Author: perawanku

  • Cerita Sex Menikmati Berkaraoke Di Bali Yang Tiada Dua-nya

    Cerita Sex Menikmati Berkaraoke Di Bali Yang Tiada Dua-nya


    892 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Berkaraoke Di Bali Yang Tiada Dua-nya, Pengalaman Pribadi Saya waktu maen di bali, iseng2 cari hiburan agar tidak suntuk, terlintas dalam pikiran saya ingin Karaoke, biasanya kalau tempat karokean dibali pasti tuw ada showroom yang memajang cewek cewek
    bookingan sebagai pemandu lagunya nah kisah dewasa ngentot pemandu lagu karaoke,

    pendek cerita , kami pergi ketempat karoke mesum tersebut bersama 5 teman cowok dan disana kami membooking 2 cewek pemandu lagu untuk diajak karaoke cewek2 disana sexy dan genit serta mata duitan tentunya dan kami semua udah pada mulai agak mabok sambil dengerin trance music sambil geleng geleng kepala ga jelas.

    Lalu diluar terdengar ada suara hak tinggi lewat keltok keltok bunyinya dan lewatlah 3 orang cewek gelis pisan oiiiiii, rock pendek serta toket keliatan jelas dengan pakaian sedikit transparant dan seksi biasalah di club gitu lho brooo

    Kemudian teman saya yudi bisa dibilang orangnya cakep, mempunyai arua memikat yg biasa mendapatkan mangsa ditempat ini mencoba mengundang mereka untuk join minum bareng di room yang kami sewa sebab room ini special kerana dibalconnya kita bisa meliat secara langsung dari atas suasa di club dan pas diatasnya tempat dance floornya para dugemers.

    Teman saya satu lagi Surya juga langsung sok kenal sok dekat gitu, nawarin 3 cewek ini minum dan biasa rayuan mautnya semua keluar. heny, Octa dan winda ini kebetulan lewat mau ke wc dan bt di tempat karaoke temannya 2 ruangan disebelah lelakinya sudah termakan usia alias sudah aki aki!hahahahaha

    kebetulan mereka mabok berat, dance nya seductive sekali dan kita masing2 dance dengan salah satu diantara mereka atau kadang2 ber 6 pelukan rame2, wah pokoknya udah asyik banget deh. Si heny yang paling hot diantara mereka, pake t-shit ketat dan rok pendek sexy jadi incaran yudi, Surya dan saya. kita gantian melukin dia dari
    belakang dan dance sambil nempelin badan,…

    yang pasti kemaluan kita kita semua sudah ngaceng oiiii. heny dan teman2nya juga kelihatannya tahu ini mereka sengaja goyang2in pantat mereka waktu kita peluk dari belakang sembari terus ngasi mereka minuman agar lebih terasa makin mabuk makin mantabs kata meraka

    Karena merasa sudah ga tahan lagi saya tarik heny untuk mojok berdua, dia juga tambah berani. di pojokan karaoke room, di samping tv, agak gelap, saya sosot aja bibir genitnya dan dia juga pasrah dan horny, dia diem aja waktu tangan saya masuk ke t-shirt nya yang ketat,

    ternyata dia kagak pake bra. toketnya mungkin 34B, sorry bro saya juga udah agak mabok, yang pasti langsung saya remes2, sampe mendesah2 kagak karuan dan mencoba saya untuk menyuruh isepin dong puting saya,…ahhh udah kagak tahan nih…..waduhhh parah juga nih cewek ternyata, tangannya langsung ngeraba2 buah pelir saya waduhhhh mulai rada2 gimana gitu

    Langsung aja saya isep2 puting nya yang udah keras kagak karuan… saya remes2 toketnya buset dah gila bener toket elu keras banget. Dia bilang.. iya nih saya horny banget, elu sih dari tadi nempel2in baranglu ke pantat saya akhirnya kita berdua makin nekat, dia ngerogoh kontol saya dan dimainin dansaya kagak mau kalah, saya juga masukin tangan saya ke cd nya.

    langsung saya kocok2 tuw meki atau memeknya, busyeet udh main basah aja ni cewek bookingan, terus mainin aja sambil megang2 dan kocok2ga sampe 6 menitan, bagian dalam memeknya berkedut2, saya rasa dia keluar, yang ada tangannya yang ada di kontol saya makin cepat dan makin cepat, hampir saya kagak bisa tahan lagi. karena udah kagak tahan juga,

    akhirnya heny saya ajak ke wc (yg ada di dalam vip karaoke room ini)…. yang ada di dalam wc, saya buka tshirtnya, kelihatan toketnya yang masih kenceng banget, langsung saya jilat2 dan saya naikin dia ke wastafel sambil saya buka celana saya Udah kagak tahan, tanpa basa basi lagi langsung to the point nyuruh dia ngakang dan memasukan kemaluan saya ke lubang vagina nya yang sudah basah sangat dan telanjang bulat, sabar dong beib pelanin dikit napa ungkap ni gadis cantik telanjang sakit tau sambil terus mendesah2 nafsu gitu setelah saya masukin kontok bertubi2… sementara tangan saya satunya memegang paha mulusnya dab terus mencoba memompa tanpa henti dan terus bergerlirya. tangan saya yang satu lagi meremas2 toketnya yang putih mulus dan bahenol pas telanjang bugil karena pengaruh alkohol,

    Cerita Sex Menikmati Berkaraoke Di Bali Yang Tiada Dua-nya

    Cerita Sex Menikmati Berkaraoke Di Bali Yang Tiada Dua-nya

    saya juga agak lama keluarnya dan benar2 menikmati ngentot gila2an ini. saya langsung balikin badannya heny yang
    tinggi langsing ini dan hajar dari belakang doggy style waduhhh sedaps banget sambil remas2 pantatnya. memeknya heny benar2 enak nih,, basah tetapi peret banget…..

    terus kita pindah posisi lagi, saya duduk di atas toilet dan dia masukin kontol saya sambil berdiri dan duduk diatas
    pangkuan say pemandangan ini luar biasa banget indah sekali sambil menjilat putingnya dan akhirnya saya pun croootin pejuh saya didalamnmemeknya ohhhhhh lega banget rasanya setelah kontol loyo.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tergoda Tubuh Montok Tante Istriku

    Cerita Sex Tergoda Tubuh Montok Tante Istriku


    891 views

    Perawanku – Cerita Sex Tergoda Tubuh Montok Tante Istriku, Genap 4 tahun aku menikah dengan istriku Yanti dan sekarangpun kami sudah memiliki momongan yang baru berusia 2 tahun. Sedang nakal-nakalnya dan lucu-lucunya untuk balita seperti anakku, dan kami beri nama Ryan. Aku sendiri bernama Heru seorang laki-laki yang cukup mapan di lingkunganku dan tambah lengkap dengan adanya nak dan istri yang mendampingiku.

    Tapi hal itu tidak membuat aku menjadi laki-laki yang bersyukur, karena pada akhirnya akupun menghianati istriku bersama dengan orang dekat dengannya. Dia adalah adik dari mamanya sendiri dan kami biasa memanggilnya tante Nilna. Dia seorang wanita yang sudah cukup dewasa tapi belum menikah juga, aku lihat di identitsnya kalau tante Nilna sudah berusia 37 tahun.

    Sedangkan aku saat ini berusia 27 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta dan istriku seorang ibu rumah tangga biasa, dia hanya mengurus rumah dan juga putra kami. Sedangkan tante Nilna punya usaha yang bergerak di bidang alat kecantikan, karena hal itu juga dia begitu pintar menjaga penampilannya sehingga terlihat masih muda dari usia sebenarnya.

    Tapi karena dia begitu pilah-pilih pada laki-laki yang berusaha masuk dalam kehidupannya. Akhirnya sampai sekarang dia tidak menikah juga, tapi aku yakin kalau tante Nilna sering melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Aku tahu dari lekuk tubuhnya yang begitu montok dan juga beda banget dengan wanita yang masih perawan, dan aku yakin hal itu sebagai seorang laki-laki yang sudah berpengalaman.

    Hampir setiap hari aku pergi ke rumah tante Nilna karena istriku main ke sana dan aku harus menjemputnya. Karena hal itu juga tante Nilna menjadi lebih dekat padaku begitu juga aku, dia tidak jarang meminta bantuanku untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dia lakukan, hingga akhirnya diapun sering curhat padaku mulai dari bisnisnya hingga masalah pribadinya.

    Hari demi hari banyak aku lalui bersama dengan tante Nilna mulai dari dia berangkat kerja, aku yang mengantarnya sampai akhirnya pulangpun aku yang menjemputnya. Bahkan pegawainya ada yang mencoba menggoda tante Nilna saat aku menjemputnya “Wah.. bu sekarang ada yang teman dekat nich…” Tante Nilna hanya tersenyum tanpa menjelaskan kalau aku adalah suami dari ponakannya.

    Karena hal itu kami menjadi lebih mesra tanpa tahu siapa yang memulai hal ini lebih dulu. Hingga pada suatu saat aku sedang berada di ruang kantor, jam menunjukan jam makan siang dan aku lihat sudah bnayak teman kerjaku yang sudah meninggalkan kantor. Tapi aku masih berada di ruanganku karena aku masih ingin menyelesaikan pekerjaanku hingga nanti bisa lebih santai.

    Namun aku di kejutkan oleh suara seseorang yang tidak asing bagiku “Ternyata kamu karyawan yang rajin ya…” Aku langsung menoleh ke arahnya dan aku lihat tante Nilna sedang masuk dalam ruanganku sambil tersenyum “Tante… kenapa tidak bilang kalau mau ke sini..” Dia tersenyum sambil menjawab “Aku takut nanti sama kamu nggak di perbolehkan.” Aku menatapnya.

    Tatapan kami berdua begitu dalam tante Nilna semakin mendekatiku dan bukannya duduk di kursi depan mejaku, tapi dia malah mendekat dari samping dan begitu dia berada di dekatku kamipun saling berciuman dan saling mengulum bibir kami dengan mesra. Aku tidak diam saja tapi aku begitu menikmatinya tanganku mulai meraba tubuh tante Nilna yang menggelinjang.

    Akupun berdiri lalu aku menuju pintu untuk menutup pintu serta mengunci ruanganku. Belum aku berjalan untuk menghampiri tante NIlna dia sudah berada di sampingku kamipun langsung kembali berpagutan “Tante kangen sama kamu… tante nggak sanggup buat lama-lama jauh dari kamu…” Aku membiarkannya dia menumpahkan isi hatinya tapi tanganku mulai bergerilya kembali.

    Sampai akhirnya tante Nilna menungging sambil berpegangan pada gagang pintu, dan aku lihat dia sudah melorotkan celana dalamnya. Sehingga dengan mudah aku langsung menancapkan kontolku pada lubang memeknya dari arah belakang “OOOouuuggghhhhh… oooouuuggghhh…..ooouuuggghhh… aaaagggggggghhh… aaaaagggggghh.. ” Desahku sambil terus bergerak di belakang tante Nilna.

    Diapun menikmatinya karena itu aku dengar tante Nilna mendesah “Eeeeeuuummmpppphhh…. aaaaaggggghhhh…. eeeuuummpphhhh…. eeeeuuuummppphh… oooouuggghhh…” Diapun ikut bergerak perlahan mengimbangi gerakan pantataku yang bergoyang dari belakang, sungguh sensasi yang begitu berbeda dari adegan cerita dewasa sex aku dengan sitriku sendiri ponakan dari tante Nilna.

    Tante Nilna begitu buas desah nafsunya, kini dia menarik tanganku untuk mengikutinya dan aku lihat tante NIlna berbaring di atas meja. Akupun menindih tubuhnya lalu aku genjot kembali pantatku “OOOuuuggghh… oooooouuuggghh…. aaaaaagggggghh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh…” Semakin binal desah nafsu tante Nilna bahkan dia bergelinjang dengan kasarnya.

    Hingga akhirnya aku rasa aku harus menumpahkan sesuatu yang mulai terkumpul sedari tadi dan “Aaaggghh… aaaagggghhh.. ooouughh…. tante…. aaaggggghh…” Spermaku tumpah dalam memek tante Nilna hingga aku lihat di atas meja juga ada tumpahan spermaku, sedangkan aku begitu menikmatinya layaknya pemain dalam adegan cerita sex yang sering aku baca.

    Bukannya tiduran menikmati permainan sex kami, tapi kami langsung buru-buru merapikan pakaian kami lagi. Begitu rapi tante NIlna masih mendekat an kembali memeluk tubuhku “Makasih ya sayang.. kamu telah memuaskan tante..” Akupun tidak tinggal diam “Tante.. sebenarnya aku juga sayang sama tante..” Lalu kamipun kembali saling dekap hingga aku dengar banyak teman kantor yang telah kembali dari istirahatnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Sexy

    Cerita Sex Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Sexy


    890 views

    Perawanku – Cerita Sex Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Sexy, Sorry sobatku (Anto) ini terjadi di hari Sabtu, 14 Pebruari 2009. Kita nggak tahan lihat body pacarmu Saras. Apa mau dikata, karena sex itu enak maka kita cicipin pacarmu !!. Anyway, pacarmu juga menikmatinya !!
    Saya mempunyai seorang teman cowok satu kantor di sebuah perusahaan swasta di kota Temanggung (Jawa Tengah).

    Dia biasa bertugas untuk menemui klien jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan dari perusahaan. Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

    Segera temanku (sebenarnya posisi dia dikantor adalah bawahanku, karena aku adalah kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga). Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra dan beni.
    Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Saras, kami tahu dia adalah pacarnya Anto.

    Kami persilahkan Saras untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor. Saras waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Saras duduk di kursi meja kantor Anto. Saras mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.
    Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.
    Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Saras untuk sabar menunggu.
    Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Saras dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.
    Cerita Sex – Mencicipi Tubuh Pacar Teman
    “Saras, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Saras.
    “Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Saras malu-malu.
    “Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
    “Ah….mas Indra…”, jawab Saras lagi.
    Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Saras dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Saras sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.
    “Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Saras gitu donk, kasih Saras “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.
    “Oh iya, sori Saras, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Saras dan hal itu tidak disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!
    Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras dari belakang….
    “Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Saras. “Kamu pikir deh Saras… umurmu baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Saras yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.
    “Ah … apa-apaan ini” teriak Saras , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
    Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
    Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Saras.
    “Diam…sebentar Sar..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Saras pakai.
    Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Saras dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.
    Saras semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.
    “Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.
    “Permainan apa …..?” tanya Saras dengan ketakutan.
    Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny….
    “Ok-ok ..baik..,” kata Saras tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Saras membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    Tiba-tiba saja Saras langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Saras berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus dia juga menjilati kuping Indra.
    Tanpa sadar Saras mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”
    “Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.
    “Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Saras.
    Dengan cepat aku membuka baju Saras dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Saras. Dinaikkannya BH Saras sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Saras.
    “Ahh, enak gigitannya….” Saras mendesah pelan.
    Samar-samar saya melihat Saras sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
    Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Saras untuk saya remas-remas.
    Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Saras.
    “Pokoknya santai saja Sar…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.
    “Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Saras.
    “Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Saras sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
    “Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..!” kata saya sambil mendesah.
    Kurang lebih 15 menit Saras telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Saras dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.
    “Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Saras memerintah kami bertiga.
    Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Saras sedangkan Indra melumat habis bibir Saras. .Samar-samar saya mendengar Saras mulai mendesah.
    Kali ini saya gantian ke buah dada Saras, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Saras.
    Dan Saras kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”
    “Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.
    “Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.
    Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Saras terkapar pasrah.
    Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Saras, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vag|na Saras yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Saras.
    “Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Saras sambil mendesah.
    Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
    Cerita Sex – Mencicipi Tubuh Pacar Teman
    “Ahh….aku mau keluar,” lirih Saras.
    Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Saras keluar diiringin teriakan dari Saras.
    “Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Saras terputus-putus.
    Saya hanya tersenyum saja.
    “Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Saras.
    “Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.
    Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.
    “Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Saras.
    Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vag|na Saras.
    “Sempit banget memek Saras…!” pikir saya dalam hati.
    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Saras
    “Sar…memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
    Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Saras yang sedang merem melek.
    Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Saras yang terus mendesah dan teriak.
    “Terus mas… tambah cepet ..!”
    Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.
    “Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Saras ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Saras.
    Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.
    Tidak lama kemudian Saras minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
    Kami pun berganti posisi.
    “Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Saras sambil merem melek.
    5 menit kemudian Saras teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
    Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.
    Kali ini kembali Saras menjerit, “Terus… mas..!”
    Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
    “Sar, mau keluarin dimana..?” tanya saya.
    “Di muka saya saja.” jawabnya cepat.
    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Saras.
    Kemudian Saras dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan dia pun melihat Saras dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
    Tiba-tiba saja Indra mencium Saras dengan ganasnya. Secara otomatis Saras membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Saras dan dada Saras. Saras hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Saras diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
    “Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
    Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Saras dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
    “Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Saras.
    Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Saras dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Saras.
    “Yang kencang mas..!” kata Saras lirih.
    Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Saras, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
    “Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.
    Saras hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Saras, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Saras
    “Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Saras.
    Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Saras, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Saras.
    “Pelan-pelan….!” kata Saras.
    Beni hanya tersenyum dan segera mencium Saras, dan Saras pun membalasnya dengan penuh semangat.
    Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Saras. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Saras. Saras memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Saras yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
    5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.
    “Gantian dogy …!” pinta Saras
    Beni turuti saja kemauan Saras.
    “Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|na Saras sudah basah dan menurut Beni, Saras tidak lama lagi akan keluar.
    Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Saras teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
    Kemudian Saras langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.
    “Keluarin di mana Sar..?” tanya Beni.
    “Di dalam …..!” jawab Saras dengan suara yang terbata-bata.
    Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.
    “Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.
    Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Saras, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Saras.
    “Wah capek kamu Saras..?” tanya Indra.
    Saras yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.
    Setelah istirahat beberapa menit, Saras melanjutkan meladeni permainan Indra.
    Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Saras. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.
    Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Saras dengan sayang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Ketagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang Pembantuku

    Ketagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang Pembantuku


    890 views

    Cerita Sex ini berjudulKetagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang PembantukuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Mas, bilang aja aku sekarang udah nggak bisa, udah pulang kampung, lalu Mas nawarin tementemen lain aja.. katanya membujuki aku di kamar sementara Mas Didik menunggu di ruang tamu.

    Lho tadi Mas ditelepon Bapak memang bilang kamu ada di sini kok, emang kamu kenapa..? lagi capek ya mijetin Bapak sekarang? Kalau capek nanti Mas yang ngomongin, kataku menawarkan.

    Bapak adalah menurut sebutan Wasti kepada Oom Rony. Nggak gitu Mas, tapi.. di sini dia berat untuk meneruskan dan memandangiku dengan malumalu takut.

    Aku paham ada sesuatu yang disembunyikan dan kubujuk dia dengan lembut sampai akhirnya Wasti pun mengaku bahwa meskipun sudah sering memijat tapi baru belakangan ini Oom Rony terangsang untuk mengajak Wasti beriseng.

    Permintaan ini berat karena Wasti merasa kikuk dan sungkan sekali kepada Oom Rony dan untuk itu dia berusaha menolak dengan yang terakhir kali dia memberi alasan sedang haid. Jelas alasan yang begini cuma mengulur waktu saja sehingga untuk yang berikut ini Wasti merasa tidak bisa menolak lagi. Itu sebabnya dia jadi gelisah serba salah terhadapku. Mendengar sampai di sini aku cuma tersenyum membuat Wasti jadi lega.

    Memang, baik aku maupun dia sebenarnya sama mengerti bahwa Oom Rony sebagai lakilaki wajar kalau sesekali kepengen beriseng di luaran. Cuma saja bagi Wasti dia berat karena dia takut aku tersinggung dan marah kepadanya. Begitu, agak beberapa saat kami terdiam mencari jalan keluar tapi akhirnya kuanjurkan Wasti untuk memberi saja.

    Iddihh Mas Dony kok malah nyuruh ngasih, gimana sih?! nadanya terdengar agak kurang enak dengan usulku.
    Gini Was, kamu kan ngerti kalau Bapak susah mau ngiseng begini di luaran. Kebetulan bisa ketemu kamu yang udah dianggap deket bisa nyimpan rahasia, kan nggak apaapa kalau diikutin sekalisekali. Dijamin deh Mas Dony nggak marah soal ini.

    Mendengar dari aku sendiri yang berbicara seperti itu hanya membuat dia terdiam berpikir sebentar tapi kemudian menyetujui anjuranku. Setelah mendapat ijin khusus dariku Wasti pun bersedia untuk pergi memijat Oom Rony di hotel tempatnya menginap. Hotel itu adalah tempat rahasia Oom Rony dan tidak ada yang tahu kecuali Mas Didik yang membawa ke situ.

    Kami bertemu lagi keesokkan harinya di panti pijat, rasa penasaran kubawa dia ke sebuah kamar untuk mendengarkan pengalamannya dengan Oom Rony sambil meminta dia memijati aku. Wasti yang ditanya soal semalam langsung menyembunyikan muka malunya di dadaku belum langsung menjawab.

    Lho kok masih berat nyeritainnya, kan Mas udah ngasih ijin? Gimana, kesannya asik atau nggak kan Mas kepengen tau? tanyaku mendesak terus.
    Kesannya.. Aaa.. maluu aku Maass..!
    Wasti menjerit malu makin membenamkan wajahnya ke dadaku. Kutunggu beberapa saat sampai malunya mereda barulah dia mau bercerita pengalamannya malam tadi.

    Seperti yang sudah dibayangkan Wasti, baru saja memijat sebentar bagian punggung Oom Rony sudah berbalik minta dipijat bagian depan. Di situ sambil mengambil tangan Wasti untuk memijati seputar selangkangannya dia mulai memancingmancing jawaban Wasti tentang kesediaannya untuk memenuhi ajakan berisengnya waktu itu.

    Wasti meskipun merasa sudah tidak ada yang diberati tapi masih kikuk untuk mengiyakan langsung. Dia hanya menggigit bibir malumalu meskipun begitu tangannya bekerja juga menyusup di balik handuk yang dikenakan Oom Rony dan segera memijat daerah selangkangan yang dimaksud untuk merangsang kejantanannya. Jelas cepat saja batang itu naik menegang.

    Ihhng.. cepet bener bangunnya Bapak punya.. katanya mengomentari batang kemaluan kencang Oom Rony di genggamannya.
    Makanya itu, biar nggak tambah penasaran sebaiknya diselesaikan sama kamu Was? jawab Oom Rony sambil merayapkan tangannya dari belakang pantat Wasti menyusup mengusapi tengah selangkangannya.

    Mmm.. tapi mesti dilicinin dulu Pak.. lagilagi Wasti tidak menjawab langsung, hanya mengambil cream pemijit dan melumuri seputar batang itu agar menjadi licin.

    Sekarang Oom Rony mengerti bahwa Wasti sudah bersedia menyambut ajakan berisengnya, dia beraksi lebih dulu membuka belitan handuk yang dipakainya.

    Kalau gitu ke sini aja supaya nggak habis waktunya. Ayo buka dulu bajumu terus naik sini Nduk! kata Oom Rony terburuburu saking senangnya.

    Wasti berhenti dan mengikuti permintaan Oom Rony untuk segera membuka bajunya. Tapi meskipun sudah terbiasa bertelanjang bulat di depan lelaki, tidak urung dengan majikan besarnya ini Wasti merasa kikuk sekali.

    Lebihlebih waktu ditarik berbaring bersebelahan disambut masuk dalam pelukan Oom Rony yang langsung menyerbu dengan remasan gemas dan ciuman bernafsu di seputar lehernya, Wasti jadi risih karena merasa tidak pantas dengan besarnya perbedaan status di antara kedua mereka.

    Sekalipun sudah dicoba memejamkan mata dan menghayalkan dia sedang digeluti salah seorang langganan Oom Senangnya tapi tetap saja terbawa sebagai majikan besar ini sulit hilang, sehingga Wasti seperti kaku tidak berani bergaya manjamanja genit.

    Padahal Oom Rony sudah tidak perduli soal status dan jabatannya, juga tidak perduli dengan status lawan mainnya. Yang dia tahu saat itu ialah si gadis pembantu yang cantik ini begitu menggiurkan dalam penampilan polosnya sehingga Oom Rony yang sedang mendapat kesempatan menggelutinya pun tambah lebih bersemangat lagi.

    Dari mulai kedua susunya, sudah habishabisan masingmasing daging kenyal yang bulat montok itu diremasi dan disosor rakus mulut Oom Rony. Disedotsedot bagian puncaknya sambil dikulum pentilnya digigitgigiti kecil membuat Wasti menggelinjang kegelian, begitu juga seputar tubuh si cantik sudah rata dijelajahi rabaan tangan Oom Rony yang sibuk penasaran.

    Mendarat di selangkangannya bukit daging setangkup tangan itu pun diremasi gemas, jarinya mengukiri celah hangat mengiliki kelentit dengan gemetar bernafsu.

    Semakin Wasti meliuk erotis semakin merangsang nafsu Oom Rony sampai akhirnya dia tidak tahan berlamalama lagi. Dia pun berhenti dan segera mengambil ancangancang untuk mulai menyetubuhi Wasti. Menangkap bahwa Wasti mungkin masih kikuk dengannya, Oom Rony meminta Wasti berbalik agar dia bisa memasuki dari arah belakang.

    Ini diikuti Wasti tapi belkang. Ini diikuti Wasti tapi belOom Rony sudah merapat menepatkan sendiri ujung batang kemaluannya dan langsung menekan masuk.

    Tapi.. lho, lhoo, lhoo..?! Wasti sampai menjengkit dengan meringis bengong karena dia merasakan suatu kesalahan tusuk pada lubangnya. Bukan di lubang kemaluan tapi justru lubang anusnya yang disodok batang itu. Dan konyolnya baru saja dia akan memperbaiki sudah keburu keluar komentar Oom Rony. Ssshhmm.. enakk Waass.. sempit sekali punyakmuu hhshh.. baru terjepit sudah langsung dipuji rasanya.

    Wasti jadi urung membetulkan karena dia kuatir Oom Rony tersadar dan malu hati, malah hilang selera nafsunya dan batal meneruskan permainan. Biar saja, mumpung suasana kamar remangremang gelap mudahmudahan sampai dengan selesai Oom Rony tidak menyadari kekeliruannya.

    Syukur, Oom Rony memang kelihatan bernafsu sekali terasa dari sodokannya yang gencar dengan tubuh gemetaran persis seperti anjing sedang dalam siklus birahinya.

    Maklum, dia betulbetul lapar sekali menyetubuhi partner muda seperti ini. Dan melihat ini Wasti menambahi dengan bantuan goyangan pinggulnya mengocok batang itu, maka tidak berlamalama lagi sebentar kemudian terdengar tenggorokan Oom Rony menggeros tersendatsendat ketika dia berejakulasi memuntahkan cairan maninya. Itulah apa yang dialami Wasti ketika melayani Oom Rony semalam.

    Tapi urusannya sekarang gimana nih, semalem yang ini dipakai juga nggak, kalau nggak biar Mas Dony yang ngisi sekarang? tanyaku menggoda sambil menyusupkan tanganku meremas langsung kemaluan telanjangnya. Wasti memang selalu bertelanjang bulat jika memijati aku.

    Main yang keduanya memang dipakai juga, tapi biarpun gitu asal yang mau ngasih lagi Mas Dony sendiri tetep aja Wasti penasaran Mas.. jawabnya dengan mulai bermain di kemaluanku.

    Kalau gitu pertamanya pakai yang depan dulu ya? Abis itu baru masukin yang di belakang, soalnya Mas Dony juga jadi nafsu deh denger ceritamu barusan.

    Wasti hanya mengangguk tersipusipu menyetujui permintaanku. Memang, permainan anus ini dipelajarinya dariku, jadi meskipun awalnya dulu dia kerepotan dengan batang kemaluanku tapi sekarang sudah terbiasa dengan ukuranku. Tanpa menunggu lagi dia pun segera mengencangkan batang kemaluanku.

    Dengan tekniknya yang terlatih dia pun mengerjai batangku. Mulamula dilocoki pelan dengan genggaman tangannya sampai setengah menegang, setelah itu diteruskan dengan kerja mulutnya yang mengulum dan mengisap, baru setelah tegang kaku dia pun memasang dirinya untuk siap kusetubuhi.

    Kalau sudah sampai di sini permainan asyik pun berlangsung sebagaimana yang sering kami lakukan berdua. Yaitu seperti keinginanku, mulamula kuresapi pijatan lubang kemaluannya di batang kemaluanku tapi ketika menjelang tiba ejakulasiku, barulah kupindahkan ke lubang anus untuk menyelesaikan permainan dengan menyemburnyemburkan cairan maniku di situ.

    Rupanya Oom Rony setelah mendapatkan Wasti bukan sekedar ketagihan lagi tapi lebih dari itu dia ingin berlanjut memelihara Wasti sebagai gendak peliharaannya. Kedengarannya enak buat Wasti tapi begitupun dia selalu minta pendapatku dulu. Setelah berunding denganku akhirnya kuberi jalan bahwa Wasti bersedia tapi hanya selagi suaminya masih belum pulang saja.

    Syarat ini disetujui Oom Rony dan begitulah Wasti langsung menghilang dari Panti Pijat tanpa ada yang tahu karena sebenarnya dia sedang bersembunyi di rumah yang disewakan Oom Rony untuknya. Akan tetapi sekalipun suaminya sudah ada, hubungan Oom Rony dengan Wasti tetap berlanjut yaitu Oom Rony secara rutin memanggil Wasti dengan alasan minta dipijati.

    Pasalnya Wasti semenjak dipelihara sebagai langganan kesayangan Oom Rony kehidupannya bisa terjamin dimana Wasti diberi modal untuk membuka sebuah usaha percetakan.

    Ini dianggap hutang budi bagi Ardi karena setelah pulang dari Arab Ardi tidak medapat pekerjaan lagi sehingga keluarga ini tergantung nafkahnya dari usaha percetakan itu.

    Berlanjut pada hubungan itu mulanya Wasti dipanggil ke hotel seperti biasa tapi karena yang begini lamalama justru mengundang kecurigaan Ardi maka Wasti mengusulkan sebaiknya Oom Rony datang ke rumahnya saja.

    Dengan berlaku seolah betulbetul akan dipijati tapi diamdiam berhubungan badan, cara begitu malah aman tidak akan dicurigai siapapun. Oom Rony menimbangnimbang ternyata usul Wasti benar dan begitulah hubungan unik ini berlangsung justru seperti dilindungi oleh Ardi.

    Awalnya waktu siang itu sementara kedua suami istri sibuk melayani percetakan di bangunan sebelah, Wasti memberitahu Ardi bahwa hari ini adalah jadwal pertama kedatangan Oom Rony, dia pun meminta tolong suaminya meneruskan pekerjaannya sendirian karena dia sebentar lagi akan menerima langganan tetapnya itu.

    Ardi pun mengangguk dan mengambil alih tugas itu, Udah tinggal aja Was biar Mas yang ngurus. Kamu cepet aja ganti baju nanti Oom Rony keburu dateng, begitu jawab Ardi.

    Wasti pun bergegas masuk ke rumah untuk mempersiapkan diri, dia bisa lega untuk menerima Oom Rony yang datang sesuai jam yang dijanjikan. Singkatnya begitu Oom Rony muncul sudah langsung diajak ke kamar tidurnya, di sini mau tak mau perasaannya agak kurang tenang juga karena baru pertama inilah dia berterangterangan melakukan kegiatan di rumahnya sendiri, tapi perasaan ini mulai terlupa ketika sebentar kemudian Oom Rony mulai sibuk merangsang mengecapi sekujur tubuhnya.

    Terus terang, kalau bukan karena uangnya sebenarnya bagi Wasti dari penampilannya lakilaki gemuk pendek lagi botak ini sama sekali tidak menarik ataupun menerbitkan seleranya. Tapi untungnya selain uangnya cukup royal, juga cara bermain seksnya bisa juga memuaskan Wasti sehingga Wasti cukup senang melayaninya.

    Cara merangsang mulutnya yang rakus diikuti menjilatjilat rata sekujur tubuhnya mulamula memang kurang sreg bagi Wasti kalau masih memulai pembukaan dari bagian atas. Agak jijik rasanya dengan ludah Oom Rony yang melengket di seputar wajahnya.

    Tapi kalau sudah menurun ke bawah baru terasa ada keasyikan yang membawa dia naik dalam birahinya. Cuma perlu sering diingatkan karena lakilaki ini suka kelewat gemas. Aahss Paakk.. jangan digigit keraskeras.. sakitt.. merintih Wasti tapi dengan muka geli senang, menahan kepala Oom Rony kalau terasa puting susunya tergigit agak sakit.

    Oom Rony sadar lagi, buruburu menekan emosinya untuk mencoba lebih halus, tapi biasanya tidak lama karena sebentar kemudian sudah terlupa lagi dia untuk kembali menggigiti gemas sekujur tubuh Wasti.

    Wasti sering kewalahan, biarpun sudah merengekrengek dia dengan menggeliatgeliat merontaronta menolaki kepala botak Oom Rony dengan maksud ingin menghindari tapi Oom Rony malah tambah bernafsu kepada perempuan yang gayanya makin genit merangsang ini. Tambah bertubitubi dia menyerbu Wasti.

    Mau tak mau Wasti mengalah, sudah hafal dia kalau belum puas membuat mengenyoti gemas di bagian susunya, belum berpindah Oom Rony dari situ. Tapi kalau sudah bergeser ke bawah, caranya pun serupa juga.

    Tidak hanya di atas, yang di bawah inipun dia sama rakusnya. Malah lebih lagi. Sebab tidak perduli kemaluan Wasti entah berapa orang yang sudah memakai, dia tetap bernafsu sekali menghisap dan menjilatjilat sambil menyosorkan mukanya tersembunyi di selangkangan Wasti.

    Wasti sendiri memang senang dirangsang begini, cuma lagilagi kalau terasa geli menyengat membuat dia refleks menolaki kepala Oom Rony, akibatnya sama, gigitangigitan gemas langsung mendarat di bagian seputar bukit kemaluannya.

    Malah lebih bertubitubi karena Oom Rony lebih bernafsu dengan bukit kemaluan Wasti yang baginya begitu menggiurkan sekali karena Wasti sering mencukuri bulubulu kemaluannya agar lebih merangsang langganannya.

    Jadi kalau bisa digabungkan suarasuara yang sedang terjadi, maka di bangunan sebelah suara riuh pegawaipegawai percetakan yang sedang sibuk bekerja sambil bercanda akan berpadu rengekan manja sang majikan perempuan dalam kamar yang sedang merasa keenakkan bercanda dengan kemaluannya dikerjai mulut Oom Rony.

    He.. hehngg.. aahss diapain gittu.. gellii iihh.. merengekrengek kegelian dia kalau terasa ujung lidah Oom Rony berputaran menjilati klitoris sesekali menyodoknyodok pendek di pintu lubang kemaluannya, atau juga kalau gigitangigitan kecil Oom Rony di bibir dalam kemaluannya terasa seperti ditariktarik ke atas.

    Kepala botak Oom Rony yang menempel di selangkangannya dipermainkan seperti bola, kadang didekap diusapusap kalau merasa keenakkan atau kadang ditolaki kalau geli terlalu menyengat.

    Tapi Wasti tidak hanya bisa menerima, dia juga pintar memberi asyik pada lawan mainnya karena inilah salah satu yang membuat dia juga jadi perempuan kesayangan langganannya itu. Sebentar kemudian bertukar permainan dengan Wasti sekarang yang ganti menghisap batang kemaluan Oom Rony.

    Dengan pengalamannya yang banyak Wasti tahu persis bagaimana menyenangkan lelaki lewat permainan mulutnya. Teliti dan cukup lama dia menjilati sepanjang batang, menghisaphisap kepala bulatnya, melocoknya sekaligus dan mengenyotngenyot kantung zakarnya membuat batang kemaluan Oom Rony yang tadi setengah mengeras sekarang bangun mengencang.

    Merasa sudah cukup barulah keduanya tiba di babak senggama. Kembali Wasti mulai merasakan asyiknya bagian lubang kemaluannya dikerjai, kali ini disogoksogok batang kemaluan Oom Rony. Ini yang dibilang meskipun tampangnya tidak sreg tapi Oom Rony cukup menyenangkan Wasti. Memang tidak besar tapi batang kemaluan lawannya ini cukup bisa bertahan lama kerasnya untuk Wasti terikut sampai di kepuasannya.

    Itu juga sebabnya meskipun di babak awal pembukaan rangsangan Oom Rony kurang disukai Wasti tapi kalau sudah sampai di bagian ini Wasti cukup senang bersetubuh dengan langganannya yang royal memberi uang itu. Terbukti mimik mukanya berseri cerah memainkan kocokkan lubang kemaluannya mengimbangi tarik tusuk batang kemaluan Oom Rony menggesek ke luar masuk lubangnya.

    Seirama dengan bunyi mencicit putaran roda mesin cetak yang seolah kurang pelumasan di bangunan sebelah, di kamar ini papan tempat tidur pun bergerit oleh gerak putaran kemaluan Wasti mengocok batang kemaluan Oom Rony. Keduanya justru kebanyakan dilumas karena semakin lincir saja beradunya kedua kemaluan terasa dengan semakin cepatnya goyangan keduanya tanda sudah akan mencapai akhir permainan.

    Hshh.. ayyo Was.. Bapakk keluarr.. di ujungnya Oom Rony segera memberi tanda tiba di ejakulasinya.
    Ayyo Pakk.. samasama.. hhoghh.. dduhh.. Wasti cepat menyahut, dia pun segera menyusuli dengan orgasmenya.

    Berpadu kejang tubuh mereka ketika masingmasing mencapai puncak permainan secara bersamaan. Oom Rony merasa puas dengan pelayanan Wasti, begitu juga Wasti terikut merasa puas dalam permainan seks bersama langganan tetapnya ini.

    Akan tetapi bukan hanya Oom Rony saja yang bisa bercinta dengan Wasti di rumahnya itu tapi aku sendiri pernah mengambil bagian seperti itu dengannya. Sudah dua kali aku bertandang ke rumahnya sekedar untuk ngobrolngobrol, tapi pada kali ketiga aku datang bertepatan Ardi sedang keluar rumah, saat itulah kesempatan baik ini ingin dimanfaatkan Wasti.

    Ceritanya waktu aku menumpang buang air kecil, Wasti menunjukkan kamar mandi yang berada di kamar tidurnya tapi rupanya dia menunggu dengan tidak sabaran lagi. Karena baru saja ke luar kamar mandi aku langsung ditubruk pelukan rindunya.

    Duh Mas Dony.. Was kangen banget deh, Mas nggak kangen ya sama aku, katanya membuka serangan dengan menciumi seputar wajahku.
    Sama aja Was, tapi kan nggak enak masa datengdateng lalu minta gitu sama kamu. Lama nggak perginya Mas Ardi?
    Dia lagi ngurus ke kantor pajak, pasti lama pulangnya kok..

    Sebentar pembicaraan terputus sampai di sini karena kami memuasi diri dulu dengan saling melepas rindu lewat ciuman bibir yang saling melumat hangat dengan posisi masih berdiri berdekapan di ruang tengah itu.

    Di situ rupanya kami sudah tidak sabaran menunggu karena sambil mulut tetap sibuk kuikuti dengan tanganku langsung bekerja melepas penutup badannya, ini dituruti Wasti bahkan sampai lolos hingga bertelanjang bulat di pelukanku. Begitu terpandang tubuh mulusnya darah pun langsung panas menggegelegak. Hmm.. kuakui lekuk liku tubuhnya yang indah dan tetap tidak berubah sejak dulu nampak begitu menggiurkan dan memompa darah birahiku menaikkan rangsanganku.

    Masih ingin kunikmati pemandangan indah ini tapi Wasti yang sudah bertelanjang bulat di depanku seperti kuatir aku batal berubah pikiran, dia segera menarik aku lagi dalam pelukan untuk melanjutkan berciuman sambil dia juga membalas membantu membukai bajuku.

    Kali ini jelas lebih asyik, bergelut lidah bertempelan hangat kedua dada telanjang cepat saja membawa nafsu birahi naik menuntut, sehingga tidak bermesramesraan lebih lama lagi kami pun bersiap masuk di babak utama.

    Ayo Mass.. buka juga ininya.. berdesis suaranya sambil tangannya ingin merosot celanaku, tampak dia seperti ingin terburuburu. Kuturuti permintaannya sebentar kemudian kami sudah sama telanjang masih melanjutkan berciuman merangsang nafsu yang tentu saja naik dengan cepat.Sekarang baru nyata kerinduan Wasti karena sambil masih sibuk bergelut lidah bertukar ludah, sebelah tangannya yang terjulur ke bawah sudah langsung beraksi meremasremas gemas jendulan batanganku.

    Diserang begini ganti aku juga membalas. Kedua tanganku yang semula merangkul pinggangnya kuturunkan meremasi kedua pantatnya dan memainkan jariku menggaruki bibir luar kemaluannya, mengukiri celah hangatnya membuat Wasti mulai menggelinjang terangkatangkat pantatnya menempelkan jendulan kemaluannya ke jendulan batanganku.

