan untuk jalan- jalan menikmati pemandangan alam dan sejuknya udara Puncak.

    Setelah gelap tiba kami semua berkumpul di ruang tengah sambil menyalakan perapian sambil menciptakan obrolan-obroalan hangat sedangkan anak-anak asyik bermain game play sation yang kami bawa dari rumah. Setiap moment yang terjadi selalu aku dan Anto abadikan dengan kamera digital yang kami bawa. ”Buat kenang-kenangan yang tak terlupakan tentang persahabatan kita…” katanya sambil tersenyum padaku. Merk dan type kamera yang kami miliki sama persis, kami membelinya sama-sama pada saat sedang mengerjakan proyek.

    Sehingga apabila kedua kamera kami disandingkan, baik Aku maupun Anto tidak dapat menentukan milik masing-masing apabila hanya dilihat dari fisiknya saja. Sekitar jam 9 malam, karena siangnya terlalu banyak aktivitas, maka anak-anak merengek-rengek minta ditemani tidur, maka kami masuk kamar untuk menemani anak kami masing-masing. Udara dingin puncak, membuat aku dan istriku saling menghangatkan badan dengan cara berpelukkan yang rapat.

    Dan karena suasana tempat tidur yang asing, maka kami tidak dapat segera tidur. Dan ditambah lagi dengan kondisi kami yang saling berpelukkan erat membuat berahi kami perlahan-lahan bangkit dan akhirnya kami saling cium, saling belai dan saling memberi rangsangan pasangannya masing-masing Badanku sudah mulai menghangat karena dorongan nafsu yang sudah menguasai diri hal ini ditandai dengan mengerasnya batang penisku dibalik celana panjang yang kukenakan Demikian pula dengan itriku, nafasnya sudah mulai memburu dan dari cd- nya kurasakan sudah mulai basah.

    Dan pantatnya sudah mulai tidak bisa diam terus bergoyang-goyang tak teratur. Tapi tak mungkin kami melanjutkan persetubuhan di tempat tidur yang sedang ditiduri oleh dua orang anak kami. Aku berfikir keras untuk menyalurkan berahi yang semakin tak terkendali. Lalu kubisikan pada istriku ”Mah… kita main di ruang tengah aja.. Mudah-mudahan Anto dan istrinya sudah tidur..?” ”Ayo…Pah… Mamah sudah nggak tahan nich….., tapi survey dulu… apakah Mas Anto dan istrinya sudah tidur..” jawab istriku dengan nafas yang ngos-ngosan seperti yang sedang menahan sesuatu.

    Akupun keluar kamar, lalu menghampiri ruang tamu dan diam sebentar di depan pintu kamar Anto. Setalah yakin aku tidak mendengar suara orang yang masih terjaga lalu aku kedapur siapa tahu Anto atau istrinya ada di sana. Setelah yakin mereka semua telah tidur, aku kembali ke kamarku dan memberi kode pada istriku bahwa suasana aman dan terkendali. Lalu istrikupun dengan berjingkat-jingkat
    meninggalkan kamar menuju ruang tengah dimana aku sudah menunggunya di atas karpet di depan perapian dengan tak sabar dan nafas yang memburu didorong nafsu yang menggebu.

    Begitu tiba didekatku, istriku langsung menerkamku dan melumat habis bibirku dengan nafsu yang mengebu-gebu. Lidahnya dengan lincah mengkait-kait dirongga mulutku dan saling bersilat lidah dalam arti yang sebenarnya. Kemesraan ini demikian panas dan menggairahkan bagaikan sepasang pengantin yang mengalami malam pertama.. Aku sendiri heran, mengapa gairahku begitu tinggi saat itu demikian juga istriku.
    Apakah karena kami berada dalam suasana yang baru ditambah dengan udara dingin daerah puncak yang romantis, sehingga menimbulkan nuansa yang dapat memacu berahi sedemikian tinggi. Kami saling bergulingan di atas karpet yang tebal disertai dengan erangan dan desahan penuh gairah yang keluar tanpa kami sadari. ”Ooohh Pah..pah … sayang… ohhhh..” desah istriku disela- sela ciumanku di bibir, dan leher disertai dengan remasan-remasan gemas pada buahdadanya yang besar, montok dan kenyal.

    Aku mulai membuka kancing baju istriku satu persatu hingga lepas semuanya dan kulepaskan dari tubuhnya dan kancing BH-nyapun sekalian kulepas dan kubuka sehingga buah dada istriku yang sangat kubanggakan ini terpampang indah di depan mataku. Dengan tidak membuang waktu tangan kananku langsung meremas gemas penuh nafsu buah dada indah sebelah kiri milik istriku ini dan terkadang kupelintir puting susunya hingga mebuat istriku melenguh dan mendengus seperti kerbau yang mau disembelih.

    ”Hhek…hek…sshhh…” lenguh istriku.. Mulutkupun tidak tinggal diam, kusosor seluruh permukaan buahdada indah bagian kanan dan akhirnya bibirku menghisap kuat puting istriku dengan kuat, memilinnya dengan bibirku dan kujilat-jilat sehingga istriku mendapat tambahan kenikmatan yang bertubi- tubi.. ”ouhh…Pah…ouhh pah…enak….. terussssss…..” erang istriku. Lalu dengan ganasnya istriku membalikkan tubuhku sehingga ia berada diatas tubuhku dan dengan terburu-buru dia membuka bajuku dan celana panjangku serta cd-ku sekalian sehingga aku dibuat telanjang bulat oleh istriku sedangkan ia masih mengenakan rok panjang dan cd.

    Mulut istriku langsung menciumi seluruh permukaan dada dan perutku juga terkadang ia menghisap dan memilin puting susuku dengan mesra sementara tangan kanannya meremas-remas penisku yang sudah sangat tegang dan keras membuat diriku melayang tinggi ke langit yang tanpa batas… ”Oohh…ouhh…. Mamah…..mamah ouh….nikmat banget….ouhh…” erangku tanpa dapat kutahan keluar dari mulutku.
    Berulang-ulang aku melenguh dan mengerang diberi kenikmatan oleh istriku yang kucintai ini… Oohh istriku memang hebat dalam memberikan pelayanan sex yang maksimum terhadap suaminya… diriku terus melayang dan melayang. Lalu mulut istriku bergeser ke selengkanganku untuk melakukan pekerjaan yang sangat disukainya, yaitu memberikan kenikmatan penuh sensasi pada penisku dengan mulutnya. Dia memang sangat expert dalam hal ini.

    Permainan mulut dan lidah didalam mengolah penisku selalu membuatku melayang- layang tinggi… ”Ouuhhhh mmamah …sayang…. ouhh yang….” eranganku semakin keras. Rupanya nafsu istrikupun sudah sangat tinggi…Dia langsung berdiri dengan tergesa-gesak dan membuka rok dan cd-nya sekaligus dan langsung jongkok mengarahkan liang vaginanya yang sudah sangat basah ke arah penisku kemudian dia meraih penisku untuk dimasukkan ke liang kenikmatannya, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk mempermainan vaginanya dengan bibir dan lidahku seperti yang biasa aku lakukan sebelum melakukan persetubuhan yang sesungguhnya.

    Blesss….penisku secara perlahan masuk ke liang vagina istriku hingga amblas seampai ke pangkalnya karena dorongan pantat istriku yang bahenol. ”Ouhhh……” erangku dan istriku secara bersamaan dan mata istriku terpejam menikmati penisku didalam vaginanya. Kedua tangan istriku bertumpu pada dadaku, kemudian mulai dia mengerakan pantatnya keatas- kebawah, kedepan-kebelakang, kadang ke kiri dan ke kanan diakhiri dengan putaran- putaran yang seolah-olah ingin memelintir penisku yang berada didalam vaginanya.

    Buahdadanya yang montok terguncang-guncang akibat gerakannya yang lincah menyajikan sebuah pemandangan yang sangat indah. Hal tersebut secara periodik terus dilakukannya secara berulang-ulang Diriku semakin melayang- layang.. .. Gerakan istriku semakin cepat dan mulutnya mulai tidak bisa diam diisi dengan suara erangan dan desahan yang semakin keras. Hingga akhirnya gerakan istriku semakin cepat dan sudah tidak beraturan lagi hentakan- hentakannya …sehingga buahdada indah istrikupun semakin terguncang-guncang dengan seksinya memberikan tambahan kepuasan batin bagi diriku.
    Dan akhirnya tubuh istriku melenting ke belakang dengan tubuh yang kaku dan kedua tangannya menarik kedua tanganku kuat-kuat sambil menjerit..”Aaahhhh……!!” Pantatnya menekan keras selangkanganku dan kurasakan liang vaginanya berkontraksi dengan hebat memijit dan menghisap-hisap penisku dan diakhiri dengan kedutan- kedutan seolah ada cairan menyirami kepala penisku yang
    berada didalam vaginanya.

    Selama beberapa detik dia terdiam dalam posisi seperti itu dan akhirnya melemas sehingga membuat ambruk terhempas di atas tubuhku. Istriku baru saja mengalami suatu orgasme yang sangat hebat, aku bangga dan bahagia serta sangat puas menyaksikan pemandangan yang sangat erotik ini. Walaupun aku belum mengalami orgasme. Aku diam saja memberi waktu pada istriku untuk menikmati sisa- sisa kenikmatan yang masih dia rasakan selema beberapa menit.

    Tak lama kemudian istriku membuka matanya dan memandang padaku dengan rasa penuh cinta serta berkata..”Fuihhh…. enak banget…Pah…, tapi Papah belum keluar yach..?” sambil mencium pipiku dengan mesra. Istriku bangun dari tubuhku dan meraih cd-nya yang tergeletak disamping tubuhnya kemudian dia mengelap vaginanya dari cairan kenikmatan yang keluar dari vagina sambil berkomentar…”Wuihh… banyak banet Pah keluarnya…” sambil mencium cd-nya yang basah oleh cairan dirinya, kemudian dia arahkan cd-nya yang basah itu ke penisku dan mengelap penisku hingga bersih, kemudian dia mencium lembut kepala penisku sambil berkata pada penisku ”terima kasih sayang…kamu hebat dech…” dan mengecupnya kembali dan sambungnya pada penisku ”Kamu belum yach..? nanti yach aku berikan yang spesial untukmu agar kamu bisa menyemprot milikku hingga membuatku melambung tinggi dan basah kuyup…” Katanya mengajak ngobrol penisku, kemudian dia mengecup lagi penisku dengan mesra.

    Namun kali ini bukan hanya sekedar mengecup, tapi dilanjutkan dengan mengulum dan mempermainkan lidahnya dikepala penisku dan menghisap-hisap penisku dengan gemas membuat aku melayang kembali didera kenikmatan yang diberikan oleh istriku. Tidak lama dia mempermainkan penisku, kemudian berbaring disisiku serta berkata ”Ayo..Pah… diatas..” sambil menarik badanku agar berada diatastubuhnya. Walaupun aku sudah sangat bernafsu dan ingin menuntaskan berahiku ini, tapi aku ingin memberikan kenikmatan yang lebih pada istriku.

    Aku tidak langsung mengarahkan penisku pada liang vaginanya, tapi kepalaku langsung mengarah ke selangkangan yang sudah basah oleh cairan kewanitaan bercampur keringat. Kuciumi seluruh permukaan paha istri yang kira dan kanan sampai akhirnya lidahku mengarah ke lipatan vaginanya yang masih terlihat rapat dari bawah ke atas berulang, lalu kusibakkan lipatan bibir vagina itu lalu kujulurkan lidahku mulai dari liang vagina hingga ke klentitnya demikian berulang-ulang membuat istriku mengerang kembali dengan pantat bahenol yang tidak bisa diam ”Enggh….engh…ouh… enak… Pah…. makasih…maksih…ouh… ouh…” erangnya.

    Lidahku merasakan campuran asin dan manis oleh cairan vagina dan keringatnya serta hidungku mencium aroma khas vagina, tapi aku tak peduli… justru semakin menambah gairah dan kepuasan pada diriku dapat memberikan kepuasan yang optimal pada istriku tercinta ini…. Gerakan pantat istriku semakin cepat dan menekan- nekan wajahku sedangkan kedua kakinya yang berada diatas pundakku dan kedua tangannya menekan-nekan kepalaku dari belakang dengan gerakan yang tak terkendali dan kembali tubuhnya melenting dan menjerit… ”Aaahhh…….”. dan lidahku yang terjulur berada dalam liang vaginanya merasakan kedutan-kedutan dari dinding vagina istriku dan ada cairan yang merembes dari dalam vagina melamuri lidahku dengan rasa yang asin gurih…. Kembali tubuhnya terhempas lemas di atas karpet sehingga tekanan di kepala melemah dan hilang… Aku kemudian menungging menghadap wajahnya dan kuperhatikan istriku sangat puas dan matanya masih terpejam merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kedua kalinya.

    Aku mencium lembut pipi dan bibirnya. Kemudian istriku membuka mata dan memandangku seraya berkata..”makasih pah…Papah benar-benar the best thing which I have.” katanya. Lalu kubisikan padanya ”Masih bisa dilanjut..?” tanyaku ”Tentu sayang… aku juga masih pingin menaiki babak penentuan yang paling kutunggu-tungu…” sambil tersenyum manis. Kemudian dia membuka lebar- lebar pahanya dan kuposisikan kedua kakiku dibawah paha istriku dan kuarahkan penisku tepat di depan liang vagina istriku.. Blesss… kembali penisku menyelam didalam liang kenikmatan istriku yang masih tetap sempit walaupun telah basah oleh cairan kenikmatannya.

    Kutekan pantatku hingga penisku amblas hingga ke pangkalnya. Teng…. anganku kembali melayang merakan nikmatnya penisku yang digenggam erat oleh vagina istriku. Kemudian secara perlahan-lahan pantatku mulai bergerak maju mundur agar penisku dapat mengocok dan mengaduk- ngaduk liang istriku yang sangat nikmat ini… terus dan terus tanpa henti dan mengenal lelah.. Gerakanku semakin cepat seiring dengan kenikmatan yang kuperolehpun semakin membuat aku melayang-layang akibat gesekan ini.

    Pinggul istriku turut membantu bergerak keatas- kebawah… kekiri-kekanan…dan diputar-putar sehingga seluruh tubuhnya bergetar dengan seksi terutama buah dadanya yang terampul-ampul menyajikan pemandangan yang sangat erotis disertai dengan erangan dan dengusan nafas. ”Ouhh… makasih Pah…..Ouh… hek… hek….” mulutnya kembali meracau Tanganku tak kubiarkan mengangur aku arahkan ke kedua buah dada istriku yang menggairahkan ini dan kermeas serta kupilin putingnya membuat erangan dan dengusan napasnya semakin menggila.. Akupun merasakan bahwa akan segera menuju puncak sehingga gerakan pantatku semakin cepat dan sudah mulai tak teratur. Penisku mulai menekan-nekan keras vagiana istriku dan lenguhakupun sudah mulai keluar tak terkendali.

    ”Ohh..hoh…hek..hek..” Dengusku meraih puncak ”Ouh..ouh..aouw…ouw… sssettttt…” jerit istriku Dan akhirnya penisku menekan dalam-dalam ke liang vagina istriku sambil suara kerasku terlontar ” Hooaahhhhh…” Dan istrikupun menjerit dengan badan melenting..”Aaahh….” Cret..cret… Semprotan sperma dengan deras keluar dari mulut penisku disambut dengan kedutan-kedutan keras dinding vagina istriku secara berulang-ulang selama beberapa detik….. Dan akhirnya perasaan melayang jatuh terhempas dan akupun ambruk di atas tubuh istriku… Selama beberapa saat kami terdiam dalam posisi aku menindih istriku dan untuk mengurangi beban istriku agar bebas menarik napas panjang- panjang aku gulingkan tubuku disampingnya.

    Selama beberapa menit kami diam telentang dan kesadaran kami entah ada dimana. Entah beberapa menit kami hilang kesadaran dalam posisi seperti itu, sampai akhirnya secara sayup-sayup kudengar seperti ada orang yang mengerang dan mendesah. Aku segera mengumpulkan seluruh kesadaran yang ada dan mulai berkonsentrasi terhadap suara itu. Makin lama suara erangan dan lenguhan serta terkadang disertai dengan teriakan- teriakan pendek semakin jelas terdengar. Aku segera mengenakan pakaianku dan kulihat istriku tertidur nyenyak kelelahan segera kuambil selimut yang terlipat di atas kursi dan kuselimuti istriku. Lalu dengan mengendap-ngendap kudekati asal suara itu yang ternyata berasal dari ruang tamu.

    Lalu mataku mengintip dintara lobang-lobang yang terdapat pada stesel berukir yang menghalangi ruang tengah dan ruang tamu. Disana kusaksikan sebuah pemandangan adegan panas secara live show yang dimainkan oleh Anto dan istrinya di sofa yang terdapat di ruang tamu. Aku malu menyaksikan adegan yang sedang dimainkan oleh sahabatku dan istrinya. Tapi parasaan malu dan bersalah itu terkalahkan oleh penasaran dan keinginan yang besar menyaksikan tubuh istri sahabatku yang biasanya tertutup oleh jilbab lebar dan baju longgar yang panjang yang secara selintas merupakan tubuh cewe idamanku pada waktu aku bujangan dulu. Dan pikiran isengku muncul, dengan mengendap-ngendap aku mengambil camera digital didalam kamar dan kembali mengintip sekaligus merekam adegan panas yang sedang dimainkan oleh sahabatku dan istrinya.

    Seluruh pakaian Anto dan istrinya sudah terlepas dan tergelatak dibawah sofa. Kulihat saat itu Anto menyandar di Sofa sedang memangku istrinya yang membelakanginya. Kedua tangan Anto memeluk dari belakang dan telapak tangan Anto meremas dan memilin puting susu istrinya sementara bibirnya menciumi dan menjilati leher jenjang istrinya. Kepala istrinya terdongak ke belakang dengan mata terpejam serta mulut terkatup dan gigi gemeretuk seperti sedang mengigit sesuatu yang keras serta keluar suara dari mulut istrinya : ” Euhh…euh… sssetth…seth… euh…euh…” terus menerus terkadang pelan dan terkadang tanpa disadarinya keluar cukup keras.

    Sementara pantat istrinya bergerak dengan cepat keatas dan kebawah diselingi dengan gerakan kedepan dan kebelakang agar penis suaminya yang tertanam dalam liang vaginanya dapat mengocok, mengaduk dan menggesek seluruh rongga dinding vagina miliknya. Kulihat mata Anto terbeliak- beliak menahan nikmat yang diberikan oleh istrinya dan mulut Anto menyeringai dan kadang meringis dengan erangan suara dari mulutnya ”Ohh…oohhh…Bu…Bu… terusss. Terus…oohh…” Kedua orang tersebut memang benar-benar dalam keadaan yang diliputi nafsu dan gairah sehingga keduanya tak sadar bahwa mereka sedang kurekam.

    Sungguh adegan persetubuhan ini menyajikan pemandangan yang sangat menggiurkan dan membangkitkan berahi. Betapa mengairahkannya tubuh istri sahabatku dengan kulit yang putih halus, buah dada yang tidak terlalu besar tapi sekal dan indah serta sangat mengairahkan seleraku, pinggang ramping dan paha mulus. Oohhhh betapa indahnya tubuh istri sahabatku ini. Baru kali ini aku dapat melihatnya dalam keadaan telanjang dan gerakan-gerakan yang menggairahkan, biasanya yang kulihat adalah sebuah tubuh yang tertutup rapat dan tutur kata yang halus terjaga.

    Tetapi saat ini semuanya hilang, yang kulihat adalah gerakan-gerakan seorang wanita yang benar-benar sedang menikmati sex dan mengolah tubuh untuk memberikan kepuasan pada suaminya. Kulihat pula bagaimana vagina istri sahabatku terkempot- kempot menerima dorongan dan gesekan penis suaminya dalam posisi duduk. Gerakan pantat istri temanku ini sudah tidak teratur lagi, goyangan pinggulnya semakin menggila dan mulutnya sudah mulai meracau tak jelas ”Ouh… Yah… ouhks… Yah… .eemhhsss oh…”, kepalanya semakin terdongak dengan mulut yang ternganga dan terkadang mengemeretak giginya menahan deraan nikmat yang datang terus menerus menerpa dirinya membawanya melayang dan terus melayang.

    Napasnya ngos-ngosan dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Sungguh suatu pemandangan yang sangat erotis dan dapat merangsang siapapun yang melihatnya. Sementara gerakan Anto semakin cepat dan keras menghentak-hentakkan pinggulnya keatas kebawah disertai lenguhan dan dengusan yang semakin keras ”Ohks.. ehks…. ehks… ” dengusan Anto semakin keras dan cepat, membuat tubuh istrinya terlonjak-lonjak menerima sensasi nikmat yang teramat sangat.

    Kedua tangan Anto meremas-remas buah dada istrinya semakin gemas dan penuh nafsu manjadikan kenikmatan yang diterima istrinya menjadi semakin menggila. ”Ouh….auwh…auwh… emh….euh…” racau istri Anto semakin nyaring Akhirnya mulut istri Anto mulai meracau merengek seperti mau nangis ”Ayo Yah… ayo yah…ayo…aku nggak tahan pingin disemprot…” katanya terbata-bata sambil mata terpejam. Tiba-tiba Anto berdiri dan membalikkan badan dan meminta istrinya menungging dan tangannya bertumpu pada pegangan sofa.

    Anto berdiri tanpa mencopot penisnya yang masih tertanam di vagina istrinya. Kulihat Anto mendorong-dorongkan pantatnya dengan keras dan cepat kepantat istrinya. Tangan Anto memegang kedua sisi pinggul istrinya yang seksi dan menggairahkan. Pertemuan antara selangkangan Anto dan pantat istrinya menambah sensasi nikmat yang berbeda baik bagi Anto maupun Istrinya sehingga secara bersamaan merekapun mengeluh nikmat ”Ouh… ouh… oh… ” Tumbukan antara selangkangan Anto dan pantat istrinya yang telah basah berkeringat menimbulkan suara yang khas . Plok…plok…plok ditimpali oleh suara erangan dan lenguhan nikmatdari mereka berdua… ”Ouh… ouh… oh… ” Gerakan Anto mulai cepat- cepat tak teratur disertai dengan kejang-kejang.

    Demikian pula pingul istrinya bergerak-gerak liar sehinga bunyi benturan itu semakin keras. PLOK…PLOK…PLOK Dan istri Anto mulai meracau dengan suara yang tak terkendali ”Ayo Yah…ayo yah… ayo… semprot… semprot…… Ibu… mau… keluar…. ” Dan akhirnya secara bersamaan mereka menjerit dan melenguh keras… ”Aaakhhh….” jerit istrinya… ”Hhhooohhhhh…..” dengus napas Anto yang dilanjutkan dengan menghisap dalam- dalam leher bagian belakang istrinya. Tubuh mereka kaku beberapa saat dan kemudian terjadi kontraksi pada pantat Anto dengan berkedut-kedut beberapa kali.

    Mereka benar- benar baru saja mengalami fase orgasme yang sangat hebat dan sensasional. Pandangan mata mereka seolah gelap lalu…BRUKK… keduanya terhempas telungkup ke atas sofa. Mereka terdiam selama beberapa menit tidak bergerak..menikmati sisa-sisa orgasme hebat yang masih terasa. Lalu Anto mengecup mesra pipi istrinya sambil berkata ”Makasih Bu…., Ibu benar-benar hebat ” lau mengecup bibir istrinya dengan lembut Istri Antopun tersenyum puas sambil mengecup bibir suaminya dan berkata ”’Makasih juga Yah…, Malam ini Ayah benar-benar hebat tidak seperti biasanya.

    Ibu sangat puas”. Dengan hati-hati.. aku mematikan kamera dan aku berjinjit meninggal tempat itu, menyimpan camera disaku celanaku dan berbaring disisi istriku pura-pura tidur. Dan akhirnya aku memang pulas tertidur. Aku dibangunkan oleh istriku sekitar jam 2 dini hari dan mengajakku tidur di kamar. Sekitar jam 5 subuh Aku dibangunkan istriku, walaupun badan masih terasa lemas, kemudian mandi air hangat. Istri-istri kami yang sudah berpakaian rapih dan cantik sedang di dapur mempersiapkan sarapan, kemudian kuambil cameraku untuk mengabadikan kegiatan mereka di dapur.., mengabadikan kelincahan anak-anak kami.

    Demikian pula dengan Anto, dia mengabadikan setiap detil kejadian yang ada disekitarnya. Waktu sarapan tiba dan aku menyimpan kameraku di meja makan yang terdapat diruang tengah. Tapi oleh istriku kamera tersebut dipindahkan ke bufet yang ada dipinggir ruangan tengah dan istri Antopun menyimpan kamera suaminya dibufet yang sama. Kemudian mereka menyiapkan sarapan di meja makan tersebut, dan kamipun sarapan dengan lahap sambil diisi dengan obrolan hangat sambil mengomentari tingkah laku anak-anak kami yang lucu-lucu.

    Setelah sarapan, kami bersiap jalan-jalan pagi untuk menghirup segarnya udara puncak. Akupun langsung mengambil kamera yang ada di bufet dan kamipun jalan-jalan sambil bercanda ria.. Setelah tiba di suatu tempat dengan view yang indah, aku mulai mengambil gambar dengan kameraku, demikian pula Anto. Sedangkan istri-istri kami meneruskan jalan-jalan mengikuti anak-anak yang berlarian sambil mengobrol akrab. Aku mencari tempat yang nyaman, dan iseng-iseng aku ingin melihat adegan yang kurekam tadi malam. Begitu kubuka…Deg.. jantungku berhenti berdetak dan wajahku pucat pasi, ternyata aku sedang melihat diriku dan istriku sedang melakukan persetubuhan yang demikian panasnya.

    Gambar yang diambil lebih sering difokuskan terhadap roman ekspresi wajah istriku yang sedang didera kenikmatan serta bagian tubuh indahnya yang lain terutama bagian buah dadanya yang besar dan montok. Rupanya bukan hanya aku yang mengabadikan persetubuhan sahabatku dengan istrinya. Sahabatkupun mengabadikan persetubuhanku dengan istriku. Perasaanku bercampur aduk tak terlukiskan dan tak kumengerti terhadap sahabatku. Mau marah dan terhina, tapi akupun melakukan hal yang sama terhadapnya. Akhirnya mataku mencari-cari Anto disekitarku .

