Author: perawanku

  • Cerita Sex Indo Liana ABG Polos

    Cerita Sex Indo Liana ABG Polos


    810 views

    Perawanku – Pada kesempatan ini gw ingin berbagi pengalaman ketika bercinta dengan Liana, sahabatku yang masih ABG. Usia Liana berkisar 19 tahun. Bodinya begitu semok dengan pantat yang montok sekali.liana memiliki tinggi badan sekitar 173, rambut yang lurus, bertubuh sexy dan ukuran payudara yang tidak begitu besar namun padat berisi.

    Liana kuliah di salah satu Universitas di Ibu Kota Indonesia. Orangnya termasuk pendiam, tidak banyak bergaul kerana sedikit memiliki teman, bisa dikatakan anak rumahan kerana kebanyakan waktunya dirumah saja serta latar belakang keluarga keluarga yang lumayan berkecukupan, walaupun tidak bisa dibilang kaya raya.

    Singkat kata singkat cerita dewasa ini Pada Suatu hari Liana sedang bersantai di kantin kampus tersebut, ada lelaki yang mengajak berkenalan bernama Yudik. Sontak Liana sedikit shock, karena tidak ada angin dan ujan badai tiba-tiba ada lelaki yang mengajak berkenal dengannya. Karena Liana bukan termasuk tipe cewek yang bergaul, dia pun agak salah tingkah ketika diajak berkenalan oleh Yudik, akhirnya berjabat tanganlah keduanya.

    Yudik termasuk mahasiswa lawas dan memiliki nama di kampus tersebut karena termasuk dari sebuah geng ternama di Kampus itu. Dia tidak ganteng, hanya memiliki postur tubuh yang menarik dan pandai bergaul. 1 Bulan setelah mereka berkenalan, maka hubungan mereka pun semakin dekat.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Suatu ketika Yudik mengajak Liana untuk main ke rumahnya, karena kedua orang tua Yudik sedang pergi keluar kota. Tadinya Liana menolak dan ragu, tapi berkat kemahiran Yudik bersosialisasi dengan berbagai ribu macam alasan akhirnya Liana bersedia main ke tempat tinggalnya si Yudik

    Di tempat tinggalnya si Yudik inilah Cerita Dewasa kepolosan dan Keluguan ABG ini dimula berawal ketika Yudik meminta izin waktu sebentar kepada Liana untuk kebelakang berganti pakaian. Beberapa saat kemudia keluarlah Yudik dari kamarnya menggunakan celana boxer dan kaos putih oblong.

    Karena Liana memang memiliki body yang sexy dan tampang yang lumayan, tiba-tiba saja Yudik mulai berpikiran mesum, tanpa ia sadari kontolnya sudah tegang. Dengan keluguan & kepolosannya Liana bertanya kepada Yudik “dik, itu yang dibawah kenapa tiba-tiba berdiri?”. Karena itu sesuatu yang tidak bisa dikontrol, Yudik pun bingung bagaimana harus menjawabnya.

    Akhirnya dijawablah apaadanya oleh Yudik, “oh.. ya namanya juga cowok…”. Memang Liana itu perempuan yang polos dan rada-rada tulalit, jadi hal-hal seperti itu masih tanda tanya untuk dia.

    Kemudian Liana bertanya kembali, “Kayak gimana sih itu? Penasaran deh… aku soalnya belum pernah liat seumur idup aku…”. Sebetulnya Yudik tidak ada niatan untuk berbuat jahat kepada Liana, tapi karena pertanyaan yang begitu ekstrim membuat Yudik pun menjadi terangsang.ketika yudik terbawa irama keluarlah jawaban yang menjebak dari Yudik, “ Mau liat? Kamu yakin? Nanti kaget lagi…”. Liana karena saking penasarannya dan dogol, meyakinkan Yudik untuk memperlihatkan kontolnya.

    Cerita Sex Indo Liana ABG Polos

    Cerita Sex Indo Liana ABG Polos

    Dibukalah boxer Yudik dan terlihatlah kontol yang sudah menegang. “Oh kaya gitu ya punya laki-laki tuh…. lucu… boleh dipegang gak?”. Komentar Liana ini memanglah sangat polos, tapi karena Yudik pun sudah terlanjur terangsang dia dekatilah kontolnya kearah Liana.

    Dengan tanpa rasa bersalah Liana menyentuh ujung kontol Yudik dan memperhatikan bentuk kontol tersebut. Setelah beberapa saat mengamati kontol Yudik, Yudik berbalik bertanya dengan pura-prau bodoh “Emangnya kalo punya kamu kaya apa? Boleh liat?”. Tanap ragu-ragu Liana yang pada saat itu menggunakan Rok, melepaskan semua pakaiannya. Dengan payudara yang sekel dan bulu halus di memeknya, Yudik semakin lepas kendali. “Boleh dipegang ga itunya?” kata Yudik. Liana meiyakan dan Yudik pun mulai menyentuh dan memainkan memek Liana. Tidak lama setelah itu mulai terlihat Liana terbawa oleh permainan Yudik dan mulai terangsang, memeknya pun sudah mulai basah.

    mungkin merasa sudah konak dan tidak tahan lagi melihat kejadian ini si Yudik pun meminta izin kepada Liana untuk segera memasukkan kontolnya, Liana pun bingung untuk apa gunanya memasukkan kontol kedalam memeknya. Tapi Yudik meyakinkan Liana dengan menjelaskan bahwa akan ada kenikmatan tersendiri jika kontol nya masuk kedalam memek Liana.

    Akhirnya Liana pun mengizinkan dan dimasukkan lah kontol Yudik secara perlahan. Karena itu awal kali bagi Liana, sontak Liana mendesah dan teriak. Tetapi Yudik berusaha menenangkan Liana dan mulailah “genjotan” Yudik semakin dipercepat. Ternyata setelah 1 menit berlalu, Keisah mulai menikmati kegiatan itu dan kesakitan yang ia rasakan berubah menjadi desahan halus. 15 menit berlalu dengan berbagai gaya yang diarahkan oleh Yudik, Yudik mencabut kontolnya dan meminta Liana membuka mulutnya, dikeluarkan lah sperma nya kedalma mulut Liana.

    Liana sedikit kaget, tapi Yudik kembali meyakinkan dia bahwa cairan tersebut tidak berbahaya. Setelah selesai semuanya, Liana diantar balik ke rumah oleh Yudik. Tidak lama setelah Yudik drop Liana dirumahnya, Yudik mendapat SMS yang berisikan “Thanks ya dik.. tadi enak banget rasanya.. gw aja baru tau.. lain kali kalau ada waktu luang kita coba lagi ya! nikmat banget rasannya liana pengen nyoba lagi!

  • Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda

    Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda


    810 views

    Perawanku – Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda, Namaku Dessy, 23 tahun. Aku sekarang tinggal di Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Okky, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.
    Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..

    Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah. Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.

    “Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.

    Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.

    “Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.

    Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.

    “Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.

    Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky makin kuat.

    “Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.

    Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.

    “Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.

    “Ke kamar, yuk?” bisik Okky tak lama kemudian.

    Aku hanya bisa mengangguk. Okky lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.
    Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.

    Okky menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Okky kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.

    “Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Okky menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Okky dan meremasnya pelan.

    “Mmhh…” desah Okky sambil menggerakkan pinggulnya.

    “Isepin kontol aku, Des…” pinta Okky berbisik.

    “Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Okky.

    “Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Okky sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.

    Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.

    “Aww! Pelan dong, Ky…” jeritku pelan.

    “Susah masuk nih…” kata Okky sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.

    “Aku masih perawan, Ky…” bisikku.

    Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.

    “Bantuin dong…” bisik Okky.

    Akupun segera menggenggam kontol Okky. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.

    “Tekan pelan-pelan, Ky…” bisikku.

    Okky mulai mendesakkan kontolnya pelan.

    “Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Okky mulai masuk ke memekku.

    “Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…” bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.

    Okky terus memompa kontolnya mulai cepat.

    “Ohh…” desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.

    “Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Okky.

    “Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Okky sambil menatap mataku.

    Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..

    “Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan gerakannya.

    Aku diam sesaat. Mataku terpejam.

    “Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.

    Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Okky sambil menggerakkan pinggulku. Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.

    Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.

    “Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Okky.

    “Jangan keluarkan di dalam, Ky…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.

    Tak lama Okky segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Okky yang sudah mulai lemas.

    “Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan mengecup bibirku.

    Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

    Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Okky tumpah di dalam mulutku dan menelannya.

    Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.

    Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.

    Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.

    Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Yang Penuh Pesona

    Cerita Sex Yang Penuh Pesona


    810 views

    Perawanku – Cerita Sex Yang Penuh Pesona, Aku sering menjumpai lelaki atau perempuan yang memiliki daya tarik dan pesona seksual yang sangat luar biasa. Dalam kenyataannya mereka tidak selalu cantik atau tampan. Juga tak pandang tua atau muda, pendek atau jangkung, kurus atau gemuk. Juga tidak karena status sosial, seperti kaya atau miskin, terpelajar atau pengangguran, karyawan tinggi atau sekedar satpam. Secara tampak nampaknya biasa-biasa saja. Aku juga nggak ngerti kenapa dan dimana penyebab pesonanya itu. Apabila kebetulan ketemu type macam itu rasanya apapun polah tingkahnya sangat sedap dipandang mata.

    Bisa diumpamakan kalau lelaki macam Ryan Hidayat yang pemain sinetron dan bintang iklan atau kalau perempuan macam Ike Nurjanah penyanyi dangdut yang kebetulan sangat ‘macan’, manis dan cantik itu. Sangat erotik rasanya ‘ditaklukkan’ oleh lelaki ataupun perempuan macam itu untuk kemudian melayani dan menjadi budaknya. Akan kuciumi sepatu dan kaos kakinya. Akan kucuci celana dalamnya dengan ludahku hingga larutan sisa kencing atau keringatnya larut dan bisa kutelan kembali. Aku akan rela menceboki lubang-lubang pembuangannya sebagai tugas setiap pagiku. Aku akan memandikannya dengan jilatan-jilatan lidahku hingga tak tersisa noda barang sedikitpun pada semua celah-celah tubuhnya.

    Pada orang macam ini apapun yang keluar dari dia rasanya nikmat untuk kita lahap. Aku akan serta merta telan apabila dia membuang ludah ke mulutku. Aku akan menjilati lubang tainya hingga tak ada yang Tersisa. Aku akan minum kencingnya. Aku akan sodorkan mukaku kemudian membuka mulutku untuk menampung kencingnya yang kuning pekat. Aku bisa mencuci mukaku pula dengan cairannya itu.

    Di kompleks rumahku adalah seorang Randi, pemuda 21 tahun, pengangguran jebolan SMU3, tingginya 182 cm dan berat badannya 68 kg. Jangkung dan langsing. Rambutnya yang lurus selalu terurai bergaya Bon Jovi. Pakaiannya itu-itu juga, kaos oblong lusuh, terkadang dibungkus jeans kumel. Celana Khaki. Kerjanya luntang lantung, jalan sana jalan sini. Berdasarkan apa yang sering dialaminya Randi sadar banget bahwa banyak cewek bahkan juga cowok yang naksir berat padanya.

    Sejak masih di SMU dia sudah sering diajak tidur sama teman-teman ceweknya. Bahkan Bu gurunya, Bu Endang, sangat tergila-gila padanya. Walaupun belum habis 3 bulan menikah Bu Endang pernah nekad mengajak Randi tidur di rumahnya saat suaminya tugas ke luar kota. Bu gurunya itu bilang bahwa ada mata pelajaran yang harus diulangi dan mesti dikerjakan di rumahnya. Dan semalaman itu Bu Endang berhasil melampiaskan kerinduan syahwatnya pada Randi. Saat waktunya pulang tak ada bagian tubuh Randi yang tanpa cupang-cupang bekas sedotan bibir Bu Endang. Pada kesempatan di bawah nanti biarlah Randi juga menceritakan apa yang dialaminya bersama Bu gurunya itu.

    Randi tingal di kompleks Perumahan Sederhana Pondok Permai Jakarta Barat. Di tempat itu, dia sangat didambakan oleh para gadis dan janda muda dan walaupun tidak selalu nampak terang-terangan para Ibu-ibu muda maupun setengah tua juga mengimpikan untuk memandikan dengan lidah dan bibir-bibir mereka yang mungil-mungil itu. Dari cara mereka memandang Randi pada saat berpapasan atau Kebetulan lewat di depan rumahnya nampak mereka dipenuhi khayalan seandainya bisa bertelanjang Berasyik masyuk bersama Randi pada suatu ketika nanti.

    Diantara ibu-ibu itu adalah Tante Wenny. Dia perempuan asal Sukabumi yang sangat jelita. Kulitnya kuning langsat. Perawakannya langsing. Mungkin sekitar 165 cm-an. Usianya yang sekitar 42 tahun Namun nampaknya ada 10 tahun lebih muda. Suaminya, Oom Darto adalah karyawan di sebuah pabrik sepatu di Cilincing yang setiap hari pulang kerja hingga jam 9 malam. Tentu saja Tante Wenny banyak waktu sepinya. Dia sering membayangkan seandainya bisa ‘kelonan’ dengan Randi.

    Tak jarang pada puncak sepinya dia melakukan masturbasi. Dengan dibantu ketimun Jepang yang hijau gede dan panjang Itu. Dia mengulum-ulum ketimun itu kemudian memasukkannya ke liang vaginanya. Tante Wenny membayangkan seakan kontol Randi sedang dia kulum kemudian ngentot kemaluannya. Dan betapa Puasnya saat menjelang orgasme dia memanggil-manggil dalam bisik dan rintihannya.

    “Acchh.. Randii.. Randii.. Keluarkan pejuhmu ke mulut tantee.. Yaa.. Keluarkan pejuuhhmmuu..”

    Dan akhirnya terjadilah peristiwa itu. Suatu pagi, sekitar jam 9 pagi, dengan sebatang rokok di tangannya Randi jalan melewati rumah Tante Wenny. Saat itu Tante Wenny sedang menyiram dan memindah-mindah Pot tanaman anggrek kesukaannya. Ada pot besar yang dia nggak kuat mengangkatnya. Melihat Perempuan jelita macam Tante Wenny, tanpa diminta dan spontan Randi membantu mengangkat pot itu.

    “Koq ngangkat-angkat sendiri. Irwan mana Tante?” Rando menanyakan Irwan yang sahabatnya dan anak Tante Wenny yang cantik ini.
    “Ah, Irwan mah tahunya beres. Tahu tuh, katanya tadi ke Depok negok kampusnya dan terus main kali”

    Randi dan Irwan adalah teman bermain saat di kompleks. Betapa terima kasih dan gembira hati Tante Wenny. Apalagi saat menyadari bahwa yang membantu itu adalah Randi lelaki muda teman anaknya yang mempesona hatinya dan selalu hadir dalam khayal-khayal masturbasinya. Bagaimana kelanjutan cerita yang merangsang libido ini? Apa yang selanjutnya dilakukan Tante Wendy? Bagaimana Randi merespon ulah tante jelita ini? Acchh.. Aku rasa lebih fair kalau Randi sendiri yang cerita kepada para pembaca. OK? Dengarkan.. [Jilatan-jilatan Tante Wenny pada celah-celah tubuhku.]

    “Hooh.. Cah Bagus (aku jadi tersanjung dengan panggilannya itu).. Terima kasih yaa..”

    Aku membantu menggeser pot itu dan aku merasa Tante Wenny memandangku sedemikan rupa gemas dan hausnya. Pada wajahnya nampak dia hendak mengeluarkan sesuatu pikiran. Aku merasa bahwa tante jelita ini hanya pengin menahan agar aku lebih lama tinggal. Aku paham. Aku memang termasuk sering menghadapi tante-tante genit macam ini. Mereka bilang bahwa lelaki macam aku pantas menerima perlakuan macam bayi.

    Melayani lelaki macam aku merupakan impian kenikmatan syahwat yang tak terkira. Mereka bilang apapun mauku dengan rela mereka akan penuhi. Dia nampak berpikir dan…

    “Oocchh.. Bisa minta tolong sekalian donk.. Sayang (dia terus melemparkan godaan padaku). Tante Mau geser lemari di tempat tidur tante. Mau bantuin nggak??”
    “Boleh saja…”

    Aku tahu banget bahwa tante jelita ini termasuk tante yang ‘gatal’ dan sering mencuri-curi pandang setiap kali aku lewat atau berpapasan dengannya. Kali ini apa maunya??

    “Ayolah masuk…” Tante Wenny mengajak aku masuk ke rumahnya, “Duduk dulu, yaa..”

    Tante Wenny bergegas masuk ke kamarnya. Aku agak heran kenapa untuk menggeser lemari yang paling cuma semenit mesti duduk dulu. Tetapi pikiranku langsung sirna saat melihat Tante Wenny sudah ganti ‘short pant’ yang sangat seksi saat kembali keluar dari kamarnya.

    “Aku buatin minuman dulu, yaa…”

    Ucchh mata tante genit itu melirik belalak sambil melepas senyuman dari pipinya yang ranum menunjukkan kejelitaannya. Aroma parfumnya sangat menggoda libidoku. Untuk membesarkan hatinya aku melototkan mataku memandang lekuk liku tubuhnya dengan penuh kekaguman Birahi. Aku semakin yakin bahwa ini semua hanya ulah Tante Wenny untuk menahan agar aku tidak cepat menghilang dari pandangan matanya. Ah, biarlah. Siapa tahu dapat rejeki nomplok.

    Dengan 2 buah gelas besar penuh Coca Cola di tangan Tante Wenny keluar dan memberikan segelas buat Aku.

    “Ambil Cah Bagus…” sapanya bergaya akrab, “Ayo minum… nggak perlu buru-buru khan?”

    Duduk di seberang depanku mata Tante Wenny sebentar-sebentar mengamati penuh khayalan birahi padaku. Aku yakin kalau kuminta menjilati lubang pantatku pasti serta merta dia akan lakukan dengan sepenuh obsesinya. Aku tahu pula dia isteri yang kesepian karena sepanjang hari ditinggal kerja suaminya.

    “Kamu koq bagus banget ssehh Ran..? Dulu mama kamu makan apa bisa melahirkan cah bagus Macam ini..?” lempar goda yang begitu berani dan agresif dari tante genit padaku. Aku nggak tahu mesti jawab apa. Aku diam saja. Aku mesti berlagak acuh dan ‘cool’.

    “Jadi nggak menggeser lemari, Tante?”
    “Oohh, pastii.. Sekarang?” dia berdiri.

    Yang aneh tangannya disodorkan untuk kuraih dan yang terjadi kemudian adalah dia menarikku ke kamar tidurnya.

    “Mari kutunjukkan lemarinya,” sambil terus menggelandang aku.
    “Yang ini Cah Bagus.. Digeser ke kanan sedikit. Tante mau cerminnya mengarah ke tempat tidur hingga kalau Oom sama Tante tidur bisa sambil berkaca. Gituu..!” katanya sambil melempar senyum manisnya dengan penuh arti.

    Aku baru meraih tepian lemari untuk mulai mendorong saat tiba-tiba bibir Tante Wenny memagut lenganku kemudian melata dan menyedot punggung tanganku. Duuhh.. Aku sepertinya disambar stroom listrik ribuan watt. Seluruh tubuhku langsung menggelinjang. Aku merasakan betapa haus dan sepinya Perempuan STW (setengah tua) ini. Tak kupungkiri sedotan bibir Tante Wenny langsung menyambar gairah syahwatku. Kontolku sudah ngaceng saat tangan Tante Wenny tak bisa kuhindari merabai celah-celah selangkanganku.

    “Cc.. Cah Baguuss.. Ayolah.. Jangan acuh.. Cium aku.. Atau.. L.. Ludahi akuu.. Aku sangat Rindu sayaanngg…” sambil tangannya berusaha menggapai dan merangkul leherku berikut bibirnya Yang menantang bibirku. Aku masih bergaya acuh dan ‘cool’.

    “Ayoo.. Ludahi aku Randii.. Ludahi tante..”. Matanya itu.. Ahh.. Mata yang sungguh sangat Kehausan.
    “Tolong Randii.. Tolong tante inii.. Ayoo.. Mana ludahmuu..”

    Dia merangsek berusaha memagut bibirku namun aku mengelak dan pagutan itu mendarat pada kulit leherku. Tante Wenny menjadi beringas, Dia memelukku keras sambil mengamukkan pagutannya pada leher, dagu, bawah kuping dan bahuku. Aku memang semakin terbakar. Namun gaya acuh dan ‘cool’-ku tetap aku pertahankan.

    Sungguh indah menikmati bagaimana perempuan dengan penuh haus mengerjain dan menikmati tubuhku. Akhirnya aku terdorong dan jatuh ke kasur. Tante Wenny tak lagi bisa kubendung.

    “Nanti saja menggeser lemarinya ya sayaanngg…”
    “Kasihan Cah Bagus. Kamu mesti istirahat duluu yaa.. Mumpung Irwan nggak di rumah. Kamu Temenin Tante dulu yaa…” sambil tangan-tangannya terus menggerilya tubuhku.
    “Acchh Tantee.. Jangan.. Nanti dilihat tetangga. Saat Randi masuk tadi khan ada pembantu Bu Kirno sebelah rumah sedang nyapu,”
    “Ahh.. Jangan khawatir. Dia hanya babu blo’on. Nggak akan berani ngomong apa-apa,” nada bicara yang didera nafsu birahi membuat Tante Wenny merendahkan pelayan sebelah rumahnya.

    Tante Wenny yang jelita ini bergerak jongkok dan seperti pelayan pada tuannya mulai melepasi sepatuku. Sebelumnya dia ciumi terlebih dahulu ujung-ujung sepatuku sambil.

    “Sabar ya Cah Bagus.. Uuhh.. Kenapa kamu bagus banget sseehh..?”

    Dia juga cium-cium kaos kakiku. Bahkan sesaat dia sumpalkan sendiri pada mulutnya sambil melepas wajah senyumnya padaku. Sebelum mulai melepasi celanaku mama Irwan yang jelita ini mencium, melumat dan menggigiti telapak Kakiku.

    “Sayaang.. Kakimu indah banget. Bikin tante ngiler banget ssiihh..”

    Dia ciumi, jilati dan kulum jari-jari Kakiku. Lidahnya menjilati celah-celah di antara jari-jari itu. Nampak bibir indah tante Wenny demikian Lahap mengecupinya. Seluruh tubuhku seperti terkena sengatan listrik. Ucchh.. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Hampir kutarik kakiku karena tak tahan rasa geli yang merambati saraf-sarafku. Sementara libidoku langsung terdongkrak. Kontolku ngaceng mendesaki celanaku. Akhirnya tangannya berhasil melepas kancing celanaku dan menariknya merosot kebawah, membuangnya ke lantai hingga aku tinggal bercelana dalam saja.

    “Dduhh.. Duuhh.. Randikuu.. Tante sudah lama merindukan macam ini,” tante Wenny langsung membenamkan mukanya ke selangkanganku. Dia menggigiti celana dalamku yang menonjolkan Kemaluanku. Aku merasakan giginya mengigit kenyalnya kontolku yang memang telah ngaceng berat. Tetapi tidak lama.. Akhirnya Tante Wenny merosot melata ke lantai menyergap kakiku yang terjuntai dari tempat tidur untuk Langsung menciuminya telapak kakiku. Dia kulum dan jilati jari-jari kakiku. Lidahnya menusuki celah-celah Jariku. Dduhh.. Bukan main nikmatnya. Lidahnya yang hangat lembut itu berusaha membersihkan aroma kakiku yang pasti berbau kaos kaki atau sepatu yang menusuk.

    Demikian kegilaan dia mencium dan menggigit bagian ini sebelum akhirnya melata menuju betis-betisku. Gigi-giginya yang tajam terkadang menggigit sakit hingga aku mesti menahan dengan mengaduh desah dan menahan kepalanya. Namun semua itu justru membuat Tante Wenny semakin meliar. Didorongnya pahaku hingga aku terbalik tengkurap. Dalam posisi ini Tante Wenny kembali menyerang aku dari bawah. Lidah dan bibirnya mengecupi lipatan paha dan betisku. Uucch.. Rasanya tak tahan.. Aku tak pernah aku menikmati sentuhan seksual macam ini.

    Tante Wenny yang usianya telah lebih 40 tahun ternyata nafsunya seperti magma gunung berapi. Yang aku kaget adalah saat ciuman itu terus merambah ke paha belakangku dan dengan cepatnya naik hingga wajahnya langsung nyungsep ke belahan pantatku. Yaa ampuunn.. Dengan histeris tante Wenny mengusel-uselkan wajahnya ke celah bokongku. Tante Wenny tanpa ragu menciumi pantatku. Bagi aku menjadi sensasi yang luar biasa saat lidahnya menggelitik dan menusuk-nusuk lubang pantatku ini. Sesekali dengan geregetan dia menggigit kecil Bibir-bibir analku. Lidahnya berusaha menggerilya lubang duburku sambil nafasnya terdengar demikian memburu. Rasanya dia dalam keadaan birahi yang penuh kegilaan. Yang tak mungkin aku bisa menghentikannya. Dia sudah tenggelam dalam kejaran syahwatnya sendiri.

    “Hecchh.. Huuchmm.. Rr, rra.. Andd.. Ii,” gumamnya dalam tenggelam sambil dengan histeris lidahnya terus mencari-cari. Tanpa kusadari aku tertuntun untuk nungging tinggi. Naluriku adalah membuka celah bokongku agar muka Tante Yenny bisa lebih tenggelam dan lidahnya menemukan lubang analku.
    “Acchh.. Rr.. Randd.. Ddii..”

    Berpegang pada bokongku sapuan dan sedotan lidah dan bibirnya di Lubang duburku semakin nikmat kurasakan. Entah kenikmatan macam apa yang didapatkan Tante Wenny dari analku ini. Mungkin aroma analku membuatnya mabuk kepayang padaku. Kubayangkan bagaimana seandainya Irwan yang sahabatku melihat bagaimana mamanya menjilati lubang taiku. Haa.. Haa.. Aku tertahan hingga menjelang makan siang.

    Tante Wenny berhasil merangsang libidoku hingga aku tak mampu menahan air maniku tumpah ke mulutnya. Kulihat betapa rakus dia menjilati spermaku hingga bersih tanpa bekas. Yang tercecer di rambut kemaluanku, pahaku, batang dan pangkal kemaluanku bersih macam kena cuci saja. Uuchh.. Sangat nikmat merasai jilatan dan sedotan bibir ayu milik Tante Wenny Ini.

    Yang lebih tak kumengerti adalah saat aku permisi ke kamar mandi untuk kencing. Saat pancuran kencingku mancur Tante Wenny menyusul masuk ke kamar mandi. Kupikir dia hanya hendak mengambil Sesuatu. Ternyata dia merangkul pinggulku dan bergerak jongkok menyongsong pancuran kencingku. Sambil matanya melirik ke aku, dia menengadahkan dan membuka mulutnya menampung cairan kuning pekat kencingku. Tanpa bisa kucegah dia memegangi kedua kakiku dan minum menenggak cairan pekatku itu.

    “Jangan Tantee… jangaann..!,” tetapi aku tak mampu mencegahnya.

    Juga aku tak mampu menghentikan kencingku yang memang sudah sangat mendesaki kandungannya. Sungguh mempesona melihat tante Wenny yang jelita setengah gelagapan dengan mulutnya yang sga-nga menerima pancuran kencing kuning pekat yang keluar dari penisku. Terdengar suara jatuhnya pancuran air kencing dalam rongga mulutnya itu. Sebagiannya dia minum seakan menjadi penawar Hausnya dan sesekali dia raupi wajahnya seperti orang mencuci muka dengan kencingku ini.

    “Tante memang telah mengimpikan kencingmu sayaanngg.. Nikmat banget rasanya.. Tante puas Banget niihh…” katanya sambil mengusap raup wajahnya dengan air kencing yang dia tampung pada Kedua tangannya.

    Demikianlah cerita sekilas pengalaman Randi yang memang memiliki pesona seksual luar biasa itu. Tante Wenny yang jelitapun bertekuk lutut dengan sudi untuk menjilati pantat dan minum air kencingnya.

    *****

    Ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu saat aku masih duduk di kelas 2 SMU top di Kebayoran. Waktu itu usiaku masih 16 tahun. Walaupun banyak cewek teman kelas maupun kakak kelasku yang sering merayu, mengajak kencan atau terang-terangan bilang naksir padaku, bahkan ingin tidur dengan aku namun aku masih tetap perjaka ‘ting-ting’ dan sangat ‘idjo’ dalam hal seksual.

    Cewek-cewek itu bilang bahwa aku adalah pemuda paling seksi di sekolahku. Bahkan mereka juga bilang mungkin se-Kebayoran hanya kepadakulah mereka ingin tidur denganku. Lebih gila lagi ada yang bilang sangat senang hati untuk menerimanya seandainya aku mau membuang air ludahku ke mulutnya. Edann.. Ternyata bukan hanya teman sekolahku yang pengin ngajak tidur aku. Dan ini baru aku sadari setelah aku berada di rumahnya dimana aku tak bisa lagi menghindar.

    Cerita Sex Yang Penuh Pesona

    Cerita Sex Yang Penuh Pesona

    Dia adalah Bu Endang guru matematika SMU Kebayoran. Bu Endang adalah guru yang paling cantik di SMU-ku. Anak-anak bilang dia mirip dengan Desy Ratnasari itu artis sinetron asal Sukabumi. Yang aku heran bahwa Bu Endang ini baru saja menikah sekitar 3 minggu yang lalu. Bahkan orang tuaku hadir saat pernikahannya itu. Suaminya adalah seorang PNS Departemen Dalam Negeri. Sesekali suaminya itu bertugas meninjau ke daerah-daerah di tanah air. Dengan alasan banyak pekerjaanku yang salah saat bel pulang kelas berbunyi, sekitar jam 12.30 siang Bu Endang menahanku agar tidak pulang dulu.

    “Kamu mesti memperbaiki PR-mu. Aku nggak mau dibuat repot. Kamu bawa semua buku-buku ini ke rumah ibu. Nanti kamu ibu ajari bagaimana mengerjakan PR dengan benar,” katanya dengan nada kesal atau marah padaku.

    Siang itu aku tidak boleh pulang dan mesti belajar matematika pada Bu Endang di rumahnya. Dengan Honda bebek-nya Bu Endang meluncur pulang lebih dahulu. Aku mesti menyusul naik kendaraan umum sambil membawa buku-bukunya yang cukup berat ini. Ah, mungkin inilah hukamanku karena pekerjaanku yang tidak bener itu. Anehnya sesampainya di rumahnya, Bu Endang menyambut aku dengan sangat ramah. Wajah marah atau kesal di kelas tadi sama sekali tak nampak lagi.

    “Sini Randi. Kamu taruh tuh buku-buku ibu di meja. Jangan malu-malu. Kamu makan siang dulu, ya, sama ibu. Bapak lagi dinas ke Kalimantan, jadi ibu sendirian koq. Mau minum apa?”