    Lamalama tidak tahan, Wastipun tidak membuangbuang waktu untuk merendahkan tubuhnya dan langsung mencaplok kepala batangku, dilocoknya beberapa lama dengan mulutnya sekaligus membasahi dengan ludahnya. Setelah terasa basah licin barulah dia menegakkan lagi tubuhnya dan menunggu aku berlanjut untuk berusaha memasukkan di lubang kemaluannya.

    Kuteruskan sesaat ciumanku dengan kembali mengiliki klitorisnya, sementara Wasti menyambut dengan juga melocok menariknarik batang kemaluanku. Saling merangsang begini tentu saja membuat tuntutan birahi jadi naik tinggi. Merasa cukup, kutunda ciuman sebentar untuk membawa dia bersandar ke dinding di belakangnya, Wasti menurut hanya memandangi aku agak bingung.Nggak di tempat tidur aja Mas..? tanyanya seperti kurang cocok dengan tempat yang kupilih.

    Di sini dulu, sekalisekali kita main berdiri kan bisa juga? begitu jawabku menentukan keputusanku. Meskipun agak kurang sreg tapi dia juga sudah kepingin berat jadinya menurut saja ketika setelah kusandarkan ke dinding, kulanjutkan dulu dengan mengecupi mesra seputar wajahnya sambil tetap menghangatkan bara nafsu dengan bermain sebentar mengusapi kemaluannya, menggaruki klitorisnya.

    Dia kuserbu dengan membuat tidak sempat protes lebih jauh karena segera ujung jariku merasakan licin basah liang kemaluannya. Batang kemaluan yang sudah dibubuhi ludah kudekatkan masuk terjepit di selangkangannya menenempel ketat di lubang kemaluannya.

    Begitu kena mimik mukanya langsung tegang rahang setengah menganga karena jika dua kemaluan yang sama telanjang sudah ditempel begini, hangatnya mau tidak mau menuntut untuk melibat lebih dalam.

    Sinar matanya makin sayu meminta dan ini kupenuhi dengan mulai berusaha memasukkan batang kemaluanku. Kedua lutut kutekuk agak merendah dari situ kutekan membor ke depan ujung batangku sampai terasa menyesap masuk di jepitan lubang kemaluan Wasti, ini karena dia juga menyambut dengan menjinjit dan membuka lebarlebar pahanya.

    Ahngg Mass Doonyy.. keluar erang senangnya sambil menyebut namaku. Seperti biasa dia selalu terlihat repot jika dimasukkan batangku, tegang serius mukanya sambil sesekali melirik ke arah pintu seperti masih kuatir kalau ada yang masuk mendadak sementara dia sedang sibuk dalam usahanya ini.

    Begitupun pelanpelan tenggelam juga batangku ditelan lubang kemaluannya masuk dan sebentar kemudian terendam habis seluruh panjangnya. Aku berhenti sebentar untuk dia menyesuaikan ukuranku baru setelah itu aku pun mulai menikmati jepitan asyik kemaluannya di batangku. Lepas dari sini kami berdua sudah langsung meningkat meresap nikmat sanggama tanpa perduli suasana sekitar lagi.

    Aku mengawali dengan memainkan batangku menusuk tarik ke luar masuk, sebentar kemudian diimbangi Wasti dengan memainkan pinggul mengocokkan lubang kemaluannya.

    Masingmasing sama berkonsentrasi pada rasa permainan cinta dengan di atas kembali saling melumat bergelut lidah, kali ini untuk melengkapi gelut dua kemaluan yang mengasyikan dalam posisi sanggama berdiri ini. Sambil begitu kedua tanganku pun meremasi sekaligus kedua susunya menambah enaknya permainan.

    Wasti baru sekali kuajak main gaya begini tapi sudah langsung tenggelam dalam kelebihan rasanya. Terbukti baru disogoksogok beberapa saat saja dia sudah tegang serius mukanya, tapi sebelum sampai ke puncaknya segera kuangkat dia berpindah posisi ke tempat yang lebih santai buat dia dan baru sekarang kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

    Wiihhss.. Mas Donny kangen aku kontolmu Mass.. sshh mantepp rasanya.. komentar pertama dengan nada suara bergetar terdengar senang seperti anak kecil baru diberi mainan. Saking rindu dan senangnya sampai mengalir keluar airmata bahagianya.

    Tidak kusahut katakatanya tapi dengan gemasgemas sayang aku menindih untuk mengecup menggigit bibirnya dan dari situ kusambung dengan mulai memainkan batangku keluar masuk memompa di jepitan lubang kemaluannya. Inipun masih pelan saja tapi reaksinya sudah terasa banyak buat kami.

    Pinggulnya dimainkan membuat lubang kemaluannya berputaran memijati batanganku, hanya tempo singkat kami sudah meningkat dalam serius tegang dilanda nikmatnya gelut kedua kemaluan.

    Airmuka kami sama tegang dan sinar mata sama sayu masingmasing hanyut meresapi jumpa mesra yang baru ini lagi kami lakukan setelah lewat cukup lama perpisahan keintiman kami. Menatap wajah si manis sedang hanyut begini tentu saja menambah rangsangan tersendiri yang membuatku makin meningkatkan tempo, sambil tetap meresapi asik yang sama pada gelut dua kemaluan kami.

    Enak nggak Was rasanya punyak Mas.. bisikku menguji di tengah kesibukanku, sekedar ingin tahu komentarnya.

    Hsh iya ennak sekalli Mass.. kontol Mas Donny palingg ennak dari semuanya.. hhssh wihh kerras sekalli.. ennaakk.. Adduuh Maas iya ditekenn gittu dalem bbanget hhshh.. Mass Donyy ennaak sekalii Maas..

    Wasti kuhapal memang type spontan terbuka, dipancing sedikit saja langsung keluar suaranya mengutarakan apa yang sedang dirasakannya. Jelas menyenangkan mendapat partner bercinta seperti ini, segera kutenggelamkan juga perasaanku menyatu dalam asyik sanggama sepenuh perasaan dengannya.

    Makin lama gelut kami makin berlomba hangat tanda bahwa masingmasing mulai menuju ke puncak permainan, sampai tiba di batas akhir kuiringi saat orgasme kami dengan menempel ketat bibirnya saling menyumbat dengan lumatan hangat. Hhrrh hghh.. nghhorrh.. sshghh.. hoorrhgh hhng.. hngnhffgh.. ngmmgh.. suara tenggorokan kami saling menggeros bertimpal seru mengiringi saat ternikmat dalam sanggama ini.

    Mengejutngejut batang kemaluanku menyemburkan cairan maniku yang juga terasa seperti diperasperas oleh pijatan dinding kemaluannya. Sampai terbalik kedua bola mata kami saking enak dirasa tapi begitupun sumbatan mulutku belum kulepas menunggu sentakansentakan ekstasinya melemah.

    Baru ketika helaan nafas leganya ditarik tanda kenikmatan berlalu, aku pun melepas tempelan bibirku menyambung dengan kecupankecupan lembut seputar wajahnya.

    Hhahhmmhh Mas Ddony.. assyiknyaa.. keturutan kangenku sama Mas.. kembali terdengar komentarnya dengan masih saling berpelukan mesra.

    Mas sendiri juga kangen sekali sama kamu Was, kataku jujur membalas perasaan hatinya.
    Bener? tanyanya menguji dengan nada manja.

    Tapi tetap menjepitkan otototot lubang kemaluannya di batanganku menunggu sampai terlihat aku mulai mengendor menghela nafas legaku, di situ baru dia berhenti dan membiarkan aku melepaskan batanganku dari lubang kemaluannya. Aku lega dan puas tapi air mukanya juga tampak berseri tanda senang telah berhasil memuaskan kerinduannya denganku.

    Sejak dari hari itu berlanjut lagi hubungan lamaku dengan Wasti di setiap kedatanganku ke rumahnya tapi dengan alasan yang sama seperti Oom Rony yaitu purapura minta dipijat oleh Wasti. Hari itu aku datang ke rumahnya bertemu dengan Ardi yang sedang sibuk mencetak di bangunan sebelah, dia mempersilakan aku menemui Wasti di rumah induk.

    Aku pun mengiyakan dan waktu masuk ke rumah kudapati Wasti di dapur sedang mencuci piringpiring dan gelas bekas makan siang mereka. Wasti menoleh dan tersenyum manis menyambut kehadiranku serta meminta aku menunggu dulu di ruang tamu. Timbul niat isengku menggoda, kurapati dia yang saat itu masih berdiri di depan meja cucian piring, langsung memeluk dari belakang mencumbui dia.

    Mengecupi lehernya sambil kedua tanganku meremasi bukit susunya. Karuan Wasti menggeliatgeliat dengan muka malumalu geli, ingin menghindar tapi mana mau kulepas begitu saja. Akhirnya dia diam saja membiarkan aku menggerayangi tubuhnya, dia sendiri tetap meneruskan mencucinya karena dipikirnya mana mungkin aku berani mengajak dia untuk waktu yang senekat ini.

    Mas Dony ini nggodain aku aja, palingpaling Mas juga udah ngiseng sama yang lain, sekarang kayak sudah kepengen lagi..?
    Lha memang kepengen kok, sama kamu kan belum? jawabku sambil mengangkat rok belakangnya, langsung melorotkan celana dalamnya.

    Tentu saja Wasti jadi kaget karena tidak mengira bahwa aku betulbetul serius meminta.
    Heh Mas Dony! Ngawur ah, ini kan masih di dapur.. nanti aja di kamar Mas.. kalau di sini nanti ada yang liat gimana?

    Wasti masih coba memperingatkan aku agar mengurungkan kenekatanku tapi aku sudah tidak bisa menahan lagi. Malah sudah kulepas ritsleting celanaku membebaskan kemaluanku langsung menempelkan batanganku di selangkangannya.
    Kasih sebentar aja kan bisa Was, dari sini kan kita bisa ngeliat ke sebelah kalau ada yang dateng.. kataku meminta sambil menenangkan dirinya.

    Kebetulan di dekat meja cucian piring itu ada jendela kaca darimana kami bisa melihat keadaan bangunan percetakan di sebelah.
    Ahhs Maass..! Wasti kontan menjengkit ketika terasa batang telanjangku yang menempel di lubang kemaluannya itu sudah mulai naik mengencang.
    Sempat bingung dia tapi dari semula ingin berkeras menghindar akhirnya Wasti jadi tidak tega juga, langsung melunak suaranya berbisik.

    Wih, wih Mass.. kok cepet banget sih keras bangunnya..?
    Makanya itu.. Mas Dony masukin ya?
    Iya tapi aku belum basah Mas..
    Nanti Mas basahin sebentar..
    Tapi jangan lamalama ya, nanti keburu ada yang dateng malah tambah penasaran..

    Tanpa membuangbuang waktu aku berjongkok di belakang Wasti dan segera menyosor di lubang kemaluannya yang juga cepat memasang posisi agar lebih mudah, dengan membuka secukupnya kedua pahanya serta menunggingkan sedikit pantatnya. Sambil begitu Wasti sendiri terpaksa menunda dulu pekerjaannya dan menunggu dengan bertopang kedua tangan di tepi meja cucian sambil pandangannya terus melekat memperhatikan ke luar jendela kaca itu.

    Niatnya memang semula hanya ingin sekedar memberi buat aku, tapi ketika terasa sedotan dan jilatanku di lubang kemaluannya ditambah lagi dengan satu jariku yang kucucukan menggeseki kecil di lubang itu, yang begini cepat saja membuat gairahnya terangsang naik. Cepatcepat dia membilas kedua tangannya yang masih penuh sabun karena sesewaktu mungkin diperlukan untuk memegangi tubuhku.

    Betul juga, tepat saatnya dia selesai membilas bersamaan aku juga selesai mengerjai liang kemaluannya. Segera kubawa batanganku ke depan lubang kemaluannya dan mulai menyesapkan masuk dari arah belakang, langsung saja sebelah tangan yang masih basah itu dipakai untuk memegang pinggulku, sebagai cara untuk mengerem kalau sodokkanku dirasa terlalu kuat.

    Tapi rupanya tidak. Biarpun sudah dilanda gairah kejantananku, tapi aku masih bisa meredam emosi tidak kasar bernafsu. Selalu hatihati sewaktu membor batangku masuk meskipun seperti biasa Wasti selalu menunggu dengan muka tegang. Dia baru melega kalau batangku dirasanya sudah terendam habis di lubang kemaluannya.

    Keras sekali rasanya Mas..? komentar pertamanya sambil menoleh tersenyum kepadaku di belakangnya.
    Kugamit pipinya dan menempelkan bibirku mengajaknya berciuman.
    Kalau ketemu lubangmu memang jadi cepet kerasnya.. jawabku berbisik sebelum menekan dengan ciuman yang dalam.

    Kami mulai saling melumat sambil diiringi gerak tubuh bagian bawah untuk meresap nikmat gelut kedua kemaluan dengan aku menarik tusuk batang kemaluan, sedang Wasti memutarmutar pantatnya mengocoki batanganku di liang kemaluannya. Inipun niat semula masih sekedar memberi bagiku saja, tapi tidak bisa dicegah, dia pun dilanda nikmat sanggama yang sama, yang membawanya terseret menuju puncak permainan bersamaku.

    Dari semula gerak senggama kedua kami masih berputaran pelan, semakin lama semakin meningkat hangat, karena masingmasing sudah menumpukkan rasa enak terpusat di kedua kemaluan yang saling bergesek, sudah bersiapsiap akan melepaskannya sesaat lagi. Wasti tidak lagi bertopang di tepi meja tapi menahan tubuhnya dengan lurus kedua tangannya pada dinding depannya.

    Di situ tubuhnya meliukliuk dengan air muka tegang seperti kesakitan tertolaktolak oleh sogokansogokan batanganku yang keluar masuk cepat dari arah belakangnya, tapi sebenarnya justru sedang tegang serius keenakkan sambil membalas dengan putaranputaran liang kemaluannya yang menungging. Masingmasing sudah menjelang tiba di batas akhirnya, hanya tinggal menunggu kata sepakat saja.

    Aahs yyohh Wass.. Mass sudah mau samppe..
    Iya Mass.. samasamaa.. sshhahhhgh.. dduhh.. oohgsshh.. hrrh hheehh Wass ayyoo.. dduuh Maass.. aaddussh hrhh..

    Pembukaan orgasme ini masingmasing saling mengajak dan berikutnya saling bertimpa mengerang mengaduh dan tersentaksentak ketika secara bersamaan mencapai batas kenikmatan. Jika dihitung secara waktu maka permainan kali ini relatif cepat namun bisa juga membawa Wasti pada kepuasannya. Memang hampir saja terlambat, karena baru saja aku mencabut batang kemaluanku sudah terdengar langkah kaki seseorang akan masuk ke rumah induk. Ternyata memang Ardi yang datang.

    Wasti sendiri tidak sempat lagi mencuci lubang kemaluannya, buruburu dia menaikkan celana dalamnya untuk menyumbat cairan mani bekasku yang terasa akan meleleh ke pahanya dan selepas itu dia purapura kembali meneruskan mencuci piring yang sempat tertunda itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik

    Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik


    890 views

    Perawanku – Cerita Seks Dokter Dan Suster Cantik, Malam itu sekitar jam 11 lebih, cuaca sangat tidak bersahabat, Sejak jam sebelasan tadi hujan udah turun dengan derasnya disertai angin kencang dan petir.

    Di depan pintu kamar periksa itulah ada aku berada, aku menghabiskan waktu dengan membaca buku. aku bernama Dokter Maman berusia 35 tahun, dalam usia segitu masih tampak ganteng dan gagah. Sudah hampir sepuluh tahun aku bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini, kalau istriku masih muda sekitar berumur 30 tahun dengan 2 anak.

    Kesepian hari udah menjadi temanku sehari-hari apabila aku dapat tugas jadi dokter malam, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya udah ngak membuatku merinding lagi. Istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu.

    Sungguh, malam itu menjadi malam panjang bagiku, suasana hujan yg dingin mudah membuai orang menjadi ngantuk. Tetapi aku masih terus membaca buku yg sengaja aku bawa dari rumah.

    Tak lama datanglah seorang gadis cantik menghampiriku.

    “Permisi, Pak” sapa suster padaku dengan tersenyum manis.

    “Ouuhh.. Suster…! ya ada apa sus malem-malem ke sini” balasku.

    “Anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu” ucap suster tersebut

    Aku menjadi bingung sebab ngak tau kalau suster ini kebagian jaga malam juga. Maka aku bertanya,

    “Tapi aku kok rasanya baru pernah liat Suster disini ya…?” tanyaku heran

    “Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit sebelah jawabnya, “jadi sekalian mau kenal sama keadaan disini juga” ucap Suster cantik

    “Ooohh… pantesa aja aku baru liat” kataku memecahkan suasana hening

    “Emang bapak kira aku siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku dan duduk di sebelahku.

    “Wow, oke juga nih” kata hatiku kegirangan.

    “Aku malah kira kamu suster ngesot loh, hahaha” timpalku mencairkan suasana lagi

    “Ya ngak lah pak, aku kan suster cantik Hahahaha…” sambung Suster tersebut untuk menghangatkan suasana.

    Malam itu dokter aku merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Hena, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum padaku atau sekedar memberi salam basa-basi saja. Maklumlah mereka semua tau kalau aku udah beristri dan punya dua anak.

    Di malam itu kami berdua terlibat obrolan ringan, sehingga aku itu tidak lagi mempedulikan buku bacaan dan mengalihkan perhatian kepada suster Hena yang cantik itu.

    Sejak awal pula aku udah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yg tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, di tambah rambut hitamnya dan body nya yang seksi.

    Kalau Suster Hena berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Hena sebenarnya ngak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan body nya yg montok dan padat, tentu pasti banyak lelaki yang mau dengannya.

    Tapi sejauh ini belum ada pria yg cocok di hati Suster Hena. Sebagai wanita alim berjilbab dia sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat ke tampananku.

    Seolah-olah aku bisa membaca hati kecilnya, menerawang dari tingkah lakunya yang rilex ketika kami ngobrol dan canda tawa. Tetapi Aku sengaja mendekatkan duduknya ke gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya.

    Suasana malam yang dingin membuat nafsuku pun mulai bangkit, apalagi aku udah seminggu ngak ngentot dengan istriku karena dia lagi datang bulan. Semakin lama maka semakin berani aku menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yg menjurus ke porno.

    Suster cantik itu sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolanku yg lumayan jorok itu.

    “Terus terang deh Sus, sejak Suster datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kataku sambil meletakkan tangan di lutut Hena dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok sedikit demi sedikit.

    “Ehh… jangan gitu dong Pak…?!” Hena protes, tapi kedua tangannya tetap di meja tanpa berusaha menepis tanganku yang mulai kurang ajar.

    “Ahh Suster galak deh, masa pegang gini aja ngak boleh, lagian disini kan masih sepi, dingin lagi” kataku makin berani, tapi tanganku makin naik ke atas paha yang mulus itu.

    “Pak, nanti aku bisa marah nih, lepasin gak, bapak kan udah punya istri, aku itung sampai tiga” wajah Hena kelihatannya BT, matanya menatap tajam ke wajahku.

    “Jangan marah dong Suster cantik, mendingan kita seneng-seneng aja yuk?” sahutku mencoba mengajaknya damai

    Sejenak Hena diam dan tidak berkata apa-apa ketika aku ucapkan itu, Expresinya pun santai saja ketika tangaku masih terus mengelus paha mulusnya. Tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.

    “Satu…” suster itu mulai menghitung namun aku makin kurang ajar, dan tanganku makin nakal menggerayangi pahanya

    “dua…!” suaranya makin seriu.

    “Ti…” sebelum dia selesai menghitunganya, maka aku udah lebih dulu mencium bibirnya.

    “Mmm… Hmm… !” suster itu berontak dan mendorong-dorongku untuk berusaha lepas dari dekapanku namun tenaganya tentu kalah dari tenaga laki-laki, belum lagi aku sudah mengangkat roknya lebih tinggi. Maka Hena merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah terangkat.

    “Aahh… jangan pak… !” Hena berhasil melepaskan diri dari cumbuanku,  tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas maka bibir mungil itu kembali menjadi santapanku.

    Lalu tanganku juga meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab lebarnya, Aku dapat merasakan kalau toked suster ini masih alami dan padat, bahwa ini pertanda belum pernah dijamah oleh lelaki lain.

    Sementara tanganku satunya tetap mengelus paha indahnya yg menggiurkan. Hena terus meronta, tapi hanya sia-sia.. sebab pakaian bawahnya semakin terangkat dan jilbab lebar perawat itu nyaris copot.

    Lama-lama perlawanan suster Hena melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Mungkin birahinya bangkit, apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yg masih mengguyur. Ditambah lagi aku sudah seminggu ngak ngentot.

    Di tengah ketidak berdayaan nya melawan tenagaku, Hena semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tanganku menjelajah semakin dalam, aku belai pahanya hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.

    “Kita ke dalam aja biar lebih enak yuk” Ajakku.

    “Bapak emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin aku !” Hena masih memperingatkan tingkah laku kurang ajarku.

    “Udahlah Suster cantik, kita senang-senang aja malam ini OKE… ? !” ajakku lagi sambil narik lengan suster itu bangkit dari kursi.

    Aku mengajaknya ke ruang periksa pasien tempat kami berjaga. Aku suruh dia duduk di atas ranjang lalu aku menjilati memeknya sambil jongkok.

    “Hmmm… Sshhh…!” desah Hena keluar ketika lidahku menelusuri gundukan klistorisnya. Lidahku bergerak liar menjilati seluruh lubang memeknya tanpa ada yang terlewat. Setelah basah semua, aku kenyot lendir vagina itu.

    Srruuut… !!! lidahku menyuruput lendir kewanitaan Suster Hena. dagingnya terasa kenyal sekali bikin aku tambah gemes aja” pikirku dalam hati

    “Aahh… Aaahhh… !” tubuh Hena tersentak-sentak akibat rangsanganku. Maklum aku udah pengalaman merangsang wanita. Jadi aku tau seluk beluknya organ intim wanita yang pas.

    Akibatnya Hena merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menjilat klistoris, tanganku juga mengobok-obok tokednya, supaya daerah itu semakin hot ketika sedang terangsang full.

    “Aku coba masukin sekarang yah, udah gak tahan nih kataku kepadanya

    “Suster Hena hanya mengangguk.”

    Maka aku langsung menempelkan penisku ke bibir vagina itu. Begitu penisku sudah berhasil masuk, terdengar pula desahan sensualnya yang menikmati penisku menekan semakin dalam.

    “Uuhh… sempit banget Sus, masih perawan gak sih ini sus ?” Tanyaku

    Hena tidak menjawab, tetapi dia menjerit kesakitan dan mencengkram kuat ranjang yang kami tiduri itu.

    “Weleh-weleh, enak banget sus, legit lagi rasanya” komentarku mengenai lubang vaginanya.

    Sebagai jawabannya, Hena  malah menarik wajahku lalu mencium bibirku yang berarti mengajak cipokan, agaknya dia ngak berniat menjawab pertanyaan itu.

    Sambil cipokan, sambil aku goyangkan juga pinggulku mendorong ke arah lubang memeknya. Yang semakin lama semakin bertenaga menghantam lubang itu. Lumayan juga sih sudah hampir beberapa menit kami berhubungan intim.

    Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar ngak terlalu cepat kehabisan tenaga. dengan berkata

    “Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar aku yg gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.

    Aku tersenyum mendengar permintaan suster itu. Maka akupun bertukar posisi, Aku tiduran telentang dan Hena di atas menaiki penisku. Bersamaan dengan penis yg terbenam dalam vaginanya. Mataku terpejam menikmati goyangan dari Hena

    “Sssshhh… Ouuhh… Aaahh… Aahh !” aku mendengar suara Hena mendesah ketika mataku masih tertuput.

    Begitu aku buka, Sungguh suster Hena ini memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya masih bulat dan tidak lonjong yang kebanyakan seperti buah dada wanita yang tidak mengurusnya. Perutnya rata dan bodynya langsing.

    “Ayo Sus.. Goyang terus… Terus… Terus…! panduku di saat aku akan mencapai orgasme

    Sebab aku tidak tahan lagi, maka aku semprotkan air mani itu ke dalam lubang memeknya. “Croot… Crooot… Crooot..”

    “Aduuuh… Apa itu pak ?” ucap Hena

    “Itu bapak barusan keluarin air maninya sayang” ucapku mesra

    “Yaaahh… padahalkan air maninya pengen aku letakkan di muka, kata orang sih biar tambah awet pak, makanya aku tadi menyesal. Lagian bapak ngak kasih kabar sih” ucap Hena

    “Waduh… kalau begitu udah terlanjur sayang, Ya udah kapan-kapan kalau kita main lagi, nanti bapak kasih ke wajah kamu ya” ucapku kembali tersenyum

    Walau kewalahan seperti ini, tidak ada dari raut wajah Hena yang menyesal. Berarti dapat diartikan Suster cantik ini sangat menyukai permainan seks ku yang mantap….!!!

    Setiap kali kami ada jadwal piket bersama, kami selalu berhubungan badan. Aku juga bermaksud menjadikan Suster Hena yang berjilbab ini sebagai istri kedua, oleh sebab itu aku sering tidak memakai kondom. Karena aku ingin dia sampai hamil, hingga terpaksa mau menikah denganku sebagai istri keduanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Jeritan Nikmat Tante Ayu

    Cerita Sex Jeritan Nikmat Tante Ayu


    890 views

    Perawanku – Cerita Sex Jeritan Nikmat Tante Ayu, Aq mendapat kisah yang asyk dan tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin aq rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikata telat, karena umurnya suah rada tua.

    Cerita Seks Jeritan Nikmat Tante Ayu – Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihakn wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik.

    Namanya Ayu seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.

    Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Ayu memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aq melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena aq tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Ayu.

    Tapi tidak demikian halnya dengan Ayu. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aq berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aq mulai berpikir jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku.

    Tapi aq tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aq yang hendak dijodohkan. Tapi aq tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aq tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebkamum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aq langsung pergi ke wc dulu karena aq sudah kebelet. Sebkamum aq menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Ayu.

    “Eh, ada apa Yu?”

    “Enggak, aq pengen kasih kartu nama aq, besok jangan lupa telpon aq, ada yang mau aq omongin, oke?”

    “Kenapa enggak sekarang aja?”

    “Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aq pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Ayu sih. Tapi aq tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aq bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

    Besoknya saat istirahat makan siang, aq meneleponnya dan bertanya langsung padanya.

    “Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aq penasaran banget?”

    “Eeee, penasaran ya, Ton?”

    “Iya lah, ayo dong buruan!”

    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu.”

    “Baru tahu yah, napsu aq emang tinggi.”

    “Napsu yang mana nih?” Ayu sepertinya memancingku.

    “Napsu makan dong, aq kan bkamum sempat makan siang!”

    Aq sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aq ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aq sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaq, karena saat itu pasti bosku pergi makan kkamuar, jadi aq bebas surfing di internet, gratis lagi.

    “Yah udah, aq cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aq sore ini abis pulang kerja, soalnya aq pengen ngobrol banyak sama kamu.”

    Aq tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.

    Lalu kataq, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”

    “Karena aq mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.

    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar aq ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”

    Lalu Ayu bilang, “Nih catet yah, apartment XXX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XXX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”

    “Bye-bye Ton.”

    Setelah telepon terputus, lalu aq mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aq menyentuhnya nanti, tetapi langsung aq berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aq pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aq pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaq di Roxymas. Sesampainya di sana, aq pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aq pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”

    Ayu tersentak kaget, “Wah aq kira siapa, pake tepuk segala.”

    “Kamu khan kasih surprise buat aq, jadi aq juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”

    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”

    Kujawab saja, “Siapa taqt, emang aq pikirin!”

    “Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

    Ketika aq masuk, aq langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

    Sambil aq berkeliling, Ayu berkata, “Mau minum apa Ton?”

    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataq bercanda.

    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Ayu sambil tertawa.

    Sementara ia sedang membuat minuman, mataq secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aq tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung..!”

    Aq tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa aq enggak salah denger nih..?”

    Lalu katanya, “Kalo kamu merasa salah denger, yah aq setelin aja sekarang deh..!”

    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aq ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

    “Duduk sini Ton, jangan bengong aja, khan udah aq bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Ayu sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.

    Kemudian aq pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aq pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”

    Ayu tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aq tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aq pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Ton, sejak kemarin bertemu, kayaknya aq merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Ton, aq suka sama kamu.”

    “Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aq, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman aq, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aq ke kamu..?”

    “Iya, tapi aq enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aq pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aq..?” kata Ayu sambil mendesah.

    Aq pun menjawab, “Aq sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aq enggak enak sama Paman aq, entar dikiranya aq kurang ajar sama yang lebih tua.”

    Ayu diam saja, demikian juga aq, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Ayu tidak melepaskan genggamannya.

    Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaq, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, “Ayu, aq cinta kamu.”

    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Ayu pun lalu membalasnya sambil memkamukku erat-erat.

    Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Ayu menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aq berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu.

    “Aaaaahhh, buka aja BH-nya Ton, cepat.., oohh..!”

    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

    “Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”

    Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka skamuruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aq melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.

    “Aouww Ton, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelayut manja melingkari leherku.

    Kemudian kuletakkan Ayu pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aq menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu mendesah-desah nikmat. Tidak lama aq bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.

    “Aduh Ton, kamu ngerjain aq yah, awas kamu nanti..!”

    “Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”

    “Udah ah, jilati aja memek aq Ton..!”

    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.

    “Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!”

    Agak lama juga aq bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

    “Ton, masukkin aja titit kamu ke lobang aq, aq udah enggak tahan lagi..!”

    Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aq baru tahu ternyata dia masih perawan.

    “Ayu, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aq tembus..?”

    “Ton, aq rela kalau kamu yang ngambil perawan aq, bagi aq di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.

    “Aduh sakit Ton, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.

    Aq pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Pelan-pelan Ton, masih sakit nih..!” katanya meringis.

    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu sangat menikmati sekali permainan ini.

    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Ton, aa.. aqu.. mau kkamuarr.., teruss.. terus.., aahh..!”

    Aq pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aq juga mau kkamuar, di dalam atau di luar..?”

    “Kkamuarin di dalem aja Sayang… ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…”

    Ternyata dia sudah kkamuar, aq terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.

    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”

    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan kkamuarlah spermaq ke dalam liang surganya.

    Saat terakhir air maniku kkamuar, aq pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aq dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.

    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlaqanku itu.

    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpkamukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.

    Lalu ia berkata kepadaq, “Ton, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, aq sangat sayang pada kamu.”

    Aq diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aq juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aq kalo dia nyari-nyari kamu.”

    “Oke bossss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memkamukku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aq datang ke tempat kerjanya dan melaqkannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.

    Kadang ia juga ke tempat kerjaq untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Ayu ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Ayu, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.

    Aq Dengan Calon Istri Pamanku sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aq masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aq ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya kkamuarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aq dapat enaknya juga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian


    890 views

    Perawanku – Setelah sepulang sekolah bisanay aku disuruh untuk menjaga took milik tante girang, dia adalah teman dari ibuku yang saudaranya jauh sekali, aku mulai menjaga took ini 3 minggu yang lalu, yang beli biasanya ibu iu rumah tangga karena yang disediakan disini adalah menjual sembakao, Toko milik tante Lina berdempetan dengan toko tante girang.

    Dia biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Girang xxx, dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tante Girang xxx biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.

    Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk menuju tempat penyimpanan Indomie.

    Ternyata aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tante Girang xxx dengan posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral kemaluannya oleh Bu Lina. Tante Girang xxx sangat menikmati dengan rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik, mereka pun tersenyum dengan penuh artii

    “Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu Lina..?” ucap Tante Girang xxx sambil menariktangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.

    “Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!” desah Tante Girang xxx lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.

    Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya.

    Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya masing-masing.

    Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    “Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?” tanya Tante Girang xxx manja.

    “Be.., belum Tante..!” jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.

    “Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua lubang..!” canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.

    Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan padabatang kemaluanku. Terdengar srup, srup ahh. Tante Girang xxx dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.

    “Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!”

    “Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?”

    “Cupp.., crupp..!” kata mereka berdua saling menyahut.

    Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.

    Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan Tante Girang xxx, dan dengan serta merta Tante Girang xxx mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina.

    Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tante Girang xxx, Tante Girang xxx hanya menurut.

    “Mau apa kau Sayang..?” desah Tante Girang xxx.

    Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu.

    Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tante Girang xxx, Tante Girang xxx selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidungku ikut mencium benda kecil itu.

    “Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ehh, aahhh..!” ceracau Tante Girang xxx.

    “Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!” ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Girang xxx.

    “Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!” pinta Tante Girang xxx.

    Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Girang xxx, “Aghh.., ughh..!” lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari vagina Tante Girang xxx. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.

    “Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina ya..!” ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.

    Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.

    “Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!” pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.

    Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, “Ayo sekarang giliran saya dong Her..!” katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.

    Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, enak rasanya memegang payudara orang dewasa.

    “Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!” bisiknya lembut.

    intermezooo….Silahkan lanjutkan baca Cerita Ngentot Tante Girang nya ya….||||

    Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.

    “Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!” ucapnya.

    Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang kenikmatannya.

    Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina. Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara pelan dan berirama.

    “Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..!” desah Bu Lina.

    Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.

    Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, “Ooohhh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess.., uhhh..!”

    Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tante Girang xxx yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.

    Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tante Girang xxx dengan Impresa 95 kesayanganku.

    Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya minggat dengan wanita lain.

    Sampai di rumah Tante Girang xxx, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang kepada Tante Girang xxx. Aku terkejut, ternyata Tante Girang xxx bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tante Girang xxx.

    “Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!” pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.

    Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Girang xxx. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tante Girang xxx.

    Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, “Untuk rahasia kita..!” katanya.

    Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tante Girang xxx, dan hubungan badanku dengan Tante Girang xxx dan Bu Lina masih berlangsung. Dan yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau kupacari, dan aku ingin menjadikannya sebagai istri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menikmati Goyangan Papa Mertuaku

    Cerita Sex Menikmati Goyangan Papa Mertuaku


    889 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Goyangan Papa Mertuaku, Namaku Novianti. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun.

    Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali.

    Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat. Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri.

    Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami. Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.

    Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.

    Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira angkatan darat.
    “Hei nak Novi. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dengan suamiku.
    “Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.
    “Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”
    “Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

    Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

    Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatangan ayah mertua dari Amerika.
    Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yang amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari. Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yang langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.

    Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyang dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.

    Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.

    Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

    Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…

    Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yang sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.
    “Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.
    “Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.

    “Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.
    “Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.
    “Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.
    “Jangan menyebut-nyebut si Toni saat ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.
    Rupanya entah dengan cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya.

    Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah berhubungan dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung.

    Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yang kelihatan sudah menggebu-gebu. Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya kesampaian.
    Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.
    “Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… karena Novi nggak mau ayah menyetubuhi Novi… Gimana…?”
    Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi.

    “Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya.
    Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.

    Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….
    Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.

    Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.
    “Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeena aak. .. betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

    Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.

    Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.
    “Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.

    Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis.

    Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini. Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.
    “Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.
    “Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.
    “Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.

    “Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.

    Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku. Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

    Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat?

    Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!

    Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

    Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

    Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

    Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui.

    Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya.

    Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.
    “Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhh hhhh hh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

    Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.
    “Noviii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

    Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

    Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’. Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

    Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

    Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

    Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.
    “Yah..?” panggilku menghiba.
    “Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
    “Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”
    “Sabar sayang. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

    Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
    “Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.
    Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?
    “Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.
    “Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Noviiii..!!!”
    “Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!!”
    “Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”

    Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.
    “Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.
    “Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.

    Cerita Panas – Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

    Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan.

    Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

    “Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.
    Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yang bejat ini. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.

    Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.
    Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

    Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.
    Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.

    “Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”
    Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
    “Sayang nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.

    “Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis.
    Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

    “Novi sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.
    “Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.
    “Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.
    “Tidak sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.
    “Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.

    “Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.
    Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

    Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yang terakhir kalinya.

    Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

    Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

    “Akh sayang!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi.

    Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!
    “Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.

    Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya.
    Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya.

    Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.

    Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.

    Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma.

    Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.
    “Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.
    Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayah mertuaku.

    Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.
    “Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.
    Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam!
    Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.

    Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari…..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA

    Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA


    889 views

    Perawanku – Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA, Ini dia Cerita Dewasa yang bercerita tentang Gadis SMA bernama Amalia yang kocokan bikin aku merem melek, waktu itu adalah hari ulang tahun sekolah tempat gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!

    pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya

    Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.

    Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya

    Acara pun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.

    Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu

    Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.

    Mulai dari payudara yang lebih besar dari melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.

    melia segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.

    Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.

    Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.

    Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,
    “Nyari apa melia?”
    “Eh lo ryo, ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”
    “Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.
    “Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”
    “Ni tdi jatoh. Lo ga tau…”
    “Oh yawdh, thanks ya ryo.
    “Iya sm2 melia.”
    “Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”
    “Ngapain melia?”
    “Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya amelia nakal.
    “Hhhee. Emg boleh melia??”
    “Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.
    “Ywdh yuk masuk.”
    “melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus kencing. dan Tiba-tiba melia berkata
    “Oh my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget.

    “melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”
    “Hhehe. Sori ryo, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”
    “Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”
    “Ywdah”Gue pun memakai clana gue lagi.
    Amelia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.
    Gue pun merhatiin semuanya.
    “Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.
    “Hehehe. gue penasaran juga melia…”
    “Penasaran??”
    “Iya”
    “Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”
    “Iya sih” sambil ia senyum-senyum.
    “melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”
    “Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa gue!!”
    “Bentar aja melia”
    “Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar adil.”
    “Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.
    Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.
    “Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”
    “Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”
    “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”

    dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan amelia.

    “Oowwhhh… kocok2 dong melia…” Pinta gue.

    Dia pun agak malu2 pas mau ngocok Kontol gue.
    Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.

    “Owwhhh… enak melia… agak kenceng dong megangnya…”
    “Iya… ohh gede bgt sih ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??”
    “Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”
    “melia… gue isep yah toket lo??”
    “Ihh, gila lo ah.”
    “Bentar…”
    “Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.
    “melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”
    “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Kontol gue agak cepet.
    “Aahhhh… ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny.
    “Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.
    “melia, sepongin dong sebentar…”
    “Ha?”
    “Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut lo…”
    “Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.
    “Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.
    “Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya”
    “iya, sampe keluar…”
    “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”
    “Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”
    “Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang laen.”
    “iya” jwab gue.

    Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.
    Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.

    Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.
    Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur.

    “Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang.
    “Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.
    “Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus melia…”
    “Mmhh… mmhhhh…”
    “Cepetin lagii meliaaa…” pint ague.
    “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.
    “Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”

    Amelia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue di mulutnya.
    Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.

    “Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…”

    Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.

    “Kocokin yang cepet melia…”

    Amelia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Kontol gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede.

    Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.
    “Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”
    “Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.
    “Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.

    “Oouhwwww… gila ryo, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.
    “Uuffhh… iya nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.
    “Apa?” amelia kaget.

    “Jilatin dikit nih ujung Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”
    “Ih males. Gak ah. Jijik gue.”
    “Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”
    “Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan.
    “Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”
    “Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.

    Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.
    Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.

    “ryo tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.
    “Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.
    “Syarat apaan?”
    “Tebak dong”
    “Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.
    “Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.
    “Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.
    “Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh ga?”
    “Anjjrriitt lo ryo, apa masih kurang yg skrg?”
    “Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”
    “Aaaaaaaahhh!”
    “Sssstt, jgn kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.
    “Gue masih virgin laaahh ryoo.”
    “Ahh yakinnn lo??”
    “IYA!”
    “Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”
    “Hah? Tau dari mana lo???”
    “Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”
    “Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.
    “Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe sama gue ga?”
    “Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.
    “Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.
    “Iya ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.
    “Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.

    dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…

    sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex

    Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex


    889 views

    Perawanku – Cerita Seks aku jadi pemuas nafsu sex, Kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku, Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah.

    Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

    Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar.

    Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju.

    Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

    Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.
    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.

    Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku.

    Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.

    Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah.

    Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku


    888 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku, Sebut saja namaku Vina aku seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki seorang anak. Kini dia sudah duduk di bangku kelas 3 SD dan aku begitu menyayanginya hingga akhirnya aku berhenti bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Aku relakan gaji yang lumayan besar demi menjaga anakku karena aku bisa di katakan telat memiliki seorang anak.

    karena aku melahirkan anakku saat usiaku sudah 32 tahun dan kini dia sudah 3 tahun berarti aku sudah 35 tahun sekarang. Sedangkan suamiku mas Anton berusia 42 tahun, dan kami sering melakukan cerita dewasa hot dengan begitu buasnya, aku begitu menyayanginya karena begitu juga suamiku begitu menyayangi aku tapi kini aku kasihan padanya karena meskipun baru usianya menginjak 42 tahun dia sudah ada penyakit diabetes.

    Awalnya aku menganggapnya biasa saja tapi lama kelamaan dia semakin menjadi laki-laki yang kurang begitu normal dia tidak lagi mampu memberikan kepuasan padaku. Hingga akhirnya aku kangen akan belaian seorang laki-laki, dan aku berusaha untuk membuang rasa itu namun akhirnya tetap saja rasa itu selalu hadir dalam benakku ingin rasanya aku membeli alat vibrator seperti yang aku lihat di medsos.