    Dan tampak olehku Anto sedang duduk termangu di bawah pohon dengan wajah bingung menatap layar kamera, sekilas wajahnya terlihat pucat. Aku mendekatinya dan dia terlihat gugup, akupun merasakan hal yang sama Dia berdiri dan kami saling berhadapan serta diam tak berkata, kemudian secara refleks kami langsung berpelukan serta berbisik…”Maafkan aku sobat….” Akhirnya kami duduk berdampingan dan Anto mulai bercerita ”Tadi malam, setelah kita masuk kamar menidurkan anak kita masing-masing. Aku dan istriku tidak bisa tidur dan akhirnya kami bermesraan disamping anak-anak yang telah tertidur lelap.

    Kami bermesraan dengan menahan agar tidak mengeluarkan suara yang bisa mengganggu tidur mereka. Karena kurang merasa nyaman dan nikmat, akhirnya kuputuskan untuk bermain di ruang tengah dekat perapian… Begitu aku keluar kamar aku mendengar suara desahan dan erangan dari ruang tengah. Aku mengendap pelan mendekati arah suara itu. Dari balik stesel kusaksikan kamu sedang bermesraan dengan istrimu. Akhirnya timbul iseng dari dalam hatiku, kuambil kamera dan kuabadikan semua gambar seperti yang lihat di kamera itu… Maafkan aku Rid… Aku tak bermaksud melecehkanmu… sungguh maafkan aku” katanya memelas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hotnya Tubuh Semok Ibu Ria

    Cerita Sex Hotnya Tubuh Semok Ibu Ria


    771 views

    Perawanku – Cerita Sex Hotnya Tubuh Semok Ibu Ria, Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkonde.

    Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.

    Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Ria (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.

    Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Ria keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Ria untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.

    Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Ria mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Ria agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.

    Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Ria bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Ria katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.

    Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Ria dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Ria merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Ria merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.

    Ibu Ria kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Ria mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Ria bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.

    Kemudian Ibu Ria sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.

    Ibu Ria menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Ria mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.

    Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Ria kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Ria minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Ria saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.

    Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Ria minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Ria benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.

    Tangan kanan saya tetap memijit pundak, sambil sekali-kali menjilat leher, sementara tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, dan membuat Ibu Ria makin meronta karena geli, kemudian dia bisikan ke saya bahwa baru sekali ini dia merasakan nikmatnya permainan awal (foreplay) yang luar biasa. Kadang-kadang Ibu Ria menggigit kecil bibirku dan kedang mengulumnya dengan napsu, sambil tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang juga sudah mulai tegang.

    Karena sudah nggak tahan dia minta saya pindah duduk berhadapan dengannya dan sambil mencium bibir dan mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang ternyata mulai mengeluarkan lendir. Setelah itu Ibu Ria pindah ke pinggiran tempat tidur dan membuka pahanya lebar lebar, saya sambil jongkok dan mulai menjilat vegynya dimulai dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, dan membuat Ibu Ria duduk tapi terus menggerakkan pantatnya karena geli dan napsu. Sambil menjilat klitoris tangan saya memainkan puting susunya yang keras sambil sekali-kali meremasnya. Gerakan tubuh Ibu Ria sudah mulai tak beraturan karena disamping menahan geli juga napsu sex yang mulai meningkat.

    Agar tidak merusak dandanan rambutnya saya minta Ibu Ria mengganti posisi yaitu nungging diatas tempat tidur dan saya telentang agar bisa menjilat klitorisnya yang sudah mulai basah. Pantatnya mulai digoyangkan kekanan kekiri dan jari kanan saya dengan sedikit lotion mengelus celah pantatnya dan menurut Ibu Ria sangat nikmat rasanya. Celoteh Ibu Ria mulai nggak keruan..

    “Mas.. Papa.. Teruss.. Achh nikmatnya..”

    Mulut sayapun terus menjilat klitorisnya dan jari saya terus mengelus diantara bongkahan pantatnya dan lebih masuk lagi.

    “Achh.. Mmmhh.. Teruss.. Mas.. Aduh sudah nggak tahan nih..”

    Akhirnya saya tetap telentang dan Ibu Ria minta agar masukan sikecil saya ke dalam vegynya.. Saya katakana bahwa silahkan aja kalau Ibu sudah nggak tahan dan saya minta agar Ibu masukin tapi membelakangi saya itu terasa lebih nikmat.. Dan.. Ternyata setelah masuk bless.. Bu Ria mulai.. Merintih sambil bergerak maju mundur..

    “Mmmhh.. Ohh.. Enakk.. Mass.. Bareng aja keluarnya..”

    Saya katakan bahwa pelan-pelan aja bu.. Biar nikmat.. Sambil saya menjilat belakang nya.. Dan tangan ku meremas dan sekali memilin puting susunya..

    “Aohh.. Nikmatt.. Mmmhh terus.. Tahan.. Biar keluar bareng.”

    Karena posisi Ibu Ria diatas.. membuat dia cepat nyampenya.. Dan ketika dia sudah nyampe cepat-cepat dibalikkan badannya jadi posisi sekarang berhadapan dimana saya masih telentang.. Dan ini membuat saya lebih mudah menjilat susu dan sekali-kali menggigit kecil putingnya..

    Kemudian kami berdua tidur karena capek sambil berpelukan. Dalam kepenatan tersebut saya masih sempat mencium keningnya, bibirnya dan kadang-kadang puting susunya saya jilatin karena sex bagi seorang wanita stw bukan hanya pada saat puncak namun juga sesudah menikmati orgasme, karena disitulah letak kepuasan seorang wanita.

    Ibu Ria kemudian menawarkan kepada saya untuk pertemuan berikutnya dia akan membawa baju tidur transparan untuk membuatku lebih bernapsu lagi, karena menurut Ibu Ria laki-laki biasanya suka dengan hal hal yang membuat dia penasaran dan saya katakan bahwa Ibu sangat baik terhadap saya. Dan siang itu Ibu Ria mengalami orgasme hingga 3 kali. 2 kali di tempat tidur dan sekali di kamar mandi sambil berendam.

    Di kamar mandi kami lakukan foreplay dengan posisi duduk di dalam bathtub sambil berpagutan, saling mengelus menjilat dan kadang-kadang saling meremas, setelah foreplay permainan sex dilakukan dengan posisi duduk dan kadang berdiri dimana sebelah kaki Ibu Ria diangkat. Posisi berdiri ini ternyata membuat Ibu Ria sangat senang karena mulut saya lebih leluasa menjilat dari kening hingga ke puting susunya dan membuat Ibu Riapun melakukan hal yang sama terhadapku.

    Setelah puas dengan permainan sex yang nikmat karena dimulai dengan foreplay yang asyik.. akhirnya Ibu Ria minta untuk membuka konde dan kebaya kemudian mengganti dengan baju biasa yang sudah disiapkan dari rumah, sayapun mengantar Ibu Ria ke Blok M untuk kembali ke rumahnya dengan taxi.. Saya benar-benar puas karena keinginan saya yang selama ini hanya memandang wanita-wanita berkebaya dan berkonde, namun kali ini bukan hanya memandang namun sampai ke permainan sex yang memuaskan kedua belah pihak.

    Memperlakukan seorang wanita yang anggun dengan lembut dan pelan tapi pasti akan membuat kenangan indah baginya, dan ini terbukti setelah 2 minggu berlalu Ibu Ria menelponku untuk kembali bertemu dan sesuai janjinya dia juga akan membawa baju tidur transparan agar bisa lebih memuaskan aku. Terimakasih Ibu Ria atas kebaikanmu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop

    Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop


    771 views

    Perawanku – Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop, Karena hornyku saat aku didalam bioskop dengan pacarku, aku inisiatif maen ke kosnya temenku,yang bernama Raisha Tak kusangka saat aku bermain dikosnya aku mengintip dan dia sedang duduk diranjang, tangannya yang kanan Nampak sedang meraba raba vaginya tertanda dia juga sedang sange.

    Cerita Mesum Sedangkan yang tangan kiri sedang memilin milin payudaranya sendiri. Aku melihatnya sempat shock. Gadis cantik Raisha itu berumur 19 tahun dan baru saja menginjak semester 3 di salah satu perguruan tinggi yang cukup bonafit di kota tersebut.

    Saat ini Reisha memang sedang dilanda birahi karena memang sebentar lagi dirinya akan mendekati masa menstruasi. Masa-masa seperti ini bagi seorang gadis seperti Reisha memang menjadi saat dimana libido sedang tinggi-tingginya.

    Sebagai seorang jomblo, tentunya Reisha tidak memiliki pasangan yang bisa ia ajak menyalurkan hasrat birahinya. Maka dari itu masturbasi pun menjadi satu-satunya cara yang paling efektif sebagai penyaluran birahinya saat ini.

    Kedua mata Reisha nampak terpejam mencoba untuk menghayati rabaan demi rabaan yang ia lakukan sendiri pada tubuhnya. Sesekali desahan kecil terdengar dari mulut gadis cantik tersebut, ketika rabaannya menyentuh puting dan klitorisnya sendiri.

    Namun ketika semua usahanya ini hampir memperoleh hasil, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan pintu kamar kos Reisha. Tok tok tok!. Sial!, runtuk Reisha di dalam hati. Kenapa mesti di saat seperti ini ada tamu yang datang ke kosannya, benar-benar sial!, runtuk gadis itu lagi. Tok tok tok! Sha!!, suara ketokan di pintu kenbali terdengar, kini ditambah dengan suara teriakan seorang gadis.

    Sebentar!, teriak Reisha. Dengan segera gadis cantik tersebut mengancingkan kembali kaitan branya dan mengenakan celana dalamnya. Ya, sebentar!, teriak Reisha lagi sambil merapikan posisi celana pendek dan kaosnya.

    Setelah merapikan pakaian dan sedikit mengusap-usap wajahnya di depan cermin yang terlihat sedikit memerah akibat menahan nafsu, gadis itu pun kemudian membuka pintu. Haii lama amat sih bukanya?, di depan pintu berdiri seorang gadis yang tak kalah cantik jika dibandingkan dengan Reisha.

    Gadis itu seumuran dengan Reisha dan merupakan temen satu kampusnya. Gadis itu bernama Shelvi. Eh iya, sorry tadi lagi di kamar mandi sih, Reisha mencoba menutupi aktifitas yang tadi ia lakukan di dalam kamar. Ternyata Shelvi tidak sendiri. Di belakangnya berdiri seorang laki-laki berperawakan tinggi dan berwajah tampan.

    Rambut laki-laki itu tercukur rapi. Dari penampilannya terlihat ia cukup perlente. Mungkin ia adalah pacar Shelvi, pikir Reisha dalam hati. O iya, ini Rico cowok gue, Shelvi memperkenalkan laki-laki yang berada di belakangnya tersebut. Rico, laki-laki itu kemudian menyodorkan tangan kanannya. Reisha pun membalasnya, Reisha.

    Kedua tangan mereka pun saling berjabatan tangan. Kok tumben nih? Ada apa Vi?, tanya Reisha kepada sahabatnya. Gue mau ngomong bentar ama lu dong. Reisha mengerutkan keningnya. Ric, lu tunggu di sini aja dulu ya, Shelvi berucap ke arah laki-laki tersebut. Laki-laki itu pun hanya mengangguk.

    Lalu Shelvi menarik tangan Reisha untuk masuk ke dalam kamar kosnya. Di dalam mereka duduk di atas ranjang. Ada apa sih Vi?, Reisha kembali mengulangi pertanyaannya. Shelvi menetakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, menandakan agar Reisha menurunkan volume suaranya. Ia pun kemudian berbisik, Gini Sha, gue mau pinjem kamar lu bentar dong.

    Ah? Buat apa?, bisik Reisha penuh kecurigaan. Gue mau gituan ama cowok gue, Shelvi berkata sambil memberikan isyarat tangan dengan memasukkan ibu jarinya diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

    Reisha benar-benar tersentak melihat isyarat tangan sahabatnya tersebut. Tanda tersebut sering ia lihat setiap kali Shelvi ingin menyamarkan kata making love. Bukan tanda itu yang mengejutkan Reisha, karena ia tahu benar kalau memang sahabatnya ini sudah sering melakukan perbuatan terlarang tersebut dengan pacar-pacarnya.

    Yang membuatnya terkejut adalah kenapa ia memilih kamar kosnya ini untuk berbuat mesum. Gila lu ya? Nggak boleh!, bentak Reisha sambil tetap berbisik. Please Sha, gue udah nggak tahan nih, memiaw gue udah basah banget.

    Ngapain lu nggak cari hotel aja?. Nggak sempet, ntar lagi cowok gue musti ke bandara, ini juga sama sekali nggak direncanain kok tiba-tiba dateng gitu aja waktu dia grepein gue di bioskop. Aduh gimana ya?, sebenarnya Reisha ingin mengatakan tidak, namun melihat ekspresi wajah Shelvi yang begitu memelas ia pun menjadi bingung harus memberi jawaban apa.

    Please Sha, cowok gue cuma sehari ini aja bisa transit di sini, ntar malem dia musti keluar kota lagi jadi waktu gue ama dia cuma bentar banget nih. Kalau ntar ada yang liat gimana? Kan gue malu juga tiba-tiba di kamar kos gue ada cowoknya?, tempat kos Reisha ini memang hanya menerima penghuni kos wanita, sehingga aturan tentang menerima tamu laki-laki memang diatur sedikit ketat.

    Sepi gini kok? Lagian gue nggak bakal lama kok, sueeer!!!, Shelvi mengacungkan jari tengah dan jadi telunjuknya bersamaan. Reisha tambah bingung mendengar kata-kata sahabatnya ini. Lu tu bener-bener gila tau nggak?, ucap Reisha masih tetap berbisik. Please Sha, please. Reisha kembali mengerutkan keningnya, menandakan kebingungan yang sedang melanda dirinya saat ini.

    Please Sha, kembali Shelvi memelas. iya deh, ucap Reisha ragu. Ia sendiri tidak tahu kenapa kata-kata persetujuan tersebut bisa keluar dari mulutnya. Thanks Sha, lu emang temen gue yang paling baik. Shelvi langsung memonyongkan bibirnya hendak mencium sahabatnya ini, namun dengan segera Reisha menghentikan perbuatannya tersebut.

    Horny sih horny, tapi lu jangan sosor gue kayak gitu dong!. Hehehe sorry abis kalo lagi horny gue emang suka lupa diri sih. Trus gue musti kemana dong?, Reisha kembali bingung. Tentu saja ia harus bingung, karena jika kamarnya sedang dipakai oleh sahabatnya ini tentunya ia tidak bisa berada di tempat yang sama juga bersama mereka.

    Lu kemana kek, makan kek, nonton kek, nih gue kasi lu ongkos deh. Shelvi mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan dari dompetnya. Gadis cantik ini memang tergolong cukup beruntung untuk bidang keuangan.

    Memiliki orang tua seorang pengusaha sukses tentunya membuat isi dompetnya hampir tidak pernah kosong, bahkan kalau tidak boleh dibilang berlebih. Hhhmm kemana ya?. Reisha nampak mengerutkan dahinya. Melihat sahabatnya belum juga beranjak dari tempatnya, langsung saja Shelvi mengajukan protes, Udah ah lu pikirin sambil jalan aja! Dah kebelet nih!. Eh iya iya, Reisha langsung beranjak dari atas ranjang, disusul kemudian oleh Shelvi.

    Mereka berdua kemudian melangkah menuju pintu. Ya udah kalo gitu gue keluar bentar ya Vi, Reisha melambaikan tangan ke arah sahabatnya yang kini terlihat berdiri di depan pintu kamar kosnya. OK, ati-ati ya Sha, Shelvi melempar sebuah senyum penuh makna, yang mana hanya mereka berdua yang mengerti.

    Sebelum beranjak, Reisha melempar senyum kecil juga ke arah laki-laki yang diakui sebagai pacar oleh sahabatnya tersebut. Laki-laki itu pun kemudian membalas dengan senyuman kecil pula. Lalu Reisha berjalan menuju tempat parkir dimana semua sepeda motor para penghuni kos terparkir Setelah tiba di samping sepeda motornya, sekilas gadis cantik itu menengok kembali ke arah kamar kosnya.

    Tidak terlihat lagi Shelvi dan cowoknya disana. Bahkan kini pintu kamar kosnya sudah tertutup rapat. Shelvi memang pernah bercerita tentang cowok barunya, namun ia belum bertemu dengan pacar baru sahabatnya tersebut secara langsung. Apakah cowok ini yang dimaksud oleh sahabatnya tersebut? Ia sama sekali tidak tahu.

    Hampir beberapa menit Reisha berdiri disamping sepeda motornya. Mengetahui kalau saat ini mungkin sahabatnya sedang bercinta di dalam kamar kosnya, justru membuat gairah di dalam dirinya yang tadi sempat muncul kini kembali bergejolak.

    Tak terasa vaginanya kembali berdenyut-denyut dan payudaranya terasa mengeras seperti yang ia alami beberapa menit yang lalu ketika melakukan masturbasi. Tiba-tiba di saat itu pula di dalam otak gadis cantik itu terbersit sebuah ide gila untuk mengintip kegiatan sahabatnya tersebut di dalam kamar.

    Tidak etis memang mengintip sahabat sendiri yang sedang bercinta, namun gejolak nafsu Reisha yang sudah tidak bisa tertahan lagi menghilangkan semua pikiran waras di dalam otaknya. Sha, lu nggak boleh ngelakuin itu, itu sama aja lu itu mempermalukan sahabat lu sendiri!, suara kata hati malaikat di dalam diri Reisha berteriak-teriak di telinga kanannya.

    Halah liat dikit emang kenapa? Itu juga kan kamar lu Sha? Siapa suruh ngent*t di kamar orang!, di saat yang sama suara kata hati iblis di dalam dirinya pun juga tidak mau kalah terdengar menggema di telinga kirinya. Tetep nggak boleh Sha, lu harus menghargai privasi orang dong!. Tai kucing tuh privasi! Sedeng asyik ngent*t gitu paling juga mereka nggak bakal sadar lu intipin Sha!. Nggak boleh!. Boleh!. Nggak bisa!. Bisa!. Suara hati malaikat dan iblis kini terus menggema di dalam kepada Reisha, seakan-akan mencoba memberikan nasehat jalan terbaik yang harus ia lakukan saat ini.

    Udah udah udah pada bisa diem nggak sih?, Reisha menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berteriak di dalam batinnya. Kepalanya terasa mau pecah mendengar kata hatinya sendiri yang terus berteriak-teriak di dalam kepalanya secara bergantian. Setelah suara-suara itu tidak terdengar lagi di kepalanya, Reisha menarik nafasnya panjang dan berdiam diri sesaat.

    Akhirnya gadis cantik itu pun memilih untuk mengendap-endap menuju kamar kosnya sendiri. Saat ini sisi iblis Reisha pastilah sedang tertawa lantang penuh kemenangan. Jika saja ada yang melihat Reisha sedang berjalan mengendap-endap menuju kamar kosnya sendiri seperti saat ini, tentu akan menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan.

    Bersyukur sore ini tempat kos Reisha nampak begitu sepi, karena memang diakhir pekan rata-rata penghuni kos kembali ke rumah mereka masing-masing untuk bersua dengan keluarga. Sedangkan untuk penghuni kos yang tidak kembali ke rumah seperti Reisha kini sebagian besar sedang melaksanakan aktifitas mereka masing-masing di luar kosan.

    Reisha sendiri masih berada di kosannya karena kebetulan siang tadi ia harus mengambil kuliah tambahan sehingga akhirnya memilih tetap tinggal di kosan. Di depan jendela kamarnya, Reisha mencoba mencari celah yang terbuka diantara tirai yang tertutup.

    Memang ada sedikit celah yang tersisa, namun tidak cukup lebar untuk bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Beberapa kali dari dalam kamar terdengar tawa cekikikan kecil dan suara desahan manja. Suara tawa itu pastilah suara Shelvi bersama pacarnya. Reisha masih terus berusha mendongak-dongakkan kepalanya di depan jendela, sampai tiba-tiba.

    Duaar!!!, tirai penutup jendela tersebut tersibak dan muncullah wajah Shelvi dari balik jendela. Wajah Reisha langsung terlihat merah padam karena ketahuan mengintip. Belum hilang rasa terkejut Reisha, dengan santainya Shelvi menutup kembali tirai tersebut dan kemudian gadis cantik itu keluar dari kamar dengan tubuh hanya berbalut handuk hijau milik Reisha.

    Daripada lu ngintipin gue, mending lu gabung aja. Reisha begitu tersentak mendengar kata-kata sahabatnya tersebut. Saat ini ia merasa seperti tersambar petir puluhan ribu volt. Vi, nggak! Jangan!, Reisha berusaha bertahan ketika Shelvi menarik tangan kanannya untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar. Udah hayo!. Nggak Vi!. Hayo dong!, Shelvi terus memaksa.

    Setelah cukup lama saling menarik tangan masing-masing akhirnya Reisha pun tidak kuat lagi melawan tarikan sahabatnya itu. Ia pun tertarik masuk ke dalam kamar. Aaakkhh!, begitu masuk ke dalam kamar Reisha langsung berteriak dan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Bagaimana tidak berteriak.

    Di atas ranjangnya kini terlihat seorang laki-laki sedang terduduk santai dengan hanya mengenakan kaos tanpa tambahan apapun lagi sebagai penutup bagian bawah tubuhnya. Di bagian selangkangan laki-laki tersebut mengacung tegak sebuah batang yang berukuran sangat besar.

    Halah, gaya lu tu kayak baru pertama kali aja ngeliat tongkol hehe, Shelvi dengan santainya berkata seronok kepada sahabatnya tersebut setelah menutup pintu kamar. Wajah Reisha semakin memerah mendengar kata-kata Shelvi tersebut.

    Memang benar apa yang dikatakan sahabatnya ini, karena penis bukanlah hal asing bagi mereka berdua. Namun dalam hal ini jelas berbeda. Laki-laki yang kini terbaring di ranjangnya jelas-jelas baru saat ini ia jumpai untuk pertama kalinya. Tentu akan sangat aneh apabila tiba-tiba saja di saat itu juga ia harus melihat penis laki-laki yang baru saja ia kenal tersebut.

    Shelvi dengan santainya berjalan mendekati ranjang kemudian naik ke atasnya. Ia lalu mencium bibir laki-laki tersebut sambil memeluknya. Ric, Reisha mau gabung bareng kita nih, boleh ya?. Laki-laki itu hanya tersenyum kecil,Boleh kok. Shelvi membalas dengan senyuman pula.

    Dikecupnya sekali lagi bibir pacarnya tersebut, kemudian beranjak turun dari ranjang dan kembali mendekati Reisha. Reisha sendiri masih terlihat berdiri mematung dengan ekspresi penuh kehampaan. Ayo dong!, kembali Shelvi menyeret tangan Reisha mendekat menuju ranjang. Nggak Vi, gue nggak mau.

    Halah, jangan malu-malu gitu ah! Norak tau. Nggak Vi, bener gue nggak bisa, Reisha terus berusaha bertahan. Shelvi pun akhirnya hanya melengos dan melepaskan tangan Reisha setelah tidak mampu memaksa kembali sahabatnya tersebut untuk mendekati ranjang. Ya udah, kalo gitu lu disini aja. Shelvi kembali berjalan menuju ranjang.

    Sebelum naik ke atas ranjang ia melepaskan handuk yang melilit tubuhnya. Terlihatlah kini tubuh sintal itu hanya terbalut celana dalam putih beraksen garis-garis pink. Rupanya sebelum memergoki Reisha tadi, mereka berdua sudah sempat melepaskan beberapa lembar pakaian yang mereka kenakan.

    Pakaian-pakaian tersebut kini ada yang tergeletak di atas ranjang ataupun di lantai kamar. Gadis cantik itu lalu merangkak naik ke atas ranjang dan kembali memeluk tubuh pacarnya. Lanjut yuk!. Mereka berdua pun berciuman panas sambil beradu lidah. Tangan Rico pun dengan cekatan meremas-remas payudara montok Shelvi.

    Keduanya begitu menikmati percumbuan mereka seolah-olah di dalam kamar hanya ada mereka berdua, tanpa memperdulikan kehadiran Reisha di sana. Tak hanya meremas, kini puting payudara kanan Shelvi sudah berada sepenuhnya di dalam kuluman Rico.

    Shelvi pun akhirnya terpaksa remas-remas sendiri payudara kirinya karena tangan Rico saat ini sibuk mengobok-obok selangkangannya yang masih tertutupi celana dalam. Selangkangan yang sebelumnya telah basah itu pun kini nampak semakin basah. Aaahh oooh, Shelvi sengaja mendesah sesensual mungkin sambil menatap ke arah Reisha yang masih berdiri di dekat pintu.

    Ooohh aaah, kini Shelvi memasang ekspresi wajah penuh kenikmatan seolah-olah menikmati betul kuluman di payudaranya dan permainan tangan Rico di selangkangannya. Shelvi tersenyum kecil ketika melihat Reisha yang sudah mulai nampak berdiri gelisah sambil menggesek-gesekkan kedua pahanya.

    Ntar Ric, gue mau ngelepas CD dulu nih. Rico pun menghentikan remasan tangannya, namun tidak kuluman mulutnya. Udah dong, berhenti bentar aja, Shelvi berusaha melepaskan kuluman Rico di payudaranya yang sudah terlihat dipenuhi beberapa bercak-bercak merah. Rico pun menurut, namun bukan berarti payudara montok itu bisa terbebas begitu saja.

    Di saat Shelvi berusaha melorotkan celana dalam yang dikenakannya, remasan tangan kanan Rico masih tetap bertengger di gundukan daging kenyal tersebut. Udah!, ucap Shelvi setelah meletakkan kain mungil penutup selangkannya tersebut di sampingnya.

    Gadis cantik itu pun kini yang ganti angresif memeluk tubuh Rico dan mencium bibir laki-laki tersebut dengan ganas. Tak hanya itu kini jari-jari mungil Shelvi juga secara bersamaan dengan telaten mengocok-ocok batang penis Rico yang telah menegang. Shelvi memang sengaja mengatur posisi tubuhnya agar menghadap ke arah Reisha.

    Sambil berciuman dan bermain lidah, Shelvi tetap intens sesekali melirik ke arah sahabatnya tersebut. Kini Reisha sudah tidak mampu lagi menutupi gairah birahi yang menyerangnya akibat melihat live show yang terjadi di hadapannya.

    Tangan Reisha mulai bergerak merabai dadanya sendiri, sambil tetap menggesek-gesekkan kedua pahanya. Senyum Shelvi pun semakin lebar karena berhasil memancing gairah Reisha. Ric, lu ML ama Reisha dulu ya, ntar baru ama gue, bisik Shelvi di telinga pacarnya.

    Dia kan tadi udah nggak mau Vi?, sahut Rico ditengah remasan tangannya di payudara pacarnya tersebut. Udah, ntar gue yang ngatur deh. Emang lu nggak cemburu Vi, gue ML ama temen lu?. Nggaklah, kan gue yang nyuruh, lagian itung-itung sekalian gue ngasi bonus ke lu juga ke Reisha. OK deh, asal lu nggak apa-apa aja.