    Dia rangkul pinggulku menuju meja makan. Ah, ini mah lebih dari ramah. Rangkulannya itu demikian mesra membuat aku langsung merinding bergetar. Rasanya aku belum pernah dirangkul perempuan macam begini. Tangannya yang lembut itu mengelusi pinggulku. Bahkan ada sekali sedikit mencubit aku. Nampaknya semua itu merupakan tanda atau sinyal yang dilepaskan Bu Endang padaku. Karena aku nggak tahu mesti bagaimana, jadi yaa… ngikut saja kemauannya. Yang kupikirkan hanyalah mudah-mudahan matematikaku cepet benar dan aku bisa lekas pulang.

    Selesai makan dia kembali merangkul mesra dan membimbing aku ke sofa ruang tamunya. Dan ternyata hari itu sama sekali tak ada matematika di rumah Bu Endang. Sejak awal duduk di sofanya, Bu Endang langsung mengelusi pahaku. Dia bilang.

    “Randii… kamu menjadi idaman banyak cewek di sekolah. Kamu pasti tahu, khan? Sudahlah, matematikamu nanti biar ibu yang bantu benerinnya. Ibu pengin istirahat sambil ngobrol dulu sama kamu. OK?” Bu Endang menutup kata-katanya sambil tangannya mengambil tanganku dan meremasi jari-jariku.

    Edan… nggak tahu kenapa tanpa sadar aku membalas remasannya. Akibatnya Bu Endang langsung menjadi liar. Pasti dia berpikir bahwa aku merespon apa yang dia mau. Duduk di sofa saling berhimpitan Bu Endang semakin merapatkan tubuhnya pada tubuhku. Remasan tangannya menjalar menjadi cemolan di pahaku. Greenng.. Saraf birahiku bangkit dan tak ayal lagi kemaluanku ngaceng mendesaki celana SMU-ku.

    Uucchh.. Aku malu banget kalau sampai Bu Endang melihatnya. Tetapi dia memang telah melihatnya.

    “Nggak usah malu Randi.. Ini tandanya kamu normal dan sehat. Baru kesenggol sedikit saja langsung tegang berdiri.. Hii.. Hii.. Hii…” canda Bu Endang dengan senyumannya yang amat menawan yang membuat suasana menjadi lebih mencair.

    Namun mukaku tetap berasa kemerahan karena malu. Aku cepat menyadari pula rupanya Bu Endang memang telah merencanakan perjumpaan macam ini denganku. Aku merasa blo’on banget, walaupun pada dasarnya aku senang dengan apa yang sedang terjadi ini. Aku menengokkan wajahku. Acchh.. Wajah-wajah kami ternyata telah begitu berdekatan.

    Mata Bu Endang rasanya menusuki kedalaman mataku untuk mendapatkan kepastian. Dan aku tetap blo’on saat tiba-tiba bibirnya telah menyentuh dan langsung menyedot kecil bibirku. Itulah pembukaan yang dilakukan Bu Endang padaku. Mengerti kalau akhirnya aku diam dan ‘cool’ Bu Endang kembali meliar. Dia peluk dan pagut aku. Bibir lembutnya melumat bibirku. Aku sedikit gelagapan dan hampir terjatuh dari sofa tempat dudukku. Situasi itu membuat aku merangkul Bu Endang secara reflek. Dan itulah yang ditungu-tunggunya.

    Dia mendesah, “Hhaacchh.. Hheecchh.. Rranddii…” dengan sepenuhnya kini memeluk tubuhku.

    Kurasakan remasan tangan-tangan halusnya pada punggung mengiringi lumatan bibirnya pada bibirku. Aku merem melek kaget namun uucchh.. Nikmatnyaa.. Aroma parfum Bu Endang menyergap hidungku dan aku mulai berasa melayang dalam nikmatnya berasyikmasyuk dengan perempuan ayu macam Bu Endang yang dalam pelukanku pula kini.

    “Bapak nanti bagaimana Bu..??”
    “Sshh.. Jj.. Jangan bicara itu sayangg.. Aku sangat rindu kamu.. Aku sangat inginkan kamu.. Ayoo Randi.. Peluk ibu yang lebih erat lagii…” rupanya dia tak mau aku bicara tentang suaminya.

    Ah.. Urusannyalah. Dan Bu Endang menggunakan kesempatan bersama aku ini dengan sepenuh kerinduan akan belaian syahwatnya. Dia hempaskan aku ke sofa dan tindih tubuhku.

    Dia meracau, “Randii.. Kamu tampan banget siihh.. Aku sayang kamu Randii.. Boleh ya? Bolehh.. Khan?? Randii.. Hhcchh…” terdengar nafasnya yang memburu dan suaranya serak menahan gelora nafsunya.

    Dan tangan-tangannya yang lentik itu terasa tak sabar mulai melepasi kancing kemeja SMU-ku. Aku jadi bengong juga akan nafsunya yang demikian menggebu padaku.

    “Randii.. Ibu sayang kkhaamuu.. Randii, oohhcch Ran.. Ddii…” racau Bu Endang tak henti-hentinya.

    Saat kancing kemejaku telah lepas mukanya langsung merangsek dadaku. Kurasakan bibirnya mulai dengan halus melumat buah dadaku. Lidahnya menyapu dan kemudian disusul dengan bibirnya yang mengecupi dan mengigit penuh haus pada pentil-pentilku. Aku taka tahan menahan gelinjangku, aku juga mengeluarangan desahan dan erangan. Tangan Bu Endang meremasi punggung dan turun ke pinggulku.

    Duuhh.. Sungguh dahsyat birahi ini.. Kutengok perempuan cantik se usia bibiku ini seperti ular sanca yang sedang menancapkan taringnya pada dadaku. Kepalanya bergeleng untuk mengetatkan gigitannya. Lumatan bibirnya membuat aku melayang dalam lambung nikmat tak terkira. Bu Endang rasanya telah melupakan semuanya termasuk pada suaminya yang baru menikahinya 3 minggu yang lalu. Kemudian mulut ular sanca itu melata dan merambah perutku dan terus turun lagi.

    Saat bibirnya menyentuh ikat pinggangku taringnya kembali menggigit agar tidak melepaskannya. Tangan-tangan Bu Endang dengan sigap melepasi ikat pingang dan kancing celanaku. Dengan tak sabar dia tarik dan dorong celanaku ke bawah hingga betisku. Wajahnya langsung menenggelamkan ke celana dalam dan selangkanganku. Dia menciumi dengan ganasnya. Oocchh.. Perempuan ayuu.. Begitu buas dia merangsekkan mukanya. Dia hirup aroma-aroma yang menebar dari selangkangan dan celana dalamku.

    “Raanddii.. Uucchh.. Raa.. Nddii.. Ibuu saayngg.. Kkaamuu…” racaunya yang terus membising.

    Aku memang tak mampu menahan gelinjangku. Syaraf-syaraf peka yang tertebar pada pori selangkangan dan pahaku membuat aku merasakan kegatalan shyawat yang sangat dahsyat. Kucabik-cabik rambut Bu Endang dan kuremas-remas dengan sangat kerasnya. Jilatan dan lumatan bibir Bu Endang membuat aku menggeliat-geliat tanpa menahan diri. Seluruh syaraf-syaraf birahiku terbangkit merambatkan kegelian tak tehingga.

    “Ampuunn.. Buu.. Ooiicchh.. Jj.. Jangaann…” entah ngomong apa lagi aku.

    Rasanya asal bersuara. Aku memerlukan saluran emosiku yang menggelegak karena ulah Bu Guru cantikku ini. Rambut Bu guruku yang cantik itu langsung awut-awutan, namun Bu Endang tidak mengeluh. Dia terus menggilakan wajahnya men-‘dusel-dusel’ ke selangkanganku. Kemaluanku menjadi tegak keras seperti tongkat mahoni. Bu Endang tanpa ragu menciumi dan menjilatinya. Basah precum di ujung penis dia jilati dengan rakus. Nampak wajahnya menyeringai dalam matanya yang setengah terbeliak larut dalam puncak nikmatnya yang tak bertara. Aku tak mampu menahannya.

    “Adduhh.. Bb.. Bu.. Saya nggak ttahann.. Ggelii.. Bbuu..”

    Kuseret tubuh Bu Endang ke atas hingga tubuhnya menindih tubuhku. Kurangkul dengan ketat bahunya dan kucium bibirnya. Aku melumat penuh kegilaan sambil menyedoti ludah-ludahnya. Kami bergelut bak dua ular yang sedang memperebutkan mangsa. Pada saat bersamaan tangan Bu Endang meraih kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluannya. Aku tahu, dia mau aku memasukan batang kemaluanku ke rongga kemaluannya.

    Terus terang tiba-tiba rasa takut menyergap aku. Aku takut Bu Endang hamil. Aku takut Bu Endang akan memaksa aku menjadi suaminya karena kehamilannya itu. Aku takut dia akan memperkarakan ke pengadilan dan mempermalukan aku, mempermaukan orang tuaku. Aku takut menjadi berita di koran Pos Kota atau Lampu Merah atau berpuluh tabloid lainnya yang banyak beredar di Jakarta saat ini. Aku takut tak lagi menyandang predikat pemuda atau perjaka. Lucu juga ketakutanku macam itu pada waktu itu.. Tetapi Bu Endang tak habis cara. Tetap melayani pagutanku, dengan tubuhnya yang setengah menduduki selangkanganku dengan penisku yang tegang kaku dengan cepat terjadilah..

    Blezz..

    Seluruh batang kemaluanku telah amblas ditelan kemaluan Bu Endang. Tak ada kesempatan untukku. Bu Endang langsung bergerak naik turun memompakan pantatnya yang mendorong memek atau vaginanya menelani batang keras penisku ini. Ascchh.. Akhirnya.. Hanya Bu Endanglah yang berhasil menggapai keperjakaanku. Dan nikmat yang kuterima.. Sungguh tak bisa kulukiskan.. Batang penisku terjepit oleh dinding hangat yang legit. Memek Bu Endang menyedot-nyedot urat-urat sensitif yang tersebar di seluruh permukaan batang penisku.

    Kenikmatan itu demikian bergerak penuh pergantian setiap Bu Endang menarik atau mendorong pantatnya yang membantu kemaluannya melahapi kenisku. Ammppunn.. Buu.. Enaakk bangett.. Ssiihh.. Kini aku menyaksikan bagaimana seorang perempuan yang demikian kehausan diserang orgasmenya. Mula-mula mata di wajah cantiknya itu mendelik dan membeliak dengan kelopak yang menelan bulatan hitam matanya dan menyisakan warna putih pinggirnya.

    Keadaan itu disertai dengan desah keras yang sangat mengenaskan sebagaimana kijang yang sekarat dalam terkaman pemangsanya. Dengan tangannya yang nyaris mencekik leherku Bu Endang menancapkan cakarnya pada bahu samping leherku itu. Dengan keringat yang deras mengucur dia tekan lebih membenam kemaluannya untuk menelan kemaluanku lebih dalam. Pada detik-detik itu kurasakan kedutan-kedutan keras menggilas-gilas batang penisku. Yang kemudian terdengar adalah auman atau teriakan tanpa tertahan dari mulut ayu Bu Endang.

    “Rr.. Aanndii.. Tt.. Toloonngg.. Ranndii.. Ampunii ibbuu.. Yaa.. Rranddii.. Ii,” kemudian ‘bruukk’ tubuhnya jatuh terhempas ke dadaku. Tubuh penuh keringat itu langsung berkejat-kejat beberapa saat sebelum akhirnya diam dan beku kecuali menyisakan tarikan nafas yang cepat dan tersengal. Aku langsung merasa iba dan tanganku nampak mengusap-usap punggungnya.

    “Haacchh.. Maafin ibu yaa.. Randdii…” tubuhnya merosot ke kasur dengan lunglai.

    Tangannya kembali jatuh ke dadaku. Situasi hening beberapa saat. Aku menyesuaikan kehendak Bu Endang. Aku tak bergerak dan membiarkan dia melepas lelahnya. Hari itu aku pulang jam 5 sore. Bu Endang memuasi aku dengan mulutnya yang mengulum-kulum penisku. Dia minum spermaku.

    “Randi, inilah tanda ibu sayang sama kamu. Pada bapak (suaminya) aku nggak pernah lakukan begini. Aku rasanya geli. Jijik begitu. Tetapi pada kamu Randi, justru aku selalu mengimpikannya. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menelan air manimu. Auucchh.. Terima kasih banget yy.. Sayaanngg..”

    Sebelum aku pulang Bu Endang memberi aku uang namun kutolak. Apa jadinya nanti.. Bu Endang berharap aku datang lagi selama suaminya belum pulang. Namun aku tak pernah datang lagi. Aku tetap saja takut kalau Bu Endang hamil karena ulahku. Sekali aku kepergok dengannya saat ada pesta olah raga antar sekolah.

    Pada waktu itu usai pertandingan di sekolah (aku pemain volley SMU-ku) aku tertinggal pulang sehingga aku berjalan cukup jauh sebelum ketemu halte angkutan kota. Tiba-tiba sebuah mobil menepi tepat di sampingku. Bu Endang membuka kaca pintunya dan menyilahkan masuk. Aku nggak enak untuk menolaknya. Rupanya dia berkesempatan membawa mobil suaminya.

    “Apa kabar Randi?” sambil meremas selangkanganku yang membuat kontolku langsung ngaceng berdiri.
    Tidak langsung menjalankan mobilnya Bu Endang justru menepi, “Ibu kangen ini Randi, boleh yaa…”

    Sebelum aku menjawabnya tangan-tangannya yang cantik gemulai itu sudah menarik resluiting celanaku dan bahkan langsung merogoh dan kemudian membetot keluar kontolku. Tangannya beberapa saat mengurut-urut hingga aku memperdengarkan desahanku. Dengan mesin tetap menyala agar ruangan mobil tetap dingin ber-AC Bu Endang langsung merunduk dan menyosor.

    Kontolku di emut-emut dan kulum-kulum hingga spermaku muncrat. Menjelang muncrat kuraih kepalanya yang nampaknya rapi ditata salon rambutnya. Kuremasi tatanan rambut itu hingga awut-awutan. Menjelang muncrat aku berteriak tertahan. Kutekan kepala Bu Endang agar menelam lebih dalam. 6 atau 7 kedutan besar kemaluanku memuncratkan cairan hangat air maniku ke haribaan mulut Bu Endang. Nampaknya di tersedak-sedak. Namun dia ucapkan terima kasih tak habis-habisnya padaku sebelum aku diturunkan di halte angkutan kota tidak jauh dari sekolahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Suamiku Menjual Kehormatanku

    Cerita Sex Suamiku Menjual Kehormatanku


    809 views

    Perawanku – Cerita Sex Suamiku Menjual Kehormatanku, Aku seorang wanita yang tidak beruntung di dalam mengarungi biduk rumah tangga. Dan mungkin aku satu-satunya wanita yang menderita seperti ini, kenalkan namaku Ira dan itu nama panggilanku. Saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun dan sudah menikah dengan suamiku mas Bagas 32 tahun, kami sebenarnya sudah menjalani pernikahan selama 4 tahun dan sudah memiliki satu orang putra berusia 2 tahun.

    Awalnya aku tidak menduga kalau akan mengalami hal seperti ini, karena pernikahan kami begitu bahagia. Banyak yang bilang kalau kami adalah pasangan yang sangatserasi wajah tampan mas Bagas semakin membuat aku yang berwajah indo semakin menarik juga, dan membuat orang lain menganggap kami pasangan yang sangat serasi. Dan bukan hanya mereka akupun berpikir yang sama.

    Tidak pernah sedikitpun terlintas di benakku kalau aku harus melakukan adegan cerita sex di depan suamiku sendiri, dan atas kemauannya bahkan aku seperti di jebak olehnya untuk melakukan hal itu. Adegan seperti dalam cerita sex aku rasa hanya akan di lakukan olehku dan juga suamiku, tapi kini harus aku rasakan sakitnya di perlakukan layaknya bispak oleh suamiku sendiri.

    Kami hidup serba berkecukupan mulai dari seringnya kami liburan ke luar kota hingga ke luar negeri semua dipenuhi oleh suamiku. Dan aku merasa sebagai wanita paling bahagia saat itu, karena memiliki suami yang begitu baik dan memanjakan aku. Karena itu juga akupun mau pindah ke luar kota dan berpisah dengan orang tuaku, kami hidup mandiri di kota besar.

    Menginjak lima tahun usia pernikahan kami, aku merasa kalau suamiku berubah dia sering pulang dalam keadaan mabuk. Hingga pada suatu hari kami di kagetkan oleh beberapa orang yang datang ke rumah dan mengambil dua mobil kami, saat itu aku menangis karena mereka datang dengan kasarnya sambil memukul suamiku juga. Dan hal itu terjadi di depanku dan juga anak kami.

    Hingga akhirnya akupun mengetahui kalau suamiku bangkrut dan semua aset yang dia miliki akan segera di sita Bank. Betapa terkejutnya aku kala itu tapi aku hanya bisa menangis dan menangis, hingga akhirnya pada suatu hari datang seorang laki-laki yang berpakaian rapi. Dia berbicara dengan suamiku dan sering menatapku juga sampai-sampai aku merasa risih di buatnya.

    Malamnya aku di ajak suamiku pergi kesebuah hotel dia bilang hendak menemui temannya. Entahlah perasaanku memang sudah merasa ada yang anhe dari rumah tapi aku hanya bisa diam saja, begitu masuk dalam kamar hotel aku melihat laki-laki yang ada di rumah tadi sedang berada di dalam kamar tersebut. Dia tersenyum sambil berkata “Pak Bagas nganter sendiri..” Katanya.

    Suamiku mengangguk dan berkata “Ya Bos buat mastiin kalau istriku benar-benar datang ke tempat ini…” Dan aku lihat suamiku pergi keluar dari kamar. Dan tanpa ada basa basi laki-laki tersebut langsung memeluk tubuhku sontak saja aku berteriak tapi laki-laki itu berkata “Sudah diam kamu cantik.. kalo kamu memang sayang suami kamu.. karena tanpa aku mungkin dia akan kehilangan segalanya dan harus mendekam dalam penjara juga..” Aku kaget.

    Tanpa bisa memberontak akupun pasrah sambil menangis aku terdiam ketika laki-laki itu mulai melepas pakaianku satu persatu. HIngga terlepas semuanya dan dengan lembut dia membaringkan tubuhku kemudian aku melihatnya menindihku sambil terus menciumi tubuhku “OOooouugghh… saaayaang.. kamu begitu cantik… aaaagggghhh.. aaagggghh..” Katanya dengan penuh nafsu.

    Tangannnya mulai meremas toketku yang masih terasa montok “OOouugghhh… ooouugggghh… aaaaaaggghhh…. saaaayaaang…. aaaaagggghhhh..” DIa mendesah sambil terus meremas dan juga menjilat putingku secara bergantian dan aku di buat geli olehnya, tapi rasa sakit masih menyelimuti perasaanku karena itu aku tetap terdiam menerima setiap sentuhan laki-laki asing ini.

    Kemudian dia menancapkan kontolnya dalam lubang memekku, akupun menjerit tertahan “OOouuuwww… aaaagggghhh…eeeeuuummmpphhh…” Kataku saat itu karena aku rasa kontolnya begitu besar jika di bandingkan dengan ukuran kontol suamiku, sampai akhirnya diapun bergoyang di atas tubuhku dan beberapa kali juga dia mngernga menikmati permainan sexnya.

    Hingga beberapa kali juga dia kembali mendesah “OOOuuggghhh… ooouuuggh… ooouuugghhh…. aaaaagggggghhh… aaaaggggghhh… aaaagggghh…” Hentakan kontolnya kini terasa agak semakin cepat menngoyang tubuhku bahkan aku terlihat sudah tidak berdaya lagi di buatnya, seperti pemain dalam adegan cerita sex dia terus memutar bahkan sesekali menekan dalam kontolnya pada lubang memekku.

    Badannya yang kekar dan lebih besar dari suamiku membuat aku merasa agak sulit bernafas. Tapi lagi-lagi pria itu hanya mendesah dan mengerang ” OOOouuuggghhh…. aaaaggghh… ooouuuggghh.. ooouuggghh… ooouuggghhh…” Dan akhirnya tumpah juga sperma kentalnya memenuhi lubang memekku, bahkan dia melakukannya secara sengaja menumpahkan pada perutku.

    Sungguh bagai pemain dalam adegan cerita sex dia terlihat sangat menikmatinya. Aku lihat dia tersenyum sambil berkata “Sayaang.. aku tidak salah memilih .. kamu cantik dan dapat memuaskan aku..” Katanya dan aku kembali menangis, tiba-tiba dari arah pintu terbuka dan aku lihat suamiku datang dengan membawa sebuah berkas yang aku tidak tahu apa isinya tapi mereka berdua sama-sama tertawa.

    Tanpa merasa bersalah sedikitpun aku lihat suamiku menyuruhku untuk segera ganti baju. Dan bukannya penyesalan yang dia lakukan tapi aku masih di haruskan untuk melayani pria asing yang lain lagi, dan hari itu masih di hotel itu juga. Hingga sekarang dia terus melakukannya tanpa tahu harus berbuat apa aku tetap melakukan adegan demi adegan seperti dalam cerita sex.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP

    Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP


    809 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP, Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang pulang untuk liburan. Di suatu hari yang cerah , saya sedang berbaring untuk mencoba tidur siang . Ternyata ibu memanggilku dari luar . Segera saya beranjak dari tempat tidur untuk menemuinya , dan ternyata ibu memintaku untuk mengantarkan sebuah bungkusan untuk diserahkan ke teman arisannya

    Tanpa banyak tanya saya segera bergerak ke alamat yang dituju yang tidak berbeda jauh dari rumahku. Sesampainya di sana aku melihat sebuah rumah yang besar dengan arsitektur yang menawan.

    Aku segera memijit bel di pintu pagar rumah tersebut. Tidak beberapa lama keluarlah seorang gadis manis yang memakai kaos bergambar tweety kedodoran sehingga tidak terlihat bahwa gadis itu memakai celana, walaupun akhirnya saya melihat dia memakai celana pendek.

    Singkat kata saya segera bertanya tentang keberadaan teman ibu saya.

    “ Hmm…, sorry nih , Ibu Raninya ada?, saya membawa kiriman untuk beliau ” , tanyaku.

    “ Wah lagi pergi tuh , Kak…, Kakak siapa ya ?” , tanyanya lagi.

    “ Oh saya anaknya Ibu Erlin” , jawabku.

    Tiba – tiba cuaca mendung dan mulai gerimis . Sehingga gadis manis itu mempersilakan saya masuk dahulu.

    “ Kakak nganterin apaan sih ?” , tanyanya.

    “ Wah…, nggak tahu tuh kayaknya sih berkas – berkas” , jawabku sambil mengikutinya ke dalam rumahnya.

    “ Memang sih tadi Mama titip pesen kalo nanti ada orang yang nganterin barang buat Mama …, tapi aku nggak nyangka kalo yang nganter cowo cakep!” , katanya sambil tersenyum simpul.

    Mendengar pernyataan itu saya menjadi salah tingkah.

    Saat saya memasuki ruang tengah rumah itu , saya menjumpai seorang gadis manis lagi yang sedang asyik nonton TV , tapi melihat kami masuk ia seperti gugup dan mematikan TV yang ditontonnya.

    “ Ehmm …, Trid siapa sih?” , tanya gadis itu.

    “ Oh iya aku Astrid dan itu temanku Dini , kakak ini yang nganterin pesanan mamaku ..” , jawab gadis pemilik rumah yang ternyata bernama Astrid.

    “ Eh iya nama gue Ian ” , jawabku.

    Tidak lama kemudian aku dipersilakan duduk oleh Astrid . Aku segera mencari posisi terdekat untuk duduk , tiba – tiba saat aku mengangkat bantal yang ada di atas kursi yang akan aku duduki aku menemukan sebuah VCD porno yang segera kuletakkan di sebelahku sambil aku berkata , “ Eh…, kalo ini punya kamu nyimpannya yang bener nanti ketahuan lho ”.

    Dengan gugup Astrid segera menyembunyikan VCD tersebut di kolong kursinya , lalu segera menyalakan TV yang ternyata sedang menayangkan adegan 2 orang pasangan yang sedang bersetubuh . Karena panik Astrid tidak dapat mengganti gambar yang ada. Untuk menenangkannya tanpa berpikir aku tiba – tiba nyeletuk.

    “ Emang kalian lagi nonton begini nggak ada yang tahu ?”.

    Dengan muka memerah karena malu mereka menjawab secara bersamaan tapi tidak kompak sehingga terlihat betapa paniknya mereka.

    “ Ehh …, kita lagi buat tugas biologi tentang reproduksi manusia ”, jawab Astrid sekenanya . Dapat kulihat mimik mukanya yang ketakutan karena ia duduk tepat di sampingku.

    “ Tugas biologi ?, emangnya kalian ini kelas berapa sih ?” , tanyaku lagi.

    “ Kita udah kelas 3 SMP kok!” , jawab Dini . Aku hanya mengangguk tanda setuju saja dengan alasan mereka.

    “ Kenapa kalian nggak nyari model asli atau dari buku kedokteran ?”, tanyaku.

    “ Emang nyari dimana Kak?” , tanya mereka bersamaan.

    “ Hi . ., hi .., hi .. , siapa aja…, kalo gue jadi modelnya mo dibayar berapa?” , tanyaku becanda.

    “ Emang kakak mau jadi model kita ?” , tanyanya.

    Mendengar pertanyaan itu giliran aku yang menjadi gugup.

    “ Siapa takut !”, jawabku nekat.

    Ternyata, entah karena mereka sudah ‘ horny ’ gara- gara film BF yang mereka tonton itu, Astrid segera mendekatiku dengan malu-malu.

    “ Sorry kak boleh ya ‘ itunya’ kakak Astrid pinjem ” , bisiknya.

    Dengan jantung yang berdegup kencang aku membiarkan Astrid mulai membuka retsleting celanaku dan terlihat penisku yang masih tergeletak lemas.

    “ Hmm…, emangnya orang rumah kamu pada pulang jam berapa?”, tanyaku mengurangi degup jantungku. Tanpa dijawab Astrid hanya memegangi penisku yang mulai menegang.

    “ Kak, kalo cowok berdiri itu kayak gini ya ?”, tanyanya.

    “ Wah segini sih belum apa-apa”, jawabku.

    “ Coba kamu raba dan elus-elus terus”, jawabku.

    “ Kalo di film kok kayaknya diremas- remas terus juga dimasukin mulut namanya apa sih?” , tanyanya lagi .

    Ketegangan penisku hampir mencapai maksimal .

    “ Nah ukuran segini biasanya cowok mulai dapat memulai untuk bersetubuh, gimana kalo sekarang aku kasih tahu tentang alat kelamin wanita, Emm. ., vagina namanya ” , mintaku.

    Tanpa banyak tanya ternyata Astrid segera melepaskan celananya sehingga terlihat vaginanya yang masih ditutupi bulu- bulu halus, Astrid duduk di sampingku sehingga dengan mudah aku mengelus-elus bibir vaginanya dan mulai memainkan klitorisnya .

    “ Ahh …, geli …, Kak. ., ahh…, mm . .” , rintihnya dengan mata yang terpejam.

    “ Ini yang namanya klitoris pada cewek (tanpa melepaskan jariku dari klitorisnya ) nikmat kan kalo aku beginiin ”, tanyaku lagi. Dan dijawab dengan anggukan kecil .

    Tiba – tiba Dini yang sudah telanjang bulat memasukkan penisku ke mulutnya .

    “ Kok kamu sudah tahu caranya ”, tanyaku ke Dini .

    “ Kan nyontoh yang di film ”, jawabnya .

    Tiba – tiba terjadi gigitan kecil di penisku, tapi kubiarkan saja dan mengarahkan tangan kiriku ke vaginanya sambil kuciumi dan kujilati vagina Astrid. Vagina Astrid mulai dibasahi oleh lendir -lendir pelumas yang meleleh keluar.

    Tiba – tiba Astrid membisiku, “ Kak ajarin bersetubuh dong. .?”.

    “ Wah boleh ” , jawabku sambil mencabut penisku dari mulut Dini.

    “ Tapi bakal sedikit sakit pertamanya, Trid. Kamu tahan yah …” , bisikku.

    Aku mengangkangkan pahanya dan memainkan jariku di lubang vaginanya agar membiasakan vagina yang masih perawan itu. Dan aku pelan-pelan mulai menusukkan penisku ke dalam liang vagina Astrid, walau susahnya setengah mati karena pasti masih perawan. Ketika akan masuk aku segera mengecup bibirnya, “ Tahan ya sayang …” .

    “ Aduh …, sakit .. ”, teriaknya.

    Kubiarkan penisku di dalam vaginanya, beberapa menit baru kumulai gerakan pantatku sehingga penisku bergerak masuk dan keluar, mulai terlihat betapa menikmatinya Astrid akan pengalaman pertamanya .

    “ Masih sakit nggak, Trid ” , tanyaku .

    “ mm …, nggak…, ahh …, ahh…, uhh …, geli Kak”.

    Hampir 30 menit kami bersetubuh dan Astrid mulai mencapai klimaksnya karena terasa vaginanya basah oleh lendir.

    “ Kak Astrid pingin pipis !”, tanyanya.

    “ Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku.

    “ Ah …, ahh …, emm …. , e .. mm ”, terasa otot vaginanya menegang dan meremas penisku.

    “ Nah Trid kamu kayaknya udah ngerasain ejakulasi tuh”.

    Aku merebahkan tubuh Astrid di sampingku dan segera menarik Dini yang sedang onani sambil melihat film porno di TV.

    “ Sini kamu mau nggak?”, tanyaku .

    Tanpa banyak tanya Dini segera bergerak mendekatiku, kuhampiri dia dan segera mengangkat kaki kirinya dan kumasukkan penisku ke vaginanya dan tampaknya ia menahan sakit saat menerima hujaman penisku di lubang vaginanya sambil memejamkan matanya rapat-rapat, tapi sekian lama aku mengocokkan penisku di vaginanya mulai ia merintih keenakan. Aku terus melakukannya sambil berdiri bersender ke tembok.

    “ aahh …, Kak. ., Dini . ., Dini ” , jeritnya dan tiba-tiba melemas, ia sudah keluar juga pikirku.

    Aku bopong gadis itu ke kursi dan rupanya Astrid sudah di belakangku dan menyuruhku duduk dan memasukkan penisku ke vaginanya dengan dibimbing tangannya. Aku telah berganti tempat dan gaya, yang semua Astrid yang memerintahkan sesuai adegan di film sampai akhirnya Astrid memberitahuku bahwa ia akan keluar.

    “ Trid tahan yah …, aku juga udah mau selesai nih …, ahh …, aahh…, croot …, creettt …, creet ”, aku muntahkan beberapa cairan maniku di dalam vaginanya dan sisanya aku semprotkan di perutnya.

    “ Enak …, yah Kak…, hangat deh memekku …, hmm…, ini sperma kamu ?”, bisiknya dan kujawab dengan ciuman di bibirnya sambil kubelai seluruh tubuh halusnya.