    Ingin rasanya aku mempuaskan diri seperti dalam cerita dewasa hot menggunakan alat itu. Tapi aku malu dan tidak tahu harus bagaimana lagi sampai akhirnya suamiku ada rencana untuk mencarikan anakku guru privat bahasa asing, dan aku hanya mengangguk tanda setuju selang beberapa hari kemudian datang seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun ke rumahku.

    Akupun tahu kalau dia adalah guru privat putraku sampai akhirnya tiga minggu sekali dia datang kerumah. Dan aku tahu kalau dia bernama Delon seorang pemuda yang masih duduk di bagku kuliah semester awal, anaknya begitu tampan tapi terlihat dia begitu pemalu karena sampai saat ini dia jarang mengobrol denganku. Paling tidak aku hanya melemparkan senyum padanya.

    Sampai akhirnya aku pernah melihat dia sedang membersihkan kemejanya yang terkena noda oleh anakku, akupun menyuruhnya untuk mengganti kemejanya. Dia mengikuti saranku saat itu juga aku melihat dada bidangnya begitu menggoda, sampai aku kepikiran untuk melakukan adegan cerita dewasa hot dengannya tapi aku tidak tahu harus bagaimana cara menggaetnya untuk aku dekati.

    Tanpa aku duga akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa hot bersama dengan Delon. Hari itu dia datang kerumah sedangkan anaku baru saja keluar di ajak adikku yang beru main kerumahku. Dan suamiku belum datang juga dari kantornya, dengan setengah merajuk akupun bilang untuk Delon menunggu anakku padahal aku tahu kalau dia datangnya pasti telat.

    Karena adikku sudah bilang kalau dia hendak pergi nonton juga dengan pacarnya dan memang ingin mengajak anankku. Setelah menghidangkan teh hangat pada Delon akhirnya akupun melancarkan aksiku untuk menngoda gairah sex Delon, aku dekati dirinya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Melihatnya terdiam akupun mencium pipinya dan tetap saja melihatnya terdiam.

    Akhirnya akupun melumat bibir Delon dan aku tidak menyangkan kalau dia akan membalas ciumanku. Sampai akhirnya kamipun sudah bergumul di atas sofa itu, aku bersikap agresif pada Delon dengan cara mencium seluruh tubuhnya dan sampai juga pada kontolnya sewaktu aku akan berjongkok di depan kontolnya Delon langsung memagng kedua pundakku sambil menggelengkan kepala.

    Dia mengangkat tubuhku ” Kenapa sayang aku ingin memuaskan kamu… ” Kataku dengan tatapan penuh nafsu, namun dia tetap menggelengkan kepalanya dan aku hanya mengikuti apa maunya. Dengan lembut Delon mencium keningku lalu turun pada bibirku saat itulah dia lama mengulum bibirku sampai akhirnya akupun terbuai sambil memejamkan mata aku rasa aku tidak akan bertahan lama.

    karena dengan hanya sentuhan bibir aku sudah merasakan kenikmatan yang menjalar pada tubuhku, apalagi ketika Delon mencoba memasukkan kontolnya pada memekku layaknya dalam cerita dewasa paling hot. Rupanya Delon sudah berpengalaman melakukan hal ini karena dia begitu paham memasukkan kontolnya dalam memekku dan dapat langsung menerobos dalam memekku yang sudah lama menunggu hal itu.

    Aku lihat diapun bergerak di atas tubuhku ” Ooouuugghh… Delon… sa…. yang… aaaaaggghh….. aaaaagggghhhh… sayang… aaaaaggghhhhh… uuuggghhh… ” Terasa nikmat hentakan kontol Delon dalam memeku, akupun memejamkan mata tidak ingin melewatkan kenikmatan pada memekku yang telah lama belum juga merasakan kontol setelah suamiku terkena impotensi.

    Sampai akhirnya akupun menyuruh Delon untuk segera menuntaskan permainannya karena aku juga sudah beberapa kali mengalami puncak kenikmatan ” Oooouuuugghhhh ….. aaaaagghhh… aaaaaaagggggghhh…. aaaaagggggggggghhhhh….. Cepat.. De…lon….. aaaagggghhh… ” Mungkin karena permintaanku akhirnya DElon menumpahkan sperma itu dalam mememku dan aku begitu horny karenanya.

    Dengan penuh kelembutan aku peluk tubuh Delon yang masih terkulai lemas di atas tubuhku. Dia terlihat begitu puas juga karena tanpa malu lagi Delon terus mencium tubuhku bahkan berkali-kali dia lumat habis bibirku, bagai dalam adegan cerita dewasa aku peluk tubuh Delon meskipun masih licin oleh keringat yang membasahi tubuhnya diapun memeluk erat aku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Jadi Pacar Gelap Tante Eti

    Cerita Sex Jadi Pacar Gelap Tante Eti


    888 views

    Perawanku – Cerita Sex Jadi Pacar Gelap Tante Eti, Ini adalah pengalaman saya dengan Bu Edi, tetangga saya, Waktu itu kira-kira jam 9 pagi saya berniat mau kerumahnya untuk membayar listrik karena memang dibantu oleh beliau dengan menyalur listrik di rumahnya krn kebetulan belum pasang listrik sendiri…

    Trus sesampai dirumahnya ternyata sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah. Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku ketuk pintu rumah bu Edi…
    “Pagi bu” sapaku
    “Eh, mas leo…,masuk..”

    Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi dengan menggunakan daster tanpa lengan yang serba tipis dan mini sehingga terlihat tubuh bu edi yang montok..”Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak…” kataku dalam hati

    “Ini bu, saya mau bayar listrik untuk bulan ini dan bulan depan. Saya dobel aja, kebetulan ada rejeki…” aku memulai pembicaraan.

    “Oalah….kenapa kok pake didobel segala sih mas?? Gak apa2 kok bayar satu aja dulu, khan tanggalnya jg msh muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa dipakai dulu…” katanya.

    “Ah gak apa2 kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bln depan saya jd bingung bayarnya….” Jawabku.

    “Mas leo ini bisa aja..masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah.

    “Iya bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi.

    “Kalo gitu tunggu ya,,ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas apa dingin??” tanyanya lagi.

    “Ah gak usah repot2 bu….bentar lagi juga pulang kok..” seruku.

    “Udah gak apa2…kopi ya?? Biar gak buru2 pulang…” katanya lagi.

    “Boleh deh bu, terima kasih…..” jawabku sambil tersenyum.

    Ibu Edi pun langsung masuk kedapur, Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya tidak kurang.

    Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi.
    “Silakan diminum mas…”

    “Terima kasih bu..” Jawabku.

    Bu Edi duduk disampingku sambil membuka2 lembaran buku catatan pembayaran listrik bulan lalu. Aku mencium aroma wangi sekali, ditambah pemandangan indah krn daster bu edi agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi. Nampaknya bu edi baru selesai mandi. Aku merasakan ****** aku mulai membesar melihat pemandangan yahud ini…

    “Nah ini mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin, delapan puluh lima ribu. Jadi dibayar dobel kah?”

    Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana.
    “Eh….oh…iya bu, jadi bayar dobel. Berarti totalnya berapa bu??” Jawabku sekenanya.
    “Berarti ya seratus tujuh puluh ribu…” kata bu edi sambil senyum.
    “Oh…eh….ii….iya bu saya bayar semua. Ini a…ada dua ratus ribu saya titipkan semua aja..” kataku gugup. Bagaimana tidak. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose bu edi sangat menantang, dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga..

    “Lho kok kaget?? Kenapa?? Dibayar satu dulu aja gak apa2 kok mas” katanya.
    “eh…anu….nggak kok bu. Beneran saya ada kok. Saya bayar semua aja..” kataku sambil melirik belahan dada bu edi yg begitu menantang..

    Nampaknya bu edi mengetahui aku menyelidiki dadanya yg sekal itu..Namun bu edi hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya. “Ya udah kalo gitu gak apa2 deh. Emang mas leo liatin apa sih koq kayaknya jadi gak konsentrasi gitu??”
    “Oh…eh…nggak kok bu.., anu….” aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang ku. “Kopinya diminum gih mas,, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum. “Masalah duitnya ntar aja deh, keliatannya mas leo lagi bingung gitu…” katanya sambil tersenyum nakal.

    Tiba2 bu edi menyentuh pahaku, “dari tadi ngliatin ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya.
    “Oh….eh….anu…itu….gak sengaja bu…” jawabku makin gugup
    “Gak sengaja apa gak sengaja?? Koq diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?” katanya sambil semakin mendekat ke aku.
    “Suka ya???” Tanyanya lagi
    “Mau??” aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang krn bu edi mengelus-elus pahaku.

    “Eh..m..m…maksud ibu??” Srup bibirnya bu edi langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas ****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo saat ini aku bermesraan dengan bu edi, yang selalu jadi fantasi sex ku. Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas payudara bu edi yang tadinya hanya aku liatin saja. Kami saling melumat dan tangan bu edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku pun mulai menelusup dari sela-sela daster bu edi dan masuk ke dalam BHnya. Aku mainkan dan aku pilin-pilin puting susu bu edi yang mulai mengeras.

    “Terus mas leo…ssshhs, enak banget..” dan tangan bu edi mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat.

    “Mas…kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..” Dan kemudan mencium bibirku.

    Bu edi langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh bu edi kini tinggal berbalut BH dan cd saja. Kemudian sambil menatapku nakal bu edi mulai membuka bh dan cd nya. Kini bu edi telah telanjang bulat dihadapanku…

    “Wow bener2 seksi nih….” Gumamku sambil memelototi tubuh bu edi satu per satu dari atas sampai bawah. Tubuh bu edi memang sangat mulus, kulitnya putih, payudaranya begitu menantang dengan puting kemerahan yg mengacung. Apalagi memek bu edi, begitu indah dengan klitoris yg menonjol, serta tidak ada satu helaipun bulu jembutnya..nampak sehabis dicukur.

    “Kok malah bengong mas leo….sini dong”

    Bu Edi duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku.

    “Waaahhh….. mas…ini besar banget, apa begini ya kalo orang arab?” Kebetulan memang aku keturunan arab….”lebih besar dari punya suamiku nih….wah muat gak ya??” kata bu edi sambil mengelus-elus ****** ku, sesekali dijilati ujung hingga buah pelirku jg tak lepas dari jilatan bu edi.
    Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini. Bu edi kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati.
    Ouh..bu enak banget bu, terus bu.

    Kemudian bu edi berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim.

    Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapan istriku….

    “ahh….Terus bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut bu edi sehingga mulut bu edi terlihat penuh. Sesekali bu edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya benar-benar nikmat.

    Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku.

    Ternyata bu edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara bu edi sambil aku jilat lehernya. Payudara nya jg tak luput dari jilatan dan remasanku sampai aku mulai mengulum putingnya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit2 kecil putingnya dan bu edi melenguh nikmat karenanya….

    Perlahan aku baringkan bu edi sambil terus melumati payudaranya. Ciumanku turun ke perutnya..”Bener2 putih dan perfect tubuh ini” batinku. “Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas leo pinter…..eeehmm..” bu edi mengeliat.

    Aku pun menjulurkan lidahku ke memeknya, asin, ternyata cairannya bu edi banyak banget keluar. Memek yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya..

    Aku pun mengangkangkan kakinya agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit pelan-pelan.
    Ouch…nikmat banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…”
    Aku pun menjilatnya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam memeknya dan bu indah pun menggelinjang keenakan….
    Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…”
    Tak lama kemudian bu edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mepercepat permainan fucking finger ku di memeknya..
    “Shhhhh…,uhhhhffff…aku mau keluar mas..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……”
    Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret..cret..”
    Cairan bu edi menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.

    Bu edi keliatan lemas….aku pun kembali berjongkok di atas kepala bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku..

    Bu edi pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut bu edi. Sementara memek bu edi kembali basah dan aku terus mengelus elusnya.

    Aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring..
    Kulumat bibir bu edi yang sensual dan menggemaskan, sambil tanganku memainkan klitorisnya..

    “Shh..uhf.. nikmat banget mas…aaahh….masukin sekarang mas….auuhhhh..cepet mas aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.”

    Bu edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh payudaranya…

    Kini bibir memek bu edi muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina bu edi dan mulai menggesek-gesekannya..

    ”sssshhhh….aaahh…uuuhhh ayo maas masukin dong…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina bu edi yang sudah basah.

    “Ouhhhh….pelan-pelan mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata memek bu edi masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus memek bu edi…semakin lama semakin cepat..

    “Ouh..terus mas…..iih…ahhh….sshhhh…”. Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan…..aku ciumin payudara bu edi…lalu aku kulum putingnya…Dan secara tiba2 aku goyang lagi dengan gerakan menekan dan memutar. “Shhhhhh…..ahhhhhh,,,masss pinter banget kamu…a.oooohhh…..enak mas….” Bu edi meracau tak karuan. Kemudian tubuh bu edi mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali..

    “Ouh..aku keluar lagi mas…..enak mas…..enak banget,”
    Aku pun membalikkan badan bu edi dan ternyata bu edi langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukan kontolku kedalam memek bu edi.. “Ouhh…..mas….kamu kuat banget….ahhhhhh…..leo…..terus sayang…..nikmat banget ”

    Aku terus memompa memek bu edi sambil meremas-remas payudara bu edi yang bergelantungan..

    ”Ouh..ahh..terus mas….,aku gak tahan lagi mas….ahhhhh….. “ rintih bu edi. Aku pun merasa ada yang mau keluar dari kontolku,,,,aku semakin mempercepat kocokanku di memek bu edi. “huffft….aahhh….oh….sayang….aku mau keluar nih…” seruku. Aku tak peduli lagi dengan beda usia kami. Aku panggil bu edi dengan sayang. “ahhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….shhhshhhh…” teriaknya. Rupanya tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan cret…cret…..cret….ahhhh…..sayang…..uuuhhhh” teriakku mengiringi semprotan spermaku ke memek bu edi. “Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……” rintih bu edi. Aku merasa ada rasa hangat di sekujur kontolku…nampaknya bu edi orgasme lagi..
    “aahh….” Kami berdua rebahan di kasur…bu edi tersenyum puas…lalu aku kecup bibirnya…..
    “makasih mas……enak bgt…..” ujar bu edi.
    “Iya sayang….aku juga merasa enak bgt….puaaaassss sama km….” seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi. Tanganku mulai meraba payudaranya lagi.
    “mas….aahhhh udah dulu mas…..capek….ssshhh..”
    “Iya sayang,,,,aku cm gemes aja sama ini …” jawabku sambil mencubit payudaranya..

    Kami pun berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, bu edi melumat bibirku dan meremas kontolku….
    “Uangnya dibawa aja dulu ya…..bln depan aja bayarnya…..” kata bu edi di sela2 ciuman kami.
    “Aku balas meremas payudaranya lalu aku kulum lagi bibirnya.
    “kalo bulan depan kelamaan….ini gak betah “ kataku sambil menunjuk kontolku.
    “Iya gampang….ntar aku sms kalo rumah lagi sepi….ok sayang…..”jawabnya..
    “Dengan senang hati” jawabku dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku maikan puting payudaranya….

    Aku pun pamitan pulang. Sejak itu kami jadi sering ML kalo rumah bu edi lagi sepi. Bahkan pernah juga di hotel kalo bener2 gak tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya. Dan aku juga sering dibebaskan bayar listrik karena bu edi puas dengan pelayanan yang aku berikan…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam

    Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam


    888 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam, Boleh di bilang aku adalah laki-laki yang beruntung . karena terus terang saja aku tak memiliki penampilan fisik yang sungguh-sungguh baik , padahal tak jelek-jelek sekali.

    Kulit aku yang cukup gelap , badan aku yang cukup atletis , dan yang pasti batang kemaluan aku yang cukup ukurannya . Namun mungkin sebab secara naluri aku sungguh-sungguh senang melayani orang lain , sehingga aku menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang aku miliki.

    Awal cerita di kala tahun 2015 , aku berangkat dari kampung halaman aku dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI , KM Rinjani . Karena waktu itu aku di terima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggu di kota Yogyakarta , kota yang sekarang menjadi daerah tinggal aku.

    Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan , aku sungguh-sungguh bangga apalagi untuk berangkat ini aku di bekali cukup uang dan tiket di kelas satu . Dan juga aku di bolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja.

    Saat naik kapal pada hari keberangkatan , hati ini terasa senang sekali . Aku seketika menuju kamar aku . Kamar kelas satu , yang pasti sudah terbayang aku sungguh-sungguh enak rasanya . Namun aku kaget sekali , sebab di dalam kamar sudah ada seorang wanita . yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga sebab wanita tersebut tersenyum dengan manis nya di kala memperhatikan aku agak kaget.

    ” Ohh maaf , mungkin mabk ini salah kamar .. ? ” tanya aku agak ragu.

    Karena setahu aku tidak mungkin sudah kerap kali berpergian dengan kapal laut , dalam satu kamar harus nya hanya ada satu tipe kelamin , jika laki-laki ya laki-laki segala , atau jika peremouan ya perempuan segala.

    Namun sudah di cocokan terbukti nomer tiket kami sama , artinya kami satu kamar . Wahh , terus terang aja aku agak canggung juga rasanya , melainkan di balik kecanggungan aku ada rasa senang juga loh . Karena wanita yang ini cukup cantik juga dan body nya cukup menggairahkan . dan sebab aku kerap kali sekali nonton film porno , seketika aku membayangkan jika nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘ sentra ‘ kenikmatan masing-masing.

    Pada waktu pemeriksaan tiket, tanpa ragu dia seketika mengatakan bahwasanya aku ialah adik sepupunya , jadi oleh petugas kami tak di pindahkan . Wahh, tambah senang lah hati ini . Dan semenjak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol, dari situ juga aku tahu jika dia adalah pegawai sebuah bank swasta di jakarta.
    Bernama cindy . Suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta, dan yang lebih hebat lagi dia tak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun dan sudah beranak dua.

    Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang beragam hal di anjungan depan kapal. kapal kami sudah semakin jauhh dari daratan , jarum jam sudah pukul dia, hawa terasa agak panas , mata mulai mengantuk di terpa angin laut, akhirnya kami menentukan untuk beristirahat saja. Tanpa sadar Cindy menggandeng tangan aku dikala kami berjalan menuju kamar. Sebab agak canggung, tangan nya aku lepaskan. Cindy agak kaget melainkan dia bahkan tersenyum manja.

    Memang pada waktu itu aku kerap kali menonton film porno dan juga kerap kali beronani, melainkan melakukan hubungan seks aku belum pernah sama sekali. jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa. Sebab di kala berjalan di lorong kapal yang kebetulan aku berada di belakangnya, aku memperhatikan pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat sehingga terlihat level belakang lehernya yang putih dan mulus.

    ” Ohh !! Cantik sekali ” jerit batin aku.

    Pada waktu itu aku berharap memeluknya dari belakang dan berharap seketika mencium lehernya itu, melainkan sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali , boleh di bilang aku takut !

    Saat kami bersama-sama masuk kamar cindy seketika menuju ke kemar mandi, katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang berharap mandi dulu. Aku seketika rebahan di daerah tidur sambil membayangkan tubuh cindy yang pasti sintal dan menggairahkan jika diamati dari pantatnya yang bula . Tanpa sadar tangan kiri aku sudah mnegendalikan batang kemaluan yang mulai mengeras.

    Namun tiba-tiba ada bunyi dari balik pintu kamar mandi, ” Mass Andi , Tolong ambilkan handuk aku di dalam koper dong.”

    Aku kaget setengah mati, sebab pikir aku Cindy sudah keluar dari kamar mandi. Saat mengambil handuk, aku memperhatikan pakaian dalamnya yang baik-baik dan supermini.

    ” Ohhh .. ! ” batin ini semakin menjerit,

    Karena sebagai seorang laki-laki normal, pasti siapa saja tak akan tahan dengan momen seperti ini.

    Pintu aku keyuk untuk memberikan handuknya , dan di kala pintu di buka, alangkah kagetnya aku sebab Cindy berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sungguh-sungguh mini dengan bordiran yang apik dan sungguh terang sekali terlihat gunungan hitam di selangkangan seperti akan meletus. Saat memperhatikan aku tertegun dengan handuk di tangan, dengan cueknya Cindy menarik tangan aku untuk mandi bersama.

    Pada waktu itu aku hanya seperti robot yang bergerak hanya jika di setel untuk bergerak . Karena terus terang saja. Waktu itu pikiran aku seakan tak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan ku .rupanya tubuh Cindy lebih cantik daripada apa yang aku bayangkan, dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam kondisi telanjang.

    Tanpa sadar aku melepaskan celana dalam Cindy, Dan tubuhnya sekarang ku sirami dengan air dari shower . Cindy melenggak-lenggok pantatnya yang bulat dikala air shower aku arahkan ke pantatnya. Dan dikala aku arahkan ke punggung, Cindy meliuk-liukkan tubuhnya dengan sungguh-sungguh erotis. Tiba-tiba Cindy membalikkan tubuhnya dan seketika melahap bibir aku, dengan pesat dihisap dan disedot.

    Namun tiba-tiba Cindy berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”

    Aku hanya bisa terawa kecil sebab bersamaan dengan itu Cindy bahkan dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang aku yang mana celana dalamnya seketika ikut serta terlepas.

    “Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..?” Cindy bertanya dengan manjanya.

    “Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” aku balik tanya dan Cindy hanya tertawa dengan ujung kemaluan aku yang sudah berada di dalam mulutnya.

    Gila! Cindy benar-benar luar lazim, mungkin sebab dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini aku menikmati alangkah nikmatnya apa yang selama ini selalu aku tonton di film dan selalu aku bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Cindy mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis aku dengan lembutnya.

    Tak terasa sudah lama sekali Cindy menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”

    Cindy lalu aku gendong ke arah daerah tidur, lalu aku rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Cindy aku angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Cindy kegelian dan mengelinjang, kemudian aku mulai menyerang payudaranya yang memang tak begitu besar melainkan cukup menggoda.

    Ujung penis aku gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Cindy. Aku semakin menikmati permainan dikala Cindy mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan dikala pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah aku mulai menyadarai jika Cindy minta dicoblos liang vaginanya. Namun aku sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Cindy.

    “Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan hanya diluar begitu dong..!” akhirnya Cindy benar-benar tak tahan.

    Lalu aku mulai menekan panis aku untuk masuk ke dalam vagina Cindy. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Cindy sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis aku semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Nantinya aku tahu jika berkaitan seks itu sungguh-sungguh enak rasanya.

    Saat pantat Cindy diwariskan, tiba-tiba penis aku terlepas dari lubangnya. Cindy menaikkan lagi pantatnya, dan dikala diwariskan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya sampai Cindy marah-marah sebab terbukti aku hanya membisu saja.

    “Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”

    Aku semakin tahu jika behubungan seks bukan saja enak melainkan juga menyenangkan. Pantat Cindy mulai membisu dan pantat aku mulai digerakkan. Perlahan-lahan aku masukkan batang penis yang sudah sungguh-sungguh tegang ini, dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras.

    Perlahan-lahan lagi aku masukkan dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras. Cindy merem melek dikala aku masukkan, dan Cindy mengerang keras dikala aku tarik. Begitu terus aku lakukan sampai akhirnya Cindy bangun dan memeluk aku.

    Dengan mesranya aku menggendong dan mencium bibir Cindy. Namun aku kaget dikala tiba-tiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan aku, dan pada dikala itu aku semakin kaget dikala tiba-iba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Cindy berteriak, “Annddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.

    Sekali lagi, dari sinilah aku benar-benar tahu bahwasanya berkaitan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi jika kita bisa membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada dikala kita memperhatikan pasangan kita menggelinjang keenakkan pada dikala itu pula hati ini akan terasa plong.

    Kembali Cindy marah, sebab dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan aku masih berdiri tegak. Dan yang pasti aku belum ejakulasi. Namun sambil mengecup bibir Cindy dengan lembut aku katakan jika aku sudah sungguh-sungguh senang dikenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan aku sudah sungguh-sungguh puas memperhatikan dirinya puas dan senang dengan permainan aku.

    Nantinya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap dikala dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Saat sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali jika aku berharap mampir ke rumah atau kantornya.

    Beberapa kali Cindy pernah aku hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, sampai akhirnya sekarang kami tak pernah lagi berjumpa sebab terakhir kali aku hubungi alamatnya sudah pindah.

    Entah dimana kamu Cindy, melainkan yang terang aku selalu merindukan kamu, sebab kamu sudah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berkaitan seks dan memuaskan pasangan main.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Di Cumbu Seniorku

    Di Cumbu Seniorku


    888 views

    Cerita Sex ini berjudulDi Cumbu SeniorkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam terbuka.

    Menjelajah, mendaki gunung, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.

    Umurnya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan mempunyai 2 anak. Namanya Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di arena kegiatan.

    Beliau sangat berwibawa, melindungi dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan lain kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang sebagai senior tetapi aku pendam dalamdalam saja perasaan itu karena aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada kawankawanku.

    Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.

    Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan untuk kegiatan pengembaraan melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami tertinggal.

    Isengiseng aku mengacungkan tangan sambil berkata

    Saya siap, Kak. Kak Dani melihat padaku lalu bertanya
    Kamu gak kan rewel nanti di jalan, Er ?.
    Siap, saya janji gak kan rewel dan aku disoraki oleh temantemanku.

    Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua dengannya.

    Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju Sindangbarang.

    Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.

    Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.

    3 kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan.

    Temannya sempat menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung, untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani kembali ke Bandung.

    Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta. Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tibatiba saja hujan turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan. Kesanalah kami tuju untuk berteduh.

    Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.

    Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuhtubuh kami serapat ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras sungguh aku merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya.

    Nafasnya terasa hangat menerpa wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tibatiba saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh . Dia menciumku. Mula mula hanya nempel lalu perlahanlahan lidahnya berusaha masuk ke mulutku.

    Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat.

    Tangannya yang tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku sehingga aku terus menggelinjang .

    Kaaaakkkk . Ooohhhh . Hanya itu yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan.

    Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilinpilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras karena kenikmatan yang melandaku.

    Tangannya bermain lincah di kedua dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejangkejang nikmat. Aku sudah tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.

    Tibatiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata

    Er, kamu baru ngalami ini ?

    Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.

    Maafkan Kakak sudah nakal yaa sambil dia kecup pipiku lalu merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari lubangnya.

    Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku sambil tersenyum . duh, senyumnya, aku membatin.

    Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alatalat ke ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati air teh yang hangat.

    Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ? tanyanya memecah keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab Tidak Kak, Er tidak apaapa.
    Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ? katanya lagi sambil memandang jenaka padaku. Aaaahh .. kakak . kataku sambil memukul bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.

    Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku tergetar, jantungku kembali berdebar .. tapi kemudian Kak Dani bilang Sebentar lagi hujan reda yuk, kita siapsiap. Mau ganti baju dulu dengan yang kering ? tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.

    Setelah hujan benarbenar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.

    Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?

    Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor jadi kalau boleh, Er ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ? jawabku.
    Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal, jawabnya.

    Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.

    Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.

    Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2 gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi dan masak ringan.

    Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lamalama karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat kebersihan lalu mandi.

    Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan ku bangunkan dia

    Kak kak sambil ku goyanggoyangkan lengannya.

    Dia terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin. Tibatiba terdengar suaranya memanggilku

    Er maaf, ambilkan kaos oblong sama sarung Kakak di ransel

    Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan sarung lalu pintu tertutup lagi.

    Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
    Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.

    Makasih Er, duduklah . dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.

    Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar guyonannya.

    Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
    Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.

    Er kamu pegal ndak badannya ? tanyanya sambil menutup buku catatannya.
    Iya Kak jawabku singkat.
    Mau sama Kakak dipijetin ? dia bertanya lagi.
    Mau Kak tapi Kakak juga cape kan ? jawabku sambil balik bertanya.
    Ya gantian dong jawabnya sambil berjalan ke arahku.

    Mulamula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu

    Er, ada body lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya katanya.

    Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.

    Er kaosnya Kakak angkat yaa ? tanyanya. Deg aku kaget tapi benar juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
    Tapi Kakak janji gak kan nakal jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
    Ya, kakak tidak akan nakal . asal dia potong katakatanya.
    Asal apa hayo ?? jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
    Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu .. jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.

    Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
    Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya

    Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju ? Kakak buka yaa bajunya . Sambil dia membuka bajuku dan aku yang masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat tanganku agar bajuku mudah terlepas.

    Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
    Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan dan terasa pengait bhku dilepaskan olehnya

    Kakkk . janji gak kan nakal . ucapku tanpa melihat wajahnya.
    Iya ndak, Kakak gak akan nakal jawabnya.

    Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak menyenggolnyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.

    Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ? tanyanya.
    Erni takut Kak . jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan pantatku.

    Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget karena tubuhku sudah telanjang.

    Kakaaakkkk . ?!! aku segera mengambil bantal menutupi dada dan kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang.

    Aku panik, malu dan bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.

    Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ? dia bertanya sambil mendekatiku.

    Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk juga dalam pelukannya.

    Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.

    Er, jangan takut . Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka. Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar tetap baik. Dah jangan takut lagi yaa ? tanyanya sambil mengecup rambutku.

    Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku menjadi miring terhalangi oleh bantal.

    Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
    Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jarijarinya bermain di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku jarinya bergerak ke tengkukku aku menggelinjang dan mendesah kegelian.

    Kkkaaakkkkk .. akhirnya desahku keluar.

    Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya. Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku karena merasakan kenikmatan jemarinya.

    Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh bibirku.

    Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti lidahku.

    Getarandemi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku.

    Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.

    Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami.

    Ciumannya lalu mulai bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian yang mampu membuatku terkejangkejang nikmat sehingga dari mulutku keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku.

    Aku sudah tidak bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.

    Sekarang .. oooohhhhh . Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku .

    Addduuuhhhh . Kakkkaaaakkkkk .. oooohhhhh . racauku. Setelah menelentangkan tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama .. aaaaahhhhhhh . aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang disodorkan oleh seniorku.

    Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku terkejangkejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak terkira berkecamuk di dalam dadaku.

    Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak terlalu lebat.

    Mulamula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak rambutnya, menariknarik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan ..

    Kakkkkkaaaaakkkkkk oooooouuuuuhhhhhh aku mengejan untuk menahan itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah bahkan banjir

    Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh aku tak bisa mengungkapkannya.

    Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah, dia hanya menggunakan celana dalam saja entah kapan dia membukanya. Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai rambutku.

    Sakit Er .? tanyanya sambil menatapku.
    Tidak Kak tapi .. aaahhhh, Kakak .. Er maluuuu .. lalu ku peluk tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya.

    Kurapatkan dadaku ke dada bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu perhatikan.

    Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh pasanganpasangan yang memadu asmara katanya saat aku rebahkan kepalaku di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
    Er merasa aneh Kak . koq begitu sih rasanya kataku.
    Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut orgasme jelasnya.
    Or .apa Kak tanyaku karena bahasa asing ini.
    Orgasme, Sayang katanya sambil mengecup bibirku.
    Er takut Kak . kataku
    Takut kenapa ?
    Takut . Eeeeuuuu . Hamil jawabku ragu.

    Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata

    Er . Er . mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu kamu gituu deh kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena malu dan lega.
    Eh aduh, sakit Er tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
    Kakak dah ingkar janji . Kakak ternyata nakal kataku sambil menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
    Tapi kamu suka kan ? jawabnya sambil mencium bibirku.

    Ku sambut ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu lagi.

    Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.

    Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk memegang batang kemaluannya aku sempat menggeleng tapi karena bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.

    Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.

    Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik turun naik turun dan lamaama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang kemaluannya lebih cepat.

    Tenang Er, jangan keraskeras. Perlahan saja . bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.

    Ada desiran lagi saat tangannya membelaibelai punggungku dan meremas bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.

    Kali ini Kak Dani suka terkejangkejang sambil sesekali menyebut namaku perlahan di selasela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin merasakan kenikmatan yang tadi lagi.

    Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar

    Kak . Jangan . Jangan Kak aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
    Er ndak apaapa, Kak cuma ingin melakukan petting saja . Gak apaapa Kakak tidak akan mencelakaimu .. ayolah jawabnya dengan nafas memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.

    Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.

    Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku, menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan berulangulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.

    Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya membelaibelai belahan kemaluanku.

    Sadar atau tidak, pinggulkupun kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya aku kembali mengejang seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa nikmat tadi kembali terulang.

    Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang kemaluannya dan .. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan nikmat tidak bisa berbuat apaapa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan itu.

    Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya mulai mengendur ketegangannya.
    Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu.

    Gak apa Kak . Er senang melihat Kakak seperti tadi jawabku sambil mengecup bibirnya.

    Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.

    Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex meki tembem

    Cerita Sex meki tembem


    888 views

    Perawanku – Cerita Sex meki tembem, Mbak Rosa adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP, Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah SMP sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku.

    Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Rosa ikut dengan keluargaku sampai dia lulus sekolah SMA dan dia kembali ke desa. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah SD. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.

    Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa tepatnya ke Kota Makassar mengikuti ayah yang pindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

    Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Rosa sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Rosa. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

    Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yang ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.

    “Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.

    Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Mbak Rosa terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.

    “Cari siapa ya?” tanya Mbak Rosa.

    “Anda Mbak Rosa kan?” aku balik bertanya.

    “Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Mbak Rosa kembali bertanya dengan raut muka yang berusaha mengingat-ingat.

    “Masih inget sama aku nggak Mbak? Aku Rian Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.

    “Kamu Rian anaknya Pak Deni?” kata Mbak Rosa setengah nggak percaya.

    “Ya ampun Rian, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Rosa sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.

    Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.

    “Kamu kapan datangnya, dengan siapa” kata Mbak Rosa sambil melepas pelukannya.

    “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” kataku.

    “Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.

    Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak tetemu. Mbak Rosa duduk berhimpitan denganku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Rosa sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Rosa ditengah pembicaraan.

    Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Rosa.

    “Kok sepi, pada kemana Mbak?” Tanyaku.

    “Oh kebetulan Mas Hendra (suaminya Mbak Rosa ) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangnya dan si Hadi (anaknya Mbak Rosa ) ikut” jawab Mbak Rosa .

    “Belum punya Adik Mbak dan Mbak Rosa kok nggak ikut?” tanyaku lagi.

    “Belum Rian padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Hadi dulu. Mbak Rosa ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.

    “Eh kamu nginep disini kan? Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.

    “Iya Mbak, tadi sudah pamit kok” kataku.

    “Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Rosa.

    Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Mbak Rosa gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Rosa selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.

    Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.

    “Sayang Rian ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Rosa sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.

    Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Mbak Rosa dari belakang. Kulitnya benar-benar putih.

    Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin burungku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dengan burungku seperti dalam bokep yang sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.

    Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.

    “Rian nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Rosa.

    “Apa Mbak?” Kataku terkejut.

    “Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu” katanya.

    “Iya Mbak aku inget” jawabku.

    “Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Rosa sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.

    “Ayo jadi tidur nggak?” tanya Mbak Rosa.

    Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku deg-degan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Rosa.

    “Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Rosa terbaring di sampingku, kurasakan burungku mengeras.

    Aku melirik ke arah Mbak Rosa dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Rosa dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku.

    Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Mbak Rosa sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.

    Dengan dada berdebar-debar aku buka selimut yang menutupi kakinya, kemudian dengan pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas.

    Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun.

    Kurasakan burungku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yang membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.

    Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Rosa dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Rosa terbangun.

    “Rian! Apa yang kamu lakukan!” kata Mbak Rosa dengan terkejut.

    Ia lalu menutupi pahanya dengan rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Rosa. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Rosa dengan marah.

    Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Burungku yang tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.

    “Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Rosa.

    “Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.

    “Mbak Rosa kan juga salah” kataku lagi membela diri.

    “Apa maksudmu?” tanya Mbak Rosa.

    “Mbak Rosa masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Rosa masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Rosa hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.

    Kulihat Mbak Rosa hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.

    “Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.

    Mbak Rosa hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang berbuat bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.

    “Rian.. kamu masih bangun? Mbak boleh masuk nggak?” Terdengar suara Mbak Rosa dari luar.

    “Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.

    Mbak Rosa masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.

    “Rian.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.

    “Seharusnya saya yang minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Rosa ” kataku.

    “Nggak Rian, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yang kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Rosa tidak marah lagi.

    “Rian, kamu bener mau sama Mbak?” tanya Mbak Rosa.

    “Maksud Mbak?” kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yang terlihat bagitu manis.

    “Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku?” katanya lagi.

    Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.

    “Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aku rela kok melakukannya dengan kamu” katanya lagi.

    Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.

    “Apa Mbak” kataku terkejut.

    “Bukan apa-apa Rian, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Rosa.

    Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yang selama ini hanya bisa aku bayangkan.

    “Gimana Rian? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.

    “Kamu pasti belum pernah kan?” kata Mbak Rosa.

    “Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.

    “Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Rosa.

    Mbak Rosa lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Mbak Rosa mencopot roknya dan paha mulus yang aku gerayangi tadi terlihat.

    Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan. Mbak Rosa lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat.

    Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang.

    Aku begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian.. apa yang kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Rosa.

    Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Rosa memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya.

    Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya.

    Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    “Ooh.. Rian.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Rosa mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental.

    Setelah puas dengan bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki.

    Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Mbak Rosa mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.

    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekeliling memeknya.

    Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yang semakin licin tersebut.

    “Aargghh.. eemhh.. Rian kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Rosa meracau tak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat.

    Tak kupedulikan kata-katanya. Tubuh Mbak Rosa semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Rosa menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam memeknya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Rosa dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..

    “Oohh aahh..” Mbak Rosa mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi memeknya.

    “Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Rosa masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    “Rian apa yang kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Rosa.

    “Kenapa emangnya Mbak?” Kataku.

    “Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Rosa.

    Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.

    “Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Rosa mengangguk kecil.

    Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam memeknya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Rosa mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah terangsang.

    Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan burungku ke dalam memeknya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Mbak Rosa tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan burungku ke memeknya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian jangan takut, masukin aja” kata Mbak Rosa.

    Perlahan-lahan aku masukkan burungku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Burungku mudah saja memasuki memeknya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.

    “Lebih cepat Rian arghh.. emhh” kata Mbak Rosa terputus-putus dengan mata merem-melek.

    Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari memeknya.

    “Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Rosa berkata tak karuan.

    Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.

    “Rian, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan memeknya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.

    Remasan dinding memeknya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam memeknya. Kurasakan nikmat yang luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani.

    Aku peluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya yang baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burungku dan merebahkan badanku disampinya.

    “Mbak Rosa , terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    “Mbak juga Rian.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Rosa lalu mengecup bibirku.

    Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.

    Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Rosa juga terbangun.

    “Kamu mau kemana Rian..” katanya.

    “Aku mau cari minum, aku haus. Mbak Rosa mau?” Kataku.

    Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.

    Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Rosa yang tubuhnya ditutupi selimut meminum air yang kuberikan.

    “Ada apa Rian, kok kamu memandangi Mbak” katanya.

    “Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.

    “Ah kamu Rian, bisa aja, Mbak kan udah tua Rian” kata Mbak Rosa.

    “Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.

    “Rian.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Rosa.

    “Minta apa Mbak?” tanyaku penasaran.

    “Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Rosa terhenti.

    “Kalau apa Mbak?” kataku penuh tanda tanya.

    “Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Rosa dengan malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.

    “Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Rian.., tapi sekarang kok?” kataku menggodanya.

    “Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.

    “Dengan senang hati aku akan melayani Mbak Rosa ” kataku.

    Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Rosa juga ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yang akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan dengan sepuas hatiku.

    Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Mbak Rosa juga sangat ingin. Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yang kunikmati. Dengan penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Rosa.

    Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Rosa pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya.

    Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.

    Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kulihat mata Mbak Rosa sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Rian.. emhh..” kata Mbak Rosa mendesah-desah.

    Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan memeknya. Jari-jarikupun segera bergerilya di memeknya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.

    “Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Rosa meracau.

    Setiap kali Mbak Rosa terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk memeknya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi memeknya, kulakukan beberapa kali.

    “Emhh Rian.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Rosa memohon.

    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah aku lihat di bokep.

    Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekeliling memeknya dan terlihatlah memeknya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya.

    Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati memek lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    “Rian.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Rosa.

    Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati memeknya, tapi aku tidak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Rian.. aahh..” kata Mbak Rosa ketika ia klimaks.

    Setelah Mbak Rosa selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.

    “Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.

    “Gimana Rian aku nggak ngerti” kata Mbak Rosa.

    Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Mbak Rosa aku suruh melangkah diatas burungku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang burungku yang tegang hebat lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan memeknya diarahkan ke burungku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan memeknya.

    Mbak Rosa lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan.

    Wajah Mbak Rosa terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Rosa.

    “Aku nggak kuat lagi Rian..” kata Mbak Rosa sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.