    Shelvi pun membuka kaos Rico sehingga kini mereka berdua pun telah benar-benar dalam keadaan telanjang. Kemudian setelah mencium bibir pacarnya tersebut, Shelvi pun beranjak turun dari ranjang dan kembali menghampiri Reisha. Rico sendiri terlihat mengambil posisi terbaring santai di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar.

    Sha, ayo dong kita bareng yuk. Nggak Vi, kembali Reisha menolak. Ayo dong, gue tau lu sekarang udah horny kan?, desak Shelvi lagi. Gue malu Vi. Napa musti malu? Kan ada gue disini?. Iya sih. Sha, gue tau lu udah lama banget nggak ML sejak lu putus ama cowok lu, gue cuma mau bantu lu nyalurin birahi lu. Tapi itu kan cowok lu Vi?. Halah, lu nggak enak ama gue? Kan gue yang nyuruh lu? Cowok gue juga asyik-asyik aja kok, lagian kucing mana sih yang nolak kalo di kasi ikan? Hehe. Reisha tidak tahu harus berkata apa lagi.

    Apa yang dikatakan Shelvi tadi memang benar adanya. Sudah hampir setahun ia tidak lagi bisa merasakan hangatnya persetubuhan. Apalagi kini mendekati tanggal-tanggal krusial menjelang menstruasi, dimana gairah dan hormon kewanitaannya mulai memuncak tak terkendali. Ingin sekali rasanya ia melepaskan semua beban birahi di dalam dirinya ini dengan bercinta bersama seorang laki-laki.

    Tapi kalau dia harus menyalurkannya dengan cara bersetubuh bersama pacar sahabat baiknya sendiri, hal ini tentu sesuatu yang benar-benar di luar akal sehat. Namun di sisi lain, bukankah justru sahabat baiknya inilah yang memintanya untuk melakukan persetubuhan? Jadi siapakah sebenarnya yang gila dalam hal ini? Ayo Sha, Shelvi menarik tangan Reisha dan kali ini gadis cantik itu nampak tidak melakukan perlawanan lagi.

    Ketika kedua gadis itu berdiri di pinggir ranjang, Rico hanya tersenyum kecil ke arah Reisha. Di dalam hati kecilnya, laki-laki tersebut cukup mengagumi kecantikan dan keindahan tubuh Reisha. Dalam hal ini tentu ia sangat mensyukuri karena bisa memacari Shelvi yang memiliki fantasi sensual yang liar, sehingga sebentar lagi mungkin ia akan segera bisa menikmati tubuh sahabat pacarnya ini tanpa perlu melakukan perselingkuhan di belakang pacarnya.

    Ric, lu rangsang dikit Reisha gih!. Rico pun berdiri dan mendekati Reisha. Tubuh Reisha terlihat bergetar ketika seorang laki-laki dalam keadaan telanjang bulat kini berlahan mendekatinya. Reisha sempat melirik nakal ke arah batang penis Rico.

    Batang tegang itu terlihat sangat besar untuk membuatnya bergidik dan membuat selangkangannya terasa senut-senut. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan menyerangnya jika batang besar itu harus masuk ke dalam dirinya. Vi, Reisha memegang tangan sahabatnya, ketika Rico semakin mendekat.

    Udah, anggep aja Rico itu cowok lu. Tapi Vi, belum sempat Reisha melanjutkan kata-katanya Rico sudah keburu memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya. Reisha pun gelagapan dibuatnya, walaupun ia sama sekali tidak menolak bibir Rico yang kini terus menyerang bibirnya. Awalnya Reisha terlihat kikuk, namun beberapa saat kemudian ia pun mulai membalas pagutan bibir Rico.

    Apalagi ketika kemudian gadis cantik itu merasakan sentuhan lembur Shelvi di pundaknya, Reisha pun tidak malu lagi membalas permainan lidah Rico di mulutnya. Reisha yang memang sejak semula telah terbakar nafsu birahi membuat Rico tidak perlu terlalu bekerja keras untuk membangkitkan sisi liar gadis cantik tersebut.

    Shelvi sendiri kini masih berdiri di belakang Reisha sambil meremas-remas payudara sahabatnya tersebut dari balik kaos. Kemudian dengan cekatan kedua tangan gadis tersebut masuk ke dalam kaos Reisha. Berlahan jari-jari Shelvi bergerak membuka kaitan bra berwarna putih tanpa renda yang dikenakan sahabatnya.

    Kini remasan tangan Shelvi pun dapat langsung merasakan kelembutan dan kekenyalan payudara Reisha. Diserang dari dua arah seperti ini membuat Reisha kian melambung. Aaah oooh!, cuma lenguhan dan desahan yang keluar dari mulut gadis cantik tersebut, ditengah lumatan bibir Rico.

    Saking terbelenggunya oleh nafsu membuat Reisha sama sekali tidak melawan ketika Rico menggiringnya berbaring di ranjang. Bahkan saking terbuainya oleh cumbuan pacar sahabatnya tersebut, Reisha sama sekali tidak menyadari kalau kini tubuh atasnya saat ini sudah sama sekali tidak tertutup apapun.

    Shelvi melemparkan kaos berikut dengan bra milik Reisha sehingga kedua potong pakaian tersebut kini tergeletak di lantai. Hal ini membuat Rico menjadi leluasa mengulum dan menghisap kedua payudara milik Reisha.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Saling Barter Kemaluan Dengan Saudariku

    Cerita Sex Saling Barter Kemaluan Dengan Saudariku


    770 views

    Perawanku – Cerita Sex Saling Barter Kemaluan Dengan Saudariku, Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu.

    Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. “Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi.

    “Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

    “Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa. “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..” “Ada, mau lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku. “Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”

    Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya. “Gimana, komentar dong.”

    “Ada filmnya nggak?” “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau. “Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.

    “Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku. “Tapi apa Mas..” “Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.” “Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.

    “Yang semacam juga nggak pa-pa” “Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana. “He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

    Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama.

    Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya.

    Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku.

    Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan.

    Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.

    Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya. Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku.

    Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir liang kewanitaan nya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku.

    Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang kewanitaan nya.

    Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaan nya. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

    Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaan nya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

    Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kewanitaan nya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras.

    Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaan nya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku.

    Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang kewanitaan nya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

    Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang kewanitaan nya.

    Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaan nya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas.

    Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tersedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan.

    Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Sepupuku Dan Adiknya

    Sepupuku Dan Adiknya


    769 views

    Cerita Sex ini berjudulSepupuku Dan AdiknyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku lalu mencoba melihat ke layar televisi, ternyata di sana terlihat filmnya sudah bukan HBO lagi. Kesimpulanku, si Reni ternyata suka nonton sampai malam berarti hanya untuk menyetel VCD porno. Wow! berarti kakaknya kalah dong sama adiknya. Perlu diketahui, jarak umur antara Ana dengan Reni hanya 1 tahun lebih sedikit, apalagi Reni anaknya agak bongsor, tingginya sepundakku, tidak begitu gemuk tetapi cukup berisi.

    Singkat kata, aku beruntung kali ini, karena mendapat daun muda nih. Perlahan, tanganku yang masih bebas berusaha melorotkan celana dalamku ke bawah. Sementara Reni masih asyik dengan kegiatannya yang semakin lama semakin menjadi, dia seperti terobsesi dengan film dari VCD tersebut. Lenguhannya kadangkadang terdengar keras.

    Lalu perlahanlahan tanganku yang dia pegang kutarik ke arah kemaluanku. Setelah dekat, tanganku yang satunya dengan cepat kurangkulkan ke pinggangnya dan menariknya ke atas tubuhku. Dia kaget sekali, hampir dia berontak, tetapi selanjutnya dia justru memegang batang kejantananku dan mulai mengocokngocok dengan lembut.

    Aku pun lalu mengimbanginya, kuubah posisiku agar lebih enak dengan bersandar ke belakang, ke sandaran sofa. Dia menoleh ke arahku, terlihat wajahnya yang khas ABG, mengingatkanku kepada cewekcewek yang suka nongkrong di mallmall.

    Posisi tubuh kami akhirnya saling berhadapan, dia menggesekkan tubuhnya naik turun. Payudaranya ditempelkan ke dadaku. Nafasnya terdengar keras, khas orang yang sedang terangsang berat, Sshhsshhsshhss.. seperti itu deh kalau tidak salah.

    Tshirtnya yang gombrong mulai basah terkena keringatnya, memang malam itu udara terasa sangat panas, aku sendiri juga merasa kepanasan. Aku peluk dia, tanganku kutelusupkan ke dalam tshirtnya dari belakang, sedangkan bibirku tidak tinggal diam begitu saja, kucium belakang kupingnya dengan pelan, kuhembuskan nafas secara perlahan ke daun telinganya.

    Terasa olehku Reni semakin menggila, terasa dari gerakan tubuhnya yang turun naik dengan cepat, digesekkannya dadanya ke dadaku, juga selangkangannya dia gesekgesekkan ke kemaluanku dengan bernafsu. Tanganku yang berada di punggungnya, akhirnya kugeser ke pantatnya, dari atas punggung kugerakkan ke bawah, masuk ke celananya sebelum sampai ke pantat.

    Kuputar ke samping dengan agak cepat, lalu kuteruskan ke pinggang mencari celana dalamnya, kuraba dari luar celana dalamnya, pantatnya yang empuk kuremas dengan gemas. Aku menyesuaikan dengan irama gerakannya yang maju mundur. Kontan dia makin menggila, tangannya naik ke atas, rambutnya menyuguhkan gerakan yang erotis sekali. Dia berusaha menanggalkan tshirtnya.

    Setelah tshirtnya lepas, dia pegang kepalaku, menariknya ke arahnya dan melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Reni tidak memakai BH, payudaranya yang berukuran lumayan besar terlihat mengkilat karena basah oleh keringat. Aku menjilatjilat payudaranya, kukulum putingnya yang kecil dan tidak begitu menonjol.

    Dia berteriak pelan, Mas..!

    Aku lalu berpindah ke bibirnya yang mungil, kulumat dengan bernafsu bibirnya itu. Dia mendesah keenakan, akhirnya dia tidak tahan lagi.

    Ayo Mas, kayak yang di VCD itu lho Mas.. pintanya.
    Kujawab, Yang gimana Ren..?
    Cepetan dong Mas.. Reni udah ngga tahan nih..
    Emang Reni udah pernah..?
    Belum Mas.. makanya Reni pengen coba, cepetan dong Mas..

    Kami lalu berdiri berhadapan, aku melepas pakaian yang melekat di tubuhku, dia begitu juga melepas semua pakaian di tubuhnya. Dengan bernafsu dia pegang batang kemaluanku untuk dikocokkocok, sensasinya, wuah! Tidak tergambarkan. Dipegang oleh anak baru umur 18 tahun! Lalu sebentar kemudian, dia melepas batang kemaluanku dan membalikkan tubuhnya, berpegangan pada lemari buku.

    Posisinya sekarang agak menungging membelakangiku, pantatnya yang belum begitu besar terlihat kenyal. Dari belakang, aku melihat kemaluannya sudah merekah, ada daging yang keluar dari kemaluannya, entah apa itu namanya. Mungkin itu kli yang dinamakan clitoris. Tetapi pemandangan itu menjadikan batang kejantananku menjadi berdenyutdenyut ingin merasakannya.

    Kudekati dia, kugesekgesekkan kepala senjataku ke daging yang menyembul keluar itu. Tangan Reni dengan tergesagesa menarik batang kejantananku untuk segera dimasukkan ke dalam liang kemaluannya. Terasa agak sulit untuk memasukinya, kutusukkan dengan keras karena aku sudah sangat bernafsu. Aku melihat ke arah wajahnya. Pandangannya ternyata ke arah layar televisi, sambil sesekali bibirnya mengeluarkan desahandesahan merangsang.

    Gila! pikirku, Dia ternyata maniak sama VCD porno.

    Aku tingkatkan kecepatanku dalam menggoyang. Lamalama aku merasa pinggangku capek, dan aku coba mengarahkan dia untuk mengganti posisi classic, aku tiduran dan dia yang di atasku. Dia menurut. Sambil memegang pantatnya, aku tiduran dan menikmati goyangannya. Badannya terlihat mungil bila dibandingkan dengan tubuhku, suara desahannya terdengar melengking lirih di telingaku.

    Pada puncak kenikmatannya, dia melengkungkan tubuhnya ke belakang, tangannya menahan berat badan tubuhnya dengan gemetar. Rasa hangat yang terasa oleh batang kejantananku menjadi bertambah seiring dengan tercapainya puncak kenikmatannya. Sedangkan aku sendiri belum merasakan puncak. Reni merangkulku dengan lemas. Setelah itu, dia berbisik ke kupingku.

    Makasih ya Mas, Mas telah memberi Reni melebihi dari Mbak Ana..

    Jreng! Terkuaklah kebenaran peristiwa siang tadi, ternyata memang benar. Reni telah melihatku bermesraan dengan kakaknya. daliam hatiku.

    Loh, jadi tadi Reni ngelihat Mas padi gituan sama Mbak Ana to?

    Heeh Mas.. Reni kepingin, lagian Reni sering ngeliat di VCD. Kayaknya enak banget deh Mas.. dan ternyata memang bener.

    Oke deh, tapi Mas Padi belom sampai puncak nih.. gimana dong? Kan kasihan Reni udah capek.

    Begini aja Mas.. dari tadi siang emang Reni udah merencanakan ini, gini rencana Reni, tadi waktu Reni ngeliat Mas sama Mbak Ana gituan, sebenarnya Reni mo ngambil Dompet Mama yang ketinggalan. Trus Reni punya rencana, Reni beli CTM (obat tidur) buat dikasih ke minuman Mama ama Mbak Ana, nah.. tadi Mbak Ana sama Mama udah minum obatnya (dicampur sama teh) masingmasing 3 butir.. hehehe.

    Terus gimana dong? sahutku.

    Sekarang Mbak Ana kan pasti pules banget tidurnya, diapaapain pasti ngga bangun deh. Kan tempat tidur sebelahnya lagi kosong..
    Heh! aku spontan tahu apa yang dimaksudkannya, Sip deh! Oke Ren! Sekarang kita pindah aja ke kamarmu..
    Ayo..!

    Kemudian kami berdua berdiri dan menuju ke arah kamar Ana. Memang benar Ana tertidur lelap. Hanya iseng saja, aku membuka dasternya dan menyentuh kewanitaannya Ana dan memasukkan jari telunjuk dan tengah. Ternyata memang tidak bangun! Hanya saja dia mengeluarkan sedikit lenguhanlenguhan nikmat yang dia rasakan. Kemudian aku mulai memainkan vaginanya sampai basah. Tetap saja Ana tidak bangun sama sekali.

    Mas, udah dong. Kok malah Mbak Ana yang dimaenin. Giliran Reni doong.. keluh Reni karena sudah terbalut nafsu yang tinggi.
    Padahal tadi sudah puas. Lagipula aku juga sudah bernafsu karena tadi dalam permainan pertama belum selesai.

    Kemudian aku melepaskan jilatan pada vagina Ana dan berpaling ke Reni ysng sudah mulai memuncak nafsunya. Kemudian aku mulai naik ke atas ranjang dan menidurkan Reni. Secara intense, kami pun mulai pagutan. Tetapi ketika kami berciuman, beda sekali dengan yang pertama. Seperti disirap, kucium pipinya, mulutnya, berhenti lama di situ. Mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu.

    Lidah kami bermain di sana. Tidak lama kemudian, kuturunkan lidahku ke arah lehernya, dia menggelinjang, matanya terpejam, tangannya bergidik seperti menahan gelombang perasaannya sendiri.

    Ketika putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai meremasremas sehingga Reni merasa keenakan. Sementara bibirku sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tetapi sudah menjilati telinga, dan lehernya.

    Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangan kananku pindah ke arah vaginanya dan mulai meremasnya. Sambil memainkan klitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku mulai bernafsu untuk melakukan foreplay yang lebih lama. Tidak lama kemudian, mulutku menjilat ke arah perut, pinggang dan sasaran terakhir adalah klitorisnya yang merah. Karena tidak tahan, Reni berontak dan ingin merubah posisi.

    Ren, duduk di depan mukaku.. pintaku sambil menolongnya berpindah posisi.

    Dia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya. Aughh.. setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.

    Tibatiba Reni berteriak, keras sekali, Aahh.. ahh, matanya terpejam dan pinggulnya bergerakgerak di wajahku.

    Aku.. keluar, sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentaksentak. Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tibatiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.

    Aduh.. Mass.. enak banget. Lemes deh. katanya. Dia terkulai menindihku.
    Enak?, tanyaku.
    Enak banget, kamu pinter yah. Ngga pernah lho aku klimaks kayak tadi.
    Akh, yang bener..? Kamu kan tadi udah ngerasain. kataku mengingatkan pada permainan pertama kami.
    Tapi, uuhh.. lebih enak yang ini..
    Ternyata Reni masih menikmati sisasisa klimaksnya. Tetapi karena belum puas, langsung saja kujilat kembali liang kemaluannya. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintihrintih kecil.
    Mass.. nakal ahh.. kok.. akkhh.. dimaenin lagi.. ouuchh.. siich.. uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak tidak karuan, mungkin jilatanku tidak seberapa tetapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku.

    Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Walaupun tadi sih berani. Tetapi takut si Ana bangun. Kemudian aku memberanikan untuk bicara.

    Ren, aku masukin lagi yaa.. Tadi kan belum puass..

    Reni tidak menjawab. Dia hanya merintih keenakan. Karena malas bermain sambil berdiri, aku mendorong Reni hingga tertindih oleh badanku. Reni mengerang keras karena vagina tertindih oleh adikku yang sudah menegang tinggi. Kemudian mulai lagi kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Reni meremas kedua tanganku, menahan geli yang ditimbulkannya.

    Ssshh.. sshh! Reni mendesis berkalikali menahan kenikmatan itu.
    Kembali aku memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.
    Aaahh.. sshh, Reni mengerang lirih.

    Aku menikmati aroma kewanitaannya yang semerbak bersamaan keluarnya cairan dari liang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke liang kemaluannya sambil menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yang berwarna merah jambu kukulum sambil kumainkan dengan lidahku. Tubuh Reni menggelinjang bergetar.

    Uuuhffss.. aahh! Reni menjerit menahan kenikmatan sambil tangannya menggenggam tepi ranjang.
    Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

    Mass.. masukin sekarang.. aku ngga tahan nih.. Reni lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya.

    Aku segera menempatkan tubuhku di atas tubuhnya yang ramping, seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Reni terbaring polos telanjang. Ini bukan kesekian kalinya aku mengaguminya. Badan Reni kurus tetapi kencang dan atletis seperti pelari sprinter tetapi untungnya tidak sampai berotot.

    Maass.. cepat doong.. aakkhh.. ngga tahan nih..
    Ok, tenang aja..

    Sejenak sempat kudengar Reni mendesis saat meraih kemaluanku.
    Uuu.. besar dan kuat.. ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri.

    Begitu ujung kepala batang kejantananku menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan kudorongkan ke dalam liang kemaluannya.

    Uuhhss.. yess, Mass.. uuffssh, Reni mengerang sambil mendongakkan kepalanya.

    Dengan satu dorongan berikutnya, batang kemaluanku sudah masuk secara penuh ke dalam liang kenikmatan Reni yang hangat dan tebal. Reni mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

    Aku mulai gerakan memompa liang kemaluannya.
    Yess.. uff Maas.. Reni menjerit halus sambil memejamkan matanya.

    Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yang semakin kuat menerobos kedalaman liang kemaluan Reni yang merespon dengan berdenyutdenyut seperti memijit batang kemaluanku. Tibatiba Reni membuka matanya dan berbisik lirih, Mas ganti posisi.. aku mau nih keluar nih.. Kami segera ganti posisi, badan Reni membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa orgasme dalam posisi ini.

    Aku menuruti permintaan Reni yang jelas dalam posisi ini aku jadi bisa melihat postur Reni lebih lengkap. Biarpun Reni ramping, tetapi dia memiliki pantat yang padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yang ramping makin membuat pantatnya montok. Aku segera mengarahkan batang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.

    Srrt.. makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar liang kemaluan Reni makin basah.

    Reni menggenggam pegangan ranjang degan kedua tangannya. Aku menciumi lehernya dari belakang sambil kadangkadang menggigit pundaknya. Ternyata Reni sangat aktif dalam posisi ini. Dia semakin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku, pinggulnya pun bergoyang mengocok batang kemaluanku.

    Reni.. pinggul kamu hebat banget, aku berbisik terengahengah.
    Reni menjawabnya dengan eranganerangan, dia menoleh kepadaku sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat peluh membasahi wajahnya yang makin memerah.

    Sesaat kemudian dia berbisik kepadaku, Ouuchh.. sayang.. lebih cepat! suaranya diikuti deru nafas yang memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks.

    Aku pun meresponnya dengan gerakan yang lebih cepat dan keras. Kutusukkan batang kemaluanku makin dalam ke liang kemaluannya seiring perasaan klimaks yang sudah di ambang.

    Aaahh Uuuh Sssh.. teruus Mas.. ahh.. Reni menjerit sambil bergerak makin liar sampai ranjangnya berderikderik.

    Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Reni. Ana masih tidur ketika Reni tibatiba menjerit, Aaah.. uuhhffsshh.. Mass.. kepalanya mendongak, tubuhnya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari liang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku. Aku pun melepaskan jutaan spermaku menyemprot kencang memenuhi karet kondom yang kupakai.

    Uuu.. yess.. Reni mengakhiri gelombang kenikmatan dan mengerang sambil menikmati sisasisa orgasmenya.
    Ouuhh.. Mass, kamu hebat sekali.. aahh..

    Mungkin bisa dibilang ini adalah permainan terbaikku dibandingkan dengan Ana. Kemudian kami pun sempat tertidur berpelukan di kamar Ana.

    Jam 5 pagi Reni balik ke kamarnya dan aku pun tidur di kamarku sendiri. Pukul 10:00, aku bangun dan mempersiapkan diri untuk kembali pulang ke kotaku. Aku diantar Om ke terminal bus, aku tidak sempat pamit dengan Ana dan Reni karena mereka belum bangun. Reni kelelahan karena habis bertempur denganku sepanjang malam, sedang Ana masih terpengaruh CTM.

    Tante sendiri belum bangun juga. Si Reni memang gila seks. Hari itu hari Kamis, jadwalku adalah harus berobat ke dokter spesialisku. Tetapi sial, di jalan perutku terasa sakit, sepertinya diare. Aku terpaksa turun di jalan dan mencari restoran terdekat untuk buang hajat. Sampai di rumahku pukul 8 malam dan itu berarti aku tidak jadi ke dokter. Tetapi aku tetap tersenyum simpul, kalau mengingat baru saja aku mendapatkan dua perawan tingting.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mbak Tiwi Yang Seksi

    Cerita Sex Mbak Tiwi Yang Seksi


    769 views

    Perawanku – Cerita Sex Mbak Tiwi Yang Seksi, Aku seorang mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi di Depok jurusan ilmu komputer. Aku mempunya sebuah pengalaman yg tdk dapat kulapakan sampai saat ini. Aku mempunya teman perempuan yg dulunya adalah temanku semasa duduk di bangku SMU. Tak terasa sudah 4 tahun lamanya aku tdk pernah bertemu denganya. Hingga pada akhirnya dalam suatu acara reuni aku bertemu denganya. Temanku itu bernama Santi, adalah seorang wanita karier yg cukup mapan.

    Berbeda dengan keadaanku yg belum mapan, sebenarnya aku merupakan anak dari keluarga yg berada. Tetapi pernah mengecewakan orangtuaku dalam hal prestasi semasa duduk di bangku SMU, sehingga aku di usir secara halus oleh orangtuaku. Aku tak pernah lagi ditegur dan diberikan biaya hidup maupun kuliah. Tetapi dengan kegigihanku, aku berhasi melanjuntukan kuliah dengan biaya sendiri. Dan sampai saat ini aku mendapatkan penghasilan dari hasil kerja sambilan.

    Sampai suatu ketika, aku mulai merintis usaha dan aku cuti kuliah 2 semester, pada mulanya usahaku lancar hingga suatu ketika aku ditipu oleh teman baik kakakku. Akhirnya aku bangkrut dengan dililit hutang yg lumayan besar. Hingga akhirnya aku memutuskan kuliah kembali sambil mencari pinjaman untuk membayar hutang-hutangku.

    Aku juga menceritakan kesulitan hidupku kepada Santi, ia bejanji akan membantu kesulitanku jika ada kesempatan. Aku sangat terharu mendengar ketulusan hatinya yg mau membantuku. Hingga pada suatu kesempatan, ia meminta bantuanku dan jika bantuanku berhasil maka Santi pun akan memberikan bantuan untuk membayar hutang-hutangku. Maka aku pun mencoba untuk melaksanakan apapun yg ia inginkan.

    Santi memberitahukan kepadaku bahwa ia dipercaya oleh perusahaannya untuk memenangkan tender. Kesulitan Santi, orang yg ingin di-loby-nya adalah seorang wanita paruh baya kira-kira umur 30-an, Tetapi ia sangat dingin dan tegas. Setelah Santi mempelajari kelemahan wanita tersebut, akhirnya ia menemukan penyebab keangkuhan wanita tersebut. Ternyata ia belum berumah tangga, padahal ketika aku melihat foto wanita yg dimaksud, aku memberikan penilan bahwa wanita tersebut sangat cantik.

    Bila dibandingkan dengan artis lokal, wajahnya mirip dengan Sofia Lacuba. Entah kenapa wanita secantik dia belum mempunyai suami. Kemudian aku bertanya kepada Santi, bantuan apa yg dapat kuberikan untuknya. Santi memintaku untuk merayu wanita tersebut agar luluh hatinya, sehingga ia mau memenangkan tender untuk perusahaan Santi. Aku berperan seolah-olah aku adalah partner Santi dalam mengurus tender tersebut. Aku pun menyggupinya, walaupun aku belum tahu bagaimana caranya untuk meluluhkan hati wanita tersebut.

    Pada suatu kesempatan, aku dikenalkan kepada wanita tersebut oleh Santi. Ia bernama Ibu Tiwi. Tetapi entah kenapa, sejak pertama berkenalan hingga kami sedang makan siang, ia selalu menatapku dengan pandangan yg dalam. Sebagai laki-laki aku jadi gugup, apalagi dipandangi terus menerus oleh wanita secantik Ibu Tiwi.