    Setelah itu kami mandi membersihkan diri bersama -sama sambil kuraba permukaan payudara Astrid yang kira-kira berukuran cukup besar untuk gadis seusianya , karena terangsang mereka menyerangku dan memulai permainan baru yang di sponsori gadis-gadis manis ini, yang rupanya mereka telah cepat belajar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott


    809 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott, Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut.

    Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’.

    Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

    Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

    “Hallo dengan Ivan?” suara merdu terdengar dari sana.
    “Ya saya sendiri” jawabku.

    Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.

    “Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
    “Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.

    “Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

    Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku.

    Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu.

    Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

    “Ivan?” katanya.
    “Ya saya Ivan,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.

    “OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

    Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Ivan khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.

    Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.

    “Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.
    “Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.

    “Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan.

    Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

    Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.

    Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.

    Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.

    Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

    Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu.

    Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang.

    Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

    “Van..” bisik Tante Donna di telingaku.
    Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku.

    Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover.

    Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

    “Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya.

    Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

    Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

    “Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
    Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa.

    Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat.

    Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Ivan lakukan.. Ivan akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

    Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.

    Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya.

    Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal.

    Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya.

    Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

    Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

    Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

    “Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

    Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.

    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja.

    Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ivan..” lirih Tante Donna.

    Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

    “Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

    Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.

    “Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

    “Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

    “Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu.

    Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

    “Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak.

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Cerita Sex Tante Bergoyang Sampai Crott

    Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.

    Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

    “Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.

    “Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku.

    Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

    Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama.

    Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri.

    Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

    Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu.

    Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua.

    Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran.

    Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

    “Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.
    “Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali.

    Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya.

    Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”

    “Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

    Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu.

    Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

    Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.

    “Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.
    “Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.

    “Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

    “Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya.

    “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

    Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”

    “Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

    “Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Desahan Dahsyat Sang Tante Yang Ditinggal Om Pergi Berlayar

    Cerita Sex Desahan Dahsyat Sang Tante Yang Ditinggal Om Pergi Berlayar


    809 views

    Perawanku – Cerita Sex Desahan Dahsyat Sang Tante Yang Ditinggal Om Pergi Berlayar, ini berawal dari liburan kuliahku. Aku memang sudah lama berencana untuk jalan-jalan ke kampung halamanku. Tidak terasa pesawat yang kutumpangi telah mendarat di bandara. Aku bingung, ini mau kemana sich?? sudah lama aku nggak kesini. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku,

    ” Hei, sudah lama yach? ”
    Aku bingung, siapa tante ini.
    ” Masih ingat tidak sama tantemu ini”? katanya.
    Aku cuma menggelengkan kepala. ” Aku tante Linda ” katanya.

    Ooo..iya aku langsung jadi teringat sama adik papaku. Ternyata dia yang menjemputku. Singkat kata aku pun berada dirumahnya. Habis makan siang, dia mengajakku mengobrol diruang tamu. Aku tanya sama dia, kok sepi sich?? Dia bilang, memang begini keadaanya tiap hari. Oom boy masih berlayar, sepupuku yang cewek satu-satunya lagi Kuliah katanya.

    Saat Tanteku ingin mengambil gelas minumannya, tak sengaja mataku melihat ketengah dadanya yang hanya terbalut baju kaos yang ketat dan tipis (ngaa’ pake BH !!). “Adikku” langsung ngeras, aduh bahaya nich kalau ketahuan, pikirku. Sambil berdiri aku berkata mau istirahat dulu. Dia berkata:

    ” Silahkan, soalnya tante mau istirahat juga.”

    Sesampainya dikamar, perasaanku jadi nggak karuan, soalnya masih ingat dada putih tante Linda tadi.Aku langsung mengunci pintu kamar, lalu beronani ria sambil membayangkan wajah tante Linda yang agak mirip-mirip dengan Krisdayanti itu. Oo enak banget “croott..croot..crot..” aku sudah keluar rupanya. Aku harus nyari cara nih supaya bisa merasakan dada putihnya tadi. Sambil pikir-pikir, aku ketiduran.

    Aku terkejut dan bangun karena tiba-tiba saja aku merasa dingin. Wah ternyata sudah gelap, mana hujan lagi. Kututup jendela kamarku itu, lalu aku beranjak keluar. Hening dan sepi rumah ini. Aku ke dapur, hanya mendapati si Ijah sedang mencuci piring. Aku bertanya ke dia,

    ” Ibu kemana Bi? “.

    Bi ijah menjawab kalau tanteku sudah tidur tadi sehabis makan dan sepupuku sedang menginap di rumah temannya. ” Aku kekamar aja dech”, pikirku. Saat menuju kamar, tak sengaja aku melewati kamar tante. Pintunya sudah tertutup rapat. Teringat dada putih yang tadi siang, aku jadi bersemangat untuk melihat, bagaimana sich tante Linda kalau tidur. Pelan-pelan kuintip melalui lubang kunci.Tapi gelap banget. Rupanya lampu dikamar tante sudah padam.

    Makin penasaran aku dibuatnya. Kucoba untuk menarik gagang pintu, ahaa.. ternyata tidak terkunci. Sambil melihat kiri-kanan, aku beranjak masuk ke kamar tante. Kesempatan nih pikirku. Terdengar desahan halus tante diatas ranjangnya. Pelan-pelan aku merayap mendekati tempat tidurnya. Kimono tente Linda tersingkap keatas sedikit, sehingga memamerkan pahanya yang putih mulus.

    Kejantananku langsung bereaksi. Pelan-pelan kuraba paha tante, sambil menurunkan celana pendekku. Tante Linda tidak bergeming sedikitpun, dia tertidur begitu pulasnya membuatku semakin berani. Batang penisku sudah semakin membesar. Tanganku semakin naik keatas, menyentuh bulit-bukit halus tante Linda.

    Tante mendesah, akupun menarik tanganku. Takut ketahuan. Tanganku kembali naik ke paha dan sekitarnya. Sambil mengocok penisku, kucari lubang vagina tante Linda. Terasa hangat ditanganku. Ternyata tante Linda tidak memakai CD ketika tidur. Pelan-pelan kubuka tali kimono yang berada dipinggangnya.

    Tampaklah tubuh putih tante Linda dengan dada berukuran 36B (kutaksir).Aku membaringkan diri disamping tubuh tante Linda. Tiba-tiba tante bergeser ke arahku, membuatku semakin tidak karuan. Sambil menusukkan jariku ke vaginanya, aku pun pelan-pelan beranjak menindih tante Linda.

    Tapi tanganku yang satu kugunakan sebagai penopang tubuhku. Pelan-pelan kutusukkan penisku ke liang vaginanya yang sudah basah. Tapi masuknya sulit banget. Dan tiba-tiba dia mengerang.Aku pun menahan napas. Ternyata dia tidak sadar pada apa yang akan menimpanya. Dengan memastikan sasaran yang tepat, kedua tanganku kugunakan sebagai penopang tubuhku. Kutusuk pelan-pelan vaginanya, penisku sudah sebatas kepala yang tenggelam.

    Aku menanti reaksi tante. Tidak ada apa-apa (mungkin dia sedang mimpi hubungan sex dengan Om Boy). Dengan suatu dorongan yang kuat, kuhujamkan penisku kedalam liang vagina tante Linda sampai amblas seluruhnya. Terpekik tante Linda karena kaget.

    ” Apa yang kau lakukan??” katanya.
    ” Penisku ingin merasakan vagina tante ” , kataku.

    Tante terus berontak. Tapi apalah daya sorang wanita bertinggi badan 165 dengan berat kira-kira 55, terhadap aku yang bertinggi badan 180 cm. Sambil terus menghujamkan penisku dengan keras, terdengar pekikan dan desahan halus tante Linda yang ternyata sudah mulai menikmati besarnya penisku. Saat aku hampir keluar, kuhentikan goyanganku. Ternyata dia marah.

    Ia berkata,” Kalau tidak mau kulaporkan kau sama bapakmu, lanjutkan goyangan penismu “.

    Aku pun tersenyum dan membalik badan tante. Kuangkat kimononya dan berkata, aku mau rasain pantat tante .Tante Linda pun kaget, pantatnya belum pernah dimasukin penis katanya. Akupun memaksa dengan tusukan keras dan teriakan histeris tante, kutusuk pantatnya dengan sekuat tenagaku.

    Terasa sempit dan licin karena darah tante Linda rupanya. Tak berapa lama aku pun mengeluarkan air maniku ke pantat tante. Malam itu aku melakukanya berulang-ulang, aku betul-betul membuat tante kepayahan sampai hampir pingsan. Perbuatan itu kami lakukan selama aku berada di sana.

    Sampai sekarang aku masih teringat akan perbuatanku terhadap tante Linda dan aku ingin selalu melakukannya lagi bersama jika aku bertemu lagi dengannya nanti.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang

    Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang


    808 views

    Perawanku – Cerita Seks Aku jadi berondong tante girang, Sebelum membaca silahkan siapkan tisu terlebih dahulu, selamat menikmati, Matahari bersinar sangat terik hari ini aku ada kuliah, tetapi rasanya udara sangat panas, ruang kuliah yang biasanya sejuk menjadi terasa pengap.

    “Wah enaknya selesai kuliah pergi ke Mall,” pikirku.
    Setelah kuliah yang membosankan selesai, aku langsung berangkat ke Mall PondOk Indah,
    “Seharian suntuk mendengarkan dosen berceloteh, tapi setelah berada disini, ahh.. rasanya segar sekali.”

    Kunikmati berjalan-jalan di PIM dan tanpa terasa perutku sudah merasa lapar, aku berjalan menuju ke food court, setelah duduk dan memesan makanan, tiba-tiba mataku tertuju kepada 3 orang Tante yang berada diseberang mejaku.

    “Sexy dan cantik juga,” pikirku.

    Mataku tidak bisa lepas dari 3 Tante tersebut, terutama yang memakai baju ketat warna merah, kuperkirakan umurnya 35-40 th, tingginya kurang lebih 1.60, rambutnya dicat warna, dengan payudara yang besar serta pantat yang bulat ditunjang dengan tubuhnya sexy.

    “Waduh jadi pusing kepala atas dan bawah, nih,” kataku.

    Setelah selesai makan aku langsung menuju ke tOko buku karena takut tambah ‘pusing’, selesai membaca sebuah buku, aku ingin keluar dari tOko buku. Eh.. ternyata Tante-Tante yang tadi, mau masuk ke tOko buku juga, aku langsung mengurungkan niat untuk keluar dari tOko buku, kulihat Tante berbaju merah itu sedang mencari buku sedangkan teman-temannya sedang memilih buku tulis (mungkin untuk anak-anak mereka) kemudian kudekati Tante tersebut dengan sOk yakin.

    “Halo Tante Mila apa khabar.”
    Tante itu terkejut mendengar suaraku.
    “Maaf ya, kayaknya kamu salah orang.”
    Aku pura-pura terkejut, “Aduh maaf Tante, habis dari belakang persis kaya Tanteku sih.”
    Kemudian Tante itu hanya tersenyum dan berkata,
    “Tante atau Tante?”
    Aku kemudian tersenyum dan langsung kualihkan pembicaraan,
    “Lagi cari buku apa Tante? ee.. saya boleh tahu namanya enggakk?”
    “Tante Dewi,” jawabnya.

    Selanjutnya kami mulai berbincang-bincang, tetapi mataku tidak dapat lepas dari payudaranya yang sangat menantang, sampai tiba-tiba ada suara dibelakangku.

    “Waduh, siapa nih?” ternyata teman-temannya Tante Dewi.
    “Oo.. ini keponakanku, eh.. mau kemana kalian?”
    Sambil tertawa mereka menjawab, “Kita enggak mau ganggu reuni keluarga ah, kamu pulang sendiri aja ya Dew”.

    Tante Dewi hanya mengangguk saja tanda setuju, setelah teman-temannya pergi, Tante Dewi mengajakku ke sebuah restoran. Sambil menikmati minuman, Tante Dewi bercerita tentang dirinya, singkat cerita, Tante Dewi baru saja pulang dari kelas Aerobik bersama-sama temannya (pantas bodynya masih yahud) dan sekalian mampir mencari buku untuk anaknya, selain itu dia juga menceritakan kehidupan keluarganya.

    Tante Dewi mempunyai suami yang berada di Kalimantan, sedang membuka usaha perkayuan sejak 3 tahun yang lalu dan hanya pulang setahun sekali karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan di rumah Tante Dewi hanya ditemani oleh 2 anak laki-lakinya yang berumur 3 dan 5 tahun serta seorang pembantu dan 1 babysister. Mengetahui hal itu aku langsung berpikir,
    “Wah jarang ML dong Tante, kesempatan nih”.

    Tiba-tiba Tante Dewi berkata, “Tante kayaknya enggak bisa lama-lama, harus pulang karena nanti sore ada arisan, jadi Tante mau siapin semuanya dari sekarang biar ada waktu untuk istirahat.”

    “Baik Tante, ini nomor saya kalau Tante mau ketemu lagi sama saya.”
    “Ok, ini nomor HP Tante, tapi jangan telepon dulu ya, biar Tante yang telepon kamu.”
    Akhirnya kami berpisah dan Tante Dewi berjanji akan menelepon aku.

    Seminggu telah berlalu dan selama itu aku sebetulnya sangat ingin meneleponnya tetapi karena sudah berjanji untuk tidak menghubunginya jadi aku hanya menunggu sambil berharap, sore harinya HPku berbunyi, kulihat nomornya.

    “Ternyata Tante Dewi!” dan langsung kujawab,
    “Halo Tante”
    “Halo juga ini Andre?”
    “Iya, ini Tante Dewi kan?”
    “Iya, kamu ada acara nanti sore?”
    “Enggak ada tante, mau ketemu?”
    “Kita ketemu di Mc Donald Thamrin jam 5 sore, bisa enggak?”
    “Ok Tante, kalau gitu aku siap-siap deh, sekarang sudah jam 4.”
    “Ok Andre, sampai ketemu disana ya.”

    Aku sempat bingung, kok kayaknya Tante Dewi terburu-buru dan tiba-tiba langsung mengajak ketemu.
    “Ah, nanti juga tahu kalau sudah ketemu.”

    Tepat jam 5, kami bertemu dan langsung mencari tempat duduk. Tante Dewi yang memulai pembicaraan, “Kamu bingung ya? Kok tiba-tiba sekali Tante ajak kamu ketemu, sebetulnya enggak ada apa-apa. Cuma ingin ngobrol aja sama kamu, abis teman-teman Tante sedang keluar kota.”

    “Untung pada keluar kota, kalau tidak Andre enggak akan ditelepon sama Tante” jawabku.
    “Iya enggak dong say, nomor kamu sempat hilang, jadi Tante cari-cari dulu untung ketemu, jadi Tante bisa langsung hubungi kamu.”
    Kami mengobrol kurang lebih selama 1/2 jam dan Tante Dewi bicara,
    “Ndre, cari tempat istirahat yuk.”

    Aku nyaris enggak percaya mendengar kalimat yang indah itu, dan langsung aku mengangguk mengiyakan, Tante Dewi hanya tertawa kecil,
    “Kamu kaya anak kecil deh,” kata Tante Dewi. Kemudian kami menuju tempat parkir dan pergi dengan mobilnya mencari tempat yang bisa disewa untuk beberapa jam.
    Setelah memesan dan masuk kamar, Tante Dewi langsung membuka bajunya.
    “Ndre, Tante mandi dulu ya, kalau kamu mau mandi, nyusul aja.”

    Mendengar itu aku langsung secepat kilat membuka baju dan berlari ke kamar mandi, disana aku melihat pemandangan yang sangat indah. Tante Dewi sedang membasuh badannya di bawah shower dan terlihat jelas tubuhnya benar-benar terawat. Walau sudah mempunyai 2 anak tetapi tubuh Tante Dewi sangat terjaga, payudara dengan ukuran kurang lebih 36B masih terlihat kencang, pantat yang bulat dan berisi benar-benar membuat penisku langsung bangun dengan cepat.

    Sambil menyabuni tubuhnya Tante Dewi melirik ke arah selangkanganku dan berkata, “Ndre, lumayan besar juga penis kamu.”
    Sebetulnya ukuran penisku biasa saja hanya 12,5 cm tetapi mungkin karena ngaceng berat jadi terlihat besar.

    “Jadi mandi enggak? Kok bengong aja? Sabunin punggung Tante dong..”
    Aku langsung mendekat dan memeluk Tante Dewi, kuciumi lehernya sambil tanganku menggesekkan klitorisnya.
    “Wah besar nih klitoris Tante dan lebat juga jembutnya” kataku dalam hati, dan ini membuat birahiku semakin tinggi dan semakin ganas. Kujilati leher dan punggung Tante Dewi
    “Ndree.. Tante minta disabunin, kok malah diciumi tapi.. ahh.. terus sayang, Ndre isep tetek Tantee..”

    Aku langsung menuju ke teteknya dan dengan rakus kuhisap putingnya sambil lidahku menggelitik. Tante Dewi semakin menggelinjang dan dia menarik-menarik penisku dengan kuat, sempat kaget dan sakit, tetapi lama kelamaan terasa enak. Setelah puas menghisap payudaranya lalu aku pindah menjilati perutnya, pusarnya dan akhirnya tiba dibukit kecil yang lebat hutannya, mulai kujilati bukit itu dan kuhisap klitorisnya sambil sesekali kugigit pelan.

    “Aah..! Gila kamu Ndre..! Diapakan Tante? Enakk.. sekali sayang,” sambil tangannya menjambak rambutku, Tante Dewi terus mendesah. Kuhisap terus klitoris itu, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang besar. Terus kulakukan ‘foreplay’ itu, sampai akhirnya aku berdiri dan kutarik tangannya untuk keluar dari kamar mandi dan menuju ke tempat tidur. Kulanjutkan mengisap klitorisnya dan kumasukkan jariku kedalam vaginanya.
    “Aah.. yess.. Ndre terus say”
    “Ughh.. yang kuat say, Tante rasanya mau keluar!”

    Aku semakin semangat memainkan lidahku di klitorisnya dan tidak lama kemudian terdengar erangan yang panjang,
    “Ahh.. Ndree..! Tante keluar..!”
    Terasa di mulutku cairan yang terasa asin dan langsung kujilat sampai habis.
    “Bagaimana Tante?”
    “Thanks Andre kamu bisa buat Tante puas, rasanya sudah lama Tante tidak merasakan orgasme.”

    Kemudian Tante Dewi berbaring dan aku peluk dengan erat, dia merebahkan kepalanya di dadaku, aku mencium keningnya dan dia membalas dengan menciumi bibirku. Lama kami berciuman dengan penuh gairah dan terasa birahinya mulai timbul kembali.
    “Mana penismu say, Tante mau puasin kamu.”

    Tanpa menunggu lagi kusodorkan ‘adikku’ yang dari tadi sudah lama menunggu untuk digarap, dengan tangan yang mungil, Tante Dewi mulai mengocok penisku dan dimasukkan ke mulutnya.
    “Uh.. enak sekali Tante.”
    “Nikmati ya say, ini baru mulai kokm” kata Tante Dewi.
    Sambil mendesah manja, aku merasa ujung penisku dimainkan oleh lidahnya yang terus berputar dan sambil dihisap.
    “Tante sudah.. nanti aku keluarr..!”

    Tanpa memperdulikan kata-kataku dia terus memainkan penis dan bijiku sampai aku akhirnya tidak tahan dan..
    “Tantee.. aku keluar!”
    Tante Dewi melepaskan penisku dari mulutnya dan mengocoknya dengan kuat sambil mulutnya membuka
    “Croot.. croott..!”

    Keluarlah spermaku yang langsung mengenai muka dan masuk ke dalam mulut Tante Dewi yang langsung ditelan. Sambil membersihkan mukanya yang penuh dengan spermaku, mulutnya sesekali mengisap penisku yang mulai mengecil.

    Kemudian kami beristirahat dalam keadaan bugil, 1/2 jam kemudian birahiku timbul kembali, kucumbui secara perlahan Tante Dewi yang masih tertidur, lama-lama terdengar desahan yang sangat menggairahkan,

    “Mmhh.. uh.. Ndre kamu mau lagi?”
    “Iya Tante, enggak pa-pa kan?” tanyaku
    “it’s Ok honey, I’m ready to make love with u”,

    Kami melakukan 69 style, Tante Dewi melepaskan kocokannya dan berdiri diatas selangkanganku. Lalu ia mulai jongkOk sambil mencari penisku untuk dimasukkan ke dalam lubang vaginanya yang telah basah, setelah posisi kami enak dan penisku telah didalam vaginanya dia mulai naik turun dan mendesah dengan hebat.
    “Aah.. ahh.. Ndre enak sekali!”

    Lalu kami berganti posisi menjadi ‘doggy style’, sambil maju mundur penisku di dalam vaginanya kumasukkan juga jempol tanganku kedalam lubang anusnya.
    “Nghh.. Nddre.. terus masukin jarimu ke anus Tante say.”

    Tidak lama kemudian kulepaskan penisku dan kucoba masukkan kedalam lubang anusnya, auw! sempit sekali pelan-pelan kutekan terus.
    “Say.. terus masukin penismu..!”
    Dan akhirnya masuk semua penisku dan kutarik lagi secara perlahan dan kumasukkan lagi dan terus menerus bergantian antara lubang anusnya dengan vaginanya sampai akhirnya.

    “Tante, Andre mau keluar!”
    “Keluarin dimulut Tante saja”

    Kutarik penisku dan kumasukkan kedalam mulutnya sambil dihisap, tangannya memainkan bijiku dan
    “Ahh! croot.. croot..”
    Keluar semua spermaku ke dalam mulutnya dan dia terus mengisap penisku, ngilu rasanya tetapi nikmat sekali.

    “Andre sayang, kamu enggak nyeselkan make love dengan Tante yang sudah tua ini?” tanya Tante Dewi.
    “Ah tidak Tante, Andre malah bersyukur bisa bertemu dengan Tante karena andre mendapat pengalaman baru.”

    Karena kelelahan kami akhirnya tertidur dan tidak lama kami pulang ke rumah masing-masing setelah sebelumnya membuat janji untuk bertemu kembali. Hingga saat ini, terkadang kami masih bertemu tetapi tidak selalu berhubungan intim karena waktu yang kurang tepat.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Sepupuku

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Sepupuku


    808 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Sepupuku, Seharian aku menunggu suamiku pulang tapi dia tidak datang juga, aku takut kalau kabar yang aku dengar benar, Tadi siang aku mendengar dari temanku kalau suamiku sedang berduaan di sebuah cafe dengan wanita cantik, dan dia bilang kalau wanita itu lebih muda dariku dan penampilannya sungguh seksi. Akupun menjadi takut kalau-kalau suamiku akan selingkuh dariku seperti dalam cerita dewasa.

    Akhir-akhir ini sikapnya memang sedikit berubah, dia lebih sering mengotak-atik ponselnya. Tapi aku tidak banyak nanya takutnya di bilang terlalu ikut campur urusannya meskipun aku adalah istrinya, pernikahan kami sudah berjalan selama 8 tahun lamanya. Dan anak kami juga sudah kelas 1 SD tahun ini, bagaimana jika mas Alan menghianatiku, sungguh aku begitu takut.

    Karena sekarang banyak terjadi perselingkuhan dan bukan hanya salah satu cerita dalam cerita dewasa. Apalagi suamiku bekerja di kantoran sedangkan aku hanya wanita yang hanya di rumah saja, dan jauh dari penampilan modis seperti halnya wanita karir yang bekerja di kantoran. Hubungan kami begitu langgeng selama ini, hanya saja sikap mas Alan lebih dingin akhir-akhir ini.

    Aku tahu dengan usia memasuki 30 tahun mungkin aku sudah terlihat lebih tua, tapi apa yang harus aku lakukan. Kalau aku harus merawat diri seperti wanita yang sering pergi ke salon, darimana aku harus dapat uang lebih. Sedangkan aku harus pintar-pintar menabung sisa dari menyisihkan uang belanja yang di berikan oelh suamiku, sebenarnya siapa wanita itu.

     Aku tidak banyak bertanya pada suamiku namun aku mempunyai saudara sepupu yang bekerja di kantor yang sama dengan suamiku. Aida namanya dan hari ini aku sudah ada janji dengannya di sebuah tempat makan yang tidak jauh dengan kantornya “Hei.. mbak.. tumben nih..” Katanya menyapaku lebih dulu “Iya.. ayo duduk dulu.. kita makan aja nanti mbak ceritain masalah mbak..” Kataku padanya.

    Sambil makan akupun menceritakan tentang suamiku pada Aida sepupuku “Kamu kan satu kantor dengan suami mbak.. kamu tahu dia dekat dengan wanita lain nggak..” Aida terkejut kemudian dia bilang “Nggak mungkin lah mbak.. mas Alan selingkuh dari mbak.. mbak kan cantik..” Kata Aida padaku, diapun menenangkan hatiku. Dan berjanji akan memberitahuku kalau dia melihat mas Alan dengan wanita lain.

    Akupun pulang dengan hati sedikit lapang, karena Aida bilang kalau mas Alan masih seperti dulu. Dia tidak suka jalan sama wanita meskipun banyak wanita cantik di kantornya, sampai di rumah aku langsung masak kesukaan mas Alan. Mungkin aku yang kurang memberikan perhatian padanya, jadi aku akan berubah lebih perhatian dan akan percaya pada suamiku.

    Tepat jam pulang kantor dia tiba di rumah, aku langsung menyediakan makan malam dan mendekatinya “Makan dulu ya mas..” Tapi bukannya sikap lembut yang aku terima dia malah berkata dengan nada kasar “Kamu ngapain nanya-nanya tentang aku sama Aida.. kamu ingin mempermalukan aku..” Aku kaget karena suamiku tahu kalau aku menemui Aida, bukannya Aida bilang akan merahasiakannya dari suamiku.

    Bukannya lebih tenang sejak saat itu kami menjadi lebih sering bertengkar, bahkan ketika aku mencoba menghubungi Aida dia sepertinya tidak mau mengangkat telpon dariku. Mungkin dia juga kena marah suamiku karena itu dia menjadi takut untuk berhubungan denganku, dan akupun tidak lagi berhubungan dengannya apalagi aku takut kalau datang lagi menemui Aida suamiku akan tahu.

    Sikap suamiku benar-benar keterlaluan kini dia sudah dua hari tidak pulang, dan aku sudah mencoba menghubunginya tapi tidak bisa. Akhirnya aku pergi ke rumah orang tuaku untuk menitipkan anakku, kebetulan hari ini tepat hari minggu. Aku berniat mencari suamiku tapi aku tidak memberitahu orang tuaku tentang masalah yang sedang aku hadapi.

    Kebetulan disana aku bertemu dengan tanteku, yakni orang tua dari Aida. Dia bilang kalau Aida sekarang sudah tidak tinggal dengannya lagi, tapi mengontrak di kawasan tempat dia bekerja, mendengar hal itu aku senang setelah mendapat alamat Aida aku segera menuju ke sana. karena aku ingin mengajak Aida untuk mencari tahu keberadaan suamiku, Aida teman satu kantornya dia pasti banyak tahu tentang teman suamiku.

    Sampai di depan rumah kontrakan Aida aku begitu kaget, di halaman rumahnya yang tidak begitu luas terpakir mobil suamiku. Saat itu juga hatiku sudah mulai curiga, dengan langkah cepat aku masuk kedalam rumah Aida yang kebetulan tidak terkunci pintu depannya. Benar saja aku mendengar suara seseorang yang berada di dalam kamar rumah itu yang memang hanya ada satu kamar tidur itu.

    Tapi entah kenapa kakiku seperti tidak dapat melangkah lagi “Aahhhh.. maaaasss.. jangaaan.. aaaggggghhh… aaaagggghhh…” Di dalam sana aku melihat suamiku sedang melepas handuk yang di pakai oleh Aida sepupuku, ketika handuk itu terlepas merekapun saling menindih dengan tubuh keduanya dalam keadan telanjang bulat dan aku mampu melihatnya dengan jelas.

    Suamiku lalu mengacungkan kontolnya dan dengan mudah dapat masuk ke dalam kemaluan Aida “Ooouuuugggghhh… yang keraaaas… maaaas… aaaghhhh… aaaaggghhh…. 

    aagghhhh… aaagggggghhhhh…. aaaggghhhh… ” Aida sepertinya begitu menikmati permainan seks dari suamiku, dia begitu senang terdengar dari mulutnya diapun mendesah di sela senyumannya.

    Aida terus mendesah “OOouuuggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaggghh.. niiikmaaaat sayaaaang… aaaggghh.. yaaaccchhh.. terussssss… aaaagggghhh..” Merekapun saling pagut dan saling berciuman sambil terus bergerak, saat Aida membalikan tubuhnya dan berganti dia yang berada di posisi atas. Saat itu juga aku mampu mengeraskan tangisanku meskipun masih dalam keadaan duduk di lantai.

    Karena kakiku sepertinya tidak ada kekuatan untuk berdiri lagi “OOouuuggghhh…. aaggggghhh… mbaaak…. ” Aida melihat ke arahku, saat itu juga suamiku mas Alan juga melihat ke arahku. Mereka tertahan sejenak sebelum akhirnya sama-sama bangun lalu mengambil pakaian mereka masing-masing sedangkan aku benci pada kakiku yang tidak bisa berdiri juga.

    Hingga mas Alan mendekatiku dan berkata “Ayo kita pulang…” Dia berusaha menarik tanganku, saat itu juga aku memiliki kekuatan untuk berteriak sekeras-kerasnya hingga banyak orang yang menghampiri rumah kontrakan Aida, sebelum aku mampu berdiri aku sudah tidak ingat apa-apa lagi. Ketika terbangun aku sadar kalau aku sudah berada di dalam ruangan rumah sakit.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga

    Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga


    808 views

    Perawanku – Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga, Malam semakin larut jam dinding menujukan pukul 23.30.mata ini tak bisa rasanya untuk terpejam membayang kan wajah mbak Anun yang cantik,dengan toket yang membusung yang ingin rasanya aku selalu meremas toket tersebut.tapi malam ini aku hanya sendirian gak ada temen bahkan tetangga idolaku juga gak ada..Akhirnya kulalui malam ini dengan sendiri lagi..dan akhirnya rasa ngantuk menyerangku hingga aku terlelap dan di buai oleh mimpi-mimpi indah bersama mbak Anun..

    Matahari tlah terbit,aku terbangun oleh gaduhnya suasana didepan kontrakanku..kucoba untuk bangun dari tmpat tidurku untuk sekedar mengetahui, kucoba untuk mengintip dari celah gorden kaca depan,ternyata mbak anun baru datang..dan eh siapa itu..oo ternyata teman mbak Anun..