    Kurebahkan badannya dan aku segera memompa memeknya dan tak lama kemudian Mbak Rosa mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Rosa menikmati kenikmatan yang diperolehnya.

    Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Mbak Rosa menungging lalu kumasukkan burungku dari belakang. Mbak Rosa terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.

    Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh Mbak Rosa rebahan lagi dan aku masukkan lagi burungku dan memompa memeknya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Rosa ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.

    “Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Rian.. arrghh ahh..” kata Mbak Rosa.

    “Tunggu Mbak, ki kita bareng aku juga hampir” kataku.

    “Mbak udah nggak tahan Rosa .. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik.

    Cairan hangat menyiram burungku dan kurasakan dinding memeknya seakan-akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang baru saja kami raih.

    Hal ini pun sampai sekarang masih kurahasiakan dari siapapun. Setiap saat aku bertemu dengan mbak Rosa, dirinya pasti selalu mengajakku ngentot dan bercumbu menikmati setiap rangsangan yang kuberikan padanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kulampiaskan Nafsuku Pada Teman Suamiku

    Cerita Sex Kulampiaskan Nafsuku Pada Teman Suamiku


    887 views

    Perawanku – Cerita Sex Kulampiaskan Nafsuku Pada Teman Suamiku, Saat ini aku  sedang berada di pinggir pantai menikmati panorama alam, membayangkan tentang semua hal yang telah aku lalui selama ini. Selama ini aku memang di kenal sebagai istri yang sangat setia pada suamiku yang telah menikahi aku sejak aku lulus dari sekolah, sedangkan dia memang terpaut jauh lebih tua denganku karena umurku baru 19 tahun sejak menikah dan dia berusia 37 tahun.

    Sekarang usia pernikahan kami sudah 5 tahun lamanya dan kamipun sudah memiliki seorang anak yang begitu lucu, dengan usia masih 2 tahun. Namaku Riska dan suamiku mas Agung yang saat ini sudah memasuki usia 42 tahun sedangkan aku masih 24 tahun. Awalnya hubungan kami masih berjalan begitu mesra dan bahagia namun begitu suamiku mengidap diabetes akhirnya cobaan itu terjadi. Dia tidak lagi bisa melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex.

    Karena keadaan yang telah membuatnya begitu dan aku hanya bisa menghargainya sebagai seorang istri. Aku bersikap seolah aku tidak pernah memperhatikan kurangnya intensitas hubungan sex kami, padahal rasa kangen itu terkadang datang begitu saja dan aku hanya bisa meredamnya dengan cara berbagai macam kesibukan sampai akhirnya akupun mencari kepuasan dengan membaca cerita sex.

    karena dengan begitu aku dapat melamaunkan kalau aku yang berada di dalam cerita sex tersebut. Di tambah lagi aku begitu merasa kesepian begitu anakku yang masih kecil di bawa neneknya yakni orang tua dari suamiku yang memanag masih tinggal satu kota denganku, beda dengan kedua orang tuaku yang tinggalnya di luar kota bahkan kami memang jarang sekali beretemu.

    Bahkan ketika aku bilang pada suamiku untuk menyuruhku kedua orang tuanya tidak membawa anankku dia hanya diam saja bahkan tidak jarang juga dia marah padaku. Katanya aku trlalu inilah terlalu itulah, jadilah aku serba salah dan lebih baik aku diam saja. Karena jika memaaksakan kehendakku yang ada nanti aku malah bertengkar dengannya dan aku tidak mau ribut setiap hari.

    Hanya karena alasan yang tidak seberapa. Sampai akhirnya aku melakukan hal yang tidak bisa di maafkan lagi aku berselingkuh dengan teman suamiku, meskipun aku mencoba menghindari hal tersebut dengan cara tidak banyak pergi keluar rumah meskipun banyak temanku yang menghubugi aku dan mengajakku untuk sering main bersama mereka tapi aku tidak mau karena tidak mau lupa akan kodratku sebagai seorang istri.

    Tapi kenyataannya aku tetap melakukan hal itu bahkan dengan orang yang begitu dekat dengan suamiku. Aku biasa memanggilnya mas Andre karena dia memang masih muda dari suamiku dan juga yang aku tahu dia belum menikah juga sampai saat ini. Dan tidak jarang pula dia memang di jadikan ledekan teman-temana satu kantornya karena sampai saat ini belum menikah juga.

    Hingga pada suatu hari dia datang kerumah dan saat itu memang aku lagi sendirian. Di tambah libido lagi tinggi untuk menikmati permainan sex, karena melihat mas Andre duduk santai di ruang tamu akupun menghampirinya dengan cara menggoda dia dengan menggunakan baju transparan aku mencoba menghidangkan sesuatu padanya dan dapat di lihat akhirnya diapun terpancing juga.

    Dengan berpura-pura terjatuh pada padanya yang langsung merengkuh tubuhku yang terjatuh padanya. Saat itu bibir kami sudah berciuman dengan mesranya namun desah nafasku terdengar memburu, karena itu mas Andre langsung membuka bajuku dan akupun tidak tinggala diam tanganku mulai melepas bajunya tapi dia menggelengkan kepala dan hanya celananya saja yang dialorotkan.

    Saat itulah dapat aku lihat kontolnya sudah siap menerkamku, dengan perlahan dia masukkan kontolnya dalam memekku ” Oouuggghhh… ooouuuggghhhh….. aaaaaggggghhh…. aaaaaaaaggghh… yaaaaccchhh… yaaaaacchhh… terus.. mas… aaaagghh… ” Seamkin cepat juga mas Andre bergoyang dan menghentakan kontolnya berulang kali pada lubnag memekku yang mulai basah.

    Akupun mengelus tubuhnya agar lebih agresif lagi bergerak di atas tubuhku, karena memang itu yang aku inginkan ” Ooouugghh… aaaaggghhh.. te… rus… Mas….. aaaagggghhhh… aaaaagggggghh… aaaaagggghhh… ” Mungkin aku terlalu lama tidak melakukan hubungan intim dengan suamiku karena itu saat ini aku berlagak seperti pemain dalam cerita sex yang hot.

    Aku goyang pantatku dari bawah tubuhnya, sampai akhirnya aku merasakan kalau tubuh mas Andre mulai mengejang dan ” Aaaaggghhh… aaaaaggghhh… sa…yang… aaaaggghh… aaaaaggghh… aaakku…. aaaagggghhh… ” Saat itulah ada sesuatu yang hangat memenuhi lubang memekku, dan semakin aku peluk tubuh mas Andre rasa puas terasa mengisi relung hatiku tanpa merasa takut ketahuan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menghabiskan 1 Minggu Penuh Dengan Kenikmatan

    Cerita Sex Menghabiskan 1 Minggu Penuh Dengan Kenikmatan


    887 views

    Perawanku – Cerita Sex Menghabiskan 1 Minggu Penuh Dengan Kenikmatan, Ketika itu saya baru berumur 14 tahun, sebagai anak tunggal. Sewaktu orang tua saya sedang pergi keluar negeri. Teman baik ibuku, Tante Sinta, yang berumur 27 tahun, diminta oleh orang tuaku untuk tinggal di rumah menjagaiku. Karena suaminya harus keluar kota, Tante nakal Sinta akan menginap di rumahku sendirian. Tante Sinta badannya agak tinggi, rambutnya dipotong pendek sebahu, kulitnya putih bersih, wajahnya ayu, pakaian dan gayanya seksi. Tentu saja saya sangat setuju sekali untuk ditemani oleh Tante Sinta.

    Biasanya, setiap ada kesempatan saya suka memainkan kemaluanku sendirian. Tapi belum pernah sampai keluar, waktu itu saya masih belum mengerti apa-apa, hanya karena rasanya nikmat. Mengambil kesempatan rumah lagi kosong dan Tante Sinta juga belum datang. Setelah pulang sekolah, saya ke kamar tidurku sendirian memijit-mijit kemaluanku sembari menghayalkan tubuh Tante Sinta yang seksi. Kubayangkan seperti yang pernah kulihat di majalah porno dari teman-temankuku di sekolah.

    Selagi asyiknya bermain sendirian tanpa kusadari Tante Sinta sudah tiba di rumahku dan tiba-tiba membuka pintu kamarku yang lupa kukunci.Dia sedikit tercengang waktu melihatku berbaring diatas ranjang telanjang bulat, sembari memegangi kemaluanku yang berdiri. Aduh malunya setengah mati, ketangkap basah lagi mainin burung. Segera kututupi kemaluanku dengan bantal, wajahku putih pucat.Melihatku ketakutan, Tante nakal Sinta hanya tersenyum dan berkata”,Eh, kamu sudah pulang sekolah., Tante juga baru saja datang”. Saya tidak berani menjawabnya.

    ”Tidak usah takut dan malu sama Tante, itu hal biasa untuk anak-anak mainin burungnya sendiri” ujarnya. Saya tetap tidak berani berkutik dari tempat tidur karena sangat malu.Tante Susi lalu menambah, “Kamu terusin saja mainnya, Tante hanya mau membersihkan kamar kamu saja, kok”.”Tidak apa-apa kan kalau Tante turut melihat permainanmu”, sembari melirik menggoda, dia kembali berkata “Kalau kamu mau, Tante bisa tolongin kamu, Tante mengerti kok dengan permainanmu, Asan.”, tambahnya sembari mendekatiku.

    “Tapi kamu tidak boleh bilang siapa-siapa yah, ini akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Saya tetap tidak dapat menjawab apa-apa, hanya mengangguk kecil walaupun saya tidak begitu mengerti apa maksudnya.Tante nakal Sinta pergi ke kamar mandi mengambil Baby Oil dan segera kembali ke kamarku. Lalu dia berlutut di hadapanku. Bantalku diangkat perlahan-lahan, dan saking takutnya kemaluanku segera mengecil dan segera kututupi dengan kedua telapak tanganku.

    ”Kemari dong, kasih Tante lihat permainanmu, Tante janji akan berhati-hati deh”, katanya sembari membujukku. Tanganku dibuka dan mata Tante nakal Susi mulai turun ke bawah kearah selangkanganku dan memperhatikan kemaluanku yang mengecil dengan teliti. Dengan perlahan-lahan dia memegang kemaluanku dengan kedua jarinya dan menuruni kepalanya, dengan tangan yang satu lagi dia meneteskan Baby Oil itu di kepala kemaluanku, senyumnya tidak pernah melepaskan wajahnya yang cantik.”Tante pakein ini supaya rada licin, kamu pasti suka deh” katanya sembari mengedipkan sebelah matanya.

    Malunya setengah mati, belum ada orang yang pernah melihat kemaluanku, apa lagi memegangnya. Hatiku berdebar dengan kencang dan wajahku merah karena malu. Tapi sentuhan tangannya terasa halus dan hangat.”Jangan takut., kamu rebahan saja”, ujarnya membujukku. Setelah sedikit tenang mendengar suaranya yang halus dan memastikan, saya mulai dapat menikmati elusan tangannya yang lembut. Tangannya sangat mahir memainkan kemaluanku, setiap sentuhannya membuat kemaluanku bergetar dengan kenikmatan dan jauh lebih nikmat dari sentuhan tanganku sendiri.

    “Lihat itu sudah mulai membesar kembali”, kemudian Tante Sinta melumuri Baby Oil itu ke seluruh batang kemaluanku yang mulai menegang dan kedua bijinya. Kemudian Tante nakal Sinta mulai mengocok kemaluanku digenggamannya perlahan-lahan sambil membuka lebar kedua pahaku dan mengusap bijiku yang mulai panas membara.Kemaluanku terasa kencang sekali, berdiri tegak seenaknya dihadapan muka Tante Sinta yang cantik. Perlahan Tante Sinta mendekati mukanya kearah selangkanganku, seperti sedang mempelajarinya.

    Terasa napasnya yang hangat berhembus di paha dan di bijiku dengan halus. Saya hampir tidak bisa percaya, Tante Susi yang baru saja kukhayalkan, sekarang sedang berjongkok diantara selangkanganku.Setelah kira-kira lima menit kemudian, saya tidak dapat menahan rasa geli dari godaan jari-jari tangannya. Pinggulku tidak bisa berdiam tenang saja di ranjang dan mulai mengikuti setiap irama kocokan tangan Tante nakal Sinta yang licin dan berminyak. Belum pernah saya merasa seperti begitu, semua kenikmatan duniawi ini seperti berpusat tepat ditengah-tengah selangkanganku.

    Mendadak Tante Sinta kembali berkata, “Ini pasti kamu sudah hampir keluar, dari pada nanti kotorin ranjang Tante hisap saja yah”. Saya tidak mengerti apa yang dia maksud. Dengan tiba-tiba Tante nakal Susi mengeluarkan lidahnya dan menjilat kepala kemaluanku lalu menyusupinya perlahan ke dalam mulutnya.Hampir saja saya melompat dari atas ranjang. Karena bingung dan kaget, saya tidak tahu harus membikin apa, kecuali menekan pantatku keras ke dalam ranjang. Tangannya segera disusupkan ke bawah pinggulku dan mengangkatnya dengan perlahan dari atas ranjang.

    Kemaluanku terangkat tinggi seperti hendak diperagakan dihadapan mukanya. Kembali lidahnya menjilat kepala kemaluanku dengan halus, sembari menyedot ke dalam mulutnya. Bibirnya merah merekah tampak sangat seksi menutupi seluruh kemaluanku. Mulut dan lidahnya terasa sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Tangannya kembali menggenggam kedua bijiku. Kepalanya tampak turun naik disepanjang kemaluanku, saya berasa geli setengah mati.

    Ini jauh lebih nikmat daripada memakai tangannya.Sekali-sekali Tante nakal Sinta juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan-gigitan kecil. Dan perlahan turun ke bawah menjilat lubang pantatku dan membuat lingkaran kecil dengan ujung lidahnya yang terasa sangat liar dan hangat. Saya hanya dapat berpegangan erat ke bantalku, sembari mencoba menahan rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, setiap sedotan kurasa seperti yang saya hendak menjerit. Napasku tidak dapat diatur lagi, pinggulku menegang, kepala saya mulai pening dari kenikmatan yang berkonsentrasi tepat diantara selangkanganku.

    Mendadak kurasa kemaluanku seperti akan meledak. Karena rasa takut dan panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan seketika, kemaluanku seperti mempunyai hidup sendiri, berdenyut dan menyemprot cairan putih yang lengket dan hangat ke muka dan ke rambut Tante Sinta. Seluruh badanku bergetar dari kenikmatan yang tidak pernah kualami sebelumnya. Saya tidak sanggup untuk menahan kejadian ini. Saya merasa telah berbuat sesuatu kesalahan yang sangat besar.

    Dengan napas yang terengah-engah, saya meminta maaf kepada Tante Susi atas kejadian tersebut dan tidak berani untuk menatap wajahnya.Tetapi Tante nakal Sinta hanya tersenyum lebar, dan berkata “Tidak apa-apa kok, ini memang harus begini”, kembali dia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati semua sisa cairan itu dari kemaluanku sehingga bersih.”Tante suka kok, rasanya sedap”, tambahnya.Dengan penuh pengertian Tante Sinta menerangkan bahwa cairan itu adalah air mani dan itu wajar untuk dikeluarkan sekali-sekali.

    Kemudian dengan penuh kehalusan dia membersihkanku dengan handuk kecil basah dan menciumku dengan lembut dikeningku.Setelah semuanya mulai mereda, dengan malu-malu saya bertanya, “Apakah perempuan juga melakukan hal seperti ini?”.Tante nakal Susi Sinta menjawab “Yah, kadang-kadang kita orang perempuan juga melakukan itu, tapi caranya agak berbeda”. Dan Tante Sinta berkata yang kalau saya mau, dia dapat menunjukkannya. Tentu saja saya bilang yang saya mau menyaksikannya.

    Kemudian jari-jari tangan Tante Sinta yang lentik dengan perlahan mulai membuka kancing-kancing bajunya, memperagakan tubuhnya yang putih. Waktu kutangnya dibuka buah dadanya melejit keluar dan tampak besar membusung dibandingkan dengan perutnya yang mengecil ramping. Kedua buah dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan indah. Dengan halus Tante nakal Sinta memegang kedua tanganku dan meletakannya di atas buah dadanya. Rasanya empuk, kejal dan halus sekali, ujungnya agak keras. Putingnya warna coklat tua dan agak besar. Tante Sinta memintaku untuk menyentuhnya.

    Karena belum ada pengalaman apa-apa, saya pencet saja dengan kasar. Tante Sinta kembali tersenyum dan mengajariku untuk mengelusnya perlahan-lahan. Putingnya agak sensitif, jadi kita harus lebih perlahan disana, katanya. Tanganku mulai meraba tubuh Tante Susi yang putih bersih itu. Kulitnya terasa sangat halus dan panas membara dibawah telapak tanganku. Napasnya memburu setiap kusentuh bagian yang tertentu. Saya mulai mempelajari tempat-tempat yang disukainya.Tidak lama kemudian Tante nakal Sinta memintaku untuk menciumi tubuhnya.

    Ketika saya mulai menghisap dan menjilat kedua buah dadanya, putingnya terasa mengeras di dalam mulutku. Napasnya semakin menderu-deru, membuat buah dadanya turun naik bergoyang dengan irama. Lidahku mulai menjilati seluruh buah dadanya sampai keduanya berkilat dengan air liurku mukanya tampak gemilang dengan penuh gairah. Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang menahan sakit. Roknya yang seksi dan ketat mulai tersibak dan kedua lututnya mulai melebar perlahan. Pahanya yang putih seperti susu mulai terbuka menantang dengan gairah di hadapanku.

    Tante Sinta tidak berhenti mengelus dan memeluki tubuhku yang masih telanjang dengan kencang. Tangannya menuntun kepalaku ke bawah kearah perutnya. Semakin ke bawah ciumanku, semakin terbuka kedua pahanya, roknya tergulung ke atas. Saya mulai dapat melihat pangkal paha atasnya dan terlihat sedikit bulu yang hitam halus mengintip dari celah celana dalamnya. Mataku tidak dapat melepaskan pemandangan yang sangat indah itu.Kemudian Tante Sinta berdiri tegak di hadapanku dengan perlahan Tante nakal Sinta mulai membuka kancing roknya satu persatu dan membiarkan roknya terjatuh di lantai.

    Tante Sinta berdiri di hadapanku seperti seorang putri khayalan dengan hanya memakai celana dalamnya yang putih, kecil, tipis dan seksi. Tangannya ditaruh di pingulnya yang putih dan tampak serasi dengan kedua buah dadanya diperagakannya di hadapanku. Pantatnya yang hanya sedikit tertutup dengan celana dalam seksi itu bercuat menungging ke belakang. Tidak kusangka yang seorang wanita dapat terlihat begitu indah dan menggiurkan. Saya sangat terpesona memandang wajah dan keindahan tubuhnya yang bercahaya dan penuh gairah.

    Tante Sinta menerangkan yang bagian tubuh bawahnya juga harus dimainkan. Sambil merebahkan dirinya di ranjangku, Tante Sinta memintaku untuk menikmati bagiannya yang terlarang. Saya mulai meraba-raba pahanya yang putih dan celana dalamnya yang agak lembab dan bernoda. Pertama-tama tanganku agak bergemetar, basah dari keringat dingin, tetapi melihat Tante nakal Sinta sungguh-sungguh menikmati semua perbuatanku dan matanya juga mulai menutup sayu, napasnya semakin mengencang.

    Saya semakin berani dan lancang merabanya. Kadang-kadang jariku kususupkan ke dalam celana dalamnya menyentuh bulunya yang lembut. Celana dalamnya semakin membasah, noda di bawah celana dalamnya semakin membesar. Pingulnya terangkat tinggi dari atas ranjang. Kedua pahanya semakin melebar dan kemaluannya tercetak jelas dari celana dalamnya yang sangat tipis itu.Setelah beberapa lama, Tante Sinta dengan merintih memintaku untuk membuka celana dalamnya.

    Pinggulnya diangkat sedikit supaya saya dapat menurunkan celana dalamnya ke bawah. Tante nakal Sinta berbaring di atas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Disitu untuk pertama kali saya dapat menyaksikan kemaluan seorang wanita dari jarak yang dekat dan bukan hanya dari majalah. Bulu-bulu di atas kemaluannya itu tampak hitam lembut, tumbuh dengan halus dan rapi dicukur, sekitar kemaluannya telah dicukur hingga bersih membuat lekuk kemaluannya tampak dari depan.

    Tante Sinta membuka selangkangannya dengan lebar dan menyodorkan kewanitaannya kepadaku tanpa sedikit rasa malu. Sembari bangkit duduk di tepi ranjang, Tante nakal Sinta memintaku untuk berjongkok diantara kedua pahanya untuk memperhatikan vagina nya dari jarak dekat. Dengan penuh gairah kedua jarinya mengungkap bibir kemaluannya yang rada tebal dan kehitam-hitaman dan memperagakan kepadaku lubang vaginanya yang basah dan berwarna merah muda.

    Dengan nada yang ramah, Tante Sinta menggunakan jari tangannya sendiri dengan halus, menerangkan kepadaku satu persatu seluruh bagian tubuh bawahnya. Tempat-tempat dan cara-caranya untuk menyenangkan seorang wanita. Kemudian Tante Sinta mulai menggunakan jari tanganku untuk diraba-rabakan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya sangat hangat, lengket dan basah. Clitorisnya semakin membesar ketika saya menyentuhnya. Aroma dari vaginanya mulai memenuhi udara di kamarku, aromanya menyenangkan dan berbau bersih.

    Dari dalam lubang vaginanya perlahan-lahan keluar cairan lengket berwarna putih dan kental dan mulai melumuri semua permukaan lubang vaginanya. Mengingat apa yang dia sudah lakukan dengan air maniku, saya kembali bertanya “Boleh nggak saya mencicipi air mani Tante?” Tante nakal Sinta hanya mengangguk kecil dan tersenyum.Perlahan saya mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang vagina Tante Sinta yang merah dan lembut. Cairannya mulai mengalir keluar dengan deras ke selangkangannya.

    Lidahku menangkap tetesan itu dan mengikuti aliran cairan itu sampai balik ke asal lubangnya. Rasanya agak keasinan dengan berbau sangat khas, tidak seperti kata orang, cairan Tante Sinta sangat bersih dan tidak berbau amis. Begitu pertama saya mencicipi alat kelamin Tante nakal Susi, saya tahu yang saya dapat menjilatinya terus-menerus, karena saya sangat menyukai rasanya. Tante Sinta mendadak menjerit kecil ketika lidahku menyentuh clitorisnya. Saya tersentak takut karena mungkin saya telah membuatnya sakit.

    Tetapi Tante nakal Sinta kembali menjelaskan bahwa itu hal biasa kalau seseorang mengerang waktu merasa nikmat.Semakin lama, saya semakin berani untuk menjilati dan menghisapi semua lubang vagina dan clitorisnya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Tangannya tidak berhenti memeras buah dadanya sendiri, cengkramannya semakin menguat. Napasnya sudah tidak beraturan lagi. Kepalanya terbanting ke kanan dan ke kiri. Pinggul dan pahanya kadang-kadang mengejang kuat, berputar dengan liar. Kepalaku terkadang tergoncang keras oleh dorongan dari kedua pahanya.

    Tangannya mulai menjambak rambutku dan menekan kepalaku erat kearah selangkangannya. Dari bibirnya yang mungil itu keluar desah dan rintihan memanggil namaku, seperti irama di telingaku. Keringatnya mulai keluar dari setiap pori-pori tubuhnya membuat kulitnya tampak bergemilang di bawah cahaya lampu. Matanya sudah tidak memandangku lagi, tapi tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari merintih Tante nakal Sinta memintaku untuk menyodok-nyodokkan lidahku ke dalam lubang vaginanya dan mempercepat iramaku. Seluruh mukaku basah tertutup oleh cairan yang bergairah itu.

    Kemudian Tante Sinta memintaku untuk berbalik supaya dia juga dapat menghisap kemaluanku bersamaan. Setelah melumuri kedua buah dadanya yang busung itu dengan Baby Oil, Tante nakal Sinta menggosok-gosokkan dan menghimpit kemaluanku yang sudah keras kembali diantara buah dadanya, dan menghisapinya bergantian. Kemudian Tante Sinta memintaku untuk lebih berkonsentrasi di clitorisnya dan menyarankanku untuk memasuki jariku ke lubang vaginanya. Dengan penuh gairah saya pertama kalinya merasakan bahwa kelamin wanita itu dapat berasa begitu panas dan basah.

    Otot vaginanya yang terlatih terasa memijiti jari tanganku perlahan. Bibir dan lubang vaginanya tampak merekah, berkilat dan semakin memerah. Clitorisnya bercahaya dan membesar seperti ingin meledak. Setelah tidak beberapa lama, Tante Sinta memintaku untuk memasukkan satu jariku ke dalam lubang pantatnya yang ketat. Dengan bersamaan, Tante nakal Susi juga masukkan satu jarinya pula ke dalam lubang pantatku. Tangannya dipercepat mengocok kemaluanku. Pahanya mendekap kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras. Terasa dilidahku urat-urat sekitar dinding vaginanya berkontraksi keras ketika dia keluar.

    Saya menjerit keras bersama-sama Tante Susi sembari memeluknya dengan erat, kita berdua keluar hampir bersamaan. Kali ini Tante nakal Sinta menghisap habis semua air maniku dan terus menghisapi kemaluanku sampai kering.Setelah itu kita berbaring telanjang terengah mengambil napas. Badannya yang berkeringat dan melemah, terasa sangat hangat memeluki tubuhku dari belakang, tangannya tetap menghangati dan mengenggam kemaluanku yang mengecil. Aroma dari yang baru saja kita lakukan masih tetap memenuhi udara kamarku.

    Wajahnya tampak gemilang bercahaya menunjukan kepuasan, senyumnya kembali menghiasi wajahnya yang terlihat lelah. Lalu kita jatuh tertidur berduaan dengan angin yang sejuk meniup dari jendela yang terbuka. Setelah bangun tidur, kita mandi bersama. Waktu berpakaian Tante nakal Sinta mencium bibirku dengan lembut dan berjanji yang nanti malam dia akan mengajari bagaimana caranya bila kejantananku dimasukkan ke dalam kewanitaannya.Sejak hari itu, selama satu minggu penuh, setiap malam saya tidur di kamar tamu bersama Tante nakal Sinta dan mendapat pelajaran yang baru setiap malam.

    Tetapi setelah kejadian itu, kita tidak pernah mendapat kesempatan kembali untuk melanjutkan hubungan kami. Hanya ada peristiwa sekali, waktu orangtuaku mengadakan pesta di rumah, Tante Susi datang bersama suaminya. Di dapur, waktu tidak ada orang lain yang melihat, Tante Sinta mencium pipiku sembari meraba kemaluanku, tersenyum dan berbisik “Jangan lupa dengan rahasia kita berdua.”Dua bulan kemudian Tante Sinta pindah ke kota lain bersama suaminya. Sampai hari ini saya tidak akan dapat melupakan satu minggu yang terbaik itu di dalam sejarah hidupku.

    Dan saya merasa sangat beruntung untuk mendapat seseorang yang dapat mengajariku bersetubuh dengan cara yang sangat sabar, sangat profesional dan semanis Tante Sinta.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut


    886 views

    Perawanku – Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut, Namaku Budyanto (bukan nama asli), saat ini usiaku 63 tahun, Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku adalah pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada saat usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 temanku sekaligus.Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang teman yang aku hamili, satu di antaranya Winnie, seorang gadis peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena hanya dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding gadis lain.

    Winnie sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendampinginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Winnie harus tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 7 tahun yang lalu, otomatis aku harus mendampinginya di Belanda sementara ketiga anakku tetap di Indonesia.

    Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya adalah yang ada hubungan darah denganku sendiri yaitu Dhea dan Marsha, keduanya merupakan cucuku sendiri.

    Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan istrinya mengalami kecelakaanyang akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Aku si kakek mesum pun langsung terbang ke Jakarta.

    Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan istrinya telah terbujur kaku dan kulihat Dhea dan adiknya Marsha sedang menagis meraung-raung di depan keduajenazah itu. Sewaktu kutinggal ke Belanda, Dhea dan Marsha masih kecil.

    Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku harus menjaga kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak saat itu, aku pun tinggal di Indonesia.

    Satu minggu aku sudah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu Dhea usianya 19 tahun sedangkan adiknya Marsha usianya 17 tahun ini kutahu karena tugasku sekarang menjaga dan mengantarkan cucuku sekolah. Dhea sudah tumbuh menjadi anak gadis tetapi kelakuannya agak nakal, setiap pulang dari sekolah bukannya belajar malah main ke temannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di saat aku sudah tertidur.

    Suatu hari ketika Dhea pulang aku si kakek mesum masih terbangun, Dhea langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membuat aku penasaran melihat sikap Dhea, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dari lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Dhea di kamarnya.

    TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sedangkan Dea sedang mengangkat roknya dan jarinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membuat aku tidak sadar bahwa batangkemaluanku mulai mengeras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan Dhea yang masih onani, sedang aku si kakek mesum pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan Dhea.

    Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. Dhea dan Marsha sudah berangkat sekolah naik angkutan kota. Sore hari aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat Dhea sedang menonton TV,

    pikirku tumben sore-sore Dhea ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri Dhea, Dhea sedang melakukan onani sementara TV yang ia tonton adalah film porno yang tadi malam sudah dilihatnya. Dhea pun tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya dimana Dhea sedang asyik-asyiknya onani.

    “Dhea… kamu lagi… ngapain?”
    “Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…”

    Dhea yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.

    “Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”
    “Belajar dari film dan bukunya temen, tapi Dhea.. nggak bandel loh… Kek…”
    “Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.
    “Nggak… ayo pindahin channel-nya!”

    Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, Dhea asyik menatap film panas itu sementara nafasku sudah berubah menjadi nafsu buas dan batang kemaluanku mulai mengeras berusaha keluar dari balik celanaku.

    “Dhe… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku Dhea bergeser untuk dipangku. Dhea yang sudah meloloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh batang kemaluanku yang masih tertutup celana.

    “Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan Dhea nih dari bawah.”
    “Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”

    Tiba-tiba Dhea menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang kulihat kini terpampang di depan mukaku pantat Dhea yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih halus menutupi liang kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.

    “Dhea.. biar aja posisi kamu begini yach!”
    “Ah.. Kakek, badan Dhea khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”
    “Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”

    Pantatnya yang montok sudah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya supaya tetap berdiri sedangkan jari tengah tangan kananku kuusap lembut pada liang kemaluannya yang membuat Dhea menegangkan tubuhnya.

    “Ah… Ah… ssh.. sshh…”

    Pelan-pelam jari tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat. “Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil Dhea. Setelah lima menit jariku bermain di kemaluannya dan sudah agak basah, sementara lubang kemaluannya sudah berubah dari putih menjadi agak merah.

    Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dari lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku si kakek mesum berlama-lama karena aku menikmatinya.

    “Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek Dhea… Dhea jadi suka banget nih.”
    “Iya… Dhea, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”

    Dengan rakusnya kujilati lubang kemaluan Dhea yang manis, terlebih-lebih ketika biji klitorisnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dari biji klitorisnya. Dhea pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan.

    “Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…”

    Hampir 30 menit lamanya biji klitoris Dhea jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan Dhea yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dari dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dari biji klitorisnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku.

    “Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh Dhea setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.

    Setelah tubuhku tertiban kuangkat Dhea dan kududukkan di Sofa, sementara badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua pakaianku hingga bugil dimana batang kemaluanku sudah tegang dan mengeras dari tadi.

    Kemudian kedua kaki Dhea aku si kakek mesum lebarkan sehingga lubang kemaluan itu kembali terbuka lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan batang kemaluanku persis di liang kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jari ke lubang kemaluannya, supaya lubang kemaluan itu jadi lebar.

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Cerita Sex ML Dengan Kedua Cucunya Yang Imut

    Ketika jari itu kuputar-putar, Dhea yang memejamkan mata hanya bisa menahan rasa sakit, sesekali ia meringis. Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan batang kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka hanya kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. Dhea pun menjerit.

    “Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”
    “Sabar… sayang… nanti juga enak.. deh…”

    Kuhentak lagi batang kemaluanku itu supaya masuk ke lubang kemaluan Dhea, dan baru yang ke-15 kalinya batangan kemaluanku bisa masuk walau hanya setengah ke lubang kemaluan Dhea. Dhea pun 15 kali menjeritnya. “Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena sudah setengah batang kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan Dhea berubah menjadi kenikmatan.

    “Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… batang.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut Dhea.. terus… Kek!”
    “Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”

    Dhea hanya mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas payudara Dhea yang baru tumbuh tapi sudah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membuatku menahan ludah. Lalu dengan rakusnya mulutku langsung mencaplok payudara itu dan kukulum serta kugigit yang membuat Dhea makin belingsatan.

    Setelah satu jam, lubang kemaluan Dhea kuhujam dengan batang kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan Dhea yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dari dalam lubang kemaluannya membasahi batanganku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku Dhea telah kurusak sendiri. Dhea pun menggeleparlalu ambruk di atas Sofa.

    “Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… Dhea… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”

    Lima belas menit kemudian aku si kakek mesum pun sampai pada puncak kenikmatan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menarik batang kemaluanku dari lubang kemaluan Dhea dan menyemburkan cairan kental hangat di atas perut Dhea dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh Dhea.

    “Aw.. agh.. agh.. Dhea.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memang… hebat…”

    Setengah jam kemudian, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.

    “Kakek… habis… ngapain.. Kakak Dhea… kok… Kakak Dhea dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. Marsha juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak Dhea.”
    “Hah.. Marsha jangan… telanjang!”

    Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya Marsha yang langsung melepaskan semua pakaiannya hingga Marsha pun bugil. Aku si kakek mesum terkejut melihat Marsha bugil dimana tubuh anak ini kelihatan sempurna, lubang kemaluan Marsha yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu halus tetapi payudaranya sudah mulai berkembang malah lebih montok dari payudara Dhea. Kulit tubuh Marsha pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh Dhea, sehingga membuat nafsu seks-ku kembali meningkat.

    “Kek… Marsha kan tadi ngintip ketika perut Kakak Dhea dimasukin sama punya kakek.. Marsha juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak Dhea dapat sesuatu pasti Marsha juga dapat.”

    “Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimasukin punya Kakek.”
    “Iya.. Kek.. Marsha mau sekali.”

    Tanpa banyak basa-basi kusuruh Marsha terlentang di atas karpet. Dengan agak riang Marsha langsung terlentang, aku si kakek mesum duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh Marsha menutup mata. “Marsha sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit Marsha hanyaboleh bilang sakit.”

    Marsha pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jari tengahku dengan lembut dan sesekali jariku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas payudaranya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. Marsha mulai menggelinjang.

    Dia tetap memejamkan matanya, sedang mulutnya mulai nyerocos. “Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jari tengahku menyentuh klitorisnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapliang kemaluannya sampai lidahku menyentuh klitorisnya.

    Dikarenakan usianya lebih muda dari Dhea maka lubang kemaluan dan klitoris Marsha rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemudian keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dari dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.

    “Ah… ah… ngeh.. ngeh… Marsha.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat Marsha sehingga lubang kemaluan itu agak terangkat, lalu kutindih Marshadan kutempelkan batang kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir.

    Kuhentak batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Marsha yang masih lebih rapat dari lubang kemaluan Dhea. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha. 25 kali juga Marsha menjerit.

    “Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”
    “Katanya kamu mau perutmu aku masukin punya Kakek seperti lubang kemaluan Kakak Dhea.”
    “Iya Kek… Marsha mau… Marsha tahan aja deh sakitnya.”

    Kepala kemaluanku yang sudah masuk ke lubang kemaluan Marsha kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha, ini karena lubang kemaluan Marsha masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya.

    “Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang Marsha nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut Marsha ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar Marsha ketika menahan hentakan batang kemaluanku di lubang kemaluannya.

    Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan batang kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dari lubang kemaluan Marsha keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pahanya. Marsha pun langsung pingsan.

    “Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… Marsha.. nggak kuat… Kek… Marsha.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”

    Pingsannya Marsha tidak membuatku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin, malah membuatku makin keras menghentaknya, yang membuatku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya Dhea,

    tapi kali ini aku tidak sempat menarik batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluan Marsha sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut Marsha dan setelah itu baru kulepaskan batang kemaluanku dari lubang kemaluan Marsha yang masih mengeluarkan lendir.

    “Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…”

    Tubuhku pun langsung ambruk di tengah Marsha yang pingsan di atas karpet dan Dhea yang tertidur di sofa. Satu jam kemudian aku si kakek mesum terbangun di saat batang kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat Dhea dan Marsha sedang bergantian mengulum batang kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.

    “Dhea.. sudah.. sayang.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo sayang!”
    “Kek.. Dhea puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”
    “Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut Marsha jadi hangat.. deh.. enak..”
    “Iya.. sayang.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”

    Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak saat itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan batang kemaluanku. Aku si kakek mesum pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan adalah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet

    Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet


    885 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Cewek ABG Yang Masih Rapet, Suatu hari pas aq sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku, tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan aq pun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku .

    Terpaksa aq menunggu saja daripada aq sdia-sdiakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu . Tak lama kemuddian ada 2 orang Abg masih belia
    dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU .

    Ketika dia mau mengambil motornya , aq pun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol .

    ” Sudah mau pulang ya dek ?? ” tanyaku
    ” Hmm . . iya kak , sudah malem nih ” katanya
    ” Belum malem kok , baru pukul setengah 10 nih ” katanya
    ” Iya sih , sebenernya masih awal sih , tapi takut nyokap nyariin ” katanya
    ” Oya ?? anak nyokap donk kalian ” candaku
    ” Bukan donk . . cuma gak enak aja kalo bohong “
    ” Udah sar , jangan pulang dulu , qita jalan-jalan lagi aja yuk . kamu nginap sama aq aja dirumah kakek

    Telpon aja nyokap qmu , bilangin nginap dirumah kakek aq . Kakek udah tidur jam segini . Gak bakalan tahu ddia kalo qita pulangnya udah malem . Mau gak? ” potong temannya

    ” Nah . . bener tuh , sayg donk waktu muda gak dihabisin dengan senang-senang . Ikutin aja apa kata
    temen qmu itu bdiar nanti qmu gak nyesel dan dapat pengalaman baru ” kataq
    ” Eeehh . . hmmm . . Ntar aq telpon nyokap dulu ya , qmu tunggu disini dulu ” katanya
    Anak itu pergi menjauh dari aq dan temannya untuk menelpon nyokapnya .

    ” Nama qmu sdiapa dek? ” tanyaq kepada temannya
    ” Shinta kak , yg itu namanya Sarah ” katanya
    ” Masih sekolah? ” tanyaq
    ” Iya kak masih SMU , kelas 2 ” katanya
    ” Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? ” tanyaq
    ” Cuma teman sekelas aja sih , tapi udah kayak sodara . ” katanya
    ” Kalian cantik-cantik menurut akak , sudah punya pacar? ” tanyaq lagi
    ” Belum kak , taqt sama bokap . Gak bakal diizinin sama bokap kalo aq pacaran ” katanya
    ” Bokap qmu bener sih , tapi kan kalo qmu mau . . kan bisa pacaran sembunyi-sembunyi . . bener gak ? ” kataq

    Tiba-tiba Sarah sudah selesai nelpon nyokapnya . . datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Shinta .
    ” Udah Shin , nyokap ngizinin aq nginap sama qmu . Abis ini mau jalan kemana? ” tanyanya
    ” Qita muter-muter dulu cari tempat yg asyik buat qita nongkrong ” kata Shinta
    ” Ya udah , yuk . . Oya nih kak uang parkirnya ” kata Sarah memberiku uang parkir
    ” Gak usah dek , ambil aja . Lagdian akak perhatiin kalian juga sesarg datang kemari ” katanya
    ” Oh ya udah , makasih ya kak ” katanya langsung menancap gas meninggalkanku

    Aq pun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yg belum keluar . Dasar nasib , gara cuma nunggu 5 motor lagi aq harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar . Tak lama kemuddian 2 Abg tadi datang lagi kepadaq , sepertinya ada masalah bila aq lihat paras mereka .

    ” Kok kembali lagi dek? ” tanyaq
    ” Anu kak , kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal . Kami taqt , makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama akak ” kata Sarah

    ” Oh , mana orangnya ? ” tanyaq
    Tiba-tiba datang 5 buah motor yg dikendarai 5 orang Lelaki sebayaq .
    ” Oh kalian rupanya? ” kataq kepada semua yg datang
    ” Halo Kak Toyib , sorry kak ganggu nih . Kami mau bersenang-senang dengan mereka dulu kak ” kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Shinta dan Sarah
    ” Mending kalian semua cari yg laen aja ” kataq
    ” Lho kenapa kak? Kami kan tak mengganggu akak ” katanya
    ” Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? ” bentakku
    ” Ja . . .jangan kak . . ampun deh . . sorry kak . . ” katanya
    ” Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan kak Toyib , kalo nggak kalian pasti kena dengan kami ”

    kata temannya Aq pun secara spontan melaygkan tamparan kemukanya . . ” Plaaakkk “

    ” Woy , udah gue bilang pulang ya pulang . Jangan banyak bacot lo . . beneran mau mampus lo? ” bentakku sambil menarik bajunya . .