    Setelah pertemuan tersebut aku sering berusaha mendekati Ibu Tiwi untuk me-loby, hingga akhirnya kami bertemu untuk lunch. Aku mendapatkan cara, agar lebih familiar aku memanggilnya dengan sebutan Mbak Tiwi. Aku menganggapnya sebagai kakakku, ternyata ia menyukai panggilan tersebut. Setelah beberapa kali aku sering bertemu denganya, akhirnya ia memintaku untuk bertemu malam Sabtu pada jam dinner di suatu restoran elite di Jakarta. Pada kesempatan ini ia yg mentraktirku.

    Pada malam yg telah ditentukan, aku pergi sendiri menemuinya di restoran yg telah ditentukan. Aku mencari meja yg telah dipesan atas nama Tiwi. Ketika aku menemukan meja tersebut dengan dibantu oleh pelayan restoran, aku sempat terdiam sejenak karena aku tdk menygka bahwa Mbak Tiwi yg biasanya kulihat dengan pakaian dan gaya yg selalu formal, pada malam itu ia terlihat menakjubkan.

    Ia mengenakan gaun hitam terusan ketat tanpa lengan dengan belahan dada yg sangat rendah, sehingga terlihat toketnya yg sangat montok dan kencang. Aku jadi gugup melihat pemandangan yg sangat indah tersebut, sampai akhirnya kegugupanku buyar setelah ia menegurku dan mempersilakanku untuk duduk. Ia tersenyum ramah dan sedikit menggoda.

    Dengan penerangan beberapa lilin dan sorotan lampu yg tepat mengenai seluruh tubuh Mbak Tiwi, aku dapat melihat jelas lekukan tubuh di balik gaun malam yg ternyata tipis yg dikenakan oleh Mbak Tiwi. Setelah aku dapat menguasai diri, aku mulai membuka percakapan dengan memuji keadaan Mbak Tiwi yg sangat cantik dan menggoda.

    Sambil menyantap hidangan kami membicarakan hal-hal ringan. Tetapi ketika aku membicarakan mengenai pekerjaan, ia menyuruhku untuk melupakan sejenak mengenai pekerjaan. Mbak Tiwi memberikan alasan bahwa pada malam ini ia ingin santai. Setelah selesai dinner, Mbak Tiwi mengajakku pergi ke beberapa cafe di Jakarta.

    Aku memperhatikan pada malam itu Mbak Tiwi terlihat sangat enerjik dan seringkali berbuat manja kepadaku. Hingga pada pukul 12.30 malam, Mbak Tiwi memintaku untuk mengantarnya pulang. Aku mengendarai kendaraan BMW terbaru milik Mbak Tiwi menuju ke apartemennya di kawasan Selatan Jakarta. Setelah sampai di apartemennya dan berbincang sejenak, aku hendak pamitan untuk pulang. Tetapi Mbak Tiwi menahanku dengan alasan ia ingin mandi dulu.

    Kira-kira setengah jam kemudian ia selesai mandi dan telah mengenakan pakaian tidur dari sutra yg sangat tipis sekali. Ia menghampiriku dan memintaku untuk bermalam di apartemennya dengan alasan ia tdk dapat tidur dan ingin membicarakan mengenai pekerjaan. Aku menyetujui ajakannya karena aku berpikir ini demi kelancaran rencanaku. Kemudian ia menyuruhku mandi dengan air hangat dan memberikan kaos dan training untuk pakaian tidurku.

    Setelah aku mandi, kira-kira pukul 2 malam kami mulai membicarakan mengenai pekerjaan. Tetapi aku tdk konsentrasi karena pikiranku terganggu pandangan indah di depanku. Hingga pada suatu kesempatan, ketika ia sedikit menunduk untuk merapihkan berkas-berkas kerja, aku melihat sepasang toketnya yg putih mulus serta montok tergantung tanpa ada yg menygganya. Hal itu berlangsung cukup lama, dan terasa olehku kemaluanku berdiri tegak karena pemandangan indah tersebut.

    Tanpa kuduga, ternyata Mbak Tiwi memperhatikan perbuatanku dan ia menegurku,

    “Indra kamu kenapa, kok bengong..?” Sontak saja aku terkejut dan dengan spontan aku jawab dengan tdk sadar,
    “Mbak Tiwi body-nya seksi sekali..” Mendengar jawabanku Mbak Tiwi bukannya marah, malahan ia mendekatiku dan menarik tanganku untuk diletakkan di atas toketnya.

    Karena aku sudah bernafsu, kemudian kuremas-remas toketnya dengan kedua tangannku, dan aku dekatkan bibir untuk melumat bibir Mbak Tiwi yg merekah merah menantang. Dengan sigap ia menarik kepalaku. Kami berciuman dan saling meremas dengan penuh gairah.

    Kemudian Mbak Tiwi menarikku menuju tempat tidurnya, dan membuka seluruh celanaku. Ia sangat antusias sekali melihat penisku yg sudah siap terbang.

    “Indra, penismu besar sekali, sudah lama aku nggak pernah lihat batang kemaluan laki-laki.”

    Aku bertanya balik,

    “Emangnya Mbak Tiwi nggak punya pacar..?”

    Ia menjawab,

    “Aku sudah 5 tahun tdk punya pacar, dan pacarku tdk mempunyai penis panjang dan besar seperti milikmu. Indra boleh nggak aku mengulum penismu..?”
    “Oh.., terserah Mbak aja deh..,” jawabku dengan penuh gairah.

    Mbak Tiwi mulai menjilat dan mengulum penisku dengan posisi ia duduk di tepi ranjang, sedangkan aku berdiri di hadapannya. Setelah puas, kemudian ia membuka seluruh pakainnya, dan aku pun berbuat sama. Kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Kini giliranku yg menjilat dan menciumi toketnya yg montok. Ia mengerang pelan menahan geli dan nikmat. Tdk ada satu sentipun tubuh Mbak Tiwi yg kulewati. Ketika aku mulai memasukan jari-jari tanganku, ia mulai kelojotan. Apalagi waktu aku menciumi memeknya dan menjilati bagian klitorisnya, ia mulai mengerang keenakan, sampai-sampai bulu-bulu halus di tubuhnya merinding.

    Setelah cukup lama kami foreplay, ia memintaku untuk segera memasukkan penisku ke dalam memeknya.

    “Indra.., cepetan masukin penismu..! Aku sudah nggak tahan nih.. sshh..” kembali ia memohon kepadaku.

    Aku pun mengambil ancang-ancang untuk menembakkan ‘penis scud’ ke dalam ‘bunker’ milik Mbak Tiwi. Mba Tiwi membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku dapat melihat pemandangan yg membuat jantungku serasa mau copot. Tdk menunggu lama, aku mulai mengarahkan penisku ke dalam memek Mbak Tiwi. Begitu masuk dengan susah payah, Mbak Tiwi menarik pantatku agar seluruh penisku amblas ke dalam ‘bunker’-nya.

    Aku menaik-turunkan pantatku dengan irama tdk terlalu cepat, sedangkan Mbak Tiwi menggoyang pinggulnya sehingga kami merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Sambil memainkan penisku, aku juga mengulum dan menjilat-jilat toket serta puting susu Mbak Tiwi. Sesekali bibir kami saling berpagutan, dan diselingi ciumanku ke arah lehernya yg putih.

    Setelah kira-kira 20 menit kami saling melancarkan serangan yg bertubi-tubi, akhirnya aku menembakkan spermaku dengan muncratan yg kencang. Mbak Tiwi yg merasakan tembakan air mani yg panas di dalam memek, menjerit puas.
    Kemudian aku pun merasakan lubang memek Mbak Tiwi mengeluarkan cairan lengket yg membasahi penisku. Aku perhatikan Mbak Tiwi sampai mendongakkan kepalanya dan melengkungkan punggungnya ke belakang sambil menekan erat-erat pantatku, karena ia menikmati permainan seks yg sudah lama tdk ia rasakan. Kami melakukan seks tersebut berulang-ulang sampai tubuh kami lemas, dan kami tertidur saling berpelukan.

    Sejak saat itu kami resmi menjadi pacaran dan sering melakukan seks kapanpun kami inginkan. Sedangkan tendernya Santi akhirnya dimenangkan oleh Mbak Tiwi. Dan aku sekarang ketagihan ngeseks dengan wanita-wanita cantik yg kesepian yg usianya di atasku. Aku melakukan itu karena aku butuh bantuan wanita-wanita tersebut. Tetapi aku tetap memilih wanita-wanita yg kutiduri.

    Karena selain membutuhkan bantuannya, aku juga mempunyai selara tinggi terhadap wanita. Oya, aku juga menjadi sangat akrab dengan Santi, kami sering melakukan hubungan seks yg tentunya tanpa diketahui oleh pacar Santi dan Mbak Tiwi. Dan pengalamn ngeseksku dengan Santi tdk kalah hot-nya dengan yg kulakukan bersama Mbak Tiwi. Bila nanti ada kesempatan, aku akan menceritakan pengalaman ngeseksku dengan Santi.

    Sekarang bila ada wanita cantik kesepian yg butuh bantuanku, mudah-mudahan aku dapat membantu, karena aku juga saat ini sedang butuh bantuan modal untuk merintis usahaku, dan jika berminat, silakan menghubungiku via e-mail dan siapa tahu kita dapat saling membantu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur


    768 views

    Perawanku – Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur, Liburan semester tiba,seperti tahun sebelumnya aku memutuskan untuk berlibur dikota Malang,kebetulan disana sanak saudaraku tinggal. Aku sering,bahkan hampir setiap tahun liburan kesana dgn menggunakan Bus,kereta atau Pesawat.Tapi aku lebih sering memilih bus dan kereta karena lbh bsa menikmati perjalanan.

    Suasana sangat ramai disalah satu terminal dijakarta timur,aku langsung naik kedalam bus Pa** Ke** yg telah siap menanti calon penumpangnya..Duduk dikursi deret ke enam dari depan..”hah..Cape juga..”keluhku..

    Lumayan cape juga memang menggendong tas pundak yg berisikan pakaian dan keperluanku lainnya didalam tas.Sekitar 10menit aku duduk,kebetulan kursi bus tsb 1-2,sebelah kanan satu,sdgkan sebelah kiri untuk 2 orang(super eksekutif)!!

    Aku duduk dibangku yg diperuntukan 2 orang..Tiba2 datang seorang ibu beserta 1 anaknya yg aku perkirakan berumur 15 tahunan,namun tubuhnya tinggi dan berisi,terutama dibagian pantatdan dadanya..Anak itu manis,putih dan memakai soft lens dimatanya.

    “dik,titip anak saya ya??”ujar sang ibu..”oh iya bu!”ucapku kaget..Anak abg itupun duduk disebelahku.

    10 menit berselang,bus akan segera berangkat,sekali lagi sang ibu berkata “adik,turun dimana?”..”diMa**ng bu.”ujarku..”oh sama,anak saya juga mw turun diMa** ,kalo gitu tolong dijagain ya anak saya?Maklum ini pertama kali dia pergi jauh sendirian..”lanjut sang ibu.

    “beres bu,tenang aja..!”balasku dgn senyum.Ibu itupun segera turun dari bus setelah sblmnya mencium pipi kanan kiri anaknya,sambil memberikan wejangan2 buat anaknya.. Bus berangkat pukul 16.00 tepat meninggalkan terminal..Anak itu melambaikan tangan kepada ibunya yg berada diluar bus.

    Setelah agak jauh dari terminal akupun membuka obrolan dgn abg itu..”nama kamu siapa?”…”mia..”jawabnya singkat..Terlihat senyum manis keluar dari wajahnya yg putih dan bersih,apalagi tatapnnya yg sedikit menggoda,aku yakin dia terbiasa berhadapn dgn laki2.

    “knp nyokap lo ga ikut?”tanyaku.“ga,nyokap kerja..Gua lagi liburan sekolah,dari pd dijakarta terus..Sumpek..”jawab dia.“emang ga takut pergi sendirian?”tanyaku dgn sedikit meledeknya..”ah,cuek aja..Emg takut knapa?”ucap dia dgn santainya.
    “eh,nama lo sapa?”tanya mia padaku..”gw boy..”jwbku.

    Hampir 2 jam perjalanan,ngobrol ngalor ngidul sambil bercanda ga jelas,akupun mulai terbiasa dgn mia..Sampai pada akhirnya bus berhenti untuk istirahat disalah satu restauran di daerah jawabarat..

    “mia,bawa dompet sama hape lo,jangan ditinggal di dalam tas..” “okey..”jwb mia sambil bergegas berdiri dari tempat duduknya.

    Aku beranikan diri memegang tangannya sambil berjalan turun dari bus.Direstauran,kami kembali duduk disatu meja sambil makan bersama..Selesai makan,mia ijin mw kekamar kecil,begitu juga aku yg dari tadi nahan kencing..(sbnrnya ada toilet juga dibus,tp sempit dan takut ga da airny pkrku..).

    Setelah kurang lebih 30menit,bus kembali melanjutkn perjalanan..Sedang aku dan mia makin akrab saja..Bahkan dia sudah berani bersandar dan memelukku dari samping!Waktu semakin malam,semakin gelap keadaan didalam bus,walau ada lampu kecil diatas tempat duduk,tapi aku lbh memilh tdk memanfaatkannya.

    Semakin malam semakin dingin,ditambah udara AC yg menambah dingin didalam bus..
    “lo kedinginan ga mia?”tanyaku..”iya dingin banget..”jwbnya.

    “pake aja selimutnya..”aku mulai memasang selimut ditubuhnya,tanpa persetujuan dari dia..Setelah itu aku jg memakai selimut yg memang telah disediakan didalam bus.
    Mia,menyandarkan kepalanya dipundaku,sambil tangannya yg ada dibalik selimut dilingkarkan dipinggangku..

    “wah,ni anak kayanya manja..”pkrku dalam hati.

    Tanpa berkatakata,akupun juga memeluk dia dari samping..Tubuh kami terasa hangat,walau udara didalam bus benar2 terasa dingin sblm kami berpelukan. Mia memejamkan matanya..

    Rupanya dia tertidur,akupun coba memejamkan mataku walau dlm keadaan menggebu2 didlm hati,apalagi ‘adik kecilku’ mulai resah dibalik celana ketika dada mia yg lumayan gede menempel disamping tubuhku..Dgn goyangn bus saat berbelok kekanan atau kekiri,makin rapat saja dadanya ditubuhku. Tapi aku tahan,dan mencoba tidur..

    Sekitar 30menitan aku coba tidur,akhrnya kebangun juga..Ga tenang bgt tidur dgn godaan yg membuat hasrat naik turun.Aku palingkan pandangan ke jalan,sambil menahan gejolak..Tiba2,”boy..”mia memanggil pelan..

    “udah bangun??”jwbku.Tanpa menjawab pertanyaanku mia lsng mengencangkan dekapannya..“dingin bgt boy” kata mia..”lha kan udah pake selimut??”jwbku
    “iya,tp masih kerasa dingin..Apalagi tanganku,dingin bgt..Aku masukin tangan aku kedalam baju kamu ya?” kaget mendengar permintaan mia yg diluar dugaanku itu..
    “iya..Yaudah..”jwbku gugup..

    Jujur aku ga kpkrn mcm2 malam itu,tp stlh mendengar kata2 mia itu aku lsg tambah bergejolak,malahan mulai berfikiran kotor deh. Mia memasukkan tanganku kedalam kausku,msh dalam keadaan berselimut..Seluruh tubuh kami tertutup selimut,hanya muka kami yg tdk tertutup.

    Perlahan tangan mia bergerilya menyusup ke dalam kausku..Ketika berhasil masuk,perlahan lahan pula dia mulai membelai lembut seluruh tubuhku,mulai dari dada sampai perut..Kadang memainkan puting dadaku lembut..Wah,makin memuncak saja hasrat nafsuku mlm itu. Aku terdiam tanpa bcara apapa,sambil menikmati kelakuan nakal mia itu.. Mia tersenyum kecil memandang aku yg sedang ga karuan karna perbuatannya..

    ”kamu knapa boy?”
    “ah.Anu,gapapa..”jwbku

    aku menatap wajah mia,,hmm manis juga nih cewe,apalagi lesung pipinya tampak menambah manisnya wajah mia saat tersenyum. Tiba2..Makin gila ku dibuatnya ketika tangan mia yg tanpa komando masuk kedalam celana jinsku..(Waktu itu aku memakai jins sedengkul)..

    Makin terbakar saja kepalaku,seakan ingin menerkam tubuh mia dan langsung ku perkosa..Tapi ga mungkin,keadaan bus yg tidak mungkin sulit untuk aku melakukan apa yg aku mau..Sebagian penumpang msh ada yg terjaga,mereka sedang menonton vcd yg diputar dibus.

    “boy..Kamu ga pernah deket sama cewe ya?”tanya mia memecah kebisuan.
    “pernh..”jwbku
    “pernah ML?”tanya mia lagi..
    “pernah sekali,tapi ga sampe slesai..Knp tnya itu?”jwbku heran.
    “gapapa..Tanya aja!”kata mia.

    Aku mulai berfikir,kalo mia adalah ABG yg punya pengalaman dalam sex,mgkin dia pernah ngesex dgn pcrnya..Apalagi,belaian tangan mia yg lembut benar2 seperti ahlinya dlm memberikan rangsangan2 kepada laki2..Ga disangka tangan mia sampai didalam celanaku,bermain main diatas ‘adik kecilku’ yg masih tertutup celana dalam..Makin terasa membesar saja kontolku dipermainkan tangannya.

    Tanpa basa basi,mia lsg melepaskan tangannya dari dalam celana,dan membuka ikat pinggangku serta resleting celanaku..Lalu sekonyong konyong tangannya masuk lg kedalam celana,kali ini tidak terpisahkan celana dalamku lagi..Benar benar menyentuh kontolku.

    “mia,msh rame..Blum pada tidur..”aku kebingungan dgn kelakuan mia,makin gila aja kelakuan abg ini..
    “gapapa,cuek..Kan ketutup selimut..!”jwb mia enteng membelai dan mengocok halus kontolku..

    Aku diam,sambil menikmati permainan tangan mia yg lihai seperti sudah terbiasa melakukannya. Sekitar 30 menitan,aku mulai mencoba membiasakan diri dgn apa yg dilakukan tangan mia thd kontolku. Sambil ngobrol ga karuan,aku benar2 terhanyut dalam suasana yg penuh hasrat tsb..

    Ternyata didalam pembicaraanku dgn mia,mia mengaku,kalau dia sudah ga perawan lagi..Pacarnya yg mengambil kesuciannya,dan sudah melakukan hubungan sex berulang kali sampai sekarang.. Mlm terus bertambah larut,ketika itu para penumpang lain satu persatu mulai terlelap!Hanya aku dan mia yg msh terjaga seakan akan ga kepengen sedetikpun melewatkan kebersamaan ini.

    “boy,gw nyaman deket lo!”ujar mia melirih..”gw juga,lo dewasa,walaupun umur lo msh 15 tahun.”jwbku

    lalu tanpa sadar kita sudah saling memandang,aku nekat mendekatkan wajahku ke wajahnya..Kucium bibir lembutnya sambil memejamkan mataku,begitupun juga mia yg pelan pelan memainkan lidahnya didalam mulutku..Sungguh sebuah saat yg indah buat aku,walau umurku 22 tahun waktu itu,serta mia yg 15 tahun tapi sikap serta perlakuannya mirip wanita dewasa yg lihai dalam membuai seorang laki2..

    Sekitar 5 menit kami berciuman mesra,tanganku mulai nekat masuk kedalam kaus merah jambu mia,kubelai halus naik hingga ke BH yg berisikan bukit indah nan besar itu..Kuusap lembut,dan kusingkap BH keatas agar payudara indah mia dapat kusentuh dgn tanganku..

    Oh,besar,lembut dan kenyal payudaranya..Apalagi putingnya yg berukuran lumayan besar untk ukuran gadis seumurnya..”hmm..!”mia mendesah lembut..”sshh..Terus boy..”semakin kecang dan keras aku rasakan payudara milik mia..

    Sementara,tangannya mia masih setia mendekap dan mengocok lembut kontolku sejak tadi.. Semua itu kami lakukan dgn bebas karna tubuh kami msh tertutup selimut! “boy..Turunkan kebwah tangan lo..”pinta mia. Aku mengerti maksudnya,aku turunkan tangan kananku ke resleting clana jinsnya..Aku buka dan..Aku kaget,ternyata mia udah ga pakai Celana dalam lagi..

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    “lo ga pake celana dalam??”bisikku.
    “hihi..Engga,gw copot waktu direstauran tadi!!”..Jwbnya cuek.
    “niat banget lo..”kataku heran..
    “bodo,gw udah nafsu waktu pertama kali ngliat lo boy,lo ganteng bgt!”..Jwbnya lagi.
    Rupanya mia adlh tipe cewe yg agresif,bahkan bsa dibilang hyper jg dalam urusan sex..
    “boy,copot celana lo ya,gw susah megangnya..”pinta mia..
    “ntr ketauan orang2 ah..”jwbku ragu..
    “engga deh,kan ketutup selimut..”

    aku msh ragu,tapi bener juga sih orang2 ga bakal liat,krn emang tubuh kita ketutup rapat selimut..Lgpula orang2 juga pada tidur dan kita duduk dideret paling blakang,jd ga ada yg merhatiin kita. Aku turunkan celanaku sedengkul,kuperhatikan mia pun menurunkan celana jinsnya kebawah..

    Lalu dia melepaskan tangannya dari kontolku,dan memutar tubuhnya membelakangiku.. Posisinya aku menghadap mia,dan mia membelakangiku..Badan dia agak condong kedepan,serta pinggulnya didekatkn ke aku.. “masukin boy..”pinta mia. Kaget dan bingung aku mendengar tantangan mia..”masukin apanya?”jwbku dgn bodohnya..”kontol kamu boy,cepet!”jwbnya santai..

    Gila,nekat bener ni cewe pikir ku dalam hati..Tp kapan lagi punya pengalaman yg kaya gini..Pelan pelan aku arahkan juniorku ke dalam vaginanya,aku nyodok dia dari belakang.. Agak susah juga,karna bus yg terus goyang kekanan kadang kekiri.

    Akhrnya..Ujung kontolku sampai juga dilubang vaginanya..Dan,masuk perlahan2 amblas ditelan vagina mia..Agak,sempit rasanya..”mmhh,aaahh..”desah mia yg agak tertahan karna takut kedengaran penumpang lain..

    “boy,enak..Punya kmu lumayan gede,panjang pula,punya cowoku ga kaya bgini..”

    mendengar kata2 mia itu aku makin bersemangat..Aku senderkan punggungku kejendela bus (aku duduk samping jendela)..Sambil diam menikmati vagina mia yg membuat kontolku berdenyut denyut..Sengaja kontolku ga dikeluar masukan,karna goyangn bus sudah membuat nikmat dan membantu permainan kita berdua.

    Lama juga kita hanyut dalam goyangan bus,gelapnya suasana bus yg diselingi cahaya2 lampu mobil dari kaca jendela bus,benar2 suasana yg penuh kehangatan dan romantis wkt itu..(aku yakin penumpang lain lagi merasakan dinginnya AC menusuk tulang mereka!!)..

    Tp tidak dgn kami,justru yg terasa hangat,damai dan nikmat..Sekitar setengah jam kita mengikuti irama goyangan bus,lalu tanpa melepaskan kontolku didalam vagina mia,aku mencoba menarik tubuhnya ke belakang,dan bersandar ditubuh aku..Kini posisi mia berada diatas tubuhku,tp tetap membelakangiku..

    Aku mulai memainkan kontolku,aku keluar dan masukan kontolku didalam vaginanya..
    “mmh..Boy..Uh..Goyang terus boy..Enak!” erang mia lirih..
    “ssh..Iya,enak..Memek kamu enak mia..”kataku sambil terus menggoyangkan pinggulku..
    Aku bener2 ga lagi memikirkan sekitar,aku yakin penumpang lain ga akan sadar apa yg kita lakukan dibelakang!!
    “oh..Boy,terus!”..

    Sambil aku goyangkan pinggulku,tangan kananku memainkan klitoris mia,serta tangan kiriku memainkan puting payudaranya yg telah mengencang dan mengacung keatas.. Makin mia ga tertahankan,dia terus bergeliat karna rangsangan yg aku berikan..Tp tetp kita mengatur dan berhati2 menjaga agar gerakan2 kita tidak membuat curiga penumpang lainnya!!

    “boy,aku mw keluar..”erang mia lirih,bahkan sedikit membisik..”ssh..Ah,boy goyang terus..Ak..Aku keluar”..Mia akhrnya merasakan orgasmenya yg pertama..

    Aku cuek dan terus kugoyang kontolku,sementara mia mengejang merasakan nikmat orgasmenya!! Aku hentikan goyanganku,melihat mia yg sedang mengatur nafasnya akupun tersenyum memandang tingkahnya yg bener2 sedang merasakan puncak kenikmatan..

    Ga lama kemudian,setelah selesai menikmati orgasmenya,aku menyuruh mia untuk tidur telentang menghadap keatas,kepalanya bersantar ke tangan kursi,serta Kedua Kakinya ditekuk..Aku mengatur posisi selimut yg sudah berantakan,dan kututup lagi tubuh mia dgn selimut hingga kekakinya yg mengangkang..Aku mengatur posisi dudukku,pinggul aku mengarah ke selangkangan mia..Dan kembali kumasukan kontolku ke dalam vaginanya.

    “blezz..”..Uh,kembali kontolku ditelan vagina mia..Aku goyangkan pelan pinggulku..
    “aahh..Mm..Enak!”..Miapun tampak kembali larut dlm kenikmatan setelah tadi dya merasakan orgasme. “oh..Mm..”..

    Kali ini,goyangan ku terasa lebih mantap,dan ****** terasa lebih basah,karna vagina mia sudah bener2 becek akibat orgasmenya tadi..Creek..Crek..! Tangan kiriku membelai dan memainkan klitorisnya..Terlihat mia menggigit bibir bawahnya,terkadang memainkan lidahny kebibirnya!!

    Sekitar 15 menit,mia pun mulai tampak gusar,kelihatannya dia akan orgasme lagi..Bgtu juga aku yang mulai merasakan desiran nikmat mengalir didalam tubuhku,mengalir dari atas hingga kebawah..”boy,a..a..aku mw keluar lagi..”mulutnya bicara tp matanya terpejam..”aku juga mia..”jwbku berbisik.

    “boy..Ga tahan..Mw keluar..!!”

    aku mempercepat goyangan kontolku keluar masuk vagina mia,dan tanganku jg makin cepat mempermainkan klitorisnya walau tidak beraturan iramanya!!

    “..Mia,aku mw keluar..”..Lirihku.
    “sama..Aku juga..Keluarin bareng boy!!”

    tiba2 tubuh mia kembali mengejang..Dan..”oouuhh..Aghh. .Enaak..”erang mia,ternyata orgasme keduanya telah sampai..