    Aku kembali ketempat tidurku,baru beberapa langkah ..pintu diketuk seseorang “ ardi..ardi kamu sudah bangun.?” Suara itu tak lain adalah suara Mbak Anun. “iya ..Mbak.” kataku kemudian aku melangkah kedepan pintu dan kubuka pintu .” ada apa mbak?”kataku “ kamu hari ini ada rencana mau jalan gak?” katanya..”kayanya gak ,mbak..kenapa” kataku, “ bisa temanin kami gak..itu temanku mau ngajak jalan-jalan keLoksado..”katanya, “kapan, hari ini?”kataku..”tahun depan..ya hari ini lah..rencananya kami mau nginap disana”katanya lagi sambil tersenyum.” Ok ..aku mandi dulu ya mbak..”kataku..”ya sudah kami tunggu kamu..jangan lama-lama “ katanya” ok mbak..”kataku sambil berlalu.

    Setelah semua siap kami berangkat menuju tempat wisata Loksado,di perjalan kami hanya bertiga aku nyetir dan mbak anun dan temannya duduk diibelakang .mereka asik bercanda dan pembicaraan mereka mengarah pembicaraan sex..aku hanya senyum-senyum aja melihat tigkah laku mereka..kadang-kadang mbak Anun tersenyum padaku..o iya nama teman mbak Anun ini Nita..orangnya gak kalah cantiknya sama mbak Anun ..toketnya lumayan gede tapi yang bikin berbeda sama mbak Anun adalah pantatnya yang besar,sesekali aku melirik dari kaca ..pikiranku sudah kemana-mana memikirkan apa yang akan terjadi di sana.

    Satu jam sudah perjalan menuju Loksado akhirnya kami sampai di tempat wisata tersebut..dan langsung memesan kamar peginapan yang ada disana.”mbak , mau berapa kamar..dua?kataku..
    saja gak papakan..?”katanya “gak papalah..malah aku senang..”sambil tersenyum..terus aku ngambil kunci kamar ,,dan masuk kamar yang sudah tersedia diikuti oleh mbak anun danmbak nita..kubuka pintu kamar dan memasukan barang bawaan kami..mereka langsung merebahkan diri di kasur yang empuk..” eh cape banget nih di, mau gak pijitin aku” kata mbak anun..”boleh, apanya yang dipijit..mbak..?” kataku “punggunku rasanya pegel banget di “ katanya sambil membuka baju nya..dan kini dia hanya pakai BH..”ok ..mbak..” aku mulai memijit dari pundaknya..pijitannku kulakukan sebaik mungkin “ ooh di pijitanmu enak banget ,,rasanya urat-urat pada pundakku yang tdi tegang sudah rada enakan,di kalo Bhnya ngalangin pijitan kamu ..buka aja .gpp kok”katanya..
    dengan cepat kelepaskan bhnya dari tubuh mbak anun..dari pundak pijitanku kuturunkan kepunggung mbak anun.sesekali tanganku menyentuh pinggiran gundukan gunung kembar yang
    masih padat dan kencang..”eeh ardi tangan kamu nakal,ya..”katanya manja..”tapi suka kan mbak” kataku..dan tanganku masih memijat punggungnya..”iya sih abis pijitan kamu enak bgt ,di”
    “mau yang lebih enak lagi ya mbak?” kataku dan tanganku sudah ada di gundukan kembar itu dan sambil meremas gundukan itu terdengar ritihan kecil dari mulut dia”ooh di enak bgt remasan kamu..ooh di terus di “rintihnya..kemudian dia membalikanbadan dan telentang dantampaklah bukit kembar yang mempesona di hadapanku dan langsung saja kulumat gundukan itu dan diapun mengelinjang ” ouuh di ..lumat terus isep yang kecang di..ouuhh nikmat banget .”mulutku kuturunkan kebawah dan akhirnya sampai kesela-sela selangkangannya..dan mulai kujulurkan lidahku diantara belahan memeknya yang bersih..”ouuhhh..diii….nikmat baget ya terus terus dii jilat terus ..ya yang itu di nikmat banget…ouuhh…oouughh….dii…aku hmapir gak tahan dii aku mau keluar…”tubuhnya mengejang ngejang…dan akhirnya..menyeburlah cairan bening dari dalam memeknya dengan derasnya dan membasahi muka ku..dan dengan besemangat aku jilat sampai licin cairan itu…” ouuh di..nikmat banget,kamu pintar sekali menjilatnya..” katanya tersenyum..
    Mbak nita yang dari tadi memperhatikan kami hanya senyum-senyum.

    dan akhirnya dia mendekat kekami dan dia melepaskanseuruh pakainanya sampai bugil..dan ak terpana akan bodynya yang aduhai..”boleh aku ikutan” katanya” gabung aja ta..”kata mbak anun..” di sekarang giliran kamu..langsung saja mbak anun meraih kontolku yang sedari tadi sudah tegak berdiri di lumatnya dengan ganas tak ketinggalan biji nya dijilat dan di emutnya..”oohhh mbak ..enak bgt “aku hanya bisa terpejam meninkmati jilatan dan isapan mltnya..dan mbak nita sekarang sudah ada di hadapanku sampil mengarahkan memeknya di hadapan mukaku dan langsung saja kuisep dankujilat memek itu…oohh dii…enak bgt nikmat bgt dii…oohhh..terus di” mbak nita meracau..”mbak..memek kamu enak banget,ooh “ memek itu terasa legit dan aku menjilatnya samapi puas …” di..aku gak tahan lagi, maikan sodokan kontolmu ke memek ku di..” kata mbak Anun..aku merubah posisi sekarang aku telentang dan mbakanun siap mengangkagi aku dan menuntun kontolku ke lobang kenikmatannya dan akhirnya masuklah kontolku ke lobang itu.”uoohh di nikmat …punyamu keras banget di..dia sambil menaik turunkan tubuhnya..dengan cepat dan sesekali dia gayangkan dan terasa kontolku terputar-putar, tak lama kemudian dia mengejang tubuhnya kelojotan kaya cacing kepanasan “ di aku gak tahan lagi..mau keluar dii.. uooohhhgg nikmat ..di terasa ada yang berdenyut denyut memijit kontolku..sementara itu aku masih asik mengisap memek mabak nita.”

    Di sekarang giliranku ,sodokan punya kamu di aku sudah gak tahan nih..”mbak anun tergolek lemas di samping kami..dan mbak nita siap menerima sodokanku dengan gaya nungging..dan kuarahkan kontolku ke lobangnya dan “ bless” masuklah semua kedalam memeknya dan mulai ku genjot secara pelan pelan dan sesekali ku goyangkan kontolku dalam “ oohhh di..nikmat banget…kontolmu bisa bergerak dalam memekku..oggghhhh nikamat iya terus di sodok yang kencang..”memek mbak juga nikmat banget..”kataku..tidak berapa lama” dii..aku sudah mau keluar..di kamu masih lama kah.” Katanya” iya, mba tapi kalo mbak mau saya keluarin sekarang ayo juga” ok di kita bareng keluarnya ya…” he eh mba” sodokanku kupercepat “ di..sekarang dii…ooohhhggghhh…aku keluar..nikmat di..ouuhhh “ terasa hangat cairan yang keluar dari dalam lobang memek itu” iya mbak sebentar lagi sodokanku semakin kupercepat dan akhirnya” oooohhhhgg mbak aku mau keluar.di keluarin dimana mbak..?”

    “Di luar aja di..aku ingin minum peju kamu” katanya..dan kucabut kontolku dari dalam memeknya dan dia langsung mengulum dan mengisap dengan buasnya..” iya mbak…aku keluar..croot croot dan tumpahlah pejuku dalam mulautnya dan ditelannya sampai habis..” peju kamu enak banget di..banyak lagi..sampai luber di mulutku..”katanya sambil terus sibuk menjilat sisa mani yang masih ada sampai bersih..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Pemilik Kontrakan

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Pemilik Kontrakan


    806 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Pemilik Kontrakan, Perkenalkan nama saya daniel biasa sering dipanggil dalam keseharian sebagai dani oleh para tetanggaku, aku memiliki tubuh tinggi lebih kurang sekitar 180 cm dan berparas wajah blesteran asia dan barat.dimana saat itu ibu menikah dengan orang belanda hingga melahirkanku. awal kisahnya saat aku baru diterima salah satu perusahaan asing dijakarta aku memutuskan untuk pindah dari kalimantan ke jakarta dimana saat itu aku belum memiliki tempat tinggal dan ditawarkan oleh kekasihku untuk tinggal di rumah kontrakan yang pemilikinya itu sendiri adalah tantenya. dikarenakan kontrakan tersebut sangat strategis maka aku dan adik-adikku untuk menepati rumah kontrakan tersebut dengan maksud ingin menghemat biaya pengeluaran dan untuk membiayai keperluan adik-adikku.

    setelah dua tahun aku bersama dengan adik-adikku mengontrak dirumah yang sammpailah kejadian tersebut Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta.

    Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Doni atau suami Tante Dina ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Doni ke lapangan dan tinggallah Tante Dina sendirian di rumah.

    Tante Dina telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Dina apa Om Doni. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.

    Tiba-tiba Tante Dina memanggil, “Dani.. Dani.. Dani.. tolong dong..!”
    Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan Tante..?”
    “Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!”
    Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Dina.

    Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.
    Terus Tante Dina menawarkan saya minum kopi, “Nih.., biar hangat..!”
    Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor.
    Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke rumah samping.

    Saya mengontrak rumah petak Tante Dina persis di samping rumahnya.
    Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Dina dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi,
    Tante Dina juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan. Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Dina menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Dina sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.

    Sewaktu Tante Dina meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya.

    Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.
    Tante Dina memulai pembicaraan, “Giman Dani..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante.”
    “Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.” kata saya mencoba memberikan penjelasan.
    “Omong-omong Dani, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,”
    “Rupanya Tante Dina tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.”
    “Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..?”
    “Iya Tante..” jawab saya dengan santai.
    Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”
    “Itu dia Dani, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.
    Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Dina sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak.
    Tante Dina tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya.
    Sudah setengah jam lebih kurang Tante Dina ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.
    “Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Dina sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?” kata saya dalam hati.

    Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Dina dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.
    Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Dina biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Dina untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Pemilik Kontrakan

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Pemilik Kontrakan

    “Tan.. Tan..”
    Dengan bermalas-malas Tante Dina mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis di sampingnya, otomatis Tante Dina menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Dina.
    “Tan.. Tan..”
    Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Dina bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.
    “Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati, “Gimana nantinya ini..?”
    Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya.
    Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.

    Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Dina tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Dina mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.

    “Tante Dina cantik udah ngantuk ya..? Mmuahh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.
    Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.

    Tante Dina membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.
    “Ahk.. ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante Dina sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.

    “Ahkk.. ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan, “Ahkk..!”
    Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Dina sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.
    “Akh.. akh.. hus..!” desahnya.

    Tante Dina sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.

    30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami. Tanpa saya perintah, Tante Dina merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya.
    Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.

    “Akh.. huss.. ahk..!” sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.
    “Akh.. akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless.. ss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.
    Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Dina menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.
    “Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok.. ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!”
    “Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”

    Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.
    Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Dina teriak, “Akh..!”
    Bersamaan kami meledak, “Crot.. crot.. crot..!” begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.

    Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.
    Tante Dina kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Dina langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Dina mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.
    “Akh.. huss..!” seperti kepedasan Tante Dina dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.
    “Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!” suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.

    30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Dina orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.

    “Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Dina masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, “Akh..!”
    Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Dina tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh.

    Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat kelelahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya.
    Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya.

    3 bulan kemudian Tante Dina hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Dina tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Model Cantik Nan Montok

    Cerita Sex Ngentot Model Cantik Nan Montok


    805 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Model Cantik Nan Montok, Pagi hari. Aku baru saja bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan.

    “Aha… Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

    “Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.”
    “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.
    Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.
    Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.
    Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.
    “Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.”
    Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
    “Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.”
    Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
    “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.
    “Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!”
    Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
    “Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”
    Wah! Ini sih mulai kelewatan!
    “Ayolah, jangan malu-malu!”
    Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.
    Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.
    “Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.”
    Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.
    “Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.
    “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku.
    “Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
    “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku.
    “Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”
    Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
    “Susan!” Adolf memanggil seseorang.
    Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini
    “Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han”, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!
    “Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku
    Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.
    “Jangan, Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
    “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.
    Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.
    Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf
    Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.
    Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.
    Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu..
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas

    Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas, Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

    Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

    Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

    Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

    “Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin.

    Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

    Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

    Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

    Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

    “Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.

    Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

    Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

    Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,
    “Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

    Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

    “Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

    Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

    “Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.
    Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.
    Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.
    Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.

    “Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

    Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

    “Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,
    “Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.
    Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

    Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,

    “Apa you mau saya masukin itu?”,
    “Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.
    Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
    Sambil tersenyum Tom berkata lagi,
    “You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.
    Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.

    Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

    Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin.

    Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

    Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
    “Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

    Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

    Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.
    Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

    Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati
    “elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.

    Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

    Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

    “Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

    Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

    Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

    Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

    Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng

    Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng


    804 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng, Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

    Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

    Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
    “Halo Tan, ada apa?”
    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
    “Sekarang?” tanyaku lagi.
    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
    “Sorry ya Wa, Tante lama.”
    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
    “Oom kemana Tante?” tanyaku.
    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.
    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
    “Oke deh!” sahutku dengan girang.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

    Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.
    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah

    Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah, Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pelajaran Tambahan Yang Diberikan Oleh Guruku

    Cerita Sex Pelajaran Tambahan Yang Diberikan Oleh Guruku


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Pelajaran Tambahan Yang Diberikan Oleh Guruku, Aku siswa SMA di sebuah sekolah negeri Jakarta. Aku merupakan siswa yang dibilang cukup pintar di kelasku. Apalagi setelah aku menang olimpiade komputer tingkat provinsi, namaku jadi makin dikenal di sekolahku. Nilai-nilai ku di sekolah juga bisa terbilang bagus. Selalu dapat nilai diatas 7.

    Kecuali pelajaran pkn, pelajaran yang paling susah menurutku. Aku tidak pernah mendapat bagus. Paling bagus cuman dapat 7. Hari rabu ini, aku belajar seperti biasa. Tapi saat pelajaran pkn, bu tanti, guru pkn ku tidak masuk. Biasanya bu tanti tidak pernah telat. Seperti biasa, kalau tidak ada guru masuk, kami sekelas selalu ngobrol di kelas. Tiba-tiba ada seseorang perempuan yang tidak kukenal masuk ke kelas ku.

    Bu guru : “Hayoo jangan pada berisik. Oh iya perkenalkan, nama saya ibu diah. Umur 21 tahun. Ibu ada disini karena ibu dipesen sama ibu tanti untuk ngajar disini karena beliau sakit dbd. Ibu seterusnya akan menggantikan ibu tanti mengajar disini selama 1 semester karena ibu lagi praktek kerja lapangan untuk belajar jadi guru.”

    Anak-anak : “Yaaaahhhhhh but anti engga masuk deh”, jawab teman-temanku serentak sambil senyum

    Bu diah : “halah ibu tau kalian pada seneng kan? Oke ibu dipesen kalo hari ini ibu ngajar bab 2. Coba buka buku kalian”

    Anak-anak : “Iya buu”

    Anak-anak begitu antusias ketika pertama kali diajar bu diah. Dulu selama diajar bu tanti tidak pernah seperti ini. Bu diah masih muda, cantik, baik lagi. Coba dia jadi pacarku, wah aku seneng banget, pikirku dalam lamunanku. Sejak kehadiran bu diah, aku lebih sering melamun. Terlalu sering liatin bu diah ketimbang liat buku. Bagiku, bu diah adalah cewe yang ideal. Tak terasa sudah bel istirahat sekaligus jam bu diah hari ini sudah selesai.

    Bu diah : “sebelum ibu keluar, ibu mau kasitau kalo minggu depan ulangan bab 2. Ibu dipesen bu tanti”

    Anak-anak : “yah kok baru diajar sebentar langsung ulangan sih? Bikin soal yang gampang ya bu”

    Bu diah : “yaudah ibu bikin yang gampang. Tapi kalian semua harus dapet bagus ya? Oke ibu keluar dulu. Selamat siang anak-anak”

    Anak-anak : “asiik ulangan nya dibikin gampang. Selamat siang bu”

    Sepulang sekolah aku langsung buka buku pkn. Aku belajar biar dapet bagus dan demi bu diah aku belajarnya hehehe. Tidak seperti biasanya, aku sepulang sekolah selalu belajar, tak terkecuali pkn. Karena ada bu diah aku jadi semangat untuk dapet bagus.

    Seminggu kemudian, bu diah menepati janjinya untuk mengadakan ulangan. Bu diah membagi-bagikan soal ke setiap anak. Begitu aku menerima soal dan aku liat, agak susah menurutku. Aku kerjakan nomer yang aku bisa. Sisanya yang aku engga bisa aku lewatin dulu. Begitu aku liat temenku yang lain, udah hampir selesai padahal waktu ulangan masih 40 menit lagi.

    Terpaksa aku liat jawaban temenku yang duduk di sebelahku. Kebetulan bu diah lagi keluar sebentar, jadi ada kesempatan buat aku untuk nyontek. Baru nyontek 2 nomer, tiba-tiba bu diah masuk ke kelas dan sempet liat aku lagi nyontek, tapi bu diah tidak menegurku dan malah mengawasi anak yang lain. Sepertinya bu diah membiarkan saja dan pura-pura tidak tahu atas apa yang aku perbuat tadi, tapi apa urusanku.

    Yang penting sekarang ada 4 nomer kosong lagi yang harus diisi. Aku jadi lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan situasi. Setiap kali bu diah mengawasi anak lain aku langsung nyontek temenku. Tak terasa sudah bel. Aku langsung mengumpulkan jawabanku ke bu diah. Dan setelah semua anak mengumpulkan jawaban, bu diah mengucapkan selamat siang sambil keluar kelas.

    Aku masih kawatir sama kejadian yang tadi. Apa bu diah engga marahin aku tapi nilaiku dibikin jelek nantinya? Ah sudahlah nunggu bu diah koreksi jawaban aja, pikirku. 2 hari setelah ulangan, bu diah masuk ke kelasku untuk membagikan hasil ulangan. Anak yang dipanggil namanya langsung maju dan menerima hasil ulangan nya. Begitu namaku disebut, aku melihat nilai 6,5. Sebelum aku kembali ke tempat duduk, bu diah bilang “nanti pulang sekolah kamu ke ruang guru ya. Ada yang mau ibu bicarain sama kamu.” Aku langsung deg-degan. Tapi aku sudah berusaha mencoba tenang dan tidak akan diomelin nanti.

    Sepulang sekolah, aku langsung menghadap bu diah.

    Bu diah : “Wahyu, kok cuman kamu yang dapet jelek? Padahal kan gampang itu ulangan nya.”

    Wahyu : “saya udah belajar bu. Seminggu yang lalu pas ibu bilang mau ulangan saya langsung belajar pkn”

    Bu diah : “walaupun begitu, kamu masih tetep kurang maksimal belajarnya. Gimana kalo ibu kasih kamu tambahan biar kamu dapet bagus?”

    Wahyu : “wah boleh tuh. Dimana bu?”

    Bu diah : “ini alamat rumah ibu. Kamu dateng hari minggu siang. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalo kamu dapet tambahan”, memegang kedua tanganku sambil tersenyum.

    Wahyu : “Oke bu. Yang penting nilai saya jadi bagus”

    Aku langsung salaman sama bu diah dan bergegas pulang ke rumah. Alangkah senangnya aku hari ini, karena cuman aku yang dapet tambahan sama bu diah dan aku disenyumin bu diah. Bener-bener cantik. Aku jadi makin suka sama bu diah. Dari pulang sekolah, aku senyum terus. Sampe-sampe pas di bis aku diliatin sama ibu-ibu. Sampe rumah aku langsung mikirin bu diah terus. Seandainya bu diah jadi pacarku, terus aku mikir ah engga mungkin itu. Daripada mikir yang engga jelas terus mending belajar aja deh.

    Hari minggu jam 1 siang, aku pergi ke rumah bu diah. Rumahnya engga begitu jauh. 10 menit dari rumahku. Aku melihat rumah bu diah yang sederhana tapi bersih. Aku memencet bel 3x, bu diah keluar.

    Bu diah : “Oh Wahyu ibu kirain siapa. Ayo masuk, engga dikonci kok”

    Aku langsung masuk begitu dipersilahkan. Bu diah memakai baju biru dengan rok hitam yang ketat. Aku jadi makin suka sama bu diah.

    Bu diah : “Kamu mau minum apa?”

    Wahyu : “Engga usah repot-repot bu. Apa aja boleh”

    Tak lama kemudian, bu diah membawakan aku air putih. Setelah aku meminum sedikit, bu diah langsung mengajariku bab 2. Aku jadi lebih mengerti kalau diajarin sama bu diah. Tak terasa sudah 2 jam belajar sama bu diah.

    Wahyu : “Bu makasih ya, saya jadi lebih ngerti kalo diajarin sama ibu. Saya pulang dulu ya”

    Bu diah : “Kamu jangan pulang dulu deh, masa cuman belajar? Oya kita ngobrolnya pake aku kamu aja. Nonton tv dulu aja”

    Wahyu : “yaudah terserah kamu aja deh”

    Akhirnya kami ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil nonton tv. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku beranikan diriku untuk membelai rambutnya.

    diah : “Aku ada hadiah buat kamu nih, tapi tutup mata dulu ya”

    Wahyu : “Kenapoa engga langsung kasih aja?”

    diah : “kamu nih disuruh tutup mata tapi masih buka, ih bandel”

    Aku mengalah saja. Kututup mataku sambil bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang mau dia kasih. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ketika aku membuka mataku, aku terkejut melihat guruku sendiri menciumku. Aku menyedot lidahnya sambil kucium-cium bibirnya, lalu kuteruskan dengan mencium-cium daun telinga dia sambil berkata “Aku sayang kamu”. Setelah daun telinga, kuterusi ke leher, kupegang-pegang leher bagian belakang dengan kedua tanganku sambil kucium-cium lehernya.

    Dia begitu menikmatinya hingga matanya merem melek dan mendesah. Dari leher tanganku turun ke dada, kuremas-remas dadanya sambil kujilati putingnya. Desahan nya semakin kencang, kugigit pelan puting kiri nya, tangan nya sambil mengocok penisku. Aku langsung ganti posisi 69. Aku bisa melihat dengan jelas memiaw diah… baunya harumdan segera kujilat, rasanya benar-benar enak. Pasti dia sering memelihara badan nya. Kumainkan lidahku di baguan klitoris dan labia mayora, sembari kumasukkan lidahku ke dalam liang vagina nya.

    Erangan nya tambah kencang. Sedotan diah juga enak, seluruh batang penisku dilumatnya, benar-benar enak. Saking enaknya, tak terasa aku sudah dibuat keluar oleh diah. Setelah aku mencapai kepuasan, kini gantian diah yg aku buat puas. Aku memasukkan jariku ke dalam lubang vagina nya sambil kujilat-jilati bibir vagina diah yang berwarna pink.

    “ahh… aku engga tahan nih”

    Kupercepat gerakan tanganku ke dalam vagina nya sambil kupegang klitoris nya dan akhirnya dia orgasme juga. Orgasme nya benar-benar deras sampe membasahi muka ku dan sebagian ranjang nya.

    “Wahyu maafin aku ya, keluar sampe banyak gitu ngenain muka kamu”

    “kalo kamu yang keluarin engga apa-apa”, aku langsung mencium bibir nya.

    “masukin ademu ke dalem marmutku dong… kepengen nih aku”

    Aku ambil posisi missionary, kumasukkan adekku dengan perlahan, masuk ke dalam vagina nya benar-benar sempit. Dia masih perawan, kumasukkan dengan perlahan penisku agar dia tidak kesakitan. Kupercepat sedikit, diah tampaknya meringis kesakitan, ku tak perdulikan erangan itu. Langsung ku masukkan seluruh penisku ke dalam vagina nya. Yeah aku mendapat perawan nya diah.

    Dia tampak menangis kecil menahan kesakitan, langsung saja kucium untuk meredakan efek sakitnya. Aku mulai mempercepat permainanku. Expresi muka diah berubah, tadinya agak kesakitan sekarang berubah menjadi penuh nafsu. diah makin menikmati permainanku, ditambah desahan nya makin kencang. Aku pikir penisku mengenai bagian g-spot nya. Kusodok penisku di bagian itu, tak lama diah pun mengalami orgasme yang kedua. Aku mengajak diah untuk ganti posisi wot.

    Penisku perlahan dimasukkan ke dalam vagina nya… Bless, benar-benar nikmat, ditambah dengan otot vagina nya yang meremas penisku membuat kenikmatan nya bertambah. Dia terus mendesah keenakan, goyangan nya hot juga, padahal baru pertama kali merasakan. 6 menit kemudian, goyangan nya makin cepat. “ahh aku mau keluar lagi nih”

    “eh jangan keluar dulu, barengan aja sama aku. aku juga bentar lagi kok”

    Akhirnya kami keluar secara bersamaan. Sperma ku banyak keluar di dalam dan dia orgasme juga cukup banyak. Setelah kami “bertarung”, diah memeluk ku dan menciumku. “makasih ya sayang, kamu udah bikin aku ngerasain nikmatnya bercinta”

    “ya sama-sama sayang. Ngomong-ngomong, kamu mau engga jadi pacarku? Aku sayang banget sama kamu. Sejak pertama kali liat kamu, mulai ada perasaan suka sama kamu. Aku selalu mikirin kamu terus di rumah. Aku juga dulu kepengen kamu jadi pacarku.”. diah terdiam sejenak. Dia menitikkan air mata.

    “aku juga sayang sama kamu. Aku engga mau kehilangan kamu.”

    Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tak terasa sudah jam 3 sore. Kemudian aku pamit sama diah untuk pulang. Hari-hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami berdua. Sejak saat itu, kami mulai rajin bercinta setiap hari minggu dan sabtu.

    Mudah-mudahan hubunganku dan diah bisa langgeng.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Guru Private

    Cerita Sex Guru Private


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Guru Private, Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!

    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Keseruan Selingkuh Di Kamar Hotel

    Cerita Sex Keseruan Selingkuh Di Kamar Hotel


    803 views

    Perawanku – Cerita Sex Keseruan Selingkuh Di Kamar Hotel, Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.

    Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.

    Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.

    Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.

    Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Delia suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.

    Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan cerita sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.

    Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.

    Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.

    Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Delia.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.

    Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.

    Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.

    Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.

    Cerita Sex Keseruan Selingkuh Di Kamar Hotel

    Cerita Sex Keseruan Selingkuh Di Kamar Hotel

    Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.

    Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.

    Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.

    Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.

    Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tak Tahan Menolak Gejolak Tubuh Montok Pacarku

    Cerita Sex Tak Tahan Menolak Gejolak Tubuh Montok Pacarku


    803 views

    Perawanku – ini merupakan pengalaman pribadi aku sendiri. Sebelum itu aku perkenalkan diri aku dulu, nama aku Beny, umur 17 tahun, tinggi 180 dengan berat 60kg aku sekolah di sebuah sekolah swasta yang terkenal di jakarta.

    Aku mempunyai seorang pacar namanya Leni, tingginya 170 dengan berat 61kg berumur 24 tahun. Yaitu 7 tahun lebi tua dari pada aku. Seringkali teman aku menyebut aku sebagai simpanan tante-tante. Tapi aku senang-senang saja dengan perkataan teman-teman ku. Memang dari dulu aku lebih suka wanita yang lebih tua dari aku. Dan lebih dewasa tentang pelajaran sex tentunya.

    Selama aku pacaran, aku belum pernah bertemu dengan Leni karena dia tinggal dikota Surabaya. Awalnya kami berkenalan dari sebuah game online yang mungkin sampai saat ini para wanita menyukainya gamenya. Kami berkenalan dari situ dan hingga menjadi pacaran.
    Setiap hari kami pun selalu berkomunikasi melalu telepon.

    Pada suatu waktu dia menelepon aku pada pukul 22.00 aku pun asik bercerita apa adanya dengan dia. Dan boleh anda ketahui bahwa Leni memliki sifat hypersexsual tetapi dia masi perawan dan tidak pernah bermasturbasi. Dia tidak mau menghilangkan keperawanannya dengan bermasturbasi. Dan dy juga memiliki prinsip Virgin buat suami.sama dengan aku, aku juga masih perjaka tetapi aku selalu melakukan onani setiap hari.

    Aku sering bercerita tentang pengalaman seks aku dengan melakukan onani. Dan ketika kami berbicara tentang seks, dengan tanpa malu aku bertanya:

    “Yank, kamu sebenarnya mau gak sich kalo keperawanan kamu itu buat aku??”
    “Ya, aku sih mau, tapi aku juga harus jaga prinsip aku. Aku maunya service kamu aja sampe kamu puas”, ujarnya.
    “kamu emang ga mau aku puasin juga yach??”, tanyaku      Agen Obat Kuat Pasutri
    “Mau lah yank. Mau banget malah. Tapi jangan di masukin ke memekku yah”, ujarnya dengan bicara tanpa malu.

    Setelah beberapa lama memendam rasa ingin berhubungan dengan pacarku, akhirnya ketika libur sekolah 2007 kemarin aku meminta ijin kepada orang tuaku untuk berjalan-jalan ke Surabaya bersama teman-temanku. Dan kedua orang tuaku mengijinkan aku untuk pergi ke Surabaya untuk beberapa hari.

    Singkat cerita, sebenarnya aku pergi ke Surabaya sendiri. Tidak di temani satu orangpun. Dari membeli tiket pesawat, transportasi dll. Ketika aku sampai di sana. Pacarku langsung menjemputku. Baru pertama kali ini aku melihat dia. Dia begitu cantik, sexy, dan kulitnya cokelat matang dan mulus sekali. Aku melihat bagian tubuhnya dari atas sampai bawah tidak ada satu bagian tubuhnya yang terlewatkan untukku perhatikan. Buah dada nya yang ukurannya cukup besar.

    Dia memakai rok mini sebatas paha dan kaos T-shirt yang ketat dan tidak berlengan. Batang kemaluan aku pun di buat tegang ketika melihat keindahan tubuhnya. kapan lagi gue bisa ngerasain cewe kaya gini batinku.

    Kemudian aku pun di antar dia ke sebuah hotel dekat tempat kostnya di Surabaya.
    Ketika sampai di hotel. Dia pun memesankan satu kamar buat aku dan dia untuk melakukan hubungan sexsual. Dan kami pun masuk ke kamar hotel.

    Cerita Sex Tak Tahan Menolak Gejolak Tubuh Montok Pacarku

    Cerita Sex Tak Tahan Menolak Gejolak Tubuh Montok Pacarku

    “Len, cantik banget kamu Say”, godaku.
    “ach masa? Kamu juga gagah dan ganteng yank”, ujarnya dengan suara genit
    “Serius len, aku biasa Cuma liat kamu di foto tapi sekarang bisa langsung liat kamu secara langsung. Aku kagum sekali punya pacar kaya kamu”, ujarku
    “Huw, dasar kamu!!”, sambil tertawa canda

    Setelah duduk-duduk aku pun sudah tidak sabar ingin merasakan ciuman hangatnya. Ketika duduk di sofa aku pun langsung menciumnya dengan penuh nafsu. Dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut. Dan lidah aku menjilat-jilat bibir dia. Ini baru pertama kalinya aku merasakan ciuman yang sangat menebarkan hatiku. Sehingga puncak nafsuku naik.dan aku pun memeluknya dengan erat sambil menciumi lehernya.