    ” Ehhh . . . iii . . .iiiiya kak . . ampun ” katanya dan mereka semua langsung kabur .
    ” Udah dek , sekarang aman . . kalian boleh pulang . Akak jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi ” kataq
    ” Gak mau kak , kami mau pulang masih taqt di ikutin lagi sama mereka ” kata Sarah
    ” Iya kak , mereka pasti masih dendam sama kami ” kata Shinta
    ” Ya sudah , kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin akak parkir . Ntar abis selesai parkir akak
    antesar kalian pulang ” kataq

    ” Iya kak gpp , kami disini aja deh . . ” kata Shinta
    Setengah jam kemuddian parkirku selesai , aq pun mengantar mereka pulang . Didalam perjalanan aq sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aq mengikuti mereka dari belakang , ternyata Shinta dan Sarah benar . Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka . Malah mereka berani menghentikan Shinta dan Sarah ditengah jalan .

    Aq langsung saja melaju kearah mereka . Aq parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aq mengeluarkan Badik yg kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka .

    ” Kalian memang bener-bener mau cari mampus sama gue ya? ” kataq sambil menyayat sedikit mukanya
    ” Kak , jangan kak . . Oke . .oke . . kami nyerah dan minta maaf . . ” katanya langsung kabur bersama
    teman-temannya meninggalkan kami .
    ” Shinta , Sarah . . udah ayo pulang . Udah gpp . . ” kataq dan mereka melanjutkan perjalanan .

    Beberapa menit kemuddian sampailah kami dirumah kakek Shinta .

    ” Kak , gak masuk sekalian dulu ” katanya
    ” Ah gak usah , gak enak sama orang rumah disini ” kataq
    ” Gpp kok kak , disini memang gak ada orang . Kakek dan nenek gak ada dirumah , mereka nginap ditempat paman . Baru tadi sore kakek nelpon aq . ” kata Shinta

    ” Masa? Kalo gitu sih boleh-boleh aja , akak juga mau minta minum sama qmu , akak haus nih ” kataq

    Kamipun masuk kedalam rumah , Shinta langsung mengunci pintu rumahnya .

    ” Akak nginep disini aja , kami taqt kak soalnya gak ada laki-laki dirumah ini yg bisa jagain kami bila kami tidur nanti ” kata Shinta

    ” Iya kak , please deh . . ” sahut Sarah
    ” Ok lah kalo itu yg kalian mau . Tapi jangan salahkan akak ya kalo tetangga sebelah tahu ada akak
    nginep disini sama kalian ” kataq
    ” Gpp kak , daripada kami ketaqtan disini dengan hal yg tadi . Mendingan ada akak disini , kami bisa
    merasa lega rasanya ” kata Sarah

    Shintapun langsung kedapur , mengambil air putih untukku .

    ” Oya shin , aq numpang mandi ya , gerah nih rasanya ” kata Sarah sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu . Tak lama kemuddian Shinta datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku . Aq langsung menerimanya .

    ” Kak , nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya , sama Sarah . Kami jadi tenang kalo ada akak yg jagain disamping kami . Mau ya ” kata Shinta

    ” Gak usah , diluar aja ” kataq
    ” Mau ya kak , Shinta beneran taqt kak sejak kejaddian tadi ” kata Shinta
    ” Iya deh , untung aja kalian sudah kenal dengan akak . Coba kalo gak , gimana nasib kalian hari ini
    bila bertemu mereka tadi ” kataq
    ” Hehe . . iya kak , makasih . Akak kayaknya preman ya? Kok aq liat mereka semua takut sama akak . Kalo bukan preman , pikirku kenapa mereka harus takut sama akak . Bener gak ? ” kata Shinta
    ” Akak bukan preman , kalo preman akak pasti sudah dapat jatah disana sini , ngapain akak harus jaga parkir ” kataq

    ” Tapi kenapa mereka taqt sama akak? ” tanya Shinta
    ” Ya gak tahu , mungkin aja mereka anggap akak ini seperti preman . Soalnya akak pernah berantem lawan 8 orang , dan salah satu dari mereka tewas ditangan akak . Ya itu dulu , lagian akak sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara .

    Itu karena akak bukan sengaja membunuh melainkan akak membela diri dari pada akak yg mati .

    Mungkin sejak kejaddian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa akak adalah seorang preman . Padahal kenyataannya , kena pisaupun akak pasti luka dan berdarah . ” jelasku kepada Shinta

    ” Kak , jujur aq lihat akak seperti ada yg istimewa dalam diri akak , bukan karena aq telah ditolongin
    akak tadi . Aq melihat akak adalah sosok yg pantas buatku ” kata Shinta

    ” Apa maksud qmu? akak gak ngerti ” kataq
    ” Aq ingin akak mau jadi pacarku , sudah lama aq memperhatikan akak , cuma hari ini adalah hari yg
    kebetulan qita ketemu dan ngobrol bersama ” kata Shinta
    ” Hahaha . . Aneh , begini kenapa akak bilang aneh , pertama qmu belum kenal dengan akak lebih dalam ,

    kedua . . akak ini jelek , lihat aja gigi akak aja ilang satu didepan . Masa qmu suka sama akak
    sementara masih banyak cowok sebaya qmu yg lebih dari akak ” kataq

    ” Iya kak , tapi entah kenapa hati aq memilih akak . Jujur , aq cari cowok bukan dari parasnya , uangnya atau pekerjaannya . Tapi aq mencari cowok yg bisa jagain aq dari segala gangguan dan aq melihat akak adalah cowok yg aq idam-idamkan ” katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya

    Aq hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apa-apa . Tiba-tiba ddia menyapaq…

    ” Kak , kok ddiam? gak mau ya sama aq ” tanyanya
    ” Bukan begitu , akak lagi berpikir . Akak bingung harus menerima atau tidak , bilang akak menerima qmu, apa kata teman-teman qmu , keluarga qmu namun bila akak tidak menerima qmu berarti akak menydia- nydiakan kesempatan dan akak sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan akak memang sedang mancari pacar . Akak tidak menygka ternyata malah qmu yg bilang duluan sama akak ” kataq

    ” Ya , aq cinta sama akak walau cuma melihat akak dari jauh selama ini . Baru kali ini qita bisa dekat ,
    dan hari ini aq untuk pertama kalinya nembak cowok ” katanya

    ” Oke , akak mau sama qmu dan akak harap qmu gak kecewa bila setelah tuu akak itu seperti apa suatu saat nanti ” kataq

    ” Aq sdiap menerima apapun yg terjadi , qita jalani saja kak ” katanya sambil mencium bibirku Aq langsung mendorongnya , dan Shinta pun langsung menggerutu .

    ” Shinta , belum saatnya . . sudah qmu tidur aja ” kataq
    ” Oke . . makasih akakku sayg , Shinta pashin tidur . Kalo mau qita tidur bareng sama Sarah di kamar ,
    Gpp kok . Nanti aq sdiapin buat akak ” katanya

    ” Gak usah , akak tidur disofa aja ” kataq
    Aq perhatikan Shinta meninggalkanku , lalu kulihat dari jauh ternyata Sarah sudah tidur duluan . Aq pun kembali merenungi nasibku hari ini . Akhirnya aq dapat pacar lagi , padahal aq baru putus bulan lalu .

    Tapi aq benar-benar bingung , kenapa banyak wanita yg ingin menjadi pacarku . Akhirnya aq pun terlelap . Entah apa yg terjadi , aq terkakun dari tidurku karena merasa haus . Aq pergi kedapur untuk mengambil air putih , tak sengaja aq melihat kearah kamar mandi , aq melihat Sarah sedang buang air kecil karena Sarah tidak menutup pintu .

    Langsung saja gairahku meningkat melihat kejaddian itu . Aq pun menuju kekamar mandi . .

    ” Ehh kak , maaf lupa ngunci pintu . Tadi aq pikir udah gak ada orang kesini , tadinya aq lihat Shinta
    sudah lelap dan akak pun juga terlelap , makanya gak aq kunci ” kata Sarah
    ” Sar . . ” kataq langsung memeluk tubuh Sarah
    ” Eh kak , jangan . . ” katanya
    ” Sar . . Hmm . . ” kataq sambil meraba Vaginanya
    ” Kak , jangan . . . kak ” katanya berusaha memberontak dari pelukanku
    ” Akak mau melaqkannya sama qmu sar , akak gak bisa nahan lagi sar , maafin akak ” kataq
    ” Jangan kak , please kak . . ” katanya

    Aq langsung melepas pakainku semua , lalu buka kaki dan pahanya Sarah . Aq menjilati vaginanya sementara Sarah terus saja memberontak tetapi tak bersuara yg bisa membuat Shinta kakun . Aq tak peduli walupun Shinta kakun , aq tetap saja ingin menikmati tubuh Sarah .

    ” Sssstttt . . . aaahhh . . hmmm ” desah Sarah

    Puas dengan menjilati vagina Sarah aq pun membuka baju Sarah dan menikmati payudara Sarah . Putingnya aq hisap secara bergantdian dan Sarah tak menolak lagi atas perlaqanku terhadapnya .

    ” Ehhhmmm . . aaahhh kak , sssssttt aaahhh terus kak ” katanya

    Beberapa menit kemuddian setelah puas menjilati tubuh Sarah , aq memandu batang penisku ke arah lukak vaginanya .

    Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aq berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk . Dan akhirnya masuk . .

    ” Awww . . . aduh , sakit kak . . ” kata Sarah
    ” Tahan aja sayg , nikmati saja . Memang beginilah rasanya kalau qmu belum pernah melaqkan ini . Nanti juga bakal lain rasanya . Nikmati saja ya ” kataq sambil mencium dan melumat bibirnya .

    Setelah Sarah tak bersuara lagi , aq pelan-pelang memompa vaginanya .

    ” Aaaahhh . . terus kak , enak kak rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi ” katanya
    Aq pun mempercepat gerakanku memompa vaginanya . Akan tetapi aq tidak ingin permainan ini cepat selesai

    , aq pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya .
    ” Sar , buka mulutmu sayg ” kataq
    ” Gak mau kak , aq geli dan jijik kak ” katanya
    ” Buka aja sar , maukan qmu beri akak kepuasan? Nanti akak pasti akan membalasnya , akak akan
    memberikanmu kepuasan juga . Please . . ” kataq

    Sarah pelan tapi pasti membuka mulutnya , aq langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya . Ku pandu Sarah dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaq .

    ” Weeekkk , aaahhh . . . kak sudah ya ” katanya
    ” Ya sudah gpp , qmu buka paha qmu , akak akan beri qmu kepuasan seperti janji akak tadi ” kataq
    Sarah membuka kakinya dan melebarkan pahanya , aq lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Sarah mengelinjang , ku gigit sedikit klitorisnya . .

    ” Aww . . aah yeaah ssssttt ” desahnya seisarg gerak tubuhnya yg mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaq .

    Setelah kurasa cukup aq pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lukak vaginanya .
    ” Aduh , pelan-pelan kak ” pintanya

    Aq menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk aq pun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku . Sarah sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar kata-katanya ditelingaq .

    Beberapa menit kemuddian aq merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aq cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaq di pantatnya .

    ” Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Sarah . . . . Ssssttt aaahh yeaahh ” kataq
    Setelah puas aq melihat cairan spermaq mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai .

    Kupeluk tubuh Sarah dan kulumat bibirnya . Lalu kami pun membersihkan diri kami masing-masing dengan air yg ada dikamar mandi . Dan kami pun mengenakan pakain kami masing-masing .

    ” Sarah , terimakasih ya . Akak minta maaf kaket sama qmu telah merenggut mahkota qmu ” kataq
    ” Sebenarnya Sarah sedih kak , tapi apa yg harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Sarah juga merasa puas kak , ini pengalaman yg berharga bagi Sarah ” katanya

    ” Ya sudah , qmu jangan cerita sama sdiapapun , termasuk sama Shinta ya . Akak gak mau Shinta kecewa sama akak ” kataq

    ” Apa maksud akak ? ” kata Sarah
    ” Hmm anu . . Shinta , Sar . . Akak sudah jaddian sama Shinta tadi sebelum tidur ” kataq
    ” Kak , aq gimana? ” tanya Sarah
    ” Ya , qmu maunya gimana? ” kataq
    ” Aq juga mau jadi pacar akak , aq gak mau disdia-sdiakan setelah kejaddian ini ” kata Sarah
    ” Ya sudah , qmu juga pacar akak , tapi jangan bilang sama Shinta kalo qita juga pacaran ya . Qmu
    tolongin akak sar , akak gak mau Shinta kecewa . Janji ya ? ” kataq sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya Sarah pun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku .

    Kamipun keluar dari kamar mandi . Sarah menuju kamar dan aq kembali tidur disofa . Sejak kejaddian itu , aq lebih sesarg melaqkan sex dengan Sarah dan Shinta sama sekali tak kusentuh sedikitpun . Hubungan itu kami laqkan sampai Sarah nyerah kepada Shinta dan rela melepasku agar aq kembali kepada Shinta .

    Dan Shinta tak pernah tahu aq berpacaran juga dengan sahabatnya . Akhirnya Sarah punya pacar baru namun dia masih saja tak bisa melupakanku .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede

    Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede


    884 views

    Perawanku – Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede, Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.

    Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku..

    “Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”

    “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

    Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .

    Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.

    “Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

    Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..

    Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..

    Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..

    Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

    Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..

    Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..

    Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..

    Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..

    Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..

    Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..

    Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..

    Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..

    Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..

    Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..

    “Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..

    Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..

    Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…

    Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya…

    Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!

    Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”

    Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..

    Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..

    Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..

    Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..

    Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot gadis desa yang masih perawan

    Cerita Sex Ngentot gadis desa yang masih perawan


    883 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot gadis desa yang masih perawan, Cerita ini kumulai saat ban mobil yang kukendarai bocor tertusuk paku dalam perjalanan ke luar kota, Huuhh Sial ternyata kunci roda yang ada tidak pas dengan baut roda mobilku…. Sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari menuju sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya punya kunci roda yang pas dengan baut ban mobilku.

    “Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
    “Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan sedang menyusui anaknya……
    Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.
    “ Maaf mbak …… apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya ?” tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan , seraya mengkhayal jika aku yang menikmati buah dada yang indah itu………….. “ Oh….sebentar pak saya Tanya dulu suami saya…! “ Jawab wanita tadi sambil terburu-buru menutup dada indahnya yang mungkin Ia sadar jika betapa aku menikmatinya.

    Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.

    “ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu . “ Oh saya mau ke kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku sekenanya. “ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.

    Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya, dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu. Apalagi aku memang hanya sendiri di kendaraaanku.

    Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Erni. Sampai kami tiba di kota tujuan.

    “Mbak Erni rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku. “ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Erni dengan sedikit kebingungan. “Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Erni. “Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau. Kujawab “ Ya …enggak lah ….kan mbak Erni sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu ….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YESS……….. . “ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.

    Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking calon tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full. “ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa “ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “. “ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Erni dan tasku sendiri.

    Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Erni terduduk di sofa sambil memandangku bingung. “ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Erni untuk digunakan dan Erni nurut aja apa yang ku sampaikan.

    Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , khususnya Erni dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tuanya, namun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberi perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya, untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.
    Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Erni di tempat Tidur. Maklum deh Erni masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36 B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.
    Rupanya Erni melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara. “ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab “ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”. “ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.
    Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Erni. Ternyata Erni sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur. “ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu erni bertanya. “ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
    Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan erni, dan tidak ada penolakan dari erni yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra. “ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Erni bersuara,” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas erni koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami erni yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini “ kata erni lagi, “ Akupun begitu er…. , awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Erni begitu menikmati. Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras. Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Erni selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan erni sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
    Tidak dinyana Erni membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
    “ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Erni seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.” Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Erni semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras. Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan. “ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa erni menahan erangannya.
    Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Erni aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut erni yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
    Erni rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan ,” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Erni mulai mengoceh kesetanan , “ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah erni. Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek erni, “ Mas aku cape…………” keluh erni, Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras, “ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Erni mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku , “ Oh….Erni tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada erni seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek erni. Dan tiba-tiba “AKHH……………!!!!” Teriak Erni bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek erni sambil tetap mengisap putting tetek erni yang kian mengeras.

    Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan erni sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh erni dengan kontol yang masih tertancap di memek erni.
    Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil erni si wanita desa dengan ceceran air memek erni dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan erni masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan erni dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
    “ Mas …… maafin erni ya, koq erni malah mengajak mas bercinta..” Kata erni menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam. “ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku. “ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku. “ Jujur deh mas erni baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat erni serasa terbang kea wan” sambung erni. Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
    “Mas… boleh nggak erni minta lagi..” Pinta Erni. WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan. “ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya, “ Trus gimana dong mas ? “ Erni benar-benar sudah memelas , “ Erni mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi. Tanpa ba bi bu erni langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek erni yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
    “ Erni kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian erni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya. “ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang erni. Erni benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
    “ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih erni memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih erni sekali lagi.
    Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi erni yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek erni dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua “ Ohhhh… Erni…….” Bersamaan dengan orgasmenya erni, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
    Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya. “ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya erni. “ Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Er..” jawabku.

    Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan erni menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan erni HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui erni. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain , tentunya tanpa sepengetahuan suami erni.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Malam Yang Sangat Melelahkan

    Cerita Sex Malam Yang Sangat Melelahkan


    883 views

    Perawanku – Cerita Sex Malam Yang Sangat Melelahkan, Cici (aku biasa memanggilnya CC) adalah keponakan yang ketemu lagi beberapa bulan yang lalu (sekitar September 2001) di Mataram.

    Sebagai mahasiswi salah satu Akademi Pariwisata terkenal di Jakarta,dia harus menjalani studi praktek di salah satu hotel berbintang di Lombok.
    Umurnya baru 19 tahun, beda jauh dgn umurku yang sdh 35 tahun dan sdh menikah dgn dua anak. Skrg aku menjalani hidup pisah ranjang dgn istriku, sejak dia menyeleweng dgn rekan bisnisnya.
    Aku membutuhkan kawan wanita, tapi tdk suka ganti-ganti atau jajan.
    One women at a time, lah. Hubungan kami berlangsung biasa saja, krn kami hanya bertemu satu atau dua kali sebulan, pada saat aku melakukan kunjungan kerja ke kota S. Rasanya senang punya saudara di tempat jauh. Tapi, lama kelamaan senyumnya itu lho yang membuatku mabok kepayang.
    Ukuran tubuhnya yang relatif (tingginya hanya 155 cm) kecil pun merupakan impianku, krn aku jg tdk terlalu tinggi (167 cm).
    Hubungan kami sebenarnya mulai sebagai layaknya saudara, sampai suatu hari saya telpon dan menyatakan keinginan saya untk berhubungan lebih serius. “Kapan Cici ke Jakarta Aku udah pengin banget nih ketemu sama kamu. ” tanyaku ketika meneleponnya pada awal bulan yang lalu. “Wah aku nggak biasa bolos, kecuali kalau hanya untuk satu atau dua hari.
    Aku baru pulang nanti bulan Januari tahun depan. Jatah tiket aku untk bulan-bulan itu. ” jawabnya, “Kecuali kalau ada yang mau kasih tiket pesawat, hehehe. ” Kesempatan nih, pikirku. “Gimana kalau aku kirim tiket Mau kan Tanggal berapa ” tanyaku penuh harap.
    “Gimana kalau akhir minggu ini Tapi jangan bilang sama orang rumah kalau aku bolos lho!” pintanya mengingatkan.
    Benar saja, pada hari Jumat sepulang kantor kujemput dia di Cengkareng. Wow.., beda sekali! Dia pakai celana jeans biru ketat, dgn kaos ketat menggantung, sehingga pusarnya kelihatan.
    Dan, ya ampuun.., dgn kaos yang ketat itu, terlihat dgn jelas betapa besar buah dadanya yang terlihat terlalu besar dibanding dgn badannya yang mungil.
    Kutaksir berukuran 36 lah. Biasanya dia pakai baju agak longgar, jadi tdk begitu kelihatan. Batang peluru kendaliku langsung bereaksi, tapi lalu kutenang-tenangkan agar cepat kendor.
    Belum waktunya. “Gimana Ci, kita makan dulu ya.. ” Kami langsung ke Plasa Senayan, makan sambil ngobrol di Spageti House.
    Setelah itu, kami langsung menuju di Horison Ancol untk menikmati waktu berdua kami. Setelah ngobrol panjang lebar, kulihat dia berjalan mendekati jendela yang menghadap ke laut.
    Kuanggap ini sebagai undangan dan lalu aku mendekati dan memeluknya dari belakang. Kurasakan buah dadanya menjadi lebih kencang dan dipejamkan matanya.
    Kuciumi lehernya dgn penuh gelora nafsu. Kulepas kaitan BH-nya sehingga dgn leluasa dapat kuraba dan kuremas. Ooh besar sekali buah dada ini.
    Kubalik badannya, kuangkat kaos mininya dan kucium dan kulumat penuh gelora buah dada itu.
    Sepertinya ia baru pertama kali pacaran seperti ini. “Haarhh.. malu nich..!” katanya, tanpa memintaku berhenti. Aku menjadi semakin berani. Celananya kubuka.
    Cici memberontak sedikit, tapi tdk terlalu berarti. Kulepas semua pakaiannya sehingga dia telanjang bulat, sementara diriku masih berpakaian. Putih mulus tubuhnya kunikmati, krn kami tdk mematikan lampu.
    Kucium seluruh tubuhnya yang berdiri tegak di depanku. Seperti cacing kepanasan, Cici menggeliat dan mengerang. Seluruh badannya merinding dan menggigil.
    Ketika ciuman dan jilatanku sampai ke daerah kemaluannya, Cici mengerang hebat sambil meremasi rambutku. “Hegh.. Harrch.. Enak sekali. Kaki saya lemes Harch.. tolong akhhu heh..!” erangan yang terdengar sangat merangsang bagiku.
    Sekali-sekali kuraba dan kuremas lembut buah dadanya yang menggunung itu, sangatlah seksi dan merengsang berahiku. “Harch heehh please..! Aku lemas sekali nich.. auch..!” lenguhnya semakin tinggi.
    Aku segera mengangkatnya ke tempat tidur dan melanjutkan jilatan-jilatanku di daerah surganya. Tdk terasa, sdh lebih dari 10 menit aku memberinya pengantar kenikmatan, seolah ia sdh sangat pengalaman.
    Sampai akhirnya, aku terkejut krn ia menjadi seperti kejang, meremas kepalaku dan menekannya ke vaginanya. “Harchh.. aku mau.. augh..!” lenguhnya meninggi. Wow.., dia sdh orgasme. Ada sedikit cairan kental keluar dari vaginanya, hangat dan nikmat.
    Dalam keadaan terengah-engah masih kujilat bibir vaginanya. Lenguhan-lenguhannya seperti tdk mau berhenti. Terkulailah gadisku lunglai seperti tanpa daya. Kupeluk dan kucium bibirnya dgn mesra dan cinta. Aku sengaja menahan diri, untk memberinya kesempatan lebih dulu.
    “Gimana Ci, enak.. ” tanyaku, “Kamu pernah seperti ini sebelumnya.. ” “Aku nggak tahu pasti bayanganmu ttg diriku, Har. Mungkin kamu menganggap aku perempuan murahan. Tapi sungguh, ini pertama kali aku merasakan kenikmatan yang tak terlukiskan.
    Biasanya, aku hanya masturbasi saja. Aku mau mempersembahkan keperawananku pada orang yang kucintai. ” jawabnya. “Jadi kamu masih perawan.. ” tanyaku dgn heran. “Ya, aku masih perawan. Dan aku akan mempersembahkannya untkmu.
    Aku sangat mencintaimu, Har. ” Jawaban ini membuat hatiku runtuh, sebab biasanya aku berpacaran dgn wanita-wanita yang sdh tdk perawan. “Cici aku minta maaf, tapi sepertinya aku tdk sanggup melanjutkan. Aku belum mengatakan, gimana latar belakang dan keadaanku sebenarnya. ”
    Keinginanku untk menjelaskan dipotong Cici. “Har, aku sdh tahu kok. Aku tanya sama teman-temanmu di sana. Dan mereka memberi tahu apa adanya.
    Jadi, aku sdh tahu dan siap untk menjadi madumu. ” jawabnya dgn centil sambil mencubitku. “Yang bener nih.. ” tanyaku sambil tertawa, bahagia sekali rasanya.
    Kutengok arlojiku, sdh jam 11 malam. “Kamu nggak mau pulang nengok Papa-Mama Ci.. ” “Kan sdh saya bilang, saya bolos dan kamu harus merahasiakannya, Oke..!”
    Dia membalikkan badannya sehingga menghadapku, kulonggarkan pelukanku dan dia seperti tersadar. “Lho.., jadi kamu tuh masih berpakaian to.. Ya ampun, malu nih..! Payah kamu. Ayo dong, kamu jg buka baju..!”
    Aku segera membuka baju. Cici memandang dgn penuh rasa ingin tahu. Tanpa sadar, burungku yang tegang sekali ternyata telah mengeluarkan cairan bening. “Har, burungmu besar sekali. Muat nggak ya.. ” tanyanya sambil memandangi peluru kendaliku yang coklat kehitaman.
    Ukurannya sebenarnya tdk lah besar, tergolong kecil lah krn hanya sekitar 14 cm. “Kok ada cairan beningnya sih.. ” “Ya iya, aku kan jg merasakan kenikmatan dgn memberimu yang tadi itu. ” “Har, kasih tahu dong gimana aku bisa memberimu kenikmatan seperti yang kurakakan tadi..!”
    Pintanya. “Learning by doing aja ya. ” jawabku. Setelah memberi tahu cara-caranya, aku lalu rebahan. Masih dgn agak canggung, Cici mulai memegang, menggosok dan memijat peluru kendaliku, jg buah pelirnya. Ooh.. Cici, enak sekali..!” gumanku menikmatinya.
    “Mulai dikemut dong Sayang..!” pintaku. Cici dgn agak ragu memasukkan peluru kendaliku ke dlm mulut mungilnya. Pada awalnya agak sakit, krn sesekali terkena giginya, tapi kemudian Cici menjadi lebih pintar.
    Kuluman atas peluru kendaliku menjadi lebih lembut dan nikmat sekali. “Kemut, jilat dan raba semuah.. Ci..!” pintaku krn mulai menanjaklah kenikmatan itu.
    Karena sering kali tdk tahan, aku menggoyangkan pantatku. Sehingga, jilatan bagian bawah buah pelir seringkali salah ke daerah sekitar anus.
    Dia memejamkan mata, jadi dia tdk tahu, tapi aku dapat merasakan kenikmatannya. “Oougghh.., enak sekali Ci..!” erangku tiap kali daerah duburku terjilat.
    Pada awalnya aku memang tdk sengaja, tapi kemudian sesekali kupelesetkan krn nikmatnya. Aku belum pernah mengalami kenikmatan ini dari wanita mana pun.
    Kenikmatan mulai memuncak dan aku meminta Cici untk mengulum peluru kendaliku, krn aku sdh mendekati puncak. Cici mengulum sambil menggerakkan kepalanya ke atas-bawah dan kadang memutar.
    Dan sampailah puncak kenikmatan itu. “Aauugghhrhh.. aku keluarhh..!” erangku sambil meremas rambut Cici dan memegangnya erat agar tdk lepas.
    Cici terkejut krn semprotan spermaku yang kusemburkan air nikmat itu ke dlm mulutnya, yang membuatnya menelan sambil gelagapan. Sisa spermaku menetes dari mulutnya. “Kenapa dikeluarkan di mulutku Har.. ” Cici memprotes. “Sama saja Sayang, kamu tadi kan begitu jg.
    Enak kan.. ” aku menimpali sekenanya. Semula ia terlihat jengkel tapi kemudian tersenyum, paham. Jam 12 malam sdh. Satu sama. Cici melihat ke peluru kendaliku dan heran. “Lho kok jadi kecil dan pendek. Tadi besar sekali sampai mulutku nggak muat.. ”
    “Ya iya dong Sayang, kalau lagi bobok yang cuma 3 cm, tapi kalau bangun jadi tambah besar, hebat ya..!” “Trus kalau mau bikin besar lagi, caranya gimana.. ” Cici tanya sambil meremas-remas peluru kendaliku. “Kalau mau agak lama, ya gitu, diremas, diraba. Kalau mau cepet ya dikemut lagi. “
    Dan tanpa diminta, Cici segera mengemut batang peluru kendaliku, yang kemudian memang langsung membesar pada ukuran penuhnya. Aku tdk mau ketinggalan, kubalikkan badanku sehingga kami mempraktekkan posisi 69.
    Cici sepertinya menjadi bangkit gairah dan melenguh-lenguh sambil mengulum batang peluru kendaliku. Setelah kami sama-sama penuh gelora dan napas kami telah tersengal-sengal penuh kenikmatan, Cici bertanya, “Gimana lanjutnya Har.. ”
    “Kamu bener udah siap.. Kamu nggak nyesel nanti.. ” kutanya Cici krn aku sebenarnya mendua, ingin menjaganya sekaligus ingin menuntaskan hubungan asmara kami. “Aku kan sdh bilang. Aku siap untk mempersembahkan keperawananku buat kamu.
    Jadi mulailah, gimana.. ” Mendengar jawaban ini, akal sehatku padam. Segera aku berlutut di antara selangkangannya. Kutempelkan batang peluru kendaliku ke vaginanya.
    Menggesekkannya dan sedikit menekannya. “Ouuch Har.., enak sekali..! Terusin Har..! Aahh..!” lenguhnya mulai merasakan kenikmatan.
    “Cici, yang pertama ini agak sakit, tapi hanya sebentar. Kamu akan terbiasa dan mulai merasakan nikmatnya. Tahan ya..!” sambil kutelungkupi badannya yang mungil itu. Kucium bibirnya dgn penuh nafsu dan kusedot kuat-kuat.
    Kucium dan kugigit-kecil puting susunya. Cici mendesah nikmat. Kucium lagi bibirnya kuat-kuat. Dan ketika itulah kutekan batang peluru kendaliku masuk ke liang senggamanya. Cici memelukku erat terhenyak. Pastilah dia menahan sakit.
    Setelah batang peluru kendaliku masuk sepenuhnya, kubiarkan ia di dlm, diam. Terus kucium bibirnya sambil kubuat kedutan-kedutan kecil di kemaluanku. Cici ternyata melakukan refleks yang sama.
    Otot vaginanya jg membuat kedutan-kedutan kecil, yang semakin lama terasa seperti tarikan-tarikan halus, menyedot batang peluru kendaliku, seolah meminta lebih dlm.
    Aku mulai mengayun-ayun pelan dan mulai kurasakan ujung kamaluanku menyentuh liang rahimnya. Oooh nikmat sekali. Inilah alasanku, mengapa aku selalu lebih senang dgn wanita bertubuh mungil. Tubuh yang dapat memberiku kenikmatan lebih. (Tapi kalau adanya yang tinggi, ya nggak nolak, hehe..)
    Ayunanku mulai lebih lancar dan berirama. Cici sepertinya sdh tdk sakit lagi. Atau barangkali kenikmatan ini telah mengalahkan rasa sakitnya. “Gimana Sayang, enak.. ” “Oouuh Har.., terusin..! Lebih keras.., lebih cepat.. hegh.. ooh..
    Har nikmat sekali Sayang..!” “Cici, nanti aku semprotkan maniku di dlm atau di luar.. ” “Terserah, apa pun yang membuat kita nikmath hegh..!” “Kalau nanti kamu hamil gimana.. ” “Biarin, biarin, aauchh..!”
    Kami bicara sambil menggoyang badan kami. Dgn refleknya Cici mengimbangi setiap sodokan dan goyanganku. Kalau aku cepat, dia pun mempercepat. Kalau aku melambat, dia pun begitu. Sambil menggoyang, kulumat bibirnya, kusedot dan kugigit-gigit kecil buah dadanya.
    Belum lima menit kami mendayung lautan kenikmatan, Cici kelihatan mulai lebih liar. Goyangan pinggulnya menjadi lebih cepat dan tdk terkendali. Pelukannya menjadi lebih erat. Dan dia melenguh dgn hebat dan aku merasakan denyutan-denyutan otot vaginanya.
    Ayunan batang kemaluanku kubuat menjadi lebih kuat tapi tetap pelan untk memberikan kenikmatan yang lebih. Dua, satu. “Ooch.., Har aku capek sekali, tapi kamu belum ya.. ”
    “Kita istirahat dulu deh, nanti lagi..!” “Jangan Har, jangan lepaskan, kita teruskan, kupuaskan kamu, gimana pun..!” Cici mulai menggerakkan pinggulnya.
    Ayunan batang kemaluanku kuteruskan. Agak tdk tega aku sebenarnya. Tapi Cici sepertinya agak memaksa. Jadi, sambil berpeluk dan berguling kami terus mengayun, mendayung kenikmantan. Orgasmeku yang kedua biasanya memang agak lama, kadang aku harus menunggu 10-20 menit.
    Dan begitulah, Cici mulai melenguh kenikmatan, dia mulai mempercepat dayungan perahu mungilnya. Aku mengimbangi. Betapa nikmatnya. Dan rasa nikmat ini menjadi berlebih-lebih lagi, krn aku memberikan kenikmatan pada gadisku yang mungil, cantik dan menggairahkan ini. “Hhegh..
    Har.. Har.. oh Sayang, aku mau sampai lagi..! Oooh cepat.. cepat.. lebih keras..!” lenguhannya datang lagi bersamaan dgn urutan-urutan lembut pada batang peluru kendaliku. Aku menjadi semakin bernafsu. Cici mulai lemas.
    Benar-benar lemas. “Har, kamu belum jg ya Sayang.. Ayo dong Say..! Kasihanilah aku, sdh lemes banget nich..!” Cici mengiba dan memuncakkan birahiku.
    Kogoyang dgn liar peluru kendaliku dlm vaginanya, terus dan terus sampai akhirnya, “Cici, ough.. ach.. terimalah air maniku Say, nikmatilah siraman kenikmatanku.. Hegh..!”
    Dan aku pun sampai pada pelabuhan kenikmatan yang kudambakan. Kusemprotkan maniku sejadinya. Walaupun maniku sdh habis, tapi kedutan kenikmatan terus kurasakan pada peluru kendaliku, apalagi vagina Cici terus mengurutku.
    Walaupun sdh orgasme, batang kemaluanku masih tetap tegang penuh. Tdk seperti ini biasanya. Kami berpelukan, berciuman. Kuelus dan kukemut susunya yang besar menantang itu. Beberapa saat sampai akhirnya kami benar-benar terkulai lemas. Habis tenaga kami.
    Basah kuyup badan kami oleh peluh kenikmatan. Kutengok TV yang masih menyala tanpa ditonton dan tanpa suara. Buletin Malam RCTI. Waahh, berati sdh jam satu lebih. Lama sekali kami bercinta penuh gairah, nafsu dan sayang. Cici merebahkan kepalanya di dadaku.
    Sesaat kemudian, kami ke kamar mandi bersama-sama. Saling memandikan di bawah siraman air hangat yang membuat kami segar kembali. Kadang kami saling berpelukan sambil menggesekkan tubuh kami. Oohh.., nikmatnya dunia.
    Kami kembali mengobrol dgn tubuh hanya berbalut handuk. Dari cara duduknya, Cici secara tdk sengaja mempertontonkan bukit surganya padaku, membuat batang peluru kendaliku tetap tegak berdiri.
    Aku memesan makanan ringan, teh panas untknya dan susu untkku sendiri. Cici menggoda, berjalan mendekatiku menyodorkan buah dadanya, memasukkan puting susunya ke mulutku. Tepat memang, krn aku duduk di tempat tidur.
    “Susuku yang dua ini sdh kupersembahkan padamu, nggak ckp ya.. Kok masih pesan susu ke Room Service.
    Susu siapa sih yang dipeTong.. ” godaan ini membuat Cici dan aku tertawa terbahak-bahak. Kami bergulingan sambil berpelukan. Bahagia sekali rasanya. Pesanan kami telah sampai dan kami menikmati dgn saling menyuapi.
    Ketika Cici mau berdiri, dia menyenggol gelas susu. Sehingga ada sedikit yang terciprat ke dadanya. Untung susu itu hangat saja. Cici mencari tissue, tapi kucegah. Kurebahkan dia di tempat tidur, kujilat susu yang ada di atas dadanya sambil kujilat puting susunya.
    Cici mengerang kenikmatan. “Nakal kamu ya..!” katanya sambil bangkit dan mencubitku. “Har, kok burungnya bangun terus sih.. Aku sdh capek sekali, kamu masih mau lagi ya.. ” “Ya masih dong, tapi nanti saja. Kita bobok dulu yuk..!” Akhirnya kami rebahan. Kubalikkan badannya membelakangiku.
    Mau tdk mau, batang peluru kendaliku masuk jg ke selangkangannya. Tapi aku diam saja. Sesekali Cici mengurut batang peluru kendaliku dgn vaginanya.
    Berkedut-kedut. Tgnku mengelus-elus buah dadanya. Kami mungkin sdh sangat lelah, sehingga tanpa terasa kami tertidur, dgn peluru kendaliku berada dlm vaginanya. Tidur yang sangat nikmat.
    Hari Sabtu, hari libur, hari malas. Aku biasa bangun jam 10 pagi. Tapi hari ini molor sampai jam 12. Kami bangun mandi berbenah sedikit untk siap-siap jalan-jalan. Peluru kendaliku tetap tegap dari tadi pagi, krn aku sangat menikmati asmara ini. Di depan Cici, kutelepon anak-anakku.
    Mereka bersama dgn baby sitter dan nenek mereka. (Jangan salah menduga, mereka tetap terurus kok. ) Kami mengobrol kurang lebih 30 menit. Aku senang, mereka pun senang. Aku bilang bahwa aku akan pulan hari Minggu siang, setelah mengantar Cici ke bandara, tentunya.
    Cici pun mengirim salam untk mereka. Ketulusan Cici mengirim salam pada anak-anakku membangkitkan gairahku yang tdk tertahankan. Kubuka celananya jeans-nya dan tanpa pemanasan kusenggamai Cici dari belakang sambil berdiri.
    Cici menanggapi dgn gelora membara pula. Vaginanya yang semula kering segera membasah membuat gesekan-gesekan kenikmatan kami menjadi menggila.
    Napas Cici tersengal-sengal. Goyangannya menjadi lebih liar, kadang maju mundur kadang memutar. Sekehendaknya Cici mencari kenikmatan di liang senggamanya. Goyanganku pun menjadi lebih cepat dan keras.
    Tiba-tiba Cici membalikkan wajahnya, “Cium, Harr..!” Langsung kucium bibirnya sambil kuremas-remas gemas buah dadanya yang besar itu. Ternyata ini adalah saat-saat puncak orgasmenya. Vaginanya meremas-remas batang peluru kendaliku, berdenyut-denyut.
    Ini membuatku kesetanan. Kegenjot vaginanya keras-keras sampai tubuh Cici berguncang-guncang. Tdk lebih dari 5 menit, kusemburkan maniku dlm vaginanya. Luar biasa, cepat sekali. Setiap semprotan mani kusiramkan dgn sodokan-sodokan keras penuh kenikmatan.
    Banjirlah vaginanya dgn siraman air maniku. Cici dan aku ke kamar mandi untk membersihkan diri. Sekeluar dari kamar mandi, dia memelukku erat sekali, menciumku mesra sekali. “Har, aku terima kamu apa adanya, rela aku jadi pendampingmu, apapun statusku.
    Itu tdk terlalu penting, aku sangat mencintaimu, jg sayang dan kasihan pada anak-anakmu. Tapi aku sadar, bagaimanapun aku tdk akan jadi ibu mereka. Udah deh, yuk kita jalan-jalan dulu..!”
    Kami jalan-jalan di Ancol, mengunjungi semua tempat hiburan sampai malam hari. Malam Minggu yang melelahkan tapi jg sangat membahagiakan.
    Sampai akhirnya, kami mojok di pantai dekat kuburan Belanda, yang paling sepi. “Waktu cepat sekali berlalu ya Harr..!”
    Cici membuka pembicaraan setelah beberapa saat kami berdiam dan lamunan kami berjalan entah kemana. Yang jelas, aku hanya membayang-bayangkan, gimana kelanjutan hubungan ini. “Begitulah Say..
    Gimana kalau kamu menunda sehari lagi.. ” tanyaku tanpa harap, sebab aku tahu ini tdk mungkin. Cici hanya terdiam.
    Aku pindah ke jok belakangan diikuti Cici. Direbahkannya kepalanya di pangkuanku. Batang kemaluanku pun langsung menegang keras. Cici merasakannya dan langsung membuka celanaku. “Harh, si Adik bangun lagi. ” sambil tgnnya mengelus-elus batang dan lidahnya mulai menari di ujung peluru kendaliku.
    Aku tdk mau kalah, celananya kulepas sehingga aku dapat secara leluasa meraba, mengelus bulu-bulu halus di vaginanya. “Heeggh, terusin Harr.. yang dlm..!” pintanya. Jari tengahku pun mulai kumasukkan dlm liang senggamanya yang sdh sangat basah.
    Cici berkelojotan lebih liar, semantara aku sendiri merasakan peluru kendaliku sdh waktunya mendapat perlakuan lanjutan. “Cici, aku sdh nggak tahan..!” kataku sambil membimbingnya agar duduk di pangkuanku, menghadapku, sehingga kakinya dapat bertumpu di jok.
    Dikocok-kocoknya peluru kendaliku sambil kami berciuman dan kemudian dibimbingnya kemaluanku itu masih pada liang kenikmatannya.
    Pelan tapi pasti, amblaslah seluruh batang peluru kendaliku. Aku dan Cici sama-sama tertahan ketika ujung peluru kendaliku menyentuh pintu rahimnya.
    Cici menggerakkan pinggulnya maju mundur, meskipun kami saling berpagutan. Merangsang sekali. Tdk tahan lagi aku untk tdk melumat buah dadanya yang besar berayun-ayun ketika Cici bergerak ke atas-bawah.
    Cici menjadi lebih liar dan gerakannya menjadi lebih dahsyat. “Har, remas susuku sekeras-kerasnya, aku sangat menikmatinya..! Please Har..!” pintanya. “Ntar sakit dong Ci, aku nggak..” jawabanku dipotongnya.
    “Biarin, biarin.., aku sangat menikmatinya..! Siksalah aku dgn nikmatmu Har..! Membuatku lebih nikmat hegh..!”
    Aku baru sadar bahwa Cici tampaknya agak senang dgn sadism. Kuremas keras susunya, kugigit agak keras krn takut menyakitinya.
    Cici menjadi lebih liar dan melenguh agak keras. “Say, ough.. ough.. nikmatnya Say, aku keluar lagi, ouch ach.. ini nikmat sekali..!” dan Cici pun mengejang hebat. Tdk pernah kubayangkan sebelumnya, bahwa Cici dapat seperti ini.
    Entah mengapa, aku justru menjadi sangat sulit untk mencapai orgasme. Cici tampaknya menyadari hal ini. “Say, nggak apa-apa kok, aku sungguh menikmatinya, gemasilah diriku sesukamu..!” “Kita kembali ke hotel yuk Ci, malam sdh mulai larut..!”
    Cici kelihatan agak bingung, krn aku tdk menyelesaikan puncak-puncak pendakian kenikmatan itu. “Say, kulayani kamu semalaman ini, kita nggak usah tidur, ya.. ” pinta Cici ketika kami memasuki pintu kamar. Aku mengiyakan saja.
    Cici memesan berbagai makanan kecil dan biasa, susu kesukaanku yang dipesan Cici sampai 3 gelas. Room Service mungkin heran, ya.. Kami sempat ngobrol sebentar sampai Cici memintaku untk melanjutkan puncak-puncak pendakian kenikmatan yang sempat teputus.
    Cici langsung membuka seluruh pakaiannya dan tubuh mungil indah itu berdiri tegak di hadapanku. “Har, kamu diam saja. Aku akan melayanimu habis-habiTong..!” Dan sambil berkata begitu, Cici membuka bajuku pelan-pelan sambil mencium dan menjilati dadaku. Ooh nikmat sekali.
    Lalu giliran celanaku dibukanya, sambil menjilati dan menciumi peluru kendaliku yang sdh tegang memerah. Aku seperti majikan yang dilayani oleh seorang dayang. Pahaku, kakiku, pantatku, semua dielus, dicium dan dijilat. Aku tdk tahu Cici belajar dari mana, atau barangkali naluri saja.
    Dgn posisiku masih duduk di kursi, Cici membalikkan badan, duduk di pangkuanku dan memasukkan peluru kendaliku ke vaginanya. Gerakan-gerakan lembut dilakukannya. Tubuhnya menggeliat-geliat krn kuremas lembut buah dadanya sambil kuciumi dan kujilat punggungnya.
    Beberapa saat kemudian, Cici melenguh dan mengejang lagi. Dan lagi denyutan-denyutan itu kurasakan. “Hugh Say, kenapa jadi aku yang sampai duluan..
    Nikmat sekali rasanya, kamu mau kuapakan supaya sampai.. ” semua ini dikatakan Cici sambil terus menggoyang pinggulnya. Aku mengajaknya naik ke ranjang.
    Kuarahkan dia sehingga dia siap dgn posisi doggy style. Cici menurut saja. Kutusukkan batang peluru kendaliku amblas dlm vaginanya dan kogoyang dgn keras dan cepat. Lama sekali kunikmati posisi ini, krn dari belakang aku dapat menikmat kemolekan tubuhnya dan meremasi buah dadanya.
    Akhirnya, aku tdk kuasa lagi menahan tekanan hebat dlm peluru kendaliku, krn remasan-remasan vagina yang tdk kunjung habis. “Ci.., aku mau keluar niich..! Tahan ya Sayang, jangan sampai lepash..!”
    Dan kogoyang pantatku keras-keras sampai akhirnya, “Aachh..!” teriakku dgn keras menyertai semprotan-semprotan maniku yang membajiri liang vagina Cici. “Say, goyang terus jangan berhenti..!
    Aku jg mau sampai lagi, ooh..!” pinta Cici. Aku yang sebelumnya mulai melemas kembali menggoyang kemaluanku dgn lebih cepat dan keras. Cici akhirnya menjerit, “Saych..!” dan denyut-denyut kenikmatan itu kembali mengurut-urut peluru kendaliku.
    Kami rebah kehabisan tenaga. Badan kami basah oleh peluh. Pendakian kami akhirnya sampai jg pada puncak kenikmatan bersama-sama. Sambil masih berpelukan, kami saling meraba daerah-daerah kenikmatan kami.
    Sampai akhirnya kami betul-betul lemas. Tdk berdaya. “Yuk berendam yuk..! Biar nggak capek..” kuajak Cici ke kamar mandi untk berendam air hangat. Setelah air penuh. Kami pun berendam, di ujung bath tub saling berhadapan.
    Kakiku kadang-kadang usil untk mempermainkan selangkangan Cici, yang membuatnya sesekali memejamkan mata. Pastilah nikmat.
    “Har, tadi waktu kamu dari belakang, jari dan burungmu sesekali menyentuh lubang duburku, kok enak yach.. ” Cici membuka pembicaraan yang mengejutkanku. Mungkin secara tdk sadar aku telah menyentuh duburnya tadi, krn gerakanku yang liar peluru kendaliku seringkali lepas.
    Dan aku pun seringkali sambil terpejam meremas-remas pantatnya yang aduhai, indah dan merangsang. “Kamu mau nggak melakukannya lagi.. ” tanya Cici. Aku mengiyakan, krn aku terbayang adegan-adegan yang pernah kutonton di BF. Mungkin Cici tipe wanita yang suka coba-coba, meski kadang itu menyakitkan dirinya.
    Setelah mandi dan beristirahat entah berapa lama, kami memulai akivitas lagi. Seperti janjiku, aku meminta Cici untk menungging agar pantatnya lebih terbuka. Kuelus lembut pelan-pelan lubang pantatnya. Kuciumi dan lalu kujilati.
    Entah apa yang kulakukan ini, krn aku belum pernah melakukannya. Terpikir olehku, mungkin ini akan menjadi anal seks yang pertama. Cici sdh memberikan keperawanannya padaku, sebanarnya itu sdh luar biasa bagiku. Tapi ini, tampaknya akan menjadi lebih dahsyat lagi. Cici tampak sangat menikmati perlakuanku.
    Desahannya sangat merangsang, membangkitkan gairahku yang makin membara. Batang peluru kendaliku sdh menjadi sangat tegang. Cici memegangnya dan, ya ampun.., dia mengarahkan batang kemaluanku ke anusnya.
    Seperti sdh tdk dapat mengendalikan diri lagi, kugesek-gesekkan peluru kendaliku ke anusnya. “Ooch Har, enak sekali Say..! Aach..!” kata Cici sambil menggerakkan pantatnya, seolah menginginkan kenikmatan di seluruh permukaannya. Bayanganku pada adegan-adegan BF menguasai pikiran dan nafsuku. “
    Ci, boleh nggak kumasukkan k0nt0lku ke duburmu.. ” Cici tampak terkejut, tentu dia tdk mengira. “Memangnya nggak jijik.. ” “Nggak tahu deh, aku hanya ingin mencobanya. ” jawabku sedikit bohon.
    Padahal aku sangat ingin mencobanya krn adegan BF itu. Cici mengatakan terserah saja. Akhirnya kucoba jg. Sangat sulit, krn Cici kesakitan dan selalu menghindarkan lubang pantatnya.
    “Ci, jangan bergoyang terus..! Susah nih, pasrahlah..!” pintaku padanya. Entah dapat ilham dari mana. Akhirnya kupaksa Cici telungkup dan kutindih pantatnya, sehingga ia tdk akan dapat banyak bergerak.
    Kululuri peluru kendaliku dgn ludahku sehingga menjadi lebih licin, seperti di BF. Dgn agak memaksa dan penuh nafsu, kutekan batang peluru kendaliku masuk ke anusnya. “Har, sakit..!
    Stop..! Ach..!” Cici memekik kesakitan. Tapi penisku sdh amblas dlm anusnya. Aku terdiam. Cici kadang mengejangkan lubang anusnya, sehingga memberiku kenikmatan. Cici masih telungkup menutup wajahnya dgn bantal. “Kalau memang enak, terusin..! Tapi pelan-pelan..!” katanya kemudian.
    Aku pun segera mengayun sepelan mungkin. Ooh, nikmat sekali rasanya. Belum pernah kunikmati kenikmatan seperti ini. Mungkin krn Cici menjadi lebih rileks, sodokanku pun menjadi lebih lancar.
    Kuangkat pantat Cici sehingga aku dapat menyusupkan tgnku, agar dapat meraba vaginanya. Cici mengeliat-geliat. Tampaknya dia sdh mulai menikmati. Vaginanya menjadi lebih basah. Desahannya pun terus terdengar.
    Aku menjadi semakin menikmati pengalaman baru ini. Kenikmatan puncak yang diberikan oleh gadisku, yang sangat mencintaiku.
    Jari tengahku kumasukkan dlm lubang vaginanya. Cici sangat menikmatinya dan vaginanya pun menjadi basah sekali. “Har, dua jari supaya lebih terasa..!” Maka kumasukkan jari telunjukku dlm lubang nikmat itu.
    Cici menjadi lebih gila. Goyangannya menjadi semakin hebat, sehingga aku tdk perlu menggoyang, krn tgnku harus menjangkau lubang nikmatnya itu. “Harh.. har.. aku mau sampai Har..! Ochh Har.. Aach..!” tinggi lenguhannya dan banjirlah vaginanya.
    Aku menjadi lebih bersemangat menggenjot anusnya dan aku pun tdk dapat menahan laju air maniku. Cret.. cret.. cret.. kutumpahkan air nikmatku dlm anusnya dgn denyut-denyut kenikmatan yang tiada taranya.
    Kami ke kamar mandi untk membersihkan diri setelah itu. Cici mencegahku untk mencuci peluru kendaliku sendiri. Cici memandikanku dgn gosokan-gosokan yang lembut. Aku sungguh seperti seorang majikan yang dilayani seorang dayang.
    Belum pernah aku mengalami seperti ini. Tdk terasa, hari sdh pagi. Kami harus bersiap-siap krn jam 10:00 Cici harus ke bandara. Akhirnya kuantar Cici ke bandara. Air mata Cici membasahi pipinya. Kami berpelukan. Ciuman kami pun tdk tertahankan.
    Pandangan orang-orang di sekitar kami pun terarah pada sepasang manusia. Kami tdk menghiraukannya. Cici harus kembali ke M. Sesak rasanya dada ini.
    Tapi kami saling berjanji akan menjaga cinta kami. Dua malam yang sangat melelahkan dan membahagiakan telah lewat. Kami akan bertemu kembali. Cici pasti akan pulang ke Jakarta lagi.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • BERPACU DALAM RINTIK HUJAN