    Kini giliranku..Sambil terus ku goyang kontolku terasa mulai berdenyut2 kontolku..
    “keluarin dimana??”tanyaku lirih..”diluar boy!”jwb mia..

    Dan seketika terasa ada yg mengalir menuju lubang kontolku,buru2 kukeluarkan dari dalam vagina mia,dan..Croot..Croot..,air maniku keluar menumpahi perut mia dan sebagian mengenai selimut..

    “..Oouh..Mantap,enak bgt mia..”ujarku penuh kenikmatan..
    Terasa kontolku masih berdenyut pelan dan basah karena tersiram muncratan cairan orgasme didalam vagina mia tadi.. Diam,lemas..Dan tanpa suara yg terjadi sekitar 5 menit.

    Kemudian aku ambil tisu dari kantong jaketku untuk mengelap air maniku yg membasahi perut mia..Bayangkan,kita bermandi keringat diantara dinginnya udara AC didalam bus!! Mia bergegas duduk dan membetulkan pakaian dan celananya,begitu jga aku!! Kita kembali duduk dan berdekapan,lalu tdk terasa tertidur pulas karna kecapean.

    Jam 5 pagi bus kembali istrht dan berhenti direstauran didaerah jawa timur..Seluruh penumpang turun,begitu jg aku dan mia..Kita lsg sarapan pagi dan minum kopi panas untk menghangatkan tubuh kita..Hehe,baru kita merasakan dinginnya udara pagi dikota Tuban yg letaknya dipinggr pantai tsb,padhal td mlm kita bermandikan keringat hanyut dlm kenikmatan!!

    Lumayan pegel2 jg badan rasanya..Mgkn karna posisi waktu ngentot td mlm kurang nyaman jdnya rontok jg rasanya badan ini.Mia bergegas ketoilet untuk memakai celana dalam..Kemudian kembali bus berangkat menyelesaikan sisa perjalanannya.

    Disisa perjalanan,kami habiskan untk bercanda dan bercerita..Terkadang diselingi gerakan nakal dari tangan mia yg menggoda kontolku. 3 setengah jam kemudian,bus hampir tiba di Kota Ma**ng..Aku sempatkan untk bertukar nomor hape.

    Bus akhrnya sampai diterminal kota Ma**ng,tampak sepupu mia sudah menanti untk menjemputnya..Kita turun,dan saling berpisah,krn aku kembali melanjutkn perjalanan kerumah budeku..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Memek SPG Dealer Motor Seksi

    Cerita Sex Ngentot Memek SPG Dealer Motor Seksi


    767 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Memek SPG Dealer Motor Seksi, Siang yang cukup terik saat itu mendadang gelap dengan sedikit gemuruh petir di langit, Seperti yang sudah diperkirakan, Selang beberapa lama hujan deras pun turun. Aku yang masih berkendara diatas motor menuju rumah pun bergegas mencari tempat berteduh. Hujan semakin lebat, untungnya tidak jauh dari sana terdapat dealer motor kecil yang bisa digunakan untuk berteduh.

    Segera aku parkirkan motorku di depan dealer dan menunggu hujan reda. Di dealer motor yang ukurannya tidak terlalu besar itu, ada 1 orang sales, wanita, masih muda dan cantik. Dia memberikan senyum manis saat aku tidak sengaja melihat-lihat ke dalam dealer. Tidak lama, wanita tersebut keluar dengan membawa bangku kecil dari plastik berwarna merah lalu memberikannya kepadaku.
    “Sini dong mas duduk dulu sambil nunggu hujanya reda. Daripada pegal berdiri terus…” Ujarnya sambil memberikan bangku.

    “Eh, gak usah mbak, Tidak apa apa kok. Duh, jadi ngerepotin…” Balas ku tak enak hati.
    Dia hanya tersenyum,

    “Gapapa mas, itung-itung saya ada temennya. Dari pagi sendiri terus soalnya.” Dari percakapan singkat tersebut, aku pun memberanikan diri untuk berkenalan.
    Gadis muda cantik yang sendiri dari pagi di dealer motor kecil itu bernama Niken. Sudah satu jam kami ngobrol hingga hujan pun berhenti. Sebelum pulang, aku meminta kartu namanya. Sesampainya di rumah, aku pun melanjutkan obrolan dengan Niken melalui pesan singkat BBM. Meski baru bertemu dan belum lama kenal, tapi aku sudah nyambung untuk ngobrol banyak dengan Niken. Ditambah responnya yang baik untuk setiap pertanyaanku membuatku betah berlama-lama mengobrol dengan Niken.

    Kedekatanku dengan Niken yang hanya sebatas BBM-an pun semakin baik. Aku pun memberanikan untuk mengajaknya bertemu sekedar makan malam atau ngobrol-ngobrol lagi seperti pertama aku bertemu dengannya di dealer motor tersebut. Niken pun menyetujui permintaanku dengan syarat harus mau menunggunya pulang kerja yaitu sekitar pukul 7 malam. Aku menyanggupi permintaannya dan berjanji akan menjemputnya di tempat kerjanya begitu ia selesai kerja. Hari yang sudah dijanjikan pun tiba, aku yang baru saja selesai bersiap-siap dikosan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Niken.

    Segera ku naikan motor bebekku dan meluncur menuju tempat Niken bekerja. Begitu sampai disana, kulihat Niken sedang duduk manis ditempat aku numpang berteduh waktu itu, ditemani salah satu temannya yang juga sedang menunggu dijemput. Melihatku yang sudah tiba, Niken langsung beranjak sambil berpamitan dan menghampiriku.
    “Halooo, kirain gak jadi jalannya hehehe…”

    “Jadi dong, tadi lama karena isi bensin dulu heheh, maaf ya jadi menunggu lama…” Ucapku.
    “Ah enggak kok, aku juga baru selesai kerjanya.” Ujar Niken sambil naik ke motorku.
    Kami berdua pun langsung meluncur ke salah satu Mall yang ada dikota kami untuk mencari tempat makan. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor Niken tersebut. Sesampainya disana kami langsung menuju restoran yang sudah kami tentukan dan memesan makanan. Obrolan dengan Niken tetap menyenangkan seperti pertama kali kita bertemu. Aku tidak bosan-bosannya mendengarkan cerita Niken tentang teman, atau pekerjaannya. Aku sendiri tidak banyak berbicara karena aku memang tipe orang yang pendiam.

    Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Niken pun mengajakku pulang karena hari sudah malam. Aku mengiyakan dan segera menuju ke tempat parkir. Aku juga mengantarkan Niken pulang ke rumahnya yang sebetulnya tidak terlalu jauh dari letak kosanku. Rumah Niken yang kecil dan asri terlihat sepi, sesampainya di depan pagar rumah, Niken memintaku untuk singgah sebentar sekedar menghilangkan letih karena sudah mau mengantarkannya pulang. Aku menyetujuinya dan masuk ke dalam rumahnya.

    “Silakan duduk, Mas. Anggap saja rumah sendiri ya…” Ujar Niken sambil memersilakan aku duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahnya.
    “Sebentar aku ganti baju dulu ya, Mas…” Aku memerhatikan Niken dari belakang.
    Pantatnya yang cukup besar tercetak dengan jelas dibalik celana kerjanya yang berwarna hitam. Belum lagi kemeja putih lengan pendek cukup ketat yang digunakannya membuat tubuhnya tampak semakin seksi dan akupun mulai berpikiran kotor untuk bisa menikmati tubuh Niken. Entah setan apa yang merasuki diriku, aku pun mengikuti Niken yang sedang berganti baju di kamar.

    Pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat sehingga aku bisa membukanya tanpa bersuara. Kulihat Niken sedang mencari pakaian di lemari dengan posisi memunggungiku. Aku pun mendekatinya dan memeluk Niken dari belakang. Niken pun kaget dan sempat berteriak, namun teriakannya tidak lama karena ia melihat aku lah yang memeluknya dari belakang. Dengan cepat aku remas payudara Niken yang cukup besar dengan posisi memeluk dari belakang, sambil mulutku mengincar leher Niken yang cukup jenjang.

    “Uhhhh, Masss! Jangan massssss, jangannnn….” Desah Niken menerima perlakuanku.
    Anehnya tidak ada banyak perlawanan dari Niken, hanya rintihan dan desahan yang justru membuat aku semakin bernafsu. Aku semakin berani dgn memasukan tanganku ke dalam pakaian Niken. Ku angkat bra Niken agar remasan ku di payudaranya semakin mudah. Niken merintih semakin jadi, rangsangan dariku sepertinya berpengaruh banyak pada libido Niken yang terlihat dari nafasnya yang semakin berat.
    “Uhhh, Masss…..” Aku yang sudah terangsang dari tadi,mengangkat pakaian Niken dan membalikan posisinya agar menghadap ke arahku.

    Segera ku lumat bibir tipisnya yang merah sambil menjulurkan lidahku masuk ke dalam mulutku. Dengan penuh nafsu, Niken membalas ciumanku dan mengigit gigit lidahku sesekali. Nafasnya terasa lebih berat diwajahku. Matanya terpejam menikmati ciuman dan remasan tanganku di payudaranya. Masih dgn posisi berdiri, aku pun menarik tangan Niken dan mengarahkannya ke celana ku. Batang kemaluanku sudah cukup keras dan aku ingin Niken yang memuaskannya lebih jauh. Niken pun mengerti apa yang aku mau.

    Cerita Sex Ngentot Memek SPG Dealer Motor Seksi

    Cerita Sex Ngentot Memek SPG Dealer Motor Seksi

    Ia segera membuka celana ku dengan bibirnya yang tak mau lepas dari bibirku. Celana ku terbuka, batang kemaluanku yang sudah mengeras dari tadi pun keluar dari tempat persembunyiannya. Niken mengusap-usap perlahan dengan tangannya. Aku merem melek karena keenakan. Kali ini aku gantian membuka celana Niken. Ku masukan terlebih dahulu tanganku ke dalam celananya. Ku rasakan sudah begitu basah lipatan vagina di balik celana dalamnya. Aku memainkan vaginanya sedikit dengan jariku yang membuat Niken tampak kegelian, menggelinjang namun menyukai apa yang aku lakukan.
    Film Semi

    “Masssss, di kasur dong Masss, jangan disinii…” Pinta Niken lirih.
    Aku pun mengangguk sambil menarik Niken ke ranjangnya yang tidak terlalu besar namun cukup untuk pergumulan kami berdua. Aku yang berbaring terlebih dahulu pun memberikan isyarat kepada Niken untuk menghisap batang kemaluanku. Niken hanya tersenyum sambil meraih batang kemaluanku dan mengocoknya pelan. Dengan perlahan, Niken memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan menghisapnya dengan kencang. Hal ini tentu membuatku merasa geli, namun nikmat yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

    “Hhhhh, enak sayang, terus kayak gitu, hhhhh…” Erangku pelan.

    Aku pun menikmati hisapan Niken dibatang kemaluanku sambil meremas payudara Niken. Sekitar 10 menit Niken sibuk menyantap kemaluanku dengan ganasnya. Kali ini giliran ku untuk memuaskan Niken. Aku arahkan ia agar berbaring di kasur. Aku pun memulai dengan menciumi ke dua payudaranya, putingnya yang sudah mengeras kini semakin keras dan merekah. Aku menurunkan ciumanku ke perutnya yang tampak rata. Secara perlahan, ciuman terus menurun sampai akhirnya tiba di vaginanya yang sudah basah, merah dan merekah itu. Aku jilat bibir vaginanya, ku mainkan klitorisnya dengan lidah. Niken pun menggelinjang keenakan.

    “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh, masssssssssss enaaakkkkkk massssss….” begitu desahnya saat aku memasukan ke dua jariku ke dalam vagina Niken dengan lidah dan bibirku yang tidak ingin lepas dari aroma vaginanya yang sungguh membuat birahi semakin meninggi.
    Niken meremas dan menarik rambutku dengan gemas karena kenikmatan yang ia rasakan. Sekitar 5 menit aku memberikan pelayanan terbaikku di vagina Niken, ia menekan kepalaku agar semakin dalam di vaginanya dan berteriak keras.

    “AAAARGGGGGGHHHH, AKU KELUAR ARGGHH MASSSSS!” Terasa beberapa semprotan cairan kenikmatan dari vagina Niken menyembur keluar dan langsung ku lahap sambil habis.
    Terlihat Niken sudah penuh keringat dengan mulut terbuka untuk mencari nafas dan berusaha menikmati momen terbaik yang baru saja ia rasakan. Aku yang masih dilanda birahi tinggi pun segera naik ke atas Niken dan bermaksud untuk menggenjot vagina Niken dengan batang kemaluanku yang semakin keras ini.

    “Mas, ada kondom gak?” Tanya Niken lirih. Aku terdiam sambil mengingat-ingat kondom yang biasa aku bawa dan aku simpan di dompet.

    Aku pun bangun dari ranjang dan meraih celana ku yang tergeletak di lantai. Ku cari dompetku yang ada di saku belakang. Untungnya dua buah kondom masih tersimpan dengan baik, aku cek tanggal kadaluarsanya yang masih lama itu. Niken membubuhkan senyum manisnya begitu aku memegang kondom. Segera ku buka kondom dengan bungkus warna merah tersebut, ku keluarkan dan ku pasangkan dengan cepat ke penisku. Birahi yang sudah makin tak tertahankan dengan segera membuat penisku sudah berada didepan vagina Niken. Ku gesekkan perlahan penisku yang berbalut kondom tipis tersebut sehingga Niken menggelinjang menahan nikmat.

    “Masssss, masukin massss….” Desah Niken yang awalnya ku kira akan menolak persetubuhan ini, namun sebaliknya, ia yang terlihat paling menikmatinya.

    Perlahan aku masukan penisku ke dalam vagina Niken. Begitu masuk setengah, aku keluarkan lagi. Kemudian ku masukan lagi pelan-pelan, sengaja aku lakukan seperti itu agar vagina Niken semakin terangsang dan ia bisa orgasme lebih cepat. Ku genjot perlahan vagina Niken. Penisku keluar masuk dengan irama pelan. Niken tidak bersuara, hanya mulutnya yang terbuka dengan mata terpejam. Sungguh pemandangan yang begitu sedap dipandang berlama-lama. Sepuluh menit sudah ku genjot vagina Niken sambil sesekali ku hisap dan ku remas payudaranya yang bergoyang seirama kocokan penisku. Niken mendesah, erangannya menunjukan ia akan segera orgasme sebentar lagi.

    “Uhhh, Massssss… Terus masssssss… Aaaahhh, masss, Nikmat masssss…..” Desah Niken sambil melilitkan kakinya di pinggangku agar penis ku tertancap semakin dalam di vaginanya.

    Ku percepat genjotanku di vagina Niken, kedutan yang dibuat vagina Niken semakin terasa dan menambah kenikmatan, ditambah kondom yang tipis ini memberikan sensasi yang sungguh luar biasa di penisku ini.

    “Aaaaah, masss, aku mau keluar lagi, massss… Ahhhhh…” Aku pun semakin liar menggenjot Niken.
    Meski begitu, aku belum merasakan ingin mencapai klimaks. Aku kali ini hanya ingin mengejar Niken untuk orgasme lagi yang ke dua kalinya.

    “MASSS… AKU KELUAR AAAHHHH MASSSSSS…” Niken meraih punggungku dan mendekapku begitu kencang seiring dengan orgasmenya yang meledak ledak di dalam vaginanya.

    Penisku terasa semakin terjepit oleh vagina Niken yang berkedut keras. Sungguh nikmat tiada tara. Begitu orgasmenya selesai, dekapan Niken pun melemas. Kini aku bisa bangun dan melanjutkan pekerjaan ku untuk menggarap vagina Niken. Apalagi penisku yang masih belum sampai ke puncaknya, membuatku ingin segera menikmati vagina Niken yang sungguh luar biasa.

    Tanpa memedulikan Niken yang terbaring lemas. Aku kembali mengocok penisku keluar masuk vagina Niken. Niken tampak tak kuasa menahan birahiku yang sudah tinggi. Ia hanya mengerang begitu vaginanya mendapat serangan yang sama dari penis yang haus kenikmatan ini.
    “Hhhhh, massss… uhhhhh….” hanya itu yang keluar dari mulut Niken saat penisku kembali tertancap di vaginanya.

    Niken yang tadi lemas, terlihat kembali bersemangan dan bernafsu mendapati penisku memenuhi vaginanya. Ku genjot vagina Niken, kali ini dengan cepat dan aku berfokus pada nikmat yang aku rasakan agar aku bisa segera orgasme. Dan benar saja, tidak sampai lima menit aku keluar masukan penis ku dari vagina Niken, aku merasakan ada dorongan yang luar biasa dari dalam penisku.

    “Hhhh, aku mau keluar sebentar lagi, sayangggg…” bisikku pada Niken, masih sambil mengenjotnya.
    Niken hanya menganggukan kepala. Aku semakin percepat genjotanku sampai…
    “Aaaaargggg!!” dan crot crottt keluarlah semua sperma yang sudah tertahan lama di kantung kemihku.
    Rupanya, begitu aku orgasme, Niken mengalami orgasme juga untuk yang ketiga kalinya.
    “Aaargh, nikmat sekali sayang! Penis kamu nikmat sekaliiiii!” Teriak Niken begitu ia mencapai orgasmenya yang ketiga.

    Setelah itu, aku pun berbaring di samping Niken untuk merasakan sisa sisa kenikmatan dari pergumulan barusan. Tubuh kami sudah sama- sama bercucuran keringat. Tidak lama Niken tertidur pulas, mungkin karena kecapekan. Aku pun merapihkan pakaian dan membersihkan diri lalu segera pulang ke kosan meski waktu sudah menunjukan pukul 2 malam.

    Meski pengalaman sex kami berdua begitu nikmat, tapi setelah kejadian itu Niken tidak membalas pesan dan telepon ku lagi. Bahkan waktu aku mendatangi kantornya, temannya berkata bahwa Niken sudah pindah dan tidak lagi bekerja di tempat itu. Entah kemana Niken pergi, terkadang aku merindukannya, merindukan berbicara dengannya, juga tidur bersamanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku

    Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku


    766 views

    Perawanku – Cerita Sex Tergoda Nafsu Adik Pacarku, Sebenarnya aku masih belum menjalin hubungan dengan Mira tapi kami berdua sudah sama-sama dekat. Karena memang sejak dari SMU kami selalu berteman baik, dan sekarang kami sudah sama-sama bekerja di perusahaan yang sama. Namaku Ilal dengan usia yang sudah menginjak 27 tahun akupun merasakan cinta dalam hatiku, dan memang aku menyukai Mira gadis yang seumuran denganku.

    Karena dia memang temanku dari dulu, tapi karena aku tidak berani menyatakan perasaanku akhirnya Mira sempat menjalin hubungan sewaktu kuliah bersama dengan cowok yang aku kenal juga. Dan aku hanya bisa berharap mereka putus, karena sakit juga hati ini melihat kedekatan mereka. Dan demi Mira juga hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot.

    Hingga akhirnya aku mendengar dia putus dengan pacarnya yang juga temanku. Dan aku merasa senang akan hal itu, karena itu juga aku semakin aktif melakukan pendekatan pada Mira, bukan hanya di tempat kerja tapi aku sering mengunjungi rumahnya dan aku memang sudah dekat dengan keluarga Mira. Baik dengan ibu bapaknya dan juga adik satu-satunya yang bernama Tiara.

    Tiara masih kuliah dari yang aku tahu kalau Mira yang membantu biaya kuliah untuk adiknya tersebut. Karena orang tuanya memang kurang mampu, dan karena itu Mira memilih untuk bekerja hanya untuk dapat membantu orang tuanya. Dan itu juga yang membuatku lebih tertarik lagi pada Mira, aku begitu mantap untuk menjadikan dia pendamping hidupku.

    Akupun memberikan perhatian lebih pada Mira dan aku rasa dia juga merasakan hal yang sama. Tapi aku belum juga menembaknya karena aku mencari momen yang tepat buat menyatakan perasaanku, dan akupun sering main ke rumah Mira bahkan kini lebih intens. Karena anggota keluarganyapun begitu baik dan mau menerimaku, sikap mereka seolah aku teman dekat Mira.

    Hingga pada suatu hari aku ingin main ke rumah Mira, hari itu pas jam pulang kantor. Dan aku tahu kalau Mira sedang pergi ke luar kota bersama keluarganya sejak hari sabtu kemaren, karena besarnya rasa kangenku akupun menuju rumahnya dan berharap dia sudah datang dan berada di rumahnya. Sampai disana aku merasa senang karena jendelanya terbuka berarti sdudah ada orang di rumahnya.

    Akupun memasukkan motorku dan langsung saja aku menuju pintu rumahnya. Begitu aku pencet bel ternyata Tiara yang membukakan pintu “Oh..kamu mas..ayo masuk aja..” Kata Tiara yang memang sudah biasa berbicara denganku, akupun berkata padanya “Sudah pulang belum kakaknya Tia.?” Namun aku melihat Tiara menggelengkan kepalanya sambil berkata “Belum mas..” Kata Tiara.

    Akupun lihat dia pergi kedalam dan tidak berapa lama kemudian dia membawakan aku segelas minuman hangat “Ini di minum dulu mas..” Katanya dan aku langsung meminumnya, kami mengobrol di ruang tamu tersebut, aku lihat Tiara sering menyibak rok pendeknya entah di sengaja atau tidak yang jelas aku melihat warna celana dalam yang dia pakai tapi aku pura-pura tidak melihatnya.

    Sampai akhirnya aku merasa kalau Tiara benar-benar sengaja melakukan hal itu, karena ini dia lama memperlihatkan paha mulusnya hingga aku lihat pangkalnya. Tiba-tiba diapun nyeletuk “Jangan di lihat aja mas.. di pegang juga nggak pa-apa..” Aku kaget mendengar kata Tiara dan aku hal itu membuat aku salah tingkah apalagi aku lihat Tiara semakin mendekatkan tubuhnya.

    Aku agak undur sedikit tapi ketika dia berbisik dan menatap wajahku dengan penuh gairah akupun terpengaruh juga “Mas.. Tia suka mas Ilal dari dulu..” Diapun mencium pipiku dan aku masih terdiam hingga akhirnya tangan Tiara meraba celanaku, dan membuat kontolku menegang secara perlahan. Bagai dalam adegan cerita dewasa ngentot akupun membalas ciuman bibir Tiara.

    Bukan hanya mengelus kontolku dari balik celanaku tapi kini tangan Tiara sudah berani melepas celanaku hingga nampak kontolku yang membesar. Tiara menatapnya bagai pemain dalam adegan cerita ngentot dia terus mengelus serta mengulumnya dalam mulut mungilnya “OOoouuggggghhh… ooouuuggghh.. ooouuggh.. Tiaaaa… aaaaaaaaaggggghhh..” Desahku ketika kontolku dalam mulutnya.

    Karena baru pertama kali melakukan adegan di dalam cerita ngentot ini, akupun begitu menikmatinya karena itu aku hanya bisa memejamkan mata. Namun aku dapat mendengar desahan dari dalam mulut Tiara “OOOuuuugghh… aaaaagggggghh.. oooouuuggghh… aaaaaaaggggghh.. ooouugggghh… aaaagghh..” Dia begitu memburu nafasnya dan terus melumat kontolku yang semakin membesar saja.

    Kemudian Tiara aku rasa mulai menindih tubuhku, akupun membuka mataku dan benar saja aku lihat dia mulai memasukkan kontolku kedalam memeknya, awalnya aku lihat dia menemukan kesulitan tapi akhirnya diapun dapat memasukkannnya “OOOuugghh… ooouuggggghhhhh… eeeeuuummmppphhh… aaagggggggggghhh… aaaagggggg..” Bagai ular yang menggeliat di atas tubuhku.

    Sampai akhirnya diapun bergoyang secara teratur, dan aku menikmatinya juga. Kurasakan kontolku terasa hangat dalam memeknya serta ada getar kenikmatan yang mengalir dalam tubuhku ooohhhh baru kali ini aku menikmati surga dunia ini, aku pegang pantat Tiara yang semakin cepat bergoyang di atas tubuhku. Aku lihat wajahnya sudah basah oleh keringat.

    Dengan mesra juga aku belai rambutnya, dia menatapku dan dengan penuh nafsu dia cium bibirku. Akupun membalasnya sampai akhirnya dia terlihat lelah dan terus mendesah semakin keras “OOOOuuugggggghhh..ooouuuggghh.. ooouugghhhh.” BUkan hanya Tiara yang mendesah tapi akupun mengerang dengan kerasnya karena aku merasakan kenikmatan itu seakan menyatu dalam selangakanganku.

    Kemudian kontolku menyemburkan sesuatu yang kental dan hangat “OOOuugghh… Tiaaa.. aaaaagggh… iniii.. saaa.. yang… aaaggghh..” Nikmat sungguh nikmat rasanya, ternyata ini kenikmatan yang sering aku baca dalam cerita dewasa ngentot, aku dekap tubuh lelah Tiara yang berada di atas tubuhku. Kami benar-benar terbuai oleh kenikmatan dari permainan sex kali ini.

    Sampai akhirnya kami berdua tidak tahu kalau ada seseorang yang berdiri dengan wajah kagetnya “Tiara..” Teriak Mira di pintu ruang tamu itu, dimana kami berdua masih dalam keadaan bugil, Mira berlari keluar dari rumahnya dan akupun ingin mengejarnya. Tapi sewaktu aku memakai baju aku lihat ayah Mira masuk dan dia memukulku dan sejak saat itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Suster Cantik Yang Membantu Proses Kesembuhanku

    Cerita Sex Suster Cantik Yang Membantu Proses Kesembuhanku


    766 views

    Perawanku – Cerita Sex Suster Cantik Yang Membantu Proses Kesembuhanku, Saya turun dari tempat tidur saya dan menghampiri Mia. Saya cium bibirnya dan Mia membuka baju, saya praktis telanjang bulat. Mia lalu membuka baju seragamnya dan menurunkan BHnya lalu mengangkat roknya dan celana dalamnya ditarik kebawah kakinya.

    Kami berciuman dengan penuh gairah. Saya menuntun Mia ke sofa, saya duduk disofa dan Mia duduk dipangkuanku menghadap saya. Saya mencium buah dadanya yang besar.

    Mia mendesah dengan nikmat. Ia mengangkat pantatnya dan menuntun kontol saya kearah vaginanya. Vaginanya yang sudah basah membuat kontol saya masuk dengan mudah. Mia mendongak sambil memejamkan matanya menikmati kontol saya.

    Ia menggoyangkan pinggulnya naik turun dan memutar-mutarnya. Kontol saya terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan. Nikmat sekali. Payudara Mia bergoyang-goyang dimuka saya dan langsung saya sambar putingnya dengan gigiku dan menggigitnya.