    “Say, kapan nich di servicenya?”, tanyaku.
    “Sante aja atuh, lagian kan kita belum makanujarnya.”

    Kemudian kami pun memesan makanan terlebih dahulu dan setelah makan kami pun masuk ke kamar untuk menuntaskan nafsu aku.

    Setelah masuk kamar dan kunci kamar aku kunci. Aku pun langsung merebahkan dia ketempat tidur dan tanpa malu-malu aku lumat bibir manisnya itu dengan bibirku. Dan dia juga menghambar lumatanku. Sehingga kami pun bercinta dengan romantis.

    “say, hebat banget kamu cium akunya”, Goda Leni dengan tertawa centil.
    “yah,iyah lah say. Kapan nich aku di service??”, ujarku
    “Tanpa menjawab dia pun menciumi bibirku dan perlahan-lahan membuka celanaku dan bajuku, dan dalam sekejap aku pun telanjang bulat di depannya dengan batang kemaluan 17cm yang sudah menegang.
    “kamu udah ahli ya say”,Kataku.
    “Hihihih. Abisnya kontol kamu besar dan bikin aku gemes say”, ujarnya.

    Kemudian di kocoklah batang kemaluanku yang menegang dengan perlahan dan ragu.
    Maklum dia dan aku sama-sama belum pernah bersetubuh sebelumnnya. Sehingga kami pun melakukan apa adanya dengan naluri kenafsuan.

    Nikmat sekali kocokannya, tidak pernah terbayang seumur hidupku bila dikocok batang kemaluanku oleh wanita yang cantik dan sexy tersebut. Setelah itu dia pun menciumi kepala penisku yang berbentuk seperti helm dan mulai mengulumnya.

    “Mmhh…”, ujarku.Merasa kenikmatan.

    Sambil mengulum batang kemaluanku, dia pun memegang selangkanganku dan menjilatin buah pler ku yang membuat aku merasa terangsang.

    “Aahh.. enak banget Say… terus… mmpphhh”, ujarku.ketika merasakan kenikmatan.

    Selama 10 menit dia mengulum dan mengocoki batangku dengan berbagai cara. Aku pun mencapai orgasme dan mengeluarkan spermaku kemulutnnya

    “Crot… crot… crot…”, keluarlah air maniku di mulut pacarku. Leni pun pertama-tama enggan untuk menelan spermaku. Tetapi ku paksa untuk menelannya. Karena aku yakin sperma dapat membuat seseorang wanita awet muda.

    Setelah aku mencapai orgasme. Aku pun menciumi dia sambil berbaring di tempat tidur
    Say, sini sekarang gantian kamu aku puasin ujarku.sambil meremas-remas buah dada yang sudah mengencang tetapi masih ditutupi kaos.

    “Ahh… sini puasin aku, tapi janji yah jangan di masukin atau mencolok memekku”, ujarnya.
    Aku pun tidak menghiraukan perkataannya dan langsung membuka bajunya dan membuka branya yang berwana pink.

    WOW!! Buah dadanya sangat menantang didepanku.

    “Belum pernah aku melihat buah dada sebesar ini”, kataku kepadanya. Dia pun tertawa kecil sambil merintih keasikan.

    Ternyata setelah kuselidiki.ukuran BH-nya 36C. itu cukup besar untuk seorang wanita.
    Dengan nafsunya aku menjilati putingnya yang berwarna merah muda. Dan ku hisap dengan penuh nafsu.

    “Oohh… Terus Say… Enak bangett… Aachh… mmhh”, ujarnya.

    Aku pun melanjutkan dengan menyusuri perut hingga selangkangannya serta kedua tanganku terus memeras kedua dada nya yang tergantung bebas. Aku pun kemudian menjilati selangkangannya dan tidak sengaja terkena bibir vaginanya.

    “Ahh”, katanya ketika mengetahui aku menjilati bibir vaginanya.
    “Ups. Sory aku ga sengaja”, ujarku.dan aku langsung menghentikan jilatanku.
    “Bukan itu Say. Rasanya enak sekali. Aku ingin kau melakukan lebih dari ini”, katanya.

    Tanpa basa basi aku pun langsung membuka CD nya yang berwarna pink itu.
    Dan aku pun langsung merasakan dan melihat langsung bentuk memek sebenarnya yang belum pernah kulihat langsung (biasanya aku melihat hanya di BF). Ternyata bentuknya sangat indah dan mungil. Dan bulu kemaluannya pun dirawat setiap hari oleh kekasihku.

    “Mantap sekali memekmu say”, ujarku.
    “Itu kan sudah kurawat hanya untukmu say, jadi jangan di sia-siakan malam ini yah”, jawabnya.

    Lalu aku pun langsung menjilati vagina nya yang sangat sempit itu.dan aku menjilati bagian klitorisnya sehingga menimbulkan desahan yang nikmat…
    ini baru namanya memek perawan, pikirku.
    Sekitar 5 menit aku menjilatinya serta memeras buah dadanya, akhirnya dia pun mencapai orgasme dan badannya pun mengejang untuk beberapa saat. Dan pada saat ini lah dia baru pertama kali merasakan orgasme.

    “Achh… Ohh… Nikmat sekali Say. Benar juga apa yang kamu bicarakan tentang nikmatnya orgasme”, ujarnya sambil menciumi bibirku kecil-keci.
    “Ini kan baru permulaan say, nanti kita baru rasakan surga dunia yang sebenarnya”, ujarku dengan penuh tahu (padahal aku pun juga belum pernah merasakan bersetubuh dengan wanita).

    Setelah 20 menit aku berbaring telanjang bulat dengan dia, napsu birahi aku dan kekasihku pun mulai melonjak. Aku langsung memegang batang kemaluanku dan menyodorkan kepada Leni.
    “Len, isep dong say, ga tahan nich”, kataku.
    Tanpa basa basi pun dia langsung menelan batang kemaluanku yang lumayan panjang semuanya sampai ke buah pler ku. Dan di kocokinya dengan irama yang cepat.

    “achh… Ayo say… terus… enakk… ahh…”, ujarku menahan nikmat.
    Sambil mengulum penisku, aku meminta agar kita bermain dengan gaya 69 (gaya yang sering aku liat di film BF). Dia pun langsung menindih aku dengan arah terbalik. Aku pun dengan leluasa menjelajahi seluruh kewanitaannya.

    Ketika aku memainkan klitorisnya dia pun menambah terangsang.
    “Achh… Nikmat say… Ayo cepat ahh… Aku ga sabar pingin di masukin kontol kamu”, ujarnya.
    Tanpa bicara dia pun langsung melentangkan badannya dan aku pun perlahan-lahan memasukkan penisku yang lumayan besar kedalam vaginanya yang sangat sempit.

    “Dah siap keperawananmu aku ambil say?”, godaku sambil memegang pantatnya yang begitu montok.
    “SudaH Siap Koq!! Cepet masukin ah”, ujarnya agak sedikit sebal karena sudah ingin dimasuki kontolku kedalam lubangnya.

    Aku pun perlahan memasukan kepala penisku.dia pun merintih kenikmatan… sedikit demi sedikit aku memasukinya dengan menggerakkannya maju mundur. Dan lama kelamaan aku pun merasakan sudah agak mudah memasukinya karena dia vaginanya pun mulai lembap dan basah. Setelah hampir 10 menit akhirnya aku dapet memasukan semua penisku kedalam liang vaginanya…

    Selang beberapa menit aku menyodokkan kemaluan aku keliang surganya. Dengan posisi kedua kakinya diletakkan dipundak aku sehingga bibir kemaluannya nongol dan menyempit sedikit-demi sedikit aku gerakkan batang kemaluan aku maju mundur sambil tangan aku meremas kedua belah buah dadanya yang semakin kencang.

    “Achh… achh… Nikmat ochh… sshh…”, desahnya seiring naik turunnya tubuhnya dan menahan rasa sakit di masukkan oleh kontolku yang besar. Dan ketika aku menyodok naik turun, aku merasakan aku menembus suatu dinding halus, dan psstt… aku pun langsung memberhentikan sodokanku ketika kekasihku pun menjerit kesakitan. Ternyata aku telah mengambil keperawanannya. Kulihat darah keperawanannya mengalir dan berceceran ke sprei tempat tidur kami.

    “Say, kamu uda ga perawan lagi”, kataku sambil menyodok penisku ke liang vaginanya.
    “Gak apa apa say, enak banget rasanya, kalau tau rasanya kaya gini, dari dulu pasti aku uda ga bakal jadi perawan lagi’, ujarnya.
    “Dasar kamu!! Hoki aku yang ngambil keperawanan kamu”, balasku sambil penuh canda dan akupun melanjutkan permainan kami dengan penuh sensasi. film bokep terbaru klik disini
    Sekali-sekali aku menciumi pundaknya dan meremas payudaranya yang bergelantungan dengan bebas. Ini emang pengalaman yang menyenangkan batinku.
    Setelah itu kami pun mencoba doggy style walaupun tidak mahir aku pun mengikuti birahiku. Semakin lama aku menggoyangkan tubuhku serta meremas puting yang indah itu. Aku pun semakin menggeliat-geliat tak tertahankan.

    Aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut memek kekasihku. Kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakk… dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan maju mundur.. sampai akhirnya kurasakan ngilu… geli… yang amat sangat… aku tak tahan lagi, kutekan kontolku sedalam-dalamnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex I Love You Rini

    Cerita Sex I Love You Rini


    803 views

    Perawanku – Cerita Sex I Love You Rini, Malam itu Rini sedang menangis di hadapanku. Kisah selingkuh kami ketahuan oleh istriku. Aku yang sangat mencintai istriku telah berjanji untuk berhenti selingkuh, dan malam ini adalah kesempatanku untuk menjelaskan pada Rini. Rini adalah wanita berjilbab yang masih single, berusia 22 tahun. Dulunya dia adalah rekan kerja dari sahabatku. Hobi fotografi membuat kami saling kenal, karena dia bersedia untuk difoto olehku yang masih sangat pemula.

    Tidak lama setelah berkenalan, Rini mulai menceritakan kisah cintanya yang ternyata tidak bahagia. Meskipun telah berencana menikah, calon suaminya ternyata sering berlaku keras dan berkata kasar. Akupun sering bercerita tentang masalah keluargaku. Pernikahan di usia muda membuatku dan istri sering bertengkar. Sementara ketika menghadapi Rini yang sabar dan penyayang, aku merasa sangat nyaman. Begitu juga yang Rini rasakan ketika bertemu aku. Tanpa sadar, kami pun sering ber sms dan mulai mengatakan saling menyayangi. Hanya saja, sebuah sms yang salah kirim membongkar semua. Kini Rini bersedia datang menemuiku di kamar kosan tempat kami biasa berduaan.

    Rini yang mencoba memahami situasi ini terlihat sangat sedih. Katanya dia takut kehilangan aku. Oh, betapa tangis wanita selalu bisa melumpuhkan dunia, begitupun aku saat itu. Wanita ini sangat baik, sabar, penyayang, dan memiliki keinginan kuat. Matanya yang sembab membuatku sangat ingin memeluknya, mungkin untuk yang terakhir kali. Akhirnya kuraih tangannya dan meletakkan kepalanya di pundakku. Isak tangisnya pun meledak, tak lagi sanggup dibendung. Entah mengapa aku sangat merasa bersalah, meskipun aku merasa itu salah kami berdua. Semakin erat pelukanku kepadanya, dan kurasakan dia melakukan hal yang sama. Kemudian kuangkat wajahnya, kudekatkan kewajahku, aku tak sanggup menahan bibir untuk bicara, “I Love You, Rini”. Dalam isak tangisnya dia juga berkata, “Love You Too, Ari…”. Sungguh bergetar hatiku saat itu, dan tidak terasa aku mengecup bibirnya perlahan.

    Kulihat untuk sesaat Rini memejamkan matanya, sepertinya dia merasakan getaran perasaan hingga ke hati. Kurasakan jantungku berdetak semakin cepat. Rasa sayang ini menyatu bersama kekecewaan mendorongku untuk memagutnya lebih dalam. Kukulum bibirnya yang ranum dan jarang disentuh laki-laki, dan kurasakan bibirnyapun membalas ciumanku. Sepertinya “pertemuan terakhir” ini menjadi luapan segala emosi yang pernah kita jalani bersama. Pertemuan sembunyi-sembunyi, memasak untukku, makan bareng, ciuman-ciuman kecil, dan menghabiskan malam berdua meskipun hanya memandang bulan. Dan sedikit pelukan tentunya.

    Malam ini Rini terasa seperti kehilangan rem. Lidahku mulai menjelajah liang mulutnya, meraba deretan giginya, dan sesekali dihisapnya. Ketika kutemukan lidahnya, kuelus dengan lidahku dan bertarung dahsyat. Bibir dan kepala kamipun mulai bergerak liar. Pelukan yang tadinya kencang mulai mengendur, karena satu tanganku tidak lagi memeluk. Dia telah berpindah ke depan untuk memegang lembut dadanya. Sebuah reflek yang biasa kulakukan ketika berciuman dengan istriku, tapi ini yang pertama kali kulakukan pada Rini. Awalnya aku kaget dan takut membuat Rini marah, namun anehnya Rini tidak bereaksi apapun kecuali melanjutkan aksi ciuman kami. Karena merasa dia memberikan ijin, tanganku mulai meraba kedua perhiasan yang selama ini dijaganya itu. Payudaranya memang tidak besar, namun menyentuhnya membuat darahku makin memanas.

    Di saat itu sepertinya rem kami berdua makin blong. Kurebahkan Rini yang masih berbusana lengkap plus jilbab di kasurku, supaya aku bisa leluasa menciumnya sambil menjelajahi dua bukit muda yang jarang dijamah itu. Terasa makin lama nafas Rini pun makin memburu, seolah mengisyaratkan kepadaku bahwa dia ingin kumiliki. Ciuman kami dan rabaanku semakin liar hingga jilbabnya mulai berantakan. Karena makin menggangu, maka kulepas saja jilbab itu, namun agak sulit karena banyak peniti disana sini. Jilbab itu akhirnya tanggal setelah dia membantunya. Tampaklah wajah dan rambutnya yang baru pertama ini kulihat. Wajah putihnya yang cantik ditambah rambutnya yang acak-acakan semakin membuatku menjadi bernafsu. Untuk sementara kulupakan rasa bersalahku, kulupakan rasa hormatku, dan kulupakan istriku. Yang ada hanya nafsu yang memuncak.

    Tak tahan lalu kucoba mencari kancing bajunya, dan ingin kulepaskan. Aku menjelajah ke seluruh tubuhnya, namun tak kutemukan. Aku ternyata kurang akrab dengan baju seperti ini. Rini yang mengetahui kebingunganku tersenyum kecil dan membuka resleting baju yang ada di bagian samping, dan membiarkan aku melakukan sisanya. Tanpa lama-lama lagi, kubuka baju itu, dan terpampang sebuah pemandangan yang sangat indah yang seperti baru pertama kali kulihat. Hamparan kulit putih bersih dan tercium wangi yang biasa ditutup sangat rapat sekarang terbuka lebar di hadapanku untuk kunikmati. Kuelus lembut perutnya, dan ternyata sangat sangat halus dan lembut. Payudara yang tersembul tertutupi bra warna hijau adalah puncak keindahan pemandangan itu. Namun aku yakin ada yang lebih indah di dalamnya.

    Cerita Sex I Love You Rini

    Cerita Sex I Love You Rini

    Kulepas paksa bra itu, diiringi rintihan penolakan kecil yang tak berarti dan tidak menghentikan aku untuk melakukannya. Tak perlu usaha keras, bra itupun tak lagi menutupi keindahan itu. Dua buah payudara yang putih dan sangat mulus, berujungkan puting kecil berwarna merah muda yang menegang. Warnanya yang merah muda segar menandakan area ini belum pernah dijamah pria manapun. Sungguh makin tak kuasa aku menahan gejolak ini. Kuremas payudara itu dengan lembut, dan kuhisap putingnya. Gerak lidahku bermain membuat Rini mendesah-desah pendek, sambil menggerak-gerakkan kakinya. Aku tahu dia gelisah, terjadi pertarungan antara ketakutan karena ini adalah pengalaman pertama, sekaligus dorongan nafsu yang sudah di ubun-ubun. Kurasakan tangannya menyentuh bagian belakang kepalaku dan membantunya bergerak. Dia menikmati itu. Pasti.

    Ciumanku kembali ke atas, menjamah leher dan kemudian telinganya. Aku sempat bertanya, “Kenapa mau Rin?”. Sambil menyentuhkan payudaranya ke dadaku yang kini bersentuhan, dia berbisik, “Beginilah kalau wanita sudah cinta, Ari..”. Karena terbawa suasana, tanganku kini menjelajah pangkal pahanya yang masih tertutup rok panjang warna hitam. Untuk sejenak kucari celah kecil dari luar rok, dan kurasakan Rini melonggarkan kakinya dan menikmati itu. Tak lama kuangkat rok itu hingga pinggang, namun masih ada stocking yang menggangguku. Pertahanan wanita ini sungguh berlapis. Maksudnya memang untuk menjaga diri dari godaan lelaki. Apa daya malam ini dia benar-benar takluk padaku. Kulepaskan stockingnya dengan terburu-buru dan kulemparkan entah kemana. Celana dalam sebagai pertahanan terakhirpun segera kutanggalkan. Aku sangat tidak tahan.

    Setelah kupastikan celah itu sudah basah melalui sentuhan jariku, kupindahkan kepalaku menuju vagina nya. Tercium aroma khas yang agak asam dan wangi, dan berbulu tidak terlalu lebat. Wanita ini benar-benar merawat aset pribadi nya. Kucium dan kujilat-jilat pintu vaginanya, membuat Rini mengerang lebih keras. Terdengar rintihannya, “Ariiii, oh, Ariiiii… shhhh…”. Rintihan yang seperti penyemangat ku untuk mengeksplor lebih, kucari klitorisnya, kujilat dan kukulum. Lidahku kumainkan berirama, cepat dan lambat bergantian. Tidak lama, kurasakan pahanya bergetar dan tangannya mencengkeram rambutku sekitar 3 detik, lalu melemas. Sepertinya dia orgasme. Barangkali untuk yang pertama kali sepanjang hidupnya.

    Kuhentikan semua aktifitasku. Kubiarkan dia telentang agak ngangkang dengan mata terpejam dan nafas yang masih memburu. Hanya rok yang tersingkap di pinggang yang tersisa di tubuhnya. Kupandangi sekujur tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat. Sungguh sayang badan seperti ini selalu ditutup. Betapa beruntung laki-laki yang memilikinya nanti, pikirku. Namun tiba-tiba aku berpikir, bukankah aku lebih beruntung jika berhasil merasakannya untuk yang pertama kali? Seketika hasratku kembali memuncak. Kulepaskan seluruh pakaianku tanpa sisa. Senjataku yang mengeras tampak tegang menantang. Rini melihat itu tidak terlihat kaget. Mungkin dia pernah melihatnya di bokep atau di tempat lain. Segera kudekatkan ke mulutnya dan dengan sigap Rini mengulum dan menghisapnya.

    Dari caranya memperlakukan itu, sepertinya itu bukan yang pertama. Mungkin calon suaminya pernah memaksa melakukan itu. Atau memang dia sangat berbakat, entahlah. Yang pasti dari bentuk dada dan responnya terhadap rangsanganku, calon suaminya itu seperti tidak berani bertindak jauh dalam menjamah Rini. Ah, sudahlah, tidak perlu memikirkan orang lain. Yang jelas kuluman ini terasa sangat nikmat, pinggangku otomatis mengikuti gerak maju mundur. Sesekali mata Rini melirik mataku dan tersenyum ketika melihat aku keenakan.

    Tak lama kulepaskan senjataku dari mulutnya. Aku rasa inilah saatnya. Segera badanku menindihnya, langsung mengulum bibir Rini dan meremas-remas dadanya. Rini seperti belum siap untuk kembali terangsang, tapi aku tidak peduli. Kulitku telah menyentuh kulit putih mulusnya, dan senjataku bergerak-gerak di depan liang kenikmatan itu. Aku menatap matanya seolah bertanya, dan spontan kepala Rini menggeleng. Namun ketika kupagut lagi bibirnya, gelengannya berhenti, berganti dengan ciuman balasan yang maut, pelukan ke pundak, dan lutut yang kini menekuk. Karena kuanggap dia lengah, maka nekat saja kudorong kepala senjataku memasuki liang vaginanya. Keningnya mengrenyit, ciumannya berhenti, dan kembali menggeleng. Namun badannya tidak bereaksi apapun. Maka kudorong lagi pinggangku lebih dalam. Rini terpejam dan memalingkan mukanya. Tangannya yang masih melingkar di pundakku terasa menegang. Tak tahan lagi, maka kucoba masukkan lebih dalam. Dan, blessssssss… separuh senjataku pun masuk diiringi lenguhan tertahan dari Rini.

    Kurasakan senjataku mentok tertahan tidak bisa masuk lagi, maka kugoyangkan saja separuh yang di dalam itu. Aku merasa sangat sangat nikmat. Kehangatan vagina wanita yang disetubuhi pertama kali memang tak tergantikan. Tak ada lagi bentuk penolakan apapun dari Rini. Dia hanya terpejam dan keningnya mengrenyit. Maka kupagut lagi lehernya, kutinggalkan cupang kecil untuk kenang-kenangan. Ketika pinggang Rini mulai ikut bergerak, kucabut lagi senjataku dari liangnya, lalu kumasukkan kembali perlahan-lahan. Masuk-keluar ini berlangsung beberapa kali hingga secara refleks tiba-tiba pinggangku menghentak dan mendorong lebih dalam. Bleessssssss!!!!!

    “Aaaaahhhhh…..” Rini kini memekik. “Aaaarrriiiii…”. Senjataku sudah ada di dalam sepenuhnya. Rini lalu melingkarkan kakinya di pinggangku. Entah apa yang ada di pikirannya kini. Yang jelas posisi ini membuatku leluasa untuk memaju mundurkan pinggangku. Vagina nya yang basah dan hangat benar-benar nikmat dan membuatku terbang. Seorang wanita berjilbab yang biasa menutupi tubuhnya dengan pertahanan berlapis sedang berada di bawahku, kutindih, kusetubuhi, kunikmati, dan kutusuk vagina nya dengan senjata ampuhku hingga membuatnya keenakan. Kugerakkan pinggangku tanpa ampun. Senjataku pun keluar-masuk dengan sangat bebas dan berirama. Kadang cepat dan kadang lambat. Rini benar-benar terbawa suasana dan menikmati permainan ini.

    Kulihat sekarang Rini mulai on fire. Nafasnya yang memburu, wajahnya yang memerah, dan pinggulnya yang ikut bergerak menandakan dia sedang bergerak menuju titik nikmat itu. Kuhentikan gerakanku, kusuruh dia pindah ke atas. WOT. Sebuah posisi yang agak aneh untuk wanita berjilbab, namun aku yakin itu akan membuatnya bahagia. Meskipun agak ragu, Rini menuruti juga. Aku yang telentang dengan senjata mengacung tegak menunjuk langit segera didudukinya. Dengan senjataku ada di dalam vaginanya, Rini bergerak bergoyang mencari iramanya sendiri. Tanganku membantunya dengan meremas dua bukit nikmatnya dan meremas pantatnya yang sangat kenyal dan padat, sambil sesekali meraih kepalanya untuk melumat bibirnya. Setelah beberapa menit bergoyang, Rini tiba-tiba bergerak tak beraturan sambil mengerang tak jelas. Tangannya menggenggam lenganku dengan kuat. Gerakan ini berlangsung sekitar 10 detik. Rini orgasme. Lagi.

    Ketika Rini sudah lemas, kini giliranku untuk menghabisinya. Kubiarkan dia telentang ngangkang tanpa tenaga, dan ku eksplorasi liang vaginanya dengan senjataku yang sudah tegang sejak awal permainan tadi. Dengan wajah sayu dan mata terpejam, Rini menerima begitu saja sodokan-sodokanku di vaginanya. Sambil merem keluar beberapa suara dari mulutnya. “Hmmmpfh..”, “Ariiii…”, “Sayaaaangh…”, “Eeemmmhhh…”, “Ssssh…”. Aku merasakan nikmat tiada tara yang makin lama makin memuncak. Gerakan pinggangku makin lama makin cepat, dan senjataku terasa makin peka. Kupercepat saja goyangan itu karena sodokan itu makin enak, dan rupanya Rini menyambutnya dengan kembali melingkarkan tangan di pundak serta kakinya di pinggangku. Spontan kusambut dengan pelukan juga, dengan dadaku menyentuh payudaranya yang lembut.

    Setelah beberapa detik goyanganku mencapai titik tercepat, aku berhenti. “Riniii… oooooh… Ouch, Ergh, ssssh.. Akkkkuuuuu keellluaaaaar…”. Semburan sperma tak sanggup kutahan terlepas ke dalam rahim Rini. Aku tak ingat apapun termasuk kemungkinan Rini hamil. Aku benar-benar larut dalam kenikmatan. Spermaku keluar hingga tujuh kali. Setiap kali sperma keluar, Rini sedikit melenguh sambil menolehkan kepala ke sisi yang lain. Di semprotan ke empat terasa pelukan Rini kembali menguat dengan kepalanya bergerak tak teratur dan erangan tipis. Tampaknya Rini orgasme untuk yang ketiga kali, namun kali ini tidak terlalu kuat. Setelah semua spermaku kurasakan keluar, akupun terjatuh lemas di sebelah Rini. Kasur kosku yang tidak luas sangat pas untuk tubuh telanjang kami berdua. Sungguh kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat itu. Terlebih lagi karena mampu membuat Rini bahagia.

    Beberapa menit setelah kami mulai bisa mengumpulkan kewarasan, Rini kembali terisak. Kali ini tidak ditahannya. Dibiarkan air mata itu mengalir di pipinya. Aku tahu dia menyesal, aku tahu dia marah, aku tahu dia kecewa, namun aku tahu bahwa ini adalah luapan cinta kami yang sangat indah meskipun salah arah. Selamat tinggal Rini, kenanglah aku selalu. Kutunggu kabar darimu, dan tak sabar aku melihat seperti apa wajah anakmu kelak.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Di Goyang Ayam Kampus

    Cerita Sex Di Goyang Ayam Kampus


    803 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Goyang Ayam Kampus, Cindy adalah sosok wanita cantik dalam fakultasku, dia terkenal sangat seksi sekali dalam berpakaian, Selain cantik Cindy mempunyai tubuh yang sangat Bohay, dimana tingginya sekitar 168cm, dengan berat badan 60kg membuat tubuhnya terlihat sangat seksi. Ditambah dengan payudaranya yang cukup besar sekitar 36 dan rambutnya yang agak kemerahan mebnghiasi penampilannya. Cindy juga terkenal sangat diidam-idamkan cowok-cowok se fakultasku karena selain cantik dia juga sangat pintar. Tanpa disadari semua orang kalau sebenarnya Cindy itu adalah wanita yang bisa terbilang Haus dengan Sex, tapi dia berhasil menutupinya ketika dikampus.

    Namaku sendiri adalah Momo, cowok yang juga bisa dibilang coll dikampus. Aku mempunyai kebiasaan yang sangat buruk, sering dugem, mabok-mabokan, bahkan sering juga bermain wanita sampai akhirnya aku mengetahui siapa Cindy yang sebenarnya. Aku berniat mendapatkan Cindy hanya untuk sekedar menikmati tubuhnya. Sampai suatu ketika malamnya aku dugem dna aku juga mabok tapi gak terlalu parah, sedangkan paginya aku ada mata kuliah yang wajib aku ikuti dan dosennya kali ini sangat killer sekali, sekali saja tidak datang langsung diberi nilai E.

    Jam beker yang sudah aku setel setiap harinya pun tak bisa membangunkanaku pagi-pagi, sampai akhirnya aku tersadar jam menunjukan kalau aku sudah terlambat, aku langsung mandi dan berpakaian seadanya dan langsung berangkat menuju kampus. Karena kelasku yang ada dilantai 8 aku harus semakin lama menunggu dengan naik lift. Dengan buru-buru dari lantai satu aku lagsung masuk dan langsung menutup pintu lift. Sampai di lantai tiga tiba-tiba lift berhenti dan ketika pintu lift terbuka nampaklah seorang wanita yang sangat seksi sekali. Nampak wanita itu menggunakan baju merah yang sangat ketat sekali, payudaranya sangat besar sekali tampak dari bajunya yang kancing atasnya entah sengaja atau tidak terbuka. Dihiasi dengan rok mini yang tingginya jauh dari lutut, aku memandang wanita itu dari bawah sampai keatas dan “Woooowww…sejenak aku menelan ludah ketika melihatnya” dan sampai aku melihat wajahnya, ternyata wanita itu adalah Cindy.

    Didalam lift yang hanya ada aku dan Cindy, membuat birahiku meningkat melihat tubuhn montok Cindy. Kemudian aku mengajaknya ngobrol untuk mengalihkan birahi tadi. Kamipun ngobrol sana sini danaku langsung saja tanpa melewatkan kesempatan itu aku minta nomer HP nya dan pin bbm nya, dan tanpa menolak langsung saja Cindy memberikan nomer HP nya dan memberikan pin BB nya. Tiba-tiba pintu lift membuka di lantai 4. Cindy turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Cindy masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih.

    Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi “kuliah Pak Gigih ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen” Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Cindy. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Cindy masih ada disana.

    Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Cindy masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Cindy yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya “Hai Momo, ngga jadi kuliah?” “Kuliahnya diundur” jawabku singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 6X3 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Cindy, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Cindy. Maklum, namanya juga cowok.

    Penasaran, aku segera mendekati Cindy. “Hi Cindy, lagi ngapain sendirian disini?” “Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi.” “Eh, kebetulan ada Momo, udah pernah ngambil kuliah ini kan?” Tanya Cindy sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku mengangguk singkat. “Bisa ajarin Cindy ngga caranya, Cindy dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?” pinta Cindy. Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.

    “Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Momo, udah ngerepotin kamu.” Kata Cindy ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya. “Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini” kataku sekedar iseng menggoda. Cindy pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun. “Iih, Momo kok itunya tegang sih?” kata Cindy sambil membenarkan posisi tangannya. “Sori ya” kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku.

    Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar-benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya.

    Seolah mengetahui keinginanku, Cindy pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah Memeknya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang. “mmhh.. mmmhh..” hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.

    Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Cindy sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas-remas gundukan payudaranya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku. “Aaah, Momo…” Erangannya yang manja makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Cindy pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. “Momo…” katanya sambil menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Cindy menggelinjang. “Aaahh… SShhh…” aku mendongak keatas dan melihat Cindy sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan “pekerjaanku” di dadanya.

    Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan Memeknya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun mendekatkan hidungku ke arah Memeknya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Cindy sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Cindy.

    Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Cindy memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg-degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman perMomoku. Dengan ragu-ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. “Mmhhh… Ooggghh…” Cindy mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Cindy gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.