    BERPACU DALAM RINTIK HUJAN


    883 views

    Cerita Sex ini berjudulBERPACU DALAM RINTIK HUJANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nama aku Melda, aku bekerja disebuah toko milik seorang keturunan yg kaya di kota S, bos aku bernama Liem, bertubuh gendut tapi kekar, orangnya bermata sipit dan selalu melirik kearah tempat dimana aku duduk menunggu didepan rak barang.

    Mbelor adalah lelaki yg sering datang ketoko membeli barang dan selalu menggoda aku, walaupun dia tak membeli apaapa, bahkan sesekali dia membeli pembalut wanita dan kemudian memberikannya kepadaku.

    Akhirnya dia datang juga dibawah hujan rintik tepat pada pukul 21.00, tepat ketika toko mau tutup, dia langsung menuju kearahku, menatap dan berkata kalem,

    Aku mau beli kondom dengan wajah kalem, kemudian dia tertawa kecil melihat wajahku yg memerah.
    memangnya buat siapa mas Mbelor? jawabku ,
    Buat kamu dong.. sahutnya langsung.

    Wajahku langsung memerah saat itu juga sembari mencubit tngannya yg berada diatas tanganku. Aku langsung berjalan cepat ke arah meja bosku dan mengambil tas kecilku sembari pamit untuk pulang.

    Aku menarik dan menggandeng tangan Mbelor, dan mengajaknya ke motor yg dia parkirkan didepan parkiran kami, motornya mas Mbelor adalah motor sport, Tiger 2000, tempat duduknya licin sekali sehingga kalau Melda dibonceng selalu saja terpeleset ke bawah.

    Hari ini Mbelor kelihatan kalem sekali, rambutnya diklimis menarik dan senyumannya yg penuh arti seakan memiliki rencana kejutan, apa lagi hujan grimis yg membasahi wajahnya membuatnya terlihat gagah dan menggairahkan hari ini. Agen Poker Terpercaya

    Mbelor menghidupkan mesin dan aku naik keatasnya, seperti biasanya dalam perjalanan aku selalu memegang ke belakang supaya tak terpeleset kedepan tapi hari ini entah kenapa aku tak lagi berpegangan dan membiarkan tubuhku terseret kebawah sehingga pantat kami beradu menjadi satu dan dadaku menempel erat dipunggungnya.

    Ih mas Mbelor, kapan kapan tempat duduknya digantiin sama yg nggak licin aja, habis Melda kan cape kalo pegangan kebelakang terus, seruku rada merengek.
    sapa yg suruh pegang ke belakang .ha ah ah katanya sembari tertawa. Mbelor memang orangnya periang, dan sering tertawa bahkan terbahak jika mendengar sesuatu yg lucu.

    Akhirnya kuberanikan melingkarkan tanganku di pinggangnya sembari mempererat tekanan didadaku, entah kenapa hari itu aku ingin sekali memeluk mas Mbelor, terasa hangat disuasana yg gerimis dan dingin itu.

    Aku kos dikota S begitu pula dengan mas Mbelor, dia juga anak kos, bahkan keakungan ibu kosnya sehingga tak direlakan pindah walaupun mas Mbelor sekarang sudah mapan kerjanya. Hari sudah larut malam, kami tiba di kos pukul 22 malam, maklum mas Mbelor nyetirnya pelan lagi pula gerimis bikin takut tergelincir.

    Waduh kosnya mas Mbelor udah Dikunci nih, katanya sembari melihat Jam tangan Akhirnya kutawarkan untuk tidur di kosku saja, karena memang ibu kos tak tinggal di tempat kos kami, sembari menggandeng mas Mbelor dari parkiran ke dalam kamar kostku.
    Stt bisik ku ketika mas Mbelor hendak mengucapkan kata.
    Semuanya pada tidur entar tergangu kataku kemudian.

    Kubuka kunci dan kami pun berada didalam kamar kosku yg berukuran cukup luas, tak ada kamar mandi didalamnya akhirnya akupun berjalan dengan tubuh basah kuyub menuju lemari dan mengambil selembar handuk bersih dan melemparkannya ke arah mas Mbelor kemudian ke ranjang dan merapikannya.

    Betapa kagetnya ketika kurasakan ada dua belah tangan tibatiba mendekap pinggangku dari belakang, dan kurasakan wajahnya menempel di leherku dan mengeluarkan nafas hangat yg menyapu selasela telingaku. Aku hanya bisa membetulkan pakiaku sembari mendesah
    mass..

    Tanpa kusadari aku menatap ke cermin didepanku kudapatkan memang ternyata badanku telah benarbenar basah kuyub sehingga bentuk tubuhku tercetak melekat pada baju menonjolkan buah dadaku yg berukuran 34B dan mancung kedepan.

    Tiba tiba pula dia mengangkat tubuhku sehingga bisa kulihat cahaya matanya yg berkilat dengan butiran2 air yg ada diwajahnya, benarbenar mempesona dan membiusku sehinga aku tak memberotak sedikitpun ketika dia mulai membawa dan membaringkanku diatas ranjang kamarku.

    Dia berdiri sembari menatapku sedangkan tangannya telah berusaha membuka kancing kemeja yg kugunakan, tangan kirinya membelai pipiku dan sesekali menyingkirkan ranbutku yg sepanjang bahu dari leherku.

    Akhirnya ketakberdayaanku semakin membuat dia berani menurunkan wajahnya dan mengecup lembut bibirku, kemudian menciumi leherku membuat tubuhku mengelinjang pasrah.

    Dan setelah beberapa saat tanpa kusadari dia telah berhasil melepaskan kancing kemejaku dan kemudian terasa tangannya masuk kedalam baju dalamku dari arah pusar membuka keatas baju dalam yg kugunakan sampai keleherku dan kemudian dia meremasremas kedua buah dadaku sembari terus menjelajahi permukaan leherku membuat darahku berdesir kencang dan panas mengalir disekitar kemaluanku.

    eh..hhhh.., desahku yg disambut dengan kuluman bibir mas Mbelor.

    Tak terasa basah sudah seluruh tubuhku menahan gejolak dari rangsangan mas Mbelor, sedang kakiku sudah tak tahan saling menggesekgesekkan untuk menenangkan gejolak pada bagian kemaluanku yg terasa sedikit gatal dan jengah karena tak disentuh sedikitpun olehnya.

    Sampai akhirnya terasa sebuah tangan kekar menyelusup diantara celana dalamku dan menggesekgesekkan kemaluanku dengan lembut, sementara dia melepaskan pangutan dibibirku membuat lenguhan ku kini bisa terdengar Agen Poker Terpercaya

    Oh.., teriakku kecil begitu tangan kekar itu berhasil menemukan tonjolan kecil klitorisku.

    Terasa ingin melonjak begitu kemaluanku yg dari tadi dianak tirikan kini akhirnya terjamah juga oleh tangan mas Mbelor.

    Mas . bisikku sembari memegang erat tangannya sembil menatap wajahnya,

    Ouww, teriakku begitu dia menggesek keras dibibir kemaluanku, kucubit kecil tangannya sembari menatap wajahnya yg menatap pandangan pasrah wajahku, tak terasa BHku telah terlepas dan mulutnya sekarang bergantian mengulum kedua buah dadaku, dan terus menerus merangsangnya dengan menggigitgigit kecil di ujungnya, membuat pinggangku turun naik melengkung menerima rasa geli yg sangat, sampai akhirnya kekagetanku terkuak begitu kurasakan aliran darahku semakin mendesir desir dikepalaku dan lagi kulihat di cermin pemandangan mas Mbelor sedang mengocok sendiri kemaluannya sembari terus merangsang kemaluan dan mengulum buah dadaku.

    Aduh massss..hhhmmm, aku sudah tak tahan lagi seakan mau meradang seluruh tubuhku. mataku terbelalak begitu mendadak kurasakan dua buah jari mas Mbelor masuk keliang kemaluanku dengan cepat, membuat aliran darahku terhenti sejenak menjawab kegelisahanku sedari tadi.

    masukiinn .mass jawabku pasrah atas pebuatan mas Mbelor itu,

    sementara mas Mbelor menurunkan rok ku dan menurunkan celana dalam sampai lutut, dia bergerak naik keatas ranjang kami, kulihat kemaluan mas Mbelor sekitar 16 cm dengan dia meter 2 ukuran ibu jari, dia mengarahkan pada kemaluanku yg telah banjir dan memerah itu, sembari memandang kearahku, aku hanya menutupkan mataku sembari merasakan detikdetik benda panjang itu mulai memasuki gerbang kewanitaanku, merangsek maju perlahan memenuhi sekuruh rongga udara dan memompa udara dalam kemaluanku terus menuju kedalah rahimku, sampai.

    Ohhh.teruuss mass, bisikkku merasakan kemaluanku telah dipenuhi oleh kemaluan mas Mbelor dan menjadi semakin gerah saja.
    hhh. . suaraku berulang dengan maju mundurnya kemaluan mas Mbelor, terus meracau sembari menutup kedua mulutku supaya tak membangunkan tetangga kos.

    ohhhhmmmm.hsss., desisan ku tak kuat dengan hentakanhentakan kemaluan mas Mbelor yg semakin cepat sampai akhirnya aku
    aduuuhh mass..oooooohhhhhhh., aku bangkit memeluk mas Mbelor dan kakiku bergerak ingin melingkarkan ke pinggang mas Mbelor meminta dia menghentikan genjotannya tapi tertahan oleh rok yg memang sampai dilututku, aku menggelinjang kian kemari, kepalaku tak kuasa menahan aliran kenikmatan itu sampai menggeleng tak tentu arah. Aku orgasme terlebih dahulu dari mas Mbelor,

    Maaf mas, kataku begitu terlepas dari rasa kecamuk diseluruh tubuhku, seprai ranjangku terlihat basah pada bagian bawah kelaminku mengalir cairan orgasmeku, terasa geli kemaluan mas Mbelor di kemaluanku, sampai akhirnya aku mengambil inisiatif untuk melepaskannya dari kemaluanku sembari berbisik, mas biar Melda kocokin ya, kataku sembari mengocok keras kemaluan mas Mbelor, terus sampai dia melenguh tak tertahankan, kutarik mangkuk kecil diatas meja riasku dan kutaruh didepan menyambut semprotan cairan sperma yg keluar berulang ulang dari kemaluannya. Agen Poker Terpercaya

    Akhirnya mas Mbelor dan aku tertidur pulas sembari berpelukan, tentu saja dengan keadaan terakhir kami, rok dan celana dalamkupun masih tetap dilututku sedang baju dalamku telah turun menutupi kembali buah dadaku. Ini memang bukan ML ku dengan Mbelor yg pertama, akan tetapi malam itu adalah peristiwa yg terindah yg aku alami sampai sekarang, dibalik dinginnya gerimis kota dan hentakanhentakan mas Mbelor yg perkasa membuaiku sampai ke negeri awan.

    Keesokan harinya terlihat sepreiku bebercak besar air kenikmatan yg kami buat dikemaluanku semalam.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto

    Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto


    881 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto, Namaku Linda aku gadis yang masih menginjak usia 17 tahun, kehidupanku kini berubah sejak kami di tinggal ayah. Mama hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian tetangga yang memang mengenal keluarga kami sebelumnya, awalnya kami hidup serba berkecukupan namun semua berubah setelah kami di tinggal ayah yang lebih memilih wanita lain daripada hidup dengan mama dan aku anaknya.

    Bukan itu saja ternyata ayah meninggalkan banyak hutang sehingga terpaksa mama menjual rumah kami. Dan kamipun lebih memilih tinggal di rumah kontrakan yang tidak jauh dari rumah kami yang dulu, hanya saja rumah yang kami tinggali sekarang lebih kecil dan masih masuk gang pula, sebagai anak tunggal aku hanya bisa pasrah apalagi aku sudah menginjak dewasa.

    Sedikit banyak aku sudah mengerti yang terjadi pada kami, dan akhirnya akupun berubah dari pribadi yang pemalu menjadi agak liar. Awalnya aku hanya mau di ajak nonton oleh temanku yang bernama Ferdi, rupanya dia telah merencanakan sesuatu padaku. Dengan mudahnya dia menikmati tubuhku di saat aku sudah tidak berdaya dalam obat yang dia campur dalam minumanku.

    Sejak saat itulah aku menjadi liar, dengan gampangnya aku melakukan adegan seperti dalam cerita seks. Padahal aku tidak melakukannya dengan pasanganku, melainkan dengan banyak cowok yang bersedia membayarku. Dan aku minta mereka merahasiakannya pada teman cewek di sekolahku, hingga 5 bulan lamanya aku terus melakukan hal itu. Tentu saja tanpa sepengetahuan mamaku.

    Apalagi aku tetap masih minta jatah jajan pada mama, karena uang yang mereka berikan padaku belum seberapa. maklum yang mengajakku melakukan adegan cerita seks 17 tahun hanya teman sekolah yang hanya dapat uang jajan dari orang tua mereka, hingga akhirnya akupun lulus dari sekolah dan dalam hati aku ingin sekali melanjutkan kuliah tapi aku tidak ada biaya. Yuk Bermain Poker Online Indonesia Aman Dan Terpercaya Salmonpoker.

    Akhirnya akupun menggunakan cara lain, aku pamit pada mama kalau aku akan bekerja di kota besar. Awalnya mama tidak mengizinkan aku namun aku tetap memaksanya sampai akhirnya diapun melepas kepergianku yang pamit berangkat mencari pekerjaan, padahal sebenarnya aku sudah ada rencana dengan uang yang selama ini aku tabung akupun mencari kampus di kota yang baru saja aku injak ini.

    Sambil terus mendaftarkan diri akupun tetap melakukan apa yang telah menjadi pekerjaanku di kotaku. Apalagi aku sudah mengenal sosok tante Gina, yang aku kenal lewat sosmed, dia salah satu mucikari yang cukup terkenal di kota ini. Pertama kami bertemu dia begitu tajam menatapku lalu berkata “Perfect.. aku yakin kamu akan menjadi primadona baru disni..”.

    Bukan hanya tentang pekerjaan yang akan aku kerjakan saja yang di bantu oleh tante Gina, tapi tentang urusan kuliahku juga dia yang mengurusnya. Hingga dengan mudahnya aku dapat kuliah sambil bekerja pada tante juga, aku melakukan cerita seks sudah tidak terhitung dan kini aku sudah menggunakan mobil ke kampus bahkan aku tinggal di salah satu apartemen mewah.

    Semua itu memang masih belum milikku seutuhnya, karena itu semua hanya pemberian om Darto. Dan dengannya aku sering melakukan hubungan intim seperti dalam adegan cerita seks, pria tambun ini begitu mencintaiku dan aku merasa kasihan juga melihat dia sudah berkorban banyak padaku. Bahkan om Darto pernah bilang padaku ” Linda kamu boleh pacaran di luar sana asal jangan sampai kamu membawanya ke apartemen ini..”.

    Hal itu membuat aku semakin simpati padanya, aku tidak pernah sekalipun mengajak pria lain masuk ke dalam apartemen ini. Apalagi kalau sampai melakukan adegan cerita seks 17 tahun, siang ini aku memang langsung pulang dari kampus karena aku ingin mempersiapkan kejutan buat om Darto. Hari ini dia berulang tahun usianya genap 47 tahun dan aku pura-pura tidak mengetahuinya.

    Padahal aku sudah mempersiapkan kado spesial untuknya, lalu aku hiasi kamarku seperti layaknya pasangan yang akan melakukan bulan madu mereka. Sengaja aku taburi juga tempat tidurku dengan bunga mawar putih, setelah aku persiapkan semunya mulai dari dekorasi sampai kue ultah aku aku ambil di salah catering tadi, akupun bersiap-siap mandi dan berdandan agar terlihat lebih anggun aku pakai gaun malam.

    Sengaja aku membelinya kemaren dan memang aku persiapkan untuk momen ultahnya om Darto. Namun hingga jam 8 malam dia belum juga datang, bahkan karena capeknya juga akupun sampai ketiduran setelah lewat jam 9 malam om Darto belum juga datang. Tiba-tiba aku merasa seperti ada orang yang menggendongku dan dia merebahkan aku di atas tempat tidur.

    Aku tahu kalau om Darto yang telah menggendongku, aku buka perlahan mataku dan tersenyum padanya yang tengah menatapku juga “Happy birtday sayang..” Kataku lirih lalu aku melingkarkan tanganku pada lehernya, dan aku cium pipinya lalu bibirnya “Lindaaa.. maaf aku baru dataang..om tidak tahu kalau kamu bakalan..” Aku memotong perkataan om Darto.

    Dengan melepas pakaiannya dan juga pakaian yang aku kenakan “Aku dah nunggu lama om..” Diapun tersenyum lalu kamipun bergumul, dengan buasnya om Darto menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas sampai kebawah “OOoouuuggghh… om… aaaaagggghhh… aaaaggghh… geliii ooom… aaaaaggggghhh… aaagggghhh..” Lirih aku berkata ketika dia menyelinapkan lidahnya dalam memekku.

    Seperti pemain dalam adegan cerita seks kami terus melepas nafsu yang telah memuncak “OOouuuuuggggghhh… ooouuuggghh…. Liiin…. aaaaggggghh… aaagggggghhh… teruuuuuuusss… aaaaggghhh…. sayaaang..” Katanya ketika mulutku kini berganti mengulum kontolnya, hingga akhirnya diapun menindih tubuhku lalu dengan cepat bergerak setelah dia masukkan kontolnya.

    Dalam memekku dan akupun mengimbanginya dengan gerakan perlahan “OOouuuuggggghhhhhh… aaaaggggghhh… ooouuuggghhhh… aaagggghh… saaayaaaang….. aaagggghhh” Semakin buas saja om Darto bergerak setelah aku mainkan juga tanganku pada dua telornya, yang ikut bergerak tapi tidak ikut masuk kedalam memekku, aku pilin-pilin dengan gemasnya.

    Hingga akhirnya aku dengar om darto mengerang keras dan panjang “Ooouuugghh… Liiin… aaagggghh.. Ommm.. udaaaaahhh…… aaaggggghhh… aaaagggghhh… aaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhhhh.. aaaaagggghhhh… ” Dia menekan kontolnya yang sudah menyemburkan larva hangat dan kental dalam lubang kemaluanku, akupun memeluk tubuhnya yang sudah lemas.

    Malam ini kami melakukan adegan cerita seks 17 tahun hingga puas, dan tidak lupa aku makan malam romantis dengan om Darto meskipun akhirnya kami makan malam di atas tempat tidur. Aku benar-benar menyayangi pria ini karena kebaikannya dan aku juga tidak ingin lagi kembali menjadi gadis bispak, cukup menjadi peliharaan om Darto yang telah membuat aku begitu mencintainya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Memuaskan tante kesepian

    Cerita Sex Memuaskan tante kesepian


    881 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan tante kesepian, Tante Cantik ini berusia 35 tahun bernama Yeni, memiliki paras wajah yang sangat cantik dipadu dengan body yang aduhai seksinya, ditambah payudaranya mulus berukuran 36A. Siapa yang tak tergoda dengan tante Yuli ini, seorang wanita pengusaha yang sangat kaya raya rambut lurus seta tante ini sangat kaya raya yang sudah dikaruniai 2 orang anak

    Awal Cerita Tante – setelah aku menyelesaikan program mini marketnya, aku mengantarkannya ke rumahnya yang hanya berjarak sepuluh menit dari rumahku. Tante Yeni tidak ada dirumah. Aku menunggunya sampai dia datang sambil ngobrol ditemani pembantunya.

    Setelah hampir satu jam aku di sana, Tante Yeni pulang. Kulihat dia agak heran melihatku bermain-main dengan Cynthia dan mengobrol santai dengan Mbak Ning.

    “Kau bawa programnya ya? Ada petunjuk pemakaiannya kan?”

    “Ada dong. Tapi untuk mempercepat, sebaiknya aku menerangkan langsung pada karyawanmu, Cie.” Aku sengaja memanggil Tante Yeni dengan panggilan “Cie” karena dia masih terlihat sebagai wanita Chinese. Lagipula, panggilan “Cie” akan membuatnya merasa lebih muda.

    Sejak hari itu, aku semakin akrab dengan keluarga Tante Yeni. Apalagi kemudian Tante Yeni memintaku untuk memberikan kursus privat komputer pada Edy dan Johan, dua anaknya yang masing-masing kelas duduk di kelas 1 SMP dan kelas 6 SD. Sedangkan untuk Cynthia, aku memberikan privat piano klasik. Karena rumahnya dekat, aku mau saja. Lagi pula Tante Yeni setuju membayarku tinggi.

    Aku dan Tante Yeni sering ber-SMS ria, terutama kalau ada tebakan dan SMS lucu. Dimulai dari ketidaksengajaan, suatu kali aku bermaksud mengirim SMS ke Ria yang isinya, “Hai say.. Lg ngapain? I miz u. Pengen deh sayang-sayangan ama u lagi.. Aku pengen kita bercinta lagi..”

    Karena waktu itu aku juga baru saja ber-SMS dengan Tante Yeni, refleks tanganku mengirimkan SMS itu ke Tante Yeni! Aku sama sekali belum sadar telah salah kirim sampai kemudian report di HP-ku datang: Delivered to Ms. Yeni! Astaga! Aku langsung memikirkan alasan jika Tante Yeni menanyakan SMS itu. Benar! Tak lama kemudian Tante Yeni membalas SMS salah sasaran itu.

    “Wah.. Ini SMS ke siapa ya kok romantis begini..” Wah, untung aku dan Tante Yeni sudah akrab. Jadi walaupun nakalku ketahuan, tidak masalah.

    “Maaf, Cie. Aku salah kirim. Pas lagi horny nih. :p Maaf ya Cie..” balasku. Aku sengaja berterus terang tentang ‘horny’ku karena ingin tahu reaksi Tante Yeni.

    “Wah.. Kamu ternyata sudah berani begituan ya! SMS itu buat pacarmu ya?”

    “Bukan Cie. Itu TTH-ku. Teman Tapi Hot.. Hahaha.. Tidak ada ikatan kok, Cie..”

    Beberapa menit kemudian, Tante Yeni tidak membalas SMS-ku. Mungkin sedang sibuk. Oh, tidak, ternyata Tante Yeni meneleponku.

    “Lagi dimana Boy?” Tanya Tante Yeni. Suaranya lebih akrab daripada biasanya.

    “Di kamar sendirian, Cie. Maaf ya tadi SMS-ku salah kirim. Jadi ketahuan deh aku lagi pengen..” jawabku. Kudengar Tante Yeni tertawa lepas. Baru kali ini aku mendengarnya tertawa sebebas ini.

    “Aku tadi kaget sekali. Kupikir si Boy ini anaknya alim, dan tidak mengerti begitu-begituan. Ternyata.. Hot sekali!”

    “Hm.. Tapi memang aku alim lho, Cie..” kataku bercanda.

    “Wee.. Alim tapi ngajak bercinta.. Siapa tuh cewek?”

    “Ya teman lama, Cie. Partner sex-ku yang pertama.” Aku bicara blak-blakan. Bagiku sudah kepalang tanggung. Aku rasa Tante Yeni bisa mengerti aku.

    “Wah.. Kok dia mau ya tanpa ikatan denganmu?” tanyanya heran. Aku yang dulu juga sering heran. Tetapi memang pada kenyataannya, sex tanpa ikatan sudah bukan hal baru di jaman ini.

    “Kami bersahabat baik, Cie. Sex hanya sebagian kecil dari hubungan kami.” Jawabku apa adanya.

    Aku tidak mengada-ada. Dalam beberapa bulan kami berteman, aku baru satu kali bercinta dengan Ria. Jauh lebih banyak kami saling bercerita, menasehati dan mendukung.

    “Wah.. Baru tahu aku ada yang seperti itu di dunia ini. Kalau kalian memang cocok, kenapa tidak pacaran saja?”

    “Kami belum ingin terikat. Terkadang pacaran malah membuat batasan-batasan tertentu. Ada aturan, ada tuntutan, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan kami belum menginginkan itu.”

    “Lalu, apa partnermu cuma si Ria dan partner Ria cuma kamu?” selidik Tante Yeni.

    “Kalau tentang Ria aku tidak tahu. Tapi tidak masalah bagiku dia bercinta dengan pria lain. Aku pun begitu. Tapi tentu saja kami sama-sama bertanggung jawab untuk berhati-hati. Kami sangat selektif dalam bercinta. Takut penyakit, Cie.”

    “Oh.. Safe Sex ya? “

    “Yup! Oh ya dari tadi aku seperti obyek wawancara. Tante sendiri bagaimana dengan Om? Kapan terakhir berhubungan sex?” tanyaku melangkah lebih jauh. Kudengar Tante Yeni menarik nafas panjang. Wah.. Ada apa-apa nih, pikirku.

    “Udah kira-kira 2 bulan yang lalu, Boy.” Jawabnya.

    Lama sekali. Pasti ada yang tidak wajar. Aku jadi ingin tahu lebih banyak lagi.

    “Ko Fery Impotent ya Cie?”

    “Oh tidak.. Entah kenapa, dia sepertinya tidak bergairah lagi padaku. Padahal dia dulu sangat menyukai sex. Minimal satu minggu satu kali kami berhubungan.”

    “Lho, Cie Yeni berhak minta dong. Itu kan nafkah batin. Setiap orang membutuhkannya. Sudah pernah berterus terang, Cie?” tanyaku.

    “Aku sih pernah memberinya tanda bahwa aku sedang ingin bercinta. Tetapi dia kelihatannya sedang tidak mood. Aku tidak mau memaksa siapa pun untuk bercinta denganku.”

    “Oh.. Kalau Boy sih tidak perlu dipaksa, juga mau dengan Cie Yeni..” godaku asal saja. Toh kami sudah akrab dan ini memang waktu yang tepat untuk mengarah ke sana.

    “Boy, kamu itu cakep. Masa mau dengan orang seumuran aku? Suamiku saja tidak lagi tertarik denganku..”

    “Cie Yeni serius? Aku tidak menyangka lho Cie Yeni bisa bicara seperti ini. Cie Yeni masih muda. 35 tahun. Seksi dan modis. Kok bisa-bisanya rendah diri ya? Padahal Cie Yeni terlihat sangat mandiri di mataku..” aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Bagaimana bisa, sebuah SMS salah sasaran, dalam waktu singkat bisa berubah menjadi obrolan sex yang sangat terang-terangan seperti ini.

    “Kamu lagi nganggur kan? Datang ke rumahku sekarang ya? Suamiku tidak ada di rumah kok. Dia masih di kantor.”

    Telepon ditutup. Darahku berdesir. Benarkah ini? Seperti mimpi. Sangat cepat. Bahkan aku tidak pernah bermimpi sebelumnya untuk mendapatkan Tante Yeni. Selama ini aku sangat menghormatinya sebagai clientku. Sebagai orang tua dari murid privatku.

    Bergegas aku mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah Tante Yeni. Di sepanjang jalan aku masih tak habis pikir. Apakah benar nanti aku akan bercinta dengan Tante Yeni? Rasanya mustahil. Ada Cynthia dan Mbak Ning di rumahnya. Belum lagi kalau ternyata Edy dan Johan juga sudah pulang dijemput sopirnya.

    Sampai di rumah Tante Yeni, ternyata rumahnya sedang sepi. Cynthia sedang tidur dan hanya Mbak Ning yang sedang santai menonton televisi.

    “Di tunggu Ibu di ruang computer, Kak.” Kata Mbak Ning. Dia memanggilku ‘kakak’ karena usiaku masih lebih tua darinya.

    “Oh iya.. Terima kasih, Ning. Ada urusan sedikit dengan programnya nih.” Kataku memberikan alasan kalau-kalau Mbak Ning bertanya-tanya ada apa aku datang.

    Aku masuk ke ruang computer yang di dalamnya juga ada piano dan lemari berisi buku-buku koleksi Tante Yeni.

    “Tutup saja pintunya, Boy.” Kata Tante Yeni.

    Tiba-tiba jantungku berdebar sangat keras. Entah mengapa, berbeda dengan menghadapi Lucy, Ria dan Ita, aku merasa aneh berdiri di depan seorang wanita mungil yang usianya di atasku. Setelah aku menutup pintu, belum sempat aku duduk, Tante Yeni sudah melangkah menghampiriku.

    Dia memelukku. Tingginya cuma sebahuku. Harum tubuhnya segera membuatku berdesir. Pelukannya sangat lembut. Kepalanya disandarkan ke dadaku.

    Aku tak tahu harus berbuat apa. Ini adalah pengalaman pertamaku dengan wanita yang usianya di atasku. Aku takut salah. Apa aku harus berdiam diri saja? Memeluknya? Menciumnya? Atau langsung saja mengajaknya bercinta? Pikiranku saling memberi ide.

    Banyak ide bermunculan di otakku. Beberapa saat lamanya aku bingung. Pusing tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memilih tenang. Aku ingin tahu apa yang Tante Yeni inginkan. Aku akan mengikutinya. Kali ini aku main safe saja. No risk taking this time.