    Dengan penuh gairah Mia memainkan kontolku dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit agar tidak sampai berteriak. Saya sendiri berusaha menutup mulut saya dengan membenamkan kepala saya di buah dada Mia.

    “Sshh.. Enak Arthur, enak sekali” ujar Mia mendesis.

    Bagaikan kuda liar, Mia terus mengayun-ayunkan pantatnya. Keringat menetes dengan di kening dan dadanya. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik meluapkan gairah didalam dirinya. Saya melirik ke bagian bawah perutnya, terlihat bulu kemaluannya yang agak lebat. Biasanya saya sedikit turn-off melihat wanita yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini gairah saya tidak padam malah semakin membara.

    Tanpa mengeluarkan kontol saya atau mengubah posisi ML, saya mengangkat Mia. Mia memeluk saya dan kakinya melingkar di pinggang saya. Saya baringkan Mia di sofa, Mia menekuk kakinya lalu merapatkannya sehingga kontol saya terasa semakin rapat di vaginanya. Saya mulai menggenjot vagina Mia. Saya condongkan dada saya sehingga menyentuh dengkul Mia. Mata Mia tidak lepas dari mata saya.

    Tangan kanan saya meremas payudara Mia sedangkan tangan kiri saya meraih ke anus Mia dan memainkannya. Mia mendelik saat saya memasukkan jari tengah saya ke anusnya, perlahan tangan kanannya meraih jari saya danmenariknya keluar

    “Jangan sayang, sakit” ujar Mia.

    Saya terus menggenjot Mia dengan penuh gairah. Mia meremas-remas payudaranya sendiri sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian saya merasakan akan ejakulasi.

    “Mau keluar Mia”

    Mia langsung menurunkan kakinya sehingga kontol saya tercabut dari vaginanya, ia duduk lalu meraih kontol saya. Kontol saya langsung diremas dengan gemas dan dimasukkan ke mulutnya. Tangan kanannya meremas-remas biji sedangkan tangan kirinya memegang batang kontolku. Saya memegang kepala Mia dan menekan-nekan kepalanya sehingga kontol saya terasa masuk lebih dalam kedalam mulut Mia.

    Kontol saya langsung memuntahkan peju kedalam mulut Mia yang mungil. Peju saya terlihat memenuhi mulut Mia sehingga ia terpaksa mengeluarkan kontol saya dari mulutnya dan menelan peju saya kemudian menjilat sisa peju yang turun di batang kontol. Kontol saya langsung bersih dijilat.

    Saya sebenarnya masih penasaran belum menjilat vagina Mia, tetapi Mia cepat-cepat memakai bajunya dan membereskan rambutnya. Keringat di dahinya ia lap dengan tissue. Kemudian ia mengambil bolpen dan menulis alamat dan nomor handphonenya.

    “Saya off-duty hari Senin. Kamu pasti boleh pulang besok. Tapi nanti dokter akan minta kamu istirahat beberapa hari. Datang aja ya ke kost saya hari Senin” kata Mia. Saya cium bibir Mia dan Mia bergegas keluar.

    Sabtu

    Hari Sabtu saya akhirnya boleh pulang dan persis seperti yang dibilang Mia, saya diminta untuk istirahat dirumah sampai hari Rabu.

    Senin

    Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat kost Mia, sebelumnya saya sudah menelepon Mia untuk datang kesana. Mia telah menunggu diruang tamu tempat kostnya. Ia mengenakan celana pendek warna coklat dengan kaos lengan buntung yang ketat.

    “Hai, akhirnya datang” seru Mia dengan senang. Mia langsung mengajak saya ke kamarnya. “Kangen dengan Mia” kata saya sambil mencium bibirnya. “Iya, saya kangen juga, masih penasaran dengan kontol kamu” jawab Mia sambil ciuman.

    Saya membuka kaos dan celana pendek Mia. Tampak celana dalam model g-string berwarna hitam dikenakan Mia. Mia lalu gantian membuka baju dan celana panjang serta celana dalam. Kemudian Mia jongkok didepan saya lalu mulai menghisap kontolku.

    Cerita Sex Suster Cantik Yang Membantu Proses Kesembuhanku

    Cerita Sex Suster Cantik Yang Membantu Proses Kesembuhanku

    Selang beberapa menit menghisap kontol, saya meminta Mia berdiri lalu saya baringkan ditempat tidur. Saya cium payudaranya sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya dari balik celana dalam.

    Mia memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang saya berikan. Putingnya secara gantian saya hisap dan gigit lalu saya turun ke perut Mia. Mia menjerit geli saat saya gigit perutnya.

    Dengan tak sabar saya mulai mencium vaginanya dari balik celana dalamnya, kemudian saya tarik celana dalamnya sampai ke dengkulnya. Wah ternyata Mia telah mencukur bulu kemaluannya sehingga terlihat tipis dan rapih, beda dengan malam sebelumnya yang bulu kemaluannya terlihat lebat.

    Saya jilat vaginanya yang berwarna merah, klitorisnya yang besar tidak luput dari gigitan saya. Mia menjerit-jerit kecil menerima gigitan-gigitan di klitorisnya. Saya membalikkan tubuh Mia lalu membuat posisi doggy style.

    Mia nungging didepan saya, pantatnya yang mungil saya remas dengan keras lalu saya minta Mia membungkuk lebih dalam sehingga anusnya terlihat. Saya jilat anusnya, Mia menggelinjang kegelian. Kemudian saya mulai mengarahkan kontol kedalam vagina Mia.

    “Aahh, enak Arthur, enak sekali. Terus sayang. Lebih keras” pinta Mia.

    Vagina Mia terasa hangat dan basah. Saya memegang pantatnya dan menggenjot vagina Mia dengan penuh nafsu. Mia mendesis-desis sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali Mia memutar pantatnya, kontol saya terasa seperti ditarik lebih dalam divaginanya. Entah bagaimana caranya dia bisa melakukan itu. Saya memejamkan mata menikmati pijitan kontol saya dalam vagina Mia.

    Mia kemudian meluruskan kakinya sehingga tubuhnya rata dengan kasur, saya terpaksa harus menurunkan badan saya dan menindih tubuh Mia dari belakang. Tapi dengan gaya ini, kontol saya terasa semakin sempit memasuki vagina Mia karena dihimpit oleh paha Mia.

    Tidak lama kemudian saya ejakulasi. Saya melenguh dengan keras dan tubuh Mia ikut mengejang pertanda ia juga orgasme. Saya lalu menindih tubuh Mia tanpa mengeluarkan kontol saya. Mia kemudian memutar tubuhnya lalu gantian menindih dada saya. Kami saling berciuman dan istirahat.

    “Arthur, mau nggak kalau ada variasi?” tanya Mia. “Variasi seperti apa?” tanya saya balik. “Ada orang ketiga” sahut Mia. “Siapa?” “Namanya Desi, dia suster juga tapi kerjanya di lantai 2 dirumah sakit yang sama” “Boleh aja, sekarang?”

    “Bisa, tinggal telepon dan nanti dia datang dari kamar sebelah” “Hah? Dia disebelah? Cantik nggak?” tanya saya bertubi-tubi. Kalau nanti yang datang suster yang mau mandiin saya waktu hari Jum’at pagi kan repot, pikir saya dalam hati. “Cantik, jangan takut deh. Dia satu kost dengan saya” jawab Mia sambil meraih handphonenya.

    Rupanya Mia telah bercerita kepada temannya mengenai persetubuhan kita di rumah sakit. Dan lebih mengejutkan lagi, Desi ini juga sering bersetubuh atau setidaknya oral sex dengan pasien.

    Hmm, nakal juga suster-suster ini, pikir saya dalam hati. Dalam waktu kurang dari semenit, Desi mengetuk kamar Mia dan dibukakan oleh Mia. Wajah Desi boleh juga walaupun tidak secantik Mia.

    Desi memakai daster bercorak bunga-bunga dengan warna mencolok khas dari Bali. Dari balik dasternya tampak buah dadanya yang tidak disangga BH. Saya masih berbaring di tempat tidur dengan telanjang dan mata Desi langsung tertuju ke kontol saya.

    “Halo Desi” kata saya untuk menghilangkan kecanggungan. “Halo Arthur” sahutnya dengan sedikit malu.

    Mia berdiri dibelakang Desi lalu membuka daster Desi. Desi langsung telanjang bulat. Desi tersenyum malu lalu mendekat kepada saya. Saya meremas payudaranya yang tidak sebesar Mia tapi bulat dan kencang.

    Pantat Desi sedikit lebih besar dari Mia, bulu kemaluannya terlihat tercukur tipis dan rapih. Desi meraih kontol saya dan mengelusnya. Kemudian ia membungkukkaan tubuhnya dan mulai menghisap kontol saya, saya raih pantatnya dan menariknya kearah muka saya sehingga kita dalam posisi 69.

    Mia tampak mengambil handycam dan mulai merekam adegan saya dan Desi. Dengan gemas saya jilat vagina Desi, tercium bau sabun yang wangi. Desi membalas dengan menghisap kontol saya sambil meremas bijiku.

    Puas ber-69, saya minta Desi tetap nungging lalu saya masukkan kontol saya ke vaginanya. Vaginanya tidak sesempit Mia tetapi begitu kontolku masuk langsung terasa vaginanya berdenyut-denyut di kepala kontolku. Desi saya genjot dengan penuh gairah.

    Mia merekam setiap adegan sambil tangan kirinya mengelus vaginanya sendiri. Desi mengikuti irama goyangan saya dengan menekan pinggulnya dengan keras kepinggul saya sehingga kontol saya masuk lebih dalam ke vaginanya.

    Mia kemudian meletakkan handycamnya di meja dengan posisi lensa mengarah kami, kemudian ia berlutut dibelakang saya lalu memelukku. Tangan kanannya meremas-remas biji saya. Rangsangan yang diperoleh dari Mia membuat saya menggenjot Desi semakin keras.

    “Oohh.. Terus Arthur, terus Arthur.. Saya mau keluar” jerit Desi dengan keras.

    Tubuh Desi mengejang dan terasa vaginanya Desi menjadi sangat becek. Desi langsung tengkurap dengan lemas dikasur. Wah belum apa-apa udah lemas, saya berkata dalam hati.

    Langsung saya tarik si Mia dan masukkan kontolku ke vaginanya. Mia membuka kedua kaki dengan lebar dan menerima kontol saya dalam vaginanya. Saya meremas-remas buah dadanya dengan nafsu sambil menggenjot kontolku yang belum tuntas tugasnya.

    Saya melirik ke Desi dan ia kelihatannya kembali bergairah. Ia jongkok diatas muka Mia dan Mia langsung melahap vagina Desi. Desi melenguh setiap kali lidah Mia menyapu vaginanya. Saya mencium bibir Desi dan kita saling berpagutan.

    Setelah menyetubuhi Mia selama 10 menit, peju saya terasa mau keluar. Langsung saya cabut kontol saya dan menyodorkannya ke mulut Desi. Desi menerima dengan senang dan menghisap dan menelan peju saya. Mia sendiri masih asyik menjilat vagina dan anus Desi.

    Saya terkulai ditempat tidur, Desi rebahan disebelah kiri dan Mia disebelah kanan. Mia memutar video adegan seks tadi. Sepanjang hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan posisi yang berbeda.

    Kadang-kadang gantian saya yang meng-handycam Desi dan Mia yang ber-69 dan berciuman. Three-some yang sangat eksotis. Tubuh saya langsung terasa sehat dan segar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Gadis Yang Hyper Sex Sangat Binal

    Cerita Sex Gadis Yang Hyper Sex Sangat Binal


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Gadis Yang Hyper Sex Sangat Binal, Aku, Shandy, adalah seorang supir dari boss pemilik berbagai perusahaan real estate di Jakarta, Malam itu, Pak Alvin boss ku, mengizinkan aku membawa kendaraannya pulang karena hujan yang cukup deras dari sore dan hari sudah semakin larut. Ditambah aku memang orang kepercayaan Pak Alvin.

    Selesai ku antarkan Pak Alvin yang setengah mabuk karena bersenang-senang di klub malam, ku pacu kendaraan dengan kecepatan sedang menuju tol dari arah Pondok Indah. Waktu sudah menunjukan pukul 02:30 pagi, jalan begitu sepi karena malam dan hujan yang tak kunjung berhenti.

    “Besok Jakarta pasti banjir nih, hujan seharian gini…” gumamku dalam hati.

    Sekitar 100 meter setelah melewati Pondok Indah Plaza, aku melihat sebuah sedan menepi dengan kap mesin yang terbuka. Aku pun tanpa pikir panjang segera berhenti di belakang mobil tersebut, berniat untuk membantu. “Mana mungkin ada orang jahat pura-pura minta tolong jam segini ditengah hujan deras, dengan mobil yang lebih mahal dari mobil yang ku bawa malah…” Pikirku dalam hati.

    Segera ku ambil payung di bagian belakang mobil, dan menghampiri si pemilik mobil yang sedang berdiri sambil memegangi payung di depan kap mobil tersebut.

    “Kenapa mobilnya, pak? Ada yang bisa saya bantu?” Tanyaku ramah sambil mengerenyitkan dahi, cahaya yang redup dan hujan yang cukup deras, membuatku kesulitan melihat si pemilik mobil yang sedikit tertutup payung.

    “Ini, Mas. Mogok, gak tau kenapa…” Jawabnya pelan. Aku pun kaget karena ternyata ia seorang perempuan, dari suaranya terdengar belum terlalu tua. Mungkin sekitar 30 tahunan.

    “Oh, maaf mbak gak liat, kirain cowok, hehehe…” Balasku untuk memecah kekakuan. “Coba sebentar saya liat, kebetulan saya ngerti mesin kok…”

    Wanita tersebut memersilahkan aku untuk menangani mobilnya. Aku pun sibuk memerhatikan dan mencari tahu masalah sampai mobil tersebut tidak mau menyala.

    “Kenapa tidak telepon asuransi atau tukang derek aja, mbak?” Kataku sambil tetap berfokus pada mesin mobilnya.

    “Maunya sih gitu, tapi handphone saya mati semua, Mas. Batrenya abis…” Jawabnya memelas. Suaranya sudah parau, sepertinya ia baru saja menangis.

    “Kalau saya cek sih, gak ada masalah apa-apa, mbak. Saya bingung juga kalau liatnya ditempat gelap dan hujan deras gini…” Jelasku singkat. “Saya pinjamkan handphone untuk menelpon asuransi atau tukang derek saja ya, mbak. Bagaimana?” Tawarku padanya. Ia hanya mengangguk pelan.

    “Makasih ya, Mas…” Ujarnya saat ku berlalu menuju mobil untuk mengambil handphone ku.

    “Ini Mbak…” Kataku sambil menyerahkan handphone bututku yang bahkan tidak memiliki kamera tersebut.

    Wanita tersebut meraih ponselku dan mengambil sepucuk kartu nama dari dompetnya. Aku sedikit menjauhkan diri saat ia sedang menelpon setelah aku tutup kembali kap mesinnya.

    Tidak lama kemudian, “Ini mass… Terima kasih banyak ya. Aku sudah menelpon tukang derek supaya mobilku bisa diangkut ke bengkel…”

    “Iya, mbak sama-sama. Mbak mau pulang kemana emangnya?”

    “Ke Pondok Labu, Mas…” Jawabnya singkat. Awalnya aku ingin menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, tapi langsung ku urungkan niat tersebut karena yakin ia akan menolak, mungkin ia takut akan ku perkosa.

    “Saya temani disini ya mbak sampai tukang dereknya datang. Daripada sendirian, kalau ada orang jahat, bisa repot…” Tawarku.

    “Gak usah repot-repot, mas. Sudah dipinjamkan handphone saja sudah cukup kok.”

    “Gapapa kok, mbak. Saya juga bawa mobil, tau lah rasanya gimana kayak mbak gini.” Balasku tenang. “Ini, ini KTP saya, kalau-kalau mbak takut saya berbuat jahat, paling gak mbak tau identitas saya…” Ujarku sambil menyodorkan KTP dari dalam dompetku.

    Ia pun tersenyum, “Tidak perlu, mas. Saya tau kok mas orang baik dan tidak ada niat jahat.”

    “Ya sudah kalau begitu saya temani ya.”

    Wanita tersebut pun mengangguk.

    “Mbak lebih baik duduk di dalam mobil, daripada kebasahan kena hujan gini…” Saranku padanya. “Saya temani disini saja.”

    “Ya enggak dong, mas. Masa saya di mobil, mas di luar.”

    “Kalau begitu, tunggu di mobil saya saja mbak. Biar saya hidupkan mesinnya, jadi ada AC dan lampunya. Bagaimana?”

    Ia pun menyetujui ideku.

    Kami berdua pun masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi depan, dan aku duduk disampingnya di kursi pengemudi. Setelah lampu dalam mobil ku hidupkan, barulah ku bisa melihat dengan jelas wanita cantik yang sedang duduk disebelahku ini.

    Tubuhnya cukup proporsional, dengan rambut hitam panjang sepunggung, celana jeans hitam ketat dan kaos putih yang ditutupi jaket coklat terlihat serasi dengan wajah manisnya. Hidung mancung, kulit putih dan bibir tipisnya menambah kecantikannya, apalagi saat ia sedang tersenyum.

    “Mbak siapa namanya?” Tanyaku.

    “Gisella, mas. Kalau mas?”

    “Aku Shandy, mbak…”

    “Gak usah pake mbak, Gisell aja mas..”

    “Jangan pakai mas juga kalau gitu, Shandy saja…”

    Ia pun tertawa kecil mendengar jawabanku.

    “Kamu seperti habis menangis, kenapa sell?” Tanyaku.

    Gisell terdiam sambil memandangi kaca depan mobil.

    “Maaf kalau aku lancang, hanya bertanya…” Tambahku khawatir ia tersinggung dengan pertanyaanku barusan.

    “Enggak kok, Shan. Aku capek aja, lagi banyak masalah, pas mau pulang eh mobil malah mogok. Bikin perasaan makin gak karuan…” Jelasnya.

    “Banyak bersabar kalau gitu, mungkin emang lagi banyak cobaannya. Siapa tau besok malah banyak rejekinya.” Hiburku seadanya. Gisell pun sedikit tersenyum.

    Obrolan pun mengalir, tanpa diminta Gisell pun menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Orang tuanya sedang dalam proses bercerai, pacarnya pergi meninggalkannya karena ia terlalu sibuk bekerja dan mengurus masalah ke dua orang tuanya. Gisell sendiri seorang karyawan di perusahaan tambang yang kantornya terletak di bilangan Pondok Indah. Lulusan universitas jurusan hukum.

    Tidak terasa, hampir satu jam kami ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya mobil derek datang. Gisell pun segera mengisi formulir yang diberikan, lalu masuk kembali ke dalam mobilku.

    “Terima kasih banyak ya Shan sudah membantu…” Ucapnya begitu masuk ke dalam mobilku.

    “Iya sama-sama, Sell. Aku antar ke rumah ya, gimana?”

    “Kamu emang pulang kemana? Jangan deh, takut ngerepotin…”

    “Enggak kok, kebetulan rumah ku di Cinere. Jadi searah kan sama rumahmu?”

    “Oh ya? Iya deh kalau gitu, sekali lagi makasih ya. Udah ditolongin pinjem handphone, sekarang ditolongin sampe dianterin…”

    “Udah, tenang aja…” Balasku.

    Hari sudah semakin pagi, hujan sudah selesai berganti kabut tipis yang menutupi jalan. Tidak sampai setengah jam perjalanan, kami sudah mendekati tujuan.

    “Rumah kamu dimana, Sell?” Tanyaku.

    Gisell pun menunjukan arah ke rumahnya. Aku dengan teliti menyetir, selain karena mata yang sudah letih juga rasa kantuk yang semakin datang.

    Tidak terlalu sulit mencari rumahnya karena terletak di pinggir jalan. Rumah besar yang mewah tersebut terlihat gelap tanpa cahaya sama sekali di dalamnya.

    “Sepi banget, kamu tinggal sendiri?”

    “Iya, sudah lama aku tinggal sendiri di sini. Orang tuaku tinggal di rumah yang di Kelapa Gading. Itu pun gak tau masih serumah atau udah pisah…” Jawabnya sedikit kesal.

    Aku pun tidak berani untuk banyak bertanya.

    Setelah pintu gerbang yang bisa dibuka otomatis dengan remote dari dalam tas Gisell terbuka, mobilku pun ku masukan lalu parkir di depan pintu masuk rumahnya.

    Rumah bergaya minimalis, dua lantai dengan cat berwarna putih terlihat suram tanpa penghuni, kebun kecil di depannya pun kurang terawat karena banyak tanaman yang mati dan layu.

    “Akhirnya sampai…” Ucapku sambil menarik rem mobilku.

    “Iya nih. Shan, udah hampir pagi. Kamu gak mau tidur dulu aja di rumahku? Besok pagi baru pulang. Daripada kenapa-kenapa di jalan karena ngantuk…” Tanya Gisell.

    “Enggak apa apa kok, udah biasa banget nyetir jam segini, namanya juga supir hehehe…” jawabku santai. Padahal dalam hati ingin sekali aku numpang tidur di rumahnya. Sayangnya aku merasa tidak enak hati untuk menerima tawarannya.

    Namun berbeda dengan Gisell, ia memaksa diriku untuk menginap. “Anggap aja aku bayar utang budi karena kamu sudah membantu aku….” Begitu kata-katanya untuk membujukku.

    Aku pun luluh dan menerima tawarannya.

    Gisell memersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya. Aku merasa canggung masuk ke rumah wanita muda cantik yang baru ku kenal beberapa jam yang lalu di pinggir jalan. Namun Gisell terlihat santai dengan kehadiranku.

    Gisell pun menawarkan beberapa pakaian dan celana pendek untuk ku gunakan tidur, beberapa milik Ayahnya yang ukurannya tidak jauh berbeda denganku. Gisell juga mengantarkanku ke kamar tamu yang bisa kugunakan untuk beristirahat sampai matahari terbit beberapa jam lagi.

    Segera saja ku baringkan tubuhku yang aktif dari pagi kemarin. Pukul 4 pagi, ku lihat di jam dinding yang ada di atas jendela kamar. Ku coba memejamkan mataku.

    Belum sempat terlelap, pintuku diketuk pelan.

    Aku pun bangkit dari kasur, menuju pintu dan membukanya. Gisell berdiri di depan kamarku, mengenakan piyama tipis dengan rambut yang terikat.

    “Aku gak bisa tidur…” Ucapnya manja.

    “Yah, terus gimana? Mau aku temenin dulu?” Tanyaku setengah mengantuk. Gisell mengangguk sambil berjalan masuk ke dalam kamarku tanpa ku minta. Ya memang ini rumahnya, namun aku semakin canggung harus bagaimana bila ia masuk ke kamarku tanpa diminta.

    Gisell pun duduk di pinggir kasurku sambil melihatku yang berjalan mendekat. Ia pun memberikan isyarat dengan lambaian tangan agar aku mendekat.

    “Kenapa Sell?” Tanyaku yang masih berdiri di hadapannya.

    “Aku mau kasih sesuatu…” Dengan cepat Gisell menarik turun celanaku. Aku kaget bukan kepalang.

    Tangan Gisell langsung meraih penisku, dan memasukannya ke dalam mulut.

    Rasa kantuk ku pun hilang, ingin ku tolak perlakuan Gisell namun aku terlanjur menikmatinya. Aku hanya bisa merintih keenakan saat lidah Gisell menyapu batang penisku dan memaksa penisku untuk berdiri tegak.

    “Ahhh Selll, kamu ini ahhhh…” Rintihku sambil meremas rambutnya. Hisapan Gisell di penisku semakin kuat.

    Lahap sekali Gisell menikmati penisku. Tidak ada sedikitpun bagian yang terlewat dari hisapan dan jilatan lidahnya. Memberikan sensasi kenikmatan tersendiri bagiku yang sudah lama tidak menyentuh wanita ini.

    Setelah beberapa menit, Gisell melepaskan penisku dan berdiri menghadapku. Tanpa basa basi segera ku lumat bibir tipisnya yang sudah menggodaku dari awal bertemu. Lidah kami saling berpagutan, dera nafas Gisell semakin berat saat tanganku menelusup masuk ke dalam pakaiannya, berusaha mencari dan meremas payudaranya yang lembut dan kenyal.

    “Uhhh, Shandy….” Desisnya saat ku arahkan kecupanku ke lehernya. Ku jilati tiap senti kulitnya yang putih dan halus tersebut. Tubuhnya bergetar,

    keringat mulai keluar meski udara begitu dingin karena hujan dan pendingin ruangan. Tangannya bergantian meremas rambut dan mencengkram punggungku.

    Ku dorong tubuh Gisell agar terbaring di kasur. Ku tarik celana panjangnya sehingga terlihat celana dalamnya yang berwarna hitam. Kakinya begitu jenjang dan indah, suka sekali aku menatapnya berlama-lama.

    Ku usapkan tanganku dari betis hingga ke pahanya, mengirimkan rasa geli ke seluruh tubuhnya yang semakin menegang. Rintihan-rintihan kecil menghidupkan kamar yang biasanya sepi tersebut.

    Perlahan ku tarik celana dalam Gisell, kali ini terpampang jelas vagina cantik dengan bulu kemaluan yang dicukur rapih dibagian atasnya. Bibir vaginanya sudah merekah basah, klitorisnya sedikit menyumbul keluar, tanda ia sudah tidak sabar untuk dinikmati olehku.

    Ku dekatkan kepalaku ke arah vaginanya. Dengan kedua jari, ku buka bibir vaginanya dan ku sapu lembut dengan lidahku. Gisell menggelinjang, tangannya menarik seprei, rintihannya berubah menjadi teriakan menahan hasrat yang begitu menggairahkan.

    “Arrrgghhhh, Shandyyyyy! Terus Shannnn!”

    Aku pun tidak memedulikan teriakannya. Rumahnya yang besar, hujan deras yang kembali turun, sudah pasti tidak akan ada tetangga yang mendengar teriakan nikmat Gisell. Hal itu justru semakin meningkatkan gairahku untuk menyetubuhinya.

    Kali ini ku masukan kedua jariku, perlahan ku mainkan lubang kenikmatan Gisell. Tentu saja ia semakin menggelinjang dan menikmati perlakuanku. Gisell pun tidak bisa menahan lagi, ia orgasme dan mengeluarkan cairan kenikmatan dari dalam vaginanya.

    “Argghh ohhhhhhh, Shandyyy aku keluarrrrr…..” Teriaknya sambil menarik rambutku.