    “Buka aja celana dalamku” kata Cindy. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Cindy benar-benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar-benar pemandangan yang indah. Memeknya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap Memeknya, menjilati bibir Memeknya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Cindy terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. “Emmh, please don’t stop” kata Cindy dengan mata terpejam. “OOuucchh…” Rintih Cindy di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.

    “Aaasshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya Memek Cindy yang makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati Memeknya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian, “Uuuhhh.. Cindy mau ke… lu… ar…” seiring erangannya Memeknya pun tiba-tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia-nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. “Slruuppp…” suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Cindy terdengar terengah-engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.

    “EeeeMmhh, Momo… makasih ya kamu udah bikin Cindy keluar.” “kamu malah belum buka baju sama sekali, curang” kata Cindy. “Gantian sini.” Setelah berkata lalu Cindy mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat batang penisku yang berukuran cukup “wah.” Panjangnya sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Cindy yang lentik. “Momo, punya kamu gede banget…” setelah berkata maka Cindy langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sungguh nikmat sekali. “mmh Cindy kamu nikmat banget…” kataku. Iapun menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku. “aah… uuhh… ” hanya itu yang dapat kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan penisku sebanyak 7-8 kali.

    Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. “Momo sayang, aku masukin ya..” kata Cindy bergairah. Lalu iapun menduduki penisku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama-lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam liang Memeknya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik-turunkan Memeknya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang. “Pak.. pak… pak.. sruut.. srutt..” bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.

    “Cindy, ganti posisi dong” kataku. Lalu Cindy berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang Memeknya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan penisku dari belakang. “aahh, pelan – pelan sayang” kata Cindy. Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang – guncang dengan indahnya.

    “Aaahhkk…Momo…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh” suara Cindy yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan penisku. “Ooohh…yeahh ! fuck me like that…uuhh…i’m your bitch now !” erang Cindy liar.

    “Aduhh.. aahh.. gila Cindy.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek. “Oohh.. terus Momo.. kocok terus” Cindy terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. “Yak.. dikit lagi.. aahh.. Momo.. udah mau” Cindy mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. “Cindy.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh” geramku dengan mempercepat gerakan.

    “Enak nggak Momo?” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku. “Gila.. enak banget Cindy.. terusin sayang, yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.

    “uuhh.. sshh.. Cindy, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana?” tanyaku. “uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan” kata Cindy. Makin lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat.. “Masukin yang dalem dooo…ngg…”, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai pada beberapa saat kemudian. “aahh… Momo.. kita keluarin sekarang…” Cindy berkata sambil tiba – tiba cekikan Memeknya pada penisku terasa sangat kuat dan nikmat. Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang Memeknya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Cindy dengan eratnya dari belakang.

    Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan penisku dari dalam Memeknya. Aku menyodorkan penisku ke wajah Cindy dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penisku. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

    “Cindy.. mau keluar nih..” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Cindy. “Bentar, tahan dulu Momo..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok ngga dilanjutin?” tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku, Cindy mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

    Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Cindy pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri. “Gila Cindy, kamu ternyata liar banget..” Cindy hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal.

    Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Momo?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

    Tak lama kemudian, “aah… Cindy aku mau keluar lagi…” setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Cindy. Iapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri.

    Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang setelah mengantarkan Cindy ke rumahnya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan – kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bu Dosen Yang Suka Ngentot

    Cerita Sex Bu Dosen Yang Suka Ngentot


    802 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Dosen Yang Suka Ngentot, Aku dilahirkan di kota M di propinsi Jawa Timur, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang aku hitam manis. Sebagai laki-laki, aku juga bangga karena waktu SMA dulu aku banyak memiliki teman-teman perempuan.

    Walaupun aku sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu aku kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.

    Sekarang aku belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Aku duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtuaku berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Maklum, keadaan ekonomi orangtuaku juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi aku juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti aku, sehingga perlu biaya juga. Aku camkan kata-kata orangtuaku. Dalam hati aku akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku tanpa aku dapat menyadarinya, sampai saat ini pun aku masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung. Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain aku dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini aku benar-benar merasa kesulitan.

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost.

    “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” kataku sambil menghisap rokok dalam-dalam.
    “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.
    Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

    Mendengar perkataan Andi, seketika aku langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Eni, umurnya kira-kira 35 tahun. Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga aku mengatakan Ibu Eni adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Eni belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

    “Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” kataku bimbang.
    “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.
    Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepalaku. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer.

    Akhirnya aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok aku akan menghadap beliau di kampus.”
    “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

    Siang itu aku sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Eni aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti aku akan gugup menghadapinya, aku akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat aku kaget dibuatnya.

    “Ayo Gi, sekarang waktunya. Bu Eni kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingaku.
    “Oke-oke..,” kataku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku, kutarik dalam-dalam nafasku.

    Aku langsung melangkahkan kaki.
    “Kalau begitu aku duluan ya, Gi. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.
    Aku hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana aku harus menghadapai Ibu Eni, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja aku tidak mengalami masalah ini lebih baik aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini aku harus bersusah-susah menemui Bu Eni, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Eni terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi.
    Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.”
    Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!”
    Aku langsung masuk, kulihat Bu Eni sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kututup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Eni memandangku sambil tersenyum, sesaat aku tidak menyangka beliau tersenyum ramah padaku. Sedikit demi sedikit aku mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Eni langsung mempersilakan aku duduk, sesaat aku terpesona oleh kecantikannya.
    Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian aku duduk.
    “Oke, Yogi, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Eni menanyakan hal itu kepadaku dengan senyumnya yang masih mengembang.

    Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Eni, mulai dari keinginan orangtua yang ingin aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini aku belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Eni dengan tekun mendengarkan ceritaku sambil sesekali tersenyum kepadaku. Melihat keadaan yang demikian aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan aku berkata, “Apa saja akan kulakukan Bu Eni, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun aku akan melakukannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Eni tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana aku tidak dapat mengerti apa maksudnya.

    “Apa saja Yogi..?” kata Bu Eni seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya.
    “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.
    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Eni sudah berdiri di belakangku, ketika itu aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Eni memegang pundakku sambil berbisik di telingaku.
    “Apa saja kan Yogi..?”

    Aku mengangguk sambil menunduk, saat itu aku belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Eni sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat aku tersadar apa yang akan terjadi. Bu Eni tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalaku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Eni memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.
    Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.
    “Bu, haruskah kita..”

    Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Eni sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.
    “Sudahlah Yogi, inilah yang Ibu inginkan..”
    Setelah berkata begitu, kembali Bu Eni melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Eni yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas. Aku membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.

    Tangan Bu Eni turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Eni, secara reflek pula aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Eni sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Cerita Sex Bu Dosen Yang Suka Ngentot

    Cerita Sex Bu Dosen Yang Suka Ngentot

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Eni yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya. Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Eni yang mendesah-desah merasakan kenikmatan yang kuberikan. Kedua tangan Bu Eni mengelus-elus dadaku yang bidang. Lama aku menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu aku benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Eni yang semakin menggebu-gebu.

    “Oh.., oh.., Yogi.. teruskan.., teruskan Yogi..!” desah Bu Eni dengan pasrah dan memelas.
    Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Eni kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Eni berkata, “Angkat aku ke atas meja Yogi.., ayo angkat aku..!”

    Spontan kubopong tubuh Bu Eni ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek aku menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan aku berdiri di depannya, tangan Bu Eni langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanaku dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta aku segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping.

    Kulihat Bu Eni tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Yogi.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Yogi, aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.”
    Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Eni yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi aku berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.

    Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara aku dan Bu Eni. Kutelusuri tubuh Bu Eni yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Eni.

    Sampai ketika Bu Eni menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Eni, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Eni yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun.

    Terdengar Bu Eni berkata pasrah, “Ayolah Yogi.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Eni menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Eni yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Eni. Kurasakan milik Bu Eni yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Eni.
    Terdengar Bu Eni merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Yogi.. terus Yogi.. jangan lepaskan Yogi.. aku mohon..!”

    Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Eni yang telentang di atas meja dan aku berdiri di antara kedua pahanya.
    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Eni. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Eni karena menahan kenikmatan yang amat sangat. Begitu juga aku, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Eni dengan mulutku.

    Kurasakan kedua tangan Bu Eni meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Yogi.. oh.. Yogi.. jangan lepaskan Yogi, kumohon..!”
    Mendengar rintihan Bu Eni, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat.

    Terdengar lagi suara Bu Eni merintih, “Oh.. Yogi.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Yogi.. aku mulai keluar.. oh..!”
    “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Eni mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Eni. Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Eni, kurasakan juga dadaku digigit oleh Bu Eni, seakan-akan nmenahan kenikmatan yang amat sangat.
    “Oh.. Yogi.. oh.. oh.. oh..”

    Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Eni, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Eni dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama aku telungkup di atasnya.
    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, aku langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lakukan tadi..?”

    Kembali Bu Eni memotong pembicaraanku, “Sudahlah Yogi, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?”
    Setelah berkata begitu, Bu Eni langsung menyodorkan kartu namanya kepadaku. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.
    Sejenak kutermangu, kembali aku dikagetkan oleh suara Bu Eni, “Yogi, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”

    Tanpa basa-basi lagi, aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara aku dengan Bu Eni. Aku telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam aku harus ke rumah Bu Eni.

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Eni sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Eni tersenyum dan mempersilakan aku masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Eni hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol.

    Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Eni selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Eni. Lalu dengan jujur pula dia memintaku selama masih menyelesaikan studi, aku dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya aku mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Eni berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Yogi..?”

    Selain melihat kesendirian Bu Eni tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya aku pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga aku dan Bu Eni kembali melakukan apa yang kami lakukan siang tadi di ruangan Bu Eni, di kampus. Tetapi bedanya kali ini aku tidak canggung lagi melayani Bu Eni dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Eni.

    Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, aku akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat

    Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat


    802 views

    Perawanku – Cerita Seks bibir kemaluan yang nikmat, Berpakaian sangat seksi, memberi support kepada tim sekolahku sudah menjadi hal yg biasa ya aqu  dalah anggote cheerleader. Sampai pada Suatu waktu pada tengah2 pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum padaqu …. dia bukannya melihat kawan2nya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika quarter pertama usai, dia datang menghampiriku, dan kami berkenalan … Dia memperkenalkan diri sebagai Indra. Setelah kami berkenalan, kemudian kami bercakap2 sebentar di kantin SMA. Setelah tak berapa lama … tiba2 dia berbisik di telingaqu, katanya,

    “Kamu cantik sekali deh Shinta ..” sembari matanya tertuju pada belahan dadaqu … wajahku langsung merah … terkejut dan dadaqu berdegub kencang. Tiba2 terdengar suara
    “PRITTTTTTTT….!!!” tanda bahwa quarter ke-2 akan dimulai … aqu langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalem perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas2 kosong … tiba2 dia menarik tanganku masuk ke dalem kelas 3 IPA 1 … lalu dia langsung menutup pintu … aqu langsung bertanya padanya,

    “ada apa indra … quarter ke-2 udah mau mulai nih … kamu gak taqut dicariin??”. Dia tak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaqu,
    “Body kamu bagus ya sekali ya Shin ..” Aaaahhhh. aqu tak bisa berbuat apa2 selain berbalik badan serta menatap matanya …. dan tersenyum padanya.

    Lalu ia membuka pakaian basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalem saja. Terlihat jelas padaqu bahwa “kemaluan”-nya sudah tegang dibaik celana dalemnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku kedalem celana dalemnya. Aqu merasakan “kemaluan”-nya yg besar dan tegang itu dan ia memintaqu untuk meremas-remas kemaluannya itu. Ia memaksaqu untuk membuka celana dalemnya, setelah aqu membuka celana dalemnya, terlihat jelas kemaluannya yg sudah ereksi … besar juga pikirku … hampir sejengkal tanganku kira2 panjangnya.
    Baru sekali itu aqu melihat kemaluan lelaki secara langsung, biasanya aqu hanya meihat dari “Blue” film saja kalau aqu diajak nonton bersama kawan2 dekatku. Ketika aqu masih terpana melihat kemaluannya, dia melepas BH dan celana dalemku, tentu saja dgn sedikit bantuanku.

    Setelah ia menyingkirkan pakaian dalemku, bodynya yg tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih bodyku diatas meja kelas dan ia mulai menjilati puting buah dadaqu sampai aqu benar2 menggeliat keeenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, aqu baru tau bahwa inilah yg akan terjadi padaqu kalau aqu benar2 terangsang. Lalu tangannya yg kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan klitorisku sembari sesekali mencubitnya. Aqu yg benar2 terangsang tak bisa berbuat apa2 selain mendesah dan menggeliat di atas meja.

    Cukup lama ia memainkan tangannya pada kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dgn nafsunya, tangan kanannya masih memainkan klitorisku. Tak lama aqu bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, aqu merasakan darahku naik ke ubun2 dan aqu merasakan sesuatu kenikmatan yg amat sangat nikmat, bodyku meregang dan aqu merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku itu, Indra tanpa ragu menjilati cairan yg keluar sedikit demi sedikit itu dgn nafsunya sampai hanya air liurnya sajalah yg membasahi kemaluanku itu.
    Bodyku terasa lemas sekali … lalu Indra duduk di atas pinggir meja dan memandangi wajahku yg sudah basah bermandikan keringat. Ia berkata padaqu sembari tersenyum,

    “Kamu cape banget ya Shin …” Aqu hanya tersenyum. Dia mengambil pakaian basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, aqu benar2 kagum padanya,
    “Baik banget nih lelaki” pikirku … Seperti sudah mengerti, aqu jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus ngelus kemaluannya, sembari sesekali menjilati dan menciuminya, aqu juga tak tau bagaimana aqu bisa bereaksi seperti itu, yg ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaqu, dan cara yg kulaqukan ini pernah kulihat dari salah satu film yg pernah kutonton.

    Indra hanya meregankan bodynya ke belakang sembari mengeluarkan suara2 yg malah makin membuatku ingin memasukkan kemaluannya ke dalem mulutku, tak berapa lama kemudian aqu memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk kedalem mulutku, terasa benar ujung kemaluannya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk kedalem mulutku, lalu aqu mulai memainkan kemaluannya didalem mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi tanda kalau aqu sudah benar2 terangsang padanya.
    Kira2 5 menit aqu melaqukan oral sex pada Indra, tiba2 body Indra yg sudah basah dgn keringat itu mulai bergoyg goyg keras sembari ia berkata.
    “aaaaarghhh…..aqu udah gak tahan lagi nih Shin.. aqu mau keluarr…” aqu yg tak benar2 memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan kemaluannya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan rada asin muncrat dari lubang kemaluan Indra, aqu langsung mengeluarkan kemaluannya itu dan seperti kesetanan, aqu malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap kemaluannya sampai cairan spermanya benar2 habis.

    Aqu duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yg tiduran di meja sembari mencoba memelankan irama nafasnya yg terengah-engah itu.
    Aqu hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku. Dia juga hanya tersenyum padaqu. Cukup lama kami berpandangan dgn keadaan bugil dan basah berkeringat.

    “Kamu cantik dan baik banget ya Shin” katanya tiba2 aqu hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dgn nafsu sembari memasukkan tangannya kedalem lubang kemaluanku cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata,
    “Shin boleh nggak aqu emm itu”
    “itu apa Ndra ??” tanyaqu.
    “Itu .. masa kamu gak tau sih ??” balasnya lagi.

    Sebelom aqu menjawab aqu merasakan kepala batang kemaluanya sudah menyentuh bibir kemaluanku cresttt creest terasa ada yg terobek dalem kemaluanku dan sedikit darah keluar kemudian indra berkata
    “shin kamu ternyata masih perawan !!!”

    aqu hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluanya masuk ke vaginaqu. digerak-gerakan perlahan batang kemaluanya yg besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yg ada hanya ada rasa geli, enak dan nikmat ketika indra menggoygkan bodynya maju mundur pelan pelan aqu tak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan..kemudian semakin cepat saja indra memainkan jurusnya yg maju mundur sesekali menggoygnya kekiri kekanan.dan dipuntir- puntir putingku yg pink yg semakin membuatku menggelepar gelepar seperti ikan yg dilempar kedaratan.

    Keringat sudah membasahi body kita berdua aqu sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang tapi aqu rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil .ahhhh ahhhh ahhh aqu mendesah dgn suara kecil karena taqut kedengarann orang lain ..kullihat tampang indra yg menutup matanya dan terenggah- engah nafasnya. cukup lama juga indra bermain dgnku memang benar kata orang kalau atlit itu kuat dalem bersenggama

    berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya lalu duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluan nya .aqu menurut saja dan pelan-pelan aqu duduk di kemaluannya . Indra memegang pinggulku dan menaik turunkan diriku .aqu merasakan belom pernah aqu merasakan kenikmatan yg seperti ini .aqu mendesah desah dan indra semakin semangat menaik turunkan diriku .lalu body indra mengejang dan berkata,

    “shin aqu mau keluarrrrrr ” sekarang malah giliranku yg semangat memacu gerakan tubuhku agar indra bisa juga mencapai klimaks nya .tapi lama indra mengeluarkan kemaluannyna dan terdengar ia mendesah panjang,
    “Ahhhhhh shin ..aqu keluar .ku liat air maninya kececeran di lantai dan sebagian ada yg ke meja .lalu kami berdua duduk lemas dgn saling berpandangan. ia berkata,
    “kamu nyesel yah shin?” aqu menggeleng sembari berkata,
    “ngak koq ndra .sekalian buat pengalaman bagiku .”

    Aqu teringat kalo orang orang di luar kelas sangat banyak yg menonton pertandingan lalu aqu buru buru mengenakan pakaianku dan menyuruh indra juga untuk memasang pakainnya .sebelom keluar iya bertanya padaqu,
    “shin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi? Dan aqu menjawab terserah kamu ndra .tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu aqu yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..” Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah ..
    Begitulah pengalamanku, tak kusadarai ternyata melaqukan hubungan seks itu sangatlah nikmat dan aqu berniat untuk merasakannya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi

    Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi


    802 views

    Perawanku – Cerita Seks bercinta dengan tukang Salon Yang seksi, Aku kerja dì sesuatu salon, Salon ìtu terletak dì satu komplex perkantoran, Dìkomplex ìtu ada sesuatu supermarket besar 3 lantaì dìmana lantaì paling atas dìpakai untuk food court. Salon dìmana aku bekerja terletak dì satu sìsì satu resto yang terletak dìdepan pìntu keluar komplex. Kerjaanku dì salon ya cucì rambut dan krìmbat.

    aku masìh junìor dì salon ìtu sehìngga memperoleh tugas yang rìngan-ringan saja. 1 harì aku memperoleh customer, seorang laki-laki berusia 30an, ganteng banget deh orangnya, suka aku ngelìatnya. nasib baik dìa mo potong rambut dan sesudah ìtu krìmbat. Aku mendapat tugas mencucì rambutnya, kemudìan stylìst memotong rambutnya. Selesaì potong rambut aku yang handle krìmbatnya. nasib baik meja yang aku pakai untuk krìmbat agak terpìsah yang laen gara-gara salon ketìka ìtu rame.
    Memang ìtu meja tambahan yang baru dìpakai kalo salon rame, gara-gara tambahan maka mempunyai letak agak terpìsah darì deretan meja laennya. Selama aku ngerjaìn krìmbat, dìa ngajakìn bercakap-cakap.
    “Namanya siapa”.
    “ìnes pak”.
    “Kok pak sìh manggìlnya, jadì ngrasa dah tua”.
    “abìs ìnes mestì manggìl apa? Bang aja deh ya”. Darì Logatnya kayanya dìa orang darì tapìan na ulì.
    “Kamu yang palìng muda ya dìsìnì”.
    “ìya bang, masì junìor”.
    “Tapì asìk kok krìmbat nya”.
    “Makasìh bang”.
    “Kamu palìng cantìk deh Nes, mana seksì lagì”.
    “Ah bìasa ja bang, abang terlalu mujì ìnes neh, jadì malu”.
    “Kamu pulangnya jam brapa Nes”. “Kalo salon tutup bang”.
    “ìya jam brapa”. “Napa sìh bang nanya-nanya, mo anterìn ìnes pulang”.
    “Mau?” Aku cuma tersenyum.
    “Jam 6an bang salonnya tutup”.
    Selesaì krìmbat, aku dapet tìp yang lumayan besar, belon pernah aku dapet tìp sebesar ìtu.
    “Makasì banyak bang, eh abang namanya sapa ya”‘
    “Frans”, jawabnya sambìl menìnggalkan salon. gara-gara banyak kerjaan harì ìtu, aku lupa akan obrolanku bang Frans.
    Pulangnya, ketìka melaluì resto dìderetan palìng ujung darì sìsì dìmana salon berada, tìba-tiba aku mendengar dìndìng kaca restonya dìketuk-ketuk. Aku menoleh, kulìhat bang Frans senyum sambìl manggìl aku ayunan tangannya. aku masuk ke resto ìtu dan duduk dìseblahnya.
    “Nes, mo makan apa neh”.
    “wah abang beneran neh mo nganterìn ìnes pulang?’
    “Makan dulu lah”.
    Aku pesen ja makanan yang aku rasa enak, harga gak kulìhat lagì, pastì dìbayarìn sì abang. Sambìl makan sì abang senyum ngelìatìn aku terus.
    “Betul kan, kamu tu cantìk lo Nes”.
    “abang neh, gak brentìnya mujì ìnes, cuma pakai baju kumel gìnì ja dìbìlang cantìk”.
    “Ya udah, abìs makan aku belììn kamu pakaian ya”.
    “Bener bang?” Dìa membuat ganguank.
    Pesenanku dateng dan aku mulaì menyantap makanan lahap, enak banget terasa, palagì dìbayarìn. Kalo bayar ndìrì mah mìkìn sejuta kalì makan dìsìtu gara-gara harga makanannya mahal2. Habìs makan, aku dìajaknya ke mal yang mempunyai letak gak jauh darì komplex perkantoran. Aku membìarkan tanganku dìbersama sì abang. Bangga lagì jalan ma lelakì ganteng kaya sì abang, mana dìbersama2 lagì. Kìta masuk ke dept store yang ada dì mal.
    “Nes kamu pìlìh deh mo belì pakaian apa”.
    “Beneran nìh mo belììn ìnes pakaian, abang baek banget sìh”.
    Aku melakukan dugaan pastì ada bakwan dìbalìk udang, tapì egp ja lah, yang pentìng kan dìblanjaìn, lagìan sì abang ganteng banget. Gak rugì deh dìentot ma dìanya. Aku belì jìns, tanktop, trus aku nanya,
    “Daleman bole belì bang”.
    “Bole bangetz, belì yang seksì-seksi Nes”. Aku belì g strìng dan bra yang tìpìs, kalo ampe dìa ngajakìn maen, aku mo pakai tu lìngerìe.
    Selesai blanja, aku digandengnya menuju basement, parkiran.
    “Kamu mesti pulang cepet Nes”.
    “Mangnya abang mo ajak Ines kemana, Ines kos kok bang, gak da yang nungguin”.
    “Ketempatku yuk”.
    “Mo ngapain bang”.
    “Kita ngobrol santai ja, kamu besok kerja gak”.
    “Besok giliran aku off bang”.
    Aku masuk ke mobilnya. Dalam perjalanan pulang, kami ngobrol ngalor ngidul. aku open aja kedianya. Aku crita petualangan sexku dengan lelaki yang sudah bukan abg lagi. Aku bilang sudah sebulan ini aku gak kencan ama lelaki.
    “Wah, kalo gitu kamu dah napsu banget dong Nes. Aku kan sudah gak termasuk abg, jadi boleh dong ikut dalam petualangan Ines”.
    “Bisa diatur kok bang”. Selama perjalanan, dia mengelus pahaku dari luar jeans ketatku tentunya.
    “Ih, si abang, dah napsu sama Ines ya”.
    “Kalo napsu sih dari tadi Nes”.
    “Kalo dah napsu artinya dah ngaceng ya bang”, kataku sambil mengelus selangkangannya.
    “Ih, kayanya besar ya bang, keras lagi”, aku mulai meremas selangkangannya.
    “Ines mo liat duluan, buka aja ritsluitingnya”.
    Aku segera menurunkan ritsluiting celananya dan tanganku masuk ke dalam cdnya merogoh kontolnya.
    “Ih besar banget bang, panjang lagi. Ines belum pernah ngerasain yang sebesar dan sepanjang ini”, kataku sambil mengeluarkan kontolnya.
    Segera kukocok2nya batangnya. Lalu aku menunduk dan mengemut kepala kontolnya.
    “Nes, diisep sampe aku ngecret dong”.
    “Tempatnya sempit bang, Ines kocok aja yach. non0k Ines jadi basah bang, dah kepingin kemasukan kont0l gede abang”, aku mulai mengocok kontolnya keatas dan kebawah. Dia jadi melenguh kenikmatan.
    “Masih jauh bang, tempatnya”.
    “Enggak kok Nes, sebentar lagi sampe”, katanya sambil mempercepat lajunya kendaraan. Tak lama kemudian, sampailah kami di satu rumah. Dia belum ngecret dan aku menyudahi seponganku.
    “Bang besar banget rumahnya kaya kont0l abang aja besar, punya abang ya”.
    “Bukan Nes, punya kantor. Ini mes kantor, buat tamu yang perlu nginep. Sekarang lagi kosong, jadi kita pake aja yach”.
    Kami menuju ke bagian belakang rumah, ada kolam renang disana. Tempatnya teduh karena banyak pepohonan dan tertutup tembok tinggi sehingga gak mungkin ada yang bisa ngintip.
    Aku duduk didipan dipinggir kolam renang, dia duduk disebelahku. Dia memelukku. Dia mencium pipiku sambil jemarinya membelai-belai bagian belakang telingaku. Mataku terpejam menikmati usapan tangannya. Kupandangi wajahnya yang ganteng dengan hidungnya yangmancung. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya dia mencium bibirku. Dilumatnya mesra. aku menjulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama dia mempermainkan lidahku di dalam mulutnya.
    Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Dia membelai pangkal lenganku yang terbuka. Dibukanya telapak tangannya sehingga jempolnya bisa menggapai permukaan dadaku sambil membelai pangkal lenganku. Bibirnya kini turun menyapu leherku seiring telapak tangannya meraup toketku. Aku menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutku di saat lidahnya menjulur menikmati leherku yang jenjang,
    “baaang….”. Aku memegang tangannya yang sedang meremas toketku dengan penuh napsu.
    Bukan untuk mencegah, aku membiarkan tangannya mengelus dan meremas toketku yang montok.
    “Nes, aku ingin melihat toketmu”, ujarnya sambil mengusap bagian puncak toketku yang menonjol. Dia menatapku. Aku akhirnya membuka tank top ketatku di depannya. D
    ia terkagum-kagum menatap toketkua yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketku begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasku yang memburu. Sambil berbaring aku membuka pengait BH-nya di punggungku. Punggungku melengkung indah. Dia menahan tanganku ketika aku akan menurunkan tali BH-ku dari atas pundakku. Justru dengan keadaan BH-ku yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketku semakin menantang.
    “Toketmu bagus, Nes”, dia mencoba mengungkapkan keindahan tubuhku. Perlahan dia menarik turun cup BH-ku. Mataku terpejam.
    Perhatiannya terfokus ke pentilku yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Diusapnya pentilku lalu dipilin dengan jemarinya. Aku mendesah. Mulutnya turun ingin mencicipi toketku.
    “Egkhh..” rintihku ketika mulutnya melumat pentilku. Dipermainkannya dengan lidah dan giginya. Sekali-sekali digigitnya pentilku lalu diisap kuat-kuat sehingga membuat aku menarik rambutnya.
    Puas menikmati toket yang sebelah kiri, dia mencium toketku yang satunya. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulutku. Sambil menciumi toketku, tangannya turun membelai perutku yang datar, berhenti sejenak di pusarku lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perutku. Dibelainya pahaku sebelah dalam terlebih dahulu sebelum dia memutuskan untuk meraba nonokku yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang kukenakan.
    Dia secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya lalu berdiri di samping dipan. Aku tertegun sejenak memandangnya. Dia masih berdiri sambil memandang tubuhku yang tergolek di dipan, menantang. Kulitku yang tidak terlalu putih membuat matanya tak jemu memandang. Perutku begitu datar. Celana jeans ketat yang kupakai terlihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatku yang sempurna. Puas memandang tubuhku, dia lalu membaringkan tubuhnya disampingku.
    Dirapikannya untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leherku. Dibelainya lagi toketku. Dia mencium bibirku sambil memasukkan air liurnya ke dalam mulutku. aku menelannya. Tangannya turun ke bagian perut lalu membuka kancing celana jinsku dan menurunkan ritsluitingnya, kemudian menerobos masuk. Jemarinya mengusap dan membelai selangkanganku yang masih tertutup CDku. jari tengahnya membelai permukaan CDku tepat diatas nonokku, basah. Dia terus mempermainkan jari tengahnya untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuhku. Pinggulku perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang kualami.
    Dia menyuruhku untuk melepas celana jeans yang kupakai. Aku menurunkan celana jinsku perlahan. CD hitam yang kukenakan begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh disekitar nonokku hampir sebagian keluar dari pinggir CDku. Dia membantu menarik turun celana jeansku. Aku menaikkan pinggulku ketika dia agak kesusahan menarik celana jeansku. Diapun melepas pakean. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Kami berpelukan. Aku menyentuh kontolnya dari luar CDnya, lalu kuplorotkan CDnya. Langsung kontolnya yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk kubelai dan kugenggam.
    “Tangan kamu pintar juga ya, Nes,”´ ujarnya sambil memandang tanganku yang mengocok kontolnya.
    “Ya, mesti dong!” jawabku sambil cekikikan.
    Jari-jarinya masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonokku yang sudah basah. Telunjuknya membelai-belai itilku sehingga aku keenakan.
    “Diisep lagi Nes. Kan sekarang lebih leluasa” katanya. Aku tertawa sambil mencubit kontolnya. Dia meringis. ”
    “Nggak muat di mulut Ines, tadi dimobil kan cuma kepalanya yang masuk. Itu juga udah ampir gak muat. gede banget sih kontolnya” selesai berkata demikian aku langsung tertawa kecil.
    “Kalau yang dibawah, gimana, muat gak?” tanyanya lagi sambil menusukkan jari tengahnya ke dalam nonokku.
    aku merintih sambil memegang tangannya. Jarinya sudah tenggelam ke dalam liang nonokku. Aku merasakan nonokku berdenyut menjepit jarinya. Segera CDku dilepaskannya. Perlahan tangannya menangkap toketku dan meremasnya kuat. Aku yang sekarang meringis.
    Kuusap lembut kontolnya yang sudah keras banget. Aku begitu kreatif mengocok kontolnya sehingga dia merasa keenakan. Dia tidak hanya tinggal diam, tangannya membelai-belai toketku yang montok. Dipermainkannya pentilku dengan jemarinya, sementara tangannya yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonokku. Dirabanya permukaan nonokku. Jari tengahnya mempermainkan itilku yang sudah mengeras. kontolnya kini sudah siap tempur dalam genggamanku, sementara nonokku juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental karena diobok-obok .
    Dia memeluk tubuhku sehingga kontolnya menyentuh pusarku. Dia membelai punggungku lalu turun meraba pantatku yang montok. Aku membalas pelukannya dengan melingkarkan tanganku di pundaknya. Dia meraih pantatku, diremasnya dengan sedikit agak kasar lalu dia menaiki tubuhku. Kakiku dengan sendirinya mengangkang. Dia menciumi lagi leherku yang jenjang lalu turun melumat toketku. Dia terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuhku.
    Dia melebarkan kedua pahaku sambil mengarahkan kontolnya ke bibir nonokku. Aku mengerang lirih. Mataku perlahan terpejam. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan laju birahiku yang semakin kuat. Dia menatapku, matanya penuh nafsu.
    “Aku ingin mengent0ti kamu, Nes” bisiknya pelan, sementara kepala kontolnya masih menempel di belahan nonokku.
    Kata ini ternyata membuat wajahku memerah. Aku menatapnya sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan mataku. Dia berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolnya yang perlahan menyusup ke dalam nonokku. Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kontolnya membelah nonokku yang ternyata begitu kencang menjepit kontolnya. nonokku begitu licin hingga agak memudahkan kontolnya untuk menyusup lebih ke dalam. Aku memeluk erat tubuhnya sambil membenamkan kuku-kukuku di punggungnya hingga dia agak kesakitan. Namun aku tak peduli.
    “Baang, gede banget, ohh..” aku menjerit lirih. Tanganku turun menangkap kont0lku.
    “Pelan bang”. Akhirnya kontolnya terbenam juga di dalam nonokku.
    Dia berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonokku. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai dia memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Dia melumat bibirku sambil perlahan-lahan menarik kontolnya untuk selanjutnya dibenamkan lagi. Dia menyuruhku membuka kelopak mataku. Aku menurut. Dia sangat senang melihat mataku yang semakin sayu menikmati kontolnya yang keluar masuk nonokku.
    “Aku suka non0kmu, Nes..non0kmu masih rapet” ujarnya sambil merintih keenakan.
    “Kamu enak kan, Nes?” tanyanya, lalu kujawab dengan anggukan kecil.
    Dia menyuruhku untuk menggoyangkan pinggulku. Aku langsung mengimbangi gerakannya yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangku.
    “Suka kont0lku, Nes?” tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum sambil meremas2 kontolnya dengan jepitan nonokku.
    “Ohh.. hh..” dia menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat.
    Dia mencoba mengangkat dadanya, membuat jarak dengan dadaku dengan bertumpu pada kedua tangannya. Dengan demikian dia semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolnya ke dalam nonokku. Kuperhatikan kontolnya yang keluar masuk dalam nonokku. Aku semakin melebarkan kedua pahaku sementara tanganku melingkar erat dipinggangnya. Gerakan naik turunnya semakin cepat mengimbangi goyangan pinggulku yang semakin tidak terkendali.
    “Nes.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapnya keenakan.
    “Ines juga, bang”, jawabku. Aku merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.
    Berulang kali aku mengeluarkan kata, “aduh” yang kuucapkan terputus-putus. Aku merasakan nonokku semakin berdenyut sebagai pertanda aku akan mencapai puncak pendakianku. Dia juga merasakan hal yang sama denganku, namun dia mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang dialaminya. Sepertinya dia tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Dia mempercepat goyangan kontolnya ketika dia menyadari aku hampir nyampe. Diremasnya toketku kuat seraya mulutnya menghisap dan menggigit pentilku. Dihisapnya dalam-dalam.
    “Ohh.. hh.. baaaang..” jeritku panjang.
    Dia membenamkan kontolnya kuat-kuat ke nonokku sampai mentok agar aku mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhku melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhku kejang. Kepalanya kutarik kuat terbenam diantara toketku. Pada saat tubuhku menyentak-nyentak dia tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.
    “Nes, aakuu.. keluaarr, Ohh..hh..” jeritnya.
    Aku yang masih merasakan orgasmeku mengunci pinggangnya dengan kakiku yang melingkar di pinggangnya. Saat itu juga dia memuntahkan peju hangat dan kentel dari kontolnya. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan aku menarik pantatnya kuat ke tubuhku. Mulutnya yang berada di belahan dadaku menghisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitku. Dia mencengkram toketku. Diraupnya semuanya sampai-sampai aku kesakitan. Dia tak peduli lagi. Dia
    juga merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggulku pada saat dia mengalami orgasme. Tubuhnya akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuhku. kontolnya masih berada di dalam nonok ku. aku mengusap-usap permukaan punggungnya.
    “Ines puas sekali dientot abang”, kataku. Dia kemudian mencabut kontolnya dari nonokku.
    Aku masuk kembali ke rumah, langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower . Aku membersihkan badanku yang basah karena keringat habis digeluti bang Frans tadi. Setelah aku selesai, ganti dia yang masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Ketika dia keluar dari kamar mandi, aku berbaring diranjang telanjang bulat.
    “Nes, kamu kok mau aku ajak ngent0t”, katanya.
    “Kan Ines dah lama gak ngerasain nikmatnya kont0l bang, mana kont0l abang besar lagi”, jawabku tersenyum.
    “Malem ini kita men lagi ya bang”.
    “Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, katanya sambil berpakaian.
    Aku pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.
    Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Aku menggenggam kontolnya. Dia melenguh seraya menyebut namaku. Dia meringis menahan remasan lembut tanganku pada kontolnya. Tanganku mulai bergerak turun naik menyusuri kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari lubang diujungnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu nikmat akibat usapanku. Kocokanku semakin cepat.
    Dengan lembut dia mulai meremas-remas toketku. Aku menggenggam kontolnya dengan erat. Pentilku dipilin2nya. Aku masukan kontolnya kedalam mulutku dan mengulumnya. Dia terus menggerayangi toketku, dan mulai menciumi toketku. Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kulumanku pada kontolnya semakin mengganas sampai-sampai dia terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku. Dia membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
    Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahnya menyentuh nonokku dengan lembut. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahnya di nonokku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajahnya ke dalam nonokku. kontolnya kemudian kukempit dengan toketku dan kugerakkan maju mundur, sebentar. Dia menciumi bibir nonokku, mencoba membukanya dengan lidahnya. Tangannya mengelus pahaku bagian dalam.
    Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat. Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. kontolnya ditempelkannya pada bibir nonokku. Digesek-gesekkannya, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonokku yang sudah banjir membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolnya menggesek-gesek itilku yang juga sudah menegang.
    “Baang.?” panggilku menghiba.
    “Apa Nes”, jawabnya sambil tersenyum melihat aku tersiksa.
    “Cepetan..” jawabku. Dia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kont0l.
    Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
    “Ines sudah pengen dientot bang”, kataku. Aku melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu.
    Aku menunggu cukup lama gerakan kontolnya memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolnya juga panjang. Aku sampai menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya amblas di dalam. Dia mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonokku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan.
    Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakannya sudah tidak beraturan karena yang penting enjotannya mencapai bagian-bagian peka di nonokku. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kontolnya menjejali penuh seluruh nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku. Aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga ngent0t dengannya.
    Dia bergerak semakin cepat. kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitiveku. Aku meregang tak kuasa menahan napsu, sementara dia dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya. kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku meraih tubuhnya dan
    kudekap. Kuirengkuh seluruh tubuhnya sehingga dia menindih tubuhku dengan erat. Aku membenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang.
    “baang..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia menciumi wajah dan bibirku.
    Aku mendorong tubuhnya hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuemut kontolnya yang masih tegak itu. Lidahku menjilati, mulutku mengemut. Tanganku mengocok-ngocok kontolnya. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhnya. nonokku berada persis di atas kontolnya.
    “Akh!” pekikku tertahan ketika kontolnya kubimbing memasuki nonokku.
    Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik.
    “Ouugghh. Nes.., luar biasa!” jeritnya merasakan hebatnya permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangannya mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Dia lalu bangkit setengah duduk.
    Wajahnya dibenamkan ke dadaku. Menciumi pentilku. Dihisapnya kuat-kuat sambil diremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya.
    Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pingguku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Dia merasa pejunya udah mau nyembur. Dia semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku terus memacu.
    sambil menjerit-jerit histeris. Dia mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejunya nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonokku. Aku pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengannya. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. “Baaang., nikmaat!” jeritku tak tertahankan. Aku lemes, demikian pula dia. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Enaknya Ngentot Dengan Pacar Kakakku