    “Cie Yeni adalah masalah?” bisikku. Kurasakan pelukan Tante Yeni semakin erat. Dia tidak menjawab. Aku juga diam. Benar-benar situasi baru. Pengalaman baru. Kurasakan penisku tidak bergerak. Rupanya pelukan Tante Yeni tidak membangkitkan gairahku.

    “Aku cuma ingin memelukmu. Sudah lama aku tidak merasa senyaman ini di pelukan seorang laki-laki. Kamu tidak keberatan kan aku memelukmu?” akhirnya Tante Yeni berbicara.

    “Tentu saja aku tidak keberatan, Cie. Peluk saja sepuas Cie Yeni. Apapun yang Cie Yeni inginkan dariku, kalau aku mampu, aku akan melakukannya.” Kurasakan tangannya mencubitku.

    “Sok romantis kamu, Boy. Aku bukan gadis remaja yang bisa melayang mendengar kata-kata rayuanmu.. Wuih, apapun yang kau inginkan dariku.. Aku akan melakukannya.. Hahaha.. Gak usah pakai begituan. Aku sudah sangat senang kalau kamu mau kupeluk begini..”

    Benar juga kata Cie Yeni. Hari itu aku belajar menghadapi wanita dewasa. Belajar apa yang mereka butuhkan. Bagi Tante Yeni, kata-kata manis tidak diperlukan. Tapi tentu saja, aku tidak seratus persen percaya. Bagiku, tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak pujian dengan tulus.

    Perasaan wanita sangat peka. Wanita punya sense untuk mencerna setiap kata-kata pria. Apakah rayuan, apakah pujian yang tulus, atau hanya bunga bahasa untuk tujuan tertentu. Dan aku memilih untuk memujinya dengan setulus hatiku.

    “Cie Yeni, aku beruntung bisa dipeluk wanita sepertimu. Siapa sangka SMS salah kirim bisa berhadiah pelukan?” candaku. Memang benar aku merasa beruntung. Ini bukan bunga bahasa, bukan rayuan. Dan aku yakin perasaan Cie Yeni akan menangkap ketulusanku.

    “Yah.. Aku simpati denganmu yang bisa bergaul akrab dengan anak-anakku. Kamu juga tidak merendahkan si Ning. Kulihat memang pantas kau mendapatkan pelukanku, Boy..” bisik tante Yeni lagi. Kali ini wajahnya mendongak menatapku. Ada senyum tipis menghias bibirnya. Ugh.. Aku jadi ingin menciumnya.

    Di satu sisi aku tahu bahwa aku salah. Tante Yeni sudah berkeluarga dan keluarganya harmonis. Tapi di sisi lainnya, sebagai cowok normal aku menikmati pelukan itu. Bahkan aku ingin lebih dari sekedar pelukan. Aku ingin menciumnya, melepaskan pakaiannya, dan memberinya sejuta kenikmatan. Apalagi Tante Yeni sudah 2 bulan lebih tidak mendapatkan nafkah batin.

    Pasti dia sangat haus sekarang. Aku mulai memperhitungkan situasi. Kami dalam ruang tertutup yang walaupun tidak terkunci, cukup aman untuk beberapa saat. Mbak Ning tidak mungkin masuk tanpa permisi. Satu-satunya kemungkinan gangguan adalah Cynthia.

    Perlahan aku memberanikan diri menyentuh wajah Tante Yeni. Dengan dua buah jariku, aku membelai wajahnya lembut. Mataku menatapnya penuh arti. Kulihat Tante Yeni gelisah, tetapi ia menikmati sentuhanku di wajahnya.

    Aku menggerakkan wajahku menunduk mencari bibirnya. Sekejap kami berciuman. Bibirnya sangat penuh. Sangat hangat. Baru beberapa detik, ciuman kami terlepas. Tante Yeni menyandarkan kepalanya ke dadaku.

    “Aku salah, Boy. Aku mulai menyayangimu..” bisiknya nyaris tak kudengar.

    Aku yang sudah merasakan ciumannya mendadak ingin lebih lagi. Dasar cowok!, rutukku dalam hati. Apalagi aku sedang horny. Aku mencoba mengangkat wajahnya lagi. Ada sedikit penolakan, tapi wajahnya menatapku kembali. Aku tak berani menciumnya. Dan Tante Yeni menciumku, menghisap bibirku, memasukkan lidahnya, menggigit kecil bibirku. Dan akhirnya kami bercumbu dengan hasrat membara.

    Kami sama-sama kehausan.. Agh.. Aku tak peduli lagi. Wanita yang kuhormati ini sedang kupeluk dan kucumbu. Dia membutuhkanku dan aku juga membutuhkannya. Yang lain dipikirkan nanti saja. Nikmati saja dulu, pikirku cepat.

    Aku segera menggendongnya dan membantunya duduk di atas meja. Dengan begini aku akan lebih leluasa mencumbunya. Bibir kami saling melumat. Bergerak lincah saling berlomba memberi kenikmatan tiada tara.

    Tanganku mulai bergerak ke arah payudaranya. Aku meraba payudaranya dari luar. Memberi remasan ringan dan gerakan memutar yang membuat Tante Yeni menggelinjang. Perlahan aku menyusupkan tanganku ke balik pakaiannya. Kurasakan tanganku tertahan. Tante Yeni menolak. Rupanya dia hanya ingin bercumbu denganku.

    Dasar cowok, aku mana tahan? Sudah kepalang tanggung. Aku nekat tetap memasukkan tanganku dan dengan cepat aku berhasil melepas kait bra-nya. Payudaranya terasa utuh di tanganku, masih sangat kencang, masih sangat peka dengan rangsangan. Buktinya Tante Yeni bergetar hebat saat aku meremas payudaranya.

    “Gila kamu, Boy. Aku tidak memerlukan ini semua.. Cukup peluk aku!” tegur Tante Yeni.

    Aku tahu pikirannya memang menolak, tapi tubuhnya tidak. Aku tetap merangsang payudaranya. Gerakan menolak tante Yeni melemah. Dan akhirnya hanya desahan nafasnya yang memburu yang menandakan birahinya telah bangkit.

    Dengan mulutku aku membuka kancing-kancing kemejanya. Cukup sulit, karena ini baru pertama kali kulakukan. Tapi berhasil juga. Tante Yeni tertawa melihat ulahku.

    Kini aku bebas mencumbu payudaranya. Kujilat dan kuhisap puting susunya. Tante Yeni melenguh panjang. Kedua tangannya mencengkeram kepalaku. Wajahnya mencium rambutku. Sesekali dia menggigit telingaku, sementara kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, begitu enak dan nikmat. Payudaranya tidak terlalu besar namun seksi sekali. Warnanya coklat kekuningan dengan puting yang cukup besar.

    Aku bermain cukup lama di putingnya. Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai agak keras. Kadangkala hidungku juga kumainkan di putingnya. Nafas Tante Yeni semakin memburu. Tentu saja untuk masalah nafas, aku lebih kuat darinya karena aku rajin berolahraga menjaga stamina.

    Tak lama tanganku menyusup ke balik roknya untuk mencari vaginanya dan membelainya dari luar. Kurasakan celana dalamnya telah basah. Tante Yeni merapatkan kakinya. Itu adalah penolakan yang kedua. Kepalanya menggeleng ketika kutatap matanya. Aku terus menatap matanya dan kembali mencumbunya.

    Aku tidak akan memaksanya. Tetapi aku punya cara lain. Aku akan membuatnya semakin terangsang dan semakin menginginkan persetubuhan. Perlahan cumbuanku turun ke lehernya.

    “Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya sensitif nih, pikirku. Dengan intensif aku mencumbunya di leher. Bergerak ke tengkuk hingga membuatnya semakin erat memelukku dan mencumbu telinganya.

    “Boy..” rintihnya. Telinganya juga sensitif.

    Aku bersorak. Semakin banyak titik tubuhnya yang sensitif, semakin bagus. Lalu tanganku meraba punggungnya. Membuat gerakan berputar-putar dan seolah menuliskan sesuatu di punggungnya. Tante Yeni semakin bergairah.

    “Ka.. mu.. Na.. kal. Kamu pin.. Pintar sekali membuatku.. Bergairah..” jawabnya terputus-putus. Nafasnya semakin memburu.

    “Cie Yeni cantik sekali. Aku sangat menginginkanmu, Cie.. Aku ingin membuatmu merasakan kenikmatan tertinggi bersamaku..” bisikku sambil terus mencium telinganya.

    “Aku juga menginginkanmu Boy.. Tapi aku takut..” jawab tante Yeni.

    Ya, aku harus membuatnya merasa aman. Dengan gerakan cepat aku melepaskan pelukanku, mengganjal pintu dengan kursi dan kembali mencumbunya. Saat itu di pikiranku cuma satu. Mengunci pintu justru tidak baik.

    Mengganjal pintu jauh lebih baik. Kulihat Tante Yeni merespons ciumanku dengan lebih kuat. Tanganku kembali mencoba merangsang vaginanya. Kali ini kakinya agak terbuka. Aku berhasil memasukkan jariku dan menyentuh vaginanya.

    “Aahh..” Tante Yeni semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. Kini aku sangat leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya makin hebat dilanda badai birahi.

    Entahlah, aku sangat tenang dalam melakukannya. Semakin intensif aku merangsang titik-titik lemah tubuhnya, aku semakin tenang. Aku seperti maestro yang sangat ahli melakukan tugasnya. Wah, rupanya aku berbakat dalam menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri.

    Tante Yeni semakin dilanda birahi. Tangannya kini tidak malu-malu melepas kancing celanaku dan mencari penisku. Setelah menemukannya di balik celana dalamku, dia meremas dan mengocoknya. Aku semakin terbakar.

    Kami sama-sama terbakar hebat. Perlahan aku melepas turun celana dalamnya. Tidak perlu dilepas. Aku menatap matanya meminta persetujuannya. Mata Tante Yeni nanar. Dia sangat kehausan dan sudah pasrah menerima apa pun perbuatanku.

    Perlahan penisku menembus liang vaginanya tanpa kondom. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Benar-benar jauh lebih nikmat dibandingkan dengan memakai kondom. Aku berani tanpa kondom karena aku yakin dengan kesehatan Tante Yeni.

    Aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta dengan dahsyat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar khas. Aku mengerahkan segenap kekuatanku untuk menaklukkannya.

    Tetapi benar-benar tanpa kondom membuatku penisku lebih sensitif hingga belum begitu lama, aku sudah merasakan di ambang orgasme.

    Segera kuhentikan aksiku. Kucabut penisku dan aku menenangkan diri. Kami berciuman. Aku tak mau birahi Tante Yeni surut. Setelah agak tenang aku kembali memasukkan penisku. Kali ini aku tidak menggebu dalam memompa penisku.

    Aku memilih menikmatinya perlahan-lahan. Setiap sodokan aku lakukan dengan segenap hati hingga menghasilkan desahan dan rintihan nikmat Tante Yeni yang sudah dua bulan tidak merasakan nikmatnya bercinta.

    Gelombang badai birahi kembali melanda. Keringat kami bercucuran, lumayan untuk membakar lemak. Kami memang sedang berolahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta sangat baik untuk tubuh. Tidak hanya tubuh, tetapi pikiran juga jadi fresh. Secara teoretis, ada semacam zat penenang yang dihasilkan tubuh saat kita bersenggama, dan zat itu membuat kita sangat nyaman.

    Aku heran juga dengan diriku yang ternyata cukup kuat bercinta tanpa kondom. Penisku terasa agak panas. Aku belajar menahan nafas dan sesekali saat kurasakan aku hendak mencapai puncak, aku menghentikan kocokanku. Cukup sulit memang menahan orgasme.

    Aku berusaha seperti menahan kencing. Dan usahaku berhasil. Setidaknya aku bisa bercinta cukup lama mengimbangi Tante Yeni yang perlahan tapi pasti semakin menuju puncak. Muka tante Yeni semakin kemerahan. Wajahnya yang mungil tampak sangat cantik ketika sedang dilanda birahi.

    “Cie Yeni cantik sekali.. Hebat juga ketika bercinta..” bisikku. Lidahku kembali mencumbui payudaranya yang semakin penuh dengan keringat.

    “Arg.., kamu juga.. Enak sekali, Boy..” ceracaunya.

    Tante Yeni bolak-balik memejamkan mata, membuka mata dan menggigit bibirnya. Nafasnya sangat tidak teratur. Ngos-ngosan dan rambutnya semakin acak-acakan terkena keringat. Wah, pemandangan yang seksi sekali saat seorang wanita bercinta.

    Sebenarnya aku ingin mengubah posisi lagi. Aku ingin lebih lama bercinta. Tetapi aku agak khawatir juga. Sudah cukup lama kami di dalam ruangan ini. Aku khawatir Mbak Ning nanti tiba-tiba mengintip atau mencuri dengar. Aku khawatir karena Mbak Ning cukup punya kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak.

    Dari bahasa tubuh Tante Yeni, aku yakin orgasmenya sudah semakin dekat. Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya di punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menahan nikmat. Dia tampak sekali berusaha untuk tidak menjerit.

    “Agh.. Arrhhk.. Aku sudah ham.. pir..” rintihnya.

    Tanganku meraih bra Tante Yeni dan meletakkannya di mulutnya supaya dia bisa menggigit bra itu. Daripada menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya.

    Sodokanku semakin kuat dan temponya kupercepat. Aku belajar untuk sama-sama mencapai orgasme dengan Tante Yeni walaupun menurutku sangat sulit untuk bisa orgasme bersamaan. Setidaknya, aku berencana membiarkannya orgasme terlebih dulu, baru aku menyusul.

    “Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang Tante Yeni agak tidak jelas karena sambil menggigit bra.

    Aku menjaga semangat dan menjaga penisku agar tetap kuat bertempur. Kurasakan penisku juga semakin panas. Aku juga sudah mendekati puncak. Aliran sperma dari bawah sudah merambat naik siap menyembur. Gerakan Tante Yeni semakin menyentak-nyentak. Untung meja di ruangan itu adalah meja kayu yang kosong. Kalau seandainya ada buku atau ballpoint pasti sudah berantakan terlempar.

    Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh Tante Yeni bergetar hebat. Menghentak-hentak dan tangannya mencengkeram sangat-sangat-sangat-kuat. Dia memelukku sangat erat. Dari mulutnya keluar semacam raungan yang tertahan.. Seandainya ini di kamar hotel, pasti dia sudah menjerit sepuasnya.

    “Aargghh.. Sstt..”

    Aku merasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak seberapa banyak tetapi membuat penisku semakin panas. Tante Yeni orgasme sementara aku juga sudah semakin dekat. Inilah saatnya. Aku mempercepat kocokanku. Cepat.. Dan aku mencabut penisku.

    Crot..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku berhamburan muncrat di perut dan dada Tante Yeni. Ah.., nikmat sekali mencapai puncak. Perjuanganku tidak sia-sia. Aku yang selama ini rutin berlatih menahan kencing, melatih otot-otot perut dan penisku, sukses mengantarkan Tante Yeni menggapai orgasmenya. Dibandingkan ketika making love dengan Ria dan Ita, kali ini lebih mendebarkan dan menantang. I did it.

    Tante Yeni segera mencari tissue dan membersihkan ceceran spermaku. Kurang dari semenit kemudian dia sudah memakai bra dan kemejanya kembali. Celana dalam dan roknya tinggal merapikan saja. Aku pun tinggal merapikan celanaku.

    Beberapa saat kami berpandangan. Ada rona puas di wajah Tante Yeni. Dia tersenyum manis. Sekarang dia bukan lagi sekedar clientku. Bukan lagi sekedar orang tua muridku. Sekarang dia adalah partner sex-ku. Ada rasa aneh menjalar di tubuhku. Aku tiba-tiba merasa begitu menghormati wanita di hadapanku ini. Sinar matanya yang tegas, pembawaannya yang mandiri, dikombinasi dengan senyum dan kelembutannya, sungguh mempesona. Aku sangat bangga bisa memberinya kenikmatan.

    “Maaf Cie.. Sudah melangkah jauh sekali..” kataku.

    “Ya! Kamu tidak sopan sekali, tadi!” katanya bergurau tetapi dalam nada agak tegas.

    Kami pun tertawa bersama. Aku memeluknya. Mencium dahinya. Merapikan rambutnya yang agak basah terkena keringat. AC di ruangan itu sangat membantu tubuh kami cepat kering.

    “Habis Cie Yeni, sudah tahu aku lagi horny malah diundang kemari..” kataku membela diri.

    “Terus terang aku juga lagi pengen, Boy. Begitu tahu kamu ternyata sudah pengalaman, aku jadi tergoda denganmu. Tapi memang tadi aku sangat takut melangkah. Untung kamunya nekat.. Aku jadi terpuaskan, deh. Makacih ya..”

    Ya ampun.. Bisa-bisanya Tante Yeni bicara manja seperti ini. Aku sampai merasa bagaimana.. gitu. Aneh. Wanita memang makhluk paling aneh sedunia. Di balik penampilannya yang keras dan tegar, toh dia tetap wanita juga. Sisi lembutnya tetap ada.

    “Ya.. Aku juga senang sekali bisa memuaskan Cie Yeni. Aku juga belajar banyak lho. Sepertinya tadi Cie Yeni kurang suka dengan permainan tanganku di vagina ya?”

    “Bukan begitu. Aku tidak tahu apakah tanganmu bersih atau tidak. Tapi lama kelamaan karena enak, ya sudah.. diteruskan saja..”

    “Oh jangan kuatir.. Aku selalu sedia handy desinfectant kok. Biar tanganku bebas kuman.” Kataku menenangkannya. Aku tadi memang pakai handy desinfectant, tapi kan tetap saja aku pegang setir mobil. Haha.. Yang ini tidak aku ceritakan. (Kalau Cie Yeni baca cerita ini, maafin ya..)

    “Yah baguslah. Aku juga suka karena kamu selalu terlihat bersih dan harum..” tante Yeni mencium bibirku lagi. Kami kembali berpagutan. Lidahku kembali menerobos mulutnya. Menekan lidahnya, saling bergelut. Kami terus berciuman sambil berpelukan.

    Banyak pria melupakan kenyataan bahwa ada hubungan yang harus dibina setelah kita berhubungan sex. Setelah terjadi orgasme, wanita tetap membutuhkan sentuhan, pelukan dan ciuman. Wanita sangat berharga.

    Jangan sampai kita para pria, begitu mendapatkan orgasme, langsung selesai begitu saja. Harus Ada after orgasm service. Ini adalah salah satu kunci yang aku pegang untuk membuat wanita merasa nyaman bersamaku. Kami berpelukan dan dengan jelas aku mendengar suara Tante Yeni..

    “Aku menyayangimu, Boy. Terima kasih buat semuanya. Aku merasa dihargai dan dibutuhkan olehmu..” kata-kata ini tidak akan pernah aku lupakan. Kalau Cie Yeni membaca cerita ini, Cie Yeni pasti ingat bahwa kata-katanya sama persis dengan yang kutulis. (Kecuali namaku, yaa.. Hehe).

    Sebetulnya aku harus menanyakan arti sex bagi Tante Yeni. Tapi aku menundanya. Aku pikir aku bisa menanyakannya lain kali. Entah mengapa aku tidak bertanya.

    Lalu kami keluar dari ruangan itu. Aku tidak melihat Mbak Ning. Sengaja aku ke kamar mandi dan kemudian aku mengintip ke kamar Mbak Ning dari kaca nako kamarnya. Astaga, dia sedang berganti baju.

    “Hayo.. Ngintip! Dasar cowok!” hardik Mbak Ning. Aku terkejut tapi tertawa.

    “Maaf-maaf, kupikir dimana tadi kok tidak ada.. Aku pulang dulu ya..”

    “Ya.. Ya.. Buka sendiri pagarnya yaa”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku

    Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku


    881 views

    Perawanku – Cerita Seks Di ajari ML oleh guru ku, Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..

    Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. “Atika told me what you did to her yesterday..” Kata-kata singkat itu di ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika , dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi, tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya, membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi ya… dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang paling gila !! But its REAL !!!

    “Buka mulutnya dong mas Rafi..” Maria menyodorkan sepotong kue ke mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari ‘kosong’ ku selain kupergunakan untuk memberi kepuasan ‘extra’ pada mbak Eva dan Atika (‘kan hari ‘kosong’ mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18 tahun itu ternyata berumur 21. “Mama memang kawin muda.. dia melahirkan Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?” Katanya ketika kutanya usia sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka bisa menutupinya darimu….”Kalau kamu sendiri gimana ?” tanyaku memancing “Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?” “Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..””Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo..” Maria memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum… perawan. Gadis ini juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh… entah dari mana didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..

    “So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?” mbak Eva bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku. Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja. “Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama cuma makan waktu 2 hari..” Seekor kucing kelaparan tentu tak akan menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! “Sure.. ngga masalah.. kapan kita berangkat ?” Tanyaku enteng.. “Gimana kalo malam ini juga mas…” “Malam ini ?” seruku bersamaan dengan Atika. Mbak Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam ini seharusnya aku adalah ‘jatah’ Atika. Dan hari Senin, suami Atika akan pulang dari Dubai. “Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Senin kan harus ngantor… gimana mas ?” Maria memandangku dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. “I don’t mind.. lets go then..” jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku harus mengecewakanmu nanti malam…

    Cerita Sex Remaja | Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don’t give my word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang… susah..!!) “Wah, jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas..” Ria menunjuk lokasi jembatan itu di peta “Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia..” Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah…. titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. “Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke jembatan kayu ?” tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. “And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain..” katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. “Ok kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok.. ” kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. “Mas.. Ria juga naik ya …. talinya kuat kan.. ” Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir… badannya yang dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. “Mas.. AAAAAAAAIII… ” BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. “Ngga apa..ngga apa..its OK.. you’re save now..” Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day… aku melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. “Maria.. disitu ada gubuk” kataku riang “ayo kita kesana..” kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria di atasnya “ahhhh…” terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya tersenyum “mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin…” Aku balas tersenyum “its OK non.. lain kali lebih hati-hati ya ..?” Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil…. pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat… kebawah lagi… dan berhenti di tonjolan di balik celana pendekku … Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya… tiba-tiba kulihat Maria terbelalak melihat pahaku “adduhh mas.. ada LINTAH !!” serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. “sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua..” lalu dengan serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas..”nah.. ada satu lagi mas..hhhhh” mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai “Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?” Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar mengarah ke pusar. “Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga belum ‘ngeh’ akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi ‘opportunity’ … masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu “Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. sebaiknya kamu periksa dulu..” Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya… my god… model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya. Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya yang bergelayut itu… Ou what the hell… kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku “Sini kubantu Ri..” tanganku menarik bajunya hingga terlepas. “Sorry Ria.. ini supaya cepat..” kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya “Ahhhh… mas Rafi…” desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk. Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya… yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana… saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin… atau karena suasana… “Ria..” bisikku dengan serak.. “jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya dan..”Iiiiiiih… mas… jijik.. buangin dooongg..” “ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh kamu..” Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya… di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. “Perawani !!”. Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke bawah…melewati pinggang.. pantat… buah pantat kanan.. “mas…apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli..” ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan… atau..stop..!! “biar yakin aja Ria.. ” kataku sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah.. melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di vaginanya “Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah nih..” Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari tangannya..”mas Rafiiii… kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. “Oke..Oke.. begini caranya… lintah ini akan kita taburi garam.., lalu kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang masuk.. is that clear..?” Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang — terus terang — cuma didasari oleh logika “ngeres” itu. Aku mengambil garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel di dada kirinya.. “Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. ” Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu.. ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan… tassss.. terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang. Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. “sssss… mau diapain mas..?” bisiknya mendesis geli..” supaya garamnya ngga kemana-mana..” jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. “mmass..” Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang…. Maria meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat.. “perih Ria..?” tanyaku.. “ehhhh.. g..geli..” rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat.. “Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?” rengeknya sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat… dan…. “AUUUUUUWWW… !!!”

    Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! “Ehhh…hhhhhh…ssssss masss.. ” desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba…….kukecup dan kusedot-sedot..

    Cerita Sex Remaja | “AAAAHHH…ssss…MASSS” jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan aktifitasku..”mas..please..MAS RAFI..PLEASE… j..jangan mass.. nanti Ria keterusan… OUUUHHH..” lenguhnya ketika tanpa menghiraukan kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk…Kaki Maria mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan.. Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya membisikkan kata-kata mesra.. “Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik sekali..” kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku.. masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan…… kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan.. ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal ia mendesah “mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria takuut… Ria belum siaap…” Aku mengecup kening dan pipinya dengan penuh kasih sayang..”sh..sh..sh..sh..sh…. jangan takut sayang.. ibumu mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia ngga menyesal kan?” “Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta.. setuju??” Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya.. akhirnya… Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan telanjang bulat… Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris “Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww..” .. terutama bila kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu.. Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya yang….ya ampuuun…sudah sangat bengkak itu… tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku…ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan kegiatanku “Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di kakiku..” Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping “Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa..” “Kamu ngerasa asyik Ria ?” tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ? Pancingku lagi.. c’mon Fi.. cut it out.. it’s none of your business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss…. to be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri… yesss .. (dasar laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan. Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas… sejenak ia berhenti di urat di bawah kepala penisku dan menggigitnya..”Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya.. belajar dari mana kamu..?” “movie..” jawabnya pendek dan seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku ke dalam mulutnya… sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam mulutnya… besar sekali.. Kemudian ia menaikkan kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat lagi..lebih cepat lagi… aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak tanganku..”Mmmmhhh..Emhhhhh…Emhhhhhhh” ia menjerit-jerit sambil terus mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya… tiba-tiba aku berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan… kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria.

    Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu namanya… Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. “mas.terus masss…” aku mulai memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi centi… 7 cm.. “aaaaahh…..” 10 cm… “aaaAAAHH…” dan…16 cm ..”AAAAAAAAHHHHH…”BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang merasakan kesakitan… buah dadanya yang bergeletar kesana kemari kuremas dan kusedot… tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar masuk vagina Maria.. “aaahhhh..mas…aduh enaknyah..aduh enaknyahhh..aaaahhhh..” Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat…Juga pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku… “RIIIAAAAAA…” “mmas RAFIII…AAAAAAHH…” crat..crat..crat..crat…crat….. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya. Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. “Ria bahagia mas…Ria puas..” Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum kembali ke rumah.

    Cerita Sex Remaja | Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at least mbak Eva dan anaknya Maria… juga Atika bila suaminya berlayar.. Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun, suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan tantenya…dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di sisiku..at least sampai hari ini… entah besok, atau lusa..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hubungan Mesum Dengan Dokter Kandungan

    Cerita Sex Hubungan Mesum Dengan Dokter Kandungan


    881 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Mesum Dengan Dokter Kandungan, Aku seorang wanita yang sudah menikah dengan pria yang begitu baik, tapi hingga saat ini kami belum di karuniai seorang anak. Segala macam cara sudah aku lakukan mulai dari beberapa program dari kedokteran hingga mengkonsumsi obat herbal. Tapi hingga kini belum membuahkan hasil juga, dan aku hanya bisa pasrah menghadapi semuanya paling tidak aku menjalani segala cara itu.

    Namaku Yanti dengan umur yang sudah menginjak 24 tahun, akupun memang berharap segera memiliki momongan di tambah kini mertuaku turut ikut campur dengan masalah perkawinanku tentang seorang keturunan. Terutama ibu mertuaku dia bilang kalau aku yang mempunyai masalah dengan rahimku padahal kami belum melakukan tes pada dokter, tapi dia terus saja menuduh aku yang bukan-bukan.

    Karena itu akupun menjadi stress jika berada dirumah apalagi ada mertuaku. Yang memang sering datang bahkan menginap di rumahku, akhirnya akupun keluar rumah dengan mencari kegiatan entah itu berguna atau tidak. Biasanya aku mengikuti kegiatan sosial yang di adakan oleh salah satu yayasan temanku tapi tidak jarang pula aku hanya keluar tanpa ada tujuan sama sekali.

    Bahkan hal itu membuat aku juga malas untuk melayani suanmiku melakukan adegan seperti dalam cerita hot. Karena yang ada bawaanku ingin marah saja pada suamiku yang tidak bisa membuatku hamil juga, sebenarnya aku sudah memintanya untuk pergi konsultasi ke salah satu dokter kandungan tapi dia tidak mau dengan alasan memang belum waktunya saja kami berdua di karuniai seorang anak.

    Karena ada temanku yang bisa mendapatkan keturunan setelah itu salah satu program dari dokter kandungan yang luamayan terkenal di kotaku. Namanya dokter Rafly akhirnya akupun mengikuti saran temanku untuk pergi konsultasi padanya, karena suamiku tidak mau akhirnya aku pergi dengan temanku pada awalnya tapi kemudian aku datang sendiri setiap kali aku melakukan program dari dokter Rafly.

    Sampai akhirnya akupun menjadi dekat lagi dngan dokter cakep itu. Entah dia merasa hal yang sama denganku apa tidak yang jelas aku selalu memikirkan wajah dokter Rafly hampir setiap waktuku, karena dia selalu bersikap baik padaku dan jarang aku temui ada dokter yang begitu peduli seperti yang dilakukan oleh Dokter Rafly padaku, dan hal itu membuat aku menjadi lupa diri.

    Akupun sering mengadakan janji kertemuan dengan dokter Rafly entah di rumah sakit tempat dia praktek ataupun di sebuah cafe. Sekedar makan siang bareng dan lainnya, sampai pada suatu hari aku bertemu dengannya di sebuah cafe hari itu waktu menunjukan jam 7 malam dengan alasan pergi berasam teman akupun meninggalkan rumah tanpa bertanya lebih banyak lagi suamiku mengizinkan.

    Mungkin dia mengira aku tidak betah di rumah akrena ada ibunya yang memang sering bersikap kasar di depanku. Padahal malam ini aku ada janji dengan dokter Rafly, setelah itu akupun langsung menuju tempat yang telah kami sepakati hingga akhirnya tidak lama dari itu dokter Rafly mengajakku ke sebuah hotel berbintang yang telah dia pesankan kamar sebelumnya.

    Karena sudah sama-sama dewasa akupun tidak banyak tanya pada dokter Rafly, setelah tiba di dalam kamar hotel aku tidak membuang waktu. Ketika dokter Rafly menutup pintu kamar hotel kamipun langsung berpelukan dan saling mendaratkan ciuman kami, dengan penuh gairah aku kulum bibir dokter Rafly diapun melakukan hal yang sama padaku hingga kami berdua sama-sama terbuai.

    Dengan penuh kelembutan dokter Rafly menggerayangi tubuhku dengan tangannya, dan hal itu membangkitkan gairahku ” Oooouuuggghh….. ooouuuggghhh…. aaaaaagggghh….. aaaaggggghh…… eeeeuuummmppphh….. ” DEsahku menikmati setiap sentuhan tangan lembut dokter Rafly, akupun semakin menngelinjang menikmatinya bahkan aku gigit separuh dari bibirku.

    Karena tidak tahan dengan kenikmatan yang di berikan oleh dokter Rafly. Kembali aku mendesah ketika tangannya menyentuh lembut tetekku, akupun memegang tangan dokter Rafly juga berusaha membuatnya lebih keras lagi meremas tetekku ” OOouuggghh.. terus…. sa… yang….. aaaaaggghhhhh….. aaaaggghh…. aaaaggghh.. nik… mat…… aaaaagggghh… lagi….. aaaggghh… ” Desahku setiap tangan dokter Rafly bermain.

    Kini tangannya semakin ke bawah hingga akhirnya tangan itu menyentuh bibir kemaluanku, aku tersentak kaget namun kembali mendesah saat tangaya meembelai lembut memekku ” OOOOuugghh….. ooouuugghh… nik… mat……. aaagggghhh…. terus…. sa.. yang… aaagggghhh… ” Ucapku sambil membelai bahkan menjambak rambut dokter Rafly sampai akhirnya dia berhenti sejenak.

    Aku lihat dokter Rafly membuka pakaiannya lalu dia lepas jga bajuku dan dengan perlahan dia masukkan kontolnya dalam memekku. Aku menggelinjang pasrah menikmati setiap goyangan pantatnya ” OOouugghhh… nikmat… aaaaaaaggghhh…. te.. rus…. sayang…… aaaaaaggghhhh… aaaaggghh… ” Melihatku mengeluarkan desahan berulang kali dokter raflypun mempercepat goyagannya.

    Dengan penuh airah dia bergoyang dengan kerasnya di atas tubhku ” Aaaaaaaaggggghhhh…. aaa.. ku… nggak… tahan….. aaaaggghhh… ” Aku merasa Sperma hangat dokter Rafly sudah memenuhi memekku, bagai pemain dalam adegan cerita hot akupun memeluk tubuhnya yang bersimbah keringat, lalu aku cium lengan dokter Rafly yang melinkar di antara leherku akupun merasa puas karenanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Keperawanan Anak boss

    Cerita Sex Keperawanan Anak boss


    881 views

    Perawanku – Cerita Sex Keperawanan Anak boss, Waktu Sekolah Menengah Atas dulu banyak wanita yang menyukaiku sebab aku memang ganteng, tetapi jujur tidak terdapat yg bisa meluluhkan hatiku. saya baru saja lulus asal Sekolah Menengan Atas dan akan mencari pekerjaan.

    Akupun melihat lowongan pekerjaan di Koran, yg menarik perhatianku ialah sebuah toko sandang yg baru buka, mereka mencari seseorang pegawai, aku berangkat ke toko itu dgn segera menggunaka sepeda motorku.

    Sehabis setengah jam akhirnya aku melihat sebuah toko baju, menurutku toko itu tidak mengecewakan besar, akupun masuk ke sana, tidak ada seorangpun kecuali seorang tante yg kira-kira berusia 50 tahunan di tempat kasir, akupun menghampirinya, saya tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku.

    “Eh,nyonya, aku mencari pekerjaan” Kataku membuka dialog.
    “Oh,iya, pegawai kami baru saja keluar, kamu boleh bekerja di sini” sehabis itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai berasal peraturan, cara menyapa, cara melayani,dan lain – lain.
    “Wah,kamu cepat tangkap,ya?”kata nyonya itu sambil tersenyum.

    Akupun tersenyum kecil saja.Belakangan kuketahui nyonya itu bernama nyonya Siti, kulitnya berwarna putih, rambut panjang, serta wajahnya agak rupawan menurutku. Beliau jg baru saja mengetahui namaku.

    “Dengar Toni, aku mau pergi sebentar, engkau tolong awasi toko ini”
    “Wah, tp aku baru bekerja nyonya”
    “tidak apa-apa,nanti akan kusuruh putriku turun menemanimu”
    “Hmmmm, oke,deh”Jawabku tersenyum.

    Nyonya Siti pun memanggil nama “Nanda, Nanda” dari belakang pintu pada sebelah kasir terdengar bunyi seorang gadis. Lalu gadis itu pun keluar, sungguh saya tergiur padanya, gadis bernama Nanda itu sungguh cantik, tubuhnya mungil serta agak montok, payudaranya lumayan besar, pantatnya montok berisi, kulitnya putih,rambut hitam panjang, dan senyumannya adalah senyuman termanis yg pernah kulihat.

    Kuakui saya jatuh cinta di pandangan pertama padanya. Sehabis nyonya Siti pergi, kuberanikan diri buat menyapanya.
    “Hai”
    “Hai,pegawai baru,ya?”
    “Iya” Jawabku tersenyum.

    Kamipun berbincang – bincang sebentar, dapat kuketahui Nanda kini berumur 18 tahun, ibunya artinya seorang wanita sibuk, begitu jg dgn ayahnya, jadi beliau seringkali membantu menjaga toko, tidak lama kemudian seseorang pelanggan datang, akupun melayaninya secepatnya agar mampu berbincang – bincang dgn Nanda, setelah pelanggan itu menerima barang yang dia inginkan dan membayar, akupun pulang ke dekat kasir.

    “Kalo jam sekarang masih sepi, Ton, nanti kurang lebih jam tiga baru ramai”
    “Ohhh, akupun mengangguk, wajib kuakui Nanda sangat asyik, semua omongan jadi nyambung, baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti ini.

    “Nan,kamu sudah punya pacar?” Tanyaku bertanya-tanya
    “Belum, kalo engkau ?”
    “saya jg belum”
    “Oh,kita sama-sama single,dong” katanya sambil tersenyum.

    Akupun tersenyum, rasanya aku ingin membalas “engkau mau tdk sama aku ?”
    ”Tp saya tdk berani mengatakannya, amanah pertama ini saya mampu mengobrol lama dgn seseorang gadis. Keringatku tidak berhenti bercucuran pertanda aku gugup,

    “Panas,ya?” Tanya Nanda.
    “Hmmm, tdk,kok” Jawabku
    “Hehehe, engkau keringatan,ya?”
    “Iya” anggukku membalas candanya selesainya 5 mnt seorang pelanggan masuk lagi, akupun melayaninya serta kembali ke Nanda.

    “Ton, kamu asyik,ya, orangnya?” saya terkejut mendengarnya, ternyata leluconku yg dari tersebut kuluncurkan bisa meluluhkan hatinya.
    “Ah,engkau jg asyik,kok” Jawabku dgn tersenyum. paras cantiknya tersenyum manis, penisku terasa tidak dapat diturunkan, sangat tegang.

    Kami berpandangan sementara waktu, kemudian kuberanikan diri buat menciumnya, jantungku serasa berdegup kencang, Nanda relatif terkejut, tp dia tidak memberontak, kukulum bibirnya dgn mesra, kami berciuman ala French Kiss, ini adalah ciuman pertamaku.

    Suasana semakin memanas, kuberanikan diriku buat mnyentuh payudara 34 B nya, Nanda relatif terkejut, tp sebab terlanjur nafsu beliau membiarkan tanganku bermain sembari mulutku mencumbui mulutnya, sejenak Nanda memberhentikan permainanku.

    “Ton, engkau kunci pintu dulu, deh, memalukan jikalau diliat orang nanti”
    Akupun melangkah dgn cepat ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti indikasi pada pintu sebagai “CLOSE”

    Lalu aku segera berjalan kea rah Nanda, Nanda mengajakku masuk ke pada tokonya dan beliau mengajakku ke kamarnya, selesainya sampai ke kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri buat menciumnya lagi, Nanda membalas ciumanku dgn mesra.
    Ada interim tanganku pulang meremas payudara Nanda yg sudah mengeras, sesudah lima mnt kuberanikan diri buat membuka pakaianku satu persatu, ketika penisku yg besar terpampang, Nanda cukup kaget serta agak jijik, ini mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah *****,

    Sementara selama ini saya tidak pernah bekerjasama badan, saya hanya menerima ilmu berasal film biru yang selalu kutonton. Nanda tidak tahu wajib berbuat apa dgn penisku yg berasal tersebut telah menegang, beliau hanya memandanginya sambil kadang menyentuhnya dgn jarinya, kutuntun beliau agar menunduk serta menjilat penisku

    “Ah, jijik, Ton, gak mau ah” tolaknya “mari deh, Nan, entar kamu bakal mencicipi kenikmatan” kataku meyakinkan Nanda akhirnya menyetujuinya entah karena dia telah bernafsu atau terpancing istilah – kataku, dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya dgn lembut, pertama terasa relatif kaku, tp sesudah terbiasa, kulumannya terasa nikmat, membuatku mencicipi kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

    Selesainya puas bermain dgn penisku Nanda kembali berdiri dan tersenyum anggun padaku yang semakin membuat nafsuku semakin tinggi, kubuka bajunya dgn perlahan, beliau tidak menolak, malah tersenyum pasti dia sudah nafsu pikirku, hingga Nanda telanjang bundar , kulihat pemandangan yang benar-benar latif di depanku, payudaranya yg montok dgn puting berwarna pink yg telah mengeras, sedangkan memeknya masih berwarna merah belia, ditumbuhi bulu – bulu halus.

    Akupun menjilat payudaranya dan memainkan putingnya, Nanda relatif kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari desahan kecilnya serta rontaan pelannya, sesudah puas dgn payudaranya, saya melakukan French kiss denganya sbentar sambil tanganku menelusuri memek perawannya.

    Memeknya masih mulus serta halus pertanda Nanda tak jarang merawatnya, sehabis puas, akupun menuntun Nanda ke tempat tidurnya, lalu kubaringkan pada sana.

    “Apa yang akan engkau lakukan, Ton?” Tanyanya heran,
    “saya akan menusukkan penisku di memekmu, agak sakit sebentar, tp nanti akan sangat nikmat deh” Kataku padanya
    “Jangan, Ton, aku masih perawan” tak kudengarkan lagi istilah-ucapnya sebab terlalu nafsu, kuarahkan penisku pada memek Nanda yang sudah basah.

    Sementara Nanda hanya bisa berkata “Jangan, Ton”, sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi saya sudah terlanjur nafsu, kumasukkan penisku perlahan pada memeknya yang basah.

    Nanda berteriak dgn keras ketika kupaksakan masuk penisku, penisku sulit masuk sebab memek Nanda masih sempit, saat kumasukkan perlaha, wajah bagus Nanda mengeluarkan air mata dan Nanda mendesah kesakitan.