    Ku biarkan cairannya yang berwarna putih bening mengalir keluar dari dalam vaginanya, lalu ku hisap dan ku jilat habis, hanya menyisakan kenikmatan disekujur tubuh Gisell.

    Aku pun bangkit dan mendekap tubuhnya yang hangat. Gisel mengulurkan tangannya ke dalam saku piyamanya. Ternyata Gisell menyiapkan kondom untuk pertempurannya denganku. Tidak bisa kulihat jelas kondom berwarna hitam tersebut karena lampu kamar yang mati, hanya diterangi temaram lampu meja berwarna kuning.

    “Sini, kupakein dulu…” Pinta Gisell, aku pun menggeser pinggulku agar penisku mendekat ke arahnya. Gisell memasangkan kondom di penisku, lalu ia mengubah posisi diatasku. Digenggamnya lembut penisku yang sudah tegang dari awal hisapan mulutnya tadi, diarahkannya ke lubang vaginanya yang masih merekah merah.

    Aku hanya bisa menyaksikan sambil berusaha membuka kancing piyama Gisell satu persatu, lalu ku buka bra berwarna hitam yang menutupi payudaranya. Samar terlihat putingnya berwarna pink yang menegang kencang dan membesar.

    Ku remas pelan payudaranya saat penisku merengsek masuk ke dalam vagina Gisell. Terasa hangat, licin dan kuat menghisap penisku. Begitu penisku masuk seluruhnya, Gisell mendiamkannya sesaat agar vaginanya terbiasa. Penisku memang terbilang besar dan panjang, Gisell pun merintih kecil saat mendapatkan itu di dalam vaginanya untuk pertama kali.

    Selang beberapa detik, Gisell menggerakan pinggulnya ke depan dan belakang. Tangannya mencengkram perutku, kepalanya mengadah ke atas dengan mulut terbuka lebar seakan udara tak mampu mengisi otaknya yang saat ini sedang diburu nafsu birahi.

    “Arrrgghhhh, enak banget sih kontol kamu, Shan. Suka bangetttt….” Desis Gisell ditengah goyangan pinggulnya.

    Aku yang sibuk meremas payudaranya hanya bisa tersenyum sambil memilin kecil putingnya.

    Gisell pun merubah goyangan pinggulnya, kali ini naik turun dengan frekuensi yang tidak terlalu cepat. Setiap hentakan yang mengantarkan penisku ke ujung vaginanya, menambah volume suara Gisell yang sedang dirundung nafsu.

    “Arghhh, arghhhh ssssshhhhhhhh…..” Rintih Gisell.

    Aku yang puas meremas payudara Gisell, memindahkan tanganku untuk meremas pantatnya yang kencang. Ku bantu mengangkat pantatnya agar genjotannya semakin cepat. Gisell mengerang kencang saat mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Arrrghh, Shandyyyyyyy aku keluarrrr Shanddddd!!!” Crot crot crot. Vagina Gisell terasa menjepit penisku semakin kuat. Gisell ambruk diatas tubuhku. Aku pun mendekapnya dengan penuh kelembutan.

    Perlahan aku bangkit masih dengan mendekap Gisell. Ku rubah posisi agar aku yang diatas tanpa mencabut penisku dari dalam vaginanya.

    Ku genjot lagi vagina Gisell yang hangat, dengan tanganku yang meremas payudaranya gemas.

    “Aarrgggh, Shannn. Kamu kuat banget sihhh….”

    “Kamu juga kenapa enak banget sih?” balasku sambil mengusap perut dan pinggangnya. Gisell memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.

    Hampir lima menit aku berada di posisi tersebut. Gisell mencapai klimaks untuk yang ketiga kalinya. Sedangkan aku? Aku pun bingung kenapa penisku ini begitu kuat menggarap vagina Gisell. Mungkin karena kemolekan tubuhnya yang membuatku bersemangat, atau kondom yang diberikan Gisell mengandung cairan pelumas yang membuatku bisa kuat bertahan selama ini? Aku tidak tahu, dan tidak ingin memikirkannya, saat ini aku hanya ingin membuat Gisell lemas tak berdaya karena nikmat yang aku berikan.

    Aku memberikan sedikit waktu untuk Gisell mengumpulkan nafas dan tenaganya setelah orgasmenya yang ketiga tersebut. Ku perhatikan sejenak wanita yang terbaring tanpa busana dibawah tubuhku ini. Entah mimpi apa aku semalam bisa menikmatinya, bahkan aku belum pernah memiliki pacar secantik Gisell. Ia sendiri wanita cantik, pintar dan kaya raya yang selevel dengan putri bossku. Bisa dibilang, ia termasuk wanita yang awalnya aku kira tidak akan pernah bisa aku tiduri.

    Aku meminta Gisell untuk berdiri, ku tarik tangannya perlahan, mengarahkannya ke luar kamar. Aku menuju sofa di ruang TV rumahnya. Sofa empuk berbalut kulit coklat dengan ukuran yang cukup besar untuk permainan liar kita berdua.

    Aku duduk dan mengisyaratkan Gisell untuk duduk di atasku. Kali ini posisinya memunggungi diriku. Aku begitu menyukai posisi tersebut karena bisa dengan leluasa meremas pantatnya dan menyaksikan bagaimana penisku terlahap vaginanya dengan rakus.

    Dengan tenaga yang tersisa, Gisell menggenjot penisku sekali lagi. Tubuhnya terlihat sangat indah saat menyatu dengan tubuhku. Ringkuhan tubuh Gisell saat menahan kenikmatan membuatku gairahku tak kunjung padam.

    “Shandyyyy, enak bangetttt. Kamu kok kuat bangettt… Ohhh ssshhhhh gak keluar keluar sshhhhhh dari tadiiii…” Racau Gisell.

    Aku pun membiarkan Gisell mempermainkan penisku di dalam vaginanya. Terasa kedutan kencang di dalam vaginanya yang menambah kenikmatan di penisku.

    “Urrghhh, Shannnn….” Desis Gisell.

    Semakin lama, penisku terasa semakin sesak karena dorongan sperma yang sudah tidak sabar untuk keluar bebas. Ku pegangi pantat Gisell dan ku kendalikan genjotannya agar semakin cepat.

    Hisapan kuat vaginanya membuatku tak kuasa menahan lebih lama.
    “Aku mau keluar, Selll….” Ucapku berbisik pelan.

    Dan benar saja, beberapa detik kemudian penisku memuntahkan sperma berkali-kali. Membuatku lemas tak berdaya saat itu juga.

    “Arrggghhh, sellll!!!” Teriakku saat orgasme sambil menarik tubuhnya dan meremas payudaranya. Rupanya Gisell pun orgasme, empat kali ia mencapai puncak, ku yakin sudah tak berdaya lagi tubuhnya.

    Gisell pun menjatuhkan dirinya ke sampingku. Ku lihat kondom yang menancap di penisku sedikit menggembung karena banyaknya sperma yang keluar. Dengan perlahan ku tarik kondom agar tidak ada cairan kenikmatanku yang tumpah.

    “Kamu gila…” Bisik Gisell. Kepalanya menghadap ke jendela, matanya terpejam, namun kata-kata tersebut tidak bisa ia tahan untuk tidak diutarakan.

    “Baru kali ini aku main selama ini, dan seenak ini. Ganti ganti gaya pula. OK banget lah kamu…” Puji Gisell lagi. Aku hanya menoleh sebentar dan tersenyum.

    Ku angkat tubuh Gisell yang lemas tak berdaya itu ke kamar ku lagi. Ku baringkan dan ku selimuti, lalu aku ikut berbaring di sampingnya.

    Hari sudah terang karena matahari yang terjaga dari tidur lelapnya. Kali ini giliran kami beristirahat sambil menikmati sisa sisa kenikmatan duniawi yang baru saja kami dapatkan bertubi-tubi.

    Ku dekap tubuh Gisell, ku kecup lehernya dari belakang. Kami pun terlelap.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Istri

    Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Istri


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Istri, Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga, istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 orang putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri, saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).

    Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.

    Perlu diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga terbuka kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34A.

    Keakraban ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun 1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkaHPun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah laku seperti orang kaya saja. Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

    Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

    Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam seminggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks dibandingkan kualitas.

    Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit. Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.

    Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada tugas dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi ‘kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

    Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja ‘kan kita juga saudara pasti tidak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggy car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska, ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.

    Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang sudah tidak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalau begini terus saya bisa tidak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kami menonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini saja, tidak usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap di sisinya.., selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya.. Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu kok cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih saya tidak bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget, Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalau kamu adalah suami kakak saya. Biarin saja kata saya.

    Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya. Akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang, “Abis kamunya sih sudah punya pacar”. Lalu saya kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling berciuman.

    Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas BH-nya. Woww, betapa indah buah dadanya, ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, “Andry kok jadi begini”.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Istri

    Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Istri

    “Sis saya suka ama kamu”, terus dia menarik diri. Saya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung saya sambar lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya. Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.

    Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal CD saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha. Dia semakin menggelinjang, Oww Andry nikmat dan geli sekali. Perlahan saya turunkan CD-nya, dia bilang “Andry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak saya”
    “Saya bilang emang saya gila kali, pakai bilang-bilang kalau kita..”. setelah CD-nya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat clitorisnya yang berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tidak mau, katanya dia belum pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.

    Lidah saya langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, “Ohh.., Andry.., enaakk sekali.., saya.., saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih..”,. Kemudian saya jilat clitoris dan lubang vaginanya, tidak berapa lama kemudian dia menjerit, “Auuww saya keluar Andry Oohh nikmat sekali”, dia bangkit lalu menarik dengan keras CD-ku. Langsung dia sambar penis saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral seks dengan saya, dia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap penis saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi, dia lepaskan penis saya, “Andry ayo dong masukin ke sini”, sambil menunjuk lubangnya. Perlahan saya tuntun penis saya masuk ke vaginanya, dia terpejam saat penis saya masuk ke dalam vaginanya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. “Ohh Andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kini saya sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai”. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.

    Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk vaginanya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan. “Ohh Andry saya keluar lagi”. Saya angkat perlahan penis saya dan kita berganti posisi duduk, terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sambil terus menyebut, “Ohh Andry.., ohh Andry”. Dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya, tangannya memegang pundak saya keras sekali. “Iihh.., uuhh Andry saya keluar lagi.., kamu kok kuat sekali.., come on Andry keluarin dong saya sudah tidak tahan nih”.

    “Biar saja”, kata saya, “Saya mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama saya, bahwa kamu tidak pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus”.

    “Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa Andry.., ohh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu”.

    “Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi”, kata saya.

    Saya bilang, “Sekarang saya mau mencoba doggy style”.

    “Apa tuh”, katanya.
    “Ya ampun kamu tidak tau”.

    “Tidak tuh”, katanya. Lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan penis saya ke vaginanya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat penis saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang. Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. “Andry.., ampuun deh saya keluar lagi nih”. Waktu itu saya juga sudah mau keluar.

    Saya bilang”, Nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska”.

    “Ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh”.

    “Cobain dulu ya”, akhirnya dia mengangguk.

    Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut penis saya dan sambil dia jongkok saya arahkan kepala penis saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok penis saya dengan sangat bernafsu. “Sis..”, Ketika mau keluar langsung penis saya dimasukkan ke dalam mulutnya tidak lama lagi. “Creett.., creett.., crett.., creett”, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya. Dia terus menjilati penis saya sampai semua sperma saya kering saya tanya dia, “Gimana sis nikmat tidak rasanya”.

    Dia bilang, “Not bad”.

    Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.

    Siska mengecup halus bibir saya, “Andry, thanks a lot.., saya benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya”.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Gara-Gara Nganter Mobil

    Cerita Sex Gara-Gara Nganter Mobil


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Gara-Gara Nganter Mobil, Cerita asliku ini adalah cerita yang ke-dua setelah cerita pertamaku yang sudah dimuat di Rumah Seks dengan judul Ibu Lia dengan Rasa juice melon. Sebenarnya aku punya banyak sekali kisah petualanganku dengan wanita-wanita yang pernah aku cintai.

    Dan yang pasti hampir semua wanita yang aku kencani, biasanya aku gunakan alat atau bahan dari buah-buahan, madu, dan lain-lain. Dan kali ini aku menggunakan dua irisan mentimun. Ini dia kisahku.

    Pada saat aku bekerja di sebuah perusahaan besar dikawasan kota Denpasar yang bergerak di bidang penjualan mobil-mobil baru kira-kira tiga tahun yang lalu, disanalah aku kenal banyak wanita-wanita cantik yang hampir setiap hari aku jumpai. Mulai dari wanita yang keibuan sampai dengan wanita yang haus akan kebutuhan laki-laki.

    Ketika aku hendak pulang dari kantor, kira-kira pukul 05.00 WITA, datang sepasang suami istri yang bermaksud untuk melihat mobil baru yang dipajang di dalam ruang pameran. Kemudian setelah kami berbincang-bincang agak cukup lama, akhirnya Bapak Lilis dan Ibu Lilis menyepakati untuk membeli satu unit mobil keluaran terbaru dan saya berjanji untuk mengirimkannya pada esok hari.

    Hari Sabtu kira-kira pukul 10.00 WITA, sesuai dengan janji saya untuk mengirimkan satu unit mobil ke Bapak Lilis. Dengan seorang sopir perusahaan, lalu saya bergegas meluncur ke rumah Bapak Lilis.

    “Selamat Pagi.., Bapak Lilis ada..?” tanyaku kepada pembantunya yang membukakan pintu depan rumah Bapak Lilis.
    “Bapak sedang jemput tamunya di Airport. Maaf bapak siapa..?” tanya pembantunya sambil memperhatikan aku.
    “Saya Dimas.. Dari xx Company mau hantarkan Mobil baru untuk Ba..?” belum sempat habis keterangannku kemudian Ibu Lilis datang dari arah tangga rumahnya.
    “Ooh.. Bapak Dimas.. Mari masuk..?” sahut Ibu Lilis mempersilahkan aku masuk ke ruang tamunya.

    Dengan pakaian senam yang masih menempel ditubuh Bu Lia sambil menyeka keringat dengan handuk putihnya nampak sexy sekali dan tampak lebih muda dari usianya. Yang aku perkirakan umurnya tidak lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya diberi kode untuk membuatkan aku dan sopirku suguhan orange juice, lalu Ibu Lilis masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

    “Sesuai dengan permintaan Bapak dan Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai dengan warna yang Ibu minta kemarin dan tolong di cek keadaan mobil sekaligus nanti akan saya perkenalkan cara pemakaian berikut dengan garansinya.”

    Dengan penuh teliti Ibu Lilis memperhatikan unit mobinya sambil minta pengarahan mengenai spec mobilnya.

    “Dari cara Ibu pegang persenelingnya, nampaknya Ibu sudah berpengalaman naik Mobil. Hanya saja untuk melepas hand rem-nya Ibu tekannya kurang keras. Jadi hand rem-nya nggak bisa turun. Maklum mobil baru Bu..!” jawabku menjawab pertanyaan Ibu Lilis. Yang ternyata jawabanku membuat wajah Ibu Lilis memandangiku serius.

    “Saya merasa nyaman duduk di mobil ini, dan bagaimana kalau saya coba dulu, tapi tolong ditemani ya.. Agak takut juga soalnya mobil baru..?” pinta Ibu Lilis dengan suara khasnya.
    “Jangan khawatir Bu, mobil ini bergaransi tiga tahun dan saya siap menemani Ibu untuk mencobanya.”

    Dalam perjalanan mengitari pantai di Kuta akhirnya obrolanku dengan Ibu Lilis semakin akrab. Dan aku menawarkan ke Ibu Lilis untuk membeli variasi dan acesoris untuk mempercantik mobilnya.

    “Nanti mobil ini kan.. Dipakai ibu sendiri.., jadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya yakin penampilan Mobil ini sama cantiknya dengan penampilan yang mengendarainya.”

    Dengan senyumannya yang susah untuk diartikan akhirnya Ibu Lilis mempertimbangkan penawarannku. Aku berharap Ibu Lilis menyetujui ideku, sebab aku bisa lebih banyak cerita dan mendapat fee dari pembelian acesoris di toko langgananku.

    Seperti biasa kalau pada hari senin biasanya orang-orang malas untuk bekerja, demikian juga denganku. Karena hari minggu kemarin seharian aku di kampung karena ada upacara Agama, dan sangat melelahkan untuk kembali ke Denpasar sebab jarak kampungku dengan tempat aku bekerja di Denpasar cukup jauh. Kira-kira dua jam baru sampai. Dan pada hari senin itu aku mendapat telpon dari temanku dan katanya ada seorang wanita yang nunggu aku di counter. Kemudian aku bergegas turun dari ruanganku di lantai atas.

    “Oh.. Ibu Lilis.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku kepada Ibu Lilis dengan perasaan kaget dan khawatir.

    Kaget karena Ibu ini tidak menelpon aku terlebih dahulu kalau dia mau ke kantor, dan khawatir kalau mobil yang aku kirim hari Sabtu bermasalah.

    “Baik..!” jawab Ibu Lilis singkat.
    “Bisa saya bantu Bu..” tanyaku ke Ibu Lilis sambil memperhatikan pakaian yang menempel cocok dengan tubuh Ibu Lilis yang seperti foto Model iklan. Sungguh anggun dengan kaca mata merek Versace yang siselipkan diantara rambutnya yang disemir merah keemasan. Wajah yang cantik sesuai dengan pakaian feminim layaknya seperti wanita karir dengan rok mini-nya terlihat jelas bulu halus tertata rapi dikakinya.

    “Begini Pak Dimas.. setelah saya pikir-pikir kemarin mengenai pemasangan dan pembelian acesoris, saya memutuskan untuk mengikuti saran dari Bapak Dimas. Jadi hari ini saya datang kesini untuk menjelaskan itu dan saya berharap kalau Bapak tidak ada jadwal atau acara, biar Bapak Dimas yang mengantarkan saya ke toko variasi langganan Bapak”. Pinta Ibu Lilis.
    “Kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal, jadi saya siap untuk mengantarkan Ibu. Tapi tolong jangan resmi gitu manggil saya Bapak. Panggil saya Dimas aja Bu.. Ya..?” pintaku kepada Ibu Lilis karena aku merasa risih dipanggil Bapak. Karena umurku masih 30 tahun dan dibawah umur Ibu Lilis.

    Karena cukup lama pemasangan acesoris yang dilakukan oleh sebuah toko variasi, maka kesempatan itu aku pakai ngobrol dengan Ibu Lilis yang aku baru tahu kalau Ibu Lilis mempunyai perasaan yang sama untuk mencapai satu tingkatan arti dari sebuah pertemuan yang membawa aku dan Ibu Lilis ke sebuah episode kisah romantisme yang sulit untuk dilupakan sampai akhir.

    Setelah mobil selesai terpasang, aku dan Ibu Lilis keluar dari toko variasi dan Ibu Lilis mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Namun aku halangi ke tempat restoran yang Ibu Lilis tunjukkan.

    “Saya punya teman baru buka restoran.. bagaimana kalau kita kesana untuk mencoba menu barunya. Barangkali ada yang istimewa disana..?” kataku sedikit bohong karena restoran yang aku sebutkan diatas adalah restoran dengan hotel yang biasa aku pakai untuk kencan dengan mantan pacarku dulu.

    Selagi makan siang, aku kasih kode kepada waiters untuk memesan kamar. Ketika Ibu Lilis membayar Bill-nya ke Kasir, aku ambil kunci kamar no 102 untuk short time.

    “Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kita ngobrol lagi di sebelah restoran ini.?” Tanpa sempat bertanya tangan Ibu Lilis sudah aku gandeng untuk masuk kamar 102.
    “Dimas.. Kamu nakal ya..?” demikian tanya Ibu Lilis.
    “Sedikit Bu.. Tapi asyik kalau kita ngobrol nggak dilihat orang-orang disekitar.” jawabku mengalihkan perhatiannya.

    Sambil kusentuh halus jari jemarinya sebab menurut pengalamanku orang yang berbintang virgo seperti Ibu Lilis ini, rangsangan plus-nya ada di telapak tangan selain rangsangan bagian lainnya yang umum dipunyai seorang wanita.

    “Mmmh kamu romantis ya Dim..?” tanya Ibu Lilis mungkin karena rambut yang terurai rapi sebahu itu aku sentuh dengan tanganku lalu aku cium rambutnya yang harum bak kembang setaman yang membuat bibir Ibu Lilis berkata seperti itu.
    “Terus terang aku paling senang memperlakukan wanita seperti ini Bu.. Tanpa dibuat-buat. Walau kadang pendapat orang bilang kalau sudah ketemu wanita cantik pasti nafsunya yang nomer satu. Tapi bagiku, perasaan yang muncul dulu baru nafsu. Sebab dulu aku pernah satu kali ke lokalisasi dengan nafsu namun rasanya hambar. Nikmatnya hanya sekejab. Lain dengan perasaan. Begitu mempesona dan mengasyikkan. Atau.. Ibu mau membedakan mana perasaan dan mana nafsu..?” tanyaku sambil melirik matanya di sela rambut yang tersingkap oleh hembusan angin AC di ruangan 102.

    Ketika pikiran Ibu Lilis masih menerawang jauh, kudekatkan bibirku dengan bibir sensualnya Ibu Lilis dan mulai terasa hangat ketika lidah kami saling sedot dan bermain-main. Kemudian pelan-pelan aku lepas ciumanku untuk mengambil dua irisan mentimun yang aku ambil ketika aku makan siang tadi. Kusuruh Ibu Lilis untuk memejamkan matanya. Agar aku bisa taruh irisan mentimun layaknya seperti orang facial.

    “Setelah saya tutup mata Ibu.. sekarang tolong fokuskan pikiran Ibu kepada satu tujuan dan pikirkan seolah-olah Ibu sedang mandi mengenakan kain sutra tipis di sebuah sungai yang airnya bersih, tenang, dan damai. Disaat Ibu mandi itu.. Pikirkan bahwa ada laki-laki datang [Dimas] menghampiri Ibu berbisik mesra dan mencium leher dan bibir ibu kemudian melepaskan kain sutra yang ibu kenakan [dan aku buka pakiannya], kemudian menjilati seluruh anggota tubuh Ibu satu-demi-satu mulai dari jari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu ibu sampai ketitik rangsangan yang paling didamba kaum laki-laki yaitu kemaluan Ibu yang merah delima.”

    Cerita Sex Gara-Gara Nganter Mobil

    Cerita Sex Gara-Gara Nganter Mobil

    Seperti ada yang menggerakkan, tubuh Ibu Lilis bergerak halus mengikuti irama jilatanku.

    “Ohh.. Shhshh..?” Suara Ibu Lilis bergairah.

    Dan memang aku sengaja bercerita fantasy seperti itu, Agar permainannya nanti lebih nikmat dan menjiwai. Kemudian kedua kaki Ibu Lilis aku angkat pelan, kuamati gumpalan kecil diantara rambut yang tertata rapi disela selangkangannya, kuautr lidahku agar bisa masuk ke lubang vagina Ibu Lilis, dan terasa sekali bau khas kemaluan wanita yang membuat aku tambah bergairah. Kubiarkan kedua tangan Ibu Lilis meremas rambutku, kubiarkan kedua paha Ibu Lilis menjepit kepalaku pertanda bahwa gairah nafsu Ibu Lilis sudah mulai naik. Hingga mata Ibu Lilis yang masih terpejam dan tertindih irisan mentimun itu dibukanya sendiri. Karena tak kuasa menahan geli.

    “Uhh.. Terus sayang.. Aku menikmatinya..! ohh.. Jangan di lepas..!” Kata Ibu Lilis memintaku untuk tidak melepaskan jilatanku. Kemudian tubuhku aku balik mendekati wajah Ibu Lilis dan tanpa dikomando kemaluanku sudah dipegang tangan kirinya dan dengan gerakan maju mundur mulutnya telah mengulum Penisku yang sudah menegang itu.

    “Auchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan nafas mulai nggak teratur.
    “Say.. Please..?” Suara Ibu Lilis penuh gelora nafsu meminta penisku untuk dimasukkan.

    Pelan dan pasti kumasukkan penisku ke lubang vagina Ibu Lilis yang masih rapet.

    “Ochh.. Mmhh..?” desah Ibu Lilis sambil menggigit bibir sensualnya menahan geli.

    Dengan gerakan pelan-cepat-pelan-cepat membuat mata Ibu Lilis merem melek seperti orang kelilipan. Sedikit demi sedikit pantat Ibu Lilis mulai dia goyangkan mengikuti irama gerakanku. Sekali-sekali gerakannya diatur sedemikian rupa sehingga membuat penisku seperti dijepit vaginanya.

    “Ohh.. Sayang.. Aku mau seperti ini terus..?” pinta Ibu lilis sambil mendekap erat tubuhku yang sudah mulai berkeringat.
    “Aku juga..!” kataku menahan geli.

    Aku pompa terus kemaluanku, lalu kumiringkan badanku sehingga tubuhku dan tubuh Ibu Lilis sama-sama miring. Kusuruh tangan kiri Ibu Lilis untuk mengankat dan memegang paha putihnya, kemudian puting susu yang bentuknya seperti belum pernah di sedot orang lain, aku gigit kecil dan kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di daerah klitoris kemaluan Ibu Lilis. Terlihat tubuh Ibu lilis bergetar menahan geli yang teramat nikmat.

    “Sayang.. Aku geli sekali.. Seperti.. Ochh!” tidak sempat Ibu Lilis melanjutkan percakapannya karena spermanya keburu muncrat dan membasahi kemaluan dan buah pelirku.
    “Ochh.. Ssshh..!!” suara terakhir Ibu Lilis melepaskan cengkeraman tangannya di bahuku.
    “Seperti apa..?” tanyaku melanjutkan pertanyaan Ibu Lia yang belum sempat Dia jawab karena spermanya keburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya genit.
    “Seperti.. Ochh.. Aku geli lagi sayang.. Puasin aku sekali lagi?” pinta Ibu lilis meminta untuk kedua kalinya.

    Dengan gairah yang menggebu-gebu, kuubah-ubah posisiku agar Ibu Lilis nggak merasa bosan. Aku ulangi lagi genjotanku sampai tubuh Ibu Lilis menggeliat seperti cacing kepanasan. Untuk kedua kalinya kulihat tubuh Ibu Lilis seperti orang kejang-kejang. Pantatku ditekannya, sementara bibirnya mendesah sambil menjilati kedua sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah terang.