    Cerita Sex Enaknya Ngentot Dengan Pacar Kakakku


    801 views

    Perawanku – Cerita Sex Enaknya Ngentot Dengan Pacar Kakakku, Dimulаi dаri hubungan asmaraku bеrѕаmа Ami уаng tеruѕ bеrlаnjut dеngаn mеѕrа, аku jugа berhasil merajut hubungan gelap dengan kakanya si Meli. Suаtu hаri аku mеnсоbа untuk реrgi mаin ke rumah Ami.

    ing tоng”, “Ami…? Ini аku Putra”,

    “Eеh ѕауаng, tumbеn kаmu mаin kеrumаhku, уееее”, iа lаngѕung mеmеluk ku dаn mеnсium рiрiku,

    “kаn kаmu ѕudаh ѕеring mаin kеrumаhku, ѕеkаrаng аku lаh уаng mаin kеrumаhmu dоng, hеhе…,

    “Mаkаѕih kаmu udаh mаu kеѕini ѕауаng, tарi аku gаk biѕа lаmа, kаrеnа hаbiѕ ini mаu kеluаr ѕаmа kеluаrgа.”

    “Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа Bеb”,

    ‘jаngаn рulаng dulu dоng, kаmu diѕini аjа, kеbеtulаn kаkаk Meli gаk ikut kоk, kаmu tunggu ѕini ѕаmа kаkаk аku уаh”. Lаlu tеrlihаt оrаng tuаnуа kеluаr, аku ѕеmраt bеrѕаlаmаn dаn mеrеkа mеngаjаk Ami bеrаngkаt реrgi.

    “Kаmu tunggu dirumаh уа, аku ngаk lаmа kоk”,

    “Iуа, hаti-hаti уааа”. Kеmudiаn mеrеkа bеrаngkаt.

    Aduh аku jаdi bingung, mаѕа аku hаruѕ mеnunggu diѕini dеngаn kаkаknуа? Hufft рikirku.

    Sааt аku mаѕuk, аku kаgеt, tеrnуаtа kаkаknуа Ami itu ѕеоrаng mаhаѕiѕwi саntik !

    “Eееh, kаmu раѕti расаrnуа ѕi Ami уа, kеnаlin аku Meli, kаkаknуа”,

    “Hmmmm… iуа kаk, аku Putra

    “Mаѕuk аjа, аnggар аjа rumаh ѕеndiri”. Lаlu аku mаѕuk kеdаlаm, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа kаkаknуа ini ѕаngаt саntik, араlаgi iа mеmаkаi rоk mini dаn tеnktор kеtаt,tеntu ѕаjа bеntuk buаh dаdаnуа ѕаngаt jеlаѕ tеrраmраng.

    Sаmbil mаlu-mаlu аku mаѕuk dаn duduk dikаrреt ѕаmbil nоntоn tv.

    “Put, ini аdа minumаn, diminum аjа уа”,

    “iуа mаkаѕih kаk”. Lаlu mаѕuk kеkаmаrnуа dаn kеmbаli dеngаn mеmbаwа buku.

    Iа kini bеrрindаh kеѕеbеlаhku. Kаk Meli lаlu tidurаn ѕаmbil mеmbаса buku, iа bеrѕаndаr раdа bаntаl. Aku уg ѕеdikit dibеlаkаngnуа biѕа mеlihаt lubаng diаntаrа buаh dаdаnуа, kini tеnggоrоkаnku mulаi kеring.Bеbеrара mеnit kеmudiаn tеlроn rumаh bеrbunуi, Kаk Meli рun mеngаngkаtnуа.

    “Hаlо? Adа ара Ami? Aра? Gаk рulаng ѕеkаrаng? Hhhmm… оkе оkе… iуа аku kаѕih tаu diа kоk, Hаti-hаti di ѕаnа уаh”.

    Aku уаng mеndеngаr реrсаkараn itu lаngѕung bеrрikir”Wаh ѕереrtinуа Ami gаk biѕа рulаng ѕеkаrаng.

    “Put, Si Ami kауаknуа gаk biѕа рulаng hаri ini, “Oооh, уа udаh… аku рulаng аjа уа kаk…”,

    “Jаngаn dоng Put, tеmеnin kаkаk dini уаh, аku tаkut ѕеndiriаn” ѕаmbil mеringik dаn mеlоmраt mеmbuаt buаh dаdаnуа hаmрir kеluаr.

    “Yа udаh kаk”, “gini аjа, kitа nоntоn film аjа уuk, kаkаk аdа film bаguѕ niih,”

    “Okе dеh kаk”

    Lаlu kаk Meli mеnуаlаkаn kаѕеt dаn mulаi mеmutаr film. Tеrnуаtа film уаng diрutаr itu аdаlаh film hаntu Indоnеѕiа уаng аgаk bеrbаu ѕеkѕ dаn сеwеk-сеwеknуа mеmаkаi Hоtраnѕ, kаrеnа аdа аdеgаn bеrсiumаn, Pаѕ аdеgаn аdа hаntu уg munсul tibа-tibа, kаk Meli kаgеt.

    “Wааааааааааhhh”, Tibа-tibа iа mеrаngkul ku, kurаѕаkаn buаh dаdаnуа mеnеmреl bаhuku.

    “Eееh mааf уа Put, аku kаgеt tаdi”,

    “iуа, gрр”. Tibа раdа ѕааt сеwеk уg аdа difilm itu tidurаn, dаn аdа lаki-lаki уg bеrаdа diаtаѕnуа,

    Kеmudiаn kаmеrа bеrрindаh kеbаwаh dаn hаnуа mеnаmрilkаn rаnjаng уg bеrgоуаng bеѕеrtа ѕuаrа dеѕаhаn.”Ahhhh… Ahhhh… Ahhhh…”

    “Kоk gini ѕih Put? Mеrеkа ngараin ѕih? Kоk kаmеrаnуа diрindаh”uсар kаk Meli

    “Yа kаn mеrеkа bеrhubungаn ѕеx kаk, уа ngаk bоlеh dirеkаm dоng”

    “уаhh аku jаdi ngаk tаu dеh”,

    “mаѕа kаkаk gаk tаu? Putra аjа tаu ара уg mеrеkа lаkukаn”, Jаwаbku Pеdе”

    “Ngаk tаu Putra аѕli, еmаng ара уg mеrеkа lаkuin ѕih?”, Lаgi-lаgi аku bеrtеmu реrеmрuаn роlоѕ уg ѕiар dinikmаti tubuhnуа.

    “Gimаnа kаlо Putra рrаktеkin аjа kаk? Tарi ѕаmа kаkаk уа,”jаwаbku tеrtаwа

    Hhhhhmm…”tеrdеngаr ѕuаrаnуа ѕаmbil bеrрikir

    “Okе dеh Putra уuk kitа kеkаmаr. TV рun dimаtikаn dаn kini аku udаh ѕiар bеrаkѕi.

    “Kаk соbа tidurаn dеh di аtаѕ kаѕur”

    Lаlu tаnра bаѕа-bаѕi аku рrаktеr mеnсium bibir ѕеxуnуа kаk Meli, lаlu ku сium I lеhеr, ѕаmbil ku еluѕ-еluѕ раhа muluѕ miliknуа.

    “iih Putra gеli аhh… hаhаhа”diа tеrtаwа kееnаkаn

    “ini mаѕih аwаlnуа dоаng kаk, kаkаk bеlum tаu kаn kеnара rаnjаng difilm tаdi bеrgоуаng?”,

    “iуа Put, tеruѕin dоng”,

    Okе ѕеkаrаng kаkаk bukа bаju nуа уаа”. lаlu iа mеnuruti реrminаtааnku, еntаh kеnара сеwеk ini tidаk аdа реmbеrоntаkаnnуа, раdаhаl аku tidаk mеmрunуаi ilmu hiрnоtiѕ ѕаmа ѕеkаli. Iа mеlераѕ tаnktор dаn rоk mininуа.

    Tеrlihаtlаh tubuh indаh miliknуа, kulihаt tubuhnуа уg рutih muluѕ tеrаwаt tаnра bulu ini ѕiар untuk diѕаntар.”рikirku

    Lаngѕung аku nаik kеаtаѕ nуа kini kumulаi mеrеmаѕ kеduа buаh dаdа bundаr milik kаk Meli, tеrаѕа раdаt dаn kеnуаl ѕеkаli,

    “Uuuh, Put, еnаk bаngеt rаѕаnуа.

    Lаlu Pеniѕku kini mеnеmреl di реrutnуа, Aku lаnjut mеrеmаѕ buаh dаdаnуа, kujilаt dаn kugigit реlаn-реlаn рutingnуа. Tеrnуаtа аir kеjаntаnаnku ѕudаh mеmbаѕаhi реrut kаk Meli уаng ѕеxу itu.

    “Hmmmm.. еnаk bаngеt Put, “Uuuuuuh”.Kutеruѕkаn mеmutаr dаn mеnjilаti buаh dаdа kаk Meli ѕереrti mеnjilаt Iсе сrеаm уаng lеzаt.

    Sudаh сukuр lаmа аku bеrmаin dеngаn tоkеdnуа, kini аku kеbаgiаn раntаtnуа, Kаrеnа аku mеmilih mеnikmаti lubаng раntаtnуа. Lаlu juаngkаt kеduа kаki kаk Meli dаn bеrѕiар-ѕiар mеmаѕukkаn реniѕku kеdаlаm lubаng аnаlnуа itu.

    “Siар уа kаk”. Kini реniѕku mulаi mеmаѕuki lubаng аnаl itu ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn.

    “Puttt…. Ouuhhhh…Hhhhmmmm..”dеѕаh kаk Meli kе еnаkаn.

    “Enаkkаn kаk? lаlu аku gеѕеk lаgi аjа biаr tаmbаh nikmаt”. Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаn mаju mundurku didаlаm lubаng аnаl Kаk Meli, ѕаmbil ku rеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа уаng kеbеtulаn kаmi bеrmаin роѕiѕi dоggу ѕtуlе

    Sеkаrаng rаnjаng ini mulаi bеrgоуаng. Adеgаn ѕеkѕ film itu ѕudаh bеrhаѕilku рrаktеkаn bеrѕаmа kаk Meli уаng mеndеѕаh tеruѕ-tеrѕuаn diаtаѕ rаnjаng.

    “Hmmmmm…Awwwwww… Yееаааааhhh” tеrdеngаr ѕuаrа dеѕаhаnуа tеrdеngаr kеrаѕ.

    Tеruѕ kuhаjаr аjа lubаng itu ѕаmраi аku mеrаѕа рuаѕ. Bеbеrара ѕааt kеmudiаn аku bеrhеnti mеnikmаti lubаng Anаlnуа itu.

    “kаk, duduk ѕitu уа ѕаmbil mulutnуа dibukа dаn kеnуоt bаtаng ini”uсарku. Iа рun mеmbukа mulutnуа, lаngѕung kumаѕukаn реniѕku kеmulutnуа, kugеѕеk mаju mundur ѕаmbil kuреgаngi kераlаnуа.

    Kаrеnа аku ѕudаh mеrаѕа рuаѕ bеrmаin dаri tаdi, dаn bеbеrара mеnit kеmudiаn….

    Crоооt… Crоооt… Crоооtt…!!!

    “Uuuuhhhh… аir mаni ku munсrаt di dаlаm mulutnуа”

    “tеlаn аjа kаk, еnаk lоh”рintаku.

    Tаnра bаѕа-bаѕi раnjаng lеbаr, kаk Meli mеngikuti реtunjukku dаn mеngоmеntаri аir mаni tеrѕеbut.

    Kоk rаѕаnуа аdа аѕin-аѕin gitu уа Put?

    Iуа gрр kаk, itu untuk kеѕеhаtаn bаgi wаnitа аgаr аwеt mudа kаlаu minum аir mаni”uсарku ѕingkаt dаn lаlu tеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеngnуа.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya

    Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya


    801 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya, Berawal ketika aku pacaran dengan Dian. Dian adalah seorang gadis mungil dengan tubuh yang seksi dan dibalut oleh kulit yang putih mulus. Walaupun payudaranya tidak terlalu besar, ya… kira-kira berukuran 34 lah.

    Selama pacaran, kami belum pernah berhubungan badan. Hanya saja kalau nafsu sudah tidak bisa ditahan, biasanya kami melakukan oral seks. Dian memiliki dua orang adik perempuan yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit yang putih mulus.

    Namun payudaranya jauh lebih besar daripada kakaknya. Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya. Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP.

    Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual. Pada suatu hari, saat di rumah Dian sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya.

    Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno. “Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut.

    “Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku. “Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit memaksa. “Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV. Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku.

    Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan. “Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong menuju kamarnya.

    Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut. “Aahh… ahh… sa.. sayang, Dian udah nggak kuat… emh… ahh… Dian udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!” Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.

    Tangan Dian meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian memainkan puting susuku.

    Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu. Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget. “Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes.

    Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya. “Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, “Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya… kayak begini ini.

    Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan. “Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat. “Mmh, Agnes malu ah Kak”, desahnya. “Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.

    “Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian”, jawabnya sambil memejamkan mata. Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa. “Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak?” Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk. “Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.

    Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. “Agnes, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya.

    Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku. “Jangan Kak, malu.

    Dada Agnes kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. “Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya. Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.

    “Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku.

    Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya. Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.

    “Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.” Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa.

    Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku. “Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar.

    Sedangkan Elsa hanya tersenyum malu. “Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku. Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku.

    Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Dian. Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.

    Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku. “aahh, Kak… Elsa mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku. “Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku. Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati.

    Hangat. Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur. Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Dian adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Dian nungging.

    “Sayang, Dian udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka.

    Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. “Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Dian mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan.

    Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak. Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

    Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras. Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Dian sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya.

    Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya. “Kok ada darahnya sayang?” tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya. “Kan baru pertama kali”, balas Dian mesra. “Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya.

    Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. “Ooh… Elsa, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan. Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. “Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya.

    Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Dian, vagina Elsa lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki. Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan.

    Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku. “Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Elsa udah mau ke… keluar.” Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. “Aahh… Kak… Elsa keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak.

    “Elsa, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat. “Enak sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?” tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian.

    Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Dian. “Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. “Agnes jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah.

    Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku. Beberapa saat kemudian, “Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memek Agnes… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat. “Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan.

    Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. “Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri. Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya.

    Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit. Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya.

    Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.

    “Aahh… aahh… aachk… Kak… Agnes… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat.

    Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu.

    Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku.

    Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya. That was the best day of my live.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot


    801 views

    Perawanku – Hubungan kami berawal dari dimuatnya surat pembacaku, ketika aku masih mahasiswa, di suatu surat kabar yang beroplah nasional tentang kesulitan mengirim surat ke luar negeri. Seminggu kemudian datang surat kepadaku mengomentari suratku dan menceritakan hal yang sama dengan yang kualami. Ia mengatakan hobinya juga surat-menyurat (korespondensi) dan mengajak bertukar hobi denganku.Semenjak itu kami rajin saling berkirim surat. Walaupun belum pernah saling ketemu, karena saling pandai menyusun kata-kata, kami serasa sudah akrab.

    Fitri, sahabat penaku itu, waktu itu bekerja sebagai asisten apoteker di kota Cikampek. Ia memang lahir di situ, ayahnya mempunyai penggilingan beras. Seperti lazimnya pengusaha di kota kecil, ayahnya keturunan Cina. Ia sulung dari 6 bersaudara dan akhirnya aku juga akrab dengan keluarganya akibat sering main ke sana kalau liburan. Ia lebih tua 1 tahun dariku. Waktu itu aku sendiri punya pacar di fakultas dan Lia beberapa mempunyai “teman dekat”, seperti diceritakannya kepadaku lewat surat-suratnya.

    Tiga tahun setelah kami akrab, ia pindah ke Jakarta dan diserahi pekerjaan mengelola apotik di daerah Jakarta Barat. Waktu itu aku sendiri sudah selesai kuliah dan mulai mencari pekerjaan di ibukota. Hubunganku dengannya sudah cukup akrab. Beberapa kali aku menginap di rumah kostnya. Ia kos bersama adik laki-laki tertuanya, yang kuliah di salah satu fakultas kedokteran. Waktu itu ia sedang pacaran dengan seorang bule, John, karyawan suatu perusahaan Belgia. Aku, John, Lia dan ivan (adiknya), sering berjalan bersama. Waktu itu aku sendiri juga bekerja di daerah Jakarta Barat dan kos di dekat camer (calon mertua). Pacarku sendiri sedang kuliah di Gajah Mada, Dilan.

    Sampai akhirnya si John meninggal dunia, karena kecelakaan pesawat ketika sedang pulang ke Belgia. Ayah Lia waktu itu sedang masuk RS dan aku setiap malam menunggui, bergantian berdua dengan ivan atau dengan Lia, sampai juga meninggal setelah 10 hari dirawat. Kesedihan karena ditinggal si John dan ayahnya, membuat Lia memintaku banyak mendampinginya. Kalau selesai bekerja, kalau ivan sibuk kuliah, Lia memintaku menjemput ke apotik. Kalau ia dinas malam, aku biasa menungguinya sebelum ia selesai bekerja. Sering aku dan ivan (kalau sudah pulang kuliah), menunggui berdua lalu pulang bertiga. Semua teman kerja dan induk semang kosnya sudah mengenalku semua. Dan di antara kami semuanya berjalan biasa saja. Fitri ini tinggi badannya lumayan, ada 5 cm di atas tinggi badanku. Jadi orang pasti tidak mengira kalau kami sedang pacaran. Lia tahu mengenai pacarku di Dilan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Walaupun demikian, kedekatan kami lama-lama membuat adanya “rasa lain”. Kami biasa menonton berdua kalau Lia pulang sore. Dia juga biasa jalan bergayut di lenganku, itupun kalau bertiga dengan ivan. Sore itu, hari Sabtu, ia pulang jam 2 dari apotik. ivan sedang pulang ke Cikampek dan ia kelihatannya sedang sedih (“Aku ingat John”, katanya), maka tangannya tak mau lepas dari lenganku. Kesedihan itu dibawanya masuk gedung, selama film ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Spontan, kalau ia terdengar mengeluh sedikit, aku mengelus-elus kepalanya.

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba saja, aku sudah menciumi pipinya. Ia mengeluh lirih dan merangkulku sambil mulutnya bergeser mencari bibirku. Kami berpagutan bibir cukup lama, ia seakan sedang menumpahkan semua beban pikirannya kepada pagutan bibir-bibir kami. Aku betul-betul terhanyut, tetapi masih dapat “menjaga kesopanan” dengan hanya memegangi pipinya saja. Di taksi pulang ia diam saja. Hanya pegangan di lenganku semakin bertambah erat.

    Sampai di kosnya, ia memintaku masuk kamarnya. Tante kos sudah kenal baik denganku dan aku memang biasa masuk kamar mereka. Hanya saja kali ini ia langsung memelukku dan mengulangi kembali pagutan di bibirku. Aku sedikit bingung, sebelum kemudian memutuskan untuk mengikuti keinginannya.

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Cerita Sex Fitri Sahabat Penaku Kena Entot

    Kupeluk erat-erat ia yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Aku duduk di sampingnya sambil memegangi kedua pipinya. Otomatis, saking serunya ciuman kami, Lia akhirnya terdorong ke belakang dan posisinya menjadi tertidur. Tiba-tiba saja tanganku sudah pindah ke dadanya dan dari luar (ia masih memakai bajunya) mengelus payudara sebelah kanannya. Lia melenguh (bukan hanya mengeluh!) dan tangan kirinya menaikkan posisi kaos yang dipakainya.

    Lalu aku sudah menggenggam payudara kanannya tanpa halangan apa-apa. Wow…, tak begitu besar, tetapi putihnya mulus. Aku mengelus payudaranya sambil sekali-kali memijit bundaran di bawah ujung putingnya. Lia seakan kesetanan, ia langsung melepas kaos yang dipakainya. Dadanya telanjang dan…..

    Aku tak dapat lagi menahan diri. Sejenak kuteliti wanita di hadapanku ini. Lehernya putih, anak-anak rambut yang menggerai di sekeliling lehernya membuat penisku mengejang. Bahunya yang pualam menyangga mulutnya yang sedikit menganga dan mengeluarkan desis lirih yang memburu. Matanya terpejam. Rok bawahnya masih terikat, tetapi pantatnya sudah membuat gerak memutar-mutar sedikit.

    Lalu kutelusuri lehernya. Tanganku turun ke arah payudara kanannya. Ia menempelkan badan erat-erat ke badanku. Kuputar telapakku di payudara kanannya. Ia mengelinjang. Ketika tanganku pindah ke payudara sebelah kiri, gelinjangannya bertambah dan tangannya langsung ke bawah badanku, mencari sela-sela pahaku. Ketika aku mulai menjilati puting susunya, tangannya menerobos ritsleting celanaku dan…, aku sedikit menggelinjang ketika ia mulai menggenggam penisku.

    Kedua tangannya berusaha menurunkan celana dalamku, tetapi masih sulit karena celana panjangku masih bertengger di sana. Sementara itu mulutku mulai mengulum puting susunya bergantian. Dilepaskannya penisku dan, karena kegelian dan merasa nikmat, ia merengkuh kepalaku, ditariknya ke arah puting susunya. Lalu tiba-tiba didorongnya badanku, sambil nafasnya terburu, dilepaskannya rok yang masih dipakainya. Lalu tanganku diraihnya, dimasukkannya ke dalam CD-nya. Pelan-pelan kuelus bulu vaginanya. Wah, lebat betul. Dari sekian wanita yang pernah “kutelanjangi”, baru kali itu aku melihat pubis (rambut vagina) yang demikian lebat. Lebat, panjang, ketat. Hitam bukan main.

    Kuelus-elus bulu vaginanya, kugelitik-gelitik rambut-rambutnya mencari lubang vaginanya. Tidak mudah ketemu, tetapi sudah basah karena air nikmatnya sudah keluar. Lia sendiri membantuku dengan menekan-nekan tanganku yang di permukaan vaginanya.
    “Euuuhh…, eeuuuhh..”, gelinjangnya. Lalu, tak sabar, diturunkannya CD-nya yang sudah di pahanya. Telanjang bulatlah ia.

    Gila, putihnya! Pantatnya yang bulat, yang biasanya kupegangi (dari luar) kalau ia lagi bergelayut di lenganku, betul-betul indah. Pinggulnya apalagi. Penisku langsung berdiri menegang melihat itu semua dan mengantisipasi “tugas lanjutannya”. Kugosok-gosokkan ujung hidungku ke pinggul itu, pelan-pelan kujilati memutar menuju ke pantatnya yang indah. Kuremas-remas bulatan pantatnya, sambil kugesek-gesekkan ujung hidungku terus. Harum baunya, harum sekali. Penisku yang tegang bergerak-gerak terus.