    Akhirnya selesainya lima mnt, semua penisku masuk dalam memeknya, mirip yang kuduga, Nanda merasakan kenikmatan luar biasa, waktu semula beliau meronta, beliau sekarang telah tenang dan menikmati permainanku, kutusukkan secara perlahan lalu semakin cepat,

    “Ahhh, Ton, enak, Ton, ahhh, terusin, Ton, Akkkhh” Kurasakan penisku mirip dipijit sang memeknya, sangat nikmat terasa sebagai akibatnya aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan memajumundurkan penisku pada memeknya yang sempit, Nanda mendesah mungil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir pada pipinya sementara tubuhnya berkeringat.

    Ketika kulihat wajahnya yg berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sebagai akibatnya kucepatkan tusukanku yang menghasilkan Nanda mendesah semakin keras, ad interim penisku dipijat dgn lebih keras sang memeknya.

    “Akkkhh, Ssssst, ahhhhh, Ton, enak, Ton, Ahhhh”Begitulah istilah yang muncul asal lisan Nanda pertanda dia senang dgn permainanku.

    Stelah 20 mnt kurasakan kenikmatan itu, Nanda mengalami orgasme hebat, cairan hangat keluar berasal memeknya, akupun mencabut penisku, kemudian kukocokkan dgn cepat pada depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya Nanda pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena beliau telah capek, tp sesudah melihat tubuhnya yang dipenuhi keringat yang memancing nafsuku, akupun berniat melanjutkannya.

    Saya segera duduk pada daerah tidur, lalu kutuntun tubuhnya agar memeknya pas pada atas penisku, selesainya mencapai posisi ideal, akupun memasukkan penisku ke dalam memeknya yang masih basah, kudengar Nanda mendesah mungil saat penisku berhasil masuk lagi ke dalam memeknya.

    Lalu kunaikturumkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Nanda semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan penisku dipijat sang memeknya lebih keras dari tersebut, itu malah membuatku merasa semakin nikmat,

    “Ahhh, Ton, terusin, Ton, Ahhh, lebih cepat lagi, Ton”
    “Oke, sayang”
    Kucepatkan frekuensi tusukanku yg menambah kenikmatan pada Nanda , beliau mendesah dgn kenikmatan.

    “Ahhh, Ton, nikmat banget, Ton, Ahhhh, Ssssst” sementara aku baru kali ini mencicipi kenikmatan mirip ini, pijatan pada penisku sangat nikmat, membuatku mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat, sesudah 20 mnt kunaikturunkan penisku pada memeknya.

    Memek Nanda pulang mengeluarkan cairan hangat, kubaringkan tubuhnya yg telah lemas kemudian kukeluarkan spermaku pada dadanya, kamipun terbaring lemas serta berpelukan pada keadaan telanjang.
    “Gimana, Nan? Lezat, gak?” Tanyaku.
    “Wah, enak banget, Ton, baru kali ini saya mencicipi kenikmatan mirip ini, terima kasih, ya?” dia mengatakan sembari tersenyum padaku “aku yg berterima kasih, Nan”Kataku membalas senyumannya.

    Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan Nanda, kemudian kami mandi bersama serta balik menjaga toko, pada depan toko telah berjejer beberapa pelanggan. Akupun segera membuka pintu serta mmpersilahkan mereka masuk, saya dan Nanda melayani mereka, hingga jam 05.00 Nyonya Siti pulang, dia suka dgn cara kerjaku, serta beliau menerimaku menjadi pegawai tetap.

    Aku masih meneruskan bercinta dgn Nanda di ketika jam sepi dan seperti tidak terjadi apa – apa, saya benar-benar beruntung bekerja pada toko ini, dan Nanda merupakan perempuan tercantik serta terhebat yg pernah kutemui.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi

    Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi


    880 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Fitnes Dengan Penampilan Seksi, Suatu hari saat di Bandung, aku menyempatkan diri untuk fitness, menjaga kondisi tubuhku, Aku kerja di Jakarta, di sebuah event organizer ternama. Hampir setiap dua hari sekali sehabis pulang kerja aku fitness di sebuah hotel, dengan peralatan fitness yang lengkap.

    Maklum, pekerjaanku membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung halaman, aku tidak pernah melewatkan olahragaku yang satu ***** O ya, aku Aryo, biasa dipanggil Ary. Usiaku 30 tahun, dan belum menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.

    Sebenarnya tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat wanita-wanita sexy berpakaian ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku terbentuk, hingga membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku ngeceng wanita berpakaian sexy tidak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum air.. he he hee.

    Ok, akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aku membiasakan tidak langsung pulang ke rumahku. Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.

    Hari itu masih sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aku cek in dan beristirahat sebentar, kumanfaatkan fasilitas fitness gratisku. Aku mulai mengganti bajuku dengan celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.

    Ketika aku memasuki ruang fitness, aku melihat sekeliling, masih agak kosong. Hanya ada beberapa pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil berjalan menuju sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan beralih ke beberapa alat lainnya.

    Sepuluh menit menjelang pukul lima sore, satu, dua wanita masuk. Ok, this isn’t my unlucky day after all. Aku makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa wanita lainnya, yang tentunya berpakain senam, warna-warni, ada yang memakai celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants dan atasan model sport bra, menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa di antara mereka ada yang duduk, ada yang ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat. Oh, mungkin mereka mau ber-aerobic, pikirku.

    Betul saja ketika seorang wanita berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape compo, dan terdengarlah suara musik house dengan tempo cepat. Masing-masing mereka menyusun barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi gerakan mereka ikuti. Masih pemanasan.

    Tiba-tiba seorang wanita masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira, rambut panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat warna krem dengan model tank top dan g-string di pantatnya.

    Bongkahan pantatnya tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sehingga menyerupai warna kulit tangannya yang kuning langsat hingga kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu. Woow, sangat seksi. Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yang menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dengan alat yang kupakai.

    Tonjolan putingnya terlihat jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yang kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu akhirnya mencari barisan yang masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaku berdegup kencang pada saat dia melirik walaupun hanya sedetik.

    Gerakan demi gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan hingga gerakan cepat melompat-lompat sehingga bongkahan payudaranya bergerak turun naik. Batangku mulai membengkak seiring dengan lincahnya gerakan si dia. Mataku terus tertuju pada si dia.

    Posisiku kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa beruntungnya diriku. Hingga akhirnya dia melakukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi bajunya, tercetak jelas di punggung dan dadanya, sehingga tonjolan puting itu terlihat jelas sekali, ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.

    Hingga akhirnya aku dibuat malu. Ketika aku memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat pantulan kaca cermin yang berada di depannya ketika aku mengalihkan pandangang ke kaca. Dia tersenyum kepadaku lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia memandangku sebelum aku sadar dipandangi. Aku langsung memalingkan muka dan beranjak dari alat yang kupakai.

    Aku segera berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua atau tiga balikan kucoba berganti gaya hingga akhirnya balikan ke empat gaya punggung, kepalaku menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air.

    Sama-sama kami berbalik dan setelah berbalik ku sadar yang ku tabrak adalah pantatnya si dia yang telah berganti pakaian renang, potongan high cut di pinggul dengan warna floral biru yang seksi. Kini tonjolan putingnya tersembunyi dibalik cup baju renangnya, membuatku sedikit kecewa.

    “Eh, maaf Mbak, nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataku meminta maaf.
    “Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.
    Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.

    “Kenalan dong, aku Aryo, biasa dipanggil Ary”, kataku sambil menyodorkan tangan.
    Dijabatnya tanganku sambil berkata”Linda, lengkapnya Melinda”, jawabnya.
    Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.

    “Baru disini Mas?”, Linda mulai lagi membuka pembicaraan.
    “Iya, tapi jangan panggil Mas, Ary aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes***** Aku kerja di Jakarta. Kamu Lin?”, ku balik bertanya.
    “Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, duahari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.

    Pembicaraan kami berkembang dari hal kerjaan mengarah ke hal-hal yang lebih pribadi. Linda baru putus dengan pacarnya, kira-kira dua minggu yang lalu. Keluarga pacarnya tidak setuju dengan Linda dan pacarnya dijodohkan dengan orang lain pilihan keluarganya. Agak sedih Linda bercerita hingga..

    “Lin, balapan yuk ke seberang, gaya bebas”, ajakku.
    “Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.
    Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Linda sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..

    “Ari, kamu curang, kamu curang”, rengeknya sambil memukul-mukul tanganku.

    Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Linda. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan. Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.

    Kami saling pandang, kemudian Linda memelukku kembali. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan dengan balas memeluknya. Udara Bandung yang dingin pada sore yang beranjak malam tersebut, menambah kuatnya pelukan kami.

    Batangku yang sedari tadi mengeras menyentuh perut bagian bawahnya Linda, atau tepatnya diatas kemaluan Linda sedikit. Pantat Linda bergerak mendorong, hingga batangku geli terjepit antara perut Linda dan perutku. Berulang-ulang Linda melakukan itu, sehingga darahku berdesir.

    “Emhh.”., Linda bergumam.
    Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.

    “Lin, mending kita sauna hotel yuk!”, ajakku menetralkan suasana.
    Linda terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.
    “Oke!”, jawabnya singkat.

    Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna hotel yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Linda saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Linda selanjutnya.

    “Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna hotel.
    Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami berdua lewat jendela kecil pintu sauna hotel.
    “Lin.”., belum sempat aku bicara, Linda menciumku di bibir.

    Bibir kami saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Linda di mulutku, menunjukkan dia sangat berpengalaman. Tangan Linda memegang dadaku, kemudian mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari tadi. Linda meremas batangku yang masih terbungkus celana renang, sementara kuremas dua gunung montok. Betapa kenyal dan kencang sekali payudaranya.

    Temperatur ruang sauna hotel menambah panasnya hawa disana. Kubalik Linda membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Ary.. ahh”, Linda melenguh. Ku susupkan tanganku ke payudaranya, dari celah baju renangnya. Ku pilih putingnya, dan membuat Linda sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya ruangan sauna hotel kedap suara.

    “Ary, aku butuh kamu Ry, .. malam ini saja.. ahh.”., Linda berbisik di telingaku, sambil masih kumainkan putingnya.
    “Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
    Punggung Linda menjauhi badanku dan berbalik.
    “Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
    “Bukannya kamu.”.
    “Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.
    Akhirnya kujelaskan alasanku.
    Satu-satu kami keluar dari ruang sauna hotel. Linda bergegas ke ruang ganti. Begitupun diriku. Setelah siap, Linda menenteng tasnya dan kami pun berjalan bersamaan. Kami berjalan sambil memeluk pinggang masing-masing, layaknya sepasang kekasih yang sudah lama pacaran. Stelah mengambil key card dari recepsionist, kami naik ke kamarku di 304.

    Setelah masuk, pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Untung ku pilih tempat tidur sharing. Linda masih memakai baju seragam banknya, lengkap dengan blazer, sepatu hak tinggi dan stocking hitam menggoda. Seksi sekali!

    Linda di bawah sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan telinganya. Linda meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka blazernya. Dari blouse putih tipis yang masih menempel, terlihat jelas puting berwarna coklat menerawang.

    Hmm, sengaja tidak memakai bra pikirku. Kubuka kancingnya satu persatu. Kujilati dadanya. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil namaku berkali-kali. Sesekali kugigit putingnya.

    Roknya kusingkapkan, ternyata dibalik stocking hitamnya itu, Linda tidak memakai CD lagi. Ku jilat kemaluan Linda yang masih terhalang stocking. Noda basah di bibir vagina tercetak jelas di pantyhosenya. Linda semakin mecarau dan menggelinjang. Ku gigit sobek bagian yang menutupi vaginanya yang basah. Kujilati labia mayoranya. Perlahan kusapu bibir vagina merah merekah itu. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di sana.

    Linda mengejang hebat, tanda orgasme pertamanya.
    “Emhh Arryy.. ahh”, Linda sedikit berteriak tertahan.
    “Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
    “Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Linda merengek sambil cemberut.
    “Oke, tapi puaskan dulu aku Lin, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.

    Linda kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Vagina basah Linda terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.

    Linda kembali menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya, membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga sampai ke batang penisku yang tegak. Linda mengocoknya perlahan.

    Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Linda. Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Linda.

    “Ohh..!” aku pun tak luput meracau.
    Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong linda menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Linda.

    “Masukkin Ry, fuck me please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Linda berteriak seiring dengan masuknya batang penisku sedikit-demi sedikit lewat celah stocking yang kugigit tadi.
    “Bless.”..Pantat Linda bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.

    “Oh.. ooh.. ahh.. ahh.. God, .. fuck me harder.. Aaahh.. Ary.. yes”, begitulah kalinat tak beraturan meluncur dari mulut Linda, bersamaan dengan semakin capatnya gerakanku.
    Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Linda menjilati jari-jarinya sendiri.
    “Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Linda yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.

    Kemudian kami berganti posisi. Aku berbaring dan Linda berada di atasku. Linda mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam vagina basahnya. Linda terlebih dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir vaginanya. Aku makin kelojotan dengan perlakuan Linda. Centi demi centi penisku dilahap vagina Linda.

    “Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap vaginanya.

    Linda bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.

    “Errgh.. erghh.. ahh.”., Linda mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.

    Kini kutarik tubuh Linda sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Linda teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Linda berteriak meracau.

    “Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
    Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.

    5 menit dengan posisi seperti itu, Linda mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh.. Ary.. aaihh.”., tanda dia mencapai orgasme.

    Terlepas penisku dari vaginanya tatkala Linda ambruk di sisiku. Linda ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Linda. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu.

    Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Linda, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.

    “Please.. Ary.. not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya ketika mendapat perlakuanku.

    Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Linda, karena kulihat lubang anus Linda agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.

    “Lin, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
    “Apa.., mau apa Ry.. kamu ma.. AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Linda bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.

    Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Linda pasrah, dan meracau tak karuan.

    “Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. lin..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Linda seksi nan aduhai.
    “Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.

    10 menit aku memompa batang penisku di anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di ujung kepala penisku. Buru-buru kutarik keluar penisku, dan kubalik Linda menghadapku. Sambil kukocok, spermaku muncrat di muka Linda.

    Linda yang tidak siap menerima spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga spermaku membasahi rambut dan pipinya. Hingga akhirnya mulutnya terbuka, dan sisa semprotan spermaku masuk di mulutnya. Setelah spermaku habis, dia mengulum penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa oragasme panjangku.

    “God.. Thank you dear.. Linda.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Linda.
    “Curang lagi kamu Ry, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Linda cemberut menjawabnya.
    Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.

    Akhirnya Linda memutuskan untuk bermalam di kamarku. Kami masih melakukannya beberapa kali hingga subuh. Toh, hari itu akhir pekan dan Linda memang libur di hari Sabtu. Pertemuan pertama itulah pula yang membuat kami berpacaran selama 6 bulan hingga akhirnya kami putus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget

    Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget


    879 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget, Dari semuanya sepupu gw yang cewek, ada satu sepupu gw yang paling genit, sebut saja namanya Anna. Anna ini terpaut 4 th. dari gw, berkulit putih, toked proposional dengan tubuhnya yang semampai. Karna penampilannya yang menarik, gw sukai ngelirik ke anna jika sekali lagi ketemuan keluarga serta senantiasa gw bs ngeliat dia ngelirik ke gw sembari malu2. Terakhir gw tahu dari nyokap gw sendiri, anna sukai sama gw.

    Narasi Sex Paling baru 2018 Satu saat, gw disuruh anna bantuin buat design logo acara skolah dia. Saat itu, gw di kuliah serta anna di sma. Kebetulan ditinggal orang tempat tinggal, gw serta anna berduaan di kamar gw karna computer gw berada di kamar.

    “ko, mengapa koko lom miliki pacar? ”, bertanya anna memecah situasi. Gw yang sekali lagi serius hanya bengong sembari melihat ke anna serta gw kaget karna mukanya deket banget am gw sampai gw dapat kerasa nafasnya dia (untung nafasnya gak bau hehehe). Dikit deg2an juga gw ngeliat muka manis anna yang deket banget.
    “eh.. tidak saja.. maksud koko, lom mau”, jawab gw sekenanya sembari meneruskan kerjaannya.

    Beberapa puluh menit lewat serta rupanya anna mulai pegal karna dia duduk di kasur gw di lantai serta komputernya di deket kasur gw. Sekian kali anna mesti mengubah tempat serta terkadang dia ajukan pertanyaan masalah bentuk logonya. Tak tahu disengaja atau tidak, setiap kali dia ganti tempat duduk, tentu lengan kiri gw nyenggol tokednya yang sekel. Berkali kali disenggol, batang gw merespon. Mulai on gw. Curi2 pandang, gw simak belahan kaos anna. Siang itu dia pakai hotpants hitam serta atasan putih longgar, buat gw dapat ngeliat bebas kedalam pakaiannya. Gw dapat intip bra biru anna yang sepertinya kekecilan nampung tokednya yang putih bulat.

    “ih na, janganlah nempel2 gitu dong”
    “napa ko? ”
    “gak enak saja. Itu anda nempel di aku”
    “apaan saya ko? ”
    “tuh.. toked kamu”, jawab saya sekenanya sembari tetaplah simak monitor.

    Diam sesaat.

    “emang mengapa jika nempel? ”
    “ya jadi buat ingin kalee naa”
    “pengen apa? ”
    “ya ingin megang hehehe”
    “koko ingin megang toked saya? ”
    Saya terkesiap. Saya nengok ke samping. Anna tengah tegak duduknya dengan cetakan toked bulat serta muka anna yang kemerahan.

    “emang bisa? ”
    “boleh ko”, lanjut anna sembari segera ngambil tangan kiri gw serta dia taro di tokednya yang empuuuk banget. Tanpa ada tunggulah lama, gw segera remes toked anna.

    “sshhhhhh…….. koko…….. aaaaahhhhhhhhhh……mmmmmhhhhhhh h”
    “dua duanya bisa na? ”
    “sssshhh…. iyaahh…boleh…. ”
    Saat ini, 2 tangan gw telah repot meremas toked anna yang bener2 sekel. Tidak senang disitu, gw minta ijin untuk meremas dari dalam. Anna dengan mudah mengiyakan keinginan gw serta tangan kanan gw mulai turun mencari ujung kaos serta mulai merambat masuk kaos anna serta temukan bra anna. Gw remes serta gw gesek2

    ‘aakkkhhh…kokoo…. teruss…enakk bangett.. ”
    “toked anda kenyal banget na.. ”, jawab gw sembari nikmati kekenyalan toked ini.
    “na, bole saya kenyot tidak? ”, bertanya gw yang segera dijawab anggukan.

    Gw tarik kaos anna ke atas, serta gw dorong bra birunya ke atas. 2 toked putih bulat serta sekel menggantung bebas dengan pentil sedikit kemerahan. Segera gw serbu toked2 itu. Gw isep gantian pentil kiri serta kanan. Anna merintih serta bergerak liar, terlebih saat gw gigit kecil pentilnya. Gw lirik, anna mulai menggesek2an pangkal pahanya, anna telah siap rupanya.
    Gw berputar-putar ke arah belakang anna, serta gw pelulk dia dari belakang. Gw cium tengkuknya serta gw remas toked nya dari belakang sedikit gemas.
    “aaahhh…kokooo…pelan pelan…aaakkhhhh……. pentil ko…. pelintirr…. aaakkhhh”, gw ikutin tekad anna. Gw pelintir pentil toked nana terkadang keras terkadang lembut.

    Lihat anna semakin horny, tangan kanan gw turun ke pangkal paha anna. Gw gesek turun naik serta buat anna semakin merintih keras serta mendorong tangan gw agar semakin kegesek ama mekinya. saat gw simak pergerakan anna semakin tidak teratur serta dia merintih semakin keras dengan mata tertutup, gw percepat pergerakan tangan gw serta dia juga orgasme.

    “aaakakhh…. saya dapeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttt…. aaaaaaaaaa aahhhhhhhhhhhhhhh!!!!! ”
    Tangan gw dijepit pahanya yang mengejang karna orgasme.

    Sesudah anna buka mata, dia segera menghadap ke gw serta meremas batang gw yang memang telah keras dari barusan.
    “sekarang, buat koko”, anna nurunkan celana serta cd gw serta mulia mengocok batang gw. Selang seling, anna mengisap batang gw serta begitu enak. Apa anak ini uda sempat ya?., pengalaman sekali batin gw.
    Semakin lama, kocokan serta hisapan anna buat pertahanan gw nyaris roboh.
    “na…. aahh…. koko dah ingin dapet.. ”, kata gw sembari memegang kepala anna serta menyodok lebih keras.
    Anna sedikit gelagapan serta pas gw ingin keluar, anna menarik kepalanya serta mengocok kencang dan ujung lidahnya menyapu ujung batang gw. Gw muncrat. Pipi, hidung, mulut, dada serta baju anna serta sprei gw terserang muncratan.
    Sesudah keadaan reda, gw lihat anna yang masi ngeliatin gw dengan muka belepotan sperma gw sembari senyum. Semakin cakep saja nih sepupu gw.

    “kok anda ingin ginian am saya? ”
    “abis saya uda sukai ama koko dari dulu”
    “kamu tapi kayanya uda sempat ya sebelumnya baru saja? ”
    “gak kok, hanya simak di bf saja (blue fillm) ”
    “ooo. Tapi anda hebat na, koko senang banget”
    “heheh makasi ko. Saya ke toilet dahulu ya, bersih2”

    Ditinggal anna ke toilet, gw lihat postur sepupu gw ini. Dengan baju masi berantakan, bra terangkat, dengan hotpants hitam, anna bbener2 cewek prima. Putih, mulus, cantik serta tubuhnya nafsuin. Lewat pintu kamar mandi gw yang tidak dia tutup, gw simak dia beresin baju serta dalemannya.

    “ko, da usai lom logonya? ”, bertanya anna memecahkan lamunan jorok gw.
    “eh.. bentar sekali lagi selesai”, jawab gw gugup sembari meneruskan kerjaan.

    Mulai sejak waktu itu, kita berdua lebih deket tapi tidak sempat terulang sekali lagi peristiwa sama anna saat itu. Tak tahu mengapa., gw kangen momen itu terulang kembali.
    Bunyi ringtone ponsel gw membuyarkan lamunan.
    Anna menelepon.
    Dia perlu pertolongan untuk buat pelajaran komputernya. Wah, asyik nih fikir gw.

    Tidak nyampe sejam, anna telah datang. Gw denger dia bercakap ama nyokap serta masuk kamar gw.
    Gw uda seneng saja serta segera masuk kamar.
    “hallo a…. ”, teriakan gw terputus waktu simak nyatanya anna membawa rekannya.
    Sebut saja Dewi.
    Dewi nyatanya teman dekat anna. Dewi sedikit lebih pendek dari anna dengan berat seimbang, berkulit putih mulus, rambut hitam panjang sepunggung serta terlbih dari semuanya, toked yang bulat penuh serta mancung sekali, terang semakin besar dari miliki anna.

    “Dewi”, dewi mengulurkan tangan.
    “Erik”, jawab gw smbil nikmati tangan dewi yang halus berbulu.
    “ko, dewi minta dibantuin kerjaan Excel nih, masalah peranan2 gitu”
    “ooh…bisa, mudah kok. Ayok”, ajak gw ke mereka. Dewi ambil tempat di kiri gw sedang anna di kiri dewi. Nyatanya keinginan gw jadi riil, kesempatan ini dewi yang tokednya senantiasa tersenggol tangan gw saat dia ganti tempat duduk. Lain dengan anna, dewi tampak perubahannya, nafasnya mulai tidak teratur serta kakinya mulai dikumpulkan serta bergerak sana sini. Telah horny dewi.

    “ko, saya ingin keluar bentar ya”, anna ngeloyor pergi.

    “koko uda miliki pacar lom? ”
    “lom wi, mengapa? ”
    “mau jadi pacar dewi tidak? ”, kaget gw dengernya. Sesaat gw simak dewi dengan muka cantiknya serta tidak tahu bagaimana, gw uda fk ama dewi. Dewi pakar bermain lidah, dapat dibuktikan dewi membalas geraakan liar lidah gw di mulutnya. Tangan gw uda gtel ingin remes tokednya.
    Dengan tangan kiri mengelus punggungnya, tangan kanan gw segera meremas toked dewi kanan serta kiri.
    “akkhhhh.. koko……. enak…terus ko……. remess toked dewiiii….. ”
    “wi, toked anda bagus banget. Ukuran berapakah sich?
    “36B ko.. ”
    “wow, gede banget.. isep yah? ”, anna segera mengangguk.

    Dengan tangan kiri di punggung dewi, tangan kanan gw mengungkap kaos dewi yang hari itu menggunakan kaos ketat coklat muda hingga bongkahan tokednya bener2 tampak memiliki bentuk. Gw sedikit kesulitan mendorong bra nya karna montoknya toked dewi. Tangan kiri gw berupaya mencari pengait bra serta lepas telah. Toked nana terdorong keluar serta menggantung bebas. Gw remes dengan gemes serta lansgung gw jilat sisi bawah tokednya.
    “aaaaaaiihhhh…. gellliiiiiiiiii…. aaaahhh……kokooo……. . geliiiiiii”
    “tapi enak tidak.. ”
    “enakkkkk…. ”
    “kokooo…. pentilnyaaaaa isep doongg…gatelll”, cerocos dewi yang buat gw lebih semangat.
    Isapan serta remasa gw semakin kenceng serta gw dorong dewi sampai terlentang. Dengan 2 tangan, gw remes toked dewi serta gw gunakan misionaris. Meskipun masi baju lengkap, celana basket gw bsa buat dewi yang hari itu pakai legging hitam rasakan batang gw. Gw tempelin serta gw gesek2.
    “aaaahhhh….. teruuusss…. iseeeeppp pentilnyyyaaa sekali lagi kooooo….. dewi sukaaaaa”
    Gw percepat gesekan gw.
    “kokoo…. dewiiii…. aaaaahhhhh……. maauuu keluarrrr”
    Gw konsentrasiin isapan gw di sekitaran pentil dewi. Serta saat cocok telah ingin dapet, gw gigit kecil pentil dewi.
    “aaauuuu…. aaaaaakkkkkkkhhhhhhhhhhh……kokooooooooooo oooooooo…!!! ”, gw sumpel mulut dewi dengan fk karna teriakannya mayan kenceng. Gw fk selalu sepanjang dewi mendpat orgasmenya.

    Terasa percaya, gw pelorotin celana serta cd gw serta gw pelorotin juga legging dewi. Dewi tidak pakai cd.
    Gw simak mekinya yang berbulu tidak sering, serta putih mulus. Gw deketin batang gw serta gw gesekin ke bibir meki dewi yang uda berlendir.
    “wi, masukin ya? ”
    “iya ko…masukin aja…buat koko”, jawab dewi sembari tutup mata serta menggigit bibir saat gw dorong batang gw masuk. Nyatanya dewi telah tidak perawan. Dengan sulit gw masukin batang gw.
    Sempitnya meki dewi mmbuat batang gw mulai perih. Gw rangsang dewi sekali lagi. Masih tetap dengan batang di meki dewi, gw remes tokednya serta gw permainin pentilnya. Terasa mulai licin sekali lagi, gw mulai pompa dewi.

    “uuuuuuhhhhhhh….. kooooooo….. truuuussss”
    Nada ini yang terdengar dari dewi terus-terusan. Gw lirik ke arah pintu, pintu kamar gw masi terkunci. Sambil mompa, gw mikir juga, kemana anna? Kok dapat pas gini? Bagaimana klo dia masuk? Semuanya fikiran berada di otak gw tapi dikalagkan nafsu yang tengah menggenjot dewi.

    Gw cabut batang gw, gw minta dewi nungging.
    Dengan tempat ini, gw ingin remes tokednya sambil ml. saat gw bisa tokednya, gw remes smbari gw maju mundur.
    “oookkhhh…. koko…enak bangettt…. sssshhhh…. aaaakkkhhhhh….. sshhh…. sshhhh…. . selalu koo.. ”

    Main dengan tempat ini buat gw cepet orgasme. Sebagian waktu lalu, gw juga akan orgasme, gwpegang pantat putih montok dewi serta gw percepat goyangan pantat gw.
    “ooh…aahh…oohh.. aahhh…koko…aaahh…ooohhh…koo…”
    “wi…aku keluarrr”
    “samaa kooo”
    Pas batang gw juga akan muncrat, gw tarik batang gw serta gw muncrat di pantat dewi. Masih tetap gw gesek2 ujung batang gw dengan bibir meki nya tapi tidak berani ampe masuk, bsa hamil anak orang nih.

    Gw terduduk lemas di kasur gw. Dimuka gw, dewi masi nungging lemas. Mekinya terlhat terbuka serta berlendir bening. Lihat panorama ini, gw horny sekali lagi. Gw gesek2 mekinya pakai telapak gw dari belakang.
    “aaahhh…kokooo…. enaaakkk”, diluar sangkaan, dewi masi menginginkan sekali lagi. Gw gesek2 selalu sampai satu saat, dewi mulai bergerak cepat serta tubuhgnya mengejang. Pahanya lagi2 menjepit tangan gw. Gw biarin sampai ototnya mengendur.

    Gw terbangun. Gw simak dewi tidur telanjang di samping gw. Sesaat gw kaget, serta duduk saat itu juga. Mana anna? Gw check ponsel.
    “koko, saya ada butuh sebentar kelak balik sorean. Have fun ya ama dewi mmuachh”, catat anna di sms gw. Sedikit bingung gw bacanya.
    Nengok ke dewi, dewi tengah tidur tengkurap dengan kaki kiri sedikit naik hingga mekinya dapat tampak. Tokednya yang terjepit juga tampak menantang. Batang gw mulai minta disarungkan sekali lagi. Pelan2 gw deketin meki dewi serta gw elus2. Nyatanya tidak lama, mulai licin mekinya, gw terusin sampai dewi mulai mengerang. Gw tengok, dia masi teratur nafasnya.
    Perlahan-lahan gw angkat kakinya serta gw dorong batang gw.

    “aahh.. ko? ingin sekali lagi..? ”, dewi mengerjap2kan mata sembari lihat tempat gw.
    “iya wi, setelah anda seksi banget”
    “ayo ko…lanjutin”, sambut dewi sembari tutup mata.

    Dengan tempat ini, batang gw dapat lebih merasa bergesekan dengan dinding meki dewi yang begitu soft serta licin. Bertahan di style ini, gw remas toked dewi serta gw maini pentilnya keras2.
    “uuuuuuuhhhhhh…. kokooo…dewi ingin dapet lagiiiii….. kokoooo…. aaaahhhh”
    “sama sayang…koko juga…. ”
    Semakin semagat gw pompa, toked putih dewi terguncang2 atas bawah.
    Tiba2 gw cabut batang gw buat dewi kaget.
    “loh kok? ….. aaakkkhhhh kokoo…”, ucapan dewi berhenti saat gw balik dia serta gw isep pentilnya.
    “kokooo…teruuuussss…mau dapetttttt”
    Dengan satu pergerakan panjang, gw jepit pentil nya smentar jari beda di toked satunya. Gw tarik ke atas bersamaan gw tusuk batang gw serta gw goyang sedikit kasar.

    “aaaahhhh kokooooo….. aaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhh!!!!!!!!! ”
    “aaaahh…dewiiiiiii”

    Ke-2 kaki dewi mengunci pantat gw. Gw muncrat di rahim dewi.
    Gw kaget serta berupaya lepasin pantat gw tapi kuncian kaki dewi buat gw rasakan angetnya mani gw sendiri di meki dewi. Gw pada akhirnya cabut batang gw serta keliatan dikit mani gw bercampur sama cairan nikmat dewi.

    Gw terbaring di kasur serta melhat dewi. Mata terpejam, toked putih bulat basah keringat naik turun, dengan pentil tegak ke atas. Turun ke bawah, bulu2 tidak sering meki dewi bergerak2 kecil tertiup angin AC.
    Gw deketin dewi serta gw fk dia. Sesudah sebagian lama, gw terlepas bibir dia.
    “kok anda ingin si ama saya? ”
    “abis koko jago katanya”
    “hah? Kata sapa? ”
    “anna”

    Terkesiap gw dengernya. Bermakna sepupu gw ini nakal juga yah.
    Lihat dewi yang masih tetap ngos2an, gw naik horni sekali lagi. Kesempatan ini gw fk dia sembari tangan gw remes2 tokednya. Sampai lama, gw tidak sentuh daerah mekinya.

    “kokooo…. aaahhhh…. gatelll…kokoooo…. aaaahhhh…. maauu u…. ”
    Karna gw yang uda ngilu bangt, tangan gw yang menukar batang, secara cepat, tangan gw menggesek meki dewi.
    “ssshhhhhhhhhhaaaahhhhh….. aaaaaaaaaaakkkhhhhhhhh!! !! ”, saat itu juga dewi orgasme sekali lagi..
    “aaaahhh…. hhhhhmmmm…mmmfff…aaahhh…kokoo nakall….. aaahhhh”
    Gw pelintir pentilnya serta gw peluk dewi. Tangan dewi mencari pantat gw serta meremas-remas. Bener2 tempat nyaman saat itu.

    Mendekati sore, dewi gw suruh bersih2 dahulu sebelumnya anna dateng.
    Anna dateng sore itu serta mereka meninggalkan rmh gw.
    Gw tidak sempat sekali lagi ketemu ama dewi. Kata anna, dewi kuliah diluar kota serta berita paling baru, dia telah merid. Thank you dewi untuk pengalaman sex sama anda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar


    879 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar, Kisah ini terjadi ketika keluarga gw membutuhkan seorang pembantu lagi. Kebetulan saat itu mbak Dian menganjurkan agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu keluarga ini. Mungkin menurut ortu gw dari pada susah susah cari kesana kesini, gak pa pa lah menerima tawaran Dian ini.

    Lagian dia juga sudah cukup lama berkerja pada keluarga ini. Mungkin malah menjadi pembantu kepercayaan keluarga kami ini. Akhirnya ortu menyetujui atas penawaran ini dan mengijinkan keponakannya untuk datang ke Jakarta dan tinggal bersama dalam keluarga ini.

    Didalam pikiran gw gak ada hal yang akan menarik perhatian gw kalau melihat keponakannya. “Paling paling anaknya hitam, gendut, trus jorok. Mendingan sama bibinya aja lebih enak kemutannya.” Pikir gw dalam hati.

    Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama Rini, hampir setiap malam kalau anggota keluarga gw sudah tidur lelap. Maka pelan pelan gw ke kamar belakang yang memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu.

    Pelan pelan namun pasti gw buka pintu kamarnya, yang memang gw tahu mbak Dian gak pernah kunci pintu kamarnya semenjak kejadian itu. Ternyata mbak Dian tidur dengan kaki mengangkang seperti wanita yang ingin melahirkan.

    Bagaimanapun juga setiap gw liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan gw.

    Perlahan lahan gw usap permukaan vagina mbak Dian yang montok itu, sekali kali gw sisipin jari tengah gw tepat ditengah vaginanya dan gw gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Dian dari tidurnya yang lelap.

    “mmmm….sssshh…..oooohh, Donn… kok gak bangun mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Dian sama gw setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal gw. Tapi mbak Dian gak mau kalah, tanpa diminta mbak Dian tahu apa yang gw paling suka.

    Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam gue hingga dengkul, karena kejantanan gw sudah mengeras dan menegang dari tadi. Mbak Dian langsung mengenggam batang kejantanan gw yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.

    Dijilat jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan gw, seakan memanjakan kejantanan gw yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan gw yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu.

    Dikemut kemut kantong pelir gw dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Dian pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur gw. Kenikmatan yang mbak Dian berikan sangat diluar perkiraan gw malam itu.

    “Mbak….uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin kont*l saya mbak.” Guyam gw yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.

    Semakin ganas mbak Dian menghisap kont*l gw yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa gw ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung kont*l gw terasa ingin keluar.

    “Mbak… Donny mau keluar nih…” sambil gw tahan kont*l gw didalam mulutnya, akhirnya gw muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Dian yang berbibir tipis itu.

    “Croot… croot… Ohhh… nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama mem*k mbak Dian. Namun kali ini mbak Dian tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma gw didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing gw. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang kont*l gw.

    Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Dian menyapu seluruh batang kont*l gw yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing gw. Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh gw yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.

    “Donn… mem*k mbak blom dapet jatah… mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam mem*k mbak….” pinta mbak Dian sambil memelas. Mengharapkan agar gw mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

    “Tenang aja mbak… mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”

    Tanpa kembali menjawab perintah gw. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Dian menambil posisi kepalanya tepat di atas kont*l gw, kembali mbak Dian menghisap hisap. Berharap keperkasaan gw bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang kont*l gw itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.

    Memang gw akui kemahiran pembantu gw yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan kont*l gw didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan gw kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.

    Lalu gw juga gak mau lama lama seperti ini. Gw juga mau merasakan kembali kont*l gw ini menerobos masuk ke dalam mem*knya yang montok gemuk itu. Mengaduk ngaduk isi mem*knya.

    Gw memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak Dian paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Dian mengenggam batang kont*l gue. Menuntun menyentuh mem*knya yang dari setadi sudah basah. kont*l gw di gesek gesek terlebih dahulu di bibir permukaan mem*knya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir mem*knya yang mengemaskan. Perlahan kont*l gw menerobos bibir mem*knya yang montok itu.

    Perlahan lahan kont*l gw seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak dian membuat gw nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan kont*l gw yang terbenam didalam mem*knya.

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    “uh… Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget….” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman kont*l gw ke dalam liang senggamanya.
    “mem*k mbak Dian juga gak kalah enaknya. Bisa pijit pijit punya saya… mem*k mbak di apain sih… kok enak banget.”
    “Ih… mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama mem*k mbak sama kamu Donn….” sahut mbak Dian sambil mencubit pentil tetek gw.

    “Donn… ooohh…. Donn…. mbak mmmmauu kluuuuaaarr… ooohh.” Ujar mbak Dian sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Dian ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan gw. Untung saja posisi kamar mbak Dian jauh dari kamar kamar saudara dan ortu gw. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.

    Lalu karena gw belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Dian mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang kont*l gw dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang gw gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Dian dalam setiap sodokan demi sodokan yang gw hantam kedalam mem*knya itu.

    “Donn…. kamu kuat banget Donn… aaah… uuuhhh… ssshhhh…. ooohhh…” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan gw dan mbak Dian.
    “Truuuus… Donn… sodok trusss mem*k mbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Dian yang memerintah semakin membuat darah muda gw semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat gw terangsang.

    “Suka saya ent*t yah mbak… kont*l saya enak’kan… hhmmm.” Tanya gw memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
    “hhhhhmmmm… suka….sssshhh… banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.

    “Bilang kalau mbak Dian adalah budak seks Donny.” Perintah gw.
    “Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu…. Ohhhh… nikmatnya kont*l kamu ini Donn.”

    Semakin kencang kont*l gw ent*tin mem*knya mbak Dian. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini mem*knya mbak Dian lecet lecet karena sodokan kont*l gw yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.

    Merasa sebentar lagi akan keluar, maka gw balikkan posisi tubuh mbak Dian dibawah tanpa harus mengeluarkan kont*l yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. Gw peluk dia trus gw balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.

    Gw buka lebar lebar selangkangan mbak Dian dan kembali memompa mem*k mbak Dian. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang gw hantam ke dalam liang vaginanya.

    Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, kont*l gw seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang gw berikan. Maka erangan mbak Dian yang tertahan itu mengeras.

    Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula gw rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga gw. Gw tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. Gw pendam dalam dalam kont*l gw di dalam lubang senggamanya mbak Dian.

    Tiba tiba rasa nikmat ini semakin…. ooohhh….ssshhhh…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott


    879 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott, Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut.

    Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’.

    Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

    Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

    “Hallo dengan Ivan?” suara merdu terdengar dari sana.
    “Ya saya sendiri” jawabku.

    Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.

    “Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
    “Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.

    “Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

    Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku.

    Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu.

    Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

    “Ivan?” katanya.
    “Ya saya Ivan,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.

    “OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

    Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Ivan khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.

    Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.

    “Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.
    “Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.

    “Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan.

    Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

    Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.

    Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.

    Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.

    Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

    Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu.

    Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang.

    Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

    “Van..” bisik Tante Donna di telingaku.
    Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku.

    Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover.

    Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

    “Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya.

    Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

    Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

    “Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
    Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa.

    Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat.

    Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Ivan lakukan.. Ivan akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

    Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.

    Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya.

    Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal.

    Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya.

    Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

    Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

    Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

    “Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

    Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.

    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja.

    Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ivan..” lirih Tante Donna.

    Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

    “Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

    Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.

    “Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

    “Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

    “Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu.

    Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

    “Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak.

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.

    Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

    “Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.

    “Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku.

    Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

    Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama.

    Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri.

    Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

    Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu.

    Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua.

    Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran.

    Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

    “Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.
    “Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali.

    Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya.

    Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”

    “Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

    Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu.

    Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

    Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.

    “Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.
    “Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.

    “Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

    “Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya.

    “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

    Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”

    “Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

    “Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,