    “Yang.. Kita keluar sama-sama yuk..?” kata Ibu Lilis.
    “Ya.. Sebentar lagi spermaku mau keluar. Ibu rasakan nggak kontolku semakin menegang.?” jawabku.
    “Oh.. Iya..” sahut ibu Lia sambil melihat kemaluanku dan kemaluan Ibu Lilis yang tengah beradu untuk mencapai titik kenikmatan.
    “Ochh.. Sshh.. Ochh” sengaja kudekatkan desahanku ke telinga ibu lilis. Saat itu juga telinga Ibu Lilis yang bersih, aku gigit nakal dan dengan lidahku aku jilati lubang telinganya sampai kepala Ibu Lilis geleng-geleng kegelian.
    “Auchh.. Ouchh.. Crot.. Crot.. Crot.. Ouchh..!”
    “Uachh.. Gila.. Ouchh..” akhirnya aku dan Ibu Lia sama-sama mengeluarkan sperma yang keluar dari kemaluan kami masing-masing.

    Setelah cukup lama permainan ngesek itu berlangsung, kemudian aku dan Ibu Lilis bergegas meninggalkan kamar hotel yang banyak memberiku pengalaman bercinta. Demikian juga petualanganku dengan Ibu lilis yang terus berlanjut sampai satu tahun, tanpa hambatan berarti.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Perjakaku Diambil Oleh Tante Muda

    Cerita Sex Perjakaku Diambil Oleh Tante Muda


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Perjakaku Diambil Oleh Tante Muda, Ini berawal dari pertemuanku dengan seorang wanita bernama Cika di sebuah mall di Ibukota, Namaku Yanto, kegiatan sehari-hariku adalah sebagai seorang mahasiswa, kebetulan hari itu aku sedang tidak ada jadwal kuliah sehingga aku memutuskan untuk bersantai sambil minum kopi.

    Karena masih siang, mall yang kukunjungi masih sepi hanya terlihat beberapa orang saja yang berlalu lalang. Karena tujuanku adalah minum kopi di cafe favoritku, maka aku pun langsung saja melaju ke tempat tujuanku.

    Saat sedang asyik berjalan sambil melihat-lihat barang display, tiba-tiba dari depanku nampak seorang perempuan muda yang menurut taksiranku berusia sekitar 30 tahunan, namun bentuk badannya sangat proporsional, penampilan modisnya yang dipadukan dengan kecantikan wajah sungguh menarik perhatian siapa pun yang melihatnya.

    Aku sempat heran, wanita itu nampak seperti akan menghampiriku, daripada nanti dikira terlalu over PD maka aku pun stay cool saja. Ternyata perkiraanku tidak salah, wanita cantik itu memang berjalan ke arahku. Tercium aroma parfum yang ia kenakan, sungguh harum dan membuatku gagal fokus untuk sejenak.

    “Mas, Pull and Bear sebelah mana ya?

    Walaupun sempat kaget karena disapa saat sedang asyik menikmati parfumnya, aku berusaha tenang dan tidak memperlihatkan ekspresi kagetku.

    “Ada di lantai 3, Tante..” karena toko yang ditanya merupakan favoritku setiap berbelanja baju, maka aku tahu sekali letaknya. Kebetulan saat itu posisi kami berada di lantai 1.

    “Bisa minta tolong anterin ga, Mas..? Kebetulan aku lagi buru-buru, daripada nyari-nyari lagi..”

    “Hmmm.. Oke, Tan. Saya tunjukkan jalannya.”

    Setelah pembicaraan itu kami pun langsung beranjak dan menuju toko yang dimaksud. Dalam perjalanan itulah kami berbincang panjang lebar, sehingga kami pun saling kenal. Namanya Cika, dan domisili aslinya dari Surabaya pantas saja ia tidak mengetahui letak toko itu.

    Begitu tiba di sana, aku pun berniat untuk pergi dan melanjutkan tujuanku. Namun aku ditahan dan dimintanya untuk menemani berbelanja, kebetulan memang ia ingin membeli pakaian untuk laki-laki, jadi dia meminta pendapatku.

    Sekitar 20 menit kami di dalam toko itu dari memilih pakaian hingga membayar di kasir. Setelah itu ia mengajakku untuk menemaninya makan siang, aku pun menurut saja karena tidak enak juga meninggalkan wanita cantik sendirian karena ia tidak terlalu familiar dengan mall ini.

    Daripada bingung lagi mencari tempat makan, aku merekomendasikannya untuk makan di cafe favoritku. Kebetulan selain makanan yang ditawarkan itu enak, harga yang bersahabat, tempatnya pun nyaman dan menyenangkan untuk berlama-lama di sana.

    Di cafe itu lah aku mengenalnya lebih jauh lagi, dulunya dia merupakan seorang model majalah dan memutuskan untuk berhenti dari dunia tersebut setelah menikah dengan seorang pengusaha.

    Saat ini suaminya sedang berkantor di luar negeri, sudah 1 bulan lamanya, yang anehnya ia juga menceritakan masalah penyakit disfungsi seksual yang dialami oleh suaminya, dalam hatiku sempat heran. Kenapa wanita ini begitu terbuka dengan orang yang baru dikenalnya. Namun obrolan kami terus saja mengalir.

    Setelah selesai makan dan berbincang di cafe, Cika mengajakku untuk main ke rumahnya. Aku pun menurut saja, karena toh aku pun tidak ada kesibukan apa pun hari ini. Mobil yang dikendarai adalah sebuah mobil sport mewah yang hanya menyediakan 1 kursi penumpang saja, alias 2 pintu.

    Karena hari itu aku sedang malas, kebetulan aku ke mall tadi memakai taksi online jadi aku ikut naik mobil Cika saat menuju rumahnya.

    Rumahnya ternyata sangat megah, bergaya minimalis. Sangat mewah menurutku jika dilihat dari luar. Tak lama kami berhenti di depan pagar, datang seorang satpam membukakan pagar itu untuk kami. Sebelum sampai di rumahnya, tadi Cika sudah berpesan kepadaku jika ada yang bertanya, aku disuruh mengaku sebagai saudara suaminya.

    Setelah memperkenalkan diriku kepada pembantunya, ia meminta pembantunya itu untuk memasak akan malam untuk kami.

    “Silahkan Yanto duduk dulu, sebentar ya aku ganti baju.” katanya sembari meninggalkanku.

    “Tan, kamar kecilnya dimana ya?” tanyaku sebelum Cika pergi.

    “Sini, tante tunjukin.” katanya sambil menggandeng tanganku.

    “Itu kamar mandinya,” Ia berkata sambil menunjuk ke arah kamar mandi yang dimaksud.

    Aku pun langsung menuju ke arah yang dimaksud, ketika hendak menutup pintu tiba-tiba Cika menahan dari arah luar dan menggodaku.

    “Jangan lama-lama lho..”

    Saat sedang buang air kecil, aku perhatikan barang-barang yang ada di dalam kamar mandi itu. Tanpa sengaja aku melihat sebuah benda panjang berwarna pink di belakang botol shampoo. Ketika kuperhatikan lagi, ternyata itu sebuah dildo.

    Tiba-tiba Cika masuk ke kamar mandi, kebetulan pintunya memang tidak aku kunci. Sudah kaget karena melihat dildo di kamar mandi itu kali ini ditambah lagi dikagetkan oleh pelukan Cika dari belakang tubuhku.

    Tangan kananku yang sedang memegang dildo itu dipegang olehnya sambil tangan kanannya meraih kemaluanku.

    “Itu mainan aku, Yan pas lagi kepengen.” Bisiknya di belakang telingaku.

    Aku diam sejenak, jantungku berdebar-debar.

    “Itu masih kalah enak sama yang asli, Yan.” desahnya manja.

    Tanpa permisi ia langsung menjilat bagian belakang telingaku, menimbulkan rasa geli yang teramat sangat. Sambil terus menciumi aku dari belakang ia mulai membuka celanaku.

    “Jangan, Tan..”

    “Kenapa, Yan? Ga suka ya?” Tanyanya sambil menjilat leher dan telingaku.

    “Yanto masih perjaka, Tan..”

    “Tidak apa-apa, Yan. Nanti tante ajarin. Mau kan..? Ikut Tante ke kamar aja biar lebih tenang..”

    Aku dituntun olehnya keluar kamar mandi begitu masuk kamar dan sudah berada di dekat ranjangnya. Ia menoleh ke arahku dan menciumku. Mulutnya mengkulum bibirku dengan liar dan lidahnya juga bermain-main di dalam mulutku.

    Tangannya masih berusaha membuka celanaku. Aku pasrah saja sambil mendekap badannya. Setelah celanaku berhasil dilepas, ciuman Cika beralih ke leher dan terus turun ke dada, perut hingga akhirnya kepala Cika berada tepat di depan kemaluanku.

    “Enak, Tan rasanya.” kataku sambil mendesah.

    “Berdiri terus ya, Yan..” perintahnya sambil tersenyum nakal kepadaku.

    Aku pun menuruti permintaannya.

    “Penis kamu enak banget, Yan..”

    Dia langsung melahap kemaluanku dan mengocok-ngocok menggunakan mulutnya.

    “Aaah..” desahku yang sedang keenakan.”

    Gerakannya tak hanya maju mundur, terkadang penisku di arahkan ke kiri kanan saat berada dalam mulutnya.

    “Aaaahhh, pelan-pelan mbak..” pintaku saat hisapannya semakin cepat.

    Dia tidak memperdulikan ucapanku dan meneruskan kegiatannya. Hisap, lepas, hisap, lepas, terus menerus hingga ia akhirnya merasa pegal.

    “Penis kamu enak banget Yan.” katanya sambil mengelap bibirnya yang penuh lendir.

    Sorot matanya penuh nafsu, menunjukkan bahwa dirinya saat itu sedang bernafsu.

    “Udah lama banget Cika ga ketemu beginian, Yan..”

    Ia kembali menjilati penisku diiringi dengan permainan lidahnya ya dahsyat, sambil berusaha membuka kaosku, jilatannya menjalar hingga ke perutku. Aku pun tidak mau diam saja, aku juga membuka bajunya. Menyembul lah kedua payudaranya, kebetulan saat itu ia tidak mengenakan bra.

    Cerita Sex Perjakaku Diambil Oleh Tante Muda

    Cerita Sex Perjakaku Diambil Oleh Tante Muda

    “Diliatin aja, Yan..?” desahnya sambil mengarahkan kepalaku ke payudaranya.

    Kali ini tanpa menunggu perintah selanjutnya, segera kusambar payudara itu dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudara yang satunya lagi.

    Cika keenakan sampai duduk di ranjang, kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa kulepas sama sekali mulut dan tanganku dari payudaranya.

    “Aaah.. terus Yan.. sedot teruss, putingnya juga Yan.. Oooohh.. Aaaahh..”

    Hisapanku sesekali kuselingi dengan gigitan halus pada putingnya.

    “Aaaaahh.. Terus Yan.. Enak… Aaaahhh..” Desahnya sambil badannya menggelinjangkan

    Melihat Cika yang semakin terbuai hawa nafsu, tanganku mulai mengarah ke kemaluannya yang saat itu masih dibalut dengan celana dalam. Rupanya vagina Cika sudah basah, tak lama kumainkan dari luar celana dalamnya.

    Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana dalamnya, akhirnya kini aku memainkan vaginanya langsung tanpa terganggu apapun. Cairan kewanitaannya terasa betul telah membasahi keseluruhan vaginanya.

    Pinggul Cika naik turun saat jariku bermain di vaginanya. Adegan ini pun semakin memanas saat jariku menyentuh klitorisnya, tubuhnya bergoyang hebat. Tangannya memegang tanganku memberi arahan agar terus bermain di area itu.

    ”Terus Yan… Di situ enaaak.. Aaaaahhh..” Desahnya.

    Ciumanku kupindahkan ke daerah lehernya yang sedari tadi terpampang jelas karena Cika terus mendongak akibat permainan jariku.

    “Yan, Tante uda ga tahan.. Aaah..”

    Ia membalik posisi kami, kini giliran diriku yang rebahan di atas ranjang. Setelah aku dalam posisi terlentang, ia mengangkangi tubuhku dan mengarahkan kemaluannya ke wajahku, dan mulai membuka celana dalamnya.

    Begitu terbuka, tercium jelas aroma daerah kemaluannya itu yang membuatku semakin terangsang. Nampak vaginanya berlendir saat itu.

    “Bau nya enak sekali Tante..”

    “Kalau suka jangan cuma dilihat donk, jilatin nih..” ia berkata sambil menurunkan pinggul dan mengarahkan vaginanya ke mulutku.

    Tentu saja aku langsung melaksanakan tugas yang diberikan kali ini dengan sigap. Kujilati bibir vaginanya sambil sesekali lidahku menyelinap masuk dari sela-sela bibir vaginanya itu, hingga akhirnya saat kujilat klitorisnya.

    “Terus jilat Yan, itu disitu.. aaaaahhh..aaahh.. jilatin Yan… ooohh..” desahnya sambil memegang kepalaku dan menggoyangkan pinggulnya maju mundur sambil terkadang melakukan gerakan berputar-putar.

    Tak lama kemudian Cika merubah posisi kami, ia berbalik untuk rebahan aku pun mengikuti gerakannya sambil terus menjilati kemaluannya, kini posisiku telungkup di depan vaginanya.

    Tanganku memeluk ke dua pahanya yang mengangkang dan terus kujilati vaginanya dengan ganas, naik turun kiri kanan terus kusapu kemaluannya dengan lidahku. Cika terus menggelinjang dan menyentak-nyentakkan badannya setiap kali klitorisnya kujilati.

    Kupeluk erat ke dua pahanya itu agar mulutku tak terlepas dari vaginanya, setelah beberapa saat kuhisap dan kujilat klitorisnya Cika mengerang dan mendesah hebat, pahanya dirapatkan hingga kepalaku terjepit oleh ke dua pahanya.

    “Aaaahh.. Ooooohh.. Aaaaahh.. Tante mau keluaaaar.. Aaaaahh….” desahnya.

    Akhirnya Cika mengalami orgasme, terasa cairan hangat keluar dari vaginanya membasahi mulutku. Sementara tubuhnya menyentak dan menggeliat hebat. Untuk sesaat kubiarkan dirinya menikmati klimaksnya.

    Setelah selesai menikmati orgasme, Cika bangun dan mengubah posisiku menjadi posisi duduk. Tanpa diberi aba-aba, ia langsung duduk menghadapku di atas pahaku. Ia mengangkat kepalaku yang berada tepat di depan payudaranya, sambil memegang pipiku ia mulai menciumi bibirku yang masih basah dengan cairan kewanitaan.

    Kami berciuman dengan liar, Cika pun menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga vaginanya bergesekan dengan penisku. Sedang asyik-asyiknya berciuman, tangan Shella meraih penisku dan mengarahkannya ke vagina Cika. Perlahan tapi pasti penisku mulai melesak masuk ke dalam vaginanya.

    Setelah dirasa sudah masuk, Cika mulai bergerak naik turun penisku keluar masuk dari vaginanya. Benar-benar kenikmatan yang tak dapat kugambarkan dengan kata-kata untuk dijelaskan lagi. Sementara itu di depan mataku tampak payudara montoknya bergerak naik turun mengikuti irama goyangannya.

    “Ooohh.. ooohhh.. Penis kamu enak sekali Yan.. aaaahhhh….”

    Aku tidak memberi respon apapun terhadap racauannya itu, karena aku sedang sibuk menikmati payudaranya. Kujilati putingnya dengan penuh nafsu.

    “Terus yan, jangan berhenti.. Aaaaaahhh.. Aaaahhh… Nikmatnya Yan.. Ooohhh…”

    Terkadang aku menyentakkan pinggulku ke atas mengimbangi gerakan tubuhnya yang naik turun. Cika benar-benar menikmati setiap hentakan yang kulakukan. Cika semakin liar, tubuhku tiba-tiba di dorong olehnya hingga rebahan. Aku pasrah tak berdaya seperti orang yang tengah diperkosa.

    Begitu aku rebahan, Cika melanjutkan goyangannya, namun kali ini makin ganas. Maju mundur, naik turun dan terus menerus tanpa henti. Tanganku diraih dan diletakkan di payudaranya, kuremas-remas payudaranya. Terkadang Cika terlihat mendongakkan kepala ke atas sambil bergoyang maju mundur.

    “Aaaahhhh…. AHhhhhh.. ooooohh.. Aaaahhhh..” desahnya makin tidak karuan.

    15 menit lamanya aku digempur seperti itu, aku merasa akan mencapai klimaks. Vagina Cika juga terasa berkedut-kedut memijat penisku, hal tersebut menandakan dirinya sudah dekat dengan klimaks. Vaginanya terasa semakin basah, terdengar dari suara kecipak yang dihasilkan dalam setiap goyangan Cika.

    “Aaahhh.. Tantee.. Yanto mau keluuaaarrr… Aaahhh”

    “Tante juga, yan… Aaaaahhh.. barengan yaaaa… ooohhhh…”

    Tangannya memeluk erat tubuhku.

    “Aaaaaahhhhh… Aaaaaaaaaahhhhh..” Desahnya panjang.

    “Tanteee keluaaar Yan…. Ooooohhh….”

    Dia mengerang sambil menghentak dengan liar. Penisku benar-benar terasa diperah oleh vaginanya yang menegang. Tak lama berselang, penisku terasa dialiri oleh cairan vaginanya yang keluar.

    “Tan,,Yanto juga mau keluaaaar… Aaaahhhh..”

    “Keluarin di dalam aja Yan…”

    Crooottt.. crooot.. crooot..

    Akhirnya spermaku menyembur di dalam vaginanya. Kini cairan kewanitaannya bercampur dengan spermaku, sungguh menghasilkan kehangatan untuk penisku dan vaginanya.

    Untuk beberapa saat kami berdua tak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya terdengar suara nafas kami yang tak karuan iramanya. Kami sama-sama menikmati orgasme. Cika lemas hingga akhirnya rebahan disamping diriku, nampak spermaku mengalir keluar ke pahanya, namun hal itu tidak lagi dihiraukan oleh Cika.

    Melihat dirinya yang lemas, aku mengambilkan bantal dan meletakkan di bawah kepalanya. Setelah itu kucium keningnya dan bibirnya kuberi kecupan mesra. Ia hanya tersenyum melihat perlakuanku kepadanya. Akhinya kami berdua tertidur, karena lelah dengan pertempuran kami barusan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Karena Internet Atau Kesepian

    Cerita Sex Karena Internet Atau Kesepian


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Karena Internet Atau Kesepian, Temanku SMA, juga sekolah kami duduk di kelas 2 SMA ( walau tidak 1 sekolah ), suatu malam aku dikejutkan dengan telpon tengah malam buta. Temanku, sebut saja namanya Tisha, nangis2 dan minta bertemu dengaku. Aku katakana, sudah tengah malam, bagaimana mau bertemu? Pun ku tidak bisa kemana2 juga dia tidak bisa ke rumahku, karena rumah kami berjauhan. Akhirnya, dia mengalah, dan besok sepagi mungkin dia akan menemuiku untuk berbicara …..

    Waktu itu memang sedang libur. Sekitar jam 7 pagi, Tisha datang dan mengajak aku ke suatu tempat untuk membicarakan permasalahannya. Aku pergi bersamanya, setelah aku pamit kepada orang tuaku. Tisha memang orang kaya, dia mendapat fasilitas mobil pribadi untuk dikendarai tanpa supir, sewaktu dia sudah mempunyai SIM. Dia sih tidak sombong, tapi aku yang sering lebih tahu diri, untuk tidak minta bermain dengannya …..

    Tisha mengajaknya pulang kerumanya, karena rumahnya memang besar di Pondok Indah, dan orang tuanya sedang e luar negeri mengatur bisnis mereka. Aku memang nyama jika diajak ketempatnya, karena banyak hewan2 pelirahaan, seperti belasan anjing dan kucing. Tetapi karena fokusnya adalah aku mendengarkan keluhan Tisha, aku ‘melengos’ saja, ketika anak2 anjingnya ‘bergelut’ di kakiku …… iiiihhh, gemes nya …..

    Kami masuk ke dalam kamar pribadinya. Kamarnya besar sekali, seperti kamar putri, dengan fasilitas yang mewah. Tisha bisa hidup jika hanya tingal di kamarnya, ada pantry dengan makanan lengkap, bahkan ada kolam renang pribadinya ….. hmmmmm ….., kapan ya, aku bisa mempunyai kehidupan seperti ini? Perlahan, mimpiku mulai terbentuk untuk membangun rumah seperti yang aku idamkan …..

    Tiba2 Tisha menangis dengan menutup tangnnya dengan bantalnya. Aku bingung, apa yang terjadi? Aku memeluknya dari belakang,

    “Ada apa, Tisha? Apa yang terjadi? Aku sudah disini, ceritalah ….. aku akan mendengarkan …..”

    Tisha menubrukku keras, dan banjir air mata itupun berpindah di bahuku …..

    Sesenggukkan dia bercerita, dan aku hampir tidak mengerti apa yang diceritakan padaku. Tetapi ketika dia mengatakan bahwa ‘mensnya terlambat’, aku segera sadar, bahwa kemungkinan dia melakukan hubungan yang tidak ’sehat’ …..

    Aku lebih tertegun lagi, ketika ‘pacarnya’ sudah kabur tunggang langgang ….. ckckckck, aku geleng2 kepala. Jadi Tisha haidnya sudah 2 bulan tidak datang, dan pacarnya kabur entah kemana. Orang tua Tisha sebentar lagi akan pulang, dan bagaimana Tisha akan mempertanggungjawabkan kebuatannya? Padahal, dia ( juga aku ) masih duduk di kelas 2 SMA, sebuah umur yang masih sangat muda untuk mempertanggungjawabkan jika memang Tisha hamil …..

    Hhhhhhh ….., aku jadi pusing juga. Walau Tisha tidak terllu dekat denganku, tetapi menurutku Tisha seorang yang sangat baik. Lalu mengapa dia melakukan apa yang seharusnya dia belum boleh dilakukannya? Heran deh ….. Aku tidak mau banyak bertanya. Dia masih nangis di bahuku,sementara aku memeluknya, sambil aku berpikir, apa yang aku katakana untuknya, secara aku juga masih di umur yang sama untuk bisa berpikir yang lebih baik.

    Aku menerawang melihat kehidupan kami yang bertolak belakang, tetapi kami bisa tetap berteman baik. Aku dilahirkan sebagai anak dari orang tua yang biasa2 saja, tetapi mereka sangat mengasihiku, mereka tidak memanjakan aku, tetapi mereka mengasihiku dengan sederhana serta kasih mudah aku mengerti. Tetapi Tisha dilahirkan dari orang tua yang berglimang kekayaan dan kasih sayang orang tuanya mencekokinya dengan fasilitas2 yang mewah, sehingga dia tidak mengerti tentang kasih yang hakiki, sebagai orang tua kepada anaknya …..

    Tisha tidak nakal, seperti aku, kami termasuk remaja yang sangat ‘naif’. Tetapi karena pendidikan yang diberikan oleh orang tuaku dalam nama Tuhan, aku tetap bisa menjaga diriku, termasuk tidak pernah banyak berteman. Dan Tisha malah sebaliknya. Temannya banyak, walau aku tidak terlalu yakin bahwa teman2nya hanya mencari fasilitas2 yang dia punya, dibandingkan sebagai teman sejatinya. Walau dia banyak teman, aku tahu, Tisha sangat kesepian ditengah keramaian …..

    Sehari2an dia hanya ’sendiri’, tanpa orang tua yang menemani. Teman2nya hanya mengajaknya bersenang2. Dan itu membuat seorang remaja pria ‘masuk’ dalam hatinya, berpura2 mau mengerti dengan keadaannya tetapi justru membuat masa depannya berantakan …… Salah siapa???

    Cerita diatas adalah cerita klasik, seperti cerita Cinderella. Ini bukan cerita kayalan. Mungkin Tisha mengangankan untuk mendapat seorang pangeran yang baik hati dan yang mau mengerti keadaanya. Tetapi, seorang pangeran yang 100% sempurna hanya ada di dalam dongeng, buka kenyataan. Dan orang tuanya, mungkin dulu hanya memberikan dongeng seperti itu, tanpa bercerita tentang kehidupan yang akan dijalaninya di masa depan.

    Cerita Sex Karena Internet Atau Kesepian

    Cerita Sex Karena Internet Atau Kesepian

    ‘Pacar’ Tisha kabur, lalu apa yang Tisha akan lakukan? Sebagai teman yang seumuran dengannya dan yang belum ‘makan asam garam’, aku hanya berkata,

    “Bicaralah kepada orang tuamu, Tisha. Karena hanya merekalah tempat kamu berlindung. Dan sekarang, berdoalah, supaya hatimu tenang ……”

    Aku diantar Tisha kembali ke rumahku. Dan aku langsung berdoa untuknya. Setelah itu, aku tidak mendapat kabar apa2 lagi darinya, dan beberapa bulan lalu, dia ‘invite’ aku di FB. Aku menerimanya dan melihat keluarganya. Dia tinggal di Amerika. Aku belum berkomunikasi dengannya, tetapi terlihat di fotonya, wajah cantiknya bahagia ….. Puji Tuhan …..

    Itu adalah akhir tahun 1980-an. Itu adalah jaman ‘kuda gigit besi’, kata anak2ku. Tetapi itu juga kenyataan, bahwa hubungan seks tanpa pernikahan di banyak remaja, menjadikan duka yang berkepandangan di masa depan. Seks bukan untuk remaja. Seks adalah sebuah hubungan yang sakral dalam Tuhan, yang belum boleh dinikmati oleh remaja2 kita dan banyak orang yang belum terikat pernikahan.

    Tetapi ternyata, seks memang merupakan masalah klasik. Bukan hanya remaja2 yang mulai ‘merasakan’ ingin melakukan itu, tetapi juga banyak orang2 dewasa yang tidak terikat pernikahan, mencari dan berhubungan seks, tanpa peduli tentang pasangan yang memang berhak dalam ikatan pernikahan.

    Jika seks sekarang ( katanya ) melanda remaja2 kita karena adalah internet, ternyata tidak demikian. Sejak dulu, seks memang merupakan masalah klasik, dan tanpa internetpun, virus seks tanpa pernikahan sudah menyerbu remaja2 kita, di kota2 besar bahkan pun di pedesaan yang mungkin malah putus sekolah, karena adanya ‘kesendirian’ dan keputus-asa an …..

    Bagi remaja kita, sebagai orang tua, kasih sayang kita bisa meredam keinginan para remaja itu, untuk bisa berinteraksi dengan banyak orang dengan positif. Berusaha menanamkan masa depan yang positif bagi mereka, dan terus berdoa, agar Tuhan memberikan banyak petunjuk untuk mereka. Dengan kasih dan selalu mengajarkan remaja kita untuk berdoa, akan membuat mereka ‘terlepas’ dari sebuah virus yang disebut ’seks’, sesuatu yang belum boleh dilakukan oleh para remaja ……

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,