    Ia tak sabar, dipegangnya tanganku, dibimbingnya untuk kembali menusuk-nusuk vaginanya. Ia sendiri seakan kesetanan menunggu lubang vaginanya dimasuki jari-jariku. Tetapi aku kembali berkonsentrasi pada puting susunya. Kujilat, kuelus memakai lidah, kusedot pelan-pelan sambil ia melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang. Akhirnya ia sudah tak sabar lagi. Tangannya mulai menurunkan celana panjangku. CD-ku langsung dipelorotnya ke bawah. Lalu tangannya menggenggam-genggam penisku.

    Aku serasa melayang. Sebagai laki-laki, selama ini kalau ia bergayut di lenganku sambil berjalan-jalan, aku sering membayangkan tangannya yang putih dengan jari-jarinya yang panjang mengelus-elus penisku. Atau kujilati puting susunya yang sering membayang kalau ia memakai baju tipis. Hanya, selama itu aku hanya berani membayangkan, karena aku menghormatinya sebagai rekan akrab. Rupanya sore itu lain.

    Ia langsung membalik, mengarahkan mulutnya ke penisku. Lalu tanpa basa-basi di kulum penisku. Aku sendiri langsung meneroboskan muka ke arah vaginanya. Tanganku memisahkan rambut-rambut di situ dan kulihat clitorisnya sudah kelihatan di luar. Kugosok-gosok perlahan permukaan clitorisnya. Lia menggelinjang-gelinjang. Kujilati clitorisnya sambil kuisap-isap. Prediksi Bola

    “Ouww Wied…,. ouw Wwwiieedddd”, lenguhnya, “Terusss.., teruuuss”, lenguhnya dalam. Isapannya di penisku melemah akhirnya. Kupikir ia sudah selesai. Tiba-tiba, ia membalikkan badan lagi dan langsung berbaring di atasku. Penisku dipegangnya dan dicoba dimasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Rasanya oouw, ketika kepala penisku mulai masuk. Aku yang kegelian hampir tak tahan. Maklum, waktu itu penisku baru punya jam terbang yang dapat dihitung dengan jari, dan karena masih muda, jarang memakai “pendahuluan” yang cukup lama. Biasanya kalau keduanya sudah tegang (kalau main dengan cewek lain), lalu langsung kumasukkan, ejakulasi sama-sama dan kucabut. Ini lain. Dengan Lia permainan permulaannya sudah seru duluan! (Buatku waktu itu, ketika aku “belum berpengalaman”!)

    Betul, saking gelinya, aku yang di bawah sampai mengangkat kepala tak tahan geli dan mau bangkit. Pas saat itu, kepalaku dipegang Lia, dibawanya ke payudara sebelah kiri. Melihat ada gumpalan daging kenyal putih menantang, langsung kujilati dan kuisap-isap. Baru sebentar, Lia mengerang, “Ohh…, Wied…, Lia nyampeee”.
    Gile, baru sebentar ia sudah nyampe!
    “Kamu belum apa-apa, ya?”, tanyanya sambil menciumi mulutku. Aku diam tak bisa menjawab karena mulutnya menyerang sana-sini.
    “Gantian Lia di bawah, deh, biar kamu juga nyampe!”.

    Ia membalikkan badan. Melihat sekilas badannya yang indah dan putih itu, penisku terasa nikmat-nikmat nyeri, rasanya ada yang akan mengalir keluar dari ujung penisku. “Gile, aku udah mau keluar…”, pikirku. Betul, ketika aku baru tiga kali memompa, spermaku keluar. Kupeluk erat-erat badannya, ia juga memegangi pantatku erat-erat sambil berbisik, “Masukkan semua, Wied…, masukkan semua..”. Kutekan erat-erat penisku ke dalam vagina bidadariku ini, kumasukkan semua benih hidupku ke dalam jaringan tubuhnya.

    Ketika aku mau berguling ke sebelah badannya, dilarangnya aku. Ia ingin aku tetap di atas tubuhnya, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Kunikmati saat itu dengan mempermainkan dagunya, menjilati payudaranya dan menggesek-gesekkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tetap menciumiku. Penisku sendiri tetap tegang di dalam vaginanya.

    Lima menit kemudian nafsunya bangkit lagi. Ia mengerang pelan, sambil menggoyang-goyangkan pantat. “Lia nafsu lagi, nihh”, erangnya. Penisku sendiri yang tadi sempat sedikit mengecil menjadi besar kegelian tergesek-gesek permukaan dalam vaginanya. Lalu…, “Uuuuuuhh..” Bibir vaginanya seakan memijat penisku. Aku merasa penisku kegelian, geli-geli nikmat sampai seakan-akan badanku meronta-ronta di atas badan Lia. Lia sendiri terangsang dengan gerakanku, memelukku erat-erat sambil keras menggoyangkan pantatnya memutar.

    Dalam 20 menit kemudian, 2 kali lagi ia mengalami orgasme. Gila, pikirku. Pijatan vaginanya membuatku seakan melayang ke surga, tetapi aku sendiri baru sempat orgasme sekali. Lalu ia mulai melemas seakan tak berdaya. Habis itu lalu terjadi “perkosaan”. Aku tidak tahan lagi. Lia kugulingkan ke sana ke mari menuruti nafsuku. Kadang kucabut penisku dari vaginanya, kumasukkan ke dalam mulutnya, lalu kucabut dan kugesekkan di antara lembah tetek-teteknya, lalu kumasukkan mulutnya lagi, lalu kumasukkan ke dalam vaginanya. Aku orgasme 2 kali lagi. Sekali di mulutnya, sekali di ujung vaginanya (dasar belum pengalaman, karena kegelian digesek bulu vaginanya, begitu penisku sampai di ujung vaginanya langsung keluar spermaku). Lia sendiri pasrah saja kuperlakukan seperti itu. Ia seakan sudah tidak berdaya. Kugulingkan ikut saja, kusuruh mengulum penisku yang basah mau saja, mengurut-urut kepala penis di dadanya juga ikut, membantu memasukkan penisku ke vaginanya juga turut saja.

    Ketika kami berdua sudah tidak berdaya lagi, kulihat jam. Dua setengah jam sudah berlalu sejak kami masuk ke kamar itu. Akhirnya kami tak kuat lagi dan terkapar kepayahan. Mata terpejam rapat, kelihatannya ia lelah sekali dan mengantuk berat.

    Aku bangkit dan barulah tercium bau sperma bercampur keringat di kamar itu. Lia sendiri sudah tidak berdaya lagi. Ia sudah tergeletak begitu saja telanjang bulat. Kuselimuti badannya dan aku mulai memunguti pakaianku yang terserak di sana-sini. Kusemprotkan Bayfresh ke dinding-dinding kamar untuk mengurangi bau “mesum” itu. Untung ivan sedang pulang ke Cikampek. Kucium dahi Lia, kututup pintu kamar dan aku pamit ke tante kos.

    Esoknya aku datang lagi. Hari Minggu ini Lia mengaku sakit kepada tante kos dan minta, “Si Wied ngerawat saya, ya tante”. Jadinya kami berdua berbulan madu di kamarnya sepanjang hari. Dan terjadi perkosaan lagi, yang ternyata disenanginya.

    Dalam perjalanan pulang aku berpikir bahwa hubungan kami sudah berubah. Kalau selama ini aku menganggap dia sebagai kakak, karena lebih tua 1 tahun, lagi pula ia lebih tinggi dibandingkan badanku, malam ini hal itu sudah berubah. Kakakku sayang itu telah membuatku merindukannya sebagai orang lain (Kalau aku boleh berterus-terang: aku akan merindukannya untuk merasakan vaginanya yang sangat basah dibelah penisku, untuk kudekap ketika ia telanjang bulat-bulat, untuk menggeser-geserkan ujung hidungku di permukaan vaginanya yang hitam, lebat dan merangsang itu, untuk genggaman baik tangan maupun mulutnya bagi penisku yang tegang).

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ibu Maya Yang Sexy

    Cerita Sex Ibu Maya Yang Sexy


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Maya Yang Sexy, Setelah tamat dari SMU, dan merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang perempuan, yang nota bene masih bersekolah.

    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan gagal. Apa jadinya aku yang anak-anak ini hanya berbintang Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang mengungkapkan tiada makna itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, paman supirnya.
    3 tahun pengalaman menjadi bangun angkot, cukup membekal saya dengan keterampilan setir mobil. Paman yang memperkuat saya menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu pesan teguh pesan paman, yaitu: mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Apakah ini kupegang teguh?
    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.
    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan.
    Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam
    ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.
    ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya.
    ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku.
    ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju.
    ” Kamu masih kuliah ?”
    ” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku.
    ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga Tahun” sambungku.
    Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas sampai kebawah.
    ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya.
    ” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku.
    ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi harus ready setiap saat. gimana, okey ? ”
    ” Saya siap Bu.” Jawabku.
    ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? ”
    ” Saya siap Bu” Jawabku.
    ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya.
    Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman.
    ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku.
    ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku.
    ” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya.
    Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanikan diri untuk bertanya pada beliau. ” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ”
    ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.
    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Yang lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.
    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah model di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !
    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Setelah satu tahun aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan gajiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.
    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.
    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh menepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.
    ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya.
    ” Belum Bu ” Jawabku singkat.
    ” Sama sekali belum pernah pacaran ?”
    ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP”
    ” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam.
    ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul.
    ”Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!
    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untuk berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya.
    Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta aku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku.
    ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga….setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas.
    Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata
    ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dan seksi seperti Bu Maya.
    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu.
    ” Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis.
    Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke toilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya.
    Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya.
    ” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya.
    Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin.
    ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.
    ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Aku meremasnya.
    ” Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan.”
    ” Sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Leman…Ohhh…aku keluar Man….aku kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit.
    ” kamu curang….aku kalah” ujarnya.
    ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku.
    ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.
    ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?”
    ” Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”
    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu.
    Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku.
    Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah….aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.
    ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini ” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin aku ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku.
    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.
    Saat pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku nyata menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang dari terus ke kocekku, tanpa pernah aku minta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu..
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri

    Cerita Sex Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri, Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah.

    Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

    Li ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi.

    Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

    Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum.

    Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah.

    Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik.

    Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun.

    Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya.

    Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku.

    Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat.

    Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya.

    Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih.

    Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya.

    Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

    Cerita Sex Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri

    Cerita Sex Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri

    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya.

    Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku.

    Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk.

    Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

    Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain.

    ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama.

    Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum.

    Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku

    Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku, Aku seorang wanita berusia 32 tahun menjalin hubungan dengan seorang pria muda beumur 23 tahun. hubungan yang kami lakukan sudah berjalan kurang lebih tiga bulan atau kurang karena aku tidak pernah menghitung kapan tepatnya aku menjalin hubungan serius ini. Aku bilang hubungan serius karena kami sering melakukan adegan layaknya dalam cerita seks.

    Namaku Putri dan pria muda yang aku cinta itu biasa aku panggil Yan, sebenarnya aku seorang wanita yang sudah menikah dan Yan adalah laki-laki selingkuhanku. Tapi aku begitu mencintainya tapi saat ini yang aku sesali adalah egonya padaku, masih aku ingat akan janji manisnya yang selalu tergiang di telingaku kalau dia bersedia mengajakku lari jika hubungan kami sampai ketahuan.

    Aku tergiur dengan semua janji manisnya bahkan aku rela menyerahkan semua yang aku punya untuknya, begitu juga dengan hatiku. Sejak kejadian pertama kali kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks dia bersikap seolah punya hak atas diriku, apabila dia memintaku untuk meleyaninya akupun memenuhi keinginannya untuk melakukan hal itu.

    Tidak terkecuali jika kami bertemu di tempat biasa kami melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks. Diapun bersikap dewasa di depanku tapi jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun dia terlalu membesar-besarkannya, tanpa mengerti perasaanku yang hampir setiap waktu selalu memikirkannya dan aku juga ingin selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun.

    Tapi Yan tidak menghargai aku meskipun sering kali kami melkaukan adegan cerita seks itu. Aku bingung dengan sikapnya bahkan aku takut jika dia sampai meninggalkan aku tapi aku harus mencoba belajar kalau suatu saat hal itu akan terjadi juga, dan aku harus bersiap-siap dnegan hatiku tapi kali ini tanpa alasan yang jelas kali ini dia tidak menghubungiku.

    Mungkin kali ini dia benar-benar benci padaku, tanpa dia tahu kalau saat ini aku selalu mengisinya dan terasa sesak dalam hatiku setiap mengenang apa yang telah kami laukan berdua. Sepertinya baru kemaren kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks, meskipun aku merasa kurang puas dengannya tapi aku bersikap seolah aku puas dengan permainan sex yang dia berikan padaku.

    Hari itu seperti biasa aku menemuinya di tempat yang telah kita janjikan. Di sana kami langsung berciuman begitu kami sudah mendekat satu sama lain, dengan mesra juga aku kulum bibir manisnya diapun membalas kulumanku dengan hangat. Semakin bergairah hatiku ketika tangannya meremas tetekku bahkan aku menggelinjang di buatnya akupun merasakan nikmat tiada terkira.

    Dengan penuh kelembutan aku terus memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, diapun melakukan hal yang sama padaku ” Ooouuuggghhh…. oooouuuuggghh….. eeeeuuummmppphhh….. eeeeuuuummmppphh…. aaaaaggghh….. ” Desahku menikmati kuluman bibir manisnya aku begitu bergairah mendapatkan ciuman mesra darinya kini dia berani melakukan hal yang lebih memuaskan padaku.

    Dia benamkan wajahnya untuk menghisap putingku kembali aku mendesah sambil membelai rambutnya ” OOouuuggggghhhhh…. ooouuugggghhh…. oooouuugghh….. aaaaagggghhhh…. aaaaaggghhh…… ” Dengan lebih keras Yan terus memainkan putingku bahkan dia meremas kedua tetekku dengan gemasnya dan aku hanya bisa menikmati permainan tangannya.

    Bagai pemain dalam adegan cerita seks, diapun memintaku untuk menindih tubuhnya. Dengan mencoba mnyibak rokku akupun menuntun kontolnya untuk dapat menyelinap masuk dalam lubang memekku, tapi aku merasa kontolnya masih belum berdiri tegak juga namun Yan mencoba terus memasukan dalam memekku sedangkan aku merasa sudah agak kecewa pada kontolnya.

    Tapi aku bersikap biasa saja di depannya, kasihan juga jika aku harus mengatakan hal itu. Lama kelamaan akhirnya kontol Yan menegang juga saat itulah aku bergerak di atas tubuhnya, kembali aku mendesah karena nikmatnya ” OOOuuuuuuuuuggghhh…. oooouuuggghh….. ooouuggghhh….. aaaaaggghhh…. terus….. aaaaaggghhh… ” Serasa hangat dan nikmat dalam memekku.

    Kini Yan memintaku untuk membalikan tubuhku, dengan posisi dia berada di atas tubuhku akupun terlentang di bawah tubuhnya ” OOouuugghhh….. ooouuugggghh…. aaaagggghhh…. aaaaggggghh…. ” Semakin cepat juga Yan menggoyangkan pantatnya dan aku terus mencoba mengimbanginya dengan cara melebarkan pahaku dari bawah tubuhnya yang terus bergerak cepat.

    Aku merasa ada sesuatu yang nikmat menjalar dari dalam tubuhku, semakin cepat Yan bergerak semakin nikmat rasa yang ada dalam tubuhku. Hingga akhirnya tidak berapa lama kemudian dia menumpahkan lendir kentalnya dalam memekku dan akupun menyuruhnya untuk segera bangun daripada sampai ketahuan orang lain, tapi aku puas dengan adegan layaknya dalam cerita seks yang baru kami lakukan.

    Aku melihat Yan masih terbaring lemas di atas tempat tidur sedangkan aku langsung membersihkan diri pergi ke kamar mandi. Tidak ada rasa sesal sama sekali dalam hatiku tapi jika mengingat apa yang telah dia lakukan pada hatiku ingin rasanya aku hilang di hadapanya tapi aku tidak tahu harus melakukan apa, karena masih ada yang harus aku lakukan yakni merawat anakku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Memuaskan Hasrat Ibu Guruku Yang Cantik

    Cerita Sex Memuaskan Hasrat Ibu Guruku Yang Cantik


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan Hasrat Ibu Guruku Yang Cantik, Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya 26 Tahun, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalu lintas.
    Hukuman Yang Diberikan Oleh Guru Cantik Karena Aku Sering Mengintip BH nya

    Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna putih dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.

    Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor “

    ” silahkan Bu ” setelah itu aku menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko “

    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya,

    tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna aku bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku

    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CD dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak

    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum

    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH putih karna memang sengaja tak ku lepas.

    Cerita Sex Memuaskan Hasrat Ibu Guruku Yang Cantik

    Cerita Sex Memuaskan Hasrat Ibu Guruku Yang Cantik

    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat

    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tAk pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.

    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.

    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan ke kamu semuanya” sambil mencium ku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Istri Yang Selingkuh

    Cerita Sex Istri Yang Selingkuh


    799 views

    Perawanku – Cerita Sex Istri Yang Selingkuh, Gara-gara terjebak nafsu untuk berselingkuh, malah membuatku ketagihan. Dulu aku puas ngeseks hanya dengan satu pria. Sekarang, aku lebih puas dengan ngeseks ramai-ramai. Bukan lagi dengan satu pria tentunya, melainkan lima pria sekaligus, aku baru puas.

    Aku seorang wanita berumur 30 tahun, ibu dari dua orang anak. Tentunya statusku nikah dengan seorang suami. Kami telah terikat perkimpoian selama tujuh tahun. Aku nikah setelah berhasil meraih gelar kesarjanaanku di kota Bandung.

    Cerita Mesum Bergambar Istri Suamiku normal-normal saja, demikian juga dengan hubungan seksku. Aku melakukannya sekitar 2 atau 3 kali seminggu dengan suamiku. Namun semuanya berubah ketika aku mengalami suatu hal yang tidak kuduga sebelumnya pada tiga bulan yang lalu. Ternyata kemampuan seksku lebih dari yang kuduga sebelumnya.

    Aku biasa dipanggil Ratih. Tinggi badanku sekitar 156 cm dengan berat 49 kg. Ukuran BH-ku 34C, pinggulku yang agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dengan pinggangku yang hanya 58 cm itu. Walaupun dari rahimku telah terlahir dua orang anakku, bodyku sih oke-oke saja. Hampir tidak ada perubahan yang mencolok.

    Kembali pada kejadian yang gila. Mula-mula aku bertemu temanku, Maria saat aku sedang berbelanja di sebuah mall. Ia adalah sobatku sewaktu di SMA dulu. Saat itu ia bersama dua orang teman laki-lakinya, yang langsung dikenalkannya kepadaku. Mereka bernama Fredy dan Andi. Mereka ternyata adalah teman-teman yang enak diajak bicara. Akhirnya kami pun menjadi akrab. Siang itu kami melanjutkan obrolan sambil makan di sebuah restoran.

    Setelah pertemuan itu, ternyata Fredy sering menelepon ke rumahku walaupun ia sudah tahu bahwa aku ini seorang istri dengan dua orang anak. Dalam pembicaraan telepon, ia memang sering mengeluarkan rayuan gombalnya kepadaku tapi tetap ia menjadi teman bicara yang enak.

    Ia berusaha mengajakku makan siang dengan gigihnya. Hal itu yang membuatku menyerah juga. Akhirnya aku menyetujuinya juga. Syaratnya, makan siangnya harus ramai-ramai.

    Cerita Mesum Bergambar Istri Aku, Maria, Fredy, dan Andi bertemu di tempat yang sudah kami sepakati bersama. Bersama kedua teman cowok kami, ikut serta pula tiga orang teman mereka yang lain: Eko, Halim, dan Adi. Mereka semua rata-rata berusia delapan tahun lebih tua daripada aku dan Maria.

    Kami makan siang bersama di sebuah restoran yang ada fasilitas karaokenya. Kami makan dengan ramainya sambil berkaraoke. Memang aku pun senang berkaraoke.

    “Ayo, Rat… nyanyi lagi…,” mereka menyemangatiku kala aku melantunkan lagu. Ternyata kelima cowok keren itu merupakan teman yang enak untuk gaul. Wawasan mereka luas dan menyenangkan. Akhirnya kami cepat menjadi akrab. Ternyata, baru kusadari nanti bahwa inilah kekeliruanku….

    Lihat Juga:  Cerita Dewasa Menukar Pasangan Dengan Temanku Sendiri Saat Bercinta

    Seminggu kemudian aku diundang lagi, kali ini oleh Andi, untuk makan siang dan berkaraoke lagi. Tanpa pikir panjang dan tanya-tanya lagi, aku pun langsung menyetujuinya. Aku bolos masuk kantor setelah makan siang, lalu pergi ke tempat karaoke bersama mereka.

    Nah, di saat itulah terjadi sesuatu yang tidak kuduga. Ternyata aku dibawa ke tempat karaoke yang khusus untuk berkaraoke saja. Bukannya sebuah restoran. Tempatnya berupa sebuah kamar tertutup dengan kursi panjang. Kali ini Maria pun tidak ikut. Jadi hanya aku dengan kelima cowok itu.

    Karena sudah telanjur masuk ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri. Walaupun aku agak deg-degan juga pada awalnya. Kenyataannya, akhirnya suasana menjadi seru ketika secara bergantian kami berkaraoke.

    Aku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku jadi hangat. Akhirnya mereka meminta berdansa denganku saat salah satu di antara mereka bernyanyi. Saat melantai itulah, lama-kelamaan mereka berani merapatkan dadanya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek payudaraku.

    Anehnya, aku malah diam dan mencoba menikmati apa yang mereka perbuat kepadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.

    “Ratih, badanmu hot sekali,” ujar Fredy berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku, membuatku merinding nikmat… Tangannya lalu tanpa malu-malu lagi meremas payudaraku. Aku pun terangsang hebat….

    “Aahhh… jangaaannnn…,” kataku ketika Fredy dengan beraninya membuka kancing blusku dan menyusupkan tangannya ke dalamnya… Tangannya meremas dan memilin puting payudaraku dengan semakin hotnya… Aku sebenarnya masih menyimpan sedikit rasa malu karena semua aksi kami ditonton oleh yang lainnya dengan tatapan penuh nafsu….

    Anehnya, seperti dibius, tubuhku tidak berontak. Tanganku sama sekali tidak berusaha melepaskan tangan Fredy yang terus menggerayangi payudaraku yang kini terbuka lebar…

    “Mmmhhh…,” rintihku penuh kenikmatan. Hanya itu yang ternyata sanggup keluar dari bibirku…

    Fredy akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa.

    Aku benar-benar lupa diri ketika jari-jemari Fredy bergerilya di dalam celana dalamku. Ia terus menggelitik bibir lubang vaginaku yang sudah basah dan rasanya menebal itu.

    Spontan yang lainnya pun ikut-ikutan. Dengan liar akhirnya kelima cowok itu mengerubuti tubuhku.

    Akhirnya, tahu-tahu tubuhku sudah bugil tanpa sehelai benang pun dan digeluti bersama oleh mereka. Fredy lah yang lebih dahulu menusukkan senjatanya ke dalam lubang kemaluanku. Lalu Adi memasukkan senjatanya ke dalam mulutku. Andi mengisap puting kiri payudaraku sambil membimbing tangan kiriku untuk mengelus-elus senjatanya. Sementara itu Eko mengisap puting yang sebelahnya sambil melakukan hal yang sama pula terhadap tangan kananku. Terakhir, Halim menggosok-gosokkan senjatanya ke wajahku.

    “Aacchhh….,” aku mendapat orgasme pertama ketika Fredy sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku. Spontan, kedua tanganku meremas penis Andi dan Eko yang ada dalam genggamanku dengan keras…. Aku sendiri tak bisa mengeluarkan lenguhan kenikmatanku secara lepas karena penis Adi yang hangat itu dengan serunya terus bermain di mulutku.

    Adi yang tahu aku baru saja orgasme hanya menyeringai kepadaku. Tampaknya ia pun semakin semangat memompa mulutku….

    “Ratiih…,” desah Fredy menggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam lubangku. Hangat dan terasa kental memenuhi lubang kemaluanku. Dipegangnya pantatku erat-erat supaya semua spermanya masuk ke dalam tubuhku…. Adi tambah semangat mengocok senjatanya di dalam mulutku.

    Lihat Juga:  Cerita Dewasa Pengalaman Kisah Seks Dengan Mantan Guruku Disekolah

    Setelah Fredy selesai, posisinya langsung diganti Halim yang sejak tadi hanya mengosok-gosokkan senjatanya yang panjang dan besar di wajahku.

    Langsung ditancapkannya ke dalam lubangku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan cairan milik Fredy. Halim begitu semangatnya menyetubuhiku.

    “Mmmmphh, aghhh….,” tubuhku bergetar menggeliat.

    Bayangkan… payudaraku dihisap putingnya oleh Eko dan Andi seperti dua bayi besar. Sementara lubang kemaluanku mulai dihunjam oleh senjata Halim dengan ganasnya. Di mulutku, Adi akhirnya menyemprotkan cairannya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat.

    “Aaaacchhh….,” air mani Adi yang terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk ke dalam tenggorokanku.

    Cerita Mesum Bergambar Istri Bersamaan dengan itu, Halim juga menyemprotkan maninya di lubang vaginaku. Multiorgasme…. Aku sudah mendapakannya tiga atau empat kali dan masih ada Eko dan Andi yang belum kebagian menyemprotkan cairannya.

    Tubuh Adi dan Halim berkelojotan dan akhirnya terhempas.

    Andi menggantikan posisi Adi. Penisnya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku.

    Eko menepis Halim dari atas tubuhku. Untuk yang ketiga kalinya, lubang vaginaku dimasuki oleh orang yang berbeda…. Ternyata senjata milik Eko lah yang paling panjang dan besar. Aku khawatir kalau penis Eko agak susah untuk masuk ke dalam vaginaku. Syukurlah, ternyata tak sesulit yang kubayangkan karena lubang vaginaku telah penuh dengan cairan dari dua orang yang terdahulu.

    Benar saja, terasa sangat mantap dan nikmat ketika senjata Eko menggesek lubangku yang sudah terasa panas dan semakin tebal rasanya. Napasku sampai terengah-engah dibuatnya…

    “Rat…. iseeepp yang kuaaattt….,” ternyata Andi tidak kuat dengan isapan mulutku. Ia akan segera mencapai klimaks. Aku pun segera mematuhi perintahnya dengan mengisapnya lebih kuat lagi….

    Penis Andi pun memuncratkan cairan maninya di dalam mulutku. Terasa air mani Andi lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental, dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku. Aku sampai agak gelagapan karena mulutku jadi penuh dan hampir tersedak…. Namun aku berusaha untuk tenang… Pelan-pelan kutelan sperma Andi yang membludak. Sementara bibirku tetap mencengkram penis Andi supaya tak lepas…. Setelah penis Andi kering benar dan mulai mengkerut, barulah aku melepaskannya…. Ia pun lalu tergeletak di atas kepalaku.

    Sekarang tinggal aku dan Eko…. Eko pun lalu mengubah posisinya menjadi ‘missionary position’. Sambil penisnya terus mengocok kemaluanku, tubuhnya pun menindih tubuhku. Wajah kami pun berhadap-hadapan dekat sekali… Sambil terus beraktivitas, Eko tersenyum padaku.

    “Rat, kamu hebat sekali…,” katanya.

    Aku pun tersenyum malu.

    “Oh, Eko…,” bisikku. Lalu seperti sepasang kekasih, kami pun saling berciuman bibir.

    Tak lama kemudian, Eko juga menggeliat menyemburkan cairannnya ke dalam lubang kemaluanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya cairan Eko. Eko semakin mendorong pangkal pahanya ke pangkal pahaku supaya cairannya masuk semua ke tubuhku… Rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko menggelepar dan terbaring tepat di samping tubuhku. Kami pun lalu berbaring telentang sambil berpelukan dan menikmati hasil persetubuhan kami….

    Selesailah pertempuran besar antara aku dan kelima cowok siang itu di ruang karaoke. Walaupun ber-AC, namun udara saat itu tetap terasa panas. Badan kami bercucuran keringat. Apalagi aku, karena selain basah oleh keringatku sendiri, juga bercampur dengan keringat kelima cowok yang barusan menyetubuhiku…. belum lagi dengan tumpahan air mani mereka yang berceceran di seluruh bagian tubuhku….

    Lihat Juga:  Sedarah Reaksi Mesum Bersama Mertua Di Hotel Bali

    Setelah itu, semuanya terdiam. Tak ada satu pun di antara kami yang saling bercakap. Beberapa cowok tertidur karena kelelahan. Akhirnya, beberapa puluh menit kemudian, kami pun berbenah-benah.

    Celakanya, di kamar itu tidak ada kamar mandi. Akhirnya, aku hanya mengelap cairan kelima lelaki yang memenuhi lubang vaginaku dan menetes ke pahaku dengan bra dan celana dalamku saja. Lalu aku memakai bra dan celana dalamku yang agak basah dan lengket itu. Disusul dengan blouse, rok serta blazer yang tadinya bertebaran di lantai. Yang membuatku senang, Eko ikut membantuku berpakaian. Paling tidak, aku merasa dihargai dan tidak sekedar menjadi pemuas nafsu mereka…. Mereka pun segera memakai kembali baju dan celananya.

    Jam lima sore, kami keluar dari karaoke itu. Berarti empat jam sudah kami berada di dalamnya karena kami masuk pada pukul satu siang. Sedangkan aku sendiri digilir oleh mereka lebih kurang selama satu setengah jam non-stop. Waah, aku kagum juga dengan daya tahanku…. walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu. Begitu juga selangkanganku dan mulutku….

    Waktu melewati kasir rasanya aku malu juga. Walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tapi wajahku tetap merasa memerah. Make up ku telah berantakan dan rasanya minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani….

    Mungkin kasir wanita itu bisa mengendus baunya… atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang baru saja kualami. Sementara itu, di paha dan kakiku terasa mani mereka merembes mengalir keluar dari lubang vaginaku.

    Untung sesampainya di rumah, suamiku belum pulang… Cepat-cepat aku ke kamar mandi membersihkan tubuh dan pakaianku.

    Cerita Mesum Bergambar Istri Ternyata, malamnya suamiku menagih jatahnya juga… Untung aku sudah membersihkan badanku dan menyemprotkan minyak wangi untuk menghilangkan aroma sperma kelima cowok itu…

    Walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga….

    “Rat, punyamu kok rasanya lain banget… tebel…,” bisik suamiku di telingaku…

    “Terima kasih, ya… Enak…,” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan cairannya beberapa menit kemudian. Lalu ia tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu sudah jadi orang keenam hari itu yang memuncratkan cairannya untukku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,